Manusia
Dari Sel ke Sistem
Edisi 6
Lauralee Sherwood
Department of Physiology and Pharmacology
School of Medicine
West Virginia University
Alih Bahasa:
dr. Brahm U. Pendit
This is a translation of
HUMAN PHYSIOLOGY: FROM CELLS TO SYSTEMS, 6th Ed,
by Lauralee Sherwood
Anggota IKAPI
Cetakan2012
612
PnNrrNc Dxnmnur
Penerbit adalah rekanan pengarang untuk menerbitkan sebuah buku. Bersama pengarang, penerbit menciptakan buku
untuk diterbitkan. Penerbit mempunyai hak atas penerbitan buku tersebut serla distribusinya, sedangkun p.rrgururg
memegang hak penuh atas karangannya dan berhak mendapatkan royalti atas penjualan bukunya dari penerbit.
Percetakan adalah perusahaan yang memiliki mesin cetak dan menjual jasa pencetakan. Percetakan tidak memiliki
hak apa pun dari buku yang dicetaknya kecuali upah. Percetakan tidak bertanggung jawab atas isi buku yang
dicetaknya.
Pengarang adalah pencipta buku yang menyerahkan naskahnya untuk diterbitkan di sebuah penerbit. pengarang
me-
miliki hak penuh atas karangannya, namun menyerahkan hak penerbitan dan distribusi bukunya kepada penerbit
yang ditunjuknya sesuai batas-batas yang ditentukan dalam perjanjian. Pengarang berhak mendapatkan
royalti atas
karyanya dari penerbit, sesuai dengan ketentuan di dalam perjanjian Pengarang-penerbit.
Pembajak adalah pihak yang mengambil keuntungan dari kepakaran pengarang dan kebutuhan belajar masyarakat.
Pembajak tidak mempunyai hak mencetak, tidak memiliki hak menggandakan, mendistribusikan, dan
menjual
buku yang digandakannya karena tidak dilindungi copyright ataupun perjanjian pengarang-penerbit. pembajak
tidak peduli atas jerih payah pengarang. Buku pembajak dapat lebih murah karena mereka tidak perlu memper-
siapkan naskah mulai dari pemilihan judul, editing sampai persiapan pracetak, tidak membayar royalti, dan tidak
terikat perjanjian dengan pihak mana pun.
Andajangan menggunakan buku bajakan, demi menghargai jerih payah parapengarang yang notabene adalah para
gulu.
Daftar lsi Ringkas
Bab 1 Bab 15
Homeostasis: Dasar Fisiologi 1 Keseimbangan Cairan dan Asam-Basa 605
Bab 2 Bab 16
Fisiologi Sel 23 Sistem Pencernaan 641
Bab 3 Bab 17
Membran Plasma dan Potensial Membran 59 Keseimbangan Energi dan pengaturan
Bab 4
Suhu Tubuh 701
VI
Daftar lsi
vil
Peroksisom dan Detoksifikasi 33 Sebagian sel berikatan langsung melalui taut sel
Peroksisom mengandung enzim oksidatif yang khusus 65
mendetoksifikasi berbagai zat sisa 34 Ringkasan Transpor Membran 66
Mitokondria dan Pembentukan ATp 94 Transpor Membran lianpa Bantuan G7
Mitokondria, organel energi, dibungkus oleh Partikel yang dapat menembus membran
membran rangkap 34 berdifusi secara pasif mengikuti penurunan
Mitokondria berperan penting dalam pembentukan gradien konsentrasinya 67
ATP 34 lon yang dapat menembus membran juga
Sel menghasilkan lebih banyak energi dalam dapat secara pasif berpindah sesuai gradien
keadaan aerob daripada anaerob 39 listriknya 70
Lebih Dekat dengan Fisiologi Olahraga: Olahraga Osmosis adalah difusi netto air mengikuti
Aerobik: Untuk Apa dan Seberapa Banyak? 41 penurunan gradien konsentrasinya sendiri 70
Energi yang tersimpan di dalam ATp digunakan Transpor Membran dengan Bantuan 73
untuk sintesis, transpor, dan kerja mekanis 42
Transpor yang diperantarai oleh pembawa
Vault Sebagai Truk Sel 42 dilaksanakan oleh suatu pembawa yang
Vault mungkin berfungsi sebagai kendaraan mengubah bentuknya 73
transpor sel 42 Transpor yang diperantarai oleh pembawa
Sitosol: Gel Sel 43 mungkin pasif atau aktif 76
Sitosol penting dalam metabolisme intermediet, Lebih Dekat dengan Fisiologi Olahraga: Otot yang
sintesis protein ribosom, dan penyimpanan Aktif "Suka yang Manis-Manis,' 77
nutrien 43 Pada transpor vesikulaI bahan dipindahkan
Sitoskeleton: "Tulang dan Otot" Sel masuk atau keluar sel dengan dibungkus oleh
44
membran 79
Mikrotubulus membantu mempertahankan bentuk
asimetrik sel dan berperan dalam pergerakan sel Potensial Membran 81
yang kompleks 44 Potensial membran adalah pemisahan muatan
Mikrofilamen penting bagi sistem kontraktil sel dan yang berlawanan di kedua sisi membran
sebagai pengeras mekanis 49 plasma 81
Filamen intermediet penting di bagian sel yang Potensial membran disebabkan oleh perbedaan
mengalami stres mekanis 50 dalam konsentrasi dan permeabilitas ion-ion
Sitoskeleton berfungsi sebagai satu kesatuan dan kunci 81
menghubungkan bagian-bagian lain sel 51 Perspektif Bab tni: Fokus pada
Perspektif Bab Ini: Fokus pada Homeostasis 88
Homeostasis 5i Ringkasan Bab 89
Ringkasan Bab 52 Soal Latihan 90
SoalLatihan s4
Untuk Direnungkan Untuk Direnungkan 92
Ss
Kasus Klinis 55 Kasus Klinis 92
Sumber Bacaan Physioedge 56 Sumber Bacaan physioedge 93
Bab 3 Bab 4
Membran Plasma dan Potensial Prinsip Komunikasi Saraf dan
Membran se Hormon es
Struktur dan Komposisi Membran 59 Mengenal Komunikasi Saraf 95
Membran plasma adalah lapis ganda lemak cair Saraf dan otot adalah jaringan peka rangsang 95
yang terbenam dalam protein 60
Potensial membran berkurang sewaktu
Lapis ganda lemak membentuk sawar struktural depolarisasi dan meningkat sewaktu
utama yang membungkus sel 62 hiperpolarisasi 9G
Protein membran melaksanakan beragam fungsi Sinyal listrik dihasilkan oleh perubahan pada
membran spesifik 62 perpindahan ion melintasi membran plasma 96
Konsep, Tantangan, dan Kontroversi: Fibrosis Kistik
Potensial Berjenjang 97
Defek Fatal pada Transpor Membran 63
Semakin kuat kejadian pemicu, semakin besar
Karbohidrat membran berfungsi sebagai penanda potensial berjenjang yang terbentuk 97
identitas-diri 64
Potensial berjenjang menyebar dengan aliran arus
Perlekatan Antarsel 64 pasif 97
Matriks ekstrasel berfungsi sebagai ',lem', Potensial berjenjang mereda hingga lenyap dalam
biologis 64 jarak pendek 99
Daftar lsi ix
Sawar darah-otak yang sangat selektif mengatur lngatan jangka pendek dan ingatan jangka
pertukaran antara darah dan otak 151 panjang melibatkan mekanisme molekular yang
Konsep, Tantangan, dan Kontroversi: berbeda 176
Stroke: Efek Domino Mematikan 154 Konsep, Tantangan, dan Kontroversi:
Otak bergantung pada penyaluran terus-menerus Penyakit Alzheimer: Kisah Plak Amiloid Beta. Tau,
oksigen dan glukosa oleh darah 153 dan Demensia 174
lngatan jangka pendek melibatkan perubahan
Gambaran Umum Susunan Saraf Pusat 153
transien pada aktivitas sinaps 176
Korteks Serebri 156 lngatan jangka panjang melibatkan pembentukan
Korteks serebri adalah selubung luar substansia hubungan sinaps baru yang permanen 178
grisea yang menutupi substansia alba di
Serebelum '179
bagian dalam 156 Serebelum penting dalam keseimbangan
Korteks serebri tersusun menjadi lapisan-lapisan serta perencanaan dan eksekusi gerakan
dan kolom-kolom f ungsional 156 volunter'179
Empat pasang lobus di korteks serebri dikhususkan
Batang Otak 181
untuk aktivitas yang berbeda 157
Batang otak adalah penghubung vital antara
Lobus parietalis melaksanakan pemrosesan
medula spinalis dan bagian-bagian otak yang
somatosensorik '157
lebih tinggi 18'l
Korteks motorik primer terletak di lobus Tidur merupakan suatu proses aktif yang terdiri dari
f rontalis 158 periode berulang tidur gelombang lambat dan
Bagian-bagian otak lain selain korteks motorik paradoks 18I
primer yang penting dalam kontrol motorik 158 Siklus tidur-bangun dikontrol oleh interaksi tiga
Peta somatotopik sedikit bervariasi antara individu sistem saraf 184
dan bersifat dinamik, tidak statik 16'l Fungsi tidur belum jelas 184
Karena sifat plastisnya, maka otak dapat mengalami Medula Spinalis 185
perubahan sebagai respons terhadap beragam Medula spinalis berjalan melalui kanalis vertebralis
kebutuhan '162
dan dihubungkan dengan nervus spinalis 185
Bagian korteks yang berbeda mengontrol aspek Substansia alba medula spinalis tersusun
bahasa yang berbeda 162 membentuk jaras-jaras 185
Daerah asosiasi korteks berperan dalam banyak Masing-masing tanduk (kornu) substansia grisea
fungsi luhur 163 medula spinalis mengandung jenis badan sel
Hemisfer serebri sedikit banyak memiliki derajat neuron yang berbeda 186
spesialisasi 164 Nervus spinalis membawa serat aferen dan
E lektroensefa logram adalah rekaman aktivitas eferen 187
pascasinaps di neuron korteks 165 Medula spinalis berperan mengintegrasikan
Neuron-neuron di bagian korteks serebri yang banyak refleks dasar 189
berbeda mungkin membentuk potensial aksi Lebih Dekat dengan Fisiologi Olahraga: Loncat
dalam sinkroni ritmik 165 lndah Seperti Angsa atau Terjun Bebas: lni llentang
Kontrol SSP 192
Nukleus Basal, Talamus, dan Hipotalamus 166 Perspektif Bab Ini; Fokus pada
Nukleus basal memiliki peran inhibitorik penting
Homeostasis 194
dalam kontrol motorik 166
Ringkasan Bab 194
Talamus adalah stasiun pemancar sensorik dan
Soal Latihan 196
penting dalam kontrol motorik 167
Untuk Direnungkan 197
Hipotalamus mengatur banyak fungsi
homeostatik 167 Kasus Klinis 197
Sumber Bacaan Physioedge 198
Sistem Limbik dan Hubungan Fungsionalnya
dengan Korteks yang Lebih Tinggi 167
Sistem limbik berperan penting dalam emosi '167 Bab 6
Sistem limbik dan korteks yang lebih tinggi
berperan dalam mengontrol pola perilaku Susunan Saraf Tepi: Divisi Aferen;
dasar 159 lndera Khusus 2o:'
Peri laku termotivasi diarahkan untuk mencapa i Penciahuluan 20I
tujuan 'l7O Aferen viseral membawa masukan bawah sadar
Norepinefrin. dopamin, dan serotonin adalah sementara aferen sensorik membawa masukan
neurotransmiter di jalur-jalur untuk emosi dan sadar 201
perilaku '170 Lebih Dekat dengan Fisiologi Olahraga: Gerakan
Belajar adalah perolehan pengetahuan dari Mengayun ke Belakang dan Ancang-ancang untuk
pengalaman 17'l Meloncat: Apa Kesamaannya? 202
lngatan tersimpan dalam tahapan-tahapan 171 Persepsi adalah kesadaran akan lingkungan yang
Jejak ingatan terdapat di banyak bagian otak 173 berasal dari interpretasi masukan sensorik 202
x Daftar lsi
Fisiologi Reseptor 203 Konsep, Tantangan, dan Kontroversi: "Melihat"
Reseptor memiliki perbedaan sensitivitas terhadap dengan Lidah 231
berbagairangsangan 2O3 Telinga luar berperan dalam lokalisasi suara 232
Rangsangan mengubah permeabilitas reseptor, Membran timpani bergetar bersama gelombang
menyebabkan pembentukan potensial reseptor suara di telinga luar 234
berjenjang 204 Tulang-tulang telinga tengah mengubah getaran
Potensial reseptor dapat memicu potensial aksi di membran timpani menjadi gerakan cairan di
neuron aferen 204 telinga dalam 234
Reseptor dapat beradaptasi dengan lambat atau Kokhlea mengandung organ Corti, organ indera
cepat terhadap rangsangan yang menetap 205 pendengaran 235
Setiap jal ur somatosensorik " berlabel " sesuai Sel rambut di organ Corti mengubah gerakan cairan
modalitas dan lokasinya 2OG menjadi sinyal listrik 235
Ketajaman dipengaruhi oleh ukuran medan reseptif Diskriminasi nada bergantung pada bagian
dan inhibisi lateral 207 membran basilaris yang bergetar 238
Nyeri 2O7 Diskriminasi kekuatan suara bergantung pada
Perangsangan terhadap nosiseptor memicu amplitudo getaran 239
persepsi nyeri plus respons motivasional dan Korteks pendengaran terpetakan sesuai nada 239
emosional 2O7 Tuli disebabkan oleh defek di bagian hantaran atau
Otak memiliki sistem analgesik inheren 211 pemrosesan saraf gelombang suara 24O
Aparatus vestibularis penting bagi
Mata: Penglihatan 211
keseimbangan dengan mendeteksi posisi dan
Mekanisme protektif membantu mencegah cedera gerakan kepala 240
mata 211
Konsep, Tantangan, dan Kontroversi:
lndera Kimiawi: Pengecapan dan
Akupunktur: Benarkah Bermanfaat? 212 Penciuman 243
Sel reseptor kecap terutama terletak di dalam
Mata adalah suatu bola berisi cairan yang
terbungkus oleh tiga lapisan jaringan kuncup kecap 244
khusus 211 Diskriminasi rasa dikode oleh pola aktivitas
Jumlah cahaya yang masuk ke mata dikontrol oleh berbagai reseptor kuncup kecap 245
iris 2'13 Reseptor olfaktorius di hidung adalah ujung neuron
Mata membiaskan sinar yang masuk untuk aferen khusus yang dapat diperbarui 247
memfokuskan bayangan di retina 213 Berbagai bagian dari suatu bau dideteksi oleh
Akomodasi meningkatkan kekuatan lensa untuk reseptor olfaktorius yang berbeda dan disortir
melihat dekat 216 ke dalam "arsip bau" 248
Sinar harus melewati beberapa lapisan retina Diskriminasi bau dikode oleh pola aktivitas di
glomerulus bulbus olfaktorius 249
sebelum mencapai fotoreseptor 218
Sistem olfaktorius cepat beradaptasi, dan odoran
Fototransduksi oleh sel retina mengubah
rangsangan cahaya menjadi sinyal saraf 218 cepat dibersihkan 250
Sel batang menghasilkan penglihatan abu-abu tak
Organ vomeronasal mendeteksi feromon 25O
jelas pada malam hari, sedangkan sel kerucut Perspektif Bab lni: Fokus pada
menghasilkan penglihatan warna yang tajam Homeostasis 250
pada siang hari 224
Ringkasan Bab 25'l
Sensitivitas mata dapat sangat bervariasi melalui
adaptasi gelap dan terang 225 Soal Latihan 253
Penglihatan warna bergantung pada perbandingan Petunjuk untuk Pertimbangan 254
stimulasi ketiga jenis sel kerucut 225 Kasus Klinis 255
lnformasi visual dimodifikasi dan dipisah-pisahkan
sebelum mencapai korteks penglihatan 226
Sumber Bacaan Physioedge 255
Talamus dan korteks penglihatan menguraikan
pesan visual 227
Masukan visual dikirim ke bagian-bagian lain Bab 7
otak yang tidak terlibat dalam persepsi Susunan Saraf Tepi: Divisi Eferen 257
penglihatan 230
Sebagian masukan sensorik dapat dideteksi Pendahuluan 257
oleh berbagai daerah pemrosesan sensorik di
otak 23O Sistem Saraf Otonom 258
Jalur saraf otonom terdiri dari rangkaian dua-
Telinga: Pendengaran dan Keseimbangan 230 neuron 258
Gelombang suara terdiri dari regio-regio Serat pascaganglion parasimpatis mengeluarkan
pemadatan dan peregangan molekul udara asetilkolin: serat simpatis mengeluarkan
yang berselang-seling 230 norepinefrin 258
Daftar lsi xi
Sistem saraf simpatis dan parasimpatis secara Jumlah serat yang berkontraksi di suatu otot
bersama menyarafi sebagian besar organ bergantung pada tingkat rekrutmen unit
visera 260 motorik 290
Medula adrenal adalah bagian sistem saraf simpatis Frekuensi stimulasi dapat mempengaruhi
yang mengalami modifikasi 263 tegangan yang dihasilkan oleh masing-masing
Tersedia beberapa tipe reseptor berbeda untuk serat otot 291
setiap neurotransmiter otonom 263 Penjumlahan kedutan terjadi karena peningkatan
Banyak bagian di susunan saraf pusat terlibat dalam menetap kalsium di sitosol 291
kontrol aktivitas otonom 264 Terdapat panjang otot yang optimal untuk
Sistem Saraf Somatik 264 menghasilkan tegangan maksimal 292
Neuron motorik menyarafi otot rangka 264 Tegangan otot disalurkan ke tulang sewaktu
Neuron motorik adalah jalur akhir bersama 264 komponen kontrakti I mengencangkan
Taut Neuromuskular 265 komponen seri elastik 294
Neuron motorik dan serat otot rangka Dua jenis utama kontraksi adalah isotonik dan
berhubungan secara kimiawi di taut isometrik 294
neuromuskular 265 Kecepatan pemendekan berkaitan dengan
Asetilkolin adalah neurotransmiter taut beban 295
neuromuskulus 266 Meskipun otot dapat melakukan kerja, namun
Asetilkol inesterase mengakhiri aktivitas sebagian besar energi diubah menjadi
asetilkolin di taut neuromuskular 268 panas 296
Lebih Dekat dengan Fisiologi Olahraga Unit interaktif otot rangka, tulang, dan sendi
Berkurangnya Massa Otot: Akibat Buruk membentuk sistem tuas 296
Penerbangan Luar Angkasa 270
Metabolisme Otot Rangka dan Jenis Serat 2gz
Taut neuromuskular rentan terhadap beberapa
Serat otot memiliki jalur alternatif untuk
bahan kimia dan penyakit 258
membentuk ATP 297
Konsep, TantanEan, dan Kontroversi: Kelelahan dapat berasal dari otot atau sentral 300
Reputasi Toksin Botulinum untuk Peremajaan 271
Diperlukan peningkatan konsumsi oksigen untuk
Perspektif Bab lni: Fokus pada pulih dari olahraga 301
Homeostasis 272 Terdapat tiga jenis serat otot rangka, berdasarkan
Ringkasan B.ab 272 perbedaan dalam hidrolisis dan sintesis ATP 301
SoalLatihan 273 Serat otot banyak beradaptasi sebagai respons
Untuk Direnungkan 274 terhadap kebutuhan yang dibebankan
kepadanya 302
Kasus Klinis 274
Lebih Dekat dengan Fisiologi Olahraga: Apakah
Sumber Bacaan Physioedge 275 Atlet yang Menggunakan Steroid untuk
Memperoleh Keunggulan Kompetitif ltu Menang
atau Kalah? 304
Bab 8 Kontrol Gerakan Motorik 305
Fisiologi Otot 277
Keluaran unit motorik dipengaruhi oleh berbagai
masukan saraf 305
Pendahuluan 277 Konsep, Tantangan, dan Kontroversi:
Struktur Otot Rangka 278 Distrofi Otot: Ketika Satu Langkah Kecil Menjadi
Serat otot rangka tampak lurik karena susunan Begitu Berarti 306
internal yang sangat tertata 278 Reseptor otot memberikan informasi aferen yang
Miosin membentuk filamen tebal 280 diperlukan untuk mengontrol aktivitas otot
Aktin adalah komponen struktural utama filamen rangka 308
tipis 280
Otot Polos dan Jantung 312
Dasar Molekular Kontraksi Otot Rangka 282 5el otot polos kecil dan tidak lurik 312
Sewaktu kontraksi, siklus pengikatan dan
5el otot polos diaktifkan oleh fosforilasi miosin
penekukan jembatan silang menarik filamen
yang dependen Ca2* 312
tipis ke arah dalam 282
Kalsium adalah penghubung antara eksitasi dan Otot polos multiunit bersifat neurogenik 314
kontraksi 283 Sel otot polos unit tunggal membentuk sinsitium
Aktivitas kontraksi jauh lebih lama daripada fungsional 315
aktivitas listrik yang memicunya 289 Otot polos unit tunggal bersifat miogenik 316
Mekanika Otot Rangka 289 Gradasi kontraksi otot polos unit tunggal berbeda
dari yang terjadi di otot rangka 317
Otot lengkap adalah kelompok-kelompok serat
otot yang disatukan dan melekat ke tulang 290 Sel otot polos tetap dapat membentuk tegangan
namun secara inheren melemas ketika
Kekuatan kontraksi suatu otot dapat
diregangkan 318
bervariasi 290
jantung 353
Tekanan darah tinggi meningkatkan beban kerja
Bab 9 jantung 355
Pada gagal jantung kontraktilitas jantung
Fisiologi Jantung 327 menurun 355
Pendahuluan 327 Nutrisi Otot Jantung 357
AnatomiJantung 328 Jantung menerima sebagian besar pasokan
Jantung adalah pompa ganda 328 darahnya melalui sirkulasi koronaria sewaktu
Katup jantung yang dikendalikan oleh tekanan diastol 357
memastikan bahwa darah mengalir dalam arah Penyakit arteri koronaria aterosklerotik dapat
yang benar melalui jantung 330 mengurangi ketersediaan oksigen bagi
Dinding jantung terutama terdiri dari serat otot jantung 358
jantung yang tersusun seperti spiral 332 Konsep, Tantangan, dan Kontroversi:
Serat otot jantung dihubungkan oleh diskus Aterosklerosis: Setelah Kolesterol 361
interkalaris dan membentuk sinsitium Perspektif Bab lni: Fokus pada
f ungsional 332 Homeostasis 363
Jantung terbungkus oleh kantung perikardium 333 Ringkasan Bab 364
Aktivitas Listrik di Jantung 333 Soal Latihan 355
Sel otoritmik jantung memperlihatkan aktivitas Untuk Direnungkan 366
pemacu 333 Kasus Klinis 357
Nodus sinuatrialis adalah pemacu normal Sumber Bacaan Physioedge 367
jantung 334
Penyebaran eksitasi jantung berlangsung
terkoordinasi untuk menjamin efisiensi Bab 10
pompa 336
Potensial aksi sel kontraktil jantung Pembuluh Darah dan Tekanan
memperlihatkan fase datar yang khas 338
Masuknya Ca2* dari CES memicu pelepasan Ca2*
Darah 36e
Daftar lsi xv
I
xx Daftar lsi
Sawar mukosa lambung melindungi lapisan dalam Penyerapan besi dan kalsium diatur 585
' lambung dari sekresi lambung 664 Sebagian besar nutrien yang diserap segera
Pencernaan karbohidrat berlanjut di korpus melewati hati untuk diproses 686
lambung; pencernaan protein dimulai di Penyerapan ekstensif oleh usus halus seimbang
antrum 655 dengan sekresi 687
Lambung menyerap alkohol dan aspirin tetapi tidak Dalam keadaan normal terjadi keseimbangan
makanan 665 biokimiawi antara lambung, pankreas, dan
Konsep, Tantangan, dan Kontroversi: usus halus 687
Tukak: Ketika Kuman Menerobos Pagar 667 Diare menyebabkan hilangnya cairan dan
Sekresi Pankreas dan Empedu 566
elektrolit 688
Pankreas adalah campuran jaringan eksokrin dan Usus Besar 688
endokrin 666 Usus besar terutama adalah organ pengering
Pankreas eksokrin mengeluarkan enzim dan penyimpan 688
pencernaan dan cairan encer alkalis 556 Kontraksi haustra secara perlahan mengaduk isi
Sekresi eksokrin pankreas diatur oleh sekretin kolon maju-mundur 589
dan CCK 659 Konsep, Tantangan, dan Kontroversi:
Hati melakukan berbagai fungsi penting, termasuk Terapi Rehidrasi Oral: Pemberian Larutan Sederhana
menghasilkan empedu 669 yang Dapat Menyelamatkan Nyawa 690
Lobulus hati dipisahkan oleh pembuluh darah Gerakan massa mendorong tinja bergerak
dan saluran empedu 670 jauh 590
Empedu secara terus-menerus disekresikan oleh Fesesdikeluarkan oleh refleks defekasi 691
hati dan dialihkan ke kandung empedu di 'ko,nstipasi jika
Terjadi tinja terlalu kering 591
antara waktu makan 671 Sekresi usus besar seluruhnya bersifat
Garam empedu didaur ulang melalui sirkulasi protektif 692
enterohepatik 671 Kolon mengandung beragam bakteri yang
Garam empedu membantu pencernaan dan bermanfaat 692
penyerapan lemak 571 Usus besar menyerap garam dan air, mengubah isi
Bilirubin adalah produk sisa yang diekskresikan ke lumen menjadi feses 592
dalam empedu 674 dikeluarkan 692
Gas usus diserap atau
Garam empedu adalah perangsang paling kuat
Gambaran Umum Hormon Pencernaan 693
peningkatan sekresi empedu 675
Kandung empedu menyimpan dan memekatkan Perspektif Bab lni: Fokus pada
empedu di antara waktu makan dan Homeostasis 694
mengeluarkan isinya sewaktu makan 675 Ringkasan Bab 694
Hepatitis dan sirosis merupakan penyakit hati
Soal Latihan 697
tersering 675
Untuk Direnungkan 698
Usus Halus 675
Kontraksi segmentasi mencampur dan mendorong Kasus Klinis 698
secara perlahan kimus 576 Sumber Bacaan Physioedge 599
Migrating motility complex menyapu usus hingga
bersih di antara waktu makan 677
Taut ileosekum mencegah kontaminasi usus halus
oleh bakteri kolon 677 Bab 17
Sekresi usus halus tidak mengandung enzim Keseimbangan Energi dan
pencernaan apapun 678
Enzim usus halus menyelesaikan pencernaan di
Pengaturan Suhu Tubuh 701
dalam membran brush border 578 Keseimbangan Energi 7o1
Usus halus beradaptasi sangat baik untuk melakukan Sebagian besar energi makanan akhirnya diubah
peran utamanya yaitu penyerapan 678 menjadi panas di tubuh 701
Lapisan mukosa mengalami pertukaran Laju metabolik adalah laju pemakaian energi 7O2
yang cepat 680 Masukan energi harus sama dengan pengeluaran
Penyerapan Na* dependen energi mendorong energi agar keseimbangan energi tetap
penyerapan pasif HrO 681 netral 704
Karbohidrat dan protein diserap oleh transpor aktif Asupan makanan terutama dikendalikan oleh
sekunder dan masuk ke darah 682 hipotalamus. 704
Lemak yang telah dicerna diabsorpsi secara pasif Obesitas terjadi ketika kilokalori yang dikonsumsi
dan masuk ke limfe 582 lebih banyak daripada yang dibakar 708
Penyerapan vitamin umumnya berlangsung Lebih Dekat dengan Fisiologi Olahraga: Apa yang
pasif 685 Tidak Dikatakan Timbangan Anda 709
terhadap setiap situasi yang mengancam Efek langsung PTH adalah mendorong pemindahan
homeostasis 773 Ca2* dari cairan tulang ke dalam plasma 796
Berbagai aspek respons stres dikoordinasikan Efek kronik PTH adalah mendorong disolusi lokal
oleh hipotalamus 775 tulang untuk membebaskan Ca2* ke dalam
Pengaktifan respons stres oleh stresor psikososial plasma 798
kronik mungkin merugikan 776 Lebih Dekat dengan Fisiologi Olahraga:
Kontrol Endokrin Metabolisme Bahan Bakar 776 Osteoporosis: Penyebab Kerapuhan Tulang 797
PTH bekerja pada ginjal untuk menghemat Ca2* dan
Metabolisme bahan bakar mencakup anabolisme,
mengeluarkan POo3 799
katabolisme, dan interkonversi di antara
PTH secara tak langsung mendorong penyerapan
molekul-molekul organik kaya energi 775
Ca2* dan POol oleh usus 800
Karena asupan makanan bersifat intermiten maka
Regulator utama sekresi PTH adalah konsentrasi
nutrien harus disimpan untuk digunakan di
Ca'z. bebas 800
antara waktu makan 778
Kalsitonin menurunkan konsentrasi Ca2* plasma
Otak harus terus-menerus diberi glukosa 779 tetapi tidak penting dalam kontrol normal
Bahan bakar metabolik disimpan selama keadaan metabolisme Ca2* 800
absorptif dan dimobilisasi selama keadaan Vitamin D sebenarnya adalah suatu hormon yang
pasca-absorptif 779 meningkatkan penyerapan kalsium di usus 801
Hubungan Seks Antara Pria dan Wanita 828 Perspektif Bab Ini: Fokus pada
Tindakan seks pria ditandai oleh ereksi dan Homeostasis 865
ejakulasi 828 Ringkasan Bab 866
Ereksi terjadi karena vasokongesti penis 829
Soal Latihan 868
Ejakulasi mencakup emisi dan ekspulsi 83i
Untuk Direnungkan 869
Konsep, Tantangan, dan Kontroversi:
"Estrogen" Lingkungan: Kabar Buruk Bagi Sistem Kasus Klinis 87O
Reproduksi 832 Sumber Bacaan physioedge 870
Homeostasis:
Dasar Fisiologi
SEKILAS ISI
MENGENAL FISIOLOGI
MENGENAL FISIOLOGI
I Definisi fisiologi Berbagai aktivitas yang dijelaskan di halaman sebe-
I Hubungan antara struktur dan fungsi lumnya adalah contoh dari proses-proses yang terjadi
TINGKAT ORGANISASI DI TUBUH di tubuh kita setiap saat hanya untuk memper-
I Sel sebagai satuan dasar kehidupan tahankan agar kita tetap hidup. Kita biasanya tidak
I Tingkat organisasi jaringan, organ, sistem, dan organisme menganggap penting aktivitas-aktivitas yang mem-
KONSEP HOMEOSTASIS
pertahankan kehidupan ini dan tidak benar-benar
mengetahui "^payang membuat kita tetap ada", te-
I Pentingnya lingkungan internal
tapi inilah senyatanya yang dinamai fisiologi. Fisio-
I Perlunya homeostasis
logi (ilmu faal) adalah ilmu tentang fungsi-fungsi
I Faktor yang dipertahankan secara homeostasis
makhluk hidup. Secara spesifik, kita akan berfokus
I Kontribusi setiap sistem tubuh bagi homeostasis
pada bagaimana tubuh manusia bekerja.
SISTEM KONTROL HOMEOSTATIK
I Komponen pada suatu sistem kontrol homeostatik
I Umpan balik negatif dan positif; mekanisme feedforward I Fisiologi berfokus pada mekanisme kerja.
2 Babl
Tingkat kimiawi: sebuah molekul
@ di membran yang membungkus sel
Tingkat sel: sebuah sel di lapisan
@ dalam lambung
Tingkat jaringan: lapisan-lapis-an
@ jaringan di dinding lambung:r:.:,,i,'.::;
Gambar 1-1
Tingkat organisasi tubuh.
organisme bersel tunggal misalnya bakteri dan amuba. Orga- FUNGSI DASAR SEL
nisme multisel kompleks, misalnya pohon atau manusia, Semua sel, apakah sebagai sel tunggal atau merupakan bagian
adalah agregat struktural dan fungsional trilyunan sel (mubi dari suatu organisme multisel, melakukan fungsi dasar ter-
berarti "banyak'). Pada organisme multisel, sel adalah satuan tentu yang esensial bagi kelangsungan hidupnya. Fungsi-
pembentuk kehidupan. Pada bentuk-bentuk kehidupan mul- fungsi dasar sel mencakup hal berikut:
tisel yang lebih sederhana-misalnya, terumbu karang-sel-
selnya mirip satu sama lain. Namun, organisme yang lebih 1. Memperoleh makanan (nutrien) dan oksigen (Or) dari
komplela, misalnya manusia, memiliki banyak jenis sel, lingkungan sekitar sel.
misalnya sel otot, sel saral dan sel kelenjar. 2. Melakukan reaksi-reaksi kimia yang menggunakan nu-
Setiap manusia berawal dari pertemuan sel telur dan trien dan O, untuk menghasilkan energi bagi sel, sebagai
sperma yang kemudian membentuk sebuah sel yang mulai berikut:
berkembang biak dan membentuk massa yang tumbuh me- Makanan + O, -) CO, + HrO + energi
lalui banyak pembelahan sel. Jika multiplikasi sel adalah satu-
J. Mengeluarkan karbon dioksida (COr) dan produk sam-
satunya proses yang berperan dalam perkembangan maka
semua sel tubuh pada hakikatnya akan identik, seperti Pada
pingan lainnya, atau produk sisa, yang terbentuk selama
reaksi-reaksi kimia tersebut ke lingkungan sekitar.
bentuk-bentuk kehidupan multisel yang paling sederhana.
Namun, selama perkembangan organisme multisel kompleks Membentuk protein dan komponen lain yang diper-
seperti manusia, setiap sel berdiferensiasi, atat menjadi khu-
lukan untuk pembentukan struktur sel, pertumbuhan,
sus untuk menjalankan fungsi tertentu. Akibat diferensiasi
dan untuk melaksanakan fungsi tertentu sel.
5. Mengontrol sebagian besar pertukaran bahan antara sel
sel ini, maka tubuh anda terbentuk dari beragam jenis sel
dan lingkungan sekitarnya.
yang khusus.
4 Bab1
pencernaan. Jika, sebaliknya, sel-sel penghubung lenyap Epitel permukaan
selama masa perkembangan dan sel-sel kelenjar sekretorik
terisolasi dari permukaan maka terbentuk kelenjar endokrin.
Kelenjar endokrin tidak memiliki duktus dan mengeluarkan
produk sekretoriknya, yang dikenal sebagai hormon, secara
internal ke dalam darah (endo berarti "internal"). Sebagai Kantung sel-sel
contoh, pankreas mengeluarkan insulin ke dalam darah, yang epitel
mengangkut hormon ini ke tempat-tempat kerjanya di selu-
ruh tubuh. Sebagian besar sel bergantung pada insulin untuk
menyerap glukosa (gula).
I Jaringan ikat dibedakan karena memiliki sel relatif
sedikit yang tersebar di dalam bahan ekstrasel yang banyak
jumiahnya. Seperti diisyaratkan oleh namanya, jaringan ikat
menghubungkan, menunjang, dan mengikat berbagai bagian
tubuh. Jaringan ini mencakup beragam struktur misalnya
jaringan ikat longgar yang melekatkan sel epitel he struktur di
bawahnya; tendon, yang melekatkan otot rangka ke tulang;
tulang, yang memberi bentuk tubuh, dukungan, dan perlin-
dungan; dan darah, yang mengangkut bahan dari satu
bagian tubuh ke bagian lain. Kecuali darah, sel-sel di dalam
Sel sekretorik
jaringan ikat menghasilkan molekul struktural khusus yang kelenjar eksokrin
dilepaskan ke dalam ruang ekstrasel di antara sel-sel. Salah
satu dari molekul tersebut adalah serat protein mirip pita
karet yang dinamai elastin, yangkeberadaannya memungkin-
kan peregangan dan pemulihan (recoiling) berbagai struktut
Epitel permukaan
misalnya paru, yang selama bernapas kembang-kempis secara
bergantian.
Sel-sel penghubung lenyap
Otot, saraf, epitel, dan jaringan ikat adalah jaringan sewaktu perkembangan
primer dalam arti klasik; yaitu, masing-masing adalah kum-
pulan terintegrasi sel-sel dengan fungsi dan struktur khusus
yang sama. Kata jaringan juga sering digunakan, seperti pada
kedokteran klinis, untuk mengartikan kumpulan beragam Sel sekretorik
komponen sel dan ekstrasel yang membentuk suatu organ kelenjar endokrin
(misalnya jaringan paru atau jaringan hati).
Pembuluh darah
(c)
I Tingkat organ: Organ adalah suatu unit yang Gambar 1-2
terbentuk dari beberapa tipe jaringan. Pembentukan kelenjar eksokrin dan endokrin. (a) Kelenjar
tercipta selama masa perkembangan dari invaginasi berbentuk
Organ terdiri dari dua atau lebih tipe jaringan primer yang kantung sel-sel epitel permukaan. (b) Jika sel-sel di bagian
tersusun bersama untuk melakukan fungsi ffungsi) tertentu. terdalam invaginasi menjadi sekretorik dan mengeluarkan
Lambung adalah contoh suatu organ yang dibentuk oleh produknya melalui saluran penghubung ke permukaan maka
keempat jenis jaringan primer. Jaringan yang membentuk terbentuk kelenjar eksokrin. (c) Jika sel-sel penghubung tersebut
lenyap dan sel-sel sekretorik terdalam mengeluarkan produknya
lambung berfungsi secara kolektif untuk menyimpan makan- ke dalam darah maka yang terbentuk adalah kelenjar endokrin.
an yang ditelan, mendorongnya ke dalam saluran cerna
selanjutnya, dan memulai pencernaan protein. Bagian dalam
lambung dilapisi oleh jaringan epitel yang menahan transfbr
bahan-bahan kimia pencernaan yang keras dan makanan
dan sekresi kelenjar. Jaringan ikat menyatukan semua ja-
yang belum tercerna dari lumen lambung ke dalam darah. Sel
ringan tersebut.
kelenjar epitel di lambung mencakup sel eksokrin, yang
mengeluarkan getah pencerna protein ke dalam lumen, dan
sel endokrin, yang mengeluarkan hormon yang membantu I Tingkat sistem tubuh: Sistem tubuh adalah
mengatur sekresi eksokrin dan kontraksi otot lambung. kumpulan organ-organ terkait.
Dinding lambung mengandung jaringan otot polos, yang
kontraksinya menyampur makanan dengan getah pencerna- Kelompok organ-organ tersusun lebih lanjut menjadi sistem
an dan mendorong campuran tersebut keluar lambung dan tubuh. Setiap sistem adalah kumpulan organ yang melakuan
masuk ke usus. Lambung juga mengandung jaringan saraf, fungsi terkait dan saling berinteraksi untuk melaksanakan
yang bersama dengan hormon, mengontrol kontraksi otot suatu aktivitas yang esensial bagi kelangsungan hidup tubuh
6 BabI
Konsep, Tantangan, dan Kontroversi
llmu 5el Punca dan Rekayasa Jaringan: Upaya untuk Membuat Bagian Tubuh yang Rusak
Kembali Baru
Gagal hati, stroke, paralisis akibat Yang lebih spesifik, sel Punca kerusakan tubuh. Eksperimen-
cedera medula spinalis, diabetes mudigah yang belum berdiferensiasi eksperimen awal meng isyaratkan
melitus, kerusakan otot jantung, menghasilkan banyak sel Punca bahwa sel-sel ini memiliki kemampuan
artritis, luka bakar luas, pengangkatan spesifik jaringan yang baru berdiferen- untuk berdiferensiasi menjadi sel
payudara yang terkena kanker dengan siasi parsial, yang masing-masing akan tertentu jika terpajan ke sinyal kimiawi
pembedahan, lengan terputus akibat menghasilkan jenis-jenis sel khusus yang tepat. Riset sel punca lebih lanjut
kecelakaan. Meskipun tubuh kita terdiferensiasi yang membentuk suatu memiliki dampak jauh ke depan yang
adalah sesuatu yang luar biasa dan jaringan. Sebagai contoh, sel punca dapat menghasilkan revolusi dalam
dalam keadaan normal menunjang spesifik jaringan otot akan berdiferen- praktik kedokteran abad ke-21.
kehidupan kita dengan baik, namun siasi menjadi sel otot. Sebagian sel Dengan secara bertahap mempela-
sesekali suatu bagian tubuh mengalami punca spesifik jaringan tetap ada di jari pembuatan ramuan sinyal kimiawi
gangguan, cedera yang tidak lagi jaringan dewasa dan berfungsi sebagai yang tepat untuk mengarahkan sel
dapat diperbaiki, atau malah lenyap. sumber tetap sel-se! baru di jaringan yang belum berdiferensiasi menjadi
Selain merosotnya kualitas hiduP atau organ tersebut. Sebagai contoh, jenis sel yang diinginkan, para ilmuwan
orang yang terkena, milyaran dolar di sumsum tulang terdapat berbagai akan memiliki potensi untuk mengisi
telah dikeluarkan untuk mengobati sel punca yang berdiferensiasi parsial defek di jaringan yang rusak atau mati
pasien yang organnya lenyap, rusak yang menghasilkan berbagai jenis sel dengan sel sehat. Para ilmuwan
permanen, atau gagal, serta darah, yang setelah berdiferensiasi bahkan meramalkan bahwa mereka
menghabiskan sekitar separuh dari sempurna akan dibebaskan ke dalam akan mampu menumbuhkan jaringan
seluruh biaya perawatan kesehatan di darah sesuai kebutuhan. Sel punca yang mereka inginkan dan akhirnya
Amerika Serikat. ldealnya, ketika spesifik jaringan telah ditemukan di menghasilkan organ utuh sesuai
tubuh mengalami kerusakan Yang jaringan otot dan otak dewasa. pesanan misalnya hati, jantung, dan
tidak dapat diperbaiki, tersedia bagian- Meskipun sel saraf dan sel otot matur ginjal.
bagian pengganti baru dan permanen tidak dapat bereproduksi sendiri
yang dapat memulihkan fungsi dan namun para peneliti baru-baru ini Harapan Medis Rekayasa Jaringan
penampilan ke normal. UntungnYa, menemukan bahwa, sampai tahaP Rekayasa jaringan, ranah menarik lain
kemungkinan ini sedang bergerak tertentu, otak dan otot dewasa dapat dalam riset klinis, berfokus pada
cepat dari ranah fiksi ilmiah menuju menghasilkan sel-sel baru sepanjang penumbuhan jaringan baru dan
realitas kemajuan ilmiah. hidup melalui sel-sel punca yang tetap bahkan organ utuh yang kompleks di
ada ini. Namun, dijaringan saraf dan laboratorium yang dapat dicangkok-
Harapan Medis Sel Punca otot proses ini terlalu lambat untuk kan sebagai pengganti permanen
Berhasil diisolasinya sel punca (stem cell) mengimbangi kerusakan yang luas, bagian-bagian tubuh yang tidak dapat
baru-baru ini menawarkan haraPan seperti pada stroke atau serangan diperbaiki. Era rekayasa genetik telah
yang sangat besar bagi dunia kedokter- jantung. Beberapa peneliti sedang dipermudah oleh kemajuan-kemajuan
an untuk memperbaiki atau mengganti mencari obat yang dapat merangsang dalam biologi sel, pembuatan plastik,
jaringan atau organ yang sakit, rusak, sel punca spesifik jaringan pasien dan grafik komputer. Dengan menggu-
atau aus. Dua kategori sel punca saat ini sendiri agar dapat mengganti jaringan nakan disain yang dibuat dengan
sedang dieksplorasi untuk potensinya yang rusak atau hilang-suatu upaya komputer, plastik mudah larut yang
dalam menyembuhkan berbagai yang saat ini belum berhasil. sangat murni dibentuk menjadi
penyakit yang berkaitan dengan Harapan yang lebih besar diberikan cetakan tiga dimensi yang menyerupai
kegagalan jaringan atau organ: sel oleh sel-sel punca yang dibesarkan di struktur jaringan atau organ tertentu.
punca mudigah (embryonic stem cell) luar tubuh untuk ditransplantasikan ke Cetakan plastik ini kemudian diisi
dan sel punca spesifik jaringan (tissue dalam tubuh. Pada tahun 1998, untuk "benih" sel yang diinginkan, yang
specific stem cel/) yang dipanen dari pertama kalinya, para peneliti berhasil kemudian diarahkan, dengan memberi
orang dewasa. Sel punca mudigah mengisolasi sel punca mudigah dan nutrien dan bahan kimia stimulatorik
adalah "sel induk" yang terbentuk dari mempertahankannya tanpa batas yang sesuai, agar berkembang biak
pembelahan-pembelahan awal sel telur dalam keadaan tidak berdiferensiasi dan membentuk jaringan yang
yang dibuahi. Sel-sel yang belum dalam biakan. Dengan biakan sel, diinginkan. Setelah cetakan plastik
berdiferensiasi ini akhirnya akan sel-sel yang diisolasi dari makhluk bi odeg radable tersebut terurai akan
menghasilkan semua sel matur di tubuh, hidup terus tumbuh dan berkembang tertinggal jaringan baru yang siap
sementara pada saatyang sama biak dalam cawan laboratorium jika ditanamkan ke pasien sebagai jaringan
memperbarui diri mereka sendiri. Sel diberi nutrien dan bahan penunjang pengganti yang hidup dan permanen.
punca mudigah bersifat totipoten (yang yang tepat. Banyak ilmuwan percaya Bagaimana dengan sumber sel-sel
berarti "memiliki potensial total"), bahwa riset yang melibatkan sel punca yang dijadikan benih pada cetakan
karena sel ini memiliki potensi untuk mudigah yang dibiak akan menghasil- plastik tersebut? Sistem imun diprogram
menghasilkan semua tipe sel di tubuh kan terobosan terapi bagi beragam untuk menyerang sel asing, misalnya
jika diberi rangsangan yang sesuai. penyakit. bakteri invasif. Sistem ini juga melan-
Sewaktu membelah diri selama Janji medis sel punca mudigah carkan serangan ke sel asing yang
perkembangan, sel-sel punca ini terletak pada potensi sel ini untuk dicangkokkan ke tubuh dari orang
memisah mengikuti berbagai jalur berfungsi sebagai bahan serbaguna yang lain. Serangan ini akan menyebabkan
spesialisasi di bawah arahan sinyal-sinyal dapat diarahkan menjadi tipe sel apapun penolakan organ, jaringan, atau sel
kimawi yang dikontrol secara genetis. yang dibutuhkan untuk memperbaiki cangkokan kecuali jika penerima
(berlanjut)
cangkokan diberi obat irn unosupresif memuaskan dibandingkan sendi penelitian-penelitian yang
(obat yang menekan serangan sistem plastik atau logam yang sekarang menggunakan turunan sel punca
imun terhadap bahan cangkokan). digunakan. manusia yang sudah ada tetapi bukan
Efek samping obat-obat imunosupresif I Akhirnya, bagian-bagian tubuh riset yang ditujukan untuk
yang merugikan adalah menurunnya yang kompleks, misalnya lengan memperoleh turunan sel baru.
kemampuan sistem imun pasien dan tangan akan diproduksi di Keputusan ini didasarkan pada
melawan bakteri dan virus penyebab laboratorium untuk dipasang jika anggapan bahwa penelitian yang
penyakit. Cetakan plastik yang dibutuhkan. menggunakan turunan sel punca yang
digunakan dalam rekayasa jaringan,
jika mungkin, dapat ditanami sel-sel I Karena itu rekayasa jaringan sudah terbentuk tidak akan menye-
memberi harapan bahwa bagian babkan penghancuran lebih banyak
yang sesuai yang diambil dari resipien
tubuh yang rusak dapat diganti mudigah untuk kepentingan ilmiah.
itu sendiri untuk mencegah penolakan' Kelompok-kelompok yang mendukung
dengan alternatif terbaik, "barang
oleh sistem imun serta untuk
asli" yang ditumbuhkan di riset sel punca tetapi frustrasi dengan
men ghi nd ari keharusan p embe ri a n pembatasan pemerintah serta dengan
laboratorium,
obat imunosupresif seumur hidup. semakin kurangnya persediaan
Namun, sering karena kebutuhan Masalah Etis dan lsu Politik turunan sel punca kini mencari
bagian pengganti tersebut sangat Meskipun memiliki potensi besar cara-cara untuk melaksanakan riset
mendesak maka pasien tidak memiliki namun riset sel punca mudigah terbelit tanpa mengandalkan dana pemerintah
sel yang sesuai untuk disemai di
oleh kontroversi etis karena sumber dan pem batasan-pembatasa n
cetakan plastik tersebut. Hal inilah sel-sel ini. Sel-sel punca mudigah terkaitnya. Sebagian institusi riset
yang menyebabkan isolasi sel punca
diisolasi dari mudigah yang berasal berupaya mencari sumbangan-
mudigah menjadi hal yang sangat dari klinik aborsi dan dari mudigah sumbangan pribadi untuk membiayai
menarik. Melalui rekayasa genetik, yang tidak digunakan di klinik fertilitas riset sel punca mudigah. Selain itu,
sel-sel punca ini dapat diubah menjadi invitro. Para penentang pemakaian sel sebagian negara bagian, dengan
sel benih "universal" yang dapat punca mudigah berpendapat bahwa California sebagai pemimpinnya, telah
diterima secara imunologis oleh setiap tindakan ini secara moral dan etis tidak meloloskan peraturan untuk
resipien; yaitu, sel-sel ini dapat dapat dibenarkan karena dalam proses menyediakan dana dari pajak untuk
diprogram secara genetis agar tidak pengambilan sel-sel ini terjadi mendukung riset ini, dengan harapan
ditolak oleh semua tubuh. Karena itu, penghancuran mudigah. para pendu- memperoleh pembagian keuntungan
visi para ahli rekayasa jaringan adalah kung berpendapat bahwa mudigah- jika para ilmuwan tersebut berhasil
menciptakan bagian-bagian pengganti mudigah ini sebenarnya memang akan menemukan cara-cara baru untuk
yang bersifat universal yang dapat
dihancurkan-suatu keputusan yang mengobati berbagai penyakit.
diberikan kepada setiap pasien yang sudah dibuat oleh orang tua mudigah
membutuhkan, tanpa kekhawatiran tersebut-dan bahwa sel punca memiliki Mencari Sel Punca Bebas Kontroversi
akan penolakan atau pemakaian obat potensi besar untuk menyembuhkan Peneliti-peneliti lain sedang mengeks-
imunosupresif yang membahayakan. banyak penderitaan manusia. Karena plorasi kemungkinan menggunakan sel
Di sini disajikan sebagian dari itu ilmu pengetahuan sel punca punca spesifik jaringan yang diperoleh
pencapaian awal para ahli rekayasa dari berbagai jaringan dewasa sebagai
mudigah telah berkaitan erat dengan
jaringan dan perkiraan masa depan: politik sel punca. alternatif terhadap pemakaian sel
I Kulit rekayasa telah digunakan Karena kebijakan negara saat ini punca mudigah totipoten yang
untuk mengobati korban luka bakar melarang pemakaian dana masyarakat kontroversial. Selama ini sebagian
berat. untuk mendukung riset yang melibat- besar peneliti percaya bahwa sel-sel
I Tulang rawan yang ditumbuhkan di kan mudigah manusia maka para punca dewasa hanya dapat menghasil-
laboratorium telah berhasil ilmuwan yang mengisolasi sel-sel punca kan sel-sel khusus jaringan tertentu.
dicangkokkan ke hewan percobaan. ini mengandalkan dana pribadi. para Meskipun sel punca dewasa yang telah
Contohnya adalah katup jantung, pembuat keputusan publik, ilmuwan, mengalami diferensiasi parsial ini tidak
telinga, dan hidung artifisial. dan ahli bioetika kini menghadapi memiliki potensi perkembangan yang
I Telah banyak kemajuan yang masalah penyeimbangan antara lengkap seperti yang dimiliki oleh sel
dicapai dalam pembuatan tulang, sejumlah masalah etis dengan punca mudigah namun ternyata sel-sel
gigi, dan kandung kemih artifisial. banyaknya kemungkinan aplikasi klinis dewasa tersebut dapat diarahkan
I Perancah yang dibuat dengan riset sel punca mudigah. Riset semacam untuk menghasilkan lebih banyak jenis
rekayasa jaringan untuk mendorong ini akan berjalan jauh lebih cepat sel daripada yang semula diperkirakan.
regenerasi saraf kini sedang seandainya dana pemerintah tersedia Beberapa contohnya, asalkan menda-
dicobakan pada hewan. untuk mendukungnya. Dalam suatu pat dukungan dari Iingkungan yang
I Telah dicapai kemajuan dalam keputusan kontroversial, Presiden sesuai, sel punca dari otak dapat
teknik penumbuhan dua organ George W. Bush mengeluarkan menghasilkan sel darah, sel punca
rumit, hati dan pankreas. petunjuk pada bulan Agustus 2001 sumsum tulang menghasilkan sel hati
yang mengijinkan pemakaian dana dan sel saraf, dan sel punca jaringan
I Sendi rekayasa akan digunakan
pemerintah untuk menunjang lemak menghasilkan sel tulang, tulang
sebagai alternatif yang lebih
rawan, dan otot.
8 Babl
Karena.itu, para peneliti mungkin kontroversi. Kita bahkan dapat Dari manapun sumber sel punca
dapat memanfaatkan sel-sel punca memperoleh sel punca dari tubuh berasal, riset sel punca memberi
multipoten ("potensi banyak") dari pasien sendiri dan memanipulasinya harapan untuk revolusi kedokteran.
tubuh manusia dewasa yang potensi untuk mengobati pasien tersebut Menurut National Center for Health
perkem bangannya terbatas tetapi sehingga masalah penolakan Statistics dari Center for Disease
masih cukup banyak. Meskipun sel cangkokan dapat dihindari. Sebagai Control, diperkirakan 3000 orang
punca mudigah menawarkan potensi contoh, para peneliti bermimpi untuk Amerika meninggal setiap hari akibat
yang lebih besar untuk pengembangan mengambil sel punca lemak dari penyakit yang di masa depan dapat
terapi bagi beragam penyakit namun seorang pasien dan mengubahnya disembuhkan dengan pemakaian
sel punca dewasa lebih mudah sedemikian sehingga dapat digunakan turunan sel punca.
diperoleh daripada sel punca mudigah sebagai pengganti sendi lutut.
dan pemakaiannya tidak menimbulkan
ke cairan interstisium yang mengelilingi sel. Sel-sel tubuh, membentuk sistem tubuh. Ini adalah rema sentrai fisiologi
pada gilirannya, menyerap bahan-bahan yang dibutuhkan ini dan buku ini: Homeostasis adalah esensial bagi kelangsungan
dari cairan interstisium. Demikian juga, zat-zat sisa yang hidup setiap sel, dan setiap sel, melalui aktiuitas hhususnya
diproduksi oleh sel-sel dikeluarkan ke dalam cairan inter- masing-masing, ikut berperan sebagai bagian dari suatu sistem
stisium, diserap oleh plasma, dan diangkut ke organ-organ tubuh mempertahankan lingkungan internal yang dipakai ber-
yang mengkhususkan diri untuk mengeluarkan zat-zat sisa sama oleh semua sel (Gambar 1-5).
ini dari lingkungan internal ke lingkungan eksternal. Paru Kenyataan bahwa lingkungan internal harus dijaga re-
mengeluarkan CO, dari plasma, dan ginjal mengeluarkan latif stabil tidak berarti bahwa komposisi, suhu, dan karak-
zat-zat sisa lainnya melalui urin. teristik lainnya sama sekali tidak berubah. Baik faktor ekster-
Karena itu, sebuah sel tubuh menyerap nutrien esensial nal maupun internal secara terus-menerus "mengancam"
dari lingkungan sekitarnya yang cair dan membuang zat sisa untuk mengganggu homeostasis. Jika suatu faktor mulai
ke lingkungan yang sama, persis seperti yang dilakukan oleh menggerakkan lingkungan internal menjauhi kondisi optimal
amuba. Perbedaan utama adalah bahwa setiap sel tubuh harus maka sistem-sistem tubuh akan memulai reaksi tandingan
membantu mempertahankan komposisi lingkungan internal yang sesuai untuk memperkecil perubahan rersebut. Sebagai
sehingga cairan ini tetap sesuai untuk menunjang eksistensi contoh, pajanan ke suhu lingkungan yang dingin (suatu
seluruh sel tubuh. Sebaliknya, seekor amuba tidak melakukan faktor eksternal) cenderung menurunkan suhu internal tu-
apa-apa untuk mengatur lingkungannya. buh. Sebagai tanggapannya, pusar kontrol suhu di otak me-
muiai tindakan-tindakan kompensasi, misalnya menggigil,
untuk meningkatkan suhu tubuh ke normal. Sebaliknya,
I Sistem tubuh mempertahankan homeostasis, produksi panas tambahan oleh orot-oror yang aktif selama
suatu keadaan lingkungan internal yang stabil oiah raga (faktor internal) cenderung meningkatkan suhu
dinamik internal tubuh. Sebagai respons, pusar konrrol suhu memicu
proses berkeringat dan tindakan kompensasi lain untuk me-
Sel-sel tubuh dapat hidup dan berfungsi hanya jika cairan nurunkan suhu tubuh ke normal.
ekstrasel memungkinkan keiangsungan hidup mereka; ka- Karena itu, homeostasis bukan suatu keadaan kaku tetap
rena itu, komposisi kimiawi dan keadaan fisik lingkungan tetapi stabil dinamik di mana perubahan-perubahan yang
internal ini harus dipertahankan dalam batas-batas yang ke- terjadi diminimalkan oleh respons-respons fisiologis kom-
tat. Karena sel-sel menyerap nutrien dan O, dari lingkungan pensatorik. Kata dinamik mengacu kepada kenyataan bahwa
internal maka bahan-bahan esensial ini harus terus-menerus setiap faktor yang diatur secara homeostasis ditandai oleh
dipasok. Demikian juga, zat-zat sisa harus terus-menerus perubahan yang terus-menerus, sedangkan stabil (mantap,
dikeluarkan dari lingkungan internal agar tidak mencapai steady state) mengisyaratkan bahwa perubahan-perubahan ini
kadar toksik. Aspek-aspek lain lingkungan internal yang pen- tidak menyimpang jauh dari tingkat konstan, atau rerap.
ting untuk mempertahankan kehidupan, misalnya suhu, juga Situasi ini sebanding dengan penyesuaian-penyesuaian kecil
harus dijaga relatif konstan. Pemeliharaan lingkungan inter- yang anda lakukan pada kemudi selagi berkendaraan di jalan
nal yang relatif stabil disebut homeostasis (homeo artinya ray^ yang lurus. Fluktuasi-fluktuasi kecil di sekitar tingkat
'yang sama'; artirya "berdiri atau diam").
strzsis optimal untuk setiap faktor dalam lingkungan internal secara
Fungsi-fungsi yang dilakukan oleh masing-masing sis- normal dijaga, oleh mekanisme-mekanisme yang diatur ketat,
tem tubuh memberi kontribusi bagi homeostasis sehingga dalam batas-batas sempit yang. memungkinkan kehidupan.
lingkungan di dalam tubuh dapat dipertahankan untuk ke- Sebagian mekanisme kompensasi adalah respons segera
langsungan hidup dan fungsi semua sel. Sel-sel, sebaliknya, sesaat terhadap situasi yang menggeser suaru faktor dalam
Gambar 1-3
Komponen sistem tubuh
(Sumber: Diadaptasi dari Cecie Starrdan Ralph Taggart, Biology:The tJnity and Diversityof Life, ed ke-8, Gbr.33.11, h.552-553
Hak cipta O 1998 Wadsworth Publishing Company)
Sel Cairaninterstisium
Mempertahankan
Esensial bagi
Membentuk kelangsungan
hidup
Gambar 1-5
--_-.*
Cairan ekstrasel Hubungan saling-bergantung antara sel, sistem tubuh, dan
homeostasis. Hubr.rngan yang saling bergantung yang
Gambar 1-4 diperlihatkan dalam gambar di atas berfungsi sebagai dasar
Komponen-komponen cairan ekstrasel (lingkungan internal) bagi ilmu fisiologi modern: Homeostasis esensial bagi
kelangsungan hidup sel, sistem tubuh mempertahankan
homeostasis, dan sel-sel membentuk sistem tubuh.
10 Bab 1
Sistem integumen Sistem imun Sistem saraf Sistem endokrin Sistem reproduksi
Kulit, rambut, kuku Kelenjar limfe, timus, Otak, medula spinalis, Semua jaringan Pria: testis, penis,
sumsum tulang, tonsil, saraf perifer, dan, penghasil hormon, kelenjar prostat,
adenoid, limpa, tidak diperlihatkan, termasuk hipotalamus, vesikula seminalls,
apendiks, dan, organ indra khusus hipofisis, tiroid, adrenal, kelenjar bulbouretra, dan
tidak diperlihatkan, pankreas endokrin, saluran-saluran terkaitnya
sel darah putih, gonad, ginjal, pineal,
jaringan Iimfoid timus, dan, tidak Wanita: ovarium,
terkait-usus, dan diperlihatkan, paratiroid, tuba uterina, uterus,
jaringan limfoid usus, jantung, kulit, dan vagina, payudara
terkait-kulit jaringan lemak
lingkungan internal menjauhi tingkat yang diinginkan, I. Konsentrasi mo lehul-mo lekul nutrien. Sel-sel memerlukan
sementara sebagian lainnya adalah adaptasi jangka panjang pasokan molekul nutrien seca-ra rerus-menerus unflrk
yang berlangsung sebagai respons terhadap pajanan berulang menghasilkan energi. Energi, sebaliknya, diperlukan untuk
atau berkepanjangan ke situasi-situasi yang mengganggu menunjang berbagai aktivitas sel baik yang bersifat khusus
homeostasis. Adaptasi jangka panjang menyebabkan rubuh maupun yang unnrk mempertahankan kehidupan.
lebih efisien dalam menanggapi tantangan yang berulang Konsentrasi O, dan CQ. Sel-sel memerlukan O, untuk
atau terus-menerus. Reaksi tubuh terhadap olah raga menca- melakukan reaksi kimia pembentuk energi. CO, yang
kup respons kompensasi jangka pendek dan adaptasi jangka dibentuk selama reaksi-reaksi ini harus dikeluarkan
panjang berbagai sistem tubuh (Lihat fitur pendamping da- sehingga tidak terbentuk asam yang meningkatkan ke-
lam boks Lebih Dekat dengan Fisiologi Olahraga. Sebagian asaman lingkungan internal.
besar bab memilik fitur dalam boks yang berfokus pada 3. Konsentrdsi zat sisa. Sebagian reaksi kimia menghasilkan
fisiologi olahraga. Juga akan disajikan masalah-masalah yang produk-produk akhir yang menimbulkan efek tolaik
berkaitan dengan fisiologi olahraga di seluruh buku ini. pada sel tubuh jika dibiarkan berakumulasi.
Lampiran E akan membantu anda mengetahui lokasi semua 4. pH. Perttbahan pada pH (jumlah relatif asam) ber-
rujukan bagi topik penting ini). pengaruh buruk pada fungsi sel saraf dan merusak akti-
vitas enzim semua sel.
5. Konsentrasi garam, air dan elehnolit lain. Karena kon-
FAKTOR YANG DIATUR SECARA HOMEOSTASIS senuasi relatif garam (NaCl) dan air di cairan ekstrasel
Banyak faktor dalam lingkungan internal yang harus mempengaruhi seberapa banyak air yang masuk atau ke-
dipertahankan secara homeostasis. Faktor-faktor tersebut luar sel, maka konsentrasi keduanya diatur secara cermat
mencakup: untuk mempenahankan volume sel. Sel tidak berfungsi
Fisiologi olahraga adalah ilmu tentang dipantau yang memperlihatkan seperti yang dilakukannya sebeluin
perubahan-perubahan fungsional yang respons segera terhadap olahraga dan program olahraga teratur.
terjadi sebagai respons terhadap satu adaptasi jangka panjang terhadap Para ahli fisiologi olah raga
sesi olahraga dan adaptasi yang terjadi program olahraga teratur. Ketika mempelajari mekanisme-mekanisme
akibat sesi-sesi olahraga yang seseorang mulai berolah raga, sel-sel yang berperan menyebabkan
berulang teratur. Olahraga pada otot yang aktif menggunakan lebih perubahan-perubahan yang terjadi
awalnya mengganggu homeostasis. banyak O, untuk menunjang pening- akibat olahraga. Banyak dari penge-
Perubahan-perubahan yang terjadi katan kebutuhan energi mereka. tahuan yang diperoleh dari penelitian
sebagai respons terhadap olahraga Kecepatan denyut jantung meningkat tentang olahraga digunakan untuk
adalah upaya tubuh untuk memenuhi untuk menyalurkan lebih banyak darah mengembangkan program olahraga
keharusan mempertahankan home- beroksigen ke otot-otot yang aktif yang benar untuk meningkatkan
stasis ketika tuntutan terhadap tubuh tersebut. Jantung beradaptasi kapasitas fungsional orang mulai dari
meningkat. Olahraga sering memerlu- terhadap olahraga teratur yang atlet hingga orang yang tubuhnya
kan koordinasi berkepanjangan di intensitas dan durasinya memadai lemah. Pentingnya olahraga yang
antara berbagai sistem tubuh, dengan meningkatkan kekuatan dan sesuai dan memadai dalam mencegah
termasuk sistem otot, tulang, saraf, efisiensinya sehingga jantung tersebut penyakit dan rehabilitasi kini telah
sirkulasi, pernapasan, kemih, integu- mampu memompa lebih banyak darah semakin terbukti.
men (kulit), dan endokrin (pembentuk per denyutnya. Karena peningkatan
hormon). kemampuan memompa tersebut maka
Kecepatan denyut jantung adalah jantung tidak perlu berdenyut terlalu
salah satu faktor yang paling mudah cepat untuk memompa sejumlah darah
normal jika membengkak atau menciur. Elektrolit- eksternal. Dengan menyesuaikan kecepatan pengeluaran
elektrolit lain berperan dalam berbagai fungsi vital lain. CO, penghasii asam, sistem pernapasan juga penting un-
Sebagai contoh, denyut jantung yang teratur bergan- tuk mempertahankan pH lingkungan internal yang sesuai.
tung pada konsentrasi kalium (K.) yang relatifkonstan I Sistem kemih mengeluarkan kelebihan air, garam, asam,
di cairan ekstrasel. dan elektrolit lain dari plasma serta mengeluarkannya ke
5. Volume dan tehanan. Komponen lingkungan internal urin, bersama dengan zat-zat sisa selain COr. Sistem ini
yang beredar, yaitu plasma, harus dipertahankan pada mencakup ginjal dan "perpipaan" yang terkait.
volume dan tekanan darah yang adekuat untuk men- 5. Sisrem tulang (tulang, sendi) merupakan penunjang dan
jamin distribusi penghubung antara lingkungan ekster- protektor bagi jaringan lunak dan organ. Sistem ini juga
nal dan sel yang penting ini ke seluruh tubuh. berfungsi sebagai rempat penyimpanan kalsium (Ca2-),
7. Suhu. SeI-sel tubuh berfungsi optimal dalam kisaran suatu elektrolit yang konsentrasinya dalam plasma harus
suhu yang sempit. Jika sel terlalu dingin maka fungsi- dipertahankan dalam batas-baras yang sempit. Bersama
fungsi sel akan terlalu melambat; dan yang lebih buruk dengan sistem otot, sistem tulang juga memungkinkan
lagi, jika sel terlalu panas maka protein-protein struk- tubuh dan bagian-bagiannya bergerak. Selain itu,
tural dan enzimatik akan terganggu atau rusak. sumsum tulang-bagian interior lunak beberapa jenis
tulang*adalah sumber utama semua sel darah.
KONTRIBUSI SISTEM TUBUH TERHADAP Sistem otot (otot rangka) menggerakkan tulang rempar
HOMEOSTASIS melekatnya otot rangka. Dari sudut pandang homeosta-
tik murni, sistem ini memungkinkan individu bergerak
Kesebelas sistem tubuh ikut berperan dalam homeostasis
mendekati makanan atau menjauh dari bahaya. Selain
dengan cara-cara penting berikut (Gambar 1-6):
itu, panas yang dihasilkan oleh kontraksi otor penring
1. Sistem sirkulasi adalah sistem pengangkut yang mem- dalam mengatur suhu. Selain itu, karena oror rangka
bawa berbagai bahan misalnya nutrien, O,, CO., zat berada di bawah kontrol sadar maka orang yang bersang-
sisa, elektrolit, dan hormon dari satu bagian tubuh ke kutan dapat menggunakannya untuk melakukan be-
bagian lain. ragam gerakan lain yang ia inginkan. Gerakan-gerakan
2. Sistem pencernaan menguraikan makanan menjadi ini, yang berkisar dari keterampilan motorik halus yang
molekul-molekul nutrien kecil yang dapat diserap ke diperlukan untuk menjahit hingga gerakan kuat yang
dalam plasma untuk didistribusikan ke semua sel tubuh. digunakan dalam angkat beban, tidak harus ditujukan
Sistem ini juga memindahkan air dan elektrolit dari unt uk memperrahan kan homeosrasis.
lingkungan elsternal ke lingkungan internal. Sistem 7. Sistem integumen (kdit dan struktur terkait) berfungsi
pencernaan mengeluarkan residu makanan ke lingkungan sebagai sawar protektif luar yang mencegah cairan
eksternal dalam bentuk tinja. internal keluar dari tubuh dan mikroorganisme asing
3. Sistem pernapasan, terdtri dari paru dan saluran napas, masuk. Sistem ini juga penting dalam mengatur suhu
menyerap O, dari dan mengeluarkan CO, ke lingkungan tubuh. Jumlah panas yang lenyap dari permukaan tubuh
12 Bab 1
'kelingkungan eksternal dapat disesuaikan dengan Anda kini telah mempelajari apa itu homeostasis dan
mengontrol produksi keringat dan dengan mengatur bagaimana fungsi berbagai sistem tubuh mempertahankan-
aliran darah hangat ke kulit. nya. Berikutnya marilah kita membahas mekanisme-meka,
8. Sistem imun (sel darah putih, organ limfoid) memper- nisme regulatorik yang digunakan tubuh untuk bereaksi
tahankan tubuh dari invasi asing dan dari sel-sel tubuh terhadap perubahan dan mengontroi lingkungan internal.
yang berubah menjadi kanker. Sistem ini juga melicinkan
jalan untuk memperbaiki atau mengganti sel yang cedera
atau aus. SISTEM KONTROL HOMEOSTATIK
9. Sistem saraf (otak, medula spinalis, saraf) adalah salah
satu dari dua sistem regulatorik utama tubuh. Secara Sistem kontrol homeostatik adalah suatu jalinan komponen-
umum, sistem ini mengontrol dan mengoordinasikan komponen tubuh yang saling berhubungan secara fungsional
aktivitas tubuh yang memerlukan respons cepat. Sistem dan bekerja untuk memperrahankan suatu faktor dalam
saraf sangat penting dalam mendeteksi dan memulai lingkungan internal agar relatifkonstan di sekitar suatu tingkat
respons terhadap perubahan dalam lingkungan ekster- opdmal. Untuk mempertahankan homeostasis, sistem kontrol
nal. Selain itu, sistem ini bertanggung jawab untuk harus mampu (1) mendeteksi penyimpangan dari nilai normal
fungsi-fungsi yang lebih tinggi (fungsi luhur) yang tidak faktor internai yang perlu dijaga dalam batas-batas yang sem-
seluruhnya ditujukan untuk mempertahankan homeo- pit; (2) mengintegrasikan informasi ini dengan informasi lain
stasis, misalnya kesadaran, daya ingat, dan kreativitas. yang relevan; dan (3) melakukan penyesuaian yang repat dalam
10. Sistem endokrin adalah sistem regulatorik utama lainnya. aktivitas bagian-bagian tubuh yang bertanggung jawab me-
Berbeda dari sistem saraf, secara umum kelenjar-kelenjar mulihkan faktor tersebut ke nilai yang diinginkan.
penghasil hormon pada sistem endokrin mengatur akti-
vitas yang lebih memerlukan durasi daripada kecepatan,
misalnya pertumbuhan. Sistem ini sangat penting dalam I Sistem kontrol homeostatik mungkin bekerja
mengontrol konsentrasi nutrien, dan mengontrol volu- secara lokal atau di seluruh tubuh
me serta komposisi elektrolit lingkungan internal dengan
mengatur fungsi ginjal. Sistem kontrol homeostatik dapat dikelompokkan menjadi
dua kelas-kontrol intrinsik dan ekstrinsik. Konrol intrinsik
Ll. Sistem reproduksi tidak esensial bagi homeostasis dan
karenanya tidak esensial bagi kelangsungan hidup indi-
(lokal) terdapat di dalam dan inheren bagi suatu organ
(intrinsik berarti "di dalarn'). Sebagai contoh, karena oror
vidu. Namun, sistem ini esensial bagi kelangsungan ke-
rangka yang sedang berolahraga menggunakan O, dengan
beradaan spesies.
cepat untuk menghasilkan energi untuk menunjang aktivitas
kita membahas masing-masing dari sistem di atas
Selagi kontraktilnya maka konsentrasi O, di dalam oror turun.
secara lebih detil, ingatlah selalu bahwa tubuh adalah suatu Perubahan kimia lokal ini
bekerja secara langsung pada otot
kesatuan terkoordinasi meskipun setiap sistem memberi kon- polos di dinding pembuluh darah yang mendarahi oror rer-
tribusi khususnya masing-masing. Kita mudah melupakan sebut, menyebabkan otot polos melemas sehingga pembuluh
bahwa semua bagian tubuh sebenarnya menyatu padu mem- berdilatasi, atau membuka lebar. Akibatnya terjadi pening-
bentuk satu tubuh utuh yang berfungsi. Karena itu, setiap katan aliran darah melalui pembuluh yang melebar tersebut
bab dimulai dengan sebuah gambar dan pembahasan yang ke otot di atas sehingga O, yang disalurkan meningkat. Meka-
berfokus pada bagaimana sistem tubuh yang akan dibicara- nisme lokal ini ikut mempertahankan kadar optimal O, di
kan menyatu dengan tubuh keseluruhan. Selain itu, setiap lingkungan cairan internal tepat di sekitar sel-sel orot yang
bab diakhiri dengan pembahasan singkat mengenai kontri- berolah raga tersebur.
busi homeostatik sistem tubuh yang dimaksud. Sebagai alat Namun, sebagian besar faktor di lingkungan internal
bantu agar anda dapat menelusuri bagaimana semua sistem dipertahankan oieh kontrol ekstrinsik, yaitu mekanisme
menyatu, Gambar 1-6 diduplikasi di sampul bagian dalam regulasi yang dimulai di luar suatu organ untuk mengubah
sebagai referensi yang mudah diakses. aktivitas organ tersebut(ekstrinsikberarti "di luar dari"). Kon-
Anda juga perlu menyadari bahwa tubuh keseluruhan trol ekstrinsik organ dan sistem tubuh dilakukan oleh sistem
berfungsi lebih besar daripada jumlah masing-masing bagian- saraf dan endokrin, dua sistem regulatorik utama tubuh.
nya. Melalui spesialisasi, kerja-sama, dan saling ketergan- Kontrol ekstrinsik memungkinkan terjadinya regulasi terpadu
tungan, sel-sel bergabung untuk membentuk organisme hi- beberapa organ untuk mencapai satu tujuan; sebaliknya,
dup yang tunggal, unik, dan terintegrasi dengan kemampuan kontrol intrinsik bersifat "swalayan" bagi organ tempat kon-
yang lebih beragam dan lebih kompleks daripada yang di- trol tersebut terjadi. Mekanisme regulasi yang menyeluruh
miliki oleh masing-masing sel pembentuknya. Bagi manusia, dan terkoordinasi sangat penting untuk mempertahankan
kemampuan-kemampuan ini jauh melebihi proses-proses keadaan stabil dinamik di lingkungan internal secara keselu-
yang dibutuhkan untuk mempertahankan kehidupan. Se- ruhan. Sebagai contoh, untuk memulihkan tekanan darah ke
buah sel, atau bahkan kombinasi acak sel-sel, jelaslah tidak tingkat yang sesuai jika tekanan tersebut turun terlalu rendah,
dapat menciptakan mahakarya seni atau mendisain pesawat sistem saraf secara simultan bekerja pada jantung dan pem-
luar angkasa, tetapi sel-sel tubuh yang bersatu-padu memung- buluh darah di seluruh tubuh untuk meningkatkan tekanan
kinkan sseorang memperoleh kemampuan tersebut. darah ke normal.
o2
CO,
Urin mengandung
zat sisa dan
kelebihan air dan
elektrolit
Nutrien, air,
elektrolit
Feses mengandung
residu makanan
yang tidak dicerna
Sperma meninggalkan
pria
Sperma masuk ke.
wanita
Pertukaran dengan
semua sistem lain
SISTEM SIRKULASI
Mengangkut nutrien, 02, CO2 zat sisa, elektrolit, dan hormon ke seluruh tubuh
LINGKUNGAN
Lihat Bab 9, 10, dan 11.
EKSTERNAL
li*:1q1i3i3{*!q:C',Sgi{
: . - i'i. -<J-.."-qSS"n -._;';
Gambar 1-6
Peran sistem-sistem tubuh dalam mempertahankan homeostasis
14 Bab 1
Menjaga cairan
internal tetap
di dalam
Menahan benda
asing tetap di luar
Memungkinkan tubuh
berinteraksi dengan
lingkungan luar
Pertukaran dengan
semua sistem lain
tltt:tr!:ita{tq9giii!ltiSia:!::i.:ttiillre:3:!&igi6s?::
,:' Sel-sel membentuk
.: sistem tubuh
"16 Bab 1
Menghilangkan
Turunnya suhu
kamar di bawah
titik patokan
Menghilangkan
F;;;;---l
bawah
I tubuh di
patokan
titik
I
Menghilangkan
I I
I Set saraf
l- !:rIgl:tr
I
_,
I
1 Produksi panas
Respons kompensasi 1 Pengeluaran panas melalui proses
menggigil dan cara lain
ry
Peningkatan suhu
kamar menuju
titik patokan
(b) (c)
Gamban t-7
Umpan-balik negatif. (a) Komponen sistem kontrol umpan balik negatif. (b) Kontrol umpan balik negatif suhu kamar. (c) Kontrol
umpan balik negatif suhu tubuh.
RINGKASAN BAB
Mengenal Fisiologi (h. l-2)
f Fisiologi adalah ilmu renrang fungsi tubuh. proses-proses yang berkaitan dengan kehidupan. Sel ada-
I Ahli fisiologi menjelaskan fungsi tubuh berdasarkan lah building blochs struktnral dan fungsional dasar yang
mekanisme-mekanisme kerja yang melibatkan rangkaian hidup bagi tnbuh (Lihatlah Gambar t-l).
proses fi sikokimia sebab-akibat. Fungsi dasar yang dilakukan oleh setiap sel untuk
I Fisiologi dan anatomi berhubungan erat karena fungsi kelangsungan hidupnya sendiri mencakup ( l ) memperoleh
tubuh sangat bergantung pada struktur bagian-bagian O, dan nutrien, (2) melaksanakan realai kimia penghasil
tubuh yang melaksanakannya. energi, (3) mengeluarkan zat sisa, (4) membentuk protein
dan komponen sel lain, (5) mengontrol perpindahan
Tingkat Organisasi di Tubuh (h.2-6) bahan antara sel dan lingkungannya, (6) mengangkut
I Tirbuh manusia adalah suatu kombinasi kompleks atom- baharl ke seluruh sel, (7) berespons terhadap lingkungan,
atom dan molekul-molekul spesifik. dan (8) berkembang biak.
I Komponen kimiawi tak hidup ini tersusun secara repat Selain menjalankan fungsi-fungsi dasarnya, seriap sel da-
membe ntuk sel, entitas terkecil yang mampu melaksanakan lam organisme multisel melakukan fungsi khusus.
18 Bab 1
I Kombinasi sel-sel yang memiliki struktur dan fungsi khu- dan elektrolit lain; (6) volume dan tekanan; dan (7) suhu
sus serupa membentuk empat iaringan utama tubuh: otot, (Lihatlah Gambar I-Q.
saraf, epitel, dan ikat. I Fungsi yang dilakukan oleh sistem tubuh ditujukan untuk
I Kelenjar berasal dari jaringan epitel dan mengkhususkan mempertahankan homeostasis. Fungsi sistem-sistem
diri menghasilkan sekresi. Kelenjar eksokrin mengeluar- tubuh pada akhirnya bergantung pada aktivitas khusus
kan isinya melalui saluran ke permukaan atau rongga sel-sel yang membentuk sistem. Karena itu, homeostasis
tubuh yang berhubungan dengan dunia luar; kelenjar esensial bagi kelangsungan hidup masing-masing sel, dan
endokrin mengeluarkan hormon ke dalam darah. (Lihatlah setiap sel memberi kontribusi bagi homeostasis (Lihatlah
Gambar 1-2). Gambar I-5 dan I-A.
I Organ adalah kombinasi dua atau lebih jenis jaringan
yang bekerja sama untuk melaksanakan satu fungsi atau Sistem Kontrol Homeostatik (h. 13-18)
lebih. Contohnya adalah sistem pencernaan. I Sistem kontrol homeostatik adalah suatu jalinan kompo-
nen-komponen tubuh yang bekerja sama untuk memper-
I Sistem tubuh adalah gabungan organ yang menjalankan
tahankan suatu faktor dalam lingkungan internal agar
fungsi yang berhubungan dan berinteraksi untuk melaksa-
relatif konstan di sekitar titik patokan oprimal.
nakan suatu aktivitas umum yang esensial bagi kelang-
sungan hidup tubuh keseluruhan. Contohnya adalah
I Sistem kontrol homeostatik dapat diklasifikasikan sebagai
(1) kontrol intrinsik (lokal), yaitu respons-respons kom-
sistem pencernaan. (Lihatlah Gambar 1-3).
pensatorik inheren suatu organ terhadap perubahan; dan
I Sistem-sistem organ berpadu untuk membentuk organis-
(2) kontrol ekstrinsik, yaitu respons suaru organ yang
me, atau tubuh keseluruhan.
dipicu oleh faktor-faktor di luar organ, yaitu sistem saraf
Konsep Homeostasis (h. 6-13) dan endokrin.
I Cairan di dalam sel tubuh adalah cairan intrasel, dan I Baik sistem konffol intrinsik maupun ekstrinsik umum-
cairan di luar sel adalah cairan ekstrasel. nya bekerja berdasarkan prinsip umpan balik negatif:
I Karena sebagian besar sel tubuh tidak berkontak langsung perubahan pada suatu variabel terkontrol akan memicu
dengan lingkungan elsternal, maka kelangsungan hidup sel respons yang mendorong variabel ke arah yang berlawan-
bergantung pada terpeiiharanya lingkungan cairan internal an dari perubahan awal sehingga perubahan tersebut
yang relatif stabil tempat sel tersebut melakukan pertukaran dilawan (Lihatkh Gambar 1-/.
langsung untuk mempertahankan kehidupannya. I Dalam umpan balik positif, perubahan pada variabel
I Cairan ekstrasel berfungsi sebagai lingkungan internal. terkontrol memicu respons yang mendorong variabel ke
Cairan ini terdiri dari plasma dan cairan interstisium arah yang sama seperti perubahan awal sehingga perubah'
(Lihatlah Gambar 1-41. an semakin kuar.
I Homeostasis adalah pemeliharaan keadaan lingkungan I Mekanisme umpan adalah respons kompensatorik yang
internal yang stabil dinamik. terjadi sebagai antisipasi adanya suatu perubahan.
I Faktor-faktor dalam lingkungan internal yang harus di- I Ketika satu atau lebih sistem tubuh gagal berfungsi dengan
pertahankan secara homeostatis adalah (1) konsentrasi benar sehingga lingkungan internal tidak lagi dapat diperta-
molekul nutrien; (2) konsentrasi O, dan COr; (3) kon- hankan optimal akan timbul keadaan patofisiologis. Gang-
sentrasi produk sisa; (4) pH; (5) konsentrasi air, garam, guan homeostatik yang parah akan menyebabkan kematian.
SOAL LATIHAN
Pertanyaan Obyektif (Jawaban di h. A-43) tulang
^.
b.
l. Mana dari aktivitas berikut yang tidah d|lil<sanakan oleh darah
setiap sel di tubuh? c. medula spinalis
memperoleh O, dan nutrien d. tendon
^. melakukan reaksi kimia untuk memperoleh energi
b. e. jaringan yang melekatkan jaringan epitel ke struktur
yang digunakan oleh sel di bawahnya
c. mengeluarkan zat sisa 3. Mana dari yang berikut adalah peningkatan tingkat
d. mengontrol sebagian besar pertukaran bahan antara organisasi tubuh yang benar?
sel dan lingkungan eksternal a. kimia, sel, organ, jaringan, sistem tubuh, tubuh ke-
e. bereprodulai seluruhan
2. Mana dari yang berikut bukan merupakan jenis jaringan b. kimia, sel, jaringan, organ, sistem tubuh, tubuh ke-
ikat? seluruhan
UNTUK DIRENUNGKAN
(Penjelasan dih. A-43)
1 Dengan mempertimbangkan sifat kontrol umpan balik (yaitu menjadi terlalu basa), jika tindakan-tindakan
negatif dan fungsi sistem pernapasan, efek apa yang anda kompensatorik lain tidak memiliki waktu untuk
perkirakan terjadi pada kecepatan dan kedalaman per- bekerja?
napasan seseorang akibat penurunan CO, di lingkungan 3. Hormon insulin meningkatkan transpor glukosa (gula)
internal? dari darah ke dalam sebagian besar sel. Sekresinya dikon-
2. Apakah kadar O, dalam darah menjadi (a) normal, (b) trol oleh suaru sisrem umpan balik negatif antara kon-
di bawah normal, dan (c) meningkat pada pasien dengan sentrasi glukosa dalam darah dan sel penghasil insulin.
pneumonia berat yang menyebabkan gangguan pertu- Karena itu, mana dari pernyataan berikut yang benar?
karan O, dan CO, antara udara dan darah di paru? a. Penurunan konsentrasi glukosa darah merangsang
Apakah kadar CO, pada pasien tersebut akan (a) normal, sekresi insulin, yang pada gilirannya menyebabkan
(b) di bawah normal, atau (c) meningkat? Karena CO, penurunan lebih lanjut konsentrasi glukosa.
bereaksi dengan HrO untuk membentuk asam karbonat b. Peningkatan konsentrasi glukosa darah merangsang
(HrCO3), apakah darah pasien akan (a) memiliki pH
. sekresi insulin, yang pada gilirannya menurunkan
normal, (b) menjadi terlalu asam, atau (c) kurang asam konsentrasi glukosa darah.
20 Bab'l
,c. Penurunan konsentrasi glukosa darah merangsang 5. Suhu tubuh diatur secara homeostatis di sekitar suatu
sekresi insulin, yang pada gilirannya meningkatkan titik patokan. Berdasarkan pengetahuan anda tentang
konsentrasi glukosa darah. umpan balik negatif dan sistem kontrol homeostatik, per-
d. Peningkatan konsentrasi glukosa darah merangsang kirakan apakah akan terjadi penyempitan atau pelebaran
sekresi insulin, yang pada gilirannya semakin me- pembuluh-pembuluh darah kulit ketika seseorang ber-
ningkatkan konsentrasi glukosa darah. olahraga berat? (Petunjuk Kontraksi otot menghasilkan
e. Semua pernyataan di atas salah. panas. Penyempitan pembuluh darah yang mengalir ke
4. Karena sebagian besar pengidap AIDS meninggal akibat suatu organ menurunkan aliran darah ke organ tersebut,
infeksi berat atau jenis kanker yang jarang, menurut sedangkan pelebaran pembuluh meningkatkannya. Se-
anda sistem tubuh manayang terganggu oleh HIV (virus makin hangat darah yang mengalir ke kulit semakin besar
AIDS)? pengeluaran panas dari kulit ke lingkungan sekitar).
KASUS KLINIS
(Penjelasan fi
h. A-43) di bagian saluran cerna yang lebih distal. Bagaimana penyakit
Jennifer R mengalami "flu perut" dan mengalami muntah- ini mengancam homeostasis lingkungan internal Jennifer?
muntah berat sejak 24 jam terakhir. Ia tidak hanya tidak bisa Yaitu, apa faktor-faktoryang dipertahankan secara homeostatis
mempertahankan cairan atau makanan di dalam perutnya yang bergeser menjauhi titik normal oleh muntah-muntah
tetapi ia juga kehilangan getah asam yang disekresikan oleh hebat tersebut? Sistem tubuh apa yang berespons untuk
Iambung yang secara normal diserap kembali ke dalam darah menahan perubahan tersebut?
Sistclr'n tHbe,h
.:'atem 3:*rta8'ran$can trnsrfi eosa$i$
;
]J
ffi
F,J
r1l
l[;
'J
Nukleus
Membran
plasma
Sel adalah bahan pembangun (building b/ock) tubuh makhluk Melalui kerja terkoordinasi dari berbagai komponen sel
hidup. Seperti halnya tubuh secara keseluruhan yang tersusun tersebut, setiap sel dapat melakukan fungsi-fungsi dasar
secara canggih, demikian juga interior sel. Sel memiliki tiga tertentu yang esensial bagi kelangsungan hidupnya dan
bagian utama: membran plasma yang membungkus sel; fungsi khusus yang membantu mempertahankan homeosta-
nukleus, yang mengandung bahan genetik sel; dan sitoplas- sis. Sel-sel tersusun sesuai spesialisasinya membentuk sistem
ma, yang tersusun menjadi organel-organel diskret sangat tubuh yang mempertahankan stabilitas lingkungan internal
khusus yang tersebar di seluruh cairan mirip gel, yaitu sitosol. yang esensial bagi kelangsungan hidup tubuh keseluruhan.
Sitosol dipenuhi oleh perancah protein, yaitu sitoskeleton, Semua fungsi tubuh akhirnya bergantung pada aktivitas
yang berfungsi sebagai "tulang dan otot" sel. masing-masing sel pembentuk tubuh.
22
Pembuluh Darah
dan Tekanan
Darah
SEK|tAS tst
PENDAHULUAN PENDAH U LUAN
I Jenis pembuluh darah Sebagian besar sel tubuh tidak berkontak langsung
I Hubungan aliran, tekanan, resistensi dengan lingkungan eksternal, namun sel-sel ini harus
ARTERI melakukan pertukaran dengan lingkungan tersebut,
I Saluran ke jaringan misalnya menyerap O, dan nutrien serta menge-
I Peran sebagai reservoar tekanan luarkan zat sisa. Selain itu, berbagai pembawa pesan
I Tekanan arteri kin.riawi harus diangkut di antara sel-sel untuk me-
ARTERIOL laksanakan aktivitas yang terpadu. Agar pertukaran
I Pembuluh resistensi utama jarak jauh ini te rcapai maka sel-sel dihubungkan satu
I Kontrol jari-jari arteriol sama lain dan dengan lingkungan eksternal oleh
I Peran dalam mendistribusikan curah jantung sistem vaskular (pembuluh darah). Darah diangkut
I Peran dalam mempertahankan tekanan darah arteri ke semua bagian tubuh melalui suatu sistem pem-
KAPILER
buluh yang membawa pasokan segar ke semua sel
sekitarnya sembari membersihkan zat-zat sisa.
I Tempat pertukaran
Semua darah yang dipompa oleh sisi kanan jan-
I Difusi menembus dinding kapiler
tung mengalir melalui sirkulasi paru ke paru untuk
I Bulk f/ow menembus dinding kapiler
menyerap O, dan membuang ClO,. Darah yang di-
I Pembentukan dan fungsi limfe
I Edema
pompa oleh sisi kiri lantung ke dalam sirkulasi
sistemik disebar dalarn berbagai proporsi ke organ-
VENA
organ sistemik melalr-ri susunan pembuiuh-pembu-
I Saluran ke jantung
luh paralel yang bercabang dari aorta (Gambar 10- 1)
I Peran sebagai reservoar darah (lihat juga h. 329). Susunan ini mernastikan bahwa
I Aliran balik vena semua organ menerima darah dengan komposisi
TEKANAN DARAFI yang sama; yaitu, suatu organ tidak menerima darah
I Faktor yang mempengaruhi tekanan darah rerata "bekas" yang telah melewati organ lain. Karena
I Refleks baroreseptor susunan paralel ini maka aliran darah yang melalui
I Hipertensi suatu organ dapat diatur secara independen sesuai
I Hipotensi; syok sirkulasi kebutuhan.
Di bab ini, kita mula-mula akan mengulas be-
berapa prinsip umum mengenai pola aliran darah
dan fisika aliran darah. Kemudian kita akan meng-
alihkan perhatian pada peran berbagai jer.ris pem-
buluh darah tempat darah mengalir. Kita akan meng-
akhiri bab ini dengan membahas bagaimana tekanan
darah diatur untuk menjamin penvaluran darah se-
cara adekuat ke jaringan.
369
Sebagai contoh, sebagian besar curah jantung didistribusi-
I Untuk mempertahankan homeostasis, organ kan ke saluran cerna (untuk menyerap nutrien), ke ginjal
perekondisi menerima aliran darah melebihi (untuk membuang zar sisa metabolik dan menyesuaikan
kebutuhan mereka sendiri. komposisi air dan elektrolit), dan ke kulit (untuk menge-
luarkan panas). Aliran darah ke organ lain-jantung, otot
Darah terus-menerus mengalami "rekondisi" sehingga kom-
rangka, dan sebagainya-semara-mata untuk memenuhi ke-
posisinya relatif konstan meskipun bahan-bahannya rerus
butuhan metabolik organ-organ tersebut dan dapat dise-
dikuras untuk menunjang aktivitas metabolik dan selalu
suaikan menurut tingkat aktivitasnya. Sebagai contoh, se-
mendapat tambahan zat sisa dari jaringan. Organ-organ
lama olahraga darah yang disalurkan ke otot-otor yang aktif
yang merekondisi darah normalnya menerima jauh lebih
jumlahnya meningkat unruk memenuhi kebutuhan meta-
banyak darah daripada yang diperlukan untuk memenuhi
boliknya.
kebutuhan metaboliknya, sehingga dapat menyesuaikan
Karena organ,organ perekondisi-organ pencernaan,
kebutuhan darah tambahan untuk mencapai homeostasis.
ginjal, dan kulit-menerima aliran darah melebihi kebutuhan
sendiri maka organ,organ rersebur dapat menghadapi penu-
runan temporer aliran darah jauh lebih baik daripada organ-
organ lain yang tidak mendapat tambahan darah. Secara
['1
100%
r._:11 i khusus, otak dapat mengalami kerusakan permanen jika
mengalami kekurangan aliran darah sementara. Dalam
waktu hanya empat menit kekurangan O,, otak sudah meng-
alami kerusakan terap. Karena itu, dalam operasi sistem sirku-
Sisi kanan jantung I Si.t kiri jantung lasi secara keseluruhan, penyaluran konstan darah yang ade-
kuat ke otak, yaitu organ yang paling tidak dapat menoleransi
gangguan aliran darah, merupakan prioritas utama.
a-*'--_]
t
__99i":13"'_J
Sebaliknya, organ-organ perekondisi dapat menoleransi
penurunan signifikan aliran darah untuk waktu yang relatif
{sit,"t lama. Sebagai contoh, sewaktu olahraga sebagian darah yang
ffi
d
normalnya mengalir ke organ pencernaan dan ginjai dialih-
kan ke otot rangka. Demikian juga, untuk menghemat panas
tubuh, aliran darah ke kulit sangat dikurangi sewaktu tubuh
terpaian ke lingkungan dingin.
t.:!il,:il= Pada bagian selanjutnya dari bab ini, anda akan melihat
bagaimana distribusi curah jantung disesuaikan menurur ke-
butuhan tubuh saat itu. Untuk sekarang, kita akan berkon-
[ -';--=l sentrasi pada faktor-faktor yang mempengaruhi aliran darah
melalui suatu pembuluh darah.
AP
[-',*-l di mana
[ ."-rl] F
[P
= laju aliran melalui suatu pembuluh
= gradien tekanan
Gambar 10-1 R = resistensi pembuluh darah
Distribusi curah jantung saat istirahat. Paru menerima semua
darah yang dipompa keluar oleh sisi kanan jantung, semen-
tara masing-masing organ sistemik menerima bagian darah GRADIEN TEKANAN
yang dipompa keluar oleh sisi kiri jantung. Diperlihatkan
Gradien tekanan adalah perbedaan tekanan antara awal dan
persentase darah yang diterima oleh berbagai organ pada
kondisi istirahat. Distribr.rsi curah jantung ini dapat disesuaikan akhir suatu pembuluh. Darah mengalir dari daerah dengan
berdasarkan kebutuhan. tekanan lebih tinggi ke daerah dengan tekanan lebih rendah
370 Bab 10
mengikuti penurunan gradien tekanan. Kontraksi jantung aliran yang keluar dari ujung selang kecil, karena tekanan
menimbulkan tekanan pada darah, yai:l gaya dorong utama pada awal selang hanya sedikit lebih tinggi daripada akhir
bagi aliran melalui suatu pembuluh. Karena gesekan (resis- selang. Jika anda membuka keran lebar-lebar maka gradien
tensi), tekanan turun sewaktu darah menyusuri panjang tekanan sangat meningkat sehingga air mengalir melalui se-
pembuluh. Karena itu, tekanan lebih tinggi di awal daripada lang jauh lebih cepat dan menyembur dari ujung selang.
di akhir pembuluh, membentuk gradien tekanan untuk alir, Perhatikan bahwa perbedaan tekanan antara dua ujung pem-
an maju darah melalui pembuluh. Semakin besar gradien buluh, dan bukan tekanan absolut di dalam pembuluh yang
tekanan yang mendorong darah melalui suatu pembuluh, menentukan laju aliran (Gambar 10-2b).
semakin besar laju aliran melalui pembuluh tersebut (Gam-
bar 10-2a). Bayangkanlah sebuah selang taman yang dihu- RESISTENSI
bungkan ke keran. Jika anda membuka keran sedikit maka
Faktor lain yang mempengaruhi laju aliran melalui suatu
pembuluh adalah resistensi, yaitu ukuran tahanan arau
oposisi terhadap aliran darah yang melalui suatu pembuluh,
akibat gesekan (friksi) antara cairan yang bergerak dan
dinding vaskular yang diam. Seiring dengan meningkatnya
resistensi, darah menjadi semakin sulit melewati pembuluh
Tekanan
sehingga laju aliran berkurang (selama gradien tekanan tidak
50 mm Hg
berubah). Jika resistensi meningkat maka gradien rekanan
harus meningkat secara proporsional agar iaju aliran tetap.
Karena itu, jika pembuluh membentuk resistensi yang lebih
besar maka jantung harus bekerja lebih keras untuk
mempertahankan sirkulasi yang adekuat.
;l,i;il Resistensi terhadap aliran darah bergantung pada tiga
rr
faktor: (1) kekentalan (viskositas) darah, (2) panjang pem-
AP di pembuluh 2 = 2 kali daripada buluh, dan (3) jarr-jari pembuluh, yaitu faktor terpenting.
di pembuluh 1 Kata viskositas (disimbolkan 11) merujuk kepada friksi yang
terbentuk antara molekul-molekul cairan sewaktu saling ber-
Aliran di pembuluh 2 = 2 kali daripada
di pembuluh 1 geser saat cairan mengalir. Semakin besar viskositas semakin
besar resistensi terhadap aliran. Secara umum, semakin kental
Aliran - AP cairan, semakin besar viskositasnya. Sebagai contoh, gula cair
mengalir lebih lambat daripada air, karena gula cair memiliki
(a)
viskositas lebih besar. Viskositas darah ditentukan terutama
Tekanan
oleh jumlah sel darah merah yang beredar. Dalam keadaan
90 mm Hg normal, faktor ini relatif konstan dan karenanya kurang
begitu penting dalam mengontrol resisrensi. Namun, kadang
viskositas darah dan resisrensi terhadap aliran berubah karena
keiainan jumlah sel darah merah. Jika sel darah merah jum-
lahnya berlebihan maka aliran darah menjadi lebih lambat
daripada normal.
Karena darah "bergesekan" dengan lapisan dalam pem-
buluh sewaktu mengalir maka semakin luas permukaan pem-
AP di pembuluh 3 = sama dengan buluh yang berkontak dengan darah, semakin besar resisrensi
di pembuluh 2, terhadap aliran. Luas permukaan ditentukan baik oleh pan-
meskipun nilai
absolutnya jang (L) maupun jari-jarr (r) pembuluh. Pada radius tetap,
lebih besar semakin panjang pembuluh, semakin besar luas permukaan
dan semakin besar resisrensi terhadap aliran. Karena panjang
Aliran di pembuluh 3 = sama seperti
di pembuluh 2 pembuluh di tubuh tidak berubah maka hal ini bukan me-
Aliran - AP rupakan faktor variabel dalam kontrol resistensi vaskular.
Karena itu, penentu utama resistensi terhadap aliran
(b)
adalah jari-jari pembuluh. Cairan lebih mudah mengalir
Gambar 10-2
melalui suatu pembuluh besar daripada pembuluh kecil.
Hubungan aliran dengan gradien tekanan di pembuluh. (a)
Seiring dengan meningkatnya perbedaan tekanan (lP) antara Penyebabnya adalah bahwa volume rertentu darah berkontak
kedua ujung pembuluh, laju aliran meningkat setara. (b) Laju dengan luas permukaan yang jauh lebih besar pada pembu-
aliran ditentukan oleh perbedaan tekanan antara kedua luh berjari-jari kecil daripada pada pembuluh berjari-jari be-
ujung pembuluh bukan besar tekanan di masing-masing sar sehingga resistensi menjadi lebih besar (Gambar 10-3a).
ujung.
Selain itu, perubahan kecil dalam jari-jari pembuluh
menyebabkan perubahan nyata pada aliran karena resistensi
rAI)r''
Karena itu, peningkatan clua kali lipar jari-jari nrengurangi Laju:rliran =
8qL
resistensi nrenladi 1/1(r dari nilai arval (r' - 2 x ), x2 x 2 - 16:
R z 1/l(r) dan karenanya meningkatkan aliran n'relalr-Li penr- I\4akna dari hubr-rngar) anrrrra aliran, tekanan, dan resistensi.
buluh l(r kali lipat (pada gradien tekanan vang sarla) ((larn vang terLrt:lma clitentukan oleh jari-jari pembuluh, akan
bar 10-3b). Kebalikannya juga berl:rku. Hanva l/16 junrlah rr.renjadi sen.rakin jelas setelah kita melakukan "perjal:rnan"
clar:rh vang mengalir melalui suatu pentrtrluh pada gradien menyusuri pembr.rlr-rh di bagian selanjutnya.
tekanan vang sarra jika jari-jari clikurangi rrenjadi separr-rh-
nva. Y:rng penrng, jari-jari arreriol dapat diarr.rr dan rneru,
I Anyaman pohon vaskular terdiri dari arteri,
pakan fal<tor uranra clalarr nrengontrol resistensi terhadap
arteriol, kapiler; venula, dan vena.
.rliran tlarah iii seluruh sistenr pembrrltrh.
Sirkulasi sisternik dan paru masing-masing terdiri clari
sistem pembuluh vang tertLLtlrp ((iambar 10,4). (Untuk
Kapiler
paru
tE)f I I
Arteriol Venula
Arteri
pulrnonalis Sirkulasi paru
Vena
pulmonalis
Aorta
(arteri
Vena
sistemik
sistemik
Gradren \ utama)
:"#:"'.
Sirkulasi sistemik
Kapiler
Jari-jari di pembuluh 2 = 2 kali
Pembuluh 1
Pembuluh 1
Arteri kecil
Ariran di pembuluh , =
19.1:,' , .
pembuluh
yang bercabang
1
dari aorta untuk
mendarahi
Resistensi - 1/r/ berbagai jaringan
Aliran - ra Untuk menyederhanakan, hanya dua anyaman
(b) kapiler di dalam dua organ yang diperlihatkan
372 Bab 10
sejarah vang nrenyebabkan disinrpulkannya bahwa pem- morlrpa dar-ah ke dalam artcri dan kemudian rnelenras unruk
buluh darah membentuk suatu sistem tertutup lihatlah dapar cliisi oleh darah vena. Ketika jantung mele rnas dan ter
Fitur penyerta dalarn boks, Konsep, Tantangan, dan Kon isi tidak ada lagi darah yang dipompa keluar. Namun, :rlir:rn
troversi). Rangkaian vaskular ini n-rasing-masing terdiri darah kapiler tidak berfluktuasi antara sistol dan diastol jarr-
dari kor.rtir.rum jenis pembuluh darah berbeda yar.rg ber- tung, darah terus mengalir rnelalui kapiler yang rrendarahi
awal dari dan berakhir di jantung. Pada sirkulasi sistemik, organ-organ. Gaya pendorong bagi aliran darah yang rerus
arteri, yang rnembawa darah dari jantung ke organ, ber- menerus ke organ sewaktu relaksasi jantung ini dihasilkan
cabang membentuk "pohon" pembuluh darah yang se- oleh clastik dinding arreri.
'ilar
nrakin kecil dengan berbagai cabang menyalr.rrkan darah Semua pembuluh dilapisi oleh satu lapisan ripi' ,'rt'r
ke berbagai bagian tubuh. Ketika mencapai organ yang polos dan sel endotel gepeng yang berhubungan dengan la-
ciidarahinya, arteri kecil bercabang-cabang membentuk pisan endotel (endokardium) jantung. Lapisan endotel arteri
banyak arteriol. Volume darah yang mengalir melalui dikelilingi oleh suatu dinding tebal yang terbuat dari otor
suatu organ'dapat disesuaikan dengan nrengatur kaliber polos dan jaringan ikat. Jaringan ikat arteri mengandung dua
(garis tengah internal) arteriol organ tersebut. Arteriol jer.ris serat jaringan ikat dalam junrlah banyak; sffdt ko/agen,
kemudian bercabang-cabang di dalam organ merrjadi ka- yarrg menghasilkan kekuata.n tensile terhadap tekanan pen-
piler, pembuluh terkecil, tempat terjadinva pertukaran dorong yang tir.rggi dari darah yang disemprotkan oleh jan-
antara darah dengan sel sekitarr-rya. Pertukaran di kapiler tung; dan serat e/astin, yang me mbe ri dinding arteri elastisiras
ini adalah tujuan utama sistern sirkulasi; semua aktivitas sehingga arteri berperilaku scperti balon (('ambar 1 0-5).
lain sistem ditujukan untuk menjamin distribusi darah ke Sewaktu jantung rnemompa darah ke dal:rrr arrcri rc
kapiler untuk pertukaran dengan semua sel. Kapiler- waktu sistol ventrikel, lebih banvak clarah vang masuk ke ar
kapiler menyatLr kembali membentuk venula kecil, yang teri clari jantung daripada vang keluar ke penrbr-rluh,penrbu-
lebih lanjut menyatu membentuk vena kecil yang keluar luh yang lebih kecil di hilir karena pembuluh,pcnrbuluh kecil
dari orgar-r. Vena-vena kecil secara progresif menyatu atau ir.ri memiliki resistensi yang lebih besar terhadap aliran. Irlas,
berkonvergensi untuk membentuk vena besar yang akhir- tisitas arteri memungkinkan pembulr,rh ini mengernbang un,
nya mengalirkan isinya ke jantung. Arteriol, kapiler,,dar.r tuk secara temporer menampung kelebihan volume darah
ve nula secara kolektif dise but sebagai mikrosirkulasi, ka- yang disemprotkan oleh jantung, menyimpan sebagian e ne rgi
rena pembuluh-pembuluh ini hanya dapat dilihat der.rgan tekanan yang ditimbulkan ole h kontraksi jar.rtung di dinding,
mikroskop. Pembuluh mikrosirkulasi semuanya terletak nya yang teregang seperti balon yang mengembang urrtuk
di dalam organ. Sirkulasi paru terdiri dari tipe-tipe pem- mengakomodasi tarr-rbahan volume udara 1'ang anda henrbus-
buluh yang sama, kecuali bahwa semua darah dalam sis- kan ke dalamnya (Gambar lO-(ra). Ketika janrung melerras
tem ini mengalir antara jantung dan paru. Jika disambung dan berhenti memompa darah ke dalam arte ri, dinding arreri
dari ujung ke ujung maka seluruh pembuluh darah di vang teregang secara pasif mengecil (recoil), seperti balon
tubuh dapat mengelilingi bumi dua kalil yarrg dikempiskan. Recoil irri mendorong kelebihan darah cli
Dalam membahas jer.ris-jenis pembuluh di bab ini, kita arteri masuk ke dalam pembuluh-pembuluh di hilir, memas-
akan merujuk kepada peran masing-masing dalam sirkulasi tikan aliran darah yang kontinyu ke organ,organ ketika jan-
sistemik, dimr-rlai dari arteri sistemik. tung r-nelemas dan trdak memompa darah ke clalam sistenr
(Gambar I 0-6b).
374 Bab 10
arteri. Namun, tekanan dapat diukur secara tak langsung
dengan iebih mudah dan cukup akurat dengan sffgmoma-
nometer, suatu manset yang dapat dikembungkan dan di-
pasang secara eksternal untuk mengukur tekanan. Ketika
manset dilingkarkan di sekitar lengan atas dan kemudian di-
kembungkan dengan udara maka tekanan manset disalurkan
melalui jaringan ke arteri brakhialis di bawahnya, pembuluh
utama yang membawa darah ke lengan bawah (Gambar
10-8). Teknik ini memerlukan penyeimbangan antara tekan-
an di manset dan tekanan di arteri. Ketika tekanan manser
i" lebih besar daripada tekanan di pembuluh maka pembuluh
;J
.,r!i:
PENENTUAN TEKANAN SISTOLIK DAN DIASTOLIK
6
F Selama penentuan tekanan darah, stetoskop diletakkan di
o
atas aneri brakhialis di sisi dalam siku tepat di bawah manser.
Gambar 10-5
Tidak terdengar suara ketika darah tidak mengalir melalui
Serat elastin di arteri. Mikrograf cahaya dari sepotong
dinding aorta pada potongan melintang ini memperlihatkan
pembuluh atau ketika darah mengalir dalam aliran laminar
banyak serat elastin bergelombang, yang umum ditemukan di normal (lihat h. 348). Sebaliknya, aliran darah turbulen men-
semua arteri. ciptakan getaran yang dapat terdengar. Bunyi yang terdengar
ketika memeriksa tekanan darah, yang dikenal sebagai bunyi
Korotkoff, berbeda dari bunyi jantung yang berkaitan
mal di daiam arteri ketika darah mengalir keluar menuju ke dengan penutupan katup ketika kita mendengar jantung
pembuluh yang lebih kecil di hilir sewaktu diastol disebut dengan steroskop.
tekanan diastolik, rerata adalah 80 mm Hg. Meskipun Pada permulaan penentuan tekanan darah, manset di-
tekanan ventrikel turun ke 0 mm Hg sewaktu diastol namun kembungkan ke tekanan yang lebih besar daripada tekanan
tekanan arteri tidak turun hingga 0 mm Hg karena terjadi darah sehingga arteri brakhialis kolaps. Karena tekanan eks-
kontraksi jantung berikutnya dan mengisi kembali arteri ternal ini lebih besar daripada puncak tekanan internal maka
sebelum semua darah keluar dari sistem arteri (Gambar 10-7; arteri terjepit total di sepanjang siklus jantung; tidak ter-
lihat juga Gambar 9-17 , h. 345). dengar bunyi apapun, karena tidak ada darah yang mengalir
(titik I di Gambar 10-8b). Sewaktu udara di manser secara
perlahan dikeluarkan, maka tekanan di manset secara per-
ITekanan darah dapat diukur secara tak langsunq lahan juga berkurang. Ketika tekanan manser turun tepat di
dengan rnenggunakan sfigmomanometer. bawah tekanan sistolik puncak, arteri secara rransien terbuka
sedikit saat tekanan darah mencapai puncak ini. Darah sesaat
Perubahan tekanan arteri sepanjang siklus jantung dapat di- lolos melewati arteri yang tertutup parsial sebelum rekanan
ukur secara langsung dengan menghubungkan suatu alat arteri turun di bawah tekanan manset dan arteri kembali
pengukur tekanan ke jarum yang dimasukkan ke sebuah kolaps. Semburan darah ini turbulen sehingga dapat ter-
Tabel 10-1
Gambaran Pembuluh Darah
JENIS PEMBULUH
Arteri
Arteri
clengar. Karena itu, tekanan manser terringgi saat bury)i per- Ketika tekanan manser akhirnya turun di bawah tekan-
tama dapar didengar menunjukkan tehanan sbtolik (titik2). an diastol, arteri brakhialis tidak lagi terjepit sepanjang siklus
Sewaktu tekanan manset rcrus turun, darah secara intermiten jantung, dan darah dapat mengalir tanpa terhambat melalui
menyembur melewati arteri dan menghasilkan suara seiring pembuluh (titik 5). Dengan pulihnya aliran darah nonrurbu-
dengan siklus jantung seriap kali tekanan arteri melebihi len ini maka tidak ada lagi suara yang terdengar. Karena itu,
rekanan manser (titik 3). tekanan manser rerringgi saat bunli terakhir terdengar me-
nunjukkan tekanan diastolik (titik 4).
Pada praktek klinis, tekanan darah arteri dinyatakan
sebagai tekanan sistolik per tekanan diastolik, dengan batas
untuk tekanan darah yang dianjurkan adalah kurang dari
^1 120/80 mm Hg.
rO)
E
E
-
q)
TEKANAN NADI
E rerata
o Denyut yang dapat dirasakan di sebuah arteri yang terletak
c \
G
c dekat dengan perrnukaan kulit disebabkan oleh perbedaan
o
Y antara tekanan sistolik dan diastolik. Perbedaan tekanan ini
o
F dikenal sebagai tekanan nadi. Ketika tekanan darah 120/g0
nrm Hg, tekanan nadi adalah 40 mm Hg (l 20 mm Hg g0
Waktu (mdet) mm Hg).
Galnbar 10-7
Tekanan darah arteri. Tekanan sistolik adalah tekanan puncak
yang ditimbulkan pada arteri ketika darah dipompa masuk ke
dalam pembuluh tersebut sewaktu sistol ventrikel. Tekanan
I Tekanan arteri rerata adalah gaya pendorong
diastol adalah tekanan terendah yang ditimbulkan pada arteri utama aliran darah.
ketika darah mengalir keluar darinya ke pembuluh di hilir
sewaktu diastol ventrikel. Tekanan nadi adalah perbedaan Tekanan arteri rerata adalah tekanan rerata yang men-
antara tekanan sistol dan diastol. Tekanan rerata adalah dorong darah maju menuju jaringan sepanjang siklus jan-
tekanan rata-rata di sepanjang siklus jantung. tung. Berbeda dari apa yang mungkin anda harapkan,
376 Bab 10
Ketika tekanan darah 120180 mm Hg
ils
l
Alat .-"!F fl Ketika tekanan manset lebih besar
perekam T daripada 120 mm Hg dan melebihi
I
g,j
tekanan
4#' i Ei
tekanan di sepanjang siklus lantung
E{"=- ii =
Tidak ada darah mengalir melalui
pembuluh darah
lr4
i!i1j
i:li @
ti,'J lri"leri ;li* ;:lrt:lit
ir
@
ilrri,i;rii( Lei..iiirEri lji$i{.:i;i{
# 'i
* rJ +: I r11 i,: r :* i.r i i i i r I i j i$ i i r j iit: i I i,;ili t{:j j I ;1
iig @ :;* l n i: i; r* I g i j i;; r: il-t t * u j * I :irivii;i !i1 i,j
it 1ia I a it C;! t;] ii 5t{t;l i ;ri -si ii i ; r; t.i i: I,ri:; i i.: i i
+r:!ij
i\! itk*:ial inrtisct
;140
I
E
Tekanan manset Tekanan darah
Wi Darah mengalir melalui pembuluh
dalam aliran laminar
120
5 @ S i-r,lvt i*lr it kil
il i;:slfi i.i rIiil
i l irjriiiji!r.l;tr prIriu
i-1;r
ie i'ti.r it;;i ti
E 100 i i i f i
c 'i,,i"il lrriii:**ur
6
@
t80
ffi;
i:i;r'ryl sretui:,;li iu-l
F ''' -- t .
Gambar 10-8
Sfigmomanometri. (a) Pemakaian sfigmomanometer dalam menentukan tekanan darah. Tekanan di manset yang dapat
dikembungkan dapat diubah-ubah untuk menghambat atau memungkinkan darah mengalir di arteri brakhialis di bawahnya.
Aliran darah turbulen dapat dideteksi dengan stetoskop, sementara aliran yang lancar laminar dan tidak ada aliran tidak dapat
didengar. (b) Pola bunyi dalam kaitannya dengan tekanan manset dibandingkan dengan tekanan darah. (c) Aliran darah meialui
arteri brakhialis dalam kaitannya dengan tekanan manset dan bunyi
tekanan alteri rerata bukan nilai tengah antara tekanan Tekarran arteri rerata =
sistolik dan diastolik (n.risalnya, dengan tekanan darah rekanan diastolik + 1/3 tekanan nadi
120/80 mm Hg, tekanan rerata bukan 100 mm Hg). Penye-
babnya adalah bahwa dalam setiap siklus jantung tekanan Pada 120/80, tekanan arteri rerata =
arteri iebih dekat dengan tekanan diastolik daripada tekar.r- 80 mm Hg + (1/3) 40 mm Hg = 93 mm Hg
an sistolik r.rntuk periode yang lebih lama. Pada kecepatan
jantung istirahat, sekitar dua pertiga dari siklus jantung Tekanan arteri rerata, bukan tekanan sistolik atau diastolik,
dihabiskan dalam diastol dan hanya sepertiga dalam sistol. yang dipanta,u dan diatur oleh refleks-refleks tekanan darah
Sebagai analogi, jika sebuah mobil balap berjalan 80 km/ yang dijelaskan kernudian di bab ini.
jam selama 40 menit dan 120 km/jam selama 20 menit Karena arteri tidak banyak menimbulkan resistensi rer-
rnaka keceparan reraranya adalah 93 kmijam, bukan nilai hadap alirar.r maka hanya sedikit energi yang lenyap di pe m-
tengah sebesar 100 km/jarn. buluh ini akibat gesekan. Karena itu, tekanan arteri-sistol,
Demikian juga, perkiraan tekanan arteri rerata dapat diastol, nadi, atau rerata-pada hakikatnya sama di seluruh
dilakukan dengan menggunakan rumus berikut: percabangan arteri (Gambar 10-9).
PBo
E70
E
;60
(E
:f50
P40
30
20
10
0
Ventrikel Arteri Arteriol KaPiler Venula dan vena
kiri besar
Ganrbar 10-9
Tekanan sepanjang sirkulasi sistemik. Tekanan ventrikel kiri berubah-ubah antara tekanan rendah 0 mm Hg sewaktu diastol
hingga tekanan tinggi 120 mm Hg saat sistol. Tekanan darah arteri, yang berfluktuasi antara tekanan sistol puncak 120 mm Hg
dan tekanan diastol rendah 80 mm Hg setiap siklus jantung, memiliki kekuatan sama di seluruh arteri-arteri besar. Karena
tingginya resistensi arteriol, maka tekanan menurun drastis dan ayunan tekanan sistolik ke diastolik diubah menjadi tekanan
nondenyut ketika darah mengalir melalui arteriol. Tekanan terus menurun tetapi dengan kecepatan yang lebih rendah sewaktu
darah mengalir melewati kapiler dan sistem vena.
Tekanan darah terdapat di seluruh pohon vaskular, te- tekanan di akhir arteriol (yaitu, di awal kapiler) akan sama
tapi ketika kita membahas "tekanan darah" seseorang tanpa dengan tekanan arteri rerara. Tidak ada gradien tekanan yang
kualifikasi jenis pembuluh darah apa yang sedang dibicara- akan mendorong darah dari jantung ke anyaman kapiler di
kan, maka istilah tersebut menunjukkan tekanan di arteri. jaringan.
Resistensi arteriol juga mengubah ayunan tekanan
sistolik-diastolik di arteri menjadi tekanan nonfluktuatif di
ARTERIOL kapiler.
Jari-jari (dan, karenanya, resistensi ) arteriol yang men,
Ketika mencapai organ yang didarahinya, arteri bercabang- darahi masing-masing organ dapat disesuaikan secara inde-
cabang menjadi banyak arteriol di dalam organ tersebut. penden untuk melaksanakan dua fungsi: ( 1) mendistribusikan
curah jantung di antara berbagai organ sistemik, bergantung
pada kebutuhan sesaat tubuh; dan (2) membantu mengarur
I Arteriol adalah pembuluh resistensi tekanan darah arteri. Sebelum membahas bagaimana penye-
utama. suaian tersebut penting dalam melaksanakn kedua fungsi
tersebut, kita akan membicarakan mekanisme-mekanisme
Arterioi adalah pembuluh resistensi utama di pohon vaskular
yang berperan dalam penyesuaian resistensi arteriol.
karena jari-jarinya yang cukup kecil untuk menghasilkan
resistensi yang lumayan besar terhadap aliran darah. (Meski-
pun kapiler memiliki jari-jari lebih kecil daripada arterioi, VASO TO NSTRI KS I DAN VASOD I LATAS I
anda akan melihat bahwa secara kolektif kapiler tidak me- Tidak seperti arteri, dinding arteriol hanya sedikit mengan-
nimbulkan resitensi sebesar yang ditimbulkan oleh arteriol). dung jaringan ikat elastik. Namun, pembuluh ini memiliki
Berbeda dari resistensi arteri yang rendah, tingginya resistensi lapisan otot polos yang tebal dan dipersarafi oleh serat saraf
arteriol menyebabkan penurunan mencolok tekanan rerata simpatis. Otot polos juga peka terhadap perubahan kimiawi
sewaktu darah mengalir melalui pembuluh-pembuluh kecil lokal dan beberapa hormon dalam darah. Lapisan oror polos
ini.Secara rerata, tekanan turun dari 93 mm Hg, yaitu berjalan melingkar di sekitar arteriol (Gambar 10,10a);
tekanan atteri rerata (tekanan darah yang masuk ke arteriol), karenanya, ketika lapisan otot polos berkontraksi maka ling-
menjadi 37 mm Hg, yaitu tekanan darah yang meninggalkan karan (dan jari-jari) pembuluh menjadi lebih kecil, mening-
arteriol dan masuk ke kapiler (Gambar 10-9). Penurunan katkan resistensi dan mengurangi aliran melalui pembuluh.
tekanan ini membantu membentuk perbedaan tekanan yang Vasokonstriksi adalah kata yang digunakan untuk penyem-
mendorong darah mengalir dari jantung ke berbagai organ di pitan pembuluh semacam itu (Gambar 10-10c). Kara vaso-
hilir. Jika tidak terjadi penurunan tekanan di arteriol maka dilatasi (vasodilasi) merujuk kepada peningkatan lingkar/
378 Bab 10
keliling dan jari-jari pembuluh akibat melemasnya lapisan vasodilatasi; hanya vasokonstriksi dengan derajat bervariasi
otot polosnya (Gambar 10-10d). Vasodilatasi menyebabkan yang dapat dilakukan.
penurunan resistensi dan peningkatan aliran melalui pem- Berbagai faktor dapat mempengaruhi tingkat aktivitas
buluh tersebut. kontraktil di otot polos arteriol sehingga resistensi terhadap
aliran di pembuluh-pembuluh ini dapat berubah secara sub-
TONUS VASKULAR stansial. Faktor-faktor tersebut masuk ke dalam dua kelom-
pok: kontrol lokal (intrinsik), yang penting dalam menentu-
Otot polos arteriol dalam keadaan normal memperlihatkan
kan distribusi curah jantung; dan kontrol ekstrinsik, yang
suatu keadaan konstriksi parsial yang dikenal sebagai tonus
penting dalam mengatur tekanan darah. Kita akan mengulas
vaskular. Tonus ini membntuk resistensi arteriol basal
masing-masing kontrol ini bergiliran.
(Gambar 10-10b) (lihat juga h. 316). Terdapat dua faktor
yang berperan menentukan tonus vaskular. Pertama, otot
polos arteriol memiliki aktivitas miogenik yang cukup besar; I Kontrol lokal jari-jari arteriol penting untuk
yaitu, potensial membrannya berfluktuasi tanpa bergantung menentukan distribusi curah jantung.
pada pengaruh saraf atau hormon, menyebabkan aktivitas
kontraktil yang ditimbulkan sendiri (lihat h. 316). Kedua, Bagian dari curah jantung total yang disalurkan ke masing-
serat-serat simpatis yang menyarafi sebagian besar arteriol masing organ tidak selalu tetap; bagian tersebut bervariasi,
secara terus-menerus mengeluarkan norepinefrin, yang se- bergantung pada kebutuhan darah pada saat tersebut. Jumlah
makin meningkatkan tonus vaskular. curah jantung yang diterima oleh masing-masing organ di-
Aktivitas tonus yang terus-menerus ini memungkinkan tentukan oleh jumlah dan kaliber arteriol yang mendarahi
peningkatan atau penurunan tingkat aktivitas kontraktil, organ tersebut. Ingatlah bahwa F = AP/R. Karena darah di-
masing-masing untuk menghasilkan vasokonstriksi atau va- salurkan ke semua organ pada tekanan arteri rerata yang
sodilatasi. Jika tidak terdapat tonus maka tegangan di din- sama, maka gaya dorong untuk aliran identik untuk setiap
ding arteriol tidak dapat dikurangi untuk menghasilkan organ. Karena itu, perbedaan dalam aliran ke berbagai organ
J
o
a
Tonus aderiol norrnal C
.q
a
q6
ffi
resistensi dan peningkatan To,
aliran melalui pembuluh) t CO^ dan metabolit lain
t Nitr'at ot siou
J Stimulasi simpatis
Pelepasan histamin
Panas
Gambar 10-10
Vasokonstriksi dan vasodilatasi arteriol. (a) Foto mikroskop elektron memperlihatkan sebuah arteriol yang memperlihatkan
bagaimana sel-sel otot polos berjalan melingkari dinding pembuluh. (b) Gambaran skematik sebuah arteriol dalam potongan
melintang yang memperlihatkan tonus arteriol normal. (c) Akibat dan faktor penyebab vasokonstriksi arteriol. (d) Akibat dan
faktor penyebab vasodilatasi arteriol.
380 Bab 10
sejumlah bahan kimia organ tersebut berubah. Sebagai con- dilatasi arteriol dengan mernicu relaksasi otot polos arteriol
toh, konsentrasi lokal O, berkurang sewaktu sel-sel yang sekitar. Vasodilatasi arteriol lokal kemudian meningkatkan
aktif bermetabolisasi menyerap lebih banyak C), untuk me- aliran darah ke daerah tersebut, suaru respons yar-rg disebut
nunjang fosForilasi oksidatif untuk menghasilkar.r ATP (lihat hiperemia aktif (.hiper arrinya "di atas normal"; emia arrinya
h. 39). Hal ini dan perubahan kimiawi lain menyebabkan "darah"). Ketika lebih aktif secara metabolik, sel-sel memer-
Persen
Persentase perubahan
curah Aliran
aliran darah jantung (ml/mnt)
13.6% 1700
lstirahat
Persen
curah Aliran 52% 650
jantung (ml/mnt)
4.404 550
27% 1 350
20% 1 000
9% 450
ItJao//o
650
3% 150
15% 750
I toooz" 64% 8000
13% 650
382 Bab 10
bagai contoh, sebagian bahan kimia merangsang pertum-
buhan pembuiuh baru, suatu proses yang dikenal sebagai I Pengaruh fisik lokal pada jari-jari arteriol
angiogenesis. mencakup perubahan suhu, shearsfrest dan
peregan9an.
I Pelepasan histamin lokal menyebabkan dilatasi Di antara pengaruh-pengaruh fisik pada otot polos arteriol,
efek perubahan suhu lah yang dieksploitasi secara klinis, teta-
patologis arteriol.
pi respons yang diperantarai secara kimiawi rcrhadap shear
Histamin adalah mediator kimiawi lain yang mempengaruhi stress dan respons miogenik terhadap peregangan adalah yang
otot polos arteriol, tetapi bahan ini tidak dikeluarkan sebagai terpenting secara fisiologis. Marilah kita bahas masing-
respons terhadap perubahan metabolik lokal dan bukan masing efek ini.
berasal dari sel endotel. Meskipun histamin secara normal
tidak ikut serta mengontrol aliran darah namun zat ini APLIKASI LOKAL PANAS ATAU DINGIN
penting pada keadaan patologis tertentu.
CATAIAN KLINIS. Aplikasi panas, dengan menyebabkan
CATAIAN KLINIS. Histamin disintesis dan disimpan vasodilatasi arteriol, adalah cara yang bermanfaar untuk men-
di dalam sel jaringan ikat khusus di banyak organ dan di dorong peningkatan aliran darah ke suatu daerah. Sebaliknya,
dalam sel darah putih jenis tertentu di darah. Ketika organ aplikasi es ke daerah yang meradang menyebabkan vasokons-
cedera atau sewaktu reaksi alergik, histamin dibebaskan dan
triksi, yang mengurangi pembengkakan dengan melawan
bekerja secara parakrin di daerah yang rusak (lihat h. 123).
vasodilatasi yang ditimbulkan oleh histamin.
Dengan mendorong relaksasi otot polos arteriol, histamin
menjadi penyebab utama vasodilatasi di daerah yang cedera.
Peningkatan aliran darah ke daerah yang bersangkutan ter,
SHEARSTRESS
sebut menyebabkan kemerahan dan ikut menyebabkan pem- Akibat gesekan, darah yang mengalir melalui permukaan da-
bengkakan seperti terlihat pada respons peradangan (lihat lam pembuluh memicu suaru gaya longitudinal yang dikenal
Bab 12 untuk penjelasan lebih rinci). sebagai sbear stress pada sel endotel. Peningkatan s/tear stress
menyebabkan sel endotel mengeluarkan NO, yang berdifusi
ke otot polos di bawahnya dan menyebabkan vasodilatasi.
Peningkatan garis tengah arteriol mengurangi shear s*ex di
pembuluh. Sebagai respons terhadap sllettr stress dalam jangka
Tabel 10-3
panjang, sel-sel endotel mengorientasikan dirinya sejajar
Fungsi Nitrat Oksida (NO)
dengan arah aliran darah.
. Menyebabkan relaksasi otot polos arteriol. Melalui efek
ini, NO berperan penting dalam mengontrol aliran darah RESPONS MIOGENIK TERHADAP PEREGANGAN
melalui jaringan dan dalam mempertahankan tekanan
darah arteri rerata. Otot polos arteriol berespons terhadap peregangan pasif
. Melebarkan arteriol penis dan klitoris sehingga dengan meningkatkan tonusnya secara miogenik melalui va-
berfungsi sebagai mediator langsung ereksi organ-organ sokonstriksi, yang menahan peregangan pasif awal tersebut.
reproduksi ini. Ereksi dicapai melalui pembengkakan Sebaliknya, penurunan peregangan arteriol menyebabkan
organ-organ ini secara cepat oleh darah yang penurunan tonus pembuluh miogenik dengan mendorong
terbendung.
vasodilatasi. Bahan-bahan vasoaktif yang berasal dari endotel
. Digunakan oleh makrofag, sel fagositik besar pada
sistem imun, sebagai bahan kimia untuk memerangi mungkin juga berperan dalam respons yang dipicu secara
bakteri dan sel kanker. mekanis ini. Tingkat peregangan pasif bervariasi sesuai volu-
. Mengganggu fungsi trombosit dan pembekuan darah di me darah yang disalurkan ke arteriol dari arteri. Peningkatan
tempat kerusakan jaringan. tekanan arteri rerata mendorong lebih banyak darah masuk
. Berfungsi sebagai tipe baru neurotransmiter di otak dan ke dalam arteriol dan semakin meregangkan pembuluh ter-
bagian tubuh lain sebut, sementara oklusi arteri menghambat aliran darah ke
. Berperan dalam perubahan-perubahan yang mendasari arteriol dan mengurangi peregangan arteriol.
ingatan.
Respons miogenik, disertai oleh respons yang dipicu
. Dengan mendorong relaksasi otot polos saluran cerna,
secara metabolik, berperan penring dalam hiperemia reaktif
membantu mengatur peristalsis, sejenis kontraksi yang
mendorong maju isi saluran cerna dan otoregulasi, topik-topik yang sekarang akan kita bahas.
. Melemaskan sel otot polos di saluran napas paru,
membantu saluran ini tetap terbuka untuk HIPEREMIA REAKTIF
mempermudah udara keluar masuk paru
. Ketika aliran darah ke suatu daerah tersumbat total maka
Memodulasi proses penyaringan dalam pembentukan
urin arteriol-arteriol di daerah tersebut melebar karena (1) relaksasi
. Mengarahkan aliran darah ke jaringan yang kekurangan miogenik, yang terjadi sebagai respons terhadap berkurangnya
o2 peregangan karena tidak adanya aliran darah, dan (2) per-
. Mungkin berperan dalam relaksasi otot rangka ubahan pada komposi si zat-zar kimia lokal. Banyak perubahan
kimiawi yang terjadi di jaringan yang kekurangan darah juga
384 Bab 10
Karena itu, untuk sirkulasi sistemik keseluruhan, diubah terus-menerus, apapun yang terjadi di bagian lain tubuh. Pem-
buluh otak adalah pembuluh y-g hampir seluruhnya diken-
F = AP/R dalikan oleh mekanisme lokal untuk memperrahankan aliran
darahnya yang ditujukan untuk menunjang tingkat aktivitas
menjadi
metabolik otakyang konstan. Pada kenyataannya, aktiviras vaso-
AP=FxR konstriksi refleks yang terjadi di bagian lain sistem kardiovasku-
menghasilkan persamaan
lar ditujukan untuk mempertahankan tekanan pangkal aliran
darah yang adekuat bagi otak.
Tekanan arteri rerata = Karena itu, aktivitas simpatis ikut berperan penting da-
curah jantung x resistensi perifer total lam mempertahankan tekanan arteri rerata, menjamin gaya
Karena itu, besar resistensi perifer total yang ditimbulkan dorong yang adekuat bagi aliran darah ke otak dengan
oleh seluruh,arteriol sistemik sangat mempengaruhi tekanan mengorbankan organ-organ lain yang dapat lebih tahan ter-
arteri rerata. Sebuah bendungan dapat memberi analogi un- hadap pengurangan aliran darah. Organ-organ lain yang
tuk hubungan ini. Pada saat sebuah bendungan menahan benar-benar membutuhkan tambahan darah, misalnya otot-
aliran air ke hilir, terjadi peningkatan tekanan di hulu akibat otot yang aktif (termasuk otot jantung), memperolehnya me-
bertambahnya ketinggian air di reservoar di belakang ben- lalui kontrol lokal yang mengalahkan efek simpatis.
dungan. Demikian juga, vasokonstriksi generalisata yang di-
picu oleh saraf simpatis secara refleks mengurangi aliran da- KONTROL LOKAL YANG MENGALAHKAN
rah ke hilir ke organ-organ sembari meningkatkan tekanan VASOKONSTRIKSI SI MPATIS
arteri rerata di hulu sehingga terjadi peningkatan gaya dorong Otot rangka dan jantung memiliki mekanisme kontrol lokal
utama bagi darah untuk mengalir ke semua organ. yang paling kuat dan dapat mengatasi vasokonstriksi gene-
Efek ini tampaknya kontraproduktif. Mengapa mening- ralisata yang ditimbulkan oleh aktivitas simpatis. Sebagai
katkan gaya dorong untuk aliran ke organ-organ dengan me- contoh, ketika anda sedang mengayrh sepeda, peningkatan
ningkatkan tekanan arteri rerata sementara aliran ke organ- aktivitas di otot-otot rangka tungkai anda menyebabkan va-
organ dikurangi dengan mempersempit pembuluh-pembuluh sodilatasi lokal akibat pengaruh faktor metabolik pada otot
yang mendarahi organ-organ tersebut? Di lihat dari efeknya, tersebut, meskipun terjadi vasokonstriksi simpatis generali-
respons arteriol yang ditimbulkan oleh sistem saraf simpatis sata yang menyertai olah raga. Akibatnya, lebih banyak darah
membantu memperrahankan tekanan pendorong (yaitu, te- mengalir ke otot tungkai, tetapi bukan ke otot lengan yang
kanan arteri rerata) ke semua organ. Banyak sedikitnya aliran inaktif.
darah yang sebenarnya diterima oleh masing-masing organ
ditentukan oleh penyesuaian arteriol lokal yang mengalahkan TIDAK ADA PERSARAFAN PARASIMPATIS DI
efek konstriktor simpatis. Jika semua arteriol melebar maka ARTERIOL
tekanan darah akan turun secara substansial sehingga tidak
Tidak terdapat persarafan parasimpatis yang signifikan ke ar-
akan terbentuk gaya pendorong yang memadai untuk aliran
teriol, kecuali vasodilator parasimpatis yang banyak terdapat
darah. Analoginya adalah tekanan untuk air di pipa ledeng
di arteriol penis dan klitoris. Vasodilatasi cepar dan hebat
rumah anda. Jika tekanan air adekuat maka anda dapat secara
yang diinduksi oleh stimulasi parasimpatis ke organ-organ
selektif memperoleh aliran air yang memuaskan di semua
ini (melalui peningkatan pelepasan NO) merupakan penye-
keran dengan memutarnya terbuka. Namun, jika tekanan air
bab utama ereksi. Vasodilatasi di rempar lain terjadi karena
di pipa terlalu rendah maka anda tidak dapat memperoleh
penurunan aktivitas vasokonstriksi simpatis di bawah level
aliran yang memuaskan di setiap keran meskipun anda telah
toniknya.l Ketika tekanan arteri rerata meningkat di atas
membukanya secara maksimal. Karena itu aktivitas tonus
normal, penurunan reflek pada aktivitas vasokonstriksi sim-
simpatis menyebabkan konstrilai sebagian besar pembuluh
patis menyebabkan vasodilatasi arteriol menyeluruh yang
(kecuali yang ke otak) untuk mempertahankan tekanan pang-
membantu membawa tekanan pendorong aliran darah terse-
kal yang kemudian dapat diambil oleh organ-organ sesuai
but ke arah normal.
kebutuhan melalui mekanisme lokal yang mengontrol jari-
jari arteriol.
I Tekanan darah diatur oleh pusat kontrol
PENGARUH NOREPINEFRIN PADA OTOT POLOS
kardiovaskular medula dan beberapa hormon.
ARTERIOL Daerah utama otak yang menyesuaikan sinyal simpatis ke
Norepinefrin yang dibebaskan dari ujung saraf simpatis berikat- arteriol adalah pusat kontrol kardiovaskular di medula ba-
an dengan reseptor adrenergik o, di otot polos arteriol untuk tang otak. Ini adalah pusar integrasi untuk regulasi tekanan
menimbulkan vasokonstriksi (lihat h. 253). Arteriol otak adalah
satu-satunya pembuluh yang ddak memiliki resepror cr, sehing- lSebagian
dari serat otot rangka pada beberapa spesies disarafi oleh
ga tidak terjadi vasokonstriksi di otak. Aneriol otak perlu untuk serat simpatis kolinergik (penghasil ACh) yang menyebabkan vaso-
tidak secara refleks menydnpit oleh pengaruh sarafkarena aliran dilatasi sebagai antisipasi olah raga. Namun, keberadaan serar vaso-
darah otak harus tetap unruk memenuhi kebuuhan Oryng dilator simpatis semacam ini pada manusia masih dipertanyakan.
JENIS RESEPTOR
KARAKTERISTIK d, Pz
I Kapiler merupakan tempat ideal untuk
terjadinya pertukaran.
Letak Reseptor Semua otot polos Otot polos arteriol
arteriol kecuali di di jantung dan
Di dinding kapiler tidak terdapat sistem rranspor yang di-
otak otot rangka
perantarai oleh pembawa, kecuali kapiler di otak yang ber-
MediatorKimiawi Norepinefrin dari Epinefrin dari
serat simpatis dan medula adrenal peran dalam sawar darah-otak (lihat h. 151). Bahan-bahan
medula adrenal (afinitas lebih dipertukarkan menembus dinding kapiler rerutama dengan
besar terhadap difusi.
reseptor ini)
Epinefrin dari 2Sebenarnya, pertukaran juga
terjadi melalui pembuluh mikrosir-
medula adrenal
(af initas lebih kecil
kulasi lain, khususnya venula pascakapiler. Keseluruhan sisrem pem-
terhadap reseptor buluh darah adalah suatu kontinum dan tidak berubah mendadak
ini) dari satu tipe pembuluh menjadi tipe pembuluh lain. Ketika di-
Respons Otot Vasokonstriksi Vasodi latasi gunakan, isr|rah pertubaran hapi/er secara inheren merujuk kepada
Polos Arteriol semua pertukaran di tingkat mikrosirkulasi yang mayoritas terjadi
di kapiler.
386 Bab 10
FAKTOR YANG MENINGKATKAN DIFUSI MELALUI mukaan dan waktu yang tersedia untuk proses pertukaran,
KAPILER sebagai berikut:
Kapiler merupakan tempat ideal untuk meningkatkan difusi, 1. Molekul-molekul yang berdifusi hanya perlu menem-
sesuai denganhukum difusi Fick (lihat h. 68). Pembuluh ini puh jarak pendek antara darah dan sel sekitar karena
memperkecil jarak difusi sembari memaksimalkan luas per- dinding kapiler yang tipis dan garis tengah kapiler yang
Jumlah sel
darah merah
Kontrol ekstrinsik
{penting dalam
mengatur tekanan
darah)
efek vasokonstriksi
ARgiotensin ll l:
efek
388 Bab 10
membentuk vena, luas porongan melinrang toral kembali sungai yang sempit untuk satu periode waktu. Anda dapat
berkurang dan kecepatan aliran darah meningkat ketika da- dengan mudah melihat gerakan maju air di sungai yang deras
rah mengalir kembali ke janrung. tetapi air di danau seolah-olah terlihat tidak bergerak.
Sebagai analogi, bayangkan sebuah sungai (sistem arteri) Juga, karena sedemikian besarnya luas penampang me-
yang melebar membentuk sebuah danau (kapiler), kemudian lintang kapiler total maka resistensi yang ditimbulkan oleh
menyempit kembali menjadi sungai (sistem vena) (Gambar semua kapiier jauh lebih rendah daripada yang dihasilkan
10-17). Laju aliran di seluruh panjang kumpulan air ini sama; oleh arteriol, meskipun masing-masing kapiler memiliki jari-
yaitu, volume air yang melewati semua titik di sepanjang tepian jariyang lebih kecil daripada masing-masing arteriol. Karena
sungai dan danau sama. Namun, kecepatan aliran lebih rendah itu, arteriol lebih banyak berperan dalam menentukan resis-
di danau yang lebar daripada di sungai yang sempit karena tensi perifer total. Selain itu, kaliber arteriol (dan, karenanya
volume air yang sama kini menyebar ke daerah dengan luas resi'stensinya) dapat dikontrol, sementara kaliber kapiler ti-
potongan melintang yang lebih besar, bergerak maju menem- dak dapat diubah-ubah.
puh jarak yang lebih pendek di danau yang lebar daripada di
UO
Danau
(sistem kapiler)
E
.=
500
tr
E9
6()
o!
at
Oc
A1 81 C1
,/l\
A2 B2C2
Garnbar 10-17
Gambar 10-16 Hubungan antara luas potongan melintang total dan
Perbandingan laju aliran dan kecepatan aliran dalam kecepatan aliran. Tiga daerah biru tua mewakili volume air
kaitannya dengan luas potongan melintang total. Laju aliran yang sama. Selama satu menit, volume air ini bergerak maju
darah (kurva merah) identik di seluruh tingkat sistem sirkulasi dari titik A ke titik C. Karena itu, dalam satu menit tersebut
dan setara dengan curah jantung (5 liter/mnt saat istirahat). volume air yang sama mengalir melalui titik B1, 82, dan 83;
jadi, laju aliran di semua titik di sepanjang badan air ini sama
Kecepatan aliran (kurva ungu) bervariasi di seluruh pohon
vaskular dan berbanding terbalik dengan luas potongan Namun, dalam waktu semenit, volume darah yang sama
melintang total (kurva hijau) semua pembuluh di tingkaVlevel bergerak maju jauh lebih pendek di danau yang lebar (A2 ke
tertentu. Perhatikan bahwa kecepatan aliran paling lambat di C2) daripada di sungai yang sempit (A1 ke C1 atau A3 ke C3).
kapiler; yaitu tingkat pembuluh yang luas potongan Karena itu, kecepatan aliran di danau jauh lebih lambat
melintang totalnya paling besar. daripada di sungai. Demikian juga, kecepatan aliran jauh
lebih lambat di kapiler daripada di sistem arteri atau vena.
Protein plasma
Sel
umumnya tidak
endotel
dapat menembus
dinding kapiler
Membran
Bahan larut .
plasma
lemak
Sitoplasma
a
\
Protein (yang dapat
dipertukarkan)
dipindahkan oleh
transpor vesikular
(a) (b)
Gambar 10-18
Pertukaran melalui dinding kapiler. (a) Celah sempit antara sel-sel endotel yang berdekatan membentuk pori di dinding kapiler.
(b) Seperti diperlihatkan dalam gambar skematik potongan melintang dinding kapiler ini, bahan-bahan kecil larut air
dipertukarkan antara plasma dan cairan interstisium dengan melewati pori berisi aiL sementara bahan larut lemak dipertukar-
kan melewati dinding kapiler dengan menembus sel endotel. Protein yang akan dipindahkan dipertukarkan melalui transpor
vesikular. Protein plasma umumnya tidak dapat keluar dari plasma menembus dinding kapiler
mudah melewati pori berisi air ini, tetapi bahan besar tak kan efek osmotrk. Bersama dengan vasodilatasi yang dipicu
larut lemak yang tidak dapat menembus pori, misalnya pro- oleh histamin, retensi cairan vang terjadi kemudian menye-
tein plasma, tidak dapat dipertukarkan. Di ekstrim yang lain, babkan bengkak peradangan.
kapiler hati memiliki pori sedemikian besar sehingga bahkan Tlanspor vesikular juga berperan terbatas pada perpln-
protein dapat mudah melewatinya. Hal ini sesuai karena dahan bahan melewati dinding kapiler. Molekui besar tak
fungsi hati mencakup sintesis protein plasma dan metabo- larut lemak misalnya hormor.r protein yang harus dipertu-
lisme bahan-bahan yang terikat ke protein misalnya koles- karkan antara darah dar-r janngan sekitar diangkut darr satu
terol. Protein-protein ini harus melewati dinding kapiler sisi dinding kapiler kc dinding yanu lain oleh vesikel
hati. Karena itu tingkat "kebocoran" berbagai jaringan kapi- enrlositotik-eksositotik (lihat h. 80).
ler adalah fungsi dari seberapa ketat sel-sel endotel disatu
kan, yang bervariasi sesuai kebutuhan organ yang berbeda-
beda. S Fada keadaan istirahat, banyak kapiler tidak
Para ilmuwan dahulu menganggap dinding kapiler se-
terhuka.
baeai saringan pasif, seperti dinding bata dengan celah-celah
permanen di semennya yang berfungsi sebagai pori. Namun, Susunan percabangan dan rekonvergensi dalam jaringan ka-
studi-studi terakhir mengisyaratkan bahwa sel endotel dapat piler sedikit banyak bervariasi, bergantung pada jaringannya.
secara aktif berubah untuk mengatur permeabilitas kapiler; Kapiler biasanya bercabang baik secara langsung dari sebuah
sebagai respons terhadap sinyal yang sesuai, "batu batd' ter- arteriol atau dari saluran utama yang dikenal sebagai metar-
sebut dapat menyesuaikan diri untuk mengubah ukuran pori. teriol, yang berjalan anrara arreriol dan venula. Demikian
Karena itu, derajat kebocoran tidak selalu sama untuk jaring- juga, kapiler-kapiler dapat kembali menyatu di venula atau
an kapiler tertentu. Sebagai contoh, histamin meningkatkan metartenol (Gambar 10, 19).
permeabilitas kapiler dengan memicu respons kontraktil di Tidak seperti kapiler sejati di dalam jaringan kapiler,
sel endotel untuk memperlebar celah antarsel. Ini bukan metarteriol dikelilingi oleh sedikit sel otot polos spiral. Sel-sel
kontraksi otot, karena di kapiler tidak terdapat otot poios. ini juga membentuk sffngter prakapiler, yang masing-masing
Hal ini disebabkan oleh perangkat kontraktil aktin-miosin di terdiri dari suatu cincin otot polos di sekitar pintu masuk
sel endotel kapiler non otot. Karena pori-pori membesar ma- kaprier ketika pembuluh ini muncul dari metarterioi.l
ka dinding kapiler yang bersangkutan menjadi lebih "bocor".
Akibatny',, protein-protein plasma yang normalnya tertahan rN4e.k,pun umurnnya diterima namun keberadaan sfingter
1i dalem pernbuluh lolos ke jaringan sekitar, dan menimbul- prakaprler pada belum secara pasti disimpulkan.
'nanusia
+
I Jumlah kapiler yang terbuka
I Penyaluran O,
pembersihan yang lebih
cepat CO, dan metabolit lain
t Luas permukaan
I Jarak difusi dari sel ke I Gradien konsentrasi untuk
kapiler yang tersedia bahan-bahan ini antara
kapiler yang terbuka
untuk pertukaran darah dan sel jaringan
Gambar 10-20
-t
:fJ"Ti'i"1il:'il?:?:1il:Ti:lliff:ffi:?:ler dan arterior daram menvesuaikan ariran darah merarui
suatu jarinsan sebasai
runan gradien konsentrasi. Komposisi kimiawi darah arteri konsentrasi.ul,* O., dan CO, antara sel dan d.arah sehingga
diatur secara cermar untuk mempertahankan konsentrasi lebih banyak O, berdifusi keluar darah ke d.alam sel
masing-masing zat teriarut di tingkat yang akan meningkat_ dan l.bih
banyak CO, mengalir dalam arah berlawanan unruk
kan perpindahan masing-masing zat terlarut dalam arah-yang menun_
jang peningkatan aktivitas metabolik ini.
benar menembus dinding kapiler. Organ-organ perekondij
secara terus-menerus memasok nutrien dan O, serta menge_
l]'"rk"tr CO, dan zar sisa lain sewaktu darah"melewatinia.
Sementara itu, sel-sel secara terus-menerus menyerap pasokan
I Bulkflow melewati dinding kapiler penting
tersebut dan menghasilkan zat-zat sisa. Sewaktu ,.1-r.l
dalam distribusi cairan ekstrasel.
-.rg_
gunakan O, dan glukosa, darah secara terus-menerus men-
Cara kedua pertukaran menembus dinding kapiler adalah
datangkan. pasokan segar bahan-bahan penting tersebut,
dengan bulk flow. Sebenarnya terjadi filtrali ,r'r"tr,
mempertahankan gradien konsentrasi y".rg uol,r*.
-.rrdo.ong di_ plasma bebas protein, yang kemudian bercampur dengan
fusi netto bahan-bahan ini dari darah ke r.l. S.."r" berram"_
cairan interstisium, dan kemudian direabsorpsi proses
an, difusi netto CO, dan zat sisa metabolik lain dari sel ke ini
disebut bulh flou, karena berbagai konstituen cairan
darah dipertahankan oleh produksi kontin.i,rr zat-zar sisa ber_
pindah bersama-sama, atau sebagai suatu kesaruan, berbeda
tersebut di tingkat sel dan oleh pengeluaran bahan-bahan
dengan difusi diskret masing-masing zat terlarut menuruni
tersebut secara terus-menerus oleh darah (Gambar 10_21).
gradien konsentrasi.
Karena dinding kapiler tidak membatasi lewatnya se_
Dinding kapiler berfungsi sebagai penyaring, dengan
mua konstituen kecuali protein plasma maka tingkat pertu_
cairan mengalir melalui pori berisi air. Ketika ,.k".r*
karan masing-masing t..l"rr.rt secara indepe.rd.r, dit.rr- di
""ikonsentrasinya dalam kapiler melebihi tekanan di luar maka cairan
tukan oleh besar gradien terdo_
d"r"h dan sel rong keluar melalui pori dalam suaru proses yang
"rrt"."
sekitar. Seiring dengan peningkatan aktivitasnya, dikenal
sel_sel me_ sebagai ultraftltrasi. Sebagian b..", prot.i., pl".m" tertahan
ningtatkan, antara lain, pemakaian O, dan menghasilkan le_ di bagian dalam selama proses ini k"r..r" .i.k filtrasi pori,
bih banyak COr. Hal ini menciptakan peningklt"n gradien
meskipun beberapa tetap lolos. Karena semua konstituen
lain
392 Bab 10
pun terdapat perbedaan tekanan antara plasma dan cairan di
sekitarnya di tempat lain dalam sistem sirkulasi namun hanya
kapiler yang memiliki pori yang memungkinkan cairan lewat.
Empat gaya yang mempengaruhi perpindahan cairan mele-
wati dinding kapiler (Gambar 10-22):
Ep25l np 25
Pr-ll D1
,lF !
26 26 ---'!
-1 I
394 Bab 10
darah melalui kapiler menurunkan tekanan darah kapiler di kembali ke dalam plasma. Secara rerara, tekanan ultrafiltrasi
bawah tekanan osmotik plasma bahkan di awal kapiler bersih adalah 11 mm Hg di awal kapiler, sedangkan rekanan
sehingga terjadi reabsorpsi di seluruh panjang kapiler. Apa- reabsorpsi bersih hanya mencapai 9 mm Hg di ujung pem-
pun mekanisme y^ng berperan, efek akhirnya sama. Filtrat buluh (Gambar 10-22). Akibat perbedaan tekanan ini maka
bebas protein keluar dari kapiler dan akhirnya direabsorpsi. secara rerata lebih banyak cairan yang tersaring keluar dari
paruh pertama kapiler daripada yang direabsorpsi di paruh
PERAN BULK FLOW terakhir. Kelebihan cairan yang tersaring keluar akibat ke-
Bulk Jkw tidak berperan penting dalam pertukatan zat-zat tidakseimbangan filtrasi-reabsorpsi ini diserap oleh sistem
terlarut antara darah dan jaringan, karena kuantitas zat terlarut limfe. Anyaman luas pembuluh saru arah ini merupakan rute
yang berpindah melewati dinding kapiler melalui bulb fl.ow tambahan bagi pengembalian cairan dari cairan interstisium
sangat kecil dibandingkan dengan pemindahan zat terlarut ke darah. Sistem limfe berfungsi seperti talang yang menye-
yang jauh lebih banyak melalui difusi. Karena itu, ultrafiltrasi rap dan mengangkut air hujan sehingga tidak terjadi penum-
dan reabsorpsi tidak penting dalam pertukaran nutrien dan zat pukan dan banjir.
sisa. Namun, bulk flow sangat penting dalam mengatur distri-
busi CES antara plasma dan cairan interstisium. Pemeliharaan PENYERAPAN DAN ALIRAN LIMFE
tekanan darah yang sesuai sebagian bergantung pada volume
Pembuluh-pembuluh limfe halus dan buntu yang dikenal
darah yang beredar. Jika volume plasma berkurang (misalnya
sebagai pembuluh limfe awal merambah hampir semua ja-
karena perdarahan) maka tekanan darah turun. Berkurangnya
ringan di tubuh (Gambar l0-24a). Sel-sel endotel yang mem-
tekanan darah kapiler yang kemudian terjadi mengubah kese-
bentuk dinding pembuluh limfe awal sedikit tumpang-tindih
imbangan g ya-g y^ di dinding kapiler. Karena tekanan keluar
seperti genteng di atap, dengan tepi-tepi yang tumpang-
netto berkurang sementara tekanan masuk netto tidak berubah
tindih berada bebas dan tidak mengikat sel sekitar. Susunan
maka terjadi tambahan cairan yang berpindah dari kompar-
ini membentuk lubang mirip katup satu arah di dinding
temen interstisium ke dalam plasma akibat berkurangnya fil-
pembuluh. Tekanan cairan di bagian luar pembuluh men-
trasi dan bertambahnya reabsorpsi. Cairan tambahan yang ber-
dorong masuk tepi-tepi paling dalam dari sepasang tepi yang
asal dari cairan interstisium ini meningkatkan jumlah cairan
tumpang-tindih, menciptakan celah antara tepi-tepi (yaitu,
plasma dan secara temporer mengompensasi kehilangan darah.
lubang katup). Lubang ini memungkinkan cairan intersti-
Sementara itu, mekanisme-mekanisme refleks yang bekerja pa-
sium masuk (Gambar 10-24b). Setelah masuk ke pembuluh
da jantung dan pembuluh darah (dijelaskan kemudian) juga
limfe, cairan interstisium dinamai cairan limfe. Tekanan
bekerja untuk membanru mempertahankan tekanan darah
cairan di bagian dalam mendorong tepi-tepi yang rumpang-
sampai mekanisme jangka panjang, misalnya rasa haus (dan
tindih saling mendekat, menurup katup sehingga cairan limfe
pemuasannya) dan pengurangan pengeluaran urin, dapat me-
tidak keluar. Lubang pembuluh limfe mirip katup ini ber-
mulihkan volume cairan dan mengompensasi secara sempurna
ukuran jauh lebih besar daripada pori di kapiler darah. Karena
kehilangan tersebut.
itu, partikel besar di cairan interstisium, misainya protein
Sebaliknya, jika volume plasma bertambah, misalnya
plasma yang keluar dan bakteri, dapat memperoleh akses ke
karena asupan cairan yang berlebihan, maka peningkatan
pembuluh limfe awal tetapi tidak dapat masuk ke kapiler
tekanan darah kapiler yang terjadi mendorong lebih banyak
darah.
cairan keluar dari kapiler ke cairan interstisium dan secara
Pembuluh pembuluh limfe awal kemudian menyatu
temporer mengurangi penambahan volume plasma sampai
untuk membentuk pembuluh limfe yang semakin besaq
kelebihan cairan tersebut dapat dikeluarkan dari tubuh oleh
yang akhirnya bermuara ke dalam sisrem vena dekat tempat
tindakan-tindakan jangka panjang, misalnya peningkatan
masuknya darah ke atrium kanan (Gambar l0-25a). Karena
pengeluaran urin.
tidak terdapat "jantung limfe" yang menghasilkan tekanan
Perpindahan cairan internal antara dua kompartemen
pendorong maka anda mungkin bertanya-tanya bagaimana
CES ini terjadi secara otomaris dan segera setiap kali terjadi
limfe diarahkan dari jaringan menuju sisrem vena di rongga
perubahan keseimbangan gaya-gaya yang bekerja melintasi
toraks. A.liran limfe terjadi melalui dua mekanisme. Pertama,
dinding kapiler; perpindahan ini adalah mekanisme rempo-
pembuluh limfe setelah pembuluh limfe awal dikelilingi oleh
rer untuk mmpertahankan agar volume plasma relatif kon-
otot polos, yang berkontraksi secara ritmis akibat aktivitas
stan. Dalam proses memulihkan volume plasma ke tingkat
miogenik. Ketika teregang karena pembuluh terisi oleh iimfe,
yang sesuai, cairan interstisium mengalami fluktuasi, tetapi
otot tersebut secara inheren berkontralai lebih kuat, men-
yang jauh lebih penting adalah volume plasma dapat diper-
dorong cairan limfe di dalam pembuluh. "Pompa limfe" in-
tahankan konstan agar fungsi sistem sirkulasi tetap efektii
trinsik ini adalah kekuaran urama yang mendorong limfe.
Stimulasi otot polos limfe oleh sistem simpatis meningkatkan
I Sistem limfe adalah rute tambahan untuk aktivitas pemompaan pembuluh limfe. Kedua, karena pem-
mengembalikan cairan interstisium ke darah. buluh limfe terletak di antara orot-oror rangka maka kon-
traksi otot-otot ini memeras limfe keluar dari pembuluh.
Bahkan pada keadaan normal, jumlah cairan yang keluar Katup-katup satu arah yang terletak di pembuluh limfe
dari kapiler ke dalam cairan inrerstisium sedikit lebih banyak mengarahkan aliran limfe menuju pintu keluarnya di vena
daripada cairan yang direabsorpsi dari cairan interstisium dada.
396 Bab 10
Sirkulasi Sirkulasi
sistemik paru
Pembuluh
Pembuluh limfe awal
limfe
Kapiler
darah
Kelenjar
limfe
Pembuluh
limfe awal
Kapiler
darah
(a)
Limfe
Darah
(b)
Gambar'lo-2s
Sistem limfe. (a) Pembuluh limfe mengosongkan isinya ke dalam sistem vena dekat pintu masuknya ke atrium kanan. (b) Aliran
limfe rerata adalah 3 liter per hari, sementara aliran darah rerata adalah 7200 liter per hari.
histamin sewaktu cedera jaringan atau reaksi alergik. besar yang menyalurkan darah dari ekstremitas bawah
Penurunan tekanan osmorik koloid plasma yang terjadi sewaktu pembuluh-pembuluh tersebut masuk ke rongga
menurunkan tekanan masuk efektif, semenrara pening- abdomen. Bendungan darah di vena ini meningkatkan
katan tekanan osmorik koloid cairan interstisium yang tekanan darah di kapiler tungkai dan kaki, mendorong
terjadi akibat peningkatan protein di cairan interstisium edema regional ekstremitas bawah.
meningkatkan gaya keluar efektif. Ketidakseimbangan 4. Sumbatan pembuluh limfe menyebabkan edema karena
ini ikut berperan menyebabkan edema lokal yang ber- kelebihan cairan filtrasi tertahan di cairan interstisium
kaitan dengan cedera (misalnya, lepuh) dan reaksi aier- dan tidak dapat dikembalikan ke darah melalui pem-
gik (misalnya biduran). buluh limfe. Al<umulasi protein di cairan interstisium
3. Meningkatnya tekanan uena, seperti ketika darah terben- memperparah masalah melalui efek osmotiknya. Sum-
dung di vena, menyebabkan peningkatan tekanan darah batan pembuluh limfe lokai dapat terjadi, sebagai con-
kapiier karena kapiler mengalirkan isinya ke dalam vena. toh, di lengan wanita yang saluran-saluran drainase limfe
Peningkatan tekanan keluar kapiler ini berperan besar utamanya dari lengan telah tersumbat akibat pengang-
menyebabkan edema pada gagal jantung kongestif (lihat katan kelenjar limfe pada pembedahan karena kanker
h. 356). Edema regional juga dapat terjadi akibat restriksi payudara. Peny'umbatan pembuluh limfe yang lebih luas
lokal aliran balik vena. Contohnya adalah pembeng- terjadi pada flariasis, suatu penyakit parasit yang di-
kakan yang sering terjadi di tungkai dan kaki selama tularkan melalui nyamuk yang rerurama ditemukan di
kehamilan. Uterus yang membesar menekan vena-vena daerah pantai tropis. Pada penyakit ini, cacing filaria
Pembuluh
Jantung
Kapiler
7%
srstemik
!
o 5%
E
l Vena
f sistemik
64%
E
o
I
o
Gambar 10-26
Elefantiasis. Penyakit tropis ini disebabkan oleh cacing parasit
yang ditularkan melalur nyamuk yang meng nvasi pembuluh
lrmfe. Akibat gangguan pada drainase limfe, bagian tubuh Gambar 10-27
yang terkena, biasanya ekstremitas, menjadi sangat Persentase volume darah total di berbagai bagian sistem
edematosa mirip kaki gajah. sirkulasi
398 Bab 10
Marilah kita perjelas suatu hal yang dapat menimbulkan sepanjang perjalanan, rerurama sewaktu melalui arteriol be-
kebingungan. Darah yang disimpan di vena tidak ditampung resistensi tinggi. Pada saat darah masuk ke sisrem vena, tekanan
dalam suatu tangki stagnan. Dalam keadaan normai seluruh darah hanya sekitar 17 mm Hg (Gambar 10-9, h. 378). Na-
darah beredar setiap waktu. Ketika tubuh beristirahat dan mun, karena tekanan atrium mendekati 0 mm Hg maka tetap
banyak dari jaringan kapiler tertutup, kapasitas reservoar vena terdapat tekanan pendorong yang meskipun kecil tetapi me-
meningkat karena lebih banyak darah yang meminras kapiler madai untuk mengalirkan darah melewari vena-vena bergaris
dan masuk ke vena. Ketika tambahan volume darah ini me- tengah besar dan bertahanan rendah.
regangkan vena, aliran darah melalui vena menjadi lebih lam- CATAIAN KLINIS. Jika tekanan atrium secara patologis
bat karena luas potongan melintang total vena meningkat aki- meningkat, seperti pada keberadaan katup AVyang bocor, gra-
bat peregangan tersebut. Karena itu, darah menghabiskan lebih dien tekanan vena terhadap atrium beri<urang sehingga aliran
banyak waktu di vena. Akibat waktu transit melalui vena yang balik vena juga berkurang dan terjadi pembendungan darah di
lebih lambat ini maka vena pada hakikatnya menyimpan lebih sistem vena. Karena itu, peningkatan tekanan atrium adalah
banyak darah karena tidak menyalurkannya cepat-cepat ke salah satu penyebab gagal jantung kongestif (lihath. 356).
jantung untuk kembali dipompa keluar. Selain tekanan pendorong yang ditimbulkan oleh kon-
Ketika simpanan darah tersebut dibutuhkan, misalnya traksi jantung, terdapat lima faktor lain yang meningkatkan
sewaktu berolahraga, faktor ekstrinsik (segera dijelaskan) aliran balik vena: vasokonstriksi vena yang dipicu oleh saraf
mengurangi kapasitas reservoar vena dan mendorong tam- simpatis, aktivitas otot rangka, efek katup vena, aktivitas per-
bahan darah dari vena kembali ke jantung untuk dipompa ke napasan, dan efek penghisapan oleh jantung (Gambar 10-
jaringan. Peningkatan aliran balik vena meningkatkan vo- 28). Sebagian besar dari faktor sekunder ini mempengaruhi
lume isi sekuncup, sesuai hukum Frank-Starling janrung aliran balik vena dengan mempengaruhi gradien tekanan an-
(lihat h. 352). Sebaliknya, jika terlalu banyak darah terkumpul tara vena dan jantung. Kita akan membahas masing-masing
di vena dan tidak dikembalikan ke jantung maka curah jan- secara bergiliran.
tung akan berkurang secara abnormal. Karena itu terdapat
keseimbangan antara kapasitas vena, tingkat aliran balik
EFEK AKTIVITAS SIMPATIS PADA ALIRAN BALIK
vena, dan curah jantung. Sekarang kita akan mengalihkan
VENA
perhatian ke faktor yang mempengaruhi kapasitas vena dan
berperan dalam aliran balik vena. Vena tidak memiliki banyak oror dan tonus inherennya ren-
dah, tetapi otot polos vena menerima banyak serat saraf sim-
patis. Stimulasi simpatis menyebabkan vasokonstriksi vena,
I Aliran balik vena ditingkatkan oleh sejumlah yang secara moderat meningkatkan tekanan vena; hal ini,
faktor ekstrinsik, pada gilirannya, meningkatkan gradien tekanan unruk men-
dorong lebih banyak darah yang tersimpan di vena ke dalam
Kapasitas vena (volume darah yang dapat ditampung oleh atrium kanan sehingga aliran baiik vena meningkat. Dalam
vena) bergantung pada daya regang (distensibilitas) dinding keadaan normal vena memiliki jari-jari yang sedemikian besar
vena (seberapa banyak pembuluh ini dapat diregangkan un- sehingga vasokonstriksi moderat akibat stimulasi simpatis
tuk menampung darah) dan pengaruh tekanan eksternal yang tidak banyak berefek pada resistensi terhadap aliran. Bahkan
memeras vena. Pada volume darah konstan, seiring dengan jika berkonstriksi, vena masih tetap memiliki jari-jari yang
meningkatnya kapasitas vena, lebih banyak darah tetap ber- relatif besar sehingga tetap merupakan pembuluh beresistensi
ada di vena dan tidak dikembalikan ke jantung. Penyimpanan rendah.
di vena ini mengurangi volume darah efektif dalam sirkulasi, Selain memobilisasi darah yang tersimpan, vasokon-
volume darah yang dikembalikan dan dipompa keluar oleh striksi vena juga meningkatan aliran balik vena dengan
jantung. Sebaliknya, ketika kapasitas vena berkurang, lebih mengurangi kapasitas vena. Dengan berkurangnya kapasitas
banyak darah dikembalikan ke jantung dan kemudian di- vena, maka lebih sedikit darah yang mengalir dari kapiler
pompa keluar. Karena itu, perubahan pada kapasitas vena tetap berada di vena, karena berlanjut mengalir ke janrung.
secara langsung mempengaruhi jumlah aliran balik vena, Meningkatnya aliran balik vena yang ditimbulkan oleh rang-
yang sebaliknya penting sebagai penenru (meskipun bukan sangan simpatis menyebabkan peningkatan curah jantung
satu-satunya) voiume darah sirkulasi efektif. Volume darah karena bertambahnya voiume diastolik akhir. Stimulasi sim-
sirkulasi efektifjuga dipengaruhi dalam jangka pendek oleh patis pada jantung juga meningkatkan curah jantung dengan
pergeseran pasif dalam bulk flotu antara komparremen vas- meningkatkan kecepatan dan kontraktilitas jantung (lihat h.
kular dan cairan intestisium dan dalam jangka panjang oleh 351 dan 353). Selama aktivitas simpatis tetap tinggi, seperti
faktor-faktor yang mengontrol volume CES total, misalnya ketika berolah raga, curah jantung y^ng meningkat pada
keseimbangan garam dan air. gilirannya akan membanru memperrahankan peningkatan
Istilah aliran balik vena merujuk kepada volume darah aliran balik vena yang mula-mula dipicu oleh vasokonstriksi
yang masuk ke masing-masing atrium per menit dari vena. vena akibat rangsangan simpatis. Lebih banyak darah yang
Ingatlah bahwa besar aliran melalui suatu pembuluh ber- dipompa keluar jantung berarti lebih banyak darah mengalir
banding iurus dengan gradien tekanan. Banyak tekanan pen- kembaii ke jantung, karena vena, yang kapasitasnya telah
dorong yang diterima darah karena kontraftsi jantung telah berkurang, tidak menyimpan darah tambahan yang dipompa
hilang pada saat darah mencapai sisrem vena karena gesekan ke dalam sistem pembuluh darah.
I lsi sekuncup
Pergeseran pasif
t bulk flow dari
cairan interstisium
i Volume diastolik akhir ke plasma
+ L 1 Volume darah
I Aliran balik vena (Jtekanan vena +
Jgradien tekanan)
Gambar 10-28
Faktor yang mempermudah aliran balik vena
Perlu diketahui perbedaan akibat dari vasokonstriksi di Pompa otot rangka juga melawan efek gravitasi pada
arteriol dan vena. Vasokonstriksi arteriol segen mengurangt sisrem vena. Marilah kita lihat bagaimana.
aliran melalui pembuluh ini karena meningkatnya resistensi
(darah yang masuk dan mengalir meialui arteriol yang me-
MELAWAN EFEK GRAVITASI PADA SISTEM VENA
nyempit menjadi lebih sedikit), sementara vasokonstriksi
vena segera meningkatkan aliran melalui pembuluh ini karena
Tekanan rerata yang selama ini disebutkan untuk berbagai
bagian pohon pembuluh darah adalah untuk seseorang yang
berkurangnya kapasitas vena (penyempitan vena memeras
berada dalam posisi horizontal. Ketika seseorang berbaring,
keluar lebih banyak darahyang sudah ada di vena, mening-
katkan aliran darah melalui pembuluh ini). gaya gravitasi berlaku seragam sehingga tidak perlu diper-
timbangkan. Namun, ketika seseorang berdiri, efek gravitasi
tidaklah seragam. Selain tekanan biasa akibat kontraksi jan-
EFEK AKTIVITAS OTOT RANGKA PADA ALIRAN
tung, pembuluh-pembuluh yang berada di bawah jantung
BALIK VENA mengalami tekanan dari berat kolom darah yang terbentang
Banyak vena besar di ekstremitas terletak di antara otor-oror dari jantung ke ketinggian pembuluh yang bersangkutan
rangka sehingga kontraksi otot menekan vena. Kompresi (Gambar 10-30).
vena eksternal ini mengurangi kapasitas vena dan mening- Terdapat dua konsekuensi penting peningkatan tekanan
katkan tekanan vena, sehingga memeras cairan di vena agar ini. Pertama, vena-vena yang dapat reregang akan melebar
mengalir ke jantung (Gambar 10-29). Efek pompa ini, yang akibat meningkatnya tekanan hidrostatik sehingga kapasitas-
dikenal sebagai pompa otot rangka, adalah salah saru cara nya bertambah. Meskipun mendapat efek gravitasi yang
pengembalian darah tambahan dari vena ke jantung selama sama namun arteri tidak terlalu mudah reregang dan tidak
berolah raga. Meningkatnya aktivitas otot mendorong lebih mengembang seperri vena. Banyak darah yang masuk dari
banyak darah keluar vena dan masuk ke jantung. Mening- kapiler cenderung berkumpul di vena-vena tungkai bawah
katnya aktivitas simpatis dan vasokonstriksi vena yang di- yang mengembang dan tidak kembaii ke jantung. Karena
timbulkannya pada saat berolah raga, semakin meningkatkan aliran balik vena berkurang maka curah jantung menurun
aliran balik vena. dan volume sirkulasi efektif menciut. Kedua, peningkatan
400 Bab 10
mencolok tekanan darah kapiler yang terjadi karena efek 31). Refleks vasokonstrii<si vena tidak dapat mengompensasi
gravitasi menyebabkan banyak cairan keluar dari anyaman secara lengkap efek gravitasi tanpa aktivitas otot rangka. Karena-
kapiler di ekstremitas bawah, menimbulkan edema lokal nya, ketika seseorang berdiri diam untuk wakru lama maka alir-
(yaitu, kaki dan pergelangan kaki membengkak). an darah ke otak berkurarg karena berkurangnya volume sir-
Dalam keadaan normal terdapat dua mekanisme kom- kulasi efektil meskipun terjadi refleks untuk mempertahankan
pensasi yang melawan efek gravitasi ini. Pertama, penurunan tekanan arteri rerata. Berkurangnya aliran darah ke otak dapat
tekanan arteri rerata yang terjadi ketika seseorang berpindah dari
posisi berbaring menjadi tegak memicu vasokonstriksi vena me-
lalui saraf simpatis yang mendorong maju sebagian dari darah
yang menumpuk. Kedua, pompa otot rangka "menginterupsi"
kolom darah dengan mengosongkan secara total segmen-
segmen tertentu vena secara intermiten sehingga bagiar tertentu
dari suatu vena tidak mengalami beban dari seluruh kolom vena
dari jantung ke bagian vena tersebut (Gambar 10-29 dan 10-
!
Tekanan =
0mmHg
ti
il
tl
i{
d+qri
,ri
lf1
i;'
i'1.
!!
fj
il
tl
i;
I.r
!l
:. ii
rlJti iJ
ijiJ
ii i{
i ll
ll
i
,1
iijj
!i l;
1i fr
liii $
lj
!1
ii
$
{
tlii
ftii
iiH
;A
F' / i
Tekanan =
Tekanan = 100 mm Hg 90 mm Hg
90 mm Hg disebabkan oleh efek gravitasi
10 mm Hg disebabkan oleh tekanan yang
ditimbulkan oleh kontraksi jantung
Gambar 10-30
Efek gravitasi pada tekanan vena. Pada orang dewasa dalam
posisi tegak, darah di pembuluh-pembuluh yang terbentang
antara jantung dan kaki ekivalen dengan 1,5 m kolom darah.
Tekanan yang ditimbulkan oleh kolom darah ini akibat efek
gravitasi adalah 90 mm Hg. Tekanan yang ditimbulkan oleh
kontraksi jantung menurun menjadi 10 mmHg di vena-vena
tungkai bawah karena pengurangan akibat gesekan di
I.l pembuluh-pembuluh sebelumnya. Gabungan tekanan-
'i t . ,,.1 tekanan tersebut menghasilkan tekanan vena sebesar 100 mm
Hg di vena-vena pergelangan kaki dan kaki. Demikian juga,
Gambar 10-29
kapiler di bagian ini mengalami efek gravitasi yang sama.
Pompa otot rangka meningkatkan aliran balik vena.
Vena
i
t
(a) (b)
100 Tekanan 27
mm Hg vena di mm Hg
Gambar 10-32
" kaki Fungsi katup vena. (a) Ketika sebuah selang diperas di bagian
Vena
-
kaki menopang Vena kaki menopang tengah maka cairan terdorong ke kedua arah. (b)Katup vena
kolom darah setinggi kolom darah setinggi memungkinkan darah mengalir hanya menuju jantung.
1,5 m (150 cm) 34 cm
Garnbar 10-3'l
Efek kontraksi otot rangka tungkai dalam melawan efek
gravitasi. Kontraksi otot rangka (seperti ketika berjalan) terdorong ke kedua arah dari titik perasan (Gambar l0-32a).
secara total mengosongkan segmen-segmen tertentu vena, Karena itu mengapa darah tidak mengalir mundur dan maju
memutuskan kolom darah yang harus ditopang oleh vena- oleh vasokonstriksi vena dan pompa otot rangka? Darah hanya
vena di bagian bawah. dapat terdorong maju karena vena-vena besar dilengkapi oleh
(Sumber: Diadaptasi dari Physiology of the Heart and katup-katup satu arah yang berjarak 2 sampai 4 cm saru sama
Circulation,4th ed, oleh RC Little dan WC Little. Hak cipta @
lain; katup ini memungkinkan darah mengalir maju menuju
1989 Year Book Medical Publishers, lnc., dengan ijin dari
Elsevier). jantung tetapi menghambatnya mengalir balik ke jaringan
(Gambar l0-32b). Katup-katup vena ini juga berperan me-
lawan efek gravitasi pada posisi tegak dengan membantu me-
minimalkan aliran balik darah yang cenderung terjadi ketika
menyebabkan pingsan, yang mengembalikan orang tersebut ke seseorang berdiri dan secara temporer menunjang bagian-
posisi horizontal, sehingga menghilangkan efek gravitasi pada bagian dari kolom darah ketika otot rangka melemas.
sistem vaskular dan memulihkan sirkulasi efektif Karena itu, CATAIAN KLINIS. Vena varikosa (varises) terjadi ke-
menegakkan seseorang yang baru pingsan merupakan upaya tika katup vena menjadi inkompeten dan tidak lagi dapat
yang sia-sia. Pingsan adalah pemecahan masalahnya, bukan menunjang kolom darah di atasnya. Orang yang memiliki
masalah itu sendiri. predisposisi untuk kelainan ini biasanya mengalami pe-
Karena pompa otot rangka memudahkan aliran balik vena regangan berlebihan bawaan dan kelemahan dinding vena.
dan membantu melawan efek gravitasi yang merugikan pada Vena-vena, yang diperparah oleh sering berdiri dalam waktu
sistem sirkulasi maka ketika anda duduk bekerja ada baiknya lama, mengalami pelebaran hebat sewaktu darah berkumpul
anda bangkit secara periodik dan ketika anda berdiri, maka anda sedemikian sehingga tepi-tepi katup tidak lagi dapat bertemu
berjalan berkeliling. Aktivitas otot ringan ini akan "menggerak- untuk membentuk sekat. Vena-vena superfisial tungkai yang
kan darah'. Juga dianjurkan bahwa orang yang harus berdiri mengalami varises rampak melebar dan berkelok-kelok. Ber-
lama menggunakan kaus kaki elastik yang menghasilkan kom- beda dari apa yang mungkin diharapkan, penimbunan kronik
presi eksternal lembut kontinl.u, serupa dengan efek kontraksi darah di vena yang mengalami pelebaran patologis tidak
otot rangka, untuk mencegah penimbunan darah di vena-vena mengurangi curah jantung, karena terjadi peningkatan kom-
tungkai yang disebabkan oleh gravitasi. pensatorik volume darah total yang beredar. Konsekuensi
paling serius dari vena varikosa adalah kemungkinan pem-
EFEK KATUP VENA PADA ALIRAN BALIK VENA bentukan bekuan abnormal di darah yang mengumpul dan
Vasokonstriksi vena dan kompresi vena eksternal mendorong mengalir lambat ini. Yang rerutama berbahaya adalah risiko
darah menuju jantung. Namun, jika anda memeras suatu bahwa bekuan ini dapat terlepas dan menyumbat pembuluh
di bagian tengahnya maka cairan akan
selang berisi cairan kecil di tempat lain, terutama kapiler paru.
402 Bab'10
EFEK AKTIVITAS PERNAPASAN PADA ALIRAN BALIK arteri atau tekanan nadi dan juga bukan tekanan di bagian
VENA lain pohon vaskular. Pengukuran tekanan darah rutin me-
rekam tekanan sistolik dan diastolik arteri, yang dapat di-
Akibat aktivitas bernapas, tekanan di dalam rongga dada rata-
gunakan sebagai patokan untuk menilai tekanan arteri rerara.
rata 5 mm Hg lebih rendah daripada tekanan atmosfer. Dalam
mengembalikan darah kejantung dari bagian-bagian bawah tu-
Nilai ambang terkini untuk tekanan darah normal yang di-
tentukan oleh National Institutes of Health (NIH) adalah
buh, sistem vena berjalan melewati rongga dada, tempat pem-
kurang dari 120/80 mm Hg.
buluh ini mendapat tekanan subatmosfer tersebut. Karena sistem
vena di tungkai dan abdomen mendapat tekanan atmosfer nor-
mal maka terbentuk gradien tekanan elaternal antara vena-vena
I Tekanan darah diatur dengan mengontrol curah
bawah (pada tekanan atmosfer) dan vena-vena dada (5 mm Hg
jantung, resistensi perifer total, dan volume darah.
lebih rendah daripadatekanan atmosfer). Perbedaan tekanan ini
memeras darah dari vena-vena bawah ke vena-vena dada, me- Tekanan arteri rerata adalah gaya pendorong urama yang
ningkatkan aliran balikvena (Gambar 10-33). Mekanisme fasili- mengalirkan darah ke jaringan. Tekanan ini harus diatur se-
tasi aliran balik vena ini disebut pompa respirasi, karena terjadi cara ketat karena dua alasan. Pertama, tekanan ini harus
akibat aktivitas bernapas. Peningkatan aktivitas bernapas serta cukup tinggi untuk menjamin tekanan pendorong yang me-
efek pompa otot rangka dan vasokonstriksi vena meningkatkan madai; tanpa tekanan ini, otak dan organ lain tidak akan me-
aliran balik vena sewaktu olahraga. nerima aliran yang memadai, apapun penyesuaian lokal yang
dilakukan dalam aspek resistensi arteriol yang mendarahi
EFEK PENGHISAPAN JANTUNG PADAALIRAN BALIK organ-organ tersebut. Kedua, tekanan harus tidak terlalu
VENA tinggi sehingga menimbulkan tambahan kerja bagi jantung
dan meningkatkan risiko kerusakan pembuluh darah serta
Tingkat pengisian jantung tidak semata-mata bergantung pada
kemungkinan pecahnya pembuluh darah halus.
faktor-faktor yang mempengaruhi vena. Jantung juga berperan
dalam proses pengisian dirinya. Selama kontraksi ventrikel, katup
AV tertarik ke bawah, memperbesar rongga atrium. Akibatnya, PENENTU TEKANAN ARTERI RERATA
tekanan atrium secara transien turun di bawah 0 mm Hg sehing- Mekanisme-mekanisme yang terlibat dalam memadukan ker-
ga gradien tekanan vena terhadap atrium meningkat dan aliran ja berbagai komponen sistem sirkuiasi dan sistem tubuh lain
balik vena bertambah. Selain itu, ekspansi cepat rongga ventrikel sangat penting untuk mengatur tekanan arteri rerata (Gam-
selama relaksasi ventrikel menciptakan tekanan negatif sesaat di bar 10-34) . Ingatlah bahwa dua penentu tekanan arreri rerara
ventrikel sehingga darah "tersedot" dari atrium dan vena; jadi, adalah curah jantung dan resistensi perifer total:
tekanan negatifdi ventrikel meningkatkan gradien tekanan vena
Tekanan arteri rerata =
terhadap atrium dan terhadap ventrikel sehingga aliran balik
curah jantung x resistensi perifer total
vena semakin meningkat. Karena itu, jantung berfungsi sebagai
'pompa hisap" untuk mempermudah pengisian jantung. $angan mengacaukan persamaan ini yang menunjukkan
determinan tekanan arteri rerata, yaitu tingkat curah jantung
dan resistensi perifer total, dengan persamaan yang diguna-
TEKANAN DARAH kan untuk menghitung tekanan arteri rerata, yaitu, tekanan
arteri rerata = tekanan diastol + 1/3 tekanan nadi).
Tekanan arteri rerata adalah tekanan darah yang dipantau Ingatlah bahwa curah jantung, sebaliknya, ditentukan
dan diatur di tubuh, bukan tekanan sistolik atau diastolik sejumlah faktor (Gambar 9-25,h. 355), demikian pula resis-
5 mm Hg lebih rendah
daripada tekanan atmosfir
Tekanan atmosfir
tif '{
5 mm Hg lebih rendah
daripada tekanan atmosfir
Gambar 10-33
Pompa respirasi meningkatkan aliran balikvena. Akibat aktivitas pernapasan, tekanan di sekeliling vena-vena dada lebih rendah
daripada tekanan di sekitar vena-vena ekstremitas dan abdomen. Hal ini menciptakan gradien tekanan eksternal pada vena,
yang mendorong darah menuju jantung.
404 Bab 10
Pergeseran cairan bulkflow Sisiem vasopresin, renin-
pasif antara kompartemen angiotensi n-aldosieron
vaskular dan cairan interstisium (Bab 14 dan 15)
Gamhar'tr0-34
Penentu tekanan darah arteri rerata. Perhatikan bahwa gambar ini pada dasarnya adalah gabungan dari Gambar 9-25, h. 355,
"Kontrol curah jantung"; Gambar 10-14, h.387, "Faktor yang mempengaruhi resistensi perifer total"; dan Gambar 10-28, h. 400,
"Faktor yang mempermudah aliran balik vena". Lihat teks untuk pembahasan tentang angka-angka dalam lingkaran.
karotis) dan di trunkus arteri utama sebelum pembuluh ini an otonom mengubah tekanan darah arteri, pelajarilah Gam-
bercabang-cabang untuk mendarahi bagian tubuh lainnya bar 10-37, yang meringkaskan efek-efek utama stimulasi sim-
(baroreseptor arkus aorta). patis dan parasimpatis pada jantung dan pembuluh darah.
Baroreseptor secara terus-menerus memberi informasi Marilah kini kita padukan potongan-potongan refleks
tentang tekanan arteri rerata; dengan kata lain, sensor ini baroreseptor dengan menelusuri aktivitas refleks yang me-
selalu menghasilkan potensial aksi sebagai respons terhadap ngompensasi peningkatan atau penurunan tekanan darah.
tekanan di dalam arteri. Ketika tekanan arteri (baik tekanan Jika karena suatu sebab tekanan arteri rerata meningkat di
rerata atau nadi) meningkat, potensial baroreseptor ini me- atas normal (Gambar 10-38a), maka baroreseptor sinus ka-
ningkat sehingga kecepatan lepas muatan di neuron-neuron rotis dan arkus aorta meningkatkan frekuensi lepas muatan di
aferen terkait meningkat. Sebaliknya, penurunan tekanan ar- neuron-neuron aferennya. Pusat kontroi kardiovaskulag se-
teri rerata memperlambat kecepatan lepas muatan yang di- telah mendapat infolnasi oleh peningkatan lepas muatan
bentuk di neuron aferen oleh baroreseptor (Gambar 10-36).
Pusat integrasi yang menerima impuls aferen tentang
aPusat kontrol kardiovaskular kadang-kadang dibagi menjadi
pusat
keadaan tekanan arteri rerata adalah pusat kontrol kardio-
jantung dan pusat vasomotor, yang kadang-kadang dibagi lagi
vaskulara, yang terletak di medula di dalam batang otak.
menjadi subdivisi yang lebih kecil, misalnya pusat kardioakselerator
Jalur eferennya adalah sistem saraf otonom. Pusat kontrol dan kardioinhibitorik serta daerah vasokontriktor dan vasodilator.
kardiovaskular mengubah perbandingan antara aktivitas sim- Karena bagian-bagian ini saling berkaitan erat dan secara lungsional
patis dan parasimpatis ke organ-organ efektor (jantung dan berhubungan maka kita akarr menyebut mereka secara kolektif
pembuluh darah). Untuk melihat sekilas Lragaimana perubah- sel:.tgai p us at ko ntro I k arcllouas ku lar.
{5arnlrar" t$-35
Lokasi baroreseptor arteri. Baroreseptor arteri terletak di tempat yang
strategis untuk memantau tekanan darah arteri rerata
arteri-arteri yang mendarahi otak (baroreseptor sinus karotis) dun nujiun di
iunrn lainnya (baroreseptor arkus aorta).
Tekanan
zu
arteri t
(mm Hg)
80
liecepatan lepa:_:
{:es-,'rh*r I *..;f 6
mi-latan di iieiiion
Kecepatan lepas muatan neuron aferen *feren yang heras;;;l
dari baroreseptor sinus karotis dalam dari barr:resepicr'
kaitannya dengan besar tekanan arteri sinus karoiis
rerata.
Waktu
!;:
Gambar'10-37
Ringkasan efek-efek sistem saraf simpatis dan parasimpatis pada faktor yang mempengaruhi tekanan darah arteri.
Pusat
kardiovaskular
J Kecepatanjantung
J Aktivitas saraf simpatis jantung dan
dan
I isi sekuncup
J AKivitas saraf vasokonstriktor simpatis dan
dan
vasodilatasi arteriol
1 nktivitas saraf parasimpatis
dan vena
I Potensial reseptor
Ketika iekanan darah
sinus karotis dan
turun di bawah normal
arkus aorta
(b)
Gambar 10-38
Refleks baroreseptor untuk memulihkan tekanan darah ke normal. (a) Refleks baroreseptor sebagai respons terhadap
peningkatan tekanan darah. (b) Refleks baroreseptor sebagai respons terhadap penurunan tekanan darah.
408 Bab 10
Tabel 10-5
Perubahan Kardiovaskular Selama Olahraga
2. Hipertensi endokrin. Sebagai contoh, feokromositoma tanda penyakit ginjal, mungkin secara diam-diam menjadi
adalah suatu tumor medula adrenal yang mengeluarkan penyebab akumulasi perlahan garam dan air di tubuh, yang
epinefrin dan norepinefrin secara berlebihan. Pening- mengakibatkan peningkatan progresif tekanan darah.
katan abnormal kadar kedua hormon ini menyebabkan I Asupan garam ber/ebihan. Karena garam secara osmotis
peningkatan curah jantung dan vasokonstriksi perifer menahan air, dan karenanya meningkatkan volume darah
generalisata,di mana keduanya berperan menyebabkan dan berperan dalam kontrol jangka panjang tekanan darah,
hipertensi khas pada penyakit ini. maka asupan garam berlebihan secara teoris dapat menye-
3. Hipertensi neurogenik. Salah satu contoh adalah hiper- babkan hipertensi. Namun masih diperdebatkan apakah
tensi yang disebabkan oleh kesalahan kontrol tekanan pembatasan asupan garam perlu dianjurkan sebagai cara un-
darah karena defek di pusar konrrol kardiovaskular. tuk mencegah dan mengobati tekanan darah tinggi. Data
riset sampai saar ini belum konklusif dan menimbulkan
HIPERTENSI PRIMER
interpretasi beragam.
Penyebab yang mendasari 90o/o kasus hipertensi tidak di-
I Diet yang kurang mengandung buah, sa)luran, dan produk
ketahui. Hipertensi semacam ini dikenal sebagai hipertensi
susu (yaitu, rendah K dan Ca'-). Grdapat faktor makanan
primer (esensial atau idiopatik). Hipertensi primer adalah
lain selain garam yang dibuktikan berpengaruh besar pada
suatu kategori umum untuk peningkatan tekanan darah
tekanan darah. Studi DASH (Dietary Approaches to Stop
yang disebabkan oleh beragam penyebab yang ddak dikra-
Hypertension) menemukan bahwa diet rendah lemak kaya
hui dan bukan suatu enriras runggal. Orang dapat memper-
buah, sayur, dan produk susu dapat menurunkan tekanan da-
lihatkan kecenderungan generik yang kuat mengidap hiper-
rah pada orang dengan hipertensi ringan sama seperti pem-
tensi primer, yang dapat dipercepat atau diperburuk oleh
berian terapi dengan satu jenis obat. Penelitian memperlihat-
faktor kontribusi misalnya kegemukan, srres, merokok, atau
kan bahwa asupan K tinggi yang berkaitan dengan banyak
kebiasaan makan. Perhatikanlah berbagai kemungkinan po-
makan buah dan sayur dapat menurunkan tekanan darah
tensiai bagi hipertensi primer yang saat ini sedang diteliti.
dengan melemaskan arteri. Selain itu, kurangnya asupan Ca2*
I Ganguan ?enanganan garam oleh ginjal. Ganggran dari produk susu diidentifikasi sebagai pola diet yang paling
fungsi ginjal yang terlalu kecil untuk menimbulkan tanda- sering pada orang dengan hipertensi yang tidak diobati,
410 Bab 10
atau bahkan pingsan. Karena mekanisme-mekanisme kom-
IHipotensi ortostatik terjadi akibat kurang
pensasi postural tertekan selama tirah baring lama maka pa-
memadainya aktivitas simpatis secara transien. sien kadang-kadang diletakkan di tempat tidur yang dapat
Hipotensi, arau tekanan darah rendah, terjadi ketika terdapat dimiringkan sehingga posisi mereka dapat diubah secara
bertahap dari horizontal ke tegak. Hal ini memungkinkan
ketidakseimbangan anrara kapasitas vaskular dan volume
darah (pada hakikatnya, darah terlalu sedikit untuk mengisi
tubuh meiakukan penyesuaian-penyesuaian secara perlahan
terhadap perubahan darah akibat gravitasi.
pembuluh) atau ketika jantung terlalu lemah untuk men-
dorong darah.
Situasi tersering di mana terjadi hipotensi transien ada-
lah hipotensi brtostatik. Hipotensi ortostatik (postural) I Syok sirkulasi dapat ireversibel.
adalah keadaan hipotensif sesaat yang terjadi karena insufi-
Ketika tekanan darah turun sedemikian rendah sehingga alir-
siensi respons kompensatorik terhadap perubahan darah aki-
an darah ke jaringan tidak lagi adekuat, maka keadaan yang
bat gravitasi saat seseorang berpindah dari posisi horizontal terjadi disebut sebagai syok sirkulasi. Syok sirkulasi digo-
ke posisi vertikal, khususnya setelah tirah baring lama. Ketika
Iongkan ke dalam empat tipe utama (Gambar 10-39):
seseorang berubah dari berbaring menjadi berdiri, penum-
pukan darah di vena-vena tungkai akibat gravitasi menu- 1. Syok hipouolemik ("volume rendah") disebabkan oleh pe-
runkan aliran balik vena, mengurangi isi sekuncup dan nurunan volume darah, yang terjadi secara langsung me-
karenanya menurunkan curah jantung dan tekanan darah. Ialui perdarahan hebat atau tak langsung melalui kehi-
Penurunan tekanan darah ini normalnya dideteksi oieh baro- langan cairan yang berasal dari plasma (misalnya diare
reseptor, yang memicu respons kompensasi segera untuk berat, pengeluaran urin berlebihan, atau berkeringat
memulihkan tekanan darah ke tingkatnya yang sesuai. Na- hebat).
mun, ketika seorang pasien yang telah lama berbaring bang- 2. Syok hardiogenik ("disebabkan oleh jantung") disebab-
kit untuk pertama kali, penyesuaian-penyesuaian kompensa- kan oleh melemahnya jantung unruk memompa darah
torik refleks ini lenyap secara remporer atau berkurang karena secara adekuar.
jarang digunakan. Kontrol simpatis atas vena-vena tungkai 3. Syoh uasogenik ("disebabkan oleh pembuluh") disebab-
kurang memadai sehingga ketika pasien pertama kali berdiri kan oleh vasodilatasi luas yang dipicu oleh adanya
darah mengumpul di ekstremitas bawah. Keadaan ini diper- bahan-bahan vasodilator. Terdapat dua jenis syok vaso-
parah oleh berkurangnya volume darah yang biasa menyertai genik septik dan anafilaktik. Syok septik, yang dapat
tirah baring lama. Hipotensi ortostatik yang terjadi dan ber- menyertai infeksi masif, disebabkan oleh bahan-bahan
kurangnya aliran darah ke otak menyebabkan pasien pusing vasodilator yang dikeluarkan oleh agen infeksi. Demi-
Syok sirkulasi
(J tekanan arteri rerata)
I
Berkurangnya volume darah Vasodilatasi luas
Hilangnya cairan
yang berasal
dari plasma
--]
Muntah berlebihan,
diare, pengeluaran
[r*-r
melemah
melalui urin, dsbnya
I
t'*;----_l
karciiogenik
I i
Gambar 10-39
Penyebab syok sirkulasi. Syok sirkulasi, yang terjadi ketika tekanan darah arteri rerata turun terlalu rendah sehingga aliran
darah ke jaringan tidak lagi memadai, dapat terjadi karena (1) pengeluaran berlebihan darah (syok hipovolemik), @) kegagalan
jantung memompa darah secara adekuat (syok kardiogenik), (3) vasodilatasi arteriol yang luas (syok vasogenik), atau (4)
gangguan saraf yang mengatur tonus vasokonstriktor (syok neurogenik).
412 Bab 10
t Rasa haus
I Volume darah
+o \ t Vasopresin dan
I renin-angiotensin-aldosteron
{ Aliran balik vena
I lsi sekuncup
{ Curah jantung
{ Tekanan arteri {
ffi
Lepas muatan baroreseptor
It
t---__l
+
I I lekanan
I darah
r."pir"'
I
I
II tr-*t-l TIil;-l
stmpatts I simpatis
I
I
I
hormon
merangsang
yang
set
I
I I vena I
t<e
I
arteriot ke
I
I
produksi
oaratr merah
I
t- io
I
ro
I
t
I
il'
I
I'
[-*,*il] t'il;;-l
*
I arteriol
(kecuari otar<)
I
I
I
m;;;;t
IrG
I I tantung | ""n" I gini"r
I proretn
I I oleh hr I I
I
[;;;l
+l I
Pergeseran cairan
dari cairan interstisium
_9) I
ke dalam plasma
t_r I
@
F;;l I t-.'**-l
I totat
perifer
t]r".**;-l
I
"
I ,rin
I
E Konsekuensi
ffi Kompensasi
Gambar 10-40
Konsekuensi dan kompensasi perdarahan. Penurunan volume darah yang terjadi
karena perdarahan menyebabkan penurunan
tekanan arteri. (Perhatikan boks biru, yang mewakili konsekuensi peraarifrany. Terjadi
seiangt"iun tornp"nsasi (boks merah
tekanan arteri, dan jumtah ser darah r"nrl'u norrn. t (boks merah tua).
f,i!:l::",?*,T'i.u,., T:Iyl:191,1-.-':i"_l]uttut
Lihat teks (h' 412-4't4) untuk penjelasan tentans anska datam tins[aranian 'erai il'l.h";"
;"iil r""g"i.r ,"0..'I#Ji.ifii1lljJj.
I Meningkatnya rasa haus juga dirangsang oleh penu- an untuk mengangkut darah ke dan dari sel untuk antara lain
runan volume plasma ?0. Peningkatan asupan cairan yang menyalurkan O, dan nutrien, membuang zar sisa, distribusi
terjadi kemudian membantu memulihkan volume plasma. cairan dan elektrolit, eliminasi kelebihan panas, dan menya-
I Dalam perjalanan waktu yang lebih panjang (seminggu Iurkan sinyal hormon. Sel-sel akan segera mati jika tidak
atau lebih), sel-sel darah merah yang hilang diganti melalui mendapat pasokan darah; sel otak akan mati dalam empat
peningkatan pembentukan sel darah merah yang dipicu oleh menit. Darah secara terus-menerus didaur ulang dan direkon-
penurunan penyaluran O, ke ginjal 21,. disi sewaktu mengalir melalui berbagai organ via pembuluh
darah. Karena itu tubuh hanya memerlukan sedikit darah
untuk mempertahankan komposisi kimiawi yang tepat ling-
SYOK IREVERSIBEL kungan cairan internal keseluruhan rempar sel-sel bergantung
Mekanisme-mekanisme kompensasi ini sering kurang cukup untuk kelangsungan hidup mereka. Sebagai contoh, O, se-
untuk melawan kehilangan cairan yang substansial. Bahkan cara terus-menerus diserap oleh darah di paru dan secara
jika dapat mempertahankan tekanan darah yang memadai, konstan disalurkan ke semua sel tubuh.
tindakan-tindakan jangka pendek ini tidak dapat berlang- Pembuluh darah paling halus, kapiler, merupakan tem-
sung selamanya. Akhirnya, volume cairan harus diganti dari pat pertukaran sebenarnya antara darah dan sel sekitar. Ka-
luar melalui minum, transfusi, atau kombinasi keduanya. piler mengangkut darah, yang telah dipertahankan secara
Aliran darah ke ginjal, saluran cerna, kulit, dan organ lain homeostasis, daiam jarak 0,01 cm dari setiap sel tubuh;
dapat dikurangi untuk mempertahankan aliran darah ke kedekatan ini sangat penring, karena setelah beberapa senti-
otak hanya selama sebelum kerusakan organ mulai terjadi. meter bahan-bahan tidak dapat berdifusi cukup cepat untuk
Dapat tercapai suatu titik di mana tekanan darah terus turun menunjang berbagai aktivitas yang penring bagi kehidupan.
karena kerusakan jaringan, meskipun diberikan terapi maksi- Oksigen yang seharusnya memerlukan waktu berbulan-bulan
mal. Keadaan ini sering disebut syok ireuersibe[ berbeda dari sampai bertahun-tahun untuk berdifusi dari paru ke semua
sltok reuersibel yang dapat dikoreksi dengan mekanisme kom- sel tubuh, secara terus-menerus disalurkan "di depan pintu"
pensatorik dan terapi yang efektif. setiap sel, tempat difusi dapat secara efisien melaksanakan
Meskipun mekanisme pasti yang mendasari sifat ire- pertukaran lokal antara kapiler dan sel sekitar. Demikian
versibel ini saat ini masih belum diketahui, namun banyak juga, hormon harus cepat diangkut melalui sistem sirkulasi
kemungkinan logis yang dapat berperan menyebabkan dari tempat produksinya di kelenjar endokrin ke tempat
perburukan sirkulasi progresif yang menandai syok ire- kerjanya di bagian tubuh lain. Thnpa sistem sirkulasi, ber-
versibel. Terjadi asidosis metabolik akibat peningkatan bagai pembawa pesan kimiawi ini tidak dapat berdifusi cu-
414 Bab 10
kup cepat ke organ sasarannya untuk secara efektifmengon- mendistribusikan darah yang dipompa oleh jantung ke ka-
trol fungsi organ-organ tersebut, yang banyak di antaranya piler agar terjadi pertukaran untuk mempertahankan hidup,
ditujukan untuk mempertahankan homeostasis. sementara venula dan vena mengumpulkan darah dari kapi-
Bagian sistem sirkulasi lainnya dirancang untuk meng- ler dan mengembalikannya ke jantung, tempat proses rer-
angkut darah menuju dan dari kapiler. Arteri dan arteriol sebut diulang.
RINGKASAN BAB
Pendahuluan (h. 369 -37 3) I Tekanan sistol adalah tekanan puncak yang ditimbulkan
I Bahan-bahan dapar dipertukarkan antara berbagai bagian oleh semburan darah terhadap dinding pembuluh se-
tubuh dan dengan lingkungan eksternal melalui anyaman waktu sistol jantung. Tekanan diastol adalah tekanan mi,
pembuluh darah yang mengangkut darah ke dan dari nimal di arteri ketika darah terkuras ke dalam pembuluh
semua organ. (Lihatlah Gambar 10-1). di sebelah hilir sewaktu diastol jantun g. (Lihattah Gambar
I Organ-organ yang memperbarui nurrien dan mengeluar- I0-7 dan 10-8).
kan bahan sisa metabolik dari darah menerima persenrase I Tekanan pendorong rerata sepanjang siklus jantung ada-
curah jantung yang lebih besar daripada kebutuhan meta- lah tekanan arteri rerara, yang dapat diperkirakan dengan
boliknya. Organ-organ 'perekondisi" ini dapat lebih menggunakan rumus berikut: tekanan arteri rerata= te-
menoleransi pengurangan aliran darah dibandingkan kanan diastol + 1/3 tekanan nadi. (Lihatkh Gambar I0-9).
dengan organ-organ yang menerima darah semara-mata
untuk memenuhi kebutuhan metaboliknya. Arteriol (h.378-386)
I Otak sangat rentan terhadap penurunan aliran darah. Karena I Arteriol adalah pembuluh resistensi utama. Tingginya re-
itu, pemeliharaan aliran yang adekuat ke organ rentan ini sistensi arteriol menyebabkan tekanan rerata antara arteri
merupakan prioritas utama dalam fungsi sirkulasi. dan kapiler turun drastis. Penurunan ini meningkatkan
I Laju aliran darah melalui suatu pembuluh berbanding aliran darah karena membentuk perbedaan rekanan an-
lurus dengan gradien tekanan dan berbanding terbalik tara jantung dan organ. (Liharlah Gambar l0-9).
dengan resisrensi. Tekanan yang lebih tinggi di awal pem- I Tonus, yaitu aktivitas kontraksi basal, dipertahankan di
buluh dihasilkan oleh tekanan yang ditimbulkan pada da- arteriol setiap saat.
rah oleh kontraksi jantung. Gkanan yang lebih rendah di I Vasodilatasi arteriol, yaitu peningkatan kaliber arteriol di
akhir pembuluh disebabkan oleh gesekan sewaktu darah atas kadar tonik, menurunkan resistensi dan meningkat-
mengalir menggesek dinding pembuluh darah. (Lihatlah kan aliran darah melalui pembuluh, sementara vasokons-
Gambar 10-2). triksi, penyempitan pembuluh, meningkatkan resistensi
I Resistensi, hambatan terhadap aliran darah melalui suatu dan mengurangi aliran. (Lihatkh Gambar I0-10).
pembuluh, rerurama dipengaruhi oleh jari-jari pembuluh. I Kaliber arteriol dikontrol oleh dua mekanisme: kontrol
Resistensi berbanding terbalik dengan pangkat empat lokal (intrinsik) dan kontrol ekstrinsik.
jari-jari, sehingga perubahan kecil pada jari-jari akan ber- I Kontrol lokal terutama melibatkan perubahan kimiawi
pengaruh besar pada aliran. Dengan membesarnya jari' lokal yang berkaitan dengan perubahan tingkat aktivitas
jari, resistensi menurun dan aliran meningkat. (Lihatlah metabolik di suatu organ. Perubahan pada faktor-faktor
Gambar 10-3). metabolik lokal ini menyebabkan pelepasan mediator va-
I Darah mengalir dalam suatu lingkaran rerrurup antara soaktif dari sel endotel sekitar. Contohnya adalah nitrat
jantung dan organ-organ. Arteri mengangkut darah dari oksida penyebab vasodilatasi dan endotelin penyebab va-
jantung ke seluruh tubuh. Arteriol mengatur jumlah da- sokonstriksi. Berbagai mediator vasoaktif ini bekerja pada
rah yang mengalir ke masing-masing organ. Kapiler ada- otot polos arteriol untuk menimbulkan perubahan yang
lah tempat sebenarnya pertukaran bahan antara darah sesuai pada kaliber arteriol yang mendarahi organ bersang-
dan sel jaringan sekitar. Vena mengembalikan darah dari kutan. Dengan menyesuaikan resisrensi terhadap aliran
tingkat jaringan kembali ke jantung. (Lihatlah Gambar darah dengan cara ini, mekanisme kontrol lokal mengatur
10-4 dan Tabel I0-l). aliran darah ke organ untuk menyamai kebutuhan
metabolik sesaar organ tersebut. (Lihatlah Gambar I0-10,
Arteri (h. 373-378) 10-1 1, dan 10-14 serta Tabel t0-2 dan l0-3).
I Arteri adalah saluran bergaris tengah besar beresistensi I Kaliber arteriol dapat disesuaikan secara independen pada
rendah dari jantung kc organ. organ-organ yang berbeda oleh faktor kontrol lokal.
I Arteri juga berfungsi sebagai reservoar tekanan. Karena Penyesuaian ini penting dalam mendistribusikan curah
sifat elastisnya, arteri mengembang untuk mengakomo- jantung. (Lihatlah Gambar 10-12).
dasi volume ekstra darah yang dipompa ke dalamnya oleh I Kontrol ekstrinsik rerurama dilakukan oleh sistem saraf
kontralai jantung dan kemudian mengecil (recoil) unttk simpatis dan, dengan derajat yang lebih rendah, oleh
terus mendorong darah ketika jantung melemas. (Lihatlah pengaruh hormon pada otot polos arteriol. Kontrol eks-
Gambar 10-5 dan 10-Q. trinsik penting untuk mempertahankan tekanan arteri
416 Bab 10
SOAL LATIHAN
Pertanyaan Obyektif (Jawaban di A-50) 9. Dengan menggunakan kode jawaban di kanan,
1. Secara umum, susunan paralel sistem vaskular memung- tunjukkan perubahan kompensasi jenis apa yang terjadi
kinkan setiap organ menerima pasokan darah arterinya di faktor-faktor yang ditanyakan untuk memulihkan
sendiri-sendir r. (B enar atau sahh ?) tekanan darah ke normal sebagai respons terhadap
2. Karena dinding kapiler tidak memiliki sistem pengang- hipotensi hipovoiemik karena perdarahan berat:
kut maka semua kapiler memiliki permeabilitas yang l. jari-jariarteriol a. = meningkar
sama. (Benar atau salah) 2. jari-jari vena b. = menurun
3. Lebih banyak darah mengalir melalui kapiler sewaktu 3. curah jantung c. = tidak berefek
sistol jantung daripada sewaktu diastol. (Benar atau 4. isi sekuncup
sakh?) 5. resistensi perifer total
4. Kapiler mengandung hanya 5o/o dari volume darah total 6. sinyal simpatis oleh pusat
pada setiap saat. (Benar atau salah?) kardiovaskular
5. Volume darah yang melewati kapiler-kapiler dalam se- 7. frekuensi lepas muatan
menit sama dengan yang melewati aorta, meskipun aferen yang dihasilkan
aliran darah di kapiler jauh lebih lambat. (Benar atau oleh baroreseptor sinus
salah?)
karotis dan arkus aorta
6. Mana dari fungsi berikut yang berkaitan dengan arte- 8. aliran balik vena
riol? (Tunj uk kan j awaban yang benar) 9. retensi cairan di dalam
a. menyebabkan penurunan ringan pada tekanan re- tubuh
t^ta, yang membantu membentuk gradien tekanan I 0. perpindahan cairan dari
antara jantung dan organ cairan inrerstisium ke
b. berfungsi sebagai tempar pertukaran bahan antara dalam plasma menembus
darah dan sel jaringan sekitar kapiler
c. bekerja sebagai penentu utama resisrensi perifer total 1 1. pengeluaran urin
d. menentukan pola distribusi curah jantung 12. kecepatan jantung
e. membantu mengatur tekanan darah arteri rerata 13. sinyal parasimpatis oleh
f, mengubah sifat tekanan darah arteri yang berdenyrrt pusat kardiovaskular
menjadi tekanan seragam nonfluktuatif di pembu-
luh sebelah hilir
g. bekerja sebagai reservoar tekanan Pertanyaan Esai
7. Karena efek gravitasi, rekanan vena di ekstremitas bawah 1. Bandingkan aliran darah melalui organ perekondisi dan
lebih besar ketika seseorang berdiri dibandingkan ketika melalui organ yang tidak melakukan rekondisi pada
berbaring (Benar atau sakh) darah!
8. Dengan menggunakan kode jawaban di kanan, tunjuk- 2. Bahaslah hubungan antara laju aliran, gradien tekanan,
kan faktor berikut mana yang meningkatkan atau me- dan resistensi vaskularl Apa penentu utama resistensi
nurunkan aliran balik vena: terhadap aliran?
1. peningkatan rekanan a. = meningkatkan 3. Jelaskan struktur dan fungsi utama masing-masing seg-
atrium yang berkaitan aliran balik men pohon vaskular!
dengan kebocoran katup vena 4. Bagaimana arteri berfungsi sebagai reservoar tekanan?
AV b. = menurunkan 5. Jelaskan teknik tak langsung untuk mengukur tekanan
2. aktivitas pernapasan aliran balik darah arteri dengan menggunakan sfigmomanometer!
3. vasokonstriksi vena yang vena 6. Definisikan uasokonstriksi dan uasodilatasil
dipicu oleh saraf simparis c. = tidak berefek 7. Bahaslah kontrol lokal dan ekstrinsik yang mengarur
4. efekgravitasi pada pada aliran resistensi arterioll
sistem vena balik vena 8. Apa cara urama yang digunakan oleh masing-masing
5. aktivitas otot rangka zat terlarur untuk berpindah melewati dinding kapiler?
6. perubahan tekanan Gaya apa yang menghasilkan bulh fnru melewati din-
ventrikel yang berkaitan ding kapiler? Apa makna bulk flow?
dengan recoil diastol 9. Bagaimana limfe terbentuk? Apa fungsi sistem limfe?
UNTUK DIRENUNGKAN
(Penjelasan di h. A-51) 4. Suatu obat yang diaplikasikan ke sepotong arteriol
1. Selama tindakan bedah pintas koronaria, sering dilaku- menyebabkan pembuluh ini melemas, tetapi sepotong
kan pengangkatan sepotong vena dari tungkai pasien otot arteriol yang diambil dari lapisan lain pembuluh
untuk dilekatkan secara bedah ke dalam sistem sirkulasi tidak berespons terhadap obat yang sama. Apa penjelasan
koronaria sehingga darah memutar, melalui vena, yang mungkin?
mengelilingi segmen arteri koronaria yang tersumbat. 5. Jelaskan bagaimana masing-masing obat antihipertensi
Mengapa pasien harus mengenakan, untuk waktu yang ini menurunkan tekanan darah arteri:
lama setelah pembedahan, sr ttt stocking penunjang a. obat yang menghambat resepror cr,-adrenergik
elastik di tungkai tempat vena tersebut diambil? (misalnyafentokmin)
2. Misalnya seseorang memiliki tekanan darah 125177: b. obat yang menghambat resepror 0,-adrenergik
a. Berapa tekanan sistolik? (misalnya metoprohfi. (Petunjuh: Lihatkh rese?tor
b. Berapa tekanan diastolik? adrenergih di h. 263).
c. Berapa tekanan nadi? c. obat yang secara langsung melemaskan otot polos
d. Berapa tekanan arteri rerata? arteriol (misalnya hidralazin)
e. Apakah ada suara terdengar ketika tekanan di manset d. obat diuretik yang meningkatkan pengeluaran urin
eksternal yang mengelilingi lengan mencapai 130 (misalnyafurosemid)
mm Hg? (Ya atau tidah?) e. obat yang menghambat pelepasan norepinefrin dari
f. Apakah ada suara terdengar ketika tekanan manset ujung saraf simpatis (misalnya guanetidin)
118 mm Hg? f. obat yang bekerja pada otak untuk mengurangi
g. Apakah ada suara terdengar ketika tekanan manset keluaran simpatis (misalnya klonidin)
75 mm Hg? g. obat yang menghambat saluran Ca" (misalnya
3. Seorang mahasiswa yang telah berdiri diam selama bebe- uerapamil)
rapa jam bekerja di laboratorium mendadak pingsan. h. obat yang mempengaruhi pembentukan angiotensin
Apa penjelasan yang mungkin? Apa yang akan anda II (misalnya haptoprill.
lakukan jika orang di sampingnya mencobanya mem-
buatnya berdiri?
4'18 Bab 10
KASUS KLINIS
(Penjelasan di h. A-51) ini menyebabkan hipertensi sekunder dengan menjelaskan
Li-Ying C. baru didiagnosis mengidap hipertensi karenafeo- efek epinefrin berlebihan pada berbagai faktor yang menen-
hromositoma, suatu tumor medula adrenal yang mengeluar- tukan tekanan darah arteri.
kan epinefrin secara berlebihan. Jelaskah bagaimana penyakit
$lit
6',i '.r ;
t
r,
'1.,,' , l
"?*u.f
j..,#
"+.
Darah adalah kendaraan untuk transpor masal jarak jauh membran plasma yang mengangkut O, dalam darah. Leukosit
berbagai bahan antara sel dan lingkungan eksternal atau (sel darah putih atau SDP), satuan perfuhanan mobil sistem
antara sel-sel itu sendiri. Transpor semacam ini esensial untuk imun, diangkut dalam darah ke tempat cedera atau tempat
mempertahankan homeostasis. Darah terdiri dari cairan invasi mikro organisme penyebab penyakit. Trombosit penting
kompleks plasma tempat elemen selular - eritrosit, Ieukosit, dalam hemostasis, penghentian perdarahan dari pembuluh
dan trombosit - berada. Eritrosit (sel darah merah atau SDM) yang cedera.
pada hakikatnya adalah kantung hemoglobin terbungkus
420
Darah
SEKILAS I5I
PENDAHULUAN PENDAHULUAN
PLASMA
Darah membentuk sekitar 8o/o dari berat tubuh total
I Komposisi dan fungsi plasma
dan memiliki volume rerata 5 liter pada wanita dan
I Protein plasma
5,5 liter pada pria. Darah terdiri dari tiga jenis ele-
ERITROSIT
men selular kh usus, eritrosit (sel darah merah), leukosit
I Struktur dan fungsi eritrosit (sel darah putih), dan nombosit (heping darah), yang
I Eritropoiesis membentuk suspensi dalam cairan kompleks plasma
LEUKOSIT (Thbel 1 1-1). Eritrosit dan leukosit adalah sel utuh,
I Jenis dan fungsi leukosit sementara trombosit adalah fragmen/potongan sel.
"l Produksi leukosit Untuk memudahkan, kita akan menyebut secara
TROMBOSIT DAN HEMOSTASIS kolektif elemen-elemen selular darah ini sebagai "srl
I Struktur dan fungsi trombosit darah".
I Hemostasis Pergerakan darah yang rerus-menerus sewaktu
darah mengalir melalui pembuluh darah menye-
babkan sel-sel darah relatiftersebar merara di dalam
plasma. Namun, jika anda meletakkan suatu sampel
darah lengkap dalam tabung reaksi dan mencegah,
nya membeku, maka sel-sel yang lebih berat akan
mengendap ke dasar dan plasma yang lebih ringan
akan naik ke atas. Proses ini dapat dipercepat dengan
pemusingan, yang secara cepar memampatkan sel-
sel ke dasar tabung (Gambar I l-l ). Karena lebih da-
ri 99o/o sel adalah eritrosit, maka hematokrit, atau
pached cell aolume, pada dasarnya mencerminkan
persenrase eritrosit dalam volume darah total.. Nilai
hematokrit rerata pada wanita adalah 4ZVn dan pria
sedikit lebih tinggi yaitu 45Vo. Plasma membentuk
volume sisanya. Karena itu, volume rerata plasma
dalam darah adalah 58o/o untuk wanita datt.|5o/o
untuk pria. Sel darah putih dan trombosit, yang
tidak berwarna dan kurang padat dibandingkan tri-
tosit, termampatkln dalam suatu lapisan tipis ber-
warna krim yang dinamai " bffi coal', di atas kolom
sel darah merah, Lapisan ini,membentuk kurang
dari volume darah toral.
1o/o
Marilah kita pertama kali membahas sifat-sifat
bagian darah terbesar yait4 plasma, sebelum.meng-
alihkan perhatian ke elemen-elemen selular.
421
PLASMA -l
Plasma, karena merupakan cairan, terdiri dari 90o/o air.
. Trombosit
banyak bahan inorganik dan organik. J "Buffu coat" J
) <1% )
! qor .r..-r,
Sel darah putih
Air plasma berfungsi sebagai medium bagi bahan-bahan yang Packed cett I
dibawa oleh darah. Karena air juga memiliki kapasitas besar volume, atau
hematokrit
l Sel darah merah =
45o/o dari darah lengkap
untuk menahan panas, maka plasma dapat menyerap dan
menyebarkan sebagian besar dari panas yang dihasilkan oleh
proses metabolisme di dalam jaringan, sementara suhu darah t
Gambar 1'1-'1
Hematokrit. Angka-angka yang disajikan adalah untuk pria.
Hematokrit rerata untuk wanita adalah 42%, dengan plasma
menempati 58% dari volume darah.
Tabel 11-1
Konstituen Darah dan Fungsinya
KONSTITUEN FUNGSI
422 Bab 1l
loid (lihat h. A-1 1). Selain itu, karena merupakan konsti- sering dilaporkan dalam hitung sel darah merah sebagai 5
tuen plasma terbesar maka protein plasma biasanya ti- juta sel per mililiter kubik (mm3).
dak keluar melalui pori-pori halus di dinding kapiler
untuk masuk ke cairan interstisium. Berkat keberadaan
mereka sebagai dispersi koloid dalam plasma dan ke- I Struktur eritrosit sangat sesuai untuk fungsi
tiadannya dalam cairan interstisium maka protein plas- utamanya mengangkut O, dalam darah.
ma menciptakan suatu gradien osmotik antara darah
Bentuk dan isi eritrosit sangat cocok untuk melaksanakan
dan cairan interstisium. Tekanan osmotik koloid ini
adalah gaya primer yang mencegah keluarnya plasma
fungsi primernya yaitu mengangkut O, dan, dengan tingkat
yang lebih rendah, CO, serta ion hidrogen dalam darah.
secara berlebihan dari kapiler ke dalam cairan intersti-
sium sehingga membantu memperrahankan volume
plasma (lihat h. 393). STRUKTUR ERITROSIT
2. Protein'plasma ikut berperan dalam kemampuan plasma Eritrosit adalah sel datar berbentuk piringan yang mence-
menyangga perubahan pH (lihat h. 624). kung di bagian tengah di kedua sisi, seperti donat dengan
Tiga kelompok protein plasma-albumin, globulin, dan bagian tengah menggepeng bukan lubang (yaitu, eritrosit
f b rin ogen-diklasifi kasikan berdasarkan berbagai sifat fi - adalah piringan bikonkaf dengan garis tengah 8 pm, ketebal-
sika dan kimiawinya. Selain fungsi umum yang baru an 2 pm di tepi luar, dan ketebalan 1 pm di bagian tengah)
dicantumkan, masing-masing ripe protein plasma me- (Gambar 11-2). Bentuk unik ini berperan, melalui dua cara,
lakukan tugas spesifik sebagai berikut: dalam menentukan efisiensi sel darah merah melakukan
a. Albumin, protein plasma yang paling banyak, ber- fungsi utamanya mengangkut O, dalam darah: (1) Bentuk
peran besar dalam menentukan tekanan osmotik ko- bikonkaf menghasilkan luas permukaan yang lebih besar
loid berkat jumlahnya. Protein ini secara nonspesifik untuk difusi O, menembus membran dibandingkan dengan
juga berikatan dengan banyak bahan yang kurang la- bentuk sel bulat dengan volume yang sama. (2) Tipisnya sel
rut dalam plasma (misalnya bilirubin, garam empedu, memungkinkan O, cepat berdifusi antara bagian paling da-
dan penisilin) untuk transportasi dalam plasma. lam sel dan eksterior sel.
b. Grdapat tiga subkelas globulin: alfa (cr), beta (p), Gambaran struktural lain yang mempermudah fungsi
dan gama (y). transpor SDM adalah kelenturan membrannya. Sel darah me-
(1) Seperti albumin, sebagian dari globulin alfa dan rah, yang garis tengah normalnya adalah 8 pm, dapat mengala-
beta mengikat bahan-bahan yang kurang larut mi deformitas secara luar biasa sewaktu mengalir saru per satu
dalam plasma untuk transportasi dalam plasma, melewati kapiler yang garis tengahnya sesempit 3 pm. Karena
tetapi globulin ini sangat spesifik terhadap bahan sangat lentur maka SDM dapat mengalir melalui kapiler sem-
yang akan mereka ikat dan angkut. Contoh pit berkelok-kelok untuk menyalurkan O, di tingkat jaringan
bahan yang diangkut oleh globulin spesifik tanpa pecah selama proses tersebut berlangsung.
adalah hormon tiroid (lihat h. 759), kolesterol Ciri anatomik terpenting yang memungkinkan SDM
(lihat h. 362), dan besi (lihat h. 686). mengangkut O, adalah adanya hemoglobin di dalamnya.
(2) Banyak dari faktor yang berperan dalam proses Marilah kita bahas molekul unik ini secara lebih detil.
pembekuan darah adalah globulin alfa atau beta.
(3) Protein-protein darah inaktif, yang diaktifkan KEBERADAAN HEMOGLOBIN
sesuaikebutuhan oleh masukan regulatorik ter-
Hemoglobin ditemukan hanya di sel darah merah. Molekul
tentu, termasuk dalam golongan globulin alfa
hemoglobin memiliki dua bagian: (1) bagian globin, suatu
(misalnya globulin alfa angiotensinogen diaktif-
kan menjadi angiotensin, yang beperan penring
dalam mengatur keseimbangan garam dalam
tubuhr [ihat h. 570)
(4) Globulin gama adalah imunoglobulin (antibodi),
yang sangat penting bagi mekanisme pertahanan
tubuh (lihat h.459). !
o
c. Fibrinogen adalah faktor kunci dalam pembekuan E
darah. l
a
Protein plasma disintesis oleh hati, kecuali globulin gama,
o
yang dihasilkan oleh limfosit, salah saru tipe sel darah putih.
-c
!
o
o
ERITROSIT Gambar 11-2
Karakteristik anatomik eritrosit. Penampakan eritrosit di
Setiap mililiter darah mengandung sekitar 5 milyar eritrosit
bawah mikroskop elektron. Perhatikan bentuknya yang
(sel darah merah atau SDM), secara rerata, yang secara klinis bikonkaf.
Darah 423
protein yang terbentuk dari empat rantai polipeptida yang dibebaskan di jaringan, tempar zar ini melemaskan dan
sangat berlipatJipat; dan (2) empat gugus nonprotein yang melebarkan arteriol lokal (lihat h. 382). Vasodilatasi ini
mengandung besi yang dikenal sebagai gugus hem, dengan membantu menjamin bahwa darah kaya O, dapat meng-
masing-masing terikat ke salah satu polipeptida di atas alir dengan lancar dan juga membantu menstabilkan
(Gambar l1-3). Masing-masing dari keempat atom besi da- tekanan darah.
pat berikatan secara reversibel dengan satu molekul Or; ka-
Karena itu, hemoglobin berperan kunci dalam transpor O,
rena itu, setiap molekul hemoglobin dapat mengambil empat
sekaligus memberi kontribusi signiffkan pada transpor CO,
penumpang O, di paru. Karena O, tidak mudah larut dalam
dan kemampuan darah menyangga pH. Selain itu, dengan
plasma maka98,5o/o Oryang terangkut dalam darah terikat
mengangkut vasodilatornya sendiri, hemoglobin membantu
ke hemoglobin (lihat h. 529).
menyalurkan O, yang dibawanya.
Hemoglobin adalah suatu pigmen (yang berwarna se-
cara alami). Karena kandungan besinya maka hemoglobin
TIDAKADANYA NUKLEUS DAN ORGANEL
tampak kemerahan jika berikatan dengan O, dan keunguan
jika mengalami deoksigenasi. Karena itu, darah arteri yang Untuk memaksimalkan kandungan hemoglobinnya, saru
teroksigenasi penuh akan berwarna merah dan darah vena eritrosit dipenuhi oleh lebih darl 250 juta molekul hemo-
yang telah kehilangan sebagian dari kandungan Or-nya di globin, menyingkirkan hampir semua organel yang lain (Ini
tingkat jaringan, memiliki rona kebiruan. berarti bahwa setiap SDM dapat membawa lebih dari se-
Selain mengangkut Or, hemoglobin juga dapat ber- milyar molekul Orl). Sel darah merah tidak mengandung
ikatan dengan yang berikut: nukleus, organel, atau ribosom. Selama perkembangan sel,
struktur-struktur ini dikeluarkan untuk menyediakan ruang
1. Karbon dioksida. Hemoglobin membantu mengangkut lebih banyak bagi hemoglobin. Karena itu, SDM rerurama
gas ini dari sel jaringan kembali ke paru (lihat h. 534)
adalah suatu kantung penuh hemoglobin yang dibungkus
2. Bagian ion hidrogen asam (H-) dari asam karbonat terioni-
oleh membran plasma.
sasi, yang dihasilkan di tingkat jaringan dari COr. Hemo-
globin menyangga asam ini sehingga asam ini tidak banyak
ENZIM KUNCI DALAM ERITROSIT
menyebabkan perubahan pH darah (lihat h. 625)
Hanya beberapa enzim penring yang tidak dapat diperbarui
3. Karbon monohsida (CO). Gas ini dalam keadaan normal
yang tetap terdapat di dalam eritrosit marang: enzim glikoli-
tidak terdapat di dalam darah, tetapi jika terhirup maka
gas ini cenderung menempati bagian hemoglobin yang
tik dan karbonat anhidrase. Enzim glikolitik penting untuk
menghasilkan energi yang dibutuhkan untuk menjalankan
berikatan dengan O, sehingga terjadi keracunan CO
(lihat h. 533) mekanisme transpor aktif yang berperan dalam memperta-
4. hankan konsentrasi ion yang sesuai di dalam sel. Yang ironis,
Nitrat ohsida (NO). Di paru, nitrat oksida yang bersifat
meskipun eritrosit adalah kendaraan unruk mengangkut O,
vasodilator berikatan dengan hemoglobin. NO ini
ke semua jaringan lain di tubuh, tetapi sel ini tidak dapat
menggunakan O, yang dibawanya untuk menghasilkan
energi. Karena tidak memiliki mitokondria, yang merupakan
Rantai polipeptida Rantai polipeptida tempat berbagai enzim untuk fosforilasi oksidatif, maka
eritrosit hanya mengandalkan glikolisis untuk membentuk
AIP (lihat h. 36).
Enzim-enzim penting lain dalam SDM, karbonat
anhidrase, sangar berperan dalam transpor COr. Enzim ini
mengatalisis suatu reaksi kunci yang akhirnya menyebabkan
perubahan CO, yang dihasilkan oleh proses metabolik men-
jadi ion bikarbonat (HCO3), yaitu bentuk urama peng-
angkutan CO, dalam darah. Karena itu, eritrosit berperan
dalam transpor CO, melalui dua cara-melalui pengang-
kutannya dengan hemoglobin dan perubahannya menjadi
HCO3- yang diinduksi oleh karbonat anhidrase.
424 Bab 11
USIA ERITROSIT YANG SINGKAT lah penyakit darah dan penyakit imunologik serta berbagai
Harga yang harus dibayar oleh eritrosit atas keunggulannya penyakit lain.
yang luar biasa dalam mengangkut hemoglobin hingga eks- Berbagai jenis sel darah imatur, bersama dengan sel
klusi perangkat intrasel khusus yang lazim terdapat adalah punca, bercampur di sumsum tulang pada berbagai tahap
singkatnya usia. Tanpa DNA dan RNA, sel darah merah ti- perkembangan. Setelah marang, sel-sel darah dibebaskan ke
dak dapat membentuk protein untuk memperbaiki sel, tum- dalam kapiler yang banyak menembus sumsum tulang.
buh, dan membelah atau memperbarui enzim-enzimnya. Faktor-faktor regulatorik bekerja pada sumsum merah hemo-
SDM, yang hanya dilengkapi oleh bekal awal yang disintesis poietih ("penghasil darah") untuk mengatur jenis dan jumlah
sebelum sel ini menyingkirkan nukleus, organel, dan ribo- sel yang dihasilkan dan dikeluarkan ke dalam darah. Untuk
somnya, hanya bertahan hidup rerata 120 hari, berbeda sel darah, mekanisme yang mengarur produksi SDM adalah
dengan sel saraf dan otot, yang menerap sepanjang hayat yang paiing banyak dimengerti. Kita akan membahasnya
orang yang bersangkutan. Selama usianya yang singkat se- berikut ini.
kitar empat bulan tersebut, setiap eritrosit berkelana sekitar
700 mil mengelilingi pembuluh darah.
Seiring dengan proses penuaan, membran plasma eri- I Eritropoiesis dikontrol oleh eritropoietin dari
trosit yang tidak dapat diperbaiki menjadi rapuh dan mudah ginjal.
pecah sewaktu sel terjepit melewati titik-titik penyempitan di
Karena transpor O, dalam darah adalah fungsi utama eritrosit
dalam sistem vaskular. Sebagian besar SDM tua mengakhiri
maka anda secara logis dapat mengira bahwa rangsangan
hidupnya di limpa, karena jaringan kapiler organ ini yang
utama peningkatan produksi eritrosit adalah berkurangnya
sempit dan berkelok-kelok merusak sel-sel rapuh ini. Limpa
penyaluran O, ke jaringan. Anda mungkin benar, tetapi ka-
terletak di bagian kiri atas abdomen. Selain menyingkirkan
dar O, yang rendah tidak merangsang eritropoiesis dengan
sebagian besar eritrosit tua dari sirkulasi, limpa memiliki
bekerja langsung pada sumsum tulang merah. penurunan
kemampuan terbatas untuk menyimpan eritrosit sehat di
penyaiuran O, ke ginjal lah yang merangsang ginjal menge-
interior pulpanya, berfungsi sebagai cadangan untuk
luarkan hormon eritropoietin ke dalam darah, dan hormtn
trombosit, dan mengandung banyak limfosit, se jenis sel darah
ini pada gilirannya merangsang eritropoiesis oleh sumsum
purih.
tulang (Gambar l1-4).
Eritropoietin bekerja pada turunan sel punca tak ber-
ERITROPOIESIS
diferensiasi yang sudah ditentukan untuk menjadi SDM,
Karena eritrosit tidak dapat membelah diri untuk mengganri merangsang proliferasi dan pematangan sel-sei ini menjadi
sendiri jumlahnya maka sel tua yang pecah harus diganti oleh eritrosit matang. Peningkatan aktivitas eritropoietik ini
sel baru yang diproduksi di pabrik eritrosir-sumsum tulang- meningkatkan jumlah SDM dalam darah sehingga kapasitas
yaitu jaringan lunak yang sangat selular yang mengisi rongga darah mengangkut O, meningkat dan penyalur"., O, k
internal tulang. Sumsum tulang dalam keadaan normal jaringan pulih ke normal. Jika penyaluran O, ke ginjal telah
menghasilkan sel darah merah baru, suatu proses yang di- normal maka sekresi eritropoietin dihentikan sampai di-
namai eritropoiesis, dengan kecepatan menyamai kecepatan butuhkan kembali. Dengan cara ini, produksi eritrosit dalam
kerusakan sel tua. keadaan normal diselaraskan dengan kerusakan atau ke-
Selama perkembangan intrauterus, eritrosit mula-mula hilangan sel-sel ini sehingga kemampuan darah mengangkut
dibentuk oleh yolk sac dan kemudian oleh hati dan limpa, O, relatif konstan. Pada kehilangan SDM yang berlebihan,
sampai sumsum tulang terbentuk dan mengambil alih seperti pada perdarahan atau perusakan abnormal eritrosit
produksi eritrosit secara eksklusif Pada anak, sebagian besar muda dalam darah, laju eritropoiesis dapat meningkat men-
tulang terisi oleh sumsum tulang merah yang mampu jadi lebih dari enam kali lipat nilai normal. (Untuk pemba-
memproduksi sel darah. Namun, seiring dengan pertambahan hasan penyalahgunaan eritropoietin oleh sebagian atlet, lihat
usia, sumsum tulang kuning yang tidak mampu melakukan fitur dalam boks di h. 426, Lebih Dekat dengan Fisiologi
eritropoiesis secara perlahan menggantikan sumsum merah, Olahraga).
yang tersisa hanya di beberapa tempat, misalnya sternum Persiapan sebuah eritrosit untuk meninggalkan sumsum
(tulang dada), iga, dan ujung-ujung aras tulang panjang tulang terdiri dari beberapa tahap, termasuk sintesis hemo-
ekstremitas. giobin dan pengeluaran nukleus dan organel. Sel-sel yang
Sumsum merah tidak hanya memproduksi SDM tetapi paling matang memerlukan waktu beberapa hari sebelum
juga merupakan sumber leukosit dan trombosit. Di sumsum matang penuh dan dibebaskan ke dalam darah sebagai res-
tulang terdapat sel punca pluripoten tak berdiferensiasi yang pons terhadap eritropoietin, dan sel-sel yang lebih muda atau
secara terus-menerus membelah diri dan berdiferensiasi un- baru berproliferasi mungkin memerlukan waktu hingga be-
tuk menghasilkan semua jenis sel darah (lihat h.9 dan 423). berapa minggu sebelum mencapai kematangan. Karena itu,
Sel-sel punca ini, sumber semua sel darah, kini telah berhasil waktu yang diperlukan untuk mengganri secara runtas semua
diisolasi. Sel-sel punca sulit dicari karena membentuk kurang
dari 0,1% dari semua sel di sumsum tulang. Meskipun masih IDM yang lenyap bergantung pada seberapa banyak yang
dibutuhkan untuk kembali ke jumlah normal. (Ketika anda
banyak penelitian yang harus dilakukan namun penemuan mendonorkan darah, eritrosit dalam darah anda akan pulih
terakhir ini dapat menjadi kunci bagi penyembuhan sejum- dalam waktu kurang dari seminggu).
Darah 425
Ginjal
Eritropoietin
*'* @ lit<a O, yang disalurkan ke ginjal
@ @ berkurang, maka ginjal mengeluarkan
Peningkatan kemampuan hormon eritropoietin dalam darah
mengangkut oksigen
Eritrosit yang @ Eritropoietin merangsang eritropoiesis
sedang dibentuk (produksi eritrosit) oleh sumsum tulang
Meredakan @ di sumsum
tulang merah @ Tambahan eritrosit di dalam sirkulasi
meningkatkan kemampuan darah
@ mengangkut O,
gkxta*: *ten:arlrpue*
F**rei n
m*r*gangirurt **rxi gen Peningkatan kemampuan darah
@
mengangkut O, menghilangkan
rangsangan awal yang memicu sekresi
eritropoietin
Eritrosit
Gambar 11-4
Kontrol eritropoiesis
Otot-otot yang berolahraga memerlu- banyak maka prestasi malah dapat doping darah adalah melalui saksi atau
kan penyaluran 02 yang terus-menerus merosot karena terjadi peningkatan pengakuan diri.
agar dapat terus menghasilkan energi kekentalan darah yang akan Perkembangan terakh i r eritropoie-
untuk melakukan aktivitas terkait daya menurunkan aliran darah. tin sintetik meningkatkan masalah
tahan (lihat h. 298). Doping darah Riset menunjukkan bahwa pada uji doping darah. Penyuntikan produk ini
adalah suatu teknik yang dirancang latihan baku di laboratorium, atlet merangsang produksi SDM sehingga
untuk meningkatkan secara temporer yang menggunakan doprng darah secara temporer meningkatkan
kemampuan darah mengangkut O, mungkin menemukan peningkatan 5% kemampuan darah mengangkut Or.
dalam upaya memperoleh keunggulan sampai 13% kapasitas aerobik; Studi-studi mendalam membuktikan
kompetitif. Doping darah mencakup penurunan kecepatan denyut jantung bahwa penyuntikan eritropoietin
pengeluaran darah dari seorang atlet sewaktu olah raga dibandingkan dapat meningkatkan prestasi atlet
yang segera diikuti oleh penginfusan dengan kecepatan sewaktu olahraga daya tahan sebesar 7Vo sampai 10o/o.
kembali plasma tetapi SDMnya yang sama tanpa doping darah; dan Meskipun secara resmi dilarang namun
dibekukan untuk dimasukkan kembali penurunan kadar asam laktat dalam pasar gelap eritropoietin di kalangan
satu sampai tujuh hari sebelum darah (Asam laktat diproduksi ketika atlet yang curang berkembang sejak
bertanding. Biasanya dilakukan otot mengandalkan glikolisis anaerob produk ini tersedia sebagai obat untuk
pengambilan satu sampai empat unit yang kurang efisien untuk menghasil- mengobati anemia. Eritropoietin kini
darah (satu unit setara dengan 450 ml) kan energi; lihat h. 299). luas digunakan di antara para atlet
pada interval tiga sampai delapan Doping darah, meskipun efektif, balap sepeda, ski lintas alam, serta
minggu sebelum bertanding. Dalam tetapi dilarang baik di kolegium atletik renang dan lari jarak jauh. Namun,
periode antara pengambilan- maupun kompetisi Olimpiade atas praktek ini tidak bijaksana, tidak hanya
pengambilan darah, aktivitas eritro- alasan etis dan medis. Yang perlu karena dampak hukum dan etis tetapi
poietik meningkat yang memulihkan diperhatikan, seperti pada pemakaian juga karena bahaya peningkatan
jumlah 5DM ke kadar normal. semua produk pemacu prestasi yang kekentalan darah. Eritropoietin sintetik
Penginfusan kembali SDM yang dilarang lainnya, adalah hilangnya dipercayai merupakan penyebab
disimpan secara temporer meningkat- kompetisi yang jujur. Selain itu, kematian 20 pembalap sepeda Eropa
kan hitung sel darah merah dan kadar praktek ini diperkirakan menjadi sejak tahun 1987. Sayangnya, terlalu
hemoglobin di atas normal. Secara penyebab kematian beberapa atlet. banyak atlet yang nekat mengambil
teoritis, doping darah akan bermanfaat Namun. peraturan pelarangan ini sulit risiko ini. Pengembangan tes untuk
bagi atlet daya tahan dengan memper- diterapkan. Doping darah tidak dapat mendeteksi penyalahgunaan eritro-
baiki kemampuan darah mengangkut dideteksi dengan prosedur pemerik- poietin akhir-akhir ini diharapkan
Or. Namun. jika sel darah merah yang saan yang ada sekarang. Satu-satunya dapat meredam penggunaan zat ini.
diinfuskan kembali tersebut terlalu cara untuk mengungkapkan praktek
426 Bab 11
RETIKULOSIT 2. Anemia pernisiosa disebabkan oleh ketidakmampuan
Jika kebutuhan akan produksi SDM tinggi (misalnya setelah
tubuh menyerap vitamin B,, yang masuk melalui
perdarahan) maka sumsum tulang dapat mengeluarkan se- makanan dari saluran cerna. Vitamin B,, penting untuk
jumiah besar eritrosit imatur yang dikenal sebagai retikulosit pembentukan dan pematangan normal SDM. Vitamin
ke dalam darah untuk memenuhi kebutuhan tersebut dengan ini banyak terdapat di berbagai makanan. Masalahnya
cepat. Sel-sel imatur ini dapat dikenali dengan teknik pe- adalah defisiensi faktor intrinsik, suatu bahan khusus
warnaan yang menyebabkan sisa ribosom dan organel yang yang disekresikan oleh lapisan dalam lambung (lihat h.
belum dikeluarkan terlihat. Keberadaan retikulosit di atas 662). Vtamin B,, dapar diserap dari saluran usus hanya
kadar normal 0,57o sampai 7,5o/o dari jumlah total eritrosit jika nutrien ini terikat ke faktor intrinsik. Jika terjadi
dalam darah menunjukkan peningkatan kecepatan aktivitas defisiensi faktor intrinsik maka vitamin B,, yang di-
eritropoietik. Pada kecepatan yang sangat ringgi, lebih dari makan tidak banyak yang terserap. Gangguan produksi
300/o sel darah merah dalam darah masih berada dalam tahap dan pematangan SDM yang terjadi menyebabkan ane-
retikulosit imatur. mia.
3. Anemia aplastik disebabkan oleh kegagalan sumsum
ERITROPOIETIN SINTETIK tulang menghasilkan cukup SDM, meskipun semua
bahan yang dibutuhkan untuk eritropoiesis tersedia.
CATAIAN KLINIS. Para peneliti telah berhasil mengidenti-
Berkurangnya kemampuan eritropoiesis dapat disebab-
fikasi gen yang mengarahkan pembentukan eritropoierin, se-
kan oleh destruksi sumsum tulang merah oleh bahan
hingga hormon ini kini dapat diproduksi di laboratorium.
Eritropoietin yang diproduksi di laboratorium kini merupa-
kimia toksik (misalnya benzena), pajanan berlebihan
terhadap radiasi (jatuhan dari ledakan bom nuklir, se-
kan satu-satunya produk bioteknologi pencetak uang, dengan
bagai contoh, atau pajanan berlebihan ke sinar-X), in-
penjualan melebihi 1 milyar $ per tahun. Hormon ini sering
vasi sumsum tulang oleh sel kanker, atau kemoterapi
digunakan untuk meningkatkan produksi SDM pada pasien
dengan penurunan aktivitas eritropoietik, misalnya pasien
untuk kanker. Proses destruktif dapat secara selektif
mengurangi produksi eritrosit sumsum tulang, atau
gagal ginjal atau mereka yang menjalani kemoterapi untuk
kanker (Obat kemoterapi mengganggu pembelahan sel yang
mungkin juga menurunkan kemampuan sumsum
menghasilkan leukosit dan trombosit. Keparahan ane-
cepat, yang khas untuk sel kanker dan SDM yang sedang ber-
mia bergantung pada luas kerusakan jaringan eritropoi-
kembang). Selain itu, ketersediaan hormon ini telah mengu-
etik; kerusakan yang luas dapat mematikan.
rangi kebutuhan akan transfusi darah. Sebagai contoh, di
sejumlah rumah sakit transfusi dengan darah pasien sendiri Anemia ginjal dapat terjadi akibat penyakit ginjal. Ka-
yang diambil sebelum operasi, ditambah eritropoietin untuk rena eritropoietin dari ginjal adalah rangsangan urama
merangsang produksi SDM lebih lanjut, telah menurunkan yang mendorong eritropoiesis, maka kurang adekuatnya
pemakaian donor darah hingga 50o/o (Lihar fitur boks di h. sekresi eritropoietin oleh ginjal yang sakit menyebabkan
429-430 Konsep, Thntangan, dan Kontroversi, untuk pemu- berkurangnya produksi SDM.
takhiran informasi mengenai alternatif dari transfusi darah 5. Anemia perdarahan disebabkan oleh keluarnya banyak
lengkap yang sedang diteliti). darah. Kehilangan darah dapat bersifat akut, misalnya
karena perdarahan luka, atau kronik, misalnya darah
haid yang berlebihan.
IAnemia dapat disebabkan oleh berbagai 6. Anemia hemolitik disebabkan oleh pecahnya eritrosit
penyakit. dalam darah yang berlebihan. Hemolisis, atau ruprur
SDM, terjadi karena sel yang sebenarnya normal dipicu
CATAIAN KLINIS. Meskipun terdapat tindakan-tindakan
untuk pecah oleh faktor eksternal, seperti pada invasi
pengontrolan namun kemampuan darah mengangkut O, ti-
SDM oleh parasit malaria, atau karena sel tersebut me-
dak selalu dapat dipertahankan untuk memenuhi kebutuhan
mang cacat, seperti pada penyakit sel sabit. Penyakit sel
jaringan. Kata anemia menunjukkan kemampuan darah
sabit adalah contoh paling dikenal di antara berbagai
mengangkut O, di bawah normal dan ditandai oleh hema-
kelainan herediter eritrosit yang menyebabkan sel-sel ini
tokrit yang rendah (Gambar 11-5a dan b). Anemia dapat
sangat rapuh. Penyakit ini mengenai sekitar I dari 650
disebabkan oleh penurunan laju eritropoiesis, kehilangan eri-
orang Amerika Afrika. Pada keadaan ini, terbentuk
trosit dalam jumlah besar, atau defisiensi kandungan hemo-
hemoglobin cacat yang menyaru unruk membentuk
globin eritrosit. Berbagai kausa anemia dapat dikelompokkan
rantai kaku yang menyebabkan SDM tidak lentur dan
menjadi enam kategori:
berbentuk tak alami, seperti bulan sabit (Gambar l1-6).
1. Anemia Fzi disebabkan oleh defisiensi dalam makanan Tidak seperti eritrosit normal, SDM cacat ini cenderung
suatu faktor yang dibutuhkan untuk eritropoiesis. Pem- membentuk gumpalan yang kemudian menyrrmbat alir-
bennrkan SDM bergantung pada pasokan adekuat bahan- an darah melalui pembuluh-pembuluh halus sehingga
bahan dasar esensial, yang sebagian di antaranya tidak di- timbul nyeri dan kerusakan jaringan. Selain itu, eritrosit
sintesis di tubuh tetapi harus disediakan melalui makanan. cacat tersebut rapuh dan mudah pecah, bahkan sebagai
Sebagai contoh, anemia defsiensl besi terjadijika tidak cu- sel muda, sewaktu mengalir melalui kapiler limpa yang
kup banyak besi tersedia untuk membentuk hemoglobin. sempit. Meskipun eritropoiesis mengalami percepatan
Darah 427
100
90
BO
tr
70
100
Y OU
o 90
G 50 80
E
C) 40 70T
I
30
60q
50d
20 409
'10
30 i.a
20
0 ffi 10
0
ffi = Eritrosrt
Gambar 11-5
Hematokrit pada berbagai keadaan. (a) Hematokrit normal. (b) Pada anemia, hematokrit lebih rendah
daripada normal, karena
eritrosit dalam darah terlalu sedikit; dan (c) hematokrit di atas normal pada polisitemia, karena kelebihan
eritrosit dalam
sirkulasi' (d) Hematokrit juga dapat meningkat pada dehidrasi ketika jumlah eritrosit yang normal
terkonsentrasi di dalam
volume plasma yang berkurang.
oleh kerusakan konstan SDM namun produksi ini darah sehingga beban kerja jantung bertambah, kecuali jika
mungkin tidak mampu mengimbangi laju destruksi mekanisme kontrol tekanan darah dapat melakukan kom_
sehingga dapat terjadi anemia. pensasi (lihat Gambar 10-14, h. 387).
Polisitemia sekunder, sebaliknya, adalah mekanisme
adaptif yang sesuai yang dipicu oleh eritropoierin untuk
I Polisitemia adalah kelebihan eritrosit dalam memperbaiki kemampuan darah mengangkut O, sebagai res-
darah pons terhadap penurunan berkepanlang"l, p.rry"lrrr"r, O, k.
jaringan. Hal ini terjadi secara normal p"d" or"rrg yang
CATAIAN KLINIS. Polisitemia, berbeda dari anemia, ditandai tinggal di tempat tinggi, di mana O, yang tersedia di ud"ra
oleh SDM dalam darah yang terlalu banyak dan peningkatan atmosfer lebih sedikit, atau orang yang penyaluran Or-nya
hematokrit (Gambar 1i-5c). Terdapat dua jenis umum polisi- ke jaringan rerganggu oleh penyakit paru kronik
temia, bergantung pada keadaan yang memicu produksi SDM jantung. Hitung sel darah merah pada polisitemia^t^lfagal
sekunder
berlebihan; polisitemia primer dan polisitemia sekunder. biasanya lebih rendah daripada yang dijumpai pada polisite_
Polisitemia primer disebabkan oleh penyakir mirip tu- mia primer, biasanya berkisar antara 6 juta sampai g juta sel/
mor di sumsum tulang di mana eritropoiesis berlangsung mm3. Harga yang harus dibayar untuk peningkatan penya_
dengan kecepatan berlebihan tak terkendaii dan tidak dapat luran O, ini adalah meningkatnya kekentalan Jarah.
diatur oleh mekanisme-mekanisme yang secara normal Peningkatan hematokrit dapat terjadi jika tubuh ke_
mengarur eritropoietin. Hitung SDM dapat mencapai l1 hilangan cairan ranpa eritrosit, seperti pada dehidrasi yang
juta sel/mm3 (normalnya adalah 5 juta sel/mm3), dan hema- menyertai keringat berlebihan atau diare hebat (Gambar 11_
tokrit dapat mencapai 70o/o sampai 80o/o (normalnya adalah 5d). Namun, ini bukan polisitemia sejati karena jumlah
42o/o sampai 45o/o). Tidak ada manfaat yang diperoleh dari SDM dalam darah tidak meningkat. yang terjadi hanyalah
peningkatan kapasitas darah mengangkut O, ini karena pada eritrosit dalam jumlah normal terkonsentrasi dalam volume
jumlah SDM normal saja penyaluran O, iudah memadai. plasma yang lebih sedikit. Kondisi kadang-kadang dinamai
Namun, polisitemia yang berlebih"r d"p"t menimbulkan polisitemia relatif.
efek merugikan. Jumlah sel darah merah yang berlebihan
menyebabkan viskositas darah meningkat lima sampai tujuh
kali daripada normal (yaitu menyebabkan darah bertambah
"kental"), menyebabkan darah mengalir lebih lambat, yang
LEUKOSIT
sebenarnya malah mengurangi penyaluran O, ke jaringan Leukosit (sel darah putih atau SDp) adalah satuan mobile
(lihat h. 371). Peningkatan kekentalan juga meningkatkan pada sistem penahanan imun tubuh. Imunitas adalah ke_
resistensi perifer total, yang dapat meningkatkan tekanan mampuan tubuh menahan atau menyingkirkan benda asing
(berlanjut)
Darah 429
Konsep, Tantangan, dan Kontroyersi
Mencari Pengganti Darah (lanjutan)
Salah satu kekurangan hemoglobin O, yang berlebihan ke jaringan secara golongan darah dapat dibedakan
rekayasa genetik ini adalah tingginya tak terkendali (lihat h. 536). berdasarkan perbedaan dalam
biaya yang diperlukan untuk
penanda-penanda rantai gula
mengoperasikan fasilitasnya. Taktik untuk Mengurangi Kebutuhan pendek yang menonjol dari
I Salah satu strategi yang menjanji- akan Darah Donor
membran plasma eritrosit (lihat h.
kan adalah pembungkusan Cara-cara lain selain pengganti darah
64). Dalam reaksi transfusi,
hemoglobin dengan liposom - yang ditujukan untuk mengurangi
penanda-penanda identitas yang
wadah berbungkus membran-yang kebutuhan akan darah donor tidak cocok merupakan sasaran
serupa dengan 5DM yang terbung- mencakup: penyerangan. Para peneliti telah
kus membran dan dijejali hemoglo-
bin. Apa yang dinamai neo red cells I Dengan mengubah praktek bedah, mengalami banyak kemajuan dalam
masyarakat medis telah mengurangi penelitian mereka atas enzim yang
ini masih menunggu penelitian
kebutuhan akan transfusi. Metode- dapat memutuskan penanda-
lebih lanjut. penanda identitas tersebut dari
metode hemat darah ini mencakup
pendauran ulang darah pasien SDM sehingga semua SDM tersebut
Pengangkut O, Sintetik
Peneliti-peneliti lain melakukan sendiri sewaktu pembedahan dapat diubah menjadi suatu
pengembangan strategi berbasis kimla (mengumpulkan darah yang keluar, golongan yang dapat dengan aman
yang mengand alkan perf I uo roka rbon kemudian menginfuskannya diberikan kepada semua orang.
(PFCs), yaitu senyawa sintetik peng- kembali); menggunakan teknik Produk semacam ini dapat mengu-
angkut 02. PFC adalah molekul yang bedah yang kurang invasif sehingga rangi pemborosan yang saat ini
tidak banyak menyebabkan terjad i.
disintesis secara kimiawi dan sama
sekali inert serta dapat melarutkan perdarahan; dan pemberian I Peneliti-peneliti lain sedang mencari
eritropoietin sebagai pemacu cara untuk memperlama usia SDM,
sejumlah besar O, setara dengan
jumlah O, yang dihirup. Karena berasal pembentukan darah kepada pasien baik dalam bank darah maupun
sebelum pembedahan. pada pasien sehingga kebutuhan
dari sumber nonbiologis maka pFC
tidak menularkan penyakit. Hal ini, I Keharusan mencocokkan golongan akan darah segar untuk transfusi
ditambah biayanya yang murah, darah untuk transfusi adalah salah dapat dikurangi.
menyebabkan bahan ini menarik satu alasan utama pemborosan di Seperti yang diperlihatkan oleh daftar
sebagai pengganti darah. Namun bank darah. Transfusi darah yang strategi ini, telah banyak kemajuan
pemakaian PFC bukannya tanpa risiko. tidak cocok menyebabkan reaksi yang dicapai dalam pengembangan
Pemberian bahan ini dapat menimbul- serius bahkan mematikan (lihat h.
alternatif transfusi darah lengkap yang
kan gejala mirip flu, dan karena 466). Karena itu, sebuah bank darah
aman dan efektif. Namun setelah lebih
ekskresinya kurang maka PFC dapat mungkin membuang stok salah satu dari dua dekade upaya keras, tetap
tertahan dan tertimbun di tubuh. golongan darah yang tidak
terdapat banyak tantangan dan belum
lronisnya, pemberian PFC menimbulkan digunakan sementara kekurangan ada solusi ideal yang ditemukan.
bahaya toksisitas O, akibat penyaluran golongan darah lain. Berbagai
yang berpotensi merugikan atau sel abnormal. Leukosit dan tempat produlai atau penyimpanannya ke tempat manapun
turunan-turunannya, bersama dengan berbagai protein plas- yang membutuhkan. Karena itu, meskipun di sini diper_
ma, membentuk sistem imun, suaru sistem pertahanan inter- kenalkan leukositleukosit spesifik dalam darah untuk me-
nal yang mengenali dan menghancurkan atau menetralkan nuntaskan pembahasan kita tentang darah, kita akan menyi-
benda-benda dalam tubuh yang asing bagi "diri normal". sakan pembahasan lebih detil tentang fungsi fagositik dan
Secara spesifik, sistem imun (l) mempertahankan tubuh dari imunologik sel ini, yang rerutama berlangsung di jaringan,
patogen penginvasi (mikroorganisme penyebab penyakit untuk bab berikutnya.
misalnya bakteri dan virus); (2) mengidentifikasi dan meng-
hancurkan sel kanker yang timbul di tubuh; dan (3) berfungsi
sebagai 'petugas kebersihan' yang membersihkan sel-sel tua I Terdapat lima jenis leukosit.
(misalnya sel darah merah yang sudah uzur) dan sisa jaringan
(misalnya jaringan yang rusak akibat trauma atau penyakit). Leukosit tidak memiliki hemoglobin (berbeda dengan eritro_
Yang terakhir ini esensial bagi penyembuhan luka dan per- sit) sehingga tidak berwarna (yaitu, "purih') kecuali jika se-
baikan jaringan. cara spesifik diwarnai agar dapat dilihat dengan mikroskop.
Tidak seperti eritrosit, yang memiliki struktur seragam,
fungsi identik, dan jumlah konstan, leukosit bervariasi dalam
I Fungsi utama leukosit adalah sebagai agen struktur, fungsi, dan jumlah. Di dalam darah terdapat lima
pertahanan di luar darah. jenis leukosit yang berbeda-neutrofil, eosinofil, b".ofil, rno-
nosit, dan limfosit-masing-masing dengan struktur dan
Untuk melaksanakan fungsinya, leukosit umumnya meng- fungsi tersendiri. Sel-sel ini agak lebih besar daripada eritro-
gunakan strategi "cari dan hancurkan"; yaitu, sel-sel ini pergi sir.
ke tempat invasi arau kerusakan jaringan. Penyebab utama Kelima jenis leukosit masuk ke dalam dua kategori
SDP berada di dalam darah adalah agar cepar diangkut dari utama, bergantung pada gambaran nukleus dan ada tidaknya
430 Bab 1 1
I Leukosit diproduksi dengan kecepatan berbeda
bergantung pada kebutuhan pertahanan tubuh.
!
o
E Semua leukosit pada akhirnya berasal dari sel punca multi-
c
:) poten ("memiliki banyak potensi") tak berdiferensiasi yang
t
juga menghasilkan eritrosit dan trombosit di sumsum tulang
5
o
c merah (Gambar 11-8). Sel-sel yang ditakdirkan untuk men-
-9
L
jadi leukosit akhirnya berdiferensiasi menjadi berbagai turun-
-a an sel tertentu dan berproliferasi di bawah pengaruh faktor
o
a stimulatorik yang sesuai. Granulosit dan monosit hanya di-
Gambar 11-6 produksi di sumsum tulang, yang membebaskan leukosit ma-
Sel darah merah berbentuk sabit. tur ini ke dalam darah. Limfosit aslinya berasal dari sel-sel
prekursor di sumsum tulang, tetapi sebagian besar limfosit
baru sebenarnya dihasilkan oleh limfosit yang sudah ada di
jaringan limfoid (mengandung limfosit), misalnya kelenjar
granula di dalam sitoplasmanya jika dilihat di bawah mikros- limfe dan tonsil.
kop (Gambar 11-7). Neutrofil, eosinofil, dan basofil dikatego- Jumlah total leukosit dalam keadaan normal berkisar
rikan sebagai granulosit ("sel yang mengandung granula") dari 5 juta hingga 10 juta per mililiter darah, dengan rerataT
polimorfonukleus ("bentuk inti beragam"). Nukleus sel-sel juta sel/ml, yang dinyatakan sebagai hitung sel darah putih
ini tersegmentasi menjadi beberapa lobus dengan bentuk rerata7000lmm3. Leukosit merupakan sel darah yang paling
bervariasi, dan sitoplasmanya mengandung banyak granula sedikit jumlahnya (sekitar I sel darah putih untuk setiap 700
yang terbungkus membran. Ketiga jenis granulosit dibeda- sei darah merah), bukan karena yang diproduksi lebih sedikit
kan berdasarkan afinitas granulanya terhadap z t war\ai tetapi karena sel-sel ini hanya transit di darah. Dalam keadaan
eosinofil memiliki afinitas terhadap pewarna merah eosin, normal, sekitar dua perriga leukosit dalam darah adalah gra-
basofl cenderung menyerap pewarna biru basa, dan neutrofl nulosit, terutama neutrofil, sementara sepertiga adalah agra-
bersifat netral, tidak menunjukkan preferensi warna. Mono- nulosit, terutama limfosit (Gambar l1-7). Namun, jumlah
sit dan limfosit dikenal sebagai agranulosit ("sel yang tidak total sel darah putih dan persentase masing-masing tipe dapat
memiliki granula") mononukleus ("satu inti"). Keduanya sangat bervariasi untuk memenuhi kebutuhan pertahanan
memiliki satu nukleus besar yang tidak terbagi-bagi dan se- yang terus berubah. Berbagai jenis ieukosit secara selektifdi-
dikit granula. Monosit lebih besar daripada limfosit dan me- produksi dengan kecepatan bewariasi, bergantung pada jenis
miliki nukleus berbentuk oval atau seperti ginjal. Limfosit dan tingkat serangan yang harus dihadapi oleh tubuh. Zat-zat
adalah leukosit yang paling kecil, biasanya memiliki nukleus perantara kimiawi yang berasal dari jaringan yang mengalami
bulat besar yang menempati sebagian besar sel. infeksi atau kerusakan atau dari leukosit aktif itu sendiri
rtr=cl
60To-70Tol1o/"4%10.25%4.5o/ol2%-6%IZSU_}SU Konsentrasi
eritrosit
= 5 juta/
e+
!&
Konsentrasi
trombosit
= 250 jutal
Hitung jenis SDP (distribusi persentase jenis-jenis leukosit) ml darah ml darah
Dari kiri ke kanan: O Cabiscon"/isuals Unlimited; @ Science VUA/isuals Unlimited; O Cabism^,/isuals Unlimited
o Science VUA'/isuals Unlimited; Williams & Wilkins Co.; @ Biophoto Associates/Photo Researchers, lnc.;
Williams & Wilkins Co.
Gambar 11-7
Elemen selular darah normal dan hitung sel darah manusia yang normal
Darah 431
Sel punca multipoten
yang belum
berdiferensiasi
rr_
Di sumsum f
tulang $l punca mieloid
f___) l(\
F;,,,;-l ffi ap;k,,'*'--) f- Pr"krs- l
lr
l--gtrllerl -l (-__mo!gll_ ,,
rl
I
I
I
-
I
@ffi
+
Dalam
Gambar 11-8
t
sirkulasi \ @ @ Limfosit
Pembentukan sel darah (hemopoiesis). Semua jenis sel darah akhirnya berasal dari sel punca multipoten tak berdiferensiasi
yang
sama di sumsum tulang merah.
mengatur kecepatan produksi berbagai leukosit. Hormon- membiakkan sampel cairan jaringan yang terinfeksi memer-
hormon spesifik yang analog dengan eritropoietin meng- lukan waktu beberapa hari. Karena peningkatan hitung neu-
arahkan diferensiasi dan proliferasi masing-masing ripe sel. trofil merupakan petunjuk kuat adanya infeksi bakteri maka
Sebagian dari hormon ini telah berhasil diketahui dan dapat terapi antibiotik sudah dapat diberikan jauh sebelum mikroba
diproduksi di laboratorium; salah satu contohnya adalah penyebab diketahui secara pasti. (Bakteri biasanya mati
granuloqrte colony stimukting factor, yang merangsang dengan pemberian antibiotik, sedangkan virus tidak).
peningkatan replikasi dan pembebasan granulosit, khususnya I Eosinofil adalah spesialis jenis lain. peningkatan eosi-
neutrofil, dari sumsum tulang. Pencapaian ini memungkin- nofil dalam darah (eosinofilia) berkaitan dengan keadaan
kan kita menggunakan hormon ini sebagai alat terapetik baru alergik (misalnya asma dan hay feuer) dan dengan infestasi
yang sangat bermanfaat untuk meningkatkan pertahanan parasit internal (misalnya cacing). Eosinofil jelas tidak dapat
normal pasien terhadap infeksi atau kanker. menelan parasit cacing yang ukurannya jalh lebih besar,le-
tapi sel ini melekat ke cacing dan mengeluarkan bahan-bahan
FUNGSI DAN USIA LEUKOSIT yang mematikannya.
f Basofil adalah leukosit yang paling sedikit dan paling
Berikut ini adalah fungsi dan usia granulosit:
kurang dipahami. Sel ini secara struktur dan fungsi cukup
I Neutrofil adalah spesialis fagositik. Selain itu, para mirip dengan sel mast, yang tidak pernah beredar dalam
ilmuwan baru-baru ini menemukan bahwa neutrofil menge- darah tetapi tersebar di jaringan ikat di seluruh tubuh. para
luarkan suatu jaringan serat ekstrasel yang dinamai neutro?hil ilmuwan dahulu percaya bahwa basofil berubah menjadi sel
exnacellular *aps (NET). Serar-serar ini mengandung bahan mast dengan bermigrasi dari sisrem sirkulasi, tetapi para
kimia pemusnah bakteri, memungkinkan NET menjerat lalu peneliti telah membuktikan bahwa basofil berasal dari sum-
menghancurkan bakteri di luar sel. Karena itu, neutrofil da- sum tulang semenrara sel mast berasal dari sel prekursor di
pat mematikan bakteri baik secara intrasel dengan fagositosis jaringan ikat. Baik basofil maupun sel mast mensintesis dan
maupun ekstrasel dengan NET yang dikeluarkannya. Neu- menyimpan histamin dan heparin, yaitu bahan kimia poten
trofil hampir selalu merupakan pertahanan pertama pada yang dapat dibebaskan jika terdapat rangsangan yang sesuai.
invasi bakteri dan, karena itu, sangat penring daiam respons Pelepasan histamin penting dalam reaksi alergik, sedangkan
peradangan. Selain itu, sel ini melakukan pembersihan heparin mempercepat pembersihan partikel lemak dari darah
debris. seteiah kita makan makanan berlemak. Heparin juga dapat
CATAIAN KLINIS. Seperti dapat diduga dari fungsi- mencegah pembekuan (koagulasi) sampei darah yang diambil
fungsi tersebut, infeksi bakteri akut biasanya memicu pening- untuk analisis klinis dan digunakan secara luas sebagai obat
katan neutrofil darah (neurofflia). Pada kenyataannya, hitung antikoagulan, tetapi masih diperdebatkan apakah heparin
jenis SDP (suatu penentuan proporsi masing-masing jenis berperan secara fisiologis dalam mencegah pembekuan.
leukosit yang ada) dapat bermanfaat dalam membuat perkira, Setelah dibebaskan ke dalam darah dari sumsum tuiang,
an yang akurat dan segera tentang apakah suatu infeksi, misal- granulosit biasanya tetap berada di dalam darah selama ku-
nya pneumonia atau meningitis, disebabkan oleh bakteri atau rang dari sehari sebelum meninggalkan pembuluh darah un-
virus. Jawaban definitif tentang mikroba penyebab dengan tuk masuk ke jaringan, rempat sel-sel ini bertahan hidup tiga
Darah 433
Megakariosit Kelompokantrombosit tidak dapat dihentikan oleh mekanisme hemostarik tubuh
saja. Perdarahan dari arteri yang terputus lebih deras dan
karenanya lebih berbahaya daripada perdarahan vena, ka-
rena tekanan yang mendorong keluar jauh lebih besar di
arteri (yaitu, tekanan darah arteri jauh lebih besar daripada
tekanan darah vena). Tindakan pertolongan pertama untuk
arteri yang rerpurus mencakup pemberian tekanan eksternal
pada luka yang lebih besar daripada tekanan arteri untuk
secara sementara menghentikan perdarahan sampai pem_
buluh yang robek dapat ditutup secara bedah. perdarahan
dari vena yang robek sering dapat dihentikan hanya dengan
mengangkat bagian tubuh yang berdarah untuk mengu-
rangi efek gravitasi pada tekanan di vena (lihat h. 400).
Jika
penurunan tekanan vena tersebut belum cukup untuk
menghentikan perdarahan maka tekanan eksternal ringan
Leukosit yang Kelompokan eritrosit
sedang terbentuk yang sedang terbentuk biasanya sudah memadai.
Gambar l1-9
Hemostasis melibatkan tiga langkah utama: (l) spasme
uashular, (2) pembentuhan sumbat trombosit, dan (3) hoagutasi
Fotomikrograf sebuah megakariosit yang sedang membentuk
darah (pembentuhan bekuan darah). tombosit b.rp.r"r,
trombosit.
kunci dalam hemostasis. Keping darah ini jelas berperan
besar dalam membentuk sumbat trombosit, tetapi mereka
juga memberi kontribusi signiffkan kepada dua langkah lain-
nya.
trombosit disimpan di rongga-rongga berisi darah di limpa.
Tiombosit simpanan ini dapat dibebaskan dari limpa ke da-
lam sirkulasi sesuai kebutuhan (misalnya selama perdarahan) I Spasme vdskaiier rflengurangi aEEran daral.r
oleh kontraksi limpa yang dipicu oleh saraf simpatis.
snelalui pembu!uh yanE cedera.
Karena merupakan potongan sel maka trombosit tidak
memiliki nukleus. Namun, trombosit memiliki organel dan Pembuluh darah yang terporong atau robek akan segera ber-
enzim sitosol untuk menghasilkan energi dan membentuk konstriksi. Mekanisme yang mendasari hal ini belum jelas
produk sekretorik, yang disimpan di banyak granula yang tetapi diperkirakan merupakan suaru respon instrinsik yang
tersebar di seluruh sitosol. Selain itu, trombosit mengandung dipicu oleh suaru zat parakrin yang dilepaksan secara lokal
banyak aktin dan miosin, yang menyebabkan keping darah dari lapisan dalam (endotel) pembuluh yang cedera (lihat h.
ini mampu berkontraksi. Kemampuan sekretorik dan kon- 123). Konstriksi ini, arau spasme vaskular, memperlambat
traksi ini penring dalam hemosrasis, suatu topik yang seka- darah mengalir melalui defek dan memperkecil kehilangan
rang kita ulas. darah. Permukaan-permukaan endotel yang saling berha-
dapan juga saling menekan oleh spasme vaskular awal ini
sehingga permukaan rersebut menjadi lekat satu sama lain
I Hemostasismencegah hilangnya darah dari dan semakin menambal pembuluh yang rusak. Tindakan-
pembuluh darah yang rusak. tindakan fisik ini tidak cukup unruk mencegah secara sem-
purna pengeluaran darah lebih lanjut tetapi dapat memini-
Hemostasis adalah penghenrian perdarahan dari suatu pem- maikan aliran darah yang melalui pembuluh yang rusak
buluh darah yang rusak-yaitu, penghent ian hemoragia (h emo sampai tindakan hemostatik lain dapat benar-benar menyum-
berarti "darah"; stasis berarti "berdiri"). (Pastikan kata ini bat kebocoran tersebut.
tidak dikacaukan dengan kata ltomeostaszs). Untuk terjadinya
perdarahan dari suatu pembuluh, dinding pembuluh harus
mengalami kerusakan dan tekanan di bagian dalam pem- I Trombosit menggumpal untuk membentuk
buluh harus lebih besar daripada tekanan di luarnya untuk sumbat di bagian pembuluh yang terpotong atau
memaksa darah keluar dari defek tersebut.
robek.
Kapiler kecil, arteriol, dan venula sering pecah oleh
trauma ringan dalam kehidupan sehari-hari; rrauma semacam Tlombosit dalam keadaan normal tidak melekat ke permuka-
ini adalah penyebab tersering perdarahan, meskipun kita se- an endotel pembuluh darah yang licin, tetapi jika permukaan
ring bahkan tidak menyadari bahwa telah terjadi kerusakan. ini rusak akibat cedera pembuluh maka trombosit menjadi
Mekanisme hemostatik inheren tubuh secara normal sudah aktif oleh kolagen yang terpajan, yaitu protein fibrosa di
memadai untuk menambal defek dan menghentikan penge- jaringan ikat di bawah endotel (iihat h. 64). Setelah ter-
luaran darah dari pembuluh mikrosirkulasi halus ini. aktifkan, trombosit cepat melekat ke kolagen dan memben-
CATIffAN KLINIS. Perdarahan dari pembuluh se- tuk sumbat trombosit hemostatik di tempat cedera. Ketika
dang sampai besar, yang jauh lebih jarang terjadi, biasanya mulai menggumpal, trombosit-trombosit rersebut menge-
434 6ab i i
Iuarkan beberapa bahan kimia penting dari granula sim- bahan kimia lain yang meningkatkan koagulasi darah, yaitu
panannya. Di antara zat-zatkimia tersebut terdapat adenosin Iangkah berikut pada hemostasis. Meskipun mekanisme pem-
dfosfat (ADP), yang menyebabkan permukaan trombosit bentukan sumbat trombosit saja sering sudah cukup untuk
darah yang terdapat di sekitar menjadi lekat sehingga trom- menambal robekan-robekan kecil di kapiler dan pembuiuh
bosit tersebut melekat ke lapis pertama gumpalan trombosit. halus lain yang terjadi berkali-kali dalam sehari, lubang yang
Trombosit-trombosit yang baru melekat ini melepaskan lebih Iebih besar di pembuluh memerlukan pembentukan bekuan
"
banyak ADP, yang menyebabkan semakin banyak trombosit darah agar perdarahan dapat dihentikan seluruhnya.
menumpuk di tempat defek; karena itu, di tempat defek ce-
pat terbentuk sumbat trombosit melalui mekanisme umpan
balik positif (Gambar 1 1-10). ! Eekuan darah terjadi akibat terpicunya suatu
Karena sifat agregasi trombosit yang terus berlanjut, i ea['is! hera nta I yarns nne! 6batkan faktor-faktor
mengapa sumbat trombosit tidak terus terbentuk dan meluas
penruhekLEafi piasma.
ke permukaan dalam pembuluh darah normal di sekitarnya?
Penyebab kunci adalah bahwa ADP dan bahan kimia lain Koagulasi darah, atau pembekuan darah, adalah transformasi
yang dikeluarkan oleh trombosit aktif merangsang pelepasan darah dari cairan menjadi gel padat. Pembentukan bekuan di
prosrasiklin dan ni*at oksida dari endotel normal sekitar. atas sumbat trombosit memperkuat dan menopang sumbat,
Kedua bahan kimia ini menghambat agregasi trombosit. meningkatkan tambalan yang menuupi kerusakan pembuluh.
Karena itu, sumbat trombosit bersifat terbatas di defek dan Selain itu, sewaktu darah di sekitar defek pembuluh memadat,
tidak menyebar ke jaringan vaskular sekitar yang tidak rusak darah tidak lagi dapat mengalir. Pembekuan darah adalah meka-
(Gambar 11-10). nisme hemostatik tubuh yang paling kuat. Mekanisme ini di-
Sumbat trombosit tidak saja secara fisik menambal ke- perlukan untu! menghentikan perdarahan dari semua defek
rusakan pembuluh tetapi juga memungkinkan dilakukannya kecuali defek-defek yang paling kecil.
tiga fungsi penting. (1) Kompleks aktin-miosin di dalam trom-
bosit yang membentuk sumbat tersebut berkontraftsi untuk
memadatkan dan memperkuat sumbat yang mula-mula long- PEMBENTUKAN BEKUAN
gar. (2) Bahan-bahan kimia yang dikeluarkan oleh sumbat Langkah terakhir dalam pembentukan bekuan adalah per-
trombosit mencakup beberapa vasokonstriktor kuat (seroto- ubahan ftbrinogen, suatu protein piasma yang dapat larut
nin, epinefrin, dan tromboks"n Ar), yang memicu konstriksi dan berukuran besar yang dihasilkan oleh hati dan secara
kuat pembuluh yang bersangkutan untuk memperkuat vaso- normal selalu ada di dalam plasma, menjadi ffbrin, suatu
spasme awa.l. (3) Sumbat trombosit membebaskan bahan- molekul tak larut berbentuk benang. Perubahan menfadi
Trombosit
\ o
CI
o o
/ 0 c e?**
\ I
o
&
IO
\ti
\tt'
Menghambat
agregasi
I trombosit
W
*!+e*
Gambar 11-10
Pembentukan sumbat trombosit. Trombosit menggumpal di defek pembuluh melalui mekanisme umpan balik positif yang
melibatkan pelepasan adenosin difosfat (ADP) dari trombosit, yang melekat ke kolagen yang terpajan pada pembuluh yang
cedera. Trombosit dicegah membentuk agregat di lapisan dalam pembuluh normal sekitar oleh pelepasan prostasiklin dan nitrat
oksida dari sel-sel endotel yang tidak cedera.
Darah 435
fibrin ini dikatalisis oleh enzim trombin di tempat cedera. trombin dalam keadaan normal tidak terdapat di dalam
Molekul-molekui fibrin melekat ke permukaan pembuluh plasma, namdn segera tersedia untuk memicu pembentukan
yang rusak, membentuk jala longgar yang menjerat sel-sel fibrin begitu ada pembuluh cedera? Solusinya terletak pada
darah, termasuk agregat trombosit. Massa yang terbentuk, eksistensi trombin dalam plasma dalam bentuk p..krlrro,
atau bekuan, biasanya tampak merah karena banyaknya inaktif yang dinamai protrombin. Apa yang,.r.rrgub"h p.o-
SDM yang terperangkap, tetapi bahan dasar bekuan adalah trombin menjadi trombin ketika dibutuhkan pembekuan
fibrin yang berasal dari plasma (Gambar il-11). Kecuali darah? Perubahan ini melibatkan jenjangpembekuan.
trombosit, yang berperan penting dalam menyebabkan per-
ubahan fibrinogen menjadi fibrin, pembekuan dapat ber-
JENJANG PEMBEKUAN
langsung tanpa adanya sel-sel darah lain.
Terdapat faltor pembekuan plasma aktif lainnya, faktor X,
Jala fibrin awal ini relatif lemah, karena untai-untai
fibrin saling menjalin secara longgar. Namun, dengan cepat yang mengubah protrombin menjadi trombin; faktor X itu
terbentuk ikatan kimia anrara unrai-untai fibrin yang ber- sendiri dalam keadaan normal terdapat dalam darah dalam
dekatan untuk memperkuat dan menstabilkan jala bekuan bentuk inaktif dan harus diubah menjadi bentuk aktifnya
ini. Proses pembentukan ikatan silang ini dikatalisis oleh oleh faktor pengaktif lain, demikian seterusnya. Secara ber_
suatu faktor pembekuan yang dikenal sebagai faktor XIII sama-sama terdapat 12 faktor pembekuan plasma yang ikut
(fibrin-stabilizing factor), yang secara normal terdapat da- serta dalam tahap-tahap esensial yang menyebabkan per-
lam plasma dalam bentuk inaktif. y!fr"1 akhir fibrinogen menjadi jala fibrin yang stabil
(Gambar 11-13). Faktor-faktor ini diberi ,r"*" ,o_
".rgk"
mawi sesuai urutan penemuannya, bukan urutan keikutserta_
PERAN TROMBIN
annya dalam proses pembekuanl. Sebagian besar dari faktor
Tlombin, selain (1) mengubah fibrinogen menjadi fibrin juga pembekuan ini adalah protein plasma yang disintesis oleh
(2) mengaktifkan faktor XIII untuk menstabilkan jala fibrin hati. Salah satu konsekuensi penyakit hati adalah wakru pem_
yang terbentuk, (3) bekerja melalui mekanisme umpan balik bekuan memanjang akibat berkurangnya produksi f"k,or-
positif untuk mempermudah pembentukan dirinya, dan (4) faktor pembekuan. Dalam keadaan normal, faktor-faktor ini
meningkatkan agregasi trombosit, yang sebaliknya esensial sela.luterdapat di dalam plasma dalam bentuk inaktif, misal-
bagi proses pembekuan darah (Gambar ll-12). nya fibrinogen dan protrombin. Berbeda dengan fibrinogen,
Karena kerja trombin mengubah molekul-molekul fibri- yang diubah menjadi untai-untai fibrin tak laru,, prorro-bin
nogen yang selalu ada daiam plasma menjadi bekuan darah dan prekursor lain, ketika diubah menjadi bentuk aktifnya,
maka dalam keadaan normal trombin harus tidak terdapat bekerja sebagai enzim proteolitik (pengurai protein). Enzim-
dalam plasma kecuali di sekitar pembuluh yang rusak. Jika enzim ini mengaktifkan faktor spesifik lain dalam rangkaian
tidak maka darah akan selalu mengalami koagulasi-suatu pembekuan. Jika faktor pertama dalam sekuens ini diaktifkan
keadaan yang tidak memungkinkan kehidupan. Bagaimana maka faktor tersebut akan mengaktifkan faktor berikutnya,
demikian seterusnya, dalam suatu rangkaian reaksi berantai
yang dikenal sebagai jenjang pembekuan (clotting cascad.e),
sampai_ trombin mengatalisis perubahan final fibrinogen
menjadi fibrin. Beberapa dari tahap-tahap ini memerlukan
keberadaan Ca2. plasma dan plateletfactor 3 (pF3), suatu fos_
folipid yang dikeluarkan oleh sumbat trombosit. Karena itu,
co trombosit juga berperan dalam pembentukan bekuan.
e
z
E
6 JALUR INTRINSIK DAN EKSTRINSIK
c
o
J
o Jenjang pembekuan dapat dipicu oleh ialur intinsih atau
o
c
I
jalur ehs*insih:
r
!
E
o
I Jalur intrinsik memicu pembekuan di dalam pembu,
t luh yang rusak serra pembekuan sampel darah di dalam
o
tabung reaksi. Semua unsur yang diperlukan untuk meng-
co
o hasilkan pembekuan melalui jalur intrinsik terdapat di darJ.
s
E Jalur ini, yang melibatkan tujuh langkah berbeda (diperlihat-
c
o kan dalam warna biru di Gambar 11-13), teraktifian jika
Po
:<
do faktorXII (faktor Hageman) diaktifkan oleh kontak dengan
oo
kolagen yang terpajan di pembuluh yang cedera arau per-
=< mukaan benda asing misalnya kaca tabung reaksi. Ingailah
:o
om bahwa kolagen yang terpajan juga memicu agregasi trombo_
Gambar 1 1-1 1
rKata VI tidaklagi digunakan. Apa yang dahulu dianggap
Eritrosit terperangkap di jala fibrin suatu bekuan. fabtor
sebagai faktor VI rernyata adalah bentuk aktif dari faktor V. ": '
436 Bab 1 1
sit. Karena itu, pembentukan sumbat trombosit dan reaksi AMPLIFIKASI SELAMA PROSES PEMBEKUAN
berantai yang menyebabkan pembentukan bekuan secara
Meskipun proses pembekuan yang melibatkan sedemikian
bersamaan diaktifkan jika terjadi kerusakan pembuluh darah.
banyak langkah tampaknya tidak efisien, namun keuntungan
Selain itu, mekanisme-mekanisme hemostatik komplementer
proses ini adalah terjadi amplifikasi selama langkah-langkah
ini saling memperkuat. Agregat trombosit mengeluarkan
tersebut. Satu molekul faktor yang telah diaktifkan mungkin
PF3, yang esensial bagi jenjang pembekuan yang selanjutnya
dapat mengakrifkan rarusan molekul faktor berikutnya da-
meningkatkan agregasi trombosit lebih lanjut (Gambar 1l-
lam jenjang, yang masing-masing dapat mengaktifkan lebih
12 dan ll-14).
banyak lagi faktor selanjutnya, demikian seterusnya. Dengan
I Jalur elstrinsik bersifat porong kompas dan hanya
cara ini, sejumlah besar faktor akhir yang berperan dalam
memerlukan empar langkah (diperlihatkan dalam warna abu-
pembekuan cepat teraktifkan akibat pengaktifan awal hanya
abu di Gambar 11-13). Jalur ini, yang memerlukan kontak
beberapa molekul di tahap permulaan jeryang.
dengan faktor-faktor jaringan yang eksternal terhadap darah,
Karena itu, bagaimana proses pembekuan ini, setelah
memicu pembekuan darah yang telah keluar dari jaringan.
dimulai, dibatasi hanya di rempar cedera pembuluh? Jika
Ketika mengalami trauma, jaringan mengeluarkan suatu
dibiarkan beredar maka faktor-faktor pembekuan yang telah
kompleks protein yang dikenal sebagai tromboplastin
aktif akan memicu pembekuan luas yang dapat menyumbat
jaringan. Tlomboplastin jaringan secara langsung mengaktif-
pembuluh di seluruh tubuh. Untungnya, setelah ikut serra
kan faktor X sehingga melewatkan semua tahap sebelumnya
dalam proses pembekuan lokal, faktor-faktor aktifyang ber-
di jalur intrinsik. Dari titik ini, kedua jalur identik.
jumlah besar tersebur cepar diinaktifkan oleh enzim-enzim
Mekanisme ekstrinsik dan intrinsik biasanya bekerja dan faktor lain yang terdapat di plasma atau jaringan.
bersamaan. Jika cedera jaringan menyebabkan ruprur pem-
buluh darah maka mekanisme intrinsik menghentikan darah
di pembuluh yang cedera, sedangkan mekanisme ekstrinsik I Plasmin fibrinolitik melarutkan
membekukan darah yang keluar dari jaringan sebelum pem- bekuan.
buluh tertambal. Biasanya bekuan darah terbentuk sempurna
dalam tiga sampai enam menit. Bekuan tidak dibentuk sebagai solusi permanen bagi cedera
pembuluh. Bekuan darah adalah alar sementara untuk meng-
RETRAKSI BEKUAN hentikan perdarahan sampai pembuluh dapat diperbaiki.
[-1. _J
I @
mengaktifkan lebih banyak
protrombin menjadi trombin
++
Faktor Xlll I Fiurin I
Gambar -12
-lu"'".9
1 'l
Peran trombin dalam hemostasis.
Darah 437
I rattor I +
xtt
It + Faktor Xll aktif
(faktor Hageman)
[].,*ot )-
I
t_ I
- |
"u''
| {tar<tor tv)
F{,re + -E;;;
u'-i__J l_ J
Gambar 11-'13
Jalur pembekuan darah. Jalur pembekuan intrinsik (warna biru) dimulai ketika faktor Xll (faktor Hageman) diaktifkan oleh
kontak dengan kolagen yang terpajan di permukaan pembuluh yang rusak atau oleh kontak dengan permukaan benda asing.
Jalur ini menimbulkan pembekuan di dalam pembuluh yang rusak dan pembekuan sampel darah di tabung reaksi. Jalur
pembekuan ekstrinsik yang lebih singkat (warna abu-abu) dimulai ketika faktor X, suatu faktor yang diakti-fkan separuh jalan
di
jalur intrinsik, diaktifkan oleh tromboplastin jaringan yang dikeluarkan oleh jaringan yang 1rsai. Jalur ekstrinsik menyebabkan
pembekuan darah yang telah keluar dari pembuluh darah ke jaringan sekitar sewaktu ced"rr. Dari faktor X dan seterusnya,
langkah-langkah di kedua jalur identik (warna abu-abu biru).
DISOLUSI BEKUAN darah, terutama yang berukuran kecil yang setiap hari meng-
Bersamaan dengan proses penyembuhan, bekuan darah, yang alami ruptur kecil, akhirnya akan tersumbat oleh bekuan.
tidak lagi diperlukan untuk mencegah perdarahan, secara Plasmin, seperti faktor pembekuan, adalah protein plasma
perlahan dihancurkan oleh suatu enzim fibrinolitik (pengurai yang diproduksi oieh hati dan terdapat dalam darah sebagai
fibrin) yang dinamai plasmin. Jika bekuan tidak dibersihkan suatu bentuk prekursor inaktif, plasminogen. Plasmin diaktif-
setelah melakukan fungsi hemostatiknya maka pembuluh kan dalam suatu jenjang reaksi cepat yang melibatkan banyak
438 Babr I t
faktor, antara lain faktor XII (faktor Hageman), yang juga me- diubah menjadi fibrin, dipicu oleh mekanisme yang belum
micu reaksi berantai yang menyebabkan terbentuknya bekuan diketahui. Namun, bekuan tidak pernah terbentuk karena
(Gambar 11-15). Ketika bekuan dengan cepat terbentuk, plas- fibrin dengan cepat disingkirkan oleh plasmin yang diaktif-
min aktif terperangkap di dalam bekuan dan kemudian melarut- kan oleh tissue plasminogen actiuator (tPA) dari jaringan,
kannya dengan secara perlahan menguraikar.r jala-fala fibrin. khususnya paru. Dalam keadaan normal, pembentukan fi-
Sel darah putih fagositik secara bertahap menyingkirkan brin derajat rendah ini diimbangi oleh aktivitas ffbrinolitik
produk-produk pelarutan bekuan. Anda dapat mengamati hi- derajat rendah pula sehingga bekuan tidak terbentuk sem-
langnya secara perlahan darah yang telah membeku yang keluar barangan. Hanya jika suatu pembuluh rusak barulah ter-
dari lapisan jaringan kulit setelah suatu cedera. Thnda hitam- bentuk faktor-faktor tambahan yang memicu 'ledakan' reaksi
dan-biru kulit memar tersebut terjadi karena adanya darah beku berjenjang yang menyebabkan peningkatan pembentukan
terdeoksigenasi di dalam kulit; darah ini akhirnya dibersihkan ftbrin sehingga terbentuk bekuan darah di tempat cedera.
oleh kerja plasmin, diikuti oleh sel-sel fagositik pembersih. CATAIAN KLINIS. tPA dan bahan kimia serupa yang
direkayasa secara genetis yang memicu penguraian bekuan sering
MENCEGAH PEMBENTUKAN BEKUAN YANG TIDAK digunakan untuk membatasi kerusakan oror janrung sewaktu
SESUAI serangan jantung. Pemberian obat penghancur bekuan darah
dalam jam-jam penama setelah suatu bekuan menyrrmbat
Selain membersihkan bekuan yang tidak lagi diperlukan,
pembuluh darah koronaria (jantung) sering dapat melarutkan
plasmin berfungsi untuk secara terus-menerus mencegah
bekuan sehingga aliran darah ke otot jantung yang didarahi oleh
pembentukan bekuan yang tidak sesuai. Di seluruh pem-
pembulul yang tersumbar dapar pulih sebelum otot tersebur
buluh darah, sejumlah kecil fibrinogen secara rerus-menerus
rusak akibat kekurangan O.. Dalam tahun-tahun terakhir, tpA
dan obat terkait juga telah berhasil digunakan untuk melarutkan
dengan cepat bekuan penyebab strohe di dalam pembuluh darah
otak, memperkecil kehilangan permanen jaringan otak setelah
snoke (Lihath.l54).
l.
tl"rr**r;-_-] Cepat
Faktor Xll
Cepat
I fakto'" l
{faktor Hageman)
selanjutnya
I +:
I
(Jenjang
--l-: Jenjang (Jenjang
Pembekuan reaKsl) reaksi)
(clotting + +
cascade)
., Pengaktifan
plasmin
l.
fF"rt*,*;-l
I lututiorin
bekuan darah
I
I
L-
Pernbuluh yang
I
Lambat
iusak tertarnbal
)
Gambar 1 1-1 5
Gambar 1'l-14 Peran faktor Xll dalam pembentukan dan pelarutan bekuan.
Agregasi trombosit dan pembentukan bekuan terjadi Pengaktifan faktor Xll (faktor Hageman) secara bersamaan
bersamaan. Kolagen yang terpajan di tempat kerusakan memicu suatu jenjang reaksi cepat yang menyebabkan
pembuluh darah akan secara bersamaan memicu agregasi terbentuknya bekuan dan suatu jenjang reaksi cepat yang
trombosit dan jenjang pembekuan. Kedua mekanisme menyebabkan pengaktifan plasmin. Plasmin, yang terperang-
hemostatik ini secara positif saling memperkuat selagi kap di dalam bekuan, kemudian secara perlahan melarutkan
keduanya menambal pembuluh yang rusak. bekuan. Tindakan ini membersihkan bekuan ketika bekuan
tidak lagi diperlukan setelah pembuluh diperbaiki.
Darah 439
berlebihan di dalam pembuluh darah-yang dinamakan sebagai cak-bercak keunguan kecil yang menyebabkan munculnya
"hernostasis di tempat yang salah"-dapar mengurangi aliran
nama purpura trombositopenik (..ungu pada defisiensi
darah ke organ-organ vital. Sistem pembentukan dan peng- trombosit").
hancuran bekuan darah tubuh normalnya berfungsi secara Defisiensi vitamin K juga dapat menyebabkan kecen_
chech-and-baknce. Kedranya, dengan bekerja,..p"d.r, derungan perdarahan. Vitamin K, yang umum dikenal se-
-.-
mungkinkan terbentuknya bekuan darah "baik" dengan cepat bagai vitamin pembekuan darah, esensial untuk pemben_
sehingga kehilangan darah dari pembuluh darah yang rur"k tukan bekuan normal. Para peneliti baru-baru ini berhasil
minimal, sementara mencegah pembentukan bekuan darah mengungkapkan peran vitamin K dalam proses pembekuan.
"jahaC' yang menghambat aliran darah di pembuluh yang Dalam suatu rangkaian kompleks reaksi biokimia, vitamin K
utuh. Bekuan intravaskular abnormal yang melekat ke dinding berikatan dengan Or, membebaskan energi yang akhirnya
pembuluh dinamai trombus, dan bekuan yang mengalir bebas digunakan untuk mengaktifkan proses-prois'd"lam jenjang
disebut embolus. Tiombus yang membesar akan mempersem- pembekuan.
pit dan akhirnya meny'umbat total pembuluh halus tempar
trombus itu terbentuk. Dengan memasuki d"n m.rryumt"t
total sebuah pembuluh halus, embolus yang mengalir dalam
darah dapat secara mendadak menghentikan aliran Jarah (lihat
PERSPEKTIF BAB tNl: FOKUS PADA
Gambar 9-30,h.362).
Beberapa faktor, yang bekerja secara independen arau HOMEOSTASIS
bersamaan, dapat menyebabkan tromboembolisme: (1) per-
Darah berperan dalam homeostasis melalui berbagai cara.
mukaan dalam pembuluh darah yang menjadi lebih kasar
Pertama, komposisi cairan inrersrisium, lingkungan internal
akibat aterosklerosis dapat menyebabkan pembentukan trom-
sejati yang mengelilingi dan secara langsung bertukar bahan
bus (lihat h. 360). (2) Ketidakseimbangan sistem pembekuan-
dengan sel, bergantung pada komposisi pl"r.rr" darah. Ka_
anti pembekuan dapat memicu pembentukan bekuan. (3)
rena terjadi pertukaran menyeluruh antara komparremen
Darah yang mengalir lambat lebih rentan membentuk beku-
interstisium dan vaskular maka cairan interstisium memiliki
an, mungkin karena sejumlah kecil fibrin menumpuk di
komposisi serupa dengan plasma kecuali protein-protein
darah yang stagnan, misalnya, di dalam darah yang terkum-
plasma, yang tidak dapat keluar melalui dinding Lapiler.
pul di vena varikosa tungkai (lihat h. 402). (4) pembekuan
Karena itu, darah berfungsi sebagai kendaraan untuk ti"ns,
darah yang luas kadang-kadang terpicu oleh pelepasan trom-
por berbagai bahan yang cepar, berjarakjauh, dan massal ke
boplastin jaringan ke dalam darah dari jaringarrusak yang
luas. Pembekuan luas serupa juga dapat terjadi p"d" .yoi
dan dari sel, dan cairan inrerstisium berfungsi sebagai
perantara.
septikemik, di mana bakteri atau toksin memicu jenjang
Homeostasis bergantung pada darah yang membawa
pembekuan. .
berbagai bahan misalnya O, dan nutrien k! ,.1 ,...p"t ,.1
mengonsumsi bahan-bahan tersebut dan mengangkur bahan_
I Hemofilia
adalah penyakit utama yang bahan seperti sisa metabolisme menjauhi rel .ec.pat sel mem-
menyebabkan perdarahan berlebihan. produlai bahan-bahan tersebut. Homeostasis pg" b..g"r_
rung pada darah yang mengangkut hormon sebagai peranrara
CATAIAN KLINIS. Berbeda dari pembentukan bekuan darj t1mqa1 produksinya ke tempat kerjanya yang t.rlet"k
yang tidak sesuai di pembuluh yang utuh, penyakit hemo- jauh. Setelah masuk ke darah, suaru bahan dapat diJngkut
ke
statik kebalikannya adalah kegagalan pembentukan beku- seluruh tubuh dalam hitungan detik, sementara difuri b"han
an darah di pembuluh yang cedera sehingga terjadi per- melintasi jarak yang jauh pada suatu organisme multisel besar
darahan yang mengancam nyawa bahkan oleh trauma yang seperti manusia akan memerlukan waktu bulanan hingga
relatif ringan. Kausa tersering perdarahan berlebihan in] tahunan-suatu situasi yang tidak memungkinkan kehidup-a"n.
adalah hemofflia, yang disebabkan oleh defisiensi salah difusi dapat secara efektif melaksanakan p..tuk".".,
satu faktor dalam jenjang pembekuan. Meskipun defisien-
IT"1,
bahan lokal antara darah dan sel sekitar melalui cairan inter_
si setiap faktor pembekuan dapat menghambat proses stisium.
pembekuan namun 800/o dari semua pengidap hemofilia Darah memiliki kemampuan ffanspor khusus yang me_
mengalami kelainan genetik yang mengganggu pemben- nyebabkannya mampu membawa angkutannya secara efisien
tukan faktor VIII. ke seluruh tubuh. Sebagai contoh, Or kurang larut dalam air,
_ .Orang dengan defisiensi trombosit, berbeda dari per_ tetapi darah dilengkapi oleh spesialis pengangkut Or, eritrosit
darahan luas yang menyertai defek pada mekanisme pem- (sel_ darah merah), yang dijejali oleh hemoglob-i.,,
su"tu
bekuan, terus-menerus mengalami rarusan perdarahan ke- molekul yang mengangkut Or. Demikian juga,
cil di .kompleks
seluruh jaringan tubuh karena bocornya darah hormon-hormon yang tak larut air namln penting un;k
melalui lubang-lubang kecil di pembuluh darah halus homeostasis diangkut di dalam plasma daralL oleh
sebelum koagulasi berlangsung. Dalam keadaan normal f,rot.i.r_
protein pengangkut.
trombosit adalah penambal pertama ruptur-ruptur halus Komponen-komponen spesifik darah melakukan ber_
yang rerus-menerus terjadi. Di kulit pengidap defisiensi bagai aktivitas homeostatik berikut yang tidak berkaitan
trombosit, perdarahan kapiler difus tampak sebagai ber- dengan fungsi transpor darah:
440 Bab 11
I Darah membantu memperrahankan pH tubuh yang I Melalui fungsi hemostatiknya, trombosit dan faktor-
sesuai di lingkungan internal dengan menyangga perubahan faktor pembekuan meminimalkan kehilangan darah setelah
dalam jumlah asam-basa tubuh. cedera pembuluh.
I Darah membantu mempertahankan suhu tubuh dengan I Leukosit (sel darah putih), produk-produk sekretorik-
menyerap panas yang diproduksi oleh jaringan penghasil nya, dan jenis protein plasma rertentu, misalnya antibodi,
panas misalnya otot rangka yang berkontraksi dan mendistri- membentuk sistem pertahanan imun. Sistem ini memper-
busikannya ke seluruh tubuh. Kelebihan panas dibawa oleh tahankan tubuh dari gen penyebab penyakit, menghancur-
darah ke permukaan tubuh untuk dikeluarkan ke lingkungan kan sel kanker, dan melicinkan jalan untuk penyembuhan
eksternal. luka dan perbaikan jaringan dengan membersihkan debris
I Elektrolit dalam plasma penring untuk eksitabilitas dari sel yang mati atau cedera. Efek-efek ini secara tidak
membran, yang berperan besar dalam fungsi saraf dan oror. langsung berkonrribusi terhadap homeostasis dengan mem-
I Elektrolit dalam plasma penting untuk distribusi osmo- bantu organ yang secara langsung mempertahankan homeos-
tik cairan antara kompartemen ekstrasel dan intrasel. Protein tasis tetap sehat. Kita tidak dapat bertahan hidup melewati
plasma berperan penting dalam distribusi cairan ekstrasel masa bayi jika tidak memiliki mekanisme pertahanan tubuh.
antara plasma dan cairan intrasel.
RINGKASAN BAB
Pendahuluan (h. 421 -422) I Eritrosit,karena tidak dapat mengganti komponen-
I Darah terdiri dari tiga jenis elemen selular-eritrosit (sel komponennya, memiliki usia pendek sekitar 120 hari.
darah merah), leukosit (sel darah pudh), dan trombosit I Sel punca multipoten tak berdiferensiasi di sumsum tu-
(keping darah)-yang membentuk suspensi di dalam
lang menghasilkan semua elemen selular darah. (Lihattah
cairan plasma. (Lihat Tabel 11-1).
Gambar 11-8). Produksi eritrosit (eritropoiesis) oleh sum-
I Volume darah yang 5 sampai 5,5 liter pada orang dewasa sum tulang dalam keadaan normal menyamai laju pengu-
terdiri dari 42o/o sampai 45o/o eritrosit, kurang dari lo/o rangan eritrosit sehingga jumlah eritrosit konstan. Eritro-
leukosit, dan trombosit 55o/o sampai 58% plasma. Persen-
poiesis dirangsang oleh eritropoietin, suatu hormon yang
tase volume darah yang ditempati oleh eritrosit disebut
dikeluarkan oleh ginjal sebagai respons terhadap penu-
hematokrit. (Lihatlah Gambar t 1,1). runan penyaluran Or. (Lihatlah Gambar l1-4).
Plasma (h.422-423) Leukosit (h.428-433)
I Plasma adalah suatu cairan kompleks yang terdiri dari I Leukosit adalah sel perrahanan tubuh. Sel-sel ini menye-
90o/o air yang berfungsi sebagai medium rranspor unruk rang benda asing (yang tersering adalah bakteri dan virus),
bahan-bahan yang dibawa oleh darah. menghancurkan sel kanker yang timbul di tubuh, dan
I Konstituen inorganik plasma yang paling banyak adalah membersihkan debris sel. Leukosit serta protein plasma
Na. dan Cl. Konstituen organik yang paling banyak tertentu membentuk sistem imun.
adalah protein plasma.
I Semua konstituen plasma dapat berdifusi bebas melintasi
I Masing-masing dari kelima jenis leukosit memiliki tugas
berbeda: (1) Neutrofil, spesialis fagositik, penting untuk
dinding kapiler kecuali protein plasma, yang tetap berada
menelan bakteri dan debris. (2) Eosinofil mengkhususkan
di dalam plasma, rempar mereka melakukan berbagai
fungsi penting. Protein plasma mencakup albumin, glo-
diri untuk menyerang cacing parasit dan berperan dalam
respons alergik. (3) Basofil mengeluarkan dua bahan kimia:
bulin, dan fibrinogen. (Lihatlah Tabel 1 1-1).
histamin, yang juga penting dalam respons alergik; dan
Eritrosit (h.423-428) heparin, yang membantu membersihkan partikel lemak
I Eritrosit adalah sel khusus dengan fungsi primer untuk dari darah. (4) Monosit, setelah keluar dari darah, berdiam
transpor O, dalam darah. Bentuknyayang bikonkaf me- di jaringan dan membesar menjadi fagosit jaringan besar
nyebabkan luas permukaan untuk difusi O, ke dalam sel yang dikenal sebagai maftrofag. (5) Limfosit membentuk
menjadi maksimal untuk volume ini. (Lihatkh Gambar sistem imun terhadap bakteri, virus, dan sasaran lain yang
1l-2). Eritrosit tidak mengandung nukleus, organel, atau limfosit tersebut telah terprogram secara khusus. Alat per-
ribosom tetapi dipenuhi oleh hemoglobin, suatu molekul tahanan sei-sel ini mencakup pembentukan antibodi yang
yang mengandung besi yang dapat secara longgar dan menandai korban untuk destruksi oleh fagositosis atau
reversibel mengikat Or. Karena O, kurang larut dalam cara lain (untuk limfosit B) dan pengeluaran bahan-bahan
darah maka hemoglobin tidak tergantikan untuk ffanspor kimia yang membentuk lubang pada korban (untuk lim-
O,. (Lihatlah Gambar I I-3). fositT). (Lihatkh Gambar 11-7 danTabel tt-I).
I Hemoglobin juga ikut berperan dalam transpor CO, dan I Leukosit terdapat dalam darah hanya sewaktu transit dari
pendaparan darah dengan mengikat secara revesibel CO, tempat produksinya dan tempat penyimpanannya di
dan H-. sumsum tulang (dan juga di jaringan limfoid bagi lim-
Darah 441
fosit) ke tempat kerjanya di jaringan. (Lihattah Gambar Pembentukan bekuan memperkuat sumbat trombosit
1 l-8). Pada seriap saar, sebagian besar leukosit berada di dan mengubah darah di sekitar pembuluh yang cedera
jaringan dalam tugas patroii atau bertempur. menjadi gel yang mampar.
I Semua leukosit memiiiki rentang usia terbatas dan harus
Sebagian besar faktor yang dibutuhkan untuk pemben-
diganti melalui proses diferensiasi dan proliferasi sel pre-
tukan bekuan selalu berada dalam plasma dalam bentuk
kursor secara terus-menerus. Jumlah total dan persentase
prekursor inaktif. Ketika suatu pembuluh cedera, kolagen
masing-masing tipe leukosit yang diproduksi bervariasi
yang terpajan memicu jenjang reaksi yang melibatkan
bergantung pada kebutuhan pertahanan tubuh saat iru.
pengaktifan berurutan faktor-faktor pembekuan ini, yang
Thombosit dan Hemostas is (h. 433-441) akhirnya mengubah fibrinogen menjadi fibrin melalui
I Tiombosit adalah fragmen darah yang berasal dari mega- jalur pembekuan intrinsik. (Lihattah Gambar ll-12, II-
kariosit besar di sumsum tulang. (Lihatkh Gambar I I-7, 13, dan 11-14).
11-8, dan tI-9). Fibrin, suatu molekul tak larut berbentuk benang, dile_
I Tiombosit berperan dalam hemostasis, penghentian per- takkan sebagai jaia bekuan; jala tersebut pada giliiannya
darahan dari pembuluh yang cedera. Tiga tahap utama menjaring elemen-elemen seluiar darah untuk menunras-
dalam hemostasis adalah (l) spasme vaskular, (2) pemben- kan pembentukan bekuan. (Lihatkh Gambar l l-I t).
tukan sumbat trombosit, dan (3) pembentukan bekuan. Darah yang telah keluar ke jaringan membeku setelah
I Spasme vaskular mengurangi aliran darah melalui pem- terpajan ke tromboplastin jaringan, yang memicu pengaktif_
buluh yang cedera. an jalur pembekuan ekstrinsik. (Lihatkh Gambar I l_tS).
I Agregasi trombosit di tempat pembuluh cedera dengan cepat
menlumbat defek. Tiombosit mulai membentuk agregat Jika tidak lagi diperlukan, bekuan dilarutkan oleh plas_
min, suatu faktor fibrinolitik yang juga diaktifkan oleh
seteiah berkontak dengan kolagen yang rerpajan di pembuJuh
kolagen yang terpajan . (Liharkh Gamblar I l-Ig
yang rusak. (Lihatlah Gambar l l-10 dan l I- j4.
SOAL LATIHAN
Pertanyaan Obyektif (Jawaban di h. A-52) c. pengaktifan jenjang pembekuan
1. Jenis leukosit apa yang rerurama diproduksi di jaringan d. pengaktifan plasminogen
limfoid? 10. Cocokkan yang berikut Qawaban dapat digunahan lebih
2. Eritrosit, leukosit, dan trombosit semuanya berasal dari dari sehali):
sel punca tak berdiferensiasi yang sama. (Benar atau 1. menghambat agregasi a. prostasiklin
sakh) trombo.sir b. plasmin
3. Darah dapat menyerap panas metabolik dengan hanya 2. enzim fibrinolitik c. ADP
sedikit mengalami perubahan dalam suhu. (Benar atau 3. faktor pertama yang d. fibrin
salah?) diaktiftan dalam jalur e. trombin
4. Hemoglobin hanya dapat mengangkut O.. (Benar atau pembekuan intrinsik f. faktor X
sa lah?) 4. mengaktifkan fi brinogen g. faktorXJl
5. Sel darah putih menghabiskan sebagian besar waktunya 5. membentuk jala bekuan h. faktor XIII
di dalam darah. (Benar atau salah?) 6. menstabilkan bekuan
6. Eritrosit tidak mampu menggunakan 02 yang dibawa- 7. mengaktifkan tromboplastin
nya untuk membentuk ATP-nya sendiri. (Benar atau jaringan
salah?) 8. mengaktifkan protrombin
7. Sebagian besar faktor pembekuan dibentuk oleh ... 9. menyebabkan trombosit
8. Mana yang buhan merupakan fungsi protein plasma? menggumpal secara umpan
a. mempermudah retensi cairan di pembuluh darah balik positif
b. berperan penring dalam pembekuan darah I1. Cocokkan kelainan darah berikut dengan penyebabnya:
c. mengangkut bahan-bahan tak larut air di dalam
1. defisiensi faktor intrinsik a. anemia
darah
d. mengangkut O, dalam darah
2. kekurangan jumlah besi hemoiitik
untuk membentuk b. anemia
e. berfungsi sebagai antibodi
hemoglobin yang memadai aplastik
f, berperan dalam menyangga pH darah
9. Mana dari yang berikut yang tidak secara langsung
3. penyakit mirip tumor di c. anemia gizi
sumsum tulang d. anemia
dipicu oleh terpajannya kolagen di pembuluh yang
cedera?
4. kerusakan sumsum tulang hemoragik
a. spasme vaskular awal
5. berkaitan dengan tinggal di e. anemia
tempat tinggi pernlsrosa
b. agregasi r rombosit
442 Bab 1 1
6. pecahnya eritrosit dalam f. anemia ginjal a. Karena 1 mol hemoglobin memiliki berat 65.000
darah secara berlebihan g. polisitemia gram, berapa konsentrasi hemoglobin dalam milimol
(mM)?
7. kurangnya sekresi primer
eritropoietin h. polisitemia b. Setiap molekul hemoglobin dapat mengikat empat
8. kehilangan darah secara sekunder molekul Or. Berapa konsentrasi Oryang terikat ke
abnormal hemoglobin pada saturasi maksimal (dalam mM)?
c. Karena 1 mol suatu gas ideal menempati 22,4 liter,
berapa kapasitas angkut maksimal darah normal
untuk O, (biasanya dinyatakan dalam ml Ojlliter
darah)?
2. Anggaplah bahwa sampel darah dalam Gambar l1-5b,
Pertanyaan Esai
1. h. 428, berasal dari pasien dengan anemia hemoragik.
Berapa volume darah rata-rara pada wanita dan pria?
Karena volume darah normal adalah 5 liter, konsentrasi
2. Berapa persentase normal darah yang ditempati oleh eri-
sel darah merah normal 5 milyar/ml, dan laju produksi
trosit dan plasma? Apa yang dimaksud dengan hemato-
SDM 3 juta sel/detik, maka berapa lama waktu yang
krit? Apa yang dimaksud dengan bffi coat?
diperlukan tubuh untuk mengembalikan hematokrit ke
3. Apa komposisi plasma?
normal?
4. Sebutkan tiga kelompok utama protein plasma, dan
jelaskan fungsi masing-masing!
). Perhatikan bahwa dalam sampel darah di Gambar l1-5c
dari seorang pasien dengan polisitemia, hematokrit
5. struktur dan fungsi eritrosit!
Jelaskan
meningkat menjadi 70ol0. Peningkatan hematokrit akan
5. Mengapa eritrosit hanya dapat bertahan selama 120
meningkatkan viskositas darah, yang pada gilirannya
hari?
meningkatkan resistensi perifer total dan meningkatkan
7. Jelaskan proses dan kontrol eritropoiesis!
beban kerja jantung. Efek hematokrit (h) pada viskositas
8. Bandingkan struktur, fungsi, dan rentang usia kelima
relatif darah (v, viskositas relatif terhadap viskositas air)
tipe leukositl
disajikan dalam persamaan berikut:
9. Bahas pembentukan trombosit!
10. Jelaskan tiga tahap hemostasis, termasuk perbandingan u=l,5xexp(2h)
jalur intrinsik dan ekstrinsik jeryangpembekuanl
Perhatikan bahwa dalam persamaan ini, / adalah hema-
1 1. Bandingkan plasma dan seruml
tokrit sebagai fraksi, bukan persenrase. Karena hemato-
72. Apayangsecara normal mencegah pembentukan bekuan
krit normal adalah 0,40, berapa persen peningkatan vis-
yang tidak sesuai di pembuluh darah?
kositas yang akan terjadi akibat polisitemia di Gambar
Latihan Kuantitatif (Solusi di h. A-52) I 1-5c? Berapa persen perubahan resistensi perifer total
1. Konsentrasi normal hemoglobin dalam darah (berdasar- yang akan terjadi?
kan pengukuran secara klinis) adalah 15 9/100 ml
darah.
UNTUK DIRENUNGKAN
(Penjelasan dih. A-52) 3. Kelelawar vampir, Iintah, dan kutu, yang berada di
1. Seseorangmemiliki hematoftrit 52. Dapatkah anda me- daftar terbawah hewan populer, suatu hari mungkin se-
nyimpulkan dari temuan ini bahwa orang tersebut cara tidak langsung menyelamatkan nyawa anda. Para
mengidap polisitemia? Jelaskanl ilmuwan saar ini sedang meneliti "liur" dari berbagai
2. Terdapat berbagai bentuk hemoglobin. Hemoglobin A makhluk penghisap darah ini da.lam mencari bahan ki-
adalah hemoglobin dewasa normal. Bentuk abnormal mia baru yang dapat membatasi kerusakan otot jantung
hemoglobin S menyebabkan SDM berubah menjadi sel pada penderita serangan jantung. Apa sifat bahan kimia
berbentuk sabit yang rapuh. SDM janin mengandung yang sedang dicari-cari ini menurut anda?
hemoglobin F, yang produksinya dihentikan segera sete- 4. Dengan metode penapisan yang saat ini digunakan oleh
lah lahir. Kini para peneliti sedang mencoba merangsang bank-bank darah, sekitar satu dari 225.000 unit darah
kembali gen-gen yang menentukan sintesis hemoglobin yang digunakan untuk transfusi mungkin mengandung
F agar kembali bekerja sebagai cara untuk mengobati HI{ virus penyebab AIDS (lihat h.47I). Darah tercemar
anemia sel sabit. Jelaskah bagaimana pengaktifan gen- HIV yang lolos dari prosedur penapisan terurama ber-
gen janin ini dapat menjadi pengobatan yang berman- asal dari donor yang baru terinfeksi. Uji penyaring yang
faatl (Memang, terapi obat efektif perrama yang baru- kini digunakan hanya mendeteksi antibodi terhadap
baru ini diijinkan untuk mengobati anemia sel sabit, HI! yang belum muncul dalam darah selama hampir
hidroksiurea, bekerja pada sumsum tulang untuk men- satu bulan setelah infeksi HIV. Karena itu, terdapat
dorong produksi hemoglobin janin). intervai sekirar satu bulan saat darah donor mungkin
Darah 443
infeksius tetapi masih lolos dari pemeriksaan penyaring. penyakit ini tidak memiliki enzim-enzim rertentu yang
Diperkirakan ada 10 orang terinfeksi HIV per tahun merupakan bagian dari jalur metabolik untuk mengha-
dengan cara ini. silkan hem, yaitu gugus hemoglobin yang mengandung
Tersedia pemeriksaan-pemeriksaan untuk mende- besi. Akumulasi porfirin, yaitu zat antara di jalur
teksi HIV lebih dini daripada metode berbasis antibodi tersebut, menyebabkan beragam gejala, terutama setelah
yang digunakan oleh bank darah, misalnya dengan men- terpajan ke sinar marahari. Di kulit terbentuk lesi dan
deteksi adanya protein spesifik di permukaan HIV jaringan parur. Di wajah dan rangan tumbuh rambut
Namun, pemeriksaan ini mahal dan saat ini hanya di- tebal. Karena gusi tertarik dari gigi maka gigi taring
gunakan untuk penelitian. Jika bank darah menerapkan yang memanjang tampak seperti taring hewan. Gejala
tes-tes yang lebih sensitif ini maka mereka dapat men- bertambah parah jika pasien terpajan ke berbagai bahan,
deteksi sekitar separuh dari darah rercemar HIV yang termasuk bawang putih dan alkohol. Orang yang men-
saat ini diberikan kepada pasien. Perkiraan biaya untuk derita penyakit ini menghindari sinar matahari dan
menerapkan tes-res yang lebih mahal ini adalah sekitar bahan-bahan pemicu dan mendapar sundkan hem dari
70 juta $ sampai 200 juta $. Menurut anda, perlukah sel darah merah normal.
sistem kesehatan menanggung biaya tambahan ini un- Jika anda mengenal kisah-kisah vampir, yang ber-
tuk mencegah empar atau lima kasus infeksi HIV terkait asal dari Abad Pertengahan atau lebih awal, perkirakan-
transfusi per tahun? Iah bagaimana kisah-kisah tersebut berkembang di an-
5. Porfria adalah suatu penyakit genetik yang muncul tara masyarakat yang percaya takhayul dan belum
sekitar saru dari 25.000 orang. Orang yang terkena memiliki pengetahuan medis tentang porfiria.
KASUS KLINIS
(Penjelasan di h. A-52)
Linda P baru saja didiagnosis mengidap pneumonia. Hitung biak sampel duh dari saluran napasnya. Berdasarkan hitung
sel darah pudhnya 72001mm3, dengan 57o/o sel darah putih SDB apakah Linda harus segera diberi antibiotik jauh se-
adalah neutroffl. Diperlukan waktu beberapa hari untuk belum mikroba penyebab yang sebenarnya diketahui? Apakah
mengetahui jawaban pasd kuman penyebab dengan mem- antibiotik dapat mengatasi infeksinya?
444 Bab 11
Sistem lmun
Sistem lntegumen (Kulit)
Homeostasis
Sistem imun mempertahankan tubuh dari
agen asing dan sel kanker serta untuk
$istem tuhuh memudahkan perbaikan jar:ingan. Sistem
rne*xxpertetr'!ankan integumen (kulit) mencegah masuknya agen
f:*rnecstasis 'j eksternal dan hilangnya cairan internal
rj dengan berfungsi $ebagai sawar protektif
j antara lingkungan eksiernal dan bagian
; tubuh lainnya.
r1i,t!$ryJ:filr]']r*:ss9:ti.e1}:f,Y$f.i,!i,t*!i' tg!$49ry.f:arrisr:?:13i11i1,,
,:--:,r:+trr+ _ .
rr'-;ll#}:"
'"rt i..,
Sel imun
+;. . .:;:,+n5 dalam darah
8"'!cryx**stasis:;
4i:.-
[i n -1
e:'.rli:.
']9i lS
'+
,"ffi:
r.zs&qg *s*x:*ial $*ag!
.'i::,' i{ !s =?FWi k*l;*ngs*xxgan
:', ", '
r!ti!&
$ridup sel
ffiEtFr
-#iif-.l:F *
i4w#}F!
i::1*:1ts
Sel
'=:: Sel harus dilindungi dari agen
penyebab penyakit agar
fta'.:.4:
berfungsi secara optimal.
?':il-
biir:-
l: jlt
F................=:,1 :
Manusia terus-menerus berkontak dengan agen eksternal sebagai lini pertama pertahanan untuk mencegah masuknya
yang dapat membahayakan jika masuk ke dalam tubuh. Yang mikroorganisme asing. 5istem imun juga melindungi tubuh
paling serius adalah mikroorganisme penyebab penyakit. jika dari kanker dan untuk mempermudah perbaikan jaringan
bakteri atau virus akhirnya masuk ke dalam tubuh, maka yang rusak.
tubuh dilengkapi oleh sistem pertahanan internal yang Sistem imun secara tidak langsung berperan dalam
kompleks dan multifaset*sistem imun-yang memberi homeostasis dengan membantu mempertahankan kesehatan
perlindungan terus-menerus terhadap invasi oleh agen asing. organ-organ yang secara langsung berperan dalam
Selain itu, permukaan tubuh yang terpajan ke lingkungan homeostasis.
eksternal, misalnya sistem integumen (kulit), berfungsi
446
Pertahanan
Tubuh
SEKILAS ISI
PENDAHULUAN PENDAHULUAN
I Bakteri dan virus merupakan sasaran sistem imun
lmunitas adalah kemampuan tubuh untuk menahan
I Leukosit sebagai sel efektor sistem imun
atau menghilangkan benda asing atau sel abnormal
I Perbandingan imunitas bawaan dan adaptif
yang berpotensi merugikan. Sebagai ulasan singkat,
IMUNITAS BAWAAN
aktivitas berikut akan membahas sistem imun, suatu
I Peradangan
sistem pertahanan inrernal yang berperan kunci da-
I lnterferon lam mengenal dan menghancurkan atau menetral-
I Natural killer cell kan benda-benda di dalam tubuh yang asing bagi
I Sistem komplemen "diri normal".
IMUNITAS DIDAPAT KONSEP UMUM
I Jenis imunitas didapat l. Mempertahankan tubuh dari patogen invasif
(mikroorganisme penyebab penyakit misalnya
I Antigen
bakteri dan virus)
LIMFOSIT B; IMUNITAS YANG DIPERANTARAI OLEH ANTIBODI
2. Menyingkirkan sel yang "aus" dan jaringan
I Peran antibodi yang rusak oleh trauma atau penyakir, me-
I Teori seleksi klonal
mudahkan jalan untuk penyembuhan luka dan
I lmunitas aktif, pasif, dan alami perbaikan jaringan.
I Sel penyaji antigen 3. Mengenali dan menghancurkan sel abnormal
LIMFOSIT TIMUNITAS YANG DIPERANTARAI OLEH sEL atau muran yang berasal dari tubuh. Fungsi ini,
I Sel T sitotoksik dan penolong yang dinamai immune surueillance, merupakan
I Toleransi mekanisme pertahanan internal utama terhadap
I Kompleks histokompatibilitas mayor; antigen diri MHC kelas I dan kanker.
kelas ll 4. Melakukan respons imun yang tidak pada tem-
I Surveilans imun terhadap kanker patnya yang menyebabkan alergi, yang terjadi
PENYAKIT IMUN ketika tubuh melawan entiras kimiawi ling-
I Penyakit defisiensi imun kungan yang normalnya tidak berbahaya, atau
I Serangan imun yang tidak pada tempatnya; alergi menyebabkan penyakit otoimun, yang terjadi
PERTAHANAN EKSTERNAL ketika sistem pertahanan secara salah meng-
I Struktur dan fungsi kulit hasilkan antibodi terhadap tipe tertentu sel
I Peran kulit dalam i.munitas tubuh sendiri.
I Tindakan protektif di dalam rongga tubuh
447
yang menginvasi tubuh menyebabkan kerusakan jaringan Suatu leukosit hanya berada dalam darah dalam waktu
dan menimbulkan penyakit terutama dengan car^ singkat. Sebagian besar leukosit keluar dari darah menuju ke
mengeluarkan enzim atau toksin yang secara fisik mencederai jaringan dalam misi pertahanan. Karena itu, sel-sel efektor
atau mengganggu fungsi sel dan organ. Kemampuan suatu sistem imun tersebar luas di seluruh tubuh dan dapat
patogen menimbulkan penyakit disebut virulensi. mempertahankan tubuh di lokasi manapun.
Berbeda dari bakteri, virus bukanlah suatu entitas sel
yang dapat berdiri sendiri. Virus hanya terdiri dari asam
JARINGAN LIMFOID
nukleat (bahan genetik-DNA atau RNA) yang terbungkus
Hampir semua leukosit berasal dari sel punca prekursor ber-
oleh suatu selubung protein. Karena tidak memiliki perang-
kat sel untuk menghasilkan energi dan sintesis protein maka
sama di sumsum tulang dan kemudian dibebaskan ke dalam
darah. Satu-sarunya pengecualian adalah limfosit, yang ber-
virus tidak dapat melakukan metabolisme dan berkembang
asal sebagian dari koloni-koloni limfosit di berbagai jaringan
biak kecuali jika menginvasi sel pejamu (sel tubuh orang
yang terinfeksi) dan mengambil alih fasilitas biokimia sel limfoid yang semula ditempati oleh sel,sel yang berasal dari
sumsum tulang (lihat h.433).
untuk mereka gunakan sendiri. Virus tidak saja mengisap
sumber daya energi sel pejamu tetapi asam nukleat virus juga Jaringan limfoid secara kolektif adalah jaringan yang
memproduksi, menyimpan, atau memproses limfosit. Jaringan-
mengendalikan sel pejamu untuk mensintesis protein-protein
jaringan ini mencakup sumsum tulang, kelenjar limfe, limpa,
yang dibutuhkan untuk replikasi sei.
timus, tonsil, adenoid, apendiks, dan agregat jaringan limfoid di
Ketika virus telah menyatu ke dalam sel pejamu, meka-
lapisan dalam saluran cerna yang dinamai bercak Peyer atau
nisme pertahanan tubuh pejamu dapat menghancurkan sel
gat-associated lymphoid tissue (GAIJI, jaringan limfoit terkait
tersebut karena tubuh tidak lagi memandang sel tersebut
sebagai sel "diri normal". Cara lain yang digunakan virus
untuk merusak atau mematikan sel adalah dengan menguras
komponen-komponen esensial sel, mendikte sel agar meng-
hasilkan bahan-bahan yang toksik bagi sel itu sendiri, atau
mengubah sel menjadi sel kanker.
Adenoid
Tonsil
I Leukosit adalah sel efektor sistem
imun.
Timus
Leukosit (sel darah putih, atau SDP) dan turunan-turunannya, Bercak
bersama dengan beragam protein plasma, bertanggung jawab Peyer Kelenjar
melaksanakan beragam strategi pertahanan imun. di usus limfe
halus
(gut- l-impa
FUNGSI LEUKOSIT associated
lymphoid Pembuluh
Sebagai ulasan singkat, fungsi kelima jenis leukosit adalah
tissue) limfe
sebagai berikut (lihat h. 432-433):
1. Neutrofil adalah spesialis fagositik yang memiliki mobi- Apendiks
litas tinggi serta mampu menelan dan menghancurkan
Sumsum : -1'',
bahan yang tidak diinginkan.
tulang
2. Eosinofil mengeluarkan bahan-bahan kimia yang meng-
hancurkan cacing parasitik dan berperan dalam reaksi
alergik.
). Basofil mengeluarkan histamin dan heparin serta juga
berperan dalam reaksi alergik.
4. Monosit berubah menjadi makrofag, yaitu spesialis
fagositik besar yang berada di jaringan.
5. Limfosit terdiri dari dua ripe:
a. Limfosit B (sel B) berubah menjadi sel plasma, yang
mengeluarkan antibodi yang secara tidak langsung
menyebabkan destruksi benda asing (imunitas yang
diperantarai oleh antibodi, imunitas humoral)
b. Limfosit T (sel T) secara langsung menghancurkan Gambar 12-1
sel yang terinfeksi virus dan sel mutan dengan
Jaringan limfoid. Jaringan limfoid, yang tersebar di seluruh
mengeluarkan bahan-bahan kimia yang melubangi tubuh, memproduksi, menyimpan, dan memproses limfosit.
sel korban (imunitas yang diperantarai oleh sel,
imunitas selular)
448 Bab 12
usus) (Gambar 12-1). Jaringan limfoid berada di tempat-rempat lain-respons imun bawaan dan didapat. Dalam prosesnya,
strategis untuk menghambat masuknya mikroorganisme se- kita akan mempelajari lebih jauh tentang peran masing-
belum mikroorganisme tersebut memiliki kesempatan untuk masing jenis leukosit.
menyebar jauh. Sebagai contoh, limfosit yang menempari ronsil
dan adenoid berada di tempat yang menguntungkan untuk
berespons terhadap mikroba yang terhirup, semenrara mikro- I Respons imun mungkin bawaan dan nonspesifik,
organisme yang masuk melalui saluran cerna segera dihadapi atau adaptif dan spesifik.
oleh limfosit di apendiks dan GALT. Patogen potensial yang
memperoleh akses ke limfe disaring melalui kelenjar limfe (lim- Imunitas,protektif dihasilkan oleh kerja sama dua komponen
fonodus), tempat parogen-patogen rersebur terpajan ke limfosit sistem imun yang terpisah tetapi saling bergantung: sistem
serta makrofag yang berada di lapisan dalam saluran limfe. imun bawaan dan sistem imun adaptif atatt didapat. Respons
Limpa, jaringan limfoid terbesa! melakukan fungsi imun pada kedua sistem ini berbeda dalam waktu dan dalam selektivitas
darah serupa dengan yang dilakukan oleh kelenjar limfe pada mekanisme pertahanannya.
limfe. Melalui kerja populasi limfosit dan makrofagnya, limpa Sistem imun bawaan mencakup respon imun nonspesi-
membersihkan darah yang melaiuinya dari mikroorganisme fk ubuh yang beraksi segera setelah adanya suatu agen yang
dan benda asing lain serta menyingkirkan sei-sel darah merah mengancam. Respons nonspesiffk ini adalah mekanisme per,
yang telah aus (lihat h.425). Timus dan sumsum tulang masing- tahanan inheren (bawaan atau sudah ada) yang secara non-
masing berperan penring dalam memproses limfosit T dan B, selektif mempertahankan tubuh dari benda asing atau materi
untuk mempersiapkan keduanya melaksanakan strategi imun abnormal apapun jenisnya, bahkan meskipun baru pertama
spesifik. Thbel 12-1 meringkaskan fungsi-fungsi utama berbagai kali terpapar. Respons ini merupakan lini pertama pertahan-
jaringan limfoid, sebagian dijelaskan di Bab 11 dan yang lain an terhadap berbagai ancaman, rermasuk agen infeksi, iritan
akan dibahas di bab ini. kimiawi, dan cedera jaringan akibat trauma mekanis atau
Kini kita mengalihkan perhatian kepada dua komponen luka bakar. Semua orang lahir dengan mekanisme respons
utama respons sistem imun terhadap benda asing dan sasaran imun bawaan yang pada hakikatnya sama, meskipun mung-
kin terdapat sedikit perbedaan generik. Sistem imun adaptif
atau didapat, sebaliknya, mengandalkan respons imun
rye-
sifik yangsecara selektif menyerang benda asing terrenru yang
Tabel 12-1
tubuh pernah terpajan dan memiliki kesempatan untuk
Fungsi Jaringan Limfoid
mempersiapkan serangan yang secara khusus ditujukan ke-
pada musuh tersebut. Karena itu, sistem imun adaptif memer-
JARINGANLIMFOID FUNGSI
lukan waktu cukup lama untuk menyerang dan mengalahkan
Sumsum tulang Asal semua sel darah musuh spesifik. Sistem imun bawaan dan didapat beker.ia
Tempat proses pematangan untuk secara harmonis untuk menahan, kemudian mengeliminasi
limfosit B bahan-bahan yang membahayakan.
Kelenjar Limfe, Tonsil, Memindahkan limfosit dari dan ke
Adenoid, Apendiks, limfe (membuang, menyimpan,
Gut-Associated memproduksi, dn menambahkan) SISTEM IMUN BAWAAN
Lymphoid Tissue Limfosit residen menghasilkan Komponen-komponen sistem imun bawaan selalu berada
antibodi dan sel T tersensitisasi,
yang dikeluarkan ke dalam limfe dalam keadaan siaga, siap melaksanakan tindakan-tindakan
Makrofag residen mengeluarkan pertahanan yang terbatas dan relatif "kasar" terhadap semua
mikroba dan debris Iain yang dan setiap penyerang. Dari berbagai sel efektor imun, neu-
berbentuk partikel dari limfe trofil dan makrofag-keduanya adalah spesialis fagositik-
Limpa Memindahkan limfosit dari dan ke sangat penting dalam pertahanan bawaan. Beberapa kelom-
darah (membuang, menyimpan,
memproduksi, dan menambahkan)
pok protein plasma juga berperan penring, seperri yang
Limfosit residen menghasilkan sebentar lagi anda saksikan. Berbagai respons imun nonspesi-
antibodi dan sel T tersensitisasi, fik diaktif-kan sebagai tanggapan terhadap pola molekular ge-
yang dibebaskan ke dalam darah nerik yang berkaitan dengan agen yang mengancam, misal-
Makrofag residen mengeluarkan nya karbohidnt yang biasanya ada di dinding sel bakteri
mikroba dan debris lain yang
tetapi tidak ditemukan di sel manusia. Sel-sel fagositik di-
berbentuk partikel, terutama sel
darah merah yang sudah usang, penuhi oleh protein membran plasma yang baru-baru ini saja
dari darah diketahui dan dinamai toll-lihe recE)tors (TLR). TLR di-
Menyimpan sejumlah kecil sel juluki "mata sistem imun bawaan" karena sensor imun ini
darah merah, yang dapat mengenali dan mengikat penanda-penanda di bakteri se-
ditambahkan ke darah oleh
hingga sel efektor sistem imun bawaan "melihat" parogen
kontraksi limpa sesuai kebutuhan
sebagai suatu yang berbeda dari sel "diri". Dikenalinya pa-
Timus Tempat proses pematangan untuk
limfosit T togen oleh TLR memicu fagosit untuk menelan dan meng-
Mengeluarkan hormon timosin hancurkan mikroorganisme infeksius tersebut. Selain itu,
pengaktifan TLR memicu sel fagositik mengeluarkan bahan-
450 Bab 12
histamin yang dibebaskan oleh sei mast di daerah jaringan darah. Neutrofil sampai pertama kali, diikuti selama g sampai
yang rusak ("sepupu" basofil darah yang terikat di jaringan; 12 jam berikutnya oleh monosit yang bergerak l"mbat.
lihath. 432). Meningkatnyapenyaluran darah lokal membawa Monosit kemudian membesar dan marang menjadi makrofag
lebih banyak Ieukosit fagositik dan protein plasma yang dalam periode 8 sampai 12 jam berikutnya.
penting bagi respons pertahanan.
Jika telah mei
ninggalkan aliran darah maka neutrofil atau monosit tidak
akan didaur ulang ke darah.
M EN INGKATNYA PERMEABILITAS KAPI LER dapat bermigrasi dari darah ke dalam jaringan
_ _Leukosit
P_elepasan histamin juga meningkarkan permeabilitas kapiler melalui tahap-tahap berikut:
dengan memperbesar pori kapiler (celah antara sei-sel endo-
t _ Leukosit darah, terutama neutrofil dan monosit, me_
tel) sehingga protein plasma yang biasanya dihambat untuk
lekat ke lapisan dalam endotel kapiler di jaringan yang rer_
keluar dari darah kini dapat masuk ke jaringan yang me-
ken-a, suatu proses yang dinamai marginasi. Sitrbt;lr, ,lirni,
radang (lihar h. 390).
molekul perekat sel (cell adhesion molecule, CAM; lihat h. e<)
yang menonjol dari lapisan endotel dalam, menyebabkan
EDEMA LOKAL leukosit yang lewat di darah melambat dan bergulir di
Akumulasi protein plasma yang bocor tersebut di cairan inter, sepanjang interior pembuluh darah, seperti karpet yang
stisium meningkatkan tekanan osmotik koloid cairan intersti- memperlambat laju mobil-mobilan anak. perlambatan ini
sium. Selain itu, meningkatnya aliran darah lokal meningkat_ memungkinkan leukosit memiliki cukup waktu untuk me-
kan tekanan darah kapiler. Karena kedua tekanan cendei.rng meriksa faktor-faktor pengaktifan lokai ,,sinyal SOS', dari
-
memindahkan cairan keluar kapiler maka perubahan- jaringan sekitar yang cedera arau terinfeksi.
Jika ada maka
perubahan rersebut mendorong ultrafiltrasi dan mengurangi faktor-faktor pengaktifan ini menyebabkan leukosit melekat
reabsorpsi cairan di kapiler. Hasil akhir dari pergeseran kese- erat ke lapisan endotel melalui interaksi dengan CAM jenis
imbangan cairan ini adalah edema lokal (lihat h.3g2). Karena lain, yaitu integrin.
itu, pembengkakan yang biasa terlihat menyertai peradangan I Leukosit yang telah melekat tersebut segera meninggal_
disebabkan oleh perubahan-perubahan vaskular yang diplcu kan pembuluh darah melalui mekanisme yang dik.nJle_
oleh histamin. Demikian juga, manifestasi mencolok l"in bagai diapedesis. Leukosit lekat tersebut, d.rg* melakukan
i"d"
peradangan, misalnya kemerahan dan panas, sebagian besar gerakan mirip amuba (lihat h. 49), memben.uk jrrl.rr"r, p"rr_
disebabkan oleh meningkatnya aliran darah arteri hangat ke jang sempit yang keluar melalui pori kapiler; kemudian ba_
jaringan yang rusak. Nyeri disebabkan oleh peregangan lokal gian sel sisanya mengalir maju mengikuti juluran tersebut
di_dalam jaringan yang membengkak dan oleh efek langsung (Gambar l2-3). Dengan cara ini leukosit mampu menyeli_
bahan-bahan yang diproduksi lokal pada ujung resepror nap menembus pori kapiler-meskipun sel ini jauh lebih besar
neuron-neuron aferen yang menyarafi daerah tersebut. Karak_ daripada pori. Di luar pembuluh, ieukosit merangkak me-
teristik proses peradangan yang mudah kita amati ini (pem- nuju daerah pertempuran. Neutrofil tiba paling dini di
bengkakan, kemerahan, panas, dan nyeri) berkaitan dengan tempar peradangan karena mobilitasnya lebih tinggi daripada
tujuan utama perubahan vaskular di daerah yang cedera_ monosit.
meningkatkan jumlah fagosit leukositik dan protein-protein I Kemotaksis menuntun migrasi sel fagositik ke arah ter_
plasma penting di daerah tersebut (Gambar l2-2). tentu; yaitu, sel-sel tertarik ke mediator-mediator kimiawi
tertenru, yang dikenal sebagai kemotaksin atau kemokin, yang
PEMBENTENGAN DAERAH YANG MERADANG dibebaskan di tempat kerusakan jaringan. pengikatan kemo-
Protein-protein plasma yang bocor dan paling penting bagi taksin dengan resepror protein di membran pl"r-" sel fago_
respons imun adalah protein-protein dalam sistem komple_ sitik meningkatkan masuknya Ca2- ke dalam sel. Kalsitin,
men serta faktor pembekuan dan antipembekuan. pada pa- sebaliknya, mengaktifkan perangkat kontraktil sel yang
janan ke tromboplastin jaringan di jaringan y"ng ..der" Jan menghasilkan pergerakan merayap mirip amuba. K"reni
ke bahan-bahan kimia spesifik yang dikeluarkan oleh fagosit konsentrasi kemotaksin secara progresif meningkat men_
di tempat kejadian, fibrinogen-faktor akhir dalam sistem dekati tempat cedera maka sel-sel fagositik bergerak secara
pembekuan-diubah menjadi fibrin (lihat h. 435). Fibrin mem- tepat menuju rempat ini mengikuti gradien konsentrasi
bentuk bekuan cairan interstisium di ruang-ruang sekitar kemotaksin.
bakteri penginvasi dan sel yang rusak. pembentengan atau
isolasi bagian yang cedera ini dari jaringan sekitar mencegah,
PROLIFERASI LEUKOSIT
atau paling sedikit memperlambat penyebaran bakteri dan
produk-produk toksiknya. Kemudian faktor-faktor anti- Makrofag jaringan residen serta leukosit yang keluar dari
darah dan bermigrasi ke tempat peradangan segera ditemani
pembekuan yang diaktiflan belakangan secara bertahap me-
larutkan bekuan setelah tidak lagi diperlukan (lihat h. 4:S). oleh sel-sel fagositik yang baru direkrut dari sumsum tulang.
Dalam beberapa jam setelah awitan respon, p.."d"rrg"i,
jumlah neutrofil dalam darah dapat meningkat hingga empat
EMIGRASI LEUKOSIT
sampai lima kali normal. Peningkatan ini sebagian dlsebab_
Dalam satu jam setelah cedera, daerah yang bersangkutan kan oleh pemindahan sejumlah besar neutrofil yang sudah
dipenuhi oleh leukosit yang telah meninggalkan p.-b.rlr;h ada di sumsum tulang ke darah dan sebagian karena pening-
Pelepasan histamin
ol6h sel mast
Peningkatan aliran
Akumulasi cairan
darah ke jaringan
lokal
yang cedera
Peningkatan
protein-protein
plasma yang
;;;--_l*[-.";;l
Peningkatan
-
fagositdijaringan
fagosit di jaringan fasositik
penting, misalnya
faktor pembekuan,
| I I
l.-r
dijaringan
--r
ffiffi
I
Gambar 12-2
Manifestasi dan hasil akhir peradangan
katan produksi neutrofil baru oleh sumsum tulang. Juga ter- inginkan saja. Pertama, seperti yang telah anda pelajari, fago-
jadi peningkatan produksi monosit yang berlangsung lebih sit, melalui TLR-nya, mengenali dan kemudian menelan
lambat tetapi lebih lama di sumsum tulang sehingga persedian agen asing yang memiliki komponen-komponen standar din-
sel prekursor makrofag jaringan meningkat. Selain itu, ding sel bakteri yang tidak terdapat di sel manusia. Kedua,
multiplikasi makrofag residen menambah jumlah sel imun partikel asing secara sengaja ditandai untuk ingesti fagositik
penting ini. Proliferasi neutrofil, monosit, dan makrofag baru dengan melapisinya dengan mediator-mediator kimiawi yang
neutrofil simpanan, dirangsang oleh berbagai
serta mobilisasi dihasilkan oleh sistem imun. Bahan,bahan kimia produksi
mediator kimiawi yang keluar dari daerah peradangan. tubuh yang menyebabkan bakteri lebih rentan terhadap fago-
sitosis ini dikenal sebagai opsonin. Opsonin terpenting ada-
lah antibodi dan salah satu protein aktif pada sistem komple-
MENANDAI BAKTERI DENGAN OPSONIN UNTUK
men.
DIHANCURKAN
Opsonin meningkatkan fagositosis dengan meng-
Jelaslah, fagosit harus mampu membedakan antara sel nor- hubungkan sel asing dengan sel fagositik (Gambar l2-4).
mal dan sel asing atau abnormal sebelum melaksanakan misi Satu bagian dari molekul opsonin berikatan secara nonspesi-
destruktifnya. Jika tidak maka sel-sel ini tidak dapat secara fik dengan permukaan bakteri semenrara bagian lain molekul
selektif menelan dan menghancurkan bahan yang tidak di- opsonin berikatan dengan reseprornya yang spesifik pada
452 Bab 12
Kapiler darah Bakteri
Fagosit
Gambar 12-3
Emigrasi leukosit dari darah. Leukosit beremigrasi dari darah BAHAN KIMIA YANG DIKELUARKAN FAGOSIT
ke dalam jaringan dengan berperilaku seperti amuba dan M EMERANTARAI RESPONS PERADANGAN
menyelinap melalui pori-pori kapiler; suatu proses yang
dinamai diapedesis. Fagosit yang telah dirangsang oleh mikroba mengeluarkan
banyak bahan kimia yang berfungsi sebagai mediator respons
peradangan. Mediator-mediator kimiawi ini memicu be-
ragam aktivitas imun yang saling berkaitan, bervariasi dari
respons lokal hingga manifestasi sistemik yang menyertai
invasi bakteri. Berikut ini adalah fungsi-fungsi terpenring
membran plasma sel fagositik. Pengikatan ini memastikan sekresi fagosit:
bahwa bakteri tidak memiliki kesempatan untuk "melarikan
diri"sebelum fagosit dapat melaksanakan serangan memari-
1. Sebagian bahan kimia yang sangat destruktif, secara
langsung mematikan mikroba melalui cara-cara non-
kannya.
fagositik. Sebagai contoh, makrofag men geluarkan nitrat
oksida QVO), suatu bahan kimia serba guna yang toksik
DESTRUKSI BAKTERI OLEH LEUKOSIT
bagi mikroba sekitar (lihat h. 382). Sebagai cara destruksi
Neutrofil dan makrofag membersihkan daerah peradangan yang lebih 'halus', neutrofil mengeluarkan laktoferin,
dari agen infeksi dan toksik serta debris jaringan melalui suatu prorein yang berikatan erat dengan besi, menye-
mekanisme fagositik dan nonfagositik; tindakan pembersih- babkan besi tidak dapat digunakan oleh bakteri peng-
an ini adalah fungsi utama respons peradangan. invasi. Perkembangbiakan bakteri sangar bergantung
Fagositosis mencakup pencaplokan dan degradasi pada ketersediaan konsentrasi besi yang tinggi.
(penguraian) intrasel partikel asing dan debris jaringan. 2. Sekresi fagosit merangsang pengelu aran histamin dari sel
Makrofag dapat menelan sebuah bakreri dalam waktu kurang mast di sekitar tempat peradangan. Histamin memicu
dari 0,01 detik. Ingatlah bahwa sel fagositik mengandung vasodilatasi lokal dan peningkatan permeabilitas
banyak lisosom, yaitu organel yang berisi enzim-enzim hidro- kapiler.
litik. Setelah fagosit menginternalisasi sasaran, lisosomnya 3. Sebagian mediator fagosit memicu sistem pembehuan
menyatu dengan membran yang membungkus sasaran ter- dan antipembekuan untuk mula-mula meningkatkan
sebut dan melepaskan enzim-enzim hidrolitik ke dalam vesi- proses pengisolasian dan kemudian mempermudah di-
kel tempat enzim-enzim ini mulai menguraikan bahan yang solusi bertahap bekuan fibrosa setelah tidak lagi diperlu-
telah terperangkap itu (lihat h. 32). Fagosit akhirnya mati kan.
akibat akumulasi produk sampingan toksik dari degradasi 4. Suatu bahan kimia yang dikeluarkan oleh neutrofil,
partikel asing atau akibat pembebasan secara tak sengaja kalikrein, mengubah prekursor protein-protein plasma
bahan-bahan kimia lisosom destruktif ke dalam sitosol. Neu- spesifik yang dihasilkan oleh hati menjadi kinin yang
trofil biasanya mati setelah menelan 5 sampai 25 bakteri aktif, Kinin aktif akan memperkuat berbagai proses
sedangkan makrofag dapat bertahan jauh lebih lama dan peradangan. Sebagai contoh, kinin mengaktifkan resep-
dapat menelan hingga 100 lebih bakteri. Memang, makrofag tor nyeri sekitar sehingga ikut menimbulkan rasa nyeri
lah yang berusia lebih lama bahkan membersihkan daerah yang berkaitan dengan peradangan. Melalui mekanisme
dari neutrofil yang mati selain debris jaringan lainnya. Pus umpan balik positif, kinin juga berfungsi sebagai kemo-
yang terbentuk pada luka terinfeksi adalah kumpulan dari taksin kuat unruk menarik lebih banyak neutrofil ke
sel-sel fagositik ini, baik yang masih hidup maupun sudah tempat pertemPuran.
mati; jaringan nekrotik (mati) yang mencair akibat enzim- 5. Salah satu bahan kimia yang dikeluarkan oleh makrofag,
enzim lisosom yang dibebaskan dari fagosit; dan bakteri. pirogen endogen (PE), memicu terjadinya demam
454 Bab 12
memiliki aktivitas antiinflamasi pada konsentrasi darah nor_ Interferon dibebaskan secara nonspesifik dari semua sel
mal. Efek antiinflamasi selama ini dikaitkan hanya dengan yang terinfeksi oleh jenis virus apapun dan, pada gilirannya,
konsentrasi darah yang jauh lebih tinggi daripada kisaian dapat menginduksi aktivitas proteksi diri temporer t.rh"j"p
fisiologik normal yang dihasilkan oleh pemberian obat mirip berbagai virus di selyang dapat dicapainyr. Kar.rra itu, inter_
kortisol eksogen ("dari luar tubuh"). Namun, temuan-remuan feron membentuk strategi pertahanan umum dan cepar rer-
terakhir mengisyaratkan bahwa kortisol, yang sekresinya hadap invasi virus sampai mekanisme respons yang spesifik
meningkat sebagai respons terhadap semua keadaan penuh tetapi muncui lebih lambat beraksi.
stres, memiliki aktivitas antiinflamasi pada kadar fisiologik Selain mempermudah inhibisi replikasi virus, interferon
normal. Menurut pandangan ini, efek anriinflamasi kortisol juga memperkuat aktivitas imun lain. Sebagai contoh, bahan
memodulasi respons imun yang diaktifkan oleh stres, men- ini meningkatkan aktivitas fagositik makrofag, merangsang
cegah respons tersebut meningkat tak terkendali sehingga pembentukan antibodi, dan meningkatkan kemampr"rr r.l-
melindungi kita dari kemungkinan kerusakan akibat meka- sel pemusnah.
nisme pertahanan yang berlebihan.
Sekarang mariiah kita alihkan perhatian dari peradang-
EFEK ANTIKANKER INTERFERON
an ke interferon, komponen lain imunitas bawaan.
Interferon memiliki efek antikanker selain antivirus. Bahan
ini sangat meningkatkan efek sel-sel pemrsnah_natural killer
Nlnterferon secara transien menghambat cell dan tipe khusus limfosit T, sel T sitotobsik-yang menye_
multiplikasivirus di sebagian besar sel. rang dan menghancurkan sei yang terinfeksi virus dan sel
kanker. Selain itu, interferon itu sendiri memperlambat
Selain respons peradangan, mekanisme pertahanan bawaan pembelahan sel dan menekan pertumbuhan tumor.
lain adaiah pengeluaran interferon dari sel yang terinfeksi
virus. Interferon secara singkat menghasilkan resistensi non_
spesifik terhadap infeksi virus dengan secara rransien meng- I Natural killer ce// menghancurkan sel yang
ganggu replikasi virus yang sama atau yang tidak berkaitan di terinfeksi oleh virus dan sel kanker pada pijanan
sel-sel pejamu lain. Memang, inrerferon diberi nama karena pertama.
kemampuannya mengganggu (interfere) replikasi virus.
Narural killer (IVK) cell adalah sel alami mirip limfosit yang
EFEK ANTIVIRUS INTERFERON secara nonspesiffk menghancurkan sel yang ierinfel,si
virui
Ketika suatu virus menginvasi sebuah sei, sebagai respons dan sel kanker dengan melisiskan se.ar" langsung membran
terhadap adanya asam nuklear virus, sel membentuk-dan sel-sel tersebut saar pertama kali bertem,r. C"r" kerja dan
mengeluarkan interferon. Setelah dilepaskan ke dalam CES sasaran urama serupa dengan yang dimiliki oleh sel T
dari sel yang terinfeksi virus, interferon berikatan dengan sitotoksik, tetapi sel yang terakhir ini hanya dapar mematikan
reseptor di membran plasma sel-sel sehat sekitar atau bahian sel yang terinfeksi oleh virus rerrentu ,.1 kanker yang
"r"l.l
telah terpajan sebelumnya. Selain itu, setelah
ke sel yang terletak jauh yang dicapai melalui darah, memberi pemaj"r"r, ..1
sinyal kepada sei-sel tersebut untuk bersiap menghadapi T sitotoksik memerlukan periode p.-","rrg"r, sebelum sel
kemungkinan serangan virus. Karena itu, interfero, b.i- ini dapat melakukan serangan mematikan. Sel NK meng_
fungsi sebagai "pemberi peringatan", memberi tahu sel-sel hasilkan perrahanan nonspesifik yang cepat terhadap ..1 y"ig
sehat akan kemungkinan serangan virus dan membantu sel- terinfeksi virus dan sel kanker sebelum sel T sitototik y"n[
sel tersebut bersiap. Interferon tidak memiliki efek antivirus lebih spesifik dan lebih banyak dapat berfungsi.
langsung; zat ini memicu pembentukan enzim penghambat
virus oleh sei pejamu potensial. Ketika interferon berikatan
dengan reseptor tersebut, sel mensintesis enzim-enzim yang
I Sistem komplemen melubangi
dapat menguraikan mRNA virus (lihat h. A-25) d",
mikroorganisme.
-.rrgl
hambat sintesis protein. Kedua proses ini esensial bagi re- Sistem komplemen adalah mekanisme pertahanan lain yang
plikasi virus. Meskipun masih mampu untuk menginvari sel- beraksi secara nonspesifik sebagai respons terhadap invaj
sel yang telah diberi tahu ini, namun virus tidak dapat organisme. Sistem ini dapat diaktifkan melalui dua cara:
mengatur sintesis protein sel untuk replikasinya sendiri
(Gambar i2-5). 1. Oleh pajanan ke rantai karbohidrat rertenru yang rer_
Enzim-enzim inihibitorik yang baru terbentuk tersebut dapat di permukaan mikroorganisme tetapi tidak ter_
tetap inaktif di dalam sel pejamu potensial sampai sel tersebut dapat di sel manusia, suatu respons imun b"wa"n non,
terinfeksi virus, saar enzim diaktifkan oleh adanya asam spesifik.
nukleat virus. Prasyarat pengaktifan ini melindungi mRNA 2. Oleh pajanan ke antibodi yang dihasilkan terhadap
dan perangkat pembentuk protein milik sel dari inhibisi oleh mikroorganisme penginvasi spesifik, suatu respons imun
enzim-enzim ini seandainya tidak terjadi invasi virus. Karena didapat.
pengaktifan hanya dapat berlangsung dalam rentang waktu Pada kenyataannya, sistem ini memperoleh nama dari
terbatas maka mekanisme pertahanan ini bersifat yangka pen- fakta bahwa sistemini "melengkapi,, kerja antibodi; ini
dek. adalah mekanisme prime t yang diaktif-kan oleh antibod.i
I
Sel yang belum terinfeksi
menghasilkan enzim-enzim
inaktif yang mampu meng-
uraikan mRNAvirus dan
menghambat sintesis protein
Vir16'riasuk ke.sel
yang telah djafitifk4n
oleh interteron
Enzim penghambat
virus diakiifkan
Gambar 12-5
Mekanisme kerja interferon dalam mencegah replikasi virus. lnterferon, yang dikeluarkan dari sel yang terinfeksi virus, berikatan
dengan sel pejamu yang belum terinfeksi dan menginduksi sel-sel tersebut untuk menghasilkan enzim-enzim inaktif yang mampu
menghambat replikasi virus. Enzim inaktif ini diaktifkan hanya jika suatu virus kemudian.memasuki sel-sel yang telah bersiap ini.
untuk mematikan sel asing. Hal ini dilakukan dengan terjadi ke dalam sel korban menyebabkan sel membengkak
membentuk membrane attack complex yang melubangi sel dan pecah. Lisis yang dipicu oleh komplemen ini adalah
korban. Selain menyebabkan lisis langsung penginvasi, cara utama untuk mematikan secara langsung mikroba
jenjang komplemen juga memperkuat respons peradangan tanpa memfagositosisnya.
umum lainnya.
MEMPERKUAT PERADANGAN
PE M B E NTU KAN MEMBRAN E ATTACK COMPLEX Tidak seperti sistem berjenjang lainnya, yang fungsi satu-
Dengan cara serupa seperti sistem pembekuan dan anti- satunya berbagai komponen hingga tahap akhir adalah
pembekuan, sistem komplemen juga terdiri dari protein- pengaktifan prekursor selanjutnya dalam jenjang, beberapa
protein plasma yang diproduksi oleh hati dan beredar protein aktif dalam jenjang komplemen memiliki efek lain
dalam darah dalam bentuk inaktif. Jika komponen per- dalam memperkuat proses peradangan melalui metode
tama, Cl, diaktifkan, maka komponen ini kemudian berikut:
mengaktifkan komponen berikutnya, C2, demikian se- I Berfungsi sebagai kemotaksin, yang menarik dan menun-
terusnya, dalam suatu rangkaian reaksi pengaktifan ber- tun fagosit profesional ke tempat pengaktifan komplemen
jenjang. Lima komponen terakhir, C5 sampai C9, mem- (yaitu, tempat invasi mikroba)
bentuk kompleks protein besar mirip donat, tnembrane I Bekerja sebagai opsonin dengan mengikat mikroba dan
attacb complex (MAC), yang membenamkan dirinya ke meningkatkan fagositosisnya
membran permukaan mikroorganisme, menciptakan se- I Meningbathan uasodilatasi dan permeabilitas uaskular,
buah lubang menembus membran (Gambar 12-6). Dengan sehingga meningkatkan aliran darah ke tempat invasi
kata lain, komponen-komponen tersebut menciptakan se- I Merangsang pelepasan histamin dari sel mast di sekitar,
buah lubang. Teknik melubangi ini menyebabkan mem- yang pada gilirannya meningkatkan perubahan vaskular lokal
bran sangat permeabel (bocor); fluks osmotik air yang khas peradangan
455 Bab 12
I Mengahrifban kinin, yang semakin memperkuat reaksi
c5b-6 C7
peradangan
.9
Retikulum =
endoplasma I
I
o
o
o
o
o
n
(a) (b)
Gambar 12-8
Perbandingan sebuah sel B yang belum aktif dan sel plasma. Mikrograf elektron (a) sebuah sel B yang belum diaktifkan atau
limfosit kecil, dan (b) sebuah sel plasma. Sel plasma adalah sel B aktif. Sel ini dipenuhi oleh retikuium'endoplasma kasaryang
membengkak oleh molekul-molekul antibodi.
(Sumber: Disumbangkan oleh dr. Dorothea Zucker-Franklin, New York University Medical Center).
Antibodi disekresikan ke dalam darah atau limfe, ber- terdapat lima antibodi yang berbeda. Di dalam masing-
gantung pada lokasi sel plasma, tetapi semua antibodi akhir- masing subkelas fungsional terdapat jutaan antibodi yang
nya memperoleh akses ke darah, tempat zar ini dikenal sebagai berlainan, masing-masing mampu berikatan dengan hanya
globulin gam4 atau imunoglobulin (lihat h. 423). satu antigen tertentu.
SUBKELAS ANTIBODI
HAntibodi berbentuk Y ciarr eilkl;rslif!l<arsEkal.l
Antibodi dikelompokkan menjadi lima subkelas berdasarkan berdasarkan sifat bagban ekorrri,\id "
perbedaan dalam aktivitas biologisnya:
Antibodi dari kelima subkelas terdiri dari empat rantai poli-
I Imunoglobulin IgM berfungsi sebagai resepror per-
peptida yang saling berkaitan-dua rantai panjang yang berat
mukaan sel B untuk mengikat antigen dan disekresikan pada
dan dua rantai pendek yang ringan-yang rersusun mem-
tahap-tahap awal respon sel plasma.
bentuk huruf Y (Gambar 12-9). Karakteristik bagian lengan
I IgG, imunoglobulin terbanyak dalam darah, diproduksi
dari Y menentukan spesifsitas antibodi (yaitu, dengan antigen
dalam jumlah besar ketika tubuh kemudian terpajan ke
apa antibodi dapat berikatan). Sifat dari bagian ekor antibodi
antigen yang sama.
menentukan sifat fungsional antibodi (apa yang dilakukan
Bersama-sama, antibodi IgM dan IgG menghasilkan antibodi setelah berikatan dengan antigen).
sebagian besar dari respons imun spesifik terhadap bakteri Sebuah antibodi memiliki dua tempat pengikatan anti-
penginvasi dan beberapa jenis virus. gen identik, satu di masing-masing ujung lengan. Antigen-
I IgE ikut melindungi tubuh dari cacing parasitik dan bindingfragment (Fab, bagian pengikat antigen) ini bersifat
merupakan mediator antibodi untuk respons alergik umum, unik untuk masing-masing antibodi, sehingga setiap antibodi
misalnya hayfeuer, asma, dan urtikaria
hanya dapat berinteraksi dengan satu antigen yang secara
I IgA ditemukan dalam sekresi sistem pencernaan, per- spesifik cocok dengannya, seperti kunci dan anak kuncinya.
napasan, dan kemih-kelamin, serta dalam air susu dan air
Sangat beragamnya bagian pengikat anrigen dari berbagai
mata.
antibodi menyebabkan adanya antibodi unik dalam jumlah
sangat besar yang dapat berikatan secara spesifik dengan
I IgD terdapat di permukaan banyak sel B tetapi fungsi-
jutaan antigen berbeda.
nya belum diketahui.
Berbeda dengan bagian Fab di ujung lengan yang ber-
Perhatikan bahwa klasifikasi ini didasarkan pada fungsi variasi ini, bagian ekor setiap antibodi dalam subkelas imu-
antibodi. Pembagian ini tidak menunjukkan bahwa hanya noglobulin yang sama bersifat identik. Bagian ekor, atau
a Hwffil W NETRALISASI DAN AGLUTINASI
Antibodi dapat secara fisik menghambat sebagian antigen
a *:tJ {a I'
melaksanakan efek merugikannya. Sebagai contoh, dengan
berikatan dengan toksin bakteri, antibodi dapat mencegah
bahan kimia berbahaya ini berinteraksi dengan sel yang
rentan. Proses ini dikenal sebagai netralisasi. Demikian juga,
46O Bab 12
antibodi IgG mengaktilkan sistem komplemen yang yang berbeda. Dampak yang luar biasa adalah bahwa masing-
sama, masing dari kita dilengkapi oleh jutaan limfosit B jadi yang
2. Meningkatkan fagositosis. Antibodi, khususnya IgG, be- berbeda-beda, paling tidak satu untuk setiap kemungkinan
kerja sebagai opsonin. Bagian ekor antibodi IgG yang antigen yang mungkin kita jumpai-termasuk limfosit B yang
berikatan dengan antigen akan berikatan dengan resep- spesifik untuk bahan sintetik yang tidak ada di alam. Teori
tor di permukaan fagosit dan kemudian meningkatkan seleksi klonal menjelaskan bagaimana suaru sel B berespons
fagositosis antigen yang terikat ke antibodi tersebut. terhadap antigennya.
3. Merangsang sel pemusnah (killer ce$. Pengikatan anti- Para peneliti dalam teori imunologi semula percaya
bodi ke antigen juga memicu serangan sel pemusnah bahwa antibodi "dibuat sesuai pesanan" setiap kali ada anti-
(hiller cell, sel K) ke sel yang mengandung antigen gen asing masuk ke dalam tubuh. Sebaliknya, teori seleksi
tersebut. Sel K serupa dengan sel NK namun sel K men- klonal yang sekarang diakui menyatakan bahwa pada masa
syaratkan bahwa sel sasaran harus dilapisi oleh andbodi janin dibentuk beragam limfosit B, dengan masing-masing
sebelum sel tersebut dapat menghancurkan sel sasaran sel tersebut mampu membentuk antibodi terhadap antigen
dengan melisiskan membran plasmanya. Sel K memiliki tertentu bahkan sebelum bertemu sama sekali dengannya.
reseptor untuk bagian ekor konstan antibodi. Semua keturunan dari suatu limfosit B tertentu membentuk
Dengan cata-cara di
atas, antibodi, meskipun tidak dapat
suatu keluarga sel identik, atau klon, yang berkomitmen
secara langsung menghancurkan bakteri atau bahan asing lain
untuk menghasilkan satu jenis antibodi spesifik. Sel-sel B
yang masuk, dapat menghancurkan anrigen yang berikatan tetap berada dalam keadaan dorman, tidak benar-benar
dengannya secara spesifik, dengan memperkuar mekanisme mengeluarkan produk antibodi spesifiknya atau mengalami
pertahanan nonspesifik lain yang memarikan. pembelahan cepat sampai (atau jika tidak) berkontak dengan
antigen yang sesuai. Limfosit yang belum terpajan ke antigen
spesifiknya dikenal sebagai limfosit naif. Kedka suaru anri-
PENYAKIT KOMPLEKS IMUN
gen berhasil masuk ke tubuh, klon sel B tertentu yang me-
CATAIAN KLINIS. Kadang-kadang reaksi antigen-antibodi miliki reseptor permukaan yang spesifik terhadap antigen
yang berlebihan secara tidak sengaja menyebabkan kerusakan tersebut diaktifkan atau "terpilih" oleh pengikaran anrigen
sel normal selain sel asing penginvasi. Biasanya kompleks dengan reseptornya sehingga muncul nama teori seleksi ktinat
antigen-antibodi, yang terbentuk sebagai respons terhadap (Gambar l2-11)
invasi asing, dibersihkan oleh sel fagositik setelah mekanisme Antibodi pertama yang diproduksi oleh sel B yang baru
pertahanan nonspesifik bekerja. Namun, jika kompleks ini terbentuk adalah imunoglobulin IgM, yang tersisip di mem-
terus-menerus diproduksi dalam jumlah besar maka fagosit bran plasma sel dan bukan disekresikan. Di sini antibodi ini
tidak mampu membersihkan seluruh kompleks imun yang berfungsi sebagai tempar reseptor untuk mengikat antigen
terbentuk. Kompleks anrigen-anribodi yang tidak dibersih- spesiftk, hampir seperti "iklan" untuk jenis antibodi yang
kan akan terus mengaktifkan sistem komplemen. Komple- dapat dibentuk oleh sel tersebut. Pengikatan antigen yang
men aktif dan zat inflamatorik lain yang berlebihan dapat sesuai ke sel B sama artinya dengan "memesan" pembuat"n
"tumpah", merusak sel normal sekitar selain sel yang tidak dan sekresi antibodi tersebut dalam jumlah besar.
diinginkan. Selain itu, kerusakan tidak selalu terbatas di
tempat awal peradangan. Kompleks antigen-antibodi dapat
beredar bebas dan terperangkap di ginjal, sendi, otak, pem- I KIon terpilih berdiferensiasi menjadi sel plasma
buluh darah halus di kulit, dan di tempat lain, menyebabkan aktif dan sel memori dorman,
peradangan luas dan kerusakan jaringan. Kerusakan yang
Pengikatan anrigen menyebabkan klon sel B aktif berkem-
ditimbulkan oleh kompleks imun semacam ini disebut se-
bang biak dan berdiferensiasi menjadi dua jenis sel-sel plasma
bagai penyakit komplefts imun, yang dapat merupakan
dan sel memori. Sebagian besar turunan klon ini berkembang
penyulit suatu infelai bakteri, virus, atau parasit.
menjadi sel plasma, yaitu produsen antibodi yang mengan-
Penyakit komplela imun juga dapat berasal dari akti-
vitas peradangan berlebihan yang dipicu oleh "antigen diri"
dung tempat pengikatan anrigen yang sama dengan yang
(protein yang dibentuk oleh tubuh sendiri) dan tubuh secara terdapat di reseptor permukaan. Namun, sel plasma meng-
hasilkan antibodi IgG, yang disekresikan dan tidak tetap
salah memproduksi antibodi terhadap antigen tersebut.
Arnhis remato id teriadi melalui mekanisme ini. terikat ke membran sel. Dalam darah, antibodi tersebut ber-
ikatan dengan anrigen bebas (tidak terikat ke limfosit), me-
nandainya untuk kemudian dihancurkan oleh sistem kom-
I Seleksi klonal menentukan spesifisitas produksi plemen, ingesti fagosit, atau cara lain.
antibodi.
SEL MEMORI
Bayangkan keberagaman molekul asing yang dapat dijumpai Tidak semua limfosit B yang baru dibentuk oleh klon aktif
oleh seseorang seumur hidupnya. Namun sebuah sel B di- berdiferensiasi menjadi sel plasma penghasil antibodi. Se-
praprogram hanya untuk berespons terhadap satu dari jutaan bagian kecil berubah menjadi sel memori, yang tidak ikut
jenis antigen. Antigen lain tidak dapat berikatan dengan sel serta dalam serangan imun yang sedang berlangsung ter-
B yang sama dan memicunya untuk mengeluarkan antibodi hadap antigen tetapi tetap dorman dan memperb"rry"k klo.,
e{@-.@.
r
s
ffi
1*_ Antibodi menetralkan
toksin
Wy
rz--Antibodi spesifik
\y 1 ternadap roksin
Ie Antibodi spesifik
terhadap sel asing
II /--------\
-4".,
I (L_,/ )_
Antibodi
| {menyebaotan;
Stimulasi sel pernusnah
I
pembentukan C5_C9,
membrane attack complex Bakteri penginvasi
dilapisi oleh antibodi
I yang spesifik Lisis yang dipicu
I|
(membentuk lubang oleh sel pemusnah
di set asing)
I
Sel pemusnah
Lisis (PecahnYa)
Membrane (^ )
complex--_>t
",,""* ^-, ?-
Gambar 12-10
Bagaimana antibodi membantu eliminasi mikroba penginvasi.
Antibodi secara fisik menghambat antigen melalui (1) netralisasi
i1-," o.*."" 0..s.; ri) ;""sliiiif,an sistem kompremen, (2)
n:;:?13:f i:::.iil,i:"j11'::';,j:i,:""ilT^"Tn'.!19:':'l-"1',
memperkuat fagositosis dengan bekerja sebagai opsonin, dan (3) merangr";; s"t pemusnah.
spesifik tersebut. Jika individu yang bersangkutan kembali ling efi_sien terhadap lingkungan antigenik masing_masing
terpajan ke antigen yang sama maka sei-sel memori ini orang- Klon-klon yang spesifik terhadap anrigen yang
akan diaktif-kan dan siap untuk beraksi bahkan lebih cepat tidai
pernah dijumpai oleh seseorang akan tetap dlr-"., seumur
daripada yang dilakukan oleh limfosit awal dalam klon hidup, sementara klon yang spesifik terhadap
tersebut. anrigen_
antigen.yang ada di lingkungan orang tersebut bi"r",-ry"
Meskipun masing-masing dari kita memiliki kumpulan berkembang dan meningkar dengan tembentuk sel "k"r.,
ragam klon sel B yang pada hakikatnya samal namun kum_ memori
yang sangar peka. Berbagai klon naif rersebut memberi
puian tersebur secara bertahap berubah untuk berespons pa_ per_
lindungan terhadap parogen baru yang belum dikenai,
452 Bab 12
(a)
Berbagai
klona sel B
o'
/ dl\N / r-\\
w
\v/4
\c*19/
K#'
rs\<ee
-#tu
A*>6ia
r\=9"/
(c)
#. J.,
a
.4 A o
h. A a
%
" / Antibocli
(b)
Gamhar 12-1 1
Teori seleksi klona. (a) Klona sel B yang spesifik terhadap antigen berproliferasi dan berdiferensiasi menjadi sel plasma
dan sel
memori. (b) Sel plasma mengeluarkan antibodi yang berikatan dengan antigen bebas yang tidak melekat ke sel B. (c)
Sel memori
memperbanyak klon spesifik dan siap menghadapi pajanan antigen yang sama di kemudiJn hari.
sementara populasi sel memori yang terus berkembang memori. Jika antigen yang sama kemudian muncul kembali,
memberi perlindungan terhadap kekambuhan infeksi yang maka sel memori yang berumur panjang tersebut akan me-
pernah dialami sebelumnya. lancarkan respons sekunder yang lebih cepat, lebih kuat,
dan berlangsung lebih lama daripada yang terjadi pada res-
RESPONS PRIMER DAN SEKUNDER
pons primer. Serangan imun yang lebih cepat dan kuat ini
Selama kontak awal dengan suatu antigen mikroba, respons sering memadai untuk mencegah arau memperkecil infeksi
antibodi baru terjadi beberapa hari kemudian setelah sel pada pajanan berikutnya terhadap mikroba yang sama, dan
plasma terbentuk dan belum mencapai puncaknya dalam membentuk dasar dari imunitas jangka panjang terhadap
dua minggu (Gambar 12-12). Respons ini dikenal sebagai penyakit spesifik.
respons primer. Sementara itu, gejala-gejala khas invasi CATAIAN KLINIS. Pajanan antigen pertama yang me-
mikroba menetap sampai mikroba tersebut kalah oleh se- micu pembentukan sel memori dapat terjadi melalui penyakit
rangan imun spesifik yang ditujukan kepadanya arau orang yang didapat atau vaksinasi (Gambar 12-13). Vaksinasi secara
yang terinfeksi meninggal. Setelah mencapai puncak, kadar sengaja memajankan orang ke patogen yang telah dihilangkan
antibodi secara perlahan berkurang seiring waktu, namun kemampuannya menimbulkan penyakit tetapi masih mampu
sebagian antibodi dalam darah mungkin menetap dalam memicu pembentukan antibodi terhadap dirinya. (Untuk se-
waktu yang lebih lama. Perlindungan jangka panjang ter- jarah awal pengembangan vaksinasi, lihat fitur bola di h. 466
hadap antigen yang sama terurama dilaksanakan oleh sel Konsep, Thntangan, dan Kontroversi).
I Mingsu
I Minggu
Waktu pajanan pertama Waktu pajanan berikutnya
ke antigen mikroba ke antigen mikroba yang sama
(a) (b)
Gambar 12-12
Respons imun primer dan sekunder. (a) Respons primer pada pajanan pertama ke suatu antigen mikroba. (b) Respons sekunder
pada pajanan berikutnya ke antigen mikroba yang sama. Respons primer tidak memuncak selama dua minggu, sementara
respons sekunder mencapai puncak dalam seminggu. Kekuatan respons sekunder adalah 100 kali daripada kekuatan respons
primer. (Respons antibodi relatif adalah dalam skala logaritmik).
Sel memori tidak terbentuk untuk sebagian penyakit (reshffiing) suatu kelompok kecil fragmen gen sewaktu per-
sehingga tidak timbul imunitas jangka panjang oleh pajanan kembangan sel B, serta dengan mutasi somatik lebih lanjut
awal, seperti kasus "radang tenggorokan". Perjalanan dan ke- pada sel B yang telah terbentuk. Dengan cara ini, dapat ter-
parahan penyakit sama seriap kali orang yang bersangkutan cipta repertoar antibodi yang sangar beragam hanya dengan
terinfeksi kembali oleh mikroba yang ddak "diingat" oleh sis- menggunakan sebagian kecil cetak biru genetik.
tem imun tersebut, berapapun jumlah pajanan sebelumnya.
464 Bab 12
Bagian Bagian
"j*'{*'*
.t
ffit-- (:_ @ Tidak ada
virulensi
( )* *{
l 1:'" .:
F-t::::
: '";r"'ri:;l ;;*-l
'" Klona sel B spesifik
[ '
1
Klona sel B spesifik tiid"kti'b,,rl
penyakit
------) r i
l**"';' --l
{irnunitas
G"'r"-.t
{imunitas'ry,
-l
ll f"'""'*l
h- I
| I | I
ll"ngklllni*ntl.J lj"^l*"t"",*ni,1 I
Antibodi Antibodi
(respons primer (tidak dibutuhkan)
yang lambat, lemah)
M -
(b)
Garnbar t2-'tr3
Cara memperoleh imunitas jangka panjang. lmunitas jangka panjang terhadap suatu patogen dapat diperoleh melalui penyakit
atau divaksinasi terhadapnya. (a) Pajanan ke suatu patogen virulen (penyebab penyakit). (b) Vaksinasi dengan patogen yang
telah dimodifikasi sehingga tidak lagi virulen (yaitu tidak lagi dapat menimbulkan penyakit) tetapi masih antigenit. pacia tJaua
kasus, dihasilkan sel memori jangka panjang yang melancarkan respons sekunder cepat untuk mencegah atau memperkecil
gejala pada pajanan alami berikutnya ke patogen virulen yang sama.
yang diberikan diperoleh dari sumber lain (sering bukan kan proteksi segera terhadap penyakit atau toksin spesifik
manusia) yang telah dipajankan ke antigen bentuk lemah. namun penerima dapat membentuk respons imun terhadap
Hewan yang sering digunakan untuk membuat antibodi antibodi yang disuntikkan itu sendiri, karena antibodi ter-
yang diambil untuk imunisasi pasif adalah kuda atau domba. sebut adalah protein asing. Akibatnya mungkin adaiah reaksi
Meskipun penyuntikan serum yang mengandung antibodi alergik berat terhadap terapi, suatu keadaan yang disebut
ini (antiserum atau antitoksin) bermanfaat untuk mencipta- sebagai serum sicbness.
466 Bab 12
antigen yang ada di eritrosit penerima kurang penting kecuali atau positif-Rh. Faktor Rh memiliki makna medis penting
jika dilakukan transfusi dalam jumlah besar, karena anribodi dalam keadaan di mana ibu negatif-Rh membentuk antibodi
donor mengalami banyak pengenceran oleh plasma penerima terhadap eritrosit janin positif-Rh yang dikandungnya, suaru
sehingga tidak banyak eritrosit penerima yang rusak. keadaan yang dikenal sebagai eritroblastosis fetalis, atau
Interaksi antibodi dengan antigen eritrosit dapat menye- penyakit hemolitik pada neonatus (lihat h. 493).
babkan aglutinasi (penggumpalan) atau hemolisis (pecahnya) Kecuali pada keadaan yang sangar darurat, akan lebih
sel darah merah yang diserang. Aglutinasi atau hemolisis sel aman jika dilakukan pencocokan silang darah secara indi-
darah merah donor oleh antibodi dalam plasma penerima
kadang dapat menyebabkan reaksi transfusi fatal (Gambar
12-14). Gumpalan sel donor dapat menyumbat pembuluh-
pembuluh darah halus. Selain itu, salah satu akibat paling Donor golongan
mematikan dari transfusi yang tidak cocok adalah gagal ginjal darah B
Penerima dengan
akut akibat dibebaskannya sejumlah besar hemoglobin d"ri darah golongan A
eritrosit donor yang rusak. Jika kadar hemoglobin bebas
dalam plasma melewati suatu tirik kritis maka akan terjadi
pengendapan hemoglobin di ginjal yang menyumbat
struktur-struktur pembentuk urin dan menimbulkan gagal
ginjal akut.
A,ntigen B
X
DONOR DAN PENERIMA DARAH UNIVERSAL
Karena orang golongan O tidak memiliki anrigen A atau B \-{
maka eritrosit mereka tidak akan diserang oleh antibodi
anti-A atau anti-B sehingga mereka dianggap sebagai donor
il',"i:J:[# \
universal. Darah mereka dapat ditransfusikan ke orang
dengan semua golongan darah. Namun, orang golongan O
hanya dapat menerima darah golongan O, karena antibodi
1
anti-A dan anti-B dalam plasma mereka akan menyerang
antigen A atau B yang ada dalam darah donor. Sebaliknya,
orang golongan AB disebur penerima universal. Karena ti-
dak memiliki antibodi anti-A dan anti-B mereka dapat me-
nerima darah donor dari golongan apapun, meskipun mereka Sel darah merah
hanya dapat mendonasikan darah ke orang dengan golongan dari donor menggumpal
AB. Karena memiliki antigen A dan B maka eritrosit mereka
akan diserang jika ditransfusikan kepada orang dengan anti-
bodi terhadap salah satu dari kedua anrigen tersebur.
Namun, istilah donor uniuersal dan penerima uniuersal
menyesatkan. Selain sistem ABO, banyak anrigen erirrosit
dan antibodi plasma lain dapat menyebabkan reaksi transfusi,
dan yang terpenting adalah faktor Rh.
468 Bab 12
Bakteri :rvasir
&
F-F-
.q
Makrofag mengeluarkan
interleukin 1, yang F^,
meningkatkan proliferasi sel B
2lS-
w
dan sekresi antibodi
+
Makrofag "mengolah dan menyajikan"
antigen bakteri kepada klona
I
a-3-
limfosit B dan T yang spesifik
uniuk antigen tersebut
'--r*'
+
t@)
+
@
+-
\ \/ :JJiiii;Lii,:l
\r
S::!
Sei Dii:srn:.
\/ ! uuo
L-,',
!
Antillr.roi
siasi menjadi sel T. Tidak seperti sel B, sel T diaktifkan oleh Pentingnya persyaratan antigen rangkap ini dan sifat antigen
antigen asing hanyajika antigen tersebur berada di permuka- diri akan dibahas berikur ini.
an suatu sel yang juga membawa penanda identitas individu Setelah pemajanan ke antigen yang sesuai biasanya terdapat
yang bersangkutan; yaitu, anrigen asing dan antigen diri jeda waktu beberapa hari sebelum sel T yang telah tersensitisasi
harus bersama-sama berada di permukaan sel sebelum sel T atau teraktifl<an siap melancarkan serangan imun selular. Ketika
dapat berikatan dengannya. Selama pendidikan di timus, sel terpajan ke kombinasi anrigen spesifik, sel-sel dari klon sel T
T belajar mengenal antigen asing hanya dalam kombinasi komplementer berproliferasi dan berdiferensiasi selama beberapa
dengan antigen jaringan sendiri-suatu pelajaran yang di- hari, menghasilkan sel T efektor aktif dalam jumlah besar yang
turunkan kepada semua progeni sel T di kemudian hari. melaksanakan berbagai respons selular.
: . ':
Tabel 12-3
Limfosit B versus T
Antibodi yang tersisip di membran plasma Terdapat reseptor permukaan yang berbeda dari
berfungsi sebagai reseptor permukaan; antibodi; sangat spesifik
sangat spesifik
Antigen ekstrasel misalnya bakteri, virus Antigen asing yang berkaitan dengan antigen
bebas, dan benda asing lain dalam darah diri, misalnya sel yang terinfeksi oleh virus
Ya Ya
SEL T MEMORI -m
'o:
di CES oleh
ini dihancurkan secara langsung
salah satu dari kedua metode
antibodi penetral, dan sistem kom-
sel fagositik,
Sel T sitotoksik mengenal
dan mengikat antigen
asing spesifik (antigen
,,'il=
\ \iil I
Sel T sitotoksik
plemen. Sementara itu sel T sitotoksik, yang tidak mengalami virus) yang berikatan
Resepto\----l
sel T# Kompleks
cedera selama proses berlangsung, dapat berpindah ke sel dengan antigen diri antigen diri
dan antigen
pejamu lain yang terinfeksi untuk mematikannya.
asing
Sel-sel sehat di sekitar menggantikan sel yang hilang
melalui pembelahan sel. Untuk menghentikan infeksi virus
biasanya hanya diperlukan penghancuran sebagian sel pe-
jamu. Namun; jika virus memiliki kesempatan untuk ber-
Sel pejamu yang terinfeksi oleh virus
kembang biak, dengan virus yang bereplikasi meninggalkan
sel semula dan menyebar ke sel pejamu lainnya, maka meka-
tangkah @
nisme sel T sitotoksik dapat mengorbankan banyak sel pe- Sel T sitotoksik mengeluar-
jamu sehingga dapat terjadi malfungsi serius. kan bahan kimia yang
menghancurkan sel yang
Ingatlah bahwa mekanisme pertahanan r.ronspesifik lain
diserang sebelum virus
juga bekerfa untuk meiawan infeksi virus, terutama sel NK, dapat masuk ke nukleus
interferon, makrofag, dan sistem komplemen. Seperti biasa, dan mulai bereplikasi
terbentuk kerja sama rumit antara berbagai sistem pertahanan '4 l .ir
imun yang ditujukan untuk melawan invasi virus tersebut t,::::1rl
(Tabel r2-4).
472 tsab i2
dan memicu perubahan intrasel yang menghentikan replikasi
vi rus.
I SelT penolongmengeluarkan bahan kimia yang
memperkuat aktivitas sel imun lain.
CATAIAN KLINIS. Kenyataan bahwa sebagian virus,
misalnya virus herpes, menetap bertahun-tahun di sel saraf, Berbeda dari sel T sitotoksik, sel T penolong bukan sel pe-
kadang-kadang kambuh dan menimbulkan gejala, membuk- musnah. Sel T penolong mengeluarkan bahan-bahan kimia
tikan bahwa antibodi mekanisme intraneuron tidak dapat yang diklasifikasikan sebagai sitokin yang "membantu", arau
melindungi neuron secara total dari infeksi virus. memperkuat, hampir semua aspek respons imun.
Granula yang
mengandung
molekul perforin
@ nfinut pengikatan ini, granula killercell yang mengandung perforin menyatu dengan membran piasma
Granuta membebaskan perforinnya dengan eksositosis ke dalam kantung kecil di ruang antarsel antara killer cell dan sel sasaranny
@
eaOa pajanan ke Ca'?. di ruang CES, masing-masing molekul perforin berubah bentuk dari bulat menjadi silindrrs
@
@ Vot"t rt-rolekul perforin yang ielah mengalami remodeling berikatan dengan membran sel sasaran dan menyusup ke dalamnya
@ nori memungkinkan garam dan HrO lewat sehingga sel sasaran membengkak dan pecah
ffiarnhar tZ-'tr8
Mekanisme pemusnahan oleh killer cel/. (a) Perincian proses pemusnahan. (b) Pembesaran pori yang dibentuk oleh perforin di
sel sasaran. Perhatikan kemiripan dengan membrane attackcomplex yang dibentuk oleh molekul-molekul komplemen (lihat
Gambar 12-6, h. 457)
(Sumber: Diadaptasi dari ilustrasi oleh Dana Burns-Pizer dalam John Ding-E Young and Zanvil A, Cohn, "How Killer Cells Kill".
Hak cipta @ 1988 Scientific American, Scientific American, lnc. Hak cipta dilindungi oleh undang-undang).
474 Bab 12
nada keseluruhan respons imun spesifik dengan menentukan proliferasi. Reaksi ini disebut sebagai anergi klonal
apakah subset sel Tr,1 atau Tn2 yang mendominasi. Pada (anergi artinya "tidak memiliki energi") karena sel T
kasus yang biasa, sitokin-sitokin yang dikeluarkan men- mengalami inaktivasi (yaitu "menjadi malas") dan
dorong perkembangan respons imun yang sesuai dengan bukan diaktifkan oleh antigennya. Anergi klonal ada-
ancaman yang sedang dihadapi. lah cadangan bagi delesi klonal. Klon limfosit yang
Apa yang secara normal mencegah sistem imun didapat mengalami anergi dapat bertahan hidup tetapi tidak
menyerang anrigen tubuh sendiri? Kita akan membahas isu berfungsi.
ini selanjutnya. Penyuntingan reseptlr. Cara yang baru diketahui untuk
melenyapkan sel-sel B reaktif diri dari tubuh adalah
dengan penyuntingan reseptor. Dengan mekanisme
I Sistem imun dalam keadaan normal toleran ini, jika suatu
sel B yang memiliki reseptor untuk salah
terhadap antigen diri. satu antigen tubuh menjumpai antigennya maka sel B
tersebut dapat lolos dari kematian atau anergi seumur
Kata toleransi dalam konteks ini merujuk kepada fenomena hidup dengan cepat mengubah reseptor antigennya
"mencegah sistem imun menyerang jaringan tubuh sendiri". menjadi versi non-diri. Dengan cara ini, sel B yang se-
Dalam proses "cut, shffie, and paste" (tata ulang) genetik mula reaktif terhadap antigen diri menjalani "rehabili-
yang berlangsung selama perkembangan limfosit, terbentuk tasi" sehingga sel tersebut tidak pernah lagi menyerang
sebagian sel B dan sel T yang kebetulan dapat bereaksi ter- jaringan tubuh sendiri.
hadap antigen-antigen jaringan tubuh sendiri. Jika dibiarkan 4. Inhib^i oleh sel T regulatorik. Sel-sel penekan ini mung-
berfungsi maka klon limfosit ini dapat menghancurkan tu- kin berperan dalam toleransi dengan menghambat se-
buh orang itu sendiri. Untungnya, dalam keadaan normal cara terus-menerus sebagian klon limfosit yang spesifik
sistem imun tidak menghasilkan antibodi atau sel T aktif ter- terhadap jaringan tubuh sendiri.
hadap antigen tubuh sendiri tetapi mengarahkan kemampu-
5. Ketidahtahuan imunologih, yang juga dikenal sebagai
an destruktifnya hanya kepada antigen asing. pengasingan antigen. Sebagian molekul diri dalam ke-
Terdapat paling sedikit enam mekanisme yang berperan adaan normal tersembunyi dari sistem imun karena
dalam toleransi: tidak pernah berkontak langsung dengan CES tempat
1. Delesi klonal. Sebagai respons terhadap pajanan terus- sel imun dan produk-produknya beredar. Salah satu
menerus ke antigen-antigen tubuh pada awal perkem- contoh antigen yang "terasing" ini adalah tiroglobulin,
bangannya, klon-klon limfosit yang secara spesifik suatu protein kompleks yang tersimpan dalam struktur
mampu menyerang antigen diri sebagian besar dihan- penghasil hormon di kelenjar tiroid (lihat h.757).
curkan secara permanen. Delesi klonal ini dilaksanakan 6. Keistimewaan imun. Beberapa jaringan, terutama tes-
dengan memicu apoptosis sel-sel imatur yang sebenar- tis dan mata, memiliki keistimewaan imun, karena
nya akan bereaksi dengan protein tubuh sendiri. Elimi- keduanya lolos dari serangan imun meskipun dirrans-
nasi fisik ini adalah mekanisme utama terbentuknya plantasikan ke orang yang tidak memiliki hubungan
toleransi. darah. Para ilmuwan baru-baru ini menemukan bah-
2. Anergi klonal. Ixllah anergi klonal adalah bahwa lim- wa membran plasma sel di jaringan dengan keistime-
fosit harus menerima dua sinyal spesifik secara ber- waan imun ini memiliki suatu molekul spesifik yang
samaan agar dapat diaktifkan ("dinyalakan"), satu dari memicu apoptosis limfosit aktif yang dapat merusak
antigen yang sesuai dan satu dari molekul ko-stimu- jaringan.
latorik (kosinyal) yang dikenal sebagai 87 yang terdapat
hanya di permukaan sel penyaji antigen. Kedua sinyal
yang terbentuk untuk antigen asing tersebut disajikan I Penyakit otoimun tirnbul akibat hilangmya
kepada limfosit oleh sel penyaji antigen. Jika sel B atau
toleransi terhadap antigen diri.
sel T telah diaktifkan karena menemukan antigen yang
sesuai disertai sinyal ko-stimulatorik, maka sel tersebut CATAIAN KLINIS. Kadang-kadang sistem imun gagal
tidak lagi membutuhkan ko-sinyal untuk berinteraksi membedakan antara anrigen asing dan antigen diri serta
dengan sel lain. Sebagai contoh, sel T sitotoksik yang melakukan serangan yang merusak terhadap satu atau lebih
telah aktif dapat menghancurkan semua sel yang ter- jaringan tubuh sendiri. Suatu keadaan di mana sistem imun
infeksi oleh virus yang memiliki antigen virus meski- gagal untuk mengenal dan toleran terhadap antigen diri yang
pun sel pejamu tersebut tidak memiliki ko-sinyal. Se- berkaitan dengan jaringan rerrenru dikenal sebagai penyakit
baliknya, sinyal ganda ini-antigen plus ko-sinyal-tidak otoimun (oto artinya "sendiri"). Otoimunitas mendasari le-
pernah ada untuk antigen diri karena antigen-antigen bih dari 80 penyakit, yang banyak diantaranya telah dikenal
ini tidak diproses oleh sel penyaji antigen yang memiliki luas. Contoh-contohnya adalah sklerosis multipel, artritis
kosinyal. Pajanan pertama ke satu sinyal dari antigen rematoid, dan diabetes melitus tipe 1. Sekitar 50 juta orang
diri malah memadamhan sel T yang kompatibel, me- Amerika menderita suatu jenis penyakit otoimun, dengan
nyebabkan sel tersebut tidak responsif terhadap pa- insidens sekitar tiga kali lebih tinggi pada wanita daripada
janan antigen selanjutnya, bukan mendorong sel ber- pria.
-l
.i:'iii c-iE n Lr bu h 475
\.
Penyakit otoimun dapat timbul karena sejumlah sebab: sehingga akhirnya berbalik menyerang antigen-antigen
ibu yang mirip.
t. Pajanan terhadap antigen diri yang dalam keadaan
normal tidak dapat diakses kadang-kadang memicu se- Apa sifat anrigen diri yang dipelajari oleh sistem imun
rangan imun terhadap antigen-antigen tersebut. Karena untuk dikenali sebagai penanda sel tubuh sendiri? {nilah
biasanya tidak pernah terpajan ke berbagai antigen diri topik di bagian berikutnya.
yang tersembunyi maka sistem imun tidak "belajar"
toleran terhadap mereka. Pemajanan secara tak disengaja
terhadap antigen yang secara normal tidak dapat diakses I Kompleks histokompatibilitas mayor adalah
oleh sistem imun karena kerusakan jaringan yang di- kode untuk antigen diri.
timbulkan oleh cedera atau penyakit dapat memicu
serangan imun cepat terhadap jaringan yang terkena, Antigen diri adalah glikoprotein (protein dengan gula me-
seolah-olah protein diri ini adalah benda xing. Penyakit lekat padanya) yang terikat ke membran plasma dan dikenal
Hashimoto, yang melibatkan pembentukan antibodi ter- sebagai molekul MHC karena sintesisnya diarahkan oleh
hadap tiroglobulin dan rusaknya kemampuan kelenjar sekelompok gen yang dinamai major histocornpatibilit!
tiroid menghasilkan hormon, adalah salah satu contoh- complex (kompleks histokompatibilitas mayor) atau MHC.
nya. Antigen ini sama dengan molekul MHC yang mendampingi
2. Antigen diri normal mungkin mengalami modifikasi antigen asing yang telah difagosit oleh sel penyaji antigen
oleh faktor-faktor seperti obat, bahan kimia lingkungan, untuk ditampikan ke permukaan sel oleh sel penyaji antigen.
virus, atau mutasi genetik sehingga tidak lagi dikenal Cen MHC adalah gen yang paling bervariasi pada manusia.
dan ditoleransi oleh sistem imun. Lebih dari 100 molekul MHC telah berhasil ditemukan pada
), Terpajannya sistem imun ke suatu anrigen asing yang jaringan manusia, tetapi setiap orang memiliki kode untuk
secara struktural hampir identik dengan suatu anrigen hanya 3 sampai 6 dari kombinasi antigen yang mungkin.
diri dapat memicu produksi antibodi atau mengaktifkan Karena besarnya jumlah kombinasi yang mungkin maka pola
limfosit T yang tidak saja berinteraksi dengan antigen pasti molekul MHC bervariasi dari satu orang ke orang lain,
asing tersebut tetapi juga bereaksi silang dengan antigen mirip dengan "sidik jari biokimia" atau "kartu identifikasi
tubuh yang mirip tersebut. Salah satu contoh mimikri molekular" kecuali pada kembar identik, yang memiliki anti-
molekul ini adalah bakteri streptokokus penyebab gen diri yang sama.
"radang tenggorokan". Bakteri ini memiliki anrigen- Kompleks histokompatib rlitas (h i s to :j,ny a " j aringan'
^t
antigen yang strukturnya sangat mirip dengan antigen kompatibilitas arrinya "kemampuan berteman") diberi nama
diri di jaringan yang melapisi katup jantung sebagian demikian karena gen-gen ini dan antigen diri yang disandi,
orang, di mana antibodi yang terbentuk terhadap orga- nya pertama kali diketahui dalam kaitannya dengan penen-
nisme streptokokus juga dapat berikatan dengan jaring- tuan dpe jaringan (serupa dengan penenruan golongan da-
an jantung ini. Respons peradangan yang terjadi me- rah), yang dilakukan untuk memperoleh padanan yang paling
rupakan penyebab lesi katup jantung karena demam cocok untuk tandur dan cangkok jaringan. Namun, pemin-
rematik. dahan jaringan dari satu orang ke orang lain tidak secara
normal terjadi di alam. Fungsi alami antigen MHC terletak
4. Studi-studi baru mengisyararkan adanya kemungkinan
pada kemampuannya mengarahkan respons sel I bukan pe-
lain sebagai pemicu penyakit otoimun, yang dapat men-
jelaskan mengapa banyak dari penyakit ini lebih sering ran antigenik mereka dalam menolak jaringan transplantasi.
terjadi pada wanita daripada pria. Secara tradisional, Molekul MHC sendiri di permukaan suatu sel memberi
sinyal kepada sistem imun "Jangan ganggu saya, saya bagian
para ilmuwan berspekulasi bahwa bias jenis kelamin
pada penyakit otoimun agaknya berkaitan dengan per-
dari anda". Sel T biasanya berikatan dengan andgen diri
bedaan hormon. Namun, temuan-temuan terakhir me-
MHC hanya ketika antigen ini berkaitan dengan suatu anti-
gen asing, misalnya protein virus, yang disajikan di permuka-
nunjukkan bahwa lebih tingginya insidens penyakit des-
truksi diri ini pada wanita mungkin berkaitan dengan an sel di alur di bagian atas molekul MHC. Karena itu,
reseptor sel T hanya berikatan dengan sel tubuh yang mem-
kehamilan. Para peneliti telah mempelajari bahwa sel
janin, yang sering mendapat akses ke aliran darah ibu beri pernyataan - dengan memiliki anrigen diri dan non diri
sewaktu trauma persalinan dan pelahiran, kadang ber-
di permukaannya-"Saya, salah satu dari anda, telah diserang.
edar di tubuh ibu selama beberapa dekade setelah ke-
Ini ciri-ciri musuh yang terdapat di dalam tubuh s ayi' .Hanya
hamilan. Sistem imun biasanya membersihkan sel-sel ini sel T yang secara spesifik cocok dengan antigen diri dan
antigen asing tersebut yang dapat berikatan dengan sel yang
dari tubuh ibu setelah pelahiran, tetapi studi-studi
mengenai salah satu penyakit otoimun membuktikan terinfeksi tersebut.
bahwa para wanita dengan penyakit ini lebih besar ke-
mungkinannya mengalami persistensi sel janin di dalam PENEMPATAN PEPTIDAASING DI MOLEKUL MHC
darah mereka dibandingkan dengan wanita sehat. Me- Tidak seperti sel B, sel T.tidak dapat berikatan dengan anti-
netapnya antigen janinyang serupa tetapi tidak identik gen asing yang tidak berikatan dengan antigen diri. Akan sia-
yang tidak dibersihkan secara dini sebagai benda asing sia bagi sel T untuk berikatan dengan antigen ekstrasel
mungkin memicu serangan imun samar yang perlahan bebas-mereka tidak dapat melawan benda asing kecuali jika
476 Bab 12
benda asing tersebut intrasel. Protein asing mula-mula harus
diuraikan secara enzimatis di dalam sel tubuh menjadi
fragmen-fragmen kecil yang dikenal sebagai peptida. Peptida
antigenik ini disisipkan ke dalam alur pengikat molekul
MHC yang baru dibentuk sebelum kompleks MHC-antigen
asing berjalan ke permukaan membran sel. Setelah ditampil-
kan di permukaan sel, keberadaan kombinasi anrigen diri dan
antigen asing membangunkan sistem imun terhadap keber-
adaan mikroba asing di dalam sel. Reseptor sel T yang sangat
spesiftk kemudian berikatan dengan kompleks MHC-
antigen asing secara komplementer. Struktur pengikatan ini
dapat diibaratkan seperti hot dog dalam roti gulung, dengan
molekui MHC sebagai bagian dasar roti, reseptor sel T
bagian atas roti, dan antigen asing sebagai hot dog-nya
(Gambar 12-19). Pada kasus sel T sitotoksik, hasil akhir dari
pengikatan ini adalah destruksi sel tubuh yang terinfeksi.
Karena sel T sitotoksik tidak berikatan dengan antigen diri
MHC tanpa adanya antigen asing maka se1 tubuh normal
terlindung dari serangan mematikan sistem imun.
Ditemukan di permukaan
Hanya dikenali oleh sel imun khusus (sel B, Dikenali hanya oleh
sel T sitotoksik sel T sitotoksik, dan sel T penolong
makrofag)
sangat bermanfaat dalam menekan secara selektif aktivitas sebabkan oleh virus tumor, yang mengubah sel yang mereka
yang diperantarai oleh sel T sementara imunitas humoral sel invasi menjadi se kanker. Diperkirakan sistem imun menge-
B dibiarkan utuh. Sebagai contoh, siklosporin menghambat nal sel kanker karena sel ini memiliki antigen permukaan
interleukin 2, sitokin yang dikeluarkan oleh sel T penolong yang baru dan berbeda di samping anrigen diri normal sel,
yang diperlukan untuk ekspansi klon sel T sitotoksik ter- karena mutasi genetik atau invasi oleh suatu virus tumor.
tentu. Selain itu, suatu teknik baru yang sedang dalam penye-
lidikan mungkin dapat mencegah secara sempurna penolak-
TUMOR JINAK DAN GANAS
an jaringan cangkokan bahkan dari donor yang tidak cocok.
Teknik ini melibatkan pemakaian antibodi yang dibuat khu- CATAIAN KLIMS. Multiplikasi dan pertumbuhan sel secara
normal berada di bawah kontrol ketat, tetapi mekanisme-meka-
sus untuk menghambat aspek-aspek tertentu dalam proses
nisme regulatoriknya umumnya belum diketahui. Multiplikasi
penolakan. Jika terbukti aman dan efektil teknik ini akan
sel pada orang dewasa umumnya terbatas untuk menggantikan
berdampak besar pada transplantasi jaringan.
sel yang hilang. Selain itu, sel-sel umumnya "menghargai" rempat
. Sekarang marilah kita melihat secara lebih detil peran
sel T dalam mempertahankan tubuh dari dan ruangnya dalam masyarakat sel tubuh. Namun, jika suatu
sel kanker.
sel yang telah berubah menjadi sel rumor berhasil Iolos dari
destruksi imun maka sel tersebut menantang kontrol normal
I Surveilans imun terhadap sel kanker melibatkan atas proliferasi dan posisinya. Multiplikasi tak terkendali sebuah
kerja sama di antara berbagai sel imun dan sel tumor menghasilkan tufiror yang terdiri dari klon sel-sel
interferon. yang identik dengan sel muran semula.
Jika tumbuh lambat, tetap berada di lokasinya semula, dan
Selain menghancurkan sel pejamu yang terinfeksi oleh virus, tidak menginfiltrasi (menyebuk) jaringan sekitar maka massa ini
fungsi penting lain sistem sel T adalah mengenal dan meng- dianggap tumor jinak. Sebaliknya, sel yang mengalami trans-
hancurkan sel tumor yang baru te.rbentuk dan berpotensi formasi dapat membelah diri dengan cepat dan membentuk
menjadi kanker sebelum sel ini memiliki kesempatan untuk suatu massa invasif yang tidak memiliki perilaku "altruistik"
berkembang biak dan menyebar, suaru proses yang dikenal ('tidak egois") khas sel normal. Tirmor invasif ini adalah tumor
sebagai surveilans imun. Paling tidak sekali sehari, rara-rata, ganas/maligna, arau kanker. Sel tumor ganas biasanya tidak
sistem imun anda menghancurkan satu sel mutan yang ber- melekat erat ke sel-sel normal sekitar sehingga sering sebagian
potensi menjadi kanker. Setiap sel normal dapat berubah dari sel kanker terlepas dari tumor induk. Sel kanker "emigran"
menjadi sei kanker jika terjadi mutasi di gen-gennya yang ini diangkut oleh darah ke daerah baru, tempat sel-sel tersebut
mengatur pembelahan dan pertumbuhannya. Mutasi se- melanjutkan proliferasinya, membentuk banyak tumor ganas.
macam ini dapat terjadi secara kebetulan atau, yang lebih Kata metastasis (anak sebar) digunakan unruk menjelaskan
sering, akibat pajanan ke faktor karsinogenik (penyebab penyebaran kanker ke bagian tubuh lain.
kanker) misalnya radiasi pengion, bahan kimia lingkungan Jika terdeteksi secara dini, sebelum bermetastasis, maka
tertentu, atau iritan fisik. Selain itu, beberapa kanker di- tumor ganas dapat diangkat dengan pembedahan. Sekali sel
478 Bab 12
kanker telah menyebar dan tersemai di banyak tempat, maka Sel kanker
pengangkatan keganasan secara bedah tidak dapat dilakukan.
Dalam ha1 ini, obat-obat yang mengganggu sel yang cepat
membelah dan tumbuh, misalnya obat kemoterapetik rer-
tentu, digunakan sebagai upaya untuk menghancurkan sel T
ganas. Sayangnya, obat-obat ini juga mengganggu sel tubuh E
a!d
normal, terutama sel yang berproliferasi cepat seperti sel
:<
darah dan sei yang melapisi bagian dalam saluran cerna. r1
E.q
Kanker yang tidak diobati umummya menyebabkan ke-
matian, untuk beberapa alasan yang berkaitan. Massa ganas yang -m
o:
tumbuh tak terkendali menyingkirkan sel normal dengan ber- ol2
saing ketat memperebutkan nutrien dan ruang, namun sel kan- oq
ker tidak dapat mengambil alih fungsi-fungsi sel yang mereka
CJ
hancurkan. Sel kanker biasanya tetap imatur dan tidak meng- mP
alami spesialisasi, sering malah mirip sel mudigah (Gambar 12- OL
21). Sel ganas yang berdiferensiasi buruk ini tidak memiliki Gamkrar 12-21
kemampuan untuk melakukan fungsifungsi khusus jenis sel Perbandingan sel normal dan sel kanker di saluran napas
normal dari mana mereka bermutasi. Organ yang terkena secara besar. Sel normal memperlihatkan silia khusus, yang secara
gradual mengalami kerusakan hingga ke tahap di mana organ terus-menerus berkontraksi dalam gerakan seperti pecut
untuk menyapu debris dan mikroorganisme dari saluran napas
tersebut tidak lagi dapat melakukan fungsi-fungsi untuk mem-
sehingga mereka tidak masuk ke bagian paru yang lebih
pertahankan kehidupan, dan orang tersebut meninggal. dalam. Sel kanker tidak bersilia sehingga tidak mampu
melakukan tugas pertahanan khusus ini.
(-
z-
l
ffi
Meningkatkan v"ns"ruurr,"n veninorat<anf I Mengeluarkan Mengeluarkan Meningkatkan
+ I I +
Sel T sitotoksik
(sebelum pajanan
ke sel kanker)
I -l
Bahan kimia toksik
Fr""l"'i,
Secara langsung menyerang dan
menghancurkan sel kanker
)
.Dimulai di sini
Gambar'12-22
Surveilans imun terhadap kanker. lnteraksi sel T sitotoksik, sel natural kil/er, makrofag, dan interferon dalam melawan kanker.
480 Bab 12
Lebih Dekat dengan Fisiologi Olahraga
Olahraga: Menguntungkan atau Merugikan bagi Sistem Pertahanan lmun?
Selama bertahun-tahun orang yang kali lebih sering mengalami infeksi mengidap flu atau masuk angin dalam
menjalani olahraga moderat meng- pernapasan daripada mereka yang enam jam pertama setelah pertanding-
klaim bahwa mereka lebih jarang berlatih kurang dari 20 mil seminggu an yang melelahkan.
masuk angin ketika kondisi aerobik dalam dua bulan sebelum lomba. Pada Namun, suatu penelitian yang
mereka sedang baik. Sebaliknya, atlet penelitian lain, 10 atlet elit diminta mengevaluasi efek program olahraga
elit dan para pelatihnya sering berlari di treadmill selama tiga jam moderat di mana sekelompok wanita
mengeluh tentang jumlah infeksi dengan kecepatan yang sama seperti berjalan 45 menit setiap hari, 5 hari
saluran napas yang tampaknya dialami yang akan mereka lakukan jika seminggu, selama 15 minggu menda-
oleh para atlet pada puncak musim bertanding. Pemeriksaan darah setelah patkan bahwa kadar antibodi dan
kompetisi mereka. Hasil studi-studi lari ini menunjukkan bahwa aktivitas aktivitas sel natural killer para wanita
ilmiah terakhir mendukung kedua sel natural kil/er telah berkurang tersebut meningkat selama program
klaim ini. Dampak olahraga pada sebesar 25% sampai 50% dan penu- olahraga. Studi-studi lain tentang
sistem imun bergantung pada runan ini berlangsung hingga enam program olahraga moderat yang
intensitas olahraga. jam. Para pelari juga memperlihatkan menggunakan sepeda stasioner pada
Penelitian pada hewan membukti- peningkatan 60% hormon stres orang berusia lebih dari 65 tahun
kan bahwa olahraga intensitas tinggi kortisol, yang diketahui menekan menunjukkan adanya peningkatan
setelah infeksi yang disengaja menye- imunitas. Studi-studi lain memperlihat- aktivitas sel natural kil/er sebesar yang
babkan infeksi bertambah parah. Olah kan bahwa atlet memiliki kadar lgA terjadi pada orang berusia muda.
raga moderat yang dilakukan sebelum liur yang lebih rendah dibandingkan Sayangnya, beberapa penelitian
infeksi atau implantasi tumor, sebalik- dengan subyek kontrol dan bahwa yang dilakukan pada mereka yang
nya, menyebabkan infeksi lebih ringan imunoglobulin mukosa pernapasan terinfeksi virus imunodef isiensi
dan pertumbuhan tumor lebih lambat mereka berkurang setelah olahraga manusia (HlV, virus AIDS) tidak
pada hewan percobaan. berat yang berkepanjangan. Hasil-hasil mendapatkan perbaikan fungsi imun
Studi-studi pada manusia juga ini mengisyaratkan terjadinya dengan olahraga. Studi-studi ini
mendukung hipotesis bahwa olahraga penurunan resistensi terhadap infeksi membuktikan bahwa pasien positif-HlV
yang melelahkan menekan pertahanan pernapasan setelah olahraga dengan dapat memperoleh kekuatan melalui
imun sementara olahraga sedang intensitas tinggi. Berdasarkan hasil- latihan resistensi dan meningkatkan
merangsang sistem imun. Survei hasil ini, para peneliti di bidang ini kesejahteraan psikologisnya melalui
terhadap 2300 pelari yang berkom- menganjurkan agar atlet menghindari olahraga dan mereka tidak mengalami
petisi dalam suatu maraton besar sebisa mungkin pajanan ke virus akibat buruk dari olahraga yang
menunjukkan bahwa mereka yang pernapasan dengan menghindari moderat.
berlatih lebih dari 60 mil seminggu dua tempat yang ramai atau orang yang
kait yang dikeluarkan selama respons stres menekan sistem (respons imun terlalu lemah) dan serangan imun yang tidak
imun. Stres fisik, psikologis, dan sosial dikaitkan dengan sesuai (respons imun yang berlebihan arau salah sasaran).
peningkatan kerentanan terhadap infeksi serta kanker dan
hal ini terutama berkaitan dengan penekanan sistem imun
oleh stres. Karena itu, resistensi tubuh terhadap penyakit I Penyakit imunodefisiensi terjadi akibat
dapat dipengaruhi oleh keadaan mental-conroh dari " mind
insufisiensi respons imun.
ouer matter" .
Terdapat keterkaitan penting lain antara sistem imun CATAIAN KLINIS. Penyakit imunodefisiensi terjadi jika
dan saraf selain dengan koneksi kortisol. Sebagai contoh, sistem imun gagal berespons secara adekuat terhadap invasi
banyak organ sistem imun, misalnya timus, limpa, dan asing. Penyakit ini dapat bersifat kongenital (terdapat sejak
kelenjar limfe, disarafi oleh sistem saraf simpatis, cabang lahir) atau didapat (nonherediter), dan mungkin hanya
sistem saraf yang aktif selama situasi "lawan-atau-lari" mengganggu imunitas yang diperantarai oleh antibodi, imu-
(lihat h. 260). Dalam arah yang berlawanan, sekresi sistem
nitas yang diperantarai oleh sel, atau keduanya.
imun bekerja pada otak untuk menimbulkan demam dan
Pada suatu penyakit herediter yang jarang dan dikenal
gejala umum lain yang menyertai infeksi (Untuk pem-
sebagai seaere combined immqnodeficiency, pasien tidak
bahasan tentang kemungkinan efek olahraga pada perta-
memiliki baik sel B maupun sel T. Para pasien ini memiliki
hanan imun, lihat fitur boks, Lebih Dekat dengan Fisiologi
pertahanan yang sangat terbatas terhadap organisme pato-
Olahraga).
genik dan meninggal pada masa bayi kecuali jika tinggal di
lingkungan bebas kuman (yaitu, tinggal di dalam gelembung
atat" bubble"). Namun, hal ini telah berubah dengan ditemu-
kannya terapi gen yang berhasil menyembuhkan penyakit
PENYAKIT IMUN pada sebagian pasien.
Keadaan imunodefisiensi didapat (nonherediter) dapat
Kelainan fungsi sistem imun dapat menyebabkan penyakit terjadi akibat perusakan tak disengaja jaringan limfoid se-
imun melalui dua cara umum: penyakit imunodefisiensi waktu pemberian obat antiinflamasi jangka panjang, misal-
482 Bab 12
GEJALA HI PERSENSITIVITAS TIPE CEPAT kuiit karena pelepasan histamin yang diinduksi oleh alergi
menyebabkan biduran. Reaksi alergik di saluran cerna se-
Gejala-gejala hipersensitivitas tipe cepat bervariasi bergan-
tung pada tempat, alergen, dan mediatot yang terlibat. bagai respons terhadap ingesti alergen dapat menyebabkan
diare.
Umumnya reaksi terlokalisasi di bagian tubuh tempat sel-sel
yang mengandung IgE pertama kali berkontak dengan aler-
gen. Jika reaksi terbatas di saluran napas atas setelah seseorang TERAPI HIPERSENSITIVITAS TIPE CEPAT
menghirup alergen misainya serbuk sari tumbuhan tertentu, Terapi reaksi alergik tipe cepat yang lokal dengan antihista-
bahan-bahan kimia yang dibebaskan memicu gejala bay min sering hanya menghasiikan penyembuhan parsial gejala,
feaer-misalnya, hidung tersumbat akibat edema lokal yang karena sebagian dari manifestasi ditimbulkan oleh mediator
dipicu oleh histamin serta bersin dan pilek akibat bertam- kimiawi lain yang tidak dihambat oleh obat golongan ini.
bahnya sekresi mukus. Jika reaksi terkonsentrasi di bronkio- Sebagai contoh, antihistamin tidak terlalu efektif dalam
lus (saluran napas kecil yang menuju kantung-kantung udara mengobati asma, yang gejala paling seriusnya dipicu oleh
kecil di dalam paru) maka timbul asma. Kontraksi otot polos SRS-A. Obat adrenergik (yang menyerupai kerja sistem saraf
di dinding bronkiolus sebagai respons terhadap SRS-A mem- simpatis) bermanfaat melalui efek vasokonstriktor-bronkodi-
persempit atau menyebabkan konstriksi saluran-saluran na- latornya dalam melawan efek histamin dan SRS-A. Obat
pas ini sehingga pasien sulit bernapas. Pembengkakan lokal antiinflamasi misalnya turunan kortisol sering digunakan
TAlergen-...-
Klona
sel B
spesifik
Sel
plasma
aktif
Antibodi
lsE
v {v Y
(-r
Granula terisi
oleh histamin
Sel mast Reseptor ekor lgE
Gambar 12-24
Peran antibodi lgE dan sel mast dalam hipersensitivitas tipe cepat. Klon sel B diubah menjadi sel plasma, yang mengeluarkan
antibodi lgE jika berkontak dengan alergen spesifik klon tersebut. Bagian ekor Fc semua antibodi lgE, apapun spesifisitas regio
lengan Fab-nya, berikatan dengan protein reseptor spesifik untuk ekor lgE di sel mast dan basofil. Tidak seperti sel B, setiap sel
mast memiliki berbagai reseptor permukaan (antibodi) untuk mengikat berbagai antigen. Ketika Suatu alergen berikatan
dengan reseptor lgE yang spesifik baginya di permukaan sel mast, sel mast mengeluarkan histamin dan bahan-bahan kimia lain
dengan eksositosis. Bahan-bahan kimia ini memicu respons alergik.
Tabel 12-5
Reaksi Hipersensitivitas Tipe Cepat versus Tipe Lambat
Waktu Awitan Gejala Dalam 20 menit Dalam satu sampai tiga hari
setelah Pajanan ke Alergen
Jenis Respons lmun lmunitas yang diperantarai oleh antibodi lmunitas selular terhadap alergen
terhadap alergen
Efektor lmun yang Terlibat Sel B, antibodi lgE, sel mast, basofil, Sel T
histamin, slow-reactive substance of
anaphylaxis, faktor kemotaktik eosinof il
Alergi yang Sering Terjadi Hay fever, asma, biduran, syok anafilaktik Alergi kontak misalnya alergi terhadap poison
pada kasus ekstrim ivy, kosmetik, dan bahan pembersih rumah
tangga
484 Bab 12
kita mengalihkan perhatian kita kepada pertahanan eksternal an di bawahnya tetapi juga secara dinamis terlibat dalam
yang mencegah masuknya patogen asing sebagai iini pertama mekanisme pertahanan dan fungsi penring lain. Kulit terdiri
pertahanan. dari dua lapisan, epidermis di bagian Iuar dan dermis dibagian
dalam (Gambar 12-25).
Pori keringat
t
-Keratinos
Sel Granstein
Dermis
-
.'-Limfosit T
i
Serat saraf SI
$: ,i
Folikel rambut
Reseptor tekanan
Kelenjar keringat
Gambar 12-25
Anatomi kulit. Kulitterdiri dari dua lapisan, epidermis berkeratin di sebelah luar dan jaringan ikat dermis kaya pembuluh darah di
dalam. Lipatan ke dalam epidermis membentuk kelenjar keringat, kelenjar sebasea, dan folikel rambut. Epidermis mengandung
empat jenis sel: keratinosit, melanosit, sel Langerhans, dan sel Granstein. Kulit melekat ke otot atau tulang di bawahnya melalui
hipodermis, suatu lapisan jaringan ikat longgar yang mengandung lemak.
486 Bab 12
bervariasi di antara pigmen hitam, coklat, kuning, dan merah, Berbagai komponen sistem imun di epidermis secara
menentukan warna kulit ras manusia. Orang berkulit terang kolektif dinamai jaringan limfoid terkait krlit (sbin asso-
memiliki jumlah melanosit yang sama seperti orang berkulit ciated lj'mpboid tissue, SAXI). Riset-riset terakhir meng-
gelap; perbedaan warna kulit bergantung pada jumlah mela- isyaratkan bahwa kulit mungkin berperan lebih besar dalam
nin yang diproduksi oleh masing-masing melanosit. Melanin pertahanan imun adaptif daripada yang dijelaskan di sini.
dihasilkan melalui jalur biokimia kompleks di mana enzim Hal ini sesuai karena kulit adalah bagian tubuh yang
melanosit tirosinase berperan kunci. Sebagian besar orang, berhadapan dengan lingkungan eksternal.
apapun warna kulitnya, memiliki cukup tirosin yang jika
berfungsi penuh, dapat menghasilkan cukup melanin untuk SINTESIS VITAMIN D OLEH KULIT
membuat warna kulit mereka sangat hitam. Namun, pada
Epidermis juga membentuk vitamin D jika terdapat sinar
mereka yang berkulit terang, dua faktor genetik mencegah
matahari. Jenis sel yang menghasilkan vitamin D belum di-
enzim melanosit ini berfungsi dengan kapasitas penuh: (1)
ketahui pasti. Vitamin D, yang berasal dari molekul prekur-
banyak dari tirosinase yang dihasilkan berada dalam bentuk
sor yang berkaitan erat dengan kolesterol, mendorong penye-
inaktif, dan (2) adanya beragam inhibitor yang menghambat
rapan Ca2. dari saluran cerna ke dalam darah (Bab 16).
tirosinase. Akibatnya melanin yang diproduksi lebih sedikit.
Biasanya diperlukan suplemen vitamin D dalam makanan
Selain penentuan kandungan melanin secara herediter,
karena kulit umumnya tidak terpajan ke sinar matahari da-
jumlah pigmen ini dapat meningkat sementara sebagai res-
lam jumlah memadai untuk menghasilkan jumlah zat esen-
pons terhadap pajanan ke berkas sinar ultraviolet (tIV) dari
sial ini secara adekuat.
matahari. Melanin tambahan ini, yang penampakan luarnya
berupa "warna coklat", melaksanakan fungsi protektif dengan
menyerap berkas UV yang berbahaya. ITindakan protektif di dalam rongga tubuh
mempersulit invasi patogen ke dalam tubuh.
KERATINOSIT
Sel epidermis yang paling banyak adalah keratinosit yang Sistem pertahanan tubuh manusia harus mencegah masuk-
seperti diisyaratkan oleh namanya, khusus menghasilkan ke- nya patogen potensial ddak saja melalui permukaan luar
ratin. Sewaktu mati, keratinosit membentuk lapisan luar tubuh tetapi juga melalui rongga-rongga internal yang ber-
berkeratin yang protektif. Sel ini juga menghasilkan rambut hubungan langsung dengan lingkungan luar - yaitu, sistem
dan kuku. Fungsi yang baru ditemukan adalah bahwa kera- cerna, sistem genitourinaria, dan sistem pernapasan. Berbagai
tinosit juga penting secara imunologis. Sel ini mengeluarkan sistem ini menggunakan berbagai taktik untuk menghancur-
interleukin 1 (suatu produk yang juga disekresikan oleh kan mikroorganisme yang masuk melalui rute-rute ini.
makrofag), yang mempengaruhi pematangan sel T yang cen-
derung berada di kulit. Yang menarik, sel epitel timus ter- PERTAHANAN SISTEM PENCERNAAN
bukti memiliki kemiripan anatomik, molekular, dan fung- Air liur yang dikeluarkan ke dalam mulut di pintu masuk
sional dengan keratinosit. Tampaknya sebagian dari tahap sistem pencernaan mengandung suatu enzim yang melisiskan
pematangan sel T pascatimus berlangsung di kulit di bawah bakteri tertentu. Bakteri "kawan" yang hidup di bagian
tuntunan keratinosit. belakang lidah mengubah nitrat makanan menjadi nitrit,
yang kemudian ditelan. Pengasaman nitrit ketika zat ini men-
SEL IMUN LAIN DI KULIT capai lambung yang sangat asam menyebabkan terbentuknya
Dua jenis sel epidermis lain juga berperan dalam imunitas. nitrat oksida, yang tolaik bagi berbagai mikroorganisme.
Sel Langerhans, yang bermigrasi ke kulit dari sumsum tu- Selain itu, banyak dari bakteri yang tertelan namun masih
lang, adalah sel dendritik yang berfungsi sebagai sel penyaji bertahan hidup dimatikan langsung oleh getah lambung
antigen. Karena itu, kulit tidak saja merupakan sawar meka- yang sangat asam. Lebih jauh ke saluran cerna, lapisan lumen
nis tetapi sebenarnya juga memberi peringatan kepada lim- usus mengandung jaringan limfoid terkait-usus (gut associated
fosit jika sawar ini dilanggar oleh mikroorganisme. Sel lymphoid rlsszzr). Namun, mekanisme pertahanan ini tidak
Langerhans menyajikan antigen ke sel T penolong, memper- l00o/o efektif. Sebagian bakteri tetap dapat bertahan hidup
lancar responsivitas sel terhadap antigen terkait kulit. Sebalik- dan mencapai usus besar (bagian terakhir dari saluran cerna),
nya, sel Granstein tampaknya berfungsi sebagai "rem" ter- tempat mereka terus tumbuh subur. Yang mengejutkan,
hadap respons imun yang diaktifkan oleh kulit. Sel ini adalah populasi mikroba normal ini membentuk sawar alami ter-
sel imun kulit yang paling baru ditemukan sehingga paling hadap infeksi di usus bawah. Mikroba residen yang tidak
sedikit diketahui. Yang signifikan adalah bahwa sel berbahaya ini menekan pertumbuhan patogen potensial yang
Langerhans lebih rentan terhadap kerusakan oleh radiasi UV berhasil lolos dari tindakan-tindakan antimikroba di bagian
(misalnya dari matahari) dibandingkan dengan sel Granstein. awal saluran cerna melalui persaingan untuk tumbuh.
Hilangnya sel Langerhans akibat palananke radiasi tIV dapat CATAIAN KLINIS. Kadang-kadang terapi antibiotik
merugikan karena sinyal supresor menjadi lebih dominan yang diberikan per oral malah menyebabkan infeksi usus.
daripada sinyal penolong yang normalnya lebih dominan Dengan mematikan sebagian dari bakteri usus normal, anti-
sehingga kulit menjadi lebih rentan terhadap invasi mikroba biotik mungkin malah memudahkan berkembangan spesies
dan sel kanker. patogen resisten antibiodk di usus.
PERTAHANAN SISTEM PERNAPASAN Kita akan membahas sistem pernapasan secara lebih
rinci di bab berikutnya.
Sistem pernapasan juga dilengkapi oleh beberapa mekanisme
pertahanan penting terhadap partikel yang terhirup. Sistem
pernapasan adalah permukaan tubuh terluas yang berkontak
langsung dengan lingkungan eksternal yang semakin ter- PffiffiSPEKTIF BAB INI: FOKUS PADA
cemar ini. Luas permukaan sistem pernapasan yang terpajan F.{GM!ffiO5TA5IS
ke udara adalah 30 kali daripada luas kulit. Partikel udara
yang besar disaring dari udara yang terhirup oleh bulu yang Kita tidak dapat bertahan hidup melewati masa bayi jika
terdapat di pinru masuk saluran hidung. Jaringan limfoid, tidak terdapat mekanisme pertahanan tubuh. Mekanisme ini
tonsil dan afunoid, membentuk proteksi imunologis terhadap menahan dan menyingkirkan benda-benda asing yang ber-
patogen yang masuk di awal sistem pernapasan. Lebih jauh potensi merugikan yang terus,menerus berkontak dengan
ke saluran.napas, jutaan tonjolan mirip rambut yang dikenal kita dari lingkungan serta menghancurkan sel abnormal yang
sebagai silia secara terus-menerus berdenyut ke arah luar sering terbentuk di dalam tubuh. Homeostasis hanya dapat
(lihat h. 45). Saluran napas dilapisi oleh suatu lapisan tebal dipertahankan secara oprimal sehingga hidup dapat diper-
mukus kental lengket yang dikeluarkan oleh sel epitel di tahankan, jika sel-sel tubuh tidak mengalami cedera atau
lapisan dalam saluran napas. Lembaran mukus ini, yang di- gangguan fungsi oleh mikroorganisme patogenik atau ridak
penuhi oleh partikel kotoran yang terhirup (misalnya debu) diganti oleh sel-sel yang fungsinya abnormal, misalnya sel
dan melekat padanya, terus-menerus dialirkan ke atas me- yang mengalami trauma atau sel kanker. Sistem pertahanan
nuju tenggorokan oleh kerja silia. "Tanggi' berjalan mukus imun-suatu jaringan leukosit, produk sekretoriknya, dan
ini dikenal sebagai eskalator mukus. Mukus kotor dibatuk- protein plasma yang kompleks, interaktif, dan memiliki
kan keluar atau, pada umumnya, ditelan tanpa disadari; banyak aspek-berperan tak langsung dalam homeostasis
partikel asing yang tidak tercerna kemudian dieliminasi me- dengan menjaga sel-sel tubuh tetap hidup sehingga mereka
lalui tinja. Selain menjaga paru retap bersih, mekanisme ini dapat melaksanakan aktivitas khusus untuk mempertahan-
juga merupakan pertahanan penring terhadap infeksi bakteri, kan lingkungan internal yang stabil. Sistem imun melindungi
karena banyak bakteri masuk ke tubuh dalam partikel debu. sel-sel sehat dari benda asing yang berhasil masuk ke tubuh,
Yang juga berperan dalam pertahanan terhadap infeksi per- mengeliminasi sel kanker yang baru muncul, dan member-
napasan adalah antibodi yang disekresikan ke mukus. Selain sihkan sel yang mati dan cedera untuk memberi jalan bagi
itu, terdapat banyak spesialis fagositik yang disebut makro- terbentuknya sel-sel baru yang sehat.
fag alveolus di dalam kantung udara (alveolus) paru. Per- Kulit berkontribusi tak langsung dalam homeostasis
tahanan lain sistem pernapasan adalah mekanisme batuk dan dengan berfungsi sebagai sawar protektif antara lingkungan
bersin. Refleks yang sering dialami ini adalah ekspulsi paftsa eksternal dan sel tubuh. Kulit membantu mencegah masuk-
yang kuat terhadap benda dalam upaya untuk mengeluarkan nya benda asing merugikan misalnya patogen dan bahan
iritan dari trakea (batuk) arau hidung (bersin). kimia toksik ke dalam tubuh dan membantu mencegah
CATAIAN KLINIS. Merokok menekan berbagai perra- hilangnya cairan internal dari tubuh. Kulit juga berperan
hanan pernapasan normal ini. Asap dari sebatang rokok dapat langsung dalam homeostasis dengan membantu memper-
melumpuhkan silia selama beberapa jam, dan pajanan ber- tahankan suhu tubuh melalui kelenjar keringat dan penye-
ulang akhirnya menyebabkan kerusakan silia. Kegagalan silia suaian aliran darah kulit. Jumlah panas yang dibawa ke per-
menyapu keluar mukus penuh partikel yang terus-menerus mukaan tubuh untuk dikeluarkan ke lingkungan eksternal
datang menyebabkan karsinogen yang terhirup tetap berkon- ditentukan oleh volume darah hangat yang mengalir ke
tak dengan saluran napas dalam waktu lama. Selain itu, asap kulit.
rokok melumpuhkan malrofag alveolus. Partikel di asap rokok Sistem lain yang memiliki rongga internal yang ber-
tidak saja mengalahkan malrofag tetapi komponen tenenru kontak dengan lingkungan eksternal, misalnya sistem pen-
asap rokok memiliki efek toksik langsung pada makrofag, cernaan, kemih-kelamin, dan pernapasan, juga memiliki
mengurangi kemampuan sel ini menelan benda asing. Selain kemampuan pertahanan unruk mencegah benda asing me-
itu, bahan-bahan beracun dalam asap rokok mengiritasi la- rugikan masuk ke tubuh melalui rute-rute ini.
488 Bab 12
RINGKASAN BAB
Pendahuluan (h. 447 -450) tik dan prekursor protein plasma inaktif yang penring
I Benda asing dan sel mutan yang baru terbentuk segera bagi proses peradangan, misalnya faktor pembekuan dan
dihadapi oleh berbagai mekanisme pertahanan yang sa- komponen-komponen sistem komplemen. Berbagai per-
ling berkaitan yang bertujuan menghancurkan dan meng- ubahan vaskular ini juga menghasilkan manifestasi pera-
eliminasi segala sesuatu yang bukan merupakan bagian dangan lokal yang dapat diamati-pembengkakan, ke-
dari diri. merahan, panas, dan nyeri. (Lihatlah Gambar 12-2).
I Mekanisme-mekanisme ini, yang secara kolektif disebut I Bahan-bahan kimia yang dibebaskan oleh fagosit akan
imunitas, mencakup respons imun bawaan dan didapat. meningkatkan peradangan, memicu manifestasi sistemik
Respons imun bawaan adalah respons nonspesifik yang misalnya demam, serta meningkatkan respons imun di-
secara nonselektif mempertahankan tubuh dari benda dapat.
asing bahkan pada pajanan pertama. Respons imun di- I Interferon dibebaskan secara nonspesifik oleh sel yang
dapat (adaptif) adalah respons spesifik yang secara selektif terinfeksi virus dan secara rransien menghambat multi-
menyerang benda asing tertentu yang tubuh telah ter- plikasi virus di sel lain. (Lihatlah Gambar 12-5).lnterfe-
sensitisasi oleh pajanan sebelumnya. (Lihatlah Tabel l2-2, ron juga memiliki efek antikanker dengan memperlambat
h. 470) pembelahan dan pertumbuhan sel tumor serra mening-
I Benda asing tersering adalah bakteri dan virus. Bakteri katkan kekuatan sel pemusnah. (Lihatkh Gambar 12-22,
adalah organisme bersel tunggal yang menimbulkan pe- h.480).
nyakit melalui bahan-bahan kimia yang dikeluarkannya. I SeI natural killer (IJK) secara nonspesifik melisiskan dan
Virus adalah partikel asam nukleat terbungkus protein menghancurkan sel yang terinfeksi virus dan sel kanker
yang masuk ke sel pejamu dan mengambil alih perangkat pada pajanan pertama.
metabolik sel untuk kelangsungan hidupnya sendiri I Setelah diaktifkan oleh mikroba itu sendiri di tempat in-
dengan mengorbankan sel pejamu. vasi atau oleh antibodi yang dihasilkan terhadap mikroba,
I Leukosit dan turunannya adalah sel efektor utama sisrem sistem komplemen secara langsung menghancurkan mi-
imun dan diperkuat oleh sejumlah protein plasma yang kroba tersebut dengan melisiskan membran mikroba serta
berbeda. Leukosit mencakup neutrofil, eosinofil, basofil, juga memperkuat aspek lain proses peradangan, misalnya
monosir, dan limfosit. dengan bekerja sebagai opsonin untuk mempermudah
I Leukosit diproduksi di sumsum tulang untuk kemudian fagositosis. (Lihatlah Gambar 12-4). Sistem komplemen
beredar sesaat di dalam darah. Sel-sel ini menghabiskan melisiskan sel sasaran dengan membentuk membrane
sebagian besar waktunya dalam misi pertahanan di attach complex yang tersisip ke dalam membran sel sasaran
jaringan. dan melubanginya sehingga terjadi ruprur osmotik sel.
I Sebagian limfosit juga diproduksi dan berdiferensiasi (Lihatkh Gambar 12-Q.
serta melaksanakan fungsi pertahanannya di dalam
jaringan-jaringan limfoid yang berada di lokasi-lokasi Imunitas Didapat: Konsep Umum (h.457-455)
strategis tempat benda asing kemungkinan besar masuk. I Sistem imun adaptif tidak saja mampu mengenal molekul
(Lihatlah Gambar l2-1 dan Tabel 12-1). asing yang berbeda dari molekul diri-sehingga reaksi
I Selain mempertahankan tubuh dari mikroba dan sel imun destruktif" tidak menghancurkan tubuh sendiri-
mutan, sel imun juga membersihkan debris sel, memberi tetapi juga dapat membedakan antara jutaan molekul
asing yang berbeda. Limfosit, yaitu sel efektor imunitas
ialan bagi perbaikan jaringan.
didapar, masing-masing dilengkapi oleh reseptor mem-
Imunitas Bawaan (h. 450-457) bran permukaar yang berikatan (seperti kunci dan anak
I Respons imun bawaan, yang membentuk lini perrama kuncinya) dengan hanya satu molekul asing kompleks
pertahanan terhadap sel atipikal (sel asing, muran, arau spesifik, yang dikenal sebagai antigen.
cedera) di dalam tubuh, mencakup peradangan, inter- I Grdapat dua kelas besar respons imun didapat: imunitas
feron, sel natural hiller, dan sistem komplemen. yang diperantarai oleh antibodi (imunitas humoral) dan
I Peradangan adalah suatu respons nonspesifik terhadap imunitas yang diperantarai oleh sel (imunitas selular).
invasi benda asing atau kerusakan jaringan yang terurama Pada keduanya, hasil akhir dari pengikatan limfosit ter-
diperantarai oleh fagosit profesional (neutrofil dan mo- tentu dengan antigen spesifiknya adalah destruksi anti-
nosit yang berubah menjadi makrofag) serta berbagai gen, tetapi sel efektor, rangsangan, dan taktik yang di-
sekresinya. (Lihatkh Gambar I2-i). gunakan berbeda. Sel plasma yang berasal dari limfosit B
I Sel fagositik menghancurkan sel asing dan sel rusak (sel B) berperan dalam imunitas yang diperantarai oleh
dengan fagositosis dan pengeluaran bahan-bahan kimia antibodi, semenrara limfosit T Gel T) melaksanakan imu-
mematikan. nitas yang diperantarai oleh sel. (Lihatlah Gambar t2-7
I Vasodilatasi dan peningkatan permeabilitas kapiler lokal, danThbel 12,3, h.470).
yang dipicu oleh histamin, di tempat invasi atau cedera I Sel B berkembang dari turunan limfosit yang matang di
memungkinkan peningkatan penyaluran leukosit fagosi- sumsum tulang. Tirrunan sel T berasal dari limfosit yang
490 Bab 12
I Pengaktifan berbagai jenis limfosit tersebut menjamin Kulit terdiri dari dua lapisan: epidermis di sebelah luar
bahwa terbentuk respons imun spesifik yang sesuai untuk yang avaskular dan berkeratin serta jaringan ikat dermis
menyingkirkan musuh terrentu secara efisien. di sebelah dalam. (Lihatlah Gambar 12-21.
I Selain itu, sel B, berbagai sel I dan makrofag saling mem- Epidermis mengandung empat jenis sel:
perkuat strategi pertahanan masing,masing, rerurama 1. Melanosit menghasilkan suatu pigmen, melanin, yang
dengan mengeluarkan sejumlah produk sekretorik pen- warna dan jumlahnya menenrukan warna kulit. Me-
ting. lanin melindungi kulit dengan menyerap radiasi LIV
I Dalam proses surueilans imun, natural killer cell, sel T yang berbahaya.
sitotoksik, makrofag, dan interferon yang secara kolektif 2. Sel yang paling banyak adalah keratinosit, penghasil
mereka keluarkan normalnya memusnahkan sel-sel kan- keratin kuat yang membentuk lapisan protektif luar
ker yang baru terbentuk sebelum sel-sel ini
memiliki kulit. Sawar fisik ini menghambat bakteri dan bahan
kesempatan untuk menyebar. (Lihatlah Gambar t2-22). lingkungan merugikan lainnya masuk ke tubuh dan
mencegah keluarnya air dan bahan-bahan penring lain
Penyakit Imun (h. 481-485)
dari tubuh. Keratinosit juga memiliki fungsi imuno-
I Penyakit imun ada dua jenis: penyakit imunodefisiensi logis dengan mengeluarkan interleukin 1, yang me-
(respons imun kurang memadai) arau serangan imun yang
ningkatkan pematangan sel T pascatimus di kulit.
ddak sesuai (respons imun yang berlebihan atau salah
3. Sel Langerhans juga berfungsi dalam imunitas spesifik
sasaran).
dengan menyajikan anrigen kepada sel T penolong.
I Pada penyakit imunodefisiensi, sistem imun gagal mem-
4. Sel Granstein menekan respons imun yang diaktifkan
pertahankan tubuh secara normal dari infeksi bakteri atau
oleh kulit.
virus, masing-masing akibat defisit pada sel B atau sel T.
Dermis mengandung (1) pembuluh darah, yang memberi
I Pada serangan imun yang tidak pada tempatnya, sistem
makan kulit dan berperan penring dalam mengatur suhu
imun berlaku berlebihan. Terdapat tiga kategori dalam
tubuh; (2) ujung saraf sensorik, yang memberi informasi
kelompok ini:
mengenai lingkungan elaternal; dan (3) beberapa kelenjar
1. Pada penyakit otoimun, sistem imun secara salah me-
eksokrin dan folikel rambut, yang terbentuk melalui inva-
nyerang jaringan tubuh sendiri yang tidak lagi di-
ginasi khusus epitel di atasnya. (Lihatlah Gambar 12-21.
kenalinya dan tidak dianggap bagian dari diri.
Kelenjar eksokrin kulit terdiri dari kelenjar sebasea, yang
2. Pada penyakit kompleks imun, jaringan tubuh meng- menghasilkan sebum, suatu bahan berminyak yang me-
alami kerusakan akibat pembentukan komplela anti-
lunakkan kulit dan menyebabkannya kedap air; dan ke-
gen-antibodi yang terlalu banyak dan mengaktifkan
lenjar keringar, yang menghasilkan keringat untuk men-
komplemen secara berlebihan. Pengaktifan ini me-
dinginkan tubuh. Folikel rambut menghasilkan rambut,
rusak sel normal sekitar selain antigen pemicu.
yang distribusi dan fungsinya pada manusia minimal.
3. Alergi, atau hipersensitivitas, terjadi ketika sistem Selain itu, kulit membentuk vitamin D dengan keber-
imun secara salah melancarkan serangan yang merusak
adaan sinar matahari.
tubuh dan menimbulkan gejala terhadap alergen yang
Di samping kulit, rute utama lain yang dapat digunakan
biasanya adalah antigen lingkungan yang tidak ber-
patogen untuk masuk ke tubuh adalah (l) sistem pen-
bahaya: (a) Hipersensitivitas tipe cepat melibatkan
cernaan, yang dipertahankan oleh enzim antimikroba air
pembentukan antibodi IgE oleh sel B yang memicu
liur, sekresi asam lambung yang destruktif, jaringan
pelepasan berbagai bahan kimia inflamatorik kuat dari
limfoid terkait usus, dan flora residen koion yang tiJak
sel mast dan basofil untuk menghasilkan respons cepar
berbahaya; (2) sistem kemih-kelamin, yang dilindungi
terhadap alergen. (Lihatlah Gambar t2-24 dan Tabel
oleh sekresi mukus penjerat partikel dan asam destruktif;
12-r. (b) Hipersensitivitas tipe lambat melibatkan serta (3) sistem pernapasan, yang pertahanannya bergan-
respons sel T terhadap alergen yang menimbulkan
tung pada aktivitas makrofag alveolus dan pada sekresi
gejala dan berlangsung lebih lambat. (Lihatkh Tabel
mukus lengket yang menangkap debris untuk kemudian
12-5
disapu keluar oleh gerakan silia. Pertahanan sistem per-
Pertahanan Eksternal (h. 485-483) napasan lainnya adalah bulu hidung, yang menyaring par-
I Permukaan tubuh yang terpajan ke lingkungan luar-baik dkel besar yang terhirup; mekanisme reflek batuk dan
penutup luar yaitu kulit maupun lapisan dalam rongga- bersin, yang masing-masing mengeluarkan bahan iritan
rongga internal yang berhubungan dengan lingkungan dari trakea dan hidung; serta tonsil dan adenoid, yang
eksternal-berfungsi tidak saja sebagai penghalang meka- membentuk pertahanan imunologis.
nis untuk mencegah masuknya patogen tetapi juga ber-
peran aktif dalam menolak masuknya bakteri dan bahan
lain yang tidak diperlukan.
492 Bab 12
9. Bandingkan fungsi sel B dan sel T! Apa peran kedua menumpuk di jaringan, membentuk urtika/biduran.
jenis utama sel T? Proses ini dinamai respon urrika. Respon urtika sebagian
10. Ringkaskan fungsi makrofag dalam pertahanan imun! diperantarai oleh histamin yang dikeluarkan dari sel
1 1 . Mekanism e apa yarg berperan dalam toleransi? mast di tempar infeksi. Histamin berikatan dengan re-
12. Apafungsi glikoprotein MHC kelas I dan kelas II? septor yang dinamai reseptor H-l di sel endotel kapiler.
13. Jelaskan faktor-faktor yang berperan dalam surveilans Sinyal histamin disalurkan melalui jalur perantara kedua
imun terhadap sel kanker! Caz- yang melibatkan fosfolipase C (lihat h. 129). Se-
14. Bedakan antara penyakit imunodefisiensi, penyakit bagai respons terhadap sinyal ini, sel endotel kapiler
otoimun, penyakit kompleks imun, hipersensitivitas berkontraksi (melalui interaksi aktin-miosin internal),
tipe cepat, dan hipersensitivitas tipe lambatl yang menyebabkan celah antarsel endotel kapiler (pori)
15. Apa fungsi imun kulit? melebar (lihat h. 389). Selain itu, substansi P (lihat h.
209) jrya berperan dalam pelebaran pori ini. Protein
Latihan Kuantitatif (Jawaban di h. A-53) plasma dapat melalui pori yang melebar ini dan me-
1. Akibat respons imun bawaan terhadap infeksi, misalnya ninggalkan kapiler. Dengan melihat Gambar 10-22, h.
karena sayatan di kulit, dinding kapiler di dekat rempat 393, bandingkan kekuatan respons urtika (yaitu derajat
infeksi menjadi sangat permeabel terhadap protein plas- edema lokal) jika P,, ditingkatkan (a) dari 0 mm Hg ke
ma yang normalnya tetap berada di dalam pembuluh 5 mm Hg dan (b) dari 0 mm Hg ke 10 mm Hg. Pada
darah. Protein-protein ini berdifusi ke dalam cairan kedua kasus, bandingkan net exchange pressure (NEP) di
interstisium, meningkatkan tekanan osmotik koloid ujung arteriol kapiler, ujung venular kapiler, dan NEP
cairan interstisium. Peningkatan tekanan osmotik ko- rerata. (Anggaplah bahwa gaya-gaya lain yang bekerja
loid ini menyebabkan cairan meninggalkan sirkulasi dan di dinding kapiler tidak berubah).
UNTUK DIRENUNGKAN
(Penjelasan di h. A-53)
1. Bandingkan mekanisme pertahanan yang bekerja se- 4. Para ilmuwan bidang medis saat ini sedang meneliti cara
bagai respons terhadap pneumonia bakteri dan pneumo- untuk "mendidik" sistem imun agar memandang
nia virusl jaringan asing sebagai bagian dari "diri". Pada situasi
2. Mengapa tingginya frekuensi mutasi HIV (virus AIDS) klinis apa cara ini dapat dimanfaatkan?
menyebabkan vaksin terhadap virus ini sulit dibuat? 5. Ketika seseorang melihat anda, apakah sel-sel tubuh
3. Apa dampak yang ditimbulkan kegagalan perkembangan anda yang dilihat oleh orang tersebut hidup arau mari?
timus pada masa mudigah pada sistem imun setelah lahir?
KASUS KLINIS
(Penjelasan di h. A-53) 2. Mengapa bayi positif-Rh berikutnya yang mungkin
Heather L, yang memiliki darah negatif,Rh, baru saja dikandung oleh Heather kemungkinan akan mengidap
melahirkan anak pertama ny a, yang darahnya positif-Rh. Bayi penyakit hemolitik pada neonatus seandainya ia tidak
dan ibunya dalam keadaan sehat, tetapi dokter memberi diterapi dengan imunoglobulin Rh?
preparat imunoglobulin Rh sehingga seriap bayi positif-Rh 3. Bagaimana pemberian imunoglobulin Rh segera setelah
yang mungkin dikandung Heather di masa mendatang tidak kehamilan pertama Heather dengan bayi positif-Rh
menderita penyakit hemolitik pada neonatus (lihat h. 467). mencegah penyakit hemolitik pada neonatus pada
Selama gestasi (kehamilan), darah janin dan ibu tidak dapat kehamilan berikutnya dengan anak positif-Rh? De mikian
bercampur. Pertukaran bahan di antara kedua sistem sirkulasi juga, mengapa imunglobulin Rh harus diberikan kepada
ini berlangsung melalui plasenta, suatu organ khusus yang Heather setelah setiap kali kelahiran bayi positif-Rh
terbentuk selama gestasi dari struktur ibu dan janin (lihat h. yang dikandungnya?
851). Sel darah merah tidak dapat menembus plasenta, tetapi 4. Seandainya Heather tidak diterapi dengan imunoglobulin
antibodi dapat lewat. Selama proses persalinan, sejumah kecil Rh setelah persalinan anak positif-Rh pertamanya, dan
darah bayl dapat masuk ke dalam sirkulasi ibu. anak keduanya yang positif-Rh mengidap penyakit
1. Mengapa anak pertama Heather tidak mengidap hemolitik pada neonatus. Apakah pemberian
penyakit hemolitik pada neonatus; yaitu, mengapa imunoglobulin kepada Heather segera setelah lahirnya
antibodi ibu terhadap faktor Rh tidak menyerang sel anak kedua tersebut dapat mencegah penyakit ini pada
darah merah positif-Rh selama gestasi? anak positif-Rh ketiga? Mengapa atau mengapa tidak?
Situs PhysioEdge History 19: A Close Call; Case Hisrory 20: Dauid - Life in a
Situs untuk buku ini berisi banyak alat bantu belajar, serta Germ-Free Vorld; Case History 2I: AIDS; Case History 22:
banyak gagasan untuk pembacaan dan penelitian lebih lanlut. Acne Can Be Connolled.
Masuklah ke:
http://biologSr.brookscole.com/sherwoodhp6 Untuk bacaan anjuran, lihatlah InfoThac" College Efition/
Pilihlah Chapter 12 dari rnen't drop-down, atal' klik salah satu Research di situs PhysioEdge atau pergi langsung ke Tiac
dari banyak pilihan, termas uk Case Histories, yangmemper- College Edition, perpusmkaan riset online anda, di:
kenalkan aspek-aspek klinis fisiologi manusia. Untuk bab ini, http://infotrac.thomsonlearning.com
lihatlah: Casq History l8: "It\ Nothing-Just a Bee Sting"; Case
494 Bab 12
Sistem Pernapasan
Homeostasis
Sistem pernapasan berperan dalam
homeostasis dengan mengambil O, dari
dan mengeluarkan CO, ke lingkungan luar.
*:-*^* !".L".L
Sistem ini membantu mengatur pH
m*mnsri*lr**k:n
lingkungan interstisium dengan
L ^**--&**;^
menyesuaikan kecepatan pengeluaran
CO, pembentuk asam.
%vtr9rffi4?.
&{r*rx**s{*sis
**^*".:-"i
qssl L.-^:
rlrds udgt
keiatt"l6*r:ng*n
:, ; i:.1r-i:ti-:;-i:i,Jra j
Energi penting untuk mempertahankan berbagai aktivitas sel Respirasi adalah keseluruhan proses yang melaksanakan
yang menunjang kehidupan, misalnya sintesis protein dan pemindahan pasif O, dari atmosfer ke jaringan untuk
transpor aktif menembus membran plasma. Sel-sel tubuh menunjang metabolisme sel, serta pemindahan pasif terus-
membutuhkan pasokan 02 yang terus-menerus untuk menerus CO, yang dihasilkan oleh metabolisme dari jaringan
menopang reaksi kimia penghasil energi. CO, yang dihasilkan ke atmosfer. Sistem pernapasan berperan dalam homeostasis
selama reaksi-reaksi tersebut harus dikeluarkan dari tubuh dengan mempertukarkan O, dan CO2 antara atmosfer dan
dengan kecepatan yang sama dengan kecepatan produksinya, darah. Darah mengangkut O, dan CO, antara sistem
untuk mencegah fluktuasi pH yang membahayakan (yaitu, pernapasan dan jaringan.
untuk mempertahankan keseimbangan asam-basa), karena
CO, menghasilkan asam karbonat.
496
Sistem
Pernapasan
SEKILAS ISI
PENDAHULUAN PENDAHULUAN
I Pernapasan internal dan eksternal
Fungsi utama respirasi (pernapasan) adalah memper-
I Pertimbangan anatomik
oleh O, untuk digunakan oleh sel tubuh dan untuk
MEKANIKA PERNAPASAN mengeluarkan CO, yang diproduksi oleh sel.
I Pertimbangan tekanan
I Siklus respirasi
I Resistensi saluran napas I Sistem pernapasan tidak ikut serta dalam
I Perilaku elastik paru semua tahap respirasi.
I Kerja bernapas
I Volume dan kapasitas paru Sebagian besar orang berpikir bahwa respirasi sebagai
I Ventilasi paru dan alveolus proses menghirup dan menghembuskan udara. Na-
I Kontrol lokal untuk menyamakan aliran udara dengan aliran darah mun, dalam fisiologi respirasi memiliki arti yang
PERTUKARAN GAS .iauh lebihluas. Respirasi mencakup dua proses yang
terpisah tetapi berkaitan: respirasi internal dan res-
I Konsep tekanan parsial
pirasi eksternal.
I Pertukaran gas menembus kapiler paru dan sistemik
TRANSPOR GAS
I Transpor oksigen RESPIRASI INTERNAL
I Transpor karbon dioksida Istilah respirasi internal atau respirasi sel meru.iuk
I Kelainan kandungan gas darah kepada proses-proses metabolik intrasel yang dilaku-
KONTROL PERNAPASAN kan di dalam mitokondria, yang menggunakan O,
I Pusat kontrol pernapasan di batang otak dan menghasilkan CO, selagi mengambil energi dari
I Pembentukan irama respirasi
molekul nurrien (lihat h. 38). Respirator! quotient
(RQ) , rasio CO, Iang dihasilkan terhadap O, yang
I Sinyal kimiawi yang mempengaruhi kekuatan ventilasi
dikonsumsi. bervariasi bergantung pada jenis
makanan yang dikonsumsi. Jika karbohidrat yang
digunakan maka RQ adalah 1; yaitu, untuk setiap
molekul O, yang dikonsumsi, satu molekul CO,
diproduksi. Untuk lemak, RQ adalah 0,7; untuk
protein, RQnya adalah 0,8. Pada diet khas Amerika
Serikat yang terdiri dari campuran ketiga nutrien ini,
konsumsi O, istirahat adalah sekitar 250 mllmnt,
dan produksi CO, rerata adalah sekitar 200 ml/mnt,
untuk RQrerata 0,8:
RESPIRASI EKSTERNAL
Istilah respirasi eksternal merujuk
- kepada seluruh
rangkaian kejadian dalam pertukaran O, dan CO,
-
497
antara lingkungan eksternal dan sel tubuh. Respirasi eksternal, Sistem respirasi tidak melaksanakan semua tahap atau lang-
yaitu topik bab ini, mencakup empat langkah (Gambar kah respirasi; sistem ini hanya berperan dalam ventilasi dan
13-1): pertukaran O, dan CO, antara paru dan darah (langkah ,l:
dan 2). Sistem sirkulasi melaksanakan tahap-tahap selanjut-
11. Udara secara bergantian dimasukkan ke dan dikeluarkan
nya.
dari paru sehingga udara dapat dipertukarkan antara
atmosfer (lingkungan eksternal) dan kantung udara (al-
ueolu) paru. Pertukaran ini dilaksanakan oleh tindakan FUNGSI NONRESPIRATORIK SISTEM PERNAPASAN
mekanis bernapas, atau ventilasi. Kecepatan ventilasi
Sistem pernapasan juga melaksanakan fungsi-fungsi nonres-
diatur untuk menyesuaikan aliran udara antara armosfer
piratorik ini:
dan alveolus sesuai kebutuhan metabolik tubuh akan
penyrapan O, dan pengeluaran CO,. I Rute untuk mengeluarkan air dan panas. Udara atmos-
2. Oksigen dan CO, dipertukarkan antara udara di alveo- fer yang dihirup (diinspirasi) dilembabkan dan dihangatkan
lus dan darah di dalam kapiler paru melalui proses oleh saluran napas sebelum dihembuskan (diekspirasikan).
difusi. Pelembaban udara yang masuk merupakan hal esensial untuk
3. Darah mengangkut O, dan CO, antara paru dan jaringan. mencegah dinding alveolus mengering. Oksigen dan CO,
'4. Oksigen dan CO, dipertukarkan antara jaringan dan tidak dapat berdifusi menembus membran yang kering.
darah melalui proses difusi menembus kapiler sistemik I Meningkatkan aliran balikvena (lihat "pompa respirasi",
(jaringan). h.403).
)(
AlveolusI O, CO,
diparul I I
I
l,a
)- Wtt"nspor O, dan CO, oleh darah
antara paru dan jaringan
6,an'a"etrarr 'i,S-t
Respirasi eksternal dan internal.
Respirasi eksternal mencakup
langkah-langkah yang terlibat
CO,-*l /
dalam pertukaran O, dan CO, t_o, I
',,
antara lingkungan eksternal
dan sel jaringan (tahap 1 sampai
4). Respirasi internal mencakup
reaksi metabolik intrasel yang
I
melibatkan pemakaian O, untuk
Makanan * O, t CO,+ H,O +ATP
menghasilkan energi (ATP) dari
makanan, menghasilkan CO, \,/
sebagai produk sampingan. Sel jaringan
498 Bab 13
I Membantu mempertahankan keseimbangan asam-basa mengaktifkan angiotensin II, suatu hormon yang berperan
dengan mengubah jumlah CO, penghasil H- yang dikeluar- penring dalam mengatur konsenrrasi Na- di CES (lihat h.
kan (lihat h.625). 57r).
I Memungkinkan kita berbicara, menyanyi, dan vokali- I Hidung, bagian dari sistem respirasi, berfungsi sebagai
sasi lain. organ penciuman (lihat h.247)
I Merupakan sistem pertahanan terhadap benda asing
yang terhirup (lihat h. 488).
I Mengeluarkan, memodifikasi, mengaktifkan, atau H Saffuram Nnapas ffier?gi'lerxtfffi,Haam uenara anltara
menginaktifkan berbagai bahan yang mengalir melewati sir, atrnosfer dam alweoiuls.
kulasi paru. Semua darah yang kembali ke jantung dari
jaringan harus melewati paru sebelum dikembalikan ke sir- Sistem respirasi mencakup saluran napas yang menuju paru,
kulasi sistemik. Karena itu, paru memiliki letak yang unik paru itu sendiri, dan struktur,struktur thoraks (dada) yang
untuk bekerja pada bahan-bahan spesifik yang telah di- berperan menyebabkan aliran udara masuk dan keluar paru
tambahkan ke darah di tingkat jaringan sebelum bahan- melalui saluran napas. Saluran napas adalah tabung atau
bahan tersebut memiliki kesempatan untuk mencapai bagian pipa yang mengangkut udara antara atmosfer dan kantung
tubuh lain melalui sistem arreri. Sebagai contoh, prostaglan- udara (alveolus), alveolus merupakan satu-sarunya tempat
din, suatu kumpulan pembawa pesan kimiawi yang dibebas- pertukaran gas anrara udara dan darah. Saluran napas berawal
kan di banyak jaringan untuk memerantarai respons lokal dari saluran nasal (hidung) (Gambar l3-2a). Saluran hi-
tertentu (lihat h. 827), dapat masuk ke dalam darah, tetapi dung membuka ke dalam faring (tenggorokan), yang ber-
bahan-bahan ini diinaktiJkan ketika mengalir melewati paru fungsi sebagai saluran bersama untuk sistem pernapasan dan
sehingga tidak menimbulkan efek sistemik. Sebaliknya, paru pencernaan. Terdapat dua saluran yang berasal dari faring-
Cabang
arteri
pulmonaris
Saluran
hidung
Mulut
Faring
Laring
Trakea Alveolus
Paru
Cincin ' IFSakus
tulang rawan jr[::j.! alveolaris
.'! Pori Kohn
_.J
Bronkus
Bronkus (b)
kanan
kiri
Bronkiolus
;. Bronkiolus terminal
E.,
''!,i, r.,.
:: ,', "*r, ,
ir.
,+,*},ilii;,--* ., t,rt;**
- Sakus alveolaris
Anatomi sistem pernapasan. (a) Saluran napas. (b) Pembesaran alveolus (kantung udara) di ujung saluran napas. Sebagian besar
alveolus berkelompok seperti buah anggur di ujung bronkiolus terminal.
(Sumber: Diadaptasi dari Cecie Starr dan Ralph Taggart, Biology: The lJnity and Diversity of Life, B,h ed. Gbr. 41.10a, h. 696. Hak
cipta O 1998 Wadsworth).
500 Bab 13
saraf. Dinding dada (thoraks) luar dibentuk oleh 12 pasang
I Paru menempati sebagian besar rongga iga melengkung, yang berhubungan dengan sternum (tulang
thoraks. dada) di anterior dan vertebra thorakalis (tulang punggung)
di posterior. Sangkar iga merupakan tulang protektif bagi paru
Terdapat dua buah paru, masing-masing dibagi menjadi bebe-
dan jantung. Diafragma, yang membentuk lantai rongga
rapa lobus dan masing-masing mendapat satu bronkus. Jaringan
thoraks, adalah suatu lembaran otot rangka yang lebar, ber-
paru itu sendiri terdiri dari serangkaian saluran napas yang
bentuk kubah, dan memisahkan secara total rongga thoraks
sangat bercabang-cabang, alveolus, pembuluh darah paru, dan
dari rongga abdomen. Otot ini ditembus hanya oleh esofagus
sejumlah besar jaringan ikat elastik. Satu-satunya otot di dalam
dan pembuluh darah yang melintasi rongga thoraks dan abdo-
paru adalah otot polos di dinding arteriol dan dinding bronkio-
men. Di leher, otot dan jaringan ikat menutup rongga thoraks.
lus, di mana keduanya berada di bawah kontrol. Tidak terdapat
Satu-satunya komunikasi antara thoraks dal atmosfer adalah
otot di dalam dinding alveolus untuk mengembangkan atau
melalui saluran napas ke dalam alveolus. Seperti paru, dinding
mengempiskan alveolus selama proses bernapas. Perubahan vo-
dada mengandung banyak jaringan ikat elastik.
lume paru (dan perubahar volume alveolus yang menyertainya)
ditimbulkan oleh perubahan dalam dimensi rongga thoraks.
Anda akan mempelajari mekanisme ini setelah kita menyelesai- I Kantung pleura memisahkan masing-masing
kan pembahasan tentang anatomi sistem pernapasan.
paru dari dinding thoraks.
Paru menempati sebagian besar volume rongga thoraks
(dada), dan struktur-struktur lain di dada adalah jantung dan Setiap paru dipisahkan dari dinding thoraks dan struktur lain
pembuluh-pembuluh terkaitnya, esofagus, timus, dan beberapa di sekitarnya oleh suatu kantung terrurup berdinding rang-
Cairan interstisium, \
ilt
6,-)
I Balong \
\{.,',""-,/
Kantung pleura. (a) Mendorong sebuah
permen lolipop ke dalam balon kecil berisi air
menghasilkan hubungan yang analog dengan
hubungan antara kantung pleura tertutup
berdinding rangkap dengan paru yang
dikelilingi dan dipisahkannya dari dindinq
Kantung pleura thoraks. (b) Gambaran skematik hubungan
Kantung pleura kiri kantung pleura dengan paru dan thoraks. Satu
kanan
lapisan kantung pleura, pleura viseral, melekat
Dinding toraks Pleura parietal
erat ke permukaan paru (vrskus artinya
"organ") dan kemudian melipat balik untuk
Pleura viseral membentuk lapisan lain, pleura parietal,yang
melapisi bagian interior dinding thoraks
Rongga pleura terisi (paries artinya "dinding"). Ukuran relatif
Diafragma oleh cairan intrapleura
rongga pleura antara kedua lapisan ini sangat
diperbesar untuk mempermudah visualisasi.
755 mm Hg kadang-kadang disebut sebagai tekanan -4 dinding thoraks dan paru. Pernahkan anda mencoba memisah-
mm Hg. Namun, sebenarnya tidak ada tekanan negadf kan dua permukaan licin yang disatukan oleh suatu lapisan
absolut. Tekanan -4 mm Hg menjadi negatif karena di- tipis cairan, misalnya dua kaca obyek basah? Jika sudah, anda
bandingkan dengan tekanan atmosfer normal sebesar mengetahui bahwa kedua permukaan bertindak seolah ke-
760 mm Hg. Untuk menghindari kebingungan, kita duanya direkatkan oleh lapisan tipis air. Meskipun anda da-
akan menggunakan nilai positif absolut sepanjang pem- pat dengan mudah menggeser kaca obyek maju-mundur
bahasan kita mengenai pernapasan. relatif satu sama lain (seperti cairan intrapleura yang mem-
permudah gerakan paru terhadap permukaan interior din-
Tekanan intrapleura tidak menyeimbangkan diri dengan
ding thoraks), anda dapat memisahkan kedua kaca obyek ter-
tekanan atmosfer atau intra-alveolus karena tidak ada komu-
nikasi langsung antara rongga pleura dan atmosfer atau paru.
Karena kantung pleura adalah suatu kantung tertutup tanpa
lubang, maka udara tidak dapat masuk atau keluar meskipun
760 mm
mungkin terdapat gradien tekanan antara kantung pleura
dan daerah sekitar.
760
Ronggar pleura
Dinding sangat diperbesar)
di
ru (alveolus)
Paru
Dinding toraks
760
,.,;:: lr,"i llrta rr''i ii-E
Gradien tekanan transmural. Di dinding paru,
tekanan intra-alveolus 760 mm Hg mendorong ke
arah luar sementara tekanan intrapleura sebeiar
756 mm Hg mendorong ke arah dalam" perbedaan
tekanan sebesar 4 mm Hg ini membentuk gradien
tekanan transmural yang mendorong keluar paru,
meregangkannya untuk mengisi rongga thoraks
yang lebih besar. Di dinding thoraks, tekanan
Gradien tekanan transmural Gradien tekanan transmural atmosfer sebesar 760 mm Hg mendorong ke arah
rnenembus dinding paru = menembus dinding toraks = dalam sementara tekanan intrapleura 756 mm Hg
tekanan intra-alveolus dikurangi tekanan atmosfer dikurangi mendorong ke arah luar. Perbedaan tekanan
tekanan intrapleura tekanan intrapleura sebesar 4 mm Hg ini menghasilkan gradien
tekanan transmural yang mendorong ke arah
Angka adalah tekanan mm Hg dalam dan menekan dinding thoraks.
504 Bab 13
atmosferik karena paru yang reregang dan thoraks yang ter- pneumotoraks dan kolaps paru dapat terjadi jika udara masuk
tekan cenderung menjauh satu sama lain, sedikit mengem- ke rongga pleura melalui lubang di paru yang ditimbulkan,
bangkan rongga pleura dan menurunkan tekanan intrapleura misalnya oleh proses penyakit (Gambar 13-9c).
di bawah re kanan atmosfer.
PNEUMOTORAKS
I Aliran udara masuk dan keluar paru terjadi
karena perubahan siklik tekanan intra-alveolus.
CATAIAN KLINIS. Dalam keadaan normal udara tidak ma,
suk ke dalam rongga pleura karena tidak ada komunikasi an- Karena udara mengalir mengikuti penurunan gradien tekan-
tara rongga dan atmosfer atau alveolus. Namun, jika dinding an, maka tekanan intra-alveolus harus lebih kecil dari tekan-
dada tertusuk (misalnya oleh luka tusuk atau iga yang patah), an atmosfer agar udara mengalir masuk ke dalam paru se-
udara mengalir menuruni gradien tekanan dari tekanan atmos- waktu inspirasi. Demikian juga, tekanan intra-alveolus harus
fer yang lebih tinggi ke dalam ruang pleura (Gambar 13-9a). lebih besar daripada tekanan armosfer agar udara mengalir
Keadaan abnormal masuknya udara ke dalam rongga pleura keluar paru sewaktu ekspirasi. Tekanan intra-alveolus dapat
dikenal sebagai pneumotoraks ("udara dalam dada'). Tekanan diubah dengan mengubah volume paru, sesuai hukum Boyle.
intrapleura dan intra-alveolus kini menjadi seimbang dengan Hukum Boyle menyatakan bahwa pada suhu konstan, te-
tekanan atmosfer sehingga gradien tekanan transmural tidak kanan yang ditimbulkan oleh suatu gas berbanding terbalik
lagi ada baik di dinding paru maupun dinding dada. Thnpa dengan volume gas (Gambar 13-10); yaitu, sewaktu volume
gaya yang meregangkan paru maka paru akan kolaps ke ke- gas meningkat, tekanan yang ditimbulkan oleh gas berkurang
adaan tak teregangnya (Gambar 13-9b). (Daya rekat cairan secara proporsional. Sebaliknya, tekanan meningkat secara
intrapleura tidak mampu menahan paru dan dinding thoraks proporsional sewaktu volume berkurang. Perubahan volume
saling menempel tanpa adanya gradien tekanan transmural). paru, dan karenanya rekanan intra-alveolus, ditimbulkan se-
Dinding thoraks juga akan mengembang keluar ke dimensi cara tak langsung oleh akriviras orol pernapasan.
tak tertekannya, tetapi hal ini tidak terlalu menimbulkan Otot-otot pernapasan yang melakukan gerakan ber-
konsekuensi serius daripada kolapsnya paru. Demikian juga, napas tidak bekerja langsung pada paru untuk mengubah
(a)
760
760
-;756
Paru kolaps
lH (b)
(c)
r oY
Ara
'o
Ct
q'o
G*
C-Qo C.. rc
-,o i lf
C-n*u o*o
qiA
c*' C
!c tlt
c-rc oo
Volume = % Volume = 1 Volume = 2
Tekanan = 2 Tekanan = 1 Tekanan = 1/z
Hukum Boyle. Setiap wadah memiliki jumlah molekul gas yang sama. Karena gerakan molekul gas yang acak, maka
kemungkinan sebuah molekul gas menumbuk dinding dalam wadah dan menimbulkan tekanan berbanding terbalik dengan
volume wadah pada suhu tetap. Gas dalam wadah B menimbulkan tekanan lebih besar daripada gas yang sama di wadah {
yanglebihbesartetapi menimbulkantekananlebihkecil daripadagasyangsamadi wadahAyanglebihkecil. Hubunganini
dinyatakan sebagai hukum Boyle: P,V, = PrV, Sewaktu volume g"t r"ninglat, tekanan gas berkuLng proporsional; sebaliknya,
tekanan meningkat secara proporsional ketika volume dikurangi.
volumenya. Otot-otot ini mengubah volume rongga thoraks, ma yang turun menekan isi abdomen ke bawah dan ke de-
menyebabkan perubahan serupa pada volume paru karena pan. Ti-rjuh puluh lima persen pembesaran rongga thoraks
dinding thoraks dan dinding paru berhubungan melalui daya sewaktu bernapas tenang dilakukan oleh kontraksi diafragma.
rekat cairan intrapleura dan gradier-r tekanan transmural. Dua set otot interkostal terletak antara iga-tga (inter
Marilah kita ikuti perubahan yang terjadi selama satu artinya "di antara'; kosta artinya"igi'). Otot interhostal eks-
siklus pernapasan-yaitu, satu kali menghirup (inspirasi) dan terna/ terletak di atas otot interkostal internal. Kontraksi otot
satu kali menghembuskan (ekspirasi) udara. interkostal elsternal, yang serar-seratnya berjalan ke ba-wah
dan depan antara dua iga yang berdekatan, memperbesar
rongga toraks dalam dimensi lateral (sisi ke sisi) dan antero-
PERMULAAN RESPIRASI: KONTRAKSI OTOT
posterior (depan ke belakang). Ketika berkontraksi, otot
INSPIRASI interkostal eksternal mengangkat iga dan selan.jutnya ster-
Sebelum inspirasi dimulai, otot-otot pernapasan berada num ke atas dan ke depan (Gambar l3-l2a). Saraf inter-
dalam keadaan lemas, tidak ada udara yang mengalir, dan kostal mengaktifkan otor-otor interkostal ini .
tekanan intra-alveolus setara dengan tekanan atmosfer. Otot Sebelum inspirasi, pada akhir ekspirasi sebelumnya,
inspirasi utama-otot yang berkontraksi untuk melakukan tekanan intra-alveolus sama dengan tekanan atmosfer, se,
inspirasi sewaktu bernapas tenang-adalah diafragma dan otot hingga tidak ada udara mengalir masuk atau keluar paru
interkostal eksternal (Gambar 13-11). Pada awitan inspirasi, (Gambar 13-13a). Sewaktu rongga thoraks membesar, paru
otot-otot ini dirangsang untuk berkontraksi sehingga rongga juga dipaksa mengembang untuk mengisi rongga thoraks yang
thoraks membesar. Otot inspirasi urama adalah diafragma, lebih besar. Sewaktu paru membesar, tekanan intra-alveolus
suatu lembaran otot rangka yang membentuk lantai rongga turun karena jumlah molekul udara yang sama kini menem-
thoraks dan disarafi oleh saraf frenikus. Diafragma dalam pati volume paru yang lebih besar. Pada gerakan inspirasi
keadaan melemas berbentuk kubah yang menonjol ke atas ke biasa, tekanan intra-alveolus turun 1 mm Hg menjadi 759
dalam rongga thoraks. Ketika berkontraksi (pada stimulasi mm Hg (Gambar 13-13b). Karena tekanan intra-alveolus
oleh saraf frenikus), diafragma turun dan memperbesar volu- sekarang lebih rendah daripada tekanan atmosfer maka udara
me rongga thoraks dengan meningkatkan ukuran vertikal mengalir ke dalam paru mengikuti penurunan gradien tekan-
(atas ke bawah) (Gambar l3-l2a). Dinding abdomen, jika an dari tekanan tinggi ke rendah. Udara terus masuk ke paru
melemas, menonjol keluar sewaktu inspirasi karena diafrag- sampai tidak ada lagi gradien-yaitu, sampai tekanan intra-
506 Ba b 'l
-l
alveolus setara dengan tekanan atmosfer. Karena itu, ekspansi Ketika otot interkostal eksternal melemas, sangkar iga yang
paru ddak disebabkan oleh udara masuk ke dalam paru; sebelumnya terangkat turun karena gravitasi. Tanpa gaya-
udara mengalir ke dalam paru karena rurunnya tekanan gayayang menyebabkan ekspansi dinding dada (dan karena-
intra-alveolus yang ditimbulkan oleh ekspansi paru. nya, ekspansi paru) maka dinding dada dan paru yang semula
Sewaktu inspirasi, tekanan intrapleura turun menjadi teregang mengalami recoil ke ukuran prainspirasinya karena
754 mm Hg akibat ekspansi thoraks. Peningkatan gradien sifat-sifat elastiknya, seperti balon teregang yang dikempis-
tekanan transmural yang terjadi sewaktu inspirasi memasti- kan (Gambar \3-12b). Sewaktu paru kembali mengecil,
kan bahwa paru teregang untuk mengisi rongga thoraks yang tekanan intra-alveoius meningkat, karena jumlah molekul
mengembang. udara yang lebih banyak yang semula terkandung di dalam
volume paru yang besar pada akhir inspirasi kini termampat-
PERAN OTOT INSPIRASI TAMBAHAN kan ke dalam volume yang lebih kecil. Pada ekspirasi biasa,
tekanan intra-alveolus meningkat sekitar I mm Hg di atas
Inspirasi dalam (lebih banyak udara dihirup) dapat dilakukan
tekanan atmosfer menjadi 767 mm Hg (Gambar 13-l3c).
dengan mengontraksikan diafragma dan otot interkostal eks-
Udara kini meninggalkan paru menuruni gradien tekanan-
ternal secara lebih kuat dan dengan mengaktifkan otot ins-
nya dari tekanan intra-alveolus yang lebih tinggi ke tekanan
pirasi tambahan (aksesorius) untuk semakin memperbesar
atmosfer yang lebih rendah. Aliran keluar udara berhenti
rongga thoraks. Kontraksi otor-otot tambahan ini, yang ter-
ketika tekanan intra,alveolus menjadi sama dengan tekanan
letak di leher (Gambar 13-11), mengangkat srernum dan dua
atmosfer dan gradien tekanan tidak ada lagi. Gambar 13-14
iga pertama, memperbesar bagian atas rongga thoraks.
meringkaskan perubahan tekanan intra-alveolus dan intra-
Dengan semakin membesarnya volume rongga toraks diban-
pleura yang berlangsung selama satu siklus pernapasan.
dingkan dengan keadaan istirahat maka paru juga semakin
CATAIAN KLINIS. Karena diafragma adalah otot ins-
mengembang, menyebabkan tekanan intra-alveolus semakin
pirasi utama dan relaksasinya juga menyebabkan ekspirasi,
turun. Akibatnya, terjadi peningkatan aliran masuk udara
maka paralisis otot interkostal saja tidak secara serius mem-
sebelum tercapai keseimbangan dengan tekanan atmosfer;
pengaruhi pernapasan tenang. Namun, gangguan aktivitas dia-
yaitu, tercapai pernapasan yang lebih dalam.
fragma karena kelainan saraf atau orot dapat menyebabkan
paralisis pernapasan. Untungnya, saraf frenikus berasal dari
PERMULAAN EKSPIRASI: RELAKSASI 0TOT medula spinalis di daerah leher (segmen servikalis 3, 4, dan 5)
INSPIRASI dan kemudian turun ke diafragma di dasar thoral<s, dan bukan
Pada akhir inspirasi, otot inspirasi melemas. Diafragma berasal dari daerah thoraks medula spinalis seperri diperkira-
mengambil posisi aslinya yang seperti kubah ketika melemas. kan sebelumnya. Karena itu, orang yang mengalami kelum-
puhan total di bawah leher oleh rrauma medula spinaiis masih
dapat bernapas, meskipun mereka tidak dapat menggunakan
semua otot rangka di lengan dan tungkai mereka.
Diafragma Kontraksi
melemas) diafragma
(a)
Gambar 13-12
Aktivitas otot pernapasan sewaktu inspirasi dan ekspirasi. (a) lnspirasi, saat mana diafragma turun karena berkontraksi,
meningkatkan ukuran vertikal rongga thoraks. Kontraksi otot interkostal eksternal mengangkat iga dan kemudian sternum
untuk memperbesar ukuran depan-belakang rongga thoraks serta ukuran kiri-kanannya. (dilanjutkan)
Ukuran toraks
pada kontraksi
otot inspirasi Ukuran torak$ pada
Ukuran toraks
prainspirasi ,
relaksasi otot '.
inspirasi l'l
Ukuran paru setelah . "
Ukuran paiu teregang untuk mengisi Ukuran.paru setelqh
prainspirasi rongga toraks yang mbngalami recoil
mengembang
Sebelum inspirasi Sewaktu inspirasi Sewaktu ekspirasi
(a) (b) (c)
Angka adalah dalam mm Hg
Gambar 13-13
Perubahan volume paru dan tekanan intra-alveolus sewaktu inspirasi dan ekspirasi. (a) Sebe/um inspirasi, pada akhir ekspirasi
sebelumnya. Tekanan intra-alveolus telah seimbang dengan tekanan atmosfer; dan tidak ada aliran udara. (b) lnspirasi. Sewaktu
volume paru meningkat saat inspirasi, tekanan intra-alveolus berkurang sehingga terbentuk gradien tekanan yang
menyebabkan udara mengalir ke dalam alveolus dari atmosfer; yaitu, terjadi inspirasi. (c) Ekspirasi. Sewaktu paru mengalami
recoil(kembali mengecil) ke ukuran pra-inspirasinya karena relaksasi otot-otot pernapasan, tekanan intra-alveolus meningkat
sehingga terbentuk gradien tekanan yang menyebabkan udara mengalir keluar alveolus menuju atmosfer; yaitu, terjadi
ekspirasi.
508 Bab 13
Kontraksr otot interkostal internal
mendatarkan iga dan sternum,
semakin mengurangi ukuran kiri-kanan
dan depan-belakang rongga toraks
Kontraksi otot
Relaksasi otot
interkostal -1 19rrN
interkostal
internal
eksternal
Relaksasi
diafragma
Kontraksi
otot abdomen
Posisi otot
I
abdomen dalam
keadaan lemas
(b) (c)
masuk, mendatarkan dinding dada dan semakin mengurangi hingga paru rerap teregang dan mengisi rongga toraks. Se-
ukuran rongga thorals; tindakan ini berlawanan dengan otot bagai contoh, jika tekanan di daiam toraks meningkar 10 mm
interkostal eksternal. Hg, maka rekanan intrapieura menjadi 766 mm Hg dan
Sewaktu kontraksi akdf otot ekspirasi semakin mengurangi tekanan intra-alveolus menjadi 770 mm Hg - tetap terdapat
volume rongga thorai<s, volume paru juga menjadi semakin ber- perbedaan tekanan 4 mm Hg.
kurang karena paru tidak harus teregang lebih banyak untuk
mengisi rongga thoraks yang lebih kecil; yaitu, paru dibolehkar
mengempis ke volume yang lebih kecil. Tekanan intra-alveolus I Resistensi saluran napas mempengaruhi
lebih meningkat sewaktu udara di paru temampung di dalam kecepatan aliran.
volume yang lebih kecil. Perbedaan antara tekanan intra-alveolus
dan atmosfer kini menjadi lebih besar daripada ketika ekspirasi Sejauh ini kita telah membahas aliran udara masuk dan
pasif sehingga lebih banyak udara keluar menuruni gradien keluar paru sebagai fungsi dari besar gradien tekanan antara
tekanan sebelum tercapai keseimbangan. Dengan cara ini, se- alveolus dan atmosfer. Namun, seperti aliran darah melalui
lama ekspirasi paksa aktif pengosongan pa-ru menjadi lebih pembuluh darah bergantung tidak saja pada gradien tekanan
tuntas dibandingkan ketika ekspirasi tenang pasif tetapi juga pada resistensi terhadap aliran yang ditimbulkan
Selama ekspirasi paksa, tekanan intrapieura meiebihi oleh pembuluh, demikian juga aliran udara:
tekanan atmosfer tetapi paru tidak kolaps. Karena rekanan
AP
intra-alveolus juga meningkat setara maka tetap terdapat
gradien tekanan transmural menembus dinding paru se- R
Y
(s
Fo)
ltl
til
+ lt
STATUS SALURAN NAPAS EFEK PADA RESISTENSI FAKTOR YANG MEFJIRNTULKAhI FFEK
Bron kokonstri ksi J jari-jari, f resistensi terhadap aliran udara Faktor patologis:
Spasme alergik saluran napas akibat
Slow-reactive substance of anaphylaxis
Histamin
Sumbatan f isik saluran napas akibat
Mukus berlebihan
Edema dinding
Kolaps saluran napas
Fa ktor ko ntro I fi si o I og i k:
Kontrol saraf: stimulasi simpatis (efek minimal)
Kontrol hormon: epinefrin
Kontrol kimiawi lokal: t konsentrasi CO,
konualsi oror pernapasan yang lebih besar untuk menghasil- panjang oleh Chlamydia pneumoniae, suatu penyebab infeksi
kan kecepatan aliran udara masuk dan keluar paru sperri yang paru_yang umum dijumpai, mungkin mendasari hampir se_
dicapai orang sehat dalam keadaan istirahat. Karena itu, orang paruh dari kasus asma dewasa. pada serangan asma yang
dengan PPOK harus bekerja lebih kuat untuk bernapas. berat, penyumbatan dan penyempitan h.bai .alrrran ,rap"i
Penyakit paru obstruktif kronik mencakup tiga penyakit dapat menghentikan aliran udara dan menyebabkan ke-
kronik (jangka panjang): bronkitis kronik, asma, dan emfsema. matian. Diperkirakan 15 juta orang di Amerika Serikat
mengidap asma, dengan jumlah yang rerus meningkat. Asma
BRONKITIS KRONIK adalah penyakit kronik tersering pada anak. para ilmuwan
Bronkitis kronik adalah suatu penyakit peradangan saluran tidak mengetahui pasti mengapa insidens asma terus
napas bawah jangka panjang, umumnya
meningkat.
dipicu oleh pajanan
berulang ke asap rokok, polutan udara, atau alergen. Sebagai
respons terhadap iritasi kronik, saluran napas menyempit
EMFISEMA
karena penebalan edematosa kronik lapisan dalamnya disertai
oleh pembentukan berlebihan mukus kentai. Meskipun rer- Emffsema ditandai oleh (1) kolapsnya saluran napas halus
jadi batuk berulang akibat iritasi kronik tersebut, namun dan (2) rusaknya dinding alveolus. penyakit ireversibel ini
sumbatan mukus sering tidak dapat dikeluarkan dengan dapat timbul melalui dua cara berbeda. Emfisema paling
tuntas, terurama karena iritan melumpuhkan eskalator mu- sering terjadi karena pelepasan berlebihan enzim p..,rr"k
kus bersilia (lihat h. 488). Infeksi paru oleh bakteri sering misalnya tripsin dari makrofag alveolus sebagai mekanisme
terjadi, karena timbunan mukus adalah medium yang baik pertahanan terhadap pajanan kronik asap rokok atau iriran
bagi pertumbuhan bakteri.
lain. Paru dalam keadaan normal terlindung dari kerusakan
oleh enzim-enzim ini oleh a,-antitripsin, suattprotein yang
menghambat tripsin. Namun, sekresi berlebihan enzim_
ASMA
enzim destruktif ini sebagai respons terhadap iritasi kronik
Pada asma, sumbatan saluran napas disebabkan oleh (1) me- dapat mengalahkan kemampuan protektif o,-antitripsin se_
nebalnya dinding saluran napas, yang ditimbulkan oleh hingga enzim-enzim ini menghancurkan tiiak saja benda
peradangan dan edema yang dipicu oleh histamin (lihat h. asing tetapi juga jaringan paru. Berkurangnya jaringan paru
451); (2) tersumbatnya saluran napas oleh sekresi berlebihan menyebabkan rusaknya dinding alveolus d"r, kll"psny"
mukus kental; dan (3) hiperresponsivitas saluran napas, yang saluran napas halus yang menjadi karakteristik.*fir.m".
ditandai oleh konstriksi hebat saluran napas kecil akibai Penyebab emffsema yang lebih jarang adalah ketidak_
spasme otot polos di dinding saluran napas (lihat h. 4g3). mampuan tubuh secara generis menghasilkan cr,r_anritripsin
Pemicu yang menyebabkan peradangan dan respons bronko- sehingga jaringan paru tidak terlindung dari triprin.
Jaringan
konstriksi yang berlebihan ini mencakup pajanan beruiang paru yang tidak terlindung tersebut secara perlahan meng-
ke alergen (misainya kutu debu rumah atau serbuk sari alami disintegrasi di bawah pengaruh enzim-enzim *"k.ofig
tanaman), iritan (misalnya asap rokok), dan infeksi. Semakin meskipun dalam jumlah kecii, tanpa pajanan kronik ke
banyak penelitian yang menunjukkan bahwa infeksi jangka iritan.
yang menahannya tetap terbuka seperti saluran napas besar, melalui kontraksi lebih kuat otot-otor inspirasi. Karenanya,
ditahan terbuka oieh gradien tekanan transmural yang juga semakin kecil, compliance paru semakin besar kerja yang harus
meregangkan alveolus. Ekspansi rongga thoraks selama dilakukan untuk menghasilkan pengembangan paru yang
inspirasi secara tak langsung semakin melebarkan saluran sama. Paru yang kurang compliant disebut sebagai paru "kaku'
napas melebihi ukuran-ukuran saat ekspirasi, seperri ekspansi karena tidak dapat diregangkan secara normal.
alveolus, sehingga resistensi saluran napas selama inspirasi CATAIAN KLINIS. Compliance paru dapat berkurang
lebih rendah daripada selama ekspirasi. Pada orang sehat, oleh umlah faktor, misaln ya f b r o s is p aru, kerika j aringan
sej
resistensi sal,uran napas selalu sedemikian rendah sehingga paru normal diganti oleh jaringan ikat fibrosa (jaringan parut)
variasi kecil antara inspirasi dan ekspirasi tidak terasa. Namun, akibat pajanan kronik ke serat asbestos atau iritan serupa.
jika resistensi saluran napas meningkat secara bermakna, Istilah recoil elastik merujuk kepada seberapa mudah
seperti ketika serangan asma, perbedaan ini menjadi cukup paru kembali ke bentuknya semula setelah diregangkan. Hal
terasa. Karena itu, orang dengan asma lebih mengalami ini berperan mengembalikan paru ke volume prainspirasi
kesulitan dalam menghembuskan daripada menghirup udara, ketika otot inspirasi melemas pada akhir inspirasi.
menimbulkan "mengi" khas ketika udara dipaksa keluar Sifat elastik paru rerutama bergantung pada dua faktor:
melalui saluran napas yang sempit. jaringan ikat yang sangat elastik di paru dan tegangan per-
Dalam keadaan normal saluran napas kecil tetap terbuka mubaan alueolus.
selama pernapasan tenang dan bahkan ketika ekspirasi aktif
saat tekanan intrapleura meningkat, misalnya ketika berolah JARINGAN IKAT ELASTIK PARU
raga (Gambar 1.3-15adan b). Pada orang tanpa penyakit paru Jaringan ikat paru mengandung banyak serat elastin (lihat h.
obstrukdfkronik, saluran napas kecil kolaps dan aliran keluar 64). Serat-serat ini tidak saja memiliki sifat elastik tetapi juga
udara lebih lanjut terhenti hanya pada volume paru yang teranyam membentuk jaringan yang memperkuat perilaku
sangat kecil sewaktu ei<spirasi paksa maksimal (Gambar 13- elastiknya sendiri, seperti benang dalam kain yang elastik.
15c). Akibat kolapsnya saluran napas ini maka paru tidak Keseluruhan kain (atau paru) lebih lentur dan cenderung
dapat dikosongkan secara tuntas. Sebaliknya, pada orang kembali ke bentuknya semula daripada masing-masing
yang mengidap PPOK, khususnya emfisema, saluran napas benang (serar elast in)nya.
kecil mungkin secara rutin kolaps saat ekspirasi, mencegah
aliran udara keluar lebih lanjut melalui saluran ini (Gambar TEGANGAN PERM UKAAN ALVEOLUS
1 3-1 5d).
Faktor yang bahkan lebih penting yang mempengaruhi sifat
elastik paru adalah tegangan permukaan alveolus yang di-
I Sifat elastik paru disebabkan oleh jaringan ikat timbulkan oleh lapisan tipis cairan yang melapisi bagian dalam
elastik dan tegangan permukaan alveolusnya. alveolus. Di pertemuan udara-air, molekul-molekul air di
permukaan memperlihatkan ikatan yang lebih kuat dengan
Selama siklus pernapasan, paru bergantian mengembang saat molekul air sekitarnya dibandingkan dengan udara di atas
inspirasi dan mengempis saat ekspirasi. Sifat apa yang me- permukaan tersebut. Gaya tarik yang tak seimbang ini meng,
nyebabkan paru berperilaku seperti balon, dapat diregangkan hasilkan gayayang dikenal sebagai tegangan ?ermukaan di per-
dan kemudian kembali ke posisi semula saat istirahat ketika mukaan cairan. Tegangan permukaan memiliki efek ganda.
g y^-gayayane meregangkan dihilangkan? Terdapat dua kon- Pertama, lapisan cairan menahan setiap gaya yangmeningkat-
sep yang saling berkaitan yang berperan dalam elastisitas kan luas permukaannya; yaitu, tegangan tersebut melawan
parui com?liance dan recoil elastik. ekspansi alveolus karena molekui-molekul air di permukaan
Kata compliance merujukkepada seberapa banyak upaya menolak untuk diregangkan satu sama lain. Karena itu, se-
dibutuhkan untuk meregangkan atau mengembangkan paru; makin besar regangan permukaan, semakin kecil compliance
ini anaiog dengan seberapa keras anda harus bekerja untuk paru. Kedua, luas permukaan cairan cenderung menciut sekecil
meniup sebuah balon. (Sebagai perbandingan, diperlukan mungkin, karena molekul-molekul air di permukaan, karena
tekanan yang 100 kali lebih kuat untuk mengembangkan cenderung saling tari[ mencoba berada sedekat mungkin satu
balon mainan anak-anak daripada untuk mengembangkan sama lain. Karena itu, tegangan permukaan cairan yarrg me-
paru). Secara spesifik, com?liance adalah ukuran seberapa lapisi bagian dalam alveolus cenderung rncngurangi ukuran
banyak perubahan dalam volume paruyangterjadi akibat per- alveolus, memeras udara yang terdapat di dalamnya. Sifat ini,
ubahan tertentu gradien tekanan transmural, gaya yang mere- bersama dengan kecenderungan serat elasrin kembali ke ben-
gangkan paru. Paru yang sangat com?liant meneembang lebih tuknya semula, menyebabkan paru mengal ami recoi I keukuran
besar untuk peningkatan rertenru perbedaan tekanan daripada prainspirasinya ketika inspirasi berakhir.
paru yang kurang czmpliant. Dengan kata lain, semakin rendah CATAIAN KLINIS. Pada emfisema, recoil elastik ber-
com?liance paru semakin besar gradien tekanan transmural kurang karena lenyapnya serat elastin dan menurunnya re-
yang harus diciptakan selama inspirasi untuk menghasilkan gangan permukaan alveolus akibat rusaknya dinding alveo-
5'12 Bab 13
Tekanan
atmosfer
Gambar 13-15
Cincin tulang rawan
di saluran napas besar Kolapsnya saluran napas ketika
ekspirasi paksa. (a) Bernapas tenang
normal, saat resistensi saluran napas
Tekanan rendah sehingga tidak banyak terjadi
saluran napas penurunan tekanan akibat gesekan di
dalam saluran napas. Tekanan intrapleu-
Tekanan
ra tetap lebih rendah daripada tekanan
intrapleura
saluran napas di seluruh panjang saluran
napas, sehingga saluran napas tetap
terbuka. (b) Olahraga rutin. Meskipun
tekanan intrapleura meningkat selama
ekspirasi aktif saat olah raga, namun
tekanan intra-alveolus juga meningkat
dan resistensi saluran napas tetap
rendah, sehingga penurunan tekanan
Tekanan saluran napas akibat gesekan tidak
intra-alveolus turun di bawah tekanan intrapleura
yang meningkat sampai tahap di mana
saluran napas dijaga tetap terbuka oleh
Selama
cincin tulang rawan. Karena itu, saluran
olah raga rutin napas tidak kolaps. (c) Ekspirasi paksa
(a) (b) maksimal, saat tekanan intra-alveolus
dan intrapleura meningkat mencolok.
Ketika friksi menyebabkan tekanan
saluran napas turun di bawah tekanan
intrapleura yang tinggi, saluran napas
kecil tak kaku tertekan hingga menutup,
menghambat ekspirasi lebih lanjut
udara melalui saluran napas. Pada orang
sehat, kompresi dinamik saluran napas
ini hanya terjadi pada volume paru yang
786 +L.l
+ll+ l t 786 sangat kecil. (d) Penyakit paru obstruk-
- tif. Kolaps prematur saluran napas
terjadi karena dua sebab: (1) tekanan
772 -+ |I <- 772 yang turun di sepanjang saluran napas
772 diperkuat oleh meningkatnya resistensi
saluran napas, dan (2) tekanan intra-
t pleura lebih tinggi daripada normal
774 karena lenyapnya jaringan paru seperti
I pada emfisema. yang berperan
T
I
menentukan kecenderungan paru untuk
I recoil dan menjauh dari dinding thoraks.
77,6 Udara berlebihan yang terperangkap di
belakang segmen bronkiolus yang
tertekan mengurangi jumlah pertukaran
gas antara alveolus dan udara atmosfer.
Karena itu, lebih sedikit udara alveolus
Pada penyakit yang "disegarkan" setiap kali bernapas
paru obstruktif ketika saluran napas kolaps pada
(d) volume paru yang lebih besar pada
Angka-angka adalah tekanan dalam mm Hg pasien dengan penyakit paru obstruktif.
lus. Penurunan recoil elastik ikut berperan, bersama dengan tegangan permukaan akan sedemikian besar sehingga paru
meningkatnya resistensi saluran napas, menyebabkan pasien kolaps. Gaya recoilyang ditimbulkan oleh serat elastin dan
sulit menghembuskan napas. tingginya regangan permukaan akan melebihi gaya yang
meregangkan yang ditimbulkan oleh gradien tekanan
transmural. Selain itu, compliance paru akan sangat rendah
I Surfaktan
paru menurunkan tegangan sehingga diperlukan kontraksi orot yang melelahkan un-
permukaan dan berperan dalam stabilitas paru tuk meregangkan dan mengembangkan alveolus. Terdapat
dua faktor yang melawan kecenderungan alveolus kolaps
Caya-gaya kohesif antara molekul-molekul air sedemikian sehingga stabilitas alveolus dapat dipertahankan dan kerja
kuat sehingga jika alveolus hanya dilapisi oleh air maka bernapas berkurang. Keduanya adalah surfaktan paru dan
paru, mengurangi kerja untuk mengembangkan paru; dan Faktor kedua yang berperan dalam stabilitas alveolus adalah
(2) bahan ini memperkecil kecenderungan paru :untuk recoil saling ketergantungan antara alveolus-alveolus yang ber-
sehingga paru tidak mudah kolaps. dekatan. Setiap alveolus dikelilingi oleh alveolus lain dan sa-
Peran surfaktan paru dalam mengurangi kecenderungan ling berhubungan melalui jaringan ikat. Jika sebuah alveolus
alevolus mengalami re c o i I sehingga mencegah alveolus kolaps, mulai kolaps maka alveolus-alveolus sekitar akan teregang
penting untuk membantu mempertahankan stabilitas paru. karena dindingnya tertarik dalam arah alveolus yang mengecil
Pembagian paru menjadi kantung-kantung udara kecil yang (Gambar 13 -17 a). Selanjutnya, alveolus-alveolus sekitar ini,
sangat banyak menghasilkan permukaan yang sangat luas un- dengan mengalami recoil sebagai resistensi terhadap peregang-
tuk pertukaran O, dan CO, tetapi hal ini juga menimbulkan an, menghasilkan gaya yang mengembangkan alveolus yang
masalah dalam mempertahankan stabilitas seluruh alveolus kolaps dan karenanya membantunya tetap terbuka (Gambar
tersebut. Ingatlah bahwa tekanan yang dihasilkan oleh te- l3-l7b) . Fenomena ini, yang dapat diibaratkan sebagai "tarik
gangan permukaan alveolus memiliki arah ke dalam, me- tambang" seimbang antara alveolus-alveolus yang berdekat-
meras udara di alveolus. Jika anda memandang alveolus an, disebut interdependensi alveolus.
sebagai gelembung bulat, menurut hukum LaPlace, besar Gaya-gaya berlawanan yang bekerja pada paru (yaitu,
tekanan ke arah dalam yang cenderung menyebabkan alveo- gaya-gaya yang menahan alveolus tetap terbuka dan gaya-
lus kolaps berbanding lurus dengan tegangan permukaan gaya lawannya yang mendorong kolapsnya alveolus) di-
dan berbanding terbalik dengan jari-jari gelembung: ringkaskan di Tabel I 3-2.
2T
SINDROM DISTRES PERNAPASAN NEONATUS
r
CATAIAN KLINIS. Paru janin yang sedang berkembang
di mana
normalnya tidak dapat menghasilkan surfaktan paru sampai
P= tekanan ke arah dalam yang menyebabkan kolaps mendekati akhir kehamilan. Terutama pada bayi yang lahir
T = tegangan permukaan prmatur, surfaktan yang dihasilkan mungkin belum me,
madai untuk mengurangi tegangan permukaan alveolus ke
r = jari-jari gelembung (alveolus) tingkat yang dapat ditoleransi. Kumpulan gejala yang diaki-
Karena tekanan untuk kolaps berbanding terbalik dengan batkannya disebut sindrom distres pernapasan neonatus.
jari-jari maka semakin kecil alveolus semakin kecil jari- Bayi harus melakukan upaya insiprasi keras untuk mengatasi
jarinya dan semakin besar kecenderungannya untuk kolaps tegangan permukaan yang tinggi agar paru mereka yang
pada tegangan permukaan yang sama. Karena itu, jika dua com?liance-nya rendah dapat mengembang. Selain itu, kerja
alveolus dengan ukuran berbeda tetapi tegangan permuka- bernapas juga bertambah berat karena alveolus, ranpa sur-
annya sama dihubungkan oleh saluran udara yang sama faktan, cenderung kolaps total setiap ekspirasi. Diperlukan
maka alveolus yang lebih kecil-karena menghasilkan tekan- lpayayanglebih besar (perbedaan tekanan transmural yang
an ke dalam yang lebih besar-cenderung kolaps dan mengo- lebih besar) untuk mengembangkan suatu alveolus yang
songkan udara di dalamnya ke alveolus yang lebih besar kolaps hingga volume terrenru daripada meningkatkan
(Gambar l3-16a). pengembangan alveolus yang sebagian sudah terbuka se-
Namun, dalam keadaan normal alveolus kecil tidak ko- banyak volume yang sama. Situasi ini analog dengan me-
Iaps dan mengembungkan alveolus besar, karena surfaktan niup sebuah balon baru. Diperlukan upaya yang lebih keras
paru lebih menurunkan tegangan permukaan alveolus kecil pada beberapa tiupan pertama ketika balon masih kempis
daripada alveolus besar. Surfaktan paru menurunkan te- daripada tiupan selanjutnya untuk memperbesar balon
gangan permukaan dengan derajat lebih besar pada alveolus tersebut. Pada sindrom distres pernapasan neonatus, sang
kecil dibandingkan alveolus besar karena molekul-molekul bayi seolah-olah harus meniup balon baru setiap kali ber-
surfaktan terletak lebih berdekatan di alvolus kecil. Semakin napas. Pengembangan paru mungkin memerlukan gradien
besar suatu alveolus, semakin tersebar molekul-molekul sur- tekanan transmurai sebesar 20 sampai 30 mm Hg
514 Bab 13
Hukum LaPlace:
2 x Tegangan permukaan {T)
Besar tekanan yang mengarah kedalam {P} dafam suatu gelembung (alveolus) =
Jari-jari (r) gelembung (alveolus)
p,=
4J
er= P.= 2T
\I lr. _ ?xT
Pr=27 j
r
Pr='lT ZxT
1P" - --T-
Jari-jari = 1
Tegangan permukaan = f [" =17
Alveolus
Jari-jari = 2
pr> p" Tegangan Permukaan = r
Saluran
'r= 4J
z xlr
napas
1?i
D Pr='lT
@,_
.6 - 247
P.= 1T
Jari-jari = 1
6- P"=17 ^e
l''
1P" = 2xT
2
f
dr Molekul
surfaktan paru
Jari-jari = 2
Tegangan permukaan = I
,.,=,,
(b)
Gambar 13-16
Peran surfaktan paru dalam melawan kecenderungan alveolus kecil untuk kolaps ke dalam alveolus besar. (a) Menurut hukum
LaPlace, jika dua alveolus dengan ukuran tak sama tetapi dengan tegangan permukaan yang sama dihubungkan oleh saluran
yang sama maka alveolus yang lebih kecil-karena menghasilkan tekanan masuk yang lebih besar-memiliki klcenderungan
(tanpa surfaktan paru) untuk kolaps dan mengosongkan udara isinya ke dalam alveolus yang lebih besar. (b) Surfaktan"paru
mengurangi tegangan permukaan alveolus yang lebih kecil lebih besar daripada alveolus besar. penurunan tegangan permuka-
anini melawanefekjari-jari yanglebihkecil dalammenentukantekananyangmengarahkedalam. Karenaitu,tekanan
penyebab kolaps di alveolus kecil dan besar menjadi setara. Dengan demikian, dengan adanya surfaktan paru alveolus kecil
tidak kolaps dan mengalirkan isinya ke dalam alveolus yang lebih besar.
(a) (b)
Garylhar 13-17
lnterdependensi alveolus. (a) Ketika sebuah alveolus (berwarna merah muda) dalam sekelompok alveolus yang saling berkaitan
mulai kolaps, alveolus-alveolus sekitar teregang oleh alveolus yang kolaps tersebut. (b) Alveolus-alveolus sekitar, karena
mengalami recoil sebagai resistensi terhadap peregangan, menarik keluar alveolus yang kolaps tersebut. Gaya yang
menyebabkan ekspansi ini membuka alveolus kolaps tersebut.
515 Bab 13
total yang dikeluarkan. Sebaliknya, pada pasien dengan sebagai spirogram, yang dikalibrasikan terhadap perubahan
compliance paru yang rendah atau penyakit paru obstruktif, volume. Pena merekam inspirasi sebagai defleksi ke atas dan
energi yang diperlukan untuk bernapas bahkan saat istirahat ekspirasi sebagai defleksi ke bawah.
dapat meningkat hingga 30o/o dari pengeluaran energi total. Gambar 13-18b adalah contoh hipotetis sebuah spi-
Pada kasus-kasus ini, kemampuan yang bersangkutan untuk rogram pada seorang pria muda sehat. Secara umum, nilai-
berolahraga sangat berkurang, karena bernapas itu sendiri nilai untuk wanita lebih rendah. Volume dan kapasitas paru
sudah melelahkan. berikut (kapasitas paru adalah jumlah dua atau lebih volume
paru) dapat diukur.
I Paru dalam keadaan normal beroperasi dengan I Volume alun napas (tidal uolume, TV). Volume udara
"separuh kapasitas". yang masuk atau keluar paru selama satu kali bernapas. Nilai
rerata pada kondisi istirahat = 500 ml.
Secara rerata,' pada orang dewasa sehat, udara maksimal yang I Volume cadangan inspirasi (inspiratory reserue uolume,
dapat ditampung paru adalah sekitar 5,7 liter pada pria (4,2 IR$. Volume udara tambahan yang dapat secara maksimal
liter pada wanita). Ukuran anatomik, usia, dan daya regang dihirup di atas volume alun napas istirahat. IRV dicapai oleh
paru, serta ada tidaknya penyakit pernapasan mempengaruhi kontraksi maksimal diafragma, otot interkostal eksternal, dan
kapasitas paru total ini. Dalam keadaan normal, sewaktu otot inspirasi tambahan. Nilai rerata = 3000 ml.
bernapas tenang volume paru jauh dari volume inspirasi atau I Kapasitas inspirasi (inspiratory capacity, IC). Volume
ekspirasi maksimal. Karena itu, dalam keadaan normal paru udara maksimal yang dapat dihirup pada akhir ekspirasi
mengalami pengembangan moderat sepanjang siklus per- tenang normal 0C = IRV + TV). Nilai rerara = 3500 ml
napasan. Pada akhir ekspirasi tenang normal, paru masih I Volume cadangan ekspirasi (ex?iratory) reserue uolume,
mengandung sekitar 2200 ml udara. Selama bernapas biasa ERV). Volume udara tambahan yang dapat secara aktif di-
pada keadaan istirahat, sekitar 500 ml udara masuk dan keluarkan dengan mengontraksikan secara maksimal otot-
keluar paru sehingga selama bernapas tenang volume paru otot ekspirasi melebihi udara yang secara normal dihembus-
bervariasi antara 2200 ml pada akhir ekspirasi sampai 2700 kan secara pasif pada akhir volume alun napas istirahat. Nilai
ml pada akhir inspirasi (Gambar l3-l8a). Selama ekspirasi ferata = 1000 ml.
maksimal, volume paru dapat turun menjadi 1200 ml pada I Volume residual (residual uolume, R$. Volume udara
pria (1000 ml pada wanita), tetapi paru ddak pernah dapat minimal yang tertinggal di paru bahkan setelah ekspirasi
dikempiskan secara total karena saluran-saluran napas kecil maksimal. Nilai rerata = 1200 ml. Volume residual tidak da-
kolaps ketika ekspirasi paksa pada volume paru yang rendah, pat diukur secara langsung dengan spirometer, karena volu-
menghambat pengeluaran udara lebih lanjut (lihat Gambar me udara ini tidak keluar dan masuk paru. Namun, volume
t3-r5c, h.513). ini dapat ditentukan secara tak langsung melalui teknik
Dampak penting tidak mungkinnya paru dikosongkan pengenceran gas yang melibatkan inspirasi sejumlah rertentu
secara total adalah bahwa bahkan selama upaya ekspirasi gas penjejak tak berbahaya misalnya helium.
maksimal, pertukaran gas masih dapat terus berlangsung I Kapasitas residual fungsional (functional residual capa-
antara darah yang mengalir melalui paru dan udara alveolus ci4t, FRC). Volume udara di paru pada akhir ekspirasi pasif
yang tersisa. Akibatnya, kandungan gas darah yang mening- normal (FRC = ERV + RV). Nilai rerata = 2200 mL
galkan paru untuk disalurkan ke jaringan tetap konstan di I Kapasitas vital (uhal capaciry,YC). Volume udara mak-
sepanjang siklus pernapasan. Sebaliknya, jika paru terisi dan simal yang dapat dikeluarkan dalam satu kali bernapas setelah
dikosongkan secara total setiap kali bernapas maka jumlah inspirasi maksimal. Subyek perrama-rama melakukan inspi-
Oryan1 diserap dan CO, yang dikeluarkan akan sangat ber- rasi maksimal lalu ekspirasi maksimal (VC = IRV + TV +
fluktuasi. Keuntungan lain bahwa paru tidak dapat dikosong- ERV). VC mencerminkan perubahan volume maksimal yang
kan secara total setiap kali bernapas adalah berkurangnya dapat terjadi pada paru (Gambar 13-20). Hal ini jarang digu-
kerja bernapas. Ingatlah bahwa upaya untuk mengembang- nakan, karena kontraksi otot maksimal yang terlibat melelah-
kan alveolus yang sudah setengah terbuka jauh lebih kecil kan, tetapi berguna untuk memastikan kapasitas fungsional
daripada alveolus kolaps. paru. Nilai rerata = 4500 ml.
Perubahan volume paru yang terjadi selama berbagai I Kapasitas paru total (total lung capaci4t,TLC). Volume
upaya bernapas dapat diukur dengan menggunakan spiro- udara maksimal yang dapat ditampung oleh paru (TLC = VC
mete! suatu alat untuk menentukan berbagai volume dan + R$. Nilai rerara = 5700 ml
kapasitas paru. I Volume ekspirasi paksa dalam satr detik \forced
expirator! uolume in one second, FEV,). Volume udara yang
VOLUME DAN KAPASITAS PARU dapat dihembuskan selama detik pertama ekspirasi dalam
Pada dasarnya spirometer terdiri dari drum/tong terisi udara suatu penentuan VC. Biasaya FEV, adalah sekitar 8070 dari
yang mengapung dalam ruang berisi air. Sewaktu seseorang VC; yaitu, dalam keadaan normal 800/o udara yang dapat
menghirup dan menghembuskan udara dari dan ke dalam dihembuskan secara paksa dari paru yang telah mengembang
drum melalui suatu selang yang menghubungkan mulut maksimal dapat dihembuskan dalam satu detik. Pengukuran
dengan wadah udara, drum naik turun dalam wadah air ini menunjukkan laju aliran udara paru maksimal yang dapat
(Gambar 13-19). Naik-turunnya drum ini dapat direkam dicapai.
(a)
-E
f
(o
o-
E
2700
J
o 2200
E
f
o 1200
Waktu (dtk)
J\,/ = volume alun napas (500 ml)
IRV = volume cadangan inspirasi (3000 ml)
lC= kapasitas inspirasi (3500 ml)
ERV = volume cadangan ekspirasi (1000 ml)
RV -- volume residual (1200 ml)
FRC = kapasitas residual fungsional (2200 ml)
VC= kapasitas vital (4500 ml)
TLC = kapasitas paru total (5700 ml)
(b)
Angka-angka adalah rerata untuk pria dewasa muda sehat; angka untuk wanita agak lebih rendah
Gambar 13-18
Variasi volume paru' (a) Kisaran normal dan nilai ekstrim volume paru pada seorang pria dewasa muda
sehat. (b) Spirogram
normal seorang pria dewasa muda sehat. (Volume residual tidak dapat diukur den!an spirometer tetapi harus
ditentufan
dengan cara lain).
518 Bab 13
]_ Drum yang terapung
Udara
Kertas
pencatat
yang
berputar
Spirogram
Udara inspirasi
#esnhar"l3"f !
Spirometer.5pirometer adalah alatyang mengukurvolume udara yang dihirup dan dihembuskan; alat initerdiri dari sebuah
drum/tong berisi udara yang mengapung dalam wadah berisi air. Sewaktu subyek menghirup dan menghembuskan udara dari
drum melalui sebuah selang penghubung, drum bergerak naik dan turun dan gerakan ini direkam sebagai suatu spirogram,
yang dikalibrasikan terhadap besar perubahan volume.
:::ffiry
ventilasi semenit, yaitu volume udara yang dihirup dan
ffi. % -..@
ffi
.;ffi
ffi
dihembuskan dalam satu menit. Faktor lain yang penting
adalah kecepatan napas, dengan nilai rerata 12 kali per
ffi
menit.
4#re1
ffi
ffi
ffi
ffi. iI Ventilasi
_ volume alun napas
*
kecepatan
w
#
#F*'
W E i
F
ffi
g
paru
(ml/mnt)
(ml/napas)
pefnaPasan
(jumlah napas/mnt)
E' #r Pada volume alun napas rerata 500 ml/napas dan kecepatan
&, i pernapasan 12 kali/menit, ventilasi paru adalah 6000 ml atau
(a) (b)
6 liter udara yang dihirup dan dihembuskan daam satu menit
Gar"llh;ar "i 3-,:{,r pada kondisi istirahat. Untuk periode waktu yang singkat,
Foto sinar-X paru yang memperlihatkan perubahan volume seorang pria dewasa muda sehat dapat secara sengaja mening-
maksimal. (a) Volume maksimal paru pada inspirasi maksimal. katkan ventilasi paru totalnya25 kali lipat, menjadi 150 liter/
(b) Volume minimal paru pada ekspirasi maksimal. Perbedaan
mnt. Untuk meningkatkan ventilasi paru, baik volume alun
antara kedua volume ini adalah kapasitas vital, yaitu volume
udara maksimal yang dapat dikeluarkan selama satu kali napas maupun kecepatan pernapasan meningkat, tetapi ke-
bernapas setelah inspirasi maksimal. dalaman bernapas menyebabkan peningkatan yang lebih be-
sar dibandingkan dengan frekuensi bernapas. Biasanya akan
lebih menguntungkan untuk meningkatkan volume alun na-
foto sinar-X, uji gas darah, dan uji untuk mengukur kapasitas pas daripada kecepatan bernapas karena adanya ruang rugi
difusi membran kapiler alveolus. anatomik.
(a) (b)
Gambar 13-21
Spirogram abnormal yang berkaitan dengan penyakit paru obstruktif dan restriktif. (a) Spirogram pada penyakit paru obstruktif,
Karena pasien dengan penyakit paru obstruktif lebih mengalami kesulitan dalam mengosongkan paru daripida mengisinya maka
kapasitas paru total (TLC) pada hakikatnya normal, tetapi kapasitas residual fungsionaf (FRC) dan volume residual (Rvf meningkat
akibattambahan udara yang terperangkap di paru setelah ekspirasi. Karena RV meningkat maka kapasitasvital (VC) berkuraig.
Dengan meningkatnya udara yang tersisa di paru maka TLC yang tersedia untuk digunakan dalam pertukaran udara dengan -
atmosfer berkurang. Temuan umum lain adalah berkurangnya secara mencolok volume ekspirasi paksa dalam satu detik
aFEVI)
karena laju aliran udara berkurang akibat obstruksi saluran napas. Meskipun VC dan FEVr sama-sama berkurang namun FEV,
berkurang jauh lebih besar daripada VC. Akibatnya , FEV INCVr jauh lebih kecil daripada normal yang 80%; yaitu, jumlah udara
yang dapat dihembuskan keluar dalam detik pertama jauh lebih kecil daripada 80% VC yang berkuian g. gj Spirogram pada
penyakit paru restriktif . Pada penyakit ini paru kurang compliant dibandingkan normal. Kapasitas part] total,'kapJsitas inspirasi,
dan VC berkurang, karena paru tidak dapat mengembang seperti normal. Persentase VC yang dapat dihembuskan dalam satu detik
normalnya adalah 80% atau bahkan lebih tinggi, karena udara dapat mudah mengalir bebaiAi saluran napas. Karena itu, FEV,/
VC% sangat bermanfaat dalam membedakan antara penyakit paru obstruktif dan restriktif. Juga, berbeda dari penyakit paru
obstruktif, RV biasanya normal pada penyakit paru restriktif.
adalah 150 ml. Volume ini dianggap sebagai ruang rugi ana- untuk diekspirasikan tanpa dipertukarkan dengan darah,
tomik, karena udara di dalam saluran penghantar ini tidak seiring dengan berulangnya siklus pernapasan.
berguna untuk pertukaran. Ruang rugi anatomik sangat
mempengaruhi efisiensi venrilasi paru. Pada efeknya, meski-
VENTILASI ALVEOLUS
pun 500 ml udara masuk dan keluar setiap kali bernapas
Karena jumlah udara alveolus yang mencapai alveolus dan
namun hanya 350 ml yang benar-benar dipertukarkan antara
atmosfer dan alveolus kalena 150 ml menempati ruang rugi benar-benar tersedia untuk pertukaran dengan darah lebih
anatomik. penting daripada jumlah total udara yang masuk dan keluar,
maka ventilasi alveolus-volume udara yang dipertukarkan
Pada Gambar 1,3-22, pada akhir inspirasi, saluran napas
antara atmosfer dan alveolus per menit-lebih penting dari-
terisi oleh 150 ml udara atmosfer segar dari inspirasi. Selama
ekspirasi berikutnya, 500 ml udara dikeluarkan ke atmosfer.
pada ventilasi paru. Dalam menentukan ventilasi alveolus,
jumlah udara yang masuk dan keluar melalui ruang rugi
Sebanyak 150 ml udara pertama y^ng dihembuskan adalah
anatomik harus diperhitungkan, sebagai berikut
udara segar yang tertahan di saluran napas dan tidak pernah
digunakan. Sisa 350 ml udara ekspirasi adalah udara alveolus Ventiiasi alveolus = (volume alun napas volume ruang rugi)
"lama'yang ikut serta dalam pertukaran gas dengan darah.
-
x kecepatan napas
Selama ekspirasi yang sama, 500 ml gas juga meninggalkan
Dengan nilai istirahat rerata,
alveolus. Sebanyak 350 ml udara pertama diekspirasi ke
atmosfer, 150 ml lainnya dari udara alveolus lama tidak per- Ventilasi alveolus = (500 ml/napas _ 150 ml volume
nah keluar tetapi tetap berada di saluran napas penghantar. ruang rugi) x 12 kali napas/mnt
Pada inspirasi berikutnya, 500 ml gas masuk ke alveo- = 4200 ml/mnt
lus. Sebanyak 150 ml udara pertama yang masuk ke alveolus
Karena itu, pada bernapas renang, venrilasi alveolus adalah
adalah udara alveolus lama yang berada di ruang rugi ana-
4200 mi/mnt, semenrara venrilasi paru adalah 6000 ml/mnt.
tomik selama ekspirasi sebelumnya.Sebanyak 350 ml lainnya
yang masuk ke alveolus adalah udara segar yang dihirup dari
atmosfer. Secara bersamaan, 500 ml udara masuk dari atmos- EFEK POLA BERNAPAS PADA VENTILASI ALVEOLUS
fer. Sebanyak 350 ml udara atmosfer perrama mencapai Untuk memahami seberapa penring volume ruang rugi dalam
alveolus, 150 ml lainnya tetap berada di saluran penghantar menentukan besar ventilasi paru, periksalah efek berbagai pola
52CI Bab 13
150 500 ml diekspirasi
ke atmosfer
Udara segar 500 ml udara alveolus 150 ml udara segar dari
dari inspirasi yang diekspirasikan ruang rugi (tertinggal dari
350 ml dikeluarkan 350 inspirasi sebelumnya)
''' l.,, Volume ruang rugr ke atmosfer
d50 350 ml udara alveolus "lama"
saluran napas (150 ml)
150 ml tetap berada
di ruang rugi
Udara alveolus
H Udara atmosfer segar yang belum bertukar O, dan CO, dengan darah
bernapas pada ventilasi alveolus, seperti diperlihatkan di Tabel patan napas ketika ventilasi paru meningkat sewaktu berolah
13-3. Jika seseorang secara sengaja bernapas dalam (misalnya, raga. Ini adalah cara paling efisien untuk meningkatkan ven-
volume alun napas 1200 ml) dan lambat (misalnya kecepatan tilasi alveolus. Ketika volume alun napas meningkat, keselu-
napas 5 kali/mnt), maka ventilasi paru adalah 6000 ml/mnt, ruhan peningkatan ditujukan untuk meningkatkan ventilasi
sama seperti ketika bernapas tenang, tetapi ventilasi alveolus alveolus, semenrara peningkatan kecepatan bernapas tidak
meningkat me njadi5250 mL/mnt dibandingkan angka istirahat seluruhnya ditujukan untuk meningkatkan venrilasi alveolus.
sebesar 4200 ml/mnt. Sebaliknya, jika seseorang sengaja ber- Ketika kecepatan bernapas meningkat, frekuensi udara tersia-
napas secara dangkal (misainya volume alun napas 150 ml) dan sia di ruang rugi juga meningkat, karena sebagian dari setiap
cepat (frekuensi 40 kali/mnt) maka ventilasi paru akan tetap pernapaslzn harus masuk dan keluar dari ruang rugi. Karena
6000 ml/mnU namun, ventilasi alveolus akan 0 ml/mnt. Pada kebutuhan bervariasi maka ventilasi dalam keadaan normal
hakikatnya, orang tersebut hanya menghirup dan menghem- disesuaikan ke volume alun napas dan kecepatan bernapas
buskan udara di ruang rugi anatomik tanpa adanya pertukaran yang paling efisien (dari segi pengeluaran energi) untuk me-
berguna udara atmosfer dengan darah di alveolus. Individu menuhi kebutuhan,
dapat secara sengaja melakukan pola bernapas ini hanya untuk
beberapa menit sebelum kehilangan kesadarannya, saat pola RUANG RUGIALVEOLUS
bernapas kembali normal. Selama ini kita beranggapan bahwa semua udara atmosfer
Kini menjadi jelas manfaat melakukan penambahan ke- yang masuk ke alveolus ikut serta dalam pertukaran O, dan
dalaman bernapas secara refleks dibandingkan dengan kece- CO, dengan darah paru. Namun, pemadanan antara udara
dan darah tidak selalu sempurna, karena tidak semua alveolus babkan peningkatan aliran udara (untuk AP yang sama) ke
mendapat vendlasi udara dan aliran darah yang sama. Setiap alveolus yang bersangkutan sehingga aliran udara menyamai
alveolus yang mendapat ventilasi namun tidak ikut serta da- aliran darahnya (Gambar l3-23a). Kebalikannya juga ber-
lam pertukaran gas dianggap sebagai ruang rugi alveolus. laku. Penurunan lokal CO, di suatu alveolus yang menerima
Pada orang sehat, ruang rugi alveolus cukup kecil dan tidak terlalu banyak udara dibandingkan aliran darah akan secara
bermakna, namun ruang ini dapat bertambah bahkan hingga langsung meningkatkan aktivitas kontraktil otot polos sa-
ke tingkat mematikan pada beberapa jenis penyakit paru. luran napas yang bersangkutan, mempersempit saluran napas
Berikutnya anda akan mempelajari mengapa ruang rugi yang mengaliri alveoius yang kelebihan udara tersebut. Hasil-
alveolus pada orang sehat minimal. nya adalah penurunan aliran udara ke alveolus itu (Gambar
t3-23b).
I Kontrol lokal bekerja pada otot polos saluran EFEK 02 PADA OTOT p0L0S ARTERTOL PARU
napas dan arteriol untuk mencocokkan aliran
Secara bersamaan, berlangsung efek lokal pada otot polos vas-
udara dan aliran darah. kular paru, untuk secara maksimal menyamakan aliran darah
dengan aliran udara. Seperti pada sirkulasi sistemik, distribusi
Ketika membahas peran resistensi saluran napas dalam me-
curah jantung ke berbagai anyaman kapiler alveolus dapat
nentukan kecepatan aliran udara masuk dan keluar paru, kita
merujuk kepada resistensi keseluruhan saluran napas secara
dikontrol dengan menyesuaikan resistensi terhadap aliran
darah melalui arteriol paru spesifik. Jika aliran darah lebih
kolektif. Namun, resistensi masing-masing saluran napas
besar daripada aliran udara ke suatu alveolus, maka kadar O,
yang menuju ke alveolus tertentu dapat disesuaikan secara
independen sebagai respons terhadap perubahan lingkungan
di alveolus dan jaringan sekitar turun di bawah normal ka-
rena darah yang banyak akan mengekstraksi lebih banyak O,
lokal alveolus tersebut. Situasi ini sama halnya dengan kon-
dari alveolus dibandingkan biasanya. Penurunan lokal kon-
trol arteriol sistemik. Ingatlah bahwa resistensi arteriol sis-
sentrasi O, menyebabkan vasokonstriksi arteriol paru yang
temik keseluruhan (yaitu, resistensi perifer total) adalah pe-
mendarahi anyaman kapiler ini sehingga aliran darah ber-
nentu penting gradien tekanan darah yang mendorong darah
kurang untuk menyamai aliran udara yang lebih kecil
mengalir ke seluruh sistem sirkulasi sistemik (lihat h. 384).
(Gambar 13-23a). Sebaliknya, peningkatan konsentrasi O,
Namun jari-jari masing-masing arteriol yang mendarahi ber-
alveolus akibat aliran udara yang terlalu besar dibandingkan
bagai jaringan dapat disesuaikan secara lokal untuk meme-
dengan aliran darah menyebabkan vasodilatasi paru, yang
nuhi kebutuhan metabolik jaringan yang bersangkutan (lihat
meningkatkan aliran darah agar sesuai dengan aliran udara
h.37e).
(Gambar 13-23b).
Efek lokal O, pada otot polos arteriol paru ini ber-
EFEK CO, PADA OTOT POLOS BRONKTOLUS lawanan dengan efeknya pada otot polos arteriol sistemik
Seperti otot polos pembuluh darah, otot polos bronkiolus (Tabel 13-4). Pada sirkulasi sistemik, penurunan O, di suatu
peka terhadap perubahan lokal di lingkungan sekitar, ter- jaringan menyebabkan vasodilatasi lokal untuk meningkat-
utama kadar CO, lokal. Jika suatu alveolus terlalu sedikit kan aliran darah ke daerah yang kekurangan tersebut, demi-
mendapat aliran udara (ventilasi) dibandingkan dengan aliran kian sebaliknya, yarrg penring untuk menyamakan aliran
darahnya (perfusi), maka kadar CO, akan meningkat di darah dengan kebutuhan metabolik lokal.
alveolus dan jaringan sekitar karena darah menyalurkan lebih Kedua mekanisme untuk menyamakan aliran darah
banyak CO, daripada yang dikeluarkan ke atmosfer. Pening- dan aliran udara ini berfungsi secara bersamaan sehingga
katan lokal CO, ini secara langsung mendorong relaksasi dalam keadaan normal sangat sedikit udara atau darah yang
otot polos bronkiolus, menyebabkan dilatasi saluran napas tersia-sia di paru. Karena efek gravitasi, terdapat perbedaan
yang berjalan ke alveolus yang kurang mendapat udara ter- regional dalam ventilasi dan perfusi dari bagian atas ke bawah
sebut. Penurunan resistensi saluran napas yang terjadi menye- Paru.
522 Bab 13
Membantu Membantu
menyeimbangkan menyeimbangkan
J O, di daerah tersebut
I Aliran darah
(a)
Membantu Membantu
menyeimbangkan ,bes4i menyeimbangkan
J Aliran udara
(b)
Gambar 13-23
Kontrol lokal untuk menyamakan aliran udara dan aliran darah ke suatu bagian paru. (a) Kontrol lokal untuk menyesuaikan
ventilasi dan perfusi ke suatu bagian paru dengan allran darah deras dan aliran udara kecil. (b) Kontrol lokal untuk
menyesuaikan ventilasi dan perfusi ke suatu bagian paru dengan aliran udara besar dan aliran darah kecil.
524 Bab 13
Po, DAN Pco, ALVEOLUS secara terus-menerus mengganti O, alveolus dan mengeluar-
Komposisi udara alveolus tidak sama dengan komposisi kan CO, sehingga gradien tekanan parsial antara darah dan
udara atmosfer karena dua alasan. Pertama, segera setelah alveolus dipertahankan. Darah yang masuk ke kapiler paru
udara atmosfer masuk ke saluran napas, pajanan ke saluran adalah darah vena sistemik yang dipompa ke dalam paru
napas yang lembab menyebabkan udara tersebut jenuh melalui arteri-arreri paru. Darah ini, yang baru kembali dari
dengan HrO. Seperti gas lainnya, uap air menimbulkan jaringan tubuh, relatif kekurangan O, dengan Po, 40 mm
tekanan parsial. Pada suhu tubuh, tekanan parsial uap HrO Hg, dan relatif kaya COr, dengan Pcor46 mm Hg. Sewaktu
adalah 47 mm Hg. Humidifikasi udara yang dihirup ini pada mengalir melalui kapiler paru, darah ini terpajan ke udara
hakikatnya "mengencerkan' tekanan parsial gas-gas inspirasi alveolus (Gambar 13-25) . Karena Po, alveolus pada 100 mm
sebesar 47 mm Hg, karena jumlah tekanan-tekanan parsial Hg adalah lebih tinggi daripada Por 40 mm Hg di darah yang
harus sama dengan tekanan atmosfer 760 nm Hg. Dalam masuk ke paru, maka O, berdifusi menuruni gradien
udara lembab, Pnro = 47 mm Hg, PN, = 563 mm Hg, dan tekanan parsialnya dari alveolus ke dalam darah sampai
Po, = 150 mm Hg. tidak lagi terdapat gradien. Sewaktu meninggalkan kapiler
Kedua, Po, alveolus juga lebih rendah daripada Po, paru, darah memiliki Po, sama dengan Po, alveolus yaitu
atmosfer karena udara segar yang masuk bercampur dengan 100 mm Hg.
sejumlah besar udara lama yang tersisa di paru dan ruang rugi Gradien tekanan parsial untuk CO, memiliki arah ber-
pada akhir ekspirasi sebelumnya (kapasitas residual paru). lawanan. Darah yang masuk ke kapiler paru memiliki Pco,
Pada akhir inspirasi, kurang dari l5o/o udara di alevolus ada- 46 mm Hg, sementara Pco, alveolus hanya 40 mm Hg. Kar--
lah udara segar. Akibat pelembaban dan pertukaran udara bon dioksida berdifusi dari darah ke dalam alveolus sampai
alveolus yang rendah ini maka Po, alveolus rerata adalah 100 Pco, darah seimbang dengan Pco, alveolus. Karena itu, da-
mm Hg, dibandingkan dengan Po, atmosfer yang 160 mm rah yang meninggalkan kapiler paru memiliki Pco, 40 mm
Hg. Hg. Setelah meninggalkan paru, darah yang kini memiliki
Logis bila kita berpikir bahwa Po, alveolus akan me- Po, 100 mm Hg dan Pco, 40 mm Hg kembali ke jantung,
ningkat selama inspirasi karena datangnya udara segar dan kemudian dipompa ke jaringan tubuh sebagai darah arteri
menurun selama ekspirasi. Namun, fluktuasi yang terjadi ke- sistemik.
cil saja, karena dua sebab. Pertama, hanya sebagian kecil dari Perhatikan bahwa darah yang kembali ke paru dari ja,
udara alveolus total yang dipertukarkan sedap kali bernapas. ringan tetap mengandung O, (Po, darah vena sistemik = 40
Volume udara inspirasi kaya O, yang relatif kecil cepat ber- mm Hg) dan bahwa darah yang meninggalkan paru terap
campur dengan volume udara alveolus yang tersisa (dengan mengandung CO, (Pco, darah arteri sistemik = 40 mmHg).
Po, lebih rendah) yang jumlahnya jauh lebih banyak. Karena Tambahan O, yang dibawa oleh darah yang melebihi jumlah
itu, O, udara inspirasi hanya sedikit meningkatkan kadar normal yang diserahkan ke jaringan mencerminkan cadang-
Po, alveolus total. Bahkan peningkatan Poryang kecil ini an O, Iang dapat segera diambil oleh sel-sel jaringan se-
berkurang oleh sebab lain. Oksigen secara terus-menerus ber- andainya kebutuhan Or-nya meningkat. COryangtersisa di
pindah melalui difusi pasif menuruni gradien tekanan parsial- darah bahkan setelah darah melewati paru berperan penting
nya dari alveolus ke dalam darah. O, yang tiba di alveolus dalam keseimbangan asam-basa tubuh, karena CO, meng-
dalam udara yang baru diinspirasikan hanya mengganri 02 hasilkan asam karbonat. Selain itu, Pco, arteri penting untuk
yang berdifusi keluar alveolus masuk ke kapiler paru. Karena merangsang pernapasan. Mekanisme ini akan dibahas kemu-
itu, Po, alveolus tetap relatif konstan pada sekitar 100 mm dian.
Hg sepanjang siklus pernapasan. Karena Po, darah paru se-
imbang dengan Po, alveolus, maka Po, darah yang mening- Jumlah Oryangdiserap di paru menyamai jumlah yang
diekstraksi dan digunakan oleh jaringan. Ketika jaringan me-
galkan paru juga cukup konstan pada nilai yang sama ini.
lakukan metabolisasi secara lebih aktif (misalnya sewaktu
Karena itu, jumlah O, dalam darah yang tersedia ke jaringan
olahraga), maka jaringan mengektraksi lebih banyak O, dari
hanya bervariasi sedikit selama siklus pernapasan.
darah, mengurangi Po, vena sistemik lebih rendah daripada
Situasi serupa narnun terbalik terjadi pada COr. Karbon
40 mm Hg- sebagai contoh, ke Po, 30 mm Hg. Ketika darah
dioksida, yang secara rerus-menerus diproduksi oleh jaringan
ini kembali ke paru, terbentuk gradien Poryanglebih besar
tubuh sebagai produk sisa metabolisme, secara tetap ditam-
daripada normal antara darah yang baru datang dan udara
bahkan ke darah di tingkat kapiler sistemik. Di kapiler paru,
alveolus. Perbedaan Po, anrara alveolus dan darah kini men,
CO, berdifusi menuruni gradien tekanan parsialnya dari da-
capai7} mm Hg (Po, alveolus 100 mm Hg dan Po, darah 30
rah ke dalam alveolus dan kemudian dikeluarkan dari tubuh
mm Hg), dibandingkan gradien Po, normal yaitu 60 mm Hg
sewaktu ekspirasi. Seperti Or, Pco, alveolus relatif tetap
(Po, alveolus 100 mm Hg dan Po, darah 40 mm Hg). Karena
konstan sepanjang siklus pernapasan retapi dengan nilai yang
itu, lebih banyak O, berdifusi dari alveolus ke dalam darah
lebih rendah yaiat 40 mm Hg.
menuruni gradien tekanan parsial yang lebih besar sebelum
Po, darah setara dengan Po, alveolus. Penambahan transfer
GRADIEN Po, DAN Pco, MENEMBUS KAPILER PARU O, ke dalam darah ini mengganti peningkatan jumlah O,
Sewaktu melewati paru, darah mengambil O, dan menyerah- yang dikonsumsi, sehingga penyerapan O, menyamai pe-
kan CO, hanya dengan difusi menuruni gradien tekanan makaian O, meskipun konsumsi O, meningkat. Pada saat
parsial yang terdapat antara darah dan alveolus. Ventilasi yang sama ketika iebih banyak O, yang berdifusi dari alveolus
=6mmHg
(46 -- 40)
I
I
IT o Setelah mengalami keseimbangan
dengan sel-sel jaringan, darah yang
I meninggalkan jaringan relatif
sffi o t mengandung O, rendah dan CO, tinggi.
E@ o
Sel
jaringan Por< 40; P"o, > 46 Po. rendah
Darah ini kemudian kembali ke paru
Angka dalam mm Hg &#
Makanan + O, -+ CO, + H,O + ATP
untuk kembali diisi oleh O, dan
dikeluarkan CO,-nya.
Gambar 13-25
Pertukaran oksigen dan CO, menembus kapiler paru dan kapiler sistemik akibat gradien tekanan parsial
526 Bab 13
sirkulasi paru yang rendah biasanya tidak dapat menjaga gagal kiri (lihat h. 356) (2) fbrosis paru yairu peng-
jantung
semua kapiler tetap terbuka. Selama olahraga, saar rekanan gantian jaringan paru oleh jaringan ikat tebal sebagai res-
darah paru meningkat karena bertambahnya curah jantung, pons terhadap iritasi kronik terrenru; dan (3) pneumonia,
banyak dari kapiler paru yang semula rerrurup menjadi yang ditandai oleh akumulasi cairan peradangan di dalam
terbuka. Hal ini meningkatkan luas permukaan darah yang atau sekitar aiveolus. Pneumonia umumnya disebabkan
tersedia untuk pertukaran. Seiain itu, membran alveolus le- oleh infeksi bakteri arau virus pada paru, tetapi hal ini ju-
bih teregang daripada normalnya selama olahraga karena ga dapat disebabkan oleh aspirasi tak sengaja (tersedak)
volume alun napas yang lebih besar (bernapas dalam). makanan, muntahan, atau bahan kimia.
Peregangan ini menambah luas permukaan alveolus dan
mengurangi ketebalan membran alveolus. Secara kolektii
EFEK KOEFISIEN DIFUSI PADA PERTUKARAN GAS
perubahan-perubahan ini mempercepat pertukaran gas
Kecepatan pemindahan gas berbanding lurus dengan koefi-
selama olahraga.
CATAIAN KLINIS. Namun, beberapa keadaan pato- sien difusi (D), suatu konsranta yang berkaitan dengan
logis dapat secara mencolok mengurangi luas permukaan kelarutan gas rertenru di jaringan paru dan dengan berat
paru dan, sebaliknya, menurunkan kecepatan pertukaran gas. molekulnya (D oc sol ./944. Koefisien difusi unluk CO,
adalah 20 kali O, karena CO, jauh lebih mudah larut dalam
Yang jelas, pada emfsema luas permukaan berkurang karena
jaringan tubuh dibandingkan Or. Karena itu, kecepatan di-
banyak dinding alveolus yang lenyap sehingga ruang-ruang
fusi CO, menembus membran p.rrrrp"r.n 20 kali lJbih cepat
udara menjadi lebih besar tetapi lebih sedikit (Gambar 13-
26). Berkurangnya luas permukaan untuk pertukaran juga dibandingkan dengan O, untuk gradien tekanan parsial yang
sama. Perbedaan dalam koefisien difusi ini dalam keadaan
berkaitan dengan kolapsnya sebagian paru serta juga ditim-
bulkan oleh pengangkatan sebagian jaringan paru secara normal mengimbangi perbedaan dalam gradien tekanan par-
sial yang terdapat untuk O, dan CO, menembus membran
bedah-misalnya dalam mengobati kanker paru.
kapiler alveolus. Gradien tekanan parsial CO, adalah 6 mm
Hg (Pco, di darah 46 mm Hg, Pco, di alveolus 40 mm Hg),
EFEK KETEBALAN PADA PERTUKARAN GAS
dibandingkan dengan gradien O, set.ra, 60 mm Hg (po, di
CATAIAN KLINIS. Kurang adekuatnya pertukaran gas juga alveolus 100 mm Hg; Po, di darah 40 mm Hg).
dapat terjadi akibat ketebalan sawar yang memisahkan udara Dalam keadaan normal, jumlah O, dan CO, Iang
dan darah bertambah secara patologis. Dengan bertambah- dipertukarkan hampir sama-senilai respiratoryt quotient. Mes-
nya ketebalan, kecepatan pemindahan gas berkurang karena kipun darah dalam volume rerrenru menghabiskan waktu
gas memerlukan waktu lebih lama untuk berdifusi menem- tiga perempat detik melewati jaringan kapiler paru, namun
bus ketebalan yang lebih besar. Ketebalan meningkat pada Po, dan Pco, telah mengalami penyeimbangan dengan
(l) efuma parez, akumulasi berlebihan cairan inrerstisium an- tekanan parsial alveolus pada saar darah tersebut baru
tara alveolus dan kapiler paru akibat peradangan paru arau melintasi sepertiga panjang kapiler paru. Hal ini berarti bah-
Tabel 13-5
Faktor yang Mempengaruhi Kecepatan Transfer Gas Menembus Membran Alveolus
o
I Pertukaran gas menembus kapiler sistemik juga
o
o
'c
!
mengikuti penurunan gradien tekanan parsial.
o
6 Seperti di kapiler paru, O, dan CO, berpindah antara darah
c
.9 kapiler sistemik dan sel jaringan dengan difusi pasif seder-
o hana mengikuti penurunan gradien tekanan parsial. Lihatlah
kembali Gambar 13-25. Darah arteri yang mencapai kapiler
Alveolus
sistemik pada hakikatnya sama dengan darah yang mening-
(a) galkan paru melalui vena paru, karena hanya dua tempat
dalam keseluruhan sistem sirkulasi yang dapat melakukan
pertukaran gas yaitu kapiler paru dan kapiler sistemik. Po,
arteri adalah 100 mm Hg dan Pco, arteri adalah 40 mm Hg,
sama seperti Po, dan Pco, alveolus.
!
o
E
l
.9.
GRADIEN Po, DAN Pco, MENEMBUS KAPILER
d
.9 SISTEMIK
a
E
o
o
Sel-sel secara terus-menerus mengonsumsi O, dan meng-
hasilkan CO, melalui metabolisme oksidatif. Po, sel rerata
o adalah sekitai 40 mm Hg dan Pco, sekitar 46 mi Hg, mes-
kipun angka-angka ini sangar bervariasi, bergantung pada
Alveolus yang melebar tingkat aktivitas metaboiik sel. Oksigen berpindah melalui
difusi mengikuti penurunan gradien tekanan parsialnya dari
(b)
darah kapiler sistemik (Po, = 169 mm Hg) ke dalam sel se-
Gambar 13-25 kitar (Po, = 40 mm Hg) sampai tercapai keseimbangan.
Perbandingan jaringan paru normal dan emfisematosa. Karena itu, Po, darah vena yang meninggalkan kapiler sis-
(a) Fotomikrograf jaringan paru orang sehat. Masing-masing
temik sama dengan Po, jaringan yaitu rerata 40 mm Hg.
ruang jernih terkecil adalah lumen alveolus. (b) Fotomikrograf
jaringan paru pasien emfisema. Perhatikan berkurangnya Situasi yang terbalik dijumpai untuk COr. Karbon
dinding alveolus pada jaringan paru emfisematosa sehingga dioksida cepat berdifusi keluar sel (Pco, = 46 mm Hg) ke
alveolus lebih besar tetapi jumlahnya lebih sedikit. dalam darah kapiler (Pco, = 40 mm Hg) menuruni gradien
tekanan parsial yang tercipta oleh produksi terus-menerus
COr. Pemindahan CO, berlanjut sampai Pco, darah se-
imbang dengan Pco, jaringanr. Karena itu, darah yang me-
wa paru dalam keadaan normal memiliki cadangan difusi ninggalkan kapiler sistemik memiliki Pco, rerara 46 mm Hg.
yang besar, suatu kenyataan yang menjadi sangat penting
Darah vena sistemik ini, yang relatif rendah Por-nya (Po, =
selama olahraga berat. \Waktu yang dihabiskan oleh darah
40 mm Hg) dan relatif tinggi Pcor-nya (Pco, = 46 mm Hg),
dalam transit di kapiler paru berkurang seiring dengan me-
kembali ke jantung dan kemudian dipompa ke paru seiring
ningkatnya aliran darah paru akibat peningkatan curah jan-
dengan berulangnya siklus.
tung yang menyertai olahraga. Bahkan dengan waktu yang
Semakin aktif suatu jaringan melakukan metabolisme,
lebih sedikit untuk pertukaran, Po, dan Pco, darah normal-
semakin rendah Po, sel turun dan semakin tinggi Pco, naik.
nya dapat seimbang dengan kadar di alveolus karena ca-
Akibat gradien tekanan parsial darah terhadap sel yang me-
dangan difusi paru tersebut.
ningkat ini maka lebih banyak O, berdifusi dari darah ke
CATIIIAN KLINIS. Pada paru yang sakit di mana
dalam sel, dan lebih banyak CO, yang berpindah dalam arah
difusi terhambat akibat luas permukaan berkurang arau pe-
berlawanan sebelum Po, dan Pco, darah mencapai kese-
nebalan sawar udara-darah, pemindahan O, biasanya ter-
imbangan dengan sel ,.kit"r. Kar.n" itu, jumlah O, yang di-
ganggu lebih serius daripada pemindahan COr, karena lebih
besarnya koeffsien difusi COr. Pada saat darah mencapai pindahkan ke sel dan jumlah CO, yang dibawa menjauhi sel
bergantung pada tingkat metabolisme sel.
akhir jaringan kapiler paru, darah tersebut lebih besar ke-
mungkinannya mengalami keseimbangan dengan Pco, al-
lSebenarnya, tekanan parsial
veolus daripada dengan Po, alveolus karena CO, dapat ber- gas-gas darah sistemik tidak pernah
seimbang sempurna dengan Po, dan Pco, jaringan. Karena sel-sel
difusi lebih cepar menembus sawar respirasi. Pada keadaan
terus-menerus menggunakan O, dan menghasilkan CO, maka Po,
yang lebih ringan, difusi O, dan CO, mungkin tetap adekuat
jaringan sela.lu sedikit lebih rendah daripada Po, darah yang me-
saat istirahat tetapi sewaktu olahraga, ketika waktu transit ninggalkan kapiler sistemik, dan Pco, jaringan selalu sedikit lebih
paru berkurang, gas-gas darah, khususnya Or, mungkin tinggi daripada Pco, vena sistemik.
528 Bab 13
DIFUS| NETTO 02 DAN COTANTARAALVEOLUS DAN lipatselama olahraga berat. Untuk menyalurkan O, yang
JARINGAN dibutuhkan oleh jaringan bahkan dalam keadaan istirahat,
Difusi bersih O, terjadi pertama-tama antara alveolus curah jantung harus sebesar 83,3 liter/mnt jika O. hanya
dan
darah lalu antara darah dan jaringan, karena gradien tekanan
dapat diangkut da.lam bentuk larut. Jelaslah, harus ada
parsial O, yang tercipta berkat penyaluran terus-menerus O,
mekanisme lain untuk mengangkut O, ke jaringan.
segar oleh ventilasi alveolus dan pemakaian terus-menerus O,
Mekanisme ini adalah hemoglobin (Hh. Hanya l,5o/o- Oz
oleh jaringan. Difusi bersih CO, terjadi dalam arah ber- dalam darah yang larut; sisa 98,57o-nya diangkut dalam
ikatan dengan Hb. Oryangterikat ke Hb tidak ikutmembentuk
lawanan, petama antara jaringan dan darah lalu antara darah
Po, darah; karena itu, Po, darah bukan ukuran kandungan
dan alveolus, karena gradien tekanan parsial CO, yang ter-
cipta berkat pembentukan terus-menerus CO, di sel dan O, total darah tetapi hanya ukuran bagian O, yang larut.
pengeluaran terus-menerus CO, alveolus melalui proses ven-
tilasi alveolus (Gambar 13-25). OKSIGEN YANG TERIKAT KE HEMOGLOBIN
Marilah sekarang kita lihat bagaimana O, dan CO, di- Hemoglobin, suatu molekul protein yang mengandung besi
angkut dalam darah antara alveolus dan jaringan. dan terdapat di dalam sel darah merah, dapat membentuk
ikatan yang longgar dan reversibel dengan O, (lihat h. 424).
Ketika tidak berikatan dengan Or, Hb disebui sebagai hemo-
TffiA"\ISPffiR GAs globin teredulrsi, atau deoksihemoglobin; ketika berikatan
dengan O, disebut oksihemoglobin (HbO,):
Oksigen yang diserap oleh darah di paru harus diangkut ke
Hb+O, *; Hbo,
jaringan untuk digunakan oleh sel. Sebaliknya, CO, yang
Hemoglobin tereduksi Oksihemoglobin
diproduksi di tingkat sel harus diangkut ke paru untuk di-
keluarkan. Kita perlu menjawab beberapa perranyaan tenrang pe-
ran Hb dalam transpor Or. Apa yang menentukan O, dan
Hb berikatan arau rerurai (terdisosiasi)? Mengapa Hb ber-
I Sebagian besar O, dalam darah diangkut dalam ikatan dengan O, di paru dan membebaskan O, di jaringan?
keadaan terikat ke hemoglobin. Bagaimana O, dalam jumlah yang berbeda-beda dibebaskan
di .faringan, bergantung pada aktivitas jaringan? Bagaimana
Oksigen terdapat dalam darah dalam dua bentuk: larur secara kita membahas pemindahan O, antara darah dan jaringan
fisik dan secara kimiawi berikatan dengan hemoglobin (Thbel sekitar dari segi gradien tekanan parsial O, ketika 98,50lo O,
13-6). terikat ke Hb dan karenanya tidak ikut membentuk Po"
darah sama sekali?
02 YANG LARUT SECARA FtStK
Sangat sedikit O, yang larut secara fisik dalam cairan plasma,
I Po, adalah faktor utama yang menentukan
karena O, kurang larut dalam cairan tubuh. Jumlah yang
persen saturasi hemoglobin.
larut berbanding lurus dengan Po, darah: semakin tinggi Por,
semakin banyak O, yang larut. Pada Po, arteri normal sebesar Masing-masing dari keempat atom besi di dalam bagian hem
100 mm Hg, hanya 3 ml O, dapat larut dalam 1 liter darah. sebuah molekul hemoglobin dapat berikatan dengan satu
Karena itu, hanya 15 ml Orlmnt yang dapat larut dalam molekul Or, sehingga setiap molekul Hb dapat membawa
aliran darah paru normal 5 liter/mnt (curah jantung istirahat). hingga empat molekul Or. Hemoglobin dianggap jenuh
Bahkan daiam keadaan istirahat, sel-sel menggunakan 250 ketika semua Hb yang ada membawa Or-nya secara maksi-
ml Orlmnt, dan konsumsi dapat meningkat hingga 25 kali mal. Persen saturasi hemoglobin (%Hb), suatu ukuran
seberapa banyak Hb yang ada berikatan dengan Or, dapat
bervariasi dari 0% sampai 1000/0.
Faktor terpenting yang menenrukan o/o saturasi Hb
Tabel 13-6 adalah Po, darah, yang berkaitan dengan konsenrrasi O,
Metode Transpor Gas dalam Darah yang secara fisik larut dalam darah. Menurut hukum aksi
massa, jika konsentrasi satu bahan yang terlibat dalam
PERSENTASE YANG
METODE TRANSPOR DIBAWA DALAM suatu reaksi reversibel meningkat maka reaksi terdorong ke
GAs DALAM DARAH BENTUK INI arah yang berlawanan. Sebaliknya, jika konsentrasi satu
bahan berkurang maka reaksi terdorong ke arah sisi ter-
o2 Larut secara fisik 1,5
sebut. Dengan menerapkan hukum ini ke reaksi reversibel
Berikatan dengan 98,5
hemoglobin yang melibatkan Hb dan O, (Hb + O, 5 HbOr), ketika
Po, darah meningkat, seperti di kapiler paru, reaksi bergerak
CO, Larut secara fisik 10
ke arah sisi kanan persamaan, meningkatkan pembentukan
Berikatan dengan 30
hemoglobin HbO, (peningkatan %o saturasi Hb). Ketika Po, darah tu-
Sebagai bikarbonat (HCOj-) 60 run, seperri di kapiler sisremik, reaksi terdorong ke arah sisi
kiri persamaan dan oksigen dibebaskan dari Hb karena
100
perhatikan bahwa pada Po, darah 100 mm Hg, Hb I
20
Hg-dengan bernapas O, murni, hanya sedikit O, tambahan Kurva disosiasi (saturasi) oksigen-hemoglobin (Or-Hb). %
yang masuk ke darah. Terdapat sejumlah kecil O, tambahan saturasi hemoglobin (skala di sisi kiri grafik) bergantung pada
Po, darah. Hubungan antara kedua variabel ini tergambar
yang larut tetapi o/o saturasi Hb hanya dapat ditingkatkan oleh kurva berbentuk S dengan daerah plato pada po, darah
secara maksimal oleh tambahan 2,5o/o, menjadi saturasi antara 60 dan 100 mm Hg dan bagian curam antara 0-dan 60
1000/0. Karena itu, dalam kisaran Po, antara 60 dan 600 mm mm Hg. Cara lain untuk menyatakan efek po, darah pada
Hg atau bahkan lebih tinggi, hanya terdapat 10olo perbedaan jumlah O, yang terikat ke hemoglobin adalah % volume O,
dalam darah (ml O, terikat ke hemoglobin dalam setiap 10b
dalam jumlah O, yang diangkut oleh Hb. Dengan demikian,
ml darah). Hubungan ini disajikan oleh skala di sisi kanan
bagian plato kurva Or-Hb menciptakan ruang keamanan grafi k.
yang cukup luas bagi kapasitas darah mengangkut Or.
.. , :
pada Po2 40 mm Hg di kapiler sistemik, makahampir 25o/o meningkat oleh penyesuaian sirkulasi dan pernapasan yang
HbO, harus berdisosiasi, menghasilkan Hb tereduksi dan meningkatkan laju aliran darah beroksigen ke jaringan yang
Or. O, yang dibebaskan ini dapat berdifusi mengikuti penu- aktif tersebut.
runan gradien tekanan parsialnya dari sel darah merah melalui
plasma dan cairan interstisium ke dalam sel jaringan.
Dalam keadaan normal, Hb dalam darah vena yang I Hemoglobin mendorong perpindahan netto 0, di
kembali ke paru memiliki saturasi 75o/o. JIka sel jaringan tingkat alveolus dan jaringan
melakukan metabolisasi lebih aktif maka Po, darah kapiler
sistemik turun (sebagai contoh, dari 40 mm Hg menjadi 20
Kita masih belum memperjelas peran Hb daiam pertukaran
mm Hg) karena sel-sel mengonsumsi O, lebih cepar. Per- gas. Karena Po, darah seluruhnya bergantung pada konsen-
hatikan pada kurva bahwa penurunan 20 mm Hg pada Po, trasi O, yang larut maka kita dapat mengabaikan O, yang
ini menurunkan 7o saturasi Hb dari 75o/o meryadi 30o/o; terikat ke Hb dalam pembahasan kita sebelumnya renrang
HbO, yang menyerahkan Or-nya ke jaringan lebih banyak O, yang mengalir dari alveolus ke darah oleh gradien Por.
sekitar 45o/o daripada normal. Penurunan normal 60 mm Hg
Namun, Hb berperan penring mengijinkan pemindahan O,
Po, dari 100 menjadi 40 mm Hg di kapiler sistemik menye- dalam jumlah besar sebelum Po, darah seimbang deng"rt
jaringan sekitar (Gambar 13-28).
babkan sel<tar 25o/o dari HbO, total menyerahkan Or-nya.
Sebagai perbandingan, penurunan lebih lanjut Porhanya20
mm Hg menyebabkan bertambahnya HbO, total yang me- PERAN HEMOGLOBIN DI TINGKAT ALVEOLUS
nyerahkan Or-nya sebesar 45o/o, karena tekanan parsial O, Hemoglobin bekerja sebagai "depo penyimpanan" untuk Or,
dalam rentang itu bekerja di bagian curam kurva. Dalam memindahkan O, dari larutan segera setelah molekul ini ma-
kisaran ini, penurunan kecil Po, kapiler sistemik sudah dapat suk ke darah dari alveolus. Karena hanya O, larut yang ber-
secara otomatis segera menyediakan O, dalam jumlah besar peran membentuk Por, maka O, yang tersimpan di Hb tidak
untuk memenuhi kebutuhan O, jaringan yang lebih aktif dapat ikut membentuk Po, darah. Ketika darah vena sistemik
melakukan metabolisme. Saat olahraga berat, hingga 85olo masuk ke kapiler paru, Pornya jauh lebih rendah daripada
Hb dapat menyerahkan Or-nya ke sel yang aktif melakukan Po, alveolus, sehingga O, segar berdifusi ke dalam darah, me-
metabolisme. Selain pengambilan O, yang lebih langsung ningkat Po, darah. Segera setelah Po, darah naik, persentase
dari darah ini, jumlah O, yang disediakan untuk sel-sel yang Hb yang dapat berikatan dengan O, juga meningkat, seperti
aktif bermetabolisasi, misalnya sel otot saat olah raga, juga ditunjukkan oleh kurva Or-Hb. Karena itu, sebagian besar
Alveolus
4
\ J, +
I
Darah
kapiler paru
lr'-*a a
O = Molekul O^ = Molekul Hb yang tersaturasi parsial = Molekul Hb yang tersaturasi lengkap (jenuh)
Gambar 13-28
Hemoglobin mempermudah pemindahan netto 02 dalam jumlah besar dengan bekerja sebagai depo penyimpanan agar po,
tetap rendah. (a) Dalam suatu situasi hipotetis di mana tidak ada hemoglobin dalam darah, Po, alveolus dan po, darah kapiier
paru berada dalam keseimbangan. (b) Hemoglobin ditambahkan ke darah kapiler paru. Begitu mulai berikatan'Oengan O, FIU
mengeluarkan. O, dari larutan. Karena.hanya.g, larut yang membentuk Por. darah maka Po, darah turun di bawah po, alveblus,
meskipun jumlah molekul O; yglg terdapat dalam darah sama seperti di (a). Dengan "menyerap" sebagian dari O, ying larut,
Hb mendorong difusi netto lebih banyak O, menuruni gradien tekanan parsialnya dari alveolus ke darah. (c) Hem6globin
mengalami saturasi lengkap oleh O, dan Po, alveolus dan darah kembali berada dalam keseimbangan. Po, darah yang dibentuk
oleh O, yang larut sama dengan Po, alveolus meskipun kandungan O, total dalam darah jauh lebih besar'daripadi di bagian (a)
ketika Po, darah sama dengan Po, alveolus tetapi tanpa Hb.
532 Bab 13
100 P"o, arteri dan keasaman,
suhu tubuh normal
90
-{ (di tingkat paru)
.E
70
O)
o)
E60 ' .o, | (di
c.)
-c Asam (H.) tingt<at
|
s50 Suhu ,.J
larinsan)
= atau
3+o 2,3-Bisfosfogliserat
s
30
20
10
20 30 40 50 60 70 80 100
EFEK SUHU PADA % SATURASI Hb lain, menggeser kurva Or-Hb ke kanan, meningkatkan pem-
bebasan O, sewaktu darah mengalir melalui jaringan.
Dengan cara serupa, peningkatan suhu menggeser kurva Or-
Hb ke kanan, menyebabkan lebih banyak O, yang dibebas- Produksi BPG oleh sel darah merah secara bertahap
kan pada Po, tertentu. Otot yang berolahraga atau sel yang meningkat jika Hb di darah arreri terus-menerus mengalami
aktif bermetabolisasi menghasilkan panas. Peningkatan suhu undersaturation - yaitu, ketika HbO, arteri di bawah normal.
lokal meningkatkan pembebasan O, dari Hb untuk diguna- Keadaan ini dapat terjadi pada orang yang tinggal di tempat
kan oleh jaringan yang lebih aktif. tinggi atau pada mereka yang mengidap tipe-tipe tertenru
penyakit sirkulasi atau pernapasan atau anemia. Dengan
membantu membebaskan O, dari Hb di tingkat jaringan,
PERBANDINGAN FAKTOR.FAKTOR INI DI TI NGKAT peningkatan BPG membantu ketersediaan O, bagi jaringan
JARINGAN DAN PARU meskipun pasokan O, arteri berkurang secara kronis.
Seperti telah anda pelajari, peningkatan COr, keasaman, dan Namun, tidak seperti faktor iain-yang normalnya hanya
suhu di tingkat jaringan, yang semuanya berkaitan dengan ada di tingkat jaringan dan dengan demikian akan menggeser
peningkatan metabolisme sel dan peningkatan konsumsi Or, kurva Or-Hb ke kanan hanya di tingkat kapiler sistemik, rem-
meningkatkan efek penurunan Po, dalam mempermudah pat pergeseran tersebut menguntungkan dalam membebaskan
pembebasan O, dari Hb. Efek ini umumnya berbalik di Or-BPG terdapat di sel darah merah di seluruh sistem sirkulasi
tingkat paru, di mana CO, pembentuk asam dikeluarkan dan karenanya, menggeser kurva ke kanan dengan derajat yang
dan lingkungan lokal lebih dingin. Karena itu, afinitas Hb sama di jaringan dan paru. Akibatnya, BPG menurunkan ke-
terhadap O, meningkat di lingkungan kapiler paru, memper- mampuan darah mengikar O, di tingkat paru, yang merupa-
kuat efek peningkatan Po, dalam pengikatan O" ke Hb. kan sisi negatif dari peningkatan produksl BPG.
534 Bab 13
AIVolus
o GO"
Dari sirkulasi
srstemik
ke sirkulasi paru
Plasma
ca = karbonat anhidrase
Gambar 13-30
Transpor karbon dioksida dalam darah. Karbon dioksida (cor) yang diambil di jaringan diangkut darah ke paru melalui tiga cara:
(1) larut secara fisik, (2) berikatan dengan hemoglobin (Hb), dan (3) sebagai ion bikarbonat (HcO3). Hemoglobin hanya terdapat
di dalam sel darah merah, demikian juga karbonat anhidrase, enzim yang mengatalisis pembentukan HCO3. H. yang dihasilkan
selama pembentukan HCOr- juga berikatan dengan Hb. Bikarbonat berpindah melalui difusi terfasilitasi menuruni gradien
konsentrasinya keluar sel darah merah menuju plasma, dan klorida (Cl ) berpindah melalui pembawa pasif yang sama ke dalam
sel darah merah menuruni gradien listrik yang tercipta oleh difusi keluar HCO,-. Di paru, reaksi-reaksi yang terjadi di tingkat
iaringan berbalik arah, di mana CO, berdifusi keluar darah dan masuk ke alveolus.
KELAINAN PADA Po, ARTERI mungkin terbatas di daerah tertentu karena spasme atau
CATAIAN KLINIS. Kata hipoksia merujuk kepada kondisi sumbatan pembuluh darah. Atau tubuh dapat meng-
kurangnya O, di tingkat sel. Terdapat empar kategori umum alami hipoksia sirkulasi secara umum, akibat gagal jan-
hipoksia: tung kongestif atau syok sirkulasi. Po, dan kandungan
O, arteri biasanya normal tetapi darah beroksigen yang
1 . Hipoksia hipoksik ditandai oieh rendahnya Po, darah ar- mencapai sel terlalu sedikit.
teri disertai oleh kurang adekuatnya sarurasi Hb. Hal ini 4. Pada hipoksia histotohsi/e, penyaluran O, ke jaringan nor-
disebabkan oleh (a) malfungi pernapasan yang menye- mal tetapi sel tidak dapat menggunakan O" yang ter-
babkan kurang memadainya pertukaran gas, dicirikan sedia. Contoh klasik adalah keracunan sianida. Sianida
oleh Po, alveolus yang normal tetapi Po, arteri ber- menghambat enzim-enzim sel yang esensial bagi respirasi
kurang, atau (b) berada di ketinggian atau lingkungan internai.
yang menyesakkan di mana Po, atmosfer berkurang
sehingga Po, alveolus dan arteri juga berkurang. Hiperoksia, Po, arteri di atas normal, tidak dapat ter-
2. Hipoksia anemih adalah berkurangnya kapasitas darah jadi ketika orang bernapas di udara atmosfer seringgi per-
mengangkut Or. Hal ini dapat terjadi karena (a) penu- mukaan laut. Namun, bernapas dengan menggunakan O,
runan jumlah sel darah merah, (b) kurangnya jumlah tambahan dapat meningkatkan Po, alveolus dan, karenanya,
Hb di dalam sel darah merah, atau (c) keracunan CO. Po, arteri. Karena lebih banyak udara inspirasi adalah O,
Pada semua kasus hipoksia anemik, Po,, arteri normal maka peran tekanan parsial O, dalam menentukan tekanan
tetapi kandungan O, darah arteri lebih rendah daripada total udara inspirasi meningkat sehingga lebih banyak O,
normal karena berkurangnya ketersediaan Hb. yang larut dalam darah sebelum Po, arteri seimbang dengan
3. Hipoksia sirkulasi terjadi jika darah beroksigen yang di- Po, alveolus. Meskipun Po, arteri meningkat namun kan-
alirkan ke jaringan terlalu sedikit. Hipoksia sirkulasi dungan O, darah total tidak meningkat secara bermakna, ka-
lah neuron ekspiratorik merangsang neuron motorik yang (kepala) pusat respiratorik medula (Gambar
menyarafi oror-oror ekspirasi (otot abdomen dan interkostal 13-32). Suatu
anyaman neuron di regio ini memperlihatkan
internal). Selain itu, neuron-neuron inspiratorik KRV ketika _
aktivitas pe_
mac1,
dirangsang oleh KRD, memacu aktivitas inspirasi ketika lengalami potensial aksi spontan serupa dengan yang
terjadi di nodus SA jantung. paia ilmuwan'p.rc"ya
kebutuhan akan ventilasi tinggi. b"h*I
kecepatan neuron inspiratorik KRD mel.p"sk"n
muatan secara
berirama didorong oleh masukan sinaptik dari
kompleks ini.
PEMBENTUKAN IRAMA PERNAPASAN
Selama itu KRD umumnya dianggap menghasilkan irama PENGARUH DARI PUSAT PNEUMOTAKSIK
DAN
dasar ventilasi. Namun, p.-b..rn k* ir"m"'p.rn"pasan APNUSTIK
se_
karang secara luas dipercayai terletak dl kompleks pra_
Pusat.pernapasan di pons melakukan ,penyesuaian
Biitzinger, suatu regio yang terletak dekat dengan ujung halus,,
atas terhadap pusat di medula untuk membantu
menghasilkan
538 Bab 13
tubuh. N, dalam jumlah kecil yang
larut di jaringan pada ketinggian
permukaan laut tidak menimbulkan
efek tetapi dengan semakin banyaknya
N2 yang larut ketika seseorang berada
di kedalaman, timbul narkosis
nitrogen, atau "rapture of the deep".
Narkosis nitrogen dipercayai terjadi
karena berkurangnya eksitabilitas
neuron-neuron akibat N, (yang sangat
mudah larut dalam lemak) yang larut
di membran lipid neuron-neuron
tersebut. Pada 150 kaki di bawah
permukaan laut, penyelam mengalami
suatu perasaan euforia dan menjadi
mengantuk. serupa dengan efek
minum beberapa gelas koktil. Di
tempat yang lebih dalam, penyelam
menjadi lemah dan canggung, dan
pada 350 sampai 400 kaki, mereka
keh i langan kesadaran. Toksisitas
oksigen akibat tingginya Po, adalah
efek buruk lain yang juga dapat terjadi
jika kita berada jauh di bawah air.
Masalah lain yang berkaitan
dengan menyelam laut dalam terjadl
sewaktu naik. Jika penyelam yang
telah cukup lama berada di bawah air
sehingga cukup banyak N, yang sudah
larut dalam jaringannya naik secara
tiba-tiba ke permukaan maka
memulihkan pH arteri mendekati ke tekanan yang melebihi tekanan penurunan cepat PN2 menyebabkan N,
normal dengan menahan asam yang atmosfer. Tekanan cepat meningkat cepat keluar dari larutan dan
normalnya dibuang melalui urin. seiring dengan kedalaman laut akibat membentuk gelembung-gelembung
Tindakan-tindakan kompensatorik berat air. Tekanan hampir menjadi dua gas N, di dalam tubuh, seperti
ini bukannya tanpa akibat yang kali lipat pada kedalaman sekitar 30 gelembung gas CO2 terbentuk di dalam
merugikan. Sebagai contoh, pening- kaki di bawah permukaan laut. Udara botol sampanye ketika gabus botol
katan jumlah 5DM meningkatkan yang terdapat di dalam alat scuba dibuka. Keadaan ini disebut penyakit
kekentalan darah sehingga resistensi disalurkan ke paru pada tekanan yang dekompresi atau "the bends", karena
terhadap aliran darah meningkat. tinggi ini. lngatlah bahwa (1) jumlah korban sering bergelung akibat nyeri
A,kibatnya, jantung bekerja lebih keras gas dalam larutan berbanding lurus yang ditimbulkan. Penyakit dekompresi
untuk memompa darah melewati dengan tekanan parsial gas tersebut dapat dicegah dengan naik ke
pembuluh (lihat h. 371). dan (2) udara terdiri dari 79Yo N2. permukaan secara perlahan atau
Nitrogen adalah bahan yang kurang dengan secara gradual mendekompresi
Efek Menyelam Laut Dalam pada larut dalam jaringan tubuh, tetapi Pru, tubuh dalam wadah dekompresi
Tubuh tinggi yang terjadi selama penyelaman sehingga kelebihan N, dapat secara
Ketika seorang penyelam laut dalam laut dalam, menyebabkan lebih banyak perlahan keluar melalui paru tanpa
turun ke bawah air, tubuhnya terpajan gas ini yang larut ke dalam jaringan membentuk gelembung.
inspirasi dan ei<spirasi yang lancar dan mulus. Pusat pneu- abnormal ini dikenal sebagai apnusis; karena itu, pusat yang
motalsik menigirim impuls ke KRD yang membantu mendorong tipe bernapas ini disebut pusar apnustik. Apnu-
"memadamkan" neuron-neuron inspiratorik sehingga durasi sis terjadi pada jenis rerrenru kerusakan otak berat.
inspirasi dibatasi. Sebaliknya, pusat apnustik mencegah
neuron-neuron inspiratorik dipadamkan, sehingga dorongan REFLEKS HERING-BREUER
inspirasi meningkat. Dengan sistem check-and.-balance im,
Ketika volume alun napas besar (lebih dari 1 liter), misalnya
pusat pneumotaksik mendominasi pusar apnusrik, mem- sewaktu olahraga, refleks Hering-Breuer rerpicu untuk
bantu menghentikan inspirasi dan membiarkan ekspirasi mencegah inflasi paru berlebihan. Reseptor regang paru di
terjadi secara normal. Tanpa rem pneumotaksik ini, pola lapisan otot polos saluran napas diaktifkan oleh pergangan
bernapas akan berupa tarikan napas panjang yang terputus paru pada volume alun napas yang besar. Potensial aksi dari
mendadak dan singkat oleh ekspirasi. Pola bernapas yang reseptor-reseptor regang ini merambat melalui serat saraf afe-
Gambar'13-32 terletak di daerah yang sama. Yang terakhir ini lebih me-
Pusat-pusat kontrol pernapasan di batang otak.
mantau perubahan tekanan daripada perubahan kimiawi
serta penting dalam mengatur tekanan darah arteri sistemik
(lihat h. 404).
Tabel 13-8
Pengaruh Faktor Kimiawi pada Pernapasan
FAKTOR KIMIAWI EFEK PADA KEMORESEPTOR PERIFER EFEK PADA KEMORESEPTOR SENTRAL
JPo, di Darah Arteri Merangsang hanya ketika Po, arteri turun ke Secara langsung menekan kemoreseptor sentral
titik yang mengancam nyawa (<60 mm Hg); dan pusat respirasi itu sendiri jka <60 mm Hg
suatu mekanisme darurat
tPco, di Darah Arteri Merangsang secara lemah Merangsang secara kuat; adalah kontrol
(tH. di Es otak) ventilasi yang dominan (Kadar >70-80 mm Hg
secara langsung menekan pusat pernapasan dan
kemoreseptor sentral)
t H. di Darah Arteri Merangsang; penting dalam keseimbangan Tidak mempengaruhi; tidak dapat menembus
asam-basa sawar darah otak
540 Bab 13
EFEK PENURUNAN MENCOLOK Po, PADA nentukan Po, darah. Kandungan O, total dalam darah arteri
KEMORESEPTOR PERIFER dapat berkurang pada keadaan anemia, di mana Hb peng_
Kemoreseptor perifer tidak peka terhadap penurunan sedang angkut O, berkurang, atau pada keracunan CO, ketika Hb
Po, arteri. Po, darah arteri harus turun di bawah 60 mm Hg lebih suka berikatan dengan molekul ini daripada dengan
(penurunan >40o/o) sebelum kemoreseptor perifer berespons Or..Pada keduanya, Po, arteri normal sehingga pernapasan
dengan mengirim impuls aferen ke neuron inspiratorik me- tidak terangsang, meskipun penyaluran O, k.
faring"., mung_
dula dan secara refleks meningkatkan ventilasi. Karena po, kin sedemikian berkurang sehingga y"rrg b.i.".,gtrrr"n
ninggal akibat kekurangan Or.
-I-
arteri turun di bawah 60 mm Hg hanya pada keadaan tak
lazim penyakit paru berat arau penurunan po, atmosfer, ma-
ka hal ini tidak berperan dalam regulasi normal pernapasan. EFEK LANGUNG PENURUNAN MENcoLoK Po, PADA
Kenyataan ini mula-mula tampak mengejutkan, karena PUSAT PERNAPASAN
fungsi priqer venrilasi adalah menyediakan cukup O, untuk
Kecuali di kemoreseptor perifeq tingkat aktivitas di semua
diserap oleh darah. Namun, venrilasi tidak perlu ditingkat-
jaringan saraf rurun pada keadaan kekurangan Or.
kan sampai Po, arteri turun di bawah 60 mm Hg, karena Jika saja
tidak terjadi intervensi stimulatorik k.rrro..r.pto. perifer ke_
adanya batas keamanan o/o sarurasi Hb yang dihasilkan oleh
tika Po, arteri turun sangat rendah maka akan timbul ling_
bagian datar kurva Or-Hb. Hemoglobin masih memiliki
karan setan yang berakhir pada penghentian pernapasan.
saturasi 90o/o pada Po, arteri 60 mm Hg, tetapi %o saturasi
Penekanan langsung pusar pernapasan oleh po, arteri yang
Hb turun drastis jika Po, turun di bawah tingkat ini. Karena
sangat rendah akan semakin mengurangi ventiiasi,
itu, stimulasi pernapasan secara refleks oleh kemoreseptor -..ry._
penurunan Po, arteri yang m"kin besar, yang kemu-
perifer berfungsi sebagai mekanisme darurat penting dalam labka1
dian akan semakin menekan pusat pernapasan sampai venti-
keadaan Po, arteri yang sangar rendah dan membahayakan.
lasi berhenti dan rerjadi kematian.
Memang, mekanisme refleks ini bersifat menyelamatkan
nyawa karena Po, arteri yang rendah cenderung secara lang-
sung menekan pusat pernapasan, seperri yang dilakukannya
pada bagian otak lainnya. I H* yang dihasilkan
oleh karbon dioksida di otak
CATAIAN KLINIS. Karena kemoreseptor perifer be_
dalam keadaan normal adalah pengatur utama
respons terhadap Po, danh, bukan terhadap kandungan O, ventilasi.
darah, maka kandungan O, darah arteri dapat turun k1 ting-
kat yang membahayakan arau bahkan fatal tanpa memicu Berb.eda dengan Po, arteri yang tidak berkontribusi terhadap
respons kemoreseptor perifer berupa peningkatan respirasi. regulasi respirasi, Pco, arteri adalah masukan rerpenring
Ingatlah bahwa hanya O, yang secara fisik larut yang me- yang mengatur ringkat venrilasi dalam keadaan istirahat.
Peran ini sesuai karena perubahan pada ventilasi alveolus
memiliki dampak yang segera dan besar pada pco, arteri.
Sebaliknya, perubahan pada ventilasi b.ref.k kecil pada %
saturasi Hb dan ketersediaan O, bagi jaringan sampai po,
Serat saraf
arteri turun lebih dari 40%. Bahkan penyimpangan kecii
Serat saraf
sensorik sensorik Pco, arteri dari nilai normal akan memicu refleks slgnifikan
pada ventilasi. Peningkatan pco, arteri secara refleks ir.r"rg_
Sinus karotis sang pusar pernapasan, meningkatkan ventilasi untuk meng_
Badan karotis eliminasi kelebihan CO, ke atmosfer. Sebaliknya, penurunan
Arteri karotis
Pco, arteri secara refleks mengurangi do.o.rg"r, bernapas.
Penurunan venrilasi yang kemudian terjadi menyeb"bLn
CO, produk metabolik menumpuk sehingga pco, dapat
kembali ke normal.
Badan aorta
EFEK PENINGKATAN Pco, PADA KEMORESEPTOR
Arkus aorta
SENTRAL
Yang mengejutkan, meskipun pco, arteri berperan kunci da_
lam mengatur pernapasan, tidak ada ..r.p.o, penting yang
memanrau Pco, arteri dengan sendirinya. Badan karotis dan
aorta hanya berespons lemah terhadap perubahan pco, arteri
sehingga ked_rtanya berperan kecil dalam merangsang venri_
lasi secara refleks sebagai respons terhadap p.ninlk"tJn pco,
arteri. Yang lebih penting dalam menghubungkan perubahan
Gambar 13-33 Pco, arteri dengan penyesuaian komp.ns"torik ventilasi ada_
Lokasi kemoreseptor perifer. Badan karotis terletak di sinus lah kemoreseptor sentral, yang terletak di medula dekat
karotis, dan badan aorta terletak di arkus aorta. pusat pernapasan. Kemoreseptor sentral ini tidak memanrau
:
ti";Ilr:-i';ql
(ketika
.
D / co"+H,o \
'ca, CES otak / 1." \
arteri I n,co. I
\
>70-80
mm Hg) ,-,.L"o./
\
FEe
Lemah * **
+ Pusat
+ pernapasan
medula
ca = karbonat anhidrase
Gambar 13-34
Efek peningkatan Pco, arteri pada ventilasi.
542 Bab 13
mencoba menahannya. Bernapas telah pulih jauh sebelum dapat sangat menekan dorongan untuk bernapas dengan
Po, arteri turun ke kadar yang membahayakan yang memicu meningkatkan Po, arteri dan melenyapkan stimulus utama
kemoreseptor perifer. Karena itu, anda tidak dapat menahan bernapas. Karena itu, terapi O, harus diberikan secara hari-
napas dengan sengaja cukup lama unruk mencapai kadar hati pada pasien dengan penyakir paru kronik.
CO, tinggi atau O, rendah darah arteri yang membahayakan.
EFEK LANGSUNG PENINGKATAN MENCOLOK Pco, I Penyesuaian ventilasi sebagai respons terhadap
PADA PUSAT PERNAPASAN perubahan H* arteri penting dalam keseimbangan
Berbeda dari efek stimulatorik refleks normal peningkatan asam-basa.
konsentrasi H--Pco, pada aktivitas pernapasan, kadar CO,
Perubahan pada konsentrasi H. arteri tidak dapat mem-
yang sangat tinggi secara langsung menekan keseluruhan
pengaruhi kemoreseptor sentral karena H- tidak mudah me-
otak, termasuk pusar pernapasan, demikian juga kadar O,
lewati sawar darah otak. Namun, kemoreseptor perifer badan
yang sangat rendah. Hingga Pcor7} sampai 80 mm Hg, p.-
karotis dan aorta sangat peka terhadap fluktuasi konsentrasi
ningkatan progresif kadar Pco, memicu peningkatan upaya
bernapas sebagai upaya untuk mengeluarkan kelebihan COr.
H-, berbeda dengan sensitivitasnya yang rendah terhadap
penyimpangan Pco, arteri dan ketidakpekaan terhadap po,
Namun, peningkatan lebih lanjut Pco, melebihi 70 sampai
arteri sampai atr:un 40o/o di bawah normal.
80 mm Hg tidak meningkatkan ventilasi lebih lanjut tetapi
Setiap perubahan Pco, arteri menyebabkan perubahan
malah menekan neuron-neuron pernapasan. Karena itu, CO,
setara konsentrasi H. darah dan CES otak. Perubahan H.
harus dikeluarkan dan O, disalurkan dalam lingkungan rer-
yang dipicu oleh CO, di darah arteri ini dideteksi oleh kemo,
tutup misalnya mesin anestesi sistem rertutup, kapal selam,
reseptor perifer; hasilnya adalah stimulasi refleks terhadap
atau kapsul ruang angkasa. Jika tidak maka CO, dapat men-
ventilasi sebagai respons terhadap peningkatan konsentrasi
capai kadar mematikan, tidak saja karena terjadi penekanan
pusat pernapasan tetapi juga karena hal tersebut menyebab-
H* arteri dan penurunan ventilasi pada penurunan konsen-
trasi H-. Namun, perubahan-perubahan venrilasi yang dipe-
kan asidosis respiratorik berat.
rantarai oleh kemoresepror perifer ini jauh kurang penring
HILANGNYA SENSITIVITAS TERHADAP Pco, PADA dibandingkan dengan mekanisme kemoreseptor sentral da-
lam menyesuaikan ventilasi sebagai tanggapan terhadap per-
PENYAKIT PARU
ubahan konsentrasi Ht yang ditimbulkan oleh COr.
CATAIAN KLINIS. Pada hipoventilasi berkepanjangan akibat
Kemoreseptor perifer tetap berperan besar dalam me-
penyakit paru kronik terrenru, terjadi peningkatan Pco, ber-
nyesuaikan ventilasi sebagai respons terhadap perubahan
sarnaan dengan penurunan mencolok Por. Pada sebagian besar
konsentrasi H* arteri yang tidak berkaitan dengan fluktuasi
Pco, (bekerja melalui kemoreseptor sentral)
kasus, peningkatan
Pcor. Pada banyak situasi, meskipun Pco, normal namun
dan penurunan Po, (bekerja melalu kemoreseptor perifer) ber-
konsentrasi H- arteri berubah oleh penambahan atau pengu-
sifat sinergistik; yaitu, efek stimulatorik gabungan pada per-
rangan asam nonkarbonar dari tubuh. Sebagai contoh, kon-
napasan yang ditimbulkan oleh kedua masukan ini secara
sentrasi H- arteri meningkat selama diabetes melitus karena
bersama-sama lebih besar daripada jumlah efek independennya.
meningkatnya asam-asam keto penghasil H. di dalam darah.
Namun, sebagian pasien dengan penyakit paru kronik Peningkatan konsentrasi H. arteri secara refleks merangsang
berat kehilangan kepekaan mereka terhadap peningkatan ventilasi melalui kemoreseptor perifer. Sebaliknya, kemo-
Pco, arteri. Pada peningkatan pembentukan H- berkepan- reseptor perifer secara refleks menekan aktivitas pernapasan
jangan di CES otak, akibat retensi kronik COr, cukup banyak
sebagai respons terhadap penurunan konsentrasi H. arteri
HCO3 yang mungkin telah menembus sawar darah otak yang ditimbulkan oleh sebab-sebab nonrespirasi. perubahan
untuk menyangga, atau "menetralkan" kelebihan H.. Penam- ventilasi melalui cara ini sangat penting dalam mengarur
bahan HCO,- ini berikatan dengan kelebihan H., mengeluar,
keseimbangan asam-basa tubuh. Perubahan tingkat ventilasi
kannya dari larutan sehingga tidak lagi ikut membentuk
dapat mengubah lumlah CO, penghasil H. yang dikeluar-
konsentrasi H. bebas. Ketika konsentrasi HCOr' CES otak
kan. Penyesuaian jumlah H. yang ditambahkan ke darah dari
meningkat, maka konsentrasi H- CES otak kembali ke nor-
CO, ini dapat mengompensasi kelainan konsentrasi H. yang
mal meskipun Pco, arteri dan Pco, CES otak tetap tinggi.
disebabkan oleh kausa nonrespiratorik pemicu respons per-
Kemoreseptor sentral tidak lagi menyadari peningkatan Pco,
napasan tersebut (lihat Bab 15 untuk perincian lebih lanjut).
karena H- CES otak normal. Karena kemoreseptor sentral
tidak lagi merangsang secara refleks pusar pernapasan sebagai
respons terhadap peningkatan Pcor, maka dorongan untuk | 0lahraga sangat meningkatkan ventilasi, tetapi
mengeluarkan CO, pada pasien ini menjadi berkurang;
mekanismenya belum jelas.
yaitu, tingkat venrilasi mereka terlalu rendah untuk Pco,
arteri setinggi itu. Pada pasien-pasien ini, keadaan hipoksia Ventilasi alveolus dapat meningkat hingga 20 kali sewaktu
menjadi pendorong utama ventilasi, berbeda dari orang nor- olahraga berat untuk mengimbangi peningkatan kebutuhan
mal, di mana kadar Pco, arteri merupakan faktor dominan akan penyerapan O, dan pembuangan CO, (Tabel 13-9
yang menentukan besar venrilasi. Yang ironis, pemberian O, memperlihatkan perubahan pada variabel-variabel terkait O"
kepada para pasien ini untuk mengatasi keadaan hipoksia dan CO, selama olahraga). Penyebab peningkatan ventilasi
Tabel 13-9
Variabel Terkait Oksigen dan Karbon Dioksida Selama Olahraga
VARIABEL TERKAIT
02ATAU CO, PERUBAHAN KOMENTAR
Pemakaian O, Sangat meningkat otot yang aktif mengoksidasi morekur nutrien rebih cepat untuk memenuhi
kebutuhan energi yang meningkat
Produksi CO, Sangat meningkat Otot yang aktif bermetabolisasi menghasilkan lebih banyak CO,
Ventilasi Alveolus Sangat meningkat Melalui mekanisme yang berum sepenuhnya dipahami. ventirasi arveorus
mengimbangi atau bahkan sedikit merebihi peningkatan kebutuhan
metabolik selama olahraga
Po, Arteri Normal atau sedikit t Meskipun terjadi peningkatan mencolok pemakaian O, dan produksi
CO,
selama olahraga namun ventilasi alveolus mengimbangi atau bahkan
Pco, Arteri Normal atau sedikit J sedikit melebihi kecepatan konsumsi O, dan produksi dO,
Penyaluran O, ke Otot Sangat meningkat Meskipun Pco, arteri tetap normal namun penyaluran O, ke otot
sangat
meningkat akibat bertambahnya ariran darah ke otot yang dicapai ,?.rri
peningkatan curah jantung disertai vasodilatasi lokal ii ot-ot-otot
v"ng lkt-it
Ekstraksi O, oleh Otot Sangat meningkat Peningkatan pemakaian O, menurunkan po, di tingkat jaringan, yang
menyebabkan lebih banyak O, dibebaskan dari heiroglobin; trai ini "
ditingkatkan oleh t pco, f u-, dan ^ suhu
Pengeluaran CO, dari Sangat meningkat Peningkatan ariran darah.ke. otot yang aktif membersihkan rebih banyak
Otot CO, yang dihasilkan oleh jaringan ini
Konsentrasi H- arteri
Olahraga ringan Normal Karena CO, penghasil asam karbonat dijaga konstan di darah arteri
sampai sedang maka
konsentrasi H. arteri tidak berubah
Olahraga berat Meningkat sedang Pada olahraga berat, ketika otot mengandarkan metaborisme anaerob,
terjadi penambahan asam laktat ke dalam darah.
544 Bab 13
peran penting dalam mengoordinasikan aktivitas perna, I Inhalasi bahan tertentu yang berbahaya sering segera
pasan dengan peningkatan kebutuhan metabolik otot- memicu penghentian ventilasi.
otot yang aktif. I Nyeri yang berasal dari bagian tubuh manapun secara
2. Peningkatan suhu tubuh. Banyak dari energi yang dihasil- refleks merangsang pusat pernapasan (misalnya, orang ,,ter-
kan selama kontraftsi otot diubah menjadi panas dan bu- engah-engali' ketika merasa nyeri).
kan untuk melakukan kerja mekanis yang sesungguhnya. I Modifikasi involunter bernapas juga terjadi selama ekspresi
Mekanisme pengeluaran panas misalnya berkeringat se- berbagai keadaan emosi, misalnya terrawa, menangis, ..r..rgh.l"
ring tidak dapat mengimbangi peningkatan produksi pa- napas, dan mengerang. Modifikasi yang dipengaruhi oleh emosi
nas yang menyertai aktivitas fisik, sehingga suhu tubuh ini diperantarai oleh koneksi-konel<si antara sistem limbik otak
sering agak meningkat selama olah raga (lihat h. 717).Ka- (yang berperan untuk emosi) dan pusat pernapasan.
rena peningkatan suhu tubuh merangsang venrilasi maka I Selain itu, pusat pernapasan secara. reflek terhambat
produksi panas terkait olahraga ini jelas berperan dalam selama menelan, ketika saluran napas tertutup untuk men-
respons pernapasan terhadap olahraga. Untuk alasan yang cegah makanan masuk ke paru (lihat h. 652).
sama, peningkatan venrilasi sering menyertai demam.
Manusia juga memiliki kontrol volunter yang cukup
3. Pelepasan epinefrin. Hormon medula adrenal epinefrin _
besar atas ventilasi.
Kontrol bernapas secara volunter dilaku-
juga merangsang venrilasi. Kadar epinefrin dalam darah
kan oleh korteks serebri, yang tidak bekerja pada pusat per-
meningkat selama olahraga sebagai respons terhadap
napasan di batang otak tetapi mengirim impuls langsung ke
Iepas-muatan sistem saraf simpatis yang menyertai pe-
neuron motorik di medula spinalis yang menyarafi otot per-
ningkatan aktivitas fisik.
napasan. Kita dapat secara sengaja melakukan hiperventilasi
4. Impuls dari horteks serebri. Khususnya pada awal olah ("bernapas berlebihan") atau, di ekstrim yang lain, menahan
raga, daerah motorik korteks serebri dipercayai merang- napas, tetapi hanya untuk waktu yang singkat. perubahan,
sang secara bersamaan neuron-neuron pernapasan me- perubahan kimiawi yang terjadi di darah arreri secara lang-
dula dan mengaktifkan neuron-neuron motorik otot. sulg dan refleks mempengaruhi pusar pernapar"r, y".g p"d"
Hal ini serupa pada penyesuaian kardiovaskular yang gilirannya mengalahkan sinyal volunter ke neuron motorik
dimulai oleh korteks motorik pada awal olahraga. otot pernapasan. Selain bentuk-bentuk ekstrim pengendalian
Dengan cara ini, regio motorik otak mengaktifkan res- pernapasan secara volunter, kita juga mengontrol pernapasan
pons venrilasi dan sirkulasi untuk menunjang pening- kita untuk melakukan berbagai kegiatan volunter misalnya
katan aktivitas fisikyang akan dilakukannya. penyesuai- berbicara, bernyanyi, dan bersiul.
an antisipatorik ini adalah mekanisme regulatorik
umpan maju; yaitu, penyesuaian terjadi sebelum faktor-
faktor homeostatik berubah (lihat h. l8). Hal ini ber- I Pada apnu, seseorang "lupa bernapas"; selama
beda dari hal yang lebih umum terjadi yaitu penyesuaian
dispnu, yang bersangkutan merasa "sesak napas',
regulatorik untuk memulihkan homeostasis beriangsung
sesudah suatu faktor mengalami perubahan. Apnu adaiah interupsi ventilasi sesaat, dengan bernapas
kembali pulih secara spontan. Jika bernapas ddak pulih, maka
Tidak ada dari faktor-faktor ini atau kombinasi faktor-
keadaannya disebut henti napas. Karena selama tidur ven-
faktor yang dapat secara memuaskan men.jelaskan efek olah
tilasi dalam keadaan normal berkurang dan kemoreseptor
raga yang cepat dan besar terhadap venrilasi, atau menjelas-
sentrai kurang peka terhadap Pco, arteri, khususnya saat
kan tingginya korelasi antara aktivitas pernapasan dan ke-
tidur paradoksal (lihat h. 183), -"k" paling mungkin
butuhan tubuh akan pertukaran gas selama olahraga. (Untuk
terjadi selama waktu ini. Korban apnu"pnu
tifur (sleep apnea)
pembahasan tentang bagaimana konsumsi O, selama olah-
dapat berhenti bernapas selama beberapa detik atau hirrgg"
raga dapat diukur untuk menentukan kapasitas kerja maksi-
satu sampai dua menit hingga 500 kali semalam. Apnu tidur
mal seseorang, lihatlah fitur boks penyerra dalam, Lebih
ringan tidak berbahaya kecuali jika yang bersangkutan
Dekat dengan Fisiologi Olahraga).
mengidap penyakit paru arau sirkulasi, yang dapatdiperparah
oleh serangan berulang apnu.
I Ventilasi dapat dipengaruhi oleh faktor yang SINDROM KEMATIAN BAYI MENDADAK
tidak berkaitan dengan kebutuhan akan
CATAIAN KLINIS. Pada kasus-kasus apnu tidur yang ber-
pertukaran gas. lebihan, korban mungkin tidak mampu pulih dari periode
apnu, dan terjadi kematian. Ini adalah kasus sindrom kemati-
Kecepatan dan kedalaman pernapasan dapat dimodifikasi
oleh sebab-sebab di luar kebutuhan akan pasokan O, dan a.t bala mendadak (suddan infant deatb ryndrome, SIDS),
arau " crib death" . Pada bentuk apnu ridur yang tragis ini, bayi
pengeluaran COr. Berikut ini adalah contoh pengaruh inlro-
lunter dalam kategori ini: usia dua sampai empat bulan yang semula sehat ditemukan
meninggal di tempat tidur mereka tanpa sebab yang jelas.
I Refleks protektif misalnya bersin dan batuk secara rem- Kausa yang mendasari SIDS terus diteliti secara intensif Se-
porer mengendalikan aktivitas pernapasan sebagai upaya un- bagian besar bukti menunjukkan bahwa bayi "lupa bernapas"
tuk mengeluarkan bahan iritan dari saluran napas. karena mekanisme kontrol pernapasan imatur, baik di batang
otak atau di kemoreseptor yang memantau status pernapasan udara; yaitu, mereka merasa "sesak napas". Dispnu adalah
tubuh. Sebagai contoh, otopsi pada lebih dari separuh korban keadaan mental yang berkaitan dengan keinginan tak ter-
memperlihatkan kurang berkembangnya badan karotis, kemo- puaskan untuk mendapar venrilasi yang adekuat. Hal ini
reseptor perifer yang penting. Selain itu, sebagian peneliti sering menyertai kesulitan bernapas yang khas dijumpai
percay4 bahwa keadaan ini mungkin mula-mula dipicu oleh pada penyakit paru obstruktif atau edema paru yang ber-
kegagalan kardiovaskular dan bukan oleh penghentian napas. kaitan dengan gagal jantung kongestif. Sebaliknya, selama
Peneliti-peneliti yang lain lagi menyarankan bahwa sebagian olah raga seseorang dapat bernapas keras tanpa merasakan
kasus mungkin disebabkan oleh aspirasi getah lambungyang dispnu, karena olahraga tersebut tidak disertai oleh rasa
mengandung Helicobacter pylori. Dalam sebuah penelitian, cemas terhadap cukup tidaknya ventilasi. Yang mengejut-
mikroorganisme ini terdapat pada 88% b^yy^ng meninggal kan, dispnu tidak berkaitan langsung dengan peningkatan
akibat SIDS. Para ilmuwan berspekulasi bahwa H. pylori dapat kronik Pco, atau penurunan Po, arteri. Perasaan subyektif
menyebabkan pembentukan amonia, yang dapat mematikan kekurangan udara dapat terjadi bahkan ketika ventilasi
jika memperoleh akses ke darah dari paru. alveolus dan gas darah normal. Sebagian orang merasa sesak
Apapun sebab yang mendasari, sejumlah faktor risiko napas ketika mereka berangapan bahwa mereka kekurang-
tertentu menyebabkan bayi lebih rentan mengalami SIDS. an udara meskipun hal tersebut tidak benar, misalnya daiam
Di antara faktor-faktor tersebut adalah posisi tidur (insidens lift yang sesak.
SIDS hampir 40% lebih tinggi pada bayi yang tidur telung-
kup daripada yang telentang atau menyamping) dan pajanan
ke nikotin selama masa janin atau setelah lahir. Bayi yang
ibunya merokok selama hamil atau yang menghirup asap
rokok di rumah tiga kali lebih mungkin meninggal karena
SIDS daripada mereka yang tidak terpajan rokok. PERSPEKTIF BAB lNl: FOKUS PADA
DISPNU
HOMEOSTASIS
CATAIAN KLINIS. Orang yang mengalami dispnu me- Sistem respirasi berkontribusi bagi homeostasis dengan
rasakan gejala subyektif bahwa mereka kurang mendapat mengambil O, dari udara dan mengeluarkan CO, ke ling-
546 Bab'13
kungan eksternal. Semua sel tubuh akhirnya memerlukan Akibat reaksi-reaksi metabolik penghasil energi ini, tu-
pasokan O, yang memadai untuk digunakan dalam meng- buh menghasilkan se.jumlah besar CO, yang harus dikeluar-
oksidasi molekul nutrien untuk menghasilkan ATP Sel otak, kan. Karena CO, dan HrO membentuk asam karbonat maka
yang sangat bergantung pada pasokan rerus-menerus Or, penyesuaian dalam kecepatan eliminasi CO" oleh sistem
akan mati jika kekurangan O, lebih dari empat menit. Bah- respirasi penting untuk mengatur keseimbangan a."m-b"."
kan sel yang dapat melakukan metabolisme anaerob ("tanpa lingkungan internal. Sel-sel hanya dapat bertahan hidup
Or") untuk menghasilkan energi, misalnya otor yang bekerja dalam kisaran pH yang sempit.
berat, hanya dapat melakukannya dalam waktu rerbatas
dengan menciptakan defisit O, yang akhirnya harus diganti
selama konsumsi O, pasca latihan (lihat h. 300).
RINGKASAN BAB
Pendahuluan (h. 497 -502) Kontraksi dan relaksasi bergantian otor-otot inspirasi
I Respirasi internal mencakup reaksi-reaksi metabolik intra- (terutama diafragma) secara tak langsung menimbulkan
selyang menggunakan O, dan menghasilkan CO, sewaktu inflasi dan deflasi periodik paru dengan secara siklis
oksidasi molekul nutrien untuk menghasilkan energi. mengembangkan dan mengempiskan rongga thoraks,
I Respirasi eksternal mencakup berbagai tahap dalam pe- dengan paru secara pasifmengikuti gerakannya. (Lihattah
mindahan O, dan CO2 antara lingkungan eksternal dan Gambar I3-11 dan 13-12).
sel .jaringan. Sistem respirasi dan sirkulasi bekerja sama Paru mengikuti gerakan rongga thoraks berkat daya rekat
untuk melakukan respirasi eksternal. (Lihatlah Gambar (kohesivitas) cairan intrapleura dan gradien tekanan
r3,1). transmural menembus dinding paru. Gradien tekanan
I Sistem respirasi mempertukarkan udara antara atmosfer transmural terbentuk karena tekanan intrapleura yang
dan paru melalui proses ventilasi. subatmosfer dan karenanya lebih rendah daripada tekanan
I Saluran napas menghanrarkan udara dari atmosfer ke intra-alveolus. (Liharlah Gambar 13-8 dan I3- j4).
kantung udara atau alveolus, bagian paru yang melakukan Karena energi dibutuhkan untuk kontraksi otot,otot inspi-
pertukaran gas. (Lihatlah Gambar 13-2). rasi, maka inspirasi adalah proses aktif, tetapi ekspirasi ber-
I Pertukaran O, dan CO. antara udara di paru dan darah sifat pasif selama bernapas tenang karena tercapai melalui
di kapiler paru berlangsung di dinding alveolus yang recoil elxtik paru setelah oror-oror inspirasi melemas, tanpa
sangat tipis. Dinding alveolus dibentuk oleh sel alveolus mengeluarkan energ| (Lihatlah Gambar l3-I2a dan b).
tipe I. Sel alveolus tipe II mengeluarkan surfaktan paru. Untuk ekspirasi aktifyang lebih kuat, kontraksi otot-otot
(Lihatlah Gambar I 3-4). ekspirasi (yaitu otot abdomen) semakin mengurangi
I Paru terletak di dalam kompartemen rerrurup thoraks, ukuran rongga thoraks dan paru, yang meningkatkan gra-
yang volumenya dapat diubah oleh aktivitas kontraktil dien tekanan intra-alveolus terhadap atmosfer. (Lihattah
otot-otot respirasi yang mengelilinginya Gambar 13-ll dan 13-12c).
I Semakin besar gradien tekanan antaia alveolus dan atmos-
Setiap paru dikelilingi oleh suaru kantung tertutup
fer di kedua arah, semakin besar laju aliran udara, karena
berdinding rangkap, kantung pleura. (Lihatlah Gambar
t3-r. udara terus mengalir sampai tekanan intra-alveolus se-
imbang dengan tekanan atmosfer. (Lihat Gambar I3-j3
Mekanika Bernapas (h. 502-524) dan 13-14).
I Ventilasi, atau bernapas, adalah proses pemasukan ke dan Seiain berbanding lurus dengan gradien tekanan, laju
pengeluaran udara dari paru secara bergantian sehingga aliran udara juga berbanding terbalik dengan resisrensi
udara alveolus lama yang telah ikut serta dalam pertukar- saluran napas. (Lihatlah Tabel 13-I).Karena resistensi sa-
an O, dan CO, dengan darah kapiler paru dapat ditukar luran napas, yang bergantung pada kaliber saluran napas
dengan udara atmosfer segar. penghantar dan normalnya sangat rendah, maka laju
I Ventilasi dilakukan secara mekanis dengan mengubah se- aliran udara biasanya terurama bergantung pada gradien
cara bergantian arah gradien tekanan untuk aliran udara tekanan antara alveolus dan atmosfer.
antara atmosfer dan alveolus melalui ekspansi dan recoil Jika resistensi saluran napas meningkar secara patologis
siklik paru. Ketika tekanan intra-alveolus berkurang aki- akibat penyakit paru obstruktif kronik, maka gradien
bat ekspansi paru selama inspirasi, udara mengalir masuk tekanan juga harus ditingkatkan oleh kerja otor-oror per-
ke paru dari tekanan atmosfer yang lebih tinggi. Ketika napasan yang lebih kuat untuk mempertahankan laju
tekanan intra-alveoius meningkat akibat recoil paru se- aliran udara normal.
lama ekspirasi, udara mengalir keluar paru menuju tekan- Paru dapat diregangkan dengan derajat bervariasi selama
an atmosfer yang lebih rendah. (Lihatlah Gambar i3-6, inspirasi dan kemudian mengempis kembali ke ukuran
13-7, 13-10, 13-13, dan 13-14\. prainspirasinya sewaktu ekspirasi karena sifat elastiknya.
548 Bab 13
\
rasi dan ekspirasi dan (2) regulasi besar ventilasi, yang Tiga faktor kimiawi berperan dalam menentukan tingkat
sebaliknya bergantung pada kontrol laju pernapasan dan vendlasi: Pcor, Por, dan konsentrasi H- darah arteri.
kedalaman volume alun napas. (Lihatlah Tabel 1j-S).
Irama bernapas dihasilkan oleh anyaman saraf kompleks, Faktor dominan dalam regulasi venrilasi dari menit ke
yaitu kompleks pra-Botzinger, yang memperlihatkan menit adalah Pco, arteri. Peningkatan Pco, arteri adalah
aktivitas pemacu dan mengaktifkan neuron-neuron inspi- rangsangan kimiawi paling kuat untuk meningkatkan
rasi yang terletak di kelompok respirasi dorsal (KRD) ventilasi. Perubahan Pco, arteri mengubah venrilasi rer-
pusat kontrol pernapasan di medula batang otak. Ketika utama dengan menimbulkan perubahan setara pada kon-
neuron-neuron inspirasi ini melepaskan muaran, impuls sentrasi H. CES otak, yang kemoreseptor sentral sangat
akhirnya mencapai otot-otot inspirasi untuk menimbul- peka terhadapnya. (Lihatlah Gambar 13-34).
kan inspirasi. (Lihatlah Gambar 13-32). Kemoreseptor perifer responsif terhadap peningkatan
Ketika qeuron-neuron inspirasi berhenti melepaskan konsentrasi H- arteri, yang juga secara refleks menyebab-
muatan, otot-otot inspirasi melemas dan terjadi ekspirasi. kan peningkaran venrilasi. Penyesuaian CO, penghasil
Jika akan terjadi ekspirasi aktif maka otor-otot elapirasi asam di darah arteri penting untuk mempertahankan ke-
diaktifkan oleh impuls dari neuron ekspirasi medula di seimbangan asam-basa di tubuh. (Lihatlah Gambar I3-
kelompok respirasi ventral (KRV) pusat kontrol pernapas- JJ).
an di medula. Kemoreseptor perifer juga secara refleks merangsang pusat
Irama dasar ini diperhalus oleh keseimbangan aktivitas di respirasi sebagai respons terhadap penurunan mencolok
pusat apnustik dan pneumoraksik yang terletak lebih Po, arteri (<60 mm Hg). Respons ini berfungsi sebagai
tinggi di batang otak, di pons. Pusat apnustik memper- mekanisme darurat untuk meningkatkan respirasi ketika
lama inspirasi sedangkan pusar pneumotaksik yang lebih kadar Po, arteri turun di bawah kisaran aman yang di-
kuat membatasi inspirasi (Lihatlah Gambar 13-32). hasilkan oleh bagian datar kurva Or-Hb.
SOAL LATIHAN
Pertanyaan Obyektif (Jawaban di h. A-54) c. Hb + CO, -+ HbCO,
1. Bernapas dilakukan dengan kontraksi dan relaksasi ber- d. HbH+Hb+H.
gantian otot-otot di dalam jaringan paru (Benar atau 13. Tirnjukkan hubungantekanan parsial O, dan CO, yang
salah) penting dalam pertukaran gas dengan melingkari >
2. Hemoglobin memiliki afinitas lebih tinggi terhadap O, (lebih besar daripada), < (lebih kecil daripada), atan =
daripada semua bahan lain. (Benar atau salah?) (sama dengan) di masing-masing pernyataan berikut:
3. Ventilasi alveolus tidak selalu meningkat ketika ventilasi a. Pco, di alveolus (>, <, atau =) Pco, di darah yang
paru meningkat. (Benar atau salah?) meninggalkan kapiler paru.
4. Dalam keadaan normal alveolus mengosongkan isinya b. Po, di alveolus (>, <, atau =) Po, darah yang mening-
secara total sewaktu upaya ekspirasi maksimal. (Benar galkan kapiler paru.
atau salah?) c. Pco, di darah yang masuk ke kapiler paru (>, <, arau
5. Oksigen dan CO, memiliki koefisien difusi yang sama. =) Pco, di alveolus.
(Benar atau salah?) d. Po, di darah yang masuk ke kapiler paru (>, <, arau
6. Tiga gaya yang cenderung menjaga alveolus tetap =) Po, di alveolus.
terbuka adalah ..., ..., dan ... e. Pco, di darah yang masuk ke kapiler sistemik (>, <,
7. Neuron ekspiratorik mengirim impuls ke neuron moro- atau =) Pco, di sel jaringan.
rik yang mengontrol otot-otot ekspirasi selama bernapas f. Po, di darah yang masuk ke kapiler sistemik (>, <,
tenang normal. (Benar atau salah?) atau =) Po2 di sel jaringan.
8. ... adalah ukuran tingkat perubahan volume paru yang g. Pco, di darah yang meninggalkan kapiler paru (>, <,
dicapai oleh perubahan rertenru gradien rekanan trans- atau =) Pco, di darah yang masuk ke kapiler siste-
mural. mik.
9. Dua gaya yang mendorong kolapsnya alveolus adalah . .. h. Po, di darah yang meninggalkan kapiler paru (>, <,
dan... atau =) Po, di darah yang masuk ke kapiler siste-
10. ... adalah enzim eritrosit yang mengaralisis perubahan mik.
CO, menjadi HCO,. i. Po, di darah yang meninggalkan kapiler sistemik (>,
1 1. ... adalah fenomena paru yang kembali ke bentuk isti- <, atau =) Po, di darah yang masuk ke kapiler paru.
rahatnya setelah diregangkan. j. Pco, di darah yang meninggalkan kapiier sistemik
12. Mana dari reaksi berikut yang berlangsung di kapiler (>, <, atau =) Pco, di darah yang masuk ke kapiler
paru? Paru.
a. Hb + O, + HbO, k. Pco, di sel jaringan (>, <, atau hampir =) Pco, di
b. CO, + HrO + H2CO3 J H- + HCO3- darah yang meninggalkan kapiler sistemik.
UNTUK DIRENUNGKAN
(Penjelasan dih. A-54) mengalami humidifikasi (pelembaban) di saluran napas
1. Mengapa interior pesawat udara perlu diberi tekanan respiratorik dan sebelum mencapai alveolus?
(yaitu, tekanan dipertahankan pada tekanan atmosfer 4. Berdasarkan yang anda ketahui tentang kontrol
^pa
setinggi permukaan laut meskipun tekanan atmosfer di respirasi, jelaskan mengapa sengaja melakukan hiperven-
sekitar pesawat jauh lebih rendah)? Jelaskan manfaat tiiasi untuk menurunkan Pco, arteri sebelum menyelam
fisiologis pemakaian masker O, jika tekanan di interior adalah hal yang berbahaya? Tirjuan hiperventilasi adalah
pesawat tidak dapat dipertahankan. untuk berada di bawah air lebih lama sebelum Pco, naik
2. Apakah hiperkapnia akan menyertai hipoksia yang di- di atas normal dan mendorong penyelam naik ke per-
timbulkan oleh masing-masing situasi di bawah ini? mukaan untuk menghirup udara.
Jelaskan'mengapa ya dan mengapa tidak. 5. Jika seseorang yang membran alveolusnya menebal oleh
a. keracunan sianida penyakit memiliki Po, alveolus 100 mm Hg dan Pco,
b. edema paru alveolus 40 mm Hg, mana dari nilai-nilai gas-gas darah
c. penyakit paru restriktif arteri sistemik berikut yang paling besar kemungkinan-
d. berada di ketinggian nya dijumpai?
e. anemia berat a-. Po, = 105 mm Hg, Pco, = 35 mm Hg
f. gagal jantung kongestif b. Po. = 1gg mm Hg, Pco, = 40 mm Hg
g. penyakit paru obstruktif c. Po, = 90 mm Hg, Pco, = 45 mm Hg
3. Jika seseorang tinggal satu mil di atas permukaan laut di Jika orang tersebut diberi O, 100o/o apakah Po, arteri
Denver, Colorado, di mana tekanan atmosfer 630 mm akan meningkat, menurun, atau tidak berubah? Apakah Pco,
Hg, berapa Po, udara inspirasi sebeium udara tersebut arteri meningkat, menurun, atau tidak berubah?
KASUS KLINIS
(Penjelasan di h. A-55) tuk mencapai volume alun napas normal! Bagaimana spiro-
Keith M, seorang mantan perokok berat, mengidap emfisema gramnya bila dibandingkan dengan normal? Apa pengaruh
berat. Bagaimana penyakit ini mempengaruhi resistensi sa- penyakit Keith terhadap pertukaran gas di parunya? Apa
luran napasnya? Bagaimana perubahan resistensi saluran na- kelainan gas darah yang kemungkinan besar ditemukan?
pas ini mempengaruhi upaya inspirasi dan ekspirasi Keith? Apakah pemberian O, kepada Keith untuk mengurangi kon-
Jelaskan bagaimana aktivitas otot pernapasan dan perubahan disi hipoksiknya tepar?
tekanan intra-alveolusnya dibandingkan dengan normal un-
Homeostasis
Sistem kemih berkontribusi bagi homeostasis
dengan membantu mengatur volume,
komposisi elektrolit, dan pF,l lingkungan,
internal dan dengan mengeluarkan produk
sisa metabolik.
{:r'3"*rq:r:rryi:rirr:%itrlilr1$e#!f,iqf;qfft::?f:4:i1)rr:s.if.:::rr:!:itrrtr
F$*is*ssY*$;s
ll 11 . -l
c"- )tiil:\tit
^^-":. t-{-tu:
h.*l;**gsun6**
Kelangsungan hidup dan fungsi normal sel bergantung pada yang dikeluarkan oleh paru). Sewaktu berulang-ulang
pemeliharaan stabilitas konsentrasi garam, asam, dan tersaring oleh ginjal, plasma mempertahankan konstituen-
elektrolit lain dalam lingkungan cairan internal. Kelang- konstituen yang bernilai bagi tubuh dan mengeluarkan bahan
sungan hidup sel juga bergantung pada pengeluaran secara yang tidak diinginkan atau berlebihan ke urin. Yang terutama
terus-menerus bahan-bahan sisa metabolik toksik yang penting adalah kemampuan ginjal mengatur volume dan
dihasilkan oleh sel-sel ketika melakukan reaksi-reaksi kimia osmolaritas (konsentrasi zat terlarut) lingkungan cairan
untuk mempertahankan hidup. Ginjal berperan besar dalam internal dengan mengontrol keseimbangan garam dan air.
mempertahankan homeostasis dengan mengatur konsentrasi Yang juga penting adalah kemampuan ginjal membantu
banyak konstituen plasma, khususnya elektrolit dan air; dan mengatur pH dengan mengendalikan pengeluaran asam dan
dengan membuang semua bahan sisa metabolik (kecuali CO' basa di urin.
552
I
Sistem- Kemih
SEKILAS ISI
PENDAHULUAN PENDAHULUAN
I Fungsi ginjal
Pertukaran anrara sel dan CES dapat sangat meng-
I Gambaran anatomi
ubah komposisi lingkungan cairan internal yang
I Proses-proses dasar di ginjal
terbatas jika tidak terdapat mekanisme yang men-
FILTRASI GLOMERULUS jaganya stabil.
l. Sifat membran glomerulus
I Gaya-gaya yang berperan dalam filtrasi glomerulus
I Besar dan regulasi LFG I Ginjal melakukanberbagai fungsi yang
I Aliran darah ginjal; fraksi filtrasl ditujukan untuk mempertahankan
REABSORPSI TUBULUS homeostasis.
I Transpor transepitel
I Reabsorpsi aktif versus pasif Ginjal, bekerja sama dengan masukan hormonal dan
I sarafyang mengontrol fungsinya, adalah organ yang
Proses dan kontrol reabsorpsi aktif Na.
terutama berperan dalam mempertahankan stabilitas
I Reabsorpsi aktif sekunder glukosa dan asam amino
volume, komposisi elektrolit, dan osmolaritas (kon-
I Maksimum tubulus; ambang ginjal
sentrasi zat rerlarut) CES. Dengan menyesuaikan
I Regulasi reabsorpsi POol dan Caz*
jumlah air dan berbagai konstituen plasma yang
I Reabsorpsi pasif Cl. HrO, dan urea
dipertahankan di tubuh atau dikeluarkan di urin,
SEKRESI TUBULUS
ginjal dapat memperrahankan keseimbangan air dan
I Sekresi ion hidrogen
elektrolit dalam kisaran yang sangar sempit yang
I Sekresi ion kalium memungkinkan kehidupan, meskipun pemasukan
I Sekresi ion organik dan pengeluaran konstituen-konstituen ini melalui
EKSKRESI URIN DAN BERSIHAN PLASMA saluran lain sangat bervariasi. Ginjal tidak hanya
I Laju ekskresi urin melakukan penyesuaian terhadap beragam asupan
I Bersihan plasma air (HrO), garam, dan elektrolit lain tetapi juga me-
I Ekskresi urin dengan konsentrasi bervariasi; sistem countercurrent nyesuaikan pengeluaran konstituen-konstituen CES
medula ini melalui urin untuk mengompensasi kemung-
I Reabsorpsi HrO yang dikontrol oleh vasopresin kinan pengeluaran abnormal melalui keringat berle-
I Gagal ginjal bihan, muntah, diare, atau perdarahan. Karena ginjal
I Berkemih melakukan tugasnya mempertahankan homeostasis
maka komposisi urin dapat sangat bervariasi.
Ketika CES mengalami kelebihan air atau elek-
trolit tertentu misalnya garam (NaCl) maka ginjal
dapat mengeluarkan kelebihan rersebur melalui urin.
Jika terjadi defisit maka ginjal tidak dapat menam-
bahkan konstituen yang kurang tersebut tetapi dapat
membatasi pengeluarannya sehingga terjadi peng-
hematan konstituen tersebut sampai yang bersang-
kutan dapat memasukkan bahan yang kurang terse-
but ke dalam tubuhnya. Karena itu, ginjal lebih
efisien melakukan kompensasi terhadap kelebihan
553
daripada kekurangan. Pada kenyataannya, pada sebagian hal g Menghasilhan renin, l;rtatu hormon enzim yang memicu
ginjal tidak dapat secara sempurna menghentikan terbuang- suatu reaksi berantai yang penting dalam penghematan
nya suatu bahan yang bermanfaat melalui urin, meskipun garam oieh ginjal.
tubuh mungkin kekurangan bahan tersebut. Contoh utama 10. Mengubah uitamin D menjadi bentuk ahtifnya (Bab 19).
adalah kasus defisit HrO. Bahkan jika seseorang tidak
mengonsumsi HrO apapun, ginjal tetap harus mengeluarkan
sekitar setengah liter HrO melalui urin setiap hari untuk f Ginjal membentukurin; sistem kemih sisanya
melaksanakan tugas besar lain sebagai pembersih tubuh. membawa urin keluar tubuh,
Selain peran regulatorik penting ginjal dalam memper-
tahankan keseimbangan cairan dan elektrolit, ginjal juga Sistem kemih terdiri dari organ pembentuk urin-ginjal-dan
merupakan rute utama untuk mengeluarkan bahan-bahan struktur-struktur yang membawa urin dari ginjal ke luar
sisa metabolik yang berpotensi toksik dan senyawa asing dari untuk dieliminasi dari tubuh (Gambar l4-la). Ginjal adalah
tubuh. Bahan sisa ini tidak dapat dikeluarkan sebagai zat sepasang organ berbentuk kacang yang terletak di belakang
padat: bahan-bahan tersebut harus dikeluarkan dalam bentuk rongga abdomen, satu di masing-masing sisi kolumna
larutan sehingga ginjal wajib menghasilkan paling sedikit 500 vertebralis, sedikit di atas garis pinggang. Setiap ginjal men-
ml urin berisi bahan sisa per harinya. Karena HrO yang di- dapat satu arteri renalis dan satu vena renalis, yang masing-
keluarkan sebagai urin berasal dari plasma maka orang yang masing masuk dan keluar ginjal di indentasi (cekungan)
tidak mendapat sama sekali HrO akan "kencing sampai medial ginjal yang menyebabkan organ ini berbentuk seperti
mati": volume plasma turun ke tingkat fatal karena HrO kacang. Ginjal bekerja pada plasma yang mengalir melalui-
terus-menerus keluar untuk menyertai bahan-bahan sisa. nya untuk menghasilkan urin, menghemat bahan-bahan
yang akan dipertahankan di dalam tubuh dan mengeluarkan
GAMBARAN SINGKAT FUNGSI GINJAL bahan-bahan yang tidak diinginkan melalui urin.
Setelah terbentuk, urin mengalir ke suatu rongga
Ginjal melakukan fungsi-fungsi spesifik berikut, yatg
pengumpul sentral, pelvis ginjal. yang terletak di bagian
sebagian besar membantu mempertahankan stabilitas
tengah medial masing-masing ginjal (Gambar 14-1b). Dari
lingkungan cairan internal
sini urin disalurkan ke dalam ureter, suaru saluran berdinding
1. Mempertahankan keseimbangan HrO di tubuh (Bab 15). otot polos yang keluar di batas medial dekat dengan arteri
2. Mempertahankan osmolaritas cairan tubah yang sesuai, dan vena renalis. Terdapat dua ureter, satu mengangkut urin
terutama melalui regulasi keseimbangan 11rO. Fungsi ini dari masing-masing ginjal ke sebuah kandung kemih.
penting untuk mencegah fluks-fluks osmotik masuk Kandung kemih, yang menampung urin secara tem-
atau keiuar sel, yang masing-masing dapat menyebabkan porer, adalah suatu kantung berongga berdinding otot polos
pembengkakkan atau penciutan sel yang merugikan yang dapat teregang. Secara periodik, urin dikosongkan dari
(Bab 15). kandung kemih ke luar melalui saluran lain, ure*a, akibat
3. Mengatur jumlah dan konsentrasi sebagian besar ion CES, kontraksi kandung kemih. Uretra pada wanira berukuran
termasuk natrium (Na.), klorida (Cl), kalium (K.), pendek dan lurus, berjaian langsung dari leher kandung ke-
kalsium (Ca2-), ion hidrogen (H-), bikarbonat (HCO, ), mih ke luar (Gambar l4-2;llhatjuga Gambar 20-2,h.8I4).
fosfat (POr3), sulfat (SO4'), dan magnesium (Mg'-). Pada pria uretra jauh lebih panjang dan berjalan melengkung
Bahkan fluktuasi kecil konsentrasi sebagian elektrolit ini dari kandung kemih ke luar, melewati kelenjar prosrat dan
dalam CES dapat berpengaruh besar. Sebagai contoh, penis (Gambar 14-la dan 74-2b; lihat juga Gambar 20-1, h.
perubahan konsentrasi K. CES dapat menyebabkan 813). Uretra pria memiliki fungsi ganda yaitu menjadi saluran
disfungsi jantung yang mematikan (lihat h.339). untuk mengeluarkan urin dari kandung kemih dan saluran
4. Mempertahankan uolume plasma lang tepat, yang pen- untuk semen dari organ-organ reproduksi. Kelenjar prosrar
ting dalam pengaturan jangka panjang tekanan darah terletak di bawah leher kandung kemih dan melingkari uretra
arteri. Fungsi ini dilaksanakan melalui peran regulatorik secara penuh.
ginjal dalam keseimbangan garam (Nat dan Cl-) dan CATAIAN KLINIS. Pembesaran prosrar, yang sering
H,O (Bab 15). terjadi pada usia pertengahan sampai lanjut, dapat menyum-
5. Membantu mempertahankan keseimbangan asam-basa bat uretra secara parsial atau total, menghambat aliran urin.
tubuh yang tepat dengan menyesuaikan pengeluaran H. Bagian-bagian sistem kemih setelah ginjal hanya ber-
dan HCOr- di urin (Bab 15). fungsi sebagai saluran untuk mengangkut urin ke luar. Sete-
6. Mengeluarhan (mengeksbraiban) produk-produk akhir lah terbentuk di ginjal, urin tidak mengalami perubahan
(sisa) metabolisme tubuh, misalnya urea, asam urat, dan komposisi atau volume sewaktu mengalir ke hilir melalui
kreatinin. Jika dibiarkan menumpuk maka bahan-bahan sistem kemih sisanya.
sisa ini menjadi racun, terutama bagi otak.
7. Mengeluarkan banyak senyawa asing, misalnya obat, adi-
tif makanan, pestisida, dan bahan eksogen non-nutritif I Nefron adalah unit fungsional ginjal.
lain yang masuk ke tubuh.
8. Menghasilban erinopoietin, suatu hormon yang merang- Setiap ginjal terdiri dari sekitar 1 juta unit fungsional
sang produksi sel darah merah (Bab I I ). mikroskopik yang dikenal sebagai nefron, yang disatukan
554 Bab 14
Korteks
ginjal
Medula
Piramid ginjal
ginjal
\ "*fIF f
d
"'"''
5F:", ,-,
-l:::,,"""
l;;::,.:',
':;i'.:,i;i Pelvis
ginjal
Ureter
Arteri (b)
renalis
Vena
Ginjal
renalis
Vena
Aorta
kava inferior
Ureter
Kandung
kemih
(a)
Gambar 14-1
Sistem kemih. (a) Komponen sistem kemih. Sepasang ginjal membentuk urin, yang dibawa oleh ureter ke kandung kemih. Urin
disimpan di kandung kemih dan secara berkala dikeluarkan melalui uretra. (b) Potongan loigitudinat sebuah ginjal. Ginjal
terdiri dari korteks ginjal di sebelah luaryang tampak granular dan medula ginjal di sebelah dalam yang tampak bergaris-garis.
Pelvis ginjal di inti bagian dalam medial ginjal mengumpulkan urin yang telah terbentuk.
(Sumber: Bagian(b)diadaptasi dari AnnStalheim-SmithdanGregK.Fitch, UnderstandingHumanAnatomyandPhysiotogy,Gbr.
23.4, h.888. Hak cipta @ 1993 West Publishing Company).
oleh jaringan ikat. Ingatlah bahwa unit fungsional adalah tural masing-masing nefron. Setiap nefron terdiri dari kom-
unit terkecil di dalam suatu organ yang mampu melaksana- ponen uaskular dan leomponen tubular, dan keduanya berkait-
kan semua fungsi organ tersebut. Karena fungsi utama ginjal an erat secara struktural dan fungsional (Gambar 14-3).
adalah menghasilkan urin dan, dalam pelaksanaannyar mem-
pertahankan stabilitas komposisi CES, maka nefron adalah KOM PON EN VASKULAR N EFRON
unit terkecil yang mampu membentuk urin.
Bagian dominan komponen vaskular nefron adalah glome-
Susunan nefron di dalam ginjal adalah sedemikian se- rulus, suatu kuntum kapiler berbentuk bola tempat filtrasi
hingga dihasilkan dua regio berbeda-regio luar yang disebut sebagian air dan zat terlarut dari darah yang melewatinya.
korteks ginjal dan tampak granular dan regio dalam, medu- Cairan yang telah disaring ini, yang komposisinya hampir
la ginjal, yang tersusun oleh segitiga-segitiga bergaris, identik dengan plasma, kemudian mengalir melewati kom-
piramid ginjal (Gambar l4-lb). ponen tubular nefron, tempat berbagai proses rranspor meng-
Untuk memahami perbedaan antara regio korteks dan ubahnya menjadi urin.
medula ginjal dan, yang lebih penting, untuk memahami Ketika masuk ke ginjal, arteri renalis bercabang-cabang
fungsi ginjal diperlukan pengetahuan tentang susunan struk- hingga akhirnya membentuk banyak pembuluh halus yang
556 Bab 14
Tubulus Duktus
distal koligentes
Tubulus proksimal
Aparatus
ju kstag lomeru lus
Arteriol
eferen
Arteriol
aferen
Kapsul
Bowman
Glomerulus
Arteri
Vena
___[g["I:___
Medula
I
I
I
Kapiler
peritubulus
Ansa Henle
I
Ke pelvis
ginjal
Gambaran singkat Fungsi Bagian-bagian Nefron
FILTRASI GLOMERULUS
Sewaktu darah mengalifmelalui glomerulus, plasma bebas-
Gambar 14-4 protein tersaring melalui kapiler glomerulus ke dalam kapsul
Mikrograf elektron memperlihatkan sebuah glomerulus dan Bowman. Dalam keadaan normal, 2070 plasma yang masuk
arteriol-arteriol terkaitnya.
ke glomerulus tersaring. Proses ini, dikenal sebagai ffltrasi
Gambar 14-5
Perbandingan nefron jukstamedula dan
nefron korteks. Glomerulus nefron
korteks terletak di korteks bagian
luar; sedangkan glomerulus nefron
jukstamedula terletak di bagian Nefron jukstamedula: nefron
Nefron korteks:
dalam korteks di samping medula. dengan lengkung panjang yang
penting dalam menciptakan gradien
tipe nefron yang paling
Lengkung Henle nefron korteks banyak (tipe ini 80%)
hanya sedikit masuk ke medula, osmotik vertikal medula (tipe ini 20%)
tetapi nefron jukstamedula memiliki Jr_tgulus Glomerulus Kapsul
lengkung panjang Henle yang distal Bowman
masuk jauh ke dalam medula.
Kapiler peritubulus nefron Tubulus Tubulus
jukstamedula membentuk proksimal distal
lengkung tajam yang
dikenal sebagai vasa
rekta
sr F#:j
I
Ke pelvis
ginjal
558 Bab 14
glomerulus, adalah langkah pertama dalam pembentukan
urin. Secara rerata, 725 ml filtrat glomerulus (cairan yang
difiltrasi) terbentuk secara kolektif dari seluruh glomerulus B0% plasma yang
masuk ke glomerulus
setiap menit. Jumlah ini sama dengan 180 liter (sekitar 47,5
tidak difiltrasi dan keluar
galon) setiap hari. Dengan memperrimbangkan bahwa Glomerulus melalui arteriol eferen
volume rerara plasma pada orang dewasa adalah 2,75 liter,
Kapsul
maka ha1 ini berarti bahwa ginjal menyaring keseluruhan Bowman
volume plasma sekitar 65 kali sehari. Jika semua yang difiltrasi
keluar sebagai urin, semua plasma akan menjadi urin dalam
waktu kurang dari setengah jam! Namun, hal ini tidak terjadi 20% plasma
yang masuk
karena tubulus ginjal dan kapiler peritubulus berhubungan ke glomerulus
erat di seluruh panjangnya, sehingga bahan-bahan dapat difitrasi
Kapiler
dipertukarkan anrara cairan di dalam tubulus dan darah di peritubulus
dalam kapiler peritubulus.
Tubulus
REABSORPSI TUBULUS ginjal
(panjang
Sewaktu filtrat mengalir melaiui tubulus, bahan-bahan yang
keseluruhan,
bermanfaat bagi tubuh dikembalikan ke plasma kapiler keadaan
peritubulus. Perpindahan selektif bahan-bahan dari bagian terurai)
dalam tubulus (lumen tubulus) ke dalam darah ini disebut
reabsorpsi tubulus. Bahan-bahan yang direabsorpsi tidak Ekskresi urin
(dikeluarkan
keluar dari tubuh melalui urin tetapi dibawa oleh kapiler dari tubuh)
peritubulus ke sistem vena dan kemudian ke jantung untuk
diresirkulasi. Dari 180 liter plasma yang disaring per hari, @ = filtrasi glomerulus-filtrasi nondiskriminatif plasma bebas
protein dari glomerulus ke dalam kapsul Bowman
sekitar 178,5 liter direabsorpsi. Sisa 1,5 iiter di tubulus meng-
alir ke dalam pelvis ginjal untuk dikeluarkan sebagai urin. @ = reabsorpsi tubulus-perpindahan selektif bahan-bahan yang
Secara umum, bahan-bahan yang perlu dihemat oleh tubuh terfiltrasi dari lumen tubulus ke dalam kapiler peritubulus.
secara selektif direabsorpsi, sementara bahan-bahan yang ti- @ = set<resi tubulus-perpindahan selektif bahan-bahan yang
dak dibutuhkan dan harus dikeluarkan tetap berada di urin. tidak terfiltrasi dari kapiler peritubulus ke dalam lumen tubulus
Gambar 14-6
SEKRESI TUBULUS Proses-proses dasar di ginjal. Semua yang disaring atau
disekresi tetapi tidak direabsorpsi akan diekskresikan di urin
Proses ginjal ketiga, sekresi tubulus, adalah pemindahan dan keluar dari tubuh. Semua yang difiltrasi dan kemudian
selektif bahan-bahan dari kapilel peritubulus ke dalam lumen direabsorpsi, atau sama sekalitidak disaring, akan masuk ke
tubulus. Proses ini merupakan rute kedua bagi masuknya darah vena dan dipertahankan dalam tubuh.
bahan ke dalam tubulus ginjal dari darah, sedangkan yang
pertama adalah melalui filtrasi glomerulus. Hanya sekitar
20o/o dari plasma yang mengalir melaiui kapiler glomerulus
difiltrasi ke dalam kapsul Bowman; sisa 8070 mengalir melalui
arteriol eferen ke dalam kapiler peritubulus. Sekresi tubulus peritubulus dan karenanya dipertahankan di dalam tubuh
merupakan mekanisme untuk mengeluarkan bahan dari plas- dan tidak diekskresikan di urin, meskipun mengalir me-
ma secara cepat dengan mengekstraksi sejumlah tertentu lewati ginjal.
bahan dari 80% plasma yang ddak terfiltrasi di kapiler peri-
tubulus dan memindahkannya ke bahan yang sudah ada di
GAMBARAN BESAR PROSES-PROSES DASAR DI
tubulus sebagai hasil filrrasi.
GINJAL
Filtrasi glomerulus umumnya adalah proses yang indiskri-
EKSKRESI URIN
minatif. Kecuali sel darah dan protein plasma, semua kon-
Ekskresi urin adalah pengeluaran bahan-bahan dari tu- stituen di daiam darah-HrO, nutrien, elektrolit, zar sisa,
buh ke dalam urin. Ini bukan merupakan proses terpisah dan sebagainya-secara nonselektif masuk ke lumen tubu-
tetapi merupakan hasil dari tiga proses perrama di atas. lus dalam jumlah yang besar selama filtrasi. Yaitu, dari
Semua konstituen plasma yang terfiltrasi atau disekresikan 20o/o plasma yang difiltrasi di glomerulus, segala sesuaru
tetapi tidak direabsorpsi akan tetap di tubulus dan meng- yang ada di bagian plasma tersebut masuk ke kapsul
alir ke pelvis ginjal untuk diekskresikan sebagai urin dan Bowman kecuali protein plasma. Proses-proses tubulus
dikeluarkan dari tubuh (Gambar 14-5). (Jangan menga- yang sangar diskriminatif kemudian bekerja pada filtrat
caukan ekskresi dengan sekresi). Perhatikan bahwa semua untuk mengembalikan ke darah suatu cairan dengan kom-
yang difiltrasi dan kemudian direabsorpsi, arau tidak posisi dan volume yang diperlukan untuk mempertahan-
difiltrasi sama sekali, masuk ke darah vena dari kapiler kan stabilitas lingkungan cairan internal. Bahan terfiltrasi
Cairan yang difiltrasi dari glomerulus ke dalam kapsul Untuk melaksanakan filtrasi glomerulus, harus terdapat gaya
Bowman harus melewati tiga lapisan berikut yang mem- yang mendorong sebagian dari plasma di glomerulus me-
bentuk membran glomerulus (Gambar l4-7): (l) din- nembus lubang-lubang di membran glomerulus. Tidak ter-
ding kapiler glomerulus, (2) membran basal, dan (3) dapat mekanisme transpor aktif atau pengeluaran energi lokal
lapisan dalam kapsul Bowman. Secara kolektif, lapisan- yang berperan dalam memindahkan cairan dari plasma me-
l"pisatr ini berfungsi sebagai saringan molekuler halus nembus membran glomerulus menuju kapsul Bowman.
yang menahan sel darah dan protein plasma tetapi mem- Filtrasi glomerulus dilakukan oleh gaya-gaya fisik pasif yang
bolehkan HrO dan zat terlarut dengan ukuran molekul serupa dengan yang bekerja di kapiler di tempat lain.
kecil lewat. Marilah kita bahas masing-masing lapisan Karena glomerulus adalah suatu kuntum kapiler maka
secara lebih detil. prinsip-prinsip dinamika cairan yang menyebabkan ultrafil-
trasi di kapiler lain juga berlaku di sini (lihat h.393), kecuali
untuk dua perbedaan penting: (1) Kapiler glomerulus jauh
I Membran glomerulus jauh lebih permeabel lebih permeabel daripada kapiler di tempat lain, sehingga le-
daripada kapiler di tempat lain, bih banyak cairan difiltrasi pada tekanan filtrasi yang sama;
dan (2) keseimbangan gaya-gaya menembus membran glo-
Dinding bapiler glomeruhr terdiri dari satu lapis sel endotel merulus adalah sedemikian sehingga filtrasi terjadi di keselu-
gepeng. Lapisan ini memiliki banyak pori besar yang menye- ruhan panjang kapiler. Sebaliknya, keseimbangan gaya-gaya
560 Bab 14
Arteriol aferen Arteriol eferen
Sel endotel
Glomerulus Lumen
[\,lembran
kapiler
basal
Kapsul glomerulus
Bowman
Sel endotel
Lumen Membran
kapsul basal
Bowman
Lapisan luar
kapsul Bowman
v
Foot process Foot proce6
podosit podosit
Lapisan dalam
kapsul Bowman (podosit)
Celah filtrasi
Membran basal
Tubulus kontortus proksimal i Pori kapiler
@ celah filtrasi di antara foot process podosit lapisan datam kapsul Bowman
Gambar 14-7
Lapisan-lapisan di membran glomerulus.
di kapiler lain bergeser sedemikian sehingga filtrasi terjadi di Badan sel podosit
bagian awal pembuluh tetapi di ujung pembuluh terjadi
reabsorpsi (lihat Gambar 10-23, h. 394).
Tekananosmotik Melawan
koloid plasma filtrasi LAJU FILTRASI GLOMERULUS
Seperti dapat dilihat di Tabel I4-1, gaya-gayayang bekerja
menembus membran glomerulus tidak berada dalam kese-
{r
imbangan. Gaya total yang mendorong filtrasi adalah te-
kanan darah kapiler glomerulus yaitt 55 mm Hg. Jumlah
Tekanan Melawan dua gaya yang melawan filtrasi adalah 45 mm Hg. Perbedaan
hidrostatik filtrasi
netto yang mendorong filtrasi (10 mm Hg) disebut tekan-
kapsul Bowman
an ffltrasi netto. Tekanan yang ringan ini mendorong cair-
an dalam jumlah besar dari darah menembus membran
glomerulus yang sangar permeabel. Laju filtrasi yang se-
benarnya, laju ffltasi glomerulus (LFG), berganrung ti-
Tekanan filtrasi Mendorong dak saja pada tekanan filtrasi netto tetapi juga pada seberapa
netto (Perbedaan fi ltrasi
luas permukaan glomerulus yang tersedia untuk penetrasi
antara gaya
yang mendorong dan seberapa permeabel membran glomerulus (yaitu, se-
filtrasi dan gaya berapa "bocor" lapisan ini). Sifat-sifar membran glomerulus
yang melawan ini secara kolektif disebut sebagai koeffsien ffltrasi (Ko).
filtrasi)
Karena itu,
55 - (30 + 15) = 10
LFG = Kr x tekanan filtrasi netto
562 Bab 14
LFC, Karena tekanan osmodk koloid plasma melawan filtrasi, MEKANISME PENYEBAB OTOREGULASI LFG
maka penurunan konsentrasi protein plasma sehingga menu-
Karena tekanan darah arteri adalah gaya urama yang men-
runkan tekanan ini, menyebabkan peningkatan LFG. Penu-
dorong darah masuk ke dalam glomerulus maka tekanan darah
runan tak terkendali konsentrasi protein plasma dapat terjadi,
kapiler glomerulus, dan LFG, akan meningkat berbanding
sebagaicontoh, pada pasien luka bakar luas yang kehilangan
lurus jika tekanan arteri meningkat bila faktor lain tidak
banyak cairan kaya protein yang berasal dari plasma melalui
berubah (Gambar 14-9). Demikian juga, penurunan tekanan
permukaan kulit yang terbakar. Sebaliknya, pada situasi di
darah arteri akan menyebabkan penurunan LFG. Perubahan
mana tekanan osmotik koloid plasma meningkat, misalnya
spontan tak sengaja LFG seperti ini umumnya dicegah oleh
pada kasus diare dengan dehidrasi, LFG berkurang. mekanisme regulasi intrinsik yang dilakukan oieh ginjal sen-
Gkanan hidrostatik kapsul Bowman dapat meningkat
diri, suatu proses yang dikenal sebagai otoregulasi (oto aftinya
tak terkendali dan filtrasi dapat menurun akibat obstruksi "sendiri"). Ginjal, dalam batas-batas terrenru, dapat memper-
saluran kemih, misalnya batu ginjal atau pembesaran prosrar.
tahankan aliran darah ke dalam kapiler glomerulus (dan
Terbendungnya cairan di belakang obstruksi menyebabkan
karenanya tekanan darah kapiler glomerulus konstan dan LFG
tekanan hidrostatik kapsul meningkat.
stabil) meskipun terjadi perubahan tekanan darah arteri. Gin-
jal melakukannya dengan mengubah-ubah kaliber arteriol afe-
PENYESUAIAN TERKONTROL LFG ren sehingga resistensi terhadap aliran melalui pembuluh ini
Tidak seperti tekanan osmorik koloid plasma dan tekanan dapat disesuaikan. Sebagai contoh, jika LFG meningkat akibat
hidrostatik kapsul Bowman-yang mungkin tidak terkendali peningkatan tekanan darah arteri maka tekanan filtrasi netto
pada berbagai keadaan penyakit dan karenanya mengubah dan LFG dapat dikurangi ke normal oleh konstriksi arteriol
LFG tanpa dikehendaki-tekanan darah kapiler glomerulus aferen, yang menurunkan aliran darah ke dalam glomerulus
dapat dikontrol untuk menyesuaikan LFG agar memenuhi (Gambar 14-10a). Penyesuaian lokal ini menurunkan tekanan
kebutuhan tubuh. Asalkan semua faktor lain konstan maka darah glomerulus dan LFG ke normal.
jika tekanan darah kapiler glomerulus naik maka tekanan fil- Sebaliknya, jika LFG turun akibat penurunan tekanan
trasi netto akan naik dan LFG juga meningkat. Besar tekanan arteri maka tekanan glomerulus dapat ditingkatkan ke nor-
darah kapiler glomerulus bergantung pada iaju aliran darah mal oleh vasodilatasi arreriol aferen, yang memungkinkan
di dalam masing-masing glomerulus. Jumlah darah yang lebih banyak darah masuk meskipun tekanan pendorong ber-
mengalir ke dalam sebuah glomerulus per menit ditentukan kurang (Gambar 14-10b). Peningkatan volume darah glome-
terutama oleh besar tekanan darah arteri sistemik rara-rara rulus meningkatkan tekanan darah glomerulus, yang pada
dan resistensi yang ditimbulkan oleh arteriol aferen. Jika re- gilirannya membawa LFG kembali ke normal.
sistensi di arteriol aferen meningkat maka darah yang meng-
Dua mekanisme intrarenal berperan dalam otoregulasi:
alir ke glomerulus lebih sedikit sehingga LFG berkurang. (1) mekanisme miogenik, yang berespons terhadap perubahan
Sebaliknya, jika resistensi arteriol aferen berkurang maka
tekanan di daiam komponen vaskular nefron; dan (2) meka-
lebih banyak darah mengalir ke dalam glomerulus dan LFG
nisme umpan balik tubuloglomerulus, yang mendeteksi per-
meningkat. Terdapat dua mekanisme kontrol yang mengarur
ubahan kadar garam di cairan yang mengalir melalui kom-
LFC, keduanya diarahkan untuk menyesuaikan aliran darah
ponen tubular nefron.
glomerulus dengan mengarur jari-jari dan, karenanya, resis-
tensi arteriol aferen. Kedua mekanisme ini adalah (1) otore- I Mekanisme miogenik adalah sifat umum otot polos
gulasi, yang ditujukan untuk mencegah perubahan sponran vaskular (miogenik arrinya "dihasilkan oleh otot"). Otot polos
LFG; dan (2) kontrol simpatis ekstrinsik, yang ditujukan vaskular arteriol berkontraksi secara inheren sebagai respons
untuk regulasi jangka panjang tekanan darah arteri. terhadap peregangan yang menyertai peningkatan tekanan di
Glomerulus
Arteriol aferen
Arteriol eferen
1 Arterial blood pressure
(increases blood flow
into the glomerulus)
I lre
Gambar 14-9
Efek langsung tekanan darah arteri terhadap laju filtrasi glomerulus (LFG).
554 Bab 14
Arteriol
eferen
Sel Lumen
endotel kapsul
Bowman
Sel otot
Arteriol polos
eferen
Kapiler
glomerulus
ju kstag lomeru lus
Sel granular
Tubulus
distal
$l
Arteriol
aferen
Gambar l4-11
Aparatus jukstaglomerulus. Aparatus jukstaglomerulusterdiri dari sel-sel vaskular khusus (sel granLtlar) dan sel-sel tubular
khusus (makula densa) di titik tempat tubulus distal menembus garpu/cagak yang dibentuk oleh arteriol aferen dan arteriol
eferen nefron yang sama.
tuk mengatur tekanan darah arteri. Sistem saraf parasimpatis konstriktor simpatis jauh lebih banyak dibandingkan dengan
tidak memiliki pengaruh apapun pada ginjal. arteriol eferen. Ketika arteriol aferen yang membawa darah ke
Jika volume plasma berkurang-sebagai contoh, akibat glomerulus berkonstriksi akibat peningkatar.r aktivitas simpa-
perdarahan-maka penurunan tekanan darah arteri yang rer- tis, darah yang mengalir ke dalam glomerulus akan lebih sedi-
jadi dideteksi oleh baroresepror arkus aorra dan sinus karotis, kit daripada normal sehingga tekanan darah kapiler glomeru-
yang memicu refleks saraf untuk meningkatkan tekanan da- lus menurun (Gambar 14-10a). Penurunan LFG yang terjadi,
rah ke arah normal (lihat h. 404). Respons refleks ini dikoor- pada gilirannya, mengurangi volume urin. Dengan cara ini,
dinasikan oleh pusat kontrol kardiovaskular di batang otak sebagian H,O dan garam yang seharusnya keluar meialui urin
dan terutama diperantarai oleh peningkatan aktivitas simpa- dapat dipertahankan di dalam tubuh, dalam jangka panjang
tis ke jantung dan pembuluh darah. Meskipun peningkatan membantu memulihkan volume plasma ke normal sehingga
curah jantung dan resistensi perifer total yang terjadi mem- penyesuaian-penyesuaian kardiovaskular jangka pendek yang
bantu meningkatkan tekanan darah menuju normal namun telah terjadi tidak lagi dibutuhkan. Mekanisme lain, misalnya
volume plasma tetap kurang. Dalam jangka panjang, volume meningkatnya reabsorpsi HrO dan garam oleh tubulus serta
plasma harus dipulihkan ke normal. Salah satu kompensasi meningkatnya rasa haus (dijelaskan lebih rinci di bagian lain),
untuk berkurangnya volume plasma adalah penurunan juga ikut berperan dalam pemeliharaan tekanan darah jangka
pengeluaran urin sehingga lebih banyak cairan yang ditahan panjang, meskipun volume darah berkurang, dengan mem-
di tubuh. Pengeluaran urin berkurang sebagian karena pe- bantu memulihkan volume plasma.
nurunan LFG; jika cairan yang difiltrasi berkurang maka Sebaliknya, jika tekanan darah meningkat (misalnya
yang tersedia untuk diekskresikan juga berkurang. akibat ekspansi volume plasma setelah ingesti cairan ber-
lebihan), respons sebaliknya yang terjadi. Ketika baroreseptor
PERAN REFLEKS BARORESEPTOR PADA KONTROL mendeteksi peningkatan tekanan darah maka aktivitas vaso-
EKSTRINSIK LFG konstriktor simpatis ke arteriol, termasuk arteriol aferen
Tidak ada mekanisme baru yang diperlukan unruk menurun- ginjal, menurun secara refleks sehingga terjadi vasodilatasi
kan LFG. LFG diturunkan oleh respons refleks baroreseptor arteriol aferen. Karena darah yang masuk ke glomerulus
terhadap penurunan tekanan darah (Gambar 14-12). Selama melalui arteriol aferen yang melebar meningkat maka tekanan
refleks ini, terjadi vasokonstriksi akibat pengaruh simpatis di darah kapiler glomerulus bertambah sehingga LFG mening-
sebagian besar arteriol di seiuruh tubuh (termasuk arteriol kat (Gambar 14-10b). Karena cairan yang difiltrasi mening-
aferen) sebagai mekanisme kompensasi untuk meningkatkan kat maka jumlah yang tersedia untuk dieliminasi melalui urin
resistensi perifer total. Arteriol aferen disarafi oleh serat vaso- juga meningkat. Yang juga berperan meningkatkan volume
Deteksi oleh
baroreseptor arkus aorta
dan sinus karotis
m;-l -.-
iuntuns J Aktivitas simpatis
I |
Vasokonstriksi arteriol
generalisata
Vasokonstriksi
arteriol aferen
J Tekanan darah
kapiler glomerulus
I LFG
J Volume urin
I Konservasi cairan
clan
Gambar 14-12
Refleks baroreseptor mempengaruhi LFG dalam regulasi jangka panjang tekanan darah arteri.
urin adalah penurunan reabsorpsi HrO dan garam di tubulus anggap sebagai suatu konstanta, kecuali pada keadaan penya-
oleh pengaruh hormon. Kedua mekanisme ginjal ini - kit di mana membran giomerulus menjadi lebih bocor dari-
peningkatan filtrasi glomerulus dan penurunan reabsorpsi pada biasa. Riset-riset baru menunjukkan bahwa \ dapat
HrO dan garam oleh tubulus - meningkatkan volume urin mengalami perubahan di bawah kontrol fisiologik. Dua fak-
dan mengeluarkan kelebihan cairan dari tubuh. Penurunan tor yang mempengaruhi K;luas permukaan dan permeabili-
rasa haus dan asupan cairan juga mernbantu memulihkan tas membran glomerulus-dapat dimodifikasi oleh aktivitas
tekanan darah yang meningkat ke normal. kontraktil di dalam membran.
Luas permukaan yang tersedia untuk filtrasi di dalam
I LFG dapat dipengaruhi oleh perubahan dalam glomerulus diwakili oleh permukaan dalam kapiler glome-
rulus yang berkontak dengan darah. Setiap kuntum kapiler
koefisien filtrasi.
glomerulus disatukan oleh sel mesangium. Sel-sel ini
Sejauh ini kita telah membahas perubahan LFG sebagai mengandung elemen kontraktil (yaitu, filamen mirip aktin).
akibat perubahan dalam tekanan filtrasi netto. Namun, laju Kontraksi sel-sel mesangium ini menutup sebagian kapiler
filtrasi glomerulus juga bergantung pada koefisien filtrasi (K,) filtrasi, mengurangi luas permukaan yang tersedia untuk fil-
selain tekanan ftltrasi netto. Selama bertahun-tahun K" di- trasi di dalam kuntum giomerulus. Ketika tekanan filtrasi
566 Bab 14
netto tidak berubah maka penurunan \ ini menurunkan
LFG. Stimulasi simpatis menyebabkan sel mesangium ber- IGinjal secara normal menerima 20% sampai
kontraksi dan merupakan mekanisme kedua (selain men- 25% curah jantung.
dorong vasokonstriksi arteriol aferen) yang digunakan oleh
Pada K, dan tekanan filtrasi netto rerata, 20o/o plasma yang
sistem saraf simpatis untuk menurunkan LFG.
masuk ke ginjal diubah menjadi filtrat glomerulus. Hal ini
Podosit juga memiliki filamen kontraktil mirip aktin,
berarti bahwa pada LFG rerata 125 ml/mnt, aliran plasma
yang kontraksi atau relaksasinya masing-masing dapat menu-
ginjai total harus sekitar 625 mllmnt. Karena 55% dari darah
runkan atau meningkatkan jumlah celah filtrasi yang terbuka
keseluruhan terdiri dari plasma (yaitu, hematokrit = 45; lihat
di membran dalam kapsul Bowman dengan mengubah ben-
h,421), maka aliran darah total meialui ginjal rata-rata adalah
tuk dan kedekatanpo t process (Gambar 14-13) . Jumlah celah
1140 ml/mnt. Jumlah ini adalah sekiar 22o/o dari curah
adalah penentu permeabilitas; semakin banyak celah yang
jantung total yang besarnya 5 liter (5000 ml) per menit,
terbuka, semakin besar permeabilitas. Aktivitas kontraktil
meskipun ginjal membentuk kurang dari 1o/o berat badan
podosit, yang selanjutnya mempengaruhi permeabilitas dan
total.
K,, berada di bawah kontrol ftsiologik oleh mekanisme yang
belum sepenuhnya dipahami. Ginjal perlu menerima proporsi curah jantung yang
sedemikian besar karena organ ini harus terus-menerus me-
Sebelum mengalihkan perhatian ke proses reabsorpsi
tubulus, marilah kita teliti persentase curah jantung yang lakukan fungsi regulatorik dan ekskretorik terhadap darah
mengalir ke ginjal. Hal ini akan lebih memperkuat konsep dalam jumlah besar yang dialirkan kepadanya untuk mem-
berapa banyak darah yang mengalir melaiui ginjal dan berapa
pertahankan stabilitas lingkungan cairan internal. Sebagian
banyak cairan yang terfiltrasi serta diproses oleh tubulus.
besar darah mengalir ke ginjal bukan untuk mendarahi
jaringan ginjal tetapi untuk disesuaikan dan dimurnikan
oleh ginjal. Secara rerara, 207o sampai 25o/o dari darah yang
dipompa keluar oleh jantung setiap menit "mengalir ke pem,
Lumen kapiler bersih" dan bukan melaksanakan tugas normalnya bertukar
glomerulus bahan dengan jaringan. Hanya dengan pemrosesan rerus-
Lengkung
menerus darah dalam jr-rmlah besar tersebut barulah ginjal
Membran
basal kapiler dapat dengan tepar mengarur volume dan komposisi elektro,
glomerulus glomerulus lit lingkungan internal dan secara adekuat mengeluarkan pro-
duk sisa metabolik dalam jumlah besar yang terus-menerus
diproduksi.
REABSORPSI TUBULUS
Semua konstituen plasma kecuali protein, tanpa pandang
\ arr"n bulu difitrasi bersama melalui kapiler glonrerulus. Selain zat
Foot process podosit Celah kapsul sisa dan kelebihan bahan yang harus dikeluarkan oleh tubuh,
filtrasi Bowman
cairan filtrasi juga mengandung nutrien, elektrolit, dan bahan
(a)
lain yang dibutuhkan oleh tubuh. Memang, melalui filtrasi
glomerulus yang terus-menerus, jumlah dari bahan-bahan
yang terfiltrasi per hari ini bahkan lebih besar daripada yang
ada di tubuh. Bahan-bahan esensial yang terfiltrasi dikem-
balikan ke tubuh melalui reabsorpsi tubulus, rrarrsfer diskret
F.4TA\ dqiTIX..in;"Ttr.T (,{nr\iirliXl}\mn'\dfiil-Iill\ ,linq
bahan-bahan dari lumen tubulus ke dalam kapiler peritubu-
lus.
Filtrat
oo +
o
-...-....>
Membran Dinding
basolateral kapiler
Agar dapat direabsorpsi (berpindah dari filtrat ke plasma), suatu bahan harus melewati lima sawar berbeda:
Gannbar 14-14
Tahap-tahap transpor transepitel.
568 Bab 14
| ' Tahap ? Bahan harus melewati sitosol dari satu sisi sel dan volume bervariasi, bergantung pada kebutuhan tubuh
tubulus ke sisi lainnya. untuk menghemat atau mengeluarkan H.O.
I Tahap 3 Bahan harus melewati membran basolateral sel I Reabsorpsi natrium di tubulus distal dan koligenres
tubulus untuk masuk ke cairan interstisium bervariasi dan berada di bawah kontrol hormon. Reabsorpsi
I Tahap 4 Bahan harus berdifusi melalui cairan intersti- ini berperan kunci dalam mengarur volume CES, yang pen-
sium ting dalam kontrol jangka panjang tekanan darah arteri, dan
I Tahap 5 Bahan harus menembus dinding kapiler untuk juga sebagian berkaitan dengan sekresi K- dan sekresi Ht.
masuk ke plasma darah
Natrium direabsorpsi di sepanjang tubulus kecuali di
Keseluruhan rangkaian langkah ini dikenal sebagai transpor pars desendens ansa Henle. Nanti anda akan mempelajari
transepitel ("menembus epitel"). makna dari pengecualian ini. Di seluruh segmen tubulus
yang mereabsorpsi Na-, tahap aktif dalam reabsorpsi Na-
REABSORPSI PASIF VERsU5 AKTIF melibatkan pembawa Na.-K. AIPase dependen energi yang
Grdapat dua jenis reabsorpsi tubulws-reabsorpsi pasif dan terletak di membran basolateral sel tubulus (Gambar 14-1r.
re abs o rps i a httf-bergantung pada apakah diperlukan penge- Pembawa ini sama dengan pompa Na--K. yang terdapat di
luaran energi lokal untuk mereabsorpsi bahan tertentu. Pada semua sel yang secara aktif mengeluarkan Na- dari sel (lihat
reabsorpsi pasif, semua tahap dalam rranspor transepitel h. 77). Sewaktu pompa basolateral memindahkan Na. keluar
suatu bahan dari lumen tubulus ke plasma bersifat pasif; sel tubulus ke dalam ruang lateral, konsentrasi Na- intrasel
yaitu tidak ada pengeluaran energi pada perpindahan netto terjaga tetap rendah sementara konsentrasi Na- di ruang late-
bahan, yang terjadi mengikuti penurunan gradien elektro- ral terus meningkat; jadi, pompa ini memindahkan Na" me-
kimia atau osmotik (lihat h. 70). Sebaiiknya, reabsorpsi aktif lawan gradien konsentrasi. Karena konsentrasi Na. intrasel
berlangsung jika salah satu dari tahap-tahap dalam transpor dijaga tetap rendah oleh aktivitas pompa basolateral maka
transepitel suatu bahan memerlukan energi, bahkan jika ke- terbentuk gradien konsentrasi yang mendorong perpindahan
empat tahap lainnya bersifat pasif. Pada reabsorpsi aktif, pasif Na- dari konsentrasinya yang lebih tinggi di lumen
perpidahan netto bahan dari lumen tubulus ke plasma terjadi tubulus menembus batas luminal ke daiam sel tubuius. Sifat
melawan gradien elektrokimia. Bahan yang secara aktif di- saluran Na- luminal dan/atau pengangkut yang memungkin-
reabsorpsi bersifat penting bagi tubuh, misalnya glukosa, kan perpindahan Nat dari lumen ke dalam sel bervariasi di
asam amino, dan nutrien organik lainnya, serta Nat dan berbagai bagian tubulus, tetapi bagaimanapun perpindahan
elektrolit lain seperti PO43-. Di sini tidak secara spesifik di- Na* menembus membran luminal selalu merupakan proses
jelaskan proses reabsorpsi masing-masing bahan yang difil- pasif. Sebagai contoh, di tubulus proksimal, Na* menye-
trasi untuk dikembalikan ke plasma tetapi akan diperlihatkan berangi batas luminal melalui pembawa kotranspor yang se-
contoh ilustratif mekanisme umum yang berperan, setelah cara bersamaan memindahkan Na- dan suatu nutrien organik
mula-mula kita menguraikan reabsorpsi Na- yang penring misalnya glukosa dari lumen ke dalam sel. Anda akan segera
dan unik. belajar lebih banyak renrang proses kotranspor ini. Sebalik-
nya, di duktus koligentes, Na- menyeberangi batas luminal
melalui suatu saluran Nat. Setelah masuk ke dalam sel me-
I Pompa N*-K* ATPase aktif di membran lewati batas luminal melalui cara apapun, Na- secara aktif
basolateral penting bagi reabsorpsi Na. dikeluarkan ke ruang lateral oleh pompa Na--Kt basolateral.
Langkah ini sama di seluruh tubulus. Natrium terus berdifusi
Reabsorpsi natrium bersifat unik dan kompleks. Dari energi
menuruni gradien konsentrasi dari konsentrasinya yang
total yang dikeluarkan oleh ginjal, 80% digunakan untuk tinggi di ruang lateral ke dalam cairan intersrisium sekitar
transpor Nat, yang menunjukkan pentingnya proses ini. dan akhirnya ke dalam pembuluh darah peritubulus. Karena
Tidak seperti kebanyakan zat terlarut yang terfiltrasi, Na- itu, transpor netto Na* dari lumen tubulus ke Calam darah
direabsorpsi hampir di sepanjang tubulus, tetapi dengan berlangsung dengan menggunakan energi.
derajat berbeda-beda di bagian yang berbeda. Dari Nat yang
difiltrasi, 99,50/o secara normal direabsorpsi. Dari Na. yang
Kini marilah kita membahas penringnya regulasi re-
absorpsi Na- di bagian distal nefron dan meneliti bagaimana
direabsorpsi, sekitar 670/o direabsorpsi di tubulus proksimal,
kontrol ini terlaksana. Kemudian kita akan mengulas secara
25o/odi ansa Henle, dan 8% di tubulus distal dan koligentes.
lebih detil peran reabsorpsi Na. di tubulus proksimal dan di
Reabsorpsi natrium memiliki peran penting berbeda-beda di
ansa Henle.
masing-masing segmen tersebut, seperti akan tampak seiring
dengan berlanjutnya pembahasan kita. Inilah sekilas peran-
peran tersebut:
I Aldosteron merangsang reabsorpsi Na* di
I Reabsorpsi natrium di tubulus probsimal\erperan pen-
tubulus distal dan koliEentes.
reabsorpsi glukosa, asam amino, HrO, Cl-, dan
::?.0""- Di tubulus proksimal dan ansa Henle, terjadi reabsorpsi Na-
I Reabsorpsi natrium di pars asendens ansa Henle, ber- yang terfiltrasi dengan persentase tetap berapapun beban
sama dengan reabsorpsi Cl-, berperan sangar penring dalam Na: Qumkh total l\at di cairan tubuh, bukan konsentrasi
kemampuan ginial menghasilkan urin dengan konsentrasi Nat di cairan tubuh). Di bagian distal tubulus, reabsorpsi
Na'
Transpor aktif
Saluran
Na'
I Pembawa
I Na--x-ATpase
J basolateral
I
Na'
Ruang lateral
Gambar 14-15
Reabsorpsi natrium. Pembawa Na*-K* ATPase basolateral secara aktif memindahkan Na- dari sel tubulus ke dalam cairan
interstisium di ruang lateral. Proses ini menciptakan suatu gradien konsentrasi untuk perpindahan pasif Na- dari lumen ke dalam
sel tubulus dan dari ruang lateral ke dalam kapiler peritubulus, menghasilkan perpindahan netto Na+ dari lumen tubulus ke
dalam darah, suatu proses yang memerlukan energi.
persentase kecil Na- yang terfiltrasi berada di bawah kontrol ron (SRAA). Sel granular apararus jukstagiomerulus (Gam-
hormon. Tingkat reabsorpsi terkontrol ini berbanding ter- 6ar 14-11) mengeluarkan suatu hormon enzimatik, renin,
balik dengan tingkat beban Na- di tubuh. Jika Nat terlalu ke dalam darah sebagai respons terhadap penurunan NaCl/
banyak maka hanya sedikit dari Na- yang terkontrol ini volume CES/tekanan darah. Fungsi ini adalah tambahan
direabsorpsi; Na. ini akan keluar melalui urin sehingga ke- terhadap peran sel makula densa aparatus .jukstaglomerulus
lebihan Na- dapat dikeluarkan dari tubuh. Namun, jika ter- dalam otoregulasi. Secara spesifik, tiga masukan berikut ke sel
jadi kekurangan Na* maka sebagian besar atau seluruh Nat granular meningkatkan sekresi renin:
yang terkontrol ini direabsorpsi, menghemat Na. tubuh yang
1. Sel granular itu sendiri berfungsi sebagai baroreseptor
seharusnya keluar melalui urin.
intrLtrenal. Sel ini peka terhadap perubahan tekanan di
Beban/jumlah Na. di tubuh tercermin dalam volume
dalam arteriol aferen. Ketika mendeteksi penurunan
CES. Natrium dan ion Cl' penyertanya membentuk lebih
tekanan darah se1 granular ini mengeluarkan lebih
dari 90o/o aktivitas osmotik CES (NaCl adalah garam dapur).
banyak renin.
Ingatlah bahwa tekanan osmotik secara longgar dapat di-
2. Sel makula densa di bagian tubuius aparatus jukstaglo-
anggap sebagai gaya y^ng menarik dan menahan H,O (lihat
merulus peka terhadap NaCl yang melewatinya melalui
h. 70). Ketika beban Na. di aras normal dan karenanya
lumen tubulus. Sebagai respons terhadap penurunan
aktivitas osmotik CES meningkat maka keiebihan Nat ini
NaCl, sel makula densa memicu sel granular untuk
akan "menahan" tambahan HrO, meningkatkan volume
mengeluarkan lebih banyak renin.
CES. Sebaliknya, ketika beban Nat di bawah normal se-
hingga aktivitas osmotik CES berkurang, jumlah HrO yang
3. Sel granular disarafi oleh sistem saraf simpatis. Ketika
tekanan darah turun di bawah normal, refleks barore-
dapat ditahan di CES lebih rendah daripada normal sehingga
septor meningkatkan aktivitas simpatis. Sebagai bagian
volume CES berkurang. Karena plasma adalah bagian dari
dari respons refleks ini, peningkaran aktivitas simpatis
CES maka hasil terpenting dari perubahan volume CE,S
merangsang sel granular mengeluarkan lebih banyak
adalah penyamaan perubahan tekanan darah dengan ekspan-
ren i n.
si ('l tekanan darah) atau penurunan (J tekanan darah)
volume plasma. Karena itu, kontrol jangka panjang tekanan Sinyal-sinyal yang saling terkait untuk meningkatkan
darah arteri akhirnya bergantung pada mekanisme pengarur sekresi renin ini semuanya menunjukkan perlunya mening-
Na-. Kini kita akan mengalihkan perhatian pada mekanisme- katkan volume plasma untuk meningkatkan tekanan arteri ke
mekanisme ini. dormal dalam jangka panjang. Melalui serangkaian proses
kompleks yang melibatkan SRAA, peningkatan sekresi renin
menyebabkan peningkaran reabsorpsi Na' oleh tubulus distal
PENGAKTIFAN SISTEM RENIN-ANGIOTENSIN-
dan koligentes. Klorida selalu secara pasif mengikuti Na-
ALDOSTERON
menuruni gradien listrik yang terbentuk oleh perpindahan
Sistem hormon terpenting dan paling terkenal yang terlibat aktif Nat. Manfaat akhir dari rerensi garam ini adalah bahwa
dalam regulasi Na- adalah sistem renin-angiotensin-aldoste- retensi tersebut mendorong retensi HrO secara osmotis, yang
570 Bab 14
membantu memulihkan volume plasma sehingga penting 8% dari Nat yang terfiltrasi yang bergantung pada aldosteron
dalam kontrol jangka panjang tekanan darah. untuk direabsorpsi, namun pengeluaran sedikit-sedikit ini,
Marilah kita mempelajari secara lebih detil mekanisme yang sering terjadi karena seluruh volume plasma difiltrasi
SRAA di mana sekresi renin akhirnya menyebabkan pening- melalui ginjal berkali-kali dalam sehari, dapat menyebabkan
katan reabsorpsi Na- (Gambar 14-16). Setelah dikeluarkan ke pengeluaran Na- dalam jumlah bermakna.
daiam darah, renin bekerja sebagai enzim untuk meng- Jika tidak terdapat aldosteron sama sekali maka garam
aktifkan angiotensinogen menjadi angiotensin I. Angio- yang dapat diekskresikan per hari adalah 20 gram. Pada
tensinogen adalah suatu protein plasma yang disintesis oleh sekresi aldosteron maksimal, semua Na- yang terfiltrasi (dan,
hati dan selalu terdapat di plasma dalam konsentrasi tinggi. karenanya, semua Cl' yang terftltrasi) direabsorpsi sehingga
Ketika melewati paru melalui sirkulasi paru, angiotensin I ekskresi garam di urin nol. Jumlah aldosteron yang disekre-
II oleh angiotensin-conaerting
diubah menjadi angiotensin sikan, dan karenanya jumlah relatif garam yang dihemat
enzrye (ACE), yang banyak terdapat di kapiler paru. versus yang dikeluarkan, biasanya bervariasi antara kedua
Angiotensin II adalah perangsang utama sekresi hormon ekstrim ini, bergantung pada kebutuhan tubuh. Sebagai con-
aldosteron dari korteks adrenal. Korteks adrenal adalah kelen- toh, orang yang mengonsumsi garam dalam jumlah biasa
jar endokrin yang menghasilkan beberapa hormon berbeda, umumnya mengekskresikan sekitar 10 g garam per hari di
masing-masing disekresikan sebagai respons terhadap rang- urin, mereka yang mengonsumsi garam dalam jumlah besar
sangan yang berbeda. mengeluarkan lebih banyak, dan orang yang telah kehilangan
cukup banyak garam karena mandi keringat mengeluarkan
FUNGSI SISTEM RENIN-ANGIOTENSIN-ALDOSTERON lebih sedikit garam melalui urin. Dengan mengubah-ubah
jumlah renin dan aldosteron yang disekresikan sesuai dengan
Di antara berbagai efeknya, aldosteron meningkatkan re-
jumlah cairan (yang ditentukan oleh garam) di tubuh, ginjal
absorpsi Nat oleh tubulus distal dan koligentes. Hormon ini
dapat dengan repar menyesuaikan jumlah garam yang di-
melakukannya dengan mendorong penyisipan saluran Na.
tahan atau dikeluarkan. Dengan melakukan hal ini ginjal
tambahan ke dalam membran luminal dan penambahan
mempertahankan beban garam dan volume CES/tekanan
pembawa Nat-K- AfPase ke dalam membran basolateral sel
darah arteri pada tingkat yang relatif konstan meskipun kon-
tubulus distal dan koligentes. Hasil akhirnya adalah pening-
sumsi garam sangat beruariasi dan adanya pengeluaran cairan
katan fluks pasif Na- masuk ke dalam sel tubulus dari lumen
penuh garam secara abnormal.
dan peningkatan pemompaan Na. keluar sel ke dalam plas-
ma-yaitu, peningkatan reabsorpsi Na-, disertai Cl mengikuti
PERAN SISTEM RENIN-ANGIOTENSIN-ALDOSTERON
secara pasif. Karena itu, SRAA mendorong retensi garam
DALAM BERBAGAI PENYAKIT
yang menyebabkan retensi HrO dan peningkatan tekanan
darah arteri. Melalui mekanisme umpan balik negatif sistem CATAIAN KLIMS. Sebagian kasus hipertensi (tekanan darah
ini menghilangkan faktor-faktor yang memicu pelepasan tinggi) disebabkan oleh peningkatan abnormal aktivitas SRAA.
awal renin*yaitu, deplesi garam, penurunan volume plasma, Sistem ini juga ikut berperan menyebabkan retensi cairan dan
dan penurunan tekanan darah arteri (Gambar \4-16). edema yang terjadi pada gagal jantung kongestif Karena janrung
Selain merangsang sekresi aldosteron, angiotensin II mengalami kepayahan maka curah jantung berkurang dan
adalah konstriktor poten arteriol sistemik, secara langsung tekanan darah arteri menjadi rendah meskipun volume plasma
meningkatkan tekanan darah dengan meningkatkan resistensi normal atau bahkan meningkat. Jika penurunan tekanan darah
perifer total (iihat h. 386). Selain itu, angiotensin II merang- disebabkan oleh gagal jantung dan bukan penurunan jumlah
sang rasa haus (meningkatkan asupan cairan) dan merangsang garam/cairan di tubuh maka refleks-reflei<s untuk menahan
vasopresin (suatu hormon yang meningkatkan retensi HrO garam dan cairan yang terpicu oleh rendahnya tekanan darah
oleh ginjal), di mana keduanya ikut berperan dalam me- merupakan hal yang kurang tepat. Ekskresi natrium dapat turun
nambah volume plasma dan meningkatkan tekanan arteri. hingga nyaris nol meskipun ingesti garam berlanjut dan terjadi
(Seperti yang akan anda pelajari, mekanisme lain yang ber- akumulasi di tubuh. Ekspansi CES yang terjadi menimbulkan
kaitan dengan regulasi jangka panjang tekanan darah dan edema dan memperparah gagal jantung kongestif karena jan-
osmolaritas CES juga penring daiam mengontrol rasa haus tung yang telah melemah tidak dapat memompa volume plasma
dan sekresi vasopresin). tambahan tersebut.
Situasi yang berlawanan terjadi jika beban Nat, volume
CES dan plasma, dan tekanan darah arteri di atas normal. OBAT YANG MEMPENGARUHI REABSORPST Na.
Pada keadaan-keadaan ini, sekresi renin terhambat. Dengan CATAIAN KLINIS. Karena mekanisme penahan garam rer-
demikian, karena angiotensinogen tidak diaktif-kan menjadi picu secara tidak tepat maka pasien gagal jantung diberi diet
angiotensin I dan II, maka sekresi aldosteron tidak terang- rendah garam. Mereka sering diterapi dengan diuretik, obat
sang. Ta.npa aldosteron, tidak terjadi reabsorpsi Na- yang yang menyebabkan diuresis (peningkatan curah urin) se-
dependen aldosteron (jumlahnya kecil) di segmen distal tu- hingga terjadi peningkatan pengeluaran cairan dari tubuh.
bulus. Na. yang tidak direabsorpsi ini kemudian keluar ber- Banyak dari obat ini bekerja dengan menghambat reabsorpsi
sama urin. Tanpa aldosteron, pengeluaran terus-menerus se- Na. di tubulus. Dengan lebih banyaknya Nar yang diekskre-
bagian kecil dari Na. yang terfiltrasi ini dapat dengan cepat sikan, Iebih banyak HrO yang dikeluarkan dari tubuh se,
mengeluarkan kelebihan Na. dari tubuh. Meskipun hanya hingga kelebihan CES dapat dikeluarkan.
Hati
l.
Ginjal
WW
Na. (dan Cl-) secara
osmotis menahan lebih
banyak HrO di CES
Nat (dan Cl )
dihemat
I Reabsorpsi Na-
oleh tubulus ginjal
( | reabsorpsi Ct
mengikuti secara
pasif)
Vasopresin Haus
I Reabsorpsi HrO
oleh tubulus ginjal
Gambar 14-16
Sistem renin-angiotensin-aldosteron (SRAA). Ginjal mengeluarkan hormon renin sebagai responsterhadap penurunan NaCl,
volume CES, dan tekanan darah arteri. Renin mengaktifkan angiotensinogen, suatu protein plasma yang diproduksi di hati,
menjadi angiotensin l. Angiotensin I diubah menjadi angiotensin ll oleh angiotensin-converting enzyme (ACE) yang diproduksi di
paru. Angiotensin ll merangsang korteks adrenal untuk mengeluarkan hormon aldosteron, yang merangsang reabsorpsi Na*
oleh ginjal. Rentesi Na. yang terjadi menimbulkan efek osmotik yang menahan lebih banyak HrO di CES. Bersama-sama,
konservasi Na* dan HrO membantu mengoreksi rangsangan semula yang mengaktifkan sistem hormon ini. Angiotensin lljuga
memiliki efek lain yang membantu mengoreksi rangsangan semula, misalnya dengan mendorong vasokonstriksi arteriol.
Obat penghambat ACE, yang menghambat kerja darah ini dilawan oleh sistem pembuang Na. dan penurun
angiotensin-conuerting enzyme (ACE) dan penyekat reseptor tekanan darah yang melibatkan hormon peptida natriuretik
aldosteron, juga bermanfaat untuk mengobati hipertensi atritm (atrial natriuretic peptidc, ANP) (na*iuretik artinya
dan gagal jantung kongestif. Dengan masing-masing meng- "memicu ekskresi sejumlah besar narrium di urin'). Jantung,
hambat pembentukan angiotensin II atau menghambat peng- selain bekerja memompa darah, juga menghasilkan ANII
ikatan aldosteron ke reseptornya di ginjal, kedua golongan yang disimpan di granuia dalam sel otot atrium jantung
obat ini menghentikan efek penghematan garam dan air serta khusus dan dibebaskan dari atrium ketika jantung secara
efek konstriksi arteriol SRAA. mekanis teregang oleh peningkatan volume plasma akibat
peningkatan volume CES. Ekspansi ini, yang terjadi akibat
I Peptida natriuretik atrium menghambat retensi NaCl dan HrO, meningkatkan tekanan darah arteri.
Seianjutnya ANP mendorong natriuresis dan diuresis, me-
reabsorpsi Na*.
nurunkan volume plasma, dan juga mempengaruhi sistem
Semenrara SRAA memiliki efek paling kuat pada pengaturan kardiovaskular untuk menurunkan tekanan darah (Gambar
Na- oleh ginjal, sistem penahan Na- dan penambah tekanan 14-17).
572 Bab 14
Kerja utama ANP adalah menghambat secara langsung pada sistem ini secara logis dapat menimbulkan hipertensi.
reabsorpsi Na. di bagian distal nefron sehingga etr<skresi Na. di Pada kenyataannya, studi-studi terakhir menunjukkan bahwa
urin meningkat. ANP juga meningkatkan ekslaesi Na- di urin defisiensi sistem natriuretik mungkin mendasari sebagian
dengan menghambat dua tahap SRAA. ANP menghambat kasus hipertensi jangka panjang dengan membiarkan sistem
sekresi renin oleh ginjal dan bekerja pada korteks adrenal untuk penahan Na- bekerja tanpa pengimbang. Retensi garam yang
menghambat sekresi aldosteron. ANP juga mendorong natriu- terjadi, khususnya yang berkaitan dengan tingginya asupan
resis dan diuresis dengan meningkatkan LFG melalui dilatasi garam, dapat menyebabkan peningkatan volume CES dan
arteriol aferen, meningkatkan tekanan darah kapiler glomerulus, tekanan darah.
dan dengan melemxkan sel mesangium glomerulus sehingga Kita sekarang akan mengalihkan perhatian kepada re-
terjadi peningkatan \ Dengan semakin banyaknya garam dan absorpsi z.at-zat tetlarvt yang terfiltrasi lainnya. Namun, kita
air terfiltrasi, semakin banyak garam dan air yang dielakresikan akan terus membahas reabsorpsi Na., karena reabsorpsi banyak
di urin. Selain secara tidak langsung menurunkan tekanan darah zat terlarur lain sedikit banyak berkaitan dengan reabsorpsi Na-.
dengan mengurangi bebarr Na- dan karenanya beban (jumlah)
cairan di tubuh, ANP secara langsung menurunkan tekanan
darah dengan menurunkan curah jantung dan mengurangi I Glukosa dan asam amino direabsorpsi oleh
resistensi vaskular perifer dengan menghambat aktivitas saraf transpor aktif sekunder dependen Na*.
simpatis pada jantung dan pembuluh darah.
Kontribusi relatif ANP dalam mempertahankan kese- Sejumlah besar molekul organik yang penting dari segi nutrisi
imbangan garam dan HrO serta regulasi tekanan darah saat misalnya glukosa dan asam amino rersaring seriap hari. Ka-
ini sedang diteliti secara mendalam. Yang utama, gangguan rena bahan-bahan ini seluruhnya secara normal direabsorpsi
l.
Atrium
jantung qffi
Reabsorpsi Na-
oleh tubulus ginjal
Sistem renin-
angioiensi n-aldosteron
[oi"til;--_l
arteriol aferen
E"t"';n
simpatis
I I I
yang menghemai garam I
t
t vJil",""
I arteriol
I tfc.'"r.l tr".dd
I jantung | | perifer
I
-\
I areren
I
I
I tnt"t I
t \--
t l-c-_-l I r"k"*"
I arteri
g"on-]
I
I
{ (efek osmotit<)
N".d";tol
I yang terliltrasi
I I
Gambar 14-17
Peptida natriuretik atrium. Atrium mengeluarkan hormon peptida natriuretik atrium (ANP) sebagai respons terhadap
peregangannya oleh retensi Na*, ekspansi volume CES, dan peningkatan tekanan darah arteri. Peptida natriuretik atrium,
selanjutnya, memilliki efek natriuretik, diuretik, dan hipotensif untuk membantu mengoreksi rangsangan semula yang
menyebabkan pelepasannya.
574 Bab 14
trasi glukosa plasma sebesar 500 mg/100 ml, jumlah yang
Pada LFG
tetap sebesar difiltrasi adalah 525 mg/mnt, dengan tetap hanya 375 mgl
125 mlimnt mnt yang dapat direabsorpsi sehingga 250 mglmnt akan
, , masuk ke dalam urin (Gambar 14-18).
6
O
o
-^^
5UU ,
t CATAIAN KLINIS. Konsentrasi glukosa plasma dapat
,si,/ sangat tinggi pada diabetes melitus, suatu penyakit endokrin
f Maksimu'n 496
f tubulus (I.) ,(......... yang berkaitan dengan kurangnya efek insulin. Insulin adalah
ia 3oo suatu hormon pankreas yang mempermudah pemindahan
.=E glukosa ke dalam banyak sel tubuh. Ketika penyerapan glu-
sb
oc
200
[ -L- kosa oleh sel terganggu maka glukosa yang ddak dapat masuk
100
ke dalam sel akan tetap berada di plasma, meningkatkan
konsentrasi glukosa plasma. Karena itu, meskipun secara nor-
100 200 300 400 500 600 700 800 900
mal tidak terdapat di urin, glukosa ditemukan pada urin
t
Ambang ginjal orang dengan diabetes ketika konsentrasi glukosa plasma me-
Konsentrasi glukosa plasma (mgi100 ml)
lebihi ambang ginjal, meskipun fungsi gin.ial tidak berubah.
Gambar 14-18 Apa yang terjadi ketika konsentrasi plasma turun di
Penanganan glukosa oleh ginjal sebagai fungsi dari bawah normal? Tirbulus ginjal, tentu saja, mereabsorpsi se-
konsentrasi glukosa plasma. Pada LFG yang tetap, jumlah mua glukosa yang terfiltrasi karena kapasitas reabsorpsi glu-
glukosa yang terfiltrasi per menit berbanding lurus dengan
konsentrasi glukosa plasma. Semua glukosa yang tersaring
kosa masih jauh. Ginjal tidak dapat melakukan apa-^pa
dapat direabsorpsi sampai maksimum tubulus (T.). Jika jumlah untuk meningkatkan kadar glukosa plasma yang rendah ke
glukosa yang difiltrasi per menit melebihi T., maka jumlah normal. Ginjal hanya mengembalikan semua glukosa yang
glukosa yang direabsorpsi akan maksimum (senilai T.) dan terfiltrasi ke plasma.
sisanya tetap berada di dalam filtrat untuk diekskresikan di
urin. Ambang ginjal adalah konsentrasi plasma di mana T*
tercapai dan glukosa pertama kali muncul di urin. PENYEBAB MENGAPA GINJAL TIDAK MENGATUR
GLUKOSA
Ginjal tidak mempengaruhi konsentrasi glukosa plasma da-
lam kisaran nilai yang lebar dari kadar yang sangat rendah
dalam filtrat untuk diekskresikan. Karena itu, konsenrrasi
hingga tiga kali lipat kadar normai. Karena !. untuk glukosa
glukosa plasma harus lebih besar daripada 300 mg/100 ml-
lebih dari tiga kali normal-sebelum jumlah yang difiltrasi 1""1i di "t". j,rml"h normal yang diftltrasi .nli" ginld bi"."-
nya menahan semua glukosa sehingga tubuh tidak kehilang-
melebihi 375 mglmnt dan glukosa mulai muncul dalam
an nutrien yang penting ini ke urin. Ginjai tidak mengarur
urin.
glukosa karena ginjal tidak mempertahankan glukosa pada
konsentrasi plasma terrentu. Konsentrasi ini normalnya di-
AMBANG GINJAL UNTUK GLUKOSA atur oleh mekanisme endokrin dan hati, dengan ginjal hanya
Konsentrasi plasma di mana T suatu bahan tercapai dan mempertahankan berapapun konsentrasi glukosa yang di-
bahan mulai muncul di urin disebut ambang ginjal. Pada T tetapkan oleh mekanisme-mekanisme yang lain ini (kecuali
rerata 375 mg/mnt dan LFG 125 ml/mnt, ambang ginjal jika kadar plasma sedemikian tinggi sehingga mengatasi ke-
untuk glukosa adalah 300 mg/mll. Di atas T,, reabsorpsi mampuan reabsorpsi ginjal). Prinsip umum yang sama juga
akan tetap pada laju maksimalnya dan setiap peningkatan berlaku untuk nutrien plasma organik lainnya, misalnya asam
lebih lanjut jumlah yang difiltrasi akan menyebabkan pening- amino dan viramin larur air.
katan sebanding jumlah bahan yang diekskresikan. Sebagai
contoh, pada konsentrasi glukosa plasma 400 mg/100 ml,
jumlah glukosa yang difiltrasi ada.lah 500 mg/mnt, 375 mgl
mnt di antaranya dapat direabsorpsi (senilai T ) dan \25 ngl
I Fosfat adalah contoh bahan yang direabsorpsi
secara aktif dan diatur oleh ginjal.
mnt di anraranya akan diekskresikan di urin. Pada konsen-
Ginjal tidak secara langsung berperan dalam pengaturan
llni adalah situasi yang ideal. Dalam kenyataannya, glukosa sering banyak elektrolit, misalnya fosfat (POo3 ) dan kalsium (Ca2.)
mulai muncul di urin pada konsentrasi glukosa I B0 mg/ 1 00 ml atau karena ambang ginjal untuk ion-ion inorganik ini sama
lebih. Glukosa sering diekskresikan sebelum ambang rerata ginjal dengan konsentrasi plasma normalnya. Pembawa transpor
sebesar 300 mg/100 ml tercapai oleh dua sebab. Pertama, tidak untuk elektrolit-elektrolit ini terletak di tubulus proksimal.
semua nefron memiliki Tm yang sama sehingga sebagian nefron
Kita akan menggunakan POns sebagai contoh. Makanan kita
mungkin telah melampaui T
mereka dan mengekskresikan glukosa
biasanya kaya akan POn3-, tetapi karena tubulus dapat me-
sementara yang lain belum mencapai T . Kedua, efisiensi pembawa
reabsorpsi hingga jumlah yang setara dengan konsentrasi
kotranspor glukosa mungkin tidak bekerja pada kapasitas
maksimalnya pada nilai yang meningkat tetapi kurang dari nilai T POr3 plasma (tidak lebih), maka kelebihan POr3-yang masuk
sebenarnya, sehingga sebagian dari glukosa yang terfiltrasi mungkin cepat dikeluarkan ke dalam urin, memulihkan konsentrasi
gagal direabsorpsi dan tumpah ke dalam urin meskipun ambang plasma ke normal. Semakin banyak jumlah pOr3- yang di-
ginjal rerata belum tercapai. telan melebihi kebutuhan tubuh, semakin besar jumlah yang
Ion klorida yang bermuatan negatif direabsorpsi secara pasif 19). Al<ibat aktivitas pompa ini, konsentrasi Na. di cairan
menuruni gradien listrik yang tercipta oleh reabsorpsi aktif tubulus dan sel tubulus cepat turun sementara di dalam ruang
ion natrium yang bermuatan positif. Umumnya ion klorida lateral konsentrasinya secara bersamaan naik. Gradien
mengalir di antara, bukan menembus, sel tubulus. Jumlah osmotik ini memicu aliran netto pasif HrO dari lumen ke
Cl-yang direabsorpsi ditentukan oleh laju reabsorpsi aktif dalam ruang lateral, baik menembus sel atau mengalir di
Na., dan tidak dikontrol langsung oleh ginjal. antara sel-sel melalui taut erat yang "bocor". Akumulasi
cairan di ruang lateral menyebabkan meningkatnya tekanan
hidrostatik (tekanan cairan), yang mendorong H,O keluar
REABSORPSIAIR ruang lateral menuju cairan interstisium dan akhirnya ke
Air direabsorpsi secara pasif di seluruh panjang tubuius ka- dalam kapiler peritubulus. Air.juga secara osmoris mengikuti
rena HrO secara osmotis mengikuti Na- yang direabsorpsi zar-zat terlarut lain misalnya glukosa (yang juga dependen
secara aktif. Dari HrO yang difiltrasi , 650/o - I 17 lite r sehari- Nat), tetapi pengaruh langsung reabsorpsi Nat pada re-
direabsorpsi secara pasif pada akhir tubulus proksimal. Se- absorpsi pasif HrO secara kuantitatif lebih penting.
banyak l5o/o dari H,O yang difiltrasi direabsorpsi di ansa Pengembalian HrO yang terfiltrasi ke plasma ini di-
Henle. Total 80% dari HrO yang difiltrasi ini direabsorpsi di tingkatkan oleh kenyataan bahwa tekanan osmotik koloid
Kapiler
Sel tubulus proksimal Cairaninterstisium peritubulus
i Tekanan
I hidrostatik
H20------+-H2O
No+ ,..*Na+
Gambar 14-19
Reabsorpsi air di tubulus proksimal. Gaya yang menyebabkan reabsorpsi HrO adalah kompartemen hipertonisitas di ruang
lateral yang tercipta oleh pengeluaran aktif Na. oleh pompa basolateral. Tanda panah terputus-putus menunjukkan arah
perpindahan osmotik HrO.
576 Bab"l4
plasma lebih besar di kapiler peritubulus daripada di tempat disebabkan oleh retensi urea, yang tidak terlalu toksik, tetapi
lain. Konsentrasi protein plasma, yang menentukan tekanan lebih pada akumulasi bahan-bahan lain yang tidak dikeluarkan
osmorik koloid plasma, meningkat di darah yang masuk ke secara adekuat akibat sekresinyayang rerganggu
kapiler peritubulus karena filtrasi ekstensif H?O di kapiler
terutama H- -
dan K- Para petugas kesehatan masih menyebut gagal ginjal
glomerulus di hulu. Protein-protein plasma yang tertinggal sebagai uremia ('urea dalam darah'), yang menunjukkan ke-
di glomerulus terkonsentrasi dalam volume HrO plasma lebihan urea dalam darah. meskipun retensi urea bukan me-
yang lebih sedikit sehingga tekanan osmotik koloid plasma rupakan ancarnan utama keadaan ini.
darah yang tidak terfiltrasi yang meninggalkan glomerulus
dan masuk ke kapiler peritubuius meningkat. Gaya ini cen-
derung "menarik" HrO ke dalam kapiler peritubulus ber- ffi Seca;'a umun!, produk slsa yang tidak diperlukan
samaan dengan "dorongan" tekanan hidrostatik di ruang late- 'tIrr1la,k
cfi ireabsorpsi.
rilyangmenekan HrO menuju kapiler. Dengan cara-cara ini,
650/o dari HrO yang difiltrasi - 1 lT liter per hari direabsorpsi Produk-produk sisa lainnya yang difiltrasi , misalnyafenol dan
-
secara pasif di akhir tubulus proksimal. kreatinin, juga terkonsentrasi di dalam cairan tubulus se-
Mekanisme yang bertanggung jawab untuk reabsorpsi waktu HrO meninggalkan filtrat untuk masuk ke plasma,
HrO setelah tubulus proksimal akan dibahas kemudian. tetapi bahan-bahan ini tidak direabsorpsi seperti urea. Mole,
kul urea, karena merupakan bahan sisa yang terkecil, adalah
REABSORPSI UREA satu-satunya zar sisa yang secara pasif direabsorpsi melalui
efek pemekatan ini. Meskipun juga terkonsenrrasi di cairan
Reabsorpsi pasif urea, selain Cl- dan H,O, juga secara tidak
tubulus, bahan-bahan sisa lainnya tidak dapat meninggalkan
Iangsung berkaitan dengan reabsorpsi aftiFNar. Urea adalah
suatu produk sisa dari pemecahan protein. Reabsorpsi HrO
yang berlangsung secara osmoris di tubulus proksimal ie-
kunder terhadap reabsorpsi aktif Na- menghasilkan gradien
konsentrasi untuk urea yang mendorong reabsorpsi pasif .. ,,! "l
ll;':* t lr
bahan sisa ini, sebagai berikut (Gambar 14-20). Reabsorpsi
besar-besaran HrO di tubulus proksimal secara bertahap .t
mengurangi filtrat dari semula 725 mllmnt menjadi hanya *r ' ?,
* a
44 mllmnt cairan yang terringgal di lumen di akhir tubulus *, ,t
tl i'1,
proksimal (650/o dari HrO di filtrat semula, atau 8 1 ml/mnt, Kapsul
telah direabsorpsi). Bahan-bahan yang telah terfiltrasi tetapi Bowman lr-;t
I r 1125 ml it
al
;
belum direabsorpsi menjadi semakin pekat di dalam cairan * i
. 'lnrtr"t **i
tubulus karena HrO direabsorpsi semenrara mereka ter- l' , *
tinggal. Urea adalah salah satu bahan tersebut. Konsentrasi
l.'l
l..l ,/"
/ *
rat
t
urea sewaktu difiltrasi di glomerulus identik dengan konsen- t
t* i i t
trasinya di plasma yang masuk ke kapiler peritubulus. Na- Awal I Na* a
mun, jumlah urea yang ada dalam 125 mI cairan yang di- tubulu$
filtrasi di awai tubulus proksimal terkonsentrasi hingga tiga proksimal
a*lt*
kali lipat dalam 44 ml cairan yang tersisa di akhir tubulus :41*t
proksimal. Akibatnya, konsentrasi urea di dalam cairan tu- 'a*a
ta
I
a a " r
bulus menjadi jauh iebih besar daripada konsentrasi urea di
kapiler sekitar. Karena itu, terbentuk gradien konsentrasi
untuk urea yang secara pasifmenyebabkan urea berdifusi dari
'aa:
rll
lumen tubulus ke dalam plasma kapiler peritubulus. Karena cqr
lll
dinding tubulus proksimal hanya agak permeabel terhadap Akhir 44ml a
urea maka hanya sekitar 50o/o dari urea yang terfiitrasi di- tubulus filtrat '*t.a
proksimal * -" I
*
reabsorpsi secara pasif melalui cara ini. -t "
CATAIAN KLINIS. Meskipun hanya separuh dari urea (b) Difusi pasif urea.
yang terfiltrasi dieliminasi dari plasma setiap kali darah mengalir menuruni gradieh i
melalui nefron, narnun tingkat pengeluaran ini sudah memadai. "r konsentrasinya
*
****
Konsentrasi urea dalam plasma meningkat hanya pada gangguan = Molekul urea
fungsi ginjal, ketika urea yang dikeluarkan jaul lebih kecil
Gambar 14-20
daripada angka separuh tersebut. Peningkatan kadar urea adalah
Reabsorpsi pasif urea di akhir tubulus proksimal. (a) Di kapsul
salah satu karakteristik kimiawi perta.ma yang teridentifikasi
Bowman dan di awal tubulus proksimal, konsentrasi urea
dalam plasma pasien dengan gagal ginjal berat. Karena itu, sama dengan yang di plasma dan cairan interstisium sekitar.
pengukuran klinis nitrogen urea darah (blood urea ninogen, (b) Di akhir tubulus proksimal, 65%o dari filtrat semula telah
B[IN) digunakan sebagai ukuran kasar fungsi ginjal. Kini direabsorpsi sehingga terjadi pemekatan urea yang ada di
dalam filtrat. Hal ini menciptakan gradien konientiasi yang
diketahui bahwa konsekuensi paling serius gagal ginjal tidak
mendorong reabsorpsi pasif urea.
578 Bab 14
Kapiler
Sel tubulus Cairan interstisium peritubulus
K*=
Saluran
K-
, N?-
Gamh,r*r 14-J'X
Sekresi ion kalium. Pompa basolateral secara bersamaan memindahkan Na. ke dalam ruang lateral dan K. ke dalam sel tubulus
Di bagian-bagian tubulus yang mensekresikan K*, ion ini meninggalkan sel melalui saluran-saluran yang ada di membran
luminal, sehingga disekresikan. (Di bagian-bagian tubulus yang tidak mensekresikan K., K- yang dipompa ke dalam sel sewaktu
reabsorpsi Na* meninggalkan sel melalui saluran yang terletak di membran basolateral sehingga tetap tertahan di tubuh).
menyebabkan penurunan sekresi aldosteron dan penurunan mengatur secara cermat konsentrasi Kr plasma. Hal ini
sekresi K- ginjal yang dirangsang oleh aldosteron. sangat penting, karena fluktuasi konsentrasi K' plasma, bah-
Perhatikan bahwa peningkatan konsenrrasi K. plasma kan yang kecil sekalipun, dapat menimbulkan efek besar.
secara langsung merangsang sekresi aldosteron oleh korteks CATAIAN KLINIS. Kalium berperan kunci dalam
adrenal, sementara penurunan konsentrasi Na- plasma me- aktivitas listrik membran jaringan-jaringan peka rangsang.
rangsang sekresi aidosteron melalui jaiur kompleks SRAA. Peningkatan dan penurunan konsentrasi K. plasma (CES)
Karena itu, sekresi aldosteron dapat dirangsang oleh dua jalur dapat mengubah gradien konsentrasi K- intrasel terhadap
terpisah (Gambar 14-22). Namun, apapun perangsangnya, eftstrasel, yang pada gilirannya dapat mengubah potensial
peningkatan sekresi aldosteron selalu mendorong reabsorpsi membran istirahat. Peningkatan konsentrasi K- CES menye-
Na- dan sekresi K-. Karena itu, sekresi K. dapat secara tidak babkan penurunan potensial istirahat dan peningkatan eksi-
sengaja ditingkatkan akibat peningkatan aktivitas aldosteron tabilitas, khususnya oror janrung. Kepekaan berlebihan jan-
yang ditimbulkan oleh deplesi Na*, penurunan volume CES, tung ini dapat menyebabkan peningkatan kecepatan jantung
atau penurunan tekanan darah arteri yang sama sekali tidak dan bahkan menimbulkan aritmia jantung yang mematikan.
berkaitan dengan keseimbangan K-. Pengeluaran K- yang Sebaliknya, penurunan konsentrasi K. CES menyebabkan
tidak sesuai ini dapat menyebabkan defisiensi K-. hiperpolarisasi membran saraf dan sel otot, yang menurun-
kan kepekaan jaringan,jaringan ini. Manifestasi pcnurunan
EFEK SEKRESI H- PADA SEKRESI K- K. CES adalah kelemahan otot rangka, diare dan distensi
Faktor lain yang dapat secara tidak sengaja mengubah tingkat abdomen akibat disfungsi otot polos, dan kelainan irama
sekresi K. adalah status asam-basa tubuh. Pompa basolatera.l jantung dan hantaran impuls.
di bagian distal nefron dapat mensekresikan Kt atau H- untuk
dipertukarkan dengan Na- yang direabsorpsi. Peningkatan
laju sekresi K. atau H. disertai oleh penurunan laju sekresi
I Sekresi kation dan anion organik membantu
ion yang lain. Dalam keadaan normal, ginjal cenderung mengeluarkan senyawa asing secara efisien dari
mensekresikan K. tetapi jika cairan tubuh terlalu asam dan
tubuh.
sekresi H- ditingkatkan sebagai tindakan kompensasi, maka
Tirbulus proksimal mengandung dua jenis pembawa sekre-
sekresi K- berkurang. Penurunan sekresi ini menyebabkan
torik khusus, satu unruk sekresi anion organik dan satu sis-
retensi K* yang tidak sesuai di cairan tubuh.
tem terpisah untuk seftresi kation organik.
L)+) (+
nyingkirkan senyawa asing. Banyak bahan kimia organik
asing tidak membentuk ion dalam bentuk aslinya sehingga
tidak dapat disekresikan oleh sistem ion organik. Hati
@ (
mengubah bahan-bahan asing ini menjadi bentuk anionik
yang mempermudah sekresinya oleh sistem anion organik
sehingga eliminasi menjadi lebih cepat.
CATAIAN KLINIS. Banyak obat, misalnya penisilin
t dan obat antiinflamasi nonsreroid (OAINS), dikeluarkan
dari tubuh oleh sistem sekresi ion organik. Untuk menjaga
1 Sekresi K- tubulus
konsentrasi obat dalam plasma pada tingkat yang efektif,
-t dosis harus diulang secara teratur untuk mengimbangi ke-
I cepatan pengeluaran senyawa ini di urin.
I Ekskresi K- urin
580 Bab 14
dieliminasi di urin. Dengan mengekskresikan bahan-bahan
Tabel 14-3
di urin, ginjal membersihkan plasma yang mengalir me-
Ringkasan. transpori M'enirnbus .Bagian laluinya dari bahan-bahan tersebut. Bersihan plasma setiap
Proksimal dan Distal Nefron
bahan didefinisikan sebagai volume plasma yang dibersihkan
TUBULUS PROKSIMAL secara tuntas dari bahan bersangkutan oleh ginjal per menit2.
Reabsorpsi Sekresi
Hal ini tidak menunjul<kan jumlah bahan yang disingkirkan
terapi uolume phsma tempat asal dari jumlah yang disingkir-
67o/o dari Na. yang terfiltrasi Sekresi H. dengan tingkat kan tersebut. Bersihan plasma sebenarnya merupakan ukuran
akan direabsorpsi secara aktif; bervariasi bergantung
tidak berada di bawah kontrol; pada status asam-basa yang lebih bermanfaat daripada elakresi urin; adalah lebih
Cl- mengikuti secara pasif tubuh penting untuk mengetahui apa efek ekskresi urin pada
Semua glukosa dan asam amino Sekresi ion organik; tidak pengeluaran bahan dari cairan tubuh daripada mengerahui
yang terfiltrasi akan direabsorp- berada di bawah kontrol volume dan komposisi urin. Bersihan plasma menyatakan
si oleh transpor aktif sekunder;
efektivitas ginjal dalam mengeluarkan berbagai bahan dari
tidak berada di bawah kontrol
lingkungan cairan internal.
POol dan elektrolit lain yang
terf iltrasi direabsorpsi dalam Bersihan plasma dapat dihitung untuk setiap konstituen
jumlah bervariasi; berada di plasma sebagai berikut:
bawah kontrol
65% dari HrO yang terfiltrasi konsentrasi
direabsorpsi secara osmotis; bahan dalam urin x laju aliran urin
tidak berada di bawah kontrol
Laju bersihan = (jumlah/ml urin) (ml/mnt)
50% dari urea yang terfiltrasi
direabsorpsi secara pasif; tidak suatu bahan konsentrasi bahan dalam plasma
berada di bawah kontrol (ml/mnt) (jumlah/ml plasma)
Hampir semua K* yang terf iltrasi
direabsorpsi; tidak berada di Laju bersihan plasma bervariasi untuk setiap bahan, ber-
bawah kontrol gantung pada bagaimana ginjal menangani masing-masing
bahan tersebut.
TUBULUS DISTAL DAN DUKTUS KOLIGENTES
Reabsorpsi Sekresi
Reabsorpsi Na* dengan tingkat Sekresi H. dengan tingkat I Jika suatu bahan difiltrasi tetapi tidak
bervariasi, dikontrol oleh bervariasi, bergantung direabsorpsi atau disekresi maka clearance rate
aldosteron; Cl- mengikuti secara pada status asam-basa
pasif tubuh plasmanya setara dengan LFG.
Reabsorpsi HrO dengan tingkat Sekresi K* dengan tingkat
Anggaplah suatu konstituen plasma, substansi X, difiltrasi
bervariasi, dikontrol oleh bervariasi, dikontrol oleh
vasopresin aldosteron secara bebas di glomerulus tetapi tidak direabsorpsi atau di-
sekresi. Karena 125 mllmnt plasma difiltrasi dan kemudian
direabsorpsi maka jumlah substansi X yang semula terkan-
dung di dalam 125 ml tertinggal di tubulus untuk diekskre-
sikan. Karena itu, setiap menit 125 ml plasma dibersihkan
liter yang diffltrasi per hari, 1,5 liter menjadi urin untuk
diekskresikan.
dari substansi X (Gambar l4-23a) (Dari 125 ml/mnt plasma
yang difiltrasi,124 mllmnt cairan yang difiltrasi dikembali-
Urin mengandung berbagai produk sisa dalam kon-
sentrasi tinggi plus bahan-bahan yang diatur oleh ginjal da-
kan, melalui reabsorpsi, ke plasma minus substansi X, se-
lam jumlah bervariasi, dengan setiap jumlah yang berlebihan
hingga 124 mllmnt ini dibersihkan dari substansi X. Selain
keluar ke dalam urin. Bahan-bahan yang bermanfaat dihemat
itu, 1 ml/mnt cairan yang keluar dari urin akhii'nya diganti
oleh voiume HrO yang masuk dalam jumlah yang sama yang
melalui proses reabsorpsi sehingga tidak ditemukan di urin.
Perubahan relatif kecil dalam jumlah filtrat yang di-
tidak mengandung substansi X. Karena itu, 125 ml plasma
reabsorpsi dapat menyebabkan perubahan besar dalam volu-
yang telah dibersihkan dari substansi X, pada hakikatnya,
me urin yang terbentuk. Sebagai contoh, penurunan kurang
dikembalikan ke plasma untuk setiap 125 ml plasma yang
dari 7o/o laju reabsorpsi total, dari 124 menjadi 123 mllmnt,
diftltrasi per menit).
meningkatkan laju ekskresi urin sebesar 100%, dari 1 menjadi
2 mllmnt. 2Sebenarnya,
bersihan plasma adalah suatu konsep artiffsial, karena
ketika suatu bahan dielakresikan di urin, konsentrasi bahan tersebut
dalam plasma secara keseluruhan berkurang seragam akibat pen-
I Bersihan plasma adalah volume plasma yang campuran merata di sistem sirkulasi. Namun, untuk tujuan per-
dibersihkan dari suatu bahan per menit. bandingan, ada baiknya bersihan dianggap sebagai volume plasma
yang seharusnya mengandung jumlah total bahan (pada konsenrrasi
Dibandingkan dengan plasma yang masuk ke ginjal melalui bahan sebelum ekskresi) yang diekskresikan ginjal dalam satu menit;
arteri renalis, plasma yang keluar dari ginjal melalui vena yaitu, volume hipotetis plasma yang seluruhnya dibersihkan dari
renalis tidak mengandung bahan-bahan yang rertinggal unruk bahan tersebut per menit.
I Jika suatu bahan difiltrasi dan disekresi tetapi I Ginjal dapat mengekskresikan urin dalam
tidak direabsorpsi maka laju bersihan plasmanya konsentrasi bervariasi bergantung pada status
selalu lebih besar daripada LFG. hidrasi tubuh.
Sekresi tubulus memungkinkan ginjal membersihkan bahan- Setelah membahas bagaimana ginjal menangani berbagai zat
bahan tertentu dari plasma secara lebih effsien. Hanya 20o/o terlarut dalam plasma, kini kita akan berkonsentrasi pada
582 Bab 14
Kapiler
peritubulus
Dalam o
.ota Untuk bahan yang difiltrasi Untuk bahan yang difiltrasi, tidak
urin a dan tidak direabsorpsi atau disekresi, dan direabsorpsi total,
disekresi, misalnya inulin, misalnya glukosa, maka tidak ada
semua plasma yang difiltrasi plasma yang terfiltrasi yang
dibersihkan dari bahan tersebut dibersihkan dari bahan tersebut.
(a) (b)
A *,*"
AA Untuk bahan yang difiltrasi, tidak T+- Untuk bahan yang difiltrasi dan
disekresi, dan direabsorpsi secara #',F*
""f disekresi tetapi tidak direabsorpsi,
parsial, misalnya urea, hanya misalnya ion hidrogen, semua plasma
sebagian dari plasma yang terfiltrasi yang terfiltrasi dibersihkan dari bahan
yang dibersihkan dari bahan tersebut tersebut, dan plasma peritubulus yang
merupakan asal dari bahan yang
disekresikan tersebut juga dibersihkan.
(c) (d)
Gambar 14-23
Clearance plasma untuk bahan yang diproses secara berbeda oleh ginjal.
584 Bab 14
isotonik. Thmbahan 1.5o/o dari HrO yang difiltrasi direabsorp- I Langhah2(Gambar 14-25c).Jikasekarangkitamemaju-
si dari ansa Henle sewaktu pembentukan dan pemeliharaan kan keseluruhan kolom cairan di ansa Henle beberapafame,
gradien osmotik vertikal, dengan osmolaritas cairan tubulus maka akan terdapat massa cairan 200 mosm/liter dari puncak
mengalami perubahan dalam prosesnya. pars asendens ke dalam tubulus distal, dan massa baru cairan
isotonik 300 mosm/liter masuk bagian puncak pars desen-
SIFAT PARS ASENDENS DAN DESENDENS ANSA dens dari tubulus proksimal. Di bagian bawah lengkung,
HENLE PANJANG massa cairan 400 mosm/liter dari pars desendens bergerak
Perbedaan fungsional antara pars desendens suatu ansa Henle maju memutari ujung ansa dan masuk ke pars asendens,
panjang (yang membawa cairan dari tubulus proksimal menempatkannya berlawanan dengan regio 400 mosm/liter
hingga jauh ke dalam medula) dan pars asendens (yang mem- di pars desendens. Perhatikan bahwa perbedaan konsentrasi
bawa cairan naik dan keluar dari medula untuk masuk ke 200 mosm/liter lenyap di puncak dan dasar lengkung.
tubulus distal) sangat penring untuk menciptakan gradien I Langhah 3 (Gambar l4-25d). Pompa pars asendens
osmotik veftikal di cairan interstisium medula. kembali memindahkan NaCl keluar semenrara HrO secara
Pars desendrns pasif meninggalkan pars desendens sampai tercipta kemball
l. sangat permeabel terhadap HrO perbedaan 200 mosm/lirer anrara pars asendens dan baik
2. tidak secara aktif mengeluarkan Na. (Yaitu, bagian ini cairan interstisium maupun pars desendens di masing-masing
tidak mereabsorpsi Na-. Ini adalah saru,satunya segmen level horizontal. Namun, perhatikan bahwa konsentrasi
tubulus yang tidak melakukannya). cairan tubulus semakin meningkat di pars desendens dan
semakin turun di pars asendens.
Pars asendens
I Langkah 4 (Gambar 14-25e). Sewaktu cairan tubulus
1. secara aktif memindahkan NaCl keluar dari lumen tu-
terus maju, gradien konsentrasi 200 mosm/liter kembali ter-
bulus untuk masuk ke dalam cairan interstisium sekitar.
ganggu di semua level horizontal.
2. selalu impermeabel terhadap HrO sehingga garam me-
ninggalkan cairan tubulus ranpa diikuti secara osmorik I Langhah 5(Gambar l4-25f). Pengeluran aktif NaCl
oleh HrO. dari pars asendens, disertai difusi netto HrO keluar pars
desendens kembali menciptakan gradien 200 mosm/liter di
MEKANISME MULTIPLIKASI ALIRAN BALIK masing-masing level horizontal.
Kedekatan dan aliran balik kedua pars ansa Henle memung- ) Langhah 6 dan seterusnya (Gambar t4-25g). Sewaktu
kinkan terjadinya interaksi penting antara keduanya. Meski- cairan kembali mengalir maju sedikit dan proses bertahap
pun aliran cairan melalui ansa Henle berlangsung terus- ini berlanjut, cairan di pars desendens menjadi semakin
menerus namun kita akan memvisualisasikan apa yang terjadi hipertonik sampai mencapai konsentrasi maksimal 1200
langkah demi langkah, seperri film animasi yang diperlambat mosm/liter di dasar lengkung, empat kali daripada kon-
sehingga setiap frame-nya dapat dilihat. sentrasi normal cairan tubuh. Karena cairan interstisium
selalu mencapai keseimbangan dengan pars desendens maka
I Gambar awal(Gambar l4-25a). Sebelum gradien osmo-
tercipta gradien konsentrasi vertikal yang berkisar dari 300
tik vertikal terbentuk, konsentrasi cairan interstisium medula
sampai 1200 mosm/liter di cairan interstisium medula. Se-
. addah 300 mosm/liter, seperri cairan tubuh lainnya.
I Langhah 1 (Gambar 14-256. Pompa garam aktif di pars baliknya, konsentrasi cairan tubulus semakin berkurang di
asendens dapat memindahkan NaCl keluar dari lumen sam- pars asendens sewakru garam dipompa keluar tetapi HrO
pai cairan interstisium sekitar 200 mosm/liter lebih pekat tidak dapat mengikutinya. Pada kenyataannya, cairan tu-
daripada cairan tubulus di bagian ini. Ketika pompa pars bulus bahkan menjadi hipotonik sebelum meninggalkan
asendens mulai secara aktif mengeluarkan garam, cairan pars asendens untuk masuk ke tubulus distal dengan kon-
interstisium medula menjadi hipertonik. Air tidak dapat sentrasi 100 mosm/liter, seperriga daripada konsentrasi
mengikuti secara osmotis dari pars asendens, karena bagian normal cairan tubuh.
ini impermeabel terhadap HrO. Namun, difusi netto HrO Perhatikan bahwa meskipun hanya terdapat gradien
terjadi dari pars desendens ke dalam cairan interstisium.
200 mosm/liter antara pars asendens dan cairan sekitar di
Cairan tubulus yang masuk ke pars desendens dari tubulus
masing-masing level horizontal medula, terbentuk gradien
proksimal bersifat isotonik. Karena pars desendens sangat
vertikal yang jauh lebih besar dari atas ke bawah medula.
permeabel terhadap HrO maka terjadi difusi netto HrO me-
Meskipun pompa pars asendens dapat menghasilkan gra-
lalui osmosis keluar dari pars desendens menuju ke cairan
dien hanya 200 mosm/lirer, namun efek ini berlipat ganda
interstisium yang lebih pekat. Perpindahan pasif HrO keluar
menjadi gradien vertikal yang besar karena aliran balik di
pars desendens berlanjut sampai osmolaritas cairan di pars.
desendens dan cairan interstisium sama. Karena itu, cairan
dalam lengkung. Mekanisme aliran balik yang dicapai oleh
tubulus yang masuk ke ansa Henle segera mulai menjadi lengkung Henle ini dikenal sebagai multiplikasi aliran
lebih pekat karena kehilangan HrO. Pada keadaan ke- balik.
seimbangan, osmolaritas cairan pars asendens adalah 200 Telah dijelaskan secara artifisial aliran balik secara ber-
mosm/liter dan osmolariras cairan interstisium dan cairan tahap untuk mempermudah pemahaman. Perlu disadari
pars desendens adalah sama yaitu 400 mosm/liter. bahwa jika gradien medula yang m.eningkat tersebut telah
Dari r
lKe
tubulus I I tubulus
proksimal I I oi"t"r
300 300
Cairan interstisium 300 300 Cairan interstisium
medula 300 300 medula
300 300
300 300
Pars desendens n
ansa Henle nefron 300 300 -Parsasendens
ansa Henle nefron
jukstamedula 300 300 jukstamedula
300 300
Gambar awal
(a)
300 I I rso
3oo rso
I I
NaCl
I Dari Kel
I I trbutr. tubulus I
150
150
i proksimal distal I
150
300 150
150
300 150
300 350 300
350 300
300
300 350 300 n
300 350 300
500 500
500 500
\.--r'
Langkah 3: Pompa Pars asendens dan
fluks pasif pars desendens membentuk
kembali gradien 200 mosm/liter di tiap Langkah 4: Biarkan cairan kembali
level horizontal. mengalir maju beberapa "frame".
(d) (e)
Gambar 14-25
Multiplikasi countercurrent di medula ginjal.
terbentuk maka gradien tersebut akan menetap karena aliran sia-sia. Cairan isotonik yang masuk ansa menjadi semakin
cairanyangterus-menerus disertai oleh transpor aktif di pars pekat sewaktu memasuki pars desendens, mencapai konsen-
asendens dan fluks pasifdi pars desendens. trasi maksimal 1200 mosm/liter, hanya unruk kemudian
menjadi lebih encer kembali sewaktu mengaliri pars asendens
dan akhirnya meninggalkan lengkung pada konsenrrasi
MANFAAT MUTIIPTIKASI ALIRAN BALIK minimal 100 mosm/liter. Apa gunanya memekatkan cairan
Jika anda hanya mempertimbangkan apa yang terjadi pada empat kali lipat dan kemudian berbalik serta mengencerkan-
cairan tubulus sewaktu cairan ini mengalir melalui ansa nya hingga akhirnya konsentrasi menjadi sepertiga daripada
Henle maka keseluruhan proses terlihat sebagai upaya yang konsentrasi saat masuk? Mekanisme semacam ini memberi-
586 Bab 14
300 200
300 200
300 200
300 200
Dari Ke
tubulus tubulus
l, proksimal distal '1
300 200
300 200
300 200
300 200
400 400
EI> 400 400
400 400
400 400
\/
Langkah 1: Biarkan pompa mulai bekerja.
Tercipta gradien sebesar 200 mosm/liter Langkah 2: Biarkan cairan mengalir
di setiap level horizontal. maju beberapa "frame".
(b) (c)
Kel
tubulus I
distal I
588 Bab 14
Filtrat Plasma
lumen kapiler
tubulus Sel tubulus distal peritubulus
!t
___f
Saluran
air
:Hi{il'r#l:il;ru:r:xr':ffi f :;.ir;,?:il,
"F:53;ft#Fiff
dari sel melalui saluran air berbeda yang secara permanen terdapat di membran
basolateral.
Gambar 14-26
Mekanisme kerja vasopresin.
jumlah minimal bersama dengan zar rerlarut. Secara kolektif, yang masuk ke tubulus distal bersifat hipotonik (i00 mosm/
produk sisa dan konstituen lain yang dieliminasi di urin ber- liter), karena kehilangan garam ranpa disertai pengeluaran
jumlah 600 mosm per hari. Karena konsentrasi maksimal HrO di pars asendens ansa Henle. Sewaktu cairan hipotonik
urin adalah 1200 mosm/liter maka volume minimal urin ini mengalir melalui tubulus distal dan koligentes (Gambar
yang diperlukan untuk mengekskresikan zat-zar sisa ini 14-27b), gradien osmotik medula tidak menimbulkan
adalah 500 ml/hari (600 mosm zat sisa/hari : 1200 mosm/ pengaruh karena segmen-segmen akhir tubulus ini imper-
liter urin = 0,5 liter, atau 500 ml/hari, atau 0,3 ml/mnt). meabel terhadap HrO. Dengan kata lain, tidak ada HrO yang
Karena itu, di bawah pengaruh maksimal vasopresin,99,7o/o tertinggal di dalam tubulus yang dapat meninggalkan lumen
dari 180 liter HrO plasma yang terfiltrasi per hari dikembali- untuk direabsorpsi meskipun cairan tubulus lebih encer dari-
kan ke darah, dengan pengeluaran obligatorik HrO sebanyak pada cairan interstisium sekitar. Karena itu, tanpa vasopresin,
serengah Iiter. 20o/o cairan terfiltrasi yang mencapai tubulus distal tidak
Kemampuan ginjal memekatkan urin untuk mengu- direabsorpsi. Sementara itu, ekskresi zat sisa dan zat terlarut
rangi kehilangan HrO jika dibutuhkan hanya mungkin ka- urin lainnya tidak berubah. Hasil akhir adalah urin encer
rena adanya gradien osmotik vertikai di medula. Jika gradien dalam jumlah besar, yang membantu tubuh mengeluarkan
ini tidak ada maka ginjal tidak dapat menghasilkan urin yang kelebihan HrO. Osmolaritas urin dapat serendah 100 mosm/
lebih pekat daripada cairan tubuh seberapapun jumlah vaso- liter, sama seperri cairan yang masuk ke tubulus distal. Thnpa
presin yang dikeluarkan karena saru-sattrnya gaya pendorong
vasopresin aliran urin dapat meningkat hingga 25 mllmnt,
untuk reabsorpsi HrO adalah perbedaan konsentrasi antara
dibandingkan dengan produksi normal I ml/mnt.
cairan tubulus dan cairan interstisium.
Kemampuan tubuh menghasilkan urin yang lebih encer
daripada cairan tubuh bergantung pada kenyataan bahwa
REGULAST REABSORPST H,O SEBAGAI RESPONS cairan tubulus bersifat hipotonik ketika masuk ke bagian
TERHADAP KELEBIHAN H,O distal nefron. Pengenceran ini dicapai di pars asendens ketika
Sebaliknya, jika seseorang mengonsumsi HrO dalam jumlah NaCl secara aktif dikeluarkan tetapi tidak dapat diikuti oleh
besar, maka kelebihan HrO harus dikeluarkan dari tubuh HrO. Karena itu, ansa Henle, dengan secara bersamaan mem-
tanpa secara bersamaan kehilangan zat terlarut yang penring bentuk gradien osmotik medula dan mengencerkan cairan
untuk mempertahankan homeostasis. Pada keadaan ini, tidak tubulus sebelum cairan itu masuk ke segmen distal, berperan
ada vasopresin yang dikeluarkan, sehingga tubulus distal dan penting dalam kemampuan ginjal mengekskresikan urin yang
koligentes tetap impermeabel terhadap HrO. Cairan tubulus konsentrasinya bervariasi dari 100 hingga 1200 mosm/liter.
:,/\{ii*ai
irr:t,.i:t:il
,i UaauUr
600
,I
600
Menghadapi
defisit air I
900 700 900
Konsentrasi urin
dapat mencapai
1000
I 1200 mosm/liter
sewaktu meninggalkan
'1200 tubulus koligentes
I
Ekskresi urin dalam jilmlah sedikit
dan pekat; H2O yang direabsorpsi
diserap oleh kapiler peritubulus
dan dipertahankan di dalam tubuh
(a)
Korteks
,
Medula,
.-
- 4. = difusi pasif HrO
(b)
Gambar 14-27
Ekskresi urin dengan berbagai konsentrasi bergantung pada kebutuhan tubuh.
590 Bab 14
gradien konsentrasi dan osmotik sewakru mengalir masuk ke terjadi pada diabetes melitus. Glukosa dalam jumlah besar
medula. Darah isotonik yang masuk ke medula, setelah yang terdnggal di cairan tubulus pengidap diabetes seca-ra os-
mengalami penyeimbangan dengan setiap level medula, akan mods menyerer H2O bersamanya ke dalam urin. Sebagian
meninggalkan medula dengan tonisiras tinggi yaitu 1200 obat diuretik bekerja dengan menghambat reabsorpsi zat ter-
mosm/liter. Akan mustahil terbentuk dan memeliharu gra- larut tertenru sehingga terjadi peningkatan pengeluaran HrO
dien hipertonik medula karena NaCl yang dipompa ke ddam bersama dengan zat terlarut yang tidak direabsorpsi tersebut-.
cairan interstisium medula akan secara terus-menerus di- Diuresis air, sebaliknya, adalah peningkatan elalresi
angkut oleh sirkulasi. HrO dengan sedikit atau tanpa elakresi zat terlarut.
Dilema ini dihindari oleh konstruksi vasa rekta yang I Kehikngan atau penambahan HrO murni yang tidah di-
berbentuk tusuk konde yang, dengan memutar balik melalui sertai oleh dtfsir atau belebihan zat terlarut dakm
iumhh se-
gradien konsentrasi dalam arah berlawanan, memungkinkan banding di nbuh (yaitu HrO "bebas") menyebabhan perubahan
darah meninggalkan medula dan masuk ke vena renalis osmohritas CES. Ketidakseimbangan antara H,O dan zat ter-
hampir isotonis seperti darah arteri yang masuk ke ginjal larut ini dikoreksi dengan secara parsial memisahkan reabsorp-
(Gambar l4-28b). Sewaktu darah mengalir menelusuri pars si HrO dari reabsorpsi zat terlarut di bagian distal nefron me-
desendens vasa rekta dan mengalami penyeimbangan dengan lalui efek kombinasi sekresi vasopresin dan gradien osmotik
cairan interstisium sekitar yang konsentrasinya semakin me- medula. Dengan mekanisme ini, HrO bebas dapat direabsorp-
ningkat, darah ini menyerap garam dan kehilangan HrO si tanpa reabsorpsi zat terlarut daiam jumlah setara unruk
sampai menjadi sangar hiperronik di bagian bawah lengkung. mengorelsi hipertonisitas cairan tubuh. Sebaliknya, H,O be-
Kemudian, ketika darah mengalir melalui pars asendens, ga- bas dalam jumlah besar dapat dielakresikan tanpa disertai
ram berdifusi keluar kembali ke interstisium, dan HrO kem- ekskresi zat rerlarut (yaitu, diuresis air) untuk mengeluarkan
bali masuk ke vasa rekta karena cairan interstisium sekitar kelebihan HrO murni dari tubuh sehingga hipotonisitas cairan
menjadi semakin hipotonik. Pertukaran pasif zat terlarut dan tubuh terkorelai. Diuresis air normalnya adalah mekanisme
HrO antara kedua bagian vasa rekra dan cairan interstisium kompensasi jika kita rerlalu banyak minum HrO.
ini dikenal sebagai pertukaran aliran balik. Tidak seperti
Diuresis air yang berlebihan terjadi setelah ingesti alko-
multiplikasi aliran balik, pertukaran ini tidak menciptakan
gradien konsentrasi. Pertukaran llrri mempertahankan (men-
hol. Karena alkohol menghambat sekresi vasopresin maka
cegah disolusi) gradien. Karena darah masuk dan keluar me-
ginjal kehilangan terlalu banyak HrO. Biasanya lebih banyak
cairan yang hilang di urin daripada yang dikonsumsi dalam
dula dengan osmolaritas yang sama akibat pertukaran aliran
balik ini maka jaringan medula mendapat nutrisi dari darah
minuman beralkohol sehingga tubuh mengalami dehidrasi
meskipun terjadi ingesti cairan yang bermakna.
sementara gradien hipertonisitasnya retap dipertahankan.
Tabel 14-4 meringkaskan bagaimana berbagai segmen
tubulus nefron menangani Na. dan HrO serta makna proses-
I Reabsorpsiair hanya berkaitan secara parsial proses ini.
dengan reabsorpsi zat terlarut.
Perlu dibedakan antara reabsorpsi HrO yang merupakan ke- I Gagal ginjal memiliki konsekuensi luas.
harusan mengikuti reabsorpsi zat terlarut dan reabsorpsi HrO
Elskresi urin dan dibersihkannya zar sisa dan kelebihan elek-
"bebas" yang tidak berkaitan dengan reabsorpsi zat terlarur.
trolit dari plasma merupakan hal penting bagi pemeliharaan
a Di segmen-seKmen nbulus yang permeabel terhadap HrO, homeostasis. Ketika fungsi kedua ginjal sedemikian rerganggu
diikuti oleh reabsorpsi setara HrO
reabsorpsi z.at rcrlarut selalu sehingga keduanya tidak dapat melakukan fungsi regulasi
harena fahtor osrnotih. Karena itu, volume total HrO yang dan ekskresinya untuk mempeftahankan homeostasis maka
direabsorsi sebagian besar ditentukan oleh massa total zat dmbullah gagal ginjal. Gagal ginjal memiliki banyak sebab,
terlarut yang direabsorpsi; hal ini terutama berlaku untuk beberapa di antaranya dimulai di bagian tubuh lain dan
NaCl, karena NaCl adalah zar rerlarut paling banyak di CES. mempengaruhi fungsi ginjal secara sekunder. Berikut ini
I sekla disertai oleh ehskresi setara HrO
Ehshresi zrtt terlarut adaiah sebagian penyababnya:
barena fahtor osmonh. Kenyataan ini merupakan penyebab L Organisme penginfehsi, baik melalui darah maupun
elslcesi obligatorik HrO paling tidak dalam jumlah minimal,
masuk ke saluran kemih melalui uretra.
meskipun yang bersangkutan mengalami dehidrasi berat.
2. Bahan tohsih, misalnya timbal, arsen, pestisida, atau
Oleh sebab yang sama, ketika terdapat kelebihan zat bahkan pajanan berkepanjangan aspirin dosis tinggi.
terlarut dalam cairan tubulus, keberadaan zat tersebut me- 3. Resp o ns imun yang tidah sesuai, misalnya glo merulonefritis,
nimbulkan efek osmotik yang menahan HrO (yang juga yang kadang menyertai infelai streptokokus di
menjadi berlebihan) di lumen. Fenomena ini dikenal sebagai tenggorokan karena terbentuknya kompleks antigen-
diuresis osmotik. Diuresis adalah peningkatan ekskresi urin, antibodi yang menyebabkan kerusakan inflamatorik
yang terdiri dari dua jenis: diuresis osmodk dan diuresis air. lokal di glomerulus (lihat h. 461).
CATAIAN KLINIS. Diuresis osmotik adalah pening- 4. Obstruksi aliran urin aL<batbatu ginjal, rumo! arau pem-
katan ekskresi HrO dan zat terlarur akibat berlebihannya zat besaran kelenjar prostar, dengan tekanan balik mengu-
terlarut yang tidak direabsorpsi di cairan tubulus, seperti yang rangi filtrasi glomerulus serta merusak jaringan ginjal.
r.::i9.9*.l;ti
(a) (b)
Semua angka dalam mosm/liter.
Gambar 14-28
Pertukaran aliran balik di medula ginjal. (a) Pola hipotetis aliran darah. Jika aliran darah ke medula ginjal mengikuti garis lurus
dari korteks ke medula bagian dalam maka darah akan isotonik ketika masuktetapi hipertonik ketika keluar; karena menyerap
garam dan kehilangan HrO sewaktu mengalami penyeimbangan dengan cairan interstisium sekitar di setiap level horizontal.
Gradien osmotik vertikal akan sulit dipertahankan karena garam yang dipompa keluar oleh pars asendens ansa Henle akan
secara terus-.menerusterbilas keluar oleh darah yang mengalir melalui medula. (b) Pola sebenarnya aliran darah. Darah
mengalami penyeimbangan dengan cairan interstisium di setiap level horizontal baik di pars desendens maupun pars asendens
vasa rekta sehingga darah isotonik ketika masuk dan keluar medula. Pertukaran aliran balik ini mencegah hilangnya gradien
osmotik medula sementara penyaluran darah ke medula tetap terlaksana.
Tabel 14-4
Penanganan Natrium dan Air oleh Berbagai Segmen Tubulus Nefron
592 Bab 14
5. Insufsiensi aliran darah ginjal yang menyebabkan Karena besarnya cadangan fungsi ginjal, maka hanya 25o/o
kurangnya tekanan filtrasi, akibat sekunder gangguan dari jaringan ginjal yang diperlukan untuk mempertahankan
sirkulasi misalnya gagal jantung, perdarahan, syok, atau semua fungsi ekskresi dan regulasi ginjal yang esensial. Na-
penyempitan dan pengerasan arteri renalis oleh mun, dengan kurang dari 25o/o jaringan ginjal fungsional
arterosklerosis. yang tersisa, insufisiensi ginjal akan tampak. Gagal ginjal sta-
dium akhir terjadi jika 90% fungsi ginjal telah lenyap.
Meskipun keadaan-keadaan ini mungkin memiliki se-
Kita tidak akan menyortir berbagai stadium dan gejala
bab beragam, namun hampir semua sedikit banyaknya dapat
yang berkaitan dengan berbagai gangguan ginjal, tetapiThbel
menyebabkan kerusakan nefron. Glomerulus dan tubulus
mungkin terkena secara independen, atau keduanya mung-
74-5, yang meringkaskan kemungkinan konsekuensi dari
gagal ginjal, memberi anda bayangan renrang luasnya efek
kin disfungsional. Apapun penyebabnya, gagal ginjal dapat
yang ditimbulkan oleh gangguan ginjal. Luas efek ini tentu-
bermanifestasi sebagai gagal ginjal abut, yang ditandai oleh
nya tidak mengejutkan mengingat peran sentral ginjal dalam
kemerosotan produksi urin yang berlangsung cepat dan
mempertahankan homeostasis. Ketika ginjal tidak mampu
muncul mendadak sampai produksi kurang dari 500 ml/hari
mempertahankan lingkungan internal yang normal maka
(produksi minimal yang esensial); atart gagal ginjal kronih,
gangguan luas aktivitas sel juga dapat menimbulkan kelainan
yang ditandai oleh penurunan fungsi ginjal yang berlangsung
fungsi di sistem organ lain. Pada saat gagal ginjal stadium
lambat progresif, Seseorang dapat meninggal akibat gagal
akhir terjadi, pada hakikatnya seriap sistem tubuh sedikit
ginjal akut, atau kondisi ini bersifat reversibel dan meng- banyak telah terganggu. (Satu gejala penyakit ginjal terjadi
hasilkan penyembuhan sempurna. Gagal ginjal kronik, se- sewaktu olahraga berat, tetapi hal ini bersifar sementara dan
baliknya, tidak reversibel. Kerusakan jaringan ginjal yang tidak berbahaya. Lihat fitur dalam boks di h. 594, Lebih
gradual dan permanen akhirnya berakibat fatal. Gagal ginjal Dekat dengan Fisiologi Olahraga).
kronik bersifat samar karena jaringan ginjal dapat rusak Karena gagal ginjal kronik bersifat ireversibel dan akhir-
hinggaT5o/o sebelum penurunan fungsi ginjal menjadi nyata. nya mematikan maka terapi ditujukan untuk mempertahan-
Tabel 14-5
Kemungkinan Efek Gagal Ginjal
kan fungsi ginjal dengan metode-metode alternatifl, misalnya lapisi bagian dalamnya oleh suatu jenis epitel khusus. Dahulu
dialisis dan transplantasi ginjal. (Untuk penjelasan lebih lan- diperkirakan bahwa kandung kemih adalah kantung inert.
jut tentang prosedur-prosedur ini, lihat fitur boks lain di h. Namun, baik epitel maupun otot polos secara aktif ikut serra
595, Konsep, Tantangan, dan Kontroversi). dalam kemampuan kandung kemih mengakomodasi per-
ubahan besar dalam volume urin. Luas permukaan epitel
yang melapisi bagian dalam dapat bertambah dan berkurang
I Urin disimpan sementara di kandung kemih oleh proses teratur daur ulang membran sewakru kandung
untuk kemudian dikeluarkan melalui miksi. kemih terisi dan mengosongkan dirinya. Sewaktu kandung
kemih terisi, vesikel-vesikel sitoplasma terbungkus membran
Setelah terbentuk di ginjal, urin disalurkan melalui ureter ke disisipkan melalui proses eksositosis ke permukaan sel; ke-
kandung kemih (vesika urinaria). Urin tidak mengalir melalui mudian vesikel-vesikel ini ditarik ke dalam oleh endositosis
ureter hanya karena tarikan gravitasi. Kontraksi peristaltik untuk memperkecil luas permukaan ketika terjadi pengo-
(mendorong maju) otot polos di dinding ureter mendorong songan kandung kemih (lihat h. 79). Seperti karakteristik
urin maju dari ginjal ke kandung kemih. Ureter menembus otot polos pada umumnya, oror kandung kemih dapat te-
dinding kandung kemih secara oblik, melewati dinding regang sedemikian besar tanpa menyebabkan peningkatan
kandung kemih beberapa sentimeter sebelum membuka ke tegangan dinding kandung kemih (lihat h. 317). Selain itu,
dalam rongga kandung kemih. Susunan anatomik ini men- dinding kandung kemih yang sangar berlipat-lipat menjadi
cegah aliran balik urin dari kandung kemih ke ginjal ketika rata sewaktu pengisian kandung kemih untuk meningkatkan
tekanan di kandung kemih meningkat. Sewaktu kandung kapasitas penyimpanan. Karena ginjal terus-menerus meng-
kemih terisi, ujung ureter di dalam dinding kandung kemih hasilkan urin maka kandung kemih harus memiliki kapasitas
tertekan hingga menutup. Namun, urin masih tetap dapat penyimpanan yang cukup untuk meniadakan keharusan
masuk karena kontraksi ureter menghasilkan cukup tekanan terus-menerus membuang urin.
untuk mengatasi resistensi dan mendorong urin melewati Otot polos kandung kemih banyak mengandung serat
uiung yang tertutup. parasimpatis, yang stimulasinya menyebabkan kontraksi kan-
dung kemih. Jika saluran melalui uretra ke luar terbuka maka
kontraksi kandung kemih akan mengosongkan urin dari
PERAN KANDUNG KEMIH kandung kemih. Namun, pintu keluar dari kandung kemih
Kandung kemih dapal menampung fluktuasi volume urin dijaga oleh dua sfingter, sfngter uretra internus dan sfingter
yang besar. Kanding kemih terdiri dari otot polos yang di- uretra eksternus.
594 Bab 14
PERAN SFINGTER URETRA Di bagian lebih bawah saluran keluar, uretra dilingkari
oleh satu lapisan otot rangka, sffngter uretra elsternus.
Sffngter adalah cincin otot yang, ketika berkontraksi, me-
Sfingter ini diperkuat oleh diafragma pelvis, suatu lembaran
nutup saluran melalui suatu lubang. Sfingter uretra inter-
otot rangka yang membentuk dasar panggul dan membantu
nus-yang terdiri dari otot polos dan, karenanya, tidak berada
menunjang organ-organ panggul (lihat Gambar l4-2, h. 556).
di bawah kontrol volunter-sebenarnya bukan suatu otot Neuron-neuron motorik yang menyarafi sfingter eksternus
tersendiri tetapi merupakan bagian terakhir dari kandung dan diafragma pelvis terus-menerus mengeluarkan sinyal
kemih. Meskipun bukan sfingter sejati namun otot ini me- dengan tingkat sedang kecuali jika mereka dihambat sehing-
lakukan fungsi yang sama seperti sfingter. Ketika kandung ga otot-otot ini terus berkontraksi secara tonik untuk men-
kemih melemas, susunan anatomik regio sfingter uretra inter- cegah keluarnya urin dari uretra. Dalam keadaan normal,
nus menutup pintu keluar kandung kemih. ketika kandung kemih melemas dan terisi, baik sfingter inter-
REFLEKS BERKEMIH
Miksi, atau berkemih, proses pengosongan kandung kemih,
Saraf parasimpatis Neuron motorik ke
diatur oleh dua mekanisme: refleks berkemih dan kontrol sfingter eksternus
volunter. Reflels berkemih terpicu ketika reseptor regang di
daiam dinding kandung kemih terangsang (Gambar 14-29).
l* +
Kandung kemih pada orang dewasa dapat menampung hing- Kandung kemih
ga 250 sampai 400 ml urin sebelum tegangan di dindingnya
mulai cukup meningkat untuk mengaktifkan reseptor regang
(Gambar 14-30). Semakin besar tegangan melebihi ukuran
ini, semakin besar tingkat pengaktifan reseptor. Serat-serat
aferen dari reseptor regang membawa impuis ke medula spi-
nalis dan akhirnya, melalui antarneuron) merangsang saraf
parasimpatis untuk kandung kemih dan menghambat neu-
ron motorik ke sfingter eksternus. Stimulasi saraf parasim-
patis kandung kemih menyebabkan organ ini berkontraksi.
Tidak ada mekanisme khusus yang dibutuhkan untuk mem-
buka sfingter internus; perubahan bentuk kandung kemih
selama kontraksi akan secara mekanis menarik terbuka
sfingter internus. Secara bersamaan, sfingter eksternus me-
lemas karena neuron-neuron motoriknya dihambat. Kini ke-
Berkemih Tidak berkemih
dua sfingter terbuka dan urin terdorong melalui uretra oleh
gay^ yang ditimbulkan oleh kontraksi kandung kemih. Gambar 14-29
Refleks berkemih ini, yang seluruhnya adalah refleks spinal,
Refleks dan kontrol volunter berkemih
mengatur pengosongan kandung kemih pada bayi. Segera
setelah kandung kemih terisi cukup untuk memicu refleks,
bayi secara otomatis berkemih.
40
KONTROL VOLUNTER BERKEMIH
Selain memicu refleks berkemih, pengisian kandung kemih
o30
juga menyadarkan yang bersangkutan akan keinginan untuk E
berkemih. Persepsi penuhnya kandung kemih muncui sebe- I
c
lum sfingter eksternus secara refleks melemas, memberi pe- Ezo
ringatan bahwa miksi akan segera terjadi. Akibatnya, kontrol YG
Fc)
volunter berkemih, yang dipelajari selama toilet training pada
'10
masa anak-anak dini, dapat mengalahkan refleks berkemih
sehingga pengosongan kandung kemih dapat berlangsung
sesuai keinginan yang bersangkutan dan bukan ketika peng-
isian kandung kemih pertama kali mengaktifkan reseptor 0 100 200 300 400 500
regang. Jika waktu refleks miksi tersebut dimulai kurang Volume (ml)
596 Bab 14
.Berkemih juga dapat secara sengaja dimulai, meskipun dan dibersihkan, dengan hanya tiga perempat darah diguna-
kandung kemih tidak teregang, dengan secara sengaja me- kan untuk memasok semua jaringan lain.
lemaskan sffngter eksternus dan diafragma pelvis. Tirrunnya Ginjal berperan dalam homeostasis melalui car^-cara
dasar panggul memungkinkan kandung kemih turun, yang spesifik berikut:
secara simultan menarik terbuka sfingter uretra internus dan
Fungsi Regulasi
meregangkan dinding kandung kemih. Pengaktifan reseptor
regangyang kemudian terjadi akan menyebabkan kontraksi
I Ginjal mengatur iumtah dan konsenrrasi sebagian besar
elektrolit CES, termasuk yang penting dalam mempertahan-
kandung kemih melalui refleks berkemih. Pengosongan kan-
kan eksitabilitas sarafdan otot.
dung kemih secara senga.ja dapat dibantu oleh kontraksi
I Ginjal membantu mempertahankan pH yang sesuai
dinding abdomen dan diafragma pernapasan. Peningkatan
tekanan intraabdomen yang ditimbulkannya menekan kan-
dengan membuang kelebihan H- (asam) atau HCO,' (basa)
di urin.
dung kemih ke bawah untuk mempermudah pengosongan.
I Organ ini membantu mempertahankan volume plasma
yang sesuai, yang penting dalam regulasi jangka panjang
INKONTINENSIA URIN tekanan darah arteri, dengan mengontrol keseimbangan
CATAIAN KLINIS. Inkontinensia urin, atau ketidakmam- garam di tubuh. Volume CES, rermasuk volume plasma,
puan mencegah keluarnya urin, terjadi ketika jdur-jalur desen- mencerminkan jumlah garam total di CES, karena Na- dan
dens di medula spinalis yang memerantarai kontrol volunter anion penyertanya, Cl', berperan dalam lebih darig0o/o akti-
sfingter eksternus dan diafragma pelvis terganggu, misalnya pada vitas osmotik (menahan air) CES.
cedera medula spinalis. Karena komponen-komponen lengkung I Ginjal mempertahankan keseimbangan air dalam tu-
refleks berkemih masih utuh di medula spinalis bawah maka buh, yang penting dalam memelihara osmolaritas (konsen-
pengosongan kandung kemih diatur oleh refleks spinal yang trasi zat terlarut) CES. Peran ini penting dalam memper-
tidak dapat dikendalikan, seperti pada bayi. Derajat inkonti- tahankan stabilitas volume sei dengan menjaga air agar tidak
nensia yang lebih ringan yang ditandai oleh keluarnya urin ke- berpindah secara osmoris masuk atau keluar sel sehingga sel
tika tekanan kandung kemih mendadak meningkat secara tran- tidak membengkak atau menciut.
sien, seperti ketika batuk atau bersin, dapat terjadi akibat
Fungsi Ekskresi
gangguan fungsi sfingter. HaI ini sering terjadi pada wanita yang
I Ginjal mengekskresikan produk-produk sisa metabolis-
pernah melahirkan atau pada pria yang sfingternya mengalami
me di urin. Jika dibiarkan menumpuk maka produk-produk
cedera sewaktu pembedahan prostat.
sisa ini bersifat toksik bagi sel.
I Ginjal juga mengeluarkan banyak senyawa asing yang
masuk ke tubuh.
PERSPEKTIF BAB lNl: FOKUS PADA Fungsi Hormon
HOMEOSTASIS I Ginjal menghasilkan eritropoietin, hormon yang me-
rangsang sumsum tulang untuk menghasilkan sel darah me-
Ginjal berperan lebih besar dalam homeostasis dibandingkan
rah. Efek ini berperan dalam homeostasis dengan membantu
dengan organ lain. Organ ini mengatur komposisi elektrolit,
mempertahankan kandungan optimal O, darah. Lebih dari
volume, osmolaritas, dan pH lingkungan internal serta
98o/o O, di darah terikat ke hemoglobin di dalam sel darah
mengeluarkan semua produk sisa metabolisme tubuh kecuali
merah.
CO, yang dikeluarkan oleh sistem pernapasan. Ginjal
melaksanakan fungsi regulatorik ini dengan mengeluarkan
I Ginjal juga menghasilkan renin, hormon yang memicu
jalur renin-angiotensin-aldosreron untuk mengontrol re-
bahan-bahan yang tidak diperlukan tubuh, misalnya zat sisa
absorpsi Na. di tubulus ginjal, yang penting dalam peme-
metabolik dan kelebihan garam arau air yang masuk, sembari
liharaan jangka panjang volume plasma dan tekanan darah
menahan bahan-bahan yang bermanfaat. Ginjal dapat mem-
arteri.
pertahankan konstituen-konstituen plasma yang mereka atur
dalam kisaran sempit yang memungkinkan untuk hidup Fungsi Metabolik
meskipun pemasukan sangat beragam dan kehilangan sub- I Ginj al membantu mengubah vitamin D menjadi bentuk
stansi tersebut melalui jalur lain. Sebagai gambaran besarnya aktifnya. Vitamin D esensial untuk menyerap Ca2. dari
tugas ginjal, sekitar seperempar dari darah yang dipompa ke saluran cerna. Kalsium, sebaliknya, memiliki beragam fungsi
dalam sirkulasi sistemik mengalir ke ginjal untuk disesuaikan homeostatik.
RINGKASAN BAB
Pendahuluan (h. 553-560) I Ginjal membentuk urin. Organ ini mengeluarkan kon-
I Masing-masing dari sepasang ginjal terdiri dari korteks di stituen plasma yang tidak, dibutuhkan di urin semb"ri
bagian luar dan medula di bagian ,1alarn. (Lihatlah Gam- menahan bahan-bahan yang bermanfaat bagi tubuh. Urin
' bar 14-l). dari masing-masing ginjal dikumpulkan di pelvis ginjal,
598 Bab 14
I . Sebaliknya, reabsorpsi natrium dihambat oleh peptida I H- disekresikan di tubulus proksimal, distal, dan koli-
natriuretik atrium, suatu hormon yang dikeluarkan oleh gentes.Kt disekresikan hanya di tubulus distal dan koligentes
atrium jantung sebagai respons terhadap ekspansi volume di bawah kendali aldosteron. Ion organik hanya disekresikan
CES dan peningkatan tekanan darah yang ditimbulkannya. di tubulus proksimal. (Liharlah Tabel 14-3).
(Lihatlah Gambar 14- I 7).
Eliskresi Urin dan Bersihan Plasma (h. 580-597)
I Selain menyebabkan reabsorpsi Na., energi yang di-
gunakan untuk memasok pembawa Na.-K- AIPase akhirnya
I Dari 125 ml/mnt filtrat yang terbentuk di glomerulus,
normalnya hanya 1 ml/mnt yang tersisa di tubulus untuk
berperan menyebabkan reabsorpsi molekul nutrien organik
diekskresikan di urin.
dari tubulus proksimal melalui mekanisme transpor aktif se-
kunder. Pembawa kotranspor spesifik yang terletak di mem-
I Hanya zat sisa dan kelebihan elektrolit yang tidak
dibutuhkan oleh tubuh yang terringgal, larut dalam HrO
bran luminal sel tubulus proksimal dijalankan oieh gradien
dalam volume rertentu untuk dieliminasi melalui urin.
konsentrasi Na. untuk secara selektif memindahkan glukosa
atau asam amino dari cairan lumen ke dalam sel tubulus lalu
I Karena bahan yang diekskresikan dikeluarkan atau "di-
bersihkan' dari plasma maka istilah bersihan plasma merujuk
akhirnya ke plasma. (Lihatlah Gambar j-18, h. 80).
kepada volume plasma yang dibersihkan dari suatu bahan
I Elektrolit lain selain Na- yang secara aktif direabsorpsi
setiap menit oleh aktivitas giryal. (Lihatlah Gambar 14-23).
oleh tubulus, misalnya PO.,3-dan Ca2., memiliki sistem pem-
I Ginjal dapat mengekskresiken urin dengan volume dan
bawa independen masing-masing di tubulus proksimal.
konsentrasi bervariasi untuk menahan atau mengeluarkan
I Karena pembawa-pembawa ini, seperti pembawa HrO, masing-masing bergantung pada apakah tubuh meng-
kotranspor nutrien organik, dapat mengalami penjenuhan
alami kekurangan atau kelebihan HrO. Ginjal dapat meng-
maka masing-masing memperlihatkan kapasitas transpor hasilkan urin yang berkisar dari 0,3 ml/mnt pada 1200
maksimal, atau T . Jika filtrasi suatu bahan yang direabsorpsi
mosm/liter hingga 25 mllrr'nt pada 100 mosm/liter dengan
aktif melebihi T , maka reabsorpsi berlangsung dengan laju mereabsorpsi HrO dalam jumlah bervariasi dari bagian distal
maksimal yang konstan sementara kelebihan jumlah yang nefron.
difiltrasi akan diekskresikan di urin. (Lihatlah Gambar 14- I Reabsorpsi bervariasi ini dimungkinkan oleh gradien os-
1 8).
motik vertikal di cairan interstisium medula, yang terbentuk
I Reabsorpsi akdf Na- juga mendorong reabsorpsi pasif oleh ansa Henle panjang nefron jukstamedula melalui multi-
Cl- (melalui gradien listrik), HrO (melalui osmosis), dan urea plikasi aliran balik dan dipertahankan oleh vasa rekta nefron-
(menuruni gradien konsentrasi urea yang tercipta akibat nefron ini oleh pertukaran aliran balik. (Lihatlah Gambar 14-5,
reabsorpsi osmotis ekstensif HrO). Enam puluh lima persen h. 558, 14-24, 14-25, dan 14-28). Cairan tubulus hipotonik
HrO yang difiltrasi direabsorpsi dari tubulus proksimal tanpa (100 mosm/liter) terpajan ke gradien osmodk vertikal ini
diatur, didorong oleh reabsorpsi aktif Na.. Reabsorpsi HrO sewaktu mengalir melewati bagian distal nefron, menciptakan
meningkatkan konsentrasi bahan-bahan lain yang tertinggal gaya dorong pasifuntuk reabsorpsi progresifHrO dari cairan
di cairan tubulus, yang sebagian besar adalah produk sisa tubulus, tetapi jumlah sebenarnya dari reabsropsi HrO ber-
yang terfiltrasi. Moiekul-molekul urea yang kecil adalah satu- ganung pada jumlah vasopresin (hormon antidiuretik) yang
satunya produk sisa yang dapat secara pasif menembus mem- disekresikan. (Lihatkh Gambar 14-2n.
bran tubulus. Karena itu, urea adalah satu-satunya bahan sisa I Vasopresin meningkatkan permeabilitas tubulus distal
yang secara parsial direabsorpsi karena mengalami peme- dan koligentes terhadap HrO; tubulus-tubulus ini imper-
katan. Sekitar 50o/o dari urea yang difiltrasi direabsorpsi. meabei terhadap HrO jika tidak terdapat vasopresin. (Lihatlah
(Lihatlah Gambar I4-19 dan 14-20 sertaThbel 14-4, h. 592). Gambar 14-26). Sekresi vasopresin meningkat sebagai res-
I Produk-produk sisa lainnya, yang ddak direabsorpsi, pons terhadap defisit HrO, dan karenanya reabsorpsi HrO
tetap berada di urin dengan konsentrasi tinggi. meningkat. Sekresi vasopresin dihambat sebagai respons ter-
hadap keiebihan HrO sehingga reabsorpsi HrO berkurang.
Sektesi Tubulus (h. 578-580)
Dengan cara ini, penyesuaian reabsorpsi HrO yang di-
I Sekresi tubulus juga melibatkan transpor transepitel, da- kendalikan oleh vasopresin membantu tubuh mengoreksi
lam hal ini dari plasma kapiler peritubulus ke dalam lumen seriap ketidakseimbangan cairan.
tubulus. I Setelah terbentuk, urin terdorong oleh kontraksi peris-
I Dengan sekresi tubulus, tubulus ginjal dapat secara taltik melalui ureter dari ginjal ke kandung kemih untuk
selektif menambahkan bahan-bahan tertentu ke dalam cairan disimpan sementara.
tubulus. Sekresi suatu bahan mempercepat ekskresinya di I Kandung kemih dapat menampung hingga 250 sampai
urin. 400 ml urin sebelum reseptor regang di dindingnya memicu
I Sistem sekresi terpenting adalah untuk (1) H., yang refleks berkemih. (Lihatlah Gambar 14-30). Refleks ini menye-
penting dalam regulasi keseimbangan asam-basa; (2) K- , yang babkan pengosongan involunter kandung kemih dengan me,
menjaga konsentrasi K- plasma pada kadar yang sesuai untuk nyebabkan kontraksi kandung kemih dan pembukaan sfingter
mempertahankan eksitabilitas membran sel otot dan saraf; uretra internus dan eksternus secara bersamaan. Berkemih da-
dan (3) ion organik, yang melaksanakan eliminasi lebih pat sementara dicegah sampai wakru yang lebih tepat, dengan
efisien senyawa organik asing dari tubuh (Lihatlah Gambar mengencangkan sfingter eksrernus dan diafragma pelvis di
14-21 dan 14-22). sekitarnya secara sengaja. (Lihatlah Gambar 14-29).
I::i
d. H.
8
ginjal yang normalnya difiltrasi?
Sebutkan langkahJangkah dalam transpor transepitell
9. Bedakan antara reabsorpsi aktif dan pasifl
e. glukosa 10. Jelaskan semua proses rranspor tubulus yang berkaitan
Pada pertanyaan 12-14 tunjukkan, dengan menulis huruf- dengan pembawa Na--K. ATPase basolaterall
huruf sesuai urutan yang benar, rangkaian struktur yang 11. Jelaskan sistem renin,angiotensin-aldosteronl Bahaslah
dilalui oleh cairan yang bersangkutan! sumber dan fungsi peptida natriuretik atrium!
600 Bab 14
12.. Apa yang dimaksud dengan istllah maksimum tubulus Pasien [I],
(T-) d"" ambang ginjah Bandingkan dua bahan yang
[]n [PAH]. IPAH]' \
memperlihatkan T , satu bahan yang diatur dan satu
1252t863t0
bahan lain yarg tidak diatur oleh giryalt
2 31 1,5 300 4,5 6
13. Apa pentingnya sekresi tubulus? Apa proses sekresi a. Hitunglah LFG dan aliran plasma ginjal masing-
terpenting? masing pasien!
14. Berapa laju rerata pembentukan urin? b. Hitunglah aliran darah ginjal masing-masing pasien,
15. Definisikan bersihan plasmat dengan menganggap keduanya memiliki hematokrit
16. Apa yang menciptakan gradien osmotik vertikal di 0,45!
cairan interstisium medula? Apa pentingnya gradien c. Hitunglah fraksi filtrasi masing-masing pasienl
ini? d. Mana dari nilai-nilai yang dihitung untuk masing-
17. Bahaslah fungsi dan mekanisme kerja vasopressinl masing pasien berada dalam kisaran normal? Mana
18. Jelaskan pemindahan urin ke, penyimpanan urin di, dan nilai yang abnormal? Apayang dapat menyebabkan
pengosongan urin dari kandung kemih! penyimpangan dari normal ini?
2. Berapa jumlah natrium yang difiltrasi jika bersihan inu-
Soal Kuantitatif (Jawaban di h. A-55)
lin adalah 125 ml/mnt dan konsentrasi natrium dalam
1. Dua pasien mengeluarkan protein di dalam urin me- plasma adalah 145 mM?
reka. Untuk menentukan apakah proteinuria ini me-
3. Hitunglah kecepatan produksi urin pasien dengan
nunjukkan masalah serius, seotang dokter menyuntik-
bersihan inulin 125 ml/mnt dan konsentrasi inulin di
kan sejumlah kecil inulin dan PAH ke masing-masing
urin dan plasmanya masing-masing adalah 300 mg/liter
pasien. Ingatlah bahwa inulin difiltrasi secara bebas dan
dan 3 mg/liter!
tidak disekresi atau direabsorpsi di nefron dan bahwa 4. Jika konsentrasi suatu bahan di urin adalah 7,5 mglml
PAH pada konsentrasi ini dikeluarkan seluruhnya dari urin, konsentrasinya di plasma 0,2 mglml plasma, dan
darah melalui sekresi tubulus.
kecepatan aliran urin 2 mllmnq berapa kecepatan
Data yang diperoleh disajikan di tabel berikut, di mana
bersihan bahan ini? Apakah bahan ini direabsorpsi atau
[x], adalah konsentrasi substansi X (inulin atau PAH) di disekresi oleh ginjal?
urin (dalam mM); [x]o adalah konsentrasi X di plasma,
dan vu adalah kecepatan aliran urin (dalam ml/mnt).
UNTUK DIRENUNGKAN
(Penjelasan di h. A-56) anda tentang fungsi aldoseron, jelaskan apa gambaran
1. Nefron jukstamedula hewan yang beradaptasi untuk paling menonjol sindrom ini!
bertahan hidup dengan konsumsi air minimal, misalnya 4. Akibat suatu mutasi, seorang anak lahir dengan pars
tikus gurun, memiliki ansa Henle yang relatif jauh lebih asendens ansa Henle yang permeabel terhadap air.
panjang daripada yang dimiliki oleh manusia. Apa Berapa osmolaritas urin minimal/maksimal (dalam
manfaat lebih panjangnya lengkung ini? mosm/liter) yang dapat dihasilkan oleh anak ini?
2. Jika konsentrasi plasma suatu bahan X adalah 200 mg/ 1 00 a. 100/300
ml dan LFG adalah 125 mglmnt, jumlah bahan yang b. 30011200
difiltrasi adalah ... c. 100/100
\ untuk bahan X adalah 200 mg/mnt, berapa
Jika d. 12001t200
banyak dari bahan ini yang direabsorpsi pada konsen- e. 300/300
trasi plasma 200 mg/100 ml dan LFG 125 ml/mnt? ... 5. Seorang korban kecelakaan menderita kerusakan perma-
Berapa banyak dari bahan X yang diekskresi? ... nen medula spinalis bawah dan lumpuh dari pinggang
3. Sindrom Conn adalah penyakit endokrin akibat tumor ke bawah. Jelaskan apa yangmengendalikan pengosong-
korteks adrenal yang mengeluarkan aldosteron secara an kandung kemih pada pasien inil
berlebihan dan tak terkendali. Berdasarkan pengetahuan
KASUS KLINIS
(Penjelasan di h. A-56) merasa tidak lampias). Analisis terhadap urin Marcus tidak
Marcus T merasakan adanya penurunan laju aliran urinnya memperlihatkan adanya kelainan. Apakah gejala kemihnya
dan sekarang mengalami kesulitan dalam memulai berkemih. kemungkinan besar disebabkan oleh penyakit ginjal, infeksi
Ia perlu sering berkemih, dan ia sering merasa kandung kandung kemih, atau pembesaran prosrat?
kemihnya tidak kosong meskipun ia baru saja berkemih (ia
602 Bab 14
Sistem-sistem yang Berperan Penting dalam
Mempertahankan Keseimbangan Gairan dan Asam-Basa
Sisterffi tul&*qjg"r
cxe*rve;:*l*m{:an$ci:en $n*n!{**gtasis
*""$tlrnq:l*stnsxi* es*{'t$:ig I
fv?*|$bs*r{{.ik
siist*rgl tubut*
Homeostasis bergantung pada pemeliharaan keseimbangan sesuai kebutuhan untuk mengompensasi pemasukan yang
antara pemasukan dan pengeluaran semua konstituen di bervariasi dan pengeluaran abnormal bahan-bahan tersebut.
lingkungan cairan internal. Reguiasi keseimbangan cairan Demikian juga, ginjal membantu tubuh mempertahankan
melibatkan dua komponen terpisah: kontrol volume CES, keseimbangan asam-basa dengan menyesuaikan pengeluaran
dengan volume plasma sebagai bagiannya, dan kontrol ion hidrogen (asam) dan ion bikarbonat (basa) di urin sesuai
osmolaritas CES (konsentrasi zat terlarut). Ginjal mengontrol kebutuhan. Yang juga berperan dalam keseimbangan
volume CES dengan mempertahankan keseimbangan garam asam-basa adalah paru, yang dapat menyesuaikan kecepatan
dan mengontrol osmolaritas CES dengan mempertahankan ekskresi CO, penghasil ion hidrogen, dan sistem dapar kimiawi
keseimbangan air. Ginjal mempertahankan keseimbangan ini di cairan tubuh.
dengan menyesuaikan pengeluaran garam dan air di urin
604
Keseimbangan
Cairan dan
Asaln-Basa
SEKILAS ISI
KONSEP KESEIMBANGAN KONSEP KESEIMBANGAN
I Cadangan internal suatu bahan
Sel-sel pada organisme multisel kompleks mampu
I Keseimbangan pemasukan dan pengeluaran
bertahan hidup dan berfungsi hanya dalam kisaran
KESEIMBANGAN CAIRAN
komposisi cairan ekstrasel (CES), yaitu lingkungan
I Kompartemen cairan tubuh
cairan internal yang membasahinya, yang sangat
I Pentingnya mengatur volume CES
sempit.
I Kontrol volume CES dengan mengatur keseimbangan garam
I Pentingnya mengatur osmolaritas CES
I Kontrol osmolaritas CES dengan mengatur keseimbangan cairan I Cadangan internal suatu bahan adalah
KESEIM BANGAN ASAM-BASA jumlah bahan tersebut dalam CES.
I Kimia asam-basa: pH
I Konsekuensi perubahan IH.] Jumlah setiap bahan di CES dianggap sebagai
I Sumber H* cadangan internal yang selalu siap digunakan.
I Lini pertahanan terhadap perubahan IH*] Jumlah bahan dalam cadangan tersebut dapat me-
I Sistem dapar kimiawi
ningkat oleh pemindahan dari lingkungan ekster-
I Kontrol pernapasan pH nal (terutama dari ingesti) atau dari produksi secara
metabolis di dalam tubuh (Gambar 15-l). Bahan-
I Kontrol ginjal pH
bahan dapat dikeluarkan dari tubuh melalui eks-
I Ketidakseimbangan asam-basa
kresi atau digunakan dalam suatu reaksi metabolik.
Jika jumlah suatu bahan di dalam tubuh harus tetap
maka pemasukannya melalui ingesti atau produksi
metabolik harus seimbang dengan pengeluarannya
melalui ekskresi atau konsumsi metabolik. Hu-
bungan ini, yang dikenal sebagai konsep keseim-
bangan, sangar penting dalam mempertahankan
homeostasis. Tidak semua jalur pemasukan dan
pengeluaran dapat diterapkan untuk seriap kons-
tituen cairan tubuh. Sebagai contoh, garam tidak
disintesis atau dikonsumsi oleh tubuh, sehingga
stabilitas konsentrasi garam dalam cairan tubuh
seluruhnya bergantung pada keseimbangan antara
ingesti garam dan ekskresi garam.
605
tertentu, tempat penyimpanan dapat diperbesar arau di-
kurangi secara parsial untuk mempertahankan konsentrasi I Untuk mempertahankan keseimbangan stabil
CES substansi tersebut dalam batas-batas yang secara home- suatu konstituen CES, pemasukannya harus sama
ostasis memungkinkan. Sebagai contoh, setelah absorpsi dengan pengeluarannya.
makanan, saat lebih banyak glukosa yang masuk ke dalam
Jika pemasukan total suatu bahan ke dalam tubuh sama
piasma daripada yang digunakan oleh sel, glukosa tambahan
dengan pengeluaran totalnya maka tercipta keseimbangan
tersebut dapat disimpan secara temporer, dalam bentuk gli- stabil. Ketika penambahan suatu bahan meialui pemasukan
kogen, di sel otot dan hati. Depo penyimpanan ini kemudian melebihi pengurangannya melalui pengeluaran maka tercipta
dapat digunakan di antara waktu makan untuk memperta- keseimbangan positif. Hasilnya adalah peningkatan jumlah
hankan kadar glukosa plasma saat ddak ada nutrien baru total bahan tersebut di dalam tubuh. Sebaliknya, ketika
yang ditambahkan ke dalam darah oleh proses makan. Na- pengurangan suatu bahan melebihi penambahannya maka
mun, kapasitas penyimpanan internal ini terbatas. Meskipun terbentuk keseimbangan negatif dan jumlah total bahan
pertukaran internal antara CES dan depo penyimpanan da- tersebut di tubuh berkurang.
pat secara temporer memulihkan konsentrasi plasma suatu Perubahan besar jalur pemasukan atau pengeluaran
bahan ke normal namun dalam jangka panjang setiap ke- untuk suatu bahan dapat mengubah konsentrasinya dalam
lebihan atau kekurangan konstituen itu harus dikompensasi piasma. Untuk mempertahankan homeostasis, setiap per-
oleh penyesuaian dalam pemasukan atau pengeluaran tubuh ubahan pemasukan harus diimbangi oleh perubahan pada
secara keseluruhan. pengeluarannya (sebagai contoh, peningkatan asupan garam
harus diiringi oleh peningkatan pengeluaran garam di urin),
Pertukaran internal lain yang dapat terjadi antara
dan, sebaliknya, peningkatan pengeluaran harus diimbangi
cadangan dan bagian tubuh lain adalah penggabungan re-
oleh peningkatan pemasukan. Karena itu, untuk memper-
versibel konstituen plasma tertentu ke dalam struktur mo-
tahankan keseimbangan yang stabil rersebut diperlukan kon-
lekul yang lebih kompleks. Sebagai contoh, besi digabungkan
trol. Namun, tidak semua jalur pemasukan atau pengeluaran
ke dalam hemoglobin di dalam sel darah merah sewaktu
diatur untuk mempertahankan keseimbangan. Secara umum,
sintesis hemoglobin tetapi dibebaskan secara utuh kembali ke
pemasukan berbagai konstituen plasma kurang atau tidak
cairan tubuh ketika sel darah merah mengalami degenerasi.
terkontrol sama sekali. Kita sering menelan garam dan HrO,
Proses ini berbeda dari konsumsi metabolik suatu bahan, di
sebagai contoh, bukan karena kita membutuhkannya tetapi
mana bahan diubah secara ireversibel menjadi bentuk lain- karena kita menginginkannya sehingga asupan garam dan
misalnya, glukosa diubah menjadi CO, plus HrO plus HrO sangat bervariasi. Demikian juga, ion hidrogen (H-)
energi. Proses ini juga berbeda dari penyimpanan yaitu bah- diproduksi secara tak terkontrol di dalam tubuh dan di-
wa penyimpanan hanya berfungsi untuk menyimpan, se- tambahkan ke dalam cairan tubuh. Garam, HrO, dan H-
mentara penggabungan reversibel menjadi struktur yang juga dapat keluar ke lingkungan eksternal dengan derajat
lebih kompleks dan memiliki fungsi tertentu. bervariasi melalui saluran cerna (muntah), kulit (keringat),
Gambar 15-1
Pemasukan dan pengeluaran suatu konstituen tubuh dari cadangan internal.
506 Bab 15
dan tempat lain tanpa bergantung pada keseimbangan ga- PROPORS| H2O DALAM BERBAGAT KOMPARTEMEN
ram, HrO, atau H* di tubuh. Penyesuaian-penyesuaian CAIRAN UTAMA
kompensatorik dalam elakresi urin bahan-bahan ini mem-
Kompartemen CIS membentuk sekitar dua pertiga dari HrO
pertahankan colume cairan tubuh serta komposisi garam dan
tubuh total. Meskipun setiap sel mengandung campuran
asam dalam kisaran homeostatik yang sangar sempir yang
konstituen masing-masing yang bersifat unik namun tril-
memungkinkan kehidupan meskipun pemasukan sangat ber-
yunan komparremen cairan kecil ini cukup serupa sehingga
variasi dan pengeluaran konstituen-konsrituen plasma ini
secara kolektif dapat dianggap sebagai saru kompartemen
ridak diatur.
cairan besar.
Bagian selanjutnya dari bab ini akan membahas regulasi
HrO total tubuh yang terdapat di
Sepertiga sisanya dari
keseimbangan cairan (mempertahankan keseimbangan ga-
kompartemen CES dapat dibagi lagi menjadi plasma dan
ram dan HrO) dan keseimbangan asam-basa (mempertahan,
cairan interstisium. Plasma,, yang membentuk sekitar se-
kan keseimbangan H.).
perlima dari volume CES, adalah bagian cair dari darah.
Cairan interstisium, yang mewakili empat perlima dari
kompartemen CES, adalah cairan di ruang antarsel. Cairan
KHsFfi M/N fiSANGANI CAI RAhI ini merendam dan melakukan pertukaran dengan sel.
Air adalah komponen tubuh manusiayang paling banyak, KOMPARTEMEN CES MINOR
rata-rata membentuk 600/o berat tubuh, tetapi berkisar dari Dua kategori minor lain masuk dalam kompartemen CES:
40o/o sampai 800/o. Kandungan HrO seseorang relatif tidak cairan limfe dan cairan trans-sel. Limfe adalah cairan yang
berubah, terutama karena ginjal secara efisien mengatur ke- dikembalikan dari cairan interstisium ke plasma melalui sis-
seimbangan HrO, tetapi persentase HrO tubuh bervariasi tem pembuluh limfe, tempat cairan ini difiltrasi melalui
dari orang ke orang. Penyebab sangat berbeda-bedanya HrO kelenjar limfe untuk kepentingan pertahanan imun (lihat h.
tubuh di antara individu adalah variabilitas dalam jumlah 396 dan 448). Catran trans-sel terdiri dari sejumlah volume
jaringan lemak mereka. Jaringan lemak memiliki persentase
cairan khusus kecil, yang semuanya disekresikan oleh sel
HrO yang rendah dibandingkan dengan jaringan lain. Plas- spesifik ke dalam rongga tubuh tertentu untuk melakukan
ma, seperti dapat anda perkirakan, mengandung HrO lebih fungsi khusus. Cairan trans-sel mencakup cairan serebrospinal
dari 9\o/o-nya. Bahkan jaringan lunak seperti kulit, otot, dan (mengelilingi, membentuk bantalan, dan memberi makan
organ internal memiliki kandungan HrO 70o/o sampai 800/0. otak dan medula spinalis); cairan intraohulus (mempertahan-
Tirlang yang relatif kering mengandung HrO hanya 22o/o. kan bentuk dan memberi makan mata); cairan sinouium (me-
Namun, lemak adalah jaringan yang paling kering, memiliki lumasi dan berfungsi sebagai peredam kejut untuk sendi);
kandungan HrO hanya 10ol0. Karena iru, persentase H2O cairan perikardium, intrapleura, dan peritoneum (masing-
tubuh yang tinggi berkaitan dengan tubuh langsing dan per- masing melumasi gerakan jantung, paru, dan usus); dan getah
sentase HrO yang rendah berkaitan dengan obesitas, karena
pencernaan (mencerna makanan).
komposisi sebagian besar dari tubuh yang kelebihan berat
tersebut terdiri dari lemak yang relatif"kering.
Persentase HrO tubuh juga dipengaruhi oleh jenis ke-
lamin dan usia individu. Wanita memiliki persentase HrO Tabel 15-1
yang lebih rendah daripada pria, terutama karena hormon Klasifikasi Cairan Tubuh
seks wanita, estrogen, mendorong pengendapan lemak di
VOLUME PERSEN- PERSEN-
payudara, bokong, dan tempat lain. Hal ini tidak saja meng- CAIRAN TASE TASE
hasilkan bentuk tubuh wanita retapi juga menganugerahi (da|am CAIRAN BERAT
wanita proporsi jaringan lemak yang lebih banyak dan, KOMPARTEMEN liter) TUBUH TUBUH
karenanya, proporsi HrO yang lebih kecil. Persentase HrO Cairan Tubuh 42 100
tubuh juga berkurang progresifseiring usia. Total
Cairan lntrasel 28 67
(crs)
608 Bab 15
Gairan
Plasma Cairan
intrasel
intersiisium
(otot rangka)
200 Na*
(E
E
3o. th
(E
G
.v a
o) .E
!
150 HCO,- = -o
E
i5 o
o HCO"- = POno
I
o
= K
o
o 100
c
o Na' l.i.:,11.,,:,:::'::rr.,.', :
(o
I :ij::iI1.=t: Na.
.0)
.!i.|!.-ll-::::: Cl.
'lj
50
;?,r;;Jl:+i.ir:
Anion
a]..i.::11t...;...: .
Protein
Anron
nr^lain Lain.lairi
LainrlSlin Lain.lain Lainrlain Lari'R:lain
2. Osmolaritas CfS harus diatur secara ketat untuk men- jantung dan pembuluh darah (lihat h. 404). Cvah jan-
cegah membengkaknya atau menciutnya sel. Pemelihara- tung dan resistensi perifer total meningkat untuk me-
an keseimbangan cairan sangat penting dalam mengatur ningkatkan tekanan darah ketika tekanan turun terlalu
osmolaritas CES. rendah, dan sebaliknya, keduanya berkurang untuk
mengurangi tekanan darah ketika tekanan naik terlalu
Kita akan membahas masing-masing faktor ini secara lebih tinggi.
detil. 2. Perpindahan cairan berlangsung secara tem?orer dan oto-
matis antdra plasma dan cairan interstisium akibat per-
ubahan keseimbangan tekanan hidrostatik dan osmotik
I Kontrol volume penting dalam regulasi
CES yang bekerja melintasi dinding Lrapiler yang timbul ke-
jangka panjang tekanan darah. tika volume plasma men-Timpang dari normal (lihat h.
394). Penurrtnan volume plasma dikompensasi secara
Penurunan volume CES menyebabkan penurunan tekanan parsial oleh perpindahan cairan keluar dari komparte-
darah arteri karena berkurangnya voiume plasma. Sebaliknya, men interstisium menuju pembuluh darah, memper-
peningkatan volume CES meningkatkan tekanan darah arteri besar volume plasma dengan mengorbankan kompar-
dengan meningkatkan volume plasma. Dua mekanisme korn- temen interstisium. Sebaliknya, ketika volume plasma
pensasi bermain untuk secara transien menyesuaikan tekanan terlalu besar, banyak dari kelebihan cairan ini berpinciah
darah sampai volume CES dapat dipulihkal ke normal. ke dalam komparremen intersrisium.
Marilah kita ulas hal tersebut.
Kedua tindakan ini menghasilkan perbaikan remporer
untuk membantu menjaga tekanan darah relatif konstan, te-
GAMBARAN RINGKAS TINDAKAN KONTROL tapi mereka bukan solusi jangka panjang. Selain itu, tindakan
kompensasi jangka pendek ini memiliki kemampuan terbatas
JANGKA PENDEK UNTUK MEMPERTAHANKAN
dalam meminimalkan perubahan tekanan darah. Sebagai
TEKANAN DARAH
contoh, jika volume plasma terlalu kurang adekuat maka
1. Reflehs baroreseptor mengtbah curah jantung dan resistensi tekanan darah akan tetap rendah seberapapun kuatnya atau
perifer total untuk menyesuaikan tekanan darah dalam besarnya jantung memompa, pembuluh berkonstriksi, atau
arah yang benar melalui efek sistem sarafotonom pada cairan interstisium berpindah ke dalam pembuluh darah.
610 Bab 15
. Penyimpangan voiume CES yang menyertai perubahan 15-3). Bersama-sama efek-efek ini mengurangi jumlah Na.
jumlah garam memicu respons-respons kompensasi ginjal yang diekskresikan sehingga Na', dan HrO yang menyerrai,
yang cepat memulihkan jumlah Na- dan voiume CES ke dihemat tubuh untuk mengompensasi penurunan tekanan
normal. Natrium difiltrasi secara bebas di glomerulus dan darah arteri. (Untuk melihat bagaimana otor yang sedang
direabsorpsi secara aktif, tetapi zat ini tidak disekresi oleh berolahraga dan mekanisme pendingin tubuh bersaing un-
tubulus, sehingga jumlah Nat yang diekskresikan di urin tuk memperebutkan volume plasma yang terbatas, lihatlah
mencerminkan jumlah Na. yang difiltrasi tetapi kemudian fitur boks di h. 514, Lebih Dekat dengan Fisiologi OIah-
tidak direabsorpsi: raga).
o ru
JTekanan darah arteri
I LFG 1 Aldosteron
- -
mengelilingi sel. Meskipun zat-zar terlantt nonpenetrans di terlarutnya tidak terlalu penting. Namun, osmolaritas CES
CES dan CIS ini berbeda namun konsentrasi mereka umum- perlu dipertahankan dalam batas-batas yang sangar sempit
nya identik, dan jumlah (bukan sifat) partikel yang terdistri- untuk mencegah sel menciut (kehilangan air secara osmotis
busi tak setara per volume ini menentukan osmolaritas cair- ke CES) atau membengkak (memperoleh air secara osmotis
an. Karena osmolaritas CES dan CIS normalnya sama, maka dari CES).
tidak terjadi perpindahan netto HrO masuk atau keluar sel. Marilah kita bahas pergeseran cairan yang terjadi antara
Karena itu volume sel normalnva konstan. CES dan CIS ketika osmoiaritas CES menjadi hipertonik
atau hipotonik reiatif terhadap CIS. Kemudia,n kita akan
PENTINGNYA MENGATUR OSMOLARITAS CES memhicarakan bagaimana keseimbangan air dan karenanya
osmolaritas CES normalnya dipertahankan untuk memper-
Setiap keadaan yang menyebabkan penambahan atau pengu-
kecil efek merugikan pada volume sel.
rangan HrO bebas (yaitu, penambahan atau peflgurangan
HrO yang tidak disertai oleh penambahan atau pengurangan
zat teriarut yang setara) menyeba.bkan perubahan osmoiaritas
CES. Jika terjadi defisit HrC) bebas di CES makazat terlarur
I Selama hipertonisitas CES, sel menciut karena HrO
menjadi terlalu pekat dan osmolaritas CES meningkat (yaitu, keluar.
menjadi hipertonik; lihat h. 73).Jikaterjadi kelebihan HrO di Hipertonisitas CES, kelebihan konsentrasi zat terlarut di
CES maka zat terlarut menjadi terlalu encer dan osmolaritas CES, biasanya berkaitan dengan dehidrasi, arau kese-
CES menjadi terlalu rendah (yaitu, menjadi hiporonik). imbangan HrO bebas yang riegatif.
Ketika osmolaritas CES berubah dalam kaitannya dengan
osmolaritas CIS maka teijadi osmosis, dengan HrO keluar
PENYEBAB HtPERToNIS|TAS (DEHtDRAS|)
atau masuk sel, bergantung, masing-masing, pada apakah
Dehidrasi disertai hipertonisitas dapat ditimbulkan melalui
CES lebih pekat atau lebih encer daripada CIS.
tiga cara utama:
Karena itu, osmoiaritas CES harus diatur untuk men-
cegah perpindahan tak diinginkan HrO keluar atau masuk 1. Insufsiensi pemasukan HrO, ,rperri yang terjadi pada
sel. Dilihat dari segi CES itu sendiri, konsentrasi zat-zat perjalanan di gurun pasir atau kesulitan menelan.
612 Bab 15
2. - Pengeluaran HrO yang berlebihan, sepefii yang dapat 1. Pasien dengan gagal ginjal yang tidak dapat meng-
terjadi pada berikeringat, muntah, atau diare berlebihan ekskresikan urin encer mengalami hipotonisitas jika
(meskipun baik HrO maupun zat terlarur keluar selama mereka mengonsumsi lebih banyak HrO daripada zat
keadaan-keadaan ini namun HrO relatif lebih banyak terlarut.
hilang sehingga zat terlarut yang terringgal menjadi le- 2. Hipotonisitas dapat terjadi secara rransien pada orang
bih pekat). sehat jika HrO masub secara cepat dalam jumlah se-
3. Diabetes insipidus. demikian besar sehingga ginjal tidak dapat berespons
CATAIAN KLINIS. Diabetes insipidus adalah dengan cepar untuk mengeluarkan kelebihan HrO.
pe-
nyakit yang ditandai oleh defisiensi vasopresin. Vasopresin 3. Hipotonisitas dapat terjadi ketika tubuh menahan ke-
(hormon antidiuretik) meningkatkan permeabilitas tubulus lebihan HrO tanpa zat terlarut al<tbat sekresi uasopresin
distal dan koligentes terhadap HrO dan dengan demikian lang tidak sesuai.
meningkatkan konservasi air dengan mengurangi pengeluar- Vasopresin dalam keadaan normal disekresikan sebagai
an air melalui urin (lihat h. 587). Thnpa vasopresin, ginjal respons terhadap defisit HrO, yang dihilangkan dengan me-
tidak dapat menahan HrO karena organ ini tidak dapat ningkatkan reabsorpsi HrO di bagian distal nefron. Namun,
mereabsorpsiHrO dari bagian distal nefron. Pasien biasanya sekresi vasopresin, dan dengan demikian reabsorpsi HrO
menghasilkan hingga 20 liter urin sangat encer per hari, di- tubulus yang dikontrol oleh hormon, dapat meningkat se-
bandingkan dengan normal 1,5 liter/hari. Kecuali jika asup- bagai respons terhadap nyeri, infeksi akut, trauma, dan situasi
an HrO mengimbangi pengeluaran luar biasa HrO ini di stres lain, meskipun tubuh tidak mengalami defisit HrO.
urin, pasien akan cepat mengalami dehidrasi. Pasien menge- Peningkatan sekresi vasopresin dan retensi HrO yang ditim-
luh bahwa mereka menghabiskan banyak waktu siang malam bulkannya merupakan hal yang sesuai untuk menghadapi
pergi ke toilet dan minum. Untungnya, mereka dapat diterapi kemungkinan hilangnya darah dalam situasi-situasi stres
dengan pemberian vasopresin melalui sempror hidung. tersebut. HrO ekstra yang tertahan dapat meminimalkan
efek kehilangan darah pada tekanan darah. Namun, karena
ANRH ORITI GEJALA YANG TIMBUL DARI situasi stres zaman modern umumnya tidak menyebabkan
PERPIN DAHAN AI R SELAMA H I PERTONISITAS kehilangan darah maka peningkatan sekresi vasopresin adalah
CATAIAN KLINIS. Jika kompartemen CES menjadi hiper- hal yang tidak sesuai dilihat dari segi keseimbangan cairan
tonik maka HrO berpindah keluar sel melalui osmosis ke tubuh. Reabsorpsi dan retensi terlalu banyak H,O akan
dalam CES yang lebih pekat sampai osmolaritas CIS sama mengencerkan zat terlarut tubuh.
dengan CES. Karena HrO keluar maka sel menciut. Yang
mengkhawatirkan adalah penciutan bermakna neuron-neu- ARAH DAN GEJALAYANG DITIMBULKAN OLEH
ron otak dapat mengganggu fungsi otak, yang dapat ber- PERPI NDAHAN AIR SETAMA HI POTONISITAS
manifestasi sebagai kekacauan mental dan irasionalitas pada CATAIAN KLINIS. Bagaimanapun cara timbulnya, ke-
kasus sedang dan kemungkinan delirium, kejang, atau koma lebihan HrO bebas mula-mula akan mengencerkan kompar-
pada kondisi hipertonik yang lebih parah. temen CES dan menyebabkannya hipotonik. Perbedaan akti-
Yang tidak kalah seriusnya dengan gejala saraf adalah vitas osmotik yang terjadi antara CES dan CIS memicu HrO
gangguan sirkulasi akibat berkurangnya volume plasma ber, berpindah secara osmoris dari CES yang lebih encer ke dalam
kaitan dengan dehidrasi. Gangguan sirkulasi dapat berkisar sel, yang menyebabkan sel membengkak karena kemasukan
dari penurunan ringan tekanan darah hingga syok sirkulasi HrO. Seperti menciutnya neuron otak, pembengkakan ber-
dan kematian. lebihan sel-sel otak juga menyebabkan disfungsi otak. Gejala
Gejala yang lebih umum lainnya muncul bahkan pada mencakup kebingungan, iritabilitas, letargi, nyeri kepala,
kasus dehidrasi ringan. Sebagai contoh, kulit kering dan mata pusing bergoyang, muntah, mengantuk, dan, pada kasus be-
cekung menunjukkan lenyapnya HrO dari jaringan lunak di rat, kejang, koma, dan kematian.
bawahnya, dan lidah menjadi kering dan retak karena sekresi Gejala nonsaraf hidrasi berlebihan adalah kelemahan orot
liur tertekan. akibat membengkalriya sel otot, dan gangguan sirkulasi, ter-
masuk hipertensi dan edema, karena ekspansi volume plasma.
Keadaan hidrasi berlebihan, hipotonisitas, dan pem-
I Selama hipotonisitas CES, sel membengkak bengkakan sel akibat retensi HrO berlebihan dikenal sebagai
karena kemasukan HrO. intolsikasi air. Hal ini jangan dikacaukan dengan retensi
cairan yang terjadi pada retensi garam yang berlebihan. Pada
Hipotonisitas CES biasanya berkaitan dengan hidrasi berle-
kasus yang terakhir ini, CES tetap isotonik karena pening-
bihan; yaitu, kelebihan HrO bebas. Ketika terjadi keseimbang-
katan garam diiringi oleh peningkatan HrO. Karena cairan
an HrO positifl CES menjadi lebih encer daripada normal.
interstisium tetap isotonik maka tidak terbentuk gradien
osmotik yang mendorong kelebihan HrO ke dalam sel.
PENYEBAB HTPOTONTS|TAS (HtDRASI BERLEBIHAN)
Karena itu kelebihan garam dan HrO terbatas di komparte-
Setiap surplus HrO
bebas biasanya segera diekskresikan di men CES, dengan korisekuensi sirkulasi menjadi kekha-
urin sehingga hipotonisitas biasanya tidak terjadi. Namun, watiran utama. Pada intoksikasi air, selain gangguan sirkulasi,
hipotonisitas dapat timbul melalui tiga cara: gejala akibat pembengkakan sel juga menimbulkan masalah.
Marilah kita membandingkan situasi hipertonisitas dan cairan isotonik disuntikkan ke dalam kompartemen CES,
hipotonisitas dengan apa yang terjadi akibat penambahan volume CES meningkat, tetapi konsentrasi zat terlarut CES
atau pengurangan cairan isotonik. tidak berubah; dengan kata lain, CES dan CIS tetap berada
dalam keseimbangan osmotik sehingga tidak ada perpindahan
netto cairan antara kediua kompartemen ini. Kompartemen
I Tidak ada air berpindah masuk atau keluar sel CES mengalami peningkatan volume tanpa disertai perpin-
selama penambahan atau pengurangan cairan dahan HrO ke dalam sel. Karena itu, kecuali jika kita ingin
isotonik CES. mengoreksi ketidakseimbangan osmotik, terapi cairan intra-
vena harus isotonik untuk mencegah fluktuasi volume intra-
CATAIAN KLINIS. Contoh penambahan cairan isotonik sel dan kemungkinan gejala saraf
adalah pemberian terapi intravena dengan suatu larutan Demikian juga, pada kehilangan cairan isotonik misalnya
isotonik, misalnya salin (garam fisiologis) isotonik. Ketika pada perdarahan, kehilangan terbatas di CES tanpa diiringi
614 Bab 15
olehkehilangan cairan dari CIS. Cairan tidak berpindah keluar oleh HrO sama banyak dari makanan padat maupun cairan
sel karena CES yang berada di tubuh masih isotonik sehingga yang mereka minum.
tidak terdapat gradien osmotik yang menarik keluar H,O dari I Sumber ketiga pemasukan HrO adalah HrO yang di-
sel. Tentu saja banyak mekanisme lain bekerja untuk mengatasi produksi dalam metabolisme. Reaksi-reaksi kimia di dalam sel
kehilangan darah, tetapi kompartemen CIS tidak secara lang- mengubah makanan dan O, menjadi energi sembari meng-
sung dipengaruhi oleh kehilangan ini. hasilkan CO, dan HrO. H2O metabolik ini diprodui<si se-
Karena itu, ketika CES dan CIS berada dalam kese- lama metabolisme sel dan dibebaskan ke dalam CES dengan
imbangan osmotik, tidak terjadi perpindahan netto H,O jumlah rerara 350 ml/hari.
masuk atau keluar sel meskipun volume CES bertambah atau
Asupan rerata HrO dari ketiga sumber ini berjumlah 2600
berkurang. Perpindahan H,O antara CES dan CIS hanya
ml/hari. Sumber lain HrO yang sering digunakan dalam
terjadi jika CES lebih pekat atau encer daripada sel, dan hal
pengobatan adalah inFus cairan inrravena.
ini masing-masing biasanya terjadi akibat pengurangan atau
penambahan H.,O bebas.
Marilah sekarang kita melihat bagaimana keseimbangan SUMBER PENGELUARAN H20
HrO bebas secara normal dipertahankan. I Di sisi pengeiuaran pada daftar keseimbangan HrO, tu-
buh kehilangan hampir satu liter HrO setiap hari tanpa di-
sadari. Apa yang disebut sebagai insensibh loss ini (kehilangan
I Kontrol keseimbangan air oleh vasopresin yang tidak dirasakan oleh yang bersangkutan) terjadi dari paru
penting untuk mengatur osmolaritas CE5. dan kulit yang tidak berkeringat. Selama pernapasan, udara
inspirasi menjadi jenuh oleh HrO di saluran napas. HrO ini
Kontrol keseimbangan HrO bebas sangat penting untuk keluar ketika udara yang telah dilembabkan tersebut kemudian
mengatur osmolaritas CES. Karena peningkatan HrO bebas diekspirasikan. Dalam keadaan normal kita tidak menyadari
menyebabkan CES menjadi lebih encer dan defisit H.O kehilangan HrO ini, tetapi kita dapat mengetahuinya pada
bebas menyebabkan CES menjadi terlalu pekat, maka osmo- musim dingin, ketika uap HrO mengalami kondensasi sehingga
laritas CES harus segera dikoreksi dengan memulihkan ke- kita dapat "melihat napas kita'. Kehilangan tak dirasakan
seimbangan HrO bebas untuk menghindari perpindahan lainnya adalah keluarnya HrO secara rerus-menerus dari kulit
osmotik cairan masuk atau keluar sel yang membahayakan. meskipun tidak terjadi pengeluaran keringat. Molekul air da-
Untuk mempertahankan stabilitas keseimbangan HrO pat berdifusi menembus sel kulit dan menguap tanpa disadari.
maka pemasukan HrO harus sama dengan pengeluarannya. Untungnya, kulit relatifkedap air oleh adanya lapisan kerati-
nosa di bagian luarnya, yang melindungi tubuh dari kehilang-
SUMBER PEMASUKAN H2O an HrO yang lebih banyak melalui jalur ini (lihat h. 486).
I Dalam keseimbangan HrO hadan tipikal (Thbel 15-3), Ketika lapisan protektif ini lenyap, seperti ketika seseorang
terjadi pemasukan HrO sedikit di aras saru liter melalui minum. mengalami luka bakar luas, terjadi peningkatan kehilangan
I Yang mengejutkan, jumiah yang hampir sama diperoleh cairan dari permukaan kulit yang terbakar yang dapat menim-
dari menyantap m/lkanan padat. Ingatlah bahwa otot terdiri bulkan masalah keseimbang cairan serius.
dari sekitar 75o/o HrO daging (otot hewan) karenanya I Pengeluaran HrO yang dirasakan oleh yang bersangkut-
mengandung H,O 75o/o. Buah dan sayuran mengandung
an terjadi dari kuiit melalui keringat, yaitu ialur lain untuk
600lo sampai 90olo HrO. Karena itu, orang biasanya memper- keluarnya H,,O. Pada suhu udara 68"F, sekitar 100 ml HrO
lenyap setiap hari melalui keringat. Keluarnya air melalui
keringat ini tentu saja bervariasi, bergantung pada suhu ling-
kungan dan kelembaban serra derajat aktivitas fisik; jumlah-
nya dapat berkisar dari nol hingga beberapa liter per jam pada
Tabel 15-3 cuaca yang sangat panas.
Keseimbangan Air Harian
I Saluran lain untuk keluarnya HrO dari tubuh adalah
PEMASUKAN AIR PENGELUARAN AIR melalui tinja. Dalam keadaan normal, hanya sekitar 100 ml
H.O keluar dengan cara ini setiap hari. Selama pembentukan
Jumlah Jumlah
(ml/hari) (ml/hari) feses di usus besar, sebagian besar HrO direabsorpsi dari lumen
Jalur Jalur
saluran cerna ke dalam darah sehingga cairan dihemat dan isi
Asupan cairan 1250 Kehilangan tak
saluran cerna memadat untuk dikeluarkan. HrO dapat lebih
H,O dalam 1 000 disadari (dari paru
dan kulit yang banyak keluar dari saluran cerna melalui munrah atau diare .
makanan
tidak berkeringat) I lvlekanisme pengeluaran terpenting adalah ekskresi urin,
HrO yang 350 Keringat 100 dengan rerata 1500 ml (1,5 liter) urin diproduksi setiap hari.
diproduksi oleh
metabolisme Pengeluaran H,O total adalah 2600 ml/hari, sama seperti
Tinja 100
volume pemasukan HrO dalam contoh kita. Keseimbangan
Urin 1 500
ini tidaklah kebetulan. Dalam keadaan normal, pemasukan
Total pemasukan 2600 Total pengeluaran 2600
HrO menyamai pengeluaran HrO sehingga H,O di dalam
tubuh tetap seimbang.
615 Bab 15
i Volume CES
J Tekanan darah
arted
l+
Neuron hipotalamus
ft=
J Rasa haus f Vasopresin
J Reabsorpsi HrO
I Pengeluaran urin
I Osmolaritas plasma
Gambar 15-4
Kontrol peningkatan sekresi vasopresin dan rasa haus selama defisit H,O.
adalah faktor terpenting dalam regulasi volume CES, dengan bantu mengoreksi penurunan volume CES yang memicu
vasopresin dan mekanisme rasa haus hanya berperan sebagai sistem renin-angiotensin-aldosteron.
penunjang.
FAKTOR REGULATORIK YANG TIDAK
PERAN ANGIOTENSIN II MENGHUBUNGKAN VASOPRESIN DAN RASA HAUS
Perangsang lain untuk meningkatkan rasa haus dan sekresi Beberapa faktor mempengaruhi sekresi vasopresin tetapi ti-
vasopresin adalah angiotensin II (Tabel 15-4). Ketika meka- dak rasa haus. Seperti telah dijelaskan, vasopresin dirangsang
nisme renin-angiotensin-aldosteron diaktifkan untuk meng- oleh sinyal terkait stres misalnya nyeri, ketakutan, dan trau-
hemat Na-, angiotensin II, selain merangsang sekresi aldo- ma yang tidak berkaitan langsung dengan pemeliharaan ke-
steron, juga bekerja langsung pada otak untuk menimbulkan seimbangan HrO. Pada kenyataannya, retensi HrO akibat
rasa haus dan merangsang vasopresin untuk meningkatkan sekresi vasopresin yang tidak sesuai dapat menyebabkan ke-
reabsorpsi.HrO di ginjal (lihat h. 571). Peningkatan asupan tidakseimbangan HrO hipotonik. Sebaliknya, alkohol meng-
HrO dan berkurangnya pengeluaran urin kemudian mem- hambat sekresi vasopresin dan dapat menyebabkan hiperto-
nisitas CES dengan mendorong ekskresi HrO bebas secara PENGARUH NONFISIOLOGIK PADA ASUPAN
berlebihan. CAIRAN
Salah satu perangsang yang menimbulkan rasa haus
Meskipun terdapat mekanisme haus untuk mengontrol
tetapi tidak memicu sekresi vasopresin adalah efek langsung
asupan HrO, namun konsumsi cairan oleh manusia sering
kekeringan mulut. Ujung-ujung saraf di mulut terangsang
lebih dipengaruhi oleh kebiasaan dan faktor sosiologis dari-
langsung oleh kekeringan, yang menimbulkan sensasi intens
pada oleh kebutuhan untuk mengatur keseimbangan HrO.
haus yang sering dapat diatasi hanya dengan membasahi
Karena itu, meskipun asupan HrO sangat penting dalam
mulut meskipun tidak ada HrO yang benar-benar tertelan.
mempertahankan keseimbangan cairan, namun asupan ter-
Mulut kering dapat terjadi jika pengeluaran liur tertekan sebut tidak dikontrol secara ketat pada manusia, yang
oleh faktor-faktor yang tidak berkaitan dengan kandungan
cenderung mengonsumsi HrO melebihi kebutuhan. Kita
HrO tubuh, misalnya rasa cemas, merokok berlebihan, atau
biasanya minum jika haus, tetapi kita sering minum bahkan
obat tertentu.
saat kita tidak haus karena, sebagai contoh, kita sedang
Faktor yang mempengaruhi sekresi vasopresin atau rasa
rehat kopi.
haus tetapi tidak berkaitan sama sekali dengan kebutuhan
Dengan asupan HrO tidak dikontrol secara adekuat
HrO tubuh biasanya berlangsung singkat. Kontrol dominan
dan bahkan berkontribusi dalam ketidakseimbangan HrO di
dan jangka panjang atas sekresi vasopresin dan rasa haus
tubuh, maka faktor primer yang berperan dalam memper-
berkorelasi langsung dengan status HrO tubuh-yaitu, oleh
tahankan keseimbangan HrO adalah pengeiuaran urin yang
status osmolaritas CES dan, dalam tingkat yang lebih rendah,
diatur oleh ginjal. Karena itu, reabsorpsi HrO yang dihontrol
oleh volume CES.
oleh uasopresin merupaban mebanisme yang sangat penting un-
tuk mengatur osmolaritas CES.
METERAN MULUT
Sebelum kita mengalihkan perhatian ke keseimbangan
HrO mulut", paling
Tampaknya terdapat sejenis "meteran asam-basa, periksalah Tab el 15-5, yang meringkaskan regulasi
tidak pada hewan. Hewan yang haus akan minum HrO volume dan osmolaritas CES, dua faktor yang penting dalam
dengan cepat dalam jumlah yang hanya cukup untuk me- mempertahankan keseimbangan cairan.
muaskan defisit HrO-nya. Hewan akan berhenti minum
sebelum HrO yang tertelan memiliki waktu untuk diserap
dari saluran cerna dan benar-benar mengembalikan CES ke
normal. Faktor-faktor apa yang sebenarnya berperan dalam
pembentukan sinyal bahwa HrO yang dikonsumsi telah
cukup masih belum diketahui. Faktor tersebut mungkin ll{; i[:i $r l$" fl !{\,ffi ffi A- f,U ffi ,f$' fi\$ l[ S,& {'W - FiA, 5 l&.
adalah respons antisipatorik yang dipelajari berdasarkan
pengalaman sebelumnya. Mekanisme ini tampaknya kurang Istiiah keseimbangan asam-basa merujuk kepada regulasi
efektif pada manusia, karena kita sering minum lebih dari- tepat konsentrasi ion hidrogen (H.) bebas (yaitu, tidak ter-
pada yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan tubuh ikat) dalam cairan tubuh. Untuk menunjukkan konsentrasi
kita atau, sebaliknya, mungkin kurang cukup minum untuk suatu bahan kimia, simbolnya dikurung oleh tanda kurung
menutup defisit. persegi, []. Karena itu, [H-] menunjukkan konsentrasi Ht.
618 Bab 15
Tabel 15-5
Ringkasan Pengaturan Volume dan Osmolaritas CES
Volume ES Penting dalam kontrol .lVolume CES -> Pemeliharaan keseimbangn garam; garam
jangka panjang tekanan Jtekanan darah arteri secara osmotis "menahan" H,O sehingga
darah arteri jumlah Na' menentukan volr-rme CES.
tVolume CES + Dicapai terutama oleh penyesuaian ekskresi
ttekanan darah arteri Na- di urin di bawah kontrol aldosteron
Osmolaritas CES Penting untuk mencegah JOsmolaritas CE5 Pemeliharaan keseimbangan HrO bebas
perpindahan osmotik (hipotonisitas) -+HrO masuk ke
Dicapai terutama oleh penyesuaian ekskresi
HrO antara CES dan CIS dalam sel + sel membengkak HrO di urin di bawah kontrol vasopresin
yang membahayakan lOsmolaritas CES
(hipertonisitas) --> HrO keluar
sel -+ sel menciut
620 Bab 15
a)
a
g
c
0)
a
c
Y
.11:
t.:l:),!
fiitliii '::r:ltt
Netral
Kematian Kematian
6.8 6.9 7.0 7.1 72 7.3 7.4 7.5 7.6 7.9 8.0
-5 -e Kopi hitam
I -- Air hujan I Sistem dapar kimiawi meminimalkan perubahan
o
pH dengan berikatan atau menghasilkan H* bebas.
I +Airliur
-7 <- Air suling
+- Darah manusia
Sistem dapar kimiawi adalah campuran larutan dua senya-
T wa kimia yang meminimalkan perubahan pH ketika asam
-8 atau basa ditambahkan atau dikeluarkan dar! larutan ter-
Air laut sebut. Sistem penyangga ini terdiri dari sepasang bahan yang
-9 +
- Soda kue, terlibat dalam suatu reaksi reversibel - satu bahan yang dapat
antasid lambung menghasilkan H. sewaktu [H.] mulai turun dan bahan lain
- 10 yang dapat mengikat Ht bebas (karenanya mengeluarkannya
Basa Milk of magnesia dari larutan) ketika [H-] mulai meningkat.
-11 - Contoh penting sistem penyangga semacam ini adalah
pasangan dapar asam karbonat:bikarbonat (HrCOr:HCO. ),
^ +-
12
. Amonia rumah tangga
yang terlibat dalam reaksi reversibel berikut:
*
H2CO3
' H-+HCO,
-13 Ketika asam kuat misalnya HCI ditambahkan ke dalam suatu
Pembersih oven
larutan tak berpenyangga, maka semua H. yang terurai akan
-14 - tetap bebas dalam larutan (Gambar 15-8a). Sebaliknya, ke-
Gambar 15-7
tika HCI ditambahkan ke larutan yang mengandung pa-
Perbandingan nilai pH berbagai larutan umum.
sangan dapar HrCOr:HCOr-, maka HCO3- segera berikatan
622 Bab 15
dengan H- bebas untuk membentuk H'CO, (Gambar 15- buikan oleh penyebab di luar fluktuasi HrCO, penghasil
8b). HrCO3 lemah ini hanya sedikit t.rrrr"i dibandingkan COr. lni adalah sistem penyangga CES yang p"iing .F.L,if
dengan penurunan mencolok pH yang terjadi jika sistem karena dua sebab. Pertama, HrCO, dan HCO, banyak di-
dapar tidak ada dan tambahan H. tetap berada bebas tidak temukan di CES sehingga sistem ini cepat menahan per-
terikat. Pada kasus yang sebaliknya, ketika pH larutan mulai ubahan pH. Kedua, dan yang lebih penting, setiap kompo-
meningkat akibat penambahan basa arau pengurarrgan asam, nen dari pasangan dapar ini diatur secara ketat. Ginjal
anggota pasangan dapar penghasil H., H'CO,, membebas- mengatur HCOr-, dan sistem pernapasan mengatur COr,
kan H- untuk mengurangi peningkaran pH. yang menghasilkan HrCOr. Dengan demikian, di tubuh sis-
Tirbuh memiliki empat sistem dapar: (1) sistem dapar tem dapar HrCOr:HCO. mencakup keterlibatan CO, me-
HrCOr:HCOr-, (2) sistem dapar protein, (3) sistem dapar lalui reaksi berikui, yang iudah anda kenal s.b.lumnyri
hemoglobin, dan (4) sistem dapar fosfat. Masing-masing sis-
tem ini memiliki peran berbeda, seperti anda akan pelajari COr+HrO HrCO31= H-+HCO,
=
masing-masing secara bergantian (Thbel 15-6). Ketika H. baru ditambahkan ke plasma dari sumber
manapun di luar CO, (misalnya, melalui pembebasan asam
laktat ke daiam CES dari otot yang berolahraga), reaksi di
I Pasangan dapar HrCOr:HCO'- adalah penyangga atas terdorong ke sisi kiri persamaan. Karena berikatan
utama CES untuk asam nonkarbonat. dengan HCO3- maka H. ekstra tersebut tidak lagi berkon-
tribusi pada keasaman cairan tubuh sehingga tidak terjadi
Pasangan dapar H'COr:HCO, adalah sistem dapar terpen- peningkatan [H-]. Dalam situasi sebaliknya, ketika [H.]
ting di CES untuk menyangga perubahan pH yang ditim- plasma kadang turun di bawah normal oleh sebab di luar
Hcr-O O O
..------Y---J
Penambahan
,
3 HCI ke dalam
b
tb larutan tanpa
penyangga
.......-...-.............* f )
tl tt
.l 'l ? D \
Larutan NaCl tanpa penyangga Terdapat 3 H. bebas
(a)
HC|-O O O
l_______\_ /
I
Iv I
o{
Penambahan
H,CO. o 3 ['lCl ke dalam
larutan dengan lr I ct-
HCO3 lT o
penyangga
.......--.-.-_.........*
;-
HCO,
? g' H-
3c
Na- H,CO,
ot o Na.
Garnbar'l5"8 (b)
Kerja dapar kimiawi. (a) Penambahan HCI ke suatu larutan tanpa penyangga. Semua ion hidrogen (H.) yang ditambahkan
tetap
berada bebas dan ikut berperan menentukan keasaman larutan. (b) Penambahan HCI ke dalam-larutan-derigan penyangga.
lon
bikarbonat (HCO, ), anggota basa dari pasangan dapar; berikatan dengan sebagian dari H.yang ditambahkan dan
mengeluarkannya dari larutan sehingga H* tersebut tidak berkontribusi terhadip keasaman lar-utan.
perubahan CO, (misalnla hilangnya HCI yang berasal dari I Dalam keadaan normal, rasio antata [HCO,-] dan
plasma di getah lambung sewaktu muntah), reaksi terdorong [COr] di CES adalah 20: 1; yaitu terdapat 20 kali lebih banyak
ke sisi kanan persamaan. CO, yang larut dan HrO di plasma HCO3- daripada COr. Kita memasukkan rasio ini ke dalam
membentuk HrCO3, yang menghasilkan H- untuk menam- rumus kita:
bah kekurangan H-. Maka, sistem dapar HrCOr:HCOu pH = pK + log [HCO, ]/[CO,]
menahan turunnya [H-].
= 6,1 + Iog20ll
Sistem ini tidak dapat menyangga perubahan pH yang
ditimbulkan oleh fluktuasi H2CO3. Sistem dapar tidak dapat Log 2}adalah 1,3. Karena itu, pH = 6, 1 + 1,3 = 7.4,yaitu pH
menyangga dirinya sendiri. Perhatikanlah, sebagai contoh, si- normal plasma.
tuasi di mana [Ht] plasma meningkat akibat retensi CO, kare- I Jika rasio [HCO,-J terhadap ICOrJ meningkat melebihi
na gangguan pernapasan. Peningkatan CO, mendorong reaksi 2017 maka pH meningkat. Dengan demikian, peningkatan
ke kanan sesuai hukum aftsi massa, meningkatkan [H-]. Pe- [HCO3-] atau penurunan [CO,J, di mana keduanya akan
ningkatan [H-] terjadi akibat reaksi yang terdorongke kanan meningkatkan rasio [HCO, ]/[COr] jika komponen lain tidak
akibat peningkatan COr, sehingga peningkatan [H-] tidak da- berubah, menggeser keseimbangan asam-basa ke sisi basa.
pat mendorong reaksi ke kiri un::uk menyangga peningkatan I Sebaliknya, ketika rasio [HCO, J/[CO.] berkurang di
[Ht]. Hanya jika peningkatan [H-] ditimbulkan oleh mekanis- bawah 2011, maka pH turun menuju ke sisi asa.m. Hal ini
me lain di luar akumulasi CO, barulah sistem penyangga ini dapat terjadi jika [HCOT J menurun arau ICO,J meningkat
dapat digeser ke sisi CO, persamaan dan secara efektif menu- sementara komponen lain tidak berubah.
runkan [H.]. Demikian juga, dalam situasi yang berlawanan, Karena [HCO3-] diatur oleh ginjal dan [CO,J oleh paru,
sistem dapar H'COr:HCO, tidak dapat menompensasi pe- maka pH plasma dapat digeser naik atau turun oleh pengaruh
nurunan [H.] dari defisit CO, dengan menghasilkan lebih ginjal dan paru. Ginjal dan paru masing-masing mengatur
banj'ak HrCO, penghasii H- ketika masalahnya adalah ke- pH (dan karenanya [H-] bebas) terutama dengan mengontrol
kurangan CO, penghasil HrCO3. Tersedia mekani-.nre lain,
[HCO3 ] dan [COrJ plasma, untuk memulihkan rasio
yang akan segera dijelaskan, untuk menahan fluktuasi pH keduanya ke normal. Dengan demikian,
yang ditimbulkan oleh perubahan kada,r COr.
[HCO3-] yang dikontrol oleh fungsi ginjal
PERSAMAAN HENDERSON-HASSELBATCH pH oc
[CO,] yang dikontrol oleh fungsi paru
Hubungan antara [H.] dan anggota-anggota pasangan dapar
dapat dinyatakan sesuai persamaan Henderson-Hasselbalch, Karena hubungan ini maka baik ginjal dan paru tidak saja
yang, untuk sistem dapar H'CO,:HCO, adalah sebagai bekerja sama dalam mengontrol pH tetapi disfungsi ginjal
berikut: dan paru juga dapat menyebabkan- ketidakseimbangan asam-
basa dengan mengubah rasio [HCO.-]/[COr]. Kita akan
pH = pK + log
[HCO, ]/[HrCO3] membahas prinsip ini saat kita meneliti kontrol sistem per-
Meskipun anda tidak perlu mengetahui manipulasi napasan dan ginjal atas pH dan kelainan asam-basa pada ba-
matematis yang digunakan, namun ada baiknya anda me- gian selanjutnya dari bab ini. Saat ini kita akan melanjutkan
mahami bagaimana rumus ini diturunkan. Ingatlah bahwa pembahasan tentang peran berbagai sistem dapar di tubuh.
konstanta disosiasi K untuk asam HrCOo adalah
[Hl[HCO3-]/[H'CO3] = K
dan bahwa hubungan antara pH dan [H.] adalah
I Sistem dapar protein terutama penting di dalam
sel.
pH = log 1/[H.]
Kemudian, dengan menggunakan rumus konstanta disosiasi Penyangga yang paling banyak terdapat di cairan tubuh ada-
untuk [H'] (yaitu, [H.] = K x [H'CO.]/[HCO3 ]) dan meng- lah protein, termasuk protein intrasel dan protein plasma.
624 Bab 15
Protein adalah penyangg yang baik karena mengandung reabsorpsi, semenrara Hb dan protein plasma bahkan tidak
gugus asam dan basa yang dapar menyerahkan atau menyerap difiltrasi.
H.. Secara kuantitatif, sistem protein sangat penting dalam
menyangga perubahan [Hl di CIS, karena besarnya jumlah
protein intrasel. Protein plasma yang jumlahnya lebih ter- I Sistem dapar kimiawi bekerja sebagai lini
batas bersifat memperkuat sistem HrCOr:HCOr- dalam pen- pertahanan pertama terhadap perubahan IH+].
daparan ekstrasel.
Semua sistem dapar kimiawi bekerja dalam waktu singkat,
dalam waktu sepersekian detik, untuk memperkecil per-
I Sistem dapar hemoglobin menyangga H* yang ubahan pH. Jika [H-] berubah maka reaksi-reaksi kimia
reversibel sistem dapar yang terlibat segera bergeser untuk
dihasilkan dari asam karbonat.
mengompensasi perubahan [H.]. Karena itu, sistem dapar
Hemoglobin (Hb) menyangga H- yang dihasilkan dari CO, adalah lini ?e?-tama pertahanan terhadap perubahan [H.]
yang diproduksi secara metabolis dalam transit antara jaring- karena merupakan mekanisme pertama yang berespons.
an dan paru. Di tingkat kapiler sistemik, CO, secara terus- Melalui mekanisme pendaparan, sebagian besar ion
menerus berdifusi ke dalam darah dari sel,sel jaringan tempar hidrogen tampaknya lenyap dari cairan tubuh antara waktu
gas ini dihasilkan. Sebagian besar CO, ini membentuk pembentukan dan eliminasinya. Namun, perlu ditekankan
H2CO3, yang secara parsial terurai menjadi H. dan HCO3-. bahwa tidak ada sistem dapar kimiawi yang sebenarnya
Sebagian besar H' yang dihasilkan dari CO, di tingkat mengeliminasi H. dari tubuh. Ion-ion hanya dikeluarkan
jaringan akan terikat ke Hb tereduksi dan tidak lagi ber- dari larutan dengan digabungkan ke dalam salah satu anggora
konuibusi untuk keasaman cairan tubuh (lihat h. 535). Jika pasangan dapar sehingga ion hidrogen tersebut tidak ber-
tidak terdapat Hb maka darah akan menjadi terlalu asam kontribusi terhadap keasaman cairan tubuh. Karena setiap
setelah menyerap CO, di jaringan. Dengan kemampuan sis- sistem dapar memiliki kapasitas terbatas untuk menyerap H.
tem Hb yang sangat besar untuk mendapar, darah vena hanya maka Ht yang rerr.rs-menerus diproduksi akhirnya harus di-
sedikit lebih asam daripada darah arteri meskipun terdapat eliminasi dari tubuh. Jika H. tidak dikeluarkan maka segera
CO, penghasil H. dalam jumlah besar di darah vena. Di semua sistem penyangga cairan
tubuh akan terikat ke H- dan
paru, reaksi berbalik dan CO, yang terbentuk dihembuskan tidak mampu lagi melakukan pendaparan.
keluar. Mekanisme pernapasan dan ginjal dalam mengontrol
pH sebenarnya mengeliminasi asam dari tubuh dan bukan
sekedar menekannya, tetapi kedua mekanisme ini berespons
I Sistem dapar fosfat penting sebagai penyangga lebih lambat daripada sistem dapar kimiawi. Kini kita akan
di urin. rnengalihkan perhatian kepada pertahanan lain terhadap per-
ubahan keseimbangan asam-basa ini.
Sistem dapar fosfat terdiri dari garam fosfat (NaHrPOr) yang
asam yang dapat mendonasikan H. bebas ketika [H.] turun
dan garam fosfat basa (NarHPOr) yang dapat menerima H* I Sistem pernapasan mengatur [H.] dengan
bebas ketika [H.] meningkat. Pada dasarnya pasangan dapar mengontrol laju pengeluaran COz.
ini dapat mengganti H. untuk Na* sesuai [H.]:
Sistem pernapasan berperan penring dalain keseimbangan
NarHPO, + H.5 NaHrPO, + Na- asam-basa melalui kemampuannya mengubah venrilasi paru
Meskipun pasangan fosfat adalah dapar yang baik na- dan karenanya mengubah ekskresi CO, penghasil H.. Tingkat
mun konsentrasinya di CES agak rendah sehingga kurang aktivitas pernapasan sebagian diatur oleh [H-] arteri, sebagai
penting sebagai penyangga CES. Karena fosfat paling banyak berikut (Thbel l5-7):
di dalam sel maka sistem ini berperan secara signifikan dalam I Ketika [H.] arteri meningkat akibat kausa nonr$?ira-
pendaparan intrasel, hanya disaingi oleh protein intrasel yang torik (metabolih), pusat pernapasan di batang orak secara
jumlahnya lebih banyak. refleks terangsang untuk meningkatkan ventilasi paru (ke-
Yang lebih penring, sistem fosfat berfungsi sebagai pe- cepatan pertukaran antara paru dan atmosfer) (lihat h. 543).
nyangga urin yang baik. Manusia normalnya mengonsumsi Sewaktu kecepatan dan kedalaman napas bertambah, lebih
lebih banyak fosfat daripad^ yang dibutuhkan. Kelebihan
fosfat yang difiltrasi melalui ginjal tidak direabsorpsi tetapi
!""t* -CO, dihembuskan keluar sehingga H2CO3 yang
ditambahkan ke dalam cairan tubuh berkurang. Grena CO,
tetap berada di cairan tubulus untuk diekskresikan (karena membentuk asam maka pengeluaran CO, pada hakikatnya
ambang ginjal untuk fosfat terlampaui; lihat h. 574). Fosfat menghilangkan asam dari sumber ini di tubuh, menghilang-
yang diekskresikan ini mendapar urin selagi terbentuk dengan kan kelebihan asam yang berasal dari sumber nonrespirato-
mengeluarkan dari larutan H. yang disekresikan ke dalam rik.
cairan tubulus. Tidak ada sistem penyangga cairan tubuh I Sebaliknya, ketika [H.] arteri turun, venrilasi paru ber-
lainnya yang ada di cairan tubulus untuk melakukan pen- kurang. Akibat pernapasan yang lebih dangkal dan lambat,
daparan urin selama pembentukannya. Sebagian besar arau CO, yang diproduksi oleh metabolisme berdifusi dari sel ke
semua HCO, dan CO, (alias HrCOr) y^ng difiltrasi di- darah lebih cepat daripada pengeluarannya dari darah oleh
Penyesuaian Sistem Pernapasan Terhadap Asidosis dan Alkalosis yang Ditimbulkan oleh Penyebab Nonrespirasi
STATUS ASAM-BASA
paru sehingga terjadi akumulasi CO, penghasil asam di da- hambat pusat pernapasan. Dengan melawan kerja kemo-
rah, memulihkan [H.] menuju normal. reseptor perifer, kemoreseptor sentral menghentikan pening-
626 Bab 15
barq di
plasma maka pada hakikatnya HCO. telah "di- karena lebih banyak HCO3- plasma yang digunakan dalam
reabsorpsi". Meskipun HCO, yang masuk ke plasma tidak pendaparan kelebihan H- di CES. Peningkatan ketidakseim-
sama dengan HCO, Iang terfiltrasi namun hasil akhir sama bangan antara HCOr- yang difiltrasi dan H- yang disekresi
jika HCO, direabsorpsi secara langsung.
seperti memiliki dua konsekuensi. Pertama, lebih banyak H- yang
Dalam keadaan normal, ion hidrogen yang diselresikan ke disekresikan kemudian diekskresikan di urin, karena lebih
dalam cairan tubulus sedikit lebih banyak daripada ion bikarbo- banyak ion hidrogen yang masuk ke cairan tubulus pada saat
nat yang difiltrasi. Karena itu, semua HCO, Iang difiltrasi kebutuhan akan ion ini untuk mereabsorpsi HCOr- Iang
biasanya direabsorpsi karena di cairan tubulus tersedia H- y*g terffltrasi berkurang. Dengan cara ini, kelebihan H. di-
disekresikan untuk berikatan dengannya untuk membentuk eliminasi dari tubuh, menyebabkan urin lebih asam daripada
CO, yang sangat mudah diserap. Sebagian besar dari H. y.rg normal. Kedua, karena ekskresi H. dikaitkan dengan penam-
disekresikan berikatan dengan HCO; dan tidak diekskresikan bahan HCO, baru ke plasma maka lebih banyak HCO3
karena' digunakan' dalam reabsorpsi HCO3-. Namun, kelebih- yang masuk ke piasma melalui ginjal. Thmbahan HCO, ini
an sedikit H- yang tidak berikatan dengan HCO. yang difiltrasi tersedia untuk menyangga kelebihan H. di tubuh.
akan diekskresikan di urin. Laju ekskresi H. normal ini seimbang Dalam situasi yang berlawanan pada alkalosis, laju selresi
dengan laju pembentukan H. non-asarn karbonat normal. H. berkurang, sementara laju filtrasi HCO, meningkat di-
Sekresi H. yang diekskresikan digabungkan dengan pe- bandingkan normal. Jika [Hl plasma di bawah normal maka
nambahan HCO, baru ke plasma, berbeda dari sekresi H- jumlah HCO, yang menyangga H. berkurang sehingga
yang digabungkan dengan reabsorpsi HCO; dan tidah di- [HCO3-] plasma meningkat di atas normal. Akibatnya, laju
ebskresihan, melainkan menyatu ke molekul HrCO, Iang ftltrasi HCO, juga meningkat. Tidak semua HCO, Iang
kemudian direabsorpsi. Jika semua HCO,- yang difiltrasi terfiltrasi akan direabsorpsi karena ion bikarbonat ini berlebih-
telah direabsorpsi dan terdapat tambahan sekresi H- yang an dibandingkan dengan ion hidrogen yang disekresikan di
dihasilkan dari penguraian HrCOr, maka HCOr- yang cairan tubulus dan HCO, tidak dapat direabsorpsi tanpa
diproduksi melalui reaksi ini berdifusi ke dalam plasma se- terlebih dulu berikatan dengan H-. Kelebihan HCOr- akan
bagai HCO.- "baru". Disebut "baru' karena kemunculannya tertinggal di cairan tubulus untuk diekskresikan di urin sehing-
dalam plasma tidak berkaitan dengan reabsorpsi HCO3- di ga [HCO. J plasma berkurang dan urin menjadi lebih basa.
lumen tubulus (Gambar 15-11). Sementara itu, H. yang di- Secara singkat, ketika [H.] plasma meningkat di atas
sekresikan berikatan dengan dapar urin, khususnya fosfat normal sewaktu asidosis, kompensasi ginjal mencakup yang
basa (HPOr'') dan kemudian diekskresikan. berikur (Tabel I 5-8):
1. Peningkatan sekresi dan, kemudian, ekskresi H. di urin
PENANGANAN H* DAN HCO3- OLEH GINJAL sehingga kelebihan H. dieliminasi dan [H.] plasma
SELAMA ASIDOSIS DAN ALKALOSIS berkurang.
Ketika [H-] plasma meningkat selama asidosis, lebih banyak 2. Reabsorpsi semua HCOr- yang terfilrrasi, plus penam-
H* yang disekresikan daripada normal. Pada saat yang sama bahan HCOr- baru ke piasma sehingga terjadi pening-
jumlah HCO3- yang terfiltrasi lebih rendah daripada normal katan [HCOr-1 plasma.
Plasma kapiler
Lumen tubulus Sel tubulus peritubulus
M- E.@
Metabolisme sel
ca = karbonat anhidrase
Garnbar 15-10
Sekresi ion hidrogen digabungkan dengan reabsorpsi bikarbonat. Karena hilangnya satu HCO, yang terfiltrasi dari cairan
tubulus diimbangi oleh kemunculan satu HCO, lain di plasma maka HCO'- dianggap telah "direabsorpsi".
628 Bab 1 5
Plasma kapiler
Lumen tubulus Sel tubulus peritubulus
m.
I
Diekskresikan Metabolisme sel
di urin
ca = karbonat anhidrase
Gamban'!5-1'1
Sekresi dan ekskresi ion hidrogen yang digabungkan dengan penambahan HCO, baru ke plasma. H. yang disekresikan tidak
berikatan dengan HPO42 yang terfiltrasi dan tidak diekskresikan sampai semua HCO3- yang terfiltrasi "direabsorpsi". seperti
diperlihatkandi Gambarl5-l0.JikasemuaHCO, yangterfiltrasi telahberikatandenganH.yangdisekresikanmakasekresi H*
lebih lanjut akan diekskresikan di urin, terutama bersama dengan penyangga urin misalnya fosfat basa. Ekskresi H. digabungkan
dengan kemunculan HCO; baru di plasma. HCOr- "baru" mencerminkan penambahan netto dan bukan sekedar penggantian
HCO3 yang difiltrasi.
Tabel 15-8
Ringkasan Respons Ginjal Terhadap,Asidosis dan Alkalosis
REABSORPSI
HCO3- DAN
PENAMBAHAN PERUBAHAN
KELAINAN SEKRESI EKSKRESI HCO3- BARU EKSKRESI KOMPENSATORIK
ASAM.BASA H+ H+ KE PLASMA HCOs- pH URIN pH PLASMA
Asidosis Normal (nol; Asam Alkalinisasi ke arah
semua yang normal
dif iltrasi
direabsorpsi)
Alkalosis t Alkali Pengasaman ke
arah normal
Jika [H.] plasma turun di bawah normal saat alkalosis, kelebihan HCO. ) sembari mengasamkan plasma (dengan
respons ginjal mencakup: menahan H-).
1. Berkurangnya sekresi dan ekskresi Ht di urin, menahan
H- dan meningkatkan [H.] plasma. ! Sewaktu asidosis, ginjal mensekresi amonia
2. Reabsorpsi tak tuntas HCO3- yang terfiltrasi dan untuk menyangga H* yang disekresikan.
HCO.-, yang
karenanya terjadi peningkatan ekskresi
menurunkan [HCO3-] plasma. Pembawa H. dependen energi di sel tubulus dapat mensekresi
H'melawan gradien konsentrasi sampai cairan tubulus (urin)
Perhatikan bahwa untuk mengompensasi asidosis, ginjal menjadi 800 kali lebih asam daripada plasma. Pada titik ini,
mengasamkan urin (dengan membuang kelebihan H-) dan sekresi H. lebih lanjut berhenti karena gradien menjadi rer-
mengalkalinisasi plasma (dengan menahan HCO, ) untuk lalu besar untuk keberlanjutan proses sekresi. Ginjal tidak da-
membawa pH ke normal. Pada keadaan yang berlawanan- pat mengasamkan urin melebihi pH urin 4,5 lkar:enadibatasi
alkalosis-ginjal membuat urin basa (dengan membuang oleh gradien). Jika dibiarkan ranpa penyangga sebagai H-
530 Bab 1 5
rikut berlaku ketika kita meneliti ketidakseimbangan asam- mengapa ketika [CO'J meningkat dan mendorong reaksi
6asa sebelum terjadi kompensasi apapun: CO, + HrO HrCO3 < H" + HCO, ke kanan, kita
= '
mengatakan bahwa [H.] meningkat terapi [HCO,-] tetap
1. Perubahan pH yang disebabkan oleh faktor pernapasan
normal, meskipun jumlah Ht dan HCO3- yang diproduksi
berkaitan dengan kelainan ICO'J, menyebabkan per-
ketika HrCO, (y"ng dihasilkan oleh COr) terurai adalah
ubahan H- yang dihasilkan dari asam karbonat. Sebalik-
sama. Jawabannya terletak pada kenyataan bahwa dalam
nya, penyimpangan pH karena faktor metabolik ber-
keadaan normal [HCO3 ] adalah 600.000 kali lebih banyak
kaitan dengan kelainan [HCO3 ] yang terjadi karena
daripada [Ht]. Untuk setiap satu ion hidrogen dan 600.000
ketidaksamaan antara jumlah HCO, Iang tersedia dan
jumlah H. yang dihasilkan dari asam nonkarbonat yang
ion bikarbonar yang ada di CES, pembentukan satu H*
tambahan dan satu HCOr- menyebabkan [H.] berlipat dua
harus didapar oleh HCOr-.
(peningkatan 1000/o) tetapi hanya meningkatkan [HCO3 ]
2. Setiap kali rasio [HCO, J/[COr] turun di bawah 20ll;
0,000170/o (dari 600.000 menjadi 600.001 ion). Karena itu,
timbul asidosis. Log. setiap angka di bawah 20 adalah
peningkatan [COr] menyebabkan peningkatan mencolok
kurang dari 1,3 dan, jika ditambahkan ke pK 5,1 akan
menghasilkan pH asidotik di bawah 7,4. Setiap kali [H-] sementara IHCOr-J pada hakikatnya tidak berubah.
rasio melebihi 20ll akan terjadi alkalosis. Log setiap
angka di atas 20 adalah lebih dari 1,3 dan, jika di- KOMPENSASI UNTUK ASIDOSIS RESPIRATORIK
tambahkan ke pK 6,1, menghasilkan pH alkalotik di Tindakan kompensasi bekerja untuk memulihkan pH ke
atx7,4. normal:
Marilah kita satukan kedua pokok di atas: I Dapar kimiawi segera menyerap kelebihan H-. ,
I Asidosis respiratorik memiliki rasio kurang dari 20ll I Mekanisme pernapasan biasanya tidak dapat berespons
yang berasal dari peningkatan [COrl. dengan meningkatkan ventilasi karena masalah respirasi
I Alkalosis respiratorih memiliki rasio lebih dari 20ll ka- justru menjadi penyebab.
rena berkurangnya [COrJ. I Karena itu, ginjal menjadi sangat penting dalam tin-
I Asidosis metabolik memiliki rasio kurang dari20ll yang dakan kompensasi terhadap asidosis respiratorik. Organ ini
berkaitan dengan penurunan [HCO3-]. menahan semua HCOr- yang difiltrasi dan menambahkan
I Alkalosis metabolik memiliki rasio lebih dari2011 yang HCO3- baru ke plasma sembari secara bersamaan menselresi
berasal dari peningkatan [HCO, J. dan, kemudian, mengekskresi lebih banyak H-.
Kita akan meneliti masing-masing kategori ini secara Akibatnya, simpanan HCO3- di tubuh meningkat.
terpisah dan lebih detil, dengan memperhatikan terurama Dalam contoh kita (Gambar l5-l2c), [HCO3 J plasma
kemungkinan penyebab dan kompensasi yang dapat terjadi. menjadi dua kali lipat sehingga rasio [HCO, l/[COr] adalah
Konsep "tuas keseimbangan' yang disajikan di Gambar 15- 4012 dan bukan 2012 seperri sebelum terkompensasi. Rasio
12 bersama dengan persamaan Henderson-Hasselbalch, akan 4012 ekivalen dengan rasio normal 2011 sehingga pH kem-
membantu anda melihat lebih jelas kontribusi paru dan gin- bali normal T,4.Peningkatan konservasi HCO3 oleh ginjal
jal terhadap penyebab dan kompensasi berbagai gangguan telah mengompensasi secara penuh akumulasi CO, sehingga
asam-basa. Situasi normal disajikan di Gambar 75-12a. pH kembali ke normal, meskipun kini [CO'J dan [HCO, J
berubah. Perhatikan bahwa pemeliharaan pH normal ber-
gantung pada pemeliharaan rasio normal antara [HCOr-l
IAsidosis respiratorik terjadi karena dan ICOrJ, berpapun nilai absolut masing-masing kompo-
peningkatan [COr]. nen penyangga ini. (Kompensasi tidak benar-benar tercapai
karena pH dapat dipulihkan mendekati tetapi tidak persis
Asidosis respiratorik adalah akibat dari retensi abnormal
normal. Namun, dalam contoh kita, kita berasumsi bahwa
CO, karena hipouentilasi (lihat h. 536). Karena CO, Iang
terjadi pemulihan sempurna untuk memudahkan penghi-
keluar dari paru lebih sedikit daripada normal maka pening-
tungan matematik. Juga perlu diingat bahwa angka-angka
katan pembentukan dan penguraian H2CO3 yang terjadi me-
yang digunakan hanya sebagai gambaran. Penyimpangan pH
nyebabkan peningkatan [H"].
sebenarnya terjadi dalam kisaran yang luas, dan derajat
kompensasinya j uga bervariasi).
PENYEBAB ASIDOSIS RESPI RATORI K
Kemungkinan penyebab mencakup penyakit paru, depresi
pusat pernapasan oleh obat atau penyakit, gangguan saraf IAlkalosis respiratorik terjadi akibat
atau otot yang mengurangi kemampuan bernapas, atau (se- penurunan [co2].
cara sementara) bahkan hanya tindakan menahan napas.
Pada asidosis respiratorik tak terkompensasi (Gambar Defek primer pada alkalosis respiratorik adalah pengeluaran
l5-l2b), [COr] meningkat (dalam contoh ini, menjadi dua berlebihan CO, dari tubuh akibat hiperuentilasi (lihat h.
kali lipat), dimana [HCO3-] normal, sehingga'rasio menjadi 536). Jtka ventilasi paru meningkat melebihi laju produksi
2012 (l0lI) dan pH berkurang. Marilah kita perjelas suatu CO, maka COryangkeluar akan terlalu banyak. Akibatnya,
hal yang dapat membingungkan. Anda mungkin bertanya H2CO3 yang terbentuk berkurang.dan [H.] menurun.
G) FH ?4
lHco"-l(20)
pH = pK * los
(1)
- 7,4
= 6,1 + 1,3 -tCOrL
(c)@
.ii"?,ff)
"=l,l
lHco3l
*
nH= o,t t rqs # ffi pH = 6,1 . ,* ('f)
E 6,1 + 1,6 r 7,7
*t
= 6,1 + 1,3 = 7,4
.1 li :::_':r__in-li'-
l",, ; .r'l,,''':,,'
i.,i ! r,r;
r r, ,
{10}
;1:,:..11,, :l' * (1s)
I
{l}l ',.r (s)
-
1^u-n *
I Pr r r,r
I
| (asidosis I
I metabolik) pH*6,1*foS
f pH = 6,1 .,"S (?
|
i
#
":''l;l =S,1 +1.0=7,1 = 6,1 + 1,3 = 7,4
I---
pt1 t,t ---- I
lHc03-l
I latkatosis I lHco3-l
I metanotir) |
(40) lcozl
(h) x (1,25)
*(i)
PH = 6,1 + IoS {P pH = 6,1 .'"s (?)
1,ffi
= 6,1 + 1,6 = 7,7 = 6,1 + 1,3 = 7,4
Panjang lengan timbangan tidak sesuai skala.
Gambaran skematik hubungan [HCOrl dan [COrl terhadap pH dalam berbagai status asam-basa. (a) Keseimbangan asam-basa
normal'
Ytlg tllOa l/[COr] adalah 2011 . (b) Asidosis respiratorik tak terkompensasi. Rasio [HCOrl/[COr] berkurang (2012) karena terjadi
akum.ulasi c9: (c) Asidosis respiratorik terkompensasi. Retensi kompensatorik HCor- untuk mengimbangi akumulasi CO, memulihkan
rasio [HCo,-]4COrl.ke ekivalen normal (40/2). (d) Alkalosis respiratorik tak terkompensasi. Rasio [HCor-J/[COr] meningkat'(20l0,5) akibat
p"lrly.1T CQ (e) Alkalosis respiratorik terkompensasi. Eliminasi kompensatorik HCO.- untuk mengimbangi def isif CO, memulihkan
Ttj9.!li-O^, l/t!9,] \9
ekivalen normal (10/0,5). (f) Asidosis metabolik tak terkompensasi. Rasio [HCO, ]/[CO,] berkurang (rOlt; oteh
defisit HCO,-. (g) Asidosis metabolik terkompensasi. Korservasi_HCOi1 vlng secara parsial menamba-hkan kekurangan HCO, dan
,
penurunan kompensatorik C0, memulihkan rasio IHCO3 ]/[COrl ke ekivalen normal (15/0,75). (h) Alkalosis metabollk tak tekompen-
sasi..Rasio [HCO3-]4COrI meningkat (40/'l) karena kelebihan HCO, . (i) Alkalosis metabolik terkompensasi. Eliminasi sebagian HCdr- dan
peningkatan kompensatorik CO, memulihkan rasio [HCOr-]/tCOri ke ekivalen normal (2511,25).
632 Bab 1 5
PENYEBAB ALKALOSIS RESPIRATORIK PENYEBAB ASIDOSIS METABOLIK
Kemungkinan penyebab alkalosis respiratorik mencakup Asidosis metabolik adalah jenis gargguan asam-basa yang paling
demam, rasa cemas, dan keracunan aspirin, yang semuanya sering dijumpai. Inilah sebagian penyebabnya yang umum:
merangsang ventilasi secara berlebihan tanpa mempertim-
1. Diare berat. Selama pencernaan, getah pencernaankaya
bangkan status Or, COr, atau H. di cairan tubuh. Alkalosis
HCO, biasanya disekresikan ke dalam saluran cerna
respiratorik juga terjadi karena mekanisme fisiologik di tem-
dan kemudian diserap kembali ke dalam plasma ketika
pat yang tinggi. Ketika konsentrasi O, yang rendah dalam
pencernaan selesai. Selama diare, HCO3- ini hilang dari
darah arteri secara refleks merangsang ventilasi untuk mem-
tubuh dan tidak direabsorpsi. Karena HCO, berkurang
peroleh lebih banyak Or, CO2 akan keluar dalam jumlah ter-
maka HCO, yang tersedia untuk mendapar H. ber-
lalu besar yang secara tak sengaja menyebabkan keadaan kurang sehingga lebih banyak H- bebas yang ada di
alkalotik (lihat h. 538).
cairan tubuh. Dengan melihat situasi ini dari segi yang
Jika kita melihat kelainan biokimiawi pada alkalosis berbeda, berkurangnya HCO. menggeser reaksi CO, +
respiratorik tak terkompensasi (Gamba r l5-l2d), peningkat- HrO H- + HCO, ke kanan untuk mengompensasi
an pH mencerminkan penurunan [COr] (separuh dari nilai =
defisit HCO, , meningkatkan [Hl] di atas normal.
normai pada contoh kita), sementara [HCOr-J tetap normal. 2. Diabetes melitus. Kelainan metabolisme lemak akibat
Hal ini menghasilkan rasio alkalotik 2010,5, yang serara ketidakmampuan sel menggunakan glukosa karena
dengan 4011,. kurangnya efek insulin menyebabkan pembentukan
asam keto secara berlebihan. Penguraian asam-asam keto
ini meningkatkan [H-] plasma.
KOMPENSASI U NTUK ALKALOSIS RESPIRATORI K
3. Olahraga berat. Ketika orot mengandalkan glikolisis
Tindakan kompensasi bekerja untuk menggeser pH kembali anaerob sewaktu olah raga berat, terjadi peningkatan
ke normal: produksi asam laktat, yang meningkatkan [Hr] plasma
(lihat h. 299).
I Sistem dapar kimiawi membebaskan Hr untuk mengu- 4. Asidosis uremih. Pada gagal ginjal berat (uremia), ginjal
rangi keparahan alkalosi3.
tidak dapat menyingkirkan bahkan H. dalam jumlah
I Sewaktu [COr] dan [H-] plasma turun di bawah normal normal yang dihasiikan dari asam-asam nonkarbonat
akibat ventilasi berlebihan, dua dari perangsang kuat untuk dari proses-proses merabolik sehingga H- mulai me-
mendorong ventilasi lenyap. Efek ini cenderung "mengerem" numpuk di cairan tubuh. Ginjal juga tidak dapat me-
dorongan yang ditimbulkan oleh faktor nonrespirasi, misal- nahan HCO, dalam jumlah memadai untuk menyang-
nya demam atau rasa cemas, terhadap ventilasi. Karena itu, ga beban asam yang normal.
hiperventilasi tidak berlanjut ranpa kendali.
I Jika situasi berlanjut selama beberapa hari maka ginjal
KOMPENSASI UNTUK ASIDOSIS METABOLIK
melakukan kompensasi dengan menahan H- dan mengeks-
kresi HCO, lebih banyak. Kecuali pada asidosis uremik, asidosis metabolik dikompensasi
oieh mekanisme pernapasan dan ginjal serta dapar kimiawi.
Jika, seperti pada contoh kita (Gambar 15-12e), sim-
panan HCO, berkurang hingga separuh akibat keluarnya I Penyangga menyerap kelebihan H-.
HCO3- di urin, maka rasio [HCO3 ]/[COr] menjadi 1010,5, I Paru mengeluarkan lebih banyak CO, penghasil H-.
ekivalen dengan normal 2011. Karena itu, pH dikembalikan I Ginjal mengekskresikan H. lebih banyak dan menahan
ke normal dengan menurunkan jumlah HCO, untuk HCO, lebih banyak.
mengompensasi berkurangnya CO,.
Dalam contoh kita (Gambar l5-l2g), tindakan-
tindakan kompensasi ini memulihkan rasio ke normal
dengan mengurangi [COr] menjadi 75o/o dari normal dan
IAsidosis metabolik berkaitan dengan dengan meningkatkan IHCO, ] separuh jalan menuju ke
penurunan IHCO3-]. normal (naik dari 50o/o menjadrT5o/o nilai normal). Hal ini
membawa rasio menjadi 1510,75 (ekivalen dengan 20li).
Asidosis metabolik (juga dikenal sebagai asidosis non- Perhatikan bahwa dalam mengompensasi asidosis meta-
respiratorik) mencakup semua jenis asidosis selain yang boiik, paru secara sengaja menggeser [CO,] dari normal da-
disebabkan oleh keiebihan CO, di cairan tubuh. Pada keada- lam upaya memulihkan [H.] ke ,,ormrl. Sementara pada
an tak terkompensasi (Gambar l5-l2f), asidosis metabolik ".ah
gangguan asam-basa yang disebabkan oleh faktor pernapasan
selalu ditandai oleh penurunan [HCO.-] plasma (dalam con- kelainan [COr] adalah penyebab ketidakseimbangan [H-],
toh kita menjadi separuhnya). ,.-.rri"." [CO,] normal se- pada gangguan asam-basa metabolik [COr] secara sengaja di-
hingga terbentuk rasio asidotik 10/1. Masalahiapat timbul geser dari normal sebagai kompensasi p.nti.rg untuk ketidak-
karena pengeluaran cairan kaya HCO, yang berlebihan dari seimbangan [H.].
tubuh atau karena akumulasi asam nonkarbonat. Pada kasus Jika penyakit ginjal menjadi penyebab asidosis metabo-
yang terakhir, HCOr- plasma digunakan untuk mendapar H- lik maka kompensasi tidak mungkin runtas karena tidak ter-
tambahan tersebut. sedia mekanisme ginjal untuk mengatur pH. Ingatlah bahwa
Tabel.1,5-9
Ringkasan:lCorlr lHOr-l. dan pH pada.Kelainan Asam-Basa Tak Terkompensasi dan Terkompensasi
lcorl lHCO31
(DIBANDINGKAN (DIBANDINGKAN
STATUS ASAM-BASA pH NORMAL) NORMAL) lHco3l/lcorl
Normal Normal Normal Normal 20/1
Asidosis Respiratorik Tak terkompensasi Menurun Meningkat Normal 20t2 (10t1)
Asidosis Respiratorik Terkompensasi Normal Meningkat Meningkat 40t2 (20/1)
Alkalosis Respiratorik Tak Terkompensasi Meningkat Menurun Normal 20t0,s (4ot1)
Alkalosis Respiratorik Terkompensasi Normal Menurun Menurun 10t0,5 (20t1)
Asidosis Metabolik Tak terkompensasi Menurun Normal Menurun 10t1
Asidosi Metabolik Grkompensasi Normal Menurun Menurun 1sl0,7s (20t1)
Alkalosis Metabolik Tak Terkompensasi M.eningkat Normal Meningkat 40t1
Alkalosis Metabolik Terkompensasi Normal Meningkat Meningkat 2st1,2s (20t1)
634 Bab 15
peningkatan kompensatorik IHCO3-] mengambalikan Kontrol keseimbangan HrO penting untuk mencegah
rasio [HCO, ]/[COr] ke 2011. Alkalosis metabolik, se- perubahan osmolaritas CES, yang dapat menimbulkan per-
baliknya, malah ditandai oleh peningkatan abnormal pindahan osmorik HrO antara sel dan CES yang mem-
[HCO3 ];
kemudian peningkatan kompensatorik [CO,] bahayakan. Perpindahan HrO masuk atau keluar sel ini
memulihkan rasio ke normal. Demikian juga, alkalosis masing-masing akan menyebabkan sel membengkak atau
respiratorik terkompensasi dan asidosis metabolik terkom- menciut. Sel, terurama neuron otak, tidak berfungsi normal
pensasi memperlihatkan pola [COr] dan [HCO3 ]. Alka- jika membengkak atau menciut. Keseimbangan air rerurama
losis respiratorik dimulai dengan penurunan [COr], yang dipertahankan dengan mengontrol volume H,O bebas (H,O
dikompensasi dengan penurunan [HCO.-] . Pada asidosis yang tidak diserrai oieh zat rerlarut) yang keluar di urin untuk
metabolik, [HCO3 ] turun di bawah noimal, diikuti oleh mengompensasi pengeluaran HrO yang tak terkontrol dan
penurunan kompensatorik [COr] . Karena itu, pada gang- bervariasi dari jalur lain, misalnya keringat atau diare, dan
guan asam-basa terkompensasi, masalah awal harus diten- pemasukan HrO yang kurang reratur. Meskipun terdapat
tukan berdasarkan gejala dan tanda klinis selain penyim- mekanisme haus untuk mengontrol asupan H,O berdasarkan
pangan [COr] dan [HCO3-] dari normal. kebutuhan namun jumlah cairan yang diminum seseorang
sering dipengaruhi oleh kebiasaan dan faktor sosial dan bu-
kan hanya rasa haus.
Keseimbangan anrara pemasukan dan pengeluaran H-
sangat penting untuk mempertahankan keseimbangan asam-
PERSPEKTIF BAB lNl: FOKUS PADA basa dalam baras-batas sempit yang memungkinkan hidup.
HOMEOSTASIS Penyimpangan pH lingkungan cairan internal menyebabkan
gangguan eksitabilitas neuromuskuius, perubahan aktivitas
Homeostasis bergantung pada pemeliharaan keseimbangan metabolik yang dikontrol oleh enzim, dan ketidakseimbangan
antara pemasukan dan pengeluaran semua konstiruen yang K., yang dapat menyebabkan aritmia jantung. Efek-efek ini
terdapat di lingkungan cairan internal. Regulasi keseimbang- mematikan jika pH berada di luar kisaran 6,8 sampai 8,0.
an cairan melibatkan dua komponen terpisah: kontrol ke- Ion hidrogen seca-ra tak terkontrol dan terus-menerus
seimbangan garam dan kontrol keseimbangan HrO. Kontrol ditambahkan ke cairan tubuh akibat aktivitas metabolik yang
keseimbangan garam sangat penting dalam regulasi jangka terus-menerus, namun pH CES harus dijaga konstan pada ka-
panjang tekanan darah arteri karena beban/jumlah garam dar yang sedikit basa (7,4) agar tubuh berfungsi optimal. Se-
tubuh mempengaruhi tekanan osmotik CES, di mana plasma perti keseimbangan garam dan HrO, kontrol pengeluaran H-
adalah bagiannya. Peningkatan jumlah garam di CES menye- oleh ginjal adalah faktor regulasi utama unruk mencapai
babkan ekspansi volume CES, termasuk volume plasma, yang keseimbangan H.. Paru, yang dapat menyesuaikan ke..paian
selanjutnya menyebabkan peningkatan tekanan darah. Se- ekskresi CO, penghasil H-, juga membantu mengeluarkan H"
baliknya, penurunan jumlah garam CES menyebabkan pe- dari rubuh. Selain itu, sistem dapar kimiawi dapat menyerap
nurunan tekanan darah. Keseimbangan garam dipertahankan atau membebaskan H., secara transien menjaga konsentrasi
dengan secara rerus-menerus menyesuaikan pengeluaran ga- ion ini konstan di dalam tubuh sampai pengeluarannya dapat
ram di urin untuk menyamai asupan garam yang bervariasi diseimbangkan dengan pemasukannya. Mekanisme semacarn
dan tak terkontrol. ini tidak tersedia untuk keseimbangan garam atau HrO.
RINGKASAN BAB
Konsep Keseimbangan (h. 605 -607) Dua pertiga dari HrO tubuh terdapar di cairan intrasel
I Cadangan internal suatu bahan adalah jumlah bahan (CIS). Sisa sepertiganya terdapat di cairan ekstrasel (CES)
tersebut di CES. yang terdistribusi antara plasma (20% CES) dan cairan
I Pemasukan ke cadangan internal tersebut adalah melalui interstisium (80% CES). (Lihatlah Tabel 15-I).
ingesti atau produksi bahan secara metabolis. Pengeluaran Karena semua konstituen plasma dipertukarkan secara
dari cadangan internal adalah melalui ekskresi atau kon- bebas menembus dinding kapiler, maka plasma dan cair-
sumsi metabolik bahan. (Lihatlah Gambar I5-I). an interstisium memiliki komposisi hampir identik, ke-
I Pemasukan harus sama dengan pengeluaran agar kese- cuali tidak adanya protein plasma di cairan intertisium.
imbangan bahan rerjaga. Sebaliknya, CES dan CIS memiliki komposisi yang sama
sekali berbeda, karena sawar membran plasma bersifat
Keseimbangan Cairan (h. 607-613) sangat seiektif terhadap bahan-bahan apayalrrgdapat ma-
I Secara rerata, cairan tubuh membentuk 60% dari berat suk atau keluar sel. (Lihatlah Gambar l5-2).
tubuh total. Angka ini bervariasi di antara orang, ber- Komponen esensial keseimbangan cairan adalah kontrol
gantung pada berapa banyak lemak (jaringan yang kan- volume CES dengan memperrahankan keseimbangan ga-
dungan HrO-nya rendah) yang dimiliki seseorang. ram dan kontrol osmolaritas CES dengan mempertahan-
536 Bab 15
sqja mengeliminasi dalam jumlah normal H. yang berasal dapat menghambat sekresi H- lebih lanjut. Dalam keada-
dari sumber non-HrCO, tetapi juga dapat mengubah laju an normal, H- disangga oleh pasangan dapar fosfat urin,
pengeluaran Ht sebagai respons terhadap perubahan asam yang banyak di cairan tubulus karena kelebihan fosfat dari
non-HrCO, dan HrCOr. Sebaliknya, paru hanya dapat makanan tumpah ke dalam urin untuk diekskresikan dari
menyesuaikan H- yang dihasilkan dari HrCOr. Selain itu, tubuh.
ginjal juga dapat mengatur [HCO, ] di cairan tubuh. Pada asidosis, ketika semua dapar fosfat terpakai untuk
Ginjal mengompensasi asidosis dengan mengeluarkan ke- menyangga kelebihan H. yang disekresi, ginjal menge-
lebihan H- di urin sembari menambahkan HCO.- baru luarkan NH, ke dalam cairan tubulus untuk berfungsi
ke plasma untuk menambah jumlah dapar HCO, . Se- sebagai dapar sehingga sekresi H- dapat berlanjut.
lama alkalosis, ginjal menahan H. dengan mengurangi Empat jenis ketidakseimbangan asam-basa adalah asidosis
sekresinya di urin. Ginjal juga mengeliminasi HCO3 , respiratorik, alkalosis respiratorik, asidosis metabolik, dan
yang berlebihan karena jumlah HCO, Iang diperlukan alkalosis metabolik. Gangguan asam-basa respiratorik
menyangga H- berkurang akibat berkurangnya H-. (Lihat- berakar dari penyimpangan [CO,J dari normal, semen-
lah Gambar 15-9, l5-10, dan I5-11 sertaThbel t5-8). tara ketidakseimbangan asam-basa metabolik mencakup
H- yang disekresikan harus didapar di cairan tubulus un- semua penyimpangan pH selain yang disebabkan [CO,].
tuk mencegah peningkatan gradien konsentrasi H- yang (Lihatlah Gambar I5-12 dan Tabel 15-9\.
SOAL LATIHAN
Pertanyaan Obyektif (Jawaban di h. A-56) c. meningkat pada asidosis
1. Keseimbangan garam pada manusia kurang dapat diatur d. turun lebih rendah jika [HCO. ] meningkat
karena kesukaan kita akan garam yang hedonistik. e. normal jika rasio [HCO3 ]/ICO
r) adalahZOlt
(Benar atau salah?) 11. Tunjukkan semua jawaban yang benar: Sel tubulus ginjal
2. Satu-satunya jalan untuk mempertukarkan bahan antara mensekresikan NH,
sel dan lingkungan eksternal adalah CES. (Benar atau a. ketika pH urin menjadi terlalu tinggi
salah?) b. ketika tubuh berada dalam keadaan alkalosis
3. Air terdorong masuk ke dalam sel ketika volume CES c. agar sekresi H- oleh ginjal dapat terus berlangsung
meningkat oleh penambahan cairan isotonik. (Benar d. untuk menyangga kelebihan HCO. yang difiltrasi
atau salah?) e. jika rerjadi kelebihan NH, di cairan tubuh
4. H. yang disekresikan dan digabungkan dengan reabsorpsi 12. Tunjukkan semua jawaban yaig benat Asidosis
HCO, tidak dielakresikan, sementa-ra H. y*g disekresi- a. menyebabkan eksitabilitas berlebihan sistem saraf
kan dan kemudian diekskresikan dikaitkan dengan pe- b. terjadi jika pH plasma turun di bawah 7,35
nambahan HCO3- baru ke plasma. (Benar atau salah) c. terjadi ketika rasio [HCO, J/[COr] melebihi 20l1
5. Peningkatan tak diinginkan CO, adalah penyebab asi- d. terjadi ketika CO, dikeluarkan dari paru lebih cepat
dosis respiratoik, tetapi peningkatan secara sengaja CO, daripada produksinya oleh aktivitas metabolik
mengompensasi alkalosis metabolik. (Benar atau salah?) e. terjadi ketika pengeluaran HCO. dari tubuh ber-
6. Dari dua anggota sistem dapar HrCOr:HCOt, ... di- lebihan, misalnya sewakru diare
"
atur oleh paru dan ... diatur oleh ginjal. 13. Selesaikan bagan berikut:
7. Kompartemen cairan tubuh terbesar adalah ...
tHCo;l Kehinan tak Kemungbinan
8. Mana dari faktor berikut yang tidak meningkatkan
sekresi vasopresin?
tCOJ terkompensasi penyebab pH
a. hipertonisitas CES 10/1 1. 2. 3.
b. alkohol 20t0,5 4._ 5. 6.
c. situasi stres
2012 7. _ 8. g
d. defisit volume CES
e. angiotensin II
40lr 10. _ 11. _ 12. _
g Mana dari oiang berikut yang persenrase HrO-nya pa-
ling rendah? Pertanyaan Esai
a. bayi gemuk 1. Jelaskan konsep keseimbangan!
b. mahasiswi bertubuhproporsional 2. Jelaskan garis besar distribusi H"O tubuhl
c. mahasiswa berotot gempal 3. Sebutkan definisi cairan trans-sil, dan tunjukkan kom,
d. wanita lanjut usia dengan obesitas ponen-komponennya! Apakah kompartemen trans-sel
e. pria tua bertubuh langsing sebagai keseluruhan mencerminkan perubahan pada
10. Tunjubkan semuajawaban yang benar: pH keseimbangan cairan tubuh?
a. sama dengan log 1/[H-] 4. Bandingkan komposisi ion plasma, cairan interstisium,
b. sama dengan pK + log [COr]/[HCO3 ] dan cairan intrasel!
UNTUK DIRENUNGKAN
(Penjelasan dih. A-57) sentrasi cairan tubuh dan kemudian disuntikkan secara
1. Minuman beralkohol menghambat sekresi vasopresin. intravena, apa dampaknya pada keseimbangan cairan
Berdasarkan fakta ini, perkirakanlah efek alkohol pada tubuh?
laju pembentukan urin! Perkirakan efek alkohol pada 4. Jelaskan mengapa pengobatan hiperasiditas lambung
osmolaritas CES! Jelaskan mengapa orang masih merasa dengan antasid yang kurang diserap dari saluran cerna
haus setelah konsumsi minuman beralkohol dalam lebih aman daripada dengan soda kue, yang merupakan
jumlah besar? dapar yang baik tetapi mudah diserap!
2. Jika seseorang kehilangan 1500 ml keringat kaya garam 5. Mana dari reaksi berikut yang mendapar asidosis pada
dan minum 1000 ml air selama periode waktu yang pneumonia berat?
sama, apa yang akan terjadi pada sekresi vasopresin? a. Ht + HCO, -+ H2CO3 -+ CO2 + HrO
Mengapa kita perlu mengganti air dan garam? b. CO, + HrO -+ HrCO3 ) H- + HCO3-
3. Jika suatu zat terlarut yang dapat menembus membran c. H. + Hb -+ HHb
plasma, misalnya dekstrosa (sejenis gula), dilarutkan d. HHb -+ H. + Hb
dalam air steril pada konsentrasi yang sama dengan kon- e. NaHrPOn + Na. J NarHPO, + H.
KASUS KLINIS
(Penjelasan dih. A-57) jangan pada keseimbangan cairan dan asam-basanya? Dengan
Marilyn Y mengalami diare berat selama lebih dari seminggu cara apa tubuh Marilyn mencoba mengompensasi ketidak-
akibat terjangkit salmonelosis, suatu infeksi bakteri di usus seimbangan ini?
karena makanany^ngtercemar. Apa dampak diare berkepan-
638 Bab 15
SUMBER BACAAN PHYSIOEDGE
Situs PhysioEdge memperkenalkan aspek-aspek klinis fisiologi manusia. Untuk
Situs untuk buku ini berisi banyak alat bantu belajar yang bab ini periksalah: Ca:e History 5: EightYears Later.
bermanfaat, serta banyak petunjuk untuk bahan bacaan lebih
Untuk anjuran bacaan, konsultasilah ke InfoThac" College
lanjut dan riset. Masuklah ke:
Edition/Research di situs PhysioEdge atau pergi langsung ke
http://biology. brookscole.com/sherwoodhp6
InfoTlac College Edition, perpustakaan riset online anda di:
Pilihlah Chapter 15 dari menu drop-down atau. klik salah satu
http //infotrac.thomsonlearning.com
dari banyak pilihan, termasuk Case Histories, yang :
Homeostasis
Sistem pencernaan berperan dalam
'i:tr:::!:::::i::i:::::: :,:r;:::-it'!: : : homeostasis dengan memindahkan nutrien,
air, dan elektrolit dari lingkungan eksternal
:i ke lingkungan internal
:l
:l
r?r:jr::4lt1i.nrllijt+.sr4!,r:i*ejrFiE$B@1!g!i&w!ry+iffittttial,'1|itl:t4rrn!.]!ir.?
q';=.i#::i
$"**m':***tssi$ *s*msls$
heg! k*lax':g*{.*n#$}{3
Untuk mempertahankan homeostasis, molekul nutrien yang memindahkan nutrien, air, dan elektrolit dari lingkungan
digunakan untuk menghasilkan energi harus terus-menerus eksternal ke lingkungan internal. Sistem pencernaan tidak
diganti dengan nutrien baru kaya energi. Molekul nutrien, secara langsung mengatur konsentrasi konstituen-konstituen
khususnya protein, juga diperlukan untuk sintesis sel baru dan ini di lingkungan internal. Sistem ini tidak mengubah
bagian sel yang berlangsung terus-menerus dalam proses penyerapan nutrien, aiL atau elektrolit sesuai kebutuhan
pergantian dan pertumbuhan jaringan. Demikian juga, air tubuh (dengan sedikit pengecualian); sistem pencernaan
dan elektrolit yang secara konstan keluar melalui urin dan mengoptimalkan kondisi untuk pencernaan dan penyerapan
keringat serta melalui jalur lain harus diganti secara teratur. apa yang ditelan.
Sistem pencernaan berperan dalam homeostasis dengan
640
Sistem
Pencernaan
SEKILAS ISI
PENDAHULUAN PENDAHULUAN
I Proses pencernaan dasar
Fungsi utama sistem pencernaan adalah memin-
I Komponen sistem pencernaan
dahkan nutrien, air, dan elektrolit dari makanan
I Mekanisme umum regulasi fungsi pencernaan
yang kita telan ke dalam lingkungan internal tubuh.
MULUT
Makanan yang ditelan merupakan sumber energi
I Mengunyah
atau bahan bakar yang esensial. Bahan bakar tersebut
I Sekresi liur
digunakan oleh sel untuk menghasilkan AIP untuk
FARING DAN ESOFAGUS melaksanakan berbagai aktivitas yang memerlukan
I Menelan energi, misalnya transpor aktif, kontraksi, sintesis,
LAMBUNG dan sekresi. Makanan juga merupakan sumber ba-
I Motilitas lambung han baku untuk memperbarui dan menambah ja-
I Sekresi lambung ringan rubuh.
I Pencernaan di lambung Tindakan makan tidak secara oromatis menye-
I Penyerapan oleh lambung babkan molekul-molekul jadi yang ada di makanan
SEKRESI PANKREAS DAN EMPEDU tersedia bagi sel tubuh sebagai sumber bahan bakar
I Pankreas eksokrin atau bahan baku. Makanan mula-mula harus di-
I Hati dan sistem empedu
cerna, atau diuraikan secara biokimiawi, menjadi
molekul-molekul kecil sederhana yang dapat diserap
USUS HALUS
dari saluran cerna ke dalam sistem sirkulasi untuk
I Motilitas usus halus
didistribusikan ke sel-sel. Dalam keadaan normal,
I Sekresi usus halus
95o/o dari makanan yang tertelan dapat digunakan
I Pencernaan di usus halus
oleh tubuh. Karena itu, rangkaian dalam akuisisi
I Penyerapan oleh usus halus
nutrien adalah ingesti, pencernaan, penyerapan, dis-
USUS BESAR tribusi, dan pemakaian.
I Motilitas usus besar Di bab ini mula-mula akan disajika.n gambaran
I Sekresi usus besar menyeluruh tenrang sistem pencernaan yaitu fitur-
I Bakteri kolon fitur umum berbagai komponen sistem sebelum kita
I Penyerapan oleh usus besar memulai pembahasan detil saluran cerna dari awal
I Komposisi tinja hingga akhir.
GAMBARAN UMUM HORMON PENCERNAAN
MOTILITAS
Kata motilitas merujuk kepada kontraksi otor yang
mencampur dan mendorong maju isi saluran cerna.
541
Seperti otot polos pembuluh darah, otot polos di dinding Selain itu, sel-sel endokrin yang terletak di dinding
saluran cerna mempertahankan suatu kontraksi tingkat saluran cerna mensekresikan hormon pencernaan ke dalam
rendah yang menetap yang dikenal sebagai tonus. Tonus darah yang membantu pengontrolan motilitas pencernaan
penting untuk mempertahankan tekanan tetap pada isi dan sekresi kelenjar eksokrin.
saluran cerna serta untuk mencegah dindingnya teregang
permanen setelah mengalami distensi. PENCERNAAN
Pada aktivitas tonus yang tetap ini terdapat dua tipe da- Manusia mengonsumsi tiga kategori biokimiawi bahan ma-
sar motilitas saluran cerna: gerakan mendorong (propulsif) kanan kaya energi: karbohidrat, protein, dan lemak. Molekul-
dan gerakan mencampur. Gerahan propulsif mendorong maju molekul besar ini tidak dapat melewati membran plasma
isi saluran cerna, dengan kecepatan pergerakan bervariasi utuh untuk diserap dari lumen saluran cerna ke dalam darah
bergantung pada fungsi yang dilakukan oleh berbagai bagian atau limfe. Kata peircernaan (digestion) merujuk kepada
saluran cerna. Jadi, isi terdorong maju di suatu segmen penguraian biokimiawi struktur kompleks makanan menjadi
dengan kecepatan yang sesuai agar segmen tersebut dapat satuan-satuan yang lebih kecil dan dapat diserap, oleh enzim-
melaksanakan tugasnya. Sebagai contoh, transit makanan enzim yang diproduksi di dalam sisrem pencernaan, sebagai
melalui esofagus berlangsung cepat, yang sesuai karena struk- berikut:
tur ini hanya berfungsi sebagai saluran dari mulut ke lam-
bung. Sebagai perbandingan, di usus halus - tempat utama 1. Bentuk paling sederhana karbohidrat adalah gula seder-
pencernaan dan penyerapan - isi bergerak maju dengan lam- hana ataumonosakarida (molekul "satu gula'), misalnya
bat, menyediakan waktu untuk penguraian dan penyerapan glukosa, fruktosa, dan galaktosa, yang dalam keadaan
makanan. normal sangat sedikit ditemukan dalam makanan (lihat
Gerakan mencampur memiliki fungsi ganda. Pertama, h. A-13). Sebagian besar karbohidrat yang kita telan
dengan mencampur makanan dengan getah pencernaan, gerak- berada dalam bentuk polisakarida (molekul "banyak
an ini meningkatkan pencernaan makanan. Kedua, gerakan ini guld'), yang terdiri dari rantai-rantai molekul glukosa
mempermudah penyerapan dengan memajankan semua bagian yang saling berikatan. Polisakarida yang paling umum
isi saluran cerna ke permukaan serap saluran cerna. dikonsumsi adalah tepung yang berasal dari sumber
Pergerakan bahan melalui sebagian besar saiuran cerna tanaman. Selain itu, daging mengandung glikogen,
terjadi berkat kontraksi otot polos di dinding organ-organ polisakarida bentuk simpanan dari glukosa di otot. Se-
pencernaan. Pengecualiannya adalah di ujung-ujung saluran lulosa, polisakarida lain dalam makanan, yang ditemu-
mulut di bagian pangkal esofagus di awal dan sfingter ani kan di dinding tumbuhan, tidak dapat dicerna menjadi
-
eksrernus di akhir monosakarida-monosakarida konstituennya oleh getah
- di mana motiliras lebih melibatkan orot
rangka daripada aktivitas otot polos. Karena itu, tindakan pencernaan yang dikeluarkan oleh manusia; karena itu,
mengunyah, menelan, dan defekasi memiliki komponen vo- karbohidrat ini membentu,k serat yang tidak rercerna,
lunter karena otot rangka berada di bawah kontrol sadar. atat " bulk" makanan kita. Selain polisakarida, sumber
Sebaliknya, motilitas di seluruh saluran lainnya dilaksanakan karbohidrat lain yang lebih sedikit dalam makanan
oleh otot polos yang dikontrol oleh mekanisme involunter adalah dalam bentuk disakarida (molekul "dua gula'),
kompleks. termasuk sukrosa (gula pasir, yang terdiri dari satu mo-
lekul glukosa dan satu fruktosa) dan laktosa (gula susu
yang terdiri dari satu molekul glukosa dan satu galak-
SEKRESI tosa). Melalui proses pencernaan, repung, glikogen, dan
Sejumlah getah pencernaan disekresikan ke dalam lumen disakarida diubah menjadi monosakarida konstituen-
saluran cerna oleh kelenjar eksokrin (lihat h. 4) di sepanjang konstituennya, terutama glukosa dengan sejumlah kecil
perjalanan, masing-masing dengan produk sekretorik spe- fruktosa dan galaktosa. Monosakarida ini adalah satuan
sifik. Setiap sekresi pencernaan terdiri dari air, elektrolit, karbohidrat yang dapat diserap.
dan konstituen organik spesifik yang penting dalam proses Protein dalam makanan terdiri dari berbagai kombinasi
pencernaan, misalnya enzim, garam empedu, atau mukus. asam amino yang disatukan oleh ikatan peptida (lihat
Sel-sel sekretorik mengekstraksi dari plasma sejumlah besar h. A-16). Melalui proses pencernaan, protein diuraikan
air dan bahan mentah yang diperlukan untuk menghasilkan terutama menjadi asam-asam amino konstituennya serta
sekresi tertentu tersebut. Sekresi semua getah pencernaan beberapa polipeptida kecil (beberapa asam amino yang
memerlukan energi, baik untuk transpor aktif sebagian bahan disatukan oleh ikatan peptida). Keduanya adalah satuan
mentah ke dalam sel (yang lain berdifusi secara pasif) mau- protein yang dapat diserap.
pun untuk sintesis produk sekretorik oleh retikulum endo- Sebagian besar lemak dalam makanan berada dalam
plasma. Pada rangsangan saraf atau hormon yang sesuai, bentuk trigliserida, yaitu lemak netral yang terdiri dari
sekresi dibebaskan ke dalam lumen saluran cerna. Dalam satu molekul gliserol dengan tiga asam lemak melekat
keadaaan normal, sekresi pencernaan direabsorpsi dalam padanya (tri artinya 'tigd') (lihat h. A- 1 3). Selama pencer-
suatu bentuk kembali ke darah setelah ikut serta dalam proses naan, dua dari tiga molekul asam lemak tersebut ter-
pencernaan. Kegagalan reabsorpsi ini (misalnya karena mun- pisah, meninggalkan satu monogliserida, satu molekul
tah atau diare) menyebabkan hilangnya cairan yang "di- gliserol dengan satu molekul asam lemak melekat pada-
pinjam' dari plasma ini. nya (mono artinya "satu"). Karena itu, produk akhir
542 Bab 16
OH HOH HOH
Gambar 16-1 Maltosa Glukosa Glukosa
Contoh hidrolisis. Dalam contoh ini, disakarida maltosa (produk penguraian antara dari polisakarida) diuraikan menjadi dua
molekul glukosa dengan penambahan H,O di tempat ikatan.
pencernaan Iemak adalah monogliserida dan asam le- berkontraksi normal'. Saluran cerna, yang berjalan di bagian
mak bebas, yaitu satuan lemak yang dapat diserap. tengah tubuh, mencakup organ-organ berikut (Thbel 16-l):
mulur, faring (tenggorokan); esofagus; lambung; usus halus
Pencernaan dilaksanakan oleh proses hidrolisis ("p.ng-
(terdiri dari duodenum, jejunum, dan ileum); usus besar (se-
uraian oleh air"; lihat h. A-17) enzimatik. Dengan menam-
hum, apendiks, bolon, dan rektum); dan anus. Meskipun
bahkan HrO di tempat ikatan, enzim-enzim dalam sekresi
organ-organ ini bersambungan satu sama lain namun di-
pencernaan menguraikan ikatan-ikatan yang menyatukan
anggap sebagai enriras terpisah karena modifikasi regional,
subunit-subunit molekular di dalam molekul nurrien se-
yang memungkinkan organ-organ tersebut melaksanakan
hingga terjadi pembebasan molekul-molekul kecil (Gambar
aktivitas pencernaan spesifik.
16-1). Pada proses hidrolisis terjadi pengeluaran HrO di tem-
Karena saluran cerna berlanjut dari mulut hingga ke
pat ikatan yang semula menyatukan subunit-subunit kecil
anus maka lumen saluran ini, seperti lumen sedotan, ber-
ini untuk membentuk molekul nutrien. Hidrolisis mengganti
hubungan dengan lingkungan eksternal. Karenanya, isi di
HrO dan membebaskan unit-unit kecil molekul makanan
dalam Iumen saluran cerna secara teknis berada di luar tubuh,
yang dapat diserap. Enzim-enzim pencernaan bersifat spesifik
seperti soda yang anda hisap melalui sedotan bukan me-
untuk ikatan yang dapat dihidrolisis. Sewaktu bergerak me-
rupakan bagian dari sedotan itu. Hanya setelah diserap dari
lalui saluran cerna, makanan menjadi subyek berbagai enzim,
lumen menembus dinding saluran cerna bahan tersebut di,
yang masing-masing menguraikan molekul makanan lebih
anggap sebagai bagian dari tubuh. Hal ini penting karena
lanjut. Dengan cara ini, molekul-molekul makanan yang
kondisi-kondisi yang esensial bagi proses pencer4aan dapat
besar diubah menjadi unit-unit kecil yang dapat diserap
ditoleransi di lumen saluran cerna tetapi tidak dapat di,
melalui proses bertahap progresif, seperri ialur perakitan
toleransi di dalam tubuh sejati. Perhatikan contoh berikut:
yang berjalan terbalik, seiring dengan terdorong majunya isi
saluran cerna. I pH isi Iambung turun hingga serendah 2 akibat sekresi
asam hidroklorida (HCl) oleh lambung, namun di dalam
PENYERAPAN cairan tubuh kisaran pH yang memungkinkan hidup adalah
Di usus halus, pencernaan telah tuntas dan terjadi sebagian 6,8 sampai 8,0.
besar penyerapan. Melalui proses penyerapzrn, unit-unit I Enzim pencernaan yang menghidrolisis protein dalam
kecil makanan yang dapat diserap yang dihasilkan oleh makanan juga dapat menghancurkan jaringan tubuh yang
pencernaan, bersama dengan air, vitamin, dan elektrolit, memproduksinya. (Protein adalah komponen struktural uta-
dipindahkan dari lumen saluran cerna ke dalam darah atau ma sel). Karena itu, setelah enzim-enzim ini disintesis dalam
limfe. Sewaktu kita meneliti saluran cerna dari awal hingga bentuk inaktif, mereka tidak akan diaktifkan sampai men-
akhir, kita akan membahas empar proses motilitas, sekresi, capai lumen, tempat enzim-enzim ini menyerang makanan
pencernaan, dan penyerapan yang berlangsung di masing- yang sebenarnya berada di luar tubuh (yaitu, di dalam lu-
masing organ pencernaan (Thbel 16-1). men) sehingga jaringan tubuh terlindung dari proses pencer-
naan diri,
I Di bagian bawah usus keluar kuadrilion mikroorganisme
I Sistem pencernaan dibentuk oleh salurbn cerna hidup yang normalnya tidak berbahaya dan bahkan berman-
dan organ pencernaan tambahan. faat, namun jika mikroorganisme yang sama ini masuk ke tu-
buh sejati (seperti yang dapat terjadi pada ruptur apendiks),
Sistenr pencernaan terdiri dari saluran cerna (atau traktus mereka dapat sangat berbahaya atau bahkan memarikan.
digestiuus) plus organ pencerna.rn tambahan termasuk [r-
lenjar liur, pankreas eksokrin, dan sistem empedu, yang terdiri
lKarena saluran cerna yang tidak
dari hati dan kandung empedu. Organ-organ eksokrin ini berkontraksi pada mayat memiliki
panjang sekitar dua kali lipat dibandingkan dengan saluran yang
terletak di luar saluran cerna dan mengalirkan sekresinya
berkontraksi pada keadaan hidup, maka buku-buku teks anatomi
melalui duktus ke dalam lumen saluran cerna. menunjukkan bahwa saluran cerna memiliki panjang 30 kaki
Saluran cerna pada hakikatnya adalah suatu tabung/ dibandingkan dengan panjang 15 kaki yang diperlihatkan di buku-
selang dengan panjang sekitar 4,5 m (15 kaki) dalam keadaan buku teks ilmu faal.
ORGAN PENCERNAAN
Mulut dan Kelenjar Liur
Kelenjar liur
faringoesofagus
Trakea
Hati
Esofagus
gastroesofagus
Hati
Usus Halus
Lambung
Kandung empedu
Pankreas
Duodenum
Usus Besar
Kolon desendens
Kolon transversum
Kolon asendens
Jejunum
Sekum
lleum
Apendiks
Koloid sigmoid
Rektum
Anus
644 Bab 16
MOTILITAS SEKRESI PENCERNAAN PENYERAPAN
Mengunyah Liur Pencernaan karbohidrat Makanan tidak; beberapa
I Amilase dimulai obat-misalnya, n itrog iserin
I
I Mukus
I Lisozim
Menelan Mukus Tidak ada Tidak ada
Relaksasi reseptif; Getah lambung Pencernaan karbohidrat Makanan tidak; beberapa
peristalsis I HCI berlanjut di korpus lambung; bahan larut lemak, misalnya
I Pepsin pencernaan protein dimulai di alkohol dan aspirin
I Mukus antrum lambung
I Faktor intrinsik
Tidak berlaku Enzim pencernaan pankreas Enzim-enzim pankreas ini Tidak berlaku
I Tripsin,kimotripsin. menyelesaikan pencernaan di
karboksipeptidase lumen duodenum
I Amilase
I Lipase
Sekresi NaHCO, pankreas
Tidak berlaku Empedu Empedu tidak mencerna Tidak berlaku
I Garam empedu apapun, tetapi garam empedu
I Sekresi basa mempermudah pencernaan
I Bilirubin dan penyerapan lemak di
lumen duodenum
Segmentasi; migrating Sukus enterikus Di lumen. di bawah pengaruh Semua nutrien, sebagian
motility complex I Mukus enzim pankreas dan empedu, besar elektrolit, dan air
I Garam pencernaan karbohidrat dan
(Enzim-enzim usus halus tidak protein berlanjut dan
disekresikan tetapi berfungsi pencernaan lemak telah
di dalam membran brush- tuntas; di brush border,
border - disakaridase dan pencernaan karbohidrat dan
aminopeptidase) lemak selesai.
Kontraksi haustra, Mukus Tidak ada Garam dan air; mengubah isi
pergerakan massa menjadi tinja
Permukaan mukosa umumnya berlipatJipat, dengan Motilitas dan sekresi pencernaan diatur secara cermat untuk
banyak bukit dan lembah yang sangat meningkatkan luas memaksimalkan pencernaan dan penyerapan makanan yang
permukaan yang tersedia untuk penyerapan. Derajat pelipat- masuk. Empat faktor berperan dalam mengatur fungsi sistem
an ini bervariasi di bagian saiuran cerna yang berbeda, yaitu pencernaan: (1) fungsi oronom otot polos, (2) pleksus saraf
paling ekstensifdi usus halus tempat penyerapan berlangsung intrinsik, (3) saraf ekstrinsik, dan (4) hormon pencernaan.
maksimal, dan paling sedikit di esofagus yang hanya ber-
fungsi sebagai saluran transit. Pola pelipatan mukosa dapat FUNGSI OTONOM OTOT POLOS
dimodifikasi oleh kontraksi muskularis mukosa. Hal ini pen-
Seperti sel-sel otot jantung yangyang dapat tereksitasi sen-
ting untuk memajankan daerah-daerah yang berbeda pada
diri, sebagian dari sel-sel otot polos adalah sel pemacu yang
permukaan absorptif ke isi lumen.
memperlihatkan variasi ritmik spontan potensial membran.
Jenis utama aktivitas listrik spontan di otot polos pencernaan
SUBMUKOSA adalah (potensial gelombang lambat) (lihat h. 315), yang
Submukosa ("di bawah mukosa") adalah lapisan tebal ja- juga dinamai basic elecnical rhythm (BER, irama listrik
ringan ikat yang menentukan daya regang dan elastisitas sa- dasar) saluran cerna. Sel-sel mirip sel otot tetapi tidak ber-
luran cerna. Bagian ini mengandung pembuluh darah besar kontraksi yang dikenal sebagai sel interstisium Cajal adalah
dan pembuluh limfe, di mana keduanya membentuk cabang- sel pemacu yang memicu aktivitas gelombang lambat siklik.
cabang ke arah dalam ke lapisan mukosa dan ke arah luar ke Sel-sel pemacu ini terletak di batas antara lapisan otot polos
lapisan otot tebal di sekitarnya. Di dalam submukosa juga longitudinal dan sirkular. Gelombang lambat bukan poten-
546 Bab 16
sial'aksi dan tidak secara langsung memicu kontraksi otot; Jika titik awal berada dekat dengan tingkat ambang, seperti
gelombang ini adalah fluktuasi potensial aksi ritmik beralun ketika terdapat makanan di saluran cerna, maka puncak ge-
yang secara siklis memba#a membran mendekati atau men- lombang lambat depolarisasi akan mencapai ambang sehing-
jauhi potensial ambang. Alunan gelombang iambat ini di- ga frekuensi potensial aksi dan aktivitas kontraktil yang me-
percayai disebabkan oleh variasi siklik pelepasan Ca2- dari nyertainya meningkat. Sebaliknya, jika titik awal jauh dari
retikulum endoplasma dan penyerapan Ca2* oleh mitokon- ambang, seperti ketika tidak terdapat makanan, maka kecil
dria sel pemacu. Jika gelombang ini mencapai ambang di kemungkinannya tercapai ambang sehingga frekuensi poten-
puncak depolarisasi maka di setiap puncak terpicu potensial sial aksi dan aktivitas kontraksi berkurang.
aksi sehingga terjadi siklus-siklus kontraksi otot yang ber- Kecepatan (frekuensi) aktivitas kontraktil ritmik spontan
irama. saluran cerna, misalnya peristalsis di lambung, segmentasi di
Seperti otot jantung, lembaran-lembaran sel otot polos usus halus, dan kontraksi haustra di usus besaq bergantung
tersebut dihubungkan oleh taut celah yang dapat dialiri oleh pada laju inheren yang diciptakan oleh sel-sel pemacu yang
ion-ion bermuatan listrik (lihat h. 66). Dengan cara ini, akti- terlibat. (Perincian spesifik mengenai kontraksi ritmik ini
vitas listrik yang dimulai di sel pemacu saluran cerna menye- akan dibahas ketika kita membicarakan organ-organ yang
bar ke sei-sel otot polos kontraktil di sampingnya. Selain itu, bersangkutan). Intensitas (kekuatan) kontraksi bergantung
bukti baru mengisyaratkan bahwa aktivitas listrik ini juga pada jumlah potensial aksi yang terjadi ketika potensial ge-
dapat menyebar melalui sistem saraf enterik, yang akan segera lombang lambat mencapai ambang, yang selanjutnya ber-
dijelaskan. Karena itu, keseluruhan lembaran oror berperi- gantung pada seberapa lama ambang dipertahankan. Di
laku seperti suatu sinsitium fungsional, mengalami eksitasi ambang, terjadi pengaktifan saluran Ca2- bergerbang voltase
dan kontraksi sebagai satu kesatuan saat ambang tercapai (lihat h. 96) yang menyebabkan influks Ca't ke dalam sel
(lihat h. 314). Jika ambang tidak tercapai maka aktivitas otot polos. Masuknya Ca2. ini menimbuikan dua efek (1)
listrik gelombang lambat terus menyapu ke seluruh lembaran Hal ini berperan dalam fase naik potensial aksi, dengan fase
otot tanpa disertai oleh aktivitas kontraksi. turun ditimbulkan seperti biasanya oleh efluks K-; dan (2)
Apakah ambang tercapai arau ridak bergantung pada Hal ini memicu respons kontraksi (lihat h. 103). Semakin
efek berbagai faktor mekanis, saraf, dan hormon yang mem- besar jumlah potensial aksi, semakin tinggi konsentrasi Ca2*
pengaruhi titik awal osilasi irama gelombang lambat tersebut. sitosol, semakin besar aktivitas jembatan silang, dan semakin
Mesenterium
Serosa
Membran mukosa
Lamina propria
Submukosa '.'Muskularis mukosa ]tu*o"u
Lumen
Duktus berukuran
besar dari kelenjar
pencernaan tambahan
(yi. hati atau pankreas) Pleksus mienterikus
menyalurkan isinya ke
dalam lumen
saluran cerna
Pleksus submukosa
Gambar 16-2
Lapisan dinding saluran cerna. Dinding saluran cerna terdiri dari empat lapisan utama: dari paling dalam ke luar adalah mukosa,
submukosa, muskularis eksterna, dan serosa.
548 Bab 16
refleks pendek dan refleks panjang. Ketika jaringan saraf pleks, karena dipengaruhi oleh banyak jalur sinergistik yang
intrinsik mempengaruhi motilitas lokal atau sekresi sebagai saling kait yang dirancang untuk memastikan bahwa ter-
respons terhadap stimulasi lokal spesifik maka semua elemen bentuk respons yang sesuai untuk mencerna dan menyerap
refleks terletak di dalam dinding saluran cerna iru sendiri; makanan yang masuk. Tidak ada di bagian tubuh Iain ter-
sehingga terjadilah reflefts pendek. Aktivitas saraf otonom dapat sedemikian banyak kontrol yang tumpang-tindih.
ekstrinsik dapat berjalan di atas kontrol lokal untuk memo- Kini kita akan "berwisatd' sepanjang saluran cerna, di-
difikasi respons otot polos dan kelenjar, baik untuk meng- mulai dari mulut dan berakhir di anus. Kita akan membahas
hubungkan aktivitas antara berbagai bagian saluran cerna empat proses pencernaan dasar yaitu motilitas, sekresi, pen-
atau untuk memodifikasi aktivitas sistem pencernaan sebagai cernaan, dan penyerapan di masing-masing organ sepanjang
respons terhadap pengaruh eksternal. Karena refleks otonom perjalanan. Tabel 16-1 meringkaskan aktivitas-aktivitas ter-
mencakup jalur-jalur panjang antara susunan sarafpusat dan sebut dan berfungsi sebagai rujukan untuk seluruh bab ini.
sistem pencernaan maka refleks-refleks tersebut dikenal se-
bagai refleks panjang. Selain reflek-refleks sarafini, aktivitas
sistem pencernaan juga dikoordinasikan oleh hormon pen- MULUT
cernaan, yang dirangsang langsung oleh perubahan lokal di
saluran cerna atau oleh refleks pendek atau panjang.
Selain reseptor sensorik di dalam dinding saluran cerna
I Rongga mulut adalah pintu masuk ke saluran
yang memantau isi lumen dan tegangan dinding, membran
cerna.
plasma sel efektor sistem pencernaan juga memiliki protein
Pintu masuk ke saluran cerna adalah dari mulut arau rongga
reseptor yang berikatan dengan dan berespons terhadap hor-
oral. Lubang masuk dibentuk oleh bibir yang mengandung
mon pencernaan, neurotransmiter, dan mediator kimiawi otot dan membantu mengambil, menuntun, dan menam-
lokal.
pung makanan di mulut. Bibir juga memiliki fungsi nonpen-
Dari gambaran umum ini, anda dapat melihat bahwa cernaan; bibir penting untuk berbicara (artikulasi banyak
regulasi fungsi pencernaan merupakan hal yang sangat kom- bunyi bergantung pada bentukan bibir tertentu) dan sebagai
l.
Reseptor di saluran cerna
Self-
excitable
(koniraksi untuk motiliias)
650 Bab 16
membuktikannya sendiri: Keringkan lidah anda dan ke- Sekresi basal liur yang terus-menerus tanpa rangsangan yang
mudian teteskan gula di arasnya - anda tidak merasakan jelas ditimbulkan oleh stimulasi konstan tingkat rendah oleh
manis sampai lidah anda dibasahkan. ujung-ujung saraf parasimparis yang berakhir di kelenjar liur.
5. Liur membantu berbicara dengan mempermudah gerak- Sekresi basal ini penting untuk menjaga mulut dan teng-
an bibir dan lidah. Kita sulit berbicara jika mulut kita gorokan selalu basah. Selain sekresi terus-menerus tingkat ren-
kering. dah ini, sekresi liur dapat ditingkatkan oleh dua jenis refleks
6. Liur berperan penting dalam higiene mulut dengan liur, refleks liur sederhana dan terkondisi (Gambar 16-4).
membantu menjaga mulut dan gigi bersih. Aliran liur
yang konstan membantu membilas residu makanan,
REFLEKS LIUR SEDERHANA DAN TERKONDISI
partikel asing, dan sel epitel rua yang terlepas dari mu-
kosa mulut. Kontribusi liur dalam hal ini dapat dirasa- Refleks liur sederhana terjadi ketika kemoresepror dan re-
kan oleh setiap orang yang pernah mengalami bau mu- septor tekan di dalam rongga mulut berespons terhadap ke-
lut ketika saiivasi tertekan sementara, misalnya ketika beradaan makanan. Pada pengaktifan, reseptor-reseptor ini
demam atau mengalami kecemasan berkepanjangan. menghasilkan impuis serat-serat saraf aferen yang membawa
7. Liur kaya akan dapar bikarbonat, yang menetralkan informasi ke pusat liur, yang terletak di medula batang otak,
asam dalam makanan serta asam yang dihasilkan oleh seperti semua pusat otak yang mengontrol aktivitas pencer-
bakteri di mulut sehingga karies dentis dapat dicegah. naan. Pusat liur, selanjutnya, mengirim impuls melalui saraf
otonom ekstrinsik ke kelenjar liur untuk meningkatkan se-
Meskipun memiliki banyak fungsi di atas, liur tidak kresi liur. Tindakan kedokteran gigi mendorong sekresi liur
untuk pencernaan dan penyerapan makanan, karena
esensial tanpa adanya makanan karena manipulasi ini mengaktifkan
enzim-enzim yang diproduksi oleh pankreas dan usus halus reseptor tekanan di mulut.
dapat menuntaskan pencernaan makanan meskipun tidak Pada refleks liur terkondisi, atau didapat, salivasi ter-
terdapat liur dan sekresi lambung. jadi tanpa stimulasi oral. Hanya berpikia meiihat, mencium,
CATAIAN KLINIS. Masalah utama yang berkaitan atau mendengar pembuatan makanan yanglezat memicu sa-
dengan berkurangnya sekresi liur, suatu kondisi yang dinamai livasi meialui refleks ini. Kita semua pernah mengalami "liur
xerostomia, adalah kesulitan mengunyah dan menelan, ke- menetes" ketika mengantisipasi sesuatu yang lezat untuk
sulitan bicara kecuali yang bersangkutan sering menyeruput dimakan. Ini adalah respons yang dipelajari berdasarkan
air ketika berbicara, dan peningkatan mencolok karies dentis pengalaman sebelumnya. Sinyal yang berasal dari luar mulut
kecuali jika diambil tindakan pencegahan khusus. dan secara mental dikaitkan dengan kenikmatan makan be-
kerja melalui korteks serebri untuk merangsang pusat liur di
medula.
I Sekresi liur berlangsung terus-menerus dan
dapat ditingkatkan oleh refleks.
PENGARUH OTONOM PADA SEKRESI LIUR
Secara rerata, sekitar 1 sampai 2 liter liur dikeluarkan setiap Pusatliur mengontrol derajat pengeluaran liur melalui saraf
hari, berkisar dari laju basal spontan terus-menerus sebesar 0,5 otonom yang menyarafi kelenjar liur. Tidak seperti sistem saraf
ml/mnt hingga laju aliran maksimal sekitar 5 ml/mnt sebagai otonom di tempat lain di tubuh, respons simpatis dan para-
respons terhadap rangsangan kuat misalnya menghisap jeruk. simpatis di kelenjar liur tidak antagonistik. Baik stimulasi
Korteks serebri
l*
Reseptor tekanan
dan kemoreseptor
di mulut
a
I
*',-" seoernana
)
I
Saraf otonom
Kelenjar liur
Gambar 15-4
Kontrol sekresi liur I Sekresi liur
652 Bab 15
Pusat menelan
menghambat pusat
pernapasan di
batang otak
Saluran
hidung Elevasi uvula
Langit-langit mencegah makanan
keras masuk ke saluran
hidung
Langit-langit
lunak Posisi lidah
Uvula mencegah makanan
Faring masuk kembali ke
mulut
Epiglotis
Epiglotis tertekan
ke bawah menutupi
Esofagus
glotis sebagai
Trakea mekanisme tambahan
untuk mencegah
makanan masuk ke
saluran napas
Glotis pada pintu masuk laring Aposisi erat pita suara melintangi glotis
mencegah makanan masuk ke
saluran napas (dilihat dari atas)
(a) (b)
Gambar 15-5
Tahap orofaring menelan. (a) Posisi struktur-struktur orofaring saat istirahat. (b) Perubahan yang terjadi selama tahap orofaring
menelan untuk mencegah bolus makanan masuk ke saluran yang salah.
Kita pertama-tama akan membahas peran sfingter faringo- bolus ke bagian di depannya yang masih melemas (Gambar
esofagus, kemudian proses transit makanan di esofagus, dan 16-6). Gelombang peristaltik memerlukan waktu sekitar 5
akhirnya pentingnya sfi ngter gastroesofagus. sampai 9 detik unruk mencapai ujung bawah esofagus.
Karena esofagus terpajan ke tekanan intrapleura sub- Perambatan gelombang dikontrol oleh pusat menelan,
atmosfer akibat aktivitas pernapasan (lihat h. 502) maka ter- dengan persarafan melalui saraf vagus.
bentuk gradien tekanan antara atmosfer dan esofagus. Ke- Jika bolus yang tertelan besar atau lengket, misalnya
cuali sewaktu menelan, sftngter faringoesofagus menjaga potongan roti lapis selai kacang, tidak dapat didorong men-
pintu masuk ke esofagus selalu tertutup untuk mencegah capai lambung oleh gelombang peristalsis primer, maka bolus
masuknya udara dalam jumlah besar ke dalam esofagus dan yang tertahan tersebut akan meregangkan esofagus, merang-
lambung sewaktu bernapas. Udara hanya diarahkan ke dalam sang reseptor tekanan di dindingnya. Akibatnya, terjadi
saluran napas. Jika tidak, maka saluran cerna akan menerima pengaktifan gelombang peristaltik kedua yang lebih kuat,
banyak gas, yang dapat menimbulkan sendawa. Sewaktu yang diperantarai oleh pleksus saraf intrinsik di tempat pe-
menelan, sfingter ini terbuka dan memungkinkan bolus regangan. Gelombang peristaltik kedua ini tidak melibat-
masuk ke dalam esofagus. Seteiah bolus berada di dalam kan pusat menelan, dan yang bersangkutan tidak menyadari
esofagus, sfingter faringoesofagus menutup, saluran napas kejadiannya. Peregangan esofagus juga secara refleks mening-
terbuka, dan bernapas kembali dilakukan. Tahap orofaring katkan sekresi liur. Bolus yang terperangkap akhirnya terlepas
selesai, dan sekitar 1 detik telah berlalu sejak proses menelan dan bergerak maju melalui kombinasi pelumasan oleh liur
perrama kali dimulai. tambahan yang tertelan dan gelombang peristaltik kedua
yang kuat. Peristalsis esofagus sedemikian efektif sehingga
anda dapat menghabiskan sepiring hidangan dalam posisi
I Gelombang peristaltik mendorong makanan terbalik dan semua makanan akan segera terdorong ke dalam
melalui esofagus. lambung.
protektif.
654 Bab 16
2. Iambung mengeluarkan asam hidroklorida (HCl) dan Sekali dimulai, gelombang peristaltik menyebar melalui
enzim yang memulai pencernaan protein. fundus dan korpus ke antrum dan sfingter pilorus. Karena
3. Melalui gerakan mencampur lambung, makanan yang lapisan otot di fundus dan korpus tipis maka kontraksi di
tertelan dihaluskan dan dicampur dengan sekresi bagian ini lemah. Ketika mencapai antrum, gelombang kon-
lambung untuk menghasilkan campuran cairan kentai traksi menjadi jauh lebih kuat karena oror di sini lebih tebal.
yang dikenal sebagai kimus. Isi lambung harus diubah Karena di fundus dan korpus gerakan mencampur ber-
menjadi kimus sebelum dapat dialirkan ke duodenum. langsung lemah maka makanan yang disalurkan ke lambung
Kini kita akan dari esofagus disimpan di bagian korpus yang relatif tenang
membahas bagaimana lambung
melaksanakan fungsi-fungsi di atas selagi kita meneliti empat
tanpa mengalami pencampuran. Daerah fundus biasanya
proses pencernaan dasar-motilitas, sekresi, pencernaan, dan
tidak menyimpan makanan tetapi hanya mengandung kan-
tung gas. Makanan secara bertahap disalurkan dari korpus ke
penyerapan-yang berkaitan dengan lambung. Dimulai dari
motilitas, lambung memiliki motilitas yang kompleks dan antfum, tempat berlangsungnya pencampuran.
berada di bawah banyak sinyal regulatorik. Empat aspek
motilitas lambung adalah (1) pengisian, (2) penyimpanan,
(3) pencampuran, dan (4) pengosongan. Kita mulai dengan I Pencampuran makanan berlangsung di
pengisian lambung. antrum.
Sfingter pilorus
Duodenum
Arah
gerakan
kontraksi
Gerakan
peristaltik
kimus Kontraksi
peristaltik
Gambar 16-8
Pengosongan dan pencampuran lambung akibat kontraksi peristaltik antrum.
aktivitas peristaltik di antrum, dan semakin cepat laju pengo- pengosongan iambung. Duodenum harus siap menerima
songan lambung. kimus dan dapat menunda pengosongan lambung dengan
mengurangi aktivitas peristaltik di lambung sampai duo-
denum siap menampung lebih banyak kimus. Bahkan jika
FAKTOR DI LAMBUNG YANG MEMPENGARUHI LAJU
lambung teregang dan isinya berada dalam bentuk cair, lam-
PENGOSONGAN LAMBUNG
bung tidak dapat mengosongkan isinya sampai duodenum
Faktor utama di lambung yang mempengaruhi kekuatan siap mengolah kimus.
kontraksi adalah jumlah kimus di lambung. Jika hal-hal lain Empat faktor duodenum rerpenting yang mempenga-
setara maka lambung mengosongkan isinya dengan kecepat- ruhi pengosongan lambung adalah lemab, asam, hipertonisi-
an yang sebanding dengan volume kimus di dalamnya setiap tas, dan ?eregangan. Adanya satu atau lebih rangsangan ini di
saat. Peregangan lambung memicu peningkatan modlitas duodenum akan mengaktifkan reseptor duodenum yang se-
Iambung melalui efek langsung peregangan pada otot polos suai, memicu respons saraf atau hormon yang mengerem
serta melalui keterlibatan pleksus intrinsik, saraf vagus, dan motilitas lambung dengan mengurangi eksitabilitas otor po-
hormon lambung gas*in. (Sumber, kontrol, dan fungsi lain los lambung. Penurunan aktivitas antrum kemudian mem-
hormon ini akan dijelaskan kemudian). perlambat laju pengosongan lambung.
Selain itu, derajat fluiditas kimus di lambung mem-
pengaruhi pengosongan lambung. Isi lambung harus diubah I Respons saraf diperantarai melalui pleksus saraf intrinsik
(refleks pendek) dan saraf otonom (refleks panjang). Secara
menjadi bentuk cair kental merata sebelum disalurkan ke
duodenum. Semakin cepat tingkat keenceran yang sesuai ter- kolektifl refl eks-ref etra ini disebut refleks enterogastrik.
capai, semakin cepat isi lambung siap dievakuasi. I Respons hormon melibatkan pelepasan beberapa hormon
yang secara kolektif dikenal sebagai enterogastron dari mu-
kosa duodenum. Darah membawa hormon-hormon ini ke
FAKTOR DI DUODENUM YANG MEMPENGARUHI lambung, tempat mereka menghambat kontraksi antrum un-
LAJU PENGOSONGAN LAMBUNG tuk mengurangi pengosongan lambung. Dua enterogastron
Meskipun lambung berpengaruh namun faktor-faktor di terpenting adalah sekretin dan kolesistokinin (CCK). Se-
duodenum sangat penting dalam mengontrol kecepatan kretin adalah hormon pertama yang ditemukan (1902). Ka-
556 Bab 15
Tabel 16-2
Faktor yang Mengatur Motilitas dan Pengosongan Lambung
Di Dalam Lambung
Volume kimus Peregangan menimbulkan efek langsung Peningkatan volume merangsang motilitas dan
pada eksitabilitas otot polos lambung, serta pengosongan
bekerja melalui pleksus intrinsik, saraf
vagus, dan gastrin
Derajat fluiditas Efek langsung; isi harus berbentuk cair Peningkatan fluiditas mempercepat pengosongan
(keenceran) sebelum dievakuasi
Di Dalam Duodenum
Adanya lemak, asam, Memulai refleks enterogastrik atau memicu Faktor-faktor di duodenum ini menghambat
hipertonisitas, atau pelepasan enterogastron (kolesistokinin. motilitas dan pengosongan lambung lebih lanjut
peregangan sekretin) sampai duodenum mengatasi faktor-faktor yang
ada
Di Luar Sistem Pencernaan
Emosi Mengubah keseimbangan otonom Merangsang atau menghambat motilitas dan
pengosongan
Nyeri hebat Meningkatkan aktivitas simpatis Menghambat motilitas dan pengosongan
rena merupakan produk sekretorik yang masuk ke darah, terutama dari pankreas. Asam yang belum ternetralkan akan
bahan ini dinamai sekretin. Kata kolesisrohinin berasal dari mengiritasi mukosa duodenum dan menginaktifkan enzim-
kenyataan bahwa hormon ini juga menyebabkan kontraksi enzim pencernaan pankreas yang disekresikan ke dalam
kandung empedu yang berisi empedu (kole artinya "empedu"; lumen duodenum. Karena itu, masuk akal jika asam yang
bisto artinya "kantung"; dan hinin artinya "kontraksi"). belum ternetralkan di duodenum akan menghambat pengo-
Sekretin dan CCK adalah hormon pencernaan utama yang songan lebih lanf ut isi lambung yang asam sampai netralisasi
melakukan fungsi penting selain berfungsi sebagai entero- selesai.
gastron. I Hipertonisitas. Sewakru molekul-molekul protein darr
658 Bab 15
terperas antara diafragma di atas dan rongga abdomen yang
mengecil di bawah, isi lambung terdorong ke atas melalui I Getah pencernaan lambung disekresikan oleh
sfingter-sfingter yang melemas dan esofagus serta keluar me- kelenjar yang terletak di dasar foveola gastrika.
lalui mulut. Glotis tertutup, sehingga bahan muntah tidak
Setiap hari lambung mensekresikan sekitar 2 liter getah lam-
masuk ke saluran napas. Uvula juga terangkar untuk menu-
bung. Sel-sel yang mengeluarkan getah iambung berada di la-
tup saluran hidung. Siklus muntah dapat berulang beberapa
pisan dalam lambung, mukosa lambung, yang dibagi menjadi
kali sampai lambung kosong. Muntah biasanya didahului
dua daerah berbeda: (i) mukosa olsintik, yang melapisi kor-
oleh pengeluaran liur berlebihan, berkeringat, peningkatan
pus dan fundus; dan (2) daerah kelenjar pilorus (pylaric gland
denyut jantung, dan sensasi mual, yang semuanya khas untuk
area,PG-L), yang melapisi antrum. Permukaan luminal lam-
lepas muatan generalisata sistem saraf otonom.
bung berisi lubang-lubang kecil (foveola) dengan kantung da-
lam yang terbentuk oleh pelipatan masuk mukosa lambung.
PENYEBAB MUNTAH Bagian pertama dari invaginasi ini disebut foveola gastrica,
Muntah dapat dipicu oleh sinyal aferen ke pusat muntah dari yang di dasarnya terletak kelenjar lambung. Berbagai sel
sejumlah reseptor di seluruh tubuh. Penyebab muntah men- sekretorik melapisi bagian dalam invaginasi ini, sebagian ekso-
cakup yang berikut: krin dan sebagian endokrin atau parakrin (Thbel 16-3). Mari-
lah kita melihat sel-sel sekretorik eksokrin terlebih dulu.
I Stimulasi taktil (sentuh) di bagian belakang tenggo-
Di dinding foveola gastrica dan kelenjar mukosa oksin-
rokan, yaitu salah satu rangsangan paling kuat. Sebagai con-
tik ditemukan tiga jenis sel sekretorik eksokrin lambung:
toh, memasukkan jari tangan ke belakang tenggorokan atau
bahkan keberadaan penekan lidah atau instrumen gigi di I Sel mukus (mucous) melapisi foveola gastrica dan pintu
bagian belakang mulut sudah cukup untuk merangsang masuk kelenjar. Sel-sel ini mengeluarkan mukus encer.
sebagian orang tersedak atau bahkan muntah. (Mucous adalah kata sifat; mucus adalah kata benda).
I Iritasi atau peregangan lambung dan duodenum. I Bagian lebih dalam di kelenjar lambung dilapisi oleh
I Peningkatan tekanan intrakranium, misalnya yang di- chief cell dan sel parietal. Chief cell yang jumlahnya lebih
sebabkan oleh perdarahan otak. Karena itu, muntah setelah banyak menghasilkan prekursor enzim pepsinogen.
cedera kepala dianggap sebagai tanda buruk; hal ini meng- I Sel parietal (atau oksintik) mengeluarkan HCI dan
isyaratkan pembengkakan atau perdarahan di dalam rongga faktor irutrinsih (ohsintik artinya "tajam", gambaran untuk
kranium. produk sekretorik HCI yang poten dari sel ini).
I Rotasi atau akselerasi kepala yang menyebabkan pusing Sekresi eksokrin ini semuanya dibebaskan ke dalam lumen
bergoyang misalnya mabuk perjalanan. lambung. Secara kolektil, berbagai sekresi ini membentuk
I Bahan kimia, termasuk obat atau bahan berbahaya yang getah lambung.
memicu muntah (yaitu, emetik) dengan bekerja pada bagian Beberapa sel punca juga ditemukan di foveola gastrica. Sel-
atas saluran cerna atau dengan merangsang kemoreseptor di sel ini cepat membelah dan berfungsi sebagai sel induk dari
chemoreceptor *igger aaza khusus di samping pusar mun- semua sel baru di mukosa lambung. Sel anak yang dihasilkan
tah di otak. Pengaktifan zona ini memicu refleks muntah. dari pembelahan sel bermigrasi keluar foveola untuk menjadi sel
Sebagai contoh, obat kemoterapi yang digunakan untuk epitel permukaan atau bermigrasi masuk ke dalam ke kelenjar
mengobati kanker sering menyebabkan muntah dengan be- lambung, tempar sel-sel tersebut berdiferensiasi menjadi chief
keria pada chemoreceptor tiger zone. cell atau sel parietal. Melalui aktivitas ini, keseluruhan mukosa
I Muntah psikogenik akibat faktor emosi, termasuk yang lambung diganti setiap sekitar tiga hari. Pertukaran yang sering
menyertai pemandangan atau bau yang memualkan atau ini merupakan hal penting karena isi lambung yang sangat asam
pada situasi stres lainnya. menyebabkan sel-sel mukosa mengalami aus dan mudah rusak.
Di antara foveola gastrica, mukosa lambung dilapisi
EFEK MUNTAH oleh sel epitel permukaan, yang mengeluarkan mukus kental
tebal basayang membentuk lapisan setebal beberapa milimeter
Pada muntah yang berlebihan tubuh mengalami kehilangan
di atas permukaan mukosa.
banyak cairan darl asam yang secara normal akan direabsorpsi.
Kelenjar lambung di PGA rerurama mengeluarkan mu-
Penurunan volume plasma yang terjadi dapat menyebabkan
kus dan sejumiah kecil pepsinogen; tidak ada asam yang di-
dehidrasi dan masalah sirkulasi, dan kehilangan asam dari
keluarkan dari bagian ini, berbeda dari mukosa oksintik.
Iambung dapat menyebabkan alkalosis metabolik (lihat h. 634).
Marilah kita membahas produk-produk eksokrin dan
Namun, muntah tidak selalu berbahaya. Muntah ter-
perannya da-lam pencernaan secara lebih detil.
batas yang dipicu oleh iritasi saluran cerna dapat bermanfaat
dalam mengeluarkan bahan perusak dari lambung dan tidak
membiarkannya ada di lambung untuk kemudian diserap. I Asam hidroklorida mengaktifkan
Pada kenyataannya, emetik kadang-kadang digunakan sete- pepsinogen.
lah seseorang secara tidak sengaja menelan suatu racun untuk
secara cepat mengeluarkan bahan tersebut dari tubuh. Sel parietal secaraaktif mensekresikan HCI ke dalam lumen
Kini kita telah menyelesaikan pembahasan tentang mo- foveola gastrica, yang selanjutnya menyalurkan bahan ini ke
tilitas lambung dan akan beralih ke sekresi lambung. lumen lambung. Akibat sekresi HCI ini, pH isi lumen turun
Daerah
kelenjar
pilorus
- Submukosa
Di mukosa oksintik
I,
;rl
li
ii
Gastric tll;, Tabel 5-2
pit il"
-I lt. Gambaran Umum Struktur dan Fungsi Komponen Utama
ti:, Otak
I ..t;
JENIS 5EL PRODUK YANG PERANGSANG FUNGSIGFUNGSI)
SEKRETORIK DISEKRESIKAN SEKRESI PRODUK SEKRESI
Kelenjar
lambung iii
i!*:
,:' t.
'!.' '{, *!..
+4lir,
Mukus basa Stimulasi Melindungi mukosa
+,. mekanis oleh isi dari cedera mekanis,
i'[: 1
; \;,:;::; pepsin, dan asam
llir lill,,l
,:.!r, ,,lli;"
Pepsinogen ACh, gastrin Jika diaktifkan
{il, i memulai pencenaan
{iFr'i
$E1 protein
Di daerah
kelenjar pilorus
i
,il
.1ll
ii
;::
l
,il
rlilr;
tilli'
G:t,,
li':t.
,,r,
Menghambat sel
parietal, G, dan sel ECL
560 Bab 16
hingga serendah 2. Ion hidrogen (H-) dan ion klorida (Cl ) oleh sel parietal dari proses metabolik atau berdifusi masuk
secara aktif dipindahkan oleh pompa berbeda di membran dari darah. Kombinasi HrO dan CO, menyebabkan terben-
plasma sel parietal. Ion hidrogen secara aktif dipompa me- tuknya HrCO3, yang mengalami penguraian parsial untuk
lawan gradien konsentrasi yang sangat besaq dengan kon- menghasilkan H- dan HCO3 . H- yang dihasilkan pada haki-
sentrasi H- di lumen mencapai 3 juta kali konsentrasinya di katnya menggantikan H- yang disekresikan.
darah. Klorida disekresikan oleh mekanisme transpor aktif HCO, Iang terbentuk dipindahkan ke dalam plasma
sekunder melawan gradien konsentrasi yang jauh lebih kecil oleh penukar CI-HCO; di membran basolateral sel pa-
(hanya 1,5 kali). rietal. Penukar ini memindahkan CI- ke dalam sel parietal
melalui rranspor aktif sekunder (lihat h. 79). Grdorong oleh
MEKANISME SEKRESI H- DAN CI. gradien HCO3 , pembawa ini memindahkan HCO. keluar
sel menuju plasma menuruni gradien konsentrasinya dan
H. yang disekresikan tidak dipindahkan dari plasma tetapi
secara bersamaan memindahkan Cl dari plasma ke dalam sel
berasal dari proses metabolik di dalam sel parietal (Gambar
parietal melawan gradien elektrokimiawinya. Penukar ini
16-9). Secara spesifik, H- yang akan disekresikan berasal dari
meningkatkan konsentrasi Cl' di dalam sel parietal, mem-
penguraian molekul HrO menjadi Ht dan OH (ion hidrok-
bentuk gradien konsentrasi antara sel parietal dan lumen
sil) di dalam sel parietal. Ht ini disekresikan ke dalam lumen
lambung. Berkat gradien konsentrasi ini dan karena interior
oleh H.-K. AIPase di membran luminal sel parietal. Pem-
sel lebih negatif dibandingkan dengan isi lumen maka Cl
bawa transpor aktif primer ini juga memompa Kt ke dalam
yang bermuatan negatif yang dipompa masuk ke sel oleh
sel dari lumen, serupa dengan pompa Na--K. ATPase yang
penukar di membran basolateral berdifusi keluar sel menu-
sudah anda kenal. K- yang dipindahkan tersebut kemudian
runi gradien elektrokimiawinya melalui saluran di membran
secara pasif mengalir kembali ke dalam lumen melalui salur-
luminal menuju lumen lambung, menyelesaikan proses
an K- sehingga kadar K- tidak berubah oleh proses sekresi H-
sekresi C1'.
ini.
Sementara itu OH yang dihasilkan oleh penguraian HrO
dinetralkan dengan berikatan dengan H- baru yang dihasilkan FUNGSI HCI
dari asam karbonat (HrCO3). Sel parietal mengandung banyak Meskipun HCI sebenarnya tidak mencerna apapun (yaitu, tidak
enzim barbonat anhidrase (ca). Dengan keberadaan karbonat menguraikan ikatan kimiawi nutrien), narnun zat ini melakukan
anhidrase, HrO cepat berikatan dengan COr, yang diproduksi fungsi-fungsi spesifik yang membantu pencernaan:
Lumen
lambung
I Berkat sifat pelumasannya, mukus melindungi mukosa I Faktor intrinsik penting untuk menyerap
lambung dari cedera mekanis.
vitamin 8.,r.
I Mukus membantu mencegah dinding lambung
mencerna dirinya sendiri, karena pepsin terhambat jika Faktor intrinsik, produk sekretorik lain sel parietal selain
berkontak dengan lapisan mukus yang menutupi bagian HCl, penting dalam penyerapan vitamin B,,,. Vitamin ini
dalam lambung. (Namun, mukus tidak mempengaruhi hanya dapat diserap jika berikatan dengan faktor intrinsik.
aktivitas pepsin di lumen, tempat pencernaan protein Pengikatan kompleks faktor intrinsik-vitamin B,, dengan re-
makanan berlangsung tanpa gangguan). septor khusus yang hanya terdapat di ileum terminal, bagian
662 Bab X6
terakhir usus halus, memicu endositosis (yang diperantarai kan peningkatan sekresi HCI waktu pencernaan makanan.
oleh reseptor) kompleks ini di lokasi tersebut (lihat h. 33). Gastrin juga bersifat trofk (mendorong pertumbuhan) mu-
Vitamin B,, esensial untuk pembentukan normal sel kosa lambung dan usus halus sehingga kemampuan sekresi
darah merah. mukosa-mukosa tersebut terpelihara.
CATAIAN KLINIS. Tanpa faktor intrinsik, vitamin B,, I Histamin, suatu z t yang bekeja secara parakrin, di-
tidak diserap sehingga produksi eritrosit terganggu dan timbul bebaskan dari sel ECL sebagai respons terhadap ACh dan
anemia pernisiosa (lihat h. 427). Anemia pernisiosa biasanya gastrin. Histamin bekerja lokal pada sel-sel parietal sekitar
disebabkan oleh serangan otoimun terhadap sel parietal (lihat untuk mempercepar sekresi HCl.
h. 475). Kondisi ini diobati dengan pen)'untikan terarur vita- I Somatostatin dibebaskan dari sel D sebagai respons
min B,, yang memintas mekanisme absorptif saluran cerna. terhadap asam. Zat ini bekerja lokal secara parakrin melalui
umpan balik negatif untuk menghambat sekresi sel parietal,
sel G, dan sel ECL, sehingga sel penghasil HCI dan jalur
I Sef parietal dan chief celldipengaruhi oleh stimulatoriknya yang paling kuat inaktif.
banyak jalur regulatorik.
Dari daftar ini tampak jelas bahwa terdapat banyak
Selain sel sekretorik elaokrin lambung, terdapat sel sekretorik pembawa pesan kimiawi yang selain mempengaruhi sel pa-
lain di kelenjar lambung yang mengeluarkan faktor regulato- rietal dan chief cell, juga masing-masing saling mempenga-
rik endokrin dan parakrin dan bukan produk-produk yang ruhi. Kemudian, ketika kita membahas fase-fase sekresi
berperan dalam pencernaan nutrien di lumen lambung (lihat lambung, akan diperlihatkan situasi-situasi saar faktor-faktor
h. 123). Sel-sei sekretorik ini diperiihatkan di Thbel 16-3: regulatorik ini dibebaskan.
+
Fase Lambung Rangsangan di + Saraf ---* + Chief celldan tsekresi
Sekresi lambung-protein a intrinsik lACh- sel parietal lambung
Lambung (fragmen peptida), *+lVagus --'l
peregangan, kafein, rI ,
alkohol
selanjutnya merangsang sel sekretorik. Selain itu, prorein I Sewaktu makanan secara bertahap mengalir habis ke
menyebabkan pengaktifan serat vagus ekstrinsik ke lambung. duodenum, perangsang utama meningkatnya sekresi lam-
Aktivitas vagus semakin meningkatkan stimulasi saraf intrin- bung-adanya protein di lambung-lenyap.
sik pada sel sekretorik dan memicu pelepasan gastrin. Protein I Setelah makanan meninggalkan lambung, getah lam.
juga secara langsung merangsang pengeluaran gastrin. Gas- bung menumpuk sedemikian sehingga pH lambung turun
trin, pada gilirannya, adalah perangsang kuat bagi sekresi sangat rendah. Penurunan pH di dalam lumen lambung
HCI dan pepsinogen lebih lanjut serta juga menyebabkan ini terjadi terutama karena protein makanan yang semula
pengeluaran histamin, yang semakin meningkatkan sekresi mendapar HCI tidak lagi terdapat di lumen karena lam-
HCl. Melalui jalur-jalur yang sinergistik dan tumpang tindih bung telah kosong. (Ingatlah bahwa protein berfungsi
ini, protein menginduksi sekresi getah iambung yang sangat sebagai dapar yang baik; lihat h. 624). Somatostatin di-
asam dan kaya pepsin, melanjutkan pencernaan protein yang bebaskan sebagai respons terhadap tingkat keasaman lam-
menjadi pemicu proses ini (Tabel 16-4). bung yang tinggi ini. Melalui mekanisme umpan balik,
Ketika lambung teregang oleh makanan kaya protein sekresi lambung berkurang akibat efek inhibitorik soma-
yang perlu dicerna, respons-respons sekretorik ini merupakan tostatin.
hal yang sesuai. Kafein dan, dengan tingkat yang lebih ren- I Rangsangan yang sama yang menghambat motilitas
dah, alkohol juga merangsang sekresi getah lambung yang lambung (lemak, asam, hipertonisitas, atau peregangan di
sangat asam, meskipun tidak terdapat makanan. Asam yang duodenum yang ditimbulkan oleh pengosongan isi lambung
tidak dibutuhkan ini dapat mengiritasi lapisan dalam lam- ke dalam duodenum) juga menghambat sekresi lambung.
bung dan duodenum. Karena itu, orang dengan tukak atau Refleks enterogastrik dan enterogastron menekan sel-sel
hiperasiditas lambung seyogianya menghindari kafein dan sekretorik lambung sementara keduanya secara bersamaan
minuman beralkohol. mengurangi eksitabilitas sel otot polos lambung. Respons
inhibitorik ini adalah fase usus sekresi lambung.
FASE USUS
Fase usus sebresi lambung mencakup faktor-faktor yang berasal I Sawar mukosa lambung melindungi lapisan
dari usus halus yang mempengaruhi sekresi lambung. Se- dalam lambung dari sekresi lambung.
mentara fase-fase lain bersifat eksitatorik, fase ini inhibitorik.
Fase usus penting untuk menghentikan aliran getah lambung Bagaimana lambung dapat menampung cairan yang sangar
sewaktu kimus mulai mengalir ke dalam usus halus, suatu asam dan enzim-enzim proteolitik tanpa mengalami kerusak-
topik yang kini akan kita bicarakan. an sendiri? Anda telah mempelajari bahwa mukus memben-
tuk lapisan pelindung. Selain itu, lapisan mukosa itu sendiri
membentuk sawar-sawar lain untuk mencegah perusakan
I Sekresi lambung secara bertahapmenurun oleh asam lambung. Pertama, membran luminal sel mukosa
sewaku kimus mengalir dari lambung ke dalam lambung hampir impermeabel terhadap H- sehingga asam
duodenum. tidak dapat menembus ke daiam sel dan merusaknya. Selain
itu, tepi-tepi lateral sel-sel ini disatukan dekat batas lumi,
Anda kini mengetahui faktor-faktor yang mengaktifkan nalnya oleh taut erat/kedap sehingga asam tidak dapat me-
sekresi lambung sebelum dan sewaktu makan, tetapi bagai- rembes di antara sel dari lumen ke dalam submukosa di
mana aliran getah lambung terhenti ketika tidak lagi di- bawahnya (lihat h. 77). Sifat mukosa lambung yang me"
butuhkan? Sekresi lambung secara bertahap dikurangi me- mungkinkan lambung menampung asam ranpa mencederai
lalui tiga cara setelah lambung kosong (Thbel l6-5)' dirinya sendiri membenruk sawar mukosa lambung
664 Bab 15
Tabel 16-5
lnhibisi Sekresi Lambung
Saraf intrinsik
Lenyapnya protein
Korpus dan dan peregangan Vagus JSekresi
Antrum ketika lambung lambung
kosong Sel G -------------------------_ JGastrin
r* .;Histamin
sel parietal--l
,-------*-
Antrum dan Akumulasi asam Set D ---------lsomatostatin{-- set G l-rSekresr
Duodenum I+ SeIECL
I
I
tambung
Duodenum Lemak
(Fase Usus Asam
Jsekresi dan
Sekresi Hipertonisitas motilitas lambung
LambunE) Peregangan
(Gambar 16-11). Mekanisme protektif ini diperkuat oleh Pencernaan oleh getah lambung itu sendiri berlangsung
kenyataan bahwa keseluruhan lapisan dalam lambung diganti di antrum lambung, tempar makanan dicampur merata
setiap tiga hari. Karena cepatnya perganrian mukosa maka dengan HCI dan pepsin, yang mengawali pencernaan pro-
sel-sel biasanya telah diganti sebelum mereka cukup iama tein.
mengalami aus dan kerusakan akibat lingkungan isi lambung
yang "keras" tersebut.
CATAIAN KLINIS. Meskipun adanya proteksi oleh I Lambung menyerap alkohol dan aspirin tetapi
mukus, sawar mukosa lambung, dan pergantian sel yang tidak makanan.
cepat, sawar kadang-kadang rerganggu dan dinding lam-
bung mengalami cedera oleh isinya yang asam dan Tidak ada makanan atau air yang diserap ke dalam darah
mengandung enzim tersebut. Jika hal ini terjadi maka melalui mukosa lambung. Namun, dua bahan non-nutrien
terbentuk erosi, atau tukak peptik, di dinding lambung. dapat diserap langsung dari lambung - eril alkohol dan aspi-
Refluks berlebihan lambung ke dalam esofagus serta pe- rln. Alkohol bersifat agak larut lemak sehingga zat ini dapat
nyaluran berlebihan isi lambung yang asam ke dalam duo- berdifusi melalui membran lemak sel epitel yang melapisi
denum juga dapat menyebabkan tukak peptik di lokasi- bagian dalam lambung dan dapat masuk ke darah melalui
lokasi ini. (Untuk pembahasan lebih lanjut mengenai kapiler submukosa. Meskipun dapat diserap oleh mukosa
tukak, lihat fitur boks di h. 667, Konsep, Tantangan, dan lambung namun alkohol diserap bahkan lebih cepat oleh
Kontroversi). mukosa usus halus, karena luas permukaan untuk penye-
Kini kita beralih ke dua proses pencernaan yang rersisa rapan di usus halus jauh lebih besar daripada di lambung.
di lambung, pencernaan dan penyerapan lambung. Karena itu, penyeiapan alkohol terjadi lebih lambat jika
pengosongan lambung tertunda sehingga alkohol lebih lama
berada di lambung yang penyerapannya lambat. Karena le-
I Pencernaan karbohidrat berlanjut di korpus mak adalah perangsang duodenum paling kuat untuk meng-
larnbung; pencernaan protein dimulai di antrum. hambat motilitas lambung maka konsumsi makanan kaya
lemak (misalnya susu utuh, pizza, atau kacang-kacangan)
Dua proses pencernaan terpisah berlangsung di dalam lam- sebelum atau selama ingesti alkohol menunda pengosongan
bung. Di korpus lambung, makanan berada dalam keadaan iambung dan mencegah alkohol menimbulkan efeknya
setengah padat karena kontraksi peristaltik di bagian ini dengan cepat.
terlalu lemah untuk melakukan pencampuran. Karena di CATAIAN KLINIS. Kategori lain bahan yang diserap
korpus lambung makanan tidak dicampur dengan sekresi oleh mukosa lambung mencakup asam lemah, terutama
lambung maka di sini tidak banyak berlangsung pencernaan (aspirin). Dalam lingkungan yang sangar
asam astilsalisilat
protein. Namun, di bagian dalam massa makanan, pencerna- asam lumen iambung, asam-asam lemah hampir tidak
an karbohidrat berianjut di bawah pengaruh amilase liur. mengalami ionisasi sama sekali; yaitu, H. dan anion ter-
Meskipun asam menginaktifkan amilase liur namun bagian kaitnya tetap menyaru. Dalam bentuk tidak terionisasi,
dalam massa makanan vang tidak rercampur, bebas dari asam-asam lemah ini larut lemak sehingga dapat diserap
cepat dengan menembus membran plasma sel epitel yang
Garnbar 16-11
Sawar mukosa lambung.
melapisi lambung. Sebagian besar obat lain tidak diserap fungsi berbeda di bawah kontrol mekanisme regulatorik
sampai mencapai usus halus sehingga obat-obat ini tidak yang berlair.ran.
cepat me nimbulkan elrek.
Setelah menuntaskan pembahasan kita tentang lam-
bung, kita akan bergerak ke bagian selanjutnya dari saluran I Pankreas eksokrinmengeluarkan enzim
cerna, usus halus dan organ-organ pencernaan tambahan pencernaan dan cairan encer alkalis.
yang mengeluarkan sekresinya ke dalam lumen usus halus.
Pankreas eksokrin mengeluarkan getah pankreas yang terdiri
dari dua komponen: (1) enzim pankreas yang secara aktif
disekresikan oleh sel asinus yang membentuk asinus dan (2)
SEKRESI PANKREAS DAN EMPEDU /arutan cair basa yang secara aktifdisekresikan oleh sel duktus
yang melapisi duktus pankreatikus. Komponen encer alkalis
Ketika disalurkan ke dalam usus halus, isi lambung akan ber-
banyak mengandung natrium bikarbor.rat (NaHCO.).
campur tidak saja dengan getah yang dikeluarkan oleh mu-
Seperti pepsinogen, enzim-enzim pankreas disinpan di
kosa usus halus tetapi juga dengan sekresi pankreas eksokrin
dalarn granula zimogen setelah diproduksi, kemudian dilepas-
dan hati yang disalurkan ke dalam lumen duodenum. Kita kan dengan eksositosis sesuai kebutuhan. Enzim-enzim pan-
akan membahas peran masing-masing organ pencernaan kreas ini penting karena hampir mencerna makanan secara
tambahan ini sebelum kita meneliti kontribusi usus halus itu
sempurna tanpa adanya sekresi pencernaan lain. Sel-sel asinus
sendiri.
mer-rgeluarkan tiga jenis enzim pankreas yang mampu men,
cerna ketiga kategori makanan: (1) enzim proteolitik unruk
pencernaan protein, (2) amilase pankreas untuk pencernaan
t Pankreas adalah carnpuran jaringan eksokrin karbohidrat, dan (l) lipase pankreas untuk mencerna lemak.
dan endokrin.
Pankreas adalah sebuah kelenjar memanjang yang terletak ENZIM PROTEOLITIK PANKREAS
di belakang dan di bawah lambung, di atas lengkung pertama Tiga enzim proteolitik utama pankreas adalah nipsinogen, ki-
duodenum (Gambar 16-12). Kelenjar campuran ini mengan- motripsinogen, dan pro karbo ksipeptidase, yang masing-masing
dung jaringan eksokrin dan endokrin. Bagian eksokrin yang disekresikan dalam bentuk inaktif. Setelah tripsinogen di-
predominan terdiri dari kelompok-kelompok sel sekretorik sekresikan ke dalam lumen duodenum, bahan ini diakdf:l<an
mirip anggur yang membentuk kantung yang dikenal sebagai menjadi bentuk aktifnya yaitu tripsin oleh enterokinase
asinus, yang berhubungan dengan duktus yang akhirnya (juga dikenal sebagai enteropeptidase), suatu enzim yang
bermuara di duodenum. Bagian endokrin yang lebih kecil terbenam di membran luminal sel-sel yang melapisi mukosa
terdiri dari pulau-pulau jaringan endokrin terisolasi, pulau- duodenum. Tiipsin kemudian secara otokatalisis mengaktif-
pulau Langerhans, yang tersebar di seluruh pankreas. kan lebih banyak tripsinogen. Seperti pepsinogen, tripsino-
Hormon-hormon terpenting yang disekresikan oleh sel gen harus tetap inaktif di dalam pankreas untuk mencegah
pulau-pulau Langerhans adalah insulin dan glukagon (Bab enzim proteolitik ini mencerna protein sel tempat ia terben-
19). Pankreas eksokrin dan endokrin berasal dari jaringan tuk. Karena itu, tripsinogen retap inaktif sampai zat ini men-
berbeda selama perkembar.rgan masa mudigah dan hanya me- capai lumen duodenum, di mana enterokinase memicu pro-
miliki kesamaan lokasi. Meskipun sama-sama terlibat dalam ses pengaktifan, yang kemudian berlanjut secara otokatalitis.
metabolisme molekul nutrien namun keduanva memiliki Sebagai proteksi tambahan, pankreas juga menghasilkan ba-
666 Bab"l6
Konsep" Tantangaffi, dan Kontroversi
Tukak: Ketika Kuman Menerobos pagar
Tukak peptik adalah erosi yang
biasanya berawal di lapisan mrkora infeksi atau cedera parah. Situasi stres
lambung dan dapat menembus ke yang terus-menerus sering berkaitan
lapisan-lapisan dalam dinding lam_ dengan pembentukan tuliak, mungkin
bung. Tukak ini terjadi ketikJsawar karena respons emosi terhadap str6s
mukosa lambung terganggu sehingga dapat merangsang sekresi lambung
pepsin dan HCI bekerja pada dinding yang berlebihan.
lambung bukannya pada makanan ji Jika sawar mukosa lambung rusak,
lumen. Aliran balik berulang getah maka asam dan pepsin berdifusi ke
lambung yang asam ke dalam esofagus dalam mukosa dan submukosa di
atau asam yang berlebihan yang bawahnya, dengan konsekuensi
mengalir ke duodenum dari lambung patofisiologik yang serius. Erosi
juga dapat menyebabkan tukak pepiik permukaan atau tukak, secara
di tempat-tempat tersebut. progresif membesar seiring dengan
Penyebab pasti tukak selama ini semakin banyaknya asam dan pepsin
belum diketahui, tetapi dalam suatu yang masuk dan terus merusak dinding
penemuan mengejutkan pada awal lambung. Dua dari konsekuensi palingl
tahun 1990-an bakteri Helicobacterium serius tukak adalah: (1) perdarahan
pylori dituding sebagai penyebab lebih karena kerusakan kapiler submukosa
dari B0o/o tukak peptik. Tiga puluh dan (2) perforasi, atau erosi total
persen populasi memiliki H. pylori. I:l"rgr: dinding tambung, menye_
babkan ke.luarnya isi lambung yang
Mereka yang memiliki bakteri lambat
ini berisiko 3 sampai l2 kali lipat poten ke dalam rongga abdomen.-
mengalami tukak dalam 10 sampai 20 Terapi tukak mencakup antibiotik,
Helicobacter pylori penyekat reseptor histamin H_2, dan
tahun mengalami infeksi dibandingkan Helicobacter pylorl, bakteri yang
mereka yang tidak mengidap bakteri inhibitor pompa proton. Dengan
bertanggung jawab atas sebagiin ditemukannya komponen infeksi pada
ini. Mereka juga berisiko lebih tinggi besar kasus tukak peptik, memiliki
mengalami kanker lambung. sebagian besar tukak, antibiotik kini
flagela yang memungkinkannya
Selama bertahun-tahun, para menjadi terapi pilihan. Obat_obat lain
menggali terowongan di bawah juga digunakan tersendiri atau
ilmuwan mengabaikan kemungkinan lapisan protektif mukus yang melapisi
bahwa tukak dapat dipicu oleh suatu dikombinasikan dengan antibiotik.
bagian dalam lambung
agen infeksi, karena bakteri biasanya dekade sebelum penemuan H.
.Dua
tidak dapat bertahan di lingkungan pylon, para peneliti menemukan suatu
yang sangat asam seperti di lumen antihistamin (si metidi n) yang secara
H. pylori berperan dalam pemben_ spesif ik menghambat reieptor histamin
lambung. Satu pengecualian, H. pylori tukan tukak dengan mengeluarkan
menggunakan beberapa strategi untuk H-2, tipe reseptor yang berikatan
toksin yang menyebabkan peradangan dengan histamin yang dibebaskan dari
bertahan di lingkungan yang tJk persisten, atau gastrltr s u pe rf i si a I
ramah ini. pertama, organisme ini lambung. Reseptor ini berbeda dari
kronik, di tempat kolonisasinya. H. reseptor H-l yang berikatan dengan
dapat bergerak karena dilengkapi oleh pylori juga memperlemah sawar
empat sampai enam flagela (apendiks histamin yang terlibat dalam penlyakit
mukosa lambung dengan mengganggu alergi pernapasan. Karena itu,
mrnp pecu! lihat gambar penyerta), taut erat antara sel-sel epitel lambung
yang memungkinkan mereka bergerak antihistamin tradisional yang diguna_
sehingga mukosa lambung lebih bocJr kan untuk alergi pernapasan lmlsalnya
dan berdiam di bawah lapisan tebll daripada normal.
mukus alkalis lambung. Di sini bakteri hay fever dan asma) tidak efektif
Sendiri atau bersama dengan untuk tukak, sebaliknya simetidin tidak
ini terlindung dari isi lambung yang tersangka kuman ini, faktor lain juga
sangat asam. Selain itu, H. pylori bermanfaat untuk masalah
diketahui berperan dalam pembeniuk_ pernapasan.
cenderung berdiam di antrum, yang an tukak. Pajanan berulang ke bahan
tidak mengandung sel parietal Golongan obat baru Iain yang
kimia tertentu dapat merusak sawar digunakan untuk mengobati tuklk
penghasil asam meskipun HCI dari
mukosa lambung; bahan yang menghambat sekresi asam dengan
bagian atas lambung tetap mencapai terpenting dalam hal ini adalah etil
antrum. Bakteri juga menghasilkan secara langsung menghambat
alkohol dan obat antiinflamasi fompa
urease, suatu enzim yang menguraikan yang memindahkan H- ke dalam lumen
nonsteroid (OAINS), misalnya aspirin, lambung. Apa yang dinamai inhibitor
urea, suatu produk akhir metabolisme ibuprofen, atau obat yang iebih poten
protein, menjadi amonia (NU.) dan pompa proton ini (H. adalah proton
untuk mengobati artritis atau proses telanjang tanpa elektronnya) mem_
COr. Amonia berfungsi sebagii dapar peradangan kronik lainnya. Sawar
(lihat h. 630) yang menetralkan asam bantu mengurangi efek korosif HCI
sering rusak pada pasien yang pada jaringan yang terpajan.
lambung secara lokal di sekitar H. pytori. mengalami penyakit berat misalnya
han kimia yang dikenal sebagai inhibitor tripsin, yang aktif, masing-masing adalah kimotripsin dan kar_
menghambat kerja tripsin jika secara tak sengaja terjadi
pengl
f.:,lk
boksipeptidase, di dalam lumen duodenum. iarena itu, jika
aktifan tripsinogen di dalam pankreas.
enterokinase telah mer.rgaktifkan sebagian dari
Kimotripsinogen dan prokarbolisipeptidase, enzim tripsin maka
tripsin kemudian melaksanakrn pror., pengaktifan
proteolitik pankreas lainnya, diubah ol.h iiprin menjadi selanjut-
ftya.
Duodenum
Hormon
(insulin,
glukagon)
rl,;i+,i' ;.,,_
ILF:'
?
#,:ffi
r#' ,r.-+
;r:",
!,E35.1 6'';,1+-\* '1,'
: -"
t,lr\.
t"
ii".,
t.*:M"d;
;i:"'#+
Bagian endokrin
Sel duktus Sel asinus pankreas
mengeluarkan mengeluarkan (lslet Langerhans)
larutan enzim
NaHCO. cair pencernaan
T Bagian kelenjar
Bagian eksokrin pankreas pankreas sangat
(Sel asinus dan duktus) diperbesar.
Gambar 16-12
Gambaran skematik bagian eksokrin dan endokrin pankreas. Pankreas eksokrin mensekresikan ke dalam lumen duodenum
getah pencernaan yang mengandung enzim-enzim pencernaan yang dikeluarkan oleh sel asinus dan larutan NaHCO. cair yang
disekresikan oleh sel duktus. Pankreas endokrin mengeluarkan hormon insulin dan glukagon ke dalam darah.
Masing-masing dari enzim proteolitik ini menyerang disekresikan di liur dan getah lambung). Lipase pankreas
ikatan peptidayang berbeda. Produk akhir vang terbentuk menghidrolisis trigliserida makanan menjadi monogliserida
dari proses ini adalah campuran rantai peptida pendek dan dan asam lemak bebas, yaitu satuan lemak yang dapat di-
asam amino. Mukus yang disekresikan oleh sel usus melin- serap. Seperti amilase, lipase disekresikan dalam bentuk aktif
dungi dinding usus halus dari pencernaan oleh enzim-enzim karena tidak ada risiko pencernaan diri oleh lipase. Tiiglise-
proteolitik yang aktif tersebut. rida bukan komponen struktural sel pankreas.
668 Bab 16
SEKRESI ALKALIS CAIR PANKREAS memicu respons, serta juga membantu mencerna karbohi-
Enzim-enzim pankreas berfungsi optimal pada lingkungan drat. Berbeda dari lemak dan protein, karbohidrat tidak ber-
yang netral atau sedikit basa, namun isi lambung yang sangar pengaruh langsung pada sekresi enzim pencernaan pankreas.
asam dialirkan ke dalam lumen duodenum di dekat tempat Ketiga jenis enzim pencernaan pankreas dikemas ber-
keluarnya enzim pankreas ke dalam duodenum. Kimus asam sama dalam granula zimogeq, sehingga semua enzim pan-
ini harus cepat dinetralkan di lumen duodenum, tidak saja kreas dibebaskan bersama-sama pada eksositosis granula.
agar enzim pankreas berfungsi optimal tetapi juga untuk Karena itu, meskipun jumlah total enzim yang dibebaskan
mencegah kerusakan mukosa duodenum akibat asam. Cairan bervariasi bergantung pada lenis makanan yang dikonsumsi
basa (kaya NaHCOT) yang disekresikan oleh sel duktus (sekresi paling banyak dirangsang oleh lemak) namun per-
pankreas ke dalam lumen duodenum memiliki fungsi pen- bandingan enzim-enzim yang dibebaskan tidak berbeda ber-
ting menetralkan kimus asam sewaktu kimus masuk ke da- dasarkan jenis makanan. Yaitu, makanan tinggi protein tidak
lam duodenum dari lambung. Sekresi NaHCO, cair ini ada- menyebabkan pelepasan enzim pencernaan dengan proporsi
lah komponen terbanyak sekresi pankreas. Volume sekresi enzim proteolitik yang lebih besar. Namun, bukti menun-
pankreas berkisar antara 1 dan 2 liter sehari, bergantung pada jukkan bahwa dapat terjadi penyesuaian jangka panjang
ienis dan derajar stimulasi. dalam proporsi jenis enzim sebagai respons adaptifterhadap
perubahan berkepanjangan dalam diet. Sebagai contoh, pada
perubahan jangka panjang ke diet tinggi protein akan di-
I Sekresi eksokrin pankreas diatur oleh sekretin produksi enzim proteolitik dengan proporsi yang lebih besar.
dan CCK. Kolesistokinin mungkin berperan dalam adaptasi enzim
pencernaan pankreas terhadap perubahan diet.
Sekresi eksokrin pankreas diatur terutama oleh mekanisme
Seperti gastrin yang bersifat trofik bagi lambung dan
hormon. Selama fase sefalik pencernaan, terjadi sekresi pan-
usus halus, CCK dan sekretin juga memiliki efek trofik pada
kreas dalam jumlah terbatas akibat stimulasi parasimpatis,
pankreas eksokrin untuk mempertahankan integritasnya.
disertai peningkatan simbolik terjadi selama fase lambung
Kini kita akan melihat kontribusi unit pencernaan tam-
sebagai respons terhadap gastrin. Namun, stimulasi utama
bahan lainnya, hati dan kandung empedu.
sekresi pankreas terjadi selama fase usus pencernaan ketika
kimus berada di usus halus. Pelepasan dua enterogasrron
utama, sekrerin dan kolesistokinin (CCK) sebagai respons
terhadap kimus di duodenum berperan sentral dalam I Hati melakukan berbagai fungsi penting,
mengontrol sekresi pankreas (Gambar 15-13). termasuk menghasilkan empedu.
PERAN SEKRETIN DALAM SEKRESI PANKREAS Seiain getah pankreas, produk sekretorik lain yang dialirkan
ke lumen duodenum adalah empedu. Sistem empedu
Dari faktor-faktor yang merangsang pelepasan enrerogastron
mencakup hati, handung empedu, dan saluran-saluran
(lemak, asam, hipertonisitas, dan peregangan), perangsang
terkaitnya.
utama yang secara spesifik untuk pelepasan sekretin adalah
asam di duodenum. Sekretin, selanjutnya, dibawa oleh darah
ke pankreas, tempat zat ini merangsang sel-sel duktus untuk FUNGSI HATI
meningkatkan sekresi cairan encer kaya NaHCO, ke dalam
Hati adalah organ metabolik terbesar dan terpenting di tu-
duodenum. Meskipun rangsangan lain dapar menyebabkan
buh; organ ini dapat dipandang sebagai pabrik biokimia
pelepasan sekretin namun merupakan hal yang sesuai jika
utama tubuh. Perannya dalam sistem pencernaan adalah
perangsang paling kuat adalah asam karena sekretin men-
sekresi garam empedu, yang membantu pencernaan dan pe-
dorong sekresi pankreas yang bersifat alkalis untuk menetral-
nyerapan lemak. Hati juga melakukan berbagai fungsi yang
kan asam. Mekanisme ini merupakan sistem kontrol untuk
tidak berkaitan dengan pencernaan, termasuk yang berikut:
memelihara netralitas kimus di usus. Jumlah sekretin yang
dikeluarkan proporsional dengan jumlah asam yang masuk 1. Memproses secara merabolis ketiga kategori utama nu-
ke duodenum sehingga jumlah NaHCO" yang disekresikan trien (karbohidrat, protein, dan lemak) setelah zavzar
serara dengan keasaman duodenum. ini diserap dari saluran cerna.
2. Mendetoksifikasi atau menguraikan zat sisa tubuh dan
PERAN CCK DALAM SEKRESI PANKREAS hormon serta obat dan senyawa asing lain.
Kolesistokinin penting dalam mengatur sekresi enzim pen- 3. Membentuk protein plasma, rermasuk protein yang
cernaan pankreas. Perangsang utama pelepasan CCK dari dibutuhkan untuk pembekuan darah dan yang untuk
mukosa duodenum adalah adanya lemak dan, dengan tingkat mengangkut hormon steroid dan tiroid serta kolesterol
yang lebih rendah, produk protein. Sistem sirkulasi meng- dalam darah.
angkut CCK ke pankreas tempat zar ini merangsang sel asi- 4. Menyimpan glikogen, lemak, besi, tembaga, dan banyak
nus pankreas untuk meningkatkan sekresi enzim pencernaan. viramin.
Di antara enzim-enzim ini terdapat lipase dan enzim pro- 5" Mengaktifkan vitamin D, yang dilakukan hati bersama
teolitik, yang mencerna lebih lanjut lemak dan protein yang dengan ginjal.
1 Pembebasan 1 Pembebasan
sekretin dari CCK dari
mukosa duodenum mukosa duodenum
(Sekretin
diangkut j\,lie nei.ialka n (CCK diangkut Mencerna
oleh darah) oleh darah)
+ +
Sel duktus Sel asinus
pankreas pankreas
t Sekresi enzim
I Sekresi larutan cair
pencernaan pankreas
NaHCO, ke dalam
ke dalam lumen
lumen duodenum
duodenum
Gambar 16-13 -l
Kontrol hormon atas sekresi eksokrin pankreas.
6. Mengeluarkan bakteri dan sel darah merah tua, berkat yang membawa produk yang diserap dari saluran cerna
adanya makrofag residennya (lihat h. 433). langsung ke hati untuk diproses, disimpan, atau didetoksift-
7. Mengekskresikan kolesterol dan bilirubin, bilirubin ada- kasi sebelum produk-produk ini memperoleh akscs ke sirku,
lah produk penguraian yang berasal dari destruksi sel lasi umum. Di dalam hati, vena porta kembali bercabang-
darah merah tua. cabang menjadi anyaman kapiler (sinusoid hati) untuk
memungkinkan terjadinya pertukaran antara darah dan he-
Meskipun memiliki beragam fungsi kompleks ini namun
patosit sebelum darah mengalir ke dalam vena hepatika, yang
tidak banyak spesialisasi ditemukan di antara sel-sel hati. Setiap
kemudian menyatu dengan vena kava inferior.
sel hati, atau hepatosit, melakukan beragam tugas metabolik
dan sekretorik yang sama (hepato artinya "hati", slr artinya
"sel"). Spesialisasi ditimbulkan oleh organel-organel yang ber-
kembang maju di dalam setiap hepatosit. Satu-satunya fungsi H Lsbulus hati dipisahkan oleh pembuluh darah
hati yang tidak dilakukan oleh hepatosit adalah aktivitas dan saluran ernpedu.
fagosit yang dilaksanakan oleh makrofag residen yang dikenal
Hati tersusun menjadi unit-unit fungsional yang dikenal
sebagai sel Kupffer.
sebagai lobulus, yaitu susunan jaringan berbentuk heksa-
gonal mengelilingi satu vena sentral (Gambar 16-15a). Di
ALIRAN DARAH HATI setiap enam sudut luar lobulus terdapat tiga pembuluh:
Untuk melaksanakan beragam tugas ini, susunan anatomik cabang arteri hepatika, cabang vena porra hati, dan duktus
hati memungkinkan setiap hepatosit berkontak langsung biliaris. Darah dari cabang arteri hepatika dan vena porta
dengan darah dari dua sumber: darah arteri yang datang dari mengalir dari perifer lobulus ke ruang kapiler luas yang
aorta dan darah vena yang datang langsung dari saluran disebut sinusoid yang berjalan di antara jejeran sel hati ke
cerna. Seperti sel lain, hepatosit menerima darah arteri segar vena sentral seperti jari-jari roda sepeda (Gambar 16-15b).
melalui arteri hepatika, yang menyalurkan oksigen dan Sel Kupffer melapisi bagian dalam sinusoid serra menelan
metabolit-metabolit darah untuk diproses oleh hati. Darah dan menghancurkan sel darah merah dan bakteri yang me-
vena juga masuk ke hati melalui sistem porta hati, suatu lewatinya dalam darah. Hepatosit-heparosit tersusun antara
koneksi vaskular unik dan kompleks antara saluran cerna sinusoid dalam lempeng-lempeng yang tebalnya dua sel, se-
dan hati (Cambar 16-14). Vena-vena yang mengalir dari sa- hingga masing-masing tepi lateral menghadap ke genangan
luran cerna tidak langsung menuju ke vena kava inferior, darah sinusoid. Vena sentral di semua lobulus hati menyatu
vena besar yang mengembalikan darah ke jantung. Namun untuk membentuk vena hepatika, yang mengalirkan darah
vena-vena dari lambung dan usus masuk ke vena porta hati, keluar dari hati. Saluran tipis pengangkut empedu, kana-
Sel Kupffer
Kanalikulus
biliaris
3.q
Y(E
O'!
Vena porta
hepatika
I
Ke Genjel hepatosit
duktus (sel hati)
hepatikus Lempeng hati
Sinusoid Arteri
hepatika Vena sentral
(a) (b)
Gambar 16-15
Anatomi hati. (a) Lobulus hati. (b) Potongan lobulus hati berbentuk baji.
672 Bab'16
menonjol dari permukaan butiran lemak tersebut (Gambar yang sama saling tolak-menolak, maka gugus-gugus ber-
16-17a). Gerakan mencampur oleh usus memecah-mecah muatan negatif di permukaan butiran lemak menyebabkan
butiran lemak besar menjadi butiran-butiran yang lebih butiran tersebut saling menjauh (Gambar l5-l7b). Daya
kecil. Butiran-butiran kecil ini akan cepat bergabung kem- tolak listrik ini mencegah butir-butir kecil kembali ber-
bali jika tidak ada garam empedu yang terserap di per- gabung membentuk gumpalan lemak besar sehingga meng-
mukaannya dan menciptakan selubung muatan negatif hasilkan emulsi lemak yang meningkatkan permukaan yang
larut air di permukaan setiap butiran kecil. Karena muatan tersedia untuk kerja lipase.
*)
;j",:J"Jf*., I
;\l
.--<l I U,-,-
v
/*/ nu=.:
-
1_
/\
\ \*, / \*J
,- *)/
-\0; j -\ do--**:ob{
*',-
*t/
*C) :
'*
,o*
/-\
'\
- ---,O
/'*
+xdo=
n
Y {-*-rff* f?\
\ / '\ /
r*
\*r-"l *t/ \*\ ( \*\-l. /
.*17
*\Uq__ v
c.U a/
*,--\r-;<J:_"a h\)l7
-/f) v^\--r ,n\]-*
\ \ -,^) aJ
--,-ny\*
{\
\* /*rv \_ !_ \
(b)
Gambar'16-'17
Struktur skematik dan fungsi garam empedu. (a) Gambaran skematik struktur garam empedu dan adsorpsinya ke permukaan
butiran keeil lemak. Garam empedu terdiri dari bagian larut lemak yang larut dalam butiran lemak dan bagian larut air yang
bermuatan negatif yang menonjol dari permukaan butiran. (b) Pembentukan emulsi lemak melalui efek garam empedu. Ketika
butiran besar lemak terurai menjadi butiran-butiran yang lebih kecil oleh kontraksi usus, garam-garam empedu terserap ke
permukaan butiran halus, membentuk selubung yang terdiri dari komponen garam empedu larut air bermuatan negatif yang
menyebabkan butiran-butiran halus tersebut saling tolak. Efek ini menyebabkan butiran-butiran lemak terpisah dan tidak
kembali menyatu, meningkatkan luas permukaan lemak yang tersedia untuk pencernaan oleh lipase pankreas. Butiran lemak
teremulsifikasi ini bergaris tengah sekitar 1 mm.
\r-
a \L tc Bilirubin, konstituen utama lainnya pada empedu,
sekali tidak berperan dalam pencernaan tetapi merupakan
sama
Wo'
\LI produk sisa yang diekskresikan di dalam empedu. Bilirubin
I adalah pigmen empedu urama yang berasal dari penguraian
rnti *imrrriohrhS
Q S"rr" larut
-
lemak C
r1\-\ yang telah usang dikeluarkan dari tubuh oleh makrofag yang
melapisi bagian dalam sinusoid hati dan di tempat-tempat
lain di tubuh. Bilirubin adalah produk akhir penguraian
Kolesterol YO bagian hem (yang mengandung besi) hemoglobin yang
terkandung di dalam sel darah merah usang ini (lihat h. 423).
Bilirubin ini diekstraksi dari darah oleh hepatosit dan secara
i aktif disekresikan ke dalam empedu.
augiun larut air
674 Bab 16
tampak kekuningan, di mana warna ini paling mudah terlihat CATAIAN KLINIS. Karena menyimpan empedu pekat
di bagian putih mara. Ikterus dapat ditimbulkan oleh tiga cara maka kandung empedu adalah tempar utama terjadi peng-
berbeda: endapan konstituen-konsriruen empedu pekat menjadi batu
empedu. Untungnya, kandung empedu tidak berperan esensial
l. Ihterus prabati (masalah terjadi "sebelum hati") atau
dalam pencernaan, sehingga pengangkatannya sebagai terapi
hemolitih, disebabkan oleh pemecahan (hemolisis) ber-
untuk batu empedu atau penyakit kandung empedu lain tidak
lebihan sel darah merah, yang menyebabkan hati men-
menimbulkan masalah khusus. Empedu yang disekresikan di
dapat lebih banyak bilirubin daripada kemampuan
antara waktu makan disimpan di duktus biliaris komunis,
mengekskresikannya.
yang menjadi melebar.
2. Ibterus hati (masalah terletak di "hati") terjadi ketika
Selama pencernaan makanan, saat kimus mencapai usus
hati mengalami penyakit dan tidak dapat menangani
halus, adanya makanan, khususnya produk lemak di lumen
bilirubin bahkan dalam jumlah normal.
duodenum memicu pelepasan CCK. Hormon ini merang-
3. Ihterus pascahati (masalah terjadi "setelah hati"), atau
sang kontraksi kandung empedu dan relaksasi sfingter Oddi,
obstruktif, terjadi ketika saluran empedu tersumbat
sehingga empedu dikeluarkan ke dalam duodenum, rempar
misalnya oleh batu empedu sehingga bilirubin tidak
bahan ini secara tepar membantu pencernaan dan penyerap-
dapat dieliminasi di rinja.
an lemak yang memicu pelepasan CCK.
I Garam empedu adalah perangsang paling kuat I Hepatitis dan sirosis merupakan penyakit hati
peningkatan sekresi empedu.
tersering.
Sekresi empedu dapat ditingkatkan oleh mekanisme kimiawi,
CAaIAIAN KLINIS. Hepatitis adalah penyakit peradangan
hormon, dan saraf:
hati yang terjadi karena bermacam penyebab, termasuk infeksi
I Mekanisme kimiaui (garam empedu). Setiap bahan yang virus atau pajanan ke bahan toksik, seperti alkohol, karbon
meningkatkan sekresi empedu oleh hati disebut koleretik. tetraklorida, dan obat penenang rerrenru. Keparahan hepatitis
Koleretik paling kuat adalah garam empedu itu sendiri. Di berkisar dari ringan dengan gejala reversibel hingga kerusakan
antara waktu makan, empedu disimpan di kandung empedu, hati akut masif dengan kemungkinan kematian dini akibat
tetapi sewaktu makan empedu disalurkan ke dalam duodenum gagal hati akut.
oleh kontraksi kandung empedu. Setelah ikut serta dalam Peradangan hati yang berulang atau berkepanjangan,
pencernaan dan penyerapan lemak, garam empedu biasanya berkaitan dengan alkoholisme kronik, dapat me-
direabsorpsi dan dikembalikan oieh sirkulasi enterohepatik nyebabkan sirosis, suatu keadaan di mana hepatosit yang ru-
ke hati, tempat zar-zat ini bekerja sebagai koleretik poten sak diganti secara permanen oleh jaringan ikat. Jaringan hati
untuk merangsang sekresi empedu lebih lanjut. Karena itu, memiliki kemampuan untuk melakukan regenerasi, dalam
sewaktu makan, ketika garam empedu dibutuhkan dan keadaan normal mengalami pertukaran sel secara gradual.
sedang digunakan, sekresi empedu oleh hati meningkat. Jika sebagian jaringan hati rusak maka jaringan yang hilang
I Mekanisme hormon (sehretin). Selain meningkatkan se- dapat diganti dengan meningkatkan laju pembelahan sel.
kresi NaHCO, cair oleh pankreas, sekretin juga merangsang Namun seberapa cepat hepatosit dapat diganti memiliki
peningkatan sekresi empedu alka.lis cair oleh duktus biliaris batas. Seiain hepatosit, sejumlah kecil fibroblas (sel jaringan
tanpa disertai oleh peningkatan setara garam-garam empedu. ikat) tersebar di antara lempeng-lempeng hati dan mem-
I Mekanisme saraf (saraf uagus). Stimrrlasi vagus pada hati bentuk rangka penunjang hati. Jika hati terpajan ke bahan
berperan kecil dalam sekresi empedu selama fase sefalik toksik misalnya alkohol sedemikian sering sehingga hepatosit
pencernaan, yang mendorong peningkatan aliran empedu baru tidak dapat dibentuk cukup cepat untuk mengganti sel
hati bahkan sebelum makanan mencapai lambung atau usus. yang rusak maka fibroblas yang lebih kuat mer.gambil alih
dan berkembang berlebihan. Jaringan ikat ekstra ini tidak
banyak memberi ruang bagi pertumbuhan kembali hepatosit.
I Kandung empedu menyimpan dan memekatkan Karena itu, sewaktu sirosis terjadi secara perlahan, jaringan
empedu di antara waktu makan dan hati aktif secara bertahap berkurang yang akhirnya menye-
mengeluarkan isinya sewaktu makan, babkan gagal hari kronik.
Setelah membahas organ-organ pencernaan tambahan
Meskipun faktor-faktor yang baru dijelaskan meningkatkan yang mengalirkan produk eksokrinnya ke dalam lumen usus
sekresi empedu oleh hati selama dan setelah makan, namun halus, kini kita akan meneliti kontribusi usus halus itu
sekresi empedu oleh hati berlangsung secara rerus-menerus. sendiri.
Di antara waktu makan, empedu yang disekresikan tersebut
dialihkan ke kandung empedu, rempar bahan ini disimpan
dan dipekatkan. Tianspor aktif garam keluar dari kandung
USUS HALUS
empedu, dengan air mengikuti secara osmotis, menyebabkan
konsentrasi konstituen-konstituen organik meningkat 5 sam- Usus halus adalah tempat sebagian besar pencernaan dan
pai 10 kali lipat. penyerapan berlangsung. Tidak terjadi pencernaan lebih lan-
676 Bab 16
cernaan dan penyerapan. Isi usus halus biasanya memerlukan
3 sampai 5 jam untuk melintasi usus halus.
I Taut ileosekum mencegah kontaminasi usus
halus oleh bakteri kolon.
Gambar t6-20
Kontrol katup/sfingter ileosekum. Pertemuan antara ileum dan usus besar adalah katup ileosekum, yang dikelilingi oleh otot
polos tebal, sfingter ileosekum. Tekanan di sisi sekum mendorong katup tertutup dan menyebabkan kontraksi sfingter, men-
cegah isi kolon yang penuh bakteri mencemari usus halus yang kaya nutrien. Katup/sfingter terbuka dan memungkinkan isi
ileum masuk ke usus besar sebagai respons terhadap tekanan di sisi ileum katup dan terhadap hormon gastrin yang dikeluarkan
sewaktu makanan berikutnya masuk lambung.
678 Bab 16
Tabel 16-6
Proses Feniernaan untu'kTig;, Kategori Utama Nutrien
I Permukaan dalam usus halus membentuk lipatan-lipatan barley, dan r7r. Produk padi-padian ini banyak rerdapat di
sirkular permanen yang dapat dilihat dengan mata telanjang makanan olahan. Penyakit ini adalah suaru gangguan imu-
dan meningkatkan luas permukaan tiga kali lipat. nologik kompleks di mana pajanan ke giuten merangsang
I Dari permukaan yang terlipat ini terbentuk tonjolan, secara abnormal pengaktifan respons sel T yang merusak vilus
tonjolan mikroskopik berbentuk jari yang dikenal sebagai usus: jumlah vilus berkurang, mukosa menjadi datar, dan
vilus, yang menyebabkan lapisan dalam tampak sepefti be- brush border menjadi pendek dan tumpul (Gambar 16-23).
ludru dan meningkatkan luas permukaan 10 kali lipat lagi Karena lenyapnya vilus ini mengurangi luas permukaan yang
(Gambar 16-22). Permukaan setiap vjlus dilapisi oleh sel-sel tersedia untuk penyerapan maka penyrapan semua nuuien
epitel yang berselang-seling dengan sel mukus. terganggu. Penyakit ini diterapi der.rgan elin.rinasi gluten dari
I Dari permukaan luminal sel-sel epitel ini juga terbentuk dier.
tonjolan-tonjolan halus mirip rambut yang disel:v bruih
border atau mikrovilus sehingga luas permukaan meningkat STRUKTUR VILUS
20 kali lipat lagi. Setiap sel epitel memiliki hingga 3000 Penyerapan menembus dinding saluran cerna melibatkan
sampai 6000 mikrovilus, yang hanya dilihat dengan transpor transepitel serupa dengan perpindahan bahan me-
"dapat
mikroskop elektron. Enzim-enzim usus halus melaksanakan nembus tubulus ginjal (lihat h. 569). Setiap vilus memiliki
fungsinya di dalam membran brush border ini. komponen-komponen utama berikut (Gambar l6-21 c):
Secara bersama-sama, lipatan, vilus, dan mikrovilus menye- I Sel epitel yang menutupi permukaan zllzs. Sel-sel epitel
babkan luas permukaan luminal usus halus 600 kali lipat disatukan dibatas lateral oleh ralrr erar, yang membatasi
lebih besar daripada jika usus ini hanya berupa pipa dengan lewatnya isi lumen di antara sel-sel, meskipun raur erat di
panjang dan garis tengah yang sama dan dilapisi bagian usus halus iebih bocor daripada yang terdapat di lambung. Di
dalamnya oleh permukaan yang datar. Pada kenyataannya, batas luminalnya, sel epitel memiliki pembawa/pengangkut
jika permukaan usus halus dibentangkan hingga datar maka untuk menyerap nutrien spesifik dan elektrolit dari lumen
luasnya akan menutupi sebuah lapangan tenis. serta enzim pencernaan yang melekat ke membran yang me-
CATAIAN KLINIS. Malabsorpsi (gangguan penye- nuntaskan pencernaan karbohidrat dan protein.
rapan) dapat disebabkan oleh kerusakan arau pengurangan I Inti jaringan ikat. Inti ini dibentuk oleh lamina propria.
luas permukaan usus halus. Salah satu penyebab yang umum I Anyaman bapiler. Setiap vilus didarahi oleh sebuah arte-
adalah enteropati gluten, yang juga dikenal sebagai celiac riol yang bercabang-cabang membentuk anyaman kapiler di
disease. Pada penyakit ini, usus halus pasien sangat peka dalam inti vilus. Kapiler-kapiler ini kemudian kembali me-
terhadap gluten, suatu, konstituen protein pada gandum, nyatu membentuk venula yang mengalir menjauhi viius.
(b)
Sel epitel
E
c
Mucous cell l
I
G
f
_ vilus
:
o
Lakteal sentral =
o
o
d
c
.q
(c)
@
{JAfnUar I ft)"ll
Pada foto mikroskop elektron ini tampak vilus menonjol dari
Kriptus
Lieberkr-ihn
mukosa usus halus.
Arteriol
Venula
Pembuluh limfe
cairan interstisium di dalam inti jaringan ikat vilus, dan
kemudian menembus dinding pembuluh kapiler atau limfe.
Seperti transpor ginjai, penyerapan di usus mungkin aktif
Mikrovilus
atau pasif, dengan penyerapan aktif memerlukan pengeluaran
{brush b*rder)
energi paling tidak selama salah satu tahap transpor rranse-
pitelnya.
(d) $el epitel
680 Bab 16
Brush border korosif mudah rusak dan tidak berumur panjang sehingga
mereka harus terus-menerus diganti oleh sel baru yang masih
segar.
682 Bab 16
.t"'.,rt..
@@
Transpor
aktif sekunder
dependen
energi dan Na'
o Polisakarida makanan yaiiu tepung dan glikogen diubah menjadi disakarida maltosa melalui efek amilase liur
dan pankreas.
Maltosa dan disakarida makanan laktosa dan sukrosa masing-masing diubah menjadi monosakaridanya oleh disakaridase
@ (maltase, laktase, dan sukrase) yagn terletak di brush border sel epitel usus halus.
Monosakarida glukosa dan galaktosa terserap ke dalam interior sel dan akhirnya masuk ke darah melalui transpor aktif
@ sekunder dependen energi dan Na-.
Monosakarida fruktosa diserap ke dalam tubuh dengan difusi terfasilitasi pasif.
@
Gambar 16-24
Pencernaan dan penyerbpan karbohidrat
Protein makanan dan endogen dihidrolisis menjadi asam-asam amino konstituennya dan beberapa fragmen peptida kecil oleh
pepsin lambung dan gnzim proteolitik pankreas.
Asam amino diserap ke dalam sel epitel usus halus dan akhirnya masuk ke darah melalui transpor aktif sekunder dependen
energi dan Na-. Berbagai asam amino diangkut oleh pembawa yang bersifat spesifik.
PeptiOa kecil, yang diserap oleh tipe pembawa tersendiri, dipecah menjadi asam-asam amino pembentuknya oleh
l aminopeptidase di brush border sel epitel atau oleh peptidase intrasel.
Gambar 16-25
Pencernaan dan penyerapan protein
684 Bab 16
Karena tidak larut air maka lemak harus
menjalani serangkaian transformasi agar
dapat dicerna dan diserap
Lemak makanan dalam bentuk globulus
lemak besar yang terdiri dari trigliserida
diemulsifikasi oleh efek deterjen garam-
garam empedu menjadi suspensi butiran-
butiran halus lemak. Emulsi lemak ini
mencegah menggumpalnya butiran-
butiran lemak sehingga meningkatkan
luas permukaan yang tersedia untuk
diserang oleh lipase pankreas.
Lipase menghidrolisis trigliserida menjadi
)- -( )-
-(_\_-/_ monogliserida dan asam lemak bebas.
_\_/_ ffi eroduk-produk tak larut air ini dibawa ke
Emulsi lemak bagian interior misel yang larut air, yang
_oo_o
dibentuk oleh garam empedu dan
konstituen empedu lainnya, ke permukaan
luminal sel epitel usus halus.
Ketika misel mendekati permukaan epitel
absorptif, monogliserida dan asam lemak
meninggalkan misel dan secara pasif
berdifusi menembus lapis ganda lemak
membran luminal.
@ Monogliserida dan asam lemak bebas
diresintesis menjadi trigliserida di dalam
sel epitel.
Lumen
Misel
\c: Cnr
C \:OY
,Li
lct
C
o
:
C
oLl
*
Difusi
misel
Misel n lo
\-*FG;;lJ
Penyerapan pasif
["Jffiti;:;"n" I o
lipoprotein + ffi TristiseriOatrigliserida ini menyatu dan
dibungkus oleh suatu lapisan lipoprotein
><
Sel epitel vilus
untuk membentuk kilomikron yang larut
air yang kemudian dikeluarkan dengan
(Eksositosis) eksositosis melalui membran basal sel.
Kilomikron tidak dapat menembus
Lakteal
membran basal kapiler darah, sehingga
sentral
masuk ke pembuluh limfe, lakteal sentra.
Gambar 16-25
Pencernaan dan penyerapan lemak.
dengan setiap garam empedu melakukan fungsi pengangkut- retikulum endoplasma sel epitel), yang menyebabkan butiran
nya berulang-ulang sebelum akhirnya direabsorpsi. lemak tersebut larut air. Butiran lemak besar yang telah di-
Setelah berada di interior sel epitel, monogliserida dan bungkus ini, yang dikenal sebagai kilomikron, dikeluarkan
asam iemak bebas diresintesis menjadi trigliserida. Tiigli- oleh eksositosis dari sel epitel ke dalam cairan interstisium di
serida-trigliserida ini menyatu menjadi butiran-butiran ialu dalam vilus. Kilomikron kemudian masuk ke lakteal sentral
dibungkus oleh suatu iapisan lipoprotein (disintesis oleh dan bukan ke kapiler karena perbedaan struktural antara
586 Bab 16
o Besi yang tidak
diserap oleh sel
Q lrnyu sebagian dari besi yang tertelan
berada dalam bentuk yang dapat diserap.
_-
@ffii^
Besi dalam diet yang diserap ke dalam sel
@ epitel usus halus dan segera dibutuhkan
untuk produksi sel darah merah dipindahkan
o @
ke daiam darah.
Gambar 16-27
Penyerapan besi.
mr.rskularis mukosa, secara periodik menekan iakteal sentral getah pencernaan yang berasal dari plasma. Ingatlah bahwa
dan "memeras" limfe keluar dari pembuluh ini. pembuluh- plasma adalah sun-rber- sekresi pencernaan, karena sel-sel
pembuluh limfe akhirnya menyaru untuk membe ntuk t/uletus sekretorik n.rengekstraksi bahan-bahan mentah untuk produk
thorasikus, suatu pembuluh limfe besar yang mengalirkan sekretoriknya dari plasma. Karena keseluruhan volume plas-
isinya ke sistem vena di dada. Dengan cara ini lemak akhir- ma har.rya sekitar 2,75 liter maka penyerapan harus men,
nya memperoleh akses ke darah. Lemak yar.rg diserap dibawa dekati sekresi agar volume plasma tidak turun tajam.
oleh sirkulasi sistemik ke hati dan jaringan tubuh lainr.rya. Dari 9500 ml cairan yang masuk ke lumen usus halus per
Karena itu, hati tidak memiliki kesempatan untuk bekerja hari, sekitar 95o/o, atau 9000 ml cairan, norma.lnya diserap oieh
pada lemak yang rercerna, sampai lemak telah diencerkar.r usus halus kembali ke dalam plasma, dengan hanya 500 ml isi
oleh darah dalam sistem sirkulasi umum. Pengenceran lemak usus halus masuk ke kolon. Karena itu, tubuh tidak kehilangan
mer.rcegah hati menerima terlalu banyak lemak yang tidak getah pencernaan. Setelah konstituen-konsriruen gerah di-
dapat ditanganinya dalam satu waktu. sekresikan ke dalam lumen saluran cerna dan melaksanakan
fungsinya, konstituen-konsriruen rersebut dikembalikan ke plas_
ma. Satu-satunya produk sekretorik yang lolos dari tubuh adalah
I Penyerapan ekstensif oleh usus halus seimbang bilirubin, suatu produk sisa yang harus dieliminasi.
dengan sekresi.
588 Bab 16
Lumen
saluran cerna Sel parietal
lambung
Co.
H'+ Ct-
H.o
Na*
HCO;
I
HCO; * Na'
H. + HCO3-
I
H,CO.
I
co, + H,o
Gambar 16-28
Keseimbangan biokimiawi di antara lambung, pankreas, dan usus halus. Ketika pencernaan dan penyerapan berlangsung
normal, tidak terjadi penambahan atau pengurangan netto asam atau basa atau bahan kimia lain dari cairan tubuh
proses pencernaan. Sewaktu mensekresikan HCI, sel parietal lambung mengekstraksi Cl-, CO/ dan
lkibj't
HrO dari dan menambahan
HCor- ke dalam darah. Sel duktus pankreatikus mengekstraksi Hco3-serta Na* dari darah sei,,raktu s6kresi NaHCor. oi dalim
lumen usus halus, NaHCO, pankreas menetralkan HCI Iambung untuk membentuk NaCl dan HrCO' yang terurai rienjadi
CO, dan
Hro. Kemudian sel-sel usus menyerap Na., Cl , Co, da1 Hro ke dalam darah sehingga konstituin-konstituen yang diekstraksi
dari
darah sewaktu sekresi lambung dan pankreas diglnti kembali.
nyerapan telah diselesaikan di usus halus maka isi yang di- longitudinal yang terpisah, taeniae coli, yang berjalan di
salurkan ke kolon terdiri dari residu makanan yang tak ter- sepanjang usus besar. teniae coli ini lebih pendek daripada
cerna (misalnya selulosa), komponen empedu yang tidak otot polos sirkular dan lapisan mukosa di bawahnya jika ke-
diserap, dan cairan. Kolon mengekstraksi HrO dan garam dua lapisan ini dibentangkan datar. Karena itu, lapisan-
dari isi lumennya. Apa yang terringgal dan akan dikeluarkan Iapisan di bawahnya disatukan membentuk kantung atau
disebut feses (tinja). Fungsi utama usus besar adalah untuk haustra, seperti rok panjang mengembang yang diikat di
menyimpan tinja sebelum defekasi. Selulosa dan bahan lain bagian pinggang yang menyempit. Haustra bukanlah sekedar
yang tak tercerna di dalam diet membentuk sebagian besar kumpulan permanen yang pasif; haustra secara aktif berganti
massa dan karenanya membantu mempertahankan keter- lokasi akibat kontraksi lapisan otot polos sirkular.
aturan buang air.
Umumnya gerakan usus besar berlangsung lambat dan
tidak mendorong sesuai fungsinya sebagai rempat penyerap-
I Kontraksi haustra secara perlahan mengaduk isi an dan penyimpanan. Motilitas utama kolon adalah kon-
kolon maju-mundur. traksi haustra yang dipicu oleh ritmisitas otonom sel-sel
otot polos kolon. Kontralsi ini, yang menyebabkan kolon
Lapisan otot polos longitudinal luar tidak mengelilingi usus membentuk haustra, serupa dengan segmentasi usus halus
besar secara penuh. Lapisan ini terdiri dari tiga pita otot tetapi terjadi jauh lebih jarang. .Waktu di antara dua kontraksi
690 Bab 15
Kolon transversum
,;-
\" 3q I
I
1
.i ri i ioi;r,*',+:i,,r,,,niEiii.ij'd{1!rj'{.' Haustra
; 'i '.18
' i iirrl.
ll i,i
lr
laenlae +:
,ll
:r+
jjl:.
i r ,':'l'
coli r , ;i.
rr,, a.+- Kolon
''!: ,r.r desendens
:;#
s
Apendiks
Rektum sigmoid
-
Sfingter ani internus " h"t
(otot polos) --T-' Sfingter ani eksternus
,: (otot rangka)
Kanalis analis
Gambar'16-29
Anatomi usus besar.
Ketika makanan masuk ke lambung, terjadi refleks semuia teregang secara perlahan melemas, dan keinginan un-
gastrokolon yang diperantarai dari lambung ke kolon oleh tuk buang air besar mereda sampai gerakan massa berikutnya
gastrin dan saraf oronom ekstrinsik, yang menjadi pemicu mendorong lebih banyak tinja ke dalam rektum dan kembali
utama gerakan massa di kolon. Pada banyak orang, refleks meregangkan rektum sema memicu refleks defekasi. Selama
ini paling jelas setelah sarapan dan sering diikuti oleh ke- periode inaktivitas, kedua sfingter tetap berkontraksi untuk
inginan untuk buang air besar. Karena itu, ketika makanan menjamin kontinensia tinja.
masuk ke saluran cerna, rerpicu refleks-refleks yang memin- Jika defekasi terjadi maka biasanya dibantu oleh gerakan
dahkan isi yang sudah ada ke bagian distal untuk menyedia- mengejan volunter yang melibatkan kontraksi otot abdomen
kan tempat bagi makanan yang baru masuk. Refleks gas- dan ekspirasi paksa dengan glotis tertutup secara bersamaan.
troileum memindahkan isi usus halus yang masih ada ke Tindakan ini sangat meningkatkan tekanan intraabdomen,
dalam usus besar, dan refleks gastrokolon mendorong isi ko- yang membantu mendorong rinja.
lon ke dalam rektum, memicu refleks defekasi.
692 Bab 16
yang mengalir melalui isi lumen menimbulkan suara ber- konstituen lain di lumen duodenum yang mengharuskan
kumur yang dikenal sebagai borborigmi. Bersendawa, perlambatan sekresi lambung.
mengeluarkan sebagian besar udara yang tertelan dari
lambung, tetapi sebagian masuk ke usus. Di usus biasanya SEKRETIN
hanya sedikit terdapat gas karena gas cepar diserap atau
Sewaktu lambung mengosongkan isinya ke dalam duode-
diteruskan ke dalam kolon. Sebagian besar gas di kolon
disebabkan oleh aktivitas bakteri, dengan jumlah dan sifat
num, adanya asam di duodenum merangsang pelepasan
sekretin, yang melakukan fungsi-fungsi terkait berikut ini:
gas bergantung pada jenis makanan yang dikonsumsi dan
karakteristik bakteri kolon. Sebagian makanan, misalnya 1. Menghambat pengosongan lambung untuk mencegah
kacang-kacangan, mengandung tipe-tipe karbohidrat yang masuknya lebih banyak asam ke dalam duodenum sam-
tidak dapat dicerna oleh manusia tetapi dapat diserang pai asam yangada telah dinetralkan.
oleh bakteri penghasil gas. Banyak dari gas ini yang di- 2. Menghambat sekresi lambung untuk mengurangi jum-
serap melalui mukosa usus. Sisanya dikeluarkan melalui lah asam yang diproduksi.
anus. 3. Merangsang sel-sel duktus pankreatikus untuk menam-
Untuk secara selektif mengeluarkan gas ketika feses juga bah volume sekresi encer NaHCO,, yang mengalir ke
ada di rektum, yang bersangkutan secara sengaja mengon- dalam duodenum untuk menetralkan asam.
traksikan otot-otot abdomen dan sfingter ani eksternus secara 4. Merangsang sekresi empedu kaya NaHCO, oleh hati
bersamaan. Ketika kontraksi abdomen meningkatkan tekan- yang juga dialirkan ke duodenum untuk membantu
an yang menekan sfingter ani eksternus yang menutup maka proses netralisasi. Netralisasi kimus yang asam di duo-
terbentuk gradien tekanan yang memaksa udara keluar denum membantu mencegah kerusakan dinding duo-
dengan kecepatan tinggi melalui lubang anus yang berbentuk denum dan membentuk lingkungan yang sesuai untuk
celah dan terlalu sempit untuk keluarnya feses. Lewatnya fungsi optimal enzim-enzim pencernaan pankreas yang
udara dengan kecepatan tinggi menyebabkan tepi-tepi lu- dihambat oleh asam.
bang anus bergetar, menghasilkan nada rendah khas yang 5. Bersama CCK, sekretin bersifat trofik bagi pankreas
menyertai keluarnya gas. eksokrin.
ccK
GAMBARAN UMUM HORMON Sewaktu terjadi pengosongan lambung, lemak dan nutrien
PENCERNAAN lain masuk ke duodenum. Nutrien ini, khususnya lemak
dan, dengan tingkat yang lebih rendah, produk protein,
Sepanjang pembahasan kita tentang pencernaan, kita telah menyebabkan pelepasan CCK, yang melakukan fungsi-fungsi
berulang kali menyebutkan berbagai fungsi tiga hormon pen- terkait berikut:
cernaan utama: gastrin, sekretin, dan CCK. Sekarang marilah
1. Menghambat moriliras dan sekresi lambung, sehingga
kita padukan semua fungsi di atas sehingga anda dapat waktu untuk pencernaan dan penyerapan nutrien yang
mengetahu.i peran adaptif keseluruhan interaksi-interaksi
sudah ada di duodenum cukup.
ini. Selain itu, kita akan memperkenalkan hormon pen- 2. Merangsang sel asinus pankreas untuk meningkatkan
cernaan yang ditemukan lebih belakangan, GIP
sekresi enzim pankreas, yang melanjutkan pencernaan
nurrien-nutrien ini di duodenum (efek ini sangat pen-
GASTRIN
ting untuk pencernaan lemak, karena lipase pankreas
Protein di lambung merangsang pelepasan gastrin, yang me- adalah satu-satunya enzim yang mencerna lemak).
lakukan fungsi-fungsi berikut: 3. Menyebabkan kontraksi kandung empedu dan relaksasi
sfingter Oddi sehingga empedu dialirkan ke dalam duo-
1. Bekerja melalui beragam cara untuk meningkatkan se-
denum untuk mempermudah pencernaan dan penyerap-
kresi HCI dan pepsinogen. Kedua bahan ini, selanjut-
an lemak. Efek deterjen garam empedu sangar penring
nya, adalah faktor utama yang memulai pencernaan
bagi kemampuan lipase pancreas dalam melaftsanakan
protein yang memicu sekresinya.
tugasnya. Berbagai efek CCK ini beradaptasi baik dengan
2. Meningkatkan moriliias lambung, merangsang motilitas
penanganan lemak dan nurrien lain yang keberadaannya
ileum, melemaskan sfingter ileosekum, dan memicu
di duodenum memicu pelepasan hormon ini.
gerakan massa di kolon - fungsi-fungsi yang semuanya
ditujukan untuk menjaga isi usus tetap bergerak maju
4. Selain itu, sekretin dan CCK, yang sama-sama memiliki
efek stimulatorik kuat pada pankreas eksokrin, bersifat
sewaktu kedangan makanan baru.
trofik bagi jaringan ini.
3. Bersifat trofik tidak saja untuk mukosa lambung tetapi
juga untuk mukosa usus halus, membanru memelihara 5. CCK juga diperkirakan berperan dalam perubahan
lapisan dalam saluran cerna agar tetap berfungsi opti,
adaptifjangka panjang dalam proporsi enzim pankreas
yang diproduksi sebagai respons terhadap perubahan
mal.
diet yang berkepanjangan.
Dapatlah diperkirakan bahwa sekresi gastrin dihambat 6. Selain mempermudah pencernaan nutrien yang tertelan,
oleh akumulasi asam di lambung dan oleh adanya asam dan CCK adalah regulator penting asupan makanan. Hor-
RINGKASAN BAB
Pendahuluan (h. 641-649) (3) Lemak makanan dalam bentuk trigliserida dicerna
I Empat proses pencernaan dasar adalah motilitas, sekresi, menjadi unit-unit yang dapat diserap yaitu monogliserida
pencernaan, dan penyerapan. dan asam lemak bebas.
I Tiga kelas nutrien kaya energi dicerna menjadi unit-unit Sistem pencernaan terdiri dari saluran cerna dan organ
yang dapat diserap sebagai berikut: (1) Karbohidrat ma- pencernaan tambahan (kelenjar liur, pankreas eksokrin,
kanan dalam bentuk polisakarida tepung dan glikogen dan sistem empedu). (Liharlah Tabel 16-l).
dicerna menjadi unit-unit monosakarida yang dapat di- Saluran cerna adalah saluran kontinyu yang berjalan dari
serap, terutama glukosa. (Lihatlah Gambar 16-I). (2) Pro- mulut hingga anus, dengan modifikasi-modifikasi lokal
tein makanan dicerna menjadi unit-unit yang dapat di- yang mencerminkan spesialisasi regional untuk melak-
serap yaitu asam amino dan beberapa polipeptida kecil. sanakan fungsi pencernaan.
694 Bab 16
I Lumen saluran cerna berhubungan dengan lingkungan terjadi karena kontraksi peristaltik yang kuat. (Lihatkh
eksternal sehingga isinya secara teknis berada di luar tu- Gambar 16-8).
buh; susunan ini memungkinkan makanan dicerna tanpa I Pengosongan lambung dipengaruhi oleh faktor berikut di
menyebabkan tubuh sendiri tercerna selama proses ber- lambung dan duodenum. (1) Volume dan fuiditas kimus
langsung. di lambung cenderung meningkatkan pengosongan isi
I Dinding saluran cerna memiliki empat lapisan di sebagian iambung. (2) Faktor duodenum, yaitu faktor dominan
besar panjangnya. Dari bagian paling dalam keluar adalah yang mengontrol pengosongan lambung, cenderung me-
mukosa, submukosa, muskularis eksterna, dan serosa. nunda pengosongan lambung sampai duodenum siap me-
(Liharlah Gambar 1 6-2). nerima dan memproses lebih banyak kimus. Faktor-faktor
I Aktivitas pencernaan diatur secara cermat oleh mekanis- spesifik di duodenum yang menunda pengosongan lam-
me otonom, saraf (intrinsik dan ekstrinsik), dan hormon bung adalah lemak, asam, hipertonisiras, dan peregangan.
untuk memastikan bahwa makanan yang tertelan diguna- Faktor-faktor ini menunda pengosongan lambung dengan
kan secara maksimal oleh tubuh untuk produksi energi menghambat aktivitas peristaltik lambung oleh refeks
dan penyediaan bahan mentah. (Lihatlah Gambar 16-3). enterogastrik dan enterogastron (sekretin dan kolesisto-
kinin) yang disekresikan oleh mukosa duodenum. (Lihar
Mulut (h.649-652)
lah Gambar 16-8 dan Tabel I6-2).
I Motilitas: Makanan masuk ke sistem pencernaan me- I Sekresi: Sekresi ke dalam lumen lambung mencakup (1)
lalui mulut, tempat makanan dikunyah dan dicampur
HCI (dari sel parietal), yang mengaktifkan pepsinogen,
dengan liur untuk mempermudah penelanannya.
mendenaturasi protein, dan mematikan bakteri; (2) p.p-
I Sekresi: Enzim liur, amilase, memulai pencernaan kar- sinogen (dari chief cell), yang setelah diaktifkan, memulai
bohidrat. Liur esensial untuk berbicara dan berperan penting
pencernaan protein; (3) mukus (dari sel mukus), yang
dalam kesehatan gigi, lebih penting daripada fungsi pen-
membentuk lapisan protektif yang beperan dalam sawar
cernaannya yang minor. Sekresi liur dikontrol oleh pusat liur
mukosa lambung, memungkinkan lambung menampung
di medula, diperantarai oleh persarafan oronom kelenjar liur.
isi lumennya yang "keras" tanpa ia sendiri tercerna; dan
(Lihatlah Gambar I 6-4).
(4) faktor intrinsik (dari sel parietal), yang berperan pen-
I Pencernaan: Amilase liur mulai mencerna polisakarida ting dalam penyerapan vitamin B,r, suatu konstituen yang
menjadi disakarida maltosa, suaru proses yang berlanjut di
esensial bagi produksi sel darah merah. (Lihatkh Tabel
lambung setelah makanan tertelan sampai amilase akhirnya
16-3 dan Gambar 16-9, 16-10, dan 16-11).
diinaktifkan oleh getah lambung yang asam. (Lihatlah Gam-
I Lambung juga mengeluarkan faktor regulatorik parakrin
bar 16-I dan Thbel 16-6, h. 679).
dan endokrin berikut: (1) hormon gastrin (dari sel G),
I Penyerapan: Tidak terjadi penyerapan nutrien di mulut. yang berperan besar dalam merangsang sekresi lambung;
Faring dan Esofagus (h.652-654) (2) histamin parakrin (dari sel ECL), suatu perangsang
I Motilitas: Setelah proses mengunyah, lidah mendorong kuat sekresi asam oleh sel parietal; dan (3) somatostatin
bolus makanan ke bagian belakang tenggorokan, yang parakrin (dari sel D), yang menghambat sekresi lambung.
memicu refleks menelan. Pusat menelan di medula (Lihatlah Tabel I 6-3) .
mengoordinasikan sekelompok aktivitas kompleks yang I Sekresi lambung berada di bawah mekanisme kontrol
menyebabkan penutupan saluran napas dan terdorongnya yang kompleks. Sekresi lambung meningkat selama fase
makanan melalui faring dan esofagus ke dalam lambung. sefalik dan fase lambung sekresi lambung, sebelum dan
(Liharlah Gambar 16-5 dan 16-6). selama makan oleh mekanisme yang melibatkan respons
I Sekresi: Sekresi esofagus, mukus, bersifat protektif. saraf vagus eksitatorik dan saraf intrinsik bersama dengan
I Pencernaan dan penyerapan: Tidak terjadi pencernaan efek stimulatorik gastrin dan histamin. Setelah makanan
dan penyerapan nutrien di faring atau esofagus. keluar dari lambung, sekresi lambung berkurang karena
hilangnya faktor-faktor stimulatorik, pelepasan somato-
Lambung (h.654-666) statin yang bersifat nienghambat, dan efek inhibitorik
I Lambung, suatu struktur berbentuk kantung yang terletak reflek enterogastik dan enterogastron selama fase usus
antara esofagus dan usus halus, menyimpan makanan sekresi lambung. (Lihatlah Tabel 16-4 dan t6-).
untuk beberapa waktu sampai usus halus siap mem- f Pencernaan: Pencernaan karbohidrat berlanjut di korpus
prosesnya lebih lanjut untuk penyerapan final. (Lihatlah lambung di bawah pengaruh amilase liur. Pencernaan
Gambar 16-/. protein dimulai oleh pepsin di antrum lambung, tempat
I Motilitas: Empat aspek motilitas lambung adalah peng- kontraksi peristaltik yang kuat mencampur makanan
isian, penyimpanan, pencampuran, dan pengosongan dengan sekresi lambung, mengubahnya menjadi cam-
lambung. puran cairan kental yang dikenal sebagai |l.mus. (Lihatlah
I Pengisian lambung dipermudah oleh relaksasi reseprif Tabel 15-6, h.679.
otot lambung yang diperantarai oleh saraf vagus. I Penyerapan: Tidak ada nutrien yang diserap di lambung.
I Penyimpanan lambung berlangsung di korpus lambung,
tempat kontraksi peristaltik dinding orot yang tipis terlalu Sekresi Pankreas dan Empedu (h.666-675)
lemah untuk mencampur isi lambung. I Sekresi pankreas eksokrin dan empedu dari hati mengalir
I Pencampuran lambung di antrum yang berdinding tebal ke lumen duodenum.
696 Bab 16
di usus halus. Penyerapan sebagian dari garam dan air melalui saluran cerna, dan pemeliharaan integritas mu-
yang terringgal mengubah isi kolon menjadi feses. kosa lambung dan usus halus.
Sekretin dibebaskan rerurama sebagai respons terhadap
Gambaran Umum Hormon Pencernaan (h.693-694) keberadaan asam di duodenum, dan efeknya menetralkan
I Tiga hormon pencernaan yang utama adalah gastrin dari asam di iumen duodenum serta memelihara integritas
mukosa lambung serta sekretin dan kolesistokinin dari pankreas el.<sokrin.
mukosa duodenum. Masing-masing hormon ini melaku- Kolesistokinin rerurama dibebaskan sebagai respons rer-
kan banyak fungsi yang saling berkaitan. hadap adanya produk lemak di duodenum, dan efeknya
I Gastrin dibebaskan terutama sebagai respons terhadap mengoptimalkan kondisi untuk pencernaan lemak dan
adanya produk protein di lambung, dan efeknya adalah nutrien lain serta untuk mempertahankan integritas
meningkatkan pencernaan protein, pergerakan bahan pankreas eksokrin.
SOAL LATIHAN
Pertanyaan Obyektif (Jawaban di h. A-58) 3. menutup saluran d. penutupan sfingter
1. Lambung melemas sewaktu munrah. (Benar atau salah) napasketika gastroesofagus.
2. Tingkat penyerapan nutrien dari saluran cerna bergan- menelan e. bolus terdorong ke
tung pada kebutuhan tubuh. (Benar atau sakh?) 4. memicu refleks bagian belakang
3. Asam dalam keadaan normal tidak dapat menembus ke menelan mulut oleh lidah
dalam atau di antara sel-sel yang melapisi bagian dalam 5. mencegah f. aposisi rapat pita
lambung, yang memungkinkan lambung mampu me- masuknya makanan suara
nampung asam tanpa mencederai diri sendiri. (Benar kembali ke mulut
atau salah) sewaktu menelan
4. Makanan yang tidak diserap oleh usus halus akan di- 6. menurup saluran
serap oleh usus besar. (Benar atau salah?) hidung ketika
5. Pankreas endokrin mengeluarkan sekretin dan CCK. menelan
(Benar atau salah?) 14. Gunakan kode jawaban di kanan untuk mengidentifikasi
6. Protein terus hilang dari tubuh melalui sekresi pencer- karakteristik bahan-bahan yang tercanrum:
naan dan sel epitel yang terlepas, yang keluar bersama 1. mengaktifkan pepsinogen a. pepsin
tinja. (Benar atau salah?) 2. menguraikan.jaringan b. mukus
7. Ketika makanan secara mekanis diuraikan dan dicam- ikat dan serat oror c. HCI
pur dengan sekresi lambung, campuran cairan kental 3. bersifat basa d. faktor intrinsik
yang terbentuk dikenal sebagai ... 4. dapat bekerja secara e. histamin
8.
Refleks pencernaan yang melibatkan saraf otonom di- otokatalisis
kenal sebagai refleks ..., sedangkan refleks yang semua 5. memulai pencernaan
elemen lengkung refleksnya terletak di dalam dinding protein
usus dikenal sebagai refleks... 6. esensial untuk penyerapan
9. Dua bahan yang diserap oleh mekansime transpor vitamin B,,
khusus yang ada di ileum terminal adalah ... dan ... 7. menghambat amilase
10. Keseluruhan lapisan dalam usus halus diganti baru se- 8. melapisi mukosa lambung
tiap sekitar ... hari. 9. defisien pada anemia pernisiosa
11. Koleretik yang paling kuat adalah . .. 10. berfungsi sebagai pelumas
72. Mana dari yang berikut buhan merupakan fungsi liur? I 1. mematikan bakteri yang tertelan
memulai pencernaan karbohidrat 12. adalah perangsang kuat untuk sekresi asam
^. mempermudah
b. penyerapan glukosa menembus mu-
kosa mulut Pertanyaan Esai
c. mempermudah bicara 1. Jelaskan empat proses pencernaan dasar!
d. memiliki efek antibakteri 2. Sebutkan tiga kategori bahan makanan kaya energi dan
e. berperan penring dalam higiene mulut unit-unit yang dapat diserap dari masing-masingnya!
13. Cocokkan yang berikur: 3. Sebutkan komponen sistem pencernaanl Jelaskan anato-
1. mencegahudara a. penurupansfingter mi potongan melintang saluran cernal
masuk ke esofagus faringoesofagus 4. Apa empar faktor umum yang berperan dalam regulasi
sewaktu bernapas b. elevasi uvula fungsi sistem pencernaan? Apa peran masing-masing?
2. mencegah isi lambung c. posisi lidah 5. Jelaskan jenis motilitas di masing-masing komponen
kembali ke esofagus. menekan langit- saluran cernal Faktor yang mengontrol masing-
langit keras masing tipe motilitas?
^pa
UNTUK DIRENUNGKAN
(Penjelasan di h. A-58) 4. Setelah diekstraksi dari darah oleh hati, bilirubin di-
1. Mengapa pasien yang sebagian besar lambungnya di- konjugasikan (digabungkan) dengan asam glukuronat
angkat untuk mengobati kanker lambung atau penyakit oleh enzim glukuronil transferase di dalam hati. Hanya
tukak peptik yang parah harus makan dalam jumlah bila berada dalam bentuk terkonjugasi barulah bilirubin
sedikit tetapi sering dan bukan tiga kali sehari seperti dapat diekskresikan secara aktif ke dalam empedu. Un-
biasanya? tuk beberapa hari pertama kehidupan, hati belum dapat
2. Jumlah sel imun di gut associated lymphoid tissus (GAfT) menghasilkan glukuronil transferase dalam jumlah me-
yang terdapat di mukosa diperkirakan sama dengan madai. Jelaskan bagaimana defisiensi enzim transien ini
jumlah total sel pertahanan ini di bagian tubuh sisanya. menyebabkan keadaan ikterus pada neonatus yang
Perkirakan apa makna adaptif dari kemampuan per- sering dijumpai!
tahanan yang ekstensif pada sistem pencernaan inil 5 Jelaskan mengapa pengangkatan lambung atau ileum
3. Bagaimana defekasi dapat dilakukan oleh pasien yang terminal menyebabkan anemia pernisiosal
lumpuh dari pinggang ke bawah akibat cedera medula
spinalis bawah?
KASUS KLINIS
(Penjelasan di h. A-58) coklat. Apa kemungkinan besar penyebab gejala-gejalanya?
Thomas \7 mengalami nyeri tajam di abdomen kanan atas Jelaskan mengapa masing-masing gejala ini terjadi pada
setelah menyantap makanan tinggi lemak. la juga menyadari penyakit tersebutl
bahwa tinjanya kini berwarna putih keabuan dan bukan
698 Bab 15
SUMBER BACAAN PHYSIOEDGE
Situs PhysioEdge memperkenalkan aspek-aspek klinis fisiologi manusia. Untuk
Situs untuk buku ini berisi banyak alat bantu belajar yang bab ini, periksalah Case History 6: Just Stress.
bermanfaat, serta banyak petunjuk untuk bahan bacaan lebih
lanjut dan riset. Masuklah ke: Untuk anjuran bacaan, konsultasilah ke InfoTirac' College
Edition/Research di situs PhysioEdge atau pergi langsung ke
http://biologr.brookscole. com/sherwoodhp6
Pilihlah Chapter I6 dari menu drop-d.oun atavklik salah satu InfoTiac College Edition, perpusrakaan riset online anda di,
http ://infotrac.thomsonlearning.com
dari banyak pilihan lain, termasuk Case Histories, yang
Homeostasis: ,,:
Di antara faktor-faktor yang secara' homeostasis
'dipertahankan' adalah ketersediaan rnutrien
$istern t&.tbL!l'! kaya energi untuk sel dan suhu linglungan inter,nal,
rnmpertahenkerl Hipotalamus membantu mengatur asupan makanan,
yang sangat Benting dalam keseimbangan energi.
hen'le*stasis
Hipotalamus juga membantu mempertahankan
suhu tubuh. Organ ini dapat mengubah:ubah
produksi panas oleh otot rangka dan dapat
menyesuaikan pengeluaran panas dari permukaan
kullt dengan memvariasikan jumlah darah hangat
yang mengalir ke pembuluh kulit dan dengan
rnengontrol prod uksi keringal; :
{us.$r$y;r:nxtr*:rt;r,1{*i*,i'{'-.*.:,.;1i59n3r:f *ti!t i
${*rnsostasis sesxsiei
hag$ kclangsungem
Lii..*
i ltuqH -^t
ssl
Otot rangka
Sel
Setiap sel memerlukan energi
untuk melakukan fungsi-fungsi yang
esensial bagi kelangsungan hidupnya
sendiri dan untuk melaksanakan kontribusi
khusus bagi pemeliharaan homeostasis.
Semua energi yang digunakan oleh sel
akhirnya disediakan dari makanan. Suhu
tubuh harus dipertahankan pada tingkat
yang cukup konstan untuk mencegah
perubahan-perubahan tak diinginkan
pada laju reaksi kimia di dalam
sel dan mencegah kerusakan
pada protein-protein sel
Asupan makanan sangat penting untuk menjalankan aktivitas suhu tubuhnya. Mereka juga harus memiliki mekanisme untuk
sel. Agar berat tubuh konstan, nilai kalori makanan harus mendinginkan tubuh jika tubuh mendapat terlalu banyak
sama dengan kebutuhan energi total. Keseimbangan energi, panas dari aktivitas otot rangka yang menghasilkan panas
dan karenanya berat tubuh, harus dipertahankan terutama atau dari lingkungan eksternal yang panas. 5uhu tubuh harus
dengan mengontrol asupan makanan. diatur karena laju reaksi kimia sel bergantung pada suhu, dan
Pengeluaran energi menghasilkan panas, yang penting panas berlebihan merusak protein-protein sel.
dalam regulasi suhu. Manusia, biasanya berada di lingkungan Hipotalamus adalah pusat integrasi utama untuk
yang lebih dingin daripada tubuhnya, sehingga harus secara mempertahankan keseimbangan energi dan suhu tubuh.
terus-menerus menghasilkan panas untuk mempertahankan
700
Keseimbangan
Energi dan
Pengaturan
Suhu Tubuh
SEKILAS ISI
KESEIMBANGAN ENERGI KESEIMBANGAN ENERGI
I Sumber pemasukan dan pengeluaran energi
Setiap sel tubuh memerlukan energi untuk melaksa-
I Laju metabolik
nakan fungsi-fungsi yang esensial bagi kelangsungan
I Keseimbangan energi netral, positif, dan negatif
hidup sel itu sendiri (misalnya transpor aktif dan
I Pemeliharaan keseimbangan energi dan kontrol asupan makanan
perbaikan sel) serta menjalankan fungsi spesifiknya
PENGATURAN SUHU dalam rangka mempertahankan homeostasis (misal-
I Suhu tubuh nya sekresi kelenjar atau kontraksi otor). Semua
I Sumber penambahan panas dan pengeluaran panas energi yang digunakan oleh sel pada akhirnya berasal
I Mekanisme fisik pertukaran panas dari makanan yang masuk.
I Hipotalamus sebagai termostat
I Kontrol produksi panas; menggigil
I Kontrol pengeluaran panas; aktivitas vasomotor kulit I Sebagianbesar energi makanan akhirnya
I Respons terpadu terhadap pajanan ke dingin dan panas diubah menjadi panas ditubuh.
I Demam
Menurut hukum pertama termodinamika, energi
tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan. Karena
itu, energi menjadi subyek dari proses keseimbangan
masukan-keluaran seperti komponen kimia tubuh,
misalnya HrO dan garam (lihat h. 605).
701
Masukan energi Pengeluaran energi
pengeluaran energi biologis lain yang tidak melakukan kerja memindahkan benda eksternal atau disimpan dalam lemak
mekanis di luar tubuh. Kerja internal mencakup dua jenis (jaringan adiposa) (atau, pada orang yang sedang tumbuh,
aktivitas yang dependen energi: (1) aktivitas otot rangkayang sebagai protein) akhirnya menjadi panas tubuh. Namun, pa-
digunakan untuk tujuan selain kerja eksternal, misalnya kon- nas ini bukan sepenuhnya energi yang tersia-sia karena seba-
traksi untuk mmpertahankan postur dan menggigil; serta gian besar digunakan untuk mempertahankan suhu tubuh.
(2) semua aktivitas yang mengeluarkan energi yang harus
terus berlangsung hanya untuk mempertahankan kehidupan.
Yang terakhir ini mencakup kerja memompa darah dan I Laju metabolik adalah laju pemakaian
bernapas; energi yang diperlukan untuk memindahkan energi.
bahan-bahan penting menembus membran plasma; dan
energi yang digunakan selama reaksi sintesis yang esensial Laju pemakaian energi oleh tubuh selama kerja eksternal dan
untuk pemeliharaan, perbaikan, dan pertumbuhan struktur internal dikenal sebagai laju metabolik:
sel-secara singkat disebut "biaya metabolik untuk hidup". Laju metabolik = pengeluaran energi/satuan waktu
7O2 Bab 17
disebut sebagai laju metabolik basal (basal metabolic rate, lam suatu kamar berinsulasi dengan air mengalir mengelilingi
BMR) adalah cerminan dari "kecepatan langsam" idling
(" dinding. Perbedaan suhu air yang masuk dan keluar kamar
speed') tubl.h. atau laju pengeluaran energi internal minimal mencerminkan jumlah panas yang dibebaskan oleh yang ber-
saat terjaga. BMR diukur di bawah kondisi khusus berikut: sangkutan dan diserap oleh air sewaktu air mengalir melewati
"tegang" jika cemas) dan mencegah peningkatan epine- an O, per satuan wakru yang diukur, yang merupakan rugas
sederhana dengan peralatan minimal. Ingatlah bahwa
frin, suatu hormon yang dikeluarkan sebagai respons
terhadap stres yang meningkatkan laju metabolik. Makanan + O, -+ CO, + HrO + energi (sebagian besar
3. Pengukuran harus dilakukan pada suhu kamar yang diubah menjadi panas)
nyaman sehingga yang bersangkutan tidak mengigigil.
Karena itu, terdapat hubungan langsung anrara volume O,
Menggigil akan sangat meningkatkan laju metabolik.
yang digunakan dan jumlah panas yang dihasilkan. Hubung-
4. Yang bersangkutan jangan makan makanan apapun da-
an ini juga bergantung pada jenis makanan yang dioksidasi.
lam 12 jam sebelum pengukuran BMR untuk meng-
Meskipun karbohidrat, protein, dan lemak memerlukan jum-
hindari termogenesis makanan (termo artinya "panas";
lah O, yang berbeda untuk oksidasi dan menghasilkan jum-
genesis artinya "produi<si") atau peningkatan wajib laju
lah kilokalori yang berbeda jika dioksidasi, namun dapat di-
metabolik yang terjadi sebagai konsekuensi asupan
buat perkiraan rerara renrang jumlah panas yang dihasilkan
makanan. Peningkatan singkat (kurang dari l2jam) laju
per liter O, yang dikonsumsi pada diet tipikal orang Amerika.
metabolik ini bukan disebabkan oleh aktivitas pencer-
Nilai perkiraan ini, yang dikenal sebagai ekivalen energi Or,
naan tetapi peningkatan aktivitas metabolik yang ber-
adalah 4,8 kilokalori energi yang dibebaskan per liter O,
kaitan dengan pemrosesan dan penyimpanan nutrien,
yang dikonsumsi. Dengan menggunakan metode ini, laju
terutama oleh pabrik biokimia utama, hati.
metabolik seseorang yang mengonsumsi 15 liter Orljam da-
pat diperkirakan sebagai berikut:
METODE UNTUK MENGUKUR LAJU METABOLIK
BASAL 15 liter/jam = konsumsi O,
x 4,8 kilokalori/liter = ekivalen energi O,
CATAIAN KLINIS. Laju produksi panas pada pengukuran
72 kilokalori/jam = perkiraan laju meiabolik
BMR dapat ditentukan secara langsung dan tak langsung.
Pada kalorimetri langsung, yang bersangkutan duduk da- Dengan cara ini, pengukuran sederhana konsumsi O, dapat
digunakan untuk memperkirakan secara layak produksi panas
dalam menentukan laju metabolik.
Setelah ditentukan di bawah kondisi basal, laju produksi
Tabel 17-1 panas perlu dibandingkan dengan nilai normal untuk orang
Laju Pemakaian Energi untUk Orang Berat 70 kg Selama dengan jenis kelamin, usia, berat, dan tinggi yang sama,
Berbagai Aktivitas karena faktor-faktor ini mempengaruhi laju pengeluaran
energi basal. Sebagai contoh, pria bertubuh besar sebenarnya
PENGELUARAN
BENTUK AKTIVITAS ENERGI (kkal/jam) memiliki laju produksi panas yang lebih tinggi daripada pria
dengan tubuh kecil; tetapi jika dinyatakan dalam kaitannya
Tidur 65
dengan luas permukaan tubuh total (yang mencerminkan be-
Terjaga, berbaring diam 77
rat dan tinggi), maka pengeluaran dalam kilokalori per jam
Duduk istirahat 100
per meter persegi luas permukaan, normalnya hampir sama.
Berdiri santai 105
Memakai baju 118
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU METABOLIK
Mengetik 140
Berjalan lambat datar (2,6 milljam)
BASAL
200
Kerja perkayuan, mengecat rumah 240 Hormon tiroid adalah penenru utama meskipun bukan satu-
Hubungan seks 280 satunya penenru laju metaboiisme basal. Peningkatan hor-
Naik sepeda jalan datar (5,5 mil/jam) 304 mon tiroid menyebabkan peningkatan BMR. Seperti telah
Menyekop salju, menggergaji pohon 480
disebutkan, epinefrin juga meningkatkan BMR.
Berenang Yang mengejutkan, BMR bukanlah laju metabolik tu-
500
Lari (5,3 mil/jam) buh paling rendah. Laju pengeluaran energi selama tidur
570
adalah 10% sampai 15% lebih rendah daripada BMR, mung-
Mendayung (20 kayuhan/mnt) 828
Naik tangga 1 100
kin karena relaksasi otot pada tahap tidur paradoksial
berlangsung iebih sempurna (lihat h. 183).
704 Bab 17
neurope?tida Y, dan yang lain mengeluarkan melanokortint. yang pertama diketahui. Temuan ini merupakan rerobosan
NeuropeptidaY (NPY], salah satu perangsang nafsu makan yang memicu perkembangan riset yang sangat memperluas
paiing kuat yang pernah ditemukan, menyebabkan pening- pengetahuan kita tentang kompleksitas keterkaitan berbagai
katan asupan makanan sehingga mendorong pertambahan sinyal kimiawi yang mcngatur asupan makanan dan ukuran
berat. Melanokortin, sekelompok hormon yang secara tradi- tubuh.
sional dikenal penring dalam menentukan warna kulit untuk Nukleus arkuatus adalah tempar utama kerja leptin.
tujuan kamuflase pada sebagian spesies, dibuktikan memiliki Peningkatan leptin dari simpanan lemak yang berkembang
peran yang mengejutkan dalam homeostasis energi. Melano- pesat, melalui mekanisme umpan balik negatif, berfungsi
kortin, terutama a melanocyte stimuhting bormone (lihat h. sebagai sinyai "pelangsing". Leptin menekan nafsu makan
734), menekan nafsu makan sehingga terjadi penurunan sehingga menurunkan konsumsi makanan dan mendorong
asupan makanan dan penurunan berat. Melanokortin tidak penurunan berat badan, dengan menghambat sinyal Npy
berperan dalam menenrukan warna kulit pada manusia. (perangsang nafsu makan) dan merangsang pengeluaran
Pentingnya hormon ini pada spesies kita sebagian terletak sinyal melanokortin (penekan nafsu makan) dari hipotala-
pada kemampuannya menekan nafsu makan sebagai respons mus. Sebaliknya, penurunan simpanan lemak dan penurun-
terhadap peningkatan simpanan lemak. an selresi leptin yang ditimbulkannya akan menyebabkan
Tetapi NPY dan melanokortin bukan efektor akhir da- peningkatan nafsu makan dan penambahan berat badan.
lam kontrol nafsu makan. Pembawa-pembawa pesan kimiawi Sinyal leptin umumnya dianggap sebagai faktor dominan
nukleus arkuatus ini, selanjutnya, mempengaruhi pelepasan yang bertanggung jawab dalam penyesuaian jangka panjang
neuropeprida di bagian-bagian otak lain yang memiliki efek asupan makanan dengan pengeluaran energi sehingga kan-
kontrol lebih langsung pada asupan makanan. Para ilmuwan dungan energi total tubuh tetap seimbang dan berat tubuh
saat ini berupaya mengungkapkan faktor-faktor lain yang konstan.
bekerja di sisi hulu dan hilir dari NPY dan melanokortin Yang menarik, leptin baru-baru ini dibuktikan juga
dalam mengatur nafsu makan. penting dalam reproduksi. Leptin adalah salah satu pemicu
Berdasarkan bukti yang ada saat ini, masukan-masukan mulainya pubertas, yang mengisyaratkan bahwa wanita telah
regulatorik berikut ke nukleus arkuarus dan sesudahnya cukup memiliki simpanan energi jangka panjang (lemak)
penting dalam pemeliharaan jangka panjang keseimbangan untuk mendukung kehamilan.
energi dan kontrol jangka pendek asupan makan sehari-hari Sinyal dalam darah lainnya di luar leptin yang berperan
(Gambar l7-2). penting dalam kontrol jangka panjang berat badan adalah
insulin. Insulin, suatu hormon yang disekresikan oleh pan-
PEMELIHARAAN JANGKA PANJANG kreas sebagai respons terhadap peningkatan konsentrasi glu-
KESEIMBANGAN ENERGI: LEPTIN DAN INSUL|N kosa dan nurrien lain di darah setelah makan, merangsang
penyerapan, pemakaian, dan penyimpanan nutrien-nutrien
Anggapan ilmuwan bahwa sel lemak (adiposit) di jaringan
ini oleh sel. Karena itu, peningkatan sekresi insulin yang me-
adiposa hanyalah sebagai tempar menyimpan lemak
nyertai kelimpahan, pemakaian, dan penyimpanan makanan
trigliserida telah mengalami perubahan drastis sejak dekade
secara tepat menghambat sel penghasil NPy nukleus arkua-
terakhir dengan diketahuinya peran aktif sel ini dalam
tus, menekan asupan makanan lebih lanjut.
homeostasis energi. Adiposit mengeluarkan beberapa
Selain pentingnya faktor leptin, insulin, dan mungkin
hormon, secara kolektif dinamai adipokin, yang berperan
apa yang disebut sebagai sinyal adipositas (terkait lemak)
penting dalam keseimbangan energi dan metabolisme (Tabel
dalam kontrol jangka panjang berat badan, faktor lain ber-
17.2). Karena itu, jaringan lemak sekarang dianggap sebagai
peran dalam mengontrol waktu dan jumiah makan. Beberapa
kelenjar endokrin. Salah satu adipokin yang terpenting adalah
sinyal dalam darah dari saluran cerna dan pankreas berperan
leptin, suatu hormon yang esensial bagi regulasi berat tubuh
penting dalam mengarur seberapa sering dan seberapa banyak
normal (leptin artinya "kurus"). Jumlah leptin dalam darah
kita makan dalam satu hari, sebagai berikut.
adalah indikaror yang baik jumlah total lemak trigliseriia
yang disimpan di jaringan lemak: semakin besar simpanan
lemak, semakin banyak leptin dibebaskan ke dalam darah. PERILAKU MAKAN JANGKA PENDEK: SEKRESI
Sinyal dalam darah ini, yang ditemukan pada pertengahan GHRELTN DAN PYY3_36
tahun 1990-an, adalah sinyal molekular penanda kenyang Baru-baru ini diidentifikasi dua peptida yang penting dalam
kontrol jangka pendek asupan makan: ghrelin dan peptida
IKedua subset neuron di nukleus
3), y*g masing-masing menandakan lapar dan
arkuatus adalah populasi NPY/ W3 36 (PW3
AgRP dan populasi POMC/CART. AgRP adalah singkatan dari kenyang. Keduanya disekresi oleh saluran cerna. Ghrelin, yang
agouti-related protein. NPY dan AgRP merangsang nafsu makan.
disebut sebagai hormon lapar, adalah perangsang nafsu makan
POMC adalah singkatan dari pro-opiomelanohortin, moiekul pre-
poren yang dihasilkan oleh lambung dan diatur oleh status
kursor yang menghasilkan melanokortin. CART adalah singkatan
dari cocaine-and amphetamine-related transcript. Melanokortin dan makan (ghrelin adalah kata Hindu untuk 'tumbuh'). Sekresi
peptida CARI menekan nafsu makan. Untuk menyederhanakan, perangsang nafsu makan ini memuncak sebelum makan dan
kita hanya akan membahas peran NPY dan melanokortin, tetapi menyebabkan orang ingin makan, kemudian turun setelah
menyadari bahwa sinyal-sinyal kimiawi lain yang dibebaskan dari hidangan dimakan. Ghrelin merangsang nafsu makan dengan
nukleus arkuatus menimbulkan efek serupa. mengaktifkan neuron penghasil NPY di hipotalamus.
Neuron ordo
kedua di
hipotalamus
fE.'tiqtrlrpj'il
lreleasing I
ltrormone* |
| .Jalurpenekan I
I nafsu mat<an I
-=--
I-rttn r**
6611 = Kolesistokinin
il-fu*1
l--
LHA = Daerah hipotalamus lateral
Npy = Neuropeptida Y
113 = Nukleus traktus solitarius
POMC = Pro-opiomelanokortin
pyy = Peptida YY
PY11 - Nukleus paraventrikel
[--_-l Sinyal yang penting dalam penyesuaian jangka
panjang asupan makanan dengan pengeluaran
energi untuk mengendalikan berat badan
[--__l Sinyat yang penting dalam kontrol jangka
pendek waktu dan jumlah makan
[---l
Faktor psikososial dan lingkungan yang
mempengaruhi asupan makanan
*Bahan kimia lain juga dibebaskan dari daerah ini dengan fungsi serupa
Garnbar'!7-2
Faktor yang mempengaruhi asupan makanan.
PWr_ru adalah mitra ghrelin. Selresi PYY, se, yang SETELAH NUKLEUS ARKUATUS: OREKSIN DAN
dihasilkan oleh usus halus dan besar, berada dalam kadar te- YANG LAIN
rendah sebelum makan tetapi meningkat selama makan dan
memberikan sinyal rasa kenyang. Peptida ini bekerja dengan Dua daerah hipotalamus menerima banyak akson dari neu-
menghambat neuron-neuron penghxil NPY perangsang makan ron penghasil NPY dan melanokortin nukleus arkuatus.
di nukleus arkuatus. Dengan menghilangkan nafsu makan, Daerah-daerah neuron ordo kedua yang terlibat dalam kese-
PW,ru dipercayai berperan penting dalam penghentian makan. imbangan energi dan asupan makanan ini adalah daerah
Faktor-faktor berikut ini juga terlibat dalam pemben- hipotalamus lateral (lateral hypothalamic area, LHA) dan
tukan sinyal yang menunjukkan di mana tubuh berada daiam nukleus hipotalamus paraventrikel (paraaennicular
skala lapar-kenyang. bypotbal.amic nuclern, PVN). Dalam suatu model yang baru
7O5 Bab 17
' 1,:::11 I -.:::.':a: KOLESISTOKININ SEBAGAI SINYAL KENYANG
lq$el:- j["2.,.i..:..
Aqjpqt+nl!JErn!;
Kolesistokinin (CCK), salah satu hormon gastrointestinal
yang dikeluarkan dari mukosa duodenum sewaktu pencer-
ADIPOKIN naan makanan, adalah sinyal kenyang penting untuk meng-
Leptin Dibebaskan dari lemak simpanan; atur jumlah makanan yang disantap. CCK dikeluarkan se-
menekan nafsu makan; regulator bagai respons terhadap adanyanutrien di usus halus. Melalui
jangka panjang utama beragam efek di saluran cerna, CCK mempermudah pencer-
keseimbangan energi dan berat naan dan penyerapan nurrien (lihat h. 693). Sinyal melalui
tubuh
darah ini, yang laju sekresinya berkorelasi dengan jumlah
Adiponektin Sekresi dari adiposit yang tertekan
pada obesitas; mendorong oksidasi nutrien yang ditelan, juga berperan menimbulkan rasa
asam lemak oleh otot; kenyang setelah makanan ditelan sebelum makanan tersebut
meningkatkan sensitivitas terhadap benar-benar dicerna dan diserap. Kira merasa kenyang ketika
insulin; menurunkan berat badan makanan untuk mengganri simpanan telah berada di saluran
dengan meningkatkan
pengeluaran energi; memiliki efek cerna, meskipun simpanan energi tubuh sebenarnya masih
antiinflamasi rendah. Hal ini menjelaskan mengapa kita berhenti makan
Resistin 3'#"ffi?#::',?tr":1,*;besitas;
sebelum makanan yang ditelan tersedia untuk memenuhi
kebutuhan energi tubuh.
Visfatin Dibebaskan terutama dari lemak
viseral; merangsang penyerapan
glukosa; berikatan dengan reseptor PENGARUH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN
710 Bab 17
sengaja diubah-ubah sebagai tindakan kontrol untuk mem- sehingga suhu inti juga konstan (Gambar l7-3). Asupan
bantu mempertahankan suhu inti yang konstan. panasberasaJ, dari panas yang diperoleh dari
lingkungan luar
dan produksi panas internal, dengan yang terakhir merupa-
TEMPAT UNTUK MEMANTAU SUHU TUBUH kan sumber terpenting panas tubuh. Ingatlah bahwa sebagian
besar pengeluaran energi tubuh akhirnya muncul sebagai
Terdapat beberapa tempat yang mudah diakses untuk me-
panas. Panas ini penting untuk mempertahankan suhu inti.
mantau suhu tubuh. Suhu mulut dan ketiak (aksila) setara,
Pada kenyataannya, panas yang dihasilkan biasanya lebih be-
sedangkan suhu rektum rata-tata lebih tinggi I derajat F
sar daripada yang dibutuhkan untuk mempertahankan suhu
(0,56"C). Yang sekarang juga telah tersedia adalah alat pe-
rubuh pada kisaran normal sehingga kelebihan panas harus
mantau suhu yang memindai panas yang dikeluarkan oleh
dikeluarkan dari tubuh. Pengeluaran panas yerjadi melalui ter-
gendang telinga dan mengubah suhu ini menjadi ekivalen
pajanannya permukaan tubuh ke lingkgngan eksternal.
oral. Namun, ddak ada dari pengukuran-pengukuran ini
Keseimbangan antara asupan dan pengeluaran panas
yang merupakan indikasi mutlak suhu inti internal, yang
sering terganggu oleh (1) perubahan produksi panas internal
sedikit lebih tinggi daripada 100'F daripada tempat yang
untuk tujuan yang tidak berkairan dengan regulasi suhu
diukur.
tubuh, terutama oleh olahraga, yang sangar meningkatkan
produksi panas, dan (2) perubahan suhu lingkungan ekster-
VARIASI NORMAL SUHU INTI nal yang mempengaruhi derajat penambahan atau pengu-
Meskipun suhu inti dijaga relatif konstan namun beberapa rangan panas yang terjadi antara tubuh dan lingkungan
faktor menyebabkannya sedikit bervariasi: sekitar. Harus dilakukan penyesuaian-penyesuaian kompen-
satorik pada mekanisme pembentukan dan pengeluaran pa-
1. Suhu inti sebagian besar orang normalnya bervariasi
nas agar suhu tubuh dapat dipertahankan dalam kisaran yang
sekitar 1,8'F (1'C) pada siang hari, dengan suhu te-
sempit meskipun produksi panas metabolik dan suhu ling-
rendah padapagihari sebelum bangun (jam 6 sampai 7
kungan mengalami perubahan. Jika suhu inti mulai turun
pagi) dan tertinggi pada sore hari (jam 5 sampai 7 sore).
maka produksi panas ditingkatkan dan kehilangan panas
Variasi ini disebabkan oleh irama biologis inheren, atau
diminimalkan sehingga suhu dapat dipertahankan normal.
"jam biologis" (lihat h. 7 49).
\Wanita juga mengalami irama bulanan pada suhu inti- Sebaliknya, jika suhu mulai meningkat melebihi normal
2.
maka diperlukan koreksi dengan meningkatkan pengeluaran
nyayang berkaitan dengan siklus haid. Suhu inti rerata
panas sementara produksi panas dikurangi.
0,9'F (0,5'C) lebih tinggi selama paruh terakhir siklus
Kini kita akan menguraikan cara-cara untuk menye-
sejak saat ovulasi sampai haid. Peningkatan ringan suhu
suaikan penambahan dan pengeluaran panas agar suhu tubuh
yang menetap selama periode ini semula diperkirakan
tetap.
disebabkan oleh peningkatan sekresi progesteron, salah
satu hormon ovarium, tetapi tampaknya sekarang tidak
demikian. Penyebab sebenarnya masih belum dike- I Pertukaran panas terjadi melalui radiasi,
tahui. konduksi, konveksi, dan evaporasi.
). Suhu inti meningkat selama olahraga karena pening-
katan mencolok produksi panas oleh otot. Selama olah Semua penambahan atau kehilangan panas antara tubuh dan
raga berat, suhu inti dapat meningkat hingga 104'F Iingkungan eksternal harus berlangsung anrara permukaan
(40'C). Pada keadaan istirahat, suhu ini dianggap de- tubuh dan lingkungannya. Hukum-hukum fisika yang sama
mam, tetapi normal selama olahraga berat.
4. Karena mekanisme pengendali suhu tidak 100% efektif
ryw
maka suhu inti dapat sedikit bervariasi jika tubuh ter-
pajan ke suhu ekstrim. Sebagai contoh, suhu inti dapat
turun beberapa derqat pada cuaca dingin atau mening-
kat sekitar satu derajat pada cuaca panas.
Suhu inti adalah cerminan dari kandungan panas total tu- Gambar 17-3
buh. Asupan panas ke tubuh harus diseimbangkan dengan Asupan dan pengeluaran panas.
pengeluaran panas agar kandung panas total konstan
/ tr#? Bantal
"P--''
lt':.r ..,1 i pemanas
Q naUiasi-pemindahan energi panas dari suatu benda
yang lebih panas ke benda yang lebih dingin dalam
\,4-. bentuk gelombang elektromagnetik ("gelombang
panas"), yang merambat melalui ruang.
{Sambar tr7-4
Mekanisme pemindahan panas
712 Bab 17
anda menempelkan bantal pemanas ke bagian tubuh anda, HrO di udara ekspirasi akibat pelembaban udara sewaktu
maka bagian tubuh tersebut menghangar sewaktu panas udara melewati sistem pernapasan. Demikian juga, karena
dipindahkan dari bantalan ke tubuh anda. kulit bukan lapisan yang sama sekali kedap air maka molekul-
Demikian juga, anda kehilangan arau memperoleh pa- molekul HrO secara rerus-menerus berdifusi menembus kulit
nas melalui konduksi ke lapisan udara yang berkontak lang- dan menguap. Evaporasi dari kulit yang rerus-menerus ini
sung dengan tubuh anda. Arah pemindahan panas masing- sama sekali tidak berkaitan dengan kelenjar keringat. proses
masing bergantung pada apakah udara lebih dingin atau pengeluaran panas pasif melalui evaporasi ini tidak berada di
lebih panas daripada kulit anda. Namun, hanya sebagian bawah kontrol fisiologik dan berlangsung rerus bahkan pada
kecil dari pertukaran panas toral antara kulir dan lingkungan cuaca yang sangat dingin, saat masalahnya adalah bagaimana
berlangsung melalui konduksi saja karena udara bukan peng- mempertahankan panas tubuh.
hantar panas yang baik. (Karena itu, air kolam renang ber- Berkeringat adalah proses pengeluaran panas evaporarif
suhu 80'F (26,7 "C) terasa lebih dingin daripada udara aktif di bawah kontrol saraf simpatis. Laju pengeluaran panas
dengan suhu yang sama; panas dihantarkan lebih cepat dari evaporatif dapat diubah-ubah dengan mengubah banyaknya
permukaan tubuh ke air, yang merupakan konduktor yang keringat, yaitu mekanisme homeostarik penting untuk
baik daripada ke udara, yang merupakan konduktor buruk). mengeluarkan keiebihan panas sesuai kebutuhan. pada kenya-
taannya, ketika suhu lingkungan melebihi suhu kulit, ber-
KONVEKSI keringat adalah satu-satunya cara untuk mengeluarkan panas,
Kata konveksi merujuk kepada pemindahan energi panas karena pada keadaan ini tubuh memperoleh panas melalui
oleh arus udara (atau 11rO). Sewaktu tubuh kehilangan panas radiasi dan konduksi.
melalui konduksi ke udara sekitar yang lebih dingin, udara Keringat adalah larutan garam encer yang dikeluarkan
yang berkontak langsung dengan kulit menjadi lebih hangat. ke permukaan kulit oleh kelenjar keringat yang tersebar di
Karena udara hangat lebih ringan (kurang padat) daripada seluruh tubuh. Kelenjar keringat dapat menghasilkan hingga
udara dingin, maka udara yang telah dihangatkan tersebut empat liter keringat per jam. Keringat harus diuapkan dari
naik sementara udara yang lebih dingin berpindah ke dekat kulit agar terjadi pengeluaran panas. Jika keringat hanya
kulit menggantikan udara yang telah hangat tersebut. Proses meneres dari permukaan kulit atau dihapus maka tidak ter-
ini kemudian berulang (Gambar l7-4 *). Pergerakan udara jadi pengeluaran panas. Faktor terpenting yang menentukan
ini, yang dikenal sebagai arus konveksi, membantu mem- tingkat penguapan keringat adalah kelembaban relatif udara
bawa panas menjauhi tubuh. Jika tidak terjadi arus bonueksi sekitar (persentase uap HrO yang sebenarnya ada di udara
maka tidak lagi terjadi pembebasan panas setelah suhu la- dibandingkan dengan jumlah terbanyak yang dapat ditam-
pisan udara yang tepar berada di sekitar tubuh menyamai pung udara pada suhu tersebut; sebagai contoh, kelembaban
suhu kulit. relatif 70o/o berarti bahwa udara mengan dwg7\o/o dari uap
Proses kombinasi pengeluaran panas dari tubuh dengan HrO yang mampu ditampungnya). Ketika kelembaban re-
konduksi-konveksi diperkuat oleh pergerakan udara di atas latif tinggi, maka udara hampir jenuh oleh HrO sehingga
permukaan tubuh, baik oleh gerakan udara eksternal, seperti kemampuan udara menerima tambahan kelembaban dari
yang ditimbulkan oleh angin atau kipas, atau oleh gerakan kuiit menjadi terbatas. Karena itu, pada hari yang panas dan
tubuh menerobos udara, misalnya sewaktu naik sepeda. lembab tidak banyak panas yang dapat dikeluarkan dari tu-
Karena pergerakan paksa udara menyapu udara yang telah buh. Kelenjar keringat terus mengeluarkan cairannya, tetapi
dihangatkan oleh hantaran dan menggantinya dengan udara keringat hanya menempel di kulit atau meneres dan tidak
yang lebih dingin secara lebih cepat maka jumlah panas yang menglrap dan menimbulkan efek mendinginkan. Sebagai
dapat dikeluarkan dari tubuh dalam jangka rvaktu rertentu ukuran untuk rasa tidak nyaman yang berkaitan dengan
juga lebih banyak. Karena itu, angin membuat kita lebih kombinasi panas dan kelembaban yang tinggi, para ahli
dingin pada cuaca panas, dan hari-hari berangin pada musim meteorologi mengembangkan indeks suhu-belembaban.
salju akan terasa lebih dingin daripada hari-hari renang
dengan suhu dingin yang sama. Karena itu, para peramal
cuara mengembangkan konsep uind chillfactor.
I Hipotalamus memadukan berbagai masukan
termosensorik.
EVAPORASI
Hipotalamus berfungsi sebagai rermostat tubuh. Termostat
Evaporasi (penguapan) adalah metode terakhir pemindahan rumah memantau suhu dalam suatu ruangan dan memicu
panas yang digunakan oleh tubuh. Ketika udara menguap mekanisme pemanas (tungku) atau mekanisme pendingin se-
dari permukaan kulit, panas yang diperiukan untuk meng- suai kebutuhan untuk mempertahankan suhu ruangan pada
ubah air dari keadaan cair menjadi gas diserap dari kulit tingkat yang telah ditentukan. Demikian juga, hipotalamus,
sehingga tubuh menjadi lebih dingin (Gambar l7-4 4) sebagai pusar inregrasi termoregulasi
tubuh, menerima infor-
Pembuangan panas dengan evaporasi menyebabkan anda masi aferen renrang suhu di berbagai bagian tubuh dan
merasa lebih dingin ketika baju renang anda basah daripada memicu penyesuaian yang sangar kompleks dan terkoordi-
ketika kering. Pengeluaran panas secara evaporarif trjadi nasi dalam mekanisme penerimaan panas dan pembuangan
terus-menerus dari lapisan dalam saluran napas dan dari per- panas sesuai kebutuhan untuk mengoreksi setiap penyim-
mukaan kulit. Panas secara rerus-menerus keluar'melalui uap pangan suhu inti dari patokan normal. Hipotalamus jauh
774 Bab 17
kita.ingin mengurangi pengeluaran panas. Jumlah panas yang Karena itu, respons vasomotor kulit yang mencolok untuk
dikeluarkan ke lingkungan melalui radiasi dan kondulai- tujuan termoregulasi dapat menyebabkan perubahan tekanan
konveksi sebagian besar ditentukan oleh gradien suhu antara darah. Sebagai contoh, tekanan darah dapat turun pada pa-
kulit dan lingkungan eksternal. Bagian inti sentral tubuh ada- janan ke lingkungan yang sangat panas, karena respons vaso-
lah mesin penghasil panas di mana suhu harus dipertahankan dilator kulit yang ditimbulkan oleh pusat termoregulasi hi-
pada sekitar 100"F. Bagian inti ini dikelilingi oleh selubung potalamus mengalahkan respons vasokonstriktor kulit yang
insulator tempat terjadinya pertukaran panas antara tubuh ditimbulkan oleh pusat kontrol kardiovaskular medula.
dan lingkungan eksternal. Untuk mempertahankan suhu
inti, kapasitas insulatif dan suhu selubung ini dapat dise-
suaikan untuk mengubah-ubah gradien suhu antara kulit I Hipotalamussecara simultan mengoordinasikan
dan lingkungan eksternal sehingga derqarpengeluaran panas
mekanisme produksi panas dan pengeluaran
dapat diatur.
panas,
Kapasitas insulatif selubung tersebut dapat diubah-
ubah dengan mengontrol jumlah darah yang mengalir ke Marilah kita satukan penyesuaian-penyesuaian dalam pro-
kulit. Aliran darah kulit memiliki dua fungsi. Pertama, duksi dan pengeluaran panas sebagai respons terhadap pa-
memberikan pasokan nutrisi ke kulit. Kedua, sewaktu darah janan ke lingkungan dingin atau panas (Thbel 17-3).
dipompa dari jantung ke kulit, darah yang telah mengalami
pemanasan di bagian inti tubuh membawa panas ini ke kulit.
Sebagian besar aliran darah ke kulit berfungsi untuk meng- RESPONS TERPADU TERHADAP PAJANAN DINGIN
atur suhu tubuh; pada suhu kamar normal, darah yang Sebagai respons terhadap pajanan dingin, regio posterior
mengalir ke kulit 20 sampai 30 kali lebih banyak daripada hipotalamus memicu peningkatan produksi panas, misalnya
yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi kulit. dengan menggigil, sekaligus mengurangi pengeluaran panas
Dalam proses termoregulasi, aliran darah kulit dapat (yaitu, konservasi panas) melalui vasokonstriksi kulit dan
sangat bervariasi, dari 400 ml/mnt hingga 2500 ml/mnt. tindakan lain.
Semakin banyak darah yang mencapai kulit dari bagian inti Karena kemampuan tubuh untuk mengurangi suhu
tubuh yang hangat, semakin dekat suhu kulit dengan suhu kulit melalui vasokonstriksi terbatas maka vasokonstriksi
ind tubuh. Pembuluh darah kulit menghilangkan efektivitas maksimal pun kurang memadai untuk mencegah penge-
kulit sebagai insulator dengan membawa panas ke permuka- luaran panas berlebihan ketika suhu eksternal turun terlalu
an, tempat panas tersebut dapat keluar dari tubuh melalui rendah. Karena itu, tindakan lain harus dilakukan untuk
radiasi dan konduftsi-konveksi. Karena itu, vasodilatasi pem- lebih mengurangi pengeluaran panas. pada hewan dengan
buluh kulit (khususnya arteriol), yang meningkatkan aliran bulu yang lebat, hipotalamus, dengan bekerja melalui sistem
darah hangat ke kulit, meningkatkan pengeluaran panas. Se- saraf simpatis, memicu kontraksi oror-oror halus di dasar
baliknya, vasokonstriksi pembuluh kulit, yang mengurangi folikel rambut atau bulu untuk mengangkat rambut atau
aliran darah, menurunkan pengeluaran panas dengan me- bulu tersebut tegak di permukaan kulit. Tindakan ini me-
nahan darah hangat tetap berada di bagian inti, tempat darah nyebabkan udara, yang merupakan penghantar yang buruk,
tersebut terinsulasi dari lingkungan eksternal. Respons ini terperangkap di antara kulit dan lingkungan sehingga sawar
menahan panas yang seharusnya keluar. Kulit yang dingin insulator antara inti tubuh dan udara dingin bertambah dan
dan relatif kurang darah adalah insulasi yang sangat baik pengeluaran panas berkurang. Meskipun otot batang rambut
antara bagian inti tubuh dan lingkungan. Namun, kulit bu- pada manusia berkontraksi iebagai respons terhadap pajanan
kan insulator yang sempurna, bahkan dengan vasokonstriksi dingin namun mekanisme retensi panas ini kurang efektif
maksimal. Meskipun aliran darah ke kulit minimal, sebagian karena kepadaran rambut yang rendah serta tekstur halus
panas tetap dapat dihantarkan melalui konduksi dari organ- sebagian besar rambut manusia. Yang teriadi adalah
organ dalam ke permukaan kulit dan akhirnya dikeluarkan meri ndi ng.
ke lingkungan eksrernal. Setelah tercapai vasokonstriksi maksimal akibat pajanan
Respons vasomoror kulit ini dikoordinasikan oleh hipo- ke dingin, pengeluaran panas lebih lanjut pada manusia
talamus melalui sistem saraf simpatis. Peningkatan aktivitas hanya dapat dicegah oleh adaptasi perilaku, misalnya per-
simpatis ke pembuluh kulit menyebabkan vasokonstriksi ubahan postur yang mengurangi sebanyak mungkin luas
sebagai respons terhadap palanan dingin, sedangkan penu- permukaan yang terpajan untuk tempat keluarnya panas.
runan aktivitas simpatis menyebabkan vasodilatasi pembuluh Perubahan postur ini mencakup tindakan mengerutkan bahu,
kulit sebagai respons terhadap pajanan panas. mendekapkan rangan ke dada, atau duduk bergelung.
Ingatlah bahwa pusat kontrol kardiovasukular di me- Menggunakan baju hangat meningkatkan insulasi tu-
dula juga memiliki kontrol atas arteriol kulit (serta arteriol di buh untuk mengurangi pengeluaran panas berlebihan. Baju
seluruh tubuh) melalui penyesuaian aktivitas simpatis ke menahan lapisan udara yang merupakan penghantar panas
pembuluh-pembuluh ini dengan tujuan mengatur tekanan yang buruk antara permukaan kulit dan lingkungan sehingga
darah (lihat h. 384). Kontrol hiporalamus atas arteriol kulit pengeluaran panas melalui konduksi dari kulit ke udara luar
untuk mengatur suhu mengalahkan kontrol pembuluh darah yang dingin berkurang dan aliran arus konveksi juga ber-
yang sama oleh pusat kontrol kardiovaskular (lihat h. 408). kurang.
SEBAGAI RESPONS TERHADAP PAJANAN DINGIN SEBAGAI RESPONS TERHADAP PAJANAN PANAS
(DIKOORDINASIKAN OLEH HIPOTALAMUS POSTERIOR) (DIKOORDINASIKAN OLEH HIPOTALAMUS ANTERIOR)
Penurunan Pengeluaran
Peningkatan Produksi Panas Penurunan Peningkatan Pengeluaran
Panas (Konservasi Panas) Produksi Panas Panas
RESPONS TERPADU TERHADAP PAJANAN PANAS menggigil. Di ekstrim yang lain, ketika suhu eksternal mele-
716 Bab 17
dinyatakan untuk peningkatan suhu akibat peiepasan
pirogen endogen yang menyetel ulang titik patokan suhu
Pajanan berkepanjangan ke suhu yang berlebihan pada lingkungan yang permanen pada mereka yang selamat
ekstrim (panas atau dingin) dapat panas dan lembab. Orang berusia juga tinggi ka'rena denaturasi protein
menguras mekanisme termoregulasi, lanjut, yang respons termoregulasinya ireversibel akibat panas internal yang
menyebabkan gangguan dan bahkan umumnya lebih lambat dan kurang tinggi.
kematian. efisien, sangat rentan mengalami
heatstroke saat gelombang panas yang Penyakit Terkait Dingin
Gangguan Terkait Panas Iama dan pengap. Demikian juga Di ekstrim yang lain, tubuh dapat
Heat exhaustion adalah keadaan dengan orang yang sedang mengguna- mengalami cedera karena pajanan
kolaps, biasanya bermanifestasi kan obat penenang tertentu, misalnya dingin melalui dua cara: frostbite dan
sebagai pingsan, akibat berkurangnya Valium, karena obat-obat ini meng- hipotermia general isata. F rostbite
tekanan darah karena mekanisme ganggu aktivitas neurotransmiter adalah pendinginan berlebihan suatu
pengeluaran panas yang sangat pusat termoregulasl hipotalamus. bagian tertentu tubuh ke tingkat di
berlebihan. Berkeringat berlebihan Gambaran paling mencolok pada mana jaringan di bagian tersebut
mengurangi curah jantung dengan heatstroke adalah tidak adanya mengalami kerusakan. Jika jaringan
mengurangi volume plasma, dan tindakan-tindakan pengeluaran panas yang terpajan benar-benar membeku
vasodilatasi kulit yang mencolok kompensatorik, misalnya berkeringat, maka kerusakan jaringan terjadi
menyebabkan turunnya resistensi sementara suhu tubuh terus mening- karena kerusakan sel akibat pemben-
perifer total. Karena tekanan darah kat. Tidak terjadi pengeluaran keringat tukan kristal es atau tidak adanya air
ditentukan oleh curah jantung kali meskipun suhu tubuh sangat mening- dalam bentuk cair.
resistensi perifer total maka terjadi kat, karena pusat kontrol termoregu- Hipotermia, penurunan suhu tubuh,
penurunan tekanan darah, penurunan lasi hipotalamus tidak berfungsi terjadi ketika pendinginan tubuh
jumlah darah yang disalurkan ke otak, dengan benar dan tidak dapat keseluruhan melebihi kemampuan
dan pingsan. Karena itu, heaf exhaus- mengaktifkan mekanisme pengeluaran mekanisme penghasil panas dan
tion lebih merupakan konsekuensi dari panas. Selama terjadinya heatstroke, penghemat panas menyamai
aktivitas berlebihan mekanisme- suhu tubuh mulai naik karena pengeluaran panas yang berlebihan
mekanisme pengeluaran panas mekanisme pengeluaran panas tersebut. Ketika terjadi hipotermia,
dibandingkan gangguan pada akhirnya dikalahkan oleh peningkatan laju semua proses metabolik melambat
mekanisme-mekanisme tersebut. panas yang berlebihan dan terus- karena turunnya suhu. Fungsi-fungsi
Karena mekanisme pengeluaran panas menerus. Setelah suhu inti mencapai luhur otak adalah yang pertama kali
telah sangat aktif maka pada heat titik di mana pusat kontrol suhu dipengaruhi oleh pendinginan
exhaustion suhu tubuh hanya sedikit hipotalamus rusak.oleh panas, suhu sehingga yang bersangkutan
meningkat. Dengan memaksa aktivitas tubuh cepat meningkat lebih tinggi kehilangan kemampuan me:nbuat
berhenti ketika mekanisme pengeluaran karena terhentinya secara total penilaian, apatis, mengalami
panas tidak lagi mampu menghadapi mekanisme pengeluaran panas. Selain disorientasi, dan rasa lemah, yang
penambahan panas yang ditimbulkan itu, dengan bertambahnya suhu tubuh, semuanya menghilangkan kemampuan
oleh olahraga atau lingkungan yang laju metabolisme juga meningkat, yang bersangkutan melakukan
panas, heat exhaustion berfungsi karena suhu yang lebih tinggi memper- mekanisme volunter untuk
sebagai katup pengaman yang cepat laju semua reaksi kimia; akibat- memulihkan suhu tubuh yang turun.
mencegah heatstroke yang memiliki nya adalah produksi panas yang Seiring dengan semakin merosotnya
konsekuensi lebih serius. semakin besar. Keadaan umpan balik suhu tubuh, terjadi depresi pusat
Heatstroke adalah situasi yang positif ini menyebabkan suhu melonjak pernapasan yang menurunkan
amat berbahaya yang terjadi karena tak terkendali. Heatstroke adalah dorongan untuk bernapas sehingga
kegagalan total sistem termoregulasi situasi yang sangat berbahaya dan napas menjadi pelan dan lemah.
hipotalamus. Heat exhaustion dapat cepat menyebabkan kematian jika Aktivitas sistem kardiovaskular juga
berkembang menjadi heatstroke jika tidak segera ditangani. Bahkan dengan berkurang perlahan. Jantung
mekanisme-mekanisme pengeluaran pengobatan untuk menghentikan dan melambat dan curah jantung menurun.
panas terus mendapat beban berlebih- membalikkan peningkatan tak lrama jantung terganggu yang
an. Heatstroke lebih besar kemung- terkendali suhu tubuh, angka kematian akhirnya menyebabkan fibrilasi
kinannya terjadi saat olahraga tetap tinggi. Tingkat kecacatan ventrikel dan kematian.
718 Bab 17
imbangan energi total tubuh dan keseimbangan energi panas- Berat tubuh, sebaliknya, sangar bervariasi di anrara indi-
nya. Jika masukan energi total melebihi pengeluaran energi vidu. Hanya ketidakseimbangan pemasukan dan pengeluar-
total maka kelebihan energi tersebut disimpan di tubuh dan an energi total yang ekstrim yang tidak memungkinkan ke-
berat tubuh akan meningkat. Demikian juga, jika pemasukan hidupan. Sebagai contoh, ketika menghadapi insufisiensi
energi panas melebihi pengeluarannya maka suhu tubuh pemasukan energi melalui makanan saat kelaparan berkepan-
meningkat. Sebaliknya, jika pengeluaran melebihi pemasuk- jangan, tubuh menguraikan protein otot untuk memenuhi
an maka berat tubuh berkurang atau suhu tubuh menurun. kebutuhan pengeiuaran energinya jika jaringan lemak telah
Hipotalamus adalah pusat integrasi utama untuk memper- habis. Berat tubuh merosot karena mekanisme kanibalistik
tahankan keseimbangan energi total (dan berat tubuh yang diri ini, sampai akhirnya terjadi kematian akibat, antara lain,
konstan) serta keseimbangan energi panas (dan suhu tubuh hilangnya orot janrung. Di ekstrim yang lain, ketika energi
yang konstan). makanan yang dikonsumsi jauh melebihi energi yang di-
Suhu tubuh, yaitu salah satu faktor lingkungan internal keluarkan, kelebihan energi tersebur disimpan sebagai jaring-
yang diatur secara homedstasis, harus dipertahankan dalam an adiposa dan berat tubuh bertambah. Obesitas hebat yang
batas-batas yang sempit, karena struktur dan reaktivitas terjadi juga dapat menyebabkan gagal janrung. Jantung tidak
bahan-bahan kimia pembentuk tubuh peka terhadap suhu. saja harus bekerja lebih keras memompa darah ke jaringan
Penyimpangan suhu tubuh di luar batas-batas tersebur me- lemak yang berlebihan tetapi obesitas juga mempermudah
nyebabkan denaturasi protein dan kematian jika suhu me- pengidapnya mengalami ateroslderosis dan serangan jantung
ningkat terlalu tinggi, atau perlambatan metabolik dan ke- (lihat h. 360).
matian jika suhu turun terlalu rendah.
RINGKASAN BAB
Keseimbangan Energi (h. 7O l -7 lO) dalam makanan maka simpanan energi tubuh akan di-
I Pemasukan energi ke tubuh dalam bentuk energi makan- gunakan untuk menunjang pengeluaran energi sehingga
an harus sama dengan pengeluaran energi, karena energi berat badan berkurang.
tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan. Biasanya berat tubuh dipertahankan cukup konstan da-
I Pengeluaran energi mencakup ( 1 ) kerja eksternal, yang di- lam jangka waktu lama (kecuali pada masa pertumbuhan)
lakukan oleh otot rangka untuk menggerakkan benda karena asupan makanan disesuaikan untuk menyamai
eksternal arau menggerakkan tubuh di lingkungan ekster- pengeluaran energi dalam jangka panjang.
nal; dan (2) kerja internal, yang terdiri dari semua aktivi- Asupan makanan rerurama dikontrol oleh hipotalamus
tas dependen energi lainnya yang tidak melakukan kerja melalui mekanisme regulatorik kompleks di mana rasa
eksternal, termasuk transpor aktif, kontraksi otot jantung Iapar dan kenyang adalah komponen-komponennya yang
dan otot polos, sekresi kelenjar, dan sintesis protein. penting. Sinyal makan atau nafsu makan menimbulkan
(Lihatlah Gambar I 7- l). sensasi lapar dan mendorong perilaku makan, semenrara
I Hanya sekitar 25oh energi kimia dalam makanan diguna- sinyal kenyang menyebabkan sensasi penuh dan menekan
kan untuk melakukan kerja biologis. Sisanya segera di- nafsu makan.
ubah menjadi panas. Selain itu, semua energi yang di- Nukleus arkuatus hipotalamus berperan kunci dalam
keluarkan untuk melalaanakan kerja internal akhirnya homeostasis energi berkat adanya dua kelompok neuron
diubah menjadi panas, dan 75o/o dan. energi yang diguna- pengatur nafsu makan di dalamnya: neuron yang mengel-
kan oleh otot rangka hilang sebagai panas. Karena itu, uarkan neuropeptida Y (NPY), yang meningkatkan nafsu
sebagian besar energi dalam makanan akhirnya muncul makan dan asupan makanan; dan neuron yang menge-
sebagai panas tubuh. luarkan melanokortin, yang menekan nafsu makan dan
I Laju metabolik, yaitu pengeluaran energi per satuan wak- asupan makanan. (Lihatkh Gambar l7-2).
tu, diukur dalam kilokalori panas yang dihasilkan per Adiposit dalam simpanan lemak mengeluarkan hormon
j"-. leptin, yang mengurangi nafsu makan dan menurunkan
I Laju metabolik basal (basal merabolic rate, BMF.) adalah konsumsi makanan dengan menghambat neuron peng-
ukuran laju pengeluaran energi internal minimal tubuh hasil NPY dan merangsang neuron penghasil melanokor-
dalam keadaan terjaga. tin nukleus arkuatus. Mekanisme ini terutama penting
I Untuk keseimbangan energi yang netral, energi dalam dalam pencocokan jangka panjang asupan energi dengan
makanan yang masuk harus sama dengan energi yang pengeluaran energi sehingga berat tubuh dalam jangka
digunakan untuk melakukan kerja eksternal dan diubah panjang tetap. (Lihatlah Gambar l7-2 dan Tabel j7-2).
menjadi panas. Jika lebih banyak energi yang dikonsumsi Insulin yang dikeluarkan oleh pankreas endokrin sebagai
daripada yang dikeluarkan maka kelebihan energi terse- respons terhadap peningkatan glukosa dan nutrien lain
but akan disimpan di tubuh, rerutama sebagai jaringan dalam darah juga menghambat neuron penghasil Npy
lemak sehingga berat badan meningkat. Sebaliknya, jika dan berperan dalam kontrol jangka panjang keseimbangan
lebih banyak energi dikeluarkan daripada yang tersedia energi dan berat tubuh.
720 Bab 17
SOAL LATIHAN
Pertanyaan Obyektif (Jawaban di h. A-59) 15. Dengan menggunakan kode jawaban di kanan, tunjuk-
1. Setiap liter O, mengandung 4,8 kilokalori energi panas. kan mekanisme pemindahan panas apa yang sedang ber-
(Benar atau salah?) Iaku:
2. Jika lebih banyak energi makanan dikonsumsi daripada 1. berkeringar a. radiasi
digunakan, kelebihan energi akan lenyap sebagai panas. 2. mengendarai mobil dengan b. konduksi
(Benar atau salah?) jendela terbuka c. konveksi
3. Semua energi dalam molekul nurrien dapat digunakan 3. duduk di kursi logam dingin d. evaporasi
untuk melakukan kerja biologis. (Benar atau salah?) 4. duduk di depan tungku
4. Keringat yang meneres dari tubuh tidak memiliki efek pemanas
mendinginkan. (Benar atau salah?) 5. tidur di bawah selimut listrik
5. Suhu tubuh yang lebih dari 98,2'F selalu menunjukkan 6. tertiup angin sepoi-sepoi
demam. (Benar atau salah?) 7. mandi matahari di pantai
6. Suhu inti relatifkonstan, tetapi suhu kulit dapat sangat 8. berendam di air dingin
bervariasi. (Benar atau salah?) 9. duduk mengenakan pakaian
7. Merinding yang terjadi sebagai respons terhadap pajan- renang basah
an dingin tidak bermanfaat dalam regulasi suhu tubuh. 10. mengipasi diri sendiri
(Benar atau salah)
8. Bagian posterior hipotalamus memicu menggigil dan Pertanyaan Esai
vasokonstriksi k:ulit. (Benar atu salah ?) 1. Bedakan antara kerja eksternal dan internal!
9. ... hipotalamus mengandung dua populasi neuron, 2. Definisikan hju metabolik dan laju'metabolik basal,
satu yang mengeluarkan NPY perangsang nafsu makan
Jelaskan proses kalorimetri tak langsung!
dan yang lain yang mengeluarkan melanokortin pe- 3. Jelaskan tiga keadaan keseimbangan energi!
nekan nafsu makan. 4. Dengan cara apa keseimbangan energi terutama diper-
10. Peningkatan produksi panas yang tidak bergantung tahankan?
pada kontraksi otot dinamai ...
5. Sebutkan sumber pemasukan dan pengeluaran panas di
1 1. Satu-satu nya cara mengeluarkan panas ketika suhu ling- tubuhl
kungan melebihi suhu inti adalah ... 6. Jelaskan sumber dan peran yang berikut dalam regulasi
12. Cara utama meningkatkan produksi panas secara invo- jangka panjang keseimbangan energi dan kontrol
lunter adalah ... jangka pendek waktu dan jumlah makan: neuropep-
13. Mana dari pernyataan berikut mengenai pertukaran pa- tida Y, melanokortin, leptin, insulin, ghrelin, PWr,rn,
nas antara tubuh dan lingkungan eksternal tidah benar?
oreksin, cortico*opin-releasing hormone, dan kolesisto-
a. Penambahan panas terutama terjadi melalui produksi kinin).
panas internal
7. Bahaslah tindakan kompensasi yang terjadi sebagai res-
b. Radiasi berfungsi sebagai cara unruk memperoleh pons terhadap penurunan suhu inti karena pajanan
panas tetapi bukan untuk mengeluarkan panas. dingin dan sebagai respons terhadap peningkatan suhu
c. Energi panas selalu berpindah menuruni gradien inti karena pajanan panas.
konsentrasinya dari benda hangat ke benda dingin.
d. Gradien suhu antara kulit dan udara eksternal ber- Latihan Kuantitatif (Solusi di h. A-59)
ada di bawah kontrol. 1. Laju metabolik basal (basal metabolic rate, BMF.) adalah
e.
Sangat sedikit panas tubuh yang hilang melalui ukuran berapa banyak energi yang dikonsumsi tubuh
konduksi saja. untuk mempertahankan "kecepatan langsam"nya. BMR
14. Mana dari pernyataan berikut mengenai terjadinya de- normal adalah sekitar T2Walljam (lihat h. 702). Sebagi-
mam yang tidak benar? an besar dari energi ini diubah menjadi panas. Sistem
a. Pirogen endogen dikeluarkan oleh makrofag sebagai termoregulasi kita berfungsi mengeluarkan panas ini
respons terhadap invasi mikroba. agar suhu tubuh tetap konstan. Jika tubuh kita tidak da-
b. Titik patokan hipotalamus ditingkatkan. pat mengeluarkan panas ini maka suhu kita akan me-
c. Hipotalamus memicu mekanisme respons dingin ningkat sampai kita mendidih (tentu saja seseorang akan
untuk meningkatkan suhu internal. meninggal sebelum mencapai suhu tersebur). Adalah
d. Prostaglandinmemerantaraiefek. relatif mudah untuk menghitung berapa lama diperlu-
e. Hipotalamus tidak efektif dalam mengatur suhu tu- kan waktu untuk mencapai titik didih hipotetis. Jika
buh selama demam. suatu jumlah energi A U dimasukkan ke dalam cairan
UNTUK DIRENUNGKAN
(Penjelasan di h. A-59) dan agak tinggi meskipun tubuh terpajan ke lingkungan
1. Jelaskan bagaimana obat yang secara selektif meng- dengan suhu bervariasi. Untuk mempertahankan home-
hambat CCK meningkatkan perilaku makan pada ostasis termal, manusia secara fisiologis memanipulasi
hewan percobaan! mekanisme-mekanisme di dalam tubuh untuk menye-
2. Nasehat ap^yang anda berikan kepada seorang teman suaikan produksi panas, konservasi panas, dan penge-
yang kelebihan berat badan yang minta anda merancang luaran panas. Sebaliknya, ikan adalah tltermoconformers;
program penurunan berat yang aman, masuk akal, dan suhu tubuh mereka mengikuti suhu lingkungan sekitar-
murah? nya. Karena itu, suhu tubuh ikan sangar bervariasi sesuai
3. Mengapa melakukan olahraga berat pada hari yang perubahan suhu lingkungan. Meskipun menghasilkan
panas dan lembab berbahaya? panas, ikan tidak dapat secara fisiologis mengatur pro-
4. Jelaskan jalan yang digunakan untuk mengeluarkan pa- duksi panas internal atau mengonrrol pertukaran panas
nas oleh seseorang yang berendam dalam bak air panas? dengan lingkungan untuk mempertahankan suhu ru-
5. Pertimbangkanlah perbedaan antara anda dan ikan da- buh konstan ketika suhu lingkungan naik atau turun.
lam sebuah kolam dalam kaitannya dengan kontrol su- Dengan mengetahui hal ini, apakah anda berpendapat
hu tubuh. Manusia adalah termoregulato6 manusia da- bahwa ikan akan mengalami demam ketika terkena
pat mempertahankan suhu tubuh internal yang konstan infeksi sistemik? Mengapa atau mengapa tidak?
KASUS KLINIS
(Penjelasan di A-59) anda menjelaskan mengapa ia "secara ajaib" tetap hidup mes-
Michael F, seorang korban yang nyaris tenggelam, dikeluar- kipun tenggelam selama 15 menit dan mengalami kerusakan
kan dari air es oleh tim penyelamat l5 menit setelah ia jatuh otak ireversibel, yang secara normal segera diikuti oleh ke-
di atas lapisan es tipis tempat ia bermain ski. Michael se- matian jika otak kekurangan oksigen selama lebih dari 4
karang telah sadar dan membaik di rumah sakit. Bagaimana atau 5 menit?
722 Bab 17
Sistem Endokrin
Homeostasis
Sistem endokrin, salah satu dari dua
sistem regulatorik tubuh, mengeluarkan
Sistem tubuh hormon yang bekerja pada sel sasaran
mempertahankan untuk mengatur konsentrasi molekul
homeostasis nutrien, air, garam, dan elektrolit lain
dalam darah, selain aktivitas-aktivitas
homeostatik lain. Hormon juga berperan
kunci dalam mengontrol pertumbuhan dan
reproduksi serta dalam adaptasi stres.
,rir:igl:la
. ll=Lr'.+,i'::: r.: Homeostasis esensial ::,: ':: i
bagi kelangsungan
Pria hidup sel
..:.It;1,
t-:
:::tr::f.,1 i:,.:,.:i
Sel
Sel memerlukan pasokan
konstan nutrien untuk menunjang
reaksi-reaksi kimianya yang
menghasilkan energi. Fungsi sel
normal juga bergantung pada
$el-sel membentuk keseimbangan air dan berbagai
sistem tubuh elektrolit lain.
Sistem endokrin mengatur aktivitas-aktivitas yang lebih yang esensial untuk mempertahankan keseimbangan air;
memerlukan durasi daripada kecepatan. Kelenjar endokrin melahirkan, dan menyusui. Hipotalamus juga mengeluarkan
mengeluarkan hormon, pembawa pesan kimiawi dalam darah hormon-hormon regulatorik yang mengontrol pengeluaran
yang bekerja pada sel sasaran yang terletak jauh dari kelenjar hormon kelenjar hipofisis anterior. yang mengeluarkan enam
endokrin itu sendiri. Sebagian besar aktivitas sel sasaran yang hormon yang, sebaliknya, mengontrol pengeluaran hormon
berada di bawah kontrol hormon ditujukan untuk memper- beberapa kelenjar endokrin perifer. Satu hormon hipofisis
tahankan homeostasis. Kelenjar endokrin sentral, yang berada anterioL hormon pertumbuhan, mendorong pertumbuhan
atau berkaitan erat dengan otak, mencakup hipotalamus, dan mempengaruhi homeostasis nutrien. Kelenjar pineal
kelenjar hipofisis, dan kelenjar pineal. Hipotalamus (suatu adalah bagian dari otak yang mengeluarkan suatu hormon
bagian dari otak) dan kelenjar hipofisis posterior bekerja yang penting dalam menentukan irama biologis tubuh.
sebagai satu kesatuan untuk mengeluarkan hormon-hormon
724
Prinsip-Prinsip
Endokrinologi;
Keleniar Endokrin
Sentral
SEKILAS ISI
PRINSIP UtvlUM ENDOKRINOLOGI PRINSIP T,'MUM
I Faktor yang mempengaruhi konsentrasi hormon dalam plasma ENDOKRINOLOGI
I Jenis kelainan endokrin
I Regulasi responsivitas organ sasaran Sistem endokrin rerdiri dari kelenjar endokrin tan-
HIPOTALAMUS DAN HIPOFISIS pa duktus (lihat h. 4) yangtersebar diseluruh tubuh
I Hubungan hipotalamus-hipofisis posterior (Gambar 18-l). Meskipun kelenjar-kelenjar endo-
I Vasopresin; oksitosin
krin secara anaromis tidak berhubungan namun
secara fungsional kelenjar-kelenjar tersebut mem-
I Hubungan hipotalamus-hipofisis anterior
bentuk suatu sistem. Semua kelenjar endokrin me-
I Hipofisis anterior dan hormon hipofisiotropik
laksanakan fungsinya dengan mengeluarkan hormon
KONTROL ENDOKRIN PERTUMBUHAN
ke dalam darah, dan terdapat banyak interaksi fung-
I Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan sional di antara berbagai kelenjar endokrin. Setelah
I Fungsi dan kontrol hormon pertumbuhan
dikeluarkan, hormon mengalir dalam darah ke sel
I Peran hormon lain dalam pertumbuhan
sasaran di tempat yang jauh, tempat bahan ini meng-
KELENJAR PINEAL DAN IRAMA SIRKADIAN atur atau mengarahkan fungsi tertentu. Endokrino-
I Nukleus suprakiasmatikus sebagaijam biologis utama logi adalah ilmu tentang penyesuaian-penyesuaian
I Fungsi melatonin kimiawi homeostatik dan berbagai aktivitas lain yang
dilaksanakan oleh hormon.
Meskipun darah menyebarkan hormon ke se-
. luruh tubuh namun hanya sel sasaran tertentu yang
dapat berespons terhadap masing-masing hormon,
karena hanya sel sasaran memiliki reseptor untuk
mengikat hormon rerrentu (lihat h. 62).
Pengikatan suatu hormon ke reseptornya di sel
sasaran memicu serangkaian proses di dalam sel
sasaran agar terjadi efek akhir hormon. Ingatlah bah-
wa cat^-cara yang digunakan oleh hormon untuk
menimbulkan efek fisiologiknya bergantung pada
apakah hormon bersifat hidrofilik (hormon peptida
dan katekolamin) atau lipofilik (hormon steroid dan
tiroid). Hormon peptida, yaitu kategori kimiawi hor-
mon yang paling banyak, adalah ranrai-rantai asam
amino dengan panjang beragam. Katekolamin, yang
dihasilkan oleh medula adrenal, berasal dari asam
amino tirosin. Hormon steroid, yang dihasilkan oleh
korteks adrenal dan kelenjar endokrin reproduksi,
adalah lemak netral yang berasal dari kolesterol. 11or-
rnon tiroid, yang hanya diproduksi oleh kelenjar ti,
roid, adalah suatu rurunan tirosin beriodium. Secara
singkat, hormon hidrofilik setelah berikatan dengan
reseptor di membran permukaan akan bekerja
725
melalui sistem pembawa pesan kedua untuk mengubah akti- aktivitas yang berbeda. Secara umum, sistem saraf mengoor-
vitas protein yang sudah ada, misalnya enzim, di dalam sel dinasikan respons-respons yang bersifar segera dan tepat serta
sasaran. Hormon lipofilik, sebaliknya, mengaktifkan gen- sangat penting dalam memerantarai interalsi tubuh dengan
gen setelah berikatan dengan reseptor di nukleus. Hal ini lingkungan eksternal. Sistem endokrin, sebaliknya, rerutama
kemudian menyebabkan pembentukan protein baru di sel mengontrol aktivitas yang lebih memerlukan durasi dibanding
sasaran yang melaksanakan respons yang diinginkan. Hor- kecepatan. Sistem ini mengarur, mengoordinasikan, dan
mon hidrofilik beredar dalam darah rerutama dalam bentuk mengintegrasikan fungsi sel dan organ di tempat jauh.
larut dalam plasma sementara hormon lipofilik umumnya
terikat ke protein plasma (lihat h. 125-134).
FUNGSI KESELURUHAN SISTEM ENDOKRIN
I. Mengatur metabolisme organik serta keseimbangan
I Hormon menimbulkan beragam efek regulatorik HrO dan elektrolit, yang secara kolektif penting dalam
di seluruh tubuh. mempertahankan lingkungan internal yang konstan
2. Menginduksi perubahan adaptif untuk membantu ru-
Sistem endokrin adalah salah satu dari dua sistem regulatorik buh menghadapi situasi stres
utama tubuh, yang lainnya adalah sistem saraf yang sudah Mendorong tumbuh kembang yang lancar dan ber-
anda kenal sebelumnya (Bab 4 sampai 7). Ingatlah bahwa sis- urutan
tem endokrin dan saraf mengkhususkan diri mengontrol jenis Mengontrol reproduksi
Pineal ffi
rc* Hipotalamus !
Hipofisis ffi
'\+iF-.
t Paratiroid ffi
*'*@ \
Tiroid ffi
/'
i-li,
J \
:f* n
Jantung f
E Hanya memiliki fungsi endokrin
T Fungsi campuran
Lambung !
tr Fungsi lengkap belum jelas Kelenjar adrenal ffi
:
L1
tsnL
Pankreas f
Duodenum I
't!.i , { GinjalI
r*-
ti I
Jaringan lemak f
Kulit f
Ovarium pada wanita f,
Testis Plasenta
pada pria f] pada wanita hamil I
Gambar 18-'l
Sistem endokrin
726 Bab 18
5. Mengatur produksi sel darah merah frin, yang dikeluarkan sebagai hormon oleh medula adrenal,
6. Bersama sistem saraf otonom, mengontrol dan meng- dan dibebaskan sebagai neurotransmiter oieh serar saraf
integrasikan sirkulasi dan pencernaan serta penyerapan pascaganglion simpatis, adalah contoh uramanya.
makanan. I Sebagian organ secara eksklusif memiliki fungsi enrLo-
krin (khusus menghasilkan hormon, conrohnya hipofisis
HORMON TROPIK anterior), sementara organ lain pada sistem endokrin me-
lakukan fungsi non-endokrin selain mengeluarkan hormon.
Sebagian hormon mengatur pembentukan dan sekresi hor-
Sebagai contoh, testis menghasilkan sperma dan mengeluar-
mon lain. Suatu hormon yang fungsi utamanya mengatur
kan hormon seks pria testosteron.
sekresi hormon oleh kelenjar endokrin lain diklasifikasikan
hormon tropik (tropikberarti "me-
secara fungsional sebagai
melihara'). Hormon tropik merangsang dan memperrahan-
kan jaringan endokrin sasarannya. Sebagai contoh, hormon I Konsentrasi plasma efektif suatu hormon secara
troplk thyroid+timulating ltormone (TSH), dari hipofisis normal diatur oleh perubahan laju sekresinya,
anterior, merangsang sekresi hormon tiroid oleh kelenjar
Fungsi utama sebagian besar hormon adalah regulasi berbagai
tiroid serta mempertahankan integritas struktural kelenjar
aktivitas homeostatik. Karena efek hormon proporsional
ini. Tanpa TSH, kelenjar tiroid mengalami atrofi (lisut) dan
dengan konsentrasinya dalam plasma maka konsentrasi ini
menghasilkan hormon dalam kadar yang sangat rendah.
menjadi subyek dari mekanisme kontrol sesuai kebutuhan
homeostatik. Konsentrasi hormon bebas yang secara biologis
KOMPLEKSITAS FUNGSI ENDOKRIN aktif dalam plasma-dan karenanya, ketersediaan hormon
Faktor berikut menambah kerumitan fungsi endokrin: bagi reseptornya- bergantung pada beberapa faktor (Gambar
18-2): $ laju sekresi hormon ke dalam darah oleh kelenjar
I Satu kelenjar endokrin dapat menghasilkan banyak hor-
endokrin; & untuk beberapa hormon, laju pengaktifan meta-
mon. Hipofisis anterior, sebagai contoh, mengeluarkan enam
boliknya; S untuk hormon lipofflik, tingkat pengikarannya
hormon berbeda, masing-masing di bawah mekanisme kon-
ke protein plasma; dan !,{ laju pengeluarannya dari tubuh
trol yang berlainan dan memiliki fungsi masing-masing.
oleh inaktivasi metabolik dan ekskresi di urin. Selain itu,
I Satu hormon dapat dikeluarkan oleh lebih dari satu
besar respons hormon bergantung pada ketersediaan dan
kelenjar endokrin. Sebagai contoh, hipotalamus dan pankreas
sensitivitas reseptor sel sasaran terhadap hormon tersebut.
sama-sama mengeluarkan hormon somatostatin, dan soma-
Kita pertama-tama akan membahas faktor-faktor yang mem-
tostatin bekerja secara parakrin di lambung.
pengaruhi konsentrasi hormon plasma sebelum beralih ke
I Satu hormon sering memiliki lebih dari satu jenis sel
responsivitas sel sasaran terhadap hormon.
sasaran dan karenanya dapat menimbulkan lebih dari satu
Secara normal, konsentrasi plasma efektif suatu hormon
jenis efek. Sebagai contoh, vasopresin mendorong reabsorpsi
diatur oleh la.ju sekresinya. Kelenjar endokrin tidak menge-
HrO oleh tubulus ginjal serta vasokonstriksi arteriol di se-
luarkan hormonnya dengan kecepatan yang sama; laju sekresi
luruh tubuh. Kadang hormon yang memiliki banyak sel
semua hormon bervariasi, umumnya berada di bawah kon-
sasaran dapat mengoordinasikan dan mengintegrasikan akti-
trol beberapa mekanisme kompleks. Sistem regulasi untuk
vitas berbagai jaringan menuju ke efek rertenru. Sebagai
setiap hormon dibahas secara lebih rinci di bagian-bagian
contoh, efek insulin pada otot, hati, dan lemak adalah agar
selanjutnya. Saat ini, kita akan mengulas mekanisme umum
berbagai jaringan tersebut bersama-sama memulihkan nu-
yang mengontrol selresi yang umum bagi berbagai hormon:
trien setelah absorpsi makanan.
I kontrol umpan balik negatifi refleks neuroendokrin, dan
Laju sekresi sebagian hormon bervariasi cukup besar
irama diurnal (sirkadian).
seiring dengan waktu dalam suatu pola siklik. Karena itu,
sistem endokrin juga menghasilkan koordinasi fungsi secara
temporal (waktu). Hal ini terutama jelas pad) kontrol siklus KONTROT UMPAN BALIK NEGATIF ,
reproduksi oleh sistem endokrin, misalnya siklus haid, di Umpan balik negatif adalah gambaran menonjol pada sistem
mana fungsi normal memerlukan pola perubahan sekresi kontrol hormon. Secara sederhana, umpan balik negatif dt
berbagai hormon yang sangat spesifik. jumpai jiha keluaran sistem melauan perubahan pada masuk-
I Satu sel sasaran dapat dipengaruhi oleh lebih dari satu an, sehinggavariabel terkontrol berada dalam kisaran sempit
hormon. Sebagian sel memiliki serangkaian reseptor untuk di sekitar titik patokan rertentu (lihat h. 16). Umpan balik
berespons dengan cara berbeda-beda terhadap berbagai hor- negatif mempertahankan konsentrasi plasma suatu hormon
mon. Sebagai gambaran, insulin mendorong perubahan glu- pada kadar tertentu, serupa dengan pendingin ruangan mem-
kosa menjadi glikogen di dalam sel hati dengan merangsang pertahankan suhu kamar pada suhu yang telah ditentukan.
satu enzim hati tertentu; sementara hormon lain, glukagon, Kontrol sekresi hormon merupakan contoh ftsiologik klasik
dengan mengaktifkan enzim hati lainnya meningkatkan umpan balik negatif. Sebagai contoh, ketika konsentrasi
penguraian glikogen menjadi glukosa di dalam sel hari. plasma hormon tiroid bebas dalam darah turun di bawah
I Suatu pembawa pesan kimiawi yang sama mungkin 'patokan' tertentu, hipofisis anterior mengeluarkan thyroid-
berupa hormon atau neurotransmiter, bergantung pada stimulating hormone (TSH), yang merangsang riroid untuk
sumber dan cara penyampaiannya ke sel sasaran. Norepine- meningkatkan sekresi hormon tiroidnya (Gambar 18-3).
rffi;Gr;-l
I
yang
aktif < secara |
(sebagian hormon) @ laju inaktivasi metabolik dan ekskresinya (untuk semua hormon)
AeleeE J
e+
Sel sasaran
t------}
lo
I lnaktivasi
V
Sekresi di urin
Gambar 18-2
Faktor yang mempengaruhi konsentrasi plasma hormon bebas yang aktif secara biologis.
Hormon tiroid, sebaliknya, menghambat sekresi lebih lanjut umum adalah irama diurnal ("siang-malarn') atau sirkadian
TSH oleh hipofisis anterior. Umpan balik negatif menjamin ("dalam sehari"), yang ditandai oleh osilasi berulang kadar
bahwa jika sekresi kelenjar tiroid telah "dinyalakan" oleh hormon yang sangat terarur dan bersiklus satu kali 24 jam.
TSH, maka sekresi tersebut tidak akan berlanjut tetapi akan Irama ini disebabkan oleh osilator endogen yang seruF.a
"dipadamkan" jika kadar hormon bebas dalam darah telah dengan neuron pemacu pernapasan di batang otak yang
mencapai tingkat yang telah ditentukan. Karena itu, efek mengontrol gerakan napas berirama, kecuali bahwa osilator
suatu hormon dapat menghambat selresinya sendiri. Leng- ini bersiklus jauh lebih lama. Selain itu, tidak seperti irama
kung umpan balik sering menjadi rumit. napas, irama endokrin terkunci, atau sinkron dengan feno-
mena ritmis sinyal eksternal misalnya siklus terang-gelap.
REFLEKS NEUROENDOKRIN Yaitu, siklus 24 jam inheren naik turun sekresi hormon
Banyak sistem kontroi endokrin melibatkan refleks neuro- dilakukan untuk menyamai "derap langkah" siklus terang
endokrin, yang mencakup baik komponen saraf maupun dan gelap. Sebagai contoh, sekresi kortisol meningkat pada
hormon. Tujuan refleks semacam ini adalah menghasilkan malam hari, mencapai puncaknya pada pagi sebelum yang
peningkatan mendadak sekresi hormon (yaitu, "menaikkan
patokan termostat") sebagai respons terhadap rangsangan
tertentu, seriag berupa rangsangan eksternal terhadap tubuh.
Pada beberapa hal, masukan saraf ke kelenjar endokrin
menjadi satu-satunya faktor yang mengatur sekresi hormon.
Sebagai contoh, sekresi epinefrin oleh meduia adrenal di-
kontrol semata-mata oleh sistem saraf simpatis. Sebaliknya,
sebagian sistem kontrol endokrin mencakup kontrol umpan
balik (yang mempertahankan kadar hormon di tingkat basal)
Thyroid-stimulating
dan refleks neuroendokrin (yang menyebabkan peningkatan
hormoRe
mendadak sbkresi sebagai respons terhadap peningkatan
mendadak kebutuhan akan hormon tersebut). Salah satu
contoh adalah peningkatan sekresi kortisol, "hormon srres"
oleh korteks adrenal selama respons stres (lihat Gambar 19-8,
h.762).
728 Bab 18
bersangkutan terjaga, kemudian turun sepanjang hari sampai Rentang waktu setelah suatu hormon disekresikan se-
titik terendah menjelang tidur malam (Gambar 18-4). Irama belum diinaktifkan, dan cara inaktivasi tersebut, berbeda un-
dan sinkronisasi inheren hormon tidak dilakukan oleh ke- tuk kelas hormon yang berbeda. Secara umum, katekolamin
lenjar endokrin itu sendiri tetapi akibat perubahan titik dan peptida hldrofilik mudah menjadi sasaran enzim darah
patokan kelenjar-kelenjar tersebut oleh susunan saraf pusat. dan jaringan sehingga hormon-hormon ini berada dalam
Kita akan membahas jam biologis utama pada bagian selanjut- darah dalam waktu singkat (beberapa menit sampai beberapa
nya. Mekanisme umpan balik negatif bekerja untuk memper- jam) sebelum diinaktifkan oleh enzim. pada kasus sebagian
tahankan berapapun titik patokan yang ditetapkan untuk hormon peptida, misalnya insulin, sel sasaran .eb.nainya
saat itu. Sebagian siklus endokrin bekerja pada skala waktu di menelan hormon dengan endositosis dan menguraikannya di
luar irama sirkadian, dengan contoh yang terkenal adalah dalam sel. Sebaliknya, pengikatan hormon lipofilikke protein
daur haid. plasma menyebabkan hormon ini kurang rentan terhadap
inaktivasi metabolik dan mencegahnya keluar melalui urin.
Karena itu, hormon lipofilik dibersihkan dari plasma jauh
I Konsentrasi efektif suatu hormon dalam plasma lebih lambat. Hormon ini dapat menetap dalam darah selama
dipengaruhi oleh transpoL metabolisme, dan beberapa jam (steroid) hingga beberapa minggu (hormon
ekskresinya, tiroid). Hormon-hormon lipofilik biasanya mengalami se-
rangkaian reaksi yang mengurangi aktivitas biologiknya dan
Meskipun konsentrasi plasma efektif suatu hormon normal- menyebabkan hormon tersebut lebih larut dalam air sehingga
nya diatur dengan menyesuaikan laju sekresinya namun per- dapat dibebaskan dari protein plasma p..rg"rrgk rt J"r,
ubahan pada transpoq metabolisme, atau ekskresi hormon dikeluarkan melalui urin.
tersebut juga dapat mempengaruhi konsentrasi plasma hor- CATAIAN KLINIS. Jika hati dan ginjal berfungsi nor-
mon, kadang-kadang secara ridak pas (Gambar 18-2). Se- mal maka pengukuran konsentrasi hormon dan metabolitnya
bagai contoh, karena hati membentuk protein plasma maka dalam urin merupakan cara noninvasifyang berguna untuk
penyakit hati dapat menyebabkan kelainan aktivitas endo- memperkirakan fungsi endokrin, karena laju etskresi hor-
krin dengan mengubah keseimbangan antara komparremen mon dalam urin secara langsung mencerminkan laju sekresi-
hormon lipofilik bentuk bebas dan terikat. nya oleh kelenjar endokrin. Karena hati dan ginjal penting
Pada akhirnya, semua hormon dimetabolisasi oleh untuk mengeluarkan hormon dari darah maka pasien d.rrg".,
reaksi-reaksi yang diperantarai oleh enzim yang sedikit penyakit hati atau ginjal dapat menderita kelebihan aktivitas
banyak memodifikasi srruktur hormon. Kebanyakan, hal ini hormon tenentu semata-mata karena eliminasi hormon ber-
menyebabkan hormon inahtif. Namun, pada sebagian kasus kurang.
metabolisme mengahffian suaru hormon; yaitu, produk hor-
mon memiliki aktivitas yang lebih besar daripada hormon
semula. Sebagai conroh, setelah disekresikan, hormon tiroid I Penyakit endokrin
terjadi akibat kelebihan atau
tiroksin diubah menjadi hormon yang lebih kuat dengan kekurangan hormon atau penurunan responsivitas
pengeluaran salah satu atom iodiumnya oleh enzim. Biasanya
sel sasaran.
laju pengaktifan hormon itu sendiri berada di bawah kontrol
hormon. Hati adalah tempar inaktivasi hormon tersering, CATAIAN KLINIS. Kelainan konsentrasi plasma efektif
tetapi sebagian hormon juga diinaktifkan di darah, ginjal, suatu hormon dapat berasal dari berbagai faktor (Thbel 1 g- I
).
atau sel sasaran. Penyakit endokrin umumnya disebabkan oleh konsentrasi
Hormon dan metabolitnya biasanya dikeluarkan dari plasma hormon yang abnormal akibat laju sekresi yang ddak
tubuh melalui urin. Berbeda dari kontrol sekresi hormon sesuai-yaitu sekresi hormon terlalu sedikit (hiposekresi) atau
yang ketat, inaktivasi dan ekslresi hormon tidak diatur. terlalu banyak (hipersekresi). Kadang, disfungsi endol.cin
disebabkan oleh penurunan mencolok responsivitas sel
sasaran, meskipun kadar
hormon dalam plasma normal.
(!
E
R_6
c- HIPOSEKRESI
oo
oq
oF Hiposekresi primer terjadi ketika sebuah kelenjar endokrin
Y_v
mengeluarkan hormon terlalu sedikit karena kelainan di
dalam kelenjar. Hiposehresi sekunder terjadi ketika kelenjar
endokrin normal tetapi mengeluarkan hormon terlalu sedikit
Waktu
karena defi siensi hormon tropiknya.
N = siang hari
M = tengah malam Terang l--__l Getap ll3 Berikut ini adalah berbagai faktor berbeda (masing-
Gambar 18-4 masing dengan contoh) yang dapat menyebabkan hiposekresi
lrama diurnal sekresi kortisol. primer: (1) genetik (ketiadaan bawaan suaru enzim yang
(Sumber: Diadaptasi dari George A. Hedge, Howard D. Colby, mengatalisis sintesis hormon); (2) makanan (kekurangan
dan Robert L. Goodman. Clinical Endocrine physiology, iodium, yang diperlukan untuk sintesis hormon tlroid);13)
Gambar 1-13, h. 28. O 1987, dengan izin dari Elsevier). kimia atau toksin (residu insektisida terrenru dapat merusak
730 Bab 18
ini memiliki dua tujuan: merupakan jalur untuk mengurai- nya tampak lengkap namun masih terdapat beragam "kan-
kan hormon dan membantu mengatur jumlah resepror yang didat" hormon atau hormon potensial yang belum
tersedia di permukaan sel. Pada konsentrasi insulin plasma digolongkan secara penuh sebagai hormon, karena hormon-
yang tinggi, jumlah resepror permukaan untuk insulin secara hormon tersebut belum cukup memenuhi definisi klasik
bertahap berkurang akibat laju internalisasi dan degradasi suatu hormon atau karena baru ditemukan sehingga status
yang tinggi yang ditimbulkan oleh peningkatan pengikatan hormonnya masih belum dipastikan. Tabel tersebut juga
hormon. Laju sintesis resepror baru di retikulum endoplasma tidak menyertakan sitokin yang dikeluarkan oleh sel efektor
dan penyisipannya di membran plasma tidak dapat meng- sistem pertahanan (sel darah putih dan makrofag; lihat h.
imbangi laju destruksinya. Seiring dengan waktu, ber- 473) dan berbagai faktor pertumbuhan yang baru terungkap
kurangnya reseptor menyebabkan sensitivitas sel sasaran dan masih belum dipahami yang mendorong pertumbuhan
terhadap peningkatan kadar hormon berkurang. jaringan spesifik, misalnya faktor pertumbuhan epidermis
(epidermal grou.th factor) dan faktor pertumbuhan saraf
PERMISSIVENESS, SI N ERG I S M E, DAN (nerue growth factor). Selain itu, kemungkinan akan di-
ANTAGONISME temukan hormon-hormon baru, dan mungkin dijumpai
fungsi-fungsi baru dari hormon yang sudah diketahui.
Efek suatu hormon dipengaruhi tidak saja oleh konsentrasi
Sebagai contoh, peran vasopresin dalam menghemat HrO
hormon itu sendiri tetapi juga oleh konsentrasi hormon lain
selama pembentukan urin adalah yang pertama kali di-
yang berinteraksi dengannya. Karena hormon tersebar luas
temukan, diikuti kemudian oleh penemuan efek kons-
di seluruh darah maka sel sasaran dapat terpajan ke banyak
triktornya pada arteriol. Yang terakhir, vasopresin juga
hormon secara bersamaan, menimbulkan banyak interaksi
diketahui berperan dalam demam, belajaa mengingat, dan
hormon kompleks di sel sasaran. Hormon sering mengubah
perilaku.
reseptor untuk hormon jenis lain sebagai bagian dari aktivitas
Sebagian dari hormon yang rercantum di tabel telah
fisiologik normalnya. Suatu hormon dapat mempengaruhi
dibicarakan di tempat lain dan tidak dibahas lebih lanjut di
aktivitas hormon lain di sel sasaran rerrenru melalui satu dari
sini; yaitu hormon glnjal (eritropoietin di Bab l l dan renin
tiga cara: permissiveness, sinergisme, dan antagonisme.
di Bab 14), trombopoietin dari hati (Bab l1), hormon sa-
I Pada permhshteness, satu hormon harus ada dalam luran cerna (Bab 16), timosin dari timus (Bab l2), peptida
jumlah memadai agar hormon lain dapat berefek secara natriuretik arrium dari jantung (Bab 15), serta leptin dan
penuh. Pada hakikatnya, hormon pertama, dengan mening- adipokin lain dari jaringan lemak (Bab l7). Hormon sisanya
katkan kepekaan sel sasaran terhadap hormon lain, "meng- dijelaskan secara lebih rinci di bab ini dan dua bab selanjut-
ijinkan' hormon lain ini menimbulkan efek penuhnya. Se- nya. Kita memulai bab ini dengan kelenjar endokrin sentral-
bagai contoh, hormon tiroid meningkatkan jumlah resepror kelenjar yang berada di otak sendiri atau berkaitan erat
untuk epinefrin di sel sasaran epinefrin, meningkatkan efek- dengan otak-yaitu, hipotalamus, kelenjar hipofisis, dan ke-
tivitas epinefrin. Tanpa hormon tiroid, efektivitas epinefrin lenjar pineal. Kelenjar endokrin perifer dibahas di bab-bab
hanya marginal. berikutnya.
I Sinergisme terjadi jika kerja beberapa hormon bersifat
saling melengkapi dan efek kombinasi mereka lebih besar
daripada penjumlahan efek masing-masing. Satu contoh ada- HIPOTALAMUS DAN HIPOFISIS
lah kerja sinergistik follicle+timulating hormone dan testos-
teron, di mana keduanya dibutuhkan untuk mempertahan- Kelenjar hipofisis, ar^x pitaitary, adalah kelenjar endo-
kan laju normal produksi sperma. Sinergisme terjadi karena krin kecil yang terlerak di rongga tulang di dasar otak te-
pengaruh masing-masing hormon terhadap jumlah atau afi- pat di bawah hipotalamus (Gambar 18-5). Hipofisis
nitas reseptor hormon yang lain. dihubungkan dengan hipotalamus oleh sebuah tangkai
I Antagonisme terjadi ketika suatu hormon menye- penghubung tipis. Jika anda menunjukkan satu jari antara
babkan berkurangnya resepror untuk hormon lain, mengu- kedua mata dan jari lain mengarah ke telinga anda maka
rangi efektivitas hormon kedua. Sebagai gambaran, pro- titik imajiner rempat garis-garis ini berpotongan adalah
gesteron (suatu hormon yang disekresikan selama kehamilan letak hipofisis anda.
yang mengurangi kontraksi uterus) menghambat kepekaan
uterus terhadap estrogen (hormon lain yang dikeluarkan
selama kehamilan yang meningkatkan kontraksi uterus). I Kelenjar hipofisis terdiri dari lobus anterior dan
Dengan menyebabkan penurunan reseptor esrrogen di otot posterior.
polos uterus, progsteron mencegah estrogen melaksanakan
Hipofisis memiliki dua lobus yang secara anatomis dan
efek eksitatoriknya selama kehamilan dan menjaga ling-
fungsional berbeda, hipoftsis posterior dan hipoffsis
kungan uterus tetap renang (tidak berkontraksi) agar janin
anterior. Hipoftsis posterior terdiri dari jaringan saraf dan
dapat berkembang.
karenanya juga dinamai neurohipoftsis. Hipofisis anterior
Ini adalah gambaran singkat fungsi umum sistem terdiri dari .iaringan epitel kelenjar dan karenanya juga
endokrin. Tabel 18-2 meringkaskan fungsi-fungsi spesifik dinamai adenohipoff s is (aden o artiny a "kelenj ar"). Hipofi sis
terpenting dari hormon-hormon utama. Meskipun daftar- anterior dan posterior hanya memiliki kesamaan iokasi.
(berlanjut)
732 Bab 18
Tabel t8-2
Ringkasan Hormon-hormon Utama (lanjutan)
Kiasma
Lobus
posterior Hipofisis
hipofisis Hipofisis
anterior posterior
(a) (b)
Gambar 18-5
Anatomi kelenjar hipofisis. (a) Hubungan kelenjar hipofisis dengan hipotalamus serta bagian otak lainnya. (b) Pembesaran
skematik kelenjar hipofisis dan hubungannya dengan hipotalamus.
Pada sebagian spesies, adenohipofisis juga mencakup lobus hipotalamus melalui pembuluh darah yang bersifat unik.
ketiga (bbus intetmedius), tetapi manusia tidak memiliki lobus Kita mula-mula akan mempelajari hipofisis posterior.
ini. Pada vertebrata rendah, Iobus intermedius mengeluarkan Hipotalamus dan hipoftsis posterior membentuk suatu
beberapa mclanocyte-stimulnting hortnone (MSH), yang sistem neuroendokrin yang terdiri dari suatu populasi neuron
mengatur warna kulit dengan mengontrol penyebaran granula neurosekretorik yang badan selnya terletak di dua kelompok
yang mengandung pigmen melanin (lihat h. 486). Dengan di hipotalamus (nukleus supraoptikus dan nukleus para-
mengatur warna kulit pada amfibi, repdl, dan ikan tertentu, ventrikel). Akson dari nerron-neuron ini turun melalui
MSH berperan penting dalam kamuflase spesies-spesies ini. tangkai penghubung tipis untuk berakhir di kapiler di
Pada manusia, sebagian dari hipofisis anterior yang hipofisis posterior (Gambar l8-6). Hipofisis posterior terdiri
terbentuk sesaat sebagai lobus intermedius tersendiri selama dari ujung-ujung saraf ini plus sel penunjang mirip glia.
masa janin mengeluarkan sejumlah kecil MSH. Hormon ini Secara fungsional dan anatomis, hipofisis posterior sebenar-
tidak berperan dalam perbedaan jumlah melanin yang meng- nya hanya perpanjangan dari hipotalamus.
endap di kulit berbagai ras atau berkaitan dengan proses Hipofisis posterior sebenarnya tidak menghasilkan hor-
penggelapan kulit, meskipun aktivitas MSH yang berlebihan mon apapun. Bagian ini hanya menyimpan dan, setelah
menyebabkan kulit menjadi lebih gelap. Pada manusia MSH mendapat rangsangan yang sesuai, mengeluarkan dua hor-
memiliki peran yang sama sekali berbeda yaitu mengontrol mon peptida kecll, uasopresin dan oksitosin, yang disintesis
asupan makanan (lihat h. 705). MSH juga tampaknya mem- oleh badan sel neuron di hipotalamus, ke dalam darah.
pengaruhi eksitabilitas sistem saraf, mungkin meningkatkan Kedua peptida hidro{ilik ini dibuat di nukleus supraoptikus
daya ingat dan belajar. Selain itu, MSH terbukti menekan dan paraventrikel, tetapi satu neuron hanya dapat meng-
sistem imun, mungkin berfungsi secara check-and-balance hasilkan salah satu dari kedua hormon ini. Hormon yang
untuk mencegah respons imun yang berlebihan. disintesis dikemas dalam granula sekretorik yang diangkut
melalui sitoplasma akson (lihat h. 44) dan disimpan di
terminal neuron di hipoffsis posterior. Setiap ujung saraf ini
I Hipotalamus dan hipofisis posterior bekerja menyimpan vasopresin atau oksitosin, tidak keduanya. Ka-
sebagai satu kesatuan untuk mengeluarkan rena itu, hormon-hormon ini dapat dikeluarkan secara inde-
vasopresin dan oksitosin. penden sesuai kebutuhan. Akibat sinyal stimulatorik ke
hipotalamus, vasopresin atau oksitosin dilepaskan ke dalam
Pengeluaran hormon-hormon dari hipofisis posterior dan darah sistemik dari hipofisis posterior melalui proses ekso-
anterior secara langsung dikontrol oleh hipotalamus, tetapi sitosis granula sekretorik yang sesuai. Pelepasan hormon ini
sifat hubungan keduanya sama sekali berbeda. Hipofisis terjadi sebagai respons terhadap potensial aksi yang berasal
posterior berhubungart dengan hipotalamus melalui suatu dari badan sel hipotalamus dan merambat ke ujung saraf di
jalur saraf, sementara hipofisis anterior berhubungan dengan hipofisis posterior. Seperti pada neuron lainnya, potensial
734 Bab 18
aksi dihasilkan di neuron neurosekretorik ini sebagai respons meningkatkan sekresi vasopresin sebagai respons terhadap
terhadap sinyal sinaptik ke badan sel saraf. peningkatan osmolaritas plasma. Masukan yang lebih lemah
Efek vasopresin dan oksitosin diringkaskan di sini un- dari reseptor volume atrium kiri meningkatkan sekresi vaso-
tuk menuntaskan pembahasan kita rentang endokrin. Ke- presin sebagai respons terhadap penurunan volume CES dan
duanya dijelaskan secara lebih rinci di bagian lain-vasopresin tekanan darah arteri (lihat h. 616). (Untuk keterangan lebih
di Bab 14 dan 15 dan oksitosin di Bab 20. lanjut tentang makna sekresi vasopresin ketika berolahraga
pada keadaan panas, Iihatlah fitur dalam boks di h.736,
VASOPRESIN Lebih Dekat dengan Fisiologi Olahraga).
Vasopresin (hormon antidiuretik, ADH) memiliki dua efek
utama yang sesuai dengan namanya: (1) meningkatkan re- oKstToslN
tensi HrO oleh ginjal (efek antidiuretik), dan (2) menyebab- Oksitosin merangsang kontraksi otot polos uterus untuk
kan kontraksi otot polos arteriol (suatu efek presor pem- membantu mengeluarkan janin selama persalinan, dan hor-
buluh). Efek pertama memiliki peran fisiologik lebih penting. mon ini juga merangsang penyemprotan (ejeksi) susu dari
Pada kondisi normal, vasopresin adalah faktor endokrin kelenjar mamaria (payudara) selama menyusui. Sekresi olsi-
utama yang mengarur pengeluaran HrO dalam urin dan ke- tosin ditingkatkan oleh refleks-refleks yang berasal dari jalan
seimbangan HrO secara keseluruhan. Sebaliknya, vasopresin lahir selama persalinan dan oleh refleks yang terpicu ketika
dalam kadar biasa hanya berperan minimal dalam mengatur bayi menghisap payudara.
tekanan darah melalui efek' presornya. Selain kedua efek fisiologik utama rersebut, oksitosin
Kontrol utama pelepasan vasopresin dari hipofisis poste- terbukti juga mempengaruhi berbagai perilaku, rerutama
rior adalah masukan dari osmoreseptor hipotalamus, yang perilaku ibu. Sebagai contoh, hormon ini meningkatkan
ikatan batin antara ibu dan bayinya.
Nukleus
paraventrikel
Neuron
I Sebagian besar hormon hipofisis anterior
neurosekretorik bersifat tropik.
Nukleus Tidak seperti hipofisis posterior, yang mengeluarkan hormon
supraoptikus
yang disintesis oleh hipotalamus, hipofisis anterior itu sendiri
Hipotalamus
membentuk hormon-hormon yang akan dibebaskannya ke
dalam darah. Berbagai populasi r.l di d.lr- hipofisis anterior
mengeluarkan enam hormon pepdda utama. Efek masing-
Tangkai hipotalamus masing hormon ini dijelaskan secara lebih rinci di bagian
hipofisis posterior selan.jutnya. Untuk saat ini, inilah pernyaraan singkat renrang
efek utama hormon-hormon rersebur yang menjadi pedoman
untuk pemberian namanya (Gambar 18-7):
Ketika seseorang berolahraga di menurunkan pengeluaran urin untuk bahwa peningkatan vasopresin
lingkungan yang panas. mempertahan- menjaga volume plasma. berkaitan dengan osmolaritas plasma.
kan volume plasma menjadi hal yang Studi-studi umumnya memperlihat- Jika kehilangan cairan tidak diganti
sangat penting bagi homeostasis. kan bahwa olahraga dalam keadaan secara adekuat maka osmolaritas
Olahraga dalam cuaca panas panas merangsang pengeluaran plasma meningkat. Ketika mendeteksi
menyebabkan pengeluaran cairan vasopresin, yang menyebabkan kondisi hipertonik ini, osmoreseptor
dalam jumlah besar melalui keringat. penurunan pengeluaran cairan melalui hipotalamus mendorong peningkatan
Secara bersamaan, dibutuhkan urin. Dalam satu penelitian yang sekresi vasopresin dari hipofisis
pengalihan darah ke kulit agar terjadi dilakukan selama suatu gerak jalan 9 posterior. Namun, sebagian peneliti
pendinginan dan peningkatan aliran km di bawah cuaca panas, curah urin percaya bahwa peningkatan
darah ke otot-otot yang aktif. Untuk rerata peserta turun menjadi 134 ml pengeluaran vasopresin disebabkan
mempertahankan curah jantung, aliran (curah urin normal selama periode oleh faktor lain, misalnya perubahan
balik vena juga harus memadai. Sistem waktu yang sama harusnya dua kali tekanan darah atau aliran darah ginjal.
neurosekretorik hipotalamus-h ipof isis lipat dari jumlah tersebut), sementara Apapun mekanismenya, pelepasan
posterior berespons terhadap berbagai pengeluaran keringat rerata adalah 4 vasopresin adalah suatu respons
kebutuhan cairan yang saling ber- liter. Hidrasi berlebihan sebelum fisiologik penting terhadap olahraga
tentangan ini dengan mengeluarkan olahraga tampaknya menurunkan dalam cuaca panas.
vasopresin (penghemat air), intensitas respons ini, mengisyaratkan
estrogen dan progesteron, oleh ovarium. Pada pria hor- pola regulasi umum. Dua faktor rerpenring yang mengatur
mon ini merangsang sel interstisium Leydig di testis sekresi hormon hipofisis anterior adalah (1) hormon hipo-
untuk mengeluarkan hormon seks pria, testosteron, se- talamus dan (2) umpan balik oleh hormon kelenjar sasaran.
hingga hormon ini memiliki nama alternatlf interstitial Karena mengeluarkan hormon-hormon yang mengon-
c e ll-stimulating b ormo ne (ICSH). trol sekresi berbagai hormon lain maka hipofisis anterior
6. Prolaktin (PRL) meningkatkan perkembangan payu- sejak lama dijuluki sebagai "mAster ghnt' yang sebenarnya
dara dan produksi susu padawanita. Fungsiya pada pria kurang tepat. Para ilmuwan kini mengetahui bahwa pele-
belum jelas, meskipun bukti menunjukkan bahwa hor- pasan setiap hormon hipofisis anterior umumnya dikontrol
mon ini mungkin merangsang produksi reseptor LH di oleh hormon lain yang diproduksi oleh hipotalamus. Sekresi
testis. Selain itu, studi-studi terakhir mengisyaratkan neurohormon regulatorik ini, sebaliknya, dikontrol oleh ber-
bahwa prolaktin mungkin meningkatkan sistem imun bagai sinyal saraf dan hormon ke sel neurosekretorik hipo-
dan menunjang pembentukan pembuluh darah baru di talamus.
tingkat jaringan pada kedua jenis kelamin-kedua efek
ini sama sekali tidak berkaitan dengan perannya dalam
PERAN RELEASING DAN INHIBMNG HORMONE
fisiologi reproduksi.
HIPOTALAMUS
TSH, ACTH, FSH, dan LH adalah hormon ropik, ka-
Sekresi setiap hormon hipofisis anrerior dirangsang atau
rena masing-masing mengatur sekresi kelenjar endokrin spesifik
dihambat oleh satu atau lebih dari tujuh hormon hipo-
lain. FSH dan LH secara kolektifdisebut sebagai gonadotropin
ffsiotropikhipotalamus (tropik arinya"merawat"). Hormon-
karena mengontrol seftresi hormon-hormon seks oleh gonad
hormon peptida kecil ini tercanrum di Thbel 18-3. Hormon-
(ovarium dan testis). Karena hormon pertumbuhan menghasil-
hormon ini diberi nama releasing honnone atau inhibiting
kan efek merangsang pertumbuhannya sequa tak langsung
Itortnone, bergantung pada kerjanya. Efek primer hormon
dengan merangsang pelepasan hormon-hormon hati, somato-
terlihat dari nama yang disandangnya. Sebagai contoh, tby-
medin, maka. hormon ini juga kadang digolongkan sebagai
rotropin-releasing hormone (TRH) merangsang pengeluar-
hormon tropik. Di antara hormon-hormon hipofisis anterior,
an TSH (alias tirotopin) dari hipofisis anterior, semenrara
prolaktin adalah satu-satunya yang tidak merangsang sekresi
prokctin-inhibiting hortnone (PIH) menghambat penge-
hormon lain. Di antara hormon-hormon tropik, FSH, LH, dan
luaran prolaktin dari hipofisis anrerior. Perhatikan bahwa
hormon pertumbuhan berefek pada sel sasaran non-endokrin
umumnya hormon hipofisiotropik terlibat dalam rantai ko-
selain merangsang seftresi hormon lain.
mando hierarki tiga hormon (Gambar 18-8): hormon hipo-
fisiotropik hipotalamus (hormon 1) mengontrol pengeluaran
I Releasing dan inhibiting hormone hipotalamus hormon tropik hipofisis anterior (hormon 2). Hormon tropik
membantu mengatur sekresi hormon hipofisis ini, selanjutnya, mengatur sekresi hormon kelenjar endokrin
sasaran (hormon 3), yang menimbulkan efek fisiologik akhir.
anterior.
Meskipun para ahli endokrinologi semula berspekulasi
Tidak satupun hormon hipofisis anterior dikeluarkan dengan bahwa terdapat satu hormon hipofisiotropik untuk setiap
kecepatan tetap. Meskipun masing-masing hormon ini me- hormon hipofisis anterior, namun kini diketahui bahwa
miliki sistem kontrol rersendiri namun terdapat beberapa banyak hormon hipotalamus memiliki lebih dari satu efek,
736 Bab 18
Hipotalamus
Kelenjar
tiroid
Laju metabolik
Pertumbuhan
Gambar 18-7
Fungsi hormon hipofisis anterior. Lima jenis sel endokrin menghasilkan enam hormon hipofisis anterior-TSH, ACTH, hormon
pertumbuhan, LH, dan FSH (dihasilkan oleh tipe sel yang sama), dan prolaktin-yang memiliki beragam efek di seluruh tubuh.
738 Bab 18
ini berawal di dasar hipotalamus
sistem endokrin. Sistem oksitosin. Hormon disintesis di badan sel dan kemudian
dengan sekelompok kapiler yang menyatu membentuk diangkut ke ujung akson. Hormon disimpan di sini sampai
pembuluh-pembuluh porta halus, yang mengalir turun dilepaskan ke kapiler sekitar oleh rangsangan yang sesuai.
melalui tangkai penghubung ke dalam hipofisis anterior. Perbedaan utama adalah bahwa hormon hipofisiotropik
Di sini pembuluh-pembuluh porta bercabang-cabang dibebaskan ke daiam pembuluh porta, yang menyalurkannya
untuk membentuk sebagian besar dari kapiler hipofisis ke hipofisis anterior rempar hormon tersebut mengontrol
anterior, yang kemudian mengalirkan darahnya ke dalam pelepasan hormon-hormon hipofisis anrerior ke dalam sir-
sistem vena sistemik (Gambar 18-9). kulasi umum. Sebaliknya, hormon hipotalamus yang di-
Akibatnya, hampir semua darah yang mengalir ke hipo- simpan di hipoftsis posterior, melepaskan dirinya sendiri ke
fisis anterior mula-mula harus melewati hipotalamus. Karena dalam sirkulasi umum.
pertukaran bahan antara darah dan jaringan sekitar hanya
dapat terjadi melalui kapiler maka sistem porta hipotaiamus-
KONTROL RELEASING DAN HORMONE
hipoftsis menjadi rute di mana releasing dan inhibiting
HIPOTALAMUS 'ruHB'NNG
hormone dapat diambil dari hipotalamus dan disalurkan se-
cara langsung dan segera ke hipofisis anterior dengan kon- Apa yang mengatur pengeluaran hormon hipofisiotropik?
sentrasi relatif tinggi, sama sekali tanpa melewati sirkulasi Seperti neuron lain, neuron-neuron yang mengeluarkan
umum. Jika sistem porta tidak ada maka hormon-hormon hormon-hormon regulatorik ini menerima banyak masuk-
hipofisiotropik yang diambil di hipotalamus akan dikem- an informasi (baik dari saraf maupun hormon dan baik
balikan ke jantung oleh sistem vena sistemik. Dari sini, eksitatorik maupun inihibitorik) yang harus diintegrasi-
hormon-hormon tersebut akan mengalir ke paru dan kem- kan. Saat ini sedang dilakukan studi-studi untuk meng-
bali ke jantung melalui sirkulasi paru, dan akhirnya masuk ungkapkan sinyal saraf dari berbagai bagian otak ke
ke sistem arteri sistemik untuk disalurkan ke seluruh tubuh, neuron-neuron sekretorik hipofisiotropik. Sebagian dari
termasuk hipofisis anterior. Proses ini tidak saja memerlukan sinyal ini membawa informasi renrang berbagai kondisi
waktu lebih lama tetapi konsentrasi hormon hipofisiotropik lingkungan. Salah satu contoh adalah peningkatan men-
juga akan jauh lebih rendah akibat pengenceran oleh volume colok sekresi corticonopin releasing hormone (CF.H) sebagai
darah yang sangat besar yang mengalir melalui rute sirkulasi respons terhadap stres (Gambar 18-8). Juga terdapat
lazim ini. banyak hubungan saraf antara hipotalamus dan bagian-
Akson neuron-nelrron neurosekretorik yang menghasil- bagian otak yang berkaitan dengan emosi (sistem limbik;
kan hormon-hormon regulatorik hipotalamus berakhir di lihat h. 167). Karena itu, emosi sangat mempengaruhi
kapiler di pangkal sistem porta. Neuron-neuron hipotalamus sekresi hormon-hormon hipofisiotropik. Gangguan haid
ini mengeluarkan hormonnya dengan carayangsama seperti yang kadang dialami oleh wanita dengan gangguan emosi
neuron hipotalamus yang menghasilkan vasopresin dan adalah manifestasi umum hubungan ini.
Gambar 18-9
Hubungan vakular antar.a hipotalamus dan hipofisis anterior.
740 Bab 18
berkepanjangan. Kortisol memiliki beberapa efek antiper-
tumbuhan yang kuat, misalnya mendorong pemecahan pro- I Hormon pertumbuhan esensial bagi
tein, menghambat pertumbuhan tulang panjang, dan meng- pertumbuhan, tetapi juga memiliki efek metabolik
hambat sekresi GH. Meskipun anak yang sakit atau yang tidak berkaitan dengan pertumbuhan.
mengalami stres tidak tumbuh dengan baik namun jika ke-
adaan yang mendasari tersebut dikoreksi sebelum ukuran
GH adalah hormon yang paling banyak dihasilkan oleh
hipofisis anterior, bahkan pada orang dewasa yang perrum-
dewasa tercapai maka mereka dapat dengan cepat mengejar
buhannya telah berhenti, meskipun sekresi GH biasanya
kurva pertumbuhan normalnya melalui lonjakan pertum-
buhan.
mulai berkurang setelah usia pertengahan. Sekresi berke-
I Kadar normal hormon-hormon yang mempengaruhi per-
lanjutan GH kadar tinggi setelah masa perrumbuhan me-
nunjukkan bahwa hormon ini memiliki pengaruh penting
' tumbuhan Selain GH yang mutlak dibutuhkan, hormon lain
lain di luar efek pada pertumbuhan. Selaln mendorong per-
termasuk hormon tiroid, insulin, dan hormon seks, berperan
tumbuhan, GH memiliki efek metabolik penting dan me-
sekunder dalam mendorong pertumbuhan.
ningkatkan sistem imun. Kita akan secara singkat rrrengurai-
Laju pertumbuhan tidaklah kontinyrr, demikian juga kan efek metabolik GH sebelum mengalihkan perhatian ke
faktor-faktor yang mendorong pertumbuhan tidaklah sama efeknya dalam mendorong pertumbuhan.
selama periode pertumbuhan. Pertumbuhan janin re.rurama
didorong oleh hormon-hormon tertentu dari plasenta (organ EFEK METABOLIK GH YANG TIDAK BERKAITAN
pertukaran antara sistem sirkulasi janin dan ibu yang meng- DENGAN PERTUMBUHAN
hasilkan hormon; lihat h. 851), dengan ukuran saat lahir ter-
GH meningkatkan kadar asam lemak dalam darah dengan
utama ditentukan oleh faktor genetik dan lingkungan. GH
meningkatkan penguraian lemak trigliserida yang tersimpan
tidak berperan dalam perkembangan janin. Setelah lahir, GH
di jaringan adiposa, dan hormon ini meningkatkan kadar
dan faktor hormon nonplasenta lain mulai berperan penting
glukosa darah dengan mengurangi penyerapan glukosa oleh
dalam mengatur pertumbuhan. Faktor genetik dan nutrisi
otot. Otot menggunakan asam-asam lemak di atas dan bukan
juga berpengaruh besar pada periode pertumbuhan ini.
glukosa sebagai bahan bakar metabolik. Karena itu, efek
Anak memperlihatkan dua periode pertumbuhan pesat
metabolik keseluruhan GH adalah memobilisasi simpanan
- lonjahan pertumbuhan pascalahir selama dua tahun pertama lemak sebagai sumber energi utama sembari menghemat glu-
kehidupan dan lonjakan pertumbuhdn ?ubertas selama remaja
kosa untuk jaringan dependen glukosa misalnya otak. Otak
(Gambar 18-10). Dari usia 2 tahun sampai pu\ertas, laju
hanya dapat menggunakan glukosa sebagai bahan bakar
pertumbuhan linier secara progresif menurun' meskipun
metaboliknya, namun jaringan saraf sama sekali tidak dapat
anak tetap tumbuh. Sebelum pubertas tidak banyak per-
menyimpan glikogen (glukosa simpanan). Pola metabolik ini
bedaan tinggi atau berat antara kedua jenis kelamin. Selama
sesuai untuk mempertahankan tubuh selama masa puasa
pubertas, terjadi akselerasi mencolok pertumbuhan linier
yang lama atau situasi di mana kebutuhan energi tubuh me-
karena tulang-tulang panjang memanjang. Pubertas dimulai
lebihi simpanan glukosa yang tersedia.
pada usia sekitar 11 tahun pada anak perempuan dan 13
tahun pada anak laki-laki dan berlangsung beberapa tahun
pada kedua jenis kelamin. Mekanisme yang bertanggung EFEK GH DALAM MENDORONG PERTUMBUHAN
jawab untuk lonjakan pertumbuhan masa pubertas belum JARINGAN LUNAK
sepenuhnya diketahui. Tampaknya faktor genetik dan ling- Saat jaringan peka terhadap efek pendorong pertumbuhan-
kungan berperan. Beberapa bukti menunjukkan bahwa se- nya, CH merangsang jaringan lunak dan tulang. GH men-
kresi GH rneningkat selama pubertas dan karenanya mung-
kin berperan dalam akselerasi pertumbuhan selama waktu
ini. Selain itu, androgen (hormon seks "pria'), yang sekresi- 100
Lonjakan
nya meningkat drastis saat pubertas, juga berperan menye-
o pertumbuhan
babkan lonjakan pertumbuhan pubertas dengan mendorong 9Bo
c
masa pubertas
sintesis protein dan pertumbuhan tulang. Androgen poten
dari testis pria, testosteron, sangat penting dalam mendorong
c
f
(E
\
n
peningkatan tajam tinggi badan pada anak lakilaki; semen- FOU Lonjakan
E= pertumbuhan
tara androgen adrenal yang kurang poten dari kelenjar adre- o
o-
nal, yang juga meningkat sekresinya selama masa remaja, or
a
40
(s
kemungkinan besar penting dalam lonjakan pertumbuhan c
o
pubertas pada anak perempuan. Meskipun sekresi estrogen 9.
q)
20
oleh ovarium juga dimulai selama pubertas namun belum 0_
jelas apa peran hormon seks "wanita' ini pada lonjakan per-
0
tumbuhan masa pubertas pada anak perempuan. Testosteron Lahi2 4 6 B 10 12 14 16 18 20
dan estrogen akhirnya bekerja pada tulang untuk menghenti- Usia (tahun)
kan pertumbuhannya iebih lanjut sehingga tinggi dewasa Garnbar 18-10
penuh tercapai pada akhir masa remaja. Kurva pertumbuhan normal.
742 Bab 18
Tulang
rawan
sendi
Tulang epifisis
Lempeng epifisis
Tulang rawan
Tulang rawan yang
ffi.ffi mengalami kalsifikasi
I I rurang
Tulang epifisis
Tulang
epifisis
- I Kondrosit
I mengalami
pembelahan sel
.,J
Menyebabkan penebalan
.9.
o lempeng epifisis
ir .:[.i:
'a
o Kondrosit tua
o membesar
o
o
E Kalsifikasi matriks
o
J ekstrasel (kondrosit
yang terperangkap mati)
Kondrosit yang mati
dibersihkan oleh osteoklas
.9
o Osteoblas mengalir naik dari
.E diafisis dan mengendapkan
o tulang di atas sisa tulang rawan
yang hancur
(b)
Gambar 18-1 1
Anatomi dan pertumbuhan tulang panjang. (a) Anatomi tulang panjang. (b) Dua potongan lempeng epifisis yang sama pada
waktu berbeda, menggambarkan pemanjangan tulang panjang.
karena keadaan "terpenjara" tersebut mencegahnya meletak- di bawah pengaruh hormon seks lempeng ini mengalami
kan tulang baru. Namun, sel ini berperan dalam pertukaran penulangan sempurna, atau "menurup", sehingga tulang ti-
kalsium antara tulang dan darah. Pertukaran ini berada di dak lagi dapat memanjang meskipun terdapat GH. Karena
bawah kontrol hormon paratiroid (dibahas di bab berikut- itu, setelah lempeng tertutup, yang bersangkutan tidak lagi
nya), bukan GH. bertambah tinggi.
744 Bab 18
Olah raga, stres, f Asam amino darah,
J glukosa darah I asam lemak darah
Hipofisis anterior
J penguraian lemak
Somatomedin ( 1 asam lemak darah)
J penyerapan glukosa
oleh otot
,|glukosa
( darah)
Efek mendorong pertumbuhan:
f pembelahan sel
J sintesis protein
( J asam amino darah)
J pertumbuhan tulang
.Faktor-faktor ini meningkatkan sekresi hormon pertumbuhan, tetapi belum jelas apakah
faktor-faktor tersebut melakukannya dengan merangsang GHRH atau menghambat GHIH,
atau keduanya.
Faktor-faktor ini menghambat sekresi hormon pertumbuhan melalui mekanisme
Gambar 18-12 umpan balik negatif, tetapi belum jelas apakah mereka melakukannya dengan
Kontrol sekresi hormon pertumbuhan. merangsang GHIH atau menghambat GHRH atau menghambat hipofisis anterior itu sendiri
Peningkatan asam amino darah setelah diet tinggi pro- amino, dan asam lemak dalam darah. Belum diketahui ada-
tein juga meningkatkan sekresi GH. Selanjutnya, GH men- nya sinyal terkait pertumbuhan yang mempengaruhi sekresi
dorong pemakaian asam-asam amino ini untuk membentuk GH. Isu keseluruhan tenrang apa yang sebenarnya mengon-
protein. GH juga dirangsang oleh penurunan asam lemak trol pertumbuhan diperumit oleh kenyataan bahwa kadar
darah. Karena GH memobilisasi lemak maka regulasi se- GH selama masa anak dini, saat terjadi pertumbuhan linier
macam ini membantu mempertahankan kadar asam lemak yang cepat, serupa dengan kadar pada orang dewasa. Seperti
darah cukup konstan. telah disebutkan sebelumnya, kontrol aktivitas IGF-I yang
Perhatikan bahwa sinyal-sinyal regulatorik untuk sekresi belum dipahami sepenuhnya mungkin penting dalam hal
GH ditujukan untuk menyesuaikan kadar glukosa, asam ini. Pertanyaan terkait lain adalah mengapa jaringan dewasa
746 Bab 18
Konsep, Tantangan, dan Kontroversi
Pertumbuhan dan Masa Muda dalam Tabung?
Tidak seperti hormon umumnya, Beberapa penelitian pada awal tumbuh normal yang ingin memiliki
struktur dan aktivitas hormon pertum- tahun 1 990-an mengisyaratkan bahwa tubuh lebih tinggi. Obat ini sudah
buhan berbeda-beda di antara spesies. sebagian dari konsekuensi penuaan ini digunakan secara ilegal oleh sebagian
Akibatnya, hormon pertumbuhan (GH) dapat dilawan melalui pemakaian GH atlet dan binaragawan. Selain itu,
dari sumber hewan tidak efektif untuk sintetik pada orang berusia lebih dari suatu studi mendapatkan bahwa hanya
mengobati defisiensi GH pada manusia. 60 tahun. Pria Ianjut usia yang diterapi 4 dari 10 anak yang mendapat terapi
Dahulu, satu-satunya sumber GH dengan suplemen GH memperlihatkan GH secara sah di bawah pengawasan
manusia adalah kelenjar hipofisis dari peningkatan massa otot, penurunan medis benar-benar mengalami
kadaver manusia. Jumlah ini tidak jaringan lemak, dan penebalan kulit. defisiensi GH. Yang lain menerima
pernah memadai, dan akhirnya produk Dalam studi-studi serupa pada wanita pengobatan karena orang tua, dokter;
ini dikeluarkan dari pasar oleh Food lanjut usia, terapi suplemen GH tidak dan anak yang terpengaruh oleh
and Drug Administration (FDA) karena meningkatkan massa otot secara faktor budaya yang lebih menyukai
kekhawatiran akan kontaminasi virus. signifikan tetapi mengurangi massa tubuh tinggi daripada karena faktor
Namun, akhir-akhir ini tersedia teknik lemak dan mengurangi kerapuhan medis.
rekayasa genetik yang menyebabkan tu lang.
pasokan GH menjadi tidak terbatas. Meskipun hasil-hasil awal ini Pemakaian obat ini pada anak
Gen yang mengarahkan sintesis GH menggembirakan namun studi-studi dengan kadar GH normal dapat
pada manusia dapat dimasukkan ke lebih lanjut memberi hasil yang kurang menimbulkan masalah, karena GH
dalam bakteri, mengi.rbah bakteri memuaskan. Sebagai contoh, meskipun sintetik adalah suatu produk seperti
tersebut menjadi "pabrik" yang massa tubuh nonlemak bertambah
pisau bermata dua. Meskipun mendo-
memproduksi GH manusia. namun banyak orang yang diterapi rong pertumbuhan dan massa otot
Meskipun sekarang tersedia GH tidak memperlihatkan peningkatan namun obat ini juga memiliki efek
dalam jumlah memadai melalui kekuatan otot atau kemampuan olah negatif, misalnya efek samping yang
rekayasa genetik, masalah baru bagi raga. Juga, jika suplemen GH diberikan berpotensi merugikan. Selain itu,
dunia kedokteran adalah menentukan dalam jangka panjang maka terdapat sebuah penelitian terbaru di lnggris
kondisi-kondisi apa yang layak diterapi efek samping merugikan, termasuk mengungkapkan bahwa terapi
dengan GH sintetik. Saat ini FDA telah peningkatan kemungkinan diabetes, suplemen GH pada anak yang tidak
menyetujui terapi hanya untuk batu ginjal, tekanan darah tinggi, nyeri kekurangan hormon ini menyebabkan
pemakaian berikut: ('l) untuk anak kepala, nyeri sendi, dan sindrom redistribusi protein dan lemak tubuh.
dengan defisiensi GH, (2) untuk orang terowongan karpa l. (Sindrom Para peneliti membandingkan dua
dewasa dengan tumor hipofisis atau te rowong a n karpal adalah peneba lan
kelompok anak sehat berusia enam
penyakit lain yang menyebabkan dan penyempitan saluran di perge- sampai delapan tahun yang tubuhnya
defisiensi berat GH, dan (3) untuk langan tangan tempat lewatnya saraf paling pendek di antara teman
pasien AIDS yang menderita lisut otot yang menuju ke otot-otot tangan; seusianya. Satu kelompok terdiri dari
berat. Meskipun belum disetujui oleh karpal artinya "pergelangan tangan"). anak yang menerima GH dan kelom-
FDA untuk pemakaian ini, terapi GH Selain itu, GH sintetik mahal (1 5.000 pok lain adalah anak yang tidak
juga digunakan secara luas untuk US$ sampai 20.000US$ per tahun) serta mendapat terapi. Pada akhir bulan
mempercepat penyembuhan kulit pada harus disuntikkan secara teratur. keenam, anak yang mendapat hormon
pasien luka bakar Iuas. Sebagian ilmuwan juga khawatir sintetik tumbuh lebih cepat daripada
Kelompok lain yang mungkin pemberian terus-menerus GH sintetik kelompok yang tidak diterapi lebih
memperoleh manfaat dari terapi sulih dapat meningkatkan risiko kanker dari 1,5 inci per tahun. Namun, anak
GH adalah orang berusia lanjut. Sekresi dengan mendorong proliferasi sel yang yang tidak diterapi mengalami
GH biasanya memuncak pada usia tak terkendali. Karena itu, banyak penambahan otot dan lemak selagi
20-an, kemudian pada banyak orang peneliti tidak lagi memandang GH tumbuh sementara anak yang diterapi
sekresi tersebut mulai merosot setelah sintetik sebagai calon "mata air awet menjadi sangat berotot dan kehilang-
usia 40-an. Penurunan ini mungkin an lebih dari-160/o lemak tubuh
muda" . Mereka malah berharap untuk
menjadi penyebab dari beberapa mereka. Hilangnya lemak tampak jelas
memakainya secara lebih terbatas
tanda khas penuaan: di wajah dan tungkai mereka sehingga
untuk memperkuat otot dan tulang
mereka tampak lebih "garang". Masih
I Berkurangnya massa otot (GH pada banyak orang berusia lanjut yang
belum jelas apa efek jangka panjang-
mendorong sintesis protein, mengalami defisiensi GH, untuk
baik yang merugikan atau
termasuk protein otot) mengurangi insidens patah tulang menguntungkan-yang ditimbulkan
I Meningkatnya pengendapan lemak akibat jatuh yang sering menyebabkan oleh perubahan drastis komposisi
(GH mendorong tubuh menjadi hendaya dan lenyapnya independensi. tubuh ini. Para ilmuwan juga
langsing dengan memobilisasi The National lnstitute of Aging saat ini menyatakan kekhawatiran bahwa
simpanan lemak untuk digunakan mensponsori serangkaian penelitian perubahan fisik yang nyata terlihat ini
sebagai sumber energi) skala nasional tentang terapi GH pada mungkin disertai oleh kelainan organ
I Berkurangnya densitas tulang (GH orang lanjut usia untuk membantu dan sel yang lebih samar. Karena itu,
mendorong aktivitas sel pembentuk memilah berbagai kemungkinan perdebatan tentang apakah GH dapat
tulang) manfaat legal suplemen hormon ini. diberikan pada anak normal tetapi
I Kulit menipis dan kendur (GH Dilema etisnya adalah apakah obat bertubuh pendek kemungkinan akan
mendorong proliferasi sel kulit) ini dapat digunakan oleh orang yang berlanjut sampai penelitian lebih lanjut
kadar GHnya normal tetapi mengingin- memperlihatkan bahwa obat ini aman
(Namun, inaktivitas juga dipercayai
kan efek GH yang mendorong dan sesuai.
berperan besar dalam penurunan pertumbuhan untuk alasan kosmetik
massa otot, densitas tulang, dan
atau atletik, misalnya remaja yang
kekuatan terkait usia).
o
o
E
o
o
;
t
@
G
c
I
=oc
o
o
Gambar 18-14
Perkembangan progresif akromegali. Dalam serangkaian foto dari masa anak sampai sekarang, perhatikan bagaimana tulang
alis, pipi, dan rahang pasien menjadi semakin menonjol akibat penebalan terus-menerus tulang dan kulit karena sekresi
berlebihan GH.
saraf tepi karena saraf terjepit oleh jaringan ikat atau tulang gantung pada keberadaan GH. Androgen hampir sama sekali
yang rumbuh berlebihan. tidak berefek pada pertumbuhan tubuh jika tidak terdapat
GH, tetapi keberadaan GH akan secara sinergistis mening-
katkan pertumbuhan linier. Meskipun merangsang perrum-
I Hormon lain di luar hormon pertumbuhan juga buhan namun androgen akhirnya menghentikan perrum-
penting untuk pertumbuhan normal. buhan lebih lanjut karena menyebabkan penurupan lempeng
epi6sis.
Beberapa hormon lain selain GH ikut berkontribusi melalui I Estrogen, seperti androgen, akhirnya menghentikan per-
cara-cara tertentu pada pertumbuhan keseluruhan: tumbuhan linier dengan merangsang perubahan komplit
lempeng epifisis menjadi tulang. Namun, efek estrogen pada
I Hormon tiroid pentrng bagi pertumbuhan tetapi hor-
pertumbuhan sebelum pematangan tulang belum sepenuh-
mon ini sendiri tidak langsung bertanggung jawab men-
nya dipahami. Sebagian penelitian menyarankan bahwa
dorong pertumbuhan. Hormon ini memiliki peran permisif
estrogen dosis besar bahkan dapat menghambat pertumbuh-
pada pertumbuhan tulang; efek GH baru bermanifestasi se-
an tubuh dengan menghambat proliferasi kondrosir semen-
cara penuh jika terdapat hormon tiroid dalam jumlah me-
tara lempeng epifisis masih terbuka.
madai. Akibatnya, perrumbuhan anak dengan hipotiroid
akan terganggu tetapi hipersekresi hormon tiroid tidak me- Beberapa faktor ikut berperan menyebabkan adanya per-
nyebabkan pertumbuhan yang berlebihan. bedaan tinggi antara pria dan wanita. Pertama, karena pubertas
I Insulin adalah promotor pertumbuhan yang penring. terjadi lebih dini sekitar dua tahun pada anak perempuan
Defisiensi insulin sering menghambat pertumbuhan, dan daripada anak lakilaki, maka secara rerata anak lakilaki me-
hiperinsulinisme sering memicu pertumbuhan berlebihan. miliki dua tahun masa pertumbuhan prapubertas lebih lama
Karena insulin mendorong sintesis protein maka efeknya daripada anak perempuan. Akibatnya, anak laki-laki biasanya
dalam meningkatkan pertumbuhan seyogianya tidak menge- lebih tinggi beberapa senrimerer daripada anak perempuan
jutkan. Namun, efek ini juga dapat timbul dari mekanisme pada awal lonjakan pertumbuhan. Kedua, seperti telah di-
di luar efek langsung insulin pada sintesis protein. Insuiin sebutkan, anak lakilaki mengalami lonjakan pertumbuhan
secara struktural mirip dengan somatomedin dan mungkin yang diinduksi androgen lebih besar daripada anak perempuan
berinteraksi dengan reseptor somatomedin (IGF-I), yang sebelum steroid gonadnya menghentikan pertumbuhan tulang
sangat mirip dengan resepror insulin. panjang hal ini menyebabkan pria umumnya lebih tinggi
I Androgen, yang dipercayai berperan penting dalam daripada wanita. Ketiga, peningkatan esrrogen pada masa pu-
lonjakan pertumbuhan masa pubertas, secara kuat merang, bertas dapat mengurangi lonjakan pertumbuhan pada anak
sang sintesis protein di banyak organ. Androgen merangsang perempuan. Keempat, bukti terkini menunjukkan bahwa
pertumbuhan linier, meningkatkan berat, dan menambah androgen "mencerak" otak anak lakilaki selama perkembang-
massa otot. Androgen paling poten, restosreron tesris, me- an, menghasilkan pola sekresi GH yang "maskulin' yang di-
nyebabkan pria membentuk otot yang lebih besar daripada tandai oleh kadar puncak yang lebih tinggi sehingga diper-
wanita. Efek androgen dalam mendorong pertumbuhan ber- kirakan berperan menyebabkan pria lebih tinggi.
748 Bab 18
. Selain hormon-hormon yang menimbulkan efek per- perlahan menurun karena mengalami penguraian di dalam
tumbuhan tubuh secara keseluruhan, terdapat sejrmlah fak- nukleus sehingga pengaruh inhibitoriknya pada perangkat
tor perrumbuhan peprida yang belum sepenuhnya diketahui genetik protein jam berkurang. Karena tidak lagi diham-
yang merangsang aktivitas mitotik jaringan rertenru (misal- bat maka gen-gen ini kembali aktif untuk memproduksi
nya, faktor pertumbuhan epidermis). protein jam dan siklus kembali berulang. Masing-masing
Kini kita mengalihkan perhatian kepada kelenjar endo- siklus berlangsung selama satu hari. Kadar protein-protein
krin sentrai lainnya- kelenjar pineal. jam yang berfluktuasi menyebabkan perubahan sikiik
sinyal keluar dari SCN, yang pada gilirannya menyebab-
kan perubahan siklik organ-organ efektor sepanjang hari.
KETENJAR PINEAL DAN IRATUA Salah satu contoh adalah variasi diurnal sekresi kortisol
(lihat Gambar 18-4, h.726). Karena itu, irama sirkadian
SIRKADIAN berkaitan dengan fluktuasi protein jam, yang mengguna-
Kelenjar pineal, sebuah struktur kecil berbentuk kerucut kan lengkung umpan balik untuk mengontrol prJuksi-
pohon cemara yang terletak di tengah otak (lihat Gambar nya sendiri. Dengan cara ini, penentuan waktu internal
5-7b,h. 157, dan Gambar 18-1, h. 726), mengeluarkan hor- adalah mekanisme otomatis yang inheren dalam susunan
mon melatonin. (Jangan mengacaukan melatonin dengan genetik neuron-neuron SCN.
pigmen yang menggelapkan kulit, melanin). Meskipun mela-
tonin telah ditemukan pada tahun 1959 namun para peneliti SINKRONISASI JAM BIOLOGIS DENGAN SINYAL
baru berhasil mengungkapkan berbagai fungsinya akhir- LINGKUNGAN
akhir ini. Salah satu peran melatonin yang telah diterima Tanpa pengaruh dari luar, jam biologis ini umumnya me-
secara luas adalahmembantu menjaga irama sirkadian tubuh lakukan siklus sedikit lebih lambat daripada siklus ling-
sesuai siklus terang-gelap. Kita pertama-tama akan mem-
kungan yang24 jam. SCN membentuk siklus yang rerata
bahas tentang irama sirkadian secara umum sebelum melihat
berlangsung .ekit", 25 jam. Siklus ini konsisten untuk
peran melatonin dalam aspek ini dan membahas fungsi lain
orang yang bersangkutan tetapi agak bervariasi di antara
hormon ini.
orang. Jika jam induk/utama ini tidak se cara rerus-menerus
mengikuti dunia luar maka irama sirkadian tubuh akan
secara progresif keluar dari sinkronisasi dengan siklus
I Nukleus suprakiasmatikus adalah jam biologis terang (periode aktivitas) dan gelap (periode istirahat).
utama. Karena itu, SCN harus disetel ulang setiap hari oleh
Laju sekresi hormon bukan satu-satunya faktor
petunjuk lingkungan sehingga irama biologis sinkron
di tubuh
dengan tingkat aktivitas yang dipengaruhi oleh lingkung-
yang berfluktuasi secara siklis dalam periode 24 jam. Manusia
memiliki jam biologis serupa untuk banyak fungsi tubuh
an sekitar. Efek tidak dipertahankannya relevansi jam
lain, berkisar dari ekspresi gen hingga proses fisiologik misal-
internal dengan lingkungan sangat dikenal oleh orang
yang mengalami jet lagketika irama inheren mereka tidak
nya regulasi suhu (lihat h. 710) hingga perilaku. Jam biologis
sama dengan sinyal eksternal. SCN bekerja sama dengan
induk yang berfungsi sebagai pemacu untuk irama sirkadian
kelenjar pineal dan produk hormonnya melatonin men-
tubuh adalah nukleus suprakiasmatikus (SCN). Nukleus
sinkronkan berbagai irama sirkadian dengan siklus siang-
ini terdiri dari sekelompok badan sel saraf di hipotalamus di
malam 24 jam. (Untuk pembahasan rentang masalah-
atas kiasma optik, titik di mana bagian dari serat saraf
masalah yang berkaitan dengan ketidaksinkronan dengan
masing-masing mata menyilang ke belahan otak yang ber-
sinyai lingkungan, lihat fitur penyerta dalam boks, Kon-
lawanan (supra artinya "di atas"; kiasma artinya 'persilangan")
sep, Tantangan, dan Kontroversi).
(lihat h. 225; Gambar 5-7b, h. 157; dan Gambar 18-5, h.
726). Lepas muatan spontan neuron-neuron SCN yang
berirama berperan besar dalam menentukan banyak irama
harian inheren tubuh. I Melatonin membantu menjaga irama sirkadian
tubuh sesuai dengan siklus terang-gelap.
PERAN PROTEIN JAM Perubahan intensitas sinar yang terjadi setiap hari merupa-
Para ilmuwan telah berhasil mengungkap mekanisme kan petunjuk lingkungan urama yang digunakan uniuk
molekular yang mendasari osilasi sirkadian SCN. Gen- menyesuaikan jam induk SCN. Fotoreseptor khusus di
gen spesifik di dalam neuron SCN yang aktif sendiri retina menangkap sinyal dan menyalurkannya langsung ke
memicu serangkaian proses yang menyebabkan terben- SCN. Fotoreseptor ini berbeda dari sel batang dan sel
tuknya protein jam di sitosol yang mengelilingi nukleus. kerucut yang digunakan untuk menerima atau memper-
Seiring dengan berjalannya hari, protein-protein jam ini sepsikan cahaya (lihat h. 224). Pan ilmuwan baru-baru ini
terus menumpuk, akhirnya mencapai jumlah kritis, saat menemukan bahwa melanopsin, suatu protein yang rer-
protein tersebut diangkut ke dalam nukleus. Di sini dapat di sel ganglion rerina khusus (lihat h. 221), adalah
protein-protein tersebut menghambat proses genetik yang reseptor untuk cahaya yang menjaga tubuh tetap sinkron
menyebabkan produksinya. Kadar protein jam secara dengan waktu eksternal. Sebagian besar sei ganglion retina
75O Bab 18
tidaknya cahaya dengan mengirim sinyalnya melalui traktus
retinohipotalamikus ke SCN. Jalur ini berbeda dari sistem PERSPEKTIF BAB lNl: FOKUS PADA
saraf yang menghasilkan persepsi visual. SCN menyampai-
kan pesan mengenai status pencahayaan ke kelenjar pineal.
HOMEOSTASIS
Ini adalah cara utama jam internal dikoordinasikan dengan Sistem endokrin adalah salah satu dari dua sistem regulatorik
wakrr 24 jam sehari. Melatonin adalah hormon kegelapan. utama tubuh; yang lainnya adalah sistem saraf. Melalui
Sekresi melatonin meningkat hingga 10 kali lipat selama hormon-hormonnya sebagai pembawa pesan yang bekerja
malam hari dan kemudian rurun ke kadar rendah selama lambat, sistem endokrin umumnya mengarur aktivitas yang
siang hari. Fluktuasi sekresi melatonin, selanjutnya mem- lebih memerlukan durasi dibanding kecepatan. Sebagian
bantu menyamakan irama biologis tubuh dengan sinyal besar dari aktivitas ini ditujukan untuk mempertahankan
siang-malam eksternal. homeostasis. Kontribusi spesifik organ endokrin sentral pada
Perkiraan peran melatonin selain mengatur jam biologis homeostasis adalah sebagai berikut:
rubuh, juga mencakup yang berikur:
I Unit hipotalamus-hipofisis anrerior mengeluarkan vaso-
I Meiatonin menginduksi tidur alami tanpa efek samping presin, yang bekerja pada ginjal selama pembentukan urin
yang menyertai obat sedatif hipnotik. untuk membanru mempertahankan keseimbangan H,O.
I Melatonin dipercayai menghambat hormon yang m- Kontrol keseimbangan HrO, selanjutnya penting bagi peme-
rangsang aktivitas reproduksi. Pubertas mungkin dipicu oleh liharaan osmolariras CES dan volume sel yang sesuai.
pen urunan sekresi melaroni n. I Hormon-hormon yang dikeluarkan oleh hipofisis ante-
I Dalam sebuah peran terkaitnya, pada sebagian spesies, rior umumnya tidak secara langsung berperan dalam homeo-
stasis. Sebagian besar hormon tersebut bersifat tropik; yaitu,
fluktuasi musiman sekresi meiatonin yang berkaitan
merangsang sekresi hormon lain.
dengan perubahan lama siang hari merupakan pemicu
pe nting perkembangbiakan, migrasi, dan hibernasi musim- I Namun, hormon pertumbuhan dari hipofisis anrerior,
selain memiliki efek mendorong pertumbuhan, juga memi-
liki efek metabolik yang membantu mempertahankan kon-
I terkait lainnya, melatonin digunakan dalam
Pada peran
sentrasi asam amino, glukosa, dan asam lemak dalam darah.
percobaan klinis untuk mengontrol kehamilan, karena pada
I Kelenjar pineal mengeluarkan melatonin, yang membantu
kadar tinggi hormon ini menghentikan ovulasi (pengeluaran
menyamakan irama sirkadian tubuh dengan siklus terang
sel telur). Kontrasepsi pria yang menggunakan melatonin (periode aktivitas) dan gelap (periode inaktivitas) lingkungan.
untuk menghentikan produksi sperma juga sedang dikem-
bangkan. Kelenjar endokrin perifer juga membantu mempertahankan
homeostasis melalui cara-caraberikut:
I Melatonin tampaknya merupakan antiolcidan yang
sangat efektif, suatu alat pertahanan terhadap radikal-radikal f Hormon membantu mempertahankan konsentrasi nu-
bebas yang merusak sistem biologis. Radikal bebas adalah trien di lingkungan internal dengan mengarahkan reaksi-
partikel yang kekurangan elektron dan tidak stabil serta reaksi kimia yang berperan dalam penyerapan, penyimpanan,
sangat reaktifdan destruktif. Radikal bebas diperkirakan ber- dan pengeluaran molekul-molekul ini oleh sel. Selain itu, laju
peran dalam beberapa penyakit kronik misalnya penyakit metabolisasi nutrien-nutrien ini umumnya dikontrol oleh
arteri koronaria (lihat h. 360) dan kanker serta dipercayai sistem endokrin.
berperan dalam proses penuaan. I Keseimbangan garam, yang penring untuk mcmper-
I Bukti mengisyaratkan bahwa melatonin dapat memper- tahankan volume CES dan tekanan darah arteri yang sesuai,
lambat proses penuaan, mungkin dengan membersihkan dicapai dengan penyesuaian reabsorpsi garam oleh ginjal
selama pembentukan urin di bawah kontrol hormon.
radikal bebas atau melalui cara lain.
I Demikian juga, hormon bekerja pada berbagai sel
I Melatonin tampaknya meningkatkan imunitas dan te-
sasaran untuk mempertahankan konsentrasi kalsium dan
lah dibuktikan melawan sebagian dari penyusutan timus,
elektrolit lain dalam plasma. Elektrolit-elektrolit ini, selanjut-
sumber limfosit T (lihat h. 459), yang berkaitan dengan usia,
nya, berperan kunci dalam aktivitas homeostatik. Sebagai
pada hewan percobaan.
contoh, pemeliharaan kadar kalsium dalam batas-batas yang
CATAIAN KLINIS. Karena melatonin diperkirakan sempit sangat penring bagi eksitabilitas otot dan saraf serta
memiliki banyak fungsi maka pemakaian suplemen mela- pembekuan darah, yaitu sebagian dari aktivitas untuk mem-
tonin untuk berbagai penyakit tampaknya sangat menjanji- pertahankan kehidupan.
kan. Namun, sebagian besar peneliti berhati-hati tenrang I Sistem endokrin memadukan berbagai proses penye-
rekomendasi suplemen melatonin sampai efektivitasnya se- suaian yang membantu tubuh mempertahankan homeostasis
bagai obat dibuktikan. Sementara itu, banyak orang beralih sebagai respons terhadap kondisi stres.
ke melatonin sebagai suplemen kesehatan; keamanan dan I Sistem endokrin dan saraf bekerja sama untuk mengon-
efektivitas pemakaian ini tidak diatur oleh Food and Drug trol sistem sirkulasi dan pencernaan, yang pada gilirannya
Administration. Dua pemakaian melatonin yang paling melaksanakan aktivitas-aktivitas homeostatik penting.
umum adalah untuk mencegah jet lag dan membantu Di luar homeostasis, hormon mengarahkan proses pertumbuh-
tidur. an dan mengontrol sebagian besar aspek sistem reprodulai.
hormon, oleh laju pengaktifannya atau tingkat peng- I Pertumbuhan tidak saja bergantung pada hormon per-
ikatannya ke protein plasma. (Lihatlah Gambar 18-2). tumbuhan dan hormon lain yang mempengaruhi per-
Disfungsi endokrin terjadi jika hormon dihasilkan terlalu tumbuhan misalnya hormon tiroid, insulin, dan hormon
seks tetapi juga pada faktor genetik, diet yang memada.i,
banyak atau terlalu sedikit atau ketika responsivitas sel sa-
saran terhadap hormon berkurang. (Lihatkh Tabel 18-1).
serta bebas dari stres atau penyakit kronik. Lonjakan
pertumbuhan pesat terjadi selama beberapa tahun per-
Hipotalamus dan Hipofisis (h. 731-7 40) tama kehidupan dan selama pubertas. (Lihatkh Gambar
I Kelenjar hipofisis terdiri dari dua lobus berbeda, hipofisis I 8-t 0).
posterior dan hipofisis anterior. (Lihatlah Gambar 18-5). I Hormon pertumbuhan (GH) terutama mendorong per-
I Hipotalamus, suatu bagian dari otak mengeluarkan sem- tumbuhan secara tak langsung dengan merangsang hati
bilan hormon peptida. Dua disimpan di hipofisis poste- memproduksi golongan somatomedin. Somatomedin
rior, dan tujuh diangkut oleh pembuluh darah khusus- utama, ata't insulin-like growth factor, adalah IGF-I, yang
sistem porta hipotalamus-hipofisis-ke hipofisis anterior, bekerja secara langsung pada tulang dan jaringan lunak
tempat hormon-hormon tersebut mengatur pengeluaran untuk menghasilkan sebagian besar dari efek mendorong
sejumlah hormon hipofisis anterior. (Lihatlah Gambar pertumbuhan. Jalur GH/IGF-I menyebabkan pertum-
18-6 dan 18-9). buhan melalui stimulasi sintesis protein, pembelahan sel,
I Hipofisis posterior pada hakikatnya adalah perluasan saraf serta pemanjangan dan penebalan tulang. (Lihatlah Gam-
hipotalamus. Dua hormon peptida kecil, vasopresin dan bar 18-11 dan I8-12).
oksitosin, disintesis di dalam badan sel neuron neuro- I Hormon pertumbuhan juga memiliki efek metabolik
sekretorik yang terletak di hipotalamus. Dari badan sel langsung yang tidak berkaitan dengan pertumbuhan,
tersebut hormon-hormon ini mengalir melalui akson un- misalnya konservasi karbohidrat dan mobilisasi simpanan
tuk disimpan di ujung saraf di dalam hipofisis posterior. lemak. (Lihatlah Gambar 18-12).
Hormon-hormon ini disekresikan secara independen dari I Sekresi hormon pertumbuhan oleh hipofisis anterior di-
hipofisis posterior ke daiam darah sebagai respons ter- atur secara umpan balik negatif oleh dua hormon hipo-
hadap potensial alai yang berasal dari hipotalamus. (Lihat' talamus, grouth hormone-releasing hormone dan growth
752 Bab 18
hormone-inhibiting hormona (somatostatin). (Lihatkh sirkadian tubuh harus disinkronkan atau disesuaikan
Gambar 18-12). untuk menyamai sinyal-sinyal lingkungan sehingga irama
I Kadar hormon pertumbuhan tidak terlalu berkaitan internal tetap sinkron dengan siklus terang-gelap ekster-
dengan periode pertumbuhan pesat. Sinyal utama untuk nal.
meningkatkan sekresi hormon pertumbuhan lebih ber- Di mata, fotoreseptor khusus yang berespons terhadap
kaitan dengan kebutuhan metabolik daripada pertum- cahaya tetapi tidak terlibat dalam penglihatan, mengirim
buhan, yaitu tidur lelap, olahraga, stres, gula darah ren- impuls ke SCN. Melalui SCN, sekresi hormon melatonin
dah, peningkatan asam amino darah, atau penurunan kelenjar pineal secara ritmis berfluktuasi seiring siklus
asam lemak danh. (Lihatlah Gambar 18-12). terang-gelap, berkurang pada siang hari dan meningkat
pada malam hari. Melatonin, selanjutnya, dipercayai
Kelenjar Pineal dan Irama Sirkadian (h. 749-751) mensinkronkan irama sirkadian alami tubuh, misalnya
I Nukleus suprakiasmatikus (SCN) adalah jam biologis variasi diurnal (siang-malam) sekresi hormon dan suhu
utama tubuh. Variasi konsentrasi protein jam yang ber- tubuh, dengan petunjuk eksternal misalnya siklus siang-
sifat siklis dan spontan di
dalam SCN menyebabkan malam.
perubahan siklis lepas muatan neuron dari daerah ini. Peran lain yang diperkirakan dilakukan oleh melatonin
Setiap siklus memerlukan waktu sekitar sehari dan men- adalah (1) mendorong tidur; (2) mempengaruhi aktivitas
jalankan irama sirkadian (harian) tubuh. reproduksi, termasuk dimulainya pubertas; (3) bekerja
I Irama inheren osilator endogen ini berlangsung sedikit sebagai antioksidan untuk menyingkirkan radikal bebas
lebih lama daripada 24 jam. Karena itu, setiap hari irama yang merugikan; dan (4) meningkatkan imunitas.
SOAL LATIHAN
Pertanyaan Obyektif (Jawaban di h. A-60) (a) kortisol
L Satu hormon dapat mempengaruhi lebih dari satu jenis (b) ACTH
sel sasaran. (Benar atau salah?) (c) CRH
2. Hiposekresi atau hipersekresi suatu hormon dapat ter- (1) ... dari hipotalamus merangsang sekresi (2) ... dari
jadi meskipun kelenjar endokrinnya sama sekali normal. hipofisis antreror. (3) . . .., selanjutnya, merangsang
(Benar atau salah?) sekresi (4) ... dari korteks adrenal. Melalui mekanisme
3. Satu kelenjar endokrin dapat mengeluarkan lebih dari umpan balik negatif, (5) ... menghambat sekresi (6) ...
satu hormon. (Benar atau salah?) dan lebih lanjut mengurangi sensitivitas hipofisis anterior
4. Satu sel sasaran dapat dipengaruhi oleh lebih dari satu terhadap (7)...
hormon. (Benar atau salah)
5. Sernua kelenjar endokrin hanya memiliki fungsi endo- Pertanyaan Esai
l<rin. (Benar atau salah?) 1. Sebutkan fungsi keseluruhan sistem endokrinl
6. ... di hipotalamus adalah jam biologis utama tubuh. 2. Bagaimana konsentrasi suatu hormon dalam plasma di-
atur secafa normal?
7. Pengurangan yang ditimbulkan sendiri jumlah reseptor
untuk hormon spesifik dikenal sebagai ...
3. Tirliskan hormon-hormon hipofisis posterior dan sebut-
kan secara singkat fungsi masing-masing!
8. Kadar hormon pertumbuhan di darah tidak lebih dnggi
4. Tuliskan hormon-hormon hipofisis anrerior dan sebut-
selama masa pertumbuhan anak dibandingkan masa
kan secara singkat fungsi masing-masing!
dewasa. (Benar atau salah?)
5. Bandingkan hubungan antara hipotalamus dan hipofisis
9. Suatu hormon yang fungsi utamanya mengatur kelenjar posterior dengan hubungan antara hipotalamus dan
endokrin lain diklasifikasikan secara fungsional sebagai hipofisis anterior. Jelaskan peran sistem porta hipotala-
hormon.... mus-hipofisis serta releasing dan inhibiting hormone
10. Aktivitas di dalam lapisan tulang rawan tulang yang di- hipotalamus!
kenal sebagai ... berpiran dalam pemanjangan tulang. 6. hormon pertumbuhan yang tidak berkait-
Jelaskan kerja
11. Tirnjukkan hubungan di antara berbagai hormon di an dengan pertumbuhan! Apa efek hormon pertumbuh-
sistem hipotalamusihipofisis anterior/korteks adrenal an untuk mendorong pertumbuhan? Apa peran somato-
dengan menggunakan kode jawaban berikut untuk medin (IGF)?
mengidentifikasi hormon y^ng termasuk ke dalam 7. Bahaslah kontrol sekresi hormon pertumbuhan!
^pa
setiap pertanyaan. 8. Apa sumber, fungsi, dan perangsang sekresi melatonin?
KASUS KLINIS
(Penjelasan di h. A-60) fisis. Penyakit ini diobati dengan pembedahan yang meng-
Pada usia 18 tahun dan dengan tinggi 8 kaki, Anthony O, angkat kelenjar hipofisisnya. Grapi sulih hormon apa yang
didiagnosis mengidap gigantisme akibat suatu tumor hipo- akan diperlukan oleh Anthony?
754 Bab 18
Sistem Endokrin
$lst*m iu$:ar!'r
r::cmp*ntahar:kan
Fnmnne*stasie
$*mm*aqls**s6s
c**elxiia$ bagI
$ee*amgxx.xngara
fuic!up se{
Sel
Sel memerlukan pasokan
nutrien yang terus-menerus untuk
menopang berbagai reaksi kimia
penghasil energi. Fungsi normal sel
bergantung pada keseimbangan
$s$-sei n**r':lbentuk yang benar ait dan berbagai
s&stmrn {u}***h
Sistem endokrin, melalui hormon yang disekresikan dan nutrien, adaptasi terhadap stres, dan pemeliharaan keseim-
masuk ke dalam aliran darah, umumnya mengatur aktivitas bangan garam; pankreas endokrin, yang mengeluarkan
yang lebih memerlukan durasi daripada kecepatan. Kelenjar hormon-hormon yang penting dalam metabolisasi molekul
endokrin perifer mencakup kelenjar tiroid, yang mengontrol nutrien; dan kelenjar paratiroid, yang mengeluarkan suatu
laju metabolik basal tubuh; kelenjar adrenal, yang mengeluar- hormon yang penting bagi metabolisme Ca2n.
kan hormon-hormon yang penting bagi metabolisasi molekul
756
Kelenjar Endokrin
Perifer
sEKil_As t5!
KEI-Ehr.iAR Tin$tD KHLEN-IAR'I"IRSIM
I Anatomi kelenjar tiroid
Kelenjar tiroid terdiri dari dua lobus jaringan endo-
I Hormon tiroid
krin yang dihubungkan di tengah oleh suatu bagian
KE I-EN.J;\ii{ ADRf; NdAL sempit kelenjar sehingga organ ini tampak seperti
I Anatomi kelenjar adrenal dasi kupu-kupu (Gambar 19-1a). Kelenjar bahkan
I Mineralokortikoid adrenokorteks terletak di tempat yang sesuai untuk dasi kupu-
I Glukokortikoid adrenokorteks kupu, berada di atas trakea tepat di bawah laring.
I Hormon seks adrenokorteks
I Katekolamin medula adrenal
fi*5Ftlrd5 sT[qE5 TE[irPAi]U
I Sel utama yang mengeluarkan hormon
tiroid tersusun membentuk folikel-folikel
KO i! i-R(] L F i\ nC i.i'?$ i! iti E't ;tiiU !-! 5 i'*i F LiF{iiA["\' hiAKl"lt
757
y^ng membahas kontrol endokrin aras keseimbangan
kalsium.
(b)
satu iodium) dan satuDIT (dengan dua iodium) meng-
hasilkan tiiodotironin atau T, (dengan tiga iodium)
Gambar 19-1 (langkah 4a). Penggabungan dua DIT (masing-masing
Anatomi kelenjar tiroid. (a) Anatomi makroskopik keienjar mengandung dua atom iodium) menghasilkan tetrai-
tiroid, pandangan anterior. Kelenjar tiroid terletak di atas odotironin (Tn atau tiroksin), yaitu bentuk hormon
trakea tepat di bawah laring dan terdiri dari dua lobus yang
tiroid dengan empat iodium (langkah 4b). Antara dua
dihubungkan oleh sebuah berkas tipis yang dinamai rsmus.
(b) Gambaran kelenjar tiroid di bawah mikroskop cahaya. molekul MIT tidak terjadi penggabungan.
Kelenjar tiroid terutama terdiri dari lingkaran-lingkaran berisi
koloid yang dikelilingi oleh satu lapisan sel folikel. Semua produk ini tetap melekat ke tiroglobulin.
Hormon tiroid tetap tersimpan dalam bentuk ini di koloid
sampai terurai dan disekresikan. Jumlah hormon tiroid yang
tersimpan normalnya dapat memenuhi kebutuhan tubuh
untuk beberapa bulan.
nama demikian karena mengeluarkan hormon peptida I Untuk mensekresikan hormon tiroid, selfolikel
kalsitonin. Kalsitonin berperan dalam metabolisme kalsium
memfagosit koloid penuh tiroglobulin.
serta sama sekali tidak berkaitan dengan dua horrnon tiroid
utama lainnya. Di sini kita membahas T, dan T, serta Pelepasan hormon tiroid. ke dalam sirkulasi sistemik adalah
membicarakan kalsitonin kemudian, dalam suatu bagian suatu pl:oses yang agak rumit karena dua alasan. pertama,
758 Bab 19
sebelum pembebasannya, T, dan T, masih terikat di dalam yang inaktif, MIT dan DIT (langkah 6). Hormon tiroid,
molekr-rl tiroglobulin. Kedua, kedua hormon tersimpan di karena sangat lipofilik, mudah melewati membran luar sel
tempat ekstrasel, lumen folikel, sehingga harus diangkut folikel dan masuk ke dalam darah (langkah 7a).
menembus sel folikel untuk mencapai kapiler yang berjalan MIT dan DIT tidak memiliki nilai endokrin. Sel-sel
di ruang interstisium di antara folikel-folikel. folikel mengandung suatu enzim yang secara cepat
Pada proses sekresi hormon tiroid, sel folikel "menggigit mengeluarkan iodium dari MIT dan DIT sehingga iodium
putr-Ls" sepotongkoloid, menguraikan molekul tiroglobulin yang telah bebas ini dapat didaur ulang untuk membentuk
menjadi bagian-bagiannya, dan "meludahkan'To dan T,yang lebih banyak hormon (langkah 7rb). Enzim yang sangar
telah dibebaskan ke dalam darah. Pada stimulasi yang sesuai spesifik ini akan mengeluarkan iodium hanya dari MIT dan
untuk sekresi hormon tiroid, sel-sel folikel menginternalisasi DIT, bukan dari T. atau T..'.
sebagian kompleks tiroglobulin-hormon dengan memfagosit Setelah dikeluarkan ke dalam darah, molekul-molekul
sepotong koloid (langkah'5 di Gambar 19-2). Di dalam seI, hormon tiroid yang sangat lipofilik (dan karenanya tak larut
butir-butir koloid terbungkus membran menyatu dengan li- air) berikatarr dengan beberapa protein plasma. Sebagian
sosom, yang enzim-enzimnya memisahkan hormon-hormon besar T. dan T., diangkut oleh thyroxine-binding globulin
tiroid, yang aktif secara biologis, T. dan T.,,, serta iodotirosin (TBG, globulin pengikat tiroksin), suatu protein plasma yang
(D tn yang mengandung tirosin di dalam sel folikel tiroid diangkut ke dalam koloid melalui proses eksositosis
o lodium secara aktif dipindahkan dari darah ke dalam koloid oleh sel folikel.
o Pada perangsangan yang sesuai, sel folikel tiroid menelan sebagian dari koloid yang mengandung Tg melalui proses fagositosis.
o Lisosom menyerang vesrkel yang ditelan tersebut dan memisahkan produk-produk beriodium dari Tg.
@ MIT dan DIT mengalami deiodinasi, dan iodium yang bebas didaur ulang untuk membentuk hormon baru.
Gambar 19-2
Pembentukan, penyimpanan, dan sekresi hormon tiroid.
Dibandingkan dengan hormon lain, kerja hormon tiroid re- Melalui efek meningkatkan kepekaan jantung terhadap kate-
latif "lamban". Respons terhadap peningkatan hormon tiroid kolamin dalam darah, hormon tiroid meningkatkan kece-
baru terdeteksi setelah beberapa jam, dan respons maksimal patan .jantung dan kekuatan kontraksi sehingga curah jan-
belum terlihat dalam beberapa hari. Durasi respons juga tung meningkat (lihat h. 355). Selain itu, sebagai respons
cukup lama, sebagian karena hormon tiroid tidak cepat ter- terhadap beban panas yang dihasilkan oleh efek kalorigenik
urai tetapi juga karena respons terhadap peningkatan sekresi hormon tiroid, terjadi vasodilatasi perifer untuk membawa
terus terjadi selama beberapa hari atau bahkan minggu sete- kelebihan panas ke permukaan tubuh untuk dikeluarkan ke
lah konsentrasi hormon tiroid plasma kembali ke normal. lingkungan (lihat h. 715).
Hampir semua jaringan di tubuh terpengaruh langsung
atau tak langsung oleh hormon tiroid. Efek T, dan T, dapat EFEK PADA PERTUMBUHAN DAN SISTEM SARAF
dikelompokkan ke dalam beberapa kategori yang saling Hormon tiroid penting bagi pertumbuhan normal karena
tumpang-tindih. efeknya pada hormon pertumbuhan (GH) dan IGFJ (lihat
h. 748). Hormon tiroid tidaksaja merangsang sekresi GH
EFEK PADA LAJU METABOLISME DAN PRODUKSI dan meningkatkan produksi IGF-I oleh hati tetapi juga men-
PANAS dorong efek GH dan IGF-I pada sintesis protein struktural
Hormon tiroid meningkatkan laju metabolisme basal kese- baru dan pada pertumbuhan tulang. Anak dengan defisiensi
luruhan tubuh, atau "laju langsam" (lihat h.702). Hormon tiroid mengalami hambatan pertumbuhan y^ng dapat di-
ini adalah regulator terpenting laju konsumsi O, dan penge- pulihkan dengan terapi sulih tiroid. Namun, ddak seperti
luaran energi tubuh pada keadaan istirahat. kelebihan GH, kelebihan hormon tiroid tidak menyebabkan
Efek metabolik hormon tiroid berkaitan erar dengan pertumbuhan yang berlebihan.
efek kalorigenik ("penghasil panas"). Peningkatan aktivitas Hormon tiroid berperan penting dalam perkembangan
metabolik menyebabkan peningkatan produksi panas. normal sistem saraf, klususnya SSf; suatu efek yang ter-
ganggu pada anak dengan defisiensi tiroid sejak lahir. Hor-
mon tiroid juga esensial untuk aktivitas normal SSP pada
EFEK PADA METABOLISME ANTARA
orang dewasa.
Selain meningkatkan laju metabolik secara keseluruhan,
hormon tiroid juga memodulasi kecepatan banyak reaksi
spesifik yang berperan dalam metabolisme bahan bakar. Efek I Hormon tiroid diatur oleh sumbu hipotalamus-
hormon tiroid pada bahan bakar metabolik memiliki banyak hipofisis-tiroid.
aspek; hormon ini tidak saja dapat mempengaruhi pemben-
tukan dan penguraian karbohidrat, lemak, dan protein tetapi Tbyro id-stimalating honnone (T SH), hormon tropik tiroid
hormon dalam jumlah sedikit atau banyak dapat menimbul- dari hipofisis anterior, adalah regulator fisiologik terpenting
kan efekyang sebaliknya. Sebagai contoh, perubahan glukosa sekresi hormon tiroid (Gambar 19-3) (lihat h. 735).Hampir
750 Bab 19
setiap tahap dalam sintesis dan pelepasan hormon tiroid
dirangsang oleh TSH. [=ei]l tKeadaan dilxgml
I pada bayi ]
tt--a
Selain meningkatkan sekresi hormon tiroid, TSH juga
mempertahankan integritas struktural kelenjar tiroid. Tanpa
adanya TSH, tiroid mengalami atrofi (ukurannya ber-
kurang) dan mengeluarkan hormon tiroid dalam jumlah
c-
Hipotalamus
I
l
meialui efek tropiknya, "menyalakan' sekresi TSH oleh hipo-
fisis anterior (iihat h. 736), sementara hormon tiroid, melalui
mekanisme umpan balik negatif "memadamkan" sekresi Hipofisis anterior
TSH dengan menghambat hipofisis anrerior. Seperti leng-
kung umpan balik lainnya, mekanisme antara hormon tiroid
dan TSH ini cenderung mempertahankan kestabilan sekresi Thyroid-stimulating
hormon tiroid. hormone (TSH)
Umpan balik negatif antara tiroid dan hipofisis anterior
melaksanakan regulasi kadar hormon tiroid bebas sehari-
hari, sementara hipotalamus memerantarai penyesuaian j ang-
l.
Kelenjar tiroid
ka panjang. Tidak seperti kebanyakan sistem hormon lain-
nya, hormon-hormon di aksis tiroid pada orang dewasa tidak
_.1
mengalami perubahan sekresi yang mendadak dan lebar.
Sekresi hormon tiroid yang relatiftetap sesuai dengan respons Hormon tiroid
lambat dan berkepanjangan yang diinduksi oleh hormon ini; (T. dan Tr;
peningkatan atau pnurunan mendadak kadar hormon tiroid
tidak memiliki manfaat adaptif,
Satu-satunya faktor yang diketahui meningkatkan se- i,
kresi TRH (dan, karenanya, sekresi TSH dan hormon tiroid)
t ,t u,lu *"tauotifr:Oan, proOuf<s1 p,a ; . , , , 'ri
peningkatan pertumbuhan dan perkembangan
adalah pajanan ke cuaca dingin pada bayi baru iahir, suatu SSP; peningkatan aktivitas simpatis
mekanisme yang sangat adaptif. Para ilmuwan berpikir bah-
wa peningkatan drastis sekresi hormon tiroid yang meng- Garnbar 19-3
hasilkan panas membantu mempertahankan suhu tubuh Regulasi sekresi hormon tiroid
sewaktu penurunan mendadak suhu lingkungan saat lahir
ketika bayi keluar dari tubuh ibunya yang hangat ke udara
lingkungan yang lebih dingin. Respons TSH serupa terhadap dapat diperkirakan berdasarkan pengetahuan renrang
pajanan dingin tidak terjadi pada orang dewasa, meskipun fungsi hormon tiroid.
secara fisiologis masuk akal dan memang terjadi pada bebe-
HIPOTIROIDISME
rapa jenis hewan percobaan.
Berbagai jenis stres menghambat sekresi TSH dan hor- Hipotiroidisme dapat terjadi (1) karena kegagalan primer
mon tiroid, mungkin melalui pengaruh saraf pada hipotala- itu sendiri; (2) sekunder karena defisiensi
kelenjar tiroid
mus, meskipun makna adaptif inhibisi ini masih belum TRH, TSH, atau keduanya; atau (3) karena kurangnya
jelas. asupan iodium dari makanan.
Gejala hipotiroidisme umumnya disebabkan oleh penu-
runan aktivitas metabolik secara keseluruhan. Seorang pasien
I Kelainan fungsi tiroid mencakup hipotiroidisme dengan hipotiroidisme anrara lain mengalami penurunan
dan hipertiroidisme. laju metabolik basal; memperlihatkan penurunan toleransi
terhadap dingin (kurangnya efek kalorigenik); memiliki
CATAIAN KLINIS. Kelainan fungsi tiroid adalah salah kecenderungan mengalami pertambahan berat berlebihan
satu gangguan endokrin yang paling sering ditemukan. (pembakaran bahan bakar berlangsung lambat); mudah lelah
Kelainan ini tergolong ke dalam dua kategori urama- (produksi energi menurun); memiliki nadi yang lambat dan
hipotiroidisme dan hipertiroidisme-yang masing- lemah (akibat berkurangnya kecepatan dan kekuatan kon-
masing mencerminkan defisiensi dan kelebihan sekresi traksi jantung dan berkurangnya curah janrung); dan mem-
hormon tiroid. Se.jumlah penyebab spesifik dapat menye- perlihatkan perlambatan refleks dan responsivitas mental
babkan masing-masing keadaan tersebut (Tabel 19-l). (karena efek pada sistem saraf). Efek mental ditandai oleh
Apapun penyebabnya, konsekuensi dari sekresi hormon berkurangnya kesigapan, berbicara perlahan, dan penurunan
tiroid yang terlalu sedikit atau terlalu banyak umumnya daya ingat.
Karakteristik lain yang mudah dikenal adalah kondisi metaboiik namun berat tubuh biasanya turun karena tubuh
kulit oleh molekul-molekr-rl kar-
edematosa akibat infiltrasi menggunakan bahan bakar jauh lebih cepat. Terjadi pengurai-
bohidrat kompleks penahan air, yang diperkirakan terjadi an netto simpanan karbohidrat, lemak, dan protein. Ber-
akibat gangguan metabolisme. Gambaran sembab yang ter- kurangnya protein otot menyebabkan tubuh lemah. Berbagai
jadi, terutama di wajah, tangan, dan kaki, dikenal sebagai keiainan kardiovaskular dilaporkan berkaitan dengan hiperti-
miksedema. Pada kenyataannya, kata mibsedema sering di- roidisme, disebabkan baik oleh efek langsung hormon tiroid
gunakan sebagai sinonim untuk hipotiroidisme pada orang maupun interaksinya dengan katekolamin. Kecepatan denyut
dewasa, karena menonjolnya gejala ini. dar.r kekuatan kontraksi dapat meningkat sedemikian besar
Pada orang dengan hipotiroidisme sejak lahir timbul sehingga individu mengalami palpitasi (jantung berdebar-
suatu keadaan yang dikenal sebagai kretinisme. Karena kadar debar). Pada kasus yang parah, jantung mungkin tidak sang-
hormon tiroid yang memadai esensial untuk pertumbuhan gup memenuhi kebutuhan metabolik tubuh meskipun curah
normal dan perkembangan SSP maka kretinisme ditandai jantung meningkat. Efek pada SSP ditandai oleh peningkatan
oleh tubuh cebol (dwarfsm) dan retardasi mental serta gejala- berlebihan kewaspadaan mental hingga ke titik di mana pasien
gejala umum lain defisiensi tiroid. Retardasi mental dapat mudah tersinggung, tegang, cemas, dan sangat emosional.
dicegah jika terapi sulih segera diberikan, tetapi tidak lever- Gambaran mencolok pada penyakit Graves tetapi tidak
sibel jika telah terbentuk selama beberapa bulan setelah lahir, dijumpai pada hipertiroidisme jenis lain adalah elsoftalmos
meskipun kemudian diberi hormon tiroid. (mata menonjol) (Gambar 19-5). Terjadi pengendapan kar-
Terapi hipotiroidisme, dengan satu pengecualian, beru- bohidrat kompleks penahan air di belakang mara, meskipun
pa terapi sulih dengan memberikan hormon tiroid eksogen. mengapa hal ini dapat terjadi masih belum diketahui. Retensi
Pengecualiannya adalah hipotiroidisme karena defisiensi cairan yang terjadi mendorong bola mata ke depan sehingga
iodium yang diobati dengan pemberian iodium adekuat da- menonjol dari tulang orbita. Boia mata dapat menonjol se-
lam makanan, demikian jauh sehingga kelopak tidak dapat menutup sem-
purna yang kemudialr dapat menyebabkan mata kering, ter-
HIPERTIROIDISME iritasi, dan renran mengalami ulkus kornea. Bahkan setelah
kondisi hipertiroidnya diperbaiki, gejala mata yang meng-
Penyebab tersering hipertiroidisme adaiah penyakit Graves.
ganggu ini dapat menetap.
Ini adalah suatu penyakit otoimun di mana tubuh secara salah
Tiga metode umum terapi dapat menekan kelebihan
menghasilkan long-acting thyro:id stimulator (LATS), suatu
sekresi hormon tiroid: pengangkatan dengan pembedahan
antibodi yang sasarannya adalah reseptor TSH di sel tiroid.
sebagian dari kelenjar tiroid yang sekresinya berlebihan;
IAIS merangsang sekresi dan pertumbuhan tiroid mirip
pemberian iodium radioaktif yang setelah dipekatkan di ke-
dengan yang dilakukan oleh TSH. Namun, tidak seperti TSH,
lenjar tiroid oleh pompa iodium, secara selektif merusak
LATS tidak dipengaruhi oleh inhibisi umpan balik hormon
jaringan kelenjar tiroid; dan pemakaian obat antitiroid yang
tiroid sehingga sekresi dan pertumbuhan tiroid berlanjut
secara spesiflk mengganggu sintesis hormon tiroid.
tanpa kendali (Gambar 19-4). Meskipun lebih jarang, hiperti-
roidisme dapat terjadi karena kelebihan TRH atau TSH atau
berkaitan dengan tumor tiroid dengarr hipersekresi. I Gondok terjadijika kelenjar tiroid menerima
Seperti diperkirakan, pasien hipertiroid mengalami pe-
rangsangan yang berlebihan.
ningkatan laju metabolik basal. Meningkatnya produksi panas
menyebabkan keringat berlebihan dan intoleransi panas. Mes- CATAIAN KLINIS. Gondok (goiter) adalah pembesaran
kipun nafsu makan dan asupan makanan meningkat yang kelenjar tiroid. Karena tiroid terletak di atas trakea maka
terjadi sebagai respons terhadap meningkatnya kebutuhan gondok mudah diraba dan biasanya terlihat (Gambar 19-6).
762 Bab 19
dan jumlah sel folikel dan untuk meningkatkan laju
Hipofisis anterior
sekresinya. Jika sel tiroid tidak dapat mengeluarkan hor-
mon karena kurangnya enzim esensiai atau iodium, maka
Long-acting thyroid seberapapun jumlah TSH tidak akan mampu menginduksi
stimulator (LATS) sel-sel ini untuk mengeluarkan T, dan Tr. Namun, TSH
tetap dapat menyebabkan hipertrofi dan hiperplasia tiroid,
dengan konsekuensi terjadinya pembesaran paradoks ke-
lenjar (yaitu, gondok) meskipun produksi kelenjar tetap
kurang.
Kelenjar tiroid
Demikian juga, gondok mungkin menyertai hipertiroidisme
mungkin juga tidak:
I
I Sekresi TSH yang berlebihan akibat defek hipotalamus
atau hipofisis anterior akan jelas disertai oleh gondok dan
sekresi berlebihan T, dan T, karena stimulasi pertumbuhan
Gambar 19-4
tiroid yang berlebihan. Karena kelenjar tiroid dalam situasi
Peran Iong-acting thyroid stimulator pada penyakit Graves.
Long-acting thyroid stimulator (LATS), suatu antibodi yang
ini juga mampu berespons terhadap kelebihan TSH disertai
secara salah diproduksi pada penyakit otoimun Graves, peningkatan sekresi hormon maka pada gondok ini terjadi
berikatan dengan reseptor TSH di kelenjar tiroid dan secara hipertiroidisme.
terus-menerus merangsang sekresi hormon tiroid di luar I Pada penyakit Graves, terjadi gondok dengan hiperse-
sistem kontrol umpan balik negatif yang normal.
kresi karena LAIS mendorong pertumbuhan tiroid sei<aligus
meningkatkan sekresi hormon tiroid. Karena tingginya kadar
T- dan T, menghambat hipofisis anrerior, maka sekresi TSH
5
itu sendiri rendah. Pada semua kasus di mana terjadi gondok,
U; kadar TSH meninggi dan berperan langsung menyebabkan
o
'o
o pertumbuhan berlebihan tiroid.
I Hipertiroidisme yang terjadi karena aktivitas berlebihan
d
C
C
tiroid tanpa overstimulasi, misalnya karena rumor tiroid yang
6
E
P)
tak terkendali, tidak disertai oleh gondok. Sekresi spontanT.
m dan T, dalam jumlah berlebihan akan menekan TSH se-
o hingga tidak ada sinyal stimulatorik yang mendorong per-
o tumbuhan tiroid.
J
Gambar 19-5
Pasien dengan eksoftalmos. Retensi abnormal cairan di
belakang bola mata menyebabkan bola mata menonjol ke
depan.
764 Bab 19
Kapsul
teii4SAn LKat
Zona
glomerulosa
Zona
fasikulata
'Korteks
I
Zona
retikularis
(a) (b)
Garirban tr 9-7
Anatomi kelenjar adrenal. (a) Lokasi dan struktur kelenjar adrenal. (b) Lapisan-lapisan korteks adrenal.
mengorbankan simpanan lemak dan protein. Secara spesifik, bahan bakar metabolik. Efek ini ikut berperan meningkatkan
kortisol melakukan fungsi-fungsi berikut: konsentrasi glukosa darah yang ditimbulkan oleh glukoneo-
genesis.
I Merangsang glukoneogenesis di hati, perubahan
sumber-sumber nonkarbohidrat (yaitu asam amino) menjadi
I Merangsang penguraian protein di banyak jaringan,
khususnya otot. Dengan menguraikan sebagian dari protein
karbohidrat di dalam hati Qluko arrinya "glukosa'; neo
^rti-
nya "baru"; genesis artinya "produksi"). Antara waktu makan
otot menjadi konstituennya (asam amino), kortisol mening-
katkan konsentrasi asam amino darah. Asam-asam amino
atau selama puasa, ketika tidak ada nutrien baru yang diserap
yang dimobilisasi ini tersedia untuk glukoneogenesis atau di
ke dalam darah untuk digunakan dan disimpan, glikogen
(glukosa simpanan) di hati cenderung berkurang karena di- manapun mereka dibutuhkan, misalnya untuk memperbaiki
jaringan yang rusak atau sintesis struktur sel baru.
uraikan untuk membebaskan glukosa ke dalam darah. Glu-
koneogenesis adalah faktor penting untuk mengganti sim-
I Mempermudah lipolisis, penguraian simpanan lemak
(lipid) di jaringan adiposa sehingga asam-asam lemak di-
panan glikogen hati dan karenanya mempertahankan kadar
bebaskan ke dalam darah (lisis artinya "penguraian'). Asam-
glukosa darah tetap normal di antara waktu makan. Hal ini
asam lemak yang dimobiiisasi ini tersedia sebagai bahan
penting karena otak hanya dapat menggunakan glukosa se-
bakar metabolik alternatif bagi jaringan yang dapat meng-
bagai bahan bakar metabolik, namun jaringan saraf sama
sekali tidak dapat menyimpan glikogen. Karena itu, konsen-
gunakan sumber energi ini sebagai pengganti glukosa se-
hingga glukosa dihemat untuk otak.
trasi glukosa dalam darah harus dipertahankan pada tingkat
yang sesuai agar otak yang bergantung pada glukosa men-
dapat nutrien yang memadai. EFEK PERMISIF
I Menghambat penyerapan dan pemakaian giukosa oleh Kortisol sangat penting karena sifat permisifnya (lihat h. 731).
banyak jaringan, kecuali otak, sehingga glukosa tersedia bagi Sebagai contoh, kortisol harus ada dalam jumlah memadai
otak yang membutuhkan bahan ini secara mutlak sebagai agar katekolamin dapat menimbulkan vasokonstriksi. Orang
penyakit yang mendasari; obat ini hanya menekan respons Sel penghasil ACTH, selanjutnya, hanya mengeluarkan
tubuh terhadap penyakit. Karena glukokortikoid juga me- produknya atas perintah corticotropin-releasing hormone
miliki banyak efek pada'proses imun secara keseluruhan, (CRH) dari hipotalamus. Lengkung kontrol umpan balik
misalnya "mempensiunkan" sel darah putih yang bertang- menjadi lengkap oleh efek inhibisi kortisol pada sekresi
gung jawab untuk produksi antibodi serta sel-sel yang secara CRH dan ACTH masing-masing oleh hipotalamus dan
langsung menghancurkan sel asing, maka obat ini juga ter- hipofisis anterior.
bukti bermanfaat dalam mengatasi berbagai penyakit alergik Sistem umpan balik negarif untuk kortisol memper-
dan dalam mencegah penolakan organ cangkokan. tahankan kadar sekresi hormon ini relatif konstan di sekitar
Ketika digunakan sebagai terapi, steroid harus diberikan titik patokan. Pada kontrol umpan balik negatif dasar ini
hanya sesuai indikasi dan dalam jumlah terbatas, karena terdapat dua faktor tambahan yang mempengaruhi konsen-
beberapa alasan penting. Pertama, karena glukokortikoid trasi kortisol plasma dengan mengubah itik patokan: irama
menekan respons peradangan dan imun normal yang men- diurnal dan stres, di mana keduanya bekerja pada hipotala-
jadi tulang punggung sistem pertahanan tubuh maka orang mus untuk mengubah tingkat sekresi CRH.
765 Bab 19
[G-_]_) rFffi;il PENGARUH STRES PADA SEKRESI KORTISOL
Faktor utama lain yang tidak bergantung pada, dan pada
kenyataannya dapat mengalahkan kontrol umpan balik ne-
gatif adalah stres. Peningkatan drastis sekresi kortisol, yang
-.il
Hipotalamus
diperantarai oleh susunan saraf pusat melalui peningkatan
aktivitas sistem CRH-ACTH, terjadi sebagai respons terha-
dap segala jenis situasi stres. Besar peningkatan konsentrasi
Corticotropin'releasing kortisol plasma umumnya setara dengan intensitas stimulasi
hormone {CRH}
stres; respons terhadap stres berat menyebabkan peningkatan
sekresi kortisol yang lebih besar daripada srres ringan.
l*
Hipofisis anterior
I Korteks adrenal mengeluarkan hormon seks pria
dan wanita pada kedua jenis kelamin.
CATAIAN KLINIS. Beberapa peneliti menduga bahwa Gejala hiperaldosteronisme primer atau sekunder ber-
penurunan DHEA dan hormon lain misalnya GH terkait kaitan dengan efek aldosteron yang berlebihan-yaitu, retensi
usia (lihat h.745) serta melatonin (lhat h.751) berperan da- Na- dalam jumlah besar (hipernanemia) dan deplesi K (hipo-
lam beberapa masalah penuaan. Studi-studi awal dengan te- kalemia). Tekanan darah tinggi (hipertensi) biasanya ada,
rapi sulih DHEA memperlihatkan beberapa perbaikan fisik, paling tidak secara parsial karena retensi Na. dan cairan yang
misalnya peningkatan massa otot tanpa lemak serta penurun- berlebihan.
an lemak, tetapi efek paling menonjol adalah peningkatan
rasa sejahtera psikologis dan perbaikan kemampuan meng- HIPERSEKRESI KORTISOL
hadapi stres. Para penganjur terapi sulih DHEA tidak menya- Sekresi kortisol yang berlebihan (sindrom Cushing) dapat
takan bahwa pemeliharaan kadar hormon ini seperd masa disebabkan oleh (1) stimulasi berlebihan korteks adrenal
muda akan memperpanjang usia tetapi menyatakan bahwa oleh CRH dan/atau ACTH kadar tinggi, (2) tumor adrenal
hal ini dapat membantu orang merasa dan berlaku lebih yang mengeluarkan kortisol secara berlebihan tanpa bergan-
muda daripada usia mereka. Para ilmuwan lain mewanti- tung pada ACTH, atau (3) tumor penghasil ACTH yang ter-
wanti bahwa bukti yang menunjang DHEA sebagai terapi letak di luar hipofisis, terutama di paru. Apapun sebabnya,
antipenuaan masih sedikit. Mereka juga khawatir mengenai gambaran yang menonjol pada sindrom ini berkaitan dengan
suplementasi DHEA sampai obat ini diteliti secara mendalam efek berlebihan glukokortikoid, dengan gejala utama adalah
akan kemungkinan efek samping yang berbahaya. Sebagai glukoneogenesis yang berlebihan. Jika terlalu banyak asam
contoh, sebagian peneliti mengisyaratkan bahwa wanita yang amino yang diubah menjadi glukosa maka tubuh mengalami
mendapat DHEA berpotensi mengalami peningkatan risiko kelebihan glukosa (glukosa darah tinggi) dan kekurangan
penyakit jantung karena terjadi penurunan HDL, yaitu koles- protein. Karena hiperglikemia dan glukosuria (glukosa di
terol "baik' (lihat h. 362).Juga, DHEA dosis tinggi dilapor- urin) yang terjadi mirip dengan pada diabetes melitus maka
kan berkaitan dengan peningkatan rambut wajah pada penyakit ini kadang disebut diabetes adrenal. Oleh sebab-
wanita. Selain itu, sebagian pakar cemas bahwa suplementasi sebab yang belum jelas, sebagian dari.glukosa ekstra ini
DHEA dapat meningkatkan kemungkinan kanker ovarium mengendap sebagai lemak tubuh di lokasi-lokasi yang khas
atau payudara pada wanita dan kanker prostat pada pria. untuk penyakit ini yaitu abdomen, di atas tulang belikat,
Yang ironis, meskipun Food and Drug Administration dan di wajah. Distribusi abnormal lemak di dua lokasi
(FDA) melarang penjualan DHEA sebagai obat bebas pada terakhir ini masing-masing disebut "b"ffob hump" (punt:k
tahun 1985 karena kekhawatiran akan risiko nyata disertai sapi) dan "moonface" (wajah bulan) (Gambar 19-9). Semen-
minimnya bukti manfaat, produk tersebut saat ini tersedia tara itu, anggota badan tetap kurus.
luas sebagai suplemen makanan yang ddak berada di bawah Selain efek-efek y*g berkaitan dengan kelebihan pro-
regulasi. DHEA dapat dipasarkan sebagai suplemen makaran dutr<si glukosa, efek lain timbul karena mobilisasi luas asam-
tanpa persetujuan FDA selama label produk tidak menyata- asam amino dari protein tubuh untuk digunakan sebagai
kan klaim medis spesifik. prekursor glukosa. Berkurangnya protein otot menyebabkan
kelemahan otot dan kelelahan. Kulit abdomen yang keku-
rangan protein dan menipis menjadi teregang berlebihan
I Korteks adrenal dapat mengeluarkan hormonnya oleh endapan lemak, membentuk garis-garis ireguler ungu
dalam jumlah terlalu banyak atau terlalu sedikit. kemerahan. Berkurangnya protein struktural di dinding
pembuluh halus menyebabkan pasien mudah memar.
CATAIAN KLINIS. Meskipun jarang, terdapat sejumlah Penyembuhan luka terhambat karena pembentukan kolagen,
gangguan yang mengenai fungsi adrenokorteks. Dapat terjadi protein struktural utama di kulit, tertekan. Selain itu, ber-
sekresi berlebihan dari ketiga kategori hormon adrenokor- kurangnya rangka kolagen tulang memperlemah tulang se-
teks. Karena itu, dapat dibedakan tiga pola utama gejala yang hingga dapat terjadi fraktur spontan atau karena cedera
ditimbulkan oleh hiperadrenalisme, bergantung pada tipe ringan.
hormon apa y^ngberlebihan: hipersekresi aldosteron, hiper-
sekresi kortisol, dan hipersekresi androgen adrenal. HIPERSEKRESI ANDROGEN ADRENAL
Kelebihan sekresi androgen adrenal, suatu penyakit yang
H I PERSEKRESI ALDOSTERON menyebabkan maskulinisasi, lebih sering daripada penyakit
Kelebihan sekresi mineralokortikoid dapat disebabkan oleh kelebihan sekresi estrogen adrenal yang menyebabkan femi-
(1) hipersekresi dari tumor adrenal yang dibentuk oleh sel nisasi dan sangat jarang dijumpai. Kedua penyakit ini disebut
758 Bab 19
o
c
o
'o
a
'to
.9
U
Gannbar 19-9
Pasien sindrom Cushing.
sindrom adrenogenital , yang menekankan menonjolnya Pada pseudopubertas prekoks, sekresi androgen dari kor-
efek kelebihan hormon seks adrenal pada genitaiia dan teks adrenal tidak disertai oieh produksi sperma atau aktivitas
karakteristik seks terkait. gonad lain karena testis masih berada dalam keadaan prapu-
Gejala yang terjadi karena sekresi androgen berlebihan bertas nonfungsional.
bergantung pada jenis kelamin dan ubia ketika hiperaktivitas ) Pada pria dewasa. Aktivitas berlebihan androgen adrenal
ini dimulai. pada pria tidak menimbulkan efek yang jelas, karena semua
efek maskuiinisasi yang dipicu oleh DHEA yang lemah,
I Pada wanita deruasa. Karena androgen menimbulkan
meskipun dalam jumlah berlebihan, tidak bermakna diban-
efek maskulinisasi maka wanita dengan penyakit ini cen-
dingkan dengan efek maskulinisasi yang ditimbulkan oleh
derung mengalami pola pertumbuhan rambut seperti laki-
testosteron testis yang lebih poten dan lebih banyak.
laki, suatu keadaan yang disebut hirsutisme. Pasien biasanya
juga memperlihatkan karekteristik seks sekunder pria misal- Sindrom adrenogenital paling sering disebabkan oleh
nya suara menjadi lebih berat serta lengan dan tungkai ber- defek enzim herediter di jalur steroidogenik kortisol. Jalur
otot. Payudara mungkin mengecil dan haid berhenti akibat untuk sintesis androgen bercabang dari jalur biosintetik nor-
supresi androgen pada jalur hipotalamus-hipofisis-ovarium mal untuk kortisol (lihat Gambar 4-23,h. 128). Ketika terjadi
untuk sekresi hormon seks wanitanya sendiri. deftsiensi suatu enzim yang secara spesifik esensial untuk
I Pada bayi perempuan baru labir. Bayi perempuan baru sintesis kortisoi maka sekresi kortisol berkurang. Penurunan
lahir dengan sindrom adrenogenital memperlihatkan geni- sekresi kortisol menghilangkan efek umpan balik negatif pa-
talia eksterna mirip pria, karena sekresi androgen berlebihan da hipotalamus dan hipofisis anrerior sehingga kadar CRH
telah terjadi secara dini selama masa janin dan mempenga- dan ACTH meningkat bermakna (Gambar 19-10). Korteks
ruhi perkembangan genitalia mereka sesuai garis pria, serupa adrenal yang defektif tidak mampu berespons terhadap pe-
dengan pembentukan pria di bawah pengaruh androgen ningkatan ACTH dengan meningkatkan sekresi kortisol te-
testis. Klitoris, yang merupakan homolog penis pada wanita, tapi mengalihkan prekursor-prekursor kolesterolnya ke jalur
membesar di bawah pengaruh androgen dan tampak seperti androgen. Akibatnya adalah produksi DHEA yang berle-
penis sehingga pada sebagian kasus sulit mula-mula ditentu- bihan. Androgen yang berlebihan ini tidak menghambat
kan jenis kelamin bayi. Karena itu, kelainan hormon ini ada- ACTH tetapi menghambat gonadotropin. Karena produksi
lah salah satu penyebab rtama pseudohermafroditisme wanita, gamet tidak terangsang tanpa adanya gonadotropin maka
suatu keadaan di mana gonad wanita (ovarium) terbentuk orang dengan sindrom adrenogenital steril. Tentu saja mereka
tetapi genitalia eksterna mirip dengan pada pria. (Hemafrodit juga memperlihatkan gejala-gejala defisiensi kortisol.
sejati memiliki gonad kedua jenis kelamin). Gejala virilisasi adrenal, sterilitas, dan defisiensi kortisol
I Pada pria prapuberras. Sekresi androgen adrenal yang semua dapat diatasi dengan pemberian glukokortikoid. Pem-
berlebihan pada anak laki-laki prapubertas menyebabkan berian glukokortikoid eksogen menggantikan defisit kortisol
mereka mengalami pembentukan karakteristik seks sekunder dan, yang lebih drastis, menghambat hipotalamus dan hipo-
secara lebih dini-misalnya, suara menjadi lebih berat, jang- fisis anterior sehingga sekresi ACTH tertekan. Jika sekresi
gut, penis membesar, dan dorongan seks. Keadaan ini disebut ACTH telah berkurang maka korteks adrenal tidak lagi di-
pseudopubertas prekoks untuk membedakannya dari puber- rangsang secara terus-menerus dan sekresi androgen akan
tas sejati, yang terjadi karena peningkatan aktivitas tstis. turun secara nyata. Berkurangnya androgen adrenal dalam
Hipotalamus
Hipofisis anterior
'i
I
\-r Tidak ada
/
)l ffi-
t enzim
F"""*"-l
trEll]
___>
===; = Jalur normal yang tidak terjadi FSH = Follicle stimulating hormone
ACTH = Hormon adrenokortikotropik LH = Luteinizing hormone
GnRH = Gonadotropin-releasing hormone CRH = Corticotropin-releasing hormone
l.i 1 sit h;r, r .'rl'l-.+ r*
Hubungan berbagai hormon pada sindrom adrenogenital. Sel-sel adrenokorteks yang seharusnya menghasilkan kortisol malah
menghasilkan androgen karena defisiensi enzim spesifik yang esensial untuk menghasilkan kortisol. Karena tidak terjadi sekresi
kortisol untuk melakukan umpan balik negatif maka kadar CRH dan ACTH meningkat. Korteks adrenal berespons terhadap
peningkatan ACTH dengan meningkatkan sekresi androgen Iebih Ianjut. Kelebihan androgen ini menimbulkan virilisasi dan
menghambatjalur gonadotropin, yang menyebabkan gonad berhenti memproduksi hormon seks dan gamet.
770 Bab 19
genesis, dan kurangnya efekpermisif untuk banyak aktivitas mon peptida atau pelepasan norepinefrin di terminal pasca-
metabolik. Bentuk primer penyakit juga menyebabkan hiper- ganglion simpatis.
pigmentasi (kulit lebih gelap) akibat sekresi berlebihan Dari seluruh katekolamin adrenomedula, terdiri dari
ACTH. Karena hipofisis normal maka penurunan sekresi epinefrin 800/o dan norepinefrin 207o. Sementara epinefrin
kortisol menyebabkan peningkatan pengeluaran ACTH. dibentuk secara eksklusifoleh medula adrenal, sebagian besar
Ingatlah bahwa ACTH dan melanocyte+timulating hormone norepinefrin dihasilkan oleh serat pascaganglion simpatis.
(MSH) diproduksi dari molekul prekursor yang sama, pro- Norepinefrin adrenomedula umumnya dikeluarkan dalam
opiomelanokortin. Akibatnya, ketika kadar ACTH tinggi jumlah yang terlalu kecil untuk menimbulkan efek signiftkan
kadar MSH juga meningkat, demikian pula melanin yang pada sel sasaran. Karena itu, untuk kepentingan praktis kita
menyebabkan kulit menjadi lebih gelap. dapat menganggap bahwa efek norepinefrin terutama dipe-
Kini kita akan mengalihkan perhatian dari korteks adre- rantarai langsung oleh sistem saraf simpatis dan efek epine-
nal ke medula adrenal frin secara eksklusif ditimbulkan oleh medula adrenal.
Medula adrenal sebenarnya adalah suatu bagian modifikasi Epinefrin dan norepinefrin memiliki afinitas berbeda ter-
dari sistem saraf simpatis. Jalur simpatis terdiri dari dua neu- hadap empat tipe reseptor: resepror adrenergik c[r, c2, pr,
ron dalam rangkaian-satu neuron praganglion yang berasal dan p, (Tabel 19-2; lihat juga h. 263). Sebagian besar sel
dari SSB yang serat aksonnya berakhir di neuron pasca- sasaran memiliki reseptor cr,, sebagian memiliki hanya ur,
ganglion (neuron kedua) yang terletak di perifer, yang selan, sebagian hanya B,, sebagian memiliki baik o, m"upu.r B.,
jutnya berakhir di organ efektor (lihat h. 758). Neurotrans- dan reseptor F, nyaris hanya ditemukan di jantung. Secara
miter yang dibebaskan oleh serat pascaganglion simparis umum, respons yang dipicu oleh pengaktifan resetor cr, dan
adalah norepinefrin, yang berinteraksi secara lokal dengan 0, adalah eksitatorik, sementara respons terhadap stimulasi
organ yang disarafi melalui pengikatan dengan resepror cr, dan B, umumnya inhibitorik.
sasaran spesifik yang dikenal sebagai reseptor adrenergik. Norepinefrin rerurama berikatan dengan resepror c[
Medula adrenal terdiri dari neuron simpatis pasca- dan B, yang terletak dekat dengan terminal serat simpatis
ganglion modifikasi. Tidak seperti neuron simpatis pasca- pascaganglion. Hormon epinefrin, yang dapat mencapai se-
ganglion biasa, neuron di medula adrenal tidak memiliki se- mua reseptor a dan B, melalui sirkulasi, berinteraksi dengan
rat akson yang berakhir di organ efektor. Pada stimulasi oleh reseptor yang sama dengan kekuatan hampir sama seperti
serat praganglion, badan sel ganglion di dalam medula adre- neurotransmiter norepinefrin (meskipun norepinefrin me-
nal mengeluarkan bahan peranrara kimiawi langsung ke da- miliki afinitas lebih besar untuk reseptor cr). Karena itu,
Iam darah (lihat Gambar 7-4, h. 263). Dalam hal ini, bahan epinefrin dan norepinefrin menimbulkan efek serupa di
perantara (transmiter) ini dianggap sebagai hormon bukan banyak jaringan, dengan epinefrin umumnya memperkuat
neurotransmiter. Seperti serat simpatis, medula adrenal aktivitas saraf simpatis. Selain itu, epinefrin mengaktifkan
mengeluarkan norepinefrin, tetapi produk sekresi utamanya resptor B,, sementara pengaruh sistem saraf simpatis pada
adalah suatu pembawa pesan kimiawi serupa yang dinamai reseptor ini sangat kecil. Banyak dari reseptor p, yang pada
epinefrin. Baik epinefrin maupun norepinefrin rermasuk hakikatnya eksklusif unruk epinefrin terletak ii j"ii"g""
dalam golongan katekolamin, yang berasal dari asam amino yang bahkan tidak mendapat persarafan simpatis tetapi di-
tirosin (lihat h. 125). Epinefrin dan norepinefrin adalah sama capai oleh epinefrin melalui darah. Salah satu contoh adalah
kecuali bahwa epinefrin juga memiliki satu gugus metil. otot rangka, di mana epinefrin menimbulkan efek metabolik
misalnya mendorong penguraian simpanan glikogen.
PENYIMPANAN KATEKOLAMIN DALAM GRANULA Kadang epinefrin, melalui pengaktifan eksldusif reseptor
TIPE AFINIT,AS
RESEPTOR KATEKOLAMIN RESPONS
ADRENERGIK LOKASI UNTUK NE DAN E TIPIKAL CONTOH RESPONS YANG DITIMBULKAN
ut Sebagian besar sel NE>E Eksitatorik Vasokonstri ksi arteriol genera isata
I
patis memiliki cara untuk memperkuat efek neurotrans- Epinefrin (tetapi bukan norepinefrin) menyebabkan di-
miternya sendiri ditambah cara untuk menimbulkan efek latasi saluran napas untuk mengurangi resistensi yang di-
pada jaringan yang ddak disaraftnya secara langsung. hadapi oleh aliran udara masuk dan keluar paru. Epinefrin
dan norepinefrin juga mengurangi aktivitas pencernaan dan
menghambat pengosongan kandung kemih, yaitu dua akti-
I Epinefrinmemperkuat sistem saraf simpatis dan vitas yang dapat "ditunda' selama situasi lawan atau lari.
memiliki efek metabolik lain.
EFEK METABOLIK
Hormon-hormon adrenomedula tidak esensial untuk hidup
Epinefrin memiliki beberapa efek metabolik penting. Secara
tetapi hampir semua organ di tubuh dipengaruhi oleh kate-
umum, epinefrin menyebabkan mobilisasi cepat simpanan
kolamin ini. Hormon-hormon ini berperan penting dalam
karbohidrat dan lemak untuk menyediakan energi yang da-
melaksanakan respons stres, mengatur tekanan darah arteri,
pat digunakan oleh otot yang sedang aktif. Secara spesifik,
dan mengontrol metabolisme bahan bakar. Bagian berikut
epinefrin meningkatkan kadar glukosa darah melalui bebe-
akan membahas efek-efek utama epinefrin, baik dalam kerja
rapa mekanisme berbeda. Pertama, hormon ini merangsang
sama dengan transmiter simpatis norepinefrin maupun sen-
glukoneogenesis dan glikogenolisis di hati, dengan yang rer-
dirian untuk melengkapi respons simpatis langsung.
akhir adalah penguraian simpanan glikogen menjadi glukosa
yang kemudian dibebaskan ke dalam darah. Epinefrin juga
EFEK PADA SISTEM ORGAN merangsang glikogenolisis di otot rangka. Namun, karena
Bersama-sama, sistem saraf simpatis dan epinefrin adreno- terdapat perbedaan dalam kandungan enzim antara hati dan
medula memobilisasi sumber daya tubuh untuk menunjang otot maka glikogen otot tidak dapat diubah langsung men-
aktivitas fisik puncak dalam situasi darurat atau penuh stres. jadi glukosa. Penguraian glikogen otot membebaskan asam
Efek simpatis dan epinefrin membentuk respons lawan atau laktat ke dalam darah. Hati mengeluarkan asam laktat dari
lari yang mempersiapkan seseorang menghadapi suatu lawan darah dan mengubahnya menjadi glukosa, sehingga efek
atau lari dari bahaya (lihat h. 260). Secara spesifik, sistem epinefrin pada otot rangka secara tak langsung membantu
simpatis dan epinefrin meningkatkan kecepatan dan kekuatan meningkatkan kadar glukosa. Epinefrin dan sistem saraf
kontraksi jantung, meningkatkan curah jantung, dan menye- simpatis juga dapat memperkuat efek hiperglikemik ini
babkan vasokonstriksi generalisata yang menyebabkan pe- dengan menghambat sekresi insulin, hormon pankreas yang
ningkatan resistensi perifer total. Bersama-sama, efek-efek terutama bertanggung jawab untuk memindahkan glukosa
tersebut meningkatkan tekanan darah sehingga tersedia cu- dari darah, dan dengan merangsang glukagon, hormon pan-
kup gaya dorong untuk memaksa darah ke organ-organ yang kreas lainnya yang mendorong glikogenolisis dan glukoneo-
paling vital dalam menghadapi situasi darurat. Sementara genesis hati. Selain meningkatkan kadar glukosa darah, epi-
itu, vasodilatasi arteri koronaria dan pembuluh darah otot nefrin juga meningkatkan kadar asam lemak darah dengan
rangka yang dipicu oleh epinefrin dan faktor metabolik lokal mendorong lipolisis.
menggeser darafr ke jantung dan otot rangka dari bagian Efek metabolik epinefrin sesuai untuk situasi lawan
tubuh lain yang mengalami vasokonstriksi. atau lari. Peningkatan kadar glukosa dan asam lemak meng-
Karena pengaruhnya yang besar pada jantung dan pem- hasilkan tambahan bahan bakar untuk menjalankan aktivitas
buluh darah maka sistem simpatis dan epinefrin juga ber- otot yang diperlukan dalam situasi ini dan juga menjamin
peran penting dalam pemeliharaan tekanan darah arteri. kecukupan nutrisi bagi otak saar krisis ketika tidak ada
772 Bab 19
nutrien baru yang dikonsumsi. Otot dapat menggunakan emosional (rasa cemas, ketakutan, kesedihan); dan sosial (kon-
asam lemak untuk menghasilkan energi tetapi otak tidak. flik perorangan, perubahan gaya hidup).
Karena efeknya yang luas maka epinefrin juga mening-
katkan laju metabolik keseluruhan. Di bawah pengaruh epi-
nefrin, banyak jaringan melakukan metabolisme secara lebih I Respons stres adalah pola umum reaksi
cepat. Sebagai contoh, kerja jantung dan otot pernapasan terhadap setiap situasi yang mengancam
meningkat, dan kecepatan metabolisme di hati bertambah. homeostasis,
Karena itu, epinefrin serta hormon tiroid dapat meningkat-
kan laju metabolik. Berbagai stresor dapat menimbulkan respons spesifik yang
khas untuk stresor tersebut; sebagai contoh, respons spesifik
EFEK LAIN
tubuh terhadap pajanan dingin adalah menggigil dan vaso-
konstriksi kulit, sementara respons spesifik terhadap invasi
Epinefrin mempengaruhi susunan saraf pusat untuk me-
bakteri mencakup peningkatan aktivitas fagositik dan produksi
nimbulkan keadaan terjaga dan meningkatkan kewaspadaan
antibodi. Namun, selain respons spesifik tersebur, semua srre-
SSP Hal ini memungkinkan kita "berpikir cepat" untuk
sor menyebabkan respons generalisata nonspesifik yang sama
membantu mengatasi ancaman kedaruratan. Banyak obat (Gambar 9-11). Kumpulan respons yang umum terhadap se-
yang digunakan sebagai perangsang atau sedatif menimbul-
gala rangsangan yang merugikan disebut sindrom adaptasi
kan efek dengan mengubah kadar katekolamin di SSP
umum. Ketika tubuh mengenali adanya stresor, timbul res-
Baik epinefrin maupun norepinefrin menyebabkan
pons saraf dan hormon yang melakukan tindakan-tindakan
pengeluaran keringat, yang membantu tubuh membuang
defensif untuk menghadapi keadaan darurat. Hasilnya adalah
panas tambahan yang dihasilkan oleh aktivitas otot. Epinefrin
keadaan siaga dan mobilisasi sumber daya biokimiawi.
juga bekerja pada otot polos di dalam mata untuk menye-
Untuk memahami manfaat respons stres multiaspek
babkan dilatasi pupil dan pendataran lensa. Efek-efek ini me-
ini, bayangkan seorang manusia gua purba yang baru melihat
nyesuaikan mata untuk penglihatan yang lebih luas sehingga
seekor hewan buas mengintip dalam kegelapan. Kita akan
gambaran ancaman keseluruhan dapat cepat diketahui.
membahas respons saraf dan hormon yang berlangsung da-
lam skenario ini. Tirbuh berespons dengan cara yang sama
terhadap stresor zaman modern. Anda sudah mengetahui
I Stimulasi simpatis
medula adrenal merupakan semua respons ini. Saat ini kita hanya akan meneliti bagai-
satu-satunya penyebab pelepasan epinefrin. mana respons-respons tersebut bekerja sama.
t;-l
oleh orang awam, agen penginduksi respons secara tepat di- jenis stresor
sebut sebagai stresor, sementara stres merujuk kepada keadaan
yang ditimbulkan oleh srresor. Jenis-jenis rangsangan yang
mengganggu berikut ini menggambarkan ragam faktor yang Respons umum nonspe$ifik
apapun jenis stresornl{a =,
dapat menginduksi respons stres: fsik (trauma, pembedahan, fespons $tr6s
panas atau dingin hebat); kimia (penurunan pasokan O,,
ketidakseimbangan asam-basa); fsiologih (olahraga berat, Gambar 9-11
syok hemoragik, nyeri); infehsi (invasibakterl); psikologis atau Efek stresor pada tubuh.
utama adalah pengaktifan sistem CRH-ACTH-kortisol. darah dan tekanan darah selama keadaan darurat. Sistem
Ingatlah bahwa peran kortisol dalam membantu tubuh simpatis dan epinefrin berperan besar dalam bekerja langsung
menghadapi stres diperkirakan berkaitan dengan efek meta- pada jantung dan pembuluh darah untuk memperbaiki
boliknya. Kortisol menguraikan simpanan lemak dan protein fungsi sirkulasi. Selain itu, sistem renin-angiotensin-aldo-
sembari memperbanyak simpanan karbohidrat dan mening- steron juga diaktifkan sebagai konsekuensi penurunan aliran
katkan ketersediaan glukosa darah. Asumsi logis adalah bah- darah ke ginjal yang dipicu oleh sistem simpatis (lihat h.
wa terjadi peningkatan cadangan glukosa, asam amino, dan 570). SeL<resi vasopresin juga meningkat selama situasi stres
asam lemak yang dapat digunakan sesuai kebutuhan, misal- (lihat h. 613). Secara bersama-sama, hormon,hormon ini
nya untuk mempertahankan nutrisi ke otak dan menyedia- meningkatkan volume plasma dengan mendorong retensi
kan bahan baku untuk memperbaiki jaringan yang rusak. garam dan HrO. Peningkaran volume plasma diperkirakan
berfungsi sebagai tindakan protektif untuk membantu mem-
Selain efek kortisol dalam sumbu hipotalamus-hipo-
fisis-korteks adrenal, ACTH juga dapat berperan dalam me- pertahankan tekanan darah seandainya terjadi kehilangan
cairan plasma melalui perdarahan atau berkeringat berlebih-
nahan stres. ACTH adalah salah satu dari beberapa pepdda
yang mempermudah proses belajar dan mempengaruhi peri-
laku. Karena itu, peningkatan ACTH selama stres psikologis
mungkin membantt-l tubuh menghadapi stresor serupa di Tabel 19-3
masa depan dengan mempermudah proses mempelajari res- Perubahan Utama Hormon Selama Respons Stres
pons perilaku yang sesuai. Selain itu, ACTH bukan merupa-
HORMON PERUBAHAN TUJUAN
kan satu-satunya bahan yang dikeluarkan dari vesikel sim-
panan hipofisis anterior. Penguraian molekul prekursor besar Epinefrin Memperkuat sistem saraf
simpatis dalam menyiapkan
pro-opiomelanokortin menghasilkan tidak saja ACTH tetapi
tubuh untuk "lawan atau
juga B-endorfin yang mirip morfin, yang disekresikan ber- lari"
sama dengan ACTH pada stimulasi oleh CRH selama srres. Memobilisasi simpanan
Sebagai opiat endogen yang poren, B-endorffn mungkin ber- energi lemak dan
peran menyebabkan analgesia (berkurangnya persepsi nyeri) karbohidrat; meningkatkan
glukosa darah dan asam
jika selama stres terjadi cedera fisik (lihat h. 211).
lemak darah
CRH-ACTH- 1 Memobilisasi simpanan
PERAN RESPONS HORMON IAIN DATAM STRES Kortisol energi dan bahan baku
metabolik untuk
Selain sistem CRH-ACTH-kortisol, sistem hormon lain digunakan sesuai
berperan kunci dalam respons stres, sebagai berikut: kebutuhan; meningkatkan
gukosa darah, asam amino
I Peninghatan gluhosa dan asam lemah darah melalui penu- darah, dan asam lemak
runan insulin dan peningkatan gluhagon. Baik sistem saraf darah
simpatis maupun epinefrin yang disekresikan keduanya ACTH mempengaruhi
menghambat insulin dan merangsang glukagon. Perubahan kemampuan belajar dan
hormon ini bekerja sama untuk meningkatkan kadar glukosa perilaku
dan asam lemak darah. Epinefrin dan glukagon, yang kadar B-endorfin yang
dikeluarkan bersama ACTH
dalam darahnya meningkar saar srres, mendorong glikoge- memerantarai analgesia
nolisis hati dan (bersama kortisol) glukoneogenesis hati. Glukagon t Bekerja bersama untuk
Namun, insulin yang sekresinya tertekan selama stres, me- lnsulin J meningkatkan glukosa
lawan penguraian simpanan glikogen hati. Semua efek ini darah dan asam lemak
membantu meningkatkan konsentrasi glukosa darah. Rang- darah
sangan utama untuk selresi insulin adalah meningkatnya Renin- t Menahan garam dan HrO
Angiotensin- untuk meningkatkan
glukosa darah; sebaliknya, efek primer insulin adalah menu-
Aldosteron volume plasma; membantu
runkan glukosa darah. Jika insulin tidak dengan sengaja di- mempertahankan tekanan
hambat selama respons srres maka hiperglikemia yang di- darah ketika terjadi
timbulkan oleh stres akan merangsang sekresi insulin yang kehilangan akut volume
plasma
menurunkan glukosa darah. Akibatnya, peningkatan glukosa
darah tidak dapat dipertahankan. Respons-respons hormon
Vasopresin t Angiotensin ll dan
vasopresin menyebabkan
terkait stres juga mendorong pembebasan asam lemak dari vasokonstriksi arteriol
simpanan lemak, karena epinefrin, glukagon, dan kortisol untuk meningkatkan
mendorong lipolisis semenrara insulin menghambatnya. tekanan darah
I Pemeliharaan uolume darah dan tehanan darah meklui Vasopresin mempengaruhi
kemampuan belajar
peninghatan abtiuitas renin-angiotensin-aldosteron dan uaso-
774 Bab 19
an selama periode bahaya. Vasopresin dan angiotensin juga (Gambar 19-12). Hipotalamus menerima masukan stresor
memiliki efek vasopresor langsung, yang dapat bermanfaat fisik atau emosi dari hampir semua bagi.an otak dan dari
dalam mempertahankan tekanan arteri jika terjadi kehilang- banyak resepror di seluruh tubuh. Sebagai respons, hipo-
an darah akut (lihat h. 386). Vasopresin juga d.ipercayai talamus secara langsung mengaktifkan sisrem saraf simpatis,
mampu mempermudah proses belajar, yang berdampak pada mengeluarkan CRH untuk merangsang pengeluaran ACTH
adaptasi terhadap stres di mana mendatang. dan kortisol, serta memicu pelepasan vasopresin. Stimulasi
simpatis, pada gilirannya menyebabkan sekresi epinefrin,
yang sama-sama memiliki efek pada Sekresi insulin dan glu-
I Berbagai aspek respons stres dikoor:dinasikan kagon oleh pankreas. Selain itu, vasokonstriksi arteriol aferen
oleh hipotalamus. ginjal oleh katekolamin secara tak langsung merangsang
sekresi renin dengan mengurangi aliran darah beroksigen ke
Masing-masing respons terhadap stres yang baru dijelaskan ginjal. Renin, selanjutnya, mengaktifkan sistem renin-angio-
dipengaruhi langsung atau tidak langsung oleh hiporalamus tensin-aldosteron. Dengan cara ini, hipotalamus menginte-
l.
f ,
Sel penghasil glukagon
- Sel:penghasil insulin
ffi,"ffi Vasokonstriksi
I
J Aliran darah
ke ginjal
Gambar 19-12
lntegrasi respons stres oleh hipotalamus
Tabel 19-4
Ringkasan Reaksi dalam Metabolisme Bahan Bakar
VVe' tsab 19
nyimpanan nutrien yang berlebihan yang tidak segera di- Sebagai alternatif untuk memproduksi energi, subunit-
butuhkan untuk menghasilkan energi atau sebagai bahan subunit organik multipotensial yang berukuran lebih kecil
baku struktur sel. Penyimpanan dilakukan dalam bentuk dan berasal dari hidroiisis intrasel dapat dibebaskan ke dalam
glikogen (bentuk simpanan untuk glukosa) atau reservoar le- darah. Molekul glukosa, asam lemak, dan asam'amino yang
mak. Katabolisme adalah penguraian atau degradasi molekul dibebaskan ini kemudian dapat digunakan sesuai kebutuhan
organik besar di dalam tubuh. Katabolisme mencakup dua untuk menghasilkan energi atau sintesis sel di bagian lain
tingkat penguraian: (1) hidrolisis (lihat h. 643) makromolekul tubuh,
organik besar sel menjadi subunit-subunit yang lebih kecil,
serupa dengan proses pencernaan kecuali bahwa reaksi ber-
Pada orang dewasa, Iaju anabolisme dan katabolisme
langsung di dalam sel dan bukan di lumen saluran cerna umumnya seimbang sehingga tubuh orang dewasa berada
(misainya, pelepasan glukosa oleh katabolisme simpanan dalam keadaan stabil dinamis dan tampak tidak berubah
glikogen); dan (2) oksidasi subunit yang lebih kecil, misalnya meskipun molekul-molekul organik yang menentukan struk-
glukosa, untuk menghasilkan energi untuk produksi ATP tur dan fungsi secara terus-menerus diperbarui. Selama per-
(lihat h. 39). tumbuhan, anabolisme melebihi katabolisme.
ffi I
i-"'-"*-l F;**t
I I
t,
Oksidasi menjadi
CO, + Hrg + ATP (energi)
Simpanan glikogen
di hati dan otot i
Ekspirasi
dari
Trigliserida
dijaringan
lemak
.-}- =Anabolisme
+ = Katabolisme
Gambar 19-13
Ringkasan jalur-jalur utama yang melibatkan molekul nutrien organik.
Tabel 19-5
Bahan Bakar Metabolik Simpanan di Tubuh
PERSENTASE
DARI
KANDUNGAN
BAHAN BENTUK TEMPAT EilIERGITUBUH
BAKAR DALAM BENTUK PENYIMPANAN TOTAL (DAN KAPASITAS
METABOLIK DARAH SIMPANAN UTAMA KALORT*) RESERVOAR PERAN
Karbohidrat Glukosa Glikogen Hati, otot 1% (1500 kalori) Mengandung energi Sumber energi
untuk kebutuhan pertama; esensial
kurang dari sehari bagi otak
Lemak Asam Trigliserida Jaringan lemak 77o/o (143.000 Mengandung energi Cddangan eneigi
lemak kalori) untuk kebutuhan utama; sumber
bebas sekitar dua bulan energi selama puasa
Protein Asam Protein Otot 22% (41.000 Kematian terjadi Sumber glukosa
amino tubuh kalori) jauh sebelum untuk otak selama
kapasitas digunakan puasa; cadangan
secara penuh karena terakhir untuk
gangguan struktural memenuhi kebutuh-
dan fungsional an energi lain
778 Bab 19
. Sebagai cadangan energi ketiga, energi dalam jumlah Nutrien tambahan yang tidak segera digunakan untuk energi
substansial tersimpan dalam protein snuktural, terutama di atau perbaikan stuktural disalurkan menjadi simpanan dalam
otot, yaitu massa protein paling banyak di tubuh. Namun, bentuk glikogen atau trigliserida.
protein bukan pilihan perrama untuk digunakan sebagai
sumber energi karena protein memiliki fungsi esensial yang
KEADAAN PASCA-ABSORPTIF
Iain; sebaliknya, cadangan glikogen dan trigliserida semata-
mata digunakan sebagai depo energi. Makanan yang masuk biasanya diserap secara runtas dalam
waktu sekitar empar jam. Karena itu, pada pola makan tiga
kali sehari tidak ada nutrien yang diserap dari saluran cerna
I Otak harus terus-menerus diberi glukosa. pada siang (menjelang makan) dan sore hari serta sepanjang
malam. Pada waktu-waktu ini terjadi keadaan pasca-
Faktor kedua yang memperumit metabolisme bahan bakar absorptif, atau puasa. Selama keadaan ini, simpanan energi
selain asupan nutrien yang intermiten sehingga nutrien perlu endogen dimobilisasi untuk menghasilkan energi, sementara
disimpan adalah bahwa otak dalam keadaan normal ber- glukoneogenesis dan penghematan glukosa mempertahankan
gantung pada penyaluran glukosa darah dalam jumlah me- glukosa pada kadar yang sesuai untuk memberi makan otak.
madai sebagai satu-satunya sumber energi. Karena itu, kon- Sintesis protein dan lemak dihentikan. Simpanan molekul-
sentrasi glukosa darah harus dipertahankan di atas suatu batas molekul organik ini dikatabolisasi masing-masing untuk
kritis. Konsentrasi glukosa darah biasanya adalah 100 mg membentuk glukosa dan menghasilkan energi. Sintesis karbo-
glukosa/l00 ml plasma dan normalnya dijaga dalam kisaran hidrat tetap terjadi melalui glukoneogenesis, tetapi pema-
sempit 70 sampai 110 mg/100 mlr. Glikogen hati adalah ca- kaian glukosa untuk energi sangar berkurang.
dangan utama untuk mempertahankan glukosa darah selama
Perhatikan bahwa konsentrasi nutrien dalam darah
masa puasa sihgkat. Namun, glikogen hati cepat habis se-
tidak banyak berfluktuasi antara keadaan absorptif dan
hingga pada puasa yang lebih lama mekanisme lain harus pasca-absorptif, Selama keadaan absorptif nutrien berlimpah
memenuhi kebutuhan energi otak yang dependen glukosa yang diserap cepar dikeluarkan dari darah dan disimpan;
tersebut. Pertama, ketika tidak ada glukosa makanan yang selama keadaan pasca-absorptif, simpanan ini dikatabolisasi
masuk ke darah, jaringan yang tidak harus menggunakan
untuk mempertahankan kadar pada tingkat yang sesuai un-
glukosa akan mengubah mekanisme metaboliknya untuk tuk memenuhi kebutuhan jaringan.
membakar asam lemak, mencadangkan glukosa hanya untuk
otak. Asam-asam lemak disediakan melalui katabolisme
simpanan trigliserida sebagai sumber energi alternatif bagi PERAN JARINGAN KUNCI DALAM STATUS METABOLIK
jaringan yang tidak dependen glukosa. Kedua, asam-asam Selama perubahan sratus metabolik (absorptif dan pasca-
amino dapat diubah menjadi glukosa oleh glukoneogenesis, absorptif) ini, berbagai jaringan melakukan peran berbeda
sementara asam lemak tidak. Karena itu, jika simpanan gli- seperti diringkaskan berikut ini:
kogen terkuras meskipun glukosa telah dihemat maka pasok-
I Hati berperan besar dalam mempertahankan kadar glu-
an baru glukosa untuk otak berasal dari katabolisme protein
kosa darah yang normal. Hati menyimpan glikogen keiika
tubuh dan perubahan asam amino bebas menjadi glukosa.
terjadi kelebihan glukosa, membebaskan glukosa ke dalam
darah saat dibutuhkan, dan merupakan rempar utama inrer-
I Bahan bakar metabolik disirnpan selama konversi metabolik misalnya glukoneogenesis.
keadaan absorptif dan dimobilisasi selama I Jaringan lemak berftngsi sebagai rempat penyimpanan
energi utama dan penting untuk mengatur kadar asam lemak
keadaan pasca-absorptif.
dalam darah.
Dari pembahasan sebelumnya seyogianya telah jelas bahwa I Otot adalah tempar urama penyimpanan asam amino
disposisi molekul-molekul organik bergantung pada kebutuhan dan merupakan pemakai energi yang utama.
metabolik tubuh. Terdapat dua keadaan metabolik fungsional- I Otak dalam keadaan normal hanya dapat menggunakan
keadaan absorptif dan keadaan pasca-a bso rpif-masing-masing glukosa sebagai sumber energi namun jaringan ini tidak
berkaitan dengan siklus makan dan puasa (Thbel 19-6). menyimpan glikogen sehingga kadar glukosa harus diper-
tahankan,
KEADAAN ABSORPTIF
Setelah makan, nutrien yang masuk diserap dan masuk ke
dalam darah (keadaan absorptif atau kenyang). Selama I Sumber energiyang lebih kecil digunakan sesuai
periode ini, glukosa berlimpah dan berfungsi sebagai sumber kebutuhan.
energi utama. Hanya sedikit lemak dan asam amino yang
diserap digunakan untuk energi selama keadaan absorptif Beberapa zat antara organik lain ikut berperan, meskipun
karena kebanyakan sel menggunakan glukosa jika tersedia. kecil, sebagai sumber energi-yaitu, gliserol, asam laktat, dan
lKonsentrasi glukosa darah kadang badan keton.
dinyatakan dalam molaritas,
dengan kadar normal glukosa darah berkisar sekitar 5
mM (lihat h. I Seperti telah disebutkan, gliserolberasal dari hidrolisis
A-i0) trigliserida (bahan ini merupakan tulang punggung tempat
780 Bab 19
menjauhi tahap kegagalan fatal tersebut selama mungkin se-
Tabel 19-6 waktu kelaparan, otak mulai menggunakan keton sebagai
Perbandingan Keadaan Absorptif dan Pasca-absorptif sumber energi utama sehingga pemakaian glukosa berkurang.
Pemakaian asam lemak "remah-remah" oleh otak sisa dari
BAHAN
"makanan' yang disantap hati ini membatasi keharusan mo-
BAKAR KEADAAN KEADAAN PASCA-
METABOLIK ABSORPTIF ABSORPTIF bilisasi protein untuk menghasilkan glukosa guna memberi
makan otak. Kedua adaptasi metabolik terhadap kelaparan
Karbohidrat Glukosa menjadi Penguraian dan deplesi
sumber energi glikogen berkepanjangan ini-penurunan katabolisme protein dan
utama pemakaian keton oleh otak-menjadi penyebab tingginya
Sintesis dan Penghematan glukosa kadar keton dalam darah. Otak menggunakan keton hanya
penyimpanan untuk menyediakan ketika kadar keton darah tinggi. Kadar keton yang tinggi juga
glikogen glukosa bagi otak secara langsung menghambat penguraian protein di otot.
Kelebihan diubah Pembentukan glukosa Karena itu, keton menghemat protein tubuh sekaligus me-
dan disimpan baru melalui
glukoneogenesis
menuhi kebutuhan energi otak.
sebagai lemak
trigliserida
Sintesis dan Katabolisme trigliserida
penyimpanan Asam lemak menjadi I Hormon pankreas,insulin dan glukagon, sangat
trigliserida sumber energi utama penting untuk mengatur metabolisme bahan
untuk jaringan yang bakar.
tidak dependen glukosa
Protein Sintesis protein Katabolisme protein Bagaimana tubuh "mengetahui" kapan mengubah proses
Kelebihan diubah Asam amino digunakan metabolik dari sistem anabolisme netto dan penyimpanan
dan disimpan untuk glukoneogenesis nutrien menjadi sistem katabolisme netto dan penghematan
sebagai lemak
trigliserida glukosa? Aliran nutrien organik sepanjang jalur-jalur meta-
bolik dipengaruhi oleh berbagai hormon, termasuk insulin,
glukagon, epinefrin, kortisol, dan hormon pertumbuhan.
Pada umumnya, hormon pankreas, insulin dan glukagon,
adalah regulator hormon dominan yang mengubah jalur-
melekatnya rantai asam lemak) yang dapat diubah menjadi
jalur metabolik maju mundur dari anabolisme netto menjadi
glukosa di hati.
I Demikian juga, asam laktat, yang dihasilkan dari kata- kataboiisme netto dan penghematan glukosa, masing-masing
bergantung pada apakah tubuh berada dalam keaclaan makan
bolisme tak sempurna glukosa melalui glikolisis di otot (lihat
atau Puasa.
h.299),juga dapat diubah menjadi glukosa di hati.
I Badan keton adalah sekelompok senyawa yang dihasil-
kan oleh hati selama penghematan glukosa. Tidak seperti PULAU LANGERHANS
jaringan lain, ketika hati menggunakan asam lemak sebagai Pankreas adalah suatu organ yang terdiri dari jaringan ekso-
sumber energi, organ ini mengoksidasi asam iemak tersebut krin dan endokrin. Bagian eksokrin mengeluarkan larutan
hanya sampai asetil koenzim A (asetil KoA) dan tidak mampu encer alkalis serta enzim pencernaan melalui duktus pan-
memproses lebih lanjut melalui siklus asam sitrat untuk eks- kreatikus ke dalam lumen saluran cerna. Di antara sei-sel
traksi lebih banyak energi. Karena itu, hati tidak mengurai- eksokrin di seluruh pankreas tersebar kelompok-kelompok,
kan asam lemak hingga CO, dan HrO untuk menghasilkan atau "pulau", sel endokrin yang dikenal sebagai pulau (zslers)
energi maksimal. Organ ini mengekstraksi secara parsial Langerhans (lihat Gambar 16-12, h. 668). Sel endokrin
energi yang tersedia dan mengubah molekul asetil KoA men- pankreas yang terbanyak adalah sel B (beta), tempat sintesis
jadi badan keton, yang kemudian dibebaskan ke dalam da- dan sekresi insulin, dan sel cr (alfa), yang menghasilkan
rah. Badan keton berfungsi sebagai sumber energi alternatif gluhagon. Sel D (delta), yatrg lebih jarang, adalah tempat
untuk jaringan yang mampu mengoksidasi bahan ini lebih sintesis szmatostatin. Sel pulau Langerhans yang paling ja-
lanjur melalui siklus asam sirrat. rang, sel PP, mengeluarkan polipeptida pankreas, yang mung-
kin berperan daiam mengurangi nafsu makan dan asupan
Selama kelaparan yang lama, otak mulai menggunakan
makanan tetapi tidak akan dibahas lebih lanjut. Kita akan
badan keton menggantikan glukosa sebagai sumber energi
secara singkat membahas somatostatin sekarang dan kemu-
utama. Karena kematian akibat kelaparan biasanya lebih di-
dian beralih ke insulin dan glukagon, yaitu hormon-hormon
sebabkan oleh terkurasnya protein daripada hipoglikemia
terpenting dalam regulasi metabolisme bahan bakar.
(penurunan gula darah), untuk mempertahankan hidup pada
keadaan tanpa asupan kalori, maka giukoneogenesis perlu
SOMATOSTATIN
dijaga minimal selama kebutuhan energi untuk otak tidak
terganggu. Protein sel, dalam persentase yang bermakna, da- Somatostatin pankreas menghambat saluran cerna daiam
pat dikatabolisasi tanpa menyebabkan malfungsi sel yang berbagai cara, dengan efek keseluruhan adalah menghambat
serius, tetapi akhirnya akan tercapai tahap di mana sel yang pencernaan nuuien dan mengurangi penyerapannya. Soma-
dikanibal tidak lagi dapat berfungsi dengan baik. Untuk tostatin dikeluarkan oleh sel D pankreas sebagai respons
780 Bab 19
langsung terhadap peningkatan glukosa darah dan asam EFEK PADA KARBOHIDRAT
amino darah selama penyerapan makanan. Dengan menim-
Memelihara homeostasis glukosa darah merupakan salah
bulkan efek inhibisi, somarosrarin pankreas bekerja melalui
satu fungsi penring pankreas. Konsentrasi glukosa dalam
mekanisme umpan balik negatif untuk mengerem kecepatan
darah ditentukan oleh keseimbangan antara proses-proses
pencernaan dan penyerapan makanan sehingga kadar nutrien
berikut (Gambar 19-14): penyerapan glukosa dari saluran
dalam plasma tidak berlebihan. Somatosratin pankreas juga
cerna, pemindahan glukosa ke dalam sel, produksi glukosa
berperan parakrin dalam mengatur sekresi hormon pankreas.
oleh hati, dan (secara abnormal) ekskresi glukosa di urin.
Keberadaan lokal somatosrarin mengurangi sekresi insulin,
Insulin memiliki empat efek yang menurunkan kadar
glukagon, dan somarostatin iru sendiri, tetapi makna ftsiolo-
glukosa darah dan mendorong penyimpanan karbohidrat:
gik fungsi parakrin ini belum jelas.
Somatostatin juga dihasilkan oleh sel-sel yang melapisi 1. Insulin mempermudah transpor glukosa ke dalam se-
bagian dalam saluran cerna rempat zat ini bekerja lokal secara bagian besar sel. (Mekanisme peningkatan penyerapan
parakrin untuk menghambar sebagian besar proses pencer- glukosa ini dijelaskan setelah efek lain insulin dalam
naan (lihat h. 663). Selain itu, somatosratin (alias GHIH) menurunkan glukosa darah dicantumkan).
diproduksi oleh hipotalamus, tempar zat ini menghambat 2. Insulin merangsang glikogenesis, pembentukan gliko-
sekresi hormon pertumbuhan dan TSH (lihat h.738). gen dari glukosa, di otot rangka dan hati.
Kita selanjutnya akan membahas insulin kemudian 3. Insuiin menghambat glikogenolisis, penguraian gliko-
glukagon, diikuti oleh diskusi tentang bagaimana insulin gen menjadi glukosa. Dengan menghambat penguraian
dan glukagon berfungsi sebagai unit endokrin untuk meng- glikogen menjadi glukosa maka insulin cenderung me-
ubah proses metabolik antara keadaan absorptif dan pasca- nyebabkan penyimpanan karbohidrat dan mengurangi
absorptif. pengeluaran glukosa oleh hati.
4. Insulin juga menurunkan pengeluaran glukosa oleh hati
I lnsulin rnenurunkan kadar glukosa, asam lemak, dengan menghambat glukoneogenesis, perubahan asam
amino menjadi glukosa di hati. Insulin melakukannya
dan asam arnino darah serta mendorong
dengan mengurangi jumlah asam amino di darah yang
penyimpanannya.
tersedia bagi hati untuk glukoneogenesis dan dengan
Insulin memiliki efek penting pada metabolisme karbohi- menghambat enzim-enzim hati yang diperlukan untuk
drat, lemak, dan protein. Hormon ini menurunkan kadar mengubah asam amino menjadi glukosa.
glukosa, asam lemak, dan asam amino darah serta mendo- Karena itu, insulin mengurangi konsentrasi glukosa
rong penyimpanan bahan-bahan tersebut. Sewaktu molekul darah dengan mendorong penyerapan glukosa oleh sel dari
nutrien ini masuk ke darah selama keadaan absorptif, insulin darah untuk digunakan dan disimpan, dan secara bersamaan
mendorong penyerapan bahan-bahan ini oleh sel dan peng- menghambat dua mekanisme pembebasan glukosa oleh hati
ubahannya masing-masing menjadi glikogen, trigliserida, ke dalam darah (glikogenolisis dan glukoneogenesis). Insulin
dan protein. Insulin melaksanakan banyak fungsinya dengan adalah satu-satunya hormon yang mampu menurunkan ka-
mempengaruhi transpor nutrien darah spesifik masuk ke da- dar glukosa darah. Insulin mendorong penyerapan glukosa
lam sel atau mengubah aktivitas enzim-enzim yang berperan oleh sebagian besar sel melalui rekrutmen pengangkut gluko-
dalam jalur-jalur metabolik rertenru. sa, suatu topik yang sekarang akan kita bahas.
Faktcr yang meningkatk*n glukasa darair Fak{or yang menurunkan glukosa darah
:: :::
I
:',.t,il::,l r li'];l':i::'+i::ri,::'r'+.':ii,i;.:': :iirrir:tr..i :-;:::.;1.:;:'=rrl.:
Transpor glukosa ke dalam sel;
Digunakan untuk menghasilkan energi
,:i1:F.en$+.ii.a'4$J-q j, -
l_
Disimpan
::::1 ::..i:'i:a:
,. .:it..,,r.r-:it..,:.. j:. :..
::: :l:'rtli:: lli:::.:iri:.-ii::::l+:
:r-:i:r:: r::r:-iirt:! :::::: :::: i: ::;; - . sebagai glikogen melalui glikogenesis
. sebagai trigliserida
l- -- ---:--1
t l=
Faktor yang dikontrol secara hormonal untuk mempertahankan kadar glukosa darah
Gambar 19-14
Faktor yang mempengaruhi konsentrasi glukosa darah.
782 Bab 19
Ketika sekresi insulin rendah, efek kebalikannya yang keadaan yang biasanya menyebabkan pengaktifan simpatis
terjadi. Laju pemasukan glukosa ke dalam sel berkurang dan generalisata-yaitu, stres (lawan atau lari) dan olahraga. pada
terjadi katabolisme nerro melebihi sintesis glikogen, kedua situasi ini diperlukan bahan bakar tambahan untuk
trigliserida, dan protein. Pola ini mengingatkan kita pada aktivitas otot yang meningkat.
keadaan pasca-absorpsi; memang, sekresi insulin berkurang
selama keadaan pasca-absorpsi. Namun, hormon pankreas
utama lainnya, glukagon, juga berperan besar dalam I Gejala diabetes melitus adalah khas keadaan
menggeser poia metabolisme dari absorpsi ke pasca-absorpsi, pasca-absorpsi yang berlebihan.
sePerti akan dijelaskan.
CATAIAN KLINIS. Diabetes melitus sejauh ini adalah
penyakit endokrin yang paling sering ditemukan. Gejala-
I Perangsang utama peningkatan sekresi insulin gejala akut diabetes melitus disebabkan oleh kurang ade-
adalah peningkatan konsentrasi glukosa darah. kuatnya kerja insulin. Karena insulin adalah satu-sarunya
hormon yang mampu menurunkan kadar glukosa darah
Pengontrol utama sekresi insulin adalah sistem umpan balik maka salah satu gambaran menonjol pada diabetes melitus
negatif langsung antara sel B pankreas dan konsentrasi glu- adalah peningkatan kadar glukosa darah, atau hiperglikemia.
kosa dalam darah yang mengalirinya. Peningkatan kadar Diabetes secara harfiah artinya "mengalirkan" , yang menun-
glukosa darah, seperti selama penyerapan makanan, secara jukkan pengeluaran urin dalam jumlah besar pada penyakit
langsung merangsang sel B untuk membentuk dan menge- ini. Pengeluaran urin berlebihan dijumpai pada diabetes
luarkan insulin. Peningkatan insulin menurunkan kadar glu- melitus (akibat insufisiensi insulin) dan diabetes inspidus
kosa darah ke normal dan mendorong pemakaian serra (karena defisiensi vasopresin). Melitus artinya.manis"; insi-
penyimpanan nutrien ini. Sebaliknya, penurunan glukosa da- pidus artinya "tidak terasa". Urin pasien dengan diabetes
rah di bawah normal, misalnya sewaktu puasa, secara lang- melitus rerasa manis karena banyaknya glukosa yang manik
sung menghambat sekresi insulin. Penurunan Iaju sekresi ke dalam urin, semenrara urin pasien diabetes insipidus tidak
insulin menggeser metabolisme dari pola absorptif ke pasca- mengandung gula sehingga tidak terasa. (Tidakkah anda ber-
absorptifl Karena itu, sistem umpan balik negatif sederhana syukur bahwa anda bukan petugas kesehatan pada zaman
sudah dapat mempertahankan pasokan glukosa yang relatif kedua penyakit ini dibedakan berdasarkan rasa urinnya?)
konstan ke jaringan ranpa memerlukan partisipasi saraf atau Diaberes melitus memiliki dua varian urama, berdasar,
hormon lain. kan kemampuan pankreas mengeluarkan insulin: Diabetes
Selain konsentrasi glukosa darah, masukan lain yang ripe l, yang ditandai oleh kurangnya sekresi insulin, dan
mengatur sekresi insulin adalah sebagai berikut (Gambar 2, yang ditandai oleh sekresi insulin yang nor-
Diabetes tipe
1 9-1 5): mal atau bahkan meningkat tetapi sensitivitas sel ."."r"r,
terhadap insulin berkurang. (Untuk pembahasan lebih lanjut
I Peningkatan kadar asam amino darah, misalnya setelah
ciri-ciri kedua jenis diabetes melitus ini, lihatlah fitur boks
makan makanan tinggi protein, secara langsung merangsang
penyerta di h. 785-788, Konsep, Thntangan, dan Kontro-
sel B untuk meningkatkan sekresi insulin. Melalui mekanis-
versi).
me umpan balik negatif, peningkatan insulin meningkatkan
Konsekuensi akut diabetes melitus dapat dikelompok-
masuknya asam-asam amino ke dalam sel sehingga kadar
kan sesuai efek kurangnya kerja insulin pada metabolisme
asam amino darah berkurang sementara sintesis protein me-
karbohidrat, lemak, dan protein (Gambar 19-16). Gambar
ningkat.
ini mungkin tampak sulit tetapi angka-angkanya, yang sesuai
I Hormon saluran cerna yang dikeluarkan sebagai respons
dengan angka di pembahasan berikut, membantu anda
terhadap adanyamakanan, l<hususnya glucose-dep endent insu-
menelusuri penyakit kompleks ini tahap demi tahap.
linotropic peptide (GIP) (lihat h. 694), merangsang pankreas
mengeluarkan insulin selain memiliki efek regulatorik lang-
sung pada sistem pencernaan. Melalui kontrol ini, sekresi KONSEKUENSI YANG BERKAITAN DENGAN EFEK
insulin ditingkatkan melalui mekanisme "umpan", atau PADA M ETABOLISME KARBOHI DRAT
antisipatorik, bahkan sebelum penyerapan nutrien mening- Karena penurunan aktivitas insulin, maka perubahan-
katkan konsentrasi glukosa dan asam amino darah.
perubahan yang terjadi pada diabetes melitus adalah pola
I Sistem saraf otonom juga secara langsung mempenga- metabolik pasca-absorpsi yang berlebihan, kecuali hipergli-
ruhi sekresi insulin. Pulau-pulau Langerhans memiliki kemia. Pada keadaan puasa yang biasa, kadar glukosa daiah
banyak persarafan parasimpatis (vagus) dan simpatis. pening- sedikit di bawah normal. Hiperglikemia, tanJa utama dia-
katan aktivitas parasimpatis yang terjadi sebagai respons rer- betes melitus, terjadi karena berkurangnya penyerapan glu-
hadap makanan di saluran cerna merangsang pengeluaran kosa oleh sel, disertai oleh peningkatan pengeluar"oglr.rko."
insulin. Hal ini juga merupakan respons feedforward sebagai oieh hati (:1. di Gambar i.9-16). Karena pros.r-proses gliko-
antisipasi penyerapan nurrien. Sebaliknya, stimulasi simpatis genolisis dan glukoneogenesis yang menghasilkan glukosa
dan peningkatan epinefrin yang menyertainya menghambat berlangsung tanpa kendali karena tidak adanyainsulin maka
sekresi insulin. Penurunan kadar insulin memungkinkan ka- pengeluaran glukosa oleh hati meningkat. Karena banyak sel
dar glukosa naik, suatu respons yang sesuai dengan keadaan- tubuh tidak dapat menggunakan glukosa tanpa bantuan
I
Sekresi insulin
I
Glukosa darah
Asam lemak darah
Asam amino darah
Sintesis protein
Simpanan bahan bakar
Gannbar 19-1 5
Faktor yang mengontrol sekresi insulin.
insulin maka terjadi keiebihan glukosa ekstrasel bersamaan KONSEKUENSI YANG BERKAITAN DENGAN EFEK
dengan defisiensi giukosa intrasel yang ironis-"kelaparan di PADA METABOLISME LEMAK
tengah lumbung padi". Meskipun otak, yang tidak bergan- Sintesis trigliserida berkurang sementara lipolisis meningkat,
tung pada insulin, mendapat nutrisi yang adekuat pada
menyebabkan mobilisasi besar-besaran asam-asam lemak
diabetes melitus, namun konsekuensi-konsekuensi lebih lan-
dari simpanan trigliserida 12. Peningkatan asam lemak darah
jut dari penyakit ini akhirnya menyebabkan disfungsi otak, sebagian besar digunakan oleh sel sebagai sumber energi
seperti yang akan segera anda ketahui. alternatif. Peningkatan pemakaian asam lemak oleh hati
Ketika glukosa darah meningkat ke kadar di mana jum- menyebabkan pelepasan badan-badan keton secara berle-
lah glukosa yang tersaring melebihi kemampuan sel tubuius bihan ke dalam darah, menyebabkan ketosis TS. Badan-badan
melakukan reabsorpsi maka glukosa muncul di urin Qluko' keton mencakup beberapa jenis asam, misalnya asam ase-
suria) 2. Glukosa di urin menimbulkan efek osmotik yang toasetat, yang terbentuk karena penguraian lemak secara
menarik HrO bersamanya, menyebabkan diuresis osmotik tidak sempurna sewaktu produksi energi oleh hati. Karena
yang ditandai oleh poliuria (sering berkemih) 3. Besarnya itu, ketosis yang terjadi ini menyebabkan asidosis metabolik
cairan yang keluar dari tubuh menyebabkan dehidrasi 4, progresif 14. Asidosis menekan otak dan, jika cukup parah,
yang selanjutnya dapat menyebabkan kegagalan sirkulasi dapat menyebabkan koma diabetes dan kematian 15.
perifer karena berkurangnya volume darah secara mencolok Tindakan kompensatorik untuk asidosis metabolik ada-
5. Kegagalan sirkulasi ini, jika tidak diperbaiki, dapat me- lah meningkatkan ventilasi untuk mengeluarkan lebih banyak
nyebabkan kematian karena berkurangnya aliran darah ke CO, pembentuk asam 16. Pengeluaran salah satu badan keton,
otak 6 atau gagal ginjal sekunder akibat kurangnya tekanan aseton, melalui hembusan napas menyebabkan napas berbau
filtrasi 7. Lebih lanjut, sel-sel kehilangan air sewaktu tubuh "buah" kombinasi permen Juicy Fruit dan pembersih kuteks.
mengalami dehidrasi akibat pergeseran osmotik air dari sel Kadang, karena bau ini, orang yang kebetulan lewat salah
ke dalam cairan ekstrasei yang hipertonik 8. Sel-sei otak menyangka pasien yang kolaps pada koma diabetes sebagai
sangat peka terhadap penciutan sehingga dapat terjadi mal- pemabuk yang pingsan karena minuman keras. (Situasi ini
fungsi sistem saraf 9 (lihat h. 613). Gejala khas lain pada menggambarkan pentingnya pasien memiliki tanda pengenal
diabetes melitus adalah polidipsia (rasa haus berlebihan) 10, untuk kewaspadaan medis). Pengidap diabetes tipe 1 jauh le-
yang sebenarnya adalah mekanisme kompensasi untuk me- bih rentan mengalami ketosis daripada pengidap tipe 2.
lawan dehidrasi.
Kisah ini belum lengkap. Pada defisiensi glukosa intra-
KONSEKUENSI YANG BERKAITAN DENGAN EFEK
sel, nafsu makan meningkat sehingga terjadt polifagia (asupan
makanan berlebihan) ,1'1,. Namun, meskipun asupan makan- PADA M ETABOLISME PROTEI N
an bertambah terjadi penurunan berat akibat efek defisiensi Efek kurangnya insulin pada metabolisme protein adalah per-
insulin pada metabolisme lemak dan protein. geseran netto menuju katabolisme protein. Penguraian protein-
784 Bab 19
l*'";-_-1
I trigliserida !-,*'*l J Penyerapan asam
amino oleh sel
[;;;;I
I Protein
#l )t
I I
t )
,l E+ {@ @+
t otoi
P*''61
I
ol [ffi;i ]
l"ffif
i
-T- @l
I
E;;;;;l
I
I I
F-*.ffi*l [r-.--''"*l alternatif
I
I
tf"r"r"r"nl
I ueiat
"
1
o+
['"-F=l I
I Glukoneogenesis
ol @-;*;;--l @l -l
I Dehidrasi
l-l F--"*
_)
t
@+
[;;;-_-l@G""*;;;-l
metanorix ventira"si
I l* | I
@l --l
[*-r,
aiuo"t".
I ]
I
Kematian
Garnkrar 19-'16
Efek akut diabetes melitus. Konsekuensi-konsekuensi akut diabetes melitus dapat dikelompokkan sesuai efek kurangnya
pengaruh insulin pada metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein. Efek-efek ini akhirnya menyebabkan kematian melalui
berbagai jalur. Lihat h. 783-785 untuk penjelasan mengenai angka-angka dalam lingkaran.
protein otot menyebabkan otot rangka lisut dan lemah r!:,7 dan, rumit yang dapat mengganggu metabolisme karbohidrat,
pada anak yang mengidap diabetes, penurunan pertumbuhan lemak, dan protein serta keseimbangan cairan dan asam-
secara keseluruhan. Berkurangnya pengambilan asam amino basa. Penyakit ini .juga dapat berdampak pada sisrem per-
disertai meningkatnya penguraian protein menyebabkan jum- napasan, ginjal, sistem sirkulasi, dan sistem saraf.
lah asam amino dalam darah berlebih 18. Peningkatan asarn
amino darah ini dapat digunakan untuk glukoneogenesis PENYULIT JANGKA PANJANG
sehingga hiperglikemia menjadi bertambah parah I.9. Selain konsekuensi-konsekuensi akut yang berpotensi dmbul
Seperti yang dapat dengan mudah anda pahami dari pada diabetes yang tidak diobati, yang dapat dijelaskan
gambaran ringkas ini, diabetes melitus adalah suatu penyakit berdasarkan efek metabolik jangka pendek insulin, banyak
786 Bab'19
sebagian besar tidak menggunakan
Perbandingan Diabetes Melitus Tipe 'l dan Tipe 2
metode penyuntikan yang banyak
ditakuti oleh pasien:
KARAKTERISTIK 1
DIABETES TIPE DIABETES TIPE 2 Beberapa metode yang sedang
Kadar Sekresi lnsulin Tidak ada atau hampir Mungkin normal atau di atas dikembangkan berupaya menghin-
tidak ada normal
dari keharusan penyuntikan insulin
dengan menggunakan rute
Usia Awitan Tipikal Anak Dewasa alternatif pemberian yang
Persentase Pengidap 10a/o - 20s/o B0% - 90% memintas enzim-enzim saluran
Defek Mendasar Kerusakan sel Berkurangnya kepekaan sel cerna. Metode ini mencakup
B
sasaran insulin pemakaian bubuk insulin yang
dihirup dan ultrasound untuk
Terapi Penyuntikan insulin; Kontrol diet dan penurunan mendorong insulin masuk ke dalam
pengaturan diet; olah berat; olahraga; kadang obat kulit dari suatu koyo yang
raga hipoglikemik oral mengandung insulin.
Beberapa peneliti sedang mencari
pada hewan menunjukkan bahwa cara untuk melindungi tablet insulin
lambat dan tidak terjadi lonjakan
Byetta bahkan merangsang regenerasi dari perusakan oleh enzim saluran
glukosa segera setelah makan
(i n h i bito r a lfa-g I i kosi dase, misalnya sel B pankreas. cerna, dan yang lain menemukan
Karena tidak satupun dari obat- pengganti oral untuk insulin-yaitu,
Precose)
obat ini yang memberi insulin baru suatu bahan kimia nonpeptida yang
4. Dengan membuat sel lemak dan
berikatan dengan reseptor insulin
otot lebih peka terhadap insulin bagi tubuh maka mereka tidak dapat
(yaitu, dengan mengurangi menggantikan suntikan insulin bagi dan memicu respons intrasel ydng
pengidap diabetes tipe 'l . Selain itu, serupa dengan yang ditimbulkan
resistensi insulin) (tiazolidinedion,
kadang sel B yang telah melemah pada oleh insulin. Karena bukan protein
misalnya Avandia).
pengidap diabetes tipe 2 akhirnya maka bahan ini tidak akan dirusak
Satu golongan baru obat belakang- rusak dan tidak lagi dapat mempro- oleh enzim pencernaan proteolitik
an ini disetujui untuk mengobati jika diminum sebagai pil.
duksi insulin. Pada kasus semacam ini,
pengidap diabetes tipe 2, incretin pasien yang semula non-dependen Harapan lain adalah transplan sel
mimetic. lnkretin adalah kelompok insulin harus mendapat terapi insulin pulau Langerhans pankreas. Para
hormon yang dikeluarkan oleh saluran seumur hidup. ilmuwan telah mengembangkan
cerna untuk menurunkan glukosa beberapa tipe alat yang mengisolasi
darah, misalnya GIP, yang telah anda Pendekatan Baru dalam sel-sel pulau Langerhans donor dari
kenal (lihat h. 694 dan 783). lncretin Penatalaksanaan Diabetes sistem imun penerima. lmunoisolasi
mimetic adalah obat yang kerjanya Saat ini tersedia beberapa pendekatan sel-sel ini akan memungkinkan
mirip dengan hormon inkretin yang baru untuk pengidap diabetes pemakaian tandur (graft) dari
terdapat secara alami tersebut. Obat tergantung insulin, yang membebas- hewan lain, mengatasi keterbatasan
pertama dari golongan ini yang ada di kan mereka dari keharusan melakukan sel donor manusia. Sel pulau
pasaran, Byetta, menyerupai hormon satu atau dua kali penyuntikan insulin Langerhans babi akan menjadi
glucagon-like peptide 7 (GLP-1) yang setiap hari. sumber yang sangat baik karena
dikeluarkan oleh usus. GLP-1 dibebas- insulin babi hampir identik dengan
kan dari sel L usus halus sebagai I Pompa insulin yang ditanam di insulin manusia.
respons terhadap asupan makanan dan tubuh dapat menyalurkan insulin Beberapa peneliti berharap bahwa
memiliki berbagai efek yang menurun- dalam jumlah yang telah ditentukan mereka akan mampu mengarahkan
kan glukosa darah. GLP-1 itu sendiri secara teratur, tetapi pemakainya sel punca untuk membentuk sel
hidup terlalu singkat untuk dapat harus menentukan waktu makan penghasil insulin yang kemudian
dianggap obat. Byetta, yaitu versi dengan cermat agar sesuai dengan dapat diimplantasikan.
suatu peptida yang ditemukan dalam penyaluran otomatis insulin Dalam suatu pendekatan terkait,
bisa monster Gila yang beracun, harus tersebut. para ilmuwan beralih ke rekayasa
disuntikkan. Seperti GLP-1, obat ini I Transplantasi pankreas saat ini juga genetik dengan harapan mereka
merangsang sekresi insulin oleh sel B lebih sering dilakukan dengan dapat membuat pengganti sel B
ketika glukosa darah tinggi tetapi angka keberhasilan meningkat. Di pankreas. Salah satu contoh adalah
tidak ketika glukosa berada dalam sisi buruknya, penerima cangkok pemrograman ulang sel endokrin
kisaran normal. Byetta juga menekan pankreas harus memakai obat usus halus yang menghasilkan
produksi glukagon (yang meningkat- imunosupresif seumur hidup untuk gI ucose-d e pe n d ent i nsu I i notro pi c
kan glukosa) dan memperlambat mencegah penolakan organ donor. hormone (GlP). lngatlah bahwa
pengosongan lambung sehingga laju Pasokan organ donor juga terbatas. dalam keadaan normal GIP
pencernaan dan penyerapan nutrien mendorong pelepasan insulin
diperlambat. Dengan menimbulkan Riset-riset di berbagai bidang saat secara umpan ketika makanan
rasa kenyang, Byetta mengurangi ini dapat secara dramatis mengubah berada di saluran cerna. Tujuannya
asupan makanan dan dalam jangka pendekatan terhadap terapi diabetes adalah agar sel-sel non-p ini
panjang menyebabkan penurunan di masa mendatang. Terapi-terapi baru mengeluarkan insulin dan GIP saat
berat badan (lihat h. 705). Studi-studi berikut ini sudah mulai dicoba, makan.
(berlanjut)
penyulit jangka panjang penyakit ini timbul setelah 15 sam- muncul dalam dua cara berbeda. Pertama, kelebihan insulin
pai 20 tahun meskipun pasien diberi terapi untuk mengatasi dapat terjadi pada pasien diabetes ketika insulin disuntikkan
efek jangka pendek. Komplikasi-komplikasi kronik ini, yang terlalu banyak untuk asupan kalori dan tingkat olahraga pa-
menjadi penyebab memendeknya usia harapan hidup pengi- sien, menimbulkan apa yang disebut sebagai syok insulin.
dap diabetes, terutama melibatkan degenerasi pembuluh Kedua, kadar insulin darah dapat meningkat abnormai pada
darah dan saraf. Lesi kardiovaskular adalah penyebab ter- orang nondiabetes yang mengidap tumor sel B atau yang sel
sering kematian dini pasien diabetes. Insidens penyakit jan- B-nya terlalu peka terhadap glukosa, suatu kondisi yang di-
tung dan stroke lebih tinggi pada pasien diabetes dibanding- sebut hipoglikemia reaktif. Sei p ini mengeluarkan insulin
kan pada orang tanpa diabetes. Karena lesi vaskular sering jauh iebih besar daripada yang dibutuhkan, sebagai respons
timbul di ginjal dan rerina mata maka diabetes adalah pe- terhadap peningkatan glukosa darah setelah diet tinggi kar-
nyebab utama gagal ginjal dan kebutaan di Amerika Serikat. bohidrat. Insulin yang berlebih ini mendorong sebagian besar
Gangguan penyaluran darah ke ekstremitas dapat menye- glukosa masuk ke dalam sel sehingga terjadi hipoglikemia.
babkan jaringan mengalami gangren, dan jari kaki atau bah- Konsekuensi kelebihan insulin terurama adalah mani-
kan keseluruhan tungkai mungkin perlu diamputasi. Selain festasi efek hipoglikemia pada otak. Ingatlah bahwa otak
masalah sirkulasi, lesi degeneratif di saraf menimbulkan neu- memerlukan pasokan glukosa yang rerus-menerus sebagai
ropati multipel yang menyebabkan disfungsi otak, medula nutrisinya dan bahwa penyerapan glukosa oleh otak tidak
spinalis, dan saraf perifer. Yang terakhir umumnya ditandai bergantung pada insulin. Pada kelebihan insulin, glukosa
oleh nyeri, baal, dan kesemutan, khususnya di ekstremitas. yang terdorong masuk ke dalam sel-sel dependen insulin jauh
Terpajannya jaringan secara terus-menerus ke glukosa lebih banyak daripada seharusnya. AJ<ibatnya adalah penu-
darah yang tinggi dalam waktu lama menyebabkan perubah- runan kadar glukosa darah sehingga tidak tersedia cukup
an jaringan yang menjadi penyebab penplit degeneratif glukosa di darah untuk disalurkan ke otak. Pada hipoglike-
vaskular dan saraf. Karena itu, penanganan terbaik untuk mia, otak pada hakikatnya mengalami kelaparan. Karena itu,
diabetes melitus adalah terus menjaga kadar glukosa darah gejala terutama berkaitan dengan depresi fungsi otak yang,
dalam batas-batas normal untuk mengurangi insidens ber- jika cukup parah, dapat cepat berkembang menjadi kehi-
bagai kelainan kronik ini. Namun, kadar glukosa darah pada langan kesadaran dan kematian. Orang dengan sel p yang
pengidap diabetes yang mendapat terapi tradisional biasanya terlalu peka biasanya tidak mengalami hipoglikemia hingga
sangat berfluktuasi dalam kisaran lebar sehingga jaringan tahap yang serius tetapi mereka rerap memperlihatkan
tubuh terpajan ke kadar glukosa yang agak tinggi paling tidak gejala-gejala depresi ringan aktivitas SSP
selama beberapa jam dalam sehari. Untungnya, berbagai Insidens sebenarnya dari hipoglikemia reaktif masih
kemajuan dalam pemahaman tentang bagaimana memanipu- diperdebatkan, karena pengukuran laboratoiium untuk
lasi defek molekular mendasar pada diabetes memberi memastikan adanya glukosa darah yang rendah saat gejala
harapan bahwa akan tercipta rerapi yang lebih efektifdalam timbul tidak dilakukan pada sebagian besar orang yang
dekade ini sehingga penyakit yang sudah timbul dapat di- didiagnosis mengidap kelainan ini. Pada kasus ringan, gejala
kelola atau bahkan disembuhkan dan kasus baru mungkin hipoglikemia, misalnya tremor, rasa lelah, mengantuk, dan
dapat dicegah. (Lihat fitur boks tenrang diabetes untuk kesulitan berkonsentrasi, bersifat non,spesifik. Karena gejala
strategi-strategi terapi yang ada sekarang dan kemungkinan- juga dapat ditimbulkan oleh masalah emosi arau faktor lain
nya di masa mendatang). maka diagnosis pasti sulit ditegakkan jika hanya didasarkan
pada gejaia.
Insidens sebenarnya hipoglikemia reaktif merupakan
I Kelebihan insulin menyebabkan hipoglikemia sebuah kontroversi, karena pemeriksaan laboratorium untuk
yang mempengaruhi otak. mengkonfirmasi adanya kadar glukosa darah yang rendah
sewaktu timbulnya gejala, tidak dilakukan pada sebagian
CATAIAN KLINIS. Marilah kita melihat hal yang berla- besar pasien yang didiagnosis mengalami gangguan tersebut.
wanan dengan diabetes melitus, kelebihan insulin, yang di- Pada kasus ringan, gejala-gejala hipoglikemia seperti gemetar,
tandai oleh hipoglikemia (glukosa darah rendah) dan dapat lemah, mengantuk, serta tidak bisa berkonsentrasi bersifat
788 Bab 19
tidak spesifik. Karena gejala-gejala tersebut dapat terjadi oleh hati sehingga kadar glukosa darah meningkat. Glukagon
akibat masalah emosional atau faktor lain, sehingga diagnosis melaksanakan efek hiperglikemiknya dengan menurunkan
definitif hanya berdasarkan gejala tidak mungkin ditegak- sintesis glikogen, mendorong glikogenolisis, dan merangsang
kan. glukoneogenesis.
Terapi hipoglikemia bergantung pada penyebabnya.
Saat munculnya randa awal serangan hipoglikemia akibat EFEK PADA LEMAK
kelebihan dosis insulin, pengidap diabetes harus makan atau
Glukagon juga melawan efek insulin pada metabolisme le-
minum yang manis. Hipoglikemia berat harus segera diterapi
mak dengan mendorong penguraian lemak serta inhibisi sin-
untuk mencegah kerusakan otak. Perhatikan bahwa pengidap
tesis trigliserida. Glukagon meningkatkan produksi keton
diabetes dapat kehilangan kesadaran dan meninggal karena
hati (ketogenesis) dengan mendorong perubahan asam le-
koma ketoasidosis diabetik akibat defisiensi insulin yang
mak menjadi badan keton. Karena iru, kadar asam lemak
berkepanjangan atau hipoglikemia akut karena syok insulin.
dan keton darah meningkat di bawah perigaruh glukagon.
Untungnya, gejala dan tanda lain cukup berbeda di antara
kedua keadaan sehingga petugas kesehatan dapat memberi
terapi yang sesuai, insulin atau glukosa. Sebagai contoh, EFEK PADA PROTEIN
koma ketoasidosis disertai oleh bernapas dalam dan cepat Glukagon menghambat sintesis protein di hati serta men-
(sebagai kompensasi untuk asidosis metabolik) dan napas dorong penguraian protein hati. Stimulasi glukoneogenesis
berbau buah (dari ekshalasi badan keton), sementara syok juga memperkuat efek katabolik glukagon pada metabolisme
insulin tidak. protein hati. Glukagon mendorong katabolisme protein di
Yang ironis, meskipun hipoglikemia reaktif ditandai hati tetapi tidak berefek nyata pada kadar asam amino darah
oleh kadar glukosa darah yang rendah, namun orang dengan karena hormon ini tidak mempengaruhi protein otot,
gangguan ini diterapi dengan pembatasan asupan gula dan simpanan protein utama di tubuh.
karbohidrat lain penghasil glukosa untuk mencegah sel B
bereaksi berlebihan terhadap asupan glukosa yang tinggi.
Dengan asupan karbohidrat yang rendah, glukosa darah ti- I Sekresi glukagon meningkat selama keadaan
dak meningkat banyak selama keadaan absorptif. Karena pasca-absorptif.
peningkatan glukosa darah adalah regulator utama sekresi
insulin maka sel p tidak terlalu terangsang oleh diet rendah Dengan mengetahui berbagai efek katabolik glukagon
karbohidrat dibandingkan dengan diet biasa. Jadi hipogli- pada simpanan energi, anda akan benar jika beranggapan
kemia reaktif lebih kecil kemrJngkinannya terjadi. Memberi- bahwa sekresi glukagon meningkat selama keadaan pasca-
kan sesuatu yang manis pada orang yang memperlihatkan absorptif dan menurun selama keadaan absorptif, tepat
gejala hipoglikemia reaktif akan mengatasi gelala secara tem- berlawanan dengan sekresi insulin. Pada kenyataannya,
porer. Kadar glukosa darah secara transien pulih ke normal insulin kadang disebut sebagai "hormon pesta' dan glu-
sehingga kebutuhan energi otak kembali terpenuhi. Namun, kagon sebagai "hormon puasa' Insulin cenderung menye-
segera setelah glukosa ekstra ini memicu pelepasan insulin babkan penyimpanan nutrien ketika kadarnya di darah
lebih lanjut, situasi malah menjadi lebih parah. tinggi, misalnya setelah makan, sementara glukagon men-
dorong katabolisme simpanan nurrien di antara waktu
makan untuk menjaga kadar nutrien dalam darah, khusus-
I Glukagon pada umumnya melawan efek insulin, nya glukosa darah.
Seperti pada sekresi insulin, faktor utama yang meng-
Meskipun insulin berperan kunci dalam mengontrol penye-
atur sekresi glukagon adalah efek langsung. konsenrrasi
suaian metabolik antara keadaan absorptif dan pasca-
glukosa darah pada pankreas endokrin. Dalam hal ini, sel cr
absorptif namun produk sekretorik sel a pulau Langerhans
pankreas meningkatkan sekresi glukagon sebagai respons ter-
pankreas, glukagon, juga sangat penting. Banyak ahli ilmu
hadap penurunan glukosa darah. Efek hiperglikemik hormon
faal memandang sel p penghasil insulin dan sel cr penghasil
ini cenderung meningkatkan kadar glukosa kembali ke nor-
glukagon sebagai sistem endokrin berpasangan yang kombi-
mal. Sebaliknya, peningkatan konsenrrasi glukosa darah,
nasi sekresinya adalah faktor utama dalam mengatur meta-
misalnya setelah makan, menghambat sekresi glukagon,
bolisme bahan bakar
yang cenderung menurunkan kadar glukosa darah kembali
Glukagon mempengaruhi banyak proses metabolik ke normal.
yangjuga dipengaruhi oleh insulin, tetapi pada kebanyakan
kasus efek glukagon adalah berlawanan dengan efek insulin.
Tempat utama kerja glukagon adalah hati, tempat hormon
ini menimbulkan berbagai efek pada metabolisme karbohi-
I lnsulin dan glukagon
bekerja sebagai satu tim
untuk mempertahankan kadar glukosa dan asam
drat, lemak, dan protein.
lemak darah.
EFEK PADA KARBOHIDRAT Demikianlah, terdapat hubungan umpan balik negatif lang-
Efek keseluruhan glukagon pada metabolisme karbohidrat sung antara konsentrasi glukosa darah dan laju sekresi sel p
menyebabkan peningkatan produksi dan pelepasan glukosa dan sel cr, tetapi dalam arah berlawanan. Peningkatan kadar
J Glukosa darah
-
trffi4iF
t--l .
Irilrr
P
ffir \
f=!rFiir
I I I I
flr-'**
-l
tl*-"*;-l t-t';l
Gambar 19-17
lnteraksi komplementer glukagon
dan insulin
i
F"--r"-"1
I Glukosa
-
darah
ke normal
i t
-
clukosa darah
ke normal
79O Bab 19
,_ _t
tl \_
,l
la i+
i lnsulin I Glukagon'
Hipoglikemia
Gambar 19-18
Efek berlawanan glukagon dan insulin pada glukosa darah selama penyerapan makanan tinggi protein
hadap stres. Selama kelaparan jangka panjang, kortisol juga Perhatikan bahwa, kecuali efek anabolik GH pada meta-
tampaknya membantu mempertahankan konsentrasi glu- bolisme protein, semua eFek merabolik hormon-hormon ini
kosa darah. berlawanan dengan efek insulin. Insulin sendirian dapat me-
Hormon pertumbuhan (GH) memiliki efek anabolik nurunkan kadar glukosa dan asam lemak darah, semenrara
di otot. Pada kenyataannya, ini adalah salah satu dari karak- glukagon, epinefrin, kortisol, dan GH semua meningkatkan
teristik hormon ini yang merangsang pertumbuhan. Meski- kadar nutrien-nutrien ini-dalam darah. Karena itu, hormon-
pun dapat meningkatkan kadar glukosa dan asam lemak hormon lain ini dianggap sebagai antagonis insulin. Dengan
darah namun GH dalam keadaan normal kurang penting demikian, alasan utama diabetes melitus menimbulkan kon-
untuk regulasi keseluruhan metabolisme bahan bakar. Tidur sekuensi metabolik yang sangat merugikan adalah bahwa
lelap, stres, olahraga, dan hipoglikemia berat merangsang tidak ada lagi mekanisme pengontrol yang mendorong ana-
sekresi GH, mungkin untuk menyediakan asam lemak se- bolisme ketika aktivitas insulin kurang memadai sehingga
bagai sumber energi dan menyisakan glukosa untuk otak reaksi-reaksi katabolik yang digerakkan oleh hormon-
pada keadaan-keadaan di atas. GH, seperti kortisol, tampak- hormon lain tersebut berlangsung tanpa kendali. Satu-saru-
nya ikut membantu mempertahankan konsentrasi glukosa nya pengecualian adalah anabolisme protein yang dirangsang
darah selama kelaparan. oleh GH.
Meskipun hormon tiroid meningkatkan laju metabolik
keseluruhan dan memiliki efek anabolik dan katabolik na-
mun perubahan sekresi hormon tiroid biasanya tidak penting
dalam homeostasis bahan bakaq karena dua alasan. Pertama,
kontrol sekresi hormon tiroid tidak ditujukan untuk mem- KONTROL ENDOKRIN
pertahankan kadar nutrien dalam darah. Kedua, mula-kerja METABOLISME KALSIUM
hormon tiroid terlalu lambat untuk menimbulkan efek ber-
makna pada penyesuaian cepat yang diperlukan untuk mem- Selain mengatur konsentrasi molekul nutrien organik dalam
pertahankan kadar nutrien darah dalam batas normal. darah dengan memanipulasi jalur anabolik dan katabolik,
Glukagon 1 t tidak ada efek Tidak ada eJek JGlukosa darah Regulasi siklus
+Glikogenolisis +Lipolisis lAsam amino absorptif dan
+G lu ko neogenesis -Sintesis darah pasca-absorptif
-Glikogenesis trigliserida bersama dengan
insulin; proteksi
terhadap
hipoglikemia
Epinefrin t t Tidak ada efek Tidak ada efek Stimulasi simpa- Menyediakan
+Glikogenolisis +Lipolisis tis saat stres energi untuk
+G lukoneogenesis dan olahraga keadaan darurat
-Sekresi insulin dan olahraga
+Sekresi glukagon
Kortisol 1 f t J Stres Mobilisasi bahan
+G lukoneogenesis +Lipolisis +Penguraian +Penguraian bakar metabolik
-Penyerapan protei n protein dan bahan baku
glukosa oleh selama adaptasi
jaringan selain terhadap stres
otak;
penghematan
glukosa
Hormon t t J
,|
Tidur lelap Mendorong
pertumbuhan -Penyerapan +Lipolisis +Penyerapan +Sintesis protein Stres pertumbuhan;
glukosa oleh asam amino -Penguraian Olahraga dalam keadaan
otot; peng- protein Hipoglikemia normal berperan
hematan +Sintesis DNA kecil dalam
glukosa dan RNA metabolisme;
mobilisasi bahan
bakar plus
penghematan
glukosa dalam
meringankan
kondisi-kondisi
tersebut.
f=meningkat J=menurun
192 Bab'19
berpindah dari plasma ke dalam cairan inrerstisium dan ber- 4. Pemeliharaan taut erat antara sel-sel. Kalsium mem-
interaksi dengan sel. Ca2- bebas dalam plasma dan cairan bentuk bagian dari semen intrasel yang menyatukan sel-
interstisium dianggap sebagai satu cadangan. Hanya Ca2- sel tertentu secafa erat,
CES bentuk bebas inilah yang secara biologis aktifdan ber- 5. Pembekuan darah. Kalsium berfungsi sebagai kofaktor
ada di bawah kontrol; jumlah ini membentuk kurang dari dalam beberapa rahap pada jenjang reaksi yang menye-
seperseribu Ca2t total di tubuh. babkan pembekuan darah.
Fraksi Ca2. bebas dalam CES yang kecil ini berperan
penting dalam sejumlah aktivitas esensial, termasuk yang
Seiain fungsi Ca'?- CES bebas di atas, Ca2* intrasel ber-
berikut:
fungsi sebagai pembawa pesan kedua di banyak sel dan
berperan dalam motilitas dan gerakan silia. Yang terakhir,
l. Eksitabilitas neuromuskulus. Bahkan variasi minor kon- Ca2- di tulang dan gigi merupakan unsur esensial bagi inte-
sentrasi Ca2. bebas CES dapat menimbulkan dampak gritas struktural dan fungsional kedua jaringan ini.
yang besar dan segera pada sensitivitas jaringan peka Karena besarnya efek penyimpangan Ca2- bebas,
rangsang. Penurunan Ca't bebas menyebabkan saraf khususnya pada eksitabilitas neuromuskulus, maka konsen-
dan otot sangat mudah rerangsang; sebaliknya, pening- trasi elektrolit ini dalam plasma diatur dengan ketepatan
katan Ca2* bebas menekan eksitabilitas neuromuskulus. yang luar biasa. Marilah kita lihat bagaimana.
Efek-efek ini terjadi karena pengaruh Ca2- pada per-
meabilitas membran terhadap Nat. Penurunan Ca2. be-
bas meningkatkan permeabilitas Na-, yang menyebab-
I Kontrol metabolisme Ca2* mencakup regulasi
kan influks Nat dan bergesernya potensial istirahat
homeostasis Ca2* dan keseimbangan Ca2*.
mendekati ambang. Akibatnya, pada hipokalsemia (C*-
darah yang rendah), jaringan peka rangsang dapat Pemeliharaan konsentrasi Ca2. bebas dalam plasma berbeda
dibawa ke ambang oleh rangsangan fisiologis yang dari regulasi Nat dan K. dalam dua aspek penring. Home-
normalnya tidak efektif sehingga otot rangka melepas- ostasis Na* dan K. dipertahankan rerutama dengan mengarur
kan muatan dan berkontraksi (mengalami spasme) "se- ekskresi kedua elektrolit ini di urin sehingga pengeluaran
cara spontan" (tanpa rangsangan normal). Jika cukup yang terkontrol menyamai pemasukan yang tak terkontrol.
parah maka kontraksi spasdk oror pernapasan menye- Meskipun ekskresi Ca2. di urin dikontrol oleh hormon
babkan kematian akibat asfiksia. Hiperkalsemia (peni.tg- namun, berbeda dari Na. dan K-, tidak semua Ca2. yang ter-
katan Ca2- darah) juga mengancam nyawa karena me- telan akan diserap oleh saluran cerna; tingkat penyerapan
nyebabkan aritmia jantung dan penurunan umum dikontrol oleh hormon dan bergantung pada status Ca2r
eksitabilitas neuromuskulus. tubuh. Selain itu, tulang berfungsi sebagai reservoar Ca2*
2. Penggabungan ehsitasi-kontraksi di otot jantung dan orot yang besar yang dapat diambil untuk mempertahankan kon-
polos. Maswknya Ca2. CES ke dalam sel otot jantung sentrasi Ca2t plasma dalam batas-batas sempit yang sesuai
dan otot polos, akibat peningkatan permeabilitas Ca2- dengan kehidupan seandainya asupan dari makanan terlalu
sebagai respons terhadap suaru potensial aksi, memicu rendah. Pertukaran Ca2* antara CES dan tulang juga berada
mekanisme kontraksi. Kalsium juga dibutuhkan untuk di bawah kontrol hormon. Simpanan dalam tubuh seperti
penggabungan eksitasi-kontraksi di serat otot rangka, itu tidak dimiliki oleh Na. dan K..
tetapi dalam hal ini Ca2- dibebaskan dari simpanan Ca2- Regulasi metabolisme Ca2- bergantung pada kontrol
intrasel sebagai respons terhadap potensial aksi. Seba- hormonal pertukaran antara CES dan tiga kompartemen
gian dari peningkatan Ca2. di sitosol sei otot jantung ini lain: tulang, ginjal, dan usus. Kontrol metabolisme Ca2r men-
juga berasal dari simpanan internal. cakup dua aspek:
Perhatikan bahwa peningkatan Cd- sitosol di dalam
otot menyebabkan kontraksi, semettua ?eningkatan
sel I Pertama, regulasi homeostasis kalsium melibatkan
Cd- bebas dalam CES menurunkan eksitabilitas neuro- penyesuaian-penyesuaian cepat yang diperlukan wntrtk mem-
muskulus serta mengurangi kemungkinan kontraksi. pertahanhan konsentrasi Ca" bebas plasma lang konstan dari
menit ke menit. Hal ini terutama dilaksanakan oleh per-
Jika hal ini tidak selalu diingat maka akan sulit dipahami
mengapa kadar Ca2- plasma yang rendah memicu hiper- tukaran cepat antara tulang dan CES serta, dengan tingkat
aktivitas otot padahal Ca'?- diperlukan untuk mengaktif- yang lebih rendah, oleh modifikasi ekskresi Ca2. di urin.
kan perangkat kontraktil. Kita berbicara tentang dua I Kedua, regulasi keseimbangan kalsium melibatkan
kompartemen Ci- yang berbeda, yang memiliki efek penyesuaian-penyesuaian yang berlangsung lebih lambat
berlainan. yang diperlukan untuk mempertahankan jumlah total Cd- di
tubuh yang honstan. Kontrol keseimbangan Ca2- menjamin
3. Pengabungan rangsangan-sehrrsl. Masuknya Ca2t ke dalam
bahwa asupan Ca2. ekivalen dengan ekskresi Ca2- dalam
sel sekretorik, yang disebabkan oleh peningkatan per-
jangka panjang (mingguan hingga buianan). Keseimbangan
meabilitas terhadap Ca2t sebagai respons terhadap rang-
sangan yang sesuai, memicu pelepasan produk sekretorik
kalsium dipertahankan oleh penyesuaian dalam tingkat
penyerapan Ca2. di usus dan ekskresi Ca2- di urin.
melalui proses eksositosis. Proses ini penting untuk sekresi
neuroffansmiter oleh sel saraf serta untuk sekresi hormon Hormon parariroid (PTH), regulator utama metabo-
peptida dan katekolamin oleh sel endokrin. lisme Ca2-, bekerja secara langsung dan tak langsung pada
794 Bab 19
lihat h. 132). Akibatnya, resorpsi tulang ditingkatkan dan mekanisme yang digunakan oleh hormon ini mempertahan-
massa tulang berkurang. kan massa tulang.
I Osteoprotegerin (OPG), sebaliknya, menekan perkem-
bangan dan aktivitas osteoklas. OPG disekresikan ke dalam
matriks dan berfungsi sebagai resepror pengecoh yang ber- I Stres mekanis mendorong pengendapan
ikatan dengan RANKL. Dengan memperdayai RANKL dan tulang.
menyebabkannya tidak dapat berikatan dengan reseptornya
yang sejati (RANK), OPG mencegah RANKL mengaktikan Sewaktu anak tumbuh, pembentuk tulang berjalan lebih
aktivitas osteoklas meresorpsi tulang. Alibatnya, osteoblas cepat daripada penghancur tulang di bawah pengaruh GH
penghasil tulang mengalahkan osteoklas penyerap tulang se- dan IGF-I (lihat h. 742-744).
hingga massa tulang bertambah. Karenanya, keseimbangan Stres mekanis juga menggeser keseimbangan ke arah
antara RANKL dan OPG adalah penentu penting densitas pengendapan tulang, menyebabkan massa tulang bertambah
tulang. Jika osteoblas menghasilkan lebih banyak RANKL dan tulang menjadi lebih kuat. Faktor mekanis menyesuai-
maka aktivitas osteoklas meningkat dan massa tulang berku- kan kekuatan tulang sebagai respons terhadap beban yang
rang. Jika osteoblas lebih banyak menghasilkan OPG maka dihadapinya. Semakin besar srres dan tekanan fisik yang di-
aktivitas osteoklas berkurang dan massa tulang bertambah. terima oleh suatu tulang, semakin tinggi kecepatan peng-
Yang penting, para ilmuwan saar ini berupaya mengungkap- endapan tulang. Sebagai contoh, tulang atlet lebih kuat dan
kan berbagai faktor yang mempengaruhi keseimbangan ini. lebih masif daripada orang yang tidak banyak beraktivitas
Sebagai contoh, hormon seks wanira estrogen merangsang tlslk.
aktivitas gen penghasil OPG di osteoblas, yaitu salah satu Sebaliknya, massa tulang berkurang dan tulang me-
lemah jika resorpsi tulang mengalahkan pengendapan tulang
sebagai respons terhadap hilangnya stres mekanis. Sebagai
contoh, massa tulang berkurang pada orang yang menjalani
tirah baring berkepanjangan atau mereka yang berada di
ruang angkasa. Astronot-asrronor dulu kehilangan hingga
200/o dari massa tuiang mereka sewaktu berada di orbit. Olah
raga terapetik dapat mengurangi atau mencegah pengurang-
an tulang tersebut.
RANK CATAIAN KLINIS. Massa tulang juga dapat ber.
I Ligan
(RANKL)
i tq*!p,"!tqt ,rl kurang seiring dengan penuaan. Kepadatan tulang memun-
L. ) 1fi" torel;-_1
tt. cak pada usia 30-an, kemudian mulai turun setelah usia 40
trc
. ----*) a tahun. Pada usia 50 sampai 60 tahun, resorpsi tulang sering
1
6 melebihi pembentukan tulang. Akibatnya adalah penurunan
massa tulang yang dikenal sebagai osteoporosis (berarti "tu-
I lang berpori"). Keadaan penipisan tulang ini ditandai oleh
TRANKL yu"sl berkurangnya pengendapan matriks tulang lebih karena me-
I
terikat ke OPG
tidak dapat
I
nurunnya aktivitas osteoblas dan/atau peningkatan aktivitas
I berikatan I
@ffi;l ffi---E l
tiroid memiliki dua efek besar pada tulang yang meningkatkan
konsentrasi Ca2t plasma. Pertama, hormon ini memicu efluks
Gambar'19-19 cepat Ca2* ke dalam plasma dari cadangan labil Ca2, yang
Peran osteoblas dalam mengatur perkembangan dan aktivitas jumlahnya terbatas di cairan tulang. Kedua, dengan me-
osteoklas rangsang disolusi tulang, hormon ini mendorong pemindahan
tlll,i'.,;;
':, ...1 i
.s' Kanalis
..
Lamela
i!::r'
Osteon
Pembuluh darah
dari sumsum tulang
Kanalis
sentralis
Garnbar 19-20
Organisasi tulang menjadi osteon-osteon. (a) Osteon, unit struktural sebagian besar tulang, terdiri dari lamela konsentrik
(lapisan osteosit yang terkubur oleh tulang yang diendapkan sendiri di sekitar oskosit-oskosit tersebut) mengelilingi sebuah
kanalis sentralis. Sebuah cabang pembuluh darah halus menelusuri kanalis sentralis. (b) Pembesaran lamela di dalam sebuah
osteon. Suatu anyaman saluran halus, kanalikulus, menghubungkan osteosit-osteosit satu sama lain dan dengan kanalis
sentralis. Dari osteosit menjulur prosesus sitoplasma panjang ke osteosit di dalam kanalikulus ini.
(Sumber: Dimod if ikasi da n digamba r u lang dengan ijin dari A Spence dan E Mason, Human Anatomy and Physiology, 3'd ed. Hak
cipta O 1987 oleh Benjamin-Cummings Publishing Company. Dicetak ulang dengan ijin dari Pearson Education, lnc.).
796 Bab 19
Lebih Dekat dengan Fisiologi Olahraga
Osteoporosis: Penyebab Kerapuhan Tulang
Osteoporosis, penurunan kepadatan
tulang akibat berkurangnya peng-
endapan matriks organik tulang (lihat
gambar yang menyertai), adalah suatu
masalah kesehatan besar yang
mengenai 38 juta orang di Amerika
Serikat. Keadaan ini terutama banyak
dijumpai pada wanita perimenopause
dan pascamenopause. (Peri menopause E
adalah masa peralihan dari siklus haid !;
(berlanjut)
osteositik-osteoblastik, memisahkan tulang bermineral itu berkurang. Melalui cara ini, PTH menarik keluar Ca2- dari
sendiri dari plasma di dalam kanalis sentralis (Gambar 19- "ATM" bank tulang dan cepat meningkatkan kadar Ca2.
21a). Cadangan labil C*' yang terbatas ini berada di cairan plasma tanpa benar-benar masuk ke dalam bank (yaitu. tanpa
tulang yang berada di antara membran tulang ini dan tulang menguraikan tulang yang telah mengalami mineralisasi itu
di dekatnya di kanalikulus dan sepanjang permukaan kanalis sendiri). Pada keadaan normal, pertukaran ini jauh lebih
sentralis. penting untuk mempertahankan konsentrasi Ca2. plasma
Kerja paling awal PTH adalah mengaktifkan pompa daripada pertukaran lambat.
Ca2- terikat membran di membran plasma osteosit dan os-
teoblas. Pompa ini mendorong perpindahan Ca2*, tanpa di-
sertai oleh POr3-, dari cairan tulang ke dalam sel-sel tersebut. I Efek kronik PTH adalah mendorong disolusi
Dari sini, Ca'z. dipindahkan ke dalam plasma di kanalis sen- lokaltulang untuk membebaskan Ca2* ke dalam
tralis. Karena itu, PTH merangsang pemindahan Ca2t dari plasma.
cairan tulang menembus membran osteositik-osteoblas ke
dalam plasma. Perpindahan Ca'- keluar dari cadangan labil Pada kondisi-kondisi hipokalsemia kronik, seperti yang ter-
menembus membran tulang menghasilkan pertukaran cepat jadi pada defisiensi Ca2. dalam diet, PTH mempengaruhi
antara tulang dan plasma (Gambar l9-2lb). Karena luasnya pertukaran lambat Ca2* antara tulang itu sendiri dan CES
permukaan membran osteositik-osteoblastik maka perpin- dengan mendorong disolusi lokal tulang. Hormon ini me-
dahan Ca2- yang jumlahnya sedikit menembus masing- lakukannya dengan merangsang osteoklas untuk menelan
masing sel diperbanyak menjadi flula Ca2- besar-besaran tulang, meningkatkan pembentukan lebih banyak osteoklas,
antara cairan tulang dan plasma. dan secara transien menghambat aktivitas osteoblas. Tulang
Setelah Ca'. dipompa keluar, cairan tulang diganti mengandung sedemikian banyak Ca'?- dibandingkan dengan
dengan Ca2. dari tulang yang mengalami mineralisasi parsial plasma (lebih dari 1000 kali lebih banyak) sehingga meski-
di sepanjang permukaan tulang sekitar. Karena itu, pertu- pun PTH mendorong peningkatan resorpsi tulang namun
karan cepat Ca'z- tidak melibatkan resorpsi tulang yang telah tidak terlihat efek nyata yang segera pada tulang karena pro-
mengalami mineralisasi sempurna, dan massa tulang tidak porsi tulang yang terkena amatlah kecil. Namun, jumlah Ca2.
798 Bab 19
Membran tulang
osteositik-
Osteoblas Osteosit
Osteoblas
Kanalis sentralis
-<___=---_>--
Lamela
(a)
(b)
Gambar 19-21
Pertukaran cepat dan lambat Ca'z* menembus membran tulang osteositik-osteoblastik. (a) Gambaran skematik membran
tulang
osteositik-osteoblastik. osteosityang terkubur dan osteoblas permukaan saling berhubungan melalui tonjolan panjang
sitoplasma yang menjulur dari sel-sel ini dan saling berhubungan di dalam kanllikulus. nriyaman sel yang-saling berhr-bungan
ini, membran tulang osteositik-osteoblastik, memisahkan tulang termineralisasi dari plasma di kanalis sentralis.'Cairan tulaig
terletak antara membran dan tulang termineralisasi. (b) Gambaran skematik pertukaran Ca2* antara tulang dan plasma yang'
berlangsung cepat dan lambat.
yang "dipinjam" dari bank tulang, meskipun sangat kecil, PTH mengh4dapi dilema ini dengan pengaruhnya pada
dapat menyelamarkan nyawa karena memulihkan kadar Ca2. ginjal, suatu topik yang sekarang akan kita bahas.
plasma ke normal. Ca'- yang dipinjam kemudian kembali
diendapkan di tulang di lain waktu ketika pasokan Ca2- iebih
berlimpah. Semenrara itu, kadar Ca2- plasma tetap diper- I PTH bekerjapada ginjal untuk menghemat Ca2*
tahankan tanpa mengorbankan integritas tulang. Namun,
dan mengeluarkan POo3'.
sekresi berlebihan PTH yang rerus-menerus (berbulan arau
bertahun) akhirnya menyebabkan terbentuknya rongga- Hormon paratiroid merangsang konservasi Ca2* dan men-
rongga di seluruh tulang yang terisi oleh osteoklas yang dorong eliminasi POr3-oleh ginjal selama pembentukan urin.
sangat besaf. Di bawah pengaruh PTH, ginjal dapat meningkatkan re-
Ketika PTH mendorong larutnya kristal Ca,(POr), di absorpsi Ca2- yang terfiltrasi sehingga Ca2. yang lolos ke urin
tulang untuk mengambil kandungan Cattnya, baik ear- lebih sedikit. Efek ini meningkatkan kadar Ca2- plasma dan
maupun POr3' dibebaskan ke dalam plasma. Peningkatan menurunkan pengeluaran Ca2t di urin. (Akan sia-sia jika
POr3' plasma merupakan hal yang tidak diinginkan, tetapi tulang diresorpsi untuk mempercileh lebih banyak Ci. yang,
:1.
I ca'- plasma
Meskipun PTH tidak memiliki efek langsung pada usus na-
mun hormon ini secara tak langsung meningkatkan penye-
rapan Ca2* dan POr3' dari usus halus dengan membantu
mengaktifkan vitamin D. Vitamin ini, sebaliknya, secara
langsung meningkatkan penyerapan Ca2t dan POr3- di usus,
suatu topik yang akan segera kita bahas secara lebih lengkap.
.l
Kelenjar paratiroid Sel C tiroid
800 Bab 19
homeostasis Ca'* atau POr3-. Namun, kalsitonin mungkin D adalah suatu hormon. Namun, secara tradisional pembawa
berperan dalam melindungi integritas tulang kedka terjadi pesan kimiawi ini dianggap sebagai vitamin, karena dua
peningkatan besar kebutuhan akan Ca2., misalnya sewaktu ini perrama kali ditemukan dan diisolasi
alasan. Pertama, zat
kehamilan atau menyusui. Selain itu, sebagian pakar berspe- dari sumber makanan dan dinamai vitamin. Kedua, meski-
kulasi bahwa kalsitonin mungkin mempercepar penyim- pun kulit akan mampu menghasilkan vitamin D dalam
panan Ca2* yang baru diserap setelah makan. Hormon- jumlah memadai jika terpajan ke sinar matahari yang cukup
hormon saluran cerna yang disekresikan selama pencernaan namun berdiam diri dalam ruangan dan memakai baju ka-
terbukti merangsang pelepasan kalsitonin. rena udara dingin dan kebiasaan sosial di Amerika Serikat
dan di banyak bagian lain di dunia hampir setiap waktu tidak
memungkinkan kulit terpajan ke sinar matahari. Karena itu,
I Vitamin D sebenarnya adalah suatu hormon paling tidak sebagian dari vitamin D yang esensial ini harus
yang meningkatkan penyerapan kalsium di usus. berasal dari makanan.
Wtamin Dts
25-OFJ-rritamin D"
PTHtica2.ptasma
J Pooo plasma
Gambar 19-23
Pengaktifan vitamin D.
Mengatasi
I Ua' prasma
l*
Kelenjar paratiroid
I
1 prn
-------.>
Meningkatkan
kepekaan tulang
terhadap PTH
l.
Gambar 19-24
lnteraksi antara PTH dan vitamin D
dalam mengontrol kalsium plasma. .. '.,,.i:lir*afi plas&a,,;',..'
802 Bab 19
-t
allowance, RDA) untuk vitamin D dalam makanan, khusus- berkurangnya PTH maka reabsorpsi PO43- di ginjal mening-
nya jika pajanan sinar matahari kurang memadai. RDA ke- kat, mengembalikan konsentrasi POr3- plasma ke arah normal.
mungkinan akan ditingkatkan, tetapi nilai optimalnya masih Kedua, penurunan POr3- plasma juga meningkatkan peng-
perlu ditentukan dengan studi-studi lebih lanjut. aktifan vitamin D, y*g kemudian mendorong penyerapan
PO43- di usus. Hal ini ikut membanru mengatasi hipofosfate-
mia pemicu. Perhatikan bahwa perubahan-perubahan ini tidak
I Metabolisme fosfat dikontrol oleh mekanisme mengganggu keseimbangan Ca2-. Meskipun peningkatan vita-
yang sama dengan yang mengontrol min D aktif merangsang penyerapan Ca2*, namun penurunan
metabolisme Ca2*. PTH yang kemudian terjadi menghasilkan peningkatan kom-
pensatorik ekskresi Ca2. di urin karena reabsorpsi C*. yang
Konsentrasi POr3' plasma tidak dikontrol seketat konsentrasi terfiltrasi berkurang.
Ca2. plasma. Fosfat diatur secara langsung oleh vitamin D dan
secara tak langsung oleh lengkung umpan balik Ca'Z- plasma-
PTH. Sebagai gambaran, penurunan konsentrasi POo3- plasma I Gangguan metabolisme Ca2* dapat terjadi
menimbulkan efek ganda untuk membantu meningkatkan akibat kelainan kadar PTH atau vitamin D.
kadar POr3 kembali ke normal (Gambar 19-25). Pertama,
karena hubungan terbalik antara konsentrasi POrs'dan Ca2" di CATAIAN KLINIS. Gangguan primer yang mempengaruhi
plasma, maka penurunan POr3- plasma meningkatkan Ca2. metabolisme Ca'zt adalah PTH yang terlalu banyak atau
plasma, yang secara langsung menekan sekresi PTH. Dengan terlalu sedikit atau defisiensi vitamin D.
Mengatasi Gannbar'!9-25
Kontrol fosfat plasma.
Kelenjar paratiroid
I prn
Jq
J Reabsorpsi POos
oleh ginjal
I Reabsorpsi Ca'z-
oleh ginjal
1 Ekskresi Ca'z-
di urin
I rsalino meniadakan r I
J Ekskresi Poos
t{- f Absorpsi POos
di urin Tidak ada perubahan pada Ca2* plasma di usus
804 Bab 19
I - Hormon utama yang disekresikan oleh medula adrenal, I Dua hormon utama oleh pankreas endokrin, insulin
epinefrin, umumnya memperkuat aktivitas sistem saraf dan glukagon, penring untuk mengubah jalur metabolik
simpatis. Hormon ini ikut serta dalam homeostasis melalui antara keadaan absorptif dan pasca-absorptif, yang memper-
perannya dalam regulasi tekanan darah. Epinefrin juga ber- tahankan kadar molekul nutrien dalam plasma.
kontribusi untuk homeostasis secara tak langsung dengan I Hormon paratiroid dari kelenjar paratiroid sangat pen-
membantu tubuh mempersiapkan diri untuk respons fisik ting untuk mempertahankan konsentrasi Ca2. plasma. PTH
puncak dalam situasi lawan atau lari. Hal ini mencakup esensial untuk hidup karena efek Ca2. pada eksitabilitas
peningkatan konsentrasi glukosa dan asam lemak di atas neuromuskulus. Thnpa PTH, kematian segera terjadi akibat
normal yang menyediakan tambahan sumber energi bagi asfiksi yang ditimbulkan oleh spasme hebat otot-otot per-
aktivitas fisik yang akan meningkat. napasan.
RINGKASAN BAB
Kelenjar Tiro id, (h. 7 57 -7 64) Aldosteron mengatur keseimbangan Nat dan K. dan pen-
I Kelenjar tiroid mengandung dua jenis sel sekretorik ting untuk homeostasis tekanan darah, yang dicapai se-
endokrin: (1) sel folikel, yang menghasilkan hormon yang cara sekunder oleh efek osmorik Nat dalam memperta-
mengandung iodium, T, (tiroksin atau tetraiodotironin) hankan volume plasma, suatu efek yang menyelamatkan
dan T, (triiodotironin), ymg secara kolektif dikenal se- nyawa.
bagai hormon tiroid; dan (2) sel C, yang mensintesis hor- Kontrol sekresi aldosteron berkaitan dengan keseimbang-
mon pengatur Ca2t, kalsitonin. (Lihatlah Gambar l9-l). an Na* dan K- serta dengan regulasi rekanan darah dan
I Semua tahap dalam sintesis hormon tiroid berlangsung di tidak dipengaruhi oleh ACTH.
molekul besar tiroglobulin di dalam koloid, suatu lokasi Kortisol membantu tubuh mengatur metabolisme bahan
ekstrasel "inland'yang terletak di bagian interior folikel bakar dan penting dalam adaptasi stres. Hormon ini me-
tiroid. Hormon tiroid disekresikan melalui proses fago- ningkatkan kadar glukosa, asam amino, dan asam lemak
sitosis sepotong koloid oleh sel folikel yang menyebabkan darah serta mencadangkan glukosa untuk digunakan oleh
pembebasan T, dan T. yang lalu berdifusi menembus otak yang dependen glukosa. Molekui-molekul organik
membran plasma dan masuk ke dalam darah. (Lihatlah yang dimobiiisasi ini tersedia untuk digunakan sebagai
Gambar 19-l dan 19-2). sumber energi atau untuk memperbaiki jaringan yang
I Hormon tiroid adalah penentu utama laju metabolik rwak. (Lihatlah Gambar 19-8 dan Tabel 19-3, h. 774)
keseluruhan tubuh. Dengan mempercepat laju metabolik Sekresi kortisol diatur oleh lengkung umpan balik negatif
sebagian besar jaringan, hormon ini meningkatkan pro- yang melibatkan CRH hipotalamus dan ACTH hipofisis.
duksi panas. Hormon tiroid juga meningkatkan kerja Stres adalah perangsang paling kuat untuk peningkatan
mediator-mediator kimiawi sistem saraf simpatis. Melalui aktivitas sumbu CRH-ACTH-kortisol. Kortisol juga mem-
cara ini dan cara lain, hormon tiroid secara tak langsung perlihatkan irama diurnal 14tas. (Lihatlah Gambar 18-3,
meningkatkan curah jantung. Yang terakhir, hormon ti- h. 728; 18-4, h. 729; 19-8, h. 767; tlan t9-12, h. 771.
roid esensial bagi pertumbuhan normal serta perkem- Dehidroepiandrosteron mengarur dorongan seks dan per-
bangan dan fungsi sistem saraf. tumbuhan rambut pubis pada wanita.
I Sekresi hormon tiroid diatur oleh sistem umpan balik Medula adrenal terdiri dari neuron-neuron pascaganglion
negatif antara TRH hipotalamus, TSH hipofisis anterior, simpatis yang telah mengalami modifikasi. Bagian ini
dan T, dan T, kelenjar tiroid. Lengkung umpan balik ini mengeluarkan katekolamin epinefrin ke dalam darah se-
mempertahankan kadar hormon tiroid relatif konstan. bagai respons terhadap stimulasi simpatis. Umumnya epi-
Pajanan dingin pada neonatus adalah satu-satunya sinyal nefrin memperkuat efek sistem saraf simpatis dalam
ke hipotalamus yang diketahui efektif meningkatkan menghasilkan respons "lawan atau lari" sistemik dan da-
TRH dan selanjutnya meningkatkan sekresi hormon lam mempertahankan tekanan darah arteri. Epinefrin ju-
tiroid. (Liharlah Gambar 19-3). ga memiliki efek metabolik penting, yaitu meningkatkan
glukosa dan asam lemak darah. (Lihatlah Gambar 7-4, h.
Kelenjar Adrenal (h. 764-773) 263, dan Tabel 19-2, h. 772).
I Masing-masing (dari sepasang) kelenjar adrenal terdiri Perangsang utama peningkatan sekresi adrenomedula
dari dua organ endokrin berbeda-korteks adrenal di se- adalah pengaktifan sistem simpatis oleh stres (Lihatkh
belah luar yang menghasilkan steroid dan medula adrenal Tabel 19-3 dan Gambar 19-12).
di sebelah dalam yang menghasilkan katekolamin. (Lihat-
lah Gambar l9-7. Respons Stres Terpadu (h.773-776)
I Korteks adrenal mengeluarkan tiga kategori hormon I Kata stres mer$uk kepada respons nonspesifik generali-
steroid: mineralokortikoid (terutama aldosteron), gluko- sata tubuh terhadap setiap faktor yang mengalahkan, atau
kortikoid (terutama kortisol), dan hormon seks adrenal mengancam untuk mengalahkan, kemampuan kompen-
(terutama androgen lemah, dehidroepiandrosteron). sasi tubuh untuk mempertahankan homeostasis. Kata
806 Bab 19
PTH) sebelum zat ini dapat melakukan kerjanya di usus. sekresikan sebagai respons terhadap peningkatan konsen-
(Lihatkh Gambar I 9-23). trasi Ca2* plasma dan bekerja menurunkan kadar Ca2-
I Kalsitonin, suatu hormon yang diproduksi oleh sel C plasma dengan menghambat aktivitas osteoklas tulang.
kelenjar tiroid, adalah faktor ketiga yang mengatur Ca2.. Kalsitonin kurang penting kecuali pada keadaan hiper-
Melalui mekanisme umpan balik negatif, kalsitonin di- kalsemia yang jarangterjadi. (Lihatlah Gambar 19-22).
SOAL LATIHAN
Pertanyaan Obyektif (Jawaban di h. A-60) c. aldosteron
1. Respons terhadap hormon tiroid dapat dideteksi dalam d.kortisol
beberapa menit setelah sekresinya. (Benar atau salah?) e.hormon tiroid
2. Hipersekresi androgen adrenal biasanya disebabkan oleh 16. Tirnjukkan bentuk primer dalam sirkulasi dan bentuk
defisiensi suatu enzim yang penting untuk sintesis penyimpanan ketiga kelas nutrien organik ini
kortisol. (Benar atau salah?) Bentuk utama Bentuk utama
3. Hormon seks "pria' diproduksi baik oleh pria maupun dalam sirkulasi dalam penyimpanan
wanita di korteks adrenal. (Benar atau salah?)
Lemak 1. 2.
4. Konsekuensi paling mengancam nyawa dari hipokalsemia
Protein
adalah berkurangnya pembekuan darah. (Benar atau
Karbohidrat 5. 6.
sakh?)
5 Kelebihan glukosa dan asam amino serta asam lemak Pertanyaan Esai
dapat disimpan sebagai trigliserida. (Benar atau salah?) 1. Jelaskan tahap-tahap sintesis hormon tiroid!
6. Insulin adalah satu-satunya hormon yang dapat 2. Apa efek T, dan Tr? Mana yang lebih kuat? Dari mana
menurunkan kadar glukosa darah. (Benar atau salah?) sebagian besar T, dalam darah berasal?
7. Kristal tulang Car(POr), membentuk cadangan labil 3. Jelaskan regulasi hormon tiroid!
tempat Ca2- dapat dengan cepat dieksktraksi di bawah 4. Bahaslah penyebab dan gejala hipotiroidisme dan hiper-
pengaruh PTH. (Benar atau salah?) tiroidisme. Untuk setiap penyebab, tunjukkan apakah
Semua Ca2' yang ditelan akan diserap tanpa pandang timbul gondok atau tidak, dan jelaskan mengapal
bulu di usus. (Benar atau salah?) 5. Apa hormon-hormon yang dikeluarkan oleh korteks
Molekul prekursor besar bersama yang menghasilkan adrenal? Apa fungsi dan kontrol masing-masing hormon
ACTH, MSH, dan p-endorfin dikenal sebagai ... tersebut?
10. Lumen folikel tiroid terisi oleh ..., yang protein besar 6. Bahaslah penyebab dan gejala masing-masing jenis dis-
utama pembentuknya adalah ... fungsi adrenokorteks!
11. Tiga jaringan utama yang tidak bergantung pada insulin 7. Apa hubungan medula adrenal dengan sistem saraf
untuk menyerap glukosa adalah ..., ...., dan ... simpatis? Apa fungsi epinefrin? Bagaimana pengeluaran
12. ... adalah perubahan giukosa menjadi glikogen. ... epinefrin dikontrol?
adalah perubahan glikogen menjadi glukosa. ... adalah 8. Definisikan streslJelaskan respons saraf dan hormon ter-
perubahan asam amino menjadi glukosa. hadap stresorl
t3. Tiga kompartemen yang melakukan pertukaran Ca'. 9. Definisikan metabolisme bahan bahar, anabolisme, dan
dengan CES adalah
dan ... katabolisme!
t4. Mana dari yang berikut adalah karakteristik keadaan 10. Bedakan antara keadaan absorptif dan pasca-absorptif
pasca-absorpt iQ (Tunj u k k an s emua ! ang te rmas u k) dalam kaitannya dengan penanganan molekul nutrient!
a. glikogenolisis 11. Sebutkan dua jenis utama sel di pulau Langerhans, dan
b. glukoneogenesis sebutkan produk hormon masing-masingl
c. lipolisis 12. Bandingkan fungsi dan kontrol sekresi insulin dengan
d. glikogenesis fungsi dan kontroi sekresi glukagon!
e. sintesis protein 13. Apa konsekuensi diabetes melitus? Bedakan antara dia-
f sintesis trigliserida betes melitus tipe 1 dan tipe 2!
g. penguraian protein 14. Mengapa Ca2. plasma harus diatur secara ketat?
h. peningkatan sekresi insulin 15. Jelaskan bagaimana osteoblas mempengaruhi fungsi
i. peningkatan sekresi glukagon osteoklas!
j. penghematan glukosa 16. Bahaslah kontribusi hormon paratiroid, kaisitonin, dan
15. Mana dari hormon berikut yang tidak memiliki efek vitamin D terhadap metabolisme Ca'z-! Jelaskan sumber
metabolik langsung? dan kontrol masing-masing hormon inil
a. epinefrin 17. Bahaslah gangguan-gangguan utama pada metabolisme
b. hormon pertumbuhan Ca2-!
KASUS KLINIS
(Penjelasan di h. A-6f) Najma mengalami hiperglikemia. Dokternya mengarakan
Najma G pergi berobat setelah siklus haidnya berhenti dan ia bahwa ia mengidap suatu penyakit endokrin yang dijuluki
mulai mengalami pertumbuhan rambut wajah yang ber- "diabetes of bearded ladiei'. Berdasarkan gejalanya dan
lebihan. Ia juga menjadi lebih haus daripada biasanya dan pengetahuan anda tentang sistem endokrin, apa defek yang
sering berkemih. Evaluasi klinis mengungkapkan bahwa menurur anda mendasari kondisi Najma ini?
808 Bab 19
Sistem Reproduksi
$isterm'tr,*fu4;*l
i.tllfi
- .:. rnem$}er*a!'lankare
.t:: hornenstasis
j]"-.*
P'9*s'Xne{3s&$i$
,{ *semsietr *}eS;
k*langsumgax
hie$up se$
$el rmt*xmh*mtaxk
sistes'$"? tu{*a;*l
Fungsi normal sistem reproduksi tidak ditujukan untuk reproduksi, cetak biru genetik yang kompleks masing-masing
homeostasis dan tidak esensial bagi hidup seseorang tetapi spesiesdapat bertahan melebihi lama hidup masing-masing
penting bagi kelangsungan hidup spesies. Hanya melalui anggota spesies tersebut.
810
Fisiologi Sel
MENGAMATI SEL
Sd-sel yang membentuk tubuh manusia berukuran
*'d[e-iki".t kecilsehingga tidak dapat dilihat dengan
mata telanjang. Partikel terkecil yang masih dapat
dilihat dengan mata telanjang berukuran 5 sampai
10 kali lebih besar daripada sel manusia tipikal, yang
memiliki garis tengah tata-rata l0 sampai 20 mikro-
meter (pm). Jika sekitar 100 sel ukuran rata-rata di-
jajarkan berdampingan maka panjang yang dapat
dicapai barulah I mm (1 pm = sepersejuta meter; 1
mm = seperseribu meter; I m = 39,37 in) (Lihat
Apendiks A untuk perbandingan satuan metrik dan
ekivalennya dalam satuan Inggris. Apendiks ini juga
berisi perbandingan visual ukuran sel dalam
hubungannya dengan struktur-struktur terkait).
23
Konsep, Tantangan, dan Kontroversi
Sel HeLa: Masalah dalam lndustri "Tumbuh"
Banyak kemajuan mendasar dalam manusia menjadi alat penting di lnvasi sel HeLa ke biakan sel lain
fisiologi sel, genetika, dan riset kanker banyak bidang riset biologis. adalah bukti sifat agresif dan ganas
berasal dari pemanfaatan sel-sel yang Tetapi pada tahun 1966, ahli sebagian sel kanker. Di laboratorium
ditumbuhkan, atau dibiak (dikultur), di genetika Stanley Gartler mengumum- pembiakan sel, aturan-aturan tentang
luar tubuh. Pada pertengahan abad kan penemuan yang mengejutkan. la teknik steril diharapkan dapat memasti-
terakhir telah banyak dilakukan upaya menganalisis l8 turunan sel manusia kan bahwa pencemaran silang satu
untuk membiakkan sel manusia yang berbeda dan menemukan bahwa biakan dengan biakan lain tidak
menggunakan jaringan yang diperoleh semuanya telah tercemar dan diambil terjadi. Tetapi peneliti tetaplah manusia,
dari tindakan biopsi atau pembedahan. alih oleh sel HeLa. Selama dua tahun dan mereka kadang-kadang melakukan
Upaya-upaya awal ini biasanya menemui berikutnya, para ilmuwan memastikan kesalahan. Sebagai contoh, mungkin
kegagalan; sel-sel mati dalam beberapa bahwa 24 dari 32 turunan sel di satu botol medium biakan tercemar
hari atau minggu dalam biakan, sebagian laboratorium sentral sebenarnya karena penanganan yang tidak benar.
besar tanpa mengalami replikasi sel. adalah sel HeLa. Para peneliti yang Apapun halnya, jelaslah pada suatu
Kesulitan-kesulitan ini berlanjut sampai telah menghabiskan waktu bertahun- tahap satu atau lebih sel HeLa masuk
Februari 1951, ketika seorang peneliti tahun meneliti sel yang mereka ke dalam biakan yang bukan asalnya.
di John Hopkins University menerima anggap berasal dari jantung atau Sel HeLa membelah diri lebih cepat
sebuah sampel kanker serviks dari ginjal sebenarnya sedang meneliti sel daripada kebanyakan sel manusia
seorang pasien bernama Henrietta kanker serviks. Temuan Gartler lainnya, baik sel normal atau sel
Lacks. Sesuai perjanjian, biakan sel memiliki arti bahwa ratusan ribu kanker. Karena pertumbuhan dan
tersebut dinamai HeLa dengan eksperimen yang dilakukan di labora- pembelahannya yang cepat, sel HeLa
mengombinasikan dua huruf pertama torium di seluruh dunia tidak sahih. menyerap nutrien lebih cepat daripada
nama pertama dan kedua donor. Berdasarkan pelajaran pahit ini jenis sel lain. Selain itu, sel-sel yang
Turunan sel ini tidak sekedar tumbuh para ilmuwan memulai kembali tumbuh dalam biakan tidak mudah
tetapi berkembang biak di bawah pembuatan turunan sel dengan aturan dibedakan satu sama lain hanya
kondisi kultur dan merupakan salah teknik yang lebih ketat dan baru untuk dengan melihat; biasanya diperlukan
satu turunan sel yang berhasil pertama mencegah pencemaran oleh sel HeLa. uji biokimiawi untuk memastikan
kali dikembangbiakkan di luar tubuh^ Sayangnya, masalah belum berakhir. identitas. Hasilnya adalah bahwa
Para peneliti bersemangat untuk Pada tahun 1974, Walter Nelson-Rees dalam beberapa siklus transfer, suatu
menyediakan sel manusia sesuai mempublikasikan sebuah makalah biakan yang berawal sebagai sel ginjal
kebutuhan untuk mempelajari efek yang membuktikan bahwa 5 turunan atau sel lain manusia dapat diambil
obat, bahan kimia toksik, radiasi, dan sel yang secara ekstensif diteliti dalam alih seluruhnya oleh sel HeLa yang
virus pada jaringan manusia. Sebagai riset kanker sebenarnya adalah sel tumbuh pesat. Sel-sel ini kemudian
contoh, virus poliomielitis berkembang HeLa. Pada tahun 1976, 1 1 turunan sel mendesak turunan sel semula, seperti
baik di sel HeLa, dan menghasilkan lain, yang masing-masing banyak yang dilakukan oleh sel kanker di
terobosan dalam pengembangan digunakan dalam penelitian, juga tubuh.
vaksin polio. Seiring dengan mening- terbukti adalah sel HeLa; dan pada Henrietta Lacks telah lama
katnya teknik biakan sel, para peneliti tahun l981, Nelson-Rees mengumum- meninggal akibat kanker serviks yang
mulai mengembangkan turunan sel kan 22 turunan sel lainnya yang memulai turunan sel HeLa, namun
manusia yang berasal dari jaringan terkontaminasi HeLa. Secara keselu- sel-sel poten ini terus hidup hingga
normal dan kanker; termasuk jaringan ruhan, sepertiga dari semua turunan sekarang. Penyebarannya ke seluruh
jantung, ginjal, dan hati. Pada awal sel yang digunakan dalam riset kanker biakan sel manusia menggarisbawahi
tahun '1960-an, suatu koleksi turunan tampaknya adalah sel HeLa. Akibatnya sifat persisten kanker; suatu penyakit
sel telah berhasil diciptakan di adalah pemborosan dana dan sumber pertumbuhan dan konsumsi sumber
Washington DC, dan biakan sel daya dalam jumlah besar. daya yang tak terkendali.
Sampai mikroskop ditemukan pada pertengahan abad 100 kali daripada mikroskop cahaya). Kini para ilmuwan
ke-17, para ilmuwan bahkan belum mengetahui bahwa sel bahkan memiliki mikroskop yang lebih canggih, teknik bio-
itu ada. Pada awal abad ke-19, dengan dikembangkannya kimia, teknologi biakan sel, dan rekayasa genetik, sehingga
mikroskop cahayayang lebih baik, para peneliti mempelajari konsep bahwa sel adalah kantung mikroskopik yang berisi
bahwa semua jaringan tanaman dan hewan terdiri dari sel-sel. cairan tak berbentuk telah digantikan oleh pemahaman bah-
Sel-sel seekor burung kenari, seorang manusia, dan seekor wa sel adalah suatu struktur terbagi-bagi yang rersusun secara
ikan paus memiliki ukuran setara. Spesies yang lebih besar canggih dan kompleks (Lihat boks fitur penyerra: Konsep,
memiliki lebih banyak sel, bukan sel yang lebih besar. Para Thntangan, dan Kontroversi untuk melihat sekilas mengenai
peneliti zaman dahulu ini juga menemukan bahwa sel terisi sejarah pembiakan sel).
oleh suatu cairan yang, mengingat kemampuan mikroskop
saat itu, tampak berupa suatu campuran uniform seperti sup
yang dipercayai sebagai "bahan kehidupan'. Ketika pada GAMBARAN SINGKAT
tahun 1940-an para ilmuwan pertama kali menerapkan tek-
nik mikroskop elektron untuk mengamati makhluk hidup,
STRUKTUR SEL
mereka mulai menyadari betapa beragam dan kompleksnya Tiillunan sel di dalam tubuh manusia diklasifikasikan
struktur internal sel. (Mikroskop elektron lebih kuat sekitar menjadi sekitar 200 jenis sel berbeda berdasarkan variasi
24 Bab 2
inti ditembusi oleh banyak pori inti yang memungkinkan
lalu lintas antara nukleus dan sitoplasma.
Nukleus berisi bahan genetik sel, asam deoksiribonu-
I Sel adalah unit struktural dan fungsional terkecil yang
kleat (DNA), yang memiliki dua fungsi penting: (1) meng-
mampu menjalankan proses-proses kehidupan. arahkan sintesis protein dan (2) berfungsi sebagai cetak biru
I Aktivitas fungsional masing-masing sel bergantung pada genetik selama replikasi sel. DNA menyediakan kode/sandi
sifat struktural spesifik sel. atau "instruksi" untuk mengarahkan sintesis protein struktu-
I Sel adalah bahan pembangun semua hewan dan ral atau enzimatik tertentu di dalam sel. Dengan menentukan
tunlbuhan. jenis dan jumlah berbagai enzim dan protein lain yang di-
I Struktur dan fungsi organisme akhirnya bergantung produksi, nukleus secara tak langsung mengarur sebagian
pada karakteristik struktur individual dan kolektif serta
besar aktivitas sel dan berfungsi sebagai pusat konrrol sel.
kemampuan fungsional sel-selnya.
Tiga jenis asam ribonukleat (RNA) berperan dalam
I Semua sel baru dan kehidupan baru berasal hanya dari
sel yang sudah ada. pembentukan protein ini. Pertama, kode genetik DNA untuk
I Karena sifat kontinuitas kehidupan ini maka sel semua protein tertentu diterjemahkan ke dalam molekul RNA pe-
organisme pada hakikatnya memiliki struktur dan fungsi rantara (messenger RNA, mRNA), yang keluar dari nukleus
serupa. meialui pori inti. Di dalam sitoplasma, mRNA menyalurkan
pesan tersandike ribosom, yang "membaca" kode mRNA dan
menerjemahkannya menjadi rangkaian asam amino unruk
membentuk protein yang telah ditentukan. RNA ribosom
spesifik dalam struktur dan fungsinya. Meskipun tidak ada (IRNA) adalah komponen esensial ribosom. Yang terakhir,
yang namanya sel "tipikal", karena beragamnya spesialisasi
RNAtransfer (IRNA) memindahkan asam-asam amino yang
struktural dan fungsional, namun berbagai sel memiliki
sesuai di dalam sitoplasma ke temparnya yang telah ditentukan
banyak kesamaan. Sebagian besar sel memiliki tiga subdivisi
pada protein yang sedang dibentuk tersebut.
utama: membran plasma, yang membungkus sel; nukleus,
Selain memberikan sandi untuk sintesis protein, DNA
yang mengandung bahan genetik sel; dan sitoplasma, bagian
juga berfungsi sebagai cetak biru genetik selama replikasi sel
interior sel yang tidak ditempati oleh nukleus. Sekarang kita
untuk memastikan bahwa sel menghasilkan sel lain yang sama
akan membahas secara singkat masing-masing subdivisi dan
dengan dirinya sehingga tercipta rurunan sel yang identik di
menjelaskannya scara detil belakangan.
dalam tubuh. Selain itu, pada sel reproduksi, cetak biru DNA
berfungsi sebagai alat untuk meneruskan karakteristik genetik
ke generasi berikutnya. (Lihat Apendila C untuk pedetilan
I Membran plasma membungkus sel. tentang fungsi DNA dan RNA serra sintesis protein).
Fisiologi Sel 25
Sebagai contoh, enzim yang menghancurkan protein yang nali dua jenis retikulum endoplasma-RE halus dan RE kasar.
tidak dibutuhkan di dalam sel dilakukan di dalam lisosom RE halus adalah suatu anyaman tubulus-tubulus halus yang
yang terlindung, tanpa risiko merusak protein sel yang esen- saling berhubungan, sedangkan RE kasar menonjol keluar
sial. Seperti halnya setiap organ melaksanakan suatu fungsi dari RE halus sebagai tumpukan kantung yang relatifgepeng
yang esensial bagi kelangsungan hidup tubuh keseluruhan, (Gambar 2-2). Meskipun memiliki penampilan dan fungsi
masing-masing organel melaksanakan aktivitas khusus yang yang cukup berbeda namun kedua bagian ini berhubungan
diperlukan untuk kelangsungan hidup sel secara keseiuruhan. satu sama lain. Dengan kata lain, RE adalah suatu oganel
Bagian sitoplasma sisanya yang ddak ditempati oleh kontinyu dengan banyak saluran yang saling berhubungan.
organel terdiri dari sitosol ("cairan sel"). Sitosol dibentuk Jumlah relatif RE halus dan kasar bervarisi di antara sel-sel,
oleh suatu massa setengah cair seperti gel yang berisi anyaman bergantung pada aktivitas sel yang bersangkutan.
protein yang dinamai sitoskeleton. Banyak realai kimia yang
tidak saling mengganggu berlangsung di sitosol. Anyaman
sitoskeleton menentukan bentuk sel, organisasi internal sel, I Retikuium endoplasma kasar membentuk
dan mengatur berbagai gerakannya. (Untuk klarifikasi, cairan protein untuk disekresikan dan membentuk
intrasel mencakup semua cairan di dalam sel, termasuk di membran.
dalam sitosol, organel, dan nukleus).
Permukaan luar membran RE kasar ditutuli oleh partikel-
Dalam bab ini, kita akan membahas masing-masing
partikel kecil berwarna gelap yang menyebabkannya tampak
komponen sitoplasma secara lebih detil dengan mula-mula
"kasar" atau granular di bawah mikroskop ca6aya. Partikel-
berkonsentrasi pada keenam jenis organel.
partikel ini adalah ribosom, yaitu "meja kerja' tempat ber-
langsungnya sintesis protein (lihat h. A-26). Tidak semua
ribosom di sel melekat ke RE. Ribosom yang tidak melekat
RETIKULUM ENDOPLASMA DAN atau "bebas" tersebar di seluruh sitosol.
SEGREGASI SINTESIS RE kasar, bersama dengan ribosomnya, membentuk
dan membebaskan berbagai protein baru ke dalam lumen
Retikulum endoplasma (RE) adalah sistem membranosa RE, yaitu ruang berisi cairan yang terbungkus oleh membran
berisi cairan yang tersebar luas di seluruh sitosol. RE utama- RE. Protein-protein ini memiliki dua fungsi: (1) Sebagian
nya adalah pabrik pembuat protein dan lemak. Dapat dike- protein ditakdirkan untuk diekspor ke eksterior sel sebagai
Retikulum
endoplasma Nukleus
kasar
Membran plasma
Vesikel endositotik
Lisosom
Peroksisom
Mitokondria
\ si,o.ot
Sentriol
Kompleks Golgi
Gambar 2-1
Diagram skematik tiga dimensi struktur-struktur sel yang terlihat di bawah mikroskop elektron.
26 Bab 2
.iinlq
produk sekretorik, misalnya hormon protein atau enzim. membran RE dan karenanya secara permanen terpisah dari
(Semua enzim adalah protein). (2) Protein lain diangkut ke sitosol segera setelah disintesis. Berbeda dengan RE kasar,
tempat-tempat di dalam sel untuk digunakan membangun ribosom bebas mensintesis protein yang digunakan intrasel di
membran sel baru (membran plasma atau membran organel dalam sitosol. Dengan cara ini, molekul yang baru terbentuk
baru) atau komponen protein organel lainnya. Membran sel yang ditakdirkan untuk diekspor keluar sel atau untuk sintesis
terutama terdiri dari protein dan lemak. Dinding membranosa komponen sel baru (yang disintesis oleh RE) secara fisik
RE juga mengandung enzim-enzimyang esensial bagi sintesis dipisahkan dari protein yang rermasuk protein sitosol (yang
hampir semua lemak yang dibutuhkan untuk menghasilkan dihasilkan oleh ribosom bebas).
membran baru. Lemak yang baru disintesis ini masuk ke Bagaimana molekul yang baru disintesis di dalam lumen
lumen RE bersama dengan protein. Dapat diperkirakan RE ini mencapai tujuannya di bagian lain di dalam sel atau
bahwa RL kasar paling banyak terdapat di sel yang khusus keluar sel jika tidak dapat menembus membran RE? Molekul
mengeluarkan protein (misalnya sel yang mengeluarkan tersebut melakukannya melalui kerja retikulum endoplasma
enzim pencernaan) atau di sel yang memerlukan sintesis halus.
membran dalam jumlah besar (misalnya sel yang tumbuh
pesat seperti sel telur imatur).
Di dalam lumen RE, protein yang baru disintesis I Retikulum endoplasma halus mengemas protein
mengalami pelipatan membentuk konformasi akhir dan juga baru ke dalam vesikel transpor.
mungkin mengalami modifikasi melalui cara lain, misalnya
pemotongan atau ditempeli gugus gula. Setelah pengolahan RE halus tidak mengandung ribosom sehingga tampak
di dalam lumen RE ini, protein baru tidak dapat keluar "halus". Karena tidak mengandung ribosom maka RE halus
RE halus
(a)
!
@
E
l
f
5
o
6
L=
=co
o
ii
06
o
Gambar 2-2
Retikulum endoplasma (RE). (a) Gambaran skematiktiga dimensi hubungan antara RE halus, yaitu anyaman tubulus-tubulus
halusyang saling berhubungan, dan RE kasar, yang ditutuli oleh ribosom dan menonjol keluar dari RE halus sebagai tumpukan
kantung yang relatif gepeng. (b) Mikrograf elektron RE kasar. Perhatikan lapisan-lapisan kantung gepeng yang ditutuli oleh
ribosom kecil gelap. (c) Mikrograf elektron RE halus.
Fisiologi Sel 27
tidak terlibat dalam sintesis protein. RE halus memiliki fungsi I Disel hati, RE halus memiliki kemampuan khusus.
lain yang berbeda-beda pada sel yang berbeda. Organel ini mengandung enzim untuk mendetoksifikasi
Di sebagian besar sel, RE halus agak jarang dijumpai bahan-bahan berbahaya yang diproduksi di dalam tubuh oleh
dan terutama berfungsi sebagai pusat pengemasan dan tem- metabolisme atau bahan yang masuk ke tubuh dari luar
pat pengeluaran bagi molekul yang akan diangkut dari RE. dalam bentuk obat atau senyawa asing lainnya. Enzim
Protein dan lemak yang baru terbentuk berjalan melalui RE detoksifikasi ini mengubah bahan toksik sqhingga bahan
kasar untuk berkumpul di RE halus. Bagian-bagian dari RE tersebut dapat mudah dikeluarkan melalui urin. Jumlah RE
halus kemudian "bud off (yattt, membentuk gelembung halus yang terdapat di sel hati untuk melakukan detoksifikasi
keluar di permukaan kemudian terlepas), membentuk vesikel dapat sangat bervariasi, bergantung pada kebutuhan. Sebagai
transpor yang mengandung molekul-molekul baru yang ter- contoh, jika fenobarbital, suatu obat tidur, masuk dalam
bungkus di dalam kapsul bulat yang berasal dari membran jumlah besar maka jumlah RE halus di hati dapat berlipat
RE halus (Gambar 2-3). (Vesikel adalah wadah intrasel berisi dua dalam beberapa hari dan kembali ke normal dalam lima
cairan dan terbungkus membran). Komponen-komponen hari setelah pemberian obat tersebut dihentikan.
membran yang baru disintesis cepat digabungkan dengan I Sel obat mempunyai RE halus rumit yang dimodifikasi,
membran RE itu sendiri untuk menggantikan membran yang dikenal sebagai retikulum sarkoplasma, tempar penyimpanan
digunakan untuk membungkus molekul dalam vesikel trans- kalsium yang berpern penting dalam proses kontraksi otot
por. Vesikel transpor mengalir ke kompleks Golgi, yang akan (lihath.284).
dijelaskan di bagian selanjutnya, untuk diproses lebih lanjut.
Berbeda dengan RE halus yang jarung dijumpai di ke-
banyakan sel, beberapa jenis sel memiliki banyak RE halus, KOMPLEKS GOLGI DAN
yang memiliki peran lain sebagai berikut:
EKSOSTTOSTS
I RE halus banyak terdapat di sel yang mengkhususkan
diri dalam metabolisme lemak-misalnya sel yang menge- Kompleks Golgi berkaitan erat dengan retikulum endo-
luarkan hormon steroid yang berasal dari lemak. Dinding plasma. Setiap kompleks Golgi terdiri dari tumpukan kan-
membranosa RE halus, seperti pada RE kasar, mengandung tung gepeng, sedikit melengkung, dan terbungkus membran
enzim-enzim untuk membentuk lemak. Enzim pembentuk atat sisterna (Gambar 2-4).Kantung-kantung di dalam tum-
lemak di dinding membranosa RE kasar saja tidak cukup pukan tidak berkontak fisik satu sama lain. Perhatikan bahwa
untuk sintesis lemak yang penting guna mempertahankan kantung gepeng menipis di tengah tetapi meleba! atau
kadar selresi hormon steroid yang adekuat. Sel-sel ini me- menggelembung di tepi. Jumlah kompleks Golgi bervariasi,
miliki kompartemen RE halus yang besar untuk menampung bergantung pada jenis sel. Sebagian sel memiliki hanya satu
lebih banyak enzim yang dibutuhkan untuk mengimbangi tumpukan Golgi sementara sel yang khusus untuk selresi
kebutuhan akan hormon tersebut. protein memiliki ratusan tumpukan.
Gambar.2-3
Gambaran singkat proses sekresi untuk protein yang disintesis oleh retikulum endoplasma.
28 Bab 2
I Vesikel transpor membawa muatannya ke I Kompleks Golgi mengemas vesikel sekretorik
kompleks Golgi untuk pengolahan lebih lanjut. untuk dikeluarkan melalui proses eksositosis.
Sebagian besar molekul yang baru disintesis yang baru saja Bagaimana kompleks Golgi menyortir dan mengarahkan
terlepas dari RE halus masuk ke tumpukan Golgi. Ketika produk akhir ke tujuannya yang sesuai? Produk akhir di-
vesikel transpor yang membawa molekul yang baru dibentuk kumpulkan di dalam tepi-tepi kantung kompleks Golgi yang
tersebut mencapai tumpukan Golgi, membrannya menyatu melebar. Tepi kantung paling luar yang melebar tersebut
dengan membran tumpukan yang paling dekat dengan ba- kemudian terlepas untuk membentuk vesikel terbungkus
gian tengah sel. Membran vesikel membuka dan terintegrasi membran yang mengandung produk akhir. Agar setiap jenis
ke dalam membran Golgi, dan isi vesikel dituangkan ke produk dapat mencapai tempat kerjanya, maka masing-
interior kantung (Gambar 2-3). masing vesikel mengambil produk rerrentu sebelum terlepas.
Bahan mentah yang.baru disintesis dari RE ini mengalir Vesikel-vesikel dengan muaran spesifiknya yang ditakdirkan
melalui pembentukan vesikei-vesikel menembus lapisan- untuk sampai ke tempat terrentu akan dibungkus oleh mem-
lapisan tumpukan Golgi, dari kantung paling dalam yang bran yang mengandung molekul-molekul protein permuka-
terdekat dengan RE hingga kantung paling luar di dekat an yang berbeda-beda. Setiap penanda protein permukaan ini
membran plasma. Selama transit ini, berlangsung dua fungsi berfungsi sebagai penanda penambatan spesifik (seperti
penting yang saling berkaitan: alamat di amplop surat). Setiap vesikel dapat "berlabuh' dan
"menuangkan" muarannya hanya di "akseptor penanda
1 . Pengolahan bahan mentah menjadi produb iadi. Oi dalam penambatan" yang sesuai, suatu protein ditempatkan hanya
kompleks Golgi, protein "mentah" dari RE dimodifikasi
menjadi bentuk akhir, sebagai contoh, dengan melekat-
di tujuan yang sesuai di dalam sel (seperti alamat rumah).
Karena itu, produk Golgi disortir dan disalurkan seperti
kan gugus gula ke protein tersebut. Jalur-jalur biokimia
amplop beralamat yang mengandung surat terrentu yang
yang dijalani protein sewaktu mengalir melalui kom-
hanya disampaikan ke alamat rumah yang sesuai.
pleks Golgi diprogram secara terpedetil, tepat dan
spesifik untuk setiap produk akhir. Sel-sel sekretorik khusus mencakup sel endokrin, yang
2. Penyortiran dan pengarahan produk iadi ke tujuan akhir- mengeluarkan hormon protein, dan sel kelenjar pencernaan,
nya. Kompleks Golgi bertanggung jawab menyortir dan yang mengeluarkan enzim pencernaan. Di sel sekretorik,
memisahkan berbagai jenis produk berdasarkan fungsi banyak vesikel sekretorik besar, yang mengandung protein
dan tujuannya, yaitu, produk (1) yang akan disekresikan yang akan dikeluarkan, terlepas dari tumpukan Golgi. Vesikel
ke eksterior sel, (2) yang akan digunakan untuk mem- sekretorik berukuran sekitar 200 kali lebih besar daripada
bentuk membran plasma baru, atau (3) yang akan di- vesikel transpor. Protein-prorein sekretorik rerap tersimpan
gabungkan dengan organel lain, khususnya lisosom. di dalam vesikel sekretorik sampai sel dirangsang oleh sinyal
p
o
Vesikel E
c
transpor dari L
Kantung
retikulum
endoplasma
=o
I
p
6
o
o
Nukleus
Vesikel yang
mengandung
produk akhir
(a) (b)
Gambar 2-4
Kompleks Golgi. (a) Diagram skematik tiga dimensi sebuah kompleks Golgi. (b) Mikrograf elektron sebuah kompleks Golgi.
Vesikel di ujung-ujung kantung yang melebar mengandung produk protein jadi yang dikemas untuk didistribusikan ke tujuan
akhirnya.
Fisiologi Sel 29
Sekresi isi
vesikel
Fusi vesikel (eksositosis)
Vesikel sekretorik dengan
membran plasma
(a)
Gambar 2-5
Eksositosis produk sekretorik. (a) Gambaran skematik sederhana proses eksositosis" (b) Gambar eksositosis dengan mikroskop
elektron transmisi.
spesifik yang menunjukkan kebutuhan akan pengeluaran dan membentuk tunas berbentuk kubah di sekitar muatan
produk sekretorik spesifik tersebut. Pada rangsangan yang yang tertangkap tersebut. Akhirnya membran permukaan
sesuai, vesikei bergerak ke bagian perifer sel. Isi vesikel cepat menutup dan memutuskan vesikel hingga terlepas.
dibebaskan ke eksterior sel sewaktu vesikel menyatu dengan I Setelah terlepas, vesikel melepaskan protein-protein
membran plasma, membuka, dan menuangkan isinya ke luar selubungnya. Proses pelepasan ini menyebabkan penanda
sel (Gambar 2-3 dan 2-5). Mekanisme ini-pengeluaran ba- penambatan terpajan, yaitu protein spesifik lain yang meng-
han yang berasal dari dalam sel keluar sel-disebut sebagai hadap ke permukaan luar membran vesikel. Penanda penam-
elrsositosis (ekso berarti "keluar dan"; sito berarti "sel"). batan ini, yang dikenal sebagai u-SNARE, dapat berikatan
Pengeluaran isi vesikel sekretorik melalui eksositosis meng- (seperti kunci dengan anak kuncinya) dengan protein pe-
hasilkan proses sekresi. Vesikel sekretorik hanya menyatu nanda lain, r-SNARE, yang hanya terdapat di membran sa-
dengan membran plasma dan tidak dengan membran inter- saran. Pada kasus vesikel sekretorik, membran sasaran adalah
nal apapun yang membungkus organel sehingga produk membran plasma, yaitu tempat yang ditakdirkan untuk men-
sekretorik tidak dituangkan ke dalam organel (yang sia-sia jadi tempat sekresi. Karena itu, v-SNARE vesikel sekretorik
dan bahkan membahayakan). hanya mampu menyatu dengan I-SNARE membran plasma.
Kini kita akan melihat lebih dalam bagaimana vesikel Setelah vesikel tertambat di membran yang sesuai melalui
sekretorik menyerap produk spesifik yang akan dikeluarkan pencocokan SNARE rersebut, maka kedua membran akan
ke CES dan kemudian merapat hanya ke membran plasma. menyatu dan vesikel membuka serta mengosongkan isinya
Sebelum terlepas dari kantung Golgi paling luar, bagian ke dalam sasaran.
membran Golgi yang akan digunakan untuk membungkus
Perhatikan bahwa isi vesikel sekretorik tidak pernah ber-
vesikel sekretorik "diselubungi" oleh lapisan protein spesifik
kontak dengan sitosol. Sejak saat produk ini pertama kali
dari sitosol (Gambar 2-6). Protein ini dan protein-protein disintesis di RE sampai dibebaskan dari sel melalui eksosito-
lain yang ada di membran memiliki tiga fungsi penring:
sis,produk tersebut selalu terbungkus oleh membran sehing-
I Pertama, protein-protein spesifik di permukaan interior ga terisolasi dari bagian sel lainnya. Dengan memproduksi
membran yang menghadap ke lumen Golgi bekerja sebagai protein sekretorik khusus jauh sebelumnya dan menyimpan
penanda pengenal untuk mengenal dan menarik molekul produk ini dalam vesikel sekretorik, sebuah sel sekretorik
spesifik yang telah diproses di lumen Golgi. Protein baru dapat membentuk cadangan yang siap dikeluarkan dalam
yang akan disekresikan mengandung rangkaian unik asam jumlah besar sesuai kebutuhan. Jika suatu sel sekretorik ha-
amino yang dikenal sebagai sinyal penyortiran. Dikenalinya rus mensintesis semua produknya di tempat sesuai kebutuhan
sinyal penyortiran protein yang tepat oleh penanda membran untuk ekspor maka kemampuan sel unruk memenuhi ber-
komplementer menjamin bahwa muatan yang sesuai lah yang bagai tingkat kebutuhan akan terbatas.
diserap dan dikemas sebagai vesikel sekretorik untuk kemu- Vesikel sekretorik hanya dibentuk oleh sel sekretorik.
dian dilepaskan dari kantung Golgi paling luar. Namun, dengan cara serupa kompleks Golgi sel ini dan sel
I Kedua, protein selubung dari sitosol berikatan dengan jenis lain menyortir dan mengemas produk yang baru
protein spesifik lain yang menghadap ke permukaan luar dibentuk untuk diangkut ke berbagai tempat di dalam sel.
membran. Pengikatan protein-protein selubung ini menye- Pada setiap kasus, vesikel terrentu menangkap jenis muatan
babkan membran permukaan kantung Golgi melengkung tertentu dari berbagai protein yang ada di lumen Golgi dan
30 Bab 2
Membran plasma
I
Q S.tum pembentukan vesikel sekretorik, penanda pengenal
di membran kantung Golgi paling luar menangkap muatan
yang sesuai dari lumen Golgi dengan membentuk ikatan
e"t"pu""n kunci-anak kunci dengan sinyal penyortiran molekul protein
O selubung yang akan disekresikan. Membran yang akan membungkus
vesikel dilapisi oleh molekul yang menyebabkan membian
melengkung, membentuk tunas berbentuk kubah.
Sitosol
@ Membran menutup di belakang tunas, memutuskan
vesikel sekretorik.
m-
sq I-SNARE (akseptor
penanda penambatan)
Akseptor protein
selubung
@ Pembentukan
dari Golgi
ry4
Penanda
pengenalan
v-SNARE (penanda
penambatan)
Protein muatan
Sinyal penyortiran --2 a -!
BE?
6 Protein selubung
ffif%
v
$.""iln:i""15:ngk,n gr
Gambar 2-6
Pembentukan vesikel sekretorik dan fusi dengan membran plasma.
Fisiologi Sel 31
kemudian memberi alamat setiap alat pengangkut tersebut ke
tujuan tertentu.
s
Io
!
Id
LISOSOM DAN ENDOSITOSIS o
o
t
Rata-rata, sebuah sel mengandung sekitar 300 lisosom. o
o
L
Lisosom =o
3
I Lisosom berfungsi sebagai sistem pencernaan I
6
intraseL =o
o
Lisosom adalah kantung terbungkus membran yang berisi
berbagai enzim hidrolitik kuat, yang mengatalisis reaksi
hidrolisis (lihat h. A-17). Reaksi ini menguraikan molekul Gambar 2-7
organik yang membentuk debris sel dan benda asing, misalnya Lisosom dan peroksisom. Mikrograf elektron memperlihatkan
bakteri yang dibawa masuk ke sel. (Lys berarti "penguraian"; lisosom, yang mengandung enzim hidrolitik, dan peroksisom,
som berarti "badan". Lisosom adalah organel di dalam sel yang mengandung enzim oksidatif.
yang menguraikan molekul organik). Enzim lisosom serupa
dengan enzim hidrolitik yang dikeluarkan oleh sistem pen-
cernaan untuk mencerna makanan, sehingga lisosom ber-
EN DOSITOSIS YANG DIPERANTARAI OLEH
fungsi sebagai "sistem pencernaan" intrasel.
RESEPTOR
Tidak seperti organel lain yang memiliki struktur
seragam, lisosom memiliki bentuk dan ukuran bervariasi, Tidak seperti pinositosis, yang melibatkan penyerapan non-
bergantung pada isi yang sedang dicernanya. Umumnya selektif cairan sekitar, endositosis yang diperantarai oleh
lisosom adalah badan bulat atau oval kecil (garis tengah 0,2 reseptor adalah suatu proses yang sangat selektif yang me-
sampai 0,5 pm) (Gambar2-7). mungkinkan sel mengimpor molekul besar rerrentu yang di-
butuhkannya dari lingkungannya. Endositosis dengan peranra-
raan reseptor ini dipicu oleh pengikatan suaru molekul spesifik
I Bahan ekstrasel diangkut ke dalam sel melalui misalnya protein ke reseptor membran permukaan yang spe-
proses fagositosis untuk diserang oleh enzim sifik bagi molekul tersebut. Pengikatan ini menyebabkan mem-
lisosom. bran plasma di tempat tersebut amblas, kemudian menutup di
permukaan, mengurung protein tersebut di dalam sel (Gambar
Bahan ekstrasel yang akan diserang oleh enzim lisosom 2-8b). Kompleks kolesterol, vitamin B,r, hormon insulin, dan
dibawa ke dalam sel melalui proses fagositosis, sejenis besi adalah contoh bahan yang secara selektif diserap oleh sel
endositosis (endo berarti "di daiam'). Endositosis dapat melalui endositosis yang diperantarai oleh rsepror.
dilaksanakan dengan tiga cara-pinositosis, endositosis yang CATAIAN KLIMS. Sayangnya, sebagian virus dapat
diperantarai oleh reseptor, dan fagositosis-bergantung pada isi menyelinap ke dalam sel dengan memanfaatkan mekanisme
bahan yang diinternalisasi tersebut. ini. Sebagai contoh, virus flu dan HIV virus penyebab AIDS
(lihat h. 471), memperoleh akses ke da.lam sel melalui
PtNOS|TOSTS endositosis yat\g diperantarai oleh reseptor. Mrus ini
melakukannya dengan mengikat reseptor membran yang secara
Pada pinositosis ("sel minum"), terjadi internalisasi butiran
normal dirancang untuk memicu internalisasi suatu molekul
kecil cairan ekstrasel. Pertama, membran plasma melengkung
yang dibutuhkan sel.
ke dalam, membentuk kantung yang mengandung sedikit
CES (Gambar 2-8a). Kantung endositotik terbentuk karena
protein-protein selubung berikatan dengan permukaan dalam FAGOStTOSIS
membran plasma. Protein selubung ini serupa dengan yang Pada fagositosis ("sel makan') terjadi internalisasi partikel
berperan dalam pembentukan vesikel sekretorik. Pengikatan multimolekul besar. Sebagian besar sel tubuh melakukan
protein-protein selubung ini menyebabkan membran plasma pinositosis, banyak yang menjalankan endositosis yang dipe-
melengkung ke dalam. Membran plasma kemudian menutup rantarai oleh reseptor, tetapi hanya beberapa sel khusus yang
di permukaan kantung, menjebak isi dalam sebuah vesikel mampu melakukan fagositosis. Yang terakhir adalah fagosit
endositotik kecil intrasel. Dinamin, molekul protein yang "profesional", dengan yang paling rerkenal adalah jenis-jenis
berperan dalam proses pemutusan vesikel endositotik, tertentu sel darah putih yang berperan penting dalam meka-
membentuk cincin yang melingkari dan "memuntir leher" nisme pertahanan tubuh. Ketika sebuah sel darah putih ber-
kantung, memutuskan vesikel dari membran permukaan. temu dengan partikel multimolekul besar, misalnya bakteri
Selain membawa CES ke dalam sel, pinositosis merupakan atau debris jaringan, sel tersebut membentuk tonjolan di per-
cara untuk mengambil kembali membran plasma yang mukaannya yang dikenal sebagai pseudopodia ("kaki palsu")
ditambahkan ke permukaan sel sewaktu eksositosis. yang mengelilingi atau menelan partikel dan menahannya
32 Bab 2
Protein
tertentu Reseptor
Kantung endositotik Vesikel
Kantung
yang sedang terbentuk endositotik
endositotik
sel !+
Nukleus
\\/ /-cd-\\/ /
wrwr(
\/
!
co
6
)
o (b) Endositosis yang diperantarai oleh reseptor
t
o
o
c
I
o Sel darah putih Vesikel fagositik
3
d
I
=co
o
(a) Pinositosis
Lisosom
(c) Fagositosis
Garnhar 2-8
Bentuk-bentuk endositosis. (a) Mikrograf elektron pinositosis. Membran permukaan mencekung ke dalam untuk membentuk
suatu kantung, kemudian menutup bagian permukaannya sehingga terbentuk vesikel intrasel yang secara nonselektif
menginternalisasi sedikit CEs. (b) Endositosisyang diperantarai oleh reseptor. Ketika suatu molekul besar misalnya protein
melekat ke reseptor permukaan spesifik, membran mencekung ke dalam dan terputus untuk secara selektif menginternalisasi
molekul dalam sebuah vesikel intrasel. (c) Fagositosis. Sel darah putih menginternalisasi partikel multimolekul misalnya bakteri
dengan membuattonjolan-tonjolan permukaan yang dikenal sebagai pseudopodia. Pseudopodia mengelilingi bahan sasaran dan
kemudian membungkusnya. Lisosom berfusi dengan vesikel yang diinternalisasi tersebut, membebaskan enzim yang menyerang
bahan yang terdapat di dalam vesikel.
dalam suatu vesikel internal (Gambar 2-8c). Lisosom kemudian CAiIAIAN KLINIS. Sebagian orang tidak memiliki ke-
menyatu dengan membran vesikel tersebut dan menuangkan mampuan untuk membentuk satu atau lebih enzim-enzim li-
enzim-enzim hidrolitiknya ke dalam vesikei, tempat enzim- sosom. Akibatnya adalah akumulasi masif senyawa yang nor-
enzim tersebut dengan aman menyerang bakteri atau bahan malnya dicerna oleh enzim yang tidak ada tersebut. Gangguan
lain tanpa mencederai bagian sel lainnya. Enzim umumnya ini sering menimbulkan gejala klinis, karena lisosom yang
menguraikan bahan yang ditelan tersebut menjadi bahan membengkak akan mengganggu aktivitas normal sel. Sifat dan
mentah yang dapat digunakan kembali, misalnya asam keparahan gejalabergantung pada jenis bahan yang menumpuk,
amino, glukosa, dan asam lemak, yang dapat dimanfaatkan yang sebaliknya bergantung pada enzim lisosom apa yang hi-
oieh sel. lang. Di antara beragam penyakit penimbunan (vorage disease)
ini terdapat penyakitThy-Sachs, yang ditandai oleh akumula-
si abnormal molekul kompleks yang ditemukan di sel saraf,,
! Lisosom menyingkirkan bagian selyang tidak Seiring dengan berlanjutnya penimbunan, timbul gejala-gejala
berguna. degenerasi sistem saraf yang progresif.
Fisiologi Sel 33
mitokondria memiliki DNA-nya sendiri, berbeda dari DNA
I Pdroksisom mengandung enzim oksidatif yang yang terdapat di nukleus sel. DNA mitokondria mengan-
mendetoksifikasi berbagai zat sisa. dung kode generik untuk membentuk banyak molekul
Perolisisom serupa dengan lisosom yaitu bahwa organel ini mitokondria yang dibutuhkan untuk menghasilkan energi.
berbentuk kantung terbungkus membran yang mengandung CATAIAN KLINIS. Sepanjang usia seseorang, terjadi
akumulasi gradual kesalahan ge netik pada DNA mitokondria;
enzim, tetapi tidak seperti lisosom, yang mengandung enzim
kesalahan-kesalahan ini diperkirakan berperan dalam penuaan
hidrolitik, peroksisom berisi beberapa enzlm oksidatif kuat
serta mengandung sebagian besar katalase sel. (Perohsi meru-
serta berbagai penyakit. Yang menonjol dari penyakit-
juk kepada "hidrogen peroksida"; peroksisom adalah badan penyakit mitokondria adalah penyakit yang menjadi parah
pada usia lanjut, misalnya beberapa bentuk penyakit otot dan
intrasel yang menghasilkan dan menguraikan hidrogen pe-
roksida, seperti yang akan segera anda pelajari). penyakit sistem saraf degeneratif kronik.
Enzim oksidatif; seperti diisyaratkan oleh namanya, Setiap mitokondria dibungkus oleh suaru membran
rangkap-membran luar halus yang mengelilingi mitokondria
menggunakan oksigen (Or), dalam hal ini untuk mengeluar-
kan hidrogen dari molekul organik tertentu. Oksidasi ini itu sendiri, dan membran dalam yang membentuk serang-
kaian lekukan dalam atau rak yang disebut krista. Krista ini
membantu tubuh mendetoksifikasi berbagai produk sisa yang
dihasilkan di dalam sel atau senyawa asing toksik yang masuk
menonjol ke dalam rongga dalam yang terisi oleh larutan
ke sel, misalnya alkohol dalam minuman keras. Produk uta-
mirip gel yang dikenal sebagai matriks (Gambar 2-9). Krista
mengandung protein-protein penting (protein transpor elek-
ma yang dihasilkan oleh peroksisom adalah hidrogen peroksida
(HrOr), yang dibentuk oleh olaigen molekular dan atom tron, akan dijelaskan kemudian) yang akhirnya berperan da-
hidrogen yang diambil dari molekul toksik.
lam konversi sebagian besar energi dalam makanan menjadi
Hidrogen peroksida itu sendiri adalah suatu oksidan bentuk yang dapat digunakan. LipatanJipatan membran
kuat, berpotensi merusak jika dibiarkan menumpuk atau dalam ini sangat menambah luas permukaan yang tersedia
lolos dari kurungan peroksisom. Namun, peroksisom juga untuk menempatkan protein-protein penting ini. Matriks
mengandung banyak katalase, suatu enzim antioksidan yang terdiri dari campuran pekat ratusan enzim berbeda (enzim
siklus asam sitrat, akan dijelaskan segera) yang mempersiap-
menguraikan HrO, poten menjadi HrO dan O, yang tidak
kan molekul nutrien untuk ekstraksi akhir energi oleh
berbahaya. Reaksi yang terakhir ini adalah mekanisme
pengaman penting yang menghancurkan peroksida yang ber-
protein-protein krista.
potensi mematikan di tempat produksinya sehingga bahan
tersebut tidak keluar ke dalam sitosol. I Mitokondria berperan penting dalam
pembentukan ATP.
MITOKONDRIA DAN Sumber energi bagi tubuh adalah energi kimia yang rer-
PEMBENTUKAN ATP simpan di ikatan karbon dalam makanan. Namun sel tubuh
tidak memiliki perangkat untuk menggunakan energi ini
Sebuah sel mungkin mengandung beberapa ratus atau bahkan secara langsung. Sel harus mengekstraksi energi dari nutrien
beberapa ribu mitokondria. dan mengubahnya menjadi suatu energi yang dapat di-
gunakan-yaitu, ikatan fosfat energi tinggi pada adenosin
I Mitokondria, organel energi, dibungkus trifosfat (ATP), yang terdiri dari adenosin dengan tiga
oleh
gugus fosfat melekat padanya (tri artinya'tiga"). Ketika
membran rangkap.
ikatan energi tinggi seperti ikatan fosfat terminal dengan
Mitokondria adalah organel energi, atau "generator listrik' adenosin terputus maka terjadi pembebasan energi dalam
sel; organel ini mengekstraksi energi dari nutrien dalam jumlah substansial. Adenosin trifosfat adalah pembawa
makanan dan mengubahnya menjadi bentuk yang dapat di- energi universal-"mata uang" energi umum bagi tubuh. Sel
gunakan oleh sel untuk beraktivitas. Mitokondria menghasil- dapat memakai AIP untuk membayar "hargi'energi untuk
kan sekitar 90o/o dari energi yang sel-dan, dengan demikian, menjalankan perangkat sel. Untuk memperoleh energi
tubuh keseluruhan*diperlukan untuk bertahan hidup dan segera, sel memurus ikatan fosfat terminal di ATB yang
berfungsi. Jumlah mitokondria per sel sangat beffariasi; menghasilkan adenosin difosfat (ADP)-adenosin dengan
bergantung pada kebutuhan energi masing-masing jenis sel. dua gugus fosfat melekat padanya (di artinya "dua')-plus
Di sebagian jenis sel, mitokondria tersusun memadat di losfat inorganik (Pi) plus energi:
bagian sel yang menggunakan sebagian besar energi sel. o''"'y
Sebagai contoh, mitokondria terkemas di antara unit-unit ATP ADP + Pi + energi untuk digunakan oleh sel
kontraktil di sel otot jantung. Dalam skema energi ini, makanan dapat dianggap se-
Mitokondria berbentuk batang atau oval seukuran bak- bagai "minyak mentah", semenrara AIP adatah "minyak
teri. Pada kenyataannya, mitokondria adalah turunan dari olahan" untuk menjalankan perangkat tubuh. Marilah kita
bakteri yang menginvasi atau ditelan oleh sel primitif pada uraikan lebih lanjut proses konversi energi ini. Makanan di-
awal sejarah evolusi dan kemudian menjadi organel per- cerna, atau diuraikan, oleh sistem pencernaan menjadi unit-
manen. Karena berasal dari nenek moyang yang berbeda, uhit yang lebih kecil dan dapat diserap sehingga dapat
34 Bab 2
!
g;
Eo
G
o
o
t
o
to
c
Ruang E
o
antarmembran o
o
J
in
o
Krista
(b)
Membran
luar
Membran
Matriks dalam
Tabel 2-2
Ringkasan Produksi Energi Sel dari Glukosa
PRODUK AKHIR
YANG TERSEDIA
UNTUK EKSTRAKSI
ENERGI LEBIhI
BAHAN YAIUG ENERGI YANG DII-IASILKAN LANJUT KEBUTUHAN
REAKSI DIOLAH LOKASI (per molekul glukosa yang diproses) AKAN OKSIGEN
Glikolisis Glukosa Sitosol 2 molekul ATP 2 molekul asam piruvat Tidak; anaerob
Siklus asam Asetil KoA, yang Matriks 2 molekul ATP 8 NADH dan 2 FADH, Ya, berasal dari
sitrat berasal dari asam mitokondria molekul pembawa molekul yang
piruvat, produk hidrogen terlibat dalam
akhir glikolisis; 2 reaksi siklus asam
molekul asetil sitrat
KoA terbentuk
dari pengolahan
1 molekul
glukosa
Rantai Elektron energi Krista 32 molekul ATP Tidak ada Ya, berasal dari
transpor tinggi yang membran oksigen
elektron tersimpan dalam dalam molekular yang
atom hidrogen mitokondria diperoleh dengan
dalam molekul bernapas
pembawa
hidrogen NADH
dan FADH, yang
berasal dari
reaksi siklus asam
sitrat
Fisiologi Sel 35
dipindahkan dari lumen saluran cerna ke dalam darah (Bab satu karbon dalam bentuk karbon dioksida (COr), yang
16). Sebagai contoh, karbohidrat makanan diuraikan ter- akhirnya dikeluarkan dari tubuh sebagai produk
utama menjadi glukosa, yang diserap ke dalam darah. Tidak buangan (Gambar 2-11). Selama proses penguraian"khiq "t",,
ini, ikat-
ada energi yang dibebaskan selama pencernaan makanan. an karbon-hidrogen terpurus sehingga terjadi pembebasan
Ketika disalurkan ke sel oieh darah, molekul nutrien diang- satu atom hidrogen. Atom hidrogen ini ditahan oleh sebuah
kut menembus membran plasma ke dalam sitosol. (Perincian molekul pembawa hidrogen, yang fungsinya akan segera
bagaimana bahan melintasi membran dicakup di Bab 3). dibahas. Asam asetat yang terbentuk kemudian berikatan
Kini kita akan mengalihkan perhatian ke tahap-tahap dengan koenzim A, suatu turunan asam pantotenat (suatu
yang berperan dalam pembentukan AIP di dalam sel dan vitamin B), menghasilkan senyawa asetil koenzim A (asetil
peran mitokondria dalam tahap-tahap tersebut. ATP diha- KoA).
silkan di sebagian besar sel dari penguraian berkesinambung- Asetil KoA kemudian masuk ke siklus asam sitrat, yang
an molekul nutrien yang diserap dalam tiga tahap berbeda: terdiri dari serangkaian siklis delapan reaksi biokimia terpisah
glikolisis, siklus asam sitrat, dan rantai transpor elektron. (Sel yang diarahkan oleh enzim-enzim matriks mitokondria.
otot menggunakan jaiur sitosol tambahan untuk cepar meng- Siklus reaksi ini dapat dibandingkan dengan saru putaran
hasilkan energi pada awal olah raga; lihat h. 297).Kita akan mengelilingi roda Ferris. Ingatlah bahwa Gambar 2-ll ada-
memakai glukosa sebagai contoh untuk menjelaskan tahap- Iah hanyalah suaru skema. Skema ini menggambarkan suatu
tahap ini (Ta6el2-2). rangkaian siklik reaksi-reaksi biokimia. Molekul-molekul itu
sendiri tidak secara fisik berputar dalam lingkaran. Di atas
GLIKOLISIS roda Ferris, asetil KoA, suatu molekul dua karbon, masuk ke
Di antara ribuan enzim di dalam sitosol terdapat enzim- tempat duduk yang sudah ditempati oleh asam oksaloasetar,
enzim yang berperan dalam glikolisis, suatu proses kimia suatu molekul empat karbon. Kedua molekul ini berikatan
yang meiibatkan 10 reaksi berangkai terpisah yang meng- untuk membentuk molekul asam sitrat enam karbon, dan
uraikan molekul gula enam karbon sederhana yaitu glukosa, perjalanan mengelilingi siklus asam sitrat dimulai. (Siklus ini
menjadi dua molekul asam piruvar, yang masing-masing juga dinamai siklus Krebs, untuk menghargai penemu
mengandung tiga karbon (glik- t:erarti "manis"; lisis berarti utamanya, atau siklus asam trikarboksilat, karena asam
"penguraian'). Selama glikolisis, sebagian energi dari ikatan sitrat mengandung tiga gugus asam karboksilat). Sewaktu
kimia glukosa yang rerpurus digunakan untuk mengubah "tempat duduk' bergerak mengelilingi siklus, di seriap posisi
ADP menjadi AIP (Gambar 2-10). Namun, glikolisis bukan baru, enzim-enzim matriks memodifikasi molekul penum-
mekanisme yang efisien dari sudut pandang ekstraksi energi: pangnya untuk membentuk molekul yang sedikit berbeda.
hasil akhir hanyalah dua molekul AIP per molekul glukosa Perubahan molekular ini memiliki konsekuensi-konsekuensi
yang diproses. Banyak dari energi yang semula terkandung penting:
dalam molekul glukosa masih tersimpan di ikatan-ikatan 1. Dua karbon secara sekuensial "dicampakkan dari per-
kimia molekul asam piruvat. Hasil energi yang rendah pada jalanan" karena dikeluarkan dari molekul asam sitrat
proses glikolisis tidak memadai untuk memenuhi kebutuhan
enam karbon, yang diubah kembali menjadi asam oks-
tubuh akan ATP Di sinilah mitokondria memainkan aloaserat empat karbon, yang kini tersedia di puncak
perannya.
siklus untuk mengambil asetil KoA lain untuk putaran
sikJus berikurnya.
SIKLUS ASAM SITRAT 2. Atom karbon yang dibebaskan, yang semula ada di asetil
Asam piruvat yang diproduksi oleh glikolisis di sitosol dapat KoA yang masuk ke siklus, diubah menjadi dua molekul
secara selektif diangkut ke dalam matriks mitokondria. Di COr. CO, ini serta CO, yang diproduksi selama pem-
sini molekul tersebut diuraikan lebih lanjut menjadi molekul bentukan asam asetat dari asam piruvat, keluar dari
dua karbon, asam asetar, oleh pengeluaran (secara enzimatis) matriks mitokondria dan kemudian keluar sel untuk
(,o**rl +
Enei.rgi :
dari Benguraian'
$!ah,moleku! glukosa
mclekul asam
Sintesis
J
36 Bab 2
Dalam sitosol Asarrpkuvat @ (Lihat Gambar 2-10)
(dari glikolisis)
[;;"'".,'@-l
Koenzim A
--l
ffif,ffi
Dalam matriks
mitokondria n [1""";
C = atom karbon.
* HrO masuk ke siklus di tahap{ahap yang ditandai oleh bintang.
Gambar 2-11
Siklus asam sitrat. Versi sederhana siklus asam sitrat, yang memperlihatkan bagaimana dua karbon yang masuk ke siklus melalui
asetil KoA akhirnya diubah menjadi CO, dengan asam oksaloasetat, yang menerima asetil KoA, dibentuk kembali di akhir siklus.
Juga diperlihatkan di sini pembebasan atom hidrogen di titik-titik spesifik di sepanjang siklus, Atom hidrogen ini berikatan
dengan molekul pengangkut hidrogen NAD dan FAD untuk pengolahan lebih lanjut oleh rantai transpor elektron. Satu molekul
ATP dihasilkan untuk setiap molekul asetil KoA yang masuk ke siklus asam sitrat, untuk total dua molekul ATP untuk setiap
molekul glukosa yang diproses.
Fisiologi Sel 37
. masuk ke darah. Selanjutnya, darah membawa CO, ke Pengangkur elektron rersusun dalam pola spesifik teratur
paru, tempar zat ini akhirnya dieliminasi ke atmosfer di membran dalam sedemikian rupa sehingga elektron ber-
melalui proses bernapas. Oksigen yang digunakan untuk energi tinggi secara progresif dipindahkan melalui serangkai-
membuat CO, dari arom-arom karbon yang dibebaskan an reaksi, sehingga turun ke tingkat energi yang semakin ren-
ini berasal dari molekul yang terlibat dalam realai, dah pada setiap tahapnya. Alhirnya, elektron dialirkan ke
bukan oksigen molekular bebas yang berasal dari per- oksigen molekular (Or) yang berasal dari udara yang kita
napasan. hirup. Elektron yang terikat ke O, berada dalam tingkat
3. Atom hidrogen juga "ditendang" selama siklus di empat energi paling rendah. Oksigen yang terhirup dari atmosfer
tahap konversi kimia. Tujuan utama siklus asam sirrar masuk ke mitokondria untuk berfungsi sebagai akseptor
adalah menghasilkan hidrogen-hidrogen ini untuk di- elektron terakhir rantai transpor elektron. Oksigen bermuat-
masukkan ke dalam rantai transpor elektron. Hidrogen- an negarif ini (negatif karena mendapat elektron tambahan)
hidrogen ini "ditangkap" oleh dua senyawa lain yang kemudian berikatan dengan ion hidrogen bermuatan positif
bekerja sebagai molekul pengangkut hidrogen-nikoti- (positif karena atom ini telah memberikan elektron pada awal
namida adenin dinr klsstida (NAD), suatu turunan rantai transpor elektron) untuk membentuk air (H,O).
vitamin B niasin, dan flavin adenin dinukleotida Sewaktu berpindah melalui rantai reaksi ini, elektron
(FAD), suatu turunan vitamin B riboflavin. Pemindahan mengeluarkan energi. Sebagian dari energi yang dibebaskan
hidrogen mengubah masing-masing senyawa tersebut hilang sebagai panas, tetapi sebagian dipanen oleh mitokondria
menjadi NADH dan FADH2. untuk membentuk AIP melalui tahap-tahap berikur, yang
4. Satu lagi molekul AIP dihasilkan untuk setiap molekul kolektif dikenal sebagai mekanisme kemiosmotik.
secara
asetil KoA yang diproses. Sebenarnya AIP tidak secara
1. Di tiga rempar dalam rantai rranspor elektron, energi
langsung diproduksi oleh siklus asam sirrar. Energi yang
yang dibebaskan selama transfer elektron digunakan un-
dibebaskan digunakan unruk secara langsung menyam-
tuk memindahkan ion hidrogen menembus membran
bung fosfat inorganik ke guanosin difosfat (GDP) un-
dalam mitokondria dari matriks ke ruang antarmembran
tuk membentuk guanosin trifosfat (GTP), suatu
(ruang antara membran dalam dan luar mitokondria;
molekul energi tinggi serupa dengan AIP Energi dari
antar-berafii "di antara') (Gambar 2-l2b).
GTP kemudian dipindahkan ke AIP sebagai berikut:
2. Akibat proses transpor ini, ion hidrogen lebih banyak
. ADP+GTP< terkonsentrasi di ruang antarmembran mitokondria
'AIP+GDP
daripada di matriks. Karena adanya perbedaan konsen-
Karena setiap molekul glukosa diubah menjadi dua molekul
trasi ini, ion hidrogen memiliki kecenderungan kuat
asam asetat, sehingga memungkinkan dua kali siklus asam
untuk mengalir balik ke matriks melalui saluran arau
sitrat, maka untuk setiap molekul glukosa dihasilkan dua
kanal yang terbentuk oleh protein-protein khusus di
molekul ATP
membran dalam mitokondria.
Sejauh ini, sel masih belum memperoleh keuntungan
energi yang memadai. Namun, siklus asam sitrat penting
3. Saluran yang digunakan oleh ion hidrogen untuk meng-
alir balik ke matrila mengandung enzim ATp sintase,
dalam mempersiapkan molekul pengangkut hidrogen masuk
yang diaktifkan oleh aliran ion hidrogen dari ruang
ke tahap berikut, rantai transpor elektron, yang menghasil-
antarmembran ke matriks.
kan energi jauh lebih banyak daripada jumlah AIP yang
diprodulsi oleh siklus itu sendiri.
4. Pada pengaktifannya, AIP sintase mengubah ADp + pi
menjadi AIP, menghasilkan 32 lebih molekul ATp un-
tuk setiap molekul glukosa yang diproses. AIp kemu-
RANTAI TRANSPOR ELEKTRON dian dipindahkan keluar mitokondria menuju sitosol
Di dalam arom-arom hidrogen yang dibebaskan, yang untuk digunakan sebagai sumber energi oleh sel.
mengandung elektron di tingkat energi tinggi, masih terpe- Pengubahan energi menjadi bentuk yang berguna se-
rangkap energi yang cukup banyak. "Pendapatan kakap" waktu elektron mengalir dari tingkat energi tinggi ke tingkat
diperoleh ketika NADH dan FADH, masuk ke rzrntai trans- energi rendah dapat diibaratkan sebagai reaktor yang meng-
por elektron, yang terdiri dari moLkul-molekul pembawa ubah energi air yang mengalir di air terjun menjadi listrik.
elektron yang terletak di membran dalam mitokondria (krista; Karena O, digunakan dalam tahap-tahap akhir konversi
Gambar 2-12a). Elektron energi tinggi diekstraksi dari hidro- energi ini ketika fosfat ditambahkan untuk membentuk ATp
gen yang terdapat di NADH dan FADH, dan dipindahkan maka proses ini disebut fosforilasi olaidatif. Rantai transpor
melalui serangkaian langkah dari satu molekul pengangkut elektron juga disebut rantai pernapasan karena proses ini
elektron ke molekul lainnya, di dalam membran krista, seper- penting bagi respirasi sel, suaru istilah yang merujuk kepada
ti ban berjalan di pabrik. Akibat penyerahan hidrogen dan oksidasi intrasel molekul-molekul yarg berasal dari
elektron di dalam rantai transpor elektron, NADH dan makanan.
FADH, diubah kembali menjadi NAD dan FAD. Molekul- Rangkaian langkah menuju fosforilasi oksidatif mung-
molekul ini sekarang bebas untuk mengambil atom hidrogen kin mula-mula terlihat sebagai suatu penyrrlit yang tidak
lain yang dibebaskan selama glikolisis dan siklus asam sitrar. penting. Mengapa molekul makanan tidak secara langsung
Karena itu, NAD dan FAD berfungsi sebagai penghubung dioksidasi, atau "dibakar" untuk membebaskan energinya?
antara siklus asam sitrat dan rantai rranspor .l.kiro.r. Ketika proses ini dilaksanakan di luar tubuh, semua energi
3E Bab 2
Hidrogen (H) yang dibebaskan
Membran luar mitokondria selama penguraian molekul
nutrien yang mengandung
Membran dalam Ruang antarmembran karbon oleh siklus asam sitrat
mitokondria di matriks mitokondria dibawa
ke membran dalam mitokondria
oleh pengangkut hidrogen misalnya
Matriks mitokondria
NADH.
Lihat bagian b
ATP
untuk mekanisme
bagaimana energi yang
dibebaskan oleh rantai
transpor elektron akhirnya
mengaktifkan ATP sintase (h. 40)
* FADH2 memasuki rantai transpor
elektron pada titik ini. 2 H2O 4H*+Oz2
(a)
Gambar 2-12
Sintesis ATP oleh membran dalam mitokondria. (a) Sintesis ATP terjadi akibat mengalirnya elektron-elektron energi tinggi
melalui rantai transpor elektron mitokondria (Dilanjutkan di h. 40)
Fisiologi Sel 39
Energi yang dibebaskan selama
transfer elektron oleh rantai
transpor elektron digunakan untuk
memindahkan ion hidrogen dari
matriks ke ruang antarmembran.
(b)
zat tersebut tidak masuk ke jalur yang akhirnya menuju Makanan + O, -+ CO2 + HrO + AIp
fosforilasi oksidatif. (diperlukan (terutama (diprodulai (dihasilkan
Jika terdapat O, dalam jumlah memadai-suatu kondisi untuk dihasilkan oleh rantai rerutma
aerob ("dengan udara' atau "dengan Or")-maka pemrosesan fosforilasi oleh siklus transpor oleh ranrai
di mitokondria (yaitu, siklus asam sitrat di matriks dan rantai olcidatif) elektron)
transpor elektron di krista) akan memanen energi cukup
;:ffi iiil::;
banyak untuk menghasilkan 34 molekul AIB untuk hasil Glukosa, nutrien utama yang berasal dari karbohidrat
akhir 36 molekul ATP per molekul glukosa yang diproses. makanan, adalah bahan bakar yang digunakan oleh
(Untuk penjelasan mengenai olah raga aerob, lihat fitur kebanyakan sel. Namun, molekul nutrien yang berasal dari
penyerta dalam boks, Lebih Dekat dengan Fisiologi Olah- lemak (asam lemak) dan, jika diperlukan, dari protein (asam
raga). Reaksi keseluruhan oksidasi molekul makanan untuk amino) juga dapat ikut serta di titik-titik tertentu dalam
menghasilkan energi adalah sebagai berikut: keseluruhan reaksi kimia yang akhirnya menghasilkan energi
40 Bab 2
Lebih Dekat dengan Fisiologi Olahraga
Olahraga Aerobik: Untuk Apa dan Seberapa Banyak?
Olahraga aerobik ("dengan Or") arteri koronaria (penyumbatan arteri dan memantau tingkat intensitas
melibatkan banyak kelompok otot dan yang mendarahi jantung). American adalah dengan memeriksa denyut
dilakukan pada intensitas yang cukup College of Sports Medicine menganjur- jantung. Perkiraan kecepatan denyut
rendah dan untuk jangka waktu yang kan agar seseorang melakukan jantung maksimal ditentukan dengan
cukup lama sehingga sumber-sumber olahraga aerobik minimal tiga kali mengurangi angka 220 dengan usia
bahan bakar dapat diubah menjadi seminggu selama 20 sampai 60 menit seseorang. Manfaat yang signif ikan
ATP dengan menggunakan siklus asam untuk mengurangi risiko hipertensi dapat dicapai dengan olah raga
sitrat dan rantai transpor elektron dan penyakit arteri koronaria serta aerobik yang dilakukan antara 70%
sebagai jalur metabolik utama. untuk meningkatkan kemampuan sampai 80% denyut jantung maksimal.
Olahraga aerobik dapat dipertahan- kerja fisik. Studi-studi terakhir Sebagai contoh, perkiraan kecepatan
kan dari 15 sampai 20 nienit hingga menunjukkan bahwa manfaat yang denyut jantung maksimal untuk
beberapa jam dalam satu kalinya. sama diperoleh jika olah raga seseorang yang berumur 20 tahun
Aktivitas jangka pendek berintensitas dilakukan satu kali atau dipecah-pecah adalah 200. Jika orang tersebut
tinggi misalnya angkat beban dan lari menjadi olah raga singkat multipel. Hal berolah raga tiga kali seminggu selama
cepat 100 meter, yang berlangsung ini merupakan kabar gembira karena 20 sampai 60 menit dengan intensitas
dalam hitungan detik dan semata- banyak orang lebih mudah melakukan yang meningkatkan kecepatan denyut
mata bergantung pada energi yang olah raga singkat yang terbagi dalam jantungnya hingga 140 sampai 160 kali
disimpan di otot dan glikolisis, adalah satu hari. per menit, maka kapasitas kerja
bentuk olahraga anerobik ("tanpa lntensitas olah raga harus didasar- aerobiknya akan meningkat secara
or"). kan pada persentase kapasitas bermakna dan risiko penyakit kardio-
lnaktivitas berkaitan dengan maksimal seseorang untuk melakukan vaskular akan berkurang.
peningkatan risiko terjadinya hiperten- kerja. Cara termudah untuk menentu-
si (tekanan darah tinggi) dan penyakit kan intensitas olah raga yang tepat
ffi: r;I
\-____:_J
I
ffi
i
V---/ Y
@__
ap
Sebagian digunakan untuk
mempertahankan suhu tubuh
Gambar 2-13
Oksidasi makanan tak terkontrol versus terkontrol. Sebagian dari energi yang dibebaskan sebagai panas ketika makanan
mengalami oksidasi tak terkendali (pembakaran) di luar tubuh dipanen dan disimpan dalam bentuk yang bermanfaat melalui
oksidasi terkontrol yang terjadi di dalam tubuh.
Fisiologi 5el 41
Kondisi anaerob
Kondisi aerob
ffiirtffitr'Y,.-B Siklus
asam sitrat /
/ Ranlai transpor
elektron
34 ATP + CO, + H,O
Sitosol
Gambar 2-14
Perbandingan hasil energi dan produk pada kondisi anaerob dan aerob. Pada keadaan anaerob, hanya 2 ATPyang dihasilkan
untuk setiap molekul glukosa yang diproses, tetapi pada keadaan aerob total 36 ATP diproduksi per molekul glukosa.
ini. Asam amino biasanya digunakan untuk membentuk dalam fosforilasi oksidatif. Dalam siklus pengisian-pemakaian
protein dan bukan menghasilkan energi, tetapi zat ini dapat ini, satu molekul ADP/AIP dapat bergerak bolak-balik
digunakan sebagai bahan bakar jika glukosa dan lemak yang ribuan kali per hari antara mitokondria dan sitosol.
tersedia kurang memadai (Bab 17). Tingginya kebutuhan akan ATP menyebabkan glikolisis
Perhatikan bahwa reaksi oksidatif di dalam mitokondria saja kurang memadai untuk memasok energi bagi kebanyak-
menghasilkan energi, tidak seperti reaksi oksidatif yang di- an sel. Jika tidak terdapat mitokondria, yang berisi perangkat
kontrol oleh enzim peroksisom. Kedua organel menggunakan metabolik untuk fosforilasi oksidatif, kemampuan energi
O, tetapi untuk tujuan berbeda. tubuh akan sangat terbatas. Namun, glikolisis memberi sel
mekanisme yang dapat menghasilkan paling sedikit beberapa
AIP pada kondisi anaerob. Sel otot rangka sangar meman,
I Energi yang tersimpan di dalam ATP digunakan faatkan kemampuan ini sewaktu melakukan olah raga berat
untuk sintesis, transpol dan kerja mekanis. secara mendadak, ketika kebutuhan energi untuk kontraksi
melebihi kemampuan tubuh untuk menyalurkan O, dalam
Setelah terbentuk, AIP dibawa keluar mitokondria dan jumlah memadai ke otot yang beraktivitas untuk menopang
kemudian tersedia sebagai sumber energi sesuai kebutuhan di fosforilasi oksidatif, Sel darah merah, yang merupakan satu-
dalam sel. Altivitas sel yang memerlukan pengeluaran energi satunya sel yang tidak mengandung mitokondria, juga
dimasukkan ke dalam tiga golongan: mengandalkan glikolisis semara untuk menghasilkan energi.
1. Sintesis senyawa kimia baru, misalnya pembentukan pro- Namun, kebutuhan energi sel darah merah juga rendah
tein oleh retikulum endoplasma. Sebagian sel, khusus- karena sel ini tidak memiliki nukleus sehingga tidak mampu
nya sel dengan laju sekresi yang tinggi dan sel dalam fase mensintesis bahan baru, yang merupakan pengeluaran energi
pertumbuhan, menggunakan hingga 75o/o NP-nya terbesar bagi sebagian besar sel nonkontraktil.
hanya untuk membentuk senyawa kimia baru.
2. Thanspor membran, misalnya transpor selektif molekul
menembus tubulus ginjal sewaktu proses pembentukan VAULT SEBAGAI TRUK SEL
urin. Sel ginjal dapat menghabiskan hingga 80% dari
"uang" AIP mereka untuk menjalankan mekanisme Selain lima organel yang telah dikenal tersebut, pada awal tahun
transpor membran selektif ini. 1990-arr para peneliti mengidentifikasi organel jenis keenanvuauh.
42 Bab 2
tong, uauh memiliki interior berongga. Kadang-kadan g uauh kumpul di sel-sel ini, tetapi sebagian sel kanker membentuk
tampak dalam keadaan terbuka, tampak seperri sepasang resistensi luas terhadap beragam obat ini. Resistensi ini adalah
bunga kuncup dengan masing-masing separuh dari uaub me- penyebab utama kegagalan terapi kanker. Para peneliti telah
miliki delapan "kelopak' yang melekat ke cincin di tengah membuktikan bahwa sebagian sel kanker yang resisten ter-
(Gambar 2-l5b). Sebuah sel dapat memiliki ribtan uauh. hadap kemoterapi memprodulai protein utama uault hingga
Mengapa keberadaan ribuan organel yang relatif besar ini 16 kali Iebih banyak daripada jumlah normal. Jika penelitian
baru ditemukan akhir-akhir ini? Penyebabnya adalah organel selanjutnya memastikan bahwa uaub berperan dalam resistensi
ini tidak teriihat dengan teknik pewarnaan biasa. obat-mungkin dengan mengangkut obat dari nuldeus ke tem-
Dua petunjuk tentang fungsi uaub mungkin adalah pat untuk eksositosis dari sel kanker-maka muncul kemung-
bentuknya yang oktagonal dan interiornya yang berongga. kinan yang menarik bahwa interferensi aktivitas uaultini dapar
Yang menarik, pori inti juga berbentuk oktagonal dan se- memperbaiki sensitivitas sel kanker terhadap obat kemoterapi.
ukuran uauh, yang menimbulkan spekulasi bahwa uaub
mungkin adalah "truk'sel. Menurut pendapat ini, vault akan
menambatkan diri di atau masuk ke pori nukleus, mengambil SITOSOL: GEL SEL
molekul yang disintesis di nukleus, dan menyalurkan muatan-
nya di bagian lain sel. Riset-riset yang sedang berjalan men- Sitosol, yang menempati sekitar 55o/o dari volume total sel,
dukung peran uauh dalam transpor dari nukleus ke sitoplas- adalah bagian setengah cair dari sitoplasma yang mengelilingi
ma, tetapi muatan yang dibawanya masih belum dipastikan. organel. Penampakannya yang tidak jelas di bawah mikroskop
Salah satu kemungkinan adalah bahwa uaub mungl<sn mem- elektron memberi kesan salah bahwa sitosol adalah campuran
bawa mRNA dari nukleus ke rempar sintesis protein di sito- cair dengan konsistensi seragam meskipun sebenarnya sitosol
plasma. Kemungkinan lain muatan uauh adalah dua subunit adalah massa mirip gel yang sangar terorganisasi dengan
yang membentuk ribosom (lihat Gambar C-7,h. A-29).Ke- perbedaan komposisi dan konsistensi dari satu bagian sel ke
dua subunit ini diproduksi di nukleus kemudian keluar me- bagian lainnya. Selain itu, di sitosol rcrsebar sitoskeleton, suatu
lalui pori nukleus melalui carl^ y^trg belum diketahui untuk protein perancah yang menenrukan bentuk sel, membentuk
mencapai tempat kerjanya-baik melekat ke RE kasar atau di rangka organisasi intrasel, dan berperan dalam berbagai
sitosol. Yang menarik, interior uaub uku.rannva pas untuk gerakan sel. Untuk saar ini kita berkonsentrasi pada bagian
mengakomodasi subunit-subunit ribosom tersebur. gelatinosa sitosol, lalu mengalihkan perhatian kita ke kom-
CATAIAN KLINIS. Selain itu, uault m:lngl<tn berperan ponen sitoskeleton pada bagian selanjutnya.
'kurang baik dalam menimbulkan resistensi multiobat yang
kadang-kadang diperlihatkan oleh sel kanker. Obat kemoterapi
il Sitosol penting dalam metabolisme intermediet,
yang dirancang untuk mematikan sel kanker cenderung ter-
sintesis protein ribosom, dan penyimpanan
nutrien.
Fisiologi 5el 43
PENYIMPANAN LEMAK, GLIKOGEN, DAN VESIKEL di sitosol, tempat vesikel ini disimpan sampai diberi tahu
SEKRETORIK untuk mengosongkan isinya keluar sel. Selain itu, vesikel
transpor dan endositotik juga bergerak di dalam sitosol.
Kelebihan nutrien yang tidak segera digunakan untuk meng-
hasilkan AIP diubah di sitosol menjadi bentuk-bentuk sim-
panan yang mudah dilihat dengan mikroskop cahaya. Massa
nonpermanen dari bahan simpanan ini dikenal sebagai ba- SITOSKELETON: "TULANG DAN
dan inldusi (inclusions). Badan inklusi tidak dibungkus oleh OTOT" SEL
membran, dan mungkin atau tidak, bergantung pada jenis sel
dan keadaannya. Produk simpanan terbesar dan terpenting Berbagai sel di tubuh memiliki bentuk, kompleksitas struk-
adalah lemak. Butir kecil lemak terdapat di dalam sitosol tur, dan spesialisasi fungsional masing-masing. Untuk meme-
berbagai sel. Di jaringan lemak, jaringan yang khusus me- lihara karakteristik unik masing-masing sel diperlukan peran-
nyimpan lemak, molekul lemak simpanan dapat menempati cah intrasel untuk menopang dan menata berbagai komponen
sebagian besar sitosol, di mana molekul-molekul tersebut me- sel menjadi susunan yang sesuai dan untuk mengontrol per-
nyatu untuk membentuk sebuah butir lemak besar (Gambar gerakan komponen-komponen tersebut. Fungsi ini dilalaanakan
2-l6a). Produk simpanan lain yang dapat terlihat adalah gli- oleh sitoskeleton, suatu bagian anyaman protein kompleks
kogen, yaitu bentuk simpanan glukosa, yang tampak sebagai dari sitosol yang berfungsi sebagai "orot dan tulang" sel.
kelompok-kelompok atau granula tersebar di seluruh sel Anyaman ini memiliki tiga elemen tersendiri: (1) mikro-
(Gambar 2-16b). Kemampuan sel menyimpan glikogen ber- tubulus, (2) mikroflamen, dan (3) fkmen intermediet. Ber-
variasi, dengan sel hati dan sel otot memiliki simpanan ter- bagai bagian sitoskeleton tersebut berkaitan secara srruktural
banyak. Jika tidak tersedia makanan untuk menghasilkan dan terkoordinasikan secara fungsional agar sel dapat ber-
bahan bakar bagi siklus asam sitrat dan rantai transpor elek- fungsi dengan benar. Karena kompleksnya anyaman ini dan
tron maka glikogen dan lemak simpanan diuraikan masing- fungsinya yang beragam, kita akan membahas masing-
masing untuk menghasilkan glukosa dan asam lemak, yang masing elemennya secara terpisah. Fungsi-fungsi ini, bersama
kemudian dapat menjalankan perangkat penghasil energi di dengan fungsi struktur sel lainnya, diringkaskan diThbel 2-3,
mitokondria. Manusia dewasa rata-tata memiliki cukup sim- dengan penekanan pada komponen sitoplasma.
panan glikogen untuk menghasilkan energi bagi satu hari
aktivitas normal, dan biasanya memiliki simpanan lemak un-
tuk menghasilkan energi selama dua bulan. I Mikrotubulus membantu mempertahankan
Vesikel sekretorik yang telah diproses dan dikemas oleh bentuk asimetrik sel dan berperan dalam
retikulum endoplasma dan kompleks Golgi juga tetap berada pergerakan sel yang kompleks.
44 Bab 2
(bagian dari sel sarafyang terletak di dekat pangkal akson), stasioner yang melapisi saluran napas, tuba uterina saluran
tempat beradanya cetak biru DNA nukleus, pabrik retikulum reproduksi wanita, dan ventrikel berisi cairan di otak. Gerak-
endoplasma, dan aparatus Golgi sebagai tempar pengemasan an menyapu terkoordinasi ribuan silia di saluran napas mem-
dan distribusi. Namun, bahan-bahan kimia ini akhirnya bantu mengeluarkan benda asing dari paru dengan menyapu
berfungsi di ujung akson, yang mungkin terletak saru meter keluar debu serra parrikel lain yang terhirup (Gambar 2-19).
jauhnya. Jika bahan kimia ini harus berdifusi sendiri dari ba- Di saluran reproduksi wanira, gerakan menyapu silia yang
dan sel ke terminal akson ujung, maka akan diperlukan waktu melapisi tuba uterina menarik sel telur (ovum) yang dikeluar-
50 tahun untuk mencapainya-jelaslah suatu solusi yang tidak kan ovarium pada waktu ovulasi dan menuntunnya ke arah
praktis. Mikrotubulus, yang terentang dari pangkal hingga uterus (rahim). Di otak, sel bersilia yang melapisi ventrikel
akhir akson menyediakan "jalan tol" bagi lalu lintas vesikel di menghasilkan cairan serebrospinal, yang mengalir melalui
sepanjang akson (Gambar 2-78). Motor molekular adalah ventrikel dan mengelilingi otak dan medula spinalis, mem-
pengangkutnya. Motor molekular adalah suatu protein yang bentuk bantalan dan membasuh struktur-struktur saraf yang
melekat ke partikel yang akan diangkut, dan kemudian rapuh ini. Gerakan memecut dari silia membantu cairan
menggunakan energi yang dipanen dari AIP untuk "berjalan" suportif ini mengalir.
di sepanjang mikrotubulus sambil "membopong" partikel Selain silia-silia motil yang terdapat di sel-sel di lokasi
tersebut (motor artinya "gerakan"). Kinesin, salah satu dari spesifik ini, hampir semua sel di tubuh manusia memiliki
motor molekular, terdiri dari dua kepala globular, saru tang- silia primer nonmotil.
satrs Selama ini, silia primer dianggap
kai, dan satu ekor mirip kipas. Ekor kinesin mengikat vesikel sebagai aksesori yang tidak bermanfaar, tetapi semakin banyak
sekretorikyang ingin digerakkan, dan kepala globularnya be- bukti menunjukkan bahwa struktur ini mungkin penring
kerja seperti kaki kecil yang bergerak selangkah-selangkah, untuk menerima sinyal-sinyal regulatorik yang berperan da-
sepefti cara anda berjalan. Kaki tersebut melekat ke satu lam mengontrol pertumbuhan, diferensiasi, dan proliferasi
molekul tubulin secara bergantian di mikrotubulus, meleng- sel (ekspansi suatu jenis sel). Defek pada silia primer dan silia
kung dan terdorong maju, lalu terlepas. Selama proses ini, motil dilaporkan berperan dalam beragam penyakit pada
kaki belakang tertarik maju sehingga teiaJrrn ke muka kaki manusia, termasuk suatu bentuk kelainan perkembangan
yang semula di depan dan kemudian melekat ke molekul ginjal (penyakit ginjal polikistik) dan penyakit pernapasan
tubulin berikutnya. Proses ini diulang-ulang sewaktu kinesin kronik.
memindahkan muatannya ke ujung akson dengan menggu-
Satu-satunya sel manusia yang memiliki flagela adalah
nakan masing-masing molekul tubulin sebagai batu pijakan.
sperma (lihat Gambar 20-9, h. 824). Gerakan flagela atau
Lalu lintas vesikel dalam arah sebaliknya juga berlang- "ekor" yang seperti pecur memungkinkan sperma bergerak
sung di sepanjang jalur mikrotubulus ini. Vesikel yang
dalam lingkungannya, yang sangat penring untuk bermanu-
mengandung debris diangkut oleh dinein, suatu motor mo-
ver dalam proses ferrilisasi ovum.
lekular lain yang juga dijalankan oleh AIB dari ujung akson
Silia dan flagela memiliki struktur internal dasar yang
ke badan sel untuk diuraikan oleh lisosom, yang berada di
sama. Keduanya terdiri dari sembilan pasangan mikrotubulus
dalam badan sel.
(doublet) yang menyatu dan rersusun dalam suatu cincin luar
CATAIAN KLINIS. Secara kebetulan, transpor akson
mengelilingi dua mikrotubulus tunggal yang tidak menyatu
terbalik ini juga dapat berfungsi sebagai jalur bagi gerakan
di bagian tengahnya (Gambar 2-20). Pengelompokan khas
beberapa mikroba patogen, misalnya virus herpes, virus
mikrotubulus "sembilan plus dua' ini terentang di sepanjang
poliomielitis, dan virus rabies. Virus-virus ini berjalan balik
apendila modl rersebut. Silia atau flagela berasal dari struktur
di sepanjang saraf dari tempat kontaminasi di permukaan,
khusus di dalam bagian utama sel, badan basal. Badan basal
misalnya luka di kulit atau gigitan hewan, ke susunan saraf
adalah silinder pendek yang dibentuk oleh mikrotubulus
pusat (otak dan medula spinalis).
paralel yang tersusun serupa dengan susunan di silia atau
flagela.
GERAKAN SILIA DAN FLAGELA Protein-protein aksesori yang berkaitan dengan mikro-
Mikrotubulus juga merupakan komponen struktural dan tubulus mempertahankan organisasi struktur ini dan berperan
fungsional dominan pada silia dan flagela. Tonjolan motil penting dalam gerakan mikrotubulus yang menyebabkan ke-
khusus dari permukaan sel ini memungkinkan sel mengge- seluruhan struktur melengkung. Protein motor molekular
rakkan bahan melintasi permukaannya (pada kasus sel yang dinein adalah protein aksesori rerpenring. Molekul dinein
diam) atau mendorong dirinya bergerak dalam lingkungan membentuk satu ser tonjolan mirip-lengan dari masing-
(pada kasus sel yang dapat bergerak). Silia (berarti "bulu masing pasangan mikrotubulus (Gambar 2-20a). Gerakan
mata') adalah tonjolan halus seperti rambut yang berjumlah melengkung silia dan flagela dihasilkan oleh pergeseran
banyak sementara flagela (berarti "pecut") adalah apendiks pasangan-pasangan mikrotubulus yang berdekatan melewati
panjang tunggal seperti pecut. Meskipun menonjol dari per- satu sama lain. Pergeseran ini dilaksanakan oleh lengan
mukaan sel namun silia dan flagela adalah struktur intrasel- dinein, yang memecah ATP dan kemudian menggunakan
keduanya dibungkus oleh membran plasma. energi yang dibebaskan untuk berjalan di sepanjang pasangan
Silia mengedut atau menyapu secara bersama-sama da- mikrotubulus yang berdekatan untuk menghasilkan gerakan
Iam satu arah, seperti gerakan terpadu para pedayung dalam melengkung dan menyapu. Kelompok-kelompok silia yang
satu perahu. Pada manusia, sel bersilia ditemukan di sel-sel bekerja sama diarahkan untuk bergerak dalam arah yang
Fisiologi Sel 45
Tabel 2-3
Ringkasan Struktur dan Fungsi Sel
Membran Lapis ganda lemak yang ditutuli oleh protein Bekerja sebagai sawar selektif antara isi sel dan cairan
plasma dan sejumlah kecil karbohidrat ekstrasel; mengontrol lalu lintas masuk dan keluar sel
Nukleus DNA dan protein khusus yang terbungkus Bekerja sebagai pusat kontrol sel, menyimpan informasi
oleh membran rangkap genetik; DNA nukleus mengandung kode untuk sintesis
protein struktural dan enzimatik serta berfungsi sebagai
cetak biru bagi replikasi sel
Organel
Sitoplasma
Retikulum Anyaman tubulus dan kantung gepeng berisi Membentuk membran sel baru dan komponen sel lain
endoplasma cairan yang ekstensif, kontinyu, dan terbung- serta membuat produk untuk sekresi
kus membran, sebagian ditutuli oleh ribosom
Kompleks Golgi Rangkaian kantung membranosa gepeng Memodifikasi, mengemas, dan mendistribusikan protein
yang bertumpuk-tumpuk yang baru terbentuk
Lisosom Kantung membranosa yang mengandung Berfungsi sebagai sistem pencernaan sel, menghancurkan
enzim hidrolitik bahan asing dan sisa sel
Peroksisom Kantung membranosa yang mengandung Melaksanakan aktivitas detoksifikasi
enzim oksidatif
Mitokondria Struktur bulat atau oval yang dibungkus oleh Bekerja sebagai organel energi; tempat utama pemben-
dua membran, dengan membran dalam tukan ATP; mengandung enzim untuk siklus asam sitrat
membentuk lipatan (krista) yang menonjol ke dan rantai transpor elektron
dalam matriks interior
Vault Berbentuk seperti tong oktagonal berongga Berfungsi sebagai truk sel untuk transpor dari nukleus ke
sitoplasma
Bagian sitosol
yang berbentuk
gel
Enzim Tersebar di dalam sitosol Mempermudah reaksi intrasel yang melibatkan peng-
metabolisme uraian, sintesis, dan transformasi molekul organik kecil
intermediet
Ribosom Granula RNA dan protein-sebagian melekat Berfungsi sebagai "meja kerja" bagi sintesis protein
ke retikulum endoplasma kasar, sebagian
bebas dalam sitoplasma
Vesikel transpor; Terbentuk sementara, berupa produk yang Memindahkan dan/atau menyimpan produk di dalam,
dan
sekretorik, disintesis atau ditelan oleh sel dan dibungkus keluar, atau masuk sel
endositotik membran
Badan inklusi Granula glikogen, butiran lemak Menyimpan kelebihan nutrien
Bagian Secara keseluruhan berperan sebagai "tulang dan otot"
sitoskeleton sel
sitosol
Mikrotubulus Tabung langsing berongga yang panjang dan Mempertahankan bentuk asimetrik sel dan mengoordi-
terdiri dari molekul-molekul tubulin nasikan gerakan kompleks sel, khususnya mempermudah
transpor vesikel sekretorik di dalam sel, berfungsi sebagai
komponen struktural dan fungsional utama untuk silia
dan flagela, serta membentuk gelendong mitotik selama
pembelahan sel
Mikrofilamen Rantai heliks molekul-molekul aktin yang Berperan penting dalam berbagai sistem kontraktil sel,
saling pilin; mikrofilamen yang terdiri dari termasuk kontraksi otot dan gerakan amuboid; berfungsi
molekul miosin juga terdapat di sel otot sebagai pengeras mekanis untuk mikrovilus
Filamen Protein berbentuk benang ireguler Membantu sel menahan stres mekanis
intermediet
46 Bab 2
Mikrotubulus Mikrofilamen Keratin, suatu
filamen
intermediat
{ry,
\*
\1
{b* *
*F
Subunit
tubulin Untai
polipeptida
-,'
., Subunit
sfl aktin
Vesikel
sekretorik
Retikulum Molekul
endoplasma kinesin
Kompleks Mikrotubulus
Golgi
Lisosom
Badan sel
Gambar 2-18
Transpor vesikel dua-arah di akson yang dipermudah oleh "jalan tol" mikrotubulus di sebuah sel saraf. Gambar skematik sebuah
neuron yang memperlihatkan vesikel sekretorik sedang diangkut dari tempat produksinya di badan sel melalui "jalan tol,,
mikrotubulus ke ujung terminal untuk dikeluarkan. Vesikel yang mengandung debris diangkut dalam arah berlawanan untuk
diuraikan di badan sel. Pembesaran gambar memperlihatkan kinesin, suatu motor molekular; yang sedang membawa sebuah
vesikel sekretorik menelusuri mikrotubulus dengan menggunakan "kaki"nya untuk "melangkah" di molekul tubulin satu
persatu.
Fisiologi Sel 47
sama dan berkontraksi secara sinkron, melalui mekanisme
kontrol yang belum dipahami yang melibatkan satu mikro-
tubulus di bagian tengah siiia.
Gambar 2-20
Struktur internal silia dan flagela. (a) Diagram skematik sebuah
silia dalam potongan melintang yang memperlihatkan susunan
mikrotubulus "sembilan plus dua" khas bersama dengan lengan
dinein dan protein aksesori lain. (b) Mikrograf elektron silia-silia
dalam potongan melintang-
(Sumber: Diadaptasi dari Molecular Biology of the Cell, Gbr. 10-27, h.565,
oleh Bruce Alberts, Dennis Bray, Julian Lewis, Martin Raff, Keith Roberts,
Membran plasma dan James D. Watson. Direproduksi dengan ijin dari Garland Science/Taylor
& Francis LLC).
dalam
Mikrotubulus
berpasangan
Mikrotubulus
tunggal (stng/ef)
di tengah
!
Lengan dinein Membran o
Mikrotubulus plasma E
E
berpasangan (doublet) .9.
Lengan dinein
>
=o
L
j
t
Membran G
o
plasma @
(b)
48 Bab 2
Nukleus tein lain yang disebut miosin membentuk mikrofilamen jenis
lain. Di kebanyakan sei, miosin tidak terlalu banyak dan
tidak membentuk filamen yang jelas.
Mikrofilamen memiliki dua fungsi: (1) Berperan pen-
ting dalam berbagai sistem kontraktil sel, dan (2) bekerja se-
bagai pengeras mekanis untuk beberapa tonjolan se1 spesifik.
Fisiologi Sel 49
Microvilli
Pseudopodia
!
c
E o
c
6
Y
r
oa
!
!
o
j Y
o (,
t
Gambar 2-22 Gambar 2-23
Seekor amuba melakukan gerakan amuboid Mikrovilus di usus halus. Foto mikroskop elektron yang
memperlihatkan mikrovilus di permukaan sel epitel usus
ha I us.
(Sumber: O Dr. RG Kessel dan Dr. RH Kardon, Tissues and Organs: A
Text-Atlas of Scanning Electron Mrcroscopy [New york: WH Freeman,
19791. Hak cipta dilindungi undang-undang).
50 Bab 2
untuk membentuk lapisan luar protektif kedap air. Rambut men yang sangat halus yang dinamai kisi-kisi mikrotra-
dan kuku juga merupakan struktur keratin. bekula dapat dilihat menyebar ke seluruh sitoplasma dan
Yang menekankan pentingnya filamen intermediet di bebe- melekat ke iapisan dalam membran plasma. Sebagian ahli
rapa jenis sel khusus adalah kenyataan bahwa filamen inter- biologi sel percaya bahwa anyaman ini adalah artefak yang
mediet membentuk hampir 857o dari protein total di sel saraf terbentuk sewaktu persiapan spesimen, tetapi yang lain ber-
dan sel kulit penghasil keratin, sementara filamen ini mem- pendapat bahwa kisi-kisi ini membentuk interkoneksi rumit
bentuk hanya sekitar 1o/o dari protein total di sel lain. antara struktur-struktur sitoskeleton serta berbagai organel
(Gambar 2-24). Secara kolektii elemen sitoskeleton dan
CATAIAN KLINIS. Kelainan neurofilamen meruPa-
kan dasar beberapa penyakit saraf. Salah satu contoh penting intblkoneksinya menopang membran plasma dan berperan
adalah sklerosis lateral amiotrofik (arnyotrophic lateral scle' menentukan bentuk, kekakuan, dan geometri spasial ber-
rosis, ALS), yang lebih dikenal sebagai penyakit Lou Gehrig. bagai jenis sel. Selain itu, semakin banyak bukti yang me-
ALS ditandai oleh degenerasi progresif dan kematian neuron nunjukkan bahwa sitoskeleton berfungsi sebagai kisi-kisi
motorik, jenis sel saraf yang mengontrol otot rangka. Penya- untuk menyusun kelompok-kelompok enzim bagi banyak
kit awitan dewasa ini menyebabkan kontrol otot rangka se- aktivitas sel. Karena itu, kerangka internal ini bekerja sebagai
"tulang" sel.
cara bertahap berkurang, termasuk otot untuk bernapas, dan
akhirnya menyebabkan kematian, seperti yang terjadi pada Studi-studi baru mengisyaratkan bahwa sitoskeleton
legenda basebal Lou Gehrig. Bukti-bukti terkini menunjuk- sebagai suatu kesatuan bukanlah sekedar struktur penunjang
kan bahwa masalah mendasarnya mungkin adalah akumulasi yang mempertahankan integritas tensional sel tetapi juga
abnormal dan disorganisasi neurofilamen. Neuron motorik, mungkin berguna sebagai sistem komunikasi mekanis. Ber-
yang memiliki neurofilamen paling banyak, adalah sel yang bagai komponen sitoskeleton berperilaku seolah mereka
secara struktural terhubung atat " hardu,iretl' satu sama lain
paling terkena. Neurofilamen yang mengalami disorganisasi
ini dipercayai menghambat transpor aksonal bahan-bahan serta dengan membran plasma dan nukleus. Anyaman ini
penting di sepanjang "jalan tol" mikrotubulus di akson se- diperkirakan berfungsi sebagai mekanisme agar gaya-gaya
hingga pasokan vital dari badan sel tidak dapat mengalir ke mekanis yang bekerja pada permukaan sel dapat mengalir
terminal akson. menembus membran plasma menelusuri sitoskeleton hingga
mencapai nukleus untuk mempengaruhi regulasi gen.
Selain itu, seperti yang telah anda pelajari, kerja terpadu
I Sitoskeleton
berfungsi sebagai satu kesatuan elemen-elemen sitoskeleton berperan dalam mengarahkan
dan nrenghubungkan bagian-bagian lain sel transpor intrasel dan mengatur berbagai gerakan sel sehingga
juga berfungsi sebagai "otot" sel.
Dengan mikroskop elektron voltase tinggi, yang memberi
gambaran tiga dimensi organisasi internal sel, anyaman fila-
Retikulum
endoplasma
Ribosom PERSPEKTIF BAB lNl: FOKUS PADA
bebas
Ribosom pada retikulum HOMEOSTASIS
Membran endoplasma kasar
plasma Kemampuan sel melakukan fungsi-fungsi yang esensial bagi
kelangsungan hidupnya sendiri serta tugas khusus untuk
membantu mempertahankan homeostasis di dalam tubuh
akhirnya bergantung pada kerja sama berbagai komponen
intraselnya. Sebagai contoh, untuk melakukan aktivitas-akti-
vitas yang mempertahankan kehidupan, semua sel harus
menghasilkan energi, dalam bentuk yang dapat digunakan,
:#'; dari molekul nutrien. Energi dihasilkan di dalam sel oleh
reaksi-reaksi kimia yang berlangsung di dalam sitosol dan
mitokondria.
Seiain esensial bagi kelangsungan hidup sel itu sendiri,
organel dan sitoskeleton ikut serta dalam melakukan banyak
tugas khusus sel yang berperan dalam homeostasis. Beberapa
contohnya adalah:
Fisiologi Sel 51
O, dan CO, antara tubuh dan atmosfer melalui bernapas. I Sel darah putih membantu tubuh menahan infeksi
Protein peranrara kimiawi ini (neurotransmiter di sei saraf dengan memanfaatkan secara ekstensif lisosom untuk meng-
dan hormon di sel endokrin) semua dihasilkan oleh retiku- hancurkan partikel yang ditelan sewaktu sel-sel ini berpatroli
lum endoplasma dan kompleks Golgi serta dikeluarkan me- ke seluruh tubuh mencari mikroba invasif. Sel darah putih
lalui proses eksositosis dari sel ketika dibutuhkan. mampu menjelajahi tubuh dengan menggunakan gerakan
I Kemampuan sel otot berkontraksi bergantung pada per- amuboid, suaru proses sel merangkak yang dimungkinkan
geseran sitoskeleton mikrofilamen saru sama lain. Kontraksi oleh pembentukan dan penguraian terpadu aktin, yaitu salah
otot berperan dalam banyak aktivitas homeostatik, termasuk satu komponen sitoskeleton.
(1) kontraksi otot janrung, yang memompa darah ke seluruh
Dalam mempelajari berbagai organ dan sistem, ingatlah
tubuh; (2) kontraksi otor yang melekat ke tulang yang me-
bahwa fungsi normal sel adalah dasar dari semua aktivitas
mungkinkan tubuh mencari makan; dan (3) kontraksi otot di
organ.
dinding lambung dan usus, yang menggerakkan makanan di
sepanjang saluran cerna sehingga nutrien yang masuk dapat
secara progresifdiuraikan menjadi bentuk yang dapat diserap
ke dalam darah untuk disalurkan ke sel.
RINGKASAN BAB
I Organisasi dan interaksi kompleks bahan-bahan kimia di membentuk protein dan lemak yang akan digunakan
dalam suatu sel menentukan karakteristik kehidupan untuk (1) mengeluarkan produk khusus misalnya enzim
I Sel adalah building block (unir pembentuk) hidup bagi atau hormon ke eksterior sel dan (2) menghasilkan kom-
tubuh ponen sel baru, terutama membran sel.
I Dua jenis retikulum endoplasma adalah retikulum endo-
Mengamati Sel (h. 23-24)
plasma kasar, yang ditutuli oieh ribosom, dan retikulum
I Sel terla.lu kecil untuk dapat dilihat dengan mata telanjang. endoplasma halus, yang tidak mengandung ribosom
I Dengan mikroskop zaman dahulu, para peneliti mem- (Lihatlah Gambar 2-2).
pelajari bahwa semua jaringan hewan dan tumbuhan
I fubosom RE kasar membentuk protein, yang dibebaskan
terdiri dari sel-sel.
ke dalam lumen RE sehingga protein itu terpisah dari
I Meialui teknik yang lebih canggih, para ilmuwan kini sitosol. Lemak yang diproduksi di dalam dinding mem-
mengetahui bahwa sebuah sel adalah strukrur terkom-
branosa RE juga masuk ke lumen.
partemenralisasi yang rersusun sangat rumit.
I Produk yang disintesis berpindah dari RE kasar ke RE
Gambaran Singkat Struktur Sel (h.24-26) halus tempat produk tersebut dikemas dan dibebaskan
I Sel memiliki tiga subdivisi urama: membran plasma, sebagai vesikel transpor.
nukleus, dan sitoplasma (Lihatlah Gambar 2-I dan Tizbet I Vesikel transpor dibentuk sebagai bagian dari RE halus
2-3, h. 46). yang membentuk tunas dan kemudian terlepas. Vesikel
I Membran plasma membungkus sel dan memisahkan ini mengandung kumpulan protein dan iemak yang baru
cairan intra dan ekstrasel. disintesis yang terbungkus dalam membran RE halus
I Nukleus mengandung asam deoksiribonukleat (DNA), (Lihatkh Gambar 2-3).
bahan genetik sel.
Komplelrs Golgi dan Eksositosis (h.28-32)
I Tiga jenis RNA berperan dalam sintesis protein yang
disandi oleh DNA: RNA perantara (messenget; mRNA) ,
I Vesikel rranspor bergerak ke dan menyatu dengan kom-
pleks Golgi, yang terdiri dari tumpukan kantung gepeng
RNA ribosom (rRNA), dan RNA transfer (tRNA).
terbungkus membran (Lihatlah Gambar 2-3 dan 2-4).
I Sitoplasma terdiri dari sitosol, suaru massa kompleks ber-
bentuk gel yang mengandung sitoskeleton, dan organel, I Kompleks Golgi berfungsi ganda: (1) bekerja sebagai
yaitu struktur terbungkus membran dan terorganisasi rapi pabrik "pemoles" yang memodifikasi molekul yang baru
sena tersebar di dalam sitosol. dibentuk dan "mentah" dari pabrik di retikulum endo-
I Enam jenis organel adalah retikulum endoplasma, kom- plasma menjadi produk jadi; dan (2) menyortir, menge-
pleks Golgi, lisosom, peroksisom, mitokondria, dan uault mas, dan mengarahkan lalu lintas molekul ke tujuannya
(Lihatlah Gambar 2-I). yang benar di dalam atau luar sel.
I Sebelum terlepas dari kompleks Golgi, vesikel menyerap
Retikulum Endoplasma dan Segregasi Sintesis (h.26-25) produk spesifik yang telah diproses dalam kompleks
I Retikulum endoplasma (RE) adalah anyaman membra- Colgi. Membran yang membungkus vesikel mengandung
nosa kompleks, tunggal, yang membungkus suatu lumen penanda penambatan (docking marker), yangmemasrikan
berisi cairan. bahwa vesikel merapat dan mengeluarkan isinya hanya di
I Fungsi utama RE adalah berfungsi sebagai pabrik untuk tempar yang sesuai di dalam sel. (Lihathh Gambar 2-e.
52 Bab 2
SOAL LATIHAN
Pertanyaan Obyektif (Jawaban dih. A-43) Pertanyaan Esai
1. Sawar yang memisahkan dan mengontrol perpindahan 1. Apa tiga subdivisi utama sel?
antara isi sel dan cairan eftstrasel adalah ... 2. Sebutkan manfaat kompartementalisasi organel!
2. Sitoplasma terdiri dari ..., yaitu kompartemen-kompar- 3. Tirliskan daftar keenam tipe organell
temen intrasel khusus yang terbungkus membran, dan 4. Jelaskan struktur retikulum endoplasma, bedakan antara
massa mirip gel yang dikenal sebagai . . ., yang mengan- RE kasar dan ha.lus! Apa fungsi masing-masing?
dung anyaman protein yang dinamai ... 5. Bandingkan eksositosis dan endositosis! Definisikan
3. Bahan kimia yang mengarahkan sintesis protein dan sehresi, pinositosis, endnsitosis yang diperantarai oleh
berfungsi sebagai cetak biru genetik adalah ..., yang res e? tor, dan
fagos ito sisl
ditemukan di ... sel. 6. Organel apayang berfungsi sebagai sistem pencernaan
4. Enzim ... di dalam peroksisom bekerja rerutama men- intrasel? Jenis enzim terkandung di dalamnya?
detoksifikasi berbagai zar sisa yang dihasilkan di dalam ^payang
Apa fungsi organel ini?
sel atau senyawa asing yang masuk ke sel. 7. Bandingkan lisosom dengan peroksisom!
5. Vesikel transpor dari ... menyatu dengan dan masuk ke 8. Jelaskan struktur mitokondria, dan uraikan perannya
... untuk menjalani modifikasi dan penyortiran. dalam fosforilasi oksidatif!
6. Pembawa energi universal bagi tubuh adalah ... 9. Bedakan antara enzim oksidatifyang ada di peroksisom
7. Gerakan amuboid dilaksanakan oleh pembentukan dan dan yang ditemukan dalam mitokondria!
penguraian terkoordinasi mikrotubulus. (Benar atau 10. Sel mengeluarkan energi pada tiga kategori aktivitas
salah?) apa?
8. Sel terbesar di dalam tubuh manusia dapat dilihat 1 1. Sebutkan dan jelaskan fungsi masing-masing komponen
dengan mata telanjang. (Benar atau salah?) sitoskeletonl
9. Dengan menggunakan kode jawaban berikut, tunjukkan
tipe ribosom apa yargsedang dijelaskan: Latihan Kuantitatif (Jawaban di h. A-43)
1. (Lihat Apendiks D, "Prinsip Pemikiran Kuantitatif,,).
membentuk protein a. ribosom bebas
sekretorik seperti enzim b. ribosom yang 1. Setiap "puraran'dalam siklus Krebs
hormon
atau terikat ke RE a. menghasilkan 3 NAD., 1 FADH, dan 2 CO,
2.
membentuk protein yang kasar
b. menghasilkan l GTB 2Coz,dan I FADH,
digunakan untuk mem- c. mengonsumsi I piruvat dan 1 oksaloasetat
buat membran sel baru d. mengonsumsi suatu asam amino
3. membenruk protein yang 2. Marilah kita bicarakan berapa banyak ATp yang anda
digunakan intrasel di sintesis dalam sehari. Anggaplah bahwa anda mengon-
dalam sitosol sumsi 1 mol O, per jam atau24 mol/hari (satu mol ada-
10. Dengan menggunakan kode jawaban berikut ini, tun- lah jumlah dalam gram suatu bahan yang sama dengan
jukkan bentuk produksi energi apa yang sedang dijelas- berat molekulnya). Sekitar d mol AIp dihasilkan Jari
kan: tiap mol O, yang dikonsumsi. Berat molekul ATp ada-
l. mengubah glukosa a. glikolisis lah 507. Berapa gram AIP yang anda hasilkan per hari
menjadi dua molekul b. siklus asam dengan laju ini? Karena 1000 g sama dengan 2,2 lb,
asam piruvat berapa pon AIP yang anda produksi per hari dengan
sitrat
2. berlangsung di sitosol laju ini? (Ini adalah dalam kondisi yang relatifinaktifl).
c. rantai transpor
3. memproses asetil KoA elektron 3. Pada keadaan istirahat, seseorang menghasilkan sekitar
4. terletak di krista membran 144 mol AIP per hari (73.000 g Alp/hari). Jumlah
dalam mitokondria energi bebas yang diwakili oleh sejumlah AIp ini dapat
5. menghasilkan banyak AIP dihitung sebagai berikut. Pemurusan ikatan fosfat ter-
6. menghasikan HrO sebagai
minal dari ATP menghasilkan penurunan energi bebas
produk sampingan sekitar 7300 kal/mol. Ini adalah ukuran kasar energi
7. berlangsung di matriks yang tersedia untuk melakukan kerja yang terkandung
mitokandria di dalam ikatan fosfar terminal molekul AIp Secara
8. menggunakan molekul kalori, dalam bentuk AIB dihasil-
kasar, berapa banyak
54 Bab 2
4. Hitunglah jumlah di dalam tubuh seorang dewasa 68
sel sukrosa secara langsung).Jika tidak pergi ke sel, ke mana
kgl (Perhitungan ini hanya akurat sekitar I bagian per zat ini pergi? Dengan kata lain, berapa "ruang" di tubuh
10 tetapi akan memberi anda gagasan bagaimana angka yang tidak terdapat di dalam sel? Sukrosa dapat diguna-
yang sering dikutip ini diperoleh). Anggaplah semua sel kan untuk menentukan besar ruang tersebut. Misalkan
berbentuk buiat dengan garis tengah 20 pm. Volume 150 mg sukrosa disuntikkan ke dalam seorang wanita 5 5
sebuah bola dapat ditentukan dengan rumus v = 413 nr3 kg. Jika konsentrasi sukrosa di dalam darahnya adalah
(Petunjuk: Kita mengetahui bahwa sekitar dua pertiga 0,015 mg/ml, berapa volume ruang ekstrasel, dengan
air di tubuh berada di dalam sel, dan berat jenis sel beranggapan bahwa tidak terjadi metabolisme dan bah-
mendekati 1 g/ml. Proporsi massa yang dibentuk oleh wa konsentrasi sukrosa darah sama dengan konsentrasi
air adalah sekitar 600/o). sukrosa di seluruh ruang ekstrasel.
Jika disuntikkan ke dalam aliran darah, sukrosa cen-
derung tetap berada di luar sel (sel tidak menggunakan
UNTUK DIRENUNGKAN
(Penjelasan dih. A-44) kontak dengannya, termasuk DNA. Perubahan sel yang
1. Lambung memiliki dua jenis sel sekretorik eksolrin: ditimbulkannya dapat menyebabkan mutasi genetik,
chief cell (sel utama) yang mengeluarkan enzim pencerna kanker, atau konsekuensi serius lainnya. Selain itu,
protein dalam bentuk inaktif, pepsinogen; dan sel sebagian peneliti berspekulasi bahwa efek kumulatif ke-
parietal yang mengeluarkan asam hidroklorida (HCl), rusakan sel yang lebih samar akibat reaksi radikal bebas
yang mengaktifkan pepsinogen. Kedua jenis sel ini me- dalam jangka lama dapat berperan menyebabkan per-
miiiki banyak mitokondria untuk menghasilkan AIP- burukan gradual seiring dengan usia. Berkaitan dengan
chid cell untuk energi yang dibutuhkan untuk mem- spekulasi ini, studi-studi telah membuktikan bahwa usia
bentuk pepsinogen, dan sel parietal untuk energi yang lalat buah berkurang sebanding dengan penurunan
dibutuhkan untuk mengangkut H. dan Cl' dari darah bahan kimia spesifik yang terdapat di salah satu organel
ke dalam lumen lambung. Hanya salah satu dari kedua selnya. Berdasarkan pengetahuan anda tentang bagai-
fenis sel ini yang memiliki retikulum endoplasma kasar mana tubuh menyingkirkan hidrogen peroksidanya,
yang luas dan banyak tumpukan Golgi. Apakah sel ini menurut anda apa bahan kimia yang terdapat dalam
adalah chief cell aar seI parietal? Mengapa? organel tersebut?
2. Racun sianida bekerja dengan mengikat secara ireversi- 4. Mengapa anda beranggapan bahwa seseorang hanya
bel salah satu komponen rantai transpor elektron dan mampu melakukan olah raga anaerobik secara singkat
menghambat kerjanya. Akibatnya, keseluruhan proses (misalnya mengangkat dan menahan beban berat) tetapi
transpor elektron terhenti, dan sel kehilangan lebih dari dapat melakukan olah raga aerobik (misalnya berjalan
94% kemampuannya menghasilkan AIP. Dengan mem- atau berenang) untuk waktu yang lama? (Petunjuh: Otot
perhitungkan jenis aktivitas sel yang bergantung pada memiliki simpanan energi yang terbatas).
pengeluaran energi, apa konsekuensi keracunan sia- 5 Salah satu jenis penyakit epidermolisis bulosa disebab-
nida? kan oleh defek genetik yang menyebabkan pembentuk-
3. Hidrogen peroksida, yang termasuk suatu kelas senyawa an keratin abnormal yang lemah. Berdasarkan penge-
yang sangat tak stabil dan dikenal sebagai radihal bebas, tahuan anda tentang peran keratin, bagian tubuh mana
dapat secara drastis mengganggu struktur dan fungsi sel yang menurut anda terkena oleh penyakit ini?
melalui reaksi dengan hampir semua molekul yang ber-
KASUS KLINIS
(Penjelasan dih. A-44) curigai bahwa Kevin juga telah lama mengidap penyakit
Kevin S dan isterinya telah mencoba untuk memiliki anak saluran napas berulang. Kevin memastikan bahwa ia memang
selama tiga tahun terakhir. Ketika memeriksakan diri ke terjangkit flu, bronkitis, dan influenza jarh lebih sering
seorang ahli fertilitas, Kevin mengetahui bahwa ia mengidap daripada teman-temannya. Mengapa dokter tersebut men-
suatu bentuk sterilitas pria herediter berupa sPerma nonmo- curigai bahwa Kevin mungkin memiliki riwayat sering ter-
tii. Keadaannya dapat ditelusuri balik ke defek komponen jangkit penyakit pernapasan berdasarkan diagnosis bahwa
sitoskeleton flagela sperma. Akibat temuan ini, dokter men- sterilitasnya disebabkan oleh sperma nonmotil?
Fisiologi 5el 55
SUMBER BACAAN PHYSIOEDGE
Situs PhysioEdge Untuk bacaan anjuran, lihatlah InfoThac@ College
Situs untuk buku ini berisi banyak alat bantu belajar, serta Edition/Research di situs PhysioEdge atau pergi
banyak gagasan untuk bacaan dan penelitian lebih lanjut. langsung ke Thac College Edition, perpustakaan
Masuklah ke riset online anda, di:
http://biology. brookscole. com/sherwoodhp6 http ://infotrac. thomsonlearning. com
Plllh Chapter 2 dari menu drop-dnun, atau klik di salah satu
dari banyak resource, area.
55 Bab 2
Sistem Tubuh
Homeostasis. , ,,
Membran
plasma
,.:.it
r' Sel
tl
Semua sel dibungkus oleh membran plasma, suatu sawar reseptor untuk interaksi dengan pembawa pesan kimiawi
lemak tipis lentur yang memisahkan isi sel dari lingkungannya. spesifik di lingkungan sel. Pembawa-pembawa pesan ini
Untuk melaksanakan aktivitas yang mempertahankan mengontrol banyak aktivitas sel yang penting bagi home-
kehidupan dan aktivitas khusus, setiap sel harus melakukan ostasis.
pertukaran bahan melalui membran ini dengan lingkungan Sel memiliki potensial membran, sedikit kelebihan muatan
cairan internal yang dipertahankan secara homeostasis di negatif berjajar di sepanjang bagian dalam membran dan
sekelilingnya. Sawar pemisah ini mengandung protein-protein sedikit kelebihan muatan positif di luar. Spesialisasi sel saraf
spesifik, yang sebagian di antaranya membolehkan lewatnya dan otot bergantung pada kemampuan sel-sel ini mengubah
bahan tertentu. Protein membran lainnya berfungsi sebagai potensialnya terhadap stimulasi yang sesuai.
58
Sistem
Reproduksi
SEKILAS ISI
PENDAHULUAN PENDAHULUAN
I Anatomi sistem reproduksi pria dan wanita
Tema sentral buku ini adalah proses-proses fisiologik
I Penentuan dan diferensiasi jenis kelamin
yang ditujukan untuk memperrahankan homeostasis
FISIOLOGI REPRODUKSI PRIA
agar kelangsungan hidup individu ter.iamin. Kini
I Lokasi testis di skrotum
kita akan keluar dari tema ini untuk membahas sis-
I Sekresi testosteron
tem reproduksi, yang rerurama berfungsi untuk me-
I Spermatogenesis
lanlutkan keberadaan spesies.
I Pubertas
Meskipun sistem reproduksi tidak berperan da-
I Saluran reproduksi pria lam homeostasis dan tidak esensial bagi kelangsung-
I Kelenjar seks aksesorius pria an hidup seseorang namun sistem ini tetap berperan
I Prostaglandin penting dalam kehidupan seseorang. Sebagai con-
HUBUNGAN SEKS ANTARA PRIA DAN WANITA toh, cara bagaimana orang berhubungan sebagai
I Tindakan seks pria makhluk seksual berperan signifikan dalam perilaku
I Tindakan seks wanita psikososial dan memiliki pengaruh besar pada bagai-
FISIOLOGI REPRODUKSI WANITA mana orang memandang diri mereka sendiri dan
I Fungsi ovarium bagaimana mereka berinteraksi dengan orang lain.
I Siklus haid Fungsi reproduksi juga memiliki efek besar pada
I Pubertas; menopause masyarakat. Organisasi universal masyarakat men-
I Fertilisasi jadi satuan-satuan keluarga menghasilkan lingkung-
I lmplantasi;plasentasi an yang stabil dan kondusif bagi keberlangsungan
I Gestasi
spesies kita. Di pihak lain, ledakan populasi dan
I Persalinan
akibatnya berupa terkurasnya sumber daya alam
I akhir-akhir ini menimbulkan kekhawatiran di selu-
Laktasi
ruh dunia dan mendorong dicarinya cara-cara unruk
membatasi reproduksi.
Kemampuan reproduksi bergantung pada hu-
bungan rumir antara hipotalamus, hipofisis anterior,
organ reproduksi, dan sel sasaran hormon seks.
Hubungan ini menggunakan banyak mekanisme
regulatorik yang digunakan oleh sistem tubuh lain
untuk mempertahankan homeostasis, misalnya kon-
trol umpan balik negatif, Selain proses-proses bio-
logik dasar ini, perilaku dan sikap seksual sangat
dipengaruhi oleh faktor emosi dan moral sosiokultu-
ral masyarakat rempar seseorang berada. Kita akan
berkonsentrasi pada fungsi seksual dan reproduksi
dasar yang berada di bawah kontrol saraf dan hor-
mon sefia tidak akan mengulas aspek psikologis dan
sosial perilaku seksual.
811
pria dan wanita memang berfungsi menarik lawan jenis,
I Sistem reproduksi mencakup gonad, saluran tetapi ketertarikan tersebut juga sangat dipengaruhi oleh
reproduksi, dan kelenjar seks aksesorius. kompleksitas masyarakat dan perilaku kultural manusia.
8'12 Bab 20
Kolumna vertebralis
Kandu Ureter
kemih
T Rektum
pubis
Duktus Vesikula seminalis
deferens
Duktus ejakulatorius
Kelenjar prostat
Kandung kemih
Vesikula
seminalis
Genjel
jaringan Kelenjar bulbouretra
erektil
Glans
Kelenjar prosta
penis Epididimis
Kelenjar
Skrotum
bulbouretra
(a)
Duktus deferens
Epididimis
Testis
Gambar 20-1
Sistem reproduksi pria. (a) Panggul pada potongan sagital. Glans
(b) Pandangan posterior organ reproduksi. Bagian-bagian penis
dari sebagian organ telah disingkirkan.
(b)
reproduksi wanita terdiri dari komponen-komponen beri- salinan, berfungsi sebagai saluran bagi pengeluaran bayi dari
kut. Dua oaiduct (tuba uterina atau Fallopii), yang ber- uterus.
kaitan erat dengan kedua ovarium, mengambil ovum saat Lubang vagina terletak di daerah perineum antara
ovulasi (pelepasan ovum dari ovarium) dan berfungsi sebagai lubang uretra di anrerior dan lubang anus di posterior
tempat fertilisasi. Uterus yang berongga dan berdinding tebal (Gambar 20-2c). Struktur ini ditutupi secara parsial oleh
terutama berperan memelihara janin selama masa perkem- suatu membran mukosa tipis, himen (selaput dara), yang
bangannya dan mengeluarkannya pada akhir kehamilan. biasanya mengalami robekan fisik saat hubungan seks per-
Vagina adalah saluran yang berotot dan dapat teregang yang tama. Lubang uretra dan vagina dikelilingi oleh dua pasang
menghubungkan uterus dengan lingkungan eksternal. Bagian lipatan kulit di lateral, labia minora dan labia mayora. Labia
terbawah uterus, serviks (leher rahim), menonjol ke dalam minora yang lebih kecil terletak di sebelah medial dari labia
vagina dan mempunyai satu saluran kecil, kanalis servikalis. mayora yang lebih menonjol. Klitoris (kelentit), suatu
Sperma diendapkan di vagina oleh penis sewaktu hubungan struktur erotik kecil yang terdiri dari jaringan serupa dengan
seks. Kanalis servikalis berfungsi sebagai jalur bagi sperma yang terdapat di penis, terletak di ujung anterior lipatan labia
untuk mencapai tempat pembuahan di tuba uterina melalui minora. Genitalia eksterna wanita secara kolektif disebut
uterus dan, ketika mengalami pelebaran hebat sewaktu per- sebagai vulva.
Ovarium
Fimbria
Serviks
Kandung
kemih
Rektum
Tulang
pubis
Uretra Vagina
Klitoris
Labium
minus
Labium
mayus
(a)
Fimbria
Ovarium
Miometrium
Kanalis servikalis
Klitoris
Lubang
uretra
Labium Himen
minus
(b)
Lubang
Labium
vagina
mayus
Gambar 20-2
Sistem reproduksi wanita. (a) Panggul dalam potongan
sagital. (b) Pandangan posterior organ reproduksi. (c)
Pandangan perineal genitalia eksterna. (c)
814 Bab 20
juga diperbesar oleh pindah silang. Pindah silang merujuk
I Sel reproduksimasing-masing mengandung
kepada pertukaran fisik bahan kromosom.antara pasangan-
separuh set kromosom. pasangan homolog sebelum pemisahannya pada pembelahan
Molekul-molekul DNA yang membawa kode genetik meiotik perrama (lihat h. A-31).
sel
tidak secara acak dijejalkan ke dalam nukleus retapi tersusun Karena itu, sperma dan ovum masing-masing memiliki
secara tepat membentuk kromosom (lihat h. A-22). Masing-
jumlah kromosom haploid yang unik. Ketika terjadi pem-
masing kromosom terdiri dari sebuah molekui DNA yang buahan, saru sperma dan ovum menyatu untuk membentuk
mengandung set unik gen-gen. Sel somatik (badan) mengan- satu individu baru dengan 46 kromosom, satu anggota dari
setiap pasangan kromosom berasal dari ibu dan anggota yang
drng 46 kromosom (jumlah diploid), yang dapat disortir
menjadi 23 pasangberdasarkan berbagai gambaran pembeda. lain dari ayah (Gamba r 20-3) .
Kromosom-kromosom yang membentuk satu pasangan di-
sebut kromosom homolog, saru anggota dari masing-
masing pasangan berasal dari ibu dan anggota lainnya dari I Jenis kelamin individu ditentukan oleh
ayah. Gamet (yaitu, sperma dan ovum) mengandung hanya kombinasi kromosom seks.
satu anggota dari masing-masing pasangan homolog untuk
Apakah seseorang ditakdirkan untuk menjadi pria atau
total 23 kromosom (jumlah haploid).
wanita adalah suatu fenomena genetik yang ditentukan oleh
kromosom-kromosom seks yang mereka miliki. Sewaktu 23
pasangan kromosom terpisah saat meiosis, setiap sperma atau
I Gametogenesis dilakukan dengan cara ovum hanya menerima saru anggota dari setiap pasangan
meiosis. kromosom. Dari pasangan-pasangan kromosom tersebut, 22
adalah kromosom otosom yang menyandi karakteristik
Sebagian besar sel di tubuh manusia memiliki kemampuan
umum manusia serta sifat spesifik misalnya warna mata.
bereproduksi sendiri, suaru proses yang penting dalam pertum-
Pasangan kromosom sisanya adalah kromosom sels, yang
buhan, penggantian, dan perbaikan jaringan. Pembelahan sel terdiri dari dua tipe yang secara generis berbeda-kromosom
mencakup dua komponen: pembelahan nukleus dan pembe- X yang lebih besar dan kromosom y yang lebih kecil.
lahan sitoplasma. Pembelahan nukleus di sel somatik dicapai
dengan mitosis. Pada mitosis, kromosom mengalami replikasi
(membuat salinan duplikat mereka sendiri); kemudian kro-
mosom-kromosom yang identik terpisah sehingga set lengkap Orang tua dengan
sel somatik diploid (46 kromosom)
informasi genetik (yaitu, jumlah diploid kromosom) terdistri-
busi ke masing-masing dua sel anak. Pembelahan nukleus pada lbu Ayah
gamet dilakukan dengan meiosis, yaitu hanya separuh set in-
formasi genedk (jumlah haploid kromosom) yang terdistribusi
ke masing-masing empat sel anak (lihat h. A-31).
Selama meiosis, suatu sel germinativum diploid khusus
mengalami satu replikasi kromosom diikuti oleh dua pem-
belahan nukleus. Pada pembelahan meiotik pertama, kromo-
som-kromosom yang mengalami replikasi tidak memisah
Ovum haploid Sperma haploid
menjadi dua kromosom individual identik tetapi tetap ter-
(23 kromosom) (23 kromosom)
hubung. Kromosom ganda tersebur menyortir diri menjadi
pasangan-pasangan homolog, dan pasangan-pasangan terse-
but memisah sehingga masing-masing dari dua sel anak
menerima separuh set dari kromosom ganda. Selama pem-
belahan meiotik kedua, kromosom ganda di masing-masing
dari kedua sel anak tersebut memisah dan terdistribusi men-
jadi dua sel, menghasilkan empat sel anak yang masing- Ovum yang dibuahi,
masing mengandung separuh set kromosom, satu anggota diploid (46 kromosom)
untuk setiap pasangan. Selama proses ini, kromosom masing-
masing pasangan homolog yang berasal dari ibu dan ayah ter-
distribusi ke sel-sel anak dalam susunan acak yang mengan-
dung satu anggota dari setiap pasangan kromosom tanpa
dipengaruhi oleh asal aslinya. Jadi, tidak semua kromosom
yang berasal dari ibu pergi ke satu sel anak dan kromosom
Anak dengan sel somatik
yang berasal dari ayah ke sel anak yang lain. Dapat dihasilkan
diploid (46 kromosom)
lebih dari 8 jrta (223) campuran berbeda dari 23 kromosom
ayah dan ibu. Pencampuran genetik ini menghasilkan kom- Gambar 20-3
binasi-kombinasi baru kromosom. Keberagaman generik Distribusi kromosom pada reproduksi seksual
815 Bab 20
Wanita
Ovum dengan kromosom seks X
I
Sex-determining region kromosom Y Tidak ada krorncsom,Y sehingg.,ffi
(SRY) merangsang pembentukan ada SRY dan tidak ada,atttigea H!V:.1:'
antigen H-Y di membran plasma
gonad yang belum berdiferensiasi
I
Antigen H-Y mengarahkan
diferensiasi gonad menjadi testis
I
Testis mengeluarkan testo$teron
dan Mullerian-inhibiting factor
,---) t---
Testosteron
Miillerian-inhibiting factor
Diubah
menjadi
Degenerasi Degenerasi
Dihidrotestosieron duktus Miilleri duktus Wolffii
Lrfinlffifir dLP-4
Diferensiasi seksual
Pembentukan saluran reproduksi mengikuti garis pria atau ternal menjadi penis dan skrotum. Semenrara itu, M'illlerian-
wanita ditentukan oleh ada tidaknya dua hormon yang di- inhib iting factor menyebabkan regresi duktus Mtilleri.
keluarkan oleh testis janin-testosteron dan M,illlerian-inhibiting Tanpa adanya resrosreron dan M,iillerian-inhibiting
facror (Gambar 20-4). Suatu hormon yang dikeluarkan oleh factor padawanita, duktus Wolffii mengalami regresi sedang-
plasenta, gonadotropin korion manusia (human chorionic gona- kan duktus Miilleri berkembang menjadi saluran reproduksi
dotropin), merupakan perangsang bagi sekresi resris dini ini. Tes- wanita (tuba uterina, uterus, dan bagian atas vagina), dan ge-
tosteron memicu pembentukan duktus tVolffii menjadi saluran nitalia eksterna berdiferensiasi menjadi klitoris dan labia.
reproduksi pria (epididimis, duktus deferens, dan vesikula semi- Perhatikan bahwa jaringan reproduksi mudigah yang
nalis). Hormon ini, setelah diubah menjadi dihidrotestosteron belum berdiferensiasi secara pasif berkembang menjadi
(DHT), juga berperan menyebabkan diferensiasi genitalia eks- struktur wanita kecuali jika secara aktif mendapat pengaruh
Tuberkulum genital
{--t
tl Tuberkulum genital Lipatan uretra
u:r
l.-;;=j Lipatan uretra
Tonjolan genital (geniial swelling)
Lubang anus
t: I
Lt
1.1 Tonjolan genital
Genitalia Genitalia
pria wanita
Lubang uretra
Vagina
Labia mayora
Anus
Gambar 20-5
Diferensiasi seksual genitalia eksterna
dari faktor-faktor maskulinisasi. Tanpa adanya hormon testis anatomis akan tampak sebagai pria dan berfungsi sebagai
pria, akan terbentuk saluran reproduksi dan genitalia eks- pria, dan hal yang sama juga berlaku untuk wanita. Namun,
terna wanita tanpa bergantung pada jenis kelamin generik kadang-kadang terjadi ketidakcocokan anrara jenis kelamin
individu yang bersangkutan. Untuk feminisasi jaringan geni- genetik dan anatomik akibat kesalahan dalam diferensiasi
talia janin, ovarium bahkan tidak dibutuhkan keberadaan- seksual, seperti yang digambarkan oleh contoh berikut:
nya. Pola kontrol untuk menentukan diferensiasi seksual
semacam ini adalah tepat karena janin dari kedua jenis ke-
I Jika testis pada seorang pria genetik gagal berdiferensiasi
dengan benar dan mengeluarkan hormon maka akibatnya
lamin terpajan ke hormon-hormon seks wanita dalam kon-
adalah pembentukan genitalia wanita pada pria generik
sentrasi tinggi sepanjang kehamilan. Jika hormon seks wanita
yang, tentu saja, akan steril. Demikian juga, pria genetik
mempengaruhi perkembangan saluran reproduksi dan geni-
yang sel-sel sasarannya tidak memiliki reseptor unruk tes-
talia eksterna maka semuajanin akan mengalami feminisasi.
tosteron akan mengalami feminisasi, meskipun testis mereka
mengeluarkan tesrosreron dalam jumlah memadai (lihat h.
KESALAHAN DALAM DIFERENSIASI SEKSUAL 7 30, sindrom feminisasi testis).
CATAIAN KLINIS. Jenis kelamin genetik dan jenis ke- I Karena testosreron bekerja pada duktus -Wolfii untuk
lamin fenotipe biasanya sesuai; yaitu, pria genetik secara mengubah saluran ini menjadi saluran reproduksi pria se-
818 Bab 20
masalah. Karena itu, setiap masalah dalam diferensiasi seks
perlu didiagnosis sejak masa bayi. Jika jenis kelamin telah
ditetapkan maka hal tersebut dapat diperkuat, jika diperlu-
kan, dengan terapi bedah dan hormon sehingga perkem-
bangan psikoseksual dapat berlangsung senormal mungkin.
Duktus Miilleri Kasus-kasus diferensiasi seks yang lebih ringan sering
Duktus Wolffii
muncul sebagai masalah sterilitas.
820 Bab 20
Epididimis Sitoplasma Spermatozoa
sel Sertoli Ekor spermatozoa
Duktus
deferens {3
\ c
l
Jp
i[T o
ile: a
$F.
s=
i.4. ri
s#9
"$.!
w6
Berbagai tahap Sel Leydig
pembentukan sperma
lestis
(a) (b)
.,i
'
,i:ii-j Lumen
tubulus
'i
seminiferus
Tubulus seminiferus Ekor spermatozoa
Spermatozoa
b
6
J
o
o
c
Sel Sertoli
L
c
o Spermatid
o
a
a- .;
.ti Spermatosit
+e sekunder
t[i Spermatosit
t0a primer
aP
OI Taut erat
Berbagai tahap Sel Leydig
pembentukan sperma Spermatogonium
(c) (d)
Anatomi testis yang menggambarkan tempat spermatogenesis. (a) Potongan longitudinal testis yang memperlihatkan lokasi
dan susunan tubulus seminiferus, bagian testis penghasil sperma. (b) Foto mikroskop cahaya potongan melintang sebuah
tubulus seminiferus. 5el-sel germinativum yang belum berdiferensiasi (spermatogonia) terletak di perifer tubulus, dan
spermatozoa yang telah berdiferensiasi berada di lumen, dengan berbagai tahap pembentukan sperma terletak di antaranya.
(c) Foto mikroskop elektron memperlihatkan potongan melintang sebuah tubulus seminiferus. (d) Hubungan sel Sertoli dengan
sel sperma yang sedang terbentuk.
maka testosteron tidak lagi diperlukan secara mutlak untuk EFEK PADA KARAKTERISTIK SEKS SEKUNDER
mempertahankanya. Pria yang telah dikastrasi sering tetap
aktifsecara seksual tetapi dengan derajat yang lebih rendah. Pembentukan dan pemeliharaan semua karakteristik seks
Pada fungsi terkait reproduksi lainnya, testosteron ikut sekunder pada pria bergantung pada testosteron. Karakteris-
serta dalam kontrol umpan balik negatif normal sekresi tik pria nonreproduktifyang dipicu oleh resrosteron ini ada-
hormon gonadotropin oleh hipofisis anteriot suatu topik lah (1) pertumbuhan rambut berpola pria (misalnya, rambut
yang akan dibahas lebih dalam kemudian. dada dan janggut dan, pada pria dengan predisposisi genetik,
EFEK NONREPRODUKTIF
I Spermatogenesis menghasilkan sperma yang
sangat khusus dan dapat bergerak dalam jumlah
Testosteron memiliki beberapa efek penting yang tidak ber-
besar.
kaitan dengan reproduksi. Hormon ini memiliki efek anabo-
lik (sintesis) protein umum dan mendorong pertumbuhan Di dalam restis terkemas sekitar 250 m (800 kaki) tubulus
tulang, yang berperan menghasilkan fisik lebih berotot dan seminiferus penghasil sperma (Gambar 20-7a). Di tubulus
lonjakan pertumbuhan masa pubertas. Yang ironis, testoste- ini terdapat dua jenis sel yang secara fungsional penting:
ron tidak saja merangsang pertumbuhan tulang tetapi akhir- sel germinativum, yang sebagian besar berada dalam
nya mencegah pertumbuhan lebih lanjut dengan menurup berbagai tahap pembentukan sperma, dan sel Sertoli, yang
ujung-ujung tulang panjang yang sedang tumbuh (yaitu, memberi dukungan penting bagi spermatogenesis (Gam-
osifikasi, atau "penutupan' lempeng epifisis; lihat h. 742). bar 20-7b, c, dan d). Spermatogenesis adalah suaru proses
Testosteron juga merangsang sekresi minyak oleh kelenjar kompleks di mana sel germinativum primordial yang
sebasea. Efek ini paling nyata selama lonjakan sekresi testos- relatif belum berdiferensiasi, spermatogonia (masing-
teron masa remqa sehingga pria muda rentan mengalami masing mengandung komplemen diploid 46 kromosom),
akne. berproliferasi dan diubah menjadi spermarozoa (sperma)
Pada hewan, testosteron memicu perilaku agresif, tetapi yang sangat khusus dan dapat bergerak, masing-masing
tidak diketahui apakah hormon ini mempengaruhi perilaku mengandung set haploid 23 kromosom yang terdistribusi
manusia di luar perilaku seksual. Meskipun sebagian atlet secara acak.
dan binaragawan yang memakai steroid androgenik anabolik Pemeriksaan mikroskopik tubulus seminiferus memper-
mirip testosteron untuk meningkatkan massa otot diamati lihatkan lapisanJapisan sel germinativum dalam suaru pro-
memperlihatkan perilaku yang lebih agresif (lihat h. 303), gresi anatomik pembentukan sperma, dimulai dari yang
masih belum jelas sampai seberapa jauh perbedaan perilaku paling kurang berdiferensiasi di lapisan luar dan bergerak
umum antara pria dan wanita dipicu oleh hormon atau hasil masuk melalui berbagai tahap pembelahan ke lunren, tempat
dari pengaruh sosial. sperma yang telah berdiferensiasi siap untuk keluar dari testis
(Gambar 20-7b, c, dan d). Spermatogenesis memerlukan
PERUBAHAN TESTOSTERON MENJADI ESTROGEN waktu 64 hari untuk pembentukan dari spermatogonium
menjadi sperma matang. Setiap hari dapat dihasilkan bebe-
PADA PRIA
rapa ratus juta sperma matang. Spermatogenesis mencakup
Meskipun testosteron secara klasik dianggap sebagai hormon tiga tahap utama: proliferasi mitotik, meiosis, dan pengemasan
seks pria dan estrogen hormon seks wanita, namun perbedaan (Gambar 20-8).
ini tidak sejelas seperti diduga semula. Selain sejumlah kecil
estrogen yang dihasilkan oleh korteks adrenal (lihath.767),
sebagian dari testosteron yang dikeluarkan oleh testis diubah PROLIFERASI MITOTIK
menjadi estrogen di luar testis oleh enzim aromatase, yang Spermatogoniayang terletak di lapisan terluar tubulus terus-
tersebar luas. Karena perubahan ini, kadang-kadang sulit menerus bermitosis, dengan semua sel anak mengandung
dibedakan antara efek testosteron itu sendiri dan testosteron komplemen lengkap 46 kromosom identik dengan sel induk.
yang berubah menjadi esrrogen di dalam sel. Sebagai contoh, Proliferasi ini menghasilkan pasokan sel germinativum baru
para ilmuwan baru-baru ini mempelajari bahwa penurupan yang terus-menerus. Setelah pembelahan mitotik sebuah
lempeng epifisis pada pria diinduksi bukan oleh restosteron spermatogonium, salah satu sel anak tetap di tepi luar tubu-
tetapi oleh resrosreron yang diubah menjadi estrogen oleh lus sebagai spermatogonium tak berdiferensiasi sehingga tu-
aromatisasi. Estrogen juga diproduksi di jaringan lemak runan sel germinativum tetap terpelihara. Sel anak yang lain
kedua jenis kelamin. Reseptor esrrogen dapat ditemukan di mulai bergerak ke arah lumen sembari menjalani berbagai
testis, prostat, tulang, dan bagian lain tubuh pria. Temuan- tahap yang dibutuhkan untuk membentuk sperma, y^ng
temuan terakhir mengisyaratkan bahwa estrogen berperan kemudian akan dibebaskan ke dalam lumen. Pada manusia,
penting dalam kesehatan rbproduksi pria; misalnya, penring sel anak penghasil sperma membelah secara mirotis dua kali
dalam spermatogenesis dan, yang mengejutkan, ikut mem- lagi untuk menghasilkan empar spermatosit primer identik.
beri kontribusi dalam heteroseksualitas pria. Estrogen juga Setelah pembelahan mitotik terakhir, spermatosit primer ma-
kemungkinan besar berperan dalam homeostasis tulang (lihat suk ke fase istirahat saar kromosom-kromosom terduplikasi
h. 795). Kedalaman, luas, dan mekanisme kerja estrogen dan untai-untai rangkap rersebur terap menyatu sebagai
pada pria baru akhir-akhir ini mulai diselidiki. (Demikian persiapan untuk pembelahan meiotik perrama.
822 Bab 20
MEtOSTS PENGEMASAN
Selama meiosis, setiap spermatosit primer (dengan jumlah Bahkan setelah meiosis, spermatid secara struktural masih
diploid 46 kromosom rangkap) membentuk dua sperma- mirip spermatogonia yang belum berdiferensiasi, kecuali
tosit sekunder (masing-masing dengan jumlah haploid 23 bahwa komplemen kromosomnya kini hanya separuh. Pem-
kromosom rangkap) selama pembelahan meiosis pertama, bentukan spermatozoa yang sangat khusus dan bergerak dari
akhirnya menghasiikan empat spermatid (masing-masing spermatid memerlukan proses remodeling, atau pengemasan
dengan 23 kromosom tunggal) akibat pembelahan meiotik ekstensif elemen-elemen sel, suatu proses yang dikenal se-
kedua. bagai spermiogenesis. Sperma pada hakikatnya adalah sel
Setelah tahap spermatogenesis ini tidak terjadi pem- yang "ditelanjangi" di mana sebagian besi.r sitosol dan semua
belahan lebih lanjut. Setiap spermatid mengalami remodeling organel yang tidak dibutuhkan untuk menyampaikan infor-
menjadi spermatozoa. Karena setiap spermatogonium secara masi genetik sperma ke ovum telah disingkirkan. Karena iru
mitotis menghasilkan empat spermatosit primer dan setiap sperma dapat bergerak cepar, hanya membawa serta sedikit
spermatosit primer secara meiotis menghasilkan empat sper- beban untuk melakukan pembuahan.
matid (calon spermatozoa), maka rangkaian spermatogenik Spermatozoa memiliki empar bagian (Gambar 20-9):
pada manusia secara teoritis menghasilkan 16 spermatozoa kepala, akrosom, bagian tengah, dan ekor. Kepala rerurama
setiap kali spermatogonium memulai proses ini. Namun, terdiri dari nukleus, yang mengandung informasi genetik
biasanya sebagian sel lenyap di berbagai tahap sehingga sperma. Akrosom, vesikel berisi enzimyangmenutupi ujung
efsiensi produksi jarang setinggi ini. kepala, digunakan sebagai "bor enzim" untuk menembus
Tahap Kromosom
di setiap sel
Spermatogonium
mffiil
I untai tunggal) I
[;ffi;I
Proliferasi
mitotik spermatozoa
I untai tunggal)
|
Spermatosit
primer
Pembelahan
@ @ @ @ [;ffi;I
I untai ganda)
I
meiotik pertama
'"-\ -\ -\ -\
Spermatosit
Meiosis
sekunder @@ @@ @@
t
(
@=@ Ga;;t
I untai ganda)
Pembelahan
AA AA AA AA
I
meiotik reAua
,f
[;ffiI
llll llrr Ilt lft
Spermatid @@@@
@@@re @E@@@ @@@@ @@@@
@
lllr
'l
I
I
I untai tunggal)
I
Gambar 20-8
5511
ryryryry l)ll Ilr) )lll
I untai tunggal)
I
Spermatogenesis
824 Bab20
2. Karena sel-sel sperma tidak memiliki akses langsung ke melalui dua jalan. Efek umpan balik negatif predominan
nutrien-nutrien dalam darah maka sel Sertoli-lah yang testosteron adalah mengurangi pelepasan GnRH dengan
memberi mereka nutrien. bekerja pada hipotalamus sehingga secara tak langsung
3. Sel Sertoli memiliki fungsi fagositik yang pendng. Sel mengurangi pengeluaran FSH dan LH oleh hipofisis ante-
ini menelan sitoplasma yang dikeluarkan dari spermatid rior. Selain itu, testosteron bekerja secara langsung pada hipo-
selama proses remodeling, dan menghancurkan sel ger- fisis anterior untuk menurunkan responsivitas sel sekretorik
minativum c catyang gagal menyelesaikan semua tahap LH terhadap GnRH. Efek yang terakhir ini menjelaskan
spermatogenesis. mengapa efek inhibisi restosteron terhadap sekresi LH lebih
4. Sel Sertoli mengeluarkan cairan tubulus seminiferus besar daripada terhadap sekresi FSH.
ke dalam lumen, yang "menggelonror" sperma dari Sinyal inhibisi dari testis yang secara spesifik ditujukan
tubulus ke dalam epididimis untuk disimpan dan di- untuk mengontrol sekresi FSH adalah hormon peptida
proses lebih Ianjut. inhibin, yang dikeluarkan oleh sel Sertoli. Inhibin b&er|"
5. Salah satu komponen penting sekresi sel Sertoli adalah secara langsung pada hipofisis anterior untuk menghambat
protein pengikat androgen. Seperti yang diisyaratkan sekresi FSH. Inhibisi umpan balik FSH oleh produk sel
oleh namanya, protein ini mengikat androgen (yaitu, Sertoli ini merupakan hal yang sesuai karena FSH merang-
testosteron) sehingga kadar hormon ini di dalam lumen sang spermarogenesis dengan bekerja pada sel Sertoli.
tubulus seminiferus tetap tinggi..Konsentrasi testosreron
di dalam cairan tubulus seminiferus adalah 100 kali PERAN TESTOSTERON DAN FSH DALAM
dibandingkan konsentrasinya di darah. Konsentrasi SPERMATOGENESIS
testosteron lokal yang tinggi ini esensial unruk mem-
Baik testosteron maupun FSH berperan penting dalam
pertahankan produksi sperma. Protein pengikat andro-
mengontrol spermarogenesis, masing-masing menimbulkan
gen diperlukan untuk menahan restosteron dalam lu-
efek dengan bekerja pada sei Sertoli. Testosteron esensial bagi
men, karena hormon steroid ini larut lemak dan dapat
mitosis dan meiosis sel-sel germinativum sementara FSH
dengan mudah berdifusi menembus membran plasma
diperlukan l.nttk remodeling spermatid Konsenrrasi testos-
dan meninggalkan lumen.
6. Sel Sertoli adalah tempat kerja untuk kontrol spermato-
genesis oleh tes toster o n dan fo I li c le + timu lat i ng lt o rm o n e
(FSH). Sel Sertoli itu sendiri mengeluarkan hormon Hipotalamus
lain, inhibin, yang bekerja secara umpan balik negatif
untuk mengatur sekresi FSH.
Gonadotropin-releasing hormone
.r-)
tr LH dan FSH dari hipofisis anterior mengontrol
sekresi testosteron dan spermatogenesis.
Sel penghasil LH
Meskipun testis janin mengeluarkan testosteron, yang meng- Epifidimis yang berbentuk koma melekat secara longgar ke
arahkan pembentukan sistem reproduksi ke arah maskulin, permukaan belakang testis (Gambar 20-1, h. 813 dan 20-7a,
narnun setelah lahir testis menjadi dorman sampai pubertas.
h. 821). Setelah diproduksi di tubulus seminiferus, sperma
Selama periode prapubertas, LH dan FSH tidak dikeluarkan
disapu ke dalam epididimis akibat tekanan yang diciptakan
dalam kadar yang memadai untuk merangsang aktivitas tes-
oleh sekresi terus-menerus cairan tubulus oleh sel Sertoli.
tis. Grtundanya kemampuan reproduksi oleh periode pra- Duktus-duktus epididimis dari masing-masing testis me-
pubertas memberikan waktu bagi individu untuk mengalami
nyatu untuk membentuk sebuah duktus besar, berdinding
pematangan fisik (meskipun tidak selalu disertai pematangan
tebal, dan berotot yang disebut duktus (vas) deferens.
psikologis) agar dapat membesarkan anak. (Pematangan fisik
Duktus deferens dari masing-masing testis berjalan ke atas
ini sangat penting pada wanita, yang tubuhnya harus me- keluar dari kantung skrotum dan berjalan balik melalui
kanalis inguinalis ke dalam rongga abodmen, tempat duktus
nopang kehidupan janin).
tersebut akhirnya bermuara ke dalam uretra di leher kandung
Selama periode prapubertas, aktivitas GnRH terhambat.
Proses pubertas dipicu oleh peningkatan aktivitas GnRH an-
kemih (Gambar 20-l). Uretra membawa sperma keluar penis
sewaktu ejakulasi, semburan kuat semen dari tubuh.
tara usia 8 dan 12 tahun. Pada awal pubertas, sekresi GnRH
hanya berlangsung pada malam hari, menimbulkan pening-
katan nokturnal singkat selresi LH dan, karenanya, sekresi FUNGSI EPIDIDIMIS DAN DUKTUS DEFERENS
testosteron. Derajat sekresi GnRH secara bertahap meningkat Kedua duktus ini melakukan beberapa fungsi penting. Epi-
seiring dengan perkembangan pubertas hingga tercipta pola didimis dan duktus deferens berfungsi sebagai jalan keluai
sekresi GnRH, FSH, LH, dan testosteron dewasa. Di bawah sperma dari testis. Sewaktu meninggalkan testis, sperma be-
pengaruh kadar testosteron yang meningkat selama pubertas, lum mampu bergerak atau membuahi. Sel ini memperoleh
perubahan-perubahan ftsik yang mencakup karakteristik seks kedua kemampuan tersebut sewaktu mengalir melalui epi-
sekunder dan pematangan reproduksi menjadi jelas. didimis. Proses pematangan ini dirangsang oleh testosteron
Faktor-faktor yang berperan memicu pubertas pada ma- yang tertahan di dalam cairan tubulus dalam keadaan terikat
nusia masih belum diketahui pasti. Gori yang banyak dianut ke protein pengikat androgen. Kapasitas sperma untuk mem-
berfokus pada kemungkinan peran hormon melntonin, yang buahi ovum semakin ditingkatkan oleh pajanan ke sekresi
dikeluarkan oleh kelenjar pineal di dalam otak (hhat h. 749). saluran reproduksi wanita. Peningkatan kemampuan sperma
Melatonin, yang sekresinya menurun selama pajanan ke cahaya di saluran reproduksi pria dan wanita ini dikenal sebagai
dan meningkat selama pajanan ke keadaan gelap, memiliki efek kapasitasi. Para ilmuwan percay^balwa defensin, suatu pro-
antigonadotropik pada banyak spesies. Sinar yang mengenai tein yang dikeluarkan oleh epididimis yang menahan sperma
mata menghambat jalur-jalur saraf yang merangsang sekresi me- dari serangan mikroorganisme, mungkin berfungsi juga se-
latonin. Pada banyak spesies yang berkembang biak secara musi- bagai penguat motilitas sperma. Epididimis juga memekat-
man, penurunan keseluruhan sekresi melatonin pada hari-hari kan sperma beberapa ratus kali dengan menyerap sebagian
yang siangnya lebih lama daripada malamnya memicu musim besar cairan yang masuk dari tubulus seminiferus. Sperma
kawin. Sebagian peneliti menyatakan bahwa penurunan dalam secara lambat didorong bergerak melewati epididimis ke
laju keseluruhan sekresi melatonin saat pubertas pada manusia- dalam duktus deferens oleh kontraksi ritmik otot polos di
terutarna saat malam hari, ketika puncak-puncak sekresi GnRH dinding saluran-saluran ini.
pertama kali terjadi-adalah pemicu dimulainya pubertas. Duktus deferens berfungsi sebagai tempat penting bagi
Dengan selesainya pembahasan tentang fungsi testis, penyimpanan sperma. Karena sperma yang terkemas rapat relatif
sekarang kita akan mengalihkan perhatian pada peran kom- inaktif dan karenanya keburuhan metaboliknya rendah, maka
ponen-komponen lain sistem reproduksi pria. sel ini dapat disimpan di duktus deferens selama berhari-hari
meskipun tidak mendapat pasokan nutrien dari darah dan
hanya diberi gula sederhana yang berasal dari selresi tubulus.
I Saluran reproduksi menyimpan dan memekatkan
sperma serta meningkatkan kesuburannya.
VASEKTOMI
Bagian dari sistem reproduksi pria lainnya (selain testis) CATAIAN KLINIS. Pada vasektomi, suatu prosedur steri-
dirancang untuk menyalurkan sperma ke saluran reproduksi lisasi umum pada pria, satu segmen kecil dari kedua duktus
826 Bab 20
deferens (alias vas deferens, sehingga muncul nama uasekto- I Kelenjar prostat (1) mengeluarkan cairan basa yang
mi) serelah keluar dari tesris retapi sebelum masuk ke kanalis menetralkan sekresi vagina yang asam, suatu fungsi penring
inguinalis diangkat secara bedah sehingga sperma dari testis karena sperma lebih dapat hidup di lingkungan yang sedikii
tidak dapat keluar. Sperma yang menumpuk di belakang basa; dan (2) menghasilkan enzim pembekuan dan fibri-
duktus yang telah dipotong dan diikat tersebut kemudian nolisin. Enzim pembekuan prostat bekerja pada fibrinogen
disingkirkan dengan fagositosis. Meskipun menghambat dari vesikula seminalis untuk menghasilkan fibrin, yang
keluarnya sperma, prosedur ini tidak mengganggu aktivitas "membekukan" semen sehingga sperma yang diejakulasikan
testosteron karena sel Leydig mengeluarkan testosteron ke tetap berada di saluran reproduksi wanita ketika penis di-
dalam darah, bukan melalui duktus deferens. Karena itu, keluarkan. Segera sesudahnya, bekuan ini diurailan oleh
maskulinitas atau libido yang dependen testosteron tidak fibrinolisin, suatu enzim pengurai fibrin dari prosrar se-
berkurang setelah vasektomi. hingga sperma dapat bergerak bebas di dalam saluran re-
produksi wanita.
I Selama rangsangan seksual, kelenjar bulbouretra
I Kelenjar seks tambahan berperan membentuk mengeluarkan bahan mirip mukus yang menghasilkan pe-
sebagian besar semen. lumas untuk hubungan seks.
Beberapa kelenjar sefts tambahan-vesikula seminalis dan Tabel20-2 meringkaskan lokasi dan fungsi komponen sistem
prostat-mengalirkan isinya ke dalam sistem duktus sebelum reproduksi pria.
duktus menyatu dengan uretra (Gambar 20-1, h. S13). Se- Sebelum beralih ke tindakan penyaluran sperma ke
pasang uesikula seminalis yang berbentuk kantung mengalir- saluran reproduksi wanira (hubungan seks), kita akan secara
kan isinya ke dalam bagian terakhir kedua duktus deferens, singkat membahas berbagai peran prostaglandin, yang per-
satu di masing-masing sisi. Segmen pendek duktus yang tama kali ditemukan di dalam semen tetapi banyak diiemu-
berjalan setelah titik masuk vesikula seminalis ke uretra di- kan di seluruh tubuh.
seblt duktus ejakulatorius. Prosrat adalah suatu kelenjar
tunggal besar yang mengelilingi secara lengkap duktus ejaku-
latorius dan uretra. Pada sejumlah pria, prostar membesar
I Prostaglandin adalah pembawa pesan kimiawi
yang bekerja lokal dan ditemukan di mana-mana.
pada usia pertengahan sampai usia lanjut. Sering terjadi ke-
sulitan berkemih sewaktu prostat yang membesar menekan Meskipun prostaglandin perrama kali diidentifikasi di da_
bagian uretra yang berjalan menembus prosrar. Sepasang ke- lam semen dan dipercayai berasal dari kelenjar prosrat (se.
lenjar seks tambahan lainnya, helenjar bulbouretra, meng- hingga diberi nama demikian, meskipun sebenainya bahan
alirkan isinya ke dalam uretra setelah uretra melewati kelenjar ini disekresikan ke dalam semen oleh vesikula seminalis),
prostat dan tepat sebelum masuk ke penis. Di sepanjang produksi dan efek senyawa ini tidak terbatas di sistem re-
uretra juga terdapat banyak keienjar penghasil mukus. produksi. Turunan asam lemak 20 karbon ini adalah salah
satu pembawa pesan kimiawi yang paling banyak ditemukan
SEMEN di tubuh. Prostaglandin dibentuk oleh hampir semua ja_
Sewaktu ejakulasi, kelenjar seks tambahan menghasilkan se- ringan dari asam arakidonat, suatu konstituen asam lemak
kresi yang menunjang kelangsungan hidup sperma di dalam fosfolipid di membran plasma. Oleh rangsangan yang sesuai,
saluran reproduksi wanira. Sekresi ini membentuk sebagian asam arakidonat dilepaskan dari membran plasma oleh suatu
besar dari semen (air mani), yaitu campuran sekresi kelenjar enzim terikat membran dan kemudian diubah menjadi pros-
seks tambahan, sperma, dan mukus. Sperma hanyalah se- taglandin, yang bekerja secara parakrin di dalam atau sekitar
bagian kecil dari cairan ejakulat total. tempat produksinya (lihat h. 123). Setelah bekerja, prosra_
glandin cepat diinaktifkan oleh enzim-enzim lokal sebelum
FUNGSI KELENJAR SEKS TAMBAHAN PADA PRIA bahan ini memperoleh akses ke darah; atau jika berhasil men-
Meskipun sekresi kelenjar seks tambahan tidak mutlak di- capai sistem sirkulasi maka akan cepat diuraikan saar pertama
butuhkan untuk pembuahan namun sekresi tersebur sangar kali melewati paru sehingga tidak tersebar melalui sistem
mempermudah proses: arteri sistemik
Prostaglandin dinamai sesuai golongannya yang terdiri
I Vesikula seminalis (1) menghasilkan fruktosa, yang dari tiga kelompok-PGA, PGE, dan pGF-berd"r"rk ., u"-
berfungsi sebagai sumber energi primer untuk sperma; (2) riasi struktural di cincin lima karbon yang terdapat di salah
mengeluarkan prostaghndin, yang merangsang kontraksi satu ujungnya (Gambar 20-ll). Di dalam setiap kelompok,
otot polos di saluran reproduksi pria dan wanira sehingga prostaglandin diidentifikasi lebih lanjut oleh jumlah ikatan
transpor sperma dari tempat penyimpanannya di pria ke rlngkap yang terdapat di dua rantai samping yang menonjol
tempar pembuahan di tuba uterina wanita lebih mudah; (3) dari struktur cincin (misalnya, PGE, memiliki satu ikatan
membentuk lebih dari separuh cairan semen, yang mem- rangkap dan PGE, memiliki dua ikatan rangkap).
bantu membilas sperma ke dalam uretra serra melarutkan Prostaglandin dan turunan-turunan asam arakidonat
massa kental sperma, memungkinkan sel ini bergerak; dan lainnya yang terkait erat-yaitu, prosrasiklin, tromboksan,
(4) mengeluarkan fibrinogen, suatu prekursor fibrin, yang dan leuhotrien-secata kolektif dinamai eikosanoid dan
membentuk anyaman bekuan (lihat h. 435). merupakan salah satu senyawa yang paling aktif secara
Testis Sepasang; terletak di dalam skrotum, suatu kantung terbungkus Menghasilkan sperma
kulit yang tergantung di sudut antara kedua tungkai Men gel uarkan testosteron
Epididimis dan Sepasang; satu epididimis melekat ke bagian belakang masing- Berfungsi sebagai rute keluar sperma
Duktus Deferens masing testis; satu duktus deferens berjalan dari masing-masing dari testis
epididimis naik dari kantung skrotum melalui kanalis inguinalis Berfungsi sebagai tempat pematangan
dan bermuara ke dalam uretra di leher kandung kemih sperma untuk motilitas dan kesuburan
Vesikula Sepasang; keduanya bermuara ke dalam bagian terakhir duktus Memekatkan dan menyimpan sperma
seminalis deferens, satu di masing-masing sisi Menghasilkan f ruktosa untuk memberi
makan sperma yang diejakulasikan
Mengeluarkan prostaglandin yang
merangsang motilitas untuk membantu
transpor sperma di dalam saluran
reproduksi pria dan wanita
Membentuk sebagian besar semen
Kelenjar prostat Tunggal; mengelilingi secara lengkap uretra di leher kandung Menghasilkan prekursor untuk
kemih pembekuan semen
Mengeluarkan cairan basa yang
menetralkan sekresi vagina yang asam
Kelenjar Sepasang; keduanya bermuara ke dalam uretra, satu di Memicu pembekuan semen agar sperma
bulbouretra masing-masing sisi, tepat sebelum uretra masuk ke dalam penis tetap berada di dalam vagina ketika
penis dikeluarkan
Mengeluarkan mukus untuk pelumas
828 Bab 20
dibentuk oleh tiga koiom rongga-rongga vaskular mirip
Tabel 20-3
spons yang terdapat di sepanjang organ ini(Gambar 20-1, h.
Kerja Prostaglandin
8 1 3). Tanpa rangsangan seks, jaringan erektil hanya mengan-
AKTIVITAS dung sedikit darah karena arteriol yang mendarahi rongga-
SISTEIVI TUBUH KERJA PROSTAGLANDIN rongga vaskular ini berkonstriksi. Akibatnya penis tetap kecil
Sistem
dan lunak. Selama rangsangan ..kr, ini
Meningkatkan transpor sperma oleh "rt..iol-arteriol
Reproduksi kerja otot polos di saluran reproduksi jaringan erektil
secara refleks melebar dan terisi oleh darah
pria dan wanita sehingga penis bertambah panjang dan besar serta menjadi
Berperan dalam ovulasi kaku. Vena-vena yang mengalirkan darah dari jaringan erektil
Berperan penting dalam haid penis tertekan secara mekanis oleh pembengkakan dan eks-
lkut serta mempersiapkan bagian pansi rongga-rongga vaskular ini sehingga aliran keluar vena
maternal plasenta berkurang dan hal ini ikut berkontribusi dalam penumpukan
Berperan dalam persalinan darah, atau uasokongesti. Respons vaskular lokal ini meng-
Sistenn Sebagian berperan dalam ubah penis menjadi organ yang mengeras dan memanjang
Pernapasan bronkodilatasi, yang lain dalam yang mampu menembus vagina.
bron koko nstri ksi
Sistem Kernih Meningkatkan aliran darah ginjal
Meningkatkan ekskresi air dan garam REFLEKS EREKSI
5istem Menghambat sekresi HCI oleh lambung Refleks ereksi adalah suatu refleks spinal yang dipicu oleh
Pencernaan Merangsang motilitas usus stimulasi mekanoreseptor yang sangat peka di glans penis,
Sistem Saraf Mempengaruhi pelepasan dan kerja yang menutupi ujung penis. Di medula spinalis bagian ba_
neurotransm iter wah baru-baru ini ditemukan. adanya pusat pembentuk
Bekerja sebaga i "termostat,, ereksi. Melalui pusat ini, stimulasi taktil pada glans akan
hipotalamus untuk meningkatkan suhu secara refleks mmicu peningkatan aktivitas vasodilatasi pa-
tubuh
rasimpatis dan penurunan aktivitas vasokonstriksi simpatis
Meningkatkan sensasi nyeri ke arteriol-arteriol penis. Akibatnya adalah vasodilatasi hebat
SistemEndokrin Meningkatkansekresikortisol dan cepat arteriol-arteriol tersebut dan ereksi (Gambar 20-
Mempengaruhi kepekaan jaringan 12). Selama lengkung refleks spinal utuh maka ereksi tetap
terhadap hormon
dapat terjadi bahkan pada pria yang lumpuh akibat cedeia
SistemSirkulasi Mempengaruhiagregasitrombosit
medula spinalis yang lebih tinggi.
Metabolisme Lemak
Vasodilatasi yang dipicu oleh aktivitas parasimpatis ini
Menghambat penguraian lemak
adalah contoh utama kontrol parasimpatis langsung atas
Sistem Mendorong banyak aspek peradangan, diameter pembuluh darah di tubuh. Stimulasi parasimpatis
Pertahanan termasuk timbulnya demam
menyebabkan relaksasi otot polos arteriol penis oleh nitrat
oksida, yang menyebabkan vasodilatasi arteriol sebagai res-
pons terhadap perubahan jaringan lokal di bagian lain tubuh
1. Fase eksitasi yang mencakup ereksi dan meningkatnya (lihat h. 382). Arteriol biasanya hanya disarafi oleh sistem
perasaan seksual. simpatis, dengan peningkatan aktivitas simpatis menyebab-
2. Fase plato yang ditandai oleh intensifikasi respons- kan vasokonstriksi dan penurunan aktivitas simpatis menye-
respons ini, ditambah respons yang lebih menyeluruh babkan vasodilatasi (lihat h. 385). Stimulasi parasimpatis
misalnya peningkatan kecepatan jantung, tekanan da- dan inhibisi simpatis secara bersamaan pada arteriol penis
rah, pernapasan, dan ketegangan otot. menyebabkan vasodilatasi yang lebih cepar dan kuat diban-
3. Fase orgasme yang mencakup ejakulasi serta respons lain dingkan yang mungkin terjadi di arteriol lain yang hanya
yang menjadi puncak eksitasi seksual dan secara kolektif mendapat persarafan simpatis. Melalui cara peningkaran ce-
dialami sebagai kenikmatan fisik yang intens. pat aliran darah ke dalam penis yang efisien ini, penis dapat
4. yaitu kembalinya genitalia dan sistem tu-
Fase resolusi, mengalami ereksi sempurna hanya dalam hitungan 5 sampai
buh ke keadaan sebelum rangsangan. 10 detik. Pada saat yang sama, impuls parasimpatis men_
dorong sekresi mukus pelumas dari kelenjar bulbouretra dan
Respons seks manusia adalah suatu pengalaman multi-
komponen yang, selain berbagai fenomena fisiologik di atas, kelenjar uretra sebagai persiapan untuk koitus.
mencakup faktor emosi, psikologis, dan sosiologis. Kita Berbagai riset terakhir memperlihatkan adanya banyak
hanya akan membahas aspek fisiologik seks. daerah di otak yang dapat mempengaruhi respons seks pria.
Bagian-bagian di otak yang mempengaruhi ereksi ,"-p"Ly"
saling berkaitan erar dan berfungsi sebagai .u"tu k.s"tuan
I Ereksi terjadi karena vasokongesti untuk mempermudah atau menghambat refleks ereksi spinal
penis. dasar, bergantung pada situasi sesaat. Salah saru contoh
fasilitasi, rangsangan psikis, misalnya melihat sesuaru yang
Erelai dicapai melalui pembengkakan penis oleh darah. merangsang syahwat, dapat memicu ereksi meskipun tidak
Penis hampir seluruhnya terdiri dari jaringan erektil yang terjadi stimulasi taktil sama sekali pada penis. Seb"liknya,
KOMPONEN
TINDAKAN SEKS PRIA DEFINISI BAGAIMANA TERCAPAINYA
Ereksi Mengerasnya penis yang dalam keadaan Pembengkakan jaringan erektil penis oleh darah akibat
normal lunak agar dapat masuk ke dalam vasodilatasi hebat arteriol-arteriol penis yang dipicu
vagina oleh rangsang parasimpatis dan penekanan mekanis
vena
Ejakulasi
Fase emisi Pengosongan sperma dan sekresi kelenjar Kontraksi otot polos di dinding duktus dan kelenjar
sekstambahan (semen) ke dalam uretra sekstambahan yang dipicu oleh rangsang simpatis
Fase ekspulsi Ekspulsi kuat semen dari penis Kontraksi otot rangka di pangkal penis yang dipicu
oleh neuron motorik
I
[il-] --
Arteriol penis melebar
I
F;;;l
Vena tertekan
Gambar 20-12
Refleks ereksi
kegagalan mengalami ereksi meskipun mendapat rangsangan sehingga masalah menjadi semakin parah. Impotensi juga
yang sesuai dapat disebabkan oleh inhibisi refleks ereksi oleh dapat ditimbulkan oleh keterbatasan fisik, termasuk ke-
pusat-pusat yang lebih tinggi di otak. Marilah kita bahas rusakan saraf, obat tertentu yang mengganggu fungsi oto-
disfungsi ereksi secara lebih detll. nom, dan gangguan aliran darah ke penis.
Disfungsi ereksi banyak dijumpai. Lebih dari 50o/o pria
berusia antara 40 dan 70 tahun sedikit banyak mengalami
DISFUNGSI EREKSI
impotensi, dan angka ini naik mendekati 70o/o pada usia 70
CATAIAN KLINIS. Kegagalan mencapai atau memPer- tahun. Karena itu, tidak mengherankan bahwa lebih banyak
tahankan ereksi yang sesuai untuk hubungan seksual-dis- resep dituliskan untuk obat terkenal sildenafil (Viagra) selama
fungsi erelsi atau impoterisi-dapat disebabkan oleh faktor tahun pertama obat tersebut dipasarkan setelah disetujui
psikologik atau fisik. Mengalami kegagalan ereksi sesekali pada tahun 1998 untuk mengobati disfungsi ereksi diban-
bukan berarti impotensi, tetapi seorang pria yang terlalu dingkan dengan semua obat baru dalam sejarah. Sildenafil
cemas tentang kemampuannya melakukan tindakan seks tidak menimbulkan ereksi tetapi obat ini memperkuat dan
mungkin akan benar-benar mengalaminya secara kronik. memperlama respons ereksi yang dipicu oleh rangsangan
Rasa cemas dapat menyebabkan disfungsi ereksi, yang se- biasa. Inilah cara bagaimana obat tersebut bekerja. Nitrat
makin menambah tingkat kecemasan pria yang bersangkutan oksida yang dibebaskan sebagai respons terhadap stimulasi
830 Bab 20
Konsep, Tantangan, dan Kontroversi
"Estrogen" Lingkungan: Kabar Buruk Bagi Sistem Reproduksi
Tanpa diketahui. selama 50 tahun ilmuwan mencurigai bahwa bahan hermafrodit (memiliki struktur
terakhir kita manusia telah mengotori kimia mirip estrogen yang terdapat di reproduksi jantan dan betina) dan
lingkungan dengan bahan kimia antaranya mungkin mendasari buaya jantan dengan penis yang
sintetik perusak endokrin sebagai efek berbagai gangguan kesehatan terlalu kecil. Kelainan reproduksi
samping industrialisasi yang tak reproduksi yang telah meningkat sejak serupa juga dapat dijumpai pada
disengaja. Polutan mirip hormon ini, 50 tahun terakhir-periode waktu yang mamalia darat- Diperkirakan
yang d isebut endocri ne disrupters, sama dengan saat sejumlah besar pajanan estrogen lingkungan yang
berikatan dengan reseptor yang polutan diperkenalkan ke dalam berlebihan menyebabkan populasi
normalnya disediakan untuk hormon- lingkungan kita. lni adalah contoh hewan ini "terkebiri".
hormon alami. Bahan-bahan ini dapat disfungsi reproduksi pria yang I Menurunnya kelahiran bayi
menyerupai atau menghambat mungkin secara tak langsung berkaitan Iaki-laki. Banyak negara melaporkan
aktivitas hormon, bergantung pada dengan pajanan ke estrogen disrupter penurunan ringan rasio bayi
bagaimana mereka berinteraksi lingkungan: laki-laki terhadap bayi perempuan
dengan reseptor. Sebagian besar yang dilahirkan. Meskipun bebe-
endocrine disrupter menimbulkan efek
I Turunnya jumlah sperma. Hitung rapa penjelasan coba diajukan
sperma rerata turun dari 1 l3 juta/ml namun banyak peneliti mengaitkan
feminisasi. Banyak dari kontaminan
semen pada tahun 1940 menjadi 66 kecenderungan kelainan perkem-
lingkungan ini mirip dengan atau juta/ml pada tahun 1990. Yang
mengubah kerja estrogen, hormon bangan janin laki-laki dengan
memperparah keadaan, volume estrogen lingkungan. Dalam satu
steroid feminisasi yang diproduksi oleh
satu kali ejakulat telah turun dari bukti tak langsung yang meyakin-
ovarium wanita. Meskipun belum
3,4 ml menjadi 2,75 ml. Hal ini kan, orang yang secara tidak
dipastikan namun penelitian di
berarti bahwa pria, secara rerata, sengaja terpajan ke endocrine-
laboratorium dan lapangan mengisya-
kini mengeluarkan kurang dari disrupting agent dalam kadar tinggi
ratkan bahwa estrogen disrupters ini
separuh jumlah sperma pada suatu kecelakaan industri
mungkin berperan dalam beberapa
dibandingkan dengan 50 tahun memiliki hanya anak perempuan
kecenderungan mencemaskan dalam
yang lalu-suatu penurunan dari tanpa anak laki-laki, sementara
masalah kesehatan reproduksi,
lebih 380 juta sperma menjadi yang terpajan ke kadar rendah
misalnya turunnya hitung sperma pada
pria dan meningkatnya insidens kanker
sekitar 180 juta sperma per ejakulat. memiliki rasio anak perempuan
Selain itu, jumlah sperma motil juga terhadap anak laki-laki yang
payudara pada wanita.
merosot. Yang utama, hitung normal.
Polutan estrogenik terdapat di
sperma selama periode yang sama
mana-mana. Bahan ini mencemari
tidak turun di bagian-bagian dunia Estrogen lingkungan juga diduga
makanan, air minum, dan udara kita.
yang tidak tercemar. berperan dalam peningkatan insidens
Senyawa sintetik yang terbukti
menyebabkan feminisasi mencakup
I Meningkatnya insidens kanker testis kanker payudara pada wanita. Saat ini
dan prostat. Kasus kanker testis kanker payudara lebih prevalen 25%
(1) insektisida dan pembasmi gulma
telah meningkat tiga kali sejak sampai 30% dibandingkan dengan
tertentu, (2) produk penguraian
deterjen tertentu, (3) produk sam- tahun 1940, dan terus meningkat. pada tahun 1940-an. Banyak faktor
pingan bensin yang terdapat di asap Kanker prostat juga meningkat risiko untuk kanker payudara yang
selama periode waktu tersebut. sudah dipastikan, misalnya mendapat
knalpot, (4) pengawet makanan umum
yang digunakan untuk mencegah I Meningkatnya jumlah kelainan haid lebih dini dan mengalami
bawaan saluran reproduksi pria. menopause belakangan, berkaitan
tengik, dan (5) pelembut yang
lnsidens kriptorkidismus (testis yang dengan peningkatan umur total
menyebabkan plastik lentur. Pelembut
plastik ini sering ditemukan dalam tidak turun) hampir meningkat dua terpajan ke estrogen. Karena pening-
kemasan makanan dan mudah kali lipat dari tahun 1950-an ke katan pajanan ke estrogen alami
merembes ke dalam makanan yang 1970-an. Jumlah kasus hipospadia, meningkatkan risiko kanker payudara
suatu malformasi penis, meningkat maka pajanan berkepanjangan ke
berkontak dengannya, terutama
sewaktu pemanasan. Bahan-bahan ini lebih dari dua kali lipat antara estrogen lingkungan dapat berperan
juga dapat ditemukan merembes ke pertengahan tahun 1950-an dan meningkatkan prevalensi keganasan
dalam liur dari beberapa mainan pertengahan tahun 1 990-an. ini pada wanita (dan pria).
plastik untuk bayi. Mereka ditemukan Hipospadia terjadi jika lipat uretra Selain esfrogen disrupter, para
di banyak produk medis, misainya gagal menutup sewaktu ilmuwan baru-baru ini menemukan
kantung darah. Pelunak plastik adalah perkembangan janin laki-laki. suatu golongan baru bahan kimia
I Adanya bukti kelainan jender pada pengganggu-a nd rogen d isru pter y ang
salah satu pencemar lingkungan yang
paling banyak ditemukan. hewan. Sebagian ikan dan populasi menyerupai atau menekan efek
Para peneliti baru mulai mengiden- hewan liaryang banyakterpajan ke hormon pria. Sebagai contoh, studi-
tifikasi dan memahami dampak estrogen lingkungan-misalnya yang studi mengisyaratkan bahwa bakteri
terhadap kesehatan reproduksi hidup di atau dekat air yang dalam air buangan dari pabrik pulp
berbagai bahan kimia sintetik yang tercemar berat oleh bahan-bahan dapat mengubah sterol dalam bubur
telah menjadi bagian integral dalam kimia mirip hormon-memperlihat- kayu pinus menjadi androgen.
kehidupan modern. Di lihgkungan kita kan angka kecacatan sistem 5ebaliknya, senyawa antiandrogen
diperkirakan sudah terdapat 87.000 reproduksi yang tinggi. Contohnya ditemukan dalam senyawa fungisida
jenis bahan kimia sintetik. Para adalah ikan jantan yang yang sering disemprotkan ke berbagai
(berlanjut)
832 Bab 20
. Ovarium, sebagai organ reproduksi primer wanira, me- wa tidak ada oosit atau folikel baru yang muncul setelah lahir,
lakukan fungsi ganda menghasilkan ovum (oogenesis) dan folikel yang sudah ada di ovarium saat lahir berfungsi sebagai
mengeluarkan hormon seks wanita, estrogen dan progesteron. reservoar yang men jadi asal bagi semua ovum sepanjang masa
Hormon-hormon ini bekerja sama untuk mendorong ferti- subur wanita yang bersangkuran. Namun, para peneliti baru-
lisasi ovum dan mempersiapkan sistem reproduksi wanita baru ini menemukan, paling tidak pada mencit, bahwa oosit
untuk kehamilan. Estrogen pada wanita mengatur banyak dan folikel baru dapat diproduksi setelah lahir dari sel punca
fungsi serupa dengan yang dilakukan oleh testosteron pada ovarium, yang sebelumnya tidak diketahui mampu meng-
pria, misalnya pematangan dan pemeliharaan keseluruhan hasilkan sel germinativum primordial atau oogonia. Meski-
sistem reproduksi wanita dan membentuk karakteristik seks pun pada manusia mungkin terdapat sel punca penghasil
sekunder wanita. Secara umum, kerja estrogen penting pada ovum namun cadangan folikel tersebut secara bertahap me-
proses-proses prakonsepsi. Estrogen penting bagi pematang- nyusut akibat proses-proses yang "menghabiskan" folikel
an dan pembebasan ovum, pembentukan karakteristik fisik yang berisi oosit.
yang menarik secara seksual bagi pria, dan transpor sperma Reservoar folikel primer tersebut perlahan menghasil-
dari vagina ke tempat pembuahan di tuba uterina. Selain itu, kan folikel yang sedang berkembang secara terus-menerus.
estrogen ikut berperan dalam perkembangan payudara dalam Sekali terbentuk, folikel ditakdirkan mengalami satu dari
antisipasi menyusui. Steroid ovarium lainnya, progesteron, dua nasib: mencapai kematangan dan berovulasi, atau ber-
penting dalam mempersiapkan lingkungan yang sesuai untuk degenerasi untuk membentuk jaringan parut, suatu proses
memelihara mudigah/janin serta berperan dalam kemam- yang dikenal sebagai atresia. Sampai masa pubertas, semua
puan payudara untuk menghasilkan susu. folikel yang mulai berkembang mengalami atresia pada
Seperti pada pria, kemampuan reproduksi dimulai saat tahap-tahap awal tanpa pernah berovulasi. Bahkan selama
pubertas pada wanita, tetapi tidak seperti pada pria, yang beberapa tahun pertama pubertas, banyak dari siklus bersifat
memiliki potensi reproduksi seumur hidupnya, potensi re- anovulatorik (yaitu tanpa pembebasan ovum). Dari ca-
produksi wanita terhenti selama usia pertengahan saat meno- dangan total folikel, hanya sekitar 400 akan matang dan
pause. mengeluarkan ovum; 99,980/o tidak pernah berovulasi dan
mengalami atresia pada suatu tahap perkembangannya. Saat
menopause, yang rerata terjadi pada usia 5O-an awal, hanya
I Tahap-tahap gametogenesis sama di kedua jenis beberapa folikel primer yang tersisa yang tidak pernah ber-
kelamin, tetapi waktu dan hasil akhirnya sangat ovulasi atau mengalami atresia. Sejak tahap ini, kapasitas
berbeda. teproduksi wanita yang bersangkutan berhenti.
Potensial gamer yang terbatas pada wanita ini sangat
Oogenesis sangat berbeda dari spermatogenesis dalam be- berbeda dari proses spermatogenesis pada pria yang terus-
berapa aspek penting, meskipun tahap-tahap identik replikasi menerus dan berpotensi menghasilkan beberapa ratus juta
dan pembelahan kromosom berlangsung selama produksi sperma dalam sehari. Selain itu, dibandingkan dengan
gamet pada kedua jenis kelamin. Sel germinativum primor- spermatogenesis, pada oogenesis banyak terjadi pemborosan
dial yang belum berdiferensiasi di ovarium janin, oogonia kromosom, seperri yang akan kita lihat.
(sebanding dengan spermatogonia), membelah secara mirotis
untuk menghasilkan 6 juta sampai 7 juta oogonia pada bulan
PEMBENTUKAN OOSIT SEKUNDER DAN FOLIKEL
kelima gestasi, saat proliferasi mitotik terhenti.
SEKUNDER
Oosit primer di dalam folikel primer masih merupakan suatu
PEMBENTUKAN OOSIT PRIMER DAN FOLIKEL sel diploid yang mengandung46 kromosom ganda. Dari pu-
PRIMER bertas sampai menopause, sebagian dari kumpulan folikel ini
Selama bagian terakhir kehidupan janin, oogonia memulai mulai berkembang menjadi folikel sekunder (antrum) secara
tahap-tahap awal pembelahan meiotik pertama tetapi tidak sik.lis. Belum diketahui mekanisme yang menentukan
menuntaskannya. Oogonia tersebut, yang kini dikenal se-
^pa
folikel mana dari reservoar tersebut akan berkembang pada
bagai oosit primer, mengandung jumlah diploid 46 kro- suatu siklus. Pembentukan folikel sekunder ditandai oleh
mosom replikasi, yang dikumpulkan ke dalam pasangan- pertumbuhan oosit primer dan oleh ekspansi serta diferen-
pasangan homolog tetapi tidak memisah. Oosit primer tetap siasi lapisan-iapisan sel sekitar. Oosit membesar sekitar seribu
berada dalam keadaan rneiotic anest ini selama bertahun- kali lipat. Pembesaran oosit ini disebabkan oleh penimbunan
tahun sampai sel ini dipersiapkan untuk ovulasi. bahan sitoplasma yang akan dibutuhkan oleh mudigah.
Sebelum lahir, setiap oosit primer dikelilingi oleh satu Tepat sebelum ovulasi, oosit primer, yang nukleusnya
lapisan sel granulosa. Bersama-sama, satu oosit dan sel-sel mengalami meiotic arrest (penghentian proses meiosis) selama
granulosa di sekitarnya membentuk folikel primer. Oosit bertahun-tahun, menyelesaikan pembelahan meiotik per-
yang tidak membentuk folikel kemudian mengalami ke- tamanya. Pembelahan ini menghasilkan dua sel anak, masing-
rusakan melalui proses apoptosis (lihat h. 132). Saat lahir masing menerima set haploid 23 kromosom ganda, analog
hanya sekitar 2 juta folikel primer yang tersisa, masing- dengan pembentukan spermatosit sekunder (Gambar 20-13).
masing mengandung satu oosit primer yang mampu meng- Namun, hampir semua sitoplasma retap berada di salah satu
hasilkan satu ovum. Pandangan tradisional menyatakan bah- sel anak, yang sekarang dinamai oosit sekunder dan di-
834 Bab 20
takdirkan untuk menjadi ovum. Kromosom sel anak yang kromosom ayah dari sperma yang masuk untuk menuntas-
lain bersama dengan sedikit sitoplasmanya membentuk ba- kan pembuahan. Jika badan polar pertama belum berde-
dan polar pertama. Dengan cara ini, calon ovum kehilangan generasi maka sel ini juga mengalami pembelahan meiotik
separuh kromosomnya untuk membentuk gamet haploid kedua pada saat yang sama ketika oosit sekunder yang di-
tetapi mempertahankan sitoplasma yang kaya nutrien. Badan buahi membagi kromosomnya.
polar yang kekurangan sitoplasma tersebut segera mengalami
degenerasi.
PERBANDI NGAN LANG KAH-LANGKAH DALAM
OOGENESIS DAN SPERMATOGENESIS
PEMBENTUKAN OVUM MATANG
Tfiap-tahap yang terjadi dalam distribusi i<romosom selama
Sebenarnya oosit sekunderlah, bukan ovum marang, yang di- oogenesis analog dengan yang terjadi pada spermatogenesis,
ovulasikan dan dibuahi, tetapi telah menjadi kebiasaan untuk kecuali bahwa distribusi sitoplasma dan rentang waktu pe-
menyebut gamet wanita yang sedang terbentuk sebagai ouum nyelesaiannya sangar berbeda. Seperti halnya pembentukan
bahkan dalam stadium oosit primer dan sekunder. Masuknya empat spermatid haploid oleh setiap spermatosit primer, se-
sperma ke dalam oosit sekunder dibutuhkan untuk memicu tiap oosit primer (jika badan polar pertama tidak mengalami
pembelahan meiotik kedua. Oosit sekunder yang tidak di- degenerasi sebelum menuntaskan pembelahan meiotik ke-
buahi tidak pernah menyelesaikan pembelahan final ini. duanya) juga menghasilkan empat sel anak haploid. Dalam
Selama pembelahan ini, separuh set kromosom bersama spermatogenesis, masing-masing sel anak berkembang men-
dengan sedikit sitoplasma dikeluarkan sebagai badan polar jadi spermatozoa moril yang sangar khusus dan tidak dibe-
kedua. Separuh set lainnya (23 kromosom tak berpasangan) bani oleh sitoplasma dan organel yang tidak esensial serta
tetap tertinggal dalam dinamai ovum ma- semata-mata bertugas memberikan separuh gen ke individu
^payangsekarang
tang. Dua puluh tiga kromosom ibu ini menyatu dengan 23 baru. Namun, dalam oogenesis, dari keempat sel anak hanya
Stadium Kromosom di
masing-masing sel
46
oosonia @ Iumah diploid;
untai tunggal)
(Terhenti
pada pem- 46
@@@@@@@@@@@@@@@@ belahan (jumlah diploid;
meiotik untai ganda)
pertama)
Setelah pubertas, satu oosrt primer mencapai
kematangan dan diovulasrkan sekitar sekali ffi oosit primer
yans diperbesar
46
(jumlah diploid;
sebulan sampai terjadi menopause Lw./ untai ganda)
_t
(Pembelahan meiotik pertama selesai
tepat sebelum ovulasi)
*1
Badan polar 23
A
Oosit
pertama sekunder (jumlah haploid;
untai ganda)
23 fiumlah haploid;
untai tunggal) dari
ovum plus
23 fiumlah haploid;
untai tunggal) dari
sperma untuk
menghasilkan ovum
diploid yang telah
dibuahi dengan
46 kromosom
Gambar 20-13
Oogenesis. Bandingkan dengan Gambar 20-8, h. 823, spermatogenesis.
836 Bab 20
Folikel primer
Zona (40 pm)
pelusida
F Folikel
sekunder
Diferensiasi
jaringan ikat Folikel
pnmer
ovarium sekitar
meniadi sel teka /- Satu lapisan
( sel granulosa
Awal
pembentukan Folikel sekunder
antrum yang sedang KorPus
.-_ - #.
terbentuk #,, ".*'.' ...# , luteum r'-rii.:ri .-
,F*ru,'
-.*:,'
'i.,t I , .d f
"1i.fu
,o f \". \
:s:-:'i--':r-1$"i.l"];:'"':-
\,.,.*t'''"'*'
\,.r ,r.-:,i,r;.,.
t'\
d
, '.":::':" r't'
tO
,,t''i\
Sel teka
#
# , ii .
,,.1r..r..,r.
,...r
l:.g .ui.,
,,Iri1r:"i, _-- fi./
"\/
Sel granulosa
./$ a d
i, i 1 ":t
Korpus luteum o#
yang berdegenerasi r' ::: 'i: I ii
&' ,t E
(d) # i.
rl
I
I
, ,''\'jn;::" Korpus
sedang .'t
luteurg
-' :.
terbentuk
\
+
(a) (b) (c)
Gambar 20-14
Pembentukan folikel, ovulasi, serta pembentukan dan degenerasi korpus luteum. (a) Stadium-stadium dalam perkembangan
folikel dari folikel primer hingga folikel matang. (b) Pecahnya folikel matang dan pelepasan sebuah ovum looiit sekundel saat
ovulasi. (c) Pembentukan korpus luteum dari sel-sel folikel lama setelah ovulasi. (d) Degenerasi korpus luteum jika ovum yang
dibebaskan tidak dibuahi. (e) Ovarium (ukuran sebenarnya), yang memperlihatkan perkembangan sebuah foli-kel, ovulasi serta
pembentukan dan degenerasi korpus luteum.
tubuh. Namun, sebagian dari estrogen ini terkumpul di babkan oleh pembesaran dramatik antrum. Seiring dengan
cairan antrum yang kaya hormon. tumbuhnya folikel, produksi estrogen juga meningkat.
Oosit telah mencapai ukuran penuh saat antrum mulai
terbentuk. Perubahan ke folikel anrrum ini memicu suatu
periode pertumbuhan folikel yang cepat. Selama periode ini, PEMBENTUKAN FOLIKEL MATANG
garis tengah folikel meningkat, kurang dari I mm menjadi l2 Salah satu folikel biasanya tumbuh lebih cepat daripada yang
sampai 16 mm sesaar sebelum ovulasi. Sebagian dari per- lain, berkembang menjadi folikel matang (praovulasi, ter-
tumbuhan folikel ini disebabkan oleh proliferasi berkelan- sier, atau Graafl dalam waktu sekitar 14 hari setelah di-
jutan sel granulosa dan sel teka, tetapi sebagian besar dise- mulainya pembentukan folikel. Pada folikel matang, anrrum
838 Bab 20
korpus luteum kehamilan, menetap sampai kehamilan ber- menjadi estrogen memerlukan sejumlah langkah berurutan,
akhir. Struktur ini menghasilkan hormon-hormon yang esen- dengan yang terakhir berupa konversi androgen menjadi es-
sial untuk mempertahankan kehamilan sampai plasenta yang trogen (lihat Gambar 4-23,h. 126). Sel-sel teka cepat meng-
kemudian terbentuk mengambil alih fungsi penting ini. hasilkan androgen tetapi kurang kemampuannya untuk
Anda akan mempelajari'lebih lanjut peran struktur-struktur mengubah androgen ini menjadi estrogen. Sel granulosa,
ini kemudian. sebaliknya, mengandung enzim aromarase sehingga dapat
dengan mudah mengubah androgen menjadi estrogen, tetapi
sel ini tidak dapat membentuk androgen. LH bekerja pada sel
I Siklus ovarium diatur oleh interaksi hormon teka untuk merangsang produksi androgen, sementara FSH
yang kompleks. bekerja pada sel granulosa untuk meningkatkan konversi
androgen teka (yang berdifusi ke dalam sel granulosa dari sel
Ovarium memiliki dua unit endokrin yang berkaitan: folikel teka) menjadi esrrogen. Karena kadar basal FSH yang rendah
penghasil esffogen selama paruh pertama siklus dan korpus fi sudah memadai untuk mendorong konversi akhir menjadi
luteum, yang menghasilkan progesteron dan estrogen selama estrogen ini, maka laju sekresi estrogen oleh folikel terurama
paruh terakhir siklus. Unit-unit ini secara berurutan dipicu bergantung pada kadar LH dalam darah, yang terus me-
oleh hubungan hormonal siklik kompleks antara hipotala- ningkat selama fase folikular X. Selain itu, seiring dengan
mus, hipofisis anterior, dan kedua unit endokrin ovarium semakin tumbuhnya folikel, lebih banyak estrogen dipro-
ini. duksi karena sel folikel penghasil estrogen bertambah.
Seperti pada pria, fungsi gonad pada wanita dikontrol Sebagian dari estrogen yang dihasilkan oleh folikel yang
secara langsung oleh hormon-hormon gonadotropik hipofi sis sedang tumbuh dikeluarkan ke dalam darah dan merupakan
anterior, yaitu follicle+timulating hormone (FSH) dan lutei- penyebab terus meningkatnya kadar estrogen plasma selama
nizing hormone (LH). Kedua hormon ini, sebaliknya, diatur fase folikular ti. Estrogen sisanya tetap berada di dalam foli-
oleh gonadotropin-releasing hormone (GnRH) hipotalamus kel, ikut membentuk cairan antrum dan merangsang pro-
serta efek umpan balik hormon-hormon gonad. Namun, liferasi lebih lanjut sel granulosa (Gambar 20-17).
tidak seperti pada pria, kontrol gonad wanita diperumit oleh Estrogen yang dikeluarkan, selain bekerja pada jaringan
sifat fungsi ovarium yang siklik. Sebagai conroh, efek FSH spesifik seks misalnya uterus, menghambat hipotalamus dan
dan LH pada ovarium bergantung pada stadium sildus ova- hipofisis anterior secara umpan balik negatif (Gambar 20-
rium. Selain itu, estrogen menimbulkan efek umpan balik 18). Kadar estrogen yang meningkat sedang dan menandai
negatif selama paruh tertentu siklus dan efek umpan balik fase folikular bekerja secara langsung pada hipotalamus un-
positif pada paruh siklus lainnya, bergantung pada konsen- tuk menghambat sekresi GnRH sehingga pelepasan FSH dan
trasi estrogen. Juga berbeda dari pria, FSH tidak semata- LH dari hipoftsis anrerior yang dipicu oleh GnRH tertekan.
mata bertanggung jawab untuk gametogenesis, demikian Namun, efek primer esrrogen adalah langsung pada hipofisis
juga LH tidak hanya menentukan sekresi hormon gonad. itu sendiri. Estrogen menurunkan kepekaan sel yang meng-
Kita akan membahas kontrol fungsi folikel, ovulasi, dan kor- hasilkan hormon-hormon gonadotropik, khususnya sel peng-
pus luteum secara terpisah, dengan menggunakan Gambar hasil FSH, terhadap GnRH.
20-16 sebagai cara untuk memadukan berbagai aktivitas
Perbedaan kepekaan sel-sel penghasil FSH dan LH yang
yang berlangsung sepanjang siklus. Untuk mempermudah
diinduksi oleh estrogen berperan, paling tidak sebagian, da-
pengorelasian antara gambar yang tampak "sulit" ini dengan
lam menyebabkan kadar FSH plasma, tidak seperti konsen-
penjelasan teks siklus kompleks ini yang menyertainya,
trasi LH plasma, rurun selama fase folikular ketika kadar
angka-angka dalam lingkaran di gambar dan penjelasannya
estrogen naik 6. Faktor penunjang lain yang menyebabkan
bersesuaian dengan angka-angka dalam lingkaran di teks.
turunnya FSH selama fase folikular adalah sekresi inhibia
oleh sel-sel folikel. Inhibin terutama menghambat sekresi
KONTROL FUNGSI FOLIKEL FSH dengan bekerja pada sel hipofisis anterioq seperti yang
Kita mulai dengan fase folikular siklus ovarium *. Faktor- terjadi pada pria. Penurunan sekresi FSH menyebabkan
faktor yang memulai pembentukan folikel masih belum di- atresia semua folikel yang sedang berkembang kecuali satu
pahami. Thhap-tahap awal pertumbuhan folikel pra-anrrum yang paling matang.
dan pematangan oosit tidak memerlukan rangsangan gona- Berbeda dari FSH, sekresi LH terus meningkat perlahan
dotropik. Namun diperlukan dukungan hormon untuk pem- selama fase folikular 7 meskipun terdapat inhibisi sekresi
bentukan antrum, perkembangan folikel i, dan sekresi estro- GnRH (dan karenanya, secara tak langsung terhadap LH).
gen 3. Estrogen, FSH 4, dan LH g; semuanya dibutuhkan. Hal yang tampaknya paradoks ini disebabkan oleh kenyataan
Pembentukan antrum diinduksi oleh FSH. Baik FSH mau- bahwa estrogen saja tidak dapat secara penuh menekan
pun estrogen merangsang proliferasi sel-sel granulosa. FSH sekresi LH tonik (kadar rendah, rerus-menerus); untuk
dan LH diperlukan untuk sintesis dan sekresi estrogen oleh menghambat secara toral sekresi tonik LH maka diperlukan
folikel, tetapi kedua hormon ini bekerja pada sel yang ber- baik estrogen maupun progesreron. Karena progesteron be-
beda dan pada tahap yang berbeda dalam jalur pembentukan lum muncul sampai fase luteal siklus maka kadar basal LH
estrogen (Gambar 20-17). Baik sel granulosa maupun sel dalam darah secara perlahan meningkat'selama fase folikular
teka ikut serta dalam produksi esrrogen. Perubahan kolesterol di bawah inhibisi tak sempurna esrrogen.
+ o @ @
. fi+
,i.*j r#,
,,,_*.f
J4il"F to .ii{
{t
*i/'.r
.';
I..'.-jl
tr,,,, l,'. ts
,
_! t,-..j"e.*.
.."f.r.
i n
1"
r-i
)
,l'l I
%-# +i',.i.*',;l'
"*tt..i;
(ketebalan endometrium)
KONTROL OVULASI 1. Hal ini menghentikan sintesis esrrogen oleh sel folikel
Ovulasi dan selanjutnya luteinisasi folikel yang pecah dipicu ${.
oleh peningkatan sekresi LH yang mendadak dan besar $. 2. Hal ini memulai kembali meiosis di oosit folikel yang
Lonjakan LH ini menyebabkan empat perubahan besar sedang berkembang, tampaknya dengan menghambat
dalam folikel: pelepasan suatx oo cJrte maturation- inhi b iting s ub stance
840 Bab 20
Gambar 20-16
Korelasi antara kadar hormon dan perubahan siklik ovarium dan uterus. Selama fase folikular (paruh pertama siklus ovarium lil;
folikel ovarium 3 mengeluarkan estrogen 3 di bawah pengaruh FSH *, LH 5. dan estrogen 3 itu sendiri. peningkatan sedang
kadar estrogen (1) menghambat sekresi FSH, yang menurun selama bagian terakhir fase folikular 6, dan (2) menekan secara tJk
sempurna sekresi tonik !H, yang terus meningkat sepanjang fase folikular 7. Ketika produksi estrogen folikel mencapai
puncaknya 8, kadar estrogen yang tinggi ini memicu lonjakan sekresi LH pada pertengahan siklus g. Lonjakan LH ini
menyebabkan ovulasi folikel matang S0. Sekresi estrogen merosot ?1 ketika folikel mengalami kematian saat ovulasi.
Sel-sel folikel lamaberubahmenjadi korpusluteum 12,yangmengeluarkanprogesteron llssertaestrogen ii*selamafase
luteal paruhterakhirsiklusovarium {5. ProgesteronmenghambatdengankuatFSH.i..6danLH.lT,yangterusmenurun
sepanjang fase luteal. Korpus luteum berdegenerasi $6 dalam waktu sekitar dua minggu jika ovum yang dibebaskan tidak
dibuahi dan terimplantasi di uterus. Kadar progesteron 119 dan estrogen & turun tajam ketika korpus luteum berdegenerasi,
sehingga pengaruh inhibitorik pada FSH dan LH lenyap. Sewaktu kedua hormon hipofisis anterior ini mulai kembali meningkat
*$, 8* akibat tidak adanya inhibisi, perkembangan kelompok baru folikel-folikel kembali dimulai seiring dengan masuknyjfase
folikular pada 9, &
Fase-fase uterus yang bersamaan mencerminkan pengaruh hormon-hormon ovarium pada uterus. Pada awal fase folikular;
lapisan endometrium yang banyak mengandung pembuluh darah dan kaya nutrien terlepas (fase haid uterus) 9?. pelepasan ini
terjadi karena terhentinya pengaruh estrogen dan progesteron *,$, Xl ketika korpus luteum berdegenerasi pada akhir fase
luteal 3lS. Pada akhir fase folikular; peningkatan kadar estrogen S menyebabkan endometrium menebal (faie proliferasi uterus)
**. Setelah ovulasi 1ffi, progesteron dari korpus luteum {3 menimbulkan perubahan-perubahan vaskular dan sekretorik pada
endometrium yang telah dipersiapkan oleh estrogen untuk menghasilkan lingkungan yang sesuai untuk implantasi (fase
sekretorik, atau progestasional uterus) AS. Jika korpus luteum berdegenerasi 13, maka fase folikular uterus baru l!, & dan fase
haid uterus ti3 kembali dimulai.
yang dihasilkan oleh sel granulosa. Bahan ini dipercayai talamus untuk meningkatkan GnRH sehingga sekresi LH
berperan menghentikan meiosis di oosit primer setelah dan FSH meningkat. Hal ini juga secara langsung bekerja
oosit ini terbungkus oleh sel-sel granulosa di ovarium pada hipoftsis anterior untuk secara spesifik meningkatkan
janin. kepekaan sel penghasil LH terhadap GnRH. Efek yang
3. Hal ini memicu pembentukan prostaglandin kerja lokal, terakhir ini berperan dalam Ionjakan sekresi LH yangjauh
yang memicu ovulasi dengan mendorong perubahan lebih besar daripada peningkatan sekresi FSH pada per-
vaskular yang menyebabkan pembengkakan cepat foli- tengahan siklus 9. Sekresi inhibin yang berlanjut oieh sel
kel sembari menginduksi digesti enzimatik dinding folikel juga cenderung iebih menghambat sel penghasil FSH,
folikel. Bersama-sama, berbagai efek ini menyebabkan menahan kadar FSH untuk tidak naik setinggi kadar LH.
pecahnya dinding yang menutupi tonjolan folikel ;!lS. Beium diketahui apa peran peningkatan sedang FSH pada
4. Hal ini menyebabkan diferensiasi sel folikel menjadi sel pertengahan siklus yang menyertai lonjakan LH. Karena
luteal. Karena lonjakan LH memicu ovulasi dan lutei- hanya folikel marang praovulasi, bukan folikel pad.a tahap
nisasi, maka pembentukan korpus luteum secara oto- awal perkembangan, yang dapat mengeluarkan estrogen da-
matis mengikuti ovulasi J:!. Karena itu, lonjakan sekresi lam jumlah banyak sehingga dapat memicu lonjakan LH,
LH di pertengahan siklus merupakan titik dramatik maka ovulasi baru terjadi sampai folikel mencapai ukuran
dalam siklus; hal ini mengakhiri fase folikular dan me- dan kematangan yang sesuai. Karena itu, dapat dikatakan
mulai fase luteal $*. bahwa folikel "memberi tahu" hipotalamus kapan ia siap
dirangsang untuk berovulasi. Lonjakan LH berlangsung se-
Dua cara sekresi LH yang berbeda-sekresi tonik LH 7
lama sekitar sehari pada pertengahan siklus, tepat sebelum
yang menyebabkan sekresi hormon ovarium dan lonjakan
ovulasi.
LH $ yang menyebabkan ovulasi-tidak saja terjadi dalam
waktu yang berbeda dan menghasilkan efek berbeda pada
ovarium tetapi juga dikontrol oleh mekanisme yang berbeda. KONTROL KORPUS LUTEUM
Sekresi tonik LH ditekan secara parsial F oleh efek inhibito- LH "memelihard' korpus luteum; yaitu, setelah memicu
rik kadar sedang estrogen 0 selama fase folikular dan ditekan pembentukan korpus lureum, LH merangsang sekresi ber-
total it,ff oleh peningkatan kadar progesreron selama fase lu- kelanjutan hormon steroid oleh struktur ovarium ini. Di
teal {$,. Karena sekresi tonik LH merangsang sekresi estrogen bawah pengaruh LH, korpus luteum mengeluarkan proges-
dan progesteron maka hal ini merupakan sistem kontrol teron :$$ dan estrogen $$, dengan progesteron merupakan
umpan balik negatif yang tipikal. produk hormon yang paling banyak. Kadar progesteron plas-
Sebaliknya, lonjakan LH dipicu oleh efeh umpan balih ma meningkat untuk perrama kali selama fase luteal. Tidak
positzf. Sementara kadar estrogen yang meningkat dan mo- ada progesteron yang dikeluarkan selama fase folikular. Ka-
derat pada awal fase folikular menghambat sekresi LH, kadar rena itu, fase folikular didominasi oleh estrogen dan fase
estrogen yang tinggi selama puncak sekresi estrogen pada luteal oleh progesreron.
akhir fase folikular $ merangsang sekresi LH dan memulai Pada pertengahan siklus terjadi penurunan sesaat kadar
lonjakan LH (Gambar 20-19). Karena itu, LH meningkat- estrogen darah $$ karena folikel penghasil estrogen mati
kan produksi estrogen oleh folikel, dan konsentrasi estrogen saat ovulasi. Kadar estrogen kembali naik selama fase luteal
yang memuncak merangsang sekresi LH. Konsentrasi estro- karena aktivitas korpus luteum, meskipun tidak mencapai
gen dalam plasma yang ringgi bekerja langsung pada hipo- kadar yang sama ketika fase folikular. Apa yang mencegah
*1. *1.
Sel teka Sel granulosa
I
o
I
I oaran
I
Gambar 20-17
Produksi estrogen oleh folikel ovarium
kadar estrogen yang lumayan tinggi selama fase luteal ini me-
micu lonjakan LH lain? Progesteron. Meskipun estrogen I Perubahan siklik uterus disebabkan oleh
kadar tinggi merangsang sekresi LH namun progesteron' perubahan hormon selama siklus ovarium.
yang mendominasi fase luteal, dengan kuat menghambat se-
Fluktuasi kadar estrogen dan progesteron selama siklus ovarium
kresi LH serta sekresi FSH ,1'7, ,16 (Gambar 20-20).Inhibisi
menimbulkan perubahan mencolok di uterus, menghasilkan
FSH dan LH oleh progesteron mencegah pematangan folikel
siklus haid, atau siklus uterus. Karena mencerminkan per-
baru dan ovulasi selama fase luteal. Di bawah pengaruh
ubahan hormon selama siklus ovarium maka siklus haid ber-
progesteron, sistem reproduksi dipersiapkan untuk menun-
langsung rerata29 hari, seperti halnya siklus ovarium, meskipun
jang ovum yang baru saja dibebaskan, seandainya ovum
bahkan pada orang normal dapat terjadi variasi yang cukup
tersebut dibuahi, dan bukan mempersiapkan pelepasan ovum
bermakna dari rerata ini. Manifestasi nyata perubahan siklik di
lain. Tidak ada inhibin yang disekresikan selama fase luteal.
uterus adalah perdarahan haid sekali dalam tiap siklus haid
Korpus lutem berfungsi selama rerata dua minggu
(yaitu sekali sebulan). Namun, perubahan yang relatif kurang
kemudian berdegenerasi jika tidak terjadi fertilisasi,lrS. Meka-
jelas berlangsung sepanjang siklus, sewaktu uterus bersiap untuk
nisme yang mengatur degenerasi korpus luteum belum se-
implantasi seandainya ovum yang dibebaskan dibuahi, kemu-
penuhnya diketahui. Menurunnya kadar LH ,17, yang di-
dian pembersihan lapisan tersebut (haid) jika implantasi tidak
dorong oieh efek inhibitorik progesteronJ jelas berperan
terjadi, hanya untuk memulihkan dirinya dan kembali bersiap
dalam degenerasi korpus luteum. Prostagiandin dan estrogen
untuk onrm yang akan dibebaskan pada siklus berikutnya.
yang dikeluarkan oleh sel luteal itu sendiri juga mungkin
Kita akan secara singkat membahas pengaruh estrogen
berperan. Matinya korpus luteum mengakhiri fase luteal dan
dan progesteron pada uterus dan kemudian mengulas efek-
menyiapkan tahap baru untuk fase folikular berikutnya.
efek fluktuasi siklik hormon-hormon ini pada struktur dan
Sewaktu korpus luteum berdegenerasi, kadar progesteron 19
fungsi uterus.
dan estrogen }0 plasma turun cepat) karena kedua hormon
ini tidak lagi diproduksi. Hiilangnya efek inhibisi kedua
hormon ini pada hipotalamus memungkinkan sekresi FSH PENGARUH ESTROGEN DAN PROGESTERON PADA
ii dan sekresi LH tonik 22 kembali meningkat moderat. Di UTERUS
bawah pengaruh hormon-hormon gonadotropik ini, kelom- Uterus terdiri dari dua lapisan utama: rgiometrium, lapisan
pok baru folikel piimer 2 kembali diinduksi untuk matang otot polos luar; dan endometrium, lapisan dalam yang
seiring dengan dimulainya fase folikular baru,1. mengandung banyak pembuluh darah dan kelenjar. Estrogen
842 Bab 20
Hipotalamus Hipotalamus
Gonadotropin-releasing hormone
(GnRH) F*-l
+
.-
Hipofisis anterior
-= Hipofisis anterior
tt
lrsHllLHl
lT- Ovarium
-1.
I.-.,;-ll
l'l
=
(-;;--l Gambar 20-19
Kontrol lonjakan LH saat ovulasi.
Gambar 20-18
Kontrol umpan balik sekresi FSH dan LH tonik selama fase perjanjian, hari pertama haid dianggap sebagai permulaan
folikular. siklus baru. Saat ini bersamaan dengan pengakhiran fase lu-
teal ovarium dan dimulainya fase folikular 23, Gambar 20-
16. Sewaktu korpus luteum berdegenerasi karena tidak ter-
merangsang pertumbuhan miometrium dan endometrium. jadi fertilisasi dan implantasi ovum yang dibebaskan selama
Hormon ini juga menginduksi sintesis resepror progesteron di siklus sebelumnya :118, kadar progesteron dan estrogen darah
endometrium. Karena itu, progesteron dapat berefek pada turun tajaml:1:9, ?0. Karena efek akhir progesreron dan estro-
endometrium hanya setelah endometrium "dipersiapkan' oleh gen adalah mempersiapkan endometrium untuk implantasi
estrogen. Progesteron bekerja pada endometrium yang telah ovum yang dibuahi maka terhentinya sekresi kedua hormon
dipersiapkan oleh estrogen untuk mengubahnya menjadi la- ini menyebabkan lapisan dalam uterus yang kaya vaskular
pisan yang ramah dan menunjang pertumbuhan o\um yang dan nutrien ini kehilangan hormon-hormon penunjangnya.
dibuahi. Di bawah pengaruh progesreron, jaringan ikat endo- Turunnya kadar hormon ovarium juga merangsang
metrium menjadi longgar dan edematosa akibat akumulasi pembebasan suatu prostaglandin uterus yang menyebabkan
elektrolit dan ait memfasilitasi implantasi ovum yang dibuahi. vasokonstriksi pembuluh-pembuluh endometrium, meng-
Progesteron menyiapkan endometrium lebih lanjut untuk me- hambat aliran darah ke endometrium. Penurunan penyalur-
nampung mudigah dengan mendorong kelenjar endometrium an O, yang terjadi kemudian menyebabkan kematian endo-
mengeluarkan dan menyimpan glikogen dalam jumlah besar metrium, termasuk pembuluh darahnya. Perdarahan yang
serta merangsang pertumbuhan besar-besaran pembuluh da- terjadi melalui kerusakan pembuluh darah ini membilas
rah endometrium. Progesteron juga mengurangi kontraktilitas jaringan endometrium yang mati ke dalam lumen uterus.
uterus agar tercipta iingkungan yang renang untuk implantasi Sebagian besar lapisan dalam uterus terlepas selama haid
dan pertumbuhan mudigah. kecuali sebuah lapisan dalam yang tipis berupa sel epitel dan
Siklus haid terdiri dari tiga fase: fase haid, fase proliferatif, kelenjar, yang menjadi asal regenerasi endometrium. Prostag-
dan fase sehretorik, atau, progestasional. landin uterus yang sama juga merangsang kontraksi ritmik
ringan miometrium uterus. Kontraksi ini membantu menge-
FASE HAID luarkan darah dan sisa endometrium dari rongga urerus
Fase haid adalah fase yang paling jelas, ditandai oleh penge- keluar melalui vagina sebagai darah haid. Kontraksi uterus
luaran darah dan sisa endometrium dari vagina. Berdasarkan yang terlalu kuat akibat produksi berlebihan prostaglandin
FASE PROLIFERATIF
Kemudian, darah haid berhenti, dan fase prolitFeratif siklus
uterus dimulai bersamaan dengan bagian terakhir fase folikular
Hipofisis anterior ovarium ketika endometrium mulai memperbaiki diri dan ber-
proliferasi S$ di bawah pengaruh esuogen dari folikel-folikel
yang baru berkembang. Saat aliran darah haid berhenti, yang
tersisa adalah iapisan endometrium tipis dengan ketebalan ku-
rang dari 1 mm. Estrogen merangsang proliferasi sel epitel, ke-
lenjar, dan pembuluh darah di endometrium, meningkatkan
ketebalan lapisan ini menjadi 3 sampai 5 mm. Fase proliferatif
Ovarium yang didominasi oleh esuogen ini berlangsung dari akhir haid
ffi
Setelah onrlasi, ketika terbentuk korpus luteum baru,12, uterus
masuk ke fase sekretorik, arau progestasional, yang bersarnaan
waktunya dengan fase luteal ovarium 95, tS$. Korpus luteum
= mengeluarkan sejumlah besar progesteron *3 dan estrogen lllf.
Progesteron mengubah endometrium tebal yang telah diper-
Gambar 20-20
siapkan estrogen menjadi jaringan kaya vaskular dan glikogen.
Kontrol umpan balik selama fase luteal
Periode ini disebut/are sehretorih, karena keienjar endometrium
aktif mengeluarkan glikogen, atau fase progestasional ("sebelum
kehamilan'), merujuk kepada lapisan subur endometrium yang
mampu menopang kehidupan mudigah. Jika pembuahan dan
implantasi tidak terjadi maka korpus luteum berdegenerasi dan
menyebabkan kram haid (dismenore) yang dialami oleh se-
fase folikular dan fase haid baru dimulai kembali. (Untuk efek
bagian wanita.
olahraga pada siklus ini, lihat fitur penyerta dalam boks, lrbih
Pengeluaran darah rerata selama satu kali haid adalah
Dekat dengan Fisiologi Olahraga).
50 sampai 150 ml. Darah yang merembes pelan melalui
endometrium yang berdegenerasi membeku di dalam rongga
uterus, kemudian diproses oleh fibrinolisin, suatu pelarut
fibrin yang menguraikan fibrin pembentuk anyaman bekuan.
I Fluktuasi kadar estrogen dan progesteron
menimbulkan perubahan siklik pada mukus serviks.
Karena itu, darah haid biasanya tidak membeku karena telah
membeku di dalam uterus dan bekuan tersebut telah larut Perubahan akibat pengaruh hormon juga terjadi di servik
sebelum keluar vagina. Namun, jika darah mengalir deras selama sildus ovarium. Di bawah pengaruh estrogen selama
melalui pembuluh yang rusak maka darah menjadi kurang fase folikular, mukus yang disekresikan oleh serviks menjadi
terpajan ke fibrinolisin sehingga jika darah haid banyak maka banyak, encer, dan jernih. Perubahan ini, yang paling men-
dapat terlihat bekuan darah. Selain darah dan sisa endo- colok ketika estrogen berada pada puncaknya dan menjelang
metrium, darah haid mengandung banyak leukosit. Sel-sel ovulasi, mempermudah lewatnya sperma melewati kanalis
darah putih ini berperan penring dalam mencegah infeksi servikalis. Setelah ovulasi, di bawah pengaruh progesteron
pada endometrium yang "terbuka' ini. dari korpus luteum, mukus menjadi kental dan lengket, pada
Haid biasanya berlangsung selama lima sampai tujuh hakikatnya menutup lubang serviks. Sumbatan ini pendng
hari setelah degenerasi korpus luteum, bersamaan dengan sebagai mekanisme pertahanan, mencegah bakteri (yang da-
bagian awal fase folikular ovarium ?i$i, {'. Penghentian efek pat mengancam kehamiian) masuk uterus dari vagina. Sperma
progesteron dan estrogen :{*, gg akibat degenerasi korpus juga tidak dapat menembus sekat mukus kental ini.
luteum menyebabkan terkelupasnya endometrium (haid) _*ii
dan terbentuknya folikel-folikel baru di ovarium *;, 2 di ba-
wah pengaruh hormon gonadotropik *L & yangkadarnya I Perubahan pubertas pada wanita serupa dengan
meningkat. Turunnya sekresi hormon gonad menghilangkan yang terjadi pada pria.
pengaruh inhibitorik dari hipotalamus dan hipofisis anrerior
sehingga sekresi FSH dan LH meningkai dan fase folikular Siklus haid terarur tidak terjadi pada remaja atau wanita lan-
baru dapat dimulai. Setelah lima sampai tujuh hari di bawah jut usia, tetapi karenasebab yang berbeda. Sistem reproduksi
844 Bab 20
Lehih Dekat dengan Fisiologi Olahraga
Ketidakteraturan Haid: Ketika Atlet Wanita Berhenti Haid
Sejak tahun 1970-an, seiring dengan diharapkan ikut serta dalam olahraga Masalah utama yang berkaitan
meningkatnya keikutsertaan wanita intensitas sedang 3,5 jam sehari. dengan amenorea atletik adalah
dalam berbagai olahraga yang Selama masa latihan hanya empat berkurangnya densitas mineral tulang.
memerlukan rejimen latihan berat, wanita yang memiliki siklus haid Studi-studi telah menunjukkan bahwa
para peneliti mulai menyadari bahwa normal. Kelainan yang terjadi akibat densitas mineral di tulang belakang
banyak wanita tersebut mengalami latihan tersebut mencakup perdarahan bagian bawah pada mereka yang
perubahan siklus haid akibat partisipasi abnormal, keterlambatan haid, mengalami amenorea atletik lebih
atletik tersebut. Perubahan-perubahan kelainan fungsi Iuteal. dan hilangnya rendah daripada atlet dengan siklus
ini disebut athletic menstrual cycle lonjakan LH. Semua wanita tersebut haid normal dan lebih rendah daripada
irregularity (AMl). Disfungsi siklus haid kembali mengalami siklus normal non-atlet seusia. Namun, pelari dengan
dapat bervariasi keparahannya dari dalam enam bulan setelah latihan. amenorea memiliki densitas mineral
amenorea (penghentian siklus haid) Hasil dari penelitian ini mengisyaratkan tulang yang lebih tinggi daripada
hingga oligomenorea (haid yang tidak bahwa frekuensi AMI dengan olah non-atlet dengan amenorea, mungkin
teratur atau jarang) hingga siklus yang raga berat mungkin jauh lebih besar karena rangsangan mekanis olahraga
lamanya normal tetapi anovulatorik daripada yang diperlihatkan oleh membantu menahan pengeroposan
(tanpa ovulasi) atau yang fase kuesioner saja. Dalam penelitian- tulang. Studi-studi telah memperlihat-
lutealnya singkat atau inadekuat. penelitian lain yang menggunakan kan bahwa atlet amenorea berisiko
Pada berbagai studi lama yang rejimen olahraga intensitas rendah, besar mengalami fraktur stres daripada
menggunakan survei dan kuesioner AMI jauh lebih jarang dijumpai. atlet dengan siklus haid normal. Satu
untuk menentukan prevalensi masalah Mekanisme penyebab AMI belum penelitian, sebagai contoh, mendapat-
ini, frekuensi gangguan terkait olah diketahui saat ini, meskipun studi-studi kan fraktur stres pada 6 dari 1 1 pelari
raga ini bervariasi dari2% sampai mengisyaratkan bahwa penurunan dengan amenorea tetapi hanya 'l dari
51%. Sebaliknya, angka kejadian berat yang cepat, berkurangnya 6 pelari dengan siklus haid normal.
disfungsi siklus haid pada wanita usia persentase lemak tubuh, insuf isiensi Mekanisme kerapuhan tulang ini
subur dalam populasi umum adalah makanan, riwayat disfungsi.haid, stres, mungkin sama seperti yang ditemukan
2Vo sampai 5%. Masalah utama dalam usia saat mulai latihan, dan intensitas pada osteoporosis pascamenopause-
penggunaan survei untuk menentukan latihan sebagai faktor yang berperan. kurangnya estrogen (lihat h. 796).
frekuensi kelainan siklus haid adalah Para ahli epidemiologi menunjukkan Masalah ini cukup serius sehingga atlet
dipertanyakannya keakuratan daya bahwa jika seorang wanita melakukan dengan amenorea perlu membahas
ingat tentang haid-haid sebelumnya. olahraga berat sebelum menarke kemungkinan terapi sulih estrogen
Selain itu, tanpa uji darah untuk (periode menstruasi pertama) maka dengan dokter mereka.
menentukan kadar hormon sepanjang menarke akan tertunda. Secara rerata, Mungkin terdapat beberapa
daul seorang wanita tidak akan atlet mendapat haid pertama mereka manfaat positif dari disfungsi haid
mengetahui apakah ia anovulatorik tiga tahun lebih lambat daripada atlet. Suatu studi epidemiologi
atau mengalami pemendekan fase non-atlet. Selain itu, wanita yang ikut baru-baru ini untuk mengetahui
luteal. Studi-studi di mana kadar serta dalam olahraga sebelum apakah kesehatan umum dan repro-
hormon ditentukan sepanjang siklus menarke tampaknya mengalami duksi jangka panjang wanita yang
haid memperlihatkan bahwa daur peningkatan frekuensi AMI sepanjang pernah menjadi atlet semasa maha-
yang tampak normal pada atlet sering karir atletik mereka daripada mereka siswa berbeda dari mereka yang bukan
memiliki fase luteal yang singkat yang berlatih setelah menarke. atlet, memperlihatkan bahwa mantan
(kurang dari dua hari dengan kadar Perubahan hormon yang dijumpai atlet menunjukkan angka kejadian
progesteron rendah). pada atlet wanita mencakup (1) kanker sistem reproduksi kurang dari
Dalam sebuah penelitian yang penurunan hebat kadar FSH, (2) separuh dan kanker payudara separuh
dilakukan untuk menentukan apakah peningkatan kadar LH, (3) penurunan dibandingkan dengan non-atlet.
olahraga berat yang berlangsung progesteron selama fase luteal, (4) Karena keduanya adalah kanker yang
hingga dua kali siklus haid akan penurunan kadar estrogen pada fase peka hormon, maka penundaan
memicu gangguan haid, 28 mahasiswi folikular, dan (5) lingkungan F5H-LH menarke dan kadar estrogen yang
non-atlet dengan ovulasi dan fase yang sama sekali tidak seimbang lebih rendah yang dijumpai pada atlet
luteal normal ikut serta sebagai subyek. dibandingkan dengan wanita non-atlet wanita mungkin berperan besar dalam
Mereka melakukan program latihan 8 seusia. Banyak bukti yang menunjuk- menurunkan risiko kanker sistem
minggu yang awalnya lari 4 mil per kan bahwa siklus haid kembali ke reproduksi dan payudara.
hari ditingkatkan menjadi 10 mil per normal setelah olahraga berat
hari pada minggu kelima. Mereka dihentikan.
wanita belum aktif sampai pubertas. Tidak seperti testis yang mengatur awitan pubertas belum diketahui dengan jelas
janin, ovarium janin tidak perlu berfungsi karena tanpa tetapi dipercayai melibatkan kelenjar pineal dan sekresi
adanya sekresi testosteron janin pada wanita, sistem repro- melatonin.
duksi secara otomatis mengalami feminisasi, tanpa memer- GnRH mulai merangsang pelepasan hormon-hormon
lukan adanya hormon seks wanita. Sistem reproduksi wanita gonadotropik hipofisis anterior, yang selanjutnya merangsang
tetap inaktif dari lahir hingga pubertas, yang terjadi pada aktivitas ovarium. Sekresi esrrogen oleh ovarium yang aktif
usia sekitar 12 tahun kedka aktivitas GnRH hipotalamus memicu pertumbuhan dan pematangan saluran reprodulai
meningkat untuk pertama kali. Seperti pada pria, mekanisme wanita serta perkembangan karakteristik seks sekunder
846 Bab 20
Waktu
Tuba uterina Tempat optimal ,. Ampula
kemunculan Persen dari
\ \ tertilisasi ." tuba uterina
(menit setelah sperma yang \sperma
Lokasi ejakulasi) diejakulasikan
-lt mengelilingi
lltt
ovum
Tempat teG6o o oo1 I
fertilisasi
(sepertiga ata
tuba uterina)
titl .\
/\
| ll o,
rc-zo 'Fimbria
l|l
Uterus I Uterus /
Ovarium Ovum yang
tllt
I r-s ll a
f,
l'I
.. :.
.ri
diovulasikan
I o ll 1oo l
j
t. , , 180 juta sperma
-Didasarkan pada
data dari hewan. -d " e" -Vagina
diletakkan
Sperma dan ovum diperbesar. .r-ts';= '"'
{I i;;:+S .--Penis
r:
Gambar 20-2I
Transpor ovum dan sperma ke tempat pembuahan.
hingga 24 jam setelah ovulasi dapat membuahi ovum yang kental bagi penetrasi sperma. Mukus serviks menjadi cukup
dibebaskan, meskipun waktu-waktu ini dapat sangat'ber- encer dan tipis untuk melewatkan sperma hanya jika kadar
variasi. estrogen tinggi, ketika folikel matang siap untuk berovulasi.
CA'TAIAN KLINIS. Kadang-kadang ovum gagal di- Sperma bermigrasi naik melewati kanalis servikalis d.engan
salurkan ke tuba uterina dan tetap berada di rongga perito- kemampuannya sendiri. Saluran ini hanya dapat dilewati
neum. Meskipun jarang, ovum ini dapat mengalami pem- selama dua sampai tiga hari dalam setiap siklus haid, sekitar
buahan dan menyebabkan kehamilan ektopik abdomen, di waktu ovulasi.
mana relur yang telah dibuahi tertanam di anyaman pembu- Setelah sperma masuk ke uterus, konrraksi miometrium
luh darah ke organ-organ pencernaan dan bukan di tempat mengaduk-aduk sperma seperti "mesin cuci,, dan dengan ce-
lazimnyadi uterus (ebtopib arrinya "salah tempat"). Kehamil- pat menyebabkan sperma tersebar ke seluruh rongga uterus.
an abdomen ini sering menyebabkan perdarahan yang meng- Ketika mencapai tuba uterina, sperma t.rdorongL tempat
ancam nyawa karena aliran darah organ pencernaan tidak pembuahan di ujung atas tuba uterina oleh kontraksi otot
dipersiapkan untuk berespons secara tepat terhadap implan- polos tuba urerina yang mengarah ke atas. Kontraksi mio-
tasi selayaknya endometrium. Jika kehamilan tak lazim ini metrium dan tuba uterina yang mempermudah transpor
dibiarkan berlanjut hingga aterm, maka bayi harus dilahirkan sperma ini diinduksi oleh kadar esrrogen yang tinggi tepat
secara bedah karena tidak tersedia pintu keluar normal. Ke- sebelum ovulasi, dibantu oleh prostaglandin vesikuia semi_
mungkinan penyulit pada ibu saat lahir sangat besar karena nalis.
pembuluh darah pencernaan tidak dirancang untuk "menam- Riset-riset baru menunjukkan bahwa ketika sperma
bal sendiri" setelah persalinan seperti halnya endometrium. mencapai ampula, ovum bukan merupakan mitra pasif dalam
konsepsi. Sel telur marang mengeluarkan alurin, suatu bahan
TRANSPOR SPERMA KE TUBA UTERINA kimia yang menarik sperma dan menyebabkan sperma ber_
gerak menuju gamet wanita yang telah para ilmu-
Setelah diendapkan di vagina saat ejakulasi, sperma harus -.rr-rr.ggrr.
wan juga baru-baru ini menemukan adanya resepror sperma
berjalan meiewati kanalis servikalis, lalu uterus, dan kemu- yang mendeteksi dan berespons terhadap kemoatraktan yang
dian sampai ke sel telur di sepertiga atas tuba uterina dikeluarkan oleh ovum (lihat h. 451).yangmenarik, ,.r.p,oi
(Gambar 20-21). Sperma pertama tiba di tuba uterina se- ini, yang dinamai hORlT-4, adalah reseptor olfaktorius
tengah jam setelah ejakulasi. Meskipun sperma dapat ber- (RO), serupa dengan yang ditemukan dihidung untuk per_
gerak melalui kontraksi mirip pecut ekornya, namun 30 me- sepsi bau (lihat h. 247). Karena itu, sperma ,,membaui,, telur.
nit adalah waktu yang terlalu singkat bagi mobiliras sperma M.l"lT anggapan yang sekarang dianut, pengaktifan resep-
untuk membawa diri mereka sendiri ke tempat pembuahan. tor hOR17-4 pada pengikatan dengan alurin (atau sinyal
Untuk menempuh perjalanan jauh ini, sperma memerlukan lainnya) dari sel telur memicu suatu jalur pembawa pesan
bantuan saluran reproduksi wanita. kedua di sperma yang menyebabkan pelepasin Car. intrasel.
Hambatan perrama adalah meiewati kanalis servikalis. Ca2- ini seianjutnya mengaktifkan pergeseran mikrotubulus
Hampir sepanjang siklus, karena tingginya kadar progesteron yang menyebabkan gerakan ekor dan berenangnya sperma
dan rendahnya esrrogen, mukus serviks menjadi terlalu menuju arah sinyal kimiawi (lihat h. 4g).
848 Bab 20
Nukleus ovum yang sedang
Korona radiata mengalami pembelahan
meiotik kedua
Membran plasma
ovum
:
Akrosom Saluran yang menembus
berisi enzim 1i:,
sawar-sawar yang mengelilingi
ovum dan dibuat oleh enzim-
Kepala spermatozoa 'rgL
}fri enzim akrosom. Enzim-enzim Spermatozoa yang
yang mengandung ini terpajan karena rusaknya telah menyelesaikan
nukleus
r# membran akrosom fertilisasi
Gambar 20-23
Proses fertilisasi. (a) Gambaran skematik sperma yang menembus sawar-sawar yang mengelilingi ovum. (b) Foto mikroskop
elektron memperlihatkan sebuah spermatozoa dengan membran akrosom yang telah rusak dan enzim-enzim akrosom
dibebaskan (warna merah).
Ketika turun ke uterus, morula mengapung bebas di kehamilan tuba adalah nyeri akibat reregangnya tuba r.rterina
dalam rongga uterus selama tiga sampai empat hari, hidup oleh mudigah yang tumbuh. Jika tidak diangkat, mudigah
dari sekresi endometrium dan terus membelah. Selama enayn tersebut dapat menyebabkan ruptur tuba uterina, menye-
sampai tujuh hari pertama setelah ovulasi, sementara mudi- babkan perdarahan yang dapat memarikan.
gah yang sedang berkembang dalam keadaan transit di tuba
uterina dan mengapung di lumen uterus, lapisan dalam
uterus secara bersamaan dipersiapkan untuk implantasi di IMPLANTASI BLASTOKISTA DI ENDOMETRIUM
bawah pengaruh progesteron fase luteal. Selama waktu ini, YANG TETAH DI PERSIAPKAN
uterus berada dalam fase sekretoriknya, atau fase progesta- Pada saat endometrium siap menerima implantasi (sekitar
sional, menyimpan glikogen dan mengalami peningkatan seminggu setelah ovulasi), morula telah turun ke uterus dan
vaskularisasi. terus berproliferasi dan berdiferensiasi menjadi blastokista
CATAIAN KLINIS. Kadang-kadang morula gagal tu- yang dapat melakukan implantasi. \(aktu satu minggu sete-
run ke dalam uterus dan terus berkembang dan tertanam di lah pembuahan dan sebelum implantasi memungkinkan en-
lapisan dalam tuba uterina. Hal ini menyebabkan kehamilan dometrium dan mudigah sama-sama mempersiapkan implan-
ektopik tuba, yang harus diakhiri. Sembilan puluh lima rasi.
persen kehamilan ektopik adalah kehamilan tuba. Kehamilan Blastokista adalah suatu bola berongga berlapis tung-
ini tidak pernah berhasil, karena tuba uterina tidak
seperti gal dan terdiri dari sekitar 50 sel mengelilingi sebuah rongga
dapat mengembang seperti uterus untuk mengakomodasi berisi cairan, dengan suaru massa padat sel-sel berkelompok
mudigah yang sedang tumbuh. Peringatan pertama adanya di satu sisi (Gambar 20-24). Massa padat ini, yang dikenal
l.
Ditakdirkan
untuk menjadi
janin
W,-w
-
#'.,
/ z/-: .,*
' .
':=!::l::,::rr'---fu. // .1.,
Ovulasi
\Ov arium
lmplantasi
Endometrium
uterus
sebagai massa sel dalam, berkembang menjadi mudigah/ yang berimplantasi. Sebagai respons terhadap pembawa-
janin itu sendiri. Blastokista sisanya tidak membentuk janin pembawa pesan kimiawi yang dibebaskan oleh blastokista,
tetapi memiliki peran suportif selama kehidupan intrauteri. sel-sel endometrium mengeluarkan prostaglandin, yang se-
Lapisan tipis paling luar, trofoblas, melaksanakan implan- cara lokal meningkatkan vaskularisasi, menimbulkan edema,
tasi dan kemudian berkembang menjadi plasenta bagian dan meningkatkan simpanan makanan. Jaringan endome-
janin. trium yang mengalami modifikasi sedemikian rupa di tempat
Setelah blastokista siap berimplantasi, permukaannya implantasi disebut desidua. Ke dalam jaringan desidua yang
menjadi lengket. Pada saat ini endometrium telah siap me- sangat kaya inilah blastokista terbenam. Setelah blastokista
nerima mudigah. Blastokista melekat ke lapisan dalam uterus membuat terowongan ke dalam desidua oleh aktivitas tro-
di sisi massa sel dalamnya (Gambar 20-25,Iangkah ,1). Im- foblas, suatu lapisan sel endometrium menutupi permukaan
plantasi dimulai ketika, setelah berkontak dengan endome- lubang, mengubur total blastokista di dalam lapisan dalam
trium, sel-sel trofoblastik yang menutupi massa sel dalam uterus (Gambar 20-25,langkah $). Lapisan trofoblas terus
mengeluarkan enzim-enzim pencerna protein. Enzim-enzim mencerna sel-sel desidua sekitar, menghasilkan energi untuk
ini mencerna sel-sel endometrium dan membentuk jalan se- mudigah sampai plasenta terbentuk.
hingga genjel-genjel sel trofoblas mirip jari dapat menembus
dalam ke endometrium, tempat genjel-genjel ini rerus men-
cerna sel uterus (Gambar 20-25, langkah *). Melalui efek MENCEGAH PENOLAKAN MUDIGAH/JANIN
kanibalistiknya, trofoblas melakukan fungsi ganda (1) me- Apa yang mencegah ibu menolak secara imunologis mudi-
nyelesakan implantasi dengan membuat lubang di endome- gah/janin, yang sebenarnya adalah "orang asing" bagi sistem
trium untuk blastokista dan (2) menyediakan bahan mentah imun ibu, karena secara genetis separuhnya berasal dari
dan bahan bakar metabolik untuk mudigah yang sedang kromosom ayah yang berbeda. Berikut ini adalah beberapa
berkembang sewaktu tonjolan-tonjolan trofoblastik meng- hipotesis yang sedang dalam penelitian. Bukti-bukti baru
uraikan jaringan endometrium kaya nutrien. Dinding sel-sel menunjukkan bahwa trofoblas menghasilkan ligan Fas, yang
trofoblas yang masuk ke endometrium luruh, membentuk berikatan dengan Fas, suatu resepror khusus di permukaan
sinsitium multinukleus yang akhirnya akan menjadi plasenta sel T sitotoksik aktif ibu. Sel T sitotoksik adalah sel imun
bagian janin. yang melaksanakan tugas menghancurkan sel asing (lihat h.
Jaringan endometrium di tempat kontak, y^Lg tetang- 471). Petgikatan ini memicu sel-sel imun yang bertujuan
sang oleh invasi trofoblas, mengalami perubahan drastis yang menghancurkan mudigah/janin asing yang sedang terbentuk
meningkatkan kemampuannya untuk menunjang mudigah mengalami apoptosis (bunuh diri), sehingga mudigah/janin
850 Bab 20
terhindar dari penolakan sistem imun. Peneliti lain menda-
Endometriurn- %
,Ss
Rongga uterus patkan bahwa plasenta bagian janin yang.berasal dari tro-
* foblas, menghasilkan suatu enzim, indolamin 2,3-dio[sige-
t<apiter --*-.: Q- :* nase (IDO), yang merusak triptofan. Tiiptofan, suaru asam
amino, adalah faktor penring dalam pengaktifan sel T sito-
Tonjolan toksik ibu. Karena itu, mudigah/janin, melalui hubungan-
sel trofoblas hubungan trofoblastiknya, dipercayai mempertahankan diri
Trofoblas
@. (lapisan dari penolakan dengan meredam aktivitas sel T sitotoksik
.4f
permukaan sel ibu di dalam plasenta yang seharusnya menyerang jaringan
q' blastokista) asing yang sedang berkembang ini. Selain itu, penelitian-
I penelitian terkini memperlihatkan bahwa pembentukan sel
T regulatorik berlipat dua atau tiga pada hewan percobaan
Lapisan dalam uterus
yang hamil. Sel-sel T regulatorik menekan sel T sitotoksik ibu
yang mungkin menyerang janin (lihat h. 471) .
@ f"tit blastokista yang mengapung
bebas" melekat ke lapisan endometrium,
tonjolan sel trofoblastik mulai KONTRASEPSI
menembus endometrium.
CATAIAN KLINIS. Pasangan yang ingin berhubungan seks
tetapi menghindari kehamilan memiliki sejumlah pilihan
metode kontrasepsi ("menentang konsepsi"). Metode-
Lapisan
dalam uterus metode ini bekerja dengan menghambat salah satu dari tiga
Des d u a -------------..:=
i
tahap utama dalam proses reproduksi: transpor sperma ke
*:^ ovum, ovulasi, atau implantasi (Lihat fitur boks di h. 853,
]:ij''""
t ___---
Rongga
Konsep, Tantangan, dan Kontroversi, untuk perincian lebih
lanjut tentang cara dan alat kontrasepsi).
trofoblastik
"- +_", amnion
Berikutnya marilah kita membahas plasenta secara lebih
mendalam.
ffi
:i.-"
4minssu
w .t+l.l:,.tLeh
.-:;
="
-1i:-::il
'l:.:+;:rJ,'l',i
'1
,l
' .' i ,' :.rJ
ft:*';:#'
8 minggu i' i-'
qt.rr
*r4.
c-'i - '-'.:','' ti
-".i. Korda umbilikalis
i.:. i 'i. ii i 1 (tali pusat) Cairan amnion
:'i''.i ;i f
-,' ilqii*rt.ti:
-:.\.t'1;
1 l1r'
' u,'il ., /,- Kumpulan darah ibu
i,. J.
T,s. :_.1{,
12 minggu ,.-.'3"":'' Vilus plasenta
Ruang antarvilus
Jaringan desidua
UteTUS
Arteriol ibu
Gambar 20-25
Plasentasi. (a) Hubungan antara janin yang sedang berkembang dan uterus seiring dengan kemajuan kehamilan. (b) Gambaran
skematik struktur ibu dan janin yang saling terkait yang membentuk plasenta. Tonjolan-tonjolan jaringan korion (anin)
berbentuk jari membentukvilus plasenta, yang menjulur ke dalam genangan darah ibu. Dinding kapiler desidua (ibu)
diruntuhkan oleh korion yang meluas sehingga darah ibu merembes melalui ruang-ruang antara vilus-vilus plasenta. Kapiler
plasenta janin bercabang-cabang dari arteri umbilikalis dan menjulur ke dalam vilus plasenta. Aliran darah janin yang melewati
pembuluh ini dipisahkan dari darah ibu hanya oleh lapisan korion tipisyang membentukvilus plasenta. Darah ibu masuk melalui
arteriol ibu, lalu mengalir membentuk genangan darah di ruang antarvilus. Di sini, terjadi pertukaran antara darah janin dan ibu
sebelum darah janin mengalir melalui vena umbilikalis dan darah ibu keluar melalui venula ibu.
(Sumber'. Bagian (a) diadaptasi dari Cecie Slarr, Biology: Concepts and Applications,4th ed., Gbr.38.25b, h.655. Hak cipta @ 2000
Brooks/Cole).
Setiap vilus plasenta berisi kapiler mudigah (kemudian tangan anda dari air. Dengan cara serupa, hanya jaringan
janin) yang dikelilingi oleh satu lapisan tipis jaringan korion, korion tipis (plus dinding kapiler janin) yang memisahkan
yang memisahkan darah mudigah/janin dari darah ibu di darah janin dan ibu. Semua pertukaran antara kedua aliran
ruang antarvilus. Darah ibu dan janin tidak benar-benar darah berlangsung menembus sawar yang sangat tipis ini.
bercampur, tetapi sawar di antara keduanya sangatlah dpis. Keseluruhan sistem struktur ibu (desidua) dan janin (korion)
Untuk membayangkan hubungan ini, pikirkanlah tangan yang saling terkait ini membentuk plasenta.
anda (pembuluh darah kapiler janin) dalam sarung tangan Meskipun belum sempurna, plasenta telah terbentuk
karet (jaringan korion) yang terbenam di dalam air (genangan dan bekerja pada lima minggu setelah implantasi. Pada saat
darah ibu). Hanya sarung tangan karet yang memisahkan ini, jantung mudigah sudah memompa darah ke dalam vilus
852 Bab 20
Konsep, Tantangan, dan Kontroversi
Cara dan Alat Kontrasepsi
Kata kontrasepsi merujuk kepada penentuan waktu sulit dilakukan serupa dengan diafragma. Cincin di
proses menghindari kehamilan selagi dan sebagian sperma mungkin telah ujung terbuka kantung diletakkan
melakukan hubungan seks. Tersedia keluar dari uretra sebelum ejakulasi. di luar vagina di atas genitalia
sejumlah metode kontrasepsi yang Kontrasepsi ki m i awi, misalnya gel, eksterna.
beragam tingkat kemudahan pema- busa, krim, dan supositoria I Sterilisasi, yaitu pemutusan secara
kaian dan efektivitasnya (lihat tabel spermisida ("pembunuh sperma"), bedah duktus deferens (vasektomi)
penyerta). Metode-metode ini dapat jika dimasukkan ke dalam vagina pada pria atau tuba uterina (/4gasl
dikelompokkan menjadi tiga kategori bersifat toksik bagi sperma selama tuba) pada wanita, dianggap
berdasarkan caranya mencegah sekitar satu jam setelah pemakaian. sebagai metode permanen untuk
kehamilan: menghambat transpor Metode sawar secara mekanis mencegah penyatuan sperma dan
sperma ke ovum, mencegah ovulasi, mencegah transpor sperma ke tuba ovum.
atau menghambat implantasi. Setelah uterina. Bagi pria, kondom adalah
meneliti cara paling umum pencapaian suatu selubung karet atau lateks Pencegahan Ovulasi
kontrasepsi oleh masing-masing cara kuat dan tipis yang dipasang pada I Kontrasepsi oral, alau pil KB, yang
ini, kita akan melihat sekilas kemung- penis yang ereksi sebelum ejakulasi hanya dapat diperoleh dengan
kinan kontrasepsi di masa mendatang, untuk mencegah sperma masuk ke resep, mencegah ovulasi terutama
sebelum menyimpulkan dengan dalam vagina. Bagi wanita, dengan menekan sekresi
pembahasan tentang pengakhiran diafragma, yang harus dipasang gonadotropin. Pil ini, yang
kehamilan yang tidak diinginkan. oleh petugas terlatih, adalah suatu mengandung steroid sintetik mirip
kubah karet lentur yang dimasuk- estrogen dan mirip progesteron,
Penghambatan Transpor Sperma ke kan melalui saluran vagina dan diminum selama tiga minggu, baik
Ovum diletakkan di atas serviks untuk dalam kombinasi atau berurutan,
I Kontrasepsi alami atau metode menghambat masuknya sperma ke dan kemudian dihentikan selama
irama dalam kontrol kelahiran dalam kanalis servikalis. Diafragma seminggu. Steroid ini, seperti
mengandalkan abstinensi (tidak ini ditahan di tempatnya dengan steroid alami yang diproduksi
melakukan hubungan seks) selama melekat ke dinding vagina dan selama siklus ovarium, menghambat
masa subur wanita. Wanita dapat harus dibiarkan selama paling GnRH dan selanjutnya sekresi FSH
memperkirakan kapan ovulasi sedikit 6 jam tetapi jangan lebih dan LH. Akibatnya, pematangan
terjadi dengan mencatat secara dari 24 jam setelah berhubungan folikel dan ovulasi tidak terjadi
cermat siklus haid mereka. Namun seks. Metode sawar sering sehingga konsepsi mustahil
karena siklus bervariasi maka cara digunakan bersama dengan bahan berlangsung. Endometrium
ini tidak terlalu efektif. Waktu spermisida untuk meningkatkan berespons terhadap pemberian
ovulasi dapat ditentukan secara efektivitas. Cervical cap adalah steroid eksogen dengan menebal
lebih tepat derlgan mencatat suhu alternatif untuk diafragma yang dan mengembangkan kapasitas
tubuh setiap pagi sebelum bangun. baru dikembangkan. Cervical cap, sekretorik, seperti yang terjadi pada
Suhu tubuh sedikit meningkat yang lebih kecil daripada diafragma keadaan normal. Ketika steroid
sekitar satu hari setelah ovulasi. dan dilapisi oleh spermisida, sintetik ini dihentikan setelah tiga
Metode irama suhu tidak berman- menutupi serviks dan tertahan di minggu. lapisan dalam endome-
faat dalam menentukan kapan tempatnya oleh adanya hisapan. trium terlepas dan terjadi haid,
hubungan seks aman dilakukan Kondom wanita (atau vaginal seperti yang normalnya terjadi pada
sebelum ovulasi tetapi cara ini pouch) adalah metode sawar degenerasi korpus luteum. Selain
bermanfaat dalam menentukan terbaru yang dikembangkan. lni menghambat ovulasi, kontrasepsi
kapan waktunya aman untuk adalah suatu kantung poliuretan oral mencegah kehamilan dengan
kembali melakukan hubungan seks silindris berukuran 7 inci yang meningkatkan kekentalan mukus
setelah ovulasi. tertutup di satu ujung dan terbuka serviks, yang menyebabkan
I Koitus interuptus adalah penge- di ujung lain dengan cincin fleksibel penetrasi sperma menjadi lebih
luaran penis dari vagina sebelum di kedua ujung. Cincin di ujung sulit, dan dengan menurunkan
ejakulasi terjadi. Namun metode ini buntu alat ini dimasukkan ke dalam kontraksi otot di saluran reproduksi
hanya efektif sebagian karena vagina dan terpasang pas di serviks, wanita, yang menghambat transpor
sperma ke tuba uterina. Kontrasepsi
oral telah terbukti meningkatkan
Angka Kegagalan Rata-Rata Berbagai Teknik Kontrasepsi risiko pembekuan intravaskular,
terutama pada wanita yang juga
AN G KA KEGAGALAN RATA-RATA merokok.
METODE KONTRASEPSI (KEHAMILAN SETAHUN/1 OO WANITA) I Beberapa metode kontrasepsi lain
mengandung hormon seks wanita
Tidak ada 90 dan bekerja seperti pil KB untuk
Metode alami (irama) 20-30 mencegah ovulasi. Metode-metode
Koitus interuptus 23 tersebut mencakup implantasi
jangka panjang subkutis ("di bawah
Kontrasepsi kimiawi 20 kulit") kapsul berisi hormon yang
Metode sawar 10-15 secara bertahap mengeluarkan
Kontrasepsi oral 2-2,5 hormon pada kecepatan hampir
tetap selama lima tahun dan koyo
Kontrasepsi implan 1
KB) yang
Alat kontrasepsi dalam rahim 4
(berlanjut)
mengandung hormon dan diserap kontrasepsi yang sudah ada, duktus deferens dengan suatu
melalui kulit. misalnya pil KB baru yang menekan pelarut akan menghilangkan efek
ovulasi dan haid selama berbulan- kontrasepsi tersebut.
Penghambatan lmplantasi
Secara medis, kehamilan belum
bulan. I Cara lain yang sedang diteliti adalah
dianggap dimulai sampai terjadi Teknik KB masa depan adalah kontrasepsi uniseks yang akan
implantasi. Menurut pandangan ini, i m u n o k o ntra sepsr-pema ka a n
i menghentikan sperma di jalurnya
setiap mekanisme yang mengganggu vaksin yang merangsang sistem dan dapat digunakan untuk pria
implantasi dikatakan mencegah imun untuk menghasilkan antibodi atau wanita. Berdasarkan temuan-
kehamilan. Namun, tidak semua terhadap protein tertentu yang temuan awal, idenya adalah
sependapat dengan pandangan ini. sangat penting dalam proses menggunakan obat penghambat
Sebagian beranggapan bahwa reproduksi. Efek kontraseptif vaksin Ca2* untuk mencegah masuknya Ca2*
kehamilan dimulai pada saat pembuah- diharapkan bertahan hingga satu ke dalam ekor sperma. Seperti di sel
an. Bagi mereka, setiap gangguan tahun. Sebagai contoh, saat ini otot, Ca2* mengaktifkan perangkat
terhadap implantasi adalah suatu sedang diteliti suatu vaksin yang kontraktil yang berperan dalam
bentuk aborsi. Karena itu, metode menginduksi pembentukan antibodi motilitas sperma. Tanpa Ca2*,
kontrasepsi yang mengandalkan terhadap gonadotropin korion sperma tidak dapat bergerak untuk
blokade implantasi lebih kontroversial manusia sehingga hormon penun- melakukan pembuahan.
jang korpus luteum yang esensial ini
daripada metode yang mencegah
terjadinya fertilisasi. tidak efektif jika terjadi kehamilan. Pengakhiran Kehamilan yang Tak
Kemungkinan Iain yang menjanji- Diinginkan
I Blokade implantasi paling sering kan adalah penghambatan I Jika metode kontrasepsi gagal atau
dilakukan dengan pemasangan oleh enzim-enzim akrosom sehingga tidak digunakan dan terjadi
dokter suatu intrauterine device sperma tidak dapat masuk ke dalam kehamilan yang tidak diinginkan,
(lUD; alat kontrasepsi dalam rahim, ovum. Peneliti lain telah mengem- wanita yang bersangkutan sering
AKDR) ke dalam uterus. Mekanisme bangkan vaksin eksperimental yang beralih ke aborsi untuk mengakhiri
kerja AKDR belum sepenuhnya membidik suatu protein yang kehamilan. Lebih dari separuh dari
dipahami, meskipun kebanyakan ditambahkan oleh epididimis ke sekitar 6,4 juta kehamilan di
bukti menunjukkan bahwa adanya permukaan sperma sewaktu Amerika Serikat setiap tahun adalah
benda asing di uterus memicu pematangan sel ini. tidak diinginkan, dan sekitar 1,6
respons peradangan lokal yang Beberapa peneliti sedang meng- juta dari jumlah tersebut berakhir
mencegah implantasi ovum yang eksplorasi cara-cara untuk meng- dengan aborsi. Meskipun penge-
telah dibuahi. hambat penyatuan sperma dan sel luaran mudigah/janin secara bedah
I lmplantasi juga dapat dihambat oleh telur dengan mengintervensi legal di Amerika Serikat, praktek
apa yang disebut sebagai morning- interaksi spesifik yang normalnya aborsi dipenuhi oleh kontroversi
after pill, yang juga disebut kontra- terjadi antara gamet pria dan emosional, etis, dan politis.
sepsi darurat. lstilah pertama sebenar- wanita. Sebagai contoh, saat ini I Pada akhir tahun 2000, di tengah
nya adalah salah kaprah, karena pil sedang diteliti bahan-bahan kimia kontroversi yang menghangat, "pil
ini dapat mencegah kehamilan jika yang dimasukkan ke dalam vagina aborsi", RU 486, alau mifepriston,
diminum dalam 72 jam setelah, untuk memicu pelepasan prematur diijinkan untuk digunakan di
bukan hanya pada pagi hari setelah enzim akrosom, menyebabkan Amerika Serikat, meskipun obat ini
hubungan seks tanpa pengaman. sperma tidak lagi memiliki cara sebenarnya sudah tersedia di
Bentuk kontrasepsi darurat yang untuk membuahi sel telur yang negara-negara lain sejak tahun
paling umum adalah suatu kit yang telah berovulasi. 1988. Obat ini mengakhiri kehamil-
berisi pil-pil KB dosis tinggi. Pil-pil ini, Sebagian peneliti sedang mencari an dini melalui intervensi kimiawi
yang hanya diperoleh dengan resep, cara untuk memanipulasi hormon dan bukan dengan pembedahan.
bekerja dengan cara berbeda untuk untuk menghambat produksi RU 486, suatu antagonis proges-
mencegah kehamilan bergantung sperma pada pria tanpa mengurangi teron, berikatan erat dengan
pada posisi wanita yang bersangkut- testosteron pria yang bersangkutan. reseptor progesteron di sel sasaran
an dalam siklus haidnya ketika ia Salah satu contoh kontrasepsi pria tetapi tidak memicu efek proges-
menggunakan obat ini. Pil ini dapat. yang sedang dikembangkan adalah teron yang biasa dan mencegah
menekan ovulasi atau menyebabkan kombinasi testosteron dan proges- progesteron berikatan dan
degenerasi prematur korpus luteum, tin yang menghambat GnRH dan menimbulkan efek. Jaringan
sehingga mencegah implantasi ovum hormon-hormon gonadotropik endometrium yang telah
yang telah dibuahi dengan menghen- sehingga sinyal yang merangsang berkembang, karena tidak
tikan dukungan hormon atas spermatogenesis lenyap. mendapat dukungan progesteron,
endometrium yang sedang tumbuh. Kemungkinan lain kontrasepsi pria terlepas dan membawa serta
Kit ini hanya digunakan dalam adalah sterilisasi kimiawi yang mudigah yang terimplantasi di
keadaan darurat-misalnya, jika dirancang untuk dapat dipulihkan, dalamnya. Pemberian RU 486 diikuti
kondom bocor atau pada kasus tidak seperti sterilisasi bedah, yang dalam 48 jam oleh prostaglandin
perkosaan-dan jangan d gu nakan
i dianggap ireversibel. Dalam teknik yang menginduksi kontraksi uterus
sebagai pengganti metode eksperimental ini, suatu polimer untuk membantu mengeluarkan
kontrasepsi yang sedang digunakan. non-toksik disuntikkan ke dalam endometrium dan mudigah.
duktus deferens, tempat bahan
Kemungkinan di Masa Mendatang kimia tersebut mengganggu
I Di cakrawala telah terlihat berbagai kemampuan sperma melakukan
penyempurnaan teknik-teknik fertilisasi. Pembilasan polimer dari
854 Bab 20
plasenta serta ke jaringan mudigah. Sepanjang gestasi, darah hamil harus sangat berhati-hati terhadap kemungkinan pa-
janin secara terus-menerus mengalir antara vilus plasenta janan dari bahan apapun yang berpotensi merugikan.
dan sistem sirkulasi janin melalui arteri umbilikalis dan Piasenta juga memiliki fungsi penring lain-plasenta
vena umbilikalis, yang terbungkus di dalam korda umbili- adalah organ endokrin temporer selama kehamilan, suatu
kalis (tali pusat), suatu.penghubung antara janin dan pla- topik yang kini akan kita bahas.
senta (Gambar 20-26). Darah ibu di dalam plasenta secara
terus-meneru.s diganti oleh darah segar yang masuk melalui
arteriol-arteriol uterus; darah ibu lalu mengalir melalui ruang I Hormon yang dikeluarkan oleh plasenta
antarvilus, tempat darah tersebut bertukar bahan dengan berperan penting untuk rnempertahankan
darah janin di vilus sekitar, kemudian keluar melalui vena kehamilan.
uterina.
Sementara itu, selama waktu implantasi dan awal per- Bagian plasenta yang berasal dari janin memiliki kemampuan
kembangan plasenta, massa sel dalam membentuk rongga luar biasa untuk mengeluarkan sejumlah hormon steroid dan
amnion berisi cairan di antara korion dan bagian massa sel peptida yang esensial untuk mempertahankan kehamilan.
dalam yang ditakdirkan menjadi janin. Lapisan epitei yang Yang terpenting adalah ltuman chorionic gonadotropin (gona-
membungkus rongga amnion disebut kantung amnion, atau dotropin korion manusia), estrogen, dan ?rlgesteron (Tabel
amnion. Seiring dengan perkembangannya, kantung amnion 20-5). Plasenta, dengan berfungsi sebagai organ endokrin
akhirnya menyatu dengan korion, membentuk satu mem- utama pada kehamilan, bersifat unik di antara jaringan-
bran kombinasi yang mengelilingi mudigah/janin. Cairan di jaringan endokrin dalam dua aspek. Pertama, organ ini ber-
rongga amnion, cairan amnion (air ketuban), y"ng kompo- sifat transien. Kedua, sekresi hormon tidak dipengaruhi oleh
sisinya serupa dengan CES normal, mengelilingi dan menjadi kontrol ekstrinsik, berbeda dari mekanisme ketat yang sering
bantalan bagi janin sepanjang kehamilan (Gambar 20-25, kompleks yang mengarur sekresi hormon lain. Jenis dan
20-26. dan 20-27). kecepatan sekresi hormon plasenta bergantung terutama
pada tahap kehamilan.
FUNGSI PLASENTA
SEKRESI GONADOTROPIN KORION MANUSIA
Selama kehidupan intrauteri, plasenta melakukan fungsi sis-
tem pencernaan, sistem pernapasan, dan ginjal bagi janin Salah satu proses endokrin pertama adalah sekresi gonado-
"parasitik" ini. Janin memiliki sistem-sisrem organ ini tetapi tropin korion manusia (human chorionic gonadotropin,
di dalam lingkungan intrauteri sisrem-sisrem tersebut tidak
dapat (dan tidak perlu) berfungsi. Nutrien dan O, berdifusi
dari darah ibu mendmbus sawar tipis plasenta ke dalam darah rit
Tabel 20-5
Hormon Plasenta
r-roRMoN FU[IGSI
i4 u ma n Chorionic Gonadotropin (hCGl Mempertahankan korpus luteum kehamilan
Merangsang sekresi testosteron oleh testis mudigah XY
Fstrogen $uga dikeluarkan oleh korpus Merangsang pertumbuhan miometrium, meningkatkan kekuatan uterus untuk
lwteurn kehamilanl persalinan
Membantu mempersiapkan kelenjar mamaria untuk laktasi
Progesteron (juga dikeluarkan oleh Menekan kontraksi uterus agar Iingkungan perkembangan janin tenang
korBus luteum keharnilan') Mendorong pembentukan sumbat mukus serviks untuk mencegah kontaminasi
uterus
Membantu mempersiapkan kelenjar mamaria untuk laktasi
ttuman Chorianic Somatomarnmatropin Dipercayai mengurangi pemakaian glukosa oleh ibu dan mendorong penguraian
tmemiliki struktur serupa dengan simpanan lemak (serupa dengan hormon pertumbuhan) sehingga lebih banyak
hormon pertwrnbwhan dan prolaktin) glukosa dan asam lemak bebas dapat dialirkan ke janin
Membantu mempersiapkan kelenjar mamaria untuk laktasi (serupa dengan
prolaktin)
${elaksin (juga dikeluarkan oleh korpus Melunakkan serviks dalam persiapan untuk pembukaan serviks saat persalinan
!uteum kehamilanJ Memperlonggar jaringan ikat antara tulang-tulang panggul sebagai persiapan
untuk persalinan
PTI'irP (parafhyro id harmone- rel ated Meningkatkan kadar Ca2* plasma ibu untuk digunakan dalam kalsifikasi tulang
pep"dfde) plasenta janin; jika diperluka.n, mendorong disolusi lokal tulang ibu, memobilisasi simpanan
Ca'z* mereka untuk digunakan oleh janin yang sedang berkembang
855 Eab 20
untuk mengeluarkan kedua hormon penting ini? Jawabannya
adalah bahwa, karena berbagai sebab, plasenta tidak dapat
menghasilkan estrogen arau progesreron dalam .iumlah cukup Gonadotropin korion manusia (hCG)
pada trimester pertama kehamilan. Pada kasus estrogen, pla-
senta tidak memiliki sbmua enzim yang diperlukan untuk
membentuk hormon ini. Sintesis estrogen memerlukan in-
teraksi kompleks antara plasenta dan janin (Gambar 20-29).
=(E
o)
Plasenta mengubah hormon androgen yang diproduksi oleh c(g
korteks adrenal janin, dehidroepiandrosteron (DHEA), men- (o
E
jadi estrogen. Plasenta tidak dapat menghasilkan esrrogen (o
sampai janin telah berkembang ke titik di mana korteks (E
Y
adrenalnya mengeluarkan DHEA ke dalam darah. Plasenta
mengekstraksi DHEA dari darah janin dan mengubahnya
menjadi estrogen, yang kemudian dikeluarkannya ke dalam
darah ibu. Estrogen primer yang disintesis dengan cara ini
adalah estriol, berbeda dari estrogen urama yang diproduksi
oleh ovarium, estradiol. Karena itu, pengukuran kadar estriol
dalam urin ibu dapat digunakan secara klinis menilai viabi- ol:r 2 3 4 s 6 7 8 etlo
litas janin. / Brlan setelah awal haid terakhir I
Pada kasus progesteron, plasenta dapat mensintesis Fertilisasi persalinan
hormon ini segera setelah implantasi. Meskipun plasenta dini Gambar 20-28
memiliki enzimyang diperlukan untuk mengubah kolesterol Laju sekresi hormon plasenta.
yang diekstraksi dari darah ibu menjadi progesreron, namun
plasenta ini belum menghasilkan banyak hormon ini, karena
jumlah produksinya setara dengan berat plasenta. Selama 10
minggu pertama kehamilan plasenta terlalu kecil untuk mampu meninggalkan sistem penunjang kehidupan dari
menghasilkan progesteron dalam jumlah yang memadai un- ibunya. Semenrara itu, sejumlah perubahan fisik terjadi pada
tuk mempertahankan jaringan endometrium. Peningkatan ibu untuk mengakomodasi kebutuhan selama kehamilan.
nyata progesteron dalam darah dalam tujuh bulan terakhir Perubahan yang paling nyata adalah pembesaran uterus
gestasi mencerminkan pertumbuhan plasenta selama periode Uterus mengembang dan bertambah beratnya lebih dari 20
ini. kali, di luar isinya. Payudara membesar dan memiliki ke-
mampuan untuk menghasilkan susu. Sistem-sistem tubuh di
luar sistem reproduksi juga melakukan berbagai perubahan
PERAN ESTROGEN DAN PROGESTERON DALAM
yang diperlukan. Volume darah meningkat sebesar 30o/o, dan
KEHAMILAN
sistem kardiovaskular berespons terhadap peningkatan kebu-
Seperti telah disebutkan, diperlukan konsenrrasi estrogen tuhan oleh massa plasenta yang terus tumbuh. penambahan
dan progesteron yang tinggi untuk mempertahankan keha- berat selama kehamilan hanya sebagian yang disebabkan
milan normal. Estrogen merangsang pertumbuhan miome- oleh berat janin. Sisanya terutama disebabkan oleh pening-
trium, yang ukurannya bertambah besar sepanjang keha- katan berat uterus, termasuk plasenta, dan bertambahnya
milan. Diperlukan otot uterus yang lebih kuat untuk volume darah. Aktivitas pernapasan meningkat sekitar 20yo
mengeluarkan janin sewaktu persalinan. Estriol juga mendo- untuk mengatasi kebutuhan tambahan pemakaian O, dan
rong perkembangan duktus-duktus di kelenjar mamaria, pengeluaran CO, dari janin. Pengeluaran urin meningkat,
yang akan dilalui oleh air susu sewaktu iaktasi. dan ginjal mengeluarkan zat-zar sisatambahan Jari janin.
Progesteron melakukan berbagai peran sepanjang keha- Meningkatnya kebutuhan metabolik janin yang sedang
milan. Fungsi utamanya adalah mencegah keguguran dengan tumbuh meningkatkan kebutuhan nutrisi bagi ibu. Secara
menekan kontraksi miometrium uterus. Progesteron juga umum, janin mengambil apa yang diperlukan dari ibunya,
mendorong pembentukan sumbat mukus di kanalis servi- meskipun hal ini menyebabkan ibu mengalami defisit nutrisi.
kalis, mencegah kontaminan vagina mencapai uterus. Yang Sebagai contoh, hormon piasenta human chorionic soma-
terakhir, progesteron plasenta merangsang perkembangan ton ammotropla (somatomamotropin korion manusia, hCS)
kelenjar susu di payudara, dalam persiapan untuk laktasi. diperkirakan berperan menyebabkan penurunan pemakaian
glukosa oleh ibu dan mobilisasi asam lemak bebas dari sim-
panan lemak ibu, serupa dengan efek hormon pertumbuhan
I Sistem tubuh ibu berespons
terhadap (lihat h. 741) (Pada kenyataannya, hCS memiliki struktur
peningkatan kebutuhan selama kehamilan. mirip dengan hormon pertumbuhan dan prolaktin serta
memperlihatkan kerja serupa). Perubahan-perubahan meta-
Masa gestasi (kehamilan) adalah sekitar 38 minggu dari bolik pada ibu yang dipicu oleh hCS menyebabkan glukosa
konsepsi (40 minggu dari akhir haid terakhir). Selama gestasi, dan asam lemak tersedia lebih banyak untuk dialihkan ke
mudigah/janin tumbuh dan berkembang hingga ke tahap ia janin. Juga, jika ibu tidak mengonsumsi cukup Ca2-, maka
t
I
Progesteron Progesteron I
I
DHEA+- DHEA<-- Deh idroepiandrosteron
I (DHEA)
I
Estrogen +- Estrogen
-
----+ Jalur sintesis progesteron plasenta
---'--------> Jalur sintesis estrogen plasenta
Gambar 20-2g
Sekresi estrogen dan progesteron oleh plasenta. Plasenta mengeluarkan, dalam jumlah yang semakin banyak, progesteron dan
estrogen ke dalam darah ibu setelah trimester pertama. Plasenta itu sendiri dapat mengubah kolesterol menjadi progesteron
tidak memiliki sebagian dari enzim yang dibutuhkan untuk mengubah kolesterol menjadi estrogen. Namun,
Qalur hijau) tetapi
plasenta dapat mengubah DHEAyang berasal dari kolesterol di korteks adrenal janin menjadi estrogen ketika DHEA mencapai
plasenta melalui darah janin Qalur biru).
hormon plasenta lainnya yang serupa dengan hormon para- lahir dengan melonggarkan jaringan ikat antara tulang-
tir oid, 1t arathyro id b o nn one-re late d p Et tide (PTH rp), me- tulang panggul.
mobilisasi Ca2- dari tulang ibu untuk menjamin kalsifikasi Sementara itu, janin bergeser ke bawah (janin "turun')
tulang-tulang janin (Thbel 20-5). dan dalam keadaan normal terorientasi sedemikian sehingga
kepala berkontak dengan serviks sebagai persiapan untuk
keluar melalui jalan lahir. Pada persalinan sungsang, seriap
I Perubahan selama akhir gestasi sebagai bagian tubuh selain kepala adalah bagian yang pertama kali
persiapan untuk persalinan. mendekati jalan lahir.
858 Bab 20
dan 20-30). Pertama, esrrogen kadar tinggi mendorong sin- tangan paru janin. Secara spesifik, kortisol merangsang sin-
tesis konekson di dalam sel-sel otot polos uterus. Hampir tesis surfaktan paru, yang mempermudah ekspansi paru dan
sepanjang kehamilan sel-sel miometrium ini tidak secara mengurangi kerja bernapas (lihat h. 513).
fungsional berkaitan. Konekson yang baru terbenruk disisip, Peningkatan Iaju sekresi DHEA oleh korteks adrenal
kan di membran plasma miometrium untuk membentuk sebagai respons terhadap CRH plasenta menyebabkan pe-
taut celah yang secara elektris menyatukan sel-sel otot polos ningkatan kadar sekresi esrrogen plasenta. Ingatlah bahwa
uterus sehingga mereka mampu berkontraksi secara terkoor- plasenta mengubah DHEA dari kelenjar adrenal
.ianin men-
dinasi (lihath. 77). jadi estrogen, yang kemudian masuk ke dalam aliran darah
Secara bersamaan, estrogen kadar tinggi secara drastis ibu (Gambar 20-29). Jika sudah cukup tinggi, estrogen ini
dan progresif meningkatkan lionsentrasi reseptor oksitosin di mengaktifkan proses-proses yang memulai persalinan. Ka-
miometrium. Bersama-sama, perubahan-perubahan miome- rena itu, durasi kehamilan dan persalinan ditentukan ter-
trium ini menyebabkan responsivitas uterus terhadap oksi- utama oleh kecepatan produksi CRH plasenta. Demikianlah,
tosin meningkat yang akliirnya memicu persalinan. "jam plasenta" menandai rentang waktu hingga persalinan.
Selain mempersiapkan uterus untuk persalinan, estro- Saat persalinan telah ditentukan sejak awal kehamilan,
gen kadar tinggi juga mendorong pembentukan prostaglan- dengan pelahiran pada titik akhir proses pematangan yang
din lokal yang berperan dalam pematangan serviks dengan terjadi sepanjang proses gestasi. Detik jam plasenta diukur
merangsang enzim-enzim serviks yang secara lokal mengurai- oleh laju sekresi plasenta. Seiring dengan kemajuan keha-
kan serat kolagen. Selain itu, berbagai prostaglandin itu sen- milan, kadar CRH dalam plasma ibu meningkat. para pene-
diri meningkatkan responsiviras urerus terhadap oksitosin. liti dapat secara akurat memperkirakan waktu persalinan
dengan mengukur kadar CRH plasma ibu bahkan sejak
akhir trimester perrama. Kadar yang lebih tinggi daripada
PERAN OKSITOSIN
. normal dilaporkan berkaitan dengan persalinan premarur,
Oksitosin adalah suatu hormon pepdda yang diproduksi sedangkan kadar yang lebih rendah daripada normal meng-
oleh hipotalamus, disimpan di hipofisis posterior, dan di- isyaratkan persalinan melewati jadwal. Hal ini dan data lain
bebaskan ke dalam darah dari hipofisis posterior pada sti- menunjukkan bahwa persalinan dimulai ketika kadar kritis
mulasi saraf oleh hipotalamus (lihat h.731). Oksitosin, suatu CRH plasenta tercapai. Kadar kritis CRH ini memasrikan
perangsang otor urerus yang kuat, berperan kunci dalam bahwa ketika persalinan dimulai, bayi telah siap hidup di luar
kemajuan persalinan. Namun, hormon ini semula bukan rahim. Hal ini dicapai melalui peningkatan secara bersamaan
dianggap sebagai pemicu persalinan karena kadar oksitosin kortisol janin yang diperlukan untuk pematangan paru dan
dalam darah tetap konstan mendekati awitan persalinan. estrogen yang diperlukan untuk menimbulkan perubahan-
Penemuan bahwa responsivitas uterus terhadap oksitosin perubahan pada uterus untuk memulai persalinan. Teka-teki
pada aterm adalah 100 kali dibandingkan wanita yang tidak yang masih tertinggal mengenai jam plasenta adalah, apa
hamil (karena meningkatnya konsentrasi resepror oksitosin yang mengontrol sekresi CRH?
miometrium) menyebabkan kesimpulan yang sekarang di-
terima luas bahwa persalinan dimulai ketika konsentrasi
PERAN PERADANGAN
reseptor oksitosin mencapai suatu ambang kritis yang me-
mungkinkan awitan kontraksi kuat terkoordinasi sebagai Yang menarik, riset-riset terakhir menunjukkan bahwa pera-
respons terhadap kadar oksitosin darah yang biasa. dangan berperan sentral dalam proses persalinan, baik pada
awitan persalinan aterm maupun persalinan prematur. Kunci
pada respons peradangan ini adalah pengaktifan nuclear
PERAN CORTICOTROPIN-RELEASING HORMONE factor rB (NF-rcB) di uterus. NF-rcB mendorong pem-
Selama ini para ilmuwan dibuat bingung oleh faktor-faktor bentukan sitokin-sitokin peradangan misalnya interleukin-g
yang meningkatkan sekresi estrogen plasenta. Riset-riset (lL-8) (lihat h. 474) dan prostaglandin yang rneningkatkan
teraklir telah memberi gambaran baru tentang mekanisme kepekaan uterus terhadap berbagai pembawa pesan kimiawi
yang mungkin berperan. Bukti mengisyaratkan bahwa pemicu kontraksi dan membantu melunakkan serviks. Apa
cortico tropin-re leasing hormone (CRH) yang dikeluarkan oleh yang mengaktifkan NF-rB sehingga terjadi rangkaian proses
plasenta bagian janin ke dalam sirkulasi ibu dan janin tidak peradangan yang membantu memulai persalinan? Berbagai
saja mendorong pembentukan estrogen plasenta, sehingga faktor yang berkaitan dengan awitan persalinan aterm dan
akhirnya menenrukan saar dimulainya persalinan, tetapi juga persalinan premarur dapat menyebabkan lonjakan NF-rB.
mendorong perubahan-perubahan di paru janin yang dibu- Faktor-faktor tersebut mencakup peregangan oror urerus
tuhkan untuk menghirup udara (Gambar 20-30). Ingatlah dan adanya protein surfaktan paru SP-A di cairan amnion.
bahwa CRH dalam keadaan normal dikeluarkan oleh hipo- SP-A mendorong migrasi makrofag janin ke uterus. Makro-
talamus dan mengatur pengeiuaran ACTH oleh hipofisis an- fag ini, selanjutnya, menghasilkan sitokin peradangan inter-
terior (lihat h.736 dan 766). Sebaliknya, ACTH merangsang leukin 1B QL-lp) yang mengaktifkan NF-rB. Dengan cara
pembentukan kortisol dan DHEA oleh korteks adrenal. ini, pematangan paru janin ikut serta memulai persalinan.
Pada janin, banyak CRH yang berasal dari plasenta dan CATAIAN KLINIS. Persalinan premarur dapat dipicu
bukan semata-mata dari hipotalamus janin. Sekresi kortisol oleh infeksi bakteri dan reaksi alergik yang mengaktifkan
tambahan yang dirangsang oleh CRH mendorong pema- NF-tcB. Demikian juga, kehamilan multijanin berisiko
f-Hii--fl---i-g.t d- l
t ___,r9rr_____
+
--1rL-18--_l
trlrr.*lp-_gl tr"i:ffifis
-'------}
+l Memicu
/------:-----
t .--
I
r-
_!111:T___, awitan
persalinan
+ -Pb*"ntr
+
f- ls"-f_"llrrrar.-'f"rtan---l
t ____!gru _J
F"rub"h"" DllEl-l
I menjadi estrogen I
f-JrL I
+ +
F"r"tt s""j-p*;-l
I sebagai persiapan I
I untuk menghirup
udara
i
I l
(_- -____l
ft-r-rt-"bh
I antara sel-sel
-'l
f-t1"":e,a.--.l
o' .-l
I .l'9r!.
f;;;l
oKsrtosrn
t rlrqrul I
t -t t
prostaqlandin
|
)
I
F'"fi;;
+ +
J Responsivitas
uterus terhadap
I kontraksi sebagai I
Berperan
dalam kemajuan
+ Tanda panah biru menunjukkan persalinan
rangkaian kejadian yang
menyebabkan dimulainya persalinan
Gambar 20-30
lnisiasi dan perkembangan persalinan.
860 Bab 20
mengalami persalinan premarur, mungkin karena peningkatan cukup lebar untuk dilalui kepala. Pada kasus ini, tanpa
peregangan uterus memicu pengaktifan dini NF-rcB. intervensi medis kepala bayi akan tersangkut di belakang
lubang serviks yang sempit.
I Tahap hedua.Tahap kedua persalinan, pengeluaran bayi
I Persalinan berlangsung melalui siklus umpan yang sebenarnya, dimulai setelah dilatasi (pembukaan) ser-
balik positif. viks lengkap. Ketika bayi mulai bergerak melewati serviks
dan vagina, resepror,reseptor regang di vagina mengaktifkan
Setelah estro$en kadar tinggi dan berbagai sitokin inflamasi suatu refleks saraf yang memicu kontraksi dinding abdomen
meningkatkan kepekaan uterus terhadap oksitosin hingga ke secara sinkron dengan kontraksi uterus. Kontraksi abdomen
suatu tingkat kritis dan kontraksi urerus yang teratur telah ini sangat meningkatkan gaya yang mendorong bayi melewati
dimulai, kontraksi miometrium ini secara progresif bertambah jalan lahir. Ibu dapat membantu mengeluarkan bayinya
sering, kuat, dan lama sepanjang persa.linan sampai isi uterus dengan secara sengaja mengontraksikan otot-otot abdomen-
dikeluarkan. Pada awal persalinan, kontraksi berlangsung 30 nya bersamaan dengan kontraksi uterus (yairu, "mengejan'
detik atau kurang dan terjadi setiap sekitar 25 sampai 30 menit; saat timbul nyeri persalinan). Tahap 2 biasanya jauh lebih
pada akhir persalinan, kontraksi tersebut berlangsung 60 singkat daripada tahap pertama dan berlangsung 30 sampai
sampai 90 detik dan terjadi setiap 2 sampai 3 menit.
90 menit. Bayi masih melekat ke plasenta oleh tali pusat saar
Seiring dengan kemajuan persalinan, terjadi siklus um- lahir. Thli pusat ini diikat dan dipotong, dengan punrung
pan balik positif yang melibatkan oksitosin dan prostaglandin akan menciut dalam beberapa hari untuk membentuk
serta seca-ra terus-menerus meningkatkan kontraksi miome- umbilikus (pusar).
trium (Gambar 20-30). Setiap kontraftsi uterus dimulai di I Tahap hetiga. Segera setelah bayi lahir, terjadi rangkaian
puncak uterus dan menyapu ke bawah, mendorong janin kontraksi uterus kedua yang memisahkan plasenta dari mio-
menuju serviks. Tekanan janin terhadap serviks menyebabkan metrium dan mengeluarkannya melalui vagina. Pelahiran
dua hal. Pertama, kepala janin mendorong sewiks yang telah plasenta, atau afterbirth, merupakan tahap ketiga persalinan,
lunak dan menyebabkan kanalis servikalis membuka. Kedua, biasanya merupakan tahap paling singkat yaitu selesai dalam
peregangan serviks merangsang pelepasan oksitosin melalui 15 sampai 30 menit setelah bayi lahir. Setelah plasenta di-
refleks neuroendokrin. Sdmulasi reseptor-reseptor di serviks keluarkan, kontralai miometrium yang berkelanjutan me-
sebagai respons terhadap tekanan janin menyebabkan pengi-
nyebabkan pembuluh darah uterus yang mengalir ke tempat
riman sinyal saraf melalui medula spinalis ke hipotalamus, perlekatan plasenta terjepit untuk mencegah perdarahan.
yang selanjutnya memicu pelepasan oksitosin dari hipofisis
posterior. Oksitosin tambahan ini menyebabkan kontraksi INVOLUSI UTERUS
uterus menjadi lebih kuat. Akibatnya janin terdorong lebih
Setelah pelahiran, uterus menciut ke ukuran pragestasinya,
kuat menekan serviks, merangsang pelepasan lebih banyak
suatu proses yang dikenal sebagai involusi, yang berlangsung
oksitosin, dan demikian sererusnya. Siklus ini bertambah kuat
empat sampai enam minggu. Selama involusi, jaringan endo-
karena oksitosin merangsang produksi prostaglandin oleh de-
metrium yang tertinggal dan tidak dikeluarkan bersama pla-
sidua. Sebagai perangsang miometrium yang kuat, prostaglan-
senta secara bertahap mengalami disintegrasi dan terlepas,
din meningkatkan kontraksi uterus lebih lanjut. Sekresi oksi-
menghasilkan duh vagina yang disebut lokia dan terus keluar
tosin, produksi prostaglandin, dan kontralai urerus terus
selama tiga sampai enam minggu setelah persalinan. Setelah
meningkat melalui umpan balik positif sepanjang persalinan
periode ini, endometrium pulih ke keadaan sebelum hamil.
sampai kelahiran janin melenyapkan tekanan pada serviks.
Involusi rerutarna disebabkan oleh penurunan tajam
estrogen dan progesteron darah saat plasenta sebagai sumber
TAHAP PERSALINAN steroid ini keluar ketika persalinan. Proses ini dipercepat pada
Persalinan dibagi menjadi tiga tahap: (1) dilatasi serviks, (2) ibu yang menyrsui bapnya, karena terjadi pelepasan oksitosin
pelahiran bayi, dan (3) pelahiran plasenta (Gambar 20-31). akibat rangsang hisapan di puting papdara. Selain berperan
Pada permulaan persalinan atau suatu waktu pada tahap pnting dalam menyrrsui, pelepasan oksitosin yang dipicu oleh
pertama, membran yang membungkus kantung amnion, menyrrsui ini mendorong kontraksi miometrium yang mem-
atau "kantung air", pecah. Cairan amnion (air ketuban) yang bantu mempertahankan tonus otot uterus, mempercepat invo-
keluar dari vagina membanru melumasi jalan lahir. lusi. Involusi biasanya tuntas dalam waktu sekitar empat minggu
pada ibu yang menfrsui tetapi memerlukan hingg" sekiL
I Tahap pertama. Selama tahap pertama, serviks dipaksa
enam minggu pada mereka yang ddak meny'usui bayrnya.
melebar untuk mengakomodasi garis tengah kepala bayi,
biasanya hingga maksimal 10 cm. Tahap ini adalah yang
paling lama, berlangsung dari beberapa jam sampai 24 jam I Laktasi memerlukan masukan sinyal berbagai
pada kehamilan pefiama. Jika bagian tubuh lain janin selain hormon.
kepala yang menghadap ke serviks maka bagian tersebut
biasanya kurang efektif daripada kepala untuk "membelah" Sistem reproduksi wanita menunjang kehidupan bayi sejak
serviks. Kepala memiliki garis rengah terbesar pdda tubuh konsepsi, semasa gestasi, hingga tahap awal kehidupan di
bayi. Jika bayi mendekati jalan lahir dengan kaki terlebih luar rahim. Susu (atau ekivalennya) merupakan nuffien esen-
dahulu maka kaki mungkin tidak dapat melebarkan serviks sial bagi kelangsungan hidup bayi. Karena itu, selama gestasi
Uretra
Vagina
--.j
Serviks .;:;.
Rektum
"l
Serviks yang melebar parsial I
(b)
Gambar 20-31
Tahap-tahap persalinan. (a) Posisi janin menjelang akhir kehamilan. (b) Tahap-tahap persalinan.
kelenjar mamaria, atau payrdara dipersiapkan untuk lak- tinggi merangsang pembentukan alveolus-lobulus. Pening-
tasi (pembentukan susu). katan konsentrasi prolaktin (suatu hormon hipofisis anterior
Payudara pada wanita yang tidak hamil terutama terdiri yang dirangsang oleh peningkatan kadar estrogen) dan
dari jaringan lemak dan sistem duktus rudimenter. Ukuran human chorionic somatomAmmotropin (suatu hormon pla-
payudara ditentukan oleh jumlah jaringan lemak, yang tidak snta yang memiliki struktur serupa dengan hormon per-
ada kaitannya dengan kemampuan menghasilkan air susu. tumbuhan dan prolaktin) juga ikut berperan dalam perkem-
bangan kelenjar mamaria dengan menginduksi sintesis
PERSIAPAN PAYUDARA UNTUK LAKTASI enzim-enzim yang dibutuhkan untuk memproduksi susu.
862 Bab 20
I Pelepasan ohsitosin dan penyemprotan susu. Bayi tidak
Jaringan lemak dapat secara langsung menghisap susu keluar dari lumen
alveolus. Susu harus secara aktif diperas keluar alveolus dan
masuk ke duktus dan menuju ke puting payudara, oleh
kontraksi sel-sel mioepitel khusus (sel epitel mirip otot) yang
mengelilingi setiap alveolus (Gambar 20-32b). penghisapan
payudara oleh bayi merangsang ujung saraf sensorik di pu-
ting, menimbulkan potensial alai yang merambat melalui
Puting
payudara
Tabel 2o-5
Kerja Estrogen dan Progesteron
ESTROGEN
PROGESTERON
STIMULASI LAKTASI OLEH PENGHISAPAN
Mempersiapkan lingkungan yang sesuai untuk memelihara
Setelah produksi susu dimulai setelah persalinan, dua hor-
mudigah/janin yang sedang tumbuh
mon berperan penring untuk mempertahankan laktasi: (1)
Mendorong pembentukan sumbat mukus tebal di kanalis
prolaktin, yang meningkatkan sekresi susu, dan (2) ohsitosin, servikalis
yang menyebabkan ejeksi (penyemprotan) susu. Penyempro-
Menghambat sekresi GnRH hipotalamus dan gonadotropin
tan susu, atar milh letdoun, merujuk kepada ekspulsi paksa Merangsang perkembangan alveolus di payudara selama
susu dari lumen alveolus keluar melalui duktus. Pelepasan gestasi
kedua hormon ini dirangsang oleh refleks neuroendokrin Menghambat efek prolaktin yang merangsang pengeluaran
yang dipicu oleh penghisapan puting payudara oleh bayi susu selama gestasi
(Gambar 20-33). Marilah kita bahas masing-masing hormon Menghambat kontraksi uterus selama gestasi
tersebut secara lebih detil.
864 Bab 20
I , IgA sehretorik, suatu jenis khusus antibodi, terdapat dicurahkan kepada bayinya dan bukan dibagi dengan
dalam jumlah besar di ASI. IgA sekretorik terdiri dari dua mudigah baru.
molekul antibodi IgA (lihat h. 459) yang disatukan oleh
apa yang disebut sebagai komponen sekretorik yang PENGHENTIAN PRODUKSI SUSU SAAT PENYAPIHAN
membantu melindungi-antibodi dari destruksi oleh getah
Ketika bayi disapih, terjadi dua mekanisme yang berperan
lambung bayi yang asam dan enzim-enzim pencernaan.
menghentikan produksi susu. Perrama, ranpa penghisap-
Koleksi antibodi IgA yang diterima oleh bayi yang men-
an, sekresi prolaktin tidak terangsang sehingga stimulus
dapat ASI ditujukan secara spesifik terhadap patogen
utama untuk sintesis dan sekresi susu yang berkelanjutan
rertentu di lingkungan ibu-dan, karenanya, di lingkungan
lenyap. Juga, karena tidak terjadi penghisapan dan tidak
bayi itu .juga. Karena itu, antibodi-antibodi ini melindungi
terjadi pelepasan oksitosin maka milh letdown tidak terjadi.
bayi dari mikroba infeksi yang kemungkinan besar dijum-
Karena produksi susu tidak langsung berhenti maka ter-
pai oleh bayi tersebut.
jadi akumulasi susu di alveolus dan menyebabkan payu-
I Sebagian komponen dalam ASI, misalnya mukus, me-
dara membengkak. Tekanan yang terbentuk kemudian
lekat ke mikroorganisme yang berpotensi menjadi patogen,
bekerja langsung pada sel epitel alveolus untuk menekan
mencegahnya melekat ke dan menembus mukosa usus.
produksi susu lebih lanjut. Karena itu, berhentinya laktasi
I Lahtoferin adalah konstituen ASI yang menghambat
saat penyapihan terjadi karena tidak adanya rangsangan
pertumbuhan bakteri berbahaya dengan mengurangi keter-
terhadap sekresi prolaktin dan oksitosin oleh penghisapan
sediaan besi, suatu minerai yang dibutuhkan untuk perkem-
bayi.
bangbiakan patogen-patogen ini (lihat h. 453).
I Fahtor bif.dus pada ASI, berbeda dari laktoferin, men-
dorong multiplikasi mikroorganism nonparogen Lactoba-
cillus btfdus di saluran cerna bayi. Pertumbuhan bakteri tak
I Akhir adalah suatu permulaan yang
baru.
berbahaya ini membantu mendesak pertumbuhan bakteri
yang berpotensi merugikan. Reproduksi adalah topik yang tepar untuk mengakhiri pem-
I Komponen-komponen lain dalam ASI mendorong pe- bahasan kita tentang fisiologi dari sel hingga sistem. Sel
matangan sistem pencernaan bayi sehingga bayi lebih tahan tunggal yang terbentuk dari penyatuan gamet pria dan wa-
terhadap bakteri dan virus penyebab diare. nita membelah secara mitotis dan berdiferensiasi menjadi
I Masih ada faktor-faktor lain dalam ASI yang belum individu multisel yang terbentuk dari sejumlah sistem tubuh
diketahui yang mempercepat perkembangan kemampuan berbeda yang berinteraksi secara kooperatif untuk memper,
sistem imun bayi. tahankan homeostasis (yaitu, stabilitas lingkungan internal).
Karena itu, ASI membantu melindungi bayi dari penyakit Semua proses homeostatik yang bersifat menunjang ke-
melalui beragam cara. hidupan yang disajikan di buku ini akan kembali berulang
Sebagian studi mengisyaratkan bahwa selain manfaat pada permulaan sebuah kehidupan baru.
ASI selama masa bayi, meyusui juga dapat mengurangi risiko
timbulnya penyakit tertentu pada kehidupan selanjutnya.
Contohnya adalah alergi misalnya asma, penyakit otoimun PERSPEKTIF BAB lNl: FOKUS PADA
misalnya diabetes melitus tipe I, dan kanker misalnya lim-
HOMEOSTASIS
foma.
Bayi yang mendapat susu formula yang terbuat dari Sistem reproduksi bersifat unik karena tidak esensial untdk
susu sapi atau bahan lain tidak memiliki keunggulan protek- homeostasis atau kelangsungan hidup individu tetapi esensial
tif yang diberikan oleh susu ibu dan, karenanya, memper- untuk mempertahankan kehidupan dari generasi ke generasi.
lihatkan peningkatan insidens infeksi saluran cerna, saluran Reproduksi bergantung pada penyaruan gamet pria dan
napas, dan telinga daripada 6ayiyang mendapat ASI. Saluran wanita (sel reproduktif), yang masing-masing mengandung
cerna neonatus juga lebih siap mengolah susu manusia dari- separuh set kromosom, untuk membentuk individu baru
pada susu formula yang berasal dari susu sapi sehingga bayi dengan set lengkap kromosom yang unik. Tidak seperti sis-
yang mendapat susu botol cenderung lebih sering mengalami tem tubuh lain, yang pada hakikatnya sama pada kedua jenis
gangguan pencernaan. kelamin, sistem reproduksi pria dan wanita sangat berbeda,
sesuai dengan peran mereka yar'g berbeda dalam proses
KEUNTUNGAN MENYUSUI BAGI IBU reproduksi.
Menyusui juga menguntungkan bagi ibu. Pelepasan oksi- Sistem pada pria dirancang untuk secara rerus-menerus
tosin yang dipicu oleh menyusui mempercepat involusi menghasilkan sejumlah besar spermatozo^ yang dapat ber-
uterus. Selain itu, penghisapan oleh bayi menekan siklus gerak yang akan diberikan kepada wanita selama tindakan
haid dengan menghambat sekresi LH dan FSH, mungkin seks. Gamet pria harus diproduksi dalam jumlah banyak
dengan menghambat GnRH. Karena itu, laktasi cenderung karena dua alasan: (1) Hanya sebagian kecil spermarozoa
mencegah ovulasi, menurunkan kemungkinan kehamilan yang bertahan hidup selama perjalanan berat melintasi
berikutnya (meskipun bukan cara kontrasepsi yang handal). saluran reproduksi wanita ke rempar pembuahan; dan (2)
Mekanisme ini memungkinkan semua sumber daya ibu diperlukan kerja sama banyak spermarozoa untuk meluruh-
RINGKASAN BAB
Pendahuluan (h. Slf -819) keberadaan faktor-faktor maskulinisasi, terbentuk sistem
I Kedua jenis kelamin menghasilkan gamet (sel reproduksi), reproduksi pria; tanpa keberadaan faktor-faktor tersebut,
sperma pada pria dan ovum (sel telur) pada wanita, terbentuk sistem reproduksi wanita. (Lihatlah Gambar
masing-masing mengandung saru anggora dari setiap 23 20-4, 20-5, dan 20-6).
pasang kromosom yang ada pada sel manusia. Penyatuan
sperma dan ovum saat pembuahan menghasilkan individu Fisiologi Reproduksi Pria (h. 8f 9-328)
baru dengan 23 pasangan lengkap kromosom, separuh I Gstis terletak di skrotum. Suhu yang lebih dingin di
dari ayah dan separuh dari ibu. (Lihatlah Gambar 20-3). skrotum daripada di rongga abdomen merupakan hal
I Sistem reproduksi pada pria dan wanita berbeda secara esensial bagi spermarogenesis.
anatomis dan fungsional. Pria menghasilkan sperma dan I Spermatogenesis (pembentukan sperma) terjadi di tubu-
menyalurkannya ke wanita. 'Wanita menghasilkan ovum, lus seminiferus tesris yang merupakan saluran yang sangar
menerima sperma, dan menciptakan lingkungan yang berkelok-kelok. (Lihatlah Gambar 20-7 dan 20-8).
sesuai untuk menunjang tumbuh kembang ovum yang I Sel Leydig di ruang interstisial antara tubulus-tubulus ini
telah dibuahi sampai individu baru tersebut dapat ber- mengeluarkan hormon seks pria testosteron ke dalam
tahan hidup sendiri di dunia luar. darah. (Lihatlah Gambar 20-/.
I Pada kedua jenis kelamin, sistem reproduksi terdiri dari I Testosteron disekresikan sebelum lahir untuk memasku-
(1) sepasang gonad, testis pada pria dan ovarium pada linisasi sistem reproduksi yang sedang terbentuk; kemu-
wanita, yaitu organ reproduksi primer yang menghasilkan dian sekresinya berhenti sampai pubertas, saat sekresi
gamet dan mengeluarkan hormon-hormon seks; (2) sa- kembali dimulai dan berlanjut seumur hidup. Gstosteron
luran reproduksi yang terdiri dari sistem duktus yang berperan dalam pematangan dan pemeliharaan keseluruh-
menyalurkan dan/atau menampung gamet setelah dipro- an saluran reproduksi pria, pembentukan karakteristik
duksi; dan (3) kelenjar seks tambahan yang menghasilkan selrs sekunder, dan libido. (Lihatkh Tabel20-t).
sekresi untuk menunjang gamet. Bagian sistem reproduksi I Testis diatur oleh hormon hipofisis anrerior, luteinizing
yang terlihat dari luar membentuk geniralia eksterna. hormone (LH) dan follicle-stimulating bormone (FSH).
(Lihatlah Gambar 20-l dan 20-2). Hormon-hormon gonadotropik ini, selanjutnya, dikon-
I Karakteristik seks sekunder adalah gambaran yang mem- uol oleh gonadotropin-releasing hormone (GnRH) hipota-
bedakan antara pria dan wanita yang tidak secara lang- lamus. (Lihathh Gambar 20-10).
sung berkaitan dengan reproduksi. I Sekresi tesrosteron diarur oleh stimulasi LH terhadap sel
I Penentuan jenis kelamin adalah suatu fenomena genetik Leydig, dan melalui mekanisme umpan balik negatif, tes-
yang bergantung pada kombinasi kromosom-kromosom tosteron menghambat sekresi gonadotropin. (Lihatkh
seks pada saat fertilisasi; kombinasi XY adalah pria genetik Gambar 20-10).
dan kombinasi )O( adalah wanita genetik. (Lihatlah Gam- I Spermatogenesis memerlukan testosteron dan FSH. Tes-
bar 20-4). tosteron merangsang pembelahan mitotik dan meiotik
I Istilah diferensiasi seks merujuk kepada perkembangan go- yang dibutuhkan untuk mengubah sel germinativum di-
nad, saluran reproduksi, dan genitalia eksterna masa mu- ploid yang belum berdiferensiasi, spermatogonia, menjadi
digah mengikuti garis pria atau wanita, yang menghasil- spermatid haploid yang belum berdiferensiasi. FSH me-
kan jenis kelamin anatomik yang dapat dilihat. Dengan rangsang remodeling spermarid menjadi spermatozoa
855 Bab 20
yang sangat khusus dan mampu bergerak. (Lihatlah eksitasi, fase plato, orgasme, dan resolusi. Perbedaan
Gambar 20-8). utama adalah bahwa wanita tidak berejakulasi.
f Spermatozoa terdiri dari bagian kepala yang berisi DNA I Selama respons seks wanita, bagian bawah vagina berkon-
dengan akrosom berisi enzim di bagian ujungnya untuk striksi menjepit penis, semenrara bagian atas mengem-
menembus ovum, bagian tengah yang mengandung pe- bang membentuk ruang unruk menampung sperma.
rangkat metabolik untuk menghasilkan energi, dan ekor
yang dapat bergerak seperti pecur. (Lihatlah Gambar Fisiologi Reproduksi Wanita (h. 833-866)
20-9). I Dalam keadaan tidak hamil, fungsi reproduksi wanita
I Di tubulus seminiferus juga terdapat sel Sertoli, yang dikontrol oleh sistem kontrol umpan balik negatif yang
melindungi, merawat, dan meningkatkan sel germinati- kompleks dan siklik antara hipotalamus (GnRH), hipofi-
vum sepanjang perkembangannya. Sel Sertoli juga menge- sis anterior (FSH dan LH), dan ovarium (estrogen, pro-
luarkan inhibin, suatu hormon yang menghambat sekresi gesreron, dan inhibin). Selama kehamilan, hormon,
FSH, melengkapi lengkung umpan balik ne garif . (Lihatlah hormon plasenta menjadi faktor pengonrrol urama.
Gambar 20-7b dan d dan 20-10). I Ovarium melakukan fungsi ganda dan saling terkait berupa
I Sperma yang masih imatur dibilas keluar tubulus semi- oogenesis (menghasilkan ovum) dan selresi estrogen dan
niferus ke dalam epididimis oleh cairan yang dikeluarkan progesteron. (Lihatlah Tabel 20-6, h. 563). Terdapat dua
oleh sel Sertoli- unit endokrin ovarium yang secara berurutan melaksana-
I Epididimis dan duktus deferens menyimpan dan meme- kan fungsi-fungsi tersebut: folikel dan korpus luteum.
katkan sperma serta meningkarkan morilitas dan fertili- I Dalam oogenesis terjadi langkahJangkah yang sama da-
tasnya sebelum ejakulasi. (Lihatlah Thbel20-2 dan Gambar lam replikasi kromosom dan pembelahan seperti pada
20-n. spermatogenesis, tetapi waktu dan hasil akhir sangar ber-
I Sewaktu ejakulasi, sperma bercampur dengan sekresi yang beda. Spermatogenesis selesai dalam waktu dua bulan,
dikeluarkan oleh kelenjar-kelenjar aksesorius. (Lihatkh sementara tahap-tahap serupa dalam oogenesis terjadi da-
Tabel 20-2). lam waktu anrara usia 12 sampai 50 tahun secara siklik,
I Vesikula seminalis menyalurkan fruktosa untuk energi dari awal pubertas hingga menopause. Seorang wanira
dan prostaglandin, yang meningkatkan motilitas oror po- lahir dengan jumlah sel germinativum yang terbatas dan
los saluran reproduksi pria dan wanita, untuk mening- umumnya tidak dapat diperbarui, semenrara pria pasca-
katkan transpor sperma. Cairan vesikula seminalis juga pubertas dapat menghasilkan rarusan juta sperma setiap
membentuk sebagian besar semen. hari. Setiap oosit primer hanya menghasilkan saru ovum
I Prostaglandin dihasilkan di seluruh tubuh, bukan hanya kaya sitoplasma disertai tiga badan polar hampir tanpa
di saluran reproduksi. Pembawa pesan kimiawi yang di- sitoplasma yang kemudian berdisintegrasi, sementara se-
temukan di mana-mana ini berasal dari asam arakidonat, tiap spermatosit primer menghasilkan empat spermatozoa
suatu komponen membran plasma. Dengan bekerja se- yang memiliki kemampuan hidup sama. (Lihatkh Gambar
cara parakrin, prostaglandin spesifik menimbulkan berba- 20-13 dan Gambar 20-8, h. 523).
gai efek lokal. (Lihatlah Gambar 20-I t dan Tabel 20-3). I Oogenesis dan sekresi estrogen berlangsung di dalam
I Kelenjar prostat menghasilkan cairan basa untuk me- suatu folikel ovarium selama paruh perrama setiap sildus
netralkan sekresi vagina yang asam. reproduksi (fase folikular) di bawa pengaruh FSH, LH,
I Kelenjar bulbouretra mengeluarkan mukus pelumas. dan estrogen. (Liharlah Gambar 20-14 sampai 20-18).
I Pada sekitar pertengahan siklus, folikel yang matang
Hubungan Seks Antara Pria dan'Wanita (h. 828-333) melepaskan sebuah ovum (ovulasi). Ovulasi dipicu oleh
I Tindakan seks pria terdiri dari ereksi dan ejakulasi, yaitu lonjakan LH yang ditimbulkan oleh estrogen kadar tinggi
bagian dari respons sistemik dan emosional yang lebih yang dihasilkan oleh folikel matang. (Lihatkh Gambar
luas yang mencirikan siklus respons seks pria. (Lihatlah 20-14, 20-16, dan 20-19).
Tabel 20-4). I Di bawah pengaruh LH, folikel yang telah kosong kemu-
I Ereksi adalah mengerasnya penis yang normalnya lunak dian diubah menjadi korpus luteum, yang menghasilkan
sehingga penis mampu menembus vagina wanita. Ereksi progesteron serta esrrogen selama paruh terakhir siklus
dicapai oleh vasokongesti hebar penis yang ditimbulkan (fase luteal). Unit endokrin ini mempersiapkan uterus
oleh vasodilatasi refeks arteriol-arteriol yang mendarahi untuk implantasi seandainya ovum yang dibebaskan di-
jaringan erektil penis. (Lihatlah Gambar 20-12). buah| (Lihatkh Gambar 20-14, 20-16, dan 20-20).
I Ketika rangsangan seks mencapai puncak terjadi ejakulasi. I Jika fertilisasi dan implantasi tidak terjadi maka korpus
Ejakulasi terdiri dari dua tahap: (1) emisi, pengosongan luteum berdegenerasi. Hilangnya dukungan hormon un-
semen (sperma dan sekresi kelenjar seks tambahan) ke tuk lapisan dalam endomerrium yang telah berkembang
dalam uretra; dan (2) penyemprotan semen dari penis. penuh ini menyebabkan lapisan tersebut berdisintegrasi
Yang terakhir disertai oleh serangkaian respons sistemik dan terlepas, menghasilkan darah haid. Secara bersamaan,
dan kenikmatan intens yang disebut sebagai orgasme. fase folikular baru kembali dimulai. (Lihatlah Gambar 20-
(Lihatlah Tabel 20-4). l4 dan 20-16).
I \Tanita mengalami siklus seks yang serupa dengan yang I Haid berhenti dan lapisan dalam uterus (endometrium)
terjadi pada pria, di.mana keduanya mengalami fase memulihkan diri di bawah pengaruh kadar estrogen yang
SOAL LATIHAN
Pertanyaan Obyektif (Jawaban di h. A-61) 8. Spermatogenesis berlangsung di dalam ... testis, dirang-
1. Sekresi testosteron pada hakikatnya berhenti dari lahir sang oleh hormon ... dan ...
sampai pubertas. (Benar atau salah?) 9. Deteksi ... di urin adalah dasar bagi uji diagnostik ke-
2. Seorang pria genetik mungkin saja memiliki penam- hamilan.
pakan anatomik wanita. (Benar atau salah) t0 Selama produksi estrogen oleh folikel, sel ... di bawah
3. Prostaglandin berasal dari asam arakidonat yang ter- pengaruh hormon ... menghasilkan androgen, dan sel
dapat di membran plasma. (Benar atau salah) ... di bawah pengaruh ... mengubah androgen ini men-
4. Sebagian besar pelumasan selama hubungan seks di- jadi estrogen.
hasilkan oleh wanita. (Benar atau salah?) 11 Sumber estrogen dan progesteron selama 10 minggu
5. \Tanita tidak mengalami ereksi. (Benar atau sahh?) pertama gestasi adalah ...
6. Kadar estrogen yang meningkat sedang menghambat I2 Mana dari pernyataan berikut mengenai distribusi kro-
sekresi tonik LH, sementara kadar estrogen yang dnggi mosom yang tidah tepat?
merangsang lonjakan LH. (Benar atau salah?) a. Semua sel somatik manusia mengandung 23 pa-
7. Jika sebuah folikel tidak mencapai kematangan selama sangan kromosom untuk jumlah diploid total 46
satu siklus ovarium maka folikel tersebut dapat.menye- kromosom.
lesaikan pematangannya pada siklus berikutnya. (Benar b. Setiap gamet mengandung 23 kromosom, saru ang-
atau salah?) gota dari masing-masing pasangan kromosom.
858 Bab 20
c. Selama pembelahan meiotik, anggota pasangan- 6. meningkatkan motilitas
pasangan kromosom mengelompokan diri mereka
dan fertilitas sperma
ke dalam kombinasi semula yang berasal dari ibu 7. menghasilkan fruktosa
dan ayah individu untuk pemisahan menjadi gamet 8. mengeluarkan fibrinogen
haploid.
9. mengeiuarkan
d. Penentuan jenis kelamin bergantung pada kombi- prostaglandin
nasi kromosom seks, dengan kombinasi XY menen-
tukan pria genetik dan )O( wanita genetik.
Pertanyaan Esai
e. Kandungan kromosom seks sperma yang membuahi
menentukan jenis kelamin anak.
1. Apa organ reproduksi primeg gamer, ir,rruron seks, sa-
13. Ketika korpus luteum berdegenerasi,
luran reproduksi, kelenjar seks tambahan, genitalia eks-
terna, karakteristik seks sekunder pada pria dan wanita?
a. kadar estrogen dan progesteron dalam darah turun
drastis
2. Tirliskan fungsi-fungsi reproduktif esensial pria dan
wanita!
b. sekresi FSH dan LH mulai meningkat karena efek
inhibisi steroid gonad telah hilang 3. Bahaslah perbedaan antara pria dan wanita dari aspek
jenis kelamin genetik, gonad, dan fenotipe!
c. endometriumterlepas
d. baik (a) maupun (b)
4. Bagian mana dari sistem reproduksi pria dan wanita
yang berkembang dari masing-masing struktur berikut:
e. semua benar
14. Dengan menggunakan kode jawaban di kanan, tunjuk-
tuberkulum genital, lipatan tretra, genital swelling,
duktus \folffii, dan duktus Miilleri?
kan kapan masing-masing kejadian berlangsung selama
siklus ovarium: 5. Apa makna fungsional letak testis di dalam skrotum?
1. pembentukan folikel a. terjadi selama 6. Bahaslah sumber dan fungsi testosteron!
antrum fase folikular
7. Jelaskan tiga tahap urama spermarogenesis! Bahaslah
2. sekresi progesteron b. terjadi selama fungsi masing-masing bagian dari sebuah spermatozoa!
3. haid fase luteal
Apa peran sel Sertoli?
4. sekresi estrogen c. terjadi baik 8. Bahaslah kontrol fungsi testis!
5. perbaikan dan proliferasi pada fase 9. Bandingkan tindakan seks pria dan wanital
endometrium folikular 10. Bandingkan oogenesis dengan spermatogenesis!
1 1. Jeiaskan proses-proses fase folikular dan luteal pada
6. peningkatan vaskularisasi maupun luteal
dln penyimpanan siklus ovarium! Hubungkan fase-fase siklus uterus
dengan fase-fase siklus ovariuml
glikogen di endomerrium
15. Cocokkan yang berikut: 72. Bagaimana ovum dan spermatozoa diangkut ke tempat
fertilisasi? Jelaskan proses fertilisasi!
l tempat penyimpanan a. epididimis dan
sperma
' duktus deferens
13. Jelaskan proses implantasi dan pembentukan plasenta!
14. Apa fungsi plasenta? Hormon apa y^ng dikeluarkan
2. memekatkan sperma b. kelenjar prostat
oleh plasenta?
serarus kali lipat c. vesikula
15. Apa peran gonadotropin korion manusia?
3. menyediakan enzim seminalis
16. Faktor apa yang berperan dalam memicu persalinan?
pembekuan d. kelenjar
Apa tahap-tahap persalinan? Apa peran oksitosin?
4. mengeluarkan cairan bulbouretra
17. Jelaskan faktor hormon yang berperan dalam laktasi!
basa e. penis
18. Ringkaskan kerja esrrogen dan progesteron!
5. mengandung jaringan
erektil
UNTUK DIRENUNGKAN
(Penjelasan di h. A-6f )
l. Hipotalamus mengeluarkan GnRH secara pulsatil (ber- pada ovulasi?. (Petunjuk: Hipofisis anterior "diprogram"
denyut) sekali setiap dua sampai tiga jam, tanpa sekresi untuk hanya berespons terhadap pola denyut GnRH
di antaranya. Konsentrasi GnRH darah bergantung pa- yang normal).
da frekuensi letupan sekresi ini. Saat ini sedang dilaku- 2. Tirmor testis yang terbentuk oleh sel interstisial Leydig
kan suatu penelitian tentang metode kontrasepsi baru kadang mengeluarkan resrosreron dalam jumlah 100
yang menjanjikan melibatkan pemberian obat mirip kali daripada normal. Jika tumor semacam ini timbul
GnRH. Bagaimana kira-kira cara kerja obat tersebut pada anak, maka anak tersebut akan tumbuh jauh lebih
sebagai kontrasepsi jika GnRH adaiah hormon hipora- pendek daripada potensi genetiknya. Jelaskan mengapal
lamus yang memicu rangkaian proses yang berujung Gejala apa lagi yang dapat ditemukan?
KASUS KLINIS
(Penjelasan di h. A-62) Mudigah yang sedang terbentuk terranam di tuba uterina
Maria A, yang sedang hamil dua bulan, mengalami keram dan bukan di endometrium urerus. Mengapa kehamilan ini
perut yang parah. Dokternya mendiagnosis kehamilan tuba: harus dihentikan dengan pembedahan?
870 Bab 20
Membran Plasma dan
Potensial Membran
PERLEKATAN ANTARSEL
ini dipertahankan oleh membran plasma, suatu
lapisan lemak dan protein yang sangat tipis serta
I Matriks ekstrasel
membentuk batas luar setiap sel dan membungkus
I Taut sel khusus: desmosom, taut erat, taut celah
kandungan intrasel. Selain berfungsi sebagai pengha-
GAMBARAN SINGKAT TRANSPOR MEMBRAN lang mekanis yang menahan molekul-molekul yang
I Pengaruh kelarutan lemak dan ukuran partikel
dibutuhkan tetap di dalam sel, membran plasma ju-
I Transpor aktif versus pasif ga berperan aktif menentukan komposisi sel dengan
TRANSPOR MEMBRAN TANPA BANTUAN secara selektif mengizinkan bahan-bahan rerrenru
I Difusi mengikuti penurunan gradien konsentrasi berpindah antara sel dan lingkungan. Selain mengon-
I Pergerakan mengikuti gradien listrik trol masuknya molekul nutrien dan keluarnya pro-
I Osmosis duk sekretorik dan bahan sisa, membran plasma juga
TRANSPOR MEMBRAN DENGAN BANTUAN mempertahankan perbedaan konsentrasi ion antara
I Transpor yang diperantarai oleh pembawa interior dan eksterior sel. Perbedaan ionik ini, seperd
I Transpor oleh vesikel yang akan anda pelajari, penting bagi aktivitas listrik
POTENSIAL MEMBRAN membran plasma. Membran plasma juga ikut serta
I Definisi potensial dalam menyatukan sel-sel untuk membentuk jaring-
an dan organ. Selain itu, struktur ini berperan kunci
I Dasar ionik potensial membran istirahat
dalam kemampuan sel berespons terhadap perubah-
an, arau sinyal, di lingkungan sel. Kemampuan ini
penting dalam komunikasi antarsel. Apapun jenis
selnya, fungsi umum membran ini sangat penting
bagi kelangsungan hidup sel, kemampuannya mela-
kukan aktivitas homeostatik khusus, dan kemampu-
annya bekerja sama secara terpadu dengan sel lain.
Banyak perbedaan fungsional antara berbagai jenis
sel disebabkan oleh variasi ringan dalam komposisi
membran plasma, yang sebaliknya memungkinkan
sel yang berbeda-beda berinteraksi dengan cara ber-
beda dengan lingkungan cairan ekstrasel yang pada
hakikatnya sama.
59
Membran plasma struktur trilaminar yang terdiri dari dua lapisan gelap yang
dipisahkan oleh satu lapisan terang di tengah (Gambar 3-1)
o (tri berarti "tigi' ; lamina berarti "lapisan'). Susunan spesifik
E
molekul yang membentuk membran plasma berperan
.9
-
6 menentukan gambaran "sandwich" tiga lapis ini.
I=
I Membran plasma adalah lapis ganda lemak cair
=c yang terbenam dalam protein.
oo
Kolin
Kepala
Fosfat
(polar, hidrofilik)
Gliserol
(nonpolar, hidrofobik)
Cairan
ekstrasel
Lapis ganda
lemak
CIS (air)
(b)
Gambar 3-2
Struktur dan susunan molekul fosfolipid dalam lapis ganda lemak. (a) Molekul fosfolipid. (b) Ketika berkontak dengan air,
molekul fosfolipid menyusun diri menjadi lapis ganda lemak dengan ujung polar berinteraksi dengan molekul air polar di
masing-masing permukaan dan ekor nonpolar semua menghadap ke interior lapis ganda. (c) Pandangan yang diperbesar dari
membran plasma yang membungkus sebuah sel, memisahkan CIS dari CE5.
(Sumber: Bagian (c) diadaptasi dari Cecie Starr dan Ralph Taggart, Biology: The Unity and Diversity of Life, ed 8. Gbr. 4.2c, h.56.
@ 1998Wadsworth Publishing Company).
60 Bab 3
nyukai air") karena dapat berinteraksi dengan molekul air, Karena sifat cairnya maka membran plasma memiliki
yang juga polar; ujung nonpolar bersifat hidrofobik ("takut integritas strukturai sekaligus fleksibilitas, memungkinkan sel
air") dan tidak akan bercampur dengan air. Molekul bersisi berubah bentuk. Sebagai contoh, sel otot berubah bentuk
dua tersebut menyusun diri membentuk lapis ganda lemak, ketika berkontraksi, dan sel darah merah harus banyak
suatu lapisan rangkap molekui-molekul lemak, jika berkon- mengubah bentuknya ketika melalui kapiler, pembuluh darah
tak dengan air (Gambar 3-2b) (bi berarti "dua"). Ekor hidro- paling halus, saru per satu.
fobik membenamkan diri di tengah menjauhi air, sedangkan Protein membran melekat atau tersisip di dalam lapis
kepala hidrofilik berjajar di kedua sisi dan berkontak dengan ganda lemak (Gambar 3-3). Sebagian dari protein ini mem-
air. Permukaan luar lapisan terpajan ke cairan ekstrasel (CES) bentang ke seluruh ketebalan membran. Protein lain hanya
sementara permukaan dalam berkontak dengan cairan intra- menempel di permukaan luar arau dalam; protein ini melekat
sel (CIS) (Gambar 3-2c). melalui interaksi dengan protein yang menembus membran
Lapis ganda lemak bukanlah suaru srrukrur kaku namun atau melalui perlekatan ke lapis ganda lemak. Membran
bersifat cair, dengan konsistensi lebih mirip minyak goreng plasma memiliki molekul lemak 50 kali lebih banyak dari-
daripada lemak padat. Fosfolipid, yang tidak disatukan oleh pada molekul protein. Namun, protein membentuk hampir
ikatan kimiawi yang kuat, dapat berputar cepat serra bergerak separuh dari massa membran karena protein fauh lebih besar
di separuh lapisan bagiannya. Pergerakan fosfolipid ini daripada lemak. Sifat cair lapis ganda lemak memungkinkan
menentukan sebagian besar fluiditas (sifat cair) membran. banyak protein membran mengapung bebas seperti "gunung
Kolesterol juga berperan dalam sifat cair serra stabilitas es" dalam "lautan" lemakyang bergerak, meskipun sitoskeleton
membran. Molekul kolesterol terselip di antara molekul- membatasi mobilitas protein yang melakukan fungsi khusus
molekul fosfolipid untuk mencegah rantai asam-asam lemak di daerah tertentu sel. Pandangan atas struktur membran ini
menyatu dan mengkristal, suatu proses yang akan secara dras- dikenal sebagai model mosaik cair, sebagai ruiukan untuk
tis mengurangi sifat cair membran. Melalui hubungan spasial sifat cair membran dan pola mosaik protein-protein yang
mereka dengan molekul fosfolipid, molekul kolesterol juga terbenam di dalam lapis ganda lemak yang terus-menerus
membantu menstabilkan posisi fosfolipid. berubah. (Mosaik adalah dekorasi permukaan yang dibuat
Qairan ekstrasel
Glilolipid
-,\ .
iv
f*r \
-t:1"\
ir-,{
\
Y,h
Garis gelap
I
RuanS terano
I
Garis gelap I
.r Salltfan] ,,
/
Gambaran yang,ter[ffdt '
Oairan intfasel dengan mikroskop elektroh
Gambar 3-3
Model mosaik cair struktur membran plasma. Membran plasma terdiri dari lapis ganda lemak dengan protein terbenam di
dalamnya. Sebagian dari protein ini terentang di seluruh ketebalan membran, ada yang terbenam sebagian di membran, dan
yang lain berikatan secara longgar dengan permukaan membran. Rantai pendek karbohidrat melekat ke protein atau lemak
hanya di permukaan luar.
62 Bab 3
Konsep, Tantangan, dan Kontroversi
Fibrosis Kistik: Defek Fatal pada Transpor Membran
Fibrosis kistik (FK), penyakit genetik maka sel-sel yang melapisi saluran ini terbukti memicu sel saluran napas
mematikan tersering di Amerika napas tidak dapat menyerap garam untuk menghasilkan mukus kental
Serikat, menyerang 1 dari setiap 2000 (NaCl) secara benar. Akibatnya terjadi lengket dalam jumlah berlebihan.
anak Kaukasus. Penyakit ini ditandai akumulasi garam dalam cairan yang Mukus mendorong pertumbuhan
oleh pembentukan mukus yang sangat melapisi saluran napas. bakteri, dan lingkaran setan berlanjut.
kental dan lengket. Yang paling Apa yang membingungkan para
terkena adalah saluran napas dan peneliti adalah bagaimana defek Masalah Pankreas
pankreas. Selain itu, pada pasien FK, duktus
saluran Cl ini dan akumulasi garam
yang ditimbulkannya menyebabkan pankreatikus yang menyalurkan sekresi
Masalah Pernapasan dari pankreas ke usus halus. tersumbat
masalah kelebihan mukus. Dua
Adanya mukus yang kerital dan oleh mukus kental. Karena pankreas
penemuan mutakhir mungkin telah
lengket di saluran napas menyebabkan memproduksi enzim-enzim yang
memberi jawaban, meskipun hipotesis-
udara sulit masuk dan keluar paru. penting dalam pencernaan makanan
nya masih perlu dibuktikan dan riset
Karena bakteri tumbuh subur di maka akhirnya terjadi malnutrisi. Di
mencari kemungkinan lain terus
timbunan mukus maka pasien FK samping itu, akibat akumulasi sekresi
dilakukan. Satu kelompok peneliti
sering mengalami infeksi pernapasan. pankreas di belakang sumbatan duktus
menemukan bahwa sel saluran napas
Pasien sangat rentan terhadap pankreatikus, terbentuk kista-kista
menghasilkan antibiotik alami,
Pseu domonas ae rug i nosa, suatu berisi cairan di pankreas, dengan
defensi n, yang normalnya mematikan
bakteri "oportunistik" yang sering jaringan pankreas secara perlahan
sebagian besar bakteri udara yang
terdapat di lingkungan tetapi biasanya kemudian mengalami degenerasi dan
terhirup. Akibat kelebihan garam yang
hanya menyebabkan infeksi pada fibrosis. Kata "fibrosis kistik" menjelas-
berkaitan dengan FK, antibiotik alami
orang dengan gangguan sistem kan dengan tepat perubahan jangka
tersebut tidak mampu membersihkan
pertahanan tubuh. Secara perlahan, panjang yang terjadi di pankreas dan
paru dari bakteri yang terhirup
jaringan paru yang terkena memben- paru akibat cacat genetik tunggal di
tersebut. Hal ini menyebabkan infeksi
tuk jaringan parut (fibrotik) sehingga CFTR.
berulang. Salah satu hasil akhir dari
paru semakin sulit mengembang.
respons tubuh terhadap infeksi ini
Penyulit ini meningkatkan kerja Terapi
adalah pembentukan mukus berle-
bernapas melebihi kerja tambahan Terapi berupa terapi fisik untuk
bihan. Selanjutnya, mukus ini menjadi
yang diperlukan untuk mengalirkan membantu membersihkan saluran
tempat penyemaian untuk pertumbuh-
udara melewati saluran yang napas dari kelebihan mukus dan terapi
an bakteri lebih lanjut. Siklus berlanjut
tersumbat. antibiotik untuk mengatasi infeksi
seiring dengan akumulasi mukus yang
pernapasan, plus diet khusus dan
Penyebab Mendasar menyumbat saluran napas dan frekuensi
pemberian suplemen enzim pankreas
Selama dekade terakhir; para peneliti
infeksi paru semakin bertambah. Yang
lebih memperparah, mukus yang untuk mempertahankan nutrisi agar
mendapatkan bahwa fibrosis kistik memadai. Meskipun mendapat terapi
disebabkan oleh satu dari beberapa berlebihan tersebut juga kental dan
lengket yang mempersulit mekanisme
suportif ini sebagian besar pasien FK
defek genetik yang menyebabkan tidak akan bertahan hidup melebihi
pembentukan versi abnormal protein pertahanan silia paru untuk menyapu
usia awal 30-an, dengan kebanyakan
yang dikenal sebagai cystic fibrosis mukus penuh-bakteri dari paru (lihat h.
45 dan 488). Mukus menjadi kental dan
meninggal akibat penyulit paru.
tra nsm e m bra ne cond ucta nce reg u I ato r lengket karena mengalami dehidrasi Dengan temuan-temuan baru
(CFTR). CFTR dalam keadaan normal mengenai defek genetik penyebab
(kekurangan air), suatu masalah yang
membantu membentuk dan mengatur sebagian besar kasus FK, para peneliti
saluran klorida (Cl-) di membran dipercayai berkaitan dengan gangguan
transpor garam. berharap mampu menciptakan cara
plasma. Pada FK, CFTR cacat "tersang- untuk mengoreksi atau mengompen-
kut" di sistem Golgi/retikulum Studi baru yang kedua mendapat- sasi gen defektif. Terapi potensial lain
endoplasma, yang normalnya mempro- kan adanya faktor penyulit lain pada yang sedang diteliti adalah pengem-
duksi dan memproses produk ini dan kasus FK. Para peneliti ini memperlihat- bangan obat yang memicu "penyele-
mengirimnya ke membran plasma kan bahwa CFTR tdmpaknya memiliki saian proses" CFTR mutan sehingga
(lihat h. 29)- Demikianlah, pada pasien fungsi ganda sebagai saluran Cl- dan dapat disisipkan ke membran plasma.
FK, versi mutan CFTR hanya diproses sebagai reseptor membran yang Selain itu, beberapa pendekatan terapi
secara parsial dan tidak pernah berikatan dengan P aeruginosa (dan obat baru, misalnya obat aerosol
mencapai permukaan sel.Tidak adanya mungkin bakteri lain). CFTR kemudian pengencer mukus yang dapat dihirup,
protein CFTR di saluran Cl- membran menghancurkan bakteri yang tertang- memberi harapan dalam menurunkan
plasma menyebabkan membran kap. Tanpa adanya CFTR di membran jumlah infeksi paru dan memperpan-
impermeabel terhadap Cl . Karena sel saluran napas pasien FK, P aerugi- jang usia harapan hidup pasien FK
transpor Cl menembus membran nosa tidak dapat dibersihkan dari sampai terapi kuratif ditemukan.
berkaitan erat dengan transpor Na* saluran napas seperti biasa. Bakteri
64 Bab 3
paru, yang mengembang dan mengempis seiring dengan Desmosom paling banyak terdapat di jaringan yang
masuk dan keluarnya udara. mengalami banyak peregangan, misalnya kulit, jantung, dan
3. Fibronektin mendorong perlekatan sel dan menahan rahim. Di jaringan-jaringan ini, kelompok-kelompok fung-
sel dalam posisinya. Berkurangnya protein ini dijumpai sional sel disatukan oleh desmosom yang berjalan dari satu sel
pada beberapa jenis kanker, yang mungkin berperan ke sel lain, kemudian dari sel tersebut ke sel berikutnya, dan
menyebabkan kenyataan bahwa sel-sel kanker tidak ter- seterusnya. Selain itu, filamen sitoskeleton intermediet,
lalu melekat satu sama lain tetapi cenderung terlepas misalnya filamen keratin yang kuat di kulit (lihat h. 50),
dan bermetastasis (menyebar ke tempat lain di tubuh). terbentang di interior sel-sel ini dan melekat ke plak desmo-
som yang terletak di sisi beriawanan permukaan dalam sel.
MES dikeluarkan oleh sel lokal yang terdapat di ma-
Susunan ini membentuk anyaman kontinyu serat-serat kuat
triks. Jumlah relatif MES dibandingkan dengan jumlah sel
di seluruh jaringan, baik menembus maupun di 4ntara sel,
sangat bervariasi di antara berbagai jaringan. Sebagai contoh,
seperti deretan orang yang saling berpegangan tangan dengan
MES jarang dijum'pai di jaringan epitel tetapi dominan di
erat. Anyaman fibrosa yang saling kait ini menghasilkan ke-
jaringan ikat. Sebagian besar dari matriks di jaringan ikat ini
kuatan tensil, mengurangi kemungkinan robeknya jaringan
dihasilkan oleh ffbroblas ("pembentuk serat"). Komposisi
ketika terjadi peregangan.
pasti komponen-komponen MES bervariasi untuk jaringan
yang berbeda sehingga berbagai jenis sel di tubuh memiliki
lingkungan lokal tersendiri. Di sebagian jaringan, matriks TAUT ERAT
menjadi sangat khusus dan membentuk struktur seperti tu- Di taut erat (taut kedap, tight junction), sel-sel yang ber-
lang rawan atau tendon atau, dengan kalsifikasi yang tepat, dekatan merekat erat satu sama lain di titik-titik kontak
menjadi tulang dan gigi. langsung untuk menambal saluran antara kedua sel. Perlekat-
Berbeda dengan anggapan yang ada selama ini, MES an jenis ini terutama ditemukan di lembaran jaringan epitel.
bukan sekedar perancah pasif bagi sel untuk melekat namun Jaringan epitel menutupi permukaan tubuh dan melapisi
juga membantu mengatur perilaku dan fungsi sel yang ber- bagian dalam semua rongga internalnya. Semua lembaran
interaksi dengannya. Para peneliti telah membuktikan bahwa epitei berfungsi sebagai sawar yang sangat selektifantara dua
sel mampu berfungsi normal dan bahkan bertahan hidup kompartemen yang memiliki komposisi kimiawi sangat ber-
hanya bila berkaitan dengan komponen matriks normalnya. beda. Sebagai contoh, lembaran epitel yang melapisi bagian
Matriks sangat berpengaruh dalam pertumbuhan dan dife- dalam saluran cerna memisahkan makanan dan getah pen-
rensiasi sel. Di tubuh, hanya sel darah yang dirancang untuk
bertahan hidup dan berfungsi tanpa melekat ke MES.
DESMOSOM
Desmosom berfungsi sebagai "spot riueti' (paku) yang me-
nyatukan dua sel yang berdekatan tetapi tidak bersentuhan. Filamen
Desmosom terdiri dari dua komponen: (1) sepasang pene- keratin i
Pembuluh darah
TAUT CELAH
Di taut celah @ap junction), seperti diisyaratkan oleh nama-
nya, terdapat celah antara sel-sel yang berdekatan, yang di-
satukan oleh saluran penghubung kecil yang dibentuk oleh Sitosol sel 1
t; '1:r
Sitosol sel 2
konekson. Konelison (connexon) dibentuk oleh enam sub- rd l::.
66 Bab 3
cernaan poten di dalam rongga internal (lumen) pencernaan
Lumen (mengandung makanan yang
dari pembuluh darah yang terletak di sisi yang lain. Hanya belum tercerna dan enzim pencernaan poten)
partikel makanan yang telah tercerna sempurna dan bukan
yang belum tercerna atau getah pencernaan yang dapat me-
nembus lembaran epitel dari lumen ke darah. Karena itu, tepi
lateral (samping) sel-sel yang berdekatan disatukan dalam
sumbat kedap dekat tepi luminal oleh tempat perremuan
kedua sel, rempar fusi langsung ?rotein taut di permukaan
luar membran plasma kedua sel (Gambar 3-5). Taut erar ini
impermeabel sehingga dapat mencegah bahan melewati celah
antarsel. Karena itu, perjalanan meiewati sawar epitel harus
dilakukan dengan menembus sel, bukan melewati celah di
antara sel-sel. Lalu lintas r.nelewati sel ini diatur oleh saluran
dan molekul pembawa. Jika sel-sel tidak disatukan oleh taut
erat maka dapat terjadi pertukaran tak-terkendali antara Batas
kompartemen-kompartemen melalui ruang di antara sel-sel Sel epitel basolateral
melapisi
yang berdekatan. Dengan demikian taur erar mencegah
lumen usus
kebocoran melalui lembaran epitel.
Pembuluh darah
TAUT CELAH
Di taut celah (gap junction), seperri diisyaratkan oleh nama-
nya, terdapat celah antara sel-sel yang berdekatan, yang di-
satukan oleh saluran penghubung kecil yang dibentuk oleh Sitosol sel 1 Sitosol sel 2
konekson. Koneftson (connexon) dibentuk oleh enam sub-
unit protein yang rersusun membentuk struktur tabung be-
rongga. Dua konekson menjulur ke luar, satu dari masing- Untai
masing membran plasma sel yang berdekatan, dan berikatan protein taut
untuk membentuk saluran penghubung antara kedua sel
(Gambar 3-6). Thut celah adalah taut komunikasi. Saluran Tempat
dengan garis tengah kecil ini memungkinkan partikel kecil pertemuan
larut air mengalir melalui saluran rerapi mencegah lewatnya (kiss site)
molekul besar, misalnya protein intrasel yang vital. Melalui
susunan anatomik khusus ini, ion (partikel bermuatan listrik)
dan molekul kecil dapat langsung dipertukarkan antarsel Ruang
antarsel
tanpa pernah masuk ke CES.
Taut celah sangat banyak ditemukan di otot jantung
dan otot rangka. Di jaringan-jaringan ini, perpindahan ion
antar sel melalui taut celah menyalurkan aktivitas listrik ke
seluruh massa otot. Karena aktivitas listrik ini menyebabkan
yang berinteraksi
kontraksi maka adanya taut celah memungkinkan massa orot
keseluruhan berkontraksi secara sinkron, seperri yang dilaku- Gambar 3-5
kan oleh jantung ketika memompa darah. Taut erat. Taut erat adalah taut impermeabel yang menyatu-
kan tepi-tepi lateral sel epitel dekat batas luminalnya,
Taut celah juga ditemukan di beberapa jaringan bukan
mencegah bahan lewat di antara sel. Bahan dapat lewat
otot, di mana taur ini memungkinkan lewatnya molekul dengan menembus sel, yang membentuk sawar sangat
nutrien kecil tanpa hambatan antara sei-sel. Sebagai contoh, selektif yang memisahkan dua kompartemen dengan
glukosa, asam amino, dan nutrien lain mengalir meialui taut komposisi kimiawi yang sangat berbeda.
ceiah ke sel telur yang sedang tumbuh dari sel-sel yang
mengelilingi sel telur di ovarium sehingga sel teiur dapat
akan meneliti cata-cara lain yang digunakan sel untuk.,saling
menimbun nutrien esensial ini untuk persiapan.
berbicara".
Taut celah juga berfungsi sebagai jalan bagi transfer
langsung molekul-molekul sinyal kecil dari satu sel ke sel lain.
Tiansfer ini memungkinkan sel-sel yang dihubungkan oleh
taut celah berkomunikasi langsung satu sama lain. Komuni-
RINGKASAN TRANSPOR MEMBRAN
kasi ini menjadi salah satu mekanisme untuk mengoordinasi-
Semua bahan yang berpindah antara sebuah sel dan cairan
kan aktivitas-aktivitas terpadu sel. Dalam bab berikutnya kita
ekstrasel di sekitarnya harus mampu menembus membran
66 Bab 3
lewati membran. Hanya ion yang memiliki saluran spesifik
dan terbuka yang dapat menembus membran.
Sitosol sel 1 Partikel yang kelarutan lemaknya rendah dan terlalu
besar bagi saluran tidak dapat menembus membran dengan
kemampuan sendiri. Namun sebagian dari partikel ini harus
menembus membran agar sel dapat bertahan hidup dan
Konekson berfungsi. Glukosa adalah contoh partikel besar kurang larut
lemak yang harus rnasuk ke sel tetapi tidak dapat menembus
membran dengan larut dalam lapis ganda lemak atau melewati
saluran yang ada. Sel memiliki beberapa cara transpor yang
dibantu dalam melewati membran untuk memindahkan
Potongan longitudinal
Garis tengah partikel, yang ha,rus masuk atau keluar sel tetapi tidak dapat
konekson
saluran = 1,5 nm melakukannya sendiri, melewati membran seperri yang segera
akan anda pelajari.
Bahkan jika suatu partikel dapat melewati membran
berkat sifat larut dalam lemaknya arau kesesuaian ukurannya
dengan suatu saluran, tetap diperlukan gayalkekuatan agar
terjadi pergerakan melewati membran. Dalam menyelesaikan
transpor menembus membran terdapat dua jenis umum gaya
yang berperan: (1) gaya yang tidak mengharuskan sel menge-
luarkan energi untuk menimbulkan perpindahan (gaya pasifl
dan (2) gayayangmengharuskan sel mengeiuarkan energinya
(AIP) untuk memindahkan suatu bahan melewati membran
\./ (gaya aktif .
!ii'ff'j'3:-' . o
' aa altr
o otl t .
laf
jl
a to.o a ' aa
o.o_L.o aottr
.ffi*;l:
+
:'i
Difusi dari daerahA
"l .t.t
t.t.'
trll
Difusi dari daerah A
ke daerah B ke daerah B
Difusi dari daerah B +- Difusi dari daerah B
ke daerah A ke daerah A
Difusi bersih Tidak ada difusi bersih
---+
(a) (b)
O = Molekul zat terlarut Difusi bersih = difusi dari daerah A ke daerah B
dikurangi difusi dari daerah B ke daerah A
Gambar 3-7
Difusi. (a) Difusi mengikuti penurunan gradien konsentrasi (b) Steadystate (keadaan tetap/stabil),
tanpa difusi.
68 Bab 3
Jika suatu bahan Jika membran impermeabel
dapat menembus membran: terhadap suatu bahan:
EtJ:Eta*^"-
G{} t c O w+o '
6^ -5-A
3o_.Eg**4 B!
0 ar
e
Ti'-..l.tii
e -cil{n:t! I- o
s tte *o*S*GT- c
-+*
(a) (b)
Gambar 3-8
Difusi melalui suatu membran. (a) Di{usi netto menembus membran mengikuti penurunan gradien konsentrasi. (b) Tidakterjadi
difusi melalui membran meskipun terdapat gradien konsentrasi.
darah yang mengalir ke otot yang beraktivitas sebelum darah di paru berkurang. Pada penyakit ini, dinding
tercapai keseimbangan. Sewaktu darah yang kandungan kantung-kantung udara rusak/lenyap sehingga luas permu-
COr-nya meningkat ini mencapai paru, akan terbentuk kaan yang tersedia untuk difusi gas-gas tersebut berkurang.
perbedaan CO, yang lebih besar daripada normal antara 4. Berat molekul bahan. Molekul ringan misalnya O, dan
darah dan kantung-kantung udara di paru. Maka, akan CO, terpental lebih jauh ketika bertumbukan daripada
iebih banyak CO, (dibanding normal) yang berdifusi molekul berat. Karena itu, O, dan CO, berdifusi dengan
dari darah ke kantung-kantung udara sebelum kese- cepat, memungkinkan pertukaran cepat gas-gas ini me-
imbangan tercapai. Thmbahan CO, ini kemudian di- nembus membran paru.
hembuskan keluar ke lingkungan. Karena itu, setiap 5. Jarak difusi yang harus dirempuh. Semakin besar jarak,
tambahan CO, yang dihasilkan oleh otot-otot yang ber- semakin lambat laju difusi. Karenanya, membran yang
aktivitas akan dikeluarkan dari tubuh karena mening- harus ditempuh oleh partikel yang berdifusi biasanya
katnya pemindahan CO, dari otot ke darah dan dari relatif tipis, misalnya membran yang memisahkan udara
darah ke kantung udara (lalu ke luar) hanya akibat me-
ningkatnya gradien konsentrasi COr.
2. Permeabilitas membran terhadap bahan. Semakin per-
Tabel 3-1
meabei membran terhadap suatu bahan, semakin cepat
bahan berdifusi mengikuti penurunan gradien konsen- Faktor yang Mempengar.uhi Laju DifuSi NettorSuatu Bahan
Melewati Membran (Hukum Oifusi Fick)
trasinya. Tentu saja jika membran impermeabel terhadap
suatu bahan maka tidak akan terjadi diFusi menembus
EFEK PADA
membran meskipun mungkin terdapat gradien konsen-
LAJU DIFUSI
trasi (Gambar 3-8b). Sebagai contoh, karena membran FAKTOR NETTO
plasma impermeabel terhadap protein-protein intrasel
vital maka protein-protein tersebut tidak dapat keluar t Gradien konsentrasi bahan (aC) t
dari sel, meskipun konsentrasinya di dalam CIS jauh t Permeabilitas membran terhadap bahan (P) t
lebih besar daripada di CES. t Luas permukaan membran (A) t
.). Luas permukaan membran tem?at berlangsungnya difusi. t Berat molekul bahan (MW) J
Semakin luas daerah yang tersedia, semakin besar laju t Jarak (ketebalan) (lX) J
Persamaan Fick modif ikasi:
difusi yang dapat diakomodasi. Berbagai strategi digu-
nakan di seluruh tubuh untuk meningkatkan luas per- AC.PTA
mukaan membran tempat berlangsungnya difusi dan Laju netto difusi (Q) = M\ / . o*
jenis-jenis transpor lainnya. Sebagai contoh, penyerapan
nutrien di usus halus ditingkatkan oleh adanya mikro- I t = koefisien difusi (D) I
vilus, yang sangat menambah luas permukaan absorptif
yang berkontak dengan isi kaya nutrien lumen usus
[t'* I
AC.A.D
halus (lihat h. 50). Sebaliknya, berkurangnya luas per- Samadengana*
mukaan menurunkan laju difusi netto. Sebagai contoh, AX
70 Bab 3
Membran (permeabel terhadap air dan zat terlarut)
Sisi 1 Sisi 2
ffi ''i: '1. ffi
,ffi
ffi '::
Konsentrasi H2O Konsentrasi H2O Konsentrasi H2O lebih tinggi, Konsentrasi H2O lebih rendah,
yang lebih tinggi, yang lebih rendah, konsentrasi zat terlarut konsentrasi zat terlarut
konsentrasi zat konsentrasi zat lebih rendah lebih tinggi
terlarut yang lebih terlarut yang lebih
rendah tinggi HrO berpindah dari sisi 1
ke sisi 2 mengikuti penurunan
,'. = Molekul air O = Molekut zat terlarut gradien konsentrasinya
Gambar 3-10 Zat terlarut berpindah dari sisi 2
Osmosis. Osmosis adalah difusi netto air mengikuti penurunan ke sisi 1 mengikuti penurunan
gradien konsentrasinya (ke daerah dengan konsentrasi zat gradien konsentrasinya
terlarut lebih tinggi).
pai distribusi keduanya merata; yaitu, jumlah molekul air Gambar 3-11
yang berpindah dari sisi 1 ke sisi 2 sama dengan jumlah Perpindahan air dan zat terlarut yang dapat menembus
molekul zat terlarut yang pindah dari sisi 2 ke sisi i. membran yang tersebar tidak merata di kedua sisi membran.
terlarut
Sisi 2 Sisi 2
Ketinggian Ketinggian
larutan larutan
semula semula
Osmosis dengan zat terlarut yang tersebar tidak merata dan o Tekanan berlawanan yang diperlukan
tidak dapat menembus membran (nonpenetrans). untuk menghentikan sama sekali osmosis
sama dengan tekanan osmotik larutan
Gambar 3-13
hidrostatik (cairan) Osmosis ketika air murni dipisahkan dari suatu larutan yang
adalah tekana n yang ditimbulkan oleh
mengandung zat terlarut nonpenetrans.
cairanyangdiam, atau stasioner, pada suatu benda-dalam hal
ini membran plasma (hidro artinya "cairan"; statik ardnya
"diam"). Tekanan hidrostatik yang ditimbulkan oleh volume
di sisi 2 yang lebih besar melebihi tekanan hidrostatik yang
terjadi di sisi 1. Perbedaan rekanan hidrostatik ini cenderung menghentikan aliran osmotik -+ semakin besar tekanan os-
mendorong cairan dari sisi 2 ke sisi 1. motik larutan. Karena itu, larutan dengan konsentrasi zat
Tekanan osmotik suatu larutan adalah ukuran kecen- terlarut nonpenerrans yang tinggi menimbulkan tekanan
derungan air untuk berpindah ke dalam larutan tersebut osmotik yang lebih besar daripada laruran dengan konsen-
karena konsentrasi relatif zat terlarut yang tidak dapat me- trasi zat terlarut nonpenetrans yang rendah.
nembus membran dan air. Perpindahan netto air berlanjut Osmosis adalah gaya urama yang berperan dalam per-
sampai tekanan hidrostatik yang berlawanan mengimbangi pindahan netro air masuk dan keluar sel. Setiap detik mem-
tekanan osmotik. Besar tekanan osmotik setara dengan besar bran plasma dilewati oleh air yang.jumlahnya sekitar 100 kali
tekanan hidrostatik yang diperlukan untuk menghentikan daripada volume air di dalam suatu sel. Namun volume sel
osmosis secara total. Semakin besar konsentrasi zat terlarut tubuh normal biasanya tidak bertambah (membengkak) atau
nonpenetrans (yang tidak dapat menembus membran) -+ berkurang (menciut) karena konsen trasi zat-zat terlarut non-
semakin rendah konsentrasi air -) semakin besar dorongan penetrans di CES nomalnya diatur secara cermat (terutama
bagi air untuk berpindah dengan osmosis dari air murni ke oleh ginjal) sehingga tekanan osmorik di CES sama dengan
larutan -) semakin besar tekanan yang diperlukan untuk tekanan osmotik di dalam sel.
72 Bab 3
TONISITAS sendiri membran plasma apapun gaya yang bekerja pada
Tonisitas suatu laruran adalah efek yang ditimbulkan oleh mereka. Molekul-molekul ini terlaln besar untuk melewati
larutan pada volume sel-apakah ukuran sel akan retap, mem- saluran dan tidak dapat larut dalam lapis ganda lemak.
bengkak, atau menciur-ketika larutan mengelilingi sel. Toni- Impermeabilitas ini menjamin bahwa protein-protein intra-
sitas suatu larutan ditentukan oleh konsentr asi zat-zat terlarut sel polar besar tidak dapat keluar dari sel. Karena itu, protein-
nonpenetransnya. Zat terlarut yang dapat menembus mem- protein ini tetap berada di dalam sel tempar mereka berasal
bran dengan cepat akan tersebar secara merata antara CES serta melaksanakan fungsi-fungsi yang mempertahankan ke-
dan CIS sehingga tidak berperan dalam perbedaan osmotik. hidupan, misalnya sebagai enzim metabolik.
Suatu larutan isotonik (lso artinya "setara") memiliki konsen- Namun, karena molekul besar yang sulit larut lemak
trasi zat terlarut nonpenetrans yang sama dengan yang di- tidak dapat menembus membran plasma dengan kemam-
miliki oleh sel tubuh normal. Jika sel tubuh terbenam di puan sendiri maka sel harus menciptakan mekanisme untuk
dalam larutan isotonik maka tidak ada air yang masuk atau memasukkan atau mengeluarkan bahan-bahan ini sesuai
keluar sel dengan osmosis sehingga volume sel tetap. Karena kebutuhan. Sebagai conroh, sel harus menggiring nutrien
itu, CES dalam keadaan normal dijaga tetap isotonik sehingga esensial ke dalam sel, misalnya glukosa untuk energi dan
tidak terjadi difusi netto air menembus membran plasma sel asam amino untuk sintesis protein, dan membawa keluar zat
tubuh. Hal ini penting karena sel, rerurama sel otak, tidak sisa metabolik dan produk sekretorik, misalnya hormon pro-
berfungsi baik jika membengkak arau menciut. tein yang larut air. Selain itu, difusi pasif semata tidak selalu
Setiap perubahan dalam konsentrasi zat-zat terlarut dapat menjelaskan perpindahan ion-ion kecil. Sel mengguna-
nonpenetrans di CES menyebabkan perubahan setara pada kan dua mekanisme berbeda untuk melaksanakan proses
perbedaan konsentrasi air di kedua sisi membran. Perpin- transpor aktif ini: transnoi yang diperantarai pembawa untuk
dahan osmotik air yang ditimbulkannya menyebabkan per- memindahkan bahan kecil larut air menembus membran dan
ubahan volume sel. Cara terbaik untuk membuktikan feno- transpor vesikular untuk memindahkan molekul besar dan
mena ini adalah dengan meletakkan sel darah merah dalam partikel multimolekul antara CES dan CtrS. Kita akan meng-
larutan dengan beragam konsentrasi zat terlarut nonpenetrans. ulas masing-masing metode transpor membran dengan ban-
Dalam keadaan normal plasma rempar sel darah merah ter- tuan ini secara bergiliran.
suspensi memiliki aktivitas osmotik yang sama dengan cairan
di dalam sel sehingga volume sel konstan. Jika sel darah merah
dimasukkan ke dalam larutan encer atau hipotonik (hipo I Transpor yang diperantarai oleh pembawa
berarti "di bawah"), suatu larutan dengan konsentrasi zat dilaksanakan oleh suatu pembawa yang
terlarut nonpenetrans yang rendah (dan karenanya konsentrasi mengubah bentuknya.
airnya lebih tinggi) maka air akan masuk ke dalam sel dengan
osmosis. Penambahan nefto air dalam sel menyebabkan sel Protein-protein pembawa/pengangkut rerentang menembus
membengkak, mungkin hingga ke tahap pecah. Jika, sebalik- ketebalan membran plasma dan dapat berubah bentuk se-
nya, sel darah merah dimasukkan ke dalam larutan pekar arau hingga tempar-tempat pengikatan spesifiknya dapat terpajan
larutan hipertonik (hiper artinya "di atas"), larutan dengan bergantian ke kedua sisi membran. Molekul pembawa ini
konsentrasi zat terlarut nonpenetrans di atas normal (dan melakukan "fllp-fup" sehingga tempat pengikatanny^ yang
karenanya konsentrasi airnya lebih rendah) maka sel menciut terletak di interior pembawa dapat bergantian terpajan ke
karena kehilangan air melalui proses osmosis. Karena itu, CES dan CIS. Gambar 3-14 adalah ilustrasi skematik
konsentrasi zat-zat terlarut nonpenetrans di CES harus cepat tr.lnspor yang diperantarai oleh pembawa ini. Molekul
dipulihkan ke normal seandainya CES menjadi hipotonik yang akan dipindahkan melekat ke suatu rempar pengikatan
(misalnya menelan terlalu banyak air) atau hipertonik (misal- di interior pembawa di salah satu sisi membran (langkah l),
nya akibat kehilangan terlalu banyak air akibat diare berat) pengikatan ini menyebabkan bentuk pembawa berubah se-
(Lihat h. 611-618 untuk perincian lebih lanjut mengenai demikian sehingga rempat pengikatan tersebut sekarang ter-
mekanisme homeostatik penting yang mempertahankan pajan ke sisi lain membran (langkah 2). Kemudian, serelah
konsentrasi zar rerlarur nonpenerrans di CES tetap normal). dipindahkan dengan cara ini dari satu sisi membran ke sisi
lainnya, molekul yang bersangkutan terlepas dari pembawa
(langkah 3). Setelah penumpangnya "turun", pembawa kem-
bali berubah bentuk ke bentuknya semula (langkah 4).
TRANSPOR MEMBRAN DENGAN
Sistem pengangkut yang diperantarai oleh pembawa ini
BANTUAN memperlihatkan tiga karakteristik penting yang menentukan
jenis dan jumlah bahan yang dapat dipindahkan menembus
Semua jenis rranspor yang sejauh
ini telah kita bahas-difusi
membran: spesifsitas, saturasi, dan kompetisi.
mengikuti penurunan gradien konsentrasi, perpindahan se-
suai gradien listrik, dan osmosis-menyebabkan perpindahan 1. Spesifisitas. Setiap protein pembawa mengkhususkan
netto molekul-molekul yang mampu menembus membran diri memindahkan satu substansi terrenru atau, paling
plasma berkat ukuran nya yangkecil atau kelarutannya dalam banyak, beberapa senyawa kimia yang mirip. Sebagai
lemak. Molekul besar yang kurang larut lemak misalnya contoh, asam amino tidak dapat berikatan dengan
protein, glukosa, dan asam amino tidak dapat menembus pembawa glukosa, meskipun beberapa asam amino
tafgftqhr, ..:.,1:;,;
&
:..: !:t ;s
.l;' ',.:, I ::
Konformasi X
pembawa (tempat
pengikatan terpajan
ke CES) Molekul yang
akan diangkut
bettkatan dengan
pdmh.hwa' : r:.r',
.
-r:':i .'
.:..:: :
i'*';t:.,:.. l',
Ketika berikatan
@+qg
dengan molekul yang
akan dipindahkan,
pembawa mengubah
konformasinya
I,iri$kah 3
, *.dg,K ffi
Konformasi Y
pembawa (tempat
pengikatan terpajan
ke CIS) Molekul
yang dibawa terlepas
9lrl oemlawa .,. ,,r,,,
4p, :s
% .,*%
@
&'
Gambar 3-14
Gambaran skematik transpor yang diperantarai oleh pembawa: difusi terfasilitasi
74 Bab3
. serupa mungkin dapat menggunakan pembawa yang Sebagai analogi, bayangkan sebuah kapal feri yang
sama. Jenis pembawa yang dimiliki oleh sel bervariasi dapat membawa maksimal 100 orang menyeberangi se-
sehingga di antara sel-sel terdapat selektivitas transpor. buah sungai dalam satu perjalanan selama satu jam. Jika
CATAIAN KLINIS. Sejumlah penyakit keturunan ber- 25 orang siap naik ke kapal, maka 25 akan diangkut
kaitan dengan defek pada sistem transpor untuk suaru dalam satu jam. Penggandaan jumlah penumpang men-
bahan tertentu. Sisteinuria (sistein di dalam urin) adalah jadi 50 akan menggandakan laju pemindahan menjadi
penyakit yang disebabkan oleh defek pada pembawa 50 orang per jam. Akan terdapat hubungan berbanding
sistein di membran ginjal. Sistem transpor ini dalam lurus antara jumlah orang yang menunggu diangkut
keadaan normal membersihkan sistein dari cairan yang (konsentrasi) dengan laju transpor sampai kapal feri
diarahkan untuk menjadi urin dan mengembalikan tersebut bermuatan penuh (T -nya tercapai). Feri dapat
asam amino esensial ini ke darah. Pada malfungsi pro- mengangkut maksimal 100 orang per jam. Bahkan jika
tein pembawa ini terjadi penimbunan sistein di urin di terdapat 150 orang menunggu, hanya 100 orang yang
mana zat ini kurang larut dan cenderung mengendap. akan terangkut per jamnya.
Ini adalah salah satu penyebab batu saluran kemih. Saturasi pembawa adalah faktor kritis penentu kece-
2. Saturasi. Tempat pengikatan untuk bahan spesifik di patan dalam transpor bahan-bahan tertentu menembus
membran plasma terbatas. Karena itu, jumlah bahan membran ginjal selama pembenrukan urin dan menem-
yang dapat diangkut menembus membran dalam kurun bus membran usus sewaktu penyerapan makanan yang
waktu tertentu terbatas. Batas ini dikenal sebagai mak- telah tercerna. Selain itu, laju rranspor yang diperantarai
simum transpor (Tin). Sebelum Tin tercapai, jumlah pembawa kadang dapat diatur (misalnya oleh hormon)
tempat pengikatan di molekul pembawa yang ditempati dengan mengubah-ubah afinitas (daya tarik) rempar
oleh suatu bahan dan, karenanya, laju transpor bahan pengikatan ke penumpangnya atau dengan mengubah-
tersebut menembus membran, berbanding lurus dengan ubah jumlah rempar pengikatan yang tersedia. Sebagai
konsentrasinya. Semakin banyak bahan yang tersedia contoh, hormon insulin sangat meningkatkan rranspor
untuk transpor, semakin banyak yang akan diangkut. glukosa (yang diperantarai oleh pembawa) masuk ke
Ketika Tin tercapai, pembawa mengalami penjenuhan sebagian besar sel tubuh dengan meningkatkan jumlah
(semua tempat pengikatannya terisi penuh) dan laju pembawa glukosa di membran plasma sel. Defisiensi
transpor bahan menembus membran maksimal. Pening- efek insulin (diabetes melitu) secara drastis mengurangi
katan lebih lanjut konsentrasi bahan tidak diiringi oleh kemampuan tubuh menyerap dan menggunakan glu-
peningkatan laju transpor (Gambar 3-15). kosa sebagai sumber energi primer.
Difusi sederhana
mengikuti penurunan
gradien konsentrasi
/
Rendah Tinggi
Konsentrasi molekul di CES
Gambar 3-15
Perbandingan transpor yang diperantarai oleh pembawa dan difusi sederhana mengikuti penurunan gradien konsentrasi. pada
difusi sederhana suatu molekul mengikuti penurunan gradien konsentrasinya, Iaju transpor molekul ke dalam sel berbanding
Iurus dengan konsentrasi ekstrasel molekul tersebut. Pada transpor suatu molekul yang diperantarai oleh pembawa mengikJti
penurunan gradien konsentrasinya, laju transpor molekul ke dalam sel berbanding lurus dengan konsentrasi ekstrasel mo-lekul
tersebut sampai pembawa mengalami penjenuhan, saat laju transpor mencapai nilai maksimum (maksimum transpor, atau T.).
Laju transpor tidak me4ingkat meskipun konsentrasi molekul di CES meningkat.
76 Bab 3
tebih Dekat dengan Fisiologi Olahraga
Otot yang Aktif "Suka yang Manis-Manis"
Selama olahraga, sel otot mengguna- bahwa sel otot menyisipkan lebih terganggu akibat kerja insulin yang
kan lebih banyak glukosa dan bahan banyak molekul pembawa glukosa di inadekuat (lihat Bab 19). Kadar glukosa
bakar nutrien lain dibandingkan membran plasmanya sebagai respons dalam plasma meningkat karena
biasanya untuk menjalankan aktivitas terhadap olah raga. Hal ini telah glukosa tetap berada di plasma dan
kontraktil. Laju transpor glukosa ke dibuktikan pada tikus yang menjalani tidak dipindahkan ke dalam sel. Pada
dalam otot yang sedang berolah raga latihan fisik. bentuk penyakit tipe 1, insulin yang
dapat meningkat lebih dari '10 kali Olahraga memengaruhi transpor diproduksi tidak cukup untuk meme-
selama aktivitas fisik sedang sampai glukosa ke dalam sel melalui cara lain. nuhi kebutuhan penyerapan glukosa
berat. Penyerapan glukosa oleh sel Olahraga aerobik teratur (lihat h. 40) oleh tubuh. Olahraga aerobik teratur
dilaksanakan oleh pembawa glukosa di telah dibuktikan meningkatkan baik akan mengurangi jumlah insulin yang
membran plasma. Sel memelihara afinitas (kekuatan menarik) maupun harus disuntikkan untuk mendorong
simpanan molekul pembawa di jumlah tempat reseptor di membran penyerapan glukosa dan menurunkan
sitoplasmanya yang dapat disisipkan ke yang secara spesifik mengikat insulin. kadar glukosa darah ke arah normal.
dalam membran plasma seiring dengan Adaptasi ini menyebabkan Pada diabetes tipe 2, insulin diproduksi
peningkatan kebutuhan akan penye- peningkatan sensitivitas insulin; yaitu, tetapi sel sasaran insulin mengalami
rapan glukosa. Di banyak sel, termasuk sel lebih responsif dibandingkan penurunan sensitivitas terhadap
sel otot yang sedang beristirahat, difusi normal terhadap kadar insulin dalam keberadaan hormon ini. Dengan
terfasilitasi glukosa ke dalam sel darah yang sama. meningkatkan responsivitas sel
bergantung pada hormon insulin. Karena insulin meningkatkan difusi terhadap insulin yang ada, olah raga
lnsulin mendorong insersi pembawa terfasilitasi glukosa ke dalam sebagian aerobik teratur membantu glukosa
glukosa di membran plasma sel besar sel maka peningkatan sensitivitas masuk ke dalam sel, tempat bahan ini
tergantung-insulin. Namun, karena insulin yang dipicu oleh olahraga digunakan untuk menghasilkan energi
kadar insulin plasma turun sewaktu adalah salah satu faktor yang menye- dan tidak tetap berada di plasma,
olahraga maka insulin tidak berperan babkan olahraga bermanfaat sebagai tempat zat ini dapat menimbulkan
dalam peningkatan transpor glukosa terapi untuk mengontrol diabetes efek merugikan bagi tubuh.
ke dalam otot yang sedang berolah melitus. Pada penyakit ini, masuknya
raga. Para peneliti membuktikan glukosa ke dalam sebagian besar sel
bawa. Hal ini mengubah afinitas tempat pengikatan pembawa dap Na- dan memicu perubahan bentuk pembawa, yang
di sisi membran yang berlawanan sehingga partikel yang di- menyebabkan Na- diturunkan di eksterior. Defosforilasi
angkut berpindah melawan gradien konsentrasi dari konsen- pembawa kemudian meningkatkan afinitasnya terhadap K-
trasi rendah ke tinggi. Mekanisme rranspor aktif ini sering di sisi ekstrasel dan memulihkan konformasi pembawa se-
disebut pompa, analog dengan pompa air yangmemerlukan perti semula, sehingga memindahkan K- ke dalam sitoplas-
energi untuk memindahkan air ke atas melawan tarikan ma. Namun tidak terjadi pertukaran langsung Na- untuk K-.
gravitasi. Pompa Na--K- memindahkan tiga Na. keluar sel untuk se-
Sistem transpor aktif paling sederhana memindahkan tiap dua K- y*g dipompanya masuk. (Untuk memahami
(memompa) satu jenis penumpang. Salah satu contoh adalah besarnya pemompaan aktif Na.-K- yang berlangsung, perlu
pompa ion hidrogen (H.) yang digunakan oleh sel lambung diketahui bahwa membran sebuah sel saraf mengandung
tertentu untuk memindahkan H. ke dalam lumen lambung sekitar I juta pompa Na.-K- yang mampu memindahkan
yang berkaitan dengan sekresi asam hidroklorida sewaktu sekitar 200 juta ion per detik).
pencernaan makanan. Pompa ini memindahkan H- melawan Pompa Na--K- memiliki riga peran penting:
gradien yang sangar besar: konsentrasi H- di lumen lambung
adalah 3 sampai 4 jutakali lebih besar daripada konsentrasi-
1. Pompa ini membentuk gradien konsentrasi Na- dan K.
nya di darah.
di kedua sisi membran plasma semua sel; gradien ini
sangar penring dalam kemampuan sel saraf dan otot
untuk menghasilkan sinyal listrik yang esensial bagi
POMPA Na*-K* fungsi mereka (topik yang akan dibahas lebih lengkap di
Mekanisme rranspor aktif lain yang lebih rumit melibatkan bagian selanjutnya).
pemindahan dua penumpang yang berbeda, baik secara ber- 2. Pompa ini membantu mengatur volume sel dengan
samaan dalam arah yang sama atau berurutan dalam arah mengontrol konsentrasi zat-zat rcrlarut di dalam sel se-
berlawanan. Sebagai contoh, membran plasma semua sel hingga efek osmotikyang dapat menyebabkan pembeng-
memiliki pompa Na.-K. ATPase (disingkat pompa Na.-K-) kakan atau penciutan sel berkurang.
yang aktif secara sekuensial. Pembawa ini memindahkan Na- 3. Energi yang digunakan unruk menjalankan pompa
keluar sel, memekatkannya di CES, dan mengambil K. dari Na--K. juga secara tidak langsung berfungsi sebagai
luar, memekatkanya di CIS (Gamb ar 3-17) . Penguraian AIp sumber energi bagi kotranspor glukosa dan asam amino
melalui aktivitas AIPase diikuti oleh fosforilasi molekul pem- menembus sel usus dan ginjal. Proses ini dikenai sebagai
bawa di sisi intrasel meningkatkan afinitas pembawa terha- trans?or ahtif sekunder.
$ffi
,w mengalami defosforilasi
Arah
iffi
transpor
$ (Rendah)
Langkah 1
l-vot"rut yung
akan ditranspor
Langkah 2 I
I
Gambar 3-15
Transpor aktif. Energi ATP dibutuhkan dalam siklus fosforilasi-defosforilasi pembawa untuk memindahkan molekul penumpang
"menanjak" dari regio dengan konsentrasi rendah ke regio dengan konsentrasi tinggi.
Ketika membuka ke CES, pembawa menurunkan Na* di sisi konsentrasi tingginya dan mengambil K* dari sisi konsentrasi rendahnya.
o o oo o1 OO y
o o o o o
Konformasi X pompa
Konformasi Y pompa NarK- yang NaLKt yang mengalami
mengalami fosforilasi memiliki defosforilasi memiliki
afinitas tinggi terhadap Na* dan afinitas tinggi terhadap K-
afinitas rendah terhadap K. ketika dan afinitas rendah
terpajan ke CIS terhadap Na. ketika
/^T
terpajan ke CES
Ketika membuka ke
o { '.'^ ) o
dari sisi konsentrasi rendahnya dan menuru nkan K. di sisi konsentrasi tingginya
O = Natrium (Na-) o
Gambar 3-'17
Pompa Na*-K* ATPase. Membran plasma semua sel mengandung pembawa transpor-aktif, pompa Na.-K- ATPase, yang
menggunakan energi pada siklus fosforilasi-de{osforilasi pembawa untuk secara berurutan memindahkan Na* keluar sel dan K.
ke dalam sel melawan gradien konsentrasi ion-ion tersebut. Pompa ini memindahkan tiga Na* keluar dan dua K" masuk untuk
setiap ATP yang diuraikan.
78 Bab 3
TRANSPOR AKTIF SEKUNDER yang tersimpan dalam bentuk gradien konsentrasi ion
(misalnya gradien Na.) untuk memindahkan molekul
Tidak seperti sebagian besar sel di tubuh, sel usus dan ginjal
kotransportasi melawan gradien ("menanjak'). Hal ini sangat
secara aktif memindahkan glukosa dan asam amino dari dae-
eftsien, karena Na. tetap harus dipompa keluar untuk mem-
rah dengan konsentrasi rendah ke daerah dengan konsentrasi
pertahankan integritas listrik dan osmotik sel.
tinggi. Sel usus memindahkan nutrien-nutrien ini dari bagian
Glukosa dibawa masuk ke sel menembus membran
dalam lumen usus ke dalam darah, memekatkan mereka di
luminal oleh transpor aktif sekunder kemudian secara pasif
darah sampai tidak ada lagi molekul-molekul ini yang ter-
mengalir keluar sel menembus membran basolateral oleh
tinggal di lumen untuk keluar melalui tinja. Sel ginjal me-
difusi terfasilitasi mengikuti penurunan gradien konsentrasi
nyelamatkan molekul-molekul nutrien ini untuk tubuh
dan masuk ke darah. Difusi terfasilitasi ini diperantarai oleh
dengan memindahkan mereka keluar dari cairan yang akan
suatu pembawa pasif di membran basolateral yang identik
menjadi urin, mengangkut mereka melawan gradien konsen-
dengan yang memindahkan glukosa ke dalam sel lain, tetapi
trasi ke dalam darah. Namun, pada mekanisme ini energi tidak
di sel usus dan ginjal pembawa ini memindahkan glukosa
secara langsung diberikan ke molekul pembawa. Pembawa
keluar sel. Perbedaan bergantung pada arah gradien kon-
yang mengangkut glukosa melawan gradien konsentrasinya
sentrasi glukosa. Pada kasus sei usus dan ginjal, konsentrasi
dari lumen usus dan ginjal berbeda dengan pembawa pada
glukosa di dalam sel lebih tinggi.
difusi terfasilitasi glukosa. Pembawa di sel usus dan ginjal ada-
Sebelum meninggalkan topik mengenai transpor yang
lah pembawa kotranspor yaitu mereka memiliki dua tempat
diperantarai oleh pembawa, pikirkanlah semua aktivitas yang
pengikatan, satu untuk Na- dan yang lain untuk molekul
mengandalkan bantuan molekul pembawa. Semua sel ber-
nutrien. Pompa Na.-K. di sel-sel ini terletak di membran baso-
gantung pada pembawa untuk menyerap glukosa dan asam
lateral (membran di dasar sel yang berlawanan dengan lumen
amino, yang masing-masing berfungsi sebagai sumber energi
dan di sepanjang tepi lateral sel di bawah taur erar; lihat Gam-
utama dan bahan dasar struktural. Pompa Na--K- penting
bar 3-5,,h. 66). Lebih banyak Na. terdapat di lumen daripada
untuk membangkitkan aktivitas listrik sel dan untuk me-
di dalam sel karena pompa Na.-K- membutuhkan-energi
mastikan bahwa sel memiliki konsentrasi zat-zat terlarut yang
mengangkut Na. keluar sel di membran basolateral, menjaga
secara osmotis aktif dalam jumlah memadai. Tianspor aktif
konsentrasi Na- intrasel tetap rendah. Karena perbedaan kon-
baik primer atau sekunder atau keduanya, digunakan secara
sentrasi Na. ini maka lebih banyak Na- berikatan dengan pem-
luas untuk melaksanakan fungsi khusus sisrem saraf dan
bawa kotranspor luminal ketika pembawa terpajan ke luar
pencernaan serta ginjal dan semua jenis otot.
(Gambar 3-18). Pengikatan Na* ke pembawa kotranspor me-
ningkatkan afinitas pembawa terhadap penumpang lainnya
(misalnya glukosa), sehingga pembawa memiliki afinitas tinggi I Pada transpor vesikular, bahan dipindahkan
terhadap glukosa ketika terpajan ke luar. Ketika Na- dan glu- masuk atau keluar sel dengan dibungkus oleh
kosa terikat ke pembawa, pembawa mengalami perubahan membran.
bentuk dan membuka ke bagian dalam sel. Baik Na- maupun
glukosa dilepaskan ke interior-Na* karena konsentrasi Na* Sistem transpor khusus yang diperantarai oleh pembawa yang
intrasel yang rendah, dan glukosa karena berkurangnya afinitas terbenam di membran plasma dapat secara selektif memindah-
tempat pengikatan setelah pelepasan Na.. kan ion dan molekul polar kecil. Tetapi bagaimana dengan
Perpindahan Na- ke dalam sel oleh pembawa kotranspor molekul polar besar atau bahkan bahan multimolekul yang
ini mengikuti penurunan gradien konsentrasi karena kon- harus masuk atau keluar sel, misalnya sewaktu seftresi hormon
sentrasi Na. intrasel yang rendah, tetapi perpindahan glukosa protein (molekul polar besar) oleh sel endokrin atau ingesti
bersifat "menanjali' karena glukosa mengalami pemekatan bakteri invasif (partikel multimolekul) oleh sel darah putih?
intrasel. Na- yang dibebaskan dengan cepat dipompa keluar Bahan-bahan ini tidak dapat menembus membran plasma,
oleh mekanisme rranspor aktif Na.-K. sehingga kadar Na- bahkan dengan bantuan: Mereka terlalu besar bagi saluran, dan
intrasel dijaga tetap rendah. Energi yang digunakan dalam ddak tersedia pembawa bagi bahan-bahan ini (mereka bahkan
proses ini tidak secara Iangsung digunakan untuk menjalan- terlalu besar bagi molekul pembawa). Partikel-partikel besar ini
kan pembawa kotranspor, karena tidak diperlukan fosforilasi dipertukarkan antara CIS dan CES bukan dengan melewati
untuk mengubah afinitas tempar pengikatan terhadap glu- membran tetapi dengan membungkusnya daiam suatu vesikel
kosa. Pembentukan gradien konsentrasi Na- oleh mekanisme berselubung membran, suatu proses yang disebut transpor
transpor aktif primer (pompa Na.-K-) lah yang menjalankan vesikular. Tlanspor vesikular memerlukan energi sehingga cara
mekanisme transpor aktif sekunder ini (pembawa kotranspor ini adalah metode aktif transpor membran. Energi diperlukan
Na--glukosa) untuk memindahkan glukosa melawan gradien untuk membentuk vesikel dan menggerakkan vesikel di dalam
konsentrasinya. Pada transpor aktif primer, energi secara sel. Tianspor ke dalam sel dengan cara ini dinamai endositosis,
hngsung digunakan untuk memindahkan suatu bahan me- sementara transpor keluar selnya disebut eksositosis.
lawan gradien konsentrasinya. Istilah transpor aktif tanpa
embel-embel biasanya berarti transpor aktif primer. Pada ENDOSITOSTS
transpor aktif sekunder, energi dibutuhkan pada keseluruh- Pada endositosis membran plasma mengelilingi bahan yang
an proses, tetapi tidak secara langsung diperlukan untuk akan ditelan, kemudian menyatlr di atas permukaan bahan
menjalankan pompa. Pompa menggunakan energi "bekas" sedemikian sehingga bahan tersebut terperangkap di dalam
sel (lihath. 32).Ingatlah bahwa terdapat tiga bentuk endo- sei-sel tipis yang melapisi kapiler, rempat terjadinya per-
sitosis, bergantung pada sifat bahan yang diinternalisasi: tukaran bahan antara darah dan jaringan sekitar.
pinositosis (penyerapan CES nonselektif), endositosis yang
diperantarai oleh reseptor (penyerapan selektifsuatu molekul
EKSOSTTOSTS
besar), dan fagositosis (penyerapan selektif partikel multimo-
lekul). Pada eftsositosis, yang terjadi hampir kebalikan dari endo-
Setelah berada di dalam sel, vesikel yang telah ditelan sitosis. Vesikel terbungkus membran yang terbentuk di dalam
tersebut memiliki dua kemungkinan: sel menyatu dengan membran plasma, kemudian membuka
dan membebaskan isinya ke eksterior (lihat h. 29). Bahan-
1. Umumnya lisosom berfusi dengan vesikel untuk meng- bahan yang dikemas untuk diekspor oleh retikulum endoplas-
uraikan dan membebaskan isi vesikel ke dalam cairan ma dan kompleks Golgi dieksternalisasi dengan eksositosis.
intrasel. Eksositosis memiliki dua fungsi berbeda:
2. Di sebagian sel, vesikel endositotik tidak berfusi dengan
lisosom tetapi bergerak ke sisi sel yang berlawanan, tem- 1. Merupakan mekanisme untuk mengeiuarkan molekul
pat vesikel tersebut membebaskan isinya melalui eksosi- polar besaq misalnya hormon protein dan enzim yang
tosis. Ini merupakan jalur untuk memindahkan partikel tidak mampu menembus membran plasma. Dalam hal
secara utuh menembus sel. Lalu lintas vesikel semacam ini, isi vesikel bersifat sangat spesifik dan hanya di-
ini adalah cara untuk memindahkan bahan menembus bebaskan jika terdapat sinyal yang sesuai.
80 Bab 3
2. Memungkinkan sel menambahkan komponen spesifik miliki 'potensial" untuk melakukan kerja, maka pemisahan
ke membran, misalnya pembawa tertentu' saluran, atau muatan di kedua sisi membran disebut potensial membran.
reseptor, bergantung pada kebutuhan sel. Dalam hal ini, Potensial membran diukur dalam satuan volt (satuan yang
komposisi membran yang mengelilingi vesikel sangat sama yang digunakan untuk tegangan dalam alat listrik),
berperan, dan isi mungkin sekedar sampel CIS. tetapi karena potensial membran relatif rendah maka satuan
yang digunakan adalah milivolt (mU (l mV = l/1000
Laju endositosis dan elaositosis harus dijaga seimbang
volt).
untuk mempertahankan agar luas permukaan membran dan
Karena konsep potensial bersift mendasar untuk me-
volume sel konstan. Pada sel yang aktif melakukan endositosis,
mahami banyak hal dalam fisiologi, khususnya fisiologi otot
lebih dari 1000/o membran plasma mungkin digunakan dalam
dan sarafi maka apa yang dimalsud dengan istilah ini harus
satu jam untuk membungkus vesikel yang diinternalisasi
benar-benar jelas. Secara elektris, membran dalam Gambar
sehingga membran permukaan perlu diganti dengan eksosi-
3- 1 9a bersifat netral. Di kedua sisi membran terdapat muatan
tosis. Sebaliknya, ketika suatu sel sekretorik dirangsang untuk
positif (+) dan negatif C) dalam jumlah yang sama sehingga
melakukan seLresi, sel ini mungkin secara temporer melaku-
tidak terbentuk potensial membran. Dalam Gambar 3-19b,
kan penyisipan hingga 30 kali luas membrannya melalui
sebagian dari muaran positif dari sisi kanan dipindahkan ke
elsositosis. Membran tambahan ini harus secara spesifik di-
sisi kiri. Kini sisi kiri memiliki kelebihan muatan positif
ambil kembali oleh aktivitas endositotik yang setara. Dengan
sementara sisi kanan menjadi kelebihan muatan negatif.
demikian, melalui eksositosis dan endositosis, bagian-bagian
Dengan kata lain, terjadi pemisahan muatan-muatan yang
membran secara terus-menerus dipulihkan, diambil, dan di-
berlawanan di kedua sisi membran, atau perbedaan dalam
daur ulang. Pembahasan kita tentang transpor membran kini
jumlah relatif muatan positif dan negatif di kedua sisi. Yaitu,
selesai. Tabel 3-2 meringkaskan jalur-jalur yang dapat di-
kini terdapat potensial membran. Gaya tarik antara muatan-
gunakan bahan untuk berpindah antara CES dan CIS. Sel
muatan yang terpisah ini menyebabkan muatan terkumpul
bersifat selektifdalam hal apa yang dapat masuk atau keluar
dalam suatu lapisan tipis di sepanjang permukaan luar dan
karena sel memiliki beragam jumlah dan jenis saluran, perrt-
dalam membran plasma (Gambar 3-19c). Muatan-muatan
bawa, atau mekanisme untuk transpor vesikular. Molekul po-
yang terpisah ini hanya mencerminkan sebagian kecil dari
lar besar (terlalu besar untuk saluran dan tidak larut lemak)
jumlah total partikel bermuatan (ion) yang terdapat di CES
yang mekanisme transpor khususnya tidak dlmilikl oleh sel
dan CIS. Sebagian besar cairan yang terdapat di dalam dan di
tidak akan dapat menembus membran sel.
luar sel bersift netral secara elektris (Gamb ar 3-l9d).Ion-ion
Tianspor selektif K. dan Na* menentukan sifat ke-
yang secara listrik seimbang dapat diabaikan, karena mereka
listrikan sel. Selanjutnya kita akan mengalihkan perhatian
tidak berperan membentuk potensial membran. Karena itu,
kepada topik ini.
potensial membran diciptakan oleh sebagian kecil (hampir
dapat diabaikan) dari seluruh partikel bermuatan yang
terdapat di cairan tubuh. Perhatikan bahw-a membran itu
sendiri tidak bermuatan. Kata potensial membran merujuk
kepada perbedaan dalam muatan antara selapis tipis regio
CIS dan CES yang masing-masing terletak tepat di samping
membran dalam dan rnembran luar.
POTENSIAL MEMBRAN Besar potensial bergantung pada jumlah muatan ber-
lawanan yang dipisahkan: semakin banyak jumlah muatan
Membran plasma semua sel hidup memiliki potensial mem-
yang dipisahkan, semakin besar potensial. Karena itu, dalam
bran, atau mengalami polarisasi listrik.
Gambar 3-19e membran B memiliki potensial lebih besar
daripada A dan lebih kecil daripada C.
82 Bab 3
Membran
+
+ +
+ + + + +
+
j+1
+ ; _,/+
sisanya yang yang menentukan
Bagian cairan
sisanya yang
+-+-+-+- ,
+ +
+ +
+
+ +
+ +
+
+ +
+ +
(e)
Gambar 3-19
Pembentukan potensial membran akibat distribusi tak merata muatan positif dan negatif di kedua sisi membran. (a) Ketika
muatan positif dan negatif tersebar seimbang di kedua sisi membran, tidak terbentuk potensial membran. (b) Ketika muatan
yang berlawanan dipisahkan oleh membran; tercipta potensial membran. (c) Muatan tak-seimbang yang menentukan potensial
membran terakumulasi dalam suatu lapisan tipis di sepanjang permukaan membran. (d) Sebagian besar cairan di CES dan CIS
secara elektris netral. Muatan tak seimbang terakumulasi dalam suatu lapisan tipis di sepanjang membran plasma. (e) Membran
B memiliki potensial lebih besar daripada A dan lebih kecil daripada C.
bab-bab selanjutnya perubahan yangterjadi di jaringan peka Konsentrasi dan permeabilitas relatif ion-ion yang ber-
rangsang sewaktu pembentukan sinyal listrik. peran penting dalam aktivitas listrik membran diperbanding-
Distribusi tak-seimbang beberapa ion kunci antara CIS kan di Tabel 3-3. Perhatikan bahwa Na- memilihi honsentrasi
dan CES serta perpindahan selektif mereka menembus mem- lebih besar di cairan ekstrasel dan konsen*asi K. jauh lebih
bran plasma merupakan penentu sifat listrik membran. Di besar di cairan intrasel. Perbedaan konsentrasi ini dipertahan-
tubuh, muatan listrik dibawa oleh ion-ion. Ion-ion yang ter- kan oleh pompa Na--K. yang membutuhkan energi. Karena
utama berperan dalam pembentukan potensial membran isti- membran plasma hampir sama sekali impermeabel terhadap
rahat adalah Na-, K-, dan A-. Yang terakhir mengacu kepada A- maka protein besar yang bermuatan negatif ini hanya
protein intrasel besar bermuatan negatif (anion). Ion lain terdapat di dalam sel. Setelah disintesis dari asam amino yang
(misalnya kalsium, magnesium, klorida, bikarbonat, dan fos- diangkut ke dalam sel, protein tetap terperangkap di dalam sel.
fat) tidak memberi kontribusi langsung bagi sifat listrik Selain mekanisme pembawa aktif, Na- dan K- dapat
membran plasma istirahat di sebagian besar sel, meskipun secara pasif menembus membran melalui saluran protein
mereka memiliki peran penting lain di tubuh. yang spesifik bagi mereka. K- biasanya jauh lebih mudah me-
84 Bab 3
Membran plasma
CA-
@ Tidak terjadi perpindahan K* lebih lanjut ketika gradien
+
listrik yang mengarah ke dalam secara tepat mengimbangi
+ gradien konsentrasi yang mengarah ke luar. Potensial
+ membran pada titik keseimbangan ini adalah potensial
keseimbangan untuk K+ (E^.) pada -90 mV.
Ex'= -90 mV
Gambar 3-20
Potensial keseimbangan untuk K*
= 6t log
kan perjanjian, tanda seklu rnenunjuhhan polaritas maatan 30
yang berlebihan di bagian dalam membran Potensial membran
-90 mV berarti bahwa potensial memiliki besar 90 mV Karena log ll30 = -1.477, maka
dengan bagian dalam relatif negatif terhadap bagian luar. E*. = 5r (-r.477) = -90mV
Potensial +90 mV akan memiliki kekuatan yang sama, tetapi
Karena 61 adalah suatu konstanta, maka potensial ke-
dalam hal ini bagian daiam lebih positif daripada bagian
seimbangan pada hakikatnya adalah ukuran dari potensial
luar.
membran (yaitu, besar gradien listrik) yang persis sama
Potensial keseimbangan untuk suatu ion yang konsen-
mengimbangi gradien konsentrasi yang terdapat untuk ion
trasinya berbeda di kedua sisi membran dapat dihitung
tersebut (yaitu rasio antara konsentrasi ion di luar sel dan di
dengan persamaan Nernst sebagai berikut:
dalam sel). Perhatikan bahwa semakin besar gradien konsen-
trasi untuk suatu ion semakin besar potensial keseimbangan
E= 6I loe9
'C, ion tersebut. Untuk mengimbangi gradien konsentrasi yang
di mana lebih besar tentu diperlukan gradien listrik berlawanan yang
lebih besar pula.
E = potensial keseimbangan untuk ion dalam mV
61 = suatu konstanta yang mengandung konstanta gas
EFEK PERPINDAHAN NATRIUM SAJA PADA
universal (R), suhu mutlak (T), valensi ion (z) (jika
POTENSIAL MEM BRAN: POTENSIAL
valensi adalah 1+, seperti untuk K' dan Na.), suatu
konstanta listrik yang dikenal sebagai Faraday (F), KESEIMBANGAN Na*
bersama dengan perubahan logaritma alami (ln) menjadi Situasi hipotetis serupa dapat diciptakan untuk Na- saja
logaritma berbasis 10 (log); 61 = M/zF. Untuk setiap (Gambar 3-21). Gradien konsentrasi untuk Na. akan memin-
ion dengan valensi selain 1+, 61 harus dibagi z untuk dahkan ion ke dalam sel, menyebabkan penimbunan muatan
menghitung potensial Nernst. positif di interior membran dan meninggalkan muatan ne-
Co = kott.tttrasi ion di luar sel dalam milimol/liter gatif di luar (terutama dalam bentuk klorida, Cl-; Na- dan
(milimolar; mM) Cl-- yaitu, garam-adalah ion CES predominan). Perpindahan
netto ke dalam sel akan berlanjut sampai tercapai keseim-
C, = kotr.ttttasi ion di dalam sel dalam mM.
bangan akibat terbencuknya gradien listrik berlawanan yang
Karena konsentrasi K. CES adalah 5 mM dan konsentrasi sama besar dengan gradien konsentrasi. Pada titik ini, berda-
CISnya 150 mM, maka sarkan konsentrasi Na., maka potensial keseimbangan Na*
(E*.) akan sebesar +60 mV. Dalam hal in bagian dalam sel
5mM
8... = 6l loe- akan lebih positif berbeda dari potensial keseimbangan un-
150mM tuk K.. Besar E*". agak lebih kecil daripada E*. (60 mV
Gambar 3-22
Efek perpindahan K- dan Na. pada pembentukan potensial membran istirahat.
perlahan, karena permeabilitasnya yang rendah, yaitu karena PERPINDAHAN KLORIDA PADA POTENSIAI
sedikitnya saluranNa. yang bocor. MEMBRAN ISTIRAHAT
Karena kebocoran tersebut selalu terjadi, mengapa kon-
Sejauh ini kita umumnya mengabaikan satu ion lain yang
senuasi K- intrasef tidak terus turun dan konr.ntori N"- di
terdapat dalam konsentrasi tinggi di CES, yaitu Cl-. Klorida
dalam sel tidak terus meningkat? Karena pompa Na.-K. lah
adalah anion CES utama. Potensial keseimbangannya adalah
maka hal ini tidak terjadi." Mekanisme r."^po. aktif ini
-70 mV persis sama dengan potensial membran istirahat.
mengimbangi laju kebocoran (Gambar 3-23). Padapotensial
Perpindahan hanya Cl- bermuatan negatif mengikuti penu-
istirahat, pompa memindahkan kembali iorr kalium (ke
runan gradien konsentrasi akan menghasilkan gradien listrik
dalam sel) dalam jumlah yang pada hakikatnya sama dengan
yang berlawanan, dengan bagian dalam lebih negatif dari-
yang.telah bocor keluar dan secara bersamaan merhindahkan
pada bagian luar. Saat para ahli fisiologi meneliti pertama kali
keluar ion natrium yang merembes masuk. Kareria pompa
efek ionik yang membentuk potensial membran, mereka ter-
mengatasi kebocoran maka gradien konsentrasi untuk K'dan
goda untuk berpikir bahwa perpindahan Cl dan pembentuk-
Na. tetap konstan di kedua sisi membran. Karena itu, pompa
an potensial keseimbangan Cl saja sudah dapat menentukan
Nat-K. tidak saja membentuk perbedaan konsentrasi Na* potensial membran istirahat. Sebenarnya hal yang seballk-
dan K- di kedua sisi membran tetapi juga mempertahankan
nyalah yang terjadi. Potensial membran berperan mendorong
perbedaan ini.
distribusi Cl- di kedua sisi membran.
Seperti baru saja dibahas, besar gradien konsentrasi ini,
Sebagian besar sel sangat permeabel terhadap Cl tetapi
bersama dengan perbedaan permeabilitas membran terhadap
tidak memiliki mekanisme transpor aktif untuk ion ini.
kedua ion, menentukan besar potensial membran. Karena
Tanpa gaya akdfyang bekerja padanya, Cl akan secara pasif
gradien konsentrasi dan permeabilitas terhadap Na- dan K.
mendistribusikan dirinya untuk mencapai keadaan seirnbang.
tetap konstan pada keadaan istirahat maka potensial mem-
Dalam hal ini, Cl- terdorong keluar sel, membentuk gradien
bran istirahat yang dibentuk oleh gaya-gayaini tetap konstan.
konsentrasi yang mengarah ke dalam yang mengimbangi se-
Pada titik ini, ddak terjadi perpindahan netto ion apapun,
cara tepat gradien listrik yang mengarah keluar (yaitu, poten-
karena semua kebocoran pasif diimbangi secara tepat oleh
sial membran istirahat) yang ditimbulkan oleh perpindahan
mekanisme pompa aktif. Tercipta keadaan stabil dinamis,
K" dan Na*. Karena itu, perbedaan konsentrasi Cl- antara
meskipun terdapat gradien konsentrasi yang besar bagi K'
CES dan CIS lebih ditimbulkan secara pasif oleh keberadaan
dan Na. dalam arah yang berlawanan, serta adanya sedikit
potensial rnembran daripada oleh suatu pompa aktif, seperti
kelebihan muatan positif di CES disertai sedikit kelebihan
yang terjadi pada K. dan Na.. Dengan demikian, di sebagian
muatan negatif di CIS (cukup untuk membentuk potensial
besar sel Cl' tidak mempengaruhi potensial membran istira-
dengan besar 70 mV).
I
(Pasif)
i,t-
Y/
Saluran K*
/ U
(Pasif)
+
K
Garnbar 3-23
Keseimbangan antara kebocoran pasif Na. dan K. dan pompa Na.-Kt aktif. Pada potensial membran istirahat, kebocoran pasif
Na. dan K. mengikuti penurunan gradien elektrokimianya diimbangi oleh pompa aktif Na.-K. sehingga tidakterjadi
perpindahan netto Na* dan Kr dan potensial membran istirahat tetap konstan.
hat; potensial membran lah yang secara pasif mempengaruhi Banyak jenis sel menggunakan transpor membran untuk
distribusi Cl-. (Beberapa sel khusus memiliki pompa Cl aktifl menjalankan aktivitas khusus mereka yang ditujukan untuk
dengan perpindahan Cl- ikut menentukan potensial). mempertahankan homeostasis. Inilah beberapa contohnya:
88 Ban -3
lilingi sel ketika sel berada dalam keadaan istirahat secara misalnya memulihkan tekanan darah ke normal ketika tim-
elektris. Aktivitas khusus sel sarafdan orot berganrung pada bul sinyal bahwa tekanan darah tersebur terlalu rendah.
kemampuan sel-sel ini mengubah potensial membran mereka Perubahan cepat pada potensial membran di sel otot
secara cepat pada stimulasi yang sesuai. Perubahan potensial memicu kontraksi otot, yaitu aktivitas khusus otot. Kontraksi
yang sesaat dan cepat ini di sel sarafberfungsi sebagai sinyal otot berperan dalam homeostasis melalui banyak cara, rer-
listrik atau impuls saraf,, yang menjadi cara unruk menyalur- masuk pemompaan darah oleh jantung dan pemindahan
kan informasi di sepanjang jalur saraf. Informasi ini diguna, makanan sepanjang saluran cerna.
kan untuk melakukan penyesuaian-penyesuaian homeostatik,
RINGKASAN BAB
Struktur dan Komposisi Membran (h.59-64) I Banyak sel disatukan lebih lanjut oleh taut sel khusus yang
I Semua sel dibungkus oleh membran plasma, suatu lapis terdiri dari tiga jenis: desmosom, raut erar, dan taut
ganda lemak tipis dengan protein-protein tersisip di da- celah.
lamnya dan karbohidrat melekat di permukaan luarnya. I Desmosom berfungsi sebagai taut perekat untuk menyatu-
I Penampakan mikroskopik elektron membran plasma se- kan sel-sel
secara mekanis dan khususnya penting di
bagai struktur trilaminar (dua garis gelap dipisahkan oleh jaringan yang mendapat banyak p.r.g".g"rr. (Lihitkh
satu garis terang) disebabkan oleh susunan molekul- Gambar 3-4).
molekul yang men)'usunnya. Molekul-molekul fosfolipid I Taut erat sebenarnya menyatukan sel-sel untuk menyum-
menyusun dirinya untuk membentuk suatu lapis ganda bat saluran antara sel-sel rersebut, sehingga lewatnya ba-
dengan interior hidrofobik (garis terang) yang terjepit di han menembus sel dapat diatur. Thut impermeabel ini
antara permukaan luar dan dalam yang hidrofilik (garis ditemukan di lembaran epitel yang memisahkan kom-
gelap). (Lihatkh Gambar 3-1, 3-2, dan 3-3). partemen-kompartemen dengan komposisi kimia yang
I Lapis ganda lemak ini membentuk batas struktural sel, sangat berbeda. (Lihatkh Gambar 3-fl.
berfungsi sebagai sawar untuk bahan-bahan larut-air dan I Thut celah adalah taut komunikasi anrara dua sel yang
berperan menentukan sifat cair membran. berdekatan tetapi tidak saling sentuh. Sel,sel yang disatu-
I Molekul kolesterol yang terdapat di antara fosfolipid ikut kan oleh taut celah terhubung melalui saluran-saluran
berperan dalam sifat cair dan stabilitas membran. kecil yang memungkinkan pertukaran ion dan molekul
I Menurut model mosaik cair struktur membran, protein- kecil antara sel-sel tersebut. Perpindahan ion ini berperan
protein terbenam di dalam lapis ganda lemak. (Lihathh penting dalam penyebaran aktivitas listrik untuk mensin-
Gambar 3-3). Protein membran, yang jenis dan distribu- kronkan konrraksi di otot jantung dan otot polos.
sinya bervariasi di antara sel-sel, berfungsi sebagai (l) (Lihatlah Gambar 3-6).
saluran untuk lewatnya ion kecil menembus membran,
(2) pembawa untuk memindahkan bahan spesifik masuk Tlranspor Membran (h. 66-81)
atau keluar sel; (3) akseptor penanda penambatan (doching I Suatu bahan mungkin berpindah antara CES dan CIS
marher recEtor) untuk fusi dengan vesikel sekretorik yang dengan arau tanpa bantuan.
selanjutnya dieksositosis; (4) enzim terikat-membran yang I Mekanisme rranspor juga dapat bersifat pasif (partikel
mengatur reaksi-realsi kimia spesifik; (5) reseptor untuk berpindah menembus membran tanpa memerlukan
mendeteksi dan berespons terhadap pembawa pesan pengeluaran energi dari sel) atau akdf (sel mengeluarkan
kimiawi yang mengubah fungsi sel; dan (6) molekul pe- energi untuk memindahkan pardkel menembus mem-
rekat sel yang membantu menyatukan sel-sel, dan ber- bran). (Lihatlah Tabel 3-2, h. S2).
fungsi sebagai penghubung suuktural antara lingkungan I Ion dan partikel larut lemak dapat menembus membran
ekstrasel dan sitoskeleton inuasel. tanpa bantuan. Molekul nonpolar (larut lemak), berapa-
I Karbohidrat membran, rantai-rantai pendek gula yang pun ukurannya, dapat larut dan secara pasif melalui lapis
menonjol hanya dari permukaan luar, befungsi sebagai ganda lemak mengikuti penurunan gradien konsentrasi.
penanda identitas sel. (Lihatkh Garnbar 3-3). Molekul ini (Lihathh Gambar 3-7 dan 3-8). Ion kecil menembus
penting dalam pengenalan "diri" pada interalsi antarsel membran secara pasif mengikuti penurunan gradien elek-
misalnya pada pembentukan dan perumbuhan jaringan. trokimia melalui saluran protein yang khusus bagi ion
tersebut.
Perlekatan Antarsel (h. 64-66) I Osmosis adalah kasus khusus perpindahan air mengikuti
I Sel-sel khusus secara lokd mengeluarkan matrils ekstrasel penurunan gradien konsentrasi ke daerah dengan konsen-
(MES) kompleks yang berfungsi sebagai "lem' biologis rrasi zat terlarut lebih tinggi. (Lihatkh Gambar 3-9 sampai
antara sel-sel jaringan. 3-13).
I MES terdiri dari bahan encer mirip-gel yang mengandung I Mekanisme pembawa penting bagi pemindahan molekul
tiga tipe serat protein tersisip di dalamnya: kolagen, elas- polar kecil dan untuk perpindahan terrentu ion menem-
tin, dan fibronektin. bus membran.
SOAL LATIHAN
Pertanyaan Obyektif (f awab an & h. A-44)
1. 3. enzim terikat-membran
Regio hidrofobik molekul-molekul yang membentuk
4. pengenalan "diri"
membran plasma sesuai dengan dua garis hitam struktur
5. batas struktural
ini yang terlihat di bawah mikroskop elektron (Benar
6. fluiditas membran
atau sakh)?
7. pembawa
2. Ekor nonpolar molekul fosfolipid membenamkan diri
8. sawar terhadap lewatnya bahan larut air
di interior membran plasma. (Benar atau salah?)
3. Melalui pemompaannyay^ng tidak seimbang, pompa
6. Dengan menggunakan kode di kanan, tunjukkan arah
perpindahan netto pada masing-masing kasus:
Na.-K. berperan langsung niemisahkan muatan-muatan
1. molekulyangmengalami a. perpindahan
sehingga tercipta potensial membran -70 mY (Benar
kontraseptor sewaktu dari konsen-
atau salah)
transpor aktif sekunder trasi tinggi ke
4. Pada potensial membran istirahat, terjadi sedikit kelebihan
2. difusi terfasilitasi
muatan negatif di bagian dalam membran dengan sedikit rendah
kelebihan muaran positif di ltar (Benar atau salnh?)
3. Na- selama transpor aktif b. perpindahan
sekunder dari konsen-
5. Dengan menggunakan kode di kanan, tunjuklan
4. transpor aktif primer trasi rendah
komponen membran ap^ y^ng berperan dalam fungsi
yang ditanyakan:
5. difusi pasifsederhana ke tinggi
90 Bab 3
:'.ry
*{orn*sstasi*
esensial bagl
kelangsunEan
Wanita hidup sel
$*l merylbentuk
sistem tubuh
Untuk mempertahankan homeostasis, sel harus bekerja sama mempertahankan homeostasis. Selain itu, banyak aktivitas
secara terpadu untuk mencapai tujuan bersama. Dua sistem derajat tinggi (berkaitan dengan pikiran) yang dilaksanakan
regulatorik utama tubuh yang membantu memastikan oleh sistem saraf juga berperan dalam homeostasis.
respons terkoordinasi untuk mempertahankan hidup adalah Komunikasi hormon dilaksanakan oleh hormon yaitu
sistem saraf dan endokrin. pembawa pesan kimiawi jarak jauh yang dikeluarkan oleh
Komunikasi saraf dilaksanakan oleh sel saraf, atau neuron, kelenjar endokrin ke dalam darah. Darah membawa hormon
yang khusus menghasilkan sinyal listrik cepat dan mengeluar- ke tempat-tempat sasaran yang jauh untuk mengatur
kan neurotransmiter; pembawa pesan kimiawi jarak pendek proses-proses yang lebih memerlukan durasi daripada
yang bekerja pada organ sasaran sekitar. Sistem saraf kecepatan, misalnya aktivitas metabol ik, keseimbangan air
menghasilkan kontrol cepat terhadap sebagian besar aktivitas dan elektrolit, serta pertumbuhan.
otot dan kelenjar tubuh. yang umumnya ditujukan untuk
94
Prinsip Komunikasi
Saraf dan Hormon
95
Sel saraf dan otot dianggap sebagai jaringan peka kurang negatif(sebagai contoh, perubahan dari -70 mV
rangsang karena jika tereksitasi, keduanya mengubah poten- menjadi -60 m9; muaran yang dipisahkan lebih sedikit
sial istirahatnya untuk menghasilkan sinyal listrik. Sel saraf, dibandingkan dengan potensial istirahat.
yang juga dikenal sebagai neuron, frenggunakan sinyal-sinyal 3. Repolarisasi: Membran kembali ke potensial istirahat-
listrik ini untuk menerima, memproses, memulai, dan mengi- nya setelah mengalami depolarisasi.
rimkan pesan. Di sel otot, sinyal listrik ini memicu kon- 4. Hiperpolarisasi: Peningkatan besar potensial membran
traksi. negatif; membran menjadi lebih terpolarisasi dibanding-
Dengan demikian, sinyal listrik sangat penting bagi kan pada potensial istirahat. Selama hiperrrolarisasi po-
berfungsinya sistem saraf dan semua otot. Di bab ini, kita tensial membran semakin menjauhi 0 mV, menjadi Ie-
akan membahas bagaimana neuron mengalami perubahan bih negatif (misalnya perubahan dari -70 mV menjadi
potensial untuk melaksanakan fungsinya. Sel otot dibahas di -80 mD; lebih banyak muatan yang dipisahkan diban-
bab-bab selanjutnya. dingkan dengan potensial istirahat.
96 Bab 4
(bentuk) protein yang membentuk saluran berpintu ter- membran dapat berubah dari -70 menjadi -60 mV (suatu
sebut. Terdapat mpat jenis saluran berpintu, bergantung potensial berjenjang 10 mV) atau dari -70 menjadi -50 mV
pada faktor yang memicu perubahan konformasi saluran: (potensial berjenjang 20 mV).
(1) saluran berpintu voltase, yang membuka atau me-
nutup sebagai respons terhadap perubahan potensial mem-
bran; (2) saluran berpintu kimiawi, yang mengubah I Sennakin kuat kejadian pemicu, semakin besar
konformasinya sebagai respons terhadap pengikatan pem- potensial berjenjang yang terbentuk.
bawa pesan kimiawi tertentu dengan reseptor membran
Potensial berjenjang biasanya dihasilkan oleh kejadian pe-
yang berkaitan erat dengan saluran; (3) saluran berpintu
micu tertentu yang menyebabkan saluran ion berpintu ter-
mekanis, yang berespons terhadap peregangan atau defor-
buka di bagian tertentu membran sel peka rangsang. Pada
masi mekanis lain; dan (4) saluran berpintu termal, yang
sebagian besar kasus, saluran ini adalah saluran berpintu
berespons terhadap perubahan suhu lokal (panas atau
kimia atau berpintu mekanis. Yang biasanya terjadi adalah
dingin).
terbukanya saluran berpintu Na. yang menyebabkan masuk-
Karena itu, kejadian pemicu mengubah permeabilitas
nya Na- ke dalam sel mengikuti penurunan gradien kon-
membran dan karenanya mengubah aliran ion menembus
sentrasi dan listriknya. Depolarisasi yang terjadi*potensial
membran dengan membuka atau menutup saluran yang
berjenjang-terbatas di regio kecil khusus dari keseluruhan
melindungi saluran ion tertentu. Perpindahan ion-ion ini
membran plasma.
menyebabkan redistribusi muatan di kedua sisi membran,
Besar potensial berjenjang inisial ini (yaitu, perbedaan
menyebabkan potensial membran berfluktuasi.
antara potensial baru dan potensial istirahat) berkaitan
Terdapat dua bentuk dasar sinyal listrik: (l) potensial
dengan kekuatan kejadian pemicu: Semakin buat hejadian
berjenjang, yang berfungsi sebagai sinyal jarak-pendek; dan
pemicu, semahin banyak saluran berpintu ydng terbuka, semakin
(2) potensial aksi, yang menjadi sinyal jarak-jauh. Kita se-
banyak maatan positif yang masuk ke sel, dan semahin besar
karang akan membahas jenis-jenis sinyal ini secara lebih
potensial berjenjang terdepolarisasi di tempat inisial. Juga sema-
detil, dimulai dengan potensial berjenjang dan kemudian
kin lama durasi kejadian pemicu, semabin lama durasi potensial
kita akan mendalami bagaimana sel saraf menggunakan
b erj enj ang (Gambar 4-2).
sinyal-sinyal ini untuk menyampaikan pesan.
Potensial
berjenjang
(perubahan
potensial
membran
relatif
terhadap Potensial istirahat
potensial
istirahat) .
Waktu
Besar
rangsangan .:r:,,',':l-1r
tt
Rangsangan diberikan
Gambar 4-2
Kekuatan dan lama suatu potensial berjenjang. Besar dan lama suatu potensial
berjenjang bergantung langsung pada kekuatan dan lama kejadian pemicu,
misalnya suatu stimulus.
Cairan ekstrasel
Saluran Nat Muatan tak berimbang
tertutup ++++++++ +++++++++ I Yang tersebar di kedua
r ) sisi membran dan
J berperan membentuk
potensial membran
Bagian dari
sebuah sel
peka rangsang
+++++++ +++++++
98 Bab 4
Akibat arus lokal antara daerah depoiarisasr aktif dan dapat berfungsi sebagai sinyal hanya untuk jarak yang sangar
daerah inaktif di sekitarnya maka terjadi perubahan potensial pendek.
di daerah yang semula inaktif. Muatan positif mengalir ke Meskipun potensial berjenjang memiliki jangkauan
daerah sekitar di sisi dalam, sementara secara bersamaan, sinyal yang terbatas namun potensial ini sangat penting bagi
muaran positif mengalir keluar daerah ini di sisi luar. Karena fungsi tubuh, seperti dijelaskan di bab-bab berikutnya.
itu, di daerah sekitar bagian dalam menjadi lebih positif (atau Berikut ini adalah potensial berjenjang: potensial pascasinaps,
kurang negatif), dan bagian luar kurang positif (atau lebih potensial reseptor, ?otensial end-plate, potensial ?emacu
negatif) daripada sebelumnya (Gambar 4-3c). Dengan kata Qtacemaker), dan potensial gelombang hmbat. Istilah-istilah
lain, daerah sekitar yang semula inaktif telah mengalami de- ini mungkin asing bagi anda sekarang, tetapi anda akan
polarisasi sehingga potensial berjenjang telah menyebar. Poten- terbiasa dengan mereka seiring dengan pembahasan lanjutan
sial daerah ini kini berbeda dari daerah inaktif di sebelahnya kita tentang fisiologi saraf dan otot. Kami menyertakan daflar
di sisi lain, memicu aliran arus lebih lanjut ke daerah baru ini, ini di sini karena hanya di sinilah potensial berjenjang akan
demikian seterusnya. Dengan cara ini, arus menyebar di kedua disatukan. Untuk saat ini cukup dikatakan bahwa umumnya
arah menjauhi tempat awal perubahan potensial. sel peka rangsang dapat menghasilkan satu dari berbagai jenis
Besar arus yang mengalir antara dua daerah bergantung potensial berjenjang sebagai respons terhadap suatu kejadian
pada perbedaan potensial antar daerah dan pada resistensi pemicu. Sebaliknya, potensial berjenjang dapat memicu pa-
bahan tempar arus mengalir. Resistensi adalah hambatan tensial aksi, yaitu sinyal farak-jauh, di sel peka rangsang.
rerhadap perpindahan muatan listrik. Semakin besar beda
potensial, semakin besar aliran arus; dan semakin rendah
resistensi, semakin besar aliran arts. Konduhrar memiliki POTEhISIAL AKSI
resistensi rendah sehingga aliran arus tidak banyak mendapat
hambatan. Kawat (kabel) Iistrik serta CIS dan CES adalah Potensial aftsi adalah perubahan potensial membran yang
konduktor yang baik sehingga arus mudah mengalir melalui berlangsung singkat, cepat, dan besar (100 m.V) saat potensial
mereka. Insulator memiliki resistensi tinggi dan sangat meng- sebenarnya berbalik, sehingga bagian dalam sel peka rangsang
hambat perpindahan muatan. Plastik yang membungkus secara sesaat menjadi lebih positif daripada bagian luar.
kawat listrik memiliki resistensi tinggi, demikian juga lemak Seperti potensial berjenjang, satu potensial aksi hanya me-
tubuh. Karena itu, arus tidak mengalir menembus lapis- libatkan sebagian kecil dari keseluruhan membran sel peka
ganda lemak membran plasma. Arus, yang dibawa oleh ion, rangsang. Namun, tidak seperti potensial berjenjang, poten-
dapat menembus membran hanya melalui saluran ion. sial aksi dihantarkan, atau menjalar, ke seluruh membran
secara nondecremental; yaitu, potensial ini tidak berkurang
kekuatannya ketika menyebar dari tempat asalnya ke seluruh
I Potensial berjenjang mereda hingga lenyap bagian membran lain. Karena itu, potensiai aksi dapat ber-
dalam jarak pendek. fungsi sebagai sinyal jarak jauh yang"taat". Pikirkanlah ten-
tang sel saraf yang menyebabkan kontraksi sel-sel otot di
Aliran arus pasif antara daerah aktif dan daerah sekitar yang jempol kaki anda (lihat Gambar 2-18, h. 47).Jrkaanda ingin
inaktif serupa dengan mengalirnya arus listrik di kawat listrik. menggoyangkan jempol kaki anda maka perintah dikirim
Kita mengetahui dari pengalaman bahwa arus dapat bocor dari otak turun ke medula spinalis untuk memulai potensial
dari kawat listrik yang menimbulkan bahaya kecuali jika
kawat dibungkus oleh bahan insulator misalnya plastik.
(Orang tersengat listrik jika mereka menyentuh kawat listrik
telanjang). Demikian juga, arus melenyap menembus mem-
bran plasma karena ion-ion pembawa muatan bocor melalui
bagian-bagian membran yang "tidak berinsulasi", yaitu me-
lalui saluran terbuka. Akibat berkurangnya arus ini maka
kekuatan arus lokal secara progresif melemah seiring dengan
bertambahnya jarak dari tempat asal (Gambar 4-4). Karena
itu, kekuatan potensial berjenjang terus menurun semakin
jauh potensial ini merambat dari daerah aktif asal. Cara lain
untuk menyatakannya adalah bahwa penyebaran potensial
berjenjang bersifat decremental berkurang bertahap (Gambar
1-
Arah aliran arus Arah aliran arus
4-5). Perhatikan bahwa di Gambar 4-4, besar perubahan dari tempat awal dari tempat awal
-*
-Angka menunjukkan potensial lokal
potensial awalnya adalah 15 mV (perubahan dari -70 menjadi
dalam mV di berbagai titik sepanjang membran
-55 mV), yang berkurang sewaktu potensial bergerak di
sepanjang membran hingga menjadi 10 mV (dari -70 menjadi Gambar 4-4
-60 mV) dan terus menurun semakin jauh dari tempat aktif Berkurangnya arus menembus membran plasma. Kebocoran
ion-ion pembawa muatan menembus membran plasma
awal, sampai tidak lagi terdapat perubahan potensial. Dengan
menyebabkan berkurangnya secara progresif kekuatan arus
cara ini, arus lokal ini mereda hingga lenyap beberapa mili- dengan penambahan jarak dari tempat awal perubahan
meter dari tempat awal perubahan potensial dan karenanya potensial.
100 Bab 4
SALURAN Na. DAN K. BERPINTU VOLTASE
I Perubahan mencolok pada permeabilitas Saluran membran berpintu voltase terdiri dari protein-protein
membran dan perpindahan ion menyebabkan
yang memiliki sejumlah gugus bermuatan. Medan lisuik (po-
potensial aksi.
tensial) yang mengelilingi saluran ini dapat menyebabkan dis-
Bagaimana potensial membran, yang biasanya dipertahankan torsi pada struktur saluran karena bagian-bagian dari protein
pada tingkat istirahat yang tetap, kehilangan keseimbangannya saluran yang bermuatan akan tertarik atau tertolak secara elektris
sedemikian sehingga terbentuk potensial aksi? Ingatlah bahwa oleh muatan yangada di cairan sekitar membran. Tidak seperti
K. berperan paling besar dalam pembentukan potensial istirahat mayoritas protein membran, yang tetap stabil meskipun terjadi
karena membran saat istirahat jauh lebih permeabel terhadap K. fluktuasi potensial membran, protein saluran berpintu voltase
daripada terhadap Na- (lihat h. 84). Selama potensial aksi, terjadi sangat peka terhadap perubahan voltase. Distorsi kecil bentuk
perubahan mencolok dalam permeabilitas membran terhadap saluran yang ditimbulkan oleh perubahan potensial dapat
Na. dan K- sehingga ion-ion berpindah cepat mengikuti penu- menyebabkan saluran mengubah konformasinya. Di sini kem-
runan gradien konsentrasinya. Perpindahan ion-ion ini mem- bali ditemukan contoh bagaimana perubahan ringan pada
bawa arus yang berperan dalam perubahan potensial yang terjadi struktur dapat berpengaruh besar pada fungsi.
selama potensial aksi. Potensial aksi terjadi akibat pembuJ<aan Saluran Na- berpintu voltase memiliki dua prnru: pintu
dan kemudian penurupan dua tipe saluran spesifik saluran Na* pengaktifan dan pintu penginahtifan (Gambar 4-7). Pintu
berpintu voltase dan saluran K- berpintu voltase. pengaktifan menjaga saluran dengan membuka dan menutup
Cairan
ekstrasel (CES)
.r:.lr:.rr:.i'a,,al::l.,iial.il,:ill ia,iillliar..il
i ir ,, ' l, lr .: l
r,
r Meiribr:an .' , ',
:'pl':t" ,,:
Cairan
pintu intrasel (ClS)
pengaktifan terpicu Fada perlahan yang
ambang terpicu pada ambang
Tertutup tetapi Tertutup dan lidak mampu
Terbuka (aktif)
dapat membuka membuka {inaktif)
(a) (b) (c)
Cairan
ekstrasel (CES)
Cairan Pembukaan
intrasel (ClS) lambat yang
1:\ terpicu pada
u) ambang
Tertutup Terbuka
(d) (e)
Gambar 4-7
Konformasi saluran natrium dan kalium berpintu voltase
1O2 Bab 4
Bersamaan dengan inaktivasi saluran Na-, saluran K' bulkan oleh peningkatan mencolok P*'IanB terjadi bersama-
berpintu voltase mulai membuka secara perlahan di puncak an dengan inaktivasi saluran Na. di puncak potensial aksi.
potensial aksi. Pembukaan pintu saluran K' adalah suatu Dengan pulihnya potensial istirahat, perubahan voltase
respons berpintu voltase yang tertunda dan terpicu oleh mengubah saluran Nat ke konformasi "tertutup tetapi dapat
depolarisasi awal ke ambang. Karena itu, di ambang terjadi membuka", dengan pintu pengaktifan tertutup dan pintu
tiga proses yang berkaitan dengan potensial aksi: (1) pem- penginaktifan terbuka. Kini saluran siap kembali untuk be-
bukaan cepat pintu aktivasi Na-, yang memungkinkan Na' respons terhadap kejadian pemicu lainnya. Saluran K- ber-
masuk, memindahkan potensial dari ambang ke puncaknya pintu voltase yang baru terbuka juga menutup sehingga jum-
yang positif; (2) penutupan lambat pintu inaktivasi Na-, yang lah saluran bocor K. yang terbuka di membran kembali ke
menghentikan pemasukan lebih lanjut Na. setelah jeda sangat tingkat istirahat. Biasanya, saluran K. berpintu voltase menu-
singkat sehingga potensial tidak dapat terus meningkat; dan tup perlahan. Akibat peningkatan permeabilitas terhadap K.
(3) pembukaan lambat saluran K-, yang, seperti akan anda yang menetap ini, lebih banyak K- keluar daripada yang
lihat, berperan besar menirrunkan potensial dari puncaknya diperlukan untuk membawa potensial ke istirahat. Efluks K-
ke tingkat istirahat. Potensial membran akan secara bertahap yang sedikit berlebihan ini menyebabkan interior sel sesaat
kembali ke istirahat setelah penutupan saluran Na. karena K. lebih negatif daripada potensial istirahat, menyebabkan
terus bocor keluar tetapi tidak ada lagi Na- yang masuk. hiperpolarisasi ikutan.
Namun, pemulihan ke tingkat istirahat ini dipercepat oleh
pembukaan pintu K- saat potensial aksi mencapai puncak-
nya. Pembukaan saluran K- berpintu voltase sangat mening- I Pompa Na*-K* secara bertahap memulihkan
katkan permeabilitas K- (dinamai P*.) menjadi sekitar 300 gradien konsentrasi yang terganggu akibat
kali daripada P*^. istirahat. potensial aksi.
Peningkatan mencolok P". ini menyebabkan K+ me-
Pada akhir potensial aksi, potensial membran pulih ke kondisi
nyerbu keluar sel mengikuti penurunan gradien konsentrasi
istirahatnya, tetapi distribusi ion telah sedikit berubah.
dan gradien listriknya, membawa muatan positif kembali ke
Natrium telah masuk ke sel selama fase naik dan K-, dalam
luar. Perhatikan bahwa pada puncak potensial aksi, potensial
jumlah setara, telah keluar sel sewaktu fase turun. Pompa
positif di bagian dalam sel cenderung menolak ion K. yang
positifsehingga gradien listrik untuk K- adalah ke arah luar,
Na'-K. memulihkan ion-ion ini ke lokasinya semula dalam
tidak seperti saat potensial istirahat. Perpindahan keluar K' fangka panjang, tetapi tidak setelah setiap potensial aksi.
Proses pemompaan aktif memerlukan waktu jauh lebih
secara cepat memulihkan potensial istirahat yang negatif.
lama untuk memulihkan Na. dan K- ke lokasinya semula
Sebagai ringkasan (Gambar 4-9) , f6e nai.k pada potensial
daripada waktu yang diperlukan oleh fluks pasif ion-ion ini
aksi (dari ambang ke +30 mV disebabhan oleh influks l"la.
(Na. masuk ke sel) akibat peningkatan mendadak PN"' di sewaktu potensial aksi. Namun, membran tidak perlu
menunggu hingga pompa Na.-K- secara perlahan memulih-
ambang. Fase turun (dari +30 mV ke potensial istirahat) ter-
kan gradien konsentrasi sebelum membran dapat mengalami
utama disebabban oleh efluks K (K- keluar sel) yang ditim-
potensial aksi berikutnya. Sebenarnya, pada potensial aksi
perpindahan hanya segelintir (dibandingkan dengan jumlah
total) ion Na. dan K. sudah menyebabkan perubahan besar
dalam potensial. Selama potensial aksi, hanya sekitar I dari
+60 100.000 ion K. yang ada di sel keluar, dengan jumlah Na'
+50 setara masuk dari CES. Perpindahan proporsi Na- dan K'
+
+40
zO/o 9. yang sangat kecil ini selama satu potensial aksi menyebabkan
+30
{l tqo perubahan potensial dramatik i00 mV (antara -70 dan +30
9 *zo f,1 \o)
mV) tetapi hanya perubahan tak berarti pada konsentrasi
5 +to CJ
l<
rr\o- ion-ion ini di CES dan CIS. Masih jauh lebih banyak K. y*g
Fo o l:
o lG
arl-
olo
olfr tetap berada di dalam daripada di luar sel, dan Na- masih
:c -10 -<
o lo
c
9.-20 J l6 E lo merupakan ion ekstrasel predominan. Karena itu, gradien
E c
3 /rr
i6 -"\-- konsentrasi Nat dan K. tetap ada, sehingga potensiai aksi
_s -30
240 o-(
-50
8l
I
I
r l(n\n Potensial ambang
dapat kembali terjadi tanpa pompa harus mengejar untuk
memulihkan gradien.
(r G-."{l
-60
-70
IJ---- Potensial istirahat
Tentu saja jika tidak terdapat pompa maka fluks, bahkan
yang kecil, yang menyertai potensial aksi berulang-ulang
-80
akhirnya akan menghilangkan gradien konsentrasi sehingga
-90
potensial aksi selanjutnya tidak mungkin terjadi. Jika konsen-
Waktu (mdet) trasi Nat dan K- sama antara CES dan CIS maka perubahan
Gambar 4-9 permeabilitas terhadap kedua ion ini tidak akan menyebab-
Perubahan permeabilitas dan fluks ion selama potensial aksi kan fluks sehingga tidak terjadi perubahan potensial. Karena
itu, pompa Na--K. sangat penting untuk mempertahankan
gradien konsentrasi dalam jangka panjang. Namun, pompa
104 Bab 4
I
o Zona lnput
Dendrit
@ Zona lnput: Bagian tempat sinyal datang
dari neuron lain diterima
dan
Badan Sel @ zonaPemicu: Bagian tempat potensial aksi
dimulai
E
Badan sel
o
E
c
-
L6
J
daerah inaktif sekitar baik di sisi dalam maupun sisi luar potensial aksi terbentuk dl salah satu bagian membran sel saraf
membran. Aliran arus lokal ini menetralkan arau memper- maha akan terpicu suatu siklus sed.emihian sehinga potensial
kecil sebagian dari muatan yang tak seimbang di daerah ahsi menjalar he seluruh serat secara otomatis. Dengan cara ini,
inaktif; yaitu, aliran tersebut mengurangi jumlah muaran akson mirip dengan sumbu perasan renteng yang hanya perlu
berlawanan yang dipisahkan oleh membran, menurunkan dinyalakan salah satu ujungnya. Sekali menyala maka api
potensial di daerah ini. Efek depolarisasi ini dengan cepat akan menjalar di sepanjang renreng; kita tidak perlu menya-
membawa daerah yang semula inaktif ke ambang, saat sa- lakan setiap petasan secara terpisah.
luran Na- berpintu voltase di bagian membran ini semua Perhatikan bahwa potensial aksi yang asli tidak perlu
membuka, menyebabkan potensial aksi di daerah yang se- berjalan di sepanjang membran. Potensial aksi ini memicu
belumnya inaktif. Sementara itu, daerah yang semula aktif, potensial aksi baru identik di daerah sekitar di membran, dan
kembali ke potensial istirahat akibat efluks K-. proses ini berulang di seluruh panjang akson. Analoginya
Selanjutnya, di dekat daerah aktifbaru terdapat daerah adalah "waue" (gerakan penonron seperti geiombang) di
inaktif lain, sehingga hal yang sama kembali berulang. Siklus stadion. Masing-masing bagian penonton berdiri (fase naik
ini mengulangi dirinya dalam suatu reaksi berantai sampai potensial aksi), lalu duduk (fase turun) dalam rangkaian satu
potensial aksi relah menyebar kc ujung aksan. Sekali suatu rnenyusul yang lain s..x-akru gelomLtang menqitari statJi.rn.
, :.., Oaerahinaktifdidokatnya
Daerahaktif berada timpit,depolarisaei akan,
di puncak Bote65;a1 mSn$ebafil'a*an segera Sagian akson lailr'jlia:masih
akcl , ',::: ;, rfieflgapqi,ambang. ,::' berada dalam'potedsial t$tiiahat
.-,
{fl +-+'+ + + + + + + + + + + + + + + + + ++ +,+.,+ +
I
--
-50
*70
Daerahrsekitar
yanCdibrawa ke Daerah lnaktif baru
Daerah yang ambpng qleh tempatdepolarisasl.
sebelumlyC: I
alir4n,,arus lokal; alran ntenyebar; akan
aktif kembali ke', kini qktif di.pulcak segefamencaFil ,
potercialistirahat pcteaslat aksi ambang,
@ tfl; * + + + + + + + + +
I
**;',+ ;,, +.+i+::+r::+::.+
+++'-++++++,++:#++++
.,;:rulnil
Gambar 4-11
Hantaran merambat. Aliran arus lokal antara daerah aktif di puncak potensial aksi dan daerah inaktif sekitar yang masih berada
dalam potensial istirahat mengurangi potensial di daerah inaktif sekitar ini ke arah ambang, yang memicu potensial aksi di
daerah yang sebelumnya inaktif tersebut. Daerah aktif semula kembali ke potensial istirahatnya, dan daerah aktif yang baru
kemudian menginduksi potensial aksi di daerah inaktif di sebelahnya melalui aliran arus lokal demikian seterusnya siklus
berulang di sepanjang akson.
Gelombanglah, bukan penonton, yang bergerak mengelilingi gradien elektrokimia, yang pada hakikatnya identik di seluruh
stadion. Demikian juga, potensial-potensial aksi baru mun- panjang akson. Karena itu, potensial aksi terakhir di ujung
cul secara berurutan di sepanjang akson. Setiap potensial aksi akson identik dengan potensial.aksi semula, berapapun pan-
baru dalam proses perambatan tersebut adalah kejadian lokal jang akson. Dengan demikian, satu potensial aksi menyebar
"segar" yang bergantung pada perubahan permeabilitas dan sepanjang akson tanpa mengalami pelemahan. Dengan cara
106 Bab 4
rnr, potensial aksi dapat berfungsi sebagar sinyal jarak-jauh Kedua periode ini terjadi akibat perubahan srarus saluran Na
ranpa penurunan arau disrorsi. dan Kt berpintu voltase saat dan setelah potensial aksi. Ketika
Pe rambatan nondecrementa/ suatu potensiai aksi berbeda suatu bagian membran akson sedang mengalami potensial
dari penyebaran denemental potensial berjenjang, yang me- aksi, bagian ini tidak dapat menghasilkan potensial aksi baru.
lemah dan hilang dalam jarak pendek karena potensial ini berapapun kuatnya kejadian pemicu yang merangsangnya.
tidak dapat melakukan regenerasi. Tabel 4-1 meringkaskan Periode waktu ketika suatu bagian membran yang baru meng-
perbedaan antara potensial berjenjang dan potensial aksi. alami pengaktifan bersifat refrakter total (berarti "keras ke-
yang sebagian baru akan didiskusikan. pala', atau tidak responsif) terhadap stimulasi lebih lanjur
dikenal sebagai periode refrakter absolut. Setelah saluran
Na- berpintu voltase berubah ke bentuk terbuka atau aktif-
I Periode
refrakter memastikan potensial aksi nya, saluran ini tidak lagi dapat dipicu untuk terbuka sebagai
merambat ke satu-arah.
Tabel 4.1
Perbandingan Potensial Berjenjang dan Potensial Aksi
Potensial berjenjang berubah; kekuatan bervariasi sesuai Respons membran tuntas-atau-gagal; kekuatan kejadian
besar kejadian pemicu pemicu menentukan frekuensi bukan amplitudo potensial
a ksi
Durasi bervariasi sesuai kejadian pemicu Durasi konstan
Hantaran decremental; kekuatan melemah sesuai jarak dari Disebarkan ke seluruh membran tanpa berkurang
tempat awal kekuatannya
Penyebaran pasif ke daerah membran inaktif sekitar Regenerasi otomatis di daerah membran inaktif sekitar
Tidak ada periode refrakter Periode refrakter
Dapat dijumlahkan Tidak mungkin dijumlahkan
Dapat berupa depolarisasi atau hiperpolarisasi Selalu depolarisasi dan pembalikan muatan
Dipicu oleh stimulus, oleh ikatan neurotransmiter dengan Dipicu oleh depolarisasi ke ambang, biasanya melalur
reseptornya, atau oleh pergeseran spontan siklus bocor- penyebaran potensial berjenjang
pompa
Terjadi di daerah tertentu membran yang dirancang untuk Terjadi di bagian membran yang banyak memiliki saluran Na.
berespons terhadap kejadian pemicu berpintu voltase
'108 Bab 4
Kbnsep, TantanEan, dan Kontroversi
Sklerosis Multipel: Mielin-Compang-Camping
Sklerosis multipel (5M) adalah suatu bahwa timbulnya SM berkaitan dengan sklerosrs (artinya "keras") di berbagai
kondisi patofisiologik di mana serat infeksi oleh bentuk tertentu virus bagian mielin yang rusak. Jaringan
saraf di berbagai lokasi di seluruh herpes, H HV-6. Virus ini menyebabkan parut ini semakin mengganggu dan
sistem saraf mengalami demielinasi roseola, suatu penyakit masa bayi yang akhirnya menghambat total perambat-
(kehilangan mielin). SM adalah suatu relatif ringan dan ditandai oleh demam an potensial aksi di akson di bawahnya.
penyakit otoimun, di mana sistem dan ruam. Lebih dari 90% bayi Selain itu, fase peradangan yang
pertahanan tubuh secara keliru terjangkit oleh penyakit ini. Setelah ditandai oleh kerusakan mielin memicu
menyerang selubung mielin yang menimbulkan infeksi, HHV-6 akan fase degeneratif berikutnya yang
mengelilingi serat saraf bermielin (oto dorman di serat saraf. Dalam suatu ditandai oleh rusaknya akson yang
artinya "diri"; imun arlinya "pertahan- studi baru-baru ini, peneliti menemu- sakit.
an terhadap"). Penyakit ini mengenai kan bahwa lebih dari 70% pasien SM Gejala 5M sangat bervariasi,
sekitar 1 dari 1000 orang di Amerika yang dipelajari memperlihatkan bukti bergantung pada luas dan lokasi
Serikat. infeksi aktif oleh HHV-6, yang tampak- kerusakan mielin dan degenerasi
Banyak peneliti percaya bahwa 5M nya mengalami reaktivasi bertahun- akson. Gejala tersering adalah masalah
berasal dari kombinasi faktor genetik tahun kemudian pada para pasien ini. penglihatan, kesemutan dan baal,
dan lingkungan. Sebagian orang secara SM biasanya mulai muncul pada usia kelemahan otot, gangguan
genetis rentan terjangkit penyak;t ini. 20 sampai 40 tahun. Yang menarik, keseimbangan dan koordinasi, dan
Saudara kandung atau orang tua virus ini mungkin bekerja sebagai paralisis gradual. Tahap awal penyakit
pasien SM memiliki kemungkinan "cermin molekular" mielin pada sering ditandai oleh siklus kambuh dan
mengidap penyakit ini 6 sampai 10 kali orang-orang yang rentan secara pulih, sementara stadium kronik
lebih besar daripada populasi umum. genetis; yaitu, virus memiliki beberapa selanjutnya ditandai oleh perburukan
Anggota keluarga kemungkinan besar f itur struktural yang sama dengan gejala yang lambat. 5M menyebabkan
mengalami peningkatan kerentanan mielin pasien. Hal ini berarti bahwa hendaya tetapi tidak mematikan.
terhadap faktor-faktor lain yang dapat antibodi yang dihasilkan terhadap Saat ini belum ada pengobatan
memicu penyakit. Berbagai faktor virus ini dapat secara keliru menyerang yang menyembuhkan atau efektif bagi
lingkungan diperkirakan dapat dan menyebabkan peradangan mielin. 5M, meskipun para peneliti sedang
menjadi pemicu, termasuk infeksi virus, Hilangnya mielin akibat serangan berupaya mencari cara untuk
toksin lingkungan, dan defisiensi imun yang salah sasaran ini memper- mencegah, menghentikan, atau
vitamin D, tetapi belum ada bukti yang lambat transmisi impuls di neuron yang bahkan memulihkan gejala-gejalanya
meyakinkan. Di antara berbagai teori terkena. Terbentuk jaringan parut yang yang menyebabkan hendaya.
tentang SM yang menonjol adalah mengeras yang dikenal sebagai
CATAIAN KLINIS. Namun, pada masa mendatang, dengan SINAPS DAN INTEGRASI NEURON
bantuan temuan-temuan baru yang menarik, serat yang ru-
Ketika mencapai terminal alson, potensial aksi membebas-
sak di SSP mungkin dapat diinduksi untuk melakukan rege-
kan pembawa pesan kimiawi yang mengubah aktivitas sel-
nerasi. Berikut adalah berbagai bidang penelitian terkait:
sel tempat neuron ini berakhir. Neuron dapat berakhir di
I Para ilmuwan mampu menginduksi regenerasi signifi- salah satu dari tiga struktur berikut: otot, kelenjar, arau neu-
kan saraf pada tikus yang terputus medula spinalisnya dengan ron lain. Karena itu, bergantung pada di mana suatu neuron
menghambat secara kimiaui inhibitor pernmbuhan saraf berakhir, neuron dapat menyebabkan sel orot berkontrasi,
sehingga bahan-bahan kimia penguat pertumbuhan saraf da- kelenjar mengeluarkan sel.<resinya, neuron lain menyalurkan
1'12 Bab 4
pesan listrik di sepanjang jalur saraf atau fungsi lain. Jika lnput sinaps Dendrit
neuron berakhir di otot atau kelenjar, maka neuron dikata-
kan menyaraff, atau memasok, struktur tersebut. Pertemuan r Lihat
Gambar
antata saraf dan kelenjar atau otot yang disarafinya akan
4-16
diterangkan kemudian. Saat ini kita akan berkonsentrasi pa-
da hubungan antara dua neuron-sinaps. (Kadang-kadang
kata sinaps digunakan untuk menjelaskan taut antara dua sel
peka rangsang, tetapi kita akan membatasi pemakaian kata
ini untuk taut antara dua neuron).
(a) (b)
Gambar 4-16
Struktur dan fungsi sinaps. (a) Gambaran skematik struktur sinaps tunggal. Angka dalam lingkaran menunjukkan rangkaian
kejadian yang berlangsung di sinaps. (b) Gambar pembesaran memperlihatkan pembebasan neurotransmiter dengan eksositosis
dari terminal akson prasinaps dan pengikatan dengan reseptoryang spesifik untuknya di membran subsinaps n"uion
pascasinaps.
114 Bab 4
mendorong perpindahan ion ini masuk ke neuron pascasinaps,
sementara hanya gradien konsentrasi untuk K. yang mendorong c +30
perpindahan ion ini keluar. Karena itu, perubahan permeabilitas f^
o r--
yang terpicu di sinaps eksitatorik menyebabkan perpindahan
0
sedikit ion Kt keluar neuron pascasinaps, sementara ion Na- So
-o
c(o
o-
dalam jumlah relatif besar secara bersamaan masuk ke neuron ::c
ini. Hasilnya adalah perpindahan netto ion positif ke dalam sel. C6
116 Bab 4
di membran pascasinaps. Sementara membran pascasinaps C). Potensial aksi di Exl atau Ex2 akan menghasilkan PPE di
masih mengalami depolarisasi parsial akibat PPE pertama ini, neuron pascasinaps; namun, masing-masing masukan tersebut
potensial aksi kedua di Ex1 menghasilkan PPE kedua. PPE tidak dapat membawa membran ke ambang untuk memicu
kedua menambah PPE pertama, membawa membran ke potensial aksi pascasinaps. Tetapi potensial aksi secara ber-
ambang sehingga terbentuk potensial aksi di neuron pasca- samaan di Ex1 dan Ex2 menghasilkan PPE yang saling mem-
sinaps. Potensial berjenjang tidak memiliki periode refrakter perkuat, membawa membran pascasinaps ke ambang sehingga
sehingga efek aditifini dapat terjadi. dapat terjadi potensial aksi. Penjumlahan beberapa PPE yang
Penjumlahan beberapa PPE yang terjadi sangat berde- berasal dari beberapa masukan prasinaps yang datang ber-
katan dari aspek waktu akibat lepas muatan berturutan dari samaan (yaitu, dari berbagai titik dalam "ruang") dikenal
sebuah neuron pascasinaps ini dikenal sebagai penjumlahan sebagai penjumlahan ruang/spasial. Karena itu, cara kedua
waktu/tempo nl (tempus artinya ' waktu '). Dalam kenyataan, untuk memicu potensial aksi di sel pascasinaps adalah melalui
situasinya jauh lebih rumit daripada yang baru dijelaskan. pengaktifan beberapa masukan eksitatorik secara bersamaan.
Mungkin diperlukan penjumlahan hingga 50 PPE Dalam kenyataannya, diperlukan hingga 50 PPE simultan
untuk membawa membran pascasinaps ke ambang. Setiap untuk membawa membran pascasinaps ke ambang.
potensial aksi di sebuah neuron prasinaps memicu pengo- Demikian juga, PPI dapat mengalami penjumlahan
songan vesikel sinaps dalam jumlah tertentu. Karena itu, waktu dan ruang. Namun, karena PPI saling memperkuat
jumlah neurotransmiter yang dibebaskan dan besar perubah- maka membran menjadi semakin jauh dari ambang.
an pada potensial pascasinaps berbanding lurus dengan
frekuensi potensial aksi prasinaps. Karena itu, salah satu cara PENGURANGAN PPE DAN PPI YANG TERJADI
untuk membawa membran pascasinaps ke ambang adalah BERSAMAAN
melalui eksitasi berulang cepat dari satu masukan persisten.
Jika masukan eksitatorik dan inhibitorik diaktifkan secara ber-
sarrraan maka PPE dan PPI tersebut sedikit banyak saling me-
PENJUMLAHAN RUANG niadakan. Tingkat pengurangan ini bergantung pada kekuatan
Marilah kita lihat apa yang terjadi di neuron pascasinaps jika masing-masing. Pada kebanyakan kasus, potensial membran
kedua masukan eksitatorik dirangsang secara bersamaan (panel pascasinaps tetap dekat dengan potensial istirahat (panel D).
tE
o.'
,.ri.i ', l':'i O
Psiljumlehafi'tl Penundaan
a FP6*l#:' ; i'r PPE-PPI
+30
C
'@
G
30
o
o
Sel pascasinaps c
6
o Potensial
c
b -50 ambang
E
E -70 Potensial
c istirahat
o
o
CL
Waktu (mdet)
Panel @ Jika sebuah input prasinaps eksitatorik (Exl) dirangsang kedua kalinya setelah PPE pertama di sel pascasinaps mereda,
maka akan terjadi PPE kedua dengan kekuatan yang sama.
eanet @ Namun, jika Ex1 dirangsang kedua kalinya sebelum PPE pertama mereda, maka PPE kedua akan memperkuat,
atau menambah PPE pertama, menghasilkan penjumlahan temporal, yang dapat membawa sel pascasinaps ke ambang.
panel tl Sel pascasinapsjuga dapatdibawa ke ambang oleh penjumlahan spasial PPE yang ditimbulkan oleh pengaktifan secara
- bersamaan dua (Exl dan Ex2) atau leb h input prasinaps eksitatorik.
eanet @ Pengaktifan simultan sebuah input prasinaps eksitatorik (Exl) dan inhibitorik (lnl) tidak mengubah potensial pascasinaps,
karena PPE dan PPI Vanq teriadi salinq meniadakan.
Gambar 4-18
Penentuan potensial pascasinaps akhir oleh penjumlahan aktivitas masukan'masukan prasinaps. Dua masukan prasinaps
eksitatorik (Exl dan Ex2) dan satu inhibitorik (ln1) berakhir di neuron pascasinaps hipotetis ini. Tampak rekaman potensial
neuron pascasinaps.
118 Bab 4
milidetik atau kurang. Kebanyakan neurotransmiter klasik neuromodulator dapat mempengaruhi kadar suatu enzim yang
disintesis dan dikemas secara lokal di vesikel sinaps di sitosol berperan dalam sintesis suatu neurotransmiter di neuron pra-
terminal akson. Pembawa pesan kimiawi ini terutama adalah sinaps, atau mengubah sensitivitas neuron pascasinaps terha-
asam amino atau senyawa yang serupa. dap neurotransmiter tertentu dengan menimbulkan perubahan
Neuropeptida adalah molekul yang lebih besar dan terdiri jangka panjang pada jumlah reseptor subsinaps untuk neuro-
dari 2 sampai 40 asam amino. Molekul ini disintesis di badan transmiter tersebut. Karena itu, neuromodulator secara tetap
sei neuron di retikulum endoplasma dan kompleks Golgi (lihat mengatur respons sinaps. Efek dapat bertahan beberapa hari
h. 28) untuk kemudian dipindahkan dgngan uanspor akson di atau bahkan beberapa bulan atau tahun. Sementara neuro-
sepanjang "jalan tol" mikrotubulus ke terminal akson (lihat h. transmiter berperan dalam komunikasi cepat antara neuron-
45). Neuropeptida tidak disimpan di dalam vesikel-vesikel si- neuron, neuromodulator lebih berperan dalam efek-efek jang-
naps kecil seperti neurotransmiter klasik, tetapi dikemas dalam ka panjang, misalnya belajar dan motivasi.
vesikel berinti padat besar, yang jrga terdapat di terminal Yang menarik, neuromodulator yang dilepaskan di sinaps
akson. Vesikel berinti-padat ini mengalami eksositosis (di- mencakup banyak bahan yang juga memiliki peran tersendiri
indutr<si oleh Ca'?-) dan membebaskan neuropeptida pada saat sebagaihormon yang dilepaskan ke dalam darah dari jaringan
yang sama dengan pelepasan neurotransmiter dari vesikel si- endolrin. Sebagai contoh, kolesistokinin (CCK) adalah hor-
naps. Sebuah terminal akson biasanya hanya mengeluarkan mon terkenal yang dikeluarkan oleh usus halus. Di antara
satu jenis neurotransmiter klasik, tetapi terminal yang sama berbagai aktivitasnya pada pencernaan, CCK menyebabkan
juga mungkin mengandung satu atau lebih neuropeptida yang kontraksi kandung empedu dan pelepasan empedu ke dalam
juga dikel uarkan bersama neurorransmiter. usus, seperri akan dijelaskan lebih lengkap di Bab 16. CCK
Meskipun neuropeptida saat ini banyak diteliti namun juga ditemukan di vesikel terminal akson di otak, tempat zat
pengetahuan kita tentang fungsi dan kontrolnya masih terba- ini dipercayai menyebabkan rasa ddak lagi lapar. Pada banyak
tas. Senyawa ini diketahui berdifusi secara lokal dan bekerja keadaan, neuropeptida diberi nama berdasarkan perannya
pada neuron sekitar pada konsentrasi yang jauh lebih rendah pertama kali sebagai hormon, misalnya kolesistokinin (Zale
daripada yang dilakukan neurotransmite! dan senyawa ini artinya "empedu'; sisto artinya "kandung kemibi'; kinin artinya
menimbulkan respons yang lebih lambat dan berkepanjangan. "kontralsi"). Sejumlah pembawa pesan kimia tampaknya me-
Sebagian neuropeptida yang dibebaskan di sinaps mungkin miliki banyak fungsi, bergantung pada sumber, distribusi, dan
berfungsi sebagai neurotransmiter sejati, tetapi sebagian besar interaksinya dengan berbagai jenis sel.
dipercayai berfungsi sebagai neuromodulator. Neuromodula-
tor adalah pembawa pesan kimiawi yang tidak menyebabkan
pembentukan PPE atau PPI, tetapi menimbulkan perubahan I lnhibisi atau fasilitasi
prasinaps dapat secara
jangka panjang yang secara samar memodulasi-menekan ata:u selektif mengubah efektivitas input prasinaps.
meningkatkan-kerja sinaps. Bahan ini berikatan dengan
reseptor neuron di tempat nonsinaps-yaitu, bukan di mem- Selain neuromodulasi, inhibisi atau fasilitasi prasinaps adalah
bran subsinaps-dan tidak secara langsung mengubah permea- cara lain untuk menekan atau meningkatkan efektivitas sinaps.
bilitas dan potensial membran. Neuromodulator dapat bekerja Kadang suatu neuron ketiga dapat mempengaruhi aktivitas
di tempat prasinaps maupun pascasinaps. Sebagai contoh, antara ujung prasinaps dan neuron pascasinaps. Terminal akson
Tabel 4-3
Perbandingan Neurotransmiter Klasik dan Neuropeptida
Ukuran Kecil; satu asam amino atau bahan kimia serupa Besar; panjang 2 sampai 40 asam amino
Tempat Pembentukan Sii.osol synaptic knob Retikulum endoplasma dan kompleks Golgi di
badan sel; berjalan ke synaptic knob dengan
transpor akson
Tempat Penyimpanan Di vesikel sinaps yang kecil di terminal akson Di vesikel besar berinti padat di terminal akson
Tempat Peiepasan Terminal akson Terminal akson; dapat disekresikan bersama
dengan neurotransmiter
Kecepatan dan Lama Kerja Respons cepat, singkat Respons lambat, berkepanjangan
iempat Kerja Membran subsinaps sel pascasinaps Bagian nonsinaps di sel prasinaps atau
pascasinaps dengan konsentrasi yang jauh
lebih rendah daripada neurotransmiter klasik
Efek Biasanya mengubah potensial sel pascasinaps Biasanya meningkatkan atau menekan
dengan membuka saluran ion tertentu efektivitas sinaps melalui perubahan jangka
panjang pada sintesis neurotransmiter atau
reseptor pascasinaps (bekerja sebagai
neuromodu lator).
12O Bab 4
Sebagai contoh, kokain, obat yang sering disalah- pleks. Gangguan gerakan ini ditandai oleh kekakuan otot dan
gunakan, menghambat penyerapan kembali neurotransmiter tremor involunter saat istirahat, misalnya tangan atau kepala
dopamin di terminal prasinaps. Obat ini bekerja dengan gemetar ritmik involunter. Terapi baku untuk pp adalah
menghambat secara kompetitif transporter penyerapan kem- pemberian leuodopa (L-dopa), suatu prekursor dopamin.
bali dopamin, yaitu molekul protein yang mengambil do- Dopamin itu sendiri tidak dapat diberikan karena tidak
pamin yang dibebaskan dari celah sinaps dan mengem- mampu melewati sawar darah-otak (dibahas di bab selan-
balikannya ke terminal akson. Dengan kokain menempari jutnya), tetapi L-dopa dapat masuk ke otak dari darah. Sete-
transporter dopamin maka dopamin berada di celah sinaps lah berada di otak, L-dopa diubah menjadi dopamin untuk
dalam waktu yang lebih lama daripada biasanya dan terus mengganti defisiensi neurorransmiter ini. Pada sebagian besar
berinteraksi dengan reseprornya di sel pascasinaps. Alibatnya pasien, terapi ini banyak mengurangi gejala yang berkaitan
adalah pengaktifan berkepanjangan jalur-jalur saraf yang dengan defisiensi ini. Anda akan mempelajari penyakit ini
menggunakan bahan kimia ini sebagai neurorransmirernya. lebih jauh ketika kita membahas nukleus basalii.
Di antara jalur-jalur tefsebut adalah jalur yang berperan Transmisi melalui sinaps juga rentan terhadap toksin
dalam respons emosi, terutama perasaan nikmat. Pada haki- saraf, yang dapat menimbulkan penyakit sistem saraf dengan
katnya, ketika terdapat kokain, tombol saraf di jalur kenik- bekerja di tempat prasinaps atau pascasinaps. Sebagai contoh,
matan terkunci dalam posisi "nyala'. dua racun saraf yang berbeda, toksin tetanus dan striknin,
Kokain menimbulkan kecanduan karena menyebabkan bekerja di bagian sinaps yang berbeda untuk menghambat
adaptasi molekular jangka panjang neuron-neuron yang rer- impuls inhibitorik semenrara masukan eksitatorik tidak ter-
libat sehingga neuron-neuron rersebut tidak dapat menya- ganggu. Tolisin tetanus mencegah pembebasan suatu neuro-
lurkan impuls secara normal melalui sinaps tanpa mening- transmiter inhibitorik, GABA, dari masukan prasinaps inhi-
katkan dosis obat. Karena terus menerus dirangsang dalam bitorik yang berakhir di neuron-neuron yang menyarafi otot
waktu yang lama maka sel-sel pascasinaps menjadi terbiasa rangka. Masukan eksitatorik yang tak terkendali ke neuron-
atau beradaptasi untuk "mengharapkan" ringkar stimulasi neuron ini menyebabkan spasme oror yang tidak terkontrol.
yang tinggi ini; sehingga, mereka "terjerat" oleh obat tersebut. Pada awal penyakit, spasme ini terjadi terutama di otot ra-
Kata toleransi merujuk kepada clesentisisasi terhadap suatu hang sehingga timbul nama /a chjaw (rahangterkunci, trismus)
obat adiktif ini sehingga pemakai memeriukan jumlah obat bagi penyakit ini. Kemudian spasme meluas ke otot-otot
yang lebih besar untuk memperoleh efek yang sama. Secara untuk bernapas yang dapat menyebabkan kematian.
spesifik, pada pemakaian kokain jangka panjang, jumlah Striknin, sebaliknya, bersaing dengan neurotransmiter
reseptor dopamin di otak berkurang sebagai respons terhadap inhibitorik lain, glisin, di reseptor pascasinaps. Racun ini
berlimpahnya bahan yang bersangkutan. Akibat desensitisasi berikatan dengan resepror tetapi sama sekali tidak mengubah
ini, pemakai harus terus-menerus meningkatkan dosis obat potensial sel pascasinaps. Striknin malah menghambat resep-
untuk memperoleh sensasi kenikmatan yang sama. Ketika tor tersebut sehingga tidak dapat berinteraksi dengan glisin
molekul kokain berdifusi keluar, perasaan nikmat tersebut ketika glisin dibebaskan dari ujung prasinaps inhibitorik.
menguap, karena tingkat normal aktivitas dopamin tidak Karena itu, inhibisi pascasinaps (pembentukan PPI) lenyap
cukup "memuaskan" sel pascasinaps yang kebutuhannya telah di jalur saraf yang menggunakan glisin sebagai neurorrans-
sangat meningkat. Pemakai kokain yang mencapai hal ini miter inhibitorik. Jalur eksitatorik yang tidak terkontrol me-
akan menjadi gelisah dan mengalami depresi berat. Hanya nyebabkan kejang, spasrisitas otot, dan kematian.
kokain yang lebih banyak yang membuat mereka merasa Toksin teranus dan racun striknin menimbulkan hasil
nyaman kembali. Tetapi pemakaian berulang kokain memo- yang sama) tetapi satu racun (toksin tetanus) mencegah pe-
difikasi responsivitas terhadap obat. Dalam perjalanan waktu lepasan neurotransmiter inhibitorik tertentu dari neuron
kecanduan tersebut, pemakai sering tidak lagi merasakan prasinaps sementara yang lain (striknin) menghambat resepror
kenikmatan dari obat tetapi menderita gejala putus obat inhibitorik pascasinaps rerrenru.
(wirhdrawal symptoms) yang tidak menyenangkan setelah efek Obat lain dan penyakit yang mempengaruhi transmisi
obat mereda. Selain itu, jumlah kokain yang dibutuhkan di sinaps terlalu banyak untuk disebut, tetapi seperti yang
untuk mengatasi gejala tersebut semakin meningkat. Pemakai digambarkan oleh contoh di atas, seriap tempat di sepanjang
biasanya kecanduan terhadap obat, secara kompulsif men- jalur bersinaps rawan terhadap pengaruh, baik secara farma-
cari dan memakai obat dengan segala daya, pertama untuk kologis (imbas obat) atau patologis (disebabkan oleh
merasakan sensasi kenikmatan dan selanjutnya untuk meng- penyaki r ).
hindari gejala negatif putus obat, meskipun obat tersebut
sudah tidak lagi memberi kenikmatan. Kokain disalahguna-
kan oleh jutaan orang yang menjadi kecanduan terhadap sifat I Neuron-neuron dihubungkan oleh jalur
obat ini yang mempengaruhi pikiran, dengan dampak sosial konvergensi dan divergensi yang kompleks.
dan ekonomi yang parah.
Terdapat dua hubungan penting antara neuron-neuron: kon-
Sementara penyalahgunaan kokain menyebabkan akti- vergensi dan divergensi. Satu neuron dapat memiliki banyak
vitas berlebihan dopamin, penyakit Parkinson (PP) berkait- neuron lain bersinaps padanya. Hubungan semacam ini di-
an dengan defisiensi dopamin di nuhleus basal, suaubagian kenal sebagai konvergensi (Gambar 4-20). Melalui masukan
otak yang berperan dalam mengontrol gerakan-gerakan kom- konvergensi ini, sebuah sel dipengaruhi oleh ribuan sel lain.
Neuron
pascasinaps
\
Tanda panah menunjukkan arah penyaluran informasi
122 Bab 4
menggunakan pembawa pesan (perantara) kimiawi difusi sederhana, maka kerja bahan ini terbatas pada jarak
ekstrasel, yang terdiri dari empat jenis: parakrin, neu- pendek. Bahan ini tidak masuk ke dalam darah dalam jumlah
rotransmiter, /tormon, dan neurohormon. Pada masing- bermakna karena cepat diinaktifkan oieh enzim-enzim lokal.
masingnya, sel tertentu membentuk perantara kimiawi Salah satu contoh parakrin adalah histamin, yang dibebaskan
spesifik untuk tujuan tertentu. Setelah dibebaskan ke dari sejenis sei jaringan ikat sewaktu terjadi respons peradangan
dalam CES atas stimulasi yang sesuai, bahan-bahan di jaringan yang rusak. Histamin antara lain menyebabkan
pembawa sinyal ini bekerja pada sel tertentu, yaitu sel dilatasi (pelebaran) pembuluh darah sekitar untuk mening-
sasaran pembawa pesan, dengan cara yang telah di- katkan aliran darah ke jaringan. Efek ini menyebabkan ke-
tetapkan. Untuk menimbulkan efek, pembawa pesan datangan iebih banyak sel-sei pertahanan yang berasal dari
kimiawi ekstrasel ini harus berikatan dengan reseptor darah ke bagian yang cedera arau terinfeksi.
sel sasaran yang spesifik untuknya. Parakrin harus dibedakan dari bahan kimia yang mem-
pengaruhi sel sekitar setelah dibebaskan secara non spesifik
Keempat jenis pembawa pesan kimiawi berbeda dalam
selama aktivitas sel. Sebagai contoh, peningkatan konsentrasi
sumber serta jarak dan cara yang digunakan untuk sampai ke
CO, lokal di otot yang sedang bekerja adalah salah satu fak-
tempat kerjanya sebagai berikut:
tor yang mendorong dilatasi lokal pembuluh darah yang
I Parakrin adalah pembawa pesan kimiawi lokal yang mendarahi otot. Peningkatan aliran darah yang terjadi ikut
efeknya hanya terjadi di sel-sel sekitar dalam lingkungan dekat membantu memenuhi peningkatan kebutuhan metabolik
tempat sekresinya. Karena parakrin tersebar melalui proses jaringan. Namun, CO, dihasilkan oleh semua sel dan tidak
/'a\ -/1
Taut celah lkatan langsung transien antara sel-sel
(\"/ )l-il-\ytrD
\_-l- )
l{olruri krsl .\lrii:ri:srl il rlrir L, m:il.i u n !l iiil ril a l u l F'trnt Lrtvr i Ftr'*sa n lo,i ll iernri E kstrase N
Sel
sasaran
lokal
+ t,-y'
A.
( *=)
\r/
Sel pensekresi
(sel endokrin)
,l
r@ Sel non-sasaran
(tanpa reseptor)
Hormon c Neurohormon
Gambar 4-21
Jenis komunikasi antarsel. Taut celah dan ikatan langsung transien antara sel-sel adalah cara komunikasi langsung antara sel-sel.
Parakrin, neurotransmitel hormon, dan neurohormon adalah pembawa pesan (perantara) kimiawi ekstrasel yangmelaksanakan
komunikasi tak langsung antara sel-sel. Berbagai pembawa pesan kimiawi ini berbeda dalam sumber dan jarak y-ng harus
ditempuh untuk mencapai sel sasaran mereka.
124 Bab 4
bukaan saluran berpintu kimiawi. Pembawa pesan perrama kular dan selular, bagian terakhir dari bab ini akan mem-
ini menyampaikan perintahnya dengan memicu proses "sst, bandingkan secara umum bagaimana sistem saraf dan endo-
tolong teruskan". Pengikatan pembawa pesan pertama ke krin berbeda sebagai sistem regulatorik.
reseptor membran menyebabkan terbentuknya sinyal untuk
mengaktifkan pembawa pesan kedua intrasel. Pembawa
pesan kedua akhirnya menyampaikan perintah tersebut me- I Hormon diklasifikasikan secara kimiawi sebagai
lalui serangkaian perantara biokimiawi ke protein-protein hidrofilik atau lipofilik.
intrasel tertentu yang melaksanakan perintah, misalnya
mengubah metabolisme sel atau aktivitas sekresi. Jalur-jaiur Hormon-hormon secara kimiawi tidak sama dan digolong-
intrasel yang diaktifkan oleh pembawa pesan kedua sebagai kan ke dalam dua kelompok berbeda berdasarkan sifat ke-
respons terhadap terikatnya pembawa pesan pertama ke larutannya: hormon hidrofilik atau lipofilik. Hormon dalam
reseptornya di permukaan sei sangat mirip di antara berbagai kelompok masing-masing dibagi lagi berdasarkan struktur
sel meskipun respons akhir terhadap sinyal tersebur sangat biokimia dan/atau sumbernya sebagai berikur (Tabel 4-4).
beragam. Variabilitas respons bergantung pada spesialisasi sel,
1. Hormon hidrofilik ("menyrrkai air") sangat larut air
bukan pada mekanisme yang digunakan.
dan memiliki kelarutan lemak yang rendah. Sebagian
Sebagian neurotransmiter berfungsi melalui sistem pem-
besar hormon hidrofilik adaiah peptida atau hormon
bawa pesan kedua intrasel. Sebagian besar, tetapi tidak semua
protein yang terdiri dari asam-asam amino spesifik ter-
neurotransmiter, berfungsi dengan mengubah konformasi
susun dalam rantai dengan panjang bervariasi. Rantai
saluran berpintu kimiawi sehingga permeabilitas membran
yang lebih pendek adalah peptida, dan yang lebih pan-
dan fluks ion melewati membran pascasinaps berubah, suatu jang adalah protein. Untuk memudahkan, selanjutnya
proses yang sudah anda kenal. Sinaps-sinaps yang meng-
kita akan menyebut keseluruhan kategori ini sebagai
gunakan respons cepat ini dianggap sinaps "cepat". Namun, peptida. Salah satu contoh adalah insulin dari pankreas.
cara lain transmisi melalui sinaps yang digunakan oleh se-
Kelompok lain hormon hidrofilik adalah kateholamin,
bagian neurotransmiter, misalnya serotonin, adalah dengan
yang berasal dari asam amino tirosin dan secara spesifik
mengaktifkan pembawa pesan kedua intrasel. Sinaps yang
dikeluarkan oleh medula adrenal. Kelenjar adrenal ter-
menghasilkan respons yang diperantarai oleh pembawa pesan
diri dari medula adrenal di sebelah dalam dikelilingi
kedua dikenal sebagai sinaps "lambat", karena respons ini
oleh korteks adrenal di sebelah luar. (Anda akan mem-
memerlukan waktu lebih lama dan sering berlangsung lebih
pelajari lebih lanjut renrang lokasi dan struktur kelenjar
lama daripadayang dicapai oleh sinaps cepat. Sebagai con-
endokrin di bab-bab selanjutnya). Epinefrin adalah ka-
toh, pembawa pesan kedua yang diaktifkan oleh neurotrans-
tekolamin yang utama.
miter mungkin memicu perubahan sel pascasinaps jangka 2. Hormon lipofilik ("menyukai lemak") memiliki kela-
panjang yang dipercayai berkaitan dengan tumbuh kembang
rutan lemak yang tinggi dan kurang larut dalam air.
saraf, serta mungkin berperan dalam proses belajar dan Hormon lipofilik mencakup ltormon tiroid dan hormon
mengingat.
steroid. Hormon tiroid, seperti diisyaratkan oleh nama-
Sistem pembawa pesan kedua digunakan secara luas di
nya, disekresikan secara eksklusif oleh kelenjar tiroid.
seluruh tubuh, termasuk salah satu cara kunci yang diguna-
Hormon tiroid adalah turunan tirosin beriodium.
kan oleh kebanyakan hormon larut air untuk menimbulkan Meskipun katekolamin dan hormon tiroid berperilaku
efeknya. Sekarang marilah kita alihkan perhatian kepada
sangar berbeda namun keduanya kadang disatukan ke
komunikasi hormon, di mana kita akan meneliti sistem dalam golongan h ormon amin karenasama-sama turun-
pembawa pesan kedua secara lebih rinci.
an tirosin. Steroid adalah lemak netral yang berasal dari
kolesterol. Hormon yang disekresikan oleh korteks adre-
nal, misalnya kortisol, dan hormon seks (testosteron
PRINSIP KOMUNIKASI HORMON pada pria dan estrogen pada wanita) yang disekresikan
Endokrinologi adalah ilmu tentang penyesuaian kimiawi oleh organ reproduksi adalah steroid.
homeostatik dan aktivitas lain yang dilaksanakan oleh hor- Perbedaan ringan dalam struktur kimia antara hormon-
mon, yang disekresikan ke dalam darah oleh kelenjar endo- hormon dalam masing-masing kategori sering menimbulkan
krin. Sistem saraf dan sistem endokrin adalah dua sistem respons biologis yang sangat berlainan. Sebagai contoh,
regulatorik utama tubuh. Bagian perrama dari bab ini men- dengan membandingkan dua hormon steroid di Gambar
jelaskan mekanisme molekular dan selular mendasar yang 4-22, perhatlkan perbedaan kecil antara resrosreron, hormon
berfungsi sebagai basis bagi bekerjanya keseluruhan sisrem seks pria yang bertanggung jawab dalam pembentukan karak-
saraf-pembentukan sinyal listrik di dalam neuron dan trans- teristik maskulin, dan estradiol, suatu bentuk estrogen, yaitu
misi kimiawi sinyal antara neuron-nuron. Kini kita akan hormon seks wanita penentu sifat feminin.
berfokus pada ciri molekular dan selular kerja hormon dan Aspek kelarutan suatu hormon menentukan (1)
akan membandingkan kemiripan dan perbedaan dalam bagaimana hormon rersebut diproses oleh sel endokrin, (2)
bagaimana sel saraf dan sel endokrin berkomunikasi dengan cara hormon tersebut diangkut dalam darah, dan (3) meka-
sel lain dalam melaksanakan tugas regulasi mereka. Yang nisme yang digunakan hormon untuk mempengaruhi di sel
terakhir, berdasarkan perbedaan cara kerja di tingkat mole- sasaran. Kita mula-mula akan membahas berbagai cara
AMINA
"126 Bab 4
dengan eksositosis (lihat h. 29). Sekresi semacarn ini biasa- Hanya sejumlah kecil fraksi hormon lipofilik yang tidak
nya tidak berlangsung terus-menerus; sekresi ini dipicu ha- terikat (bebas) yang aktifsecara biologis (yaitu, bebas menembus
nya oleh rangsangan tertentu. Darah kemudian menyerap dinding kapiler dan berikatan dengan reseptor sel sasaran untuk
hormon yang disekresikan tersebut unruk didisuibusikan. menimbulkan efek). Setelah berinteralsi dengan sel sasaran,
hormon cepat diinaktifkan atau disingkirkan sehingga tidak
PEMROSESAN HORMON STEROID LIPOFILIK lagi tersedia untuk berinteraksi dengan sel sasaran lain. Karena
hormon yang terikat ke pembawa berada dalam keseimbangan
Semua sel steroidogenik (penghasil steroid) melakukan lang-
dinamik dengan hormon bebas, maka bentuk hormon steroid
kah-langkah berikut untuk menghasilkan dan mengeluarkan
dan tiroid yang terikat menjadi kompartemen cadangan yang
produk hormon mereka:
dapat digunakan untuk mengganti kompartemen bebas yang
1. Kolesterol adalah prekursor bersama untuk semua hor- aktif Untuk memperrahankan fungsi normal endolrin, yang
mon steroid. dipantau adalah jumlah hormon lipofilik bebas yang aktif dan
2. Sintesis berbagai hormon steroid dari kolesterol memer- bukan konsentrasi totalnya dalam plasma.
lukan serangkaian reaksi enzimatik yang memodifikasi I Katekolamin adalah hormon tak lazim karena hanya
molekul kolesterol dasar-sebagai contoh, dengan meng- sekitar 507o dari hormon hidrofilik ini yang beredar sebagai
ubah jenis dan posisi gugus samping ylng melekat ke hormon bebas; 50% lainnya berikatan secara longgar dengan
rangka kolesterol (Gambar 4-23). Setiap konversi dari protein plasma albumin. Karena katekolamin larut air maka
kolesterol menjadi hormon steroid spesifik memerlukan makna pengikatan ke protein ini masih belum diketahui.
bantuan dari sejumlah enzimyanghanya terdapar di or-
CATAIAN KLINIS. Sifat kimia suatu hormon menen-
gan steroidogenik tertentu. Karena itu, setiap orga-n ste-
tukan tidak saja cara-cara hormon tersebut diangkut oleh
roidogenikhanya dapat menghasilkan hormon (-hormon)
darah tetapi juga bagaimana hormon tersebut dapat secara
steroid yang perangkat enzimnya dimiliki oleh organ
artifisial dimasukkan ke dalam darah untuk tujuan terapetik.
tersebut. Sebagai contoh, suatu enzim kunci yang diper-
Karena sistem pencernaan ridak mengeluarkan enzim yang
lukan untuk menghasilkan kortisol hanya ditemukan di
dapat mencerna hormon steroid dan tiroid maka kedua hor-
korteks adrenal, sehingga tidak ada organ steroidogenik
mon ini, misalnya steroid seks yang terkandung dalam pil
lain yang dapat menghasilkan hormon ini.
KB, jika dimakan dapat diserap utuh dari saluran cerna ke
3. Tidak seperti hormon peptida, hormon steroid tidak
dalam darah.Tidak ada hormon jenis lain yang dapat di-
disimpan. Setelah terbentuk, hormon steroid larut lemak
berikan per oral karena enzim-enzim pencerna protein akan
ini segera berdifusi melalui membran plasma lemak sel
menyerang hormon tersebut dan mengubahnya menjadi
steroidogenik untuk masuk ke darah. Hanya prekursor
fragmen-fragmen inaktif. Karena itu, hormon-hormon ini
hormon kolesterol yang disimpan dalam jumlah ber-
harus diberikan melalui rure non-oral; misalnya, defisiensi
makna di dalam sel steroidogenik. Karena itu, kecepatan
insulin diterapi dengan penyuntikan insulin setiap hari.
sekresi hormon steroid seluruhnya dikontrol oleh laju
Kini kita akan membahas bagaimana hormon hidrofilik
sintesis hormon. Sebaliknya, sekresi hormon peptida
dan lipofilik berbeda dalam mekanisme kerja mereka di sel
terutama dikontrol dengan mengatur pelepasan hormon
sasaran.
simpanan yang telah disintesis.
I
,',,'' 1 '' I
I
'\'"-
Testosteron
Androgen
I (hormon seks pria)
I
Kortisol
,, ,,,,
l''., ,
Glu'kokortikoid
Aldosteron (hormon kor,teks adrenal)
lemak sel sasaran. Hormon kelompok ini berikatan sasaran. Pengaktifan ini secara langsung mengubah akti-
dengan reseptor spesifik yang terletak di permuhaan uitas protein intrasel yang sudah ada, biasanya enzim,
membran plasma luar sel sasaran. untuk menghasilkan efek yang diinginkan.
2. Hormon tiroid dan steroid lipofilik mudah menembus 3. Semua hormon lipofilik terutama berfungsi dengan
membran permukaan dan berikatan dengan resepror mengaktifkan gen-gen spestfk di sel sasaran untuk me-
spesifik yang terletak di dalam sel sasaran. nyebabkan pembentukan protein intrasel baru, yang pada
gilirannya menghasilkan efek yang diinginkan. Protein
CARA UMUM KERJA HORMON HIDROFILIK DAN yang baru ini dapat berupa enzim arau protein struk-
LIPOFILIK tural.
Meskipun menimbulkan respons biologis yang beragam namun Marilah kita teliti dua mekanime urama kerja hormon (peng-
semua hormon pada akhirnya mempengaruhi sel sasaran mereka aktifan sistem pembawa pesan kedua dan pengaktifan gen)
dengan mengubah protein sel melalui tiga cara umum: secara lebih detil.
128 Bab 4
protein yang sudah ada. Terdapat dua jalur pembawa pesan protein enzimatik terrentu yang mengatur proses meta-
kedua yang utama: Satu menggunakan adenosin monofos- bolik tertentu dapat meningkat atau menurun.
fat siklik (AMP siklik atau cAMP) sebagai pembawa pesan
Setelah respons terlaksana dan pembawa pesan pertama di-
kedua, dan yang lain menggunakan Ca2..
keluarkan, subunit cr. kembali menyatu dengan subunit B dan
y untuk memulihkan kompleks protein G inaktif. AMP siklik
JALUR PEMBAWA PESAN KEDUAAMP SIKLIK dan bahan-bahan kimia lain yang ikut serta diinaktifkan se-
Dalam penjelasan berikut tentang jalur cAMII langkah- hingga pesan intrasel "terhapus" dan respons dapat dihenti-
langkah yang diberi nomor berkaitan dengan langkahJangkah kan. Jika tidak maka sekali terjadi respons akan berlangsung
bernomor di Gambar 4-24 (h. 130) tanpa henti sampai sel kehabisan bahan yang diperlukan.
Perhatikan bahwa jalur transduksi sinyal ini, Iangkah-
1. Pengikatan pembawa pesan ekstrasel yang sesuai (pem-
langkah yang melibatkan pembawa pesan pertama ekstrasel,
bawa pesan pertama) ke reseptornya di membran per-
reseptor, kompleks protein G, dan protein efektor terjadi di
mukaan akhirnya rnengaktifkan enzim adenilil siklase
(langkah li), yang terletak di sisi sitoplasma membran membran plasma dan menyebabkan pengaktifan pembawa
pesan kedua. Pembawa pesan ekstrasel tidak dapat masuk ke
plasma. Suatu "kurir" terikat membran, protein G, be-
kerja sebagai perantara antara reseptor dan adenilil sikla-
dalam sel untuk "secara pribadi" menyerahkan pesannya
kepada protein yang melaksanakan respons yang diinginkan.
se. Protein G ditemukan di permukaan dalam membran
Pembawa pesan ini memicu proses-proses yang mengaktifkan
plasma. Protein G non-aktif terdiri dari kompleks sub-
pembawa pesan intrasel, cAMP Pembawa pesan kedua ini
unit alfa (cr), beta (0), dan gama (y). Saat ini telah di-
kemudian memicu suatu reaksi biokimia berantai di dalam sel
temukan sejumlah protein G berbeda dengan subunit cr,
yang menyebabkan timbulnya respons sel.
bervariasi. Berbagai protein G ini diaktifkan sebagai res-
pons terhadap pengikatan pembawa pesan pertama ke Berbagai jenis sel memiliki protein jadi yang berbeda-
reseptor di permukaan sel. Ketika pembawa pesan per- beda, yang tersedia untuk difosforilasi dan dimodifikasi oleh
tama berikatan dengan reseptornya, reseptor melekat ke protein kinase A. Karena itw, satu jenis pembawa pesan hedua,
protein G yang sesuai, menyebabkan pengaktifan sub- cAMP, dapat memicu beragam respons di sel yang berbeda,
unit ct. Setelah aktif, subunit o terpisah dari kompleks bergantung pada protein ap^ yang mengalami modifikasi.
protein G dan bergerak di sepanjang permukaan dalam AMP siklik dapat dianggap sebagai suatu "tombol" molekular
membran plasma sampai mencapai suatu protein efek- yangseringdipakaiuntuk"menyalakan' (atau "memadamkan")
tor. Protein efektor ini adalah saluran ion atau enzim di berbagai proses sel, bergantung pada jenis aktivitas protein
dalam membran. Subunit c berikatan dengan protein yang akhirnya termodifikasi di berbagai sel sasaran. Jenis
efektor dan mengubah aktivitasnya. Di jalur AMP siklik, protein yang diubah oleh pembawa pesan kedua bergantung
adenilil siklase adalah protein efektor yang diaktifkan. pada spesialisasi masing-masing sel. Hal ini dapat diibaratkan
Para peneliti telah mengidentifikasi lebih dari 300 re- sebagai kemampuan menerangi atau mendinginkan suatu
septor berbeda yang menyampaikan instruksi pembawa ruangan bergantung pada apakah rombol yang anda tekan
pesan ekstrasel melintasi membran ke protein efektor dihubungkan ke alat khusus untuk menyalakan lampu atau
melalui protein G. ke alat khusus untuk menciptakan gerakan udara (kipas
angin). Di tubuh, variabilitas respons ketika tombol dinyala-
2. Adenilil siklase menginduksi perubahan ATP intrasel
kan bergantung pada perbedaan yang telah diprogram secara
menjadi cAMP dengan memutuskan dua fosfat (lang-
kah &). (Ini adalah ATP yang sama dengan yang di- genetik pada sekumpulan protein di sel-sel yang berbeda.
Sebagai contoh, pengaktifan sistem cAMP menyebabkan
gunakan sebagai "uang" energi di tubuh).
modifikasi kecepatan denyut jantung di jantung, stimulasi
3. cAMP, dengan bekerja sebagai pembawa pesan kedua
pembentukan hormon seks wanita di ovarium, penguraian
intrasel, memicu suatu rangkaian reaksi biokimia yang
simpanan glukosa di hati, kontrol konservasi air sewaktu
telah terprogram di dalam sel untuk menghasilkan res-
pembentukan urin di ginjal, pembentukan jejak-jejak ingatan
pons yang telah ditentukan oleh pembawa pesan per-
sederhana di otak, dan persepsi rasa manis oleh papil kecap.
tama. Mula-mula cAMP mengaktifkan suatu enzim in-
trasel spesifik, protein kinase A (langkah $).
4. Protein kinase A, selanjutnya, memfosforilasi (melekat- SISTEM PEMBAWA PESAN KEDUA Ca2*
kan sebuah gugus fosfat dari AIP ke) protein intrasel
Sebagian sel menggunakan Ca2., bukan cAMB sebagai pem-
spesifik yang sudah ada (langkah $), misalnya suatu
bawa pesan kedua. Dalam hal ini, pengikatan pembawa pesan
enzimyang penting dalam jalur metabolik tertentu.
pertama dengan reseptor permukaan akhirnya menyebabkan,
5. Fosforilasi menyebabkan protein berubah bentuk dan dengan bantuan protein G, pengaktifan enzim fosfolipase
fungsinya (mengaktifkan atau menghambatnya) (lang- C, suatu protein efektor yang terikat ke sisi dalam membran
kah S). (langkah $l di Gambar 4-25) . Enzim ini menguraikan fosfa-
6. Protein yang telah berubah ini menimbulkan perubahan tifilinositol bisfosfat (disingkat PIPr), suatu komponen
pada fungsi sel (langkah $). Perubahan yang terjadi ada- dari ekor molekul fosfolipid di dalam membran itu sendiri.
lah respons fisiologik akhir sel sasaran terhadap pem- Produk pemecahan PIP, adalah fiasilgliserol (DAG) dan
bawa pesan pertama. Sebagai contoh, aktivitas suatu inositol trisfosfat (IPr) (langkah S). IP, adalah fragmen yang
O = tottut
Gambar 4-24
Mekanisme kerja hormon hidrofilik melalui pengaktifan AMP siklik dan pembawa pesan kedua
berperan dalam memetabolisasi simpanan Ca2' intrasel untuk Meskipun jalur cAMP dan Ca2- adalah sistem pembawa
meningkatkan Ca2- sitosol (langkah 3). Kalsium kemudian pesan kedua yang paling banyak dijumpai namun bukan
mengambil alih peran pembawa pesan kedua, yang akhirnya satu-satunya. Sebagai contoh, di beberapa sel guanosin
menyebabkan terjadinya respons yang ditentukan oleh pem- monofosfat siklik (GMP siklik) berfungsi sebagai pembawa
bawa pesan pertama. Banyak dari proses sel dependen Ca2- pesan kedua dalam suatu sistem yang analog dengan sistem
dipicu oleh pengaktifan kalmodulin, suatu protein pengikat cAMP.
Ca2- intrasel (langkah 4). Pengaktifan kalmodulin oleh Ca2- Banyak hormon hidrofilik menggunakan cAMp sebagai
serupa dengan pengaktifan protein kinase A oleh cAMP Dari pembawa pesan keduanya. Beberapa memakai Ca2. intrasel
sini pola kedua jalur serupa. Kalmodulin yang telah akdf dalam peran ini; bagi yang lain; pembawa pesan keduanya
mengubah bentuk dan fungsi protein sel lain (langkah 5), masih belum jelas. Ingatlah bahwa pengaktifan pembawa
baik mengaktifkannya maupun menghambatnya. Protein pesan kedua adalah suatu mekanisme universal yang diguna-
inilah yang menghasiikan respons sel yang diinginkan (lang- kan oleh berbagai pembawa pesan ekstrasel selain hormon
kah 6). (Secara bersamaan, produk penguraian PIP, lainnya, hidrofilik. (Lihat fitur dalam boks,
Konsep, Thntangan, dan
DAC, memicu jalur pembawa pesan kedua yang lain. DAG Kontroversi, untuk penjelasan tentang suatu jalur transduksi
mengaktifkan protein binase C (PKC), yang pada gilirannya sinyal yang mengejutkan - jalur yang menyebabkan sel bu-
menghasilkan respons sel dengan memfosforilasi protein- nuh diri).
protein sel tertentu).
Jalur cAMP dan Ca2- sering bertumpang tindih dalam
menghasilkan aktivitas sel tertentu. Sebagai contoh, cAMP AMPLIFIKASI OLEH JALUR PEMBAWA PESAN
dan Ca2. dapat mempengaruhi satu sama lain. Kalmodulin KEDUA
yang diaktifkan oleh kalsium dapat mengatur adenilil siklase Beberapa hal penting renrang pengaktifan resepror dan proses-
dan dengan demikian mempengaruhi cAMB semenrara pro- proses selanjutnya layak diperhatikan. Pertama, dengan me-
tein kinase A dapat memfosforilasi dan, karenanya, meng- Iihat jumlah langkah yang berperan dalam sistem pembawa
ubah aktivitas pembawa atau saluran Ca2*. pesan kedua, anda mungkin bertanya-tanya mengapa sedemi-
130 Bab 4
Pembawa pesan Pengikatan suatu pembawa pesan
@
**' -'''"fi
pertama, pembawa Membran plasma
ekstrasel ke reseptor membran
permukaan mengaktifkan enzim
"',.-^nuprotein fosfolipase C yang terikat ke membran
c melalui perantaraan protein G.
G
f ros,rotioase
Fosfolipase C mengubah PlPr, suatu
komponen membran, menjadi DAG
dan lP..
pada gilirannya memobilisasi
@ yang
't. disimpan di dalam organel.
Ca2*
-".",..H%reffi
(Pengikatan pembawa
: ieler
@ 6;u5uh e1s6
fosfolipase C
cls @
menjadi ".u,
yang bekerja sebagai pembawa
pesan kedua, mengaktifkan kalmodulin
(Mensaktifkan)
D
(Menginduksi perubahan
bentuk protein)
kian banyak sel menggunakan sistem kompleks yang sama ini, konsentrasi hormon dan pembawa pesan kimiawi lain yang
untuk melaksanakan sedemikian banyak fungsi. Banyaknya sangat rendah sudah dapat memicu respons sel yang men-
langkah pada jalur pembawa pesan kedua sebenarnya meng- colok.
untungkan, karena efek multipliffkasi jaiur ini sangat mem-
perkuat sinyal awal. Amplifikasi berarti bahwa kekuatan
keluaran suatu sistem jauh lebih besar daripada masukannya.
MODIFIKASI JALUR PEMBAWA PESAN KEDUA
Pengikatan satu molekul pembawa pesan ekstrasel ke reseptor- Meskipun reseptor membran berfungsi sebagai penghubung
nya mengaktifkan sejumlah molekul adenilil siklase (marilah antara pembawa pesan perrama ekstrasel dan pembawa pesan
kita anggap 10), yang masing-masing mengaktifkan banyak kedua intrasel dalam pengaturan aktivitas-aktivitas sel tertenru,
(dalam contoh hipotetis kita, katakan 100) molekul cAMP reseptor itu sendiri juga sering berada di bawah kontrol. Pada
Setiap molekul cAMP kemudian bekerja pada saru protein banyak keadaan, jumlah dan afinitas (daya ikat reseptor aras
kinase A, yang memfosforilasi dan karenanya mempengaruhi pembawa pesan kimiawinya) dapat berubah, bergantung pada
banyak (kembali kita andaikan 100) protein spesifik, misalnya keadaan. Sebagai contoh, jumlah resepror untuk hormon
enzim. Setiap enzim, pada gilirannya, bertanggung jawab insulin dapat turun sebagai respons terhadap peningkatan
menghasilkan banyak (mungkin 1 00) molekul produk tertentu, kronik insulin dalam darah. Kemudian, saat kira membahas
misalnya produk selretorik. Hasil dari proses berjenjang ini, kelenjar-kelenjar endokrin spesifik secara detil, anda akan
dengan satu proses memicu proses berikutnya dalam rangkai- mempelajari lebih banyak tentang mekanisme yang mengarur
an, adalah amplifikasi luar biasa sinyal awal. Dalam contoh responsivitas sel sasaran terhadap hormonnya ini.
hipotetis kita, satu molekul pembawa pesan kimiawi berperan CATAIAN KLINIS. Banyak proses penyakit dapat di-
menghasilkan i 0 juta rnolekul produk sekretorik. Dengan cara kaitkan dengan malfungsi resepror atau defek di salah satu
Pada sebagian besar kasus, jalur pada tubuh orang dewasa. Fungsi pasokan O, akibat penyumbatan total
transduksi sinyal yang dipicu oleh optimal sebagian besar jaringan pembuluh darah yang mendarahinya,
pengikatan suatu pembawa pesan bergantung pada keseimbangan mati akibat nekrosis (lihat h. 362).
kimiawi ekstrasel dengan reseptor antara produksi sel baru dan Meskipun nekrosis dan apoptosis
membran permukaan ditujukan untuk destruksi diri sel. Keseimbangan ini sama-sama menyebabkan kematian,
mendorong fungsi yang sesuai, mempertahankan jumlah sel yang tahap-tahap yang terlibat sangat
pertumbuhan, kelangsungan hidup, sesuai di suatu jaringan sembari berbeda. Pada nekrosis, sel yang mati
atau reproduksi sel. Sebaliknya, setiap menjamin pasokan sel segar yang adalah korban yang pasif, sementara
sel memiliki jalur inheren tak lazim berada dalam puncak kinerjanya. pada apoptosis sel secara aktif ikut
yang, jika terpicu, menyebabkan sel I Kematian sel terprogram berperan serta dalam kematiannya sendiri. pada
melakukan bunuh diri dengan penting dalam sistem imun. nekrosis, sel yang cedera tidak dapat
mengaktifkan enzim-enzim penggun- Apoptosis adalah salah satu cara memompa keluar Na* seperti biasa.
ting protein intrasel, yang memotong untuk menghilangkan sel yang Akibatnya, air masuk melalui osmosis,
sel menjadi kepingan-kepingan kecil terinfeksi oleh virus berbahaya. menyebabkan sel membengkak dan
yang mudah dibersihkan. Kematian sel Selain itu, sel darah putih yang pecah. Biasanya pada nekrosis
terprogram yang disengaja ini disebut melawan infeksi dan telah melak- gangguan yang menyebabkan
apoptosis. (Kata ini berarti "terlepas", sanakan tugasnya serta tidak lagi kematian sel juga mencederai banyak
dalam kaitannya dengan membuang diperlukan akan mematikan dirinya sel sekitar sehingga banyak sel sekitar
sel yang tidak lagi bermanfaat, seperti send iri. membengkak dan pecah bersama-
daun rontok pada musim gugur). I Sel-sel yang tidak diinginkan yang sama. Pelepasan isi sel ke dalam
Apoptosis adalah bagian normal dari me nga nca m homeostasis b i asa nya jaringan sekitar memicu respons
kehidupan-sel-sel yang menjadi disingkirkan dari tubuh dengan peradangan di tempat kerusakan
berlebih atau terganggu dipicu untuk apoptosis. Yang termasuk dalam tersebut (lihat h. 450). Sayangnya,
menghancurkan dirinya sendiri demi daftar "korban" ini adalah sel tua, respons peradangan memiliki kemung-
tujuan yang lebih besar yaitu pemeli- sel yang mengalami kerusakan tak kinan merusak sel-sel sekitar yang
haraan kesehatan tubuh keseluruhan. tersembuhkan akibat terpajan ke masih sehat.
radiasi atau racun lain, dan sel yang Sebaliknya, apoptosis terjadi pada
Peran Apoptosis mungkin akan kacau. Banyak sel sel tertentu tanpa mengenai sel-sel
Di sini adalah contoh-contoh peran mutan dieliminasi dengan cara ini sekitar. Sel yang memberi sinyal untuk
penting yang dilakukan oleh program sebelum benar-benar menjadi bunuh diri melepaskan dirinya dari
pengorbanan intrinsik ini: kanker. sel-sel sekitar kemudian menciut, bukan
I Eliminasi-diri sel-sel tertentu yang membengkak dan pecah. Sebagai
dapat diperkirakan adalah bagian Perbandingan Apoptosis dan Nekrosis senjatanya yang mematikan, sel yang
normal dari perkembangan. 5el-sel Apoptosis bukan satu-satunya cara bunuh diri tersebut mengaktifkan suatu
tertentu yang tidak diinginkan yang kematian sel, namun ini adalah cara jenjang enzim pemotong protein
diproduksi selama perkembangan yang paling rapi. Apoptosis adalah cara intrasel yang dalam keadaan normal
diprogram untuk membunuh diri terkontrol, disengaja, rapi untuk inaktif, kaspase, yang membunuh sel
mereka sendiri. Selama perkem- menghilangkan sel-sel yang tidak lagi dari dalam. Ketika sel diberi sinyal
bangan seorang wanita, misalnya, dibutuhkan atau menimbulkan untuk menjalani apoptosis, mitokondria
apoptosis secara sengaja menghi- ancaman bagi tubuh. Bentuk lain menjadi bocor sehingga sitokrom c
Iangkan duktus embrionik yang kematian sel, nekrosis (memiliki arti keluar ke dalam sitosol. Sitokrom c,
dapat membentuk saluran repro- "membuat mati") adalah pembunuhan suatu komponen rantai transpor
duksi pria. Demikian juga, apoptosis yang tidak terkendali, tidak disengaja, elektron, biasanya ikut serta dalam
membentuk jari tangan dari tangan dan "kotor" pada sel-sel berguna yang fosforilasi oksidatif untuk menghasilkan
berbentuk kantung dengan mengalami cedera berat oleh sesuatu ATP (lihat h. 38). Di luar lingkungan
menghilangkan membran mirip jala dari luar sel, misalnya pukulan fisik, normalnya di mitokondria, sitokrom c
di antara jari-jari tersebut. kekurangan 02, atau penyakit. Sebagai mengaktif kan jenjang kaspase. Sekali
I Apoptosis penting dalam perputar- contoh. selama serangan jantung, diaktifkan, enzim-enzim golongan
a nlpe rtu ka ra n (tu rn-ove r) ja ri ng a n sel-sel otot jantung yang kekurangan kaspase ini bekerja seperti gunting
132 Bab 4
molekul untuk membongkar sel secara bagi tubuh, bahwa semua di lingkungan Meskipun semua sel memiliki perang-
sistematis. Dengan menggunting sekitar sel baik-baik saja, dan bahwa kat kematian yang sama namun sinyal
protein demi protein, enzim-enzim ini segala sesuatu di dalam sel bekerja yang menginduksi mereka untuk
memotong nukleus, menguraikan DNA dengan baik. Sinyal-sinyal ini menca- bunuh diri bervariasi.
yang esensial untuk kehidupan, lalu kup faktor pertumbuhan spesifik Mengingat bahwa kehidupan setiap
menguraikan sitoskeleton penentu jaringan, hormon-hormon tertentu, sel bergantung pada keseimbangan
bentuk internal, dan akhirnya meme- dan kontak yang sesuai dengan sel-sel yang rawan ini setiap saat, tidaklah
cah-mecah sel itu sendiri menjadi tetangga dan matriks ekstrasel. mengherankan bahwa kegagalan
paket-paket terbungkus membran Sinyal-sinyal kelangsungan hidup kontrol apoptosis-yang menyebabkan
yang mudah dibersihkan. Yang ekstrasel ini memicu jalur-jalur intrasel bunuh diri sel berlebihan atau
penting, isi sel yang mati tetap yang menghambat pengaktifan kekurangan-tam paknya berperan
terbungkus oleh membran plasma jenjang kaspase sehingga perangkat pada banyak penyakit penting.
sepanjang proses bunuh diri ini kematian sel dapat ditahan. Sebagian Aktivitas apoptoti k berlebihan
sehingga isi intrasel yang berpotensi besar sel terprogram untuk bunuh diri dipercaya ikut berperan dalam
merusak tidak keluar seperti pada jika mereka tidak mendapat sinyal kematian sel otak pada penyakit
nekrosis. Tidak terjadi respons kelangsungan hidup yang "menen- Alzheimer, penyakit Parkinson, dan
peradangan sehingga sel-sel sekitar teramkan" tersebut. Jika jalur-jalur stroke, serta kematian dini sel-sel
tidak terganggu. Sel-sel di sekitar intrasel pelindung tersebut dihilangkan penahan infeksi pada AlD5. Sebaliknya,
malah dengan cepat menelan dan maka enzim-enzim penggunting apoptosis yang terlalu sedikit kemung-
menghancurkan fragmen-fragmen sel protein yang mematikan akan beraksi. kinan besar berperan dalam kanker.
apoptotik dengan fagositosis. Produk Sebagai contoh, terhentinya sinyal dari Bukti-bukti mengisyaratkan bahwa sel
penguraian didaur ulang untk tujuan faktor pertumbuhan atau terlepasnya kanker tidak berespons terhadap
lain sesuai kebutuhan. Sementara itu, sel dari matriks ekstrasel menyebabkan sinyal-sinyal ekstrasel normal yang
jaringan secara keseluruhan terus sel tersebut segera bunuh diri. mendorong kematian sel. Karena tidak
berfungsi normal, dengan sel apopotik 5elain itu, sel memperlihatkan mati setelah mendapat sinyal yang
diam-diam mematikan dirinya sendiri. "reseptor kematian" di membran sesuai maka sel-sel ini terus tumbuh
plasmanya yang menerima "sinyal tak terkendali, membentuk massa
Kontrol Apoptosis kematian" ekstrasel, misalnya dari kacau yang lepas kontrol.
Jika di setiap sel terdapat kaspase-
hormon tertentu atau pembawa pesan Apoptosis saat ini merupakan salah
kaspase poten yang dapat merusak sel
kimiawi spesifik dari sel darah putih. satu topik penelitian yang paling
itu sendiri, apa yang secara normal Pengaktifan jalur kematian oleh "panas". Para peneliti berlomba untuk
menjaga enzim-enzim kuat ini tetap
sinyal-sinyal ini dapat menggilas menguraikan berbagai faktor yang
berada di bawah kendali (yaitu, dalam jalur-jalur penyelamat nyawa yang berperan dalam jalur transdul<si sinyal
bentuk inaktif) saat sel yang diaktifkan oleh sinyal kelangsungan yang mengendalikan proses ini.
bermanfaat bagi tubuh dan layak hidup. Jalur transduksi kematian sel Harapan mereka adalah menemukan
hidup? Demikian juga, apa yang
dengan cepat menyalakan perangkat cara untuk memperbaiki perangkat
mengaktifkan jenjang kaspase di sel apoptotik internal, mendorong sel ke apoptotik untuk mencari terapi-terapi
yang tidak diinginkan yang ditakdirkan
kematiannya sendiri. Demikian juga, baru untuk berbagai penyakit
untuk mengeliminasi dirinya sendiri? perangkat bunuh-diri diaktifkan ketika mematikan.
Karena pentingnya keputusan
sel menderita kerusakan intrasel yang
hidup-atau-mati ini, tidaklah tidak dapat diperbaiki. Karena itu,
mengherankan bahwa terdapat
sebagian sinyal menghambat apopto-
banyak jalur yang mengontrol secara
sis, sementara yang lain mengaktifkan-
ketat apakah suatu sel hidup atau nya. Apakah sebuah sel akan hidup
mati. Sebuah sel secara normal
atau mati bergantung pada sinyal
menerima "sinyal kelangsungan
mana yang mendominasi pada setiap
hidup" secara terus-menerus, yang waktu.
meyakinkan sel bahwa ia bermanfaat
sasaran dan berikatan dengan reseptor spesifiknya di da- bagai hormon steroid dan hormon tiroid, setelah berikatan
lam sel (langkah rg:). Sebagian besar reseptor hormon dengan reseptor masing-masing, melekat ke HRE yang
lipofilik terletak di nukleus. berbeda di DNA. Sebagai contoh, komplela esrrogen-
2. Setiap reseptor memiliki regio spesifik untuk berikatan reseptor berikatan di elemen respons estrogen DNA.
dengan hormonnya dan regio lain untuk berikatan dengan
3. Pengikatan kompleks hormon-reseptor dengan DNA
DNA. Reseptor tidak dapat mengikat DNA kecuali jika ia
akhirnya "menyalakan" suatu gen spesifik di sel sasaran.
mula-mula mengikat hormonnya. Setelah hormon ber-
ikatan dengan reseptor, kompleks hormon-reseptor ini Gen ini mengandung kode/sandi untuk membentuk
kemudian berikatan dengan DNA di tempat pengikatan protein rertentu. Kode gen yang diaktifkan ini ditrans-
spesifik di DNA yang dikenal sebagai hormone response kripsikan menjadi messenger RNA (mRNA) komplemen-
element (HRE, elemen respons hormon) (langkah }). Ber- ter (langkah g.
134 Bab 4
Sitoplasma sel sasaran Nukleus @ Horrnon lipofilik berdifusi melewati
membran plasma dan membran nukleus
sel sasarannya dan berikatan dengan
reseptor nukleus yang spesifik baginya.
Kompleks hormon-reseptor sebaliknya
@
- berikatan dengan elemen respons hormon,
suatu segmen DNAyang spesifik bagi
kompleks hormon-reseptor.
@ gen-gen
Pengikatan ke DNA ini mengaktifkan
spesifik, yang menghasilkan
mRNA komplementer.
Tabel 4-5
Perband inga n Sistem Saraf dan Sistem Endokrin
:
Susunan Anatomik Sistem "berkabel"; susunan struktur yang Sistem "nirkabel"; kelenjar endokrin tersebar
spesifik antara neuron dan sel sasaran; luas dan tidak berkaitan secara struktural satu
kontinu itas struktural sistem sama lain atau dengan sel sasarannya
Jenis Pembawa Pesan Neurotransmiter yang dikeluarkan ke dalam Hormon yang dikeluarkan ke dalam darah
Kimiawi celah sinaps
Jbngkauan Pembawa Sangat dekat (berdifusi menyeberangi celah Jarak jauh (dibawa oleh darah)
Pesan Kimiawi sinaps)
Cara Spesifisitas Efek di Bergantung pada hubungan anatomik erat Bergantung pada spesifisitas pengikatan sel
Sel Sasaran antara sel saraf dan sel sasaran sasaran serta responsivitas terhadap hormon
tertentu
Kecepatan Respons Cepat (milidetik) Lambat (menit sampai jam)
Lama Kerja Singkat (milidetik) Lambat (menit sampai hari atau lebih lama)
Fungsi Utama Mengoordinasikan respons cepat dan tepat Mengontrol aktivitas yang lebih memerlukan
durasi daripada kecepatan
dibersihkan sebelum memperoleh akses ke darah. Sel sasaran anda. Jika ACh secara tak terbatas dibebaskan ke dalam da-
suatu neuron memiliki reseptor untuk neurotransmiteq te- rah, seperti hormon pada sistem endokrin nirkabel, maka
tapi demikian juga banyak sel lain di lokasi yang lain, dan semua otot rangka akan secara bersamaan berespons dengan
sel-sel ini dapat berespons terhadap mediator yang sama ini berkontraksi, karena semua memiliki resepror untuk ACh.
seandainya mediator tersebut sampai kepada mereka. Sebagai Tentu saja hal ini tidak terjadi, karena adanya pola perkabelan
contoh, keseluruhan sistem sel sarafyang menyaraff seluruh tepat yang menghubungkan langsung neuron motorik
otot rangka (neuron motorik) tubuh anda menggunakan dengan sel sasarannya.
neurorransmiter yang sama, asetilholin (ACh), dan semua Spesifisitas ini bertolak belakang dengan cara spesifisitas
otot rangka anda memiliki reseptor ACh komplementer (Bab komunikasi pada sistem endokrin. Karena mengalir dalam
8). Namun anda dapat secara spesifik menggoyangkan jem- darah, maka hormon dapat mencapai hampir semua jaringan.
pol kaki anda tanpa mempengaruhi otot lain, karena ACh Namun meskipun distribusi hormon ke mana-mana, namun
dapat secara tersendiri dibebaskan dari neuron motorik yang hanya sel sasaran tertentu yang berespons terhadap masing-
secara spesifik tersambung ke otot pengontroi jempol kaki masing hormon. Spesifisitas kerja hormon bergantung pada
136 Bab 4
serta untuk memadukan aktivitas-aktivitas nonhomeosta- jauh tempat hormon tersebut menim-
sasaran yang letaknya
tik. bulkan efek dengan mengubah aktivitas protein enzimatik
Sel saraf adalah sel khusus untuk menerima, memproses, atau struktural sel-sel tersebut. Hormon larut air umumnya
menyandi, dan menyalurkan dengan cepat informasi dari mengubah protein intrasel yang sudah ada dengan meng-
satu bagian tubuh ke bagian lain. Informasi disalurkan oleh aktifkan sistem pembawa pesan kedua. Hormon larut lemak
jalur saraf rumit melalui perambatan potensial aksi di sepan- mengaktifkan gen-gen untuk mendorong sintesis protein
jang sel saraf serta oleh transmisi kimiawi sinyal dari neuron intrasel baru. Perubahan aktivitas yang terjadi pada protein
ke neuron di sinaps dan dari neuron ke otot dan kelenjar intrasel tementu inilah yang melaksanakan respons fisiologik
melalui interaksi neuroffansmiter-reseptor lainnya di taut yang ditentukan oleh hormon pembawa pesan tersebut.
tersebut. Melalui pembawa pesan yang bekerja relatif lambat ini, sis-
Secara kolektif, sel saraf membentuk sistem saraf tem endokrin umumnya mengatur aktiyitas-aktivitas yang
Banyak aktivitas yang dikontrol oleh sistem saraf dimaksud- lebih memerlukan durasi daripada kecepatan. Sebagian besar
kan untuk mempertaharikan homeostasis. Sebagian silyal dari aktivitas ini diarahkan untuk mempertahankan homeo-
listrik saraf menyampaikan informasi mengenai perubahan stasis. Sebagai contoh, hormon membantu mempertahankan
yang harus cepat diranggapi oleh tubuh agar dapat mem- konsentrasi nutrien yang repat di lingkungan internal dengan
pertahinkan homeostasis-misalnya, informasi renrang penu- 'mengarahkan
reaksi-reaksi kimia yang terlibat dalam penye-
runan tekanan darah. Sinyal listrik saraflainnya dengan cepat rapan, penyimpanan, pembebasan, dan pemakaian molekul-
menyampaikan pesan ke otot dan kelenjar untuk merangsang molekul nurrien ini. Hormon juga membantu mempertahan-
respons yang sesuai untuk melawan perubahan ini-misalnya, kan keseimbangan air dan elektrolit di lingkungan internal.
penyesuaian dalam aktivitas jantung dan pembuluh darah Hormon juga mengatur pertumbuhan dan mengontrol se-
untuk memulihkan tekanan darah ke normal ketika tekanan bagian besar aspek sistem reproduksi, yang tidak berkaitan
tersebut mulai turun. Selain itu, sistem saraf mengarahkan dengan homeostasis.
banyak kegiatan yang tidak ditujukan untuk mempertahan- Sistem saraf dan endokrin bersama-sama memadukan
kan homeostasis, yang banyak di antaranya berada di bawah beragam penyesuaian yang membantu tubuh mempertahan-
kontrol kesadaran, misalnya bermain bola basket arau men- kan homeostasis sebagai respons terhadap stres. Demikian
jelajah internet. juga, kedua sistem ini bekerja secara terpadu untuk mengon-
Sistem endokrin mengeluarkan hormon ke dalam da- trol sistem sirkulasi dan pencernaan, yang selanjutnya melak-
rah, yang mengangkut pembawa pesan kimiawi ini ke sel-sel sanakan kegiatan-kegiaran homeosratik penting.
RINGKASAN BAB
Mengenal Komunikasi Saraf (h. 95-97) I Potensial berjenjang secara pasif menyebar decremental
I Sel saraf dan otot dikenal sebagai jaringan peha rangsang (semakin kecil) melalui aliran arus lokal dan lenyap dalam
karena keduanya dapat dengan cepat mengubah permea- jarak pendek. (Lihatlah Gambar 4-3, 4-4 dan 4-fl.
bilitas membrannya sehingga mengalami perubahan po-
tensial membran sesaat ketika tereksitasi. Perubahan Potensial Aksi (h. 99- f f f)
potensial yang cepat ini berfungsi sebagai sinyal listrik. I Selama suatu potensial aksi, depolarisasi membran ke
I Dibandingkan dengan potensial istirahat, membran potensial ambang memicu perubahan berantai dalam
mengalami depolarisasi jika besar potensial negarifnya permeabilitas membran akibat perubahan konformasi
berkurang (menjadi kurang negatif) dan hiperpolarisasi saluran K- dan Na- berpintu voltase. (Lihatlah Gambar
jika besar potensial negatifnya meningkat (menjadi lebih 4-6 sampai 4-9).
negatif). (Libatlah Gambar 4-1). I Perubahan permeabilitas ini menyebabkan pembalikan
I Perubahan potensial dirimbulkan oleh kejadian pemicu sesaat potensial membran, dengan influks Nar mengha-
yang mengubah permeabilitas membran, yang pada silkan fase naik (dari -70 ke +30 m\0, diikuti oleh efluks
gilirannya menyebabkan perubahan perpindahan ion K. yang menyebabkan fase rurun (dari puncak kembali ke
menyeberangimembran. potensial istirahat). (Lihatlah Gambar 4-9).
.
I Terdapat duajenis perubahan potensial: (1) potensial ber- I Sebelum kembali ke istirahat, potensial aksi meregenerasi
jenjang, yang berfungsi sebagai sinyal jarak pendek, dan potensial aksi baru identik di daerah di sebelahnya me-
(2) potensial aksi, yaitu sinyal jarak jauh. (Lihatlah Tabet lalui aliran arus yang membawa daerah sebelah yang se-
4,1, h. loV belumnya inaktif ke ambang. Siklus otomatis ini berlan-
jut sampai potensial aksi menyebar ke seluruh membran
Potensial Berjenjang (h. 97 -99) sel tanpa berkurang.
I Potensial berjenjang terjadi khusus di bagian kecil mem- I Terdapat dua jenis perambatan potensial aksi: (l) han-
bran suatu sel peka rangsang. taran merambat di serar tak bermielin, di mana potensial
I Besar potensial berjenjang berbanding lurus dengan ke- aksi menyebar sepanjang setiap bagian membran; dan (2)
kuatan kejadian pemicunya. (Lihatkh Gambar 4-2). hantaran saltatorik (hantaran meloncat) yang lebih cepat
I Potensial aksi terjadi .secara maksimal sebagai respons akan mencapai ambang berkurang jika PPI, suatu hi-
terhadap rangsangan atau ddak sama sekali. perpolarisasi kecil, terjadi akibat terbukanya saluran
K* atau Cl-, atau keduanya. (Lihatlah Gambar 4-I/.
I Di serat saraf, perbedaan kekuatan rangsangan diter-
Meskipun terdapat sejumlah neuroffansmiter yang ber-
jemahkan menjadi variasi frekuensi, bukan kekuatan
beda, setiap sinaps selalu melepaskan satu neurotransmirer
potensial aksi.
yang sama untuk menghasilkan respons tertentu jika ber-
Regenerasi Serat Saraf (h. lll-ll2) ikatan dengan reseprornya. (Lihatkh Tabel 4-2).
I Sel Schwann menuntun regenerasi akson perifer yang Respons terhend jika neurotransmirer dibersihkan dari celah
putus. sinaps dengan metode-metode yang bersifat spesifik sinaps.
I Oligodendrosit menghambat regenerasi akson sentral Banyak neuron juga mengeluarkan neuropeptida yang
yang putus. lebih besar dan bekerja lebih lambat selain neurotrans-
miter klasik. Neuropeptida umumnya berfungsi sebagai
Sinaps dan Integrasi Neuron (h. ll2-122) neuromodulator di tempat nonsinaps baik di neuron pra-
I Cara utama yang digunakan neuron berinteraksi dengan sinaps maupun pascasinaps untuk meningkatkan atau
neuron lain adalah melalui sinaps. (Lihatlah Gambar 4-15 menekan efektivitas sinaps. (Lihatlah Tabel 4-3).
dan 4-16). Jalur-jalur sinaps antara berbagai neuron yang saling
I Sebagian besar neuron memiliki empat bagian fungsional berhubungan bersifat sangat rumit, akibat konvergensi
berbeda: (Lihatkh Gambar 4-10) input nerron dan divergensi output-nya. Biasanya banyak
1. Regio dendrit/badan sel khusus berfungsi sebagai kom- inputprasinaps berkonvergensi ke satu neuron dan secara
ponen pascasinaps yang berikatan dengan dan beres- bersama mengontrol tingkat eksitabilitas neuron tersebut.
pons terhadap neurotransmiter yang dikeluarkan oleh Neuron yang sama ini, sebaliknya, berdivergensi untuk
neuron lain. Membran plasma di bagian ini memiliki bersinaps dengan dan mempengaruhi eksitabilitas banyak
banyak saluran berpintu kimia untuk mengikat neuro- sel lain. (Lihatlah Gambar 4-20). Karena itu setiap neuron
transmiter spesifik. memiliki tugas menghitung suatu zutput ke banyak sel
2. Axon hilhch adalahbagian khusus untuk inisiasi poten- lain dari serangkaian kompleks input yangditerimanya.
sial aksi sebagai respons terhadap potensial berjenjang Bergantung pada kombinasi sinyal yang diterimanya dari
yang dipicu oleh terikatnya neurotransmiter dengan berbagai input prasinaps, sebuah neuron seriap saat dapat
reseptor di regio dendrit/badan sel. A-xon hilloch me- bereaksi dengan (1) membentuk potensial aksi sepanjang
miliki ambang terendah sehingga lebih dulu mencapai aksonnya, (2) tetap dalam keadaan istirahat dan tidak
ambang sebagai respons terhadap perubahan potensial menyalurkan sinyal apapun, atau (3) meningkatkan atau
berjenjang eksitatorik, karena densitas saluran Na.-nya menurunkan derajat eksitabilitasnya.
paling tinggi. Jika aktivitas yang dominan adalah pada input eksftatorrk
3. Akson, atau serat saraf, adalah bagian yang khusus un- maka sel pascasinaps kemungkinan besar akan mencapai
tuk menghantarkan potensial aksi tanpa berkurang dari ambang dan mengalami potensial aksi. Hal ini dapat ter-
axon hilloch ke terminal akson. Alson dapat meng- laksana dengan (1) penjumlahan temporal (PPE dari input
hantarkan potensial alsi karena mempunyai saluran prasinaps tunggal yang susul menyusul dalam waktu yang
Na- dan Kt berpintu voltase di sepanjang seratnya. pendek sehingga saling menambahkan) arau (2)
4. Terminal alson adalah bagian yang khusus berfungsi penjumlahan spasial (menjumlahkan PPE yang terjadi
sebagai komponen prasinaps, yang mengeluarkan neu- secara bersamaan dari beberapa inputprasinaps yang ber-
rotransmiter yang mempengaruhi sel pascasinaps lain 6eda) . (Lihatlah Gambar 4- I 8) .
sebagai respons terhadap potensial alai yang merambat Jlka inputinhibitorik mendominasi maka potensial pasca-
sepanjang akson. Neurotransmiter dibebaskan karena sinaps menjadi semakin jauh dari ambang daripada
terminal alson memiliki saluran Ca2. berpintu voltase biasanya.
yang membuka sebagai respons terhadap potensial aksi. Jika aktivitas eksitatorik dan inhibitorik ke neuron pasca-
Masuknya Ca2* memicu pelepasan neurotransmiter sinaps seimbang maka membran akan tetap dekat dengan
melalui eksositosis vesikel sinaps. istirahat.
138 Bab 4
I Banyak faktor yang dapat mengubah efektivitas sinaps: mon steroid (hormon seks dan hormon yang dikeluarkan
Sebagian adalah mekanisme inheren untuk mengatur se- oleh korteks adrenal) dan hormon tiroid. (Lihatlah Tabel
cara halus responsivitas saraf, sebagian adalah manipulasi 4-4).
farmakologik yang disengaja untuk mencapai hasil yang I Hormon peptida hidrofilik disintesis dan dikemas untuk
diinginkan, dan sebagian adalah kecelakaan akibat racun diekspor oleh retikulum endoplasma /kompleks Golgi,
atau proses penyakit (Lihatlah Gambar 4-19). disimpan di vesikel sekretorik, dan dikeluarkan dengan
eksositosis jika mendapat stimulasi yang sesuai.
Komunikasi Antarsel dan Thansdulisi Sinyal (h. 122-125) I Hormon peptida hidrofilik mudah larut dalam plasma
I Komunikasi antarsel dilalaanakan dengan (1) taut celah, untuk diangkut menuju sel sasarannya.
(2) pengikatan dan interaksi langsung sesaat antara sel-sel,
I Di sel sasaran, hormon hidrofilik berikatan dengan
dan (3) pembawa pesan kimiawi ekstrasel (Lihatlah Gam- reseptor membran permukaan. Setelah berikatan, hormon
bar 4-21).
hidrofilik memicu serangkaian proses intrasel melalui
I Sel-sel berkomunikasi satu sama lain untuk melaksanakan sistem pembawa pesan kedua yang akhirnya mengubah
berbagai aktivitas terpadu terutama dengan mengeluarkan
protein sel yang sudah ada, biasanya enzim, untuk me-
pembawa pesan kimiawi ekstrasel, yang bekerja pada sel nimbulkan efek yang berpuncak pada respons sel sasaran
sasaran tertentu untuk menimbulkan respons yang di-
terhadap hormon. (Lihatlah Gambar 4-24 d.an 4-2fl.
inginkan. I Steroid disintesis melalui modifikasi simpanan kolesterol
I Terdapat empat jenis pembawa pesan kimiawi ekstrasel, oleh enzim-enzim yang spesifik bagi masing-masing
bergantung pada sumber, jarak serta cararya sampai ke jaringan steroidogenik . (Lihatlah Gambar 4-23).
tempat kerja: (1) parakrin (pembawa pesan kimiawi lo- I Steroid tidak disimpan di sel endokrin. Karena lipofilik,
kal); (2) neurotransmiter (pembawa pesan kimiawi jarak hormon ini berdifusi melewati sawar membran lemak
sangat pendekyang dikeluarkan oleh neuron); (3) hormon
segera setelah disintesis. Kontrol steroid ditujukan pada
(pembawa pesan kimiawi jarak jauh yang disekresikan ke
sintesisnya.
dalam darah oleh kelenjar endokrin); dan (4) neurohormon I Sebagian besar steroid dan hormon tiroid lipofilik di-
(pembawa pesan kimiawi jarak jauh yang disekresikan ke
angkut dalam darah dalam bentuk terikat ke protein
dalam darah oleh neuron neurosekrerorik). (Lihatlah plasma pengangkut, dengan hanya bentuk hormon bebas
Gambar 4-21).
tak terikat yang aktif secara biologis.
I Pengiriman sinyal yang dibawa oleh pembawa pesan eks-
I Hormon lipofilik mudah menembus sawar membran
trasel ke dalam sel untuk dieksekusi dikenal sebagai trans-
lemak sel sasaran dan berikatan dengan reseptor di nu-
duksi sinyal.
kleus. Terikatnya hormon mengaktikan sintesis protein
I Melekatnya suatu pembawa pesan kimiawi ekstrasel yang
intrasel struktural atau enzimatik baru yang melaksanakan
tidak dapat masuk ke sel, misalnya hormon protein (pem-
efek hormon di sel sasaran. (Lihatlah Gambar 4-2Q.
bawa pesan pertama), ke membran sel sasaran memicu
respons sel melalui dua metode utama: (1) pembukaan Perbandingan Sistem Saraf dan Endokrin (h. 134-13,6)
atau penutupan saluran spesifik atau (2) pengaktifan pem- I Sistem saraf dan endokrin adalah dua sistem regulatorik
bawa pesan intrasel (pembawa pesan kedua) . (Lihatlah utama di tubuh. (Lihatlah Tabel4-9.
Gambar 4-24 dan 4-25). I Sistem saraf secara anatomis "tersambung" ke organ-organ
sasarannya, sementara sistem endokrin yang "nirkabel"
Prinsip Komunikasi Hormon (h. 125-134) mengeluarkan hormon ke dalam darah untuk mencapai
I Hormon adalah pembawa pesan kimiawi jarak jauh yang organ-organ yang terletak jauh.
dikeluarkan oleh kelenjar endokrin ke dalam darah, yang I Spesifisitas kerja saraf bergantung pada kedekatan ana-
mengangkut hormon ke sasaran spesifik tempar hormon
tomik ujung neuron penghasil neurotransmiter dengan
ini mengontrol fungsi tertentu dengan mengubah aktivi- organ sasarannya. Spesifisitas kerja endokrin bergantung
tas protein di dalam sel sasaran.
pada spesialisasi reseptor sel sasaran untuk hormon ter-
I Hormon dikelompokkan menjadi dua kategori berdasar- tentu dalam darah.
kan perbedaan kelarutan: (1) hormon hidrofilik (larut I Secara umum, sistem saraf mengoordinasikan respons ce-
air), yang mencakup peptida (sebagian besar hormon) pat, sementara sistem endokrin mengatur aktivitas yang
dan katekolamin (dikeluarkan oleh medula adrenal); dan lebih memerlukan durasi daripada kecepatan.
(2) hormon lipofilik (larut lemak), yang mencakup hor-
10. Penjumlahan PPE-PPE yang terjadi secara serempak dari 3. Jelaskan perubahan permeabilitas dan fluks ion yang
beberapa input prasinaps berbeda dikenal sebagai ... terjadi selama potensial aksi!
I 1. Penjumlahan PPE-PPE yang terjadi berdekatan dari segi 4. Bandingkan hanraran merambat dan hantaran saltatorik
waktu akibat lepas muatan berulang dari satu inpur (meloncat)!
prasinaps dikenal sebagai ... 5. Bandingkan kejadian-kejadian yang berlangsung di
12. Hubungan di mana sinaps dari banyak input prasinaps sinaps eksitatorik dan inhibitorik!
bekerja pada satu sel pascasinaps disebut ..., sedangkan 6. Bandingkan empat jenis saluran berpintu dari segi fak-
hubungan di mana satu neuron prasinaps bersinaps tor yang membuka dan menutupnya!
dengan dan karenanya mempengaruhi aktivitas banyak 7. Bedakan anrara neurorransmiter klasik dan neuropep-
sel pascasinaps dikenal sebagai ... tida. Jelaskan apay^ng dimaksud dengan neuromodu-
13. Perantara terikat membran yang umum dijumpai antara latorl
reseptor dan protein efektor di dalam membran plasma 8. Bahaslah kemungkinan hasil akhir potensial pascasinaps
ada]ah... akhir yang ditimbulkan oleh interaksi antara ppE dan
14. Dengan menggunakan kode jawaban di kanan, tunjuk- PPI!
kan potensial ap^ yangsedang dijelaskan 9. Bedakan antara inhibisi prasinaps dan potensial pasca-
1. berperilakutunras-atau- a. potensial sinaps inhibitorikl
gagil berjenjang 10. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis komunikasi antarsell
2. penyelsaran decremental b. potensial aksi 11. Definisikan istilah transduksi sinyaL
menjauhi tempat asal 12. Bedakan antara pembawa pesan perrama dan pembawa
3. kekuatan perubahan potensial bervariasi pesan kedual
sesuai kekuaran respons pemicu 13. Bahaslah rangkaian kejadian pada jalur pembawa pesan
4. berfungsi sebagai sinyal jarak-pendek kedua cAMP!
5. berfungsi sebagai sinyal jarak jauh 14. Bahaslah rangkaian kejadian pada sistem pembawa pe-
6. menyebar ke seluruh membran tanpa san kedua Ca2-!
berkurang 15. Jelaskan bagaimana efek berjenjang dari jalur hormon
memperkuat respons!
16. Bandingkan sisrem sarafdan sistem endokrin!
140 Bab 4
Latihan Kuantitatif (Jawaban di h. A-45) memiliki kecepatan hantaran yang sama, dan jeda
(Lihat Lampiran D, "Prinsip-Prinsip Pemikiran Kuantitatif"). sinaps di kedua sinaps (buatlah gambar) adalah 1
1. Perhitungan berikut memberi pemahaman renrang mdet. Berapa kecepatan hantaran ketiga neuron
hantaran potensial aksi. pada situasi kedua ini jika waktu hantaran total di
a. Berapa lama waktu yang diperlukan oleh satu kedua kasus sama?
potensial aksi untuk menempuh jarak 0,5 m di se- 3. Seseorang dapat memperkirakan berapa arus Na* yang
panjang akson sebuah neuron tak bermielin saluran dibentuk oleh pompa Na.*K. dengan persarnaan berikutr:
cerna?
b. ,=-l ( log Go.[Na.1"
*i#)
Berapa lama waktu yang diperlukan oleh satu
potensial aksi untuk menempuh jarakyang sama di GN".[Kl'
sepanjang akson sebuah neuron besar bermielin yang
menyarafi sebuah otot rangka? di mana p adalah arus pompa natrium, G adalah kon-
c. Misalkan terdapdt dua sinaps di sebuah jaras saraf duktansi membran terhadap ion yang ditunjukkan, ffi"
0,6 m dan penundaan/keterlambatan di masing- dan ffi masing-masing adalah konsentrasi ion x di luai
masing sinaps adalah I mdet. Berapa lama waktu dan di dalam sel, k adalah konstanta Boltzmann, Z
yang dibutuhkan oleh sebuah potensial aksi/sinyal adalah suhu dalam kelvin, dan q adalah konstanta per-
kimiawi untuk menempuh jarak 0,6 m sekarang, ubahan unsur. MisalkankTlq= 25 mY, G*"- = 3,3 pS/
baik untuk neuron bermielin maupun tak- cm2, Go. = 240 VSlcm,, [N".]" = 145 mM, dan [K-] =
bermielin? 4mM. Berapa arus pompa untuk natrium, dalam Ffu
d. Bagaimana jika terdapat lima sinaps? cm2?
2. Misalnya titik A berada I m dari titik B. Bandingkan
situasi berikut: lFC Hoppensteadt dan CS Peskin. Mathemathics
in Medicine
a. Sebuah akson terenrang dari A ke B, dan kecepatan and the Life Sciences (NewYork Springer, 1992), persamaan
hantarannya 60 m/det. 7.4.35, h. 178.
b. Tiga neuron terentang dari A ke B, ketiga neuron ini
UNTUK DIRENUNGKAN
(Penjelasan dih. A'45) pascasinaps (PPE dan PPI) apa yang anda harapkan
1. Mana dari yang berikut yang akan terjadi jika sebuah terpicu sebagai refleks di badan sel neuron-neuron yang
neuron secara eksperimental dirangsang di kedua ujung- mengontrol otot-otot ini untuk menarik tangan anda
nya? menjauhi rangsangan nyeri?
a. Potensial aksi akan berpapasan di tengah dan me- Kini anggaplah jari tangan anda ditusuk untuk di-
rambat ke ujung yang berlawanan. ambil contoh darah. Refleks lucut (withdrawal reflex)
b. Potensial aksi akan bertemu di tengah dan kemudian yang sama akan terpicu. Pola potensial pascasinaps apa
merambat balik ke posisi awalnya. yang secara sengaja akan anda hasilkan di neuron-neuron
c. Potensial aksi akan berhenti ketika bertemu di yang mengontrol biseps dan triseps untuk menjaga
tengah. lengan anda tetap terekstensi meskipun timbul rang-
d. Potensial aksi yang lebih kuat akan mengalahkan sangan nyeri?
potensial alsi yang lebih lemah. 4. Para peneliti perc yabahwa shinfezla disebabkan oleh
e. Akan terjadi penjumlahan ketika potensial aksi ber- aktivitas dopamin yang berlebihan di bagian tertenru
temu di tengah, menghasilkan potensial aksi yang otak. Jelaskan bagaimana gelila,gEala skizofrenia
lebih besar. kadang-kadang timbul sebagai efek samping pada pasien
2. Bandingkan perubahan yang diperkirakan pada poten- penyakit Parkinson yang mendapat pengobatanl
sial membran suatu neuron yang dirangsang oleh rang- 5 Anggap neuron eksitatorik prasinaps A berakhir di
sangan sub-ambang (rangsangan yang tidak cukup un- sebuah sel pascasinaps dekat axon hilloch dan neuron
tuk membawa membran ke ambang), rangsangan eksitatorik prasinaps B berakhir di sel pascasinaps yang
ambang (rangsangan yang hanya cukup untuk mem- sama di dendrit yang berada di bagian badan sel ber-
bawa membran ke ambang), dan rangsangan su?ra- lawanan dengan axon hilloch. Jelaskan mengapa lepas
ambang (rangsangan yang lebih besar daripada yang di- muatan yang cepat dari neuron prasinaps A dapat mem-
perlukan untuk membawa membran ke ambang)l bawa neuron pascasinaps ke ambang melalui penjum-
3. Misalnya anda menyentuh kompor panas dengan jari lahan temporal sehingga timbul potensial alsi, semen,
tangan anda. Kontraksi otot biseps menyebabkan fleksi tara lepas muatan dari neuron prasinaps B dengan
(penekukan) siku, sementara kontraksi otot triseps me- frekuensi dan kekuatan PPE yang sama mungkin tidak
nyebabkan ekstensi (pelurusan) siku. Pola potensial membawa neuron pascasinaps tersebut ke ambang?
KASUS KLINIS
(Penjelasan di h. A-46) sarafyang menyarafi bagian tersebut. Akibatnya, Becky, tidak
Bec\y N merasa cemas ketika duduk di kursi dokter gigi merasa nyeri ketika dilakukan tindakan pemboran dan pe-
menunggu pemasangan amalgam ("tambalan' untuk lubang nambalan. Anestetik lokal menghambat saluran Na.. Jelaskan
di gigi) perak pertamanya. Sebelum mempersiapkan gigi un- bagaimana efek ini mencegah transmisi impuls nyeri ke
tuk amalgam dengan membuang bagian gigi yang rusak otak.
dengan bor, dokter gigi meny'untikkan anestetik lokal di jalur
142 Bab 4
Susunan Saraf Pusat
145
(lnput ke SSP (Output dari SSP
dari perifer) ke perifer)
Gambar 5-1
Organisasi sistem saraf
146 Bab 5
reseptor sensorik yang menghasilkan potensial aksi sebagai untuk menimbulkan efek. (Jalur saraf otonom terdiri dari
respons terhadap jenis rangsangan tertentu (Reseptor neuron rantai dua-neuron antara SSP dan organ efektor).
aferen peka rangsang ini jangan disamakan dengan reseptor Antarneuron (interneuron) rerurama berada di dalam
protein khusus yang mengikat pembawa pesan kimiawi dan SSP Sekitar 99o/o dan semua neuron termasuk dalam kate-
ditemukan di membran plasma semua sel). Badan sel neuron gori ini. SSP manusia diperkirakan memiliki lebih dari 100
aferen, yang tidak mengandung dendrit dan input prasinaps, milyar antarneuronl Neuron-neuron ini memiliki dua peran
terletak dekat dengan medula spinalis. Akson perifer panjang, utama. Pertama, seperti diisyaratkan oleh namanya, neuron
yang sering disebut serat aferen, berjalan dari reseptor ke ini terletak antara neuron aferen dan eferen dan penting da-
badan sel, dan ahson sentralyangpendek berjalan dari badan lam integrasi respons perifer dengan informasi perifer (antar
sel ke dalam medula spinalis. Potensial aksi dimulai di ujung artinya^ "di antara'). Sebagai contoh, setelah menerima infor-
reseptor akson perifer sebagai respons terhadap rangsangan masi melalui neuron aferen bahwa anda menyentuh suatu
dan merambat di sepanjang akson perifer dan akson sentral benda panas, antarneuron-antarneuron tertentu memberi
menuju medula spinalis. Ujung akhir akson sentral menyebar sinyai kepada neuron eferen yang menyarafi otot tangan dan
dan bersinaps dengan neuron-neuron lain di medula spinalis lengan anda dengan sebuah pesan, "Jauhkan tangan dari
sehingga informasi tentang stimulus disebar. Neuton-neuron benda panas!". Semakin kompleks tindakan yang diperlukan,
aferen terutama terletak di sistem saraf perifer. Hanya se- semakin besar jumlah antarneuron yang terletak anrara pesan
bagian kecil dari u.jung akson sentral yang berproyeksi ke aferen dan fespons eferen. Kedua, interkoneksi antara antar-
dalam medula spinalis untuk menyalurkan sinyal perifer. neuron itu sendiri berperan dalam fenomena abstrak yang
Neuron eferen juga terutama berada di susunan saraf berkaitan dengan "jiwa', misalnya pikiran, emosi, ingatan,
tepi (Gambar 5-2). Badan-badan sel neuron eferen berada di tr<reativitas, kecerdasan, dan motivasi. Aktivitas-aktivitas ini
SSP, tempat banyak masukan prasinaps yang terletak sentral merupakan fungsi sistem saraf yang paling kurang dipahami.
berkonvergensi pada mereka untuk mempengaruhi outputke Setelah pengenalan singkat ini tentang jenis neuron dan
organ efektor. Akson-akson eferen (serat eferen) meninggalkan lokasinya di berbagai divisi sistem saraf, kita akan mengalihkan
SSP untuk berjalan ke otot atau kelenjar yang mereka sarafi, perhatian ke susunan sarafpusat, diikuti di dua bab berikutnya
menyampaikan keluaran terpadu mereka ke organ efektor oleh pembahasan tentang dua divisi susunan saraf tepi.
Badan
sel
I! i-l :.: :.t! !=: !! :i i:ait iE
+-
Antarneuron
Neuron eferen*
---------------+-
'/ Akson
(serat eferen)
*Jalur saraf otonom eferen terdiri dari rantai dua neuron antara
SSP dan organ efektor
Gambar 5-2
Struktur dan lokasi tiga kelas fungsional neuron
Sel ependim
Neuron
Astrosit
Oligodendrosit
Gambar 5-3
Sel glia susunan saraf pusat. Sel-sel glia mencakup astrosit, oligodendrosit, mikroglia, dan sel ependim.
148 Bab 5
:,r, :rr .,t '.: luarkan ATP sehingga sel-sel glia sekitar menjadi aktif.
Tebgl "5.f,.'. ,: ,. ,,, 1,, ., ,.. Dengan cara ini, astrosit berbagi informasi tentang akti-
.rungs! Sel Gtia ::, 1 , ,:,, ' vitas potensial aksi suatu neuron di sekitarnya. Karena
itu, astrosit dapat berkomunikasi dengan sesamanya
JENIS SEL melalui pertautan antar-astrosit di taut celah dan melalui
GLIA FUNGSI perambatan gelombang kalsium. Lebih lanjut, astrosir
Astrosit Secara fisik menopang neuron dalam dan sei glia lain juga dapat mengeluarkan neurotrans-
hubungan spasial yang tepat miter yang sama dengan yang dikeluarkan oleh neuron,
Berfungsi sebagai perancah selama serta sinyal kimiawi lain. Bahan-bahan kimia ekstrasel
perkembangan otak janin
yang dikeluarkan oleh sel glia ini dapat mempengaruhi
Memicu pembentukan sawar darah-otak
Membentuk jaringan parut saraf eksitabilitas neuron dan memperkuat aktivitas sinaps,
Menyerap dan menguraikan misalnya dengan meningkatkan pelepasan neuroffans-
neurotransmiter yang dibebaskan menjadi miter oleh neuron atau mendorong pembentukan sinaps
bahan mentah untuk membentuk lebih
baru. Modulasi aktivitas sinaps oleh sel glia kemungkin-
banyak neurotransmiter oleh neuron
Menyerap kelebihan K* untuk membantu an besar penting dalam ingatan dan belajar. Para ilmu-
mempertahankan konsentrasi ion CES otak wan kini mencoba memilah-milah "percakapan" dua
yang tepat dan eksitabilitas normal arah yang terjadi antara sel glia dan neuron karena dialog
neuron
Meningkatkan pembentukan sinaps dan
ini berperan penting dalam memproses informasi di
memperkuat transmisi sinaps melalui otak.
sinyal kimiawi ke neuron
Pada kenyataannya, sebagian ilmuwan saraf berpen-
Oligodendrosit Membentuk selubung mielin di SSP
dapat bahwa sinaps harus dianggap sebagai pertemuan "tiga
Mikroglia Berperan dalam pertahanan otak sebagai
fagosit
pihak' yang melibatkan sel glia serta anggota sinaps tra-
disional, neuron prasinaps dan pascasinaps. Pandangan ini
Sel Ependim Melapisi bagian dalam rongga otak dan
medula spinalis menunjukkan semakin pentingnya peran asrrosit dalam
lkut membentuk cairan serebrospinal Fungsi sinaps.
Berfungsi sebagai sel punca neuron
dengan potensi membentuk neuron dan
sel glia baru OLIGODENDROSIT
Oligodendrosit membentuk selubung mielin insulatif di
sekitar akson SSP Oligodendrosit memiliki beberapa juluran
memanjang yang masing-masing membungkus (seperti dadar
dibiarkan meningkat maka gradien konsentrasi Kt yang gulung) sepotong akson antarneuron untuk membentuk seg-
berkurang antara CIS neuron dan CES sekitar akan me- men mielin (lihat Gambar 4-14b,h. 110; dan Gambar 5-3).
nurunkan membran neuron mendekati ambang, bah-
kan saat istirahat. Hal ini akan meningkatkan kepekaan
otak terhadap rangsangan. Pada kenyataannya, pening-
katan konsentrasi K- CES otak mungkin merupakan
salah satu faktor yang berperan dalam lepas muatan
konvulsif eksplosif sel otak yang terjadi selama bangkitan
(seizure) epileptik.
Dalam penelitian-penelitian terakhir, astrosit bersama
dengan sel glia lain diketahui meningkatkan pemben-
tukan sinaps dan memodifikasi transmisi sinaps. Asuosit
berkomunikasi dengan neuron dan dengan astrosit lain
melalui sinyal kimiawi dengan dua cara. Pertama, di-
temukan adanya taut celah (lihat h. 66) antara astrosit-
astrosit itu sendiri dan antara astrosit dan neuron. Sinyal
kimiawi dapat berjalan langsung antara sel-sel melalui
E
saluran penghubung kecil ini tanpa masuk ke CES se- -ao
kitar. Kedua, astrosit memiliki reseptor untuk neuro- 6
.9
!
transmiter glutamat yang sering dikeluarkan oleh neu-
ron. Selain itu, pada sebagian kasus, pembentukan !
-
G
sisa jaringan. Dalam keadaan aktif, mikroglia mengeluar- otak yang tidak berasal dari saraf terdiri dari dua jenis: (l)
kan bahan-bahan kimia destruktif untuk menyerang tumor yang bermetasasis (menyebar) ke otak dari tempat lain
sasaran mereka. dan (2) meningioma, yang berasal dari meninges, membran
CATAIAN KLINIS. Para peneliti semakin mencurigai protektif susunan saraf pusat. Kini kita mengulas meninges
bahwa pengeluaran berlebihan bahan-bahan kimia ini dari dan cara lain yang melindungi SSP.
150 Bab 5
3. ., Otak "mengapung" dalam suatu bantalan cairan khusus, Selain melindungi otak yang halus dari trauma mekanis,
cairan s ere brosp ina l (C SS). CSS berperan penting dalam pertukaran bahan antara sel-sel
4. Terdapat sawar darah-otah sangat selektif yang mem- sarafdan cairan interstisium di sekitarnya. Cairan interstisium
batasi akses bahan-bahan di dalam darah masuk ke otak-bukan darah atau CSS-berkontak langsung dengan
jaringan otak yang rentan. neuron dan sel glia. Karena cairan interstisium otak langsung
membasahi neuron maka komposisinya sangat penting.
Peran alat pertahanan pertama ini, tulang penutup, mu-
Komposisi cairan interstisium otak lebih dipengaruhi oleh
dah dipahami. Tiga mekanisme pelindung sisanya perlu
perubahan dalam komposisi CSS daripada perubahan kom-
dibahas lebih lanjut.
posisi darah. Penyebabnya adalah bahwa pertukaran bahan
lebih mudah terjadi antara CSS dan cairan interstisium otak
ITiga membran meninges membungkus, daripada antara darah dan cairan interstisium otak. Karenanya,
melindungi, dan memberi makan susunan saraf komposisi CSS harus diatur secara cermat.
Cairan serebrospinal dibentuk terutama oleh pleksus
pusat.
khoroideus yang terdapat di bagian-bagian tertentu rongga
Meninges, adalah tiga membran yang membungkus susunan ventrikel otak. Pleksus khoroideus terdiri dari massa pia
saraf pusat, dari lapisan terluar hingga terdalam; dura mater, mater kaya pembuluh darah berbentuk kembang kol yang
arakhnoid mater, dan pia mater (Gambar 5-6). (Marer artinya masuk ke dalam kantung-kantung yang dibentuk oleh sel
"ibu', menunjukkan peran protektif dan suportif membran ependim. Cairan serebrospinal terbentuk sebagai akibat dari
ini). mekanisme transpor selektif menembus membran pleksus
Dura mater adalah pembungkus inelastik kuat yang khoroideus. Komposisi CSS berbeda dengan plasma. Sebagai
terdiri dari dua lapisan (dura artinya "kuat"). LapisanJapisan contoh, CSS mengandung lebih sedikit K dan lebih banyak
ini biasanya melekat erat, tetapi di beberapa tempat keduanya Na. sehingga cairan interstisium otak merupakan lingkungan
terpisah untuk membentuk rongga berisi darah, sinus dural, ideal bagi perpindahan ion-ion ini mengikuti penurunan
atau rongga yang lebih besar, sinus venosus. Darah vena gradiennya, suatu proses yang esensial bagi perambatan
yang berasal dari otak mengalir ke sinus ini untuk dikem- impuls saraf (lihat h. 104-107).
balikan ke jantung. Cairan serebrospinal juga masuk kembali Setelah terbentuk, CSS mengalir melewati empat ven-
ke darah di salah satu dari sinus-sinus ini. trikel yang saling berhubungan di dalam interior otak dan
Arakhnoid mater adalah lapisan halus kaya pembuluh melalui kanalis sentralis sempit di medula spinalis, yang ber-
darah dengan penampakan "sarang laba-laba' (arahhnoid hubungan dengan ventrikel terakhir. Cairan serebrospinal
artinya "seperti labalaba'). Ruang antara lapisan arakhnoid keluar melalui lubangJubang kecil dari ventrikel keempat di
dan pia mater di bawahnya, ruang subarakhnoid, terisi oleh dasar otak untuk masuk ke ruang subarakhnoid dan kemu-
CSS. Penonjolan jaringan arakhnoid, vili arakhnoid, me- dian mengalir antara lapisanJapisan meninges di seluruh
nembus celah-celah di dura di atasnya dan menonjol ke permukaan otak dan medula spinalis (Gambar 5-6). Ketika
dalam sinus dura. CSS direabsorpsi menembus permukaan mencapai bagian atas otak, CSS direabsorpsi dari ruang
vilus-vilus ini untuk masuk ke sirkulasi darah di dalam subarakhnoid ke dalam darah vena melalui vilus arakhnoid.
sinus. Aliran CSS melalui sistem ini dipermudah oleh gerakan
Lapisan meninges paling dalam, pia mater, adalah yang silia disertai oleh faktor sirkulasi dan postur yang menyebab-
paling rapuh (pia artinya "lembut"). Lapisan ini memiliki kan tekanan CSS sekitar 10 mm Hg. Penurunan tekanan ini
banyak pembuluh darah dan melekat erat ke permukaan otak oleh pengeluaran bahkan hanya beberapa mililiter (ml) CSS
dan medula spinalis, mengikuti setiap tonjolan dan lekukan. sewaktu pungsi spinal untuk analisis laboratorium dapat
Di daerah-daerah tertentu, lapisan ini masuk jauh ke dalam menyebabkan nyeri kepala hebat.
otak untuk membawa pembuluh darah berkontak erat CATAIAN KLINIS. Melalui proses pembentukan, sir-
dengan sel-sel ependim yang melapisi ventrikel. Hubungan kulasi, dan reabsorpsi yang terus menerus, keseluruhan
ini penting dalam pembentukan CSS, suatu topik yang kini volume CSS yang besarnya sekitar 125 sampai 150 ml diganti
akan kira bahas. lebih dari tiga kali sehari. Jika salah satu dari proses-proses ini
terganggu sehingga terjadi akumulasi CSS maka timbul
hidrosefalus ("air di kepala'). Peningkatan tekanan CSS da-
I Otak mengapung dalam cairan serebrospinal pat menyebabkan kerusakan otak dan retardasi mental jika
khususnya sendiri. tidak diobati. Terapi berupa pembentukan pirau secara bedah
untuk mengalihkan CSS ke vena di bagian lain tubuh.
Cairan serebrospinal (CSS) mengelilingi dan menjadi ban-
talan bagi otak dan medula spinalis. CSS memiliki berat jenis
(densitas) hampir seperti berat jenis otak itu sendiri, sehingga I Sawar darah-otak yang sangat selektif mengatur
otak pada hakikatnya mengapung atau tersuspensi di dalam pertukaran antara darah dan otak.
lingkungan cairan khusus ini. Fungsi utama CSS adalah
sebagai cairan peredam kejut untuk mencegah otak menum- Otak secara cermat dilindungi dari perubahan-perubahan
buk bagian interior tengkorak yang keras ketika kepala tiba- yang merugikan dalam darah oleh sawar darah otak (SDO)
tiba mengalami benturan. yang sangat selektif. Di seluruh tubuh, pertukaran bahan
Pia mater )
I
Pia mater I
Arakhnoid mater
Batang otak Dura mater f-
I
Meninges spinal
Cairan serebrospinal
Gambar 5-6
Hubungan meninges dan cairan serebrospinal dengan otak dan medula spinalis. (a) otak, medula spinalis, dan meninges dalam
potongan sagital. Tanda panah dan angka dalam lingkaran dengan penjelasan yang menyertai menunjukkan arah ali|.n cairan
serebrospinal (warna kuning). (b) Potongan frontal di regio antara dua hemisfer serebri olak, menggambarkan meninges secara
lebih rinci.
152 Bab 5
antara darah dan cairan interstisium di sekitarnya dapat Daerah-daerah tertentu di otak tidak memiliki SDO,
berlangsung hanya dengan menembus dinding kapiler, pem- terutama sebagian dari hipotalamus. Berfungsinya hipota-
buluh darah paling halus. Tidak seperti pertukaran yangagak lamus bergantung pada pengambilan "sampel" darah untuk
bebas menembus kapiler di bagian tubuh lain, pertukaran menyesuaikan keluarannya guna mempertahankan homeos-
melewati kapiler otak sangat terbatas. Perubahan pada se- tasis. Sebagian dari keluaran ini berada dalam bentuk hor-
bagian besar konstituen plasma tidak mudah mempengaruhi mon yang harus masuk ke dalam kapiler hipotalamus agar
komposisi cairan interstisium otak karena hanya pertukaran dapat diangkut ke tempat kerjanya. Karena itu, kapiler
yang sangat diatur dan selektif yang dapat menembus SDO. hipotalamus ini tidak ditutup oleh taut erat.
Sebagai contoh, bahkan jika kadar K. di darah berlipat gan-
da, hanya sedikit terjadi perubahan konsentrasi K- cairan
yang membasahi neuron-neuron sentral. Hal ini meng- I Otak bergantung pada penyaluran terus-
untungkan karena perubahan K. cairan inrersrisium akan menerus oksigen dan glukosa oleh darah.
membahayakan fungsi neuron.
'Meskipun banyak bahan dalam darah tidak pernah berkon-
SDO terdiri dari faktor anatomik dan fisiologik. Dinding
tak langsung dengan jaringan otak, namun otak, dibanding-
kapiler di seluruh tubuh dibentuk oleh satu lapisan sel. Biasa-
kan dengan jaringan lain, sangat bergantung pada pasokan
nya semua komponen plasma (kecuali protein plasma yang
darah yang konstan. Tidak seperti kebanyakan jaringan, yang
besar) dapat mudah berpindah antara darah dan cairan inter-
dapat mengandalkan metabolisme anaerob untuk menghasil-
stisium sekitar melalui lubang atau pori antara sel-sel yang
kan ATP tanpa adanya O, sedikitnya beberapa saat (lihat h.
membentuk dinding kapiler. Namun, di kapiler otak, sel-sel
39), otak tidak dapat menghasilkan ATP tanpa adanya Or.
disatukan oleh taut erat (t^tt kedap, lihat h. 65), yang secara
Para ilmuwan baru-baru ini menemukan protein pengikat
total menurup dinding kapiler sehingga tidak ada yang dapat
Or, neuroglobin, di otak. Molekul ini mirip dengan hemo-
dipertukarkan menembus dinding melalui celah di antara sel-
globin, protein pengangkut O, di sel darah merah (lihat h.
sel. Satu-satunya pertukaran yang dapat terjadi adalah dengan
423) dan diperkirakan berperan kunci dalam penanganan O,
melalui sel kapiler itu sendiri. Bahan larut lemak misalnya Or,
di otak, meskipun fungsi pastinya masih perlu ditentukan.
COr, alkohol, dan hormon steroid mudah menembus sel-sel
ini dengan larut dalam lemak membran plasma. Molekul air Juga berbeda dari jaringan lain, yang dapat menggunakan
sumber bahan bakar lain untuk menghasilkan energi selain
yang kecil juga mudah berdifusi, tampaknya dengan mengalir
glukosa, otak dalam keadaan normal hanya menggunakan
di antara molekul-molekul fosfolipid yang membentuk mem-
glukosa tetapi tidak menyimpan nutrien ini. Karena itu, otak
bran plasma. Semua bahan lain yang dipertukarkan antara
bergantung mutlak pada pasokan O, dan glukosa yang
darah dan cairan interstisium otak, rermasuk bahan-bahan
adekuat dan terus-menerus.
esensial seperti glukosa, asarn amino, dan ion, diangkut oleh
CATAIAN KLINIS. Otak mengalami kerusakan jika
pembawa terikat membrun y^ng sangat selektif, Karena itu,
organ ini tidak mendapat pasokan O, lebih dari 4 sampai 5
transpor menembus dinding kapiler otak di antara sel-seI
menit atau penyaluran glukosanya rerpurus lebih dari 10 sam-
pembentuk dinding dicegah seclrA AnAtomis dan tanspor me-
pai I 5 menit. Penyebab tersering kurangnya pasokan darah ke
nembus sel dibatasi secarafisiologis. Bersama-sama, kedua meka-
otak adalah strobe (Llhatfitur penyerta di dalam bo[s, Konsep,
nisme ini membentuk sawar darah-otak.
Tantangan, dan Kontroversi, untuk detil lebih lanjut).
Dengan secara ketat membatasi pertukaran antara darah
dan otak, SDO melindungi jaringan otak yang halus dari
fluktuasi kimiawi di darah dan memperkecil kemungkinan GAMBARAN UMUM SUSUNAN
bahan-bahan yang potensial berbahaya di dalam darah men-
capai jaringan saraf sentral. SDO juga mencegah hormon rer- SARAF PUSAT
tentu yang juga dapat bertindak sebagai neurorransmirer
Susunan saraf pusat terdiri dari otak dan medula spinalis.
mencapai otak, tempar bahan-bahan tersebur dapat menim-
Sebanyak 100 milyar neuron yang diperkirakan terdapat di
bulkan aktivitas saraf tak terkendali. Di sisi negatifnya, SDO
otak anda tersusun membentuk anyaman kompleks yang
membatasi pemakaian obat untuk mengobati gangguan otak
memungkinkan anda (l) secara bawah sadar mengatur ling-
dan medula spinalis, karena banyak obat tidak mampu
kungan internal melalui sistem saraf, (2) mengalami emosi,
menembus sawar ini.
(3) secara sadar mengontrol gerakan anda, (4) menyadari
Kapiler otak dikelilingi oleh prosesus asrrosit, yang pada (mengetahui dengan kesadaran) tubuh anda sendiri dan
suatu waktu pernah secara salah dianggap sebagai penenru lingkungan anda, dan (5) melakukan fungsi-fungsi kognitif
fisik adanya SDO. Kini para ilmuwan mengerahui bahwa yang lebih luhur misalnya berpikir dan mengingat. Kata
astrosit memiliki dua peran berkaitan dengan SDO: (1) Sel kognisi (cognition) merujuk kepada tindakan arau proses
ini memberi sinyal kepada sel-sel yang membentuk kapiler "mengetahui", termasuk kesadaran dan penilaian.
otak untuk "merapat". Sel-sel kapiler tidak memiliki kemam- Tidak ada bagian otak yang bekerja sendiri terpisah dari
puan inheren untuk membentuk taut erat; sel-sel ini mem- bagian-bagian otak lain, karena anyaman neuron-neuron
bentuk taut tersebut hanya setelah adanya perintah dari terhubung secara anatomis oleh sinaps, dan neuron-neuron
lingkungan sekitar. (2) Astrosit ikut serta dalam transpor di seluruh otak berkomunikasi secara ekstensif satu sama lain
sebagian bahan, misalnya K., melintasi sel-sel. dengan cara listrik atau kimiawi. Akan tetapi, neuron-neuron
Penyebab tersering kerusakan otak saluran-reseptor in i terus-menerus stroke, komun itas kedokteran
adala h cerebrovascu I ar accident (CVA membuka sehingga Ca2* menyerbu berupaya mencari cara-cara untuk
atau stroke). Ketika pembuluh darah masuk ke dalam neuron-neuron menghentikan efek domino kematian
otak (serebrum) tersumbat oleh sekitar. Peningkatan Ca2* intrasel ini sel. Tujuannya, tentu saja, membatasi
bekuan atau pecah, jaringan otak yang memicu sel-sel tersebut melakukan luas kerusakan neuron sehingga
didarahi oleh pembuluh tersebut bunuh-diri. Selama proses ini terbentuk meminimalkan atau bahkan mencegah
kehilangan pasokan vital O, dan radikal bebas. Partikel kekurangan gejala klinis seperti paralisis. Pada awal
glukosa. Akibatnya adalah kerusakan elektron yang sangat reaktif ini tahun 1990-an, para dokter mulai
dan biasanya kematian jaringan menyebabkan kerusakan sel lebih memberi obat pelarut bekuan dalam
tersebut. Temuan-temuan baru lanjut karena merebut elektron dari tiga jam pertama setelah awitan stroke
memperlihatkan bahwa kerusakan molekul-molekul lain. Para peneliti untuk memulihkan aliran darah di
saraf (dan hilangnya fungsi saraf berspekulasi bahwa sinyal apoptotik pembuluh yang tersumbat. Penghancur
kemudian) meluas melebihi bagian Ca2* mungkin menyebar dari sel-sel bekuan adalah obat pertama yang
yang kekurangan darah akibat efek yang sekarat ke sel-sel sehat sekitar digunakan untuk mengobati stroke,
neurotoksik yang menyebabkan melalui taut celah, saluran antarsel tetapi obat-obat ini hanyalah awal dari
kematian sel-sel sekitar. Sementara yang memungkinkan Ca2* dan ion kecil awal terapi baru stroke. Saat ini sedang
sel-sel yang mula-mula mengalami lain berdifusi bebas antara sel-sel. Hal diteliti metode-metode lain untuk
kekurangan darah mati akibat nekrosis ini mematikan lebih banyak neuron. mencegah kematian sel saraf akibat
(kematian sel tak diinginkan), sel-sel Karena itu, sebagian besar neuron pelepasan toksik glutamat. Metode-
sekitar mengalami apoptosis (bunuh yang mati setelah suatu stroke metode tersebut mencakup pengham-
diri sel disengaja; Iihat h. 132-133). sebenarnya adalah sel-sel yang tidak batan reseptor NMDA yang memicu
Sel-sel yang mengalami kekurangan O, cedera yang melakukan bunuh-diri rangkaian kejadian berujung kematian
mengeluarkan glutamat, suatu sebagai respons terhadap rangkaian sebagai respons terhadap glutamat,
neurotransmiter eksitatori k umum, reaksi yang ditimbulkan oleh pelepas- penghentian jalur apoptosis yang
secara berlebihan. Glutamat atau an toksik glutamat dari bagian yang menyebabkan bunuh diri, dan penyum-
neurotransmiter lain biasanya dikeluar- mengalami kekurangan O' batan taut celah yang memungkinkan
kan dalam jumlah terbatas sebagai Sampai dekade terakhir, dokter Ca2*, sang pembawa pesan kematian,
suatu perantara komunikasi kimiawi tidak dapat berbuat apa-apa untuk menyebar ke sel-sel sekitar. Taktik-
antara sel-sel otak. Glutamat eksitato- menghentikan kerusakan neuron taktik ini memberi harapan besar
rik yang berlebihan ini, yang berasal setelah suatu stroke, yang menyebab- untuk mengobati stroke, yaitu
dari sel-sel otak yang rusak, berikatan kan pasien mengalami defisit saraf penyebab utama kecacatan pada
dengan dan merangsang neuron- dengan pola yang tidak dapat orang dewasa dan penyebab ketiga
neuron sekitar. Secara spesifik, diperkirakan. Terapi terbatas pada tersering kematian di Amerika Serikat.
glutamat berikatan dengan reseptor upaya rehabilitasi setelah kerusakan Namun, sampai saat ini belum ada
eksitatorik yang dikenal sebagai tetap. Dalam tahun-tahun terakhir, obat neuroprotektif baru yang
reseptor NMDA, yang berfungsi berbekal pengetahuan baru mengenai ditemukan yang tidak menimbulkan
sebagai salu:'an Ca'Z.. Akibat faktor-faktor yang mendasari kematian efek samping serius.
pengaktifan toksik tersebut maka neuron yang berhubungan dengan
yang bekerja sama untuk akhirnya melaksanakan fungsi mik (dari bawah ke atas) serta kerumitan dan kecanggihan
tertentu cenderung tersusun dalam lokasi yang terpisah. fungsi (dari tingkat yang paling tua dan kurang spesialistik
Karena itu, meskipun merupakan suatu keseluruhan yang hingga ke tingkat terbaru yang paling spesialistik).
fungsional, otak tersusun menjadi bagian-bagian yang ber- Sistem saraf primitif terdiri dari antarneuron yang relatif
beda. Bagian-bagian otak dapat dikelompokkan dalam ber- sedikit terselip di antara neuron aferen dan eferen. Selama
bagai cara bergantung pada perbedaan anatomik, spesialisasi perkembangan evolusi, komponen anrarneuron berkembang
fungsi, dan perkembangan evolusi. Kita akan memakai secara progresif, membentuk interkoneksi yang semakin ru-
pengelompokan berikut (Thbel 5-2): mit, dan menjadi terlokalisasi di bagian kepala sistem saraf,
membentuk otak. Lapisan-lapisan otak baru yang lebih
1. Batang otak
canggih ditambahkan ke lapisanJapisan lama yang lebih pri-
2. Serebelum
mitif. Otak manusia mencerminkan puncak perkembangan
3. Otak depan (forebrain)
yang tercapai saat ini.
a. Diensefalon
Batang otak, bagian otak paling tua, bersambungan
(1) Hipotalamus
dengan medula spinalis (Tabel 5-2 dan Gambar 5-7b).Bagian
(2) Thlamus
ini terdiri dari otak tengah, pons, dan medula. Batang otak
b. Serebrum
mengontrol banyak dari proses untuk mempertahankan
(1) Nukleus basal
hidup, misalnya pernapasan, sirkulasi, dan pencernaan, yang
(2) Korteks serebri
umum bagi kebanyakan hewan vertebrata rendah. Proses-
lJrutan pencantuman yang digunakan untuk komponen- proses ini sering disebut sebagaifungsi uegetatzf, yang berarti
komponen ini umumnya mencerminkan baik lokasi anato- fungsi yang dilakukan di bawah sadar arau involunter. Jika
154 Bab 5
c g(
c
.=_
E
c(oEt g
ts FE E.E-
'=c
o 6 iE
lZr0
bE
: c! :-v o 5
E
s
L
'6
(o XPc*
-
F
=h -E'C
(oa EIg
EEe
Eij
E
: c '= d* 0, oEo '6c
o F og o .!!.--s r *
oQ
io :;g.!
(o!
6
f,,-v
J 6 _ O
'r=
- E o-
'E.:;
o6_ o.-
.E-E
t
;e
E;5-
r S6,9c
Fn :E E.=F';
-g) HI;* gf I sHs
EE 9EsE EsEP Tg-- EiF
E; : s ir i E F b gi
:+g EEHE FspF g*;
; I:i 5tFH.E
L !v JJ.r a=.=-
E:* =
v
-P=
l!
.!e
-96
b,3
z G
xF
UJ
z G g6
o
cL,,
-a (! oo^6
otr 6 d'rd
>=
OF lzG o co:l
!D OIE
tcoJ
rzo z# + #.EE
-(!
@
-^
6
(5
5
G
f
E
c)
GE
(a(E
E
t!=
-o .ll
t,'tr
3(E
C'E
2E (s z---..-
-v
(9 / ,'
o(o
E
G
X
I
Eg'
aE (l) ':.*:
P
f
c
CJ
i ',Fg
t:
\
c I =:'r.r'l: l
o
o" \
E \,,
uo \'.
\\'. '..
:'
f
c) \/ \---l
tr-
c
o
?
:t
P
5
c
f
E
:)
SE
rnh
o=
3tr
p6
156 Bab 5
Hemisfer Hemisfer Serebrum (hemisfer Talamus Kelenjar pineal
otak kiri otak kanan kanan, di fisura
longitudinal antara
hemisfer ini dan
hemisfer kiri)
Korpus
kalosum
Khiasma
optikum
Fisura longitudinal
(a)
.
-'-w
.l
'".; :. #+t.
'?*
.,;r+
Serebelum
(b)
Gambar 5-7
Otak kadaver manusia. (a) Pandangan dorsal yang menatap ke bawah ke bagian atas otak. Perhatikan bahwa fisura longitudinal
dalam membelah serebrum menjadi hemisfer kiri dan kanan. (b) Pandangan sagital separuh kanan otak. Semua bagian rltama
otak tampak dari pandangan interior garis tengah ini. Korpus kalosum berfungsi sebagai jembatan saraf antara keJua hemisfer
serebri.
medula spinalis dari korteks untuk berakhir di neuron mo- tang fungsi bagian-bagian ini di Bab 6 saat kita membahas
torik eferen yang menyarafi otot rangka. penglihatan dan pendengaran.
Lobus parietalis dan frontalis, yang terletak di kepala
bagian atas, dipisahkan oleh lipatan dalam, sulkus sentralis,
I Empat pasang lobus di korteks serebri yang berjalan kira-kira ke bagian tengah permukaan lateral
dikhususkan untuk aktivitas yang berbeda. masing-masing hemisfer. Lobus parietalis terletak di bela-
kang sulkus sentralis di masing-masing sisi, dan lobus fron-
Kini kita akan membahas lokasi daerah-daerah fungsional talis terletak di depannya. Lobus parietalis terutama berperan
utama korteks serebri. Sepanjang pembahasan ini, ingatlah menerima dan memproses masukan sensorik. Lobus frontalis
bahwa meskipun aktivitas tertentu akhirnya dikaitkan dengan berperan dalam tiga fungsi utama: (1) aktivitas motorik vo-
bagian tertentu otak, tidak ada bagian otak yang berfungsi lunter, (2) kemampuan berbicara, dan (l) elaborasi pikiran.
tersendiri. Setiap bagian bergantung pada hubungan kom- Kita selanjutnya akan meneliti peran lobus parietalis dalam
pleks di antara banyak bagian lain baik untuk pesan datang persepsi sensorik, kemudian mengalihkan perhatian kita pada
maupun keluar. fungsi lobus frontalis secara lebih mendalam.
Patokan anatomik yang digunakan dalam pemetaan
korteks adalah lipatanJipatan dalam tertentu yang membagi
masing-masing paruh korteks menjadi empar lobus urama: I Lobus parietalis melaksanakan pemrosesan
lobus oksipitalis, temporal^, ?arietalis, dan frontalis (Gambar
somatosensorik.
5-8). Lihadah peta fungsional dasar korteks di Gambar 5-9a
selama pembahasan berikut tentang aktivitas-aktivitas utama Sensasi dari permukaan tubuh, misalnya sentuhan, tekanan,
yang dikaitkan dengan berbagai bagian lobus ini. panas, dingin, dan nyeri, secara kolektif dikenal sebagai
Lobus oksipitalis, yang terletak di posterior (di kepala sensasi somestetik (somestetik artinya "perasaan tubuh').
belakang), melaksanakan pemrosesan awal masukan peng- Cara-cara bagaimana neuron aferen mendeteksi dan rnenya-
lihatan. Sensasi suara pada awalnya dipersepsikan oleh lobus lurkan informasi ke SSP mengenai berbagai sensasi ini akan
temporalis, yang terletak di lateral (di kepala samping) dicakup di Bab 6 saat kita mengulas divisi aferen susunan
(Gambar 5-9a dan b). Anda akan belajar lebih banyak ten- saraf tepi secara Iebih detil. Di dalam SSB informasi ini
158 Bab 5
Korteks motorik primer
Daerah motorik suplementer (gerakan sadar)
(di permukaan dalam-tidak terlihat;
memprogram gerakan kompleks) Sulkus Korteks somatosensorik
sentralis (sensasisomestetik
dan propriosepsi) Korteks parietal
Korteks pramotorik posterior (integrasi
(koordinasi gerakan kompleks)
input somatosensorik
dan penglihatan; penting
Korteks asosiasi prafrontalis
untuk gerakan kompleks)
(perencanaan aktivitas
volunter, pengambilan Daerah Wernicke
kepuiusan; sifat kepribadian) (pemahaman bicara)
Lobus parietalis
Lobus frontalis
Daerah Broca Korteks asosiasi
(pembentukan bicara)
parietalis-temporal is-
oksipitalis (integrasi
semua inpus sensorik;
Korteks pendengaran penting dalam bahasa)
primer dikelilingi oleh korteks
pendengaran yang lebih tinggi Lobus oksipitalis
Korteks penglihatan
Korteks asosiasi limbik - - primer dikelilingi oleh
(terutama di permukaan korteks penglihatan
dalam dan bawah lobus yang lebih tinggi
temporalis; motivasi dan
emosi; ingatan) Lobus temporalis
Serebelum
Batang otak
Medula spinalis
(a)
(b)
ffi
Gambar 5-9
Daerah-daerah fungsional korteks serebri. (a) Berbagai bagian korteks serebri terutama berperan dalam berbagai aspek
pemrosesan saraf, seperti ditunjukkan oleh pandangan lateral skematik otak ini. (b) Berbagai bagian otak ,'meiyala,; pada
pemindaian positron-emission tomography (PET) saat orang melakukan tugas yang berbedl. Karena lebih banyak
darah
mengalir ke daerah tertentu di otak ketika daerah tersebut lebih aktif, maka para ilmuwan saraf menggunakan pemindai pET
untuk "memotret" otak saat bekerja melaksanakan berbagai tugas.
Lobus
frontalis
Sulkus
sentralis
Sulkus
sentralis
Lobus Lobus
parietalis parietalis
Atas
|L
%ffi
Y6,;r*tW ;"Ts$-'*
il:/:;*
!
""o.'i:;lemisrer
-cD
kiri
,'0,, bo/e
n'/e/-
.
Pandangan potongan
f,ili:::::"",,'""' Pandangan potongan melintang
melintang
kti,*"'*
Lobus temporalis
Lobus temporalis
'
--: , -,-_.
Homunkulus motorik
Homunkulus sensorik
(b)
(b)
160 Bab 5
volunte! korteks motorik bukan satu-satunya bagian otak proses oleh korteks parietalis posterior, suatu bagian yang
yang terlibat dalam kontrol motorik. Pertama, regio-tegio terletak di posterior (di belakang) korteks somatosensorik
otak bagian bawah dan medula spinalis mengontrol aktivitas primer. Kedua daerah motorik luhur ini memiliki banyak
otot rangka involunter, misalnya dalam mempertahankan interkoneksi anatomik dan berkaitan erar secara fungsional.
postur. Sebagian dari regio ini juga berperan penting dalam Jika salah satu daerah ini rusak, maka orang tersebut tidak
memantau dan mengoordinasikan aktivitas motorik volunter dapat memproses informasi sensorik komplela untuk me-
yang telah diaktifkan oleh korteks motorik. Kedua, meskipun lalsanakan gerakan bertujuan dalam konteks ruang; sebagai
serat-serat yang berasal dari korteks motorik dapat meng- contoh, pasien tidak dapat menggunakan peralatan makan
aktifkan neuron motorik untuk menimbulkan kontraksi dengan baik.
motorik namun korteks motorik itu sendiri tidak memuki Meskipun daerah-daerah motorik luhur ini memerintah
gerakan volunter. Korteks motorik diakrifkan oleh pola lepas korteks motorik primer dan penting dalam persiapan elae-
muatan neuron yang luas, readiness potential, yangterjadi kusi gerakan volunter bertujuan namun para peneliti tidak
sekitar 750 mdet sebelum aktivitas listrik spesifik terdeteksi dapat menyatakan bahwa gerakan volunter benar-benar di-
di korteks motorik. Tiga daerah motorik luhur kortels ber- mulai dari bagian ini. Hal ini mendorong lebih jauh per-
peran dalam periode pengambilan keputusan volunter ini. tanyaan mengenai bagaimana dan di mana aktivitas volunter
Daerah-daerah luhur ini, yang semuanya membawahi kor- dimulai. Mungkin tidak ada satu bagian yang bertanggung
teks motorik primer, mencakup daerah motorih suplementer, jawab; tidak diragukan lagi, banyakjalur yang akhirnya dapat
hortehs pramotorik, dan horteks parietalis posterior (Gambar menghasilkan gerakan volunter.
5-9a). Selain itu, regio subkorteks otak, serebelum, berperan Marilah kita merenungkan bagaimana sistem saraf be-
penting dengan mengirim masukan ke daerah motorik kor- kerja, misalnya, sewaktu kita melakukan tindakan sederhana
teks dalam merencanakan, memulai, dan menentukan waktu mengambil apel untuk dimakan. Ingatan anda memberi tahu
jenis tertentu gerakan. bahwa buah tersebut ada di wadah di dapur. Sistem sensorik,
Tiga daerah motorik luhur di korteks ini dan serebe- disertai pengerahuan anda yang didasarkan pada pengalaman
lum melaksanakan fungsi-fungsi yang berbeda tetapi ter- sebelumnya, memungkinkan anda dapat membedakan apel
kait, yang semuanya penting dalam memprogram dan dari buah jenis lain di dalam wadah tersebut. Ketika menerima
mengoordinasikan gerakan-gerakan kompleks yang melibat- informasi sensorik terpadu ini, sistem motorik mengeluarkan
kan kontraksi simultan banyak otot. Meskipun srimulasi perintah ke otot-otot yang repar dalam urutan yang benar
listrik pada korteks motorik primer menyebabkan kontralai untuk memungkinkan anda bergerak ke wadah dan meng-
otot tertentu, namun gerakan yang dihasilkannya tidak ber- ambil apel sasaran. Selama el.rsekusi tindakan ini, dilakukan
tujuan, seperti menggerakkan tali secara serampangan ridak penyesuaian-penyesuaian kecil dalam perintah motorik, ber-
akan menghasilkan gerakan boneka yang bermakna. Bo- dasarkan informasi baru yang terus-menerus diberikan oleh
neka memperlihatkan gerakan yang bertujuan hanya jika masukan sensorik rentang posisi tubuh anda relatif terhadap
talinya dimanipulasi secara terkoordinasi oleh pemain bo- sasaran. Kemudian terdapat hal tentang motivasi dan perilaku.
neka yang terampil. Dengan cara serupa, keempat regio ini Kenapa anda mencari apel? Apakah karena anda lapar (didetelsi
(dan mungkin bagian-bagian lain yang belum diketahui) oleh sistem saraf di hipotalamus) arau karena skenario perilaku
membentuk suatu program motorik untuk tugas volunter yang lebih rumit yang tidak berkaitan dengan dorongan lapar
tertentu dan kemudian "menarik" serangkaian "tali" yang dasar, misalnya kenyataan bahwa anda mulai berpikir rentang
tepat di korteks motorik primer untuk menghasilkan urutan makanan karena anda baru melihat seseorang makan di tele-
kontraksi otot-otot yang sesuai sehingga gerakan kompleks visi? Mengapa anda memilih apel dan bulan pisang bila kedua
yang diinginkan rercapai. buah tersebut ada di wadah dan anda menyukai rasa keduanya,
dan seterusnya? Karena itu, memulai dan melaksanakan
Daerah motorik suplementer terletak di permukaan
gerakan volunter berrujuan sebenarnya mencakup hubungan
medial (dalam) masing-masing hemisfer, anterior dari (di de-
timbal-balik saraf kompleks yang melibatkan keluaran dari
pan) korteks motorikprimer. Bagian ini melakukan persiapan
regio motorik yang dituntun oleh informasi sensorik terpadu
dalam memprogram rangkaian gerakan kompleks. Stimulasi
dan akhirnya bergantung pada sistem morivasi dan elaborasi
di berbagai bagian daerah motorik ini menghasilkan pola
pikiran. Semua ini "bermain'di atas latar gudang ingatan yang
gerakan kompleks, misalnya membuka atau menutup tangan.
dapat anda gunakan untuk mengambil keputusan renrang
Lesi di sini tidak menyebabkan paralisis retapi menghambat
gerakan yang diinginkan.
pasien melakukan gerakan-gerakan kompleks, gerakan ber-
manfaat yang terintegrasi.
Korteks pramotorik, yang terletak di permukaan late-
ral masing-masing hemisfer di depan korteks motorik primer,
I Peta somatotopik sedikit bervariasi antara
individu dan bersifat dinamik, tidak statik.
penting dalam mengarahkan tubuh dan lengan ke sasaran
tertentu. Untuk memerintahkan korteks motorik primer me- Meskipun pola organisasi umum pera somaroropik ("repre-
laksanakan kontralci otot yang sesuai untuk menghasilkan sentasi tubuh") sensorik dan motorik korteks serupa pada
gerakan yang diinginkan, korteks pramotorik harus diberi semua orang namun disuibusi pasdnya bersifat unik bagi
informasi tentang posisi tubuh saat itu terhadap sasaran. masing-masing individu. Seperti kita sama-sama memiliki
Korteks pramotorik dituntun oleh input sensorik yang di- dua mata, sebuah hidung, dan sebuah mulut namun tidak
152 Bab 5
kemampuan berbeda-yaitu, ekspresi (kemampuan berbicara) untuk mengartikulasikan kata yang diinginkan. Sebaliknya,
dan pemahaman-y^ng masing-masing berkaitan dengan ba- pasien dengan lesi di daerah \Ternicke tidak dapat mema-
gian tertentu korteks. Daerah primer korteks yang khusus hami kata yang mereka lihat atau dengar. Mereka dapat ber-
untuk bahasa adalah daerah Broca dan daerah \(ernicke. bicara dengan lancar, namun kata-kata yang mereka ucapkan
Daerah Broca, yang mengendalikan kemampuan berbicara, dengan sempurna tidak memiliki arti. Mereka tidak dapat
terletak di lobus frontalis kiri berdekatan dengan daerah menghubungkan arti ke kata atau memilih kata yang sesuai
motorik korteks yang mengontrol otot-otot untuk artikulasi untuk menyampaikan pikiran mereka. Gangguan bahasa aki-
(Gambar 5-9a dan b serta 5-12). Daerah 'W'ernicke, yang bat kerusakan daerah korteks spesifik seperri ini dikenal
terletak di korteks kiri di pertemuan antara lobus parietalis, sebagai afasia, yang sebagian besar ditimbulkan oleh stroke.
temporalis, dan olaipitalis, berkaitan dengan pemahaman Afasia jangan dikacaukan dengan hambatan berbicara, yang
bahasa. Bagian ini berperan penting dalam pemahaman ba- disebabkan oleh defek pada aspek mekanis bicara, misalnya
hasa lisan dan tulisan. Selain itu, daerah tVernicke bertang- kelemahan atau inkoordinasi otot-otot yang mengontrol
gung jawab dalam memformulasikan pola koheren bicara perangkat vokal.
yang disalurkan melalui berkas-berkas serat ke daerah Broca, Disleksia, gangguan bahasa yang lain, adalah kesulitan
yang pada gilirannya mengontrol artikulasi bicara. Daerah belajar membaca karena kesalahan interpretasi kata-kata.
lWernicke menerima input dari korteks penglihatan di lobus Gangguan ini timbul akibat kelainan perkembangan di
oksipitalis, suatu jalur yang penting untuk memahami tulisan koneksi-koneksi antara daerah penglihatan dan daerah ba-
dan menjelaskan benda yang dilihat, serta dari korteks hasa kortela atau di dalam daerah bahasa itu sendiri; yaitu,
auditorius di lobus temporalis, suatu jalur yang esensial untuk pasien lahir dengan "cacat kabel" di dalam sisrem pemrosesan
memahami bahasa lisan. Daerah \Ternicke juga mendapat bahasa. Bukti-bukti yangada menunjukkan bahwa disleksia
input dari korteks somatosensorik, suatu jalur yang penring berakar pada defisit dalam pemrosesan fonologis, yang berarti
dalam kemampuan membaca Braille. Jalur-jalur interkoneksi gangguan kemampuan untuk menguraikan bahasa tulisan
antar daerah-daerah korteks ini berperan dalam berbagai menjadi komponen-komponen fonetik yang mendasarinya.
aspek bicara (Gambar 5-12). Pengidap disleksia mengalami kesulitan mengurai dan, ka-
renanya, mengidentifikasi dan memberi arri pada kata-kata.
Keadaan ini sama sekali tidak berkaitan dengan kemampuan
GANGGUAN BAHASA
intelektualitas.
CATAIAN KLINIS. Karena berbagai aspek bahasa terletak
di bagian-bagian korteks yang berbeda maka kerusakan di
bagian tertentu otak dapat menyebabkan gangguan selektif I Daerah asosiasi korteks berperan dalam banyak
bahasa. Kerusakan di daerah Broca menyebabkan kegagalan
fungsi luhur
membentuk kata, meskipun pasien masih mengerti bahasa
lisan dan tulisan. Pasien mengetahui apa yang mereka ingin- Daerah motorik, sensorik, dan bahasa membentuk hanya
kan tetapi tidak dapat mengekspresikan diri mereka. Meski- sekitar separuh dari korteks serebri total. Daerah sisanya,
pun mereka dapat menggerakkan bibir dan lidah namun yang disebut daerah asosiasi, terlibat dalam fungsi-fungsi
mereka tidak dapat membentuk perintah motorik yang tepat luhur. Terdapat tiga daerah asosiasi: (I) korteks asosiasi
164 Bab 5
hemisfer kiri cenderung memproses informasi dalam cara Mata terbuka
yang sangat detil, terpecah, hemisfer kanan memandang
dunia dalam gambaran besar holistik. Dalam keadaan nor-
mal, di antara kedua hemisfer terjadi pertukaran informasi
yang ekstensif sehingga mereka saling melengkapi, tetapi
pada banyak orang keterampilan yang berkaitan dengan
salah satu hemisfer berkembang lebih pesat. Dominasi
hemisfer serebri kiri cenderung berkaitan dengan 'pemikir",
Gelombangralfa Gelombang beta GelonrbanE;al
sementara keterampilan hemisfer kanan mendominasi pada
'penciptd'.
Gambar 5-14'
Penggantian irama alfa pada EEG oleh irama beta ketika mata
terbuka.
I Elektroensefalogram adalah rekaman aktivitas
pascasinaps di neuron korteks.
156 Bab 5
bertnanfaat, atau tak diinginkan, misalnya tremor istiraltat Hipotalamus adalah bagian otak yang paling terlibat da-
(sebagai contoh, tangan bergetar secara ritmis sehingga lam pengaturan langsung lingkungan internal. Sebagai contoh,
pasien sulit atau mustahil memegang secangkir kopi); dan ketika tubuh dingin, hipotalamus memulai respons internal
(3) melambannya pasien dalam memulai dan melaksana- untuk meningkatkan produksi panas (misalnya dengan meng-
kan gerakan motorik yang berbeda-beda. Orang dengan gigil) dan mengurangi pengeluaran panas (misalnya konstrilai
PP mengalami kesulitan menghentikan aktivitas yang se- pembuluh darah kulit untuk mengurangi aliran darah hangat
dang dilakukanny^. Jika duduk, mereka cenderung akan ke permukaan tubuh, tempat panas dapat hilang ke lingkung-
tetap duduk, dan jika bangkit, mereka akan melakukannya an eksternal). Bagian-bagian otak lain, misalnya kort'eks ie-
dengan sangat lambat. rebri, bekerja secara tak langsung untuk mengatur lingkungan
internal. Sebagai conroh, orang yang merasa kedinginan ter-
dorong untuk secara sadar memakai baju hangat, menutup
ITalamus adalah stasiun pemancar sensorik dan jendela, menyalakan termostat, dan sebagainya. Bahkan peri-
penting dalam kontrol motorik. laku sadar ini sangat dipengaruhi oleh hipotalamus yang,
sebagai bagian dari sistem limbik, berfungsi bersama dengan
Jauh di dalam otak dekat nukleus basal terletak diensefalon, korteks dalam mengontrol emosi dan perilaku yang rermoti-
suatu struktur garis-tengah yang membentuk dinding- vasi. Kini kita akan mengalihkan perhatian kepada sistem
dinding rongga ventrikel ketiga, salah saru ruang yang dialiri limbik dan hubungan fungsionalnya dengan korteks.
oleh CSS. Diensefalon terdiri dari dua bagian urama, talamus
dan hipotakmzs (lihatTabel 5-2 dan Gambar 5-7b,5-15, dan
5-16).
Talamus berfungsi sebagai "stasiun pemancar" dan
pusat integrasi sinaps untuk pemrosesan awal semua input
SISTEM LIMBIK DAN HUBUNGAN
sensorik dalam perjalanannya ke korteks. Bagian ini me- FUNGSIONALNYA DENGAN
nyaring sinyal tak signifikan dan meneruskan impuls sen- KORTEKS YANG LEBIH TINGGI
sorik penting ke daerah korteks somatosensorik yang
sesuai, serta ke bagian lain otak. Bersama dengan batang Sistem limbik bukanlah suatu srrukrur terpisah tetapi suatu
otak dan daerah asosiasi korteks, talamus penting dalam cincin struktur-struktur otak depan yang mengelilingi batang
kemampuannya mengarahkan perhatian ke rangsangan otak dan saling berhubungan melalui jalur-jalur neuron ru-
yang menarik. Sebagai contoh, orang tua dapat tidur mit (Gambar 5-17). Struktur ini mencakup bagian dari yang
nyenyak di tengah kebisingan lalu lintas di luar rumah berikut: lobuslobus korteks serebri (terutama korteks aso-
tetapi cepat terjaga oleh rintihan halus bayi mereka. siasi limbik), nukleus basal, talamus, dan hipotalamus.
Talamus juga mampu mengetahui secara kasar berbagai je- Anyaman interaktif kompleks ini berkaitan dengan emosi,
nis sensasi tetapi tidak dapat membedakan lokasi atau mempertahankan kelangsungan hidup, dan pola perilaku
intensitas sensasi tersebut. Di sini juga sedikit banyak ter- sosioseksual, motivasi, dan belajar. Marilah kita pelajari
letak kesadaran. Seperti dilelaskan oleh bagian sebelum- masing-masing fungsi otak ini lebih lanjut.
nya, talamus juga berperan penting dalam kontrol mororik
dengan memperkuat perilaku motorik volunter yang di-
mulai di korteks. I Sistem limbik berperan penting dalam emosi.
Konsep emosi mencakup perasaan emosional subyektif dan
I Hipotalamus mengatur banyak fungsi suasana hati (misalnya marah, takut, dan kegembiraan) plus
homeostatik. respons fisik nyata yang berkaitan dengan perasaan-perasaan
tersebut. Respons-respons ini'mencakup pola perilaku spesi-
Hipotalamus adalah kumpulan nukleus-nukleus spesifik fik (misalnya, bersiap menyerang atau bertahan ketika ter-
dan serat-serat terkait yang terletak di bawah talamus. Ini ancam oleh musuh) dan ekspresi emosi yang dapat diamati
adalah pusat integrasi bagi banyak fungsi homeostatik (misalnya tertawa, menangis, atau tersipu). Bukti-bukti yang
serta berfungsi sebagai penghubung penting antara sistem ada mengisyaratkan peran sentral sistem limbik dalam semua
saraf otonom dan sistem endokrin. Secara spesifik, hipo- aspek emosi. Stimulasi terhadap regio-regio spesifik di dalam
talamus (1) mengontrol suhu tubuh; (2) mengontrol rasa sistem limbik manusia sewaktu pembedahan otak menimbul-
haus dan pengeluaran urin; (3) mengontrol asupan ma- kan beragam sensasi subyektif samar yang dinyatakan oleh
kanan; (4) mengontrol sekresi hormon hipofisis anterior; pasien sebagai kesenangan, kepuasan, atau kenikmatan di
(5) menghasilkan hormon-hormon hipofisis posterior; (6) satu regio dan kekecewaan, ketakutan, atau kecemasan di
mengontrol kontraksi uterus dan ejeksi air susu; (7) ber- regio lain. Sebagai contoh, amigdala, di interior di sisi bawah
fungsi sebagai pusat koordinasi sistem sarafotonom utama, Iobus temporalis (Gambar 5-17) adalah regio yang sangat
yang pada gilirannya mempengaruhi semua otot polos, penting untuk memproses masukan yang menghasilkan sen-
otot jantung, dan kelenjar eksokrin; (8) berperan dalam sasi takut. Pada manusia dan.hingga tahap yang belum di-
pola emosi dan perilaku; dan (!) ikut serta dalam siklus ketahui pada spesies lain, tingkat-ringkat korteks yang lebih
tidur-terjaga. tinggi juga penting bagi kesadaran akan perasaan emosional.
Korpus kalosum
Fisura longitudinalis
Korteks serebri
(substansia grisea)
Substansia alba
Korpus kalosum
Talamus
Ventrikel lateral
Nukleus basal
(substansia grisea)
Ventrikel ketiga
Korpus mamilaris
(bagian dari
hipotalamus)
I
(b)
Gambar 5-15
Potongan frontal otak. (a) Potongan frontal skematik otak. Korteks serebri, selubung luar substansia grisea. mengelilingi bagian
tengah yang berupa substansia alba. Jauh di dalam substansia alba serebri terdapat beberapa massa substansia grisea, nukleus
basal. Ventrikel adalah rongga di otak tempat mengalirnya cairan serebrospinal. Talamus membentuk dinding ventrikel ketiga.
(b) Foto potongan frontal otak dari kadaver.
168 Bab 5
Talamus
Korpus kalosum (dinding ventrikel
ketiga)
Bagian dari
sistem limbik 1i+ ..f'
Kelenjar pineal
Jembatan yang
menghubungkan
kedua paruh
hipotalamus
Serebelum
Hipotalamus
,/
Kelenjar hipofisis Batang otak
-----/
-
MedulaSpinalisJ
Gambar 5-15
Letak talamus, hipotalamus. dan serebelum dalam potongan sagital.
170 Bab 5
aktivitas katekolamin di sinaps, misalnya amfetamin yaitu an. Hal ini sangat bergantung pada interaksi organisme
suatu stimulan. dengan lingkungannya. Saru-satunya hal yang membatasi
Meskipun kebanyakan obat psikoaktif digunakan untuk pengaruh lingkungan pada belajar adalah keterbatasan bio-
mengobati berbagai penyakit mental, yang lain sayangnya logis yang ditimbulkan kemampuan genetik spesifik-spesies
disalahgunakan. Banyak obat yang disalahgunakan bekerja dan individual.
dengan meningkatkan efektivitas dopamin di jalur-jalur "ke-
nikmatan" sehingga pada awalnya menyebabkan peningkatan
sensasi kenikmatan yang intens. Seperti yang telah anda pe- I lngatan tersimpan dalam tahapan-tahapan.
lajari, salah satu contoh adalah kokain, yang menghambat
penyerapan kembali dopamin di sinaps (h. 121). Ingatan adalah penyimpanan pengerahuan yang didapat un-
CATAXAN KLINIS. Depresi adalah salah satu gangguan tuk dapat diingat kembali kemudian. Belajar dan mengingar
mental yang berkaitan dengan defek neurotransmiter di sistem merupakan dasar bagi individu untuk mengadaptasikan
limbik. Defisiensi fungsional seroronin atau norepinefrin atau perilaku mereka dengan lingkungan eksternal tertenru.
keduanya diperkirakan berperan dalam depresi, suatu penyakit Thnpa mekanisme ini, individu tidak dapat merencanakan
yang ditandai oleh suasana hati yang negatifsecara terus menerus interaksi yang berhasil dan secara sengaja menghindari ke-
disertai oleh hilangnya minat, ketidakmampuan merasakan ke- adaan-keadaan tidak menyenangkan yang seharusnya dapat
senangan, dan kecenderungan bunuh diri. Semua obat anti- diprediksi.
depresan yang efektif meningkatkan ketersediaan berbagai Perubahan-perubahan saraf yang berperan dalam retensi
neurorransmiter ini di SSP Proz,ac, obat yang paling banyak di- atau penyimpanan pengetahuan dikenal sebagai jejak
resepkan oleh psikiater di Amerika Serikat, sebagai gambaran- ingatan. Secara umum, yang disimpan adalah konsep, bukan
nya. Obat ini menghambat penyerapan kembali serotonin yang informasi verbatim (kata demi kata). Selagi anda membaca
telah dilepaskan sehingga aktivitas serotonin di sinap meman- halaman ini, anda menyimpan konsep yang dibahas, bukan
jang. Serotonin dan norepinefrin adalah pembawa pesan sinaps kata-kata spesifiknya. Kemudian, ketika anda mengambil
di daerah limbik otak yang terlibat dalam kesenangan dan mo- kembali konsep dari ingatan, anda akan mengubahnya men-
tivasi, yang mengisyaratkan bahwa kesedihan yang berlebihan jadi kata-kata anda sendiri. Namun, kita dapat saja meng-
dan hilangnya minat (tidak ada motivasi) pada pasien depresi ingat potongan informasi kata demi kata.
berkaitan, minimal dengan gangguan di daerah-daerah ini ka- Penyimpanan informasi yang diperoleh dilakukan pa-
rena defisiensi atau penurunan efektivitas neurotransmiter- ling sedikit dalam dua dua cara: ingatan jangka pendek dan
neurotransmiter ini. ingatan jangka panjang (Thbel 5-3). Ingatan jangka pendek
Para peneliti optimis bahwa dengan terungkapnya berlangsung beberapa detik sampai jam, sedangkan ingatan
mekanisme molekular gangguan-gangguan mental di masa j*gk" panjang dipertahankan dalam hitungan harian sam-
mendatang, banyak masalah kejiwaan dapat diperbaiki atau pai tahunan. Proses pemindahan dan fiksasi jejak ingatan
dikelola dengan lebih baik melalui intervensi obat, suaru jangka pendek menjadi simpanan ingatan jangka panjang
harapan yang memiliki dampak besar pada kedokteran. dikenal sebagai konsolidasi.
Suatu konsep yang baru dikembangkan adalah konsep
ingatan sementara, arau apa yang disebut "papan tulis
I Belajar adalah perolehan pengetahuan dari pikiran yang dapat dihapus". Ingatan sementara secara rem-
pengalaman. porer menahan dan menghubungkan berbagai potongan
informasi yang relevan dengan kegiatan mental yang sedang
Belajar adalah perolehan pengetahuan atau keterampilan se- dilakukan. Melalui ingatan sementara anda, anda secara sing-
bagai konsekuensi pengalaman, instruksi, atau keduanya. kat menahan dan memproses data untuk segera digunakan-
Glah luas dipercayai bahwa penghargaan dan penghukuman baik informasi baru yang didapat maupun pengetahuan sim-
adalah bagian integral dari banyak jenis belajar. Jika seekor panan yang relevan yang secara transien dimajukan ke ingatan
hewan diberi hadiah jika berespons terhadap stimulus ter- sementara* sehingga anda dapat mengevaluasi data yang da-
tentu, maka kemungkinannya akan lebih besar bahwa hewan tang sesuai konteks. Fungsi integrarifini sangar penting bagi
tersebut akan berespons dengan carayangsama terhadap sti- kemampuan anda untuk berpikia merencanakan, dan mem-
mulus yang sama sebagai konsekuensi dari pengalaman ini. buat penilaian. Dengan membandingkan dan memanipulasi
Sebaliknya, jka respons tertenru diikuti oleh hukuman, maka informasi baru dan lama dalam ingatan semenrara anda, anda
kecil kemungkinannya hewan akan mengulangi respons yang dapat memahami apa yang sedang anda baca, melakukan
sama terhadap stimulus yang sama. Jika respons perilaku percakapan, menghitung tips restoran dalam kepala anda,
yang menghasilkan kenikmatan diperkuat atau yang disertai mencari jalan pulang, dan mengetahui bahwa anda harus
oleh hukuman dihindari, maka proses belajar telah berlang- menggunakan pakaian hangat jika anda melihat salju di luar.
sung. Contohnya seekor anak anjing. Jika anak anjing ter- Secara singkat, ingatan sementara memungkinkan orang me-
sebut diberi hadiah ketika kencing di luar rumah tetapi di- madukan pikiran-pikiran dalam rangkaian logis dan me-
marahi ketika ia kencing di karpet, maka anak anjing tersebut rencanakan tindakan yang akan dilakukan.
segera akan mengetahui di mana tempat yang layak untuk Meskipun belum ada bukti kuat namun temuan-remuan
mengosongkan kandung kemihnya. Karena itu, belajar ada- baru mengisyaratkan bahwa jika suatu ingatan yang terbentuk
lah perubahan dalam perilaku yang terjadi akibat pengalam- dipanggil kembali secara aktif maka ingatan tersebut menjadi
labil (tak stabil atau dapat mengalami perubahan) dan harus pendengaran. Organisasi ini memudahkan pencarian sim-
direkonsolidasikan ke keadaan inaktif, Menurur proposal panan ingatan agar informasi yang diinginkan dapat diper-
yang kontroversial ini, informasi baru dapat diserap ke dalam oleh. Sebagai contoh, dalam mengingat wanita yang pernah
jejak ingatan lama selama rekonsolidasi. anda jumpai, anda dapat menggunakan berbagai petunjuk
mengingat dari berbagai simpanan, misalnya namanya, pe-
PERBANDINGAN INGATAN JANGKA PENDEK DAN nampilannya, parfum yangia gunakan, ucapan yang ia lon-
JANGKA PANJANG tarkan, atau lagu yang terdengar sebagai latar belakang.
Pengetahuan simpanan tidak berguna kecuali jika dapat
Informasi yang baru diperoleh pada awalnya diendapkan di
diambil kembali dan digunakan untuk mempengaruhi peri-
ingatan jangka pendek, yang kapasitas penyimpanannya ter-
laku saat ini atau mendatang. Karena gudang ingatan jangka
batas. Informasi dalam ingatan jangka pendek mengalami
panjang lebih besar maka sering diperlukan waktu lebih lama
salah satu dari dua nasib. Informasi ini segera dilupakan
untuk mengingat kembali ingatan jangka panjang daripada
(misalnya, lupa nomor telepon setelah anda melihatnya dan
ingatan jangka pendek. Mengingat adalah proses mengambil
memutar nomornya), atau dipindahkan ke dalam mode kembali informasi spesifik dari simpanan ingatan; tupa adalah
ingatan jangka panjang yang lebih permanen melalui latihan
ketidakmampuan mengambil kembali informasi yang di-
ahtif atau pengulangan. Daur ulang informasi yang baru
simpan. Informasi yang lenyap dari ingatan jangka pendek
diperoleh melalui ingatan jangka pendek memperbesar ke-
akan dilupakan selamanya, tetapi informasi dalam simpanan
mungkinan bahwa informasi baru ini akan terkonsolidasi
jangka panjang sering hanya dilupakan secara transien. Se-
menjadi ingatan jangka panjang. (Karena itu, ketika anda
ring anda hanya sesaat tidak dapat mengakses informasi-
belajar "borongan" untuk ujian maka retensi jangka panjang
sebagai contoh, tidak mampu mengingat nama seorang te-
anda kurang!). Hubungan ini dapat diibaratkan pembuatan
man, kemudian nama tersebut "tiba-tiba muncul" di benak
film foto. Bayangan/gambar yang orisinal (ingatan jangka
anda kemudian.
pendek) akan segera lenyap kecuali jika bayangan rersebur
Beberapa bentuk ingatan jangka panjang yang melibat-
difiksasi secara kimiawi (dikonsolidasikan) untuk meng-
kan informasi atau keterampilan yang digunakan sehari-hari
hasilkan gambar yang bertahan lebih lama (ingatan jangka
pada hakikamya tidak pernah dilupakan dan cepat dialaes
panjang). Kadang-kadang hanya sebagian dari ingatan yang
kembali, misalnya mengerahui nama anda atau mampu me-
terfiksasi, sementara yang lain lenyap. Informasi yang mena-
nulis. Meskipun ingatan jangka panjang relatif stabil namun
rik atau penring bagi individu lebih besar kemungkinannya
informasi yang disimpan dapat secara perlahan lenyap atau
didaur ulang dan difiksasi dalam ingatan jangka panjang,
termodifikasi seiring waktu kecuali jika ingatan tersebut
sementara informasi yang kurang penting cepat terhapus.
kembaii ditanam melalui latihan bertahun-tahun.
Kapasitas penyimpanan bank ingatan jangka panjang
jauh lebih besar daripada kapasitas untuk ingatan jangka
pendek. Berbagai aspek informasi pada jejak ingatan jangka AMNESIA
panjang tampaknya diproses dan dikodifikasi, kemudian di- CATAIAN KLINIS. Kadang-kadang orang menderita penu-
simpan dengan ingatan lain dari jenis yang sama; sebagai runan daya ingat yang melibatkan waktu secara keseluruhan,
contoh, ingatan visual disimpan secara terpisah dari ingatan bukan berupa potongan-potongan informasi. Keadaan ini, yang
172 Bab 5
dikenal sebagai amnesia, terjadi dalam dua bentuk. Bentuk ingatan tentang kejadian-kejadian sehari-hari dalam waktu
tersering, amnesia retrograd ("ke belakang), adalah ketidak- yang memadai.
mampuan mengingat kejadian-kejadian yang baru berlangsung. CATAIAN KLINIS. Orang dengan kerusakan hipo-
Hal ini biasanya timbul setelah uauma yang mengganggu akti- kampus sangat mudah lupa akan fakta-fakta yang sangat
vitas listrik otak, misalnya konkusio (gegar otak) atau snoke.Jika penting untuk kehidupan sehari-hari. Ingatan deklaratif
seseorang terpukul hingga pingsan, maka isi ingatan jangka biasanya adalah yang perrama kali hilang. Yang menarik,
pendek pada hakikatnya terhapus, menyebabkan yang ber- kerusakan luas di daerah hipokampus dijumpai pada pasien
sangkutan kehilangan ingatan tentang aktivitas-aktiviras yang dengan penyakit Alzheimer saat otopsi (Untuk pembahasan
terjadi dalam waktu sekitar setengah jam terakhir sebelum ke- lebih luas tentang penyakit Alzheimer, lihat fitur dalam boks
jadian. tauma berat juga dapat mengganggu alses ke informasi dih. 174, Konsep, Tantangan, dan Kontroversi).
yang baru didapat dalam simpanan jangka panjang.
Amnesia antelograd ("ke depan'), sebaliknya, adalah ke-
SEREBELUM DAN INGATAN PROSEDURAL
tidakmampuan menyimpdn ingatan di simpanan jangka pan-
jang untuk kembali diingat nantinya. Keadaan ini biasanya Berbeda dengan peran hipokampus dan daerah temporalis/lim-
berkaitan dengan lesi di bagian medial lobus temporalis, yang bik sekitar dalam ingatan deklaratif, serebelum dan daerah kor-
umumnya dianggap sebagai bagian kritis untuk konsolidasi tela terkait berperan penting dalam ingatan prosedural "bagai-
ingatan. Orang yang mengalami keadaan ini mungkin dapat mana" yang melibatkan keterampilan motorik yang diperoleh
mengingat hal lama yang mereka pelajari sebelum timbulnya melalui latihan berulang, misalnya mengingat gerakan tari ter-
masalah amnesia ini, tetapi mereka tidak dapat menyimpan tentu. Daerah-daerah korteks yang penting untuk suaru ingatan
ingatan permanen baru. Informasi baru hilang secepat hilang- prosedural adalah sistem-sistem mororik dan sensorik spesifik
nya informasi tersebut dari ingatan jangka pendek. Pada satu yang melakukan tindakan/gerakan yang dimalsud. Berbeda dari
studi kasus, pasien tidak dapat mengingat di mana kamar ingatan deklarati{ yang diingat kembali secara sadar dari penga-
mandi rumah barunya tetapi masih ingat dengan jelas segala Iaman sebelumnya, ingatan prosedural dapat dilaksanakan tanpa
sesuatu tentang rumah lamanya. upaya sadar. Sebagai contoh, seorang pemain ski selama per-
tandingan bisanya berprestasi maksimd dengan "membiarkan
tubuhnya mengambil alih' dan butan memikirkan secara eksak
174 Bab 5
bolak-balik antara badan sel dan Kemungkinan Penyebab mengendap di plak neuritik. Oleh
terminal akson (lihat h. 44). Molekul Kausa mendasar yang memicu sebab yang belum jelas, orang dengan
tau berfungsi sebagai "bantalan rel pembentukan AB abnormal pada PA apoE-4 cenderung memiliki plak lebih
kereta api" yang memaku "rel" tidak diketahui pada sebagian besar besar daripada mereka yang memiliki
molekul tubulin di mikrotubulus. Jika kasus. Banyak peneliti percaya bahwa bentuk lain apoE. Selain itu, studi-studi
mengalami hiperfosforilasi (memiliki penyakit ini memiliki banyak penye- menyarankan bahwa apoE-3 memban-
terlalu banyak gugus fosfat melekat bab. Faktor genetik dan lingkungan tu mencegah fosfat melekat ke tau,
padanya), maka molekul tau tidak diperkirakan berperan meningkatkan sementara apoE-4 gagal mengusir
dapat berinteraksi dengan tubulin. risiko timbulnya PA. Sekitar 15% kasus fosfat. Karena itu, kecepatan kegagal-
Penelitian menunjukkan bahwa AB berkaitan dengan defek genetik an mikrotubulus dan pembentukan
berikatan dengan reseptor di permu- spesifik yang ditemukan dalam kekusutan neurof ibrilar dapat
kaan sel saraf, memicu serangkaian keluarga dan menyebabkan penyakit meningkat seiring dengan meningkat-
proses intrasel yang menyebabkan awitan dini. lndividu dengan penyakit nya jumlah salinan apoE-4. Sebagian
hiperfosforilasi tau. Jika tidak terikat Alzheimer familial ini biasanya orang berpendapat bahwa apoE-4
ke tubulin, molekul-molekul tau akan memperlihatkan gejala pada usia 40-an tidak menyebabkan PA tetapi
saling menjalin. membentuk filamen- atau 50-an. Dua jenis defek genetik mempercepat awitannya, yang
filamen heliks berpasangan yang berbeda diperkirakan berperan dalam ditimbulkan oleh faktor lain.
menggumpal membentuk kekusutan PA familial: mutasi di gen yang Para peneliti baru-baru ini menemu-
neurof ibrilar. Yang lebih penting, menyandi APP dan mutasi di gen yang kan gen lain yang meningkatkan risiko
seperti rel kereta api yang akan menyandi presenilin. Yang menarik, seseorang mengidap PA awitan-lambat
berantakan jika terlalu banyak presenilin baru-baru ini dibuktikan - varian gen yang menyandi protein
bantalan yang hilang, mikrotubulus merupakan enzim pemecah APP. A2M. Bentuk umum protein A2M
juga mulai rusak seiring dengan Mutasi-mutasi herediter ini mem- berikatan dengan AB dan membantu
semakin banyaknya molekul tau yang pengaruhi pemrosesan APB dengan membersihkan protein ini dari ruang di
tidak lagi melaksanakan tugasnya. akibat meningkatnya produksi AB42. antara neuron-neuron. Bentuk varian
Hilangnya sistem transpor neuron ini Peningkatan kadar AB bentuk berbahaya A2M tidak mampu membersihkan AB
dapat menyebabkan kematian sel. ini menyebabkan akselerasi pemben- secara efisien sehingga terjadi
Pembentukan tangles, dibandingkan tukan plak. akumulasi dan pengendapan AB.
dengan pembentukan plak amiloid, Delapan puluh lima persen pasien Peneliti semakin mencurigai bahwa
lebih berkaitan erat dengan gejala PA lainnya belum memperlihatkan gangguan pembersihan AB mungkin
demensia, mungkin karena kekusutan gejala sampai usia lanjut, antara 65 sama pentingnya dengan produksi AB
adalah proses yang belakangan terjadi sampai 85 tahun. Dua sifat genetik dalam pembentukan plak. Bahkan
pada perkembangan penyakit ini. spesifik diketahui meningkatkan ketidakseimbangan kecil antara
Faktor lain juga berperan dalam kerentanan individu mengidap produksi dan pembersihan AB akibat
kisah PA yang kompleks ini, tetapi di penyakit Alzheimer awitan lambat: berkurangnya laju degradasi produk
mana tepatnya faktor-faktor tersebut gen apoE dan gen A2M. Para ilmuwan ini dapat menyebabkan penimbunan
terletak masih belum jelas. Menurut telah menemukan hubungan erat AB. Diperkirakan 30% populasi
teori yang banyak dipakai, AB menye- antara timbulnya PA dan memiliki versi membawa gen varian A2M.
babkan influks berlebihan Ca2*, yang tertentu suatu gen yang mengode Tidak semua orang dengan
memicu serangkaian reaksi biokimia apolipoprotein E. Protein ini, yang kecenderungan untuk PA mengalami
yang mematikan sel. Sel-sel otak yang normalnya terdapat di darah, memiliki penyakit ini. Selain itu, banyak yang
mengandung banyak reseptor NMDA beberapa bentuk. Versi gen yang mengidap penyakit tanpa predisposisi
glutamat, terutama sel-sel hipokampus berkaitan dengan peningkatan risiko genetik yang jelas. Jelaslah, beberapa
yang berperan dalam potensiasi jangka PA menyandi bentuk apolipoprotein faktor lain di luar kerentanan genetik
panjang (lihat h. 177), sangat rentan E-4 (apoE-4) protein. lndividu mungkin ikut berperan menimbulkan penyakit.
terhadap toksisitas glutamat. H ilangnya tidak memiliki. memiliki satu salinan, Ketidakseimbangan hormon mungkin
kemampuan hipokampus membentuk atau memiliki dua salinan gen yang berperan. Secara khusus, riset-riset
ingatan merupakan tanda utama PA. menyandi bentuk apoE-4 protein. menemukan bahwa korfrsof hormon
Beberapa bukti mengisyaratkan bahwa Sekitar 15% populasi A5 memiliki satu stres, meningkatkan kerentanan
neuron yang cedera melakukan gen apoE-4 dan 1% memiliki dua. mengalami PA, sedangkan estrogen,
apoptosis (bunuh diri; lihat h. 132-133), Mereka yang memiliki satu gen hormon seks wanita, tampaknya
tetapi proses bunuh diri ini tampaknya memperlihatkan peningkatan risiko 5 memberikan perlindungan terhadap
jauh lebih lambat daripada apoptosis kali lipat mengidap PA, dan mereka serangan penyakit ini.
tipikal. Temuan-temuan menunjukkan yang mewarisi dua gen memiliki Selain itu, para peneliti juga mencoba
bahwa AB dapat mengaktifkan jalur kemungkinan 17 kali lipat mengidap mencari kemungkinan adanya faktor
biokimia bunuh-diri. Studi-studi Iain penyakit dibandingkan dengan orang pemicu dari lingkungan, tetapi sampai
menyiratkan bahwa selama perjalanan dengan dua gen apoE-3, bentuk saat ini belum ada yang dapat dipasti-
penyakit terbentuk radikal bebas tersering protein. Para peneliti kan. Meskipun alumunium dari pot dan
perusak sel (lihat h. 154). Semua jalur mencurigai bahwa apoE-4 mungkin panci serta antiperspiran aerosol pernah
perusak neuron ini akhirnya mempermudah orang mengalami dianggap berperan namun kini
menyebabkan lenyapnya neuron dan pengendapan plak AB. Yang menarik, keduanya tidak lagi dianggap sebagai
timbulnya gejala secara bertahap. apoE-4 berikatan dengan Ap yang faktor dalam pembentukan penyakit.
(berlanjut)
175 Bab 5
isyaratkan bahwa modifikasi saluran Ca2- adalah mekanisme Habituasi (pada Aplysia) Sensitisasi (pada Aplysia)
umum habituasi, meskipun pada spesies-spesies yang lebih
tinggi keterlibatan antarneuron menyebabkan proses menjadi
Rangsangan indiferen
berulang
@ atau mengganggu
lebih rumit. Habituasi mungkin merupakan bentuk belajar I I
178 Bab 5
@ Gtutamat yang dibebaskan dari neuron prasinaps berikatan dengan
reseptor NMDA di neuron pascasinaps, menyebabkan pembukaan
saluran Ca2* terkait reseptor.
F"rffi;-l
I olutamat @ Xaltirr
O:r@ I masuk melalui saluran-saluran yang terbuka ini.
Gambar 5-19
Kemungkinan jalur-jalur untuk potensiasi jangka panjang
fl=gi:la:ri
i3i:,j5 :iiat
:i*ordlflGri:
C*r*!:** r,illur:ter
f+';titir!i
ferencanaarl
dan inisiasi
aktivitas volunier,
penyrmpanan
ingatan prcsedurai
Pemeliharaan
keseimbangan,
kontroi gerakan mata
Potongan , :
sagital medial : )
serebelum I Vestibuloserebelu
dan batang otak
ffi snlnoserebelum
ffi Serenroserebelun
Gambar 5-20
Serebelum. (a) Struktur makroskopik serebelum. (b) Serebelum yang diuraikan, memperlihatkan tiga bagian yang secara
fungsional berbeda. (c) Struktur internal serebelum
180 Bab 5
rs
Motorik-otot wajah
dan kulit kepala;
kelenjar liur dan
air mata
.r1
Saraf Fasialis (Vll)
Sensorik-
papil kecap
Cabang di lidah anterior
vestibular
Saraf
vestibu lokokhlearis (Vlll)
Cabang
kokhlear Kokhlea,
vestibulum,
Motorik--otot faring,
dan kanalis
kelenjar parotis
semisirkularis
telinga dalam
Sensorik-papil kecap
Saraf di lidah posterior; reseptor
glosofaringeus di faring dan sinus karotikus
l"
tl' i
ri {
"_t.__cr,_
'1
1
Gambar 5-21
Saraf kranialis. Pandangan inferior (sisi bawah) otak, yang memperlihatkan perlekatan l2 pasang saraf kranialis ke otak dan
struktur-struktur yang d isaraf inya.
182 Bab 5
Reticular Tidur adalah suatu proses aktif, bukan sekedar hilangnya
activating keadaan terjaga. Tingkat aktivitas otak keseluruhan tidak
sys
,,ffi berkurang selama tidur. Selama tahap-tahap rerrenru ridu!
,t#
,q,_
penyrapan O, oleh otak bahkan meningkat melebihi tingkat
F # normal sewaktu terjaga.
$
.+d ".-*@ Grdapat dua jenis tidur, yang ditandai oleh pola EEG
g i" dti"
*s#-
,#MJs
yang berbeda dan perilaku yang berlainaft tidur gelombang
!.,, -tf;,tffiffifi lambar dan tidur paradoksal atau KEM (Thbel 5-4).
,i',o/
1i
Tabel 5-4
Perbandingan Tidur Gelombang Lambat dan Paradoksal
JENIS TIDUR
Karakteristik Penting Lain Memiliki empat stadium; yang bersangkut- Gerakan mata cepat
an harus melewati tidur jenis ini dulu
Gambar 5-23
Pola EEG selama berbagai jenis tidur. Perhatikan bahwa pola I Fungsi tidur belum jelas.
EEG selama tidur paradoksal serupa dengan pola pada
keadaan terjaga, sementara pola selama tidur gelombang Meskipun manusia menghabiskan sekitar sepertiga dari ke-
lambat memperlihatkan gelombang yang jelas berbeda. hidupan mereka dengan tidur, namun mengapa tidur sangat
'184 Bab 5
dibqtuhkan masih merupakan misteri. Tidur tidak disertai selama malam-malam berikutnya ranpa gangguan, seolah-
oleh penurunaz aktivitas saraf (yaitu, sel-sel otak tidak "ber- olah untuk mengganti waktu yang hilang sebelumnya.
istirahat"), seperti dahulu diduga, tetapi disertai oleh per- CATAIAN KLINIS. Suatu gangguan tidur yang tidak
ubahan mencolok dalam aktivitas. tValaupun masih spekula- lazim adalah narkolepsi, yang ditandai oleh serangan kantuk
tif, studistudi terakhir menunjukkan bahwa tidur gelombang tak tertahankan pada siang hari yang berlangsung singkat (5
lambat dan tidur REM memiliki fungsi berbeda. Salah satu sampai 30 menit). Orang yang mengidap keadaan ini dapat
hipotesis yang diterima luas adalah bahwa tidur memberi tiba-tiba tidur selagi melakukan suatu aktivitas, sering tanpa
otak waktu untuk "mengejar (catch-up)" g,rn" memulihkan peringatan. Pasien narkoleptik biasanya langsung masuk ke
proses-proses biokimia atau ffsiologis yang secara progresif tidur paradoks tanpa melalui tidur gelombang lambat. Para
mengalami penurunan ketika terjaga. Bukti paling langsung peneliti baru-baru ini mempelajari bahwa narkolepsi berkait-
yang menunjang anggapan ini adalah peran potensial adeno- an dengan disfungsi neuron-neuron yang mengeluarkan
sin sebagai faktor tidur saraf. Adenosin, tulang punggung neurotransmiter eksitatorik hipokretin (juga dikenal sebagai
adenosin trifosfat (AIP), r'mata uang" energi tubuh, terben- orehsin). Yang mengejutkan, bahan kimia ini lebih dikenal
tuk selama keadaan terjaga oleh neuron dan sel glia yang aktif sebagai sinyal perangsang nafsu makan. tetapi tampaknya
secara metabolik. Karena itu, konsentrasi adenosin ekstrasel juga berperan penting dalam sildus tidur-bangun.
otak terus meningkat semakin lama seseorang terjaga. Ade- Kita telah menyelesaikan pembahasan rentang otak dan
nosin, yang bekerja sebagai neuromodulator, telah dibukti- kini kita akan mengalihkan perhatian ke komponen lain
kan melalui eksperimen dapat menghambat pusat keterjaga- sistem saraf pusat yaitu medula spinalis.
an. Efek ini dapat menimbulkan tidur gelombang lambat.
Aktivitas pemulihan ini dipercayai berlangsung selama tidur
gelombang lambat. Penyuntikan adenosin menginduksi tidur MEDULA SPINALIS
normal sementara hafein, yang menghambat reseptor adeno-
sin di otak, membangunkan orang yang mengantuk dengan Medula spinalis adalah suatu silinder panjang langsing
menghilangkan pengaruh inhibitorik adenosin pada pusat jaringan saraf yang berjalan dari batang otak. Struktur ini
keterjagaan. Kadar adenosin berkurang selama tidur, mung- memiliki panjang 45 crn (18 inci) dan garis tengah 2 cm
kin karena otak menggunakan adenosin ini sebagai bahan (seukuran jempol tangan anda).
mentah untuk memulihkan simpanan energi. Jadi, kebutuh-
an tidur bagi tubuh dapat disebabkan oleh kebutuhan perio-
dik otak untuk mengganti simpanan energi yang berkurang. I Medula spinaiis berjalan melalui kanalis
Karena adenosin mencerminkan tingkat aktivitas sel otak vertebralis dan dihubungkan dengan nervus spinalis.
maka konsentrasi bahan kimia ini di otak dapat berfungsi
sebagai ukuran seberapa banyak energi yang telah terpakai. Medula spinalis, yang keluar melalui sebuah lubang besar di
dasar tengkoralq dibungkus oleh kolumna vertebralis protektif
Hipotesis "restorasi dan pemulihan" lain menyatakan
sewaktu turun melalui kanalis vertebralis (Gambar 5-24). Dari
bahwa tidur gelombang lambat memberi otak waktu untuk
medula spinalis keluar pasangan-pasangan nervus spinalis
memperbaiki kerusakan akibat radikal bebas toksik (lihat h.
melalui ruang-ruang yang terbentuk antara lengkung tulang
154) yang dihasilkan sebagai produk sampingan metabolisme
berbentuk sayap vertebra-verteb a yangberdekatan. Nenrrs spi-
selama keadaan terjaga. Organ-organ lain dapat mengorban-
nalis diberi nama sesuai bagian dari kolumna vertebralis tempar
kan dan mengganti sel-sel yang rusak oleh radikal bebas tetapi
keluarnya (Gambar 5-25): terdapat 8 pasang neruus savikalis
hal ini tidak dapat dilakukan oleh otakyang nonregenerarif
(leher) (yajtn Cl - C8), 12 pasang neruts tordkalis (dada),5 pa-
Teori lain yang menonjol adalah bahwa tidur, terutama
sang neruus lumbalis (?erut), 5 ?asang neruus sahralis (?ng"D,
tidur paradoksal, diperlukan bagi otak untuk "berganti
dan I pasang neruus hoksigeus (tulnng ehor).
persneling", untuk melaksanakan penyesuaian-penyesuaian Selama perkembangan, kolumna vertebra tumbuh sekitar
kimiawi dan struktural jangka panjang yang diperlukan 25 cm lebih panjang daripada medula spinalis. Karena perbeda-
untuk belajar dan mengingat, terutama konsolidasi ingatan an pertumbuhan ini maka segmen-segmen medula spinalis
prosedural. Teori ini dapat menjelaskan mengapa bayi me-
yang menghasilkan berbagai nemrs spinalis tidak sejajar dengan
merlukan banyak tidur. Otak mereka yang sangat lentur
ruang antarvertebra padanannya. Sebagian besar akar sarafspi-
secara cepat mengalami modifikasi-modifikasi sinaps besar-
nalis harus turun di samping medula sebelum keluar dari ko-
besaran sebagai respons terhadap rangsangan lingkungan.
lumna vertebralis di celah padanannya. MeduJa spinalis itu
Sebaliknya, orang dewasa, yang perubahan pada sarafnya
sendiri memanjang hanya setinggi vertebra lumbalis perrama
lebih terbatas, tidur lebih sedikit.
atau kedua (sekitar pinggang) sehingga akar-akar saraf sisanya
Tidak banyak yang diketahui tentang kebutuhan otak sangat memanjang, untuk keluar dari kolumna venebralis di
akan dua jenis tidur, meskipun tampaknya otak memerlukan celah padanannya. Berkas tebal akar-akar sarafyang memanjang
tidur paradoksal dalam jumlah tertentu. Orang yang secara di dalam kanalis vertebralis bawah ini disebut kauda ekuina
eftsperimental dikurangi jatah tidur paradoksalnya selama ("ekor kuda') karena penampilannya (Gambar 5-25b).
satu atau dua malam dengan membangunkannya setiap kali CATAIAN KLINIS. Fungsi lumbal (spinal tap) tntuk
pola EEG paradola muncul tampaknya mengalami halusinasi mengambil contoh CSS dilakukan dengan memasukkan
dan menghabiskan lebih banyak waktu pada tidur paradoksal jarum ke dalam kanalis vertebralis di bawah verrebra lumbal
Ganglion
akar dorsal
Meninges
Saraf (lapisan
spinalis protektif)
Vertebra :,.
I
l'ir
&.
bf'-"e"
lr
t
i
l
*dd@ry',
*@'r.
Gambar 5-24
Lokasi medula spinalis relatif terhadap kolumna vertebralis.
(Sumber: Diadaptasi dari Cecie Starr dan Ralph Taggart, Biology: The tJnity and Diversity of Life, Sth ed, Gbr. 35.9a, h. 517. Hak
cipta @ 1998 Wadsworth Publishing Company).
kedua. Insersi di tempat ini tidak memiliki risiko menembus (otak ke medula spinalis) yang menyampaikan pesan dari
medula spinalis. Jarum mendorong ke samping akar-akar otak ke neuron eferen (Gamb ar 5-27).
sarafkauda ekuina sehingga sampel dari cairan sekitar dapat Tiaktus biasanya dinamai berdasarkan asal dan termina-
diambil dengan aman. sinya. Sebagai contoh, traktus spinoserebelaris ventralis
adalah jalur asendens yang berasal dari medula spinalis dan
berjalan di tepi ventral (ke arah depan) medula dengan bebe-
I Substansiaalba medula spiiralis tersusun rapa sinaps sepanjang perjalanannya sampai akhirnya berakhir
rnembentuk jaras-jaras. di serebelum (Gambar 5-28a). Tiaktus ini membawa informasi
yang berasal dari reseptor-reseptor regang otot yang telah
Meskipun terdapat sedikit variasi regional, namun anaromi disalurkan ke medula spinalis oleh serat-serat aferen untuk
potong-lintang medula spinalis umumnya sama di seluruh digunakan oleh spinoserebelum. Sebaliknya, traktus korti-
panjang medula (Gambar 5-26). Berbeda dari substansia kospinalis ventralis adalah jalur desendens yang berasal dari
grisea yang membentuk selubung luar pembungkus substan, regio motorik korteks serebri, kemudian turun di bagian
sia alba di otak, substansia grisea di medula spinalis mem- ventral medula spinalis, serta berakhir di medula spinalis di
bentuk suatu regio berbentuk kupu-kupu di sebelah dalam badan sel neuron-neuron motorik eferen yang menyarafi otot
dikelilingi oleh substansia alba di sebelah luar. Seperti di otak, rangka (Gambar 5-281:). Karena berbagai jenis sinyal dibawa
substansia grisea medula terutama terdiri dari badan sel neu- di traktus-traktus yang berbeda di dalam medula spinalis maka
ron dan dendrit-dendritnya, antarneuron pendek, dan sel kerusakan di bagian tenenru medula dapat mengganggu se-
glia. Substansia alba tersusun membentuk banyak jaras (trak- bagian fungsi sementara fungsi lain tidak terganggu.
tus), yaitu berkas serat-serat saraf (akson antarneuron yang
panjang) dengan fungsi serupa. Berkas-berkas tersebut ber-
kelompok menjadi kolom (kolumna) yang berjalan di sepan- I Masing-masing tanduk (kornu) substansia grisea
jang medula. Masing-masing jaras ini berawal atau berakhir
medula spinalis mengandung jenis badan sel
di daerah tertentu di otak, dan masing-masing menyalurkan
neuron yang berbeda.
jenis informasi tertentu. Sebagian adalah traktus asendens
(medula spinalis ke otak) yang menyalurkan sinyal dari Substansia grisea yang terletak sentral juga tersusun secara
masukan aferen ke otak. Yang lain adalah traktus desendens fungsional (Gambar 5-29). Kanalis sentralis, yang terisi oleh
186 Bab 5
Vertebra
Medula
lumbalis
Medula
\
i
I Kauda
ekuina
sakralis ,?}
il_l
(a) (b)
Gambar 5-25
Saraf spinalis. Terdapat 31 pasang saraf spinalis yang dinamai berdasarkan regio kolumna vertebralis tempat saraf-saraf tersebut
keluar. Karena medula spinalis lebih pendek daripada kolumna vertebralis, maka akar-akar saraf spinalis harus turun di samping
medula sebelum keluar dari kolumna vertebralis di celah antarvertebra yang sesuai, terutama akar yang keluar setelah vertebra
lumbal pertama (11). Secara kolektif, akar-akar saraf ini disebut kauda ekuina, yang secara harfiah berarti "ekor kuda". (a)
Pandangan posterior otak, medula spinalis, dan saraf spinalis (hanya di sisi kanan). (b) Pandangan lateral medula spinalis dan
saraf spinalis yang keluar dari kolumna vertebralis.
CSS, terletak di bagian tengah substansia grisea. Masing- Serat-serat aferen yang membawa sinyal datang dari reseptor
masing belahan substansia grisea terbagi menjadi tanduk perifer masuk ke medula spinalis melalui akar dorsal. Badan
(kornu) dorsal (posterior; ke arah punggung), tandukven- sel untuk neuron aferen di masing-masing level berkumpul
tral (anterior), dan tanduk lateral. Tanduk dorsal mengan- menjadi satu membentuk ganglion akar dorsal. (Kumpulan
dung badan sei antarneuron tempat berakhirnya neuron afe- badan sel neuron yang terletak di luar SSP disebut ganglion,
ren. Thnduk ventral mengandung badan sel neuron motorik sedangkan kumpulan fungsional badan sel di dalam SSP
eferen yang menyarafi otot rangka. Serat-serat saraf otonom disebut sebagai pusat ataw nukleus). Badan-badan sel untuk
yang menyarafi otot jantung dan otot polos serta kelenjar neuron eferen berasal dari substansia grisea dan mengirim
eksokrin berasal dari badan sel yang terletak di tanduk lateral. akson keluar melalui akar ventral. Karena itu, serat-serat
eferen yang membawa sinyal ke otot dan keleniar keluar
melalui akar ventral.
I Nervus spinalis membawa serat aferen dan eferen"
Akar dorsal dan ventral di masing-masing level menyaru
Nervus spinalis berhubungan dengan kedua sisi medula spi- untuk membentuk nervus spinalis yang keluar dari kolumna
nalis melalui akar dorsal dan akar vental (Gambar 5-26). vertebralis (Gambar 5-26). Sebuah nervus spinalis mengan-
Badan sel
neuron aferen Ganglion akar dorsal
Serat eferen
Dari reseptor
Ke efektor \
.,i,,, Akar ventral
'i
Saraf spinalis
t-\
--\\
;h*** \rro
\
I ! .rll
" d"",".
rt','{
T
Gambar 5-26
Medula spinalis dalam potongan melintang. Gambaran skematik medula spinalis dalam potongan melintang yang
memperlihatkan hubungan antara medula spinalis dan nervus spinalis. Serat-serat aferen masuk melalui akar dorsal, dan
serat-serat eferen keluar melalui akar ventral. Serat aferen dan eferen dibungkus menjadi satu dalam suatu nervus spinalis
Gambar 5-27
Traktus asendens dan desendens di substansia alba medula spinalis dalam potongan melintang.
(Sumber: Diadaptasi dari CecieStarrdanRalphTaggart,Biology:ThetJnityandDiversityof Life,8,hed, Gbn24.10,h.566.Hak
cipta @ 1998 Wadsworth Publishing Company).
188 Bab 5
dung baik serat aferen dan eferen yang berjalan antara regio dipelajari, misalnya menarik tangan dari benda panas yang
tertentu tubuh dan medula spinalis. Perhatikan hubungan membakar; dan (2) refleks didapat atau terkondisi, yang
antara saraf dan neuron. Saraf adalah berkas akson-akson terjadi karena latihan dan belajar, misalnya seorang pemain
neuron perifer, sebagian aferen dan sebagian eferen, yang piano yang menekan turs rerrenru setelah melihat sebuah
dibungkus oleh jaringan ikat dan mengikuti jalur yang sama lambang nada di buku lagunya. Musisi tersebut membaca
(Gambar 5-30). Saraf tidak mengandung sel saraf lengkap, musik dan memainkannya secara otomatis, namun hanya
hanya bagian akson dari banyak neuron. (Dengan definisi setelah latihan yang cukup intens. (Untuk pembahasan ten,
ini, tidak ada saraf di SSP! Berkas-berkas akson di SSP di- tang refleks didapat pada banyak keterampilan olahraga,
sebrt trahtu). Masing-masing serat di dalam sebuah saraf lihatlah fttur boks di h. 192, Lebih Dekat dengan Fisiologi
umumnya tidak memiliki pengaruh langsung satu sama lain. Olahraga).
Serat-serat tersebut berjalan bersama-sama untuk memudah-
kan, seperti banyak sambungan telepon yang terkandung da- LENGKUNG REFLEKS
lam satu kabel telepon, namun setiap koneksi telepon dapat
Jalur-jalur saraf yang terlibat dalam melaksanakan aktivitas
bersifat privat tanpa mengganggu arau mempengaruhi
refleks dikenal sebagai lengkung refleks (arkus refleks), yang
sambungan lain di kabel yang sama.
biasanya mencakup lima komponen dasar:
Ke-31 pasang saraf spinalis, bersama dengan 12 pasang
saraf Lranialis yang berasal dari otak, membentuk susunAn 1. reseptor
saraf tepi. Setelah keluar, nervus spinalis menghasilkan 2. jalur aferen
cabang-cabang secara progresif untuk membentuk anyaman 3. pusat integrasi
luas saraf perifer yang menyarafi jaringan. Setiap segmen 4. jalur eferen
medula spinalis menghasilkan sepasang nervus spinalis yang 5. efektor
akhirnya menyarafi regio tertentu tubuh dengan serat aferen
Reseptor berespons terhadap r.rngsang.rn, yaitu perubahan
dan eferennya. Karena itu, lokasi dan luas defisit sensorik dan
fisik atau kimiawi dalam lingkungan reseptor yang dapat di-
motorik yang berkaitan dengan cedera medula spinalis dapat
deteksi. Sebagai respons terhadap rangsangan tersebut, resep-
penting secara klinis untuk menentukan tingkat dan luas
tor menghasilkan potensial aksi yang dipancarkan oleh jalur
cedera medula tersebut.
aferen ke pusat integrasi untuk diolah. Pusat integrasi biasa-
CATAIAN KLINIS. Dalam hubungannya dengan
nya adalah di SSP. Medula spinalis dan batang otak meng-
masukan sensorik, setiap bagian tertentu permukaan tubuh
integrasikan refleks-refleks dasar, sementara pusar-pusat yang
yang disarafi oleh suatu nervus spinalis disebut dermatom.
lebih tinggi di otak memproses refleks didapat. Pusat integrasi
Nervus spinalis yang sama ini juga membawa serat yang ber-
memproses semua informasi yang tersedia baginya dari resep-
cabang-cabang untuk menyarafi organ internal, dan kadang-
tor ini serta dari semua masukan lain, kemudian "mengambil
kadang nyeri yang berasal dari salah satu organ ini "dirujuk'
keputusan" mengenai respons yang sesuai. Instruksi dari pu-
ke dermatom yang disarafi oleh saraf yang sama. Nyeri sat integrasi ini disalurkan melalui jalur eferen ke efektor-
rujukan yang berasal dari jantung, sebagai contoh, dapat
otot atau kelenjar-yang melaksanakan respons yang diingin-
terasa seperti berasal dari bahu kiri dan lengan. Mekanisme kan.Tidak seperti perilaku sadar, di mana terdapat sejumlah
yang berperan pada nyeri rujukan belum sepenuhnya dipa-
kemungkinan respons, respons refleks dapat dipredilai, ka-
hami. Masukan/sinyal yang berasal dari jantung diperkirakan
rena jalur antara reseptor dan efektor selalu sama.
memakai jalur ke otak yang sama dengan masukan yang
berasal dari ekstremitas atas kiri. Daerah otak yang menerima
RFFLEKS LUCUT
masukan, karena lebih terbiasa menerima masukan sensorik
dari lengan kiri daripada dari jantung, mungkin menganggap Refleks spinal dasar adalah refleks yang diintegrasikan oleh
masukan dari jantung sebagai masukan dari lengan kiri. medula spinalis; yaitu, semua komponen yang diperlukan
untuk menghubungkan masukan aferen ke respons eferen
yang terdapat di dalam medula spinalis. Refleks lucut dapat
I Medula spinalis berperan mengintegrasikan digunakan untuk menggambarkan suatu refleks spinal dasar
banyak refleks dasar. (Gambar 5-31). Ketika seseorang menyentuh kompor panas
(atau menerima rangsangan nyeri lainnya) maka refleks lucut
Medula spinalis memiliki lokasi strategis anrara otak dan terpicu untuk menarik tangan menjauhi kompor (menarik
serat aferen dan eferen susunan saraf tepi; lokasi ini memung- diri dari rangsangan nyeri). Kulit memiliki berbagai resepror
kinkan medula spinalis memenuhi dua fungsi primernya: (1) untuk rasa hangat, dingin, sentuhan ringan, tekanan, dan
berfungsi sebagai penghubung untuk uansmisi informasi an- nyeri. Meskipun semua informasi dikirim ke SSP melalui
tara otak dan bagian tubuh lainnya dan (2) mengintegrasikan potensial aksi, namun SSP dapat membedakan antara
aktivitas refleks antara masukan aferen dan keluaran eferen berbagai rangsangan karena perbedaan resepror dan, dengan
tanpa melibatkan otak. Jenis aktivitas refleks ini dise5ut reflehs demikian, perbedaan jalur aferen yang diaktifkan oleh
spinal. rangsangan yang berbeda. Jika suatu reseptor dirangsang
Refleks adalah setiap respons yang terjadi secara cukup kuat sehingga reseptor tesebut mencapai ambang,
otomatis tanpa upaya sadar. Terdapat dua jenis refleks: (l) maka terbentuk potensial alai di neuron sensorik aferen.
refleks sederhana, atau dasar, yaitu respons inheren, tanpa Semakin kuat rangsangan, semakin tinggi frekuensi potensial
\_, _ lrisan 4
Reseptor I t Medula
regang I
.%
I Fasikulus
't, kuneatus Traktus
'l kortikosPinalis
ventralis Jyskftug
ffim - kortikospinalis
*#:;' - lateralis
lpissn g
I
Medula spinalis
-
lrisan 5
Medula Reseptor tekanan
spinalis di kulit
aksi yang dihasilkan dan dikirim ke SSP Setelah masuk ke berkontraksi, biseps menarik tangan menjauhi kompor
medula spinalis, neuron eferen menyebar untuk bersinaps panas.
dengan berbagai antarneuron berikut (angka sesuai dengan 2. Neuron aferen juga merangsang antarneuron inhibito-
yang terdapat di Gambar 5-31): rik yang pada gilirannya menghambat neuron eferen
1. Neuron aferen yang tereksitasi merangsang antarneuron yang menyarafi trisep untuk mencegahnya berkon-
eksitatorik yang pada gilirannya merangsang neuron traksi. tiseps adalah otot di lengan yang menyebabkan
motorik eferen ya,ng menyarafi biseps, otot di lengan ekstensi (meluruskan) sendi siku. Ketika biseps ber-
yang menyebabkan fleksi (menekuk) sendi siku. Dengan kontraksi untuk menekuk siku, maka akan kontra-
190 Bab 5
Gambar 5-29
Daerah-daerah substansia grisea.
.,|-nrson
c .,1_
f
Selubung
o
E t mielin
6
Y Jaringan ikat
r mengelilingi akson
t
o
o
Y
o
t
Jaringan ikat
mengelilingi
fasikulus
Jaringan ikat
mengelilingi saraf
Pembuluh darah
Fasikulus saraf
(banyak akson
terbungkus dalam
jaringan ikat)
Gambar 5-30
Struktur sebuah saraf. Gambar diagramatik sebuah saraf, yang memperlihatkan akson-akson neuron (baik serat aferen maupun
eferen) yang disatukan menjadi fasikulus yang dibungkus oleh jaringan ikat. Sebuah saraf terdiri dari sekelompok fasikulus yang
dibungkus oleh jaringan ikat dan mengikuti jalur yang sama. Diperlihatkan foto mikroskop elektron dari beberapa fasikulus
saraf dalam potongan melintang.
produktif bagi triseps untuk berkontraksi. Karena itu, sebagai ingatan, dan yang bersangkutan dapat mulai
inhibisi otot-otot yang mengantagonis (melawan) res- memikirkan situasi yang dihadapinya - bagaimana hal
pons yang diinginkan sudah tercakup dalam refeks tersebut terjadi, apayangharus dilakukan mengenai hal
lucut. Koneksi neuron yang melibatkan stimulasi saraf tersebut, dan sebagainya. Semua aktivitas di tingkat
ke satu orot dan inhibisi saraf secara bersaman ke otot sadar ini terletak di atas dan setelah refleks dasar.
antagonisnya ini dikenai sebagai persarafan timbal- Seperti ciri semua refleks spinal, otak dapat memodifi-
balik. kasi refleks lucut. Impuls dapat dikirim turun melalui jalur-
3. Neuron aferen juga merangsang anrarneuron lain yang jalurdesendens ke neuron motorik eferen yang menyarafi
membawa sinyal naik melalui medula spinalis ke otak otot-otot yang terlibat untuk mengalahkan masukan dari
melalui jalur asendens. Hanya ketika impuls mencapai reseptot mencegah biseps berkontraksi meskipun terdapat
daerah sensorik korteks barulah yang bersangkutan rangsangan nyeri. Ketika jari tangan anda sedang ditusuk
merasakan nyeri, lokasinya, dan jenis rangsangan. Juga, untuk memperoleh contoh darah, reseptor nyeri dirangsang
ketika impuls mencapai otak, informasi dapat disimpan untuk memulai refleks lucut. Karena anda harus berani dan
Keterampilan olah raga harus dipela- ref leks menegakkan kepala gerakan jungkir balik, yang
jari. Umumnya refleks dasar yang kuat menyebabkan pemula mendarat pada bersangkutan harus berkonsentrasi
harus dikalahkan agar keterampilan punggung mereka atau bahkan dalam untuk menjaga dagu tertekuk dan
tersebut dapat dilakukan. Belajar posisi duduk. Untuk melakukan memegang lutut. Setelah keterampilan
terjun ke air, misalnya, sangat sulit keterampilan motorik yang melibatkan dilakukan berulang kali maka terben-
pada awalnya. Refleks kuat untuk pembalikan tubuh, jungkir-balik, tuk pola-pola sinaps baru di SSB dan
menegakkan kepala yang dikontrol berdiri dengan tangan, atau gerakan respons terkondisi atau respons baru
oleh organ-organ sensorik di leher dan postural abnormal lainnya, yang menggantikan respons refleks alami.
telinga akan meluruskan leher dan bersangkutan harus belajar untuk Keterampilan olah raga harus dilatih
kepala sebelum penyelam pemula menghambat secara sadar refleks- sampai gerakan menjadi otomatis;
terjun masuk ke air; men.imbulkan apa refleks postural dasar. Hal ini dicapai kemudian sewaktu bertanding atlet
yang umum dikenal sebagai " belly dengan memusatkan perhatian pada yang bersangkutan bebas memikirkan
f/op" (pendaratan perut). Dalam terjun posisi tubuh spesifik selama gerakan. strategi atau tindakan rutin berikutnya
dengan punggung lebih dahulu, Sebagai contoh, untuk melakukan yang harus dilakukan.
tidak menarik tangan anda menjauh, anda dapat secara sadar Karena itu, biseps tidak dirangsang untuk berkontraksi dan
mengalahkan refleks ini dengan mengirim PPI melalui jalur- menarik tangan. Secara bersamaan, neuron-neuron ke triseps
jalur desendens ke neuron motorik yang menyarafi biseps menerima lebih banyak PPE dari otak daripada PPI melalui
dan PPE ke yang menyarafi triseps. Aktivitas di neuron- lengkung refleks, sehingga neuron-neuron tersebut mencapai
neuron eferen ini bergantung pada jumlah aktivitas semua ambang, menghasilkan potensial aksi, dan karenanya
masukan sinaptiknya. Karena neuron-neuron yang menyarafi merangsang triseps untuk berkontraksi. Karena itu, lengan
biseps kini menerima lebih banyak PPI dari otak (volunter) tetap dalam keadaan ekstensi meskipun yang bersangkutan
dibandingkan PPE dari jalur aferen nyeri (refleks), maka mendapat rangsangan nyeri. Dengan cara ini, refleks lucut
neuron-neuron ini terhambat dan tidak mencapai ambang. telah secara sadar dikalahkan.
Reseptor
nyeri termal
di jari tangan
Komponen suatu
lengkung refleks
Reseptor
Rangsangan
Jalur aferen
Pusat integrasi
Jalur eferen
Organ efektor
Biseps Jalur eferen
(fleksor)
berkontraksi Triseps
+ = Merangsang
(ekstensor) Pusat integrasi
melemas (medula spinalis) - = Menghambat
Tangan < = Sinaps
ditarik Organ e-( = Antarneuron eksitator
efektor G( = Antarneuron inhibitori
Respons
Gambar 5-31
Refleks lucut. Ketika rangsangan nyeri mengaktifkan suatu reseptor di jari tangan, terbentuk potensial aksi di jalur aferen yang
sesuai, yang menyalurkan sinyal listrik ke 55P. Setelah masuk ke medula spinalis, neuron aferen menyebar dan berakhir di tiga
jenis antarneuron (hanya salah satu dari masing-masing jenis diperlihatkan): ('l) antarneuron eksitatorik, yang pada gilirannya
merangsang neuron motorik eferen ke biseps, menyebabkan lengan menekuk dan menarik tangan menjauhi rangsangan nyeri;
(2) antarneuron inhibitorik, yang menghambat neuron motorik eferen ke triseps sehingga kontraksi kontraproduktif otot
antagonistik ini dicegah; dan (3) antarneuron yang membawa sinyal melalui jalur asendens medula spinalis naik ke otak
sehingga yang bersangkutan menyadari adanya nyeri, untuk disimpan dalam ingatan, dsbnya.
192 Bab 5
REFTEKS REGANG 5-32). Menekuknya lutut ekstremitas yang cedera dilalsana-
Hanya satu refleks yang lebih sederhana daripada refleks lu- kan secara simultan oleh stimulasi refleks orot-otot yang
cut: refleks regang, di mana neuron aferen yang berasal dari menekuk lutut dan inhibisi oror-otor yang meluruskan lutut.
reseptor pendeteksi peregangan di suatu otot rangka berakhir Respons ini adalah khas reflels lucut. Pada saat yang sama,
langsung di neuron eferen yang menyaraff otot rangka yang ekstensi lutut tungkai kontralateral dilaksanakan oleh peng-
sama untuk menyebabkannya berkontraksi dan melawan aktifan jalur-jalur yang menyeberang ke sisi kontralateral
peregangan. (Anda akan mempelajari lebih banyak tenrang medula spinalis unruk secara refleks merangsang otot-otor
peran refleks ini di Bab 8). Refleks regang adalah suatu refleks ekstensor lutut ini dan menghambat otot-otot flelsornya.
monosinaps ("satu sinaps"), karena satu-satunya sinaps di Refleks ekstensor menyilang ini memastikan bahwa tungkai
lengkung refleks adalah sinaps antara neuron aferen dan kontralateral akan berada dalam posisi siap menahan beban
neuron eferen. Reflela lucut dan semua refleks lain bersifat tubuh sewaktu tungkai yang cedera ditarik menjauhi
polisinaps ("banyak sinaps"), karena terdapat antarneuron rangsangan.
terselip di jalur refleks dan, karenanya, terdapat sejumlah Selain refleks protektif (misalnya refleks lucut) dan re-
sinaps yang terlibat. fleks postur sederhana (misalnya refleks ekstensor menyi-
lang), refleks spinal dasar juga memerantarai pengosongan
organ-organ panggul (misalnya, berkemih, buang air besar,
AKTIVITAS REFLEKS LAIN dan pengeluaran semen). Semua refleks spinal dapat secara
Kerja refleks spinal tidak terbatas pada respons motorik di sisi sengaja dikalahkan paling tidak secara remporer oleh pusat-
tubuh yang mendapat rangsangan. Misalnya seseorang meng- pusat yang lebih tinggi di otak.
injak bara api dan bukan menyentuh benda panas dengan Tidak semua aktivitas refleks melibatkan lengkung re-
tangannya. Akan terpicu suatu lengkung refleks untuk me- fleks yang jelas, namun prinsip dasar suaru refleks (yaitu,
narik kaki yang cedera dari rangsangan nyeri, semenrara respons otomatis terhadap suatu perubahan yang terdeteksi)
tungkai kontralateral secara bersamaan bersiap untuk men- tetap berlaku. Jalur-jalur untuk repons yang tidak disadari
dadak menerima semua beban tubuh sehingga yang bersang- yang menyimpang dari lengkung refleks khas terdapat dalam
kutan tidak kehilangan keseimbangan atau jatuh (Gambar dua cara umum:
Jalur
aferen Jalur eferen
Ekstremitas Ekstremitas
yang cedera kontralateral
(organ (organ
Reseptor efektor) efektor)
nyeri
di tumit
Respons Respons
i
Rangsangan-
(a) (b)
Gambar 5-32
Refleks ekstensor menyilang yang berkaitan dngan refleks lucut. (a) Refleks lucut, yang menyebabkan fleksi ekstremitas yang
cedera menjauhi ransangan nyeri. (b) Refleks ekstensor menyilang, yang menyebabkan ekstensi tungkai kontralateral untuk -
menopang seluruh beban tubuh.
RINGKASAN BAB
Organisasi Sistem Saraf (h. 146-148)
I Sistem sarafterdiri dari susunan sarafpusat (SSP), yang (3) Antarneuron berperan mengintegrasikan informasi
mencakup otak dan medula spinalis, dan susunan saraf aferen dan memformulasikan respons eferen, serta untuk
tepi (SST), yang mencakup serat-serat saraf yang mem- fungsi-fungsi menral yang lebih tinggi yang berkaitan
bawa informasi ke (divisi aferen) dan dari (divisi eferen) dengan' pikiran' (fungsi luhur).
SSP. (Lihatlah Gambar 5-1).
I Tiga kelas fungsional neuron-neuron aferen, neuron Proteloi dan Nurisi Otak (h. l4S-153)
eferen, dan antarneuron*membentuk sel-sel peka rang- I Sel-sel glia membentuk jaringan ikat di dalam SSP dan se-
sang sistem sanf. (Lihatkh Garnbar 5-2). (l) Neuron cara fisik, metabolis, dan fungsional mendukung neuron.
aferen memberi tahu SSP tentang kondisi di lingkungan I Keempat jenis sel glia adalah astrosit, oligodendrosit,
eksternal dan internal. (2) Neuron eferen membawa pe- milroglia, dan sel ependim. (Lihatkh Gambar 5-3 dan
rintah dari SSP ke organ efektor, yaitu otot dan kelenjar. 5-4 serta Tabel 5-l).
194 Bab 5
I Otak memiliki beberapa perangkat protektif, yang pen- korteks dalam melakukan fungsinya. (Lihatkh Gambar
ting karena neuron tidak dapat membelah diri untuk 5-15 dan 5-16 sertaTabel 5-2).
mengganti sei yang rusak. (1) Otak dibungkus oleh tiga I Nukleus basal menghambat tonus otot; mengoordinasikan
lapisan membran protektif - meninges - dan selanjutnya kontraksi postural yang lambat dan menetap; dan me-
dilindungi oleh tulang yang keras. (2) Cairan serebrospi- nekan pola-pola gerakan yang tidak bermanfaat.
nal mengalir di dalam dan mengelilingi otak untuk men- I tlamus berfungsi sebagai stasiun pemancar untuk pemro-
jadi bantalan penahan otak dari benturan frslk. (Lihatlah sesan awal masukan sensorik dalam perjalanannya ke kor-
Gambar 5-6). (3) Proteksi terhadap cedera kimiawi dila- teks. Bagian ini juga berperan dalam kesadaran kasar akan
kukan oleh sawar darah-otak yang membatasi akses sensasi dan beberapa tingkat kesadaran.
bahan-bahan yangadadalam darah ke otak. I Hipotalamus mengatur banyak fungsi homeostatik, seba-
I Otak bergantung pada aliran darah yang konstan untuk gian melalui kontrolnya yang ekstensif pada sistem saraf
mendapatkan O, dan glukosa karena organ ini tidak dapat otonom dan sistem endokrin.
menghasilkan AIP tanpa kedua bahan ini.
Sitem Limbik dan Hubungan Fungpionalnya dengan Kor-
Gambatan Umum Susunan Saraf Pusat (h. 153-156) teks yang Lebih Tinggi (h. 167-L79)
I Meskipun tidak ada bagian otak yang bertindak sendiri I Sistem limbik, yang mencakup bagian-bagian hipotalamus
tanpa berhubungan dengan bagian lain, namun orak ter- dan struktur otak depan lainnya yang mengelilingi batang
susun membentuk jaringan-jaringan neuron dalam lokasi otak, bertanggung jawab untuk emosi serta pola perilaku da-
tertentu yang akhirnya bertanggung jawab melaksanakan sar bawaan yang berkaitan dengan kelangsungan hidup dan
tugas spesifik. perkembangbiakan spesies. Bagian ini juga berperan penring
I Bagian-bagian otak dari tingkat paling rendah, primitif dalam motivasi dan belajar. (Lihatkh Garnbar J-t/.
hingga tingkat paling dnggi, canggih adalah batang otak, I Terdapat dua jenis ingatan: (1) ingatan jangka pendek
serebelum, hipotalamus, talamus, nukleus basal, dan kor- dengan kapasitas terbatas dan rerensi singkat, dikode oleh
teks serebri. (Lihatkh Tabel5-2 d.an Gambar 5-7). modifikasi aktivitas sinaps yang sudah ada; dan (2) ingat-
Korteks Serebri (h. 156-166) an jangka panjang dengan kapasitas penyimpanan besar
I Korteks serebri adalah lapisan luar (substansia grisea) yang dan jejak ingatan yang bertahan lama, melibatkan per-
menutupi bagian di bawahnya yaitu substansia alba. Sub- ubahan struktural atau fungsional yang relarifpermanen,
stansia alba terdiri dari berkas-berkas saraf yang meng- misalnya pembentukan sinaps baru, anrara neuron-neuron
hubungkan berbagai regio korteks dengan bagian lain. yang sudah ada. Peningkatan sintesis protein mendasari
(Lihatlah Gambar 5-15, h. 168). Kortels itu sendiri ter- perubahan-perubahan jangka panjang ini. Potensiasi jang-
utama terdiri dari badan sel saraf, dendrit, dan sel glia. ka panjang, peningkatan berkepanjangan kekuatan hu-
I Tanggung jawab utama berbagai fungsi tertentu terlokali- bungan sinaps yang sudah ada di jalur-jalur yang terlibat,
sasikan di regio kortela tertentu sebagai berikut: (1) lobus
mungkin berfungsi sebagai penghubung antara ingatan
oksipitalis mengandung kortels penglihatan; (2) korteks
jangka pendek dan konsolidasi ingatan jangka panjang.
(Lihatkh Tabel 5-3 dan Gambar 5-tS dan 5-19).
pendengaran adalah lobus temporalis; (3) lobus parietalis
berperan dalam penerimaan dan pemrosesan perseptual I Hipokampus dan struktur-struktur terkait sangat penring
masukan somatosensorik (somestetik dan proprioseptif); dalam ingatan deklaratif, atau "apa'nya ingatan mengenai
dan (4) gerakan motorik volunter dijalankan oleh lobus benda, kenyataan, dan kejadian tertentu.
frontalis, tmpat kortefts motorik primer dan daerah I Serebelum dan struktur-struktur terkait sangat berperan
motorik luhur berada. (Lihat Gambar 5-8 sampai 5-11). dalam ingatan prosedural, atau "bagaimana"nya ingatan,
I Kemampuan bahasa bergantung pada aktivitas terinre- yaitu keterampilan motorik yang diperoleh melalui latih-
grasi dua daerah bahasa primer-daerah Broca dan daerah an berulang.
\Wernicke-bias anya hanya terletak di hemisfer serebri kiri. I Korteks asosiasi prafrontal adalah tempat untuk ingatan
(Lihatkh Gambar 5-9 dan 5-12). sementara, yang secara temporer menyimpan data relevan
I Daerah asosiasi adalah bagian-bagian korteks yang tidak saat ini-baik informasi baru maupun pengetahuan yang
secara spesifik dikaitkan dengan pemrosesan masukan diambil dari simpanan ingatan - sefia mengolah dan
sensorik atau perintah motorik atau kemampuan bahasa. mengaitkannya untuk melaksanakan proses-proses orak
Daerah-daerah ini merupakan penghubung integratif an- yang lebih tinggi (luhur).
tara berbagai informasi sensorik dan tindakan bertujuan;
Serebelum (h. 179-f8f)
serta berperan kunci dalam fungsi-fungsi otak yang lebih
I Vestibuloserebelum membantu memperrahankan kese-
tinggi misalnya ingatan dan pengambilan keputusan. imbangan dan kontrol gerakan mata.
Daerah asosiasi mencakup korteks asosiasi prafrontal,
korteks asosiasi parietal-temporal-ol<sipital, serta korteks
I Spinoserebelum meningkatkan tonus otot dan membantu
mengoordinasikan gerakan voluntet terutama aktivitas
asosiasi limbik. (Lihatlah Gambar 5-9 dan 5-13).
motorik cepat, fasik.
Nukleus Basal, Talamus, dan Hipotalamus (h. 166-167) I Serebroserebelum berperan dalam memulai gerakan vo-
I Struktur-struktur otak subkorteks-nukleus basal, talamus, lunter dan dalam menyimpan ingatan prosedural. (Lihat-
dan hipotalamus-berinteralsi secara ekstensif dengan lah Gambar 5-20).
SOAL LATIHAN
Pertanyaan Obyektif (Jawaban di h. A-46) 10. Sebutkan lima komponen suaru lengkung refleks dasar:
1. Fungsi utama CSS adalah memberi nutrisi bagi otak. 1. ....... 2. ...... 3. ....... 4. ........5. .........
(Benar atau sahh?) 11. Dengan menggunakan kode jawaban di kanan, tunjuk-
2. Representasi tangan dan struktur-struktur yang berkait- kan neuron mana yang sedang dijabarkan (suatu karak-
an dengan mulut di korteks sensorik dan motorik relatif teristik dapat berlaku pada lebih dari satu kelas
sangat besar. (Benar atau sahh?) neuron):
3. Kerusakan hemisfer serebri kiri menimbulkan paralisis 1. terletak seluruhnya di a. neuron aferen
dan hilangnya sensasi di sisi kiri tubuh. (Benar atau dalam SSP b. neuron eferen
salah?) 2. menyaraQr otor dan c. antafneuron
4. Hemisfer serebri kiri adalah bagian yang khusus untuk kelenjar
kemampuan artistik dan musik, sedangkan sisi kanan 3. badan sel tidak mengandung masukan
unggul dalam keterampilan verbal dan analirik. (Benar prasinaps
atau salah?) 4. terletak terutama di susunan saraf tepi
5. Dalam keadaan darurat saat pasokan O, rendah, otak 5. memiliki reseptor di ujung perifer
dapat melakukan metabolisme anaerob. (Benar atau 6. jenis neuron predominan
sakh) 7. berperan dalam pikiran, emosi, ingatan,
5. Fungsi spesifik suatu bagian korteks tertentu telah di- dsbnya
tentukan selama perkembangan masa mudigah. (Benar t2. Cocokkan yang berikut:
atau salah) 1. terdiri dari otak dan a. susunan saraf
7. Proses pemindahan dan fiksasi jejak ingatan-jangka pen- medula spinalis somarik
dek menjadi simpanan ingatan jangka panjang dikenal 2. terdiri dari sarafyang b. susunan saraf
sebagai ... membawa informasi otonom
8. ... adalah penurunan responsivitas terhadap rangsangan antara perifer dan SSP c. susunan saraf
indiferen yang terus-menerus diberikan. 3. saraftepi
divisi susunan pusar
9. Serat aferen masuk melalui akar ... medula spinalis, dan yang menyalurkan sinyal d. susunan sardf
serat eferen keluar melalui akar ... dari SSP perifer
196 Bab 5
4. divisi susunan saraftepi e. divisi eferen 4. Bahaslah fungsi masing-masing bagian otak berikut: ta-
yang menyalurkan sinyal f. divisi eferen lamus, hipotalamus, nukleus basal, sistem limbik, sere-
ke SSP belum, dan batang otak!
5. menyarafi otot rangka 5. Definisikan sensasi somestetik dan propriosepsifl
6. menyarafi otot polos, otor 6. Apa yang dimaksud dengan elektroensefalogram?
jantung, dan kelenjar 7. Bahaslah peran daerah Broca dan daerah 'Wernicke da-
lam berbahasal
8. Bandingkan ingatan jangka pendek dengan ingatan
Pertanyaan Esai jangka panjang!
1. Bahaslah fungsi masing-masing dari yang berikut: astro- 9. Apa yang dimaksud dengan reticular actiuating system?
sit, oligodendrosit, sel ependim, mikroglia, kranium, 10. Bandingkan tidur gelombang lambat dengan tidur
kolumna vertebralis, meninges, cairan serebrospinal, paradoksal!
dan sawar darah-otak! 11. Gambar dan beri label potongan melintang medula spi-
2. Bandingkan komposisi substansia alba dan grisea! nalisl
3. Gambar dan beri label daerah-daerah fungsional utama 12. Sebutkan lima komponen suaru lengkung refleks dasar!
korteks serebri, dan sebutkan fungsi yang dikaitkan 13. Bedakan antara refleks monosinaps dan refleks poli-
dengan masing-masing daerah tersebut! sinaps!
UNTUK DIRENUNGKAN
(Penjelasan dih. A-46) seperti dibuktikan dengan uji nonverbal. Meskipun
1. Telah dilakukan studi-studi khusus yang dirancang pasien menyangkal melihat sesuatu setelah suatu benda
untuk menilai kapasitas khusus masing-masing hemisfer disajikan ke hemisfer kanannya, namun ia dapat secara
serebri pada pasien "otak yang terbelah". Pada para tepat mengetahui benda rersebut dengan mengambilnya
pasien ini korpus kalosum-berkas serat yang meng- dari sejumlah benda lain, yang biasanya akan
hubungkan kedua belahan otak-telah dipotong secara mengherankan dirinya. Apa penjelasan anda tenrang
bedah untuk mencegah penyebaran bangkitan epileptik temuan ini?
dari satu hemisfer ke hemisfer lain. Meskipun pada para 2. Hormon insulin meningkatkan transpor glukosa dengan
pasien ini tidak jelas terlihat adanyaperubahan perilaku, perantaraan pembawa ke dalam sebagian besar sel tubuh
intelektual, atau kepribadian karena kedua hemisfer tetapi tidak ke sel otak. Penyerapan glukosa dari darah
secara sendiri-sendiri menerima informasi yang sama, oleh neuron tidak bergantung pada insulin. Dengan
namun dengan tes-tes yang dirancang untuk membatasi mengetahui kebutuhan otak akan pasokan glukosa da-
informasi ke satu hemisfer otak pada satu saar dapat rah yang kontinyu, perkirakanlah efek kelebihan insulin
ditemukan adanyadefisit. Salah satu tes tersebut berupa pada otak!
pembatasan rangsangan penglihatan hanya ke separuh ), Mana dari gejala berikut yang paling besar kemung-
otak. Karena adanya persilangan pada jalur saraf dari kinannya terjadi akibat pukulan keras pada bagian
mata ke korteks oksipitalis maka informasi visual dari belakang kepala?
bagian kanan dari titik garis tengah disalurkan hanya ke paralisis
separuh kiri otak, sementara informasi visual dari sebelah
^.
b. gangguanpendengaran
kiri dari titik ini diterima hanya oleh
separuh kanan c. gangguanpenglihatan
otak. Pasien yang mendapat rangsangan penglihatan d. rasa terbakar
yang hanya mencapai hemisfer kirinya dapat secara e. gangguan kepribadian
akurat menjelaskan benda yang dilihat, tetapi ketika 4. Berikan contoh tentang refleks terkondisi yang anda
rangsangan visual tersebut disajikan hanya ke hemisfer miliki.
kanan, pasien menyangkal melihat sesuatu. Namun, 5. Padp keadaan apa jangan diberikan obat pelarut,bekuan
hemisfer kanan sebenarnya menerima masukan visual, 6agi penderita strohe?
KASUS KLINIS
(Penjelasan dih. A-47) disertai oleh ketidakmampuan berbicara. Setelah dilarikan ke
Julio D, yang baru-baru ini pensiun, sedang menikmati sore ruang gawat darurar, Julio didiagnosis terkena strohe. Ber-
harinya dengan bermain golf ketika ia tiba-tiba mengalami dasarkan pengamatan atas gejala-gej alanya, bagian otak Julio
nyeri kepala hebat dan pusing. Gejala-gejala ini segera diikuti mana yang terkena?
oleh rasa baal dan paralisis parsial sisi kanan atas tubuhnya,
198 Bab 5
Sistem Saraf
(Susunan Saraf Tepi)
$istem tubuh
mernpertahankan
horneostasis
Homeostasis esensial
bagi kelangsungan
hidup sel
Sistem saraf, salah satu dari dua sistem regulatorik utama tahu SSP tentang lingkungan internal dan eksternal. Masukan
tubuh, terdiri dari susunan saraf pusat (SSP), yang terdiri dari aferen ke pusat-pusat kontrol SSP ini sangat penting dalam
otak dan medula spinalis, dan susunan saraf tepi (SST), yang pemeliharaan homeostasis. Untuk melakukan penyesuaian-
terdiri dari serat aferen dan eferen yang menyalurkan sinyal penyesuaian di organ efektor melalui keluaran eferen, SSp
antara SSP dan bagian perifer (bagian tubuh lain). perlu "mengetahui" apa yang sedang terjadi. Masukan aferen
Divisi aferen susunan saraf tepi mendeteksi, menyandi, dan juga digunakan untuk merencanakan tindakan volunter yang
menyalurkan sinyal perifer ke susunan saraf pusat. memberi tidak berkaitan dengan homeostasis.
200
Susunan Saraf Tepi:
Divisi Aferen;
lndera Khusus
SEKILAS ISI
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
FISIOLOGI RESEPTOR Susunan saraf tepi terdiri dari serar-serat saraf yang
I Jenis reseptor membawa informasi antara SSP dan bagian tubuh
I Potensial reseptor; adaptasi reseptor lain. Divisi aferen susunan saraf tepi mengirim infor-
I Saluran khusus untuk masukan aferen masi mengenai lingkungan internal dan eksternal ke
I Ketajaman; medan reseptif; inhibisi lateral SSP
NYERI
I Reseptor dan mekanisme nyeri
I Sistem analgesik inheren IAferen viseral membawa masukan
MATA: PENGLIHATAN bawah sadar sementara aferen sensorik
I Cahaya membawa masukan sadar.
I Struktur refraktif; akomodasi
Informasi aferen mengenai lingkungan inrernal, misal-
I Fototransduksi
nya tekanan darah dan konsentrasi CO, dalam cairan
I Perbandingan penglihatan sel batang dan kerucut
tubuh, tidak pernah mencapai tingkat kesadaran,
I Jalur penglihatan; pemrosesan penglihatan
tetapi masukan ini penting untuk menentukan respons
TELINGA: PENDENGARAN DAN KESEIMBANGAN eferen yang sesuai untuk mempertahankan homeosta-
I Gelombang suara sis. Jalur masuk bagi informasi yang berasal dari uisera
I Peran telinga luar dan telinga tengah (organ di dalam rongga tubuh, misalnya rongga abdo-
I Transduksi suara oleh organ Corti men) disebut aferen viseral. Meskipun sebagian besar
I Jalur pendengaran informasi bawah sadar dikirim melalui aferen viseral,
I Perangkatvestibularis orang dapat menyadari adanya sinyal nyeri yang ber-
INDERA KIMIAWI: PENGECAPAN DAN PENCIUMAN asal dari visera. Masukan aferen yang berasal dari re-
septor di permukaan tubuh atau oror atau sendi biasa-
nya mencapai ambang kesadaran. Masukan ini dikenal
sebagai informasi sensorih, dan jalur masuknya diang-
gap sebagai aferen sensorik. Informasi sensorik di-
kategorisasikan sebagai (1) sensasi somatik (sensasi
tubuh) yang berasal dari permukaan tubuh, termasuk
sensasi somestetih dari kulit dan prEriosepsi dari otot,
sendi, kulit, dan telinga dalam (lihat h.157-158); atas
(2) sensasi khusus (indera khusus), termasuk
penglihatan, pendzngaran, pengecapan, dan penciuman.
(Lihat fitur dalam boks dih.202 kbih Dekat dengan
Fisiologi Olahraga, untuk penjelasan renrang manfaat
propriosepsi dalam prestasi atletik). Pemrosesan akhir
masukan sensorik oleh SSP tidak hanya pendng untuk
interalsi dengan lingkungan bagi kelangsungan hidup
dasar (misalnya, mencari makan dan bertahan dari
bahaya) tetapi juga sangat memperkaya kehidupan itu
sendiri.
201
lingkaran merah. Ilusi optis memberi gambaran bagaimana otak I Fotoreseptor peka terhadap gelombang cahaya tam-
menginterpretasikan realitas sesuai aturan-arurannya sendiri. pak.
Apakah anda melihat dua proffl wajah atau sebuah gelas anggur I Mekanoreseptor peka terhadap energi mekanis. Con-
di Gambar 6-2?. Anda dapat melihat satu atau yang lain secara tohnya adalah reseptor otot rangka yang peka terhadap pere-
bergantian dari satu masukan penglihatan yang sama. Karena gangan, reseptor di telinga yang mengandung rambut halus
itu, persepsi kita tidak mereplikasikan realitas. Spesies lain, yang yang melengkung akibat gelombang suara, dan baroreseptor
dilengkapi dengan tipe dan sensitivitas reseptor yang berbeda yang memantau tekanan darah.
dan dengan pemrosesan saraf yang juga berbeda, mempersepsi- I Termoreseptor peka terhadap panas dan dingin.
kan dunia yang sangat berbeda dari yang kita persepsikan. I Osmoreseptor mendeteksi perubahan konsenrrasi zar
terlarut dalam cairan tubuh dan perubahan dalam aktivitas
osmotik (lihat h. 70).
FISIOLOGI RESEPTOR I Kemoreseptor peka terhadap bahan kimia spesifik.
Kemoreseptor mencakup reseptor untuk penciuman dan
Rangsangan (stimulus) adalah perubahan yang terdeteksi pengecapan, serta reseptor yang terletak jauh di dalam tubuh
oleh tubuh. Rangsangan terdapat dalam berbagai bentuk yang mendeteksi konsentrasi O, dan CO, dalam darah atau
energi, atau modalitas, misalnya panas, cahaya, suara, kandungan kimiawi saluran cerna.
tekanan, dan perubahan kimiawi. Neuron-neuron aferen me- I Nosiseptor atau reseptor nyeri, peka terhadap keru-
miliki reseptor di ujung perifer yang berespons terhadap sakan jaringan misalnya cubitan atau luka bakar atau distorsi
rangsangan baik dari dunia luar maupun dalam. Karena satu- jaringan. Stimulasi intens terhadap seriap reseptor juga di-
satunya jalan bagi neuron aferen untuk menyalurkan infor- rasakan sebagai nyeri.
masi ke SSP tentang rangsangan ini adalah melalui peram-
Sebagian sensasi adalah sensasi gabungan yaitu bahwa
batan potensial aksi, maka reseptor harus mengubah
persepsi yang terbentuk berasal dari integrasi sentral beberapa
bentuk-bentuk energi lain menjadi sinyal listrik (potensial
input sensorrk primer yang diaktifkan secara bersamaan.
aksi). Proses perubahan energi ini dikenal sebagai trans-
Sebagai contoh, persepsi basah berasal dari masukan resepror
duksi.
sentuh, tekan, dan suhu; tidak ada yang namanya "reseptor
basah".
Rangsangan
Saluran berpintu voltase
:,1
-t
Serat neuron
Reseptor aferen
(sel tersendiri) Reseptor (ujung
neuron aferen yang
mengalami modifikasi)
(a) (b)
Gambar 6-3
Perubahan potensial reseptordan potensial Eenerator menjadi potensial aksi. (a) Potensial reseptor. Pembawa pesan kimiawi
yang dibebaskan dari reseptorterpisah memicu potensial aksi di serat dengan membuka saluran Na. berpintu kimiawi. (b)
Potensial generator. Aliran arus lokal antara ujung reseptor yang terdepolarisasi dan serat aferen memicu potensial aksi di serat
dengan membuka saluran Na. berpintu voltase.
204 Bab 5
frekuensi potensial alsi yang terbentuk di neuron aferen. (Gambar 5-5a). Reseptor ini penting dalam situasi di mana
Potensial reseptor yang lebih besar tidak dapat menghasilkan informasi tentang suatu rangsangan perlu dipertahankan.
potensial aksi yang lebih besar (karena hukum tuntas-atau- Contoh reseptor tonik adalah reseptor regang otor, yang
gagal), tetapi dapat memicu peningkatan frekuensi pemben- memantau panjang otot, dan proprioseptor sendi, yang
tukan potensial alsi (lihat h. 1 09) . Kekuatan rangsangan j uga mengukur derajat fleksi sendi. Untuk mempertahankan
tercermin oleh luas daerah yang terangsang. Rangsangan postur dan keseimbangan, SSP harus secara terus-menerus
yang lebih kuat biasanya mengenai daerah yang lebih luas, mendapat informasi mengenai derajat panjang otot dan posisi
sehingga lebih banyak reseptor yang berespons. Sebagai con- sendi. Karena itu, reseptor-reseptor ini penting untuk tidak
toh, sentuhan ringan tidak mengaktifkan reseptor tekanan di beradaptasi terhadap rangsangan dan terus menghasilkan
kulit sebanyak sentuhan kuat ke daerah yang sama. Karena potensial aksi untuk menyampaikan informasi ini ke SSP
itu intensitas rangsangan dibedakan baik oleh frekuensi Reseptor fasik, sebaliknya, adalah resepror yang cepar
potensial aksi yang terbentuk di neuron aferen maupun oleh beradaptasi. Reseptor cepat beradaptasi dengan tidak lagi
jumlah reseptor yang diaktifkan di daerah tersebut. berespons terhadap rangsangan yang terus-menerus, tetapi
ketika rangsangan dihentikan, reseptor biasanya berespons
dengan mengalami depolarisasi ringan yang dinamai respons
I Reseptor dapat beradaptasidengan lambat atau menurun (Gambar 6-5b). Reseptor fasik bermanfaat dalam
cepat terhadap rangsangan yang menetap. situasi di mana yang lebih penting untuk disampaikan adalah
perubahan intensitas rangsangan daripada informxi status
Rangsangan dengan intensitas yang sama tidak selalu meng- quo. keseptor yang cepat beradaptasi mencakup reseptor tahtil
hasilkan kekuatan potensial reseptor yang sama di reseptor (sentuh) di kulit yang memberi tahu tentang perubahan
yang sama. Sebagian reseptor dapat mengalami penurunan tekanan pada permukaan kulit. Karena reseptor-reseptor ini
tingkat depolarisasi meskipun kekuatan rangsangan yang cepat beradaptasi, maka anda tidak secara terus-menerus
diberikan tetap, suatu fenomena yang dinamai adaptasi. sadar bahwa anda sedang mengenakan jam tangan, cincin,
Selanjutnya, frekuensi potensial aksi yang dihasilkan di dan baju. Ketika anda memakai sesuatu, anda segera terbiasa
neuron aferen menurun. Demikianlah, reseptor "beradaptasi" dengannya, karena adaptasi cepat reseptor ini. Ketika anda
terhadap rarigsangan dengan tidak lagi berespons dengan menanggalkannya, anda menyadari hal tersebut karena ada-
kekuatan yang sama terhadap rangsangan tersebut. nya fespons menurun.
Tempat inisiasi
potensial aksi
Neuron aferen I
Temoat inisiasi
Arah potensial aksi
perambatan
Antarneuron
potensial
aksi
Tempat inisiasi
potensial aksi
I
Neuron eferen
{
Potensial Potensial
reseptor reseptor
(mv) (mv)
Kekuatan Kekuatan
rangsangan rangsangan
I
-Rangsangan Waktu
dimulai dihentikan dimulai dihentikan
(a) (b)
Gambar 6-5
Reseptor tonik dan fasik. (a) Reseptor tonik. Jenis reseptor ini tidak beradaptasi sama sekali atau beradaptasi dengan lambat
terhadap rangsangan yang menetap sehingga terus-menerus memberi informasi mengenai rangsangan. (b) Resepior fasik. Jenis
reseptor ini cepat beradaptasi terhadap rangsangan yang menetap dan sering memperlihatkan respons menurun ketika rangsang-
an dihentikan. Karena itu, reseptor memberi sinyal tentang intensitas rangsangan dan tidak menyalurkan informasi status q-uo.
mendeteksi tekanan dan getaran. Adaptasi di badan Pacini untuk pemrosesan lebih lanjut dan mungkin kemudian di-
melibatkan baik komponen mekanis maupun elektrokimia. sadari. Jalur yang menyalurkan sensasi somatik sadaa jalur
Komponen mekanis bergantung pada sifat fisik reseptor. somatosensorik, terdiri dari rantai-rantai diskret neuron,
Badan Pacini adalah ujung resepror khusus yang terdiri dari atau jalur berlabel, yang secara sinaptis saling berhubungan
lapisan-lapisan konsentrik jaringan ikat mirip lapisan kulit dalam urutan tefientu untuk melaksanakan pemrosesan
bawang yang mengelilingi ujung perifer suatu neuron aferen. informasi sensorik yang lebih canggih.
Ketika tekanan perrama kali dikenakan pada badan Pacini,
ujung sarafdi bawahnya berespons dengan potensial resepror JALUR BERLABET
yang besarnya mencerminkan intensitas rangsangan. Seiring
Neuron-neuron aferen dengan reseptor perifernya yang per-
dengan berlanjutnya rangsangan, energi tekanan menyebar
tama kali mendeteksi rangsangan dikenal sebagai neuron
karena energi tersebut menyebabkan lapisanJapisan resepror
sensorik ordo pertama. Neuron ini bersinaps dengan neu-
selip (seperti tekanan tetap pada bawang yang dikupas me-
ron sensorik ordo kedua, baik di medula spinalis maupun
nyebabkan lapisanJapisan kulitnya selip). Karena efek fisik
medula, bergantung pada jalur sensorik mana yang terlibat.
ini menyaring komponen tetap dari tekanan tersebut maka
Neuron ini kemudian bersinaps dengan neuron sensorik
ujung sarafdi bawahnya tidak lagi berespons dengan poten-
ordo ketiga di talamus, demikian seterusnya. Pada setiap
sial reseptor; yaitu, terjadi adaptasi. Yang juga ikut berperan
tahap, masukan diproses lebih lanjut. Modalitas sensorik
dalam adaptasi ini adalah komponen elektrokimia, yang
rerrentu yang dideteksi oleh tipe reseptor khusus dikirim
melibatkan perubahan perpindahan ion melintasi membran
melalui jalur aferen dan asendens spesifik (jalur saraf yang
reseptor. Oleh sebab yang belum diketahui, di badan Pacini
berkomitmen untuk modalitas tersebut) untuk mengeksitasi
saluran Na- yang terbuka sebagai respons terhadap rang-
daerah tertentu korteks somatosensorik. Demikianlah,
sangan secara perlahan mengalami inaktivasi, mengurangi
masukan sensorik terrentu diproyeksikan ke regio spesifik di
aliran masuk Na. yang berperan besar dalam mendepolarisasi
kortela (lihat Gambar 5-28a, h. 190 sebagai contoh). Karena
potensial reseptor.
itu, berbagai jenis informasi masuk dijaga terpisah di dalam
Adaptasi jangan dikacaukan dengan habituasi (pem-
berbagai jalur berlabel spesiffk antara perifer dan korteks.
biasaan, lihat h. 176). Meskipun kedua fenomena ini melibat-
Dengan cara ini, meskipun semua informasi disalurkan ke
kan penurunan respons saraf terhadap rangsangan berulang
SSP melalui jenis sinyal yang sama (potensial aksi) namun
namun keduanya bekerja di titik-titik yang berbeda dalam
otak dapat menguraikan jenis dan lokasi rangsangan. Thbel
jalur saraf. Adaptasi adalah penyesuaian reseptor di SST
sementara habituasi melibatkan modifikasi efektivitas sinaps
6-l meringkaskan bagaimana SSP diberi tahu tentang jenis
(apa?), lokasi (di mana?), dan intensitas (seberapa kuat?) suatu
di SSP
Iangsangan.
206 Bab 6
selutut. Iritasi ujung-ujung jalur aferen yang telah terputus medan reseptif tidak dapat dideteksi (Gambar 6-6). Repre-
di puntung kaki dapat memicu potensial aksi yang, ketika sentasi berbagai bagian tubuh di korteks yang tampak ter-
mencapai regio kaki korteks somatosensorik, diinterpretasi- distorsi (homunkulus sensorik, lihat h. 160) sesuai dengan
kan sebagai nyeri yang berasal dari kaki yang telah tidak ada. kepadatan persarafan; lebih banyak permukaan korteks yang
Bukti baru mengisyaratkan bahwa selain itu, sensasi nyeri diperuntukkan bagi persepsi sensorik yang berasal dari
bayangan dapat berasal dari remodeling ekstensifbagian otak daerah-daerah dengan medan resptif sempit sehingga, ke-
yang semula menangani sensasi dari tungkai yang telah di- mampuan diskriminatif taktilnya lebih besar.
amputasi. "Remappin!' daerah otak yang telah "kosong di- Selain kerapatan resepro! faktor kedua yang mem-
tinggalkan' ini dispekulasikan entah bagaimana sinyal dari pengaruhi ketajaman adalah inhibisi lateral. Anda dapat
tempat lain diinterpretasikan sebagai nyeri yang berasal dari mengetahui pentingnya fenomena ini dengan sedikit menekan
ekstremitas yang telah diangkat tersebut. permukaan kulit anda dengan ujung pensil (Gambar 6-7a).
Medan reseptif tepat di bawah bagian tengah ujung pensil
tempat rangsangan paling intens mengalami elsitasi, tetapi
I Ketajaman dipengaruhi oleh ukuran medan medan reseptif sekitar juga terangsang, namun dengan derajat
reseptif dan inhibisi lateral. yang lebih ringan karena distorsinya lebih ringan. Jika infor-
masi dari serat-serat aferen marginil yang ikut terangsang ini
Setiap neuron somatosensorik berespons terhadap informasi mencapai kortela maka lokalisasi ujung pensil akan samar.
rangsangan hanya dalam regio tertentu permukaan kulit Untuk mempermudah lokalisasi dan mempertajam kontras, di
sekitar; regio ini disebut medan reseptif. Ukuran medan re- dalam SSP terjadi inhibisi lateral (Gambar 6-7b). Jalur sinyal
septif berbanding terbalik dengan densitas reseptor di bagian yang paling terangsang yang berasal dari bagian tengah daerah
tersebut; semakin rapat reseptor jenis tertentu tersusun, se' stimulus menghambat jalur-jalur yang kurang tereksitasi yang
makin kecil luas kulit yang dipantau oleh masing-masing berasal dari daerah sekitar. Hal ini terjadi melalui antarneuron
reseptor. Semakin sempit medan reseptif dalam suatu daerah, inhibitorik yang berjalan ke lateral anrara serat-serar asendens
semakin tinggi ketajaman atau kemampuan diskriminasi. yang melayani medan-medan resepdf sekitar. Penghambatan
Bandingkan diskriminasi sentuh di ujung jari tangan anda transmisi iebih lanjut terhadap masukan yang lebih lemah
dengan siku anda dalam "merasakan' benda yang sama meningkatkan kontras antara informasi yang diinginkan dan
dengan keduanya. Anda dapat merasakan informasi yang tidak diinginkan sehingga lokasi ujung pensil dapat diketahui
lebih tepat tentang benda tersebut dengan ujung jari rangan dengan pasti. Derajat koneksi inhibisi lateral dalam jalur-jalur
yang kaya saraf karena medan reseptifnya kecil; sehingga, sensorik bervariasi sesuai modalitas. Modalitas yang memiliki
setiap neuron memberi informasi tentang permukaan benda inhibisi lateral paling besar-sentuhan dan penglihatan*
d{m bagian yang kecil. Di ujung jari dan telapak rangan menghasilkan lokalisasi yang paling akurat.
maslrg:-masing tangan diperkirakan terdapat 1 7. 000 meka- Setelah pembahasan umum tentang ffsiologi resepror
noreseptoi takril.Sebaliknya, kulit di siku hanya disarafi oleh selesai, kita akan mengulas renrang satu sensasi somatik pen-
ujung sensorik yang relatif sedikit dengan medan reseptif ting secara lebih detil-nyeri.
yang lebih luas. Perbedaan ringan di dalam masing-masing
NYERI
Nyeri terutama adalah mekanisme protektif untuk menim-
bulkan kesadaran akan kenyataan bahwa sedang atau akan
terjadi kerusakan jaringan. Selain itu, simpanan pengalaman
SIFAT yang menimbulkan nyeri dalam ingatan membantu kita
RANGSANGAN MEKANISME PENYANDIAN menghindari kejadian-kejadian yang berpotensi membahaya-
kan di masa mendatang.
Jenis Rangsangan Dibedakan oleh jenis reseptor yang
(modalitas diaktifkan dan jalur spesifik yang
rangsangan) digunakan untuk menyampaikan
informasi ini ke daerah tertentu di I Perangsangan terhadap nosiseptor memicu
korteks serebri. persepsi nyeri plus respons motivasional dan
Lokasi Rangsangan Dibedakan oleh lokasi medan
reseptif yang diaktifkan dan jalur
emosional.
yang kemudian teraktifkan untuk
menyampaikan informasi ini ke Tidak seperti modalitas somatosensorik lain, sensasi nyeri
daerah korteks somatosensorik disertai oleh respons perilaku rermorivasi (misalnya menarik
yang merepresentasikan lokasi diri atau bertahan) serta reaksi emosional (misalnya menangis
tertentu tersebut. atau takut). Juga, tidak seperti sensasi lain, persepsi subyektif
lntensitas Dibedakan oleh frekuensi potensial nyeri dapat dipengaruhi oleh pengalaman lalu arau sekarang
Rangsangan aksi yang timbul di neuron aferen
(misalnya, meningkatnya persepsi nyeri yang menyertai rasa
(kekuatan dan jumlah reseptor (dan neuron
rangsangan) aferen) yang menjadi aktif. takut akan dokter gigi atau berkurangnya persepsi nyeri pada
sorang atlet yang cedera ketika sedang bertanding).
Gambar 5-6
Perbandingan kemampuan diskriminatif daerah dengan Lokasi di kulit
medan reseptif kecil versus besar. Ketajaman taktil relatif
(a)
suatu bagian dapat ditentukan dengan uji ambang
diskriminasi dua titik. Jika dua ujung dari sebuah jangka
ditempelkan ke permukaan kulit merangsang dua medan
reseptif yang berbeda, maka akan dirasakan adanya dua titik
terpisah. Jika kedua ujung menyentuh medan reseptif yang
sama, maka keduanya dirasakan sebagai satu titik. Dengan
menyesuaikan jarak antara kedua ujung jangka, kita dapat
menetukan jarak minimal di mana dua titik tetap dapat
dibedakan sebagai dua titik dan bukan satu, yang Transrnigl
mencerminkan ukuran medan reseptif di bagian tersebut. terhefit|i::r,,
Dengan teknik ini, kita dapat menentukan kemampuan
diskriminatif permukaan tubuh. Ambang dua titik berkisar
dari 2 mm di ujung jari tangan (memungkinkan seseorang
membaca huruf Braille, di mana titik-titik menonjol terpisah
f,5 mm satu sama lain) hingga 48 mm di kulit betis yang
diskriminasinya paling rendah. (a) Regio dengan medan
reseptif sempit. (b) Regio dengan medan reseptif luas.
208 Bab 6
yang berasal dari lapis ganda lemak membran plasma dan
t.k.r|" lokal setelah dibebask"n (lihat h. gz.7). Crdta Tabel 5-2
jaringan, antara lain, dapat menyebabkan pelepasan lokal Karakteristik Nyeri
prostaglandin. Bahan-bahan kimia ini bekerja pada ujung
perifer nosiseptor untuk menurunkan ambang pengaktifan NYERI CEPAT NYERI LAMBAT
reseptor. Obat-obatan sejenis aspirin menghambat pemben- Terjadi pada stimulasi Terjadi pada stimulasi
tukan prostaglandin, yang minimal ikut berperan dalam nosiseptor mekanis dan nosiseptor polimodal
menentukan sifat analgesik (penghilang nyeri) obat-obat ini. suhu
Disalurkan oleh serat Disalurkan oleh serat C halus
SERAT NYERI AFEREN CEPAT DAN TAMBAT A-delta halus bermielin tak bermielin
Menimbulkan sensasi Menimbulkan sensasi tumpul,
Impuls nyeri yang berasal dari nosiseptor disalurkan ke SSP tajam menusuk panas, pegal
melalui salah satu dari dua jenis serat aferen (Tabel 6-2). Mudah diketahui Lokalisasinya tidak jelas
Sinyal yang berasal dari nosiseptor mekanis dan suhu disalur- lokalisasinya
kan melalui serat A-delta halus bermielin dengan kecepatan Muncul pertama kali Muncul berikutnya; menetap
hingga 30 m/dtk (jalur nyeri cepat). Impuls dari nosiseptor lebih lama; lebih tidak
polimodal disalurkan oleh serat C halus tak bermielin dengan menyenangkan
kecepatan jauh lebih rendah (12 mldtk;jalur nyeri lambat).
Ingatlah ketika jari tangan anda terakhir kali terpotong atau
tersundut. Anda akan merasakan sentakan tajam nyeri pada
nyeri asendens memiliki tujuan yang berbeda-beda g.Entehs,
a.'
awal yang segera diikuti oleh nyeri yang lebih difus. Nyeri
talamus, dan formasio retihuhris. Daerah pemgodes somaro-
biasanya pertama kali dirasakan sebagai sensasi tertusuk tajam
sensorik di korteks menentukan lokasi r){eri, semenrara
yang singkat yang mudah diketahui lokasinya; ini adalah
daerah-daerah korteks lain ikut serta dalar/komponen sadar
jalur nyeri cepat yang berasal dari nosiseptor mekanis atau
pengalaman nyeri lainnya, misalnya refle(si renrang kejadian
panas spesifik. Perasaan ini diikuti oleh sensasi pegal tumpul
penyebab. Nyeri tetap dapat dirasakan tahpa adanya korteks,
yang lokalisasinya tidak jelas dan menetap lebih lama disertai
mungkin di tingkat talamus. Formasio retikularis meningkat-
rasa tidak nyaman; ini adalah jalur nyeri lambat, yang
kan derajat kewaspadaan yang berkaitan dengan rangsangan
diaktifkan oleh bahan-bahan kimia, terutama bradikinin,
yang mengganggu. Interkoneksi dari talamus dan formasio
suatu bahan yang normalnya inaktif dan menjadi aktif oleh
retikularis ke hipotakmus dan sistem limbik memicu respons
enzim-enzim yang dikeluarkan ke dalam CES dari jaringan
perilaku dan emosi yang menyertai pengalaman yang menim-
yang rusak. Bradikinin dan senyawa-senyawa terkait tidak
bulkan nyeri. Sistem limbik tampaknya sangat periting dalam
saja memicu nyeri, mungkin dengan merangsang nosiseptor
mempersepsikan aspek yang tidak menyenangkan dari nyeri.
polimodal, tetapi juga berperan dalam respons peradangan
Glutamat, neurotransmirer lain yang dikeluarkan dari
terhadap cedera jaringan (Bab 12). Menetapnya bahan-bahan
terminal nyeri aferen primer, adalah neurotransmiter eksita-
kimia ini dapat menjelaskan mengapa nyeri pegal terus ber-
torik utama (lihat h. 116). Glutamat bekerja pada dua re-
langsung setelah terhentinya rangsangan mekanis atau suhu
septor membran plasma berbeda di neuron-neuron tanduk
penyebab kerusakan jaringan.
dorsal, dengan dua efek berbeda (lihat h. 178). Pertama,
Yang menarik, reseptor perGr serat C aferen diaktifkan
pengikatan glutamat dengan reseptor AMPA-nya menyebab-
oleh kapsaisin, bahan dalam cabai yang menimbulkan rasa
kan perubahan permeabilitas yang akhirnya menyebabkan
pedas. (Selain mengikat reseptor nyeri, kapsaisin berikatan
pembentukan potensial aksi di sel tanduk dorsal. Potensial
dengan reseptor suhu yang normalnya diakdfkan oleh panas-
aksi ini menyalurkan pesan nyeri ke pusat-pusat yang lebih
karena itu timbul rasa panas ketika kita makan cabai pedas).
tinggi. Kedua, pengikatan glutamat dengan rese?tor NMDA-
Yang ironis, aplikasi lokal kapsaisin malah dapat mengurangi
nya menyebabkan masuknya Ca2. ke dalam sel tanduk dorsal.
nyeri klinis, kemungkinan besar dengan merangsang secara
Jalur ini tidak terlibat dalam transmisi pesan nyeri. Ca2. ma-
berlebihan dan merr.rsak nosiseptor yang berikatan dengannya.
lah memicu sistem pembawa pesan kedua yang membuat
neuron tanduk dorsal lebih peka daripada biasanya (lihat h.
PEMROSESAN MASUKAN NYERI DI TINGKAT YANG 124-125). Hipereksitabilitas ini ikut berperan meningkatkan
LEBIH TINGGI sensitivitas daerah yang cedera terhadap pajanan berikutnya
Banyak struktur berperan dalam pemrosesan sensasi nyeri. rangsangan nyeri atau bahkan rangsangan normal yang tak
Serat-serat nyeri aferen primer bersinaps dengan antarneuron nyeri, misalnya senruhan ringan. Bayangkanlah betapa peka-
ordo kedua spesifik di tanduk dorsal medula spinalis. Sebagai nya kulit andayang mengalami luka bakar, bahkan terhadap
respons terhadap potensial alsi yang dipicu oleh rangsangan, pakaian. Mekanisme lain di luar hipereksitabilitas neuron
serat-serat nyeri aferen mengeluarkan neurotransmirer yang tanduk dorsal yang ditimbulkan oleh glutamat juga berperan
mempengaruhi neuron-neuron berikutnya. Dua neurotrans- menyebabkan supersensitiviras suaru daerah yang cedera. Se-
miter yang paling banyak diketahui adalah substansi P dan bagai contoh, responsivitas reseptor perifer pendeteksi nyeri
glutamat. Substansi P mengaktikan jalur-jalur asendens yang dapat ditingkatkan sehingga resepror tersebut bereaksi lebih
menyalurkan sinyal nosiseptif ke tingkat yang lebih tinggi kuat terhadap rangsangan berikutnya. Kepekaan yang ber-
untuk pemrosesan lebih lanjut (Gambar 6-8a). Jalur-jalur lebihan ini mungkin bertujuan untuk mengurangi aktivitas
(E Kesiagaan)
Medula
spinalis
Substansi P
Nosiseptor
(a)
Reseptor
opiat
Substansi P
Nosiseptor
(b)
Gambar 6-8
Jalur nyeri substansi P dan jalur analgesik. (a) Jalur nyeri substansi P. Ketika diaktifkan oleh rangsangan yang mengganggu,
sebagian jalur nyeri aferen mengeluarkan substansi P. yang mengakifkan jalur-jalur nyeri asendens ylng-memberi mlsulln
kepada berbagai bagian otak untuk pemrosesan beragam aspek dari pengalaman nyeri tersebut. (b) Jajur analgesik. Opiat
endogen yang dibebaskan dari jalur-jalur analgesik (pereda nyeri) desendens berikatan dengan reseptor opiat di synaptic knob
serat nyeri aferen. Pengikatan ini menghambat pelepasan substansi P sehingga transmisi impuls nyeri sepanjang jjlur'nyeri
asendens terhambat.
yang dapat semakin merusak atau mengganggu penyembuh- perifer, yang berfungsi sebagai mekanisme protektif normal
an daerah yang cedera. Hipersensitivitas ini biasanya mereda untuk memberi tahu tubuh akan kerusakan yang terjadi atau
setelah cedera sembuh. akan terjadi, keadaan nyeri kronik abnormal terjadi akibat
CATAIAN KLINIS. Nyeri kronik, yang kadang-kadang kerusakan jalur-jalur nyeri di saraf perifer atau SSp Nyeri
sangat mengganggu, kadang terjadi tanpa disertai kerusakan dirasakan karena terbentuknya sinyal abnormal di dalam jalur-
jaringan. Berbeda dari nyeri yang menyenai cedera jaringan jalur nyeri tanpa adanya cedera di jaringan perifer atau
210 Bab 5
rangsangan nyeri khas. Sebagai contoh, snoke yang merusak umum. Di lain pihak, masing-masing dari indera khusus
jalur-jalur asendens dapat menyebabkan sensasi nyeri yang memiliki reseptor yang sangat spesialistik dan terlokalisasi
menetap dan abnormal. Nyeri kronik abnormal kadang- yang berespons terhadap rangsangan lingkungan terrentu.
kadang digolongkan sebagai nyeri neuropatih. Indera khusus mencakup penglihatan, pendengaran, penge-
capan, dan penciuman, yang berikut ini akan kita bicarakan,
dimulai dari pengliharan.
I Otak memiliki sistem analgesik inheren.
Selain rangkaian neuron yang menghubungkan nosiseptor
perifer dengan struktur-struktur SSP yang lebih tinggi untuk
persepsi nyeri, SSP juga mengandung sistem analgesik pene-
kan nyeri inheren yang menekan penyaluran impuls di jalur
nyeri sewaktu impuls tersebut masuk ke medula spinalis. Dua MATA: PENGLIHATAN
regio diketahui menjadi bagian dari jalur analgesik desendens
ini. Rangsangan listrik
pada substansia grisea periakuaduhtus Agar dapat melihat, mata harus menangkap pola pencahayaan
(substansia grisea yang mengelilingi akuaduktus serebral, suatu di lingkungan sebagai "gambarlbayangan opris" di suatu
saluran sempit yang menghubungkan rongga ventrikel ketiga lapisan sel peka sinar, retina, seperti kamera nondigital
dan keempat) menghasilkan analgesia kuat, demikian juga menangkap bayangan pada film. Seperti film yang dapat
stimulasi formasio retihularis di dalam batang otak. Sistem diproses menjadi salinan visual dari bayangan asli, citra ter-
analgesik ini menekan nyeri dengan menghambat pelepasan sandi di retina disalurkan melalui serangkaian tahap pemro-
substansi P dari ujung serat nyeri aferen (Gambar 6-8b). sesan visual yang semakin rumit hingga akhirnya secara sadar
Secara spesifik, sistem analgesik bergantung pada keber- dipersepsikan sebagai kemiripan visual dari bayangan asli.
adaan reseptor opiat. Orang telah lama mengetahui bahwa Sebelum membahas tahap-tahap yang berperan dalam pemro-
morffn, suatu komponen dalam tanarnan opium, adalah sesan penglihatan, kita mula-mula akan meneliti bagaimana
suatu analgesik kuat. Para peneliti beranggapan bahwa kecil mata dilindungi dari cedera.
kemungkinannya bahwa tubuh dianugerahi reseptor opiat
hanya untuk berinteralsi dengan bahan kimia yang berasal
dari sejenis bunga! Karenanya mereka mulai melakukan pene-
I Mekanisme protektif membantu mencegah
litian untuk mencari bahan yang secara normal berikatan cedera mata.
dengan reseptor opiat ini. Hasilnya adalah penemuan opiat
Terdapat beberapa mekanisme yang membantu -melindungi
endogen (bahan mirip morfin)-endarfin, enhefalin, dan
mata dari cedera. Kecuali di bagian anteriornya (depan), bola
dinorfn-yang penting dalam sistem analgesik alami tubuh.
mata dilindungi oleh kantung tulang tempat mata berada.
Opiat-opiat endogen ini berfungsi sebagai neurotransmiter
Kelopak mata bekerja sebagai penurup untuk melindungi
analgesik; mereka dibebaskan dari jalur analgesik desendens
bagian anterior mata dari gangguan lingkungan. Kelopak mata
dan berikatan dengan reseptor opiat di ujung serat nyeri
menutup secara refleks untuk melindungi mata pada keadaan-
aferen. Pengikatan ini menekan pelepasan substansi P melalui
keadaan yang mengancam, misalnya benda yang datang cepat,
inhibisi prasinaps, sehingga transmisi lebih lanjut sinyal nyeri
sinar yang menyilaukan, dan situasi di mana bagian mata
dihambat (lihat h. 119). Morfin berikatan dengan reseptor
terpajan atau bulu mata tersentuh. Kedipan mata yang berulang
opiat yang sama, yang menjelaskan sifat analgesiknya.
membantu menyebarkan air mata yang berfungsi sebagai
Belum jelas bagaimana mekanisme penekan nyeri alami
pelumas, pembersih, dan bahan bakterisidal ('mematikan
ini diaktifkan dalam keadaan normal. Faktor-faktor yang kuman'). Air mata diprodulai secara terus-menerus oleh
diketahui memodulasi nyeri adalah olahraga, stres, dan aku-
kelenjar lalaimal di sudut lateral atas di bawah kelopak mata.
punktur. Para peneliti percay^ bahwa endorfin dibebaskan
Cairan pencuci mata ini mengalir di atas permukaan anterior
selama olahraga berkepanjangan dan mungkin menimbulkan
mata dan keluar melalui saluran-saluran halus di sudut mata
"runner's high" ("rxa nikmat" yang dialami pelari jarak jauh).
(Gambar 6-9a) untuk akhirnya sampai ke bagian belakang
Beberapa jenis stres juga menyebabkan analgesia. Dalam
saluran hidung. Sistem drainase ini tidak dapat mengatasi
keadaan tertentu, mengemukakan reaksi normal terhadap
produksi air mata yang berlebihan saat kita menangis sehingga
nyeri oleh organisme yang sedang mengalami stres akan
air mata meluap dari mata. Mata juga dilengkapi oleh bulu
merugikan. Sebagai contoh, ketika dua singa jantan sedang
m^t^ yang bersifat protektif, menangkap kotoran halus di
berkelahi untuk mendominasi kelompoknya, menarik diri,
udara misalnya debu sebelum masuk ke mata.
lari, atau beristirahat ketika mengalami cedera jelas mengisya-
ratkan kekalahan. (Lihat fttur penyerta dalam boks, Konsep,
Thntangan, dan Kontroversi, untuk mengerahui bagaimana I Mata adalah suatu bola berisi cairan yang
akupunktur meredakan nyeri). terbungkus oleh tiga lapisan jaringan khusus.
Kita kini telah menyelesaikan pembahasan renrang sen-
sasi somatik. Seperti yang kini anda ketahui, sensasi somatik Mata adalah struktur bulat berisi cairan yang dibungkus oleh
didetelai oleh reseptor yang tersebar luas yang memberi tiga lapisan. Dari bagian paling luar hingga paling dalam,
informasi tentang interaksi tubuh dengan lingkungan secara lapisanJapisan tersebut adalah (l) shlera/hornea; (2) boroid/
badan siliaris/iris; dan (3) retina (Gambar 6-9b). Sebagian be- (rods) dan sel kerucut (cones), fotoreseptor yang mengubah
sar bola mata ditutupi oleh suatu lapisan kuat jaringan ikat, energi cahaya menjadi impuls saraf. Seperti dinding hitam
sklera, yang membentuk bagian putih mata (Gambar 6-9a). sebuah studio foto, pigmen di koroid dan retina menyerap
Di sebelah anterior, lapisan luar terdiri dari kornea trans- sinar setelah sinar mengenai retina untuk mencegah pantulan
paran, yang dapat ditembus oleh berkas cahaya untuk masuk atau pembuyaran sinar di dalam mata.
ke interior mata. Lapisan tengah di bawah sklera adalah Bagian interior mata terdiri dari dua rongga berisi cairan
khoroid, yang berpigmen banyak dan mengandung banyak yang dipisahkan oleh sebuah lensa elips, yang semuanya uans-
pembuluh darah yang memberi nutrisi bagi retina. Lapisan paran agar cahaya dapat menembus mata dari kornea hingga
koroid di sebelah anterior mengalami spesialisasi membentuk ke retina. Rongga posterior (belakang) yang lebih besar antara
badan siliaris dan iris, yang akan segera kita bahas. Lapisan lensa dan retina mengandung bahan setengah cair mirip gel,
paling dalam di bawah koroid adalah retina, yang terdiri dari humor vitreirs. Humor vitreus penting unruk memper-
lapisan berpigmen di sebelah luar dan lapisan jaringan saraf tahankan bentuk bola mata agar terap bulat. Rongga anterior
di sebelah dalam. Yang terakhir, mengandung sel batang antara kornea dan lensa mengandung cairan jernih encer,
212 Bab 6
Ligamentum
suspensorium ,5#+irqsll- Otot mata
ekstrinsik
Badan siliaris Khoroid
Retina
Sklera
drainase
air mata
Pupil
(a)
Humor aquosus
+
Saraf optik
Diskus optik
Pembuluh darah
(b)
Garnban 6-9
Struktur mata. (a) Pandangan depan eksternal. (b) Pandangan sagital internal.
humor aquosus. Humor aguosus membawa nutrien untuk terjamin (sedikit kesalahannya) dibandingkan sidik jari atau
kornea dan lensa, yaitu dua struktur yang tidak memiliki aliran bahkan uji DNA.
darah. Adanya pembuluh darah di struktur-struktur ini akan Lubang bundar di bagian tengah iris tempat masuknya
mengganggu lewatnya cahaya ke fotoreseptor. cahaya ke interior mata adalah pupil. Ukuran lubang ini
Humor aquosus dihasilkan dengan kecepatan sekitar 5 dapat disesuaikan oleh kontraksi otor-oror iris untuk mene-
ml/hari oleh suatu jaringan kapiler di dalam badan siliar, rima sinar lebih banyak atau lebih sedikit, seperti diafragma
suatu turunan klusus lapisan koroid anterior. Cairan ini yang mengontrol jumlah cahayayang masuk ke kamera. Iris
mengalir ke suatu kanalis di tepi kornea dan akhirnya masuk mengandung dua set anyaman otot polos, satu sirhular (serat-
ke darah (Gambar 6-10). serat otot berjalan seperti cincin di dalam iris) dan saturadial
CATAIAN KLINIS. Jika humor aquosLrs tidak di- (serat mengarah ke luar dari tepi pupil seperti jari-jari roda
keluarkan secepat pembentukannya (sebagai contoh, akibat sepeda) (Gambar 6-11). Karena serat otor memendek ketika
sumbatan di saluran drainasenya) maka kelebihan cairan ini berkontraksi maka pupil menjadi lebih kecil ketika otot sir-
akan menumpuk di rongga anterior, menimbulkan pening- kular (atau konstriktor) berkontraksi dan membentuk cin,
katan tekanan di dalam mata. Keadaan ini dikenal sebagai cin yang lebih kecil. Konstriksi pupil refleks ini terjadi pada
glaukoma. Kelebihan aqueous humor akan mendorong lensa keadaan sinar terang untuk mengurangi jumlah cahaya yang
ke belakang ke dalam uineous humor, yang selanjutnya akan masuk ke mata. Jika otot radial (atau dilator) berkontraksi
menekan lapisan saraf dalam retina. Penekanan ini menye- maka ukuran pupil bertambah. Dilatasi pupil ini terjadi pada
babkan kerusakan retina dan nervus optikus yang dapat me- cahaya temaram agar sinar yang masuk ke mata lebih banyak.
nyebabkan kebutaan jika keadaan ini tidak diatasi. Otot-otot iris dikendalikan oleh sistem saraf oronom. Serar
saraf parasimpatis menyarafi otot sirkular (menyebabkan
konstriksi pupil) sementara serar simparis menyarafi otot
I Jumlah cahaya yang masuk ke mata dikontrol radial (menyebabkan dilatasi pupil).
oleh iris.
Tidak semua cahaya yang melewati kornea mencapai foto- I Mata membiaskan sinar yang masuk untuk
reseptor peka cahaya, karena adanya iris, suatu otot polos memfokuskan bayangan di retina.
tipis berpigmen yang membentuk struktur mirip cincin di
dalam aqueous ltumor (Gambar 6-9adan b). Pigmen di iris Sinar/cahaya adalah suatu bentuk radiasi elektromagnetik yang
memberi warna mata. Berbagai bercak, garis, atau nuansa terdiri dari paket-paket energi mirip partikel yang dinamai foton
lain pada iris bersifat unik bagi setiap orang sehingga iris yang berjalan dalam bentuk gelombang. Jarak antara dua pun-
menjadi dasar bagi teknologi identifikasi terkini. Pengenalan cak gelombang dikenal sebagai panjang gelombang (Gambar
pola iris oleh kamera video yang menangkap bayangan iris 5-12). Paryane gelombang dalam spektrum elektromagnetik
dan menerjemahkannya ke dalam kode komputer lebih berkisar dari 10-14 m (seperkuadriliun meter, misainya pada
Ligamentum
suspensorium
Rongga posterior
yang mengandung
humor vitreus
Otot siliaris
Kanalis Schlemm di badan siliaris
Gambar 6-10
Pembentukan dan drainase humor aquosus. Humor aquosus dibentuk oleh anyaman kapiler di badan siliar, kemudian mengalir
ke dalam kanal Schlemm, dan akhirnya masuk ke darah.
+l
berkas sinar kosmik yang sangat pendek) hingga 10a m (10 km, cahaya tampak hanyalah sebagian kecil dari spektrum elek-
misalnya gelombang radio yang panjang) (Gambar 6-13). Foto- tromagnetik total. Sinar dari berbagai panjang gelombang dalam
reseptor di mata hanya peka terhadap panjang gelombang antara rentang sinar tampak dipersepsikan sebagai sensasi warna yang
400 dan 700 nanometer (nm; sepermilyar meter). Karena itu, berbeda-beda. Panjang gelombang yang lebih pendek dilihat
2"14 Bab 6
suatu cahaya merah yang terang tidak mengubah warnanya,
FpanJang +l hanya menyebabkannya kurang terang atau kurang intens.
I gelombang I Gelombang cahaya mengalami diuergensi (memancar
keluar) ke semua arah dari setiap titik sumber cahaya. Gerak-
an maju suatu gelombang cahaya dalam arah rerrentu dikenal
I sebagai berkas cahaya. Berkas cahaya divergen yang men-
o
E capai mata harirs dibelokkan ke dalam agar dapat difokuskan
o
cq)
kembali ke suatu titik (titik fokus) di retina peka cahaya agar
c
diperoleh bayangan akurat sumber cahaya (Gambar 6-14).
Gambar 6-13
Spektrum elektromagnetik. Panjang gelombang dalam spektrum elektromagentikterentang dari kurang dari 10-1a m hingga 10a
m. Spektrum sinar tampak mencakup panjang gelombang antara 400 sampai 700 nanometer (nm).
Gambar 6-14
Pemfokusan berkas sinar divergen. Berkas
sinar yang divergen harus dibelokkan ke
dalam agar dapat terfokus.
=
Jalur refraksi
sebenarnya
:
o
o
o
i5
216 Bab 6
-Otot siliaris adalah bagian dari badan siliar, suatu CATAIAN KLINIS. Lensa dibentuk oleh sekitar
struktur khusus lapisan koroid bagian anterior. Badan siliaris 1000 lapisan sel yang menghancurkan nukleus dan orga-
memiliki dua komponen utama: otot siliaris dan anyaman nelnya sewaktu dalam pembentukan sehingga sel-sel ter-
kapiler yang menghasilkan humor aquosus (lihat Gambar sebut benar-benar transparan. Karena tidak memiliki
6-10). Otot siliaris adalah suatu cincin melingkar otot polos DNA dan perangkat pembentuk protein maka sel-sel lensa
yang melekat ke lensa melalui ligamentum suspensorium matur tidak dapat memperbaiki diri atau menghasilkan sel
(Gambar 6-19a dan b). baru. Sel-sel di bagian tengah lensa mengalami kesialan
Ketika otot siliaris melemas, ligamentum suspensorium ganda. Tidak saja berusia paling tua, sel-sel ini juga terletak
menegang, dan ligamentum ini menarik lensa menjadi ben- paling jauh dari humor aquosus, sumber nutrisi lensa.
tuk gepeng dan kurang refraktif (Gambar. 6-l9c). Sewaktu Dengan bertambahnya usia, sel-sel di bagian tengah yang
otot ini berkontraftsi, kelilingnya berkurang sehingga te- tidak dapat diperbarui ini mati dan menjadi kaku. Dengan
gangan pada ligamentum suspensorium berkurang (Gambar berkurangnya elastisitas, lensa tidak lagi dapat mengambil
6-l9d). Ketika tarikan ligamentum suspensorium pada lensa bentuk sferis yang dibutuhkan untuk mengakomodasi
berkurang, lensa menjadi lebih bulat karena elastisitas inhe- bayangan benda dekat. Pengurangan kemampuan akomo-
rennya. Meningkatnya kelengkungan karena lensa menjadi dasi terkait usia ini, presbiopia, mengenai sebagian besar
lebih bulat akan meningkatkan kekuatan lensa dan lebih orang pada usia pertengahan (45 sampai 50), sehingga
membelokkan berkas sinar. Pada mata normal, otot siliaris mereka perlu mengenakan lensa korektif untuk melihat
melemas dan lensa menggepeng untuk melihat jauh, tetapi dekat (membaca).
otot ini berkontralai agar lensa menjadi lebih konveks dan Dalam keadaan normal, serat-serat elastik di lensa bersifat
lebih kuat untuk melihat dekat. Otot siliaris dikontrol oleh uansparan. Serat-serat ini kadang menjadi keruh (opak) sehingga
sistem saraf otonom, dengan stimulasi simpatis menyebab-
kan relaksasi dan stimulasi parasimpatis menyebabkannya
berko n rraksi.
Sumber
cahaya
jauh
Sumber
cahaya
dekat
Sumber
cahaya
dekat
(c)
Gambar 6-17
Pemfokusan bayangan dari sumber sinarjauh dan dekat. (a)
Berkas dari sumber sinar jauh (lebih dari 20 kaki atau 6 meter
dari mata) telah berjalan sejajar ketika mencapai mata. (b)
(b) Berkas dari sumber sinar dekat (kurang dari 20 kaki atau 6
meter dari mata) masih mengalami divergensi ketika menca-
Gambar 6-16 pai mata. Diperlukan jarak yang lebih jauh bagi suatu lensa
Refraksi oleh lensa konveks dan konkaf. (a) Lensa dengan dengan kekuatan tertentu untuk membelokkan berkas
permukaan konveks, yang menyebabkan konvergensi berkas divergen dari suatu sumber sinar dekat ke titik fokus
sinar (mendekatkan berkas-berkas tersebut satu sama lain). dibandingkan dengan berkas sejajar dari sumber sinar jauh.
(b) Lensa dengan permukaan konkaf, yang menyebabkan (c) Untuk memfokuskan sumber cahaya jauh dan dekat pada
divergensi berkas sinar{memisahkan berkas-berkas tersebut jarak yang sama (arak antara lensa dan retina), harus
semakin jauh satu sama lain). digunakan lensa yang lebih kuat untuk sumber cahaya dekat.
218 Bab 6
Otot siliaris Ligamentum
suspensonum
Lensa
Lubang ts
o
pupil 3
di depan
q
lensa ,l:l
a:z
t:i.g
l.:
Ligamentum (a) .. =o
I
suspensorium
Lensa
lemah
menggepeng
Gambar 6-'19
Mekanisme akomodasi. (a) Gambaran skematik ligamentum suspensorium yang berjalan dari otot siliaris ke tepi luar lensa. (b)
Gambar pemindaian mikroskop elektron yang memperlihatkan ligamentum suspensorium melekat ke lensa. (c) Ketika otot
siliaris melemas, ligamentum suspensorium menegang, memberi tegangan/tarikan pada lensa sehingga lensa menjadi datar dan
lemah. (d) Ketika otot siliaris berkontraksi, ligamentum suspensorium menjadi kendur dan tegangan/tarikan pada lensa
berkurang. Lensa kemudian dapat mengambil bentuk bulat dan menjadi lebih kuat karena elastisitasnya.
2. Segmen dakm, yang terletak di bagian tengah foto- milyar molekul fotopigmen mungkin terkemas di dalam
reseptor. Bagian ini mengandung perangkat metabolik segmen luar setiap fotoreseptor.
sel.
Fotopigmen mengalami perubahan kimiawi ketika di-
3. Tbrminal sinaps, yang terletak paling dekat dengan ba- aktifkan oleh sinar. Melalui serangkaian tahap, perubahan yang
gian interior mata, menghadap ke sel bipolar. Bagian ini dipicu oleh cahaya ini dan pengaktifan fotopigmen yang
menyalurkan sinyal yang dihasilkan fotoreseptor karena kemudian terjadi menyebabkan terbentuknya potensial resep-
stimulasi cahaya ke sel-sel selanjutnya di jalur peng- tor yang akhirnya menghasilkan potensial a[si. Potensial aksi
lihatan. menyalurkan informasi ini ke otak unruk pemrosesan visr,'al.
Segmen luar, yang berbentuk batang pada sel batang dan Fotopigmen terdiri dari dua komponen: opsin, suatu protein
kerucut pada sel kerucut (Gambar 6-24a), terdiri dari tum- yang merupakan bagian integral dari membran diskus; dan
pukan lempengJempeng membranosa gepeng yang mengan- retinen, suatu rurunan vitamin A yang terikat di bagian dalam
dung banyak molekul fotopigmen peka cahaya. Setiap retina molekul opsin (Gambar 6-24b). Retinen addah bagian foto-
mengandung sekitar 1 50 juta fotoreseptor, dan lebih dari satu pigmen yang menyerap cahaya. Terdapat empat foropigmen
(c)
Berpenglihatan jauh (Hiperopia)-
Bola mala terlalu pendek atau lensa
Bayangan terlalu lemah
tidak 1; Tidak dikoreksi
fokus /
Sumber jauh terfokus pada retina
dengan akomodasi
Sumber dekat terfokus di belakang
retina bahkan dengan akomodasi
Garn[:ar 6.1$
Emetropia, miopia, dan hiperopia. Gambar ini membandingkan penglihatan jauh dan penglihatan dekat. (a) pada mata normal
dengan (b) mata berpenglihatan dekat dan (c) mata berpenglihatan jauh baik dalam keadaan (1) tidak dikoreksi maupun (2)
terkoreksi. Garis terputus-putus vertikal mencerminkan jarak normal retina dari kornea; yaitu, tempat bayangan dibawa ke
fokus oleh struktur-struktur refraktif pada mata normal.
berbeda, satu di sei batang dan masing-masing satu di ketiga tidak dapat membedakan antara berbagai panjang gelombang
jenis sel kerucut. Keempat fotopigmen ini menyerap panjang dalam spektrum sinar tampak. Karena itu, sel batang hanya
gelombang sinar yang berbeda-beda. Rodopsin, fotopigmen sel memberi bayangan abu-abu dengan mendetelai perbedaan
batang, menyerap semua panjang gelombang cahaya tampak. intensitas, bukan perbedaan warna. Fotopigmen di ketiga jenis
Dengan menggunakan masukan visual dari sel batang, otak sel kerucut-sel kerucut merah, hijau, dan biru-berespons
220 Bab 5
Bagian
depan
retina
i I
Retina
Gambar 6-21
Lapisan retina. Jalur penglihatan retina berjalan dari sel fotoreseptor (sel kerucut dan sel batang, yang ujung-ujung peka-
cahayanya menghadap ke koroid menjauhi sinar yang datang) ke sel blpolar dan ke sel ganglion. Sel horizontal dan sel amakrin
bekerja lokal untuk mengolah masukan penglihatan di retina.
secara selektif terhadap berbagai panjang gelombang cahaya, reseptor, tetapi mekanismenya bertentangan dengan cara
menyebabkan kita dapat melihat warna. biasa reseptor berespons terhadap stimulus adekuatnya. Re-
Fototransdr lrsi, proses pengubahan rangsangan cahaya septor biasanya mengalami depokrisni jlka dirangsang, tetapi
menjadi sinyal listrik, pada dasarnya sama untuk semua foto- fotoreseptor mengalami hiperpolarisasiketika menyerap caha-
ya. Marilah kita mula-mula memeriksa keadaan fotoreseptor
dalam keadaan gelap, kemudian melihat apay^ngterjadi ke-
tika fotoreseptor terpajan ke cahaya.
Selfipisan
i%i
Sel batang
l
r&
Segmen _l--
luar I #
(T:9?::::9
diskus yang L
berisi
fotopigmen Mitokondria
penyerap
cahaya)
Segmen
dalam
(mengandung
perangkat Nukleus
metabolik sel)
Dendrit
sel
Ujung f- bipolar Ujung
srnaps L_ L, sinaps
(menyimpan
dan melepaskan
Bagian
neurotransmiter)
depan retina
Rodopsin dalam terang:
retinen berubah bentuk
menjad i allfrans (aKif)
bentuk
retinen a//-trans
(b)
Gambar 6-24
Fotoreseptor. (a) Gambaran skematik tiga bagian sel batang dan sel kerucut, fotoreseptor mata. Perhatikan di segmen luar sel
batang dan sel kerucut adanya lempeng-lempeng (diskus) gepeng yang bertumpukan dan mengandung banyak molekul
fotopigmen. (b) Di sini digambarkan suatu fotopigmen, misalnya rodopsin yang terdapat di sel batang, yang terdiri dari protein
membran opsin dan turunan vitamin A retinen. Dalam keadaan gelap, retinen terikat di interior opsin dan fotopigmen dalam
keadaan inaktif. Jika terdapat cahaya, retinen berubah bentuk dan mengaktifkan fotopigmen.
222 Bab 6
Cahaya
I lpenyerapan
ffi i cahaya)
r-l
Pengaktifan transdusin
| (Melalui
I jenlang
Ber- i reaksi)
langsung
di segmen Penurunan GMP siklik
Iuar
+
Ber-
langsung Penutupan saluran Na*
di segmen di segmen luar
luar
+
Hiperpolarisasi membran
(potensial reseptor)
| (Menyenar (Menyebar
I ke ujung sinaps) ke ujung sinaps)
Ber-
Berlangsung
Menutup saluran Ca2* langsung
di retina
Ber- Ber- | di ujung sinaps di retina
langsung tangsung
.l
di uiuno 1
ffi
di ujung +
sinaps sinaps"
I
intriuitorit
t I i
Perubahan potensial
berjenjang di sel bipolar
i
Perambatan potensial aksi ke korteks
penglihatan di lobus oksipitalis otak
untuk persepsi
(b)
Gambar 5-25
Fototransduksi dan inisiasi potensial aksi di jalur penglihatan. (a) Kejadian-kejadian yang berlangsung di fotoreseptor sebagai
respons terhadap keadaan gelap yang mencegah potensial aksi terbentuk di jalur penglihatan. (b) Kejadian-kejadian yang
berlangsung di fotoreseptor sebagai respons terhadap rangsangan cahaya yang memicu potensial aksi di jalur penglihatan
(fototra nsd u ksi).
224 Bab 6
terhadap sinar terik. Dengan sedikit kontras antara bagian
terang dan gelap, keseiuruhan bayangan tampak keputihan"
Setelah sebagian fotopigmen cepar diuraikan oleh sinar in-
tens, sensitivitas mata menurun dan kontras normal dapat
sEL BATANG SEL KERUCUT kembali rerdeteksi, suaru proses yang dinamai adaptasi te-
100 juta per retina 3 juta per retina rang. Sel batang sedemikian peka terhadap cahaya sehingga
Penglihatan dalam bayangan Penglihatan warna cukup banvak rodopsin yang diuraikan dalam keadaan terang
abu-abu dan hal ini pada hakikamya "menghanguskan" sel batang;
Sensitivitas tinggi 5ensitivitas rendah yaitu, setelah diuraikan oleh sinar rerang, fotopigmen sel ba-
Ketajaman rendah Ketajaman tinggi tang tidak lagi dapat berespons terhadap sinar. Selain itu,
Penglihatan malam Penglihatan siang mekanisme adaptif sentrai mengubah mata dari sistem ba-
Banyak konvergensi di jalur Sedikit konvergensi di tang ke sistem kerucut ketika terpajan ke sinar terang. Dengan
retina jalur retina demikian, hanya sel-sel kerucut yang kurang peka yang di-
Lebih banyak di tepi Terkonsentrasi di fovea gunakan untuk pengliharan rerang (siang hari).
Para peneliti memperkirakan bahwa sensirivitas mara
kita dapat berubah hingga 1 juta kali sewaktu beradaptasi ter-
hadap berbagai tingkat pencahayaan melalui adaptasi gelap
sel batang yang berkonvergensi ke saru sel ganglion akan me- dan terang. Mekanisme adaptif ini juga ditingkatkan oleh
miliki efek aditif untuk membawa sel ganglion tersebut ke refleks pupil yang menyesuaikan fumlah sinar yang diizinkan
ambang. Karena sel batang dapat menimbulkan potensial aksi masuk ke dalam mata.
sebagai respons terhadap sedikit sinar maka sel batang jauh CATAIAN KLINIS. Karena retinen, salah satu kom-
lebih sensitif daripada sel kerucut. Namun, karena sel kerucut ponen fotopigmen, adalah rurunan vitamin A, maka agar
memiliki jalur pribadi ke saraf oprikus, maka masing-masing fotopigmen dapat terus diresintesis diperlukan nutrien ini
sel kerucut dapat mengirim informasi sebuah medan reseptif dalam jumlah memadai. Rabun senja ter.jadi akibat defisiensi
sangat kecil di permukaan retina. Karena itu sel kerucut mam- vitamin A dalam makanan. Meskipun konsentrasi fotopig-
pu memberi penglihatan terinci dengan mengorbankan sensi- men di sel batang dan sel kerucut berkurang pada kondisi ini
tivitas. Pada penglihatan sel batang, ketajaman dikorbankan namun masih terdapat cukup fotopigmen sel kerucut untuk
untul sensitivitas. Karena banyak sel batang berbagi satu sel berespons terhadap stimulasi intens sinar rerang, kecuali pada
ganglion yang sama maka jika satu potensial alsi telah ter- kasus yang sangat parah. Bahkan reduksi ringan kandungan
bentuk, sulit dibedakan mana dari sekian banyak masukan sel rodopsin dapat mengurangi sensitivitas sei batang sedemikian
batang yang teraktifkan yang menyebabkan sel ganglion men- besar sehingga sel-sel ini tidak dapat berespons terhadap sinar
capai ambang. Benda tampak kabur jika penglihatan batang temaram. Orang dapat melihat pada siang hari dengan meng-
yang digunakan, karena penglihatan ini kurang dapat mem- gunakan sel kerucut tetapi tidak dapat melihat pada malam
bedakan dua titik yang berdekatan. hari karena sel batang tidak lagi fungsional. Karena itu, wortel
"baik bagi mata anda' karena kaya akan vitamin A.
I Sensitivitas
mata dapat sangat bervariasi
melalui adaptasi gelap dan terang. t Penglihatan warna bergantung pada
perbandingan stimulasi ketiga jenis sel kerucut.
Sensitivitas mata terhadap cahaya bergantung pada jumlah
fotopigmen pekacahayayang ada di sel batang dan sel kerucut. Penglihatan berganrung pada stimulasi fotoreseptor retina
Ketika anda pergi dari tempar terang-benderang ke rempat oleh cahaya. Benda-benda tertenru di lingkungan misalnya
yang gelap-gulita, anda mula-muia tidak dapat melihat apa- matahari, api, dan lampu pijar, mengeluarkan cahaya. Tetapi
apa, tetapi secara perlahan anda mulai dapat membedakan bagaimana anda melihat benda misalnya kursi, pohon, dan
benda-benda berkat proses adaptasi gelap. Penguraian foto- orang, yang tidak mengeluarkan cahaya? Pigmen-pigmen di
pigmen selama pajanan ke sinar matahari sangat menurunkan berbagai benda secara selektif menyerap panjang gelombang
sensitivitas fotoreseptor. Sebagai contoh, penurunan kan- rertenru sinar yang sampai kepada mereka dari sumber
dungan rodopsin inaktif hanya sebesar 0,60/o dari nilai malsi- cahaya, dan panjang gelombang yang tidak diserap dipan-
malnya menurunkan sensitivitas sel batang sekitar 3000 kali. tulkan dari permukaan benda. Berkas cahayayangdipantul-
Dalam keadaan gelap, fotopigmen yang terurai sewaktu pajan- kan inilah yang memungkinkan anda melihat benda yang
an sinar marahari secara bertahap dibentuk kembali. Akibat- bersangkutan. Suatu benda yang terlihat biru menyerap pan-
nya, sensitivitas mata anda perlahan meningkat sehingga anda
lang gelombang merah dan hijau dan memanrulkan panjang
mulai dapat melihat dalam lingkungan sekitar yang gelap. gelombang biru yang lebih pendek, yang dapat diserap oleh
Namun, hanya sel batang yang sangat sensitif dan telah di, Fotopigmen di sel kerucut biru dan mengaktifkan sel ter-
remajakan yang "dihidupkan" oleh cahaya temaram. .sebur.
Sebaliknya, ketika anda berpindah dari rempat gelap ke Setiap sel kerucut diaktifkan paling efektifoleh panjang
rempat terang (misalnya, keluar dari gedung bioskop ke gelombang rertenru dalam kisaran warna yang ditunjukkan
halaman pada iiang hari), mula-mula mata anda sangat peka oleh namanya-biru, hijau, atau merah. Namun, sel kerucut
225 Bab 6
iiiltl{d
Sistem Saraf
(Susunan Saraf Pusat)
Sistem tubuh
mempedahankan homeostasis
l"i*rfleostasis
esensial bagi
kelangsungan
hidup s*l
i
i
I
1
J
Sel membentuk
sistern tubr*h
Sistem saraf adalah salah satu dari dua sistem regulatorik masukan ini, kemudian memulai pengaktifan neuron-neuron
utama tubuh; yang lainnya adalah sistem endokrin. 5el-sel eferen, yang membawa instruksi ke kelenjar atau otot untuk
peka rangsang pada sistem saraf dibentuk oleh anyaman melaksanakan respons yang di inginkan-berupa sekresi atau
interaktif kompleks tiga tipe fungsional dasar sel saraf- gerakan. Banyak dari aktivitas yang dikontrol oleh saraf ini
neuron aferen, neuron eferen. dan antarneuron. Susunan ditujukan untuk mempertahankan homeostasis. Secara umum,
saraf pusat (55P) terdiri dari otak dan medula spinalis, yang sistem saraf bekerja melalui sinyal listrik (potensial aksi) untuk
menerima masukan mengenai lingkungan eksternal dan mengontrol respons cepat tubuh.
internal dari neuron aferen. SSP menyortir dan memproses
144
yang terbalik tersebut diinterpretasikan sebagai berada yang telah diproses ini diintegrasikan oleh regio-regio
dalam orientasinya yang benar. penglihatan yang lebih tinggi barulah gambaran
2. Informasi yang disalurkan dari rerina ke otak bukan ^payang
dilihat dapat dipersepsikan. Hal ini serupa dengan bercak
sekedar rekaman titik ke titik pengaktifan fotoreseptor. cat pada palet pelukis versus lukisan yang telah jadi; zat-
Sebelum informasi mencapai otak, lapisan-lapisan neu- zatwarnayans terpisah tidak mencerminkan potret suatu
ron retina di belakang sel kerucut dan sel batang mem- wajah sampai zar-zar rersebut diintegrasikan di kanvas.
perkuat informasi tertentu dan menekan informasi lain CATAIAN KLINIS. Pasien dengan lesi di regio
untuk meningkatkan kontras. Salah satu mekanisme pemrosesan penglihatan spesifik di otak mungkin tidak
pemrosesan di retina adalah inhibisi lateral, di mana mampu menyatukan secara sempurna komponen-
jalur-.ialur sel kerucut yang mengalami eksitasi kuat me- komponen suatu kesan visual. Sebagai contoh, seseorang
nekan aktivitas jalur-jalur sel kerucut di sekitarnya yang mungkin tidak mampu melihat gerakan suatu benda
mengalami eksitasi lemah. Hal ini meningkatkan kon- tetapi dapat melihat bentuk, pola, dan warna dengan
tras terang gelap untuk mempertajam batas bayangan. baik. Kadang-kadang kelainan bersifat sangat spesifik,
Mekanisme lain dalam pemrosesan di retina adalah misalnya tidak mampu mengenal wajah-wajah familiar
pengaktifan diferensial dua jenis sel ganglion, sel ganglion namun dapat mengenal benda-benda mari.
menyala di tengah dan padam di tengah. Medan resepdf 4. Karena pengaruh pola 'perkabelan" antara mata dan kor-
sebuah sel ganglion sel kerucut ditentukan oleh medan teks penglihatan, separuh kiri konela menerima informasi
deteksi cahaya oleh sel kerucut yang terhubung ke sel hanya dari separuh kanan lapang pandang yang didereksi
ganglion tersebut. Sel ganglion menyala di tengah dan pa- oleh kedua mata, dan separuh kanan menerima masukan
dam di tengah berespons dengan carayang berlawanan, hanya dari separuh kiri lapang pandang kedua mata.
bergantung pada perbandingan relatif pencahayaan antara
bagian tengah dan perifer medan reseptif masing-masing.
Sewaktu cahaya masuk ke mata, berkas sinar dari se-
Bayangkanlah medan reseptifsebagai sebuah kue donat. Sel
paruh kiri lapang pandang jatuh di separuh kanan retina
kedua mata (separuh medial atau dalam rerina kiri dan se-
ganglion menyala di tengah meningkatkan lepas muatan-
nya ketika cahaya paling intens di bagian tengah medan paruh lateral atau luar retina kanan) (Gambar 6-29a). Demi-
reseptif (yaitu ketika lubang donat menyala). Sebaliknya,
kian juga, berkas sinar dari separuh kanan lapang pandang
mencapai separuh kiri kedua retina (separuh lateral retina kiri
sel padam di tengah meningkatkan lepas muatannya kedka
dan separuh medial retina kanan). Setiap saraf optikus yang
bagian perifer medan reseptif mengalami pencahayaan pa-
ling terang (yaitu ketika donat itu sendiri yang menyala). keluar dari retina membawa informasi dari kedua paruh
Hal ini bermanfaat unnrk meningkatkan perbedaan dalam retina yang disarafinya. Informasi ini terpisah ketika kedua
saraf optikus bertemu di kiasma optikum yang terletak di
tingkat ca\aya antata satu daerah kecil di bagian tengah
medan reseptif dan pencahayaan daerah di sekitarnya. bawah hipotalamus (kiasma artinya 'persilangan") (lihat
Gambar 5-7b,h. 157).Di dalam kiasma opdkum, serat-serar
Dengan meningkatkan perbedaan keterangan (bnghnes)
relati{, mekanisme ini membantu mendefinisikan kontur
dari separuh medial masing-masing retina menyeberang ke
sisi kontralateral, tetapi yangdari separuh lateral tetap di sisi
bayangan, tetapi dalam proses ini informasi tentang ke-
semula. Reorganisasi berkas-berkas serar yang meninggalkan
terangan mutlak dikorbankan (Gambar 6-28).
Berbagai aspek informasi penglihatan, misalnya bentuk,
kiasma optikum dikenal sebagai traktus optikus. Masing-
3.
warna, kedalaman, dan gerakan, dipisah-pisahkan dan masing traktus optikus membawa informasi dari separuh
lateral satu retina dan separuh medial retina yang lain. Karena
diproyeksikan dalam jalur-jalur sejajar ke berbagai bagian
kortels. Hanya ketika potongan-potongan informasi itu, persilangan parsial ini menyatukan serat-serat dari kedua
mata yang membawa informasi dari separuh lapang pandang
yang sama. Masing-masing traktus oprikus, selanjutnya,
menyalurkan informasi ke separuh otak di sisi yang sama
tentang separuh lapang pandang kontralateral.
CATAIAN KLINIS. Pengetahuan renrang jalur-jalur
ini dapat mempermudah diagnosis kelainan penglihatan yang
terjadi akibat interupsi jalur penglihatan di berbagai titik
(Gambar 6-29b).
Sebelum kita melanjutkan pembahasan tentang bagai-
Gambar 6-28 mana otak memproses informasi penglihatan, lihadah Tabel
Contoh hasil akhir pemrosesan retina oleh sel-sel ganglion 5-4, yang meringkaskan fungsi berbagai komponen mata.
menyala di tengah dan padam di tengah. Perhatikan bahwa
lingkaran abu-abu yang dikelilingi oleh warna hitam tampak
lebih terang daripada yang dikelilingi oleh warna putih, ! Talamus dan korteks penglihatan menguraikan
meskipun kedua lingkaran tersebut identik (ukuran dan
warna sama). Pemrosesan di retina oleh sel ganglion menyala
pesan visual.
di tengah dan padam di tengah berperan besar dalam
men i n g katka n perbedaa n da lam ketera n gan (b ri g htn ess) Perhentian pertama di otak untuk informasi di jalur pengli-
relatif, yang membantu memperjelas kontur. hatan adalah nukleus genihulatum lateral di talamus (Gambar
228 Bao o
Tahgl6-4,' , ; ,, :,,,rt.. ,,,,,,,,,:,,,
,r ,, :::. ,::":. . . rl,.
daerah-daerah visual yang lebih tinggi untuk pemrosesan kompleks. Sel sederhana dan kompleks saling bertumpuk
yang lebih rumit dan abstraksi. Korteks mengandung suatu di dalam kolom-kolom korteks penglihatan primer, se-
hierarki sel-sel visual yang berespons terhadap rangsangan dangkan sel hiperkompleks ditemukan di daerah-daerah
yang semakin kompleks. Berdasarkan kompleksitas rang, pemrosesan visual yang lebih tinggi. Tidak seperti sel retina,
sangan yang diburuhkan untuk menimbuikan respons, di- yang berespons terhadap jumlah sinar, sel korteks hanya
ketahui terdapat tiga jenis neuron korteks penglihatan. melepaskan muatan jika menerima pola iluminasi tertentu
Ketiganya dinamai sel sederhana, kompleks, dan hiper- yang telah terprogram di sei tersebut. Pola-pola ini dibentuk
230 Bab 6
Konsep, Tantangan, dan Kontroversi
"Melihat" dengan Lidah
Meskipun masing-masing jenis
masukan sensorik terutama diterima
oleh bagian otak tertentu yang
bertanggung jawab untuk persepsi
modalitas tersebut namun regio-regio
otak yang berperan dalam pemrosesan
perseptual menerima sinyal sensorik
o
dari berbagai sumber. Karena itu, o
f
korteks penglihatan menerima
masukan sensorik tidak hanya dari :6
bergetar. Sewaktu bilah garpu tala bergerak ke satu arah "terganggu" akan mengganggu molekul-molekul di dekat-
(Gambar 6-31b), molekul-molekul udara di depannya ter- nya, membentuk daerah-daerah baru pemadatan dan pe-
dorong saling merapat, atau memadat (terkompresi), dan regangan, demikian sererusnya (Gambar 6-3lc). Energi
meningkatkan tekanan di daerah ini. Secara bersamaan, suara secara bertahap melemah sewaktu gelombang suara
sewaktu bilah maju ke depan molekul-molekul udara di berjalan jauh dari sumbernya. Intensitas gelombang suara
belakangnya menyebar, atau lebih jarang, dan menurunkan berkurang sampai hilang ketika gelombang suara terakhir
tekanan di daerah tersebut. Sewaktu bilah bergerak ke arah terlalu lemah untuk mengganggu molekul-molekul udara di
berlawanan, tercipta gelombang pemadatan dan peregangan sekitarnya.
yang berlawanan. Meksipun masing-masing molekul hanya Gelombang suara juga dapat merambat melalui media
bergerak dalam jarak dekat ketika bilah bergetar namun selain udara, misalnya air. Namun, perambatan ini kurang
gelombang pemadatan dan peregangan menyebar ke jarak efisien; diperlukan tekanan lebih besar unruk menimbulkan
yang jauh seperti riak air. Molekul-molekul udara yang pergerakan cairan dibandingkan dengan pergerakan udara
Nervus vestibulokoklearis
-
Kokhlea
Jendela bundar
=":.,. Tuba
eustaklius
Meatus
auditorius eksternus
{sa}uran telinga) Ke faring
,Telinga
'dalatn'
Gambar 6-30
Anatomi telinga.
karena inersia (kelembaman, resistensi terhadap perubahan) kuadriliun (sejuta milyar) kali, bukan 150 kali, lebih kuat
cairan yang iebih besar. daripada bunyi terlemah yang masih terdengar. Suara yang
Suara ditandai oleh nadanya (tone), intensitasnya (ke- lebih besar daripada 100 dB dapat merusak secara permanen
kuatan, keras-lembutnya), dan timbre (warna suara, kuaiitas) perangkat sensorik sensitif di koklea.
(Gambar 6-32).
I W'arna suara, atau kualitas, suaru suara bergantung
I Nada suatu suara (misalnya nada C atau G) ditentukan pada ouertone,yaitu frekuensi tambahan yang mengenai nada
oleh frekuensi getaran. Semakin besar frekuensi getaran, se- dasar. Garpu tala memiliki nada murni, tetapi sebagian besar
makin tinggi nada. Telinga manusia dapat mendeteksi gelom, suara ridaklah murni. Sebagai contoh, campuran kompleks
bang suara dengan frekuensi dari 20 sampai 20.000 siklus per nada tambahan menimbulkan suara yang berbeda pada ber-
detik tetapi paling peka untuk frekuensi antara 1000 dan bagai alat musik yang memainkan nada yang sama (nada C
4000 siklus per detik. dalam bunyi rerompet terdengar berbeda dari nada C di
I Intensitas, atau kekuatan, suara bergantung pada am- piano). Nada tambahan juga berperan menyebabkan per-
plitudo geiombang suarar atau perbedaan tekanan antara bedaan karakteristik suara orang. 'Warna suara memungkin-
daerah pemadatan bertekanan tinggi dan daerah peregangan kan pendengar membedakan sumber gelombang suara, ka,
bertekanan rendah. Dalam rentang pendengaran, semakin rena setiap sumber suara menghasilkan pola nada tambahan
besar amplitudo, semakin keras suara. Telinga manusia dapat yang berbeda-beda. Berkat warna suara, anda dapat menge-
mendengar intensitas suara dengan kisaran yang lebar, dari tahui apakah yang berbicara di telepon ibu anda arau pacar
bisikan paling lemah hingga bunyi pesawat lepas landas yang anda sebelum anda mengatakan sesuatu yang salahl
memekakkan telinga. Kekuatan suara diukur dalam desibel
(dB), yaitu ukuran logaritmik intensitas dibandingkan
dengan suara paling lemah yang masih terdengar*ambang I Tellnga luar berperan dalam
pendengaran. Karena hubungannya yang logaritmik, maka lokalisasi suara.
setiap 10 dB menunjukkan peningkatan 10 kali lipat kekuat-
an suara. Beberapa contoh suara umum menggambarkan be- Reseptor-reseptor khusus unruk suara terletak di telinga da-
sar peningkatan ini (Thbel 6-5). Perhatikan bahwa bunyi lam yang berisi cairan. Karena itu, gelombang suara di udara
gesekan daun pada 10 dB 10 kali lebih kuat daripada ambang harus dapat disalurkan ke arah dan dipindahkan ke telinga
pendengaran, tetapi suara pesawat jet lepaslandas adalah satu dalam, dengan mengompensasi pengurangan energi suara
7-32 Bab 6
Daerah Daerah
pemadatan peregangan
I
c(6
c
$
i<
P
I
-waktu-
(c)
Gambar 6-3'l
Pembentukan gelombang suara. (a) Gelombang suara adalah daerah-daerah pemadatan dan peregangan molekul udara yang
berselang-seling. (b) Garpu tala yang bergetar memicu gelombang suara sewaktu molekul-molekul udara di depan bilah garpu
yang sedang bergerak maju mengalami pemadatan sementara molekul-molekul di belakangnya mengalami penjarangan/
peregangan. (c) Molekul-molekul udara yang terganggu tersebut menumbuk molekul-molekul di depannya, membentuk
daerah-daerah baru pemadatan dan peregangan yang lebih jauh dari tempat asal suara. Dengan cara ini, gelombang suara
bergerak progresif semakin jauh dari sumber, meskipun masing-masing molekul udara hanya berpindah dalam jarak dekat
ketika terganggu. Gelombang suara akhirnya lenyap ketika daerah terakhir yang mengalami gangguan terlalu lemah untuk
"mengganggu" daerah di depannya.
Nada bergantung
pada frekuensi n* f/\t/v\ Kekuaian
sama
lntensitas (kekuatan)
bergantung pada
amplitudo
-\- --l^At/V\ Nada
sama
/nAnnon/ (*
nn
Kekuatan
Timbre {kualitas)
bergantung pada
ovenanes
!4,'"d\ )\"A- sama,
nada
Nada murni Oveftone yang berbeda sama
Gambar 6-32
Sifat gelombang suara.
234 Bab 6
respons terhadap gelombang suara, rangkaian tulang-tulang pani mengandung cairan yang sedikit berbeda, perilimfe.
tersebut ikut bergerak dengan frekuensi yang sama, memin- Daerah di luar ujung duktus koklearis tempar cairan di
dahkan frekuensi getaran ini dari membran timpani ke jen- kompartemen atas dan bawah berhubungan disebut heli-
dela oval. Tekanan yang terjadi di jendela oval yang ditim- kotrema. Skala vestibuli dipisahkan dari rongga telinga
bulkan oleh setiap getaran akan menimbulkan gerakan cairan tengah oleh jendela oval, tempat melekatnya stapes. Lubang
telinga dalam mirip gelombang dengan frekuensi yang sama kecil lain yang ditutupi oleh membran, jendela bundar,
seperti gelombang suara asal. Namun, seperti telah disebut- menutup skala timpani dari telinga tengah. Membran
kan, diperlukan tekanan yang lebih besar untuk menggetar- vestibularis yang tipis membentuk atap duktus koklearis
kan cairan. Sistem osikulus memperkuat tekanan yang di- dan memisahkannya dari skala vestibuli. Membran basila-
timbulkan oleh gelombang suara di udara melalui dua ris membentuk lantai duktus kokhlearis, memisahkannya
mekanisme agar cairan di koklea bergetar. Pertama, karena dari skala timpani. Membran basilaris sangat penting ka-
luas permukaan membran timpani jauh lebih besar daripada rena mengandung organ Corti, organ indera untuk pen-
luas jendela oval maka terjadi peningkatan tekanan ketika dengaran.
gaya yang bekerja pada membran timpani disalurkan oleh
osikulus ke jendela oval (tekanan = gayalluas). Kedua, efek
tuas osikulus juga menimbulkan penguatan. Bersama-sama, I Sel rambut di organ Corti mengubah gerakan
kedua mekanisme ini meningkatkan gaya y^ng bekerja pada cairan menjadi sinyal listrik.
jendela oval sebesar 20 kali dibandingkan dengan jika gelom-
bang suara langsung mengenai jendela oval. Penambahan Organ Corti, yang terletak di atas membran basilaris di
tekanan ini sudah cukup untuk menggetarkan cairan di seluruh panjangnya, mengandung sel rambut yang me-
koklea. rupakan reseptor suara. Sebanyak 16.000 sel rambut di da-
Beberapa otot halus di telinga tengah berkontraksi se-
lam masing-masing koklea tersusun menjadi empat baris
cara refleks sebagai respons terhadap suara keras (lebih dari di seluruh panjang membran basilaris: satu baris sel
sejajar
70 dB), menyebabkan membran timpani mengencang dan rambut dalam dan tiga baris sel rambut luar (Gambar
membatasi gerakan rangkaian osikulus. Berkurangnya getar- 6-33c). Dari permukaan masing-masing sel rambut me-
an di struktur-struktur telinga tengah ini menurunkan trans-
nonjol sekitar 100 rambut yang dikenal sebagai stereosilia,
misi gelombang suara yang keras ke telinga dalam untuk yaitu mikrovilus yang dibuat kaku oleh adanya aktin (lihat
melindungi perangkat sensorik yang peka dari kerusakan. h. 50). Sel rambut menghasilkan sinyal saraf jika rambut
Namun, respons refleks ini reladf lambat, terjadi paling permukaannya mengalami perubahan bentuk secara meka-
kurang 40 mdet setelah pajanan ke suara keras. Karena itu nis akibat gerakan cairan di telinga dalam. Stereosilia ini
refleks ini hanya memberi perlindungan terhadap suara keras berkontak dengan membran tektorium, suatu tonjolan
yang berkepanjangan, bukan dari suara mendadak misalnya mirip tenda yang menutupi organ Corti di seluruh panjang-
ledakan. Dengan memanfaatkan refleks ini, senjata anti pe- nya (Gambar 5-33b dan c).
sawat udara masa Perang Dunia II dirancang untuk meng- Gerakan stapes yang mirip piston terhadap jendela
hasilkan suara keras praledakan untuk melindungi telinga oval memicu gelombang tekanan di kompartemen aras.
tentara mereka dari suara berdentam keras yang ditimbulkan Karena cairan tidak dapat mengalami penekanan, maka
oleh penembakan sebenarnya. tekanan disebarkan melalui dua cara ketika stapes menye-
babkan jendela oval menonjol ke dalam: (1) penekanan
jendela bundar dan (2) defleksi membran basilaris (Gambar
I Kokhlea mengandung organ Corti, organ indera 6-34a). Pada bagian-bagian awal jalur ini, gelombang
pendengaran. tekanan mendorong maju perilimfe di kompartemen aras,
kemudian mengelilingi helikotrema, dan masuk ke dalam
Kokhlea yang seukuran kacang polong dan berbentuk kompartemen bawah, tempar gelombang tersebut menye-
mirip siput ini adalah bagian telinga dalam yang "men- babkan jendela bundar menonjol keluar mengarah ke
dengar" dan merupakan sistem tubulus bergelung yang ter- rongga telinga tengah untuk mengompensasi peningkatan
letak jauh di dalam tulang temporal (Gambar 6-30). Kom- tekanan. Sewaktu stapes bergerak mundur dan menarik
ponen fungsional kokhlea akan lebih mudah dipahami jika jendela oval ke arah luar ke telinga tengah, perilimfe meng-
gulungan organ ini diuraikan seperti diperlihatkan di alir ke arah berlawanan, menyebabkan jendela bundar me-
Gambar 6-33a. Di sebagian besar panjangnya koklea dibagi nonjol ke dalam. Jalur ini tidak menyebabkan penerimaan
menjadi tiga kompartemen longitudinal berisi cairan. Duk- suara tetapi hanya menghilangkan tekanan.
tus kokhlearis yang buntu, yangjuga dikenal sebagai skala Gelombang tekanan frekuensi-frekuensi yang berkait-
media, membentuk kompartemen tengah. Bagian ini mem- an dengan penerimaan suara mengambil "jalan pintas".
bentuk terowongan di seluruh panjang bagian tengah Gelombang tekanan di kompartemen aras disalurkan me-
kokhlea, hampir mencapai ujung. Kompartemen atas, skala lalui membran vestibularis yang tipis, menuju duktus
vestibuli, mengikuti kontur dalam spiral, dan skala tim- kokhlearis, dan kemudian melalui membran basilaris di
pani, kompartemen bawah, mengikuti kontur luar (Gam- kompartemen bawah, tempat gelombang ini menyebabkan
bar 6-33a dan b). Cairan di dalam duktus koklearis disebut jendela bundar menonjol keluar masuk bergantian. Per-
endolimfe (Gambar 6-34a). Skala vestibuli dan skala tim- bedaan utama pada jalur ini adalah bahwa transmisi ge-
Membran tektorium
Skala media
(duktus kokhlearis)
Membran vestibularis
Membran tektorium
Skala vestibuli
Jendela bundar
Rongga Skala
telinga tengah media
Organ Corti (duktus
Membran timpani kokhlearis)
(a)
Saraf auditorius Membran
basilaris
Skala timpani
Gambar 6-33
Telinga tengah dan koklea. (a) Anatomi makroskopik telinga
tengah dan koklea, dengan gulungan koklea "diuraikan". (b) Membran
Potongan melintang koklea. (c) Organ Corti diperbesar.
Sel rambut
236 Bab 6
Duktus kokhlearis
Membran
tektorium
Kokhlea
Helikotrema
Rambut
Organ
Corti
Membran basilaris
Skala
timpani
Gerakan cairan di dalam perilimfe yang ditimbulkan oleh getaran jendela oval mengikuti dua jalur:
Q: Melalui skala vestibuli, mengelilingi helikotrema, dan Jalur @: "Jalan pintas" dari skala vestibuli melalui membran
melalui skala timpani, menyebabkan jendela bundar basilaris ke skala timpani. Jalur ini memicu pengaktifan
bergetar. Jalur rni hanya mengurangi energi suara. reseptor suara dengan menekuk rambut-rambut di sel
rambut sewaktu organ Corti yang terletak di atas
membran basilaris bergeser relatif terhadap membran
(a) tektorium di atasnYa.
I
Ujung membran basilaris
yang lebar dan lentur
dekat helikotrema
Frekuensi sedang
t
I
20,000
(b) (c)
Angka-angka menunjukkan frekuensi (dalam siklus per detik)
qetaran maksimal berbaqai baqian membran basilaris.
Gambar 6-34
Transmisi gelombang suara. (a) Getaran cairan di dalam koklea yang dipicu oleh getaran jendela oval mengikuti dua jalur, satu
meredam energi suara dan yang lain memicu potensial reseptor. (b) Berbagai bagian membran basilaris bergetar maksimal pada
frekuensi yang berbeda. (c) Ujung sempit kaku membran basilaris yang terletak paling dekat dengan jendela oval bergetar
maksimal pada nada berfrekuensi tinggi. Ujung lebar lentur membran basilaris dekat helikotrema bergetar maksimal pada nada
berfrekuensi rendah.
Getaran tulang
telinga tengah
I
Getaran
Pergerakan cairan di jendela oval
kokhlea menyebabkan
Gambar 6-35
Menekuknya stereosilia akibat defleksi membran basilaris.
t=*""""**--l
roxrrtea
E;;__l
oi oatam
I l- ljendeta
bunoarl
Getaran
membran basilaris
sinyal ke otak tentang suara yang datang. Sel-sel rambut
luar secara aktifdan cepat berubah panjang sebagai respons *
Menekuknya rambut di
terhadap perubahan potensial membran, suatu perilaku
reseptor sel rambut dalam
yang dikenal sebagai elektomotilita.r. Sel rambut luar me- organ Corti sewaktu getaran
mendek pada depolarisasi dan memanjang pada hiperpolari- membran basilaris menggeser
sasi. Perubahan panjang ini memperkuat arau menegaskan rambut-rambut ini secara
relatif terhadap membran
gerakan membran basilaris. Analoginya adalah seseorang
tektorium di atasnya yang
dengan sengaja mendorong pendulum jam antik sesuai berkontak dengan rambut
ayunannya untuk memperkuat gerakan pendulum tersebut. tersebut
Modifikasi pergerakan membran basilaris seperri ini me- +
ningkatkan respons sel rambut dalam, reseptor sensorik
Perubahan potensial
pendengaran yang sebenarnya, menyebabkan mereka sangat
berjenjang {potensial r'
peka terhadap intensitas suara dan dapat membedakan reseptor) di sel reseptor
berbagai nada suara.
Perubahan frekueflsi
I Diskriminasi
nada bergantung pada bagian potensial aksi yang
,
238 Bab 6
Sel-sel rambut di daerah membran basilaris dengan tengah sebuah atom hidrogen, atom yang paling kecil. Tidak-
getaran maksimal mengalami deformasi mekanis paling kuat lah mengherankan suara yang sangat keras, yang tidak cukup
dan karenanya paling tereksitasi. Informasi ini dikirim ke dapat dilemahkan oleh reflefts telinga tengah (misalnya, suara
SSP, yang menginterpretasikan pola stimulasi sel rambut se- konser musik rock), dapat menimbulkan getaran sedemikian
bagai suara dengan frekuensi tertentu. Teknik-teknik modern kuat di membran basilaris sehingga sel rambut, yang tidak
telah memastikan bahwa membran basilaris mempunyai dapat diganti, rusak atau terdistorsi secara permanen, menim,
batas nada yang sedemikian jelas sehingga respons membran bulkan gangguan pendengaran parsial (Gambar 5-37).
puncak terhadap satu nada mungkin tidak meluas melewati
lebar beberapa sel rambut.
Nada tambahan dengan beragam frekuensi menyebab- I Korteks pendengaran terpetakan
kan banyak titik di sepanjang membran basilaris bergetar sesuai nada.
bersamaan tetapi kurang intensif dibandingkan dengan nada
dasar sehingga SSP mampu membedakan warna suara (dis- Seperti halnya bagian-bagian membran basilaris yang ber-
kriminasi warna suara). kaitan dengan nada tertentu, kortelis pendengaran primer
di lobus temporalis juga tertata secara tonoto?is. Setiap bagian
membran basilaris berhubungan dengan regio spesifik kor-
I Diskriminasikekuatan suara bergantung pada teks pendengaran primer. Karenanya, neuron-neuron korteks
c
d
.9)
c
.9
o
c
f,
ui
=;
G
I
d
-
o6
c
o
L
I
a
t
(a) (b)
Gambar 6-37
Hilangnya sel rambut akibat suara bising. Cedera dan hilangnya sel rambut akibat bising yang intens. Bagian-bagian dari organ
Corti, dengan tiga baris sel rambut luar dan satu baris sel rambut dalam, dari telinga dalam (a) mencit normal dan (b) mencit
setelah terpajan 24 jam ke bising sebesar 120 dB SPL (sound pressure /eve/), suatu tingkat yang dicapai oleh musik rock yang
keras.
240 Bab 6
atau berhenti berputar, jungkir-balik, atau menengok. babkan hiperpolarisasi sel. Sel-sel rambut membentuk si-
Masing-masing telinga mengandung tiga kanalis semisirku- naps dengan ujung terminal neuron aferen yang aksonnya
laris yang tersusun dalam bidang tiga dimensi yang tegak menyatu dengan akson struktur vesribularis lain untuk
lurus satu sama lain. Sel-sel rambut reseptif masing-masing membentuk nerrus vestibularis. Saraf ini menyatu dengan
kanalis semisirkularis terletak di atas suatu bubungan yang nervus auditorius dari koklea untuk membentuk nervus
terletak di ampula, suatu pembesaran di dasar kanalis vestibulokokhlearis. Depolarisasi meningkatkan pelepasan
(Gambar 5-38a dan b). Rambut-rambut terbenam di dalam neurotransmiter dari sel rambut, menyebabkan peningkatan
Iapisan gelatinosa di atasnya, kupula, yang menonjol ke da- frekuensi lepas muatan serat aferen; sebaliknya, hiperpo-
lam endolimfe di dalam ampula. Kupula bergoyang sesuai larisasi mengurangi pelepasan neurotransmiter dari sel ram-
arah gerakan cairan, seperti rumpur laut yang miring ke arah but, pada gilirannya mengurangi frekuensi potensial aksi di
gelombang laut. serat aferen. Ketika cairan secara perlahan berhenti, rambut-
Akselerasi atau deselerasi sewaktu rotasi kepala dalam rambut menjadi lurus kembali. Dengan demikian, kanalis
arah apapun menyebabkan gerakan endolimfe paling tidak semisirkularis mendeteksi perubahan kecepatan gerakan ro-
pada salah satu kanalis semisirkularis, karena susunan tiga tasional (akselerasi atau deselerasi rotasional) kepala anda.
dimensi ketiganya. Sewaktu anda mulai menggerakkan kepala Karnalis semisirkularis tidak berespons ketika kepala anda
anda, tulang kanalis dan sel-sel rambut yang terbenam di tidak bergerak atau ketika berputar dalam lingkaran dengan
dalam kupula bergerak bersama kepala anda. Namun, pada kecepatan tetap.
awalnya cairan di dalam kanalis, karena tidak melekat ke
tengkorak anda, tidak bergerak searah dengan rotasi tetapi PERAN ORGAN OTOLIT
tertinggal di belakang akibat inersia (kelembaman; karena Organ otolit memberi informasi tenrang posisi kepala relatif
inersia, benda yang diam akan tetap diam, dan benda yang terhadap gravitasi (yaitu, kepala miring statik) dan juga men-
sedang bergerak akan terus bergerak ke arah yang sama deteksi perubahan kecepatan gerakan lurus (bergerak dalam
kecuali benda tersebut mendapat gaya htar yang menyebab- garis lurus ke manapun arahnya). Organ otolit, utrikulus
kan perubahan). Ketika endolimfe tertinggal di belakang se- dan sakulus, adalah struktur berbentuk kantung yang berada
waktu anda mulai memutar kepala anda, cairan dalam bidang di dalam ruang bertulang di antara kanalis semisirkularis dan
yang sama dengan arah gerakan pada hakikatnya bergeser koklea (Gambar 6-38a). Rambut (kinosilium dan stereosilia)
dalam arah berlawanan dengan gerakan (serupa dengan tu- sel-sel rambut reseptif di organ indera ini juga menonjol ke
buh anda yang miring ke kanan ketika mobil yang anda dalam suatu lembaran gelatinosa di atasnya, yang gerakannya
kendarai mendadak berbelok ke kiri) (Gambar 6-39). Gerak- mnggeser rambut dan menyebabkan perubahan potensial
an cairan ini menyebabkan kupula miring dalam arah ber- sel rambut. Di dalam lapisan gelatinosa terbenam banyak
lawanan dengan gerakan kepala anda, menekuk rambut- kristal kecil kalsium karbonat-otolit ("batu telinga')-menye,
rambut sensorik yang terbenam di dalamnya. Jika gerakan babkan lapisan ini lebih berat dan inersianya lebih besar
kepala anda berlanjut dengan kecepatan dan arah yang sama, dibandingkan cairan sekitar (Gambar 6,40a). Ketika sese-
maka endolimfe akan menyusul dan bergerak bersama orang berada dalam posisi tegak, rambut-rambut di dalam
dengan kepala anda sehingga rambut-rambut tersebut kem- utrikulus berorientasi vertikal dan rambut sakulus berjajar
bali ke posisinyayangtidak melengkung. Ketika kepala anda horizontal.
melambat dan berhenti, terjadi situasi yang terbalik. Endo- Marilah kita lihat u*ihulus sebagai contoh. Massa gela-
limfe sesaat melanjutkan gerakan ke arah rotasi semenrara tinosanya yang mengandung otolit berubah posisi dan me-
kepala anda melambat untuk berhenti. Akibatnya, kupula nekuk rambut melalui dua cara:
dan rambut-rambutnya secara rransien melengkung ke arah
1. Ketika anda memiringkan kepala anda ke suatu arah
putaran sebelumnya, yaitu berlawanan dengan arah lengkung
selain vertikal (yaitu, selain lurus naik-turun), rambut-
mereka sewaktu alselerasi.
rambut akan menekuk sesuai arah kemiringan karena
Rambut-rambut di sel rambut vestibularis terdiri dari gaya gravitasi yang mengenai lapisan gelatinosa (Gam-
satu silium, kinosilium, bersama dengan 20 sampai 50 mi- bar 6-40b). Penekukan ini menimbulkan depolarisasi
krovilus-stereosilia-yang rersusun dalam barisan-barisan atau hiperpolarisasi potensial reseptor bergantung pada
yang semakin tinggi (Gambar 6-38c dan d) (lihat h.242). miringnya kepala anda. Karena itu SSP menerima ber-
Stereosilia berhubungan di ujung-ujungnya oleh tautan bagai pola aktivitas sarafbergantung pada posisi kepala
ujung, yaitu jembatan molekular halus antara stereosilia- dalam kaitannya dengan gravitasi.
stereosilia yang berdekatan. Ketika stereosilia terdefleksi 2. Rambut utrikulus juga bergerak oleh setiap perubah-
oleh gerakan endolimfe, tegangan yang terjadi di tautan an pada gerakan linier horizontal (misalnya bergerak
ujung menarik saluran ion berpintu mekanis di sel rambut. lurus ke depan, ke belakang, atau ke samping). Se-
Sel rambut mengalami depolarisasi atau hiperpolarisasi, waktu anda mulai berjalan maju (Gambar 5-40c),
bergantung pada apakah saluran ion terbuka atau tenurup membran otolit mula-mula tertinggal di belakang en-
secara mekanis oleh pergeseran berkas rambut. Setiap sel dolimfe dan sel rambut karena inersianya yang lebih
rambut memiliki orientasi sedemikian sehingga sel tersebut besar. Karena itu rambut menekuk ke belakang, dalam
mengalami depolarisasi ketika stereosilia menekuk ke arah arah berlawanan dengan gerakan maju kepala anda.
kinosilium; penekukan ke arah berlawanan akan menye- Jika anda mempertahankan kecepatan langkah anda
Sel
Endolimfe rambut
Perilimfe _
Sel
Ampula
_5_rr."._"- -
penunjang ::qffir*i
t," "#rtrT -_
--l*$n
Bubungan
(a)
Kinosilium
Stereosilia
Sel rambut
o
-9
.9
la
3a
LO
r>
o>
!v
TO
Es
oo
lz
Garrbar 6-38
Aparatus vestibularis. (a) Anatomi makroskopik aparatus vestibularis. (b) Unit sel reseptor di ampula kanalis semisirkularis. (c)
Gambaran skematik "rambut" pada sel rambut sensorik kanalis semisirkularis. (d) Foto mikroskop elektron memperlihatkan
kinosilium dan stereosilia di sel rambut di dalam aparatus vestibularis.
(Sumber'. Gambar 6.38b diadaptasi dri Cecie Starr dan Ralph Taggart, Biology: The Unity and Diversity of Life,8lh ed. Gbr. 36.10b,
h. 595. Hak cipta 1998 Wadsworth Publishing Company).
maka lapisan gelatinosa tersebut segera menyamai berhenti, menekuk rambut ke depan. Karena itu, sel-
dan bergerak dengan kecepatan yang sama dengan sel rambut utrikulus mendeteksi akselerasi dan dese-
kepala anda sehingga rambut tidak lagi tertekuk. Ke- lerasi linier arah horizontal, tetapi tidak memberi
tika anda berhenti berjalan, lembar otolit tetap ber- informasi mengenai gerakan dalam arah lurus dengan
gerak maju sesaat sewaktu kepala anda melambat dan kecepatan tetap.
242 Bab6
Arah gerakan cairan dalam
kanalis semisirkularis
Arah tekukan
kupula dan
rambut-
rambutnya
Kupula
Rambut 1
Sel rambut
Sel penunjang
Kanalis Arah geiekan Arah tekukan Kanalis
semisirkularis cairan di kupula dan semisirkularis Arah gerakan kepala
horizontal kanalis rambut pada horizontal
kiri semisirkularis sel rambut kanan
reseptor
(a) (b)
Gambar 6-39
Pengaktifan sel rambut di kanalis semisirkularis.
Sakulus berfungsi serupa dengan utrikulus, kecuali kan perasaan seolah dirinya atau benda sekitarnya di ruang-
bahwa bagian ini berespons secara selektif terhadap gerakan an berputar.
miring kepala menjauhi posisi horizontal (misalnya bangun Thbel 6-6 (h. 246) meringkaskan fungsi berbagai kom-
dari tempat tidur) dan terhadap akselerasi dan deselerasi li- ponen utama telinga.
nier vertikal (misalnya meloncat naik-turun atau naik tangga
berjalan).
Sinyal-sinyal yang berasal dari berbagai komponen apa-
ratus vestibularis dibawa melalui nervus vestibulokoklearis ke INDERA KlMlAWl: PENGECAPAN
nukleus vestibularis, suatu kelompok badan sel sarafdi ba- DAN PENCIUMAN
tang otak, dan ke serebelum. Di sini informasi vestibular
diintegrasikan dengan masukan dari permukaan kulit, mata, Tidak seperti fotoreseptor mata dan mekanoreseptor telinga,
sendi, dan otot untuk (1) mempertahankan keseimbangan reseptor untuk pengecapan dan penciuman adalah kemo-
dan postur yang diinginkan; (2) mengontrol otot mata eks- reseptor, yang menghasilkan sinyal saraf jika berikatan
ternal sehingga mata terfiksasi ke satu titik, meskipun kepala dengan bahan kimia rertentu dalam lingkungan mereka.
bergerak; dan (3) mempersepsikan gerakan dan orientasi Sensasi pengecapan dan penciuman yang berkaitan dengan
(Gambar 6-41). asupan makanan mempengaruhi aliran getah lambung serta
CATIIIAN KLINIS. Sebagian orang, oleh sebab yang nafsu makan. Selain itu, stimulasi reseptor pengecapan atau
belum diketahui, sangat peka terhadap gerakan terrentu penciuman memicu sensasi menyenangkan atau tidak me-
yang mengaktifkan aparatus vestibularis dan menyebabkan nyenangkan serta menandakan adanya sesuatu untuk dicari
gejala pusing bergoyang dan mual; sensitivitas ini disebut (makanan yang bergizi dan enak) atau dihindari (bahan
mabuk perjalanan. Kadang-kadang ketidakseimbangan yang terasa tidak enak dan mungkin toksik). Karena itu,
cairan di daiam teiinga tengah menyebabkan penyakit indera kimiawi membentuk bagian "kontrol kualitas" bagi
Mdnitre. Tidaklah mengejutkan, karena kedua aparatus bahan-bahan yang siap disanrap. Pada hewan tingkat ren-
vestibularis dan koklea mengandung cairan telinga dalam dah, penciuman juga berperan besar dalam mengetahui
yang sama, maka pada kelainan ini timbul gejala vestibular arah, mencari mangsa, atau menghindari pemangsa, serra
dan pendengaran. Pasien mengalami serangan-serangan ver- dalam daya tarik seksual terhadap lawan jenis. Indera pen-
tigo (pusing berputar) yang berat disertai bunyi berdenging ciuman kurang peka pada manusia dan jauh kurang penring
di telinga dan gangguan pendengaran. Selama episode ini, dalam mempengaruhi perilaku kita (meskipun jutaan dolar
yang bersangkutan tidak dapat berdiri tegak dan melapor- dibelanjakan setiap tahunnya untuk membeli parfum dan
Sel rambut
penunJang
Serat saraf
sensorik
-r)
deodoran agar kita berbau lebih sedap sehingga lebih me- permukaan atas lidah (Gambar 5-42). Sebsah kuncup
narik secara sosial). Kita mula-mula akan membahas meka- kecap terdiri dari sekitar 50 sel reseptor kecap berbentuk
nisme pengecapan dan kemudian mengalihkan perhatian gelendong panjang yang terkemas bersama sel penunjang
pada penciuman. dalam susunan seperti irisan jeruk. Setiap kuncup kecap
memiliki sebuah lubang kecil, pori kecap, yang dilewati
oleh cairan di dalam mulut untuk berkontak dengan per-
I Sel reseptor kecap terutama terletak di dalam mukaan sel reseptor. Sel reseptor kecap adalah sel epirel
kuncup kecap. modifikasi dengan banyak lipatan di permukaannya, atau
mikrovilus, yang sedikit menonjol melewati pori kecap
Kemoreseptor untuk sensasi kecap terkemas dalam kun- dan sangat menambah luas permukaan yang terpajan ke isi
cup kecap, sekitar 10.000 di antaranya terdapat di rongga mulut (lihat h. 50). Membran plasma mikrovilus mengan-
mulut dan tenggorokan, dengan persenrase terbesar di dung reseptor yang berikaran secara selektifdengan mole-
244 Bab6
Reseptor di Reseptor di kanalis
Reseptor di mata Reseptor di kulit sendi dan otot semisirkularis dan
organ otolit
Gambar 6-41
Masukan dan keluaran nukleus vestibularis
246 Bab' 6
Kuncup
kecap
Serat saraf
sensorik
Permukaan
lidah
Pori kecap
Sel penunjang
Gambar 6-42
Lokasi dan struktur kuncup kecap. Kuncup kecap terutama terletak di sepanjang tepi gundukan papila di permukaan atas lidah.
Sel reseptor dan sel penunjang pada kuncup kecap tersusun seperti irisan buah jeruk.
perpindahan pasif ion K. bermuatan positif keluar sel I Rasa urnam.i, yang pertama kali diketahui dan dinamai
mengurangi negativitas internal sehingga terj adi depolarisasi oleh seorang peneliti Jepang, dipicu oleh asam-asam amino,
potensial reseptor. khususnya glutamar. Adanya asam amino, seperri yang ter-
I Rasa manis dipicu oleh konfigurasi tertentu glukosa. dapat di daging sebagai contoh, berfungsi sebagai penanda
Dari sudut pandang evolusi, kita menyrkai makanan manis untuk makanan kaya protein. Glutamat berikatan dengan
karena makanan jenis ini memberi kalori yang dibutuhkan reseptor yang berkaitan dengan protein G dan mengaktifkan
dalam bentuk yang mudah digunakan. Namun, molekul orga- sistem pembawa pesan kedua, retapi perincian jalur ini masih
nik lain dengan struktur serupa tetapi tanpa kalori, misalnya belum diketahui. Selain memberi kita rasa daging, jalur ini
sakarin, aspartam, sukralosa, dan pemanis buatan lainnya, juga berperan untuk rasa khas penyedap makanan mononatrium
dapat berinteraksi dengan reseptor "manis". Pengikatan glukosa glutamat (MSG), yang banyak digunakan dalam hidangan
atau bahan-bahan kimia tadi dengan reseptor sel kecap akan dari Asia.
mengaktifkan protein G, yang kemudian mengaktifkan jalur
Persepsi kecap juga dipengaruhi oleh informasi yang
pembawa pesan kedua cAMP di sel kecap (lihat h. 729). Ja\y
berasal dari reseptor lain, khususnya bau. Ketika anda secara
pembawa pesan kedua akhirnya menyebabkan fosforilasi dan
temporer kehilangan kemampuan penciuman karena pem-
penyrmbatan saluran Kt di membran sel reseptor yang kemu-
bengkakan saluran hidung akibat flu, indera pengecapan
dian menyebabkan depolarisasi reseptor.
anda juga sangat berkurang, meskipun rseptor kecap anda
I Rasa pahit dipicu oleh kelompok-kelompok rastan yang tidak dipengaruhi oleh penyakit tersebut. Faktor lain yang
secara kimiawi lebih beragam dibandingkan dengan sensasi
mempengaruhi pengecapan adalah suhu dan tekstur makan-
kecap lainnya. Sebagai contoh, alkaloid (misalnya kafein,
an serta faktor psikologis yang berkaitan dengan pengalaman
nikotin, striknin, morfin, dan turunan tumbuhan tolaik lain-
sebelumnya dengan makanan yang bersangkutan. Bagaimana
nya), serta bahan beracun, semua terasa pahit, mungkin se-
korteks melaksanakan pemrosesan perseptual yang kompleks
bagai mekanisme protektif untuk mencegah ingesti senyawa-
terhadap sensasi kecap masih belum diketahui.
senyawa yang berpotensi berbahaya ini. Sel-sel kecap yang
mendeteksi rasa pahit memiliki 50 sampai 100 reseptor pahit,
yang masing-masing berespons terhadap rasa pahit yang ber- I Reseptor olfaktoriusdi hidung adalah ujung
beda-beda. Karena setiap sel resepror memiliki kelompok neuron aferen khusus yang dapat diperbarui.
reseptor pahit yang beragam maka bermacam-macam bahan
kimia terasa pahit meskipun strukturnya berbeda. Mekanisme Mukosa olfaktorius (penciuman, penghidu), suatu bercak
ini memperluas kemampuan reseptor kecap untuk mendeteftsi mukosa 3 cm'z di atap rongga hidung, mengandung tiga jenis
beragam bahan kimia yang berpotensi membahayakan. Protein sel: sel reseptor ofaktorius, sel penunjang, dan sel basal (Gambar
G penama dalam pengecapan-gustducin-ditemukan di salah 6-43). Sel penunjang mengeluarkan mukus, yang melapisi
satu jalur sinyal pahit. Protein G ini, yang memicu jalur saluran hidung. Sel basal adalah prekursor untuk sel reseptor
pembawa pesan kedua.di sel pengecap, sangat mirip dengan olfaktorius baru, yang diganti sekitar setiap dua bulan. Sel
protein G penglihatan, transdusin. reseptor olfaktorius adalah neuron aferen yang bagian re-
fdang--"' ----1':
'i: Rongga
Sel basal
,,j , l:rir: hidung
Palatum mole
Sel reseptor
olfaktorius
Mukosa
olfaktorius
Sel penunjang
Lapisan
mukus
Gambar 6-43
Lokasi dan struktur reseptor olfaktorius.
septornya terletak di mukosa olfaktorius di hidung yang dan bukan terhadap molekul odoran keseluruhan. Karena
akson aferennya berjalan ke dalam otak. Akson sel-sel resep- itu, masing-masing bagian dari suatu odoran dideteksi oleh
tor olfaktorius secara kolektif membentuk saraf olfaktorius. satu dari ribuan reseptor berbeda, dan sebuah reseptor dapat
Bagian reseptor dari sel reseptor olfaktorius terdiri dari berespons terhadap komponen bau tertentu yang terdapat di
sebuah tombol yang membesar dan mengandung beberapa berbagai aroma. Bandingkan ini dengan tigajenis sel kerucut
silia panjang yang berjalan seperti jumbai ke permukaan mu- untuk menyandi penglihatan warna dan kuncup kecap yang
kosa. Silia ini mengandung tempar untuk mengikat odoran, berespons secara berbeda terhadap hanya lima rasa primer
molekul yangdapat dicium baunya. Selama bernapas renang, untuk mendiskriminasikan rasa.
odoran biasanya mencapai reseptor sensitifhanya dengan di- Pengikatan sinyal bau rertenru dengan reseptor olfak-
fusi karena mukosa olfaktorius terletak di atas jalur normal torius mengaktifkan protein G, memicu jenjang reaksi intra-
aliran udara. Tindakan mengendus meningkatkan proses ini sel dependen-cAMP yang menyebabkan terbukanya saluran
dengan menarik arus udara ke arah dalam rongga hidung Na-. Perpindahan ion yang terjadi menyebabkan depolarisasi
sehingga lebih banyak molekul odoriferus di udara yang potensial resepror yang menghasilkan potensial aksi di serat
berkontak dengan mukosa olfaktorius. Odoran juga mencapai aferen. Frekuensi potensial aksi bergantung pada konsentrasi
mukosa olfaktorius sewaktu makan dengan menghembus ke molekul kimiawi perangsang.
hidung dari mulut melalui faring (belakang tenggorokan). Serat-serar aferen yang berasal dari ujung reseptor di
Agar dapat dibaui, suatu bahan harus (1) cukup mudah hidung berjalan melalui lubangJubang halus di lempeng
menguap sehingga sebagian molekulnya dapat masuk ke tulang gepeng yang memisahkan mukosa olfaktorius dari
hidung melalui udara inspirasi dan (2) cukup larut air se- jaringan otak di atasnya (Gambar 6-43). Serat-serat ini segera
hingga dapat masuk ke lapisan mukus yang menurupi mu- bersinaps di bulbus olfaktorius, suatu struktur saraf kom-
kosa olfaktorius. Seperti reseptor kecap, agar dapat rerdeteksi pleks yang mengandung beberapa lapisan sel yang secara
oleh reseptor olfaktorius, molekul harus larut. fungsional mirip dengan lapisan retina mara. Bulbus olfak-
torius yang kembar, satu di masing-masing sisi, berukuran
buah anggur kecil. Masing-masing bulbus olfaktorius dilapisi
I Berbagai bagian dari suatu bau dideteksi oleh oleh taut-taut saraf kecil mirip-bola yang dikenal sebagai
reseptor olfaktorius yang berbeda dan disortir ke glomerulus ("bola kecil") (Gambar 6-44). Di dalam setiap
dalam "arsip bau". glomerulus ini, ujung-ujung sel reseptor yang membawa
informasi tentang komponen bau tertentu bersinaps dengan
Hidung manusia mengandung 5 juta reseptor olfaktorius, sel berikutnya di jalur olfaktorius, sel mitral. Karena masing-
dengan 1000 tipe berbeda. Selama deteksi bau, sebuah bau masing glomerulus menerima sinyal hanya dari reseptor
"diuraikan' menjadi berbagai komponen. Setiap reseptor yang mendeteksi komponen bau tertentu, maka glomerulus
berespons hanya terhadap satu komponen diskret suatu bau berfungsi sebagai "arsip bau". Komponen-komponen dari
248 Bab 5
Otak
Sel mitral
Glomerulus Ke sistem I imbilt''-- :1'-;r,=ril,;ji
:,
@forteks serebril
-:\*:-:"-.-*-:
"*.%::_-;_*:* :
lulang'
.:ui#:
,i-l
;ii:'Fi
i,riff"''
Gambar 6-44
Pemrosesan bau di bulbus olfaktorius. Masing-masing glomerulus yang melapisi bulbus olfaktorius menerima masukan sinaps
dari hanya satu jenis reseptor bau, yang, sebaliknya, hanya beresponsterhadap satu komponen tertentu dari suatu ocioran.
Karena itu, glomerulus menyortir dan menyusun berbagai komponen suatu molekul odoriferosa sebelum menyalurkan sinyal
bau ke sel mitral dan pusat-pusat otakyang lebih tinggi untuk pemrosesan lebih lanjut.
\Talaupun sistem olfaktorius sensitif dan memiliki kemam- Mereka berspekulasi bahwa feromon pada manusia secara
puan diskriminasi yang tinggi namun sistem ini juga cepat samar mempengaruhi aktivitas seksual, kecocokan dengan
beradaptasi. Sensitivitas terhadap suatu bau baru cepat ber- orang lain, atau perilaku kelompok, serupa dengan peran
kurang setelah periode pajanan yang singkat terhadap bau yang dimainkan pada mamalia lain, meskipun sistem pem-
tersebut, meskipun sumber bau masih ada. Penurunan sensi- bawa pesan ini kurang penting atau kuat pada manusia di-
tivitas ini bukan disebabkan oleh adaptasi reseptor, seperti bandingkan dengan pada hewan. Karena pesan yang disam-
diperkirakan oleh para peneliri selama bertahun-tahun; se- paikan oleh OVN tampaknya meminras tingkat kesadaran di
benarnya, reseptor olfaktorius itu sendiri beradaptasi lambat. korteks, maka respons terhadap feromon yang umumnya
Adaptasi ini tampaknya melibatkan proses adaptasi di SSP. tidak berbau tersebut bukaniah suatu persepsi yang jelas dan
Adaptasi bersifat spesifik untuk bau tertenru, dan responsi- tersendiri, seperti bau parfum kesenangan, tetapi lebih
vitas terhadap bau lain tidak berubah. Apa yang membersih- berupa kesan yang tidak dapat dijelaskan.
kan odoran dari tempat pengikatan di reseptor olfaktorius
sehingga sensasi bau tidak terus-menerus ada setelah sumber
bau hilang? Di mukosa penciuman baru-baru ini dideteksi
adanya beberapa enzim "pemakan bau' yang berfungsi se-
bagai pembersih molekular, membersihkan molekul-molekul
odoriferus sehingga mereka tidak terus-menerus merangsang PERSPEKTIF BAB lNl: FOKUS PADA
reseptor olfaktorius. Yang menarik, enzim-enzim pembersih
odoran ini secara kimiawi sangat mirip dengan enzim d.etok- HOMEOSTASIS
sifikasi yang ditemukan di hati. (Enzim-enzim hati ini meng-
Untuk mempertahankan lingkungan internal stabil bagi ke-
inaktifkan bahan yang berpotensi toksik dari saluarn cerna; hidupan, tubuh harus secara rerus-menerus melakukan pe-
lihat h. 28). Kemiripan ini mungkin bukan kebetulan. Para nyesuaian untuk mengompensasi berbagai faktor eksternal
peneliti berspekulasi bahwa enzim-enzim hidung mungkin
dan internal yang secara terus-menerus mengaricam home-
memiliki fungsi rangkap sebagai pembersih mukosa olfakto- ostasis, misalnya pajanan ke udara dingin eksternal atau pro-
rius dari odoran lama dan pengubah bahan-bahan kimia yang
duksi asam internal. Banyak dari penyesuaian ini diarahkan
berpotensi toksik menjadi molekul yang tidak membahaya-
oleh sistem saraf,, satu dari dua sistem regulatorik utama
kan. Detoksifikasi semacam ini akan memiliki fungsi sangat
tubuh. Susunan saraf pusat (SSP), komponen sistem saraf
penting, karena terbukanya saluran anrara mukosa olfakto- yang berfungsi melakukan integrasi dan membuat keputus-
rius dan otak.
an, harus secara terus-menerus diberi tahu "apa yang sedang
terjadi" di lingkungan internal dan eksternal sehingga kom-
I Organ vomeronasal mendeteksi ponen ini dapat memerintahkan respons yang sesuai di
feromon. sistem-sistem organ untuk memperrahankan viabilitas tubuh.
Dengan kata lain, SSP harus tahu perubahan apa yang
Selain mukosa olfaktorius, hidung mengandung organ indera sedang terjadi sebelum berespons terhadap perubahan ter-
lain, organ vomeronasal (O\,N), yang umum terdapat pada sebut.
mamalia tetapi selama ini dianggap tidak ada pada manusia. Divisi aferen susunan saraf tepi adalah jalur penghu-
O\N terletak sekitar setengah inci di dalam hidung manusia bung untuk memberi tahu SSP mengenai lingkungan inter-
di samping tulang vomer (karenanya dinamai demikian). nal dan eksternal. Divisi aferen mendeteksi, menyandi, dan
Organ ini mendeteksi feromon, suatu sinyal kimiawi bukan menyalurkan sinyal perifer ke SSP untuk diproses. Untuk
uap yang berjalan di bawah sadar dari saru orang ke orang keterjagaan, persepsi, dan penentuan respons eferen diperlu-
lain. Pada hewan, pengikatan suatu feromon ke reseptornya kan masukan dari divisi aferen.
di permukaan suaru neuron di O\rN memicu potensial aksi Informasi aferen mengenai lingkungan internal, misal-
yang berjalan melalui jalur-jalur non-olfaktorius ke sistem nya kadar CO, dalam darah, tidak pernah mencapai tingkat
limbik, bagian otak yang mengatur respons emosional dan kesadaran, tetapi masukan ini ke pusat-pusat pengontrol di
perilaku sosioseksual. Sinyal-sinyal ini tidak pernah mencapai SSP penting untuk mempertahankan homeostasis. Masukan
tingkat kesadaran. Pada hewan, O\AJ dikenal sebagai "hidung aferen yang mencapai tingkat kesadaran, yang disebut infor-
seksual" karena perannya dalam mengarur perilaku reproduk- masi sensorik, mencakup sensasi somestetik dan propriosepsi
tif dan sosial, misalnya mengidentifikasi dan menarik lawan (sensasi/indera tubuh) dan indera khusus (penglihatan, pen-
jenis dan mengkomunikasikan status sosial. dengaran, pengecapan, dan penciuman).
Sebagian ilmuwan kini mengklaim keberadaan feromon Reseptor sensasi tubuh tersebar di seluruh permukaan
pada manusia, meskipun banyak yang skeptis terhadap remu- tubuh serta sendi dan otot. Sinyal aferen dari reseptor-
250 Bab 5
reseptor ini memberi informasi tentang sedang ter- dapat dicapai jika fotoreseptor tersebar di seluruh permukaan
^payang
jadi langsung pada bagian tubuh tertentu dalam kaitannya tubuh, seperti reseptor sentuh.
dengan lingkungan eksternal (yaitu, aspek "apa', "di mand', Masukan sensorik (baik indera tubuh maupun indera
dan "seberapa besar" dari masukan stimulatorik ke permuka- khusus) memungkinkan organisme multisel komplela seper-
an tubuh dan posisi sesaat tubuh dalam ruang). Sebaliknya, ti manusia berinteraksi dengan lingkungan eksternal untuk
setiap organ indera khusus hanya terdapat di bagian tertentu hal-hal yang bermanfaat dalam mencari makan, memperta-
tubuh. Organ indera khusus tidak memberi informasi ten- hankan diri dari bahaya, dan melakukan tindakan lain yang
tang bagian tubuh tertentu, tetapi menghasilkan jenis infor- ditujukan untuk mempertahankan homeostasis. Selain mem-
masi spesifik tentang lingkungan eksternal yang bermanfaat beri informasi yang esensial untuk interaksi dengan ling-
bagi tubuh secara keseluruhan. Sebagai contoh, melalui ke- kungen eksternal untuk mempertahankan hidup, pemroses-
mampuannya mendeteksi, menganalisis secara ekstensif, dan an perseptual masukan sensorik tersebut sangat memperkaya
mengintegrasikan pola-pola pencahayaan di lingkungan eks- kehidupan itu sendiri, misalnya kemampuan menikmati
ternal, mata dan sistem pemrosesan visual memungkinkan buku bagus, konser, atau makan.
anda "melihat" sekitar anda. Efek integratif serupa tidak akan
RINGKASAN BAB
Pendahuluan (h. 2Ol-2O3) dapat diketahui oleh SSII meskipun semua informasi
I Divisi aferen susunan saraf tepi membawa informasi ten- sampai dalam bentuk potensial aksi. (Lihatlah Tabel 6-1).
tang lingkungan internal dan eksternal ke SSP I Apa yang dipersepsikan oleh otak dari masukannya adalah
I Informasi sensorik, informasi aferen yang mencapai ting- abstraksi dan bukan realitas. Rangsangan yang dapat di-
kat kesadaran, mencakup (1) sensasi somatik (sensasi deteksi hanyalah rangsangan yang memiliki reseptor. Se-
somestetik dan propriosepsi) dan (2) indera khusus. lain itu, sinyal sensorik naik melalui pemrosesan yang
I Persepsi adalah interpretasi sadar dunia eksternal yang semakin rumit, dengan sebagian informasi mungkin di-
diciptakan oleh otak dari masukan sensorik. tekan sementa ra y^rg lain diperkuat.
I Istilah medan reseptif merujuk kepada daerah di sekitar
Fisiologi Reseptor (h. 203 -2O7) suatu reseptor yang dapat dideteksi oleh reseptor tersebut.
I Reseptor adalah ujung perifer khusus neuron aferen. (Lihat- Ketajaman, atau kemampuan diskriminasi suatu bagian
lah Gambar 64). Setiap jenis reseptor berespons terhadap tubuh berbanding terbalik dengan ukuran medan reseprif
stimulus adekuatnya (perubahan dalam bentuk energi atau dan juga bergantung pada tingkat inhibisi lateral di jalur-
modalitas yang menyebabkan reseptor tersebut bersifat res- jalur aferen yang berasal dari reseptor di bagian tersebut.
ponsif), menerjemahkan bentuk energi rangsangan menjadi (Lihatlah Gambar 6-6 dan 6-V.
sinyal listrik, suatu proses yang dinamai transduksi.
I Rangsangan menyebabkan depolarisasi potensial reseptor Nyeri (h. 207-2ll)
berjenjang dengan mengubah permeabilitas membran re- I Rasa nyeri ditimbulkan oleh rangsangan mekanis, suhu,
septor. Potensial reseptoq jika cukup besar, menyebabkan atau kimia yang mengganggu dan terdiri dari dua kom-
terbentuknya potensial aksi di membran neuron aferen di ponen: persepsi nyeri disertai oleh respons emosional dan
samping reseptor dengan membuka saluran Na. di regio perilaku terhadapnya.
ini. Potensial aksi ini merambat sendiri di sepanjang I Tiga kategori nosiseptor, arau reseptor nyeri, berespons
neuron aferen menuju SSP. (Lihatlah Gambar 6-3). terhadap rangsangan ini: nosiseptor mekanis, nosiseptor
I Kekuatan dan laju perubahan rangsangan menentukan suhu, dan nosiseptor polimodus. Yang terakhir berespons
besar potensial reseptor, yang pada gilirannya menentu- terhadap segala jenis rangsangan yang merusak, termasuk
kan frekuensi potensial aksi yang terbentuk di neuron bahan kimia misalnya bradikinin yang dikeluarkan oleh
aferen. (Lihatlah Tabel 6- 1) . jaringan yang cedera.
I Ukuran potensial reseptor juga dipengaruhi oleh tingkat I Sinyal nyeri disalurkan melalui dua jalur aferen: jalur
adaptasi reseptor, yaitu penurunan potensial reseptor mes- cepat yang membawa sinyal nyeri tajam, menusuk; dan
kipun rangsangan berlanjut. (1) Reseptor tonik beradap- jalur lambat yang membawa sinyal nyeri tumpul, pegal,
tasi lambat atau tidak sama sekali sehingga terus memberi persisten. (Lihatlah Tabel 6-2).
informasi mengenai rangsangan yang mereka pantau. (2) I Serat nyeri aferen berakhir di medula spinalis di jalur-
Reseptor fasik cepat beradaptasi dan sering memperlihat- jalur asendens yang menyalurkan sinyal ke otak untuk
kan respons yang menurun, sehingga memberi informasi diproses. (Lihatlah Gambar 6-8).
tentang perubahan dalam bentuk energi yang dipantau. I Jalur-jalur desendens dari otak menggunakan opiat endo-
(Lihatkh Gambar 6-). gen untuk menekan pelepasan substansi B suatu neuro-
I Dari reseptor ke SSP terdapat jalur-jalur terpisah berlabel transmiter penyalur sinyal nyeri dari ujung serat nyeri
sehingga informasi tentang jenis dan lokasi rangsangan aferen. Karena itu, jalur-jalur desendens menekan ffans-
Mata: Penglihatan (h. 2ll-230) I Pendengaran bergantung pada kemampuan telinga meng-
I Sinar adalah suatu bentuk radiasi elektromagnerik yang ubah gelombang suara di udara menjadi deformasi me-
berjalan seperd gelombang, dengan sinar tampak hanya kanis sel-sel rambut reseptif, yang kemudian memicu
membentuk suatu pita dari spektrum elektromagnetik sinyal saraf.
keseluruhan. (Lihatlah Gambar 6-12 dan 6,13). I Gelombang suara terdiri dari daerah penekanan molekul
I Mata adalah struktur khusus yang berisi reseptor peka udara bertekanan tinggi yang berselang-seling dengan
sinar yang penting bagi persepsi penglihatan - yaitu, sel daerah peregangan bertekanan rendah. Nada suara di-
batang dan sel kerucut yang ditemukan di lapisan retina- tentukan oleh frekuensi gelombangnya, kekuatan (inten-
nya. (Lihatlah Tabel 6-4, h. 229, dan Gambar 6-9 dan sitas) oleh amplitudo gelombang, dan warna suara (kua-
6-24). litas) oleh nada tambahan khasnya. (Lihatlah Gambar
I Iris mengontrol ukuran pupil, sehingga menyesuaikan 6-31 dan 6-32 serta Tabel6-9.
jumlah cahayayang dibiarkan masuk ke mata. (Lihatlah I Gelombang suara disalurkan melalui saluran relinga luar
Gambar 6-11). ke membran timpani, yang bergetar sinlron dengan ge-
I Kornea dan lensa adalah struktur refraktif primer yang lombang tersebut.
membelokkan berkas sinar datang untuk memfokuskan I Ti"rlang-tulang telinga tengah yang menjembatani celah
bayangan di retina. Kornea berperan paling besar dalam antara membran rimpani dan telinga dalam memperkuat
keseluruhan kemampuan refraktif mata. Kekuatan lensa getaran membran timpani dan menyalurkannya ke jendela
dapat disesuaikan melalui kerja otot siliaris untuk meng- ova1, yang getarannya menimbulkan perambatan gelom-
akomodasi perbedaan dalam penglihatan dekat dan jauh. bang di cairan koklea. (Lihatkh Gambar 6-33 dan 5-34).
(Lihatlah Gambar 6-14 sampai 6-20). I Gelombang ini, yang frekuensinya sama dengan gelom-
I Fotoreseptor batang dan kerucut diaktifkan ketika foto- bang suara semula, menyebabkan membran basilaris ber-
pigmen yang terkandung di dalamnya menyerap secara gerak. Berbagai bagian dari membran ini secara selektif
berbeda berbagai panjang gelombang cahaya. Penyerapan bergetar lebih kuat sebagai respons terhadap berbagai
cahaya menyebabkan perubahan biokimia di fotopigmen frekuensi suara. (Lihatlah Gambar 6-34).
yang akhirnya diubah menjadi perubahan dalam laju pe- I Di atas membran basilaris terdapat sel rambut dalam
rambatan potensial aksi di jalur penglihatan yang keluar organ Corti, yang rambut-rambutnya menekuk ketika
dari retina. Perubahan rangsangan cahaya menjadi sinyal membran basilaris bergerak naik-turun relatif terhadap
listrik dikenal sebagai fototransduksi. (Lihatlah Gambar membran tektorium di atasnya tempat rambut tersebut
6-21, 5-24, 6-25, dan 6-26). berkontak. (Lihatlah Gambar 6-33 dan 6-35).
I Pesan visual ditransmisikan melalui suatu jalur kompleks I Deformasi mekanis sel rambut spesifik di daerah mem-
yang menyilang dan tidak menyilang ke korteks peng- bran basilaris yang bergetar maksimal ini diubah menjadi
lihatan di lobus oksipitalis otak untuk pemrosesan per- sinyal sarafyang ditransmisikan ke korteks pendengaran
septual. (Lihatlah Gambar 6-29). di lobus temporalis otak untuk persepsi suara. (Lihatlah
I Sel kerucut memperlihatkan ketajaman yang tinggi tetapi Gambar 6-36).
hanya dapat digunakan untuk melihat pada siang hari (ke- I Aparatus vestibularis di telinga dalam terdiri dari (1)
adaan terang) karena sensitivitasnya yang rendah terhadap kanalis semisirkularis, yang mendeteksi percepatan atau
cahaya. Perbedaan rasio stimulasi ketiga jenis sel kerucut perlambatan rotasional dalam semua arah; serta (2) utri-
oleh panjang gelombang yang berbeda menghasilkan peng- kulus dan sakulus, yang mendeteksi perubahan laju
lihatan warna. (Lihatlah Gambar 6-26 dan Tabel 6-3). gerakan linier dalam semua arah dan memberi informasi
I Sel batang hanya memberi gambaran kabur dalam bayang- yang penting untuk menentukan posisi kepala dalam
an abu-abu, tetapi karena sangat peka terhadap cahaya kaitannya dengan gravitasi. (Lihatkh Gambar 6-38).
maka sel ini dapat digunakan untuk penglihatan malam I Sebagai respons terhadap deformasi mekanis sel rambut
hari. (Lihatlah Tabel 6-3). oleh gerakan spesifik cairan dan struktur-struktur terkait
I Sensitivitas mata meningkat selama adaptasi gelap, oleh di dalam organ indera vestibularis ini maka terbentuklah
regenerasi fotopigmen sel batang yang telah terurai selama sinyal saraf. Informasi ini penting untuk sensasi keseim-
pajanan cahaya sebelumnya. Sensitivitas berkurang selama bangan dan untuk mempertahankan posisi. (Lihatkh
adaptasi terang, oleh penguraian fotopigmen sel kerucut Gambar 6-39 dan 6-40).
yang berlangsung cepar. I Informasi dari aparatus vestibularis disalurkan ke nukleus
vestibularis di batang otak dan ke serebelum serta diguna-
Telinga: Pendengaran dan Keseimbangan (h. 230-243)
kan untuk mempertahankan keseimbangan dan posrur,
I Telinga melakukan dua fungsi yang tidak berkaitan: (1) mengontrol gerakan mata, dan merasakan gerakan dan
pendengaran, yang melibatkan telinga luar, telinga
orientasi. (Lihatkh Gambar 6-41).
tengah, dan koklea telinga dalam; dan (2) sensasi keseim-
bangan, yang melibatkan apararus vestibularis telinga da- Indra Kimiawi: Pengecapan dan Penciuman (h.243-250)
lam. Berbeda dari fotoreseptor di mata, resepror telinga I Pengecapan dan penciuman adalah indera kimiawi. pada
yang terletak di telinga dalam - sel rambut dikokl." d"rt keduanya, perlekatan molekul spesifik yang telah larut ke
252 Bab 6
reseptor di membran menyebabkan terbentuknya potensial kecap, yang masing-masing berespons terhadap rasa pri-
reseptor yang, pada gilirannya, memicu impuls saraf yang mer spesifik dengan derajat berbeda-beda. Tastan asin dan
memberi sinyal tentang keberadaan bahan kimia tersebut. asam menimbulkan potensial reseptor di kuncup kecap
Reseptor kecap berada di kuncup kecap di lidah; reseptor yang berespons terhadap keduanya dengan secara lang-
olfaktorius terletak di mukosa olfaktorius di bagian atas sung mempengaruhi saluran membran, sementara tiga
rongga hidung. (Lihatkh Gambar 6-42 dan 6-43).Ke&ta kategori tastan lain bekerja melalui sistem pembawa pesan
jalur sensorik ini mengandung dua rute: saru ke sistem kedua untuk menghasilkan potensial reseptor.
Iimbik untuk pemrosesan yang berkaitan dengan emosio- I Terdapat 1000 jenis reseptor olfaktorius yang berbeda,
nal dan perilaku dan satu ke korteks untuk persepsi sadar beda, masing-masing berespons terhadap hanya satu kom-
dan diskriminasi halus. ponen tertenru dari suatu bau, odoran. Odoran bekerja
Reseptor pengecapan dan penciuman rerus-menerus di- melalui sistem pembawa pesan kedua untuk memicu po-
perbarui, tidak seperti reseptor penglihatan dan pen- tensial reseptor. Sinyal aferen yang muncul dari reseptor
dengaran, yang ddak dapat diganti. olfaktorius disortir berdasarkan komponen bau oleh glo-
Lima rasa primer adalah asin, asam, manis, pahit, dan merulus di dalam bulbus olfaktorius. Diskriminasi bau
umami. Rasa kelima yang baru ditambahkan adalah rasa bergantung pada pola pengaktifan glomerulus ini. (Lihat-
"asam amino" (rasa daging). Diskriminasi rasa di luar rasa lah Gambar 6-44).
primer bergantung pada pola stimulasi kuncup-kuncup
SOAL LATIHAN
Pertanyaan Obyektif (Jawaban dth. A-47)
4. menghasilkan humor g. lensa
1. Jenis rangsangan yang suatu reseptor tertentu berespons aquosus h. diskus optikus;
paling kuat disebut ... 5. lapisan yang mengandung bintik buta
2. Perubahan bentuk energi rangsangan menjadi energi fotoreseptor i. iris
listrik oleh resepror dikenal sebagai ... 6. titik tempat saraf optikus j. badan siliaris
3. Semua informasi aferen adalah informasi sensorik. meninggalkan retina k. kiasma
(Benar atau sakh)
7. memberi nutrien kepada optikum
4. Nervus optikus membawa informasi dari separuh lateral lensa dan kornea l. sklera
dan medial mata yang sama, semenrara traktus optikus 8. berperan paling besar dalam kemampuan
membawa informasi dari separuh lateral satu mata dan refraktif mata
separuh medial matayanglain. (Benar atau salah?)
9. mengandung pembuluh darah yang mendarahi
5. Sel-sel ganglion padam di tengah meningkatkan fre- retina dan pigmen yang memperkecil penye-
kuensi lepas muatan ketika seberkas cahaya mengenai baran cahaya di dalam mata
bagian tepi medan reseprifnya. (Benar atau salah) 10. memiliki kemampuan untuk menyesuaikan
5. Selama adaptasi gelap, rodopsin secara bertahap di, daya refraksi
bentuk kembali untuk meningkatkan sensitivitas mara. I 1. titik tempat serar dari separuh medial
(Benar ataa salah?)
masing-masing rerina menyeberang ke sisi
7. Sel rambut di bagian organ Corti yang berbeda dan berlawanan
neuron di bagian korteks auditorius yang berbeda l2.bagian rerina dengan ketajaman penglihatan
diaktifkan oleh nadayang berbeda. (Benar atau salah?) tertinggi
8. Cetaran jendela oval menghasilkan impuls saraf yang 12. Dengan menggunakan kode jawaban di kanan,
dipersepsikan sebagai sensasi suara. (Benar atau sahh?) tunjukkan sifat mana yang berlaku untuk pengecapan
9. Adaptasi cepat terhadap bau terjadi karena adaptasi dan/atau penciuman:
reseptor olfaktorius. (Benar atau salah?)
1. Reseptor secara teratur a. berlaku untuk
10. Masing-masing reseptor berespons terhadap hanya satu
diganti. Pengecapan
dari lima rasa primer. (Benar atau sahh?)
11. Cocokkanyangberikut: 2. Reseptor adalah ulung b. berlaku untuk
khusus neuron aferen. penciuman
1. struktur talamus yang a. koroid
memproses masukan b. humor
3. Reseptor adalah sel c. berlaku untuk
terpisah yang bersinaps pengecapan
penglihatan. aquosus
dengan ujung terminal dan pen-
2. diafragma otot yang c. nukleus neuton aferen. ciuman
berwarna dan mengontrol genikulatum 4. Kemampuan diskriminasi didasarkan pada
jumlah cahaya yang masuk lateralis pola stimulasi reseptor oleh lima modalitas
ke mata d. kornea berbeda.
3. membentuk bagian putih e. fovea 5. Informasi dari sel reseptor dimasukkan dan
mata f. retina disortir oleh taut saraf yang dinamai glomerulus.
254 Bab 5
KASUS KLINIS
(Penjelasan di h.A-48) sinkop), atau perasaan bahwa ia atau benda sekitar di dalam
Suzanne J mengeluh kepada dokternya tentang serangan- ruangterasaberputar(keadaanyangdikenalsebagaivertigo).
serangan pusing berputar. Dokter bertanya apakah "pusing Mengapa pembedaan ini penting. dalam diagnosis banding
berputar" yangiamaksud adalah kepala terasa ringan, seolah- penyakitnya? Apa kemungkinan penyebab dari masing-
olah akan pingsan (suatu keadaan yang dikenal sebagai masing gejala tersebut?
S*stsrx tubuh
ral*r;lg:crt**rxxkan
h*meostasis
h{cmscstasis
ese*,lsixl brxgi
kelamgs*lngan
!:[dr*p se9
$el sYl*rxb*ntulq
sisten"l tubula
Sistem saraf, salah satu dari dua sistem regulatorik utama eksternal yang mengancam homeostasis, SSP melakukan
tubuh, terdiri dari susunan saraf pusat (SSP), yang terdiri dari penyesua ian-penyesuaian yang tepat untuk mempertahankan
otak dan medula spinalis, dan susunan saraf tepi, yang terdiri homeostasis. SSP membuat penyesuaian-penyesuaian tersebut
dari serat aferen dan eferen yang menyalurkan sinyal antara dengan mengontrol aktivitas organ efektor (otot dan
SSP dan perifer (bagian lain tubuh). kelenjar) dengan menyalurkan sinyal dari SSP ke organ-organ
Setelah diberi tahu oleh divisi aferen susunan saraf tepi. ini melalui divisi eferen susunan saraf tepi.
bahwa terjadi perubahan dalam lingkungan internal atau
256
Susunan Saraf Tepi:
Divisi Eferen
SEKILAS ISI
PENDAHULUAN PEN DAH U LUAN
SISTEM SARAF OTONOM
Divisi eferen susunan saraf tepi adalah jalur komu-
I Anatomi dan neurotransmiter serat otonom
nikasi yang digunakan oleh susunan saraf pusat
I Pola dominansi sistem simpatis dan parasimpatis
untuk mengontrol aktivitas otot dan kelenjar, organ-
I Jenis reseptor otonom
organ efektor yang melaksanakan efek, atau tindakan
I Kontrol 55P aktivitas otonom
yang diinginkan. SSP mengatur organ-organ efektor
SISTEM SARAF SOMATIK ini dengan memicu potensial alai di badan sel neu-
I Neuron motorik ron eferen yang aksonnya berakhir di organ-organ
I Jalur bersama akhir tersebut. Otot jantung, otot polos, sebagian besar
TAUT NEUROMUSKULAR kelenjar eksokrin, sebagian kelenjar endokrin, dan
I Proses-proses di taut neuromuskular; peran asetilkolin jaringan adiposa (lemak) disarafi gleh sistem saraf
I Peran asetilkolinesterase otonom, cabang involunter divisi eferen perifer.
I Pengaruh bahan kimiawi spesifik dan penyakit Otot rangka disarafi oleh sistem saraf somatik,
cabang divisi eferen yang berada di bawah kontrol
kesadaran. Keluaran eferen biasanya mempengaruhi
gerakan atau sekresi, seperti diperlihatkan di Thbel
7 -1 , yang merupakan contoh efek kontrol saraf atas
257
Tabel 7-1
Contoh Pengaruh Sinyal Eferen pada Gerakan dan Sekresi Organ Efektor
Pengaruh pada Gerakan Jantung (otot jantung) Peningkatan daya pompa darah ketika tekanan darah
turun terlalu rendah
Lambung (otot polos) Penundaan pengosongan lambung sampai usus siap
memproses makanan
Diafragma-suatu otot pernapasan (otot Memperkuat bernapas sebagai respons terhadap olah
ra ngka) raga
Pengaruh pada Sekresi Kelenjar keringat (kelenjar eksokrin) lnisiasi pengeluaran keringat pada pajanan ke
lingkungan panas
Pankreas endokrin (kelenjar endokrin) Peningkatan sekresi insulin, suatu hormon yang
menyebabkan kelebihan nutrien setelah makan
disimpan
Neurotransmiter
praganglion
Varicosity
I Ganglion otonom
Susunan Organ efektor
saraf
Pusat
Gambar 7-1
Jalur saraf otonom.
258 Bab 7
Organ
ACh efektor:
Ganglion
terminal Otot
jantung
Otot
polos
Saraf
parasimpatis
kraniosakral E, NE
Ganglion Sebagian
kolateral besar
kelenjar
eksokrin
dan
sebagian
ACh kelenjar
endokrin
Ganglion
terminal
pascaganglion kedua sistem saraf ini mengeluarkan neuro- Serat otonom pascaganglion tidak berakhir di satu ben-
transmiter yang berbeda (neurotransmiter yang mempenga- jolan terminal seperti ,lnaptic hnob. Namtn. cabang-cabang
ruhi organ efektor). Serat pascaganglion parasimpatis menge- tMradrenalin (norepinefin) secara kimiawi
sangat mirip dengan adre-
luarkan asetilkolin. Karena itu, serat-serar ini, bersama dengan nalin (epinfiin), produk hormon primer yang dikeluarkan oleh kelenjar
semua serat praganglion otonom, disebut serat kolinergik. medula adrenal. Karena sebuah perusahaan farmasi AS memasarkan
Sebagian besar serat pascaganglion simpatis, sebaliknya, di- produk ini untuk digunakan sebagai obat di bawah nama dagang Adre-
seb ut serat adrenergik karena mengeluarkan noradrenalin,
nalin, maka masyarakat ilmiah di negara ini cenderung menggunakan
nama alternatif "epinephrine" sebagai istilah generik untuk pembawa
yang umum dikenal sebagai norepinefrinr. Baik asetilkolin
pesan kimiawi ini, dan karenanya "noradrenalin" dikenal sebafai"nore-
maupun norepinefrin juga berfungsi sebagai pembawa pesan pinephrine". Namun, di sebagian besar negara berbahasa Inggris lainnya,
kimiawi"di bagian lain tubuh (Thbel 7-2). istilah pilihan adaJah " adrenaline" drn " noradrenaline" .
sep umum. Seperti anda dapat lihat dari tabel, sistem saraf aktivitas fisik. Karena aktivitas pencernaan dan kemih tidak
simpatis dan parasimpatis umumnya menimbulkan efek esensial untuk menghadapi ancaman, maka sistem simpatis
yang berlawanan di satu organ. Stimulasi simpatis mening- menghambat aktivitas-aktivitas ini.
katkan kecepatan denyut jantung, sementara stimulasi para-
simpatis menurunkannya; stimulasi simpatis memperlam- SAAT DOMINANSI PARASIMPATIS
bat gerakan di dalam saluran cerna, sedangkan stimulasi Sistem parasimpatis mendominasi pada keadaan tenang dan
parasimpatis meningkatkannya. Perhatikan bahwa kedua santai. Pada keadaan tanpa ancaman ini, tubuh berkonsentrasi
sistem meningkatkan aktivitas sebagian organ dan mengu- melaksanakan aktivitas "rumah tangga'nya, misalnya pencer-
rangi aktivitas organ yang lain. naan. Sistem parasimpatis mendorong fungsi tubuh tipe
Daripada menghapal suatu daftar seperti di TabelT-3, "istirahat-dan-cema" (rest- and-digest) ini sembari memper-
lebih baik kita secara logika mendeduksi kerja kedua sistem lambat aktivitas-aktivitas yang ditingkatkan oleh sistem sim-
dengan pertama-tama memahami situasi ketika masing- patis. Sebagai contoh, jantung tidak perlu berdetak keras dan
masing sistem mendominansi. Biasanya kedua sistem aktif luat jika seseorang berada dalam keadaan renang.
260 Bab 7
Mukosa Mata Kelenjar lakrimal
hidung
Simpatis Parasimpatis
Saraf
kranial
Saraf spinal
Gambar 7-3
Gambaran skematik struktur yang disarafi oleh sistem saraf simpatis dan parasimpatis.
MANFAAT PERSARAFAN OTONOM GANDA balik, peningkatan aktivitas di salah satu divisi disertai oleh
Apa manfaat persarafan ganda organ dengan serat sarafyang penurunan di divisi yang iain.
kerjanya saling berlawanan? Persarafan ganda ini memung- Terdapat beberapa pengecualian terhadap aturan umLrm
kinkan tubuh mengontrol secara tepat akdvitas suatu organ, persarafan timbal-balik ganda oleh dua cabang sistem saraf
seperti memiliki gas dan rem untuk mengontrol kecepatan otonom tersebut; yang menonjol adalah:
suatu mobil. Jika seekor hewan mendadak melintas di jalan I Pembuluh darah yang memiliki persarafaz (sebagian besar
yang sedang anda lewati, anda pada akhirnya dapat berhenti arteriol dan vena disarafi; arteri dan kapiler tidak) hanya me-
jika mengangkat kaki dari pedal gas, tetapi mungkin akan nerima serat saraf simpatis. Regulasi dilaksanakan dengan
terlalu lama untuk dapat menghindari hewan tersebut. Na- meningkatkan atau menurunkan frekuensi lepas muatan di
mun, jika anda secara bersamaan menginjak rem sewaktu atas atau di bawah level tonik di serat-serat simpatis ini. Satu-
mengangkat kaki dari pedal gas maka anda dapat menghen- satunya pembuluh darah yang menerima serat simpatis dan
tikan mobil dengan terkontrol dan lebih cepat. Dengan cara parasimpatis adalah pembuluh yang mendarahi penis dan
serupa, jantung yang berdetak cepat karena pengaruh sim- klitoris. Kontrol persarafan rangkap atas organ-organ ini pen-
patis dapat secara bertahap dikurangi hingga normal setelah ting untuk menghasilkan ereksi.
situasi stres berlalu dengan mengurangi impuls di saraf sim- I Sebagian besar helenjar keringat disarafi hanya oleh saraf
patis jantung (mengangkat kaki dari pedal gas). Namun, ke- simpatis. Serat pascaganglion saraf-sarafini bersifat tak lazim
cepatan denyut jantung dapat dikurangi secara lebih cepat karena mengeluarkan asetilkolin dan bukan norepinefrin.
dengan secara bersamaan meningkatkan aktivitas di jalur I Kelenjar liur disarafi oleh kedua divisi otonom tetapi
parasimpatis ke jantung (menginjak rem). Memang, kedua tidak seperti di tempat lain, aktivitas simpatis dan parasim-
divisi sistem saraf otonom biasanya dikontrol secara timbal- patis tidak antagonistik. Keduanya merangsang sekresi air
262 Eab 7
liur, tetapi volume dan komposisi liur berbeda, bergantung
pada cabang otonom mana yang dominan. Medula spinalis
Seral
I Medula adrenal adalah bagian sistem saraf praganglion r
simpatis
simpatis yang mengalami modifikasi.
264 BabT
Tabel 7-4
Gambaran Pembeda Sistem 5araf Simpatis dan Sistem Saraf Parasimpatis
Asal Serat Praganglion Regio toraks dan lumbal medula spinalis Otak dan regio sakrum medula spinalis
Asal Serat Pascaganglion Rangkaian/rantai ganglion simpatis (dekat Ganglion terminal (di atau dekat dengan organ
(lokasi ganglion) medula spinalis) atau ganglion kolateral efektor)
(sekitar separuh jalan antara medula spinalis
dan organ efektor)
Panjang dan Jenis Serat Serat praganglion kolinergik pendek Serat praganglion kolinergik panjang
Serat pascaganglion adrenergik panjang Serat pascaganglion kolinergik pendek
Organ Efekfor yang Otot jantung, hampir semua otot polos, Otot jantung, sebagian besar otot polos, sebagian
Disarafi sebagian besar kelenjar eksokrin, dan besar kelenjar eksokrin, dan sebagian kelenjar
sebagian kelenjar endokrin endokrin
Jenis Reseptor untuk Untuk neurotransmiter praganglion: Untuk neurotransmiter praganglion: nikotinik
Neurotransmiter nikotinik
Untuk neurotransmiter pascaganglion: ct,, cr, Untuk neurotransmiter pascaganglion: muskarinik
F,' 0,
Dominansi Mendominansi pada situasi darurat "lawan- Mendominansi pada situasi tenang, santai;
atau-lari"; mempersiapkan tubuh untuk mendorong aktivitas "rumah tangga" misalnya
aktivitas {isik berat pencernaan
dari jalur refleks spinal yang berasal dari reseptor-reseptor Alibatnya adalah kehilangan bertahap kontrol motorik,
sensorik perifer. Yang lain adalah bagian dari jalur-jalur desen- paralisis progresif, dan akhirnya kematian dalam satu sam-
dens yang berasal dari dalam otak. Daerah-daerah di otak pai lima tahun setelah awitan penyakit. Penyebab pasti
yang memiliki kontrol atas gerakan otot rangka mencakup penyakit ini masih belum jelas, namun para ilmuwan terus
regio motorik korteks, nukleus basal, serebelum, dan batang meneliti berbagai faktor yang mungkin mendasari penyakit
otak (lihat h. 158, 166, 179,181, dan 304-307; lihat juga ini. Berbagai faktor tersebut adalah perubahan patologis di
Gambar 8-23, h. 306, untuk ringkasan mengenai kontrol neurofilamen yang menghambat transpor bahan-bahan
motorik dan Gambar 5-28b, h. 190, untuk contoh spesifik krusial melalui akson (lihat h. 51), akumulasi ekstrasel
jalur motorik desendens). neurotransmiter eksitatorik glutamat hingga kadar toksik,
Neuron motorik dianggap sebagai jalur akhir bersama, agregasi protein abnormal (misfolded) intrasel, atau dis-
karena satu-satunya jalan yang dapat digunakan oleh bagian fungsi mitokondria yang menyebabkan penurunan produksi
lain sistem saraf untuk mempengaruhi aktivitas otot rangka energi.
adalah dengan bekerja pada neuron-neuron motorik ini. Sebelum kita mengalihkan perhatian ke taut antara se-
Tingkat aktivitas di suatu neuron motorik dan sinyal yang buah neuron motorik dan sel otot yang disarafinya, kita akan
kemudian dikirim ke serat otot rangka yang disarafinya ber- memadukan dalam bentuk tabel dua kelompok informasi
gantung pada keseimbangan relatif PPE dan PPI (lihat h. yang telah kita bahas. Tabel 7-5 meringkaskan ciri dua ca-
115) yang ditimbulkan oleh sinyal-sinyal prasinaps yang bang divisi aferen susunan saraftepi-sistem sarafotonom dan
berasal dari berbagai tempat di otak. sistem saraf somatik. Tabel 7-G membandingkan tiga jenis
Sistem somatik berada di
bawah kontrol kesadaran, te- fungsional neuron-neuron aferen, neuron eferen, dan antar-
tapi banyak aktivitas otot rangka yang melibatkan keseim-
bangan, postur, dan gerakan stereotipik dikontrol secara ba-
wah sadar. Anda dapat memutuskan untuk mulai berjalan,
tetapi anda tidak periu secara sadar melakukan kontraksi dan TAUT NEUROMUSKULAR
relaksasi secara bergantian otot-otor yang terlibat karena
gerakan-gerakan ini secara involunter dikoordinasikan oleh
pusat-pusat yang lebih rendah di otak.
CATAIAN KLINIS. Badan sel neuron-neuron motorik I Neuron motorikdan serat otot rangka
krusial dapat secara selektifdirusak oleh virus polio. Akibat- berhubungan secara kimiawi di taut
nya adalah kelumpuhan (paralisis) otot yang disarafi oleh neuromuskular.
neuron yang terkena.
Sklerosis lateral amiotroffk (amyotrophic lateral scle- Potensial aksi di neuron motorik merambat cepat dari badan
ALS), yang juga dikenal sebagai penyakit Lou Gehrig,
raszs, seldi dalam SSP ke otot rangka di sepanjang akson bermielin
adalah penyakit neuron motorik yang paling sering dijum- besar (serat eferen) neuron. Sewaktu mendekati otot, akson
pai. Penyakit yang belum dapat disembuhkan ini ditandai membentuk banyak cabang terminal dan kehilangan selu-
oleh degenerasi dan akhirnya kematian neuron motorik. bung mielinnya. Masing-masing dari terminal akson ini
Tempat Asal Otak atau tanduk lateral medula spinalis Umumnya tanduk ventral medula spinalis; yang
menyarafi otot di kepala berasal dari otak
Jumlah Neuron dari Asal Rantai dua neuron (praganglion dan Satu neuron (neuron motorik)
di 55P ke Organ Efektor pascaganglion)
Organ yang Disarafi Otot jantung, otot polos, kelenjar eksokrin, Otot rangka
dan sebagian kelenjar endokrin
Jenis Persarafan Sebagian besar organ efektor disarafi secara Organ efektor hanya disarafi oleh neuron motorik
rangkap oleh kedua cabang antagonistik
sistem ini (simpatis dan parasimpatis)
Neuroftansmiter di Organ Mungkin asetilkolin (ujung parasimpatis) Hanya asetilkolin
Efektor atau norepinefrin (ujung simpatis)
Efek pada Organ Efektor Stimulasi atau inhibisi (efek antagonistik Hanya stimulasi (inhibisi hanya mungkin terjad: di
kedua cabang) sentral melalui PPt pada dendrit dan badan sel
neuron motorik)
Jenis Kontrol Di bawah kontrol involunter Berada di bawah kontrol volunter; banyak
aktivitas dikoordinasikan di bawah sadar
Pusat yang Lebih Tinggi Medula spinalis, medula, hipotalamus, Medula spinalis, korteks motorik, nukleus basal,
yang Terlibat dalam korteks asosiasi praf ronta I serebelum, batang otak
Konirol
membentuk taur khusus, taut neuromuskular2, dengan satu angkut sinyal antara ujung saraf dan serat orot. Nurorrans-
dari banyak sel otot yang membentuk otot keseluruhan miter ini disebut asetilkolin (ACh).
(Gambar 7-5). Sel orot, disbur juga serat otot, berbentuk
silindris dan panjang. Terminal akson membesar membentuk PENGELUARAN ACh DI TAUT NEUROMUSKULAR
struktur mirip tombol , terminal button atau bouton, yang
Setiap terminal button mengandung ribuan vesikel yang me-
pas masuk ke cekungan dangkal, atau grooue, di serat orot di
nyimpan ACh. Perambatan potensial aksi ke terminal akson
bawahnya (Gambar 7-6). Sebagian ilmuwan menyebut taut
(tahap 1, Gambar 7-6) memicu pembukaan saluran Ca2- ber-
neuromuskular sebagai "motor end p/ate". Namun, kita akan
pintu tegangan dr terminal button (lihat h. 96). Pembukaan
mencadangkan istilah motor end-plafe untuk bagian khusus
saluran Ca2t memungkinkan Ca2- berdifusi ke dalam termi-
membran sel otot tepar dibawah termina/ button.
na/ button dari konsentrasi ekstraselnya yang lebih tinggi
(tahap 2), yang pada gilirannya menyebabkan pelepasan ACh
melalui eksositosis dari beberapa ratus vesikel ke dalam celah
fAsetilkolin adalah neurotransmiter taut (tahap 3).
neutoffiuskulus.
Di taut neuromuskular, sel saraf dan sel otot sebenarnya tidak PEM BENTUKAN POTENS'AL END-PATE
berkontak satu sama lain. Ruang, atau celah, antara kedua ACh yang dibebaskan berdifusi melintasi celah dan berikatan
struktur ini terlalu besar untuk memungkinkan transmisi dengan reseptor spesifik, yaitu protein membran khusus yang
listrik suatu impuls antara keduanya (yaitu, potensial aksi khas bagi bagian motor end-plate membran serar oror (tahap
tidak dapat "meloncat" sedemikian jauh). Selain itu, tidak 4). (Reseptor kolinergik ini adalah tipe nikotinik). pengikat-
terdapat saluran keluar bagi arus pembawa muatan dari an ACh dengan reseptor ini memicu pembukaan saluran
terminal button. Karenanya, seperti di sinaps saraf (lihat h. berpintu kimiawi di motlr end-plate. Saluran ini memung-
113), terdapat suaru pembawa pesan kimiawi yang meng- kinkan sejumiah kecil kation berpindah melewatinya (baik
Na. maupun Kt) tetapi tidak untuk anion (tahap ,5). Karena
2Banyak ilmuwan menyebut
sinaps sebagai setiap taut (hubungan) permeabilitas membran end-plate terhadap Na. dan Kr pada
antara dua sel yang menangani inlormasi secara elektris. Menurut sudut pembukaan saluran-saluran ini pada hakikatnya sama, maka
pandang yang luas in|, sinaps kimiawi mencakup taut antara dua neuron perpindahan relatif ion-ion ini melalui saluran bergantung
serta antara neuron dan sel efektor (misalnya sel otot tipe apapun atau
pada gaya dorong elektrokimiawi mereka. Ingatlah bahwa
sel kelenjar), dan sinaps listrih mencakup taut celah antara sel-sel otor
pada potensial istirahat, gaya dorong bersih untuk Na- jauh
polos atau antara sel-sel otot jantung. Kita secara sempit mencadangkan
kata sinaps secara spesifik untuk taut neuron ke neuron dan mengguna- lebih besar daripada untuk K-, karena potensial istirahat jauh
kan istilah yang berbeda-beda untuk taut jenis lain, misalnya,istrinh taut lebih dekat dengan potensial keseimbangan K.. Gradien kon-
neuromuskukr untuk hubungan antara neuron motorik dan sel otot sentrasi dan listrik untuk Na- mengarah ke daiam, sementara
rangka. gradien konsenrrasi untuk K- yang ke arah luar sebagian be-
265 Bab 7
Tabel 7-6
Perbandingan Jenis-jenis Neuron
NEURON EFEREN
GAMBARAN NEURON AFEREN Sistem Saraf Otonom Sistem Saraf Somatik ANTARNEURON
Asal, Struktur, Reseptor di ujung perifer; Rantai dua-neuron; Badan sel neuron Berbagai bentuk; terdapat
Iokasi akson perifer memanjang, neuron pertama (serat motorik terletak di seluruhnya di dalam SSP;
yang berjalan di saraf praganglion) berasal medula spinalis; akson sebagian badan sel berasal
perifer; badan sel terletak dari SSP dan berakhir di yang panjang berjalan dari otak, dengan akson
di ganglion akar dorsal; ganglion; neuron kedua di saraf perifer dan panjang berjalan menuruni
akson sentral pendek (serat pascaganglion) berakhir di organ medula spinalis dalam
masuk ke medula spinalis berasal dari ganglion efektor jalur desendens; sebagian
dan berakhir di organ berasal dari medula
efektor spinalis, dengan akson
panjang berjalan naik di
medula spinalis menuju
otak dalam jalur asendens;
yang lain membentuk
koneksi-koneksi lokal
pendek.
Berakhir di Anta rneuron* Organ e{ektor (otot Organ efektor (otot Antarneuron lain dan
jantung, otot polos, rangka) neuron eferen
kelenjar eksokrin dan
sebagian kelenjar
endokrin)
Fungsi Membawa informasi Membawa instruksi dari Membawa instruksi dari Memproses dan meng-
tentang lingkungan SSP ke organ efektor SSP ke organ efektor integrasikan masukan
eksternal dan internal ke aferen; memulai dan
5SP mengoordinasikan sinyal
eferen; berperan dalam
pikiran dan fungsi luhur
lain
Konvergensi Tidak (satu-satunya Ya Ya Ya
Masukan di masukan adalah melalui
Badan Sel reseptor)
Efek Masukan Hanya dapat tereksitasi Dapat dirangsang atau Dapat dirangsang atau Dapat dirangsang atau
pada [tJeuron (melalui potensial reseptor dihambat (melalui PPE dihambat (melalui PPE dihambat (melalui PPE
yang dipicu oleh stimulus; dan PPI di neuron dan PPI; harus dan PPI; harus mencapai
harus mencapai ambang pertama; harus mencapai ambang agar ambang agar terjadi
agar terjadi potensial aksi) mencapai ambang agar terjadi potensial aksi) potensial aksi)
terjadi potensial aksi)
Ternpat lnisiasi Bagian peka rangsang Axon hillock Axon hillock Axon hillock
Potensial Aksi pertama membran di
dekat reseptor
Divergensi Ya Ya Ya Ya
Keluaran
Efek Keluaran Hanya merangsang Serat pascaganglion Hanya merangsang Merangsang atau
pada Struktur merangsang atau menghambat
ternpat la menghambat
Berakhir
*Kecuali pada refleks regang di mana neuron aferen berakhir langsung di neuron eferen; lihat h.308
saq tetapi tidak seluruhnya, diimbangi oleh gradien listriknya dari terminal button daripada dari presynaptic knob sebagai
yang mengarah ke dalam. Akibatnya, ketika ACh memicu respons terhadap potensial aksi; (2) motor end-plare memiliki
pembukaan saluran-saluran tersebut, jauh lebih banyak Na- luas permukaan yang lebih besar dengan reseptor neuro-
yang mengalir masuk daripada Kt keluar sel sehingga terjadi rransmiter yang padat, dan karenanya memiliki lebih banyak
depolarisasi motor end-plare. Perubahan potensial ini disebut tempat untuk mengikar neurorransmiter daripada yang di-
end-ltlate ltotential (EPP). Ini adalah potensial berjenjang miliki oleh membran subsinaps; dan (3) lebih banyak saluran
serupa dengan PPE (potensial pascasinaps eksitatorik; lihat h. ion yang terbuka sebagai respons terhadap kompleks neuro-
115), kecuali bahwa EPP iauh lebih besar karena hal-hal transmiter-reseptor di motor end-plate. Hal ini memungkin-
berikut: (1) lebih banyak neurotransmiter yang dibebaskan kan peningkatan influks ion positif dan depolarisasi yang
268 Bab 7
k
la
Akson neuron motorik i; Fcr:t;nb;lr.an:
;"*! potensial aksi
Selubung mielin fl
i! di neuroy'l mstorik
,fi
tr @
;i
Terminal akson
(terminal buttonl -dr
Vesikel asetilkolin
Saluran kalsium
Reseptor
bergerbang voltase
asetilkolin
Asetilkolinesterase
Membran plasma Peramhatan
serat otot
@n.&i
i-1dw pstensial aK$i
ffi di serat oi:ot
@
fl\d'\
f^i
r%@m
baluiah Na+
bergCrbang:voltase
m ry
Na+ @
mi[**"ffi.P
Saluran kation
vNa+ |
a!i#++ !.i:.#ffi^i
Potensial aksi di neuron motorik merambat ke terminal Hasilnya adalah potensial end-plate. Terjadi aliran arus
akson (te rm i n a I b utto n). lokal antara end-plate yang mengalami depolarisasi dan
membran sekitar.
Terbentufnya potensial aksi di terminal button memicu
- pembukaan saluran Ca2+ bergerbang voltase dan
@ ntitun arus lokal ini membuka saluran Na+ berpintu
masuknya Ca2* ke dalam terminal bufton. tegangan di membran sekitar.
Gambar 7-6
Proses-proses yang terjadi di taut neuromuskulus.
besar-besaran, tidak saja di taut neuromuskuiar tetapi di semua kap dalam keadaan inaktif (lihat h. 101) sehingga menghambat
tempat kolinergik. Semua tempat kolinergik mengalami depo- pembentukan potensial alsi baru dan kontraksi diafragma.
Iarisasi berkepanjangan, dengan akibat paling berbahaya adalah Akibatnya, korban tidak dapat bernapas.
kegagalan pernapasan. Bernapas dilalsanakan oleh kontratr<si
dan relaksasi bergantian otot-otot rangka, khususnya diafrag- TOKSIN BOTULINUM MENGHAMBAT PELEPASAN
ma. Paralisis pernapasan terjadi akibat depolarisasi berkepan- ACh
jangan diafragma. Selama apayang dinamakan sebagai blok Toksin botulinum, sebaliknya, menimbulkan efek mematikan
depolarisasi ini, saluran Na. bergerbang tegangan terperang- dengan menghambat pelepasan ACh dari terminal button
Tabel 7-7
Perbandingan 5inaps dan Taut Neuromuskular
KEMIRIPAN PERBEDAANI
Keduanya terdiri dari dua sel peka rangsang yang Sinaps adalah taut antaia dua neuron. Taut neuromuskular terdapat
dipisahkan oleh suatu celah sempit yang mencegah antara suatu neuron motorik dan suatu serat otot rangka.
transmisi langsung aktivitas listrik di antara keduanya
Transmisi potensial aksi one-to-one (satu sel ke satu sel lain) terjadi di
Terminal akson keduanya menyimpan pembawa taut neuromuskular, sementara satu potensial aksi di neuron
pesan kimiawi (neurotransmiter) yang dibebaskan prasinaps biasanya tidak dapat memicu potensial aksi di neuron
melalui eksositosis vesikel penyimpan yang diinduksi pascasi na ps.
oleh Ca'z. ketika potensial aksi mencapai terminal. Potensial aksi di neuron pascasinaps biasanya terjadi hanya jika
Pada keduanya, pengikatan neurotransmiter dengan penjumlahan PPE membawa membran ke ambang.
reseptor di membran sel yang terletak di bawah
Taut neuromuskulus selalu bersifat eksitatorik (Epp); sinaps dapat
terminal akson membuka saluran-saluran spesifik di
bersifat eksitatorik (PPE) atau inhibitorik (ppl).
membran, memungkinkan perpindahan ion yang
kemudian mengubah potensial membran sel. lnhibisi otot rangka tidak dapat dilakukan di taut neuromuskular;
penghambatan tersebut hanya dapat dilakukan di SSp melalui ppl di
Pada keduanya, perubahan yang terjadi pada
dendrit dan badan sel neuron motorik.
potensial membran adalah potensial berjenjang.
270 Bab 7
sebagai respons terhadap potensial aksi neuron motorik. bilitas membran dan tidak diinaktifkan oleh AChE. Ketika
Toksin Clostridium botulinum menyebabkan botulisme, kurare menempati resepror ACh, maka ACh tidak dapat ber-
suatu bentuk keracunan makanan. Hal ini paling sering ter- ikatan dengan reseptor tersebut untuk membuka saluran
jadi akibat makanan kalengan yang diproduksi secara tidak yang akan menyebabkan perpindahan ion untuk EPP. Oleh
benar dan tercemar oleh bakteri klostridia yang bertahan sebab itu, karena tidak terjadi potensial aksi sebagai respons
hidup dan berkembang biak serta menghasilkan toksin dalam terhadap impuls saraf ke otot-otot tersebur maka terjadilah
prosesnya. Ketika dikonsumsi, toksin tersebut menghambat paralisis. Jika terdapat cukup banyak kurare untuk meng-
otot berespons terhadap impuls saraf,, Kematian disebabkan hambat reseptor ACh dalam jumlah bermakna maka yang
oleh kegagalan pernapasan akibat ketidakmampuan diafrag- bersangkutan dapat meninggal akibat paralisis pernapasan
ma berkontraksi. Toksin botulinum adalah salah satu racun karena ketidakmampuan mengontraksikan diafragma. Da-
paling mematikan yang dikenal; ingesti kurang dari 0,0001 hulu sebagian orang menggunakan kurare sebagai racun mara
mg dapat mEmatikan seorang dewasa (Lihat fitur dalam boks panah yang mematikan.
dih. 27 | Konsep, Thntangan, dan Kontroversi untuk mempe-
lajari keriput baru yang mengejutkan pada kisah toksin ORGANOFOSFAT M ENGHAM BAT INAKTIVASI ACh
botulinum).
Organofosfat adalah sekelompok bahan kimia yang memo-
difikasi aktivitas taut neuromuskulus dengan cara yang ber-
KURARE MENGHAMBAT KERJAACh DI RESEPTOR beda - yaitu, dengan menghambat secara ireversibel AChE.
Bahan kimia lain menghambat aktivitas taut neuromuskular Inhibisi AChE menghambat inaktivasi ACh yang telah di-
dengan menghambat efek ACh yang telah dibebaskan. Con- bebaskan. Kematian karena organofosfat disebabkan oleh
toh paling dikenal adalah antagonis kurare, yang berikaran kegagalan pernapasan, karena diafragma tidak dapat meng-
secara reversibel dengan reseptor ACh di motor end-plate. alami repolarisasi dan kembali ke keadaan istirahatnya, kemu-
Namun, tidak seperti ACh, kurare tidak mengubah permea- dian berkontraksi lagi untuk membawa masuk udara segar.
RINGKASAN BAB
Pendahuluan (h. 257 -258) badan sel serat pascaganglion di ganglion luar SSp Serat
I SSP mengontrol orot dan kelenjar dengan menyalurkan pascaganglion berakhir di organ efektor. (Llhatlah Gambar
sinyal ke organ-organ efektor ini melalui divisi eferen 7-l dan 7-2 serta Tabel 7-4).
susunan saraftepi. (Lihatlah Tabel 7-1). Semua serat praganglion dan serat pascaganglion para-
I Terdapat dua jenis outpur eferen: sisrem saraf oronom, simpatis mengeluarkan asetilkolin. Serat pascaganglion
yang berada di bawah kontrol involunter dan menyarafi simpatis mengeluarkan norepinefrin. (Lihatlah Gambar
otot jantung dan otot polos serta sebagian besar kelenjar 7-2 dan Tabel 7-2).
eksokrin dan endokrin; dan sistem saraf somatik, yang Neurotransmiter yang sama memicu respons berbeda di
berada di bawah kontrol kesadaran dan menyarafi otot jaringan yang berbeda. Karena itu, respons bergantung
rangka. (Lihatkh Tabel 7-5, h. 266, dan Tabel 7-6, h. 26n. pada spesialisasi sel jaringan, bukan pada sifat pembawa
pesan (neurotransmiter).
Sistem Saraf Otonom (h.255-264) Jaringan yang disarafi oleh sistem saraf otonom memiliki
I Sistem saraf otonom terdiri dari dua subdivisi - sistem satu atau lebih ripe resepror yang berbeda untuk pembawa
saraf simpatis dan parasimpatis. (Lihatlah Gambar 7-2 pesan kimiawi pascaganglion. Reseptor kolinergik men-
dan 7-3 serta Tabel 7-3 dan 7-4). cakup reseptor nikotinik dan muskarinik; reseptor adre-
I Jalur saraf otonom terdiri dari rangkaian dua-neuron. nergik mencakup reseptor ct\, cL2, F,, d".r Br. (L;hatkh
Serat praganglion berasal dari SSP dan bersinaps dengan Gambar 7-4 dan Tabel 7-4.
272 Bab 7
I Suatu serat otonom dapat merangsang atau menghambat
motorik adalah medula spinalis, daerah motorik korteks,
aktivitas di organ yang disarafinyi.
_ llit nttnt Tab;t 7_3). nukleus basal, serebelum, dan batang otak.
I Sebagian besar organ viserai disarafi oleh serat simpatis
dan parasimpatis, yang secara umum menimbulkan efek Taut Neuromuskular (h. 265 -27 2)
yang bertentangan di satu organ. persarafan rangkap I Setiap terminal akson suatu neuron motorik membentuk
organ oleh kedua cabang sistem saraf oronom memung- taur neuromuskular dengan sebuah sel (serat)
otot. (Lihat_
kontrol yang tepat terhadap aktivitas suaru organ. lah Gambar 7-5 dan Tabel 7_V.
f1"f"i
(Lihatlah Gambar 7,3 dan Tabet 7_3). I Karena struktur-struktur ini tidak membentuk
kontak
I Sistem simpatis mendominasi dalam situasi darurat
atau langsung, maka sinyal disalurkan anrara terminal
saraf
berbahaya ("lawan-atau-lari") dan mendorong respons- dan serar otot melalui pembawa pesan kimiawi
asetilkolin
respons yang mempersiapkan tubuh untuk aktivitas (ACh). (Lihatlah Gambar 7_6).
fisik
berat. Sistem parasimpatis mendominansi pada keadaan I Potensial aksi di terminal akson menyebabkan
pelepasan
tenang santai ("rehat-dan_cerna,) serra mendorong ACh dari vesikel simpanannya: ACh yang dibebaskan
aktivitas-aktivitas untuk memelihara tubuh misalnvl berdifusi melintasi ruang yang m.misahkarisel
saraf dan
pencernaan. (Lihatlah Tabet 7-3 dan Z-4). sei otot dan berikatan dengan resepror khusus
di motor
I Al<tivitas otonom dikontrol oleh banyak daerah di
SSI end-plate membran sel otot. pengikatan
ACh dengan
termasuk medula spinalis, medula, hipotalamus, dan reseptornya memicu pembukan saluran spesifik
kor_ di mitor
teks asosiasi prafrontal. end-plate. Perpindahan ion yang kemudian
terjadi menye,
babkan depolarisasi *oto, ,o*plnra menimbulkan
Sistem Saraf Somatik (h.264-265) end_
plate potential (Epp) . (Lihattah Gambar
I Sistem saraf somatik terdiri dari akson neuron _ 7_e.
motorik, I A,liran arus lokal antara,entl-plate yangmengalami
depo-
yang berasal dari medula spinalis atau batang otak
dan larisasi dan membran .el otoi rekit", ri.mb#"
berakhir di otot rangka. (Lihatkh Tabet 7_5).
sekitar tersebut ke ambang, memicu potensial
-.-br"n
I Asetilkolin, neurotransmiter yang dikeluarkan dari neu-
merambat ke seluruh serar oror.
aksi yang
ron motorik, merangsang kontraksi otot.
I Potensial aksi otot ini memicu kontraksi otot.
I Neuron motorik adalah jalur akhir bersama yang diguna_
I Asetilkolinesterase menginaktifkanACh,
kan oleh berbagai bagian SSp untuk mengontrol aktivitas mengakhiri Epp
dan, s.elanjutnya, potensial aksi serta korrtr"liri yang
otot rangka. Daerah-daerah SSp yang mempengaruhi timbulkannya. (Lihatlah Gambar 7_6).
di_
aktivitas otot rangka dengan bekerja melalui neuron
SOAL LATIHAN
Pertanyaan Obyektif (Jawaban di h. A-4g)
5. Dua divisi sistem saraf otonom adaiah sistem saraf ...,
1. Potensial aksi di taut neuromuskular dan di sinaps di_ yang mendominansi pada situasi ,,lawan_ataulari,,.
salurkan secara satu-lawan-saru. (Benar atau salahi) dan
sistem saraf . . ., yang mendominansi pada ,,rehat_
2. Serat pragangiion simpatis berawal di segmen torakal situasi
dan-cerna".
dan lumbal medula spinalis. (Benar atau s;hh?)
6. ... adalah
zuatu ganglion simpatis modifikasi yang tidak
3. Sistem saraf simpatis
membentuk serar pascaganglion tetapi m.ngelir"rk",r
a. selalu eksitarorik
hormon yang serupa atau identik dengan netrroJorrr^it..
b. hanya menyarafi jaringan yang berkaitan dengan
pascaganglion simpatis ke dalam darah.
perlindungan tubuh terhadap rantangan dari li"ng_ 7. Dengan menggunakan kode jawaban di kanan,
kungan luar sebutkan
transmiter otonom yang sedang dijelaskan:
c. memiliki serar praganglion pendek dan
lion panjang
pascagang- l. Disekresikan oleh serat a. asetilkolin
pascaganglionparasimpatis b. norepinefrin
d. adalah bagian dari divisi aferen susunan saraftepi
e. adalah bagian dari sistem saraf somatik. 2. berikatan dengan reseptor
4. Asetilkolinesterase muskarinik atau nikotinik
a. disimpan di vesikel di terminal button. 3. disekresikan oleh neuron motorik
b. berikatan dengan resepror di motor end-plate rnttk 4. berikatan dengan reseptor o atau B
menimbulkan potensial end_p lare. 5. disekresikan oieh medula adrenal
c. dihambat oleh organofosfat 6. disekresikan oleh serar pascaganglion simpatis
d. adalah transmiter kimiawi di taut neuromuskular 7. disekresikan oleh semua serar praganglion
e. melumpuhkan otot rangka dengan berikatan kuat
dengan reseptor asetilkolin
Pertanyaan Esai
1. Bedakan antara serat praganglion dan pascaganglionl
t- "t
2D
2. Bandingkan asal, panjang serat praganglion dan pasca-
ganglion, dan neurotransmiter sistem saraf simpatis dan Dalam persamaan ini, x adalah jarakyang dicakup, D
parasimpatis! adalah koefisien difusi, dan t adalah waktu yang diper-
3. Apa keuntungan persarafan ganda di banyak organ oleh lukan bagi substrat berdifusi melintasi jarak x. Dalam
kedua cabang sistem saraf otonom? contoh ini, x adalah lebar celah antara rerminal akson
4. Bedakan berbagai jenis reseptor berikut ini: reseptor neuron dan serat otot di taut neuromuskular (anggap
nikotinik, reseptor muskarinik, reseptor cr,l, reseptor cr2, 200 nm), dan D adalah koefisien difusi asetilkolin
reseptor F,, d".r reseptor Brl (anggaplah I x 10-t cm'zldtk). Berapa lama waktu yang
5. Bagian SSP mana yang mengatur sinyal otonom? diperlukan oleh asetilkolin untuk berdifusi menyebe-
6. Mengapa neuron motorik dinamai "ja.lur akhir bersama"? rangi taut neuromuskular?
UNTUK DIRENUNGKAN
(Penjelasan di h. A-48) kinkan pengosongan) sfingter uretra eksternus, suatu
1. Jelaskan mengapa epinefrin, yang menyebabkan kon- cincin otot yang menjaga pintu keluar dari kandung
strilsi (penyempitan) arteriol di sebagian besar jaringan, kemih, maka tipe orot apa yang membentuk sfingter ini
sering diberikan bersama dengan anestetik lokal? dan cabang sistem sarafapa yang menyarafinya?
2. Apakah aktivitas otot rangka dipengaruhi oleh atropin? 4. Racun ular berbisa tertentu mengandung bungarotol.sin
Mengapa atau mengapa tidak? c\, y^ng berikatan erat dengan reseptor asetilkolin di
3. Karena anda dapat mengontrol secara sadar pengo- membran motor end-phte. Apa gejala yang akan terjadi?
songan kandung kemih anda dengan mengontraksikan 5. Jelaskan bagaimana destruksi neuron motorik oleh virus
(mencegah pengosongan) atau melemaskan (memung- polio atau sklerosis lateral amiotrofik dapat mematikan?
KASUS KLINIS
(Penjelasan di h. A-48) nyeri ketika kebutuhan jantung akan olaigen meningkat,
Christopher K, mengalami nyeri dada jika ia naik tangga ke misalnya selama olah raga atau situasi penuh stres yang me-
kantornya di lantai empar arau bermain tenis tetapi tidak ningkatkan aktivitas simpatis. Nyeri dada Christopher segera
mengalami gejala jika tidak melaksanakan aktivitas fisik. lenyap bila ia segera memakai obat vasodilator misalnya nitro-
Gangguan yang dialaminya didiagnosis sebagai angina pek- gliserin, yang melemaskan otot polos di dinding pembuluh
totis (angina artinya'nyeri"; pehtoris artinya "dada"), nyeri jantungnya yang menyempit. Akibatnya, pembuluh mem,
jantung yang terjadi ketika aliran darah ke otot jantung tidak buka lebih lebar dan lebih banyak darah dapat mengalir me-
dapat memenuhi kebutuhan oksigen otot. Keadaan ini biasa- laluinya. Untuk terapi jangka panjang, dokternya menyara-
nya disebabkan oleh penyempitan pembuluh darah yang kan bahwa Christopher akan mengalami serangan angina
mendarahi jantung oleh endapan yang mengandung koleste- yang lebih jarang dan lebih ringan jika ia menggunakan obat
rol. Sebagian besar orang dengan kelainan ini tidak meng- penghambat 0,, misalnya metoprolol, secara reratur. Jelaskan
alami nyeri saat istirahat tetapi menderita serangan-serangan mengapa!
274 BabT
\
Sistem Otot
Sistem tubuh
rnernpertahankan
honreostasis
Flomeostasis esensial
h,agi keNangsung&yI
hidup sel
$el membentlrk
sistEm tubuh
Otot adalah spesialis kontraksi tubuh. Otot rangka melekat ke Kontraksi otot rangka penting untuk aktivitas-aktivitas
tulang. Kontraksi otot rangka menggerakkan tulang-tulang nonhomeostatik, misalnya menari atau mengoperasikan
yang melekat kepadanya sehingga tubuh dapat melakukan komputer. Otot polos ditemukan di dinding organ berongga
berbagai aktivitas motorik. Otot rangka yang menunjang dan saluran. Kontraksi terkontrol otot polos mengatur
homeostasis mencakup otot-otot yang penting dalam gerakan darah melintasi pembuluh, makanan meiintasi
mendapat, mengunyah, dan menelan makanan serta yang saluran cerna, udara melintasi saluran napas, dan urin ke luar
esensial untuk bernapas. Kontraksi otot yang menghasilkan tubuh. Ototjantung hanya ditemukan di dinding jantung,
panas juga penting dalam mengatur suhu. Otot rangka juga yang kontraksinya memompa daiah ke seluruh tubuh.
digunakan untuk menggerakkan tubuh menjauhi bahaya.
276
Fisiologi Otot
SEKILAS ISI
PENDAHULUAN PENDAI.IULUAN
STRUKTUR OTOT RANGKA
Dengan menggerakkan komponen-komponen intra-
I Tingkat organisasi di otot
sel tertentu, sel otot dapat menghasilkan tegangan
I Komposisi filamen tebal dan tipis
dan memendek, yaitu, berkontraksi. Ingatlah bahwa
DASAR MOLEKULAR KONTRAKSI OTOT RANGKA tiga tipe otot adalah otot rangha, otot jantilng, dan
I Mekanisme pergeseran filamen otot polos (lihat h. 4). Melalui kemampuan berkon-
f Penggabungan eksitasi-kontraksi traksinya yang berkembang sempurna, kelompok-
MEKANIKA OTOT RANGKA kelompok sel otot yang bekerja sama dalam suatu
I Gradasi kontraksi-rekrutmen, penjumlahan, hubungan panjang- otot dapat menghasilkan gerakan dan melakukan
tegangan kerja. Kontraksi terkontrol otor memungkinkan (1)
I Kontraksi isotonik dan isometrik terjadinya gerakan bertujuan tubuh keseluruhan
I Hubungan beban-kecepatan atau bagian-bagiannya (misalnya berjalan arau me-
I Efisiensi otot; produksi panas lambaikan tangan), (2) kita memanipulasi benda
I Sistem tuas pada tulang dan otot eksternal (misalnya menyetir atau memindahkan
METABOLISME OTOT RANGKA DAN JENIS SERAT furnitur), (3) terdorongnya ar^v mengalirnya isi ber-
I Jalur yang memasok ATP bagai organ internal berongga (misalnya sirkulasi
I Kelelahan otot darah atau mengalirnya makanan melalui saluran
I Konsumsi oksigen pascalatihan yang berlebihan cerna), dan (4) kita mengosongkan isi organ terrentu
I Jenis serat otot ke lingkungan eksternal (misalnya berkemih atau
KONTROL GERAKAN MOTORIK melahirkan).
I Masukan yang mempengaruhi keluaran neuron motorik
Otot membentuk kelompok jaringan terbesar
277
yang membentuk 80%o volume serat otot, adalah struktur
silindris intrasel dengan garis tengah I pm dan terbentang di
seluruh panjang serat oror (Gambar 8-2b). Setiap miofibril
terdiri dari susunan teratur elemen-elemen sitoskeleton-
filamen tipis dan tebal-yang tertata rapi (Gambar 8-2c).
Filamen tebal, yang bergaris tengah 12 sampai 18 nm dan
panjang 1,6 pm, terdiri dari protein miosin; sementara ffla-
men tipis, yang bergaris tengah 5 sampai 8 nm dan panjang
1,0 pm, terutama dibentuk oleh protein ahtin (Gambar
8-2d). Tingkat organisasi otot rangka dapat diringkaskan
sebagai berikut:
Otot volunter Qtot involunter
Otot serat orot miofibril filamen miosin
+
Gambar 8-1 keseluruh"n+ - tebal dan +dan aktin
tlpls
Kategorisasi otot.
(suatu organ) (sebuah se1) (struktur (elemen (molekul
intrmel sitoskeleton) protein)
khusus)
278 Bab 8
{
Tendon
Serat otot
sel otot)
i,
Fi'
Jaringan ikat
(a)
Begi*n dari
miolibril
Filamen tebal
Garis M
silang
Aktin
Filamen'tlPis
(d)
Gambar 8-2
Tingkat organisasi di sebuah otot rangka. (a) Pembesaran potongan melintang sebuah otot utuh. (b) Pembesaran sebuah
miofibril di dalam suatu serat otot, (c) Komponen sitoskeleton sebuah miofibril. (d) Komponen protein filamen tebal dan tipis.
fibril, bukan dengan meningkatkan ukuran masing-masing berlawanan. Titin adalah protein terbesar di tubuh, terbentuk
sarkomer. dari hampir 30.000 asam amino. Protein ini memiliki dua
Di dalam gambar tidak diperlihatkan adanya untai- fungsi: (1) bersama dengan protein-protein garis M, titin
untai tunggal protein raksasa yang sangat elastik dan dikenal membantu menstabilkan posisi filamen tebal dalam kaitan-
sebagai titin yang berjalan di kedua arah dari garis M di nya dengan filamen tipis; dan (2) dengan berfungsi sebagai
sepanjang filamen tebal ke gais Z di ujung sarkomer yang pegas, protein ini sangat meningkatkan kelenturan otot.
iF-
Zona H
l- eitu -F
r eita A +l lah suatu protein yang terdiri dari dua subunit identik,
masing-masing berbentuk seperti stik golf (Gambar g-5a).
(a)
Bagian ekor protein saling menjalin seperti batang-batang
stik golf yang dipilin saru sama lain, dengan dua bagian
globular menonjol di satu ujung. Kedua paruh
-"ri.rg-
s masing fflamen tebal adalah bayangan cermin yang dibentuk
u; oleh molekul-molekul miosin yang terletak memanjang da-
co
lam susunan bertumpuk teratur dengan .ko,
o -.rrg"."h k.
o bagian tengah filamen dan kepala globular menonjol keluar
t
o
o
pada interval teratur (Gambar 8-5b). Kepala-kepala ini mem-
(
c
-b bentuk jembatan silang antara fflamen tebal dan tipis. Setiap
o
jembatan silang memiliki dua tempat penring yang krusial
a
bagi proses kontraksi: (1) suatu rempar untuk mengikar akrin
c
.9 dan (2) suaru tempa! miosin AIPase (pengurai AIp).
a
o
!
JEMBATAN SILANG
Dengan sebuah mikroskop elektron, dapat dilihat adanya
jembatan silang halus terbentang dari masing-masing fila-
men tebal menuju filamen tipis sekitar di tempat di mana
filamen tebal dan tipis bertumpang tindih (Gambar 8-2c).
Secara tiga dimensi, filamen tipis tersusun secara heksagonai Filamen tebal Filamen tipis
di sekitar filamen tebal. Jembatan silang menonjol dari Gambar 8-4
masing-masing filamen tebal di keenam arah menuju filamen Susunan filamen tebal dan tipis dalam potongan melintang.
ripis di sekitarnya (Gambar 8-4). Setiap filamen ripis. se- Gambaran skematik hubungan geometrik antara filamen
baliknya, dikelilingi oleh tiga filamen tebai. Untuk memberi tebal dan tipis. Perhatikan bahwa tiap f ilamen tebal dikelilingi
oleh enam filamen tipis, dan setiap filamen tipis dikelilingi
anda gambaran renrang ukuran fiiamen-filamen ini, sebuair eleh tiga filamen tebal.
280 Bab 8
utama filamen tipis, berbentuk bulat. Tirlang punggung fila- aktin memiliki suatu tempat pengikatan khusus untuk me-
men tipis dibentuk oleh molekul-molekul aktin yang disatu- lekatnya jembatan silang miosin. Melalui mekanisme yang
kan menjadi dua untai dan saling berpuntir, sePerti dua untai segera akan dijelaskan, pengikatan molekul miosin dan aktin
kalung mutiara yang dipilin satu sama lain. Setiap molekul di jembatan silang menyebabkan kontraksi serat otot yang
Jembatan silang
,.), O e -_rrlo
t-'6 O6"6;:rffi:rT:r,".
Molekul aktin jembatan silang miosin
Gambar 8-6
Komposisi filamen tipis. Komponen
struktural utama filamen tipis adalah dua
+
rantai molekul aktin bulat yang saling
berpilin. Molekul troponin (yang terdiri
dari tiga subunit bulat kecil) dan molekul
tropomiosin yang berbentuk seperti
benang tersusun membentuk suatu pita
Gf
U Tropomiosin
&
Troponin
yang terletak di sepanjang alur heliks aktin
dan secara f isik menutupi tempat
pengikatan di molekul aktin untuk
melekatnya jembatan silang miosin
(Filamen tipis yang diperlihatkan di sini
tidak digambar sesuai proporsinya
terhadap filamen tebal di Gambar 8-5.
Garis tengah filamen tebal dua sampai tiga
kali lebih besar daripada f ilamen tipis). Filamen tipis
DASAR MOLEKULAR KONTRAKSI Ketika miosin dan aktin berkontak di jembatan silang,
jembatan mengalami perubahan bentuk, menekuk ke dalam
OTOT RANGKA seolah-olah memiliki engsel, "mengayuh' ke arah bagian
tengah sarkomer, seperri mendafrng perahu. Inilah yang di-
Terdapat beberapa hal penting dalam proses kontraksi yang
sebut sebagai kayuhan bertenaga, jembatan silang ini
masih perlu dibahas. Bagaimana interaksi jembatan silang
menarik masuk filamen-filamen tipis yang melekat ke
antara aktin dan miosin menyebabkan kontraksi oror? Bagai-
jembatan silang tersebut. Satu kayrrhan bertenaga menarik
mana potensial aksi suatu otot memicu proses kontraksi ini?
filamen tipis hanya sepersekian dari jarak pemendekan total.
Apa sumber Ca2. yang secara fisik mereposisi troponin dan
Siklus pengikatan dan penekukan berulang jembatan silang
tropomiosin agar terjadi pengikatan jembatan silang? Di ba-
menuntaskan pemendekan.
gian ini, kita akan mengalihkan perhatian pada topik-topik
Pada akhir satu siklus jembatan silang, ikatan antara
tersebut.
jembatan silang miosin dan molekul aktin terputus.
Jem-
batan silang kembali ke bentuknya semula dan berikatan
dengan molekul aktin berikutnya di belakang mitra aktin
I Sewaktu kontraksi, siklus pengikatan dan pertama. Jembatan silang kembali menekuk untuk menarik
penekukan jembatan silang menarik filamen tipis filamen tipis lebih jauh, kemudian terlepas dan mengulangi
ke arah dalam. siklus. Siklus berulang kaluhan bertenaga jembatan silang
secara suksesif menarik masuk filamen dpis, mirip dengan
Interaksi jembatan silang antara aktin dan miosin menye-
menarik tambang dengan tangan.
babkan kontraksi otot melalui mekanisme pergeseran Karena cara molekul-molekul miosin berorientasi di
filamen.
dalam filamen tetil (Gambar 8-9b) maka semua jembatan
282 Bab 8
{a}
,{
Filaaen lipis
,:i
Tem&4t,percikalan
jernbatan Jembatan ilang,miogin
Melemas
Tnlpallpengikata".n'iembatah'si{eng
Tropomiosin
Tempat pengikatan aktin
Pandangan longitudinal
Gambar 8-7
Peran kalsium dalam mengaktifkan jembatan silang
silang mendayung ke arah bagian tengah sarkomer sehingga filamen tipis bergeser bersama untuk memperpendek sarko-
keenam filamen tipis sekitar di masing-masing ujung sarko- mer). Sekarang kita akan mengalihkan perhatian kita pada
mer tertarik ke arah dalam secara bersamaan (Gambar 8-9c). penggabungan eksitasi-kontraksi.
Akan tetapi, jembatan silang yang berikatan dengan suatu
filamen tipis tidak mendayung dalam satu kesatuan. Pada
setiap saat sewaktu kontraksi, sebagian jembatan silang me- I Kalsium adalah penghubung antara eksitasi dan
lekat ke filamen tipis dan sedang mengayrh, sementara yang kontraksi.
lain sedang kembali ke konformasinya semula dalam persiap-
an untuk mengikat molekul aktin lain. Karena itu, sebagian Otot rangka dirangsang untuk berkontraksi melalui pe-
jembatan silang sedang "menahan" filamen aktin sementara lepasan asetilkolin (ACh) di raut
neuromuskular antara
yang lain "melepaskan' filamen aktin untuk me ngikat filamen terminal neuron motorik dan serat otot. Ingadah bahwa
aktin lainnya. Jika siklusjembatan silang ini tidak asinkron pengikatan ACh dengan motor end-phte suatu serat otot
maka ftlamen tipis akan bergeser balik ke posisi istirahatnya menyebabkan perubahan permeabilitas di serat otot, meng-
semula di antara kayuhan. hasilkan potensial aksi yang dihantarkan ke seluruh per-
Bagaimana eksitasi otot mengaktifkan siklus jembatan mukaan membran sel otot (lihat h. 265). Dua struktur
silang ini? Istilah penggabungan elisitasi-kontraftsi me- membranosa di dalam serat otor berperan penting dalam
rujuk kepada serangkaian proses yang mengaitkan eksitasi menghubungkan eksitasi ke kontraksi ini - tubulus trans-
otot (adanya potensial aksi di serat otot) dengan kontraksi uersus dan retihalum sarkoplasma. Marilah kita meneliti
otot (aktivitas jembatan silang yang menyebabkan filamen- struktur dan peran masing-masingnya.
Zona H Pita I
Melemas
I I
, Lebar I
Pita I / pita A
memendek i I
I tetap
I
I
Berkontraksi
Gambar 8-8
Perubahan pola lurik sewaktu proses pemendekan. Sewaktu otot berkontraksi, setiap
sarkomer memendek karena filamen-
filamen tipis bergeser saling mendekat di antara filamen-filamen tebal sehinga garis-garis Z
tertarik semakin mendekat satu
sama lain' Lebar pita A tidak berubah sewaktu otot memendek, tetapi pita t larizona'H
menjadi teOih penoet<.
PENYEBARAN POTENSIAL AKSI MENURUNI terminal), yang dipisahkan dari tubulus T di dekatnya oleh
TUBULUS T suatu celah sempit (Gambar 8-10 dan 8-11). Kantung lateral
Di setiap pertemuan antara pita A dan pita I, membran retikulum sarkoplasma ini mengandung Ca2.. penyebaran
permukaan masuk ke dalam serat otot untuk membentuk potensial aksi menuruni tubulus T memicu pelepasan Ca2-
tubulus transversus (tubulus T), yang berjalan tegak lurus dari dari retikulum sarkoplasma ke dalam sitosoi.
permukaan membran sel otot ke dalam bagian tengah serat otot Bagaimana perubahan potensial di tubulus T berkaitan
(Gambar 8-i0). Karena membran tubulus T bersambungan dengan pelepasan Ca2- dari kantung lateral? Terdapat pro-
dengan membran permukaan, maka potensial aksi di membran tein kaki yang rersusun terarur menonjol dari retikulum
permukaan juga menyebar turun menelusuri tubulus T dengan sarkopiasma dan terbentang di celah antara kantung lateral
cepat menyalurkan aktivitas listrik permukaan ke bagian tengah dan tubulus T. Setiap protein kaki mengandung empat
serat. ,{danya potensial aksi lokal di tubulus T memicu per- subunit yang rersusun dalam pola spesifik (Garnbar g-1 ia).
ubahan permeabilitas di anyaman membranosa tersendiri di Protein kaki ini tidak saja menjembatani celah tetapi juga
dalam serat otot, retikulum sarkoplasma. berfungsi sebagai saluran pengeluaran Cd-. Saturin C*-
protein kaki ini juga dikenal sebagai reseptor rianod.in
karena terkunci dalam posisi terbuka oleh bahan kimia
PELEPASAN KALSIUM DARI RETIKULUM
tanaman rianodin.
SARKOPLASMA
Separuh dari protein kaki retikulum sarkoplasma berikatan
Retikulum sarkoplasma adalah retikulum endoplasma yang dengan reseptor komplementer di sisi tubulus T ,"r'r,. Reseptor
dimodifikasi (lihat h. 28) yang terdiri dari anyaman halus tubulus T ini, yang dibentuk dari empat subunit dalam pola
kompartemen-kompartemen yang saling berhubungan me- yang persis sama seperti yang ada di protein kaki, terletak seperti
ngelilingi setiap miofibril seperti sarung/selubung saringan bayangan cermin berkontak dengan setiap prorein k"ki y*g
(Cambar 8-10). Anyaman membranosa ini mengelilingi menonjol dari retikulum sarkoplasma (Gambar g-1lb dan c).
miofibril di seluruh panjangnya tetapi tidak kontinyu. Setiap Reseptor-reseptor tubulus T ini dikenal sebagai reseptor dihi-
pita A dan setiap pita I dibungkus oleh segmen-segmen dropiridin karena dihambat oleh obat dihidropiridin. R.r.pro._
terpisah retikulum sarkoplasma. Ujung dari masing-masing reseptor dihidropiridin ini adalah sensor bergerb*g ,rol,rr..
segmen membesar untuk membentuk bagian seperri kan- Ketika potensial aksi merambar turun ke tubulus T depolarisasi
tung, sakus lateralis (dikenal dengan nama lain sisterna lokal mengaktifkan reseptor dihidropiridin yang bergerbang
284 Bab 8
Molekul aktin di miofilamen tipis
PENGIKATAN Jembatan
silang miosin mengikat
molekul aktin
(a)
(b)
voltase tersebut. Reseptor tubulus T y*g aktif tersebut, se- SIKLUS JEMBATAN SILANG YANG DIJALANKAN
lanjutnya, memicu pembukaan saluran Ca'zt (alias reseptor ria- OLEH ATP
nodin aiias protein kaki) di kantung lateral retikulum sarko-
plasma sekitar. Pembukaan separu| saluran pelepas C*- yang Ingatlah bahwa jembatan silang miosin memiliki dua rempat
berkontak langsung dengan resepror dihidropiridin memicu khusus, tempat untuk mengikat aktin dan tempat Alpase.
pembukaan separuh saluran pelepas Ca2. lainnya yang tidak Yang terakhir ini adalah rempar enzim yang dapat mengikat
berkaitan langsung dengan resepror tubulus T. pembawa energi adenosin trifosfat (AIP) dan memecahnya
Kalsium dibebaskan ke dalam sitosol dari kantung late- menjadi adenosin dtfotfot (N)P) danfosfat inorganik (Pi), yang
ral melalui semua saluran pelepas Ca2'yangterbuka tersebut. dalam prosesnya menghasilkan energi. Penguraian AIP terjadi
Dengan sedikit reposisi molekul troponin dan tropomiosin, di jembatan silang miosin sebelum jembatan berikatan dengan
Ca2- yang dibebaskan tersebut menyebabkan rempat peng- molekul aktin (tahap 1, di Gambar 8,13). ADP dan Pi tetap
ikatan di molekui aktin terpajan sehingga dapat berikatan terikat erat ke miosin, dan energi yang dihasilkan disimpan di
dengan jembatan silang miosin di tempat pengikatan kom- dalam jembatan silang untuk menghasilkan miosin berenergi
plementernya (Gambar 8- l2). tinggi. Sebagai analogi, jembatan silang "dikokang" seperri
Tubulus
transversus (T)
Pita pita
, *
I I
Gambar 8-10
Tubulus T dan retikulum sarkoplasma dalam hubungannya dengan miofibril. Tubulus transversus (T) adalah perluasan membran
permukaan yang tegak lurus terhadap permukaan dan masuk jauh ke dalam serat otot di taut antara pita A dan I miofibril.
Retikulum sarkoplasma adalah anyaman membranosa halusyang berjalan longitudinal dan mengelilingi setiap miofibril, dengan
segmen-segmen terpisah membungkus setiap pita A dan pita l. Ujung setiap segmen membesar untuk membentuk kantung
lateral yang terletak di samping tubulus T.
! ,!a
Foot protein (alias --------------r-s ,'
saluran pelepasan Ca2*; ; .9_
alias reseptor rianodin) r t 'q"
f u,
! ! '*'
't
I .-"
| ! "c"
i
I "t,
Kantung lateral
retikulum
sarkoplasma
Tubulus T
Reseptor
dihidropiridin
Gambar 8-11
Hubungan antara tubulus T dan kantung lateral retikulum sarkoplasma sekitar
286 Bab B
QAsetilkolin yang dibebaskan
oleh akson neuron motorik f) Terbentuk poiensial aksi
menyeberangi celah dan sebagai respons terhadap
\ berikatan dengan reseptor/
saluran di motor end-plate.
pengikatan asetilkolin dan
potensial end-pl ate y ang @ Potensial aksi di tubulus T
@
@ kemudian timbul disalurkan memicu pelepasan Ca2.
Terminal button ke seluruh membran permukaan dari retikulum sarkoplasma.
dan turun ke tubulus T sel otot.
ffi&i*-
a aa
. . ca".
a
(- '"117
,.--'-/2--l-i'.\
v1:T'.
.'o o o
Saluran kation
Asetilkolin bergerbang- ->- \
-..
asetilkolin <-:::=> ca"\
Kantung
(^---------_----\..
-\_-----:. ---
-/.' -... a^2+
voCt. lateral
r---:{l> \vo
.a a retikulum
sarkoplasma
ftj?.f.ai. -
Gambar 8-12
Pelepasan kalsium dalam penggabungan eksitasi-kontraksi. Tahap 1 sampai 5 memperlihatkan kejadian-kejadian yang
menyatukan pelepasan neurotransmiter dan eksitasi listrik yang kemudian terjadi di sel otot dengan kontraksi otot. Tahap 6 dan
7 memperlihatkan kejadian-kejadian yang berkaitan dengan relaksasi otot.
senjata, siap diletuskan jika pelatuk ditarik. Kedka serat otot posisinya yang menghambat sehingga aktin dan jembatan
mengalami eksitasi, C*. menarik
kompleks troponin- silang miosin tidak saling berikatan dan tidak terjadi kayuhan
tropomiosin menjauhi posisinya yang menfrmbat sehingga bertenaga (tahap &).
jembatan silang miosin yang telah berenergi (terkokang) dapat Ketika Pi dan ADP dibebaskan dari miosin setelah kon-
berikatan dengan molekul aktin (tahap firi). Kontak antara tak dengan aktin dan terjadi kayrrhan bertenaga, tempar
miosin dan aktin ini menyebabkan "pelatuk tertarik", menekuk AIPase miosin bebas untuk mengikat molekul AIP lain.
jembatan silang sehingga dihasilkan kanrhan bertenaga (tahap Aktin dan miosin tetap berikatan di jembatan silang sampai
$i). Para peneliti belum menemukan mekanisme bagaimana molekul ATP baru melekat ke miosin pada akhir kayrrhan
energi yang dibebaskan dari AIP disimpan di dalam jembatan bertenaga. Perlekatan molekul AIP baru memungkinkan
silang miosin dan kemudian diubah menjadi energi mekanis jembatan silang terlepas, yang mengembalikannya ke bentuk
berupa kaluhan bertenaga. Selama kaprhan bertenaga, terjadi semula (tidak menekuk), siap untuk melakukan siklus baru
pembebasan fosfat inorganik dari jembatan silang. Setelah (tahap &). AIP yang baru melekat tersebut kemudian
kayuhan bertenaga selesai, ADP dibebaskan. diuraikan oleh ATPase miosin dan kembali menggerakkan
Jika otot tidak terangsang dan tidak terjadi pembebasan jembatan silang miosin (tahap 1). Pada pengikatan dengan
Ca2- maka troponin dan tropomiosin tetap berada dalam molekul aktin lain, jembatan silang yang baru mendapat
ATP ADP
@ Fe{*p**ar* @ Pn*iksts$
Tidak''ada'ATP,..,"' I I
@ ffis*ek*k {kayuh** S****mm6x}
{gelelah kemathn}
@ KekL* rrteydrt
Gambar 8-13
Siklus jembatan silang
energi tersebut kembaii menekuk, demikian sererusnya, se- disosiasi ini ATP tidak terurai. Kebutuhan akan AIP daiam
cara suksesif menarik masuk filamen tipis untuk menuntas- memisahkan miosin dan aktin jelas terlihat dalam rigor
kan kontraksi. mortis (kaku mayat), suaru penguncian menyeluruh otot
rangka yang dimulai 3 sampai 4 jam setelah kernatian dan
RIGOR MORTIS berakhir dalam waktu sekitar 12 jam. Setelah kematian, kon-
CATAIAN KLINIS. Perhatikan bahwa AIP baru harus me- sentrasi Ca2. sitosol mulai meningkat, kemungkinan besar
Iekat ke miosin agar ikatan jembatan silang antara miosin dan karena membran sel orot inaktif tidak dapat menahan Ca2*
aktin dapat terlepas pada akhir siklus, meskipun selama proses ekstrasel dan juga mungkin karena Ca2* keluar dari kantung
288 Bab 8
lateral. Ca2- ini menggeser ke samping protein-protein regu-
latorik, menyebabkan aktin berikatan dengan jembatan si-
lang miosin, yang sudah dibekali ATP sebelum kematian.
Sel-sel mati tidak lagi dapat menghasilkan AIP sehingga
aktin dan miosin, sekali terikat, tidak dapat terlepas, karena
sel-sel tersebut tidak memiliki ATP segar. Karena itu filamen c(E
o)
tipis dan tebal tetap terikat oleh jembatan silang, menyebab- c(E
kan otot yang mati menjadi kaku (tahap ffi). Dalam bebe-
Fo
rapa hari selanjutnya, kaku mayat secara bertahap berkurang
akibat protein-protein yang terlibat dalam kompleks rigor
mortis mulai terurai.
RELAKSASI
Bagaimana cara otot dalam keadaan normal melemas? Seperti
halnya potensial aksi di serat otot mengaktifkan proses kon-
traksi dengan memicu pelepasan C*' dari kantung lateral ke
dalam sitosol, proses kontraksi dihentikan ketika Ca2. di- E
kembalikan ke kantung lateral saat aktivitas listrik lokal ber- g +30
henti. Retikulum sarkoplasma memiliki molekul pembawa, o
E
o
pompa Cd.-ATPase,yangmemerlukan energi dan secara aktif EO
mengangkut Ca2. dari sitosol untuk memekatkannya di da- E
a
c
lam kantung lateral. Ketika asetilkolinesterase menyingkirkan o
o
ACh dari taut neuromuskular, potensial aksi serat otot ter- 0_
kan tegangan yang lebih besar daripada orot kcil dengan ffi = Unit motorik 2
Setiap otot disarafi oleh sejumlah neuron motorik ber- Gambar 8-15
beda. Ketika masuk ke otot, sebuah neuron motorik memben- Gambaran skematik unit-unit motorik di sebuah otot rangka.
290 Bab B
ruhan. Konffaksi yang lebih kuat dicapai dengan mengor- PENJUMLAHAN KEDUTAN DAN TETANUS
bankan ketepatan gradasi kontrol. Karena itu, jumlah serat Meskipun satu potensial aksi di sebuah serat otot hanya
otot yang ikut serta dalam upaya kontraktil total suatu otot menghasilkan kedutan, namun dapat dihasilkan kontraksi
bergantung pada jumlah unit motorik yang direkrut dan dengan durasi lebih lama dan tegangan lebih besar oleh
jumlah serat otot per unit motorik di otot tersebut.
stimulasi berulang serat otot. Marilah kita lihat apa yang
Untuk menunda atau mencegah kelelahan (ketidak- terjadi ketika terbentuk potensial aksi kedua di sebuah serat
mampua-n tubuh mempertahankan tegangan otot dalam ting- otot. Jika serat otot telah melemas sempurna sebelum poten-
kat tertentu) selama kontraksi menetap yang hanya melibatkan sial aksi berikutnya timbul, maka akan terbentuk kedutan
sebagian dari unit-unit motorik suatu otot, seperti diperlukan kedua dengan kekuatan sama seperti yang perrama (Gambar
bagi otot-otot yang menahan berat tubuh terhadap gaya tarik 8-16a). Setiap kali akan terjadi proses eksitasi-kontraksi yang
bumi, berlangsung rekrutmen asinkron unit-unit motorik. sama dan menghasilkan respons kedutan yang identik.
Tirbuh secara bergantian mengaktifkan unit motorik, seperti Namun, jika serat otot dirangsang kedua kalinya sebelum
pergantian di pabrik, untuk memberi unit motorik yang baru serat tersebut mengalami relaksasi sempurna dari kedutan
bekerja kesempatan beristirahat sementara yang lain meng- pertama maka potensial aksi kedua menyebabkan respons
ambil alih. Perubahan ini berlangsung dengan koofdinasi kontraktil kedua, yang ditambahkan di atas kedutan perrama
terkontrol sehingga kontraksi menetap tersebut terjadi secara (Gambar 8-16b). Kedua kedutan dari dua potensial aksi
mulus tidak menyentak. Rekrutmen unit motorik asinkron dijumlahkan untuk menghasilkan regangan serat yang lebih
hanya dapat terjadi untuk kontraksi submalaimal, saat hanya besar daripada yang dihasilkan oleh satu potensial aksi. Pen-
sebagian dari unit motorik yang harus mempertahankan ting- jumlahan kedutan ini serupa dengan penjumlahan temporal
kat tegangan. Selama kontralsi maksimal, ketika semua serat PPE di neuron phscasinaps (lihat h. 1 16).
otot harus ikut serta, mustahil dilakukan pergantian aktivitas Penjumlahan kedutan hanya dapat terjadi karena durasi
unit motorik untuk mencegah kelelahan. Ini adalah satu alasan potensial aksi (1 sampai 2 mdet) jauh lebih singkat daripada
mengapa anda tidak dapat membawa benda berat dengan lama
durasi kedutan yang ditimbulkannya (100 mdet). Setelah
yang sama dengan benda ringan. terbentuk suatu potensial aksi akan timbul periode refrakter
Selain itu, jenis serat otot yang diaktifkan bervariasi singkat saat tidak dapat terjadi potensial aksi berikutnya (lihat
sesuai tingkat gradasi. Sebagian besar otot terdiri dari cam- h. 107). Karena itu penjumlahan potensial aksi tidak dapat
puran tipe serat yang berbeda secara metabolis, sebagian lebih terjadi pada periode ini. Membran harus kembali ke potensial
tahan terhadap kelelahan daripada yang lain. Selama aktivitas istirahatnya dan pulih dari periode refrakter sebelum poten-
daya tahan ringan atau sedang (olah raga aerobik), unit-unit sial aksi berikutnya dapat terjadi. Namun, karena potensial
motorik yang paling resisten terhadap kelelahan direkrut per- aksi dan periode refrakter telah selesai jauh sebelum kedutan
tama kali. Serat-serat terakhir yang dipanggil untuk bekerja otot yang ditimbulkannya berakhir, maka serar oror dapat
dalam mengadapi kebutuhan untuk peningkatan tegangan dirangsang kembali selagi sebagian aktivitas kontraksi masih
lebih lanjut adalah serat-serat yang paling mudah lelah. Ka- berlangsung, untuk menghasilkan penjumlahan respons
rena itu, seseorang dapat melakukan aktivitas yang memer- mekanis.
lukan daya tahan untuk waktu yang lama tetapi hanya dapat
Jika serat otot dirangsang sedemikian cepar sehingga
secara singkat mempertahankan aktivitas yang memerlukan serat tersebut sama sekali tidak mendapat kesempatan untuk
tenaga penuh. Tentu saja, bahkan serat otot yang paling melemas di antara rangsangan maka timbul kontraksi mene-
resisten terhadap kelelahan akhirnya juga akan kelelahan jika tap dengan kekuatan maksimal yang dikenal sebagai tet.rnus
diharuskan mempertahankan tingkat tertentu tegangan se- (Gambar 8-16c). Kontraksi tetanus biasanya tiga sampai
cara berkepanjangan. empat kali lebih kuat daripada kedutan tunggal. (Jangan
mengacaukan tetanus fisiologik ini dengan penyakit teranus;
lihat h. 121).
I Frekuensi stimulasi dapat mempengaruhi
tegangan yang dihasilkan oleh masing-masing
serat otot. I Penjumlahan kedutan terjadi karena
peningkatan menetap kalsium di sitosol.
Ketegangan sebuah otot bergantung tidak saja pada jumlah
serat otot yang berkontraksi tetapi jtga pada tegangan yang Apa mekanisme penjumlahan kedutan dan tetanus di tingkat
dibentuk oleh masing-masing serat yang berkontraksi ter- sel? Ggangan yang dihasilkan oleh serat otot yang berkon-
sebut. Berbagai faktor mempengaruhi kekuatan tegangan traksi meningkat akibat meningkatnya sikJus jembatan silang.
yang dapat dicapai. Faktor-faktor tersebut mencakup: Seiring dengan meningkatnya frekuensi potensial aksi, te-
gangan yang dihasilkan akan semakin besar sampai kontraksi
1. Frekuensirangsangan
tetanus maksimal tercapai. Sebagai respons terhadap satu
2. Panjang serat pada awal kontraksi
potensial aksi, dikeluarkan Ca2. dalam jumlah memadai un-
3. Tingkat kelelahan
tuk berinteraksi dengan semua troponin di dalam sel. Akibat-
4. Ketebalan serat
nya, semua jembatan silang bebas untuk ikut serta dalam
Kini kita akan meneliti efek frekuensi stimulasi (Faktor- respons kontraktil. Karena itu, bagaimana potensial aksi yang
faktor lain dibahas di bagian-bagian selanjutnya). berulang-ulang dapat menghasilkan respons kontraksi yang
0
E +30 ]* +
.!! -n
I
I
Potensial 6 l I
ba
OF Jika sebuah serat otot
dirangsang kembali setelah
I Jika sebuah serat otot di- I Jika serat otot dirangsang sedernikian
I rangsang kembalj sebelum I
cepat sehingga serat tercebut tidak
melemas sempurna, maka
I melemas sempurna, maga I
memiliki kesempatan beristirahat sama
kedutan kedua memiliki
kekuatan yang sama seperti ii::l':*::::*lTg
pertama,
i kan ke kedutan
I
I
sekali di antara rangsangan maka
terjadi kontraksi maksimal
kedutan pertama. menghasitkan
j yang
I berkepanjangan yang dikenal sebagai
i
peniumlahan. I tetanus"
Waktu
(a) (b) (c)
Gambar 8-16
Penjumlahan dan tetanus
292 Bab 8
panjang optimal (/,) di mana dapat diperoleh gaya maksimal filamen-filamen tebal sehingga jumlah rempar aktin yang
pada kontraksi tetanik berikutnya. Tegangan yang dicapai tersedia untuk mengikat jembatan silang berkurang; yaitu,
selama tetanus akan lebih besar jika dimuiai pada panjang sebagian dari tempat di aktin dan jembatan silang tidak lagi
optimal otot daripada ketika kontraksi dimulai dengan pan- "berpasangan" sehingga keduanya "tidak terpakai". Karena
jang otot lebih besar atau lebih kecil daripada panjang opti- aktivitas jembatan silang yang berlangsung Iebih sedikit maka
mal tersebut. Hubungan panjang-tegangan ini dapat dije- tegangan yang terbentuk juga lebih kecil. Pada kenyaraannya,
laskan oleh mekanisme pergeseran filamen kontraksi otot. ketika otot diregangkan menjadi sekitar 70%o lebih panjang
daripada 1, (titit C) filamen-filamen tipis tertarik seluruhnya
PADA PANJANG OPTIMAL (O dari antara filamen-filamen tebal, menghambat aktivitas
jembatan silang dan karenanya tidak terjadi kontraksi.
Pada 1,, ketika dapat dihasilkan tegangan maksimal (titikA di
Gambar 8-17), filamen-filamen tipis secara optimal bertum-
pang dndih dengan regio-regio filamen tebal tempat menon- PADA PANJANG LEBIH KECIL DARIPADA
jolnya jembatan silang. Pada panjang ini, jembatan silang ',
Jika sebelum kontraksi otot lebih pendek daripada I"(titik D)
yang dapat diakses bagi molekul aktin untuk pengikatan dan maka tegangan yang terbentuk akan lebih kecil karena tiga
penekukan jumlahnya maksimal. Bagian tengah filamen te- alasan:
bal, di mana tidak terjadi tumpang tindih dengan filamen
1. Filamen tipis dari sisi sarkomer yang berlawanan men-
tipis pada 1, tidak memiliki jembatan silang; di sini hanya
jadi bertumpang tindih dan membatasi kesempatan
dijumpai ekor miosin.
interaksi jembatan silang dengan aktin.
2. Ujung-ujung filamen tebal tertekan ke garis Z sehingga
PADA PANJANG LEBIH BESAR DARIPADA tidak terjadi pemendekan lebih lanjut.
Pada panjang yang lebih besar, misalnya ketika otot secara '. 3. Seiain kedua faktor mekanis ini, pada panjang otot yang
pasif diregangkan (titik B), filamen tipis tertarik dari antara kurang dari 80o/o 1, tidak banyak Ca't yang dibebaskan
Kisaran perubahan
+ panjang yang dapat
terjadi di tubuh
@
:c (.' .
)++<t<<< ffi(
)
(E ()ffi .rt)irt(*< )
).' d
q)
(lg )+.t+i-<{<<r )
o
d
(E
E
'0 1 00%
t{L.
o .r (H- H.rirt(<.-qr )
(! {.rtx.)
)}'+tl{-.( ()ffi )JJ;-<(.<
}(
E
c(s {-i-ft{t )}. }H(
)
,-nL4 (r>lgD;i;<ir{<
o)
c(o {.)x}
'HL.{J d
)
(')
o
o
a
(g
50% o
c )Jttt-(<<
o
a
q)
L lo
(panjang otot istirahat)
294 Bab 8
nik ketika anda mengangkat buku tersebut, tetapi kontraksi
menjadi isometrik ketika anda berhenti untuk memegang
buku di depan anda.
KONTRAKSI LAIN
Kontraksi yang terjadi di tubuh tidak terbatas hanya pada
kontraksi isotonik dan isometrik. Panjang dan tegangan otot
sering bervariasi di seluruh rentang gerakan. Bayangkanlah
tindakan menarik busur dan panahnya. Tegangan di otot
biseps anda terus meningkat untuk mengatasi peningkatan
progresif resistensi seiring dengan semakin melengkungnya
busur. Pada saat yang sama, otot secara progresif memendek
ij,arrl:ar {i-'tr8 ketika anda menarik busur semakin ke belakang. Kontraksi
Hubungan antara komponen kontraktil dan komponen seri semacam ini tidak terjadi pada tegangan atau panjang yang
elastik dalam menyalurkan tegangan otot ke tulang. konstan.
Tegangan otot disalurkan ke tulang melalui peregangan dan Beberapa otot rangka tidak melekat ke tulang di kedua
pengencangan jaringan ikat elastik otot dan tendon akibat
ujungnya tetapi tetap menghasilkan gerakan. Sebagai contoh,
pemendekan sarkomer yang ditimbulkan oleh siklus jembatan
silang. otot lidah tidak melekat di ujung bebasnya. Kontraksi isotonik
otot-otot lidah menggerakkan ujung bebas lidah untuk ber-
bicara dan makan. Otot-otot mata eksternal melekat ke teng-
korak di origonya tetapi ke mata sebagai insersinya. Kontraksi
tersebut dapat menghasilkan tegangan yang lebih besar. Kon- isotonik otot-otot ini menghasilkan gerakan mata yang me-
traksi isometrik submaksimal ini penting untuk memperta- mungkinkan kita mengikuti gerakan benda bergerak, mem-
hankan postur (misalnya menjaga tungkai lurus ketika ber- baca, dan sebagainya. Beberapa otot rangka sama sekali tidak
diri) dan menopang benda daiam posisi tetap. Selama suatu melekat ke tulang dan sebenarnya mencegah gerakan. Otot
gerakan, otot dapat berubah antara kontraksi isotonik dan tersebut adalah cincin otot rangka yang dikontrol secara sadar
isometrik. Sebagai contoh, ketika anda mengambil sebuah dan dikenal sebagai sfingter, yang menjaga pintu keluar urin
buku untuk dibaca, biseps anda mengalami kontraksi isoto- dan feses dari tubuh dengan berkontraksi secara isotonik.
Ekstensi
Origo ----.
Orioo .---------
biseps trisJps
Elseos
i.i
--------------- T"e
'
berkontraksi
Pqitr Triseps -----{, ri# l--'
berkontraksi
'.3.'s rrq
lnsersi lnsersi-/
biseps triseps
Gambar E-19
Fleksi dan ekstensi sendi siku.
296 Bab 8
Gaya otot yang
mengarah ke atas = 35 kg
',,,.,,,,,KeceBatan :'" : :
"" "
, penrendekan otot'
= : 1, c*r/satuari'waktu
Fulkrum
Fulkrum
Lengan beban
(a) (b)
Garnbar 8-21
Sistem tuas otot, tulang, dan sendi. (a) Gambaran skematik jenis sistem tuas tersering di tubuh, yang memperlihatkan lokasi
fulkrum, gaya ke atas, gaya ke bawah, lengan daya, dan lengan beban. (b) Fleksi sendi siku sebagai contoh efek tuas di tubuh.
Perhatikan bahwa rasio tuas (panjang lengan daya terhadap lengan beban) adalah 1:7 (5 cm : 35 cm), yang memperbesar jarak
dan kecepatan gerakan tujuh kali (arak yang dipindahkan oleh otot [tingkat pemendekan] - 'l cm, jarak yang dipindahkan oleh
tangan = 7 cm; kecepatan pemendekan otot = 'l cm/satuan waktu, kecepatan tangan = 7 cm/satuan waktu), tetapi dengan
pengorbanan berupa otot harus menghasilkan gaya tujuh kali lipat daripada gaya yang ditimbulkan oleh beban (gaya otot = 35
kg,beban=5kq).
beban. Hasil kali panjang lengan daya dan gaya ke atas yang 1. Penguraian AIP oleh ATPase miosin menghasilkan
diberikan harus sama dengan hasil kaii panjang lengan beban energi untuk ka1'r-rhan bertenaga jembatan silang.
dan gaya ke bawah yang ditimbulkan oleh beban. Karena 2. Pengikatan (bukan penguraian) molekul baru AIP ke
lengan beban kali gaya ke bawah adalah 35 cm x 5 lg, maka miosin memungkinkan jembatan silang terlepas dari
lengan daya kali gaya ke atas haruslah 5 cm x 35 kg (gaya yang filamen aktin pada akhir kayuhan bertenaga sehingga
harus dihasilkan oleh otot agar berada dalam keseimbangan siklus dapat diulang. AIP ini kemudian terurai untuk
mekanis). Karena itu, otot rangka biasanya bekerja pada ke- menghasilkan energi bagi kayuhan jembatan silang se-
adaan yang kurang menguntungkan dari segi mekanis karena lanjutnya.
otot harus menghasilkan gayl-yangjauh lebih besar daripada
3. Transpor aktif Ca'?- kembali ke dalam retikulum sarko-
beban sebenarnya yang dipindahkan. Bagaimanapun, penam-
plasma selama relaksasi bergantung pada energi yang
bahan kecepatan dan jarak yang dihasilkan oleh susunan tuas
berasal dari penguraian AIP
ini memungkinkan otot memindahkan beban lebih cepat dan
lebih jauh daripada bila tanpa sistem tuas tersebut. Penguatan
ini menghasilkan kecepatan dan kemampuan bermanuver
yang bermakna. I Serat otot memilikijalur alternatif untuk
Sekarang marilah kita alihkan perhatian dari mekanika membentuk ATP.
otot ke cata-cara metabolik yang digunakan oleh otot untuk
melaksanakan gerakan-gerakan tersebut. Karena ATP adalah satu-satunya sumber energi yang dapat
secara langsung digunakan untuk berbagai aktivitas tersebut,
maka agar aktivitas kontraktil dapat berlan.fut, AIP harus
trus-menerus diberikan. Di jaringan otot persediaan ATP
yang dapat segera digunakan berjumlah terbatas, tetapi ter-
M ETABOLISME OTCT RANGKA dapat tiga jalur yang memberikan tambahan ATP sesuai ke-
DAN JHNIS SERAT butuhan selama kontraksi otot: (1) transfer fosfat berenergi
tinggi dari kreatin fosfat ke ADB (2) fosforilasi oksidatif
Terdapat tiga langkah berbeda dalam proses kontraksi- (siklus asam sitrat dan sistem rranspor elektron), dan (3)
relaksasi yang memerlukan AIP: glikolisis.
298 Bab 8
Serat otot
Selama
r-) kontraksi
ffi
I @
G*,".-l t=;;=l
[TI J
Pompa Ca2*
ATPase
di retikulum
Selama miosin
sarkoplasma
istirahat (Sumber utama
ketika tidak
tersedia Or)
tidak
ada
o2 (Sumber
+ segera)
Or"d"
I
I Protein
iAsam aminoj
,,-j
-:
Jarang I I
o
I
ii
co2H2o
I
@. tr@ Kreatin I O
I\___lr9:9___J
+ ADP
Selama
kontraksi .
@ l"tur metabolik yang memasok ATP diperlukan untuk melaksanakan kontraksi dan relaksasi adalah:
@ O"rinOuhan fosfat berenergi tinggi dari kreatin fosfat ke ADP (sumber segera)
fosforilasi oksidatif (sumber utama jika O, ada), dijalankan oleh glukosa yang berasal dari
simpanan glikogen otot atau oleh glukosa dan asam lemak yang disalurkan oleh darah; dan
glikolisis (sumber utama jika O, tidak ada). Produk akhir glikolisis, asam piruvat, diubah
menjadi asam laktat ketika ketiadaan O, menghambat pemrosesan lebih lanjut asam
piruvat oleh jalur fosforilasi oksidatif.
Gambar 8-22
Jalur metabolik yang menghasilkan ATP selama kontraksi dan relaksasi otot.
300 Bab 8
atau menghentikan latihan meskipun otot-ototnya masih panjang dapat menghabiskan waktu hingga satu hari atau
mampu bekerja. Kelelahan sentral sering disebabkan oleh lebih, karena untuk memulihkan simpanan energi yang ter-
faktor psikologik. Selama latihan berat, kelelahan sentral kuras diperlukan asupan nurrien. Karena itu, bergantung pa-
tampaknya berakar pada rasa tidak nyaman yang berkaitan da jenis dan lama aktivitas, pemulihan dapat tuntas dalam
dengan aktivitas tersebut; diperlukan kemauan yang kuat beberapa menit atau memerlukan waktu lebih dari sehari.
(keinginan untuk menang) untuk tetap bertahan meskipun Sebagian dari EPOC tidak berkaitan langsung dengan
timbul nyeri. Pada aktivitas yang tidak terlalu berat, kelelah- pemulihan simpanan energi tetapi terjadi karena gangguan
an sentral dapat mengurangi kinerja fisik dalam kaitannya metabolik umum yang terjadi setelah olahraga. Sebagai con-
dengan kebosanan dan kemonotonan (misalnya bekerja di toh, peningkatan lokal suhu otot yang timbul karena aktivitas
pabrik) atau kecapaian (kurang tidur). Mekanisme yang ber- kontraktil yang membentuk panas mempercepat laju semua
peran dalam kelelahan sentral kurang begitu dipahami. Pada reaksi di jaringan oror, termasuk yang dependen Or. Demi-
sebagian kasus, kelelahan sentral tampaknya berakar dari kian juga, sekresi epinefrin, suatu hormon yang meningkat-
insufisiensi biokimiawi di dalam otak. kan konsumsi O, oleh tubuh, meningkat selama olahraga.
Kelelahan neuromus ku/ar dalam olahraga-ketidakmam- Sampai kadar epinefrin darah kembali ke keadaan pra-
puan neuron-neuron motorik aktif untuk membentuk asetii- olahraga, penyerapan O, meningkat di atas normal. Selain
kolin dalam kecepatan yang cukup untuk mempertahankan itu, selama olahraga suhu tubuh meningkat beberapa derajat
transmisi kimiawi potensial aksi dari neuron motorik ke Fahrenheit. Peningkatan suhu mempercepat reaksi-reaksi
otot-dapat ditimbulkan secara eksperimental tetapi ddak kimia yang menggunakan Or. Sampai suhu tubuh kembali
terjadi pada kondisi fisiologik normal. ke tingkat pra-olahraga, peningkatan kecepatan reaksi-reaksi
kimia ini ikut berperan atas adanya EPOC.
Kita telah membahas aktivitas kontraktil dan metabolik
& Diper!ukan peningkatan konsumsi oksigen untuk serat otot rangka secara umum. Namun tidak semua serat
pulih dani olahraga. otot rangka menggunakan mekanisme ini dalam tingkat yang
sama. Selanjutnyakita akan meneliti berbagai jenis serat otot
Seseorang terus bernapas dalam dan iepat untuk beberapa
berdasarkan kecepatan kontraksinya dan bagaimana serat
waktu setelah berolahraga. Kebutuhan akan peningkatan pe-
otot diperlengkapi secara metabolis untuk menghasilkan
nyerapan O, selama pemulihan dari olahraga (excess Ttost-
ATP
exercise oxlgen consurnption, atau EPOC) disebabkan oleh
beragam faktor. Yang paling dikenal adalah pelunasan deffsit
olcsigen yang terjadi selama olahraga, saat aktivitas kontraktil
ditopang oleh AIP yang berasal dari sumber-sumber non- ITerdapat tiga jenis serat otot rangka,
oksidatif misalnya kreatin fosfat dan glikolisis anaerob. berdasarkan perbedaan dalam hidrolisis dan
Selama olahraga, simpanan kreatin fosfat otot-otot yang aktif sintesis ATP.
berkurang, asam laktat mungkin menumpuk, dan simpanan
glikogen mungkin terkuras; besar efek-efek ini bergantung
Berdasarkan kapasitas biokimiawinya, terdapat tiga jenis
utama serat otot (Tabel 8-1):
pada intensitas dan lama aktivitas. Oksigen diperlukan untuk
pemulihan sistem-sistem energi. Selama masa pemulihan di- 1. Serat olisidatif lambat (tipe I)
hasilkan pasokan segar AIP oleh fosforilasi oksidatifdengan 2. Serat ohsidatifcepat (tipe IIa)
menggunakan Oryang baru diperoleh melalui peningkatan 3. Serat glikolitik cepat (tipe IIx)
bernapas setelah olahraga. Sebagian besar ATP ini digunakan
Seperti yang diisyaratkan oleh namanya, dua perbedaan uta-
untuk mensintesis kembali kreatin fosfat untuk mengem-
ma di antara ketiga jenis serat adalah kecepatan kontralai
balikan persediaannya. Hal ini dapat dicapai dalam hitungan
(lambat atau cepat) dan jenis perangkat enzimatik utama
menit. Semua asam laktat yang menumpuk diubah kembali
yang digunakan untuk membentuk AIP (oksidatif atau
menjadi asam piruvat, yang sebagian digunakan oleh sistem
glikolitik).
fosforilasi oksidatif untuk menghasilkan AIP. Sisa asam
piruvat diubah kembali menjadi glukosa oleh hati. Sebagian
besar dari glukosa ini sebaliknya digunakan untuk mengganti SERAT CEPAT VERSUS LAMBAT
simpanan glikogen yang terkuras dari otot dan hati selama Serat cepat memiliki aktivitas AIPase miosin (pengurai AIP)
olahraga. Berbagai reaksi biokimia yang melibatkan asam yang lebih cepat daripada yang dimiliki serar lambat. Semakin
piruvat ini memerlukan O, dan berlangsung beberapa jam. tinggi aktivitas AIPase, semakin cepat AIP terurai dan se-
Karena itu, EPOC memberikan Oryang dibutuhkan untuk makin cepat penyediaan energi untuk sildus jembatan silang.
memulihkan sistem kreatin fosfat, membersihkan asam laktat, Hasilnya adalah kedutan cepat, dibandingkan dengan kedutan
dan paling tidak secara parsial memulihkan simpanan gli- lambat dari serat yang lebih lambat menguraikan AIP Pada
kogen. kecepatan maksimal, serat glikolitik cepar berkonrraksi sekitar
Yang tidak berkaitan dengan peningkatan penyerapan 10 kali lebih cepat daripada serat olsidatif lambat. Karena itu,
O, adalah kebutuhan untuk memulihkan nutrien setelah dua faktor yang menentukan kecepatan otot berkontralai:
olahraga berat, misalnya lari maraton, di mana simpanan beban (hubungan beban-kecepatan) dan aktivitas AIPase mio-
glikogen sangat berkurang. Pada kasus ini, pemulihan jangka sin serat yang berkontraksi (kedut cepat arau lambat).
JENIS SERAT
SERAT OKSIDATIF VERSUS GLIKOLITIK FAKTOR GENETIK PADA TIPE SERAT OTOT
Tipe serat juga berbeda dalam kemampuan membentuk AIP Pada manusia, sebagian besar otot mengandung campuran
Serat yang memiliki kapasitas besar untuk membentuk AIP dari ketiga jenis serat; persentase masing-masing tipe ter-
lebih resisten terhadap kelelahan. Sebagian serat lebih mam- utama ditentukan oleh jenis aktivitas yang khusus dilakukan
pu melakukan fosforilasi oksidatii, semenrara yang lain ter- oleh otot yang bersangkutan. Karena itu, di orot-otor yang
utama mengandalkan glikolis anaerob untuk membentuk khusus untuk melakukan kontraksi intensitas rendah jangka
AIP Karena fosforilasi oksidatif menghasilkan jauh lebih panjang tanpa mengalami kelelahan, misalnya otot di pung-
banyak ATP dari setiap molekul nutrien yang diproses, maka gung dan tungkai yang menopang berat tubuh terhadap
otot ini tidak mudah kehabisan simpanan energi. Selain itu, gravitasi, ditemukan banyak serat oksidatif lambat. Serat
otot ini tidak mengalami penimbunan asam laktat. Karena glikolitik cepat banyak ditemukan di otot lengan, yang ber-
itu, serat otot tipe oksidatiflebih resisren terhadap kelelahan adaptasi untuk meiakukan gerak cepat kuat misalnya meng-
dibandingkan dengan serat glikolitik. angkat benda berar.
Karakteristik-karakteristik terkait lain yang membeda- Persenrase berbagai tipe serat ini tidak saja berbeda di
kan ketiga jenis serat ini diringkaskan di Thbel 8-1. Seperti antara otor-otot pada satu orang tetapi juga sangat bervariasi
yang dapat anda perkirakan, serar olsidatif, baik yang lambat di antara individu. Atlet yang secara genetis dianugerahi lebih
maupun yang cepat, mengandung banyak mitokondria, orga, banyak serat glikolitik cepat adalah kandidat yang baik
nel yang mengandung enzim-enzim yang berperan dalam untuk jenis olahraga yang mengandalkan kekuatan dan ke-
fosforilasi oksidatif. Karena oksigenasi yang adekuat adalah cepatan, sementara yang memiliki proporsi serat oksidatif
hal penting untuk menunjang jalur ini, maka serar ini juga lambat lebih banyak lebih besar kemungkinannya berhasil
kaya akan kapiler. Serat oksidatif juga memiliki kandungan dalam aktivitas yang memerlukan daya tahan misalnya lari
mioglobin yang tinggi. Mioglobin tidak saja membanru maraton.
menunjang ketergantungan serat terhadap O, tetapi juga me- Gntu saja, kesuksesan di setiap pertandingan bergan,
nimbulkan warna merah, sepemi hemoglobin teroksigenasi tung pada banyak faktor selain anugerah genetik, misalnya
yang menimbulkan warna merah pada darah arteri. Karena tingkat dan jenis latihan serta besarnya tekad. Memang, ke-
itu, serat otor ini disebut serat merah. mampuan mekanis dan metabolik serar-serar orot dapat ber-
Sebaliknya, serar cepar yang khusus melakukan glikoli- ubah banyak sebagai respons terhadap pola tuntutan yang
sis mengandung sedikit mitokondria tetapi banyak mengan- dikenakan kepadanya. Marilah kita lihat mengapa.
dung enzim glikolitik. Juga, untuk memasok glukosa dalam
jumlah besar yang dibutuhkan untuk glikolisis, serar jenis ini
mengandung banyak simpanan glikogen. Karena memerlu- I Serat otot banyak beradaptasi
setragai
kan O, yang relatif sedikit untuk berfungsi maka serat gli- respons terhadap kebutuhan yang dibebankan
kolitik tidak banyak mendapat kapiler dibandingkan dengan kepadanya.
serat oksidatif. Serat glikolitik mengandung hanya sedikit
mioglobin sehingga berwarna pucar dan diberi nama serat Berbagai jenis olahraga menimbulkan pola lepas muatan
putih. (Perbandingan yang paling mudah dilihat antara serat neuron yang berbeda ke otot yang bersangkutan. Di serat
putih dan merah miosin adalah daging ayam putih dan otot terjadi perubahan adaptif jangka panjang, bergantung
merah). pada pola aktivitas neuron, yang memungkinkan serat be-
302 Bab 8
respons lebih efisien terhadap kebutuhan yang dibebankan pada otot rangka secara bertahap kembali ke keadaan semula
kepadanya. Karena itu, otot rangka memiliki derajatplastisitas dalam waktu beberapa bulan jika program latihan terarur
(lihat h. 162) yang tinggi. Dua jenis perubahan dapat di- yang memicu perubahan tersebut dihentikan.
timbulkan pada serat otot: perubahan dalam kemampuan Namun, serat lambat dan cepat tidak dapat saling di-
menghasilkan AIP dan perubahan garis tengah. pertukarkan. Meskipun latihan dapat memicu perubahan
pada sistem penunjang metaboiik serat otot namun apakah
PERBAI KAN KAPASITAS OKSIDATI F suatu serat adalah tipe kedut cepat atau lambat bergantung
pada persarafan serat. Serat kedut lambat disarafi oleh neuron
Latihan daya tahan aerobik yang teratut misalnya jogging
motorik yang memperlihatkan pola aktivitas listrik frekuensi
farak jauh atau berenang, memicu perubahan-perubahan
rendah, sementara serar kedut cepat disarafi oleh neuron
metabolik di dalam serat oksidatif, yaitu serat yang terutama
motorik yang memperlihatkan letupanJetupan aktivitas lis-
direkrut selama olahraga aerobik. Sebagai contoh, jumlah
mitokondria,dan jumlah kapiler yang menyalurkan darah ke
trik yang cepat intermiten. Perubahan eksperimenral neuron
serat-serat tersebut meningkat. Otot-otot yang telah beradap-
motorik yang menyarafi serat otot lambar dengan yang
menyarafi serat cepat secara bertahap mengubah kecepatan
tasi dapat menggunakan O, secara lebih efisien dan karena-
serat-serat tersebut berkontraksi.
nya lebih tahan melakukan aktivitas berkepanjangan tanpa
kelelahan. Namun, ukuran otot tidak berubah.
ATROFI OTOT
HIPERTROFI OTOT CATAIAN KLINIS. Pada ekstrim yang lain, jika suatu otot
tidak digunakan maka kandungan aktin dan miosinnya ber-
Ukuran sebenarnya otot dapat ditingkatkan dengan latihan-
kurang, seratnya menjadi lebih kecil, dan karenanya menjadi
latihan resistensi anaerob berintensitas tinggi dan berdurasi
singkat, misalnya angkat beban. Pembesaran otot yang terjadi
atroff (massanya berkurang) dan lebih lemah. Atroff otot
dapat terjadi melalui dua cara. Disuse atroph! terjadi ketika
terutama disebabkan oleh meningkatnya garis tengah (hiper-
suatu otot tidak digunakan dalam waktu lama meskipun
troff) serat-serat glikolitik cepar yang diaktifkan selama
persarafannya utuh, seperti ketika seseorang harus memakai
kontraksi-kontraksi kuat tersebut. Sebagian besar penebalan
gips atau penyangga atau selama tirah baring jangka panjang.
serat disebabkan oleh meningkatnya sintesis filamen aktin
dan miosin, yang memungkinkan peningkatan kesempatan
Atroff denervasi terjadi setelah persarafan ke suatu oror rer-
putus. Jika otot dirangsang secara elektris sampai persarafan
interaksi jembatan silang dan, selanjutnya terjadi, peningkat-
pulih, seperti selama regenerasi saraf perifer yang putus, maka
an kekuatan kontraktil otot. Stres mekanis yang ditimbulkan
atrofi dapat dikurangi tetapi tidak dapat dicegah secara toral.
latihan resisrensi pada serar-serat otot memicu prore in-protein
Aktivitas kontraktil itu sendiri jelas berperan penting dalam
penyalur sinyal, yang mengaktifkan gen-gen yang mengarah-
mencegah atrofi; namun, faktor-faktor yang belum jelas yang
kan sintesis lebih kontraktil ini banyak protein. Latihan
dibebaskan dari ujung saraf aktif, mungkin dikemas bersama
beban yang intensif dapat meningkatkan ukuran otot dua
dengan vesikel ACh, tampaknya juga ikut berperan dalam
atau tiga kali lipat. Otot-otot yang menonjol beradaptasi baik
integritas dan pertumbuhan jaringan otot.
untuk aktivitas yang memerlukan kekuatan intens untuk
waktu singkat, tetapi daya tahan tidak berubah.
PERBAIKAN OTOT YANG TERBATAS
Tabel 8-2
Penentu Tegangan Otot Keseluruhan pada Otot Rangka
Jumlah unit motorik yang direkrut* Frekuensi rangsangan (penjumlahan kedutan dan tetanus)*
Jumlah serat otot per unit motorik Panjang serat pada awal kontraksi (hubungan panjang-tegangan)
Jumlah serat otot yang tersedia untuk berkontraksi Tingkat kelelahan
Ukuran otot (jumlah serat otot dalam otot) Durasi aktivitas
Adanya penyakit (mis. distrofi otot) Jumlah rekrutmen asinkron unit motorik
Tingkat pemulihan setelah kerusakan akibat trauma Jenis serat (oksidatif tahan lelah atau glikolitik mudah lelah)
Ketebalan serat
Pola aktivitas saraf (hipertrof i, atrofi)
Jumlah testosteron (serat lebih besar pada pria daripada wanita)
(berlanjut)
306 Bab 8
jumlah berlebih, peningkatan utrofin mikroskopik degenerasi otot. Para Langkah-langkah menuju peng-
ini banyak mengompensasi ketiadaan peneliti kini berlomba-lomba menemu- obatan definitif ini memiliki arti bahwa
distrofin; utrof in tambahan tersebut kan obat yang akan memicu sel otot semoga suatu saat anak laki-laki
tersebar ke seluruh membran sel otot memproduksi utrofin dalam jumlah pengidap penyakit ini dapat melang-
tempat bahan ini mengambil alih besar, dengan harapan bahwa hal kah sendiri dan tidak ditakdirkan
tanggung jawab distrof in. Hasilnya tersebut dapat mencegah atau bahkan duduk di kursi roda dan mengalami
adalah perbaikan homeostasis Ca2*, memulihkan penciutan otot yang kematian dini.
peningkatan kekuatan otot, dan menandai penyakit mematikan ini.
penurunan mencolok tanda-tanda
Wals
@ffi
Tingkat
I
korteks
Tingkat
subkorteks
/
@-@
\.-l
Tingkat
batang otak
Ir
iffi +l ol
fl e I
Tingkal
medula spinalis
a-*""-
t.-ry
\ W
rl
tt
Proses perifer lain,
misalnya masukan visual
Konsekuensi sensorik
gerakan
-t
*_)
l=;;--l
+
@ SSp secara terus-menerus diberi tahu (B) Gerakan motorik dikontrol oleh masukan ke neuron motorik dari
tentang panjang dan tegangan otot
serta proses-proses lain di perifer @ Ujung neuron aferen di tingkat medula spinalis,
rnelalui jalur"ialur yang menghantarkan (,:,\ Xortets motorik primer, melalui sistem motorik koriikospinalis, dan
rnasukan aferen, sehingga SSP dapat
rnemprogram aktivitas otot rangka yang @ ruutteus batang otak, yang berfungsi sebagai penghubung terakhir dalam
terkoordinasi dan beitujuan sistem motorik multineuron kompleks yang melibatkan banyak bagian otak"
<- = Jalur yang menghantarkan input aferen *e*--* = Sistem motorik kortikospinalis = Sistem motorik multineuron
Tanda panah mengisyaratkan pengaruh, eksitatorik atau inhibitorik; hubungan tidak harus langsung tetapi mungkin melibatkan antarneuron
Gambar 8-23
Kontrol motorik.
308 Bab 8
tegangan otot dideteksi oleh organ tendon Golgi. Keduajenis REFLEKS REGANG
reseptor ini diaktilkan oleh peregangan oror, tetapi keduanya
Jika sebuah otot utuh diregangkan secara pasif maka serat-
menyalurkan jenis informasi yang berbeda. Marilah kita lihat
serat intrafusal gelendong orornya juga teregang sehingga
bagaimana.
terjadi peningkatan frekuensi lepas muatan di serat saraf
aferen yang ujung-u.iung sensoriknya berakhir di serat gelen-
STRUKTUR GELENDONG OTOT
dong yang teregang. Neuron aferen secara langsung bersinaps
Gelendong otot, yang rersebar di seluruh bagian daging dengan neuron motorik alfa yang menyarafi serat ekstrafusal
otot rangka, terdiri dari kumpulan serat otot khusus yang otot yang sama sehingga terjadi kontraksi otor rersebut
dikenal sebagai serat intrafusal,yangterletak di dalam kap- (Gambar 8-25a, jalur,ll -+2). Refleks regang ini berfungsi
sul jaringan ikat berbentuk gelendong yang sejajar dengan sebagai mekanisme umpan-balik negarif lokal untuk me-
serat ekstrafusal "biasa" (fusus artinya "gelendong") (Gam- nahan setiap perubahan pasif pada panjang otot sehingga
bar 8-24). Tidak seperti serar otor rangka ekstrafusal biasa, panjang istirahat yang optimal dapat dipertahankan.
yang mengandung elemen kontraktil (miofibril) di seluruh Contoh klasik refleks regang adalah refleks tendon
panjangnya, serar intrafusal memiliki bagian tengah yang patela, atau bnee-jerb reJlex (Gambar 8-26) . Otot ekstensor
non-kontraktil, dengan elemen kontraktil rerbatas di kedua lutut adalah ku a t/ri s ep s fe m o ris, y ang membentuk bagian ante-
ujung. rior (depan) paha dan melekat tepat di bawah lutut ke tibia
Setiap gelendong oror memiliki persarahn eferen dan (tulang kering) melalui tendon patela. Ketukan pada tendon
aferennya sendiri. Neuron eferen yang menyarafi serar inrra- ini dengan palu karet akan secara pasif meregangkan otot
fusal gelendong otot dikenal sebagai neuron motorik gama, kuadriseps, mengaktifkan resepror-reseptor gelendongnya.
sedangkan neuron motorik yang menyarafi serat ekstrafusal Refleks regang yang terpicu menimbulkan kontraksi otot eks-
dinamai neuron motorik alfa. Kedua jenis ujung sensorik tensor ini sehingga lutut menjadi lurus dan tungkai bawah
aferen berakhir di serat intrafusal dan berfungsi sebagai terangkat.
reseptor gelendong orot, di mana keduanya diaktifkan oleh CATAIAN KLINIS. Uji ini rutin dilakukan sebagai
regangan. Ujung primer (anulospiral) membungkus bagian penilaian pendahuluan atas fungsi sistem saraf, Refleks lutut
sentral serat intrafusal; ujung ini mendeteksi perubahan pada yang normal menunjukkan bahwa sejumlah komponen saraf
panjang serat sewaktu peregangan serta kecepatan peregang- dan otot-gelendong otot, masukan aferen, neuron motorik,
an itu. Ujung sekunder ffhuer-Eray), yang berkumpul di keluaran eferen, taut neuromuskular, dan otot itu sendiri-
segmen-segmen ujung dari banyak serat inrrafusal, hanya berfungsi normal. Hal ini juga menunjukkan keseimbangan
peka terhadap perubahan panjang. Gelendong oror berperan masukan eksitatorik dan inhibitorik ke neuron-neuron moto-
kunci dalam refleks regang. rik dari pusar-pusat di otak yang lebih tinggi. Kedutan oror
Kapsul
Akson neuron
Serat otot
motorik alfa
intrafusal (gelendong)
Akson neuron
motorik gama Bagian ujung serat
intrafusal yang kontraktil
Akson neuron
aferen
Ujung sekunder Bagian tengah
(flower-spray) serai intrafusal
serat aferen yang non kontraktil
Gambar 8-24
Gelendong otot. Sebuah gelendong otot terdiri dari kumpulan serat intrafusal khusus yang terletak di dalam kapsul jaringan
ikat sejajar dengan serat otot rangka ekstrafusal biasa. Gelendong otot disarafi oleh neuron motorik gama-nya sendiri dan
dipasok oleh dua jenis ujung sensorik aferen, ujung primer (anulospiral) dan ujung sekunder (flower-ipray), yang keduanya
diaktifkan oleh peregangan.
oo
ll _(o
Serat
otot rangka
ekstrafusal
I :rr:iirr::i.r:i
O--*
Medula Serat
spinalis 1 gelendong
i otot intrafusal
i,.
@ Keluaran neuron motorik gama ke bagian ujung serat gelendong yang kontraktil
@ -tatur desendens mengaktifkan neuron motorik alfa dan gama secara bersama-sama
(a)
310 Bab 8
Koaktivasi sistem neuron motorik gama bersama dengan tahu tentang tegangan yang sebenarnya tercapai sehingga
sistem neuron motorik alfa selama kontraksi refleks dan dapat dilakukan penyesuaian-penyesuaian jika diperlukan.
volunter (Gambar 8-25a, jalwr 4) mencegah serat gelendong Organ tendon Golgi terdiri dari ujung-ujung serat afe-
melemas ketika otot keseluruhan memendek, mempertahan- ren yang teranyam di dalam berkas serat jaringan ikat yang
kan sensitivitas serat gelendong terhadap peregangan pada membentuk tendon. Ketika serat otot ekstrafusal berkon-
berbagai panjang otot. Ketika stimulasi neuron motorik traksi, tarikan yang terjadi pada tendon mengencangkan ber-
gama memicu kontraksi simultan kedua ujung serat intra- kas jaringan ikat, yang pada gilirannya meningkatkan tegang-
fusal yang mengandung otot, bagian sentral nonkontraktil an yang terjadi di tulang tempat tendon melekat. Dalam
tertarik ke arah yang berlawanan sehingga bagian ini mengen- prosesnya, ujung reseptor aferen organ Golgi teregang, me-
cang dan tidak melemas (Gambar 8-25d). Sementara tingkat nyebabkan serat aferen melepaskan muatan; frekuensi lepas
pengaktifan neuron motorik alfa bergantung pada kekuatan muatan berbanding lurus dengan tegangan yang terbentuk.
respons motorik yang diinginkan, tingkat aktivitas neuron Informasi aferen ini dikirim ke otak untuk diproses. Banyak
motorik gama ke otot yang sama bergantung pada besar dari informasi ini digunakan secara bawah sadar untuk meng-
pemendekan yang diantisipasi. eksekusi aktivitas motorik dengan mulus, tetapi tidak seperti
informasi aferen dari gelendong oror, informasi aferen dari
ORGAN TENDON GOLGI organ tendon Golgi mencapai tingkat kesadaran. Anda me-
Berbeda dari gelendong otot, yang terletak di dalam perut rasakan tegangan dalam suatu otot tetapi bukan panjangnya.
otot, org.rn tendon Golgi terletak di tendon otot, tempat Para ilmuwan semula berpikir bahwa organ tendon
organ ini dapat berespons terhadap perubahan tegangan, Golgi memicu suatu refleks spinal protektif yang mencegah
bukan panjang otot. Karena sejumlah faktor menentukan kontraksi lebih lanjut dan menimbulkan relaksasi refleks
tegangan yang terbentuk di otot keseluruhan sewaktu kon- mendadak ketika tegangan orot terlalu besar, sehingga
traksi (misalnya, frekuensi rangsangan atau panjang otot pa- membantu mencegah kerusakan otor arau tendon oleh kon-
da awai kontraksi) maka sistem kontrol motorik perlu diberi traksi otot yang berlebihan dan menimbulkan tegangan be-
',Y-
:il;t.r!
ti,it
Tendon patela
Neuron
motorik alfa
Gambar 8-26
Refleks tendon patela (suatu refleks regang). Ketukan pada tendon patela dengan palu karet meregangkan gelendong otot di
otot kuadriseps femoris. Refleks regang monosinaps yang terjadi menyebabkan kontraksi otot ekstensor ini, menghasilkan
respons sentakan lutut khas.
sar. Namun para ilmuwan kini percaya bahwa reseptor ini Karena tidak memiliki sarkomer maka otot polos tidak
adalah sensor murni dan tidak memicu refleks apapun. Thm- memiliki garisZ tetapi memiliki badan padat yang mengan-
paknya terdapat mekanisme lain yang belum diketahui yang dung protein yang sama dengan konstituen di garis Z
berperan menghambat kontraksi lebih lanjut dan mencegah (Gambar 8-27b). Badan padat terletak di seluruh sel otot
kerusakan akibat tegangan. polos serta melekat ke permukaan internal membran plasma.
Setelah menyelesaikan diskusi rentang otot rangka, se- Badan padat ditahan di tempatnya oleh filamen intermediat
karang kita lanjutkan meneliti tentang otot polos dan otot sebagai perancahnya. Filamen aktin melekat ke badan padat.
jantung. Aktin yang terdapat di sel otot polos jauh lebih banyak
daripada yang terdapat di sel otot rangka, dengan l0 sampai
15 filamen untuk setiap filamen tebal miosin di otot polos
OTOT POLOS DAN JANTUNG dibandingkan dengan 2 filamen tipis untuk setiap filamen
tebal di otot rangka.
Dua jenis otot lain-otot polos dan otot janrung-memiliki Unit kontraktil ftlamen tebal dan tipis berorientasi se-
beberapa kesamaan dasar dengan otot rangka, tetapi masing- dikit diagonal dari sisi ke sisi di dalam sel otot polos dalam
masing juga memperlihatkan karakteristik tersendiri (Thbel kisi-kisi memanjang berbentuk berlian dan bukan berjalan
8-3). Ketiga jenis otot memiliki perangkat kontraktil khusus sejajar dengan sumbu panjang seperti miofibril di otot rangka
yang dibentuk oleh filamen aktin yang bergeser relatif ter- (Gambar 8-28a). Pergeseran relatif filamen tipis melewati
hadap filamen tebal miosin yang stasioner sebagai respons filamen tebal selama kontraksi menyebabkan kisi-kisi filamen
terhadap peningkatan Ca2. sitosol untuk melaksanakan kon- memendek dan membesar dari sisi ke sisi. Akibatnya, sel
traksi. Ketiganya ju,ga menggunakan AIP secara langsung keseluruhan memendek dan menonjol keluar anrara tirik-
sebagai sumber energi untuk siklus jembatan silang. Namun, titik tempat filamen tipis melekat ke permukaan dalam mem-
struktur dan organisasi serar-serat di dalam ketiga jenis otot bran plasma (Gambar 8,2Sb).
ini berbeda, demikian juga mekanisme eksitasi dan cara eksi-
tasi dan kontraksi digabungkan. Selain itu, terdapat perbe-
daan-perbedaan penting dalam respons kontraktil itu sendiri. I Sel otot polos diaktifkan oleh fosforilasi miosin
Kita akan menghabiskan sisa bab ini membahas ciri-ciri yang dependen Ca2*.
umum otot polos dan orot jantung dibandingkan dengan
otot rangka, dengan mencadangkan pembahasan lebih rinci Filamen tipis sel otot polos tidak mengandung troponin, dan
mengenai fungsinya di organ-organ yang mengandung jenis- tropomiosin tidak menghambat tempat pengikatan jembatan
jenis otot tersebut. silang aktin. Karenanya apa yang mencegah aktin dan miosin
berikatan di jembatan silang pada keadaan istirahat, dan bagai-
mana aktivitas jembatan silang diaktifkan? Di kepala molekul
I Sel otot polos kecil dan tidak miosin melekat rantai-rantai ringan protein. Apa yang disebut
lurik, sebagai rantai ringan ini kurang begitu penting pada otot
rangka, tetapi memiliki fungsi regulasi penting pada otot polos.
Sebagian besar sel otot polos ditemukan di dinding organ Kepala miosin otot polos dapat berinteraksi hanya dengan
berongga dan' saluran. Kontraksi orot ini menimbulkan aktin ketika rantai ringan miosin mengalami fosforiksi (yutu,
tekanan dan mengatur gerakan maju isi struktur-struktur memiliki saru gugus fosfat dari AIP yang melekat padanya).
tersebut. Selama eksitasi, peningkatan Ca2- sitosol berfungsi sebagai
Baik sel otot polos maupun otot rangka berbentuk pembawa pesan intrasel, memicu serangkaian reaksi biokimia
memanjang, tetapi berbeda dengan otot rangka yang besar yang menyebabkan fosforilasi rantai ringan miosin (Gambar
dan silindris, sel otot polos berbentuk gelendong, memiliki 8-29). C*- otot polos berikatan dengan kalmodulin, suatu
satu nukleus, dan jauh lebih kecil (garis tengah 2 sampai 10 protein intrasel yang ditemukan di sebagian besar sel dan secara
pm dan panjang 50 sampai 400 pm). Juga tidak seperri sel struktural mirip troponin (lihat h. 130). Kompleks Ca2.-
otot rangka, sebuah sel otot polos tidak terbentang di seluruh kalmodulin ini berikatan dan mengaktifkan protein lain,
panjang otot. Biasanya kelompok-kelompok sel otot polos myosin ligbt chain hinase (MLC kinase), yang selanjutnya
tersusun dalam lembaran-lembaran (Gambar 8-27 a, h. 315) . memfosforilasi rantai ringan miosin. Jembatan silang miosin,
Sel otot polos memiliki tiga jenis filamen: (i) filamen setelah mengalami fosforilasi, mampu berikatan dengan aktin
tebal miosin, yang lebih panjang daripada yang ada di otot sehingga siklus jembatan silang dapat dimulai. Karena itu, otot
rangka; (2) filamen tipis aktin, yang mengandung tropomio- polos dipicu berkontraksi oleh peningkatan Ca2* sitosol serupa
sin tetapi tidak mengandung protein regulatorik troponin; dengan yang terjadi di otot rangka. Namun, pada otot polos
dan (l) filamen ukuran sedang, yang tidak secara langsung Ca2. akhirnya mengaktifkan jembatan silang dengan memicu
ikut serta dalam kontraksi tetapi merupakan bagian dari perubahan himiaui di miosin fflamen tebal, sementara pada
rangka sitoskeleton yang menunjang bentuk sel. Filamen otot otot rangka Ca2- menimbulkan efek dengan memicu per-
polos tidak membentuk miofibril dan tidak tersusun dalam rbahanfsik di filamen tipis (Gambar 8-30). Ingatlah bahwa di
pola sarkomer seperri di otot rangka. Karena itu, sel otot otot rangka, Ca2" memindahkan troponin dan tropomiosin
polos tidak memperlihatkan pita atau seran-lintang seperti dari posisinya yang menghambat sehingga aktin dan miosin
otot rangka sehingga jenis otot ini disebut otot "polos". bebas saling berikatan.
312 Bab 8
Tabel 8-3
Perbandingan Jenis Otot
JENIS OTOT
Persarafan Sistem saraf somatik Sistem saraf otonom Sistem saraf otonom Sistem saraf otonom
(neuron motorik alfa)
Tingkat Kontrol Di bawah kontrol Di bawah kontrol Di bawah kontrol Di bawah kontrol
volunter; juga involunter invol unter invol unter
dipengaruhi oleh kontrol
bawah sadar
Inisiasi Kontraksi Neurogenik Neurogenik Miogenik (potensial Miogenik (potensial
pemacu dan potensial pemacu)
gelombang lambat)
Peran Memulai kontraksi; Memulai kontraksi; Memodif ikasi kontraksi; Memodif ikasi kontraksi;
Rangsangan Saraf membentuk gradasi berperan dalam gradasi dapat meningkatkan dapat meningkatkan atau
atau menghambat; menghambat; berperan
berperan dalam gradasi dalam gradasi
Efek Modifikasi Tidak Ya Ya Ya
oleh Hormon
Adanya Filamen Ya Ya Ya Ya
Miosin Tebal dan
Aktin Tipis
Lurik Karena' Ya Tidak Tidak Ya
Susunan Teratur
Filamen
Adanya Troponin Ya Hanya tropomiosin Hanya tropomiosin Ya
dan Tropomiosin
Adanya Tubulus T Ya Tidak Tidak Ya
Tingkat Berkembang sempurna Kurang berkembang Kurang berkembang Berkembang sedang
Perkembangan
Retikulum
Sarkoplasma
(berlanjut)
Cara eksitasi meningkatkan konsentrasi Ca2t sitosol di sedikit penambahan Ca2-. Karena garis tengah sei otot polos
sel otot polos juga berbeda dari yang terjadi pada otot rangka. jauh lebih kecil daripada serar orot rangka, maka sebagian
Sel otot polos tidak memiliki tubulus T dan retikulum besar Ca2t yang masuk dari CES dapat mempengaruhi aktivi-
sarkoplasmanya kurang berkembang. Meningkatnya Ca2' tasjembatan silang, bahkan di bagian tengah sel, ranpa mem-
sitosol yang memicu respons kontraktil berasal dari dua butuhkan mekanisme tubulus T retikuium sarkoplasma.
sumber: sebagian besar Ca2* masuk dari CES, tetapi sebagian Relaksasi dicapai dengan mengeluarkan Ca2t secara aktif
dibebaskan di dalam sel dari simpanan di retikulum sarko- menembus membran plasma dan kembali ke dalam reriku,
plasma yang sedikit. Tidak seperti perannya di sel otot rang- lum sarkoplasma. Ketika Ca2. dibersihkan, miosin meng-
ka, reseptor dihidropiridin berpintu voltase di membran alami defosforilasi (fosfatnya dikeluarkan) dan tidak lagi
plasma sel otot polos berfungsi sebagai saluran Ca'Z-. Ketika dapat berinteraksi dengan aktin sehingga otot melemas.
saluran-saluran membran permukaan ini terbuka, Ca2* ma- Kita masih belum menjawab pertanyaan bagaimana
suk menuruni gradien konsentrasinya dari CES. Caz' yang otot polos tereksitasi untuk berkontraksi; yaitu, apa yang
masuk memicu pembukaan saluran Cal di retikulum sarko- membuka saluran Ca'?t di membran plasma? Otot polos di-
plasma sehingga dari sumber yang sekedarnya ini terjadi golongkan ke dalam dua kategori-otot polos muhiunit dan
FisiologiOtot 313
Tabel 8-3
Perbandingan ienis Otot (tanjutan)
JENIS OTOT
Mekanisme Kerja Reposisi fisik kompleks Secara kimiawi Secara kimiawi Reposisi fisik kompleks
Ca2* tropon in-tropom iosin menyebabkan fosforilasi menyebabkan fosfori lasi tropon in-tropomiosin
untuk memajankan jembatan silang miosin jembatan silang miosin
tempat pengikatan sehingga jembatan sehingga jembatan
jembatan silang aktin tersebut dapat tersebut dapat
berikatan dengan aktin berikatan dengan aktin
Adanya Taut Tidak Ya (sangat sedikit) Ya Ya
Celah
ATP Digunakan Ya Ya Ya Ya
Langsung Oleh
Perangkat
Kontraktil
Aktivitas ATPase Cepat atau lambat, Sangat lambat 5angat lambat Lambat
Miosin; bergantung pada jenis
Kecepatan serat
Kontraksi
Cara Gradasi Variasi jumlah unit Variasi jumlah serat Variasi konsentrasi Ca2* Variasi panjang serat
Terjadi motorik yang berkon- otot yang berkontraksi sitosol melalui aktivitas (bergantung pada
traksi (rekrutmen unit dan konsentrasi Ca2* miogenik dan pengaruh tingkat pengisian rongga
motorik) dan frekuensi sitosol di setiap serat sistem saraf otonom, jantung) dan variasi
stimulasinya (penjum- oleh pengaruh otonom hormon, regangan konsentrasi Ca2* sitosol
lahan kedutan) dan hormon mekanis, dan metabolit melalui pengaruh
Iokal otonom, hormon, dan
metabolit lokal
Adanya Tonus Tidak Tidak Ya Tidak
tanpa
Rangsangan
Eksternal
Hubungan Tidak Tidak Ya
Panjang-
Tegangan yang
Jelas
unit tunggal-berdasarkan perbedaan dalam bagaimana serar- agar berkontraksi, serupa dengan unit motorik otot rangka.
serat ototnya tereksitasi. Marilah kita bandingkan kedua jenis Karena itu, aktivitas kontraktil di otot rangka d"., otot polo,
otot polos ini. multiunit bersifat neurogenik ("dihasilkan oleh saraf,,).
Yaitu, kontraksi di kedua jenis otot ini dimulai hanya sebagai
respons terhadap stimulasi oleh saraf yang menyar"fi otot
I Otot polos multiunit bersifat tersebut. Sementara otot rangka disarafi ol.h sirtem s"raf
neurogenik. somatik volunter (neuron motorik), sel otot polos multiunit
(serta unit tunggal) disarafi oleh sistem saraf otonom invo_
Otot polos multiunit memperlihatkan sifat-sifat yang rer- lunter.
letak di anrara orot rangka dan otot polos unit ,r-rrrgg"1. S.- Otot polos multiunit ditemukan di (1) dinding pem_
perti diisyaratkan oleh namanya, suatu otor polos multiunit buluh darah besar; (2) saluran napas halus di paru; (3) otot
terdiri dari banyak unit diskret yang berfungsi independen mata yang menyesuaikan lensa untuk melihat dekat atau
satu sama lain dan harus dirangsang secara terpisah oleh saraf
iauh; (4) iris mata, yang mengubah ukuran pupil untuk
3'14 Bab 8
Sel otot polos Nukleus
Filamen
intermediet
Filamen tebal
o
l
@Y
Filamen tipis
Pc
q9 Badan padat
69
6ti
-.tq
c9
60
ML
.a
o
o
C
l
o Gambar 8-28
t= Gambaran skematik susunan filamen tebal dan tipis di sebuah
! selotot polos dalam keadaan kontraksi dan relaksasi. (a) Sel
C
d
otot polos melemas. (b) 5el otot polos berkontraksi.
(b)
Gambar 8-27
Gambaran mikroskopik sel otot polos. (a) Mikrograf cahaya bahwa serat-serat otot yang membentuk jenis otor ini ter-
berkekuatan rendah sel otot polos. Perhatikan nukleus yang eksitasi dan berkontraksi sebagai satu kesatuan. Serat-serat
berbentuk gelendong, tunggal, dan terletak di tengah. (b) otot pada otot polos unit tunggal secara elektris terhubung
Mikrograf elektron sel otot polos pada pembesaran 14.000 x.
oleh taut celah (lihat h. 66). Ketika suatu potensial aksi tim-
Perhatikan adanya badan padat dan tidak adanya seran-
I i nta ng. bul di mana saja di dalam suatu lembaran otor polos unit
tunggal maka potensial tersebut cepar disebarkan melalui
titik-titik kontrak elektris khusus ini ke seluruh kelompok sel
yang saling terhubung, yang kemudian berkontraksi sebagai
satu kesatuan. Kelompok sel yang saling terhubung tersebut
dan secara elektris dan mekanis berfungsi sebagai satu ke-
menyesuaikan jumlah cahaya yang masuk ke mata; dan (5) satuan disebut sebagai sinsitium fungsional (jamak, sisitia;
dasar folikel rambut, yang kontraksinya menyebabkan "bulu sin artinya "bersama"; slz artinya "sel").
roma berdiri". Anda dapat memahami pentingnya susunan ini dengan
mengetahui peran uterus selama persalinan. Sel-sel otot yang
membentuk dinding uterus bekerja sebagai suatu sinsitium
I Sel otot polos unit tunggal membentuk sinsitium fungsional. Sel-sel ini secara berulang mengalami eksitasi dan
fungsional berkontraksi sebagai satu kesatuan selama persalinan, meng-
hasilkan serangkaian "dorongan" terkoordinasi yang akhirnya
Sebagian besar otot polos adalah otot polos unit tunggal, menyebabkan bayi keluar. Kontraksi independen tak ter-
yang juga dinamai otot polos viseral, karena ditemukan di koordinasi masing-masing sel otot di dinding uterus ridak
dinding organ-organ berongga atau visera (sebagai contoh, dapat menghasilkan tekanan seragam yang dibutuhkan un-
saluran cerna, reproduksi, dan kemih serta pembuluh darah tuk mengeluarkan bayi. Otot polos unit tunggal di bagian
halus). Kata "otot polos unit tunggal" berasal dari kenyataan lain tubuh juga tersusun dalam sinsitium fungsional serupa.
Kinase rantai
ringan miosin inaktif
ATP
ADP )on
-.*r
Jembatan silang
-l-l* Jembatan silanq m
terfosforilasi (dapat berikatan
miosin inaktif
dengan aktin)
Gambar 8-29
Pengaktifan jembatan silang miosin di otot polos.
316 Bab 8
AKTIVITAS MIOGENIK
Selotot polos yang dapat terangsang sendiri berfungsi khusus
memulai potensial aksi tetapi sel ini tidak diperlengkapi untuk E
c(5
berkontraksi. Hanya sedikit sel dalam suatu sinsitium fungsio-
nal yang tidak dapat berkontraksi dan berfungsi sebagai sel E
0)
pemacu. Sel-sel ini biasanya berkelompok di lokasi tertentu. E Potensial ambang
Sebagian besar sel otot polos pada suatu sinsitium fungsional E
a
dibentuk khusus untuk berkontraksi tetapi tidak dapat me- c
0)
o
mulai sendiri potensial aksi. Namun, sekali potensial aksi di- o_
bentuk oleh sel otot polos yang dapat terangsang sendiri ini
maka potensial tersebut dihantarkan ke sel-sel kontraktil
Waktu (mnt)
nonpemacu di sinsitium fungsional yang bersangkutan melalui
(a)
taut celah sehingga keseluruhan kelompok sel tersebut ber-
kontraksi tanpa masukan dari sarafl Aktivitas kontraktil
independen-saraf yang dimulai oleh otot itu sendiri ini disebut
aktivitas miogenik ("dihasilkan oleh otot"), berbeda dari
E
aktivitas neurogenik otot rangka dan otot polos multiunit.
C
(g
-o
E
o
I Gradasikontraksi otot polos unit tunggal E
berbeda dari yang terjadi di otot rangka. E
a
c
o
Otot polos unit tunggal berbeda dari otot rangka dalam gradasi (L
kontralai yang terjadi. Gradasi kontralai otot rangka sepenuh-
nya berada di bawah kontrol saraf, terutama yang melibatkan
rekrutmen unit motorik dan penjumlahan kedutan. Pada otot
Wakiu (mnt)
polos, taut celah memastikan bahwa keseluruhan massa otot
polos berkontraksi sebagai satu kesatuan sehingga jumlah serat
Gambar 8-31
otor yang berkontralai tidak mungkin diubah-ubah. Untuk
Aktivitas listrik yang terbentuk spontan di otot polos. (a)
menghasilkan berbagai kekuatan kontraksi organ keseluruhan
Pada potensial pemacu, membran secara perlahan mengalami
hanya tegangan serat yang dapat dimodifikasi. Bagian dari depolarisasi ke ambang secara periodik tanpa rangsangan
jembatan silang yang diaktifkan dan tegangan yang kemudian saraf apapun. Depolarisasi teratur ini secara siklis memicu
terbentuk di otot polos unit tunggal dapat diubah-ubah dengan potensial aksi spontan. (b) Pada potensial gelombang lambat,
membran secara bertahap mengalami hiperpolarisasi dan
memvariasikan konsentrasi Ca2- sitosol. Satu eksitasi di otot
depolarisasi spontan bergantian. Terjadi letupan potensial aksi
polos tidak menyebabkan semua jembatan silang aktif, berbeda jika depolarisasi membawa membran ke ambang.
dengan otot rangka, di mana satu potensial alsi memicu pe-
lepasan Ca2- dalam jumlah cukup untuk menyebabkan siklus
di semua jembatan silang. Di otot polos, seiring dengan
peningkatan konsentrasi Ca2. semakin banyak jembatan silang memulai kontraksi, tetapi dapat memodifhasi kecepatan dan
yang diaktifkan dan semakin besar tegangan yang terbentuk. kekuatan kontraksi, baik meningkatkan atau menghambat
aktivitas konuaktil suatu organ. Ingatlah bahwa regio motor
end-plate yang terbatas pada suatu serat otot rangka berinte-
TONUS OTOT POLOS
raksi dengan ACh yang dibebaskan dari terminal akson
Banyak sel otot polos unit tunggal memiliki kadar Ca2- sitosol
neuron motorik. Sebaliknya, protein-protein reseptor yang
yang cukup untuk mempertahankan adanya suatu tegangan
berikatan dengan neurorransmiter otonom tersebar di selu-
derajat rendah, atau tonus, bahkan tanpa potensial aksi.
ruh membran permukaan sel otot polos. Sel otot polos peka
Perubahan drastis mendadak pada Ca2., seperti yang menyer-
dalam berbagai derajat dan berbagai cara terhadap neurorrans-
tai potensial aksi miogenik, menyebabkan terbentuknya res-
miter otonom, bergantung pada distribusi resepror kolinergik
pons kontraktil pada otot yang sudah memiliki tonus. Selain
dan adrenergik sel (lihat h.263).
potensial aksi spontan, sejumlah faktor lain, termasuk neuro-
Setiap cabang terminal suatu serat otonom pascagang-
transmiter otonom, dapat mempengaruhi aktivitas kontraktil
lion berjalan melintasi permukaan saru arau lebih sel otot
dan pembentukan tegangan di sel otot polos dengan meng-
polos, mengeluarkan neurotransmiter dari vesikel di dalam
ubah konsentrasi Ca2* sitosol.
aaricosities (tonjolan) multipel sewaktu potensial aksi ber-
jalan di sepanjang terminal (Gambar 8-32). Neurotransmirer
MODIFIKASIAKTIVITAS OTOT POLOS OLEH SISTEM berdifusi ke banyak reseptor spesiftk di sel-sel di bawah
SARAF OTONOM terminal. Karena itu, berbeda dengan hubungan diskret satu-
Otot polos biasanya disarafi oleh kedua cabang sistem saraf lawan-satu di motor end-plate, suatu sel otot polos dapat
otonom. Pada otot polos unit tunggal, persarafan ini tidak dipengaruhi oleh lebih dari satu jenis neurotransmiter, dan
METODE DEPOLARISASI
MEMBRAN KE POTENSIAL JENIS JARINGAN PEKA
AMBANG RANGSANG YANG BERPERAN PENJELASAN PROSES PEMICU
Penjumlahan potensial Neuron eferen, antarneuron P.enjumlahan temporal atau spasial depolarisasi
pascasinaps eksitatorik (ppE)
ringan (PPE) dendriVujung badan sel yang ditimbul_
(lihat h. 115)
kan oleh perubahan pada permeabiliias saluran
sebagai respons terhadap pengikatan neurotransmiter
eksitatorik dengan reseptor di membran permukaan
Potensial reseptor (lihat h. 204) Neuron aferen Biasanya depolarisasi reseptor neuron aferen dipicu
oleh perubahan pada permeabilitas saluran sebagai
respons terhadap rangsangan adekuat neuron
Potensial end-plate Otot rangka Depolarisasi motor end-plate ditimbulkan oleh
(lihat h. 266)
perubahan pada permeabilitas saluran sebagai
respons terhadap pengikatan neurotransmiter
asetilkolin dengan reseptor di membran end-plate
Potensial pemacu (lihat h.3.l5) Otot polos, otot jantung Depolarisasi spontan membran secara bertahap
akibat pergeseran fluks ion pasif yang menyeriai
perubahan otomatis permeabilitas salur"n -
Potensial gelombang lambat Otot polos (hanya di saluran cerna) Pergantian bertahap potensial hiperpolarisasi dan
(lihat h. 315)
depolarisasi yang disebabkan oleh perubahan siklis
otomatis pada transpor ion aktif menembus
membran.
setiap rerminal otonom dapat mempengaruhi lebih dari satu pada otot rangka. Kisaran panjang otot polos yang clapat
sel otot polos. menghasilkan regangan hampir maksimaf
iauh lebih besar
daripada otot rangka. Otot polos tetap dapat menghasilkan
FAKTOR LAIN YANG MEMPENGARUHI AKTIVITAS tegangan yang cukup besar meskipun telah diregangkan
OTOT POLOS hingga 2,5 kali dari panjang istirahatnya, karena dua ke_
Faktor lain (selain neurotransmiter otonom) dapat mem, mungkinan penyebab. pertama, berbeda dari otot rangka,
di
pengaruhi frekuensi dan kekuatan kontraksi otot multiunit mana panjang istirahat adalah pada 1", pada otot polos pan-
dan unit tunggal, termasuk peregangan mekanis, hormon .jang istirahat (tidak tereg,ang) jauh lebih pendek daripada 1.
terrenru, metabolit lokal, dan obat tertenru. Semua faktor ini Karena itu, otot polos dapat banyak diregangkan sebelum
akhirnya bekerja dengan memodifikasi permeabilitas saluran panjang optimalnya tercapai. Kedua, filamen tipis tetap
Cal di membran plasma, rerikulum sarkopiasma, atau ke- berrumpang tindih dengan filamen tebal yang sangat panjang
meskipun dalam posisi reregang, sehingga ini.rakii y.-b"t"i
lylti, melalui berbagai mekanisme. Karena itu, otot polos
lebih dipengaruhi oleh faktor eksternal dibandingkan otot silang dan pembentukan regangan
-"rih d"p", b.ri".,grrrrg.
rangka, meskipun otot polos dapat berkontraksi sendiri dan Sebaliknya, ketika otot rangka diregangkarhanya riga
per_
otot rangka tidak. empat_dari panjang istirahatnya, filamen tebal dan tipl
t.lah
Untuk saat ini, sewaktu kita melihat hubungan panjang_ terpisah total dan tidak lagi dapat berinteraksi (lihat Gambar
tegangan di otot polos, kita akan membahas secara lebilr detil 8-17,h.293).
hanya efek peregangan mekanis pada kontraktiliras otot Kemampuan serar otor polos yang telah sangat di_
polos. Kita akan meneliti pengaruh kimiawi ekstrasel pada regangkan untuk tetap menghasilkan regangan
-.rup"k"r.
hal yang penting, karena serat otot polo, di dirrdi.rg-.rr"tu
kontraktilitas otot polos di bab-bab selanjutnya ketika kita
membahas regulasi berbagai organ yang mengandung otot organ secara progresif teregang ketika volume isi
.berongga
polos. organ bertambah. Marilah kita lihat k"rrJung kemih sebagai
contoh. Meskipun serar-serar orot di kandung kemih ie-
regang ketika kandung kemih secara bertahap tJrisi
urin n"_
I Sel otot polos tetap dapat membentuk tegangan mun serat-serat tersebut tetap mempertahankan tonus mereka
namun secara inheren melemas ketika dan bahkan dapat membentuk tegangan sebagai respons
diregangkan. *ll"9.p sinyal yang mengarur pengosongan k"rrd.rrrj k.-
mih. Jika peregangan yang beriebih"r
Hubungan antara panjang serat orot sebelum kontraksi dan -.ngh"-b", p.-b.rr_
tukan tegangan, seperri di otot rangka,
tegangan yang dapat dihasilkan pada kontraksi berikutnya -.L k"r,durrg kemih
yang terisi tidak akan mampu berkontraksi unt.,k L.ngo_
tidak terlalu berkaitan erat pada otot polos dibandingkan songkan isinya.
318 Bab 8
Mitokondria
Varikosa
Akson neuron
otonom pascaganglion
l-- \
Varikosa
Neurotransmiter
Sel otot
polos
-
Gambar 8-32
Gambaran skematik persarafan otot polos oleh ujung saraf pascaganglion otonom
RESPONS RELAKSASI STRES jauh lebih besar daripada renrang panjang otot rangka untuk
Ketika suatu otot polos diregangkan secara mendadak maka masih dapat berfungsi normal.
pada awalnya otot tersebut meningkatkan tegangannya, seperti Otot polos mengandung banyak jaringan ikat, yang
tegangan yang terbentuk ketika pita karet diregangkan. Namun, tidak dapat diregangkan. Tidak seperti otot rangka, di mana
otot cepat menyesuaikan diri dengan pan.jangnya yang baru, perlekatan ke tulang membatasi seberapa jauh otot dapat
mungkin karena tata ulang perlekatan jembatan silangnya. Jem- diregangkan, jaringan ikat ini mencegah otot polos meng-
batan silang otot polos terlepas relatiflambat. Pada peregangan alami peregangan berlebihan sehingga membentuk batas atas
mendadak, diperkirakan bahwa setiap jembatan silang yang yang menenrukan seberapa banyak isi yang dapat ditampung
melekat akan menahan regangan, ikut serta meningkatkan secara oleh suatu organ berongga berotot polos.
pasif (bukan aktifJ tegangan. Sewaktu jembatan-jembatarl silang
tersebut terlepas, filamen akan bergeser ke posisi teregangnya,
memulihkan tegangan ke tingkat semula. Sifat inheren otot I Otot polos bergerak lambat dan bersifat
polos ini disebut respons relalsasi stres. ekonomis.
FisiologiOtot 319
silang menggunakan saru molekul ATP Karena itu otot polos penyebaran potensial aksi ke seluruh jantung, seperti pada
adalah jaringan kontraktil yang hemat, menyebabkannya co- otot polos unit tunggal. Jantung juga disarafi oleh sistem sa-
cok untuk kontraksi menerap jangka panjang dengan sedikit raf otonom yang, bersama dengan hormon tertentu dan
konsumsi energi dan tanpa kelelahan. Berbeda dengan ke- faktor lokal, dapat memodifikasi kecepatan dan kekuatan
butuhan yang cepar berubah yang dibebankan pada otot kontraksi.
rangka sewaktu anda bergerak dan memanipulasi lingkungan Yang khas bagi otot jantung adalah bahwa serar-serar
eksternal anda, aktivitas otot polos anda diarahkan untuk otot.jantung disatukan dalam suatu anyaman bercabang, dan
durasi yang lebih lama dan melakukan penyesuaian yang potensial aksi otot jantung berlangsung lebih lama sebelum
lambat terhadap perubahan. mengalami repolarisasi. Perincian lebih lanjut dan penting_
Karena sifatnya yang lamban dan susunan filamennya nya ciri-ciri otot ianrung di atas dibahas di bab selanjutnya.
yang kurang rerarur, otot polos sering secara salah dipandang
sebagai versi oror rangka yang kurang berkembang. Se-
benarnya, otot polos juga bersifat sangat spesialistik dipan-
dang dari kebutuhan yang dibebankan padanya-yaitu, mam- PERSPEKTIF BAB lNt: FOKUS PADA
pu secara ekonomis mempertahankan tegangan untuk waktu HOMEOSTASIS
yang lama tanpa kelelahan dan mampu menampung volume
dalam jumlah yang sangar bervariasi dengan hanya sedikit Otot rangka membentuk sisrem otot itu sendiri. Otot jan_
perubahan pada tegangan. Ini adalah jaringan efisien yang tung dan otor polos adalah bagian dari organ yang memben_
sangat adaptif. tuk sistem tubuh lain. Otot jantung hanya ditemukan di
Penyaluran nutrien dan O, umumnya memadai untuk jantung, yaitu bagian dari sistem sirkulasi. Otot polos di_
menunjang proses kontraktil otot polos. Otot polos dapat temukan di dinding organ berongga dan saluran, termasuk
memanfaatkan beragam molekul nutrien untuk menghasil- pembuluh darah pada sistem sirkulasi, saluran napas pada
kan AIP Tidak terdapat simpanan energi yang setara dengan sistem pernapasan, kandung kemih pada sistem kemih, lam_
kreatin fosfat pada otot rangka; simpanan tersebut tidak di- bung dan usus pada sistem pencernaan, serta uterus dan duk_
perlukan. Penyaluran oksigen biasanya sudah memadai un- tus deferens (saluran untuk sperma keluar dari testis) pada
tuk mengimbangi laju fosforilasi oksidatif yang berlangsung sistem reproduksi.
lambat yang dibutuhkan untuk menghasilkan AIp bagi otot Kontraksi otot rangka menghasilkan gerakan bagian_
polos yang hemat energi ini. Jika diperlukan, glikolisis anae- bagian tubuh relatif satu sama lain dan gerakan ttrbuh ke-
rob dapat menghasilkan ATP yang memadai jika pasokan O, seluruhan dalam kairannya dengan lingkungan eksternal.
berkurang. Karena itu, otot-orot ini memungkinkan anda bergerak dan
memanipulasi lingkungan eksternal. pada tingkat yang pa_
ling umum, sebagian dari gerakan ini ditujukan untuk mem_
I Otot jantung memadukan ciri otot rangka dan pertahankan homeostasis, misalnya menggerakkan tubuh
otot polos, menuju makanan atau menjauhi bahaya. Contoh fungsi
homeostatik yang lebih spesifik yang diiaksanakan oleh ott
Otot jantung, yanghanya ditemukan di jantung, memiliki rangka adalah mengunyah dan menelan makanan untuk di_
beberapa kesamaan struktural dan fungsional dengan otot uraikan lebih lanjut pada sistem pencernaan untuk meng_
rangka dan otot polos unit tunggal. Seperti otot rangka, otot hasilkan molekul nutrien penghasil energi yang dapat di-
jantung berseran lintang, dengan filamen tebal dan tipis ter- gunakan (orot mulut dan kerongkongan adalah otot rangka),
susun teratur membentuk pola pita regular. Filamen tipis dan bernapas untuk memperoleh O, dan membua"g ClO,
jantung mengandung troponin dan tropomiosin, yang me- (otot pernapasan adalah orot ,angkai. pembenrukan-prnm
rupakan tempat kerja Ca2. dalam mengaktifkan jembatan si- oleh kontraksi otot rangka juga merupak"r, ,umb., trt"m"
lang, seperti di otot rangka. Juga seperti otot rangka, otot produksi panas dalam mempertahankan suhu tubuh. Otot
jantung memiliki hubungan panjang-tegangan yang jelas. rangka juga meiaksanakan banyak aktivitas nonhomeostatik
Seperd serar otor rangka oksidatif, sel otot jantung mengan- yang memungkinkan kita bekerja dan bermain-misalnya,
dung banyak mitokondria dan mioglobin. Sel-sel ini juga mengoperasikan komputer atau bersepeda-sehingga kita da_
memiliki tubulus T dan retikulum sarkoplasma yang cukup pat memberi kontribusi pada masyarakat dan menikmati diri
berkembang. sendiri.
Seperti pada otot polos, Ca2. masuk ke sitosol dari CES Semua sistem lain di tubuh, kecuali sistem imun (per_
dan retikulum sarkoplasma selama eksitasi jantung. Masuk- tahanan),_ bergantung pada komponen oror nonr"rrgk" ag",
nya Ca2. dari CES terjadi melalui reseptor dihidropiridin dapat melaksanakan fungsi homeostatiknya. Sebagai contoh,
berpintu voltase, yang juga bekerja sebagai saluran Car. di kontraksi otor janrLlng di jantung mendorong darah masuk
membran tubulus T. Pemasukan Ca\ dari CES ini memicu ke dalam pembuluh darah, dan kontraksi otot polos di
pelepasan Ca2- intrasel dari retikulum sarkoplasma. Seperti lambung dan usus mendorong makanan yang tertel"n m.ne-
otot polos unit tunggal, jantung memperlihatkan aktivitas lusuri saluran cerna dengan kecepatan yang sesuai dengan
pemacu (tetapi bukan gelombang lambat), memulai sendiri sekresi berbagai getah pencernaan yang dikeluarkan dile-
potensial aksi tanpa pengaruh eksternal apapun. Sel-sel jan- panjang rute untuk menguraikan makanan menjadi satuan_
tung saling dihubungkan oleh taut celah yang meningkatkan satuan yang dapat digunakan.
320 Bab 8
RINGKASAN BAB
Pendahuluan (h. 277 -27 8) I Setelah aktin yang terpajan tersebut berikatan dengan
I Otot dikhususkan untuk berkontraksi. Melalui kemam- jembatan silang miosin, interaksi molekular antara aktin
puannya yang telah sangat berkembang untuk meng- dan miosin membebaskan energi di dalam kepala miosin
gerakkan komponen-komponen sitoskeleton khusus, otot yang disimpan sebelum penguraian AIP oleh AIPase
mampu menghasilkan tegangan, memendek, menghasil- miosin. Energi yang dibebaskan ini digunakan untuk
kan gerakan, dan melaksanakan kerja. menjalankan kayuhan bertenaga jembatan srlar'g. (Lihat-
I Terdapat tiga jenis otot-rangka, jantung, dan polos -yang lah Gambar 8-13).
dikategorisasikan dalam dua cara berbeda berdasarkan I Selama kayuhan bertenaga, jembatan silang menekuk ke
karakteristik-karakteristik umum. (1) Otot rangka dan otot arah tengah filamen tebai, "mendayung" masuk filamen
jantung adalah otot lurik (seranJintang), sementara otot tipis yang melekat padanya. (Lihatlah Gambar 8-9).
polos tidak memiliki seranlintang. (2) Otot rangka bersifat I Dengan penambahan molekul AIP segar ke jembatan
volunter, sedangkan otot iantung dan otot polos involun- silang miosin, miosin dan aktin terlepas, jembatan silang
ter (Lihatlah Gambar 8-l dan Tabel 8-3, h. 278-312) kembali ke bentuknya semula, dan siklus diulang.
(Lihatlah Gambar 8- I 3).
Struktur Otot Rangka (h.278-282) I Siklus berulang aktivitas jembatan silang menggeser fila-
I Otot rangka dibentuk oleh berkas-berkas sel otot silindris men tipis ke arah dalam setahap demi setahap. (Lihatlah
panjang yang dikenal sebagai serat otot, dibungkus dalam Gambar 8-9).
jaringan ikat. I Jika tidak ada lagi potensial aksi maka kantung lateral
I Serat-serat otot dikemas bersama miofibril, setiap miofi-
menyerap Ca2-, troponin dan tropomiosin kembali ber-
geser ke posisi menghambat, dan terjadi rel aksasi. (Liharlah
bril terdiri dari tumpukan set filamen tebal dan tipis ber-
Gambar 8-12).
gantian dan sedikit tumpang tindih. Susunan ini menye-
babkan serat otot rangka tampak bergaris-garis pada I Keseluruhan respons kontraktil berlangsung sekitar 100
pemeriksaan mikroskopik, yang terdiri dari pita A gelap
kali lebih lama daripada waktu potensial aksi. (Lihatlah
Gambar 8-14).
dan pita I terang bergantian. (Lihatlah Gambar 8-2, 8-3,
dan 8-4).
Mekanika Otot Rangka (h.289-297)
I Filamen tebal terdiri dari protein miosin. Jembatan silang I Gradasi kontraksi otot keseluruhan dapat dilakukan
yang terbentuk dari kepala globular molekul miosin me- dengan (1) mengubah-ubah jumlah serat otot yang ber-
nonjol dari setiap filamen tebal menuju filamen tipis di kontraksi di dalam otot dan (2) mengubah-ubah tegangan
sekitarnya. (Lihatlah Gambar 8-2 dan 8-5). ' yang dibentuk oleh setiap serat yang berkontraksi.
I Filamen tipis terutama terdiri dari protein aktin, yang (Lihatlah Tabel 8-2, h. 304).
dapat berikatan dan berinteraksi dengan jembatan silang I Semakin banyak jumlah serat otot yang aktif, semakin
miosin untuk menghasilkan kontraksi. Dengan demikian, besar tegangan otot keseluruhan. Jumlah serat yang ber-
miosin dan aktin dikenal sebagai protein kontraktil. kontraksi bergantung pada (1) ukuran otot (jumlah serat
Namun, pada keadaan istirahat dua protein regulatorik, otot yang ada), (2) tingkat rekrutmen unit motorik (be-
tropomiosin dan troponin, terletak melintang di permu- rapa banyak neuron motorik yang menyarafi otot yang
kaan filamen tipis untuk mencegah interaksi jembatan aktif), dan (3) ukuran masing-masing unit motorik (be-
silang ini. (Lihatkh Gambar 8-2 dan 8-6). rapa banyak serar oror diaktifkan secara bersamaan oleh
satu neuron motorik). (Lihatkh Gambar 8-15 dan Thbel
Dasar Molekular Kontraksi Otot Rangka (h.282-289) 8-2, h. 304)
I Elaitasi suatu serat otot rangka oleh neuron motoriknya I Juga, semakin besar tegangan yang dibentuk oleh setiap
menimbulkan kontraksi melalui serangkaian kejadian serat yang berkontraksi semakin kuat kontraksi otot ke-
yang menyebabkan filamen-filamen tipis bergeser saling seluruhan. Dua faktor yang mempengaruhi tegangan se-
mendekat di antara filamen tebal (Lihatlah Gambar 8-8). rat adalah (1) frekuensi rangsangan, yang menentukan
I Mekanisme pergeseran filamen pada kontraksi otot ini tingkat penjumlahan kedut; dan (2) panjang serat sebe-
diaktifkan oleh pelepasan Ca2- dari kantung lateral reti- lum awitan kontraksi. (Lihatlah Tabel 8-2, h. 304).
kulum sarkoplasma. (Lihatlah Gambar 8-10, 8-11, dan I Istilah 'penjumlahan kedut" merujuk kepada peningkatan
8-r2). tegangan yang menyertai rangsangan berulang serat otot.
I Pelepasan kalsium terjadi sebagai respons terhadap penye- Setelah mengalami satu potensial aksi, membran sel otot
baran potensial aksi serat otot ke dalam bagian sentral se- pulih dari periode refrakternya dan dapat kembali dirang-
rat melalui tubulus T. (Lihatlah Gambar 8-10 dan 8-12). sang sementara sebagian aktivitas kontraktil yang dipicu
I Ca2. yang dibebaskan kemudian berikatan dengan kom- oleh potensial aksi pertama masih berlangsung. Akibat-
pleks troponin-tropomiosin filamen tipis, sedikit merepo- nya, respons kontraktil (kedutan) yang diinduksi oleh dua
sisi kompleks untuk memajankan tempat pengikatan potensial aksi yang berturutan dapat dijumlahkan, me-
jembatan silang aktin. (Lihatlah Gambar 8-7 dan 8-12). ningkatkan tegangan yang dibentuk oleh serat. Jika serat
Metabolisme Otot Rangka dan Tipe Serat (h. 297-304) Otot Polos danJantung (h. 3f 1-319) (Lihattah Tabet 8-3.)
I Tiga jalur biokimia menyalurkan ATP yang dibutuhkan I Filamen tebal dan tipis otot polos tidak rersusun secara
oleh kontraksi otot: (1) pemindahan fosfat berenergi teratur sehingga serat tidak memperlihatkan seran lintang.
tinggi dari kreatinin fosfat simpanan ke ADB merupakan (Lihatlah Gambar 8-27 dan S-25).
sumber ATP pertama pada permulaan olah raga; (2) fos- I Pada otot polos, Ca2t sitosol, yang masuk dari cairan eks-
forilasi oksidatii yang secara efisien mengekstraksi sejum- trasel dan juga dibebaskan dari simpanan intrasel yang
lah besar ATP dari molekul nutrien jika tersedia cukup O, terbatas, mengaktiflan siklus jembatan silang d.rg"n m.-
unruk menunjang sisrem ini; dan (3) glikolisis, ya.rg dap"i micu serangkaian reaksi biokimia yang menyebabkan fos-
menghasilkan AIP tanpa O, tetapi menggunakan banyak forilasi jembatan silang miosin yang memungkinkannya
glikogen simpanan serta menghasiikan asam laktat dalam bereaksi dengan aktin. (Lihatlah Gambar S-29 dan S-30).
prosesnya. (Lihatlah Gambar 8-22). I Otot polos multiunit bersifat neurogenik, memerlukan
I Terdapat duajenis kelelahan: (l) kelelahan otor, yang ter- rangsangan dari saraf otonomnya terhadap masing-masing
jadi ketika suaru otot tidak lagi dapat berespons terhadap serat ototnya agar terjadi kontraftsi.
322 Bab 8
Otot polos unit tunggal bersifat miogenik; oror ini dapar otomatis otot polos. Semua faktor ini mempengaruhi
memulai sendiri kontraksi ranpa pengaruh eksternal aktivitas otot polos dengan mengubah konsentrasi Ca2-
apapun, akibat depolarisasi spontan ke potensial ambang sitosol.
yang ditimbulkan oleh pergeseran otomatis fluks ion. Otot polos tidak memperlihatkan hubungan panjang-
Hanya sebagian kecil dari sel-sel otot polos dalam sinsi- tegangan yang jelas. Otot ini dapat menghasilkan tegang-
tium fungisonalyangdapat terangsang sendiri. Dua jenis an ketika diregangkan lebar-lebar dan secara inheren
utama depolarisasi spontan yang diperlihatkan oleh sel- melemas ketika diregangkan.
sel otot polos yang dapat terangsang sendiri adalah po- Kontraksi otot polos bersifat efisien dari segi energi se-
tensial pemacu dan potensial gelombang lambat. (Lihat- hingga jenis otot ini dapat melakukan kontraksi jangka
lah Gambar 8-31 dan Tabel S-4) . panjang tanpa kelelahan. Sifat hemat ini, disertai oleh
Setelah potensial aksi terbentuk di sel otot polos yang kenyataan bahwa otot polos unit tunggal dapat berada
dapat terangsang sendiri, aktivitas listrik ini menyebar dalam berbagai panjang tanpa banyak mengalami per-
melalui taut celah ke sel sekitar dalam sinsitium fungsio- ubahan tegangan, menyebabkan otot polos unit tunggal
nal sehingga seluruh lembaran tereksitasi dan berkontraksi sangat cocok untuk membentuk dinding organ berongga
sebagai satu kesatuan. yang dapat teregang.
Derajat ketegangan di otot polos unit tunggal bergantung Otot jantung hanya ditemukan di jantung. Otot ini me-
pada kadar Ca2- sitosol. Banyak selotot polos unit tunggal miliki serat lurik yang sangar terorganisasi seperti otot
memiliki Ca'- sitosol yang memadai untuk mempertahan- rangka. Seperti otot polos unit tunggal, sebagian serat
kan tingkat tegangan yang rendah yang dikenal sebagai otot jantung dapat menghasilkan potensial aksi, yang
tonus, bahkan tanpa potensial aksi. menyebar ke seluruh jantung melalui bantuan taut celah.
Sistem saraf otonom, serta hormon dan metabolit lokal,
dapat memodifikasi kekuatan dan kecepatan kontraksi
SOAL LATIHAN
Pertanyaan Obyektif (Jawaban di h. A-4S) c. tidak ada lagi potensial aksi
1. Kecepatan suatu orot memendek semata-mata bergan- d. pembersihan ACh di end-pkte oleh asetilkolinesterase
tung pada aktivitas ATPase serar-seratnya. (Benar atau e. filamen bergeser balik ke posisi istirahatnya
salah?) I 1. Mana dari yang berikut ini memberikan sinyal langsung
2. Setelah potensial aksi di suatu srat otor selesai, aktivitas ke neuron motorik alfa? (Sebutkan semua jawaban yang
kontraktil yang dipicu oleh potensial aksi tersebut ber- benar).
henti. (Benar atau salah?) a. korteks motorik primer
3. Potensial pemacu selalu memicu potensial aksi. (Benar b. batang otak
atau salah) c. serebelum
4. Otot polos dapat menghasilkan tegangan meskipun di- d. nuldeus basal
regangkan lebarJebar, karena filamen-filamen tipisnya e. jalur refleks spinal
masih tetap rumpang-rindih dengan filamen tebalnya 12. Cocokkan yang berikut (dalam kaitannya dengan otot
yang panjang. (Benar atau salah?) rangka):
5. Potensial gelombang lambat selalu memicu potensial 1. AIP a. secara siklis berikatan
aksi. (Benar atau salah?) 2. kompleks dengan jembatan silang
6. Ketika diregangkan secara maksimal, suatu otot rangka troponin- miosin sewaktu kontraksi
dapat menghasilkan tegangan maksimal saat berkon- tropomiosin b. memiliki aktivitas AIPase
traksi, karena filamen-filamen tipis dapat bergeser dalam 3. Tirbulus T c. memasok energi untuk
jarak maksimal. (Benar atau salah?) 4. kantung kayuhan bertenaga jembatan
7. Neuron motorik ... menyarafi serat otot ekstrafusal, se- lateral silang
dangkan serat intrafusal disarafi oleh neuron motorik ... retikulum d. dengan cepat menyalurkan
8. Kontraksi ... adalah suatu kontraksi isotonik di mana sarkoplasma potensial aksi ke bagian
otot memendek, sedangkan otot memanjang pada kon- 5. miosin tengah serat otot
traksi isotonik ... 6. aktin e. menyimpan Ca2*
9. Dua jenis atrofi adalah . . . dan . . . 7. CaL. f, menarik kompleks troponin-
10. Mana dari yang berikut tidak berperan menyebabkan tropomiosin keluar dari
relaksasi otot? posisi menghambatnya
a. penyerapan kembali Ca2t oleh retikulum sarkoplas- g. mencegah aktin berinteraksi
ma dengan miosin ketika serat
b. tidak ada lagi ATP otot tidak tereksitasi
menyebabkan serat orot memendek? Z. Kecepatan suaru otor memendek berkaitan dengan
gaya
6. Bandingkan proses penggabungan eksitasi-kontraksi pa_ yang dapat diciptakannya melalui cara berikut:l
da otot rangka dengan yang terjadi pada otot polos!
u = b(F"- F)/(F+a)
7. Bagaimana gradasi kontraksi otot rangka dicapai?
8. Apa yang dimaksud dengan unit motorik? Bandingkan di mana u adalah kecepatan pemendekan dan dapat
d
dianggap sebagai "batas atas beban', atax gayam"k im"l
ukuran unit motorik pada otot yang terkontrol ,.."."
halus dengan otor yang khusus melakukan kontraksi yang dapat dihasilkan oleh suatu otot melawan resis_
kasar bertenagal Jelaskan rekrurmen unit motorikl tensi. Parameter a berbanding terbalik dengan kecepatan
9. Jelaskan penjumlahan kedutan dan tetanus!
siklus jembatan siiang, dan b setara d.ng"r, jumlal
sar_
10. Bagaimana panjang suatu serat otot rangka pada awal komer segaris pada suatu otot. Gambarlah i<urva resis_
kontraksi mempengaruhi kekuatan kontraksi selanfut- tensi (gaya) - kecepatan yang diprediksi oleh persamaan
ini_dengan memplotkan titik F = 0 dan F
nya? = d. Nilai z
11. Bandingkan kontraksi isotonik dan isometrik! terletak di sumbu vertikal; nilai F terletak di sumb,,
12. Jelaskan peran masing-masing dari yang berikut dalam horizontal; a, b, dan Foadalahkonstanta.
menjalankan kontraksi otot rangka: ATp, kreatin fosfat, a. Perhatikan bahwa kurva yang dihasilkan dari per_
fosforilasi oksidatif, dan glikolisis. Bedakan antara latih_ samaan ini sama seperri yang terdapat di Gambar
an aerobik dan anerobik! 8-20, h. 295 Mengapa kurva memiliki bentuk ini?
13. Bandingkan ketigajenis serat orot rangka! Yaitu, apa yang dikatakan oleh bentuk kurva tentang
14. Apa peran sistem kortikospinal dan sisrem multineuron kinerja orot secara keseluruhan?
dalam mengontrol gerakan motorik? b. Apa yang terjadi pada kurva resisrensi (gaya)_ke_
15. Jelaskan struktur dan fungsi gelendong orot dan organ ceparan jika Fo ditingkatkan?
Jika kecepatan siklus
tendon Golgil jembatan silang meningkat? Kapan ukuran oror
me-
16. Bedakan anrara otor polos multiunit dan unit tunggall ningkat? Bagaimana masing-masing dari perubahan
17. Bedakan antara akrivitas otor neurogenik dan mioge_ tersebur mempengaruhi kinerja otot?
nikl
18. Bagaimana gradasi kontraksi otot polos dicapai?
1 9. Bandingkan kecepatan kontraksi dan pengeluaran energi
relatifantara otot rangka dan otot polos!
20. Dalam hal apa otot janrung secara fungsional serupa
dengan otot rangka dan dengan o,o, poio. unit tung_ rFC Hoppensteadt
dan CS peskin, Mathematics in Medicine antl the Life
gal?
.9rlrzres (New York: Springer, 1992), persamaan
9. 1 .1 , h. 199.
324 Bab 8
UNTUK DIRENUNGKAN
(Penjelasan di h. A-49) seran-lintang yang mewakili kedua ujung filamen tipis?
1. Mengapa latihan aerobik teratur memberi manfaat kar- Jika petunjuk-petunjuk ini berjarak sama pada keadaan
diovaskular yang lebih besar daripada latihan beban? serat melemas atau berkontraksi, maka filamen tipis
(Petunjuk: Jantung berespons terhadap kebutuhan yang tidak mengalami perubahan panjang).
dibebankan kepadanya dengan cara serupa seperti yang 4. Jenis latihan nonsalju yang anda anjurkan bagi
^pa
dilakukan oleh otot rangka). peselancar ski turun gunung versus peselancar ski lintas
2. Jika otot biseps seorang anak berinsersi 4 cm dari siku alam? Perubahan otot rangka adaptif apa yang anda
dan panjang lengan dari siku ke tangan adalah 28 cm, harapkan dicapai oleh atlet dari masing-masing jenis
seberapa besar gaya yang harus dihasilkan oleh biseps olahraga tersebut?
agar anik tersebut dapat mengangkat 8 kg buku dengan 5. Ketika kandung kemih penuh terisi dan refleks ber-
satu tangan? kemih (miksi) terpicu, saraf yang menyarafi kandung
3. Letakkan diri anda di posisi ilmuwan yang menemukan kemih mendorong kontraksi kandung kemih dan relak-
mekanisme pergeseran filamen pada kontraksi otot, sasi sfingter uretra eksternus, suaru cincin otot yang
dengan mempertimbangkan perubahan-perubahan mo- menjaga pintu keluar kandung kemih. Jika waktunya
lekular terlibat untuk dapat menjelaskan kurang tepat untuk berkemih saat refleks miksi tersebut
^p^yangharus
perubahan pola seran-lineng y^ng diamati sewaktu terpicu, sfingter uretra eksternus dapat secara sengaja
kontraksi. Jika anda membandingkan serat otot dalam dikontraksikan untuk mencegah pengeluaran urin mes-
keadaan relaksasi dan berkontraksi di bawah mikroskop kipun kandung kemih berkontraksi. Dengan mengguna-
elektron (lihat Gambar 8-3a, h. 280), bagaimana anda kan pengetahuan anda tentang jenis otot dan persaraf-
menentukan bahwa panjang filamen tipis tidak berubah annya, jenis otot apa yang membentuk kandung kemih
sewaktu otot berkontraksi? Anda tidak dapat melihat dan sfingter uretra eksternus, serta cabang divisi eferen
atau mengukur panjang satu filamen tipis dengan susunan saraf tepi yang menyarafi kedua otot
^pa
pembesaran ini (Petunjuk: Apa petunjuk dalam pola tersebut?
KASUS
(Penjelasan dih. A-49) nya. Ketika gipsnya akhirnya dibuka, kegembiraan Jason
Jason \( dengan tidak sabar menunggu dokter selesai mem- pupus oleh kekhawatiran ketika ia melihat bahwa garis
buka gips dari tungkainya, yang patah enam minggu yang tengah tungkarnyayang cedera tampak lebih kecil daripada
lalu di hari terakhir sekolahnya. Libur musim panas telah tungkai normalnya. Apa yang menjelaskan pengurangan
berlalu separuhnya dan ia tidak dapat berenang, bermain ukuran ini? Bagaimana tungkainya dapat dipulihkan ke ukur-
kasti, atau ikut serta dalam semua olah raga yang digemari- an dan fungsi normalnya?
E!
.:t:.::
a! :r:.4
1:.i::::.&
lj:':=!-
Terpeliharanya homeostasis bergantung pada bahan-bahan berperan dalam homeostasis dengan berfungsi sebagai sistem
esensial misalnya O, dan nutrien yang secara terus-menerus transpor tubuh, terdiri dari jantung, pembuluh darah, dan
diambil dari lingkungan dan disalurkan ke sel dan produk sisa darah.
yang secara terus-menerus dikeluarkan. Selain itu, kelebihan Semua jaringan tubuh secara konstan bergantung pada
panas yang dihasilkan oleh otot harus disalurkan ke kulit aliran darah yang dihasilkan oleh jantung dengan cara
tempat panas tersebut dapat dikeluarkan dari permukaan berkontraksi atau berdenyut. Jantung mendorong darah
tubuh untuk membantu mempertahankan suhu tubuh. melintasi pembuluh darah untuk disalurkan ke jaringan dalam
Homeostasis juga bergantung pada pemindahan hormon, jumlah memadai, baik tubuh dalam keadaan istirahat atau
yaitu pembawa pesan kimiawi yang bersifat regulatorik, dari sedang melakukan kegiatan berat.
tempat produksinya ke tempat kerjanya. Sistem sirkulasi, yang
326
Fisiologi Jantung
SEKILAS ISI
PENDAHULUAN PENDAHULUAN
ANATOMIJANTUNG
Mulai dari hanya beberapa hari setelah pembuahan
I Lokasi jantung
sampai meninggal, jantung terus berdenyut. Pada
I Jantung sebagai pompa ganda kenyataannya, sepanjang rentang hidup rerata manu-
I Katup jantung sia, jantung berkontraksi sekitar 3 milyar kali, tidak
I Dinding jantung; otot jantung pernah berhenti kecuali selama sepersekian detik un-
I Kantung perikardium tuk mengisi rongganya. Dalam sekitar tiga minggu
AKTIVITAS LISTRIK JANTUNG setelah pembuahan, jantung pada mudigah yang se-
I Aktivitas pemacu dang tumbuh mulai berfungsi. Jantung adalah organ
I Penyebaran eksitasi jantung pertama yang fungsional. Pada tahap ini, mudigah
I Potensial aksi sel kontraktil jantung manusia memiliki panjang hanya beberapa milimeter,
I Periode refrakter jantung seukuran huruf besar di halaman ini.
I Elektrokardiografi Mengapa jantung berkembang sedemikian di-
PROSES MEKANIS SIKLUS JANTUNG ni, dan mengapa sangat penting sepanjang hidup?
I Hubungan listrik, tekanan, dan volume selama diastol dan sistol Organ ini penting karena sistem sirkulasi adalah
I Bunyi jantung sistem transpor tubuh. Mudigah manusia, karena
memiliki cadangan makanan (yolk) yang sangar rer-
CURAH JANTUNG DAN KONTROLNYA
batas, mengandalkan pembentukan cepat sistem sir-
I Penentu curah jantung
kulasi yang dapat berinteraksi dengan sirkulasi ibu
I Kontrol kecepatan jantung
untuk menyerap dan menyebarkan pasokan yang
I Kontrol isi sekuncup
sangat penting untuk kelangsungan hidup dan per-
NUTRISI OTOT JANTUNG tumbuhan jaringan yang sedang berkembang.
I Sirkulasi koronaria Dengan demikian dimulailah kisah sistem sirkulasi,
I Penyakit arteri koronaria yang berlanjut sepanjang hayat sebagai saluran vital
untuk mengangkut berbagai bahan yang mutlak di-
butuhkan oleh sel-sel tubuh.
Sistem sirkulasi memiliki tiga komponen
dasar:
327
3. Darah adalah medium pengangkur tempar larur atau
tersuspensinya bahan-bahan (misalnya Or, COr, nu-
trien, zat sisa, elektrolit, dan hormon) yang akan di-
angkut jarak jauh ke berbagai bagian tubuh.
ANATOMI JANTUNG
Jantung adalah organ berongga dan berotot seukuran ke-
palan. Organ ini terletak di rongga torals (dada) sekitar ga-
ris tengah antara sternum (tulang dada) di sebelah anterior
dan vertebra (belakang) di posterior. Letakkan tangan anda
di atas jantung. Orang biasanya meletakkan rangan mereka
di sisi kiri jantung, meskipun jantung sebenarnya terletak di
tengah dada. Jantung memiliki dasar lebar di atas dan me-
runcing membentuk titik di ujungnya, apefts, di bagian
bawah. Jantung terletak menyudut di bawah srrnum se-
demikian sehingga dasarnya rerutama terletak di kanan dan
apeks di kiri sternum. Ketika jantung berdenyut kuat, apeks
sebenarnya memukul bagian dalam dinding dada di sisi kiri.
Karena kita menjadi sadar akan denl'ut jantung melalui
denyut apeks di sisi kiri dada maka kita cenderung berpikir-
secara salah*bahwa seluruh jantung ada di kiri.
CATAIAN KLINIS. Posisi jantung antara dua struktur il kaya-O,
tulang, sternum dan vertebra, memungkinkan kita secara ma-
= Oatan ! = darafr miskin-O,
nual memompa darah keluar jantung ketika pompa jantung Gambar 9-1
kurang efekti{, dengan secara ritmis menekar sternum. Perasat Sirkulasi paiu dan sisieimik dalam hubung"nnyi A.n!"n
ini menekan jantung anrara sternum dan vertebra, sehingga da- jantung. Sistem sirkulasi terdiri dari dua lengkung vajkular
terpisah: sirkulasi paru, yang membawa darah antara jantung
rah diperas keluar masuk ke pembuluh darah, mempertahankan
dan paru; dan sirkulasi sistemik, yang membawa darah antara
aliran darah ke jaringan. Kompresi jantung eksternal ini, yarg iantung dan sistem organ
merupakan bagian dari resusitasi jantung paru (RJP), ber-
fungsi sebagai tindakan penyelamat nyawa sampai terapi yang
sesuai dapat memulihkan jantung ke fungsi normalnya.
328 Bab 9
kanan, yang memompanya keluar menuju arteri pulmona- Berbeda dari sirkulasi paru, di mana semua darah
Iis, yang segera membentuk dua cabang, satu berjalan ke mengalir ke paru, sirkulasi sistemik dapat dipandang sebagai
masing-masing dari kedua paru. Karena itu, sisi kanan jan- suatu rangkaian jalur sejajar. Sebagian dari darah yang di-
tung menerima darah dari sirkulasi sistemik dan memompanya pompa oleh ventrikel kiri mengalir ke otot, sebagian ke gin-
ke dalam sirkulasi paru. jal, sebagian ke otak, dan sebagainya (Gambar 9-2b). Karena
Di dalam paru, tetes darah tersebut kehiiangan CO. itu, keluaran ventrikel kiri terdistribusi sedemikian sehingga
ekstra dan menyerap pasokan segar O, sebelum dikembali- setiap bagian tubuh menerima darah segar; darah arteri yang
kan ke atrium kiri melalui vena pulmonalis yang datang dari sama tidak mengalir dari organ ke organ. Karena itu, teres
kedua paru. Darah kaya O, yang kembali ke atrium kiri ini darah yang kita telusuri mengalir hanya ke satu organ sis-
selanjutnya mengalir ke dalam ventrikel kiri, rongga pe- temik. Sel-sel jaringan di dalam organ tersebut menyerap O,
mompa yang mendorong darah ke seluruh sistem tubuh dari darah dan menggunakannya untuk mengoksidasi nu-
kecuali paru; jadi, sisi kiri jantung menerima darah dari sir- trien untuk menghasilkan energi; dalam prosesnya, sel
bulasi paru dan memompanya ke dalain sirkulasi sistemik. Sattr jaringan membentuk CO, sebagai produk sisa yang ditam-
arteri besar yang membawa darah menjauhi ventrikel kiri bahkan ke dalam darah (lihat h. 3 dan h. 38). Tetesan darah,
adalah aorta. Aorta bercabang-cabang menjadi arteri-arteri yang sekarang hilang kandungan Ornya sebagian dan
besar yang mendarahi berbagai organ tubuh. mengalami peningkatan kandungan CO,, kembali ke sisi
(b)
Gambar 9-2
Aliran darah dan kerja pompa jantung. (a) Darah mengalir melalui jantung. (b) Kerja pompa ganda jantung. Sisi kanan jantung
menerima darah miskin O, dari sirkulasi sistemik dan memompanya ke dalam sirkulasi paru. Sisi kiri jantung menerima darah
kaya O, dari sirkulasi paru dan memompanya ke dalam sirkulasi sistemik. Perhatikan jalur-jalur paralel aliran darah melalui
organ-organ sistemik. (Volume relatif darah yang mengalir melalui masing-masing organ tidak digambar sesuai skala). (c)
Perbandingan ketebalan dinding ventrikel kanan dan kiri. Perhatikan bahwa dinding ventrikel kiri jauh lebih tebal daripada
yang kanan.
Kedua sisi jantung secara simultan memompa darah dalam Katup terbuka Ketika tekanan di depan
jumlah setara. Volume darah miskin O, yang sedang dipompa katup lebih tinggi, katup
menutup. Perhatikan bahwa
ke paru oleh sisi kanan jantung segera menjadi sama dengan ketika tekanan lebih besar di
volume darah kaya O, yang sedang disalurkan ke jaringan depan katup, katup tidak
oleh sisi kiri jantung. Sirkulasi paru adalah sistem bertekanan membuka ke arah belakang;
jadi, katup ini bersifat
rendah dan beresistensi rendah, sedangkan sirkulasi sistemik satu-arah.
Katup tertutup; tidak membuka
adalah sistem bertekanan tinggi dan beresistensi tinggi. ke arah berlawanan
Tekanan adalah gaya yang ditimbulkan di dinding pembuluh Gambar 9-3
oleh darah yang dipompa ke dalam pembuluh oleh jantung. Mekanisme kerja katup
Resistensi adalah oposisi terhadap aliran darah, terutama di-
sebabkan oleh gesekan antara darah yang mengalir dan din-
ding pembuluh. Meskipun sisi kanan dan kiri jantung me-
mompa darah dalam jumlah yang sama namun sisi kiri untuk mengosongkar.r isinya maka akan banyak darah yang
melakukan kerja lebih besar, karena memompa darah dalam secara ridak eftsien mengalir balik ke dalam atrium serta vena
jumlah yang sama pada tekanan yang lebih tinggi ke dalam dan bukan dipompa ke dalam arteri. Katup AV kanan juga
sistem yang lebih panjang dengan resistensi lebih tinggi. disebut katup trikuspid (tri artinya "tiga'), karena terdiri
Karena itu, otot jantung di sisi kiri jauh lebih tebal daripada dari tiga cusp atatr daun katup (Gambar 9-4b). Demikian
otot di sisi kanan, menyebabkan sisi kiri menjadi pompa yang juga, katup AV kiri, yang memiliki dua daun katup, sering
lebih kuat (Gambar 9-2c). dinamai katup bikuspid, (bi artinya "dua") atau, nama lain,
katup mitral (karena kemiripan fisiknya dengan mirre, atau
topi tradisional uskup).
I Katup jantung yang dikendalikan oleh tekanan Tepi-tepi daun katup AV diikat oleh genjel fibrosa tipis
memastikan bahwa darah mengalir dalam arah kuat, jaringan tipe tendinosa, yaitu korda tendinea, yang
yang benar melalui jantung. mencegah katup terbalik. Korda tendinea mencegah katup
AV membuka ke arah berlawanan ke dalam atrium untuk
Darah mengalir melalui jantung dalam satu arah retap yairu dipaksa oleh tekanan ventrikel yang tinggi. Genjel-genjel ini
dari vena ke atrium ke ventrikel ke arteri. Adanya 4 katup berjalan dari tepi masing-masing daun katup dan melekat ke
jantung satu arah memastikan darah mengalir ke satu arah. otot papilaris yang kecil dan berbentuk puting, yang me-
Katup-katup diposisikan sedemikian sehingga mereka mem- nonjol dari permukaan dalam dinding ventrikel (papila arti-
buka dan menutup secara pasif akibat perbedaan tekanan, nya "puting"). Ketika ventrikel berkontraksi, otot-otot papi-
serupa dengan pintu satu arah (Gambar 9-3). Gradien tekan- laris ini juga berkontraksi, menarik ke bawah korda tendinea.
an ke arah depan (yaitu, tekanan di belakang katup lebih Penarikan ini menghasilkan tegangan di daun katup AV yang
besar) memaksa katup terbuka, seperri anda membuka pintu tertutup untuk menahan daun-daun tersebut dalam posisi-
dengan mendorong salah satu sisinya, sementara gradien nya, seperti tali penambat menahan balon udara panas. Hal
tekanan yang mengarah ke belakang/mundur (yaitu, tekanan ini membantu menjaga katup tertutup rapar ketika meng-
di depan katup lebih besar) mendorong katup terrurup, se- hadapi gradien tekanan besar yang mengarah ke belakang
perti anda memberi tekanan di sisi berlawanan pintu untuk (Gambar 9-4c).
menLltupnya. Perhatikan bahwa gradien mundur dapat me-
maksa katup menutup tetapi tidak dapat membukanya ke KATUP SEMILUNAR ANTARA VENTRIKEL DAN
arah berlawanan; jadi, katup jantung bukan seperri pinru
ARTERI-ARTERI BESAR
ayun salon.
Dua katup jantung yang lain, katup aorta dan pulmonalis,
terletak di pertemuan di mana arreri-arteri besar meninggal-
KATUP AV ANTARA ATRIUM DAN VENTRIKEL
kan ventrikel (Gambar 9-4a). Katup-katup ini dikenal seba-
Grdapat dua katup jantung, katup atrioventrikular (A$ gai katup semilunar karena memiliki tiga daun katup yang
kanan dan kiri, yang masing-masing terletak di antara masing-masing mirip kantung dangkal berbentuk bulan sabit
atrium dan ventrikel di sisi kanan dan kiri (Gambar 9-4a). (semi artinya "separuh"; lunar artrnya "bulan") (Gambar
Kedua katup ini membiarkan darah mengalir dari atrium ke 9-4b). Katup-katup ini dipaksa membuka ketika tekanan
dalam ventrikel selama pengisian ventrikel (ketika tekanan ventrikel kiri dan kanan masing-masing melebihi tekanan di
atrium melebihi tekanan ventrikel) tetapi mencegah aliran aorta dan arteri pulmonalis, sewaktu kontraksi dan pengo-
balik darah dari ventrikel ke dalam atrium sewaktu pengo- songan ventrikel. Penutupan ter.jadi ketika ventrikel melemas
songan ventrikel (ketika tekanan ventrikel jauh meiebihi dan tekanan ventrikel turun di bawah tekanan aorta dan
tekanan atrium). Jika peningkatan tekanan ventrikel tidak arteri pulmonalis. Katup yang tertutup mencegah darah
memaksa katup AV menurup sewaktu ventrikel berkontraksi mengalir dari arteri kembali ke dalam ventrikel.
330 Eab I
Katup semilunar dicegah berbalik oleh struktur anato- TIDAK TERDAPAT KATUP ANTARA ATRIUM DAN
mik dan posisi daun katup. Ketika ventrikel melemas ter- VENA
bentuk gradien tekanan ke arah belakang dan semburan balik
Meskipun tidak terdapat katup antara atrium dan vena, alir-
darah mengisi daun katup yang berbentuk seperti kantung
an balik darah dari atrium ke dalam vena biasanya bukan
dan mendorong daun-daun tersebut dalam posisi tertutup, masalah signifikan, karena dua alasan: (1) tekanan atrium
dengan tepi-tepi bebas menyatu kuat membentuk kelim biasanya tidak jauh lebih tinggi daripada tekanan vena, dan
tahan bocor (Gambar 9-4d).
Arteri pulmonalis
Superior vena cava
Katup pulmonalis
Vena pulmonalis
Atrium kiri
Vena pulmonalis
Katup AV kiri
Atrium kanan
Katup aorta
Otot papilaris
Ventrikel kiri
Ventrikel kanan
Sekat antarventrikel
Vena kava nferior
i ---------------
Katup
Ventrikel kanan aorta
Otot papilaris
(c) (d)
Gambar 9-4
Katup jantung. (a) Potongan longitudinal jantung, yang menggambarkan lokasi keempat katup jantung. (b) Katup jantung
dalam posisi tertutup, dilihat dari atas. (c) Pencegahan pembalikan katup AV. Pembalikan katup AV dicegah oleh tegangan di
daun katup yang ditimbulkan oleh korda tendinea ketika otot papilaris berkontraksi. (d) Pencegahan pembalikan katup
semilunar. Ketika daun katup semilunar didorong menutup, tepi-tepinya menutup secara pas dalam suatu kelim tahan bocor
yang mencegah pembalikan daun katup.
332 Bab 9
Diskus interkalaris kardium encer yang berfungsi sebagai pelumas untuk men-
cegah gesekan antara lapisan-lapisan perikardium sewaktu
lapisan-lapisan rersebut saling bergesek setiap kali jantung
berdenyut.
!
o CATAIAN KLINIS. Kadang terjadi perikarditis, pe-
E radangan kantung perikardium yang menyebabkan bising
c
l
I
6 gesek (friction rubt) antara kedua lapisan perikardium dan
menyebabkan nyeri, akibat infeksi virus atau bakteri.
Setelah memahami strukrur dasar jantung ini, kita
selanjutnya akan mempelajari bagaimana potensial aksi di-
mulai dan disebarkan ke seluruh jantung, diikuti oleh pem-
Membran plasma dua serat
Desmosom bahasan tentang bagaimana aktivitas listrik ini memicu jan-
otot jantung yang berdekatan
tung memompa secara terkoordinasi.
ii11,!:t!,. -r r.,")rrrl':,.iilli
Diskus interka laris Sel kontraktil, yang membentuk 99o/o dari sel-sel otot
jantung, melakukan kerja mekanis memompa darah.
Gambar 9-6
Sel-sel ini daiam keadaan normal tidak membentuk sen-
Susunan serat otot jantung. Sel-sel otot jantung yang
berdampingan disatukan ujung ke ujung oleh diskus
diri potensial aksinya.
interkalaris, yang mengandung dua jenis taut khusus: 2. Sebaliknya, sel-sel jantung sisanya yang sedikit tetapi
desmosom, yang berfungsi sebagai "paku" dan secara sangar penting, sel otoritmik, tidak berkontraksi te-
mekanis menyatukan sel-sel; dan taut celah, yang memung- tapi khusus memulai dan menghantarkan potensial
kinkan potensial aksi menyebar dari satu sel ke sel sekitar.
aksi yang menyebabkan kontraksi sel-sel jantung kon-
trakti I^
FisiologiJantung 333
ting dalam perpindahan ion yang menimbulkan potensial naik yang diinduksi Ca2. pada sel pemacu jantung ini ber-
pemacu adalah (1) penurunan arus K* keluar disertai oleh beda dari yang terjadi di sel saraf dan sel otot rangka, yaitu
arus Na* masuk yang konstan dan (2) peningkatan arus Ca2* influks Na- dan bukan influks Ci. yangmengubah potensial
masuk. ke arah positif.
Fase awal depolarisasi lambat ke ambang disebabkan oleh Fase turun disebabkan, seperti biasanya, oleh efluks K.
penurunan siklis fluks pasif K- keluar disertai kebocoran Na- yang terjadi ketika permeabilitas K. meningkat akibat peng-
ke dalam yang berlangsung lambat dan konstan. Di sel otorit- aktifan saluran K. berpintu voltase. Setelah potensial aksi
mik jantung, permeabilitas K. tidak tetap di antara potensial selesai, terjadi depolarisasi lambat berikutnya menuju am-
alsi seperti di sel saraf dan sel otot rangka. Permeabilitas mem- bang akibat penutupan saluran K* secara perlahan.
bran terhadap K* menurun di antara dua potensial aksi karena
saluran K* secara perlahan menutup pada potensial negatif,
Penutupan lambat ini secara bertahap mengurangi aliran ke- I Nodus sinuatrialis adalah pemacu normal
luar ion positif kalium mengikuti penurunan gradien konsen- jantung.
trasinya. Juga, tidak seperti sel saraf dan sel otot rangka, sel
otoritmik jantung tidak memiliki saluran Na- berpintu voltase. Sel-sel jantung non-kontraktil yang mampu melakukan oto-
Sel-sel ini memiliki saluran yang selalu terbuka dan sehingga ritmisitas terletak di tempat-tempat berikur (Gambar 9-8):
permeabel terhadap Na. pada potensial negatif. Akibatnya, 1. Nodus sinuatrialis (nodus SA), suatu daerah kecil khu-
terjadi influks pasif Na. dalam jumlah kecil dan konstan pada sus di dinding atrium kanan dekat pintu masuk vena
saat yang sama ketika kecepatan efluks K- secara perlahan kava superior.
berkurang. Karena itu, bagian dalam secara gradual menjadi 2. Nodus atrioventrikularis (nodus AV), suatu berkas
kurang negatif; yaitu, membran secara bertahap mengalami kecil sel-sel otot jantung khusus yang terletak di dasar
depolarisasi dan bergeser menuju ambang. atrium kanan dekat septum, tepat di atas pertemuan
Pada paruh kedua potensial pemacu, suatu saluran Ca2* atrium dan ventrikel.
transien (saluran Ca2. tipe T), salah satu dari dua jenis 3. Berkas His (berkas atrioventrikular), suatu.iaras sel-sel
saluran Ca2- berpintu voltase, membuka. Sewaktu depolari- khusus yang berasal dari nodus AV dan masuk ke septum
sasi lambat berlanjut, saluran ini terbuka sebelum membran antarventrikel. Di sini berkas tersebut terbagi menjadi
mencapai ambang. Influks singkat C*' yang terjadi semakin cabang berkas kanan dan kiri yang rurun menpsuri
mendepolarisasi membran, membawanya ke ambang. septum, melengkung mengeiilingi ujung rongga ventri-
Jika ambang telah tercapai, terbentuk fase naik potensial kel, dan berjalan balik ke arah atrium di sepanjang
aksi sebagai respons terhadap pengaktifan saluran Ca2- ber- dinding luar.
pintu voltase yang berlangsung lebih lama (saluran Ca2. 4. Serat Purkinje, serar-serar halus terminal yang men,
tipe L) dan diikuti oleh influks Ca2. dalam jumlah besar. Fase julur dari berkas His dan menyebar ke seluruh miokar-
dium ventrikel seperti ranring kecil dari suatu cabang
pohon.
334 Bab 9
jalan dengan kecepatan yang dihasilkan oleh lokomotif
Jalur tercepat.
antaratrium
-
SA "keluar rel"
-J---rq![ftpf
Nodus AV "keluar rel"
(c) Bagian pertama kereta akan melaju dengan kecepatan 70 km/jam; bagian terakhir 30 km/jam
(atrium akan dijalankan oleh nodus SA; ventrikel akan berjalan dengan iramanya sendiri ying jauh lebih lambat)
Fokus ektopik
(d) Kereta akan dijalankan oleh fokus ektopik, yang kini melaju lebih cepat daripada nodus SA
Uantung keseluruhan akan dijalankan lebih cepat oleh pemacu abnormal).
Gambar 9-9
Analogi aktivitas pemacu. (a) Aktivitas pemacu normal oleh nodus SA. (b) Pengambilalihan aktivitas pemacu oleh nodus AV
ketika nodus SA nonfungsional. (c) Pengambilalihan frekuensi ventrikel oleh jJringan otoritmik ventiikel yang lebih lambat
dalam kondisi blok jantung meskipun nodus SAtetap berfungsi. (d) Pengambilalihan aktivitas pemacu oleh sr]atu fokus
ektopik
336 Bab 9
atrium akan kurang produktifkarena atrium tidak dapat Jalur antaratrium
memeras darah ke dalam ventrikel melalui katup yang Atrium kanan Atrium kiri
tertutup. Karena itu, untuk menjamin pengisian ventri-
kel yang sempurna-untuk memperoleh sisa 20o/o dari
Nodus SA
pengisian ventrikel yang terjadi selama kontraksi
atrium-atrium harus tereksitasi dan berkontraksi se-
Nodus AV
belum ventrikel tereksitasi dan berkontraksi. Selama Jalur
denyut jantung normal, kontraksi atrium terjadi sekitar antarnodus
160 mdet sebelum kontraksi ventrikel.
2. Eksitasi terat otot jantung harus terhoordinasi untuh
menjamin bahuta setiap rongga jantung berkontraksi se- Serat
bagai satu kesatuan agar pemompaan efsien. Jika serat Purkinje
otot dalam suatu rongga jantung tereksitasi dan ber-
kontraksi secara acak dan bukan berkontraksi secara
simultan terkoordinasi, maka serat-serar tersebut tidak Ventrikel kanan Ventrikel kiri
akan mampu menyemprotkan darah. Kontraksi venrri,
Gambar 9-10
kel yang mulus dan seragam merupakan hal esensial
Penyebaran eksitasi jantung. Potensial aksi yang dimulai di
untuk memeras darah keluar. Sebagai analogi, anggap- nodus SA mula-mula menyebar ke kedua atrium" penyebaran-
lah anda memiliki sebuah pompa karet berisi air. Jika nya dipermudah oleh dua jalur penghantar atrium khusus,
anda hanya menohok-nohokkan sebuah jari di sana- jalur antaratrium dan antarnodus. Nodus AV adalah satu-
sini ke karetnya maka anda tidak akan menyemprotkan satunya titik tempat potensial aksi dapat menyebar dari
atrium ke ventrikel. Dari nodus AV, potensial aksi menyebar
banyak air. Tetapi jika anda menekan karet tersebut
cepat ke seluruh ventrikel, dipercepat oleh sistem penghantar
secara lancar dan terkoordinasi maka anda dapat me- ventrikel khusus yang terdiri dari berkas His dan serat
meras keluar airnya. Purki nje.
CATAIAN KLINIS. Dengan cara serupa, kontraksi
serat-sefat otot jantung sendiri-sendiri tidak akan ber-
hasil memompa darah. Eksitasi dan kontraksi sel-sel jan,
tung yang acak dan tak terkoordinasikan tersebut di- atrium kiri maka gelombang eksitasi dapat menyebar me-
kenal sebagai fibrilasi. Fibrilasi ventrikel jauh Iebih lintasi taut celah di seluruh atrium kiri pada saar yang sama
serius daripada fibrilasi atrium. Fibrilasi ventrikel cepat dengan eksitasi menyebar ke seluruh atrium kanan. Hal ini
menyebabkan kematian, karena jantung tidak dapat me- memastikan bahwa kedua atrium terdepolarisasi untuk ber-
mompa darah ke arteri. Keadaan ini sering dapat di- kontraksi secara bersamaan.
koreksi dengan defibrilasi listrik, yaitu pemberian arus I Jalur antarnodus rerbentang dari nodus SA ke nodus
listrik kuat ke dinding dada. Ketika mencapai jantung, AV Nodus AV adalah satu-sarunya titik kontak listrik antara
arus ini merangsang (mendepolarisasi) semua bagian atrium dan ventrikel; dengan kata lain, karena atrium dan
jantung secara bersamaan. Biasanya bagian pertama jan-
ventrikel secara struktural dihubungkan oleh jaringan fibrosa
tung yang pulih adalah nodus SA, yang mengambil alih yang tidak menghantarkan arus listrik maka satu-satunya
aktivitas pemacu, kembali memulai impuls yang me- cara bagi potensial aksi di atrium untuk dapat menyebar ke
micu kontraksi sinkron bagian jantung lainnya. ventrikel adalah dengan melalui nodus AV Jalur penghantar
3. Pasangan atrium dan pasangan uen*ikel harus terkoordi,
antarnodus mengarahkan penyebaran potensial aksi yang
nasikan secarafungsional sehinga kedua anggota pasang- berasal dari nodus SA ke nodus AV untuk menjamin kontraksi
an tersebut berkontraksi secara simultaz. Koordinasi ini sekuensial ventrikel setelah kontraksi atrium. Dengan diper-
memungkinkan darah terpompa secara sinkron ke da- cepat oleh jalur ini, potensial aksi tiba di nodus AV dalam 30
lam sirkulasi paru dan sistemik. mdet setelah nodus SA melepaskan muatannya.
Penyebaran normal eksitasi.jantung diatur secara cermar
agar kriteria di atas terpenuhi dan jantung berfungsi secara HANTARAN ANTARA ATRIUM DAN VENTRIKEL
efisien, sebagai berikut (Gambar 9-8 dan 9-10). Potensial aksi dihantarkan secara relatif lambat melalui nodus
AV. Kelambatan ini menguntungkan karena memberi waktu
EKSITASIATRIUM bagi ventrikel untuk terisi penuh. Impuls tertunda sekitar
Potensial aksi yang berasal dari nodus SA mula-mula menye- 100 mdet (penundaan nodus A$, yang memungkinkan
bar ke kedua arrium, rerurama dari sel ke sel melalui taut atrium terdepolarisasi sempurna dan berkontraksi, mengo-
celah. Selain itu, beberapa jalur penghantar khusus yang songkan isinya ke dalam ventrikel, sebelum venrrikel ter-
batasnya kurang jelas mempercepar hantaran impuls ke se- depolarisasi dan berkontraksi.
luruh atrium.
I Jalur antaratrium terbentang dari nodus SA di dalam EKSITASI VENTRIKEL
atrium kanan ke atriurn kiri. Karena jalur ini dengan cepat Setelah tertunda di nodus AV, impuls lalu mengalir cepat
menghantarkan potensial aksi dari nodus SA ke ujung jalur di menuruni septum melalui cabang kanan dan kiri berkas His
FisiologiJantung 337
dan menyebar ke seiuruh miokardium ventrikel melalui serat aksi. Sebaliknya, potensial aksi singkat di neuron dan sel
Purkinje. Anyaman serat pada sistem penghantar ventrikel ini otot rangka berlangsung 1 sampai 2 mdet.
dikhususkan untuk menyalurkan potensial aksi dengan ce- 2. Sementara fase naik potensial aksi ditimbulkan oleh
pat. Keberadaan sistem ini mempercepat dan mengoordina- pengaktifan saluran Na- yang relatif "cepat", fase datar
sikan penyebaran eksitasi ventrikel untuk memastikan bahwa ini dipertahankan oleh dua perubahan permeabilitas
kedua ventrikel berkontraksi sebagai satu kesatuan. Potensial dependen voltase: pengaktifan saluran Ca2- tipe L yang
aksi disalurkan melalui seluruh sistem serat Purkinje daiam "lambat" dan penurunan mencolok permeabilitas Kt di
30 mdet. membran sel kontraktil jantung. Perubahan permeabili-
Meskipun membawa potensial aksi dengan cepat ke tas ini terjadi sebagai respons terhadap perubahan men-
sejumlah besar sel otot jantung namun sistem ini tidak ber- dadak voltase selama fase naik potensial aksi. Pembuka-
akhir di setiap sel. Impuls cepat menyebar dari sel-sel yang an saluran Ca2- tipe L menyebabkan difusi masuk Ca2*
tereksitasi kq sel-sel otot ventrikel sisanya melalui taut celah. secara perlahan karena konsentrasi Ca2- di CES lebih
Sistem hantaran ventrikel lebih teratur dan lebih penring besar dan gradien listrik juga mendorong perpindahan
daripada jalur penghantar antaratrium dan antarnodus. Ca2- ke dalam sel. Influks berkelanjutan Ca2t yang ber-
Karena massa ventrikel jauh lebih besar daripada massa muatan positif ini memperlama kepositifan di bagian
atrium, maka keberadaan sistem penghantar yang cepat dalam sei dan berperan besar dalam pembentukan ba-
sangat krusial bagi percepatan penyebaran eksitasi di ventri- gian datar potensial aksi. Efek ini diperkuat oleh penu-
kel. Serat Purkinje dapat menghantarkan suatu potensial aksi runan secara bersamaan permeabilitas terhadap Kt.
enam kali lebih cepat daripada yang dapat dilakukan oleh sel- Penurunan aliran keluar K- yang bermuatan positif
sel kontraktil sinsitium ventrikel. Jika proses depolarisasi mencegah repolarisasi cepat membran dan karenanya
ventrikel keseluruhan bergantung pada pen,vebaran impuls ikut berperan memperlama fase datar.
sel ke sel melalui taut ceiah maka jaringan ventrikel yang Fase turun potensial aksi yang cepat dirimbulkan oleh
berada tepat di samping nodus AV akan tereksitasi dan ber- inaktivasi saluran Ca2- dan pengaktifan tertunda saluran
kontraksi sebelum impuls mencapai apeks jantung. Hal ini, K. berpintu voitase. Penurunan permeabilitas terhadap
tentu saja, tidak memungkinkan pemompaan yang efisien. CaZ. ini menghilangkan perpindahan Ca2- ke dalam sel
Penghantaran cepat potensial aksi menyusuri berkas His dan yang berjalan lambat, semenrara peningkatan mendadak
distribusinya yang segera ke seluruh anyaman Purkinje me- permeabilitas terhadap K" secara simultan mendorong
nyebabkan pengaktifan sel-sel miokardium di kedua ventrikel difusi keluar K. secara cepat. Karena itu, seperti pada sel
terjadi hampir serentak, vang memastikan kontraksi tunggal peka rangsang lainnya, sel kembali ke potensial istirahat
mulus terkoordinasi yang dapat secara efisien memompa darah karena K- keluar sel.
ke dalam sirkulasi sistemik dan paru pada saat yang sama.
338 Bab 9
Marilah kita lihat bagaimana potensial aksi ini menim- dibandingkan dengan di CES, tetapi pada peningkatan kadar K,
bulkan kontraksi. CES gradien ini berkurang. Perubahan ini menyebabkan berku-
rangnya potensial "istirahat" (yaitu, membran menjadi kurang
negatifdi bagian dalam dibandingkan normal karena kurangnya
I Masuknya Ca2* dari CES memicu pelepasan Ca2* Kt yang keluar). Di antara berbagai konsekuensi adalah kecen-
yang jauh lebih besar dari retikulum sarkoplasma. derungan pembentukan fokus ektopik serta aritmia jantung.
Peningkatan konsentrasi Ca']t CES, sebaliknya, mening-
Di sel kontraktil jantung, saluran Ca2- tipe L terutama terletak katkan kekuatan kontraksi jantung dengan memperpanjang
di tubulus T. Seperti telah anda pelajari, saluran bergerbang fase datar potensial aksi serta dengan meningkatkan konsen-
voltase ini terbuka selama potensial aksi lokal. Dengan demi-
trasi Ca2t sitosol. Kontraksi cenderung berlangsung lebih
kian, tidak seperti di otot rangka, Ca'- berdifusi ke dalam lama, dengan sedikit waktu istirahat di antara dua kontraksi.
sitosol dari CES menembus membran tubulus T sewaktu Sebagian obat mengubah fungsi jantung dengan mempenga-
potensial aksi jantung. Masuknya Car- ini memicu pem- ruhi perpindahan Cazt menembus membran sel miokardium.
bukaan saluran-saluran pelepas Ca2- sekitar di kantung lateral
Sebagai contoh, obat penghambat saluran Ca2., misalnya
retikulum sarkoplasma. Melalui apa yang disebut sebagai
(pelepasan C*. yangdipicu oleh Ca2.), Ca2- yang masuk ke
sitosol dari CES memicu pelepasan lebih banyak Caz' ke
dalam sitosol dari simpanan intrasel (Gambar 9-12). Lon-
jakan lokal pelepasan Ca'-, yang dikenal sebagai Cd- spark,
dari retikulum sarkoplasma ini secara kolektiimeningkatkan
kompartemen Ca2. sitosol cukup besar untuk dapat meng-
gerakkan perangkat kontraktil. Sembilar.r puluh persen Ca2t
yang dibutuhkan untuk kontraksi otot berasal dari retikulum
sarkoplasma. Pasokan tambahan Ca2t ini, disetai oleh proses
pengeluaran Ca2- yang lambat, merupakan penyebab lamanya
periode jantung berkontraksi, yang berlangsung sekitar tiga
kali iebih lama daripada kontraksi sebuah serar orot rangka
(300 mdet dibandingkan dengan 100 mdet). Peningkatan
waktu kontraktil ini memastikan bahwa waktu untuk me- Masuknya
Pelepasan
nyemprotkan darah memadai. sejumlah kecil
+ sejumlah besar
Ca2* dari retikulum
Ca2. dari CES
sarkoplasma
PERAN Ca2. SITOSOL DALAM PENGGABUNGAN
EKSITASI-KONTRAKSI t---'
Seperti di otot rangka, peran Ca2' di dalam sitosol adalah
berikatan dengan kompleks troponin-tropomiosin dan secara
fisik menarik kompleks tersebut ke samping sehingga dapat
terjadi siklus jembatan silang dan kontraksi (Gambar 9-12) F""='.";-l
-
(lihat h. 339). Namun, tidak seperti otot rangka, di mana
selalu terjadi pembebasan Ca2- dalam jumlah memadai un- I
tuk mengaktifkan semua jembatan silang, di otot jantung Kompleks troponin-
tingkat aktivitas jembatan silang bervariasi sesuai jumlah tropomiosin di filamen
tipis tergeser ke sisi
Ca'. di sitosol. Seperti akan kita lihat, berbagai faktor regu-
latorik dapat mengubah.iumlah Ca2* sitosol.
+
Pengeluaran Ca2- dari sitosol oleh mekanisme dependen
energi di membran plasma dan retikulum sarkoplasma me- Siklus jembatan
silang antara filamen
muiihkan efek pemblokiran kompleks troponin-tropomiosin
tebal dan tipis
sehingga kontraksi terhenti dan otot jantung melemas.
340 Bab 9
Sadapan ekstremitas
Sadapan l:
Lengan kanan
ke lengan kiri
lengan kanan
Sadapan dada
:,.:-,+
(ground electrode)
'""#, =l
(a) (b)
Gambar 9-'14
Sadapan elektrokardiogram. (a) Sadapan ekstremitas. Keenam sadapan ekstremitas mencakup sadapan l, ll, lll, aVR, aVL, dan
aVF. Sadapan l, ll, dan lll adalah sadapan bipolar karena digunakan dua elektroda perekam. Rekaman mencatat perbedaan
potensial antara dua elektroda. Sebagai contoh, sadapan I merekam perbedaan potensial yang terdeteksi di lengan kanan dan
lengan kiri. Elektroda yang diletakkan di tungkai kanan berfungsi sebagai elektroda tanah dan bukan elektroda perekam.
Sadapan aVR, aVL, dan aVF adalah sadapan unipolar. Meskipun digunakan dua elektroda, namun hanya potensial sebenarnya di
bawah satu elektroda, elektroda eksplorasi, yang direkam. Elektroda yang Iain diset pada potensial nol dan berfungsi sebagai
titik referensi netral. Sebagai contoh, sadapan aVR merekam potensial yang mencapai lengan kanan dibandingkan dengan
bagian lain tubuh. (b) Sadapan dada. Enam sadapan dada, V, sampai Vu, juga merupakan sadapan unipolar. Elektroda eksplorasi
terutama merekam potensial listrik otot jantung yang terletak tepat di bawah elektroda di enam lokasi berbeda di sekitar
jantung.
mana elektroda diorientasikan dalam kaitannya dengan berbeda yang masing-masing merekam aktivitas listrik di
aliran arus di jantung. Sebagai contoh, penvebaran eksitasi jantung dari lokasi vang berbeda-beda-enam sadapan dari
melintasi jantung "terlihat" berbeda dari lengan kanan, dari ekstremitas dan enam sadapan dada di berbagai tempat di
tungkai kiri, atau dari rekaman yang langsung dilakukan di sekitar jantung. Untuk menghasilkan gambaran dasar untuk
atas jantung. Meksipun di jantung terjadi proses listrik yang perbandingan dan untuk mengenali penyimpangan dari
sama namun aktivitas ini memperlihatkan bentuk gelombang normal, ke- 1 2 sadapan tersebut digunakan secara rutin dalam
yang berbeda jika direkam oleh elektroda-elektroda yang semua perekaman EKG (Gambar 9-14).
terletak pada titik yang berbeda di tubuh.
Untuk menghasilkan perbandingan yang baku, rekaman
EKG secara rutin terdiri dari 1,2 sistem elektroda konvensio- I Berbagai bagian dari rekaman EKG dapat
nal, atau sadapan (lead).Ketrka sebuah mesin elektrokardio-
dikaitkan dengan proses spesifik di jantung.
graf dihubungkan antara elektroda-elektroda perekam di dua
titik di tubuh maka susunan spesifik dari masing-masing Inte rpretasi konfigurasi gelombang yang terekam dari masing-
pasangan koneksi disebut sadapan. Terdapat 12 sadapan masing sadapan bergantung pada pengetahuan tenrang rang,
342 Bab 9
guan hantaran. Kecepatan jantung juga sering berubah. EAs- sebagai irama 2:l atau 3:1. Kenyataan bahwa tidak setiap
trasistol, atats kontrabsi uentrikel prematur, yang berasal dari impuls atrium mencapai ventrikel pada flutter arrium rne-
suatu fokus ektopik adalah penyimpangan yang sering di- rupakan hal penting, karena hal ini tidak memr-rngkinkan
temukan. Kelainan lain pada irama yang mudah dideteksi denyut ventrikel yang cepat yang melebihi 200 kali per me-
oleh EKG adalah flutter atrium, fibrilasi atrium, fibrilasi nit. Kecepatan setinggi ini tidak memungkinkan pengisian
ventrikel, dan blok jantung. ventrikel yang memadai di antara denyutan. Dalam hal ini,
Flutter atrium ditandai oleh langkaian depolarisasi curah jantung akan berkurang hingga ke tahap yang menye-
atrium yang cepat tetapi reguler dengan kecepatan antara 200 babkan pingsan atau bahkan meninggal akibat berkurangnya
sampai 380 denyut per menit. Ventrikel jarang mengikuti aliran darah ke otak.
kecepatan atrium yang tinggi ini. Karena periode relrakter Fibrilasi atrium ditandai oleh depolarisasi atrium yang
jaringan penghantar lebih lama daripada yang dimiliki oleh cepat, ireguler, dan tak terkoordinasi, tanpa gelombang P
otot atrium maka nodus AV tidak mampu berespons terha- yang jelas. Karena itu, kontraksi atrium menjadi kacau dan
dap setiap impuls yang berkonvergensi padanya dari atrium. asinkron. Karena impuls yang mencapai nodus AV tidak
Mungkin hanya satu dari setiap dua atau tiga impuls atrium teratur maka irama ventrikel juga sangat ireguler. Kompleks
berhasil melewati nodus AV ke ventrikel. Keadaan ini disebur
QRS berbentuk normal tetapi muncul secara sporadis. Waktu
di antara dua denyut ventrikel untuk pengisian ventrikel ber-
variasi. Sebagian denyut ventrikel berlangsung sedemikian
berdekatan sehingga isi ventrikel sangat sedikit. Karena peng-
isian kurang maka kontraksi berikutnya menjadi lebih lemah.
KECEPATAN DAN IRAMA NORMAL
Pada kenyataannya, sebagian dari kontraksi ventrikel mung-
terlalu lemah untuk menyemprotkan darah sehingga nadi
kir"r
pergelangan tangan tidak teraba. Dalam situasi ini, iika ke-
cepatan denyut jantung diukur secara langsung, baik dengan
1 det
lr 'v denyut apeks atau via EKG, dan kecepatan denyut nadi di-
ukur secara bersamaan di pergelangan tangan, maka kecepat-
KELAINAN KECEPATAN an der.ryut jantung akan melebihi denyut nadi. Pcrbedaan
kecepatan denyutjantung dan nadi ini dikenai sebagai deffsit
Takikardia
denyut. Dalam keadaan normal, kecepatan jantung sama
dengan kecepatan nadi, karena setiap konrraksi jantur-rg
memicu denyut nadi akibat semproran darah ke dalam
arteri.
Fibrilasi ventrikel adalah kelainan ilarna yang sangar
KELAINAN IRAMA serius di mana oror ventrikel memperlihatkan kontraksi ka-
Ekstrasistol (kontraksi ventrikel prematur) cau tak terkoordinasj. Terber.rtuk banyak impuls yang me-
rambat acak ke semua arah di sekitar ventrikel. Rekaman
EKG pada fibrilasi ventrikel sangat ireguler tanpa pola atau
irama yar.rg dapat dideteksi. Jika kontraksi rnenjadi sedemi-
kian kacau maka ve ntrikel tidak cfektif sebagai pompa. Jika
sirkulasi tidak dipulihkan dalam waktu kurang dari empat
mer.rit melalui kompresi jantung eksternal atau defibrilasi lis-
rrik maka terjadi kerusakan otak ireversibel disertai ancaman
kematian.
Jenis lain aritmia, blok jantung, terjadi karena defek
di sistem hantaran jantung. Atrium masih berdenyur rer-
Blok jantung komplit
atur, tetapi ventrikel kadang-kadang gagal terangsang dan
karenanya tidak berkontraksi setelah atrium berkontraksi.
Impuls antara atrium dan ventrlkel dapat terhamlrat dalam
derajat yang bervariasi. Pada sebagian bentuk blok jantung,
hanya setiap impuls atrium kedua atau ketiga yang diterus-
MIOPATI JANTUNG kan ke ventrikel. Hal ini dikenal sebagai blok 2:1 atat 3:1,
lnfark miokardium (serangan jantung) yang dapat dibedakan dari irama 2:1 atau 3:1 yang berkaitan
derrgan flutter atrium oleh kecepatan yang ditunjukkan.
Pada blok jantung, kecepatan atrium normal rerapi kece,
patan ver-rtrikel jauh di bawah normal, sementara pada
Gambar 9-16 flutter atrium kecepatan atrium sangat tinggi disertai ke-
Contoh penyakit jantung yang dapat dideteksi dengan cepatan ventrikel normal atau di aras normal. Blok jantung
elektrokardiograf i. total dinndai oleh disosiasi total aktivitas atrium dan ven-
trikel, dengan impuls dari atrium tidak dihantarkan ke serta menyajikan gambaran ringkas dari sebagian kelainan
ventrikel sama sekali. Nodus SA terus mengatur depolarisasi fungsi jantung yang umum dijumpai (Untuk pemanfaatan
atrium, tetapi ventrikel menghasilkan sendiri impuls me- lebih lanjut EKG, Iihat fttur dalam boks yang menyertai,
reka dengan kecepatan yang jauh lebih rendah daripada ke- Lebih Dekat dengan Fisiologi Olahraga).
cepatan atrium. Pada EKG, gelombang P memperlihatkan
irama normal. QRS dan gelombang T juga muncul teratur
tetapi jauh lebih lambat daripada gelombang P dan sama
sekali independen dari irama gelombang P. Karena aktivitas PROSES MEKANIS SIKLUS JANTUNG
atrium dan ventrikel tidak sinkron maka gelombang untuk
repolarisasi atrium mungkin muncul, tidak lagi ditutupi Proses-proses mekanis pada siklus jantung-kontraksi, relak-
oleh kompleks QRS. sasi, dan perubahan aliran darah melalui jantung yang di-
timbulkannya-disebabkan oleh perubahan ritmik aktivitas
listrik jantung.
MIOPATIJANTUNG
Kelainan gelombang EKG juga penting dalam mengenali dan
menilai miopati jantung (kerusakan otot jantung). Iskemia I Jantung secara bergantian berkontraksi untuk
miokardium adalah kurang memadainya penyaluran darah pengosongan dan melemas untuk pengisian
berolsigen ke jaringan jantung. Kematian, atau nekrosis, sel
dirinya.
otot jantung terjadi ketika pembuluh darah yang memasok
bagian jantung tersebut tersumbat atau pecah. Keadaan ini Siklus jantung terdiri dari sistol (kontraksi dan pengo-
adalah suatu infark miokardium akut, yang umum dikenal songan) dan diastol (relaksasi dan pengisian) yang
sebagai serangan jantung. Kelainan bentuk gelombang QRS bergantian. Kontraksi terjadi karena penyebaran eksitasi
muncul ketika sebagian otot jantung menjadi nekrotik. Selain ke seluruh jantung, semenrara relaksasi mengikuti repola-
perubahan EKG, karena sel-sel otot jantung yang rusak risasi otot jantung. Atrium dan ventrikel melakukan siklus
mengeluarkan enzim-enzim khas ke dalam darah maka kadar sistol dan diastol secara terpisah. Kecuali jika disebutkan,
enzim-enzim ini dalam darah dapat dijadikan indeks derajat kara sistol dan diastol merujuk kepada apa yang terjadi di
kerusakan miokardium. ventrikel.
Interpretasi suatu EKG adalah tugas kompleks yang Pembahasan berikut dan Gambar 9-17 menghubung-
memerlukan pengetahuan dan latihan ekstensif. Pembahasan kan berbagai proess yang terjadi secara bersamaan selama
sebelumnya tidak dimaksudkan untuk menjadikan anda pa- siklus jantung, termasuk gambaran EKG, perubahan tekan-
kar EKG tetapi memberi anda gambaran rentang cata-cara an, perubahan volume, aktivitas katup, dan bunyi jantung.
bagaimana EKG dapat digunakan sebagai alat diagnostik Hanya proses-proses di sisi kiri jantung yang dijelaskan, tetapi
344 Bab 9
Elektrokard iogram
@_lakrk drkrotrk
-.
Tekanan aorta
(mm Hg)
6',n
oo
<-
!a-
ca
o) :o
'-
I
fi: @+q
Tekanan
ventrikel kiri
';Y Eftrf
Pv x
=.
o
(mm Hg)
c>
oo
Y.q
Tekanan
atrium kiri
(mm Hg)
Volume
ventrikel kiri
(ml)
Bunyi jantung
,MU
^lM** ,-ffi /ffiWffffi-
Pengisian pasif
selama diastol
Ventrikel
kiri
o o o o
L--------r-----l
e
Pengisian ventrikel Pengosongan ventrikel
Gambar 9-17
Siklus jantung. Grafik ini memperlihatkan berbagai kejadian yang berlangsung bersamaan selama siklus jantung. lkutilah setiap
garis horizontal untuk melihat perubahan yang berlangsung pada elektrokardiogram; tekanan aorta, ventrikel, dan atrium;
volume ventrikel; dan bunyi jantung di sepanjang siklus. Diperlihatkan paruh terakhir diastol, satu sistol dan diastol penuh (satu
siklus penuh jantung), dan sistol berikutnya untuk sisi kiri jantung. lkutilah setiap garis vertikal untuk melihat apa yang terjadi
bersamaan di setiap faktor selama masing-masing fase siklus jantung. Lihat teks (h.346-347) untuk penjelasan detil angka-angka
dalam lingkaran. Sketsa jantung menggambarkan aliran darah miskin O, (biru tua) dan kaya O, (merah terang) masuk dan
keluar ventrikel selama siklus jantung.
346 Bab 9
pada repolarisasi, tekanan ventrikel turun di bawah tekanan berapa cepat jantung dapat berdenyut tanpa mengurangi pe-
aorta dan katup aorta menutup (titik 'f.7). Penutupan katup riode diastol hingga ke tahap yang dapat menyebabkan peng-
aorta menyebabkan gangguan atau takik pada kurva tekanan isian ventrikel terganggu. Pada kecepatan jantung yang lebih
aorta, takik dikrotik (dicrotic notch) (itik '1r8). Tidak ada dari 200 denyut per menit, waktu diastoi menjadi terlaiu
lagi darah yang keluar dari ventrikel selama sikius ini, karena singkat untuk memungkinkan pengisian ventrikel yang me-
katup aorta telah tertutup. madai. Dengan tidak adekuatnya pengisian maka curah jan-
tung berkurang. Dalam keadaan normal, kecepatan denyut
RELAKSASI VENTRI KEL ISOVOLU METRI K ventrikel tidak melebihi 200 kali per menit karena periode
refrakter nodus AV yang relatif lama mencegah impuls dihan-
Saat katup aorta menutup, katup AV belum terbuka, karena
tarkan ke ventrikel lebih cepat dari ini.
tekanan ventrikel masih melebihi tekanan atrium, sehingga
tidak ada darah yang masuk ke ventrikel dari atrium. Karena
itu, semua katup kembaii tertutup untuk waktu yang singkat,
dikenal sebagai relaksasi ventrikel isovolumetrik (titik ,I9
I Kedua bunyi jantung berkaitan dengan
penutupan katup.
dan jantung E). Panjang serat otot dan volume rongga (titik
20) tidak berubah. Tidak ada darah yang meninggalkan atau Selama siklus jantung secara normal dapat didengar dua
masuk sewaktu ventrikel terus melemas dan tekanan terus bunyi jantung utama dengan stetoskop. Bunyi jantung per-
turun. tama bernada rendah, iembut, dan relatif lama-sering dikata-
kan sebagai bunyi "lub". Bunyi jantung kedua memiliki
PENGISIAN VENTRIKEL nada lebih tinggi serta lebih singkat dan tajam-sering di-
Ketika tekanan ventrikel turun di bawah tekanan atrium, katakan berbunyi seperti "dup". Karena itu, secara normal
katup AV membuka (titik 2'|'), dan ventrikel kembali terisi. kita mendengar "lub-dup-lub-dupJub-dup ...". Bunyi jan-
Diastol ventrikel mencakup baik periode relaksasi ventrikel tung pertama berkaitan dengan penutupan katup AV, semen-
isovolumetrik maupun fase pengisian ventrikel. tara bunyi jantung kedua berhubungan dengan penutupan
Repolarisasi atrium dan depolarisasi ventrikel terjadi katup semilunar (lihat "Bunyi Jantung" di Gambar 9-17).
bersamaan, sehingga atrium berada dalam keadaan diastol Pembukaan katup tidak menimbuikan suara apapun.
selama sistol ventrikel. Darah terus mengalir dari vena-vena Bunyi disebabkan oleh getaran yang terbentuk di dalam
paru ke dalam atrium kiri. Dengan berkumpulnya darah dinding ventrikel dan arteri besar sewaktu katup menutup,
yang masuk ini di atrium maka tekanan atrium terus me- bukan oleh katup itu sendiri. Karena katup AV menLrtup pa-
ningkat (titik 32). Ketika katup AV membuka pada akhir sis- da permulaan kontraksi ventrikel, ketika tekanan ventrikel
tol ventrikel, darah yang terkumpul di atrium selama sistol pertama kali melebihi tekanan atrium, maka bunyi jantung
ventrikel mengalir deras ke dalam ventrikei (kembali ke jan- pertama menandakan awitan sistol ventrikel (titik,9 di Gam-
tung A). Karena itu pengisian ventrikel mula-mula berlang- bar 9-17). Katup semilunar menutup pada permulaan relak-
sung cepat (titik 23) karena meningkatnya tekanan atrium sasi ventrikel, sewaktu tekanan ventrikel kiri dan kanan
yang terjadi akibat akumulasi darah di atrium. Pengisian ven- masing-masing turun di bawah tekanan aorta dan arteri pul-
trikel melambat (titik ?4) sewaktu darah yang terakumulasi monalis. Karena itu, bunyi jantung kedua menandakan awit-
tersebut telah disalurkan ke ventrikel, dan tekanan atrium an diastol ventrikel ltitik tlp.
mulai turun. Selama periode penurunan pengisian ini, darah
terus mengalir dari vena pulmonalis ke dalam atrium kiri
dan menembus katup AV ke dalam ventrikel kiri. Selama I Aliran darah turbulen menghasilkan murmur
diastol ventrikel tahap akhir, ketika pengisian ventrikel me- jantung.
lambat, nodus SA kembali melepaskan muatan dan siklus
CATAIAN KLIMS. Bunyi jantung abnormal, atau murmur
.jantung kembali berulang (titik i5).
(bising), biasanya (tetapi tidak selalu) berkaitan dengan penyakit
Ketika tubuh berada dalarn keadaan istirahat, satu siklus
jantung. Murmur yang tidak melibatkan patologi jantung, yang
jantung yang lengkap berlangsung 800 mdet, dengan 300
dinamai munnrrr fungsional, lebih sering pada orang berusia
mdet dihabiskan untuk sistol ventrikel dan 500 mdet di-
muda. Darah dalam keadaan normal mengalir secara lamina6
gunakan oieh diastol ventrikel. Pengisian ventrikel sebagian
yaitu, lapisan-lapisan cairan meluncur/bergeseran secara halus
besar berlangsung pada awal diastol saat fase pengisian cepat.