Anda di halaman 1dari 999

Fisiologl

Manusia
Dari Sel ke Sistem

(Human Physiology: From Cells fo Systems)

Edisi 6

Lauralee Sherwood
Department of Physiology and Pharmacology
School of Medicine
West Virginia University

Alih Bahasa:
dr. Brahm U. Pendit

Editor Edisi Bahasa lndonesia:


dr. Nella Yesdelita

PENERBIT BUKU KEDOKTERAN


mtr
EGC 1976

This is a translation of
HUMAN PHYSIOLOGY: FROM CELLS TO SYSTEMS, 6th Ed,
by Lauralee Sherwood

,'1, C E N GAG E Copyright A2007 by Cengage LearningAsia Pte Lrd


Ii Lea f n in g" 5 Shenton Way, #01-01 UIC Building, Singapore 068808

FISIOLOGI MANUSIA: DARI SEL KE SISTEM, Ed.6


Alih bahasa: dr. Brahm U. Pendit
Editor edisi bahasa Indonesia: dr. NellaYesdelita
Penyusun indeks: dr. Marselinus Surya & dr. Niko Santoso

Hak cipta terjemahan Indonesia


@ 2009 Penerbit Buku Kedokteran EGC
P.O. Box 4276lJakarta 10042
Telepon: 6530 6283

Anggota IKAPI

Desain kulit muka: Teddy Kurniawan, S.Sn


Penata letak: Dhana Rizal Anggoro

Hak cipta dilindungi Undang-Undang.


Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, baik secara elektronik maupun mekanik,
termasuk memfotokopi, merekam, atau dengan menggunakan sistem penyimpanan laihny4 tanpa izin tertulis dari penerbit.

Cetakan2012

Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT)


Sherwood, Lauralee
Fisiologi manusia : dari sel ke sistem / Lauralee Sherwood ; alih bahasa, Brahm
U. Pendit ; editor edisi bahasa Indonesia, Nella yesdelita. Ed. 6. Jakarta :
EGC, 201 1. - -
xxix, 870 hlm. (+ Lamp. A-1 s.d. 4-62 + Dafta_r Istilah DI-t s.d. DI-22 +
Indeks I-1 s.d. I-33) ;21 x 29,5 cm.

Judul asli: Human physiology : from cells to systems.


ISBN 978-979 -044-085-2

1. Fisiologi manusia. I. Judul. II. Brahm U. Pendit. III. Nella yesdelita.

612

lsi di luar tanggung jawab percetakan


Fisiologi
Manusia
Dari Sel ke Sistem
Kutipan PasalT2..
Sanksi Pelanggaran Undang-Undang Hak Cipta
(Undang-Undang No. l9 Tahun 2002)
1. Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 2
ayat ( 1 ) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (safu) bulan dan/atau denda paling
sedikit Rp.1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda
paling banyak Rp.5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).
2. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau meryual kepada umum suatu
clltaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (l)
dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun darVatau denda paling banyak Rp.500.000.000,00
(lima ratus juta rupiah).

PnNrrNc Dxnmnur
Penerbit adalah rekanan pengarang untuk menerbitkan sebuah buku. Bersama pengarang, penerbit menciptakan buku
untuk diterbitkan. Penerbit mempunyai hak atas penerbitan buku tersebut serla distribusinya, sedangkun p.rrgururg
memegang hak penuh atas karangannya dan berhak mendapatkan royalti atas penjualan bukunya dari penerbit.

Percetakan adalah perusahaan yang memiliki mesin cetak dan menjual jasa pencetakan. Percetakan tidak memiliki
hak apa pun dari buku yang dicetaknya kecuali upah. Percetakan tidak bertanggung jawab atas isi buku yang
dicetaknya.

Pengarang adalah pencipta buku yang menyerahkan naskahnya untuk diterbitkan di sebuah penerbit. pengarang
me-
miliki hak penuh atas karangannya, namun menyerahkan hak penerbitan dan distribusi bukunya kepada penerbit
yang ditunjuknya sesuai batas-batas yang ditentukan dalam perjanjian. Pengarang berhak mendapatkan
royalti atas
karyanya dari penerbit, sesuai dengan ketentuan di dalam perjanjian Pengarang-penerbit.

Pembajak adalah pihak yang mengambil keuntungan dari kepakaran pengarang dan kebutuhan belajar masyarakat.
Pembajak tidak mempunyai hak mencetak, tidak memiliki hak menggandakan, mendistribusikan, dan
menjual
buku yang digandakannya karena tidak dilindungi copyright ataupun perjanjian pengarang-penerbit. pembajak
tidak peduli atas jerih payah pengarang. Buku pembajak dapat lebih murah karena mereka tidak perlu memper-
siapkan naskah mulai dari pemilihan judul, editing sampai persiapan pracetak, tidak membayar royalti, dan tidak
terikat perjanjian dengan pihak mana pun.

PBnrearlKAN BuKU Anlr,*r Knrmrnlr, !

Andajangan menggunakan buku bajakan, demi menghargai jerih payah parapengarang yang notabene adalah para
gulu.
Daftar lsi Ringkas

Bab 1 Bab 15
Homeostasis: Dasar Fisiologi 1 Keseimbangan Cairan dan Asam-Basa 605
Bab 2 Bab 16
Fisiologi Sel 23 Sistem Pencernaan 641
Bab 3 Bab 17
Membran Plasma dan Potensial Membran 59 Keseimbangan Energi dan pengaturan
Bab 4
Suhu Tubuh 701

Prinsip Komunikasi Saraf dan Hormon 95 Bab 18


Prinsip-Prinsip Endokrinologi;
Bab 5
Kelenjar Endokrin Sentral 725
Susunan Saraf Pusat 145
Bab 19
Bab 6
Kelenjar Endokrin Perifer 757
Susunan Saraf Tepi: Divisi Aferen;
lndera Khusus 201 Bab 20
Sistem Reproduksi 811
Bab 7
Susunan Saraf Tepi: Divisi Eferen 257 Lampiran A
Sistem Metrik A-1
Bab 8
Fisiologi Otot 277 Lampiran B
Ringkasan Prinsip-PrinsipKimia A-3
Bab 9
FisiologiJantung 327
Lampiran C
Penyimpanan, Replikasi, dan Ekspresi lnformasi
Bab 1O Genetika A-21
Pembuluh Darah dan Tekanan Darah 369
Lampiran D
Bab 11 Prinsip-Prinsip Pemikiran Kuantitatif A-35
Darah 421 Lampiran E

Bab 12 Acuan Teks untuk Fisiologi Olahraga A-41

Pertahanan Tubuh 447 Lampiran F


Jawaban untuk Pertanyaan Obyektif di Akhir Bab,
Bab 13 Latihan Kuantitatif, Untuk Direnungkan, dan Kasus
Sistem Pernapasan 497 Klinis A-43
Bah 14
Sistem Kemih 553

VI
Daftar lsi

Prakata xxv Gangguan homeostasis dapat menyebabkan


penyakit dan kematian 18
Perspektif Bab lni: Fokus pada
Bab 1 Homeostasis 18
Homeostasis: Dasar Fisiologi 1 Ringkasan Bab 18
Mengenal Fisiologi 1
Soal Latihan tg
Fisiologi berfokus pada mekanisme kerja 1 Untuk Direnungkan 20
Struktur dan fungsi tidak terpisahkan 2 Kasus Klinis 21

Tingkat Organisasi di Tubuh 2 Sumber Bacaan Physioedge 21

Tingkat kimiawi: Berbagai atom dan molekul


membentuk tubuh 2
Bab 2
Tingkat sel: Sel adalah satuan dasar kehidupan 2
Tingkat jaringan: Jaringan adalah kelompok sel Fisiologi Sel 2i
dengan spesialisasi seruPa 4 Mengamati Sel 23
Tingkat organ: Organ adalah suatu unit yang Konsep, Tantangan, dan Kontroversi:
terbentuk dari beberapa tipe jaringan 5 Sel HeLa: Masalah dalam lndustr.i "Tumbuh" 24
Tingkat sistem tubuh: Sistem tubuh adalah
kumpulan organ-organ terkait 5 Gambaran Singkat Struktur Sel 24
Tingkat organisme: Sistem-sistem tubuh dikemas Membran plasma membungkus sel 25
bersama-sama menjadi keseluruhan tubuh yang Nukleus mengandung DNA 25
fungsional 5 Sitoplasma terdiri dari berbagai organel dan
Konsep, Tantangan, dan Kontroversi: llmu Sel Punca sitosol 25
dan Rekayasa Jaringan: Upaya untuk Membuat Retikulum Endoplasma dan Segregasi
Bagian Tubuh yang Rusak Kembali Baru 7 Sintesis 26
Konsep Homeostasis 6 Retikulum endoplasma kasar membentuk
Sel tubuh berkontak dengan lingkungan internal protein untuk disekresikan dan membentuk
yang dipertahankan secara privat 5 membran 26
Sistem tubuh mempertahankan homeostasis, Retikulum endoplasma halus mengemas protein
suatu keadaan lingkungan internal yang stabil baru ke dalam vesikel transpor 27
dinamik 9 Kompleks Golgi dan Eksositosis 28
Lebih Dekat dengan Fisiologi Olahraga: Apa itu Vesikel transpor membawa muatannya ke kompleks
Fisiologi Olahraga? 12 Golgi untuk pengolahan lebih lanjut 29
Sistem Kontrol Homeostatik 13 Kompleks Golgi mengemas vesikel sekretorik untuk
Sistem kontrol homeostatik mungkin bekerja secara dikeluarkan melalui proses eksositosis 29
lokal atau di seluruh tubuh 13 Lisosom dan Endositosis 32
Umpan balik negatif melawan perubahan awal dan Lisosom berfungsi sebagai sistem pencernaan
digunakan secara luas untuk mempertahankan intrasel 32
homeostasis 16 Bahan ekstrasel diangkut ke dalam sel melalui
Umpan balik positif memperkuat suatu perubahan proses fagositosis untuk diserang oleh enzim
awal 17 lisosom 32
Mekanisme umpan memulai respons sebagai Lisosom menyingkirkan bagian sel yang tidak
antisipasi terhadap suatu perubahan 18 berguna 33

vil
Peroksisom dan Detoksifikasi 33 Sebagian sel berikatan langsung melalui taut sel
Peroksisom mengandung enzim oksidatif yang khusus 65
mendetoksifikasi berbagai zat sisa 34 Ringkasan Transpor Membran 66
Mitokondria dan Pembentukan ATp 94 Transpor Membran lianpa Bantuan G7
Mitokondria, organel energi, dibungkus oleh Partikel yang dapat menembus membran
membran rangkap 34 berdifusi secara pasif mengikuti penurunan
Mitokondria berperan penting dalam pembentukan gradien konsentrasinya 67
ATP 34 lon yang dapat menembus membran juga
Sel menghasilkan lebih banyak energi dalam dapat secara pasif berpindah sesuai gradien
keadaan aerob daripada anaerob 39 listriknya 70
Lebih Dekat dengan Fisiologi Olahraga: Olahraga Osmosis adalah difusi netto air mengikuti
Aerobik: Untuk Apa dan Seberapa Banyak? 41 penurunan gradien konsentrasinya sendiri 70
Energi yang tersimpan di dalam ATp digunakan Transpor Membran dengan Bantuan 73
untuk sintesis, transpor, dan kerja mekanis 42
Transpor yang diperantarai oleh pembawa
Vault Sebagai Truk Sel 42 dilaksanakan oleh suatu pembawa yang
Vault mungkin berfungsi sebagai kendaraan mengubah bentuknya 73
transpor sel 42 Transpor yang diperantarai oleh pembawa
Sitosol: Gel Sel 43 mungkin pasif atau aktif 76
Sitosol penting dalam metabolisme intermediet, Lebih Dekat dengan Fisiologi Olahraga: Otot yang
sintesis protein ribosom, dan penyimpanan Aktif "Suka yang Manis-Manis,' 77
nutrien 43 Pada transpor vesikulaI bahan dipindahkan
Sitoskeleton: "Tulang dan Otot" Sel masuk atau keluar sel dengan dibungkus oleh
44
membran 79
Mikrotubulus membantu mempertahankan bentuk
asimetrik sel dan berperan dalam pergerakan sel Potensial Membran 81
yang kompleks 44 Potensial membran adalah pemisahan muatan
Mikrofilamen penting bagi sistem kontraktil sel dan yang berlawanan di kedua sisi membran
sebagai pengeras mekanis 49 plasma 81
Filamen intermediet penting di bagian sel yang Potensial membran disebabkan oleh perbedaan
mengalami stres mekanis 50 dalam konsentrasi dan permeabilitas ion-ion
Sitoskeleton berfungsi sebagai satu kesatuan dan kunci 81
menghubungkan bagian-bagian lain sel 51 Perspektif Bab tni: Fokus pada
Perspektif Bab Ini: Fokus pada Homeostasis 88
Homeostasis 5i Ringkasan Bab 89
Ringkasan Bab 52 Soal Latihan 90
SoalLatihan s4
Untuk Direnungkan Untuk Direnungkan 92
Ss
Kasus Klinis 55 Kasus Klinis 92
Sumber Bacaan Physioedge 56 Sumber Bacaan physioedge 93

Bab 3 Bab 4
Membran Plasma dan Potensial Prinsip Komunikasi Saraf dan
Membran se Hormon es
Struktur dan Komposisi Membran 59 Mengenal Komunikasi Saraf 95
Membran plasma adalah lapis ganda lemak cair Saraf dan otot adalah jaringan peka rangsang 95
yang terbenam dalam protein 60
Potensial membran berkurang sewaktu
Lapis ganda lemak membentuk sawar struktural depolarisasi dan meningkat sewaktu
utama yang membungkus sel 62 hiperpolarisasi 9G
Protein membran melaksanakan beragam fungsi Sinyal listrik dihasilkan oleh perubahan pada
membran spesifik 62 perpindahan ion melintasi membran plasma 96
Konsep, Tantangan, dan Kontroversi: Fibrosis Kistik
Potensial Berjenjang 97
Defek Fatal pada Transpor Membran 63
Semakin kuat kejadian pemicu, semakin besar
Karbohidrat membran berfungsi sebagai penanda potensial berjenjang yang terbentuk 97
identitas-diri 64
Potensial berjenjang menyebar dengan aliran arus
Perlekatan Antarsel 64 pasif 97
Matriks ekstrasel berfungsi sebagai ',lem', Potensial berjenjang mereda hingga lenyap dalam
biologis 64 jarak pendek 99

viii Daftar lsi


PotensialAksi 99 Sebagian pembawa pesan kimiawi ekstrasel
Sewaktu potensial aksi, potensial membran membuka saluran berpintu kimiawi 124
berbalik secara cepat dan transien 100 Banyak pembawa pesan kimiawi ekstrasel
Perubahan mencolok pada permeabilitas mengaktifkan jalur pembawa pesan kedua 124
membran dan perpindahan ion menyebabkan Prinsip Komunikasi Hormon 125
potensial aksi '101 Hormon diklasifikasikan secara kimiawi sebagai
Pompa Na*-K* secara bertahap memulihkan hidrofilik atau lipofilik 125
gradien konsentrasi yang terganggu akibat Mekanisme sintesis, penyimpanan, dan
potensial aksi 103 sekresi hormon bervariasi sesuai perbedaan
Potensial aksi menjalar dari axon hillock ke kimiawinya 126
terminal akson 1O4 Hormon hidrofilik larut dalam plasma; hormon
Sekali terbentuk, potensial aksi dihantarkan di lipofilik diangkut oleh protein plasma 127
sepanjang serat saraf 104 Hormon umumnya menimbulkan efeknya dengan
Periode refrakter memastikan potensial aksi mengubah protein intrasel 127
merambat ke satu-arah. 107 Hormon hidrofilik mengubah protein yang sudah
Periode refrakter juga membatasi frekuensi ada melalui sistem pembawa pesan kedua 128
potensial aksi 108
Konsep" Tantangan, dan Kontroversi: Bunuh Diri Sel
Potensial aksi terjadi secara tuntas-atau-gagal 108 Terprog ram: Contoh Mengejutka n Jal u r Transdu ksi
Kekuatan rangsangan terwakili oleh frekuensi Sinyal 132
potensial aksi 109 Dengan merangsang gen, hormon lipofilik
Mielinasi meningkatkan kecepatan hantaran mendorong sintesis protein baru '132
potensial aksi 109 Respons hormon lebih lambat dan lebih lama
Garis tengah serat juga mempengaruhi kecepatan daripada respons saraf 134
perambatan potensial aksi 111
Perbandingan Sistem Saraf dan Sistem
Regenerasi Serat Saraf 111 Endokrin 134
Sel Schwann memandu regenerasi akson perifer Sistem saraf adalah sistem "kabel", dan sistem
yang putus 111 endokrin adalah sistem "nirkabel" 134
Oligodendrosit menghambat regenerasi akson Spesifisitas neuron disebabkan oleh kedekatan
sentral yang putus 112 anatomik; spesifisitas endokrin disebabkan oleh
Para peneliti berupaya mendorong regenerasi spesialisasi reseptor 134
akson sentral yang terputus 112 Sistem saraf dan endokrin memiliki lingkup otoritas
Sinaps dan lntegrasi Neuron 112 masing-masing tetapi saling berinteraksi secara
Sinaps adalah taut antara neuron prasinaps dan fungsional 136
pascasinaps 1 13 Perspektif Bab lni: Fokus pada
Neurotransmiter membawa sinyal menyeberangi Homeostasis 136
suatu sinaps 113 Ringkasan Bab 137
Sebagian sinaps merangsang sementara yang lain Soal Latihan 't4o
menghambat neuron pascasinaps 114
Untuk Direnungkan 14'l
Setiap ikatan neurotransmiter-reseptor
menghasilkan respons yang sama 115 Kasus Klinis 142
Neurotransmiter cepat dibersihkan dari celah Sumber Bacaan Physioedge 't42
sinaps 116
Potensial pascasinaps akhir bergantung pada
jumlah aktivitas semua input prasinaps 115 Bab 5
Potensial aksi dimulai di axon hillock karena bagian Susunan Saraf Pusat As
ini memiliki ambang paling rendah 118
Neuropeptida terutama berf ungsi sebagai Organisasi Sistem Saraf 146
neuromodulator 118
Sistem saraf tersusun menjadi susunan saraf pusat
dan susunan saraf tepi '146
lnhibisi atau fasilitasi prasinaps dapat secara selektif
Tiga kelas fungsional neuron adalah neuron aferen,
mengubah efektivitas input prasinaps 119
neuron eferen, dan antarneuron 146
Obat dan penyakit dapat memodifikasi transmisi di
sinaps 120 Proteksi dan Nutrisi Otak 148
Sel glia menunjang antarneuron secara fisik,
Neuron-neuron dihubungkan oleh jalur konvergensi
dan divergensi yang kompleks 121 metabolis, dan fungsional 148
jaringan saraf pusat yang halus terlindung dengan
KomunikasiAntarsel dan Transduksi Sinyal 122 baik 150
Komunikasi antara sel-sel terutama dilaksanakan Tiga mernbran meninges membungkus, melindungi,
oleh pembawa pesan kimiawi ekstrasel 'l22 dan memberi makan susunan saraf pusat 151
Pembawa pesan kimiawi ekstrasel menimbulkan Otak mengapung dalam cairan serebrospinal
respons sel terutama dengan transduksi sinyal 124 khususnya sendiri 151

Daftar lsi ix
Sawar darah-otak yang sangat selektif mengatur lngatan jangka pendek dan ingatan jangka
pertukaran antara darah dan otak 151 panjang melibatkan mekanisme molekular yang
Konsep, Tantangan, dan Kontroversi: berbeda 176
Stroke: Efek Domino Mematikan 154 Konsep, Tantangan, dan Kontroversi:
Otak bergantung pada penyaluran terus-menerus Penyakit Alzheimer: Kisah Plak Amiloid Beta. Tau,
oksigen dan glukosa oleh darah 153 dan Demensia 174
lngatan jangka pendek melibatkan perubahan
Gambaran Umum Susunan Saraf Pusat 153
transien pada aktivitas sinaps 176
Korteks Serebri 156 lngatan jangka panjang melibatkan pembentukan
Korteks serebri adalah selubung luar substansia hubungan sinaps baru yang permanen 178
grisea yang menutupi substansia alba di
Serebelum '179
bagian dalam 156 Serebelum penting dalam keseimbangan
Korteks serebri tersusun menjadi lapisan-lapisan serta perencanaan dan eksekusi gerakan
dan kolom-kolom f ungsional 156 volunter'179
Empat pasang lobus di korteks serebri dikhususkan
Batang Otak 181
untuk aktivitas yang berbeda 157
Batang otak adalah penghubung vital antara
Lobus parietalis melaksanakan pemrosesan
medula spinalis dan bagian-bagian otak yang
somatosensorik '157
lebih tinggi 18'l
Korteks motorik primer terletak di lobus Tidur merupakan suatu proses aktif yang terdiri dari
f rontalis 158 periode berulang tidur gelombang lambat dan
Bagian-bagian otak lain selain korteks motorik paradoks 18I
primer yang penting dalam kontrol motorik 158 Siklus tidur-bangun dikontrol oleh interaksi tiga
Peta somatotopik sedikit bervariasi antara individu sistem saraf 184
dan bersifat dinamik, tidak statik 16'l Fungsi tidur belum jelas 184
Karena sifat plastisnya, maka otak dapat mengalami Medula Spinalis 185
perubahan sebagai respons terhadap beragam Medula spinalis berjalan melalui kanalis vertebralis
kebutuhan '162
dan dihubungkan dengan nervus spinalis 185
Bagian korteks yang berbeda mengontrol aspek Substansia alba medula spinalis tersusun
bahasa yang berbeda 162 membentuk jaras-jaras 185
Daerah asosiasi korteks berperan dalam banyak Masing-masing tanduk (kornu) substansia grisea
fungsi luhur 163 medula spinalis mengandung jenis badan sel
Hemisfer serebri sedikit banyak memiliki derajat neuron yang berbeda 186
spesialisasi 164 Nervus spinalis membawa serat aferen dan
E lektroensefa logram adalah rekaman aktivitas eferen 187
pascasinaps di neuron korteks 165 Medula spinalis berperan mengintegrasikan
Neuron-neuron di bagian korteks serebri yang banyak refleks dasar 189
berbeda mungkin membentuk potensial aksi Lebih Dekat dengan Fisiologi Olahraga: Loncat
dalam sinkroni ritmik 165 lndah Seperti Angsa atau Terjun Bebas: lni llentang
Kontrol SSP 192
Nukleus Basal, Talamus, dan Hipotalamus 166 Perspektif Bab Ini; Fokus pada
Nukleus basal memiliki peran inhibitorik penting
Homeostasis 194
dalam kontrol motorik 166
Ringkasan Bab 194
Talamus adalah stasiun pemancar sensorik dan
Soal Latihan 196
penting dalam kontrol motorik 167
Untuk Direnungkan 197
Hipotalamus mengatur banyak fungsi
homeostatik 167 Kasus Klinis 197
Sumber Bacaan Physioedge 198
Sistem Limbik dan Hubungan Fungsionalnya
dengan Korteks yang Lebih Tinggi 167
Sistem limbik berperan penting dalam emosi '167 Bab 6
Sistem limbik dan korteks yang lebih tinggi
berperan dalam mengontrol pola perilaku Susunan Saraf Tepi: Divisi Aferen;
dasar 159 lndera Khusus 2o:'
Peri laku termotivasi diarahkan untuk mencapa i Penciahuluan 20I
tujuan 'l7O Aferen viseral membawa masukan bawah sadar
Norepinefrin. dopamin, dan serotonin adalah sementara aferen sensorik membawa masukan
neurotransmiter di jalur-jalur untuk emosi dan sadar 201
perilaku '170 Lebih Dekat dengan Fisiologi Olahraga: Gerakan
Belajar adalah perolehan pengetahuan dari Mengayun ke Belakang dan Ancang-ancang untuk
pengalaman 17'l Meloncat: Apa Kesamaannya? 202
lngatan tersimpan dalam tahapan-tahapan 171 Persepsi adalah kesadaran akan lingkungan yang
Jejak ingatan terdapat di banyak bagian otak 173 berasal dari interpretasi masukan sensorik 202

x Daftar lsi
Fisiologi Reseptor 203 Konsep, Tantangan, dan Kontroversi: "Melihat"
Reseptor memiliki perbedaan sensitivitas terhadap dengan Lidah 231
berbagairangsangan 2O3 Telinga luar berperan dalam lokalisasi suara 232
Rangsangan mengubah permeabilitas reseptor, Membran timpani bergetar bersama gelombang
menyebabkan pembentukan potensial reseptor suara di telinga luar 234
berjenjang 204 Tulang-tulang telinga tengah mengubah getaran
Potensial reseptor dapat memicu potensial aksi di membran timpani menjadi gerakan cairan di
neuron aferen 204 telinga dalam 234
Reseptor dapat beradaptasi dengan lambat atau Kokhlea mengandung organ Corti, organ indera
cepat terhadap rangsangan yang menetap 205 pendengaran 235
Setiap jal ur somatosensorik " berlabel " sesuai Sel rambut di organ Corti mengubah gerakan cairan
modalitas dan lokasinya 2OG menjadi sinyal listrik 235
Ketajaman dipengaruhi oleh ukuran medan reseptif Diskriminasi nada bergantung pada bagian
dan inhibisi lateral 207 membran basilaris yang bergetar 238
Nyeri 2O7 Diskriminasi kekuatan suara bergantung pada
Perangsangan terhadap nosiseptor memicu amplitudo getaran 239
persepsi nyeri plus respons motivasional dan Korteks pendengaran terpetakan sesuai nada 239
emosional 2O7 Tuli disebabkan oleh defek di bagian hantaran atau
Otak memiliki sistem analgesik inheren 211 pemrosesan saraf gelombang suara 24O
Aparatus vestibularis penting bagi
Mata: Penglihatan 211
keseimbangan dengan mendeteksi posisi dan
Mekanisme protektif membantu mencegah cedera gerakan kepala 240
mata 211
Konsep, Tantangan, dan Kontroversi:
lndera Kimiawi: Pengecapan dan
Akupunktur: Benarkah Bermanfaat? 212 Penciuman 243
Sel reseptor kecap terutama terletak di dalam
Mata adalah suatu bola berisi cairan yang
terbungkus oleh tiga lapisan jaringan kuncup kecap 244
khusus 211 Diskriminasi rasa dikode oleh pola aktivitas
Jumlah cahaya yang masuk ke mata dikontrol oleh berbagai reseptor kuncup kecap 245
iris 2'13 Reseptor olfaktorius di hidung adalah ujung neuron
Mata membiaskan sinar yang masuk untuk aferen khusus yang dapat diperbarui 247
memfokuskan bayangan di retina 213 Berbagai bagian dari suatu bau dideteksi oleh
Akomodasi meningkatkan kekuatan lensa untuk reseptor olfaktorius yang berbeda dan disortir
melihat dekat 216 ke dalam "arsip bau" 248
Sinar harus melewati beberapa lapisan retina Diskriminasi bau dikode oleh pola aktivitas di
glomerulus bulbus olfaktorius 249
sebelum mencapai fotoreseptor 218
Sistem olfaktorius cepat beradaptasi, dan odoran
Fototransduksi oleh sel retina mengubah
rangsangan cahaya menjadi sinyal saraf 218 cepat dibersihkan 250
Sel batang menghasilkan penglihatan abu-abu tak
Organ vomeronasal mendeteksi feromon 25O
jelas pada malam hari, sedangkan sel kerucut Perspektif Bab lni: Fokus pada
menghasilkan penglihatan warna yang tajam Homeostasis 250
pada siang hari 224
Ringkasan Bab 25'l
Sensitivitas mata dapat sangat bervariasi melalui
adaptasi gelap dan terang 225 Soal Latihan 253
Penglihatan warna bergantung pada perbandingan Petunjuk untuk Pertimbangan 254
stimulasi ketiga jenis sel kerucut 225 Kasus Klinis 255
lnformasi visual dimodifikasi dan dipisah-pisahkan
sebelum mencapai korteks penglihatan 226
Sumber Bacaan Physioedge 255
Talamus dan korteks penglihatan menguraikan
pesan visual 227
Masukan visual dikirim ke bagian-bagian lain Bab 7
otak yang tidak terlibat dalam persepsi Susunan Saraf Tepi: Divisi Eferen 257
penglihatan 230
Sebagian masukan sensorik dapat dideteksi Pendahuluan 257
oleh berbagai daerah pemrosesan sensorik di
otak 23O Sistem Saraf Otonom 258
Jalur saraf otonom terdiri dari rangkaian dua-
Telinga: Pendengaran dan Keseimbangan 230 neuron 258
Gelombang suara terdiri dari regio-regio Serat pascaganglion parasimpatis mengeluarkan
pemadatan dan peregangan molekul udara asetilkolin: serat simpatis mengeluarkan
yang berselang-seling 230 norepinefrin 258

Daftar lsi xi
Sistem saraf simpatis dan parasimpatis secara Jumlah serat yang berkontraksi di suatu otot
bersama menyarafi sebagian besar organ bergantung pada tingkat rekrutmen unit
visera 260 motorik 290
Medula adrenal adalah bagian sistem saraf simpatis Frekuensi stimulasi dapat mempengaruhi
yang mengalami modifikasi 263 tegangan yang dihasilkan oleh masing-masing
Tersedia beberapa tipe reseptor berbeda untuk serat otot 291
setiap neurotransmiter otonom 263 Penjumlahan kedutan terjadi karena peningkatan
Banyak bagian di susunan saraf pusat terlibat dalam menetap kalsium di sitosol 291
kontrol aktivitas otonom 264 Terdapat panjang otot yang optimal untuk
Sistem Saraf Somatik 264 menghasilkan tegangan maksimal 292
Neuron motorik menyarafi otot rangka 264 Tegangan otot disalurkan ke tulang sewaktu
Neuron motorik adalah jalur akhir bersama 264 komponen kontrakti I mengencangkan
Taut Neuromuskular 265 komponen seri elastik 294
Neuron motorik dan serat otot rangka Dua jenis utama kontraksi adalah isotonik dan
berhubungan secara kimiawi di taut isometrik 294
neuromuskular 265 Kecepatan pemendekan berkaitan dengan
Asetilkolin adalah neurotransmiter taut beban 295
neuromuskulus 266 Meskipun otot dapat melakukan kerja, namun
Asetilkol inesterase mengakhiri aktivitas sebagian besar energi diubah menjadi
asetilkolin di taut neuromuskular 268 panas 296
Lebih Dekat dengan Fisiologi Olahraga Unit interaktif otot rangka, tulang, dan sendi
Berkurangnya Massa Otot: Akibat Buruk membentuk sistem tuas 296
Penerbangan Luar Angkasa 270
Metabolisme Otot Rangka dan Jenis Serat 2gz
Taut neuromuskular rentan terhadap beberapa
Serat otot memiliki jalur alternatif untuk
bahan kimia dan penyakit 258
membentuk ATP 297
Konsep, TantanEan, dan Kontroversi: Kelelahan dapat berasal dari otot atau sentral 300
Reputasi Toksin Botulinum untuk Peremajaan 271
Diperlukan peningkatan konsumsi oksigen untuk
Perspektif Bab lni: Fokus pada pulih dari olahraga 301
Homeostasis 272 Terdapat tiga jenis serat otot rangka, berdasarkan
Ringkasan B.ab 272 perbedaan dalam hidrolisis dan sintesis ATP 301
SoalLatihan 273 Serat otot banyak beradaptasi sebagai respons
Untuk Direnungkan 274 terhadap kebutuhan yang dibebankan
kepadanya 302
Kasus Klinis 274
Lebih Dekat dengan Fisiologi Olahraga: Apakah
Sumber Bacaan Physioedge 275 Atlet yang Menggunakan Steroid untuk
Memperoleh Keunggulan Kompetitif ltu Menang
atau Kalah? 304
Bab 8 Kontrol Gerakan Motorik 305
Fisiologi Otot 277
Keluaran unit motorik dipengaruhi oleh berbagai
masukan saraf 305
Pendahuluan 277 Konsep, Tantangan, dan Kontroversi:
Struktur Otot Rangka 278 Distrofi Otot: Ketika Satu Langkah Kecil Menjadi
Serat otot rangka tampak lurik karena susunan Begitu Berarti 306
internal yang sangat tertata 278 Reseptor otot memberikan informasi aferen yang
Miosin membentuk filamen tebal 280 diperlukan untuk mengontrol aktivitas otot
Aktin adalah komponen struktural utama filamen rangka 308
tipis 280
Otot Polos dan Jantung 312
Dasar Molekular Kontraksi Otot Rangka 282 5el otot polos kecil dan tidak lurik 312
Sewaktu kontraksi, siklus pengikatan dan
5el otot polos diaktifkan oleh fosforilasi miosin
penekukan jembatan silang menarik filamen
yang dependen Ca2* 312
tipis ke arah dalam 282
Kalsium adalah penghubung antara eksitasi dan Otot polos multiunit bersifat neurogenik 314
kontraksi 283 Sel otot polos unit tunggal membentuk sinsitium
Aktivitas kontraksi jauh lebih lama daripada fungsional 315
aktivitas listrik yang memicunya 289 Otot polos unit tunggal bersifat miogenik 316
Mekanika Otot Rangka 289 Gradasi kontraksi otot polos unit tunggal berbeda
dari yang terjadi di otot rangka 317
Otot lengkap adalah kelompok-kelompok serat
otot yang disatukan dan melekat ke tulang 290 Sel otot polos tetap dapat membentuk tegangan
namun secara inheren melemas ketika
Kekuatan kontraksi suatu otot dapat
diregangkan 318
bervariasi 290

xii Daftar lsi


Otot polos bergerak lambat dan bersifat Aliran darah turbulen menghasilkan murmur
ekonomis 319 jantung 347
Otot jantung memadukan ciri otot rangka dan Curah Jantung dan Kontrolnya 349
otot polos 320 Curah jantung bergantung pada kecepatan
Perspektif Bab lni: Fokus pada denyut jantung dan isi sekuncup 349
Homeostasis 320 Kecepatan jantung ditentukan terutama oleh
Ringkasan Bab 321 pengaruh otonom nodus SA 349
SoalLatihan 323 lsi sekuncup ditentukan oleh besar aliran balik
vena dan oleh aktivitas simpatis 352
Untuk Direnungkan 325
Peningkatan vol ume diastoli k akhi r menyebabkan
Kasus 325 peningkatan isi sekuncup 352
Sumber Bacaan Physioedge 325 simpatis meningkatkan kontrakti itas
5ti mu lasi I

jantung 353
Tekanan darah tinggi meningkatkan beban kerja
Bab 9 jantung 355
Pada gagal jantung kontraktilitas jantung
Fisiologi Jantung 327 menurun 355
Pendahuluan 327 Nutrisi Otot Jantung 357
AnatomiJantung 328 Jantung menerima sebagian besar pasokan
Jantung adalah pompa ganda 328 darahnya melalui sirkulasi koronaria sewaktu
Katup jantung yang dikendalikan oleh tekanan diastol 357
memastikan bahwa darah mengalir dalam arah Penyakit arteri koronaria aterosklerotik dapat
yang benar melalui jantung 330 mengurangi ketersediaan oksigen bagi
Dinding jantung terutama terdiri dari serat otot jantung 358
jantung yang tersusun seperti spiral 332 Konsep, Tantangan, dan Kontroversi:
Serat otot jantung dihubungkan oleh diskus Aterosklerosis: Setelah Kolesterol 361
interkalaris dan membentuk sinsitium Perspektif Bab lni: Fokus pada
f ungsional 332 Homeostasis 363
Jantung terbungkus oleh kantung perikardium 333 Ringkasan Bab 364
Aktivitas Listrik di Jantung 333 Soal Latihan 355
Sel otoritmik jantung memperlihatkan aktivitas Untuk Direnungkan 366
pemacu 333 Kasus Klinis 357
Nodus sinuatrialis adalah pemacu normal Sumber Bacaan Physioedge 367
jantung 334
Penyebaran eksitasi jantung berlangsung
terkoordinasi untuk menjamin efisiensi Bab 10
pompa 336
Potensial aksi sel kontraktil jantung Pembuluh Darah dan Tekanan
memperlihatkan fase datar yang khas 338
Masuknya Ca2* dari CES memicu pelepasan Ca2*
Darah 36e

yang jauh lebih besar dari retikulum Pendahuluan 369


sarkoplasma 339 Untuk mempertahankan homeostasis, organ
Periode refrakter yang lama menghambat tetanus perekondisi menerima aliran darah melebihi
pada otot jantung 34O kebutuhan mereka sendiri 370
EKG adalah rekaman penyebaran keseluruhan Aliran darah melalui pembuluh bergantung pada
aktivitas listrik jantung 340 gradien tekanan dan resistensi vaskular 370
Berbagai bagian dari rekaman EKG dapat dikaitkan Anyaman pohon vaskular terdiri dari arteri, arteriol,
dengan proses spesifik di jantung 341 kapiler, venula, dan vena 372
EKG dapat digunakan untuk mendiagnosis Konsep, Tantangan, dan Kontroversi: Dari Hurnor
kelainan kecepatan denyut jantung, aritmia, ke Hanvey: Sekeiurnit Seiarah 5irkulasi 374
dan kerusakan otot jantung 342 Arteri 373
Lebih Dekat dengan Fisiologi Olahraga: Arteri berfungsi sebagai saluran transit cepat ke
Uji Stres-Apa, Siapa, dan Kapan 344 organ dan sebagai reservoar tekanan 373
Proses Mekanis Siklus Jantung 344 Tekanan arteri berfluktuasi dalam kaitannya
Jantung secara bergantian berkontraksi untuk dengan sistol dan diastol ventrikel 373
pengosongan dan melemas untuk pengisian Tekanan darah dapat diukur secara tak langsung
dirinya 344 dengan menggunakan sfigmomanometer 375
Kedua bunyi jantung berkaitan dengan penutupan Tekanan arteri rerata adalah gaya pendorong
katup 347 utama aliran darah 376

Daftar lsi xiii


Arteriol 378 Perspektif Bab lni: Fokus Pada
Arteriol adalah pembuluh resistensi utama 378 Homeostasis 414
Kontrol lokal jari-jari arteriol penting untuk Ringkasan Bab 415
menentukan distribusi curah jantung 379 Soal Latihan 417
Pengaruh metabolik lokal pada jari-jari arteriol
Untuk Direnungkan 418
membantu menyesuaikan aliran darah dengan
kebutuhan organ 380 Kasus Klinis 419
Pelepasan histamin lokal menyebabkan dilatasi Sumber Bacaan Physioedge 419
patologis arteriol 383
Pengaruh fisik lokal pada jari-jari arteriol
mencakup perubahan suhu, shearstress, dan
peregangan 383
Bab 11
Kontrol simpatis ekstrinsik jari-jari arteriol penting Darah 421
dalam mengatur tekanan darah 384 Pendahuluan 421
Tekanan darah diatur oleh pusat kontrol
kardiovaskular medula dan beberapa Plasma 422
hormon 385 Air plasma adalah medium transpor untuk banyak
bahan inorganik dan organik 422
Kapiler 386
Banyak fungsi plasma dilaksanakan oleh protein
Kapiler merupakan tempat ideal untuk terjadinya plasma 422
pertukaran 386
Pori kapiler yang berisi air memungkinkan Eritrosit 423
lewatnya bahan kecil larut air 389 5truktur eritrosit sangat sesuai untuk fungsi
Pada keadaan istirahat, banyak kapiler tidak utamanya mengangkut O, dalam darah 423
terbuka 390 Sumsum tulang terus-menerus mengganti eritrosit
Cairan interstisium adalah perantara pasif antara yang tua 424
darah dan sel 391 Eritropoiesis dikontrol oleh eritropoietin dari
Difusi melewati dinding kapiler penting dalam ginjal 425
pertukaran zat terlarut 391 Lebih Dekat dengan Fisiologi Olahraga:
Bulk flow melewati dinding kapiler penting dalam Doping Darah: Lebih Banyak Hal Baik Berarti
distribusi cairan ekstrasel 392 Lebih Baik? 426
Sistem limfe adalah rute tambahan untuk Anemia dapat disebabkan oleh berbagai
mengembalikan cairan interstisium ke penyakit 427
darah 395 Polisitemia adalah kelebihan eritrosit dalam
Edema terjadi jika terlalu banyak cairan darah 428
interstisium yang menumpuk 396 Konsep, Tantangan, dan Kontroversi:
Vena 398 Mencari Pengganti Darah 429
Venula berkomunikasi secara kimiawi dengan Leukosit 428
arteriol sekitar 398 Fungsi utama leukosit adalah sebagai agen
Vena berfungsi sebagai reservoar darah serta pertahanan di luar darah 430
saluran menuju jantung 398 Terdapat lima jenis leukosit 430
Aliran balik vena ditingkatkan oleh sejumlah faktor Leukosit diproduksi dengan kecepatan berbeda
ekstrinsik 399 bergantung pada kebutuhan pertahanan
Tekanan Darah 403 tubuh 431
Tekanan darah diatur dengan mengontrol curah Trombosit dan Hemostasis 433
jantung, resistensi perifer total, dan volume Trombosit adalah keping darah yang terlepas dari
darah 403 megakariosit 433
Ref leks baroreseptor ada lah mekanisme ;ang[a Hemostasis mencegah hilangnya darah dari
pendek penting untuk mengatur tekanan pembuluh darah yang rusak 434
darah
404 Spasme vaskular mengurangi aliran darah melalui
Refleks dan respons lain yang mempengaruhi pembuluh yang cedera 434
tekanan darah 408 Trombosit menggumpal untuk membentuk
Hipertensi adalah masalah kesehatan masyakarat sumbat di bagian pembuluh yang terpotong
yang serius, tetapi penyebabnya umumnya tidak atau robek 434
diketahui 408 Bekuan darah terjadi akibat terpicunya suatu reaksi
Hipotensi ortostatik terjadi akibat kurang berantai yang mel ibatkan faktor-faktor
memadainya aktivitas simpatis secara transien 41 1 pembekuan plasma 435
Lebih Dekat dengan Fisiologi Olahraga: Plasmin fibrinolitik melarutkan bekuan 437
Naik-Turun Hipertensi dan Olahraga 4'11 Pembentukan bekuan yang tidak sesuai
Syok sirkulasi dapat ireversibel 41 1 menyebabkan tromboembolisme 439

xiv Daftar lsi


Hemofilia adalah penyakit utama yang lmunitas aktif dihasilkan sendiri sedangkan imunitas
menyebabkan perdarahan berlebihan 440 pasif "dipinjam" 464
Perspektif Bab lni: Fokus pada Golongan darah adalah suatu bentuk imunitas
Homeostasis 44O alami 456
Limfosit hanya berespons terhadap antlgen yang
Ringkasan Bab 441
disajikan oleh sel penyaji antigen 468
Soal Latihan 442
Limfosit T: lmunitas yang Diperantarai oleh
Untuk Direnungkan 443 Sel 468
Kasus Klinis 444 5el T berikatan langsung dengan sasarannya 468
Sumber Bacaan Physioedge 444 Dua jenis utama sel T adalah sel T sitotoksik dan
sel T penolong 47'l
Sel T sitotoksik mengeluarkan bahan kimia yang
merusak sel sasaran 471
Bab 12 Sel T penolong mengeluarkan bahan kimia yang
Pertahanan Tubuh 447 memperkuat aktivitas sel imun lain 473
Sistem imun dalam keadaan normal toleran
Pendahuluan 447
terhadap antigen diri 475
Bakteri dan virus patogenik adalah sasaran utama Penyakit otoimun timbul akibat hilangnya
sistem imun 447 toleransi terhadap antigen diri 475
Leukosit adalah sel efektor sistem imun 448 Kompleks histokompatibilitas mayor adalah kode
Respons imun mungkin bawaan dan nonspesifik, untuk antigen diri 476
atau adaptif dan spesifik 449 Surveilans imun terhadap sel kanker melibatkan
lmunitas Bawaan 450 kerja sama di antara berbagai sel imun dan
Peradangan adalah respons nonspesifik terhadap
interferon 478
Terdapat mekanisme regulatorik yang
invasi asing atau kerusakan jaringan 450
mengaitkan sistem imun dengan sistem saraf
OAINS dan obat glukokortikoid menekan respons dan endokrin 479
peradangan 454
Lebih Dekat dengan Fisiologi Olahraga:
lnterferon secara transien menghambat
Olahraga Menguntungkan atau Merugikan bagi
multiplikasi virus di sebagian besar sel 455
Sistem Pertahanan lmun? 481
Natural killer cell menghancurkan sel yang
terinfeksi oleh virus dan sel kanker pada Penyakitlmun 48'l
pajanan pertama 455 Penyakit imunodefisiensi terjadi akibat insufisiensi
Sistem komplemen melubangi respons imun 481
mikroorganisme 455 Alergi adalah serangan imun yang tidak sesuai
terhadap bahan lingkungan yang tidak
lmunitas Didapat: Konsep Umum 457 berbahaya 482
Respons imun didapat mencakup imunitas yang
PertahananEksternal 485
diperantarai oleh antibodi dan imunitas yang
Kulit terdiri dari epidermis protektif di luar dan
diperantarai oleh sel 457 jaringan ikat dermis di bagian dalam 485
Suatu antigen menginduksi respons imun terhadap Sel-sel khusus di epidermis menghasilkan keratin
dirinya sendiri 458 dan melanin serta ikut serta dalam pertahanan
Limfosit B: lmunitas yang Diperantarai oleh imun 486
Antibodi 4s8 Tindakan protektif di dalam rongga tubuh
Antigen merangsang sel B untuk berubah mempersulit invasi patogen ke dalam tubuh 487
menjadi sel plasma yang menghasilkan Perspektif Bab lni: Fokus pada
antibodi 458 Homeostasis 488
Antibodi berbentuk Y dan diklasifikasikan Ringkasan Bab 489
berdasarkan sifat bagian ekornya 459 Soal Latihan 492
Antibodi umumnya memperkuat respons Untuk Direnungkan 493
imun bawaan untuk mendorong destruksi Kasus Klinis 493
antigen 460 Sumber Bacaan Physioedge 494
Seleksi klonal menentukan spesifisitas produksi
antibodi 451
Klon terpilih berdiferensiasi menjadi sel plasma
aktif dan sel memori dorman 461 Bab 13
Ragam sel B yang sangat besar dibentuk dengan Sistem Pernapasan 4s7
memindah-mindahkan sejumlah kecil fragmen
gen 464 Pendahuluan 497
Sistem pernapasan tidak ikut serta dalam semua
Konsep, Tantangan, dan Kontroversi: tahap respirasi 497
Vaksinasi: Kemenangan Atas Banyak Penyakit Saluran napas menghantarkan udara antara
Menakutkan 455 atmosfer dan alveolus 499

Daftar lsi xv
I

Alveolus tempat pertukaran gas adalah kantung Kontrol Pernapasan 537


udara berdinding tipis yang dapat mengembang Pusat pernapasan di batang otak membentuk pola
dan dikelilingi oleh kapiler paru 500 bernapas yang ritmik 537
Paru menempati sebagian besar rongga thoraks 501 Konsep, Tantangan, dan Kontroversi: Efek
Kantung pleura memisahkan masing-masing paru Ketinggian dan Kedalaman pada Tubuh 538
dari dinding thoraks 501 Kekuatan ventilasi disesuaikan sebagai
Mekanika Pernapasan 502 respons terhadap tiga faktor kimiawi: Po' Pco,
Hubungan antara tekanan di dalam dan di luar dan H. 540
paru penting dalam ventilasi 502 Penurunan Po, arteri meningkatkan ventilasi
Paru dalam keadaan normal teregang untuk hanya sebagai mekanisme darurat 540
mengisi rongga thoraks yang lebih besar 503 H* yang dihasilkan oleh karbon dioksida di otak
Aliran udara masuk dan keluar paru terjadi karena dalam keadaan normal adalah pengatur utama
perubahan siklik tekanan intra-alveolus 505 ventilasi 541
Resistensi saluran napas mempengaruhi Penyesuaian ventilasi sebagai respons terhadap
kecepatan aliran 509 perubahan H* arteri penting dalam
Resistensi saluran napas meningkat abnormal keseimbangan asam-basa 543
pada penyakit paru obstruktif kronik 510 Olahraga sangat meningkatkan venti lasi, tetapi
Sifat elastik paru disebabkan oleh jaringan mekanismenya belum jelas 543
ikat elastik dan tegangan permukaan Sejumlah faktor dapat meningkatkan ventilasi
alveolusnya 512 selama olahraga 544
Surfaktan paru menurunkan tegangan permukaan Ventilasi dapat dipengaruhi oleh faktor yang
dan berperan dalam stabilitas paru 513 tidak berkaitan dengan kebutuhan akan
Kerja bernapas dalam keadaan normal hanya pertukaran gas 545
memerlukan sekitar 3% dari total pengeluaran Pada apnu, seseorang "lupa bernapas"; selama
energi 516 dispnu, yang bersangkutan merasa "sesak
Paru dalam keadaan normal beroperasi dengan napas" 545
"separuh kapasitas" 517 Lebih Dekat dengan Fisiologi Olahraga: Bagaimana
Ventilasi alveolus lebih kecil daripada ventilasi Mengetahui Berapa Banyak Kerja yang Dapat Anda
paru karena adanya ruang rugi 519 Lakukan 546
Kontrol lokal bekerja pada otot polos saluran Perspektif Bab lni: Fokus pada
napas dan arteriol untuk mencocokkan aliran Homeostasis 546
udara dan aliran darah 522 Ringkasan Bab 547
Pertukaran Gas 524 Soal Latihan 549
Gas mengalir menuruni gradien tekanan Untuk Direnungkan 551
parsial 524
Oksigen masuk dan CO, meninggalkan darah di
Kasus Klinis 551
paru secara pasif menuruni gradien tekanan Sumber Bacaan Physioedge 551
parsial 524
Faktor di luar gradien tekanan parsial
mempengaruhi kecepatan pemindahan gas 525 Bab 14
Pertukaran gas menembus kapiler sistemik
juga mengikuti penurunan gradien tekanan Sistem Kemih ss3
parsial 528 Pendahuluan 553
Transpor Gas 529 Ginjal melakukan berbagai fungsi yang ditujukan
Sebagian besar O, dalam darah diangkut dalam untuk mempertahankan homeostasis 553
keadaan terikat ke hemoglobin 529 Ginjal membentuk urin; sistem kemih sisanya
Po, adalah faktor utama yang menentukan persen membawa urin keluar tubuh 554
saturasi hemoglobin 529 Nefron adalah unit fungsional ginjal 554
Hemoglobin mendorong perpindahan netto O, di Tiga proses dasar di ginjal adalah filtrasi glomerulus,
tingkat alveolus dan jaringan 531 reabsorpsi tubulus, dan sekresi tubulus 558
Faktor di tingkat jaringan mendorong pelepasan Oz FiltrasiGlomerulus 550
dari hemoglobin 532 Membran glomerulus jauh lebih permeabel
Hemoglobin memiliki afinitas yang jauh lebih daripada kapiler di tempat lain 560
besar terhadap karbon monoksida daripada Tekanan darah kapiler glomerulus adalah
terhadap Oz 533 gaya utama yang menginduksi filtrasi
Sebagian besar CO, diangkut dalam darah sebagai glomerulus 560
bikarbonat 534 Perubahan pada LFG terutama disebabkan
Berbagai keadaan respirasi ditandai oleh kelainan oleh perubahan tekanan darah kapiler
kadar gas-darah 534 glomerulus 562

*ui Daftar lsi


LFG dapat dipengaruhi oleh perubahan dalam Urin disimpan sementara di kandung kemih untuk
koefisien filtrasi 566 kemudian dikeluarkan melalui miksi 594
Ginjal secara normal menerima 20o/o sampai25Vo Lebih Dekat dengan Fisiologi Olahraga: Ketika
curah jantung 567 Protein di Urin Bukan Berarti Penyakit Ginjal 594
Reabsorpsi Tubulus 567 Konsep, Tantangan, dan Kontroversi:
Reabsorpsi tubulus adalah proses yang luar biasa, Dialisis: Selang Selofan atau Dinding Abdomen
sangat selektif, dan bervariasi 567 Sebagai Ginjal Buatan 595
Reabsorpsi tubulus melibatkan transpor Perspektif Bab Ini: Fokus pada
transepitel 558 Homeostasis 597
Pompa N*-K* ATPase aktif di membran basolateral Ringkasan Bab 597
penting bagi reabsorpsi Na. 559 Soal Latihan 5oo
Aldosteron merangsang reabsorpsi Na* di tubulus Untuk Direnungkan 601
distal dan koligentes 559
Kasus Klinis 601
Peptida natriuretik atrium menghambat
Sumber Bacaan Physioedge 602
reabsorpsi Na. 572
Glukosa dan asam amino direabsorpsi oleh transpor
aktif sekunder dependen Na* 573
Secara umum, bahan yang direabsorpsi secara aktif Bab 15
memperlihatkan maksimumtubulus 574
Keseimbangan Cairan dan
Glukosa adalah contoh bahan yang direabsorpsi
secara aktif dan tidak diatur oleh ginjal 574 Asam-Basa 6os
Fosfat adalah contoh bahan yang direabsorpsi KonsepKeseimbangan 605
secara aktif dan diatur oleh ginjal 575 Cadangan internal suatu bahan adalah jumlah
Reabsorpsi aktif Na. menyebabkan reabsorpsi pasif bahan tersebut dalam CES 505
Cl-, HrO, dan urea 575 Untuk mempertahankan keseimbangan stabil suatu
Secara umum, produk sisa yang tidak diperlukan konstituen CES, pemasukannya harus sama
tidak direabsorpsi 577 dengan pengeluarannya 606
Sekresi Tubulus 578 Keseimbangan Cairan 607
Sekresi ion hidrogen penting dalam keseimbangan Air tubuh terdistribusi antara kompartemeri CIS
asam-basa 578 dan CES 507
Sekresi ion kalium dikontrol oleh aldosteron 578 Plasma dan cairan interstisium memiliki komposisi
Sekresi kation dan anion organik membantu serupa tetapi CES dan CIS sangat berbeda 608
mengeluarkan senyawa asing secara efisien Keseimbangan cairan dipertahankan dengan
dari tubuh 579 mengatur volume dan osmolaritas CES 608
Ekskresi Urin dan Bersihan Plasma 580 Kontrol volume CES penting dalam regulasi jangka
Bersihan plasma adalah volume plasma yang panjang tekanan darah 609
dibersihkan dari suatu bahan per menit 581 Kontrol keseimbangan garam sangat penting
Jika suatu bahan difiltrasi tetapi tidak direabsorpsi untuk mengatur volume CES 610
atau disekresi maka clearance rate plasmanya Kontrol osmolaritas CES mencegah perubahan
setara dengan LFG 581 volume CIS 611
Jika suatu bahan difiltrasi dan direabsorpsi tetapi Selama hipertonisitas CES, sel menciut karena HrO
tidak disekresi, maka bersihan rate plasmanya keluar 612
selalu lebih kecildaripada LFG 582 Lebih Dekat dengan Fisiologi Olahraga: Benturan
Jika suatu bahan difiltrasi dan disekresi tetapi tidak yang Berpotensi Mematikan: Ketika Otot yang
direabsorpsi maka laju bersihan plasmanya selalu Berolahraga Bersaing dengan Mekanisme
lebih besar daripada LFG 582 Pendingin Tubuh dalam Memperebutkan Volume
Ginjal dapat mengekskresikan urin dalam Plasma yang Kurang 6'14
konsentrasi bervariasi bergantung pada status Selama hipotonisitas CES, sel membengkak karena
hidrasitubuh 582 kemasukan HrO 513
Gradien osmotik vertikel medula dibentuk oleh Tidak ada air berpindah masuk atau keluar sel
multiplikasi aliran balik 584 selama penambahan atau pengurangan cairan
Reabsorpsi bervariasi HrO yang dikontrol oleh isotonik CES 614
vasopresin terjadi di segmen akhir tubulus 587 Kontrol keseimbangan air oleh vasopresin penting
Pertukaran aliran balik di dalam vasa rekta untuk mengatur osmolaritas CES 515
mempertahankan gradien osmotik vertikal Sekresi vasopresin dan rasa haus umumnya dipicu
medula 590 secara bersamaan 616
Reabsorpsi air hanya berkaitan secara parsial Keseimbangan Asam-Basa 618
dengan reabsorpsi zat terlarut 591 Asam mengeluarkan ion hidrogen bebas,
Gagal ginjal memiliki konsekuensi luas 591 sementara basa menerimanya 519

Daftar lsi xvii


Tanda pH digunakan untuk menyatakan [H.] 019 Dinding saluran cerna memiliki empat lapisan 646
Fluktuasi IH.] mengganggu aktivitas saraf, enzim, Regulasi fungsi pencernaan bersifat kompleks dan
dan K. 520 sinergistik 646
lon hidrogen secara terus-menerus ditambahkan Pengaktifan reseptor mengubah aktivitas
ke cairan tubuh akibat aktivitas metabolik 021 pencernaan melalui refleks saraf dan jalur
Sistem dapar kimiawi meminimalkan perubahan hormon 648
pH dengan berikatan atau menghasilkan H*
bebas 622
Mulut 649
Rongga mulut adalah pintu masuk ke saluran
Pasangan dapar HrCOr:HCOr- adalah penyangga
cerna 549
utama CES untuk asam nonkarbonat 623
Gigi berperan untuk mengunyah 650
Sistem dapar protein terutama penting di dalam
Liur memulai pencernaan karbohidrat, penting
sel 624
dalam higiene mulut, dan mempermudah
Sistem dapar hemoglobin menyangga H* yang
bicara 650
dihasilkan dari asam karbonat 625
Sekresi liur berlangsung terus-menerus dan
Sistem dapar fosfat penting sebagai penyangga
dapat ditingkatkan oleh refleks 651
di urin 625
Pencernaan di mulut bersifat minimal; tidak
Sistem dapar kimiawi bekerja sebagai lini
terjadi penyerapan nutrien 652
pertahanan pertama terhadap perubahan
lHl 62s Faring dan Esofagus 652
Sistem pernapasan mengatur IH-] dengan Menelan adalah refleks tuntas atau gagal
mengontrol laju pengeluaran CO, 625 terprogram secara berurutan 652
Sistem pernapasan berfungsi sebagai lini kedua Selama tahap orofaring menelan, makanan dicegah
pertahanan terhadap perubahan [H.] 6ZG masuk ke jalur yang salah GSz
Ginjal menyesuaikan laju ekskresi H* bergantung Sfingter orofaring mencegah udara masuk saluran
pada [H.] atau [COrJ plasma 62G cerna sewaktu bernapas 652
Ginjal dapat menahan atau mengekskresikan Gelombang peristaltik mendorong makanan
HCO,- bergantung pada [H-] plasma 627 melalui esofagus 653
Sewaktu asidosis, ginjal mensekresi amonia untuk Sfingter gastroesofagus mencegah refluks isi
menyangga H* yang disekresikan 629 lambung 653
Ginjal adalah lini ketiga pertahanan terhadap Sekresi esofagus seluruhnya bersifat protektif 654
perubahan [H.] 630 Lambung 654
Ketidakseimbangan asam-basa dapat disebabkan Lambung menyimpan makanan dan memulai
oleh disfungsi pernapasan atau gangguan pencernaan protein 654
metabolik 630 Pengisian lambung melibatkan relaksasi
Asidosis respiratorik terjadi karena reseptif 655
peningkatan [COr] 631 Makanan disimpan di korpus lambung 655
Alkalosis respiratorik terjadi akibat Pencampuran makanan berlangsung di
penurunan [COr] 631 antrum 655
Asidosis metabolik berkaitan dengan Pengosongan lambung umumnya dikontrol oleh
penurunan IHCO3-] 633 faktor di duodenum 655
Alkalosis metabolik berkaitan dengan
Lebih Dekat dengan Fisiologi Olahraga:
peningkatan [HCO3-] G34
Makan Sebelum Pertandingan; Apa yang Masuk
Perspektif Bab Ini: Fokus pada dan Apa yang Keluar? G58
Homeostasis 535 Emosi dapat mempengaruhi motilitas lambung 65g
Ringkasan Bab 635 Lambung tidak secara aktif ikut serta dalam
Soal Latihan G37 muntah 558
Untuk Direnungkan 638 Getah pencernaan lambung disekresikan oleh kelenjar
Kasus Klinis G38 yang terletak di dasar foveola gastrika 659
Sumber Bacaan Physioedge 639 Asam hidroklorida mengaktifkan pepsinogen 659
Pepsinogen, setelah diaktifkan, memulai
pencernaan protein 662
Mukus bersifat protektif 662
Bab 16 Faktor intrinsik penting untuk menyerap
Sistem Pencernaan G41
vitamin Bn 662
Sel parietal dan chief cell dipengaruhi oleh banyak
Pendahuluan 641 jalur regulatorik 663
Sistem pencernaan melakukan empat proses Kontrol sekresi lambung melibatkan tiga fase 663
pencernaan dasar 641 Sekresi lambung secara bertahap menurun sewaku
Sistem pencernaan dibentuk oleh saluran cerna kimus mengalir dari lambung ke dalam
dan organ pencernaan tambahan G4Z duodenum 664

xviii Daftar isi


Orang yang mengidap anoreksia nervosa Sebagian besar hormon hipofisis anterior bersifat
mengalami ketakutan patologis menjadi tropik 735
gemuk 710
Lebih Dekat dengan Fisiologi Olahraga: Respons
Pengaturan Suhu 710 Endokrin Terhadap Efek Kombinasi panas dan
Suhu inti internal secara homeostasis dipertahankan Olahraga 736
pada '100'F (37,8"C) 7't0 Releasing dan inhibiting hormone hipotalamus
Asupan panas harus diseimbangkan dengan membantu mengatur sekresi hormon hipofisis
pengeluaran panas agar suhu inti stabil 711 anterior 736
Pertukaran panas terjadi melalui radiasi, konduksi, Hormon kelenjar sasaran menghambat sekresi
konveksi, dan evaporasi 711 hormon hipotalamus dan hipofisis anterior
Hipotalamus memadukan berbagai masukan melalui umpan balik negatif 740
termosensorik 713 Kontrol Endokrin Fertumbuhan T40
Menggigil adalah cara involunter utama untuk Pertumbuhan bergantung pada hormon
meningkatkan produksi panas 714 pertumbuhan tetapi juga dipengaruhi oleh
Besar pengeluaran panas dapat disesuaikan dengan faktor lain 740
mengubah-ubah aliran darah ke kulit 714 Hormon pertumbuhan esensial bagi pertumbuhan,
H ipotalamus secara simultan mengoordinasikan tetapi juga memiliki efek metabolik yang tidak
mekanisme produksi panas dan pengeluaran berkaitan dengan pertumbuhan 741
panas 715 Tulang bertambah tebal dan bertambah panjang
Sewaktu demam, termostat hipotalamus,,disetel,, melalui mekanisme berbeda, keduanya
pada suhu yang lebih tinggi 716 dirangsang oleh hormon pertumbuhan 742
Hipertermia dapat terjadi tanpa infeksi 717 Hormon pertumbuhan menimbulkan sebagian
Konsep, Tantangan, dan Kontroversi: panas dan dari efek merangsang pertumbuhannya
Dingin yang Ekstrim dapat Mematikan 718 secara tak langsung dengan merangsang
Perspektif Bab lni: Fokus pada somatomedin 743
Homeostasis 7't8 Sekresi hormon pertumbuhan diatur oleh dua
hormon hipofisiotropik 744
Ringkasan Bab 7'tg Kelainan sekresi hormon pertumbuhan
SoalLatihan 721 menyebabkan penyimpangan pola
Untuk Direnungkan pertumbuhan 746
722
Konsep, Tantangan, dan Kontroversi: pertumbu ha n
Kasus Klinis 722
dan Masa Muda dalam Tabung? 747
Sumber Bacaan Physioedge 722 Hormon lain di luar hormon pertumbuhan juga
penting untuk pertumbuhan normal 749
Kelenjar Pineal dan lrama Sirkadian 74g
Bab 18 Nukleus suprakiasmatikus adalah jam biologis
utama 749
Prinsip-Pri nsi p'Endokri nologi; Melatonin membantu menjaga irama sirkadian
Kelenjar Endokrin Sentral lzs tubuh sesuai dengan siklus terang-gelap 749
Konsep, Tantangan. dan Kontroversi:,,Main_main,,
Prinsip Umum Endokrinologi 72s
dengan Jam Biologis 750
Hormon menimbulkan beragam efek regulatorik
' di seluruh tubuh 726
Perspektif Bab tni: Fokus pada
Konsentrasi plasma efektif suatu hormon
Homeostasis 751
secara normal diatur oleh perubahan laju Ringkasan Bab 752
sekresinya 727 Soal Latihan 753
Konsentrasi efektif suatu hormon dalam plasma Untuk Direnungkan 754
dipengaruhi oleh transpor, metabolisme, dan Kasus Klinis 754
ekskresinya 729
Sumber Bacaan physioedge 754
Penyakit endokrin terjadi akibat kelebihan atau
kekurangan hormon atau penurunan
responsivitas sel sasaran 729
Responsivitas sel sasaran dapat diubah-ubah dengan Bab 19
mengatur jumlah reseptor spesifik hormon 730
Kelenjar Endokrin Perifer 757
Hipotalamus dan Hipofisis 731 Kelenjar Tiroid 757
Kelenjar hipofisis terdiri dari lobus anterior dan Sel utama yang mengeluarkan hormon
posterior 731 tiroid
tersusun membentuk folikel-folikel berisi
Hipotalamus dan hipofisis posterior bekerja sebagai koloid 757
satu kesatuan untuk mengeluarkan vasopresin Hormon tiroid disintesis dan disimpan di molekul
. dan oksitosin 734 tiroglobulin 758

xx Daftar lsi
Sawar mukosa lambung melindungi lapisan dalam Penyerapan besi dan kalsium diatur 585
' lambung dari sekresi lambung 664 Sebagian besar nutrien yang diserap segera
Pencernaan karbohidrat berlanjut di korpus melewati hati untuk diproses 686
lambung; pencernaan protein dimulai di Penyerapan ekstensif oleh usus halus seimbang
antrum 655 dengan sekresi 687
Lambung menyerap alkohol dan aspirin tetapi tidak Dalam keadaan normal terjadi keseimbangan
makanan 665 biokimiawi antara lambung, pankreas, dan
Konsep, Tantangan, dan Kontroversi: usus halus 687
Tukak: Ketika Kuman Menerobos Pagar 667 Diare menyebabkan hilangnya cairan dan
Sekresi Pankreas dan Empedu 566
elektrolit 688
Pankreas adalah campuran jaringan eksokrin dan Usus Besar 688
endokrin 666 Usus besar terutama adalah organ pengering
Pankreas eksokrin mengeluarkan enzim dan penyimpan 688
pencernaan dan cairan encer alkalis 556 Kontraksi haustra secara perlahan mengaduk isi
Sekresi eksokrin pankreas diatur oleh sekretin kolon maju-mundur 589
dan CCK 659 Konsep, Tantangan, dan Kontroversi:
Hati melakukan berbagai fungsi penting, termasuk Terapi Rehidrasi Oral: Pemberian Larutan Sederhana
menghasilkan empedu 669 yang Dapat Menyelamatkan Nyawa 690
Lobulus hati dipisahkan oleh pembuluh darah Gerakan massa mendorong tinja bergerak
dan saluran empedu 670 jauh 590
Empedu secara terus-menerus disekresikan oleh Fesesdikeluarkan oleh refleks defekasi 691
hati dan dialihkan ke kandung empedu di 'ko,nstipasi jika
Terjadi tinja terlalu kering 591
antara waktu makan 671 Sekresi usus besar seluruhnya bersifat
Garam empedu didaur ulang melalui sirkulasi protektif 692
enterohepatik 671 Kolon mengandung beragam bakteri yang
Garam empedu membantu pencernaan dan bermanfaat 692
penyerapan lemak 571 Usus besar menyerap garam dan air, mengubah isi
Bilirubin adalah produk sisa yang diekskresikan ke lumen menjadi feses 592
dalam empedu 674 dikeluarkan 692
Gas usus diserap atau
Garam empedu adalah perangsang paling kuat
Gambaran Umum Hormon Pencernaan 693
peningkatan sekresi empedu 675
Kandung empedu menyimpan dan memekatkan Perspektif Bab lni: Fokus pada
empedu di antara waktu makan dan Homeostasis 694
mengeluarkan isinya sewaktu makan 675 Ringkasan Bab 694
Hepatitis dan sirosis merupakan penyakit hati
Soal Latihan 697
tersering 675
Untuk Direnungkan 698
Usus Halus 675
Kontraksi segmentasi mencampur dan mendorong Kasus Klinis 698
secara perlahan kimus 576 Sumber Bacaan Physioedge 599
Migrating motility complex menyapu usus hingga
bersih di antara waktu makan 677
Taut ileosekum mencegah kontaminasi usus halus
oleh bakteri kolon 677 Bab 17
Sekresi usus halus tidak mengandung enzim Keseimbangan Energi dan
pencernaan apapun 678
Enzim usus halus menyelesaikan pencernaan di
Pengaturan Suhu Tubuh 701
dalam membran brush border 578 Keseimbangan Energi 7o1
Usus halus beradaptasi sangat baik untuk melakukan Sebagian besar energi makanan akhirnya diubah
peran utamanya yaitu penyerapan 678 menjadi panas di tubuh 701
Lapisan mukosa mengalami pertukaran Laju metabolik adalah laju pemakaian energi 7O2
yang cepat 680 Masukan energi harus sama dengan pengeluaran
Penyerapan Na* dependen energi mendorong energi agar keseimbangan energi tetap
penyerapan pasif HrO 681 netral 704
Karbohidrat dan protein diserap oleh transpor aktif Asupan makanan terutama dikendalikan oleh
sekunder dan masuk ke darah 682 hipotalamus. 704
Lemak yang telah dicerna diabsorpsi secara pasif Obesitas terjadi ketika kilokalori yang dikonsumsi
dan masuk ke limfe 582 lebih banyak daripada yang dibakar 708
Penyerapan vitamin umumnya berlangsung Lebih Dekat dengan Fisiologi Olahraga: Apa yang
pasif 685 Tidak Dikatakan Timbangan Anda 709

Daftar lsi xix


Untuk mensekresikan hormon tiroid, sel folikel Sumber energi yang lebih kecil digunakan sesuai
memfagosit koloid penuh tiroglobulin 758 kebutuhan 779
Sebagian besar To yang disekresikan diubah menjadi Hormon pankreas, insulin dan glukagon, sangat
T, di luar tiroid 760 penting untuk mengatur metabolisme bahan
Hormon tiroid adalah penentu utama laju bakar 780
metabolik basal dan juga memiliki efek lain 760 lnsulin menurunkan kadar glukosa, asam lemak,
Hormon tiroid diatur oleh sumbu hipotalamus- dan asam amino darah serta mendorong
hipofisis-tiroid 750 penyimpanannya 781
Kelainan fungsi tiroid mencakup hipotiroidisme dan Perangsang utama peningkatan sekresi insulin
hipertiroidisme 761 adalah peningkatan konsentrasi glukosa darah
Gondok terjadi jika kelenjar tiroid menerima 783
rangsangan yang berlebihan 762 Gejala diabetes melitus adalah khas keadaan
pasca-absorpsi yang berlebihan 783
Kelenjar Adrenbl 764
Konsep, Tantangan, dan Kontroversi:
Setiap kelenjar adrenal terdiri dari korteks yang
Pengidap Diabetes dan lnsulin: Ada yang Punya
menghasilkan steroid dan medula yang
dan Ada yang Tidak 786
menghasilkan katekolamin 764
Kelebihan insulin menyebabkan hipoglikemia yang
Korteks adrenal mengel uarkan mineralokortikoid,
glukokortikoid, dan hormon seks 764 mempengaruhi otak 788
Glukagon pada umumnya melawan efek insulin
Efek utama mineralokortikoid adalah pada
789
keseimbangan Na* dan K* serta homeostasis
tekanan darah 764 Sekresi glukagon meningkat selama keadaan
pasca-absorptif 789
Glukokortikoid memiliki efek metabolik dan
berperan kunci dalam adaptasi terhadap lnsulin dan glukagon bekerja sebagai satu tim
stres 764 untuk mempertahankan kadar glukosa dan asam
lemak darah 789
Sekresi kortisol diatur oleh sumbu hipotalamus-
hipofisis-korteks adrenal 765 Kelebihan glukagon dapat memperparah
hiperglikemia pada diabetes melitus 790
Korteks adrenal mengeluarkan hormon seks pria
dan wanita pada kedua jenis kelamin 767 Epinefrin, kortisol, dan hormon pertumbuhan juga
memiliki efek metabolik 790
Korteks adrenal dapat mengeluarkan
hormonnya dalam jumlah terlalu banyak atau Kontrol Endokrin Metabolisme Kalsiurn 791
terlalu sedikit 768 Ca2*plasma harus diatur secara ketat untuk
Medula adrenal adalah neuron pascaganglion mencegah perubahan eksitabilitas
simpatismodifikasi 771 neuromuskulus 792
Epinefrin dan norepinefrin berbeda Kontrol metabolisme Ca2* mencakup regulasi
afinitasnya terhadap berbagai jenis reseptor homeostasis Ca2* dan keseimbangan Ca2* 793
adrenergik 771 Hormon paratiroid meningkatkan kadar Ca2* bebas
Epinefrin memperkuat sistem saraf simpatis dan plasma melalui efeknya pada tulang, ginjal, dan
memiliki efek metabolik lain 772 usus 794
Stimulasi simpatis medula adrenal merupakan Tulang terus-menerus mengalami remodeling 794
satu-satunya penyebab pelepasan epinefrin 773 Stres mekanis mendorong pengendapan tulang 795
Respons Stres Terpadu 773 PTH meningkatkan Ca2* plasma dengan menarik
Respons stres adalah pola umum reaksi Ca'?. daii bank tulang 795

terhadap setiap situasi yang mengancam Efek langsung PTH adalah mendorong pemindahan
homeostasis 773 Ca2* dari cairan tulang ke dalam plasma 796

Berbagai aspek respons stres dikoordinasikan Efek kronik PTH adalah mendorong disolusi lokal
oleh hipotalamus 775 tulang untuk membebaskan Ca2* ke dalam
Pengaktifan respons stres oleh stresor psikososial plasma 798
kronik mungkin merugikan 776 Lebih Dekat dengan Fisiologi Olahraga:
Kontrol Endokrin Metabolisme Bahan Bakar 776 Osteoporosis: Penyebab Kerapuhan Tulang 797
PTH bekerja pada ginjal untuk menghemat Ca2* dan
Metabolisme bahan bakar mencakup anabolisme,
mengeluarkan POo3 799
katabolisme, dan interkonversi di antara
PTH secara tak langsung mendorong penyerapan
molekul-molekul organik kaya energi 775
Ca2* dan POol oleh usus 800
Karena asupan makanan bersifat intermiten maka
Regulator utama sekresi PTH adalah konsentrasi
nutrien harus disimpan untuk digunakan di
Ca'z. bebas 800
antara waktu makan 778
Kalsitonin menurunkan konsentrasi Ca2* plasma
Otak harus terus-menerus diberi glukosa 779 tetapi tidak penting dalam kontrol normal
Bahan bakar metabolik disimpan selama keadaan metabolisme Ca2* 800
absorptif dan dimobilisasi selama keadaan Vitamin D sebenarnya adalah suatu hormon yang
pasca-absorptif 779 meningkatkan penyerapan kalsium di usus 801

Daftar lsi xxi


Metabolisme fosfat dikontrol oleh mekanisme Siklus seks wanita sangat mirip dengan siklus
yang sama dengan yang mengontrol pria 831
metabolisme Ca2* 803
Gangguan metabolisme Ca2* dapat terjadi akibat
Fisiologi Reproduksi Wanita 833
Fisiologi reproduksi wanita ditandai oleh siklus
kelainan kadar PTH atau vitamin D 803
kompleks 833
Perspektif Bab lni: Fokus pada Tahap-tahap gametogenesis sama di kedua jenis
Homeostasis 804 kelamin, tetapi waktu dan hasilakhirnya sangat
Ringkasan Bab 805 berbeda 834
Soal Latihan 807 Siklus ovarium terdiri dari fase folikular dan luteal
Untuk Direnungkan 808 yang bergantian 836
Kasus Klinis 808
Fasefolikular ditandai oleh pembentukan folikel
matang 836
Sumber Bacaan Physioedge 808
Fase luteal ditandai oleh keberadaan korpus
luteum 838
Siklus ovarium diatur oleh interaksi hormon yang
Bab 20 kompleks 839
Sistem Reproduksi 811 Perubahan siklik uterus disebabkan oleh perubahan
Pendahuluan hormon selama siklus ovarium 942
811
Fluktuasi kadar estrogen dan progesteron
Sistem reproduksi mencakup gonad, saluran
menimbulkan perubahan siklik pada mukus
reproduksi, dan kelenjar seks aksesorius 812
serviks 844
Sel reproduksi masing-masing mengandung separuh
Perubahan pubertas pada wanita serupa dengan
set kromosom 815
yang terjadi pada pria 844
Gametogenesis dilakukan dengan cara meiosis 815
Jenis kelamin individu ditentukan oleh kombinasi Lebih Dekat dengan Fisiologi Olahraga:
kromosom seks 815 Ketidakteraturan Haid: Ketika Atlet Wanita
Diferensiasi seksual mengikuti garis pria atau Berhenti Haid 845
wanita bergantung pada ada tidaknya penentu- Menopause unik bagi wanita 846
penentu maskulinisasi 816 Tuba uterina adalah tempat pembuahan g4G
Fisiologi Reproduksi Pria 819 Blastokista tertanam di endometrium melalui kerja
Lingkungan yang lebih dingin pada skrotum berbagai enzim trofoblastiknya 84g
merupakan lokasi testis yang esensial bagi Plasenta adalah organ pertukaran antara darah ibu
spermatogenesis 819 dan janin 851
Sel Leydig testis mengeluarkan hormon Konsep, Tantangan, dan Kontroversi: Cara dan
maskulinisasi testosteron 820 Alat Kontrasepsi 853
Spermatogenesis menghasilkan sperma yang Hormon yang dikeluarkan oleh plasenta berperan
sangat khusus dan dapat bergerak dalam penting untuk mempertahankan kehamilan g55
jumlah besar 822 Sistem tubuh ibu berespons terhadap peningkatan
Sepanjang perkembangannya, sperma tetap kebutuhan selama kehamilan 857
berhubungan erat dengan sel Sertoli 824 Perubahan selama akhir gestasi sebagai persiapan
LH dan FSH dari hipofisis anterior rnengontrol untuk persalinan 858
sekresi testosteron dan spermatogenesis 825 Para i lmuwan semakin mengetahui faktor-faktor
Aktivitas go na d otro p i n-re I easi n g ho rmone yang memicu dimulainya persalinan g5g
meningkat pada pubertas 82G Persalinan berlangsung melalui siklus umpan balik
Saluran reproduksi menyimpan dan memekatkan positif 86'l
sperma serta meningkatkan kesuburannya 826 Laktasi memerlukan masukan sinyal berbagai
Kelenjar seks tambahan berperan membentuk hormon 861
sebagian besar semen 827 Menyusui menguntungkan baik bagi bayi maupun
Prostaglandin adalah pembawa pesan kimiawi yang ibunya 864
bekerja lokal dan ditemukan di mana-mana 827 Akhir adalah suatu permulaan yang baru gG5

Hubungan Seks Antara Pria dan Wanita 828 Perspektif Bab Ini: Fokus pada
Tindakan seks pria ditandai oleh ereksi dan Homeostasis 865
ejakulasi 828 Ringkasan Bab 866
Ereksi terjadi karena vasokongesti penis 829
Soal Latihan 868
Ejakulasi mencakup emisi dan ekspulsi 83i
Untuk Direnungkan 869
Konsep, Tantangan, dan Kontroversi:
"Estrogen" Lingkungan: Kabar Buruk Bagi Sistem Kasus Klinis 87O
Reproduksi 832 Sumber Bacaan physioedge 870

xxii Daftar lsi


l-ampiran Lampiran E
Lampiran A Acuan Teks untuk Fisiologi Olahraga A-41
Sistem Metrik A-r Lampiran F
Lampiran B Jawaban untuk Pertanyaan Obyektif diAkhir
Bab, Latihan Kuantitatif, Untuk
Ringkasan Prinsip-Prinsip Kimia A-3
Direnungkan, dan Kasus Klinis A-43
Lampiran C
Penyimpanan, Replikasi, Dan Ekspresi Daftar lstilah Dt-1
lnformasi Genetika A-21
Lampiran D lndeks t-1

Prinsip-Prinsip Pemikiran Kuantitatif A-35

Daftar !si xxiii


":.':lii!

Homeostasis:
Dasar Fisiologi

SEKILAS ISI
MENGENAL FISIOLOGI
MENGENAL FISIOLOGI
I Definisi fisiologi Berbagai aktivitas yang dijelaskan di halaman sebe-
I Hubungan antara struktur dan fungsi lumnya adalah contoh dari proses-proses yang terjadi
TINGKAT ORGANISASI DI TUBUH di tubuh kita setiap saat hanya untuk memper-
I Sel sebagai satuan dasar kehidupan tahankan agar kita tetap hidup. Kita biasanya tidak
I Tingkat organisasi jaringan, organ, sistem, dan organisme menganggap penting aktivitas-aktivitas yang mem-
KONSEP HOMEOSTASIS
pertahankan kehidupan ini dan tidak benar-benar
mengetahui "^payang membuat kita tetap ada", te-
I Pentingnya lingkungan internal
tapi inilah senyatanya yang dinamai fisiologi. Fisio-
I Perlunya homeostasis
logi (ilmu faal) adalah ilmu tentang fungsi-fungsi
I Faktor yang dipertahankan secara homeostasis
makhluk hidup. Secara spesifik, kita akan berfokus
I Kontribusi setiap sistem tubuh bagi homeostasis
pada bagaimana tubuh manusia bekerja.
SISTEM KONTROL HOMEOSTATIK
I Komponen pada suatu sistem kontrol homeostatik
I Umpan balik negatif dan positif; mekanisme feedforward I Fisiologi berfokus pada mekanisme kerja.

Grdapat dua pendekatan untuk menjelaskan


kejadian-kejadian yang berlangsung di tubuh: satu
menekankan tujuan suatu proses tubuh dan yang
lain menjelaskan mekanisme yang mendasari bagai-
mana proses ini terjadi. Sebagai jawaban terhadap
pertanyaan "Mengapa saya menggigil jika kedingin-
an?" salah satu jawabannya akan berupa "untuk
membantu menghangatkan tubuh, karena menggigil
menghasilkan panas". Pendekatan ini, yang dikenal
sebagai pendekatan teleologis, menjelaskan fungsi-
fungsi tubuh berdasarkan pemenuhan suatu kebu-
tuhan tubuh, tanpa memedulikan bagaimana hasil
akhir ini tercapai. Jadi, pendekatan teleologis me-
nekankan aspek "mengapa' atau tujuan proses-proses
tubuh. Ahli-ahli fisiologi rerutama berfokus pada
pendekatan mekanistik untuk menjelaskan fungsi
tubuh. Mereka memandang tubuh sebagai suatu me-
sin yang mekanisme kerjanya dapat di.jelaskan berda-
sarkan rangkaian sebab akibat proses-proses fisik dan
kimiawijenis proses yang sama dengan yang terjadi
di bagian-bagian lain di alam semesta ini. Demikian-
lah, ahli fisiologi menjelaskan "bagaimana"nya suatu
proses yang berlangsung di tubuh. Penjelasan meka-
nistik menggigil oleh ahli fisiologi adalah bahwa
ketika sel-sel saraf peka suhu mendeteksi penurunan
suhu tubuh maka sel-sel tersebut memberi sinyal ke bagian permukaan yang tersedia untuk pertukaran ini, sernakin
otak yang berperan untuk mengatur suhu tubuh. Sebagai cepat laju perpindahan oksigen dan karbon dioksida antara
responsnya, bagian otak ini mengaktifkan jalur-jalur saraf udara dan darah. Antarmuka fungsional yang luas dan ter,
yang akhirnya menyebabkan kontraksi otor involunrer bolak- kemas di dalam paru anda ini dapat terbentuk hanya karena
balik (yairu menggigil). pembentukan percabangan yang sangat ekstensif dari kom-
Karena sebagian besar mekanisme di dalam tubuh me- ponen paru yang mngandung udara dan yang mengandung
miliki tujuan yang bermanfaat (karena diseleksi secara alami darah.
selama evolusi), maka ada baiknya ketika mempelajari fisio-
logi kita memprediksi proses mekanistik apa yang akan ber-
manfaat bagi tubuh dalam situasi rerrentu. Karena itu, anda
dapat menerapkan sejumlah alur pikir logis terhadap setiap TINGKAT ORGANISASI DI TUBUH
situasi baru yang anda jurnpai dalam studi fisiologi anda. Jika
Sekarang kita mengalihkan perhatian kepada bagaimana tu-
anda selalu mencoba menbmukan alur logis dalam setiap hal
buh tersusun secara srruktural menjadi suatu kesaruan fung-
yang sedang anda pelajari maka anda tidak perlu banyak
sional total, dari tingkat kimiawi hingga ke tubuh keselu-
'menghapal mati', dan yang lebih penting, anda akan lebih
ruhan (Gambar 1-1). Tingkat organisasi ini memungkinkan
memahami dan menyerap konsep-konsep yang sedang disaji-
adanya kehidupan seperti yang kita kenal sekarang.
kan.

I Tingkat kimiawi: Berbagai atom dan molekul


I Struktur dan fungsi tidak terpisahkan. membentuk tubuh
Fisiologi berkaitan erat dengan anatomi, ilmu tentang struk-
Seperti semua benda di planet ini, tubuh manusia adalah
tur tubuh. Mekanisme-mekanisme fisiologis dapat berlang- kombinasi dari berbagai zar kimia spesifik. Atom adalah ba-
sung berkat disain struktural dan hubungan berbagai bagian
han pembenttk (building blocks) terkecll semua benda mati
tubuh yang melaksanakan masing-masing fungsi tersebut. dan hidup. Atom-atom yang paling banyak terdapat di
Seperti halnya fungsi sebuah mobil bergantung pada benruk,
tubuh-oksigen, karbon, hidrogen, dan nitrogen-membentuk
susunan, dan interaksi berbagai bagiannya, strukrur dan sekhar 960/o dari zat kimia tubuh toral Atom-arom umum
fungsi tubuh manusia juga tidak dapat dipisahkan. Karena- ini dan beberapa lainnya berikatan membentuk molehulke-
nya, sembari menceritakan bagaimana tubuh bekerja kami hidupan, misalnya protein, karbohidrat, lemak, dan asam
akan memberi latar belakang anatomik yang memadai agar nukleat (bahan genetik, misalnya asam deoksiribonukleat,
anda dapat memahami fungsi bagian tubuh yang sedang DNA). Berbagai atom dan molekul yang penting ini adalah
dipelajari. bahan mentah yang menjadi asal dari semua makhluk hidup
Sebagian dari hubungan struktur-fungsi sudah tampak (Lihat Lampiran B untuk ulasan singkar tenrang tingkat
jelas. Sebagai contoh, jantung dirancang sedemikian rupa
kimiawi ini).
untuk menerima dan memompa darah, gigi untuk merobek
dan menggiling makanan, dan sendi siku yang berbentuk
mirip engsel pintu memungkinkan siku dapat ditekuk. I Tingkat sel: Sel adalah satuan dasar kehidupan.
Situasi-situasi lain di mana bentuk dan fungsi saling ber-
gantung bersifat lebih samar tetapi sama penringnya. Sebagai Keberadaan kumpulan khusus atom dan molekul tidak serta-
contoh, perhatikan pertemuan antara udara dan darah di merta menghasilkan karakteristik unik kehidupan. Kompo-
paru: saluran napas yang membawa udara dari lingkungan nen-komponen kimiawi tak hidup ini harus disusun dan
luar ke dalam paru membentuk banyak percabangan ketika dikemas dengan c ra yang sangat repar untuk membentuk
mencapai paru. Di ujung-ujung sebagian besar cabang salur- suatu entitas hidup. Sel, satuan dasar atau fundamental struk-
an napas terdapat kelompok-kelompok kantung udara kecil. tur dan fungsi suatu makhluk hidup, adalah satuan terkecil
Percabangan ini sedemikian ekstensif sehingga paru mengan- yang mampu melaksanakan proses-proses yang berkaitan
dung sekitar 300 juta kantung udara tersebut. Demikian ju- dengan kehidupan. Fisiologi sel adalah fokus dari Bab 2.
ga, pembuluh darah yang membawa darah ke dalam paru Isi setiap sel dibungkus oleh suatu sawar berminyak
membentuk sedemikian banyak percabangan dan menghasil- yang sangat tipis, yaitu membran plasma, yang memisahkan
kan jaringan-jaringan padat pembuluh halus yang mengeli- bahan-bahan kimia ini dari lingkungan luar sel. Karena mem-
lingi setiap kantung udara (lihat Gambar l3-2,h.499).Berkat bran plasma dapat mengontrol perpindahan bahan masuk
hubungan struktural ini maka luas permukaan totai yang dan keluar sel maka bagian dalam (interior) sel mengandung
terpajan antara udara di kantung udara dan darah di pem- kombinasi arom dan molekul yang berbeda dari campuran
buluh darah halus adalah seluas satu lapangan tenis. Antar- bahan kimia di lingkungan yang mengelilingi sel tersebut.
muka (pertemuan permukaan, interface) yang sangar luas ini Karena penringnya membran plasma dan fungsi-fungsi ter-
penting bagi kemampuan paru untuk melaksanakan fungsi- kaitnya untuk menjalankan proses-proses kehidupan maka
nya secara efisien: memindahkan otsigen yang dibutuhkan Bab 3 seluruhnya dipersembahkan untuk struktur ini.
dari udara ke dalam darah dan mengeluarkan produk sisa Organisme adalah entitas kehidupan independen.
berupa karbon dioksida dari darah ke udara. Semakin luas Bentuk paling sederhana kehidupan independen ini adalah

2 Babl
Tingkat kimiawi: sebuah molekul
@ di membran yang membungkus sel
Tingkat sel: sebuah sel di lapisan
@ dalam lambung
Tingkat jaringan: lapisan-lapis-an
@ jaringan di dinding lambung:r:.:,,i,'.::;

ffi ringkat organ: lambuns'i,,:::.:,:1,.

Tingkat sistem tubuh:


sistem pencernaan

@ ringkat organisme: tubuh


keseluruhan

Gambar 1-1
Tingkat organisasi tubuh.

organisme bersel tunggal misalnya bakteri dan amuba. Orga- FUNGSI DASAR SEL
nisme multisel kompleks, misalnya pohon atau manusia, Semua sel, apakah sebagai sel tunggal atau merupakan bagian
adalah agregat struktural dan fungsional trilyunan sel (mubi dari suatu organisme multisel, melakukan fungsi dasar ter-
berarti "banyak'). Pada organisme multisel, sel adalah satuan tentu yang esensial bagi kelangsungan hidupnya. Fungsi-
pembentuk kehidupan. Pada bentuk-bentuk kehidupan mul- fungsi dasar sel mencakup hal berikut:
tisel yang lebih sederhana-misalnya, terumbu karang-sel-
selnya mirip satu sama lain. Namun, organisme yang lebih 1. Memperoleh makanan (nutrien) dan oksigen (Or) dari
komplela, misalnya manusia, memiliki banyak jenis sel, lingkungan sekitar sel.
misalnya sel otot, sel saral dan sel kelenjar. 2. Melakukan reaksi-reaksi kimia yang menggunakan nu-
Setiap manusia berawal dari pertemuan sel telur dan trien dan O, untuk menghasilkan energi bagi sel, sebagai
sperma yang kemudian membentuk sebuah sel yang mulai berikut:
berkembang biak dan membentuk massa yang tumbuh me- Makanan + O, -) CO, + HrO + energi
lalui banyak pembelahan sel. Jika multiplikasi sel adalah satu-
J. Mengeluarkan karbon dioksida (COr) dan produk sam-
satunya proses yang berperan dalam perkembangan maka
semua sel tubuh pada hakikatnya akan identik, seperti Pada
pingan lainnya, atau produk sisa, yang terbentuk selama
reaksi-reaksi kimia tersebut ke lingkungan sekitar.
bentuk-bentuk kehidupan multisel yang paling sederhana.
Namun, selama perkembangan organisme multisel kompleks Membentuk protein dan komponen lain yang diper-
seperti manusia, setiap sel berdiferensiasi, atat menjadi khu-
lukan untuk pembentukan struktur sel, pertumbuhan,
sus untuk menjalankan fungsi tertentu. Akibat diferensiasi
dan untuk melaksanakan fungsi tertentu sel.
5. Mengontrol sebagian besar pertukaran bahan antara sel
sel ini, maka tubuh anda terbentuk dari beragam jenis sel
dan lingkungan sekitarnya.
yang khusus.

Homeostasis: Dasar Fisiologi 3


6. N{emindahkan bahan dari satu bagian sel ke bagian naan, pernapasan, dan sirkulasi. Sel secara progresiftersusun
lainnya dalam melaksanakan aktivitas sel, dengan se- menjadi jaringan, organ, sistem tubuh, dan akhirnya tubuh
bagian sel bahkan mampu bergerak secara utuh di dalam
-
secara keseluruhrn.
lingkungannya. Sel-sel yang struktur dan fungsinya serupa bergabung
7. Peka dan responsif terhadap perubahan di Iingkungan membentuk jaringan, yang terdiri dari empat tipe primer:
seki ta r. otot, saraf epitel, dan ikat. Setiap jaringan terdiri dari sel-sel
8. Sebagian besar sel dapat bereproduksi. Sebagian sel tu- tipe tertentu bersama dengan bahan ekstrasel ('di luar sel,)
buh, terutama sel saraf dan sel otot, kehilangan kemam, dalam jumlah bervariasi.
puan untuk bereproduksi setelah terbentuk pada tahap
awal perkembangan. Ini menjadi penyebab mengapa
I Jaringan otot terdiri dari sel-sel yang mengkhususkan
stroke, yangmenyebabkan lenyapnya sel-sel sarafdi otak,
diri untuk berkontraksi dan menghasilkan gaya. Terdapat tiga
jenis jaringan otot ztot rangka, yang menggerakkan tulang;
dan serangan jantung, yang menyebabkan kematian sel-
otot j/zntung, yang memompa darah keluar jantun g; dan otot
sel otot jantung, dapat sedemikian merugikan.
polos, yang membungkus dan mengontrol gerakan isi organ
Sel-sel memiliki banyak kemiripan dalam melaksanakan berongga atau berbentuk tabung, misalnya gerakan makanan
fungsi-fungsi dasar ini. Karena itu, semua sel memiliki bebe- melalui saluran cerna.
rapa ciri umum. I Jaringan saraf terdiri dari sel-sel yang khusus memulai
dan menyalurkan impuls iistrik, kadang-kadang dalam jarak
FUNGSI KHUSUS SEL yang jauh. Impuls listrik ini bekerja sebagai sinyal yang me-
Pada organisme multisel, seriap sel juga melakukan fungsi nyalurkan informasi dari satu bagian tubuh ke bagian lain.
khusus, yang biasanya adalah modifikasi atau elaborasi suatu Jaringan saraf ditemukan di otak, medula spinalis, dan saraf,
fungsi dasar sel. Ini beberapa contohnya: I Jaringan epitel terdiri dari sel-sel yang mengkhususkan
diri mempertukarkan bahan antara sel dan lingkungannya.
I Dengan memanfaatkan kemampuannya membentuk Setiap bahan yang masuk atau keluar tubuh harus melewati
protein, sel-sel kelenjar sistem pencernaan mengeluarkan
suatu sawar epitel. Jaringan epitel rersusun menjadi dua tipe
belbagai enzim pencernaan yang menguraikan makanan yang
struktur umum: lembaran epitel dan kelenjar sekretorik. Sel-
masuk; enzim-enzim ini semuanya adalah protein.
sel epitel berikatan satu sama lain secara erat membentuk
I Sel ginjal mampu secara selektif menahan bahan-bahan lembaran jaringan yang membungkus dan membatasi ber-
yang dibutuhkan oleh tubuh sembari mengeluarkan bahan-
bagai bagian tubuh. Sebagai contoh, lapisan luar kulit adalah
bahan yang tidak dibutuhkan ke dalam urin, karena kemam-
jaringan epitel, demikian juga lapisan dalam saluran cerna.
puannya yang sangar khusus untuk mengontrol pertukaran
Secara umum, lembaran epitel ini berfungsi sebagai batas
bahan antara sel dan lingkungannya.
yar.rg memisahkan tubuh dari lingkungan luar dan dari isi
I Kontraksi oror, yang melibatkan gerakan selektif
rongga terhadap lingkungan luaq misalnya lumen saluran
struktur-struktur internal agar se1 otot memendek, adalah
cerna. (Lumen adalah rongga di dalam suaru organ berongga
elaborasi kemampuan inheren se1-sel ini untuk menghasilkan
atau tabung). Hanya pertukaran selektif bahan yang dapat
gerakan ir.rtrasel ("di dalam sel").
terjadi antara bagian-bagian yang dipisahkan oleh suatu sawar
I Dengan menggunakan kemampuan dasar sel untuk
epitel. Jenis dan luas pertukaran terkontrol ini bervariasi,
berespons terhadap perubahan di lingkungan sekitaq sel-sel
bergantung pada letak dan fungsi jaringan epitel. Sebagai
saraf menghasilkan dan menyalurkan impuls listrik ke bagian
contoh, kulit hanya dapat mempertukarkan sedikit bahan
tubuh lain yang menyampaikan informasi tentang perubahan
antara tubuh dan lingkungan luar, sementara sel-sel epitel
yang memicu respons sei saraf tersebut. Sebagai contoh, sel
yang melapisi bagian dalam saluran cerna adalah jaringan
saraf di telinga dapat menyampaikan informasi ke otak
khusus yang berfungsi menyerap nurrien.
tentang suara di lingkungan luar.
I Kelenjar adalah turunan .jaringan epitel yang khusus
Masing-masing sel melakukan aktivitas khusus ini selain melakukan sekresi. Sekresi adalah pengeluaran produk-
melaksanakan berbagai aktivitas' mendasar yang diperlukan produk spesifik yang dihasilkan oleh suatu sel, sebagai respons
oleh semua sei. Fungsi dasar sel penting bagi kelangsungan terhadap rangsangan yang sesuai. Kelenjar terbentuk ..i"-"
hidup masing-masing sel, sedangkan kontribusi khusus dan perkembangan masa mudigah oleh kantung-kantung sel epi-
interaksi di antara berbagai sel pada suatu organisme multisel tel yang masuk ke dalam dari permukaan dan mengembang-
sangat penting bagi kelangsungan hidup tubuh keseluruhan. kan kemampuan sekretorik. Terdapat dua kategori kelenjar:
eksokrin dan endokrin (Gambar l-2). Jika, selama perkem-
bangan, sel-sel penghubung antara sel permukaan epitel dan
I Tingkat jaringan: Jaringan adalah kelompok sel sel kelenjar sekretorik di dalam invaginasi tetap utuh sebagai
dengan spesialisasi serupa. suatu saluran antara kelenjar dan permukaan, maka terben-
tuk kelenjar eksokrin. Kelenjar eksokrin mengeluarkan
Seperti mesin yang tidak berfungsi kecuali semua bagiannya isinya melalui duktus ke bagian luar tubuh (atau ke dalam
tersusun secara benar, sel-sel tubuh juga harus rersusun secara suatu rongga yang berhubungan dengan drnia luar) (ehso
spesifik agar dapat melaksanakan proses-proses tubuh secara berarti "eksternal"; krin berarti "sekresi"). Contohnya adalah
keseluruhan untuk mempertahankan hidup, misalnya pencer- kelenjar keringat dan kelenjar yang mengeluarkan getah

4 Bab1
pencernaan. Jika, sebaliknya, sel-sel penghubung lenyap Epitel permukaan
selama masa perkembangan dan sel-sel kelenjar sekretorik
terisolasi dari permukaan maka terbentuk kelenjar endokrin.
Kelenjar endokrin tidak memiliki duktus dan mengeluarkan
produk sekretoriknya, yang dikenal sebagai hormon, secara
internal ke dalam darah (endo berarti "internal"). Sebagai Kantung sel-sel
contoh, pankreas mengeluarkan insulin ke dalam darah, yang epitel
mengangkut hormon ini ke tempat-tempat kerjanya di selu-
ruh tubuh. Sebagian besar sel bergantung pada insulin untuk
menyerap glukosa (gula).
I Jaringan ikat dibedakan karena memiliki sel relatif
sedikit yang tersebar di dalam bahan ekstrasel yang banyak
jumiahnya. Seperti diisyaratkan oleh namanya, jaringan ikat
menghubungkan, menunjang, dan mengikat berbagai bagian
tubuh. Jaringan ini mencakup beragam struktur misalnya
jaringan ikat longgar yang melekatkan sel epitel he struktur di
bawahnya; tendon, yang melekatkan otot rangka ke tulang;
tulang, yang memberi bentuk tubuh, dukungan, dan perlin-
dungan; dan darah, yang mengangkut bahan dari satu
bagian tubuh ke bagian lain. Kecuali darah, sel-sel di dalam
Sel sekretorik
jaringan ikat menghasilkan molekul struktural khusus yang kelenjar eksokrin
dilepaskan ke dalam ruang ekstrasel di antara sel-sel. Salah
satu dari molekul tersebut adalah serat protein mirip pita
karet yang dinamai elastin, yangkeberadaannya memungkin-
kan peregangan dan pemulihan (recoiling) berbagai struktut
Epitel permukaan
misalnya paru, yang selama bernapas kembang-kempis secara
bergantian.
Sel-sel penghubung lenyap
Otot, saraf, epitel, dan jaringan ikat adalah jaringan sewaktu perkembangan
primer dalam arti klasik; yaitu, masing-masing adalah kum-
pulan terintegrasi sel-sel dengan fungsi dan struktur khusus
yang sama. Kata jaringan juga sering digunakan, seperti pada
kedokteran klinis, untuk mengartikan kumpulan beragam Sel sekretorik
komponen sel dan ekstrasel yang membentuk suatu organ kelenjar endokrin
(misalnya jaringan paru atau jaringan hati).
Pembuluh darah
(c)
I Tingkat organ: Organ adalah suatu unit yang Gambar 1-2
terbentuk dari beberapa tipe jaringan. Pembentukan kelenjar eksokrin dan endokrin. (a) Kelenjar
tercipta selama masa perkembangan dari invaginasi berbentuk
Organ terdiri dari dua atau lebih tipe jaringan primer yang kantung sel-sel epitel permukaan. (b) Jika sel-sel di bagian
tersusun bersama untuk melakukan fungsi ffungsi) tertentu. terdalam invaginasi menjadi sekretorik dan mengeluarkan
Lambung adalah contoh suatu organ yang dibentuk oleh produknya melalui saluran penghubung ke permukaan maka
keempat jenis jaringan primer. Jaringan yang membentuk terbentuk kelenjar eksokrin. (c) Jika sel-sel penghubung tersebut
lenyap dan sel-sel sekretorik terdalam mengeluarkan produknya
lambung berfungsi secara kolektif untuk menyimpan makan- ke dalam darah maka yang terbentuk adalah kelenjar endokrin.
an yang ditelan, mendorongnya ke dalam saluran cerna
selanjutnya, dan memulai pencernaan protein. Bagian dalam
lambung dilapisi oleh jaringan epitel yang menahan transfbr
bahan-bahan kimia pencernaan yang keras dan makanan
dan sekresi kelenjar. Jaringan ikat menyatukan semua ja-
yang belum tercerna dari lumen lambung ke dalam darah. Sel
ringan tersebut.
kelenjar epitel di lambung mencakup sel eksokrin, yang
mengeluarkan getah pencerna protein ke dalam lumen, dan
sel endokrin, yang mengeluarkan hormon yang membantu I Tingkat sistem tubuh: Sistem tubuh adalah
mengatur sekresi eksokrin dan kontraksi otot lambung. kumpulan organ-organ terkait.
Dinding lambung mengandung jaringan otot polos, yang
kontraksinya menyampur makanan dengan getah pencerna- Kelompok organ-organ tersusun lebih lanjut menjadi sistem
an dan mendorong campuran tersebut keluar lambung dan tubuh. Setiap sistem adalah kumpulan organ yang melakuan
masuk ke usus. Lambung juga mengandung jaringan saraf, fungsi terkait dan saling berinteraksi untuk melaksanakan
yang bersama dengan hormon, mengontrol kontraksi otot suatu aktivitas yang esensial bagi kelangsungan hidup tubuh

Homeostasis: Dasar Fisiologi 5


keseluruhan. Sebagai contoh, sisrem pencernaan terdiri dari menjadi sisrem-sisrem yang melaksanakan fungsi-fungsi yang
mulut, kelenjar liur, faring (kerongkongan), esofagus, lam- esensial bagi kelangsungan hidup tubuh keseluruhan? Sel-sel
bung, pankreas, hati, kandung empedu, usus halus, dan usus pada organisme multisel harus memberi kontribusi bagi ke-
besar. Beragam organ ini bekerja sama untuk memecah langsungan hidup organisme sebagai satu kesatuan serta tidak
makanan menjadi molekul-molekul nutrien kecil yang dapat dapat hidup dan berfungsi tanpa kontribusi dari sel tubuh
diserap ke dalam darah untuk disebarkan ke semua sei. lain karena sebagian besar sel tidak berkontak langsung
Tubuh manusia memiliki 1l sistem: sirkulasi, pen- dengan lingkungan eksternal rempat tinggal organisme yang
cernaan, pernapasan, kemih, tulang, otot, integumen, imun, bersangkutan. Suatu organisme bersel tunggal misalnya amu-
saraf endokrin, dan reproduksi (Gambar l-3, h. 10). Bab 4 ba dapat secara langsung memperoleh nutrien dan O, dari
sampai 20 akan membahas secara detil masing-masing sistem lingkungan sekitarnya dan mengelua rkan zat-zatsisa kelbal
tersebut. ke lingkungan tergebut. Sebuah sel otot atau sel apapun dalam
organisme multisel memiliki kebutuhan nurrien dan O, serta
pengeluaran zat sisa serupa untuk mempertahankan Lid,rp
I Tingkat organisme: Sistem-sistem tubuh tetapi sel otot tidak dapat secara langsung melakukan per-
dikemas bersama-sama menjadi keseluruhan tukaran-pertukaran tersebut dengan lingkungan yang menge-
tubuh yang fungsional lilingi tubuh karena sel ini terisolasi dari lingkung".r.k.t.r.rd.
Bagaimana sebuah sel otot dapat melakukan pertukaran_
Setiap sistem tubuh bergantung pada fungsi normal sistem pertukaran vital dengan lingkungan eksternal yang tidak
lain untuk melaksanakan tanggung jawab spesifiknya. Thbuh berkontak dengannya? Kuncinya adalah adanya lingkungan
keseluruhan pada suatu organisme multisel-satu individu internal cair yang berkontak langsungdengan sel-sel tubuh
yang hidup independen-terdiri dari berbagai sistem tubuh serta.melakukan pertukaran-pertukaran yang esensial bagi
yang secara struktural dan fungsional terkait sebagai satu kehidupan.
entitas yang terpisah dari lingkungan eksternal (di luar
tubuh). Karena itu, tubuh terdiri dari sel-sel hidup yang
tersusun membentuk sistem-sistem yang mempertahankan I 5el tubuh berkontak dengan lingkungan internal
kehidupan.
yang dipertahankan secara privat
Berbagai sistem tubuh tersebut tidak bekerja sendiri-
sendiri. Banyak proses tubuh yang kompleks bergantung Cairan yang secara kolektif terkandung dalam semua sel
pada hubungan timbal-balik antara banyak sistem. Sebagai tubuh dinamai cairan intrasel (CIS) dan cairan di luar sel
contoh, regulasi tekanan darah bergantung pada respons disebut cairan elistasel (CES) (intra berarti ,di dalam',;
terpadu sistem sirkulasi, kemih, saraf,, dan endokrin, seperti eksna berarri "di luar"). Cairan ekstrasel adalah lingkungan
yang akan anda pelajari nanti. Meskipun para ahli fisiologi internal tubuh. Ini adalah lingkungan cair rempat sel hidup.
mungkin memeriksa fungsi tubuh di setiap tingkat dari sel Perhatikan bahwa lingkungan internal terletak di luar sel
hingga sistem (seperti ditunjukkan oleh judul buku ini) tetapi di dalam tubuh. Sebaliknya, cairan intrasel terletak di
namun tujuan akhir mereka adalah mengintegrasikan meka- dalam sel dan lingkungan eksternal terletak di luar tubuh.
nisme-mekanisme ini menjadi gambaran lengkap bagaimana Anda hidup di lingkungan ekstenal; sel-sel anda hidup di
organisme secara keseluruhan bekerja sebagai satu kesatuan. dalam lingkungan internal tubuh.
Saat ini para peneliti sedang giat meneliti beberapa pen- Cairan ekstrasel (lingkungan internal) terbentuk oleh
dekatan untuk memperbaiki atau mengganti jaringan atau dua kompartemen: plasma, bagian cair darah; dan cairan in-
organ yang ddak lagi dapat secara adekuat melakukan fungsi, terstisium, yang mengelilingi dan membasahi sel (inter ber_
fungsi vitalnya karena penyakir, trauma, atau penuaan. (Lihat arti "antara"; stisium berarti 'yang berdiri") (Gambar l-4).
fitur penyerta dalam boks, Konsep, Thntangan, dan Kontro- Seberapapun jauhnya sebuah sel dari lingkungan ekster-
versi. Setiap bab memiliki firur serupa yang mengulas secara nal, sel tersebut dapat melakukan pertukaran-pertukaran
lebih dalam informasi menarik tenrang beragam topik misal- untuk mempertahankan hidup dengan lingkungan internal
nya dampak lingkungan pada tubuh, penuaan, masalah etis, yang mengelilinginya. Sebaliknya, sistem-sisrem tubuh ter_
penemuan baru mengenai penyakit-penyakit umum, perspek- tentu melakukan pemindahan bahan antara lingkungan
tif sejarah, dan sebagainya). eksternal dan lingkungan internal sehingga kornp"riri lirrg-
Selanjutnya kita berfokus pada bagaimana berbagai sis- kungan internal dipertahankan sesuai untuk menunjang ke-
tem tubuh yang berbeda tersebut secara normal bekerja sama hidupan dan fungsi sel. Sebagai contoh, sistem pencernaan
untuk mempertahankan kondisi internal yang penting bagi mengangkut nutrien yang dibutuhkan oleh semua sel dari
kehidupan. lingkungan eksternal ke dalam plasma. Demikian juga, sistem
pernapasan memindahkan O, dari lingkungan eksternal ke
dalam plasma. Sistem sirkulasi mendistribusikan berbagai
KONSEP HOMEOSTASIS nutrien dan O, ini ke seluruh tubuh. Bahan-bahan dicampur
secara merata dan dipertukarkan antara plasma dan cairan
Jika setiap sel memiliki kemampuan dasar untuk bertahan interstisium melalui kapiler, yaitu pembuluh darah yang
hidup, mengapa sel-sel tubuh tidak dapat hidup ranpa me- paling halus dan paling tipis. Akibatnya, nutrien dan O, y".r!
lakukan tugas khusus dan tersusun sesuai spesialisasinya semula diperoleh dari lingkungan eksternal dapat disalurkan

6 BabI
Konsep, Tantangan, dan Kontroversi
llmu 5el Punca dan Rekayasa Jaringan: Upaya untuk Membuat Bagian Tubuh yang Rusak
Kembali Baru
Gagal hati, stroke, paralisis akibat Yang lebih spesifik, sel Punca kerusakan tubuh. Eksperimen-
cedera medula spinalis, diabetes mudigah yang belum berdiferensiasi eksperimen awal meng isyaratkan
melitus, kerusakan otot jantung, menghasilkan banyak sel Punca bahwa sel-sel ini memiliki kemampuan
artritis, luka bakar luas, pengangkatan spesifik jaringan yang baru berdiferen- untuk berdiferensiasi menjadi sel
payudara yang terkena kanker dengan siasi parsial, yang masing-masing akan tertentu jika terpajan ke sinyal kimiawi
pembedahan, lengan terputus akibat menghasilkan jenis-jenis sel khusus yang tepat. Riset sel punca lebih lanjut
kecelakaan. Meskipun tubuh kita terdiferensiasi yang membentuk suatu memiliki dampak jauh ke depan yang
adalah sesuatu yang luar biasa dan jaringan. Sebagai contoh, sel punca dapat menghasilkan revolusi dalam
dalam keadaan normal menunjang spesifik jaringan otot akan berdiferen- praktik kedokteran abad ke-21.
kehidupan kita dengan baik, namun siasi menjadi sel otot. Sebagian sel Dengan secara bertahap mempela-
sesekali suatu bagian tubuh mengalami punca spesifik jaringan tetap ada di jari pembuatan ramuan sinyal kimiawi
gangguan, cedera yang tidak lagi jaringan dewasa dan berfungsi sebagai yang tepat untuk mengarahkan sel
dapat diperbaiki, atau malah lenyap. sumber tetap sel-se! baru di jaringan yang belum berdiferensiasi menjadi
Selain merosotnya kualitas hiduP atau organ tersebut. Sebagai contoh, jenis sel yang diinginkan, para ilmuwan
orang yang terkena, milyaran dolar di sumsum tulang terdapat berbagai akan memiliki potensi untuk mengisi
telah dikeluarkan untuk mengobati sel punca yang berdiferensiasi parsial defek di jaringan yang rusak atau mati
pasien yang organnya lenyap, rusak yang menghasilkan berbagai jenis sel dengan sel sehat. Para ilmuwan
permanen, atau gagal, serta darah, yang setelah berdiferensiasi bahkan meramalkan bahwa mereka
menghabiskan sekitar separuh dari sempurna akan dibebaskan ke dalam akan mampu menumbuhkan jaringan
seluruh biaya perawatan kesehatan di darah sesuai kebutuhan. Sel punca yang mereka inginkan dan akhirnya
Amerika Serikat. ldealnya, ketika spesifik jaringan telah ditemukan di menghasilkan organ utuh sesuai
tubuh mengalami kerusakan Yang jaringan otot dan otak dewasa. pesanan misalnya hati, jantung, dan
tidak dapat diperbaiki, tersedia bagian- Meskipun sel saraf dan sel otot matur ginjal.
bagian pengganti baru dan permanen tidak dapat bereproduksi sendiri
yang dapat memulihkan fungsi dan namun para peneliti baru-baru ini Harapan Medis Rekayasa Jaringan
penampilan ke normal. UntungnYa, menemukan bahwa, sampai tahaP Rekayasa jaringan, ranah menarik lain
kemungkinan ini sedang bergerak tertentu, otak dan otot dewasa dapat dalam riset klinis, berfokus pada
cepat dari ranah fiksi ilmiah menuju menghasilkan sel-sel baru sepanjang penumbuhan jaringan baru dan
realitas kemajuan ilmiah. hidup melalui sel-sel punca yang tetap bahkan organ utuh yang kompleks di
ada ini. Namun, dijaringan saraf dan laboratorium yang dapat dicangkok-
Harapan Medis Sel Punca otot proses ini terlalu lambat untuk kan sebagai pengganti permanen
Berhasil diisolasinya sel punca (stem cell) mengimbangi kerusakan yang luas, bagian-bagian tubuh yang tidak dapat
baru-baru ini menawarkan haraPan seperti pada stroke atau serangan diperbaiki. Era rekayasa genetik telah
yang sangat besar bagi dunia kedokter- jantung. Beberapa peneliti sedang dipermudah oleh kemajuan-kemajuan
an untuk memperbaiki atau mengganti mencari obat yang dapat merangsang dalam biologi sel, pembuatan plastik,
jaringan atau organ yang sakit, rusak, sel punca spesifik jaringan pasien dan grafik komputer. Dengan menggu-
atau aus. Dua kategori sel punca saat ini sendiri agar dapat mengganti jaringan nakan disain yang dibuat dengan
sedang dieksplorasi untuk potensinya yang rusak atau hilang-suatu upaya komputer, plastik mudah larut yang
dalam menyembuhkan berbagai yang saat ini belum berhasil. sangat murni dibentuk menjadi
penyakit yang berkaitan dengan Harapan yang lebih besar diberikan cetakan tiga dimensi yang menyerupai
kegagalan jaringan atau organ: sel oleh sel-sel punca yang dibesarkan di struktur jaringan atau organ tertentu.
punca mudigah (embryonic stem cell) luar tubuh untuk ditransplantasikan ke Cetakan plastik ini kemudian diisi
dan sel punca spesifik jaringan (tissue dalam tubuh. Pada tahun 1998, untuk "benih" sel yang diinginkan, yang
specific stem cel/) yang dipanen dari pertama kalinya, para peneliti berhasil kemudian diarahkan, dengan memberi
orang dewasa. Sel punca mudigah mengisolasi sel punca mudigah dan nutrien dan bahan kimia stimulatorik
adalah "sel induk" yang terbentuk dari mempertahankannya tanpa batas yang sesuai, agar berkembang biak
pembelahan-pembelahan awal sel telur dalam keadaan tidak berdiferensiasi dan membentuk jaringan yang
yang dibuahi. Sel-sel yang belum dalam biakan. Dengan biakan sel, diinginkan. Setelah cetakan plastik
berdiferensiasi ini akhirnya akan sel-sel yang diisolasi dari makhluk bi odeg radable tersebut terurai akan
menghasilkan semua sel matur di tubuh, hidup terus tumbuh dan berkembang tertinggal jaringan baru yang siap
sementara pada saatyang sama biak dalam cawan laboratorium jika ditanamkan ke pasien sebagai jaringan
memperbarui diri mereka sendiri. Sel diberi nutrien dan bahan penunjang pengganti yang hidup dan permanen.
punca mudigah bersifat totipoten (yang yang tepat. Banyak ilmuwan percaya Bagaimana dengan sumber sel-sel
berarti "memiliki potensial total"), bahwa riset yang melibatkan sel punca yang dijadikan benih pada cetakan
karena sel ini memiliki potensi untuk mudigah yang dibiak akan menghasil- plastik tersebut? Sistem imun diprogram
menghasilkan semua tipe sel di tubuh kan terobosan terapi bagi beragam untuk menyerang sel asing, misalnya
jika diberi rangsangan yang sesuai. penyakit. bakteri invasif. Sistem ini juga melan-
Sewaktu membelah diri selama Janji medis sel punca mudigah carkan serangan ke sel asing yang
perkembangan, sel-sel punca ini terletak pada potensi sel ini untuk dicangkokkan ke tubuh dari orang
memisah mengikuti berbagai jalur berfungsi sebagai bahan serbaguna yang lain. Serangan ini akan menyebabkan
spesialisasi di bawah arahan sinyal-sinyal dapat diarahkan menjadi tipe sel apapun penolakan organ, jaringan, atau sel
kimawi yang dikontrol secara genetis. yang dibutuhkan untuk memperbaiki cangkokan kecuali jika penerima
(berlanjut)

Homeostasis: Dasar Fisiologi 7


Konsep, Tantangan, dan Kontroversi
llmu sel Punca dan Rekayasa Jaringan: upaya untuk Membuat Bagian Tubuh yang Rusak
Kembaf i Baru (lanjutan)

cangkokan diberi obat irn unosupresif memuaskan dibandingkan sendi penelitian-penelitian yang
(obat yang menekan serangan sistem plastik atau logam yang sekarang menggunakan turunan sel punca
imun terhadap bahan cangkokan). digunakan. manusia yang sudah ada tetapi bukan
Efek samping obat-obat imunosupresif I Akhirnya, bagian-bagian tubuh riset yang ditujukan untuk
yang merugikan adalah menurunnya yang kompleks, misalnya lengan memperoleh turunan sel baru.
kemampuan sistem imun pasien dan tangan akan diproduksi di Keputusan ini didasarkan pada
melawan bakteri dan virus penyebab laboratorium untuk dipasang jika anggapan bahwa penelitian yang
penyakit. Cetakan plastik yang dibutuhkan. menggunakan turunan sel punca yang
digunakan dalam rekayasa jaringan,
jika mungkin, dapat ditanami sel-sel I Karena itu rekayasa jaringan sudah terbentuk tidak akan menye-
memberi harapan bahwa bagian babkan penghancuran lebih banyak
yang sesuai yang diambil dari resipien
tubuh yang rusak dapat diganti mudigah untuk kepentingan ilmiah.
itu sendiri untuk mencegah penolakan' Kelompok-kelompok yang mendukung
dengan alternatif terbaik, "barang
oleh sistem imun serta untuk
asli" yang ditumbuhkan di riset sel punca tetapi frustrasi dengan
men ghi nd ari keharusan p embe ri a n pembatasan pemerintah serta dengan
laboratorium,
obat imunosupresif seumur hidup. semakin kurangnya persediaan
Namun, sering karena kebutuhan Masalah Etis dan lsu Politik turunan sel punca kini mencari
bagian pengganti tersebut sangat Meskipun memiliki potensi besar cara-cara untuk melaksanakan riset
mendesak maka pasien tidak memiliki namun riset sel punca mudigah terbelit tanpa mengandalkan dana pemerintah
sel yang sesuai untuk disemai di
oleh kontroversi etis karena sumber dan pem batasan-pembatasa n
cetakan plastik tersebut. Hal inilah sel-sel ini. Sel-sel punca mudigah terkaitnya. Sebagian institusi riset
yang menyebabkan isolasi sel punca
diisolasi dari mudigah yang berasal berupaya mencari sumbangan-
mudigah menjadi hal yang sangat dari klinik aborsi dan dari mudigah sumbangan pribadi untuk membiayai
menarik. Melalui rekayasa genetik, yang tidak digunakan di klinik fertilitas riset sel punca mudigah. Selain itu,
sel-sel punca ini dapat diubah menjadi invitro. Para penentang pemakaian sel sebagian negara bagian, dengan
sel benih "universal" yang dapat punca mudigah berpendapat bahwa California sebagai pemimpinnya, telah
diterima secara imunologis oleh setiap tindakan ini secara moral dan etis tidak meloloskan peraturan untuk
resipien; yaitu, sel-sel ini dapat dapat dibenarkan karena dalam proses menyediakan dana dari pajak untuk
diprogram secara genetis agar tidak pengambilan sel-sel ini terjadi mendukung riset ini, dengan harapan
ditolak oleh semua tubuh. Karena itu, penghancuran mudigah. para pendu- memperoleh pembagian keuntungan
visi para ahli rekayasa jaringan adalah kung berpendapat bahwa mudigah- jika para ilmuwan tersebut berhasil
menciptakan bagian-bagian pengganti mudigah ini sebenarnya memang akan menemukan cara-cara baru untuk
yang bersifat universal yang dapat
dihancurkan-suatu keputusan yang mengobati berbagai penyakit.
diberikan kepada setiap pasien yang sudah dibuat oleh orang tua mudigah
membutuhkan, tanpa kekhawatiran tersebut-dan bahwa sel punca memiliki Mencari Sel Punca Bebas Kontroversi
akan penolakan atau pemakaian obat potensi besar untuk menyembuhkan Peneliti-peneliti lain sedang mengeks-
imunosupresif yang membahayakan. banyak penderitaan manusia. Karena plorasi kemungkinan menggunakan sel
Di sini disajikan sebagian dari itu ilmu pengetahuan sel punca punca spesifik jaringan yang diperoleh
pencapaian awal para ahli rekayasa dari berbagai jaringan dewasa sebagai
mudigah telah berkaitan erat dengan
jaringan dan perkiraan masa depan: politik sel punca. alternatif terhadap pemakaian sel
I Kulit rekayasa telah digunakan Karena kebijakan negara saat ini punca mudigah totipoten yang
untuk mengobati korban luka bakar melarang pemakaian dana masyarakat kontroversial. Selama ini sebagian
berat. untuk mendukung riset yang melibat- besar peneliti percaya bahwa sel-sel
I Tulang rawan yang ditumbuhkan di kan mudigah manusia maka para punca dewasa hanya dapat menghasil-
laboratorium telah berhasil ilmuwan yang mengisolasi sel-sel punca kan sel-sel khusus jaringan tertentu.
dicangkokkan ke hewan percobaan. ini mengandalkan dana pribadi. para Meskipun sel punca dewasa yang telah
Contohnya adalah katup jantung, pembuat keputusan publik, ilmuwan, mengalami diferensiasi parsial ini tidak
telinga, dan hidung artifisial. dan ahli bioetika kini menghadapi memiliki potensi perkembangan yang
I Telah banyak kemajuan yang masalah penyeimbangan antara lengkap seperti yang dimiliki oleh sel
dicapai dalam pembuatan tulang, sejumlah masalah etis dengan punca mudigah namun ternyata sel-sel
gigi, dan kandung kemih artifisial. banyaknya kemungkinan aplikasi klinis dewasa tersebut dapat diarahkan
I Perancah yang dibuat dengan riset sel punca mudigah. Riset semacam untuk menghasilkan lebih banyak jenis
rekayasa jaringan untuk mendorong ini akan berjalan jauh lebih cepat sel daripada yang semula diperkirakan.
regenerasi saraf kini sedang seandainya dana pemerintah tersedia Beberapa contohnya, asalkan menda-
dicobakan pada hewan. untuk mendukungnya. Dalam suatu pat dukungan dari Iingkungan yang
I Telah dicapai kemajuan dalam keputusan kontroversial, Presiden sesuai, sel punca dari otak dapat
teknik penumbuhan dua organ George W. Bush mengeluarkan menghasilkan sel darah, sel punca
rumit, hati dan pankreas. petunjuk pada bulan Agustus 2001 sumsum tulang menghasilkan sel hati
yang mengijinkan pemakaian dana dan sel saraf, dan sel punca jaringan
I Sendi rekayasa akan digunakan
pemerintah untuk menunjang lemak menghasilkan sel tulang, tulang
sebagai alternatif yang lebih
rawan, dan otot.

8 Babl
Karena.itu, para peneliti mungkin kontroversi. Kita bahkan dapat Dari manapun sumber sel punca
dapat memanfaatkan sel-sel punca memperoleh sel punca dari tubuh berasal, riset sel punca memberi
multipoten ("potensi banyak") dari pasien sendiri dan memanipulasinya harapan untuk revolusi kedokteran.
tubuh manusia dewasa yang potensi untuk mengobati pasien tersebut Menurut National Center for Health
perkem bangannya terbatas tetapi sehingga masalah penolakan Statistics dari Center for Disease
masih cukup banyak. Meskipun sel cangkokan dapat dihindari. Sebagai Control, diperkirakan 3000 orang
punca mudigah menawarkan potensi contoh, para peneliti bermimpi untuk Amerika meninggal setiap hari akibat
yang lebih besar untuk pengembangan mengambil sel punca lemak dari penyakit yang di masa depan dapat
terapi bagi beragam penyakit namun seorang pasien dan mengubahnya disembuhkan dengan pemakaian
sel punca dewasa lebih mudah sedemikian sehingga dapat digunakan turunan sel punca.
diperoleh daripada sel punca mudigah sebagai pengganti sendi lutut.
dan pemakaiannya tidak menimbulkan

ke cairan interstisium yang mengelilingi sel. Sel-sel tubuh, membentuk sistem tubuh. Ini adalah rema sentrai fisiologi
pada gilirannya, menyerap bahan-bahan yang dibutuhkan ini dan buku ini: Homeostasis adalah esensial bagi kelangsungan
dari cairan interstisium. Demikian juga, zat-zat sisa yang hidup setiap sel, dan setiap sel, melalui aktiuitas hhususnya
diproduksi oleh sel-sel dikeluarkan ke dalam cairan inter- masing-masing, ikut berperan sebagai bagian dari suatu sistem
stisium, diserap oleh plasma, dan diangkut ke organ-organ tubuh mempertahankan lingkungan internal yang dipakai ber-
yang mengkhususkan diri untuk mengeluarkan zat-zat sisa sama oleh semua sel (Gambar 1-5).
ini dari lingkungan internal ke lingkungan eksternal. Paru Kenyataan bahwa lingkungan internal harus dijaga re-
mengeluarkan CO, dari plasma, dan ginjal mengeluarkan latif stabil tidak berarti bahwa komposisi, suhu, dan karak-
zat-zat sisa lainnya melalui urin. teristik lainnya sama sekali tidak berubah. Baik faktor ekster-
Karena itu, sebuah sel tubuh menyerap nutrien esensial nal maupun internal secara terus-menerus "mengancam"
dari lingkungan sekitarnya yang cair dan membuang zat sisa untuk mengganggu homeostasis. Jika suatu faktor mulai
ke lingkungan yang sama, persis seperti yang dilakukan oleh menggerakkan lingkungan internal menjauhi kondisi optimal
amuba. Perbedaan utama adalah bahwa setiap sel tubuh harus maka sistem-sistem tubuh akan memulai reaksi tandingan
membantu mempertahankan komposisi lingkungan internal yang sesuai untuk memperkecil perubahan rersebut. Sebagai
sehingga cairan ini tetap sesuai untuk menunjang eksistensi contoh, pajanan ke suhu lingkungan yang dingin (suatu
seluruh sel tubuh. Sebaliknya, seekor amuba tidak melakukan faktor eksternal) cenderung menurunkan suhu internal tu-
apa-apa untuk mengatur lingkungannya. buh. Sebagai tanggapannya, pusar kontrol suhu di otak me-
muiai tindakan-tindakan kompensasi, misalnya menggigil,
untuk meningkatkan suhu tubuh ke normal. Sebaliknya,
I Sistem tubuh mempertahankan homeostasis, produksi panas tambahan oleh orot-oror yang aktif selama
suatu keadaan lingkungan internal yang stabil oiah raga (faktor internal) cenderung meningkatkan suhu
dinamik internal tubuh. Sebagai respons, pusar konrrol suhu memicu
proses berkeringat dan tindakan kompensasi lain untuk me-
Sel-sel tubuh dapat hidup dan berfungsi hanya jika cairan nurunkan suhu tubuh ke normal.
ekstrasel memungkinkan keiangsungan hidup mereka; ka- Karena itu, homeostasis bukan suatu keadaan kaku tetap
rena itu, komposisi kimiawi dan keadaan fisik lingkungan tetapi stabil dinamik di mana perubahan-perubahan yang
internal ini harus dipertahankan dalam batas-batas yang ke- terjadi diminimalkan oleh respons-respons fisiologis kom-
tat. Karena sel-sel menyerap nutrien dan O, dari lingkungan pensatorik. Kata dinamik mengacu kepada kenyataan bahwa
internal maka bahan-bahan esensial ini harus terus-menerus setiap faktor yang diatur secara homeostasis ditandai oleh
dipasok. Demikian juga, zat-zat sisa harus terus-menerus perubahan yang terus-menerus, sedangkan stabil (mantap,
dikeluarkan dari lingkungan internal agar tidak mencapai steady state) mengisyaratkan bahwa perubahan-perubahan ini
kadar toksik. Aspek-aspek lain lingkungan internal yang pen- tidak menyimpang jauh dari tingkat konstan, atau rerap.
ting untuk mempertahankan kehidupan, misalnya suhu, juga Situasi ini sebanding dengan penyesuaian-penyesuaian kecil
harus dijaga relatif konstan. Pemeliharaan lingkungan inter- yang anda lakukan pada kemudi selagi berkendaraan di jalan
nal yang relatif stabil disebut homeostasis (homeo artinya ray^ yang lurus. Fluktuasi-fluktuasi kecil di sekitar tingkat
'yang sama'; artirya "berdiri atau diam").
strzsis optimal untuk setiap faktor dalam lingkungan internal secara
Fungsi-fungsi yang dilakukan oleh masing-masing sis- normal dijaga, oleh mekanisme-mekanisme yang diatur ketat,
tem tubuh memberi kontribusi bagi homeostasis sehingga dalam batas-batas sempit yang. memungkinkan kehidupan.
lingkungan di dalam tubuh dapat dipertahankan untuk ke- Sebagian mekanisme kompensasi adalah respons segera
langsungan hidup dan fungsi semua sel. Sel-sel, sebaliknya, sesaat terhadap situasi yang menggeser suaru faktor dalam

Homeostasis: Dasar Fisiologi 9


Sistem sirkulasi Sistempencernaan Sistempernapasan Sistem kemih Sistem tulang Sistem otot
Jantung, Mulut, faring, esofagus, Hidung, faring, laring, Ginjal, ureter, Tulang, tulangrawan, Otot rangka
pembuluh darah, lambung, usus halus, trakea, bronkus, paru kandung kemih, sendi
darah usus besar, kelenjar liur, uretra
pankreas eksokrin, hati,
kandung empedu

Gambar 1-3
Komponen sistem tubuh
(Sumber: Diadaptasi dari Cecie Starrdan Ralph Taggart, Biology:The tJnity and Diversityof Life, ed ke-8, Gbr.33.11, h.552-553
Hak cipta O 1998 Wadsworth Publishing Company)

Sel Cairaninterstisium
Mempertahankan

Sistem tubuh Homeostaiis

Esensial bagi
Membentuk kelangsungan
hidup

Gambar 1-5
--_-.*
Cairan ekstrasel Hubungan saling-bergantung antara sel, sistem tubuh, dan
homeostasis. Hubr.rngan yang saling bergantung yang
Gambar 1-4 diperlihatkan dalam gambar di atas berfungsi sebagai dasar
Komponen-komponen cairan ekstrasel (lingkungan internal) bagi ilmu fisiologi modern: Homeostasis esensial bagi
kelangsungan hidup sel, sistem tubuh mempertahankan
homeostasis, dan sel-sel membentuk sistem tubuh.

10 Bab 1
Sistem integumen Sistem imun Sistem saraf Sistem endokrin Sistem reproduksi
Kulit, rambut, kuku Kelenjar limfe, timus, Otak, medula spinalis, Semua jaringan Pria: testis, penis,
sumsum tulang, tonsil, saraf perifer, dan, penghasil hormon, kelenjar prostat,
adenoid, limpa, tidak diperlihatkan, termasuk hipotalamus, vesikula seminalls,
apendiks, dan, organ indra khusus hipofisis, tiroid, adrenal, kelenjar bulbouretra, dan
tidak diperlihatkan, pankreas endokrin, saluran-saluran terkaitnya
sel darah putih, gonad, ginjal, pineal,
jaringan Iimfoid timus, dan, tidak Wanita: ovarium,
terkait-usus, dan diperlihatkan, paratiroid, tuba uterina, uterus,
jaringan limfoid usus, jantung, kulit, dan vagina, payudara
terkait-kulit jaringan lemak

lingkungan internal menjauhi tingkat yang diinginkan, I. Konsentrasi mo lehul-mo lekul nutrien. Sel-sel memerlukan
sementara sebagian lainnya adalah adaptasi jangka panjang pasokan molekul nutrien seca-ra rerus-menerus unflrk
yang berlangsung sebagai respons terhadap pajanan berulang menghasilkan energi. Energi, sebaliknya, diperlukan untuk
atau berkepanjangan ke situasi-situasi yang mengganggu menunjang berbagai aktivitas sel baik yang bersifat khusus
homeostasis. Adaptasi jangka panjang menyebabkan rubuh maupun yang unnrk mempertahankan kehidupan.
lebih efisien dalam menanggapi tantangan yang berulang Konsentrasi O, dan CQ. Sel-sel memerlukan O, untuk
atau terus-menerus. Reaksi tubuh terhadap olah raga menca- melakukan reaksi kimia pembentuk energi. CO, yang
kup respons kompensasi jangka pendek dan adaptasi jangka dibentuk selama reaksi-reaksi ini harus dikeluarkan
panjang berbagai sistem tubuh (Lihat fitur pendamping da- sehingga tidak terbentuk asam yang meningkatkan ke-
lam boks Lebih Dekat dengan Fisiologi Olahraga. Sebagian asaman lingkungan internal.
besar bab memilik fitur dalam boks yang berfokus pada 3. Konsentrdsi zat sisa. Sebagian reaksi kimia menghasilkan
fisiologi olahraga. Juga akan disajikan masalah-masalah yang produk-produk akhir yang menimbulkan efek tolaik
berkaitan dengan fisiologi olahraga di seluruh buku ini. pada sel tubuh jika dibiarkan berakumulasi.
Lampiran E akan membantu anda mengetahui lokasi semua 4. pH. Perttbahan pada pH (jumlah relatif asam) ber-
rujukan bagi topik penting ini). pengaruh buruk pada fungsi sel saraf dan merusak akti-
vitas enzim semua sel.
5. Konsentrasi garam, air dan elehnolit lain. Karena kon-
FAKTOR YANG DIATUR SECARA HOMEOSTASIS senuasi relatif garam (NaCl) dan air di cairan ekstrasel
Banyak faktor dalam lingkungan internal yang harus mempengaruhi seberapa banyak air yang masuk atau ke-
dipertahankan secara homeostasis. Faktor-faktor tersebut luar sel, maka konsentrasi keduanya diatur secara cermat
mencakup: untuk mempenahankan volume sel. Sel tidak berfungsi

Homeostasis: Dasar Fisioiogi 1'l


Lebih Dekat denEan Fisiologi Olahraga
Apa itu Fisiologi Olahraga?

Fisiologi olahraga adalah ilmu tentang dipantau yang memperlihatkan seperti yang dilakukannya sebeluin
perubahan-perubahan fungsional yang respons segera terhadap olahraga dan program olahraga teratur.
terjadi sebagai respons terhadap satu adaptasi jangka panjang terhadap Para ahli fisiologi olah raga
sesi olahraga dan adaptasi yang terjadi program olahraga teratur. Ketika mempelajari mekanisme-mekanisme
akibat sesi-sesi olahraga yang seseorang mulai berolah raga, sel-sel yang berperan menyebabkan
berulang teratur. Olahraga pada otot yang aktif menggunakan lebih perubahan-perubahan yang terjadi
awalnya mengganggu homeostasis. banyak O, untuk menunjang pening- akibat olahraga. Banyak dari penge-
Perubahan-perubahan yang terjadi katan kebutuhan energi mereka. tahuan yang diperoleh dari penelitian
sebagai respons terhadap olahraga Kecepatan denyut jantung meningkat tentang olahraga digunakan untuk
adalah upaya tubuh untuk memenuhi untuk menyalurkan lebih banyak darah mengembangkan program olahraga
keharusan mempertahankan home- beroksigen ke otot-otot yang aktif yang benar untuk meningkatkan
stasis ketika tuntutan terhadap tubuh tersebut. Jantung beradaptasi kapasitas fungsional orang mulai dari
meningkat. Olahraga sering memerlu- terhadap olahraga teratur yang atlet hingga orang yang tubuhnya
kan koordinasi berkepanjangan di intensitas dan durasinya memadai lemah. Pentingnya olahraga yang
antara berbagai sistem tubuh, dengan meningkatkan kekuatan dan sesuai dan memadai dalam mencegah
termasuk sistem otot, tulang, saraf, efisiensinya sehingga jantung tersebut penyakit dan rehabilitasi kini telah
sirkulasi, pernapasan, kemih, integu- mampu memompa lebih banyak darah semakin terbukti.
men (kulit), dan endokrin (pembentuk per denyutnya. Karena peningkatan
hormon). kemampuan memompa tersebut maka
Kecepatan denyut jantung adalah jantung tidak perlu berdenyut terlalu
salah satu faktor yang paling mudah cepat untuk memompa sejumlah darah

normal jika membengkak atau menciur. Elektrolit- eksternal. Dengan menyesuaikan kecepatan pengeluaran
elektrolit lain berperan dalam berbagai fungsi vital lain. CO, penghasii asam, sistem pernapasan juga penting un-
Sebagai contoh, denyut jantung yang teratur bergan- tuk mempertahankan pH lingkungan internal yang sesuai.
tung pada konsentrasi kalium (K.) yang relatifkonstan I Sistem kemih mengeluarkan kelebihan air, garam, asam,
di cairan ekstrasel. dan elektrolit lain dari plasma serta mengeluarkannya ke
5. Volume dan tehanan. Komponen lingkungan internal urin, bersama dengan zat-zat sisa selain COr. Sistem ini
yang beredar, yaitu plasma, harus dipertahankan pada mencakup ginjal dan "perpipaan" yang terkait.
volume dan tekanan darah yang adekuat untuk men- 5. Sisrem tulang (tulang, sendi) merupakan penunjang dan
jamin distribusi penghubung antara lingkungan ekster- protektor bagi jaringan lunak dan organ. Sistem ini juga
nal dan sel yang penting ini ke seluruh tubuh. berfungsi sebagai rempat penyimpanan kalsium (Ca2-),
7. Suhu. SeI-sel tubuh berfungsi optimal dalam kisaran suatu elektrolit yang konsentrasinya dalam plasma harus
suhu yang sempit. Jika sel terlalu dingin maka fungsi- dipertahankan dalam batas-baras yang sempit. Bersama
fungsi sel akan terlalu melambat; dan yang lebih buruk dengan sistem otot, sistem tulang juga memungkinkan
lagi, jika sel terlalu panas maka protein-protein struk- tubuh dan bagian-bagiannya bergerak. Selain itu,
tural dan enzimatik akan terganggu atau rusak. sumsum tulang-bagian interior lunak beberapa jenis
tulang*adalah sumber utama semua sel darah.
KONTRIBUSI SISTEM TUBUH TERHADAP Sistem otot (otot rangka) menggerakkan tulang rempar
HOMEOSTASIS melekatnya otot rangka. Dari sudut pandang homeosta-
tik murni, sistem ini memungkinkan individu bergerak
Kesebelas sistem tubuh ikut berperan dalam homeostasis
mendekati makanan atau menjauh dari bahaya. Selain
dengan cara-cara penting berikut (Gambar 1-6):
itu, panas yang dihasilkan oleh kontraksi otor penring
1. Sistem sirkulasi adalah sistem pengangkut yang mem- dalam mengatur suhu. Selain itu, karena oror rangka
bawa berbagai bahan misalnya nutrien, O,, CO., zat berada di bawah kontrol sadar maka orang yang bersang-
sisa, elektrolit, dan hormon dari satu bagian tubuh ke kutan dapat menggunakannya untuk melakukan be-
bagian lain. ragam gerakan lain yang ia inginkan. Gerakan-gerakan
2. Sistem pencernaan menguraikan makanan menjadi ini, yang berkisar dari keterampilan motorik halus yang
molekul-molekul nutrien kecil yang dapat diserap ke diperlukan untuk menjahit hingga gerakan kuat yang
dalam plasma untuk didistribusikan ke semua sel tubuh. digunakan dalam angkat beban, tidak harus ditujukan
Sistem ini juga memindahkan air dan elektrolit dari unt uk memperrahan kan homeosrasis.
lingkungan elsternal ke lingkungan internal. Sistem 7. Sistem integumen (kdit dan struktur terkait) berfungsi
pencernaan mengeluarkan residu makanan ke lingkungan sebagai sawar protektif luar yang mencegah cairan
eksternal dalam bentuk tinja. internal keluar dari tubuh dan mikroorganisme asing
3. Sistem pernapasan, terdtri dari paru dan saluran napas, masuk. Sistem ini juga penting dalam mengatur suhu
menyerap O, dari dan mengeluarkan CO, ke lingkungan tubuh. Jumlah panas yang lenyap dari permukaan tubuh

12 Bab 1
'kelingkungan eksternal dapat disesuaikan dengan Anda kini telah mempelajari apa itu homeostasis dan
mengontrol produksi keringat dan dengan mengatur bagaimana fungsi berbagai sistem tubuh mempertahankan-
aliran darah hangat ke kulit. nya. Berikutnya marilah kita membahas mekanisme-meka,
8. Sistem imun (sel darah putih, organ limfoid) memper- nisme regulatorik yang digunakan tubuh untuk bereaksi
tahankan tubuh dari invasi asing dan dari sel-sel tubuh terhadap perubahan dan mengontroi lingkungan internal.
yang berubah menjadi kanker. Sistem ini juga melicinkan
jalan untuk memperbaiki atau mengganti sel yang cedera
atau aus. SISTEM KONTROL HOMEOSTATIK
9. Sistem saraf (otak, medula spinalis, saraf) adalah salah
satu dari dua sistem regulatorik utama tubuh. Secara Sistem kontrol homeostatik adalah suatu jalinan komponen-
umum, sistem ini mengontrol dan mengoordinasikan komponen tubuh yang saling berhubungan secara fungsional
aktivitas tubuh yang memerlukan respons cepat. Sistem dan bekerja untuk memperrahankan suatu faktor dalam
saraf sangat penting dalam mendeteksi dan memulai lingkungan internal agar relatifkonstan di sekitar suatu tingkat
respons terhadap perubahan dalam lingkungan ekster- opdmal. Untuk mempertahankan homeostasis, sistem kontrol
nal. Selain itu, sistem ini bertanggung jawab untuk harus mampu (1) mendeteksi penyimpangan dari nilai normal
fungsi-fungsi yang lebih tinggi (fungsi luhur) yang tidak faktor internai yang perlu dijaga dalam batas-batas yang sem-
seluruhnya ditujukan untuk mempertahankan homeo- pit; (2) mengintegrasikan informasi ini dengan informasi lain
stasis, misalnya kesadaran, daya ingat, dan kreativitas. yang relevan; dan (3) melakukan penyesuaian yang repat dalam
10. Sistem endokrin adalah sistem regulatorik utama lainnya. aktivitas bagian-bagian tubuh yang bertanggung jawab me-
Berbeda dari sistem saraf, secara umum kelenjar-kelenjar mulihkan faktor tersebut ke nilai yang diinginkan.
penghasil hormon pada sistem endokrin mengatur akti-
vitas yang lebih memerlukan durasi daripada kecepatan,
misalnya pertumbuhan. Sistem ini sangat penting dalam I Sistem kontrol homeostatik mungkin bekerja
mengontrol konsentrasi nutrien, dan mengontrol volu- secara lokal atau di seluruh tubuh
me serta komposisi elektrolit lingkungan internal dengan
mengatur fungsi ginjal. Sistem kontrol homeostatik dapat dikelompokkan menjadi
dua kelas-kontrol intrinsik dan ekstrinsik. Konrol intrinsik
Ll. Sistem reproduksi tidak esensial bagi homeostasis dan
karenanya tidak esensial bagi kelangsungan hidup indi-
(lokal) terdapat di dalam dan inheren bagi suatu organ
(intrinsik berarti "di dalarn'). Sebagai contoh, karena oror
vidu. Namun, sistem ini esensial bagi kelangsungan ke-
rangka yang sedang berolahraga menggunakan O, dengan
beradaan spesies.
cepat untuk menghasilkan energi untuk menunjang aktivitas
kita membahas masing-masing dari sistem di atas
Selagi kontraktilnya maka konsentrasi O, di dalam oror turun.
secara lebih detil, ingatlah selalu bahwa tubuh adalah suatu Perubahan kimia lokal ini
bekerja secara langsung pada otot
kesatuan terkoordinasi meskipun setiap sistem memberi kon- polos di dinding pembuluh darah yang mendarahi oror rer-
tribusi khususnya masing-masing. Kita mudah melupakan sebut, menyebabkan otot polos melemas sehingga pembuluh
bahwa semua bagian tubuh sebenarnya menyatu padu mem- berdilatasi, atau membuka lebar. Akibatnya terjadi pening-
bentuk satu tubuh utuh yang berfungsi. Karena itu, setiap katan aliran darah melalui pembuluh yang melebar tersebut
bab dimulai dengan sebuah gambar dan pembahasan yang ke otot di atas sehingga O, yang disalurkan meningkat. Meka-
berfokus pada bagaimana sistem tubuh yang akan dibicara- nisme lokal ini ikut mempertahankan kadar optimal O, di
kan menyatu dengan tubuh keseluruhan. Selain itu, setiap lingkungan cairan internal tepat di sekitar sel-sel orot yang
bab diakhiri dengan pembahasan singkat mengenai kontri- berolah raga tersebur.
busi homeostatik sistem tubuh yang dimaksud. Sebagai alat Namun, sebagian besar faktor di lingkungan internal
bantu agar anda dapat menelusuri bagaimana semua sistem dipertahankan oieh kontrol ekstrinsik, yaitu mekanisme
menyatu, Gambar 1-6 diduplikasi di sampul bagian dalam regulasi yang dimulai di luar suatu organ untuk mengubah
sebagai referensi yang mudah diakses. aktivitas organ tersebut(ekstrinsikberarti "di luar dari"). Kon-
Anda juga perlu menyadari bahwa tubuh keseluruhan trol ekstrinsik organ dan sistem tubuh dilakukan oleh sistem
berfungsi lebih besar daripada jumlah masing-masing bagian- saraf dan endokrin, dua sistem regulatorik utama tubuh.
nya. Melalui spesialisasi, kerja-sama, dan saling ketergan- Kontrol ekstrinsik memungkinkan terjadinya regulasi terpadu
tungan, sel-sel bergabung untuk membentuk organisme hi- beberapa organ untuk mencapai satu tujuan; sebaliknya,
dup yang tunggal, unik, dan terintegrasi dengan kemampuan kontrol intrinsik bersifat "swalayan" bagi organ tempat kon-
yang lebih beragam dan lebih kompleks daripada yang di- trol tersebut terjadi. Mekanisme regulasi yang menyeluruh
miliki oleh masing-masing sel pembentuknya. Bagi manusia, dan terkoordinasi sangat penting untuk mempertahankan
kemampuan-kemampuan ini jauh melebihi proses-proses keadaan stabil dinamik di lingkungan internal secara keselu-
yang dibutuhkan untuk mempertahankan kehidupan. Se- ruhan. Sebagai contoh, untuk memulihkan tekanan darah ke
buah sel, atau bahkan kombinasi acak sel-sel, jelaslah tidak tingkat yang sesuai jika tekanan tersebut turun terlalu rendah,
dapat menciptakan mahakarya seni atau mendisain pesawat sistem saraf secara simultan bekerja pada jantung dan pem-
luar angkasa, tetapi sel-sel tubuh yang bersatu-padu memung- buluh darah di seluruh tubuh untuk meningkatkan tekanan
kinkan sseorang memperoleh kemampuan tersebut. darah ke normal.

Homeostasis: Dasar Fisiologi '13


lnformasidari_d>
lingkungan eksternal
disalurkan melalui
sistem saraf

o2

CO,

Urin mengandung
zat sisa dan
kelebihan air dan
elektrolit

Nutrien, air,
elektrolit
Feses mengandung
residu makanan
yang tidak dicerna

Sperma meninggalkan
pria
Sperma masuk ke.
wanita

Pertukaran dengan
semua sistem lain

SISTEM SIRKULASI
Mengangkut nutrien, 02, CO2 zat sisa, elektrolit, dan hormon ke seluruh tubuh
LINGKUNGAN
Lihat Bab 9, 10, dan 11.
EKSTERNAL

li*:1q1i3i3{*!q:C',Sgi{
: . - i'i. -<J-.."-qSS"n -._;';

Gambar 1-6
Peran sistem-sistem tubuh dalam mempertahankan homeostasis

14 Bab 1
Menjaga cairan
internal tetap
di dalam
Menahan benda
asing tetap di luar

Melindungitubuh Homeostasis adalah


dari invasi asing esensial bagi kelangsungan
hidup sel

Memungkinkan tubuh
berinteraksi dengan
lingkungan luar

Pertukaran dengan
semua sistem lain

tltt:tr!:ita{tq9giii!ltiSia:!::i.:ttiillre:3:!&igi6s?::
,:' Sel-sel membentuk
.: sistem tubuh

Homeostasis: Dasar Fisiologi 15


Untuk menstabilkan faktor fisiologis yang sedang diatur, penghubung, mengaktifkan tungku, yang menghasilkan pa-
sistem kontrol homeostatik harus mampu mendeteksi dan nas untuk meningkatkan suhu kamar (Gambar 1-7b). Jika
menahan perubahan. Kata umpan balik feedback) merujuk suhu kamar telah mencapai titik patokan maka termometer
kepada respons yang terjadi setelah terdeteksinya suatu tidak lagi mendeteksi penyimpangan dari titik tersebut. Aki-
perubahan; kata umpan maja(feedforwarl) digunakan untuk batnya, mekanisme pengaktif di termostat dan tungku akan
respons yang dibuat sebagai antisipasi suatu perubahan. padam. Karena itu, panas dari tungku melawan atau "negatif"
Marilah kita bahas kedua mekanisme ini secara lebih detil. terhadap penurunan awal suhu. Jika jalur pembentuk panas
tidak dihentikan setelah suhu sasaran tercapai maka produksi
panas akan berlanjut dan kamar akan menjadi semakin pa-
I Umpan balik negatif melawan perubahan awal nas. Titik patokan tidak terlewati karena panas memberi
dan digunakan secara luas untuk "umpan balik' untuk memarikan rermosrat yang memicu
mempertahankan homeostasis pengaktifannya. Karena itu, sistem kontrol umpan balik ne-
gatif mendeteksi perubahan dalam suatu variabel terkontrol
Mekanisme kontrol homeostatik terutama bekerja berdasar-
yang menjauhi nilai ideal, memulai mekanisme-mekanisme
kan prinsip ump.rn balik negatif. Pada umpan balik negatif,
untuk mengoreksi situasi, dan kemudian memadamkan diri-
perubahan suatu faktor yang dikontrol secara homeostatis
nya. Dengan cara ini, variabel terkontrol tidak menyimpang
akan memicu respons yang berupaya untuk memulihkan
terlalu jauh di bawah atau di atas ritik patokan.
faktor tersebut ke normal dengan menggerakkan faktor ke
arah berlawanan dari perubahan awalnya. Demikianlah, pe- Bagaimana jika penyimpangan awal adalah peningkatan
nyesuaian korektif berlawanan dengan penyimpangan awal suhu kamar di atas titik patokan karena udara di luar terlalu
dari tingkat normal yang diinginkan. panas? Tungku penghasil panas tidak bermanfaat untuk
Contoh umum umpan balik negatif adalah kontrol mengembalikan suhu kamar ke tingkat yang diinginkan.
suhu ruangan. Suhu ruangan adalah variabel terkontrol, Dalam hal ini, rermosrat, melalui sirkuit penghubung, dapat
suatu faktor yang dapat berubah-ubah tetapi dipertahankan mengaktifkan air conditioner, yang mendinginkan udara ka-
dalam kisaran sempit oleh suatu sistem kontrol. Pada contoh mar, efek yang berlawanan dengan efek tungku. Dengan
kita, sistem kontroi mencakup alat termostarik, tungku, dan mekanisme umpan balik negatifl, jka titik patokan telah ter-
semua hubungan listriknya. Suhu kamar ditentukan oleh capai maka air conditioner dipadamkan unruk mencegah ka-
aktivitas tungku, suatu sumber panas yang dapat dinyalakan mar menjadi terlalu dingin. Perhatikan bahwa jika variabel
atau dimatikan. Untuk menyalakan atau mematikan dengan terkontrol hanya dapat secara sengaja disesuaikan untuk me-
benar, sistem kontrol sebagai suatu kesatuan harus "menge- lawan perubahan ke saru arah, maka variabel dapat bergerak
tahui" berapa suhu kamar yang sebenarnya, "membanding- ke arah yang berlawanan ranpa terkendali. Sebagai contoh,
kannya' dengan suhu kamar yang diinginkan, dan "menye- jika rumah hanya dilengkapi oleh tungku yang menghasilkan
suaikan' pengeluaran panas dari tungku agar suhu sebenarnya panas untuk melawan penurunan suhu kamar maka tidak
dapat mencapai tingkat yang diinginkan. Termometer di tersedia mekanisme unruk mencegah rumah menjadi teralu
dalam termostat memberi informasi tentang suhu kamar panas pada musim panas. Namun, suhu kamar dapat dijaga
sebenarnya. Grmometer adalah sensor, yang memantau relatif konstan melalui dua mekanisme yang berlawanan, saru
tingkat variabel yang dikontrol. Sensor biasanya mengubah yang memanaskan dan satu yang mendinginkan kamar,
informasi asli mengenai suatu perubahan menjadi suatu meskipun suhu di lingkungan luar sangat bervariasi.
bentuk "bahasa' yang dapat "dipahami" oleh sistem kontrol. Sistem umpan balik negatif homeostatik di tubuh ma-
Sebagai contoh, termometer mengubah tingkat suhu udara nusia bekerja dengan cara serupa. Sebagai contoh, jika sel-sel
menjadi impuls listrik. Pesan ini berfungsi sebagai masukan saraf pemantau suhu mendeteksi penurunan suhu tubuh di
bagi sistem kontrol. Penetapan rermostar menentukan ting- bawah tingkat yang diinginkan maka sensor-sensor ini
kat suhu yang diinginkan, arau titik patokan. Termostat mengirim sinyal ke pusat kontrol suhu, yang memulai serang-
berlaku sebagai integrator, atau pusat kontrol/kendali; kaian proses yang berakhi! antara lain, dengan menggigil,
bagian ini membandingkan masukan sensor dengan ritik untuk menghasilkan panas dan meningkatkan suhu ke ting-
patokan dan menyesuaikan pengeluaran panas dari tungku kat yang diinginkan (Gambar 1-7c). Ketika suhu tubuh me-
agar terjadi efek atau respons yang melawan penyimpangan ningkat ke titik patokan, maka sel-sel saraf pemantau suhu
dari titik patokan. Ti-rngku berfungsi sebagai efektor, kom- memadamkan sinyal stimulatorik ke otot rangka. Akibatnya,
ponen sistem kontrol yang diperintahkan untuk melaksana- suhu tubuh tidak terus meningkat melewati titik patokan.
kan efek yang diinginkan. Komponen-komponen umllm Sebaliknya, jika sel-sel saraf pemantau suhu mendeteksi
pada sistem kontrol umpan balik negatif ini diringkaskan di peningkatan suhu tubuh di atas normal, maka mekanisme
Gambar 1-7a. Perhatikan baik-baik gambar tersebut dan pendingin misalnya berkeringat diaktifkan untuk mengu-
petunjuk di catatan kaki, karena simbol dan definisi yang rangi suhu kembali ke normal. Jika suhu mencapai titik
dikenalkan di sini digunakan di diagram-diagram alir di patokan, maka mekanisme pendinginan dihentikan. Seperti
seluruh buku teks ini. pada pengendalian suhu tubuh, sebagian besar variabel yang
Marilah kita Iihat suatu lengkung umpan balik negatif dikontrol secara homeostatis dapat diarahkan ke kedua arah
tipikal. Sebagai contoh, jika pada cuaca dingin suhu kamar sesuai kebutuhan oleh mekanisme-mekanisme yang saling
turun di bawah titik patokan, maka rermosrar, melalui sirkuit berlawanan.

"16 Bab 1
Menghilangkan
Turunnya suhu
kamar di bawah
titik patokan
Menghilangkan
F;;;;---l
bawah
I tubuh di
patokan
titik
I
Menghilangkan

I I

I Set saraf
l- !:rIgl:tr
I

_,

lntegrator Pusat ko.ltrol suhu

Efektor (-efektor) Tungku


a-G;il--_)
t- l1itt1iq _J

I
1 Produksi panas
Respons kompensasi 1 Pengeluaran panas melalui proses
menggigil dan cara lain

ry
Peningkatan suhu
kamar menuju
titik patokan

umpan balik negatif


untuk menghentikan
sistem yang
menyebabkan respons

(b) (c)

Untuk diagram alir di seluruh buku ini:


+ = merangsang atau mengaktifkan
- = menghambat atau menghentikan
C = entitas fisik, misalnya struktur tubuh atau bahan kimia
f l = kerja
| = jalur kompensasi
1 = penghentian jalur kompensasi (umpan balik negatif)
* Perhatikan bahwa rona yang lebih terang dan gelap
pada warna yang sama masing-masing digunakan untuk
menunjukkan penurunan atau peningkatan variabel
terkontrol.

Gamban t-7
Umpan-balik negatif. (a) Komponen sistem kontrol umpan balik negatif. (b) Kontrol umpan balik negatif suhu kamar. (c) Kontrol
umpan balik negatif suhu tubuh.

awal. Efek seperti ini setara dengan panas yang dihasilkan


I Umpan balik positif memperkuat suatu oleh tungku memicu termostat untuk meningkatkan kerja
perubahan awal. tungku sehingga suhu kamar akan terus meningkat.
Karena tujuan utama dalam tubuh adalah memperta-
Pada umpan balik negatif, output (keluaran) sistem kontrol hankan kondisi homeostatik yang stabil, maka umpan balik
diatur untukmenahan perubahan sehinggavariabel terkontrol positif lebih jarang terjadi dibandingkan dengan umpan balik
dijaga agar relatif tetap. Sebaliknya, pada umpan balik negadf. Namun, umpan balik positif berperan penting dalam
positif, keluaran meningkatkan atau memperkuat perubahan keadaan tertentu, misalnya peiahiran bayi. Hormon oksitosin
sehingga variabel terkontrol terus bergerak searah perubahan menyebabkan kontraksi kuat uterus. Sewaktu kontraksi ute-

Homeostasis: Dasar Fisiologi 17


rus mendorong bayi menekan serviks (pintu keluar dari
uterus), peregangan serviks yang terjadi memicu serangkaian I Gangguan homeostasis dapat menyebabkan
kejadian yang menyebabkan pelepasan lebih banyak oksito- penyakit dan kematian
sin, yang menyebabkan kontraksi uterus menguar, yang me-
Meskipun tubuh memiliki mekanisme kontrol namun jika
micu pengeluaran lebih banyak oksitosin, dan seterusnya.
satu atau lebih sistem tubuh tidak berfungsi maka homeosta-
Siklus umpan balik positif ini tidak berhenti sampai bayi
sis akan terganggu, dan semua sel
menderita karena tidak lagi
akhirnya lahir. Demikian juga, semua siklus umpan balik
mendapat lingkungan yang optimal untuk hidup dan ber-
positif di tubuh memiliki mekanisme untuk menghentikan
fungsi. Muncullah berbagai keadaan patofisiologik, bergan-
siklus ini. Namun, beberapa keadaan abnormal di tubuh
tung pada jenis dan luas gangguan homeostatiknya. Kata
ditandai oleh lengkung umpan balik positif yang tidak ter-
patoffsiologi merujuk kepada kelainan fungsi tubuh (pe-
kendali yang terus membawa tubuh menjauh dari keseim-
nyimpangan fisiologi) yang berkaitan dengan penyakit. Ke-
bangan homeostatik sampai kematian atau inrervensi medis
tika gangguan homeostatik sudah sedemikian parah sehingga
menghentikan lingkaran setan ini. Salah satu contohnya
adalah h eatsno ke (tercengat panas). Ketika mekanisme-meka-
tidak lagi memungkinkan kehidupan maka akan terjadi
kematian,
nisme pengatur suhu tidak mampu mendinginkan tubuh di
tengah pajanan panas lingkungan yang besar, suhu tubuh
dapat meningkat sedemikian tinggi sehingga pusat konffol
suhu terganggu. Karena pusar kontrol ini tidak lagi berfungsi PERSPEKTIF BAB lNl: FOKUS PADA
normal maka kemampuannya untuk mengaktifkan mekanis- HOMEOSTASIS
me pendingin lenyap sehingga suhu tubuh akan melonjak
semakin tinggi, yang semakin merusak pusat kontrol. Akibat Di bab ini, anda telah mempelajan apa yang dimaksud
mekanisme umpan balik positif ini, suhu tubuh naik tak dengan homeostasis: suatu keadaan stabil dinamik (mantap)
terkendali, konstituen-konstituen dalam lingkungan cairan internal
(cairan ekstrasel) yang mengelilingi dan bertukar bahan
dengan sel. Homeostasis harus dipertahankan karena esensial
I Mekanisme umpan memulai respons sebagai bagi kehidupan dan fungsi normal sel. Setiap sel, melalui
antisipasi terhadap suatu perubahan, berbagai aktivitas khusus masing-masing, memberi kontri-
busi sebagai bagian dari suaru sisrem tubuh untuk mem-
Selain mekanisme umpan balik, yang menimbulkan reaksi pertahan kan homeostasis.
terhadap perubahan pada variabel terkontrol, tubuh kadang Hubungan ini adalah dasar fisiologi dan tema sentral buku
menggunakan mekanisme umpan, yang berespons sebagai ini. Kita telah menjelaskan bagaimana sel tersusun berdasarkan
antisipasi terhadap adanya perubahan pada variabel ter- spesialisasinya menjadi sistem-sistem tubuh. Bagaimana
kontrol. Sebagai contoh, ketika makanan masih berada di homeostasis esensial bagi kelangsungan hidup sel dan bagaimana
saluran cerna, mekanisme umpan maju ini meningkatkan sistem-sistem tubuh mempertahankan sifat konstan lingkungan
sekresi suatu hormon yang akan meningkatkan penyerapan internal adalah topik y""g aiU"tr", di sisa buku inl. Seiiap bab
dan penyimpanan nurrien oleh sel setelah nutrien diserap disimpulkan dengan fi turpuncakseperti ini unnrkmempermudah
dari saluran cerna. Respons antisipatorik ini membanru pemahaman anda mengenai bagaimana sistem yang sedang
membatasi peningkatan konsentrasi nurrien dalam darah dibahas ikut berperan dalam homeostasis, sefta interaksi dan
setelah nutrien diserap. saling ketergantungan sistem-sistem tubuh.

RINGKASAN BAB
Mengenal Fisiologi (h. l-2)
f Fisiologi adalah ilmu renrang fungsi tubuh. proses-proses yang berkaitan dengan kehidupan. Sel ada-
I Ahli fisiologi menjelaskan fungsi tubuh berdasarkan lah building blochs struktnral dan fungsional dasar yang
mekanisme-mekanisme kerja yang melibatkan rangkaian hidup bagi tnbuh (Lihatlah Gambar t-l).
proses fi sikokimia sebab-akibat. Fungsi dasar yang dilakukan oleh setiap sel untuk
I Fisiologi dan anatomi berhubungan erat karena fungsi kelangsungan hidupnya sendiri mencakup ( l ) memperoleh
tubuh sangat bergantung pada struktur bagian-bagian O, dan nutrien, (2) melaksanakan realai kimia penghasil
tubuh yang melaksanakannya. energi, (3) mengeluarkan zat sisa, (4) membentuk protein
dan komponen sel lain, (5) mengontrol perpindahan
Tingkat Organisasi di Tubuh (h.2-6) bahan antara sel dan lingkungannya, (6) mengangkut
I Tirbuh manusia adalah suatu kombinasi kompleks atom- baharl ke seluruh sel, (7) berespons terhadap lingkungan,
atom dan molekul-molekul spesifik. dan (8) berkembang biak.
I Komponen kimiawi tak hidup ini tersusun secara repat Selain menjalankan fungsi-fungsi dasarnya, seriap sel da-
membe ntuk sel, entitas terkecil yang mampu melaksanakan lam organisme multisel melakukan fungsi khusus.

18 Bab 1
I Kombinasi sel-sel yang memiliki struktur dan fungsi khu- dan elektrolit lain; (6) volume dan tekanan; dan (7) suhu
sus serupa membentuk empat iaringan utama tubuh: otot, (Lihatlah Gambar I-Q.
saraf, epitel, dan ikat. I Fungsi yang dilakukan oleh sistem tubuh ditujukan untuk
I Kelenjar berasal dari jaringan epitel dan mengkhususkan mempertahankan homeostasis. Fungsi sistem-sistem
diri menghasilkan sekresi. Kelenjar eksokrin mengeluar- tubuh pada akhirnya bergantung pada aktivitas khusus
kan isinya melalui saluran ke permukaan atau rongga sel-sel yang membentuk sistem. Karena itu, homeostasis
tubuh yang berhubungan dengan dunia luar; kelenjar esensial bagi kelangsungan hidup masing-masing sel, dan
endokrin mengeluarkan hormon ke dalam darah. (Lihatlah setiap sel memberi kontribusi bagi homeostasis (Lihatlah
Gambar 1-2). Gambar I-5 dan I-A.
I Organ adalah kombinasi dua atau lebih jenis jaringan
yang bekerja sama untuk melaksanakan satu fungsi atau Sistem Kontrol Homeostatik (h. 13-18)
lebih. Contohnya adalah sistem pencernaan. I Sistem kontrol homeostatik adalah suatu jalinan kompo-
nen-komponen tubuh yang bekerja sama untuk memper-
I Sistem tubuh adalah gabungan organ yang menjalankan
tahankan suatu faktor dalam lingkungan internal agar
fungsi yang berhubungan dan berinteraksi untuk melaksa-
relatif konstan di sekitar titik patokan oprimal.
nakan suatu aktivitas umum yang esensial bagi kelang-
sungan hidup tubuh keseluruhan. Contohnya adalah
I Sistem kontrol homeostatik dapat diklasifikasikan sebagai
(1) kontrol intrinsik (lokal), yaitu respons-respons kom-
sistem pencernaan. (Lihatlah Gambar 1-3).
pensatorik inheren suatu organ terhadap perubahan; dan
I Sistem-sistem organ berpadu untuk membentuk organis-
(2) kontrol ekstrinsik, yaitu respons suaru organ yang
me, atau tubuh keseluruhan.
dipicu oleh faktor-faktor di luar organ, yaitu sistem saraf
Konsep Homeostasis (h. 6-13) dan endokrin.
I Cairan di dalam sel tubuh adalah cairan intrasel, dan I Baik sistem konffol intrinsik maupun ekstrinsik umum-
cairan di luar sel adalah cairan ekstrasel. nya bekerja berdasarkan prinsip umpan balik negatif:
I Karena sebagian besar sel tubuh tidak berkontak langsung perubahan pada suatu variabel terkontrol akan memicu
dengan lingkungan elsternal, maka kelangsungan hidup sel respons yang mendorong variabel ke arah yang berlawan-
bergantung pada terpeiiharanya lingkungan cairan internal an dari perubahan awal sehingga perubahan tersebut
yang relatif stabil tempat sel tersebut melakukan pertukaran dilawan (Lihatkh Gambar 1-/.
langsung untuk mempertahankan kehidupannya. I Dalam umpan balik positif, perubahan pada variabel
I Cairan ekstrasel berfungsi sebagai lingkungan internal. terkontrol memicu respons yang mendorong variabel ke
Cairan ini terdiri dari plasma dan cairan interstisium arah yang sama seperti perubahan awal sehingga perubah'
(Lihatlah Gambar 1-41. an semakin kuar.
I Homeostasis adalah pemeliharaan keadaan lingkungan I Mekanisme umpan adalah respons kompensatorik yang
internal yang stabil dinamik. terjadi sebagai antisipasi adanya suatu perubahan.
I Faktor-faktor dalam lingkungan internal yang harus di- I Ketika satu atau lebih sistem tubuh gagal berfungsi dengan
pertahankan secara homeostatis adalah (1) konsentrasi benar sehingga lingkungan internal tidak lagi dapat diperta-
molekul nutrien; (2) konsentrasi O, dan COr; (3) kon- hankan optimal akan timbul keadaan patofisiologis. Gang-
sentrasi produk sisa; (4) pH; (5) konsentrasi air, garam, guan homeostatik yang parah akan menyebabkan kematian.

SOAL LATIHAN
Pertanyaan Obyektif (Jawaban di h. A-43) tulang
^.
b.
l. Mana dari aktivitas berikut yang tidah d|lil<sanakan oleh darah
setiap sel di tubuh? c. medula spinalis
memperoleh O, dan nutrien d. tendon
^. melakukan reaksi kimia untuk memperoleh energi
b. e. jaringan yang melekatkan jaringan epitel ke struktur
yang digunakan oleh sel di bawahnya
c. mengeluarkan zat sisa 3. Mana dari yang berikut adalah peningkatan tingkat
d. mengontrol sebagian besar pertukaran bahan antara organisasi tubuh yang benar?
sel dan lingkungan eksternal a. kimia, sel, organ, jaringan, sistem tubuh, tubuh ke-
e. bereprodulai seluruhan
2. Mana dari yang berikut bukan merupakan jenis jaringan b. kimia, sel, jaringan, organ, sistem tubuh, tubuh ke-
ikat? seluruhan

Homeostasis: Dasar Fisiologi 19


sel, kimia, jaringan, organ, tubuh keseluruhan, sis-
7. sistem kemih d. bekerja sebagai sistem
tem tubuh
8. sistem imun transPof
sel, kimia, organ, jaringan, tubuh keseluruhan, sis-
9. sistem perna- e. mengeluarkan zat sisa
tem tubuh
Pasan dan kelebihan air, garam,
kimia, sel, jaringan, sistem tubuh, organ, tubuh ke-
10. sistem saraf dan elektrolit lain
seluruhan
f. mempertahankan
4. Spesialisasi sel biasanya adalah modifikasi atau elaborasi
kelangsungan keber-
dari salah satu fungsi dasar sel (Benar atau Sakh?)
adaan spesies
5. Kata jaringan dapat digunakan untuk salah satu dari o menyerap nutrien, air,
b'
empat tipe jaringan primer atau untuk agregat komponen
dan elektrolit
sel dan ekstrasel organ tertenru (Benar atau Sakh?)
h. mempertahankan tubuh
6. Sel pada suatu organisme multisel mengalami spesialisasi
dari invasi asing dan
hingga ke tingkat sel tersebut menjadi sangat berbeda
kanker
dari organisme bersel tunggal (Benar atau Salah?)
[. bekerja melalui sinyal
7. Keempat tipe utama jaringan adalah ..., dan ...
listrik untuk mengontrol
8. Kata ... merujuk kepada pengeluaran produk spesifik,
respons cepat tubuh
yang sebagian besar disintesis oleh sel, dari suatu sel
). berfungsi sebagai sawar
sebagai respons terhadap stimulasi yang sesuai.
protektif luar
9. Kontrol ... bersifat inheren bagi suatu organ sementara
kontrol ... adalah mekanisme regulasi yang dimulai di Pertanyaan Esai
luar suatu organ yang mengubah aktivitas organ ter- 1. Defrnisikanfsiologi!
sebut. 2. Apa fungsi-fungsi dasar sel?
10. Kelenjar ... mengeluarkan sekresinya melalui duktus ke 3. Bedakan antara lingkungan eksternal dan lingkungan
luar tubuh, sedangkan kelenjar ... mengeluarkan pro- internal. Apa yang membentuk lingkungan internal?
duknya, yang dikenal sebagai ..., ke dalam darah. 4. Kompartemen-kompartemen cairan apa yang memben-
11. Cocokkan yang berikut tuk lingkungan internal?
1. sistem sirkulasi a. mengambil O, dan 5. Definisikan homeostasist
2. sistem pencer- mengeluarkan CO, 5. Jelaskan hubungan timbal-balik antara sel, sistem tubuh,
naan b. menunjang, melindungi, dan homeostasisl
3. sistem endokrin dan menggerakkan 7. Faktor-faktor apa y^flg harus dipertahankan secara
4. sistem repro- bagian-bagian tubuh homeostatis?
dulai c. mengontrol, melalui 8. Definisikan dan jelaskan komponen-komponen sistem
5. sistem integu- hormon yang dikeluar- kontrol homeostatik!
c)
men kannya, proses-proses Bandingkan umpan balik negatif dan positifl
6. sistem otot dan yang memerlukan durasi
tulang

UNTUK DIRENUNGKAN
(Penjelasan dih. A-43)
1 Dengan mempertimbangkan sifat kontrol umpan balik (yaitu menjadi terlalu basa), jika tindakan-tindakan
negatif dan fungsi sistem pernapasan, efek apa yang anda kompensatorik lain tidak memiliki waktu untuk
perkirakan terjadi pada kecepatan dan kedalaman per- bekerja?
napasan seseorang akibat penurunan CO, di lingkungan 3. Hormon insulin meningkatkan transpor glukosa (gula)
internal? dari darah ke dalam sebagian besar sel. Sekresinya dikon-
2. Apakah kadar O, dalam darah menjadi (a) normal, (b) trol oleh suaru sisrem umpan balik negatif antara kon-
di bawah normal, dan (c) meningkat pada pasien dengan sentrasi glukosa dalam darah dan sel penghasil insulin.
pneumonia berat yang menyebabkan gangguan pertu- Karena itu, mana dari pernyataan berikut yang benar?
karan O, dan CO, antara udara dan darah di paru? a. Penurunan konsentrasi glukosa darah merangsang
Apakah kadar CO, pada pasien tersebut akan (a) normal, sekresi insulin, yang pada gilirannya menyebabkan
(b) di bawah normal, atau (c) meningkat? Karena CO, penurunan lebih lanjut konsentrasi glukosa.
bereaksi dengan HrO untuk membentuk asam karbonat b. Peningkatan konsentrasi glukosa darah merangsang
(HrCO3), apakah darah pasien akan (a) memiliki pH
. sekresi insulin, yang pada gilirannya menurunkan
normal, (b) menjadi terlalu asam, atau (c) kurang asam konsentrasi glukosa darah.

20 Bab'l
,c. Penurunan konsentrasi glukosa darah merangsang 5. Suhu tubuh diatur secara homeostatis di sekitar suatu
sekresi insulin, yang pada gilirannya meningkatkan titik patokan. Berdasarkan pengetahuan anda tentang
konsentrasi glukosa darah. umpan balik negatif dan sistem kontrol homeostatik, per-
d. Peningkatan konsentrasi glukosa darah merangsang kirakan apakah akan terjadi penyempitan atau pelebaran
sekresi insulin, yang pada gilirannya semakin me- pembuluh-pembuluh darah kulit ketika seseorang ber-
ningkatkan konsentrasi glukosa darah. olahraga berat? (Petunjuk Kontraksi otot menghasilkan
e. Semua pernyataan di atas salah. panas. Penyempitan pembuluh darah yang mengalir ke
4. Karena sebagian besar pengidap AIDS meninggal akibat suatu organ menurunkan aliran darah ke organ tersebut,
infeksi berat atau jenis kanker yang jarang, menurut sedangkan pelebaran pembuluh meningkatkannya. Se-
anda sistem tubuh manayang terganggu oleh HIV (virus makin hangat darah yang mengalir ke kulit semakin besar
AIDS)? pengeluaran panas dari kulit ke lingkungan sekitar).

KASUS KLINIS
(Penjelasan fi
h. A-43) di bagian saluran cerna yang lebih distal. Bagaimana penyakit
Jennifer R mengalami "flu perut" dan mengalami muntah- ini mengancam homeostasis lingkungan internal Jennifer?
muntah berat sejak 24 jam terakhir. Ia tidak hanya tidak bisa Yaitu, apa faktor-faktoryang dipertahankan secara homeostatis
mempertahankan cairan atau makanan di dalam perutnya yang bergeser menjauhi titik normal oleh muntah-muntah
tetapi ia juga kehilangan getah asam yang disekresikan oleh hebat tersebut? Sistem tubuh apa yang berespons untuk
Iambung yang secara normal diserap kembali ke dalam darah menahan perubahan tersebut?

SUMBER BACAAN PHYSIOEDGE


Situs PhysioEdge Cboice, dan True-Fake Quizaes yang didasarkan pada
Situs untuk buku ini berisi setumpuk alat bantu belajar, serta masing-masing bab.
banyak petunjuk untuk mencari bacaan dan riset lebih lanjut. Dengan mengklik rVeb Linhs anda akan memperoleh
Masuklah ke http://biolog;r.brookscole.com/sherwoodhp6 daftar panjang links ke situs Internet dengan informasi
Pilih satu bab dari menu drop-down, atav klik di salah satu baru, riset, dan gambar yang berkaitan dengan masing-
topik ini: masing topik di bab.
I Case Histories memperkenalkan aspek-aspek klinis Intetwet Exercise adalah pertanyaan-pertanyaan kritis
fisiologi manusia. yang melibatkan riset di Internet dengan URL (alamat
I Untuk ilustrasi grafik dua dan tiga dimensi (2-D dan situs) telah disediakan.
3-D) serta animasi konsep-konsep fisiologis, kunjungi Untuk InfoTiac Exerche, proyek yang menggunakan
Vis a a I L e arnin g Re s o urc e kami. InfoTiac' College Edition sebagai alat riset, pergi ke
I Periksalah Chaptn Outline, Leyning Objectfues, dan InfoThac College Edition/Research
Cbapter Sannmary. Untuk menguji penguasaan anda
Untuk daftar bacaan, lihat InfoThac College Edition/
atas terminologi penting,ut''tuk bab ini, anda dapat
Research di situs PhysioEdge atau langsung ke
menggunakan Glossary atau Flash Card elekuonik,
InfoTiac College Edition, perpustakaan riset online
yang dapat anda sortir berdasarkan definisi atau istilah.
anda di:
I Untuk menguji pengetahuan anda dan mempersiapkan http //infotrac.thomsonlearning. com
:

ujian, lihatlah Fill-in-the-Bl.anh, Matching, Muhiple'

Homeostasis: Dasar Fisiologi 2'l


Sistem Tubuh

Sistclr'n tHbe,h
.:'atem 3:*rta8'ran$can trnsrfi eosa$i$

;
]J

ffi
F,J
r1l
l[;
'J
Nukleus

Membran
plasma

Sc!-sei r'$ec&bentL*k Organel


**stq:mn {L$A:}et}r

Sel adalah bahan pembangun (building b/ock) tubuh makhluk Melalui kerja terkoordinasi dari berbagai komponen sel
hidup. Seperti halnya tubuh secara keseluruhan yang tersusun tersebut, setiap sel dapat melakukan fungsi-fungsi dasar
secara canggih, demikian juga interior sel. Sel memiliki tiga tertentu yang esensial bagi kelangsungan hidupnya dan
bagian utama: membran plasma yang membungkus sel; fungsi khusus yang membantu mempertahankan homeosta-
nukleus, yang mengandung bahan genetik sel; dan sitoplas- sis. Sel-sel tersusun sesuai spesialisasinya membentuk sistem
ma, yang tersusun menjadi organel-organel diskret sangat tubuh yang mempertahankan stabilitas lingkungan internal
khusus yang tersebar di seluruh cairan mirip gel, yaitu sitosol. yang esensial bagi kelangsungan hidup tubuh keseluruhan.
Sitosol dipenuhi oleh perancah protein, yaitu sitoskeleton, Semua fungsi tubuh akhirnya bergantung pada aktivitas
yang berfungsi sebagai "tulang dan otot" sel. masing-masing sel pembentuk tubuh.

22
Pembuluh Darah
dan Tekanan
Darah
SEK|tAS tst
PENDAHULUAN PENDAH U LUAN
I Jenis pembuluh darah Sebagian besar sel tubuh tidak berkontak langsung
I Hubungan aliran, tekanan, resistensi dengan lingkungan eksternal, namun sel-sel ini harus
ARTERI melakukan pertukaran dengan lingkungan tersebut,
I Saluran ke jaringan misalnya menyerap O, dan nutrien serta menge-
I Peran sebagai reservoar tekanan luarkan zat sisa. Selain itu, berbagai pembawa pesan
I Tekanan arteri kin.riawi harus diangkut di antara sel-sel untuk me-
ARTERIOL laksanakan aktivitas yang terpadu. Agar pertukaran
I Pembuluh resistensi utama jarak jauh ini te rcapai maka sel-sel dihubungkan satu
I Kontrol jari-jari arteriol sama lain dan dengan lingkungan eksternal oleh
I Peran dalam mendistribusikan curah jantung sistem vaskular (pembuluh darah). Darah diangkut
I Peran dalam mempertahankan tekanan darah arteri ke semua bagian tubuh melalui suatu sistem pem-
KAPILER
buluh yang membawa pasokan segar ke semua sel
sekitarnya sembari membersihkan zat-zat sisa.
I Tempat pertukaran
Semua darah yang dipompa oleh sisi kanan jan-
I Difusi menembus dinding kapiler
tung mengalir melalui sirkulasi paru ke paru untuk
I Bulk f/ow menembus dinding kapiler
menyerap O, dan membuang ClO,. Darah yang di-
I Pembentukan dan fungsi limfe
I Edema
pompa oleh sisi kiri lantung ke dalam sirkulasi
sistemik disebar dalarn berbagai proporsi ke organ-
VENA
organ sistemik melalr-ri susunan pembuiuh-pembu-
I Saluran ke jantung
luh paralel yang bercabang dari aorta (Gambar 10- 1)
I Peran sebagai reservoar darah (lihat juga h. 329). Susunan ini mernastikan bahwa
I Aliran balik vena semua organ menerima darah dengan komposisi
TEKANAN DARAFI yang sama; yaitu, suatu organ tidak menerima darah
I Faktor yang mempengaruhi tekanan darah rerata "bekas" yang telah melewati organ lain. Karena
I Refleks baroreseptor susunan paralel ini maka aliran darah yang melalui
I Hipertensi suatu organ dapat diatur secara independen sesuai
I Hipotensi; syok sirkulasi kebutuhan.
Di bab ini, kita mula-mula akan mengulas be-
berapa prinsip umum mengenai pola aliran darah
dan fisika aliran darah. Kemudian kita akan meng-
alihkan perhatian pada peran berbagai jer.ris pem-
buluh darah tempat darah mengalir. Kita akan meng-
akhiri bab ini dengan membahas bagaimana tekanan
darah diatur untuk menjamin penvaluran darah se-
cara adekuat ke jaringan.

369
Sebagai contoh, sebagian besar curah jantung didistribusi-
I Untuk mempertahankan homeostasis, organ kan ke saluran cerna (untuk menyerap nutrien), ke ginjal
perekondisi menerima aliran darah melebihi (untuk membuang zar sisa metabolik dan menyesuaikan
kebutuhan mereka sendiri. komposisi air dan elektrolit), dan ke kulit (untuk menge-
luarkan panas). Aliran darah ke organ lain-jantung, otot
Darah terus-menerus mengalami "rekondisi" sehingga kom-
rangka, dan sebagainya-semara-mata untuk memenuhi ke-
posisinya relatif konstan meskipun bahan-bahannya rerus
butuhan metabolik organ-organ tersebut dan dapat dise-
dikuras untuk menunjang aktivitas metabolik dan selalu
suaikan menurut tingkat aktivitasnya. Sebagai contoh, se-
mendapat tambahan zat sisa dari jaringan. Organ-organ
lama olahraga darah yang disalurkan ke otot-otor yang aktif
yang merekondisi darah normalnya menerima jauh lebih
jumlahnya meningkat unruk memenuhi kebutuhan meta-
banyak darah daripada yang diperlukan untuk memenuhi
boliknya.
kebutuhan metaboliknya, sehingga dapat menyesuaikan
Karena organ,organ perekondisi-organ pencernaan,
kebutuhan darah tambahan untuk mencapai homeostasis.
ginjal, dan kulit-menerima aliran darah melebihi kebutuhan
sendiri maka organ,organ rersebur dapat menghadapi penu-
runan temporer aliran darah jauh lebih baik daripada organ-
organ lain yang tidak mendapat tambahan darah. Secara

['1
100%
r._:11 i khusus, otak dapat mengalami kerusakan permanen jika
mengalami kekurangan aliran darah sementara. Dalam
waktu hanya empat menit kekurangan O,, otak sudah meng-
alami kerusakan terap. Karena itu, dalam operasi sistem sirku-
Sisi kanan jantung I Si.t kiri jantung lasi secara keseluruhan, penyaluran konstan darah yang ade-
kuat ke otak, yaitu organ yang paling tidak dapat menoleransi
gangguan aliran darah, merupakan prioritas utama.
a-*'--_]
t
__99i":13"'_J
Sebaliknya, organ-organ perekondisi dapat menoleransi
penurunan signifikan aliran darah untuk waktu yang relatif
{sit,"t lama. Sebagai contoh, sewaktu olahraga sebagian darah yang

ffi
d
normalnya mengalir ke organ pencernaan dan ginjai dialih-
kan ke otot rangka. Demikian juga, untuk menghemat panas
tubuh, aliran darah ke kulit sangat dikurangi sewaktu tubuh
terpaian ke lingkungan dingin.
t.:!il,:il= Pada bagian selanjutnya dari bab ini, anda akan melihat
bagaimana distribusi curah jantung disesuaikan menurur ke-
butuhan tubuh saat itu. Untuk sekarang, kita akan berkon-
[ -';--=l sentrasi pada faktor-faktor yang mempengaruhi aliran darah
melalui suatu pembuluh darah.

["*--_-l I Aliran darah melalui pembuluh bergantung pada


gradien tekanan dan resistensi vaskular.

il_---q,ffiw,n Laju aliran darah melalui suatu pembuluh (yaitu, volume


darah yang lewat per satuan waktu) berbanding lurus dengan

t;;.'*t gradien tekanan dan berbanding terbalik dengan resisrensi


vaskular:

AP

[-',*-l di mana

[ ."-rl] F
[P
= laju aliran melalui suatu pembuluh
= gradien tekanan
Gambar 10-1 R = resistensi pembuluh darah
Distribusi curah jantung saat istirahat. Paru menerima semua
darah yang dipompa keluar oleh sisi kanan jantung, semen-
tara masing-masing organ sistemik menerima bagian darah GRADIEN TEKANAN
yang dipompa keluar oleh sisi kiri jantung. Diperlihatkan
Gradien tekanan adalah perbedaan tekanan antara awal dan
persentase darah yang diterima oleh berbagai organ pada
kondisi istirahat. Distribr.rsi curah jantung ini dapat disesuaikan akhir suatu pembuluh. Darah mengalir dari daerah dengan
berdasarkan kebutuhan. tekanan lebih tinggi ke daerah dengan tekanan lebih rendah

370 Bab 10
mengikuti penurunan gradien tekanan. Kontraksi jantung aliran yang keluar dari ujung selang kecil, karena tekanan
menimbulkan tekanan pada darah, yai:l gaya dorong utama pada awal selang hanya sedikit lebih tinggi daripada akhir
bagi aliran melalui suatu pembuluh. Karena gesekan (resis- selang. Jika anda membuka keran lebar-lebar maka gradien
tensi), tekanan turun sewaktu darah menyusuri panjang tekanan sangat meningkat sehingga air mengalir melalui se-
pembuluh. Karena itu, tekanan lebih tinggi di awal daripada lang jauh lebih cepat dan menyembur dari ujung selang.
di akhir pembuluh, membentuk gradien tekanan untuk alir, Perhatikan bahwa perbedaan tekanan antara dua ujung pem-
an maju darah melalui pembuluh. Semakin besar gradien buluh, dan bukan tekanan absolut di dalam pembuluh yang
tekanan yang mendorong darah melalui suatu pembuluh, menentukan laju aliran (Gambar 10-2b).
semakin besar laju aliran melalui pembuluh tersebut (Gam-
bar 10-2a). Bayangkanlah sebuah selang taman yang dihu- RESISTENSI
bungkan ke keran. Jika anda membuka keran sedikit maka
Faktor lain yang mempengaruhi laju aliran melalui suatu
pembuluh adalah resistensi, yaitu ukuran tahanan arau
oposisi terhadap aliran darah yang melalui suatu pembuluh,
akibat gesekan (friksi) antara cairan yang bergerak dan
dinding vaskular yang diam. Seiring dengan meningkatnya
resistensi, darah menjadi semakin sulit melewati pembuluh
Tekanan
sehingga laju aliran berkurang (selama gradien tekanan tidak
50 mm Hg
berubah). Jika resistensi meningkat maka gradien rekanan
harus meningkat secara proporsional agar iaju aliran tetap.
Karena itu, jika pembuluh membentuk resistensi yang lebih
besar maka jantung harus bekerja lebih keras untuk
mempertahankan sirkulasi yang adekuat.
;l,i;il Resistensi terhadap aliran darah bergantung pada tiga
rr
faktor: (1) kekentalan (viskositas) darah, (2) panjang pem-
AP di pembuluh 2 = 2 kali daripada buluh, dan (3) jarr-jari pembuluh, yaitu faktor terpenting.
di pembuluh 1 Kata viskositas (disimbolkan 11) merujuk kepada friksi yang
terbentuk antara molekul-molekul cairan sewaktu saling ber-
Aliran di pembuluh 2 = 2 kali daripada
di pembuluh 1 geser saat cairan mengalir. Semakin besar viskositas semakin
besar resistensi terhadap aliran. Secara umum, semakin kental
Aliran - AP cairan, semakin besar viskositasnya. Sebagai contoh, gula cair
mengalir lebih lambat daripada air, karena gula cair memiliki
(a)
viskositas lebih besar. Viskositas darah ditentukan terutama
Tekanan
oleh jumlah sel darah merah yang beredar. Dalam keadaan
90 mm Hg normal, faktor ini relatif konstan dan karenanya kurang
begitu penting dalam mengontrol resisrensi. Namun, kadang
viskositas darah dan resisrensi terhadap aliran berubah karena
keiainan jumlah sel darah merah. Jika sel darah merah jum-
lahnya berlebihan maka aliran darah menjadi lebih lambat
daripada normal.
Karena darah "bergesekan" dengan lapisan dalam pem-
buluh sewaktu mengalir maka semakin luas permukaan pem-
AP di pembuluh 3 = sama dengan buluh yang berkontak dengan darah, semakin besar resisrensi
di pembuluh 2, terhadap aliran. Luas permukaan ditentukan baik oleh pan-
meskipun nilai
absolutnya jang (L) maupun jari-jarr (r) pembuluh. Pada radius tetap,
lebih besar semakin panjang pembuluh, semakin besar luas permukaan
dan semakin besar resisrensi terhadap aliran. Karena panjang
Aliran di pembuluh 3 = sama seperti
di pembuluh 2 pembuluh di tubuh tidak berubah maka hal ini bukan me-
Aliran - AP rupakan faktor variabel dalam kontrol resistensi vaskular.
Karena itu, penentu utama resistensi terhadap aliran
(b)
adalah jari-jari pembuluh. Cairan lebih mudah mengalir
Gambar 10-2
melalui suatu pembuluh besar daripada pembuluh kecil.
Hubungan aliran dengan gradien tekanan di pembuluh. (a)
Seiring dengan meningkatnya perbedaan tekanan (lP) antara Penyebabnya adalah bahwa volume rertentu darah berkontak
kedua ujung pembuluh, laju aliran meningkat setara. (b) Laju dengan luas permukaan yang jauh lebih besar pada pembu-
aliran ditentukan oleh perbedaan tekanan antara kedua luh berjari-jari kecil daripada pada pembuluh berjari-jari be-
ujung pembuluh bukan besar tekanan di masing-masing sar sehingga resistensi menjadi lebih besar (Gambar 10-3a).
ujung.
Selain itu, perubahan kecil dalam jari-jari pembuluh
menyebabkan perubahan nyata pada aliran karena resistensi

Pembuluh Darah dan Tekanan Darah 371


berbancling terbalik dengan pangkar ernpar jarr-jari (pengali HUKUM POISEUILLE
.rn iarr-jari clengan clirinr.a sendiri enrpat kali):
Faktor laktor yirng mempengaruhi keceparan aliran n-relalui
suatu perrbuluh diintegrasikan dalarn hukum Poiseuille se-
o'. I
bagar berikut:

rAI)r''
Karena itu, peningkatan clua kali lipar jari-jari nrengurangi Laju:rliran =
8qL
resistensi nrenladi 1/1(r dari nilai arval (r' - 2 x ), x2 x 2 - 16:
R z 1/l(r) dan karenanya meningkatkan aliran n'relalr-Li penr- I\4akna dari hubr-rngar) anrrrra aliran, tekanan, dan resistensi.
buluh l(r kali lipat (pada gradien tekanan vang sarla) ((larn vang terLrt:lma clitentukan oleh jari-jari pembuluh, akan
bar 10-3b). Kebalikannya juga berl:rku. Hanva l/16 junrlah rr.renjadi sen.rakin jelas setelah kita melakukan "perjal:rnan"
clar:rh vang mengalir melalui suatu pentrtrluh pada gradien menyusuri pembr.rlr-rh di bagian selanjutnya.
tekanan vang sarra jika jari-jari clikurangi rrenjadi separr-rh-
nva. Y:rng penrng, jari-jari arreriol dapat diarr.rr dan rneru,
I Anyaman pohon vaskular terdiri dari arteri,
pakan fal<tor uranra clalarr nrengontrol resistensi terhadap
arteriol, kapiler; venula, dan vena.
.rliran tlarah iii seluruh sistenr pembrrltrh.
Sirkulasi sisternik dan paru masing-masing terdiri clari
sistem pembuluh vang tertLLtlrp ((iambar 10,4). (Untuk

Kapiler
paru

tE)f I I

Arteriol Venula
Arteri
pulrnonalis Sirkulasi paru
Vena
pulmonalis

Aorta
(arteri
Vena
sistemik
sistemik
Gradren \ utama)

:"#:"'.

Sirkulasi sistemik
Kapiler
Jari-jari di pembuluh 2 = 2 kali
Pembuluh 1

Resistensi di pembuluh 2 = 1116.kali


.

Pembuluh 1

Arteri kecil
Ariran di pembuluh , =
19.1:,' , .
pembuluh
yang bercabang
1
dari aorta untuk
mendarahi
Resistensi - 1/r/ berbagai jaringan
Aliran - ra Untuk menyederhanakan, hanya dua anyaman
(b) kapiler di dalam dua organ yang diperlihatkan

Gambar 10-3 Gambar 10-4


Hubungan resistensi dan aliran dengan jari-jari pembuluh. (a) Organisasi dasar sistem kardiovaskular. Arteri-arteri secara
Volume darah yang sama berkontak dengan luas permukaan progresif bercabang-cabang untuk membawa darah dari
yang lebih besar di pembuluh berjari-jari kecildaripada di .lantung ke organ. Ke setiap organ terbentuk suatu cabang
pembuluh berjari-jari besar. Karena itu, pembuluh ber.lari-jari arteri tersendiri untuk menyalurkan darah. Setelah masuk ke
kecil menghasilkan resistensi lebih besar terhadap aliran dalam organ yang didarahinya, arteri bercabang-cabang
darah, karena darah "bergesekan" dengan permukaan yang menjadi arteriol yang kemudian bercabang-cabang lagi
lebih luas. (b) Peningkatan dua kali lipat jari-jari mengurangi menjadi anyaman kapiler yang luas. Kapiler-kapiler menyatu
resistensi menjadi 1/1 6 dan meningkatkan aliran 16 kali lipat, kembali untuk membentuk venula, yang selanjutnya menyatu
karena resistensi berbanding terbalik dengan pangkat empat menjadi vena-vena kecil yang keluar dari organ. Vena-vena
kecrl secara progresif menyatu untuk membawa darah
lari-jari.
kembali ke jantung.

372 Bab 10
sejarah vang nrenyebabkan disinrpulkannya bahwa pem- morlrpa dar-ah ke dalam artcri dan kemudian rnelenras unruk
buluh darah membentuk suatu sistem tertutup lihatlah dapar cliisi oleh darah vena. Ketika jantung mele rnas dan ter
Fitur penyerta dalarn boks, Konsep, Tantangan, dan Kon isi tidak ada lagi darah yang dipompa keluar. Namun, :rlir:rn
troversi). Rangkaian vaskular ini n-rasing-masing terdiri darah kapiler tidak berfluktuasi antara sistol dan diastol jarr-
dari kor.rtir.rum jenis pembuluh darah berbeda yar.rg ber- tung, darah terus mengalir rnelalui kapiler yang rrendarahi
awal dari dan berakhir di jantung. Pada sirkulasi sistemik, organ-organ. Gaya pendorong bagi aliran darah yang rerus
arteri, yang rnembawa darah dari jantung ke organ, ber- menerus ke organ sewaktu relaksasi jantung ini dihasilkan
cabang membentuk "pohon" pembuluh darah yang se- oleh clastik dinding arreri.
'ilar
nrakin kecil dengan berbagai cabang menyalr.rrkan darah Semua pembuluh dilapisi oleh satu lapisan ripi' ,'rt'r
ke berbagai bagian tubuh. Ketika mencapai organ yang polos dan sel endotel gepeng yang berhubungan dengan la-
ciidarahinya, arteri kecil bercabang-cabang membentuk pisan endotel (endokardium) jantung. Lapisan endotel arteri
banyak arteriol. Volume darah yang mengalir melalui dikelilingi oleh suatu dinding tebal yang terbuat dari otor
suatu organ'dapat disesuaikan dengan nrengatur kaliber polos dan jaringan ikat. Jaringan ikat arteri mengandung dua
(garis tengah internal) arteriol organ tersebut. Arteriol jer.ris serat jaringan ikat dalam junrlah banyak; sffdt ko/agen,
kemudian bercabang-cabang di dalam organ merrjadi ka- yarrg menghasilkan kekuata.n tensile terhadap tekanan pen-
piler, pembuluh terkecil, tempat terjadinva pertukaran dorong yang tir.rggi dari darah yang disemprotkan oleh jan-
antara darah dengan sel sekitarr-rya. Pertukaran di kapiler tung; dan serat e/astin, yang me mbe ri dinding arteri elastisiras
ini adalah tujuan utama sistern sirkulasi; semua aktivitas sehingga arteri berperilaku scperti balon (('ambar 1 0-5).
lain sistem ditujukan untuk menjamin distribusi darah ke Sewaktu jantung rnemompa darah ke dal:rrr arrcri rc
kapiler untuk pertukaran dengan semua sel. Kapiler- waktu sistol ventrikel, lebih banvak clarah vang masuk ke ar
kapiler menyatLr kembali membentuk venula kecil, yang teri clari jantung daripada vang keluar ke penrbr-rluh,penrbu-
lebih lanjut menyatu membentuk vena kecil yang keluar luh yang lebih kecil di hilir karena pembuluh,pcnrbuluh kecil
dari orgar-r. Vena-vena kecil secara progresif menyatu atau ir.ri memiliki resistensi yang lebih besar terhadap aliran. Irlas,
berkonvergensi untuk membentuk vena besar yang akhir- tisitas arteri memungkinkan pembulr,rh ini mengernbang un,
nya mengalirkan isinya ke jantung. Arteriol, kapiler,,dar.r tuk secara temporer menampung kelebihan volume darah
ve nula secara kolektif dise but sebagai mikrosirkulasi, ka- yang disemprotkan oleh jantung, menyimpan sebagian e ne rgi
rena pembuluh-pembuluh ini hanya dapat dilihat der.rgan tekanan yang ditimbulkan ole h kontraksi jar.rtung di dinding,
mikroskop. Pembuluh mikrosirkulasi semuanya terletak nya yang teregang seperti balon yang mengembang urrtuk
di dalam organ. Sirkulasi paru terdiri dari tipe-tipe pem- mengakomodasi tarr-rbahan volume udara 1'ang anda henrbus-
buluh yang sama, kecuali bahwa semua darah dalam sis- kan ke dalamnya (Gambar lO-(ra). Ketika janrung melerras
tem ini mengalir antara jantung dan paru. Jika disambung dan berhenti memompa darah ke dalam arte ri, dinding arreri
dari ujung ke ujung maka seluruh pembuluh darah di vang teregang secara pasif mengecil (recoil), seperti balon
tubuh dapat mengelilingi bumi dua kalil yarrg dikempiskan. Recoil irri mendorong kelebihan darah cli
Dalam membahas jer.ris-jenis pembuluh di bab ini, kita arteri masuk ke dalam pembuluh-pembuluh di hilir, memas-
akan merujuk kepada peran masing-masing dalam sirkulasi tikan aliran darah yang kontinyu ke organ,organ ketika jan-
sistemik, dimr-rlai dari arteri sistemik. tung r-nelemas dan trdak memompa darah ke clalam sistenr
(Gambar I 0-6b).

ITekanan arteri berfluktuasi dalam kaitannya


dengan sistol dan diastol ventrikel.
ARTERI
Tekanan darah, gaya yang ditimbulkan oleh darah rerhada;r
Masing-n.rasing segmen pada pohon vaskular dibuat khusus
dinding pembuluh. bergantung pada volume darah vang ter
untuk melakukan tugas spesifik (Tabel I 0- I ).
kandung di dalam pembuluh dan compliance, atau disten-
sibilitas dinding pembuluh (seberapa mudah pembuluh ter
I Arteri berfungsi sebagai saluran transit cepat ke sebut diregangkan). Jika volume darah yang masuk ke arteri
organ dan sebagai reservoar tekanan. sama dengan volume yang keluar dari alteri selama periode
yang sama maka tekanan darah arteri akan konstan. Namun,
Arteri dibentuk khusus untuk (1) berfungsi sebagai saluran pada kenyataar.u.rya tidaklah demikian. Sewaktu sistol ven,
transit cepat bagi darah dari jantung ke berbagai organ trikel, satu isi sekuncup darah masuk ke arteri dari ventrikel.
(karena jari-jarinya yang besar, arteri tidak banyak menim- sementara hanya sekitar sepertiga dari jumlah tersebut yang
bulkan resistensi terhadap aliran darah) dan (2) berfungsi se- meninggalkan arteri untuk masuk ke arteriol. Selan-ra diastol.
bagai reservoar (penampung) tekanan untuk menghasilkan tidak ada darah yang masuk ke arreri, semenrara darah terus
gaya pendorong bagi darah ketika jantung dalam keadaan keluar dari arteri, didorong oleh recoi/ elas:irk. Tekanan mak-
relaksasi- sirlal yang ditimbulkan pada arteri sewaktu clarah disemplrt-
Marilah kita kernbangkan peran arteri sebagai reservorr kan ke dalam penrhulr.Lh terrebur selama sistol drsebut
tekanan. Jantung berkontraksi secara bergantian untuk me- tekanan sistolik, rerata adalah l2t, rnm Hg. Tekanan rnrnr

Pembuluh Darah dan Tekanan Darah 373


Konsep, ThntanEan, dan Kontroversi
Dari Humor ke Harvey: Sekelumit Sejarah Sirkulasi
Saat ini bahkan murid sekolah dengan udara sebagai bahan pendingin. Galen, vena dan arteri adalah saluran
menengah mengetahui bahwa darah Aristoteles dapat mengamati dengan untuk mengangkut berbagai jenis
dipompa oleh jantung dan secara matanya sendiri arteri dan vena pada pneuma, dan tidak terdapat hubungan
terus-menerus beredar ke seluruh tubuh mayat tetapi tidak memiliki mikroskop langsung antara vena dan arteri.
dalam suatu sistem pembuluh darah. untuk mengamati kapiler. (Mikroskop Jantung tidak terlibat dalam
Selain itu, orang menerima tanpa belum diciptakan sampai abad ke-17). pemindahan darah tetapi merupakan
bertanya bahwa darah menyerap O, di Karena itu, ia tidak berpikir bahwa arteri tempat di mana udara dan darah
paru dari udara yang kita hirup dan dan vena berhubungan langsung. bercampur. (Kini kita mengetahui bahwa
menyalurkannya ke berbagai organ. Pada abad ke-3 SM, Erasistratus, darah dan udara bertemu d.i paru untuk
Namun, pengetahuan umum ini belum seorang Yunani yang oleh banyak orang mempertukarkan O, dan COr).
diketahui selama hampir sepanjang dianggap sebagai "ahli ilmu faal" Galen adalah orang pertama yang
sejarah. Meskipun fungsi darah telah pertama, mengusulkan bahwa hati memahami perlunya eksperimen, tetapi
diterangkan sejak lima abad sebelum menggunakan makanan untuk mem- sayangnya, ketidaksabaran dan
Masehi, namun konsep modern kita buat darah, yang oleh vena disalurkan keinginannya untuk terkenal dalam
tentang sirkulasi belum berkembang ke organ-organ lain. la percaya bahwa bidang filsafat dan sastra mendorongnya
sampai tahun 1628, lebih dari 2000 arteri mengandung udara, bukan darah. mengemukakan teori-teori komprehen-
tahun kemudian, ketika William Harvey Menurut pandangannya, pneuma sif yang tidak selalu didasarkan pada
mempubl ikasikan penelitiannya tentang ("udara"), suatu kekuatan kehidupan, pengumpulan bukti yang memerlukan
sistem sirkulasi. dimasukkan oleh paru, yang memindah- waktu. Meskipun anggapannya tentang
Bangsa Yunani kuno percaya bahwa kannya ke jantung. Jantung mengubah struktur dan fungsi tubuh sering tidak
segala benda di alam terdiri dari hanya udara menjadi "kekuatan kehidupan" tepat namun teori-teorinya meyakinkan
empat unsur: bumi, udara, api, dan air. yang dibawa oleh arteri ke organ-organ karena tampak logis dalam memadukan
Dengan menerapkan pandangan ini ke lain. apa-apa yang diketahui pada saat itu.
tubuh manusia, mereka berpikir bahwa Galen (tahun 1 30 - 206), seorang Selain itu, banyaknya tulisan yang
keempat elemen ini mengambil bentuk dokte; f ilsuf, dan ilmuwan Romawi yang dibuatnya ikut membantunya menjadi
empat "humor" (cairan): empedu hitam menghasilkan banyak karya, ekstrover; otoritas. Pada kenyataannya, tulisan-
(mewakili bumi), darah (mewakili udara), dan dogmatik, mengembangkan karya tulisannya tetap menjadi "kebenaran"
empedu kunlng (mewakili api), dan Erasistratus dan ilmuwan lain sebelum- anatomik dan fisiologik selama hampir
phlegm (mewakili air). Menurut orang nya. Galen menguraikan lebih lanjut teori 15 abad, sepanjang Abad Pertengahan
Yunani kuno, penyakit terjadi ketika pneumatik. la mengusulkan tiga anggota hingga ke Renaissance. Sedemikian
salah satu cairan tidak seimbang dengan fundamental di tubuh, dari yang mendalamnya doktrin Galen tertanam
cairan lainnya. "Pengobatannya" logis: terendah hingga tertinggi: hati, jantung, sehingga orang yang menyanggah
Untuk memulihkan keseimbangan dan otak. Masing-masing didominasi oleh kebenarannya akan mempertaruhkan
normal, keluarkan cairan apapun yang pneuma khusus, atau "kekuatan". nyawa mereka karena dianggap sebagai
berlebihan. Karena cairan yang paling (Dalam bahasa Yunani, pneuma klenik sekular.
mudah dikeluarkan adalah darah maka mencakup gagasan tentang "udara", Baru pada masa Renaissance dan
pengeluaran darah menjadi prosedur "napas", dan "kekuatan"). Seperti peninjauan ulang ilmu-ilmu klasik, para
baku untuk mengobati banyak penyakit- Erasistratus, Galen percaya bahwa hati peneliti berpikiran independen dari
suatu praktek yang bertahan hingga membentuk darah dari makanan, Eropa mulai mempertanyakan teori-teori
jaman Renaissance (yang dimulai pada menyerap kekuatan "alam" atau "fisik" Galen. Yang menonjol, dokter lnggris
tahun'l 330-an hingga 1 600-an). (p ne uma p hysicon) dalam prosesnya. William Harvey (1 578 - t 657) mempelo-
Meskipun anggapan bangsa Yunani Darah yang baru dibentuk kemudian pori pandangan tentang peran yang
kuno tentang keempat cairan tersebut mengalir melalui vena ke organ. dimainkan oleh jantung, pembuluh
salah namun konsep mereka tentang Kekuatan alam, yang dianggap Galen darah. dan darah. Melalui pengamatan-
perlunya keseimbangan di dalam tubuh adalah uap yang berasal dari darah, nya yang cermat, eksperimen, dan logika
sangatlah akurat. Seperti kita ketahui, mengontrol fungsi nutrisi, pertumbuhan, deduktif, Harvey menjadi orang pertama
sekarang kehidupan bergantung pada dan reproduksi. Jika pasokan kekuatan yang secara tepat mengidentifikasi
homeostasis, pemeliharaan keseimbang- tersebut telah terkuras maka darah jantung sebagai pompa yang berulang-
an yang tepat antara semua elemen mengalir dalam arah berlawanan melalui ulang mengalirkan sejumlah kecil darah
lingkungan internal. jalur vena yang sama, kembali ke hati maju ke satu arah tetap dalam suatu
Aristoteles (384 -322 5M), seorang untuk diisi kembali. Ketika diangkut jalur sirkular melalui sistem pembuluh
ahli biologi serta f ilsuf, adalah salah satu dalam darah vena ke jantung, kekuatan darah yang tertutup (sistem sirkulasi). la
orang pertama yang secara tepat alam tersebut bercampur dengan udara juga dengan tepat mengusulkan bahwa
menerangkan bahwa jantung sebagai yang dihirup dan dipindahkan dari paru darah mengalir ke paru untuk bercam-
pusat dari suatu sistem pembuluh darah" kejantung. Kontak dengan udara di pur dengan udara (dan bukan udara
Namun, ia beranggapan bahwa jantung jantung mengubah kekuatan alam mengalir ke jantung untuk bercampur
adalah tempat bersemayamnya intelek menjadi kekuatan yang lebih tinggi, dengan darah). Meskipun ia tidak dapat
(otak belum diketahui sebagai tempat kekuatan " vital" (p neu ma zoti kon). melihat hubungan fisik antara arteri
keberadaan intelek sampai lebih dari Kekuatan vital, yang dibawa oleh arteri, dan vena, ia telah berspekulasi tentang
seabad kemudian) dan tungku yang menyalurkan panas dan kehidupan ke keberadaan pembuluh tersebut.
menghangatkan darah. la beranggapan seluruh tubuh. Kekuatan vital diubah Barulah setelah mikroskop ditemukan
bahwa kehangatan ini adalah kekuatan lebih lanjut menjadi kekuatan pada abad berikutnya,
vital kehidupan karena tubuh cepat "hewani" atau "psikis" (uoneuma eksistensi hubungan-hubungan
mendingin setelah mati. Aristoteles juga psychikon) di otak. Kekuatan terakhir ini tersebut, yaitu melalui kapiler;
secara sali:h berteori bahwa napas mengatur otak, saraf, perasaan, dan dipastikan oleh Marcello Malphigi
memberi ve ntilasi pada "tungku", sebagainya. Karena itu, menurut teori (1628- 1694).

374 Bab 10
arteri. Namun, tekanan dapat diukur secara tak langsung
dengan iebih mudah dan cukup akurat dengan sffgmoma-
nometer, suatu manset yang dapat dikembungkan dan di-
pasang secara eksternal untuk mengukur tekanan. Ketika
manset dilingkarkan di sekitar lengan atas dan kemudian di-
kembungkan dengan udara maka tekanan manset disalurkan
melalui jaringan ke arteri brakhialis di bawahnya, pembuluh
utama yang membawa darah ke lengan bawah (Gambar
10-8). Teknik ini memerlukan penyeimbangan antara tekan-
an di manset dan tekanan di arteri. Ketika tekanan manser
i" lebih besar daripada tekanan di pembuluh maka pembuluh
;J

tertekan dan menutup sehingga tidak ada darah yang meng-


,.,11:;..'i,
! alirinya. Ketika tekanan darah lebih besar daripada tekanan
lE 1.q E manset maka pembuluh terbuka dan darah mengalir me-
' Iq.,jii C
, iii'lr'
it,iil l lewatinya.
,.
lj'i,e ii o
iiriii; ,i
.!i;r,
'"
,,rti.

.,r!i:
PENENTUAN TEKANAN SISTOLIK DAN DIASTOLIK
6
F Selama penentuan tekanan darah, stetoskop diletakkan di
o
atas aneri brakhialis di sisi dalam siku tepat di bawah manser.
Gambar 10-5
Tidak terdengar suara ketika darah tidak mengalir melalui
Serat elastin di arteri. Mikrograf cahaya dari sepotong
dinding aorta pada potongan melintang ini memperlihatkan
pembuluh atau ketika darah mengalir dalam aliran laminar
banyak serat elastin bergelombang, yang umum ditemukan di normal (lihat h. 348). Sebaliknya, aliran darah turbulen men-
semua arteri. ciptakan getaran yang dapat terdengar. Bunyi yang terdengar
ketika memeriksa tekanan darah, yang dikenal sebagai bunyi
Korotkoff, berbeda dari bunyi jantung yang berkaitan
mal di daiam arteri ketika darah mengalir keluar menuju ke dengan penutupan katup ketika kita mendengar jantung
pembuluh yang lebih kecil di hilir sewaktu diastol disebut dengan steroskop.
tekanan diastolik, rerata adalah 80 mm Hg. Meskipun Pada permulaan penentuan tekanan darah, manset di-
tekanan ventrikel turun ke 0 mm Hg sewaktu diastol namun kembungkan ke tekanan yang lebih besar daripada tekanan
tekanan arteri tidak turun hingga 0 mm Hg karena terjadi darah sehingga arteri brakhialis kolaps. Karena tekanan eks-
kontraksi jantung berikutnya dan mengisi kembali arteri ternal ini lebih besar daripada puncak tekanan internal maka
sebelum semua darah keluar dari sistem arteri (Gambar 10-7; arteri terjepit total di sepanjang siklus jantung; tidak ter-
lihat juga Gambar 9-17 , h. 345). dengar bunyi apapun, karena tidak ada darah yang mengalir
(titik I di Gambar 10-8b). Sewaktu udara di manser secara
perlahan dikeluarkan, maka tekanan di manset secara per-
ITekanan darah dapat diukur secara tak langsunq lahan juga berkurang. Ketika tekanan manser turun tepat di
dengan rnenggunakan sfigmomanometer. bawah tekanan sistolik puncak, arteri secara rransien terbuka
sedikit saat tekanan darah mencapai puncak ini. Darah sesaat
Perubahan tekanan arteri sepanjang siklus jantung dapat di- lolos melewati arteri yang tertutup parsial sebelum rekanan
ukur secara langsung dengan menghubungkan suatu alat arteri turun di bawah tekanan manset dan arteri kembali
pengukur tekanan ke jarum yang dimasukkan ke sebuah kolaps. Semburan darah ini turbulen sehingga dapat ter-

Tabel 10-1
Gambaran Pembuluh Darah

JENIS PEMBULUH

GAMBARAN Arteri Arteriol Kapiler Vena

Jumlah Beberapa ratus* Setengah juta Sepuluh milyar Beberapa ratus*


Gambaran Dinding tebal, sangat Dinding sangat berotot, Dinding tipis; luas Dinding tipis; sangat
Khusus elastik; radius besar* persarafan lengkap; penampang melintang total mudah teregang; radius
radius kecil besar besar*
Fungsi Saluran dari jantung ke Pembuluh resistensi Tempat pertukaran; Saluran dari organ ke
organ; berfungsi sebagai utama; menentukan menentukan distribusi cairan jantung; berfungsi
reservoar tekanan distribusi curah jantung ekstrasel antara plasma dan sebagai reservoar darah
cairan interstisium
*Jumlah dan gambaran khusus ini mengacu pada arteri dan vena besar, tidak pada cabangg arteri atau vena yangiebih kecil

Pembuluh Darah dan Tekanan Darah 375


iL

Arteri

Jantung berkontraksi dan mengosongkan isinya


(a)

Arteri

--'f-r f-f-t-- Arteriol

Dari vena ---f -L*L_L_L-L-- Ke kapiler

Jantung melemas dan terisi


(b)
Gambar l0-5
Arteri sebagai reservoar tekanan. Karena elastisitasnya maka arteri berfungsi sebagai reservoar (penampung) tekanan. (a) Arteri
elastik teregang sewaktu sistol jantung karena lebih banyak darah yang disemprotkan ke dalam arteri dibandingkan dengan
yang keluar ke arteriol sempit beresistensi tinggi di hilir. (b) Recol/ elastik arteri selama diastol jantung terus mendorong darah
maju ketika jantung tidak sedang memompa darah.

clengar. Karena itu, tekanan manser terringgi saat bury)i per- Ketika tekanan manser akhirnya turun di bawah tekan-
tama dapar didengar menunjukkan tehanan sbtolik (titik2). an diastol, arteri brakhialis tidak lagi terjepit sepanjang siklus
Sewaktu tekanan manset rcrus turun, darah secara intermiten jantung, dan darah dapat mengalir tanpa terhambat melalui
menyembur melewati arteri dan menghasilkan suara seiring pembuluh (titik 5). Dengan pulihnya aliran darah nonrurbu-
dengan siklus jantung seriap kali tekanan arteri melebihi len ini maka tidak ada lagi suara yang terdengar. Karena itu,
rekanan manser (titik 3). tekanan manser rerringgi saat bunli terakhir terdengar me-
nunjukkan tekanan diastolik (titik 4).
Pada praktek klinis, tekanan darah arteri dinyatakan
sebagai tekanan sistolik per tekanan diastolik, dengan batas
untuk tekanan darah yang dianjurkan adalah kurang dari
^1 120/80 mm Hg.
rO)
E
E
-
q)
TEKANAN NADI
E rerata
o Denyut yang dapat dirasakan di sebuah arteri yang terletak
c \
G
c dekat dengan perrnukaan kulit disebabkan oleh perbedaan
o
Y antara tekanan sistolik dan diastolik. Perbedaan tekanan ini
o
F dikenal sebagai tekanan nadi. Ketika tekanan darah 120/g0
nrm Hg, tekanan nadi adalah 40 mm Hg (l 20 mm Hg g0
Waktu (mdet) mm Hg).
Galnbar 10-7
Tekanan darah arteri. Tekanan sistolik adalah tekanan puncak
yang ditimbulkan pada arteri ketika darah dipompa masuk ke
dalam pembuluh tersebut sewaktu sistol ventrikel. Tekanan
I Tekanan arteri rerata adalah gaya pendorong
diastol adalah tekanan terendah yang ditimbulkan pada arteri utama aliran darah.
ketika darah mengalir keluar darinya ke pembuluh di hilir
sewaktu diastol ventrikel. Tekanan nadi adalah perbedaan Tekanan arteri rerata adalah tekanan rerata yang men-
antara tekanan sistol dan diastol. Tekanan rerata adalah dorong darah maju menuju jaringan sepanjang siklus jan-
tekanan rata-rata di sepanjang siklus jantung. tung. Berbeda dari apa yang mungkin anda harapkan,

376 Bab 10
Ketika tekanan darah 120180 mm Hg

ils
l
Alat .-"!F fl Ketika tekanan manset lebih besar
perekam T daripada 120 mm Hg dan melebihi
I
g,j
tekanan
4#' i Ei
tekanan di sepanjang siklus lantung

E{"=- ii =
Tidak ada darah mengalir melalui
pembuluh darah
lr4
i!i1j
i:li @
ti,'J lri"leri ;li* ;:lrt:lit
ir

Ketika tekanan manset berada antara


h 120 dan 80 mm Hg

Darah yang mengalir melalui pembuluh

,H bersrfat turbulen setiap kali tekanan


darah melebihi tekanan manset

@
ilrri,i;rii( Lei..iiirEri lji$i{.:i;i{
# 'i
* rJ +: I r11 i,: r :* i.r i i i i r I i j i$ i i r j iit: i I i,;ili t{:j j I ;1
iig @ :;* l n i: i; r* I g i j i;; r: il-t t * u j * I :irivii;i !i1 i,j
it 1ia I a it C;! t;] ii 5t{t;l i ;ri -si ii i ; r; t.i i: I,ri:; i i.: i i
+r:!ij
i\! itk*:ial inrtisct

KetrKa tekanan manset lebih kecil


daripada 80 mm Hg dan berada
(a)
h di bawah tekanan darah di sepanjang
siklus lantung

;140
I
E
Tekanan manset Tekanan darah
Wi Darah mengalir melalui pembuluh
dalam aliran laminar
120
5 @ S i-r,lvt i*lr it kil
il i;:slfi i.i rIiil
i l irjriiiji!r.l;tr prIriu
i-1;r
ie i'ti.r it;;i ti
E 100 i i i f i

c 'i,,i"il lrriii:**ur
6
@
t80
ffi;
i:i;r'ryl sretui:,;li iu-l
F ''' -- t .

ijitfj i1t.ji,:ri 1{,iti.ii.iil.l::


*Daerah berarsir merah waktu
adalah waktu saat darah (b) (c)
menealir di arteri brakialis

Gambar 10-8
Sfigmomanometri. (a) Pemakaian sfigmomanometer dalam menentukan tekanan darah. Tekanan di manset yang dapat
dikembungkan dapat diubah-ubah untuk menghambat atau memungkinkan darah mengalir di arteri brakhialis di bawahnya.
Aliran darah turbulen dapat dideteksi dengan stetoskop, sementara aliran yang lancar laminar dan tidak ada aliran tidak dapat
didengar. (b) Pola bunyi dalam kaitannya dengan tekanan manset dibandingkan dengan tekanan darah. (c) Aliran darah meialui
arteri brakhialis dalam kaitannya dengan tekanan manset dan bunyi

tekanan alteri rerata bukan nilai tengah antara tekanan Tekarran arteri rerata =
sistolik dan diastolik (n.risalnya, dengan tekanan darah rekanan diastolik + 1/3 tekanan nadi
120/80 mm Hg, tekanan rerata bukan 100 mm Hg). Penye-
babnya adalah bahwa dalam setiap siklus jantung tekanan Pada 120/80, tekanan arteri rerata =
arteri iebih dekat dengan tekanan diastolik daripada tekar.r- 80 mm Hg + (1/3) 40 mm Hg = 93 mm Hg
an sistolik r.rntuk periode yang lebih lama. Pada kecepatan
jantung istirahat, sekitar dua pertiga dari siklus jantung Tekanan arteri rerata, bukan tekanan sistolik atau diastolik,
dihabiskan dalam diastol dan hanya sepertiga dalam sistol. yang dipanta,u dan diatur oleh refleks-refleks tekanan darah
Sebagai analogi, jika sebuah mobil balap berjalan 80 km/ yang dijelaskan kernudian di bab ini.
jam selama 40 menit dan 120 km/jam selama 20 menit Karena arteri tidak banyak menimbulkan resistensi rer-
rnaka keceparan reraranya adalah 93 kmijam, bukan nilai hadap alirar.r maka hanya sedikit energi yang lenyap di pe m-
tengah sebesar 100 km/jarn. buluh ini akibat gesekan. Karena itu, tekanan arteri-sistol,
Demikian juga, perkiraan tekanan arteri rerata dapat diastol, nadi, atau rerata-pada hakikatnya sama di seluruh
dilakukan dengan menggunakan rumus berikut: percabangan arteri (Gambar 10-9).

Pembuluh Darah dan Tekanan Darah 377


120
110
100
90

PBo
E70
E
;60
(E

:f50
P40
30
20
10
0
Ventrikel Arteri Arteriol KaPiler Venula dan vena
kiri besar
Ganrbar 10-9
Tekanan sepanjang sirkulasi sistemik. Tekanan ventrikel kiri berubah-ubah antara tekanan rendah 0 mm Hg sewaktu diastol
hingga tekanan tinggi 120 mm Hg saat sistol. Tekanan darah arteri, yang berfluktuasi antara tekanan sistol puncak 120 mm Hg
dan tekanan diastol rendah 80 mm Hg setiap siklus jantung, memiliki kekuatan sama di seluruh arteri-arteri besar. Karena
tingginya resistensi arteriol, maka tekanan menurun drastis dan ayunan tekanan sistolik ke diastolik diubah menjadi tekanan
nondenyut ketika darah mengalir melalui arteriol. Tekanan terus menurun tetapi dengan kecepatan yang lebih rendah sewaktu
darah mengalir melewati kapiler dan sistem vena.

Tekanan darah terdapat di seluruh pohon vaskular, te- tekanan di akhir arteriol (yaitu, di awal kapiler) akan sama
tapi ketika kita membahas "tekanan darah" seseorang tanpa dengan tekanan arteri rerara. Tidak ada gradien tekanan yang
kualifikasi jenis pembuluh darah apa yang sedang dibicara- akan mendorong darah dari jantung ke anyaman kapiler di
kan, maka istilah tersebut menunjukkan tekanan di arteri. jaringan.
Resistensi arteriol juga mengubah ayunan tekanan
sistolik-diastolik di arteri menjadi tekanan nonfluktuatif di
ARTERIOL kapiler.
Jari-jari (dan, karenanya, resistensi ) arteriol yang men,
Ketika mencapai organ yang didarahinya, arteri bercabang- darahi masing-masing organ dapat disesuaikan secara inde-
cabang menjadi banyak arteriol di dalam organ tersebut. penden untuk melaksanakan dua fungsi: ( 1) mendistribusikan
curah jantung di antara berbagai organ sistemik, bergantung
pada kebutuhan sesaat tubuh; dan (2) membantu mengarur
I Arteriol adalah pembuluh resistensi tekanan darah arteri. Sebelum membahas bagaimana penye-
utama. suaian tersebut penting dalam melaksanakn kedua fungsi
tersebut, kita akan membicarakan mekanisme-mekanisme
Arterioi adalah pembuluh resistensi utama di pohon vaskular
yang berperan dalam penyesuaian resistensi arteriol.
karena jari-jarinya yang cukup kecil untuk menghasilkan
resistensi yang lumayan besar terhadap aliran darah. (Meski-
pun kapiler memiliki jari-jari lebih kecil daripada arterioi, VASO TO NSTRI KS I DAN VASOD I LATAS I

anda akan melihat bahwa secara kolektif kapiler tidak me- Tidak seperti arteri, dinding arteriol hanya sedikit mengan-
nimbulkan resitensi sebesar yang ditimbulkan oleh arteriol). dung jaringan ikat elastik. Namun, pembuluh ini memiliki
Berbeda dari resistensi arteri yang rendah, tingginya resistensi lapisan otot polos yang tebal dan dipersarafi oleh serat saraf
arteriol menyebabkan penurunan mencolok tekanan rerata simpatis. Otot polos juga peka terhadap perubahan kimiawi
sewaktu darah mengalir melalui pembuluh-pembuluh kecil lokal dan beberapa hormon dalam darah. Lapisan oror polos
ini.Secara rerata, tekanan turun dari 93 mm Hg, yaitu berjalan melingkar di sekitar arteriol (Gambar 10,10a);
tekanan atteri rerata (tekanan darah yang masuk ke arteriol), karenanya, ketika lapisan otot polos berkontraksi maka ling-
menjadi 37 mm Hg, yaitu tekanan darah yang meninggalkan karan (dan jari-jari) pembuluh menjadi lebih kecil, mening-
arteriol dan masuk ke kapiler (Gambar 10-9). Penurunan katkan resistensi dan mengurangi aliran melalui pembuluh.
tekanan ini membantu membentuk perbedaan tekanan yang Vasokonstriksi adalah kata yang digunakan untuk penyem-
mendorong darah mengalir dari jantung ke berbagai organ di pitan pembuluh semacam itu (Gambar 10-10c). Kara vaso-
hilir. Jika tidak terjadi penurunan tekanan di arteriol maka dilatasi (vasodilasi) merujuk kepada peningkatan lingkar/

378 Bab 10
keliling dan jari-jari pembuluh akibat melemasnya lapisan vasodilatasi; hanya vasokonstriksi dengan derajat bervariasi
otot polosnya (Gambar 10-10d). Vasodilatasi menyebabkan yang dapat dilakukan.
penurunan resistensi dan peningkatan aliran melalui pem- Berbagai faktor dapat mempengaruhi tingkat aktivitas
buluh tersebut. kontraktil di otot polos arteriol sehingga resistensi terhadap
aliran di pembuluh-pembuluh ini dapat berubah secara sub-
TONUS VASKULAR stansial. Faktor-faktor tersebut masuk ke dalam dua kelom-
pok: kontrol lokal (intrinsik), yang penting dalam menentu-
Otot polos arteriol dalam keadaan normal memperlihatkan
kan distribusi curah jantung; dan kontrol ekstrinsik, yang
suatu keadaan konstriksi parsial yang dikenal sebagai tonus
penting dalam mengatur tekanan darah. Kita akan mengulas
vaskular. Tonus ini membntuk resistensi arteriol basal
masing-masing kontrol ini bergiliran.
(Gambar 10-10b) (lihat juga h. 316). Terdapat dua faktor
yang berperan menentukan tonus vaskular. Pertama, otot
polos arteriol memiliki aktivitas miogenik yang cukup besar; I Kontrol lokal jari-jari arteriol penting untuk
yaitu, potensial membrannya berfluktuasi tanpa bergantung menentukan distribusi curah jantung.
pada pengaruh saraf atau hormon, menyebabkan aktivitas
kontraktil yang ditimbulkan sendiri (lihat h. 316). Kedua, Bagian dari curah jantung total yang disalurkan ke masing-
serat-serat simpatis yang menyarafi sebagian besar arteriol masing organ tidak selalu tetap; bagian tersebut bervariasi,
secara terus-menerus mengeluarkan norepinefrin, yang se- bergantung pada kebutuhan darah pada saat tersebut. Jumlah
makin meningkatkan tonus vaskular. curah jantung yang diterima oleh masing-masing organ di-
Aktivitas tonus yang terus-menerus ini memungkinkan tentukan oleh jumlah dan kaliber arteriol yang mendarahi
peningkatan atau penurunan tingkat aktivitas kontraktil, organ tersebut. Ingatlah bahwa F = AP/R. Karena darah di-
masing-masing untuk menghasilkan vasokonstriksi atau va- salurkan ke semua organ pada tekanan arteri rerata yang
sodilatasi. Jika tidak terdapat tonus maka tegangan di din- sama, maka gaya dorong untuk aliran identik untuk setiap
ding arteriol tidak dapat dikurangi untuk menghasilkan organ. Karena itu, perbedaan dalam aliran ke berbagai organ

J
o
a
Tonus aderiol norrnal C
.q
a

q6

Potongan melintang ?qi


Vasokonstriksi suatu arteriol =t
-o
(peningkatan kontraksi
otot polos sirkular
(b) [[
d!

di dinding arteriol, Disebabkan oleh:


Sel otot polos
menyebabkan peningkatan l Aktivitas miogenik
resistensi dan penurunan t oksigen (o") (a)
aliran melalui pembuluh) J Karbon diok:ida (co,)
dan metabolit lain
t Endotelin
1 Stimulasi simpatis
Vasopresin; angiotensin
Vasodiiatasi I I

(penurunan kontraksi Dingin


otot polos sirkular
di dinding arteriol, Disebabkan oleh:
menyebabkan penurunan J Aktivitas miogenik

ffi
resistensi dan peningkatan To,
aliran melalui pembuluh) t CO^ dan metabolit lain
t Nitr'at ot siou
J Stimulasi simpatis
Pelepasan histamin
Panas

Gambar 10-10
Vasokonstriksi dan vasodilatasi arteriol. (a) Foto mikroskop elektron memperlihatkan sebuah arteriol yang memperlihatkan
bagaimana sel-sel otot polos berjalan melingkari dinding pembuluh. (b) Gambaran skematik sebuah arteriol dalam potongan
melintang yang memperlihatkan tonus arteriol normal. (c) Akibat dan faktor penyebab vasokonstriksi arteriol. (d) Akibat dan
faktor penyebab vasodilatasi arteriol.

Pembuluh Darah dan Tekanan Darah 379


semata-mata ditentukan oleh perbedaan dalam luas vaskr.rla- untuk nrenyesuaikan aliran darahnva dengan men'rpengaruhi
risasi dan oleh perbedaan resistensi yang ditimbulkan oleh otot polos arteriol organ tersebut secara langsung. Pengaruh
arteriol yang mendarahi masinpl-masing orgarr. Dari waktu ke iokal dapat berupa bahan kimia atau pengaruh fisik. Pengaruh
waktu, distribusi curah jantung dapat diubah-ubah dengan kimiawi lokal pada jari-jari arteriol mencakup (1) perubahan
mengubah resistensi arteriol di berbagai anyaman vaskular. mctabolik lokal dan (2) pelepasan histamin. Pengaruh fisik
Sebagai suatu analogi, perhatikanlah sebuah pipa yxpg lokal mencakup (1) aplikasi lokal panas atau dingin, (2) res-
menyalurkan air, dengan sejumlah keran di separ-rjang pcr- porrs kimiawi terhadap sltear stress, dan (3) respons miogenik
jalanannya (Gambar 10-1 1). Dengan beranggapan bahr.r'a te- terhadap peregangan. Marilah kita kaji peran dan mekanisme
kanan air di pipa konstan, perbedaan jumlah air yang mer.rgalir masing-rnasing pengaruh lokal ini.
ke wadah di bawah masing-masing keran semata-mata ber-
gantung pada keran mana yang terbuka dan seberapa besar.
Tidak ada air yang masuk ke wadah di bawah keran yang I Pengaruh metabolik lokal pada jari-jari arteriol
tertutup (resistensi tinggi), dan lebih banyak air nrengalir ke membantu menyesuaikan aliran darah dengan
dalam wadah yang terletak di bawah keran yang terbuka lebar kebutuhan organ.
(resistensi rendah) daripada ke dalam wadah yang berada di
bawah keran yang setengah terbuka (resistensi sedang). Pengaruh kimiawi lokal terpenting pada otot polos arteriol
Demikian juga, lebih banyak darah mengalir ke daerah berkaitan der.rgan pen-rbahan metabolik pada organ yang
yang resistensi arteriolnya paling rendah. Selama olahraga, bersangkutan. Pengaruh perubahan lokal ini pada jari-jari
misalnya, tidak saja terjadi peningkatan curah janrung tetapi arteriol penting untuk mencocokkan aliran darah ke suatu
juga peningkatan persentase darah yang dialihkan ke otot rangka organ sesuai kebutuhan metabolik organ tersebut. Kontrol
dan jantung akibat vasodilatasi untuk menopang aktiviras meta- rnetabolik lokal sangat penring bagi otot rangka dan jantung,
boliknya. Secara bersamaan, aliran darah ke saluran cerna dan yaitu orean yang aktivitas metabolik dan kebutuhan akar.r
ginjal berkurang akibat vasokonstriksi arteriol di organ-orgar.r alirar-r darahnya paling bervariasi secara normal, dan di otak,
ini (Cambar 10-12). Hanya pasokan darah ke otak yang tetap yang aktivitas metabolik keseluruhan dan kebutuhan akan
konstan, apapun yang dilakukan oleh orar.rg yang bersangkutan, pasokan darahnya konstan. Kontrol lokal membantu tubuh
baik sedang berolahraga berat, melakukan konsentrasi mental mempertahankan aliran darah yang konstan ke otak.
tinggi, atau tidur. Meskipun aliran darah total ke otak tidak ber-
ubah namun teknik-teknik pencitraan baru memperlihatkan HIPEREMIA AKTIF
bahwa aliran darah regional di dalam otak bervariasi berkaitan Arteriol terletak di daLam organ yang didarahinya dan dapat
erar dengan pola aktivitas saraflokal (lihat h. 159). dipengaruhi oleh faktor-faktor lokal di dalam organ tersebut.
Kontrol lokal (intrinsik) adalah perubahan-perubahan Selama peningkatan aktivitas metabolik, misalnya ketika otot
di dalam suatu organ vang mempengaruhi jari-jari pembuluh rangka berkontraksi sewaktu olahraga, konsentrasi lokal

Tekanan konstan di pipa


(iekanan arteri rerata)
Dari pompa
fiantung)

Fd"- "d" "',r"I


Keran kontrol = arteriol
Gambar 10-1'l
Laju aliran sebagai fungsi resistensi.

380 Bab 10
sejumlah bahan kimia organ tersebut berubah. Sebagai con- dilatasi arteriol dengan mernicu relaksasi otot polos arteriol
toh, konsentrasi lokal O, berkurang sewaktu sel-sel yang sekitar. Vasodilatasi arteriol lokal kemudian meningkatkan
aktif bermetabolisasi menyerap lebih banyak C), untuk me- aliran darah ke daerah tersebut, suaru respons yar-rg disebut
nunjang fosForilasi oksidatif untuk menghasilkar.r ATP (lihat hiperemia aktif (.hiper arrinya "di atas normal"; emia arrinya
h. 39). Hal ini dan perubahan kimiawi lain menyebabkan "darah"). Ketika lebih aktif secara metabolik, sel-sel memer-

Olah raga moderat

Persen
Persentase perubahan
curah Aliran
aliran darah jantung (ml/mnt)

I s6% 4.804 600

t45% 4.40/" 550

13.6% 1700

lstirahat
Persen
curah Aliran 52% 650
jantung (ml/mnt)
4.404 550

27% 1 350

20% 1 000

9% 450

ItJao//o
650

3% 150

15% 750
I toooz" 64% 8000

13% 650

Curah jantung total 5000

J rov" 3.6% 450

Curah jantung total 12,500


Gambar 10-12
Besar dan distribusi curah jantung saat istirahat dan olah raga sedang. Tidak saja terjadi peningkatan curah jantung selama olah
raga tetapi distribusi curah jantung juga disesuaikan untuk menunjang peningkatan aktivitas fisik ini. Persentase curah jantung
untuk otot rangka dan jantung meningkat, sehingga terjadi peningkatan penyaluran O, dan nutrien yang dibutuhkan untuk
menunjang peningkatan konsumsi ATP otot-otot ini. Persentase yang mengalir ke kulit meningkat sebagai cara untuk
mengeluarkan kelebihan panas yang dihasilkan oleh otot-otot tersebut ke permukaan tubuh. Persentase yang mengalir ke
sebagian besar organ lain menyusut. Hanya besar aliran darah ke otak tetap tidak berubah meskipun terjadi penyesuaian
distribusi curah jantung selama olahraga.

Pembuluh Darah dan Tekanan Darah 381


lukan lebih banyak darah untuk memasukkan O, dan nu- secaralokal. Selama ini ilmuwan menganggap sel endotei tidak
trien serta untuk membersihkan zat sisa metabolik. Mening- lebih dari sawar antara darah dan bagian dinding pembuluh
katnya aliran darah memenuhi peningkatan kebutuhan lokal Iainnya. Kini diketahui bahwa sel endotel adalah peserta aktif
ini. dalam berbagai aktivitas yang berkaitan dengan pembuluh,
Sebaliknya, ketika suatu organ, misalnya otot yang yang sebagian di antaranya akan dijelaskan di tempat lain
rileks, kurang aktif secara metabolik sehingga perlu mengu- (Thbel 10-2). Dari berbagai fungsi tersebut, sel endotel menge-
rangi kebutuhan aliran darahnya, maka perubahan kimiawi luarkan berbagai pembawa pesan kimiawi kerja lokal sebagai
lokal yang terjadi (misalnya peningkatan konsentrsi O, lokal) respons terhadap perubahan kimiawi di lingkungannya (misal-
menyebabkan vasokonstriksi arteriol dan penurunan aliran nya penurunan Or) atau perubahan fisik (misalnya peregangan
darah ke daerah tersebut. Karena itu perubahan metabolik dinding pembuluh). Berbagai mediator vasoaktif ("bekerja
lokal dapat menyesuaikan aliran darah sesuai kebutuhan tan- pada pembuluh') lokal ini bekerja pada otot polos untuk
pa melibatkan saraf atau hormon. mengubah keadaan kontraksinya.
Mediator vasoaktif lokal yang paling banyak dipelajari
PERUBAHAN METABOLIK LOKAL YANG adalah nitrat oksida (NO), yang menyebabkan vasodilatasi
MEMPENGARUHI JARI-JARI ARTERIOL arteriol lokal dengan memicu relaksasi otot polos arteriol di
sekitarnya. Zat rni dapat melakukannya dengan menghambat
Berbagai perubahan kimiawi lokal bekerjasama secara "ber-
masuknya Ca2- pemicu kontraksi ke dalam sel-sel otot polos
lebihan' untuk melakukan penyesuaian lokal yang "egois" ini (lihat h. 311). NO adalah molekul gas yang kecil, sangat re-
pada kaliber arteriol untuk menyamakan aliran darah jaring-
aktil berumur pendek, dan dahulu dikenal rerurama sebagai
an dengan kebutuhannya. Secara spesifik, faktor-faktor polutan udara toksik. Namun studi-studi berhasil mengung-
kimiawi lokal berikut menimbulkan relaksasi otot polos
kapkan sedemikian banyak peran biologis NO, yang dihasil-
arteriol:
kan oleh banyak jaringan selain sel endotel. Pada kenyataan-
I Penurunan O, nya, NO tampaknya merupakan salah satu molekul pembawa
I Peningkaran CO r. Lebih banyak CO, dihasilkan sebagai pesan terpenring di dalam tubuh, seperti diperlihatkan oleh
produk sampingan selama peningkatan proses fosforilasi ok- beragam fungsi yang telah teridentifikasi pada bahan kimia
sidatif yang menyertai peningkatan aktivitas. ini dan dicantumkan di Tabel 10-3. Seperti yang dapat anda
I Peninghatltn asam. Lebih banyak asam karbonat yang lihat, sebagian besar tubuh dipengaruhi oleh molekul pem-
dihasilkan dari peningkatan CO, yang diproduksi seiring bawa pesan kimiawi anrarsel yang serba guna ini.
dengan meningkatnya aktivitas sel. Asam laktat juga mening- Sel-sel endotel mengeluarkan bahan-bahan kimia pen-
kat jika digunakan jalur glikolidk untuk menghasilkan ATP ting lain di luar NO. Endotelin, bahan vasoaktif endotel
(lihat h. 299). lainnya, menyebabkan kontraksi otot polos, dan adalah salah
I Peningkatan K. Potensial aksi berulang yang mengalah- satu vasokonstriktor paling kuat yang teridentifikasi. Bahan-
kan kemampuan pompa Na--K. untuk memulihkan gradien bahan kimia lain, yang dikeluarkan dari endotel sebagai res-
konsentrasi istirahat (lihat h. 103) me nyebabkan pe ningkatan pons terhadap perubahan kronik aliran darah ke suatu organ,
K. di cairan jaringan otot yang aktifberkontraksi atau bagian memicu perubahan vaskular jangka panjang yang secara
otak yang lebih aktif. permanen mempengaruhi aliran darah ke suatu daerah. Se-
I Peningbatan osmolaritas. Osmolaritas (konsentrasi zat-
zat terlarut yang aktif secara osmotik) meningkat sewaktu
terjadi peningkatan metabolisme sel karena meningkatnya
pembentukan partikel-partikel yang aktif secara osmotik. Tabel 10-2
I Pembebasan adenosin. Grjadi pembebasan adenosin, Fungsi Sel Endotel
terutama di otot rangka, sebagai respons terhadap peningkat-
. Melapisi bagian dalam pembuluh darah dan rongga
an aktivitas metabolik atau kekurangan O, (lihat h. 358). jantung; berfungsi sebagai sawar fisik antara darah dan
I Pelepasan prostaglandin Prostaglandin adalah pembawa bagian dinding pembuluh darah lainnya.
pesan kimiawi lokal yang berasal dari rantai asam lemak di . Mengeluarkan bahan-bahan vasoaktif sebagai respons
dalam membran plasma (lihat h. 827). terhadap perubahan kimiawi dan fisika lokal; bahan-
bahan ini menyebabkan relaksasi (vasodilatasi) atau
Kontribusi relatif berbagai perubahan kimiawi lokal kontraksi (vasokonstriksi) otot polos di bawahnya.
(dan mungkin yang lain) ini dalam kontrol metabolik aliran
. Mengeluarkan bahan-bahan yang merangsang
pertumbuhan pembuluh baru dan proliferasi sel otot
darah di arteriol sistemik masih diteliti lebih lanjut. polos di dinding pembuluh
. lkut serta dalam pertukaran bahan antara darah dan sel
jaringan sekitar menembus kapiler melalui transpor
M EDIATOR VASOAKTI F LOKAL
vesikel (lihat h. 79)
Perubahan kimiawi lokal ini tidak bekerja secara langsung pada . Mempengaruhi pembentukan sumbat trombosit,
otot polos vaskular untuk mengubah keadaan kontraktilnya. pembekuan darah, dan pelarutan bekuan darah (lihat
Bab 1 1)
Sel endotel, lapisan tunggal sel epitel khusus yang melapisi . lkut serta menentukan permeabilitas kapiler dengan
lumen semua pembuluh darah, melepaskan berbagai mediator berkontraksi untuk mengubah ukuran pori antara sel-sel
kimiawi yang berperan kunci dalam mengatur kaliber arteriol endotel yang berdekatan.

382 Bab 10
bagai contoh, sebagian bahan kimia merangsang pertum-
buhan pembuiuh baru, suatu proses yang dikenal sebagai I Pengaruh fisik lokal pada jari-jari arteriol
angiogenesis. mencakup perubahan suhu, shearsfrest dan
peregan9an.

I Pelepasan histamin lokal menyebabkan dilatasi Di antara pengaruh-pengaruh fisik pada otot polos arteriol,
efek perubahan suhu lah yang dieksploitasi secara klinis, teta-
patologis arteriol.
pi respons yang diperantarai secara kimiawi rcrhadap shear
Histamin adalah mediator kimiawi lain yang mempengaruhi stress dan respons miogenik terhadap peregangan adalah yang
otot polos arteriol, tetapi bahan ini tidak dikeluarkan sebagai terpenting secara fisiologis. Marilah kita bahas masing-
respons terhadap perubahan metabolik lokal dan bukan masing efek ini.
berasal dari sel endotel. Meskipun histamin secara normal
tidak ikut serta mengontrol aliran darah namun zat ini APLIKASI LOKAL PANAS ATAU DINGIN
penting pada keadaan patologis tertentu.
CATAIAN KLINIS. Aplikasi panas, dengan menyebabkan
CATAIAN KLINIS. Histamin disintesis dan disimpan vasodilatasi arteriol, adalah cara yang bermanfaar untuk men-
di dalam sel jaringan ikat khusus di banyak organ dan di dorong peningkatan aliran darah ke suatu daerah. Sebaliknya,
dalam sel darah putih jenis tertentu di darah. Ketika organ aplikasi es ke daerah yang meradang menyebabkan vasokons-
cedera atau sewaktu reaksi alergik, histamin dibebaskan dan
triksi, yang mengurangi pembengkakan dengan melawan
bekerja secara parakrin di daerah yang rusak (lihat h. 123).
vasodilatasi yang ditimbulkan oleh histamin.
Dengan mendorong relaksasi otot polos arteriol, histamin
menjadi penyebab utama vasodilatasi di daerah yang cedera.
Peningkatan aliran darah ke daerah yang bersangkutan ter,
SHEARSTRESS
sebut menyebabkan kemerahan dan ikut menyebabkan pem- Akibat gesekan, darah yang mengalir melalui permukaan da-
bengkakan seperti terlihat pada respons peradangan (lihat lam pembuluh memicu suaru gaya longitudinal yang dikenal
Bab 12 untuk penjelasan lebih rinci). sebagai sbear stress pada sel endotel. Peningkatan s/tear stress
menyebabkan sel endotel mengeluarkan NO, yang berdifusi
ke otot polos di bawahnya dan menyebabkan vasodilatasi.
Peningkatan garis tengah arteriol mengurangi shear s*ex di
pembuluh. Sebagai respons terhadap sllettr stress dalam jangka
Tabel 10-3
panjang, sel-sel endotel mengorientasikan dirinya sejajar
Fungsi Nitrat Oksida (NO)
dengan arah aliran darah.
. Menyebabkan relaksasi otot polos arteriol. Melalui efek
ini, NO berperan penting dalam mengontrol aliran darah RESPONS MIOGENIK TERHADAP PEREGANGAN
melalui jaringan dan dalam mempertahankan tekanan
darah arteri rerata. Otot polos arteriol berespons terhadap peregangan pasif
. Melebarkan arteriol penis dan klitoris sehingga dengan meningkatkan tonusnya secara miogenik melalui va-
berfungsi sebagai mediator langsung ereksi organ-organ sokonstriksi, yang menahan peregangan pasif awal tersebut.
reproduksi ini. Ereksi dicapai melalui pembengkakan Sebaliknya, penurunan peregangan arteriol menyebabkan
organ-organ ini secara cepat oleh darah yang penurunan tonus pembuluh miogenik dengan mendorong
terbendung.
vasodilatasi. Bahan-bahan vasoaktif yang berasal dari endotel
. Digunakan oleh makrofag, sel fagositik besar pada
sistem imun, sebagai bahan kimia untuk memerangi mungkin juga berperan dalam respons yang dipicu secara
bakteri dan sel kanker. mekanis ini. Tingkat peregangan pasif bervariasi sesuai volu-
. Mengganggu fungsi trombosit dan pembekuan darah di me darah yang disalurkan ke arteriol dari arteri. Peningkatan
tempat kerusakan jaringan. tekanan arteri rerata mendorong lebih banyak darah masuk
. Berfungsi sebagai tipe baru neurotransmiter di otak dan ke dalam arteriol dan semakin meregangkan pembuluh ter-
bagian tubuh lain sebut, sementara oklusi arteri menghambat aliran darah ke
. Berperan dalam perubahan-perubahan yang mendasari arteriol dan mengurangi peregangan arteriol.
ingatan.
Respons miogenik, disertai oleh respons yang dipicu
. Dengan mendorong relaksasi otot polos saluran cerna,
secara metabolik, berperan penring dalam hiperemia reaktif
membantu mengatur peristalsis, sejenis kontraksi yang
mendorong maju isi saluran cerna dan otoregulasi, topik-topik yang sekarang akan kita bahas.
. Melemaskan sel otot polos di saluran napas paru,
membantu saluran ini tetap terbuka untuk HIPEREMIA REAKTIF
mempermudah udara keluar masuk paru
. Ketika aliran darah ke suatu daerah tersumbat total maka
Memodulasi proses penyaringan dalam pembentukan
urin arteriol-arteriol di daerah tersebut melebar karena (1) relaksasi
. Mengarahkan aliran darah ke jaringan yang kekurangan miogenik, yang terjadi sebagai respons terhadap berkurangnya
o2 peregangan karena tidak adanya aliran darah, dan (2) per-
. Mungkin berperan dalam relaksasi otot rangka ubahan pada komposi si zat-zar kimia lokal. Banyak perubahan
kimiawi yang terjadi di jaringan yang kekurangan darah juga

Pembuluh Darah dan Tekanan Darah 383


terjacli pacla hiprerernia aktif. Ketika aliran darah ke suatu menjaga aliran darah.jaringan tetap konstan meskipun terjadi
jaringan terhambat maka kadar O, di jaringan tersebut ber- penyimpangan yang crrkup besar pada tekanan arreri rerata.
krrr:rng; .jaringan terus mengglrnakari O, tetapi tidak ada T'idak sernua organ melakukan otoregulasi secara sama. Se-
pasokan O, baru. Sementara itu, konsenrrasi ClO,, asam, d:rn bagai contoh, otak melakukan otoregulasi terbaik, ginjal me,
metabolit lain meningkat. Meskipun produksinya tidak me- miliki kemampuan ororegulasi baik, sedangkan otoregulasi
ningkat seperri ketika jarir.rgar.r lebih aktif secara metabolik otot rangka adalah yang paling lemah.
namun bahan-bahan ini menumpuk di jaringan ketika jumlah Hiperemia aktil, hiperemia reaktif, dan pelepasan his-
normal yang diproduksi ini tidak "dibersihkan' oleh darah. tamin meningkatkan aliran darah ke suatu jaringan untuk
Setelah oklusi dihilangkan, aliran darah ke jaringan vang tujuan tertentu dengan memicu vasodilatasi arteriol lokal.
semula kekurangan tersebut jauh lebih tinggi daripada normal Sebaliknl'a, otoregulasi adalah cara setiap jaringan untuk
untuk waktu yang singkat karena arteriol-arteriol melebar. Pe- mencegah terjadinya perubahan dalam aliran darahnya sen,
ningkatan aliran darah pasca ok-lusi ini, yar.rg disebut hiperemia diri
y,ang ditimbulkan oleh perubahan tekanan arteri rerara,
reakti{ dapat berlangsung di setiap jaringan. Respons ini ber- dengan n-relakukan penyesuaian-pcnyesuaiarr pada jari-jari
nranfaat untuk secara cepat n-remulihkan komposisi z,at-zat ki- arteriolnya.
mia lokal kc normal. Tentu saja, penvur.nbatan berkepanjangan Ini menutup pembahasar-r kita tentang kontrol lokal
alirar-r darah rnenyebabkan kerusakan jaringan ireversibel. jari-jari arteriol. Sekarang marilah kita aiihkan perhatian pada
kontrol ekstrinsik jari-jari arteriol.
OTOREGULASI
Ketika tekanan arteri rerata turun (sebagai conroh, karena
perdarahan atau melen'rahnya jantung), gaya pendorong ber- I Kontrol simpatis ekstrinsik
jari-jari arteriol
kurang, sehingga aliran darah ke organ menurun. lni adalah penting dalam mengatur tekanan darah.
versi yang lebih ringan daripada apa yang terjadi selama ok-
lusi pen.rbuluh. Perubahan yang terjadi pada metabolit lokal Kontrol ekstrinsik lari.jari arteriol mencakup per-rgaruh saral'
clan berkurangnya peregangan cli arteriol secara kolektif n.re- dan hormon, dengan yang terpenting adalah efek sistem saraf
nyebabkar.r dilatasi arteriol untuk membantu memulihkan simpatis. Serat saraf simpatis menyarafi otot polos arteriol di
aliran darah jarir.rgan ke rrorrnal meskipun tekanan pendo- seluruh sirkulasi sistemik kecuali di otak. Ingatlah bahwa
ror.rg berkurang. Di sisi negatif, dilatasi arteriol yang luas tonus vaskular ditinrbulkan oleh adanya tingkat rerrentu
semakin menurunkan tekanan arteli rerata, yang memperpa- aktivitas simpatis yang reius-menerus. Peningkatan aktiviras
rah masalah. Sebaliknya, pada peningkatan menetap tekanan simpatis menyebabkan vasokonstriksi arteriol ge ne ralisata,
arteri rerata (hipertensi), pengaruh miogenik dan kimiawi selnentara penurunan aktivitas simpatis menyebabkan vaso-
lokal yang dipicu oleh peningkatar.r awal aliran darah ke dilatasi arteriol generalisata. Perubahan besar pada rcsisrensi
jaringan menyebabkan peningkat:rn tonus dan resistensi er- arteriol ini menyebabkar-r perubahan pada tekanan arteri re-
teriol. Derajat vasokonstriksi yang lebih tinggi ini kemudian rata karena pengaruhnya pac{a resistensi perifer total, sebagai
mengurar-rgi alirar-r darah jaringan ke normal meskipur-r tekan- berikut.
an darah meningkat (Gambar 10-13). Otoregulasi ("p.ng-
aturan sencliri") adalah istilah untuk mekanisme arteriol yang PENGARUH RESISTENSI PERIFER TOTAL PADA
TEKANAN ARTERI RERATA
C Untuk mengetahui efek perubahan resistensi arteriol pada
$
o) tekanan arte ri rerata, rumus F = AP/R berlaku untuk sirkulasi
'-(EC keseluruhan maupun satu pembuluh:
E
6
(! I F: Dengan melihat sistem sirkulasi sebagai satu kesaru,
!
C an, maka aliran (F) melalui semua pembuluh baik dalam sir-
G
.! kulasi paru maupun sistemik sama dengan curah jantung.
I AP: Gradien tekanan (AP) untuk sirkulasi sistemik kese-
'- luruhan adalah teleanan arteri rerata. (.LP sama dengan perbe,
c)
t(E daan tekanan antara awal dar-r akhir sistem sirkulasi sistemik.
c awal adalah tekanan arteri rerata sew.aktu darah me-
Tekar-rar-r
o
c ninggalkan ventrikel kiri dengan tekanan rerata 93 mm Hg.
o
F
d) Tekanan akhir di atrium kanan adalah 0 mm Hg. Karena itu,
AP = 93 mm Hg 0 mm Hg = 93 mm Hg, yang ekivalen
Waktu dengan tekanan arteri rerata).
Gambar 10-13 I R: Resistensi total (R) yang ditimbulkan oleh semua
Otoregulasi aliran darah jaringan. Meskipun aliran darah pembuluh perifer sitemik secara bersama-sama adalah re-
melalui suatu jaringan cepat meningkat sebagai respons
terhadap peningkatan tekanan arteri namun aliran darah
sistensi perifer total. Persentase terbesar resistensi perifer
jaringan secara bertahap berkurang akibat otoregulasi di total adalah disebabkan oleh resistensi arteriol, karena arteriol
dalam jaringan, meskipun tekanan arteri tetap tinggi. adalah pe mbuiuh re'isrensi urama.

384 Bab 10
Karena itu, untuk sirkulasi sistemik keseluruhan, diubah terus-menerus, apapun yang terjadi di bagian lain tubuh. Pem-
buluh otak adalah pembuluh y-g hampir seluruhnya diken-
F = AP/R dalikan oleh mekanisme lokal untuk memperrahankan aliran
darahnya yang ditujukan untuk menunjang tingkat aktivitas
menjadi
metabolik otakyang konstan. Pada kenyataannya, aktiviras vaso-
AP=FxR konstriksi refleks yang terjadi di bagian lain sistem kardiovasku-
menghasilkan persamaan
lar ditujukan untuk mempertahankan tekanan pangkal aliran
darah yang adekuat bagi otak.
Tekanan arteri rerata = Karena itu, aktivitas simpatis ikut berperan penting da-
curah jantung x resistensi perifer total lam mempertahankan tekanan arteri rerata, menjamin gaya
Karena itu, besar resistensi perifer total yang ditimbulkan dorong yang adekuat bagi aliran darah ke otak dengan
oleh seluruh,arteriol sistemik sangat mempengaruhi tekanan mengorbankan organ-organ lain yang dapat lebih tahan ter-
arteri rerata. Sebuah bendungan dapat memberi analogi un- hadap pengurangan aliran darah. Organ-organ lain yang
tuk hubungan ini. Pada saat sebuah bendungan menahan benar-benar membutuhkan tambahan darah, misalnya otot-
aliran air ke hilir, terjadi peningkatan tekanan di hulu akibat otot yang aktif (termasuk otot jantung), memperolehnya me-
bertambahnya ketinggian air di reservoar di belakang ben- lalui kontrol lokal yang mengalahkan efek simpatis.
dungan. Demikian juga, vasokonstriksi generalisata yang di-
picu oleh saraf simpatis secara refleks mengurangi aliran da- KONTROL LOKAL YANG MENGALAHKAN
rah ke hilir ke organ-organ sembari meningkatkan tekanan VASOKONSTRIKSI SI MPATIS
arteri rerata di hulu sehingga terjadi peningkatan gaya dorong Otot rangka dan jantung memiliki mekanisme kontrol lokal
utama bagi darah untuk mengalir ke semua organ. yang paling kuat dan dapat mengatasi vasokonstriksi gene-
Efek ini tampaknya kontraproduktif. Mengapa mening- ralisata yang ditimbulkan oleh aktivitas simpatis. Sebagai
katkan gaya dorong untuk aliran ke organ-organ dengan me- contoh, ketika anda sedang mengayrh sepeda, peningkatan
ningkatkan tekanan arteri rerata sementara aliran ke organ- aktivitas di otot-otot rangka tungkai anda menyebabkan va-
organ dikurangi dengan mempersempit pembuluh-pembuluh sodilatasi lokal akibat pengaruh faktor metabolik pada otot
yang mendarahi organ-organ tersebut? Di lihat dari efeknya, tersebut, meskipun terjadi vasokonstriksi simpatis generali-
respons arteriol yang ditimbulkan oleh sistem saraf simpatis sata yang menyertai olah raga. Akibatnya, lebih banyak darah
membantu memperrahankan tekanan pendorong (yaitu, te- mengalir ke otot tungkai, tetapi bukan ke otot lengan yang
kanan arteri rerata) ke semua organ. Banyak sedikitnya aliran inaktif.
darah yang sebenarnya diterima oleh masing-masing organ
ditentukan oleh penyesuaian arteriol lokal yang mengalahkan TIDAK ADA PERSARAFAN PARASIMPATIS DI
efek konstriktor simpatis. Jika semua arteriol melebar maka ARTERIOL
tekanan darah akan turun secara substansial sehingga tidak
Tidak terdapat persarafan parasimpatis yang signifikan ke ar-
akan terbentuk gaya pendorong yang memadai untuk aliran
teriol, kecuali vasodilator parasimpatis yang banyak terdapat
darah. Analoginya adalah tekanan untuk air di pipa ledeng
di arteriol penis dan klitoris. Vasodilatasi cepar dan hebat
rumah anda. Jika tekanan air adekuat maka anda dapat secara
yang diinduksi oleh stimulasi parasimpatis ke organ-organ
selektif memperoleh aliran air yang memuaskan di semua
ini (melalui peningkatan pelepasan NO) merupakan penye-
keran dengan memutarnya terbuka. Namun, jika tekanan air
bab utama ereksi. Vasodilatasi di rempar lain terjadi karena
di pipa terlalu rendah maka anda tidak dapat memperoleh
penurunan aktivitas vasokonstriksi simpatis di bawah level
aliran yang memuaskan di setiap keran meskipun anda telah
toniknya.l Ketika tekanan arteri rerata meningkat di atas
membukanya secara maksimal. Karena itu aktivitas tonus
normal, penurunan reflek pada aktivitas vasokonstriksi sim-
simpatis menyebabkan konstrilai sebagian besar pembuluh
patis menyebabkan vasodilatasi arteriol menyeluruh yang
(kecuali yang ke otak) untuk mempertahankan tekanan pang-
membantu membawa tekanan pendorong aliran darah terse-
kal yang kemudian dapat diambil oleh organ-organ sesuai
but ke arah normal.
kebutuhan melalui mekanisme lokal yang mengontrol jari-
jari arteriol.
I Tekanan darah diatur oleh pusat kontrol
PENGARUH NOREPINEFRIN PADA OTOT POLOS
kardiovaskular medula dan beberapa hormon.
ARTERIOL Daerah utama otak yang menyesuaikan sinyal simpatis ke
Norepinefrin yang dibebaskan dari ujung saraf simpatis berikat- arteriol adalah pusat kontrol kardiovaskular di medula ba-
an dengan reseptor adrenergik o, di otot polos arteriol untuk tang otak. Ini adalah pusar integrasi untuk regulasi tekanan
menimbulkan vasokonstriksi (lihat h. 253). Arteriol otak adalah
satu-satunya pembuluh yang ddak memiliki resepror cr, sehing- lSebagian
dari serat otot rangka pada beberapa spesies disarafi oleh
ga tidak terjadi vasokonstriksi di otak. Aneriol otak perlu untuk serat simpatis kolinergik (penghasil ACh) yang menyebabkan vaso-
tidak secara refleks menydnpit oleh pengaruh sarafkarena aliran dilatasi sebagai antisipasi olah raga. Namun, keberadaan serar vaso-
darah otak harus tetap unruk memenuhi kebuuhan Oryng dilator simpatis semacam ini pada manusia masih dipertanyakan.

Pembuluh Darah dan Tekanan Darah 385


darah (dijelaskan secara lebih detil di bagian selanjutnya bab PENGARUH VASOPRESIN DAN ANGIOTENSIN II
ini). Beberapa bagian otak lain juga mempengaruhi distribusi
Dua hormon lain yang secara eksrrinsik mempengaruhi to-
darah, terutama hipotalamus, yang sebagai bagian dari fungsi
nus arteriol adalah vasopresin dan angiotensin II. Vasopresin
pengatur suhunya adalah mengontrol aliran darah ke kulit
terutama berperan dalam mempertahankan keseimbangan
untuk menyesuaikan pengeluaran panas ke lingkungan.
air dengan mengarur jumlah air yang ditahan oleh ginjal di
Selain aktivitas refleks saraf, beberapa hormon juga
dalam tubuh selama pembentukan urin (lihat h. 588). Angio-
secara ekstrinsik mempengaruhi jari-jari arteriol. Hormon-
tensin II adalah bagian dari suatu jalur hormon , sisrem renin-
hormon ini mencakup hormon medula adrenal e?inefyin dan
angiotensin-aldosteron, yangpenting dalam mengatur keseim-
nore?inefrin, yang umumnya memperkuat sistem saraf sim-
bangan garam tubuh. Jalur ini mendorong penghematan
patis di sebagian besar organ, serta uasopresin dan angiotensin
garam selama pembentukan urin dan juga menyebabkan re-
II, yang penting dalam mengontrol keseimbangan cairan. tensi air, karena garam menimbulkan efek menahan air di
CES (lihat h. 571). Karena itu, kedua hormon ini berperan
PENGARUH EPINEFRIN DAN NOREPINEFRIN pnting dalam mempertahankan keseimbangan cairan ru-
Stimulasi simpatis pada medula adrenal menyebabkan kelen- buh, yang sebaliknya merupakan penentu volume plasma
jar endokrin ini mengeluarkan epinefrin dan norepinefrin. dan tekanan darah.
Norepinefrin meduia adrenal berikatan dengan resepror cx.r Selain itu, vasopresin dan angiotensin II adalah vaso-
yang sama dengan yang diikat oleh norepinefrin simpatis konstriktor kuat. Peran keduanya dalam aspek ini sangat
untuk menimbulkan vasokonstriksi generalisata. Namun, penting pada perdarahan. Kehilangan mendadak darah akan
epinefrin, yaitu hormon medula adrenal yang jumlahnya mengurangi volume plasma, yang memicu peningkatan se-
lebih banyak, berikatan dengan resepror F, drtr cr, dengan kresi kedua hormon ini untuk membantu memulihkan vo-
afinitas lebih kuat terhadap reseptor F, (.l"b.l 10-4). Peng- lume plasma. Efek vasokonstriksi keduanya juga membantu
aktifan reseptor F, menimbulkan vasodilatasi, tetapi tidak mempertahankan tekanan darah meskipun terjadi pengu-
semua jaringan memiliki reseptor Fr; r.septo. ini paling rangan mendadak voiume plasma (Fungsi dan kontrol
banyak di arteriol jantung dan otot rangka. Selama lepas hormon-hormon ini dibahas iebih rinci di bab-bab selanjut-
muatan simpatis, epinefrin yang dibebaskan berikatan nya).
dengan reseptor F, di l"ntu.rg dan otot rangka unruk mem-
Hal ini menyelesaikan pembahasan kita tentang ber-
perkuat mekanisme vasodilatasi lokal di jaringan-jaringan bagai faktor yang mempengaruhi resistensi perifer total, dan
ini. Arteriol di organ pencernaan dan ginjal, sebaliknya, yang terpenring di sini adalah penyesuaian terkontrol jari-jari
hanya dilengkapi oleh resepror cx.,. Karena itu, selama stimu-
arteriol. Faktor,faktor ini diringkaskan pada Gambar 10-14.
lasi simpatis generalisata, arteriol di organ-organ ini meng-
alami vasokonstriksi yang lebih besar dibandingkan dengan
Kini kita akan mengalihkan perhatian kepada pem-
buluh berikutnya dalam pohon vaskular, yaitu kapiler.
yang terdapat di jantung dan otot rangka. Karena tidak me-
miliki reseptor pr, organ pencrnaan dan ginjal tidak meng-
alami respons vasodilatasi yang mengalahkan vasokonstriksi
yang dipicu oleh reseptor o,. KAPILER
Kapiler, tempat pertukaran bahan antara darah dan sel
jaringan2, bercabang-cabang secara ekstensif untuk membawa
Tabel 10-4 darah agar dapat dijangkau oleh setiap sel.
Reseptor Adrenergik Otot Polos Arteriol

JENIS RESEPTOR

KARAKTERISTIK d, Pz
I Kapiler merupakan tempat ideal untuk
terjadinya pertukaran.
Letak Reseptor Semua otot polos Otot polos arteriol
arteriol kecuali di di jantung dan
Di dinding kapiler tidak terdapat sistem rranspor yang di-
otak otot rangka
perantarai oleh pembawa, kecuali kapiler di otak yang ber-
MediatorKimiawi Norepinefrin dari Epinefrin dari
serat simpatis dan medula adrenal peran dalam sawar darah-otak (lihat h. 151). Bahan-bahan
medula adrenal (afinitas lebih dipertukarkan menembus dinding kapiler rerutama dengan
besar terhadap difusi.
reseptor ini)
Epinefrin dari 2Sebenarnya, pertukaran juga
terjadi melalui pembuluh mikrosir-
medula adrenal
(af initas lebih kecil
kulasi lain, khususnya venula pascakapiler. Keseluruhan sisrem pem-
terhadap reseptor buluh darah adalah suatu kontinum dan tidak berubah mendadak
ini) dari satu tipe pembuluh menjadi tipe pembuluh lain. Ketika di-
Respons Otot Vasokonstriksi Vasodi latasi gunakan, isr|rah pertubaran hapi/er secara inheren merujuk kepada
Polos Arteriol semua pertukaran di tingkat mikrosirkulasi yang mayoritas terjadi
di kapiler.

386 Bab 10
FAKTOR YANG MENINGKATKAN DIFUSI MELALUI mukaan dan waktu yang tersedia untuk proses pertukaran,
KAPILER sebagai berikut:
Kapiler merupakan tempat ideal untuk meningkatkan difusi, 1. Molekul-molekul yang berdifusi hanya perlu menem-
sesuai denganhukum difusi Fick (lihat h. 68). Pembuluh ini puh jarak pendek antara darah dan sel sekitar karena
memperkecil jarak difusi sembari memaksimalkan luas per- dinding kapiler yang tipis dan garis tengah kapiler yang

Resistbnsi perifer total

Jari-jari arteriol Kekentalan darah

Jumlah sel
darah merah

Kontrol ekstrinsik
{penting dalam
mengatur tekanan
darah)

Respons miogenik terhadap Vasopresin


peregangan (berperan kecil (hormon yang penting
dalam hiperemia aktif dan dalam keseimbangan
reaktif) cairan: menimbul'kan .

efek vasokonstriksi

ARgiotensin ll l:

Aplikasi panas, dingin {hormon yaryg penting


(sebagai terapi) dalarn keseimbqngani
caaradr rnenimbulkan l

efek

Pelepasan histamin Epinefrin dan lorepinefrin


(berperan dalam respons (ho1mo* yqng ;urhumn14a, :

alergik dan cedera) me-mperkuitl Sistern sara{


simpati.q)' .,-,. '- ri i
iil - l

Perubahan metabolik lokal


pada 02 dan,metabolit lain
AHivltas:simpatis
{menimbulkan efek
ipenting' untuk menyamakan vt$okonstriksi
alhq*ddiah:dehgafl generalisata!

Faktor utama yang mempengaruhi jari-jari arteriol


Gambar'10-'14
Faktor yang mempengaruhi resistensi perifer total. Penentu utama resistensi perifer total adalah jari-jari arteriol yang dapa
berubah-ubah. Dua kategori utama faktor yang mempengaruhi jarr-jari arteriol: (1) kontrol lokal (rntrinsikl, yang lerutama
penting dalam menyesuaikan aliran darah melalui suatu jaringan dengan kebutuhan metabolik Jarrngan ter.ebut dan
diperantarai oleh faktor.faktor lokal yang bekerja pada otot polos arteriol; dan (2) kontrol ekstrinsrk, yang pen.rng daiam
mengaturtekanan darah dan terutama diperantarai oleh pengaruh simpatis pada otot polos arteriol.

Pernr:tiiun ura:*il crart "l-ekanan Darair 3E7


kecil, disertai dekatnya jarak setiap sel dengan sebuah dengan bagian dalam dinding kapiier atau hanya
kapiler. Jarak pendek ini penting karena laju difusi terpisah oleh jarak difusi yang pendek.
melambat seiring dengan pertambahan jarak difusi. c. Para peneliti memperkirakan bahwa karena luasnya
a. Dinding kapiler sangat tipis (ketebalan 1 pm; seba- percabangan kapiler maka tidak ada sel yang letak-
gai perbandingan, garis tengah rambut manusia ada- nya lebih jauh dari 0,01 cm (4/1000 inci) dari se-
lah 100 ;rm). Kapiler terdiri dari hanya satu lapisan buah kapiler.
sel endotel gepeng-pada hakikatnyajuga lapisan da- 2. Karena kapiler terdistribusi dalam jumlah yang sangar
lam jenis pembuluh lain. Tidak terdapat otot polos luar biasa (perkiraan berkisar dari 10 sampai 40 milyar
atau jaringan ikat (Gambar 10-15a). kapiler) maka tersedia luas permukaan toral yang sangar
b. Setiap kapiler sedemikian sempitnya (garis tengah besar untuk proses pertukaran (diperkirakan 600 m2).
tetata 7 pm) sehingga sel darah merah (garis tengah Meskipun berjumlah sangar besar namun pada satu
8 pm) harus lewat satu per satu (Gambar 10-15b). waktu setiap saat kapiler hanya mengandung sekitar 570
Karena itu, isi plasma bisa berkontak langsung dari volume darah total (250 ml dari tota.l 5000 ml).
Karena itu, sejumlah kecil darah terpajan ke permukaan
yang sangar iuas. Jika semua permukaan kapiler diben-
tangkan dalam sebuah lembaran datar dan volume darah
Nukleus sel endotel Lumen kapiler yang terkandung di dalam kapiler disebarkan di arasnya
maka hal ini secara kasar sama dengan menebarkan se-
perempat liter cat ke lantai sebuah gimnasium sekolah
menengah. Bayangkan betapa tipisnya cat tersebut!
3. Darah mengalir lebih lambat di kapiler daripada di
bagian lain sistem sirkulasi. Percabangan kapiler yang
oo
ekstensif merupakan penyebab lambatnya aliran darah
E
l melalui kapiler. Marilah kita lihat mengapa darah me-
o lambat melewati kapiler.
E
3
ro ALIRAN MELAMBAT MELALUI KAPILER
;c Pertama, kita perlu memperjelas suatu istilah yang dapat
o
o
membingungkan. Kata aliran dapat digunakan dalam dua
9oc
d konteks berbeda-laju aliran dan kecepatan aliran. Laju alir-
E
m
-i
an merujuk kepada uolume darah per satuan waktu yang
t melewati suaru segmen sistem sirkulasi (yaitu aliran yang
selama ini kita bahas dalam kaitannya dengan_ gradien dan
resistensi). Kecepatan aliran adalah kece?atan liri-rer, atau-
jarak per satuan waktu, yang ditempuh oleh darah melalui
Sel darah merah segmen tertenru sistem sirkulasi. Karena sistem sirkulasi
adalah suatu sistem tertutup maka volume darah yang me-
iewati setiap level sistem harus sama dengan curah jantung.
Sebagai contoh, jika jantung memompa keluar 5 iiter darah
per menit, dan 5 liter/mnt darah kembali ke jantung, maka
5 liter/mnt harus mengalir melalui arteri, arteriol, kapiler,
dan vena. Karena itu, laju aliran di semua level sistem sir-
kulasi setara.
m
6 Namun, kecepatan aliran darah melalui berbagai seg-
!
men pohon vaskular bervariasi, karena kecepatan aliran ber-
.q
c banding terbalik dengan luas potongan melintang semua
c
o
o pembuluh di setiap level sistem sirkulasi. Meksipun luas
c
o
! potongan melintang setiap kapiler sangar kecil dibandingkan
z
!6 dengan aorta namun luas penampang melintang total semua
co kapiler adaiah sekitar 1300 kali dibandingkan dengan luas
J
potongan melintang aorta karena jumlah kapiler yang se-
(b)
demikian banyaknya. Karena itu, aliran darah jauh lebih lam-
Gambar 10-15 bat ketika melewati kapiler (Gambar 10-16). Kecepatan yang
Anatomi kapiler. (a) Mikrograf elektron potongan melintang
lambat ini menyebabkan tersedianya cukup waktu bagi per-
sebuah kapiler. Dinding kapiler terdiri dari satu lapisan sel
endotel. Tampak nukleus dari salah satu sel endotel. (b) Foto tukaran nutrien dan produk sisa metabolik antara darah dan
anyaman kapiler. Sedemikian sempitnya kapiler sehingga sel sel jaringan, yang merupakan tujuan urama sisrem sirkulasi
darah merah harus mengalir satu per satu. keseluruhan. Ketika kapiler-kapiler kembali menyatu untuk

388 Bab 10
membentuk vena, luas porongan melinrang toral kembali sungai yang sempit untuk satu periode waktu. Anda dapat
berkurang dan kecepatan aliran darah meningkat ketika da- dengan mudah melihat gerakan maju air di sungai yang deras
rah mengalir kembali ke janrung. tetapi air di danau seolah-olah terlihat tidak bergerak.
Sebagai analogi, bayangkan sebuah sungai (sistem arteri) Juga, karena sedemikian besarnya luas penampang me-
yang melebar membentuk sebuah danau (kapiler), kemudian lintang kapiler total maka resistensi yang ditimbulkan oleh
menyempit kembali menjadi sungai (sistem vena) (Gambar semua kapiier jauh lebih rendah daripada yang dihasilkan
10-17). Laju aliran di seluruh panjang kumpulan air ini sama; oleh arteriol, meskipun masing-masing kapiler memiliki jari-
yaitu, volume air yang melewati semua titik di sepanjang tepian jariyang lebih kecil daripada masing-masing arteriol. Karena
sungai dan danau sama. Namun, kecepatan aliran lebih rendah itu, arteriol lebih banyak berperan dalam menentukan resis-
di danau yang lebar daripada di sungai yang sempit karena tensi perifer total. Selain itu, kaliber arteriol (dan, karenanya
volume air yang sama kini menyebar ke daerah dengan luas resi'stensinya) dapat dikontrol, sementara kaliber kapiler ti-
potongan melintang yang lebih besar, bergerak maju menem- dak dapat diubah-ubah.
puh jarak yang lebih pendek di danau yang lebar daripada di

I Pori kapiler yang berisi air memungkinkan


lewatnya bahan kecil larut air.
E
6
6 Difusi menembus dinding kapiler juga bergantung pada per-
E
6C meabilitas dinding terhadap bahan-bahan yang dipenukarkan.
!o)
o-E Sel-sel endotel yang
membentuk dinding kapiler tersusun rapar
6.! seperti jigsaw puz.zb tetapi kerapatan
ini sangat bervariasi di
o antara organ-organ. Di sebagian besar kapiler terdapat celah
c
s sempit berisi air, atau pori, di taut antara sel-sel (Gambar 10- 18).
.c
6 Pori ini memungkinkan lewatnya bahan-bahan larut air. Bahan
E
C
6
larut lemak, misalnya O, dan CO, mudah menembus sel endotel
o
E^ itu sendiri dengan larut di dalarn lapis ganda lemak.
otr
oo Ukuran pori kapiler bervariasi dari organ ke organ. Di
o6 satu ekstrim, sel-sel endotel di kapiler otak disatukan oleh
J.IJ
taut erat sehingga pada hakikatnya tidak terdapat pori. Thut
ini mencegah pertukaran bahan transkapiler antara sel-sel
dan karenanya membentuk bagian dari sawar darah otak
protektif (lihat h. 151). Di sebagian besar jari.ngan, bahan-
'6.9 bahan kecil larut air misalnya ion, glukosa, dan asam amino
lc

UO

Danau
(sistem kapiler)

E
.=
500
tr
E9
6()
o!
at
Oc
A1 81 C1

,/l\
A2 B2C2
Garnbar 10-17
Gambar 10-16 Hubungan antara luas potongan melintang total dan
Perbandingan laju aliran dan kecepatan aliran dalam kecepatan aliran. Tiga daerah biru tua mewakili volume air
kaitannya dengan luas potongan melintang total. Laju aliran yang sama. Selama satu menit, volume air ini bergerak maju
darah (kurva merah) identik di seluruh tingkat sistem sirkulasi dari titik A ke titik C. Karena itu, dalam satu menit tersebut
dan setara dengan curah jantung (5 liter/mnt saat istirahat). volume air yang sama mengalir melalui titik B1, 82, dan 83;
jadi, laju aliran di semua titik di sepanjang badan air ini sama
Kecepatan aliran (kurva ungu) bervariasi di seluruh pohon
vaskular dan berbanding terbalik dengan luas potongan Namun, dalam waktu semenit, volume darah yang sama
melintang total (kurva hijau) semua pembuluh di tingkaVlevel bergerak maju jauh lebih pendek di danau yang lebar (A2 ke
tertentu. Perhatikan bahwa kecepatan aliran paling lambat di C2) daripada di sungai yang sempit (A1 ke C1 atau A3 ke C3).
kapiler; yaitu tingkat pembuluh yang luas potongan Karena itu, kecepatan aliran di danau jauh lebih lambat
melintang totalnya paling besar. daripada di sungai. Demikian juga, kecepatan aliran jauh
lebih lambat di kapiler daripada di sistem arteri atau vena.

Pembuluh Darah dan Tekanan Darah 389


Cairan interstisium
Sel endotel

Protein plasma
Sel
umumnya tidak
endotel
dapat menembus
dinding kapiler
Membran
Bahan larut .
plasma
lemak
Sitoplasma

a
\
Protein (yang dapat
dipertukarkan)
dipindahkan oleh
transpor vesikular

Kapiler Transpor menembus dinding kapiler

(a) (b)
Gambar 10-18
Pertukaran melalui dinding kapiler. (a) Celah sempit antara sel-sel endotel yang berdekatan membentuk pori di dinding kapiler.
(b) Seperti diperlihatkan dalam gambar skematik potongan melintang dinding kapiler ini, bahan-bahan kecil larut air
dipertukarkan antara plasma dan cairan interstisium dengan melewati pori berisi aiL sementara bahan larut lemak dipertukar-
kan melewati dinding kapiler dengan menembus sel endotel. Protein yang akan dipindahkan dipertukarkan melalui transpor
vesikular. Protein plasma umumnya tidak dapat keluar dari plasma menembus dinding kapiler

mudah melewati pori berisi air ini, tetapi bahan besar tak kan efek osmotrk. Bersama dengan vasodilatasi yang dipicu
larut lemak yang tidak dapat menembus pori, misalnya pro- oleh histamin, retensi cairan vang terjadi kemudian menye-
tein plasma, tidak dapat dipertukarkan. Di ekstrim yang lain, babkan bengkak peradangan.
kapiler hati memiliki pori sedemikian besar sehingga bahkan Tlanspor vesikular juga berperan terbatas pada perpln-
protein dapat mudah melewatinya. Hal ini sesuai karena dahan bahan melewati dinding kapiler. Molekui besar tak
fungsi hati mencakup sintesis protein plasma dan metabo- larut lemak misalnya hormor.r protein yang harus dipertu-
lisme bahan-bahan yang terikat ke protein misalnya koles- karkan antara darah dar-r janngan sekitar diangkut darr satu
terol. Protein-protein ini harus melewati dinding kapiler sisi dinding kapiler kc dinding yanu lain oleh vesikel
hati. Karena itu tingkat "kebocoran" berbagai jaringan kapi- enrlositotik-eksositotik (lihat h. 80).
ler adalah fungsi dari seberapa ketat sel-sel endotel disatu
kan, yang bervariasi sesuai kebutuhan organ yang berbeda-
beda. S Fada keadaan istirahat, banyak kapiler tidak
Para ilmuwan dahulu menganggap dinding kapiler se-
terhuka.
baeai saringan pasif, seperti dinding bata dengan celah-celah
permanen di semennya yang berfungsi sebagai pori. Namun, Susunan percabangan dan rekonvergensi dalam jaringan ka-
studi-studi terakhir mengisyaratkan bahwa sel endotel dapat piler sedikit banyak bervariasi, bergantung pada jaringannya.
secara aktif berubah untuk mengatur permeabilitas kapiler; Kapiler biasanya bercabang baik secara langsung dari sebuah
sebagai respons terhadap sinyal yang sesuai, "batu batd' ter- arteriol atau dari saluran utama yang dikenal sebagai metar-
sebut dapat menyesuaikan diri untuk mengubah ukuran pori. teriol, yang berjalan anrara arreriol dan venula. Demikian
Karena itu, derajat kebocoran tidak selalu sama untuk jaring- juga, kapiler-kapiler dapat kembali menyatu di venula atau
an kapiler tertentu. Sebagai contoh, histamin meningkatkan metartenol (Gambar 10, 19).
permeabilitas kapiler dengan memicu respons kontraktil di Tidak seperti kapiler sejati di dalam jaringan kapiler,
sel endotel untuk memperlebar celah antarsel. Ini bukan metarteriol dikelilingi oleh sedikit sel otot polos spiral. Sel-sel
kontraksi otot, karena di kapiler tidak terdapat otot poios. ini juga membentuk sffngter prakapiler, yang masing-masing
Hal ini disebabkan oleh perangkat kontraktil aktin-miosin di terdiri dari suatu cincin otot polos di sekitar pintu masuk
sel endotel kapiler non otot. Karena pori-pori membesar ma- kaprier ketika pembuluh ini muncul dari metarterioi.l
ka dinding kapiler yang bersangkutan menjadi lebih "bocor".
Akibatny',, protein-protein plasma yang normalnya tertahan rN4e.k,pun umurnnya diterima namun keberadaan sfingter
1i dalem pernbuluh lolos ke jaringan sekitar, dan menimbul- prakaprler pada belum secara pasti disimpulkan.
'nanusia

39{i Bnb 'r il


Otol polos mas, yang secara bersamaan membuka lebih banyak jaringan
kapiler sementara vasodilatasi arteriol meningkatkan aliran
total ke organ. Akibat meningkatnya aliran darah melalui
kapiler-kapiler yang lebih terbuka maka volume total dan
Sfingter l luas permukaan yang tersedia untuk pertukaran meningkat
prakapiler . t dan jarak difusi antara sel dan kapiler yang terbuka semakin
dekat (Gambar 10-20). Karena itu, darah yang mengalir me-
Ialui suatu jaringan (dengan menganggap tekanan darah kon-
stan) diatur oleh (1) derajat resistensi yang ditimbulkan oleh
arteriol di organ, dikontrol oleh aktivitas simpatis dan faktor
lokal; dan (2) jumlah kapiler yang terbuka, dikontrol oleh
kerja faktor-faktor metabolik yang sama pada sfingter pra-
kapiler.

I Cairan interstisium adalah perantara pasif


antara darah dan sel.

Pertukaran antara darah dan jaringan tidak terjadi secara


langsung. Cairan inrerstisium, lingkungan internal sejati yang
langsung berkontak dengan sel, bekerja sebagai perantara.
Hanya 20o/o CES beredar sebagai plasma. Sisa 8070 terdiri
Gambar 10-'19 dari cairan interstisium, yang merendam semua sel di tubuh.
Sel mempertukarkan berbagai bahan secara iangsung dengan
Anyaman kapiler. Kapiler bercabang langsung dari arteriol
atau dari metarteriol, suatu saluran utama antara arteriol dan cairan interstisium, dengan jenis dan derajat pertukaran di-
venula. Kapiler-kapiler menyatu kembali di venula atau atur oleh sifat-sifat membran plasma sel. Perpindahan me-
metarteriol. Metarteriol dikelilingi oleh sel otot polos, yang nembus membran plasma mungkin bersifat pasif (yaitu, me-
juga membentuk sfingter prakapiler yang mengelilingi kapiler
sewaktu pembuluh ini muncul dari metarteriol.
lalui difusi menuruni gradien elektrokimiawi atau dengan
difusi terfasilitasi) atau aktif (yaitu dengan transpor aktifyang
diperantarai oleh pembawa arau transpor vesikular) (lihat
Tabel 3-2, h. 82).
PERAN SFINGTER PRAKAPILER
Sebaliknya, pertukaran melewati dinding kapiler antara
Sfingter prakapiler tidak mendapat persarafan, tetapi otot ini plasma dan cairan interstisium umumnya bersifat pasif. Satu-
rnemiliki tonus miogenik tinggi dan peka terhadap perubah- satunya transpor meiewati sawar ini yang memerlukan energi
an metabolik lokal. Sfingter ini bekerja sebagai keran untuk adalah transpor vesikular yang terbatas. Karena dinding kapi-
mengontrol aliran darah melalui kapiler tertentu yangdiiaga- ler sangat permeabel maka pertukaran berlangsung sedemi-
nya. Arteriol melakukan fungsi serupa untuk sekelompok kian tuntas sehingga cairan interstisrum memiliki komposisi
kecil kapiler. Kapiler itu sendiri tidak memiliki otot polos sama seperti darah arteri yang datang dengan pengecualian
sehingga tidak dapat secara aktif ikut serta mengatur aiiran protein-protein plasma besar yang biasanya tidak dapat ke-
darahnya sendiri. luar dari pembuluh darah. Karena itu, jika kita berbicara
Secara umum, jaringan yang secara metabolik lebih ak- tentang pertukaran antara darah dan sel jaringan, secara
tif mbmiliki densitas kapiler yang lebih tinggi. Otot, sebagai inheren mencakup cairan interstisium sebagai perantara pasif.
contoh, memiliki kapiler lebih banyak daripada tendon per- Pertukaran antara darah dan jaringan sekitar meiewati
lekatannya. Namun, setiap saat hanya sekitar 10%o sfingter dinding kapiler berlangsung melalui dua cara: (1) difusi pasif
prakapiler di suatu otot yang beristirahat yang terbuka se- menuruni gradien konsentrasi, adalah mekanisme utama un-
hingga darah mengalir hanya melalui sekitar 1070 dari kapiler tuk pertukaran masing-masing zat terlarut; dan (2) bulk flow,
otot. Ketika konsentrasi bahan-bahan kimia mulai berubah suatu proses yang mengisi fungsi yang sama sekali berbeda
di suatu daerah jaringan oror yang didarahi oleh kapiler yang dalam menentukan distribusi volume CES antara komparte,
tertutup, sfingter prakapiler dan arteriol di daerah tersebut men vaskular dan cairan interstisium. Sekarang marilah kita
melemas. Pemulihan konsentrasi kimiawi ke normal akibat ulas kedua mekanisme ini secara lebih detil, dimulai dari'difusi.
meningkatnya aliran darah ke daerah tersebut menghilang-
kan rangsangan pemicu vasodilatasi sehingga sfingter pra-
kapiler kembali tertutup dan arteriol kembali ke tonus I Difusi melewati dinding kapiler penting dalam
normalnya. Dengan cara ini, darah yang mengalir melalui pertukaran zat terlarut.
setiap kapiler sering intermiten, akibat kerja gabungan arte-
riol dan sfingter prakapiler. Karena di sebagian besar dinding kapiler tidak terdapat sis-
Ketika suatu otot secara keseluruhan menjadi lebih tem transpor yang diperantarai oleh pembawa maka Lat-zat
aktif, semakin besar persentase sftngter prakapiler yang mele- terlarut berpindah rerutama melalui difusi mengikuti penu-

Pembuluh Darah dan Tekanan Darah 391


I
I Or, 1 CO, dan metabolit lain

Relaksasi Vasodilatasi arteriol


sfingter prakapiler

J Aliran darah kapiler

+
I Jumlah kapiler yang terbuka
I Penyaluran O,
pembersihan yang lebih
cepat CO, dan metabolit lain

t Luas permukaan
I Jarak difusi dari sel ke I Gradien konsentrasi untuk
kapiler yang tersedia bahan-bahan ini antara
kapiler yang terbuka
untuk pertukaran darah dan sel jaringan

I Pertukaran antara darah dan jaringan untuk


menunjang peningkatan aktivitas i"tufolir.

Gambar 10-20

-t
:fJ"Ti'i"1il:'il?:?:1il:Ti:lliff:ffi:?:ler dan arterior daram menvesuaikan ariran darah merarui
suatu jarinsan sebasai

runan gradien konsentrasi. Komposisi kimiawi darah arteri konsentrasi.ul,* O., dan CO, antara sel dan d.arah sehingga
diatur secara cermar untuk mempertahankan konsentrasi lebih banyak O, berdifusi keluar darah ke d.alam sel
masing-masing zat teriarut di tingkat yang akan meningkat_ dan l.bih
banyak CO, mengalir dalam arah berlawanan unruk
kan perpindahan masing-masing zat terlarut dalam arah-yang menun_
jang peningkatan aktivitas metabolik ini.
benar menembus dinding kapiler. Organ-organ perekondij
secara terus-menerus memasok nutrien dan O, serta menge_
l]'"rk"tr CO, dan zar sisa lain sewaktu darah"melewatinia.
Sementara itu, sel-sel secara terus-menerus menyerap pasokan
I Bulkflow melewati dinding kapiler penting
tersebut dan menghasilkan zat-zat sisa. Sewaktu ,.1-r.l
dalam distribusi cairan ekstrasel.
-.rg_
gunakan O, dan glukosa, darah secara terus-menerus men-
Cara kedua pertukaran menembus dinding kapiler adalah
datangkan. pasokan segar bahan-bahan penting tersebut,
dengan bulk flow. Sebenarnya terjadi filtrali ,r'r"tr,
mempertahankan gradien konsentrasi y".rg uol,r*.
-.rrdo.ong di_ plasma bebas protein, yang kemudian bercampur dengan
fusi netto bahan-bahan ini dari darah ke r.l. S.."r" berram"_
cairan interstisium, dan kemudian direabsorpsi proses
an, difusi netto CO, dan zat sisa metabolik lain dari sel ke ini
disebut bulh flou, karena berbagai konstituen cairan
darah dipertahankan oleh produksi kontin.i,rr zat-zar sisa ber_
pindah bersama-sama, atau sebagai suatu kesaruan, berbeda
tersebut di tingkat sel dan oleh pengeluaran bahan-bahan
dengan difusi diskret masing-masing zat terlarut menuruni
tersebut secara terus-menerus oleh darah (Gambar 10_21).
gradien konsentrasi.
Karena dinding kapiler tidak membatasi lewatnya se_
Dinding kapiler berfungsi sebagai penyaring, dengan
mua konstituen kecuali protein plasma maka tingkat pertu_
cairan mengalir melalui pori berisi air. Ketika ,.k".r*
karan masing-masing t..l"rr.rt secara indepe.rd.r, dit.rr- di
""ikonsentrasinya dalam kapiler melebihi tekanan di luar maka cairan
tukan oleh besar gradien terdo_
d"r"h dan sel rong keluar melalui pori dalam suaru proses yang
"rrt"."
sekitar. Seiring dengan peningkatan aktivitasnya, dikenal
sel_sel me_ sebagai ultraftltrasi. Sebagian b..", prot.i., pl".m" tertahan
ningtatkan, antara lain, pemakaian O, dan menghasilkan le_ di bagian dalam selama proses ini k"r..r" .i.k filtrasi pori,
bih banyak COr. Hal ini menciptakan peningklt"n gradien
meskipun beberapa tetap lolos. Karena semua konstituen
lain

392 Bab 10
pun terdapat perbedaan tekanan antara plasma dan cairan di
sekitarnya di tempat lain dalam sistem sirkulasi namun hanya
kapiler yang memiliki pori yang memungkinkan cairan lewat.
Empat gaya yang mempengaruhi perpindahan cairan mele-
wati dinding kapiler (Gambar 10-22):

l. Tekanan darah kapiler (P.) adalah tekanan cairan arau


hidrostatik yang dihasilkan oleh darah pada bagian dalam
dinding kapiler. Tekanan ini cenderung mendorong cair-
an keluar dari kapiler ke dalam cairan interstisium. Ketika
sampai di kapiler, tekanan darah telah turun secara ber-
makna akibat gesekan darah dengan pembuluh arteriol
beresistensi tinggi di hulu. Secara rerata, tekanan hidro-
Glukosa 40, ..* COz + H2O + ATP statik adalah 37 mm Hg di ujung arterioi suatu kapiler
jaringan (dibandingkan dengan tekanan arteri rerata yang
93 mm Hg). Gkanan ini semakin berkurang, menjadi 17
mm Hg, di ujung venula kapiler akibat gesekan lebih
lanjut disertai oleh keluarnya cairan melalui ultrafiltrasi di
= ,runroor yang diperantarai oleh pembawa
sepanjang kapiler (lihat Gambar 10-9,h.378).
ffi z. Tekanan osmotik koloid plasma (zo), juga dikenal se-
Gambar 10-21
bagai tekanan onkotik, adalah gaya yang disebabkan oleh
Pertukaran independen masing-masing zat terlarut menuruni
gradien konsentrasi menembus dinding kapiler dispersi koloidal protein-protein plasma (lihat h. A-11);
tekanan ini mendorong perpindahan cairan ke dalam
kapiler. Karena protein plasma tetap berada di plasma
dan tidak masuk ke cairan interstisium maka terbentuk
perbedaan konsentrasi protein antara plasma dan cairan
dalam plasma terseret bersama-sama sebagai satu kesatuan
interstisium. Karenanya, juga terjadi perbedaan konsen-
dengan volume cairan yang meninggalkan kapiler maka fil-
trasi air antara kedua bagian ini. Plasma memiiiki kon-
trat pada hakikatnya adalah suatu plasma bebas prorein.
sentrasi protein yang lebih tinggi dan konsentrasi air
Ketika tekanan yang mengarah ke dalam melebihi tekanan
keluar maka terjadi perpindahan netto cairan masuk dari
yang lebih rendah daripada cairan intersrisium. Per-
bedaan ini menimbulkan efek osmotik yang cenderung
cairan interstisium ke dalam kapiler melalui pori, suatu pro-
memindahkan air dari daerah dengan konsentrasi air
ses yang dikenal sebagai reabsorpsi.
tinggi di cairan interstisium ke daerah dengan konsen,
trasi air rendah (atau konsentrasi protein tinggi) di plas-
GAYA-GAYA YANG MEMPENGARUHI BULK FLOW ma (lihat h. 70). Konstituen-konstituen plasma lainnya
Bulkflou terjadi karena perbedaan dalam tekanan hidrostatik tidak memiliki efek osmotik karena mudah menembus
dan osmotik antara plasma dan cairan interstisium. Meski- dinding kapiier sehingga konsentrasinya di plasma dan

Gaya di ujung Gaya di ujung venula


arteriol kapiler kapiler

. Tekanan keluar . Tekanan keluar


D1a
'c Pc 17
ErF 0 ftv0
szl 17-
. Tekanan masuk I . Tekanan masuk
I

Ep25l np 25
Pr-ll D1
,lF !
26 26 ---'!
-1 I

Tekanan keluar netto Tekanan masuk netto


sebesar 11 mm Hg = sebesar 9 mm Hg =
tekanan ultrafiltrasi tekanan reabsorpsi

Semua nilai dalam Kapiler darah


satuan mmHg
Gambar'10-22
Bulk flow menembus dinding kapiler. Gambaran skematik ultrafiltrasi dan reabsorpsi sebagai akibat dari ketidakseimbangan
gaya-gaya fisika yang bekerja menembus dinding kapiler.

Pembuluh Darah dan Tekanan Darah 393


cairan interstisium setara. Tekanan osmotik koloid Reabsorpsi cairan berlangsung sewaktu gradien tekanan masuk
plasma adalah sekitar 25 mmHg. ini mendorong cairan kembali ke dalam kapiler di ujung
3. Tekanan hidrostatik cairan interstisium (P,r) adalah venulanya.
tekanan yang ditimbulkan oleh cairan intersrisium pada Karena itu, ultrafiltrasi dan reabsorpsi, yang secara kolektif
bagian luar dinding kapiler. Tekanan ini cenderung men- dikenal sebagai bulh flou, disebabkan oleh pergeseran keseim-
dorong cairan masuk ke dalam kapiler. Karena sulitnya bangan antaru g ya-gaya fisik pasif yang bekeria menembus
mengukur tekanan hidrostatik cairan interstisium maka dinding kapiler. Tidak ada gaya aktifatau pengeluaran energi
nilai sebenarnya dari tekanan ini masih diperdebatkan. lokal yang terjadi pada bulk flow antara plasma dan cairan
Tekanan ini mungkin sama dengan, sedikit lebih rendah, interstisium sekitar. Dengan hanya kontribusi kecil dari gaya-
atau sedikit lebih tinggi daripada tekanan atmosfer. Untuk gaya curan interstisium, ultrafiltrasi berlangsung di awal kapi-
tujuan ilustrasi, kita akan mengatakan bahwa tekanan ini ler karena tekanan darah kapiler melebihi tekanan osmorik ko-
1 mm Hg lebih tinggi daripada tekanan atmosfir. loid plasma, sementara di akhir kapiler terjadi reabsorpsi karena
4. Tekanan osmotik koloid cairan interstisium (lr,u) ada- tekanan darah telah turun di bawah tekanan osmotik.
lah gaya lain yang secara normal tidak berperan signifikan Perlu disadari bahwa kita mengambil "snapshof' di dra
dalam bulkflozz. Sebagian kecil protein plasma yang bocor titik-di awal dan akhir-di sebuah kapiler hipotetik. Sebenar-
menembus dinding kapiler ke daiam cairan interstisium nya tekanan darah secara perlahan berkurang di sepanjang
normalnya dikembalikan ke darah melalui sistem limfe. kapiler sehingga jumlah cairan yang difiltrasi keluar secara
Karena itu, konsentrasi protein di cairan interstisium progresif berkurang di paruh perrama pembuluh dan di pa-
sangat rendah, dan tekanan osmodk koloid cairan inter- ruh kedua terjadi peningkatan progresif jumlah yang di-
stisium mendekati nol. Namun, jika protein plasma se- reabsorpsi (Gambar 10-23). Bahkan situasi ini telah dibuat
cara patologis bocor ke dalam cairan interstisium, seperti ideal. Tekanan-tekanan yang digunakan di gambar ini adalah
ketika histamin memperlebar pori kapiler selama cedera nilai rerata dan ini saja sudah kontroversial. Sebagian kapiler
jaringan, protein yang bocor tersebut menimbulkan efek memiiiki tekanan darah sedemikian tinggi sehingga filtrasi
osmotik yang cenderung mendorong perpindahan cairan sebenarnya terjadi di sepanjang kapilea semenrara kapiler
keluarkaprler dan masuk ke cairan interstisium. lain memiliki tekanan hidrostatik sedemikian rendah se-
hingga reabsorpsi berlangsung di sepanjang pembuluh ini.
Karena itu, dua tekanan yang cenderung mendorong Pada kenyataannya, suaru teori terkini yang banyak
cairan keluar kapiler adalah tekanan darah kapiler dan mendapat perhatian menyatakan bahwa filtrasi bersih terjadi
tekanan osmotik koloid cairan interstisium. Dua tekanan
di sepanjang semua kapiler y^ng terbuka, semenrara reab-
tandingan yang cenderung mendorong cairan ke dalam ka-
sorpsi bersih terjadi di sepan.jang semua kapiler ftrtutup. Me-
piler adalah tekanan osmotik koloid plasma dan tekanan nurut teori ini, ketika sfingter prakapiler melemas, tekanan
hidrostatik cairan interstisium. Sekarang marilah kita analisis
darah kapiler melebihi tekanan onkotik plasma bahkan di
perpindahan cairan yang terjadi di sepanjang dinding kapiier
ujung venula kapiler, mendorong ftltrasi di seluruh panjang
akibat ketidakseimbangan gaya-g^ya fisik yang saling ber,
kapiler. Ketika sfingter prakapiler menurup, penurunan aliran
lawanan ini (Gambar 10-22).

PERPINDAHAN NETTO CAIRAN MENEMBUS


DINDING KAPILER Tekanan
Keluar

Perpindahan bersih di setiap titik sepanjang dinding kapiler kapiler

dapat dihitung dengan persamaan berikut:


(mm Hg)
jor.*"
26
Tekanan pertukaran bersih = (P. + z,u) - (2, + P,r) *'*"
(tekanan keluar) (tekanan masuk)
i
Tekanan pertukaran netto positif (ketika tekanan keluar me, Masuk

lebihi tekanan ke dalam) mencerminkan tekanan ultrafiltrasi.


Panjang kapiter
Tekanan pertukaran netto negatif (ketika tekanan masuk me- orl", +
Akhir
lebihi tekanan keluar) mencerminkan tekanan reabsorpsi. fl = Ultrafiltrasi [Ii'] = Reabsorpsi
Di ujung arteriol kapiler, tekanan keluar berjumlah 37 Gambar 10-23
mm Hg sedangkan tekanan masuk totalnya 26 mm Hg se- Filtrasi bersih dan reabsorpsi bersih di seluruh panjang
hingga tekanan keluar netto adalah 11 mm Hg. Ultrafiltrasi pembuluh. Tekanan masuk (n, + P,r) tidak berubah di seluruh
berlangsung di awal kapiler sewaktu gradien tekanan keluar panjang kapiler, sementara tekanan keluar (p. + n,r) secara
progresif berkurang di sepanjang kapiler. Di paruh pertama
ini mendorong fiitrat bebas protein menembus pori kapiler. pembuluh, di mana tekanan keluar yang semakin menurun
Pada saat mencapai ujung venula kapiler, tekanan darah masih melebihi tekanan masuk yang tetap, jumlah cairan yang
kapiler telah turun, tetapi tekanan-tekanan lain pada hakikatnya difiltrasi keluar (tanda panah merah ke afas) semakin
tidak berubah. Di titik ini tekanan keluar total telah turun men- berkurang. Di paruh terakhir pembuluh, jumlah cairan yang
direabsorpsi semakin banyak (tanda panah biru ke bawah\
jadi 17 mm Hg semenrara tekanan masuk total tetap 26 mm
seiring dengan semakin turunnya tekanan keluar di bawah
Hg, sehingga terjadi tekanan masuk bersih sebesar 9 mm Hg. tekanan masuk yang konstan.

394 Bab 10
darah melalui kapiler menurunkan tekanan darah kapiler di kembali ke dalam plasma. Secara rerara, tekanan ultrafiltrasi
bawah tekanan osmotik plasma bahkan di awal kapiler bersih adalah 11 mm Hg di awal kapiler, sedangkan rekanan
sehingga terjadi reabsorpsi di seluruh panjang kapiler. Apa- reabsorpsi bersih hanya mencapai 9 mm Hg di ujung pem-
pun mekanisme y^ng berperan, efek akhirnya sama. Filtrat buluh (Gambar 10-22). Akibat perbedaan tekanan ini maka
bebas protein keluar dari kapiler dan akhirnya direabsorpsi. secara rerata lebih banyak cairan yang tersaring keluar dari
paruh pertama kapiler daripada yang direabsorpsi di paruh
PERAN BULK FLOW terakhir. Kelebihan cairan yang tersaring keluar akibat ke-
Bulk Jkw tidak berperan penting dalam pertukatan zat-zat tidakseimbangan filtrasi-reabsorpsi ini diserap oleh sistem
terlarut antara darah dan jaringan, karena kuantitas zat terlarut limfe. Anyaman luas pembuluh saru arah ini merupakan rute
yang berpindah melewati dinding kapiler melalui bulb fl.ow tambahan bagi pengembalian cairan dari cairan interstisium
sangat kecil dibandingkan dengan pemindahan zat terlarut ke darah. Sistem limfe berfungsi seperti talang yang menye-
yang jauh lebih banyak melalui difusi. Karena itu, ultrafiltrasi rap dan mengangkut air hujan sehingga tidak terjadi penum-
dan reabsorpsi tidak penting dalam pertukaran nutrien dan zat pukan dan banjir.
sisa. Namun, bulk flow sangat penting dalam mengatur distri-
busi CES antara plasma dan cairan interstisium. Pemeliharaan PENYERAPAN DAN ALIRAN LIMFE
tekanan darah yang sesuai sebagian bergantung pada volume
Pembuluh-pembuluh limfe halus dan buntu yang dikenal
darah yang beredar. Jika volume plasma berkurang (misalnya
sebagai pembuluh limfe awal merambah hampir semua ja-
karena perdarahan) maka tekanan darah turun. Berkurangnya
ringan di tubuh (Gambar l0-24a). Sel-sel endotel yang mem-
tekanan darah kapiler yang kemudian terjadi mengubah kese-
bentuk dinding pembuluh limfe awal sedikit tumpang-tindih
imbangan g ya-g y^ di dinding kapiler. Karena tekanan keluar
seperti genteng di atap, dengan tepi-tepi yang tumpang-
netto berkurang sementara tekanan masuk netto tidak berubah
tindih berada bebas dan tidak mengikat sel sekitar. Susunan
maka terjadi tambahan cairan yang berpindah dari kompar-
ini membentuk lubang mirip katup satu arah di dinding
temen interstisium ke dalam plasma akibat berkurangnya fil-
pembuluh. Tekanan cairan di bagian luar pembuluh men-
trasi dan bertambahnya reabsorpsi. Cairan tambahan yang ber-
dorong masuk tepi-tepi paling dalam dari sepasang tepi yang
asal dari cairan interstisium ini meningkatkan jumlah cairan
tumpang-tindih, menciptakan celah antara tepi-tepi (yaitu,
plasma dan secara temporer mengompensasi kehilangan darah.
lubang katup). Lubang ini memungkinkan cairan intersti-
Sementara itu, mekanisme-mekanisme refleks yang bekerja pa-
sium masuk (Gambar 10-24b). Setelah masuk ke pembuluh
da jantung dan pembuluh darah (dijelaskan kemudian) juga
limfe, cairan interstisium dinamai cairan limfe. Tekanan
bekerja untuk membanru mempertahankan tekanan darah
cairan di bagian dalam mendorong tepi-tepi yang rumpang-
sampai mekanisme jangka panjang, misalnya rasa haus (dan
tindih saling mendekat, menurup katup sehingga cairan limfe
pemuasannya) dan pengurangan pengeluaran urin, dapat me-
tidak keluar. Lubang pembuluh limfe mirip katup ini ber-
mulihkan volume cairan dan mengompensasi secara sempurna
ukuran jauh lebih besar daripada pori di kapiler darah. Karena
kehilangan tersebut.
itu, partikel besar di cairan interstisium, misainya protein
Sebaliknya, jika volume plasma bertambah, misalnya
plasma yang keluar dan bakteri, dapat memperoleh akses ke
karena asupan cairan yang berlebihan, maka peningkatan
pembuluh limfe awal tetapi tidak dapat masuk ke kapiler
tekanan darah kapiler yang terjadi mendorong lebih banyak
darah.
cairan keluar dari kapiler ke cairan interstisium dan secara
Pembuluh pembuluh limfe awal kemudian menyatu
temporer mengurangi penambahan volume plasma sampai
untuk membentuk pembuluh limfe yang semakin besaq
kelebihan cairan tersebut dapat dikeluarkan dari tubuh oleh
yang akhirnya bermuara ke dalam sisrem vena dekat tempat
tindakan-tindakan jangka panjang, misalnya peningkatan
masuknya darah ke atrium kanan (Gambar l0-25a). Karena
pengeluaran urin.
tidak terdapat "jantung limfe" yang menghasilkan tekanan
Perpindahan cairan internal antara dua kompartemen
pendorong maka anda mungkin bertanya-tanya bagaimana
CES ini terjadi secara otomaris dan segera setiap kali terjadi
limfe diarahkan dari jaringan menuju sisrem vena di rongga
perubahan keseimbangan gaya-gaya yang bekerja melintasi
toraks. A.liran limfe terjadi melalui dua mekanisme. Pertama,
dinding kapiler; perpindahan ini adalah mekanisme rempo-
pembuluh limfe setelah pembuluh limfe awal dikelilingi oleh
rer untuk mmpertahankan agar volume plasma relatif kon-
otot polos, yang berkontraksi secara ritmis akibat aktivitas
stan. Dalam proses memulihkan volume plasma ke tingkat
miogenik. Ketika teregang karena pembuluh terisi oleh iimfe,
yang sesuai, cairan interstisium mengalami fluktuasi, tetapi
otot tersebut secara inheren berkontralai lebih kuat, men-
yang jauh lebih penting adalah volume plasma dapat diper-
dorong cairan limfe di dalam pembuluh. "Pompa limfe" in-
tahankan konstan agar fungsi sistem sirkulasi tetap efektii
trinsik ini adalah kekuaran urama yang mendorong limfe.
Stimulasi otot polos limfe oleh sistem simpatis meningkatkan
I Sistem limfe adalah rute tambahan untuk aktivitas pemompaan pembuluh limfe. Kedua, karena pem-
mengembalikan cairan interstisium ke darah. buluh limfe terletak di antara orot-oror rangka maka kon-
traksi otot-otot ini memeras limfe keluar dari pembuluh.
Bahkan pada keadaan normal, jumlah cairan yang keluar Katup-katup satu arah yang terletak di pembuluh limfe
dari kapiler ke dalam cairan inrerstisium sedikit lebih banyak mengarahkan aliran limfe menuju pintu keluarnya di vena
daripada cairan yang direabsorpsi dari cairan interstisium dada.

Pembuluh Darah dan Tekanan Darah 395


Ke sistem ----___$ dilaksanakan oleh pembuluh limfe. Laju aliran rerata melalui
vena n
*b Arteriol pembuluh limfe adalah 3 liter per hari, dibandingkan dengan
,1:
r.i ! 7200 liter per hari melalui sistem sirkulasi.
Sel
Cairan - jaringan I Pertahanan terhada? penyakit. Cairan limfe mengalir
interstisium
,4 melewati kelenjar limfe (limfonodus) yang terletak di dalam
sistem limfe. Lewatnya cairan ini melalui limfonodus adalah
suatu aspek penring mekanisme pertahanan tubuh terhadap
penyakit. Sebagai contoh, bakteri yang diserap dari cairan
interstisium dihancurkan oleh fagosit khusus di dalam ke-
Ienjar limfe (lihat Bab 12).
I TTanspor lemah yang disera?. Sistem limfe penting dalam
penyerapan lemak dari saluran cerna. Produk-produk akhir
dari pencernaan lemak makanan dikemas oleh sel-sel yang
Kapiler darah melapisi saluran cerna menjadi partikel lemak yang terlalu
Pembuluh
besar untuk masuk ke dalam kapiler darah tetapi mudah
limfe awal memperoleh akses ke pembuluh limfe awal (lihat Bab 16).
(a) I Pengembalian protein yang tersaring. Di sebagian besar
Tekanan cairan di bagian luar pembuluh kapiler terjadi kebocoran sebagian protein plasma sewaktu
mendorong masuk tepi bebas sel endotel, proses filtrasi. Protein-proteinini tidak mudah direabsorpsi
memungkinkan masuknya ca ran
interstisium
ke dalam kapiler tetapi mudah memperoleh akses ke pem-
(kini menjadi limfe) buluh limfe awal. Jika protein tersebur dibiarkan menumpuk
di cairan interstisium dan tidak dikembalikan ke sirkulasi
melalui pembuluh limfe maka tekanan osmorik koloid cairan
Cairan interstisium (tekanan keluar) akan rerus meningkat semen-
interstisium
,@,;*; tara tekanan osmotik koloid plasma (tekanan masuk) akan
turun progresif. Akibatnya, gaya-g yafiltrasi akan meningkat

'w sementara gay^-gay^ reabsorpsi berkurang sehingga terjadi


akumulasi progresif cairan di ruang interstisium disertai
Tekanan cairan di bagian dalam pembuluh
mendorong teDi-tepi yang tumpang{indih penurunan volume plasma.
menyatu sehingga limfe tidak dapat keluar.
(b)

Gambar 10-24 I Edema terjadijika terlalu banyak cairan


Pembuluh limfe awal. (a) Hubungan antara pembuluh limfe interstisium yang menumpuk.
awal dan kapiler darah. Pembuluh limfe awal yang buntu
menyerap kelebihan cairan yang tersaring keluar oleh kapiler
darah dan mengembalikannya ke sistem vena di dada. (b)
CATAIAN KLINIS. Kadang-kadang terjadi penimbunan
Susunan sel endotel di pembuluh limfe awal. Perhatikan cairan interstisium ketika salah satu gayayang bekerja me-
bahwa tepi-tepi sel endotel yang tumpang-tindih mencipta- lintasi dinding kapiler menjadi abnormal karena suatu hal.
kan lubang mirip katup di dinding pembuluh ini. Pembengkakan jaringan akibat kelebihan cairan interstisium
dikenal sebagai edema. Penyebab edema dapat dikelompok-
kan menjadi empar karegori umum:

FUNGSI SISTEM LIMFE 1. Berhurangnya konsentrasi protein plasma menurunkan


tekanan osmotik koloid plasma. Penurunan tekanan
Inilah fungsi-fungsi terpenting sistem limfe:
masuk utama ini menyebabkan kelebihan cairan yang
I Mengembalihan belebihan cairan lang terfhrasi. Dalam keluar sementara cairan yang direabsorpsi lebih sedikit
keadaan normal, filtrasi kapiler meiebihi reabsorpsi sekitar 3 daripada normal; karena itu kelebihan cairan tersebut
liter per hari (20 liter yang difiltrasi, 17 liter direabsorpsi) tetap berada di ruang inrerstisium. Edema dapat dise-
(Gambar 10-25b). Namun volume darah keseluruhan hanya- babkan oleh penurunan konsenrrasi protein plasma
lah 5 liter, dan hanya 2,75 Iiter-nya yang plasma. (Sel-sel melalui beberapa cara berbeda: pengeluaran berlebihan
darah membentuk sisa voiume darah). Dengan curah janrung protein plasma melalui urin, akibat penyakit ginjal; pe-
rerata, setiap hari 7200 liter darah melewati kapiler pada nurunan sintesis protein plasma, akibat penyakit hati
keadaan istirahat (lebih banyak jika curah jantung mening- (hati membentuk hampir semua protein plasma); makan-
kat). Meksipun hanya sebagian kecil dari cairan yang difiltrasi an yang kurang mengandung protein; atau pengeluaran
yang tidak direabsorpsi oleh kapiler namun efek kumulatif bermakna protein plasma akibat luka bakar yang luas.
proses yang terus berulang dengan setiap denyur jantung 2. Meningkatnya permeabilitas dinding kapiler memung-
menyebabkan cairan yang rertinggal di kompartemen inter- kinkan lebih banyak protein plasma yang keluar dari
stisium setiap hari melebihi volume plasma total. Jelaslah, plasma ke dalam cairan interstisium sekitar-sebagai con-
cairan ini harus dikembalikan ke dalam plasma, dan tugas ini toh, melalui pelebaran pori kapiler yang dipicu oleh

396 Bab 10
Sirkulasi Sirkulasi
sistemik paru

Pembuluh
Pembuluh limfe awal
limfe

Kapiler
darah

Kelenjar
limfe

Pembuluh
limfe awal
Kapiler
darah

(a)

Limfe

Darah

(b)
Gambar'lo-2s
Sistem limfe. (a) Pembuluh limfe mengosongkan isinya ke dalam sistem vena dekat pintu masuknya ke atrium kanan. (b) Aliran
limfe rerata adalah 3 liter per hari, sementara aliran darah rerata adalah 7200 liter per hari.

histamin sewaktu cedera jaringan atau reaksi alergik. besar yang menyalurkan darah dari ekstremitas bawah
Penurunan tekanan osmorik koloid plasma yang terjadi sewaktu pembuluh-pembuluh tersebut masuk ke rongga
menurunkan tekanan masuk efektif, semenrara pening- abdomen. Bendungan darah di vena ini meningkatkan
katan tekanan osmorik koloid cairan interstisium yang tekanan darah di kapiler tungkai dan kaki, mendorong
terjadi akibat peningkatan protein di cairan interstisium edema regional ekstremitas bawah.
meningkatkan gaya keluar efektif. Ketidakseimbangan 4. Sumbatan pembuluh limfe menyebabkan edema karena
ini ikut berperan menyebabkan edema lokal yang ber- kelebihan cairan filtrasi tertahan di cairan interstisium
kaitan dengan cedera (misalnya, lepuh) dan reaksi aier- dan tidak dapat dikembalikan ke darah melalui pem-
gik (misalnya biduran). buluh limfe. Al<umulasi protein di cairan interstisium
3. Meningkatnya tekanan uena, seperti ketika darah terben- memperparah masalah melalui efek osmotiknya. Sum-
dung di vena, menyebabkan peningkatan tekanan darah batan pembuluh limfe lokai dapat terjadi, sebagai con-
kapiier karena kapiler mengalirkan isinya ke dalam vena. toh, di lengan wanita yang saluran-saluran drainase limfe
Peningkatan tekanan keluar kapiler ini berperan besar utamanya dari lengan telah tersumbat akibat pengang-
menyebabkan edema pada gagal jantung kongestif (lihat katan kelenjar limfe pada pembedahan karena kanker
h. 356). Edema regional juga dapat terjadi akibat restriksi payudara. Peny'umbatan pembuluh limfe yang lebih luas
lokal aliran balik vena. Contohnya adalah pembeng- terjadi pada flariasis, suatu penyakit parasit yang di-
kakan yang sering terjadi di tungkai dan kaki selama tularkan melalui nyamuk yang rerurama ditemukan di
kehamilan. Uterus yang membesar menekan vena-vena daerah pantai tropis. Pada penyakit ini, cacing filaria

Pembuluh Darah dan Tekanan Darah 397


yang halus mirip benang menginfeksi pembuluh limfe sangat penting untuk menyamakan aliran masuk dan aliran
dan menyumbat drainase limfe. Bagian tubuh yang keluar kapiler di suatu organ.
terkena, terutama skrotum dan ekstremitas, mengalami
edema berat. Penyakit ini sering dinamai elefantiasis
karena kaki yang membengkak tampak seperti kaki ga- I Vena berfungsi sebagai reservoar darah serta
jah (Gambar 10-25). saluran menuju jantung.
Apapun kausa edemanya, konsekuensi penting adalah Vena memiliki jari-jari besar sehingga resistensinya terhadap
berkurangnya pertukaran bahan antara darah dan sel. Cairan aliran darah rendah. Selain itu, karena luas potongan me-
yang berlebihan menumpuk, jarak antara darah dan sel yang lintang total sistem vena secara bertahap berkurang seiring
harus dilalui oleh nutrien, Or, dan zat sisa bertambah. Karena dengan menyatunya vena-vena kecil menjadi pembuluh yang
itu, sel-sel di dalam jaringan edematosa mungkin mengalami semakin besar tetapi semakin sedikit, aliran darah menjadi
kekurangan pasokan. lebih cepat ketika mendekati jantung.
Selain berfungsi sebagai saluran beresistensi rendah un-
tuk mengembalikan darah dari jaringan ke jantung, vena
sistemik juga berfungsi sebagai reseruonr darah. Karena ka-
VENA pasitas penyimpanannya, vena sering disebut pembuluh
Sistem vena menuntaskan sirkuit sirkulasi. Darah yang me- darah penyimpan. Vena memiiiki dinding yang jauh lebih
ninggalkan jaringan kapiler masuk ke sistem vena untuk tipis dan lebih sedikit otot polos dibandingkan dengan arteri.
dikembalikan ke janrung. Juga, berbeda dari arteri, vena memiliki elastisitas yang ren-
dah karena jaringan ikat vena lebih banyak mengandung
serat kolagen daripada elastin. Tidak seperti otot polos arte-
I Venula berkomunikasi secara kimiawi dengan riol, otot polos vena tidak banyak memiliki tonus miogenik
arteriol sekitar. inheren. Karena sifat-sifat tersebut maka vena sangat mudah
teregang dan tidak banyak memperlihatkan recoil elastik.
Di tingkat mikrosirkulasi, kapiler mengalirkan isinya ke da- Pembuluh ini mudah melebar untuk menampung tambahan
lam venula, yang secara progresif menyatu untuk memben- volume darah dengan hanya sedikit penambahan tekanan
tuk vena kecil yang keluar dari organ. Tidak seperti arteriol, vena. Arteri yang teregang oleh kelebihan volume darah akan
venula mempunyai tonus dan resistensi yang kecil. Antara kembali mengecil karena adanya serar-serat elastik di
venula dan arteriol sekitar terjadi komunikasi ekstensif me- dindingnya, mendorong darah bergerak maju. Vena yang
lalui sinyal-sinyal kimiawi. Pensinyalan venuloarteriol ini mengandung tambahan volume darah hanya mengalami
peregangan untuk menampung tambahan tersebut tanpa
cenderung mengecil kembali. Dengan cara ini vena berfungsi
sebagai reservoar (penampung) darah; yaitu ketika kebutuh-
an darah rendah, vena dapat menyimpan kelebihan darah se-
bagai cadangan karena sifatnya yang mudah reregang secara
pasif ini. Pada keadaan istirahat, vena mengandung lebih dari
(r0%o volume darah total (Gambar IO-27).

Pembuluh

Jantung
Kapiler
7%
srstemik
!
o 5%
E
l Vena
f sistemik
64%
E

o
I
o
Gambar 10-26
Elefantiasis. Penyakit tropis ini disebabkan oleh cacing parasit
yang ditularkan melalur nyamuk yang meng nvasi pembuluh
lrmfe. Akibat gangguan pada drainase limfe, bagian tubuh Gambar 10-27
yang terkena, biasanya ekstremitas, menjadi sangat Persentase volume darah total di berbagai bagian sistem
edematosa mirip kaki gajah. sirkulasi

398 Bab 10
Marilah kita perjelas suatu hal yang dapat menimbulkan sepanjang perjalanan, rerurama sewaktu melalui arteriol be-
kebingungan. Darah yang disimpan di vena tidak ditampung resistensi tinggi. Pada saat darah masuk ke sisrem vena, tekanan
dalam suatu tangki stagnan. Dalam keadaan normai seluruh darah hanya sekitar 17 mm Hg (Gambar 10-9, h. 378). Na-
darah beredar setiap waktu. Ketika tubuh beristirahat dan mun, karena tekanan atrium mendekati 0 mm Hg maka tetap
banyak dari jaringan kapiler tertutup, kapasitas reservoar vena terdapat tekanan pendorong yang meskipun kecil tetapi me-
meningkat karena lebih banyak darah yang meminras kapiler madai untuk mengalirkan darah melewari vena-vena bergaris
dan masuk ke vena. Ketika tambahan volume darah ini me- tengah besar dan bertahanan rendah.
regangkan vena, aliran darah melalui vena menjadi lebih lam- CATAIAN KLINIS. Jika tekanan atrium secara patologis
bat karena luas potongan melintang total vena meningkat aki- meningkat, seperti pada keberadaan katup AVyang bocor, gra-
bat peregangan tersebut. Karena itu, darah menghabiskan lebih dien tekanan vena terhadap atrium beri<urang sehingga aliran
banyak waktu di vena. Akibat waktu transit melalui vena yang balik vena juga berkurang dan terjadi pembendungan darah di
lebih lambat ini maka vena pada hakikatnya menyimpan lebih sistem vena. Karena itu, peningkatan tekanan atrium adalah
banyak darah karena tidak menyalurkannya cepat-cepat ke salah satu penyebab gagal jantung kongestif (lihath. 356).
jantung untuk kembali dipompa keluar. Selain tekanan pendorong yang ditimbulkan oleh kon-
Ketika simpanan darah tersebut dibutuhkan, misalnya traksi jantung, terdapat lima faktor lain yang meningkatkan
sewaktu berolahraga, faktor ekstrinsik (segera dijelaskan) aliran balik vena: vasokonstriksi vena yang dipicu oleh saraf
mengurangi kapasitas reservoar vena dan mendorong tam- simpatis, aktivitas otot rangka, efek katup vena, aktivitas per-
bahan darah dari vena kembali ke jantung untuk dipompa ke napasan, dan efek penghisapan oleh jantung (Gambar 10-
jaringan. Peningkatan aliran balik vena meningkatkan vo- 28). Sebagian besar dari faktor sekunder ini mempengaruhi
lume isi sekuncup, sesuai hukum Frank-Starling janrung aliran balik vena dengan mempengaruhi gradien tekanan an-
(lihat h. 352). Sebaliknya, jika terlalu banyak darah terkumpul tara vena dan jantung. Kita akan membahas masing-masing
di vena dan tidak dikembalikan ke jantung maka curah jan- secara bergiliran.
tung akan berkurang secara abnormal. Karena itu terdapat
keseimbangan antara kapasitas vena, tingkat aliran balik
EFEK AKTIVITAS SIMPATIS PADA ALIRAN BALIK
vena, dan curah jantung. Sekarang kita akan mengalihkan
VENA
perhatian ke faktor yang mempengaruhi kapasitas vena dan
berperan dalam aliran balik vena. Vena tidak memiliki banyak oror dan tonus inherennya ren-
dah, tetapi otot polos vena menerima banyak serat saraf sim-
patis. Stimulasi simpatis menyebabkan vasokonstriksi vena,
I Aliran balik vena ditingkatkan oleh sejumlah yang secara moderat meningkatkan tekanan vena; hal ini,
faktor ekstrinsik, pada gilirannya, meningkatkan gradien tekanan unruk men-
dorong lebih banyak darah yang tersimpan di vena ke dalam
Kapasitas vena (volume darah yang dapat ditampung oleh atrium kanan sehingga aliran baiik vena meningkat. Dalam
vena) bergantung pada daya regang (distensibilitas) dinding keadaan normal vena memiliki jari-jari yang sedemikian besar
vena (seberapa banyak pembuluh ini dapat diregangkan un- sehingga vasokonstriksi moderat akibat stimulasi simpatis
tuk menampung darah) dan pengaruh tekanan eksternal yang tidak banyak berefek pada resistensi terhadap aliran. Bahkan
memeras vena. Pada volume darah konstan, seiring dengan jika berkonstriksi, vena masih tetap memiliki jari-jari yang
meningkatnya kapasitas vena, lebih banyak darah tetap ber- relatif besar sehingga tetap merupakan pembuluh beresistensi
ada di vena dan tidak dikembalikan ke jantung. Penyimpanan rendah.
di vena ini mengurangi volume darah efektif dalam sirkulasi, Selain memobilisasi darah yang tersimpan, vasokon-
volume darah yang dikembalikan dan dipompa keluar oleh striksi vena juga meningkatan aliran balik vena dengan
jantung. Sebaliknya, ketika kapasitas vena berkurang, lebih mengurangi kapasitas vena. Dengan berkurangnya kapasitas
banyak darah dikembalikan ke jantung dan kemudian di- vena, maka lebih sedikit darah yang mengalir dari kapiler
pompa keluar. Karena itu, perubahan pada kapasitas vena tetap berada di vena, karena berlanjut mengalir ke janrung.
secara langsung mempengaruhi jumlah aliran balik vena, Meningkatnya aliran balik vena yang ditimbulkan oleh rang-
yang sebaliknya penting sebagai penenru (meskipun bukan sangan simpatis menyebabkan peningkatan curah jantung
satu-satunya) voiume darah sirkulasi efektif. Volume darah karena bertambahnya voiume diastolik akhir. Stimulasi sim-
sirkulasi efektifjuga dipengaruhi dalam jangka pendek oleh patis pada jantung juga meningkatkan curah jantung dengan
pergeseran pasif dalam bulk flotu antara komparremen vas- meningkatkan kecepatan dan kontraktilitas jantung (lihat h.
kular dan cairan intestisium dan dalam jangka panjang oleh 351 dan 353). Selama aktivitas simpatis tetap tinggi, seperti
faktor-faktor yang mengontrol volume CES total, misalnya ketika berolah raga, curah jantung y^ng meningkat pada
keseimbangan garam dan air. gilirannya akan membanru memperrahankan peningkatan
Istilah aliran balik vena merujuk kepada volume darah aliran balik vena yang mula-mula dipicu oleh vasokonstriksi
yang masuk ke masing-masing atrium per menit dari vena. vena akibat rangsangan simpatis. Lebih banyak darah yang
Ingatlah bahwa besar aliran melalui suatu pembuluh ber- dipompa keluar jantung berarti lebih banyak darah mengalir
banding iurus dengan gradien tekanan. Banyak tekanan pen- kembaii ke jantung, karena vena, yang kapasitasnya telah
dorong yang diterima darah karena kontraftsi jantung telah berkurang, tidak menyimpan darah tambahan yang dipompa
hilang pada saat darah mencapai sisrem vena karena gesekan ke dalam sistem pembuluh darah.

Pembuluh Darah dan Tekanan Darah 3gg


I Curah jantung

I lsi sekuncup
Pergeseran pasif
t bulk flow dari
cairan interstisium
i Volume diastolik akhir ke plasma

+ L 1 Volume darah
I Aliran balik vena (Jtekanan vena +
Jgradien tekanan)

Efek hisap jantung Pompa pernapasan


(Jtekanan di jantung -- (Jtekanan di vena-vena dada
fgradien tekanan) fgradien tekanan)
-

Tekanan pada darah J Aktivitas vasokonstriksi Pompa otot rangka


oleh kontraksi jantung simpatis (Jtekanan vena +
(Jtekanan vena + (ftekanan vena + f gradien tekanan)
'f gradien tekanan) Jgradien tekanan;
Jkapasitas vena)

[]= tindakan kontrol jangka pendek n= tindakan kontrol jangka panjang

Gambar 10-28
Faktor yang mempermudah aliran balik vena

Perlu diketahui perbedaan akibat dari vasokonstriksi di Pompa otot rangka juga melawan efek gravitasi pada
arteriol dan vena. Vasokonstriksi arteriol segen mengurangt sisrem vena. Marilah kita lihat bagaimana.
aliran melalui pembuluh ini karena meningkatnya resistensi
(darah yang masuk dan mengalir meialui arteriol yang me-
MELAWAN EFEK GRAVITASI PADA SISTEM VENA
nyempit menjadi lebih sedikit), sementara vasokonstriksi
vena segera meningkatkan aliran melalui pembuluh ini karena
Tekanan rerata yang selama ini disebutkan untuk berbagai
bagian pohon pembuluh darah adalah untuk seseorang yang
berkurangnya kapasitas vena (penyempitan vena memeras
berada dalam posisi horizontal. Ketika seseorang berbaring,
keluar lebih banyak darahyang sudah ada di vena, mening-
katkan aliran darah melalui pembuluh ini). gaya gravitasi berlaku seragam sehingga tidak perlu diper-
timbangkan. Namun, ketika seseorang berdiri, efek gravitasi
tidaklah seragam. Selain tekanan biasa akibat kontraksi jan-
EFEK AKTIVITAS OTOT RANGKA PADA ALIRAN
tung, pembuluh-pembuluh yang berada di bawah jantung
BALIK VENA mengalami tekanan dari berat kolom darah yang terbentang
Banyak vena besar di ekstremitas terletak di antara otor-oror dari jantung ke ketinggian pembuluh yang bersangkutan
rangka sehingga kontraksi otot menekan vena. Kompresi (Gambar 10-30).
vena eksternal ini mengurangi kapasitas vena dan mening- Terdapat dua konsekuensi penting peningkatan tekanan
katkan tekanan vena, sehingga memeras cairan di vena agar ini. Pertama, vena-vena yang dapat reregang akan melebar
mengalir ke jantung (Gambar 10-29). Efek pompa ini, yang akibat meningkatnya tekanan hidrostatik sehingga kapasitas-
dikenal sebagai pompa otot rangka, adalah salah saru cara nya bertambah. Meskipun mendapat efek gravitasi yang
pengembalian darah tambahan dari vena ke jantung selama sama namun arteri tidak terlalu mudah reregang dan tidak
berolah raga. Meningkatnya aktivitas otot mendorong lebih mengembang seperri vena. Banyak darah yang masuk dari
banyak darah keluar vena dan masuk ke jantung. Mening- kapiler cenderung berkumpul di vena-vena tungkai bawah
katnya aktivitas simpatis dan vasokonstriksi vena yang di- yang mengembang dan tidak kembaii ke jantung. Karena
timbulkannya pada saat berolah raga, semakin meningkatkan aliran balik vena berkurang maka curah jantung menurun
aliran balik vena. dan volume sirkulasi efektif menciut. Kedua, peningkatan

400 Bab 10
mencolok tekanan darah kapiler yang terjadi karena efek 31). Refleks vasokonstrii<si vena tidak dapat mengompensasi
gravitasi menyebabkan banyak cairan keluar dari anyaman secara lengkap efek gravitasi tanpa aktivitas otot rangka. Karena-
kapiler di ekstremitas bawah, menimbulkan edema lokal nya, ketika seseorang berdiri diam untuk wakru lama maka alir-
(yaitu, kaki dan pergelangan kaki membengkak). an darah ke otak berkurarg karena berkurangnya volume sir-
Dalam keadaan normal terdapat dua mekanisme kom- kulasi efektil meskipun terjadi refleks untuk mempertahankan
pensasi yang melawan efek gravitasi ini. Pertama, penurunan tekanan arteri rerata. Berkurangnya aliran darah ke otak dapat
tekanan arteri rerata yang terjadi ketika seseorang berpindah dari
posisi berbaring menjadi tegak memicu vasokonstriksi vena me-
lalui saraf simpatis yang mendorong maju sebagian dari darah
yang menumpuk. Kedua, pompa otot rangka "menginterupsi"
kolom darah dengan mengosongkan secara total segmen-
segmen tertentu vena secara intermiten sehingga bagiar tertentu
dari suatu vena tidak mengalami beban dari seluruh kolom vena
dari jantung ke bagian vena tersebut (Gambar 10-29 dan 10-
!

Tekanan =
0mmHg

ti
il
tl
i{
d+qri
,ri
lf1
i;'
i'1.

!!
fj
il
tl
i;
I.r

!l
:. ii
rlJti iJ

ijiJ
ii i{
i ll
ll
i

,1

iijj
!i l;
1i fr
liii $
lj
!1
ii
$
{
tlii
ftii
iiH
;A
F' / i
Tekanan =
Tekanan = 100 mm Hg 90 mm Hg
90 mm Hg disebabkan oleh efek gravitasi
10 mm Hg disebabkan oleh tekanan yang
ditimbulkan oleh kontraksi jantung

Gambar 10-30
Efek gravitasi pada tekanan vena. Pada orang dewasa dalam
posisi tegak, darah di pembuluh-pembuluh yang terbentang
antara jantung dan kaki ekivalen dengan 1,5 m kolom darah.
Tekanan yang ditimbulkan oleh kolom darah ini akibat efek
gravitasi adalah 90 mm Hg. Tekanan yang ditimbulkan oleh
kontraksi jantung menurun menjadi 10 mmHg di vena-vena
tungkai bawah karena pengurangan akibat gesekan di
I.l pembuluh-pembuluh sebelumnya. Gabungan tekanan-
'i t . ,,.1 tekanan tersebut menghasilkan tekanan vena sebesar 100 mm
Hg di vena-vena pergelangan kaki dan kaki. Demikian juga,
Gambar 10-29
kapiler di bagian ini mengalami efek gravitasi yang sama.
Pompa otot rangka meningkatkan aliran balik vena.

Pembuluh Darah dan Tekanan Darah 401


Berjalan

Vena

Katup vena terbuka


memungkinkan aliran
darah menuju jantung

150 cm Otot rangka


berkontraksi

Katup vena tertutup


menghambat aliran
balik darah

i
t
(a) (b)
100 Tekanan 27
mm Hg vena di mm Hg
Gambar 10-32
" kaki Fungsi katup vena. (a) Ketika sebuah selang diperas di bagian
Vena
-
kaki menopang Vena kaki menopang tengah maka cairan terdorong ke kedua arah. (b)Katup vena
kolom darah setinggi kolom darah setinggi memungkinkan darah mengalir hanya menuju jantung.
1,5 m (150 cm) 34 cm
Garnbar 10-3'l
Efek kontraksi otot rangka tungkai dalam melawan efek
gravitasi. Kontraksi otot rangka (seperti ketika berjalan) terdorong ke kedua arah dari titik perasan (Gambar l0-32a).
secara total mengosongkan segmen-segmen tertentu vena, Karena itu mengapa darah tidak mengalir mundur dan maju
memutuskan kolom darah yang harus ditopang oleh vena- oleh vasokonstriksi vena dan pompa otot rangka? Darah hanya
vena di bagian bawah. dapat terdorong maju karena vena-vena besar dilengkapi oleh
(Sumber: Diadaptasi dari Physiology of the Heart and katup-katup satu arah yang berjarak 2 sampai 4 cm saru sama
Circulation,4th ed, oleh RC Little dan WC Little. Hak cipta @
lain; katup ini memungkinkan darah mengalir maju menuju
1989 Year Book Medical Publishers, lnc., dengan ijin dari
Elsevier). jantung tetapi menghambatnya mengalir balik ke jaringan
(Gambar l0-32b). Katup-katup vena ini juga berperan me-
lawan efek gravitasi pada posisi tegak dengan membantu me-
minimalkan aliran balik darah yang cenderung terjadi ketika
menyebabkan pingsan, yang mengembalikan orang tersebut ke seseorang berdiri dan secara temporer menunjang bagian-
posisi horizontal, sehingga menghilangkan efek gravitasi pada bagian dari kolom darah ketika otot rangka melemas.
sistem vaskular dan memulihkan sirkulasi efektif Karena itu, CATAIAN KLINIS. Vena varikosa (varises) terjadi ke-
menegakkan seseorang yang baru pingsan merupakan upaya tika katup vena menjadi inkompeten dan tidak lagi dapat
yang sia-sia. Pingsan adalah pemecahan masalahnya, bukan menunjang kolom darah di atasnya. Orang yang memiliki
masalah itu sendiri. predisposisi untuk kelainan ini biasanya mengalami pe-
Karena pompa otot rangka memudahkan aliran balik vena regangan berlebihan bawaan dan kelemahan dinding vena.
dan membantu melawan efek gravitasi yang merugikan pada Vena-vena, yang diperparah oleh sering berdiri dalam waktu
sistem sirkulasi maka ketika anda duduk bekerja ada baiknya lama, mengalami pelebaran hebat sewaktu darah berkumpul
anda bangkit secara periodik dan ketika anda berdiri, maka anda sedemikian sehingga tepi-tepi katup tidak lagi dapat bertemu
berjalan berkeliling. Aktivitas otot ringan ini akan "menggerak- untuk membentuk sekat. Vena-vena superfisial tungkai yang
kan darah'. Juga dianjurkan bahwa orang yang harus berdiri mengalami varises rampak melebar dan berkelok-kelok. Ber-
lama menggunakan kaus kaki elastik yang menghasilkan kom- beda dari apa yang mungkin diharapkan, penimbunan kronik
presi eksternal lembut kontinl.u, serupa dengan efek kontraksi darah di vena yang mengalami pelebaran patologis tidak
otot rangka, untuk mencegah penimbunan darah di vena-vena mengurangi curah jantung, karena terjadi peningkatan kom-
tungkai yang disebabkan oleh gravitasi. pensatorik volume darah total yang beredar. Konsekuensi
paling serius dari vena varikosa adalah kemungkinan pem-
EFEK KATUP VENA PADA ALIRAN BALIK VENA bentukan bekuan abnormal di darah yang mengumpul dan
Vasokonstriksi vena dan kompresi vena eksternal mendorong mengalir lambat ini. Yang rerutama berbahaya adalah risiko
darah menuju jantung. Namun, jika anda memeras suatu bahwa bekuan ini dapat terlepas dan menyumbat pembuluh
di bagian tengahnya maka cairan akan
selang berisi cairan kecil di tempat lain, terutama kapiler paru.

402 Bab'10
EFEK AKTIVITAS PERNAPASAN PADA ALIRAN BALIK arteri atau tekanan nadi dan juga bukan tekanan di bagian
VENA lain pohon vaskular. Pengukuran tekanan darah rutin me-
rekam tekanan sistolik dan diastolik arteri, yang dapat di-
Akibat aktivitas bernapas, tekanan di dalam rongga dada rata-
gunakan sebagai patokan untuk menilai tekanan arteri rerara.
rata 5 mm Hg lebih rendah daripada tekanan atmosfer. Dalam
mengembalikan darah kejantung dari bagian-bagian bawah tu-
Nilai ambang terkini untuk tekanan darah normal yang di-
tentukan oleh National Institutes of Health (NIH) adalah
buh, sistem vena berjalan melewati rongga dada, tempat pem-
kurang dari 120/80 mm Hg.
buluh ini mendapat tekanan subatmosfer tersebut. Karena sistem
vena di tungkai dan abdomen mendapat tekanan atmosfer nor-
mal maka terbentuk gradien tekanan elaternal antara vena-vena
I Tekanan darah diatur dengan mengontrol curah
bawah (pada tekanan atmosfer) dan vena-vena dada (5 mm Hg
jantung, resistensi perifer total, dan volume darah.
lebih rendah daripadatekanan atmosfer). Perbedaan tekanan ini
memeras darah dari vena-vena bawah ke vena-vena dada, me- Tekanan arteri rerata adalah gaya pendorong urama yang
ningkatkan aliran balikvena (Gambar 10-33). Mekanisme fasili- mengalirkan darah ke jaringan. Tekanan ini harus diatur se-
tasi aliran balik vena ini disebut pompa respirasi, karena terjadi cara ketat karena dua alasan. Pertama, tekanan ini harus
akibat aktivitas bernapas. Peningkatan aktivitas bernapas serta cukup tinggi untuk menjamin tekanan pendorong yang me-
efek pompa otot rangka dan vasokonstriksi vena meningkatkan madai; tanpa tekanan ini, otak dan organ lain tidak akan me-
aliran balik vena sewaktu olahraga. nerima aliran yang memadai, apapun penyesuaian lokal yang
dilakukan dalam aspek resistensi arteriol yang mendarahi
EFEK PENGHISAPAN JANTUNG PADAALIRAN BALIK organ-organ tersebut. Kedua, tekanan harus tidak terlalu
VENA tinggi sehingga menimbulkan tambahan kerja bagi jantung
dan meningkatkan risiko kerusakan pembuluh darah serta
Tingkat pengisian jantung tidak semata-mata bergantung pada
kemungkinan pecahnya pembuluh darah halus.
faktor-faktor yang mempengaruhi vena. Jantung juga berperan
dalam proses pengisian dirinya. Selama kontraksi ventrikel, katup
AV tertarik ke bawah, memperbesar rongga atrium. Akibatnya, PENENTU TEKANAN ARTERI RERATA
tekanan atrium secara transien turun di bawah 0 mm Hg sehing- Mekanisme-mekanisme yang terlibat dalam memadukan ker-
ga gradien tekanan vena terhadap atrium meningkat dan aliran ja berbagai komponen sistem sirkuiasi dan sistem tubuh lain
balik vena bertambah. Selain itu, ekspansi cepat rongga ventrikel sangat penting untuk mengatur tekanan arteri rerata (Gam-
selama relaksasi ventrikel menciptakan tekanan negatif sesaat di bar 10-34) . Ingatlah bahwa dua penentu tekanan arreri rerara
ventrikel sehingga darah "tersedot" dari atrium dan vena; jadi, adalah curah jantung dan resistensi perifer total:
tekanan negatifdi ventrikel meningkatkan gradien tekanan vena
Tekanan arteri rerata =
terhadap atrium dan terhadap ventrikel sehingga aliran balik
curah jantung x resistensi perifer total
vena semakin meningkat. Karena itu, jantung berfungsi sebagai
'pompa hisap" untuk mempermudah pengisian jantung. $angan mengacaukan persamaan ini yang menunjukkan
determinan tekanan arteri rerata, yaitu tingkat curah jantung
dan resistensi perifer total, dengan persamaan yang diguna-
TEKANAN DARAH kan untuk menghitung tekanan arteri rerata, yaitu, tekanan
arteri rerata = tekanan diastol + 1/3 tekanan nadi).
Tekanan arteri rerata adalah tekanan darah yang dipantau Ingatlah bahwa curah jantung, sebaliknya, ditentukan
dan diatur di tubuh, bukan tekanan sistolik atau diastolik sejumlah faktor (Gambar 9-25,h. 355), demikian pula resis-

5 mm Hg lebih rendah
daripada tekanan atmosfir

Tekanan atmosfir
tif '{

5 mm Hg lebih rendah
daripada tekanan atmosfir

Gambar 10-33
Pompa respirasi meningkatkan aliran balikvena. Akibat aktivitas pernapasan, tekanan di sekeliling vena-vena dada lebih rendah
daripada tekanan di sekitar vena-vena ekstremitas dan abdomen. Hal ini menciptakan gradien tekanan eksternal pada vena,
yang mendorong darah menuju jantung.

Pembuluh Darah dan Tekanan Darah 403


tensi perifer total (Gambar 10-14, h. 387). Karena itu, anda tekanan darah konstan. Aliran darah ke suatu organ ber-
dapat dengan cepat memahami kompleksitas regulasi tekan- gantung pada gaya dorong tekanan arteri rerata dan derajat
an darah. Marilah kita bahas Gambar 10-34 dengan meng- vasokonstriksi arteriol organ tersebut. Karena tekanan arteri
ulas semua faktor yang mempengaruhi tekanan arreri rerata. rerata bergantung pada curah jantung dan derajat vasokon-
Meskipun kita telah membicarakan semua faktor ini sebelum- striksi arteriol, maka jika arteriol-arteriol di satu organ me-
nya namun ada baiknya faktor-faktor tersebut kita padukan. lebar, maka arteriol-arteriol di organ lain harus berkonstriksi
Angka-angka dalam lingkaran di teks bersesuaian dengan untuk mempertahankan tekanan darah arteri yang adekuat.
angka-angka di gambar. Tekanan yang memadai diperlukan untuk menghasilkan gaya
untuk mendorong darah tidak saja ke organ yang mengalami
I Tekanan arteri rerata bergantung pada curah jantung
vasodilatasi tetapi juga ke otak, yang bergantung pada aliran
dan resistensi perifer total (,1, di Gambar 10-34).
darah yang konstan. Karena itu, variabel-variabel kardiovas-
I Curah jantung bergantung pada kecepatan jantung dan
kular harus terus-menerus diatur untuk mempertahankan
isi sekuncup'?
tekanan darah yang konstan meskipun kebutuhan akan da-
f Kecepatan jantung bergantung pada keseimbangan rela-
rah dari masing-masing organ berubah-ubah.
tif aktivitas
parasimpatis 3, yang menurunkan kecepatan jan-
tung, dan aktivitas simpatis (dalam seluruh pembahasan ini
secara implisit mencakup epinefrin) 4, yang meningkatkan TINDAKAN KONTROL JANGKA PENDEK DAN
kecepatan jantung. JANGKA PANJANG
I Isi sekuncup meningkat sebagai respons terhadap akti- Tekanan aneri rerara secara rerus-menerus dipantau oleh
vitas simpatis $' (kontrol ekstrinsik isi sekuncup). baroreseptor (reseptor tekanan) di dalam sistem sirkulasi.
I Isi sekuncup juga meningkat jika aliran balik vena me- Ketika terdeteksi adanya penyimpangan dari normal maka
ningkat 6 (kontrol intrinsik isi sekuncup sesuai hukum berbagai respons refleks teraktifkan untuk mengembalikan
Frank-Starling jantung). tekanan arteri rerata ke nilai normalnya. Penyesuaian jangka
I Aliran balik vena ditingkatkan oleh vasokonstriksi vena pendek (dalam hitungan detik) dilakukan dengan mengubah
yang diinduksi oleh saraf simpatis 7, pomp" otot rangka 91, curah jantung dan resistensi perifer total, yang diperantarai
pompa pernapasan 9, dan penghisapan jantung,1,0. oleh pengaruh sisrem sarafotonom pada jantung, vena, dan
I Volume darah sirkulasi efektif juga mempengaruhi se- arteriol. Kontrol jangka panjang (dalam hitungan menit sam-
berapa banyak darah dikembalikan ke jantung Volume
.1:t1r. pai hari) dicapai melalui penyesuaian volume darah dengan
darah jangka pendek bergantung pada ukuran perpindahan cara memulihkan keseimbangan garam dan air melalui meka-
cairan bulkflow pasif antara plasma dan cairan interstisium nisme-mekanisme yang mengatur pengeluaran urin dan rasa
menembus dinding kapiler t13. Dalam jangka panjang, volu- haus (Bab 14 dan 15). Besar-kecilnya volume darah total,
me darah bergantung pada keseimbangan garam dan air :13, sebaliknya, berdampak besar pada curah jantung dan tekanan
yang secara hormonal dikontrol masing-masing oleh sistem arteri rerata. Marilah kita sekarang mengarahkan perhatian
renin-angiotensin-aldosteron dan vasopresin 14. pada mekanisme-mekanisme jangka pendek yang .berperan
I Penentu utama lain tekanan darah arteri rerata, resistensi dalam mengarur rekanan ini.
perifer total, bergantung pada jari-jari semua arteriol serra
kekentalan darah 1:5. Faktor utama yang menentukan ke-
kentalan darah adalah jumlah sel darah merah ,1r5. Namun, I Refleks baroreseptor
adalah mekanisme jangka
jari-jart arteriol adalah faktor yang lebih penring dalam me- pendek penting untuk mengatur tekanan darah.
nentukan resistensi perifer total.
I Jari-jari arteriol dipengaruhi oleh kontrol metabolik lo-
Setiap perubahan pada tekanan arreri rerata memicu suatu
kal (intrinsik) yang menyamakan aliran darah dengan kebu- refleks baroreseptor oromaris yang mempengaruhi jantung
tuhan metabolik :1'7. Sebagai contoh, perubahan lokal yang dan pembuluh darah untuk menyesuaikan curah jantung dan
terjadi di otot-orot rangka yang aktifmenyebabkan vasodila- resistensi perifer total dalam upaya untuk memulihkan tekan-
tasi arteriol lokal dan peningkatan aliran darah ke otot-otot an darah ke normal. Seperti semua refleks, refleks baroresep-
rersebut I 8. tor mencakup resepror, jalur aferen, pusat integrasi, jalur
I eleren, dan organ efektor.
Jari-jari arteriol juga dipengaruhi oleh aktivitas simpatis
Reseptor rerpenring yang terlibat dalam regulasi terus-
1,9, suatu mekanisme kontrol ekstrinsik yang menyebabkan
vasokonstriksi arteriol 20 untuk meningkatkan resistensi pe- menerus tekanan darah, sinus karotis dan baroreseptor
rifer total dan tekanan darah arteri rerata. arkus aorta, adalah mekanoreseptor yang peka terhadap per-
ubahan pada tekanan arteri rerata dan tekanan nadi. Respon-
I Jari-jari arteriol juga dipengaruhi secara ekstrinsik oleh
sivitas reseptor-resepror ini terhadap fluktuasi tekanan nadi
hormon vasopresin dan angiotensin II, yaitu vasokonstriktor
meningkatkan sensitivitas mereka sebagai sensor tekanan, ka-
poten ?ll serta penting dalam keseimbangan garam dan air
rena perubahan kecil tekanan sistol atau diastol dapat meng-
2e.
ubah tekanan nadi tanpa mengubah tekanan rerata. Baro-
Perubahan setiap faktor di atas yang mempengaruhi reseptor ini memiliki letak strategis (Gambar 10-35) untuk
tekanan darah akan mengubah tekanan darah, kecuali jika memberi informasi penting tenrang tekanan arteri di pem-
terjadi perubahan kompensasi di variabel lain yang menjaga buluh-pembuluh yang menuju ke otak (baroreseptor sinus

404 Bab 10
Pergeseran cairan bulkflow Sisiem vasopresin, renin-
pasif antara kompartemen angiotensi n-aldosieron
vaskular dan cairan interstisium (Bab 14 dan 15)

Gamhar'tr0-34
Penentu tekanan darah arteri rerata. Perhatikan bahwa gambar ini pada dasarnya adalah gabungan dari Gambar 9-25, h. 355,
"Kontrol curah jantung"; Gambar 10-14, h.387, "Faktor yang mempengaruhi resistensi perifer total"; dan Gambar 10-28, h. 400,
"Faktor yang mempermudah aliran balik vena". Lihat teks untuk pembahasan tentang angka-angka dalam lingkaran.

karotis) dan di trunkus arteri utama sebelum pembuluh ini an otonom mengubah tekanan darah arteri, pelajarilah Gam-
bercabang-cabang untuk mendarahi bagian tubuh lainnya bar 10-37, yang meringkaskan efek-efek utama stimulasi sim-
(baroreseptor arkus aorta). patis dan parasimpatis pada jantung dan pembuluh darah.
Baroreseptor secara terus-menerus memberi informasi Marilah kini kita padukan potongan-potongan refleks
tentang tekanan arteri rerata; dengan kata lain, sensor ini baroreseptor dengan menelusuri aktivitas refleks yang me-
selalu menghasilkan potensial aksi sebagai respons terhadap ngompensasi peningkatan atau penurunan tekanan darah.
tekanan di dalam arteri. Ketika tekanan arteri (baik tekanan Jika karena suatu sebab tekanan arteri rerata meningkat di
rerata atau nadi) meningkat, potensial baroreseptor ini me- atas normal (Gambar 10-38a), maka baroreseptor sinus ka-
ningkat sehingga kecepatan lepas muatan di neuron-neuron rotis dan arkus aorta meningkatkan frekuensi lepas muatan di
aferen terkait meningkat. Sebaliknya, penurunan tekanan ar- neuron-neuron aferennya. Pusat kontroi kardiovaskulag se-
teri rerata memperlambat kecepatan lepas muatan yang di- telah mendapat infolnasi oleh peningkatan lepas muatan
bentuk di neuron aferen oleh baroreseptor (Gambar 10-36).
Pusat integrasi yang menerima impuls aferen tentang
aPusat kontrol kardiovaskular kadang-kadang dibagi menjadi
pusat
keadaan tekanan arteri rerata adalah pusat kontrol kardio-
jantung dan pusat vasomotor, yang kadang-kadang dibagi lagi
vaskulara, yang terletak di medula di dalam batang otak.
menjadi subdivisi yang lebih kecil, misalnya pusat kardioakselerator
Jalur eferennya adalah sistem saraf otonom. Pusat kontrol dan kardioinhibitorik serta daerah vasokontriktor dan vasodilator.
kardiovaskular mengubah perbandingan antara aktivitas sim- Karena bagian-bagian ini saling berkaitan erat dan secara lungsional
patis dan parasimpatis ke organ-organ efektor (jantung dan berhubungan maka kita akarr menyebut mereka secara kolektif
pembuluh darah). Untuk melihat sekilas Lragaimana perubah- sel:.tgai p us at ko ntro I k arcllouas ku lar.

Pembuluh Darah dan Tekanan Darah 405


Sinyal saraf
ke pusat kontrol
kardiovaskular
di medula
Baroreseptor sinus karotie

Bar+reseptor arkus a+B-ra


Arteri karotis komunis
(Darah ke otak)
Aorta
(Darah ke bagian tubuh lainnya)

{5arnlrar" t$-35
Lokasi baroreseptor arteri. Baroreseptor arteri terletak di tempat yang
strategis untuk memantau tekanan darah arteri rerata
arteri-arteri yang mendarahi otak (baroreseptor sinus karotis) dun nujiun di
iunrn lainnya (baroreseptor arkus aorta).

Tekanan
zu
arteri t

(mm Hg)

80

liecepatan lepa:_:
{:es-,'rh*r I *..;f 6
mi-latan di iieiiion
Kecepatan lepas muatan neuron aferen *feren yang heras;;;l
dari baroreseptor sinus karotis dalam dari barr:resepicr'
kaitannya dengan besar tekanan arteri sinus karoiis
rerata.
Waktu

bahwa tekanan darah terlalu tinggi, berespons dengan mengu_


Sebaliknya, ketika tekanan darah turun di bawah nor_
rangi aktivitas simpatis dan meningkatkan aktivitas para_ mal (Gambar 10-38b), aktivitas baroreseptor menurun, me-
simpatis ke sistem kardiovaskular. Sinyal-sinyal eferen ini micu pusat kardiovaskular untuk meningkatkan aktivitas
mengurangi kecepatan jantung, menurunkan isi sekuncup, saraf vasokonstriktor dan saraf simpatis
dan menyebabkan vasodilatasi arteriol dan vena, y"rrg p"j" lant.,rrg sekaligus
menurunkan impuls parasimpatisnya. pola aktivitas eferen
gilirannya menyebabkan penurunan curah jantung a"" .._ ini menyebabkan peningkatan kecepatan jantung dan isi
sistensi perifer total, diikuti oleh penurunan tekanan darah sekuncup, disertai oleh vasokonstriksi arteriol dan vena.
kembali ke normal. Perubahanperubahan ini meningkatkan baik curah jantung

406 Bab '10


Stimulasi
parasimpatis

!;:

Gambar'10-37
Ringkasan efek-efek sistem saraf simpatis dan parasimpatis pada faktor yang mempengaruhi tekanan darah arteri.

Pusat
kardiovaskular

J Kecepatanjantung
J Aktivitas saraf simpatis jantung dan
dan
I isi sekuncup
J AKivitas saraf vasokonstriktor simpatis dan
dan
vasodilatasi arteriol
1 nktivitas saraf parasimpatis
dan vena

I Potensial reseptor
Ketika iekanan darah
sinus karotis dan
turun di bawah normal
arkus aorta

(b)
Gambar 10-38
Refleks baroreseptor untuk memulihkan tekanan darah ke normal. (a) Refleks baroreseptor sebagai respons terhadap
peningkatan tekanan darah. (b) Refleks baroreseptor sebagai respons terhadap penurunan tekanan darah.

Pembuluh Darah dan Tekanan Darah 407


maupun resistensi perifer rorai sehingga rekanan darah naik 5. Kontrol hipotalamus terhadap arteriol kulit untuk tu-
ke arah normal. juan pengaturan suhu lebih didahulukan daripada kon,
trol pusat kardiovaskular terhadap pembuluh yang sama
untuk tujuan pengaruran tekanan darah. Akibatnya,
I Refleks dan respons lain yang mempengaruhi tekanan darah dapat turun ketika pembuluh-pembuluh
kulit melebar unruk mengeluarkan kelebihan panas dari
tekanan darah.
tubuh, meskipun respons baroreseptor menghendaki va-
Selain refleks baroreseptor, yang fungsi satu-satunya adalah sokonstriksi kulit untuk membantu mempertahankan
mengatur tekanan darah, beberapa refleks dan respons lain resistensi perifer total yang adekuat.
juga mempengaruhi sistem kardiovaskular meskipun mereka 6. Bahan-bahan vasoaktifyang dibebaskan dari sel endotel
terutama mengarur fungsi tubuh lain. Sebagian dari penga- ikut berperan dalam mengatur tekanan darah. Sebagai
ruh ini menyebabkan tekanan darah menjauh dari nilai nor- contoh, NO dalam keadaan normal menimbulkan efek
malnya secara temporer, mengalahkan refleks baroreseptor vasodilatasi.
untuk mencapai tujuan rertentu. Faktor-faktor ini mencakup Meskipun terdapat berbagai tindakan kontrol di atas
yang berikut:
namun kadang tekanan darah tidak dapat dipertahankan
1. Reseptor volume atrium kiri dan osmoreseptor hipota- pada tingkat yang sesuai. Selanjutnya kita akan membahas
lamus terutama penting dalam keseimbangan air dan tentang kelainan tekanan darah.
garam di tubuh; karena itu, keduanya mempengaruhi
regulasi jangka panjang tekanan darah dengan mengon-
trol volume plasma. I Hipertensi adalah masalah kesehatan
2. Kemoreseptor yang berada di arteri karotis dan aorta, rnasyakarat yang serius, tetapi penyebabnya
berkaitan erat dengan tetapi berbeda dari baroreseptor, umumnya tidak diketahui.
peka terhadap kadar O, yang rendah arau asam yang
tinggi di dalam darah. Fungsi utama kemoreseptor ini CATAIAN KLINIS. Kadang-kadang mekanisme kontrol
tekanan darah tidak berfungsi dengan benar arau tidak mam-
ini meningkatkan secara refleks aktivitas pernapasan u.n-
tuk membawa masuk lebih banyak O, atau mengeluar- pu secara sempurna mengompensasi perubahan-perubahan
yang terjadi. Tekanan darah dapat terlalu tinggi (hipertensi
kan lebih banyak CO, pembentuk asam, tetapi kemore-
jika di atas 140190 mm Hg) atau terlalu rendah (hipotensi
septor tersebut juga secara refleks meningkatkan tekanan
jika di bawah 100/60 mm Hg). Hipotensi dalam bentuk eks-
darah dengan mengirim impuls eksitatorik ke pusat
kardiovaskular.
trimnya zdalah syok sirkulasi. Perrama-rama kita akan mem-
bicarakan renrang hipertensi, yaitu kelainan tekanan darah
3. Respons kardiovaskular yang berkaitan dengan perilaku
yang paling sering dijumpai, dan kemudian menyimpulkan
dan emosi tertentu diperantarai melalui jalur korteks
bab ini dengan pembahasan tentang hipotensi dan syok.
serebri-hipotalamus dan tampaknya telah terprogram.
trdapat dua golongan besar hipertensi, hipertensi sekun-
Respons-respons ini mencakup perubahan luas dalam der dan hipertensi primer, bergantung padapenyebabnya.
aktivitas kardiovaskular yang menyertai respons
generalisata simpatis lawan-atau-lari, peningkatan kece-
HIPERTENSI SEKUNDER
patan jantung dan tekanan darah pada orgasme seksual,
dan vasodilatasi kulit lokal yang berkaitan dengan Kausa pasti hipertensi hanya dapat ditemukan pada I0o/o
blushing (rasa malu). kasus. Hipertensi yang terjadi akibat masaiah primer lain di-
4. Perubahan kardiovaskular mencolok yang menyertai sebut hipertensi sekunder. Inilah beberapa contoh hipertensi
olahraga, termasuk peningkatan substansial aliran darah sekunder:
otot rangka (lihat Gambar 10-12, h.381), peningkatan 1. Hipertensi ginjal. Sebagai contoh lesi aterosklerotik yang
signifikan curah jantung, penurunan resistensi perifer menonjol ke dalam lumen suatu arteri renalis (lihat h. 359)
total (karena vasodilatasi luas di otot rangka meskipun atau penekanan eksternal pembuluh ini oleh suatu rumor
terjadi vasokonstriksi arteriol generalisata di sebagian dapat mengurangi aliran darah ke ginjal. Ginjal berespons
besar organ), dan peningkatan sedang tekanan arteri re- dengan mengaktifkan jalur hormon yang melibatkan
rata (Thbel 10-5). Bukti menyiratkan bahwa terdapat angiotensin II. Jalur ini mendorong retensi garam dan air
pusat-pusar olahraga tertentu di otak (yang belum ter- sewaktu pembentukan urin sehingga volume darah ber-
identifikasi) yang memicu perubahan jantung dan pem- tambah untuk mengompensasi berkurangnya aliran da-
buluh darah pada saat atau bahkan sebagai antisipasi rah ginjal. Ingatlah bahwa angiotensin II juga merupakan
olahraga. Efek-efek ini kemudian diperkuat oleh impuls vasokonstriktor kuat. Meskipun kedua efek ini (pening-
aferen ke pusat kardiovaskular medula dari kemoresep- katan volume darah dan vasokonstrii<si yang dipicu oieh
tor di otot serta oleh mekanisme lokal yang penting angiotensin) adalah mekanisme kompensasi untuk mem-
dalam mempertahankan vasodilatasi di otot yang aktif. perbaiki aliran darah ke arteri renalis yang menyempit
Refleks baroreseptor memodulasi berbagai respons kar- namun keduanya juga menjadi penyebab meningkatnya
diovaskular ini lebih lanjut. tekanan darah arteri secara keseluruhan.

408 Bab 10
Tabel 10-5
Perubahan Kardiovaskular Selama Olahraga

VARIABELKARDIOVASKULAR PERUBAHAN KOMENTAR


Kecepatan Jantung Meningkat Terjadi akibat meningkatnya aktivitas simpatis dan menurunnya
aktivitas parasimpatis pada nodus 5A
Aliran Balik Vena Meningkat Terjadi karena vasokonstriksi vena yang dipicu oleh aktivitas simpatis
dan meningkatnya aktivitas pompa otot rangka dan pompa pernapasan
lsi Sekuncup Meningkat Terjadi baik karena meningkatnya aliran balik vena melalui mekanisme
Frank-Starling (kecuali jika waktu pengisian diastol berkurang bermakna
akibat kecepatan jantung yang tinggi) maupun karena peningkatan
kontraktilitas miokardium yang dipicu oleh aktivitas simpatis
Curah Jantung Meningkat Terjadi karena meningkatnya kecepatan jantung dan isi sekuncup
Aliran Darah ke Otot Meningkat Terjadi karena vasodilatasi arteriol yang dikontrol secara lokal diperkuat
Rangka Aktif dan Otot oleh efek vasodilatasi epinefrin dan mengalahkan efek vasokonstriktor
JantunE simpatis yang lebih lemah
Aliran Darah ke Otak Tidak berubah Terjadi karena stimulasi simpatis tidak berefek pada arteriol otak;
mekanisme kontrol lokal mempertahankan aliran darah otak apapun
situasi nya.
Aliran Darah ke Kulit Meningkat Terjadi karena pusat kontrol suhu di hipotalamus memicu vasodilatasi
arteriol kulit; peningkatan aliran darah ke kulit membawa panas yang
dihasilkan oleh otot ke permukaan tubuh untuk dikeluarkan ke
lingkungan eksternal.
Aliran Darah ke Sistem Berkurang Terjadi akibat vasokonstriksi arteriol generalisata yang ditimbulkan oleh
Pencernaan, Ginjal, dan aktivitas simpatis
OrEan Lain
Resistensi Perifer Total Menurun Terjadi karena resistensi di otot rangka, jantung, dan kulit menurun
lebih besar daripada peningkatan resistensi di organ-organ lain
Tekanan Darah Arteri Rerata Meningkat Terjadi karena curah jantung meningkat lebih besar daripada
(sedang) penurunan resistensi perifer total.

2. Hipertensi endokrin. Sebagai contoh, feokromositoma tanda penyakit ginjal, mungkin secara diam-diam menjadi
adalah suatu tumor medula adrenal yang mengeluarkan penyebab akumulasi perlahan garam dan air di tubuh, yang
epinefrin dan norepinefrin secara berlebihan. Pening- mengakibatkan peningkatan progresif tekanan darah.
katan abnormal kadar kedua hormon ini menyebabkan I Asupan garam ber/ebihan. Karena garam secara osmotis
peningkatan curah jantung dan vasokonstriksi perifer menahan air, dan karenanya meningkatkan volume darah
generalisata,di mana keduanya berperan menyebabkan dan berperan dalam kontrol jangka panjang tekanan darah,
hipertensi khas pada penyakit ini. maka asupan garam berlebihan secara teoris dapat menye-
3. Hipertensi neurogenik. Salah satu contoh adalah hiper- babkan hipertensi. Namun masih diperdebatkan apakah
tensi yang disebabkan oleh kesalahan kontrol tekanan pembatasan asupan garam perlu dianjurkan sebagai cara un-
darah karena defek di pusar konrrol kardiovaskular. tuk mencegah dan mengobati tekanan darah tinggi. Data
riset sampai saar ini belum konklusif dan menimbulkan
HIPERTENSI PRIMER
interpretasi beragam.
Penyebab yang mendasari 90o/o kasus hipertensi tidak di-
I Diet yang kurang mengandung buah, sa)luran, dan produk
ketahui. Hipertensi semacam ini dikenal sebagai hipertensi
susu (yaitu, rendah K dan Ca'-). Grdapat faktor makanan
primer (esensial atau idiopatik). Hipertensi primer adalah
lain selain garam yang dibuktikan berpengaruh besar pada
suatu kategori umum untuk peningkatan tekanan darah
tekanan darah. Studi DASH (Dietary Approaches to Stop
yang disebabkan oleh beragam penyebab yang ddak dikra-
Hypertension) menemukan bahwa diet rendah lemak kaya
hui dan bukan suatu enriras runggal. Orang dapat memper-
buah, sayur, dan produk susu dapat menurunkan tekanan da-
lihatkan kecenderungan generik yang kuat mengidap hiper-
rah pada orang dengan hipertensi ringan sama seperti pem-
tensi primer, yang dapat dipercepat atau diperburuk oleh
berian terapi dengan satu jenis obat. Penelitian memperlihat-
faktor kontribusi misalnya kegemukan, srres, merokok, atau
kan bahwa asupan K tinggi yang berkaitan dengan banyak
kebiasaan makan. Perhatikanlah berbagai kemungkinan po-
makan buah dan sayur dapat menurunkan tekanan darah
tensiai bagi hipertensi primer yang saat ini sedang diteliti.
dengan melemaskan arteri. Selain itu, kurangnya asupan Ca2*
I Ganguan ?enanganan garam oleh ginjal. Ganggran dari produk susu diidentifikasi sebagai pola diet yang paling
fungsi ginjal yang terlalu kecil untuk menimbulkan tanda- sering pada orang dengan hipertensi yang tidak diobati,

Pembulluh Darel': elan Tekanan Darah 409


meskipun peran Ca2* dalam mengatur tekanan darah masih harus memompa melawan resistensi perifer total yang lebih
belum jelas. tinggi, sementara pembuluh darah mungkin rusak akibat
I Kelainan membran plasma misalnya ganguan pompa tekanan internal yang tinggi, rerurama ketika dinding pem-
Na--K. Kelainan semacarn ini, dengan mengubah gradien buluh melemah akibat proses degeneratif aterosklerosis.
elektrokimia menembus membran plasma, dapat mengubah Komplikasi hipertensi mencakup gagal jantung kongestif
kepekaan dan kontraktilitas jantung dan otot polos di dinding akibat ketidakmampuan jantung memompa darah melawan
pembuluh darah sedemikian rupa sehingga terjadi peningkatan tekanan arteri yang terus-menerus tinggi, stroke akibat pecah-
tekanan darah. Selain itu, pompa Na.-Kt sangat penting da- nya pembuluh darah otak, dan serangan jantung karena
lam penanganan garam oleh ginjal. Defek genetik pompa pecahnya pembuluh koronaria. Perdarahan spontan akibar
Na--K. pada tikus laboratorium yang rentan hipertensi adalah pecahnya pembuluh darah kecil di bagian lain tubuh juga
keterkaitan antara hipertensi-gen yang pertama ditemukan. dapat terjadi tetapi dengan konsekuensi yang kurang serius;
I Variasi dalam gen yang menyandi angiotensinogen. Angio- contohnya adalah ruptur pembuluh darah di hidung yang
tensinogen adalah bagian dari jalur hormon yang menghasil- menyebabkan mimisan. Penyulit serius lain hipertensi adalah
kan vasokonstriktor kuat angiotensin II serta mendorong gagal ginjal akibat gangguan progresif aliran darah melalui
retensi garam dan air. Salah satu varian gen pada manusia pembuluh darah ginjal yang rusak. Selain itu, kerusakan
tampaknya berkaitan dengan peningkatan insidens hiper- retina akibat kelainan di pembuluh darah yang mendarahi
tensi. Para peneliti berspekulasi bahwa versi gen yang di- mata dapat menyebabkan gangguan penglihatan progresif.
curigai ini menyebabkan sedikit peningkatan pembentukan Sampai penyulit terjadi, hipertensi tidak bergejala, ka-
angiotensinogen sehingga jalur penambah tekanan darah ini rena jaringan mendapat pasokan darah yang cukup. Karena
menjadi aktif, Ini adalah keterkaitan hipertensi-gen yang itu, kecualijika dilakukan pengukuran tekanan darah secara
pertama kali ditemukan pada manusia. rutin, penyakit ini dapat tidak diketahui sampai terjadi
I Bahan endogen mirip digitalis. Bahan semacam ini be- penyulit mendadak. Jika anda menyadari berbagai peni,ulit
kerja mirip dengan obat digitalis (iihat h. 340) untuk me- potensial ini dan mempertimbangkan bahwa 25o/o dari se-
ningkarkan kontraktilitas jantung serta mempersempir pem- mua orang dewasa di Amerika Serikat diperkirakan mengidap
buluh darah dan mengurangi eliminasi garam dari urin, yang peningkatan tekanan darah kronik, maka anda dapat mema-
semuanya dapat menyebabkan hipertensi kronik. hami berapa besarnya masalah kesehatan nasional ini.
I Kelainan pada NO, endotelin, dan bahan kimia uasoaktif
lokal lainnya. Sebagai contoh, kekurangan NO dapat ditemu-
kan di dinding pembuluh darah sebagian pasien hipertensi TERAPI HIPERTENSI
yang menyebabkan gangguan kemampuan vasodilatasi. Se- Ketika hipertensi terdeteksi, intervensi rerapetik dapat me-
lain itu, suatu kelainan di gen yang menyandi endotelin, ngurangi perjaianan dan keparahan penyakit ini. Pengaturan
suatu vasokonstriktor kerja lokal, diduga kuat berperan se- diet, termasuk penurunan berat, disertai berbagai obat yang
bagai penyebab hipertensi, terutama pada orang Amerika ke- memanipulasi penanganan air dan garam arau aktivitas oto-
turunan Afrika. nom pada sistem kardiovaskular dapat digunakan untuk
I Kehbihan uasopresin. Bukti-bukti eksperimen terakhir mengobati hipertensi. Apapun penyebab aslinya, obat-obat
mengisyaratkan bahwa hipertensi dapat disebabkan oleh mal- yang mengurangi volume plasma atau resistensi perifer total
fungsi sel penghasil vasopresin di hipotalamus. Vasopresin (atau keduanya) akan menurunkan tekanan darah ke arah
adalah vasokonstriktor kuat dan juga mendorong retensi air. normal. Selain itu, program olah raga aerobik teratur dapat
dilakukan untuk membantu mengurangi tekanan darah
Apapun penyebab yang mendasari, sekaii terbentuk
tinggi (Untuk rinciannya, lihat fitur dalam boks di h.411,
hipertensi tampaknya akan terus berlanjut. Pajanan terus-
Lebih Dekat dengan Fisiologi Olahraga).
menerus ke tekanan yang tinggi menyebabkan dinding pem-
buluh mudah mengalami aterosklerosis, yang semakin me-
ningkatkan tekanan darah. PRAHIPERTENSI
Dalam petunjuknya yang terkini, NIH mengidentifikasi pra-
ADAPTASI BARORESEPTOR PADA HI PERTENSI hipertensi sebagai suatu kategori baru untuk tekanan darah
dalam kisaran anrara normal dan hipertensi (antara 120180
Baroreseptor tidak berespons untuk menurunkan tekanan
dan 139189). Tekanan darah dalam renrang prahipertensi
darah kembaii ke normal pada hipertensi karena telah ber-
biasanya dapat dikurangi dengan program olah raga dan diet
adaptasi, atau "disetel ulang", untuk bekerja pada tekanan
yang sesuai, sementara mereka yang berada dalam kisaran
yang lebih tinggi. Pada tekanan darah yang terus-menerus
hipertensi biasanya harus mendapat obat antihipertensi selain
tinggi, baroreseptor tetap berfungsi untuk mengatur tekanan
perubahan kebiasaan hidup sehat. Tujuan mengelola tekanan
darah, tetapi reseptor ini mempertahankannya pada tingkat
darah dalam kisaran prahipertensi adalah melakukan tindak-
tekanan yang lebih ringgi.
an sebelum tekanan naik menuju kisaran hipertensi, di mana
penyulit-penyulit serius dapat terjadi.
PENYULIT HIPERTENSI Kini kita akan meneliti ekstrim yang lain, hipotensi,
Hipertensi menimbulkan stres pada jantung dan pembuluh dengan pertama kali membahas hipotensi ortostatik, lalu ke
darah. Jantung mendapat beban kerja yang lebih besar karena kelainan yang lebih serius, syok sirkulasi.

410 Bab 10
atau bahkan pingsan. Karena mekanisme-mekanisme kom-
IHipotensi ortostatik terjadi akibat kurang
pensasi postural tertekan selama tirah baring lama maka pa-
memadainya aktivitas simpatis secara transien. sien kadang-kadang diletakkan di tempat tidur yang dapat
Hipotensi, arau tekanan darah rendah, terjadi ketika terdapat dimiringkan sehingga posisi mereka dapat diubah secara
bertahap dari horizontal ke tegak. Hal ini memungkinkan
ketidakseimbangan anrara kapasitas vaskular dan volume
darah (pada hakikatnya, darah terlalu sedikit untuk mengisi
tubuh meiakukan penyesuaian-penyesuaian secara perlahan
terhadap perubahan darah akibat gravitasi.
pembuluh) atau ketika jantung terlalu lemah untuk men-
dorong darah.
Situasi tersering di mana terjadi hipotensi transien ada-
lah hipotensi brtostatik. Hipotensi ortostatik (postural) I Syok sirkulasi dapat ireversibel.
adalah keadaan hipotensif sesaat yang terjadi karena insufi-
Ketika tekanan darah turun sedemikian rendah sehingga alir-
siensi respons kompensatorik terhadap perubahan darah aki-
an darah ke jaringan tidak lagi adekuat, maka keadaan yang
bat gravitasi saat seseorang berpindah dari posisi horizontal terjadi disebut sebagai syok sirkulasi. Syok sirkulasi digo-
ke posisi vertikal, khususnya setelah tirah baring lama. Ketika
Iongkan ke dalam empat tipe utama (Gambar 10-39):
seseorang berubah dari berbaring menjadi berdiri, penum-
pukan darah di vena-vena tungkai akibat gravitasi menu- 1. Syok hipouolemik ("volume rendah") disebabkan oleh pe-
runkan aliran balik vena, mengurangi isi sekuncup dan nurunan volume darah, yang terjadi secara langsung me-
karenanya menurunkan curah jantung dan tekanan darah. Ialui perdarahan hebat atau tak langsung melalui kehi-
Penurunan tekanan darah ini normalnya dideteksi oieh baro- langan cairan yang berasal dari plasma (misalnya diare
reseptor, yang memicu respons kompensasi segera untuk berat, pengeluaran urin berlebihan, atau berkeringat
memulihkan tekanan darah ke tingkatnya yang sesuai. Na- hebat).
mun, ketika seorang pasien yang telah lama berbaring bang- 2. Syok hardiogenik ("disebabkan oleh jantung") disebab-
kit untuk pertama kali, penyesuaian-penyesuaian kompensa- kan oleh melemahnya jantung unruk memompa darah
torik refleks ini lenyap secara remporer atau berkurang karena secara adekuar.
jarang digunakan. Kontrol simpatis atas vena-vena tungkai 3. Syoh uasogenik ("disebabkan oleh pembuluh") disebab-
kurang memadai sehingga ketika pasien pertama kali berdiri kan oleh vasodilatasi luas yang dipicu oleh adanya
darah mengumpul di ekstremitas bawah. Keadaan ini diper- bahan-bahan vasodilator. Terdapat dua jenis syok vaso-
parah oleh berkurangnya volume darah yang biasa menyertai genik septik dan anafilaktik. Syok septik, yang dapat
tirah baring lama. Hipotensi ortostatik yang terjadi dan ber- menyertai infeksi masif, disebabkan oleh bahan-bahan
kurangnya aliran darah ke otak menyebabkan pasien pusing vasodilator yang dikeluarkan oleh agen infeksi. Demi-

Lebih Dekat dengan Fisiologi Olahraga


Naik-Turun Hipertensi dan Olahraga
Ketika tekanan darah naik, salah satu Pasien dengan hipertensi ringan, banyak pengidap hipertensi, tetapi
cara untuk menurunkannya adalah yang didef inisikan sebagai tekanan kepatuhan terhadap diet rendah
dengan meningkatkan level aktivitas darah diastolik antara 90 dan 100 mm garam sulit dipertahankan oleh banyak
fisik. Studi-studi menunjukkan bahwa Hg dan tekanan sistolik 160 mm Hg, pasien karena makanan cepat saji dan
keikutsertaan dalam aktivitas aerobik menimbulkan dilema bagi dokter. makanan yang dihidangkan di restoran
melindungi tubuh dari hipertensi. Risiko minum obat mungkin melebihi biasanya mengandung banyak garam.
Selain itu, olah raga dapat digunakan manfaat yang diperoleh dari penurun- Bukti-bukti dalam Iiteratur
sebagai terapi untuk mengurangi an tekanan darah. Karena kemungkin- menyarankan bahwa olahraga aerob
hipertensi yang telah terbentuk. an efek samping obat maka terapi tingkat sedang yang dilakukan selama
Untuk pasien hipertensi berat non-obat untuk hipertensi ringan 15 sampai 60 menit tiga kali seminggu
tersedia obat-obat a ntihipertensi mungkin merupakan cara yang paling bermanfaat bagi sebagian besar kasus
untuk menurunkan tekanan darah, bermanfaat. Terapi non-obat yang hipertensi ringan sampai sedang.
tetapi kadang-kadang timbul efek paling sering digunakan adalah Karena itu ada baiknya bahwa
samping yang tidak diinginkan. Efek penurunan berat badan, pembatasan program olahraga aerob teratur
samping diuretik mencakup ketidak- . garam, dan olahraga. dilakukan bersama dengan tindakan
seimbangan elektrolit, ketidakmam- Meskipun penurunan berat badan terapetik lain untuk mengoptimalkan
puan menangani glukosa secara hampir selalu mengurangi tekanan penurunan tekanan darah. Jika
normal, dan peningkatan kadar darah namun penelitian menunjukkan memungkinkan, waktu olahraga total
kolesterol darah. Efek samping obat bahwa program penurunan berat pada satu hari bahkan dapat dibagi-
yang mempengaruhi resistensi perifer badan biasanya hanya menyebabkan bagi menjadi sesi-sesi yang lebih
total mencakup peningkatan kadar penurunan sebesar '12 pon (6 kg), dan singkat yang masih memberi manfaat
trigliserida darah, penurunan kadar keberhasilan jangka panjang setara.
kolesterol HDL (bentuk "baik" keseluruhan dalam menjaga berat
kolesterol), penambahan berat, hanyalah sekitar 20%. Pembatasan
disfungsi seksual, dan depresi. garam bermanfaat bagi

Pembuluh Darah dan Tekanan Darah 4i1


kian juga, pelepasan histamin dalam jumlah besar pada pnurunan aliran balik vena l dan selan.jutnya penurunan
reaksi alergik berat dapat menyebabkan vasodilatasi luas curah jantung dan tekanan darah arteri. (Perhatikan kotak-
pada syok anaf lakrik. kotak biru, yang menunjukkan konsekuensi perdarahan).
4. Syok neurogenih ("disebabkan oleh saraf") juga melibat- I Tindakan-tindakan kompensasi segera berupaya untuk
kan vasodilatasi generalisata tetapi bukan disebabkan mempertahankan aliran darah yang memadai ke otak (Per-
oleh pelepasan bahan-bahan vasodilator. Pada kasus ini, hatikan kotak merah muda, yang menunjukkan kompensasi
hilangnya tonus vaskular simpatis menyebabkan vasodi- untuk perdarahan).
latasi generalisata. Hal ini jelas berperan dalam syok I Respons refleks baroreseptor terhadap penurunan te-
yang menyertai trauma kompresi ketika pengeluaran da- kanan darah menyebabkan peningkatan aktivitas simpatis
rah terlalu sedikit untuk menimbulkan syok hipovole- dan penurunan aktivitas parasimpatis ke jantung 2. Hasilnya
mik. Nyeri hebat tampaknya menghambat aktivitas adalah peningkatan kecepatan jantung 3 untuk mengatasi
vasokonsrriktor si mparis. penurunan isi sekuncup 4 yang ditimbulkan oleh kehilangan
Sekarang kita akan meneliti konsekuensi dan kompen- darah. Pada kehilangan cairan yang berlebihan, nadi menjadi
sasi syok, dengan menggunakan perdarahan sebagai contoh lemah karena isi sekuncup berkurang, tetapi cepat karena
(Gambar 10-40). Gambar ini mungkin terlihat membingung- bertambahnya keceparan janru ng.
kan, tetapi kita akan menguraikannya tahap demi tahap. Ini I Meningkatnya aktivitas simpatis ke vena menyebabkan
adalah suatu contoh penting yang menyatukan banyak prin- vasokonstriksi vena generalisata 1, meningkatkan aliran baiik
sip yang dibahas di dalam bab ini. Seperti sebelumnya, angka vena melalui mekanisme Frank-Starling 6.
dalam lingkaran di teks bersesuaian dengan angka dalam I Secara bersamaan, stimulasi simpatis atas jantung me-
gambar. ningkatkan kontraktilitas jantung 7 sehingga jantung ber-
denyut lebih kuat dan menyemprotkan lebih banyak darah,
KONSEKUENSI DAN KOMPENSASI SYOK meningkatkan isi sekuncup.
I Setelah terjadi pengeluaran darah dalam jumlah besar, I Meningkatnya kecepatan jantung dan isi sekuncup se-
penurunan volume darah dalam sirkulasi menyebabkan cara kolektif meningkatkan curah jantung 8.

Syok sirkulasi
(J tekanan arteri rerata)

J Resistensi perifer total

I
Berkurangnya volume darah Vasodilatasi luas

Hilangnya cairan
yang berasal
dari plasma

--]
Muntah berlebihan,
diare, pengeluaran
[r*-r
melemah
melalui urin, dsbnya
I
t'*;----_l
karciiogenik
I i

Gambar 10-39
Penyebab syok sirkulasi. Syok sirkulasi, yang terjadi ketika tekanan darah arteri rerata turun terlalu rendah sehingga aliran
darah ke jaringan tidak lagi memadai, dapat terjadi karena (1) pengeluaran berlebihan darah (syok hipovolemik), @) kegagalan
jantung memompa darah secara adekuat (syok kardiogenik), (3) vasodilatasi arteriol yang luas (syok vasogenik), atau (4)
gangguan saraf yang mengatur tonus vasokonstriktor (syok neurogenik).

412 Bab 10
t Rasa haus

I Volume darah

+o \ t Vasopresin dan
I renin-angiotensin-aldosteron
{ Aliran balik vena

I lsi sekuncup

{ Curah jantung

{ Tekanan arteri {

ffi
Lepas muatan baroreseptor

It
t---__l
+

I I lekanan
I darah
r."pir"'
I
I
II tr-*t-l TIil;-l
stmpatts I simpatis
I
I
I
hormon
merangsang
yang
set
I

I I vena I
t<e
I

arteriot ke
I

I
produksi
oaratr merah
I

t- io
I

ro
I

t
I

il'
I

[f'**""-l ["".*"*r*-_l fu"r"-"*t*--l


t
I u"n,
l,"uotorpti
I
---T-16
I

I'
[-*,*il] t'il;;-l
*
I arteriol
(kecuari otar<)
I

I
I

m;;;;t
IrG
I I tantung | ""n" I gini"r
I proretn
I I oleh hr I I
I

[;;;l
+l I

Pergeseran cairan
dari cairan interstisium
_9) I

ke dalam plasma
t_r I

@
F;;l I t-.'**-l
I totat
perifer
t]r".**;-l
I
"
I ,rin
I

ffi_e t_* t*"r*'";--]


I plasma
volume
i@
I

E Konsekuensi
ffi Kompensasi

Gambar 10-40
Konsekuensi dan kompensasi perdarahan. Penurunan volume darah yang terjadi
karena perdarahan menyebabkan penurunan
tekanan arteri. (Perhatikan boks biru, yang mewakili konsekuensi peraarifrany. Terjadi
seiangt"iun tornp"nsasi (boks merah
tekanan arteri, dan jumtah ser darah r"nrl'u norrn. t (boks merah tua).
f,i!:l::",?*,T'i.u,., T:Iyl:191,1-.-':i"_l]uttut
Lihat teks (h' 412-4't4) untuk penjelasan tentans anska datam tins[aranian 'erai il'l.h";"
;"iil r""g"i.r ,"0..'I#Ji.ifii1lljJj.

Pembuluh Darah dan Tekanan Darah 413


I Vasokontriksi arteriol generalisatayang dipicu oleh akti- produksi asam laktat karena jaringan yang kekurangan
vitas simpatis 9, menyebabkan peningkatan resistensi perifer darah mengandalkan metabolisme anaerob. Asidosis me-
total lr0. rusak sistem enzim yang berperan dalam produksi energi,
I Bersama-sama, peningkatan curah jantung dan resis- membatasi kemampuan jantung dan jaringan lain untuk
tensi perifer total menyebabkan peningkatan kompensatorik menghasilkan ATP. Penekanan berkepanjangan fungsi gin-
tekanan arteri :!r1r. jal menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit yang dapat
I Penurunan tekanan arteri juga disertai oleh penurunan menimbulkan aritmia jantung. Pankreas yang kekurangan
tekanan darah kapiler 1,3, yang menyebabkan pergeseran darah mengeluarkan bahan kimia yang toksik bagi jantung
cairan dari cairan interstisium ke dalam kapiler untuk me- (faktor toksik miokardium) dan semakin memperlemah
nambah volume plasma Respons ini kadang-kadang di- jantung. Bahan-bahan vasodilator yang menumpuk di
'13.
sebut ototransfusi, karena memulihkan volume plasma seperti berbagai organ iskemik memicu vasodilatasi lokal yang
yang dilakukan oleh transfusi. mengalahkan refleks vasokonstriksi generalisata. Seiring
I Pergeseran CES ini ditingkatkan oleh sintesis protein dengan semakin merosornya curah jantung akibat berku-
plasma oleh hati selama beberapa hari setelah perdarahan r1,4. rangnya efektivitas jantung sebagai pompa dan resistensi
Protein plasma menimbulkan tekanan osmorik koloid yang perifer total terus menurun, hipotensi menjadi bertambah
mempertahankan cairan tambahan dalam plas- parah. Hal ini menyebabkan kegagalan kardiovaskular
:;-0""* bertambah, yang menyebabkan tekanan darah semakin
I Pengeluaran urin berkurang sehingga air yang se- turun. Karena itu, ketika syok berkembang hingga ke
harusnya dikeluarkan dari tubuh ditahan 1,,5'. Retensi cairan tahap di mana sisrem kardiovaskular itu sendiri mulai
tambahan ini membantu meningkatkan volume plasma L,6. gagal, timbul lingkaran seran umpan balik positif yang
Ekspansi volume plasma memperkuat peningkatan curah akhirnya menyebabkan kematian.
jantung yang ditimbulkan oleh refleks baroreseptor lT.
Penurunan pengeluaran urin terjadi karena berkurangnya
aliran darah ginjal akibat vasokonstriksi kompensatorik
arteriol ginjai :18. Berkurangnya volume plasma juga me-
micu peningkatan sekresi hormon vasopresin dan peng- PERSPEKTIF BAB INI: FOKUS PADA
aktifan jalur renin-angiotensin-aldosteron yang menghemat HOMEOSTASIS
garam dan air. Hal ini semakin mengurangi pengeiuaran
urin '1,9. Secara homeostasis, pembuluh darah berfungsi sebagai salur-

I Meningkatnya rasa haus juga dirangsang oleh penu- an untuk mengangkut darah ke dan dari sel untuk antara lain
runan volume plasma ?0. Peningkatan asupan cairan yang menyalurkan O, dan nutrien, membuang zar sisa, distribusi
terjadi kemudian membantu memulihkan volume plasma. cairan dan elektrolit, eliminasi kelebihan panas, dan menya-
I Dalam perjalanan waktu yang lebih panjang (seminggu Iurkan sinyal hormon. Sel-sel akan segera mati jika tidak
atau lebih), sel-sel darah merah yang hilang diganti melalui mendapat pasokan darah; sel otak akan mati dalam empat
peningkatan pembentukan sel darah merah yang dipicu oleh menit. Darah secara terus-menerus didaur ulang dan direkon-
penurunan penyaluran O, ke ginjal 21,. disi sewaktu mengalir melalui berbagai organ via pembuluh
darah. Karena itu tubuh hanya memerlukan sedikit darah
untuk mempertahankan komposisi kimiawi yang tepat ling-
SYOK IREVERSIBEL kungan cairan internal keseluruhan rempar sel-sel bergantung
Mekanisme-mekanisme kompensasi ini sering kurang cukup untuk kelangsungan hidup mereka. Sebagai contoh, O, se-
untuk melawan kehilangan cairan yang substansial. Bahkan cara terus-menerus diserap oleh darah di paru dan secara
jika dapat mempertahankan tekanan darah yang memadai, konstan disalurkan ke semua sel tubuh.
tindakan-tindakan jangka pendek ini tidak dapat berlang- Pembuluh darah paling halus, kapiler, merupakan tem-
sung selamanya. Akhirnya, volume cairan harus diganti dari pat pertukaran sebenarnya antara darah dan sel sekitar. Ka-
luar melalui minum, transfusi, atau kombinasi keduanya. piler mengangkut darah, yang telah dipertahankan secara
Aliran darah ke ginjal, saluran cerna, kulit, dan organ lain homeostasis, daiam jarak 0,01 cm dari setiap sel tubuh;
dapat dikurangi untuk mempertahankan aliran darah ke kedekatan ini sangat penring, karena setelah beberapa senti-
otak hanya selama sebelum kerusakan organ mulai terjadi. meter bahan-bahan tidak dapat berdifusi cukup cepat untuk
Dapat tercapai suatu titik di mana tekanan darah terus turun menunjang berbagai aktivitas yang penring bagi kehidupan.
karena kerusakan jaringan, meskipun diberikan terapi maksi- Oksigen yang seharusnya memerlukan waktu berbulan-bulan
mal. Keadaan ini sering disebut syok ireuersibe[ berbeda dari sampai bertahun-tahun untuk berdifusi dari paru ke semua
sltok reuersibel yang dapat dikoreksi dengan mekanisme kom- sel tubuh, secara terus-menerus disalurkan "di depan pintu"
pensatorik dan terapi yang efektif. setiap sel, tempat difusi dapat secara efisien melaksanakan
Meskipun mekanisme pasti yang mendasari sifat ire- pertukaran lokal antara kapiler dan sel sekitar. Demikian
versibel ini saat ini masih belum diketahui, namun banyak juga, hormon harus cepat diangkut melalui sistem sirkulasi
kemungkinan logis yang dapat berperan menyebabkan dari tempat produksinya di kelenjar endokrin ke tempat
perburukan sirkulasi progresif yang menandai syok ire- kerjanya di bagian tubuh lain. Thnpa sistem sirkulasi, ber-
versibel. Terjadi asidosis metabolik akibat peningkatan bagai pembawa pesan kimiawi ini tidak dapat berdifusi cu-

414 Bab 10
kup cepat ke organ sasarannya untuk secara efektifmengon- mendistribusikan darah yang dipompa oleh jantung ke ka-
trol fungsi organ-organ tersebut, yang banyak di antaranya piler agar terjadi pertukaran untuk mempertahankan hidup,
ditujukan untuk mempertahankan homeostasis. sementara venula dan vena mengumpulkan darah dari kapi-
Bagian sistem sirkulasi lainnya dirancang untuk meng- ler dan mengembalikannya ke jantung, tempat proses rer-
angkut darah menuju dan dari kapiler. Arteri dan arteriol sebut diulang.

RINGKASAN BAB
Pendahuluan (h. 369 -37 3) I Tekanan sistol adalah tekanan puncak yang ditimbulkan
I Bahan-bahan dapar dipertukarkan antara berbagai bagian oleh semburan darah terhadap dinding pembuluh se-
tubuh dan dengan lingkungan eksternal melalui anyaman waktu sistol jantung. Tekanan diastol adalah tekanan mi,
pembuluh darah yang mengangkut darah ke dan dari nimal di arteri ketika darah terkuras ke dalam pembuluh
semua organ. (Lihatlah Gambar 10-1). di sebelah hilir sewaktu diastol jantun g. (Lihattah Gambar
I Organ-organ yang memperbarui nurrien dan mengeluar- I0-7 dan 10-8).
kan bahan sisa metabolik dari darah menerima persenrase I Tekanan pendorong rerata sepanjang siklus jantung ada-
curah jantung yang lebih besar daripada kebutuhan meta- lah tekanan arteri rerara, yang dapat diperkirakan dengan
boliknya. Organ-organ 'perekondisi" ini dapat lebih menggunakan rumus berikut: tekanan arteri rerata= te-
menoleransi pengurangan aliran darah dibandingkan kanan diastol + 1/3 tekanan nadi. (Lihatkh Gambar I0-9).
dengan organ-organ yang menerima darah semara-mata
untuk memenuhi kebutuhan metaboliknya. Arteriol (h.378-386)
I Otak sangat rentan terhadap penurunan aliran darah. Karena I Arteriol adalah pembuluh resistensi utama. Tingginya re-
itu, pemeliharaan aliran yang adekuat ke organ rentan ini sistensi arteriol menyebabkan tekanan rerata antara arteri
merupakan prioritas utama dalam fungsi sirkulasi. dan kapiler turun drastis. Penurunan ini meningkatkan
I Laju aliran darah melalui suatu pembuluh berbanding aliran darah karena membentuk perbedaan rekanan an-
lurus dengan gradien tekanan dan berbanding terbalik tara jantung dan organ. (Liharlah Gambar l0-9).
dengan resisrensi. Tekanan yang lebih tinggi di awal pem- I Tonus, yaitu aktivitas kontraksi basal, dipertahankan di
buluh dihasilkan oleh tekanan yang ditimbulkan pada da- arteriol setiap saat.
rah oleh kontraksi jantung. Gkanan yang lebih rendah di I Vasodilatasi arteriol, yaitu peningkatan kaliber arteriol di
akhir pembuluh disebabkan oleh gesekan sewaktu darah atas kadar tonik, menurunkan resistensi dan meningkat-
mengalir menggesek dinding pembuluh darah. (Lihatlah kan aliran darah melalui pembuluh, sementara vasokons-
Gambar 10-2). triksi, penyempitan pembuluh, meningkatkan resistensi
I Resistensi, hambatan terhadap aliran darah melalui suatu dan mengurangi aliran. (Lihatkh Gambar I0-10).
pembuluh, rerurama dipengaruhi oleh jari-jari pembuluh. I Kaliber arteriol dikontrol oleh dua mekanisme: kontrol
Resistensi berbanding terbalik dengan pangkat empat lokal (intrinsik) dan kontrol ekstrinsik.
jari-jari, sehingga perubahan kecil pada jari-jari akan ber- I Kontrol lokal terutama melibatkan perubahan kimiawi
pengaruh besar pada aliran. Dengan membesarnya jari' lokal yang berkaitan dengan perubahan tingkat aktivitas
jari, resistensi menurun dan aliran meningkat. (Lihatlah metabolik di suatu organ. Perubahan pada faktor-faktor
Gambar 10-3). metabolik lokal ini menyebabkan pelepasan mediator va-
I Darah mengalir dalam suatu lingkaran rerrurup antara soaktif dari sel endotel sekitar. Contohnya adalah nitrat
jantung dan organ-organ. Arteri mengangkut darah dari oksida penyebab vasodilatasi dan endotelin penyebab va-
jantung ke seluruh tubuh. Arteriol mengatur jumlah da- sokonstriksi. Berbagai mediator vasoaktif ini bekerja pada
rah yang mengalir ke masing-masing organ. Kapiler ada- otot polos arteriol untuk menimbulkan perubahan yang
lah tempat sebenarnya pertukaran bahan antara darah sesuai pada kaliber arteriol yang mendarahi organ bersang-

dan sel jaringan sekitar. Vena mengembalikan darah dari kutan. Dengan menyesuaikan resisrensi terhadap aliran
tingkat jaringan kembali ke jantung. (Lihatlah Gambar darah dengan cara ini, mekanisme kontrol lokal mengatur
10-4 dan Tabel I0-l). aliran darah ke organ untuk menyamai kebutuhan
metabolik sesaar organ tersebut. (Lihatlah Gambar I0-10,
Arteri (h. 373-378) 10-1 1, dan 10-14 serta Tabel t0-2 dan l0-3).
I Arteri adalah saluran bergaris tengah besar beresistensi I Kaliber arteriol dapat disesuaikan secara independen pada
rendah dari jantung kc organ. organ-organ yang berbeda oleh faktor kontrol lokal.
I Arteri juga berfungsi sebagai reservoar tekanan. Karena Penyesuaian ini penting dalam mendistribusikan curah
sifat elastisnya, arteri mengembang untuk mengakomo- jantung. (Lihatlah Gambar 10-12).
dasi volume ekstra darah yang dipompa ke dalamnya oleh I Kontrol ekstrinsik rerurama dilakukan oleh sistem saraf
kontralai jantung dan kemudian mengecil (recoil) unttk simpatis dan, dengan derajat yang lebih rendah, oleh
terus mendorong darah ketika jantung melemas. (Lihatlah pengaruh hormon pada otot polos arteriol. Kontrol eks-
Gambar 10-5 dan 10-Q. trinsik penting untuk mempertahankan tekanan arteri

Pembuluh Darah dan Tekanan Darah 415


rerata.Afieriol mendapat banyak persarafan simpatis yang dengan sedikit perubahan pada tekanan vena. Vena adalah
peningkatan aktivitasnya menyebabkan vasokonstriksi ge- pembuluh berdinding tipis yang sangat mudah diregang-
neralisata dan peningkatan resistensi perifer total sehingga kan serta dapat teregang pasif untuk menampung volume
tekanan arteri rerata meningkat. Penurunan aktivitas sim- darah dalam jumlah besar. (Lihatlah Gambar I0-2n.
patis menyebabkan vasodilatasi arteriol generalisata, yang I Caya utama yang menyebabkan aliran vena adalah gradien
menurunkan tekanan arteri rerata. Penyesuaian ekstrinsik tekanan antara vena dan atrium (yaitu yang tersisa dari te-
kaliber arteriol ini membantu tubuh mempertahankan kanan pendorong utama yang ditimbulkan pada darah oleh
tekanan utama yang mendorong darah ke jaringan . (Lihat- kontralsijantung). (Lihatkh Gambar 10-9 dan 10-25).
lah Gambar 10-14). I Aliran balik vena ditingkatkan oleh vasokonstriksi vena
yang diinduksi oleh aktivitas simpatis dan oleh kompresi
Kapiler (h.386-398) eksternal vena karena kontraksi otot rangka sekitar. Kedua
I Kapiler yang berdinding tipis, berjari-jari kecil, dan ber- hal ini mendorong darah keluar dari vena. Efek-efek ini
cabang luas ini adalah tempat ideai bagi pertukaran antara membantu tubuh melawan efek gravitasi pada sistem
darah dan sel jaringan sekitar. Secara anatomis, oleh ka- vena. (Lihatlah Gambar l0-28 sampai 10-31).
piler luas permukaan untuk pertukaran dimaksimalkan I Katup vena satu arah memastikan bahwa darah terdorong
dan jarak difusi diminimalkan. Selain itu, karena luas po- ke arah jantung dan tidak mengalir balik ke jaringan.
tongan melintangnya yang besar, kecepatan aliran darah (Lihatlah Gambar I 0-32).
melalui kapiler relatif rendah sehingga tersedia cukup I Aliran balik vena juga ditingkatkan oleh pompa respirasi
waktu untuk berlangsungnya pertukaran. (Libatlah Gam- dan efek penghisapan jantung. Aktivitas pernapasan
bar 10-15 sampai 10-1n. menghasilkan tekanan yang lebih rendah daripada tekan-
I Terdapat dua jenis pertukaran pasif- difusi dan bulh flow an atmosfer di rongga toraks sehingga terbentuk gradien
- yang berlangsung menembus dinding kapiler. tekanan eksternal yang mendorong aliran dari vena di
I Masing-masing zat terlarut dipertukarkan terutama me- tungkai yang terpajan ke tekanan atmosfer ke vena dada
ialui difusi menuruni gradien konsentrasi. Bahan-bahan yang mengosongkan isinya ke jantung. (Lihatlah Gambar
larut lemak berpindah langsung menembus lapisan tung- 10_33).
gal sel endotel dinding kapiler sementara bahan larut air I Selain itu, tekanan yang sedikit negatif yang tercipta di
berpindah melalui pori berisi air yang terdapat di antara dalam atrium sewaktu sistol ventrikel dan di dalam ven-
sel-sel endotel. Protein plasma umumnya tidak dapat ke- trikel sewaktu diastol ventrikel menghasilkan efek meng-
luar dari kapiler. (Liharlah Gambar 10-18 sampai 10-21). hisap yang meningkatkan aliran balik vena dan memper-
I Ketidakseimbangan tekanan fisik di kedua sisi dinding mudah pengisian jantung.
kapiler menyebabkan terjadinya bulk f.ow cairan keluar
masuk melalui pori-pori antara plasma dan cairan inter- Tekanan Darah (h. 4O3-4L4)
stisium. (l) Cairan didorong keluar di bagian pertama I Pengaturan tekanan arteri rerara bergantung pada kontrol
kapiler (ultrafiltrasi), di mana tekanan keluar (terutama dua penentu utamanya, curah jantung dan resistensi pe-
tekanan darah kapiler) melebihi tekanan masuk (terutama rifer total (Lihadah Gambar 10-34).
tekanan osmotik koloid plasma). (2) Cairan dikembali- I Kontrol curah jantung, sebaliknya bergantung pada regu-
kan ke kapiler di sepanjang paruh terakhir, ketika tekanan lasi kecepatan jantung dan isi sekuncup, semenrara re-
keluar turun di bawah tekanan masuk. Penyebab perge- sistensi perifer total rerutama ditentukan oleh derajat
seran keseimbangan di sepanjang kapiler ini adalah terus vasokonstriksi arteriol. (Lihatlah Gambar 9-25, h. 355,
turunnya tekanan darah kapiler sementara tekanan osmo- dan I0-14, h.3SV.
tik koloid plasma tidak berubah. (Lihatlah Gambar l0-9, I Regulasi jangka pendek tekanan darah dilakukan ter-
10-22, dan 10-23). utama oleh refleks baroreseptor. Baroreseptor sinus karotis
I Bulk flow merupakan penentu distribusi cairan ekstrasel dan arkus aorta secara terus-menerus memantau tekanan
antara plasma dan cairan interstisium. arteri rerata. Jika mendereksi penyimpangan dari normal
I Dalam keadaan normal, cairanyangdifiltrasi sedikit lebih maka kedua baroreseptor tersebut memberi sinyal ke pu-
banyak daripada yang direabsorpsi. Kelebihan cairan ini, sat kardiovaskular medula, yang berespons dengan menye-
protein yang bocor dan bakteri di jaringan diserap oleh suaikan sinyal otonom ke jantung dan pembuluh darah
sistem limfe. Bakteri dihancurkan sewaktu limfe melewati untuk memulihkan tekanan darah ke normal. (Lihatlah
limfonodus dalam perjalanannya kembali ke sistem vena. Gambar 10-35 sampai l0-38).
(Lihatkh Gambar 10-24 dan 10-2r. I Kontrol jangka panjang tekanan darah melibatkan peme-
liharaan volume plasma yang sesuai melalui kontrol ginjal
Vena (h. 398-403) atas keseimbangan garam dan air. (Lihatkh Gambar l0-
I Vena adalah saluran berjari-jari besar dan beresistensi 34).
rendah tempat darah mengalir kembali dari organ ke I Gkanan darah dapat meningkat secara abnormal (hiper-
jantung. tensi) atau terlalu rendah (hipotensi). Hipotensi yang be-
I Selain itu, vena dapat mengakomodasi berbagai volume rat dan menetap yang menyebabkan kurang memadainya
darah sehingga berF-rngsi sebagai reservoar darah. Kapasi- penyaluran darah secara umum dikenal sebagai syok sir-
tas vena untuk menampung darah dapat berubah banyak kulas| (Lihatlah Gambar I0-39 dan l0-40).

416 Bab 10
SOAL LATIHAN
Pertanyaan Obyektif (Jawaban di A-50) 9. Dengan menggunakan kode jawaban di kanan,
1. Secara umum, susunan paralel sistem vaskular memung- tunjukkan perubahan kompensasi jenis apa yang terjadi
kinkan setiap organ menerima pasokan darah arterinya di faktor-faktor yang ditanyakan untuk memulihkan
sendiri-sendir r. (B enar atau sahh ?) tekanan darah ke normal sebagai respons terhadap
2. Karena dinding kapiler tidak memiliki sistem pengang- hipotensi hipovoiemik karena perdarahan berat:
kut maka semua kapiler memiliki permeabilitas yang l. jari-jariarteriol a. = meningkar
sama. (Benar atau salah) 2. jari-jari vena b. = menurun
3. Lebih banyak darah mengalir melalui kapiler sewaktu 3. curah jantung c. = tidak berefek
sistol jantung daripada sewaktu diastol. (Benar atau 4. isi sekuncup
sakh?) 5. resistensi perifer total
4. Kapiler mengandung hanya 5o/o dari volume darah total 6. sinyal simpatis oleh pusat
pada setiap saat. (Benar atau salah?) kardiovaskular
5. Volume darah yang melewati kapiler-kapiler dalam se- 7. frekuensi lepas muatan
menit sama dengan yang melewati aorta, meskipun aferen yang dihasilkan
aliran darah di kapiler jauh lebih lambat. (Benar atau oleh baroreseptor sinus
salah?)
karotis dan arkus aorta
6. Mana dari fungsi berikut yang berkaitan dengan arte- 8. aliran balik vena
riol? (Tunj uk kan j awaban yang benar) 9. retensi cairan di dalam
a. menyebabkan penurunan ringan pada tekanan re- tubuh
t^ta, yang membantu membentuk gradien tekanan I 0. perpindahan cairan dari
antara jantung dan organ cairan inrerstisium ke
b. berfungsi sebagai tempar pertukaran bahan antara dalam plasma menembus
darah dan sel jaringan sekitar kapiler
c. bekerja sebagai penentu utama resisrensi perifer total 1 1. pengeluaran urin
d. menentukan pola distribusi curah jantung 12. kecepatan jantung
e. membantu mengatur tekanan darah arteri rerata 13. sinyal parasimpatis oleh
f, mengubah sifat tekanan darah arteri yang berdenyrrt pusat kardiovaskular
menjadi tekanan seragam nonfluktuatif di pembu-
luh sebelah hilir
g. bekerja sebagai reservoar tekanan Pertanyaan Esai
7. Karena efek gravitasi, rekanan vena di ekstremitas bawah 1. Bandingkan aliran darah melalui organ perekondisi dan
lebih besar ketika seseorang berdiri dibandingkan ketika melalui organ yang tidak melakukan rekondisi pada
berbaring (Benar atau sakh) darah!
8. Dengan menggunakan kode jawaban di kanan, tunjuk- 2. Bahaslah hubungan antara laju aliran, gradien tekanan,
kan faktor berikut mana yang meningkatkan atau me- dan resistensi vaskularl Apa penentu utama resistensi
nurunkan aliran balik vena: terhadap aliran?
1. peningkatan rekanan a. = meningkatkan 3. Jelaskan struktur dan fungsi utama masing-masing seg-
atrium yang berkaitan aliran balik men pohon vaskular!
dengan kebocoran katup vena 4. Bagaimana arteri berfungsi sebagai reservoar tekanan?
AV b. = menurunkan 5. Jelaskan teknik tak langsung untuk mengukur tekanan
2. aktivitas pernapasan aliran balik darah arteri dengan menggunakan sfigmomanometer!
3. vasokonstriksi vena yang vena 6. Definisikan uasokonstriksi dan uasodilatasil
dipicu oleh saraf simparis c. = tidak berefek 7. Bahaslah kontrol lokal dan ekstrinsik yang mengarur
4. efekgravitasi pada pada aliran resistensi arterioll
sistem vena balik vena 8. Apa cara urama yang digunakan oleh masing-masing
5. aktivitas otot rangka zat terlarur untuk berpindah melewati dinding kapiler?
6. perubahan tekanan Gaya apa yang menghasilkan bulh fnru melewati din-
ventrikel yang berkaitan ding kapiler? Apa makna bulk flow?
dengan recoil diastol 9. Bagaimana limfe terbentuk? Apa fungsi sistem limfe?

Pembuluh Darah dan Tekanan Darah 417


10. Sebutkan definisi edema, dan bahas kemungkinan- 2. Tekanan sistol meningkat seiring dengan pertambahan
kemungkinan penyebabnya! usia. Pada usia 85 tahun, pria biasanya memiliki tekanan
I 1. Bagaimana vena berfungsi sebagai reservoar darah? sistol 180 mm Hg dan diastol 90 mm Hg.
12. Bandingkan efek vasokonstriksi terhadap laju aliran a. Berapa tekanan arteri rerara pada pria berusia 85
darah di arteriol dan vena! tahun?
13. Bahaslah faktor-faktor yang menentukan tekanan arteri b. Dari pengetahuan anda tentang dinamika kapilea
rerata! perkirakanlah akibat di tingkat kapiler dari perubahan
14. Ulaslah efek stimulasi parasimpatis dan simpatis pada tekanan arteri rerata terkait usia ini jika tidak ada
sistem kardiovaskular! mekanisme homeostatik yang bekerja. (Ingatlah
15. Bedakan antara hipertensi sekunder dan hipertensi bahwa tekanan arteri rerata adalah sekitar 93 mm
primer! Apa kemungkinan-kemungkinan konsekuensi Hg pada usia 20 tahun).
hipertensi? 3. Bandingkan laju aliran di sirkulasi sistemik dan paru
15 Sebutkan definisi syoh sirhulasi. Apa konsekuensi dan pada orang dengan hasil pengukuran sebagai berikut:
kompensasinya? Apa yang dimaksud dengan syok tekanan arreri rerata sistemik = 95 mm Hg
ireversibel?
resistensi sistemik = 19 PRU
Latihan Kuantitatif (Jawaban fi h. A-51) tekanan arteri rerata paru = 20 mm Hg
1. Ingatlah bahwa laju aliran darah sama dengan gradien resistensiparu=4PRU
tekanan dibagi oleh resistensi perifer total sistem vas- 4. Mana dari perubahan berikut yang akan meningkatkan
kular. Satuan konvensional resistensi dalam sistem fisio- resistensi di sebuah arteriol? Jelaskanl
logis adalah PFIU (peripheral resistance unir), yang di- a. lebih panjang
definisikan sebagai (1 liter/mnt)/(1 mm Hg). Saat b. kaliber lebih kecil
istirahat, resistensi perifer total Tom adalah sekitar 20 c. peningkaran stimulasi simparis
PRU. Minggu lalu ketika sedang bermain tenis, curah d. peningkatan kekentalan darah
jantungnya meningkat menjadi 30 liter/mnt dan tekanan e. semua di atas
arteri reratanya meningkat menjadi 120 mm Hg. Berapa
resistensi perifer totalnya saat itu?

UNTUK DIRENUNGKAN
(Penjelasan di h. A-51) 4. Suatu obat yang diaplikasikan ke sepotong arteriol
1. Selama tindakan bedah pintas koronaria, sering dilaku- menyebabkan pembuluh ini melemas, tetapi sepotong
kan pengangkatan sepotong vena dari tungkai pasien otot arteriol yang diambil dari lapisan lain pembuluh
untuk dilekatkan secara bedah ke dalam sistem sirkulasi tidak berespons terhadap obat yang sama. Apa penjelasan
koronaria sehingga darah memutar, melalui vena, yang mungkin?
mengelilingi segmen arteri koronaria yang tersumbat. 5. Jelaskan bagaimana masing-masing obat antihipertensi
Mengapa pasien harus mengenakan, untuk waktu yang ini menurunkan tekanan darah arteri:
lama setelah pembedahan, sr ttt stocking penunjang a. obat yang menghambat resepror cr,-adrenergik
elastik di tungkai tempat vena tersebut diambil? (misalnyafentokmin)
2. Misalnya seseorang memiliki tekanan darah 125177: b. obat yang menghambat resepror 0,-adrenergik
a. Berapa tekanan sistolik? (misalnya metoprohfi. (Petunjuh: Lihatkh rese?tor
b. Berapa tekanan diastolik? adrenergih di h. 263).
c. Berapa tekanan nadi? c. obat yang secara langsung melemaskan otot polos
d. Berapa tekanan arteri rerata? arteriol (misalnya hidralazin)
e. Apakah ada suara terdengar ketika tekanan di manset d. obat diuretik yang meningkatkan pengeluaran urin
eksternal yang mengelilingi lengan mencapai 130 (misalnyafurosemid)
mm Hg? (Ya atau tidah?) e. obat yang menghambat pelepasan norepinefrin dari
f. Apakah ada suara terdengar ketika tekanan manset ujung saraf simpatis (misalnya guanetidin)
118 mm Hg? f. obat yang bekerja pada otak untuk mengurangi
g. Apakah ada suara terdengar ketika tekanan manset keluaran simpatis (misalnya klonidin)
75 mm Hg? g. obat yang menghambat saluran Ca" (misalnya
3. Seorang mahasiswa yang telah berdiri diam selama bebe- uerapamil)
rapa jam bekerja di laboratorium mendadak pingsan. h. obat yang mempengaruhi pembentukan angiotensin
Apa penjelasan yang mungkin? Apa yang akan anda II (misalnya haptoprill.
lakukan jika orang di sampingnya mencobanya mem-
buatnya berdiri?

4'18 Bab 10
KASUS KLINIS
(Penjelasan di h. A-51) ini menyebabkan hipertensi sekunder dengan menjelaskan
Li-Ying C. baru didiagnosis mengidap hipertensi karenafeo- efek epinefrin berlebihan pada berbagai faktor yang menen-
hromositoma, suatu tumor medula adrenal yang mengeluar- tukan tekanan darah arteri.
kan epinefrin secara berlebihan. Jelaskah bagaimana penyakit

SUMBER BACAAN PHYSIOEDGE


Situs PhysioEdge Untuk anjuran bacaan, konsultasilah ke InfoTjrac' College
Situs untuk buku ini berisi banyak alat bantu belajar yang Edition/Research di situs PhysioEdge atau pergi langsung
bermanfaat, serta banyak petunjuk untuk bahan bacaan lebih ke InfoTiac College Edition, perpustakaan riset onlini andi
lanjut dan riset. Masuklah ke: di:
http://biology.brookscole.com/sherwoodhp6 http://infotrac.thomsonlearning.com
Pilihlah Chapter 10 dari memt drop-doun atavklik salah satu
dari banyak pilihan, termasuk Case Histories, yang memper-
kenalkan aspek-aspek klinis ffsiologi manusia. Unruk bab ini
periksalah: Case History 8: Tbxic Shoch Syndrome.

Pembuluh Darah dan Tekanan Darah 419


Darah

hN*rfi e$stasis adaNa&'t


Elemen eser"rsial hagl
selular kelanEsua:gan h!dup xel
darah
Li-";./'' ' l

$lit
6',i '.r ;
t
r,
'1.,,' , l

Sel memerlukan pasokan O,


yang terus-menerus untuk
menunjang berbagai reaksi kimia

CO, yang harus dikeluarkan secara


terus-menerus. Sel dapat hidup dan
berfungsi hanya dalam rentang pH
dan suhu yang sempit, dan
i: selain itu, sel harus dilindungi
i
i berbagai mikroorganisme
i:6,\ ..'

"?*u.f
j..,#
"+.

Darah adalah kendaraan untuk transpor masal jarak jauh membran plasma yang mengangkut O, dalam darah. Leukosit
berbagai bahan antara sel dan lingkungan eksternal atau (sel darah putih atau SDP), satuan perfuhanan mobil sistem
antara sel-sel itu sendiri. Transpor semacam ini esensial untuk imun, diangkut dalam darah ke tempat cedera atau tempat
mempertahankan homeostasis. Darah terdiri dari cairan invasi mikro organisme penyebab penyakit. Trombosit penting
kompleks plasma tempat elemen selular - eritrosit, Ieukosit, dalam hemostasis, penghentian perdarahan dari pembuluh
dan trombosit - berada. Eritrosit (sel darah merah atau SDM) yang cedera.
pada hakikatnya adalah kantung hemoglobin terbungkus

420
Darah

SEKILAS I5I
PENDAHULUAN PENDAHULUAN
PLASMA
Darah membentuk sekitar 8o/o dari berat tubuh total
I Komposisi dan fungsi plasma
dan memiliki volume rerata 5 liter pada wanita dan
I Protein plasma
5,5 liter pada pria. Darah terdiri dari tiga jenis ele-
ERITROSIT
men selular kh usus, eritrosit (sel darah merah), leukosit
I Struktur dan fungsi eritrosit (sel darah putih), dan nombosit (heping darah), yang
I Eritropoiesis membentuk suspensi dalam cairan kompleks plasma
LEUKOSIT (Thbel 1 1-1). Eritrosit dan leukosit adalah sel utuh,
I Jenis dan fungsi leukosit sementara trombosit adalah fragmen/potongan sel.
"l Produksi leukosit Untuk memudahkan, kita akan menyebut secara
TROMBOSIT DAN HEMOSTASIS kolektif elemen-elemen selular darah ini sebagai "srl
I Struktur dan fungsi trombosit darah".
I Hemostasis Pergerakan darah yang rerus-menerus sewaktu
darah mengalir melalui pembuluh darah menye-
babkan sel-sel darah relatiftersebar merara di dalam
plasma. Namun, jika anda meletakkan suatu sampel
darah lengkap dalam tabung reaksi dan mencegah,
nya membeku, maka sel-sel yang lebih berat akan
mengendap ke dasar dan plasma yang lebih ringan
akan naik ke atas. Proses ini dapat dipercepat dengan
pemusingan, yang secara cepar memampatkan sel-
sel ke dasar tabung (Gambar I l-l ). Karena lebih da-
ri 99o/o sel adalah eritrosit, maka hematokrit, atau
pached cell aolume, pada dasarnya mencerminkan
persenrase eritrosit dalam volume darah total.. Nilai
hematokrit rerata pada wanita adalah 4ZVn dan pria
sedikit lebih tinggi yaitu 45Vo. Plasma membentuk
volume sisanya. Karena itu, volume rerata plasma
dalam darah adalah 58o/o untuk wanita datt.|5o/o
untuk pria. Sel darah putih dan trombosit, yang
tidak berwarna dan kurang padat dibandingkan tri-
tosit, termampatkln dalam suatu lapisan tipis ber-
warna krim yang dinamai " bffi coal', di atas kolom
sel darah merah, Lapisan ini,membentuk kurang
dari volume darah toral.
1o/o
Marilah kita pertama kali membahas sifat-sifat
bagian darah terbesar yait4 plasma, sebelum.meng-
alihkan perhatian ke elemen-elemen selular.

421
PLASMA -l
Plasma, karena merupakan cairan, terdiri dari 90o/o air.

!( eturrnu = 55% dari darah lengkap

IAir plasma adalah medium transpor untuk I


I

. Trombosit
banyak bahan inorganik dan organik. J "Buffu coat" J

) <1% )
! qor .r..-r,
Sel darah putih
Air plasma berfungsi sebagai medium bagi bahan-bahan yang Packed cett I
dibawa oleh darah. Karena air juga memiliki kapasitas besar volume, atau
hematokrit
l Sel darah merah =
45o/o dari darah lengkap
untuk menahan panas, maka plasma dapat menyerap dan
menyebarkan sebagian besar dari panas yang dihasilkan oleh
proses metabolisme di dalam jaringan, sementara suhu darah t
Gambar 1'1-'1
Hematokrit. Angka-angka yang disajikan adalah untuk pria.
Hematokrit rerata untuk wanita adalah 42%, dengan plasma
menempati 58% dari volume darah.
Tabel 11-1
Konstituen Darah dan Fungsinya

KONSTITUEN FUNGSI

PIasma itu sendiri hanya mengalami sedikit perubahan. Sewaktu


Air Medium transpor; membawa panas darah mengalir mendekati permukaan kulit, energi panas
Elektrolit Eksitabil itas membran; distribusi yang tidak dibutuhkan untuk mempertahankan suhu tubuh
osmotik cairan antara CES dan CIS; dikeluarkan ke lingkungan.
menyangga perubahan pH Sejumlah besar bahan inorganik dan organik terlarut
Nutrien, zat sisa, Diangkut dalam darah; gas CO, darah dalam plasma. Konstituen inorganik membentuk sekitar 1olo
gas, hormon berperan dalam keseimbangan
asam-basa
dari berat plasma. Elektrolit (ion) paling banyak dalam plas-
ma adalah Na- dan Cl', komponen garam dapur. Terdapat
Protein plasma Secara umum, menghasilkan efek
osmotik yang penting dalam distribusi juga HCOr, K-, Ca2-, dan bahan lain dalam jumlah lebih
CES antara kompartemen vaskular dan kecil. Fungsi terpenting ion-ion ini adalah perannya dalam
interstisium; menyangga perubahan pH eksitabilitas membran, distribusi osmotik cairan antara CES
Albumin Mengangkut banyak bahan; berperan dan sel, dan menyangga perubahan pH; fungsi-fungsi ini
paling besar dalam menentukan
dibahas di bagian lain.
tekanan osmotik koloid
Konstituen organik yang paling banyak berdasarkan
Globulin
berat adalah protein plasma, yang membentwk 60/o sampai
Alfa dan beta Mengangkut banyak bahan tak larut
air; faktor pembekuan; molekul 8o/o dari berat total plasma. Kita akan mengulas protein-
prekursor inaktif protein ini secara lebih menyeluruh di bagian selan.jutnya.
Gama Antibodi Persentase kecil plasma sisanya terdiri dari bahan organik
Fibrinogen Prekursor inaktif untuk jalinan fibrin lain, termasuk nutrien (misalnya glukosa, asam amino, le-
pada pembekuan darah mak, dan vitamin), produk sisa (kreatinin, bilirubin, dan
Elemen Selular bahan bernitrogen seperti urea), gas larut (O, dan COr), dan
Eritrosit Mengangkut O, dan CO, (terutama Or) hormon. Sebagian besar dari bahan ini hanyalah bahan yang
Leukosit diangkut oleh plasma. Sebagai contoh, kelenjar endokrin
Neutrofil Fagosit yang menelan bakteri dan mengeluarkan hormon ke dalam plasma, yang mengangkut
debris perantara kimiawi ini ke tempat kerja mereka.
Eosinofil Menyerang cacing parasitik; penting
dalam reaksi alergik
Basofil Mengeluarkan histamin, yang penting ! Banyak fungsi plasma dilaksanakan oleh protein
dalam reaksi alergik, dan heparin, yang plasma.
membantu membersihkan lemak dari
darah Protein plasma adalah suatu kelompok konstituen plasma
Monosit Dalam transit menjadi makrofag yang tidak sekedar terangkut dalam plasma. Komponen pen-
jaringan
ting ini dalam keadaan normal tetap berada dalam plasma,
Limfosit dan melakukan banyak fungsi penting. Inilah fungsi-fungsi
Limfosit B Menghasilkan antibodi terpenting tersebut, yang diuraikan di bagian lain buku ini:
Lim{osit T Respons imun selular
Trombosit Hemostasis
1. Tidak seperti konstituen plasma yang larut dalam air
plasma, protein plasma tersebar (terdispersi) sebagai ko-

422 Bab 1l
loid (lihat h. A-1 1). Selain itu, karena merupakan konsti- sering dilaporkan dalam hitung sel darah merah sebagai 5
tuen plasma terbesar maka protein plasma biasanya ti- juta sel per mililiter kubik (mm3).
dak keluar melalui pori-pori halus di dinding kapiler
untuk masuk ke cairan interstisium. Berkat keberadaan
mereka sebagai dispersi koloid dalam plasma dan ke- I Struktur eritrosit sangat sesuai untuk fungsi
tiadannya dalam cairan interstisium maka protein plas- utamanya mengangkut O, dalam darah.
ma menciptakan suatu gradien osmotik antara darah
Bentuk dan isi eritrosit sangat cocok untuk melaksanakan
dan cairan interstisium. Tekanan osmotik koloid ini
adalah gaya primer yang mencegah keluarnya plasma
fungsi primernya yaitu mengangkut O, dan, dengan tingkat
yang lebih rendah, CO, serta ion hidrogen dalam darah.
secara berlebihan dari kapiler ke dalam cairan intersti-
sium sehingga membantu memperrahankan volume
plasma (lihat h. 393). STRUKTUR ERITROSIT
2. Protein'plasma ikut berperan dalam kemampuan plasma Eritrosit adalah sel datar berbentuk piringan yang mence-
menyangga perubahan pH (lihat h. 624). kung di bagian tengah di kedua sisi, seperti donat dengan
Tiga kelompok protein plasma-albumin, globulin, dan bagian tengah menggepeng bukan lubang (yaitu, eritrosit
f b rin ogen-diklasifi kasikan berdasarkan berbagai sifat fi - adalah piringan bikonkaf dengan garis tengah 8 pm, ketebal-
sika dan kimiawinya. Selain fungsi umum yang baru an 2 pm di tepi luar, dan ketebalan 1 pm di bagian tengah)
dicantumkan, masing-masing ripe protein plasma me- (Gambar 11-2). Bentuk unik ini berperan, melalui dua cara,
lakukan tugas spesifik sebagai berikut: dalam menentukan efisiensi sel darah merah melakukan
a. Albumin, protein plasma yang paling banyak, ber- fungsi utamanya mengangkut O, dalam darah: (1) Bentuk
peran besar dalam menentukan tekanan osmotik ko- bikonkaf menghasilkan luas permukaan yang lebih besar
loid berkat jumlahnya. Protein ini secara nonspesifik untuk difusi O, menembus membran dibandingkan dengan
juga berikatan dengan banyak bahan yang kurang la- bentuk sel bulat dengan volume yang sama. (2) Tipisnya sel
rut dalam plasma (misalnya bilirubin, garam empedu, memungkinkan O, cepat berdifusi antara bagian paling da-
dan penisilin) untuk transportasi dalam plasma. lam sel dan eksterior sel.
b. Grdapat tiga subkelas globulin: alfa (cr), beta (p), Gambaran struktural lain yang mempermudah fungsi
dan gama (y). transpor SDM adalah kelenturan membrannya. Sel darah me-
(1) Seperti albumin, sebagian dari globulin alfa dan rah, yang garis tengah normalnya adalah 8 pm, dapat mengala-
beta mengikat bahan-bahan yang kurang larut mi deformitas secara luar biasa sewaktu mengalir saru per satu
dalam plasma untuk transportasi dalam plasma, melewati kapiler yang garis tengahnya sesempit 3 pm. Karena
tetapi globulin ini sangat spesifik terhadap bahan sangat lentur maka SDM dapat mengalir melalui kapiler sem-
yang akan mereka ikat dan angkut. Contoh pit berkelok-kelok untuk menyalurkan O, di tingkat jaringan
bahan yang diangkut oleh globulin spesifik tanpa pecah selama proses tersebut berlangsung.
adalah hormon tiroid (lihat h. 759), kolesterol Ciri anatomik terpenting yang memungkinkan SDM
(lihat h. 362), dan besi (lihat h. 686). mengangkut O, adalah adanya hemoglobin di dalamnya.
(2) Banyak dari faktor yang berperan dalam proses Marilah kita bahas molekul unik ini secara lebih detil.
pembekuan darah adalah globulin alfa atau beta.
(3) Protein-protein darah inaktif, yang diaktifkan KEBERADAAN HEMOGLOBIN
sesuaikebutuhan oleh masukan regulatorik ter-
Hemoglobin ditemukan hanya di sel darah merah. Molekul
tentu, termasuk dalam golongan globulin alfa
hemoglobin memiliki dua bagian: (1) bagian globin, suatu
(misalnya globulin alfa angiotensinogen diaktif-
kan menjadi angiotensin, yang beperan penring
dalam mengatur keseimbangan garam dalam
tubuhr [ihat h. 570)
(4) Globulin gama adalah imunoglobulin (antibodi),
yang sangat penting bagi mekanisme pertahanan
tubuh (lihat h.459). !
o
c. Fibrinogen adalah faktor kunci dalam pembekuan E

darah. l
a
Protein plasma disintesis oleh hati, kecuali globulin gama,
o
yang dihasilkan oleh limfosit, salah saru tipe sel darah putih.
-c
!
o
o
ERITROSIT Gambar 11-2
Karakteristik anatomik eritrosit. Penampakan eritrosit di
Setiap mililiter darah mengandung sekitar 5 milyar eritrosit
bawah mikroskop elektron. Perhatikan bentuknya yang
(sel darah merah atau SDM), secara rerata, yang secara klinis bikonkaf.

Darah 423
protein yang terbentuk dari empat rantai polipeptida yang dibebaskan di jaringan, tempar zar ini melemaskan dan
sangat berlipatJipat; dan (2) empat gugus nonprotein yang melebarkan arteriol lokal (lihat h. 382). Vasodilatasi ini
mengandung besi yang dikenal sebagai gugus hem, dengan membantu menjamin bahwa darah kaya O, dapat meng-
masing-masing terikat ke salah satu polipeptida di atas alir dengan lancar dan juga membantu menstabilkan
(Gambar l1-3). Masing-masing dari keempat atom besi da- tekanan darah.
pat berikatan secara reversibel dengan satu molekul Or; ka-
Karena itu, hemoglobin berperan kunci dalam transpor O,
rena itu, setiap molekul hemoglobin dapat mengambil empat
sekaligus memberi kontribusi signiffkan pada transpor CO,
penumpang O, di paru. Karena O, tidak mudah larut dalam
dan kemampuan darah menyangga pH. Selain itu, dengan
plasma maka98,5o/o Oryang terangkut dalam darah terikat
mengangkut vasodilatornya sendiri, hemoglobin membantu
ke hemoglobin (lihat h. 529).
menyalurkan O, yang dibawanya.
Hemoglobin adalah suatu pigmen (yang berwarna se-
cara alami). Karena kandungan besinya maka hemoglobin
TIDAKADANYA NUKLEUS DAN ORGANEL
tampak kemerahan jika berikatan dengan O, dan keunguan
jika mengalami deoksigenasi. Karena itu, darah arteri yang Untuk memaksimalkan kandungan hemoglobinnya, saru
teroksigenasi penuh akan berwarna merah dan darah vena eritrosit dipenuhi oleh lebih darl 250 juta molekul hemo-
yang telah kehilangan sebagian dari kandungan Or-nya di globin, menyingkirkan hampir semua organel yang lain (Ini
tingkat jaringan, memiliki rona kebiruan. berarti bahwa setiap SDM dapat membawa lebih dari se-
Selain mengangkut Or, hemoglobin juga dapat ber- milyar molekul Orl). Sel darah merah tidak mengandung
ikatan dengan yang berikut: nukleus, organel, atau ribosom. Selama perkembangan sel,
struktur-struktur ini dikeluarkan untuk menyediakan ruang
1. Karbon dioksida. Hemoglobin membantu mengangkut lebih banyak bagi hemoglobin. Karena itu, SDM rerurama
gas ini dari sel jaringan kembali ke paru (lihat h. 534)
adalah suatu kantung penuh hemoglobin yang dibungkus
2. Bagian ion hidrogen asam (H-) dari asam karbonat terioni-
oleh membran plasma.
sasi, yang dihasilkan di tingkat jaringan dari COr. Hemo-
globin menyangga asam ini sehingga asam ini tidak banyak
ENZIM KUNCI DALAM ERITROSIT
menyebabkan perubahan pH darah (lihat h. 625)
Hanya beberapa enzim penring yang tidak dapat diperbarui
3. Karbon monohsida (CO). Gas ini dalam keadaan normal
yang tetap terdapat di dalam eritrosit marang: enzim glikoli-
tidak terdapat di dalam darah, tetapi jika terhirup maka
gas ini cenderung menempati bagian hemoglobin yang
tik dan karbonat anhidrase. Enzim glikolitik penting untuk
menghasilkan energi yang dibutuhkan untuk menjalankan
berikatan dengan O, sehingga terjadi keracunan CO
(lihat h. 533) mekanisme transpor aktif yang berperan dalam memperta-
4. hankan konsentrasi ion yang sesuai di dalam sel. Yang ironis,
Nitrat ohsida (NO). Di paru, nitrat oksida yang bersifat
meskipun eritrosit adalah kendaraan unruk mengangkut O,
vasodilator berikatan dengan hemoglobin. NO ini
ke semua jaringan lain di tubuh, tetapi sel ini tidak dapat
menggunakan O, yang dibawanya untuk menghasilkan
energi. Karena tidak memiliki mitokondria, yang merupakan
Rantai polipeptida Rantai polipeptida tempat berbagai enzim untuk fosforilasi oksidatif, maka
eritrosit hanya mengandalkan glikolisis untuk membentuk
AIP (lihat h. 36).
Enzim-enzim penting lain dalam SDM, karbonat
anhidrase, sangar berperan dalam transpor COr. Enzim ini
mengatalisis suatu reaksi kunci yang akhirnya menyebabkan
perubahan CO, yang dihasilkan oleh proses metabolik men-
jadi ion bikarbonat (HCO3), yaitu bentuk urama peng-
angkutan CO, dalam darah. Karena itu, eritrosit berperan
dalam transpor CO, melalui dua cara-melalui pengang-
kutannya dengan hemoglobin dan perubahannya menjadi
HCO3- yang diinduksi oleh karbonat anhidrase.

I Sumsum tulang terus-menerus mengganti


eritrosit yang tua.
Masing-masing kita memiliki total 25 trilyun sampai 30
Gugus hem " '
trilyun SDM yang mengalir melalui pembuluh darah setiap
Gambar 1'l-3 saat (100.000 kali lebih banyak daripada jumlah seluruh
populasi AS!). Namun kendaraan pengangkut gas vital ini
Molekul hemoglobin. Sebuah molekul hemoglobin terdiri dari
empat rantai polipeptida yang sangat berlipat-lipat (bagian berumur pendek dan harus diganti dengan Iajr rerata2 juta
globin) dan empat gugus hem yang mengandung besi. sampai 3 .juta sel per dedk.

424 Bab 11
USIA ERITROSIT YANG SINGKAT lah penyakit darah dan penyakit imunologik serta berbagai
Harga yang harus dibayar oleh eritrosit atas keunggulannya penyakit lain.
yang luar biasa dalam mengangkut hemoglobin hingga eks- Berbagai jenis sel darah imatur, bersama dengan sel
klusi perangkat intrasel khusus yang lazim terdapat adalah punca, bercampur di sumsum tulang pada berbagai tahap
singkatnya usia. Tanpa DNA dan RNA, sel darah merah ti- perkembangan. Setelah marang, sel-sel darah dibebaskan ke
dak dapat membentuk protein untuk memperbaiki sel, tum- dalam kapiler yang banyak menembus sumsum tulang.
buh, dan membelah atau memperbarui enzim-enzimnya. Faktor-faktor regulatorik bekerja pada sumsum merah hemo-
SDM, yang hanya dilengkapi oleh bekal awal yang disintesis poietih ("penghasil darah") untuk mengatur jenis dan jumlah
sebelum sel ini menyingkirkan nukleus, organel, dan ribo- sel yang dihasilkan dan dikeluarkan ke dalam darah. Untuk
somnya, hanya bertahan hidup rerata 120 hari, berbeda sel darah, mekanisme yang mengarur produksi SDM adalah
dengan sel saraf dan otot, yang menerap sepanjang hayat yang paiing banyak dimengerti. Kita akan membahasnya
orang yang bersangkutan. Selama usianya yang singkat se- berikut ini.
kitar empat bulan tersebut, setiap eritrosit berkelana sekitar
700 mil mengelilingi pembuluh darah.
Seiring dengan proses penuaan, membran plasma eri- I Eritropoiesis dikontrol oleh eritropoietin dari
trosit yang tidak dapat diperbaiki menjadi rapuh dan mudah ginjal.
pecah sewaktu sel terjepit melewati titik-titik penyempitan di
Karena transpor O, dalam darah adalah fungsi utama eritrosit
dalam sistem vaskular. Sebagian besar SDM tua mengakhiri
maka anda secara logis dapat mengira bahwa rangsangan
hidupnya di limpa, karena jaringan kapiler organ ini yang
utama peningkatan produksi eritrosit adalah berkurangnya
sempit dan berkelok-kelok merusak sel-sel rapuh ini. Limpa
penyaluran O, ke jaringan. Anda mungkin benar, tetapi ka-
terletak di bagian kiri atas abdomen. Selain menyingkirkan
dar O, yang rendah tidak merangsang eritropoiesis dengan
sebagian besar eritrosit tua dari sirkulasi, limpa memiliki
bekerja langsung pada sumsum tulang merah. penurunan
kemampuan terbatas untuk menyimpan eritrosit sehat di
penyaiuran O, ke ginjal lah yang merangsang ginjal menge-
interior pulpanya, berfungsi sebagai cadangan untuk
luarkan hormon eritropoietin ke dalam darah, dan hormtn
trombosit, dan mengandung banyak limfosit, se jenis sel darah
ini pada gilirannya merangsang eritropoiesis oleh sumsum
purih.
tulang (Gambar l1-4).
Eritropoietin bekerja pada turunan sel punca tak ber-
ERITROPOIESIS
diferensiasi yang sudah ditentukan untuk menjadi SDM,
Karena eritrosit tidak dapat membelah diri untuk mengganri merangsang proliferasi dan pematangan sel-sei ini menjadi
sendiri jumlahnya maka sel tua yang pecah harus diganti oleh eritrosit matang. Peningkatan aktivitas eritropoietik ini
sel baru yang diproduksi di pabrik eritrosir-sumsum tulang- meningkatkan jumlah SDM dalam darah sehingga kapasitas
yaitu jaringan lunak yang sangat selular yang mengisi rongga darah mengangkut O, meningkat dan penyalur"., O, k
internal tulang. Sumsum tulang dalam keadaan normal jaringan pulih ke normal. Jika penyaluran O, ke ginjal telah
menghasilkan sel darah merah baru, suatu proses yang di- normal maka sekresi eritropoietin dihentikan sampai di-
namai eritropoiesis, dengan kecepatan menyamai kecepatan butuhkan kembali. Dengan cara ini, produksi eritrosit dalam
kerusakan sel tua. keadaan normal diselaraskan dengan kerusakan atau ke-
Selama perkembangan intrauterus, eritrosit mula-mula hilangan sel-sel ini sehingga kemampuan darah mengangkut
dibentuk oleh yolk sac dan kemudian oleh hati dan limpa, O, relatif konstan. Pada kehilangan SDM yang berlebihan,
sampai sumsum tulang terbentuk dan mengambil alih seperti pada perdarahan atau perusakan abnormal eritrosit
produksi eritrosit secara eksklusif Pada anak, sebagian besar muda dalam darah, laju eritropoiesis dapat meningkat men-
tulang terisi oleh sumsum tulang merah yang mampu jadi lebih dari enam kali lipat nilai normal. (Untuk pemba-
memproduksi sel darah. Namun, seiring dengan pertambahan hasan penyalahgunaan eritropoietin oleh sebagian atlet, lihat
usia, sumsum tulang kuning yang tidak mampu melakukan fitur dalam boks di h. 426, Lebih Dekat dengan Fisiologi
eritropoiesis secara perlahan menggantikan sumsum merah, Olahraga).
yang tersisa hanya di beberapa tempat, misalnya sternum Persiapan sebuah eritrosit untuk meninggalkan sumsum
(tulang dada), iga, dan ujung-ujung aras tulang panjang tulang terdiri dari beberapa tahap, termasuk sintesis hemo-
ekstremitas. giobin dan pengeluaran nukleus dan organel. Sel-sel yang
Sumsum merah tidak hanya memproduksi SDM tetapi paling matang memerlukan waktu beberapa hari sebelum
juga merupakan sumber leukosit dan trombosit. Di sumsum matang penuh dan dibebaskan ke dalam darah sebagai res-
tulang terdapat sel punca pluripoten tak berdiferensiasi yang pons terhadap eritropoietin, dan sel-sel yang lebih muda atau
secara terus-menerus membelah diri dan berdiferensiasi un- baru berproliferasi mungkin memerlukan waktu hingga be-
tuk menghasilkan semua jenis sel darah (lihat h.9 dan 423). berapa minggu sebelum mencapai kematangan. Karena itu,
Sel-sel punca ini, sumber semua sel darah, kini telah berhasil waktu yang diperlukan untuk mengganri secara runtas semua
diisolasi. Sel-sel punca sulit dicari karena membentuk kurang
dari 0,1% dari semua sel di sumsum tulang. Meskipun masih IDM yang lenyap bergantung pada seberapa banyak yang
dibutuhkan untuk kembali ke jumlah normal. (Ketika anda
banyak penelitian yang harus dilakukan namun penemuan mendonorkan darah, eritrosit dalam darah anda akan pulih
terakhir ini dapat menjadi kunci bagi penyembuhan sejum- dalam waktu kurang dari seminggu).

Darah 425
Ginjal

l'; @ Oinlat mendeteksi penurunan

/ ;.q /kapasitas darah mengangkut O,

Eritropoietin
*'* @ lit<a O, yang disalurkan ke ginjal
@ @ berkurang, maka ginjal mengeluarkan
Peningkatan kemampuan hormon eritropoietin dalam darah
mengangkut oksigen
Eritrosit yang @ Eritropoietin merangsang eritropoiesis
sedang dibentuk (produksi eritrosit) oleh sumsum tulang
Meredakan @ di sumsum
tulang merah @ Tambahan eritrosit di dalam sirkulasi
meningkatkan kemampuan darah
@ mengangkut O,
gkxta*: *ten:arlrpue*
F**rei n
m*r*gangirurt **rxi gen Peningkatan kemampuan darah
@
mengangkut O, menghilangkan
rangsangan awal yang memicu sekresi
eritropoietin
Eritrosit

Gambar 11-4
Kontrol eritropoiesis

Lebih Dekat dengan Fisiclogi Cllahraga


Doping Darah: Lebih Banyak Hal Baik Berarti Lebih Baik?

Otot-otot yang berolahraga memerlu- banyak maka prestasi malah dapat doping darah adalah melalui saksi atau
kan penyaluran 02 yang terus-menerus merosot karena terjadi peningkatan pengakuan diri.
agar dapat terus menghasilkan energi kekentalan darah yang akan Perkembangan terakh i r eritropoie-
untuk melakukan aktivitas terkait daya menurunkan aliran darah. tin sintetik meningkatkan masalah
tahan (lihat h. 298). Doping darah Riset menunjukkan bahwa pada uji doping darah. Penyuntikan produk ini
adalah suatu teknik yang dirancang latihan baku di laboratorium, atlet merangsang produksi SDM sehingga
untuk meningkatkan secara temporer yang menggunakan doprng darah secara temporer meningkatkan
kemampuan darah mengangkut O, mungkin menemukan peningkatan 5% kemampuan darah mengangkut Or.
dalam upaya memperoleh keunggulan sampai 13% kapasitas aerobik; Studi-studi mendalam membuktikan
kompetitif. Doping darah mencakup penurunan kecepatan denyut jantung bahwa penyuntikan eritropoietin
pengeluaran darah dari seorang atlet sewaktu olah raga dibandingkan dapat meningkatkan prestasi atlet
yang segera diikuti oleh penginfusan dengan kecepatan sewaktu olahraga daya tahan sebesar 7Vo sampai 10o/o.
kembali plasma tetapi SDMnya yang sama tanpa doping darah; dan Meskipun secara resmi dilarang namun
dibekukan untuk dimasukkan kembali penurunan kadar asam laktat dalam pasar gelap eritropoietin di kalangan
satu sampai tujuh hari sebelum darah (Asam laktat diproduksi ketika atlet yang curang berkembang sejak
bertanding. Biasanya dilakukan otot mengandalkan glikolisis anaerob produk ini tersedia sebagai obat untuk
pengambilan satu sampai empat unit yang kurang efisien untuk menghasil- mengobati anemia. Eritropoietin kini
darah (satu unit setara dengan 450 ml) kan energi; lihat h. 299). luas digunakan di antara para atlet
pada interval tiga sampai delapan Doping darah, meskipun efektif, balap sepeda, ski lintas alam, serta
minggu sebelum bertanding. Dalam tetapi dilarang baik di kolegium atletik renang dan lari jarak jauh. Namun,
periode antara pengambilan- maupun kompetisi Olimpiade atas praktek ini tidak bijaksana, tidak hanya
pengambilan darah, aktivitas eritro- alasan etis dan medis. Yang perlu karena dampak hukum dan etis tetapi
poietik meningkat yang memulihkan diperhatikan, seperti pada pemakaian juga karena bahaya peningkatan
jumlah 5DM ke kadar normal. semua produk pemacu prestasi yang kekentalan darah. Eritropoietin sintetik
Penginfusan kembali SDM yang dilarang lainnya, adalah hilangnya dipercayai merupakan penyebab
disimpan secara temporer meningkat- kompetisi yang jujur. Selain itu, kematian 20 pembalap sepeda Eropa
kan hitung sel darah merah dan kadar praktek ini diperkirakan menjadi sejak tahun 1987. Sayangnya, terlalu
hemoglobin di atas normal. Secara penyebab kematian beberapa atlet. banyak atlet yang nekat mengambil
teoritis, doping darah akan bermanfaat Namun. peraturan pelarangan ini sulit risiko ini. Pengembangan tes untuk
bagi atlet daya tahan dengan memper- diterapkan. Doping darah tidak dapat mendeteksi penyalahgunaan eritro-
baiki kemampuan darah mengangkut dideteksi dengan prosedur pemerik- poietin akhir-akhir ini diharapkan
Or. Namun. jika sel darah merah yang saan yang ada sekarang. Satu-satunya dapat meredam penggunaan zat ini.
diinfuskan kembali tersebut terlalu cara untuk mengungkapkan praktek

426 Bab 11
RETIKULOSIT 2. Anemia pernisiosa disebabkan oleh ketidakmampuan
Jika kebutuhan akan produksi SDM tinggi (misalnya setelah
tubuh menyerap vitamin B,, yang masuk melalui
perdarahan) maka sumsum tulang dapat mengeluarkan se- makanan dari saluran cerna. Vitamin B,, penting untuk
jumiah besar eritrosit imatur yang dikenal sebagai retikulosit pembentukan dan pematangan normal SDM. Vitamin
ke dalam darah untuk memenuhi kebutuhan tersebut dengan ini banyak terdapat di berbagai makanan. Masalahnya
cepat. Sel-sel imatur ini dapat dikenali dengan teknik pe- adalah defisiensi faktor intrinsik, suatu bahan khusus
warnaan yang menyebabkan sisa ribosom dan organel yang yang disekresikan oleh lapisan dalam lambung (lihat h.
belum dikeluarkan terlihat. Keberadaan retikulosit di atas 662). Vtamin B,, dapar diserap dari saluran usus hanya
kadar normal 0,57o sampai 7,5o/o dari jumlah total eritrosit jika nutrien ini terikat ke faktor intrinsik. Jika terjadi
dalam darah menunjukkan peningkatan kecepatan aktivitas defisiensi faktor intrinsik maka vitamin B,, yang di-
eritropoietik. Pada kecepatan yang sangat ringgi, lebih dari makan tidak banyak yang terserap. Gangguan produksi
300/o sel darah merah dalam darah masih berada dalam tahap dan pematangan SDM yang terjadi menyebabkan ane-
retikulosit imatur. mia.
3. Anemia aplastik disebabkan oleh kegagalan sumsum
ERITROPOIETIN SINTETIK tulang menghasilkan cukup SDM, meskipun semua
bahan yang dibutuhkan untuk eritropoiesis tersedia.
CATAIAN KLINIS. Para peneliti telah berhasil mengidenti-
Berkurangnya kemampuan eritropoiesis dapat disebab-
fikasi gen yang mengarahkan pembentukan eritropoierin, se-
kan oleh destruksi sumsum tulang merah oleh bahan
hingga hormon ini kini dapat diproduksi di laboratorium.
Eritropoietin yang diproduksi di laboratorium kini merupa-
kimia toksik (misalnya benzena), pajanan berlebihan
terhadap radiasi (jatuhan dari ledakan bom nuklir, se-
kan satu-satunya produk bioteknologi pencetak uang, dengan
bagai contoh, atau pajanan berlebihan ke sinar-X), in-
penjualan melebihi 1 milyar $ per tahun. Hormon ini sering
vasi sumsum tulang oleh sel kanker, atau kemoterapi
digunakan untuk meningkatkan produksi SDM pada pasien
dengan penurunan aktivitas eritropoietik, misalnya pasien
untuk kanker. Proses destruktif dapat secara selektif
mengurangi produksi eritrosit sumsum tulang, atau
gagal ginjal atau mereka yang menjalani kemoterapi untuk
kanker (Obat kemoterapi mengganggu pembelahan sel yang
mungkin juga menurunkan kemampuan sumsum
menghasilkan leukosit dan trombosit. Keparahan ane-
cepat, yang khas untuk sel kanker dan SDM yang sedang ber-
mia bergantung pada luas kerusakan jaringan eritropoi-
kembang). Selain itu, ketersediaan hormon ini telah mengu-
etik; kerusakan yang luas dapat mematikan.
rangi kebutuhan akan transfusi darah. Sebagai contoh, di
sejumlah rumah sakit transfusi dengan darah pasien sendiri Anemia ginjal dapat terjadi akibat penyakit ginjal. Ka-
yang diambil sebelum operasi, ditambah eritropoietin untuk rena eritropoietin dari ginjal adalah rangsangan urama
merangsang produksi SDM lebih lanjut, telah menurunkan yang mendorong eritropoiesis, maka kurang adekuatnya
pemakaian donor darah hingga 50o/o (Lihar fitur boks di h. sekresi eritropoietin oleh ginjal yang sakit menyebabkan

429-430 Konsep, Thntangan, dan Kontroversi, untuk pemu- berkurangnya produksi SDM.
takhiran informasi mengenai alternatif dari transfusi darah 5. Anemia perdarahan disebabkan oleh keluarnya banyak
lengkap yang sedang diteliti). darah. Kehilangan darah dapat bersifat akut, misalnya
karena perdarahan luka, atau kronik, misalnya darah
haid yang berlebihan.
IAnemia dapat disebabkan oleh berbagai 6. Anemia hemolitik disebabkan oleh pecahnya eritrosit
penyakit. dalam darah yang berlebihan. Hemolisis, atau ruprur
SDM, terjadi karena sel yang sebenarnya normal dipicu
CATAIAN KLINIS. Meskipun terdapat tindakan-tindakan
untuk pecah oleh faktor eksternal, seperti pada invasi
pengontrolan namun kemampuan darah mengangkut O, ti-
SDM oleh parasit malaria, atau karena sel tersebut me-
dak selalu dapat dipertahankan untuk memenuhi kebutuhan
mang cacat, seperti pada penyakit sel sabit. Penyakit sel
jaringan. Kata anemia menunjukkan kemampuan darah
sabit adalah contoh paling dikenal di antara berbagai
mengangkut O, di bawah normal dan ditandai oleh hema-
kelainan herediter eritrosit yang menyebabkan sel-sel ini
tokrit yang rendah (Gambar 11-5a dan b). Anemia dapat
sangat rapuh. Penyakit ini mengenai sekitar I dari 650
disebabkan oleh penurunan laju eritropoiesis, kehilangan eri-
orang Amerika Afrika. Pada keadaan ini, terbentuk
trosit dalam jumlah besar, atau defisiensi kandungan hemo-
hemoglobin cacat yang menyaru unruk membentuk
globin eritrosit. Berbagai kausa anemia dapat dikelompokkan
rantai kaku yang menyebabkan SDM tidak lentur dan
menjadi enam kategori:
berbentuk tak alami, seperti bulan sabit (Gambar l1-6).
1. Anemia Fzi disebabkan oleh defisiensi dalam makanan Tidak seperti eritrosit normal, SDM cacat ini cenderung
suatu faktor yang dibutuhkan untuk eritropoiesis. Pem- membentuk gumpalan yang kemudian menyrrmbat alir-
bennrkan SDM bergantung pada pasokan adekuat bahan- an darah melalui pembuluh-pembuluh halus sehingga
bahan dasar esensial, yang sebagian di antaranya tidak di- timbul nyeri dan kerusakan jaringan. Selain itu, eritrosit
sintesis di tubuh tetapi harus disediakan melalui makanan. cacat tersebut rapuh dan mudah pecah, bahkan sebagai
Sebagai contoh, anemia defsiensl besi terjadijika tidak cu- sel muda, sewaktu mengalir melalui kapiler limpa yang
kup banyak besi tersedia untuk membentuk hemoglobin. sempit. Meskipun eritropoiesis mengalami percepatan

Darah 427
100
90
BO
tr
70
100
Y OU
o 90
G 50 80
E
C) 40 70T
I
30
60q
50d
20 409
'10
30 i.a
20

0 ffi 10
0

Normal rAnemia Polisitemia Dehidrasi


(hematokrii (hernatokril (hematokrit (hematokrit
= 45%) = 30%) - 70%) = 70Yol
(a) (b) (c) (d)

ffi = Eritrosrt
Gambar 11-5
Hematokrit pada berbagai keadaan. (a) Hematokrit normal. (b) Pada anemia, hematokrit lebih rendah
daripada normal, karena
eritrosit dalam darah terlalu sedikit; dan (c) hematokrit di atas normal pada polisitemia, karena kelebihan
eritrosit dalam
sirkulasi' (d) Hematokrit juga dapat meningkat pada dehidrasi ketika jumlah eritrosit yang normal
terkonsentrasi di dalam
volume plasma yang berkurang.

oleh kerusakan konstan SDM namun produksi ini darah sehingga beban kerja jantung bertambah, kecuali jika
mungkin tidak mampu mengimbangi laju destruksi mekanisme kontrol tekanan darah dapat melakukan kom_
sehingga dapat terjadi anemia. pensasi (lihat Gambar 10-14, h. 387).
Polisitemia sekunder, sebaliknya, adalah mekanisme
adaptif yang sesuai yang dipicu oleh eritropoierin untuk
I Polisitemia adalah kelebihan eritrosit dalam memperbaiki kemampuan darah mengangkut O, sebagai res-
darah pons terhadap penurunan berkepanlang"l, p.rry"lrrr"r, O, k.
jaringan. Hal ini terjadi secara normal p"d" or"rrg yang
CATAIAN KLINIS. Polisitemia, berbeda dari anemia, ditandai tinggal di tempat tinggi, di mana O, yang tersedia di ud"ra
oleh SDM dalam darah yang terlalu banyak dan peningkatan atmosfer lebih sedikit, atau orang yang penyaluran Or-nya
hematokrit (Gambar 1i-5c). Terdapat dua jenis umum polisi- ke jaringan rerganggu oleh penyakit paru kronik
temia, bergantung pada keadaan yang memicu produksi SDM jantung. Hitung sel darah merah pada polisitemia^t^lfagal
sekunder
berlebihan; polisitemia primer dan polisitemia sekunder. biasanya lebih rendah daripada yang dijumpai pada polisite_
Polisitemia primer disebabkan oleh penyakir mirip tu- mia primer, biasanya berkisar antara 6 juta sampai g juta sel/
mor di sumsum tulang di mana eritropoiesis berlangsung mm3. Harga yang harus dibayar untuk peningkatan penya_
dengan kecepatan berlebihan tak terkendaii dan tidak dapat luran O, ini adalah meningkatnya kekentalan Jarah.
diatur oleh mekanisme-mekanisme yang secara normal Peningkatan hematokrit dapat terjadi jika tubuh ke_
mengarur eritropoietin. Hitung SDM dapat mencapai l1 hilangan cairan ranpa eritrosit, seperti pada dehidrasi yang
juta sel/mm3 (normalnya adalah 5 juta sel/mm3), dan hema- menyertai keringat berlebihan atau diare hebat (Gambar 11_
tokrit dapat mencapai 70o/o sampai 80o/o (normalnya adalah 5d). Namun, ini bukan polisitemia sejati karena jumlah
42o/o sampai 45o/o). Tidak ada manfaat yang diperoleh dari SDM dalam darah tidak meningkat. yang terjadi hanyalah
peningkatan kapasitas darah mengangkut O, ini karena pada eritrosit dalam jumlah normal terkonsentrasi dalam volume
jumlah SDM normal saja penyaluran O, iudah memadai. plasma yang lebih sedikit. Kondisi kadang-kadang dinamai
Namun, polisitemia yang berlebih"r d"p"t menimbulkan polisitemia relatif.
efek merugikan. Jumlah sel darah merah yang berlebihan
menyebabkan viskositas darah meningkat lima sampai tujuh
kali daripada normal (yaitu menyebabkan darah bertambah
"kental"), menyebabkan darah mengalir lebih lambat, yang
LEUKOSIT
sebenarnya malah mengurangi penyaluran O, ke jaringan Leukosit (sel darah putih atau SDp) adalah satuan mobile
(lihat h. 371). Peningkatan kekentalan juga meningkatkan pada sistem penahanan imun tubuh. Imunitas adalah ke_
resistensi perifer total, yang dapat meningkatkan tekanan mampuan tubuh menahan atau menyingkirkan benda asing

428 Bab '11


Konsep, Tantangan, dan Kontroversi
Mencari Pengganti Darah
Salah satu persaingan medis paling temuan pengganti darah dibandingkan transfusi darah lengkap. Jika distabil-
panas dalam dua dekade terakhir adalah dengan transfusi darah lengkap. Darah kan dan disuspensikan dengan benar
perlombaan menciptakan pengganti lengkap harus disimpan dalam lemari dalam larutan salin, hemoglobin dapat
universal untuk darah manusia yang pendingin, dan meskipun demikian disuntikkan untuk meningkatkan
aman, murah, dan bebas penyakit serta waktu simpan darah tersebut hanyalah kemampuan darah resipien mengang-
memiliki waktu simpan yang lama. 42 hari. Transfusi darah lengkap juga kut O, tanpa memandang apa
memerlukan penentuan golongan golongan darah mereka. Berikut ini
Kebutuhan akan Pengganti Darah darah dan pencocokan silang, yang adalah beberapa strategi yang sedang
Di Amerika Serikat saja, rata-rata tidak dapat dilakukan di tempat dilakukan untuk mengembangkan
transfusi darah diberikan setiap tiga kecelakaan atau di medan perang. suatu produk hemoglobin:
detik. Dengan hanya sekitar 5%
populasi yang sekarang mendonorkan Pendekatan Utama f Salah satu masalah adalah bahwa
darahnya, terjadi kelangkaan regional Tujuannya adalah bukan menemukan hemoglobin berperilaku sangat
golongan darah tertentu yang pengganti darah lengkap tetapi meniru berbeda jika berada di luar SDM.
mengharuskan pengiriman dan kemampuannya mengangkut Or. Hemoglobin "telanjang" ini terurai
pemakaian bersama darah di antara Kebutuhan terbesar untuk transfusi menjadi dua yang tidak membebas-
berbagai daerah. Petugas medis akan darah adalah mengganti kehilangan kan O, untuk digunakan jaringan
menghadapi kekurangan darah yang darah akut pada korban kecelakaan, seperti yang dilakukan oleh
serius dalam waktu dekat karena pasien bedah, dan tentara yang hemoglobin normal. Fragmen-
jumlah donor darah terus berkurang terluka. Orang-orang ini membutuh- fragmen hemoglobin inijuga dapat
pada saat yang sama ketika jumlah kan penggantian jangka pendek menyebabkan kerusakan ginjal.
orang berusia lanjut, kelompok orang kapasitas darah mengangkut O, sampai Telah dikembangkan suatu reagen
yang paling sering memerlukan tubuh mereka sendiri dapat mensinte- ikatan silang yang mempertahankan
transfusi, terus bertambah. Manfaat sis penggantian eritrosit. Banyak keutuhan molekul hemoglobin
bagi masyarakat dengan adanya elemen lain dalam darah tidak ketika molekul tersebut berada di
pengganti darah yang aman yang dibutuhkan sesegera hemoglobin Iuar sel darah merah sehingga salah
dapat diberikan tanpa memperhitung- dalam SDM untuk mempertahankan satu kendala dalam memberikan
kan golongan darah penerima akan hidup. Yang menjadi masalah, sel hemoglobin bebas dapat teratasi.
sangat banyak, demikian juga darah merah adalah komponen darah I Sebagian produk yang sedang
keuntungan bagi produsen produk lengkap yang memerlukan pendinginan, dalam penelitian berasal dari donor
yang pertama kali berhasil. Para pakar memiliki usia singkaf dan mengandung darah manusia yang telah kadaluarsa.
memperkirakan bahwa pasar dunia penanda-penanda untuk berbagai Darah tersebut tidak dibuang tetapi
untuk pengganti darah yang baik, golongan darah. hemog lobinnya diekstraksi,
yang secara lebih tepat dinamai Karena itu, pencarian pengganti dimurnikan, disterilkan, dan
terapeti k oksigen, mungkin mencapai darah difokuskan pada dua kemung- distabilkan secara kimiawi. Namun,
10 milyar $ per tahun. kinan utama: (1) produk hemoglobin strategi ini masih mengandalkan
Para ilmuwan mulai meneliti yang terdapat di luar SDM dan dapat adanya pasokan tetap darah dari
pengganti darah pada tahun 1960-an, disimpan di suhu kamar hingga enam donor manusia.
tetapi pencarian alternatif untuk bulan sampai setahun, dan (2) produk I Beberapa produk menggunakan
transfusi darah lengkap tersebut yang disintesis secara kimiawi yang darah sapi sebagai titik awal.
mendapat dorongan baru pada tahun berfungsi sebagai hemoglobin artifisial Hemoglobin sapi mudah diperoleh
I 980-an oleh meningkatnya insidens dengan melarutkan sejumlah besar O, dari rumah jagal, murah, dan dapat
AlDS dan kekhawatiran akan keaman- ketika kadar O, tinggi (seperti ketika di diolah untuk diberikan kepada
an pasokan darah nasional. Penyakit paru) dan membebaskannya ketika manusia. Kekhawatiran utama
infeksi seperti AIDS, hepatitis virus, dan kadar O, rendah (seperti di jaringan). dengan produk ini adalah kemung-
infeksi virus West Nile dapat ditularkan Terdapat banyak pengganti darah kinan masuknya mikroba-mikroba
dari donor darah yang terinfeksi ke potensial yang kini sedang dalam penyebab penyakit yang belum
resipien transfusi darah. Selain itu, berbagai tahap perkembangan. diketahui kepada manusia yang
telah dilakukan pembatasan pada Sebagian telah mencapai tahap uji mungkin'bersembunyi' di dalam
donor potensial yang tinggal atau klinis, tetapi belum ada produk yang produk sapi ini.
bepergian ke Eropa sewaktu penyakit mencapai pasar, meskipun tampaknya I Salah satu kandidat potensial sebagai
sapi gila menghantam industri daging hal tersebut semakin dekat. Marilah pengganti darah adalah hemoglobin
sapi. Meskipun pemeriksaan penyaring kita membahas masing-masing dari rekayasa genetik yang meniadakan
yang cermat atas pasokan darah kita berbagai pendekatan utama tersebut. keharusan adanya donor darah
dapat meminimalkan kemungkinan manusia atau risiko penyebaran
penularan penyakit infeksi melalui Produk Hemoglobin penyakit dari sapi ke manusia. para
transfusi namun masyarakat tetap Sejauh ini upaya riset paling banyak ahli rekayasa genetik dapat menyisip-
khawatir dan akan menyambut adanya difokuskan pada manipulasi struktur kan gen untuk hemoglobin manusia
pengganti darah yang aman. hemoglobin sedemikian sehingga ke dalam bakteri, yang bekerja
Eliminasi risiko penularan penyakit hemoglobin dapat secara aman dan sebagai "pabrik" untuk menghasilkan
hanyalah salah satu keunggulan efektif diberikan sebagai pengganti produk hemoglobin yang diinginkan.

(berlanjut)

Darah 429
Konsep, Tantangan, dan Kontroyersi
Mencari Pengganti Darah (lanjutan)
Salah satu kekurangan hemoglobin O, yang berlebihan ke jaringan secara golongan darah dapat dibedakan
rekayasa genetik ini adalah tingginya tak terkendali (lihat h. 536). berdasarkan perbedaan dalam
biaya yang diperlukan untuk
penanda-penanda rantai gula
mengoperasikan fasilitasnya. Taktik untuk Mengurangi Kebutuhan pendek yang menonjol dari
I Salah satu strategi yang menjanji- akan Darah Donor
membran plasma eritrosit (lihat h.
kan adalah pembungkusan Cara-cara lain selain pengganti darah
64). Dalam reaksi transfusi,
hemoglobin dengan liposom - yang ditujukan untuk mengurangi
penanda-penanda identitas yang
wadah berbungkus membran-yang kebutuhan akan darah donor tidak cocok merupakan sasaran
serupa dengan 5DM yang terbung- mencakup: penyerangan. Para peneliti telah
kus membran dan dijejali hemoglo-
bin. Apa yang dinamai neo red cells I Dengan mengubah praktek bedah, mengalami banyak kemajuan dalam
masyarakat medis telah mengurangi penelitian mereka atas enzim yang
ini masih menunggu penelitian
kebutuhan akan transfusi. Metode- dapat memutuskan penanda-
lebih lanjut. penanda identitas tersebut dari
metode hemat darah ini mencakup
pendauran ulang darah pasien SDM sehingga semua SDM tersebut
Pengangkut O, Sintetik
Peneliti-peneliti lain melakukan sendiri sewaktu pembedahan dapat diubah menjadi suatu
pengembangan strategi berbasis kimla (mengumpulkan darah yang keluar, golongan yang dapat dengan aman
yang mengand alkan perf I uo roka rbon kemudian menginfuskannya diberikan kepada semua orang.
(PFCs), yaitu senyawa sintetik peng- kembali); menggunakan teknik Produk semacam ini dapat mengu-
angkut 02. PFC adalah molekul yang bedah yang kurang invasif sehingga rangi pemborosan yang saat ini
tidak banyak menyebabkan terjad i.
disintesis secara kimiawi dan sama
sekali inert serta dapat melarutkan perdarahan; dan pemberian I Peneliti-peneliti lain sedang mencari
eritropoietin sebagai pemacu cara untuk memperlama usia SDM,
sejumlah besar O, setara dengan
jumlah O, yang dihirup. Karena berasal pembentukan darah kepada pasien baik dalam bank darah maupun
sebelum pembedahan. pada pasien sehingga kebutuhan
dari sumber nonbiologis maka pFC
tidak menularkan penyakit. Hal ini, I Keharusan mencocokkan golongan akan darah segar untuk transfusi
ditambah biayanya yang murah, darah untuk transfusi adalah salah dapat dikurangi.
menyebabkan bahan ini menarik satu alasan utama pemborosan di Seperti yang diperlihatkan oleh daftar
sebagai pengganti darah. Namun bank darah. Transfusi darah yang strategi ini, telah banyak kemajuan
pemakaian PFC bukannya tanpa risiko. tidak cocok menyebabkan reaksi yang dicapai dalam pengembangan
Pemberian bahan ini dapat menimbul- serius bahkan mematikan (lihat h.
alternatif transfusi darah lengkap yang
kan gejala mirip flu, dan karena 466). Karena itu, sebuah bank darah
aman dan efektif. Namun setelah lebih
ekskresinya kurang maka PFC dapat mungkin membuang stok salah satu dari dua dekade upaya keras, tetap
tertahan dan tertimbun di tubuh. golongan darah yang tidak
terdapat banyak tantangan dan belum
lronisnya, pemberian PFC menimbulkan digunakan sementara kekurangan ada solusi ideal yang ditemukan.
bahaya toksisitas O, akibat penyaluran golongan darah lain. Berbagai

yang berpotensi merugikan atau sel abnormal. Leukosit dan tempat produlai atau penyimpanannya ke tempat manapun
turunan-turunannya, bersama dengan berbagai protein plas- yang membutuhkan. Karena itu, meskipun di sini diper_
ma, membentuk sistem imun, suaru sistem pertahanan inter- kenalkan leukositleukosit spesifik dalam darah untuk me-
nal yang mengenali dan menghancurkan atau menetralkan nuntaskan pembahasan kita tentang darah, kita akan menyi-
benda-benda dalam tubuh yang asing bagi "diri normal". sakan pembahasan lebih detil tentang fungsi fagositik dan
Secara spesifik, sistem imun (l) mempertahankan tubuh dari imunologik sel ini, yang rerutama berlangsung di jaringan,
patogen penginvasi (mikroorganisme penyebab penyakit untuk bab berikutnya.
misalnya bakteri dan virus); (2) mengidentifikasi dan meng-
hancurkan sel kanker yang timbul di tubuh; dan (3) berfungsi
sebagai 'petugas kebersihan' yang membersihkan sel-sel tua I Terdapat lima jenis leukosit.
(misalnya sel darah merah yang sudah uzur) dan sisa jaringan
(misalnya jaringan yang rusak akibat trauma atau penyakit). Leukosit tidak memiliki hemoglobin (berbeda dengan eritro_
Yang terakhir ini esensial bagi penyembuhan luka dan per- sit) sehingga tidak berwarna (yaitu, "purih') kecuali jika se-
baikan jaringan. cara spesifik diwarnai agar dapat dilihat dengan mikroskop.
Tidak seperti eritrosit, yang memiliki struktur seragam,
fungsi identik, dan jumlah konstan, leukosit bervariasi dalam
I Fungsi utama leukosit adalah sebagai agen struktur, fungsi, dan jumlah. Di dalam darah terdapat lima
pertahanan di luar darah. jenis leukosit yang berbeda-neutrofil, eosinofil, b".ofil, rno-
nosit, dan limfosit-masing-masing dengan struktur dan
Untuk melaksanakan fungsinya, leukosit umumnya meng- fungsi tersendiri. Sel-sel ini agak lebih besar daripada eritro-
gunakan strategi "cari dan hancurkan"; yaitu, sel-sel ini pergi sir.
ke tempat invasi arau kerusakan jaringan. Penyebab utama Kelima jenis leukosit masuk ke dalam dua kategori
SDP berada di dalam darah adalah agar cepar diangkut dari utama, bergantung pada gambaran nukleus dan ada tidaknya

430 Bab 1 1
I Leukosit diproduksi dengan kecepatan berbeda
bergantung pada kebutuhan pertahanan tubuh.
!
o
E Semua leukosit pada akhirnya berasal dari sel punca multi-
c
:) poten ("memiliki banyak potensi") tak berdiferensiasi yang
t
juga menghasilkan eritrosit dan trombosit di sumsum tulang
5
o
c merah (Gambar 11-8). Sel-sel yang ditakdirkan untuk men-
-9
L
jadi leukosit akhirnya berdiferensiasi menjadi berbagai turun-
-a an sel tertentu dan berproliferasi di bawah pengaruh faktor
o
a stimulatorik yang sesuai. Granulosit dan monosit hanya di-
Gambar 11-6 produksi di sumsum tulang, yang membebaskan leukosit ma-
Sel darah merah berbentuk sabit. tur ini ke dalam darah. Limfosit aslinya berasal dari sel-sel
prekursor di sumsum tulang, tetapi sebagian besar limfosit
baru sebenarnya dihasilkan oleh limfosit yang sudah ada di
jaringan limfoid (mengandung limfosit), misalnya kelenjar
granula di dalam sitoplasmanya jika dilihat di bawah mikros- limfe dan tonsil.
kop (Gambar 11-7). Neutrofil, eosinofil, dan basofil dikatego- Jumlah total leukosit dalam keadaan normal berkisar
rikan sebagai granulosit ("sel yang mengandung granula") dari 5 juta hingga 10 juta per mililiter darah, dengan rerataT
polimorfonukleus ("bentuk inti beragam"). Nukleus sel-sel juta sel/ml, yang dinyatakan sebagai hitung sel darah putih
ini tersegmentasi menjadi beberapa lobus dengan bentuk rerata7000lmm3. Leukosit merupakan sel darah yang paling
bervariasi, dan sitoplasmanya mengandung banyak granula sedikit jumlahnya (sekitar I sel darah putih untuk setiap 700
yang terbungkus membran. Ketiga jenis granulosit dibeda- sei darah merah), bukan karena yang diproduksi lebih sedikit
kan berdasarkan afinitas granulanya terhadap z t war\ai tetapi karena sel-sel ini hanya transit di darah. Dalam keadaan
eosinofil memiliki afinitas terhadap pewarna merah eosin, normal, sekitar dua perriga leukosit dalam darah adalah gra-
basofl cenderung menyerap pewarna biru basa, dan neutrofl nulosit, terutama neutrofil, sementara sepertiga adalah agra-
bersifat netral, tidak menunjukkan preferensi warna. Mono- nulosit, terutama limfosit (Gambar l1-7). Namun, jumlah
sit dan limfosit dikenal sebagai agranulosit ("sel yang tidak total sel darah putih dan persentase masing-masing tipe dapat
memiliki granula") mononukleus ("satu inti"). Keduanya sangat bervariasi untuk memenuhi kebutuhan pertahanan
memiliki satu nukleus besar yang tidak terbagi-bagi dan se- yang terus berubah. Berbagai jenis ieukosit secara selektifdi-
dikit granula. Monosit lebih besar daripada limfosit dan me- produksi dengan kecepatan bewariasi, bergantung pada jenis
miliki nukleus berbentuk oval atau seperti ginjal. Limfosit dan tingkat serangan yang harus dihadapi oleh tubuh. Zat-zat
adalah leukosit yang paling kecil, biasanya memiliki nukleus perantara kimiawi yang berasal dari jaringan yang mengalami
bulat besar yang menempati sebagian besar sel. infeksi atau kerusakan atau dari leukosit aktif itu sendiri

rtr=cl
60To-70Tol1o/"4%10.25%4.5o/ol2%-6%IZSU_}SU Konsentrasi
eritrosit
= 5 juta/
e+
!&

Konsentrasi
trombosit
= 250 jutal
Hitung jenis SDP (distribusi persentase jenis-jenis leukosit) ml darah ml darah

Konsentrasi leukosit = 7 juta/ml darah

Hitung SDP = 7.000/mm3

Dari kiri ke kanan: O Cabiscon"/isuals Unlimited; @ Science VUA/isuals Unlimited; O Cabism^,/isuals Unlimited
o Science VUA'/isuals Unlimited; Williams & Wilkins Co.; @ Biophoto Associates/Photo Researchers, lnc.;
Williams & Wilkins Co.
Gambar 11-7
Elemen selular darah normal dan hitung sel darah manusia yang normal

Darah 431
Sel punca multipoten
yang belum
berdiferensiasi
rr_
Di sumsum f
tulang $l punca mieloid

f___) l(\
F;,,,;-l ffi ap;k,,'*'--) f- Pr"krs- l

lr
l--gtrllerl -l (-__mo!gll_ ,,

rl
I

I
I
-
I
@ffi
+
Dalam

Gambar 11-8
t
sirkulasi \ @ @ Limfosit

Pembentukan sel darah (hemopoiesis). Semua jenis sel darah akhirnya berasal dari sel punca multipoten tak berdiferensiasi
yang
sama di sumsum tulang merah.

mengatur kecepatan produksi berbagai leukosit. Hormon- membiakkan sampel cairan jaringan yang terinfeksi memer-
hormon spesifik yang analog dengan eritropoietin meng- lukan waktu beberapa hari. Karena peningkatan hitung neu-
arahkan diferensiasi dan proliferasi masing-masing ripe sel. trofil merupakan petunjuk kuat adanya infeksi bakteri maka
Sebagian dari hormon ini telah berhasil diketahui dan dapat terapi antibiotik sudah dapat diberikan jauh sebelum mikroba
diproduksi di laboratorium; salah satu contohnya adalah penyebab diketahui secara pasti. (Bakteri biasanya mati
granuloqrte colony stimukting factor, yang merangsang dengan pemberian antibiotik, sedangkan virus tidak).
peningkatan replikasi dan pembebasan granulosit, khususnya I Eosinofil adalah spesialis jenis lain. peningkatan eosi-
neutrofil, dari sumsum tulang. Pencapaian ini memungkin- nofil dalam darah (eosinofilia) berkaitan dengan keadaan
kan kita menggunakan hormon ini sebagai alat terapetik baru alergik (misalnya asma dan hay feuer) dan dengan infestasi
yang sangat bermanfaat untuk meningkatkan pertahanan parasit internal (misalnya cacing). Eosinofil jelas tidak dapat
normal pasien terhadap infeksi atau kanker. menelan parasit cacing yang ukurannya jalh lebih besar,le-
tapi sel ini melekat ke cacing dan mengeluarkan bahan-bahan
FUNGSI DAN USIA LEUKOSIT yang mematikannya.
f Basofil adalah leukosit yang paling sedikit dan paling
Berikut ini adalah fungsi dan usia granulosit:
kurang dipahami. Sel ini secara struktur dan fungsi cukup
I Neutrofil adalah spesialis fagositik. Selain itu, para mirip dengan sel mast, yang tidak pernah beredar dalam
ilmuwan baru-baru ini menemukan bahwa neutrofil menge- darah tetapi tersebar di jaringan ikat di seluruh tubuh. para
luarkan suatu jaringan serat ekstrasel yang dinamai neutro?hil ilmuwan dahulu percaya bahwa basofil berubah menjadi sel
exnacellular *aps (NET). Serar-serar ini mengandung bahan mast dengan bermigrasi dari sisrem sirkulasi, tetapi para
kimia pemusnah bakteri, memungkinkan NET menjerat lalu peneliti telah membuktikan bahwa basofil berasal dari sum-
menghancurkan bakteri di luar sel. Karena itu, neutrofil da- sum tulang semenrara sel mast berasal dari sel prekursor di
pat mematikan bakteri baik secara intrasel dengan fagositosis jaringan ikat. Baik basofil maupun sel mast mensintesis dan
maupun ekstrasel dengan NET yang dikeluarkannya. Neu- menyimpan histamin dan heparin, yaitu bahan kimia poten
trofil hampir selalu merupakan pertahanan pertama pada yang dapat dibebaskan jika terdapat rangsangan yang sesuai.
invasi bakteri dan, karena itu, sangat penring daiam respons Pelepasan histamin penting dalam reaksi alergik, sedangkan
peradangan. Selain itu, sel ini melakukan pembersihan heparin mempercepat pembersihan partikel lemak dari darah
debris. seteiah kita makan makanan berlemak. Heparin juga dapat
CATAIAN KLINIS. Seperti dapat diduga dari fungsi- mencegah pembekuan (koagulasi) sampei darah yang diambil
fungsi tersebut, infeksi bakteri akut biasanya memicu pening- untuk analisis klinis dan digunakan secara luas sebagai obat
katan neutrofil darah (neurofflia). Pada kenyataannya, hitung antikoagulan, tetapi masih diperdebatkan apakah heparin
jenis SDP (suatu penentuan proporsi masing-masing jenis berperan secara fisiologis dalam mencegah pembekuan.
leukosit yang ada) dapat bermanfaat dalam membuat perkira, Setelah dibebaskan ke dalam darah dari sumsum tuiang,
an yang akurat dan segera tentang apakah suatu infeksi, misal- granulosit biasanya tetap berada di dalam darah selama ku-
nya pneumonia atau meningitis, disebabkan oleh bakteri atau rang dari sehari sebelum meninggalkan pembuluh darah un-
virus. Jawaban definitif tentang mikroba penyebab dengan tuk masuk ke jaringan, rempat sel-sel ini bertahan hidup tiga

432 Bab '11


sampai empat hari lagi kecuali jika mereka mati lebih dulu Keadaan ini, yang disebabkan oleh uirus Epstein-Barr, di-
akibat menjalankan tugas. tandai oleh rasa lesu yang hebat, sakit tenggorokan ringan,
Sebagai perbandingan, fungsi dan usia agranulosit dan demam ringan. Pemulihan sempurna biasanya terjadi
adalah sebagai berikut: dalam satu bulan atau lebih.
Yang mengejutkan, salah satu konsekuensi utama leu-
I Monosit, seperti neutrofil, berkembang menjadi fagosit
kemia, suatu kanker yang menyebabkan proliferasi tak ter-
profesional. Sel-sel ini muncul dari sumsum tulang selagi
kendali SDB adalah berkurangnya kemampuan pertahanan
masih belum matang dan beredar hanya satu atau dua hari
terhadap invasi organisme asing. Pada leukemia, hitung SDP
sebelum menetap di berbagai jaringan di seluruh tubuh. Di
dapat mencapai 500.000/mm3, dibandingkan nilai normal
tempat barunya, sel-sel ini melanjutkan pematangan dan
7.000/mm; tetapi karena sebagian besar dari sel ini abnormal
menjadi sangat besar, berubah menjadi fagosit jaringan besar
atau imatur maka mereka tidak dapat melaksanakan fungsi
yang dikenal sebagai makrofag (makro berarti "besar"';faga/
pertahanan normal. Konsekuensi merugikan lain dari leuke-
phageberarti "pemakan"). Usia makrofag dapat berkisar dari
mia adalah digantikannya rurunan sel darah lain di sumsum
bulanan hingga tahunan kecuali jika sel ini hancur lebih
tulang. Hal ini menyebabkan anemia karena eritropoiesis
dahulu selagi menjalankan tugas fagositiknya. Sebuah sel
berkurang dan perdarahan internal karena defisiensi rrom-
fagositik hanya dapat menelan benda asing dalam jumlah
bosit. Tiombosit berperan penting dalam mencegah perdarah-
terbatas sebelum akhirnya mari.
an dari kerusakan-kerucakan kecil yang dalam keadaan nor-
I Limfosit membentuk pertahanan imun terhadap sa- mal terjadi di dinding pembuluh darah halus. Karena itu,
saran-sasaran yang limfosit tersebut telah terprogram secara infeksi berat dan perdarahan adalah kausa rersering kematian
spesifik. Terdapat dua jenis limfosit, limfosit B dan limfosit pada pasien leukemia. Bagian selanjutnya akan mengulas pe-
T (sel B dan T). Limfosit B menghasilkal antibodi, y^ng ran trombosit secara lebih rinci untuk memperlihatkan bagai-
beredar dalam darah dan bertanggung jawab dalam imunitas mana sel-sel ini secara normal meminimalkan ancaman per-
humoral, atau yang diperantarai oleh antibodi. Suatu antibodi darahan.
berikatan dengan benda asing spesifik, misalnya bakteri (yang
memicu produksi antibodi tersebut), dan menandainya
untuk dihancurkan (dengan fagositosis atau cara lain). Lim- TROMBOSIT DAN HEMOSTASIS
fosit T tidak memproduksi antibodi; sel ini secara langsung
menghancurkan sel sasaran spesifiknya dengan mengeluarkan Selain eritrosit dan leukosit,trombosit (pktelet, keping da-
beragam zatl<trr'ia yang melubangi sel korban, suatu proses rah) adalah tipe ketiga elemen seluler yang terdapat dalam
yang dinamai imunitas selular. Sel sasaran dari sel T men- darah. Dalam setiap mililiter darah secara normal rerdapat
cakup sel tubuh yang dimasuki oleh virus dan sel kanker. sekitar 250 juta trombosit (kisaran 150.000 sampai 350.000/
Limfosit hidup sekitar 100 sampai 300 hari. Selama periode mm3).
ini, sebagian besar secara terus-menerus terdaur ulang antara
jaringan limfoid, limfe, dan darah, dan hanya menghabiskan ITrombosit adalah keping darah yang terlepas
waktu beberapa jam di dalam darah. Karena itu, seriap saar
dari megakariosit.
hanya sebagian kecil dari limfosit total berada di dalam
darah. Thombosit bukanlah sel lengkap tetapi fragmen kecil sel
(garis tengah sekitar 2 sampai 4 pm) yang dilepaskan dari
tepi luar sel sumsum tulang yang sangar besar (garis tengah
KELAINAN DALAM PRODUKSI LEUKOSIT
hingga 60 pm) yang dikenal sebagai megakariosit (Gambar
CATAIAN KLIMS. Meskipun kadar leukosit darah dapat 11-8 dan 11-9). Satu megakariosit biasanya memproduksi
bervariasi narnun perubahan kadar ini biasanya terkontrol dan sekitar 1000 trombosit. Megakariosit berasal dari sel punca
disesuaikan berdasarkan kebutuhan tubuh. Namun, dapat tak berdiferensiasi yang sama dengan yang menghasilkan
terjadi kelainan dalam produksi leukosit yang berada di luar turunan eritrosit dan leukosit. Tiombosit pada hakikatnya
kendali; yaitu, SDP yang dihasilkan mungkin terlalu sedikit adalah vesikel yang terlepas yang mengandung sebagian sito-
atau terlalu banyak. Sumsum tulang dapat sangatmemperlambat plasma megakariosit terbungkus dalam membran plasma.
atau bahkan menghentikan produksi sel darah putih jika Tiombosit tetap berfungsi rara-rata selama 10 hari, sete-
terpajan ke bahan kimia toksik tertentu (misalnya benzena dan lah itu keping darah ini dibersihkan dari sirkulasi oleh
obat antikanker) atau radiasi berlebihan. Konsekuensi paling makrofag jaringan, terurama yang terdapat di limpa dan hati,
serius adalah penurunan fagosit profesional (neutrofil dan dan diganti oleh trombosit baru yang dibebaskan dari
makrofag), yang sangat menurunkan kemampuan pertahanan sumsum tulang. Hormon trornbopoietin, yang dihasilkan
tubuh terhadap mikroorganisme yang masuk. Jika sumsum oleh hati, meningkatkan jumlah megakariosit di sumsum
tulang mengalami kegagaian maka satu-satunya pertahanan tulang dan merangsang masing-masing megakariosit untuk
yang masih tersedia adalah kemampuan imun limfosit yang menghasilkan lebih banyak trombosit. Faktor-faktor yang
diproduksi oleh organ-organ limfoid. mengontrol sekresi trombopoietin dan mengatur kadar trom-
Pada mononukleosis infeftsiosa, yang terjadi tidak saja bosit saat ini sedang dalam penelitian.
peningkatan jumlah limfosit dalam darah (tetapi bukan leu- Tiombosit tidak meninggalkan pembuluh darah seperti
kosit lain) tetapi banyak limfosit memiliki struktur atipikal. yang dilakukan SDB tetapi pada setiap saat sekitar sepertiga

Darah 433
Megakariosit Kelompokantrombosit tidak dapat dihentikan oleh mekanisme hemostarik tubuh
saja. Perdarahan dari arteri yang terputus lebih deras dan
karenanya lebih berbahaya daripada perdarahan vena, ka-
rena tekanan yang mendorong keluar jauh lebih besar di
arteri (yaitu, tekanan darah arteri jauh lebih besar daripada
tekanan darah vena). Tindakan pertolongan pertama untuk
arteri yang rerpurus mencakup pemberian tekanan eksternal
pada luka yang lebih besar daripada tekanan arteri untuk
secara sementara menghentikan perdarahan sampai pem_
buluh yang robek dapat ditutup secara bedah. perdarahan
dari vena yang robek sering dapat dihentikan hanya dengan
mengangkat bagian tubuh yang berdarah untuk mengu-
rangi efek gravitasi pada tekanan di vena (lihat h. 400).
Jika
penurunan tekanan vena tersebut belum cukup untuk
menghentikan perdarahan maka tekanan eksternal ringan
Leukosit yang Kelompokan eritrosit
sedang terbentuk yang sedang terbentuk biasanya sudah memadai.

Gambar l1-9
Hemostasis melibatkan tiga langkah utama: (l) spasme
uashular, (2) pembentuhan sumbat trombosit, dan (3) hoagutasi
Fotomikrograf sebuah megakariosit yang sedang membentuk
darah (pembentuhan bekuan darah). tombosit b.rp.r"r,
trombosit.
kunci dalam hemostasis. Keping darah ini jelas berperan
besar dalam membentuk sumbat trombosit, tetapi mereka
juga memberi kontribusi signiffkan kepada dua langkah lain-
nya.
trombosit disimpan di rongga-rongga berisi darah di limpa.
Tiombosit simpanan ini dapat dibebaskan dari limpa ke da-
lam sirkulasi sesuai kebutuhan (misalnya selama perdarahan) I Spasme vdskaiier rflengurangi aEEran daral.r
oleh kontraksi limpa yang dipicu oleh saraf simpatis.
snelalui pembu!uh yanE cedera.
Karena merupakan potongan sel maka trombosit tidak
memiliki nukleus. Namun, trombosit memiliki organel dan Pembuluh darah yang terporong atau robek akan segera ber-
enzim sitosol untuk menghasilkan energi dan membentuk konstriksi. Mekanisme yang mendasari hal ini belum jelas
produk sekretorik, yang disimpan di banyak granula yang tetapi diperkirakan merupakan suaru respon instrinsik yang
tersebar di seluruh sitosol. Selain itu, trombosit mengandung dipicu oleh suaru zat parakrin yang dilepaksan secara lokal
banyak aktin dan miosin, yang menyebabkan keping darah dari lapisan dalam (endotel) pembuluh yang cedera (lihat h.
ini mampu berkontraksi. Kemampuan sekretorik dan kon- 123). Konstriksi ini, arau spasme vaskular, memperlambat
traksi ini penring dalam hemosrasis, suatu topik yang seka- darah mengalir melalui defek dan memperkecil kehilangan
rang kita ulas. darah. Permukaan-permukaan endotel yang saling berha-
dapan juga saling menekan oleh spasme vaskular awal ini
sehingga permukaan rersebut menjadi lekat satu sama lain
I Hemostasismencegah hilangnya darah dari dan semakin menambal pembuluh yang rusak. Tindakan-
pembuluh darah yang rusak. tindakan fisik ini tidak cukup unruk mencegah secara sem-
purna pengeluaran darah lebih lanjut tetapi dapat memini-
Hemostasis adalah penghenrian perdarahan dari suatu pem- maikan aliran darah yang melalui pembuluh yang rusak
buluh darah yang rusak-yaitu, penghent ian hemoragia (h emo sampai tindakan hemostatik lain dapat benar-benar menyum-
berarti "darah"; stasis berarti "berdiri"). (Pastikan kata ini bat kebocoran tersebut.
tidak dikacaukan dengan kata ltomeostaszs). Untuk terjadinya
perdarahan dari suatu pembuluh, dinding pembuluh harus
mengalami kerusakan dan tekanan di bagian dalam pem- I Trombosit menggumpal untuk membentuk
buluh harus lebih besar daripada tekanan di luarnya untuk sumbat di bagian pembuluh yang terpotong atau
memaksa darah keluar dari defek tersebut.
robek.
Kapiler kecil, arteriol, dan venula sering pecah oleh
trauma ringan dalam kehidupan sehari-hari; rrauma semacam Tlombosit dalam keadaan normal tidak melekat ke permuka-
ini adalah penyebab tersering perdarahan, meskipun kita se- an endotel pembuluh darah yang licin, tetapi jika permukaan
ring bahkan tidak menyadari bahwa telah terjadi kerusakan. ini rusak akibat cedera pembuluh maka trombosit menjadi
Mekanisme hemostatik inheren tubuh secara normal sudah aktif oleh kolagen yang terpajan, yaitu protein fibrosa di
memadai untuk menambal defek dan menghentikan penge- jaringan ikat di bawah endotel (iihat h. 64). Setelah ter-
luaran darah dari pembuluh mikrosirkulasi halus ini. aktifkan, trombosit cepat melekat ke kolagen dan memben-
CATIffAN KLINIS. Perdarahan dari pembuluh se- tuk sumbat trombosit hemostatik di tempat cedera. Ketika
dang sampai besar, yang jauh lebih jarang terjadi, biasanya mulai menggumpal, trombosit-trombosit rersebut menge-

434 6ab i i
Iuarkan beberapa bahan kimia penting dari granula sim- bahan kimia lain yang meningkatkan koagulasi darah, yaitu
panannya. Di antara zat-zatkimia tersebut terdapat adenosin Iangkah berikut pada hemostasis. Meskipun mekanisme pem-
dfosfat (ADP), yang menyebabkan permukaan trombosit bentukan sumbat trombosit saja sering sudah cukup untuk
darah yang terdapat di sekitar menjadi lekat sehingga trom- menambal robekan-robekan kecil di kapiler dan pembuiuh
bosit tersebut melekat ke lapis pertama gumpalan trombosit. halus lain yang terjadi berkali-kali dalam sehari, lubang yang
Trombosit-trombosit yang baru melekat ini melepaskan lebih Iebih besar di pembuluh memerlukan pembentukan bekuan
"
banyak ADP, yang menyebabkan semakin banyak trombosit darah agar perdarahan dapat dihentikan seluruhnya.
menumpuk di tempat defek; karena itu, di tempat defek ce-
pat terbentuk sumbat trombosit melalui mekanisme umpan
balik positif (Gambar 1 1-10). ! Eekuan darah terjadi akibat terpicunya suatu
Karena sifat agregasi trombosit yang terus berlanjut, i ea['is! hera nta I yarns nne! 6batkan faktor-faktor
mengapa sumbat trombosit tidak terus terbentuk dan meluas
penruhekLEafi piasma.
ke permukaan dalam pembuluh darah normal di sekitarnya?
Penyebab kunci adalah bahwa ADP dan bahan kimia lain Koagulasi darah, atau pembekuan darah, adalah transformasi
yang dikeluarkan oleh trombosit aktif merangsang pelepasan darah dari cairan menjadi gel padat. Pembentukan bekuan di
prosrasiklin dan ni*at oksida dari endotel normal sekitar. atas sumbat trombosit memperkuat dan menopang sumbat,
Kedua bahan kimia ini menghambat agregasi trombosit. meningkatkan tambalan yang menuupi kerusakan pembuluh.
Karena itu, sumbat trombosit bersifat terbatas di defek dan Selain itu, sewaktu darah di sekitar defek pembuluh memadat,
tidak menyebar ke jaringan vaskular sekitar yang tidak rusak darah tidak lagi dapat mengalir. Pembekuan darah adalah meka-
(Gambar 11-10). nisme hemostatik tubuh yang paling kuat. Mekanisme ini di-
Sumbat trombosit tidak saja secara fisik menambal ke- perlukan untu! menghentikan perdarahan dari semua defek
rusakan pembuluh tetapi juga memungkinkan dilakukannya kecuali defek-defek yang paling kecil.
tiga fungsi penting. (1) Kompleks aktin-miosin di dalam trom-
bosit yang membentuk sumbat tersebut berkontraftsi untuk
memadatkan dan memperkuat sumbat yang mula-mula long- PEMBENTUKAN BEKUAN
gar. (2) Bahan-bahan kimia yang dikeluarkan oleh sumbat Langkah terakhir dalam pembentukan bekuan adalah per-
trombosit mencakup beberapa vasokonstriktor kuat (seroto- ubahan ftbrinogen, suatu protein piasma yang dapat larut
nin, epinefrin, dan tromboks"n Ar), yang memicu konstriksi dan berukuran besar yang dihasilkan oleh hati dan secara
kuat pembuluh yang bersangkutan untuk memperkuat vaso- normal selalu ada di dalam plasma, menjadi ffbrin, suatu
spasme awa.l. (3) Sumbat trombosit membebaskan bahan- molekul tak larut berbentuk benang. Perubahan menfadi

Trombosit

\ o
CI
o o
/ 0 c e?**
\ I
o
&
IO
\ti
\tt'

Menghambat
agregasi
I trombosit

W
*!+e*

-!.7" *-="ffi\ .egffi* --+ffi.

Gambar 11-10
Pembentukan sumbat trombosit. Trombosit menggumpal di defek pembuluh melalui mekanisme umpan balik positif yang
melibatkan pelepasan adenosin difosfat (ADP) dari trombosit, yang melekat ke kolagen yang terpajan pada pembuluh yang
cedera. Trombosit dicegah membentuk agregat di lapisan dalam pembuluh normal sekitar oleh pelepasan prostasiklin dan nitrat
oksida dari sel-sel endotel yang tidak cedera.

Darah 435
fibrin ini dikatalisis oleh enzim trombin di tempat cedera. trombin dalam keadaan normal tidak terdapat di dalam
Molekul-molekui fibrin melekat ke permukaan pembuluh plasma, namdn segera tersedia untuk memicu pembentukan
yang rusak, membentuk jala longgar yang menjerat sel-sel fibrin begitu ada pembuluh cedera? Solusinya terletak pada
darah, termasuk agregat trombosit. Massa yang terbentuk, eksistensi trombin dalam plasma dalam bentuk p..krlrro,
atau bekuan, biasanya tampak merah karena banyaknya inaktif yang dinamai protrombin. Apa yang,.r.rrgub"h p.o-
SDM yang terperangkap, tetapi bahan dasar bekuan adalah trombin menjadi trombin ketika dibutuhkan pembekuan
fibrin yang berasal dari plasma (Gambar il-11). Kecuali darah? Perubahan ini melibatkan jenjangpembekuan.
trombosit, yang berperan penting dalam menyebabkan per-
ubahan fibrinogen menjadi fibrin, pembekuan dapat ber-
JENJANG PEMBEKUAN
langsung tanpa adanya sel-sel darah lain.
Terdapat faltor pembekuan plasma aktif lainnya, faktor X,
Jala fibrin awal ini relatif lemah, karena untai-untai
fibrin saling menjalin secara longgar. Namun, dengan cepat yang mengubah protrombin menjadi trombin; faktor X itu
terbentuk ikatan kimia anrara unrai-untai fibrin yang ber- sendiri dalam keadaan normal terdapat dalam darah dalam
dekatan untuk memperkuat dan menstabilkan jala bekuan bentuk inaktif dan harus diubah menjadi bentuk aktifnya
ini. Proses pembentukan ikatan silang ini dikatalisis oleh oleh faktor pengaktif lain, demikian seterusnya. Secara ber_
suatu faktor pembekuan yang dikenal sebagai faktor XIII sama-sama terdapat 12 faktor pembekuan plasma yang ikut
(fibrin-stabilizing factor), yang secara normal terdapat da- serta dalam tahap-tahap esensial yang menyebabkan per-
lam plasma dalam bentuk inaktif. y!fr"1 akhir fibrinogen menjadi jala fibrin yang stabil
(Gambar 11-13). Faktor-faktor ini diberi ,r"*" ,o_
".rgk"
mawi sesuai urutan penemuannya, bukan urutan keikutserta_
PERAN TROMBIN
annya dalam proses pembekuanl. Sebagian besar dari faktor
Tlombin, selain (1) mengubah fibrinogen menjadi fibrin juga pembekuan ini adalah protein plasma yang disintesis oleh
(2) mengaktifkan faktor XIII untuk menstabilkan jala fibrin hati. Salah satu konsekuensi penyakit hati adalah wakru pem_
yang terbentuk, (3) bekerja melalui mekanisme umpan balik bekuan memanjang akibat berkurangnya produksi f"k,or-
positif untuk mempermudah pembentukan dirinya, dan (4) faktor pembekuan. Dalam keadaan normal, faktor-faktor ini
meningkatkan agregasi trombosit, yang sebaliknya esensial sela.luterdapat di dalam plasma dalam bentuk inaktif, misal-
bagi proses pembekuan darah (Gambar ll-12). nya fibrinogen dan protrombin. Berbeda dengan fibrinogen,
Karena kerja trombin mengubah molekul-molekul fibri- yang diubah menjadi untai-untai fibrin tak laru,, prorro-bin
nogen yang selalu ada daiam plasma menjadi bekuan darah dan prekursor lain, ketika diubah menjadi bentuk aktifnya,
maka dalam keadaan normal trombin harus tidak terdapat bekerja sebagai enzim proteolitik (pengurai protein). Enzim-
dalam plasma kecuali di sekitar pembuluh yang rusak. Jika enzim ini mengaktifkan faktor spesifik lain dalam rangkaian
tidak maka darah akan selalu mengalami koagulasi-suatu pembekuan. Jika faktor pertama dalam sekuens ini diaktifkan
keadaan yang tidak memungkinkan kehidupan. Bagaimana maka faktor tersebut akan mengaktifkan faktor berikutnya,
demikian seterusnya, dalam suatu rangkaian reaksi berantai
yang dikenal sebagai jenjang pembekuan (clotting cascad.e),
sampai_ trombin mengatalisis perubahan final fibrinogen
menjadi fibrin. Beberapa dari tahap-tahap ini memerlukan
keberadaan Ca2. plasma dan plateletfactor 3 (pF3), suatu fos_
folipid yang dikeluarkan oleh sumbat trombosit. Karena itu,
co trombosit juga berperan dalam pembentukan bekuan.
e
z
E
6 JALUR INTRINSIK DAN EKSTRINSIK
c
o
J
o Jenjang pembekuan dapat dipicu oleh ialur intinsih atau
o
c
I
jalur ehs*insih:
r
!
E
o
I Jalur intrinsik memicu pembekuan di dalam pembu,
t luh yang rusak serra pembekuan sampel darah di dalam
o
tabung reaksi. Semua unsur yang diperlukan untuk meng-
co
o hasilkan pembekuan melalui jalur intrinsik terdapat di darJ.
s
E Jalur ini, yang melibatkan tujuh langkah berbeda (diperlihat-
c
o kan dalam warna biru di Gambar 11-13), teraktifian jika
Po
:<
do faktorXII (faktor Hageman) diaktifkan oleh kontak dengan
oo
kolagen yang terpajan di pembuluh yang cedera arau per-
=< mukaan benda asing misalnya kaca tabung reaksi. Ingailah
:o
om bahwa kolagen yang terpajan juga memicu agregasi trombo_

Gambar 1 1-1 1
rKata VI tidaklagi digunakan. Apa yang dahulu dianggap
Eritrosit terperangkap di jala fibrin suatu bekuan. fabtor
sebagai faktor VI rernyata adalah bentuk aktif dari faktor V. ": '

436 Bab 1 1
sit. Karena itu, pembentukan sumbat trombosit dan reaksi AMPLIFIKASI SELAMA PROSES PEMBEKUAN
berantai yang menyebabkan pembentukan bekuan secara
Meskipun proses pembekuan yang melibatkan sedemikian
bersamaan diaktifkan jika terjadi kerusakan pembuluh darah.
banyak langkah tampaknya tidak efisien, namun keuntungan
Selain itu, mekanisme-mekanisme hemostatik komplementer
proses ini adalah terjadi amplifikasi selama langkah-langkah
ini saling memperkuat. Agregat trombosit mengeluarkan
tersebut. Satu molekul faktor yang telah diaktifkan mungkin
PF3, yang esensial bagi jenjang pembekuan yang selanjutnya
dapat mengakrifkan rarusan molekul faktor berikutnya da-
meningkatkan agregasi trombosit lebih lanjut (Gambar 1l-
lam jenjang, yang masing-masing dapat mengaktifkan lebih
12 dan ll-14).
banyak lagi faktor selanjutnya, demikian seterusnya. Dengan
I Jalur elstrinsik bersifat porong kompas dan hanya
cara ini, sejumlah besar faktor akhir yang berperan dalam
memerlukan empar langkah (diperlihatkan dalam warna abu-
pembekuan cepat teraktifkan akibat pengaktifan awal hanya
abu di Gambar 11-13). Jalur ini, yang memerlukan kontak
beberapa molekul di tahap permulaan jeryang.
dengan faktor-faktor jaringan yang eksternal terhadap darah,
Karena itu, bagaimana proses pembekuan ini, setelah
memicu pembekuan darah yang telah keluar dari jaringan.
dimulai, dibatasi hanya di rempar cedera pembuluh? Jika
Ketika mengalami trauma, jaringan mengeluarkan suatu
dibiarkan beredar maka faktor-faktor pembekuan yang telah
kompleks protein yang dikenal sebagai tromboplastin
aktif akan memicu pembekuan luas yang dapat menyumbat
jaringan. Tlomboplastin jaringan secara langsung mengaktif-
pembuluh di seluruh tubuh. Untungnya, setelah ikut serra
kan faktor X sehingga melewatkan semua tahap sebelumnya
dalam proses pembekuan lokal, faktor-faktor aktifyang ber-
di jalur intrinsik. Dari titik ini, kedua jalur identik.
jumlah besar tersebur cepar diinaktifkan oleh enzim-enzim
Mekanisme ekstrinsik dan intrinsik biasanya bekerja dan faktor lain yang terdapat di plasma atau jaringan.
bersamaan. Jika cedera jaringan menyebabkan ruprur pem-
buluh darah maka mekanisme intrinsik menghentikan darah
di pembuluh yang cedera, sedangkan mekanisme ekstrinsik I Plasmin fibrinolitik melarutkan
membekukan darah yang keluar dari jaringan sebelum pem- bekuan.
buluh tertambal. Biasanya bekuan darah terbentuk sempurna
dalam tiga sampai enam menit. Bekuan tidak dibentuk sebagai solusi permanen bagi cedera
pembuluh. Bekuan darah adalah alar sementara untuk meng-
RETRAKSI BEKUAN hentikan perdarahan sampai pembuluh dapat diperbaiki.

Setelah bekuan terbentuk, kontraksi trombosit yang rerpe-


rangkap di dalam bekuan akan menciutkan jala fibrin, me- PERBAIKAN PEMBULUH
narik tepi-tepi pembuluh yang rusak agar saling mendekat. Agregat trombosit mengeluarkan suatu bahan kimia yang
Selama retraksi bekuan, cairan terperas dari bekuan. Cairan membantu meningkatkan invasi fibroblas ("pembentukan se-
ini, yang pada hakikatnya adalah plasma tanpa fibrinogen rat") dari jaringan ikat sekitar ke daerah pembuluh yang luka.
dan prekursor pembekuan lainnya yang telah dibersihkan Fibroblas membentuk jaringan parut di rempat pembuluh
selama proses pembekuan, disebut serum. yang rusak.

( trl @ Trombin, yang merupakan komponen


i Platelet I -
Menseluarkan
| ;#;: I I Agresasi I jenjang pembekuan, memiliki banyak
trombosit peran dalam hemostasis:
I lersy J I I

ffi mengubah fibrinogen menjadi fibrin


-\
l* .I ffi
+
@ O mengaktifkan faktor yang
menstabilkan jala fibrin bekuan
ain dalam
Faktor lain dalam Meningkatkan Meningkatkan
jenjang pembekuan memberi umpan balik positif yang

[-1. _J
I @
mengaktifkan lebih banyak
protrombin menjadi trombin

@ meningkatkan agregasi trombosit


- @ Vetatui mekanisme umpan ballk positif,
agregat trombosit mengeluarkan pF3,
yang merangsang jenjang pembekuan
ffi
Mengaktifkan
sehingga terjadi pengaktifan trombin

++
Faktor Xlll I Fiurin I

Gambar -12

-lu"'".9
1 'l
Peran trombin dalam hemostasis.

Darah 437
I rattor I +
xtt
It + Faktor Xll aktif
(faktor Hageman)
[].,*ot )-
I

t_ I

I r"no,xr'l + f:;;;; a^*r Fanrul


^r
!""k,if [ I

- |
"u''
| {tar<tor tv)

F{,re + -E;;;
u'-i__J l_ J

[*[;J l"-*l f iariqqtrt"


rt"llry a"rin
i' -
liarinoan
I t_@4q-J
I

Gambar 11-'13
Jalur pembekuan darah. Jalur pembekuan intrinsik (warna biru) dimulai ketika faktor Xll (faktor Hageman) diaktifkan oleh
kontak dengan kolagen yang terpajan di permukaan pembuluh yang rusak atau oleh kontak dengan permukaan benda asing.
Jalur ini menimbulkan pembekuan di dalam pembuluh yang rusak dan pembekuan sampel darah di tabung reaksi. Jalur
pembekuan ekstrinsik yang lebih singkat (warna abu-abu) dimulai ketika faktor X, suatu faktor yang diakti-fkan separuh jalan
di
jalur intrinsik, diaktifkan oleh tromboplastin jaringan yang dikeluarkan oleh jaringan yang 1rsai. Jalur ekstrinsik menyebabkan
pembekuan darah yang telah keluar dari pembuluh darah ke jaringan sekitar sewaktu ced"rr. Dari faktor X dan seterusnya,
langkah-langkah di kedua jalur identik (warna abu-abu biru).

DISOLUSI BEKUAN darah, terutama yang berukuran kecil yang setiap hari meng-
Bersamaan dengan proses penyembuhan, bekuan darah, yang alami ruptur kecil, akhirnya akan tersumbat oleh bekuan.
tidak lagi diperlukan untuk mencegah perdarahan, secara Plasmin, seperti faktor pembekuan, adalah protein plasma
perlahan dihancurkan oleh suatu enzim fibrinolitik (pengurai yang diproduksi oieh hati dan terdapat dalam darah sebagai
fibrin) yang dinamai plasmin. Jika bekuan tidak dibersihkan suatu bentuk prekursor inaktif, plasminogen. Plasmin diaktif-
setelah melakukan fungsi hemostatiknya maka pembuluh kan dalam suatu jenjang reaksi cepat yang melibatkan banyak

438 Babr I t
faktor, antara lain faktor XII (faktor Hageman), yang juga me- diubah menjadi fibrin, dipicu oleh mekanisme yang belum
micu reaksi berantai yang menyebabkan terbentuknya bekuan diketahui. Namun, bekuan tidak pernah terbentuk karena
(Gambar 11-15). Ketika bekuan dengan cepat terbentuk, plas- fibrin dengan cepat disingkirkan oleh plasmin yang diaktif-
min aktif terperangkap di dalam bekuan dan kemudian melarut- kan oleh tissue plasminogen actiuator (tPA) dari jaringan,
kannya dengan secara perlahan menguraikar.r jala-fala fibrin. khususnya paru. Dalam keadaan normal, pembentukan fi-
Sel darah putih fagositik secara bertahap menyingkirkan brin derajat rendah ini diimbangi oleh aktivitas ffbrinolitik
produk-produk pelarutan bekuan. Anda dapat mengamati hi- derajat rendah pula sehingga bekuan tidak terbentuk sem-
langnya secara perlahan darah yang telah membeku yang keluar barangan. Hanya jika suatu pembuluh rusak barulah ter-
dari lapisan jaringan kulit setelah suatu cedera. Thnda hitam- bentuk faktor-faktor tambahan yang memicu 'ledakan' reaksi
dan-biru kulit memar tersebut terjadi karena adanya darah beku berjenjang yang menyebabkan peningkatan pembentukan
terdeoksigenasi di dalam kulit; darah ini akhirnya dibersihkan ftbrin sehingga terbentuk bekuan darah di tempat cedera.
oleh kerja plasmin, diikuti oleh sel-sel fagositik pembersih. CATAIAN KLINIS. tPA dan bahan kimia serupa yang
direkayasa secara genetis yang memicu penguraian bekuan sering
MENCEGAH PEMBENTUKAN BEKUAN YANG TIDAK digunakan untuk membatasi kerusakan oror janrung sewaktu
SESUAI serangan jantung. Pemberian obat penghancur bekuan darah
dalam jam-jam penama setelah suatu bekuan menyrrmbat
Selain membersihkan bekuan yang tidak lagi diperlukan,
pembuluh darah koronaria (jantung) sering dapat melarutkan
plasmin berfungsi untuk secara terus-menerus mencegah
bekuan sehingga aliran darah ke otot jantung yang didarahi oleh
pembentukan bekuan yang tidak sesuai. Di seluruh pem-
pembulul yang tersumbar dapar pulih sebelum otot tersebur
buluh darah, sejumlah kecil fibrinogen secara rerus-menerus
rusak akibat kekurangan O.. Dalam tahun-tahun terakhir, tpA
dan obat terkait juga telah berhasil digunakan untuk melarutkan
dengan cepat bekuan penyebab strohe di dalam pembuluh darah
otak, memperkecil kehilangan permanen jaringan otak setelah
snoke (Lihath.l54).

I Pembentukan bekuan yang tidak sesuai


menyebabkan tromboembol isme.
I

CATAIAN KLINIS. Meskipun terdapat berbagai mekanisme


)+
[*"**il]
I xtt
faktor I
protektif, bekuan kadang-kadang tetap terbentuk di pembuluh
yang tidak rusak. Pembentukan bekuan yang abnormal atau
(taxtor Hageman)
| |

l.
tl"rr**r;-_-] Cepat
Faktor Xll
Cepat
I fakto'" l
{faktor Hageman)
selanjutnya
I +:
I

(Jenjang
--l-: Jenjang (Jenjang
Pembekuan reaKsl) reaksi)
(clotting + +
cascade)

., Pengaktifan
plasmin
l.
fF"rt*,*;-l
I lututiorin
bekuan darah
I

I
L-
Pernbuluh yang
I
Lambat
iusak tertarnbal
)
Gambar 1 1-1 5
Gambar 1'l-14 Peran faktor Xll dalam pembentukan dan pelarutan bekuan.
Agregasi trombosit dan pembentukan bekuan terjadi Pengaktifan faktor Xll (faktor Hageman) secara bersamaan
bersamaan. Kolagen yang terpajan di tempat kerusakan memicu suatu jenjang reaksi cepat yang menyebabkan
pembuluh darah akan secara bersamaan memicu agregasi terbentuknya bekuan dan suatu jenjang reaksi cepat yang
trombosit dan jenjang pembekuan. Kedua mekanisme menyebabkan pengaktifan plasmin. Plasmin, yang terperang-
hemostatik ini secara positif saling memperkuat selagi kap di dalam bekuan, kemudian secara perlahan melarutkan
keduanya menambal pembuluh yang rusak. bekuan. Tindakan ini membersihkan bekuan ketika bekuan
tidak lagi diperlukan setelah pembuluh diperbaiki.

Darah 439
berlebihan di dalam pembuluh darah-yang dinamakan sebagai cak-bercak keunguan kecil yang menyebabkan munculnya
"hernostasis di tempat yang salah"-dapar mengurangi aliran
nama purpura trombositopenik (..ungu pada defisiensi
darah ke organ-organ vital. Sistem pembentukan dan peng- trombosit").
hancuran bekuan darah tubuh normalnya berfungsi secara Defisiensi vitamin K juga dapat menyebabkan kecen_
chech-and-baknce. Kedranya, dengan bekerja,..p"d.r, derungan perdarahan. Vitamin K, yang umum dikenal se-
-.-
mungkinkan terbentuknya bekuan darah "baik" dengan cepat bagai vitamin pembekuan darah, esensial untuk pemben_
sehingga kehilangan darah dari pembuluh darah yang rur"k tukan bekuan normal. Para peneliti baru-baru ini berhasil
minimal, sementara mencegah pembentukan bekuan darah mengungkapkan peran vitamin K dalam proses pembekuan.
"jahaC' yang menghambat aliran darah di pembuluh yang Dalam suatu rangkaian kompleks reaksi biokimia, vitamin K
utuh. Bekuan intravaskular abnormal yang melekat ke dinding berikatan dengan Or, membebaskan energi yang akhirnya
pembuluh dinamai trombus, dan bekuan yang mengalir bebas digunakan untuk mengaktifkan proses-prois'd"lam jenjang
disebut embolus. Tiombus yang membesar akan mempersem- pembekuan.
pit dan akhirnya meny'umbat total pembuluh halus tempar
trombus itu terbentuk. Dengan memasuki d"n m.rryumt"t
total sebuah pembuluh halus, embolus yang mengalir dalam
darah dapat secara mendadak menghentikan aliran Jarah (lihat
PERSPEKTIF BAB tNl: FOKUS PADA
Gambar 9-30,h.362).
Beberapa faktor, yang bekerja secara independen arau HOMEOSTASIS
bersamaan, dapat menyebabkan tromboembolisme: (1) per-
Darah berperan dalam homeostasis melalui berbagai cara.
mukaan dalam pembuluh darah yang menjadi lebih kasar
Pertama, komposisi cairan inrersrisium, lingkungan internal
akibat aterosklerosis dapat menyebabkan pembentukan trom-
sejati yang mengelilingi dan secara langsung bertukar bahan
bus (lihat h. 360). (2) Ketidakseimbangan sistem pembekuan-
dengan sel, bergantung pada komposisi pl"r.rr" darah. Ka_
anti pembekuan dapat memicu pembentukan bekuan. (3)
rena terjadi pertukaran menyeluruh antara komparremen
Darah yang mengalir lambat lebih rentan membentuk beku-
interstisium dan vaskular maka cairan interstisium memiliki
an, mungkin karena sejumlah kecil fibrin menumpuk di
komposisi serupa dengan plasma kecuali protein-protein
darah yang stagnan, misalnya, di dalam darah yang terkum-
plasma, yang tidak dapat keluar melalui dinding Lapiler.
pul di vena varikosa tungkai (lihat h. 402). (4) pembekuan
Karena itu, darah berfungsi sebagai kendaraan untuk ti"ns,
darah yang luas kadang-kadang terpicu oleh pelepasan trom-
por berbagai bahan yang cepar, berjarakjauh, dan massal ke
boplastin jaringan ke dalam darah dari jaringarrusak yang
luas. Pembekuan luas serupa juga dapat terjadi p"d" .yoi
dan dari sel, dan cairan inrerstisium berfungsi sebagai
perantara.
septikemik, di mana bakteri atau toksin memicu jenjang
Homeostasis bergantung pada darah yang membawa
pembekuan. .
berbagai bahan misalnya O, dan nutrien k! ,.1 ,...p"t ,.1
mengonsumsi bahan-bahan tersebut dan mengangkur bahan_
I Hemofilia
adalah penyakit utama yang bahan seperti sisa metabolisme menjauhi rel .ec.pat sel mem-
menyebabkan perdarahan berlebihan. produlai bahan-bahan tersebut. Homeostasis pg" b..g"r_
rung pada darah yang mengangkut hormon sebagai peranrara
CATAIAN KLINIS. Berbeda dari pembentukan bekuan darj t1mqa1 produksinya ke tempat kerjanya yang t.rlet"k
yang tidak sesuai di pembuluh yang utuh, penyakit hemo- jauh. Setelah masuk ke darah, suaru bahan dapat diJngkut
ke
statik kebalikannya adalah kegagalan pembentukan beku- seluruh tubuh dalam hitungan detik, sementara difuri b"han
an darah di pembuluh yang cedera sehingga terjadi per- melintasi jarak yang jauh pada suatu organisme multisel besar
darahan yang mengancam nyawa bahkan oleh trauma yang seperti manusia akan memerlukan waktu bulanan hingga
relatif ringan. Kausa tersering perdarahan berlebihan in] tahunan-suatu situasi yang tidak memungkinkan kehidup-a"n.
adalah hemofflia, yang disebabkan oleh defisiensi salah difusi dapat secara efektif melaksanakan p..tuk".".,
satu faktor dalam jenjang pembekuan. Meskipun defisien-
IT"1,
bahan lokal antara darah dan sel sekitar melalui cairan inter_
si setiap faktor pembekuan dapat menghambat proses stisium.
pembekuan namun 800/o dari semua pengidap hemofilia Darah memiliki kemampuan ffanspor khusus yang me_
mengalami kelainan genetik yang mengganggu pemben- nyebabkannya mampu membawa angkutannya secara efisien
tukan faktor VIII. ke seluruh tubuh. Sebagai contoh, Or kurang larut dalam air,
_ .Orang dengan defisiensi trombosit, berbeda dari per_ tetapi darah dilengkapi oleh spesialis pengangkut Or, eritrosit
darahan luas yang menyertai defek pada mekanisme pem- (sel_ darah merah), yang dijejali oleh hemoglob-i.,,
su"tu
bekuan, terus-menerus mengalami rarusan perdarahan ke- molekul yang mengangkut Or. Demikian juga,
cil di .kompleks
seluruh jaringan tubuh karena bocornya darah hormon-hormon yang tak larut air namln penting un;k
melalui lubang-lubang kecil di pembuluh darah halus homeostasis diangkut di dalam plasma daralL oleh
sebelum koagulasi berlangsung. Dalam keadaan normal f,rot.i.r_
protein pengangkut.
trombosit adalah penambal pertama ruptur-ruptur halus Komponen-komponen spesifik darah melakukan ber_
yang rerus-menerus terjadi. Di kulit pengidap defisiensi bagai aktivitas homeostatik berikut yang tidak berkaitan
trombosit, perdarahan kapiler difus tampak sebagai ber- dengan fungsi transpor darah:

440 Bab 11
I Darah membantu memperrahankan pH tubuh yang I Melalui fungsi hemostatiknya, trombosit dan faktor-
sesuai di lingkungan internal dengan menyangga perubahan faktor pembekuan meminimalkan kehilangan darah setelah
dalam jumlah asam-basa tubuh. cedera pembuluh.
I Darah membantu mempertahankan suhu tubuh dengan I Leukosit (sel darah putih), produk-produk sekretorik-
menyerap panas yang diproduksi oleh jaringan penghasil nya, dan jenis protein plasma rertentu, misalnya antibodi,
panas misalnya otot rangka yang berkontraksi dan mendistri- membentuk sistem pertahanan imun. Sistem ini memper-
busikannya ke seluruh tubuh. Kelebihan panas dibawa oleh tahankan tubuh dari gen penyebab penyakit, menghancur-
darah ke permukaan tubuh untuk dikeluarkan ke lingkungan kan sel kanker, dan melicinkan jalan untuk penyembuhan
eksternal. luka dan perbaikan jaringan dengan membersihkan debris
I Elektrolit dalam plasma penring untuk eksitabilitas dari sel yang mati atau cedera. Efek-efek ini secara tidak
membran, yang berperan besar dalam fungsi saraf dan oror. langsung berkonrribusi terhadap homeostasis dengan mem-
I Elektrolit dalam plasma penting untuk distribusi osmo- bantu organ yang secara langsung mempertahankan homeos-
tik cairan antara kompartemen ekstrasel dan intrasel. Protein tasis tetap sehat. Kita tidak dapat bertahan hidup melewati
plasma berperan penting dalam distribusi cairan ekstrasel masa bayi jika tidak memiliki mekanisme pertahanan tubuh.
antara plasma dan cairan intrasel.

RINGKASAN BAB
Pendahuluan (h. 421 -422) I Eritrosit,karena tidak dapat mengganti komponen-
I Darah terdiri dari tiga jenis elemen selular-eritrosit (sel komponennya, memiliki usia pendek sekitar 120 hari.
darah merah), leukosit (sel darah pudh), dan trombosit I Sel punca multipoten tak berdiferensiasi di sumsum tu-
(keping darah)-yang membentuk suspensi di dalam
lang menghasilkan semua elemen selular darah. (Lihattah
cairan plasma. (Lihat Tabel 11-1).
Gambar 11-8). Produksi eritrosit (eritropoiesis) oleh sum-
I Volume darah yang 5 sampai 5,5 liter pada orang dewasa sum tulang dalam keadaan normal menyamai laju pengu-
terdiri dari 42o/o sampai 45o/o eritrosit, kurang dari lo/o rangan eritrosit sehingga jumlah eritrosit konstan. Eritro-
leukosit, dan trombosit 55o/o sampai 58% plasma. Persen-
poiesis dirangsang oleh eritropoietin, suatu hormon yang
tase volume darah yang ditempati oleh eritrosit disebut
dikeluarkan oleh ginjal sebagai respons terhadap penu-
hematokrit. (Lihatlah Gambar t 1,1). runan penyaluran Or. (Lihatlah Gambar l1-4).
Plasma (h.422-423) Leukosit (h.428-433)
I Plasma adalah suatu cairan kompleks yang terdiri dari I Leukosit adalah sel perrahanan tubuh. Sel-sel ini menye-
90o/o air yang berfungsi sebagai medium rranspor unruk rang benda asing (yang tersering adalah bakteri dan virus),
bahan-bahan yang dibawa oleh darah. menghancurkan sel kanker yang timbul di tubuh, dan
I Konstituen inorganik plasma yang paling banyak adalah membersihkan debris sel. Leukosit serta protein plasma
Na. dan Cl. Konstituen organik yang paling banyak tertentu membentuk sistem imun.
adalah protein plasma.
I Semua konstituen plasma dapat berdifusi bebas melintasi
I Masing-masing dari kelima jenis leukosit memiliki tugas
berbeda: (1) Neutrofil, spesialis fagositik, penting untuk
dinding kapiler kecuali protein plasma, yang tetap berada
menelan bakteri dan debris. (2) Eosinofil mengkhususkan
di dalam plasma, rempar mereka melakukan berbagai
fungsi penting. Protein plasma mencakup albumin, glo-
diri untuk menyerang cacing parasit dan berperan dalam
respons alergik. (3) Basofil mengeluarkan dua bahan kimia:
bulin, dan fibrinogen. (Lihatlah Tabel 1 1-1).
histamin, yang juga penting dalam respons alergik; dan
Eritrosit (h.423-428) heparin, yang membantu membersihkan partikel lemak
I Eritrosit adalah sel khusus dengan fungsi primer untuk dari darah. (4) Monosit, setelah keluar dari darah, berdiam
transpor O, dalam darah. Bentuknyayang bikonkaf me- di jaringan dan membesar menjadi fagosit jaringan besar
nyebabkan luas permukaan untuk difusi O, ke dalam sel yang dikenal sebagai maftrofag. (5) Limfosit membentuk
menjadi maksimal untuk volume ini. (Lihatkh Gambar sistem imun terhadap bakteri, virus, dan sasaran lain yang
1l-2). Eritrosit tidak mengandung nukleus, organel, atau limfosit tersebut telah terprogram secara khusus. Alat per-
ribosom tetapi dipenuhi oleh hemoglobin, suatu molekul tahanan sei-sel ini mencakup pembentukan antibodi yang
yang mengandung besi yang dapat secara longgar dan menandai korban untuk destruksi oleh fagositosis atau
reversibel mengikat Or. Karena O, kurang larut dalam cara lain (untuk limfosit B) dan pengeluaran bahan-bahan
darah maka hemoglobin tidak tergantikan untuk ffanspor kimia yang membentuk lubang pada korban (untuk lim-
O,. (Lihatlah Gambar I I-3). fositT). (Lihatkh Gambar 11-7 danTabel tt-I).
I Hemoglobin juga ikut berperan dalam transpor CO, dan I Leukosit terdapat dalam darah hanya sewaktu transit dari
pendaparan darah dengan mengikat secara revesibel CO, tempat produksinya dan tempat penyimpanannya di
dan H-. sumsum tulang (dan juga di jaringan limfoid bagi lim-

Darah 441
fosit) ke tempat kerjanya di jaringan. (Lihattah Gambar Pembentukan bekuan memperkuat sumbat trombosit
1 l-8). Pada seriap saar, sebagian besar leukosit berada di dan mengubah darah di sekitar pembuluh yang cedera
jaringan dalam tugas patroii atau bertempur. menjadi gel yang mampar.
I Semua leukosit memiiiki rentang usia terbatas dan harus
Sebagian besar faktor yang dibutuhkan untuk pemben-
diganti melalui proses diferensiasi dan proliferasi sel pre-
tukan bekuan selalu berada dalam plasma dalam bentuk
kursor secara terus-menerus. Jumlah total dan persentase
prekursor inaktif. Ketika suatu pembuluh cedera, kolagen
masing-masing tipe leukosit yang diproduksi bervariasi
yang terpajan memicu jenjang reaksi yang melibatkan
bergantung pada kebutuhan pertahanan tubuh saat iru.
pengaktifan berurutan faktor-faktor pembekuan ini, yang
Thombosit dan Hemostas is (h. 433-441) akhirnya mengubah fibrinogen menjadi fibrin melalui
I Tiombosit adalah fragmen darah yang berasal dari mega- jalur pembekuan intrinsik. (Lihattah Gambar ll-12, II-
kariosit besar di sumsum tulang. (Lihatkh Gambar I I-7, 13, dan 11-14).
11-8, dan tI-9). Fibrin, suatu molekul tak larut berbentuk benang, dile_
I Tiombosit berperan dalam hemostasis, penghentian per- takkan sebagai jaia bekuan; jala tersebut pada giliiannya
darahan dari pembuluh yang cedera. Tiga tahap utama menjaring elemen-elemen seluiar darah untuk menunras-
dalam hemostasis adalah (l) spasme vaskular, (2) pemben- kan pembentukan bekuan. (Lihatkh Gambar l l-I t).
tukan sumbat trombosit, dan (3) pembentukan bekuan. Darah yang telah keluar ke jaringan membeku setelah
I Spasme vaskular mengurangi aliran darah melalui pem- terpajan ke tromboplastin jaringan, yang memicu pengaktif_
buluh yang cedera. an jalur pembekuan ekstrinsik. (Lihatkh Gambar I l_tS).
I Agregasi trombosit di tempat pembuluh cedera dengan cepat
menlumbat defek. Tiombosit mulai membentuk agregat Jika tidak lagi diperlukan, bekuan dilarutkan oleh plas_
min, suatu faktor fibrinolitik yang juga diaktifkan oleh
seteiah berkontak dengan kolagen yang rerpajan di pembuJuh
kolagen yang terpajan . (Liharkh Gamblar I l-Ig
yang rusak. (Lihatlah Gambar l l-10 dan l I- j4.

SOAL LATIHAN
Pertanyaan Obyektif (Jawaban di h. A-52) c. pengaktifan jenjang pembekuan
1. Jenis leukosit apa yang rerurama diproduksi di jaringan d. pengaktifan plasminogen
limfoid? 10. Cocokkan yang berikut Qawaban dapat digunahan lebih
2. Eritrosit, leukosit, dan trombosit semuanya berasal dari dari sehali):
sel punca tak berdiferensiasi yang sama. (Benar atau 1. menghambat agregasi a. prostasiklin
sakh) trombo.sir b. plasmin
3. Darah dapat menyerap panas metabolik dengan hanya 2. enzim fibrinolitik c. ADP
sedikit mengalami perubahan dalam suhu. (Benar atau 3. faktor pertama yang d. fibrin
salah?) diaktiftan dalam jalur e. trombin
4. Hemoglobin hanya dapat mengangkut O.. (Benar atau pembekuan intrinsik f. faktor X
sa lah?) 4. mengaktifkan fi brinogen g. faktorXJl
5. Sel darah putih menghabiskan sebagian besar waktunya 5. membentuk jala bekuan h. faktor XIII
di dalam darah. (Benar atau salah?) 6. menstabilkan bekuan
6. Eritrosit tidak mampu menggunakan 02 yang dibawa- 7. mengaktifkan tromboplastin
nya untuk membentuk ATP-nya sendiri. (Benar atau jaringan
salah?) 8. mengaktifkan protrombin
7. Sebagian besar faktor pembekuan dibentuk oleh ... 9. menyebabkan trombosit
8. Mana yang buhan merupakan fungsi protein plasma? menggumpal secara umpan
a. mempermudah retensi cairan di pembuluh darah balik positif
b. berperan penring dalam pembekuan darah I1. Cocokkan kelainan darah berikut dengan penyebabnya:
c. mengangkut bahan-bahan tak larut air di dalam
1. defisiensi faktor intrinsik a. anemia
darah
d. mengangkut O, dalam darah
2. kekurangan jumlah besi hemoiitik
untuk membentuk b. anemia
e. berfungsi sebagai antibodi
hemoglobin yang memadai aplastik
f, berperan dalam menyangga pH darah
9. Mana dari yang berikut yang tidak secara langsung
3. penyakit mirip tumor di c. anemia gizi
sumsum tulang d. anemia
dipicu oleh terpajannya kolagen di pembuluh yang
cedera?
4. kerusakan sumsum tulang hemoragik
a. spasme vaskular awal
5. berkaitan dengan tinggal di e. anemia
tempat tinggi pernlsrosa
b. agregasi r rombosit

442 Bab 1 1
6. pecahnya eritrosit dalam f. anemia ginjal a. Karena 1 mol hemoglobin memiliki berat 65.000
darah secara berlebihan g. polisitemia gram, berapa konsentrasi hemoglobin dalam milimol
(mM)?
7. kurangnya sekresi primer
eritropoietin h. polisitemia b. Setiap molekul hemoglobin dapat mengikat empat
8. kehilangan darah secara sekunder molekul Or. Berapa konsentrasi Oryang terikat ke
abnormal hemoglobin pada saturasi maksimal (dalam mM)?
c. Karena 1 mol suatu gas ideal menempati 22,4 liter,
berapa kapasitas angkut maksimal darah normal
untuk O, (biasanya dinyatakan dalam ml Ojlliter
darah)?
2. Anggaplah bahwa sampel darah dalam Gambar l1-5b,
Pertanyaan Esai
1. h. 428, berasal dari pasien dengan anemia hemoragik.
Berapa volume darah rata-rara pada wanita dan pria?
Karena volume darah normal adalah 5 liter, konsentrasi
2. Berapa persentase normal darah yang ditempati oleh eri-
sel darah merah normal 5 milyar/ml, dan laju produksi
trosit dan plasma? Apa yang dimaksud dengan hemato-
SDM 3 juta sel/detik, maka berapa lama waktu yang
krit? Apa yang dimaksud dengan bffi coat?
diperlukan tubuh untuk mengembalikan hematokrit ke
3. Apa komposisi plasma?
normal?
4. Sebutkan tiga kelompok utama protein plasma, dan
jelaskan fungsi masing-masing!
). Perhatikan bahwa dalam sampel darah di Gambar l1-5c
dari seorang pasien dengan polisitemia, hematokrit
5. struktur dan fungsi eritrosit!
Jelaskan
meningkat menjadi 70ol0. Peningkatan hematokrit akan
5. Mengapa eritrosit hanya dapat bertahan selama 120
meningkatkan viskositas darah, yang pada gilirannya
hari?
meningkatkan resistensi perifer total dan meningkatkan
7. Jelaskan proses dan kontrol eritropoiesis!
beban kerja jantung. Efek hematokrit (h) pada viskositas
8. Bandingkan struktur, fungsi, dan rentang usia kelima
relatif darah (v, viskositas relatif terhadap viskositas air)
tipe leukositl
disajikan dalam persamaan berikut:
9. Bahas pembentukan trombosit!
10. Jelaskan tiga tahap hemostasis, termasuk perbandingan u=l,5xexp(2h)
jalur intrinsik dan ekstrinsik jeryangpembekuanl
Perhatikan bahwa dalam persamaan ini, / adalah hema-
1 1. Bandingkan plasma dan seruml
tokrit sebagai fraksi, bukan persenrase. Karena hemato-
72. Apayangsecara normal mencegah pembentukan bekuan
krit normal adalah 0,40, berapa persen peningkatan vis-
yang tidak sesuai di pembuluh darah?
kositas yang akan terjadi akibat polisitemia di Gambar
Latihan Kuantitatif (Solusi di h. A-52) I 1-5c? Berapa persen perubahan resistensi perifer total
1. Konsentrasi normal hemoglobin dalam darah (berdasar- yang akan terjadi?
kan pengukuran secara klinis) adalah 15 9/100 ml
darah.

UNTUK DIRENUNGKAN
(Penjelasan dih. A-52) 3. Kelelawar vampir, Iintah, dan kutu, yang berada di
1. Seseorangmemiliki hematoftrit 52. Dapatkah anda me- daftar terbawah hewan populer, suatu hari mungkin se-
nyimpulkan dari temuan ini bahwa orang tersebut cara tidak langsung menyelamatkan nyawa anda. Para
mengidap polisitemia? Jelaskanl ilmuwan saar ini sedang meneliti "liur" dari berbagai
2. Terdapat berbagai bentuk hemoglobin. Hemoglobin A makhluk penghisap darah ini da.lam mencari bahan ki-
adalah hemoglobin dewasa normal. Bentuk abnormal mia baru yang dapat membatasi kerusakan otot jantung
hemoglobin S menyebabkan SDM berubah menjadi sel pada penderita serangan jantung. Apa sifat bahan kimia
berbentuk sabit yang rapuh. SDM janin mengandung yang sedang dicari-cari ini menurut anda?
hemoglobin F, yang produksinya dihentikan segera sete- 4. Dengan metode penapisan yang saat ini digunakan oleh
lah lahir. Kini para peneliti sedang mencoba merangsang bank-bank darah, sekitar satu dari 225.000 unit darah
kembali gen-gen yang menentukan sintesis hemoglobin yang digunakan untuk transfusi mungkin mengandung
F agar kembali bekerja sebagai cara untuk mengobati HI{ virus penyebab AIDS (lihat h.47I). Darah tercemar
anemia sel sabit. Jelaskah bagaimana pengaktifan gen- HIV yang lolos dari prosedur penapisan terurama ber-
gen janin ini dapat menjadi pengobatan yang berman- asal dari donor yang baru terinfeksi. Uji penyaring yang
faatl (Memang, terapi obat efektif perrama yang baru- kini digunakan hanya mendeteksi antibodi terhadap
baru ini diijinkan untuk mengobati anemia sel sabit, HI! yang belum muncul dalam darah selama hampir
hidroksiurea, bekerja pada sumsum tulang untuk men- satu bulan setelah infeksi HIV. Karena itu, terdapat
dorong produksi hemoglobin janin). intervai sekirar satu bulan saat darah donor mungkin

Darah 443
infeksius tetapi masih lolos dari pemeriksaan penyaring. penyakit ini tidak memiliki enzim-enzim rertentu yang
Diperkirakan ada 10 orang terinfeksi HIV per tahun merupakan bagian dari jalur metabolik untuk mengha-
dengan cara ini. silkan hem, yaitu gugus hemoglobin yang mengandung
Tersedia pemeriksaan-pemeriksaan untuk mende- besi. Akumulasi porfirin, yaitu zat antara di jalur
teksi HIV lebih dini daripada metode berbasis antibodi tersebut, menyebabkan beragam gejala, terutama setelah
yang digunakan oleh bank darah, misalnya dengan men- terpajan ke sinar marahari. Di kulit terbentuk lesi dan
deteksi adanya protein spesifik di permukaan HIV jaringan parur. Di wajah dan rangan tumbuh rambut
Namun, pemeriksaan ini mahal dan saat ini hanya di- tebal. Karena gusi tertarik dari gigi maka gigi taring
gunakan untuk penelitian. Jika bank darah menerapkan yang memanjang tampak seperti taring hewan. Gejala
tes-tes yang lebih sensitif ini maka mereka dapat men- bertambah parah jika pasien terpajan ke berbagai bahan,
deteksi sekitar separuh dari darah rercemar HIV yang termasuk bawang putih dan alkohol. Orang yang men-
saat ini diberikan kepada pasien. Perkiraan biaya untuk derita penyakit ini menghindari sinar matahari dan
menerapkan tes-res yang lebih mahal ini adalah sekitar bahan-bahan pemicu dan mendapar sundkan hem dari
70 juta $ sampai 200 juta $. Menurut anda, perlukah sel darah merah normal.
sistem kesehatan menanggung biaya tambahan ini un- Jika anda mengenal kisah-kisah vampir, yang ber-
tuk mencegah empar atau lima kasus infeksi HIV terkait asal dari Abad Pertengahan atau lebih awal, perkirakan-
transfusi per tahun? Iah bagaimana kisah-kisah tersebut berkembang di an-
5. Porfria adalah suatu penyakit genetik yang muncul tara masyarakat yang percaya takhayul dan belum
sekitar saru dari 25.000 orang. Orang yang terkena memiliki pengetahuan medis tentang porfiria.

KASUS KLINIS
(Penjelasan di h. A-52)
Linda P baru saja didiagnosis mengidap pneumonia. Hitung biak sampel duh dari saluran napasnya. Berdasarkan hitung
sel darah pudhnya 72001mm3, dengan 57o/o sel darah putih SDB apakah Linda harus segera diberi antibiotik jauh se-
adalah neutroffl. Diperlukan waktu beberapa hari untuk belum mikroba penyebab yang sebenarnya diketahui? Apakah
mengetahui jawaban pasd kuman penyebab dengan mem- antibiotik dapat mengatasi infeksinya?

SUMBER BACAAN PHYSIOEDGE


Situs PhysioEdge kenalkan aspek-aspek klinis fisiologi manusia. Untuk bab ini
Situs untuk buku ini berisi banyak alat bantu belajar siswa pelajarilah Case History 17: Pneumococcal Bacteremia.
yang bermanfaat, serra banyak gagasan untuk bacaan dan
Untuk Bacaan Pilihan, lihatlah InfoTrac(R) College Edition/
penelitian lebih lanjut. Masuklah ke:
Research di situs PhysioEdge atau langsung ke InfoTiac
http://biology.brookscole.com/sherwoodhp6
College Edition, perpustakaan iset online anda di:
Plllh Chapter I t dari menu drop-down, atau klik salah sam
http://inforac.thomsonlearning.com
dari banyak resource, termasuk Case Histories, yang memper-

444 Bab 11
Sistem lmun
Sistem lntegumen (Kulit)

Homeostasis
Sistem imun mempertahankan tubuh dari
agen asing dan sel kanker serta untuk
$istem tuhuh memudahkan perbaikan jar:ingan. Sistem
rne*xxpertetr'!ankan integumen (kulit) mencegah masuknya agen
f:*rnecstasis 'j eksternal dan hilangnya cairan internal
rj dengan berfungsi $ebagai sawar protektif
j antara lingkungan eksiernal dan bagian
; tubuh lainnya.
r1i,t!$ryJ:filr]']r*:ss9:ti.e1}:f,Y$f.i,!i,t*!i' tg!$49ry.f:arrisr:?:13i11i1,,

,:--:,r:+trr+ _ .

rr'-;ll#}:"
'"rt i..,
Sel imun
+;. . .:;:,+n5 dalam darah
8"'!cryx**stasis:;
4i:.-
[i n -1
e:'.rli:.
']9i lS
'+
,"ffi:
r.zs&qg *s*x:*ial $*ag!
.'i::,' i{ !s =?FWi k*l;*ngs*xxgan
:', ", '
r!ti!&
$ridup sel
ffiEtFr
-#iif-.l:F *
i4w#}F!

i::1*:1ts

Sel
'=:: Sel harus dilindungi dari agen
penyebab penyakit agar
fta'.:.4:
berfungsi secara optimal.

?':il-
biir:-
l: jlt
F................=:,1 :

Manusia terus-menerus berkontak dengan agen eksternal sebagai lini pertama pertahanan untuk mencegah masuknya
yang dapat membahayakan jika masuk ke dalam tubuh. Yang mikroorganisme asing. 5istem imun juga melindungi tubuh
paling serius adalah mikroorganisme penyebab penyakit. jika dari kanker dan untuk mempermudah perbaikan jaringan
bakteri atau virus akhirnya masuk ke dalam tubuh, maka yang rusak.
tubuh dilengkapi oleh sistem pertahanan internal yang Sistem imun secara tidak langsung berperan dalam
kompleks dan multifaset*sistem imun-yang memberi homeostasis dengan membantu mempertahankan kesehatan
perlindungan terus-menerus terhadap invasi oleh agen asing. organ-organ yang secara langsung berperan dalam
Selain itu, permukaan tubuh yang terpajan ke lingkungan homeostasis.
eksternal, misalnya sistem integumen (kulit), berfungsi

446
Pertahanan
Tubuh

SEKILAS ISI
PENDAHULUAN PENDAHULUAN
I Bakteri dan virus merupakan sasaran sistem imun
lmunitas adalah kemampuan tubuh untuk menahan
I Leukosit sebagai sel efektor sistem imun
atau menghilangkan benda asing atau sel abnormal
I Perbandingan imunitas bawaan dan adaptif
yang berpotensi merugikan. Sebagai ulasan singkat,
IMUNITAS BAWAAN
aktivitas berikut akan membahas sistem imun, suatu
I Peradangan
sistem pertahanan inrernal yang berperan kunci da-
I lnterferon lam mengenal dan menghancurkan atau menetral-
I Natural killer cell kan benda-benda di dalam tubuh yang asing bagi
I Sistem komplemen "diri normal".
IMUNITAS DIDAPAT KONSEP UMUM
I Jenis imunitas didapat l. Mempertahankan tubuh dari patogen invasif
(mikroorganisme penyebab penyakit misalnya
I Antigen
bakteri dan virus)
LIMFOSIT B; IMUNITAS YANG DIPERANTARAI OLEH ANTIBODI
2. Menyingkirkan sel yang "aus" dan jaringan
I Peran antibodi yang rusak oleh trauma atau penyakir, me-
I Teori seleksi klonal
mudahkan jalan untuk penyembuhan luka dan
I lmunitas aktif, pasif, dan alami perbaikan jaringan.
I Sel penyaji antigen 3. Mengenali dan menghancurkan sel abnormal
LIMFOSIT TIMUNITAS YANG DIPERANTARAI OLEH sEL atau muran yang berasal dari tubuh. Fungsi ini,
I Sel T sitotoksik dan penolong yang dinamai immune surueillance, merupakan
I Toleransi mekanisme pertahanan internal utama terhadap
I Kompleks histokompatibilitas mayor; antigen diri MHC kelas I dan kanker.
kelas ll 4. Melakukan respons imun yang tidak pada tem-
I Surveilans imun terhadap kanker patnya yang menyebabkan alergi, yang terjadi
PENYAKIT IMUN ketika tubuh melawan entiras kimiawi ling-
I Penyakit defisiensi imun kungan yang normalnya tidak berbahaya, atau
I Serangan imun yang tidak pada tempatnya; alergi menyebabkan penyakit otoimun, yang terjadi
PERTAHANAN EKSTERNAL ketika sistem pertahanan secara salah meng-
I Struktur dan fungsi kulit hasilkan antibodi terhadap tipe tertentu sel
I Peran kulit dalam i.munitas tubuh sendiri.
I Tindakan protektif di dalam rongga tubuh

I Bakteri dan virus patogenik adalah


sasaran utama sistem imun.

Musuh asing utama yang dilawan oleh sistem imun


adalah bakteri dan virus. Bakteri adalah mikrobrga-
nisme bersel tunggal tidak berinti yang dilengkapi
oleh semua perangkat yang esensial untuk kelang-
sungan hidup dan reproduksi. Bakteri patogenik

447
yang menginvasi tubuh menyebabkan kerusakan jaringan Suatu leukosit hanya berada dalam darah dalam waktu
dan menimbulkan penyakit terutama dengan car^ singkat. Sebagian besar leukosit keluar dari darah menuju ke
mengeluarkan enzim atau toksin yang secara fisik mencederai jaringan dalam misi pertahanan. Karena itu, sel-sel efektor
atau mengganggu fungsi sel dan organ. Kemampuan suatu sistem imun tersebar luas di seluruh tubuh dan dapat
patogen menimbulkan penyakit disebut virulensi. mempertahankan tubuh di lokasi manapun.
Berbeda dari bakteri, virus bukanlah suatu entitas sel
yang dapat berdiri sendiri. Virus hanya terdiri dari asam
JARINGAN LIMFOID
nukleat (bahan genetik-DNA atau RNA) yang terbungkus
Hampir semua leukosit berasal dari sel punca prekursor ber-
oleh suatu selubung protein. Karena tidak memiliki perang-
kat sel untuk menghasilkan energi dan sintesis protein maka
sama di sumsum tulang dan kemudian dibebaskan ke dalam
darah. Satu-sarunya pengecualian adalah limfosit, yang ber-
virus tidak dapat melakukan metabolisme dan berkembang
asal sebagian dari koloni-koloni limfosit di berbagai jaringan
biak kecuali jika menginvasi sel pejamu (sel tubuh orang
yang terinfeksi) dan mengambil alih fasilitas biokimia sel limfoid yang semula ditempati oleh sel,sel yang berasal dari
sumsum tulang (lihat h.433).
untuk mereka gunakan sendiri. Virus tidak saja mengisap
sumber daya energi sel pejamu tetapi asam nukleat virus juga Jaringan limfoid secara kolektif adalah jaringan yang
memproduksi, menyimpan, atau memproses limfosit. Jaringan-
mengendalikan sel pejamu untuk mensintesis protein-protein
jaringan ini mencakup sumsum tulang, kelenjar limfe, limpa,
yang dibutuhkan untuk replikasi sei.
timus, tonsil, adenoid, apendiks, dan agregat jaringan limfoid di
Ketika virus telah menyatu ke dalam sel pejamu, meka-
lapisan dalam saluran cerna yang dinamai bercak Peyer atau
nisme pertahanan tubuh pejamu dapat menghancurkan sel
gat-associated lymphoid tissue (GAIJI, jaringan limfoit terkait
tersebut karena tubuh tidak lagi memandang sel tersebut
sebagai sel "diri normal". Cara lain yang digunakan virus
untuk merusak atau mematikan sel adalah dengan menguras
komponen-komponen esensial sel, mendikte sel agar meng-
hasilkan bahan-bahan yang toksik bagi sel itu sendiri, atau
mengubah sel menjadi sel kanker.
Adenoid

Tonsil
I Leukosit adalah sel efektor sistem
imun.
Timus
Leukosit (sel darah putih, atau SDP) dan turunan-turunannya, Bercak
bersama dengan beragam protein plasma, bertanggung jawab Peyer Kelenjar
melaksanakan beragam strategi pertahanan imun. di usus limfe
halus
(gut- l-impa
FUNGSI LEUKOSIT associated
lymphoid Pembuluh
Sebagai ulasan singkat, fungsi kelima jenis leukosit adalah
tissue) limfe
sebagai berikut (lihat h. 432-433):
1. Neutrofil adalah spesialis fagositik yang memiliki mobi- Apendiks
litas tinggi serta mampu menelan dan menghancurkan
Sumsum : -1'',
bahan yang tidak diinginkan.
tulang
2. Eosinofil mengeluarkan bahan-bahan kimia yang meng-
hancurkan cacing parasitik dan berperan dalam reaksi
alergik.
). Basofil mengeluarkan histamin dan heparin serta juga
berperan dalam reaksi alergik.
4. Monosit berubah menjadi makrofag, yaitu spesialis
fagositik besar yang berada di jaringan.
5. Limfosit terdiri dari dua ripe:
a. Limfosit B (sel B) berubah menjadi sel plasma, yang
mengeluarkan antibodi yang secara tidak langsung
menyebabkan destruksi benda asing (imunitas yang
diperantarai oleh antibodi, imunitas humoral)
b. Limfosit T (sel T) secara langsung menghancurkan Gambar 12-1
sel yang terinfeksi virus dan sel mutan dengan
Jaringan limfoid. Jaringan limfoid, yang tersebar di seluruh
mengeluarkan bahan-bahan kimia yang melubangi tubuh, memproduksi, menyimpan, dan memproses limfosit.
sel korban (imunitas yang diperantarai oleh sel,
imunitas selular)

448 Bab 12
usus) (Gambar 12-1). Jaringan limfoid berada di tempat-rempat lain-respons imun bawaan dan didapat. Dalam prosesnya,
strategis untuk menghambat masuknya mikroorganisme se- kita akan mempelajari lebih jauh tentang peran masing-
belum mikroorganisme tersebut memiliki kesempatan untuk masing jenis leukosit.
menyebar jauh. Sebagai contoh, limfosit yang menempari ronsil
dan adenoid berada di tempat yang menguntungkan untuk
berespons terhadap mikroba yang terhirup, semenrara mikro- I Respons imun mungkin bawaan dan nonspesifik,
organisme yang masuk melalui saluran cerna segera dihadapi atau adaptif dan spesifik.
oleh limfosit di apendiks dan GALT. Patogen potensial yang
memperoleh akses ke limfe disaring melalui kelenjar limfe (lim- Imunitas,protektif dihasilkan oleh kerja sama dua komponen
fonodus), tempat parogen-patogen rersebur terpajan ke limfosit sistem imun yang terpisah tetapi saling bergantung: sistem
serta makrofag yang berada di lapisan dalam saluran limfe. imun bawaan dan sistem imun adaptif atatt didapat. Respons
Limpa, jaringan limfoid terbesa! melakukan fungsi imun pada kedua sistem ini berbeda dalam waktu dan dalam selektivitas
darah serupa dengan yang dilakukan oleh kelenjar limfe pada mekanisme pertahanannya.
limfe. Melalui kerja populasi limfosit dan makrofagnya, limpa Sistem imun bawaan mencakup respon imun nonspesi-
membersihkan darah yang melaiuinya dari mikroorganisme fk ubuh yang beraksi segera setelah adanya suatu agen yang
dan benda asing lain serta menyingkirkan sei-sel darah merah mengancam. Respons nonspesiffk ini adalah mekanisme per,
yang telah aus (lihat h.425). Timus dan sumsum tulang masing- tahanan inheren (bawaan atau sudah ada) yang secara non-
masing berperan penring dalam memproses limfosit T dan B, selektif mempertahankan tubuh dari benda asing atau materi
untuk mempersiapkan keduanya melaksanakan strategi imun abnormal apapun jenisnya, bahkan meskipun baru pertama
spesifik. Thbel 12-1 meringkaskan fungsi-fungsi utama berbagai kali terpapar. Respons ini merupakan lini pertama pertahan-
jaringan limfoid, sebagian dijelaskan di Bab 11 dan yang lain an terhadap berbagai ancaman, rermasuk agen infeksi, iritan
akan dibahas di bab ini. kimiawi, dan cedera jaringan akibat trauma mekanis atau
Kini kita mengalihkan perhatian kepada dua komponen luka bakar. Semua orang lahir dengan mekanisme respons
utama respons sistem imun terhadap benda asing dan sasaran imun bawaan yang pada hakikatnya sama, meskipun mung-
kin terdapat sedikit perbedaan generik. Sistem imun adaptif
atau didapat, sebaliknya, mengandalkan respons imun
rye-
sifik yangsecara selektif menyerang benda asing terrenru yang
Tabel 12-1
tubuh pernah terpajan dan memiliki kesempatan untuk
Fungsi Jaringan Limfoid
mempersiapkan serangan yang secara khusus ditujukan ke-
pada musuh tersebut. Karena itu, sistem imun adaptif memer-
JARINGANLIMFOID FUNGSI
lukan waktu cukup lama untuk menyerang dan mengalahkan
Sumsum tulang Asal semua sel darah musuh spesifik. Sistem imun bawaan dan didapat beker.ia
Tempat proses pematangan untuk secara harmonis untuk menahan, kemudian mengeliminasi
limfosit B bahan-bahan yang membahayakan.
Kelenjar Limfe, Tonsil, Memindahkan limfosit dari dan ke
Adenoid, Apendiks, limfe (membuang, menyimpan,
Gut-Associated memproduksi, dn menambahkan) SISTEM IMUN BAWAAN
Lymphoid Tissue Limfosit residen menghasilkan Komponen-komponen sistem imun bawaan selalu berada
antibodi dan sel T tersensitisasi,
yang dikeluarkan ke dalam limfe dalam keadaan siaga, siap melaksanakan tindakan-tindakan
Makrofag residen mengeluarkan pertahanan yang terbatas dan relatif "kasar" terhadap semua
mikroba dan debris Iain yang dan setiap penyerang. Dari berbagai sel efektor imun, neu-
berbentuk partikel dari limfe trofil dan makrofag-keduanya adalah spesialis fagositik-
Limpa Memindahkan limfosit dari dan ke sangat penting dalam pertahanan bawaan. Beberapa kelom-
darah (membuang, menyimpan,
memproduksi, dan menambahkan)
pok protein plasma juga berperan penring, seperri yang
Limfosit residen menghasilkan sebentar lagi anda saksikan. Berbagai respons imun nonspesi-
antibodi dan sel T tersensitisasi, fik diaktif-kan sebagai tanggapan terhadap pola molekular ge-
yang dibebaskan ke dalam darah nerik yang berkaitan dengan agen yang mengancam, misal-
Makrofag residen mengeluarkan nya karbohidnt yang biasanya ada di dinding sel bakteri
mikroba dan debris lain yang
tetapi tidak ditemukan di sel manusia. Sel-sel fagositik di-
berbentuk partikel, terutama sel
darah merah yang sudah usang, penuhi oleh protein membran plasma yang baru-baru ini saja
dari darah diketahui dan dinamai toll-lihe recE)tors (TLR). TLR di-
Menyimpan sejumlah kecil sel juluki "mata sistem imun bawaan" karena sensor imun ini
darah merah, yang dapat mengenali dan mengikat penanda-penanda di bakteri se-
ditambahkan ke darah oleh
hingga sel efektor sistem imun bawaan "melihat" parogen
kontraksi limpa sesuai kebutuhan
sebagai suatu yang berbeda dari sel "diri". Dikenalinya pa-
Timus Tempat proses pematangan untuk
limfosit T togen oleh TLR memicu fagosit untuk menelan dan meng-
Mengeluarkan hormon timosin hancurkan mikroorganisme infeksius tersebut. Selain itu,
pengaktifan TLR memicu sel fagositik mengeluarkan bahan-

Pertahanan Tubuh 449


bahan kimia, yang sebagian berperan dalam peradangan,
suatu respons bawaan penring terhadap invasi mikroba. IIVIUNIITAS BAWAAN
TLR menghubungkan sistem imun bawaan dan adaptif,
karena bahan-bahan kimia lain yang dikeluarkan oleh fagosit Pertahanan bawaan ini mencakup:
penting untuk merekrut sel-sel sistem imun adaptif Selain 1. Peradangan, suaru respons nonspesifik terhadap cedera
itu, partikel asing secara sengaja ditandai agar dapat ditelan jaringan di mana spesialis-spesialis fagositik
- neutrofil
oleh fagosit yaitu dengan melapisinya dengan antibodi yang dan makrofag - berperan besar, bersama dengan asupan
dihasilkan oleh sel B sistem imun adaptif-hubungan Iain supordf dari tipe sel imun lain.
antara sisrem imun bawaan dan adaptif, Ini adalah sebagian 2. Interferon, sekelompok protein yang secara nonspesifik
kecil dari contoh bagaimana berbagai komponen sistem imun memperrahankan sel dari infeksi virus.
saling bergantung dan berinteraksi. Hubungan kerja sama 3. IVatural killer cells, suatu kelompok khusus sel mirip
paling signifikan di antara berbagai efektor imun akan di- limfosit yang secara sponran dan nonspesifik melisiskan
uraikan di sepanjang bab ini. (memecahkan) dan menghancurkan sel pejamu yang
Mekanisme sistem imun bawaan memberi kita respons terinfeksi virus dan sel kanker.
yang cepat tetapi terbatas dan nonselektif terhadap segala 4. Sistem homplemen, sekelompok protein plasma inaktif
jenis ancaman, seperti para prajurit abad pertengahan yang yang jika diaktifkan secara berururan, akan merusak sel-
menghantam dengan kekuatan kasar semua lawan yang men- sel asing dengan menyerang membran plasmanya.
dekati dinding puri yang mereka jaga. Imunitas bawaan me,
nahan dan membatasi penyebaran infeksi. Respons nonsp-
Kita akan membahas masing-masing secara bergiliran, di-
mulai dari peradangan.
sifik ini penting untuk menahan lawan sampai sistem imun
adaptif, dengan sen.jatanya yang sangar selektif, dapat diper-
siapkan untuk mengambil alih dan melakukan penyerangan I Peradangan adalah respons nonspesifik
untuk memusnahkan musuh.
terhadap invasi asing atau kerusakan jaringan.

SISTEM IMUN DIDAPAT Kata peradangan (inflamasi) merujuk kepada serangkaian


proses bawaan nonspesifik yang saling berkaitan yang diaktif-
Respons sistem imun didapat atau adaptif diperantarai oleh
limfosit B dan T. Setiap sel B dan T dapat mengenal dan kan sebagai respons terhadap invasi asing, kerusakan jaringan,
mempertahankan diri terhadap hanya satu tipe benda asing, atau keduanya. Tirjuan akhir peradangan adalah membawa
fagosit dan protein plasma ke tempat invasi atau kerusakan
misalnya suatu jenis bakteri. Di antara jutaan sel B dan T di
tubuh, hanya beberapa yang secara khusus dilengkapi untuk untuk (1) mengisolasi, menghancurkan, arau menginaktifkan
penyerang; (2) membersihkan debris; dan (3) mempersiapkan
mengenal fitur molekular khusus suaru agen infeksi tertentu
sehingga diminta beraksi untuk mempertahankan tubuh proses penyembuhan dan perbaikan. Respons peradangan
keseluruhan sangat mirip satu sama lain tanpa m.m"ndang
hanya terhadap agen ini. Spesialisasi ini mirip dengan tentara
apapun pemicunya (invasi bakteri, cedera kimiawi, arau rrau_
modern yang telah dilatih secara khusus yang dipanggil ber-
ma mekanis), meskipun mungkin terlihat beberapa perbedaan
tugas untuk melaksanakan misi yang sangat spesifik. Limfosit
ringan, bergantung pada bahan yang mencederai atau tempat
yang terpilih tersebut kemudian memperbanyak diri, mening-
kerusakan. Rangkaian proses berikut biasanya terjadi selama
katkan jumlah spesialis yang dapat melakukan serangan rer-
respons peradangan. Sebagai contoh kita akan menggunakan
arah terhadap agen penginvasi tersebut.
masuknya bakteri ke kulit yang rusak.
Sistem imun adaptif adalah alat tercanggih terhadap
sebagian besar patogen. Ragam sel B dan T terus aktif
berubah sebagai respons terhadap berbagai patogen yang PERTAHANAN OLEH MAKROFAG JARINGAN
dijumpai. Karena itu, sistem imun didapat beradaptasi un. RESIDEN
tuk melancarkan perang terhadap patogen-patogen spesi- Ketika bakteri masuk melalui kerusakan di sawar eksternal
fik di lingkungan masing-masing orang. Sasaran sisrem kulit maka makrofag yang sudah ada di daerah tersebut
imun adaptif bervariasi di antara orang-orang, bergantung dengan cepat memfagosit mikroba asing tersebut. Meskipun
pada jenis serangan imun yang dijumpai oleh orang ter- jumlahnya biasanya kurang memadai untuk menghalapi
sebut. Selain itu, sistem ini memperoleh kemampuan un- serangan tersebut namun perlawanan selama jam-jam per-
tuk secara lebih efisien memusnahkan musuh tertentu jika tama dilakukan oleh makrofag residen sebelum mekanisme
bertemu kembali dengan patogen yang sama di masa de- lain diaktifkan. Markofag biasanya tidak banyak bergerak,
pan. Hal ini dilakukan dengan membentuk kumpulan sel menelan debris dan kontaminan yang ditemuinya, tetapi jika
memori setelah berjumpa dengan suatu patogen tertentu diperlukan mereka dapat bergerak dan bermigrasi ke tempat
sehingga jika kembali bertemu dengan parogen tersebut pertempuran melawan penyerang tersebut.
maka sistem imun akan menghasilkan pertahanan yang
lebih cepat dan kuat. VASODILATASI LOKAL
Kita mula-mula akan membahas secara lebih rinci res- Hampir segera setelah invasi mikroba, arreriol di daerah yang
pons imun bawaan sebelum menelaah lebih jauh imunitas bersangkutan melebar untuk meningkatkan aliran darah ke
didapat. tempat cedera. Vasodilatasi lokal ini rerurama dipicu oleh

450 Bab 12
histamin yang dibebaskan oleh sei mast di daerah jaringan darah. Neutrofil sampai pertama kali, diikuti selama g sampai
yang rusak ("sepupu" basofil darah yang terikat di jaringan; 12 jam berikutnya oleh monosit yang bergerak l"mbat.
lihath. 432). Meningkatnyapenyaluran darah lokal membawa Monosit kemudian membesar dan marang menjadi makrofag
lebih banyak Ieukosit fagositik dan protein plasma yang dalam periode 8 sampai 12 jam berikutnya.
penting bagi respons pertahanan.
Jika telah mei
ninggalkan aliran darah maka neutrofil atau monosit tidak
akan didaur ulang ke darah.
M EN INGKATNYA PERMEABILITAS KAPI LER dapat bermigrasi dari darah ke dalam jaringan
_ _Leukosit
P_elepasan histamin juga meningkarkan permeabilitas kapiler melalui tahap-tahap berikut:
dengan memperbesar pori kapiler (celah antara sei-sel endo-
t _ Leukosit darah, terutama neutrofil dan monosit, me_
tel) sehingga protein plasma yang biasanya dihambat untuk
lekat ke lapisan dalam endotel kapiler di jaringan yang rer_
keluar dari darah kini dapat masuk ke jaringan yang me-
ken-a, suatu proses yang dinamai marginasi. Sitrbt;lr, ,lirni,
radang (lihar h. 390).
molekul perekat sel (cell adhesion molecule, CAM; lihat h. e<)
yang menonjol dari lapisan endotel dalam, menyebabkan
EDEMA LOKAL leukosit yang lewat di darah melambat dan bergulir di
Akumulasi protein plasma yang bocor tersebut di cairan inter, sepanjang interior pembuluh darah, seperti karpet yang
stisium meningkatkan tekanan osmotik koloid cairan intersti- memperlambat laju mobil-mobilan anak. perlambatan ini
sium. Selain itu, meningkatnya aliran darah lokal meningkat_ memungkinkan leukosit memiliki cukup waktu untuk me-
kan tekanan darah kapiler. Karena kedua tekanan cendei.rng meriksa faktor-faktor pengaktifan lokai ,,sinyal SOS', dari
-
memindahkan cairan keluar kapiler maka perubahan- jaringan sekitar yang cedera arau terinfeksi.
Jika ada maka
perubahan rersebut mendorong ultrafiltrasi dan mengurangi faktor-faktor pengaktifan ini menyebabkan leukosit melekat
reabsorpsi cairan di kapiler. Hasil akhir dari pergeseran kese- erat ke lapisan endotel melalui interaksi dengan CAM jenis
imbangan cairan ini adalah edema lokal (lihat h.3g2). Karena lain, yaitu integrin.
itu, pembengkakan yang biasa terlihat menyertai peradangan I Leukosit yang telah melekat tersebut segera meninggal_
disebabkan oleh perubahan-perubahan vaskular yang diplcu kan pembuluh darah melalui mekanisme yang dik.nJle_
oleh histamin. Demikian juga, manifestasi mencolok l"in bagai diapedesis. Leukosit lekat tersebut, d.rg* melakukan
i"d"
peradangan, misalnya kemerahan dan panas, sebagian besar gerakan mirip amuba (lihat h. 49), memben.uk jrrl.rr"r, p"rr_
disebabkan oleh meningkatnya aliran darah arteri hangat ke jang sempit yang keluar melalui pori kapiler; kemudian ba_
jaringan yang rusak. Nyeri disebabkan oleh peregangan lokal gian sel sisanya mengalir maju mengikuti juluran tersebut
di_dalam jaringan yang membengkak dan oleh efek langsung (Gambar l2-3). Dengan cara ini leukosit mampu menyeli_
bahan-bahan yang diproduksi lokal pada ujung resepror nap menembus pori kapiler-meskipun sel ini jauh lebih besar
neuron-neuron aferen yang menyarafi daerah tersebut. Karak_ daripada pori. Di luar pembuluh, ieukosit merangkak me-
teristik proses peradangan yang mudah kita amati ini (pem- nuju daerah pertempuran. Neutrofil tiba paling dini di
bengkakan, kemerahan, panas, dan nyeri) berkaitan dengan tempar peradangan karena mobilitasnya lebih tinggi daripada
tujuan utama perubahan vaskular di daerah yang cedera_ monosit.
meningkatkan jumlah fagosit leukositik dan protein-protein I Kemotaksis menuntun migrasi sel fagositik ke arah ter_
plasma penting di daerah tersebut (Gambar l2-2). tentu; yaitu, sel-sel tertarik ke mediator-mediator kimiawi
tertenru, yang dikenal sebagai kemotaksin atau kemokin, yang
PEMBENTENGAN DAERAH YANG MERADANG dibebaskan di tempat kerusakan jaringan. pengikatan kemo-
Protein-protein plasma yang bocor dan paling penting bagi taksin dengan resepror protein di membran pl"r-" sel fago_
respons imun adalah protein-protein dalam sistem komple_ sitik meningkatkan masuknya Ca2- ke dalam sel. Kalsitin,
men serta faktor pembekuan dan antipembekuan. pada pa- sebaliknya, mengaktifkan perangkat kontraktil sel yang
janan ke tromboplastin jaringan di jaringan y"ng ..der" Jan menghasilkan pergerakan merayap mirip amuba. K"reni
ke bahan-bahan kimia spesifik yang dikeluarkan oleh fagosit konsentrasi kemotaksin secara progresif meningkat men_
di tempat kejadian, fibrinogen-faktor akhir dalam sistem dekati tempat cedera maka sel-sel fagositik bergerak secara
pembekuan-diubah menjadi fibrin (lihat h. 435). Fibrin mem- tepat menuju rempat ini mengikuti gradien konsentrasi
bentuk bekuan cairan interstisium di ruang-ruang sekitar kemotaksin.
bakteri penginvasi dan sel yang rusak. pembentengan atau
isolasi bagian yang cedera ini dari jaringan sekitar mencegah,
PROLIFERASI LEUKOSIT
atau paling sedikit memperlambat penyebaran bakteri dan
produk-produk toksiknya. Kemudian faktor-faktor anti- Makrofag jaringan residen serta leukosit yang keluar dari
darah dan bermigrasi ke tempat peradangan segera ditemani
pembekuan yang diaktiflan belakangan secara bertahap me-
larutkan bekuan setelah tidak lagi diperlukan (lihat h. 4:S). oleh sel-sel fagositik yang baru direkrut dari sumsum tulang.
Dalam beberapa jam setelah awitan respon, p.."d"rrg"i,
jumlah neutrofil dalam darah dapat meningkat hingga empat
EMIGRASI LEUKOSIT
sampai lima kali normal. Peningkatan ini sebagian dlsebab_
Dalam satu jam setelah cedera, daerah yang bersangkutan kan oleh pemindahan sejumlah besar neutrofil yang sudah
dipenuhi oleh leukosit yang telah meninggalkan p.-b.rlr;h ada di sumsum tulang ke darah dan sebagian karena pening-

Pertahanan Tubuh 451


'-\f

Pelepasan histamin
ol6h sel mast

Peningkatan aliran
Akumulasi cairan
darah ke jaringan
lokal
yang cedera

Peningkatan
protein-protein
plasma yang
;;;--_l*[-.";;l
Peningkatan
-
fagositdijaringan
fagosit di jaringan fasositik
penting, misalnya
faktor pembekuan,
| I I

l.-r
dijaringan

--r
ffiffi
I

Gambar 12-2
Manifestasi dan hasil akhir peradangan

katan produksi neutrofil baru oleh sumsum tulang. Juga ter- inginkan saja. Pertama, seperti yang telah anda pelajari, fago-
jadi peningkatan produksi monosit yang berlangsung lebih sit, melalui TLR-nya, mengenali dan kemudian menelan
lambat tetapi lebih lama di sumsum tulang sehingga persedian agen asing yang memiliki komponen-komponen standar din-
sel prekursor makrofag jaringan meningkat. Selain itu, ding sel bakteri yang tidak terdapat di sel manusia. Kedua,
multiplikasi makrofag residen menambah jumlah sel imun partikel asing secara sengaja ditandai untuk ingesti fagositik
penting ini. Proliferasi neutrofil, monosit, dan makrofag baru dengan melapisinya dengan mediator-mediator kimiawi yang
neutrofil simpanan, dirangsang oleh berbagai
serta mobilisasi dihasilkan oleh sistem imun. Bahan,bahan kimia produksi
mediator kimiawi yang keluar dari daerah peradangan. tubuh yang menyebabkan bakteri lebih rentan terhadap fago-
sitosis ini dikenal sebagai opsonin. Opsonin terpenting ada-
lah antibodi dan salah satu protein aktif pada sistem komple-
MENANDAI BAKTERI DENGAN OPSONIN UNTUK
men.
DIHANCURKAN
Opsonin meningkatkan fagositosis dengan meng-
Jelaslah, fagosit harus mampu membedakan antara sel nor- hubungkan sel asing dengan sel fagositik (Gambar l2-4).
mal dan sel asing atau abnormal sebelum melaksanakan misi Satu bagian dari molekul opsonin berikatan secara nonspesi-
destruktifnya. Jika tidak maka sel-sel ini tidak dapat secara fik dengan permukaan bakteri semenrara bagian lain molekul
selektif menelan dan menghancurkan bahan yang tidak di- opsonin berikatan dengan reseprornya yang spesifik pada

452 Bab 12
Kapiler darah Bakteri

Molekul komplemen Reseptor spesifik


aktif, C3b untuk molekul
(suatu opsonin) G3b aktif

Fagosit

Struktur tidak digambar sesuai skala.


Gambar 12-4
Mekanisme kerja opsonin. Salah satu molekul komplemen aktif,
C3b, mengaitkan sel asing, misalnya bakteri. ke sel fagositik
ii dengan mengikat secara nonspesifik sel asing dan mengikat
.+q
secara spesifik reseptor di fagosit. lkatan ini memastikan bahwa
'#ffi lll korban tidak lolos sebelum dapat ditelan oleh fagosit.
+..+b

Gambar 12-3
Emigrasi leukosit dari darah. Leukosit beremigrasi dari darah BAHAN KIMIA YANG DIKELUARKAN FAGOSIT
ke dalam jaringan dengan berperilaku seperti amuba dan M EMERANTARAI RESPONS PERADANGAN
menyelinap melalui pori-pori kapiler; suatu proses yang
dinamai diapedesis. Fagosit yang telah dirangsang oleh mikroba mengeluarkan
banyak bahan kimia yang berfungsi sebagai mediator respons
peradangan. Mediator-mediator kimiawi ini memicu be-
ragam aktivitas imun yang saling berkaitan, bervariasi dari
respons lokal hingga manifestasi sistemik yang menyertai
invasi bakteri. Berikut ini adalah fungsi-fungsi terpenring
membran plasma sel fagositik. Pengikatan ini memastikan sekresi fagosit:
bahwa bakteri tidak memiliki kesempatan untuk "melarikan
diri"sebelum fagosit dapat melaksanakan serangan memari-
1. Sebagian bahan kimia yang sangat destruktif, secara
langsung mematikan mikroba melalui cara-cara non-
kannya.
fagositik. Sebagai contoh, makrofag men geluarkan nitrat
oksida QVO), suatu bahan kimia serba guna yang toksik
DESTRUKSI BAKTERI OLEH LEUKOSIT
bagi mikroba sekitar (lihat h. 382). Sebagai cara destruksi
Neutrofil dan makrofag membersihkan daerah peradangan yang lebih 'halus', neutrofil mengeluarkan laktoferin,
dari agen infeksi dan toksik serta debris jaringan melalui suatu prorein yang berikatan erat dengan besi, menye-
mekanisme fagositik dan nonfagositik; tindakan pembersih- babkan besi tidak dapat digunakan oleh bakteri peng-
an ini adalah fungsi utama respons peradangan. invasi. Perkembangbiakan bakteri sangar bergantung
Fagositosis mencakup pencaplokan dan degradasi pada ketersediaan konsentrasi besi yang tinggi.
(penguraian) intrasel partikel asing dan debris jaringan. 2. Sekresi fagosit merangsang pengelu aran histamin dari sel
Makrofag dapat menelan sebuah bakreri dalam waktu kurang mast di sekitar tempat peradangan. Histamin memicu
dari 0,01 detik. Ingatlah bahwa sel fagositik mengandung vasodilatasi lokal dan peningkatan permeabilitas
banyak lisosom, yaitu organel yang berisi enzim-enzim hidro- kapiler.
litik. Setelah fagosit menginternalisasi sasaran, lisosomnya 3. Sebagian mediator fagosit memicu sistem pembehuan
menyatu dengan membran yang membungkus sasaran ter- dan antipembekuan untuk mula-mula meningkatkan
sebut dan melepaskan enzim-enzim hidrolitik ke dalam vesi- proses pengisolasian dan kemudian mempermudah di-
kel tempat enzim-enzim ini mulai menguraikan bahan yang solusi bertahap bekuan fibrosa setelah tidak lagi diperlu-
telah terperangkap itu (lihat h. 32). Fagosit akhirnya mati kan.
akibat akumulasi produk sampingan toksik dari degradasi 4. Suatu bahan kimia yang dikeluarkan oleh neutrofil,
partikel asing atau akibat pembebasan secara tak sengaja kalikrein, mengubah prekursor protein-protein plasma
bahan-bahan kimia lisosom destruktif ke dalam sitosol. Neu- spesifik yang dihasilkan oleh hati menjadi kinin yang
trofil biasanya mati setelah menelan 5 sampai 25 bakteri aktif, Kinin aktif akan memperkuat berbagai proses
sedangkan makrofag dapat bertahan jauh lebih lama dan peradangan. Sebagai contoh, kinin mengaktifkan resep-
dapat menelan hingga 100 lebih bakteri. Memang, makrofag tor nyeri sekitar sehingga ikut menimbulkan rasa nyeri
lah yang berusia lebih lama bahkan membersihkan daerah yang berkaitan dengan peradangan. Melalui mekanisme
dari neutrofil yang mati selain debris jaringan lainnya. Pus umpan balik positif, kinin juga berfungsi sebagai kemo-
yang terbentuk pada luka terinfeksi adalah kumpulan dari taksin kuat unruk menarik lebih banyak neutrofil ke
sel-sel fagositik ini, baik yang masih hidup maupun sudah tempat pertemPuran.
mati; jaringan nekrotik (mati) yang mencair akibat enzim- 5. Salah satu bahan kimia yang dikeluarkan oleh makrofag,
enzim lisosom yang dibebaskan dari fagosit; dan bakteri. pirogen endogen (PE), memicu terjadinya demam

Pertahanan Tubuh 453


(entlogen berarti "dari dalam tubuh"; piro artinya "panas(' tetapi daftar ini sudah menggambarkan keberagaman
atau "api"; gen artinya "produksi"). Respons ini terjadi dan kompleksitas respons yang ditimbulkan oleh
terutama jika organisme penginvasi telah menyebar ke mediator-mediator tersebut. Selain itu nanti akan di-
dalam darah. Pirogen endogen menyebabkan pengeluar- jelaskan interaksi makrofag-limfosit lainnya yang pen-
an prostaglandin, perantara kimiawi lokal yang "menya- ting yang tidak bergantung pada pelepasan bahan-bahan
lakan termostat" hipotalamus yang mengatur suhu tu- kimia dari sel fagositik. Karena itu, efek yang akhirnya
buh. Fungsi peningkatan suhu tubuh dalam melawan ditimbulkan oleh fagosit, terurama makrofag, pada
infeksi belum diketahui pasti. Kenyataan bahwa demam mikroba penginvasi jauh melebihi sekedar taktik "telan
merupakan manifestasi yang sedemikian umum pada dan hancurkan".
peradangan mengisyaratkan bahwa peningkatan suhu
berperan penting dalam respon peradangan secara ke- PERBAIKAN JARINGAN
seluruhan, seperti didukung oleh bukti-bukti terakhir. Tirjuan aklir proses peradangan adalah mengisolasi dan
Sebsgai contoh, suhu yang lebih tinggi meningkatkan menghancurkan penyebab cedera dan membersihkan daerah
fagositosis dan meningkatkan kecepatan proses pe- peradangan untuk proses perbaikan jaringan. Di sebagian ja-
radangan dependen enzim. Selain itu, suhu yang me- ringan (misalnya kulit, tulang, dan hati), sel-sel spesiffk organ
ningkat dapat menghambat perkembangbiakan bakteri yang sehat yang mengelilingi daerah cedera mengalami pem-
dengan meningkatkan kebutuhan bakteri akan besi. belahan untuk mengganti sel yang hilang, dan sering meng-
Penuntasan masalah kontroversial berupa apakah d-e- hasilkan penyembuhan yang sempurna. Namun, di jaringan
mam dapat bermanfaat merupakan hai yang sangat yang biasanya nonregeneratif misalnya saraf dan otot, sel-sel
penting, karena luasnya pemakaian obat yang menekan yang hilang diganti oleh jaringan parut. Fibroblas, sejenis
demam. sel jaringan ikat, mulai membelah diri dengan cepar di sekitar
CATAIAN KLINIS. Meskipun demam ringan tempat peradangan dan mengeluarkan banyak protein kola-
mungkin bermanfaat, tidak diragukan lagi bahwa demam gen yang mengisi bagian yang kosong bekas sel mati dan
yang sangat tinggi dapat membahayakan, terutama me- menyebabkan terbentuknya jaringan parut (lihat h. 65). Bah-
rusak sistem saraf pusat. Anak, yang mekanisme pengatur
kan di jaringan yang mudah diperbarui seperti kulit, kadang-
suhunya belum stabil seperti orang dewasa, kadang- kadang terbenruk jaringan parut jika struktur-srruktur kom-
kadang mengalami kejang ketika demam tinggi.
pleks di bawahnya, misalnya folikel rambut dan kelenjar
6. Salah satu mediator kimiawi yang dikeluarkan oleh ma- keringat, rusak permanen oleh luka yang dalam.
krofag, mediator endogen leukosit (MEL), menurun-
kan konsentrasi besi plasma dengan mengubah metabo-
lisme besi di dalam hati, limpa, dan jaringan lain. Efek ini f OAINS dan obat glukokortikoid menekan
mengurangi jumlah besi yang tersedia untuk mendukung respons peradangan.
perkembangbiakan bakteri. Bukti mengisyaratkan bahwa
CATAIAN KLINIS. Banyak obat dapat menekan proses pe-
MEL dan PE adalah bahan yang sama, atau paling tidak
radangan; yang paling efektif adalah obat antiinflamasi non-
berkaitan erat.
steroid (OAINS) aspirin, ibuprofen, dan senyawa terkait) dan
MEL juga merangsang pembentukan dan pembebasan
glukokortikoid (obat yang serupa dengan hormon steroid
neutrofl dari sumsum tulang. Efek ini rerurama me-
kortisol, yang dikeluarkan oleh korteks adrenal; lihath.765).
nonjol dalam respons terhadap infeksi bakteri.
Sebagai contoh, aspirin menghambat proses peradangan
8. Selain itu, MEL merangsang pengeluaran protein fase dengan menurunkan pelepasan hisramin sehingga mengu-
akut dari hati. Kumpulan protein ini, yang belum rangi nyeri, pembengkakan, dan kemerahan. Selain itu, aspi-
dipiiah-pilah oleh para peneliti, memiliki efek yang luas rin mengurangi demam dengan menghambat produksi pros-
yang berkaitan dengan proses peradangan, perbaikan taglandin, mediator lokal demam yang dipicu oleh pirogen
jaringan, dan aktivitas sel imun. Salah satu protein fase endogen.
akut yang banyak dikenal adalahprotein C-reaht$yang Glukokortikoid, yaitu obat antiinflamasi kuat, menekan
secara klinis dianggap sebagai penanda peradangan da- hampir semua aspek respons peradangan. Selain itu, obat
lam darah (lihat h. 362). golongan ini menghancurkan limfosit di dalam jaringan lim-
g Intedeukin-l (L1), produk sekretorik lain yang di- foid dan mengurangi pembentukan antibodi. Obat golongan
keluarkan oleh makrofag, meningkatkan proliferasi dan ini bermanfaat untuk mengobati respons imunologik yang
diferensiasi llmfos;t B dan T yang masing-masing, pada tidak diinginkan, misalnya reaksi alergik (sebagai contoh,
gilirannya, berperan dalam pembentukan antibodi dan asma dan ruam akibat tanaman poison iuy) serta peradangan
imunitas selular. Yang menarik, IL-1 identik (atau ber- yang berkaitan dengan artritis. Namun, dengan menekan
kaitan erat) dengan PE dan MEL. Thmpaknya bahan respons peradangan dan respons imun lainnya yang menahan
kimia yang sama berperan dalam beragam efek di se- dan memusnahkan bakteri, pemberian obat golongan ini
luruh tubuh, yang semuanya ditujukan untuk memper- juga mengurangi kemampuan tubuh menahan infeksi.
tahankan tubuh dari infeksi atau kerusakan jaringan. Karena itu, glukokortikoid harus digunakan secara hati-hati.
Daftar proses yang diperkuat oleh bahan-bahan Apakah kortisol alami juga kontraproduktif bagi sistem
kimia yang dikeluarkan oleh fagosit ini belum runtas, pertahanan imun? Secara tradisional, kortisol tidak dianggap

454 Bab 12
memiliki aktivitas antiinflamasi pada konsentrasi darah nor_ Interferon dibebaskan secara nonspesifik dari semua sel
mal. Efek antiinflamasi selama ini dikaitkan hanya dengan yang terinfeksi oleh jenis virus apapun dan, pada gilirannya,
konsentrasi darah yang jauh lebih tinggi daripada kisaian dapat menginduksi aktivitas proteksi diri temporer t.rh"j"p
fisiologik normal yang dihasilkan oleh pemberian obat mirip berbagai virus di selyang dapat dicapainyr. Kar.rra itu, inter_
kortisol eksogen ("dari luar tubuh"). Namun, temuan-remuan feron membentuk strategi pertahanan umum dan cepar rer-
terakhir mengisyaratkan bahwa kortisol, yang sekresinya hadap invasi virus sampai mekanisme respons yang spesifik
meningkat sebagai respons terhadap semua keadaan penuh tetapi muncui lebih lambat beraksi.
stres, memiliki aktivitas antiinflamasi pada kadar fisiologik Selain mempermudah inhibisi replikasi virus, interferon
normal. Menurut pandangan ini, efek anriinflamasi kortisol juga memperkuat aktivitas imun lain. Sebagai contoh, bahan
memodulasi respons imun yang diaktifkan oleh stres, men- ini meningkatkan aktivitas fagositik makrofag, merangsang
cegah respons tersebut meningkat tak terkendali sehingga pembentukan antibodi, dan meningkatkan kemampr"rr r.l-
melindungi kita dari kemungkinan kerusakan akibat meka- sel pemusnah.
nisme pertahanan yang berlebihan.
Sekarang mariiah kita alihkan perhatian dari peradang-
EFEK ANTIKANKER INTERFERON
an ke interferon, komponen lain imunitas bawaan.
Interferon memiliki efek antikanker selain antivirus. Bahan
ini sangat meningkatkan efek sel-sel pemrsnah_natural killer
Nlnterferon secara transien menghambat cell dan tipe khusus limfosit T, sel T sitotobsik-yang menye_
multiplikasivirus di sebagian besar sel. rang dan menghancurkan sei yang terinfeksi virus dan sel
kanker. Selain itu, interferon itu sendiri memperlambat
Selain respons peradangan, mekanisme pertahanan bawaan pembelahan sel dan menekan pertumbuhan tumor.
lain adaiah pengeluaran interferon dari sel yang terinfeksi
virus. Interferon secara singkat menghasilkan resistensi non_
spesifik terhadap infeksi virus dengan secara rransien meng- I Natural killer ce// menghancurkan sel yang
ganggu replikasi virus yang sama atau yang tidak berkaitan di terinfeksi oleh virus dan sel kanker pada pijanan
sel-sel pejamu lain. Memang, inrerferon diberi nama karena pertama.
kemampuannya mengganggu (interfere) replikasi virus.
Narural killer (IVK) cell adalah sel alami mirip limfosit yang
EFEK ANTIVIRUS INTERFERON secara nonspesiffk menghancurkan sel yang ierinfel,si
virui
Ketika suatu virus menginvasi sebuah sei, sebagai respons dan sel kanker dengan melisiskan se.ar" langsung membran
terhadap adanya asam nuklear virus, sel membentuk-dan sel-sel tersebut saar pertama kali bertem,r. C"r" kerja dan
mengeluarkan interferon. Setelah dilepaskan ke dalam CES sasaran urama serupa dengan yang dimiliki oleh sel T
dari sel yang terinfeksi virus, interferon berikatan dengan sitotoksik, tetapi sel yang terakhir ini hanya dapar mematikan
reseptor di membran plasma sel-sel sehat sekitar atau bahian sel yang terinfeksi oleh virus rerrentu ,.1 kanker yang
"r"l.l
telah terpajan sebelumnya. Selain itu, setelah
ke sel yang terletak jauh yang dicapai melalui darah, memberi pemaj"r"r, ..1
sinyal kepada sei-sel tersebut untuk bersiap menghadapi T sitotoksik memerlukan periode p.-","rrg"r, sebelum sel
kemungkinan serangan virus. Karena itu, interfero, b.i- ini dapat melakukan serangan mematikan. Sel NK meng_
fungsi sebagai "pemberi peringatan", memberi tahu sel-sel hasilkan perrahanan nonspesifik yang cepat terhadap ..1 y"ig
sehat akan kemungkinan serangan virus dan membantu sel- terinfeksi virus dan sel kanker sebelum sel T sitototik y"n[
sel tersebut bersiap. Interferon tidak memiliki efek antivirus lebih spesifik dan lebih banyak dapat berfungsi.
langsung; zat ini memicu pembentukan enzim penghambat
virus oleh sei pejamu potensial. Ketika interferon berikatan
dengan reseptor tersebut, sel mensintesis enzim-enzim yang
I Sistem komplemen melubangi
dapat menguraikan mRNA virus (lihat h. A-25) d",
mikroorganisme.
-.rrgl
hambat sintesis protein. Kedua proses ini esensial bagi re- Sistem komplemen adalah mekanisme pertahanan lain yang
plikasi virus. Meskipun masih mampu untuk menginvari sel- beraksi secara nonspesifik sebagai respons terhadap invaj
sel yang telah diberi tahu ini, namun virus tidak dapat organisme. Sistem ini dapat diaktifkan melalui dua cara:
mengatur sintesis protein sel untuk replikasinya sendiri
(Gambar i2-5). 1. Oleh pajanan ke rantai karbohidrat rertenru yang rer_
Enzim-enzim inihibitorik yang baru terbentuk tersebut dapat di permukaan mikroorganisme tetapi tidak ter_
tetap inaktif di dalam sel pejamu potensial sampai sel tersebut dapat di sel manusia, suatu respons imun b"wa"n non,
terinfeksi virus, saar enzim diaktifkan oleh adanya asam spesifik.
nukleat virus. Prasyarat pengaktifan ini melindungi mRNA 2. Oleh pajanan ke antibodi yang dihasilkan terhadap
dan perangkat pembentuk protein milik sel dari inhibisi oleh mikroorganisme penginvasi spesifik, suatu respons imun
enzim-enzim ini seandainya tidak terjadi invasi virus. Karena didapat.
pengaktifan hanya dapat berlangsung dalam rentang waktu Pada kenyataannya, sistem ini memperoleh nama dari
terbatas maka mekanisme pertahanan ini bersifat yangka pen- fakta bahwa sistemini "melengkapi,, kerja antibodi; ini
dek. adalah mekanisme prime t yang diaktif-kan oleh antibod.i

Pertahanan Tubuh 455


Virus memasuki sebuah sel

Sel mengeluarkan interferon

lnterferon berikatan dengan


reseptor di sel yang belum
terinfeksi

I
Sel yang belum terinfeksi
menghasilkan enzim-enzim
inaktif yang mampu meng-
uraikan mRNAvirus dan
menghambat sintesis protein
Vir16'riasuk ke.sel
yang telah djafitifk4n
oleh interteron
Enzim penghambat
virus diakiifkan

Virus tidak mampu


berkembang biak di sel yang
baru dimasukinya

Gambar 12-5
Mekanisme kerja interferon dalam mencegah replikasi virus. lnterferon, yang dikeluarkan dari sel yang terinfeksi virus, berikatan
dengan sel pejamu yang belum terinfeksi dan menginduksi sel-sel tersebut untuk menghasilkan enzim-enzim inaktif yang mampu
menghambat replikasi virus. Enzim inaktif ini diaktifkan hanya jika suatu virus kemudian.memasuki sel-sel yang telah bersiap ini.

untuk mematikan sel asing. Hal ini dilakukan dengan terjadi ke dalam sel korban menyebabkan sel membengkak
membentuk membrane attack complex yang melubangi sel dan pecah. Lisis yang dipicu oleh komplemen ini adalah
korban. Selain menyebabkan lisis langsung penginvasi, cara utama untuk mematikan secara langsung mikroba
jenjang komplemen juga memperkuat respons peradangan tanpa memfagositosisnya.
umum lainnya.
MEMPERKUAT PERADANGAN
PE M B E NTU KAN MEMBRAN E ATTACK COMPLEX Tidak seperti sistem berjenjang lainnya, yang fungsi satu-
Dengan cara serupa seperti sistem pembekuan dan anti- satunya berbagai komponen hingga tahap akhir adalah
pembekuan, sistem komplemen juga terdiri dari protein- pengaktifan prekursor selanjutnya dalam jenjang, beberapa
protein plasma yang diproduksi oleh hati dan beredar protein aktif dalam jenjang komplemen memiliki efek lain
dalam darah dalam bentuk inaktif. Jika komponen per- dalam memperkuat proses peradangan melalui metode
tama, Cl, diaktifkan, maka komponen ini kemudian berikut:
mengaktifkan komponen berikutnya, C2, demikian se- I Berfungsi sebagai kemotaksin, yang menarik dan menun-
terusnya, dalam suatu rangkaian reaksi pengaktifan ber- tun fagosit profesional ke tempat pengaktifan komplemen
jenjang. Lima komponen terakhir, C5 sampai C9, mem- (yaitu, tempat invasi mikroba)
bentuk kompleks protein besar mirip donat, tnembrane I Bekerja sebagai opsonin dengan mengikat mikroba dan
attacb complex (MAC), yang membenamkan dirinya ke meningkatkan fagositosisnya
membran permukaan mikroorganisme, menciptakan se- I Meningbathan uasodilatasi dan permeabilitas uaskular,
buah lubang menembus membran (Gambar 12-6). Dengan sehingga meningkatkan aliran darah ke tempat invasi
kata lain, komponen-komponen tersebut menciptakan se- I Merangsang pelepasan histamin dari sel mast di sekitar,
buah lubang. Teknik melubangi ini menyebabkan mem- yang pada gilirannya meningkatkan perubahan vaskular lokal
bran sangat permeabel (bocor); fluks osmotik air yang khas peradangan

455 Bab 12
I Mengahrifban kinin, yang semakin memperkuat reaksi
c5b-6 C7
peradangan

Beberapa komponen aktifdalam jenjang bersifat sangat


tidak stabil. Karena komponen-komponen tak stabil dapat
melanjutkan reaksi berjenjang hanya di sekitar daerah tempat
diaktifkan sebelum terurai maka serangan komplemen ter-
batas di membran permukaan mikroba yang keberadaannya
mengaktifkan sistem. Karena itu, sel-sel pejamu sekitar tidak
mengalam i serangan lit i k.
Kini kita relah menunraskan pembahasan renrang imu-
nitas bawaan dan akan melanjutkan diskusi tentang imunitas
didapat.

IMUNITAS DIDAPAT: KONSEP Gambar 12-6


UMUM Membrane attack complex (MAC) sistem komplemen.
Protein-protein komplemen (C5, C6, C7, C8, dan sejumlah C9)
Respons imun adaptif spesifik adalah serangan selektif yang yang telah diaktifkan menyatu untuk membentuk saluran
ditujukan untuk membatasi atau menetralkan sasaran ter- mirip pori di membran plasma sel sasaran. Kebocoran yang
terjadi kemudian menghancurkan sel.
tentu yang secara spesifik tubuh telah bersiap menghadapinya
(Sumber: Diadaptasi dari ilustrasi oleh Dana Burns-pizer dalam
setelah mengalami pajanan sebelumnya.
John Ding-E Young dan Zanvil A. Cohn, "How Killer Cells Kill,,.
Hak cipta O 19BB Scientific Amerlcan, Scientific American, Inc.
Hak cipta dilindungi oleh undang-undang).
I Respons imun didapat mencakup imunitas yang
diperantarai oleh antibodi dan imunitas yang
diperantarai oleh sel.
Grdapat dua kelas respons imun didapat: imunitas yang
diperantarai oleh antibodi atau imunitas humoral, yang lang. Untuk sel Tl selama masa janin dan anak-anak dini,
melibatkan pembentukan antibodi oleh turunan limfosit B sebagian dari limfosit imatur sumsum tulang bermigrasi
yang dikenal sebagai sel plasma; dan imunitas yang di- melalui darah ke timus, tempat sel-sel tersebut mengalami
perantarai oleh sel atau imunitas selular yang melibatkan pemrosesan lebih lanjut menjadi limfosit T (dinamai ber-
pembentukan limfosh T aht$ yang secara langsung menye- dasarkan tempar pematangan). Timus adalah jaringan lim-
rang sel yang tidak diinginkan. foid yang terletak di garis tengah di dalam rongga thoraks di
Limfosit dapat secara spesifik mengenal dan secara se- atas jantung di ruang antara kedua paru (lihat Gambar l2-1,
lektif berespons terhadap hampir semua agen asing serta sel h.448).
kanker. Proses pengenalan dan respons sel B dan sel T ber- Setelah dilepaskan ke darah dari sumsum tulang atau
beda. Secara umum, sel B mengenali mikroba atau benda timus, sel B dan T matang menerap dan membentuk koloni
asing yang berada dalam keadaan bebas misalnya bakteri dan limfosit di jaringan limfoid perifer. Di sini, dengan rangsangan
toksinnya serta beberapa virus, yang dilawan dengan menge- yang sesuai, sel-sel tersebut mengalami pembelahan untuk
luarkan antibodi spesifik terhadap benda,benda asing ter- menghasilkan generasi baru sei B atau sel T, bergantung pada
sebut. Sel T secara khusus mengenal dan menghancurkan sel nenek moyangnya. Setelah masa anak-anak dini, sebagian
tubuh yang'kacau', termasuk sel yang terinfeksi oleh virus besar limfosit baru berasal dari koloni limfosit perifer ini dan
dan sel kanker. Kita akan membahas masing-masing proses bukan dari sumsum tulang.
tersebut secara rinci dalam bagian selan.jutnya. Saat ini kita Masing,masing kita memiliki sekitar 2 trilytn limfosit,
akan meneiiti 'perjalanan hidup' sel B dan sel T yang ber- yang jika dijadikan saru massa, akan seukuran otak. pada
beda. setiap saat, sebagian besar dari limfosit ini terkonsentrasi di
berbagai jaringan limfoid di tempat strategis, tetapi sel B dan
ASAL SEL B DAN SEL T sel T secara terus-menerus beredar dalam limfe, darah, dan
jaringan tubuh, tempat mereka melakukan pengawasan
Kedua jenis limfosit, seperri semua sel darah lainnya, berasai
tetap.
dari sel punca yang sama di sumsum tulang. Apakah suatu
limfosit dan semua rurunannya ditakdirkan untuk menjadi
sel B atau sel T bergantung pada rempat diferensiasi dan PERAN TIMOSIN
pematangan akhir sel awal tersebut (Gambar 12-7). Sel B Karena sebagian besar migrasi dan diferensiasi sel T terjadi
berdiferensiasi dan mengalami pematangan di sumsum tu- pada awal masa perkembangan maka timus secara bertahap

Pertahanan Tubuh 457


Keberadaan anrigen memungkinkan limfosit melakukan
Sumsum tulang
pembedaan tersebut. Antigen adalah molekul asing besar
+-
Sel prekursor Limfosit yang unik yang memicu respons imun spesifik terhadap
hemopoietik sumsum tulang dirinya jika masuk ke dalam tubuh. Secara umum, semakin
kompleks suatu molekul, semakin besar antigenisitasnya.
Protein asing adalah anrigen yang paling umum karena
ukuran dan kompleksitasnya, meskipun makromolekul lain,
misalnya polisakarida dan lemak, juga dapat berfungsi se-
Selama masa bagai antigen. Antigen dapat berdiri sendiri, misalnya toksin
janin dan
bakteri, atau merupakan bagian integral dari suatu struktur
anak-anak dini
Sel B Sel T multimolekul, misalnya antigen di permukaaan suaru mikro-
ba asing.
Kita pertama-rama akan melihat bagaimana sel B be-
respons terhadap antigen sasaran dan kemudian mengulas
respons sel T terhadap anrigennya.

LIMFOSIT B: lMUhliTAS YAiNG


Seteiah masa Sel B Sel T
anak-anak dini DIPERANTARAI OLE gC ANTIEODI
Setiap sel B dan T memiliki reseptor di permukaannya untuk
mengikat satu jenis terrentu dari beragam kemungkinan anti-
tmun Respons imun
gen. Reseptor ini adalah "mata bagi sisrem imun didapat",
selular
meskipun satu limfosit hanya dapat "melihat" satu jenis anti-
gen. Hal ini berbeda dari TLR sel efektor bawaan, yang
Gambar 12-7 mengenali "merek" umum yang khas bagi semua mikroba.
Asal sel B dan sel T. Sel B berasal dari limfosit yang mengalami
Selain itu, Iimfosit tidak dapat berespons langsung terhadap
pematangan dan diferensiasi di sumsum tulang, sedangkan sel
T berasal dari limfosit yang berasal dari sumsum tulang tetapi antigen baru. Antigen mula-mula harus diproses dan disaji-
matang dan berdiferensiasi di timus. Setelah masa anak-anak kan kepada limfosit oleh antigen-presenting cells (sel penyaji
dini, sel B dan sel T baru dihasilkan terutama oleh koloni sel B antigen), suatu aktivitas yang akan kita bahas berikut ini.
dan sel T yang telah terbentuk di jaringan limfoid perifer
pada masa janin dan anak-anak dini.

IAntigen merangsang sel B untuk berubah


menjadi sel plasma yang menghasilkan antibodi.
Setelah berikatan dengan antigen yang telah diproses dan
mengalami atrofi dan menjadi kurang penting seiring dengan disajikan oleh sel penyaji antigen, sebagian besar sel B ber-
bertambahnya usia. Namun, jaringan ini terus menghasilkan diferensiasi menjadi sel plasma aktif sementara yang Iain
timosin, suatu hormon penting yang mempertahankan menjadi sel memori yang dorman. Kita mula-mula akan
turunan sel T. Timosin meningkatkan proliferasi sel T baru di membahas peran sel plasma dan kemudian mengulas sel
jaringan limfoid perifer dan memperkuat kemampuan imu- memori.
nologik sel T yang ada. Sekresi timosin menurun setelah usia
30 sampai 40 tahun. Penurunan ini diperkirakan ikut ber-
SEL PLASMA
peran dalam penuaan. Para ilmuwan lebih lanjut berspekulasi
bahwa berkurangnya kapasitas sel T dengan bertambahnya Sel plasma menghasilkan antibodi yang dapat berikatan
usia mungkin berkaitan dengan peningkatan kerenranan ter- dengan jenis tertentu antigen yang merangsang pengaktifan
hadap infeksi virus dan kanker, karena sel T berperan sangat sel plasma tersebut. Selama diferensiasi menjadi sel plasma,
sel B membengkak karena retikulum endoplasma kasar (tem-
penting dalam pertahanan terhadap virus dan kanker.
Marilah kita lihat bagaimana Iimfosit mendeteksi sasar- pat pembentukan protein yang akan diekspor) bertambah
(Gambar 12-8). Karena antibodi adalah protein maka sel
annya.
plasma pada hakikatnya adalah pabrik protein yang produk-
tif, menghasilkan hingga 2000 molekul antibodi per detik.
ff Suatu arxtisell respons irvlun Sedemikian besarnya komitmen perangkat pembentukan
terhaenap dFrFnya'$ensindul{si
sendird. protein sel plasma untuk menghasilkan antibodi sehingga sel
tersebut tidak dapat mempertahankan sintesis protein untuk
Sel B dan T harus mampu secara spesifik mengenal sel atau kelangsungan hidup dan pertumbuhannya sendiri. Karena
bahan lain yang tidak diperlukan untuk dihancurkan atau itu, sel plasma mati setelah menjalani masa produktif yang
dinetralkan karena berbeda dari sel normal tubuh sendiri. singkat (lima sampai tujuh hari).

458 Bah'i z'


Sel plasma

Sel B yang belum diaktifkan

.9
Retikulum =
endoplasma I
I
o

o
o
o
o
n

(a) (b)
Gambar 12-8
Perbandingan sebuah sel B yang belum aktif dan sel plasma. Mikrograf elektron (a) sebuah sel B yang belum diaktifkan atau
limfosit kecil, dan (b) sebuah sel plasma. Sel plasma adalah sel B aktif. Sel ini dipenuhi oleh retikuium'endoplasma kasaryang
membengkak oleh molekul-molekul antibodi.
(Sumber: Disumbangkan oleh dr. Dorothea Zucker-Franklin, New York University Medical Center).

Antibodi disekresikan ke dalam darah atau limfe, ber- terdapat lima antibodi yang berbeda. Di dalam masing-
gantung pada lokasi sel plasma, tetapi semua antibodi akhir- masing subkelas fungsional terdapat jutaan antibodi yang
nya memperoleh akses ke darah, tempat zar ini dikenal sebagai berlainan, masing-masing mampu berikatan dengan hanya
globulin gam4 atau imunoglobulin (lihat h. 423). satu antigen tertentu.

SUBKELAS ANTIBODI
HAntibodi berbentuk Y ciarr eilkl;rslif!l<arsEkal.l
Antibodi dikelompokkan menjadi lima subkelas berdasarkan berdasarkan sifat bagban ekorrri,\id "
perbedaan dalam aktivitas biologisnya:
Antibodi dari kelima subkelas terdiri dari empat rantai poli-
I Imunoglobulin IgM berfungsi sebagai resepror per-
peptida yang saling berkaitan-dua rantai panjang yang berat
mukaan sel B untuk mengikat antigen dan disekresikan pada
dan dua rantai pendek yang ringan-yang rersusun mem-
tahap-tahap awal respon sel plasma.
bentuk huruf Y (Gambar 12-9). Karakteristik bagian lengan
I IgG, imunoglobulin terbanyak dalam darah, diproduksi
dari Y menentukan spesifsitas antibodi (yaitu, dengan antigen
dalam jumlah besar ketika tubuh kemudian terpajan ke
apa antibodi dapat berikatan). Sifat dari bagian ekor antibodi
antigen yang sama.
menentukan sifat fungsional antibodi (apa yang dilakukan
Bersama-sama, antibodi IgM dan IgG menghasilkan antibodi setelah berikatan dengan antigen).
sebagian besar dari respons imun spesifik terhadap bakteri Sebuah antibodi memiliki dua tempat pengikatan anti-
penginvasi dan beberapa jenis virus. gen identik, satu di masing-masing ujung lengan. Antigen-
I IgE ikut melindungi tubuh dari cacing parasitik dan bindingfragment (Fab, bagian pengikat antigen) ini bersifat
merupakan mediator antibodi untuk respons alergik umum, unik untuk masing-masing antibodi, sehingga setiap antibodi
misalnya hayfeuer, asma, dan urtikaria
hanya dapat berinteraksi dengan satu antigen yang secara
I IgA ditemukan dalam sekresi sistem pencernaan, per- spesifik cocok dengannya, seperti kunci dan anak kuncinya.
napasan, dan kemih-kelamin, serta dalam air susu dan air
Sangat beragamnya bagian pengikat anrigen dari berbagai
mata.
antibodi menyebabkan adanya antibodi unik dalam jumlah
sangat besar yang dapat berikatan secara spesifik dengan
I IgD terdapat di permukaan banyak sel B tetapi fungsi-
jutaan antigen berbeda.
nya belum diketahui.
Berbeda dengan bagian Fab di ujung lengan yang ber-
Perhatikan bahwa klasifikasi ini didasarkan pada fungsi variasi ini, bagian ekor setiap antibodi dalam subkelas imu-
antibodi. Pembagian ini tidak menunjukkan bahwa hanya noglobulin yang sama bersifat identik. Bagian ekor, atau
a Hwffil W NETRALISASI DAN AGLUTINASI
Antibodi dapat secara fisik menghambat sebagian antigen

a *:tJ {a I'
melaksanakan efek merugikannya. Sebagai contoh, dengan
berikatan dengan toksin bakteri, antibodi dapat mencegah
bahan kimia berbahaya ini berinteraksi dengan sel yang
rentan. Proses ini dikenal sebagai netralisasi. Demikian juga,

,r antibodi dapat berikatan dengan antigen permukaan bebe-


rapa jenis virus, mencegah virus ini masuk ke dalam sel dan
menimbulkan efek buruk. Kadang-kadang beberapa molekul
antibodi dapat mengikatsilangkan banyak molekul antigen
menjadi suaru rantai atau kisi-kisi kompleks antigen-
antibodi. Proses di mana sel-sel asing, misalnya bakteri atau
sel darah merah yang tidak cocok golongannya, menyaru
membentuk gumpalan dikenal sebagai aglutinasi. Jika kom-
pleks antigen-antibodi melibatkan anrigen larut, misalnya
toksin tetanus, maka kisi-kisi yang terbentuk dapat sangat
besar sehingga mengendap dalam larutan. (Presipitasi adalah
proses di mana suaru bahan terpisah dari larutannya). Di
dalam tubuh, mekanisme penghambatan fisik ini hanya ber-
peran kecil dalam proteksi terhadap agen asing.
CATAIAN KLINIS. Namun, kecenderungan anrigen
Gambar 12-9 tertentu untuk menggumpal atau mengendap ketika mem-
Struktur antibodi. Antibodi memiliki bentuk Y. Zat ini mampu bentuk kompleks besar dengan antibodi yang spesifik ter-
berikatan hanya dengan antigen spesifik yang "cocok" hadapnya, dapat digunakan secara klinis dan eksperimen
dengan tempat pengikatan antigen-nya (Fab) di ujung untuk mendeteksi keberadaan antigen atau anribodi rerrentu.
lengan. Bagian ekor (Fc) berikatan dengan mediator tertentu Uji diagnosis kehamilan, sebagai contoh, menggunakan prin-
yang diaktifkan oleh antibodi.
sip ini untuk mendeteksi, dalam urin, adanya hormon yang
dikeluarkan segera setelah konsepsi.

AMPLIFIKASI RESPONS IMUN BAWAAN


Fungsi terpenting antibodi sejauh ini adalah meningkatkan
rspons imun bawaan yang sudah bekerja ketika patogen
disebut b"gr* konstan (Fc), mengandung tempat untuk
masuk. Antibodi menandai benda asing sebagai sasaran un-
mengikat mediator tertentu yang aktivitasnya diinduksi oleh
tuk perusakan oleh sistem komplemen, fagosit, atau sel pe-
antibodi, yang berbeda-beda di antara berbagai subkelas anti-
musnah sembari meningkatkan sistem pertahanan tersebut
bodi. Pada kenyataannya, perbedaan bagian konstan merupa-
melalui cara berikut:
kan dasar untuk membedakan antara berbagai subkelas imu-
noglobulin. Sebagai contoh, bagian ekor konstan ar.rtibodi 1. MengaktiJkan sistem komplemen. Ketlka suaru anrigen
IgG, jika diaktifkan oleh pengikatan antigen di Fab, berikat- yang sesuai berikatan dengan antibodinya, reseptor di
an dengan sel fagositik dan berfungsi sebagai opsonin untuk bagian ekor antibodi berikatan dengan dan mengaktif-
meningkatkan fagositosis. Sebagai perbandingan, bagian ekor kan C1, komponen pertama sistem komplemen. Hal ini
konstan antibodi IgE melekat ke sel mast dan basofil, bahkan memicu jenjang reaksi yang menyebabkan pemben-
tanpa ada antigen. Ketika antigen yang sesuai berikatan tukan membrane attacl? complex, yang secara khusus
dengan antibodi yang melekat ke sel mast/basofil tersebut ditujukan kepada membran sel penginvasi yang mengan-
maka terjadi pelepasan histamin dari kedua sel tersebut. dung antigen yang memicu proses pengaktifan itu sen-
Histamin, selanjutnya, menginduksi manifestasi alergik yang diri. Pada kenyaraannya, antibodi adalah aktivator pa-
mengikutinya. ling kuat bagi sistem komplemen. Alhirnya terjadi
serangan biokimiawi terhadap membran sel penginvasi
yang merupakan mekanisme rerpenring antibodi dalam
IAntibodi umumnya memperkuat respons imun melaksanakan fungsi protektifnya. Selain itu, berbagai
bawaan untuk mendorong destruksi antigen. komponen komplemen yang telah aktif akan mening-
katkan hampir semua aspek proses peradangan. Sistem
Imunoglobulin tidak dapat secara langsung menghancurkan komplemen yang sama akan diaktifkan oleh kompleks
orgainsme asing atau bahan lain yang tidak dibutuhkan se- antigen-anribodi tanpa bergantung pada jenis anrigen.
telah berikatan dengan antigen di permukaannya. Antibodi Meskipun pengikatan antigen ke antibodi bersifat
melaksanakan fungsi protektifnya dengan secara ffsik meng- sangat spesifik namun hasil akhir, yang ditentukan oleh
hambat antigen arau, yang lebih sering dengan memperkuat bagian ekor konstan antibodi, identik bagi semua anti-
respons imun bawaan (Gambar 12-10). bodi dalam subkelas rertenru; sebagai conroh, semua

46O Bab 12
antibodi IgG mengaktilkan sistem komplemen yang yang berbeda. Dampak yang luar biasa adalah bahwa masing-
sama, masing dari kita dilengkapi oleh jutaan limfosit B jadi yang
2. Meningkatkan fagositosis. Antibodi, khususnya IgG, be- berbeda-beda, paling tidak satu untuk setiap kemungkinan
kerja sebagai opsonin. Bagian ekor antibodi IgG yang antigen yang mungkin kita jumpai-termasuk limfosit B yang
berikatan dengan antigen akan berikatan dengan resep- spesifik untuk bahan sintetik yang tidak ada di alam. Teori
tor di permukaan fagosit dan kemudian meningkatkan seleksi klonal menjelaskan bagaimana suaru sel B berespons
fagositosis antigen yang terikat ke antibodi tersebut. terhadap antigennya.
3. Merangsang sel pemusnah (killer ce$. Pengikatan anti- Para peneliti dalam teori imunologi semula percaya
bodi ke antigen juga memicu serangan sel pemusnah bahwa antibodi "dibuat sesuai pesanan" setiap kali ada anti-
(hiller cell, sel K) ke sel yang mengandung antigen gen asing masuk ke dalam tubuh. Sebaliknya, teori seleksi
tersebut. Sel K serupa dengan sel NK namun sel K men- klonal yang sekarang diakui menyatakan bahwa pada masa
syaratkan bahwa sel sasaran harus dilapisi oleh andbodi janin dibentuk beragam limfosit B, dengan masing-masing
sebelum sel tersebut dapat menghancurkan sel sasaran sel tersebut mampu membentuk antibodi terhadap antigen
dengan melisiskan membran plasmanya. Sel K memiliki tertentu bahkan sebelum bertemu sama sekali dengannya.
reseptor untuk bagian ekor konstan antibodi. Semua keturunan dari suatu limfosit B tertentu membentuk
Dengan cata-cara di
atas, antibodi, meskipun tidak dapat
suatu keluarga sel identik, atau klon, yang berkomitmen
secara langsung menghancurkan bakteri atau bahan asing lain
untuk menghasilkan satu jenis antibodi spesifik. Sel-sel B
yang masuk, dapat menghancurkan anrigen yang berikatan tetap berada dalam keadaan dorman, tidak benar-benar
dengannya secara spesifik, dengan memperkuar mekanisme mengeluarkan produk antibodi spesifiknya atau mengalami
pertahanan nonspesifik lain yang memarikan. pembelahan cepat sampai (atau jika tidak) berkontak dengan
antigen yang sesuai. Limfosit yang belum terpajan ke antigen
spesifiknya dikenal sebagai limfosit naif. Kedka suaru anri-
PENYAKIT KOMPLEKS IMUN
gen berhasil masuk ke tubuh, klon sel B tertentu yang me-
CATAIAN KLINIS. Kadang-kadang reaksi antigen-antibodi miliki reseptor permukaan yang spesifik terhadap antigen
yang berlebihan secara tidak sengaja menyebabkan kerusakan tersebut diaktifkan atau "terpilih" oleh pengikaran anrigen
sel normal selain sel asing penginvasi. Biasanya kompleks dengan reseptornya sehingga muncul nama teori seleksi ktinat
antigen-antibodi, yang terbentuk sebagai respons terhadap (Gambar l2-11)
invasi asing, dibersihkan oleh sel fagositik setelah mekanisme Antibodi pertama yang diproduksi oleh sel B yang baru
pertahanan nonspesifik bekerja. Namun, jika kompleks ini terbentuk adalah imunoglobulin IgM, yang tersisip di mem-
terus-menerus diproduksi dalam jumlah besar maka fagosit bran plasma sel dan bukan disekresikan. Di sini antibodi ini
tidak mampu membersihkan seluruh kompleks imun yang berfungsi sebagai tempar reseptor untuk mengikat antigen
terbentuk. Kompleks anrigen-anribodi yang tidak dibersih- spesiftk, hampir seperti "iklan" untuk jenis antibodi yang
kan akan terus mengaktifkan sistem komplemen. Komple- dapat dibentuk oleh sel tersebut. Pengikatan antigen yang
men aktif dan zat inflamatorik lain yang berlebihan dapat sesuai ke sel B sama artinya dengan "memesan" pembuat"n
"tumpah", merusak sel normal sekitar selain sel yang tidak dan sekresi antibodi tersebut dalam jumlah besar.
diinginkan. Selain itu, kerusakan tidak selalu terbatas di
tempat awal peradangan. Kompleks antigen-antibodi dapat
beredar bebas dan terperangkap di ginjal, sendi, otak, pem- I KIon terpilih berdiferensiasi menjadi sel plasma
buluh darah halus di kulit, dan di tempat lain, menyebabkan aktif dan sel memori dorman,
peradangan luas dan kerusakan jaringan. Kerusakan yang
Pengikatan anrigen menyebabkan klon sel B aktif berkem-
ditimbulkan oleh kompleks imun semacam ini disebut se-
bang biak dan berdiferensiasi menjadi dua jenis sel-sel plasma
bagai penyakit komplefts imun, yang dapat merupakan
dan sel memori. Sebagian besar turunan klon ini berkembang
penyulit suatu infelai bakteri, virus, atau parasit.
menjadi sel plasma, yaitu produsen antibodi yang mengan-
Penyakit komplela imun juga dapat berasal dari akti-
vitas peradangan berlebihan yang dipicu oleh "antigen diri"
dung tempat pengikatan anrigen yang sama dengan yang
(protein yang dibentuk oleh tubuh sendiri) dan tubuh secara terdapat di reseptor permukaan. Namun, sel plasma meng-
hasilkan antibodi IgG, yang disekresikan dan tidak tetap
salah memproduksi antibodi terhadap antigen tersebut.
Arnhis remato id teriadi melalui mekanisme ini. terikat ke membran sel. Dalam darah, antibodi tersebut ber-
ikatan dengan anrigen bebas (tidak terikat ke limfosit), me-
nandainya untuk kemudian dihancurkan oleh sistem kom-
I Seleksi klonal menentukan spesifisitas produksi plemen, ingesti fagosit, atau cara lain.
antibodi.
SEL MEMORI
Bayangkan keberagaman molekul asing yang dapat dijumpai Tidak semua limfosit B yang baru dibentuk oleh klon aktif
oleh seseorang seumur hidupnya. Namun sebuah sel B di- berdiferensiasi menjadi sel plasma penghasil antibodi. Se-
praprogram hanya untuk berespons terhadap satu dari jutaan bagian kecil berubah menjadi sel memori, yang tidak ikut
jenis antigen. Antigen lain tidak dapat berikatan dengan sel serta dalam serangan imun yang sedang berlangsung ter-
B yang sama dan memicunya untuk mengeluarkan antibodi hadap antigen tetapi tetap dorman dan memperb"rry"k klo.,

Pertahanan Tubuh 461


l'!etra!isasi Aglutinasi (penggumpalan sel antigenik)
dan presipitasi (jika kompleks antigen_antibodi
/6-ffi c-em*\ larut terlalu besar untuk tetap beradi dalam larutan)
e -66"s;Fl-Bakteri
i\6ei penginvasi
eS@/
Sel asing (mis. sel darah merah donor Aniigen
I resipiennya)
t
Toksin bakteri
&


e{@-.@.
r
s

ffi
1*_ Antibodi menetralkan
toksin

Wy
rz--Antibodi spesifik
\y 1 ternadap roksin
Ie Antibodi spesifik
terhadap sel asing

Fengaktifen sistem konrpler::e,.t


Penguatan faEosiiosis {opsonisasi)

(berikatan Bakteri penginvasi


Molekul denqan) _t dilapisi oleh antibodi
komplemen-l# yang spesifik
Cl inaktif I '1 terhadapnya

II /--------\
-4".,
I (L_,/ )_
Antibodi

Set asing antigenik,


I misalnya bakteri
penginvasr

Menjadi aktif setelah berikatan dengan


antibodi yang berikatan dengan antigen

| {menyebaotan;
Stimulasi sel pernusnah
I
pembentukan C5_C9,
membrane attack complex Bakteri penginvasi
dilapisi oleh antibodi
I yang spesifik Lisis yang dipicu
I|
(membentuk lubang oleh sel pemusnah
di set asing)
I

Sel pemusnah
Lisis (PecahnYa)
Membrane (^ )
complex--_>t
",,""* ^-, ?-

Struktur tidak digambar sesuai skala.

Gambar 12-10
Bagaimana antibodi membantu eliminasi mikroba penginvasi.
Antibodi secara fisik menghambat antigen melalui (1) netralisasi
i1-," o.*."" 0..s.; ri) ;""sliiiif,an sistem kompremen, (2)
n:;:?13:f i:::.iil,i:"j11'::';,j:i,:""ilT^"Tn'.!19:':'l-"1',
memperkuat fagositosis dengan bekerja sebagai opsonin, dan (3) merangr";; s"t pemusnah.

spesifik tersebut. Jika individu yang bersangkutan kembali ling efi_sien terhadap lingkungan antigenik masing_masing
terpajan ke antigen yang sama maka sei-sel memori ini orang- Klon-klon yang spesifik terhadap anrigen yang
akan diaktif-kan dan siap untuk beraksi bahkan lebih cepat tidai
pernah dijumpai oleh seseorang akan tetap dlr-"., seumur
daripada yang dilakukan oleh limfosit awal dalam klon hidup, sementara klon yang spesifik terhadap
tersebut. anrigen_
antigen.yang ada di lingkungan orang tersebut bi"r",-ry"
Meskipun masing-masing dari kita memiliki kumpulan berkembang dan meningkar dengan tembentuk sel "k"r.,
ragam klon sel B yang pada hakikatnya samal namun kum_ memori
yang sangar peka. Berbagai klon naif rersebut memberi
puian tersebur secara bertahap berubah untuk berespons pa_ per_
lindungan terhadap parogen baru yang belum dikenai,

452 Bab 12
(a)

Sel B spesifik terhadap antigen

Berbagai
klona sel B

o'

/ dl\N / r-\\

w
\v/4
\c*19/
K#'
rs\<ee
-#tu
A*>6ia
r\=9"/
(c)

#. J.,
a

.4 A o
h. A a
%
" / Antibocli

(b)
Gamhar 12-1 1
Teori seleksi klona. (a) Klona sel B yang spesifik terhadap antigen berproliferasi dan berdiferensiasi menjadi sel plasma
dan sel
memori. (b) Sel plasma mengeluarkan antibodi yang berikatan dengan antigen bebas yang tidak melekat ke sel B. (c)
Sel memori
memperbanyak klon spesifik dan siap menghadapi pajanan antigen yang sama di kemudiJn hari.

sementara populasi sel memori yang terus berkembang memori. Jika antigen yang sama kemudian muncul kembali,
memberi perlindungan terhadap kekambuhan infeksi yang maka sel memori yang berumur panjang tersebut akan me-
pernah dialami sebelumnya. lancarkan respons sekunder yang lebih cepat, lebih kuat,
dan berlangsung lebih lama daripada yang terjadi pada res-
RESPONS PRIMER DAN SEKUNDER
pons primer. Serangan imun yang lebih cepat dan kuat ini
Selama kontak awal dengan suatu antigen mikroba, respons sering memadai untuk mencegah arau memperkecil infeksi
antibodi baru terjadi beberapa hari kemudian setelah sel pada pajanan berikutnya terhadap mikroba yang sama, dan
plasma terbentuk dan belum mencapai puncaknya dalam membentuk dasar dari imunitas jangka panjang terhadap
dua minggu (Gambar 12-12). Respons ini dikenal sebagai penyakit spesifik.
respons primer. Sementara itu, gejala-gejala khas invasi CATAIAN KLINIS. Pajanan antigen pertama yang me-
mikroba menetap sampai mikroba tersebut kalah oleh se- micu pembentukan sel memori dapat terjadi melalui penyakit
rangan imun spesifik yang ditujukan kepadanya arau orang yang didapat atau vaksinasi (Gambar 12-13). Vaksinasi secara
yang terinfeksi meninggal. Setelah mencapai puncak, kadar sengaja memajankan orang ke patogen yang telah dihilangkan
antibodi secara perlahan berkurang seiring waktu, namun kemampuannya menimbulkan penyakit tetapi masih mampu
sebagian antibodi dalam darah mungkin menetap dalam memicu pembentukan antibodi terhadap dirinya. (Untuk se-
waktu yang lebih lama. Perlindungan jangka panjang ter- jarah awal pengembangan vaksinasi, lihat fitur bola di h. 466
hadap antigen yang sama terurama dilaksanakan oleh sel Konsep, Thntangan, dan Kontroversi).

Pertahanan Tubuh 463


Respons imun primer Respons imun sekunder
100
(10,ooo)
(s= 10. 6'=
OE (1 000)
:tS
H(')
YO ;o
=(E (1
10'
00)
:-
6(EY 6(E
@6 .10, A6
c_ C-
OE
(10) ot
O6
n6 ;(6
t9 t,z
t1234
I
5112345
I

I Mingsu
I Minggu
Waktu pajanan pertama Waktu pajanan berikutnya
ke antigen mikroba ke antigen mikroba yang sama
(a) (b)
Gambar 12-12
Respons imun primer dan sekunder. (a) Respons primer pada pajanan pertama ke suatu antigen mikroba. (b) Respons sekunder
pada pajanan berikutnya ke antigen mikroba yang sama. Respons primer tidak memuncak selama dua minggu, sementara
respons sekunder mencapai puncak dalam seminggu. Kekuatan respons sekunder adalah 100 kali daripada kekuatan respons
primer. (Respons antibodi relatif adalah dalam skala logaritmik).

Sel memori tidak terbentuk untuk sebagian penyakit (reshffiing) suatu kelompok kecil fragmen gen sewaktu per-
sehingga tidak timbul imunitas jangka panjang oleh pajanan kembangan sel B, serta dengan mutasi somatik lebih lanjut
awal, seperti kasus "radang tenggorokan". Perjalanan dan ke- pada sel B yang telah terbentuk. Dengan cara ini, dapat ter-
parahan penyakit sama seriap kali orang yang bersangkutan cipta repertoar antibodi yang sangar beragam hanya dengan
terinfeksi kembali oleh mikroba yang ddak "diingat" oleh sis- menggunakan sebagian kecil cetak biru genetik.
tem imun tersebut, berapapun jumlah pajanan sebelumnya.

I lmunitas aktif dihasilkan sendiri sedangkan


I Ragam sel B yang sangat besar dibentuk dengan imunitas pasif "dipinjam".
memindah-mindahkan sejumlah kecil fragmen gen.
Pembentukan antibodi akibat pajanan ke antigen disebut
Dengan melihat jutaan jenis anrigen yang dapat dibuatkan imunitas aktif terhadap anrigen tersebut. Cara kedua bagai-
antibodinya'masing-masing oleh kita, bagaimana mungkin mana seseorang dapat memperoleh antibodi adalah dengan
seseorang memiliki begitu banyak jenis limfosit B yang transfer langsung antibodi yang dibentuk secara aktif oleh
masing-masing mampu menghasilkan antibodi yang ber- orang lain (atau hewan). Imunitas 'pinjaman" dadakan ini
lainan? Antibodi adalah protein yang disintesis sesuai cetak yang dibentuk oleh antibodi yang sudah ada disebut imu-
biru DNA nukleus. Karena semua sel di tubuh, termasuk sel nitas pasif. Pemindahan antibodi kelas IgG seinacam ini
penghasil antibodi, mengandung DNA nukleus yang sama, secara normal terjadi dari ibu kepada janin melewati plasenta
sulit membayangkan bagaimana DNA harus dikemas di da- selama perkembangan inrraureri. Selain itu, kolostrum (susu
lam nukleus setiap sel untuk menyandi jutaan antibodi yang pertama) ibu mengandung antibodi IgA yang juga memberi
berbeda (masing-masing klon sel B menggunakan bagian perlindungan bagi bayi yang mendapat ASI. Antibodi yang
kode genetik yang berbeda), bersama dengan semua instruksi dipindahkan secara pasif biasanya diuraikan dalam waktu
genetik lain yang digunakan oleh sel lain. Sebenarnyahanya kurang dari sebulan, tetapi dalam kurun waktu itu neonarus
sejumlah kecil fragmen gen yang menyandi pembentukan mendapat protelai imun penting (pada hakikarnya sama
antibodi, tetapi selama perkembangan sel B fragmen-fragmen dengan yang dimiliki oleh ibunya) sampai ia dapat secara
ini dipotong, dikocok ulang, dan disambung-sambungkan aktif melancarkan respons imun sendiri. Kemampuan mem-
melalui beragam kombinasi yang sangat banyak. Setiap bentuk antibodi belum berkembang sampai sekitar sebuian
kombinasi menghasilkan klon sel B tersendiri. Gen-gen setelah lahir.
antibodi kemudian lebih diberagamkan oleh mutasi somatik CATAIAN KLINIS. Imunitas pasif kadang digunakan
(lihat h. A-33). Gen-gen anribodi pada sel B yang telah ter- secara klinis untuk memberi perlindungan segera atau mem-
bentuk sangat mudah mengalami mutasi di regio yang me- perkuat resistensi terhadap mikroorganisme yang sangar ga-
nyandi tempar pengikatan anrigen di antibodi. Setiap sel nas atau toksin yang dapat mematikan yang seseorang pernah
mutan pada gilirannya menghasilkan klon baru. Karena itu terpajan (misalnya virus rabies, toksin retanus pada orang
dapat terbentuk beragam anribodi dengan "mengocok" yang belum terimunisasi, dan bisa ular). Biasanya antibodi

464 Bab 12
Bagian Bagian

"j*'{*'*

.t
ffit-- (:_ @ Tidak ada
virulensi

( )* *{
l 1:'" .:
F-t::::
: '";r"'ri:;l ;;*-l
'" Klona sel B spesifik
[ '
1
Klona sel B spesifik tiid"kti'b,,rl
penyakit
------) r i

l**"';' --l
{irnunitas
G"'r"-.t
{imunitas'ry,
-l
ll f"'""'*l

h- I
| I | I

ll"ngklllni*ntl.J lj"^l*"t"",*ni,1 I
Antibodi Antibodi
(respons primer (tidak dibutuhkan)
yang lambat, lemah)

M -
(b)

raEffit ffi t.-Wffil


t",u*u"
J---.l t","*""
I f I
l;"'o*
|{t""pon" sekunder
l-
) t-ln'::::
U1"sjg{""t) J
[ = Respons primer
trid"klil;r'l
n = lmunitas jangka panjang I oenvat<it I

Garnbar t2-'tr3
Cara memperoleh imunitas jangka panjang. lmunitas jangka panjang terhadap suatu patogen dapat diperoleh melalui penyakit
atau divaksinasi terhadapnya. (a) Pajanan ke suatu patogen virulen (penyebab penyakit). (b) Vaksinasi dengan patogen yang
telah dimodifikasi sehingga tidak lagi virulen (yaitu tidak lagi dapat menimbulkan penyakit) tetapi masih antigenit. pacia tJaua
kasus, dihasilkan sel memori jangka panjang yang melancarkan respons sekunder cepat untuk mencegah atau memperkecil
gejala pada pajanan alami berikutnya ke patogen virulen yang sama.

yang diberikan diperoleh dari sumber lain (sering bukan kan proteksi segera terhadap penyakit atau toksin spesifik
manusia) yang telah dipajankan ke antigen bentuk lemah. namun penerima dapat membentuk respons imun terhadap
Hewan yang sering digunakan untuk membuat antibodi antibodi yang disuntikkan itu sendiri, karena antibodi ter-
yang diambil untuk imunisasi pasif adalah kuda atau domba. sebut adalah protein asing. Akibatnya mungkin adaiah reaksi
Meskipun penyuntikan serum yang mengandung antibodi alergik berat terhadap terapi, suatu keadaan yang disebut
ini (antiserum atau antitoksin) bermanfaat untuk mencipta- sebagai serum sicbness.

Pertahanan Tubuh 465


Konsep, Tantangan, dan Kontroversi
Vaksinasi: Kemenangan Atas Banyak Penyakit Menakutkan
Masyarakat modern telah berharap ringan. Sejak awal abad ke-17, teknik kemudian ketika pada tahun 1880,
dan bahkan menginginkan agar dapat ini telah berkembang menjadi Loius Pasteur, ahli imunologi eksperi-
diciptakan vaksin untuk melindungi pemakaian jarum untuk mengambil mental hebat yang pertama, mengem-
kita dari hampir semua penyakit infeksi sejumlah kecil pus dari pustul (bentol bangkan teknik Jenner. Pasteur
yang menakutkan. Harapan ini di kulit berisi nanah yang sembuh membuktikan bahwa kemampuan
dipertajam oleh ketidakberdayaan kita dengan meninggalkan bekas jaringan organisme memicu penyakit dapat
sampai saat ini untuk menciptakan parut cekung alrau " pock") cacar aktif sangat dikurangi (dilemahkan)
vaksin yang efektif terhadap HlV, virus dan memasukkan bahan menular ini ke sehingga organisme tersebut tidak lagi
penyebab AIDS. dalam orang sehat. Proses inokulasi ini menimbulkan penyakit tetapi masih
Hampir 2500 tahun yang lalu, dilakukan dengan mengaplikasikan tetap menginduksi pembentukan
nenek moyang kita telah menyadari pus Iangsung ke suatu goresan ringan antibodi jika dimasukkan ke dalam
adanya perlindungan imun. Thurcydi- atau dengan menghirup pus kering. tubuh-prinsip dasar vaksin modern.
des, yang menulis mengenai suatu Edward Jennel seorang dokter Vaksin pertamanya terhadap antraks,
wabah pes yang menyerang Athena lnggris, adalah yang pertama suatu penyakit yang mematikan pada
pada 430 SM, mengamati bahwa orang membuktikan bahwa imunitas sapi dan domba. Pasteur mengisolasi
yang sama tidak pernah diserang dua terhadap cowpox (cacar sapi), suatu dan memanaskan bakteri antraks,
kali oleh penyakit ini. Namun, nenek penyakit yang serupa tetapi lebih kemudian menyuntikkan organisme
moyang kita belum memahami dasar ringan daripada cacaI juga dapat yang telah dilemahkan ini ke dalam
dari perlindungan ini sehingga mereka melindungi manusia dari cacar. sekelompok hewan sehat. Beberapa
tidak dapat memanfaatkannya. Berdasarkan pengamatan bahwa minggu kemudian pada pertemuan
Upaya-upaya awal untuk memper- pemerah susu yang terjangkit cacar sesama ilmuwan, Pasteur menyuntik-
oleh perlindungan seumur hidup sapi tampaknya terlindung dari cacar, kan hewan-hewan yang telah divaksi-
terhadap cacar (smallpox), suatu Jenner pada tahun 1796 menginokula- nasi tersebut serta sekelompok hewan
penyakit mengerikan yang sangat sikan pus yang ia ekstraksi dari lepuh yang belum divaksinasi dengan bakteri
menular dan sering mematikan cacar sapi ke seorang anak Iaki-laki. antraks poten. Hasilnya dramatis-
(hampir 40% pasien meninggal), Setelah anak tersebut sembuh, Jenner semua hewan yang divaksin selamat,
adalah dengan secara sengaja (karena tidak dibatasi oleh standar etis tetapi semua hewan yang tidak
memajankan diri melalui kontak riset modern pada subyek manusia) divaksin mati. Demonstrasi publik gaya
langsung dengan orang yang mengi- secara sengaja menginokulasikan anak Pasteur yang terkenal ini, ditambah
dap penyakit bentuk ringan. Harapan- tersebut cacar dengan dosis yang lagi kepribadiannya yang karismatik,
nya adalah agar terbentuk perlindung- secara normal mematikan. Anak menarik perhatian dokter dan ilmuwan
an terhadap serangan cacar fatal di tersebut selamat. pada saat itu dan memicu perkem-
masa mendatang dengan secara Namun, hasil penelitian Jenner bangan imunologi modern.
sengaja memicu timbulnya penyakit tidak ditanggapi serius sampai seabad

dengan sistem ABO pada darah golongan AB, dan kedua


I Golongan darah adalah suatu bentuk imunitas antibodi anti-A dan anti-B rerdapat dalam darah golongan
alami. O. Biasanya kita beranggapan bahwa pembentukan antibodi
terhadap anrigen A atau B diinduksi hanya terjadi jika darah
Para ilmuwan semula beranggapan bahwa antibodi tertentu
yang mengandung antigen asing disuntikkan ke dalam tu-
sudah ada secara alami dalam darah. Antibodi yang berkaitan
buh. Namun, antibodi-antibodi tersebut dapat ditemukan
dengan golongan darah adalah contoh klasik "antibodi
dengan kadar tinggi dalam plasma orang yang tidak pernah
alami", meskipun imunitas alami sebenarnya adalah kasus
terpajan ke darah orang lain. Karena itu, antibodi ini di-
khusus dari imunitas aktif, Marilah kita lihat mengapa.
anggap terbentuk secara alami, yaitu diproduksi tanpa di-
GOLONGAN DARAH ABO ketahui pajanan ke antigennya. Para ilmulwan kini mengeta-
hui bahwa orang secara tidak disadari terpajan pada usia dini
Membran permukaan eritrosit manusia mengandung
ke sejumlah kecil antigen mirip-A dan B yang terdapat di
antigen-antigen herediter yang bervariasi sesuai golongan
bakteri-bakteri usus. Antibodi yang diproduksi terhadap
darah. Di dalam sistem golongan darah utama, sistem ABO,
antigen-antigen asing ini kebetulan juga berinteraksi dengan
ertirosit orang dengan golongan darah A mengandung anti-
antigen yang hampir sama yang ada pada golongan darah
gen A, mereka yang golongan darahnya B mengandung anti-
asing, bahkan pada pajanan perrama.
gen B, mereka yang golongannya AB memiliki kedua anti-
gen, dan mereka yang golongan O tidak memiliki antigen A
arau B di permukaan eritrositnya. REAKSI TRANSFUSI
Antibodi terhadap antigen eritrosit yang tidak ada di CATAIAN KLINIS. Jika seseorang diberi darah yang go-
eritrosit tubuh sendiri mulai muncul dalam plasenta setelah longannya tidak sesuai maka terjadi dua interaksi antigen-
bayi berusia sekitar 6 bulan. Karena itu, plasma darah go- antibodi yang berbeda. Sejauh ini konsekuensi yang lebih
longanA mengandung antibodi anti-B, darah golongan B serius terjadi akibat efek antibodi dalam plasma penerima
memiliki antibodi anti-A, tidak ada antibodi yang berkaitan (resipien) pada eritrosit donor. Efek antibodi donor pada

466 Bab 12
antigen yang ada di eritrosit penerima kurang penting kecuali atau positif-Rh. Faktor Rh memiliki makna medis penting
jika dilakukan transfusi dalam jumlah besar, karena anribodi dalam keadaan di mana ibu negatif-Rh membentuk antibodi
donor mengalami banyak pengenceran oleh plasma penerima terhadap eritrosit janin positif-Rh yang dikandungnya, suaru
sehingga tidak banyak eritrosit penerima yang rusak. keadaan yang dikenal sebagai eritroblastosis fetalis, atau
Interaksi antibodi dengan antigen eritrosit dapat menye- penyakit hemolitik pada neonatus (lihat h. 493).
babkan aglutinasi (penggumpalan) atau hemolisis (pecahnya) Kecuali pada keadaan yang sangar darurat, akan lebih
sel darah merah yang diserang. Aglutinasi atau hemolisis sel aman jika dilakukan pencocokan silang darah secara indi-
darah merah donor oleh antibodi dalam plasma penerima
kadang dapat menyebabkan reaksi transfusi fatal (Gambar
12-14). Gumpalan sel donor dapat menyumbat pembuluh-
pembuluh darah halus. Selain itu, salah satu akibat paling Donor golongan
mematikan dari transfusi yang tidak cocok adalah gagal ginjal darah B
Penerima dengan
akut akibat dibebaskannya sejumlah besar hemoglobin d"ri darah golongan A
eritrosit donor yang rusak. Jika kadar hemoglobin bebas
dalam plasma melewati suatu tirik kritis maka akan terjadi
pengendapan hemoglobin di ginjal yang menyumbat
struktur-struktur pembentuk urin dan menimbulkan gagal
ginjal akut.
A,ntigen B

X
DONOR DAN PENERIMA DARAH UNIVERSAL
Karena orang golongan O tidak memiliki anrigen A atau B \-{
maka eritrosit mereka tidak akan diserang oleh antibodi
anti-A atau anti-B sehingga mereka dianggap sebagai donor
il',"i:J:[# \
universal. Darah mereka dapat ditransfusikan ke orang
dengan semua golongan darah. Namun, orang golongan O
hanya dapat menerima darah golongan O, karena antibodi
1
anti-A dan anti-B dalam plasma mereka akan menyerang
antigen A atau B yang ada dalam darah donor. Sebaliknya,
orang golongan AB disebur penerima universal. Karena ti-
dak memiliki antibodi anti-A dan anti-B mereka dapat me-
nerima darah donor dari golongan apapun, meskipun mereka Sel darah merah
hanya dapat mendonasikan darah ke orang dengan golongan dari donor menggumpal
AB. Karena memiliki antigen A dan B maka eritrosit mereka
akan diserang jika ditransfusikan kepada orang dengan anti-
bodi terhadap salah satu dari kedua anrigen tersebur.
Namun, istilah donor uniuersal dan penerima uniuersal
menyesatkan. Selain sistem ABO, banyak anrigen erirrosit
dan antibodi plasma lain dapat menyebabkan reaksi transfusi,
dan yang terpenting adalah faktor Rh.

SISTEM GOLONGAN DARAH LAIN


Orang yang memiliki faktor Rh (suatu antigen eritrosit yang
pertama kali ditemukan pada monyet rhesus sehingga diberi
nama Rh) dikatakan memiliki darah positif-Rlr, sedangkan
yang tidak memilikinya dianggap memiliki darah negatif-Rh.
Berbeda dari sistem ABO, tidak terdapat antibodi alami yang
terbentuk terhadap faktor Rh. Sel darah merah
CATAIAN KLINIS. Antibodi anti-Rh dihasilkan hanya biasanya pecah Penggumpalan menyumbat
oleh orang negatif-Rh ketika (dan jika) orang tersebut per- aliran darah di kapiler
tama kali terpajan ke antigen Rh asing yang terdapat dalam
darah positif-Rh. Tiansfusi selanjutnya dengan darah positif-
I
Hemoglobin mengendap di ginjal, I
Rh dapat menimbulkan reaksi transfusi pada orang negatif- mengganggu fungsi ginjal AIiran oksigen dan nutrien
Rh yang telah tersensitisasi tersebut. Sebaliknya, orang ke sel dan jaringan
berkurang
positif-Rh tidak pernah menghasilkan antibodi terhadap fak-
Gambar 12-14
tor Rh yang mereka miliki sendiri. Karena itu, orang negatif-
Reaksi transfusi. Reaksi transfusi yang terjadi akibat pemberi-
Rh harus hanya diberi darah negatif-Rh, sedangkan orang an darah golongan B kepada penerima dengan golongan
positif-R! dapat dengan aman menerima darah negariiRh darah A.
vidual sebelum transfusi dilakukan meskipun golongan ABO Banyak andgen disajikan dengan cara serupa kepada sel
dan Rh-nya sudah diketahui, karena terdapat sekitar 12 sis- T oleh makrofag dan sel dendritik.Sel dendritik adalah sel
tem antigen minor lainnya pada eritrosit manusia. Kecocokan penyaji antigen khusus yang bertindak sebagai penjaga di
ditentukan dengan mencampur sel darah dari donor dengan hampir setiap jaringan. Sel ini sangar banyak di kulit dan
plasma dari penerima. Jika tidak terjadi penggumpalan maka lapisan mukosa paru dan saluran cerna-lokasi strategis tempat
darah dianggap cocok untuk ditransfusikan. mikroba kemungkinan besar masuk ke tubuh. Setelah
Selain penting dalam transfusi, berbagai sistem golong- terpajan ke antigen yang sesuai, sel dendritik meninggalkan
an darah juga penting dari segi hukum pada kasus-kasus jaringan dan bermigrasi melalui pembuluh limfe ke kelenjar
ketidakjelasan orang tua, karena antigen eritrosit diwariskan. limfe, tempat sel-sel ini berkumpul dan mengaktifkan sel T.
Namun, dalam tahun-tahun terakhir, "sidik jari" DNA men- Salah satu golongan khusus limfosit T, yang disebut sel
jadi pemeriksaan yanglebih memastikan. T penolong, membantu pengaktifan sel B oleh anrigen yang
disajikan oleh makrofag. Sel T penolong mengeluarkan suatu
mediator kimiawi, faktor pertumbuhan sel B, yang ikut
I Limfosit hanya berespons terhadap antigen yang berperan dalam fungsi sel B bersama dengan interleukin 1
disajikan oleh sel penyaji antigen. yang dikeluarkan oleh makrofag. Karena itu, interaksi yang
saling memperkuat antara makrofag, sel B, dan sel T penolong
Sel B biasanya ddak dapat melaksanakan tugasnya meng- secara sinergistis meningkatkan serangan imun antibodi-
hasilkan antibodi tanpa bantuan dari makrofag atau sel fagosit terhadap benda asing yang masuk. Tabel 12-2
penyaji antigen lain dan, pada kebanyakan kasus, juga dari meringkaskan strategi imun bawaan dan didapat yang
sel T (Gambar 12-15). Klon-klon sel B yang relevan tidak mempertahankan tubuh dari serbuan bakteri.
dapat mengenal dan menghasilkan antibodi sebagai respons Kini kita akan membahas peran lain sel T selain
terhadap antigen asing "mentah" yang masuk ke tubuh; se- meningkatkan aktivitas sel B.
belum bereaksi, klon sel B harus secara formal "diperkenal-
kan'kepada antigen.
!-lMFOSIT T: IMUNITAS YANG
PENYAJIAN ANTIGEN
DIPERANTARAI OLEH SEL
Makrofag dapat digunakan sebagai contoh sel penyaji anti-
gen. Mikroorganisme atau antigen mula-mula ditelan oleh Meskipun penting dalam pertahanan spesifik terhadap bak-
makrofag, Fagosit-fagosit besar ini berkumpul di sekeliling teri dan benda asing lainnya namun limfosit B dan produk
klon sel B yang sesuai dan menangani perkenalan formal antibodinya hanya mewakili separuh dari pertahanan imun
tersebut. Selama fagositosis, makrofag memproses antigen spesifik tubuh. Limfosit T sama pentingnya dalam pertahan-
mentah dan kemudian "menyajikan" antigen yang telah di- an terhadap kebanyakan infeksi virus dan juga berperan besar
proses tersebut dengan memajankannya di permukaan luar dalam mengatur mekanisme imun. Tabel l2-3 membanding-
membran plasma makrofag sedemikian sehingga sel-sel B kan sifat kedua sel efektof adaptif ini, meringkaskan apa yang
sekitar dapat mengenalnya dan diaktif-kan olehnya. Secara telah anda pelajari tentang sel B dan menyinggung fitur yang
spesifik, ketika menelan mikroba asing, makrofag mencerna akan anda pelajari tentang sel T.
mikroba tersebut menjadi peptida-peptida antigenik (ke-
pingan kecil protein). Setiap pepdda antigenik kemudian
digabungkan dengan molekul MHC, yang disintesis di da- I Sel T berikatan langsung dengan
lam kompleks retikulum endoplasma-kompleks Golgi. Se-
sasarannya.
buah molekul MHC memiliki alur dalam tempat melekatnya
berbagai peptida antigenik, bergantung pada apa yangditelan Sementara sel B dan antibodi melindungi tubuh dari benda
oleh makrofag. Penempatan peptida antigenik ke dalam asing di CES, sel T menghadapi benda asing yang bersem-
molekul MHC berlangsung di organel khusus yang baru di- bunyi di dalam sel yang tidak dapar dicapai oleh antibodi
temukan di dalam sel penyaji antigen, kompartemen untuk atau sistem komplemen. Tidak seperti sel B. yang mengeluar-
pemuatan peptida. Molekul MHC kemudian mengangkut kan antibodi yang dapat menyerang anrigen jarak jauh, sel T
antigen tersebut ke permukaan sel untuk disajikan kepada tidak mengeluarkan antibodi. Sel T harus berkontak lang-
limfosit yang lewat. sung dengan sasaran, suatu proses yang dikenal sebagai imu-
Selain itu, makrofag penyaji antigen ini mengeluarkan nitas selular. SelT tipe pemusnah mengeluarkan bahan-bahan
interleuhin 1, suatu mediator kimiawi serba guna yang kimia yang menghancurkan sel sasaran yang berkontak
meningkatkan diferensiasi dan proliferasi klon sel B yang dengannya, misalnya sel yang terinfeksi oleh virus dan sel
sekarang sudah aktif. Interleukin 1, yang identik atau kanker.
berkaitan erat dengan pirogen endogen atau mediator Seperti sel B, sel T bersifat klonal dan sangat spesifik
endogen leukosit, juga berperan besar dalam demam dan antigen. Di membran plasmanya, setiap sel T memiliki pro-
malase yang menyertai banyak infeksi. Sebaliknya, limfosit tein reseptor unik yang disebut reseptor sel T, serupa namun
yang telah diaktifkan kemudian mengeluarkan antibodi yang tidak identik dengan resepror di permukaan sel B. Limfosit
antara lain meningkatkan aktivitas fagositik lebih lanjut. imatur memperoleh reseptornya di timus sewaktu berdiferen-

468 Bab 12
Bakteri :rvasir
&
F-F-
.q
Makrofag mengeluarkan
interleukin 1, yang F^,
meningkatkan proliferasi sel B
2lS-
w
dan sekresi antibodi

+
Makrofag "mengolah dan menyajikan"
antigen bakteri kepada klona
I
a-3-
limfosit B dan T yang spesifik
uniuk antigen tersebut
'--r*'

_/\ .t, .,-. ,


^.-

+
t@)
+

@
+-
\ \/ :JJiiii;Lii,:l
\r
S::!

Sel T penolong mengeluarkan


faktor pertumbuhan sel B yang
meningkatkan proliferasi sel B
dan sekresi antibodi
Faktor pertumbuhan sel B

Sei Dii:srn:.

t#r Sel plasma mengeluarkan


antibodi yang berikatan
dengan bakteri antigenik

\/ ! uuo
L-,',
!
Antillr.roi

6arnbar 'i ?-1 5


lnteraksi sinergistik antara makrofag, sel B, dan sel T penolong. Sel B dan T tidak dapat bereaksi terhadap antigen asing yang
baru masuk sampai antigen tersebut diproses dan disajikan oleh makrofag atau sel penyaji antigen lainnya. Makrofag '
:"6u
mengeluarkan interleukin 1, yang merangsang proliferasi sel B aktif. Sel-sel B ini berubah menjadi sel plasma, yang m-eng'hasil-
kan antibodi terhadap antigen. Sel T penolong yang telah aktif mengeluarkan faktor pertumbuhan sel B, yang semakin -
merangsang proliferasi sel B dan produksi antibodi. Antibodi tidak saja menyebabkan antigen asing dimuinahlan namun juga
berfungsi sebagai opsonin yang meningkatkan fagositosis oleh makrofag.

siasi menjadi sel T. Tidak seperti sel B, sel T diaktifkan oleh Pentingnya persyaratan antigen rangkap ini dan sifat antigen
antigen asing hanyajika antigen tersebur berada di permuka- diri akan dibahas berikur ini.
an suatu sel yang juga membawa penanda identitas individu Setelah pemajanan ke antigen yang sesuai biasanya terdapat
yang bersangkutan; yaitu, anrigen asing dan antigen diri jeda waktu beberapa hari sebelum sel T yang telah tersensitisasi
harus bersama-sama berada di permukaan sel sebelum sel T atau teraktifl<an siap melancarkan serangan imun selular. Ketika
dapat berikatan dengannya. Selama pendidikan di timus, sel terpajan ke kombinasi anrigen spesifik, sel-sel dari klon sel T
T belajar mengenal antigen asing hanya dalam kombinasi komplementer berproliferasi dan berdiferensiasi selama beberapa
dengan antigen jaringan sendiri-suatu pelajaran yang di- hari, menghasilkan sel T efektor aktif dalam jumlah besar yang
turunkan kepada semua progeni sel T di kemudian hari. melaksanakan berbagai respons selular.

Pertahanan Tubuh 469


Tabel 12-2
Respons lmun Bawaan dan Didapat Terhadap lnvasi Bakteri

: . ':

Makrofag memproses dan menyajikan antigen bakteri


Makrofag jaringan residen menelan bakteri yang masuk kepada sel B yang spesifik untuk antigen tersebut
Respons vaskular yang diaktifkan oleh histamin meningkatkan Klona sel B yang telah diaktifkan berproliferasi dan
aliran darah ke djerah yang bersangkutan, membawalebih berdiferensiasi menjadi sel plasma dan sel memori
banyak sel efektor imun dan protein plasma Sel plasma mengeluarkan antibodi spesifik, yang
Bekuan fibrin membentengi daerah yang terinfeksi berikatan dengan bakteri yang masuk Aktivitas sel
plasma ditingkatkan oleh
Neutrofil dan monosivmakrofag bermigrasi dari darah ke daerah
yang bersangkutan sertarn"n"lun dan menghancurkan benda lnterleukin l yang disekresikan oleh makrofag
asing serta membersihkan sisa sel Sel T penolong, yang
telah diaktifkan oleh antigen
Selfagositik mengeluarkan bahan perantara kimiawi, yang bakteri yang sama yang diproses dan disajikan
meningkatkan reipons imun bawaan dan didapat r"ri" rJri., kepadanya oleh makrofag
gejala lokal dan sistemikyang berkaitan dengan infeksi Antibodi berikatan dengan bakteri yang masuk dan
meningkatkan imunitas bawaan sehingga terjadi
kehancuran bakteri. Secara spesifik, antibodi
Komponen komplemen membentuk membrane attack complex Bekerja sebagai opsonin untuk meningkatkan aktivitas
yang melubangi dan melisiskan sel bakteri fagositik
Komponen komplemen meningkatkan berbagai tahapan inflamasi Mengaktifkan sistem komplemen yang mematikan
Merangsang sel pemusnah, yang secara langsung
melisiskan bakteri
5el memori menetap dan mampu berespons secara lebih
cepat dan lebih kuat seandainya bakteri yang sama
kembali dijumpai di masa mendatang

Tabel 12-3
Limfosit B versus T

Sumsum tulang Sumsum tulang


Sumsum tulang Timus

Antibodi yang tersisip di membran plasma Terdapat reseptor permukaan yang berbeda dari
berfungsi sebagai reseptor permukaan; antibodi; sangat spesifik
sangat spesifik
Antigen ekstrasel misalnya bakteri, virus Antigen asing yang berkaitan dengan antigen
bebas, dan benda asing lain dalam darah diri, misalnya sel yang terinfeksi oleh virus
Ya Ya

Sel plasma Sel T sitotoksik, sel T penolong


Ya Ya
lmunitas yang diperantarai oleh antibodi lmunitas yang diperantarai oleh sel
Antibodi Sitokin
Membantu membersihkan benda asing Melisiskan sel yang terinfeksi oleh virus dan sel
dengan meningkatkan respons imun kanker; memberikan imunitas terhadap sebagian
bawaan terhadap benda tersebut; besar virus dan beberapa bakteri; membantu sel
memberikan imunitas terhadap sebagian B dalam menghasilkan antibodi
besar bakteri dan beberapa virus
Singkat Lama
yang sesuai. Setelah musuh mari, sebagian besar populasi
I Dua jenis utama sel T adalah sel T sitotoksik dan iimfosit T spesifik yang kini menjadi berlebihan melakukan
selT penolong. bunuh diri karena antigen dan sinyal stimulatoriknya lenyap.
Eliminasi sebagian besar sel T efektor setelah respons primer
Terdapat dua subpopulasi utama sel T, bergantung pada peran
merupakan hal esensial untuk mencegah kongesti di jaringan
mereka ketika diaktifkan oleh antigen:
limfoid. (Pengurangan semacaff. ini tidak diperlukan untuk
1. Sel CD8 (sel T sitotoksik, atau pemusnah), yang sel B-sel yang menjadi sel plasma dan bukan sel B memori
menghancurkan sel pejamu yang mengandung apapun setelah stimulasi antigen akan mati sendiri dengan meng-
yang asing, dan karenanya menganduhg antigen asing, hasilkan antibodi). Sel-sel T efektor yang tersisa berubah
misalnya sel tubuh yang dimasuki virus, sel kanker yang menjadi sel T memori yang berumur panjang dan bermigrasi
memiliki protein mutan akibat transformasi maligna, ke seluruh bagian tubuh, tempar mereka bersiap untuk me-
dan sel cangkokan laksanakan respons sekunder cepat seandainya patogen yang
2. Sel CD4 (umumnya sel T penolong), yang meningkat- sama muncul.
kan pembentukan sei B yang distimulasi antigen men- Kita selanjutnya akan membahas dua jenis sel T utama
jadi sel plasma penghasil antibodi, meningkatkan akti- secara lebih detil.
vitas sel sitotoksik yang sesuai, dan mengaktifkan
makrofag. Sel CD4 tidak secara langsung ikut serta
daiam destruksi imun patogen yang masuk. Sebaliknya, I Sel T sitotoksik mengeluarkan bahan kirnia yang
sel-sel ini memodulasi aktivitas sel imun lain.
nnerusak sel sasaran.
Sel T regulatorik, yang semula disebut sel T
penekan, adalah subset kecil sel CD4 yang baru ter- Sel T sitotoksik adalah "pembunuh bayaran" mikroskopik.
identifikasi. Sel T reguiatorik, yang membentuk 57o Sasaran sel-sei destruktif ini umumnya adalah sel pejamu
sampai 10% dari sel CD4, menekan respons imun. Sel- yang terinfeksi oleh virus. Ketika virus menyerang sel tubuh,
sel ini menekan dan bukan meningkatkan imunitas suatu keharusan agar bertahan hidup, sel menguraikan
bawaan dan didapat dengan metode check and balance selubung protein yang mengelilingi virus dan menumpukkan
untuk memperkecil patologi imun yang merugikan. sebagian dari antigen virus ini ke antigen diri yang baru
Masih belum dipahami bagaimana sel T regulatorik me- dibentuk. Kompleks antigen diri dan antigen virus ini
laksanakan tugasnya. disisipkan ke membran permukaan sel pejamu, rempar kom-
SelT penolong sejauh ini adalah jenis sel T yang paling pleks tersebut berfungsi sebagai "bendera merah" yang me-
banyak, membentuk 60% sampai 80o/o dari semua sel T nunjukkan bahwa sel mengandung virus (Gambar 12-17,
dalam darah. Karena pentingnya peran yang dimainkan oleh langkah :1, dan 2). Untuk menyerang virus intrasel, sel T
sel ini dalam "menyalakan" kekuatan penuh limfosit dan sitotoksik harus menghancurkan sel pejamu yang terinfeksi
makrofag maka sel T penolong dianggap sebagai "tombol dalam prosesnya. Sel T sitotoksik dari klon yang spesifik
induk" sistem imun. untuk virus ini kemudian mengenali dan berikatan dengan
, CATAIAN KLINIS. Hal ini menjadi penyebab mengapa antigen virus dan antigen diri di permukaan sel pejamu yang
sindrom imunodefisiensi didapat (acquired hnmunod"efciency terinfeksi tersebut (Gambar 72-17,langkah 3). Karena ter-
slmdrome, AIDS), yang disebabkar oleh virus imunodefisiensi sensitisasi oleh antigen virus maka sel T sitotoksik dapat
manusia (human immunodcficiency uirz.rs, HIV], sedemikian mematikan sel yang terinfeksi secara langsung atau tak lang-
menghancurkan bagi sistem pertahanan imun. Virus AIDS se-
cara selektif menginvasi sel T penolong, menghancurkan atau
melumpuhkan sel-sei yang seharusnya mengendalikan sebagian
besar respons imun tersebut (Gambar 12-16). Virus tersebut
juga menyerang makrofag sehingga semakin melumpuhkan sis-
I
tem imun, dan kadang-kadang juga masuk ke sel otak, menye- o
E
babkan demensia (g"nggu"tr berat kapasitas intelektual) yang oo
Fo
ditemukan pada sejumlah penderita AIDS.

SEL T MEMORI -m
'o:

Seperti sel B, sel T membentuk kompartemen sel memori o14

dan memperlihatkan baik respons primer maupun sekunder.


Respons primer cenderung dimulai di jaringan limfoid, tem- 'E q.l
!Po
pat limfosit naif dan sel penyaji antigen berinteraksi. Selama mP
od
beberapa minggu setelah infeksi dibersihkan, lebih dari 90o/o
sel T efektor yang terbentuk selama respons primer mati Gambar 12-16
melaiui proses apoptosis (bunuh diri sel; lihat h. 132). Untuk Virus AIDS. Virus imunodefisiensi manusia (HlV) (yrzarna
bertahan hidup, limfosit T aktif memerlukan keberadaan abu-abu), virus penyebab AlD5, pada limfosit T penolong,
sasaran utama Hlv.
antigen spesifiknya terus-menerus dan sinyal stimulatorik

Fertahanan Tubuh 471


sung, bergantung pada jenis bahan kimia letal yang dibebas- LangE<ah @
kan oleh sel T tersebut. Marilah kita telaah lebih lanjut. Sebuah virus memasuki
sel pejamu
I Sel T sitotoksik yang telah diaktifkan mungkin secara
langsung mematikan sel korban dengan mengeluarkan
bahan-bahan kimia yang melisiskan sel tersebut sebelum
replikasi virus dimulai (Gambar 72-77,langkah 4). Secara
spesifik, sel T sitotoksik serta sel NK mematikan sel sasaran
dengan mengeluarkan molekul-molekul perforin, yang
menembus membran permukaan sel sasaran dan menyatu
membentuk saluran mirip pori (Gambar 12-i8). Gknik pe-
musnahan sel dengan melubangi di membran ini serupa
dengan metode yang digunakan oleh membrane attack com- L*ngkah @ Antigen virus asing
plex pada jenjang komplemen. Mekanisme pemusnahan Antigen virus diperlihatkan
dependen kontak ini dif uluki "ciuman mematikan". di permukaan sel pejamu
berdampingan dengan
I Sel T sitotoksik juga dapat secara tak langsung memati- antigen diri sel pejamu
kan sel pejamu yang terinfeksi dengan mengeluarkan gran-
zim, yaitu enzim-enzim yang serupa dengan enzim pencer-
naan. Granzim masuk ke sel sasaran melalui saluran perforin.
Setelah berada di dalam, bahan-bahan kimia ini memicu
apoptosis (bunuh diri sel; lihat h. 132-133) sel yang terinfeksi Sel pejamu yang terinfeksi oleh virus
oleh virus tersebut.
Virus yang dibebaskan setelah sel pejamu mati oleh l-angkah @

di CES oleh
ini dihancurkan secara langsung
salah satu dari kedua metode
antibodi penetral, dan sistem kom-
sel fagositik,
Sel T sitotoksik mengenal
dan mengikat antigen
asing spesifik (antigen
,,'il=
\ \iil I
Sel T sitotoksik

plemen. Sementara itu sel T sitotoksik, yang tidak mengalami virus) yang berikatan
Resepto\----l
sel T# Kompleks
cedera selama proses berlangsung, dapat berpindah ke sel dengan antigen diri antigen diri
dan antigen
pejamu lain yang terinfeksi untuk mematikannya.
asing
Sel-sel sehat di sekitar menggantikan sel yang hilang
melalui pembelahan sel. Untuk menghentikan infeksi virus
biasanya hanya diperlukan penghancuran sebagian sel pe-
jamu. Namun; jika virus memiliki kesempatan untuk ber-
Sel pejamu yang terinfeksi oleh virus
kembang biak, dengan virus yang bereplikasi meninggalkan
sel semula dan menyebar ke sel pejamu lainnya, maka meka-
tangkah @
nisme sel T sitotoksik dapat mengorbankan banyak sel pe- Sel T sitotoksik mengeluar-
jamu sehingga dapat terjadi malfungsi serius. kan bahan kimia yang
menghancurkan sel yang
Ingatlah bahwa mekanisme pertahanan r.ronspesifik lain
diserang sebelum virus
juga bekerfa untuk meiawan infeksi virus, terutama sel NK, dapat masuk ke nukleus
interferon, makrofag, dan sistem komplemen. Seperti biasa, dan mulai bereplikasi
terbentuk kerja sama rumit antara berbagai sistem pertahanan '4 l .ir
imun yang ditujukan untuk melawan invasi virus tersebut t,::::1rl
(Tabel r2-4).

PERTAHANAN ANTIVIRUS DI SISTEM SARAF


Gambar'tr2-17
Metode lazim untuk menghancurkan sel pejamu yang ter-
Sebuah sel T sitotoksik melisiskan sel yang dimasuki oleh
infeksi oleh virus tidak dapat diterapkan bagi sistem saraf.
virus
Jika sel T sitotoksik menghancurkan neuron yang terinfeksi
oleh virus maka sel-sel yang mati tidak dapat diganti karena
neuron tidak dapat bereplikasi. Untungnya, neuron yang ter-
infeksi oleh virus terhindar dari pemusnahan oleh sistem
imun, tetapi kalau demikian bagaimana neuron terlindung
dari virus? Para ahli imunologi telah lama berpikir bahwa trasel tetapi juga dapat mengeliminasi virus yang berada di
satu-satunya pertahanan antivirus untuk neuron adalah yang dalam neuron. Belum jelas apakah antibodi benar-benar
ditu.jukan terhadap virus bebas di cairan ekstrasel. Namun, masuk ke neuron dan mengintervensi secara langsung repli-
penelitian-penelitian baru mengungkapkan bahwa antibodi kasi virus (neuron terbukti dapat menyerap antibodi di dekat
tidak saja menyerang virus untuk dihancurkan di cairan eks- ujung sinapsnya) atau berikatan dengan permukaan sel saraf

472 tsab i2
dan memicu perubahan intrasel yang menghentikan replikasi
vi rus.
I SelT penolongmengeluarkan bahan kimia yang
memperkuat aktivitas sel imun lain.
CATAIAN KLINIS. Kenyataan bahwa sebagian virus,
misalnya virus herpes, menetap bertahun-tahun di sel saraf, Berbeda dari sel T sitotoksik, sel T penolong bukan sel pe-
kadang-kadang kambuh dan menimbulkan gejala, membuk- musnah. Sel T penolong mengeluarkan bahan-bahan kimia
tikan bahwa antibodi mekanisme intraneuron tidak dapat yang diklasifikasikan sebagai sitokin yang "membantu", arau
melindungi neuron secara total dari infeksi virus. memperkuat, hampir semua aspek respons imun.

Granula yang
mengandung
molekul perforin

@ fitt"r cell berikatan dengan sel sasaran

@ nfinut pengikatan ini, granula killercell yang mengandung perforin menyatu dengan membran piasma
Granuta membebaskan perforinnya dengan eksositosis ke dalam kantung kecil di ruang antarsel antara killer cell dan sel sasaranny
@
eaOa pajanan ke Ca'?. di ruang CES, masing-masing molekul perforin berubah bentuk dari bulat menjadi silindrrs
@
@ Vot"t rt-rolekul perforin yang ielah mengalami remodeling berikatan dengan membran sel sasaran dan menyusup ke dalamnya

@ Vot"t rt-rolekul perforin mengelompok untuk membentuk pori

@ nori memungkinkan garam dan HrO lewat sehingga sel sasaran membengkak dan pecah

ffiarnhar tZ-'tr8
Mekanisme pemusnahan oleh killer cel/. (a) Perincian proses pemusnahan. (b) Pembesaran pori yang dibentuk oleh perforin di
sel sasaran. Perhatikan kemiripan dengan membrane attackcomplex yang dibentuk oleh molekul-molekul komplemen (lihat
Gambar 12-6, h. 457)
(Sumber: Diadaptasi dari ilustrasi oleh Dana Burns-Pizer dalam John Ding-E Young and Zanvil A, Cohn, "How Killer Cells Kill".
Hak cipta @ 1988 Scientific American, Scientific American, lnc. Hak cipta dilindungi oleh undang-undang).

liry;-;:,1n;1Y'1,3J'1 TUbUh 473


1. Seperti telah disebutkan, sel T penolong mengeluarkan
Tabel 12-4
faktor pertumbuhan sel B, yang meningkatkan kemam-
Pertahanan Terhadap lnvasi Virus
puan klon sel B menghasilkan antibodi. Sekresi antibodi
Ketika virus berada bebas di CES sangat berkurang jika tidak terdapat sel T penolong.
Makrofag 2. Sel T penoiong juga mengeluarkan faktor pertum-
Menghancurkan virus bebas dengan fagositosis buhan sel T, yang juga dikenal sebagai interleukin-2
Memproses dan menyajikan antigen virus ke sel B dan sel T (lL-2), yang memperkuat aktivitas sel T sitotoksik dan
Mengeluarkan interleukin 1, yang mengaktifkan klona sel bahkan sel T penolong lain yang responsif terhadap
B dan sel T yang spesifik terhadap antigen virus tersebut antigen. Interleukin 1 yang dikeluarkan oleh makrofag
Sel Plasma yang Berasal dari Sel B Spesifik untuk Antigen tidak saja meningkatkan aktivitas klon sel B dan sel T
Virus Mengeluarkan Antibodi yang yang sesuai tetapi juga merangsang sekresi interleukin 2
Menetralkan virus untuk mencegahnya masuk ke sel oleh sel T penolong. (Enam belas interleukin yang telah
pejamu
diketahui dan memerantarai interaksi anrara berbagai
Mengaktifkan jenjang sistem komplemen yang secara
leukosit-interleubin berarti "anrara leukosit"-diberi
langsung menghancurkan virus bebas dan meningkatkan
fagositosis virus dengan bekerja sebagai opsonin nomor sesuai urutan penemuannya).
1 Sebagian bahan kimia yang dikeluarkan oleh sel T be-
Ketika virus sudah masuk ke sel pejamu (yang harus kerja sebagai bemotahsin untuk menarik lebih banyak
dilakukannya untuk bertahan hidup dan berkembang biak,
dengan virus-virus anak meninggalkan sel pejamu semula neutrofil dan calon makrofag ke tempat invasi.
untuk masuk ke CES mencari sel pejamu baru lain) 4. Setelah makrofag tertarik ke tempat invasi, faktor
lnterferon penghambat migrasi makrofag, suatu sitokin penting
Disekresikan oleh sel yang terinfeksi oleh virus lain yang dikeiuarkan oleh sel T penolong, menahan
Berikatan dengan sel pejamu lain dan mencegah replikasi fagosit besar ini di tempatnya dengan menghambat mi-
virus grasi keiuar sel ini. Akibatnya, di daerah terinfeftsi ber-
Meningkatkan daya bunuh makrofag, natural killer cell, kumpul banyak makrofag yang tertarik secara kemotak-
dan sel T sitotoksik sis tersebut. Faktorini juga meningkatkan kemampuan
Natural Killer Cell fagositik makrofag yang berkumpul tersebut. Apa yang
Secara nonspesifik melisiskan sel pejamu yang terinfeksi dinamai sebagai makrofag marah ini memiliki ke-
oleh virus mampuan destruktif yang iebih besar daripada biasanya.
Sel T Sitotoksik Sel ini sangat penring dalam pertahanan terhadap bak-
oleh antigen virus dan
Secara spesifik tersensitisasi teri yang menyebabkan tuberkulosis, karena mikroba ini
melisiskan sel pejamu yang terinfeksi sebelum virus
dapat bertahan hidup di dalam makrofag biasa (belum
memiliki kesempatan untuk bereplikasi
diaktifkan).
Sel T Penolong
Mengeluarkan berbagai sitokin yang meningkatkan
5. Sebagian sitokin yang dikeluarkan oleh sel T penolong
aktivitas sel T sitotoksik dah pembentukan antibodi oleh mengaktifkan eosinofl dan mendorong pembentukan
sel B atxtibodi 1gE untuk pertahanan terhadap cacing para-
sitik.
Ketika sel yang terinfeksi oleh virus hancur, virus bebas
dibebaskan ke dalam CES, tempat virus tersebut diserang
secara langsung oleh makrofag, antibodi, dan komponen SELT PENOLONG 1 DAN PENOLONG 2
kornplemen aktif.
Dua subset sel T penolong-sel T penolong I GHf) dan sel
T penolong 2 (Trr2)-meningkatkan pola respons imun yang
berbeda dengan mengeluarkan jenis-jenis sitokin yang ber-
beda. Sel T.,1 mengobarkan respons yang diperantarai oleh
SITOKIN sel (sel T sitotoksik), yang sesuai unruk infeksi oleh mikroba
Pajanan ke antigen sering mengaktif:l<an baik mekanisme sel intrasel, misalnya virus, sementara sel T'2 mendorong imu-
B maupun sel T secara bersamaan. Sel T penolong dapat me- nitas yang diperantarai antibodi oleh sel B dan meningkatkan
modulasi sekresi antibodi oleh sel B sementara antibodi juga aktivitas eosinofil untuk pertahanan terhadap cacing para-
dapat mempengaruhi kemampuan sei T sitotoksik menghan- sitik.
curkan sel sasaran. Sebagian besar efek yang ditimbulkan Sel T penolong yang diproduksi di timus berada dalam
oleh limfosit pada sel imun lain diperantarai oleh sekresi keadaan naif sampai mereka berjumpa dengan antigen yang
bahan-bahan kimia perantara. Semua bahan kimia selain dikenalinya. Apakah suatu sel T naif akan menjadi sel T"1
antibodi yang dikeluarkan oleh leukosit secara kolektif di- atau sel Trr2 bergantung pada sitokin-sitokin apa yang di-
namai sitokin, yang sebagian besar diproduksi oleh sel T keluarkan oleh sel dendritik atau makrofag yang menyajikan
penolong. Tidak seperti antibodi, sitokin tidak berinteraksi antigen tersebut kepada sel T naif. Intedeukin 12 (IL-12)
secara iangsung dengan andgen yang memicu pembentukan- mendorong sel T naif spesifik untuk antigen menjadi sel
nya. Sitokin merangsang sel imun lain untuk beraksi mem- T,,1, sedangkan interleukin 4 (lL-4) mendorong pemben-
bantu mengusir mikroba invasif. Berikut ini adalah sebagian tukan sel naif menjadi sel T,,2. Dengan demikian, sel penyaji
dari sitokin sel T penolong yang paling dikenal: antigen pada sistem irnun nonspesifik dapat mempengaruhi

474 Bab 12
nada keseluruhan respons imun spesifik dengan menentukan proliferasi. Reaksi ini disebut sebagai anergi klonal
apakah subset sel Tr,1 atau Tn2 yang mendominasi. Pada (anergi artinya "tidak memiliki energi") karena sel T
kasus yang biasa, sitokin-sitokin yang dikeluarkan men- mengalami inaktivasi (yaitu "menjadi malas") dan
dorong perkembangan respons imun yang sesuai dengan bukan diaktifkan oleh antigennya. Anergi klonal ada-
ancaman yang sedang dihadapi. lah cadangan bagi delesi klonal. Klon limfosit yang
Apa yang secara normal mencegah sistem imun didapat mengalami anergi dapat bertahan hidup tetapi tidak
menyerang anrigen tubuh sendiri? Kita akan membahas isu berfungsi.
ini selanjutnya. Penyuntingan reseptlr. Cara yang baru diketahui untuk
melenyapkan sel-sel B reaktif diri dari tubuh adalah
dengan penyuntingan reseptor. Dengan mekanisme
I Sistem imun dalam keadaan normal toleran ini, jika suatu
sel B yang memiliki reseptor untuk salah
terhadap antigen diri. satu antigen tubuh menjumpai antigennya maka sel B
tersebut dapat lolos dari kematian atau anergi seumur
Kata toleransi dalam konteks ini merujuk kepada fenomena hidup dengan cepat mengubah reseptor antigennya
"mencegah sistem imun menyerang jaringan tubuh sendiri". menjadi versi non-diri. Dengan cara ini, sel B yang se-
Dalam proses "cut, shffie, and paste" (tata ulang) genetik mula reaktif terhadap antigen diri menjalani "rehabili-
yang berlangsung selama perkembangan limfosit, terbentuk tasi" sehingga sel tersebut tidak pernah lagi menyerang
sebagian sel B dan sel T yang kebetulan dapat bereaksi ter- jaringan tubuh sendiri.
hadap antigen-antigen jaringan tubuh sendiri. Jika dibiarkan 4. Inhib^i oleh sel T regulatorik. Sel-sel penekan ini mung-
berfungsi maka klon limfosit ini dapat menghancurkan tu- kin berperan dalam toleransi dengan menghambat se-
buh orang itu sendiri. Untungnya, dalam keadaan normal cara terus-menerus sebagian klon limfosit yang spesifik
sistem imun tidak menghasilkan antibodi atau sel T aktif ter- terhadap jaringan tubuh sendiri.
hadap antigen tubuh sendiri tetapi mengarahkan kemampu-
5. Ketidahtahuan imunologih, yang juga dikenal sebagai
an destruktifnya hanya kepada antigen asing. pengasingan antigen. Sebagian molekul diri dalam ke-
Terdapat paling sedikit enam mekanisme yang berperan adaan normal tersembunyi dari sistem imun karena
dalam toleransi: tidak pernah berkontak langsung dengan CES tempat
1. Delesi klonal. Sebagai respons terhadap pajanan terus- sel imun dan produk-produknya beredar. Salah satu
menerus ke antigen-antigen tubuh pada awal perkem- contoh antigen yang "terasing" ini adalah tiroglobulin,
bangannya, klon-klon limfosit yang secara spesifik suatu protein kompleks yang tersimpan dalam struktur
mampu menyerang antigen diri sebagian besar dihan- penghasil hormon di kelenjar tiroid (lihat h.757).
curkan secara permanen. Delesi klonal ini dilaksanakan 6. Keistimewaan imun. Beberapa jaringan, terutama tes-
dengan memicu apoptosis sel-sel imatur yang sebenar- tis dan mata, memiliki keistimewaan imun, karena
nya akan bereaksi dengan protein tubuh sendiri. Elimi- keduanya lolos dari serangan imun meskipun dirrans-
nasi fisik ini adalah mekanisme utama terbentuknya plantasikan ke orang yang tidak memiliki hubungan
toleransi. darah. Para ilmuwan baru-baru ini menemukan bah-
2. Anergi klonal. Ixllah anergi klonal adalah bahwa lim- wa membran plasma sel di jaringan dengan keistime-
fosit harus menerima dua sinyal spesifik secara ber- waan imun ini memiliki suatu molekul spesifik yang
samaan agar dapat diaktifkan ("dinyalakan"), satu dari memicu apoptosis limfosit aktif yang dapat merusak
antigen yang sesuai dan satu dari molekul ko-stimu- jaringan.
latorik (kosinyal) yang dikenal sebagai 87 yang terdapat
hanya di permukaan sel penyaji antigen. Kedua sinyal
yang terbentuk untuk antigen asing tersebut disajikan I Penyakit otoimun tirnbul akibat hilangmya
kepada limfosit oleh sel penyaji antigen. Jika sel B atau
toleransi terhadap antigen diri.
sel T telah diaktifkan karena menemukan antigen yang
sesuai disertai sinyal ko-stimulatorik, maka sel tersebut CATAIAN KLINIS. Kadang-kadang sistem imun gagal
tidak lagi membutuhkan ko-sinyal untuk berinteraksi membedakan antara anrigen asing dan antigen diri serta
dengan sel lain. Sebagai contoh, sel T sitotoksik yang melakukan serangan yang merusak terhadap satu atau lebih
telah aktif dapat menghancurkan semua sel yang ter- jaringan tubuh sendiri. Suatu keadaan di mana sistem imun
infeksi oleh virus yang memiliki antigen virus meski- gagal untuk mengenal dan toleran terhadap antigen diri yang
pun sel pejamu tersebut tidak memiliki ko-sinyal. Se- berkaitan dengan jaringan rerrenru dikenal sebagai penyakit
baliknya, sinyal ganda ini-antigen plus ko-sinyal-tidak otoimun (oto artinya "sendiri"). Otoimunitas mendasari le-
pernah ada untuk antigen diri karena antigen-antigen bih dari 80 penyakit, yang banyak diantaranya telah dikenal
ini tidak diproses oleh sel penyaji antigen yang memiliki luas. Contoh-contohnya adalah sklerosis multipel, artritis
kosinyal. Pajanan pertama ke satu sinyal dari antigen rematoid, dan diabetes melitus tipe 1. Sekitar 50 juta orang
diri malah memadamhan sel T yang kompatibel, me- Amerika menderita suatu jenis penyakit otoimun, dengan
nyebabkan sel tersebut tidak responsif terhadap pa- insidens sekitar tiga kali lebih tinggi pada wanita daripada
janan antigen selanjutnya, bukan mendorong sel ber- pria.

-l
.i:'iii c-iE n Lr bu h 475
\.

Penyakit otoimun dapat timbul karena sejumlah sebab: sehingga akhirnya berbalik menyerang antigen-antigen
ibu yang mirip.
t. Pajanan terhadap antigen diri yang dalam keadaan
normal tidak dapat diakses kadang-kadang memicu se- Apa sifat anrigen diri yang dipelajari oleh sistem imun
rangan imun terhadap antigen-antigen tersebut. Karena untuk dikenali sebagai penanda sel tubuh sendiri? {nilah
biasanya tidak pernah terpajan ke berbagai antigen diri topik di bagian berikutnya.
yang tersembunyi maka sistem imun tidak "belajar"
toleran terhadap mereka. Pemajanan secara tak disengaja
terhadap antigen yang secara normal tidak dapat diakses I Kompleks histokompatibilitas mayor adalah
oleh sistem imun karena kerusakan jaringan yang di- kode untuk antigen diri.
timbulkan oleh cedera atau penyakit dapat memicu
serangan imun cepat terhadap jaringan yang terkena, Antigen diri adalah glikoprotein (protein dengan gula me-
seolah-olah protein diri ini adalah benda xing. Penyakit lekat padanya) yang terikat ke membran plasma dan dikenal
Hashimoto, yang melibatkan pembentukan antibodi ter- sebagai molekul MHC karena sintesisnya diarahkan oleh
hadap tiroglobulin dan rusaknya kemampuan kelenjar sekelompok gen yang dinamai major histocornpatibilit!
tiroid menghasilkan hormon, adalah salah satu contoh- complex (kompleks histokompatibilitas mayor) atau MHC.
nya. Antigen ini sama dengan molekul MHC yang mendampingi
2. Antigen diri normal mungkin mengalami modifikasi antigen asing yang telah difagosit oleh sel penyaji antigen
oleh faktor-faktor seperti obat, bahan kimia lingkungan, untuk ditampikan ke permukaan sel oleh sel penyaji antigen.
virus, atau mutasi genetik sehingga tidak lagi dikenal Cen MHC adalah gen yang paling bervariasi pada manusia.
dan ditoleransi oleh sistem imun. Lebih dari 100 molekul MHC telah berhasil ditemukan pada
), Terpajannya sistem imun ke suatu anrigen asing yang jaringan manusia, tetapi setiap orang memiliki kode untuk
secara struktural hampir identik dengan suatu anrigen hanya 3 sampai 6 dari kombinasi antigen yang mungkin.
diri dapat memicu produksi antibodi atau mengaktifkan Karena besarnya jumlah kombinasi yang mungkin maka pola
limfosit T yang tidak saja berinteraksi dengan antigen pasti molekul MHC bervariasi dari satu orang ke orang lain,
asing tersebut tetapi juga bereaksi silang dengan antigen mirip dengan "sidik jari biokimia" atau "kartu identifikasi
tubuh yang mirip tersebut. Salah satu contoh mimikri molekular" kecuali pada kembar identik, yang memiliki anti-
molekul ini adalah bakteri streptokokus penyebab gen diri yang sama.
"radang tenggorokan". Bakteri ini memiliki anrigen- Kompleks histokompatib rlitas (h i s to :j,ny a " j aringan'
^t
antigen yang strukturnya sangat mirip dengan antigen kompatibilitas arrinya "kemampuan berteman") diberi nama
diri di jaringan yang melapisi katup jantung sebagian demikian karena gen-gen ini dan antigen diri yang disandi,
orang, di mana antibodi yang terbentuk terhadap orga- nya pertama kali diketahui dalam kaitannya dengan penen-
nisme streptokokus juga dapat berikatan dengan jaring- tuan dpe jaringan (serupa dengan penenruan golongan da-
an jantung ini. Respons peradangan yang terjadi me- rah), yang dilakukan untuk memperoleh padanan yang paling
rupakan penyebab lesi katup jantung karena demam cocok untuk tandur dan cangkok jaringan. Namun, pemin-
rematik. dahan jaringan dari satu orang ke orang lain tidak secara
normal terjadi di alam. Fungsi alami antigen MHC terletak
4. Studi-studi baru mengisyararkan adanya kemungkinan
pada kemampuannya mengarahkan respons sel I bukan pe-
lain sebagai pemicu penyakit otoimun, yang dapat men-
jelaskan mengapa banyak dari penyakit ini lebih sering ran antigenik mereka dalam menolak jaringan transplantasi.
terjadi pada wanita daripada pria. Secara tradisional, Molekul MHC sendiri di permukaan suatu sel memberi
sinyal kepada sistem imun "Jangan ganggu saya, saya bagian
para ilmuwan berspekulasi bahwa bias jenis kelamin
pada penyakit otoimun agaknya berkaitan dengan per-
dari anda". Sel T biasanya berikatan dengan andgen diri
bedaan hormon. Namun, temuan-temuan terakhir me-
MHC hanya ketika antigen ini berkaitan dengan suatu anti-
gen asing, misalnya protein virus, yang disajikan di permuka-
nunjukkan bahwa lebih tingginya insidens penyakit des-
truksi diri ini pada wanita mungkin berkaitan dengan an sel di alur di bagian atas molekul MHC. Karena itu,
reseptor sel T hanya berikatan dengan sel tubuh yang mem-
kehamilan. Para peneliti telah mempelajari bahwa sel
janin, yang sering mendapat akses ke aliran darah ibu beri pernyataan - dengan memiliki anrigen diri dan non diri
sewaktu trauma persalinan dan pelahiran, kadang ber-
di permukaannya-"Saya, salah satu dari anda, telah diserang.
edar di tubuh ibu selama beberapa dekade setelah ke-
Ini ciri-ciri musuh yang terdapat di dalam tubuh s ayi' .Hanya
hamilan. Sistem imun biasanya membersihkan sel-sel ini sel T yang secara spesifik cocok dengan antigen diri dan
antigen asing tersebut yang dapat berikatan dengan sel yang
dari tubuh ibu setelah pelahiran, tetapi studi-studi
mengenai salah satu penyakit otoimun membuktikan terinfeksi tersebut.
bahwa para wanita dengan penyakit ini lebih besar ke-
mungkinannya mengalami persistensi sel janin di dalam PENEMPATAN PEPTIDAASING DI MOLEKUL MHC
darah mereka dibandingkan dengan wanita sehat. Me- Tidak seperti sel B, sel T.tidak dapat berikatan dengan anti-
netapnya antigen janinyang serupa tetapi tidak identik gen asing yang tidak berikatan dengan antigen diri. Akan sia-
yang tidak dibersihkan secara dini sebagai benda asing sia bagi sel T untuk berikatan dengan antigen ekstrasel
mungkin memicu serangan imun samar yang perlahan bebas-mereka tidak dapat melawan benda asing kecuali jika

476 Bab 12
benda asing tersebut intrasel. Protein asing mula-mula harus
diuraikan secara enzimatis di dalam sel tubuh menjadi
fragmen-fragmen kecil yang dikenal sebagai peptida. Peptida
antigenik ini disisipkan ke dalam alur pengikat molekul
MHC yang baru dibentuk sebelum kompleks MHC-antigen
asing berjalan ke permukaan membran sel. Setelah ditampil-
kan di permukaan sel, keberadaan kombinasi anrigen diri dan
antigen asing membangunkan sistem imun terhadap keber-
adaan mikroba asing di dalam sel. Reseptor sel T yang sangat
spesiftk kemudian berikatan dengan kompleks MHC-
antigen asing secara komplementer. Struktur pengikatan ini
dapat diibaratkan seperti hot dog dalam roti gulung, dengan
molekui MHC sebagai bagian dasar roti, reseptor sel T
bagian atas roti, dan antigen asing sebagai hot dog-nya
(Gambar 12-19). Pada kasus sel T sitotoksik, hasil akhir dari
pengikatan ini adalah destruksi sel tubuh yang terinfeksi.
Karena sel T sitotoksik tidak berikatan dengan antigen diri
MHC tanpa adanya antigen asing maka se1 tubuh normal
terlindung dari serangan mematikan sistem imun.

GLIKOPROTEIN MHC KELAS I DAN KELAS II


Sel T hanya menjadi aktif jika cocok dengan kombinasi
MHC-peptida asing tertentu. Selain harus pas dengan pep-
Sel yang mengalami invasi
tida asing spesifik, reseptor sel T juga harus cocok dengan
protein MHC yang sesuai. Setiap orang memiliki dua kelas
Gambar 12-19
utama molekul yang dikode oleh MHC yang secara berbeda
Pengikatan reseptor sel T ke kompleks antigen diri MHC dan
dikenal oleh sel T sitotoksik dan sel T penolong-masing- antigen asing.
masing adalah glikoprotein MHC kelas I dan kelas II (Gam,
6ar 12-20). Penanda kelas I dan kelas II berfungsi sebagai
papan petunjuk untuk menuntun sel T sitotoksik dan sel T
bila sel ini mampu berikatan dengan sel tubuh selain sel-sel
penolong ke lokasi yang tepat tempat kemampuar.r imun
imun khusus ini. Dengan cara ini, persyararan pengikatan
mereka paling efektif.
yang spesifik bagi kedua jenis sel T ini membantu menjamin
Sel T sitotoksik dapat berespons terhadap antigen asing
respons sel T yang se'uai.
hanya jika antigen ini berikatan dengan glikoprotein MHC
kelas I, yang ditemukan di permukaan hampir semua sel
tubuh berinti. Untuk melaksanakan peran mereka dalam PENOLAKAN TRANSPLAN
menghadapi patogen yang telah masuk ke dalam sel, sel T CATAIAN KLINIS. Sel T berikatan dengan antigen MHC
sitotoksik selayaknya hanya berikatan dengan sel tubuh sen- yang terdapat di permukaan sel transplantasi tanpa adanya
diri yang telah terinfeksi oleh virus-yaitu, dengan antigen antigen virus asing. Destruksi sel-sel cangkokan yang kemu-
asing yang berikatan dengan anrigen diri. Selain itu, sel-selT dian terjadi ini memicu penolakan jaringan transplantasi atau
mematikan ini juga dapat berikatan dengan semua sel kanker tandur. Diperkirakan sebagian dari sel T penolong penerima
tubuh, karena molekul MHC kelas I juga memperlihatkan "salah membaca" antigen MHC sel donor sebagai kombinasi
protein mutan sel yang khas bagi sel-sel abnormal ini. Karena antigen virus asing dan antigen diri MHC penerima.
semua sel tubuh yang berinti dapat diinvasi oleh virus atau Untuk memperkecil fenomena penolakan, petugas labo-
menjadi kanker dan pada hakikatnya semua sel memperlihat- ratorium mencocokkan antigen-anrigen MHC jaringan do-
kan glikoprotein MHC kelas I maka sel T sitotoksik dapat nor dan resipien semirip mungkin. Kemudian dilakukan
menyerang setiap sel pejamu yang terinfeksi oleh virus atau tindakan rerapetik untuk menekan sisrem imun. Dahulu,
setiap sel kanker. imunosupresi utama yang digunakan adalah terapi radiasi
Sebaliknya, glikoprotein MHC kelas II, yang dikenali dan obat yang ditujukan untuk menghancurkan populasi
oleh sel T penolong, hanya terdapat di permukaan beberapa limfosit yang aktif membelah, plus obat antiinflamasi yang
tipe khusus sel imun. Yaitu, sel T penolong dapat mengikat menekan pertumbuhan semua jaringan limfoid. Namun,
antigen asing hanya jika antigen ini ditemukan di permukaan tindakan-tindakan ini tidak saja menekan sel T yang paling
sel imun yang beriteraksi dengan sel T penolong. Sel-sel ini berperan dalam menolak jaringan cangkokan tetapi juga
mencakup makrofag, yang menyajikan antigen ke sel T mengurangi jumlah sel B penghasil antibodi. Sayangnya,
penolong, serta sel B dan sel T sitotoksik, yang aktivitasnya pasien penerima cangkok kemudian hanya memiliki sedikit
ditingkatkan oleh berbagai sitokin yang dikeluarkan oleh sel proteksi imun spesifik terhadap infeksi bakteri dan virus.
T penolong. Kemampuan sel T penolong akan tidak berarti Dalam tahun-tahun terakhir, ditemukan obat-obat baru yang

Pertahanan Tubuh 477


Glikoprotein MHC kelas I

Ditemukan di permukaan
Hanya dikenali oleh sel imun khusus (sel B, Dikenali hanya oleh
sel T sitotoksik sel T sitotoksik, dan sel T penolong
makrofag)

Sel T sitotoksik dapat Sel T penolong


menghancurkan sel meningkatkan aktivitas
tubuh jika sel tersebut sel-sel imun ini ketika
dimasuki oleh antigen mereka sedang melawan
(virus) asing antigen asing
Gambar 12-20
Perbedaan antara glikoprotein kompleks histokompatibilitas mayor (MHC) kelas I dan kelas ll. persyaratan pengikatan yang
spesifik untuk kedua jenis sel T memastikan bahwa sel-sel ini hanya berikatan dengan sasaran yang dapat r"r"ku p"ng"rrIi. S"l
T sitotoksik dapat mengenal dan mengikat antigen asing hanya jika antigen ini berikatan dengan gtitoprotein Ml-iC kJlas yang
l,
ditemukan di permukaan semua sel tubuh. Persyaratan ini dipenuhi ketika suatu virus menginvasi iel tubuh, di mana kemudlan-
sel dihancurkan oleh sel Tsitotoksik. Sel T penolong, yang meningkatkan aktivitas sel-sel imun lain, dapat mengenal dan
berikatan dengan antigen asing hanya jika antigen ini berikatan dengan glikoprotein MHC kelas ll, yang ditem-ukan hanya di
permukaan sel-sel imun lain.

sangat bermanfaat dalam menekan secara selektif aktivitas sebabkan oleh virus tumor, yang mengubah sel yang mereka
yang diperantarai oleh sel T sementara imunitas humoral sel invasi menjadi se kanker. Diperkirakan sistem imun menge-
B dibiarkan utuh. Sebagai contoh, siklosporin menghambat nal sel kanker karena sel ini memiliki antigen permukaan
interleukin 2, sitokin yang dikeluarkan oleh sel T penolong yang baru dan berbeda di samping anrigen diri normal sel,
yang diperlukan untuk ekspansi klon sel T sitotoksik ter- karena mutasi genetik atau invasi oleh suatu virus tumor.
tentu. Selain itu, suatu teknik baru yang sedang dalam penye-
lidikan mungkin dapat mencegah secara sempurna penolak-
TUMOR JINAK DAN GANAS
an jaringan cangkokan bahkan dari donor yang tidak cocok.
Teknik ini melibatkan pemakaian antibodi yang dibuat khu- CATAIAN KLIMS. Multiplikasi dan pertumbuhan sel secara
normal berada di bawah kontrol ketat, tetapi mekanisme-meka-
sus untuk menghambat aspek-aspek tertentu dalam proses
nisme regulatoriknya umumnya belum diketahui. Multiplikasi
penolakan. Jika terbukti aman dan efektil teknik ini akan
sel pada orang dewasa umumnya terbatas untuk menggantikan
berdampak besar pada transplantasi jaringan.
sel yang hilang. Selain itu, sel-sel umumnya "menghargai" rempat
. Sekarang marilah kita melihat secara lebih detil peran
sel T dalam mempertahankan tubuh dari dan ruangnya dalam masyarakat sel tubuh. Namun, jika suatu
sel kanker.
sel yang telah berubah menjadi sel rumor berhasil Iolos dari
destruksi imun maka sel tersebut menantang kontrol normal
I Surveilans imun terhadap sel kanker melibatkan atas proliferasi dan posisinya. Multiplikasi tak terkendali sebuah
kerja sama di antara berbagai sel imun dan sel tumor menghasilkan tufiror yang terdiri dari klon sel-sel
interferon. yang identik dengan sel muran semula.
Jika tumbuh lambat, tetap berada di lokasinya semula, dan
Selain menghancurkan sel pejamu yang terinfeksi oleh virus, tidak menginfiltrasi (menyebuk) jaringan sekitar maka massa ini
fungsi penting lain sistem sel T adalah mengenal dan meng- dianggap tumor jinak. Sebaliknya, sel yang mengalami trans-
hancurkan sel tumor yang baru te.rbentuk dan berpotensi formasi dapat membelah diri dengan cepat dan membentuk
menjadi kanker sebelum sel ini memiliki kesempatan untuk suatu massa invasif yang tidak memiliki perilaku "altruistik"
berkembang biak dan menyebar, suaru proses yang dikenal ('tidak egois") khas sel normal. Tirmor invasif ini adalah tumor
sebagai surveilans imun. Paling tidak sekali sehari, rara-rata, ganas/maligna, arau kanker. Sel tumor ganas biasanya tidak
sistem imun anda menghancurkan satu sel mutan yang ber- melekat erat ke sel-sel normal sekitar sehingga sering sebagian
potensi menjadi kanker. Setiap sel normal dapat berubah dari sel kanker terlepas dari tumor induk. Sel kanker "emigran"
menjadi sei kanker jika terjadi mutasi di gen-gennya yang ini diangkut oleh darah ke daerah baru, tempat sel-sel tersebut
mengatur pembelahan dan pertumbuhannya. Mutasi se- melanjutkan proliferasinya, membentuk banyak tumor ganas.
macam ini dapat terjadi secara kebetulan atau, yang lebih Kata metastasis (anak sebar) digunakan unruk menjelaskan
sering, akibat pajanan ke faktor karsinogenik (penyebab penyebaran kanker ke bagian tubuh lain.
kanker) misalnya radiasi pengion, bahan kimia lingkungan Jika terdeteksi secara dini, sebelum bermetastasis, maka
tertentu, atau iritan fisik. Selain itu, beberapa kanker di- tumor ganas dapat diangkat dengan pembedahan. Sekali sel

478 Bab 12
kanker telah menyebar dan tersemai di banyak tempat, maka Sel kanker
pengangkatan keganasan secara bedah tidak dapat dilakukan.
Dalam ha1 ini, obat-obat yang mengganggu sel yang cepat
membelah dan tumbuh, misalnya obat kemoterapetik rer-
tentu, digunakan sebagai upaya untuk menghancurkan sel T
ganas. Sayangnya, obat-obat ini juga mengganggu sel tubuh E
a!d
normal, terutama sel yang berproliferasi cepat seperti sel
:<
darah dan sei yang melapisi bagian dalam saluran cerna. r1
E.q
Kanker yang tidak diobati umummya menyebabkan ke-
matian, untuk beberapa alasan yang berkaitan. Massa ganas yang -m
o:
tumbuh tak terkendali menyingkirkan sel normal dengan ber- ol2
saing ketat memperebutkan nutrien dan ruang, namun sel kan- oq
ker tidak dapat mengambil alih fungsi-fungsi sel yang mereka
CJ
hancurkan. Sel kanker biasanya tetap imatur dan tidak meng- mP
alami spesialisasi, sering malah mirip sel mudigah (Gambar 12- OL
21). Sel ganas yang berdiferensiasi buruk ini tidak memiliki Gamkrar 12-21
kemampuan untuk melakukan fungsifungsi khusus jenis sel Perbandingan sel normal dan sel kanker di saluran napas
normal dari mana mereka bermutasi. Organ yang terkena secara besar. Sel normal memperlihatkan silia khusus, yang secara
gradual mengalami kerusakan hingga ke tahap di mana organ terus-menerus berkontraksi dalam gerakan seperti pecut
untuk menyapu debris dan mikroorganisme dari saluran napas
tersebut tidak lagi dapat melakukan fungsi-fungsi untuk mem-
sehingga mereka tidak masuk ke bagian paru yang lebih
pertahankan kehidupan, dan orang tersebut meninggal. dalam. Sel kanker tidak bersilia sehingga tidak mampu
melakukan tugas pertahanan khusus ini.

MUTASI GENETIK YANG TIDAK MENYEBABKAN


KANKER
mengeluarkan perforin dan bahan kimia sitotoksik lain yang
Meskipun banyak sel tubuh mengalami mutasi selama hidup
menghancurkan sel mutan sasaran (Gambar 12-23). Malcofag,
seseorang, namun kebanyakan dari mutasi ini tidak menim-
selain membersihkan sisa-sisa sel korban yang mati, dapat
bulkan keganasan, karena tiga sebab:
menelan dan menghancurkan sel kanker secara intrasel.
1. Hanya sebagian mutasi yang menyebabkan hilangnya Kenyataan bahwa kanker tetap saja terjadi memiliki arti
kontrol atas pertumbuhan dan perkembangbiakan sel. bahwa sel kanker kadang-kadang lolos dari mekanisme imun
Umumnya yang terpengaruh adalah aspek lain fungsi ini. Sebagian sel kanker diperkirakar.r dapat bertahan hidup
sel. dengan menghindari deteksi imun, sebagai contoh, dengan
2. Sel biasanya menjadi kanker hanya setelah akumulasi tidak memajankan ar.rtigen-antigen identitasnya di per-
mutasi-mutasi independen. Persyaratan ini berperan, mukaan arau karena dikelilingi oleh antibodi penghambat
paling tidak sebagian, pada jauh lebih tingginl.a insidens yang mengganggu fungsi sel T. Meskipun sel B dan antibodi
kanker pada orar-rg tua, yang akumulasi r-nutasi-murasi- diperkirakan tidak berperan langsung dalam pertahanan
nya telah terjadi lebih iama dalam satu turunan scl. terhadap kanker, sel B, yang memandang sel kanker mutan
3. Sel-sel yang berpotensi kanker yang akhimya terbentuk sebagai sel asing, dapat menghasilkan antibodi terhadap sel-
biasanya dihancurkan oleh sistem imun pada awal per- sel tersebut. Antibodi ini, oleh sebab yang belum diketahui,
kembangannya. tidak mengaktifkan sistem komplemen, yang dapat meng-
hancurkan sel kanker. Antibodi ini maiah berikatan dengan
EFEKTOR SURVEILANS IMUN tempat-tmpat antigenik di sel kanker, "menyembunyikan"
antigen ini sehingga tidak dikenali oleh sel T sitotoksik.
Surveilans imun terhadap kanker bergantung pada kerjasama
Karena itu, penyelubungan sel tumor oleh antibodi peng-
antara tiga jenis sel imun-se/ T sitotoksik, sel lVK, dan
hambat akan melindungi sel tumor tersebut dari serangan sel
makrofag-serta interferon. Ketiga tipe sel imun ini tidak saja
T. Temuan baru mengungkapkan bahwa sel kanker juga
dapat menyerang dan menghancurkan sel kanker secara lang-
dapat mencegah serangan imun dengan mengaktifkan pem-
sung tetapi ketiganya juga mengeluarkan interferon. Inter-
burunya. Sel tumor menginduksi sel T yang berikatan
feron, selanjutnya, menghambat multiplikasi sel kanker dan
dengannya ur.rtuk mclakukan bunuh diri.
meningkatkan kemampuan sel-sel imun mematikan sel kan-
ker (Gambar 12-22).
Karena sel NK tidak memerlukan pajanan dan sensitisasi
sebelumnya terhadap sel kanker untuk melancarkan serangan
mematikannya, maka sel ini adalah lini pertama pertahanan
terhadap kanker. Selain itu, sel T sitotoksik menyerang sel
kanker setelah tersensitisasi oleh protein mutan di permukaan Dari pembahasan sebelumnya, tampak jelas bahwa di daiam
sel yang berikatan dengan molekul MHC kelas I normal. sistem imun itu sendiri bekerja faktor-faktor pengontrol yang
Ketika berkontak dengan sel kanker, kedua sel pemusnah ini kompleks. Selama ini, sistem imun dianggap berfungsi secara
Menghambat
perkembangbiakan sel kanker

(-
z-
l

ffi
Meningkatkan v"ns"ruurr,"n veninorat<anf I Mengeluarkan Mengeluarkan Meningkatkan
+ I I +
Sel T sitotoksik
(sebelum pajanan
ke sel kanker)

I -l
Bahan kimia toksik
Fr""l"'i,
Secara langsung menyerang dan
menghancurkan sel kanker
)
.Dimulai di sini

Gambar'12-22
Surveilans imun terhadap kanker. lnteraksi sel T sitotoksik, sel natural kil/er, makrofag, dan interferon dalam melawan kanker.

independen tanpa dipengaruhi oleh sistem kontrol lain di


Sel kanker Lubang mematikan
tubuh. Namun, penelitian-penelitian menunjukkan bahwa
o sistem imun mempengaruhi dan dipengaruhi oleh dua sistem
regulatorik utama, sistem saraf dan sistem endokrin. Sebagai
.9
contoh, interleukin 1 dapat memicu respons stres dengan
C
c
o mengaktifkan serangkaian proses saraf dan endokrin yang
m
o menyebabkan pengeluaran kortisol, salah satu hormon utama
Iz yang dikeluarkan selama stres. Keterkaitan antara mediator
ts
c
respons imun dan mediator respons stres adalah hal yang se-
c
J
o suai. Kortisol memobilisasi simpanan nutrien tubuh sehingga
o
c bahan bakar metabolik siap tersedia untuk memenuhi ke-
I
r
!
butuhan energi saat orang yang bersangkutan dalam keadaan
(} sakit dan mungkin kurang makan (atau, pada kasus hewan,
G
c mungkin tidak mampu mencari makan). Selain itu, kortisol
.9
d memobilisasi asam amino, yang berfungsi sebagai bahan
E pembangun untuk memperbaiki setiap kerusakan jaringan
E
yang terjadi ketika tubuh menghadapi hal yang memicu
o respons imun.
o
!
o
o
Dalam arah berlawanan, limfosit dan makrofag res-
c
'E ponsif terhadap sinyal di dalam darah yang berasal dari sis-
oo tem saraf dan dari kelenjar endokrin tertentu. Sel-sel imun
o
penting ini memiliki reseptor untuk beragam neurorrans-
Sel T sitotoksik
miter, hormon, dan mediator kimiawi lain. Sebagai contoh,
Gambar 12-23 kortisol dan mediator kimiawi lain pada respons stres me-
Sebuah sel T sitotoksik sedang menghancurkan sebuah sel miliki dampak imunosupresif yang besar, menghambat
kanker. Ketika berkontak dengan sel kanker dan dapat banyak fungsi limfosit dan makrofag serta menurunkan
berikatan secara spesifik, sel T sitotoksik mengeluarkan
produksi sitokin. Karena itu, tampaknya terdapat lengkung
berbagai bahan kimia toksik misalnya perforin, yang
menghancurkan sel kanker. umpan balik negatif antara sistem imun dan sistem saraf
serta endokrin. Sitokin-sitokin yang dikeluarkan oleh sel
imun meningkatkan respons stres yang dikontrol oleh saraf
dan hormon, sementara kortisol dan mediator kimiawi ter-

480 Bab 12
Lebih Dekat dengan Fisiologi Olahraga
Olahraga: Menguntungkan atau Merugikan bagi Sistem Pertahanan lmun?
Selama bertahun-tahun orang yang kali lebih sering mengalami infeksi mengidap flu atau masuk angin dalam
menjalani olahraga moderat meng- pernapasan daripada mereka yang enam jam pertama setelah pertanding-
klaim bahwa mereka lebih jarang berlatih kurang dari 20 mil seminggu an yang melelahkan.
masuk angin ketika kondisi aerobik dalam dua bulan sebelum lomba. Pada Namun, suatu penelitian yang
mereka sedang baik. Sebaliknya, atlet penelitian lain, 10 atlet elit diminta mengevaluasi efek program olahraga
elit dan para pelatihnya sering berlari di treadmill selama tiga jam moderat di mana sekelompok wanita
mengeluh tentang jumlah infeksi dengan kecepatan yang sama seperti berjalan 45 menit setiap hari, 5 hari
saluran napas yang tampaknya dialami yang akan mereka lakukan jika seminggu, selama 15 minggu menda-
oleh para atlet pada puncak musim bertanding. Pemeriksaan darah setelah patkan bahwa kadar antibodi dan
kompetisi mereka. Hasil studi-studi lari ini menunjukkan bahwa aktivitas aktivitas sel natural killer para wanita
ilmiah terakhir mendukung kedua sel natural kil/er telah berkurang tersebut meningkat selama program
klaim ini. Dampak olahraga pada sebesar 25% sampai 50% dan penu- olahraga. Studi-studi lain tentang
sistem imun bergantung pada runan ini berlangsung hingga enam program olahraga moderat yang
intensitas olahraga. jam. Para pelari juga memperlihatkan menggunakan sepeda stasioner pada
Penelitian pada hewan membukti- peningkatan 60% hormon stres orang berusia lebih dari 65 tahun
kan bahwa olahraga intensitas tinggi kortisol, yang diketahui menekan menunjukkan adanya peningkatan
setelah infeksi yang disengaja menye- imunitas. Studi-studi lain memperlihat- aktivitas sel natural kil/er sebesar yang
babkan infeksi bertambah parah. Olah kan bahwa atlet memiliki kadar lgA terjadi pada orang berusia muda.
raga moderat yang dilakukan sebelum liur yang lebih rendah dibandingkan Sayangnya, beberapa penelitian
infeksi atau implantasi tumor, sebalik- dengan subyek kontrol dan bahwa yang dilakukan pada mereka yang
nya, menyebabkan infeksi lebih ringan imunoglobulin mukosa pernapasan terinfeksi virus imunodef isiensi
dan pertumbuhan tumor lebih lambat mereka berkurang setelah olahraga manusia (HlV, virus AIDS) tidak
pada hewan percobaan. berat yang berkepanjangan. Hasil-hasil mendapatkan perbaikan fungsi imun
Studi-studi pada manusia juga ini mengisyaratkan terjadinya dengan olahraga. Studi-studi ini
mendukung hipotesis bahwa olahraga penurunan resistensi terhadap infeksi membuktikan bahwa pasien positif-HlV
yang melelahkan menekan pertahanan pernapasan setelah olahraga dengan dapat memperoleh kekuatan melalui
imun sementara olahraga sedang intensitas tinggi. Berdasarkan hasil- latihan resistensi dan meningkatkan
merangsang sistem imun. Survei hasil ini, para peneliti di bidang ini kesejahteraan psikologisnya melalui
terhadap 2300 pelari yang berkom- menganjurkan agar atlet menghindari olahraga dan mereka tidak mengalami
petisi dalam suatu maraton besar sebisa mungkin pajanan ke virus akibat buruk dari olahraga yang
menunjukkan bahwa mereka yang pernapasan dengan menghindari moderat.
berlatih lebih dari 60 mil seminggu dua tempat yang ramai atau orang yang

kait yang dikeluarkan selama respons stres menekan sistem (respons imun terlalu lemah) dan serangan imun yang tidak
imun. Stres fisik, psikologis, dan sosial dikaitkan dengan sesuai (respons imun yang berlebihan arau salah sasaran).
peningkatan kerentanan terhadap infeksi serta kanker dan
hal ini terutama berkaitan dengan penekanan sistem imun
oleh stres. Karena itu, resistensi tubuh terhadap penyakit I Penyakit imunodefisiensi terjadi akibat
dapat dipengaruhi oleh keadaan mental-conroh dari " mind
insufisiensi respons imun.
ouer matter" .

Terdapat keterkaitan penting lain antara sistem imun CATAIAN KLINIS. Penyakit imunodefisiensi terjadi jika
dan saraf selain dengan koneksi kortisol. Sebagai contoh, sistem imun gagal berespons secara adekuat terhadap invasi
banyak organ sistem imun, misalnya timus, limpa, dan asing. Penyakit ini dapat bersifat kongenital (terdapat sejak
kelenjar limfe, disarafi oleh sistem saraf simpatis, cabang lahir) atau didapat (nonherediter), dan mungkin hanya
sistem saraf yang aktif selama situasi "lawan-atau-lari" mengganggu imunitas yang diperantarai oleh antibodi, imu-
(lihat h. 260). Dalam arah yang berlawanan, sekresi sistem
nitas yang diperantarai oleh sel, atau keduanya.
imun bekerja pada otak untuk menimbulkan demam dan
Pada suatu penyakit herediter yang jarang dan dikenal
gejala umum lain yang menyertai infeksi (Untuk pem-
sebagai seaere combined immqnodeficiency, pasien tidak
bahasan tentang kemungkinan efek olahraga pada perta-
memiliki baik sel B maupun sel T. Para pasien ini memiliki
hanan imun, lihat fitur boks, Lebih Dekat dengan Fisiologi
pertahanan yang sangat terbatas terhadap organisme pato-
Olahraga).
genik dan meninggal pada masa bayi kecuali jika tinggal di
lingkungan bebas kuman (yaitu, tinggal di dalam gelembung
atat" bubble"). Namun, hal ini telah berubah dengan ditemu-
kannya terapi gen yang berhasil menyembuhkan penyakit
PENYAKIT IMUN pada sebagian pasien.
Keadaan imunodefisiensi didapat (nonherediter) dapat
Kelainan fungsi sistem imun dapat menyebabkan penyakit terjadi akibat perusakan tak disengaja jaringan limfoid se-
imun melalui dua cara umum: penyakit imunodefisiensi waktu pemberian obat antiinflamasi jangka panjang, misal-

Pertahanan Tubuh 481


nya turunan kortikosteroid, atau akibat terapi kanker yang orang tidak alergik terhadap debu atau bulu itu sendiri, tetapi
ditujukan untuk menghancurkan sel-sel yang cepat mem- terhadap kutu kecil yang menghuni debu atau bulu dan me-
belah (yang s yangtry^juga termasuk limfosit selain sel kan- makan skuama yang terus-menerus terlepas dari kulit). Oleh
ker). Penyakit imunodefisiensi didapat yang paling baru dan sebab yang belum jelas, alergen-alergen ini berikatan dengan
tragisnya paling banyak adalah AIDS yang seperri dijelaskan dan memicu pembentukan antibodi IgE dan bukan antibodi
sebelumnya, disebabkan oleh HIV suatu virus yang meng- IgG yang berkaitan dengan antigen bakteri. Antibodi IgE
invasi dan melumpuhkan sel T penolong. adalah imunoglobulin yang paling sedikit tetapi keberadaan-
Marilah kita membahas serangan imun yang "tidak nya mengisyaratkan kekacauan. Thnpa antibodi IgE tidak
pada tempatnya'. akan terjadi hipersensitivitas ripe cepat. Kerika seseorang
dengan kecenderungan alergik perrama kali terpajan ke suatu
aiergen, sel T penolong yang sesuai akan mengeluarkan
I Alergi adalah serangan imun yang tidak sesuai interleukin 4, suattt sitokin yang merangsang sel B spesifik
terhadap bahan lingkungan yang tidak berbahaya. untuk membentuk antibodi IgE terhadap alergen. Selama
periode sensitisasi awal ini tidak timbul gejala, tetapi ter_
CATAIAN KLINIS. Serangan imun adaptifyang tidak tepat
menyebabkan reaksi yang merugikan di tubuh. Serangan-
Fn*k sel memori yang bersiap melaksanakan respons yang
lebih kuat pada pajanan ulang ke alergen yang sama.
serangan ini mencakup (1) respons otoimun, di mana sistem Berbeda dengan respons yang diperantarai oleh antibodi
imun berbalik melawan salah satu jaringan tubuh sendiri; (2) dan dipicu oleh antigen bakteri, antibodi IgE tidak beredar
penyakit kompleks imun, berupa respons antibodi berlebihan bebas dalam darah. Bagian ekor antibodi ini melekat ke sel
"yang tumpah" dan merusak jaringan normal; dan (3) alergi. mast dan basofil, yaitu sel yang menghasilkan dan menyim-
Dua keadaan pertama telah dibahas lebih awal di bab ini, pan beragam bahan kimia inflamatorik kuat seperti histamin,
sehingga kita sekarang akan berkonsentrasi pada alergi. dalam granula yang sudah jadi. Sel mast terdapat paling
Alergi adalah akuisisi reaktivitas imun spesifik yang banyak di daerah yang berkontak dengan lingkungan eks-
tidak sesuai, atau hipersensitivitas, terhadap bahan ling- ternal, misalnya kulit, permukaan luar mata, dan lapisan da-
kungan yang biasanya tidak berbahaya, misalnya debu atau lam saluran napas serta saluran cerna. Pengikatan alergen
serbuk sari tanaman. Bahan penyebab dikenal sebagai aler- yang sesuai dengan bagian lengan antibodi IgE yang men-
gen. Pajanan ulang pada orang yang telah tersensitisasi me- julur keluar dengan bagian ekor melekat ke sel mast atau
micu serangan imun, yang bervariasi dari reaksi ringan yang basofil akan memicu pecahnya granula. Akibatnya, histamin
hanya mengganggu hingga reaksi berat yang merusak tubuh dan mediator kimiawi lain tersebar ke jaringan sekitar.
dan bahkan memarikan. Sebuah sel mast (atau basofil) dapat dilapisi oleh se-
Respons alergik diklasifikasikan menjadi dua kategori:
.iumlah antibodi IgE yang berbeda dengan masing-masing
hipersensitiviras ripe cepat dan hipersensitiviras tipe lambat. berikatan dengan alergen yang berbeda. Dengan demi-
Pada hipersensitivitas tipe cepat, respons alergik muncul
kian, sel mast dapat dipicu untuk melepaskan produk-
dalam waktu sekitar 20 menit setelah orang yang rersensi- produk kimianya oleh sejumlah alergen berbeda (Gambar
tisasi terpajan ke suatu alergen. Pada hipersensitivitas tipe 1) 1L\
lambat, reaksi umumnya belum muncul sampai satu hari
atau lebih setelah pajanan. Perbedaan dalam waktu ini di-
MEDIATOR KIMIAWI HIPERSENSITIVITAS TIPE
sebabkan oleh perbedaan mediator yang berperan. Suatu
alergen mungkin mengaktifkan respons sel B atau sel T. CEPAT
Reaksi alergik tipe cepat melibatkan sel B dan dipicu oleh Bahan-bahan kimia yang dibebaskan menyebabkan reaksi
interaksi antibodi dengan antigen; reaksi tipe lambat me- yang menandai hipersensitivitas tipe cepat. Yang berikut ada-
libatkan sel T dan merupakan respons imunitas selular yang lah sebagian dari bahan kimia terpenting yang dikeluarkan
lebih lambat terhadap alergen. Marilah kita meneliti kausa selama reaksi alergik tipe cepat:
dan konsekuensi masing-masing reaksi ini secara lebih 1. Histamin, yang menyebabkan vasodilatasi dan pening-
detil.
katan permeabilitas kapiler serta peningkatan produksi
mukus.
PEMICU HIPERSENSITIVITAS TIPE CEPAT 2. Shu-reacth.,e substance of anapbylaxis (SRS-A), yang
Pada hipersensitivitas tipe cepar, antibodi yang berperan dan memicu kontralai hebat dan berkepanjangan otot polos,
proses yang timbul setelah palanan ke suatu alergen berbeda terutama saluran napas halus. SRS-A adalah suaru leu-
dari respons biasa terhadap bakteri yang diperantarai oleh kotrien, mediator bekerja lokal yang serupa dengan
antibodi. Alergen tersering yang memicu hipersensitivitas prostaglandin (lihat h. 822).
tipe cepat adalah serbuk sari, sengaran lebah, penisilin, 3. Eosinolthil cbemotactic factor, yang secara khusus me-
makanan tertentu, jamuq debu, bulu, dan serpihan kulit narik eosinofil ke daerah peradangan. Yang menarik,
hewan. (Sebenarnya orang yang alergi terhadap kucing tidak eosinofil mengeluarkan enzim-enzim yang menginaktif-
alergik terhadap bulu kucing itu sendiri. Alergen sebenarnya kan SRS-A dan juga mungkin menghambat histamin,
adalah yang terdapat di air liur kucing, yang mengendap di mungkin berfungsi sebagai "tombol padam" untuk
bulunya ketika kucing menjilati tubuhnya. Demikian juga, membatasi respons alergik.

482 Bab 12
GEJALA HI PERSENSITIVITAS TIPE CEPAT kuiit karena pelepasan histamin yang diinduksi oleh alergi
menyebabkan biduran. Reaksi alergik di saluran cerna se-
Gejala-gejala hipersensitivitas tipe cepat bervariasi bergan-
tung pada tempat, alergen, dan mediatot yang terlibat. bagai respons terhadap ingesti alergen dapat menyebabkan
diare.
Umumnya reaksi terlokalisasi di bagian tubuh tempat sel-sel
yang mengandung IgE pertama kali berkontak dengan aler-
gen. Jika reaksi terbatas di saluran napas atas setelah seseorang TERAPI HIPERSENSITIVITAS TIPE CEPAT
menghirup alergen misainya serbuk sari tumbuhan tertentu, Terapi reaksi alergik tipe cepat yang lokal dengan antihista-
bahan-bahan kimia yang dibebaskan memicu gejala bay min sering hanya menghasiikan penyembuhan parsial gejala,
feaer-misalnya, hidung tersumbat akibat edema lokal yang karena sebagian dari manifestasi ditimbulkan oleh mediator
dipicu oleh histamin serta bersin dan pilek akibat bertam- kimiawi lain yang tidak dihambat oleh obat golongan ini.
bahnya sekresi mukus. Jika reaksi terkonsentrasi di bronkio- Sebagai contoh, antihistamin tidak terlalu efektif dalam
lus (saluran napas kecil yang menuju kantung-kantung udara mengobati asma, yang gejala paling seriusnya dipicu oleh
kecil di dalam paru) maka timbul asma. Kontraksi otot polos SRS-A. Obat adrenergik (yang menyerupai kerja sistem saraf
di dinding bronkiolus sebagai respons terhadap SRS-A mem- simpatis) bermanfaat melalui efek vasokonstriktor-bronkodi-
persempit atau menyebabkan konstriksi saluran-saluran na- latornya dalam melawan efek histamin dan SRS-A. Obat
pas ini sehingga pasien sulit bernapas. Pembengkakan lokal antiinflamasi misalnya turunan kortisol sering digunakan

TAlergen-...-

Klona
sel B
spesifik

Sel
plasma
aktif

Antibodi
lsE
v {v Y
(-r
Granula terisi
oleh histamin
Sel mast Reseptor ekor lgE

Histamin dan .- Respons


bahan kimia lain alergik

Gambar 12-24
Peran antibodi lgE dan sel mast dalam hipersensitivitas tipe cepat. Klon sel B diubah menjadi sel plasma, yang mengeluarkan
antibodi lgE jika berkontak dengan alergen spesifik klon tersebut. Bagian ekor Fc semua antibodi lgE, apapun spesifisitas regio
lengan Fab-nya, berikatan dengan protein reseptor spesifik untuk ekor lgE di sel mast dan basofil. Tidak seperti sel B, setiap sel
mast memiliki berbagai reseptor permukaan (antibodi) untuk mengikat berbagai antigen. Ketika Suatu alergen berikatan
dengan reseptor lgE yang spesifik baginya di permukaan sel mast, sel mast mengeluarkan histamin dan bahan-bahan kimia lain
dengan eksositosis. Bahan-bahan kimia ini memicu respons alergik.

Pertahanan Tubuh 483


sebagai terapi primer bagi peradang^nya;ng disebabkan oleh saluran cerna arau dapat melekat ke lapisan dalam saluran
alergi, misalnya yang berkaitan dengan asma. Obat-obat baru cerna. Sebagian cacing bermigrasi menuju paru pada salah
yang menghambat leukotrien, termasuk SRS-A, juga menjadi satu bagian di siklus hidup mereka. Para ilmuwan mencurigai
salah satu pilihan untuk mengatasi alergi tipe cepat. bahwa respons IgE membantu mengenyahkan invasi ini se-
bagai berikut. Respons peradangan di kulit dapat memben-
SYOK ANAFILAKTIK dung cacing parasitik yang berupaya membenamkan dirinya.
Suatu reaksi sistemik yang mengancam nyawa dapat terjadi Batuk dan bersin dapat mengeluarkan cacing yang bermigrasi
jika alergen masuk ke dalam darah atau jika terjadi pelepasan ke paru. Diare dapat membantu membilas cacing keluar
bahan kimia dalam jumlah besar dari tempar inokulasi aler- sebelum parasit ini dapat menembus atau melekat ke lapisan
gen lokal ke sirkulasi. Jika mediator kimiawi dalam jumlah dalam saluran cerna. Yang menarik, studi-studi epidemiologis
besar ini memperoleh alaes ke darah maka terjadi reaksi sis- mengisyaratkan bahwa insidens alergi di suatu negara me-
temik yang,sangat serius (melibatkan seluruh tubuh) yang ningkat seiring dengan penurunan parasit. Karena itu, res-
dikenal sebagai syok anafflaktik. Hipotensi berat yang dapat pons hipersensitivitas tipe cepat yang berlebihan terhadap
menyebabkan syok sirkulasi (lihat h. 411) terjadi akibat vaso- alergen-alergen yang normalnya tak berbahaya tersebut
dilatasi luas dan perpindahan besar-besaran cairan plasma ke mungkin mencerminkan sistem respons imun yang bergerak
dalam ruang interstisium akibat peningkatan umum permea- tanpa tujuan ('tidak ada kerjaan") akibat tidak adanya cacing
bilitas kapiler. Secara bersamaan, terjadi konstriksi bronkio- parasitik.
lus berat yang dapat menyebabkan kegagalan pernapasan.
Pasien dapat tercekik akibat ketidakmampuan mengalirkan HI PERSENSITIVITAS TI PE LAMBAT
udara melalui saluran udara yang menyempit. Kecuali jika Sebagian alergen memicu hipersensitivitas tipe lambat, yaitu
dilakukan tindakan-tindakan kontra, misalnya penyunrikan suatu respons imun yang diperantarai oleh sel I bukan res-
obat vasokonstriktor-bronkodilator dengan segera, maka pons sel B - antibodi IgE tipe cepat. Alergen rersebut antara
syok anafilaktik sering memadkan. Reaksi ini merupakan lain adalah tol<sin poison iuy $ejenis tanaman) dan bahan
penyebab mengapa satu kali sengatan lebah atau satu dosis kimia tertentu yang sering mengenai kulit, misalnya kosme-
penisilin dapat sedemikian berbahaya bagi orang yang ter- tik dan bahan pembersih rumah tangga. Umumnya respons
sensitisasi terhadap alergen-alergen ini. ditandai oleh erupsi kulit tipe lambat yang mencapai puncak
intensitasnya satu sampai tiga hari setelah |<ontak dengan
HIPERSENSITIVITAS TIPE CEPAT DAN TIDAK alergen yang sel T telah tersensitisasi sebelumnya. Sebagai
ADANYA CACING PARASITIK ilustrasi, r.oksin poison iuy tidak merusak kulit ketika ber-
Meskipun respons hipersensitivitas tipe cepat cukup berbeda kontak tetapi mengaktifkan sel T yang spesifik terhadap tok-
dari respons anribodi IgG tipikal terhadap infeksi bakteri sin tersebut, termasuk pembenrukan komponen pengingat.
namun respons ini sangat mirip dengan respons imun yang Pada pajanan berikutnya ke toksin yang sama, sel T yang
dipicu oleh cacing parasitik. Karakteristik yang dimiliki baik telah aktif berdifusi ke kulit dalam satu sampai dua hari,
oleh reaksi imun terhadap alergen maupun terhadap cacing berikatan dengan toksin yang ada. Interaksi yang terjadi me-
parasitik mencakup pembentukan antibodi IgE dan pening- nyebabkan kerusakan jaringan dan keluhan subyektif yang
katan aktivitas basofil dan eosinofil. Temuan ini mendorong khas untuk penyakit ini. Pengobatan terbaik adalah dengan
timbulnya pendapat bahwa alergen-alergen yang tidak ber- aplikasi preparat antiinflamasi, misalnya obat yang mengan-
bahaya agaknya memicu respons imun yang dirancang untuk dung turunan kortisol.
melawan cacing. Sel mast lebih banyak ditemukan di tempat TabeI l2-5 meringkaskan perbedaan antara hipersensi-
di mana cacing parasitik (dan alergen) dapat berkontak tivitas tipe cepat dan dpe lambat. Hal ini menuntaskan pem-
dengan tubuh. Cacing parasitik dapat menembus kulit atau bahasan kita tentang sistem pertahanan imun internal. Kini

Tabel 12-5
Reaksi Hipersensitivitas Tipe Cepat versus Tipe Lambat

KARAKTERISTIK REAKSI HIPERSENSITIVITAS TIPE CEPAT REAKSI HIPERSENSITIVITAS TIPE LAMBAT

Waktu Awitan Gejala Dalam 20 menit Dalam satu sampai tiga hari
setelah Pajanan ke Alergen
Jenis Respons lmun lmunitas yang diperantarai oleh antibodi lmunitas selular terhadap alergen
terhadap alergen
Efektor lmun yang Terlibat Sel B, antibodi lgE, sel mast, basofil, Sel T
histamin, slow-reactive substance of
anaphylaxis, faktor kemotaktik eosinof il
Alergi yang Sering Terjadi Hay fever, asma, biduran, syok anafilaktik Alergi kontak misalnya alergi terhadap poison
pada kasus ekstrim ivy, kosmetik, dan bahan pembersih rumah
tangga

484 Bab 12
kita mengalihkan perhatian kita kepada pertahanan eksternal an di bawahnya tetapi juga secara dinamis terlibat dalam
yang mencegah masuknya patogen asing sebagai iini pertama mekanisme pertahanan dan fungsi penring lain. Kulit terdiri
pertahanan. dari dua lapisan, epidermis di bagian Iuar dan dermis dibagian
dalam (Gambar 12-25).

PERTAHANAN EKSTERIUAL EPIDERMIS


Epidermis terdiri dari banyak lapisan sel epitel. Rata-rata, epi-
Pertahanan tubuh terhadap mikroba asing tidak terbatas
dermis mengganti dirinya sendiri setiap sekitar dua setengah
pada mekanisme-mekanisme imun rumit dan saling ber-
buian. Lapisan epidermis bagian dalam terdiri dari sel-sel ber-
kaitan yang menghancurkan mikroorganisme yang meng-
bentuk kubus yang hidup dan cepat membelah, semenrara
invasi tubuh. Seiain sistem pertahanan imun internal, tu-
sel-sel di iapisan luar mati dan gepeng. Epidermis tidak me-
buh dilengkapi oleh mekanisme pertahanan eksternal yang
miliki aliran darah iangsung. Sel-selnya mendapat makanan
dirancang untuk mencegah penetrasi mikroba setiap kali
hanya melalui difusi dari jaringan vaskular padat dermis di
jaringan tubuh terpajan ke lingkungan eksternal. Perta-
bawahnya. Sel-sel yang baru terbentuk di lapisan dalam terus
hanan eksternal yang paling jelas adalah kulit atau integu-
mendorong sel-sel tua mendekati permukaan, semakin jauh
men, yang membungkus bagian luar tubuh (integere berarti
"menutupi"). dari pasokan nutriennya. Hal ini, ditambah dengan kenyata-
an bahwa lapisan-lapisan luar terus-menerus mendapat tekan-
an serta mengalami "wear and teal', menyebabkan sel-sel tua
I Kulit terdiri dari epidermis protektif di luar dan ini mati dan menggepeng. Sel-sel epidermis disatukan oleh
jaringan ikat dermis di bagian dalam. desmosom (lihat h. 65), yang berhubungan dengan filamen
keratin intrasel (lihat h. 50) untuk membentuk lapisan pe-
Kulit, yaitu organ tubuh terbesar, berfungsi tidak hanya se- nutup kohesif yang kuat. Sewaktu sel penghasil keratin ini
bagai sawar mekanis antara lingkungan eksternal dan jaring- mengalami pemarangan, filamen-filamen keratin secara pro-

Pori keringat

Kelenjar sebasea ."J Otot


Lapisan berkeratin / li polos Melanosit

t
-Keratinos
Sel Granstein

Dermis
-
.'-Limfosit T

i
Serat saraf SI
$: ,i
Folikel rambut
Reseptor tekanan

Kelenjar keringat
Gambar 12-25
Anatomi kulit. Kulitterdiri dari dua lapisan, epidermis berkeratin di sebelah luar dan jaringan ikat dermis kaya pembuluh darah di
dalam. Lipatan ke dalam epidermis membentuk kelenjar keringat, kelenjar sebasea, dan folikel rambut. Epidermis mengandung
empat jenis sel: keratinosit, melanosit, sel Langerhans, dan sel Granstein. Kulit melekat ke otot atau tulang di bawahnya melalui
hipodermis, suatu lapisan jaringan ikat longgar yang mengandung lemak.

Pertahanan Tubuh 485


gresif menumpuk dan membentuk ikatan-silang saru sama yang tersebar di hampir seluruh tubuh, mengeluarkan larutan
lain di sitosol. Sewaktu sel lapisan luar mati, protein keratin garam encer melalui lubangJubang kecil, pori keringat, ke
fibrosa ini tertinggal, membentuk skuama gepeng keras yang permukaan kulit. Penguapan keringat ini mendinginkan ku-
membentuk lapisan tanduk (berkeratin) protektif yang lit dan penting dalam mengatur suhu.
kuat. Bila skuama lapisan tanduk paling luar terlepas atau Jumlah keringat yang diprodulai diatur oleh dan ber-
terkelupas akibat abrasi, maka lapisan ini diganti dengan cara gantung pada suhu lingkungan, jumlah aktivitas otor yang
pembelahan sel di lapisan epidermis yang lebih dalam. Ke- menghasilkan panas, dan berbagai faktor emosi (misalnya,
cepatan pembelahan sel, dan karena itu ketebalan lapisan orang sering berkeringat saar merasa cemas). Di ketiak (aksila)
berkeratin ini, bervariasi sesuai bagian tubuh. Lapisan ini dan daerah pubis terdapat kelenjar keringat jenis khusus yang
paling tebal di daerah kulit yang mengalami tekanan paling menghasilkan keringat kaya protein yang mendukung per-
besar, misalnya telapak kaki. Lapisan berkeratin bersifat tumbuhan bakteri permukaan tubuh dan menyebabkan ter-
kedap udara, cukup kedap air, dan tidak dapat ditembus oleh bentuknya bau khas. Sebaliknya, sebagian besar keringat,
sebagian besar bahan. Lapisan ini menahan lewatnya segala serta sekresi dari kelenjar sebasea, mengandung bahan-bahan
sesuatu yang lewat dalam dua arah antara tubuh dan ling- kimia yang umumnya sangat toksik bagi bakteri.
kungan eksternal. Sebagai contoh, lapisan ini memperkecil Sel-sel kelenjar sebasea menghasilkan sebum, suaru
hilangnya air dan konstituen penring lain dari tubuh serta sekresi berminyak yang dikeluarkan ke dalam folikel rambut.
mencegah sebagian besar benda asing masuk ke dalam tubuh. Dari sini sebum mengalir ke permukaan kulit, meminyaki
CATIIIAN KLIMS. Manfaat lapisan protektif ini dalam rambut dan lapisan kulit luar yang berkeratin, membantu
menahan cairan tubuh menjadi jelas setelah luka bakar luas. sifat kedap air dan mencegah kulit kering dan retak. Thngan
Infeksi bakteri dapat terjadi di jaringan tak terproteksi di atau bibir yang pecah-pecah menunjukkan kurangny^ prc-
bawahnya, tetapi konsekuensi sistemik yang bahkan lebih se- teksi oleh sebum. Kelenjar sebasea sangat aktif selama remaja,
rius lagi adalah hilangnya air tubuh dan protein plasma, yang menyebabkan kulit remaja sering berminyak.
keluar melalui permukaan luka bakar yang terpajan. Gangguan Setiap folikel rambut dilapisi oleh sel-sel penghasil ke-
sirkulasi yang diakibatkannya dapat mengancam nyawa. ratin khusus, yang mengeluarkan keratin dan protein lain yang
Demikian juga, sawar kulit menghambat masuknya se- membentuk batang rambut. Rambut meningkarkan sensitivi-
bagian besar bahan yang berkontak dengan permukaan tubuh tas permukaan kulit terhadap rangsang taktil (sentuh). Di
ke dalam tubuh, termasuk bakteri dan bahan kimia toksik. beberapa spesies lain, fungsi ini berkembang lebih sempurna.
Pada banyak kasus, kulit memodifikasi senyawa yang ber- Sebagai contoh, kumis/sungut di kucing sangat peka dalam
kontak dengannya. Sebagai contoh, enzim-enzim epidermis hal ini. Peran rambut yang bahkan lebih penting pada spesies
dapat mengubah banyak karsinogen potensial menjadi se- berbulu adalah konservasi panas, tetapi bagi kita manusia yang
nyawa tak berbahaya. Namun, sebagian bahan, terutama relatif tidak berbulu fungsi ini tidak signifikan. Seperti rambut,
bahan larut lemak, dapat menembus kulit utuh melalui lapis kuku adalah produk berkeratin khusus lain yang berasal dari
ganda lemak membran plasma sel epidermis. Obat yang da- struktur epidermis hidup, yaitu bantalan |otku (nail bed.
pat diserap melalui kulit, misalnya nikotin arau estrogen,
kadang-kadang digunakan dalam bentuk "koyo" kulit yang HIPODERMIS
mengandung obat tersebut.
Kulit melekat ke jaringan di bawahnya (otot atau tulang)
melaiui hipodermis (hipo artinya "di bawah"), yang juga di-
DERMIS
kenal sebagai jaringan subkutis (sub artinya "di bawah";
Di bawah epidermis terdapat dermis, suatu lapisan jaringan hutis artinya "kulit"), suatu lapisan jaringan ikat longgar.
ikat yang mengandung banyak serat elastin (untuk pere- Sebagian besar sel lemak terdapat di dalam hipodermis.
gangan) dan serat kolagen (untuk kekuatan), serta banyak Endapan lemak di seluruh tubuh ini secara kolektif disebut
pembuluh darah dan ujung saraf khusus. Pembuluh darah sebagai jaringan adiposa.
dermis tidak saja memasok dermis dan epidermis tetapi juga
berperan besar mengatur suhu tubuh. Kaliber pembuluh-
pembuluh ini, dan karenanya volume darah yang mengalir I Sel-sel khusus di epidermismenghasilkan
melaluinya, dapat dikendalikan sehingga jumlah pertukaran keratin dan melanin serta ikut serta dalam
panas antara pembuluh darah permukaan kulit dan ling- pertahanan imun.
kungan eksternal dapat diubah-ubah (Bab l7). Reseptor di
ujung perifer serat saraf aferen di dermis mendeteksi tekanan, Epidermis mengandung empar jenis sel residen berbeda-
suhu, nyeri, dan input somatosensorik lain. Ujung saraf melanosit, keratinosit, sel Langerhans, dan sel Granstein-plus
eferen di dermis mengontrol kaliber pembuluh darah, ereksi limfositT transien yang tersebar di seluruh epidermis dan
rambut, dan selresi kelenjar eksokrin kulit. dermis. Masing-masing dari jenis sel residen ini memiliki
fungsi khusus.
KELENJAR EKSOKRIN KULIT DAN FOLIKEL RAMBUT
LipatanJipatan epidermis yang masuk ke dermis di bawah- MELANOSIT
nya membentuk kelenjar eksokrin kulit - kelen.jar keringat Melanosit menghasilkan pigmen melanin, yang disebarkan
dan kelenjar sebasea - serta folikel rambut. Kelenjar keringat, ke sel-sel kulit sekitar. Jumlah dan jenis melanin, yang dapat

486 Bab 12
bervariasi di antara pigmen hitam, coklat, kuning, dan merah, Berbagai komponen sistem imun di epidermis secara
menentukan warna kulit ras manusia. Orang berkulit terang kolektif dinamai jaringan limfoid terkait krlit (sbin asso-
memiliki jumlah melanosit yang sama seperti orang berkulit ciated lj'mpboid tissue, SAXI). Riset-riset terakhir meng-
gelap; perbedaan warna kulit bergantung pada jumlah mela- isyaratkan bahwa kulit mungkin berperan lebih besar dalam
nin yang diproduksi oleh masing-masing melanosit. Melanin pertahanan imun adaptif daripada yang dijelaskan di sini.
dihasilkan melalui jalur biokimia kompleks di mana enzim Hal ini sesuai karena kulit adalah bagian tubuh yang
melanosit tirosinase berperan kunci. Sebagian besar orang, berhadapan dengan lingkungan eksternal.
apapun warna kulitnya, memiliki cukup tirosin yang jika
berfungsi penuh, dapat menghasilkan cukup melanin untuk SINTESIS VITAMIN D OLEH KULIT
membuat warna kulit mereka sangat hitam. Namun, pada
Epidermis juga membentuk vitamin D jika terdapat sinar
mereka yang berkulit terang, dua faktor genetik mencegah
matahari. Jenis sel yang menghasilkan vitamin D belum di-
enzim melanosit ini berfungsi dengan kapasitas penuh: (1)
ketahui pasti. Vitamin D, yang berasal dari molekul prekur-
banyak dari tirosinase yang dihasilkan berada dalam bentuk
sor yang berkaitan erat dengan kolesterol, mendorong penye-
inaktif, dan (2) adanya beragam inhibitor yang menghambat
rapan Ca2. dari saluran cerna ke dalam darah (Bab 16).
tirosinase. Akibatnya melanin yang diproduksi lebih sedikit.
Biasanya diperlukan suplemen vitamin D dalam makanan
Selain penentuan kandungan melanin secara herediter,
karena kulit umumnya tidak terpajan ke sinar matahari da-
jumlah pigmen ini dapat meningkat sementara sebagai res-
lam jumlah memadai untuk menghasilkan jumlah zat esen-
pons terhadap pajanan ke berkas sinar ultraviolet (tIV) dari
sial ini secara adekuat.
matahari. Melanin tambahan ini, yang penampakan luarnya
berupa "warna coklat", melaksanakan fungsi protektif dengan
menyerap berkas UV yang berbahaya. ITindakan protektif di dalam rongga tubuh
mempersulit invasi patogen ke dalam tubuh.
KERATINOSIT
Sel epidermis yang paling banyak adalah keratinosit yang Sistem pertahanan tubuh manusia harus mencegah masuk-
seperti diisyaratkan oleh namanya, khusus menghasilkan ke- nya patogen potensial ddak saja melalui permukaan luar
ratin. Sewaktu mati, keratinosit membentuk lapisan luar tubuh tetapi juga melalui rongga-rongga internal yang ber-
berkeratin yang protektif. Sel ini juga menghasilkan rambut hubungan langsung dengan lingkungan luar - yaitu, sistem
dan kuku. Fungsi yang baru ditemukan adalah bahwa kera- cerna, sistem genitourinaria, dan sistem pernapasan. Berbagai
tinosit juga penting secara imunologis. Sel ini mengeluarkan sistem ini menggunakan berbagai taktik untuk menghancur-
interleukin 1 (suatu produk yang juga disekresikan oleh kan mikroorganisme yang masuk melalui rute-rute ini.
makrofag), yang mempengaruhi pematangan sel T yang cen-
derung berada di kulit. Yang menarik, sel epitel timus ter- PERTAHANAN SISTEM PENCERNAAN
bukti memiliki kemiripan anatomik, molekular, dan fung- Air liur yang dikeluarkan ke dalam mulut di pintu masuk
sional dengan keratinosit. Tampaknya sebagian dari tahap sistem pencernaan mengandung suatu enzim yang melisiskan
pematangan sel T pascatimus berlangsung di kulit di bawah bakteri tertentu. Bakteri "kawan" yang hidup di bagian
tuntunan keratinosit. belakang lidah mengubah nitrat makanan menjadi nitrit,
yang kemudian ditelan. Pengasaman nitrit ketika zat ini men-
SEL IMUN LAIN DI KULIT capai lambung yang sangat asam menyebabkan terbentuknya
Dua jenis sel epidermis lain juga berperan dalam imunitas. nitrat oksida, yang tolaik bagi berbagai mikroorganisme.
Sel Langerhans, yang bermigrasi ke kulit dari sumsum tu- Selain itu, banyak dari bakteri yang tertelan namun masih
lang, adalah sel dendritik yang berfungsi sebagai sel penyaji bertahan hidup dimatikan langsung oleh getah lambung
antigen. Karena itu, kulit tidak saja merupakan sawar meka- yang sangat asam. Lebih jauh ke saluran cerna, lapisan lumen
nis tetapi sebenarnya juga memberi peringatan kepada lim- usus mengandung jaringan limfoid terkait-usus (gut associated
fosit jika sawar ini dilanggar oleh mikroorganisme. Sel lymphoid rlsszzr). Namun, mekanisme pertahanan ini tidak
Langerhans menyajikan antigen ke sel T penolong, memper- l00o/o efektif. Sebagian bakteri tetap dapat bertahan hidup
lancar responsivitas sel terhadap antigen terkait kulit. Sebalik- dan mencapai usus besar (bagian terakhir dari saluran cerna),
nya, sel Granstein tampaknya berfungsi sebagai "rem" ter- tempat mereka terus tumbuh subur. Yang mengejutkan,
hadap respons imun yang diaktifkan oleh kulit. Sel ini adalah populasi mikroba normal ini membentuk sawar alami ter-
sel imun kulit yang paling baru ditemukan sehingga paling hadap infeksi di usus bawah. Mikroba residen yang tidak
sedikit diketahui. Yang signifikan adalah bahwa sel berbahaya ini menekan pertumbuhan patogen potensial yang
Langerhans lebih rentan terhadap kerusakan oleh radiasi UV berhasil lolos dari tindakan-tindakan antimikroba di bagian
(misalnya dari matahari) dibandingkan dengan sel Granstein. awal saluran cerna melalui persaingan untuk tumbuh.
Hilangnya sel Langerhans akibat palananke radiasi tIV dapat CATAIAN KLINIS. Kadang-kadang terapi antibiotik
merugikan karena sinyal supresor menjadi lebih dominan yang diberikan per oral malah menyebabkan infeksi usus.
daripada sinyal penolong yang normalnya lebih dominan Dengan mematikan sebagian dari bakteri usus normal, anti-
sehingga kulit menjadi lebih rentan terhadap invasi mikroba biotik mungkin malah memudahkan berkembangan spesies
dan sel kanker. patogen resisten antibiodk di usus.

Pertahanan Tubuh 487


PERTAHANAN SISTEM GENITOURINARIA pisan mukosa saluran napas, menyebabkan produksi mukus
Di dalam sistem genitourinaria (reproduksi dan urin), mi- berlebihan, yang mungkin menyumbat secara parsial saluran
kroba calon parogen menghadapi kondisi tak ramah berupa napas. "smoher's cough" (batuk yang sering dialami oleh pe-
sekresi vagina dan urin yang asam. Organ-organ sistem rokok) adalah upaya untuk mengeluarkan endapan mukus
kemih-kelamin ini juga menghasilkan mukus kental yang yang berlebihan ini. Efek ini dan berbagai efek toksik langsung
seperti lem lalat, menjerat parrikel-partikel kecil yang masuk. lainnya pada jaringan paru menyebabkan peningkatan insi-
Partikel-partikel ini kemudian ditelan oleh fagosit atau di- dens kanker paru dan penyakit pernapasan kronik yang ber-
sapu keluar sewaktu organ mengosongkan dirinya (misalnya kaitan dengan asap rokok. Polutan udara mencakup sebagian
terbilas keluar oleh aliran urin). dari bahan yang sama yang terdapat dalam asap rokok dan juga
dapat mempengaruhi sistem pernapasan.

PERTAHANAN SISTEM PERNAPASAN Kita akan membahas sistem pernapasan secara lebih
rinci di bab berikutnya.
Sistem pernapasan juga dilengkapi oleh beberapa mekanisme
pertahanan penting terhadap partikel yang terhirup. Sistem
pernapasan adalah permukaan tubuh terluas yang berkontak
langsung dengan lingkungan eksternal yang semakin ter- PffiffiSPEKTIF BAB INI: FOKUS PADA
cemar ini. Luas permukaan sistem pernapasan yang terpajan F.{GM!ffiO5TA5IS
ke udara adalah 30 kali daripada luas kulit. Partikel udara
yang besar disaring dari udara yang terhirup oleh bulu yang Kita tidak dapat bertahan hidup melewati masa bayi jika
terdapat di pinru masuk saluran hidung. Jaringan limfoid, tidak terdapat mekanisme pertahanan tubuh. Mekanisme ini
tonsil dan afunoid, membentuk proteksi imunologis terhadap menahan dan menyingkirkan benda-benda asing yang ber-
patogen yang masuk di awal sistem pernapasan. Lebih jauh potensi merugikan yang terus,menerus berkontak dengan
ke saluran.napas, jutaan tonjolan mirip rambut yang dikenal kita dari lingkungan serta menghancurkan sel abnormal yang
sebagai silia secara terus-menerus berdenyut ke arah luar sering terbentuk di dalam tubuh. Homeostasis hanya dapat
(lihat h. 45). Saluran napas dilapisi oleh suatu lapisan tebal dipertahankan secara oprimal sehingga hidup dapat diper-
mukus kental lengket yang dikeluarkan oleh sel epitel di tahankan, jika sel-sel tubuh tidak mengalami cedera atau
lapisan dalam saluran napas. Lembaran mukus ini, yang di- gangguan fungsi oleh mikroorganisme patogenik atau ridak
penuhi oleh partikel kotoran yang terhirup (misalnya debu) diganti oleh sel-sel yang fungsinya abnormal, misalnya sel
dan melekat padanya, terus-menerus dialirkan ke atas me- yang mengalami trauma atau sel kanker. Sistem pertahanan
nuju tenggorokan oleh kerja silia. "Tanggi' berjalan mukus imun-suatu jaringan leukosit, produk sekretoriknya, dan
ini dikenal sebagai eskalator mukus. Mukus kotor dibatuk- protein plasma yang kompleks, interaktif, dan memiliki
kan keluar atau, pada umumnya, ditelan tanpa disadari; banyak aspek-berperan tak langsung dalam homeostasis
partikel asing yang tidak tercerna kemudian dieliminasi me- dengan menjaga sel-sel tubuh tetap hidup sehingga mereka
lalui tinja. Selain menjaga paru retap bersih, mekanisme ini dapat melaksanakan aktivitas khusus untuk mempertahan-
juga merupakan pertahanan penring terhadap infeksi bakteri, kan lingkungan internal yang stabil. Sistem imun melindungi
karena banyak bakteri masuk ke tubuh dalam partikel debu. sel-sel sehat dari benda asing yang berhasil masuk ke tubuh,
Yang juga berperan dalam pertahanan terhadap infeksi per- mengeliminasi sel kanker yang baru muncul, dan member-
napasan adalah antibodi yang disekresikan ke mukus. Selain sihkan sel yang mati dan cedera untuk memberi jalan bagi
itu, terdapat banyak spesialis fagositik yang disebut makro- terbentuknya sel-sel baru yang sehat.
fag alveolus di dalam kantung udara (alveolus) paru. Per- Kulit berkontribusi tak langsung dalam homeostasis
tahanan lain sistem pernapasan adalah mekanisme batuk dan dengan berfungsi sebagai sawar protektif antara lingkungan
bersin. Refleks yang sering dialami ini adalah ekspulsi paftsa eksternal dan sel tubuh. Kulit membantu mencegah masuk-
yang kuat terhadap benda dalam upaya untuk mengeluarkan nya benda asing merugikan misalnya patogen dan bahan
iritan dari trakea (batuk) arau hidung (bersin). kimia toksik ke dalam tubuh dan membantu mencegah
CATAIAN KLINIS. Merokok menekan berbagai perra- hilangnya cairan internal dari tubuh. Kulit juga berperan
hanan pernapasan normal ini. Asap dari sebatang rokok dapat langsung dalam homeostasis dengan membantu memper-
melumpuhkan silia selama beberapa jam, dan pajanan ber- tahankan suhu tubuh melalui kelenjar keringat dan penye-
ulang akhirnya menyebabkan kerusakan silia. Kegagalan silia suaian aliran darah kulit. Jumlah panas yang dibawa ke per-
menyapu keluar mukus penuh partikel yang terus-menerus mukaan tubuh untuk dikeluarkan ke lingkungan eksternal
datang menyebabkan karsinogen yang terhirup tetap berkon- ditentukan oleh volume darah hangat yang mengalir ke
tak dengan saluran napas dalam waktu lama. Selain itu, asap kulit.
rokok melumpuhkan malrofag alveolus. Partikel di asap rokok Sistem lain yang memiliki rongga internal yang ber-
tidak saja mengalahkan malrofag tetapi komponen tenenru kontak dengan lingkungan eksternal, misalnya sistem pen-
asap rokok memiliki efek toksik langsung pada makrofag, cernaan, kemih-kelamin, dan pernapasan, juga memiliki
mengurangi kemampuan sel ini menelan benda asing. Selain kemampuan pertahanan unruk mencegah benda asing me-
itu, bahan-bahan beracun dalam asap rokok mengiritasi la- rugikan masuk ke tubuh melalui rute-rute ini.

488 Bab 12
RINGKASAN BAB
Pendahuluan (h. 447 -450) tik dan prekursor protein plasma inaktif yang penring
I Benda asing dan sel mutan yang baru terbentuk segera bagi proses peradangan, misalnya faktor pembekuan dan
dihadapi oleh berbagai mekanisme pertahanan yang sa- komponen-komponen sistem komplemen. Berbagai per-
ling berkaitan yang bertujuan menghancurkan dan meng- ubahan vaskular ini juga menghasilkan manifestasi pera-
eliminasi segala sesuatu yang bukan merupakan bagian dangan lokal yang dapat diamati-pembengkakan, ke-
dari diri. merahan, panas, dan nyeri. (Lihatlah Gambar 12-2).
I Mekanisme-mekanisme ini, yang secara kolektif disebut I Bahan-bahan kimia yang dibebaskan oleh fagosit akan
imunitas, mencakup respons imun bawaan dan didapat. meningkatkan peradangan, memicu manifestasi sistemik
Respons imun bawaan adalah respons nonspesifik yang misalnya demam, serta meningkatkan respons imun di-
secara nonselektif mempertahankan tubuh dari benda dapat.
asing bahkan pada pajanan pertama. Respons imun di- I Interferon dibebaskan secara nonspesifik oleh sel yang
dapat (adaptif) adalah respons spesifik yang secara selektif terinfeksi virus dan secara rransien menghambat multi-
menyerang benda asing tertentu yang tubuh telah ter- plikasi virus di sel lain. (Lihatlah Gambar 12-5).lnterfe-
sensitisasi oleh pajanan sebelumnya. (Lihatlah Tabel l2-2, ron juga memiliki efek antikanker dengan memperlambat
h. 470) pembelahan dan pertumbuhan sel tumor serra mening-
I Benda asing tersering adalah bakteri dan virus. Bakteri katkan kekuatan sel pemusnah. (Lihatkh Gambar 12-22,
adalah organisme bersel tunggal yang menimbulkan pe- h.480).
nyakit melalui bahan-bahan kimia yang dikeluarkannya. I SeI natural killer (IJK) secara nonspesifik melisiskan dan
Virus adalah partikel asam nukleat terbungkus protein menghancurkan sel yang terinfeksi virus dan sel kanker
yang masuk ke sel pejamu dan mengambil alih perangkat pada pajanan pertama.
metabolik sel untuk kelangsungan hidupnya sendiri I Setelah diaktifkan oleh mikroba itu sendiri di tempat in-
dengan mengorbankan sel pejamu. vasi atau oleh antibodi yang dihasilkan terhadap mikroba,
I Leukosit dan turunannya adalah sel efektor utama sisrem sistem komplemen secara langsung menghancurkan mi-
imun dan diperkuat oleh sejumlah protein plasma yang kroba tersebut dengan melisiskan membran mikroba serta
berbeda. Leukosit mencakup neutrofil, eosinofil, basofil, juga memperkuat aspek lain proses peradangan, misalnya
monosir, dan limfosit. dengan bekerja sebagai opsonin untuk mempermudah
I Leukosit diproduksi di sumsum tulang untuk kemudian fagositosis. (Lihatlah Gambar 12-4). Sistem komplemen
beredar sesaat di dalam darah. Sel-sel ini menghabiskan melisiskan sel sasaran dengan membentuk membrane
sebagian besar waktunya dalam misi pertahanan di attach complex yang tersisip ke dalam membran sel sasaran
jaringan. dan melubanginya sehingga terjadi ruprur osmotik sel.
I Sebagian limfosit juga diproduksi dan berdiferensiasi (Lihatkh Gambar 12-Q.
serta melaksanakan fungsi pertahanannya di dalam
jaringan-jaringan limfoid yang berada di lokasi-lokasi Imunitas Didapat: Konsep Umum (h.457-455)
strategis tempat benda asing kemungkinan besar masuk. I Sistem imun adaptif tidak saja mampu mengenal molekul
(Lihatlah Gambar l2-1 dan Tabel 12-1). asing yang berbeda dari molekul diri-sehingga reaksi
I Selain mempertahankan tubuh dari mikroba dan sel imun destruktif" tidak menghancurkan tubuh sendiri-
mutan, sel imun juga membersihkan debris sel, memberi tetapi juga dapat membedakan antara jutaan molekul
asing yang berbeda. Limfosit, yaitu sel efektor imunitas
ialan bagi perbaikan jaringan.
didapar, masing-masing dilengkapi oleh reseptor mem-
Imunitas Bawaan (h. 450-457) bran permukaar yang berikatan (seperti kunci dan anak
I Respons imun bawaan, yang membentuk lini perrama kuncinya) dengan hanya satu molekul asing kompleks
pertahanan terhadap sel atipikal (sel asing, muran, arau spesifik, yang dikenal sebagai antigen.
cedera) di dalam tubuh, mencakup peradangan, inter- I Grdapat dua kelas besar respons imun didapat: imunitas
feron, sel natural hiller, dan sistem komplemen. yang diperantarai oleh antibodi (imunitas humoral) dan
I Peradangan adalah suatu respons nonspesifik terhadap imunitas yang diperantarai oleh sel (imunitas selular).
invasi benda asing atau kerusakan jaringan yang terurama Pada keduanya, hasil akhir dari pengikatan limfosit ter-
diperantarai oleh fagosit profesional (neutrofil dan mo- tentu dengan antigen spesifiknya adalah destruksi anti-
nosit yang berubah menjadi makrofag) serta berbagai gen, tetapi sel efektor, rangsangan, dan taktik yang di-
sekresinya. (Lihatkh Gambar I2-i). gunakan berbeda. Sel plasma yang berasal dari limfosit B
I Sel fagositik menghancurkan sel asing dan sel rusak (sel B) berperan dalam imunitas yang diperantarai oleh
dengan fagositosis dan pengeluaran bahan-bahan kimia antibodi, semenrara limfosit T Gel T) melaksanakan imu-
mematikan. nitas yang diperantarai oleh sel. (Lihatlah Gambar t2-7
I Vasodilatasi dan peningkatan permeabilitas kapiler lokal, danThbel 12,3, h.470).
yang dipicu oleh histamin, di tempat invasi atau cedera I Sel B berkembang dari turunan limfosit yang matang di
memungkinkan peningkatan penyaluran leukosit fagosi- sumsum tulang. Tirrunan sel T berasal dari limfosit yang

Pertahanan Tubuh 489


bermigrasi dari sumsum tulang ke timus untuk menye- Sasaran sel T sitotoksik adalah sel yang dimasuki oleh
lesaikan proses pematangannya. (Lihatkh Gambar 12-/. virus dan sel kanker, yang dihancurkan dengan menge-
luarkan molekul perforin yang membentuk kompleks
Limfosit B: Imunitas yang Diperantarai oleh Antibodi pembuat lubang di membran sel korban atau dengan
(h.458-468)
mengeluarkan granzim yang memicu sel korban bunuh
I Setiap sel B mengenal antigen ekstrasel bebas spesifik diri (melakukan apoptosis). (Lihatlah Gambar 12-i7 dan
yang ddak berkaitan dengan antigen diri yang ada di per- I2-18 serta Tabel 12-4).
mukaan sel, misalnya antigen yang terdapat di permukaan Sel T penolong berikatan dengan sel imun lain dan
bakteri. mengeluarkan bahan-bahan kimia yang memperkuat
I Setelah diaktifkan oleh pengikatan dengan anrigen spe- aktivitas sel-sel lain tersebut. Bahan-bahan kimia selain
sifiknya, sel B berproliferasi dengan cepat, menghasilkan antibodi yang dikeluarkan oleh leukosit dikenal sebagai
satu klon dari jenisnya sendiri yang dapat secara spesifik
sitohin, yang sebagian besar disekresikan oleh sel T
melancarkan serangan terhadap antigen tersebut. Sebagian
penolong.
besar limfosit dalam klon sel B tersebut adalah sel plasma Seperti sel B, sel T mengandung reseptor yang spesifik
yang berperan dalam respons primer terhadap penyerang.
antigen, mengalami seleksi klon, melaksanakan respons
(Lihatlah Gambar 12-8 dan l2-11).
primer dan sekunder, serta membentuk sel-sel memori
I Sel plasma mengkhususkan diri mengeluarkan anribodi
untuk imunitas jangka panjang terhadap sasaran yang
yang beredar secara bebas untuk mengepung bakteri (atau
pernah ditemuinya.
benda asing lain) dalam bentuk bebas yang memicu pem- Limfosit yang terbentuk secara kebetulan dan dapat me-
bentukannya. nyerang sel-sel yang mengandung anrigen tubuh sendiri
I Antibodi adalah molekul berbentuk Y. Bagian pengikat dieliminasi atau ditekan sehingga limfosit ini tidak ber-
antigen di ujung masing-masing lengan antibodi menen- fungsi. Dengan cara ini, tubuh mampu "menoleransi"
tukan antigen spesifik apayangdapat diikatolehnya. Sifat (tidak menyerang) antigen-anrigennya sendiri. Toleransi
bagian ekor antibodi menentukan yarrg dilakukan dicapai dengan seleksi klonal, anergi klonal, penyunting-
^pa
antibodi setelah berikatan dengan antigen. (Lihatkh an resepto! sel T regulatorik (penekan), pengabaian imu-
Gambar 12-9). nologis, dan keistimewaan imun.
I Terdapat lima subkelas anribodi, bergantung pada per- Berbagai antigen diri utama di permukaan sel tubuh di-
bedaan dalam aktivitas biologis bagian ekor: imunoglobu-
kenal sebagai molekul MHC, yang disandi oleh kompleks
lin IgM, IgG,IgE, IgA, dan IgD. histokompatibilitas mayor (major histocompatibility com-
I Antibodi tidak secara langsung menghancurkan benda plex, MHC) , sekelompok gen dengan sekuens DNA yang
asing/antigen. Molekul ini melalaanakan efek protektif- unik untuk setiap orang.
nya dengan secara fisik menghambat antigen melalui Sel B dan sel T memiliki sasaran yang berbeda karena
netralisasi atau aglutinasi atau dengan mengintensifkan persyaratan keduanya untuk mengenal antigen berbeda.
respons imun bawaan yang mematikan yang sudah di- Sel B mengenal antigen yang beredar bebas, misalnya
aktifkan oleh antigen asing tersebut. Antibodi mengaktif- bakteri, yang dapat menyebabkan destruksi antigen dalam
kan sistem komplemen, meningkatkan fagositosis, dan jarak jauh. Sebaliknya, sel T memiliki persyaratan ganda
merangsang sel pemusnah. (Lihatlah Gambar 12-10 dan
untuk dapat mengikat antigen asing yaitu keterkaitan
Tabel 12-2, h.470).
antigen dengan molekul MHC (antigen diri) di permuka-
I Sebagian dari limfosit yang baru terbentuk dalam klon sel
an salah satu sel tubuh sendiri. (Lihatlah Gambar t2-19).
B aktif tidak ikut serta dalam pertempuran terapi menjadi
Adanya anrigen diri MHC kelas I atau kelas II di per-
sel memori yang diam menunggu, siap melancarkan
mukaan sel pejamu yang mengandung antigen asing ini
respons sekunder yang lebih cepat dan lebih kuat seandai-
menyebabkan dua jenis sel T berinteraksi secara berbeda
nya benda asing tersebut kembali masuk ke tubuh.
dengannya. (Lihatlah Gambar I 2-20).
(Lihatlah Gambar 12-lI sampai 12-13).
I Keragaman luar biasa dalam kemampuan mendeteksi 1. Sel T sitotoksik mampu berikatan hanya dengan sel
antigen di antara berbagai limfosit dihasilkan oleh tata pejamu yang terinfeksi virus atau sel kanker, yang
ulang beberapa segmen gen, disertai insidens mutasi selalu mengandung antigen diri MHC kelas I yang
somatik yang tinggi saat perkembangan limfosir. berikatan dengan antigen asing atau abnormal. Setelah
I Sei B dan sel T dapat mengenal dan mengikar antigen berikatan dengan sel pejamu abnormal, sel T ini
hanya jika antigen telah diproses dan disajikan oleh sel mengeluarkan bahan-bahan toksik yang mematikan
sel tubuh yang berbahaya rersebur.
penyaji antigen, misalnya makrofag dan sel dendritik.
(Lihatkh Gambar 12-1r. 2. Sel T penolong hanya dapat berikatan dengan sel T
lain, sel B, dan makrofag yang telah bertemu dengan
UmfositT Imunius yang Diperanurai oleh Sel (h. 468481) antigen asing. Sel-sel imun ini mengandung penanda
I Sel T melaksanakan imunitas selular dengan cara ber- diri MHC kelas II yang berikatan dengan anrigen
kontak langsung dengan sasarannya. asing. Kemudian sel T penolong meningkatkan ke-
I Grdapat dua jenis utama sel T: sel T sitotoksik dan sel T kuatan imun sel-sel efektor lain tersebut dengan
penolong. mengeluarkan mediator-mediator kimiawi rertentu.

490 Bab 12
I Pengaktifan berbagai jenis limfosit tersebut menjamin Kulit terdiri dari dua lapisan: epidermis di sebelah luar
bahwa terbentuk respons imun spesifik yang sesuai untuk yang avaskular dan berkeratin serta jaringan ikat dermis
menyingkirkan musuh terrentu secara efisien. di sebelah dalam. (Lihatlah Gambar 12-21.
I Selain itu, sel B, berbagai sel I dan makrofag saling mem- Epidermis mengandung empat jenis sel:
perkuat strategi pertahanan masing,masing, rerurama 1. Melanosit menghasilkan suatu pigmen, melanin, yang
dengan mengeluarkan sejumlah produk sekretorik pen- warna dan jumlahnya menenrukan warna kulit. Me-
ting. lanin melindungi kulit dengan menyerap radiasi LIV
I Dalam proses surueilans imun, natural killer cell, sel T yang berbahaya.
sitotoksik, makrofag, dan interferon yang secara kolektif 2. Sel yang paling banyak adalah keratinosit, penghasil
mereka keluarkan normalnya memusnahkan sel-sel kan- keratin kuat yang membentuk lapisan protektif luar
ker yang baru terbentuk sebelum sel-sel ini
memiliki kulit. Sawar fisik ini menghambat bakteri dan bahan
kesempatan untuk menyebar. (Lihatlah Gambar t2-22). lingkungan merugikan lainnya masuk ke tubuh dan
mencegah keluarnya air dan bahan-bahan penring lain
Penyakit Imun (h. 481-485)
dari tubuh. Keratinosit juga memiliki fungsi imuno-
I Penyakit imun ada dua jenis: penyakit imunodefisiensi logis dengan mengeluarkan interleukin 1, yang me-
(respons imun kurang memadai) arau serangan imun yang
ningkatkan pematangan sel T pascatimus di kulit.
ddak sesuai (respons imun yang berlebihan atau salah
3. Sel Langerhans juga berfungsi dalam imunitas spesifik
sasaran).
dengan menyajikan anrigen kepada sel T penolong.
I Pada penyakit imunodefisiensi, sistem imun gagal mem-
4. Sel Granstein menekan respons imun yang diaktifkan
pertahankan tubuh secara normal dari infeksi bakteri atau
oleh kulit.
virus, masing-masing akibat defisit pada sel B atau sel T.
Dermis mengandung (1) pembuluh darah, yang memberi
I Pada serangan imun yang tidak pada tempatnya, sistem
makan kulit dan berperan penring dalam mengatur suhu
imun berlaku berlebihan. Terdapat tiga kategori dalam
tubuh; (2) ujung saraf sensorik, yang memberi informasi
kelompok ini:
mengenai lingkungan elaternal; dan (3) beberapa kelenjar
1. Pada penyakit otoimun, sistem imun secara salah me-
eksokrin dan folikel rambut, yang terbentuk melalui inva-
nyerang jaringan tubuh sendiri yang tidak lagi di-
ginasi khusus epitel di atasnya. (Lihatlah Gambar 12-21.
kenalinya dan tidak dianggap bagian dari diri.
Kelenjar eksokrin kulit terdiri dari kelenjar sebasea, yang
2. Pada penyakit kompleks imun, jaringan tubuh meng- menghasilkan sebum, suatu bahan berminyak yang me-
alami kerusakan akibat pembentukan komplela anti-
lunakkan kulit dan menyebabkannya kedap air; dan ke-
gen-antibodi yang terlalu banyak dan mengaktifkan
lenjar keringar, yang menghasilkan keringat untuk men-
komplemen secara berlebihan. Pengaktifan ini me-
dinginkan tubuh. Folikel rambut menghasilkan rambut,
rusak sel normal sekitar selain antigen pemicu.
yang distribusi dan fungsinya pada manusia minimal.
3. Alergi, atau hipersensitivitas, terjadi ketika sistem Selain itu, kulit membentuk vitamin D dengan keber-
imun secara salah melancarkan serangan yang merusak
adaan sinar matahari.
tubuh dan menimbulkan gejala terhadap alergen yang
Di samping kulit, rute utama lain yang dapat digunakan
biasanya adalah antigen lingkungan yang tidak ber-
patogen untuk masuk ke tubuh adalah (l) sistem pen-
bahaya: (a) Hipersensitivitas tipe cepat melibatkan
cernaan, yang dipertahankan oleh enzim antimikroba air
pembentukan antibodi IgE oleh sel B yang memicu
liur, sekresi asam lambung yang destruktif, jaringan
pelepasan berbagai bahan kimia inflamatorik kuat dari
limfoid terkait usus, dan flora residen koion yang tiJak
sel mast dan basofil untuk menghasilkan respons cepar
berbahaya; (2) sistem kemih-kelamin, yang dilindungi
terhadap alergen. (Lihatlah Gambar t2-24 dan Tabel
oleh sekresi mukus penjerat partikel dan asam destruktif;
12-r. (b) Hipersensitivitas tipe lambat melibatkan serta (3) sistem pernapasan, yang pertahanannya bergan-
respons sel T terhadap alergen yang menimbulkan
tung pada aktivitas makrofag alveolus dan pada sekresi
gejala dan berlangsung lebih lambat. (Lihatkh Tabel
mukus lengket yang menangkap debris untuk kemudian
12-5
disapu keluar oleh gerakan silia. Pertahanan sistem per-
Pertahanan Eksternal (h. 485-483) napasan lainnya adalah bulu hidung, yang menyaring par-
I Permukaan tubuh yang terpajan ke lingkungan luar-baik dkel besar yang terhirup; mekanisme reflek batuk dan
penutup luar yaitu kulit maupun lapisan dalam rongga- bersin, yang masing-masing mengeluarkan bahan iritan
rongga internal yang berhubungan dengan lingkungan dari trakea dan hidung; serta tonsil dan adenoid, yang
eksternal-berfungsi tidak saja sebagai penghalang meka- membentuk pertahanan imunologis.
nis untuk mencegah masuknya patogen tetapi juga ber-
peran aktif dalam menolak masuknya bakteri dan bahan
lain yang tidak diperlukan.

Pertahanarr Tubuh 491


SOAL LATIHAN
Pertanyaan Obyektif (Jawaban di h. A-53) 14. Dengan menggunakan kode jawaban di kanan, tunjuk-
1. Imunitas aktif terhadap penyakit tertentu hanya dapat kan apakah karakteristik-karakteristik bernomor pada
diperoleh dengan mengalami penyakit terselsut. (Benar sistem imun didapat di bawah ini berlaku untuk imuni-
atau salah?) tas yang diperantarai oleh antibodi atau imunitas yang
2. Jaringan yang rusak seialu diganti oleh jaringan parut. diperantarai oleh sel (atau keduanya):
(Benar atau salah) 1. dipicu oleh pengikat- a. imunitas yang
3. Respons sekunder memiliki awitan yang lebih cepat, an antigen spesifik ke diperantarai oleh
kekuatan lebih besar, dan durasi lebih lama daripada reseptor limfosit antibodi
respons primer. (Benar atau salah?) komplementer b. imunitas yang
4. Sistem komplemen hanya dapat diaktifkan oleh anti- 2. melibatkan pemben- diperantarai oleh
bodi. (Benar atau salah?) tukan sel memori sel
5. Respons imun adaptif spesifik dilaksanakan oleh neu- sebagai respons c. imunitas yang
trofiL. (Benar atau salah?) terhadap pajanan diperantarai oleh
6. ... adalah kumpulan sel fagositik, jaringan nekrotik, dan pertama ke antigen antibodi dan sel
bakteri. 3. terutama ditujukan kepada sel pejamu yang
7. ... adalah respons lokal terhadap invasi mikroba atau terinfeksi oleh virus
cedera jaringan yang disertai oleh pembengkakan, panas, 4. melibatkan pengeluaran antibodi
kemerahan, dan nyeri. 5. memerlukan pengikatan ganda limfosit baik
8. ... adalah reseptor di membran plasma fagosit yang dengan antigen asing maupun antigen diri
mengenal dan mengikat molekul berpola tertentu yang yang ada di permukaan sel pejamu
ada di permukaan mikroorganisme tetapi tidak terdapat 6. dilaksanakan oleh limfosit yang dididik di
pada sel manusia. timus
9. ... sistem komplemen membentuk kompleks berbentuk 7. terurama melindungi tubuh dari bakteri
donat yang terbenam di membran permukaan mikroba 8. secara langsung menghancurkan sel sasaran
dan menyebabkan lisis osmotik sel korban. 9. diperantarai oleh sel B
10. ..., secara kolektif, adaiah pembawa pesan kimiawi di 10. diperantarai oleh sel T
luar antibodi yang disekresikan oleh limfosit. 1 1. berperan dalam penolakan jaringan
I 1. Bahan kimiawi yang meningkatkan fagositosis dengan cangkokan
berfungsi sebagai penghubung antara mikroba dan sel 12. memerlukan pengikatan limfosit ke antigen
fagositik dikenal sebagai ... ekstrasel bebas
12. Mana dari pernyataan berikut mengenai leukosit yang 15. Dengan menggunakan kode jawaban di kanan, tunjuk-
salah? kan apakah karakteristik-karakteristik bernomor di ba-
a. Monosit berubah men.iadi makrofag. wah ini berlaku untuk epidermis atau dermis:
b. Limfosit T berubah menjadi sel plasma yang menge- 1. mengandung ujung saraf a. epidermis
luarkan anribodi. sensorik b. dermis
c. Neutrofil adalah spesialis fagositik yang aktif ber- 2. memiliki lapisan-lapisan sel epitel yang mari
gerak. dan gepeng
d. Basofil mengeluarkan histamin. 3. tidak memiliki aliran darah langsung
e. Limfosit sebagian besar berasal dari jaringan limfoid. 4. adalah lapisan dalam kulit
13. Cocokkan yang berikut: 5. terutama adalah jaringan ikat
1. suatu Famili prorein yang a. sisrem 6. mengandung sel yang membelah dengan
nonspesifik
secara komplemen cePat
mempertahankan tubuh 6. sel natural killer 7. mengandung melanosit
dari infeksi virus c. interferon 8. mengandungkeratinosit
2. sekelompok protein d. inflamasi
plasma yang, jlka Pertanyaan Esai
diaktifkan, menyebabkan 1. Bedakan antara bakteri dan virus!
kerusakan pada sel asing 2. Ringkaskan fungsi masing-masing jaringan limfoid!
dengan menyerang 3. Bedakan antara respons imunitas bawaan dan didapat!
membran plasmanya 4. Bandingkan perjalanan hidup sel B dan sel T!
3. respons terhadap cedera jaringan di mana 5. Apa yang dimalaud dengan antigen?
neutrofil dan makrofag berperan besar 6. Jelaskan struktur antibodil Tirliskan dan jelaskan kelima
4. entitas mirip limfosit yang secara spontan subkelas imunoglobulinl
melisiskan sel tumor dan sel pejamu yang 7. Bagaimana cara antibodi menimbulkan efeknya?
terinfeksi oleh virus 8. Jelaskan teori seleksi ldonall

492 Bab 12
9. Bandingkan fungsi sel B dan sel T! Apa peran kedua menumpuk di jaringan, membentuk urtika/biduran.
jenis utama sel T? Proses ini dinamai respon urrika. Respon urtika sebagian
10. Ringkaskan fungsi makrofag dalam pertahanan imun! diperantarai oleh histamin yang dikeluarkan dari sel
1 1 . Mekanism e apa yarg berperan dalam toleransi? mast di tempar infeksi. Histamin berikatan dengan re-
12. Apafungsi glikoprotein MHC kelas I dan kelas II? septor yang dinamai reseptor H-l di sel endotel kapiler.
13. Jelaskan faktor-faktor yang berperan dalam surveilans Sinyal histamin disalurkan melalui jalur perantara kedua
imun terhadap sel kanker! Caz- yang melibatkan fosfolipase C (lihat h. 129). Se-
14. Bedakan antara penyakit imunodefisiensi, penyakit bagai respons terhadap sinyal ini, sel endotel kapiler
otoimun, penyakit kompleks imun, hipersensitivitas berkontraksi (melalui interaksi aktin-miosin internal),
tipe cepat, dan hipersensitivitas tipe lambatl yang menyebabkan celah antarsel endotel kapiler (pori)
15. Apa fungsi imun kulit? melebar (lihat h. 389). Selain itu, substansi P (lihat h.
209) jrya berperan dalam pelebaran pori ini. Protein
Latihan Kuantitatif (Jawaban di h. A-53) plasma dapat melalui pori yang melebar ini dan me-
1. Akibat respons imun bawaan terhadap infeksi, misalnya ninggalkan kapiler. Dengan melihat Gambar 10-22, h.
karena sayatan di kulit, dinding kapiler di dekat rempat 393, bandingkan kekuatan respons urtika (yaitu derajat
infeksi menjadi sangat permeabel terhadap protein plas- edema lokal) jika P,, ditingkatkan (a) dari 0 mm Hg ke
ma yang normalnya tetap berada di dalam pembuluh 5 mm Hg dan (b) dari 0 mm Hg ke 10 mm Hg. Pada
darah. Protein-protein ini berdifusi ke dalam cairan kedua kasus, bandingkan net exchange pressure (NEP) di
interstisium, meningkatkan tekanan osmotik koloid ujung arteriol kapiler, ujung venular kapiler, dan NEP
cairan interstisium. Peningkatan tekanan osmotik ko- rerata. (Anggaplah bahwa gaya-gaya lain yang bekerja
loid ini menyebabkan cairan meninggalkan sirkulasi dan di dinding kapiler tidak berubah).

UNTUK DIRENUNGKAN
(Penjelasan di h. A-53)

1. Bandingkan mekanisme pertahanan yang bekerja se- 4. Para ilmuwan bidang medis saat ini sedang meneliti cara
bagai respons terhadap pneumonia bakteri dan pneumo- untuk "mendidik" sistem imun agar memandang
nia virusl jaringan asing sebagai bagian dari "diri". Pada situasi
2. Mengapa tingginya frekuensi mutasi HIV (virus AIDS) klinis apa cara ini dapat dimanfaatkan?
menyebabkan vaksin terhadap virus ini sulit dibuat? 5. Ketika seseorang melihat anda, apakah sel-sel tubuh
3. Apa dampak yang ditimbulkan kegagalan perkembangan anda yang dilihat oleh orang tersebut hidup arau mari?
timus pada masa mudigah pada sistem imun setelah lahir?

KASUS KLINIS
(Penjelasan di h. A-53) 2. Mengapa bayi positif-Rh berikutnya yang mungkin
Heather L, yang memiliki darah negatif,Rh, baru saja dikandung oleh Heather kemungkinan akan mengidap
melahirkan anak pertama ny a, yang darahnya positif-Rh. Bayi penyakit hemolitik pada neonatus seandainya ia tidak
dan ibunya dalam keadaan sehat, tetapi dokter memberi diterapi dengan imunoglobulin Rh?
preparat imunoglobulin Rh sehingga seriap bayi positif-Rh 3. Bagaimana pemberian imunoglobulin Rh segera setelah
yang mungkin dikandung Heather di masa mendatang tidak kehamilan pertama Heather dengan bayi positif-Rh
menderita penyakit hemolitik pada neonatus (lihat h. 467). mencegah penyakit hemolitik pada neonatus pada
Selama gestasi (kehamilan), darah janin dan ibu tidak dapat kehamilan berikutnya dengan anak positif-Rh? De mikian
bercampur. Pertukaran bahan di antara kedua sistem sirkulasi juga, mengapa imunglobulin Rh harus diberikan kepada
ini berlangsung melalui plasenta, suatu organ khusus yang Heather setelah setiap kali kelahiran bayi positif-Rh
terbentuk selama gestasi dari struktur ibu dan janin (lihat h. yang dikandungnya?
851). Sel darah merah tidak dapat menembus plasenta, tetapi 4. Seandainya Heather tidak diterapi dengan imunoglobulin
antibodi dapat lewat. Selama proses persalinan, sejumah kecil Rh setelah persalinan anak positif-Rh pertamanya, dan
darah bayl dapat masuk ke dalam sirkulasi ibu. anak keduanya yang positif-Rh mengidap penyakit
1. Mengapa anak pertama Heather tidak mengidap hemolitik pada neonatus. Apakah pemberian
penyakit hemolitik pada neonatus; yaitu, mengapa imunoglobulin kepada Heather segera setelah lahirnya
antibodi ibu terhadap faktor Rh tidak menyerang sel anak kedua tersebut dapat mencegah penyakit ini pada
darah merah positif-Rh selama gestasi? anak positif-Rh ketiga? Mengapa atau mengapa tidak?

Pertahanan Tubuh 493


{

SUMBER BACAAN PHYSIOEDGE

Situs PhysioEdge History 19: A Close Call; Case Hisrory 20: Dauid - Life in a
Situs untuk buku ini berisi banyak alat bantu belajar, serta Germ-Free Vorld; Case History 2I: AIDS; Case History 22:
banyak gagasan untuk pembacaan dan penelitian lebih lanlut. Acne Can Be Connolled.
Masuklah ke:
http://biologSr.brookscole.com/sherwoodhp6 Untuk bacaan anjuran, lihatlah InfoThac" College Efition/
Pilihlah Chapter 12 dari rnen't drop-down, atal' klik salah satu Research di situs PhysioEdge atau pergi langsung ke Tiac
dari banyak pilihan, termas uk Case Histories, yangmemper- College Edition, perpusmkaan riset online anda, di:
kenalkan aspek-aspek klinis fisiologi manusia. Untuk bab ini, http://infotrac.thomsonlearning.com
lihatlah: Casq History l8: "It\ Nothing-Just a Bee Sting"; Case

494 Bab 12
Sistem Pernapasan

Homeostasis
Sistem pernapasan berperan dalam
homeostasis dengan mengambil O, dari
dan mengeluarkan CO, ke lingkungan luar.
*:-*^* !".L".L
Sistem ini membantu mengatur pH
m*mnsri*lr**k:n
lingkungan interstisium dengan
L ^**--&**;^
menyesuaikan kecepatan pengeluaran
CO, pembentuk asam.
%vtr9rffi4?.

&{r*rx**s{*sis
**^*".:-"i
qssl L.-^:
rlrds udgt
keiatt"l6*r:ng*n

:, ; i:.1r-i:ti-:;-i:i,Jra j

Sel memerlukan pasokan O)2 \. .

yang terus-menerus untuk


menunjang berbagai reaksi kimia
penghasil energi, dan memproduksi
CO2 yang harus selalu dikeluarkan.
Selain itu, CO, menghasilkan asam
karbonat yang harus terus diproses
oleh tubuh untuk mempertahankan
pH lingkungan internal yang
sesuai. Sel hanya dapat ber-
tahan hidup dalam kisaran

Energi penting untuk mempertahankan berbagai aktivitas sel Respirasi adalah keseluruhan proses yang melaksanakan
yang menunjang kehidupan, misalnya sintesis protein dan pemindahan pasif O, dari atmosfer ke jaringan untuk
transpor aktif menembus membran plasma. Sel-sel tubuh menunjang metabolisme sel, serta pemindahan pasif terus-
membutuhkan pasokan 02 yang terus-menerus untuk menerus CO, yang dihasilkan oleh metabolisme dari jaringan
menopang reaksi kimia penghasil energi. CO, yang dihasilkan ke atmosfer. Sistem pernapasan berperan dalam homeostasis
selama reaksi-reaksi tersebut harus dikeluarkan dari tubuh dengan mempertukarkan O, dan CO2 antara atmosfer dan
dengan kecepatan yang sama dengan kecepatan produksinya, darah. Darah mengangkut O, dan CO, antara sistem
untuk mencegah fluktuasi pH yang membahayakan (yaitu, pernapasan dan jaringan.
untuk mempertahankan keseimbangan asam-basa), karena
CO, menghasilkan asam karbonat.

496
Sistem
Pernapasan

SEKILAS ISI
PENDAHULUAN PENDAHULUAN
I Pernapasan internal dan eksternal
Fungsi utama respirasi (pernapasan) adalah memper-
I Pertimbangan anatomik
oleh O, untuk digunakan oleh sel tubuh dan untuk
MEKANIKA PERNAPASAN mengeluarkan CO, yang diproduksi oleh sel.
I Pertimbangan tekanan
I Siklus respirasi
I Resistensi saluran napas I Sistem pernapasan tidak ikut serta dalam
I Perilaku elastik paru semua tahap respirasi.
I Kerja bernapas
I Volume dan kapasitas paru Sebagian besar orang berpikir bahwa respirasi sebagai
I Ventilasi paru dan alveolus proses menghirup dan menghembuskan udara. Na-
I Kontrol lokal untuk menyamakan aliran udara dengan aliran darah mun, dalam fisiologi respirasi memiliki arti yang
PERTUKARAN GAS .iauh lebihluas. Respirasi mencakup dua proses yang
terpisah tetapi berkaitan: respirasi internal dan res-
I Konsep tekanan parsial
pirasi eksternal.
I Pertukaran gas menembus kapiler paru dan sistemik
TRANSPOR GAS
I Transpor oksigen RESPIRASI INTERNAL
I Transpor karbon dioksida Istilah respirasi internal atau respirasi sel meru.iuk
I Kelainan kandungan gas darah kepada proses-proses metabolik intrasel yang dilaku-
KONTROL PERNAPASAN kan di dalam mitokondria, yang menggunakan O,
I Pusat kontrol pernapasan di batang otak dan menghasilkan CO, selagi mengambil energi dari
I Pembentukan irama respirasi
molekul nurrien (lihat h. 38). Respirator! quotient
(RQ) , rasio CO, Iang dihasilkan terhadap O, yang
I Sinyal kimiawi yang mempengaruhi kekuatan ventilasi
dikonsumsi. bervariasi bergantung pada jenis
makanan yang dikonsumsi. Jika karbohidrat yang
digunakan maka RQ adalah 1; yaitu, untuk setiap
molekul O, yang dikonsumsi, satu molekul CO,
diproduksi. Untuk lemak, RQ adalah 0,7; untuk
protein, RQnya adalah 0,8. Pada diet khas Amerika
Serikat yang terdiri dari campuran ketiga nutrien ini,
konsumsi O, istirahat adalah sekitar 250 mllmnt,
dan produksi CO, rerata adalah sekitar 200 ml/mnt,
untuk RQrerata 0,8:

CO, yang dihasilkan 200 ml/mnt


r\v -- O., yang dikonsumsi-
250 ml/mnt
= rr-O

RESPIRASI EKSTERNAL
Istilah respirasi eksternal merujuk
- kepada seluruh
rangkaian kejadian dalam pertukaran O, dan CO,

-
497
antara lingkungan eksternal dan sel tubuh. Respirasi eksternal, Sistem respirasi tidak melaksanakan semua tahap atau lang-
yaitu topik bab ini, mencakup empat langkah (Gambar kah respirasi; sistem ini hanya berperan dalam ventilasi dan
13-1): pertukaran O, dan CO, antara paru dan darah (langkah ,l:
dan 2). Sistem sirkulasi melaksanakan tahap-tahap selanjut-
11. Udara secara bergantian dimasukkan ke dan dikeluarkan
nya.
dari paru sehingga udara dapat dipertukarkan antara
atmosfer (lingkungan eksternal) dan kantung udara (al-
ueolu) paru. Pertukaran ini dilaksanakan oleh tindakan FUNGSI NONRESPIRATORIK SISTEM PERNAPASAN
mekanis bernapas, atau ventilasi. Kecepatan ventilasi
Sistem pernapasan juga melaksanakan fungsi-fungsi nonres-
diatur untuk menyesuaikan aliran udara antara armosfer
piratorik ini:
dan alveolus sesuai kebutuhan metabolik tubuh akan
penyrapan O, dan pengeluaran CO,. I Rute untuk mengeluarkan air dan panas. Udara atmos-
2. Oksigen dan CO, dipertukarkan antara udara di alveo- fer yang dihirup (diinspirasi) dilembabkan dan dihangatkan
lus dan darah di dalam kapiler paru melalui proses oleh saluran napas sebelum dihembuskan (diekspirasikan).
difusi. Pelembaban udara yang masuk merupakan hal esensial untuk
3. Darah mengangkut O, dan CO, antara paru dan jaringan. mencegah dinding alveolus mengering. Oksigen dan CO,
'4. Oksigen dan CO, dipertukarkan antara jaringan dan tidak dapat berdifusi menembus membran yang kering.
darah melalui proses difusi menembus kapiler sistemik I Meningkatkan aliran balikvena (lihat "pompa respirasi",
(jaringan). h.403).

Atmosfer L*ngk*lr-l*ngkah dal**:


O, co, respir*si *k*er::ei

Ventilasi atau pertukaran gas antara


@
atmosfer dan kantung udara
(alveolus) di paru

)(
AlveolusI O, CO,
diparul I I

@ P"rtrkurun O, dan CO, antara udara


I co, di alveolus dan darah di kapiler paru
Lo,

I
l,a
)- Wtt"nspor O, dan CO, oleh darah
antara paru dan jaringan

6,an'a"etrarr 'i,S-t
Respirasi eksternal dan internal.
Respirasi eksternal mencakup
langkah-langkah yang terlibat
CO,-*l /
dalam pertukaran O, dan CO, t_o, I
',,
antara lingkungan eksternal
dan sel jaringan (tahap 1 sampai
4). Respirasi internal mencakup
reaksi metabolik intrasel yang
I
melibatkan pemakaian O, untuk
Makanan * O, t CO,+ H,O +ATP
menghasilkan energi (ATP) dari
makanan, menghasilkan CO, \,/
sebagai produk sampingan. Sel jaringan

498 Bab 13
I Membantu mempertahankan keseimbangan asam-basa mengaktifkan angiotensin II, suatu hormon yang berperan
dengan mengubah jumlah CO, penghasil H- yang dikeluar- penring dalam mengatur konsenrrasi Na- di CES (lihat h.
kan (lihat h.625). 57r).
I Memungkinkan kita berbicara, menyanyi, dan vokali- I Hidung, bagian dari sistem respirasi, berfungsi sebagai
sasi lain. organ penciuman (lihat h.247)
I Merupakan sistem pertahanan terhadap benda asing
yang terhirup (lihat h. 488).
I Mengeluarkan, memodifikasi, mengaktifkan, atau H Saffuram Nnapas ffier?gi'lerxtfffi,Haam uenara anltara
menginaktifkan berbagai bahan yang mengalir melewati sir, atrnosfer dam alweoiuls.
kulasi paru. Semua darah yang kembali ke jantung dari
jaringan harus melewati paru sebelum dikembalikan ke sir- Sistem respirasi mencakup saluran napas yang menuju paru,
kulasi sistemik. Karena itu, paru memiliki letak yang unik paru itu sendiri, dan struktur,struktur thoraks (dada) yang
untuk bekerja pada bahan-bahan spesifik yang telah di- berperan menyebabkan aliran udara masuk dan keluar paru
tambahkan ke darah di tingkat jaringan sebelum bahan- melalui saluran napas. Saluran napas adalah tabung atau
bahan tersebut memiliki kesempatan untuk mencapai bagian pipa yang mengangkut udara antara atmosfer dan kantung
tubuh lain melalui sistem arreri. Sebagai contoh, prostaglan- udara (alveolus), alveolus merupakan satu-sarunya tempat
din, suatu kumpulan pembawa pesan kimiawi yang dibebas- pertukaran gas anrara udara dan darah. Saluran napas berawal
kan di banyak jaringan untuk memerantarai respons lokal dari saluran nasal (hidung) (Gambar l3-2a). Saluran hi-
tertentu (lihat h. 827), dapat masuk ke dalam darah, tetapi dung membuka ke dalam faring (tenggorokan), yang ber-
bahan-bahan ini diinaktiJkan ketika mengalir melewati paru fungsi sebagai saluran bersama untuk sistem pernapasan dan
sehingga tidak menimbulkan efek sistemik. Sebaliknya, paru pencernaan. Terdapat dua saluran yang berasal dari faring-

Cabang
arteri
pulmonaris

Saluran
hidung

Mulut

Faring

Laring
Trakea Alveolus
Paru
Cincin ' IFSakus
tulang rawan jr[::j.! alveolaris
.'! Pori Kohn
_.J
Bronkus
Bronkus (b)
kanan
kiri
Bronkiolus

;. Bronkiolus terminal
E.,
''!,i, r.,.
:: ,', "*r, ,
ir.
,+,*},ilii;,--* ., t,rt;**
- Sakus alveolaris

i!!: )..-- Bronkiolus


terminal
(a)

Anatomi sistem pernapasan. (a) Saluran napas. (b) Pembesaran alveolus (kantung udara) di ujung saluran napas. Sebagian besar
alveolus berkelompok seperti buah anggur di ujung bronkiolus terminal.
(Sumber: Diadaptasi dari Cecie Starr dan Ralph Taggart, Biology: The lJnity and Diversity of Life, B,h ed. Gbr. 41.10a, h. 696. Hak
cipta O 1998 Wadsworth).

5i.stenrl Fern'taslasari 49$


trakea, yang dilalui oleh udara untuk menuju paru, dan memiliki tulang rawan untuk menjaganya terap terbuka.
esofagus, yang dilalui oleh makanan untuk menuju lam- Dinding saluran ini mengandung otor polos yang disarafi
bung. Udara dalam keadaan normal masuk ke faring melalui oleh sistem saraf otonom dan peka terhadap hormon dan
hidung, tetapi udara juga dapat masuk melalui mulut ketika bahan kimia lokal tertentu. Faktor-faktor ini mengatur jum,
saluran hidung tersumbat; yaitu, anda dapat bernapas me- lah udara yang mengalir dari atmosfer ke setiap kelompok
lalui mulut ketika anda pilek. Karena faring berfungsi sebagai alveolus, dengan mengubah derajat kontraksi otot polos
saluran bersama untuk udara dan makanan maka sewaktu bronkiolus sehingga mengubah kaliber saluran napas
menelan terjadi mekanisme refleks yang menutup trakea agar terminal.
makanan masuk ke esofagus dan bukan ke saluran napas.
Esofagus selalu tertutup kecuaii ketika menelan untuk
mencegah udara masuk ke lambung sewaktu bernapas. IAlveolus tempat pertukaran gas adalah kantung
Laring, aoice box, terlerak di pintu masuk trakea.
udara berdinding tipis yang dapat mengembang
^tar
Tonjolan anterior laring membentuk jakun ("Adam:s apple").
dan dikelilingi oleh kapiler paru.
Pita suara, dua pita jaringan elastik yang melintang di pintu
masuk laring, dapat diregangkan dan diposisikan dalam Paru memiliki struktur yang ideal untuk pertukaran gas.
berbagai bentuk oleh otot laring (Gambar 13-3). Sewaktu Menurut hukum difusi Fick, semakin pendek jarak yang ha,
udara dilewatkan melalui pita suara yang kencang, lipatan rus ditempuh oleh difusi, semakin besar laju difusi. Juga,
tersebut bergetar untuk menghasilkan berbagai suara bicara. semakin besar luas permukaan rempat difusi berlangsung,
Bibir, lidah, dan palatum mole memodifikasi suara menjadi semakin besar laju difusi (lihat h. 68).
pola suara yang dapat dikenali. Sewaktu menelan, pita suara Alveolus adaiah kelompok-kelompok kantung mirip
melaksanakan fungsi yang tidak berkaitan dengan bicara; anggur yang berdinding tipis dan dapat mengembang di
keduanya saling mendekat untuk menutup pintu masuk ke ujung cabang saluran napas penghantar (Gambar 13-2b).
trakea. Dinding alveolus terdiri dari satu lapisan sel alveolus tipe I
Di belakang laring, trakea terbagi menjadi dua cabang (Gambar l3-4a) yanggepeng. Dinding anyaman padat kapi-
utama, bronkus kanan dan kiri, yang masing-masing masuk ler paru yang mengelilingi setiap alveolus juga memiliki ke-
ke paru kanan dan kiri. Di dalam masing-masing paru, tebalan hanya satu sel. Ruang interstisium antara sebuah
bronkus terus bercabang-cabang menjadi saluran napas yang alveolus dan anyaman kapiler di sekitarnya membentuk sa-
semakin sempit, pendek, dan banyak, seperti percabangan war yang sangat tipis, dengan ketebalan hanya 0,5 Fm yang
sebuah pohon. Cabang-cabang yang lebih kecil dikenal memisahkan udara di alveolus dari darah di kapiler paru.
sebagai bronkiolus. Di ujung bronkiolus terminal ber- (Satu lembar kertas memiliki ketebalan 50 kali daripada
kelompok alveolus, kantung-kantung udara halus tempat sawar darah-udara ini). Tipisnya sawar ini mempermudah
pertukaran gas antara udara dan darah (Gambar 1.3-2b). pertukaran gas.
Agar aliran udara dapat masuk dan keluar bagian paru
Selain itu, perremuan udara alveolus dengan darah
tempat pertukaran berlangsung, kontinum saluran napas
memiliki luas yang sangar besar bagi pertukaran gas. Paru
penghantar dari pintu masuk melalui bronkiolus terminal
mengandung sekitar 300 juta alveolus, masing-masing ber-
hingga alveolus harus tetap terbuka. Tiakea dan bronkus
garis tengah 300 pm. Sedemikian padatnya anyaman kapiler
besar adalah tabung yang cukup kaku tak berotot yang di-
paru sehingga setiap alveolus dikelilingi oleh lembaran darah
kelilingi oleh serangkaian cincin tulang rawan yang mencegah
yang hampir kontinyu (Gambar l3-4b). Karena itu luas per-
saluran ini menyempit. Bronkiolus yang lebih kecil tidak
mukaan total yang terpajan antara udara alveolus dan darah
kapiler paru adalah sekitar 75 m2 (seukuran lapangan tenis).
Sebaliknya, jika paru terdiri dari hanya satu organ berongga
dengan dimensi yang sama dan tidak dibagi-bagi menjadi
unit-unit alveolus yang sangat banyak maka luas permukaan
total hanya akan mencapai 0,0i m'].
Selain berisi sel alveolus tipe I yang tipis, epitel alveolus
juga mengandung sel alveolus tipe II (Gambar 13-4a). Sel-
sel ini mengeluarkan surfaktan paru, sLLatu kompleks fosfo-
o
o lipoprotein yang mempermudah ekspansi paru (dijelaskan
L kemudian). Selain itu, terdapat makrofag alveolus yang ber-
o jaga-jaga di dalam iumen kantung udara ini (lihat h. 488).
a
d
.c
E
Di dinding anrara alveolus yang berdekatan terdapat
pori Kohn yang halus (Gambar l3-2b). Keberadaan pori ini
E
o memungkinkan aliran udara antara alveolus-alveolus yang
O berdekatan, suatu proses yang dikenal sebagai ventilasi kola-
Gambar 13-3 teral. Saluran-saluran ini sangat penting agar udara segar
Pita suara. Foto pita suara dilihat dari atas di pintu masuk dapat masuk ke aiveolus yang saiuran penghantar terminal-
laring. nya tersumbat akibat penyakit.

500 Bab 13
saraf. Dinding dada (thoraks) luar dibentuk oleh 12 pasang
I Paru menempati sebagian besar rongga iga melengkung, yang berhubungan dengan sternum (tulang
thoraks. dada) di anterior dan vertebra thorakalis (tulang punggung)
di posterior. Sangkar iga merupakan tulang protektif bagi paru
Terdapat dua buah paru, masing-masing dibagi menjadi bebe-
dan jantung. Diafragma, yang membentuk lantai rongga
rapa lobus dan masing-masing mendapat satu bronkus. Jaringan
thoraks, adalah suatu lembaran otot rangka yang lebar, ber-
paru itu sendiri terdiri dari serangkaian saluran napas yang
bentuk kubah, dan memisahkan secara total rongga thoraks
sangat bercabang-cabang, alveolus, pembuluh darah paru, dan
dari rongga abdomen. Otot ini ditembus hanya oleh esofagus
sejumlah besar jaringan ikat elastik. Satu-satunya otot di dalam
dan pembuluh darah yang melintasi rongga thoraks dan abdo-
paru adalah otot polos di dinding arteriol dan dinding bronkio-
men. Di leher, otot dan jaringan ikat menutup rongga thoraks.
lus, di mana keduanya berada di bawah kontrol. Tidak terdapat
Satu-satunya komunikasi antara thoraks dal atmosfer adalah
otot di dalam dinding alveolus untuk mengembangkan atau
melalui saluran napas ke dalam alveolus. Seperti paru, dinding
mengempiskan alveolus selama proses bernapas. Perubahan vo-
dada mengandung banyak jaringan ikat elastik.
lume paru (dan perubahar volume alveolus yang menyertainya)
ditimbulkan oleh perubahan dalam dimensi rongga thoraks.
Anda akan mempelajari mekanisme ini setelah kita menyelesai- I Kantung pleura memisahkan masing-masing
kan pembahasan tentang anatomi sistem pernapasan.
paru dari dinding thoraks.
Paru menempati sebagian besar volume rongga thoraks
(dada), dan struktur-struktur lain di dada adalah jantung dan Setiap paru dipisahkan dari dinding thoraks dan struktur lain
pembuluh-pembuluh terkaitnya, esofagus, timus, dan beberapa di sekitarnya oleh suatu kantung terrurup berdinding rang-

Cairan yang nrelapisi bagian


dalam alveolus dengan surfaktan paru
Makrofag
Sel alveolus tipe ll
alveolus
Sel alveolus tipe I

Cairan interstisium, \

(a) Gambar 13-4


Alveolus dan kapiler paru terkait. (a)
Gambaran skematik sebuah alveolus
dan kapiler sekitar jika dilihat dengan
mikroskop elektron- Dinding alveolus
dibentuk oleh satu lapisan sel alveolus
tipe I yang gepeng. 5el alveolus tipe ll
terbenam di dalam dinding alveolus
!
dan mengeluarkan surfaktan paru.
o
Makrofag alveolus kembara
E ditemukan di dalam lumen alveolus.
f
o
(Ukuran sel dan membran respirasi
1
diperbesar dibandingkan dengan
ukuran lumen alveolus dan kapiler
paru. Garis tengah sebuah alveolus
o
I= sebenarnya sekitar 600 kali lebih besar
3 daripada ruang antara udara dan
C
o
o darah). (b) Gambaran mikroskop
o elektron transmisi yang
Alveolus Kapiler paru mempeflihatkan beberapa alveolus
dan kapiler-kapiler di sekitarnya yang
(b) berhubungan erat.

Sistem Pernapasan 501


kap, yaitu kantung pleura (Gambar 13-5). Interior kantung dan ditimbulkan oleh aktivitas siklik otot pernapasan. Ter-
pleura dikenal sebagai ronggapleura. Dalam gambaq ukuran dapat tiga tekanan yang berperan penting dalam ventilasi
rongga pleura sangat diperbesar untuk mempermudah visua- (Gambar 13-6):
lisasi; pada kenyataannya, Iapisan-lapisan kantung pleura ber-
kontrak erat satu sama lain. Permukaan pleura mengeluarkan
1. Tekanan atmosfer (barometrik) adalah tekanan yang
ditimbulkan oleh berat udara di atmosfer pada benda di
suatu cairan intrapleura (inta artinya "di dalarn') tipis, yang
permukaan bumi. Pada ketinggian permukaan laut
meiumasi permukaan pleura selagi keduanya saling bergeser
tekanan ini sama dengan 760 mm Hg (Gambar 13-7).
sewaktu pergerakan napas.
Tekanan atmosfer berkurang seiring dengan penam-
CATAIAN KLINIS. Pleuritis atau peradangan kantung
bahan ketinggian di atas permukaan laut karena lapisan-
pleura, disertai oleh nyeri ketika bernapas karena setiap paru
lapisan udara di atas permukaan bumi juga semakin
mengembang dan mengempis terjadi "jiicrion rub" (bising
menipis. Pada setiap ketinggian terjadi perubahan minor
gesek).
tekanan atmosfer karena perubahan kondisi cuaca (yaitu,
tekanan barometrik naik atau turun).
2. Tekanan intra-alveolus, yang juga dikenal sebagai
tekanan intraparu, adalah tekanan di dalam alveolus.
Karena aiveolus berhubungan dengan atmosfer melalui
saiuran napas penghantar, udara cepat mengalir menu-
runi gradien tekanannya setiap tekanan intra-alveolus
berbeda dari tekanan atmosfer; udara rerus mengalir
Udara cenderung mengalir dari daerah dengan tekanan tinggi sampai kedua tekanan seimbang (ekuilibrium).
ke daerah dengan tekanan rendah, yaitu menuruni gradien 3. Tekanan intrapleura adalah tekanan di dalam kantung
tekanan. pleura. Tekanan ini, yang juga dikenal sebagai tekanan
intrathorafts, adalah tekanan yang ditimbulkan di Iuar
paru di dalam rongga thoraks. Tekanan intrapleura
& l+lrl"lhiL,trllg;til a[.Jteiuix lleri{.i.,tirtiir:]'i trll rialarn n'!;:rn dl iu,ar biasanya lebih rendah daripada tekanan atmosfer, rerata
uarU $Jen"tiflq dafl al^r I iierilitiii:iSt. 756 mm Hg saat istirahat. Seperti tekanan darah yang
dicatat dengan menggunakan tekanan atmosfer sebagai
Udara mengalir masuk dan keluar paru selama tindakan titik referensi (yaitu, tekanan darah sistolik 120 mm Hg
bernapas karena berpindahmengikuti gradien rekanan anrara adalah 120 mm Hg lebih besar daripada tekanan atmos-
alveolus dan atmosfer yang berbalik arah secara bergantian fer 750 mm Hg atau, dalam kenyataan, 880 mm Hg),

ilt
6,-)
I Balong \

\{.,',""-,/
Kantung pleura. (a) Mendorong sebuah
permen lolipop ke dalam balon kecil berisi air
menghasilkan hubungan yang analog dengan
hubungan antara kantung pleura tertutup
berdinding rangkap dengan paru yang
dikelilingi dan dipisahkannya dari dindinq
Kantung pleura thoraks. (b) Gambaran skematik hubungan
Kantung pleura kiri kantung pleura dengan paru dan thoraks. Satu
kanan
lapisan kantung pleura, pleura viseral, melekat
Dinding toraks Pleura parietal
erat ke permukaan paru (vrskus artinya
"organ") dan kemudian melipat balik untuk
Pleura viseral membentuk lapisan lain, pleura parietal,yang
melapisi bagian interior dinding thoraks
Rongga pleura terisi (paries artinya "dinding"). Ukuran relatif
Diafragma oleh cairan intrapleura
rongga pleura antara kedua lapisan ini sangat
diperbesar untuk mempermudah visualisasi.

50:l tla{': 1.-j


Atmosfer
760 mm Hg

Saluran napas (mewakili semua saluran


napas secara kolektif)
Tekanan atmosfer (tekanan yang
ditimbulkan oleh berat gas di atmosfer
pada benda di permukaan bumi
mm Hg di permukaan laut) Dinding toraks (mewakili sangkar toraks
-760 secara keseluruhan)
760 mm Hg
Tekanan intra-alveolus (tekanan di dalam
alveolus-760 mm Hg ketika diseimbangkan
dengan tekanan atmosfer) Kantung pleura (ruang mewakili rongga
pleura)

Tekanan intrapleura (tekanan di dalam


kantung pleura-tekanan yang ditimbulkan Paru (mewakili semua alveolus secara
di luar paru di dalam rongga toraks, biasanya kolektif)
lebih rendah daripada tekanan atmosfer yaitu
756 mm Hg)
rl:lL:tl: irlir.:.1: l r-'lt,
Berbagai tekanan yang penting pada ventilasi.

755 mm Hg kadang-kadang disebut sebagai tekanan -4 dinding thoraks dan paru. Pernahkan anda mencoba memisah-
mm Hg. Namun, sebenarnya tidak ada tekanan negadf kan dua permukaan licin yang disatukan oleh suatu lapisan
absolut. Tekanan -4 mm Hg menjadi negatif karena di- tipis cairan, misalnya dua kaca obyek basah? Jika sudah, anda
bandingkan dengan tekanan atmosfer normal sebesar mengetahui bahwa kedua permukaan bertindak seolah ke-
760 mm Hg. Untuk menghindari kebingungan, kita duanya direkatkan oleh lapisan tipis air. Meskipun anda da-
akan menggunakan nilai positif absolut sepanjang pem- pat dengan mudah menggeser kaca obyek maju-mundur
bahasan kita mengenai pernapasan. relatif satu sama lain (seperti cairan intrapleura yang mem-
permudah gerakan paru terhadap permukaan interior din-
Tekanan intrapleura tidak menyeimbangkan diri dengan
ding thoraks), anda dapat memisahkan kedua kaca obyek ter-
tekanan atmosfer atau intra-alveolus karena tidak ada komu-
nikasi langsung antara rongga pleura dan atmosfer atau paru.
Karena kantung pleura adalah suatu kantung tertutup tanpa
lubang, maka udara tidak dapat masuk atau keluar meskipun
760 mm
mungkin terdapat gradien tekanan antara kantung pleura
dan daerah sekitar.

H Faru daiam keadaan norrnal teregamg untuk


mrengisE rorxsga thoraks vang lehEh hesar"
Tekanan yang ditimbulkan
oleh udara atmosfer di atas
Rongga toraks lebih besar daripada paru yang tidak teregang permukaan bumi
karena dinding thoraks tumbuh lebih cepat daripada paru
sewaktu perkembangan. Namun, dta gaya-daya kohesif
(rekat) cairan intrapleura dan gradien tekanan tansmur/zl-
menahan dinding thoraks dan paru saling berdekatan,
meregangkan paru untuk mengisi rongga thoraks yang lebih _Tekanan setinggi
permukaan laut
besar. Air raksa (Hg

DAYA KOHESIF CAIRAN INTRAPLEURA


Molekul-molekui air di dalam cairan intrapleura menahan
rl.riili-:;.-l :.: i' i ,
tarikan yang memisahkan mereka karena molekul-molekul
ini bersifat polar dan saling tarik (lihat h. -4-6). Daya rekat Tekanan atmosfer. Tekanan yang ditimbulkan pada benda
oleh udara atmosfer di atas permukaan bumi setinggi
yang terbentuk di cairan intrapleura cenderung menahan ke- permukaan laut dapat mendorong kolom air raksa setinggi
dua permukaan pleura menyatu. Karena itu, cairan intra- 760 mm. Karena itu, tekanan atmosfer di permukaan laut
pleura dapat dianggap sebagai "lem" antara bagian dalam adalah 760 mm Hg.

Sistem Pernapasan 503


sebut hanya dengan tenaga besar karena molekul-molekul di yang ringan ini jauh lebih berpengaruh pada paru yang
dalam cairan diantara kedua kaca menolak dipisahkan. sangat mudah teregang dibandingkan dengan dinding dada
Hubungan ini ikut berperan dalam kenyataan bahwa per- yang kaku.
ubahan dimensi thoraks selalu disertai oleh perubahan srara
dalam dimensi paru; yaitu, ketika thoraks mengembang, ALASAN MENGAPA TEKANAN INTRAPLEURA LEBIH
paru-karena melekat ke dinding thoraks oleh daya rekat
RENDAH DARIPADA TEKANAN ATMOSFER
cairan intrapleura-ikut mengembang. Alasan lebih penting
mengapa paru mengikuti gerakan dinding dada adalah adanya Karena baik dinding thoraks maupun paru tidak berada
dalam posisi alaminya ketika keduanya saling menempel, ma-
gradien tekanan rransmural yang terdapat di kedua sisi
dinding paru. ka keduanya secara terus-menerus berupaya untuk kembali
ke dimensi-dimensi inheren mereka. Paru yang reregang me-
miliki kecenderungan tertarik ke dalam menjauhi dinding
GRADIEN TEKANAN TRANSMURAL
thoraks sedangkan dinding thoraks yang tertekan ..nder,urg
Tekanan intra-alveolus, yang menyeimbangkan diri dengan bergerak keluar menjauhi paru. Namun, gradien tekanan
tekanan atmosfer pada 760 mm Hg, lebih besar daripada transmural dan daya rekat cairan intrapleura mencegah kedua
tekanan intrapleura yang755 mm Hg, sehingga tekanan yang struktur ini saling menjauh kecuali untuk jarak yang sangar
menekan keluar dinding paru lebih besar daripada rekanan kecil. Meskipun demikian, pengembangan ringan rongga
yang mendorong ke dalam. Perbedaan nerro tekanan ke arah pleura yang terjadi sudah cukup untuk menurunkan tekanan
luar ini, gradien tekanan transmural, mendorong paru intrapleura ke tingkat subatmosfer sebesar 756 mm Hg.
keluar, meregangkan, atau menyebabkan distensi paru (.trans Penurunan tekanan ini terjadi karena rongga pleura terisi
artinya "meiintasi"; mural arrinya "dinding") (Gambar 13-8). oleh cairan, yang tidak dapat mengembang untuk mengisi
Karena gradien rekanan ini maka paru selalu dipaksa volume yang sedikit bertambah. Karena itu, terbentuk ruang
mengembang untuk mengisi rongga thoraks. vakum di ruang yang sangar kecil di rongga pleura yang se-
Terdapat gradien tekanan transmural serupa di kedua dikit mengembang yang tidak ditempati oleh cairan intra-
sisi dinding thoraks. Tekanan atmosfer yang mendorong ke pleura, menyebabkan penurunan kecil tekanan intrapleura di
arah dalam pada dinding thoraks lebih besar daripada tekanan bawah tekanan atmosfer.
intrapleura yang mendorong keluar di dinding yang sama Perhatikan hubungan antara gradien tekanan rrans-
sehingga dinding dada cenderung <<terperas" atau mengalami mural dan tekanan intrapleura subatmosfer. paru teregang
kompresi dibandingkan dengan jika daiam keadaan tidak dan thoraks tertekan oleh gradien tekanan tr"t r-.,."1 y"rrg
dibatasi. Namun, efek gradien tekanan transmural di kedua terbentuk di dindingnya karena adanya tekanan intrapieura
sisi dinding paru jauh lebih besar karena perbedaan tekanan subatmosfer. Tekanan intrapleura selanjutnya bersifai sub-

760

Ronggar pleura
Dinding sangat diperbesar)
di

ru (alveolus)
Paru

Dinding toraks

760
,.,;:: lr,"i llrta rr''i ii-E
Gradien tekanan transmural. Di dinding paru,
tekanan intra-alveolus 760 mm Hg mendorong ke
arah luar sementara tekanan intrapleura sebeiar
756 mm Hg mendorong ke arah dalam" perbedaan
tekanan sebesar 4 mm Hg ini membentuk gradien
tekanan transmural yang mendorong keluar paru,
meregangkannya untuk mengisi rongga thoraks
yang lebih besar. Di dinding thoraks, tekanan
Gradien tekanan transmural Gradien tekanan transmural atmosfer sebesar 760 mm Hg mendorong ke arah
rnenembus dinding paru = menembus dinding toraks = dalam sementara tekanan intrapleura 756 mm Hg
tekanan intra-alveolus dikurangi tekanan atmosfer dikurangi mendorong ke arah luar. Perbedaan tekanan
tekanan intrapleura tekanan intrapleura sebesar 4 mm Hg ini menghasilkan gradien
tekanan transmural yang mendorong ke arah
Angka adalah tekanan mm Hg dalam dan menekan dinding thoraks.

504 Bab 13
atmosferik karena paru yang reregang dan thoraks yang ter- pneumotoraks dan kolaps paru dapat terjadi jika udara masuk
tekan cenderung menjauh satu sama lain, sedikit mengem- ke rongga pleura melalui lubang di paru yang ditimbulkan,
bangkan rongga pleura dan menurunkan tekanan intrapleura misalnya oleh proses penyakit (Gambar 13-9c).
di bawah re kanan atmosfer.

PNEUMOTORAKS
I Aliran udara masuk dan keluar paru terjadi
karena perubahan siklik tekanan intra-alveolus.
CATAIAN KLINIS. Dalam keadaan normal udara tidak ma,
suk ke dalam rongga pleura karena tidak ada komunikasi an- Karena udara mengalir mengikuti penurunan gradien tekan-
tara rongga dan atmosfer atau alveolus. Namun, jika dinding an, maka tekanan intra-alveolus harus lebih kecil dari tekan-
dada tertusuk (misalnya oleh luka tusuk atau iga yang patah), an atmosfer agar udara mengalir masuk ke dalam paru se-
udara mengalir menuruni gradien tekanan dari tekanan atmos- waktu inspirasi. Demikian juga, tekanan intra-alveolus harus
fer yang lebih tinggi ke dalam ruang pleura (Gambar 13-9a). lebih besar daripada tekanan armosfer agar udara mengalir
Keadaan abnormal masuknya udara ke dalam rongga pleura keluar paru sewaktu ekspirasi. Tekanan intra-alveolus dapat
dikenal sebagai pneumotoraks ("udara dalam dada'). Tekanan diubah dengan mengubah volume paru, sesuai hukum Boyle.
intrapleura dan intra-alveolus kini menjadi seimbang dengan Hukum Boyle menyatakan bahwa pada suhu konstan, te-
tekanan atmosfer sehingga gradien tekanan transmural tidak kanan yang ditimbulkan oleh suatu gas berbanding terbalik
lagi ada baik di dinding paru maupun dinding dada. Thnpa dengan volume gas (Gambar 13-10); yaitu, sewaktu volume
gaya yang meregangkan paru maka paru akan kolaps ke ke- gas meningkat, tekanan yang ditimbulkan oleh gas berkurang
adaan tak teregangnya (Gambar 13-9b). (Daya rekat cairan secara proporsional. Sebaliknya, tekanan meningkat secara
intrapleura tidak mampu menahan paru dan dinding thoraks proporsional sewaktu volume berkurang. Perubahan volume
saling menempel tanpa adanya gradien tekanan transmural). paru, dan karenanya rekanan intra-alveolus, ditimbulkan se-
Dinding thoraks juga akan mengembang keluar ke dimensi cara tak langsung oleh akriviras orol pernapasan.
tak tertekannya, tetapi hal ini tidak terlalu menimbulkan Otot-otot pernapasan yang melakukan gerakan ber-
konsekuensi serius daripada kolapsnya paru. Demikian juga, napas tidak bekerja langsung pada paru untuk mengubah

(a)
760
760
-;756

Paru kolaps

lH (b)

(c)

Angka adalah tekanan dalam mm Hg


Gambar 13-9
Pneumotoraks.(a) Pneumotorakstraumatik Sebuah lubang di dinding dada akan memungkinkan udara dari atmosfer mengalir
menuruni gradien tekanan dan masuk ke rongga pleura, menghilangkan gradien tekanan transmural. (b) Paru kolaps. Ketiki
gradien tekanan transmural lenyap, paru kolaps ke ukuran tak teregangnya, dan dinding dada mengembang keluar. (c)
Pneumotoraksspontan. Suatu lubang di dinding paru memungkinkan udara mengalir menuruni gradien tekanan dan masuk ke
rongga pleura dari partt, melenyapkan gradien tekanan transmural. Seperti pada pneumotoraks traumatik, paru kolaps ke
ukuran tak teregangnya.

Sistem Pernapasan 505


s
Wadah tedutup
dengan jumlah
tertentu molekul gas

r oY
Ara

'o
Ct

q'o
G*
C-Qo C.. rc
-,o i lf
C-n*u o*o
qiA
c*' C
!c tlt
c-rc oo
Volume = % Volume = 1 Volume = 2
Tekanan = 2 Tekanan = 1 Tekanan = 1/z

Hukum Boyle. Setiap wadah memiliki jumlah molekul gas yang sama. Karena gerakan molekul gas yang acak, maka
kemungkinan sebuah molekul gas menumbuk dinding dalam wadah dan menimbulkan tekanan berbanding terbalik dengan
volume wadah pada suhu tetap. Gas dalam wadah B menimbulkan tekanan lebih besar daripada gas yang sama di wadah {
yanglebihbesartetapi menimbulkantekananlebihkecil daripadagasyangsamadi wadahAyanglebihkecil. Hubunganini
dinyatakan sebagai hukum Boyle: P,V, = PrV, Sewaktu volume g"t r"ninglat, tekanan gas berkuLng proporsional; sebaliknya,
tekanan meningkat secara proporsional ketika volume dikurangi.

volumenya. Otot-otot ini mengubah volume rongga thoraks, ma yang turun menekan isi abdomen ke bawah dan ke de-
menyebabkan perubahan serupa pada volume paru karena pan. Ti-rjuh puluh lima persen pembesaran rongga thoraks
dinding thoraks dan dinding paru berhubungan melalui daya sewaktu bernapas tenang dilakukan oleh kontraksi diafragma.
rekat cairan intrapleura dan gradier-r tekanan transmural. Dua set otot interkostal terletak antara iga-tga (inter
Marilah kita ikuti perubahan yang terjadi selama satu artinya "di antara'; kosta artinya"igi'). Otot interhostal eks-
siklus pernapasan-yaitu, satu kali menghirup (inspirasi) dan terna/ terletak di atas otot interkostal internal. Kontraksi otot
satu kali menghembuskan (ekspirasi) udara. interkostal elsternal, yang serar-seratnya berjalan ke ba-wah
dan depan antara dua iga yang berdekatan, memperbesar
rongga toraks dalam dimensi lateral (sisi ke sisi) dan antero-
PERMULAAN RESPIRASI: KONTRAKSI OTOT
posterior (depan ke belakang). Ketika berkontraksi, otot
INSPIRASI interkostal eksternal mengangkat iga dan selan.jutnya ster-
Sebelum inspirasi dimulai, otot-otot pernapasan berada num ke atas dan ke depan (Gambar l3-l2a). Saraf inter-
dalam keadaan lemas, tidak ada udara yang mengalir, dan kostal mengaktifkan otor-otor interkostal ini .
tekanan intra-alveolus setara dengan tekanan atmosfer. Otot Sebelum inspirasi, pada akhir ekspirasi sebelumnya,
inspirasi utama-otot yang berkontraksi untuk melakukan tekanan intra-alveolus sama dengan tekanan atmosfer, se,
inspirasi sewaktu bernapas tenang-adalah diafragma dan otot hingga tidak ada udara mengalir masuk atau keluar paru
interkostal eksternal (Gambar 13-11). Pada awitan inspirasi, (Gambar 13-13a). Sewaktu rongga thoraks membesar, paru
otot-otot ini dirangsang untuk berkontraksi sehingga rongga juga dipaksa mengembang untuk mengisi rongga thoraks yang
thoraks membesar. Otot inspirasi urama adalah diafragma, lebih besar. Sewaktu paru membesar, tekanan intra-alveolus
suatu lembaran otot rangka yang membentuk lantai rongga turun karena jumlah molekul udara yang sama kini menem-
thoraks dan disarafi oleh saraf frenikus. Diafragma dalam pati volume paru yang lebih besar. Pada gerakan inspirasi
keadaan melemas berbentuk kubah yang menonjol ke atas ke biasa, tekanan intra-alveolus turun 1 mm Hg menjadi 759
dalam rongga thoraks. Ketika berkontraksi (pada stimulasi mm Hg (Gambar 13-13b). Karena tekanan intra-alveolus
oleh saraf frenikus), diafragma turun dan memperbesar volu- sekarang lebih rendah daripada tekanan atmosfer maka udara
me rongga thoraks dengan meningkatkan ukuran vertikal mengalir ke dalam paru mengikuti penurunan gradien tekan-
(atas ke bawah) (Gambar l3-l2a). Dinding abdomen, jika an dari tekanan tinggi ke rendah. Udara terus masuk ke paru
melemas, menonjol keluar sewaktu inspirasi karena diafrag- sampai tidak ada lagi gradien-yaitu, sampai tekanan intra-

506 Ba b 'l
-l
alveolus setara dengan tekanan atmosfer. Karena itu, ekspansi Ketika otot interkostal eksternal melemas, sangkar iga yang
paru ddak disebabkan oleh udara masuk ke dalam paru; sebelumnya terangkat turun karena gravitasi. Tanpa gaya-
udara mengalir ke dalam paru karena rurunnya tekanan gayayang menyebabkan ekspansi dinding dada (dan karena-
intra-alveolus yang ditimbulkan oleh ekspansi paru. nya, ekspansi paru) maka dinding dada dan paru yang semula
Sewaktu inspirasi, tekanan intrapleura turun menjadi teregang mengalami recoil ke ukuran prainspirasinya karena
754 mm Hg akibat ekspansi thoraks. Peningkatan gradien sifat-sifat elastiknya, seperti balon teregang yang dikempis-
tekanan transmural yang terjadi sewaktu inspirasi memasti- kan (Gambar \3-12b). Sewaktu paru kembali mengecil,
kan bahwa paru teregang untuk mengisi rongga thoraks yang tekanan intra-alveoius meningkat, karena jumlah molekul
mengembang. udara yang lebih banyak yang semula terkandung di dalam
volume paru yang besar pada akhir inspirasi kini termampat-
PERAN OTOT INSPIRASI TAMBAHAN kan ke dalam volume yang lebih kecil. Pada ekspirasi biasa,
tekanan intra-alveolus meningkat sekitar I mm Hg di atas
Inspirasi dalam (lebih banyak udara dihirup) dapat dilakukan
tekanan atmosfer menjadi 767 mm Hg (Gambar 13-l3c).
dengan mengontraksikan diafragma dan otot interkostal eks-
Udara kini meninggalkan paru menuruni gradien tekanan-
ternal secara lebih kuat dan dengan mengaktifkan otot ins-
nya dari tekanan intra-alveolus yang lebih tinggi ke tekanan
pirasi tambahan (aksesorius) untuk semakin memperbesar
atmosfer yang lebih rendah. Aliran keluar udara berhenti
rongga thoraks. Kontraksi otor-otot tambahan ini, yang ter-
ketika tekanan intra,alveolus menjadi sama dengan tekanan
letak di leher (Gambar 13-11), mengangkat srernum dan dua
atmosfer dan gradien tekanan tidak ada lagi. Gambar 13-14
iga pertama, memperbesar bagian atas rongga thoraks.
meringkaskan perubahan tekanan intra-alveolus dan intra-
Dengan semakin membesarnya volume rongga toraks diban-
pleura yang berlangsung selama satu siklus pernapasan.
dingkan dengan keadaan istirahat maka paru juga semakin
CATAIAN KLINIS. Karena diafragma adalah otot ins-
mengembang, menyebabkan tekanan intra-alveolus semakin
pirasi utama dan relaksasinya juga menyebabkan ekspirasi,
turun. Akibatnya, terjadi peningkatan aliran masuk udara
maka paralisis otot interkostal saja tidak secara serius mem-
sebelum tercapai keseimbangan dengan tekanan atmosfer;
pengaruhi pernapasan tenang. Namun, gangguan aktivitas dia-
yaitu, tercapai pernapasan yang lebih dalam.
fragma karena kelainan saraf atau orot dapat menyebabkan
paralisis pernapasan. Untungnya, saraf frenikus berasal dari
PERMULAAN EKSPIRASI: RELAKSASI 0TOT medula spinalis di daerah leher (segmen servikalis 3, 4, dan 5)
INSPIRASI dan kemudian turun ke diafragma di dasar thoral<s, dan bukan
Pada akhir inspirasi, otot inspirasi melemas. Diafragma berasal dari daerah thoraks medula spinalis seperri diperkira-
mengambil posisi aslinya yang seperti kubah ketika melemas. kan sebelumnya. Karena itu, orang yang mengalami kelum-
puhan total di bawah leher oleh rrauma medula spinaiis masih
dapat bernapas, meskipun mereka tidak dapat menggunakan
semua otot rangka di lengan dan tungkai mereka.

EKSPIRASI PAKSA: KONTRAKSI OTOT EKSP|RAS|


Otot inspirasi
tarnbahan Selama pernapasan renang, ekspirasi normalnya merupakan
(berkontraksi
suatu proses pasif, karena dicapai oleh recoil elastik paru ketika
hanya sewaktu
inspirasi kuat) otot-otot inspirasi melemas, tanpa memerlukan kontraksi otot
atau pengeluaran energi. Sebaliknya, inspirasi selalu aktif ka-
,-/Sternotteioomastoideus rena ditimbulkan hanya oleh kontraksi otot inspirasi dengan
menggunakan energi. Ekspirasi dapat menjadi aktif untuk
mengosongkan paru secara lebih tuntas dan lebih cepar dari-
I
.r,l:.r"P ltr,"ixi:] , I pada yang dicapai selama pernapasan renang, misalnya sewaktu
lga--='7 ! .e *,,.ili pernapasan dalam ketika olahraga. Tekanan intra-alveolus ha-
: 0tot
Otot
ekspirasi rus lebih ditingkatkan di atas tekanan atmosfer daripada yang
< =l=-=\
interkostal
akiif
eksternal -,"r''-----u. (berkontraksi dicapai oleh relaksasi biasa otot inspirasi dan recoil elastik paru.
{o'ul."n'u--- I ") hanya keiika Untuk menghasilkan elispirasi paksa atau aktif tersebut, otot-
otot\\".\ " ,.'
ekspirasi aktif)
otot ekspirasi harus lebih berkontraksi untuk mengurangi vo-
ln$plrasl ;::'::,:, ' i
utarna perul lume rongga thoraks dan paru (Gambar 13-11 dan l3-l2c).
(oerkonrraksi setjap
_ :,11i -Otot a Otot elispirasi yang paling penting adalah (yang mungkin
inspirasi; reiaksasi h1' ; ,r+i . d: ' tidak diduga sebelumnya) otot dinding abdomen. Sewaktu otot
nrenyeba bkan
ekspirasi pasif) abdomen berkontraksi terjadi peningkatan tekanan intra-
abdomen yang menimbulkan gaya ke atas pada diafragma,
mendorongnya semakin ke atas ke dalam rongga thoraks dari-
Anatomi otot pernapasan. pada posisi lemasnya sehingga ukuran verrikal rongga rhorals
menjadi semakin kecil. Otot ekspirasi lain adalah otot inter-
kostal internal, yang kontraksinya menarik iga turun dan

5istem Pernapasanr 5S7


Sangkar iga
Elevasi iga menyebabkan sternum
Otot bergerak ke aias dan lual yang
interkostal
meningkatkan ukuran depan-
eksternal
belakang rongga toraks
(melemas)

Diafragma Kontraksi
melemas) diafragma

.$ebelum inspimsi rnspiras\


/
Kontraksi otot interkostal eksternal Penurunan diafragma ketika
menyebabkan elevasi iga, yang berkontraksi meningkatkan
meningkatkan ukuran kiri-kanan ukuran vertikal rongga toraks
rongga toraks

(a)

Gambar 13-12
Aktivitas otot pernapasan sewaktu inspirasi dan ekspirasi. (a) lnspirasi, saat mana diafragma turun karena berkontraksi,
meningkatkan ukuran vertikal rongga thoraks. Kontraksi otot interkostal eksternal mengangkat iga dan kemudian sternum
untuk memperbesar ukuran depan-belakang rongga thoraks serta ukuran kiri-kanannya. (dilanjutkan)

Seimbang; tidak ada


perpindahan netto udara

Ukuran toraks
pada kontraksi
otot inspirasi Ukuran torak$ pada
Ukuran toraks
prainspirasi ,
relaksasi otot '.
inspirasi l'l
Ukuran paru setelah . "
Ukuran paiu teregang untuk mengisi Ukuran.paru setelqh
prainspirasi rongga toraks yang mbngalami recoil
mengembang
Sebelum inspirasi Sewaktu inspirasi Sewaktu ekspirasi
(a) (b) (c)
Angka adalah dalam mm Hg

Gambar 13-13
Perubahan volume paru dan tekanan intra-alveolus sewaktu inspirasi dan ekspirasi. (a) Sebe/um inspirasi, pada akhir ekspirasi
sebelumnya. Tekanan intra-alveolus telah seimbang dengan tekanan atmosfer; dan tidak ada aliran udara. (b) lnspirasi. Sewaktu
volume paru meningkat saat inspirasi, tekanan intra-alveolus berkurang sehingga terbentuk gradien tekanan yang
menyebabkan udara mengalir ke dalam alveolus dari atmosfer; yaitu, terjadi inspirasi. (c) Ekspirasi. Sewaktu paru mengalami
recoil(kembali mengecil) ke ukuran pra-inspirasinya karena relaksasi otot-otot pernapasan, tekanan intra-alveolus meningkat
sehingga terbentuk gradien tekanan yang menyebabkan udara mengalir keluar alveolus menuju atmosfer; yaitu, terjadi
ekspirasi.

508 Bab 13
Kontraksr otot interkostal internal
mendatarkan iga dan sternum,
semakin mengurangi ukuran kiri-kanan
dan depan-belakang rongga toraks

Kontraksi otot
Relaksasi otot
interkostal -1 19rrN
interkostal
internal
eksternal

Relaksasi
diafragma

Kontraksi
otot abdomen

Posisi otot
I
abdomen dalam
keadaan lemas

Kembalinya diafragma, iga,


dan sternum ke posisi Kontraksi otot abdomen
Ekspirasi pasif
istirahatnya pada relaksasi
Ekspirasiaktif menyebabkandiafragmaterdorong
otot.otot pernapasan ke atas, semakin mengurangi
mengembalikan rongga toraks ukuran vertikal rongga toraks
ke ukuran pra-inspirasinya

(b) (c)

Gambar 13-12 (taniutan)


(b) Ekspirasi pasif tenang, saat diafragma melemas, mengurangi volume rongga thoraks dari ukuran inspirasi puncaknya.
Sewaktu otot interkostal eksternal melemas, sangkar iga yang tadinya terangkat turun karena gaya gravitasi. Hal ini jlga
mengurangi volume rongga thoraks. (c) Ekspirasi aktif , saar kontraksi otot abdomen meningkatkan tekanan intraabdorien,
menimbulkan gaya ke atas pada diafragma. Hal ini semakin mengurangi ukuran vertikal rongga thoraks dibandingkan dengan
ketika ekspirasi pasif tenang. Kontraksi otot interkostal internal mengurangi ukuran depan-n"t"tang dan kiri-kan"an Oeng;n
mendatarkan iga dan sternum.

masuk, mendatarkan dinding dada dan semakin mengurangi hingga paru rerap teregang dan mengisi rongga toraks. Se-
ukuran rongga thorals; tindakan ini berlawanan dengan otot bagai contoh, jika tekanan di daiam toraks meningkar 10 mm
interkostal eksternal. Hg, maka rekanan intrapieura menjadi 766 mm Hg dan
Sewaktu kontraksi akdf otot ekspirasi semakin mengurangi tekanan intra-alveolus menjadi 770 mm Hg - tetap terdapat
volume rongga thorai<s, volume paru juga menjadi semakin ber- perbedaan tekanan 4 mm Hg.
kurang karena paru tidak harus teregang lebih banyak untuk
mengisi rongga thoraks yang lebih kecil; yaitu, paru dibolehkar
mengempis ke volume yang lebih kecil. Tekanan intra-alveolus I Resistensi saluran napas mempengaruhi
lebih meningkat sewaktu udara di paru temampung di dalam kecepatan aliran.
volume yang lebih kecil. Perbedaan antara tekanan intra-alveolus
dan atmosfer kini menjadi lebih besar daripada ketika ekspirasi Sejauh ini kita telah membahas aliran udara masuk dan
pasif sehingga lebih banyak udara keluar menuruni gradien keluar paru sebagai fungsi dari besar gradien tekanan antara
tekanan sebelum tercapai keseimbangan. Dengan cara ini, se- alveolus dan atmosfer. Namun, seperti aliran darah melalui
lama ekspirasi paksa aktif pengosongan pa-ru menjadi lebih pembuluh darah bergantung tidak saja pada gradien tekanan
tuntas dibandingkan ketika ekspirasi tenang pasif tetapi juga pada resistensi terhadap aliran yang ditimbulkan
Selama ekspirasi paksa, tekanan intrapieura meiebihi oleh pembuluh, demikian juga aliran udara:
tekanan atmosfer tetapi paru tidak kolaps. Karena rekanan
AP
intra-alveolus juga meningkat setara maka tetap terdapat
gradien tekanan transmural menembus dinding paru se- R

Sistem Pernapasan 509


Selama inspirasi, tekanan intra-alveolus
< tekanan atmosfer.
* Selama ekspirasi, tekanan intra-alveolus
> tekanan atmosfer.
Tekanan Pada akhir inspirasi dan ekspirasi, tekanan
intna-alveolus intra-alveolus sama dengan tekanan atmosfer,
karena alveolus berkomunikasi langsung dengan
atmosfer dan udara terus mengalir menuruni
gradien tekanan sampai kedua kompartemen
seimbang.

Sepanjang siklus pernapasan, tekanan


o) intrapleura < tekanan intra-alveolus. Karena itu,
I Gradien tekanan selalu terdapat gradien tekanan transmural, dan
E transmural melintasi
g dinding paru I
Te${.anan paru sedikit banyak selalu teregang, bahkan
ketika ekspirasi.
c
E 756 I 11 i intraprleune

Y
(s

Fo)
ltl
til
+ lt

Perubahan tekanan intra-alveolus dan intrapleura sepanjang siklus pernapasan

di mana saluran napas dengan menimbulkan relaksasi otot polos


bronkiolus (Thbel 13-1). Karena irrr, selama periode domi-
F = kecepatan aliran
nansi simpatis, ketika kebutuhan tubuh akan penyerapan O,
[p = perbedaan antara tekanan atmosfer dan intra-alveolus
sedang atau akan meningkat, bronkodilatasi menjamin bahwa
(gradiett tekanan)
gradien tekanan yang dibentuk oleh aktivitas orot prnapasan
R= resistensi saluran napas, ditentukan oleh jari-jarinya dapat mencapai kecepatan aliran udara maksimal dengan
resistensi minimal. Karena efek pada bronkiolus ini, epinefrin
Penentu utama resistensi terhadap aliran udara adalah jari-
atau obat serupa bermanfaat untuk melawan konstriksi salur-
jari saluran napas penghantar. Kita mengabaikan resistensi
an napas pada pasien dengan spasme bronkus.
saluran napas pada pembahasan tentang aliran udara yang
Resistensi menjadi hambatan yang sangar penting ter-
dipicu oleh gradien tekanan sebelumnya karena pada sistem
hadap aliran udara ketika lumen saluran napas menyempit
respirasi yang sehat, lari-jari sistem penghantar cukup besar
sehingga resistensi sangat rendah. Karena itu, gradien tekanan
akibat penyakit. Kita semua pernah merasakan efek pening-
katan resistensi saluran napas pada saat bernapas ketika kita
antara alveolus dan atmosfer biasanya menjadi faktor utama
yang menentukan kecepatan aliran udara. Memang, saluran mengalami pilek. Kita mengetahui betapa sulitnya mengha-
siikan kecepatan aliran udara yang memadai melalui "hidung
udara normalnya memiliki resistensi sedemikian rendah se-
yang tersumbar" saat saluran hidung menyempit akibat pem-
hingga cukup diciptakan gradien tekanan yang sangat kecil
bengkakan dan penimbunan mukus. Yang lebih serius adalah
sebesar 1 sampai 2 mm Hg untuk mencapai kecepatan aliran
penyakit paru obstruktif kronik, yaitu topik yang kini akan
udara masuk dan keluar paru yang memadai. (Sebagai per-
kira bahas.
bandingan, diperlukan gradien tekanan 250 kali lebih besar
untuk memindahkan udara melalui pipa seorang perokok
daripada melalui saluran napas pada kecepatan aliran yang E Resistensi sa{n:rary $iapas rmensB1gkat ahnorrmcI
sama). pada penyaklt parur ohstn'uktif krnnck"
Dalam keadaan normal, ukuran saluran napas dapat
diubah-ubah dalam tingkat sedang oleh sistem sarafotonom CATAIAN KLINIS. Penyakit paru obstruktif kronik
untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Stimulasi parasimpatis, (PPOK) adalah sekelompok penyakit paru yang ditandai oleh
yang terjadi selama situasi tenang santai ketika kebutuhan peningkatan resistensi saluran napas yang terjadi akibat pe-
akan aliran udara rendah, mendorong kontraksi otot polos nyempitan lumen saluran napas bawah. Ketika resistensi sa-
bronkiolus, yang meningkatkan resistensi saluran napas luran napas meningkat, harus diciptakan gradien tekanan yang
dengan menimbulkan bronkokonstriksi (penurunan jari- lebih besar untuk mempertahankan kecepatan aliran udara
jari bronkiolus). Sebaliknya, stimulasi simpatis dan terutama yang normal sekalipun. Sebagai contoh, jika resistensi lebih
hormon terkaitnya epinefrin, menyebabkan bronkodilatasi besar dua kali lipat akibat penyempitan lumen saluran napas,
(peningkatan jari-jari bronkiolus) serta penurunan resistensi maka AP harus ditingkatkan dua kali lipat juga melalui

510 Bah tr3


Tabel 13-1
Faktor yang Mempengaruhi Resistensi Saluran Napas

STATUS SALURAN NAPAS EFEK PADA RESISTENSI FAKTOR YANG MEFJIRNTULKAhI FFEK
Bron kokonstri ksi J jari-jari, f resistensi terhadap aliran udara Faktor patologis:
Spasme alergik saluran napas akibat
Slow-reactive substance of anaphylaxis
Histamin
Sumbatan f isik saluran napas akibat
Mukus berlebihan
Edema dinding
Kolaps saluran napas

Fa kto r ko ntrol f i sio I og i k:


Kontrol saraf: stimulasi parasimpatis
Kontrol kimiawi lokal: J konsentrasi CO,
Bronkodilatasi l jari-jari, J resistensi terhadap aliran udara Faktor patologrs; tidak ada

Fa ktor ko ntro I fi si o I og i k:
Kontrol saraf: stimulasi simpatis (efek minimal)
Kontrol hormon: epinefrin
Kontrol kimiawi lokal: t konsentrasi CO,

konualsi oror pernapasan yang lebih besar untuk menghasil- panjang oleh Chlamydia pneumoniae, suatu penyebab infeksi
kan kecepatan aliran udara masuk dan keluar paru sperri yang paru_yang umum dijumpai, mungkin mendasari hampir se_
dicapai orang sehat dalam keadaan istirahat. Karena itu, orang paruh dari kasus asma dewasa. pada serangan asma yang
dengan PPOK harus bekerja lebih kuat untuk bernapas. berat, penyumbatan dan penyempitan h.bai .alrrran ,rap"i
Penyakit paru obstruktif kronik mencakup tiga penyakit dapat menghentikan aliran udara dan menyebabkan ke-
kronik (jangka panjang): bronkitis kronik, asma, dan emfsema. matian. Diperkirakan 15 juta orang di Amerika Serikat
mengidap asma, dengan jumlah yang rerus meningkat. Asma
BRONKITIS KRONIK adalah penyakit kronik tersering pada anak. para ilmuwan
Bronkitis kronik adalah suatu penyakit peradangan saluran tidak mengetahui pasti mengapa insidens asma terus
napas bawah jangka panjang, umumnya
meningkat.
dipicu oleh pajanan
berulang ke asap rokok, polutan udara, atau alergen. Sebagai
respons terhadap iritasi kronik, saluran napas menyempit
EMFISEMA
karena penebalan edematosa kronik lapisan dalamnya disertai
oleh pembentukan berlebihan mukus kentai. Meskipun rer- Emffsema ditandai oleh (1) kolapsnya saluran napas halus
jadi batuk berulang akibat iritasi kronik tersebut, namun dan (2) rusaknya dinding alveolus. penyakit ireversibel ini
sumbatan mukus sering tidak dapat dikeluarkan dengan dapat timbul melalui dua cara berbeda. Emfisema paling
tuntas, terurama karena iritan melumpuhkan eskalator mu- sering terjadi karena pelepasan berlebihan enzim p..,rr"k
kus bersilia (lihat h. 488). Infeksi paru oleh bakteri sering misalnya tripsin dari makrofag alveolus sebagai mekanisme
terjadi, karena timbunan mukus adalah medium yang baik pertahanan terhadap pajanan kronik asap rokok atau iriran
bagi pertumbuhan bakteri.
lain. Paru dalam keadaan normal terlindung dari kerusakan
oleh enzim-enzim ini oleh a,-antitripsin, suattprotein yang
menghambat tripsin. Namun, sekresi berlebihan enzim_
ASMA
enzim destruktif ini sebagai respons terhadap iritasi kronik
Pada asma, sumbatan saluran napas disebabkan oleh (1) me- dapat mengalahkan kemampuan protektif o,-antitripsin se_
nebalnya dinding saluran napas, yang ditimbulkan oleh hingga enzim-enzim ini menghancurkan tiiak saja benda
peradangan dan edema yang dipicu oleh histamin (lihat h. asing tetapi juga jaringan paru. Berkurangnya jaringan paru
451); (2) tersumbatnya saluran napas oleh sekresi berlebihan menyebabkan rusaknya dinding alveolus d"r, kll"psny"
mukus kental; dan (3) hiperresponsivitas saluran napas, yang saluran napas halus yang menjadi karakteristik.*fir.m".
ditandai oleh konstriksi hebat saluran napas kecil akibai Penyebab emffsema yang lebih jarang adalah ketidak_
spasme otot polos di dinding saluran napas (lihat h. 4g3). mampuan tubuh secara generis menghasilkan cr,r_anritripsin
Pemicu yang menyebabkan peradangan dan respons bronko- sehingga jaringan paru tidak terlindung dari triprin.
Jaringan
konstriksi yang berlebihan ini mencakup pajanan beruiang paru yang tidak terlindung tersebut secara perlahan meng-
ke alergen (misainya kutu debu rumah atau serbuk sari alami disintegrasi di bawah pengaruh enzim-enzim *"k.ofig
tanaman), iritan (misalnya asap rokok), dan infeksi. Semakin meskipun dalam jumlah kecii, tanpa pajanan kronik ke
banyak penelitian yang menunjukkan bahwa infeksi jangka iritan.

5istenl Fre+rnapasan S'!"1


KESULITAN EKSPIRASI ekspansi paru normal. Sebaliknya, gradien tekanan transmural
Ketika PPOK, jenis apapun, meningkatkan resisrensi saluran yang lebih besar daripada normal dapat dicapai hanya dengan
napas, ekspirasi menjadi lebih sulit daripada inspirasi. Saluran membuat tekanan intra-alveolus lebih subatmosfer daripada
napas yang kecil, karena tidak memiliki cincin tulang rawan biasa. Hal ini dicapai dengan ekspansi thoraks yang lebih besar

yang menahannya tetap terbuka seperti saluran napas besar, melalui kontraksi lebih kuat otot-otor inspirasi. Karenanya,
ditahan terbuka oieh gradien tekanan transmural yang juga semakin kecil, compliance paru semakin besar kerja yang harus
meregangkan alveolus. Ekspansi rongga thoraks selama dilakukan untuk menghasilkan pengembangan paru yang
inspirasi secara tak langsung semakin melebarkan saluran sama. Paru yang kurang compliant disebut sebagai paru "kaku'
napas melebihi ukuran-ukuran saat ekspirasi, seperri ekspansi karena tidak dapat diregangkan secara normal.
alveolus, sehingga resistensi saluran napas selama inspirasi CATAIAN KLINIS. Compliance paru dapat berkurang
lebih rendah daripada selama ekspirasi. Pada orang sehat, oleh umlah faktor, misaln ya f b r o s is p aru, kerika j aringan
sej

resistensi sal,uran napas selalu sedemikian rendah sehingga paru normal diganti oleh jaringan ikat fibrosa (jaringan parut)
variasi kecil antara inspirasi dan ekspirasi tidak terasa. Namun, akibat pajanan kronik ke serat asbestos atau iritan serupa.
jika resistensi saluran napas meningkat secara bermakna, Istilah recoil elastik merujuk kepada seberapa mudah
seperti ketika serangan asma, perbedaan ini menjadi cukup paru kembali ke bentuknya semula setelah diregangkan. Hal
terasa. Karena itu, orang dengan asma lebih mengalami ini berperan mengembalikan paru ke volume prainspirasi
kesulitan dalam menghembuskan daripada menghirup udara, ketika otot inspirasi melemas pada akhir inspirasi.
menimbulkan "mengi" khas ketika udara dipaksa keluar Sifat elastik paru rerutama bergantung pada dua faktor:
melalui saluran napas yang sempit. jaringan ikat yang sangat elastik di paru dan tegangan per-
Dalam keadaan normal saluran napas kecil tetap terbuka mubaan alueolus.
selama pernapasan tenang dan bahkan ketika ekspirasi aktif
saat tekanan intrapleura meningkat, misalnya ketika berolah JARINGAN IKAT ELASTIK PARU
raga (Gambar 1.3-15adan b). Pada orang tanpa penyakit paru Jaringan ikat paru mengandung banyak serat elastin (lihat h.
obstrukdfkronik, saluran napas kecil kolaps dan aliran keluar 64). Serat-serat ini tidak saja memiliki sifat elastik tetapi juga
udara lebih lanjut terhenti hanya pada volume paru yang teranyam membentuk jaringan yang memperkuat perilaku
sangat kecil sewaktu ei<spirasi paksa maksimal (Gambar 13- elastiknya sendiri, seperti benang dalam kain yang elastik.
15c). Akibat kolapsnya saluran napas ini maka paru tidak Keseluruhan kain (atau paru) lebih lentur dan cenderung
dapat dikosongkan secara tuntas. Sebaliknya, pada orang kembali ke bentuknya semula daripada masing-masing
yang mengidap PPOK, khususnya emfisema, saluran napas benang (serar elast in)nya.
kecil mungkin secara rutin kolaps saat ekspirasi, mencegah
aliran udara keluar lebih lanjut melalui saluran ini (Gambar TEGANGAN PERM UKAAN ALVEOLUS
1 3-1 5d).
Faktor yang bahkan lebih penting yang mempengaruhi sifat
elastik paru adalah tegangan permukaan alveolus yang di-
I Sifat elastik paru disebabkan oleh jaringan ikat timbulkan oleh lapisan tipis cairan yang melapisi bagian dalam
elastik dan tegangan permukaan alveolusnya. alveolus. Di pertemuan udara-air, molekul-molekul air di
permukaan memperlihatkan ikatan yang lebih kuat dengan
Selama siklus pernapasan, paru bergantian mengembang saat molekul air sekitarnya dibandingkan dengan udara di atas
inspirasi dan mengempis saat ekspirasi. Sifat apa yang me- permukaan tersebut. Gaya tarik yang tak seimbang ini meng,
nyebabkan paru berperilaku seperti balon, dapat diregangkan hasilkan gayayang dikenal sebagai tegangan ?ermukaan di per-
dan kemudian kembali ke posisi semula saat istirahat ketika mukaan cairan. Tegangan permukaan memiliki efek ganda.
g y^-gayayane meregangkan dihilangkan? Terdapat dua kon- Pertama, lapisan cairan menahan setiap gaya yangmeningkat-
sep yang saling berkaitan yang berperan dalam elastisitas kan luas permukaannya; yaitu, tegangan tersebut melawan
parui com?liance dan recoil elastik. ekspansi alveolus karena molekui-molekul air di permukaan
Kata compliance merujukkepada seberapa banyak upaya menolak untuk diregangkan satu sama lain. Karena itu, se-
dibutuhkan untuk meregangkan atau mengembangkan paru; makin besar regangan permukaan, semakin kecil compliance
ini anaiog dengan seberapa keras anda harus bekerja untuk paru. Kedua, luas permukaan cairan cenderung menciut sekecil
meniup sebuah balon. (Sebagai perbandingan, diperlukan mungkin, karena molekul-molekul air di permukaan, karena
tekanan yang 100 kali lebih kuat untuk mengembangkan cenderung saling tari[ mencoba berada sedekat mungkin satu
balon mainan anak-anak daripada untuk mengembangkan sama lain. Karena itu, tegangan permukaan cairan yarrg me-
paru). Secara spesifik, com?liance adalah ukuran seberapa lapisi bagian dalam alveolus cenderung rncngurangi ukuran
banyak perubahan dalam volume paruyangterjadi akibat per- alveolus, memeras udara yang terdapat di dalamnya. Sifat ini,
ubahan tertentu gradien tekanan transmural, gaya yang mere- bersama dengan kecenderungan serat elasrin kembali ke ben-
gangkan paru. Paru yang sangat com?liant meneembang lebih tuknya semula, menyebabkan paru mengal ami recoi I keukuran
besar untuk peningkatan rertenru perbedaan tekanan daripada prainspirasinya ketika inspirasi berakhir.
paru yang kurang czmpliant. Dengan kata lain, semakin rendah CATAIAN KLINIS. Pada emfisema, recoil elastik ber-
com?liance paru semakin besar gradien tekanan transmural kurang karena lenyapnya serat elastin dan menurunnya re-
yang harus diciptakan selama inspirasi untuk menghasilkan gangan permukaan alveolus akibat rusaknya dinding alveo-

5'12 Bab 13
Tekanan
atmosfer

Gambar 13-15
Cincin tulang rawan
di saluran napas besar Kolapsnya saluran napas ketika
ekspirasi paksa. (a) Bernapas tenang
normal, saat resistensi saluran napas
Tekanan rendah sehingga tidak banyak terjadi
saluran napas penurunan tekanan akibat gesekan di
dalam saluran napas. Tekanan intrapleu-
Tekanan
ra tetap lebih rendah daripada tekanan
intrapleura
saluran napas di seluruh panjang saluran
napas, sehingga saluran napas tetap
terbuka. (b) Olahraga rutin. Meskipun
tekanan intrapleura meningkat selama
ekspirasi aktif saat olah raga, namun
tekanan intra-alveolus juga meningkat
dan resistensi saluran napas tetap
rendah, sehingga penurunan tekanan
Tekanan saluran napas akibat gesekan tidak
intra-alveolus turun di bawah tekanan intrapleura
yang meningkat sampai tahap di mana
saluran napas dijaga tetap terbuka oleh
Selama
cincin tulang rawan. Karena itu, saluran
olah raga rutin napas tidak kolaps. (c) Ekspirasi paksa
(a) (b) maksimal, saat tekanan intra-alveolus
dan intrapleura meningkat mencolok.
Ketika friksi menyebabkan tekanan
saluran napas turun di bawah tekanan
intrapleura yang tinggi, saluran napas
kecil tak kaku tertekan hingga menutup,
menghambat ekspirasi lebih lanjut
udara melalui saluran napas. Pada orang
sehat, kompresi dinamik saluran napas
ini hanya terjadi pada volume paru yang
786 +L.l
+ll+ l t 786 sangat kecil. (d) Penyakit paru obstruk-
- tif. Kolaps prematur saluran napas
terjadi karena dua sebab: (1) tekanan
772 -+ |I <- 772 yang turun di sepanjang saluran napas
772 diperkuat oleh meningkatnya resistensi
saluran napas, dan (2) tekanan intra-
t pleura lebih tinggi daripada normal
774 karena lenyapnya jaringan paru seperti
I pada emfisema. yang berperan
T
I
menentukan kecenderungan paru untuk
I recoil dan menjauh dari dinding thoraks.
77,6 Udara berlebihan yang terperangkap di
belakang segmen bronkiolus yang
tertekan mengurangi jumlah pertukaran
gas antara alveolus dan udara atmosfer.
Karena itu, lebih sedikit udara alveolus
Pada penyakit yang "disegarkan" setiap kali bernapas
paru obstruktif ketika saluran napas kolaps pada
(d) volume paru yang lebih besar pada
Angka-angka adalah tekanan dalam mm Hg pasien dengan penyakit paru obstruktif.

lus. Penurunan recoil elastik ikut berperan, bersama dengan tegangan permukaan akan sedemikian besar sehingga paru
meningkatnya resistensi saluran napas, menyebabkan pasien kolaps. Gaya recoilyang ditimbulkan oleh serat elastin dan
sulit menghembuskan napas. tingginya regangan permukaan akan melebihi gaya yang
meregangkan yang ditimbulkan oleh gradien tekanan
transmural. Selain itu, compliance paru akan sangat rendah
I Surfaktan
paru menurunkan tegangan sehingga diperlukan kontraksi orot yang melelahkan un-
permukaan dan berperan dalam stabilitas paru tuk meregangkan dan mengembangkan alveolus. Terdapat
dua faktor yang melawan kecenderungan alveolus kolaps
Caya-gaya kohesif antara molekul-molekul air sedemikian sehingga stabilitas alveolus dapat dipertahankan dan kerja
kuat sehingga jika alveolus hanya dilapisi oleh air maka bernapas berkurang. Keduanya adalah surfaktan paru dan

Sistem Pernapasan 513


alu eo lar interdep endenc e. Tegangan permukaan air murni faktannya dan semakin kecil efek molekul-molekul tersebut
yang sangat besar normalnya dilawan oleh surfaktan dalam menurunkan tgangan permukaan. Penurunan te-
Paru. gangan permukaan yang dipicu oleh surfaktan pada alveolus
kecil mengalahkan efek jari-jari kecil alveolus tersebut dalam
SURFAKTAN PARU menentukan tekanan ke arah dalam. Karena itu, keberadaan
surfaktan menyebabkan tekanan penyebab kolaps alveolus
Surfaktan paru adalah suatu campuran kompleks lemak dan
kecil menjadi setara dengan yang terdapat di alveolus besar
protein yang dikeluarkan oleh sel alveolus tipe II (Gambar
dan memperkecil kecenderungan alveolus kecil kolaps dan
l3-4a, h. 500). Campuran ini terselip di antara molekul-
menyalurkan isinya ke alveolus besar (Gambar 13-15b).
molekul air di cairan yang melapisi bagian dalam alveolus
Dengan demikian, surfaktan paru membantu menstabilkan
dan menurunkan tegangan permukaan alveolus, karena gaya
ukuran alveolus serta membantu alveolus tetap terbuka dan
kohesif antara sebuah molekul air dan molekul surfaktan
ikut serta dalam pertukaran gas.
paru di dekatnya sangat rendah. Dengan menurunkan te-
gangan permukaan alveolus, surfaktan paru memberi dua
NTERDEPEN DENS I ALVEOLU S
manfaat penting: (1) bahan ini meningkatkan compliance
I

paru, mengurangi kerja untuk mengembangkan paru; dan Faktor kedua yang berperan dalam stabilitas alveolus adalah
(2) bahan ini memperkecil kecenderungan paru :untuk recoil saling ketergantungan antara alveolus-alveolus yang ber-
sehingga paru tidak mudah kolaps. dekatan. Setiap alveolus dikelilingi oleh alveolus lain dan sa-
Peran surfaktan paru dalam mengurangi kecenderungan ling berhubungan melalui jaringan ikat. Jika sebuah alveolus
alevolus mengalami re c o i I sehingga mencegah alveolus kolaps, mulai kolaps maka alveolus-alveolus sekitar akan teregang
penting untuk membantu mempertahankan stabilitas paru. karena dindingnya tertarik dalam arah alveolus yang mengecil
Pembagian paru menjadi kantung-kantung udara kecil yang (Gambar 13 -17 a). Selanjutnya, alveolus-alveolus sekitar ini,
sangat banyak menghasilkan permukaan yang sangat luas un- dengan mengalami recoil sebagai resistensi terhadap peregang-
tuk pertukaran O, dan CO, tetapi hal ini juga menimbulkan an, menghasilkan gaya yang mengembangkan alveolus yang
masalah dalam mempertahankan stabilitas seluruh alveolus kolaps dan karenanya membantunya tetap terbuka (Gambar
tersebut. Ingatlah bahwa tekanan yang dihasilkan oleh te- l3-l7b) . Fenomena ini, yang dapat diibaratkan sebagai "tarik
gangan permukaan alveolus memiliki arah ke dalam, me- tambang" seimbang antara alveolus-alveolus yang berdekat-
meras udara di alveolus. Jika anda memandang alveolus an, disebut interdependensi alveolus.
sebagai gelembung bulat, menurut hukum LaPlace, besar Gaya-gaya berlawanan yang bekerja pada paru (yaitu,
tekanan ke arah dalam yang cenderung menyebabkan alveo- gaya-gaya yang menahan alveolus tetap terbuka dan gaya-
lus kolaps berbanding lurus dengan tegangan permukaan gaya lawannya yang mendorong kolapsnya alveolus) di-
dan berbanding terbalik dengan jari-jari gelembung: ringkaskan di Tabel I 3-2.

2T
SINDROM DISTRES PERNAPASAN NEONATUS
r
CATAIAN KLINIS. Paru janin yang sedang berkembang
di mana
normalnya tidak dapat menghasilkan surfaktan paru sampai
P= tekanan ke arah dalam yang menyebabkan kolaps mendekati akhir kehamilan. Terutama pada bayi yang lahir
T = tegangan permukaan prmatur, surfaktan yang dihasilkan mungkin belum me,
madai untuk mengurangi tegangan permukaan alveolus ke
r = jari-jari gelembung (alveolus) tingkat yang dapat ditoleransi. Kumpulan gejala yang diaki-
Karena tekanan untuk kolaps berbanding terbalik dengan batkannya disebut sindrom distres pernapasan neonatus.
jari-jari maka semakin kecil alveolus semakin kecil jari- Bayi harus melakukan upaya insiprasi keras untuk mengatasi
jarinya dan semakin besar kecenderungannya untuk kolaps tegangan permukaan yang tinggi agar paru mereka yang
pada tegangan permukaan yang sama. Karena itu, jika dua com?liance-nya rendah dapat mengembang. Selain itu, kerja
alveolus dengan ukuran berbeda tetapi tegangan permuka- bernapas juga bertambah berat karena alveolus, ranpa sur-
annya sama dihubungkan oleh saluran udara yang sama faktan, cenderung kolaps total setiap ekspirasi. Diperlukan
maka alveolus yang lebih kecil-karena menghasilkan tekan- lpayayanglebih besar (perbedaan tekanan transmural yang
an ke dalam yang lebih besar-cenderung kolaps dan mengo- lebih besar) untuk mengembangkan suatu alveolus yang
songkan udara di dalamnya ke alveolus yang lebih besar kolaps hingga volume terrenru daripada meningkatkan
(Gambar l3-16a). pengembangan alveolus yang sebagian sudah terbuka se-
Namun, dalam keadaan normal alveolus kecil tidak ko- banyak volume yang sama. Situasi ini analog dengan me-
Iaps dan mengembungkan alveolus besar, karena surfaktan niup sebuah balon baru. Diperlukan upaya yang lebih keras
paru lebih menurunkan tegangan permukaan alveolus kecil pada beberapa tiupan pertama ketika balon masih kempis
daripada alveolus besar. Surfaktan paru menurunkan te- daripada tiupan selanjutnya untuk memperbesar balon
gangan permukaan dengan derajat lebih besar pada alveolus tersebut. Pada sindrom distres pernapasan neonatus, sang
kecil dibandingkan alveolus besar karena molekul-molekul bayi seolah-olah harus meniup balon baru setiap kali ber-
surfaktan terletak lebih berdekatan di alvolus kecil. Semakin napas. Pengembangan paru mungkin memerlukan gradien
besar suatu alveolus, semakin tersebar molekul-molekul sur- tekanan transmurai sebesar 20 sampai 30 mm Hg

514 Bab 13
Hukum LaPlace:
2 x Tegangan permukaan {T)
Besar tekanan yang mengarah kedalam {P} dafam suatu gelembung (alveolus) =
Jari-jari (r) gelembung (alveolus)

p,=
4J
er= P.= 2T
\I lr. _ ?xT
Pr=27 j
r
Pr='lT ZxT
1P" - --T-
Jari-jari = 1
Tegangan permukaan = f [" =17
Alveolus

Jari-jari = 2
pr> p" Tegangan Permukaan = r

I = Tegangan permukaan tertentu


(a)

Saluran

'r= 4J
z xlr
napas
1?i
D Pr='lT
@,_
.6 - 247
P.= 1T
Jari-jari = 1
6- P"=17 ^e
l''
1P" = 2xT
2
f

Teganganpermukaan=lf 3' ^le l" =17

dr Molekul
surfaktan paru
Jari-jari = 2
Tegangan permukaan = I
,.,=,,
(b)
Gambar 13-16
Peran surfaktan paru dalam melawan kecenderungan alveolus kecil untuk kolaps ke dalam alveolus besar. (a) Menurut hukum
LaPlace, jika dua alveolus dengan ukuran tak sama tetapi dengan tegangan permukaan yang sama dihubungkan oleh saluran
yang sama maka alveolus yang lebih kecil-karena menghasilkan tekanan masuk yang lebih besar-memiliki klcenderungan
(tanpa surfaktan paru) untuk kolaps dan mengosongkan udara isinya ke dalam alveolus yang lebih besar. (b) Surfaktan"paru
mengurangi tegangan permukaan alveolus yang lebih kecil lebih besar daripada alveolus besar. penurunan tegangan permuka-
anini melawanefekjari-jari yanglebihkecil dalammenentukantekananyangmengarahkedalam. Karenaitu,tekanan
penyebab kolaps di alveolus kecil dan besar menjadi setara. Dengan demikian, dengan adanya surfaktan paru alveolus kecil
tidak kolaps dan mengalirkan isinya ke dalam alveolus yang lebih besar.

Sistem Pernapasan 515


Alveolus yang Alveolus yang kolaps
saling berhubungan Alveolus mulai kolaps diregangkan agar terbuka

(a) (b)

Garylhar 13-17
lnterdependensi alveolus. (a) Ketika sebuah alveolus (berwarna merah muda) dalam sekelompok alveolus yang saling berkaitan
mulai kolaps, alveolus-alveolus sekitar teregang oleh alveolus yang kolaps tersebut. (b) Alveolus-alveolus sekitar, karena
mengalami recoil sebagai resistensi terhadap peregangan, menarik keluar alveolus yang kolaps tersebut. Gaya yang
menyebabkan ekspansi ini membuka alveolus kolaps tersebut.

melawan gaya-gaya elastik dan untuk mengatasi resistensi


Tabel 13-2 saluran napas, sedangkan ekspirasi berlangsung pasif. Dalam
Gaya-Gaya yang Saling Berlawanan di Paru keadaan normal, paru bersifat sangat compliaat dan resistensi
saluran napas rendah sehingga hanya sekitar 3o/o dari energi
GAYA YANG MENJAGA GAYA YANG MENDORONG total yang dikeluarkan oleh tubuh digunakan untuk bernapas
ALVEOLUS TERBUKA ALVEOLUS KOLAPS tenang.
Gradien tekanan Elastisitas serat jaringan ikat CATAIAN KLINIS. Kerja bernapas dapat ditingkatkan
transmural paru yang teregang oleh empat situasi berbeda:
Surfaktan paru (yang Tegangan permukaan alveolus
melawan tegangan 1. Ketiba compliance paru berkurang, misalnya pada fibrosis
permukaan alveolus) paru, di mana kerja untuk mengembangkan paru mn-
lnterdependensi alveolus jadi lebih besar.
2. Ketika resistensi saluran napas meningkar, misalnya pada
PPOK, di mana diperlukan kerja lebih besar untuk
menghasilkan gradien tekanan yang lebih besar untuk
(dibandingkan dengan normal 4 sampai 6 mm Hg) untuk
mengatasi resistensi sehingga aliran udara adekuat.
mengatasi kecenderungan alveolus (yang kekurangan sur-
3. Ketiba recoil elastik berkurang, misalnya pada emfisema,
faktan tersebut) kolaps. Yang lebih parah, otot-otot neona-
di mana ekspirasi pasif mungkin tidak memadai untuk
tus masih lemah. Distres pernapasan akibat defisiensi sur-
mengeluarkan volume udara yang normalnya dihem-
faktan dapat cepat menyebabkan kematian jika upaya
buskan saat brnapas normal. Karena itu, otot-otot
bernapas menjadi terlalu melelahkan atau kurang memadai
abdomen harus bekerja untuk membanru pengosongan
untuk menunjang pertukaran gas yang adekuat. paru, bahkan ketika yang bersangkutan dalam keadaan
Penyakit yang mengancam nyawa ini mengenai 30.000
istirahat.
sampai 50.000 bayi baru lahir, terutama bayi prematur, seriap
4. Ketiha terjadi peningkatan bebutuhan akan uentilasi,
tahun di Amerika Serikat. Sampai sel-sel penghasil surfaktan
misalnya saat olah raga, di mana diperlukan kerja lebih
cukup matang, penyakit ini diatasi dengan pengganti surfak-
besaruntuk menghasilkan pernapasan yang lebih dalam
tan. Selain itu, obat dapat mempercepat pross pematangan (volume udara yang masuk dan keluar setiap kali ber-
sel-sel tersebut.
napas lebih besar) dan lebih cepat (jumlah pernapasan
per menit bertambah).
fl Kerja bernapas dalam keadaan normal hanya Selama olah raga berat, jumlah energi yang diperlukan
memerlukan sekitar 3% dari total pengeluaran untuk menjalankan ventilasi paru dapat meningkat hingga
energi" 25 kali lipat. Namun, karena pengeluaran energi total oleh
tubuh meningkat hingga 15 sampai 20 kali lipat seiama olah
Selama bernapas normal dan tenang, otot-otot pernapasan raga berat, maka energi yang digunakan untuk meningkatkan
harus bekerja selama inspirasi untuk mengembangkan paru ventilasi masih mencerminkan hanya sekitar 5o/o dari energi

515 Bab 13
total yang dikeluarkan. Sebaliknya, pada pasien dengan sebagai spirogram, yang dikalibrasikan terhadap perubahan
compliance paru yang rendah atau penyakit paru obstruktif, volume. Pena merekam inspirasi sebagai defleksi ke atas dan
energi yang diperlukan untuk bernapas bahkan saat istirahat ekspirasi sebagai defleksi ke bawah.
dapat meningkat hingga 30o/o dari pengeluaran energi total. Gambar 13-18b adalah contoh hipotetis sebuah spi-
Pada kasus-kasus ini, kemampuan yang bersangkutan untuk rogram pada seorang pria muda sehat. Secara umum, nilai-
berolahraga sangat berkurang, karena bernapas itu sendiri nilai untuk wanita lebih rendah. Volume dan kapasitas paru
sudah melelahkan. berikut (kapasitas paru adalah jumlah dua atau lebih volume
paru) dapat diukur.

I Paru dalam keadaan normal beroperasi dengan I Volume alun napas (tidal uolume, TV). Volume udara
"separuh kapasitas". yang masuk atau keluar paru selama satu kali bernapas. Nilai
rerata pada kondisi istirahat = 500 ml.
Secara rerata,' pada orang dewasa sehat, udara maksimal yang I Volume cadangan inspirasi (inspiratory reserue uolume,
dapat ditampung paru adalah sekitar 5,7 liter pada pria (4,2 IR$. Volume udara tambahan yang dapat secara maksimal
liter pada wanita). Ukuran anatomik, usia, dan daya regang dihirup di atas volume alun napas istirahat. IRV dicapai oleh
paru, serta ada tidaknya penyakit pernapasan mempengaruhi kontraksi maksimal diafragma, otot interkostal eksternal, dan
kapasitas paru total ini. Dalam keadaan normal, sewaktu otot inspirasi tambahan. Nilai rerata = 3000 ml.
bernapas tenang volume paru jauh dari volume inspirasi atau I Kapasitas inspirasi (inspiratory capacity, IC). Volume
ekspirasi maksimal. Karena itu, dalam keadaan normal paru udara maksimal yang dapat dihirup pada akhir ekspirasi
mengalami pengembangan moderat sepanjang siklus per- tenang normal 0C = IRV + TV). Nilai rerara = 3500 ml
napasan. Pada akhir ekspirasi tenang normal, paru masih I Volume cadangan ekspirasi (ex?iratory) reserue uolume,
mengandung sekitar 2200 ml udara. Selama bernapas biasa ERV). Volume udara tambahan yang dapat secara aktif di-
pada keadaan istirahat, sekitar 500 ml udara masuk dan keluarkan dengan mengontraksikan secara maksimal otot-
keluar paru sehingga selama bernapas tenang volume paru otot ekspirasi melebihi udara yang secara normal dihembus-
bervariasi antara 2200 ml pada akhir ekspirasi sampai 2700 kan secara pasif pada akhir volume alun napas istirahat. Nilai
ml pada akhir inspirasi (Gambar l3-l8a). Selama ekspirasi ferata = 1000 ml.
maksimal, volume paru dapat turun menjadi 1200 ml pada I Volume residual (residual uolume, R$. Volume udara
pria (1000 ml pada wanita), tetapi paru ddak pernah dapat minimal yang tertinggal di paru bahkan setelah ekspirasi
dikempiskan secara total karena saluran-saluran napas kecil maksimal. Nilai rerata = 1200 ml. Volume residual tidak da-
kolaps ketika ekspirasi paksa pada volume paru yang rendah, pat diukur secara langsung dengan spirometer, karena volu-
menghambat pengeluaran udara lebih lanjut (lihat Gambar me udara ini tidak keluar dan masuk paru. Namun, volume
t3-r5c, h.513). ini dapat ditentukan secara tak langsung melalui teknik
Dampak penting tidak mungkinnya paru dikosongkan pengenceran gas yang melibatkan inspirasi sejumlah rertentu
secara total adalah bahwa bahkan selama upaya ekspirasi gas penjejak tak berbahaya misalnya helium.
maksimal, pertukaran gas masih dapat terus berlangsung I Kapasitas residual fungsional (functional residual capa-
antara darah yang mengalir melalui paru dan udara alveolus ci4t, FRC). Volume udara di paru pada akhir ekspirasi pasif
yang tersisa. Akibatnya, kandungan gas darah yang mening- normal (FRC = ERV + RV). Nilai rerata = 2200 mL
galkan paru untuk disalurkan ke jaringan tetap konstan di I Kapasitas vital (uhal capaciry,YC). Volume udara mak-
sepanjang siklus pernapasan. Sebaliknya, jika paru terisi dan simal yang dapat dikeluarkan dalam satu kali bernapas setelah
dikosongkan secara total setiap kali bernapas maka jumlah inspirasi maksimal. Subyek perrama-rama melakukan inspi-
Oryan1 diserap dan CO, yang dikeluarkan akan sangat ber- rasi maksimal lalu ekspirasi maksimal (VC = IRV + TV +
fluktuasi. Keuntungan lain bahwa paru tidak dapat dikosong- ERV). VC mencerminkan perubahan volume maksimal yang
kan secara total setiap kali bernapas adalah berkurangnya dapat terjadi pada paru (Gambar 13-20). Hal ini jarang digu-
kerja bernapas. Ingatlah bahwa upaya untuk mengembang- nakan, karena kontraksi otot maksimal yang terlibat melelah-
kan alveolus yang sudah setengah terbuka jauh lebih kecil kan, tetapi berguna untuk memastikan kapasitas fungsional
daripada alveolus kolaps. paru. Nilai rerata = 4500 ml.
Perubahan volume paru yang terjadi selama berbagai I Kapasitas paru total (total lung capaci4t,TLC). Volume
upaya bernapas dapat diukur dengan menggunakan spiro- udara maksimal yang dapat ditampung oleh paru (TLC = VC
mete! suatu alat untuk menentukan berbagai volume dan + R$. Nilai rerara = 5700 ml
kapasitas paru. I Volume ekspirasi paksa dalam satr detik \forced
expirator! uolume in one second, FEV,). Volume udara yang
VOLUME DAN KAPASITAS PARU dapat dihembuskan selama detik pertama ekspirasi dalam
Pada dasarnya spirometer terdiri dari drum/tong terisi udara suatu penentuan VC. Biasaya FEV, adalah sekitar 8070 dari
yang mengapung dalam ruang berisi air. Sewaktu seseorang VC; yaitu, dalam keadaan normal 800/o udara yang dapat
menghirup dan menghembuskan udara dari dan ke dalam dihembuskan secara paksa dari paru yang telah mengembang
drum melalui suatu selang yang menghubungkan mulut maksimal dapat dihembuskan dalam satu detik. Pengukuran
dengan wadah udara, drum naik turun dalam wadah air ini menunjukkan laju aliran udara paru maksimal yang dapat
(Gambar 13-19). Naik-turunnya drum ini dapat direkam dicapai.

Sistem Pernapasan 5'17


Variasi volume Volume paru minimal
Kapasitas paru total paru pada bernapas (volume residual) pada
pada inflasi maksimal tenang normal defleksi maksimal

Volume paru pada akhir


inspirasi normal
(rerata 2700 ml)

Volume paru pada akhir


ekspirasi normal
(rerata 2200 ml)

Perbedaan antara volume akhir ekspirasi


dan akhir inspirasi sama dengan volume
tidal/volurhe alun napas (rerata 500 ml)

(a)

-E
f
(o
o-
E
2700
J
o 2200
E
f
o 1200

Waktu (dtk)
J\,/ = volume alun napas (500 ml)
IRV = volume cadangan inspirasi (3000 ml)
lC= kapasitas inspirasi (3500 ml)
ERV = volume cadangan ekspirasi (1000 ml)
RV -- volume residual (1200 ml)
FRC = kapasitas residual fungsional (2200 ml)
VC= kapasitas vital (4500 ml)
TLC = kapasitas paru total (5700 ml)

(b)

Angka-angka adalah rerata untuk pria dewasa muda sehat; angka untuk wanita agak lebih rendah
Gambar 13-18
Variasi volume paru' (a) Kisaran normal dan nilai ekstrim volume paru pada seorang pria dewasa muda
sehat. (b) Spirogram
normal seorang pria dewasa muda sehat. (Volume residual tidak dapat diukur den!an spirometer tetapi harus
ditentufan
dengan cara lain).

DISFUNGSI RESPIRASI mengganggu difusi O, dan CO, menembus membran paru;


CATAIAN KLINIS. Pengukuran berbagai volume dan kapa- (2). berkurangnya venrilasi akibat kegagalan mekanis, seperti
sitas paru bermanfaat untuk menegakkan diagnosis. Terdapat pada penyakir neuromuskulus yang mengenai oror perna_
dua kategori umum disfungsi respirasi yang menyebabkan pasan; (3) kurang adekuatnya aliran darah paru; atau (4)
kelainan hasil spirometri-penyakit paru obstruktif dan perya- kelainan ventilasi/perfusi berupa ketidaksesuaian darah dan
udara sehingga tidak terjadi pertukaran gas yang efisien. Se_
kit paru revriktif (Gambar 13-21). Namun, keduanya bukan
bagian penyakit paru sebenarnya adalah campuian dari ber_
kategori satu-sarunya difungsi pernapasan, dan spirometri
bagai jenis gangguan fungsional. Untuk menentukan kelain_
juga bukan saru-satunya uji fungsi paru. penyakit lain yang
an apa yang ada, para dokter mengandalkan berbagai uji
mengenai fungsi pernapasan mencakup (1) penyakit yang fungsi pernapasan selain spirometri, termasuk pemeriksaan

518 Bab 13
]_ Drum yang terapung
Udara

Kertas
pencatat
yang
berputar

Spirogram

Udara inspirasi

#esnhar"l3"f !
Spirometer.5pirometer adalah alatyang mengukurvolume udara yang dihirup dan dihembuskan; alat initerdiri dari sebuah
drum/tong berisi udara yang mengapung dalam wadah berisi air. Sewaktu subyek menghirup dan menghembuskan udara dari
drum melalui sebuah selang penghubung, drum bergerak naik dan turun dan gerakan ini direkam sebagai suatu spirogram,
yang dikalibrasikan terhadap besar perubahan volume.

:::ffiry
ventilasi semenit, yaitu volume udara yang dihirup dan

ffi. % -..@
ffi
.;ffi
ffi
dihembuskan dalam satu menit. Faktor lain yang penting
adalah kecepatan napas, dengan nilai rerata 12 kali per

ffi
menit.
4#re1
ffi
ffi
ffi
ffi. iI Ventilasi
_ volume alun napas
*
kecepatan

w
#
#F*'
W E i
F
ffi
g
paru
(ml/mnt)
(ml/napas)
pefnaPasan
(jumlah napas/mnt)

E' #r Pada volume alun napas rerata 500 ml/napas dan kecepatan
&, i pernapasan 12 kali/menit, ventilasi paru adalah 6000 ml atau
(a) (b)
6 liter udara yang dihirup dan dihembuskan daam satu menit
Gar"llh;ar "i 3-,:{,r pada kondisi istirahat. Untuk periode waktu yang singkat,
Foto sinar-X paru yang memperlihatkan perubahan volume seorang pria dewasa muda sehat dapat secara sengaja mening-
maksimal. (a) Volume maksimal paru pada inspirasi maksimal. katkan ventilasi paru totalnya25 kali lipat, menjadi 150 liter/
(b) Volume minimal paru pada ekspirasi maksimal. Perbedaan
mnt. Untuk meningkatkan ventilasi paru, baik volume alun
antara kedua volume ini adalah kapasitas vital, yaitu volume
udara maksimal yang dapat dikeluarkan selama satu kali napas maupun kecepatan pernapasan meningkat, tetapi ke-
bernapas setelah inspirasi maksimal. dalaman bernapas menyebabkan peningkatan yang lebih be-
sar dibandingkan dengan frekuensi bernapas. Biasanya akan
lebih menguntungkan untuk meningkatkan volume alun na-
foto sinar-X, uji gas darah, dan uji untuk mengukur kapasitas pas daripada kecepatan bernapas karena adanya ruang rugi
difusi membran kapiler alveolus. anatomik.

IVentilasi alveolus lebih kecil daripada ventilasi RUANG RUGIANATOMIK


paru karena adanya ruang rugi. Tidak semua udara yang dihirup sampai ke tempat per-
tukaran gas di alveolus. Sebagian tetap berada di saluran
Berbagai perubahan pada volume paru hanya mencermin- napas penghantar, di mana tidak terjadi pertukaran gas.
kan satu faktor dalam menentukan ventilasi paru, atau Volume saluran napas penghantar pada orang dewasa rerara

Sistem Pernapasan 519


-E =-
Kapasitas paru
total normal
f,
(5
o-
I :
E E 4000
(E (s
(E (o
<) 3500 !
(g (E
(o 3000
-o 2700
2500 o
= f,
4) 2200
E E
l
E =
o
1200

Waktu (dtk) Waktu (dtk)


Penyakit paru obstruktif Penyakit paru restriktif

(a) (b)
Gambar 13-21
Spirogram abnormal yang berkaitan dengan penyakit paru obstruktif dan restriktif. (a) Spirogram pada penyakit paru obstruktif,
Karena pasien dengan penyakit paru obstruktif lebih mengalami kesulitan dalam mengosongkan paru daripida mengisinya maka
kapasitas paru total (TLC) pada hakikatnya normal, tetapi kapasitas residual fungsionaf (FRC) dan volume residual (Rvf meningkat
akibattambahan udara yang terperangkap di paru setelah ekspirasi. Karena RV meningkat maka kapasitasvital (VC) berkuraig.
Dengan meningkatnya udara yang tersisa di paru maka TLC yang tersedia untuk digunakan dalam pertukaran udara dengan -
atmosfer berkurang. Temuan umum lain adalah berkurangnya secara mencolok volume ekspirasi paksa dalam satu detik
aFEVI)
karena laju aliran udara berkurang akibat obstruksi saluran napas. Meskipun VC dan FEVr sama-sama berkurang namun FEV,
berkurang jauh lebih besar daripada VC. Akibatnya , FEV INCVr jauh lebih kecil daripada normal yang 80%; yaitu, jumlah udara
yang dapat dihembuskan keluar dalam detik pertama jauh lebih kecil daripada 80% VC yang berkuian g. gj Spirogram pada
penyakit paru restriktif . Pada penyakit ini paru kurang compliant dibandingkan normal. Kapasitas part] total,'kapJsitas inspirasi,
dan VC berkurang, karena paru tidak dapat mengembang seperti normal. Persentase VC yang dapat dihembuskan dalam satu detik
normalnya adalah 80% atau bahkan lebih tinggi, karena udara dapat mudah mengalir bebaiAi saluran napas. Karena itu, FEV,/
VC% sangat bermanfaat dalam membedakan antara penyakit paru obstruktif dan restriktif. Juga, berbeda dari penyakit paru
obstruktif, RV biasanya normal pada penyakit paru restriktif.

adalah 150 ml. Volume ini dianggap sebagai ruang rugi ana- untuk diekspirasikan tanpa dipertukarkan dengan darah,
tomik, karena udara di dalam saluran penghantar ini tidak seiring dengan berulangnya siklus pernapasan.
berguna untuk pertukaran. Ruang rugi anatomik sangat
mempengaruhi efisiensi venrilasi paru. Pada efeknya, meski-
VENTILASI ALVEOLUS
pun 500 ml udara masuk dan keluar setiap kali bernapas
Karena jumlah udara alveolus yang mencapai alveolus dan
namun hanya 350 ml yang benar-benar dipertukarkan antara
atmosfer dan alveolus kalena 150 ml menempati ruang rugi benar-benar tersedia untuk pertukaran dengan darah lebih
anatomik. penting daripada jumlah total udara yang masuk dan keluar,
maka ventilasi alveolus-volume udara yang dipertukarkan
Pada Gambar 1,3-22, pada akhir inspirasi, saluran napas
antara atmosfer dan alveolus per menit-lebih penting dari-
terisi oleh 150 ml udara atmosfer segar dari inspirasi. Selama
ekspirasi berikutnya, 500 ml udara dikeluarkan ke atmosfer.
pada ventilasi paru. Dalam menentukan ventilasi alveolus,
jumlah udara yang masuk dan keluar melalui ruang rugi
Sebanyak 150 ml udara pertama y^ng dihembuskan adalah
anatomik harus diperhitungkan, sebagai berikut
udara segar yang tertahan di saluran napas dan tidak pernah
digunakan. Sisa 350 ml udara ekspirasi adalah udara alveolus Ventiiasi alveolus = (volume alun napas volume ruang rugi)
"lama'yang ikut serta dalam pertukaran gas dengan darah.
-
x kecepatan napas
Selama ekspirasi yang sama, 500 ml gas juga meninggalkan
Dengan nilai istirahat rerata,
alveolus. Sebanyak 350 ml udara pertama diekspirasi ke
atmosfer, 150 ml lainnya dari udara alveolus lama tidak per- Ventilasi alveolus = (500 ml/napas _ 150 ml volume
nah keluar tetapi tetap berada di saluran napas penghantar. ruang rugi) x 12 kali napas/mnt
Pada inspirasi berikutnya, 500 ml gas masuk ke alveo- = 4200 ml/mnt
lus. Sebanyak 150 ml udara pertama yang masuk ke alveolus
Karena itu, pada bernapas renang, venrilasi alveolus adalah
adalah udara alveolus lama yang berada di ruang rugi ana-
4200 mi/mnt, semenrara venrilasi paru adalah 6000 ml/mnt.
tomik selama ekspirasi sebelumnya.Sebanyak 350 ml lainnya
yang masuk ke alveolus adalah udara segar yang dihirup dari
atmosfer. Secara bersamaan, 500 ml udara masuk dari atmos- EFEK POLA BERNAPAS PADA VENTILASI ALVEOLUS
fer. Sebanyak 350 ml udara atmosfer perrama mencapai Untuk memahami seberapa penring volume ruang rugi dalam
alveolus, 150 ml lainnya tetap berada di saluran penghantar menentukan besar ventilasi paru, periksalah efek berbagai pola

52CI Bab 13
150 500 ml diekspirasi
ke atmosfer
Udara segar 500 ml udara alveolus 150 ml udara segar dari
dari inspirasi yang diekspirasikan ruang rugi (tertinggal dari
350 ml dikeluarkan 350 inspirasi sebelumnya)
''' l.,, Volume ruang rugr ke atmosfer
d50 350 ml udara alveolus "lama"
saluran napas (150 ml)
150 ml tetap berada
di ruang rugi

Udara alveolus

Setelah inspirasi, Selama ekspirasi


sebelum ekspirasi

500 ml udara segar masuk dari atmosfer


350 ml udara segar mencapai alveolus
500 ml masuk ke alveolus
150 ml udara "lama" dari ruang rugi 150 ml udara segar tetap berada di ruang rugi
(tertinggal dari ekspirasi sebelumnya)
350 ml udara segar dari atmosfer
150
t'
I
t
Selama inspirasi
I Udara alveolus "lama" yang telah bertukar O, dan CO, dengan darah

H Udara atmosfer segar yang belum bertukar O, dan CO, dengan darah

Angka-angka dalam gambar mencerminkan ml udara.


Gambar 13-22
Efekvolume ruang rugi pada pertukaran volume alun napas antara atmosfer dan alveolus. Meskipun 500 ml udara masuk dan
keluar antara atmosfer dan sistem pernapasan dan 500 ml masuk dan keluar alveolus setiap kali bernapas, hanya 350 ml yang
benar-benar dipertukarkan antara atmosfer dan alveolus karena adanya ruang rugi anatomik (volume udara di saluran nap"i;.

bernapas pada ventilasi alveolus, seperti diperlihatkan di Tabel patan napas ketika ventilasi paru meningkat sewaktu berolah
13-3. Jika seseorang secara sengaja bernapas dalam (misalnya, raga. Ini adalah cara paling efisien untuk meningkatkan ven-
volume alun napas 1200 ml) dan lambat (misalnya kecepatan tilasi alveolus. Ketika volume alun napas meningkat, keselu-
napas 5 kali/mnt), maka ventilasi paru adalah 6000 ml/mnt, ruhan peningkatan ditujukan untuk meningkatkan ventilasi
sama seperti ketika bernapas tenang, tetapi ventilasi alveolus alveolus, semenrara peningkatan kecepatan bernapas tidak
meningkat me njadi5250 mL/mnt dibandingkan angka istirahat seluruhnya ditujukan untuk meningkatkan venrilasi alveolus.
sebesar 4200 ml/mnt. Sebaliknya, jika seseorang sengaja ber- Ketika kecepatan bernapas meningkat, frekuensi udara tersia-
napas secara dangkal (misainya volume alun napas 150 ml) dan sia di ruang rugi juga meningkat, karena sebagian dari setiap
cepat (frekuensi 40 kali/mnt) maka ventilasi paru akan tetap pernapaslzn harus masuk dan keluar dari ruang rugi. Karena
6000 ml/mnU namun, ventilasi alveolus akan 0 ml/mnt. Pada kebutuhan bervariasi maka ventilasi dalam keadaan normal
hakikatnya, orang tersebut hanya menghirup dan menghem- disesuaikan ke volume alun napas dan kecepatan bernapas
buskan udara di ruang rugi anatomik tanpa adanya pertukaran yang paling efisien (dari segi pengeluaran energi) untuk me-
berguna udara atmosfer dengan darah di alveolus. Individu menuhi kebutuhan,
dapat secara sengaja melakukan pola bernapas ini hanya untuk
beberapa menit sebelum kehilangan kesadarannya, saat pola RUANG RUGIALVEOLUS
bernapas kembali normal. Selama ini kita beranggapan bahwa semua udara atmosfer
Kini menjadi jelas manfaat melakukan penambahan ke- yang masuk ke alveolus ikut serta dalam pertukaran O, dan
dalaman bernapas secara refleks dibandingkan dengan kece- CO, dengan darah paru. Namun, pemadanan antara udara

Sistem Pernapasan 521


Tabel t3-3
Efek Berbagai Pola Bernapas pada Ventilasi Alveolus

VOLUME KECEPATAN VOLUME VENTILASI VENTILASI


ALUN NAPAS PERNAPASAN RUANG RUGI PARU ALVEOLUS
POLA BERNAPAS (ml/napas) fiumlah napas/mnt) (ml) (ml/mnt)* (ml/mnt)**
Bernapas tenang saat istirahat 500 12 150 6000 4200
Bernapas dalam, lambat 1 200 5 150 6000 5250
Bernapas cepat, dangkal 150 40 150 5000 0

*5ama dengan volume alun napas x kecepatan pernapasan


**Sama dengan (volume alun napas volume ruang rugi) x kecepatan pernapasan
-

dan darah tidak selalu sempurna, karena tidak semua alveolus babkan peningkatan aliran udara (untuk AP yang sama) ke
mendapat vendlasi udara dan aliran darah yang sama. Setiap alveolus yang bersangkutan sehingga aliran udara menyamai
alveolus yang mendapat ventilasi namun tidak ikut serta da- aliran darahnya (Gambar l3-23a). Kebalikannya juga ber-
lam pertukaran gas dianggap sebagai ruang rugi alveolus. laku. Penurunan lokal CO, di suatu alveolus yang menerima
Pada orang sehat, ruang rugi alveolus cukup kecil dan tidak terlalu banyak udara dibandingkan aliran darah akan secara
bermakna, namun ruang ini dapat bertambah bahkan hingga langsung meningkatkan aktivitas kontraktil otot polos sa-
ke tingkat mematikan pada beberapa jenis penyakit paru. luran napas yang bersangkutan, mempersempit saluran napas
Berikutnya anda akan mempelajari mengapa ruang rugi yang mengaliri alveoius yang kelebihan udara tersebut. Hasil-
alveolus pada orang sehat minimal. nya adalah penurunan aliran udara ke alveolus itu (Gambar
t3-23b).

I Kontrol lokal bekerja pada otot polos saluran EFEK 02 PADA OTOT p0L0S ARTERTOL PARU
napas dan arteriol untuk mencocokkan aliran
Secara bersamaan, berlangsung efek lokal pada otot polos vas-
udara dan aliran darah. kular paru, untuk secara maksimal menyamakan aliran darah
dengan aliran udara. Seperti pada sirkulasi sistemik, distribusi
Ketika membahas peran resistensi saluran napas dalam me-
curah jantung ke berbagai anyaman kapiler alveolus dapat
nentukan kecepatan aliran udara masuk dan keluar paru, kita
merujuk kepada resistensi keseluruhan saluran napas secara
dikontrol dengan menyesuaikan resistensi terhadap aliran
darah melalui arteriol paru spesifik. Jika aliran darah lebih
kolektif. Namun, resistensi masing-masing saluran napas
besar daripada aliran udara ke suatu alveolus, maka kadar O,
yang menuju ke alveolus tertentu dapat disesuaikan secara
independen sebagai respons terhadap perubahan lingkungan
di alveolus dan jaringan sekitar turun di bawah normal ka-
rena darah yang banyak akan mengekstraksi lebih banyak O,
lokal alveolus tersebut. Situasi ini sama halnya dengan kon-
dari alveolus dibandingkan biasanya. Penurunan lokal kon-
trol arteriol sistemik. Ingatlah bahwa resistensi arteriol sis-
sentrasi O, menyebabkan vasokonstriksi arteriol paru yang
temik keseluruhan (yaitu, resistensi perifer total) adalah pe-
mendarahi anyaman kapiler ini sehingga aliran darah ber-
nentu penting gradien tekanan darah yang mendorong darah
kurang untuk menyamai aliran udara yang lebih kecil
mengalir ke seluruh sistem sirkulasi sistemik (lihat h. 384).
(Gambar 13-23a). Sebaliknya, peningkatan konsentrasi O,
Namun jari-jari masing-masing arteriol yang mendarahi ber-
alveolus akibat aliran udara yang terlalu besar dibandingkan
bagai jaringan dapat disesuaikan secara lokal untuk meme-
dengan aliran darah menyebabkan vasodilatasi paru, yang
nuhi kebutuhan metabolik jaringan yang bersangkutan (lihat
meningkatkan aliran darah agar sesuai dengan aliran udara
h.37e).
(Gambar 13-23b).
Efek lokal O, pada otot polos arteriol paru ini ber-
EFEK CO, PADA OTOT POLOS BRONKTOLUS lawanan dengan efeknya pada otot polos arteriol sistemik
Seperti otot polos pembuluh darah, otot polos bronkiolus (Tabel 13-4). Pada sirkulasi sistemik, penurunan O, di suatu
peka terhadap perubahan lokal di lingkungan sekitar, ter- jaringan menyebabkan vasodilatasi lokal untuk meningkat-
utama kadar CO, lokal. Jika suatu alveolus terlalu sedikit kan aliran darah ke daerah yang kekurangan tersebut, demi-
mendapat aliran udara (ventilasi) dibandingkan dengan aliran kian sebaliknya, yarrg penring untuk menyamakan aliran
darahnya (perfusi), maka kadar CO, akan meningkat di darah dengan kebutuhan metabolik lokal.
alveolus dan jaringan sekitar karena darah menyalurkan lebih Kedua mekanisme untuk menyamakan aliran darah
banyak CO, daripada yang dikeluarkan ke atmosfer. Pening- dan aliran udara ini berfungsi secara bersamaan sehingga
katan lokal CO, ini secara langsung mendorong relaksasi dalam keadaan normal sangat sedikit udara atau darah yang
otot polos bronkiolus, menyebabkan dilatasi saluran napas tersia-sia di paru. Karena efek gravitasi, terdapat perbedaan
yang berjalan ke alveolus yang kurang mendapat udara ter- regional dalam ventilasi dan perfusi dari bagian atas ke bawah
sebut. Penurunan resistensi saluran napas yang terjadi menye- Paru.

522 Bab 13
Membantu Membantu
menyeimbangkan menyeimbangkan

Aliran udara kecil

J O, di daerah tersebut

Relaksasi otot polos 1 Kontraksi otot polos


saluran napas lokal arteriol paru lokal

Dilatasi saluran napas lokal Konstriksi pembuluh darah lokal

J Resistensi saluran napas 1 Resistensi vaskular

I Aliran darah

(a)

Membantu Membantu
menyeimbangkan ,bes4i menyeimbangkan

Aliran darah kecil

I CO, di daerah tersebut

1 Kontraksi otot polos Relaksasi otot polos


saluran aapas lokal arteriol paru lokal

Konstri'ksi saluran napas lokal Dilatasi pembuluh darah lokal

1 Resistensi'saluran napas I Resistensi vaskular

J Aliran udara

(b)
Gambar 13-23
Kontrol lokal untuk menyamakan aliran udara dan aliran darah ke suatu bagian paru. (a) Kontrol lokal untuk menyesuaikan
ventilasi dan perfusi ke suatu bagian paru dengan allran darah deras dan aliran udara kecil. (b) Kontrol lokal untuk
menyesuaikan ventilasi dan perfusi ke suatu bagian paru dengan aliran udara besar dan aliran darah kecil.

Sistem Pernapasan 523


21o/o dari7 60 mm Hg tekanan atmosfer, atau 150 mm Hg,
Tabel 13-4 .
ditimbulkan oleh O, (Gambar 13-24). Tekanan yang di-
Efek Perubahan Lokal 0, pada Ar:teriol Paru dan Sisternik timbulkan secara independen oleh masing-masing gas da-
EFEK PERUBAHAN LOKAL O, lam suatu campuran gas dikenal sebagai tekanan parsial,
yang dilambangkan oleh Pu*. Karena itu, tekanan parsial O,
PEMBULUH Penurunan O, Peningkatan O,
dalam udara atmosfer, Por, normalnya adalah 160 mm Hg.
Arteriol Paru Vasokonstriksi Vasodilatasi Tekanan parsial CO, atmosfer, Pcor, hampir dapat diabai-
Arteriol Sistemik Vasodilatasi Vasokonstriksi
kan (0,23 mm Hg).
Cas-gas yang larut dalam cairan misalnya darah atau
cairan tubuh lain juga menimbulkan tekanan parsial. Se-
Bagaimanapun, aliran udara dan aliran darah ke al- makin besar tekanan parsial suatu gas dalam cairan, semakin
veolus tertcntu biasanya disamakan sedapat mungkin oleh banyak gas rersebur larur.
kontrol-kontrol lokal ini agar pertukaran O, dan CO,
efisien. GRADIEN TEKANAN PARSIAL
Kini kita telah menyelesaikan pembahasan tentang meka- Perbedaan tekanan parsial antara darah kapiler dan struktur
nika pernapasan - semua faktor yang berperan dalam ventilasi. sekitar dikenal sebagai gradien tekanan parsial. Terdapat
Kini kita akan mengulas pertukaran gas antara udara alveolus gradien tekanan parsiai antara udara alveolus dan darah ka-
dan darah lalu antara darah dan jaringan sistemik. piler paru. Demikian juga, terdapat gradien tekanan parsial
antara darah kapiler sistemik dan jaringan sekitar. Suatu gas
selalu berdifusi menuruni gradien tekanan parsialnya dari
PERTUKARAN GAS daerah dengan tekanan parsial tinggi ke daerah dengan
tekanan parsial yang lebih rendah, serupa dengan difusi
Tirjuan utama bernapas adalah secara kontinyu memasok O, menuruni gradien konsenrrasi.
segar untuk diserap oleh darah dan mengeluarkan CO, dari
darah. Darah bekerja sebagai sistem transpor untuk O, dan
CO, antara paru dan jaringan, dengan sel jaringan meng- I Oksigen masuk dan CO, meninggalkan darah di
ekstraksi O, dari dar:ah dan mengeliminasi CO, ke dalam- paru secara pasif menuruni gradien tekanan
nya. parsial.

Kita pertama-tama akan membahas besar Po, dan Pco,


I Gas mengalir menuruni gradien tekanan alveolus, dan kemudian melihat gradien tekanan parsial yang
memindahkan kedua gas ini antara alveolus dan darah kapiler
parsial.
paru yang datang.
Pertukaran gas di tingkat kapiler paru dan kapiler jaringan
berlangsung secara difusi pasif sederhana O, dan CO, me-
nuruni gradien tekanan parsial. Tidak terdapat mekanisme Komposisi dan
transpor aktif untuk gas-gas ini. Marilah kita lihat apa yang tekanan parsial
dimaksud dengan gradien tekanan parsial dan bagaimana dalam udara atmosfer
gradien tersebut terbentuk.

TEKANAN PARSIAL Tekanan parsial N,


dalam udara atmosfer:
Udara atmosfer adalah campuran gas: udara kering tipikal P*, = 760 mm Hg x 0,79
mengandung sekitar 79o/o nitrogen (Nr) dan 27o/o Or, = 600 mm Hg
dengan persentase COr, uap HrO, gas lain, dan polutan
hampir dapat diabaikan. Secara keseluruhan, gas-gas ini Tekanan
atmosfer
menimbulkan tekanan atmosfer total sebesar 760 mm Hg
total
di permukaan laut. Tekanan total ini sama dengan jumlah = 760 mm Hg
tekanan yang disumbangkan oleh masing-masing gas dalam
campuran. Tekanan yang ditimbulkan oleh gas tertentu ber-
banding lurus dengan persentase gas tersebut dalam cam-
puran udara total. Setiap molekul gas, berapapun ukuran-
Tekanan parsial O,
nya, menimbulkan tekanan yang sama; sebagai contoh, dalam udara atmosfer:
sebuah molekul N, menimbulkan tekanan yang sama PO, = 769 mm Hg x 0,21
dengan sebuah molekul Or. Karena 79o/o udara terdiri dari = 160 mm Hg
molekul Nr, maka 79o/o dari750 mm Hg tekanan atmosfer, Gambar 13-24
atau 600 mm Hg, ditimbulkan oleh molekul-molekul Nr. Konsep tekanan parsial. Tekanan parsial yang ditimbulkan
Demikian juga, karena O, membentuk 21 %o atmosfer, maka oleh masing-masing gas dalam campuran sama dengan
tekanan total kali persentase gas dalam campuran.

524 Bab 13
Po, DAN Pco, ALVEOLUS secara terus-menerus mengganti O, alveolus dan mengeluar-
Komposisi udara alveolus tidak sama dengan komposisi kan CO, sehingga gradien tekanan parsial antara darah dan
udara atmosfer karena dua alasan. Pertama, segera setelah alveolus dipertahankan. Darah yang masuk ke kapiler paru
udara atmosfer masuk ke saluran napas, pajanan ke saluran adalah darah vena sistemik yang dipompa ke dalam paru
napas yang lembab menyebabkan udara tersebut jenuh melalui arteri-arreri paru. Darah ini, yang baru kembali dari
dengan HrO. Seperti gas lainnya, uap air menimbulkan jaringan tubuh, relatif kekurangan O, dengan Po, 40 mm
tekanan parsial. Pada suhu tubuh, tekanan parsial uap HrO Hg, dan relatif kaya COr, dengan Pcor46 mm Hg. Sewaktu
adalah 47 mm Hg. Humidifikasi udara yang dihirup ini pada mengalir melalui kapiler paru, darah ini terpajan ke udara
hakikatnya "mengencerkan' tekanan parsial gas-gas inspirasi alveolus (Gambar 13-25) . Karena Po, alveolus pada 100 mm
sebesar 47 mm Hg, karena jumlah tekanan-tekanan parsial Hg adalah lebih tinggi daripada Por 40 mm Hg di darah yang
harus sama dengan tekanan atmosfer 760 nm Hg. Dalam masuk ke paru, maka O, berdifusi menuruni gradien
udara lembab, Pnro = 47 mm Hg, PN, = 563 mm Hg, dan tekanan parsialnya dari alveolus ke dalam darah sampai
Po, = 150 mm Hg. tidak lagi terdapat gradien. Sewaktu meninggalkan kapiler
Kedua, Po, alveolus juga lebih rendah daripada Po, paru, darah memiliki Po, sama dengan Po, alveolus yaitu
atmosfer karena udara segar yang masuk bercampur dengan 100 mm Hg.
sejumlah besar udara lama yang tersisa di paru dan ruang rugi Gradien tekanan parsial untuk CO, memiliki arah ber-
pada akhir ekspirasi sebelumnya (kapasitas residual paru). lawanan. Darah yang masuk ke kapiler paru memiliki Pco,
Pada akhir inspirasi, kurang dari l5o/o udara di alevolus ada- 46 mm Hg, sementara Pco, alveolus hanya 40 mm Hg. Kar--
lah udara segar. Akibat pelembaban dan pertukaran udara bon dioksida berdifusi dari darah ke dalam alveolus sampai
alveolus yang rendah ini maka Po, alveolus rerata adalah 100 Pco, darah seimbang dengan Pco, alveolus. Karena itu, da-
mm Hg, dibandingkan dengan Po, atmosfer yang 160 mm rah yang meninggalkan kapiler paru memiliki Pco, 40 mm
Hg. Hg. Setelah meninggalkan paru, darah yang kini memiliki
Logis bila kita berpikir bahwa Po, alveolus akan me- Po, 100 mm Hg dan Pco, 40 mm Hg kembali ke jantung,
ningkat selama inspirasi karena datangnya udara segar dan kemudian dipompa ke jaringan tubuh sebagai darah arteri
menurun selama ekspirasi. Namun, fluktuasi yang terjadi ke- sistemik.
cil saja, karena dua sebab. Pertama, hanya sebagian kecil dari Perhatikan bahwa darah yang kembali ke paru dari ja,
udara alveolus total yang dipertukarkan sedap kali bernapas. ringan tetap mengandung O, (Po, darah vena sistemik = 40
Volume udara inspirasi kaya O, yang relatif kecil cepat ber- mm Hg) dan bahwa darah yang meninggalkan paru terap
campur dengan volume udara alveolus yang tersisa (dengan mengandung CO, (Pco, darah arteri sistemik = 40 mmHg).
Po, lebih rendah) yang jumlahnya jauh lebih banyak. Karena Tambahan O, yang dibawa oleh darah yang melebihi jumlah
itu, O, udara inspirasi hanya sedikit meningkatkan kadar normal yang diserahkan ke jaringan mencerminkan cadang-
Po, alveolus total. Bahkan peningkatan Poryang kecil ini an O, Iang dapat segera diambil oleh sel-sel jaringan se-
berkurang oleh sebab lain. Oksigen secara terus-menerus ber- andainya kebutuhan Or-nya meningkat. COryangtersisa di
pindah melalui difusi pasif menuruni gradien tekanan parsial- darah bahkan setelah darah melewati paru berperan penting
nya dari alveolus ke dalam darah. O, yang tiba di alveolus dalam keseimbangan asam-basa tubuh, karena CO, meng-
dalam udara yang baru diinspirasikan hanya mengganri 02 hasilkan asam karbonat. Selain itu, Pco, arteri penting untuk
yang berdifusi keluar alveolus masuk ke kapiler paru. Karena merangsang pernapasan. Mekanisme ini akan dibahas kemu-
itu, Po, alveolus tetap relatif konstan pada sekitar 100 mm dian.
Hg sepanjang siklus pernapasan. Karena Po, darah paru se-
imbang dengan Po, alveolus, maka Po, darah yang mening- Jumlah Oryangdiserap di paru menyamai jumlah yang
diekstraksi dan digunakan oleh jaringan. Ketika jaringan me-
galkan paru juga cukup konstan pada nilai yang sama ini.
lakukan metabolisasi secara lebih aktif (misalnya sewaktu
Karena itu, jumlah O, dalam darah yang tersedia ke jaringan
olahraga), maka jaringan mengektraksi lebih banyak O, dari
hanya bervariasi sedikit selama siklus pernapasan.
darah, mengurangi Po, vena sistemik lebih rendah daripada
Situasi serupa narnun terbalik terjadi pada COr. Karbon
40 mm Hg- sebagai contoh, ke Po, 30 mm Hg. Ketika darah
dioksida, yang secara rerus-menerus diproduksi oleh jaringan
ini kembali ke paru, terbentuk gradien Poryanglebih besar
tubuh sebagai produk sisa metabolisme, secara tetap ditam-
daripada normal antara darah yang baru datang dan udara
bahkan ke darah di tingkat kapiler sistemik. Di kapiler paru,
alveolus. Perbedaan Po, anrara alveolus dan darah kini men,
CO, berdifusi menuruni gradien tekanan parsialnya dari da-
capai7} mm Hg (Po, alveolus 100 mm Hg dan Po, darah 30
rah ke dalam alveolus dan kemudian dikeluarkan dari tubuh
mm Hg), dibandingkan gradien Po, normal yaitu 60 mm Hg
sewaktu ekspirasi. Seperti Or, Pco, alveolus relatif tetap
(Po, alveolus 100 mm Hg dan Po, darah 40 mm Hg). Karena
konstan sepanjang siklus pernapasan retapi dengan nilai yang
itu, lebih banyak O, berdifusi dari alveolus ke dalam darah
lebih rendah yaiat 40 mm Hg.
menuruni gradien tekanan parsial yang lebih besar sebelum
Po, darah setara dengan Po, alveolus. Penambahan transfer
GRADIEN Po, DAN Pco, MENEMBUS KAPILER PARU O, ke dalam darah ini mengganti peningkatan jumlah O,
Sewaktu melewati paru, darah mengambil O, dan menyerah- yang dikonsumsi, sehingga penyerapan O, menyamai pe-
kan CO, hanya dengan difusi menuruni gradien tekanan makaian O, meskipun konsumsi O, meningkat. Pada saat
parsial yang terdapat antara darah dan alveolus. Ventilasi yang sama ketika iebih banyak O, yang berdifusi dari alveolus

Sistem Pernapasan 525


ke daiam darah karena peningkatan gradien tekanan parsial, jaringan bergantung pada luas permukaan dan ketebalan
ventilasi juga dirangsang sehingga O, lebih cepat masuk ke membran yang harus dilewati oleh gas yang berdifusi serta
dalam alveolus dari udara atmosfer untuk mengganri 02 koefisien difusi gas tersebut (Thbel 13-5). Perubahan pada
yang berdifusi ke dalam darah. Demikian juga, jumlah CO, kecepatan pertukaran gas dalam keadaan normal ditentukan
yang dipindahkan ke alveolus dari darah menyamai jumiah terutama oleh perubahan gradien tekanan parsial antara
CO, yang diserap di jaringan. darah dan alveolus, karena faktor-faktor lain relatif konstan
dalam keadaan istirahat. Namun, pada keadaan di mana
faktor-faktor lain ini mengalami perubahan, perubahan ter-
sebut mengubah kecepatan rransfer gas di paru.
IFaktor di luar gradien tekanan parsial
mempengaruhi kecepatan pemindahan gas.
EFEK LUAS PERMUKAAN PADA PERTUKARAN GAS
Kita telah membahas difusi O. dan CO, antara alveolus dan Selama olahraga, luas permukaan yang tersedia untuk per-
darah seolah-olah hanya gradien tekanan parsial gas yang tukaran dapat ditingkatkan secara fisiologis untuk mening-
menentukan kecepatan difusinya. Menurut hukum difusi katkan pemindahan gas. Bahkan daiam keadaan istirahat,
Fick, kecepatan difusi suatu gas melalui suatu lembaran sebagian dari kapiler paru biasanya rerturup, karena rekanan

Po, alveolus tetap relatif tinggi dan


P,"- alveolus tetap relatif rendah
kar6na sebagian dari udara alveolus
ditukar dengan udara atmosfer baru
setiap kali bernapas.

o Sebaliknya, darah vena sistemik yang


masuk ke paru relatif rendah dalam O,
dan tinggi dalam CO, karena telah
Gradien difusi netto menyerahkan O, dan menyerap CO,
o untuk O, dan CO,
antara paru dan jaringan
di tingkat kapiler sistemik.
Menembus Huf ini menciptakan gradien tekanan
kapiler paru: @ parsial antara udara alveolus dan
Pcozrre4dah:
Gradien tekanan darah kapiler paru yang memicu difusi
parsial O, dari pasif O, ke dalam darah dan CO,
alveolus ke darah keluar darah sampai tekanan parsial
=60mmHg darah dan alveolus setara.
(100 - 40)
@ K"r"n, itu, darah yang meninggalkan
Gradien tekanan + paru relatif mengandung O, tinggi dan
parsial CO, dari t1 CO. rendah. Darah ini disalurkan ke
darah ke alveolus Sirkulasi paru jaringan dengan kandungan gas darah
+,;
=6mmHg yang sama dengan ketika darah
a H
(46 -- 40) @
tersebut meninggalkan paru.
ffi Tekanan parsial O, relatif rendah dan
o ffi
@
CO, relatif tinggi di sel jaringan yang
Menembus E mengonsumsi O, dan memproduksi
Jantung
kapiler sistemik: E Cor'
Gradien tekanan E Akibatnya, gradien tekanan parsial
parsial O, dari E @
darah ke sel jaringan I untuk pertukaran gas di tingkat jaringan
mendorong perpindahan pasif O,
=60mmHg E
(100
- a0) IT keluar darah menuju sel untuk
menunjang kebutuhan metabolik sel-
Gradien tekanan
parsial CO, dari
I
IT
sel tersebut dan juga mendorong
pemindahan secara simultan CO, ke

sel jarrngan ke darah II dalam darah.

=6mmHg
(46 -- 40)
I
I
IT o Setelah mengalami keseimbangan
dengan sel-sel jaringan, darah yang
I meninggalkan jaringan relatif
sffi o t mengandung O, rendah dan CO, tinggi.

E@ o
Sel
jaringan Por< 40; P"o, > 46 Po. rendah
Darah ini kemudian kembali ke paru
Angka dalam mm Hg &#
Makanan + O, -+ CO, + H,O + ATP
untuk kembali diisi oleh O, dan
dikeluarkan CO,-nya.

Gambar 13-25
Pertukaran oksigen dan CO, menembus kapiler paru dan kapiler sistemik akibat gradien tekanan parsial

526 Bab 13
sirkulasi paru yang rendah biasanya tidak dapat menjaga gagal kiri (lihat h. 356) (2) fbrosis paru yairu peng-
jantung
semua kapiler tetap terbuka. Selama olahraga, saar rekanan gantian jaringan paru oleh jaringan ikat tebal sebagai res-
darah paru meningkat karena bertambahnya curah jantung, pons terhadap iritasi kronik terrenru; dan (3) pneumonia,
banyak dari kapiler paru yang semula rerrurup menjadi yang ditandai oleh akumulasi cairan peradangan di dalam
terbuka. Hal ini meningkatkan luas permukaan darah yang atau sekitar aiveolus. Pneumonia umumnya disebabkan
tersedia untuk pertukaran. Seiain itu, membran alveolus le- oleh infeksi bakteri arau virus pada paru, tetapi hal ini ju-
bih teregang daripada normalnya selama olahraga karena ga dapat disebabkan oleh aspirasi tak sengaja (tersedak)
volume alun napas yang lebih besar (bernapas dalam). makanan, muntahan, atau bahan kimia.
Peregangan ini menambah luas permukaan alveolus dan
mengurangi ketebalan membran alveolus. Secara kolektii
EFEK KOEFISIEN DIFUSI PADA PERTUKARAN GAS
perubahan-perubahan ini mempercepat pertukaran gas
Kecepatan pemindahan gas berbanding lurus dengan koefi-
selama olahraga.
CATAIAN KLINIS. Namun, beberapa keadaan pato- sien difusi (D), suatu konsranta yang berkaitan dengan
logis dapat secara mencolok mengurangi luas permukaan kelarutan gas rertenru di jaringan paru dan dengan berat
paru dan, sebaliknya, menurunkan kecepatan pertukaran gas. molekulnya (D oc sol ./944. Koefisien difusi unluk CO,
adalah 20 kali O, karena CO, jauh lebih mudah larut dalam
Yang jelas, pada emfsema luas permukaan berkurang karena
jaringan tubuh dibandingkan Or. Karena itu, kecepatan di-
banyak dinding alveolus yang lenyap sehingga ruang-ruang
fusi CO, menembus membran p.rrrrp"r.n 20 kali lJbih cepat
udara menjadi lebih besar tetapi lebih sedikit (Gambar 13-
26). Berkurangnya luas permukaan untuk pertukaran juga dibandingkan dengan O, untuk gradien tekanan parsial yang
sama. Perbedaan dalam koefisien difusi ini dalam keadaan
berkaitan dengan kolapsnya sebagian paru serta juga ditim-
bulkan oleh pengangkatan sebagian jaringan paru secara normal mengimbangi perbedaan dalam gradien tekanan par-
sial yang terdapat untuk O, dan CO, menembus membran
bedah-misalnya dalam mengobati kanker paru.
kapiler alveolus. Gradien tekanan parsial CO, adalah 6 mm
Hg (Pco, di darah 46 mm Hg, Pco, di alveolus 40 mm Hg),
EFEK KETEBALAN PADA PERTUKARAN GAS
dibandingkan dengan gradien O, set.ra, 60 mm Hg (po, di
CATAIAN KLINIS. Kurang adekuatnya pertukaran gas juga alveolus 100 mm Hg; Po, di darah 40 mm Hg).
dapat terjadi akibat ketebalan sawar yang memisahkan udara Dalam keadaan normal, jumlah O, dan CO, Iang
dan darah bertambah secara patologis. Dengan bertambah- dipertukarkan hampir sama-senilai respiratoryt quotient. Mes-
nya ketebalan, kecepatan pemindahan gas berkurang karena kipun darah dalam volume rerrenru menghabiskan waktu
gas memerlukan waktu lebih lama untuk berdifusi menem- tiga perempat detik melewati jaringan kapiler paru, namun
bus ketebalan yang lebih besar. Ketebalan meningkat pada Po, dan Pco, telah mengalami penyeimbangan dengan
(l) efuma parez, akumulasi berlebihan cairan inrerstisium an- tekanan parsial alveolus pada saar darah tersebut baru
tara alveolus dan kapiler paru akibat peradangan paru arau melintasi sepertiga panjang kapiler paru. Hal ini berarti bah-

Tabel 13-5
Faktor yang Mempengaruhi Kecepatan Transfer Gas Menembus Membran Alveolus

PENGARUH PADA KECEPATAN TRANSFER


FAKTOR GAS MENEMBUS MEMBRAN ALVEOLUS KOMENTAR
Gradien Tekanan Parsial O, Kecepatan pemindahan t seiring dengan t Penentu utama kecepatan transfer
dan CO, gradien tekanan parsial
Luas Permukaan Membran Kecepatan pemindahan 1 selring dengan 1 Luas permukaan tetap konstan selama istirahat
Alveolus luas permukaan
Luas permukaan f selama olah raga karena
semakin banyak kapiler paru yang terbuka
ketika curah jantung meningkat dan alveolus
mengembang seiring dengan semakin dalamnya
bernapas
Luas permukaan J pada keadaan patologis
misalnya emfisema atau kolaps paru
Ketebalan Sawar yang Kecepatan pemindahan J seiring dengan t Dalam keadaan normal ketebalan tidak
Memisahkan Udara dan ketebalan berubah
Darah di Membran Ketebalan t pada keadaan patologis misalnya
Alveolus edema paru, fibrosis paru, dan pneumonia
Koefisien Difusi (Kelarutan Kecepatan pemindahan t seiring dengan t Koefisien difusi untuk CO, adalah 20 kali O'
Gas di Membran) koefisien difusi mengatasi gradien tekanjn parsial yang le6ih
kecil untuk CQ; karena itu, jumlah CO, dan O,
yang dipindahkan menembus membrai.r hamp-ir

Sistem Pernapasan 527


belum mengalami penyeimbangan sempurna dengan gas
oo
alveolus sebelum darah meninggalkan paru.
E
c
l
.9.
o

o
I Pertukaran gas menembus kapiler sistemik juga
o
o
'c
!
mengikuti penurunan gradien tekanan parsial.
o
6 Seperti di kapiler paru, O, dan CO, berpindah antara darah
c
.9 kapiler sistemik dan sel jaringan dengan difusi pasif seder-
o hana mengikuti penurunan gradien tekanan parsial. Lihatlah
kembali Gambar 13-25. Darah arteri yang mencapai kapiler
Alveolus
sistemik pada hakikatnya sama dengan darah yang mening-
(a) galkan paru melalui vena paru, karena hanya dua tempat
dalam keseluruhan sistem sirkulasi yang dapat melakukan
pertukaran gas yaitu kapiler paru dan kapiler sistemik. Po,
arteri adalah 100 mm Hg dan Pco, arteri adalah 40 mm Hg,
sama seperti Po, dan Pco, alveolus.
!
o
E
l
.9.
GRADIEN Po, DAN Pco, MENEMBUS KAPILER
d
.9 SISTEMIK
a
E
o
o
Sel-sel secara terus-menerus mengonsumsi O, dan meng-
hasilkan CO, melalui metabolisme oksidatif. Po, sel rerata
o adalah sekitai 40 mm Hg dan Pco, sekitar 46 mi Hg, mes-
kipun angka-angka ini sangar bervariasi, bergantung pada
Alveolus yang melebar tingkat aktivitas metaboiik sel. Oksigen berpindah melalui
difusi mengikuti penurunan gradien tekanan parsialnya dari
(b)
darah kapiler sistemik (Po, = 169 mm Hg) ke dalam sel se-
Gambar 13-25 kitar (Po, = 40 mm Hg) sampai tercapai keseimbangan.
Perbandingan jaringan paru normal dan emfisematosa. Karena itu, Po, darah vena yang meninggalkan kapiler sis-
(a) Fotomikrograf jaringan paru orang sehat. Masing-masing
temik sama dengan Po, jaringan yaitu rerata 40 mm Hg.
ruang jernih terkecil adalah lumen alveolus. (b) Fotomikrograf
jaringan paru pasien emfisema. Perhatikan berkurangnya Situasi yang terbalik dijumpai untuk COr. Karbon
dinding alveolus pada jaringan paru emfisematosa sehingga dioksida cepat berdifusi keluar sel (Pco, = 46 mm Hg) ke
alveolus lebih besar tetapi jumlahnya lebih sedikit. dalam darah kapiler (Pco, = 40 mm Hg) menuruni gradien
tekanan parsial yang tercipta oleh produksi terus-menerus
COr. Pemindahan CO, berlanjut sampai Pco, darah se-
imbang dengan Pco, jaringanr. Karena itu, darah yang me-
wa paru dalam keadaan normal memiliki cadangan difusi ninggalkan kapiler sistemik memiliki Pco, rerara 46 mm Hg.
yang besar, suatu kenyataan yang menjadi sangat penting
Darah vena sistemik ini, yang relatif rendah Por-nya (Po, =
selama olahraga berat. \Waktu yang dihabiskan oleh darah
40 mm Hg) dan relatif tinggi Pcor-nya (Pco, = 46 mm Hg),
dalam transit di kapiler paru berkurang seiring dengan me-
kembali ke jantung dan kemudian dipompa ke paru seiring
ningkatnya aliran darah paru akibat peningkatan curah jan-
dengan berulangnya siklus.
tung yang menyertai olahraga. Bahkan dengan waktu yang
Semakin aktif suatu jaringan melakukan metabolisme,
lebih sedikit untuk pertukaran, Po, dan Pco, darah normal-
semakin rendah Po, sel turun dan semakin tinggi Pco, naik.
nya dapat seimbang dengan kadar di alveolus karena ca-
Akibat gradien tekanan parsial darah terhadap sel yang me-
dangan difusi paru tersebut.
ningkat ini maka lebih banyak O, berdifusi dari darah ke
CATIIIAN KLINIS. Pada paru yang sakit di mana
dalam sel, dan lebih banyak CO, yang berpindah dalam arah
difusi terhambat akibat luas permukaan berkurang arau pe-
berlawanan sebelum Po, dan Pco, darah mencapai kese-
nebalan sawar udara-darah, pemindahan O, biasanya ter-
imbangan dengan sel ,.kit"r. Kar.n" itu, jumlah O, yang di-
ganggu lebih serius daripada pemindahan COr, karena lebih
besarnya koeffsien difusi COr. Pada saat darah mencapai pindahkan ke sel dan jumlah CO, yang dibawa menjauhi sel
bergantung pada tingkat metabolisme sel.
akhir jaringan kapiler paru, darah tersebut lebih besar ke-
mungkinannya mengalami keseimbangan dengan Pco, al-
lSebenarnya, tekanan parsial
veolus daripada dengan Po, alveolus karena CO, dapat ber- gas-gas darah sistemik tidak pernah
seimbang sempurna dengan Po, dan Pco, jaringan. Karena sel-sel
difusi lebih cepar menembus sawar respirasi. Pada keadaan
terus-menerus menggunakan O, dan menghasilkan CO, maka Po,
yang lebih ringan, difusi O, dan CO, mungkin tetap adekuat
jaringan sela.lu sedikit lebih rendah daripada Po, darah yang me-
saat istirahat tetapi sewaktu olahraga, ketika waktu transit ninggalkan kapiler sistemik, dan Pco, jaringan selalu sedikit lebih
paru berkurang, gas-gas darah, khususnya Or, mungkin tinggi daripada Pco, vena sistemik.

528 Bab 13
DIFUS| NETTO 02 DAN COTANTARAALVEOLUS DAN lipatselama olahraga berat. Untuk menyalurkan O, yang
JARINGAN dibutuhkan oleh jaringan bahkan dalam keadaan istirahat,
Difusi bersih O, terjadi pertama-tama antara alveolus curah jantung harus sebesar 83,3 liter/mnt jika O. hanya
dan
darah lalu antara darah dan jaringan, karena gradien tekanan
dapat diangkut da.lam bentuk larut. Jelaslah, harus ada
parsial O, yang tercipta berkat penyaluran terus-menerus O,
mekanisme lain untuk mengangkut O, ke jaringan.
segar oleh ventilasi alveolus dan pemakaian terus-menerus O,
Mekanisme ini adalah hemoglobin (Hh. Hanya l,5o/o- Oz
oleh jaringan. Difusi bersih CO, terjadi dalam arah ber- dalam darah yang larut; sisa 98,57o-nya diangkut dalam
ikatan dengan Hb. Oryangterikat ke Hb tidak ikutmembentuk
lawanan, petama antara jaringan dan darah lalu antara darah
Po, darah; karena itu, Po, darah bukan ukuran kandungan
dan alveolus, karena gradien tekanan parsial CO, yang ter-
cipta berkat pembentukan terus-menerus CO, di sel dan O, total darah tetapi hanya ukuran bagian O, yang larut.
pengeluaran terus-menerus CO, alveolus melalui proses ven-
tilasi alveolus (Gambar 13-25). OKSIGEN YANG TERIKAT KE HEMOGLOBIN
Marilah sekarang kita lihat bagaimana O, dan CO, di- Hemoglobin, suatu molekul protein yang mengandung besi
angkut dalam darah antara alveolus dan jaringan. dan terdapat di dalam sel darah merah, dapat membentuk
ikatan yang longgar dan reversibel dengan O, (lihat h. 424).
Ketika tidak berikatan dengan Or, Hb disebui sebagai hemo-
TffiA"\ISPffiR GAs globin teredulrsi, atau deoksihemoglobin; ketika berikatan
dengan O, disebut oksihemoglobin (HbO,):
Oksigen yang diserap oleh darah di paru harus diangkut ke
Hb+O, *; Hbo,
jaringan untuk digunakan oleh sel. Sebaliknya, CO, yang
Hemoglobin tereduksi Oksihemoglobin
diproduksi di tingkat sel harus diangkut ke paru untuk di-
keluarkan. Kita perlu menjawab beberapa perranyaan tenrang pe-
ran Hb dalam transpor Or. Apa yang menentukan O, dan
Hb berikatan arau rerurai (terdisosiasi)? Mengapa Hb ber-
I Sebagian besar O, dalam darah diangkut dalam ikatan dengan O, di paru dan membebaskan O, di jaringan?
keadaan terikat ke hemoglobin. Bagaimana O, dalam jumlah yang berbeda-beda dibebaskan
di .faringan, bergantung pada aktivitas jaringan? Bagaimana
Oksigen terdapat dalam darah dalam dua bentuk: larur secara kita membahas pemindahan O, antara darah dan jaringan
fisik dan secara kimiawi berikatan dengan hemoglobin (Thbel sekitar dari segi gradien tekanan parsial O, ketika 98,50lo O,
13-6). terikat ke Hb dan karenanya tidak ikut membentuk Po"
darah sama sekali?
02 YANG LARUT SECARA FtStK
Sangat sedikit O, yang larut secara fisik dalam cairan plasma,
I Po, adalah faktor utama yang menentukan
karena O, kurang larut dalam cairan tubuh. Jumlah yang
persen saturasi hemoglobin.
larut berbanding lurus dengan Po, darah: semakin tinggi Por,
semakin banyak O, yang larut. Pada Po, arteri normal sebesar Masing-masing dari keempat atom besi di dalam bagian hem
100 mm Hg, hanya 3 ml O, dapat larut dalam 1 liter darah. sebuah molekul hemoglobin dapat berikatan dengan satu
Karena itu, hanya 15 ml Orlmnt yang dapat larut dalam molekul Or, sehingga setiap molekul Hb dapat membawa
aliran darah paru normal 5 liter/mnt (curah jantung istirahat). hingga empat molekul Or. Hemoglobin dianggap jenuh
Bahkan daiam keadaan istirahat, sel-sel menggunakan 250 ketika semua Hb yang ada membawa Or-nya secara maksi-
ml Orlmnt, dan konsumsi dapat meningkat hingga 25 kali mal. Persen saturasi hemoglobin (%Hb), suatu ukuran
seberapa banyak Hb yang ada berikatan dengan Or, dapat
bervariasi dari 0% sampai 1000/0.
Faktor terpenting yang menenrukan o/o saturasi Hb
Tabel 13-6 adalah Po, darah, yang berkaitan dengan konsenrrasi O,
Metode Transpor Gas dalam Darah yang secara fisik larut dalam darah. Menurut hukum aksi
massa, jika konsentrasi satu bahan yang terlibat dalam
PERSENTASE YANG
METODE TRANSPOR DIBAWA DALAM suatu reaksi reversibel meningkat maka reaksi terdorong ke
GAs DALAM DARAH BENTUK INI arah yang berlawanan. Sebaliknya, jika konsentrasi satu
bahan berkurang maka reaksi terdorong ke arah sisi ter-
o2 Larut secara fisik 1,5
sebut. Dengan menerapkan hukum ini ke reaksi reversibel
Berikatan dengan 98,5
hemoglobin yang melibatkan Hb dan O, (Hb + O, 5 HbOr), ketika
Po, darah meningkat, seperti di kapiler paru, reaksi bergerak
CO, Larut secara fisik 10
ke arah sisi kanan persamaan, meningkatkan pembentukan
Berikatan dengan 30
hemoglobin HbO, (peningkatan %o saturasi Hb). Ketika Po, darah tu-
Sebagai bikarbonat (HCOj-) 60 run, seperri di kapiler sisremik, reaksi terdorong ke arah sisi
kiri persamaan dan oksigen dibebaskan dari Hb karena

Sistem Pernapasan 529


HbO, berdisosiasi (penurunan 7o saturasi Hb). Karena itu, CATAIAN KLINIS. Po, arteri mungkin berkurang ka-
akibat perbedaan Po, di paru dan jaringan lain, maka Hb rena penyakit paru yang disertai oleh gangguan ventilasi atau
secara otomatis "mengambil" O, di paru, rempar venrilasi pertukaran gas arau karena penyakit sirkulasi yang menye-
secara terus-menerus menyediakan pasokan segar O, dan babkan kurangnya aliran darah ke paru. Po, ini juga dapat
"melepaskannya' di jaringan. yang secara rerus-menerlls turun pada orang sehat karena dua kondisi: (1) di tempat
menggunakan Or. yang tinggi, di mana tekanan armosfer total berkurang se-
hingga Po, udara inspirasi juga berkurang; arau (2) di ling-
KURVA DtSOStASt 02-Hb kungan yang kekurangan O, walaupun setinggi permukaan
Namun, hubungan antara Po, darah dan %o saturasi Hb laut, misalnya ketika seseorang secara tidak sengaja terkunci
tidaklah linier, suatu hal yang sangar penring dari segi di dalam ruang remurup. Kecuali bila Po, arteri menjadi
fisiologis. Peningkatan dua kali lipat tekanan parsial tidak sangat berkurang (turun di bawah 60 mm Hg) pada keadaan
melipatduakan 7o saturasi Hb. Hubungan anrara variabel- patologis atau lingkungan abnormal, O, yang disalurkan ke
variabel ini mengikuti kurva berbentuk S, kurva disosiasi jaringan tepat dalam jumlah yang mendekati normal.
(atau saturasi) Hb-O, (Gambar 13-27). Di batas aras, an-
tara Po, darah 60 dan 100 mm Hg, kurva mendarar, arau MAKNA BAGTAN CURAM KURVA O2-Hb
mengalami plateau. Di dalam kisaran tekanan ini, pening- Bagian curam kurva antara 0 dan 60 mm Hg berada dalam
katan Po, hanya menyebabkan sedikit peningkatan derajat kisaran Po. darah yang terdapat di kapiler sistemik, tempat
pengikatan Hb ke Or. Sebaliknya, dalam kisaran Po, 0 sam- O, dibebaskan dari Hb. Dalam kapiler sistemik, darah meng-
pai 60 mm Hg, peningkatan kecil Po, mer.ryebabkan per- alami keseiinbangan dengan sel jaringan sekitar pada Po,
ubahan besar daiam derajat pengikatan Hb ke Or, seperti rerata 40 mm Hg. Perhatikan di Gambar 13-27 bahwa pada
diperlihatkan oleh bagian bawah yang curam kurva ini. Baik Po.40 mm Hg, 7o saturasi Hb adalah 75o/o. Darah trba di
bagian atas yang datar maupun bawah yang curam memiliki kapiler jaringan dengan Po, 100 mm Hg dan saturasi Hb
makna fisiologis.
97,5o/o. Karena Hb hanya dapat mengalami saturasi 757o

MAKNA BAGIAN DATAR KURVA O2-Hb


Bagian datar kurva adalah dalam kisaran Po, darah yang
terdapat di kapiler paru tempar O, berikatan dengan Hb. Fi2 rrat; saet
Darah arteri sistemik yang meninggalkan paru, setelah lstie'ahat di
mengalami keseimbangan dengan Po,, alveolus, normalnya iariier srsreniik
memiliki Po, 100 mm Hg. Dengan melihat kurva Or-Hb, Y
I

100
perhatikan bahwa pada Po, darah 100 mm Hg, Hb I
20

mengalami saturasi 97j%. Karena itu, pada keadaan nor- 90 18


mal Hb dalam darah arteri sistemik hampir mengalami
80
saturasi penuh.
c1^
Jika Po, alveolus dan, karenanya, Po, arteri turun di ba- ! 14?
wah normal, maka hanya sedikit terjadi penurunan jumiah
o
o^^ f
oou Pa^;<
total O, yang diangkut dalam darah sampai Po, turun di E

bawah 60 mm Hg, karena regio plato kurwa. Jika Po, arteri


c50
0)
'a 10po
(!
tuun 40o/o, dari 100 mm Hg menjadi 60 mm Hg, maka 8E1
0)

konsentrasi O, yang larut seperti tercermin oleh Po, juga =40


(g
o-
akan turun 4070. Namun, pada Po, darah 60 mm Hg % ;e 30 6E 0)
J
saturasi Hb masih tetap ringgi sebesar 90ol0. Dengan demi- 20 4
kian, kandungan O, total darah hanya sedikit berkurang '10
2
meskipun terjadi penurunan 40o/o Por, karena Hb masih
membawa O, dalam jumlah hampir memenuhi kapasitasnya 0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 . sampar
dan, seperti telah dinyatakan, sebagian besar O, diangkut 760
Po, dalam darah (mm Hg)
oleh Hb daripada dalam bentuk terlarut. Namun, bahkan
jika Po, darah sangat meningkat-misalnya menjadi 600 mm '1,:rtil|]ri 1:l'",,l :.:r'..11.r/

Hg-dengan bernapas O, murni, hanya sedikit O, tambahan Kurva disosiasi (saturasi) oksigen-hemoglobin (Or-Hb). %
yang masuk ke darah. Terdapat sejumlah kecil O, tambahan saturasi hemoglobin (skala di sisi kiri grafik) bergantung pada
Po, darah. Hubungan antara kedua variabel ini tergambar
yang larut tetapi o/o saturasi Hb hanya dapat ditingkatkan oleh kurva berbentuk S dengan daerah plato pada po, darah
secara maksimal oleh tambahan 2,5o/o, menjadi saturasi antara 60 dan 100 mm Hg dan bagian curam antara 0-dan 60
1000/0. Karena itu, dalam kisaran Po, antara 60 dan 600 mm mm Hg. Cara lain untuk menyatakan efek po, darah pada
Hg atau bahkan lebih tinggi, hanya terdapat 10olo perbedaan jumlah O, yang terikat ke hemoglobin adalah % volume O,
dalam darah (ml O, terikat ke hemoglobin dalam setiap 10b
dalam jumlah O, yang diangkut oleh Hb. Dengan demikian,
ml darah). Hubungan ini disajikan oleh skala di sisi kanan
bagian plato kurva Or-Hb menciptakan ruang keamanan grafi k.
yang cukup luas bagi kapasitas darah mengangkut Or.

.. , :
pada Po2 40 mm Hg di kapiler sistemik, makahampir 25o/o meningkat oleh penyesuaian sirkulasi dan pernapasan yang
HbO, harus berdisosiasi, menghasilkan Hb tereduksi dan meningkatkan laju aliran darah beroksigen ke jaringan yang
Or. O, yang dibebaskan ini dapat berdifusi mengikuti penu- aktif tersebut.
runan gradien tekanan parsialnya dari sel darah merah melalui
plasma dan cairan interstisium ke dalam sel jaringan.
Dalam keadaan normal, Hb dalam darah vena yang I Hemoglobin mendorong perpindahan netto 0, di
kembali ke paru memiliki saturasi 75o/o. JIka sel jaringan tingkat alveolus dan jaringan
melakukan metabolisasi lebih aktif maka Po, darah kapiler
sistemik turun (sebagai contoh, dari 40 mm Hg menjadi 20
Kita masih belum memperjelas peran Hb daiam pertukaran
mm Hg) karena sel-sel mengonsumsi O, lebih cepar. Per- gas. Karena Po, darah seluruhnya bergantung pada konsen-
hatikan pada kurva bahwa penurunan 20 mm Hg pada Po, trasi O, yang larut maka kita dapat mengabaikan O, yang
ini menurunkan 7o saturasi Hb dari 75o/o meryadi 30o/o; terikat ke Hb dalam pembahasan kita sebelumnya renrang
HbO, yang menyerahkan Or-nya ke jaringan lebih banyak O, yang mengalir dari alveolus ke darah oleh gradien Por.
sekitar 45o/o daripada normal. Penurunan normal 60 mm Hg
Namun, Hb berperan penring mengijinkan pemindahan O,
Po, dari 100 menjadi 40 mm Hg di kapiler sistemik menye- dalam jumlah besar sebelum Po, darah seimbang deng"rt
jaringan sekitar (Gambar 13-28).
babkan sel<tar 25o/o dari HbO, total menyerahkan Or-nya.
Sebagai perbandingan, penurunan lebih lanjut Porhanya20
mm Hg menyebabkan bertambahnya HbO, total yang me- PERAN HEMOGLOBIN DI TINGKAT ALVEOLUS
nyerahkan Or-nya sebesar 45o/o, karena tekanan parsial O, Hemoglobin bekerja sebagai "depo penyimpanan" untuk Or,
dalam rentang itu bekerja di bagian curam kurva. Dalam memindahkan O, dari larutan segera setelah molekul ini ma-
kisaran ini, penurunan kecil Po, kapiler sistemik sudah dapat suk ke darah dari alveolus. Karena hanya O, larut yang ber-
secara otomatis segera menyediakan O, dalam jumlah besar peran membentuk Por, maka O, yang tersimpan di Hb tidak
untuk memenuhi kebutuhan O, jaringan yang lebih aktif dapat ikut membentuk Po, darah. Ketika darah vena sistemik
melakukan metabolisme. Saat olahraga berat, hingga 85olo masuk ke kapiler paru, Pornya jauh lebih rendah daripada
Hb dapat menyerahkan Or-nya ke sel yang aktif melakukan Po, alveolus, sehingga O, segar berdifusi ke dalam darah, me-
metabolisme. Selain pengambilan O, yang lebih langsung ningkat Po, darah. Segera setelah Po, darah naik, persentase
dari darah ini, jumlah O, yang disediakan untuk sel-sel yang Hb yang dapat berikatan dengan O, juga meningkat, seperti
aktif bermetabolisasi, misalnya sel otot saat olah raga, juga ditunjukkan oleh kurva Or-Hb. Karena itu, sebagian besar

Alveolus
4
\ J, +
I
Darah
kapiler paru
lr'-*a a

\/ a'' t ffil tffit oTFt


o-d tl
-t O\ [.$slJl . hd Hr'tl E,-E'E
Po, alveolus = Po, darah Po, alveolus > Po, darah Po, alveolus = Po, darah
(a) (b) (c)

O = Molekul O^ = Molekul Hb yang tersaturasi parsial = Molekul Hb yang tersaturasi lengkap (jenuh)

Gambar 13-28
Hemoglobin mempermudah pemindahan netto 02 dalam jumlah besar dengan bekerja sebagai depo penyimpanan agar po,
tetap rendah. (a) Dalam suatu situasi hipotetis di mana tidak ada hemoglobin dalam darah, Po, alveolus dan po, darah kapiier
paru berada dalam keseimbangan. (b) Hemoglobin ditambahkan ke darah kapiler paru. Begitu mulai berikatan'Oengan O, FIU
mengeluarkan. O, dari larutan. Karena.hanya.g, larut yang membentuk Por. darah maka Po, darah turun di bawah po, alveblus,
meskipun jumlah molekul O; yglg terdapat dalam darah sama seperti di (a). Dengan "menyerap" sebagian dari O, ying larut,
Hb mendorong difusi netto lebih banyak O, menuruni gradien tekanan parsialnya dari alveolus ke darah. (c) Hem6globin
mengalami saturasi lengkap oleh O, dan Po, alveolus dan darah kembali berada dalam keseimbangan. Po, darah yang dibentuk
oleh O, yang larut sama dengan Po, alveolus meskipun kandungan O, total dalam darah jauh lebih besar'daripadi di bagian (a)
ketika Po, darah sama dengan Po, alveolus tetapi tanpa Hb.

Sistem Pernapasan 531


O, yang telah berdifusi ke dalam darah berikatan dengan Hb menentukan berapa banyak O, yang dapat diserap di paru
dan tidak lagi berperan menentukan Por. Karena O, di- dan disediakan ke jaringan.
keluarkan dari larutan karena berikatan dengan Hb, Po,
turun ke tingkat yang hampir sama dengan ketika darah ma-
suk ke paru, meskipun jumlah total O, dalam darah se- I Faktor di tingkat jaringan mendorong pelepasan
benarnya telah bertambah. Karena Po, darah kembali lebih Oz dari hemoglobin.
rendah daripada Po, alveolus maka lebih banyak O, yang
berdifusi dari alveolus ke dalam darah, hanya untuk kembali Meskipun faktor utama yang menenrukan %o saturasi Hb
diserap oleh Hb. adalah Po, darah namun faktor lain dapat mempengaruhi
Meskipun kita membahas proses ini secara bertahap afinitas, atau kekuatan ikatan, antara Hb dan O, dan,
untuk memperjelas, difusi netto O, dari alveolus ke darah karenanya, dapat menggeser kurva Or-Hb (yaitu, mengubah
sebenarnya terjadi secara rerus-menerus sampai Hb meng- 7o saturasi Hb pada Po, tertentu). Faktor-faktor lain ini
alami satura'si lengkap oleh O, sesuai dengan yang dimung- adalah COr, keasaman, suhu, dan 2,3-bisfosfogliserat, yang
kinkan oleh Po, rersebut. Pada Po, normal 100 mm Hg, Hb akan kita bahas secara terpisah. Kurva disosiasi Or-Hb yang
mengalami saturasi 97,5o/o. Karena itu, dengan menyerap Or, telah anda kenal (Gambar 13-27) adalah kurva tipikal pada
Hb menjaga Po, darah rendah dan memperlama eksistensi CO, arteri dan tingkat keasaman normal, suhu tubuh normal,
gradien tekanan parsial sehingga dapat terjadi pemindahan dan konsentrasi 2,3-bisfosfogliserat yang normal.
netto O, dalam jumlah besar ke daiam darah. Barulah setelah
Hb tidak lagi dapat menyimpan O, tambahan (yaitu, Hb EFEK CO2 PADA % SATURAST Hb
telah mengalami saturasi sesuai Po, tersebut) semua O, yang
Peningkatan Pco, menggeser kurva Or-Hb ke kanan (Gambar
dipindahkan ke dalam darah tetap larut dan langsung ber-
13-29).70 saturasi Hb tetap bergantung pada Por, tetapi untuk
kontribusi untuk Por. Saat ini barulah Po, darah cepat se-
setiap Po2, jumlah O, dan Hb yang berikatan lebih sedikit-
imbang dengan Po, alveolus, dan menyebabkan pemindahan
Efek ini penring, karena Pco, darah meningkat di kapiler
O, lebih lanjut terhenti, tetapi tirik ini belum tercapai sampai
sistemik sewaktu CO, berdifusi menuruni gradien tekanan
Hb telah mengangkut Or-nya secara maksimal. Setelah Po,
parsial dari sel ke dalam darah. Adanya
CO, tambahan di darah
darah seimbang dengan Po, alveolus maka tidak ada lagi pe-
pada efeknya menurunkan afinitas Hb teihadap O, sehingga
mindahan Or, seberapapun O, total yang telah dipindah-
Hb membebaskan lebih banyak O, di tingkat jaringan di-
kan.
bandingkan jika hanya penurunan Po, di kapiler sistemik yang
merupakan faktor penentu %o saturasi Hb.
PERAN HEMOGLOBIN DI TINGKAT JARINGAN
Situasi kebalikannya terjadi di tingkat jaringan. Karena Po, EFEKASAM PADA % SATURASI Hb
darah yang masuk ke kapiler sistemik jauh lebih besar dari-
Peningkatan keasaman juga menggeser kurva ke kanan.
pada Po, jaringan sekitar maka O, segera berdifusi dari darah
Karena. CO, menghasilkan asam karbonat (HrCOr), darah
ke jaringan sehingga Po, darah turun. Ketika Po, darah tu-
menjadi lebih asam di tingkat kapiler sistemik s.*"ktu d"r"h
run, Hb harus melepaskan sebagian dari O, yang dibawanya,
menyerap CO, dari jaringan. Penurunan aftnitas Hb ter-
karena o/o saturasi Hb berkurang. Sewaktu O, yang dibebas-
hadap O, yang terjadi karena peningkatan keasaman ini me,
kan dari Hb larut dalam darah, Po, darah meningkat dan
nambah jumlah O, yang dibebaskan di tingkat jaringan un-
kembali melebihi Po, jaringan sekitar. Hal ini mendorong
tuk Po, tertentu. Di sel yang aktif bermetabolisasi, misalnya
perpindahan lebih lanjut O, dari darah, meskipun jumlah
otot dalam keadaan olahraga, yang terjadi bukan saja pe-
total O, dalam darah telah turun. Hanya ketika Hb tidak lagi
ningkatan CO, pembentuk asam, tetapi asam laktat juga
dapat membebaskan O, (ketika Hb telah membebaskan Or, mungkin dibentuk jika sel mengandalkan metabolisme an-
nya semaksimal mungkin sesuai Po, di kapiler sistemik)
aerob (lihat h. 39 dan 299). Peningkatan lokal asam di otot
barulah Po, darah turun hingga serendah Po, jaringan se-
yang bekerja ini mempermudah pembebasan O, lebih banyak
kitar. Pada waktu ini, tidak ada lagi pemindahan Or. Hemo-
di jaringan yang benar-benar membutuhkan O, ini.
globin, karena menyimpan O, dalam jumlah besar yang da-
pat dibebaskan jika terjadi penurunan kecil Po, di tingkat
kapiler sistemik, memungkinkan pemindahan O, dari darah EFEK BOHR
ke sel dalam jumlah yang jauh lebih besar daripada seandai- Pengaruh CO, dan asam pada pembebasan O, dikenal sebagai
nya Hb tidak ada. efek Bohr. Baik CO, maupun komponen ion hidrogen (H)
Kare na itu, Hb berperan penting dalam jumlah total O dari asam dapat berikatan secara reversibel dengan Hb di luar
2
yang dapat diangkut oleh darah di paru dan dibebaskan ke tempat pengikatan O,. Akibatnya adalah perubahan struktur
jaringan. Jika kadar Hb turun menjadi separuh normal, se- molekul Hb yang mengurangi afinitasnya terhadap Or. (per-
perti pada pasien dengan anemia berat (lihat h. 427), maka hatikan bahwa % saturasi Hb merujuk hanya kepada derajat
kapasitas darah mengangkut O, turun sebesar 500/o meskipun pengikatan Hb dengan O, bukan derajat pengikatan dengan
Po, arteri normal 100 mm Hg dengan saturasi Hb 97,5o/o. COr, H., atau molekul lain. Memang, %o saturasi Hb berkurang
Hanya separuh Hb yang tersedia untuk dijenuhkan oleh Or, ketika CO, dan H. berikatan dengan Hb, karena keberadaannya
yang kembali menekankan betapa penringnya Hb dalam pada Hb mempemudah pembebasan O, dari Hb).

532 Bab 13
100 P"o, arteri dan keasaman,
suhu tubuh normal
90
-{ (di tingkat paru)

.E
70
O)
o)
E60 ' .o, | (di
c.)
-c Asam (H.) tingt<at
|
s50 Suhu ,.J
larinsan)
= atau
3+o 2,3-Bisfosfogliserat
s
30

20

10

20 30 40 50 60 70 80 100

Pordarah (mm Hg)


Gambar 13-29
Efek peningkatan Pcor, H*, suhu, dan 2,3-bisfosfogliserat pada kurva Or-Hb. Peningkatan Po2, keasaman, suhu, dan 2,3-
bisfosfogliserat, seperti ditemukan di tingkat jaringan, menggeser kurva Or-Hb ke kanan. Akibatnya, lebih sedikit O, yang
berikatan dengan Hb di Po, tertentu sehingga lebih banyak 02 yang dibebaskan dari Hb untuk digunakan oleh jaringan.

EFEK SUHU PADA % SATURASI Hb lain, menggeser kurva Or-Hb ke kanan, meningkatkan pem-
bebasan O, sewaktu darah mengalir melalui jaringan.
Dengan cara serupa, peningkatan suhu menggeser kurva Or-
Hb ke kanan, menyebabkan lebih banyak O, yang dibebas- Produksi BPG oleh sel darah merah secara bertahap
kan pada Po, tertentu. Otot yang berolahraga atau sel yang meningkat jika Hb di darah arreri terus-menerus mengalami
aktif bermetabolisasi menghasilkan panas. Peningkatan suhu undersaturation - yaitu, ketika HbO, arteri di bawah normal.
lokal meningkatkan pembebasan O, dari Hb untuk diguna- Keadaan ini dapat terjadi pada orang yang tinggal di tempat
kan oleh jaringan yang lebih aktif. tinggi atau pada mereka yang mengidap tipe-tipe tertenru
penyakit sirkulasi atau pernapasan atau anemia. Dengan
membantu membebaskan O, dari Hb di tingkat jaringan,
PERBANDINGAN FAKTOR.FAKTOR INI DI TI NGKAT peningkatan BPG membantu ketersediaan O, bagi jaringan
JARINGAN DAN PARU meskipun pasokan O, arteri berkurang secara kronis.
Seperti telah anda pelajari, peningkatan COr, keasaman, dan Namun, tidak seperti faktor iain-yang normalnya hanya
suhu di tingkat jaringan, yang semuanya berkaitan dengan ada di tingkat jaringan dan dengan demikian akan menggeser
peningkatan metabolisme sel dan peningkatan konsumsi Or, kurva Or-Hb ke kanan hanya di tingkat kapiler sistemik, rem-
meningkatkan efek penurunan Po, dalam mempermudah pat pergeseran tersebut menguntungkan dalam membebaskan
pembebasan O, dari Hb. Efek ini umumnya berbalik di Or-BPG terdapat di sel darah merah di seluruh sistem sirkulasi
tingkat paru, di mana CO, pembentuk asam dikeluarkan dan karenanya, menggeser kurva ke kanan dengan derajat yang
dan lingkungan lokal lebih dingin. Karena itu, afinitas Hb sama di jaringan dan paru. Akibatnya, BPG menurunkan ke-
terhadap O, meningkat di lingkungan kapiler paru, memper- mampuan darah mengikar O, di tingkat paru, yang merupa-
kuat efek peningkatan Po, dalam pengikatan O" ke Hb. kan sisi negatif dari peningkatan produksl BPG.

EFEK 2,3-BISFOSFOGLISERAT PADA % SATURASI Hb


I Hemoglobin memiliki afinitas yang jauh lebih
Perubahan-perubahan sebelumnya terjadi di linghungan sel besar terhadap karbon monoksida daripada
darah merah, tetapi suatu faktor di dahm sel darah merah terhadap Oz.
.iuga dapat mempengaruhi derajat pengikatan Or-H6: 2,3-
bisfosfogliserat (BPG). Konstituen eritrosit ini, yang di- CATAIAN KLIMS. Karbon monoksida (CO) dan O, ber-
produksi sewaktu sel darah merah melakukan metabolisme, saing untuk menempati rempat pengikatan yang sama di Hb,
dapat berikatan secara reversibel dengan Hb dan mengurangi tetapi afinitas Hb terhadap CO 240 kali lebih kuat daripada ter-
afinitasnya terhadap Or, seperti yang dilakukan oleh CO, hadap Or. Ikatan CO dan Hb dikenal sebagai karboksihemo-
dan H-. Karena itu, peningkatan kadar BPG, seperti faktor globin (HbCO). Karena Hb cenderung melekat ke CO maka

Sistem Pernapasan 533


CO dalam jumlah kecil pun dapat berikatan dengan Hb dalam spontan terurai menjadi ion hidrogen (H.) dan ion bikarbo-
Hb tidak tersedia untuk meng-
persentase besar, menyebabkan nat (HCOr). Karena itu, satu atom karbon dan dua atom
angkut Or. Meskipun konsentrasi Hb dan Po, normal narnun oksigen molekul CO, asli terdapat dalam darah sebagai ba-
kandungan O, darah berkurang secara serius. gian integral dari HCOr'. Hal ini menguntungkan karena
Untungnya, CO bukan merupakan konstituen normal HCO3 lebih larut dalam darah daripada COr.
udara inspirasi. CO adalah suatu gas beracun yang diproduksi
pada pembakaran tak sempurna produk karbon misalnya bensin PERGESERAN KLORIDA
mobil, batubara, kayu, dan tembakau. Karbon monoksida ter-
Sewaktu real<si ini berlangsung, HCO3 dan H- mulai me-
utama berbahaya karena gas ini tidak dapat dirasakan. Jika CO
numpuk di dalam sel darah merah di kapiler sistemik. Mem-
dibentuk dalam suatu lingkungan rerrutup sehingga konsentra-
bran sel darah merah memiliki pembawa HCO. -Cl- yang
sinya terus meningkat (misalnya, dalam mobil terparkir dengan secara pasif mempermudah dilusi ion-ion ini idam arah
mesin menyala dan jendela rerrutup) maka gas tersebut dapat
berlawanan menembus membran. Membran relatif imper-
mencapai kadar mematikan tanpa dirasakan sama sekali oleh
meabel terhadap H-. Karena itu, HCOr', bukan H-, berdifusi
korban. Karena tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa, dan
menuruni gradien konsentrasinya keluar eritrosit menuju
tidak mengiritasi maka CO ddak dapat dideteksi. Selain itu,
plasma. Karena HCO3 adalah ion bermuatan negatif maka
oleh alasan-alasan yang dijelaskan kemudian korban tidak me-
efluks HCOr- yang tidak disertai oleh difusi keluar ion ber-
rasa sesak dan tidak berupaya meningkatkan ventilasi, meskipun
muatan positif menciptakan gradien listrik (lihat h. 70). Ion
sel-sel kekurangm Or.
klorida (Cl), anion plasma yang urama, berdifusi ke dalam
sel darah merah menuruni gradien listrik ini untuk me-
mulihkan netralitas llstrik. Pergeseran masuk Cl- sebagai pe-
I Sebagian besar CO, diangkut dalam darah nukar efluks HCO3 yang dihasilkan oleh CO, ini dikenal
sebagai bikarbonat. sebagai pergeseran idorida (CL ).

Ketika darah arteri mengalir melalui kapiler jaringan, CO,


berdifusi menuruni gradien tekanan parsialnya dari sel ja- EFEK HALDANE
ringan ke dalam darah. Karbon dioksida diangkut oleh darah Hemoglobin berikatan dengan sebagian besar H. yang me-
dalam tiga cara (Gambar 13-30 danThbel 13-6, h.529): numpuk di dalam eritrosit pada penguraian HrCOr. Seperti
pada COr, Hb tereduksi memiliki afinitas yang lebih besar
1. Larut secarafsl[. Seperti Oryanglarut, jumlah CO, yang terhadap H. daripada HbOr. Karena itu, pembebasan O,
larut secara fisik dalam darah bergantung pada Pcor. mempermudah ikatan H. yang dihasilkan oleh CO, dengan
Karena CO, lebih larut daripada O, dalam cairan plasma Hb. Karena hanya H- yang bebas tak larut yang menentukan
maka proporsi CO, Iang larur secara fisik dalam darah keasaman suaru larutan maka darah vena akan jauh lebih
lebih besar daripada Or. Meskipun demikian, hanyal0o/o asam daripada darah arteri seandainya Hb tidak membersih-
dari kandungan CO, total darah yang terangkut dengan kan sebagian besar H- yang dihasilkan di tingkat jaringan.
cara ini pada tingkat Pco, vena sistemik normal. Kenyataan bahwa pengeluaran O, dari Hb meningkatkan
2. Tbrikat he hemoglobin Sebanyak 30o/o dari CO, ber- ketersediaanHb untuk menyerap CO, dan H- y*g dihasilkan
ikatan dengan Hb untuk membentuk karbamino oleh CO, dikenal sebagai efek Haldane. Efek Haldane dan efek
hemoglobin (HbCOr). Karbon dioksida berikatan Bohr bekerja sinkron untuk mempermudah pembebasan O,
dengan bagian globin Hb, berbeda dari Or, yang ber- dan penyerapan CO, dan H- y*g dihasilkan oleh CO, di tlng-
ikatan dengan bagian hem. Hb tereduksi memiliki afini- kat jaringan. Peningkatan CO, dan H. menyebabkan pening-
tas lebih besar terhadap CO, daripada HbOr. Karena katan pembebasan O, dari Hb oleh efek Bohr; peningkatan
itu, dibebaskannya O, dari Hb di kapiler jaringan mem- pelepasan O, dari Hb, selanjutnya, menyebabkan peningkatan
permudah penyerapan CO, oleh Hb. penyerapan CO, dan H. oieh Hb melalui efek Haldane. Proses
3. Sebagai bikarbonat. Sejauh ini calay^ngpaling penting keseluruhan bekerja sangat efisien. Hb teredulai harus diangkut
untuk mengangkut CO, adalah sebagai bikarbonat kembali ke paru untuk kembali diisi oleh O". Sementara itu,
(HCO,-), dengan 60% CO, diubah menjadi HCO3- setelah O, dibebaskan, Hb mengangku, p..r,r-p*g baru
-
oleh reaksi kimia berikut, yang berlangsung di dalam sel CO, dan H- - y*g memiliki tujuan sama ke paru.
darah merah Reaksi-realai di tingkat jaringan sewaktu CO, masuk ke
karbonat darah dari jaringan berbalik serelah darah riba di paru dan CO,
anhidrasc meninggalkan darah untuk masuk ke alveolus (Gambar 13-30).
CO, + HrO HrCO3 5 Ht + HCOr-
=
Dalam reaksi pertama, CO, berikatan dengan HrO untuk
membentuk asam karbonat (HrCO3). Reaksi ini dapat ter-
I Berbagai keadaan respirasi ditandai oleh
kelainan kadar gas-darah.
jadi sangat lambat di plasma, tetapi berlangsung sangar cepat
di dalam sel darah merah karena adanya enzim eritrosit kar- Tabel 13-7 adalah daftar istilah yang digunakan untuk men-
bonat anhidrnse, yang mengatalisis (mempercepat) reaksi. jelaskan berbagai keadaan yang berkaitan dengan kelainan
Sesuai sifat asam, sebagian dari molekul asam karbonar secara pernapasan.

534 Bab 13
AIVolus

o GO"

Dari sirkulasi
srstemik
ke sirkulasi paru

Sel darah merah merah (HCO.-masuk)\ =- (Cl


Sel darah
\ zJ keluar)
HCO.- Cl

Plasma

ca = karbonat anhidrase

Gambar 13-30
Transpor karbon dioksida dalam darah. Karbon dioksida (cor) yang diambil di jaringan diangkut darah ke paru melalui tiga cara:
(1) larut secara fisik, (2) berikatan dengan hemoglobin (Hb), dan (3) sebagai ion bikarbonat (HcO3). Hemoglobin hanya terdapat
di dalam sel darah merah, demikian juga karbonat anhidrase, enzim yang mengatalisis pembentukan HCO3. H. yang dihasilkan
selama pembentukan HCOr- juga berikatan dengan Hb. Bikarbonat berpindah melalui difusi terfasilitasi menuruni gradien
konsentrasinya keluar sel darah merah menuju plasma, dan klorida (Cl ) berpindah melalui pembawa pasif yang sama ke dalam
sel darah merah menuruni gradien listrik yang tercipta oleh difusi keluar HCO,-. Di paru, reaksi-reaksi yang terjadi di tingkat
iaringan berbalik arah, di mana CO, berdifusi keluar darah dan masuk ke alveolus.

KELAINAN PADA Po, ARTERI mungkin terbatas di daerah tertentu karena spasme atau
CATAIAN KLINIS. Kata hipoksia merujuk kepada kondisi sumbatan pembuluh darah. Atau tubuh dapat meng-
kurangnya O, di tingkat sel. Terdapat empar kategori umum alami hipoksia sirkulasi secara umum, akibat gagal jan-
hipoksia: tung kongestif atau syok sirkulasi. Po, dan kandungan
O, arteri biasanya normal tetapi darah beroksigen yang
1 . Hipoksia hipoksik ditandai oieh rendahnya Po, darah ar- mencapai sel terlalu sedikit.
teri disertai oleh kurang adekuatnya sarurasi Hb. Hal ini 4. Pada hipoksia histotohsi/e, penyaluran O, ke jaringan nor-
disebabkan oleh (a) malfungi pernapasan yang menye- mal tetapi sel tidak dapat menggunakan O" yang ter-
babkan kurang memadainya pertukaran gas, dicirikan sedia. Contoh klasik adalah keracunan sianida. Sianida
oleh Po, alveolus yang normal tetapi Po, arteri ber- menghambat enzim-enzim sel yang esensial bagi respirasi
kurang, atau (b) berada di ketinggian atau lingkungan internai.
yang menyesakkan di mana Po, atmosfer berkurang
sehingga Po, alveolus dan arteri juga berkurang. Hiperoksia, Po, arteri di atas normal, tidak dapat ter-
2. Hipoksia anemih adalah berkurangnya kapasitas darah jadi ketika orang bernapas di udara atmosfer seringgi per-
mengangkut Or. Hal ini dapat terjadi karena (a) penu- mukaan laut. Namun, bernapas dengan menggunakan O,
runan jumlah sel darah merah, (b) kurangnya jumlah tambahan dapat meningkatkan Po, alveolus dan, karenanya,
Hb di dalam sel darah merah, atau (c) keracunan CO. Po, arteri. Karena lebih banyak udara inspirasi adalah O,
Pada semua kasus hipoksia anemik, Po,, arteri normal maka peran tekanan parsial O, dalam menentukan tekanan
tetapi kandungan O, darah arteri lebih rendah daripada total udara inspirasi meningkat sehingga lebih banyak O,
normal karena berkurangnya ketersediaan Hb. yang larut dalam darah sebelum Po, arteri seimbang dengan
3. Hipoksia sirkulasi terjadi jika darah beroksigen yang di- Po, alveolus. Meskipun Po, arteri meningkat namun kan-
alirkan ke jaringan terlalu sedikit. Hipoksia sirkulasi dungan O, darah total tidak meningkat secara bermakna, ka-

Sistern Pernanasan 53c


(Gambar 13-31). Namun, jika penurunan Po, arteri disebab,
Tabel 't3-7
kan oleh berkurangnya kapasitas difusi paru, siperti pada ede-
Daftar lstilah Berbagai Keadaan Respirasi yang penting
ma paru atau emfisema, maka pertukaran O, lebih terganggu
Secara Klinis
daripada pertukaran CO, karena koefisien difuri ,ul CO"
Apnu Penghentian transien pernapasan "t
20 kali daripada unruk O.,. nkibr,ny", pada keadaan ini lebi(
Asfiksia Kelaparan jaringan terhadap O' akibat tidak mudah terjadi hipoksia hipoksik daripada hiperkapnia.
adanya O, dalam udara, gangguan pernapasan, atau Hipokapnia, kadar Pco, arteri di bawah normal, di-
ketidakmampuan jaringan menggunakan O,
timbulkan oleh hiperventi [asi. Hiperventilasi terjadi ketika
Sianosis Keadaan kulit yang biru akibat oksigen darah
seseorang "bernapas berlebihan" yaitu, ketika kecepatan ven-
arteri yang kurang
tilasi melebihi kebutuhan metabolik tubuh akan pengeluaran
Dispnu Kesulitan bernapas
COr. Akibatnya, CO, dikeluarkan ke atmosfer lebih cepat
Eupnu Bernapas normal
daripada produksinya di jaringan sehingga Pco, arreri turun.
Hiperkapnia Kelebihan CO, dalam darah arteri
Hiperventilasi dapat dipicu oleh keadaan ..-ar, dem"-, d"n
Hiperpnu Peningkatan ventilasi paru untuk menyamai
peningkatan kebutuhan metabolik, misalnya pada olahraga keracunan aspirin. Selama hiperventilasi Po, alveolus me-
Hiperventilasi Peningkatan ventilasi paru melebihi
ningkat karena lebih banyak O, segar yang disalurkan ke al-
kebutuhan metabolik, menyebabkan penurunan pco, dan veolus dari atmosfer daripada yang diekstraksi oleh darah
a kalosis respiratorik
I untuk disalurkan ke jaringan, dan karenanya po, arteri me-
Hipokapnia CO, darah arteri di bawah normal ningkat (Gambar 13-31). Namun, karena Hb hampir jenuh
Hipoventilasi Ventilasi yang rendah dibandingkan dengan pada Po, arreri normal maka sangat sedikit O, yang ditam-
kebutuhan metabolik, menyebabkan peningkatan pco, dan bahkan ke dalam darah. Kecuali sedikit tambahan O, yang
asidosis respiratorik
larut, kandungan O, darah pada hakikatnya tidak berubah
Hipoksia Kurangnya O, di tingkat sel selama hiperventilasi.
Hipoksia anemik Berkurangnya kapasitas darah Peningkatan venrilasi tidak sinonim dengan hiperven-
mengangkut 02
tilasi. Peningkaran ventilasi yang menyamai peningkatan ke-
Hipoksia sirkulasi Darah beroksigen yang ke jaringan
terlalu sediki! juga dikenal sebaga; hipoksia stagnan
butuhan metabolik, misalnya peningkatan kebutuhan akan
penyaluran O, dan eliminasi CO, sewaktu olah raga, disebut
Hipoksia histotoksik Ketidakmampuan sel menggunakan
02 yang tersedia hiperpnu. Saat olah raga, Po, dan Pco, alveolus dan arteri
Hipoksia hipoksik Po, darah arteri rendah disertai oleh tetap konstan, dengan peningkatan pertukaran atmosfer
kurang adekuatnya saturasi Hb hanya untuk menyamai peningkatan konsumsi O, dan pro-
Henti napas Penghentian permanen bernapas (kecuali duksi CO,.
diperbaiki secara klinis)
Tercekik Kekurangan O, akibat ketidakmampuan
menghirup udara beroksigen

rena pada Po, arteri normal saja Hb sudah hampir jenuh.


Namun, pada penyakit paru rertenru yang berkaitan dengan
berkurangnya Po, arteri, menghirup O, tambahan dapat
membantu meningkatkan gradien aiveolus terhadap darah
.E
sehingga Po, arteri membaik. Sebaliknya, peningkatan men-
to(o
colok Po, dapat berbahaya, bukannya menguntungkan. Jika
rl
Po, arteri terlalu tinggi maka dapat terjadi keracunan oftsi- E!
6:',
gen. Meksipun jumlah total O, darah hanya sedikit mening- o
f-
E 100
o=
kat namun pajanan ke Po, yang tinggi dapat merusak seba, o^
gian sel. Secara khusus, toksisitas O, dapat menyebabkan 'uI
kerusakan otak dan kerusakan rerina yang menimbulkar.r E=
O(g
(sG
kebutaan. Karena itu, terapi O, harus diberikan secara hati- o-
_o
hati. Ps
G
50
vd)
F
KELAINAN Pco, ARTERI
CATAIAN KLINIS. Kata hiperkapnia merujuk kepada kon-
disi kelebihan CO, dalam darah; hal ini disebabkan oleh hi-
poventilasi (ventilasi kurang memadai untuk memenuhi ke-
butuhan metabolik akan penyaluran O, dan pembuangan 0 4200 8400
Ventilasi alveolus (ml/mnt)
CO,). Pada sebagian besar penyakit paru, terjadi penimbunan
CO, dalam darah arteri disertai defisit O,, karena pertukaran
O, dan CO, antara paru dan atmosfer sama-sama rerganggu Efek hiperventilasi dan hipoventilasi pada po, dan pco, arteri.

536 Eab '13


KONSEKUENSI KELAINAN GAS DARAH ARTERI KOMPONEN KONTROL SARAF PADA RESPIRASI
CATAIAN KLINIS. Akibat yang ditimbulkan oleh ber- Kontrol saraf atas respirasi melibatkan tiga komponen ber-
kurangnya ketersediaan O, ke jaringan selama hipoksia beda: (1) faktor yang menghasilkan irama inspirasi/ekspirasi
sudah jelas. Sel-sel membutuhkan pasokan O, yang me- bergantian, (2) faktor yang mengarur besar ventilasi (yaitu,
madai untuk mempertahankan berbagai aktivitas yang kecepatan dan kedalaman bernapas) untuk memenuhi kebu-
menghasilkan energi. Konsekuensi kadar CO, darah yang tuhan tubuh, dan (3) faktor yang memodifikasi aktivitas
abnormal lebih relatif kurang jelas. Perubahan konsentrasi pernapasan untuk tujuan lain. Modifikasi yang terakhir ini
CO, darah terutama mempengaruhi keseimbangan asam- mungkin bersifat volunter, misalnya dalam mengontrol na-
basa. Hiperkapnia meningkatkan produksi asam karbonat. pas untuk berbicara, atau involunter, misalnya manuver per-
Pembentukan H- yang berlebihan menimbulkan keadaan napasan yang berkaitan dengan batuk atau bersin.
asam yang disebut asidosis respiratorik. Sebaliknya, melalui Pusat kontrol pernapasan yang terdapat di batang otak
pembentukap asam karbonat yang berkaitan dengan hipo- menghasilkan pola bernapas yang berirama. Pusat kontrol
kapnia dihasilkan H. yang lebih rendah daripada normal. pernapasan primer, pusat res?irasi medula, terdiri dari bebe-
Keadaan alkalosis (kurang asam dibandingkan normal) rapa agregat badan saraf di dalam medula yang menghasil-
yang terjadi ini disebut alhalosis respiratorik (Bab 15). kan sinyal ke otot-otot pernapasan. Selain itu, dua pusat
(Untuk mempelajari efek naik gunung dan menyelam di pernapasan lain terletak lebih tinggi di batang otak di
laut dalam pada gas darah, lihat fitur boks di h. 538-539, por\s- ?usat ?neumotaksik dan pusat apnustik. Kedua pusat
Konsep, Tantangan, dan Kontroversi). di pons ini mempengaruhi sinyal keluar dari pusat perna-
pasan di medula (Gambar 13-32,h.540). Di sini dijelaskan
bagaimana berbagai regio ini berinteraksi untuk menghasil-
KONTROL PERNAPASAN kan irama pernapasan.

Seperti denyrrt jantung, bernapas harus berlangsung dalam


NEURON INSPIRASI DAN EKSPIRASI DI PUSAT
pola yang terus-menerus dan siklik untuk mempertahankan
MEDULA
prosesproses kehidupan. Otot jantung harus berkontraksi
dan.melemas secara ritmis untuk secara bergantian mengo- Kita menghirup dan menghembuskan napas secara ritmis
songkan jantung dari darah dan mengisinya kembali. Demi- karena kontraksi dan relaksasi bergantian otot-otor inspi-
kian juga, otot-otot inspirasi harus secara berirama berkon- rasi, yaitu diafragma dan otot interkostal eksternal, yang
traksi dan melemas untuk secara bergantian mengisi paru masing-masing disarafi oleh saraf frenikus dan saraf inter-
dengan udara dan mengosongkannya. Kedua aktivitas ini kostal. Badan-badan sel dari serat-serat saraf yang mem-
berlangsung secara otomatis, tanpa upaya sadar. Namun, bentuk saraf ini terletak di medula spinalis. Impuls yang
mekanisme dan kontrol yang mendasari kedua sistem ini berasal dari pusat di medula berakhir di badan-badan sel
sangat berbeda. neuron motorik ini. Ketika neuron motorik diaktifkan ma-
ka neuron tersebut sebaliknya mengaktifkan otor-orot per-
napasan, menyebabkan inspirasi; ketika neuron-neuron ini
tidak menghasilkan impuls maka otor inspirasi melemas
I Pusat pernapasan di batang otak membentuk" dan berlangsunglah ekspirasi.
pola bernapas yang ritmik. Pusat pernapasan medula terdiri dari dua kelompok
neuron yang dikenal sebagai kelompok retpiratorik dorsal dan
Sementara jantung dapat menghasilkan iramanya sendiri me-
hehmpoh respiratorik uentral (Gambar 13-32).
lalui aktivitas pemacu intrinsiknya, oror-otot pernapasan,
karena otot rangka, berkontraftsi hanya jika dirangsang oleh I Kelompok respiratorik dorsal (KRD) terutama terdiri
saraf mereka. Pola bernapas yang ritmik dihasilkan oleh akti- dari n e uro n i nsp i rato r i k y angserar-serat desendensnya berakhir
vitas sarafyang siklik ke otor-oror pernapasan. Dengan kata di neuron motorik yang menyarafi otot inspirasi. Ketika
lain, aktivitas pemacu yang menciptakan irama napas terletak neLlron-neuron KRD ini melepaskan muaran maka terjadi
di pusat kontrol pernapasan di otak, bukan di paru arau otot inspirasi; ketika mereka tidak menghasilkan sinyal terjadilah
pernapasan itu sendiri. Saraf ke jantung, karena tidak di- ekspirasi. Ekspirasi diakhiri karena neuron-neuron inspiratorik
butuhkan untuk memulai denyut jantung, hanya memodi- kembali mencaoai ambang dan melepaskan muatan. KRD
fikasi kecepatan dan kekuatan kontraksi jantung. Sebaliknya, memiliki hubungan penring dengan kelompok respiratorik
saraf yang ke sistem pernapasan sangat penting untuk mem- ventral.
pertahankan bernapas dan secara refleks menyesuaikan ting- I Kelompok respiratorik ventral (KR$ terdiri dari neu-
kat ventilasi untuk menyamai kebutuhan akan penyerapan ron inspirlttorik dan neuron ekspiratorik, yang keduanya retap
O, dan pengeluaran CO, yang berubah-ubah. Selain itu, inaktif selama bernapas normal renang. Bagian ini diaktifkan
tidak seperti aktivitas jantung, yang tidak berada di bawah oleh KRD sebagai mekanisme penguar selama periode-
kontrol kesadaran, aktivitas pernapasan dapat dimodiffkasi periode saat kebutuhan akan venrilasi meningkat. Hal ini
secara sadar agar kita dapat berbicara, bernyanyi, bersiul, terutama penting pada ekspirasi aktif. Selama bernapas te-
bermain alat musik tiup, atau menahan napas selagi nang tidak ada impuls yang dihasilkan di jalur desendens
berenang. oleh neuron ekspiratorik. Hanya ketika ekspirasi aktif baru-

Sistem Pernapasan 537


Konsp, Tantangan, dan Kontroversi
Efek Ketinggian dan Kedalaman pada Tubuh

Tubuh kita dilengkapi secara optimal


untuk hidup dalam tekanan atmosfer
normal. Naik ke gunung yang tinggi
jauh di atas permukaan laut itau turun
ke kedalaman samudera dapat
menimbulkan efek pada tubuh.

Efek Ketinggian pada Tubuh


Tekanan atmosfer secara progresif
berkurang seiring dengan bertambah_
nya ketinggian. pada 18.000 kaki di
atas permukaan laut, tekanan atmosfer
hanyalah 380 mm Hg-separuh dari
nilainya di permukaan laut. Karena
proprosi O, dan N, di udara tetap sama
maka Po, udara inspirasi di ketinggian
ini adalah 21% dari 380 mm Hg atau
80 mm Hg, dengan po. alveolus
menjadi lebih rendah'pada 45 mm Hg.
Pada setiap ketinggian di atas 10.000
kaki, Po, arteri turun ke bagian curam
dari kurva Or-Hb, di bawah kisaran
aman regio datar. ,Akibatnya, %
saturasi Hb dalam darah arteri
berkurang tajam dengan bertambah-
nya ketinggian.
. Orang yang naik secara cepat ke
ketinggian 10.000 kaki atau lebih
mengalami gejala acufe mountain
sickness yang berkaitan dengan
hipoksia hipoksik dan alkaloiis akibat
hipokapnia yang ditimbulkannya.
glall-S tlngsat di tempat yang tetaknya Pembentukan sel darah merah (SDM)
Meningkatnya dorongan bernapas 10.000 kaki di atas permukaan laut,
untuk memperoleh lebih banyak O, meningkat, dirangsang oleh
dengan beberapa desa bahkan terletak eritropoietin sebagai respons terhadap
menyebabkan alkalosis respiratorik, di Andes dengan ketinggian lebih dari
karena CO, pembentuk asam dikeluar- berkurangnya penyaluran O, ke ginjai
1.6.000 kaki. Bagaimana mereka hidup (lihat h. 425). peningkatan
kan lebih cepat daripada dihasilkan. dan berfungsi secara normal? Mereka ljmta6 Sbvt
Gejala mountain sickness mencakup meningkatkan kemampuan darah
melakukannya melalui proses mengangkut Or. Hipoksia juga
lesu, mual, hilangnya nafsu makan, aklimatisasi. Ketika seseorang tinggal
bernapas terengah, kecepatan jantung mendorong sintesis BpG di dalam SDM
di tempat yang tinggi, respons-respons sehingga O, lebih mudah dibebaskan
tinggi (dipicu oleh hipoksia sebagai kompensasi akut berupa peningkaian
tindakan kompensasi untuk mening- dari Hb di jaringan. Jumlah kapiler di
ventilasi dan peningkatan curah dalam. jaringan meningkat, mengu_
katkan penyaluran O, yang ada me'ialui jantung secara bertahap diganti dalam
sirku_lasi ke jaringan),-dan disfungsi rangi jarak yang harus ditempuh O,
waktu beberapa hari oleh tindakan- ketika berdifusi dari darah untuk '
saraf yang ditandai oleh gangguan tindakan kompensasi yang muncul
penilaian, pusing bergoyang, dan mencapai sel. Selain itu, sel yang telah
Iebih lambat yang memungkinkan mengalami aklimatisasi mampu
tnKoordtnast oksigenisasi adekuat ke jaringan dan
Meskipun terdapat respons akut menggunakan O, lebih efisien melalui
pemulihan keseimbangan asam-basa peningkatan jumlah mitokondria,
terhadap ketinggian ini namun jutaan normal. organel energi (lihat h. 35). Ginjal

lah neuron ekspiratorik merangsang neuron motorik yang (kepala) pusat respiratorik medula (Gambar
menyarafi oror-oror ekspirasi (otot abdomen dan interkostal 13-32). Suatu
anyaman neuron di regio ini memperlihatkan
internal). Selain itu, neuron-neuron inspiratorik KRV ketika _
aktivitas pe_
mac1,
dirangsang oleh KRD, memacu aktivitas inspirasi ketika lengalami potensial aksi spontan serupa dengan yang
terjadi di nodus SA jantung. paia ilmuwan'p.rc"ya
kebutuhan akan ventilasi tinggi. b"h*I
kecepatan neuron inspiratorik KRD mel.p"sk"n
muatan secara
berirama didorong oleh masukan sinaptik dari
kompleks ini.
PEMBENTUKAN IRAMA PERNAPASAN
Selama itu KRD umumnya dianggap menghasilkan irama PENGARUH DARI PUSAT PNEUMOTAKSIK
DAN
dasar ventilasi. Namun, p.-b..rn k* ir"m"'p.rn"pasan APNUSTIK
se_
karang secara luas dipercayai terletak dl kompleks pra_
Pusat.pernapasan di pons melakukan ,penyesuaian
Biitzinger, suatu regio yang terletak dekat dengan ujung halus,,
atas terhadap pusat di medula untuk membantu
menghasilkan

538 Bab 13
tubuh. N, dalam jumlah kecil yang
larut di jaringan pada ketinggian
permukaan laut tidak menimbulkan
efek tetapi dengan semakin banyaknya
N2 yang larut ketika seseorang berada
di kedalaman, timbul narkosis
nitrogen, atau "rapture of the deep".
Narkosis nitrogen dipercayai terjadi
karena berkurangnya eksitabilitas
neuron-neuron akibat N, (yang sangat
mudah larut dalam lemak) yang larut
di membran lipid neuron-neuron
tersebut. Pada 150 kaki di bawah
permukaan laut, penyelam mengalami
suatu perasaan euforia dan menjadi
mengantuk. serupa dengan efek
minum beberapa gelas koktil. Di
tempat yang lebih dalam, penyelam
menjadi lemah dan canggung, dan
pada 350 sampai 400 kaki, mereka
keh i langan kesadaran. Toksisitas
oksigen akibat tingginya Po, adalah
efek buruk lain yang juga dapat terjadi
jika kita berada jauh di bawah air.
Masalah lain yang berkaitan
dengan menyelam laut dalam terjadl
sewaktu naik. Jika penyelam yang
telah cukup lama berada di bawah air
sehingga cukup banyak N, yang sudah
larut dalam jaringannya naik secara
tiba-tiba ke permukaan maka
memulihkan pH arteri mendekati ke tekanan yang melebihi tekanan penurunan cepat PN2 menyebabkan N,
normal dengan menahan asam yang atmosfer. Tekanan cepat meningkat cepat keluar dari larutan dan
normalnya dibuang melalui urin. seiring dengan kedalaman laut akibat membentuk gelembung-gelembung
Tindakan-tindakan kompensatorik berat air. Tekanan hampir menjadi dua gas N, di dalam tubuh, seperti
ini bukannya tanpa akibat yang kali lipat pada kedalaman sekitar 30 gelembung gas CO2 terbentuk di dalam
merugikan. Sebagai contoh, pening- kaki di bawah permukaan laut. Udara botol sampanye ketika gabus botol
katan jumlah 5DM meningkatkan yang terdapat di dalam alat scuba dibuka. Keadaan ini disebut penyakit
kekentalan darah sehingga resistensi disalurkan ke paru pada tekanan yang dekompresi atau "the bends", karena
terhadap aliran darah meningkat. tinggi ini. lngatlah bahwa (1) jumlah korban sering bergelung akibat nyeri
A,kibatnya, jantung bekerja lebih keras gas dalam larutan berbanding lurus yang ditimbulkan. Penyakit dekompresi
untuk memompa darah melewati dengan tekanan parsial gas tersebut dapat dicegah dengan naik ke
pembuluh (lihat h. 371). dan (2) udara terdiri dari 79Yo N2. permukaan secara perlahan atau
Nitrogen adalah bahan yang kurang dengan secara gradual mendekompresi
Efek Menyelam Laut Dalam pada larut dalam jaringan tubuh, tetapi Pru, tubuh dalam wadah dekompresi
Tubuh tinggi yang terjadi selama penyelaman sehingga kelebihan N, dapat secara
Ketika seorang penyelam laut dalam laut dalam, menyebabkan lebih banyak perlahan keluar melalui paru tanpa
turun ke bawah air, tubuhnya terpajan gas ini yang larut ke dalam jaringan membentuk gelembung.

inspirasi dan ei<spirasi yang lancar dan mulus. Pusat pneu- abnormal ini dikenal sebagai apnusis; karena itu, pusat yang
motalsik menigirim impuls ke KRD yang membantu mendorong tipe bernapas ini disebut pusar apnustik. Apnu-
"memadamkan" neuron-neuron inspiratorik sehingga durasi sis terjadi pada jenis rerrenru kerusakan otak berat.
inspirasi dibatasi. Sebaliknya, pusat apnustik mencegah
neuron-neuron inspiratorik dipadamkan, sehingga dorongan REFLEKS HERING-BREUER
inspirasi meningkat. Dengan sistem check-and.-balance im,
Ketika volume alun napas besar (lebih dari 1 liter), misalnya
pusat pneumotaksik mendominasi pusar apnusrik, mem- sewaktu olahraga, refleks Hering-Breuer rerpicu untuk
bantu menghentikan inspirasi dan membiarkan ekspirasi mencegah inflasi paru berlebihan. Reseptor regang paru di
terjadi secara normal. Tanpa rem pneumotaksik ini, pola lapisan otot polos saluran napas diaktifkan oleh pergangan
bernapas akan berupa tarikan napas panjang yang terputus paru pada volume alun napas yang besar. Potensial aksi dari
mendadak dan singkat oleh ekspirasi. Pola bernapas yang reseptor-reseptor regang ini merambat melalui serat saraf afe-

S!stent Perr:aFasan 539


rn ke pusat medula dan menghambat neuron inspiratorik. secara tepat. Gas-gas darah arteri dipertahankan dalam
Umpan balik negatif dari paru yang sangar teregang ini mem- kisaran normal yang sempit dengan memvariasikan besar
bantu menghentikan inspirasi tepat sebelum paru mengalami ventilasi (kecepatan dan kedalaman bernapas) untuk menya-
pengembangan berlebihan. mai kebutuhan tubuh akan penyerapan O, dan pengeluaran
COr. Jika lebih banyak O, yang diekstraksi dari alveolus dan
lebih banyak CO, yang dikeluarkan oleh darah karena ja-
I Kekuatan ventilasi disesuaikan sebagai respons ringan melakukan metabolisme yang lebih aktif maka venri-
terhadap tiga faktor kimiawi: Po,, Pco' dan H*. lasi meningkat untuk membawa masuk lebih banyak O, segar
dan mengeluarkan lebih banyak COr.
Seberapapun O, yang diekstraksi dari darah atau CO, yang Pusat respiratorik medula menerima masukan yang
ditambahkan ke dalamnya di tingkat jaringan, Po, dan Pco, memberi informasi mengenai kebutuhan tubuh akan per-
darah arteri sistemik yang meninggalkan paru dijaga konstan, tukaran gas. Pusat ini berespons dengan mengirim sinyal ke
yang menunjukkan bahwa kandungan gas darah arteri diatur neuron motorik yang menyarafi otot-otot pernapasan, untuk
menyesuaikan kecepatan dan kedalaman ventilasi untuk me-
menuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut. Dua sinyal yang pa-
ling jelas meningkatkan ventilasi adalah penurunan Po, atau
peningkatan Pco, arteri. Secara intuitif, anda akan men-
curigai bahwa jika kadar Po, dalam darah arreri menurun
atau jika Pco, meningkat, ventilasi akan terangsang untuk
memperoleh lebih banyak O, atau mengeluarkan kelebihan
COr. Kedua faktor ini memang mempengaruhi kekuatan
ventilasi, tetapi tidak dengan derajat yang sama atau melalui
jalur yang sama. Juga, faktor kimiawi ketiga, H-, banyak
mempengaruhi tingkat aktivitas pernapasan. Kita akan mene-
liti masing-masing faktor kimiawi penting ini dalam mengon-
trol ventilasi (Thbel 13-8).

I Penurunan Po, arteri meningkatkan ventilasi


hanya sebagai mekanisme darurat.

Pusat PO2 arteri dipantau oleh kemoreseptor perifer yang dikenal


kontrol Kompleks sebagai badan karotis dan badan aorta, yang masing-
pernapasan
masing terletak di percabangan arteri karotis komunis di sisi
di batang
otak kanan dan kiri dan di arkus aorta (Gambar 13-33). Kemo-
reseptor ini berespons terhadap perubahan spesiftk kandung-
an kimiawi darah arteri yang melewatinya. Kemoreseptor ini
berbeda dari baroreseptor sinus karotis dan arkus aorta yang

Gambar'13-32 terletak di daerah yang sama. Yang terakhir ini lebih me-
Pusat-pusat kontrol pernapasan di batang otak.
mantau perubahan tekanan daripada perubahan kimiawi
serta penting dalam mengatur tekanan darah arteri sistemik
(lihat h. 404).

Tabel 13-8
Pengaruh Faktor Kimiawi pada Pernapasan

FAKTOR KIMIAWI EFEK PADA KEMORESEPTOR PERIFER EFEK PADA KEMORESEPTOR SENTRAL

JPo, di Darah Arteri Merangsang hanya ketika Po, arteri turun ke Secara langsung menekan kemoreseptor sentral
titik yang mengancam nyawa (<60 mm Hg); dan pusat respirasi itu sendiri jka <60 mm Hg
suatu mekanisme darurat
tPco, di Darah Arteri Merangsang secara lemah Merangsang secara kuat; adalah kontrol
(tH. di Es otak) ventilasi yang dominan (Kadar >70-80 mm Hg
secara langsung menekan pusat pernapasan dan
kemoreseptor sentral)
t H. di Darah Arteri Merangsang; penting dalam keseimbangan Tidak mempengaruhi; tidak dapat menembus
asam-basa sawar darah otak

540 Bab 13
EFEK PENURUNAN MENCOLOK Po, PADA nentukan Po, darah. Kandungan O, total dalam darah arteri
KEMORESEPTOR PERIFER dapat berkurang pada keadaan anemia, di mana Hb peng_
Kemoreseptor perifer tidak peka terhadap penurunan sedang angkut O, berkurang, atau pada keracunan CO, ketika Hb
Po, arteri. Po, darah arteri harus turun di bawah 60 mm Hg lebih suka berikatan dengan molekul ini daripada dengan
(penurunan >40o/o) sebelum kemoreseptor perifer berespons Or..Pada keduanya, Po, arteri normal sehingga pernapasan
dengan mengirim impuls aferen ke neuron inspiratorik me- tidak terangsang, meskipun penyaluran O, k.
faring"., mung_
dula dan secara refleks meningkatkan ventilasi. Karena po, kin sedemikian berkurang sehingga y"rrg b.i.".,gtrrr"n
ninggal akibat kekurangan Or.
-I-
arteri turun di bawah 60 mm Hg hanya pada keadaan tak
lazim penyakit paru berat arau penurunan po, atmosfer, ma-
ka hal ini tidak berperan dalam regulasi normal pernapasan. EFEK LANGUNG PENURUNAN MENcoLoK Po, PADA
Kenyataan ini mula-mula tampak mengejutkan, karena PUSAT PERNAPASAN
fungsi priqer venrilasi adalah menyediakan cukup O, untuk
Kecuali di kemoreseptor perifeq tingkat aktivitas di semua
diserap oleh darah. Namun, venrilasi tidak perlu ditingkat-
jaringan saraf rurun pada keadaan kekurangan Or.
kan sampai Po, arteri turun di bawah 60 mm Hg, karena Jika saja
tidak terjadi intervensi stimulatorik k.rrro..r.pto. perifer ke_
adanya batas keamanan o/o sarurasi Hb yang dihasilkan oleh
tika Po, arteri turun sangat rendah maka akan timbul ling_
bagian datar kurva Or-Hb. Hemoglobin masih memiliki
karan setan yang berakhir pada penghentian pernapasan.
saturasi 90o/o pada Po, arteri 60 mm Hg, tetapi %o saturasi
Penekanan langsung pusar pernapasan oleh po, arteri yang
Hb turun drastis jika Po, turun di bawah tingkat ini. Karena
sangat rendah akan semakin mengurangi ventiiasi,
itu, stimulasi pernapasan secara refleks oleh kemoreseptor -..ry._
penurunan Po, arteri yang m"kin besar, yang kemu-
perifer berfungsi sebagai mekanisme darurat penting dalam labka1
dian akan semakin menekan pusat pernapasan sampai venti-
keadaan Po, arteri yang sangar rendah dan membahayakan.
lasi berhenti dan rerjadi kematian.
Memang, mekanisme refleks ini bersifat menyelamatkan
nyawa karena Po, arteri yang rendah cenderung secara lang-
sung menekan pusat pernapasan, seperri yang dilakukannya
pada bagian otak lainnya. I H* yang dihasilkan
oleh karbon dioksida di otak
CATAIAN KLINIS. Karena kemoreseptor perifer be_
dalam keadaan normal adalah pengatur utama
respons terhadap Po, danh, bukan terhadap kandungan O, ventilasi.
darah, maka kandungan O, darah arteri dapat turun k1 ting-
kat yang membahayakan arau bahkan fatal tanpa memicu Berb.eda dengan Po, arteri yang tidak berkontribusi terhadap

respons kemoreseptor perifer berupa peningkatan respirasi. regulasi respirasi, Pco, arteri adalah masukan rerpenring
Ingatlah bahwa hanya O, yang secara fisik larut yang me- yang mengatur ringkat venrilasi dalam keadaan istirahat.
Peran ini sesuai karena perubahan pada ventilasi alveolus
memiliki dampak yang segera dan besar pada pco, arteri.
Sebaliknya, perubahan pada ventilasi b.ref.k kecil pada %
saturasi Hb dan ketersediaan O, bagi jaringan sampai po,
Serat saraf
arteri turun lebih dari 40%. Bahkan penyimpangan kecii
Serat saraf
sensorik sensorik Pco, arteri dari nilai normal akan memicu refleks slgnifikan
pada ventilasi. Peningkatan pco, arteri secara refleks ir.r"rg_
Sinus karotis sang pusar pernapasan, meningkatkan ventilasi untuk meng_
Badan karotis eliminasi kelebihan CO, ke atmosfer. Sebaliknya, penurunan
Arteri karotis
Pco, arteri secara refleks mengurangi do.o.rg"r, bernapas.
Penurunan venrilasi yang kemudian terjadi menyeb"bLn
CO, produk metabolik menumpuk sehingga pco, dapat
kembali ke normal.
Badan aorta
EFEK PENINGKATAN Pco, PADA KEMORESEPTOR
Arkus aorta
SENTRAL
Yang mengejutkan, meskipun pco, arteri berperan kunci da_
lam mengatur pernapasan, tidak ada ..r.p.o, penting yang
memanrau Pco, arteri dengan sendirinya. Badan karotis dan
aorta hanya berespons lemah terhadap perubahan pco, arteri
sehingga ked_rtanya berperan kecil dalam merangsang venri_
lasi secara refleks sebagai respons terhadap p.ninlk"tJn pco,
arteri. Yang lebih penting dalam menghubungkan perubahan
Gambar 13-33 Pco, arteri dengan penyesuaian komp.ns"torik ventilasi ada_
Lokasi kemoreseptor perifer. Badan karotis terletak di sinus lah kemoreseptor sentral, yang terletak di medula dekat
karotis, dan badan aorta terletak di arkus aorta. pusat pernapasan. Kemoreseptor sentral ini tidak memanrau

Sistem Pernapasan 541


CO, itu sendiri; namun, reseptor-reseptor ini peka terhadap Tidak seperti COr, H- tidak mudah menembus sawar
perubahan konsentrasi Ht yang diinduksi oleh CO, di cairan darah otak sehingga H- dalam plasma tidak dapat memper-
ekstrasel otak (CES). oleh akses ke kemoreseptor sentral. Dengan demikian, kemo-
Perpindahan bahan menembus kapiler otak dibatasi oleh reseptor sentral hanya berespons terhadap H- yang dihasilkan
sawar darah otak (lihat h. 151). Karena sawar ini mudah dilewati di dalam CES otak itu sendiri akibat masuknya COr. Karena
oleh CO, maka setiap peningkatan Pco, arteri menyebabkan itu, mekanisme utama yang mengontrol ventilasi pada kon-
peningkatan serupa pada Pco, CES otak, karena CO, berdifusi disi istirahat secara spefisik ditujukan pada regulasi konsen,
menuruni gradien tekanannya dari pembuluh darah otak ke trasi H. di CES otak, yang pada gilirannya secara langsung
dalam CES otak. Peningkatan Pco, di dalam CES otak me- mencerminkan Pco, arteri. Kecuali jika terdapat keadaan-
nyebabkan peningkatan setara konsentrasi H- sesuai hukum aksi keadaan yang memperlemah misalnya berkurangnya keterse-
massa yang berlaku unruk reaksi ini: CO, + HrO 5 HrCO3 diaan O, dalam udara inspirasi, Po, arteri juga secara ber-
5 H. + HCO,'. Peningkatan konsentrasi H- di CES otak samaan dipertahankan pada nilai normalnya oleh mekanisme
secara langsung merangsang kemoreseptor sentral, yang selan- pendorong ventilasi H- CES otak ini.
jutnya merangsang ventilasi dengan merangsang pusat perna- Pengaruh kuat kemoreseptor sentral pada pusat per-
pasan melalui koneksi-koneksi sinaptik (Gambar 13-34). Sete- napasan merupakan penyebab mengapa anda tidak dapat
lah kelebihan CO, dikeluarkan maka Pco, arteri serta Pco, dan secara sengaja menahan napas lebih dari sekitar satu menit.
konsentrasi Ht CES otak kembali ke normal. Sebaliknya, pe- Sementara anda menahan napas, CO, yang diproduksi proses
nurunan Pco, arteri di bawah normal akan diikuti oleh penu- metabolisme terus menumpuk di darah anda dan kemudian
runan Pco, dan konsentrasi H- di CES otak, yang akibatnya menyebabkan peningkatan konsentrasi H. di CES otak anda.
adalah penurunan ventilasi melalui penekanan kemoreseptor Alhirnya, peningkatan Pcor-H- perangsang pernapasan ini
sentral. Dengan dibiarkannya CO, Iang diproduksi oleh meta- menjadi sedemikian kuat sehingga impuls eksitatorik kemo-
bolisme sel menumpuk maka Pco, arteri serta Pco, dan H- CES reseptor sentral "melindas" impuls inhibitorik volunter untuk
otak kembali ke tingkat normal. pernapasan, menyebabkan pernapasan pulih meskipun anda

:
ti";Ilr:-i';ql

(ketika
.
D / co"+H,o \
'ca, CES otak / 1." \
arteri I n,co. I

\
>70-80
mm Hg) ,-,.L"o./
\
FEe
Lemah * **
+ Pusat
+ pernapasan
medula

ca = karbonat anhidrase
Gambar 13-34
Efek peningkatan Pco, arteri pada ventilasi.

542 Bab 13
mencoba menahannya. Bernapas telah pulih jauh sebelum dapat sangat menekan dorongan untuk bernapas dengan
Po, arteri turun ke kadar yang membahayakan yang memicu meningkatkan Po, arteri dan melenyapkan stimulus utama
kemoreseptor perifer. Karena itu, anda tidak dapat menahan bernapas. Karena itu, terapi O, harus diberikan secara hari-
napas dengan sengaja cukup lama unruk mencapai kadar hati pada pasien dengan penyakir paru kronik.
CO, tinggi atau O, rendah darah arteri yang membahayakan.

EFEK LANGSUNG PENINGKATAN MENCOLOK Pco, I Penyesuaian ventilasi sebagai respons terhadap
PADA PUSAT PERNAPASAN perubahan H* arteri penting dalam keseimbangan
Berbeda dari efek stimulatorik refleks normal peningkatan asam-basa.
konsentrasi H--Pco, pada aktivitas pernapasan, kadar CO,
Perubahan pada konsentrasi H. arteri tidak dapat mem-
yang sangat tinggi secara langsung menekan keseluruhan
pengaruhi kemoreseptor sentral karena H- tidak mudah me-
otak, termasuk pusar pernapasan, demikian juga kadar O,
lewati sawar darah otak. Namun, kemoreseptor perifer badan
yang sangat rendah. Hingga Pcor7} sampai 80 mm Hg, p.-
karotis dan aorta sangat peka terhadap fluktuasi konsentrasi
ningkatan progresif kadar Pco, memicu peningkatan upaya
bernapas sebagai upaya untuk mengeluarkan kelebihan COr.
H-, berbeda dengan sensitivitasnya yang rendah terhadap
penyimpangan Pco, arteri dan ketidakpekaan terhadap po,
Namun, peningkatan lebih lanjut Pco, melebihi 70 sampai
arteri sampai atr:un 40o/o di bawah normal.
80 mm Hg tidak meningkatkan ventilasi lebih lanjut tetapi
Setiap perubahan Pco, arteri menyebabkan perubahan
malah menekan neuron-neuron pernapasan. Karena itu, CO,
setara konsentrasi H. darah dan CES otak. Perubahan H.
harus dikeluarkan dan O, disalurkan dalam lingkungan rer-
yang dipicu oleh CO, di darah arteri ini dideteksi oleh kemo,
tutup misalnya mesin anestesi sistem rertutup, kapal selam,
reseptor perifer; hasilnya adalah stimulasi refleks terhadap
atau kapsul ruang angkasa. Jika tidak maka CO, dapat men-
ventilasi sebagai respons terhadap peningkatan konsentrasi
capai kadar mematikan, tidak saja karena terjadi penekanan
pusat pernapasan tetapi juga karena hal tersebut menyebab-
H* arteri dan penurunan ventilasi pada penurunan konsen-
trasi H-. Namun, perubahan-perubahan venrilasi yang dipe-
kan asidosis respiratorik berat.
rantarai oleh kemoresepror perifer ini jauh kurang penring
HILANGNYA SENSITIVITAS TERHADAP Pco, PADA dibandingkan dengan mekanisme kemoreseptor sentral da-
lam menyesuaikan ventilasi sebagai tanggapan terhadap per-
PENYAKIT PARU
ubahan konsentrasi Ht yang ditimbulkan oleh COr.
CATAIAN KLINIS. Pada hipoventilasi berkepanjangan akibat
Kemoreseptor perifer tetap berperan besar dalam me-
penyakit paru kronik terrenru, terjadi peningkatan Pco, ber-
nyesuaikan ventilasi sebagai respons terhadap perubahan
sarnaan dengan penurunan mencolok Por. Pada sebagian besar
konsentrasi H* arteri yang tidak berkaitan dengan fluktuasi
Pco, (bekerja melalui kemoreseptor sentral)
kasus, peningkatan
Pcor. Pada banyak situasi, meskipun Pco, normal namun
dan penurunan Po, (bekerja melalu kemoreseptor perifer) ber-
konsentrasi H- arteri berubah oleh penambahan atau pengu-
sifat sinergistik; yaitu, efek stimulatorik gabungan pada per-
rangan asam nonkarbonar dari tubuh. Sebagai contoh, kon-
napasan yang ditimbulkan oleh kedua masukan ini secara
sentrasi H- arteri meningkat selama diabetes melitus karena
bersama-sama lebih besar daripada jumlah efek independennya.
meningkatnya asam-asam keto penghasil H. di dalam darah.
Namun, sebagian pasien dengan penyakit paru kronik Peningkatan konsentrasi H. arteri secara refleks merangsang
berat kehilangan kepekaan mereka terhadap peningkatan ventilasi melalui kemoreseptor perifer. Sebaliknya, kemo-
Pco, arteri. Pada peningkatan pembentukan H- berkepan- reseptor perifer secara refleks menekan aktivitas pernapasan
jangan di CES otak, akibat retensi kronik COr, cukup banyak
sebagai respons terhadap penurunan konsentrasi H. arteri
HCO3 yang mungkin telah menembus sawar darah otak yang ditimbulkan oleh sebab-sebab nonrespirasi. perubahan
untuk menyangga, atau "menetralkan" kelebihan H.. Penam- ventilasi melalui cara ini sangat penting dalam mengarur
bahan HCO,- ini berikatan dengan kelebihan H., mengeluar,
keseimbangan asam-basa tubuh. Perubahan tingkat ventilasi
kannya dari larutan sehingga tidak lagi ikut membentuk
dapat mengubah lumlah CO, penghasil H. yang dikeluar-
konsentrasi H. bebas. Ketika konsentrasi HCOr' CES otak
kan. Penyesuaian jumlah H. yang ditambahkan ke darah dari
meningkat, maka konsentrasi H- CES otak kembali ke nor-
CO, ini dapat mengompensasi kelainan konsentrasi H. yang
mal meskipun Pco, arteri dan Pco, CES otak tetap tinggi.
disebabkan oleh kausa nonrespiratorik pemicu respons per-
Kemoreseptor sentral tidak lagi menyadari peningkatan Pco,
napasan tersebut (lihat Bab 15 untuk perincian lebih lanjut).
karena H- CES otak normal. Karena kemoreseptor sentral
tidak lagi merangsang secara refleks pusar pernapasan sebagai
respons terhadap peningkatan Pcor, maka dorongan untuk | 0lahraga sangat meningkatkan ventilasi, tetapi
mengeluarkan CO, pada pasien ini menjadi berkurang;
mekanismenya belum jelas.
yaitu, tingkat venrilasi mereka terlalu rendah untuk Pco,
arteri setinggi itu. Pada pasien-pasien ini, keadaan hipoksia Ventilasi alveolus dapat meningkat hingga 20 kali sewaktu
menjadi pendorong utama ventilasi, berbeda dari orang nor- olahraga berat untuk mengimbangi peningkatan kebutuhan
mal, di mana kadar Pco, arteri merupakan faktor dominan akan penyerapan O, dan pembuangan CO, (Tabel 13-9
yang menentukan besar venrilasi. Yang ironis, pemberian O, memperlihatkan perubahan pada variabel-variabel terkait O"
kepada para pasien ini untuk mengatasi keadaan hipoksia dan CO, selama olahraga). Penyebab peningkatan ventilasi

Sistem Pernapasan 543


selama olahraga umumnya masih bersifat spekulatif. Thm- adaan istirahat. Menurur pemikiran ini, cara bagaimana lagi
paknya logis bahwa perubahan pada "tiga besar" faktor kimia- agar venrilasi alveolus dapat ditingkatkan secara tepat seimbang
wi - penurunan Por, peningkatan Pcor, dan peningkatan H- dengan produksi COr, sehingga pco, terjaga konstan? Namun,
- dapat menjadi penyebab meningkatnya venrilasi. Namun, pandangan ini tidak dapat menjelaskan pengamatan bahwa
tampaknya bukan hal ini yang terjadi. selama olahraga berat, ventilasi alveolus d"pat m.ningkat ,e_
I Meskipun terjadi peningkatan mencolok pemakaian O" latif lebih banyak daripada peningkat",, produksi CO, slhingga
selama olahraga, Po, arteri tidak berkurang tetapi tetap nori sebenarnya menyebabkan penurunan ringan pcor. y"g", u.n_
mal atau bahkan sedikit meningkat, karena peningkatan ven- tilasi meningkat mendadak pada permulaan olahrag" (d"lam
tilasi alveolus mengimbangi atau bahkan sedikit melebihi hitungan detik), jauh sebelum perubahan gas darah arteri dapat
kecepatan konsumsi O, memiliki pengaruh penring pada pusat pernapasan (yang m._
I Demikian juga, meskipun terjadi peningkaran nyata pro- merlukan waktu beberapa menit).
duksi CO, selama olahraga namun Pco, arteri tidak mening-
kat bahkan tetap normal atau sedikit menurun, karena CO.
tambahan dikeluarkan sama arau bahkan lebih cepat daripada I Sejumlah faktor dapat meningkatkan ventilasi
produksinya yang meningkat melalui peningkatan venrilasi. selama olahraga.
I Selama olahraga ringan sampai sedang, konsentrasi H. Para peneliti menyarankan bahwa sejumlah faktor lain, ter_
tidak meningkat, karena CO, penghasil H- dijaga konstan. masuk yang berikut, berperan dalam respons ventilasi ter_
Selama olahraga berat, konsentrasi H- agak meningkat akibat
hadap olahraga:
pembebasan asam laktat penghasil H- melalui metabolisme
anaerob di otot yang aktif Meskipun demikian, peningkatan 1. Refleksyang berasal dari gera/ean tubuh. Reseptor sendi
konsentrasi Ht akibat pembentukan asam laktat ini tidak dan otot yang tereksitasi selama kontraksi oror secara
cukup untuk menjadi penyebab peningkatan mencolok refleks merangsang pusat pernapasan, meningkatkan
ventilasi ketika berolahraga. ventilasi secara mendadak. Bahkan gerakan p"rif
gota badan (misalnya, seseorang secara berganrian ".rg-
me_
Beberapa peneliti berpendapat bahwa tidak berubahnya
_ luruskan dan menekuk lutut orang lain) dapat mening_
ketiga faktor regulatorik di atas selama olahraga menunjukkan
katkan ventilasi beberapa kali lipat melalui pengaktifa'n
bahwa respons r'enrilasi terhadap olahraga sebenarnya sedang
reseptor-reseptor ini, meskipun yang bersangkutan tidak
dikontrol oleh faktor-faktor ini-terutama oleh pco., karena melakukan olahraga yang sebenarnya. Karena itu,
faktor ini normalnya adalah faktor kontrol dominan pada ke-
proses-proses mekanis selama olahraga dipercayai ber-

Tabel 13-9
Variabel Terkait Oksigen dan Karbon Dioksida Selama Olahraga

VARIABEL TERKAIT
02ATAU CO, PERUBAHAN KOMENTAR
Pemakaian O, Sangat meningkat otot yang aktif mengoksidasi morekur nutrien rebih cepat untuk memenuhi
kebutuhan energi yang meningkat
Produksi CO, Sangat meningkat Otot yang aktif bermetabolisasi menghasilkan lebih banyak CO,
Ventilasi Alveolus Sangat meningkat Melalui mekanisme yang berum sepenuhnya dipahami. ventirasi arveorus
mengimbangi atau bahkan sedikit merebihi peningkatan kebutuhan
metabolik selama olahraga
Po, Arteri Normal atau sedikit t Meskipun terjadi peningkatan mencolok pemakaian O, dan produksi
CO,
selama olahraga namun ventilasi alveolus mengimbangi atau bahkan
Pco, Arteri Normal atau sedikit J sedikit melebihi kecepatan konsumsi O, dan produksi dO,
Penyaluran O, ke Otot Sangat meningkat Meskipun Pco, arteri tetap normal namun penyaluran O, ke otot
sangat
meningkat akibat bertambahnya ariran darah ke otot yang dicapai ,?.rri
peningkatan curah jantung disertai vasodilatasi lokal ii ot-ot-otot
v"ng lkt-it
Ekstraksi O, oleh Otot Sangat meningkat Peningkatan pemakaian O, menurunkan po, di tingkat jaringan, yang
menyebabkan lebih banyak O, dibebaskan dari heiroglobin; trai ini "
ditingkatkan oleh t pco, f u-, dan ^ suhu
Pengeluaran CO, dari Sangat meningkat Peningkatan ariran darah.ke. otot yang aktif membersihkan rebih banyak
Otot CO, yang dihasilkan oleh jaringan ini
Konsentrasi H- arteri
Olahraga ringan Normal Karena CO, penghasil asam karbonat dijaga konstan di darah arteri
sampai sedang maka
konsentrasi H. arteri tidak berubah
Olahraga berat Meningkat sedang Pada olahraga berat, ketika otot mengandarkan metaborisme anaerob,
terjadi penambahan asam laktat ke dalam darah.

544 Bab 13
peran penting dalam mengoordinasikan aktivitas perna, I Inhalasi bahan tertentu yang berbahaya sering segera
pasan dengan peningkatan kebutuhan metabolik otot- memicu penghentian ventilasi.
otot yang aktif. I Nyeri yang berasal dari bagian tubuh manapun secara
2. Peningkatan suhu tubuh. Banyak dari energi yang dihasil- refleks merangsang pusat pernapasan (misalnya, orang ,,ter-
kan selama kontraftsi otot diubah menjadi panas dan bu- engah-engali' ketika merasa nyeri).
kan untuk melakukan kerja mekanis yang sesungguhnya. I Modifikasi involunter bernapas juga terjadi selama ekspresi
Mekanisme pengeluaran panas misalnya berkeringat se- berbagai keadaan emosi, misalnya terrawa, menangis, ..r..rgh.l"
ring tidak dapat mengimbangi peningkatan produksi pa- napas, dan mengerang. Modifikasi yang dipengaruhi oleh emosi
nas yang menyertai aktivitas fisik, sehingga suhu tubuh ini diperantarai oleh koneksi-konel<si antara sistem limbik otak
sering agak meningkat selama olah raga (lihat h. 717).Ka- (yang berperan untuk emosi) dan pusat pernapasan.
rena peningkatan suhu tubuh merangsang venrilasi maka I Selain itu, pusat pernapasan secara. reflek terhambat
produksi panas terkait olahraga ini jelas berperan dalam selama menelan, ketika saluran napas tertutup untuk men-
respons pernapasan terhadap olahraga. Untuk alasan yang cegah makanan masuk ke paru (lihat h. 652).
sama, peningkatan venrilasi sering menyertai demam.
Manusia juga memiliki kontrol volunter yang cukup
3. Pelepasan epinefrin. Hormon medula adrenal epinefrin _
besar atas ventilasi.
Kontrol bernapas secara volunter dilaku-
juga merangsang venrilasi. Kadar epinefrin dalam darah
kan oleh korteks serebri, yang tidak bekerja pada pusat per-
meningkat selama olahraga sebagai respons terhadap
napasan di batang otak tetapi mengirim impuls langsung ke
Iepas-muatan sistem saraf simpatis yang menyertai pe-
neuron motorik di medula spinalis yang menyarafi otot per-
ningkatan aktivitas fisik.
napasan. Kita dapat secara sengaja melakukan hiperventilasi
4. Impuls dari horteks serebri. Khususnya pada awal olah ("bernapas berlebihan") atau, di ekstrim yang lain, menahan
raga, daerah motorik korteks serebri dipercayai merang- napas, tetapi hanya untuk waktu yang singkat. perubahan,
sang secara bersamaan neuron-neuron pernapasan me- perubahan kimiawi yang terjadi di darah arreri secara lang-
dula dan mengaktifkan neuron-neuron motorik otot. sulg dan refleks mempengaruhi pusar pernapar"r, y".g p"d"
Hal ini serupa pada penyesuaian kardiovaskular yang gilirannya mengalahkan sinyal volunter ke neuron motorik
dimulai oleh korteks motorik pada awal olahraga. otot pernapasan. Selain bentuk-bentuk ekstrim pengendalian
Dengan cara ini, regio motorik otak mengaktifkan res- pernapasan secara volunter, kita juga mengontrol pernapasan
pons venrilasi dan sirkulasi untuk menunjang pening- kita untuk melakukan berbagai kegiatan volunter misalnya
katan aktivitas fisikyang akan dilakukannya. penyesuai- berbicara, bernyanyi, dan bersiul.
an antisipatorik ini adalah mekanisme regulatorik
umpan maju; yaitu, penyesuaian terjadi sebelum faktor-
faktor homeostatik berubah (lihat h. l8). Hal ini ber- I Pada apnu, seseorang "lupa bernapas"; selama
beda dari hal yang lebih umum terjadi yaitu penyesuaian
dispnu, yang bersangkutan merasa "sesak napas',
regulatorik untuk memulihkan homeostasis beriangsung
sesudah suatu faktor mengalami perubahan. Apnu adaiah interupsi ventilasi sesaat, dengan bernapas
kembali pulih secara spontan. Jika bernapas ddak pulih, maka
Tidak ada dari faktor-faktor ini atau kombinasi faktor-
keadaannya disebut henti napas. Karena selama tidur ven-
faktor yang dapat secara memuaskan men.jelaskan efek olah
tilasi dalam keadaan normal berkurang dan kemoreseptor
raga yang cepat dan besar terhadap venrilasi, atau menjelas-
sentrai kurang peka terhadap Pco, arteri, khususnya saat
kan tingginya korelasi antara aktivitas pernapasan dan ke-
tidur paradoksal (lihat h. 183), -"k" paling mungkin
butuhan tubuh akan pertukaran gas selama olahraga. (Untuk
terjadi selama waktu ini. Korban apnu"pnu
tifur (sleep apnea)
pembahasan tentang bagaimana konsumsi O, selama olah-
dapat berhenti bernapas selama beberapa detik atau hirrgg"
raga dapat diukur untuk menentukan kapasitas kerja maksi-
satu sampai dua menit hingga 500 kali semalam. Apnu tidur
mal seseorang, lihatlah fitur boks penyerra dalam, Lebih
ringan tidak berbahaya kecuali jika yang bersangkutan
Dekat dengan Fisiologi Olahraga).
mengidap penyakit paru arau sirkulasi, yang dapatdiperparah
oleh serangan berulang apnu.

I Ventilasi dapat dipengaruhi oleh faktor yang SINDROM KEMATIAN BAYI MENDADAK
tidak berkaitan dengan kebutuhan akan
CATAIAN KLINIS. Pada kasus-kasus apnu tidur yang ber-
pertukaran gas. lebihan, korban mungkin tidak mampu pulih dari periode
apnu, dan terjadi kematian. Ini adalah kasus sindrom kemati-
Kecepatan dan kedalaman pernapasan dapat dimodifikasi
oleh sebab-sebab di luar kebutuhan akan pasokan O, dan a.t bala mendadak (suddan infant deatb ryndrome, SIDS),
arau " crib death" . Pada bentuk apnu ridur yang tragis ini, bayi
pengeluaran COr. Berikut ini adalah contoh pengaruh inlro-
lunter dalam kategori ini: usia dua sampai empat bulan yang semula sehat ditemukan
meninggal di tempat tidur mereka tanpa sebab yang jelas.
I Refleks protektif misalnya bersin dan batuk secara rem- Kausa yang mendasari SIDS terus diteliti secara intensif Se-
porer mengendalikan aktivitas pernapasan sebagai upaya un- bagian besar bukti menunjukkan bahwa bayi "lupa bernapas"
tuk mengeluarkan bahan iritan dari saluran napas. karena mekanisme kontrol pernapasan imatur, baik di batang

Sistem Pernapasan 545


Lebih Dekat dengan Fisiologi Olahraga
Bagaimana Mengetahui Berapa Banyak Kerja yang Dapat Anda Lakukan
Satu-satunya prediktor terbaik untuk esensial bagi ventilasi dan pertukaran bola memiliki nilai Vo, maks antara 45
mengetahui kapasitas kerja seseorang O, dan CO, antara udara dan darah di dan 65 ml Orlkg/mnt, bergantung pada
adalah penentuan konsumsi O, paru. Sistem sirkulasi dibutuhkan posisi yang mereka mainkan. Pria
maksimal, atau Vo2 maks, yaitu volume untuk menyalurkan O, ke otot yang muda yang banyak duduk maksimal
maksimal 02 yang dapat digunakan aktif. Yang terakhir, otot harus menggunakan antara 25 dan 45 ml Orl
seseorang per menit untuk mengoksi- memiliki enzim oksidatif agar dapat kg/mnt. Nilai wanita untuk Vo, maks
dasi molekul nutrien untuk menghasil- menggunakan 02 yang disediakan. adalah 20% sampai25Vo lebih rendah
kan energi. Vo, maks diukur dengan Latihan olahraga aerobik teratur daripada pria jika dinyatakan dalam
meminta yang bersangkutan melaku- memperbaiki Vo, maks dengan ml/kg/mnt berat tubuh total. Namun,
kan olahraga, biasanya treadmill atau membuat jantung dan sistem perna- perbedaan Vo, maks antara pria dan
ergomete'r sepeda (sepeda stasioner pasan lebih ef isien sehingga penya- wanita hanyalah 8% sampai 10% jika
dengan resistensi bervariasi). Beban luran O, ke otot menjadi lebih baik. dinyatakan sebagai ml/kg/mnt /ean
kerja secara bertahap ditingkatkan Otot-otot yang berolahraga itu sendiri body weight (berat tubuh tanpa
sampai yang bersangkutan kelelahan. menjadi lebih siap dalam menerima O, lemak) karena wanita umumnya
Sampel udara ekspirasi yang dikumpul- yang disalurkan kepadanya. Jumlah memiliki persentase lemak tubuh lebih
kan selama menit-menit terakhir olah kapiler fungsional meningkat, tinggi (hormon seks wanita estrogen
raga tersebut, saat konsumsi O, demikian juga jumlah dan ukuran mendorong pengendapan lemak).
maksimal karena yang bersangkutan mitokondria, yang mengandung Untuk mengklasifikasikan orang
bekerja sekeras mungkin, dianalisis enzim-enzim oksidatif . dalam kapasitas aerobik berdasarkan
untuk persentase kandungan O, dan Konsumsi O, maksimal diukur dalam kelompok usia digunakan istilah
COr-nya. Selain itu, volume udara liter per menit dan kemudian diubah rendah, cukup, rata-rata, baik, atau
ekspirasi juga diukur. Kemudian menjadi mililiter per kilogram berat sangat baik. Para ahli f isiologi olah
digunakan persamaan untuk menen- tubuh per menit sehingga orang raga menggunakan ukuran konsumsi
tukan jumlah 02 yang dikonsumsi, bertubuh besar dan kecil dapat Vo, maks untuk meresepkan atau
dengan memperhitungkan persentase diperbandingkan. Seperti diperkirakan, menyesuaikan program latihan untuk
O, dan CO, dalam udara inspirasi, atlet memiliki nilai konsumsi O, membantu orang mencapai tingkat
volume total udara ekspirasi, dan maksimal. Vo, maks untuk atlet ski optimal kondisi aerobik mereka.
persentase O, dan CO, dalam udara lintas alam pria pernah mencapai 94 ml
ekspirasi. Orlkg/mnt. Pelari jarak jauh mengon-
Konsumsi O, maksimal bergantung sumsi secara maksimal antara 65 dan
pada tiga sistem. Sistem pernapasan 85 ml Orlkg/mnt, dan pemain sepak

otak atau di kemoreseptor yang memantau status pernapasan udara; yaitu, mereka merasa "sesak napas". Dispnu adalah
tubuh. Sebagai contoh, otopsi pada lebih dari separuh korban keadaan mental yang berkaitan dengan keinginan tak ter-
memperlihatkan kurang berkembangnya badan karotis, kemo- puaskan untuk mendapar venrilasi yang adekuat. Hal ini
reseptor perifer yang penting. Selain itu, sebagian peneliti sering menyertai kesulitan bernapas yang khas dijumpai
percay4 bahwa keadaan ini mungkin mula-mula dipicu oleh pada penyakit paru obstruktif atau edema paru yang ber-
kegagalan kardiovaskular dan bukan oleh penghentian napas. kaitan dengan gagal jantung kongestif. Sebaliknya, selama
Peneliti-peneliti yang lain lagi menyarankan bahwa sebagian olah raga seseorang dapat bernapas keras tanpa merasakan
kasus mungkin disebabkan oleh aspirasi getah lambungyang dispnu, karena olahraga tersebut tidak disertai oleh rasa
mengandung Helicobacter pylori. Dalam sebuah penelitian, cemas terhadap cukup tidaknya ventilasi. Yang mengejut-
mikroorganisme ini terdapat pada 88% b^yy^ng meninggal kan, dispnu tidak berkaitan langsung dengan peningkatan
akibat SIDS. Para ilmuwan berspekulasi bahwa H. pylori dapat kronik Pco, atau penurunan Po, arteri. Perasaan subyektif
menyebabkan pembentukan amonia, yang dapat mematikan kekurangan udara dapat terjadi bahkan ketika ventilasi
jika memperoleh akses ke darah dari paru. alveolus dan gas darah normal. Sebagian orang merasa sesak
Apapun sebab yang mendasari, sejumlah faktor risiko napas ketika mereka berangapan bahwa mereka kekurang-
tertentu menyebabkan bayi lebih rentan mengalami SIDS. an udara meskipun hal tersebut tidak benar, misalnya daiam
Di antara faktor-faktor tersebut adalah posisi tidur (insidens lift yang sesak.
SIDS hampir 40% lebih tinggi pada bayi yang tidur telung-
kup daripada yang telentang atau menyamping) dan pajanan
ke nikotin selama masa janin atau setelah lahir. Bayi yang
ibunya merokok selama hamil atau yang menghirup asap
rokok di rumah tiga kali lebih mungkin meninggal karena
SIDS daripada mereka yang tidak terpajan rokok. PERSPEKTIF BAB lNl: FOKUS PADA
DISPNU
HOMEOSTASIS
CATAIAN KLINIS. Orang yang mengalami dispnu me- Sistem respirasi berkontribusi bagi homeostasis dengan
rasakan gejala subyektif bahwa mereka kurang mendapat mengambil O, dari udara dan mengeluarkan CO, ke ling-

546 Bab'13
kungan eksternal. Semua sel tubuh akhirnya memerlukan Akibat reaksi-reaksi metabolik penghasil energi ini, tu-
pasokan O, yang memadai untuk digunakan dalam meng- buh menghasilkan se.jumlah besar CO, yang harus dikeluar-
oksidasi molekul nutrien untuk menghasilkan ATP Sel otak, kan. Karena CO, dan HrO membentuk asam karbonat maka
yang sangat bergantung pada pasokan rerus-menerus Or, penyesuaian dalam kecepatan eliminasi CO" oleh sistem
akan mati jika kekurangan O, lebih dari empat menit. Bah- respirasi penting untuk mengatur keseimbangan a."m-b"."
kan sel yang dapat melakukan metabolisme anaerob ("tanpa lingkungan internal. Sel-sel hanya dapat bertahan hidup
Or") untuk menghasilkan energi, misalnya otor yang bekerja dalam kisaran pH yang sempit.
berat, hanya dapat melakukannya dalam waktu rerbatas
dengan menciptakan defisit O, yang akhirnya harus diganti
selama konsumsi O, pasca latihan (lihat h. 300).

RINGKASAN BAB
Pendahuluan (h. 497 -502) Kontraksi dan relaksasi bergantian otor-otot inspirasi
I Respirasi internal mencakup reaksi-reaksi metabolik intra- (terutama diafragma) secara tak langsung menimbulkan
selyang menggunakan O, dan menghasilkan CO, sewaktu inflasi dan deflasi periodik paru dengan secara siklis
oksidasi molekul nutrien untuk menghasilkan energi. mengembangkan dan mengempiskan rongga thoraks,
I Respirasi eksternal mencakup berbagai tahap dalam pe- dengan paru secara pasifmengikuti gerakannya. (Lihattah
mindahan O, dan CO2 antara lingkungan eksternal dan Gambar I3-11 dan 13-12).
sel .jaringan. Sistem respirasi dan sirkulasi bekerja sama Paru mengikuti gerakan rongga thoraks berkat daya rekat
untuk melakukan respirasi eksternal. (Lihatlah Gambar (kohesivitas) cairan intrapleura dan gradien tekanan
r3,1). transmural menembus dinding paru. Gradien tekanan
I Sistem respirasi mempertukarkan udara antara atmosfer transmural terbentuk karena tekanan intrapleura yang
dan paru melalui proses ventilasi. subatmosfer dan karenanya lebih rendah daripada tekanan
I Saluran napas menghanrarkan udara dari atmosfer ke intra-alveolus. (Liharlah Gambar 13-8 dan I3- j4).
kantung udara atau alveolus, bagian paru yang melakukan Karena energi dibutuhkan untuk kontraksi otot,otot inspi-
pertukaran gas. (Lihatlah Gambar 13-2). rasi, maka inspirasi adalah proses aktif, tetapi ekspirasi ber-
I Pertukaran O, dan CO. antara udara di paru dan darah sifat pasif selama bernapas tenang karena tercapai melalui
di kapiler paru berlangsung di dinding alveolus yang recoil elxtik paru setelah oror-oror inspirasi melemas, tanpa
sangat tipis. Dinding alveolus dibentuk oleh sel alveolus mengeluarkan energ| (Lihatlah Gambar l3-I2a dan b).
tipe I. Sel alveolus tipe II mengeluarkan surfaktan paru. Untuk ekspirasi aktifyang lebih kuat, kontraksi otot-otot
(Lihatlah Gambar I 3-4). ekspirasi (yaitu otot abdomen) semakin mengurangi
I Paru terletak di dalam kompartemen rerrurup thoraks, ukuran rongga thoraks dan paru, yang meningkatkan gra-
yang volumenya dapat diubah oleh aktivitas kontraktil dien tekanan intra-alveolus terhadap atmosfer. (Lihattah
otot-otot respirasi yang mengelilinginya Gambar 13-ll dan 13-12c).
I Semakin besar gradien tekanan antaia alveolus dan atmos-
Setiap paru dikelilingi oleh suaru kantung tertutup
fer di kedua arah, semakin besar laju aliran udara, karena
berdinding rangkap, kantung pleura. (Lihatlah Gambar
t3-r. udara terus mengalir sampai tekanan intra-alveolus se-
imbang dengan tekanan atmosfer. (Lihat Gambar I3-j3
Mekanika Bernapas (h. 502-524) dan 13-14).
I Ventilasi, atau bernapas, adalah proses pemasukan ke dan Seiain berbanding lurus dengan gradien tekanan, laju
pengeluaran udara dari paru secara bergantian sehingga aliran udara juga berbanding terbalik dengan resisrensi
udara alveolus lama yang telah ikut serta dalam pertukar- saluran napas. (Lihatlah Tabel 13-I).Karena resistensi sa-
an O, dan CO, dengan darah kapiler paru dapat ditukar luran napas, yang bergantung pada kaliber saluran napas
dengan udara atmosfer segar. penghantar dan normalnya sangat rendah, maka laju
I Ventilasi dilakukan secara mekanis dengan mengubah se- aliran udara biasanya terurama bergantung pada gradien
cara bergantian arah gradien tekanan untuk aliran udara tekanan antara alveolus dan atmosfer.
antara atmosfer dan alveolus melalui ekspansi dan recoil Jika resistensi saluran napas meningkar secara patologis
siklik paru. Ketika tekanan intra-alveolus berkurang aki- akibat penyakit paru obstruktif kronik, maka gradien
bat ekspansi paru selama inspirasi, udara mengalir masuk tekanan juga harus ditingkatkan oleh kerja otor-oror per-
ke paru dari tekanan atmosfer yang lebih tinggi. Ketika napasan yang lebih kuat untuk mempertahankan laju
tekanan intra-alveoius meningkat akibat recoil paru se- aliran udara normal.
lama ekspirasi, udara mengalir keluar paru menuju tekan- Paru dapat diregangkan dengan derajat bervariasi selama
an atmosfer yang lebih rendah. (Lihatlah Gambar i3-6, inspirasi dan kemudian mengempis kembali ke ukuran
13-7, 13-10, 13-13, dan 13-14\. prainspirasinya sewaktu ekspirasi karena sifat elastiknya.

Sistem Pernapasan 547


1. Istilah pulmonary compliance merujuk kepada disten- bergantung pada jumlah gas tersebut yang larut daiam
sibilitas paru - seberapa besar paru reregang sebagai darah. (Lihatlah Gambar 13-24).
respons terhadap perubahan rertentu gradien tekanan Difusi netto O, terjadi pertama antara alveolus dan darah
transmural, gaya peregang yang bekerja pada dinding dan kemudian anrara darah dan jaringan akibat gradien
paru. tekanan parsial O, yang tercipta karena pemakaian rerus-
2. Istilah elastic recoil merujuk kepada kembalinya paru menerus O, di sel dan penggantian rerus-menerus O"
ke posisi istirahatnya sewaktu ekspirasi. alveolus segar dari ventilasi. (Lihatlah Gambar j3-2t.
Sifat elastik paru bergantung pada anyaman jaringan ikat Difusi netto CO, terjadi dalam arah berlawanan, pertama
elastik di dalam paru dan pada interaksi regangan per- antara jaringan dan darah lalu antara darah dan alveolus,
mukaan alveolus-surfaktan paru. Tegangan permukaan akibat gradien tekanan parsial CO, yang terbentuk oleh
alveolus, yang disebabkan oleh gaya tarik antara molekul- produksi terus-menerus CO, di sei dan pengeluaran terus-
molekui air permukaan dalam lapisan cairan yang mem- menerus CO, alveolus melalui ventilasi. (Lihatlah Gambar
batasi dinding dalam setiap alveolus, cenderung menolak r3,2r.
peregangan alveolus saat inflasi (menurunkan com?liance) Faktor-faktor selain gradien tekanan parsial yang mem-
dan cenderung mengembalikannya ke luas permukaan pengaruhi laju pertukaran gas adalah luas permukaan dan
yang lebih kecil saat deflasi (meningkatkan reboundparu). ketebalan membran yang harus dilewati gas sewaktu ber-
(Lihatlah Tabel 13-2). difusi serta koefisien difusi gas di membran, sesuai hukum
Jika aiveolus dilapis hanya oleh air maka tegangan per- difusi Fick. (Lihatlah Tabel 13-9.
mukaan akan sedemikian besar sehingga com?liance pairr
rendah dan paru cenderung kolaps. Surfaktan paru rer- Transpor Gas (h. 529-537)
selip di antara molekul-molekul air dan menurunkan f Karena O, dan CO, tidak terlalu larut dalam darah, maka
tegangan permukaan alveolus sehingga partt leb'th com- keduanya harus diangkur terurama melalui mekanisme di
pliant dan dapat melawan kecenderungan alveolus untuk luar pelarutan fisik biasa. (Lihatlah Tabel 13,O.
kolaps. Interdependensi alveolus juga melawan kecende- I Hanya 1,5o/o O, yang secara fisik larut dalam darah, dan
rungan alveolus untuk kolaps, karena alveolus yang kolaps 98,5o/o lainnya berikatan secara kimiawi dengan hemo-
ditarik terbuka oleh recoil alveolus-alveolus sekitar yang globin (Hb). (Lihatlah Gambar t3-28).
teregang oleh alveolus yang kolaps tersebut. (Lihatlah I Faktor urama yang menenrukan seberapa banyak Hb
Gambar 1i-16 dan l3-17 serra Tabel 13-2). berikatan dengan O, (7o saturasi Hb) adalah po, darah,
Paru dapat diisi lebih dan 5,5 liter pada upaya inspirasi digambarkan oleh kurva berbentuk S yang dikena[sebagai
maksimal atau dikosongkan hingga sekitar 1 liter pada kurva disosiasi O,-Hb. (Lihatlah Gambar I3-2n.
upaya ekspirasi maksimal. (Lihatlah Gambar I3-20) . Na- 1. Hubungan anrara Po, darah dan 7o saturasi Hb adalah
mun, daiam keadaan normal paru beroperasi "setengah sedemikian sehingga pada kisaran Po, kapiler paru
kapasitas". Volume paru biasanya bervariasi dari sekitar 2 (bagian datar pada kurva), Hb tetap hampir jenuh
sampai 2,5 Iiter sewaktu volume alun napas rerata 500 ml meskipun Po, darah turun hingga 40o/o.Halini meng-
udara masuk dan keluar setiap kali bernapas. (Liharlah hasilkan batas keamanan dengan memastikan penya-
Gambar 13-18 dan 13-19). luran O, mendekati normal ke jaringan meskipun
Jumlah udara yang masuk dan keluar paru dalam satu terjadi penurunan subsransial Po, arteri.
menit, ventilasi paru, sama dengan volume alun napas 2. Pada kisaran Po, di kapiler sistemik (bagian curam kur-
kali kecepatan napas. va), pembebasan 02 oleh Hb meningkat pesat sebagai
I Tidak semua udara yang masuk dan keluar tersedia untuk respons terhadap penurunan lokal kecil Po, darah yang
pertukaran O, dan CO, dengan darah, karena sebagian berkaitan dengan peningkatan metabolisme sel. Dengan
menempati saluran napas penghantat yang dikenal se- cara ini, lebih banyak O, yang disalurkan untuk me-
bagai ruang rugi anatomiA. Ventilasi alveolus, volume menuhi kebutuhan jaringan yang meningkat.
udara yang dipertukarkan antara armosfer dan alveolus Karbon dioksida yang diambil di kapiler sistemik diangkut
dalam satu menit, adalah ukuran udara yang benar-benar dalam darah melalui tiga cara: ( 1) 1 0% larut secara fisik, (2)
tersedia untuk pertukaran gas dengan darah. Ventilasi 30olo berikatan dengan Hb, dan (3) 60%o mengambil
alveolus sama dengan (volume alun napas dikurangi bentuk bikarbonat (HCO3-). (Libatkh Tabet t3-6).
volume ruang rugi) kali kecepatan napas. (Lihatlah Enzim eritrosit karbonat anhidrase mengatalisis konversi
Gambar l3-22 dan Tabel l3-3). CO, menjadi HCO3- sesuai reaksi CO, + HrO s
H2CO3 < > H- + HCOr-. Karbon dan oksigen yang se-
Pertukaran Gas (h. 524-529) mula ada di CO, kini menjadi bagian dari ion bikarbonat.
I Oksigen dan CO, berpindah menembus membran me- H. yang dihasilkan berikatan dengan Hb. Reaksi-reaksi
lalui difusi pasif mengikuri penurunan gradien rekanan ini semua berbalik di paru sewaktu CO, dieliminasi ke
parsial.
alveolus. (Lihatlah Gambar I 3-30).
I Tekanan parsial suatu gas dalam udara adalah bagian dari
tekanan atmosfer total yang disumbangkan oleh gas ter- Kontrol Pernapasan (h. 537 -547)
sebut, yang berbanding lurus dengan persenrase gas ini I Ventilasi melibatkan dua aspek berbeda, keduanya berada
dalam udara. Tekanan parsial suatu gas dalam darah di bawah kontrol sarai (1) perganrian siklis antara inspi-

548 Bab 13
\

rasi dan ekspirasi dan (2) regulasi besar ventilasi, yang Tiga faktor kimiawi berperan dalam menentukan tingkat
sebaliknya bergantung pada kontrol laju pernapasan dan vendlasi: Pcor, Por, dan konsentrasi H- darah arteri.
kedalaman volume alun napas. (Lihatlah Tabel 1j-S).
Irama bernapas dihasilkan oleh anyaman saraf kompleks, Faktor dominan dalam regulasi venrilasi dari menit ke
yaitu kompleks pra-Botzinger, yang memperlihatkan menit adalah Pco, arteri. Peningkatan Pco, arteri adalah
aktivitas pemacu dan mengaktifkan neuron-neuron inspi- rangsangan kimiawi paling kuat untuk meningkatkan
rasi yang terletak di kelompok respirasi dorsal (KRD) ventilasi. Perubahan Pco, arteri mengubah venrilasi rer-
pusat kontrol pernapasan di medula batang otak. Ketika utama dengan menimbulkan perubahan setara pada kon-
neuron-neuron inspirasi ini melepaskan muaran, impuls sentrasi H. CES otak, yang kemoreseptor sentral sangat
akhirnya mencapai otot-otot inspirasi untuk menimbul- peka terhadapnya. (Lihatlah Gambar 13-34).
kan inspirasi. (Lihatlah Gambar 13-32). Kemoreseptor perifer responsif terhadap peningkatan
Ketika qeuron-neuron inspirasi berhenti melepaskan konsentrasi H- arteri, yang juga secara refleks menyebab-
muatan, otot-otot inspirasi melemas dan terjadi ekspirasi. kan peningkaran venrilasi. Penyesuaian CO, penghasil
Jika akan terjadi ekspirasi aktif maka otor-otot elapirasi asam di darah arteri penting untuk mempertahankan ke-
diaktifkan oleh impuls dari neuron ekspirasi medula di seimbangan asam-basa di tubuh. (Lihatlah Gambar I3-
kelompok respirasi ventral (KRV) pusat kontrol pernapas- JJ).
an di medula. Kemoreseptor perifer juga secara refleks merangsang pusat
Irama dasar ini diperhalus oleh keseimbangan aktivitas di respirasi sebagai respons terhadap penurunan mencolok
pusat apnustik dan pneumoraksik yang terletak lebih Po, arteri (<60 mm Hg). Respons ini berfungsi sebagai
tinggi di batang otak, di pons. Pusat apnustik memper- mekanisme darurat untuk meningkatkan respirasi ketika
lama inspirasi sedangkan pusar pneumotaksik yang lebih kadar Po, arteri turun di bawah kisaran aman yang di-
kuat membatasi inspirasi (Lihatlah Gambar 13-32). hasilkan oleh bagian datar kurva Or-Hb.

SOAL LATIHAN
Pertanyaan Obyektif (Jawaban di h. A-54) c. Hb + CO, -+ HbCO,
1. Bernapas dilakukan dengan kontraksi dan relaksasi ber- d. HbH+Hb+H.
gantian otot-otot di dalam jaringan paru (Benar atau 13. Tirnjukkan hubungantekanan parsial O, dan CO, yang
salah) penting dalam pertukaran gas dengan melingkari >
2. Hemoglobin memiliki afinitas lebih tinggi terhadap O, (lebih besar daripada), < (lebih kecil daripada), atan =
daripada semua bahan lain. (Benar atau salah?) (sama dengan) di masing-masing pernyataan berikut:
3. Ventilasi alveolus tidak selalu meningkat ketika ventilasi a. Pco, di alveolus (>, <, atau =) Pco, di darah yang
paru meningkat. (Benar atau salah?) meninggalkan kapiler paru.
4. Dalam keadaan normal alveolus mengosongkan isinya b. Po, di alveolus (>, <, atau =) Po, darah yang mening-
secara total sewaktu upaya ekspirasi maksimal. (Benar galkan kapiler paru.
atau salah?) c. Pco, di darah yang masuk ke kapiler paru (>, <, arau
5. Oksigen dan CO, memiliki koefisien difusi yang sama. =) Pco, di alveolus.
(Benar atau salah?) d. Po, di darah yang masuk ke kapiler paru (>, <, arau
6. Tiga gaya yang cenderung menjaga alveolus tetap =) Po, di alveolus.
terbuka adalah ..., ..., dan ... e. Pco, di darah yang masuk ke kapiler sistemik (>, <,
7. Neuron ekspiratorik mengirim impuls ke neuron moro- atau =) Pco, di sel jaringan.
rik yang mengontrol otot-otot ekspirasi selama bernapas f. Po, di darah yang masuk ke kapiler sistemik (>, <,
tenang normal. (Benar atau salah?) atau =) Po2 di sel jaringan.
8. ... adalah ukuran tingkat perubahan volume paru yang g. Pco, di darah yang meninggalkan kapiler paru (>, <,
dicapai oleh perubahan rertenru gradien rekanan trans- atau =) Pco, di darah yang masuk ke kapiler siste-
mural. mik.
9. Dua gaya yang mendorong kolapsnya alveolus adalah . .. h. Po, di darah yang meninggalkan kapiler paru (>, <,
dan... atau =) Po, di darah yang masuk ke kapiler siste-
10. ... adalah enzim eritrosit yang mengaralisis perubahan mik.
CO, menjadi HCO,. i. Po, di darah yang meninggalkan kapiler sistemik (>,
1 1. ... adalah fenomena paru yang kembali ke bentuk isti- <, atau =) Po, di darah yang masuk ke kapiler paru.
rahatnya setelah diregangkan. j. Pco, di darah yang meninggalkan kapiier sistemik
12. Mana dari reaksi berikut yang berlangsung di kapiler (>, <, atau =) Pco, di darah yang masuk ke kapiler
paru? Paru.
a. Hb + O, + HbO, k. Pco, di sel jaringan (>, <, atau hampir =) Pco, di
b. CO, + HrO + H2CO3 J H- + HCO3- darah yang meninggalkan kapiler sistemik.

Sistem Pernapasan 549


l. Po, di sel jaringan (>, <, atau hampir =) Po, di darah i5. Bagaimana hemoglobin mendorong pemindahan netto
yang meninggalkan kapiler sistemik. O, dari alveolus ke darah?
t4. Irama bernapas ditimbulkan oleh aktivitas pemacu yang 16. Jelaskan efek Bohr dan Haldane!
diperlihatkan oleh otot-otor pernapasan. (Benar atau 17. Definisikan yang berikut: hipoksia hipohsik, hipoksia
salah?) anemik, hipo ksia sirkulasi, hipo ksia h istoto hsik, hip erkap-
15. Dengan menggunakan kode jawaban di kanan, tunjuk- nia, hipohapnia, hiperuentilasi, hipouentilasi, hiperpnu,
kan kemoreseptor mana yang sedang dijelaskan: apnu, dan dispnu.
1. secara langsung a. kemoreseptor 18. Di mana letak dan apa fungsi tiga pusat konrrol per-
tertekan oleh Po, perifer napasan? Bedakan antara KRD dan KRV
afieri 55 mm Hg b. kemoreseptor 19. Apa bagian otak yang menenrukan irama bernapas?
2. dirangsang oleh Po, sentrai
Latihan Kuantitatif (Penyelesaian dih. A-54)
arteri 55 mm Hg c. kemoreseptor
3. dirangsang oleh Po, perifer dan sentral
1. Dua kurva di Gambar 13-31 (h. 536) memperlihatkan
tekanan parsial untuk O, dan CO, pada berbagai laju
arteri 80 mm Hg d. bukan kemoresep-
4. ventilasi alveolus. Kurva-kurva ini dapat dihitung dari
dirangsang oleh tor perifer atau
dua persamaan berikut:
peningkatan konsen- sentral
rrasi H arteri Peo, = P1s, - (Vor/V^) 863 mm Hg
5. dirangsang secara kuar oleh peningkatan Peco, = (Vcor/\) 863 mm Hg
konsentrasi H- CES otak yang diinduksi oleh Pada persamaan-persamaan ini, Pao, = tekanan parsial
peningkatan Pco, arteri. O, di alveolus, Paco, = tekanan parsial CO, di alveolus,
6. dirangsang secara lemah oleh peningkatan Pro, = lskar.n parsial O, di udara inspirasi, Vo, = {"1r,
Pco, arteri. konsumsi O, oleh tubuh; Vco, = layu produkii CO,
oleh tubuh, VA = laju ventilasi alveolus, dan 863 mm
Pertanyaan Esai Hg adalah konstanra yang memperhitungkan tekanan
1. Bedakan antara respirasi internal dan eksternal. Ti-rliskan dan suhu armosfer.
tahap-tahap dalam respirasi eksternall
John sedang berlatih untuk mararon besok dan baru
2. Jelaskan komponen-komponen sistem pernapasanl Di menyanrap hidangan pasta (anggaplah ini adalah karbo-
mana tempat pertukaran gas? hidrat murni, yang dimetabolisasi dengan Re l). Laju
3. Bandingkan tekanan atmosfer, intra-alveolus, dan intra- ventilasi alveolusnya adalah 3 liter/mnt, dan ia mengon-
pleura! sumsi O, dengan laju 300 ml/mnt. Berapa nilai peco"
4. Mengapa paru normalnya reregang bahkan ketika eks-
John?
pirasi? Anggaplah anda terbang dengan pesawar udara yang
5. Jelaskan mengapa udara masuk ke paru selama inspirasi menjelajah padaketinggian 18.000 kaki di mana tekanan
dan keluar sewaktu ekspirasil di luar pesawat adalah 380 mm Hg.
6. Mengapa inspirasi normalnya aktif dan ekspirasi normal- a. Hitunglah rekanan parsial O, di udara di luar
nya pasifr pesawar, dengan mengabaikan tekanan uap air.
7. Mengapa resisrensi saluran napas menjadi penentu pen- b. Jika pesawat di-depressurized (tekanan seringgi rekan-
ting laju aliran udara pada penyakit paru obstruktif an atmosfer di dalam pesawar dihilangkan), berapa
kronik? nilai Paco, anda? Anggaplah rasio konsumsi O, ter-
8. Jelaskan elastisitas paru dalam kaitannya dengan com- hadap ventilasi anda tidak berubah (yaitu, iama
pliance dan elasric recoil. dengan 0,06), dan perhatikan bahwa di bawah kon-
9. Sebutkan sumber dan fungsi surfaktan paru! disi ini konstanta daiam persama n y^ng memper-
10. Definisikan berbagai volume dan kapasitas parul hitungkan tekanan atmosfer dan suhu menurun dari
I 1. Bandingkan venrilasi paru dan venrilasi alveolusl Apa 863 mm Hg menjadi 431,5 mmHg.
konsekuensi ruang rugi anatomik dan alveolus? c. Hitunglah Peco, anda, dengan menganggap bahwa
12. Apayangmenenrukan tekanan parsiai suatu gas di udara produksi CO, dan laju ventilasi anda tidak berubah
dan di darah? masing-masin g pada 200 ml/mnt dan 4,2 liter/mnt.
13. Sebutkan rnetode rranspor O, dan CO, di darahl ). Seorang siswa memiliki volume alun napas 350 ml.
14. Lpa fakror utama y"ng -.rrJ.rtilk"n oZ saturasi hemo- Selagi bernapas dengan kecepatan 12 kali/mnt, ventilasi
globin? Apa makna bagian datar dan bagian curam pada alveolusnya adalah 80% dari ventilasi parunya. Berapa
kurva disosiasi O"-Hb? volume ruang rugi anatomiknya?

550 Bab '13


's

UNTUK DIRENUNGKAN
(Penjelasan dih. A-54) mengalami humidifikasi (pelembaban) di saluran napas
1. Mengapa interior pesawat udara perlu diberi tekanan respiratorik dan sebelum mencapai alveolus?
(yaitu, tekanan dipertahankan pada tekanan atmosfer 4. Berdasarkan yang anda ketahui tentang kontrol
^pa
setinggi permukaan laut meskipun tekanan atmosfer di respirasi, jelaskan mengapa sengaja melakukan hiperven-
sekitar pesawat jauh lebih rendah)? Jelaskan manfaat tiiasi untuk menurunkan Pco, arteri sebelum menyelam
fisiologis pemakaian masker O, jika tekanan di interior adalah hal yang berbahaya? Tirjuan hiperventilasi adalah
pesawat tidak dapat dipertahankan. untuk berada di bawah air lebih lama sebelum Pco, naik
2. Apakah hiperkapnia akan menyertai hipoksia yang di- di atas normal dan mendorong penyelam naik ke per-
timbulkan oleh masing-masing situasi di bawah ini? mukaan untuk menghirup udara.
Jelaskan'mengapa ya dan mengapa tidak. 5. Jika seseorang yang membran alveolusnya menebal oleh
a. keracunan sianida penyakit memiliki Po, alveolus 100 mm Hg dan Pco,
b. edema paru alveolus 40 mm Hg, mana dari nilai-nilai gas-gas darah
c. penyakit paru restriktif arteri sistemik berikut yang paling besar kemungkinan-
d. berada di ketinggian nya dijumpai?
e. anemia berat a-. Po, = 105 mm Hg, Pco, = 35 mm Hg
f. gagal jantung kongestif b. Po. = 1gg mm Hg, Pco, = 40 mm Hg
g. penyakit paru obstruktif c. Po, = 90 mm Hg, Pco, = 45 mm Hg
3. Jika seseorang tinggal satu mil di atas permukaan laut di Jika orang tersebut diberi O, 100o/o apakah Po, arteri
Denver, Colorado, di mana tekanan atmosfer 630 mm akan meningkat, menurun, atau tidak berubah? Apakah Pco,
Hg, berapa Po, udara inspirasi sebeium udara tersebut arteri meningkat, menurun, atau tidak berubah?

KASUS KLINIS
(Penjelasan di h. A-55) tuk mencapai volume alun napas normal! Bagaimana spiro-
Keith M, seorang mantan perokok berat, mengidap emfisema gramnya bila dibandingkan dengan normal? Apa pengaruh
berat. Bagaimana penyakit ini mempengaruhi resistensi sa- penyakit Keith terhadap pertukaran gas di parunya? Apa
luran napasnya? Bagaimana perubahan resistensi saluran na- kelainan gas darah yang kemungkinan besar ditemukan?
pas ini mempengaruhi upaya inspirasi dan ekspirasi Keith? Apakah pemberian O, kepada Keith untuk mengurangi kon-
Jelaskan bagaimana aktivitas otot pernapasan dan perubahan disi hipoksiknya tepar?
tekanan intra-alveolusnya dibandingkan dengan normal un-

SUMBER BACAAN PHYSIOEDGE


Situs PhysioEdge ini periksalah Case History l: Fightingfor Euery Breath; Case
Situs untuk buku ini berisi banyak alat bantu beiajar yang Hisrory 2: Asrhma and Influenza: A Dangerous Combination;
bermanfaat, serta banyak petunjuk untuk bahan bacaan lebih Case History 3: rilhen Help Becomes Harm.
lanjut dan riset. Masuklah ke:
Untuk anjuran bacaan, konsultasilah ke InfoThac'College
http://biology.brookscole. com/sherwoodhp6
Edition/Research di situs PhysioEdge atau pergi langsung ke
Pilihlah Chapter 13 dari menu drop-dolun atau.klik salah satu
InfoTiac College Edition, perpustakaan riset online anda di:
dari banyak pilihan, termasuk Case Histories, yang mem-
http //infotrac.thomsonlearning.corn.
:
perkenalkan aspek-aspek klinis fisiologi manusia. Untuk bab

Sistem Pernapasan 551


Sistem Kemih

Homeostasis
Sistem kemih berkontribusi bagi homeostasis
dengan membantu mengatur volume,
komposisi elektrolit, dan pF,l lingkungan,
internal dan dengan mengeluarkan produk
sisa metabolik.
{:r'3"*rq:r:rryi:rirr:%itrlilr1$e#!f,iqf;qfft::?f:4:i1)rr:s.if.:::rr:!:itrrtr

F$*is*ssY*$;s
ll 11 . -l
c"- )tiil:\tit
^^-":. t-{-tu:

h.*l;**gsun6**

Konsentrasi garam, asam, dari


elektrolit lain harus diatur secara
ketat karena bahkan perubahan
kecil dapat menimbulkan dampak
besar pada fungsi sel. Juga, produk
sisa yang terus-menerus dihasilkan
oleh sel sewaktu melakukan reaksi-
reaksi kimia untuk
mempertahankan kehidupan harus
karena bahan-bahan
sisa ini bersifat toksik jika
dibiarkan menumpuk.

Kelangsungan hidup dan fungsi normal sel bergantung pada yang dikeluarkan oleh paru). Sewaktu berulang-ulang
pemeliharaan stabilitas konsentrasi garam, asam, dan tersaring oleh ginjal, plasma mempertahankan konstituen-
elektrolit lain dalam lingkungan cairan internal. Kelang- konstituen yang bernilai bagi tubuh dan mengeluarkan bahan
sungan hidup sel juga bergantung pada pengeluaran secara yang tidak diinginkan atau berlebihan ke urin. Yang terutama
terus-menerus bahan-bahan sisa metabolik toksik yang penting adalah kemampuan ginjal mengatur volume dan
dihasilkan oleh sel-sel ketika melakukan reaksi-reaksi kimia osmolaritas (konsentrasi zat terlarut) lingkungan cairan
untuk mempertahankan hidup. Ginjal berperan besar dalam internal dengan mengontrol keseimbangan garam dan air.
mempertahankan homeostasis dengan mengatur konsentrasi Yang juga penting adalah kemampuan ginjal membantu
banyak konstituen plasma, khususnya elektrolit dan air; dan mengatur pH dengan mengendalikan pengeluaran asam dan
dengan membuang semua bahan sisa metabolik (kecuali CO' basa di urin.

552
I

Sistem- Kemih

SEKILAS ISI
PENDAHULUAN PENDAHULUAN
I Fungsi ginjal
Pertukaran anrara sel dan CES dapat sangat meng-
I Gambaran anatomi
ubah komposisi lingkungan cairan internal yang
I Proses-proses dasar di ginjal
terbatas jika tidak terdapat mekanisme yang men-
FILTRASI GLOMERULUS jaganya stabil.
l. Sifat membran glomerulus
I Gaya-gaya yang berperan dalam filtrasi glomerulus
I Besar dan regulasi LFG I Ginjal melakukanberbagai fungsi yang
I Aliran darah ginjal; fraksi filtrasl ditujukan untuk mempertahankan
REABSORPSI TUBULUS homeostasis.
I Transpor transepitel
I Reabsorpsi aktif versus pasif Ginjal, bekerja sama dengan masukan hormonal dan
I sarafyang mengontrol fungsinya, adalah organ yang
Proses dan kontrol reabsorpsi aktif Na.
terutama berperan dalam mempertahankan stabilitas
I Reabsorpsi aktif sekunder glukosa dan asam amino
volume, komposisi elektrolit, dan osmolaritas (kon-
I Maksimum tubulus; ambang ginjal
sentrasi zat rerlarut) CES. Dengan menyesuaikan
I Regulasi reabsorpsi POol dan Caz*
jumlah air dan berbagai konstituen plasma yang
I Reabsorpsi pasif Cl. HrO, dan urea
dipertahankan di tubuh atau dikeluarkan di urin,
SEKRESI TUBULUS
ginjal dapat memperrahankan keseimbangan air dan
I Sekresi ion hidrogen
elektrolit dalam kisaran yang sangar sempit yang
I Sekresi ion kalium memungkinkan kehidupan, meskipun pemasukan
I Sekresi ion organik dan pengeluaran konstituen-konstituen ini melalui
EKSKRESI URIN DAN BERSIHAN PLASMA saluran lain sangat bervariasi. Ginjal tidak hanya
I Laju ekskresi urin melakukan penyesuaian terhadap beragam asupan
I Bersihan plasma air (HrO), garam, dan elektrolit lain tetapi juga me-
I Ekskresi urin dengan konsentrasi bervariasi; sistem countercurrent nyesuaikan pengeluaran konstituen-konstituen CES
medula ini melalui urin untuk mengompensasi kemung-
I Reabsorpsi HrO yang dikontrol oleh vasopresin kinan pengeluaran abnormal melalui keringat berle-
I Gagal ginjal bihan, muntah, diare, atau perdarahan. Karena ginjal
I Berkemih melakukan tugasnya mempertahankan homeostasis
maka komposisi urin dapat sangat bervariasi.
Ketika CES mengalami kelebihan air atau elek-
trolit tertentu misalnya garam (NaCl) maka ginjal
dapat mengeluarkan kelebihan rersebur melalui urin.
Jika terjadi defisit maka ginjal tidak dapat menam-
bahkan konstituen yang kurang tersebut tetapi dapat
membatasi pengeluarannya sehingga terjadi peng-
hematan konstituen tersebut sampai yang bersang-
kutan dapat memasukkan bahan yang kurang terse-
but ke dalam tubuhnya. Karena itu, ginjal lebih
efisien melakukan kompensasi terhadap kelebihan

553
daripada kekurangan. Pada kenyataannya, pada sebagian hal g Menghasilhan renin, l;rtatu hormon enzim yang memicu
ginjal tidak dapat secara sempurna menghentikan terbuang- suatu reaksi berantai yang penting dalam penghematan
nya suatu bahan yang bermanfaat melalui urin, meskipun garam oieh ginjal.
tubuh mungkin kekurangan bahan tersebut. Contoh utama 10. Mengubah uitamin D menjadi bentuk ahtifnya (Bab 19).
adalah kasus defisit HrO. Bahkan jika seseorang tidak
mengonsumsi HrO apapun, ginjal tetap harus mengeluarkan
sekitar setengah liter HrO melalui urin setiap hari untuk f Ginjal membentukurin; sistem kemih sisanya
melaksanakan tugas besar lain sebagai pembersih tubuh. membawa urin keluar tubuh,
Selain peran regulatorik penting ginjal dalam memper-
tahankan keseimbangan cairan dan elektrolit, ginjal juga Sistem kemih terdiri dari organ pembentuk urin-ginjal-dan
merupakan rute utama untuk mengeluarkan bahan-bahan struktur-struktur yang membawa urin dari ginjal ke luar
sisa metabolik yang berpotensi toksik dan senyawa asing dari untuk dieliminasi dari tubuh (Gambar l4-la). Ginjal adalah
tubuh. Bahan sisa ini tidak dapat dikeluarkan sebagai zat sepasang organ berbentuk kacang yang terletak di belakang
padat: bahan-bahan tersebut harus dikeluarkan dalam bentuk rongga abdomen, satu di masing-masing sisi kolumna
larutan sehingga ginjal wajib menghasilkan paling sedikit 500 vertebralis, sedikit di atas garis pinggang. Setiap ginjal men-
ml urin berisi bahan sisa per harinya. Karena HrO yang di- dapat satu arteri renalis dan satu vena renalis, yang masing-
keluarkan sebagai urin berasal dari plasma maka orang yang masing masuk dan keluar ginjal di indentasi (cekungan)
tidak mendapat sama sekali HrO akan "kencing sampai medial ginjal yang menyebabkan organ ini berbentuk seperti
mati": volume plasma turun ke tingkat fatal karena HrO kacang. Ginjal bekerja pada plasma yang mengalir melalui-
terus-menerus keluar untuk menyertai bahan-bahan sisa. nya untuk menghasilkan urin, menghemat bahan-bahan
yang akan dipertahankan di dalam tubuh dan mengeluarkan
GAMBARAN SINGKAT FUNGSI GINJAL bahan-bahan yang tidak diinginkan melalui urin.
Setelah terbentuk, urin mengalir ke suatu rongga
Ginjal melakukan fungsi-fungsi spesifik berikut, yatg
pengumpul sentral, pelvis ginjal. yang terletak di bagian
sebagian besar membantu mempertahankan stabilitas
tengah medial masing-masing ginjal (Gambar 14-1b). Dari
lingkungan cairan internal
sini urin disalurkan ke dalam ureter, suaru saluran berdinding
1. Mempertahankan keseimbangan HrO di tubuh (Bab 15). otot polos yang keluar di batas medial dekat dengan arteri
2. Mempertahankan osmolaritas cairan tubah yang sesuai, dan vena renalis. Terdapat dua ureter, satu mengangkut urin
terutama melalui regulasi keseimbangan 11rO. Fungsi ini dari masing-masing ginjal ke sebuah kandung kemih.
penting untuk mencegah fluks-fluks osmotik masuk Kandung kemih, yang menampung urin secara tem-
atau keiuar sel, yang masing-masing dapat menyebabkan porer, adalah suatu kantung berongga berdinding otot polos
pembengkakkan atau penciutan sel yang merugikan yang dapat teregang. Secara periodik, urin dikosongkan dari
(Bab 15). kandung kemih ke luar melalui saluran lain, ure*a, akibat
3. Mengatur jumlah dan konsentrasi sebagian besar ion CES, kontraksi kandung kemih. Uretra pada wanira berukuran
termasuk natrium (Na.), klorida (Cl), kalium (K.), pendek dan lurus, berjaian langsung dari leher kandung ke-
kalsium (Ca2-), ion hidrogen (H-), bikarbonat (HCO, ), mih ke luar (Gambar l4-2;llhatjuga Gambar 20-2,h.8I4).
fosfat (POr3), sulfat (SO4'), dan magnesium (Mg'-). Pada pria uretra jauh lebih panjang dan berjalan melengkung
Bahkan fluktuasi kecil konsentrasi sebagian elektrolit ini dari kandung kemih ke luar, melewati kelenjar prosrat dan
dalam CES dapat berpengaruh besar. Sebagai contoh, penis (Gambar 14-la dan 74-2b; lihat juga Gambar 20-1, h.
perubahan konsentrasi K. CES dapat menyebabkan 813). Uretra pria memiliki fungsi ganda yaitu menjadi saluran
disfungsi jantung yang mematikan (lihat h.339). untuk mengeluarkan urin dari kandung kemih dan saluran
4. Mempertahankan uolume plasma lang tepat, yang pen- untuk semen dari organ-organ reproduksi. Kelenjar prosrar
ting dalam pengaturan jangka panjang tekanan darah terletak di bawah leher kandung kemih dan melingkari uretra
arteri. Fungsi ini dilaksanakan melalui peran regulatorik secara penuh.
ginjal dalam keseimbangan garam (Nat dan Cl-) dan CATAIAN KLINIS. Pembesaran prosrar, yang sering
H,O (Bab 15). terjadi pada usia pertengahan sampai lanjut, dapat menyum-
5. Membantu mempertahankan keseimbangan asam-basa bat uretra secara parsial atau total, menghambat aliran urin.
tubuh yang tepat dengan menyesuaikan pengeluaran H. Bagian-bagian sistem kemih setelah ginjal hanya ber-
dan HCOr- di urin (Bab 15). fungsi sebagai saluran untuk mengangkut urin ke luar. Sete-
6. Mengeluarhan (mengeksbraiban) produk-produk akhir lah terbentuk di ginjal, urin tidak mengalami perubahan
(sisa) metabolisme tubuh, misalnya urea, asam urat, dan komposisi atau volume sewaktu mengalir ke hilir melalui
kreatinin. Jika dibiarkan menumpuk maka bahan-bahan sistem kemih sisanya.
sisa ini menjadi racun, terutama bagi otak.
7. Mengeluarkan banyak senyawa asing, misalnya obat, adi-
tif makanan, pestisida, dan bahan eksogen non-nutritif I Nefron adalah unit fungsional ginjal.
lain yang masuk ke tubuh.
8. Menghasilban erinopoietin, suatu hormon yang merang- Setiap ginjal terdiri dari sekitar 1 juta unit fungsional
sang produksi sel darah merah (Bab I I ). mikroskopik yang dikenal sebagai nefron, yang disatukan

554 Bab 14
Korteks
ginjal

Medula
Piramid ginjal
ginjal

\ "*fIF f
d
"'"''
5F:", ,-,
-l:::,,"""
l;;::,.:',
':;i'.:,i;i Pelvis
ginjal

Ureter

Arteri (b)
renalis
Vena
Ginjal
renalis
Vena
Aorta
kava inferior

Ureter

Kandung
kemih

(a)

Gambar 14-1
Sistem kemih. (a) Komponen sistem kemih. Sepasang ginjal membentuk urin, yang dibawa oleh ureter ke kandung kemih. Urin
disimpan di kandung kemih dan secara berkala dikeluarkan melalui uretra. (b) Potongan loigitudinat sebuah ginjal. Ginjal
terdiri dari korteks ginjal di sebelah luaryang tampak granular dan medula ginjal di sebelah dalam yang tampak bergaris-garis.
Pelvis ginjal di inti bagian dalam medial ginjal mengumpulkan urin yang telah terbentuk.
(Sumber: Bagian(b)diadaptasi dari AnnStalheim-SmithdanGregK.Fitch, UnderstandingHumanAnatomyandPhysiotogy,Gbr.
23.4, h.888. Hak cipta @ 1993 West Publishing Company).

oleh jaringan ikat. Ingatlah bahwa unit fungsional adalah tural masing-masing nefron. Setiap nefron terdiri dari kom-
unit terkecil di dalam suatu organ yang mampu melaksana- ponen uaskular dan leomponen tubular, dan keduanya berkait-
kan semua fungsi organ tersebut. Karena fungsi utama ginjal an erat secara struktural dan fungsional (Gambar 14-3).
adalah menghasilkan urin dan, dalam pelaksanaannyar mem-
pertahankan stabilitas komposisi CES, maka nefron adalah KOM PON EN VASKULAR N EFRON
unit terkecil yang mampu membentuk urin.
Bagian dominan komponen vaskular nefron adalah glome-
Susunan nefron di dalam ginjal adalah sedemikian se- rulus, suatu kuntum kapiler berbentuk bola tempat filtrasi
hingga dihasilkan dua regio berbeda-regio luar yang disebut sebagian air dan zat terlarut dari darah yang melewatinya.
korteks ginjal dan tampak granular dan regio dalam, medu- Cairan yang telah disaring ini, yang komposisinya hampir
la ginjal, yang tersusun oleh segitiga-segitiga bergaris, identik dengan plasma, kemudian mengalir melewati kom-
piramid ginjal (Gambar l4-lb). ponen tubular nefron, tempat berbagai proses rranspor meng-
Untuk memahami perbedaan antara regio korteks dan ubahnya menjadi urin.
medula ginjal dan, yang lebih penting, untuk memahami Ketika masuk ke ginjal, arteri renalis bercabang-cabang
fungsi ginjal diperlukan pengetahuan tentang susunan struk- hingga akhirnya membentuk banyak pembuluh halus yang

Sistem Kemih 555


suatu invaginasi berdinding rangkap yang melingkupi
Ureter
-. glomerulus untuk mengumpulkan cairan dari kapiler
Otot glomeruius.
polos
kandung Dari kapsul Bowman, cairan yang difiltrasi mengalir ke
kemih dalam tubulus proksimal, yang seluruhnya terletak di dalam
Lubang
Kelenjar korteks dan membentuk gulungan-gulungan rapat sepanjang
ureter
Sfingter
prostat perjalanannya. Segmen berikutnya, ansa Henle (lengkung
(suatu kelenjar
internal Henle), membentuk lengkung berbentuk U tajam atat bair-
seks
Diafragma tambahan) pin yang masuk ke dalam medula giryal. Pars desendens ansa
pelvis
Kelenjar Henle masuk dari korteks ke dalam medula; pars asendens
Sfingter bulbouretra
eksternal (kelenjar berjalan balik ke kortela. Pars asendens kembali ke regio
(a) seks glomerulus nefronnya sendiri, rempat saluran ini berjalan
tambahan)
melewati garpu yang dibentuk oleh arteriol aferen dan eferen.
Uretra Sel-sel tubulus dan vaskular di titik ini mengalami spesialisasi
untuk membentuk aparatus jukstaglomerulus, suatu
struktur yang terletak di samping glomerulus (fuksta artinya
"di samping"). Regio khusus ini berperan penting dalam
mengatur fungsi ginjal. Setelah aparatus jukstaglomerulus,
tubulus kembali membeptuk kumparan erat menjadi tubulus
Gambar 14-2
distal, yang juga seluruhnya berada di dalam korteks. Tirbulus
Perbandingan uretra pada wanita dan pria. (a) Pada wanita,
uretra lurus dan pendek. (b) Pada pria, uretra jauh lebih distal mengalirkan isinya ke dalam duktus atau tubulus
panjang, berjalan melalui kelenjar prostat dan penis. koligentes, dengan masing-masing duktus menerima cairan
dari hingga delapan nefron berbeda. Setiap duktus koligentes
berjalan ke dalam medula untuk mengosongkan cairan isinya
(sekarang berubah menjadi urin) ke dalam pelvis ginjal.
dikenal sebagai arteriol aferen. Setiap nefrqn mendapat satu
arteriol aferen ini. Arteriol aferen mengalirkan darah ke glo-
merulus. Kapiler-kapiler giomerulus kembali menyatu untuk NEFRON KORTEKS DAN JUKSTAMEDULA
membentuk arteriol lain, arteriol eferen, yang dilalui oleh Dua jenis nefron-nefon korteks dan nefon jukstamedula-
darah yang tidak terfiltrasi untuk meninggalkan glomerulus dibedakan oleh letak dan panjang dari sebagian strukturnya
menuju komponen tubular ( Gambar l4-3 dan 74-4). Arte- (Gambar 14-5). Semua nefron berasal dari korteks, tetapi
riol eferen adaiah satu-satunya arteriol di tubuh yang meng- glomerulus pada nefron kortels terletak di lapisan luar
alirkan darah dari kapiler. Biasanya arteriol bercabang-cabang korteks, sedangkan glomerulus pada nefron jukstamedula
menjadi kapiler-kapiler yang kemudian kembali menyaru terletak di lapisan dalam korteks, di samping medula.
membentuk venula. Di kapiler glomerulus, tidak terjadi (Perhatikan perbedaan antara nefron juhstamedula dan
ekstraksi O, atau nutrien dari darah untuk digunakan oleh aparatus jukstaghmerulzs). Keberadaan semua glomerulus
jaringan ginjal serta tidak terjadi penyerapan produk sisa dari dan kapsul Bowman terkaitnya di korteks menjadi penyebab
jaringan sekitar. Karena itu, darah arteri masuk ke kapiler bagian ini tampak granular. Kedua tipe nefron ini paling
glomerulus melalui arteriol aferen, dan darah arteri mening- berbeda di bagian ansa Henle. Lengkung tajam di nefron-
galkan glomerulus melalui arteriol eferen. nefron korteks hanya sedikit masuk ke medula. Sebaliknya,
Arteriol eferen segera bercabang-cabang menjadi set lengkung nefron jukstarnedula masuk ke seiuruh kedalaman
kapiier kedua, kapiler peritubulus, yang memasok darah ke medula. Selain itu, kapiler peritubulus nefron jukstarnedula
jaringan ginjal dan penting dalam pertukaran antara sistem membentuk lengkung vaskular yang dikenal sebagai vasa
tubulus dan darah sewaktu perubahan cairan fiitrasi menjadi rekta ('pembuluh lurus"), yang berjalan merapat ke lengkung
urin. Kapiler peritubulus ini, sesuai yang diisyaratkan oleh panjang Henle. Di nefron korteks, kapiler peritubulus tidak
namanya, melilit di sekitar sistem tubulus (peri artinya "di membentuk vasa rekra tetapi melingkari lengkung pendek
sekitar"). Kapiler-kapiler peritubulus menyatu mernbentuk Henle nefron tersebut. Sewaktu berjalan rnelalui medula,
venula yang akhirnya mengaiirkan isinya ke vena renalis, duktus koligentes nefron korteks dan nefron jukstameduia
yaitu saluran bagi darah untuk meninggalkan ginjal. berjalan sejajar dengan pars asendens dan desendens iengkung
panjang Henle nefron jukstamedula dan vasa rekta. Susunan
KOMPONEN TUBULAR NEFRON paralel tubulus dan pembuluh di medula menciptakan
Komponen tubular nefron adalah suatu tabung berongga daerah-daerah dengan gambaran bergaris-garis. Yang lebih
berisi cairan yang dibentuk oleh satu iapisan sel epitel. penting, seperti yang anda akan lihat, susunan ini-disertai
Meskipun komponen ini adalah saluran kontinyrr dari oleh karakteristik permeabilitas dan transpor lengkung
pangkalnya dekat glomerulus hingga ke ujungnya di pelvis panjang Henle dan vasa rekta-berperan kunci dalam
ginjal, namun komponen ini dibagi menjadi berbagai segmen kemampuan ginjal menghasilkan urin dengan konsentrasi
berdasarkan perbedaan.,struktur dan fungsinya (Gambar 14-3 beragam, bergantung pada kebutuhan tubuh. Sekitar 807o
dan l4-5) . Komponen tubulus berawal dari kapsul Bowman, dari nefron pada manusia adalah tipe korteks. Spesies dengan

556 Bab 14
Tubulus Duktus
distal koligentes

Tubulus proksimal

Aparatus
ju kstag lomeru lus

Arteriol
eferen

Arteriol
aferen

Kapsul
Bowman

Glomerulus

Arteri
Vena

___[g["I:___
Medula
I
I
I

Kapiler
peritubulus

Ansa Henle
I
Ke pelvis
ginjal
Gambaran singkat Fungsi Bagian-bagian Nefron

Komponen vaskular Komponen tubular


. Arteriol aferen-membawa darah ke .Kapsul Bowman-mengumpulkan filtrat
glomerulus glomerulus
. Glomerulus-suatu kuntum kapiler . Tubulus proksimal-reabsorpsi dan sekresi tak
yang menyaring plasma bebas protein terkontrol bahan-bahan tertentu terjadi di sini
ke dalam komponen tubulus . Ansa Henle-membentuk gradien osmotik di
. Arteriol eferen-membawa darah dari medula ginjal yang penting bagi kemampuan
glomerulus ginjal untuk menghasilkan urin dengan
. Kapiler peritubulus-mendarahi jaringan konsentrasi beragam
ginjal; terlibat dalam pertukaran dengan . Tubulus distal dan duktus koligentes-reabsorpsi
Gambar 14-3 cairan di lumen tubulus terkontrol baragam Na. dan HrO serta sekresi
Nefron. Gambaran skematik K' dan H. terjadi di sini; cairan yang
Komponen kombinasi vaskular/tubular
sebuah nefron korteks, yaitu jenis meninggalkan duktus koligentes adalah urin,
nefron yang paling banyak pada yang masuk ke pelvis ginjal.
. Aparatus jukstaglomerulus-
manusia.
menghasilkan bahan-bahan yang
berperan dalam kontrol fungsi ginjal.

Sistem Kemih 557


Cabang halus arteri renalis Kapiler peritubulus kemampuan memekatkan urin yang lebih besar daripada
manusia, misalnya tikus gurun, memiliki proporsi nefron
jukstamedula yang lebih banyak.

I Tiga proses dasar di ginjal adalah filtrasi


glomerulus, reabsorpsi tubulus, dan sekresi
tubulus.

Tiga proses dasar yang terlibat dalam pembentukan urin:


fltrasig/omerulus, reabsorpsi tubulus, dan seleresi tubulus.
Untuk mempermudah visualisasi tentang hubungan antara
proses-proses di ginjal ini, ada baiknya nefron "diuraikan'
secara skematis, seperti di Gambar 14-6.

FILTRASI GLOMERULUS
Sewaktu darah mengalifmelalui glomerulus, plasma bebas-
Gambar 14-4 protein tersaring melalui kapiler glomerulus ke dalam kapsul
Mikrograf elektron memperlihatkan sebuah glomerulus dan Bowman. Dalam keadaan normal, 2070 plasma yang masuk
arteriol-arteriol terkaitnya.
ke glomerulus tersaring. Proses ini, dikenal sebagai ffltrasi

Gambar 14-5
Perbandingan nefron jukstamedula dan
nefron korteks. Glomerulus nefron
korteks terletak di korteks bagian
luar; sedangkan glomerulus nefron
jukstamedula terletak di bagian Nefron jukstamedula: nefron
Nefron korteks:
dalam korteks di samping medula. dengan lengkung panjang yang
penting dalam menciptakan gradien
tipe nefron yang paling
Lengkung Henle nefron korteks banyak (tipe ini 80%)
hanya sedikit masuk ke medula, osmotik vertikal medula (tipe ini 20%)
tetapi nefron jukstamedula memiliki Jr_tgulus Glomerulus Kapsul
lengkung panjang Henle yang distal Bowman
masuk jauh ke dalam medula.
Kapiler peritubulus nefron Tubulus Tubulus
jukstamedula membentuk proksimal distal
lengkung tajam yang
dikenal sebagai vasa
rekta

sr F#:j
I
Ke pelvis
ginjal

Untuk mempermudah visualisasi,


ukuran nefron sangat diperbesar, dan
kapiler peritubulus dihilangkan,
kecuali vasa rekta.

558 Bab 14
glomerulus, adalah langkah pertama dalam pembentukan
urin. Secara rerata, 725 ml filtrat glomerulus (cairan yang
difiltrasi) terbentuk secara kolektif dari seluruh glomerulus B0% plasma yang
masuk ke glomerulus
setiap menit. Jumlah ini sama dengan 180 liter (sekitar 47,5
tidak difiltrasi dan keluar
galon) setiap hari. Dengan memperrimbangkan bahwa Glomerulus melalui arteriol eferen
volume rerara plasma pada orang dewasa adalah 2,75 liter,
Kapsul
maka ha1 ini berarti bahwa ginjal menyaring keseluruhan Bowman
volume plasma sekitar 65 kali sehari. Jika semua yang difiltrasi
keluar sebagai urin, semua plasma akan menjadi urin dalam
waktu kurang dari setengah jam! Namun, hal ini tidak terjadi 20% plasma
yang masuk
karena tubulus ginjal dan kapiler peritubulus berhubungan ke glomerulus
erat di seluruh panjangnya, sehingga bahan-bahan dapat difitrasi
Kapiler
dipertukarkan anrara cairan di dalam tubulus dan darah di peritubulus
dalam kapiler peritubulus.

Tubulus
REABSORPSI TUBULUS ginjal
(panjang
Sewaktu filtrat mengalir melaiui tubulus, bahan-bahan yang
keseluruhan,
bermanfaat bagi tubuh dikembalikan ke plasma kapiler keadaan
peritubulus. Perpindahan selektif bahan-bahan dari bagian terurai)
dalam tubulus (lumen tubulus) ke dalam darah ini disebut
reabsorpsi tubulus. Bahan-bahan yang direabsorpsi tidak Ekskresi urin
(dikeluarkan
keluar dari tubuh melalui urin tetapi dibawa oleh kapiler dari tubuh)
peritubulus ke sistem vena dan kemudian ke jantung untuk
diresirkulasi. Dari 180 liter plasma yang disaring per hari, @ = filtrasi glomerulus-filtrasi nondiskriminatif plasma bebas
protein dari glomerulus ke dalam kapsul Bowman
sekitar 178,5 liter direabsorpsi. Sisa 1,5 iiter di tubulus meng-
alir ke dalam pelvis ginjal untuk dikeluarkan sebagai urin. @ = reabsorpsi tubulus-perpindahan selektif bahan-bahan yang
Secara umum, bahan-bahan yang perlu dihemat oleh tubuh terfiltrasi dari lumen tubulus ke dalam kapiler peritubulus.

secara selektif direabsorpsi, sementara bahan-bahan yang ti- @ = set<resi tubulus-perpindahan selektif bahan-bahan yang
dak dibutuhkan dan harus dikeluarkan tetap berada di urin. tidak terfiltrasi dari kapiler peritubulus ke dalam lumen tubulus

Gambar 14-6
SEKRESI TUBULUS Proses-proses dasar di ginjal. Semua yang disaring atau
disekresi tetapi tidak direabsorpsi akan diekskresikan di urin
Proses ginjal ketiga, sekresi tubulus, adalah pemindahan dan keluar dari tubuh. Semua yang difiltrasi dan kemudian
selektif bahan-bahan dari kapilel peritubulus ke dalam lumen direabsorpsi, atau sama sekalitidak disaring, akan masuk ke
tubulus. Proses ini merupakan rute kedua bagi masuknya darah vena dan dipertahankan dalam tubuh.
bahan ke dalam tubulus ginjal dari darah, sedangkan yang
pertama adalah melalui filtrasi glomerulus. Hanya sekitar
20o/o dari plasma yang mengalir melaiui kapiler glomerulus
difiltrasi ke dalam kapsul Bowman; sisa 8070 mengalir melalui
arteriol eferen ke dalam kapiler peritubulus. Sekresi tubulus peritubulus dan karenanya dipertahankan di dalam tubuh
merupakan mekanisme untuk mengeluarkan bahan dari plas- dan tidak diekskresikan di urin, meskipun mengalir me-
ma secara cepat dengan mengekstraksi sejumlah tertentu lewati ginjal.
bahan dari 80% plasma yang ddak terfiltrasi di kapiler peri-
tubulus dan memindahkannya ke bahan yang sudah ada di
GAMBARAN BESAR PROSES-PROSES DASAR DI
tubulus sebagai hasil filrrasi.
GINJAL
Filtrasi glomerulus umumnya adalah proses yang indiskri-
EKSKRESI URIN
minatif. Kecuali sel darah dan protein plasma, semua kon-
Ekskresi urin adalah pengeluaran bahan-bahan dari tu- stituen di daiam darah-HrO, nutrien, elektrolit, zar sisa,
buh ke dalam urin. Ini bukan merupakan proses terpisah dan sebagainya-secara nonselektif masuk ke lumen tubu-
tetapi merupakan hasil dari tiga proses perrama di atas. lus dalam jumlah yang besar selama filtrasi. Yaitu, dari
Semua konstituen plasma yang terfiltrasi atau disekresikan 20o/o plasma yang difiltrasi di glomerulus, segala sesuaru
tetapi tidak direabsorpsi akan tetap di tubulus dan meng- yang ada di bagian plasma tersebut masuk ke kapsul
alir ke pelvis ginjal untuk diekskresikan sebagai urin dan Bowman kecuali protein plasma. Proses-proses tubulus
dikeluarkan dari tubuh (Gambar 14-5). (Jangan menga- yang sangar diskriminatif kemudian bekerja pada filtrat
caukan ekskresi dengan sekresi). Perhatikan bahwa semua untuk mengembalikan ke darah suatu cairan dengan kom-
yang difiltrasi dan kemudian direabsorpsi, arau tidak posisi dan volume yang diperlukan untuk mempertahan-
difiltrasi sama sekali, masuk ke darah vena dari kapiler kan stabilitas lingkungan cairan internal. Bahan terfiltrasi

Sistem Kemih 559


yang, ddak diinginkan dibiarkan tertinggal di cairan babkannya 100 kali lebih permeabel terhadap HrO dan zat
tubulus untuk diekskresikan sebagai urin. Filtrasi glome- terlarut daripada kapiler di bagian lain tubuh.
rulus dapat dianggap sebagai pemindahan sebagian dari Membran basal adalah lapisan gelatinosa aselular (tidak
plasma, dengan semua komponen esensial dan komponen mengandung sel) yang terbentuk dari kolagen dan glikopro-
yang perlu dikeluarkan dari tubuh, masuk ke "ban ber- tein yang tersisip di antara glomerulus dan kapsul Bowman.
jalan" tubulus yang berakhir di pelvis ginjal, yang me- Kolagen menghasilkan kekuatan struktural, dan glikoprotein
rupakan titik pengumpulan untuk urin di dalam ginjal. menghambat filtrasi protein plasma yang kecil. Protein plas-
Semua konstituen plasma yang masuk ke ban berjalan ini ma yang lebih besar tidak dapat difiltrasi karena tidak dapat
dan kemudian tidak dikembalikan ke plasma di ujung ban melewati pori kapiler, tetapi pori ini masih dapat melewatkan
akan dikeluarkan dari ginjal sebagai urin. Sistem tubulus albumin, protein plasma terkecil. Namun, karena bermuatan
lah yang menentukan bagaimana menyelamatkan bahan- negatif maka glikoprotein menolak albumin dan protein
bahan filtrasi yang perlu dipertahankan di dalam tubuh plasma lain, yang juga bermuatan negatif. Karena itu, protein
melalui proses reabsorpsi sementara membiarkan bahan- plasma hampir tidak terdapat di dalam filtrat, dengan kurang
bahan yang harus diekskresi tetap dalam ban berjalan ter- dari lo/o molekul albumin berhasil lolos ke dalam kapsul
sebut. Selain itu, sebagian bahan tidak saja difiltrasi tetapi Bowman- :l:.
juga disekresikan ke dalam ban berjalan tubulus, sehingga CATAIAN KLINIS. Sebagian penyakit ginjal yang ditan-
jumlah bahan-bahan tersebut yang diekskresikan dalam dai oleh adanya albumin berlebihan di dalam urin (albuminuria)
urin lebih besar daripada jumlah yang diffltrasi. Untuk disebabkan oleh gangguan pada muatan negatif di membran ba-
banyak bahan, proses-proses ginjal ini berada di bawah sal, yang menyebabkan membran glomerulus lebih permeabel
kontrol fisiologik. Karena itu, ginjal menangani setiap terhadap albumin meskipun ukuran pori kapiler tidak berubah.
konstituen plasma dengan cara rerrenru yaitu kombinasi Lapisan terakhir membran glomerulus adalah lapisan
ffltrasi, reabsorpsi, dan sekresi. dalam hapsul Botuman. Lapisan ini terdiri dari podosit, sel
Ginjal hanya bekerja pada plasma namun CES terdiri mirip gurita yang mengelilingi glomerulus. Setiap podosit
dari plasma dan cairan interstisium. Cairan interstisium memiliki banyak foot process Qtodo artinya "kaki", prosesus
adalah lingkungan cairan internal sejati di tubuh karena adalah tonjolan atau apendiks) memanjang yang saling men-
merupakan satu-satunya komponen CES yang berkontak jalindengan foot process podosit sekitar, seperti anda men-
langsung dengan sel. Namun, karena terjadi pertukaran be- jalinkan jari-jari rangan anda ketika anda memegang bola
bas antara plasma dan cairan interstisium melalui dinding dengan kedua tangan (Gambar 14-8). Celah sempit di antara
kapiler (kecuali protein plasma) maka komposisi cairan foot process yang berdampingan, yang dikenal sebagai celah
interstisium mencerminkan komposisi plasma. Karena itu, ffltrasi, membentuk jalur tempat cairan meninggalkan kapi-
dengan melakukan peran regulatorik dan ekskretorik pada ler glomerulus menuju lumen kapsul Bowman.
plasma, ginjal mempertahankan lingkungan cairan internal Karena itu, rute yang dilalui oleh bahan terfiltrasi me-
yang sesuai agar fungsi sel optimal. Sebagian besar dari isi lewati membran glomerulus seluruhnya berada di luar sel -
bab ini selanjutnya akan ditujukan kepada pembahasan ten- pertama melalui pori kapilea kemudian melalui membran
tang bagaimana proses-proses dasar ginjal dilakukan dan basal aselular, dan akhirnya melewati celah filtrasi kapsuler
mekanisme pengaturannya untuk membantu mempertahan- (Gambar 14-7).
kan homeostasis.

I Tekanan darah kapiler glomerulus adalah gaya


FILTRASI GLOMERULUS utama yang menginduksi filtrasi glomerulus,

Cairan yang difiltrasi dari glomerulus ke dalam kapsul Untuk melaksanakan filtrasi glomerulus, harus terdapat gaya
Bowman harus melewati tiga lapisan berikut yang mem- yang mendorong sebagian dari plasma di glomerulus me-
bentuk membran glomerulus (Gambar l4-7): (l) din- nembus lubang-lubang di membran glomerulus. Tidak ter-
ding kapiler glomerulus, (2) membran basal, dan (3) dapat mekanisme transpor aktif atau pengeluaran energi lokal
lapisan dalam kapsul Bowman. Secara kolektif, lapisan- yang berperan dalam memindahkan cairan dari plasma me-
l"pisatr ini berfungsi sebagai saringan molekuler halus nembus membran glomerulus menuju kapsul Bowman.
yang menahan sel darah dan protein plasma tetapi mem- Filtrasi glomerulus dilakukan oleh gaya-gaya fisik pasif yang
bolehkan HrO dan zat terlarut dengan ukuran molekul serupa dengan yang bekerja di kapiler di tempat lain.
kecil lewat. Marilah kita bahas masing-masing lapisan Karena glomerulus adalah suatu kuntum kapiler maka
secara lebih detil. prinsip-prinsip dinamika cairan yang menyebabkan ultrafil-
trasi di kapiler lain juga berlaku di sini (lihat h.393), kecuali
untuk dua perbedaan penting: (1) Kapiler glomerulus jauh
I Membran glomerulus jauh lebih permeabel lebih permeabel daripada kapiler di tempat lain, sehingga le-
daripada kapiler di tempat lain, bih banyak cairan difiltrasi pada tekanan filtrasi yang sama;
dan (2) keseimbangan gaya-gaya menembus membran glo-
Dinding bapiler glomeruhr terdiri dari satu lapis sel endotel merulus adalah sedemikian sehingga filtrasi terjadi di keselu-
gepeng. Lapisan ini memiliki banyak pori besar yang menye- ruhan panjang kapiler. Sebaliknya, keseimbangan gaya-gaya

560 Bab 14
Arteriol aferen Arteriol eferen
Sel endotel

Glomerulus Lumen
[\,lembran
kapiler
basal
Kapsul glomerulus
Bowman
Sel endotel
Lumen Membran
kapsul basal
Bowman

Lapisan luar
kapsul Bowman
v
Foot process Foot proce6
podosit podosit
Lapisan dalam
kapsul Bowman (podosit)
Celah filtrasi

Membran basal
Tubulus kontortus proksimal i Pori kapiler

Agar dapat terfiltrasi, suatu bahan harus melewati

O Oor' antara sel-sel endotel kapiler glomerulus

@ membran basal aselular

@ celah filtrasi di antara foot process podosit lapisan datam kapsul Bowman

Gambar 14-7
Lapisan-lapisan di membran glomerulus.

di kapiler lain bergeser sedemikian sehingga filtrasi terjadi di Badan sel podosit
bagian awal pembuluh tetapi di ujung pembuluh terjadi
reabsorpsi (lihat Gambar 10-23, h. 394).

GAYA-GAYA YANG BERPERAN DALAM FILTRASI


!
GLOMERULUS
E
Tiga gaya fisik terlibat daiam filtrasi glomerulus (Thbel 14-1): l
.9.
tekanan darah kapiler glomerulus, tekanan osmotik koloid 6
5
plasma, dan tekanan hidrostatik kapsul Bowman. Marilah
o
kira lihar peran masing-masing. 3
o
I

1. Tekanan darah kapiler glomerulus adalah tekanan cairan 3


c
o
yang ditimbulkan oleh darah di dalam kapiler glomeru- o
lus. Tekanan ini pada akhirnya bergantung pada kon- c
traksi jantung (sumber energi yang menghasilkan filtrasi a
I
glomerulus) dan resistensi terhadap aliran darah yang o
ditimbulkan oleh arteriol aferen dan eferen. Tekanan Foot process Celah filtrasi
darah kapiler glomerulus, dengan nilai rerata diperkira- Gambar 14-8
kan 55 mm Hg, lebih tinggi daripada tekanan darah Podosit kapsul Bowman dengan foot process dan celah
kapiler di tempat lain. Penyebab lebih tingginya tekanan filtrasi. Perhatikan celah filtrasi anlata foot process yang
berdekatan pada foto mikroskop ini. Podosit dan foot
di kapiler glomerulus adalah garis tengah arteriol aferen processnya mengelilingi kapiler glomerulus.
yang lebih besar dibandingkan dengan arteriol eferen.
Karena darah dapat iebih mudah masuk ke glomerulus
melalui arteriol aferen yang lebar daripada keluar melalui
arteriol eferen yang lebih sempit maka tekanan darah

Sistem Kemih 561


filtrasi glomerulus. Gaya osmotik oposan ini rata-rata 30
::
Ta:bel 14-1 ::

mm Hg, yaitu sedikit lebih tinggi daripada di kapiler


Gaya-gaya yang Berperan dalam Filtrasi Glomerulus lain. Tekanan ini lebih tinggi karena HrO yang difiltrasi
keluar darah glomerulus jauh lebih banyak sehingga
GAYA EFEK KEKUATAN (mm Hg) konsentrasi protein plasma lebih tinggi daripada di
tempat lain.
Tekanan darah Mendorong
kapiler fi ltrasi 3. Tbhanan hidrostatih kapsul Bouman, tekanan yang di-
glomerulus timbulkan oleh cairan di bagian awal tubulus ini, diper-
kirakan sekitar 15 mm Hg. Tekanan ini, yang cenderung
mendorong cairan keluar kapsul Bowman, melawan fiI,
trasi cairan dari glomerulus menuju kapsul Bowman.

Tekananosmotik Melawan
koloid plasma filtrasi LAJU FILTRASI GLOMERULUS
Seperti dapat dilihat di Tabel I4-1, gaya-gayayang bekerja
menembus membran glomerulus tidak berada dalam kese-
{r
imbangan. Gaya total yang mendorong filtrasi adalah te-
kanan darah kapiler glomerulus yaitt 55 mm Hg. Jumlah
Tekanan Melawan dua gaya yang melawan filtrasi adalah 45 mm Hg. Perbedaan
hidrostatik filtrasi
netto yang mendorong filtrasi (10 mm Hg) disebut tekan-
kapsul Bowman
an ffltrasi netto. Tekanan yang ringan ini mendorong cair-
an dalam jumlah besar dari darah menembus membran
glomerulus yang sangar permeabel. Laju filtrasi yang se-
benarnya, laju ffltasi glomerulus (LFG), berganrung ti-
Tekanan filtrasi Mendorong dak saja pada tekanan filtrasi netto tetapi juga pada seberapa
netto (Perbedaan fi ltrasi
luas permukaan glomerulus yang tersedia untuk penetrasi
antara gaya
yang mendorong dan seberapa permeabel membran glomerulus (yaitu, se-
filtrasi dan gaya berapa "bocor" lapisan ini). Sifat-sifar membran glomerulus
yang melawan ini secara kolektif disebut sebagai koeffsien ffltrasi (Ko).
filtrasi)
Karena itu,
55 - (30 + 15) = 10
LFG = Kr x tekanan filtrasi netto

Dalam keadaan normal, sekitar 20% plasma yang ma-


suk ke glomerulus disaring pada tekanan filtrasi netto 10 mm
kapiler glomerulus tetap tinggi akibat terbendungnya
Hg, melalui seluruh glomerulus secara kolektif dihasilkan
darah di kapiler glomerulus. Selain itu, karena tingginya
180 liter filtrat glomerulus setiap hari untuk LFG rerata 125
resistensi yang dihasilkan oleh arteriol eferen maka
ml/mnt pada pria (150 liter filtrat per hari pada LFG rerata
tekanan darah tidak memiliki kecenderungan untuk tu-
115 ml/mnt pada wanita).
run di sepanjang kapiler glomerulus seperti di kapiler
lain. Tekanan darah glomerulus yang tinggi dan tidak
menurun ini cenderung mendorong cairan keluar glo-
merulus menuju kapsul Bowman di seluruh panjang I Perubahan pada LFG terutama disebabkan oleh
kapiier glomerulus, dan merupak^n gaya utama yang perubahan tekanan darah kapiler glomerulus.
menghasilkan filtrasi glomerulus.
Karena tekanan filtrasi netto yang menyebabkan filtrasi glo-
Sementara tekanan darah kapiler glomelulus men-
merulus hanyalah disebabkan oleh ketidakseimbangan gaya-
dorong frftrasl dua gaya lain yang bekerja menembus
gaya fisik yang saling berlawanan anrara plasma kapiler glo-
membran glomerulus (tekanan osmotik koloid plasma
merulus dan cairan kapsul Bowman, maka perubahan di
dan tekanan hidrostatik kapsul Bowman) melawan fii-
salah satu dari gaya-gaya fisik ini dapat mempengaruhi LFG.
trasi.
Kita akan membahas efek perubahan masing-masing gaya
2. Tbkanan osmotik koloid plasma ditimbulkan oleh distri-
fisik ini pada LFG.
busi tak seimbang protein-protein plasma di kedua sisi
membran glomerulus. Karena tidak dapat difiltrasi maka
protein plasma terdapat di kapiler glomerulus tetapi FAKTOR YANG TIDAK DIATUR PADA LFG
tidak di kapsul Bowman. Karena itu, konsentrasi HrO Tekanan osmotik koloid plasma dan tekanan hidrostatik
lebih tinggi di kapsul Bowman daripada di kapiler glo- kapsul Bowman tidak berada di bawah regulasi dan, pada
merulus. Timbul kecenderungan HrO untuk berpindah keadaan normal, tidak banyak.berubah.
melalui osmosis menuruni gradien konsentrasinya sen- CATAIAN KLINIS. Akan tetapi, keduanya dapat ber-
diri dari kapsul Bowman ke dalam glomerulus melawan ubah pada keadaan patologis dan karenanya mempengaruhi

562 Bab 14
LFC, Karena tekanan osmodk koloid plasma melawan filtrasi, MEKANISME PENYEBAB OTOREGULASI LFG
maka penurunan konsentrasi protein plasma sehingga menu-
Karena tekanan darah arteri adalah gaya urama yang men-
runkan tekanan ini, menyebabkan peningkatan LFG. Penu-
dorong darah masuk ke dalam glomerulus maka tekanan darah
runan tak terkendali konsentrasi protein plasma dapat terjadi,
kapiler glomerulus, dan LFG, akan meningkat berbanding
sebagaicontoh, pada pasien luka bakar luas yang kehilangan
lurus jika tekanan arteri meningkat bila faktor lain tidak
banyak cairan kaya protein yang berasal dari plasma melalui
berubah (Gambar 14-9). Demikian juga, penurunan tekanan
permukaan kulit yang terbakar. Sebaliknya, pada situasi di
darah arteri akan menyebabkan penurunan LFG. Perubahan
mana tekanan osmotik koloid plasma meningkat, misalnya
spontan tak sengaja LFG seperti ini umumnya dicegah oleh
pada kasus diare dengan dehidrasi, LFG berkurang. mekanisme regulasi intrinsik yang dilakukan oieh ginjal sen-
Gkanan hidrostatik kapsul Bowman dapat meningkat
diri, suatu proses yang dikenal sebagai otoregulasi (oto aftinya
tak terkendali dan filtrasi dapat menurun akibat obstruksi "sendiri"). Ginjal, dalam batas-batas terrenru, dapat memper-
saluran kemih, misalnya batu ginjal atau pembesaran prosrar.
tahankan aliran darah ke dalam kapiler glomerulus (dan
Terbendungnya cairan di belakang obstruksi menyebabkan
karenanya tekanan darah kapiler glomerulus konstan dan LFG
tekanan hidrostatik kapsul meningkat.
stabil) meskipun terjadi perubahan tekanan darah arteri. Gin-
jal melakukannya dengan mengubah-ubah kaliber arteriol afe-
PENYESUAIAN TERKONTROL LFG ren sehingga resistensi terhadap aliran melalui pembuluh ini
Tidak seperti tekanan osmorik koloid plasma dan tekanan dapat disesuaikan. Sebagai contoh, jika LFG meningkat akibat
hidrostatik kapsul Bowman-yang mungkin tidak terkendali peningkatan tekanan darah arteri maka tekanan filtrasi netto
pada berbagai keadaan penyakit dan karenanya mengubah dan LFG dapat dikurangi ke normal oleh konstriksi arteriol
LFG tanpa dikehendaki-tekanan darah kapiler glomerulus aferen, yang menurunkan aliran darah ke dalam glomerulus
dapat dikontrol untuk menyesuaikan LFG agar memenuhi (Gambar 14-10a). Penyesuaian lokal ini menurunkan tekanan
kebutuhan tubuh. Asalkan semua faktor lain konstan maka darah glomerulus dan LFG ke normal.
jika tekanan darah kapiler glomerulus naik maka tekanan fil- Sebaliknya, jika LFG turun akibat penurunan tekanan
trasi netto akan naik dan LFG juga meningkat. Besar tekanan arteri maka tekanan glomerulus dapat ditingkatkan ke nor-
darah kapiler glomerulus bergantung pada iaju aliran darah mal oleh vasodilatasi arreriol aferen, yang memungkinkan
di dalam masing-masing glomerulus. Jumlah darah yang lebih banyak darah masuk meskipun tekanan pendorong ber-
mengalir ke dalam sebuah glomerulus per menit ditentukan kurang (Gambar 14-10b). Peningkatan volume darah glome-
terutama oleh besar tekanan darah arteri sistemik rara-rara rulus meningkatkan tekanan darah glomerulus, yang pada
dan resistensi yang ditimbulkan oleh arteriol aferen. Jika re- gilirannya membawa LFG kembali ke normal.
sistensi di arteriol aferen meningkat maka darah yang meng-
Dua mekanisme intrarenal berperan dalam otoregulasi:
alir ke glomerulus lebih sedikit sehingga LFG berkurang. (1) mekanisme miogenik, yang berespons terhadap perubahan
Sebaliknya, jika resistensi arteriol aferen berkurang maka
tekanan di daiam komponen vaskular nefron; dan (2) meka-
lebih banyak darah mengalir ke dalam glomerulus dan LFG
nisme umpan balik tubuloglomerulus, yang mendeteksi per-
meningkat. Terdapat dua mekanisme kontrol yang mengarur
ubahan kadar garam di cairan yang mengalir melalui kom-
LFC, keduanya diarahkan untuk menyesuaikan aliran darah
ponen tubular nefron.
glomerulus dengan mengarur jari-jari dan, karenanya, resis-
tensi arteriol aferen. Kedua mekanisme ini adalah (1) otore- I Mekanisme miogenik adalah sifat umum otot polos
gulasi, yang ditujukan untuk mencegah perubahan sponran vaskular (miogenik arrinya "dihasilkan oleh otot"). Otot polos
LFG; dan (2) kontrol simpatis ekstrinsik, yang ditujukan vaskular arteriol berkontraksi secara inheren sebagai respons
untuk regulasi jangka panjang tekanan darah arteri. terhadap peregangan yang menyertai peningkatan tekanan di

Glomerulus

Arteriol aferen
Arteriol eferen
1 Arterial blood pressure
(increases blood flow
into the glomerulus)

I lre
Gambar 14-9
Efek langsung tekanan darah arteri terhadap laju filtrasi glomerulus (LFG).

Sistem Kemih 553


Glomerulus krin lokai pada arteriol aferen sekitar untuk menyebabkannya
berkonstriksi sehingga aliran darah glomerulus berkurang
dan LFG kembali ke normal. Dalam keadaan sebaliknya, ke-
tika penyaluran garam ke tubulus distal berkurang karena
penurunan spontan LFG akibat penurunan tekanan darah
arteri, maka adenosin yang dikeluarkan oleh makula densa
juga berkurang. Hal ini menyebabkan vasodilatasi arteriol
aferen sehingga aliran darah tubulus meningkat dan LFG
kembali normal. Karena itu, melalui mekanisme TGF, tubu-
lus suatu nefron mampu memantau kadar garam di cairan
yang mengalir melaluinya dan mengatur laju filtrasi melalui
J LFG
(a) glomerulusnya sendiri agar cairan di awai tubulus distal dan
penyaluran garam konstan.
Glomerulus
PENTI NGNYA OTOREGULASI LFG
Mekanisme umpan balik tubuloglomerulus dan miogenik
bekerja sama untuk melakukan otoregulasi terhadap LFG
dalam kisaran tekanan darah arteri re rata 80 sampai 180 ,mm
Hg. Di dalam rentang yang luas ini, penyesuaian otoregulato-
rik intrinsik resistensi arteriol aferen dapat mengompensasi
perubahan tekanan arteri sehingga fluktuasi LFG yang tidak
diinginkan dapat dicegah, meskipun tekanan glomerulus
cenderung mengikuti perubahan tekanan arteri. Tekanan
1 LFG
arteri rerata normal adalah 93 mm Hg, sehingga kisaran ini
(b) mencakup perubahan transien tekanan darah yang menyerrai
aktivitas sehari-hari yang tidak berkaitan dengan kebutuhan
Gambar 14-10
untuk ginjal mengatur ekskresi HrO dan garam, misalnya pe-
Penyesuaian kaliber arteriol aferen untuk mengubah LFG.
(a) Vasokonstriksi arteriol mengurangi LFG. (b) Vasodilatasi
ningkatan normal tekanan darah saat olahraga. Otoregulasi
arteriol meningkatkan LFG. penting karena pergeseran LFG yang tidak diinginkan dapat
menyebabkan ketidakseimbangan cairan, elektrclit, dan zat
sisa. Karena paling tidak sebagian dari cairan yang difiltrasi
selalu diekskresikan maka jumlah cairan yang diekskresikan
dalam pembuluh (lihat h. 383). Karena itu, arteriol aferen di urin secara otomatis meningkat jika LFG meningkat. Jika
secara otomatis berkonstriksi sendiri ketika teregang akibat otoregulasi tidak ada maka LFG akan meningkat dan HrO
peningkatan tekanan darah arteri. Respons ini membantu serta zat terlarut akan terbuang sia-sia akibat meningkatnya
membatasi aliran darah ke dalam glomerulus dalam jumlah tekanan darah arteri saat olahraga berat. Jika, sebaliknya,
normal meskipun tekanan arteri meningkat. Sebaliknya, re- LFG terlalu rendah maka ginjal kurang mampu mengeluar-
laksasi inheren arteriol aferen yang tidak teregang ketika kan zat sisa, kelebihan elektrolit, dan bahan lain yang harus
tekanan di dalam pembuluh berkurang meningkatkan aliran diekskresikan. Karena itu otoregulasi meredam efek langsung
darah ke dalam glomerulus meskipun tekanan arteri turun. perubahan tekanan arteri pada LFG serta ekskresi HrO, zat
I Mekanisme umpan balik tubuloglomerulus (tubulo- terlarut, dan zat sisa.
glomerular feedback mechanism, TGF) melibatkan aparatus Jika terjadi perubahan tekanan arteri rerata di luar
juhstaglomerulus, yaiu kombinasi khusus sel tubular dan vas- kisaran otoregulasi, maka mekanisme ini tidak bisa meng-
kular di mana tubulus, setelah memutar balik, berjalan me- kompensasi. Kaarena itu, penurunan dramatis tekanan arteri
lewati sudut yang dibentuk oleh arteriol aferen dan eferen rerata (<80 mmHg atau >180 mmHg) menyebabkan tekanan
sewaktu keduanya menyatu dengan glomerulus (Gambar kapiler glomerulus dan LGF menurun atau meningkat sesuai
l4-3 dan 14-11). Sel-sel otot polos di dinding arteriol aferen perubahan tekanan arteri tersebut.
di bagian ini secara khusus membentuk sel granular, di-
namai demikian karena sel-sel ini memiliki banyak granula PENTI NGNYA KONTROL SIMPATIS EKSTRI NSIK
sekretorik. Sel tubulus khusus di regio ini secara kolektif di- PADA LFG
namai makula densa. Sel-sel makula densa mendeteksi per-
Selain mekanisme otoregulasi intrinsik yang dirancang untuk
ubahan kadar garam cairan tubulus yang melewatinya.
menjaga LFG konstan meskipun terjadi fluktuasi tekanan
Jika LFG meningkat akibat peningkatan tekanan arteri darah arteri, LFG dapat diubah dengan sengaja-bahkan ketika
maka cairan yang difiltrasi dan mengalir melalui tubulus tekanan darah arteri berada dalam kisaran otoregulasi-oleh
distal lebih besar daripada normal. Sebagai respons terhadap mekanisme kontrol ekstrinsik yang mengalahkan respons
peningkatan penyaluran garam ke tubulus distal, sel-sel ma- otoregulasi. Kontrol ekstrinsik LFG, yang diperantarai oleh
kula densa mengeluarkan adenosin, yang bekerja secara para- sinyal sistem saraf simpatis ke arteriol aferen, ditujukan un-

554 Bab 14
Arteriol
eferen
Sel Lumen
endotel kapsul
Bowman
Sel otot
Arteriol polos
eferen

Kapiler
glomerulus
ju kstag lomeru lus

Sel granular

Tubulus
distal
$l
Arteriol
aferen
Gambar l4-11
Aparatus jukstaglomerulus. Aparatus jukstaglomerulusterdiri dari sel-sel vaskular khusus (sel granLtlar) dan sel-sel tubular
khusus (makula densa) di titik tempat tubulus distal menembus garpu/cagak yang dibentuk oleh arteriol aferen dan arteriol
eferen nefron yang sama.

tuk mengatur tekanan darah arteri. Sistem saraf parasimpatis konstriktor simpatis jauh lebih banyak dibandingkan dengan
tidak memiliki pengaruh apapun pada ginjal. arteriol eferen. Ketika arteriol aferen yang membawa darah ke
Jika volume plasma berkurang-sebagai contoh, akibat glomerulus berkonstriksi akibat peningkatar.r aktivitas simpa-
perdarahan-maka penurunan tekanan darah arteri yang rer- tis, darah yang mengalir ke dalam glomerulus akan lebih sedi-
jadi dideteksi oleh baroresepror arkus aorra dan sinus karotis, kit daripada normal sehingga tekanan darah kapiler glomeru-
yang memicu refleks saraf untuk meningkatkan tekanan da- lus menurun (Gambar 14-10a). Penurunan LFG yang terjadi,
rah ke arah normal (lihat h. 404). Respons refleks ini dikoor- pada gilirannya, mengurangi volume urin. Dengan cara ini,
dinasikan oleh pusat kontrol kardiovaskular di batang otak sebagian H,O dan garam yang seharusnya keluar meialui urin
dan terutama diperantarai oleh peningkatan aktivitas simpa- dapat dipertahankan di dalam tubuh, dalam jangka panjang
tis ke jantung dan pembuluh darah. Meskipun peningkatan membantu memulihkan volume plasma ke normal sehingga
curah jantung dan resistensi perifer total yang terjadi mem- penyesuaian-penyesuaian kardiovaskular jangka pendek yang
bantu meningkatkan tekanan darah menuju normal namun telah terjadi tidak lagi dibutuhkan. Mekanisme lain, misalnya
volume plasma tetap kurang. Dalam jangka panjang, volume meningkatnya reabsorpsi HrO dan garam oleh tubulus serta
plasma harus dipulihkan ke normal. Salah satu kompensasi meningkatnya rasa haus (dijelaskan lebih rinci di bagian lain),
untuk berkurangnya volume plasma adalah penurunan juga ikut berperan dalam pemeliharaan tekanan darah jangka
pengeluaran urin sehingga lebih banyak cairan yang ditahan panjang, meskipun volume darah berkurang, dengan mem-
di tubuh. Pengeluaran urin berkurang sebagian karena pe- bantu memulihkan volume plasma.
nurunan LFG; jika cairan yang difiltrasi berkurang maka Sebaliknya, jika tekanan darah meningkat (misalnya
yang tersedia untuk diekskresikan juga berkurang. akibat ekspansi volume plasma setelah ingesti cairan ber-
lebihan), respons sebaliknya yang terjadi. Ketika baroreseptor
PERAN REFLEKS BARORESEPTOR PADA KONTROL mendeteksi peningkatan tekanan darah maka aktivitas vaso-
EKSTRINSIK LFG konstriktor simpatis ke arteriol, termasuk arteriol aferen
Tidak ada mekanisme baru yang diperlukan unruk menurun- ginjal, menurun secara refleks sehingga terjadi vasodilatasi
kan LFG. LFG diturunkan oleh respons refleks baroreseptor arteriol aferen. Karena darah yang masuk ke glomerulus
terhadap penurunan tekanan darah (Gambar 14-12). Selama melalui arteriol aferen yang melebar meningkat maka tekanan
refleks ini, terjadi vasokonstriksi akibat pengaruh simpatis di darah kapiler glomerulus bertambah sehingga LFG mening-
sebagian besar arteriol di seiuruh tubuh (termasuk arteriol kat (Gambar 14-10b). Karena cairan yang difiltrasi mening-
aferen) sebagai mekanisme kompensasi untuk meningkatkan kat maka jumlah yang tersedia untuk dieliminasi melalui urin
resistensi perifer total. Arteriol aferen disarafi oleh serat vaso- juga meningkat. Yang juga berperan meningkatkan volume

Sistem Kemih 555


j lekanan darah arteri

Deteksi oleh
baroreseptor arkus aorta
dan sinus karotis

m;-l -.-
iuntuns J Aktivitas simpatis
I |

Vasokonstriksi arteriol
generalisata

Vasokonstriksi
arteriol aferen

J Tekanan darah
kapiler glomerulus

I LFG

J Volume urin

I Konservasi cairan
clan

Gambar 14-12
Refleks baroreseptor mempengaruhi LFG dalam regulasi jangka panjang tekanan darah arteri.

urin adalah penurunan reabsorpsi HrO dan garam di tubulus anggap sebagai suatu konstanta, kecuali pada keadaan penya-
oleh pengaruh hormon. Kedua mekanisme ginjal ini - kit di mana membran giomerulus menjadi lebih bocor dari-
peningkatan filtrasi glomerulus dan penurunan reabsorpsi pada biasa. Riset-riset baru menunjukkan bahwa \ dapat
HrO dan garam oleh tubulus - meningkatkan volume urin mengalami perubahan di bawah kontrol fisiologik. Dua fak-
dan mengeluarkan kelebihan cairan dari tubuh. Penurunan tor yang mempengaruhi K;luas permukaan dan permeabili-
rasa haus dan asupan cairan juga mernbantu memulihkan tas membran glomerulus-dapat dimodifikasi oleh aktivitas
tekanan darah yang meningkat ke normal. kontraktil di dalam membran.
Luas permukaan yang tersedia untuk filtrasi di dalam

I LFG dapat dipengaruhi oleh perubahan dalam glomerulus diwakili oleh permukaan dalam kapiler glome-
rulus yang berkontak dengan darah. Setiap kuntum kapiler
koefisien filtrasi.
glomerulus disatukan oleh sel mesangium. Sel-sel ini
Sejauh ini kita telah membahas perubahan LFG sebagai mengandung elemen kontraktil (yaitu, filamen mirip aktin).
akibat perubahan dalam tekanan filtrasi netto. Namun, laju Kontraksi sel-sel mesangium ini menutup sebagian kapiler
filtrasi glomerulus juga bergantung pada koefisien filtrasi (K,) filtrasi, mengurangi luas permukaan yang tersedia untuk fil-
selain tekanan ftltrasi netto. Selama bertahun-tahun K" di- trasi di dalam kuntum giomerulus. Ketika tekanan filtrasi

566 Bab 14
netto tidak berubah maka penurunan \ ini menurunkan
LFG. Stimulasi simpatis menyebabkan sel mesangium ber- IGinjal secara normal menerima 20% sampai
kontraksi dan merupakan mekanisme kedua (selain men- 25% curah jantung.
dorong vasokonstriksi arteriol aferen) yang digunakan oleh
Pada K, dan tekanan filtrasi netto rerata, 20o/o plasma yang
sistem saraf simpatis untuk menurunkan LFG.
masuk ke ginjal diubah menjadi filtrat glomerulus. Hal ini
Podosit juga memiliki filamen kontraktil mirip aktin,
berarti bahwa pada LFG rerata 125 ml/mnt, aliran plasma
yang kontraksi atau relaksasinya masing-masing dapat menu-
ginjai total harus sekitar 625 mllmnt. Karena 55% dari darah
runkan atau meningkatkan jumlah celah filtrasi yang terbuka
keseluruhan terdiri dari plasma (yaitu, hematokrit = 45; lihat
di membran dalam kapsul Bowman dengan mengubah ben-
h,421), maka aliran darah total meialui ginjal rata-rata adalah
tuk dan kedekatanpo t process (Gambar 14-13) . Jumlah celah
1140 ml/mnt. Jumlah ini adalah sekiar 22o/o dari curah
adalah penentu permeabilitas; semakin banyak celah yang
jantung total yang besarnya 5 liter (5000 ml) per menit,
terbuka, semakin besar permeabilitas. Aktivitas kontraktil
meskipun ginjal membentuk kurang dari 1o/o berat badan
podosit, yang selanjutnya mempengaruhi permeabilitas dan
total.
K,, berada di bawah kontrol ftsiologik oleh mekanisme yang
belum sepenuhnya dipahami. Ginjal perlu menerima proporsi curah jantung yang
sedemikian besar karena organ ini harus terus-menerus me-
Sebelum mengalihkan perhatian ke proses reabsorpsi
tubulus, marilah kita teliti persentase curah jantung yang lakukan fungsi regulatorik dan ekskretorik terhadap darah
mengalir ke ginjal. Hal ini akan lebih memperkuat konsep dalam jumlah besar yang dialirkan kepadanya untuk mem-
berapa banyak darah yang mengalir melaiui ginjal dan berapa
pertahankan stabilitas lingkungan cairan internal. Sebagian
banyak cairan yang terfiltrasi serta diproses oleh tubulus.
besar darah mengalir ke ginjal bukan untuk mendarahi
jaringan ginjal tetapi untuk disesuaikan dan dimurnikan
oleh ginjal. Secara rerara, 207o sampai 25o/o dari darah yang
dipompa keluar oleh jantung setiap menit "mengalir ke pem,
Lumen kapiler bersih" dan bukan melaksanakan tugas normalnya bertukar
glomerulus bahan dengan jaringan. Hanya dengan pemrosesan rerus-
Lengkung
menerus darah dalam jr-rmlah besar tersebut barulah ginjal
Membran
basal kapiler dapat dengan tepar mengarur volume dan komposisi elektro,
glomerulus glomerulus lit lingkungan internal dan secara adekuat mengeluarkan pro-
duk sisa metabolik dalam jumlah besar yang terus-menerus
diproduksi.

REABSORPSI TUBULUS
Semua konstituen plasma kecuali protein, tanpa pandang
\ arr"n bulu difitrasi bersama melalui kapiler glonrerulus. Selain zat
Foot process podosit Celah kapsul sisa dan kelebihan bahan yang harus dikeluarkan oleh tubuh,
filtrasi Bowman
cairan filtrasi juga mengandung nutrien, elektrolit, dan bahan
(a)
lain yang dibutuhkan oleh tubuh. Memang, melalui filtrasi
glomerulus yang terus-menerus, jumlah dari bahan-bahan
yang terfiltrasi per hari ini bahkan lebih besar daripada yang
ada di tubuh. Bahan-bahan esensial yang terfiltrasi dikem-
balikan ke tubuh melalui reabsorpsi tubulus, rrarrsfer diskret
F.4TA\ dqiTIX..in;"Ttr.T (,{nr\iirliXl}\mn'\dfiil-Iill\ ,linq
bahan-bahan dari lumen tubulus ke dalam kapiler peritubu-
lus.

I Reabsorpsi tubulus adalah proses yang luar


biasa, sangat selektif, dan bervariasi.
(b)
Gambar 14-13 Reabsorpsi tubulus adalah suatu proses yang sangat selektif.
Semua konstituen kecuali protein plasma memiliki konsen,
Perubahan jumlah celah filtrasi yang terbuka akibat relaksasi
dan kontraksi podosit. (a) Relaksasi podosit memperkecil trasi yang sama di filtrat giomerulus dar.r di plasma. Pada
bagian basal foot process, meningkatkan jumlah celah f iltrasi sebagian besar kasus, jumlah setiap bahan yang diserap ada-
yang terbuka penuh di daerah tersebut. (b) Kontraksi podosit lah jumlah yang diperlukan untuk mempertahankan kom-
mendatarkan foot process sehingga jumlah celah filtrasi di
posisi dan volume lingkungan cairan internai yang sesuai.
antaranya berkurang (Sumber: Diadaptasi dari Federation
Proceedings, vol.42, h. 3046-3052, 1983, Dicetak ulang Secara umum, tubulus memiliki kapasitas reabsorpsi yang
dengan ijin). besar untuk bahan-bahan yang dibutuhkan oleh tubuh dan

Sistem Kemih 567


Dari 125 ml/mnt cairan yang terfiltrasi, biasanya 124
Tabel 14-2 ml/mnt direabsorpsi. Dengan melihat besarnya filtrasi glome-
Nasib Berbagai Bahan yang Tersaring oleh Ginjal rulus maka besar reabsorpsi tubulus adalah luar biasa: TLbu-
PERSENTASE PERSENTASE lus biasanya mereabsorpsi 99o/o dari HrO yang terfiltrasi (47
RERATA RERATA gallhari), 100% gula yang terfiltrasi (2,5 lb/hari) , dan99,5o/o
REABSORPSI EKSKRESI garam yang terfiltrasi (0,36 lb/hari).
BAHANYANG BAHANYANG
BAHAN TERFILTRASI TERFILTRASI

Air 99 1 I Reabsorpsi tubulus melibatkan transpor


Natrium 99,5 0,5
Glukosa 100 0
transepitel.
Urea (suatu produk sisa) 50 50
Fenol (suatu produk sisa) Di seluruh panjangnya, dinding tubulus memiliki ketebalan
100 satu sel dan terletak dekat dengan kapiler peritubulus yang
mengelilinginya (Gambar l4-14). Sel-sel tubulus yang
berdekatan tidak berkontak satu sama lain kecuali di tempat
mereka disatukan oleh taut erat (taut kedap, tight junctiln;
kecil atau tidak ada untuk bahan-bahan yang tidak berman- lihat h. 65) di tepi-tepi Iateral dekar membran luminalnya,
faat (Tabel 14-2). Karena itu, hanya sedikit, kalaupun ada, yang menghadap ke lumen tubulus. Cairan interstisium
konstituen plasma yang terfiltrasi dan bermanfaat bagi tubuh terletak di celah antara sel-sel yang berdekatan-ruang
terdapat di urin karena sebagian besar telah direabsorpsi dan lateral*serta di antara tubulus dan kapiler. Membran
dikembalikan ke darah. Hanya bahan esensial, misalnya elek- basolateral menghadap cairan interstisium di bagian basal
trolit yang berlebihan yang dieksreksikan di urin. Untuk dan tepi lateral sel. Taut erat umumnya menghambat bahan
konstituen plasma esensial yang diatur oleh ginjal, kapasitas mengalir di antara sel sehingga bahan harus menembus sel
reabsorpsi dapat bervariasi bergantung pada kebutuhan tu- untuk meninggalkan lumen tubulus dan masuk ke darah.
buh. Sebaliknya, sebagian produk sisa yang terfiltrasi terdapat
di urin. Bahan sisa ini, yang tidak bermanfaat dan bahkan TAHAP-TAHAP TRANSPOR TRANSEPITEL
berpotensi merugikan tubuh jika dibiarkan menumpuk, sama
Untuk dapat direabsorpsi, suatu bahan harus melewari lima
sekali tidak direabsorpsi. Zat-zar ini menetap di tubulus un-
sawar terpisah (Gambar 14-14):
tuk dikeluarkan di urin. Sewaktu HrO dan bahan penting
lain direabsorpsi, produk-produk sisa yang tertinggal di I Tahap i Bahan harus meninggalkan cairan tubulus
cairan tubulus menjadi sangat pekat. dengan melewati membran luminal sel tubulus

Lumen Sel epitel Cairan Kapiler


tubulus tubulus interstisium peritubulus

Filtrat

Membran Ruang lateral


luminal

oo +
o
-...-....>

Membran Dinding
basolateral kapiler

Agar dapat direabsorpsi (berpindah dari filtrat ke plasma), suatu bahan harus melewati lima sawar berbeda:

Q membran luminal sel @ membran basolateral sel


@ dinding tapiter

@ sitosol @ cairan interstisium

Gannbar 14-14
Tahap-tahap transpor transepitel.

568 Bab 14
| ' Tahap ? Bahan harus melewati sitosol dari satu sisi sel dan volume bervariasi, bergantung pada kebutuhan tubuh
tubulus ke sisi lainnya. untuk menghemat atau mengeluarkan H.O.
I Tahap 3 Bahan harus melewati membran basolateral sel I Reabsorpsi natrium di tubulus distal dan koligenres
tubulus untuk masuk ke cairan interstisium bervariasi dan berada di bawah kontrol hormon. Reabsorpsi
I Tahap 4 Bahan harus berdifusi melalui cairan intersti- ini berperan kunci dalam mengarur volume CES, yang pen-
sium ting dalam kontrol jangka panjang tekanan darah arteri, dan
I Tahap 5 Bahan harus menembus dinding kapiler untuk juga sebagian berkaitan dengan sekresi K- dan sekresi Ht.
masuk ke plasma darah
Natrium direabsorpsi di sepanjang tubulus kecuali di
Keseluruhan rangkaian langkah ini dikenal sebagai transpor pars desendens ansa Henle. Nanti anda akan mempelajari
transepitel ("menembus epitel"). makna dari pengecualian ini. Di seluruh segmen tubulus
yang mereabsorpsi Na-, tahap aktif dalam reabsorpsi Na-
REABSORPSI PASIF VERsU5 AKTIF melibatkan pembawa Na.-K. AIPase dependen energi yang
Grdapat dua jenis reabsorpsi tubulws-reabsorpsi pasif dan terletak di membran basolateral sel tubulus (Gambar 14-1r.
re abs o rps i a httf-bergantung pada apakah diperlukan penge- Pembawa ini sama dengan pompa Na--K. yang terdapat di
luaran energi lokal untuk mereabsorpsi bahan tertentu. Pada semua sel yang secara aktif mengeluarkan Na- dari sel (lihat
reabsorpsi pasif, semua tahap dalam rranspor transepitel h. 77). Sewaktu pompa basolateral memindahkan Na. keluar
suatu bahan dari lumen tubulus ke plasma bersifat pasif; sel tubulus ke dalam ruang lateral, konsentrasi Na- intrasel
yaitu tidak ada pengeluaran energi pada perpindahan netto terjaga tetap rendah sementara konsentrasi Na- di ruang late-
bahan, yang terjadi mengikuti penurunan gradien elektro- ral terus meningkat; jadi, pompa ini memindahkan Na" me-
kimia atau osmotik (lihat h. 70). Sebaiiknya, reabsorpsi aktif lawan gradien konsentrasi. Karena konsentrasi Na. intrasel
berlangsung jika salah satu dari tahap-tahap dalam transpor dijaga tetap rendah oleh aktivitas pompa basolateral maka
transepitel suatu bahan memerlukan energi, bahkan jika ke- terbentuk gradien konsentrasi yang mendorong perpindahan
empat tahap lainnya bersifat pasif. Pada reabsorpsi aktif, pasif Na- dari konsentrasinya yang lebih tinggi di lumen
perpidahan netto bahan dari lumen tubulus ke plasma terjadi tubulus menembus batas luminal ke daiam sel tubuius. Sifat
melawan gradien elektrokimia. Bahan yang secara aktif di- saluran Na- luminal dan/atau pengangkut yang memungkin-
reabsorpsi bersifat penting bagi tubuh, misalnya glukosa, kan perpindahan Nat dari lumen ke dalam sel bervariasi di
asam amino, dan nutrien organik lainnya, serta Nat dan berbagai bagian tubulus, tetapi bagaimanapun perpindahan
elektrolit lain seperti PO43-. Di sini tidak secara spesifik di- Na* menembus membran luminal selalu merupakan proses
jelaskan proses reabsorpsi masing-masing bahan yang difil- pasif. Sebagai contoh, di tubulus proksimal, Na* menye-
trasi untuk dikembalikan ke plasma tetapi akan diperlihatkan berangi batas luminal melalui pembawa kotranspor yang se-
contoh ilustratif mekanisme umum yang berperan, setelah cara bersamaan memindahkan Na- dan suatu nutrien organik
mula-mula kita menguraikan reabsorpsi Na- yang penring misalnya glukosa dari lumen ke dalam sel. Anda akan segera
dan unik. belajar lebih banyak renrang proses kotranspor ini. Sebalik-
nya, di duktus koligentes, Na- menyeberangi batas luminal
melalui suatu saluran Nat. Setelah masuk ke dalam sel me-
I Pompa N*-K* ATPase aktif di membran lewati batas luminal melalui cara apapun, Na- secara aktif
basolateral penting bagi reabsorpsi Na. dikeluarkan ke ruang lateral oleh pompa Na--Kt basolateral.
Langkah ini sama di seluruh tubulus. Natrium terus berdifusi
Reabsorpsi natrium bersifat unik dan kompleks. Dari energi
menuruni gradien konsentrasi dari konsentrasinya yang
total yang dikeluarkan oleh ginjal, 80% digunakan untuk tinggi di ruang lateral ke dalam cairan intersrisium sekitar
transpor Nat, yang menunjukkan pentingnya proses ini. dan akhirnya ke dalam pembuluh darah peritubulus. Karena
Tidak seperti kebanyakan zat terlarut yang terfiltrasi, Na- itu, transpor netto Na* dari lumen tubulus ke Calam darah
direabsorpsi hampir di sepanjang tubulus, tetapi dengan berlangsung dengan menggunakan energi.
derajat berbeda-beda di bagian yang berbeda. Dari Nat yang
difiltrasi, 99,50/o secara normal direabsorpsi. Dari Na. yang
Kini marilah kita membahas penringnya regulasi re-
absorpsi Na- di bagian distal nefron dan meneliti bagaimana
direabsorpsi, sekitar 670/o direabsorpsi di tubulus proksimal,
kontrol ini terlaksana. Kemudian kita akan mengulas secara
25o/odi ansa Henle, dan 8% di tubulus distal dan koligentes.
lebih detil peran reabsorpsi Na. di tubulus proksimal dan di
Reabsorpsi natrium memiliki peran penting berbeda-beda di
ansa Henle.
masing-masing segmen tersebut, seperti akan tampak seiring
dengan berlanjutnya pembahasan kita. Inilah sekilas peran-
peran tersebut:
I Aldosteron merangsang reabsorpsi Na* di
I Reabsorpsi natrium di tubulus probsimal\erperan pen-
tubulus distal dan koliEentes.
reabsorpsi glukosa, asam amino, HrO, Cl-, dan
::?.0""- Di tubulus proksimal dan ansa Henle, terjadi reabsorpsi Na-
I Reabsorpsi natrium di pars asendens ansa Henle, ber- yang terfiltrasi dengan persentase tetap berapapun beban
sama dengan reabsorpsi Cl-, berperan sangar penring dalam Na: Qumkh total l\at di cairan tubuh, bukan konsentrasi
kemampuan ginial menghasilkan urin dengan konsentrasi Nat di cairan tubuh). Di bagian distal tubulus, reabsorpsi

Sistem Kemih 569


Kapiler
Sel tubulus Cairan interstisium peritubulus

Na'
Transpor aktif
Saluran
Na'

I Pembawa
I Na--x-ATpase
J basolateral
I
Na'
Ruang lateral

Gambar 14-15
Reabsorpsi natrium. Pembawa Na*-K* ATPase basolateral secara aktif memindahkan Na- dari sel tubulus ke dalam cairan
interstisium di ruang lateral. Proses ini menciptakan suatu gradien konsentrasi untuk perpindahan pasif Na- dari lumen ke dalam
sel tubulus dan dari ruang lateral ke dalam kapiler peritubulus, menghasilkan perpindahan netto Na+ dari lumen tubulus ke
dalam darah, suatu proses yang memerlukan energi.

persentase kecil Na- yang terfiltrasi berada di bawah kontrol ron (SRAA). Sel granular apararus jukstagiomerulus (Gam-
hormon. Tingkat reabsorpsi terkontrol ini berbanding ter- 6ar 14-11) mengeluarkan suatu hormon enzimatik, renin,
balik dengan tingkat beban Na- di tubuh. Jika Nat terlalu ke dalam darah sebagai respons terhadap penurunan NaCl/
banyak maka hanya sedikit dari Na- yang terkontrol ini volume CES/tekanan darah. Fungsi ini adalah tambahan
direabsorpsi; Na. ini akan keluar melalui urin sehingga ke- terhadap peran sel makula densa aparatus .jukstaglomerulus
lebihan Na- dapat dikeluarkan dari tubuh. Namun, jika ter- dalam otoregulasi. Secara spesifik, tiga masukan berikut ke sel
jadi kekurangan Na* maka sebagian besar atau seluruh Nat granular meningkatkan sekresi renin:
yang terkontrol ini direabsorpsi, menghemat Na. tubuh yang
1. Sel granular itu sendiri berfungsi sebagai baroreseptor
seharusnya keluar melalui urin.
intrLtrenal. Sel ini peka terhadap perubahan tekanan di
Beban/jumlah Na. di tubuh tercermin dalam volume
dalam arteriol aferen. Ketika mendeteksi penurunan
CES. Natrium dan ion Cl' penyertanya membentuk lebih
tekanan darah se1 granular ini mengeluarkan lebih
dari 90o/o aktivitas osmotik CES (NaCl adalah garam dapur).
banyak renin.
Ingatlah bahwa tekanan osmotik secara longgar dapat di-
2. Sel makula densa di bagian tubuius aparatus jukstaglo-
anggap sebagai gaya y^ng menarik dan menahan H,O (lihat
merulus peka terhadap NaCl yang melewatinya melalui
h. 70). Ketika beban Na. di aras normal dan karenanya
lumen tubulus. Sebagai respons terhadap penurunan
aktivitas osmotik CES meningkat maka keiebihan Nat ini
NaCl, sel makula densa memicu sel granular untuk
akan "menahan" tambahan HrO, meningkatkan volume
mengeluarkan lebih banyak renin.
CES. Sebaliknya, ketika beban Nat di bawah normal se-
hingga aktivitas osmotik CES berkurang, jumlah HrO yang
3. Sel granular disarafi oleh sistem saraf simpatis. Ketika
tekanan darah turun di bawah normal, refleks barore-
dapat ditahan di CES lebih rendah daripada normal sehingga
septor meningkatkan aktivitas simpatis. Sebagai bagian
volume CES berkurang. Karena plasma adalah bagian dari
dari respons refleks ini, peningkaran aktivitas simpatis
CES maka hasil terpenting dari perubahan volume CE,S
merangsang sel granular mengeluarkan lebih banyak
adalah penyamaan perubahan tekanan darah dengan ekspan-
ren i n.
si ('l tekanan darah) atau penurunan (J tekanan darah)
volume plasma. Karena itu, kontrol jangka panjang tekanan Sinyal-sinyal yang saling terkait untuk meningkatkan
darah arteri akhirnya bergantung pada mekanisme pengarur sekresi renin ini semuanya menunjukkan perlunya mening-
Na-. Kini kita akan mengalihkan perhatian pada mekanisme- katkan volume plasma untuk meningkatkan tekanan arteri ke
mekanisme ini. dormal dalam jangka panjang. Melalui serangkaian proses
kompleks yang melibatkan SRAA, peningkatan sekresi renin
menyebabkan peningkaran reabsorpsi Na' oleh tubulus distal
PENGAKTIFAN SISTEM RENIN-ANGIOTENSIN-
dan koligentes. Klorida selalu secara pasif mengikuti Na-
ALDOSTERON
menuruni gradien listrik yang terbentuk oleh perpindahan
Sistem hormon terpenting dan paling terkenal yang terlibat aktif Nat. Manfaat akhir dari rerensi garam ini adalah bahwa
dalam regulasi Na- adalah sistem renin-angiotensin-aldoste- retensi tersebut mendorong retensi HrO secara osmotis, yang

570 Bab 14
membantu memulihkan volume plasma sehingga penting 8% dari Nat yang terfiltrasi yang bergantung pada aldosteron
dalam kontrol jangka panjang tekanan darah. untuk direabsorpsi, namun pengeluaran sedikit-sedikit ini,
Marilah kita mempelajari secara lebih detil mekanisme yang sering terjadi karena seluruh volume plasma difiltrasi
SRAA di mana sekresi renin akhirnya menyebabkan pening- melalui ginjal berkali-kali dalam sehari, dapat menyebabkan
katan reabsorpsi Na- (Gambar 14-16). Setelah dikeluarkan ke pengeluaran Na- dalam jumlah bermakna.
daiam darah, renin bekerja sebagai enzim untuk meng- Jika tidak terdapat aldosteron sama sekali maka garam
aktifkan angiotensinogen menjadi angiotensin I. Angio- yang dapat diekskresikan per hari adalah 20 gram. Pada
tensinogen adalah suatu protein plasma yang disintesis oleh sekresi aldosteron maksimal, semua Na- yang terfiltrasi (dan,
hati dan selalu terdapat di plasma dalam konsentrasi tinggi. karenanya, semua Cl' yang terftltrasi) direabsorpsi sehingga
Ketika melewati paru melalui sirkulasi paru, angiotensin I ekskresi garam di urin nol. Jumlah aldosteron yang disekre-
II oleh angiotensin-conaerting
diubah menjadi angiotensin sikan, dan karenanya jumlah relatif garam yang dihemat
enzrye (ACE), yang banyak terdapat di kapiler paru. versus yang dikeluarkan, biasanya bervariasi antara kedua
Angiotensin II adalah perangsang utama sekresi hormon ekstrim ini, bergantung pada kebutuhan tubuh. Sebagai con-
aldosteron dari korteks adrenal. Korteks adrenal adalah kelen- toh, orang yang mengonsumsi garam dalam jumlah biasa
jar endokrin yang menghasilkan beberapa hormon berbeda, umumnya mengekskresikan sekitar 10 g garam per hari di
masing-masing disekresikan sebagai respons terhadap rang- urin, mereka yang mengonsumsi garam dalam jumlah besar
sangan yang berbeda. mengeluarkan lebih banyak, dan orang yang telah kehilangan
cukup banyak garam karena mandi keringat mengeluarkan
FUNGSI SISTEM RENIN-ANGIOTENSIN-ALDOSTERON lebih sedikit garam melalui urin. Dengan mengubah-ubah
jumlah renin dan aldosteron yang disekresikan sesuai dengan
Di antara berbagai efeknya, aldosteron meningkatkan re-
jumlah cairan (yang ditentukan oleh garam) di tubuh, ginjal
absorpsi Nat oleh tubulus distal dan koligentes. Hormon ini
dapat dengan repar menyesuaikan jumlah garam yang di-
melakukannya dengan mendorong penyisipan saluran Na.
tahan atau dikeluarkan. Dengan melakukan hal ini ginjal
tambahan ke dalam membran luminal dan penambahan
mempertahankan beban garam dan volume CES/tekanan
pembawa Nat-K- AfPase ke dalam membran basolateral sel
darah arteri pada tingkat yang relatif konstan meskipun kon-
tubulus distal dan koligentes. Hasil akhirnya adalah pening-
sumsi garam sangat beruariasi dan adanya pengeluaran cairan
katan fluks pasif Na- masuk ke dalam sel tubulus dari lumen
penuh garam secara abnormal.
dan peningkatan pemompaan Na. keluar sel ke dalam plas-
ma-yaitu, peningkatan reabsorpsi Na-, disertai Cl mengikuti
PERAN SISTEM RENIN-ANGIOTENSIN-ALDOSTERON
secara pasif. Karena itu, SRAA mendorong retensi garam
DALAM BERBAGAI PENYAKIT
yang menyebabkan retensi HrO dan peningkatan tekanan
darah arteri. Melalui mekanisme umpan balik negatif sistem CATAIAN KLIMS. Sebagian kasus hipertensi (tekanan darah
ini menghilangkan faktor-faktor yang memicu pelepasan tinggi) disebabkan oleh peningkatan abnormal aktivitas SRAA.
awal renin*yaitu, deplesi garam, penurunan volume plasma, Sistem ini juga ikut berperan menyebabkan retensi cairan dan
dan penurunan tekanan darah arteri (Gambar \4-16). edema yang terjadi pada gagal jantung kongestif Karena janrung
Selain merangsang sekresi aldosteron, angiotensin II mengalami kepayahan maka curah jantung berkurang dan
adalah konstriktor poten arteriol sistemik, secara langsung tekanan darah arteri menjadi rendah meskipun volume plasma
meningkatkan tekanan darah dengan meningkatkan resistensi normal atau bahkan meningkat. Jika penurunan tekanan darah
perifer total (iihat h. 386). Selain itu, angiotensin II merang- disebabkan oleh gagal jantung dan bukan penurunan jumlah
sang rasa haus (meningkatkan asupan cairan) dan merangsang garam/cairan di tubuh maka refleks-reflei<s untuk menahan
vasopresin (suatu hormon yang meningkatkan retensi HrO garam dan cairan yang terpicu oleh rendahnya tekanan darah
oleh ginjal), di mana keduanya ikut berperan dalam me- merupakan hal yang kurang tepat. Ekskresi natrium dapat turun
nambah volume plasma dan meningkatkan tekanan arteri. hingga nyaris nol meskipun ingesti garam berlanjut dan terjadi
(Seperti yang akan anda pelajari, mekanisme lain yang ber- akumulasi di tubuh. Ekspansi CES yang terjadi menimbulkan
kaitan dengan regulasi jangka panjang tekanan darah dan edema dan memperparah gagal jantung kongestif karena jan-
osmolaritas CES juga penring daiam mengontrol rasa haus tung yang telah melemah tidak dapat memompa volume plasma
dan sekresi vasopresin). tambahan tersebut.
Situasi yang berlawanan terjadi jika beban Nat, volume
CES dan plasma, dan tekanan darah arteri di atas normal. OBAT YANG MEMPENGARUHI REABSORPST Na.
Pada keadaan-keadaan ini, sekresi renin terhambat. Dengan CATAIAN KLINIS. Karena mekanisme penahan garam rer-
demikian, karena angiotensinogen tidak diaktif-kan menjadi picu secara tidak tepat maka pasien gagal jantung diberi diet
angiotensin I dan II, maka sekresi aldosteron tidak terang- rendah garam. Mereka sering diterapi dengan diuretik, obat
sang. Ta.npa aldosteron, tidak terjadi reabsorpsi Na- yang yang menyebabkan diuresis (peningkatan curah urin) se-
dependen aldosteron (jumlahnya kecil) di segmen distal tu- hingga terjadi peningkatan pengeluaran cairan dari tubuh.
bulus. Na. yang tidak direabsorpsi ini kemudian keluar ber- Banyak dari obat ini bekerja dengan menghambat reabsorpsi
sama urin. Tanpa aldosteron, pengeluaran terus-menerus se- Na. di tubulus. Dengan lebih banyaknya Nar yang diekskre-
bagian kecil dari Na. yang terfiltrasi ini dapat dengan cepat sikan, Iebih banyak HrO yang dikeluarkan dari tubuh se,
mengeluarkan kelebihan Na. dari tubuh. Meskipun hanya hingga kelebihan CES dapat dikeluarkan.

Sistem Kemih 57'l


J NaCU J volume CES/ Membantu memperbaiki
.ltekanan darah arteri

Hati
l.
Ginjal

WW
Na. (dan Cl-) secara
osmotis menahan lebih
banyak HrO di CES

Nat (dan Cl )
dihemat

I Reabsorpsi Na-
oleh tubulus ginjal
( | reabsorpsi Ct
mengikuti secara
pasif)

Vasopresin Haus

I Reabsorpsi HrO
oleh tubulus ginjal

*Faktor lain yang berkaitan


dengan keseimbangan
cairan juga menimbulkan
respons-respons ini.

Gambar 14-16
Sistem renin-angiotensin-aldosteron (SRAA). Ginjal mengeluarkan hormon renin sebagai responsterhadap penurunan NaCl,
volume CES, dan tekanan darah arteri. Renin mengaktifkan angiotensinogen, suatu protein plasma yang diproduksi di hati,
menjadi angiotensin l. Angiotensin I diubah menjadi angiotensin ll oleh angiotensin-converting enzyme (ACE) yang diproduksi di
paru. Angiotensin ll merangsang korteks adrenal untuk mengeluarkan hormon aldosteron, yang merangsang reabsorpsi Na*
oleh ginjal. Rentesi Na. yang terjadi menimbulkan efek osmotik yang menahan lebih banyak HrO di CES. Bersama-sama,
konservasi Na* dan HrO membantu mengoreksi rangsangan semula yang mengaktifkan sistem hormon ini. Angiotensin lljuga
memiliki efek lain yang membantu mengoreksi rangsangan semula, misalnya dengan mendorong vasokonstriksi arteriol.

Obat penghambat ACE, yang menghambat kerja darah ini dilawan oleh sistem pembuang Na. dan penurun
angiotensin-conuerting enzyme (ACE) dan penyekat reseptor tekanan darah yang melibatkan hormon peptida natriuretik
aldosteron, juga bermanfaat untuk mengobati hipertensi atritm (atrial natriuretic peptidc, ANP) (na*iuretik artinya
dan gagal jantung kongestif. Dengan masing-masing meng- "memicu ekskresi sejumlah besar narrium di urin'). Jantung,
hambat pembentukan angiotensin II atau menghambat peng- selain bekerja memompa darah, juga menghasilkan ANII
ikatan aldosteron ke reseptornya di ginjal, kedua golongan yang disimpan di granuia dalam sel otot atrium jantung
obat ini menghentikan efek penghematan garam dan air serta khusus dan dibebaskan dari atrium ketika jantung secara
efek konstriksi arteriol SRAA. mekanis teregang oleh peningkatan volume plasma akibat
peningkatan volume CES. Ekspansi ini, yang terjadi akibat

I Peptida natriuretik atrium menghambat retensi NaCl dan HrO, meningkatkan tekanan darah arteri.
Seianjutnya ANP mendorong natriuresis dan diuresis, me-
reabsorpsi Na*.
nurunkan volume plasma, dan juga mempengaruhi sistem
Semenrara SRAA memiliki efek paling kuat pada pengaturan kardiovaskular untuk menurunkan tekanan darah (Gambar
Na- oleh ginjal, sistem penahan Na- dan penambah tekanan 14-17).

572 Bab 14
Kerja utama ANP adalah menghambat secara langsung pada sistem ini secara logis dapat menimbulkan hipertensi.
reabsorpsi Na. di bagian distal nefron sehingga etr<skresi Na. di Pada kenyataannya, studi-studi terakhir menunjukkan bahwa
urin meningkat. ANP juga meningkatkan ekslaesi Na- di urin defisiensi sistem natriuretik mungkin mendasari sebagian
dengan menghambat dua tahap SRAA. ANP menghambat kasus hipertensi jangka panjang dengan membiarkan sistem
sekresi renin oleh ginjal dan bekerja pada korteks adrenal untuk penahan Na- bekerja tanpa pengimbang. Retensi garam yang
menghambat sekresi aldosteron. ANP juga mendorong natriu- terjadi, khususnya yang berkaitan dengan tingginya asupan
resis dan diuresis dengan meningkatkan LFG melalui dilatasi garam, dapat menyebabkan peningkatan volume CES dan
arteriol aferen, meningkatkan tekanan darah kapiler glomerulus, tekanan darah.
dan dengan melemxkan sel mesangium glomerulus sehingga Kita sekarang akan mengalihkan perhatian kepada re-
terjadi peningkatan \ Dengan semakin banyaknya garam dan absorpsi z.at-zat tetlarvt yang terfiltrasi lainnya. Namun, kita
air terfiltrasi, semakin banyak garam dan air yang dielakresikan akan terus membahas reabsorpsi Na., karena reabsorpsi banyak
di urin. Selain secara tidak langsung menurunkan tekanan darah zat terlarur lain sedikit banyak berkaitan dengan reabsorpsi Na-.
dengan mengurangi bebarr Na- dan karenanya beban (jumlah)
cairan di tubuh, ANP secara langsung menurunkan tekanan
darah dengan menurunkan curah jantung dan mengurangi I Glukosa dan asam amino direabsorpsi oleh
resistensi vaskular perifer dengan menghambat aktivitas saraf transpor aktif sekunder dependen Na*.
simpatis pada jantung dan pembuluh darah.
Kontribusi relatif ANP dalam mempertahankan kese- Sejumlah besar molekul organik yang penting dari segi nutrisi
imbangan garam dan HrO serta regulasi tekanan darah saat misalnya glukosa dan asam amino rersaring seriap hari. Ka-
ini sedang diteliti secara mendalam. Yang utama, gangguan rena bahan-bahan ini seluruhnya secara normal direabsorpsi

Membantu memperbaiki Membantu memperbaiki


ltrtact /
1 Volume cES /
l Tekanan darah arteri

l.
Atrium
jantung qffi

Reabsorpsi Na-
oleh tubulus ginjal
Sistem renin-
angioiensi n-aldosteron
[oi"til;--_l
arteriol aferen
E"t"';n
simpatis
I I I
yang menghemai garam I

t
t vJil",""
I arteriol
I tfc.'"r.l tr".dd
I jantung | | perifer
I

-\
I areren
I

I
I tnt"t I

t \--
t l-c-_-l I r"k"*"
I arteri
g"on-]
I

I
{ (efek osmotit<)
N".d";tol
I yang terliltrasi
I I

Gambar 14-17
Peptida natriuretik atrium. Atrium mengeluarkan hormon peptida natriuretik atrium (ANP) sebagai respons terhadap
peregangannya oleh retensi Na*, ekspansi volume CES, dan peningkatan tekanan darah arteri. Peptida natriuretik atrium,
selanjutnya, memilliki efek natriuretik, diuretik, dan hipotensif untuk membantu mengoreksi rangsangan semula yang
menyebabkan pelepasannya.

Sistem Kemih 573


kembali ke darah oleh mekanisme yang dependen energi dan memiliki maksimum tubulus. (Meskipun masing-masing
dependen Nat di tubuius proksimal maka tidak satupun dari pembawa Na- dapat mengalami penjenuhan namun tubulus
bahan-bahan tersebut yang diekskresikan di urin. Reabsorpsi secara keseluruhan tidak memperlihatkan maksimum tubu-
yang cepat dan mutlak di tubulus ini mencegah hilangnya lus untuk Na-, karena aldosteron mendorong sintesis pem-
nutrien-nutrien organik penting ini dari tubuh. bawa Nat-K- yang lebih aktif di sel-sel tubulus distal dan
Meskipun glukosa dan asam amino berpindah melawan koiigentes sesuai kebutuhan).
gradien konsentrasinya dari lumen tubulus ke dalam darah Konsentrasi sebagian bahan (tidak semua) dalam plasma
sampai konsentrasinya di cairan tubulus nyaris nol, tidak ada yang memperlihatkan reabsorpsi maksimal diatur oleh ginjal.
energi yang secara langsung digunakan untuk mengoperasi- Bagaimana ginjal dapat mengatur sebagian bahan yang
kan pengangkut glukosa atau asam amino. Glukosa dan direabsorpsi secara aktif sementara bahan yang lain tidak
asam amino dipindahkan oleh transpor aktif sekunder. diatur, dengan tubulus ginjal membatasi jumlah masing-
Pada proses ini, pembaua kotanspor khusus yang hanya ter- masing dari bahan tersebut yang dapat direabsorpsi dan
dapat di tubulus proksimal secara simultan memindahkan dikembalikan ke plasma? Kita akan membandingkan glu-
Na- dan molekul organik spesifik dari iumen ke dalam sel kosa, suatu bahan yang memiliki T tetapi tidah diatur oleh
(lihat h. 79). Pembawa kotranspor lumen ini adalah cara yang ginjal, dengan fosfat, bahan dengan T yang diatur oleh
digunakan Na- untuk secara pasif menyeberangi membran ginial.
lumen di tubulus proksimal. Gradien konsentrasi Na- lu-
mensel yang dipertahankan oleh pompa Na--K- basolateral
(yang memerlukan energi) menjalankan sistem kotranspor I Glukosa adalah contoh bahan yang direabsorpsi
ini dan menarik molekul-molekul organik melawan gradien secara aktif dan tidak diatur oleh ginjal.
konsentrasinya tanpa pengeluaran energi secara langsung.
Karena proses keseluruhan reabsorpsi glukosa dan asam Konsentrasi glukosa plasma normal adalah 100 mg glu-
amino bergantung pada pemakaian energi maka molekul- kosa/100 ml plasma. Karena glukosa terfiltrasi bebas di glo-
molekul organik ini dianggap direabsorpsi secara aktif meski- merulus maka bahan ini melewari kapsul Bowman dengan
pun energi tidak digunakan secara langsung untuk memin- konsentrasi yang sama dengan konsentrasi di plasma. Karena
dahkan keduanya menembus membran. Pada hakikatnya, itu, terdapat 100 mg glukosa untuk setiap 100 ml plasma
<<tumpangan yang difiltrasi. Dengan 125 ml plasma yang diftltrasi secara
glukosa dan asam amino mendapat gratis"
dengan menggunakan energi yang telah digunakan dalam normal seriap menir (LFG rerata = 125 ml/mnt), 125 mg glu-
reabsorpsi Nat. Tianspor aktif sekunder memerlukan keber- kosa akan melewati kapsul Bowman dengan filtrat ini seriap
adaan Na. di dalam lumen; tanpa Na', pembawa kotranspor menit. Jumlah setiap bahan yang difiltrasi per menit, yang
tidak dapat bekerja. Setelah diangkut ke dalam sel tubulus, dikenal sebagai jumlah terffltrasi, dapat dihitung sebagai
glukosa dan asam amino akan berdifusi secara pasif menuruni herikut:
gradien konsentrasi menembus membran basolateral untuk
masuk ke dalam plasma, dipermudah oleh pembawa yang Jumlah filtrasi = konsentrasi plasma bahan x
suatu bahan LFG bahan
ridak meme rlukan e nergi.
Jumlah filrrasi glukosa - 100 mg/100 mlx 125 ml/mnt
125 mglmnr
I Secara umum, bahan yang direabsorpsi secara
Pada LFG yang tetap, jumlah filtrasi giukosa berbanding
aktif memperlihatkan maksimum tubulus. lurus dengan konsentrasi glukosa plasma. Peningkatan kon-
sentrasi glukosa piasma menjadi 200 mg/100 ml akan me-
Semua bahan yang direabsorpsi secara aktifberikatan dengan
lipatgandakan jumlah filtrasi glukosa menjadi 250 mg/mnt,
pembawa di membran plasma yang memindahkannya me-
demikian seterusnya (Gambar 14-18).
nembus membran melawan gradien konsentrasi. Setiap pem-
bawa bersifat spesifik untuk jenis bahan yang dapat di-
pindahkannya; sebagai contoh, pembawa kotranspor glukosa MAKSIMUM TUBULUS UNTUK GLUKOSA
tidak dapat memindahkan asam amino, demikian sebaliknya. T untuk glukosa adalah sekitar 375 mglmnt; yaitu, meka-
Karena jumlah masing-masing tipe pembawa yang ada di sel- nisme pengangkut glukosa mampu secara aktif mereabsorpsi
sel yang melapisi bagian dalam tubulus terbatas maka ter- hingga 375 mg glukosa per menit sebelum mencapai ke-
dapat batas atas jumlah bahan tertentu yang dapat secara mampuan transpor maksimainya. Pada konsentrasi glukosa
aktif dipindahkan dari cairan tubulus dalam periode waktu normal 100 mg/100 ml, 125 mg glukosa yang tersaring per
tertentu. Laju reabsorpsi maksimal dicapai ketika semua menit dapat cepar direabsorpsi oleh mekanisme pengangkut
pembawa yang spesifik untuk suatu bahan ditempati atau glukosa karena jumlah yang difiltrasi ini jauh di bawah T
jenuh sehingga pembawa-pembawa tersebut tidak lagi dapat untuk glukosa. Karena itu, biasanya tidak ada glukosa yang
menangani penumpang tambahan pada saat itu (lihat h. 75). ditemukan di urin. Baru muncul setelah.iumlah glukosa yang
Tianspor maksimal ini disebut sebagai maksimum tubulus difiltrasi melebihi T^ 375 mg/mnt. Ketika lebih banyak glu-
(tubular maximum, atau f). Setiap bahan yang jumlahnya kosa terfiltrasi per menit dibandingkan dengan yang dapat
melebihi Tin-nya tidak akan direabsorpsi dan lolos ke dalam direabsorpsi karena T terlampaui, maka jumlah yang di-
urin. Kecuali Na., semua bahan yang direabsorpsi secara aktif reabsorpsi maksimal dan kelebihan glukosa akan tetap berada

574 Bab 14
trasi glukosa plasma sebesar 500 mg/100 ml, jumlah yang
Pada LFG
tetap sebesar difiltrasi adalah 525 mg/mnt, dengan tetap hanya 375 mgl
125 mlimnt mnt yang dapat direabsorpsi sehingga 250 mglmnt akan
, , masuk ke dalam urin (Gambar 14-18).
6
O
o
-^^
5UU ,
t CATAIAN KLINIS. Konsentrasi glukosa plasma dapat
,si,/ sangat tinggi pada diabetes melitus, suatu penyakit endokrin
f Maksimu'n 496
f tubulus (I.) ,(......... yang berkaitan dengan kurangnya efek insulin. Insulin adalah
ia 3oo suatu hormon pankreas yang mempermudah pemindahan
.=E glukosa ke dalam banyak sel tubuh. Ketika penyerapan glu-
sb
oc
200
[ -L- kosa oleh sel terganggu maka glukosa yang ddak dapat masuk
100
ke dalam sel akan tetap berada di plasma, meningkatkan
konsentrasi glukosa plasma. Karena itu, meskipun secara nor-
100 200 300 400 500 600 700 800 900
mal tidak terdapat di urin, glukosa ditemukan pada urin
t
Ambang ginjal orang dengan diabetes ketika konsentrasi glukosa plasma me-
Konsentrasi glukosa plasma (mgi100 ml)
lebihi ambang ginjal, meskipun fungsi gin.ial tidak berubah.
Gambar 14-18 Apa yang terjadi ketika konsentrasi plasma turun di
Penanganan glukosa oleh ginjal sebagai fungsi dari bawah normal? Tirbulus ginjal, tentu saja, mereabsorpsi se-
konsentrasi glukosa plasma. Pada LFG yang tetap, jumlah mua glukosa yang terfiltrasi karena kapasitas reabsorpsi glu-
glukosa yang terfiltrasi per menit berbanding lurus dengan
konsentrasi glukosa plasma. Semua glukosa yang tersaring
kosa masih jauh. Ginjal tidak dapat melakukan apa-^pa
dapat direabsorpsi sampai maksimum tubulus (T.). Jika jumlah untuk meningkatkan kadar glukosa plasma yang rendah ke
glukosa yang difiltrasi per menit melebihi T., maka jumlah normal. Ginjal hanya mengembalikan semua glukosa yang
glukosa yang direabsorpsi akan maksimum (senilai T.) dan terfiltrasi ke plasma.
sisanya tetap berada di dalam filtrat untuk diekskresikan di
urin. Ambang ginjal adalah konsentrasi plasma di mana T*
tercapai dan glukosa pertama kali muncul di urin. PENYEBAB MENGAPA GINJAL TIDAK MENGATUR
GLUKOSA
Ginjal tidak mempengaruhi konsentrasi glukosa plasma da-
lam kisaran nilai yang lebar dari kadar yang sangat rendah
dalam filtrat untuk diekskresikan. Karena itu, konsenrrasi
hingga tiga kali lipat kadar normai. Karena !. untuk glukosa
glukosa plasma harus lebih besar daripada 300 mg/100 ml-
lebih dari tiga kali normal-sebelum jumlah yang difiltrasi 1""1i di "t". j,rml"h normal yang diftltrasi .nli" ginld bi"."-
nya menahan semua glukosa sehingga tubuh tidak kehilang-
melebihi 375 mglmnt dan glukosa mulai muncul dalam
an nutrien yang penting ini ke urin. Ginjai tidak mengarur
urin.
glukosa karena ginjal tidak mempertahankan glukosa pada
konsentrasi plasma terrentu. Konsentrasi ini normalnya di-
AMBANG GINJAL UNTUK GLUKOSA atur oleh mekanisme endokrin dan hati, dengan ginjal hanya
Konsentrasi plasma di mana T suatu bahan tercapai dan mempertahankan berapapun konsentrasi glukosa yang di-
bahan mulai muncul di urin disebut ambang ginjal. Pada T tetapkan oleh mekanisme-mekanisme yang lain ini (kecuali
rerata 375 mg/mnt dan LFG 125 ml/mnt, ambang ginjal jika kadar plasma sedemikian tinggi sehingga mengatasi ke-
untuk glukosa adalah 300 mg/mll. Di atas T,, reabsorpsi mampuan reabsorpsi ginjal). Prinsip umum yang sama juga
akan tetap pada laju maksimalnya dan setiap peningkatan berlaku untuk nutrien plasma organik lainnya, misalnya asam
lebih lanjut jumlah yang difiltrasi akan menyebabkan pening- amino dan viramin larur air.
katan sebanding jumlah bahan yang diekskresikan. Sebagai
contoh, pada konsentrasi glukosa plasma 400 mg/100 ml,
jumlah glukosa yang difiltrasi ada.lah 500 mg/mnt, 375 mgl
mnt di antaranya dapat direabsorpsi (senilai T ) dan \25 ngl
I Fosfat adalah contoh bahan yang direabsorpsi
secara aktif dan diatur oleh ginjal.
mnt di anraranya akan diekskresikan di urin. Pada konsen-
Ginjal tidak secara langsung berperan dalam pengaturan
llni adalah situasi yang ideal. Dalam kenyataannya, glukosa sering banyak elektrolit, misalnya fosfat (POo3 ) dan kalsium (Ca2.)
mulai muncul di urin pada konsentrasi glukosa I B0 mg/ 1 00 ml atau karena ambang ginjal untuk ion-ion inorganik ini sama
lebih. Glukosa sering diekskresikan sebelum ambang rerata ginjal dengan konsentrasi plasma normalnya. Pembawa transpor
sebesar 300 mg/100 ml tercapai oleh dua sebab. Pertama, tidak untuk elektrolit-elektrolit ini terletak di tubulus proksimal.
semua nefron memiliki Tm yang sama sehingga sebagian nefron
Kita akan menggunakan POns sebagai contoh. Makanan kita
mungkin telah melampaui T
mereka dan mengekskresikan glukosa
biasanya kaya akan POn3-, tetapi karena tubulus dapat me-
sementara yang lain belum mencapai T . Kedua, efisiensi pembawa
reabsorpsi hingga jumlah yang setara dengan konsentrasi
kotranspor glukosa mungkin tidak bekerja pada kapasitas
maksimalnya pada nilai yang meningkat tetapi kurang dari nilai T POr3 plasma (tidak lebih), maka kelebihan POr3-yang masuk
sebenarnya, sehingga sebagian dari glukosa yang terfiltrasi mungkin cepat dikeluarkan ke dalam urin, memulihkan konsentrasi
gagal direabsorpsi dan tumpah ke dalam urin meskipun ambang plasma ke normal. Semakin banyak jumlah pOr3- yang di-
ginjal rerata belum tercapai. telan melebihi kebutuhan tubuh, semakin besar jumlah yang

Sistem Kemih 575


diekskresikan. Dengan cara ini ginjal mempertahankan kon- tubulus proksimal dan ansa Henle berapapun jumlah HrO
sentrasi POrs- yang diperlukan sembari mengeluarkan setiap di tubuh dan tidak berada di bawah kontrol. Sisa 20%-nya
kelebihan POr3 lang masuk. direabsorpsi dalam jumlah bervariasi di tubulus distal; jum-
Tidak seperti reabsorpsi nutrien organik, reabsorpsi lah yang direabsorpsi di tubulus distal dan koligentes berada
POrs- dan Ca2- juga berada di bawah kontrol hormon. Hor- di bawah kontrol langsung hormon, bergantung pada status
mon paratiroid dapat mengubah ambang ginjal untuk POr3- hidrasi tubuh. Tidak ada bagian tubulus yang secara langsung
dan Ca2. sehingga jumlah elektrolit ini yang ditahan dapat memerlukan energi untuk reabsorpsi HrO dalam jumlah
disesuaikan, bergantung pada kebutuhan tubuh saat itu (Bab besar ini.
19). Selama reabsorpsi, HrO melewati akuaporin, atau
saluran air, yang terbentuk oleh protein-protein membran
plasma spesiftk di sel tubulus. Di berbagai bagian nefron ter-
I Reabsorpsi aktif Na* menyebabkan reabsorpsi dapat beragam jenis saluran air. Saluran air di tubulus prok-
pasif Cl-, HrO, dan urea. simal selalu terbuka sehingga bagian ini sangat permeabel
terhadap HrO. Sebaliknya, saluran di bagian distal nefron
Selain reabsorpsi aktif sekunder glukosa dan asam amino diatur oleh hormon uasopresin sehingga reabsorpsi H,O di
berkaitan dengan pompa Na'-K- basolateral, reabsorpsi pasif bagian ini berubah-ubah.
Cl-, HrO, dan urea juga bergantung pada mekanisme re- Gaya utama yang mendorong reabsorpsi HrO di tubu-
absorpsi Nat aktif ini. lus proksimal adalah kompartemen hipertonisitas di ruang-
ruang lateral antara sel-sel tubulus yang tercipta oleh pompa
REABSORPSI KLORIDA basolateral yang secara aktif mengeluarkan Na- (Gambar 14-

Ion klorida yang bermuatan negatif direabsorpsi secara pasif 19). Al<ibat aktivitas pompa ini, konsentrasi Na. di cairan
menuruni gradien listrik yang tercipta oleh reabsorpsi aktif tubulus dan sel tubulus cepat turun sementara di dalam ruang
ion natrium yang bermuatan positif. Umumnya ion klorida lateral konsentrasinya secara bersamaan naik. Gradien
mengalir di antara, bukan menembus, sel tubulus. Jumlah osmotik ini memicu aliran netto pasif HrO dari lumen ke
Cl-yang direabsorpsi ditentukan oleh laju reabsorpsi aktif dalam ruang lateral, baik menembus sel atau mengalir di
Na., dan tidak dikontrol langsung oleh ginjal. antara sel-sel melalui taut erat yang "bocor". Akumulasi
cairan di ruang lateral menyebabkan meningkatnya tekanan
hidrostatik (tekanan cairan), yang mendorong H,O keluar
REABSORPSIAIR ruang lateral menuju cairan interstisium dan akhirnya ke
Air direabsorpsi secara pasif di seluruh panjang tubuius ka- dalam kapiler peritubulus. Air.juga secara osmoris mengikuti
rena HrO secara osmotis mengikuti Na- yang direabsorpsi zar-zat terlarut lain misalnya glukosa (yang juga dependen
secara aktif. Dari HrO yang difiltrasi , 650/o - I 17 lite r sehari- Nat), tetapi pengaruh langsung reabsorpsi Nat pada re-
direabsorpsi secara pasif pada akhir tubulus proksimal. Se- absorpsi pasif HrO secara kuantitatif lebih penting.
banyak l5o/o dari H,O yang difiltrasi direabsorpsi di ansa Pengembalian HrO yang terfiltrasi ke plasma ini di-
Henle. Total 80% dari HrO yang difiltrasi ini direabsorpsi di tingkatkan oleh kenyataan bahwa tekanan osmotik koloid

Kapiler
Sel tubulus proksimal Cairaninterstisium peritubulus

i Tekanan
I hidrostatik
H20------+-H2O
No+ ,..*Na+

Gambar 14-19
Reabsorpsi air di tubulus proksimal. Gaya yang menyebabkan reabsorpsi HrO adalah kompartemen hipertonisitas di ruang
lateral yang tercipta oleh pengeluaran aktif Na. oleh pompa basolateral. Tanda panah terputus-putus menunjukkan arah
perpindahan osmotik HrO.

576 Bab"l4
plasma lebih besar di kapiler peritubulus daripada di tempat disebabkan oleh retensi urea, yang tidak terlalu toksik, tetapi
lain. Konsentrasi protein plasma, yang menentukan tekanan lebih pada akumulasi bahan-bahan lain yang tidak dikeluarkan
osmorik koloid plasma, meningkat di darah yang masuk ke secara adekuat akibat sekresinyayang rerganggu
kapiler peritubulus karena filtrasi ekstensif H?O di kapiler
terutama H- -
dan K- Para petugas kesehatan masih menyebut gagal ginjal
glomerulus di hulu. Protein-protein plasma yang tertinggal sebagai uremia ('urea dalam darah'), yang menunjukkan ke-
di glomerulus terkonsentrasi dalam volume HrO plasma lebihan urea dalam darah. meskipun retensi urea bukan me-
yang lebih sedikit sehingga tekanan osmotik koloid plasma rupakan ancarnan utama keadaan ini.
darah yang tidak terfiltrasi yang meninggalkan glomerulus
dan masuk ke kapiler peritubuius meningkat. Gaya ini cen-
derung "menarik" HrO ke dalam kapiler peritubulus ber- ffi Seca;'a umun!, produk slsa yang tidak diperlukan
samaan dengan "dorongan" tekanan hidrostatik di ruang late- 'tIrr1la,k
cfi ireabsorpsi.
rilyangmenekan HrO menuju kapiler. Dengan cara-cara ini,
650/o dari HrO yang difiltrasi - 1 lT liter per hari direabsorpsi Produk-produk sisa lainnya yang difiltrasi , misalnyafenol dan
-
secara pasif di akhir tubulus proksimal. kreatinin, juga terkonsentrasi di dalam cairan tubulus se-
Mekanisme yang bertanggung jawab untuk reabsorpsi waktu HrO meninggalkan filtrat untuk masuk ke plasma,
HrO setelah tubulus proksimal akan dibahas kemudian. tetapi bahan-bahan ini tidak direabsorpsi seperti urea. Mole,
kul urea, karena merupakan bahan sisa yang terkecil, adalah
REABSORPSI UREA satu-satunya zar sisa yang secara pasif direabsorpsi melalui
efek pemekatan ini. Meskipun juga terkonsenrrasi di cairan
Reabsorpsi pasif urea, selain Cl- dan H,O, juga secara tidak
tubulus, bahan-bahan sisa lainnya tidak dapat meninggalkan
Iangsung berkaitan dengan reabsorpsi aftiFNar. Urea adalah
suatu produk sisa dari pemecahan protein. Reabsorpsi HrO
yang berlangsung secara osmoris di tubulus proksimal ie-
kunder terhadap reabsorpsi aktif Na- menghasilkan gradien
konsentrasi untuk urea yang mendorong reabsorpsi pasif .. ,,! "l
ll;':* t lr
bahan sisa ini, sebagai berikut (Gambar 14-20). Reabsorpsi
besar-besaran HrO di tubulus proksimal secara bertahap .t
mengurangi filtrat dari semula 725 mllmnt menjadi hanya *r ' ?,
* a
44 mllmnt cairan yang terringgal di lumen di akhir tubulus *, ,t
tl i'1,
proksimal (650/o dari HrO di filtrat semula, atau 8 1 ml/mnt, Kapsul
telah direabsorpsi). Bahan-bahan yang telah terfiltrasi tetapi Bowman lr-;t
I r 1125 ml it
al
;
belum direabsorpsi menjadi semakin pekat di dalam cairan * i
. 'lnrtr"t **i
tubulus karena HrO direabsorpsi semenrara mereka ter- l' , *
tinggal. Urea adalah salah satu bahan tersebut. Konsentrasi
l.'l
l..l ,/"
/ *
rat
t
urea sewaktu difiltrasi di glomerulus identik dengan konsen- t
t* i i t
trasinya di plasma yang masuk ke kapiler peritubulus. Na- Awal I Na* a
mun, jumlah urea yang ada dalam 125 mI cairan yang di- tubulu$
filtrasi di awai tubulus proksimal terkonsentrasi hingga tiga proksimal
a*lt*
kali lipat dalam 44 ml cairan yang tersisa di akhir tubulus :41*t
proksimal. Akibatnya, konsentrasi urea di dalam cairan tu- 'a*a
ta
I
a a " r
bulus menjadi jauh iebih besar daripada konsentrasi urea di
kapiler sekitar. Karena itu, terbentuk gradien konsentrasi
untuk urea yang secara pasifmenyebabkan urea berdifusi dari
'aa:
rll
lumen tubulus ke dalam plasma kapiler peritubulus. Karena cqr
lll
dinding tubulus proksimal hanya agak permeabel terhadap Akhir 44ml a

urea maka hanya sekitar 50o/o dari urea yang terfiitrasi di- tubulus filtrat '*t.a
proksimal * -" I
*
reabsorpsi secara pasif melalui cara ini. -t "

CATAIAN KLINIS. Meskipun hanya separuh dari urea (b) Difusi pasif urea.
yang terfiltrasi dieliminasi dari plasma setiap kali darah mengalir menuruni gradieh i
melalui nefron, narnun tingkat pengeluaran ini sudah memadai. "r konsentrasinya
*
****
Konsentrasi urea dalam plasma meningkat hanya pada gangguan = Molekul urea
fungsi ginjal, ketika urea yang dikeluarkan jaul lebih kecil
Gambar 14-20
daripada angka separuh tersebut. Peningkatan kadar urea adalah
Reabsorpsi pasif urea di akhir tubulus proksimal. (a) Di kapsul
salah satu karakteristik kimiawi perta.ma yang teridentifikasi
Bowman dan di awal tubulus proksimal, konsentrasi urea
dalam plasma pasien dengan gagal ginjal berat. Karena itu, sama dengan yang di plasma dan cairan interstisium sekitar.
pengukuran klinis nitrogen urea darah (blood urea ninogen, (b) Di akhir tubulus proksimal, 65%o dari filtrat semula telah
B[IN) digunakan sebagai ukuran kasar fungsi ginjal. Kini direabsorpsi sehingga terjadi pemekatan urea yang ada di
dalam filtrat. Hal ini menciptakan gradien konientiasi yang
diketahui bahwa konsekuensi paling serius gagal ginjal tidak
mendorong reabsorpsi pasif urea.

5istern Kemiir 577


lumen menuruni gradien konsentrasinya untuk secara pasif Selama deplesi K-, sekresi K. di bagian distal nefron ber-
direabsorpsi karena bahan-bahan tersebut tidak dapat me- kurang sampai minimum sehingga hanya sebagian kecil dari
nembus dinding tubulus. Karena itu, produk-produk sisa K- yang terfiltrasi yang lolos dari reabsorpsi di tubulus prok-
ini, karena tidak direabsorpsi, umumnya tetap berada di simal akan diekskresikan di urin. Dengan cara ini, K- yang
tubulus dan diekskresikan di urin dalam konsentrasi tinggi. seharusnya keluar di urin ditahan di tubuh. Sebaliknya, ketika
Ekskresi zat sisa metabolik ini tidak berada di bawah kontrol kadar K. plasma meningkat, sekresi K. disesuaikan sehingga
ftsiologik. Namun, ketika fungsi ginjal normal proses ekskresi terjadi penambahan K. ke filtrat untuk mengurangi konsen-
berlangsung dengan kecepatan yang memuaskan meskipun trasi K- plasma ke normal. Karena itu, sekresi K+, bukan fil-
tidak dikontrol. trasi atau reabsorpsi K-, yang berubah-ubah di bawah kontrol
Kini kita telah menyelesaikan pembahasan tentang untuk mengatur tingkat ekskresi K. dan memelihara konsen-
reabsorpsi tubulus dan akan mengalihkan perhatian kita ke- trasi K- plasma sesuai kebutuhan.
pada proses dasar ginjal lainnya yang dilakukan oleh tubulus
- sekresi tubulus. MEKANISME SEKRESI K-
Sekresi ion kalium di tubulus distal dan koligentes digabung-
't
$iffiK${$ii:l i $#{ j$.{.*r, kan dengan reabsorpsi Na- oleh pompa Na.-K- basolateral
dependen energi (Gambar 14-21). Pompa ini tidak hanya
Seperti reabsorpsi tubulus, sekresi tubulus melibatkan trans- memindahkan Na- keluar sel menuju ruang lateral tetapi juga
por transepitel, tetapi kini langkahJangkahnya dibalik. memindahkan K- dari ruang lateral ke dalam sel tubulus.
Dengan menyediakan rute pemasukan kedua ke dalam tu- Konsentrasi K- intrasel yang meningkat mendorong perpin-
bulus untuk bahan-bahan tertentu, sebresi tubulus, pemin- dahan netto K. dari sel ke dalam lumen tubulus. Perpindah-
dahan diskret bahan dari kapiler peritubulus ke dalam lumen an menembus membran luminal berlangsung secara pasif
tubulus, menjadi mekanisme pelengkap yang meningkatkan melalui sejumlah besar saluran K- di membran ini di tubulus
eliminasi bahan-bahan ini dari tubuh. Setiap bahan yang distal dan koligentes. Dengan menjaga konsentrasi K* cairan
masuk ke cairan tubulus, baik melalui filtrasi glomerulus interstisium rendah (karena mengangkut K- ke dalam sel tu-
maupun sekresi tubulus, dan tidak direabsorpsi, akan di- bulus dari cairan interstisium sekitar), pompa basolateral
eliminasi dalam urin. mendorong perpindahan pasif K keluar plasma kapiler peri-
Bahan-bahan terpenting yang disekresikan oleh tubulus tubulus menuju cairan interstisium. Ion kalium yang mening-
adalah ion hidrogen (H-), ion halium (K-), serta anion dan galkan plasma dengan cara ini kemudian dipompa ke dalam
hati.on organih, yang banyak di antaranya adalah senyawa sel, dari sini ion tersebut secara pasif berpindah ke dalam
yang asing bagi tubuh. lumen. Dengan cara ini, pompa basolateral secara aktif meng-
induksi sekresi netto K- dari plasma kapiler peritubulus ke
dalam lumen tubulus di bagian distal nefron.
I Sekresi ion hidrogen penting dalam Karena sekresi K. dikaitkan dengan reabsorpsi Na- oleh
keseimbangan asam-basa. pompa Na.-K-, mengapa K- tidak disekresikan di sepanjang
segmen tubulus yang melakukan reabsorpsi Na- dan tidak
Sekresi H- ginjal sangat penting dalam mengatur keseim-
hanya terjadi di bagian distal nefron? Jawabannya terletak di
bangan asam-basa di tubuh. Ion hidrogen yang disekresikan
lokasi saluran K. pasif. Di tubulus distal dan koligentes, sa-
ke dalam cairan tubulus dieliminasi dari tubuh melalui urin.
luran K- terkonsentrasi di membran luminal, menyediakan
Ion hidrogen dapat disekresikan oleh tubulus proksimal,
rute bagi K. yang dipompa ke dalam sel untuk keluar ke
distal, atau koligentes, dengan tingkat sekresi H.bergantung
dalam lumen (disekresikan). Di segmen tubulus lainnya, sa-
pada keasaman cairan rubuh. Ketika cairan tubuh terlalu
luran K' terutama terletak di membran basolateral. Akibat-
asam maka sekresi H- meningkat. Sebaliknya, sekresi H-
nya, K- yang dipompa ke dalam sel dari ruang lateral oleh
berkurang jika konsentrasi H. di cairan tubuh terlalu rendah
pompa Na--K. mengalir balik ke ruang lateral melalui
(Lihat Bab 15 untuk perincian lebih lanjut).
saluran-saluran ini. Daur-ulang K. ini memungkinkan pom-
pa Na--K. terus-menerus melakukan reabsorpsi Na. tanpa
I Sekresi ion kalium dikontrol oleh aldosteron. efek lokal netto pada K-.

Ion kalium secara selektif berpindah dalam arah berlawanan


KONTROL SEKRESI K-
di berbagai bagian tubulus; ion ini secara aktif direabsorpsi
di tubulus proksimal dan secara aktif disekresikan di tubulus Beberapa faktor dapat mengubah laju sekresi K-, dengan yang
distal dan koligentes. Di awal tubulus ion kalium direabsorp- terpenting adalah aldosteron. Hormon ini merangsang se-
si secara konstan dan tanpa dikendalikan, sementara sekresi kresi K. oleh sel tubulus di akhir nefron sekaligus mening-
K" di bagian distal tubulus bervariasi dan berada di bawah katkan reabsorpsi Na- oleh sel-sel ini. Peningkatan konsen-
kontrol. Karena K- yang difiltrasi hampir seluruhnya di- trasi K- plasma secara langsung merangsang korteks adrenal
reabsorpsi di tubulus proksimal maka sebagian besar K- di untuk meningkatkan pengeluaran aldosteronnya, yang pada
urin berasal dari sekresi terkontrol K- di bagian distal nefron gilirannya mendorong sekresi dan akhirnya ekskresi kelebih-
dan bukan dari filtrasi. an K. di urin. Sebaliknya, penurunan konsentrasi K- plasma

578 Bab 14
Kapiler
Sel tubulus Cairan interstisium peritubulus

K*=
Saluran
K-

, N?-

Gamh,r*r 14-J'X
Sekresi ion kalium. Pompa basolateral secara bersamaan memindahkan Na. ke dalam ruang lateral dan K. ke dalam sel tubulus
Di bagian-bagian tubulus yang mensekresikan K*, ion ini meninggalkan sel melalui saluran-saluran yang ada di membran
luminal, sehingga disekresikan. (Di bagian-bagian tubulus yang tidak mensekresikan K., K- yang dipompa ke dalam sel sewaktu
reabsorpsi Na* meninggalkan sel melalui saluran yang terletak di membran basolateral sehingga tetap tertahan di tubuh).

menyebabkan penurunan sekresi aldosteron dan penurunan mengatur secara cermat konsentrasi Kr plasma. Hal ini
sekresi K- ginjal yang dirangsang oleh aldosteron. sangat penting, karena fluktuasi konsentrasi K' plasma, bah-
Perhatikan bahwa peningkatan konsenrrasi K. plasma kan yang kecil sekalipun, dapat menimbulkan efek besar.
secara langsung merangsang sekresi aldosteron oleh korteks CATAIAN KLINIS. Kalium berperan kunci dalam
adrenal, sementara penurunan konsentrasi Na- plasma me- aktivitas listrik membran jaringan-jaringan peka rangsang.
rangsang sekresi aidosteron melalui jaiur kompleks SRAA. Peningkatan dan penurunan konsentrasi K. plasma (CES)
Karena itu, sekresi aldosteron dapat dirangsang oleh dua jalur dapat mengubah gradien konsentrasi K- intrasel terhadap
terpisah (Gambar 14-22). Namun, apapun perangsangnya, eftstrasel, yang pada gilirannya dapat mengubah potensial
peningkatan sekresi aldosteron selalu mendorong reabsorpsi membran istirahat. Peningkatan konsentrasi K- CES menye-
Na- dan sekresi K-. Karena itu, sekresi K. dapat secara tidak babkan penurunan potensial istirahat dan peningkatan eksi-
sengaja ditingkatkan akibat peningkatan aktivitas aldosteron tabilitas, khususnya oror janrung. Kepekaan berlebihan jan-
yang ditimbulkan oleh deplesi Na*, penurunan volume CES, tung ini dapat menyebabkan peningkatan kecepatan jantung
atau penurunan tekanan darah arteri yang sama sekali tidak dan bahkan menimbulkan aritmia jantung yang mematikan.
berkaitan dengan keseimbangan K-. Pengeluaran K- yang Sebaliknya, penurunan konsentrasi K. CES menyebabkan
tidak sesuai ini dapat menyebabkan defisiensi K-. hiperpolarisasi membran saraf dan sel otot, yang menurun-
kan kepekaan jaringan,jaringan ini. Manifestasi pcnurunan
EFEK SEKRESI H- PADA SEKRESI K- K. CES adalah kelemahan otot rangka, diare dan distensi
Faktor lain yang dapat secara tidak sengaja mengubah tingkat abdomen akibat disfungsi otot polos, dan kelainan irama
sekresi K. adalah status asam-basa tubuh. Pompa basolatera.l jantung dan hantaran impuls.
di bagian distal nefron dapat mensekresikan Kt atau H- untuk
dipertukarkan dengan Na- yang direabsorpsi. Peningkatan
laju sekresi K. atau H. disertai oleh penurunan laju sekresi
I Sekresi kation dan anion organik membantu
ion yang lain. Dalam keadaan normal, ginjal cenderung mengeluarkan senyawa asing secara efisien dari
mensekresikan K. tetapi jika cairan tubuh terlalu asam dan
tubuh.
sekresi H- ditingkatkan sebagai tindakan kompensasi, maka
Tirbulus proksimal mengandung dua jenis pembawa sekre-
sekresi K- berkurang. Penurunan sekresi ini menyebabkan
torik khusus, satu unruk sekresi anion organik dan satu sis-
retensi K* yang tidak sesuai di cairan tubuh.
tem terpisah untuk seftresi kation organik.

PENTINGNYA MENGATUR KONSENTRASI K-


FUNGSI SISTEM SEKRESI ION ORGANIK
PLASMA
Sistem sekresi ion organik memiliki dga fungsi penting:
Kecuali pada keadaan-keadaan di mana terjadi ketidakseim-
bangan K. akibat kompensasi ginjal untuk defisit volume 1. Dengan menambahkan se.[enis ion organik terrenru ke
CES atau Na* atau keseimbangan asam-basa, ginjal biasanya jumlah yang sudah masuk ke cairan tubulus oleh filtrasi

Sistem Kemih 579


ion organik asing yang memperoleh akses ke cairan ru-
I Na*/Jvolume CES/ buh. Sifat nonselektif ini memungkinkan sistem sekresi
J tekanan arteri
ion organik mempercepat pembuangan banyak bahan
kimia organik asing, termasuk zat aditif makanan, po-
I lutan lingkungan (misalnya pestisida), obat, dan bahan
I Kenln organik non-nutritif lain yang masuk ke tubuh. Meski-
pun membantu tubuh menyingkirkan senyawa asing
I yang berpotensi merugikan namun ini tidak berada di
bawah kontrol fisiologik. Molekul pembawa tidak dapat
I Angiotensin I
mempercepat proses sekresi ketika menghadapi pening-
katan jumlah ion organik ini.
+

[t*-o*-f I r^"'** ] Angiotensin ll


Hati berperan penting dalam membantu tubuh me-

L)+) (+
nyingkirkan senyawa asing. Banyak bahan kimia organik
asing tidak membentuk ion dalam bentuk aslinya sehingga
tidak dapat disekresikan oleh sistem ion organik. Hati

@ (
mengubah bahan-bahan asing ini menjadi bentuk anionik
yang mempermudah sekresinya oleh sistem anion organik
sehingga eliminasi menjadi lebih cepat.
CATAIAN KLINIS. Banyak obat, misalnya penisilin
t dan obat antiinflamasi nonsreroid (OAINS), dikeluarkan
dari tubuh oleh sistem sekresi ion organik. Untuk menjaga
1 Sekresi K- tubulus
konsentrasi obat dalam plasma pada tingkat yang efektif,
-t dosis harus diulang secara teratur untuk mengimbangi ke-
I cepatan pengeluaran senyawa ini di urin.
I Ekskresi K- urin

Gambar 14-22 RINGKASAN PROSES REABSORPSI DAN SEKRESI


Kontrol ganda sekresi aldoteron K'dan Nat Hal ini menuntaskan pembahasan kita tentang proses re-
absorpsi dan selresi yang terjadi melintasi bagian proksimal
dan distal nefron. Proses-proses ini diringkaskan di Tabel
l4-3. Secara umum, tubulus proksimal melakukan sebagian
glomerulus, jalur sekresi organik ini mempermudah eks- besar reabsorpsi. Bagian ini memindahkan banyak dari air
kresi bahan-bahan ini. Di antara ion-ion organik yang yang terfiltrasi, dan zat terlarur yang dibutuhkan kembali ke
termasuk adalah berbagai pembawa pesan kimiawi yang darah tanpa diatur. Demikian juga, tubulus proksimal adalah
terdapat di darah seperti prostaglandin, histamin, dan tempat utama sekresi, kecuali selresi K-. Tirbulus distal dan
norepinefrin yang, setelah melaksanakan tugasnya, ha- koligentes kemudian menentukan jumlah akhir HrO, Na-,
rus segera disingkirkan dari darah sehingga aktivitasnya K-, dan H. yang diekskresikan di urin dan dikeluarkan dari
mereka tidak berkepanjangan. rubuh. Kedua bagian ini melakukannya dengan menyesuai-
2. Pada beberapa kasus penting, ion organik kurang larut kan secara cermat jumlah Na. dan HrO yang direabsorpsi
dalam air. Untuk dapat diangkut dalam darah, ion-ion dan jumlah K- dan H. yang disekresi. Proses-proses di bagian
tersebut terikat dalam jumlah besar tetapi ireversibel ke distal nefron ini semua berada di bawah kontrol, bergantung
protein plasma. Karena melekat ke protein plasma maka pada kebutuhan tubuh sesaat. Produk sisa yang terfiltrasi dan
bahan-bahan ini tidak dapat difiltrasi melalui glome- tidak dibutuhkan dibiarkan rertinggal untuk dikeluarkan di
rulus. Sekresi tubulus mempermudah eliminasi ion-ion urin, bersama dengan produk bukan sisa yang terfiltrasi atau
organik yang ddak dapat difiltrasi ini melalui urin. disekresikan namun tidak direabsorpsi.
Meskipun ion organik tertentu sebagian besar berikatan Kita selanjutnya akan berfokus pada hasil akhir proses-
dengan protein plasma namun sejumlah kecil dari ion proses dasar ginjal - apa yang tertinggal di tubulus untuk
ini selalu berada dalam bentuk bebas atau tidak terikat diekskresikan di urin, dan apa yang telah dibersihkan dari
dalam plasma. Pengeluaran ion organik bebas ini me- plasma.
lalui sekresi memungkinkan sebagian dari ion yang
terikat terlepas dan kemudian dapat disekresikan. Hal
ini, pada gilirannya, mendorong pelepasan lebih banyak
ion organik dan seterusnya. EKSKRESI URIN DAN BERSIHAN
3. Yang utama, sistem sekresi ion organik tubulus proksi- PLASMA
mal berperan kunci dalam eliminasi banyak senyawa
asing dari tubuh. Sistem-sistem ini dapat mengeluarkan Dari 125 ml plasma yang difiltrasi per menit, biasanya t24
berbagai ion organik dalam jumlah besar, baik yang ml/mnt direabsorpsi sehingga jumlah akhir urin yang di-
diproduksi secara endogen (di dalam tubuh) maupun bentuk rerata adalah I ml/mnt. Dengan demikian, dari 180

580 Bab 14
dieliminasi di urin. Dengan mengekskresikan bahan-bahan
Tabel 14-3
di urin, ginjal membersihkan plasma yang mengalir me-
Ringkasan. transpori M'enirnbus .Bagian laluinya dari bahan-bahan tersebut. Bersihan plasma setiap
Proksimal dan Distal Nefron
bahan didefinisikan sebagai volume plasma yang dibersihkan
TUBULUS PROKSIMAL secara tuntas dari bahan bersangkutan oleh ginjal per menit2.

Reabsorpsi Sekresi
Hal ini tidak menunjul<kan jumlah bahan yang disingkirkan
terapi uolume phsma tempat asal dari jumlah yang disingkir-
67o/o dari Na. yang terfiltrasi Sekresi H. dengan tingkat kan tersebut. Bersihan plasma sebenarnya merupakan ukuran
akan direabsorpsi secara aktif; bervariasi bergantung
tidak berada di bawah kontrol; pada status asam-basa yang lebih bermanfaat daripada elakresi urin; adalah lebih
Cl- mengikuti secara pasif tubuh penting untuk mengetahui apa efek ekskresi urin pada
Semua glukosa dan asam amino Sekresi ion organik; tidak pengeluaran bahan dari cairan tubuh daripada mengerahui
yang terfiltrasi akan direabsorp- berada di bawah kontrol volume dan komposisi urin. Bersihan plasma menyatakan
si oleh transpor aktif sekunder;
efektivitas ginjal dalam mengeluarkan berbagai bahan dari
tidak berada di bawah kontrol
lingkungan cairan internal.
POol dan elektrolit lain yang
terf iltrasi direabsorpsi dalam Bersihan plasma dapat dihitung untuk setiap konstituen
jumlah bervariasi; berada di plasma sebagai berikut:
bawah kontrol
65% dari HrO yang terfiltrasi konsentrasi
direabsorpsi secara osmotis; bahan dalam urin x laju aliran urin
tidak berada di bawah kontrol
Laju bersihan = (jumlah/ml urin) (ml/mnt)
50% dari urea yang terfiltrasi
direabsorpsi secara pasif; tidak suatu bahan konsentrasi bahan dalam plasma
berada di bawah kontrol (ml/mnt) (jumlah/ml plasma)
Hampir semua K* yang terf iltrasi
direabsorpsi; tidak berada di Laju bersihan plasma bervariasi untuk setiap bahan, ber-
bawah kontrol gantung pada bagaimana ginjal menangani masing-masing
bahan tersebut.
TUBULUS DISTAL DAN DUKTUS KOLIGENTES
Reabsorpsi Sekresi
Reabsorpsi Na* dengan tingkat Sekresi H. dengan tingkat I Jika suatu bahan difiltrasi tetapi tidak
bervariasi, dikontrol oleh bervariasi, bergantung direabsorpsi atau disekresi maka clearance rate
aldosteron; Cl- mengikuti secara pada status asam-basa
pasif tubuh plasmanya setara dengan LFG.
Reabsorpsi HrO dengan tingkat Sekresi K* dengan tingkat
Anggaplah suatu konstituen plasma, substansi X, difiltrasi
bervariasi, dikontrol oleh bervariasi, dikontrol oleh
vasopresin aldosteron secara bebas di glomerulus tetapi tidak direabsorpsi atau di-
sekresi. Karena 125 mllmnt plasma difiltrasi dan kemudian
direabsorpsi maka jumlah substansi X yang semula terkan-
dung di dalam 125 ml tertinggal di tubulus untuk diekskre-
sikan. Karena itu, setiap menit 125 ml plasma dibersihkan
liter yang diffltrasi per hari, 1,5 liter menjadi urin untuk
diekskresikan.
dari substansi X (Gambar l4-23a) (Dari 125 ml/mnt plasma
yang difiltrasi,124 mllmnt cairan yang difiltrasi dikembali-
Urin mengandung berbagai produk sisa dalam kon-
sentrasi tinggi plus bahan-bahan yang diatur oleh ginjal da-
kan, melalui reabsorpsi, ke plasma minus substansi X, se-
lam jumlah bervariasi, dengan setiap jumlah yang berlebihan
hingga 124 mllmnt ini dibersihkan dari substansi X. Selain
keluar ke dalam urin. Bahan-bahan yang bermanfaat dihemat
itu, 1 ml/mnt cairan yang keluar dari urin akhii'nya diganti
oleh voiume HrO yang masuk dalam jumlah yang sama yang
melalui proses reabsorpsi sehingga tidak ditemukan di urin.
Perubahan relatif kecil dalam jumlah filtrat yang di-
tidak mengandung substansi X. Karena itu, 125 ml plasma
reabsorpsi dapat menyebabkan perubahan besar dalam volu-
yang telah dibersihkan dari substansi X, pada hakikatnya,
me urin yang terbentuk. Sebagai contoh, penurunan kurang
dikembalikan ke plasma untuk setiap 125 ml plasma yang
dari 7o/o laju reabsorpsi total, dari 124 menjadi 123 mllmnt,
diftltrasi per menit).
meningkatkan laju ekskresi urin sebesar 100%, dari 1 menjadi
2 mllmnt. 2Sebenarnya,
bersihan plasma adalah suatu konsep artiffsial, karena
ketika suatu bahan dielakresikan di urin, konsentrasi bahan tersebut
dalam plasma secara keseluruhan berkurang seragam akibat pen-
I Bersihan plasma adalah volume plasma yang campuran merata di sistem sirkulasi. Namun, untuk tujuan per-
dibersihkan dari suatu bahan per menit. bandingan, ada baiknya bersihan dianggap sebagai volume plasma
yang seharusnya mengandung jumlah total bahan (pada konsenrrasi
Dibandingkan dengan plasma yang masuk ke ginjal melalui bahan sebelum ekskresi) yang diekskresikan ginjal dalam satu menit;
arteri renalis, plasma yang keluar dari ginjal melalui vena yaitu, volume hipotetis plasma yang seluruhnya dibersihkan dari
renalis tidak mengandung bahan-bahan yang rertinggal unruk bahan tersebut per menit.

Sistem Kemih 581


CATAIAN KLINIS. Tidak ada bahan kimia endogen dari plasma yang masuk ke ginjal difiltrasi. Sisa 8070 lewat
yang memiliki karakteristik substansi X Semua bahan yang secara tanpa difiltrasi ke dalam kapiler peritubulus. Satu-satunya
alami terdapat di plasma, bahkan zat sisa, sedikit banyak di- cara di mana plasma yang tidak terfitrasi ini dapat dibersih-
reabsorpsi atau disekresi. Namun, inulin (jangan disamakan kan dari bahan apapun selama perjalanan melintasi ginjal ini
dengan insulin), suatu karbohidrat asing tak berbahaya yang sebelum dikembalikan ke sirkulasi umum adalah dengan
diproduksi oleh Jmrsabm artichohe (sejenis tumbuhan), difiltrasi seftresi. Salah satu contoh adalah H-. Selain plasma yang
secara bebas dan tidak direabsoqpsi atau disekresi-suatu subsansi terffltrasi dibersihkan dari H- yang tidak direabsorpsi, plasma
X y*g ideal. Inulin dapat disuntikkan dan bersihan plasmanya yang menjadi asal sekresi H. juga dibersihkan dari H.. Se-
ditentukan sebagai cara klinis unnrk mengetahui LFG. Karena bagai contoh, jika jumlah H. yang disekresikan ekivalen
semua filtrat glomerulus yang terbennrk dibersihkan dari inulin dengan jumlah H. yang ada dalam 25 ml plasma, maka laju
maka volume plasma yang dibersihkan dari inulin per menit sama bersihan untuk H. akan 150 ml/mnt pada LFG normal 125
dengan volume plasmayang difi.luasi per menit-yaitu, LFG. ml/mnt. Setiap menit 125 ml plasma akan kehilangan H.-
nya melalui ffltrasi dan kegagalan reabsorpsi, dan 25 ml
Laju bersihan 30 mg/ml urin x 1,25 ml urin/mnt plasma lainnya akan kehilanganH- melalui sekresi. Bersihan
inulin 0,30 mg/ml plama plasma untuk bahan yang disekresikan selalu lebih besar
daripada LFG (Gambar l4-23d).
= 125 ml plasma-/mnt
CATAIAN KLINIS. Seperti inulin yang dapat diguna-
Meskipun penentuan bersihan plasma inulin akurat kan secara klinis untuk menentukan LFG, bersihan plasma
dan langsung namun cara ini tidak mudah karena inulin senyawa asing lainnya, anion organik asam para-aminohi-
harus diinfuskan secara terus-menerus sepanjang pengukuran purat (PAH), juga dapat digunakan untuk mengukur aliran
untuk mempertahankan konsentrasi plasma yang konstan. plasma ginjal. Seperti inulin, PAH difiltrasi secara bebas dan
Karena itu, bersihan plasma suatu bahan endogen, kreatinin, tidak direabsorpsi. Namun, bahan ini berbeda karena semua
sering digunakan untuk mengetahui perkiraan kasar LFG. PAH dalam plasma yang lolos dari filtrasi disekresikan dari
Kreatinin, suatu produk akhir metabolisme otot, diproduksi kapiler peritubulus oleh jalur sekresi anion organik di tubulus
pada kecepatan yang relatif konstan. Bahan ini difiltrasi se- proksimal. Karena itu, PAH dikeluarkan dari semua plasma
cara bebas dan tidak direabsorpsi tetapi sedikit disekresi. Ka- yang mengalir ke ginjal-baik dari plasma yang difiltrasi dan
rena itu, bersihan kreatinin bukan pencerminan LFG yang kemudian direabsorpsi tanpa PAH-nya maupun dari plasma
akurat tetapi memberi gambaran yang mendekati dan lebih yang ddak terfiltrasi yang berlanjut ke kapiler peritubulus dan
mudah ditentukan daripada bersihan inulin. kehilangan PAH-nya melalui sekresi aktif ke dalam tubulus.
Karena semua plasmayang mengalir melalui ginjal dibersihkan
dari PAH maka bersihan plasma untuk PAH dapat digunakan
I Jika suatu bahan difiltrasi dan direabsorpsi untuk memperkirakan laju aliran plasma melalui ginjal. Biasa-
tetapi tidak disekresi, maka bersihan rate 625 mllmnr, untuk aliran darah
nya aliran plasma ginjal rerata
plasmanya selalu lebih kecil daripada LFG. ginjal (plasma plus sel darah merah) sebesar 1140 ml/mnt-
lebih dari 20o/o dari curah janrung.
Sebagian arau semua bahan yang dapat direabsorpsi yang
diffltrasi dikembalikan ke plasma. Karena volume plasma FRAKSI FILTRASI
yang dibersihkan dari bahan lebih kecil daripada yang difil-
trasi maka laju bersihan suatu bahan yang dapat direabsorpsi Jika anda mengetahui bersihan PAH (aliran plasma ginjal)
dan bersihan inulin (LFG) maka anda dapat dengan mudah
selalu lebih kecil daripada LFG. Sebagai contoh, bersihan
menentukan fraksi ftltrasi, fraksi plasma yang mengalir me-
plasma untuk glukosa normalnya nol. Semua glukosa yang
lalui glomerulus dan terfiltrasi ke dalam tubulus.
diffltrasi akan direabsorpsi bersama dengan semua filtrat yang
dikembalikan sehingga tidak ada plasma yang dibersihkan
Fraksi LFG (bersihan inulin plasma)
dari glukosa (Gambar 14-23b).
filtrasi aliran plasma ginjal (bersihan PAH plasma)
Untuk suatu bahan yang direabsorpsi secara parsial,
misalnya urea, hanya sebagian dari plasma yang difitrasi di- = 125 mllmnt = 20o/o
bersihkan dari bahan ini. Dengan sekitar 50%o urea yang 625
difiltrasi akan direabsorpsi secara pasif, hanya separuh dari
^U^*
plasma yang terfiltrasi, atar 62,5 ml, yang dibersihkan dari Karena itu, sekitar 20o/o dari plasma yang masuk ke glomeru-
urea per menit (Gambar l4-23c). lus difiltrasi.

I Jika suatu bahan difiltrasi dan disekresi tetapi I Ginjal dapat mengekskresikan urin dalam
tidak direabsorpsi maka laju bersihan plasmanya konsentrasi bervariasi bergantung pada status
selalu lebih besar daripada LFG. hidrasi tubuh.

Sekresi tubulus memungkinkan ginjal membersihkan bahan- Setelah membahas bagaimana ginjal menangani berbagai zat
bahan tertentu dari plasma secara lebih effsien. Hanya 20o/o terlarut dalam plasma, kini kita akan berkonsentrasi pada

582 Bab 14
Kapiler
peritubulus

Dalam o
.ota Untuk bahan yang difiltrasi Untuk bahan yang difiltrasi, tidak
urin a dan tidak direabsorpsi atau disekresi, dan direabsorpsi total,
disekresi, misalnya inulin, misalnya glukosa, maka tidak ada
semua plasma yang difiltrasi plasma yang terfiltrasi yang
dibersihkan dari bahan tersebut dibersihkan dari bahan tersebut.
(a) (b)

A *,*"
AA Untuk bahan yang difiltrasi, tidak T+- Untuk bahan yang difiltrasi dan
disekresi, dan direabsorpsi secara #',F*
""f disekresi tetapi tidak direabsorpsi,
parsial, misalnya urea, hanya misalnya ion hidrogen, semua plasma
sebagian dari plasma yang terfiltrasi yang terfiltrasi dibersihkan dari bahan
yang dibersihkan dari bahan tersebut tersebut, dan plasma peritubulus yang
merupakan asal dari bahan yang
disekresikan tersebut juga dibersihkan.
(c) (d)

Gambar 14-23
Clearance plasma untuk bahan yang diproses secara berbeda oleh ginjal.

Sistem Kemih 583


penanganan HrO plasma oleh ginjal. Osmolaritas CES (kon- Medula
sentrasi zat terlarut) bergantung pada jumlah relatif HrO
dibandingkan dengan zat terlarut. Pada keseimbangan cairan
dan konsentrasi zat terlarut yang normal, cairan tubuh ber-
sifat isotonik pada osmolaritas 300 miliosmol/liter (mosm/
Iiter) (lihat h.73 dan A-10). Jika terlalu banyak terdapar H2O
dibandingkan dengan zat terlarut maka cairan tubuh menjadi
hipotonik, yang berarti cairan tubuh terlalu encer dengan
osmolaritas kurang dari 300 mosm/liter. Namun, jika terjadi
defisit HrO relatif terhadap zat terlarut maka cairan tubuh
menjadi terlalu pekat, atau hipertonik, dengan osmolaritas
lebih besar daripada 300 mosm/liter.
Dengan mengetahui gaya pendorong bagi reabsorpsi
HrO di sepanjang tubulus adalah gradien osmotik antara
lumen tubulus dan cairan interstisium sekitar, anda dapat
memperkirakan, berdasarkan pertimbangan osmorik, bahwa
ginjal tidak dapat mengeftskresikan urin yang lebih encer
atau pekat daripada cairan tubuh. Memang, hal inilah yang
akan terjadi jika cairan interstisium yang mengelilingi tubu- Gambar 14-24
lus di ginjal identik osmolarirasnya dengan cairan tubuh lain-
Gradien osmotik vertikal di medula ginjal. Gambaran
nya. Reabsorpsi air akan berlangsung hanya sampai cairan skematik ginjal pada orang yang berdiri tegak yang diputar
tubulus seimbang secara osmotis dengan cairan interstisium, 90' dari posisi normalnya untuk lebih memperjelas gradien
dan tubuh akan tidak memiliki cara untuk mengeluarkan osmotik vertikal di medula ginjal. Osmolaritas cairan intersti-
sium di seluruh korteks ginjal adalah isotonik pada 300 mosm/
kelebihan HrO ketika cairan tubuh hipotonik atau menahan liter; tetapi osmolaritas cairan interstisium di medula ginjal
HrO ketika rerjadi hipertonisiras. meningkat secara progresif dari 300 mosm/liter di batas
Untungnya, terdapat suatu gradien osmotik vertikal dengan korteks hingga maksimal 1200 mosm/liter di taut
dengan pelvis ginjal.
besar yang khas di cairan interstisium medula ginjal. Kon-
sentrasi cairan interstisium secara progresif meningkat dari
batas korteks hingga ke kedalaman medula sampai konsen-
trasi itu pada manusia mencapai maksimal 1200 mosm/liter
di taut dengan pelvis ginjal (Gambar 14-24). pelvis ginjal, berjalan menembus medula hanya dalam arah
desendens. Susunan ini, ditambah dengan karakteristik per-
Melalui mekanisme yang akan segera dijelaskan, gradien
meabilitas dan transpor segmen-segmen tubulus ini, berperan
ini memungkinkan ginjal menghasilkan urin yang konsen-
kunci dalam kemampuan ginjal menghasilkan urin dengan
trasinya bervariasi dari 100 hingga 1200 mosm/liter, bergan-
konsentrasi beragam, bergantung pada apakah tubuh perlu
tung pada status hidrasi tubuh. Ketika tubuh berada dalam
menghemat atau mengeluarkan air. Secara singkat, lengkung
keseimbangan ideal, terbentuk urin isotonik 1 ml/mnt. Ke-
Henle panjang nefron jukstamedula membentuh gradien
tika hidrasi tubuh berlebihan (terlalu banyak HrO), ginjal
osmotik vertikal, vasa rektanya mempertahanhan gradien ini
dapat menghasilkan urin encer dalam jumlah besar (hingga
sembari memberi darah kepada medula ginjal, dan duktus
25 ml/mnt dan hipotonik pada 100 mosm/liter), membuang
koligentes semua nefron menggunahan gradien ini, bersama
kelebihan HrO di urin. Sebaliknya, ginjal dapat menghasil-
dengan hormon vasopresin, untuk menghasilkan urin dengan
kan urin pekat dalam jumlah kecil (hingga 0,3 ml/mnt dan
beragam konsentrasi. Secara kolektif susunan fungsional ke-
hipertonik pada 1200 mosm/liter) ketika tubuh mengalami
seluruhan ini disebut sistem aliran balik meduia. Kita akan
dehidrasi (kekurangan HrO), menahan HrO bagi tubuh.
membahas masing-masing aspeknya secara lebih detil.
Susunan anatomik yang unik dan interaksi fungsional
yang kompleks antara berbagai komponen nefron di medula
ginjal menjadi penyebab terbentuknya dan dimanfaatkannya I Gradien osmotik vertikel medula dibentuk oleh
gradien osmotik vertikal. Ingatlah bahwa lengkung tajam mult!plikasi aliran balik
ansa Henle hanya sedikit masuk ke dalam medula di nefron
korteks, tetapi di nefron jukstamedula lengkung masuk jauh Kita akan mengikuti filtrat melalui nefron berlengkung pan-
ke seluruh kedalaman medula sehingga ujung lengkung ber- jang untuk melihat bagaimana struktur ini menciptakan gra-
ada dekat dengan pelvis ginjal (Gambar 14-5. h.558). Juga, dien osmotik verdkal di medula. Tepat setelah filtrat ter-
vasa rekta nefron jukstaglomerulus membentuk lengkung bentuk, terjadi reabsorpsi osmotik tak terkontrol HrO yang
tajam dalam seperti lengkung panjang Henle. Aliran di leng- terfiltrasi di tubulus proksimal sekunder terhadap reabsorpsi
kung panjang Henle dan vasa rekta dianggap aliran balik, aktif Na-. Akibatnya, pada akhir tubulus proksimal sekitar
karena aliran di kedua bagian lengkung yang saling ber- 55o/o fihrat telah direabsorpsi, tetapi 35o/o sisanya tetap ber-
dekatan ini berlawanan arah. Semenrara itu, duktus koligen- ada di lumen tubulus dengan osmolariras sama dengan cairan
tes yang melayani kedua jenis nefron, dalam perjalanan ke tubuh. Karena itu, cairan yang masuk ke ansa Henle masih

584 Bab 14
isotonik. Thmbahan 1.5o/o dari HrO yang difiltrasi direabsorp- I Langhah2(Gambar 14-25c).Jikasekarangkitamemaju-
si dari ansa Henle sewaktu pembentukan dan pemeliharaan kan keseluruhan kolom cairan di ansa Henle beberapafame,
gradien osmotik vertikal, dengan osmolaritas cairan tubulus maka akan terdapat massa cairan 200 mosm/liter dari puncak
mengalami perubahan dalam prosesnya. pars asendens ke dalam tubulus distal, dan massa baru cairan
isotonik 300 mosm/liter masuk bagian puncak pars desen-
SIFAT PARS ASENDENS DAN DESENDENS ANSA dens dari tubulus proksimal. Di bagian bawah lengkung,
HENLE PANJANG massa cairan 400 mosm/liter dari pars desendens bergerak
Perbedaan fungsional antara pars desendens suatu ansa Henle maju memutari ujung ansa dan masuk ke pars asendens,
panjang (yang membawa cairan dari tubulus proksimal menempatkannya berlawanan dengan regio 400 mosm/liter
hingga jauh ke dalam medula) dan pars asendens (yang mem- di pars desendens. Perhatikan bahwa perbedaan konsentrasi
bawa cairan naik dan keluar dari medula untuk masuk ke 200 mosm/liter lenyap di puncak dan dasar lengkung.
tubulus distal) sangat penring untuk menciptakan gradien I Langhah 3 (Gambar l4-25d). Pompa pars asendens
osmotik veftikal di cairan interstisium medula. kembali memindahkan NaCl keluar semenrara HrO secara
Pars desendrns pasif meninggalkan pars desendens sampai tercipta kemball
l. sangat permeabel terhadap HrO perbedaan 200 mosm/lirer anrara pars asendens dan baik
2. tidak secara aktif mengeluarkan Na. (Yaitu, bagian ini cairan interstisium maupun pars desendens di masing-masing
tidak mereabsorpsi Na-. Ini adalah saru,satunya segmen level horizontal. Namun, perhatikan bahwa konsentrasi
tubulus yang tidak melakukannya). cairan tubulus semakin meningkat di pars desendens dan
semakin turun di pars asendens.
Pars asendens
I Langkah 4 (Gambar 14-25e). Sewaktu cairan tubulus
1. secara aktif memindahkan NaCl keluar dari lumen tu-
terus maju, gradien konsentrasi 200 mosm/liter kembali ter-
bulus untuk masuk ke dalam cairan interstisium sekitar.
ganggu di semua level horizontal.
2. selalu impermeabel terhadap HrO sehingga garam me-
ninggalkan cairan tubulus ranpa diikuti secara osmorik I Langhah 5(Gambar l4-25f). Pengeluran aktif NaCl
oleh HrO. dari pars asendens, disertai difusi netto HrO keluar pars
desendens kembali menciptakan gradien 200 mosm/liter di
MEKANISME MULTIPLIKASI ALIRAN BALIK masing-masing level horizontal.

Kedekatan dan aliran balik kedua pars ansa Henle memung- ) Langhah 6 dan seterusnya (Gambar t4-25g). Sewaktu
kinkan terjadinya interaksi penting antara keduanya. Meski- cairan kembali mengalir maju sedikit dan proses bertahap
pun aliran cairan melalui ansa Henle berlangsung terus- ini berlanjut, cairan di pars desendens menjadi semakin
menerus namun kita akan memvisualisasikan apa yang terjadi hipertonik sampai mencapai konsentrasi maksimal 1200
langkah demi langkah, seperri film animasi yang diperlambat mosm/liter di dasar lengkung, empat kali daripada kon-
sehingga setiap frame-nya dapat dilihat. sentrasi normal cairan tubuh. Karena cairan interstisium
selalu mencapai keseimbangan dengan pars desendens maka
I Gambar awal(Gambar l4-25a). Sebelum gradien osmo-
tercipta gradien konsentrasi vertikal yang berkisar dari 300
tik vertikal terbentuk, konsentrasi cairan interstisium medula
sampai 1200 mosm/liter di cairan interstisium medula. Se-
. addah 300 mosm/liter, seperri cairan tubuh lainnya.
I Langhah 1 (Gambar 14-256. Pompa garam aktif di pars baliknya, konsentrasi cairan tubulus semakin berkurang di
asendens dapat memindahkan NaCl keluar dari lumen sam- pars asendens sewakru garam dipompa keluar tetapi HrO
pai cairan interstisium sekitar 200 mosm/liter lebih pekat tidak dapat mengikutinya. Pada kenyataannya, cairan tu-
daripada cairan tubulus di bagian ini. Ketika pompa pars bulus bahkan menjadi hipotonik sebelum meninggalkan
asendens mulai secara aktif mengeluarkan garam, cairan pars asendens untuk masuk ke tubulus distal dengan kon-
interstisium medula menjadi hipertonik. Air tidak dapat sentrasi 100 mosm/liter, seperriga daripada konsentrasi
mengikuti secara osmotis dari pars asendens, karena bagian normal cairan tubuh.
ini impermeabel terhadap HrO. Namun, difusi netto HrO Perhatikan bahwa meskipun hanya terdapat gradien
terjadi dari pars desendens ke dalam cairan interstisium.
200 mosm/liter antara pars asendens dan cairan sekitar di
Cairan tubulus yang masuk ke pars desendens dari tubulus
masing-masing level horizontal medula, terbentuk gradien
proksimal bersifat isotonik. Karena pars desendens sangat
vertikal yang jauh lebih besar dari atas ke bawah medula.
permeabel terhadap HrO maka terjadi difusi netto HrO me-
Meskipun pompa pars asendens dapat menghasilkan gra-
lalui osmosis keluar dari pars desendens menuju ke cairan
dien hanya 200 mosm/lirer, namun efek ini berlipat ganda
interstisium yang lebih pekat. Perpindahan pasif HrO keluar
menjadi gradien vertikal yang besar karena aliran balik di
pars desendens berlanjut sampai osmolaritas cairan di pars.
desendens dan cairan interstisium sama. Karena itu, cairan
dalam lengkung. Mekanisme aliran balik yang dicapai oleh
tubulus yang masuk ke ansa Henle segera mulai menjadi lengkung Henle ini dikenal sebagai multiplikasi aliran
lebih pekat karena kehilangan HrO. Pada keadaan ke- balik.
seimbangan, osmolaritas cairan pars asendens adalah 200 Telah dijelaskan secara artifisial aliran balik secara ber-
mosm/liter dan osmolariras cairan interstisium dan cairan tahap untuk mempermudah pemahaman. Perlu disadari
pars desendens adalah sama yaitu 400 mosm/liter. bahwa jika gradien medula yang m.eningkat tersebut telah

-iristem Kemih 585


Glomerulus

Dari r
lKe
tubulus I I tubulus
proksimal I I oi"t"r
300 300
Cairan interstisium 300 300 Cairan interstisium
medula 300 300 medula
300 300
300 300
Pars desendens n
ansa Henle nefron 300 300 -Parsasendens
ansa Henle nefron
jukstamedula 300 300 jukstamedula
300 300

Gambar awal
(a)

300 I I rso
3oo rso
I I
NaCl
I Dari Kel
I I trbutr. tubulus I
150
150
i proksimal distal I

150
300 150
150
300 150
300 350 300
350 300
300
300 350 300 n
300 350 300
500 500
500 500

\.--r'
Langkah 3: Pompa Pars asendens dan
fluks pasif pars desendens membentuk
kembali gradien 200 mosm/liter di tiap Langkah 4: Biarkan cairan kembali
level horizontal. mengalir maju beberapa "frame".
(d) (e)

Gambar 14-25
Multiplikasi countercurrent di medula ginjal.

terbentuk maka gradien tersebut akan menetap karena aliran sia-sia. Cairan isotonik yang masuk ansa menjadi semakin
cairanyangterus-menerus disertai oleh transpor aktif di pars pekat sewaktu memasuki pars desendens, mencapai konsen-
asendens dan fluks pasifdi pars desendens. trasi maksimal 1200 mosm/liter, hanya unruk kemudian
menjadi lebih encer kembali sewaktu mengaliri pars asendens
dan akhirnya meninggalkan lengkung pada konsenrrasi
MANFAAT MUTIIPTIKASI ALIRAN BALIK minimal 100 mosm/liter. Apa gunanya memekatkan cairan
Jika anda hanya mempertimbangkan apa yang terjadi pada empat kali lipat dan kemudian berbalik serta mengencerkan-
cairan tubulus sewaktu cairan ini mengalir melalui ansa nya hingga akhirnya konsentrasi menjadi sepertiga daripada
Henle maka keseluruhan proses terlihat sebagai upaya yang konsentrasi saat masuk? Mekanisme semacam ini memberi-

586 Bab 14
300 200
300 200
300 200
300 200
Dari Ke
tubulus tubulus
l, proksimal distal '1
300 200
300 200
300 200
300 200
400 400
EI> 400 400
400 400
400 400

\/
Langkah 1: Biarkan pompa mulai bekerja.
Tercipta gradien sebesar 200 mosm/liter Langkah 2: Biarkan cairan mengalir
di setiap level horizontal. maju beberapa "frame".
(b) (c)

Kel
tubulus I

distal I

300 300 too I

450 450 zso I

600 600 +oo


I

750 750 550 |

900 900 zoo I

1050 1 050 eso I

1200 1200 rooo


I
1 200 1200 1000
f

Langkah 6 dan seierusnya: Terbentuk


gradien osmotik vertikal final yang dipertahankan
Langkah 5: Gradien 200 mosm/liter di tiap oleh multiplikasi countercurrent terus-menerus
level horizontal kembali terbentuk. lengkung panjang Henle.
(f) (s)

Semua angka dalam mosm/liter + = difusi pasif '--_o = transpor aktif

kan dua manfaat. Pertama, mekanisme ini menciptakan suaru


gradien osmotik vertikal di cairan interstisium medula. ffi Reabsorpsi bervariasi HrO yanE dikontrol oleh
Gradien ini, selanjutnya, digunakan oleh duktus koligentes vasopresin terjadi di segmen akhir tubulus.
untuk memekatkan cairan tubulus sehingga tubuh dapat
mengekskresikan urin yang lebih pekat daripada cairan tubuh Setelah reabsorpsi obligatorik HrO dari tubulus proksimal
normal. Kedua, kenyataan bahwa cairan bersifat hipotonik (650/o dari HrO yang terfiltrasi) dan ansa Henle (150lo dari
saat masuk ke bagian distal tubulus memungkinkan ginjal HrO yang terilftrasi), 20o/o dari HrO yang rerfiltrasi tertinggal
mengekskresikan urin yang lebih encer daripada cairan tubuh di lumen untuk masuk ke tubulus distal dan koligentes untuk
normal. Marilah kita lihat bagaimana. direabsorpsi dalam jumlah bervariasi dan berada di bawah

Sistem Kemih 587


kontrol hormon. Ini adalah jumlah HrO yang masih besar filtrat ke dalam cairan interstisium. Respons tubulus terhadap
untuk diatur dengan reabsorpsi: 20o/o xLFG (180 liter/hari) vasopresin bersifat berjenjang: semakin banyak terdapat
= 36 liter per hari untuk direabsorpsi dengan jumlah ber- vasopresin, semakin banyak saluran air luminal disisipkan,
variasi, bergantung pada status hidrasi tubuh. Jumlah ini ada- dan semakin besar permeabilitas tubulus distal dan koligentes
lah lebih dari 13 kali jumlah HrO plasma dalam keseluruhan terhadap HrO. Namun, meningkatnya saluran air membran
sistem sirkulasi. luminal tidak permanen. Saluran diambil kembali ketika
Cairan yang meninggalkan ansa Henle masuk ke tubu- sekresi vasopresin berkurang dan aktivitas cAMP juga
lus distal adalah 100 mosm/liter, sehingga bersifat hipotonik berkurang. Karena itu, permeabilitas HrO berkurang ketika
terhadap cairan interstisium korteks ginjal sekitar yang iso- sekresi vasopresin berkurang.
tonik (300 mosm/liter) yang dilewati oleh tubulus distal. Vasopresin mempengaruhi permeabiiitas HrO hanya di
Tirbulus distal kemudian mengalirkan isinya ke dalam duktus bagian distal nefron, khususnya duktus koligentes. Hormon
koligentes, yang terendam dalam cairan interstisium dengan ini tidak memiliki pengaruh pada 800/o HrO yang difiltrasi
konsentrasi yang semakin tinggi (300 sampai 1200 mosm/ yang direabsorpsi tanpa kontrol di tubulus prolaimal dan
liter) sewaktu saluran ini turun melalui medula. ansa Henle. Pars asendens ansa Henle selalu impermeabel
terhadap HrO, bahkan dengan keberadaan vasopresin.
PERAN VASOPRESIN
Agar HrO dapat direabsorpsi di suatu segmen tubulus maka REGULAST REABSoRPS| H,O SEBAGAT RESPONS
dua kriteria harus dipenuhi: (1) harus terdapat gradien osmorik TERHADAP DEFtStT H20
yang melintasi tubulus, dan (2) segmen tubulus harus per- Ketika sekresi vasopresin meningkat sebagai respons terhadap
meabel terhadap HrO. Tirbulus distal dan koligentes imper- defisit HrO dan permeabilitas tubulus distal dan koligentes
meabel terhadap HrO kecuali jika terdapat vasopresin, yang terhadap HrO juga meningkat, cairan tubulus yang hipoto-
juga dikenal sebagai hormon antidiuretik (anti artinya"me- nik yang mengalir ke bagian distal nefron dapat kehilangan
lawan"; diuretik artinya'peningkatan pengeluaran urin")3, lebih banyak HrO secara progresif melalui osmosis ke dalam
yang meningkatkan permeabilitasnya terhadap HrO. Vasopre- cairan interstisium sewaktu cairan tubulus mula-mula meng-
sin diproduksi oleh beberapa badan sel saraf spesifik di hipo- alir melalui korteks isotonik dan kemudian terpajan ke cairan
talamus, bagian dari otak, kemudian disimpan di kebnjar interstisium medula yang osmolaritasnya terus meningkat
hipofsis posterior, yang melekat ke hipotalamus melalui sebuah ketika saluran masuk jauh menuju pelvis ginjal (Gambar 14-
tangkai tipis. Hipotalamus mengontrol pelepasan vasopresin 27a). Sewaktu cairan tubulus 1 00 mosm/liter masuk ke tubu-
dari hipoffsis posterior ke dalam darah. Dengan mekanisme lus distal dan terpajan ke cairan interstisium sekitar dengan
umpan balik negatif, sekresi vasopresin dirangsang oleh defisit osmolaritas 300 mosm/liter, HrO keluar dari tubulus secara
HrO ketika CES terlalu pekat (yaitu, hipertonik) dan HrO osmotis menembus sel tubulus yang kini permeabel sampai
harus dipertahankan dalam tubuh, dan dihambat oleh ke- cairan tubulus mencapai konsentrasi malaimal 300 mosm/
lebihan HrO ketika CES terlalu encer (yaitu, hipotonik) dan liter di akhir tubulus distal. Sewaktu terus mengalir ke duktus
kelebihan HrO harus dikeluarkan melalui urin. koligentes, cairan tubulus 300 mosm/liter ini terpajan ke
Vasopresin mencapai membran basolateral sel tubulus cairan interstisium medula yang osmolaritasnya bahkan lebih
yang melapisi tubulus distal dan koligentes melalui sistem tinggi lagi. Karena itu, cairan tubulus kembali kehilangan
sirkulasi. Di sini hormon ini mengikat reseptor yang spesiffk HrO secara osmotis dan menjadi semakin pekat, hanya untuk
untuknya (Gambar 14-26). Pengikatan ini mengaktifkan mengalir maju dan terpajan ke osmolaritas cairan intersti-
sistem pembawa pesan kedua AMP siklik (cAMP) di dalam sium yang lebih tinggi dan kembali kehilangan HrO, demi-
sel tubulus (lihat h. 129), yang akhirnya meningkatkan kian seterusnya.
permeabilitas membran luminal terhadap HrO dengan Di bawah pengaruh vasopresin kadar matsimal, cairan
mendorong penyisipan akuaporin di membran ini. Thnpa tubulus dapat dipekatkan hingga ,1200 mosm/liter di akhir
akuaporin ini, membran luminal bersifat impermeabel duktus koligenres. Tidak ada lagi modifikasi lebih lanjut atas
terhadap HrO. Setelah masuk ke dalam sel tubulus dari filtrat cairan tubulus setelah duktus koligentes, sehingga apa yang
melalui saluran air luminal yang diatur oleh vasopresin, HrO tersisa di tubulus di titik ini adalah urin. Akibat reabsolpsi eks-
secara pasif meninggalkan sel menuruni gradien osmodk tensif HrO yang didorong oleh vasopresin di segmen-segmen
menembus membran basolateral untuk masuk ke cairan terakhir tubulus ini, dapat dielakresikan urin dengan volume
interstisium. Saluran HrO di membran basolateral selalu ada sedikit dan memiliki konsenuasi hingga 1200 mosm/liter. Setiap
sehingga membran ini selalu permeabel terhadap HrO. menit dapat dihasilkan urin hanya 0,3 ml, kurang daripada
Dengan memungkinkan lebih banyak HrO merembes dari sepeniga keceparan aliran urin normal yang besarnya 1 ml/mnt.
lumen ke dalam sel tubulus, saluran-saluran luminal yang HrO yang direabsorpsi masuk ke cairan interstisium medula
diatur oleh vasopresin ini meningkatkan reabsorpsi HrO dari dan diambil oleh kapiler peritubulus dan dikembalikan ke sir-
kulasi umum sehingga dipertahankan di dalam tubuh.
3Meskipun buku tela secara tradisional cenderung menggunakan Meskipun mendorong penghematan HrO oleh tubuh,
nama ltormon antidiilretih untuk hormon ini, khususnya ketika namun vasopresin tidak dapat menghentikan secara rotal
membahas efeknya pada ginjal, namun para peneliti di bidang ini produksi urin, meskipun yang bersangkutan sama sekali ti-
kini lebih menyukai uasoltresin. dak mendapat H2O, karena harus terjadi ekskresi HrO dalam

588 Bab 14
Filtrat Plasma
lumen kapiler
tubulus Sel tubulus distal peritubulus

!t
___f

Saluran
air

@ Vasopresin dalam darah berikatan dengan reseptornya di membran basolateral


sel tubulus distal dan koligentes.
@ Pengikatan ini mengaktifkan sistem pembawa pesan kedua AMP siklik di dalam sel.
@ nVe siklik meningkatkan permeabilitas membran luminal terhadap H2O dengan
mendorong insersi saluran-saluran air di membran ini. Membran ini impermeabel

:Hi{il'r#l:il;ru:r:xr':ffi f :;.ir;,?:il,
"F:53;ft#Fiff
dari sel melalui saluran air berbeda yang secara permanen terdapat di membran
basolateral.

Gambar 14-26
Mekanisme kerja vasopresin.

jumlah minimal bersama dengan zar rerlarut. Secara kolektif, yang masuk ke tubulus distal bersifat hipotonik (i00 mosm/
produk sisa dan konstituen lain yang dieliminasi di urin ber- liter), karena kehilangan garam ranpa disertai pengeluaran
jumlah 600 mosm per hari. Karena konsentrasi maksimal HrO di pars asendens ansa Henle. Sewaktu cairan hipotonik
urin adalah 1200 mosm/liter maka volume minimal urin ini mengalir melalui tubulus distal dan koligentes (Gambar
yang diperlukan untuk mengekskresikan zat-zar sisa ini 14-27b), gradien osmotik medula tidak menimbulkan
adalah 500 ml/hari (600 mosm zat sisa/hari : 1200 mosm/ pengaruh karena segmen-segmen akhir tubulus ini imper-
liter urin = 0,5 liter, atau 500 ml/hari, atau 0,3 ml/mnt). meabel terhadap HrO. Dengan kata lain, tidak ada HrO yang
Karena itu, di bawah pengaruh maksimal vasopresin,99,7o/o tertinggal di dalam tubulus yang dapat meninggalkan lumen
dari 180 liter HrO plasma yang terfiltrasi per hari dikembali- untuk direabsorpsi meskipun cairan tubulus lebih encer dari-
kan ke darah, dengan pengeluaran obligatorik HrO sebanyak pada cairan interstisium sekitar. Karena itu, tanpa vasopresin,
serengah Iiter. 20o/o cairan terfiltrasi yang mencapai tubulus distal tidak
Kemampuan ginjal memekatkan urin untuk mengu- direabsorpsi. Sementara itu, ekskresi zat sisa dan zat terlarut
rangi kehilangan HrO jika dibutuhkan hanya mungkin ka- urin lainnya tidak berubah. Hasil akhir adalah urin encer
rena adanya gradien osmotik vertikai di medula. Jika gradien dalam jumlah besar, yang membantu tubuh mengeluarkan
ini tidak ada maka ginjal tidak dapat menghasilkan urin yang kelebihan HrO. Osmolaritas urin dapat serendah 100 mosm/
lebih pekat daripada cairan tubuh seberapapun jumlah vaso- liter, sama seperri cairan yang masuk ke tubulus distal. Thnpa
presin yang dikeluarkan karena saru-sattrnya gaya pendorong
vasopresin aliran urin dapat meningkat hingga 25 mllmnt,
untuk reabsorpsi HrO adalah perbedaan konsentrasi antara
dibandingkan dengan produksi normal I ml/mnt.
cairan tubulus dan cairan interstisium.
Kemampuan tubuh menghasilkan urin yang lebih encer
daripada cairan tubuh bergantung pada kenyataan bahwa
REGULAST REABSORPST H,O SEBAGAI RESPONS cairan tubulus bersifat hipotonik ketika masuk ke bagian
TERHADAP KELEBIHAN H,O distal nefron. Pengenceran ini dicapai di pars asendens ketika
Sebaliknya, jika seseorang mengonsumsi HrO dalam jumlah NaCl secara aktif dikeluarkan tetapi tidak dapat diikuti oleh
besar, maka kelebihan HrO harus dikeluarkan dari tubuh HrO. Karena itu, ansa Henle, dengan secara bersamaan mem-
tanpa secara bersamaan kehilangan zat terlarut yang penring bentuk gradien osmotik medula dan mengencerkan cairan
untuk mempertahankan homeostasis. Pada keadaan ini, tidak tubulus sebelum cairan itu masuk ke segmen distal, berperan
ada vasopresin yang dikeluarkan, sehingga tubulus distal dan penting dalam kemampuan ginjal mengekskresikan urin yang
koligentes tetap impermeabel terhadap HrO. Cairan tubulus konsentrasinya bervariasi dari 100 hingga 1200 mosm/liter.

Sistem Kemih 589


Dari Filtrat memiliki konsentrasi
tubulus \ 100 mosm/liter sewaktu masuk
proksimal ,\ ke tubulus distal
dan koligentes Tubulus distal
300 300

300 300 300 Korteks


-)l ill

:,/\{ii*ai
irr:t,.i:t:il
,i UaauUr

600
,I
600

Menghadapi
defisit air I
900 700 900
Konsentrasi urin
dapat mencapai
1000
I 1200 mosm/liter
sewaktu meninggalkan
'1200 tubulus koligentes
I
Ekskresi urin dalam jilmlah sedikit
dan pekat; H2O yang direabsorpsi
diserap oleh kapiler peritubulus
dan dipertahankan di dalam tubuh

(a)

Filtrat memiliki konsentrasi


100 mosm/liter sewaktu masuk
ke tubulus distal

Korteks
,
Medula,
.-
- 4. = difusi pasif HrO

= transpor aktif NaC!

-' = bagian tubulus yang


impermeabel terhadap HrO
Menghadapi - 1= psrmeabilitas terhadap HrO
kelebihan air ditingkatkan oleh vasopressin

Semua nilai dalam mosm/liter

Konsentrasi urin dapat


serendah 100 mssm/liter
sewaktu meninggalkan
tubulus koligentes
Tidak ada vasopresin: tubulus Ekskresi urin dalam jumlah besar
distal dan koligentes dan encer; tidak terjadi reabsorpsi
impermeabel terhadap HrO HrO di bagian distal nefron;
kelebihan HrO dikeluarkan

(b)

Gambar 14-27
Ekskresi urin dengan berbagai konsentrasi bergantung pada kebutuhan tubuh.

darah melalui medula tidak boleh mengganggu gradien


I Pertukaran aliran balik di dalam vasa rekta hipertonisitas vertikal yang tercipta oleh lengkung Henle.
mempertahankan gradien osmotik vertikal medula.
Bayangkan situasinya jika darah mengalir lurus dari korteks
dialiri darah untuk memberi ke medula bagian dalam lalu langsung ke vena renalis (Gam-
Jelaslah, medula ginjal harus
makan jaringan di bagian ini serta untuk mengangkut air bar l4-28a). Karena kapiier permeabel secara bebas terhadap
yang direabsorpsi di ansa Henle dan duktus koligentes kem- NaCl dan HrO, maka darah akan secara progresif menyerap
bali ke sirkulasi umum. Namun, dalam prosesnya sirkulasi garam dan kehilangan HrO melalui fluks pasif menuruni

590 Bab 14
gradien konsentrasi dan osmotik sewakru mengalir masuk ke terjadi pada diabetes melitus. Glukosa dalam jumlah besar
medula. Darah isotonik yang masuk ke medula, setelah yang terdnggal di cairan tubulus pengidap diabetes seca-ra os-
mengalami penyeimbangan dengan setiap level medula, akan mods menyerer H2O bersamanya ke dalam urin. Sebagian
meninggalkan medula dengan tonisiras tinggi yaitu 1200 obat diuretik bekerja dengan menghambat reabsorpsi zat ter-
mosm/liter. Akan mustahil terbentuk dan memeliharu gra- larut tertenru sehingga terjadi peningkatan pengeluaran HrO
dien hipertonik medula karena NaCl yang dipompa ke ddam bersama dengan zat terlarut yang tidak direabsorpsi tersebut-.
cairan interstisium medula akan secara terus-menerus di- Diuresis air, sebaliknya, adalah peningkatan elalresi
angkut oleh sirkulasi. HrO dengan sedikit atau tanpa elakresi zat terlarut.
Dilema ini dihindari oleh konstruksi vasa rekta yang I Kehikngan atau penambahan HrO murni yang tidah di-
berbentuk tusuk konde yang, dengan memutar balik melalui sertai oleh dtfsir atau belebihan zat terlarut dakm
iumhh se-
gradien konsentrasi dalam arah berlawanan, memungkinkan banding di nbuh (yaitu HrO "bebas") menyebabhan perubahan
darah meninggalkan medula dan masuk ke vena renalis osmohritas CES. Ketidakseimbangan antara H,O dan zat ter-
hampir isotonis seperti darah arteri yang masuk ke ginjal larut ini dikoreksi dengan secara parsial memisahkan reabsorp-
(Gambar l4-28b). Sewaktu darah mengalir menelusuri pars si HrO dari reabsorpsi zat terlarut di bagian distal nefron me-
desendens vasa rekta dan mengalami penyeimbangan dengan lalui efek kombinasi sekresi vasopresin dan gradien osmotik
cairan interstisium sekitar yang konsentrasinya semakin me- medula. Dengan mekanisme ini, HrO bebas dapat direabsorp-
ningkat, darah ini menyerap garam dan kehilangan HrO si tanpa reabsorpsi zat terlarut daiam jumlah setara unruk
sampai menjadi sangar hiperronik di bagian bawah lengkung. mengorelsi hipertonisitas cairan tubuh. Sebaliknya, H,O be-
Kemudian, ketika darah mengalir melalui pars asendens, ga- bas dalam jumlah besar dapat dielakresikan tanpa disertai
ram berdifusi keluar kembali ke interstisium, dan HrO kem- ekskresi zat rerlarut (yaitu, diuresis air) untuk mengeluarkan
bali masuk ke vasa rekta karena cairan interstisium sekitar kelebihan HrO murni dari tubuh sehingga hipotonisitas cairan
menjadi semakin hipotonik. Pertukaran pasif zat terlarut dan tubuh terkorelai. Diuresis air normalnya adalah mekanisme
HrO antara kedua bagian vasa rekra dan cairan interstisium kompensasi jika kita rerlalu banyak minum HrO.
ini dikenal sebagai pertukaran aliran balik. Tidak seperti
Diuresis air yang berlebihan terjadi setelah ingesti alko-
multiplikasi aliran balik, pertukaran ini tidak menciptakan
gradien konsentrasi. Pertukaran llrri mempertahankan (men-
hol. Karena alkohol menghambat sekresi vasopresin maka
cegah disolusi) gradien. Karena darah masuk dan keluar me-
ginjal kehilangan terlalu banyak HrO. Biasanya lebih banyak
cairan yang hilang di urin daripada yang dikonsumsi dalam
dula dengan osmolaritas yang sama akibat pertukaran aliran
balik ini maka jaringan medula mendapat nutrisi dari darah
minuman beralkohol sehingga tubuh mengalami dehidrasi
meskipun terjadi ingesti cairan yang bermakna.
sementara gradien hipertonisitasnya retap dipertahankan.
Tabel 14-4 meringkaskan bagaimana berbagai segmen
tubulus nefron menangani Na. dan HrO serta makna proses-
I Reabsorpsiair hanya berkaitan secara parsial proses ini.
dengan reabsorpsi zat terlarut.

Perlu dibedakan antara reabsorpsi HrO yang merupakan ke- I Gagal ginjal memiliki konsekuensi luas.
harusan mengikuti reabsorpsi zat terlarut dan reabsorpsi HrO
Elskresi urin dan dibersihkannya zar sisa dan kelebihan elek-
"bebas" yang tidak berkaitan dengan reabsorpsi zat terlarur.
trolit dari plasma merupakan hal penting bagi pemeliharaan
a Di segmen-seKmen nbulus yang permeabel terhadap HrO, homeostasis. Ketika fungsi kedua ginjal sedemikian rerganggu
diikuti oleh reabsorpsi setara HrO
reabsorpsi z.at rcrlarut selalu sehingga keduanya tidak dapat melakukan fungsi regulasi
harena fahtor osrnotih. Karena itu, volume total HrO yang dan ekskresinya untuk mempeftahankan homeostasis maka
direabsorsi sebagian besar ditentukan oleh massa total zat dmbullah gagal ginjal. Gagal ginjal memiliki banyak sebab,
terlarut yang direabsorpsi; hal ini terutama berlaku untuk beberapa di antaranya dimulai di bagian tubuh lain dan
NaCl, karena NaCl adalah zar rerlarut paling banyak di CES. mempengaruhi fungsi ginjal secara sekunder. Berikut ini
I sekla disertai oleh ehskresi setara HrO
Ehshresi zrtt terlarut adaiah sebagian penyababnya:
barena fahtor osmonh. Kenyataan ini merupakan penyebab L Organisme penginfehsi, baik melalui darah maupun
elslcesi obligatorik HrO paling tidak dalam jumlah minimal,
masuk ke saluran kemih melalui uretra.
meskipun yang bersangkutan mengalami dehidrasi berat.
2. Bahan tohsih, misalnya timbal, arsen, pestisida, atau
Oleh sebab yang sama, ketika terdapat kelebihan zat bahkan pajanan berkepanjangan aspirin dosis tinggi.
terlarut dalam cairan tubulus, keberadaan zat tersebut me- 3. Resp o ns imun yang tidah sesuai, misalnya glo merulonefritis,
nimbulkan efek osmotik yang menahan HrO (yang juga yang kadang menyertai infelai streptokokus di
menjadi berlebihan) di lumen. Fenomena ini dikenal sebagai tenggorokan karena terbentuknya kompleks antigen-
diuresis osmotik. Diuresis adalah peningkatan ekskresi urin, antibodi yang menyebabkan kerusakan inflamatorik
yang terdiri dari dua jenis: diuresis osmodk dan diuresis air. lokal di glomerulus (lihat h. 461).
CATAIAN KLINIS. Diuresis osmotik adalah pening- 4. Obstruksi aliran urin aL<batbatu ginjal, rumo! arau pem-
katan ekskresi HrO dan zat terlarur akibat berlebihannya zat besaran kelenjar prostar, dengan tekanan balik mengu-
terlarut yang tidak direabsorpsi di cairan tubulus, seperti yang rangi filtrasi glomerulus serta merusak jaringan ginjal.

Sistem Kemih 591


300:.

r.::i9.9*.l;ti

(a) (b)
Semua angka dalam mosm/liter.

Gambar 14-28
Pertukaran aliran balik di medula ginjal. (a) Pola hipotetis aliran darah. Jika aliran darah ke medula ginjal mengikuti garis lurus
dari korteks ke medula bagian dalam maka darah akan isotonik ketika masuktetapi hipertonik ketika keluar; karena menyerap
garam dan kehilangan HrO sewaktu mengalami penyeimbangan dengan cairan interstisium sekitar di setiap level horizontal.
Gradien osmotik vertikal akan sulit dipertahankan karena garam yang dipompa keluar oleh pars asendens ansa Henle akan
secara terus-.menerusterbilas keluar oleh darah yang mengalir melalui medula. (b) Pola sebenarnya aliran darah. Darah
mengalami penyeimbangan dengan cairan interstisium di setiap level horizontal baik di pars desendens maupun pars asendens
vasa rekta sehingga darah isotonik ketika masuk dan keluar medula. Pertukaran aliran balik ini mencegah hilangnya gradien
osmotik medula sementara penyaluran darah ke medula tetap terlaksana.

Tabel 14-4
Penanganan Natrium dan Air oleh Berbagai Segmen Tubulus Nefron

REAB5ORPSI Na- REABSORPST HrO


Persentase Fersentase
SEGMEN Reabsorpsi di Gambaran Reabsorpsi di Gambaran
TUBULUS Segmen lni Khas Segmen lni Khas
Tubulus 67 Aktif; tak terkontrol; berperan 65 Pasif; reabsorpsi osmotik obligatorik
Proksimal penting dalam reabsorpsi mengikuti reabsorpsi aktif Na*
glukosa, asam amino, Cl-, HrO,
dan urea
Ansa Henle 25 Aktif. tak terkontrol; Na* 15 Pasif; reabsorpsi osmotik obligatorik dari
bersama dengan Cl' direabsorpsi pars desendens sewaktu pars asendens
dari pars asendens untuk mengeluarkan NaCl ke dalam cairan
membantu membentuk gradien interstisium (yaitu, mereabsorpsi NaCl)
osmotik vertikal interstisi um
medula, yang penting bagi
kemampuan ginjal untuk
menghasilkan urin dengan
beragam konsentrasi dan
volume, bergantung pada
kebutuhan tubuh
Tubulus Aktif; bervariasi dan berada di 20 Pasif; tidak berkaitan dengan reabsorpsi
distal dan bawah kontrol aldosteron; zat terlarut; reabsorpsi HrO "bebas"
koligentes penting dalam regulasi volume dengan jumlah bervariasi dan di bawah
CES dan kontrol jangka panjang kontrol vasopresin; gaya pendorong
tekanan darah; berkaitan adalah gradien osmotik vertikal di
dengan sekresi K" dan sekresi H* cairan interstisium medula yang
diciptakan oleh ansa Henle panjang;
penting untuk mengatur osmolaritas
cE5

592 Bab 14
5. Insufsiensi aliran darah ginjal yang menyebabkan Karena besarnya cadangan fungsi ginjal, maka hanya 25o/o
kurangnya tekanan filtrasi, akibat sekunder gangguan dari jaringan ginjal yang diperlukan untuk mempertahankan
sirkulasi misalnya gagal jantung, perdarahan, syok, atau semua fungsi ekskresi dan regulasi ginjal yang esensial. Na-
penyempitan dan pengerasan arteri renalis oleh mun, dengan kurang dari 25o/o jaringan ginjal fungsional
arterosklerosis. yang tersisa, insufisiensi ginjal akan tampak. Gagal ginjal sta-
dium akhir terjadi jika 90% fungsi ginjal telah lenyap.
Meskipun keadaan-keadaan ini mungkin memiliki se-
Kita tidak akan menyortir berbagai stadium dan gejala
bab beragam, namun hampir semua sedikit banyaknya dapat
yang berkaitan dengan berbagai gangguan ginjal, tetapiThbel
menyebabkan kerusakan nefron. Glomerulus dan tubulus
mungkin terkena secara independen, atau keduanya mung-
74-5, yang meringkaskan kemungkinan konsekuensi dari
gagal ginjal, memberi anda bayangan renrang luasnya efek
kin disfungsional. Apapun penyebabnya, gagal ginjal dapat
yang ditimbulkan oleh gangguan ginjal. Luas efek ini tentu-
bermanifestasi sebagai gagal ginjal abut, yang ditandai oleh
nya tidak mengejutkan mengingat peran sentral ginjal dalam
kemerosotan produksi urin yang berlangsung cepat dan
mempertahankan homeostasis. Ketika ginjal tidak mampu
muncul mendadak sampai produksi kurang dari 500 ml/hari
mempertahankan lingkungan internal yang normal maka
(produksi minimal yang esensial); atart gagal ginjal kronih,
gangguan luas aktivitas sel juga dapat menimbulkan kelainan
yang ditandai oleh penurunan fungsi ginjal yang berlangsung
fungsi di sistem organ lain. Pada saat gagal ginjal stadium
lambat progresif, Seseorang dapat meninggal akibat gagal
akhir terjadi, pada hakikatnya seriap sistem tubuh sedikit
ginjal akut, atau kondisi ini bersifat reversibel dan meng- banyak telah terganggu. (Satu gejala penyakit ginjal terjadi
hasilkan penyembuhan sempurna. Gagal ginjal kronik, se- sewaktu olahraga berat, tetapi hal ini bersifar sementara dan
baliknya, tidak reversibel. Kerusakan jaringan ginjal yang tidak berbahaya. Lihat fitur dalam boks di h. 594, Lebih
gradual dan permanen akhirnya berakibat fatal. Gagal ginjal Dekat dengan Fisiologi Olahraga).
kronik bersifat samar karena jaringan ginjal dapat rusak Karena gagal ginjal kronik bersifat ireversibel dan akhir-
hinggaT5o/o sebelum penurunan fungsi ginjal menjadi nyata. nya mematikan maka terapi ditujukan untuk mempertahan-

Tabel 14-5
Kemungkinan Efek Gagal Ginjal

Toksisitas uremik akibat retensi zat sisa


Mual, muntah, diare, dan tukak akibat efek toksik pada sistem pencernaan
Kecenderungan mengalami perdarahann akibat efek toksik pada fungsi trombosit
Perubahan mental-misalnya berkurangnya kewaspadaan, insomnia, dan penurunbn konsentrasi, yang berkembang
menjadi kejang dan koma-akibat efek toksik pada susunan saraf pusat
Kelainan aktivitas sensorik dan motorik yang disebabkan oleh efek toksik pada saraf perifer
Asidosis metabolik* yang disebabkan oleh ketidakmampuan ginjal untuk mensekresikan secara adekuat H. yang teius-
menerus ditambahkan ke cairan tubuh dari aktivitas metabolik
Perubahan aktlvitas enzim yang disebabkan oleh efek terlalu banyak asam pada enzim
Depresi susunan saraf pusat akibat efek terlalu banyak asam yang mengganggu eksitabilitas neuron.
Retensi kalium* yang terjadi karena gangguan sekresi K. di tubulus
Perubahan eksitabilitas jantung dan saraf akibat perubahan potensial membran istirahat sel.sel peka rangsang--
Ketidakseimbangan natrium akibat ketidakmampuan ginjal menyesuaikan ekskresi Na. untuk mengimbangi perubahan pada
konsumsi Na'
Peningkatan tekanan darah. edema generalisata, dan gagal jantung kongestif jika terlalu banyak Na. yang dikonsumsi
Hipotensi dan, jika cukup parah. syok sirkulasi jika Na1 yang dikonsumsi terlalu sedikit
Ketidakseimbangan fosfat dan kalsium karena gangguan reabsorpsi kedua elektrolit ini
Gangguan pada struktur tulang akibat kelainan pada pengendapan kristal kalsium fosfat, yang memperkeras tulang
Hilangnya protein plasma akibat meningkatnya "kebocoran" membran glomerulus
Edema akibat berkurangnya tekanan osmotik koloid plasma
Ketidakmampuan mengubah konsentrasi urin karena gangguan sistem aliran balik
Hipotonisitas cairan tubuh jika HrO yang masuk terlalu banyak
Hipertonisitas cairan tubuh jika HrO yang masuk terlalu sedikit
Hipertensi karena kombinasi efek retensi garam dan cairan dan efek vasokonstriksi kelebihan angiotensin ll
Anemia karena berkurangnya produksi eritropoietin
Depresi sistem imun, kemungkinan besar karena kadar toksik zat-zat sisa dan asam
Meningkatnya kerentanan terhadap infeksi
*Termasuk konsekuensi gagal ginjal yang paling mengancam nyawa.

Sistem Kemih 593


Lebih Dekat dengan Fisiologi Olahraga
Ketika Protein di Urin Bukan Berarti Penyakit Ginjal
Keluarnya protein di urin biasanya protein plasma yang muncul di urin. darah glomerulus juga berkurang,
menandakan penyakit ginjal (nefritis). Dua mekanisme dasar dapat menye- tetapi tidak dengan tingkat yang sama
Namun, keluarnya protein di urin yang babkan proteinuria: (1) meningkatnya seperti aliran darah ginjal, mungkin
serupa dengan yang terjadi pada permeabilitas glomerulus tanpa karena mekanisme otoregulasi (lihat h.
nefritis sering dijumpai setelah disertai oleh perubahan reabsorpsi 384). Beberapa peneliti berpendapat
olahraga, tetapi keadaan ini tidak tubulus; atau (2) gangguan reabsorpsi bahwa penurunan aliran darah
berbahaya, transien, dan reversibel. tubulus. Riset menunjukkan bahwa glomerulus meningkatkan difusi
Kata pseudonefritis atletik digunakan proteinuria yang terjadi selama protein ke dalam lumen tubulus karena
untuk menjelaskan proteinuria (protein olahraga ringan sampai sedang terjadi darah yang mengalir lebih lambat
di urin) pasca olahraga ini. Studi-studi karena perubahan permeabilitas menghabiskan lebih banyak waktu di
menunjukkan bahwa 70.% sampai 80% glomerulus, sementara proteinuria glomerulus sehingga semakin banyak
atlet mengalami proteinuria setelah selama olahraga melelahkan jangka proporsi protein yang memiliki
olahraga yang sangat berat. Keadaan pendek tampaknya disebabkan oleh kesempatan untuk lolos melalui
ini terjadi pada peserta olahraga baik peningkatan permeabilitas .membran glomerulus. Perubahan
kontak maupun nonkontak, sehingga glomerulus maupun disfungsi tubulus. hormon yang menyertai olah raga juga
bukan berasal dari trauma fisik ke Disfungsi ginjal reversibel ini mungkin mempengaruhi permeabilitas
ginjal. Pada satu penelitian, peserta dipercaya terjadi karena perubahan glomerulus. Sebagai contoh. penyun-
yang melakukan lari maksimal singkat sirkulasi dan hormon yang terjadi saat tikan renin adalah cara yang telah
mengekskresikan protein lebih banyak olahraga. Beberapa penelitian dikenal baik untuk secara eksperimen
daripada ketika mereka naik sepeda, menunjukkan bahwa aliran darah menginduksi proteinuria. Aktivitas
mendayung, atau berenang dengan ginjal berkurang selama olahraga renin plasma meningkat selama
intensitas kerja setara. Penyebab karena pembuluh ginjal mengalami olahraga berat dan mungkin berperan
perbedaan ini tidak diketahui. konstriksi dan darah dialihkan ke menimbulkan proteinuria pasca
Biasanya hanya sebagian kecil dari otot-otot yang aktif. Penurunan ini olahraga. Para peneliti juga
protein plasma yang masuk ke berkorelasi positif dengan intensitas berhipotesis bahwa selama olahraga
glomerulus difiltrasi; protein plasma olahraga. Pada olahraga berat, aliran berat reabsorpsi tubulus maksimal
yang tersaring ini direabsorpsi di darah ginjal dapat berkurang hingga tercapai dan hal ini dapat
tubulus sehingga normalnya tidak ada 20o/o dari normal. Akibatnya, aliran mengganggu reabsorpsi protein.

kan fungsi ginjal dengan metode-metode alternatifl, misalnya lapisi bagian dalamnya oleh suatu jenis epitel khusus. Dahulu
dialisis dan transplantasi ginjal. (Untuk penjelasan lebih lan- diperkirakan bahwa kandung kemih adalah kantung inert.
jut tentang prosedur-prosedur ini, lihat fitur boks lain di h. Namun, baik epitel maupun otot polos secara aktif ikut serra
595, Konsep, Tantangan, dan Kontroversi). dalam kemampuan kandung kemih mengakomodasi per-
ubahan besar dalam volume urin. Luas permukaan epitel
yang melapisi bagian dalam dapat bertambah dan berkurang
I Urin disimpan sementara di kandung kemih oleh proses teratur daur ulang membran sewakru kandung
untuk kemudian dikeluarkan melalui miksi. kemih terisi dan mengosongkan dirinya. Sewaktu kandung
kemih terisi, vesikel-vesikel sitoplasma terbungkus membran
Setelah terbentuk di ginjal, urin disalurkan melalui ureter ke disisipkan melalui proses eksositosis ke permukaan sel; ke-
kandung kemih (vesika urinaria). Urin tidak mengalir melalui mudian vesikel-vesikel ini ditarik ke dalam oleh endositosis
ureter hanya karena tarikan gravitasi. Kontraksi peristaltik untuk memperkecil luas permukaan ketika terjadi pengo-
(mendorong maju) otot polos di dinding ureter mendorong songan kandung kemih (lihat h. 79). Seperti karakteristik
urin maju dari ginjal ke kandung kemih. Ureter menembus otot polos pada umumnya, oror kandung kemih dapat te-
dinding kandung kemih secara oblik, melewati dinding regang sedemikian besar tanpa menyebabkan peningkatan
kandung kemih beberapa sentimeter sebelum membuka ke tegangan dinding kandung kemih (lihat h. 317). Selain itu,
dalam rongga kandung kemih. Susunan anatomik ini men- dinding kandung kemih yang sangar berlipat-lipat menjadi
cegah aliran balik urin dari kandung kemih ke ginjal ketika rata sewaktu pengisian kandung kemih untuk meningkatkan
tekanan di kandung kemih meningkat. Sewaktu kandung kapasitas penyimpanan. Karena ginjal terus-menerus meng-
kemih terisi, ujung ureter di dalam dinding kandung kemih hasilkan urin maka kandung kemih harus memiliki kapasitas
tertekan hingga menutup. Namun, urin masih tetap dapat penyimpanan yang cukup untuk meniadakan keharusan
masuk karena kontraksi ureter menghasilkan cukup tekanan terus-menerus membuang urin.
untuk mengatasi resistensi dan mendorong urin melewati Otot polos kandung kemih banyak mengandung serat
uiung yang tertutup. parasimpatis, yang stimulasinya menyebabkan kontraksi kan-
dung kemih. Jika saluran melalui uretra ke luar terbuka maka
kontraksi kandung kemih akan mengosongkan urin dari
PERAN KANDUNG KEMIH kandung kemih. Namun, pintu keluar dari kandung kemih
Kandung kemih dapal menampung fluktuasi volume urin dijaga oleh dua sfingter, sfngter uretra internus dan sfingter
yang besar. Kanding kemih terdiri dari otot polos yang di- uretra eksternus.

594 Bab 14
PERAN SFINGTER URETRA Di bagian lebih bawah saluran keluar, uretra dilingkari
oleh satu lapisan otot rangka, sffngter uretra elsternus.
Sffngter adalah cincin otot yang, ketika berkontraksi, me-
Sfingter ini diperkuat oleh diafragma pelvis, suatu lembaran
nutup saluran melalui suatu lubang. Sfingter uretra inter-
otot rangka yang membentuk dasar panggul dan membantu
nus-yang terdiri dari otot polos dan, karenanya, tidak berada
menunjang organ-organ panggul (lihat Gambar l4-2, h. 556).
di bawah kontrol volunter-sebenarnya bukan suatu otot Neuron-neuron motorik yang menyarafi sfingter eksternus
tersendiri tetapi merupakan bagian terakhir dari kandung dan diafragma pelvis terus-menerus mengeluarkan sinyal
kemih. Meskipun bukan sfingter sejati namun otot ini me- dengan tingkat sedang kecuali jika mereka dihambat sehing-
lakukan fungsi yang sama seperti sfingter. Ketika kandung ga otot-otot ini terus berkontraksi secara tonik untuk men-
kemih melemas, susunan anatomik regio sfingter uretra inter- cegah keluarnya urin dari uretra. Dalam keadaan normal,
nus menutup pintu keluar kandung kemih. ketika kandung kemih melemas dan terisi, baik sfingter inter-

Konsep, Tantangan, dan Kontroversi


Dialisis: Selang Selofan atau Dinding Abdomen Sebagai Ginjal Buatan
Karena gagal ginjal kronik bersifat diulang sesering kebutuhan untuk plasma yang melewati mesin dan
ireversibel dan akhirnya mematikan mempertahankan komposisi plasma mengaktifkan vitamin D. Teknologi
maka terapi ditujukan untuk memper- dalam kadar yang dapat diterima. yang menjanjikan ini belum diuji
tahankan fungsi ginjal melalui Biasanya tindakan ini dilakukan tiga dalam uji klinis skala besar.
metode-metode alternatif, misalnya kali seminggu selama beberapa jam Untuk saat ini, tranplantasi ginjal
dialisis (cuci darah) dan transplantasi untuk tiap sesi. sehat dari donor adalah pilihan lain
ginjal. Proses dialisis memintas ginjal Pada metode dialisis yang lebih untuk mengobati gagal ginjal kronik.
untuk mempertahankan keseimbangan baru, continuous ambulatory perito- Ginjal adalah salah satu dari sedikit
normal cairan dan elektrolit serta neal dialysis (CAPD), membran transplan yang dapat diberikan oleh
membuang zat sisa secara artifisial. peritoneum (lapisan dalam rongga donor hidup. Karena 25% dari jaringan
Pada metode asli dialisis, hemodialisis, abdomen) digunakan sebagai mem- ginjal total sudah dapat mempertahan-
darah pasien dipompa melalui selang bran dialisis. Dengan metode ini, 2 liter kan tubuh maka baik donor maupun
selofan yang dikelilingi oleh sejumlah cairan dialisis dimasukkan ke dalam resipien memiliki cadangan fungsi
besar cairan dengan komposisi serupa rongga abdomen pasien melalui suatu ginjal yang cukup besar hanya dengan
dengan plasma normal. Setelah dialisis, kateter yang dipasang permanen. satu ginjal. Masalah terbesar pada
darah dikembalikan ke sistem sirkulasi Urea, K*, dan zat sisa lain serta transplantasi adalah kemungkinan
pasien. Seperti kapilet selofan sangat kelebihan elektrolit berdifusi dari bahwa sistem imun pasien akan
permeabel terhadap sebagian besar plasma menembus membran perito- menolak organ. Risiko penolakan
konstituen plasma tetapi impermeabel neum menuju cairan dialisis, yang dapat diperkecil dengan mencocokkan
terhadap protein plasma. Sewaktu dialirkan keluar dan diganti beberapa tipe jaringan donor dan resipien
darah mengalir melalui selang, zat-zat kali sehari. Metode CAPD menawarkan semirip mungkin (pilihan donor terbaik
terlarut berpindah menembus selofan beberapa keuntungan: Pasien dapat biasanya adalah keluarga dekat),
menuruni gradien konsentrasi melakukannya sendiri, darah pasien disertai pemberian obat imunosupresif.
masing-masing; namun, protein plasma secara terus-menerus dimurnikan dan Teknik baru lain yang sudah mulai
tetap berada di darah. Urea dan zat disesuaikan, dan pasien dapat terlihat untuk mengobati gagal ginjal
sisa lainnya, yang tidak ada di dalam melakukan aktivitas normal sementara stadium akhir adalah ginjal buatan
cairan dialisis, berdifusi keluar plasma dialisis berlangsung. Salah satu yang terus-menerus berfungsi seperti
menuju cairan sekitaI membersihkan kekurangannya adalah meningkatnya fungsi ginjal alami. Dengan mengguna-
darah dari zat-zat sisa tersebut. risiko infeksi peritoneum. kan nanoteknologi (alat dengan skala
Konstituen-konstituen plasma yang Meskipun dialisis dapat membuang sangat kecil), para peneliti sedang
tidak diatur oleh ginjal dan konsen- zat-zat sisa metabolik dan senyawa merancang suatu alat yang mengan-
trasinya normal, misalnya glukosa, asing serta membantu mempertahan- dung dua membran, yang pertama
tidak menembus selofan menuju cairan kan keseimbangan cairan dan elektrolit untuk menyaring darah seperti yang
dialisis karena tidak ada gaya pendo- dalam batas-batas yang dapat diterima dilakukan oleh glomerulus dan yang
rong yang memindahkan mereka. namun teknik pembersihan plasma ini kedua mirip dengan tubulus ginjal
(Konsentrasi glukosa cairan dialisis tidak dapat menggantikan kemam- karena secara selektif mengubah
sama dengan konsentrasi glukosa puan ginjal untuk menghasilkan filtrat. Alat ini, yang akan secara
plasma normal). Elektrolit, misanya K* hormon (eritropoietin dan renin) dan langsung memproses darah secara
dan POo3', yang lebih tinggi konsen- mengaktifkan vitamin D. Satu teknik terus-menerus tanpa menggunakan
trasinya daripada konsentrasi plasma eksperimental baru adalah memasuk- cairan dialisis, akan mengembalikan
normal karena ginjal yang sakit tidak kan sel-sel ginjal hidup dari babi ke bahan-bahan penting ke tubuh
dapat mengeliminasi kelebihan dalam mesin mirip dialisis. Teknologi sembari mengeluarkan bahan-bahan
bahan-bahan ini, keluar dari plasma ultraf iltrasi standar seperti yang yang tidak dibutuhkan ke sebuah
sampai tercapai keseimbangan antara digunakan dalam hemodialisis kantung yang dapat dilepas yang
plasma dan cairan dialisis. Karena memurnikan dan menyesuaikan plasma berfungsi sebagai kandung kemih
konsentrasi zat terlarut cairan dialisis seperti biasa. Yang utama, sel-sel hidup eksternal. Para ilmuwan telah
dipertahankan pada nilai plasma tersebut tidak saja membantu memper- mengembangkan model komputer
normal maka konsentrasi zat terlarut tahankan kontrol konstituen plasma, untuk alat semacam ini dan sejauh ini
darah kembali ke pasien setelah dialisis khususnya K., tetapi juga menambah- telah berhasil menciptakan membran
pada hakikatnya normal. Hemodialisis kan hormon ginjal yang defisien ke penyaringnya.

Sistem Kemih 595


nus. maupun eksternus menutup untuk menjaga agar urin Kqntrpl refleks Kontrol volunter
tidak menetes. Selain itu, karena sfingter eksternus dan dia-
fragma pelvis adalah otot rangka dan karenanya berada di ba- Kandung kemih terisi Korteks serebri
wah kontrol sada.r maka orang dapat secara sengaja mengon-
traksikan keduanya untuk mencegah pengeluaran urin l*
meskipun kandung kemih berkontraksi dan sfingter internus Reseptor regang
terbuka.

REFLEKS BERKEMIH
Miksi, atau berkemih, proses pengosongan kandung kemih,
Saraf parasimpatis Neuron motorik ke
diatur oleh dua mekanisme: refleks berkemih dan kontrol sfingter eksternus
volunter. Reflels berkemih terpicu ketika reseptor regang di
daiam dinding kandung kemih terangsang (Gambar 14-29).
l* +

Kandung kemih pada orang dewasa dapat menampung hing- Kandung kemih
ga 250 sampai 400 ml urin sebelum tegangan di dindingnya
mulai cukup meningkat untuk mengaktifkan reseptor regang
(Gambar 14-30). Semakin besar tegangan melebihi ukuran
ini, semakin besar tingkat pengaktifan reseptor. Serat-serat
aferen dari reseptor regang membawa impuis ke medula spi-
nalis dan akhirnya, melalui antarneuron) merangsang saraf
parasimpatis untuk kandung kemih dan menghambat neu-
ron motorik ke sfingter eksternus. Stimulasi saraf parasim-
patis kandung kemih menyebabkan organ ini berkontraksi.
Tidak ada mekanisme khusus yang dibutuhkan untuk mem-
buka sfingter internus; perubahan bentuk kandung kemih
selama kontraksi akan secara mekanis menarik terbuka
sfingter internus. Secara bersamaan, sfingter eksternus me-
lemas karena neuron-neuron motoriknya dihambat. Kini ke-
Berkemih Tidak berkemih
dua sfingter terbuka dan urin terdorong melalui uretra oleh
gay^ yang ditimbulkan oleh kontraksi kandung kemih. Gambar 14-29
Refleks berkemih ini, yang seluruhnya adalah refleks spinal,
Refleks dan kontrol volunter berkemih
mengatur pengosongan kandung kemih pada bayi. Segera
setelah kandung kemih terisi cukup untuk memicu refleks,
bayi secara otomatis berkemih.

40
KONTROL VOLUNTER BERKEMIH
Selain memicu refleks berkemih, pengisian kandung kemih
o30
juga menyadarkan yang bersangkutan akan keinginan untuk E
berkemih. Persepsi penuhnya kandung kemih muncui sebe- I
c
lum sfingter eksternus secara refleks melemas, memberi pe- Ezo
ringatan bahwa miksi akan segera terjadi. Akibatnya, kontrol YG
Fc)
volunter berkemih, yang dipelajari selama toilet training pada
'10
masa anak-anak dini, dapat mengalahkan refleks berkemih
sehingga pengosongan kandung kemih dapat berlangsung
sesuai keinginan yang bersangkutan dan bukan ketika peng-
isian kandung kemih pertama kali mengaktifkan reseptor 0 100 200 300 400 500
regang. Jika waktu refleks miksi tersebut dimulai kurang Volume (ml)

sesuai untuk berkemih, maka yang bersangkutan dapat Gambar'14-30


dengan sengaja mencegah pngosongan kandung kemih Perubahan tekanan di dalam kandung kemih sewaktu
kandung kemih terisi urin
dengan mengencangkan sfingter eksternus dan diafragma
pelvis. Impuls eksitatorik volunter dari korteks serebri
mengalahkan sinyal inhibitorik refleks dari reseptor regang
ke neuron-neuron motorik yang terlibat (keseimbangan regang meningkat seiring waktu. Akhirnya, sinyal inhibitorik
relatifPPE dan PPI) sehingga otot-otot ini tetap berkontraksi refleks ke neuron motorik sfingter eksternus menjadi se-
dan tidak ada urin yang keluar (lihat h. 1 1 5). demikian kuat sehingga tidak lagi dapat diatasi oleh sinyal
Berkemih tidak dapat ditahan selamanya. Karena kan- eksitatorik volunter sehingga sfingter melemas dan kandung
dung kemih terus terisi maka sinyal refleks dari reseptor kemih secara tak terkontrol mengosongkan isinya.

596 Bab 14
.Berkemih juga dapat secara sengaja dimulai, meskipun dan dibersihkan, dengan hanya tiga perempat darah diguna-
kandung kemih tidak teregang, dengan secara sengaja me- kan untuk memasok semua jaringan lain.
lemaskan sffngter eksternus dan diafragma pelvis. Tirrunnya Ginjal berperan dalam homeostasis melalui car^-cara
dasar panggul memungkinkan kandung kemih turun, yang spesifik berikut:
secara simultan menarik terbuka sfingter uretra internus dan
Fungsi Regulasi
meregangkan dinding kandung kemih. Pengaktifan reseptor
regangyang kemudian terjadi akan menyebabkan kontraksi
I Ginjal mengatur iumtah dan konsenrrasi sebagian besar
elektrolit CES, termasuk yang penting dalam mempertahan-
kandung kemih melalui refleks berkemih. Pengosongan kan-
kan eksitabilitas sarafdan otot.
dung kemih secara senga.ja dapat dibantu oleh kontraksi
I Ginjal membantu mempertahankan pH yang sesuai
dinding abdomen dan diafragma pernapasan. Peningkatan
tekanan intraabdomen yang ditimbulkannya menekan kan-
dengan membuang kelebihan H- (asam) atau HCO,' (basa)
di urin.
dung kemih ke bawah untuk mempermudah pengosongan.
I Organ ini membantu mempertahankan volume plasma
yang sesuai, yang penting dalam regulasi jangka panjang
INKONTINENSIA URIN tekanan darah arteri, dengan mengontrol keseimbangan
CATAIAN KLINIS. Inkontinensia urin, atau ketidakmam- garam di tubuh. Volume CES, rermasuk volume plasma,
puan mencegah keluarnya urin, terjadi ketika jdur-jalur desen- mencerminkan jumlah garam total di CES, karena Na- dan
dens di medula spinalis yang memerantarai kontrol volunter anion penyertanya, Cl', berperan dalam lebih darig0o/o akti-
sfingter eksternus dan diafragma pelvis terganggu, misalnya pada vitas osmotik (menahan air) CES.
cedera medula spinalis. Karena komponen-komponen lengkung I Ginjal mempertahankan keseimbangan air dalam tu-
refleks berkemih masih utuh di medula spinalis bawah maka buh, yang penting dalam memelihara osmolaritas (konsen-
pengosongan kandung kemih diatur oleh refleks spinal yang trasi zat terlarut) CES. Peran ini penting dalam memper-
tidak dapat dikendalikan, seperti pada bayi. Derajat inkonti- tahankan stabilitas volume sei dengan menjaga air agar tidak
nensia yang lebih ringan yang ditandai oleh keluarnya urin ke- berpindah secara osmoris masuk atau keluar sel sehingga sel
tika tekanan kandung kemih mendadak meningkat secara tran- tidak membengkak atau menciut.
sien, seperti ketika batuk atau bersin, dapat terjadi akibat
Fungsi Ekskresi
gangguan fungsi sfingter. HaI ini sering terjadi pada wanita yang
I Ginjal mengekskresikan produk-produk sisa metabolis-
pernah melahirkan atau pada pria yang sfingternya mengalami
me di urin. Jika dibiarkan menumpuk maka produk-produk
cedera sewaktu pembedahan prostat.
sisa ini bersifat toksik bagi sel.
I Ginjal juga mengeluarkan banyak senyawa asing yang
masuk ke tubuh.
PERSPEKTIF BAB lNl: FOKUS PADA Fungsi Hormon
HOMEOSTASIS I Ginjal menghasilkan eritropoietin, hormon yang me-
rangsang sumsum tulang untuk menghasilkan sel darah me-
Ginjal berperan lebih besar dalam homeostasis dibandingkan
rah. Efek ini berperan dalam homeostasis dengan membantu
dengan organ lain. Organ ini mengatur komposisi elektrolit,
mempertahankan kandungan optimal O, darah. Lebih dari
volume, osmolaritas, dan pH lingkungan internal serta
98o/o O, di darah terikat ke hemoglobin di dalam sel darah
mengeluarkan semua produk sisa metabolisme tubuh kecuali
merah.
CO, yang dikeluarkan oleh sistem pernapasan. Ginjal
melaksanakan fungsi regulatorik ini dengan mengeluarkan
I Ginjal juga menghasilkan renin, hormon yang memicu
jalur renin-angiotensin-aldosreron untuk mengontrol re-
bahan-bahan yang tidak diperlukan tubuh, misalnya zat sisa
absorpsi Na. di tubulus ginjal, yang penting dalam peme-
metabolik dan kelebihan garam arau air yang masuk, sembari
liharaan jangka panjang volume plasma dan tekanan darah
menahan bahan-bahan yang bermanfaat. Ginjal dapat mem-
arteri.
pertahankan konstituen-konstituen plasma yang mereka atur
dalam kisaran sempit yang memungkinkan untuk hidup Fungsi Metabolik
meskipun pemasukan sangat beragam dan kehilangan sub- I Ginj al membantu mengubah vitamin D menjadi bentuk
stansi tersebut melalui jalur lain. Sebagai gambaran besarnya aktifnya. Vitamin D esensial untuk menyerap Ca2. dari
tugas ginjal, sekitar seperempar dari darah yang dipompa ke saluran cerna. Kalsium, sebaliknya, memiliki beragam fungsi
dalam sirkulasi sistemik mengalir ke ginjal untuk disesuaikan homeostatik.

RINGKASAN BAB
Pendahuluan (h. 553-560) I Ginjal membentuk urin. Organ ini mengeluarkan kon-
I Masing-masing dari sepasang ginjal terdiri dari korteks di stituen plasma yang tidak, dibutuhkan di urin semb"ri
bagian luar dan medula di bagian ,1alarn. (Lihatlah Gam- menahan bahan-bahan yang bermanfaat bagi tubuh. Urin
' bar 14-l). dari masing-masing ginjal dikumpulkan di pelvis ginjal,

Sistem Kemih 597


kemudian disalurkan dari kedua ginjal melalui sepasang arteriol aferen sebagai bagian dari respons refleks baroreseptor
ureter ke satu kandung kemih, tempat urin disimpan yang mengompensasi perubahan tekanan darah arteri. Secara
sampai dikosongkan melalui uretra ke lual (Lihatlah spesifik, ketika tekanan darah turun terlalu rendah terjadi
Gambar I4-1 dan 14-2). vasokonstriksi arteriol yang diinduksi oleh sarafsimparis yang
I Unit fungsional ginjal yang membentuk urin adalah mengurangi aliran darah ke glomerulus sehingga tekanan
nefron, yang terdiri dari komponen vaskular dan tubulus darah glomerulus dan LFG berkurang. Sebaliknya, ketika
yang saling berkaitan. (Lihatlah Gambar 14-j). tekanan darah meningkat terlalu tinggi dan aktivitas simpatis
I Komponen vaskular terdiri dari dua anyaman kapiler menurun secara refleks, vasodilatasi arteriol yang ditimbul-
yang berurutan, dengan yang pertama adalah glomerulus, kannya menyebabkan peningkatan aliran darah glomerulus
suatu kuntum kapiler yang menyaring (memfiltrasi) plas- dan peningkatan LFG. (Lihatlah Gambar 14-10).
ma bebas protein dalam jumlah besar ke dalam kompo- I Jika LFG berubah maka jumlah cairan yang keluar di
nen tubulus. Anyaman kapiler kedua terdiri dari kapiler urin juga berubah, sehingga volume plasma dapat disesuai-
peritubulus, yang memberi makan jaringan ginjal dan kan untuk membantu memulihkan tekanan darah ke normal
ikut serta dalam pertukaran antara cairan tubulus dan dalam iangka panjang. (Liharlah Gambar I+-121.
plasma. (Lihatkh Gambar 14-3 dan 14-4).
I Komponen tubulus berawal dari kapsul Bowman, yang me- Reabsorpsi Tubulus (h. 567-578)
lingkupi glomerulus untuk menangkap filtrat, kemudian I Setelah plasma bebas protein difiltrasi melalui glome-
membentuk saluran berkelok-kelok untuk akhirnya berakhir rulus, tubulus kemudian menangani setiap bahan secara ter-
di pelvis gtn)at. (Lihailah Ganbar I4-3). Sewaktu filtrat sendiri sehingga meskipun konsentrasi semua konstituen di
mengalir melalui berbagai bagian tubulus, sel-sel yang me- filtrat glomerulus awal identik dengan konsentrasinya di
lapisi bagian dalam tubulus memodifikasinya, mengembali- plasma (kecuali protein plasma) namun konsentrasi berbagai
kan ke plasma hanya bahan-bahan yang diperlukan untuk konstituen mengalami perubahan bervariasi sewakru cairan
mempertahankan komposisi dan volume CES. Apa yang filtrat mengalir melalui sistem tubulus. (Lihatlah Tabel I4-2,
tertinggal di tubulus akan diekskresikan sebagai urin. h. 568 dan l4-3. h. 5St).
I Ginjal melakukan tiga proses dasar dalam melaksanakan I Kemampuan sistem tubu.lus melakukan reabsorpsi sangar-
fungsi regulatorik dan ekskretoriknya: (l) filtrasi glome- lah besar. l,ebih dari 99o/o plasmayang terfrltrasi dikembalikan
rulus, perpindahan nondiskriminatif plasma bebas pro- ke darah melalui reabsorpsi. Secara rerata, 124 ml dari 125 rnl
tein dari darah ke dalam tubulus; (2) reabsorpsi tubulus, yang terfiltrasi per menit direabsorpsi. (Lihatlah Tabel I4-2).
pemindahan selektif konstituen-konstituen tertentu di I Reabsorpsi tubulus melibatkan rranspor transepitel dari
filtrat kembali ke dalam darah kapiler peritubulus; dan (3) lumen tubulus ke dalam plasma kapiler peritubulus. Proses
sekresi tubulus, perpindahan sangat spesifik bahan-bahan ini mungkin aktif (memerlukan energi) atau pasif (tidak
spesifik dari darah kapiler peritubulus ke dalam cairan menggunakan energi). (Lihatkh Gambar 14-14).
tubulus. Segala sesuatu yang difiltrasi atau disekresikan I Proses sentral yang sebagian besar proses reabsorpsi se-
tetapi tidak direabsorpsi akan diekskresikan di urin. dikit banyak berkaitan adalah reabsorpsi aktif Na-, yang di-
(Lihatlah Gambar 14-6). jalankan oleh suatu pembawa Na.-K. AIPase dependen energi
di membran basolateral hampir semua sel tubulus. Tlanspor
Filtrasi Glomerulus (h. 560-567) Na- keluar sel ke ruang lateral di antara sel-sel oleh pembawa
I Filtrat glomerulus diproduksi sewaktu sebagian plasma ini menyebabkan reabsorpsi netto Na- dari lumen tubulus ke
yang mengalir melalui masing-masing glomerulus secara pa- plasma kapiler peritubulus. (Lihatkh Gambar 14-11.
sif dipaksa di bawah tekanan menembus membran glomeru- I Sebagian besar reabsorpsi Na. berlangsung di awal
lus ke dalam lumen kapsul Bowman di bawahnya. (Lihatlah nefron secara konstan dan tidak diarur, retapi di tubulus dis-
Gdmbar 14-/). tal dan koligentes, reabsorpsi sebagian kecil Na- yang terfil-
I Tekanan filtrasi netto yang memicu filtrasi disebabkan trasi bersifat variabel dan berada di bawah kontrol, bergan-
oleh ketidalaeimbangan gaya-g^ya fisik yang bekerja menem- tung terutama pada sistem renin-angiotensin-aldosteron yang
bus membran glomerulus. Tekanan darah kapiler glomerulus kompleks. (Lihatlah Tabel l4-4, h. 592).
yang tinggi yang mendorong filtrasi mengalahkan kombinasi I Karena Na* dan anion penyerranya, Cl-, adalah ion aktif
gayayangdihasilkan oleh tekanan osmodk koloid plasma dan osmotis utama di CES maka volume CES ditentukan oleh
tekanan hidrostatik kapsul Bowman. (Lihatkh Tabel l4-l). jumlah Na- di tubuh. Selanjutnya, volume plasma, yang
I Biasanya , 20o/o sampai 25o/o cwrah jantung disalurkan ke mencerminkan volume CES total, penring dalam penentuan
ginjal untuk diproses oleh mekanisme regulatorik dan ekskre- jangka panjang tekanan darah arteri. Jika jumlah Na., volu-
torik ginjal. me CES, volume plasma, dan tekanan darah arteri di bawah
I Dari plasma yang mengalir ke ginjal, normalnya 20o/o normal, maka aparatus jukstaglomerulus ginjal akan menge-
difiltrasi melalui glomerulus, menghasilkan laju filtrasi glo- luarkan renin, suatu hormon enzimatik yang memicu se-
merulus (LFG) rerata 125 ml/mnt. Filtrat ini identik kom- rangkaian proses yang akhirnya menyebabkan peningkatan
posisinya dengan plasma kecuaii protein plasma yang ditahan sekresi aldosteron dari korteks adrenal. Aldosteron mening-
oleh membran glomerulus. katkan reabsorpsi Na- dari bagian distal tubulus sehingga
I LFG dapat diubah-ubah dengan mengubah tekanan mengoreksi penurunan Na-, volume CES, dan tekanan
darah kapiler glomerulus melalui pengaruh simpatis pada darah. (Lihatkh Gambar 14-11 dan 14-16).

598 Bab 14
I . Sebaliknya, reabsorpsi natrium dihambat oleh peptida I H- disekresikan di tubulus proksimal, distal, dan koli-
natriuretik atrium, suatu hormon yang dikeluarkan oleh gentes.Kt disekresikan hanya di tubulus distal dan koligentes
atrium jantung sebagai respons terhadap ekspansi volume di bawah kendali aldosteron. Ion organik hanya disekresikan
CES dan peningkatan tekanan darah yang ditimbulkannya. di tubulus proksimal. (Liharlah Tabel 14-3).
(Lihatlah Gambar 14- I 7).
Eliskresi Urin dan Bersihan Plasma (h. 580-597)
I Selain menyebabkan reabsorpsi Na., energi yang di-
gunakan untuk memasok pembawa Na.-K- AIPase akhirnya
I Dari 125 ml/mnt filtrat yang terbentuk di glomerulus,
normalnya hanya 1 ml/mnt yang tersisa di tubulus untuk
berperan menyebabkan reabsorpsi molekul nutrien organik
diekskresikan di urin.
dari tubulus proksimal melalui mekanisme transpor aktif se-
kunder. Pembawa kotranspor spesifik yang terletak di mem-
I Hanya zat sisa dan kelebihan elektrolit yang tidak
dibutuhkan oleh tubuh yang terringgal, larut dalam HrO
bran luminal sel tubulus proksimal dijalankan oieh gradien
dalam volume rertentu untuk dieliminasi melalui urin.
konsentrasi Na. untuk secara selektif memindahkan glukosa
atau asam amino dari cairan lumen ke dalam sel tubulus lalu
I Karena bahan yang diekskresikan dikeluarkan atau "di-
bersihkan' dari plasma maka istilah bersihan plasma merujuk
akhirnya ke plasma. (Lihatlah Gambar j-18, h. 80).
kepada volume plasma yang dibersihkan dari suatu bahan
I Elektrolit lain selain Na- yang secara aktif direabsorpsi
setiap menit oleh aktivitas giryal. (Lihatlah Gambar 14-23).
oleh tubulus, misalnya PO.,3-dan Ca2., memiliki sistem pem-
I Ginjal dapat mengekskresiken urin dengan volume dan
bawa independen masing-masing di tubulus proksimal.
konsentrasi bervariasi untuk menahan atau mengeluarkan
I Karena pembawa-pembawa ini, seperti pembawa HrO, masing-masing bergantung pada apakah tubuh meng-
kotranspor nutrien organik, dapat mengalami penjenuhan
alami kekurangan atau kelebihan HrO. Ginjal dapat meng-
maka masing-masing memperlihatkan kapasitas transpor hasilkan urin yang berkisar dari 0,3 ml/mnt pada 1200
maksimal, atau T . Jika filtrasi suatu bahan yang direabsorpsi
mosm/liter hingga 25 mllrr'nt pada 100 mosm/liter dengan
aktif melebihi T , maka reabsorpsi berlangsung dengan laju mereabsorpsi HrO dalam jumlah bervariasi dari bagian distal
maksimal yang konstan sementara kelebihan jumlah yang nefron.
difiltrasi akan diekskresikan di urin. (Lihatlah Gambar 14- I Reabsorpsi bervariasi ini dimungkinkan oleh gradien os-
1 8).
motik vertikal di cairan interstisium medula, yang terbentuk
I Reabsorpsi akdf Na- juga mendorong reabsorpsi pasif oleh ansa Henle panjang nefron jukstamedula melalui multi-
Cl- (melalui gradien listrik), HrO (melalui osmosis), dan urea plikasi aliran balik dan dipertahankan oleh vasa rekta nefron-
(menuruni gradien konsentrasi urea yang tercipta akibat nefron ini oleh pertukaran aliran balik. (Lihatlah Gambar 14-5,
reabsorpsi osmotis ekstensif HrO). Enam puluh lima persen h. 558, 14-24, 14-25, dan 14-28). Cairan tubulus hipotonik
HrO yang difiltrasi direabsorpsi dari tubulus proksimal tanpa (100 mosm/liter) terpajan ke gradien osmodk vertikal ini
diatur, didorong oleh reabsorpsi aktif Na.. Reabsorpsi HrO sewaktu mengalir melewati bagian distal nefron, menciptakan
meningkatkan konsentrasi bahan-bahan lain yang tertinggal gaya dorong pasifuntuk reabsorpsi progresifHrO dari cairan
di cairan tubulus, yang sebagian besar adalah produk sisa tubulus, tetapi jumlah sebenarnya dari reabsropsi HrO ber-
yang terfiltrasi. Moiekul-molekul urea yang kecil adalah satu- ganung pada jumlah vasopresin (hormon antidiuretik) yang
satunya produk sisa yang dapat secara pasif menembus mem- disekresikan. (Lihatkh Gambar 14-2n.
bran tubulus. Karena itu, urea adalah satu-satunya bahan sisa I Vasopresin meningkatkan permeabilitas tubulus distal
yang secara parsial direabsorpsi karena mengalami peme- dan koligentes terhadap HrO; tubulus-tubulus ini imper-
katan. Sekitar 50o/o dari urea yang difiltrasi direabsorpsi. meabei terhadap HrO jika tidak terdapat vasopresin. (Lihatlah
(Lihatlah Gambar I4-19 dan 14-20 sertaThbel 14-4, h. 592). Gambar 14-26). Sekresi vasopresin meningkat sebagai res-
I Produk-produk sisa lainnya, yang ddak direabsorpsi, pons terhadap defisit HrO, dan karenanya reabsorpsi HrO
tetap berada di urin dengan konsentrasi tinggi. meningkat. Sekresi vasopresin dihambat sebagai respons ter-
hadap keiebihan HrO sehingga reabsorpsi HrO berkurang.
Sektesi Tubulus (h. 578-580)
Dengan cara ini, penyesuaian reabsorpsi HrO yang di-
I Sekresi tubulus juga melibatkan transpor transepitel, da- kendalikan oleh vasopresin membantu tubuh mengoreksi
lam hal ini dari plasma kapiler peritubulus ke dalam lumen seriap ketidakseimbangan cairan.
tubulus. I Setelah terbentuk, urin terdorong oleh kontraksi peris-
I Dengan sekresi tubulus, tubulus ginjal dapat secara taltik melalui ureter dari ginjal ke kandung kemih untuk
selektif menambahkan bahan-bahan tertentu ke dalam cairan disimpan sementara.
tubulus. Sekresi suatu bahan mempercepat ekskresinya di I Kandung kemih dapat menampung hingga 250 sampai
urin. 400 ml urin sebelum reseptor regang di dindingnya memicu
I Sistem sekresi terpenting adalah untuk (1) H., yang refleks berkemih. (Lihatlah Gambar 14-30). Refleks ini menye-
penting dalam regulasi keseimbangan asam-basa; (2) K- , yang babkan pengosongan involunter kandung kemih dengan me,
menjaga konsentrasi K- plasma pada kadar yang sesuai untuk nyebabkan kontraksi kandung kemih dan pembukaan sfingter
mempertahankan eksitabilitas membran sel otot dan saraf; uretra internus dan eksternus secara bersamaan. Berkemih da-
dan (3) ion organik, yang melaksanakan eliminasi lebih pat sementara dicegah sampai wakru yang lebih tepat, dengan
efisien senyawa organik asing dari tubuh (Lihatlah Gambar mengencangkan sfingter eksrernus dan diafragma pelvis di
14-21 dan 14-22). sekitarnya secara sengaja. (Lihatlah Gambar 14-29).

Sistem Kemih 599


SOAL LATIHAN
Pertanyaan Obyektif (Jawaban di h. A-55) 12. a. arteriol eferen
1. Glukosa dan asam amino direabsorpsi oleh transpor b. kapiler peritubulus
aktif sekunder. (Benar atau salah?) c. arteri renalis
2. Sebagian dari pasokan energi ginjal digunakan untuk d. glomerulus
melakukan filtrasi glomerrlus. (Benar atau salah?) e. arteriol aGren
3. Reabsorpsi natrium berada di bawah kontrol hormon di f. vena renalis
sepanjangtubulus. (Benaratausalah) 13. a. ureter
4. Ekskresi air dapat terjadi tanpa ekskresi zat terlarut yang b. ginjal
sebanding. (Benar atau salah?) c. uretra
5. Ekskresi zat terlarut.selalu disertai oleh ekskresi HrO d. kandung kemih
yang sebanding. (Benar atau salah?) e. pelvis ginjal
6. Volume minimal harian pengeluaran obligatorik HrO 14. a. ansa Henle
yang harus menyertai ekskresi zat sisa adalah ... ml. b. duktus koligentes
7. Unit fungsional ginjal adalah ... c. kapsul Bowman
8. . . . adalah satu-satunya ion yang secara aktif direabsorpsi d. tubulus proksimal
di tubulus proksimal dan secara aktif disekresikan di e. pelvis ginjal
tubulus distal dan koligentes. i tubulus distal
9. Tirnjukkan apakah masing-masing dari faktor berikut g.
glomerulus
akan (a) meningkatkan arau (b) menurunkan LFG, jika ,15. Dengan menggunakan kode jawaban di kanan,
yang lain tidak berubah. tunjukkan apa osmolaritas cairan tubulus di masing-
1. respons umpan balik tubuloglomerulus masing bagian nefron yang ditunjuk:
terhadap penurunan penyaluran garam ke 1. kapsul Bowman a. isotonik (300
tubulus distal 2. akhir ansa Henle mosm/liter)
2. vasokonstriksi arteriol aferen nefron jukstamedula b. hipotonik (100
3. penurunan drastis tekanan darah arteri setelah (sebelum masuk ke mosm/liter)
perdarahan hebat (<80 mm Hg) dalam tubulus distal) c. hipertonik (1200
4. penurunan konsentrasi protein plasma akibat 3. akhir duktus mosm/liter)
keluarnya protein melalui luka bakar kulit koligentes d. berkisar dari
yang luas 4. ujung ansa Henle hipotonik ke
5. kontraksi podosit nefron jukstamedula hipertonik (100
6. kontraksi sel mesangium (di dasar belokan U) mosm/liter sampai
7. peningkatan tekanan di kapsul Bowman 5. akhir tubulus 1200 mosm/liter)
akibat obstruksi ureter oleh batu ginjal proksimal
8. respons miogenik arteriol aferen yang
teregang akibat meningkatnya tekanan darah
Pertanyaan Esai
pendorong
1. Tirliskan fungsi-fungsi ginjall
9. t it"r simpatis ke arteriol aferen
"ktit 2. Jelaskan anatomi sistem kemih! Jelaskan komponen-
10. Reabsorpsi bahan berikut mana yang tidak berkaitan komponen sebuah nefronl
dengan reabsorpsi aktif Na-? 3. Jelaskan tiga proses ginjal dasar; tunjukkan bagaimana
a. glukosa proses-proses tersebut berkaitan dengan ekskresi urinl
b. PO*' 4. Bedakan antara sehresi dan ehskresit
c' HrO 5 Bahaslah g ya-gay^ yang berperan dalam filtrasi glome-
d. urea rulus! Berapa LFG rerata?
e. Cl 6. Bagaimana LFG diatur sebagai bagian dari refleks baro-
11. Mana dari bahan terfiltrasi berikut ini yang secara reseptor?
normal tidak terdapat sama sekali di urin? 7. Mengapa ginjal menerima proporsi curah jantung yang
a. Na. tampaknya berlebihan? Berapa persentase aliran darah

I::i
d. H.
8
ginjal yang normalnya difiltrasi?
Sebutkan langkahJangkah dalam transpor transepitell
9. Bedakan antara reabsorpsi aktif dan pasifl
e. glukosa 10. Jelaskan semua proses rranspor tubulus yang berkaitan
Pada pertanyaan 12-14 tunjukkan, dengan menulis huruf- dengan pembawa Na--K. ATPase basolaterall
huruf sesuai urutan yang benar, rangkaian struktur yang 11. Jelaskan sistem renin,angiotensin-aldosteronl Bahaslah
dilalui oleh cairan yang bersangkutan! sumber dan fungsi peptida natriuretik atrium!

600 Bab 14
12.. Apa yang dimaksud dengan istllah maksimum tubulus Pasien [I],
(T-) d"" ambang ginjah Bandingkan dua bahan yang
[]n [PAH]. IPAH]' \
memperlihatkan T , satu bahan yang diatur dan satu
1252t863t0
bahan lain yarg tidak diatur oleh giryalt
2 31 1,5 300 4,5 6
13. Apa pentingnya sekresi tubulus? Apa proses sekresi a. Hitunglah LFG dan aliran plasma ginjal masing-
terpenting? masing pasien!
14. Berapa laju rerata pembentukan urin? b. Hitunglah aliran darah ginjal masing-masing pasien,
15. Definisikan bersihan plasmat dengan menganggap keduanya memiliki hematokrit
16. Apa yang menciptakan gradien osmotik vertikal di 0,45!
cairan interstisium medula? Apa pentingnya gradien c. Hitunglah fraksi filtrasi masing-masing pasienl
ini? d. Mana dari nilai-nilai yang dihitung untuk masing-
17. Bahaslah fungsi dan mekanisme kerja vasopressinl masing pasien berada dalam kisaran normal? Mana
18. Jelaskan pemindahan urin ke, penyimpanan urin di, dan nilai yang abnormal? Apayang dapat menyebabkan
pengosongan urin dari kandung kemih! penyimpangan dari normal ini?
2. Berapa jumlah natrium yang difiltrasi jika bersihan inu-
Soal Kuantitatif (Jawaban di h. A-55)
lin adalah 125 ml/mnt dan konsentrasi natrium dalam
1. Dua pasien mengeluarkan protein di dalam urin me- plasma adalah 145 mM?
reka. Untuk menentukan apakah proteinuria ini me-
3. Hitunglah kecepatan produksi urin pasien dengan
nunjukkan masalah serius, seotang dokter menyuntik-
bersihan inulin 125 ml/mnt dan konsentrasi inulin di
kan sejumlah kecil inulin dan PAH ke masing-masing
urin dan plasmanya masing-masing adalah 300 mg/liter
pasien. Ingatlah bahwa inulin difiltrasi secara bebas dan
dan 3 mg/liter!
tidak disekresi atau direabsorpsi di nefron dan bahwa 4. Jika konsentrasi suatu bahan di urin adalah 7,5 mglml
PAH pada konsentrasi ini dikeluarkan seluruhnya dari urin, konsentrasinya di plasma 0,2 mglml plasma, dan
darah melalui sekresi tubulus.
kecepatan aliran urin 2 mllmnq berapa kecepatan
Data yang diperoleh disajikan di tabel berikut, di mana
bersihan bahan ini? Apakah bahan ini direabsorpsi atau
[x], adalah konsentrasi substansi X (inulin atau PAH) di disekresi oleh ginjal?
urin (dalam mM); [x]o adalah konsentrasi X di plasma,
dan vu adalah kecepatan aliran urin (dalam ml/mnt).

UNTUK DIRENUNGKAN
(Penjelasan di h. A-56) anda tentang fungsi aldoseron, jelaskan apa gambaran
1. Nefron jukstamedula hewan yang beradaptasi untuk paling menonjol sindrom ini!
bertahan hidup dengan konsumsi air minimal, misalnya 4. Akibat suatu mutasi, seorang anak lahir dengan pars
tikus gurun, memiliki ansa Henle yang relatif jauh lebih asendens ansa Henle yang permeabel terhadap air.
panjang daripada yang dimiliki oleh manusia. Apa Berapa osmolaritas urin minimal/maksimal (dalam
manfaat lebih panjangnya lengkung ini? mosm/liter) yang dapat dihasilkan oleh anak ini?
2. Jika konsentrasi plasma suatu bahan X adalah 200 mg/ 1 00 a. 100/300
ml dan LFG adalah 125 mglmnt, jumlah bahan yang b. 30011200
difiltrasi adalah ... c. 100/100
\ untuk bahan X adalah 200 mg/mnt, berapa
Jika d. 12001t200
banyak dari bahan ini yang direabsorpsi pada konsen- e. 300/300
trasi plasma 200 mg/100 ml dan LFG 125 ml/mnt? ... 5. Seorang korban kecelakaan menderita kerusakan perma-
Berapa banyak dari bahan X yang diekskresi? ... nen medula spinalis bawah dan lumpuh dari pinggang
3. Sindrom Conn adalah penyakit endokrin akibat tumor ke bawah. Jelaskan apa yangmengendalikan pengosong-
korteks adrenal yang mengeluarkan aldosteron secara an kandung kemih pada pasien inil
berlebihan dan tak terkendali. Berdasarkan pengetahuan

KASUS KLINIS
(Penjelasan di h. A-56) merasa tidak lampias). Analisis terhadap urin Marcus tidak
Marcus T merasakan adanya penurunan laju aliran urinnya memperlihatkan adanya kelainan. Apakah gejala kemihnya
dan sekarang mengalami kesulitan dalam memulai berkemih. kemungkinan besar disebabkan oleh penyakit ginjal, infeksi
Ia perlu sering berkemih, dan ia sering merasa kandung kandung kemih, atau pembesaran prosrat?
kemihnya tidak kosong meskipun ia baru saja berkemih (ia

Sistem Kemih 601


i"t*

SUMBER BACAAN PHYSIOEDGE


Situs PhysioEdge bab ini lihatlah: Case History II: Congestiue Heart Failures;
Situs untuk buku ini berisi banyak alat bantu belajar, serta Case History 12: Ainary Tiact Infection.
banyak gagasan untuk bacaan dan penelitian lebih lanjut.
Untuk bacaan anjuran, lihatlah InfoThac' College Edition/
Masuklah ke:
Research di situs PhysioEdge atau pergi langsung ke InfoTiac
http ://biology.brookscole.com/sherwoodhp6
College Edition, perpustakaan riset online anda, di:
Pilihlah Chapter 14 dari menu drop-doxan, atav klik di salah
http://infotrac.thomsonlearning.com
satu dari banyak resoulce, termasuk Case Histories, yang
memperkenalkan aspek-aspek klinis fisiologi manusia. Untuk

602 Bab 14
Sistem-sistem yang Berperan Penting dalam
Mempertahankan Keseimbangan Gairan dan Asam-Basa

Sisterffi tul&*qjg"r
cxe*rve;:*l*m{:an$ci:en $n*n!{**gtasis

CO, + HrO-j3-H,CO. :H* + HCO.


sistem dapar kimiawi di cairan tubuh

*""$tlrnq:l*stnsxi* es*{'t$:ig I

b;tgi $**lmr: gsL* yrS{}n


!rieia;g:r s*l

fv?*|$bs*r{{.ik
siist*rgl tubut*

Homeostasis bergantung pada pemeliharaan keseimbangan sesuai kebutuhan untuk mengompensasi pemasukan yang
antara pemasukan dan pengeluaran semua konstituen di bervariasi dan pengeluaran abnormal bahan-bahan tersebut.
lingkungan cairan internal. Reguiasi keseimbangan cairan Demikian juga, ginjal membantu tubuh mempertahankan
melibatkan dua komponen terpisah: kontrol volume CES, keseimbangan asam-basa dengan menyesuaikan pengeluaran
dengan volume plasma sebagai bagiannya, dan kontrol ion hidrogen (asam) dan ion bikarbonat (basa) di urin sesuai
osmolaritas CES (konsentrasi zat terlarut). Ginjal mengontrol kebutuhan. Yang juga berperan dalam keseimbangan
volume CES dengan mempertahankan keseimbangan garam asam-basa adalah paru, yang dapat menyesuaikan kecepatan
dan mengontrol osmolaritas CES dengan mempertahankan ekskresi CO, penghasil ion hidrogen, dan sistem dapar kimiawi
keseimbangan air. Ginjal mempertahankan keseimbangan ini di cairan tubuh.
dengan menyesuaikan pengeluaran garam dan air di urin

604
Keseimbangan
Cairan dan
Asaln-Basa
SEKILAS ISI
KONSEP KESEIMBANGAN KONSEP KESEIMBANGAN
I Cadangan internal suatu bahan
Sel-sel pada organisme multisel kompleks mampu
I Keseimbangan pemasukan dan pengeluaran
bertahan hidup dan berfungsi hanya dalam kisaran
KESEIMBANGAN CAIRAN
komposisi cairan ekstrasel (CES), yaitu lingkungan
I Kompartemen cairan tubuh
cairan internal yang membasahinya, yang sangat
I Pentingnya mengatur volume CES
sempit.
I Kontrol volume CES dengan mengatur keseimbangan garam
I Pentingnya mengatur osmolaritas CES
I Kontrol osmolaritas CES dengan mengatur keseimbangan cairan I Cadangan internal suatu bahan adalah
KESEIM BANGAN ASAM-BASA jumlah bahan tersebut dalam CES.
I Kimia asam-basa: pH
I Konsekuensi perubahan IH.] Jumlah setiap bahan di CES dianggap sebagai
I Sumber H* cadangan internal yang selalu siap digunakan.
I Lini pertahanan terhadap perubahan IH*] Jumlah bahan dalam cadangan tersebut dapat me-
I Sistem dapar kimiawi
ningkat oleh pemindahan dari lingkungan ekster-
I Kontrol pernapasan pH nal (terutama dari ingesti) atau dari produksi secara
metabolis di dalam tubuh (Gambar 15-l). Bahan-
I Kontrol ginjal pH
bahan dapat dikeluarkan dari tubuh melalui eks-
I Ketidakseimbangan asam-basa
kresi atau digunakan dalam suatu reaksi metabolik.
Jika jumlah suatu bahan di dalam tubuh harus tetap
maka pemasukannya melalui ingesti atau produksi
metabolik harus seimbang dengan pengeluarannya
melalui ekskresi atau konsumsi metabolik. Hu-
bungan ini, yang dikenal sebagai konsep keseim-
bangan, sangar penting dalam mempertahankan
homeostasis. Tidak semua jalur pemasukan dan
pengeluaran dapat diterapkan untuk seriap kons-
tituen cairan tubuh. Sebagai contoh, garam tidak
disintesis atau dikonsumsi oleh tubuh, sehingga
stabilitas konsentrasi garam dalam cairan tubuh
seluruhnya bergantung pada keseimbangan antara
ingesti garam dan ekskresi garam.

PERTUKARAN ANTARA INTERNAL POOL


DAN TEMPAT INTERNAL LAIN
Cadangan CES lebih jauh dapat diubah oleh pemin-
dahan konstituen CES rertentu ke tempat penyim-
panan di dalam tubuh.'Jika tubuh secara keseluruhan
memiliki surplus atau deffsit suaru bahan simpanan

605
tertentu, tempat penyimpanan dapat diperbesar arau di-
kurangi secara parsial untuk mempertahankan konsentrasi I Untuk mempertahankan keseimbangan stabil
CES substansi tersebut dalam batas-batas yang secara home- suatu konstituen CES, pemasukannya harus sama
ostasis memungkinkan. Sebagai contoh, setelah absorpsi dengan pengeluarannya.
makanan, saat lebih banyak glukosa yang masuk ke dalam
Jika pemasukan total suatu bahan ke dalam tubuh sama
piasma daripada yang digunakan oleh sel, glukosa tambahan
dengan pengeluaran totalnya maka tercipta keseimbangan
tersebut dapat disimpan secara temporer, dalam bentuk gli- stabil. Ketika penambahan suatu bahan meialui pemasukan
kogen, di sel otot dan hati. Depo penyimpanan ini kemudian melebihi pengurangannya melalui pengeluaran maka tercipta
dapat digunakan di antara waktu makan untuk memperta- keseimbangan positif. Hasilnya adalah peningkatan jumlah
hankan kadar glukosa plasma saat ddak ada nutrien baru total bahan tersebut di dalam tubuh. Sebaliknya, ketika
yang ditambahkan ke dalam darah oleh proses makan. Na- pengurangan suatu bahan melebihi penambahannya maka
mun, kapasitas penyimpanan internal ini terbatas. Meskipun terbentuk keseimbangan negatif dan jumlah total bahan
pertukaran internal antara CES dan depo penyimpanan da- tersebut di tubuh berkurang.
pat secara temporer memulihkan konsentrasi plasma suatu Perubahan besar jalur pemasukan atau pengeluaran
bahan ke normal namun dalam jangka panjang setiap ke- untuk suatu bahan dapat mengubah konsentrasinya dalam
lebihan atau kekurangan konstituen itu harus dikompensasi piasma. Untuk mempertahankan homeostasis, setiap per-
oleh penyesuaian dalam pemasukan atau pengeluaran tubuh ubahan pemasukan harus diimbangi oleh perubahan pada
secara keseluruhan. pengeluarannya (sebagai contoh, peningkatan asupan garam
harus diiringi oleh peningkatan pengeluaran garam di urin),
Pertukaran internal lain yang dapat terjadi antara
dan, sebaliknya, peningkatan pengeluaran harus diimbangi
cadangan dan bagian tubuh lain adalah penggabungan re-
oleh peningkatan pemasukan. Karena itu, untuk memper-
versibel konstituen plasma tertentu ke dalam struktur mo-
tahankan keseimbangan yang stabil rersebut diperlukan kon-
lekul yang lebih kompleks. Sebagai contoh, besi digabungkan
trol. Namun, tidak semua jalur pemasukan atau pengeluaran
ke dalam hemoglobin di dalam sel darah merah sewaktu
diatur untuk mempertahankan keseimbangan. Secara umum,
sintesis hemoglobin tetapi dibebaskan secara utuh kembali ke
pemasukan berbagai konstituen plasma kurang atau tidak
cairan tubuh ketika sel darah merah mengalami degenerasi.
terkontrol sama sekali. Kita sering menelan garam dan HrO,
Proses ini berbeda dari konsumsi metabolik suatu bahan, di
sebagai contoh, bukan karena kita membutuhkannya tetapi
mana bahan diubah secara ireversibel menjadi bentuk lain- karena kita menginginkannya sehingga asupan garam dan
misalnya, glukosa diubah menjadi CO, plus HrO plus HrO sangat bervariasi. Demikian juga, ion hidrogen (H-)
energi. Proses ini juga berbeda dari penyimpanan yaitu bah- diproduksi secara tak terkontrol di dalam tubuh dan di-
wa penyimpanan hanya berfungsi untuk menyimpan, se- tambahkan ke dalam cairan tubuh. Garam, HrO, dan H-
mentara penggabungan reversibel menjadi struktur yang juga dapat keluar ke lingkungan eksternal dengan derajat
lebih kompleks dan memiliki fungsi tertentu. bervariasi melalui saluran cerna (muntah), kulit (keringat),

Pemasukan dari lingkungan eksternal Ekskresi ke lingkungan eksternal


(melalui ingesti, inhalasi, penyerapan Depo penyimpanan di (melalui ginjal, paru, saluran cerna,
melalui permukaan tubuh, dalam tubuh (tidak ada fungsi atau permukaan tubuh, mis. keringat,
atau injeksi artifisial) selain untuk menyimpan) air mata, kulit yang terlepas)

Gambar 15-1
Pemasukan dan pengeluaran suatu konstituen tubuh dari cadangan internal.

506 Bab 15
dan tempat lain tanpa bergantung pada keseimbangan ga- PROPORS| H2O DALAM BERBAGAT KOMPARTEMEN
ram, HrO, atau H* di tubuh. Penyesuaian-penyesuaian CAIRAN UTAMA
kompensatorik dalam elakresi urin bahan-bahan ini mem-
Kompartemen CIS membentuk sekitar dua pertiga dari HrO
pertahankan colume cairan tubuh serta komposisi garam dan
tubuh total. Meskipun setiap sel mengandung campuran
asam dalam kisaran homeostatik yang sangar sempir yang
konstituen masing-masing yang bersifat unik namun tril-
memungkinkan kehidupan meskipun pemasukan sangat ber-
yunan komparremen cairan kecil ini cukup serupa sehingga
variasi dan pengeluaran konstituen-konsrituen plasma ini
secara kolektif dapat dianggap sebagai saru kompartemen
ridak diatur.
cairan besar.
Bagian selanjutnya dari bab ini akan membahas regulasi
HrO total tubuh yang terdapat di
Sepertiga sisanya dari
keseimbangan cairan (mempertahankan keseimbangan ga-
kompartemen CES dapat dibagi lagi menjadi plasma dan
ram dan HrO) dan keseimbangan asam-basa (mempertahan,
cairan interstisium. Plasma,, yang membentuk sekitar se-
kan keseimbangan H.).
perlima dari volume CES, adalah bagian cair dari darah.
Cairan interstisium, yang mewakili empat perlima dari
kompartemen CES, adalah cairan di ruang antarsel. Cairan
KHsFfi M/N fiSANGANI CAI RAhI ini merendam dan melakukan pertukaran dengan sel.

Air adalah komponen tubuh manusiayang paling banyak, KOMPARTEMEN CES MINOR
rata-rata membentuk 600/o berat tubuh, tetapi berkisar dari Dua kategori minor lain masuk dalam kompartemen CES:
40o/o sampai 800/o. Kandungan HrO seseorang relatif tidak cairan limfe dan cairan trans-sel. Limfe adalah cairan yang
berubah, terutama karena ginjal secara efisien mengatur ke- dikembalikan dari cairan interstisium ke plasma melalui sis-
seimbangan HrO, tetapi persentase HrO tubuh bervariasi tem pembuluh limfe, tempat cairan ini difiltrasi melalui
dari orang ke orang. Penyebab sangat berbeda-bedanya HrO kelenjar limfe untuk kepentingan pertahanan imun (lihat h.
tubuh di antara individu adalah variabilitas dalam jumlah 396 dan 448). Catran trans-sel terdiri dari sejumlah volume
jaringan lemak mereka. Jaringan lemak memiliki persentase
cairan khusus kecil, yang semuanya disekresikan oleh sel
HrO yang rendah dibandingkan dengan jaringan lain. Plas- spesifik ke dalam rongga tubuh tertentu untuk melakukan
ma, seperti dapat anda perkirakan, mengandung HrO lebih fungsi khusus. Cairan trans-sel mencakup cairan serebrospinal
dari 9\o/o-nya. Bahkan jaringan lunak seperti kulit, otot, dan (mengelilingi, membentuk bantalan, dan memberi makan
organ internal memiliki kandungan HrO 70o/o sampai 800/0. otak dan medula spinalis); cairan intraohulus (mempertahan-
Tirlang yang relatif kering mengandung HrO hanya 22o/o. kan bentuk dan memberi makan mata); cairan sinouium (me-
Namun, lemak adalah jaringan yang paling kering, memiliki lumasi dan berfungsi sebagai peredam kejut untuk sendi);
kandungan HrO hanya 10ol0. Karena iru, persentase H2O cairan perikardium, intrapleura, dan peritoneum (masing-
tubuh yang tinggi berkaitan dengan tubuh langsing dan per- masing melumasi gerakan jantung, paru, dan usus); dan getah
sentase HrO yang rendah berkaitan dengan obesitas, karena
pencernaan (mencerna makanan).
komposisi sebagian besar dari tubuh yang kelebihan berat
tersebut terdiri dari lemak yang relatif"kering.
Persentase HrO tubuh juga dipengaruhi oleh jenis ke-
lamin dan usia individu. Wanita memiliki persentase HrO Tabel 15-1
yang lebih rendah daripada pria, terutama karena hormon Klasifikasi Cairan Tubuh
seks wanita, estrogen, mendorong pengendapan lemak di
VOLUME PERSEN- PERSEN-
payudara, bokong, dan tempat lain. Hal ini tidak saja meng- CAIRAN TASE TASE
hasilkan bentuk tubuh wanita retapi juga menganugerahi (da|am CAIRAN BERAT
wanita proporsi jaringan lemak yang lebih banyak dan, KOMPARTEMEN liter) TUBUH TUBUH
karenanya, proporsi HrO yang lebih kecil. Persentase HrO Cairan Tubuh 42 100
tubuh juga berkurang progresifseiring usia. Total
Cairan lntrasel 28 67
(crs)

IAir tubuh terdistribusi antara kompartemen cls cairan Ekstrasel 14 33

dan CES. plasma 2,8 6,6


(20% dari
HrO tubuh tersebar antara dua kompartemen cairan utama: cEs)
cairan di dalam sel, cairan intrasel (CIS), dan cairan yang Cairan 11,2 26,4 16
mengelilingi sel, cairan ekstrasel (CES) (Thbel 15-1). (Kata interstisium (80% dari
"HrO" dan "cairan" sering dipertukarkan. Meskipun pe- cEs)
makaian ini tidak sepenuhnya repat, karena mengabaikan Limfe Dapat Dapat Dapat
zat-zar terlarut daiam cairan tubuh, namun masih dapat diabaikan diabaikan diabaikan
diterima dalam membahas volume total cairan, karena se- Cairan Dapat Dapat Dapat
trans-sel diabaikan diabaikan diabaikan
bagian besar dari cairan ini terdiri dari H,O).

Keseimbangan Cairan dan Asam-Basa 607


.Meskipun secara fungsional sangat penting namun Na.-K- ATPase yang terdapat di membran semua sel. Pompa
cairan-cairanini tidak bermakna dalam membentuk HrO ini secara aktif memindahkan Na. keluar dan K. masuk sel;
tubuh total. Selain itu, kompartemen trans-sel sebagai ke- karena itu Na. adalah kation utama CES, dan K* terutama
seluruhan biasanya tidak mencerminkan perubahan dalam ditemukan dalam CIS. Distribusi Na. dan K- yang tidak me-
keseimbangan cairan tubuh. Sebagai contoh, cairan serebro- rata ini, disertai oleh perbedaan dalam permeabilitas mem-
spinal tidak berkurang volumenya ketika tubuh secara kese- bran terhadap ion-ion ini, merupakan penyebab sifat-sifat
luruhan mengalami keseimbangan HrO negatif. Hal ini tidak elektris sel, termasuk inisiasi dan perambatan potensial aksi
berarti bahwa volume cairan-cairan ini tidak pernah berubah. di jaringan peka rangsang (lihat Bab 3 dan 4).
Perubahan lokal dalam kompartemen cairan trans-sel ter- Sebagian besar CES dan CIS secara elektris seimbang,
tentu dapat terjadi secara patologis (misalnya terjadi penim- kecuali sebagian kecil dari ion total intrasel dan ekstrasel yang
bunan berlebihan cairan intraokulus pada pasien glaukoma; terlibat dalam potensial membran yang secara elektris tidak
lihat h. 213), terapi gangguan cairan lokal seperti ini ddak seimbang. Di CES, Na- diiringi terurama oleh anion Cl-
mempengaruhi keseimbangan cairan tubuh. Karena itu, (klorida) dan, dengan jumlah lebih sedikit, HCO.'(bikarbo-
kompartemen trans-sel biasanya dapat diabaikan ketika nat). Anion intrasel utama adalah PO,r- (fosfat) dan prorein-
membahas masalah keseimbangan cairan. Pengecualian uta- protein bermuatan negatifyang tertahan di dalam sel.
ma terhadap generalisasi ini terjadi ketika getah pencernaan Semua sel permeabel bebas terhadap HrO. Perpindahan
keluar dari tubuh secara abnormal sewaktu muntah atau HrO antara plasma dan cairan interstisium menembus din-
diare hebat, yang dapat menimbulkan ketidakseimbangan ding kapiler diatur oleh ketidakseimbangan relatif antara
cairan. tekanan darah kapiler (tekanan cairan, atau hidrostatik) dan
tekanan osmotik koloid (lihat h. 393). Sebaliknya, perpin-
dahan netto HrO antara cairan interstisium dan CIS menem-
I Plasma dan cairan interstisium memiliki bus membran plasma hanya disebabkan oleh efek osmotik.
komposisi serupa tetapi CES dan CIS sangat Tekanan hidrostatik cairan interstisium dan CIS sangat ren-
berbeda. dah dan cukup konstan.

Beberapa sawar memisahkan kompartemen-kompartemen


cairan tubuh, membatasi perpindahan HrO dan zat terlarut I Keseimbangan cairan dipertahankan dengan
di antara berbagai kompartemen dengan derqat berbeda- mengatur volume dan osmolaritas CE5.
beda.
Cairan ekstrasel berfungsi sebagai penghubung antara sel
SAWAR ANTARA PLASMA DAN.CAIRAN dan lingkungan eksternal. Semua pertukaran HrC) dan kon-
INTERSTISIUM: DINDING PEMBULUH DARAH stituen lain antara CIS dan dunia luar harus terjadi melalui
CES. Air yang ditambahkan ke cairan-cairan tubuh selalu
Dua komponen CES-plasma dan cairan interstisium-di-
masuk ke kompartemen CES terlebih dulu, dan cairan selalu
pisahkan oleh dinding pembuluh darah. Namun, HrO dan
keluar tubuh melalui CES.
semua konstituen plasma kecuali protein plasma secara terus-
menerus dan bebas mengalir antara plasma dan cairan inter- Plasma adalah satu-satunya cairan yang dapat dikontrol
stisium secara pasif menembus dinding kapiler tipis yang secara langsung volume dan komposisinya. Cairan ini ber-
berpori. Karena itu, plasma dan cairan interstisium hampir edar melalui semua organ perekondisi yang melakukan pe-
memiliki komponen yang sama, kecuali bahwa cairan inter- nyesuaian-penyesuaian homeostatik (lihat h. 369). Namun
stisium tidak mengandung protein plasma. Setiap perubahan terjadi pertukaran bebas menembus dinding kapiler, sehingga
pada salah satu dari kompartemen-kompartemen CES ter- jika volume dan komposisi plasma diatur maka volume dan
sebut akan cepat tercermin di kompartemen yang lain, ka- komposisi cairan interstisium yang membasuh sel juga dapat
rena mereka terus-menerus bercampur. diatur. Karena itu, setiap mekanisme kontrol yang bekerja
pada plasma pada hakikatnya juga mengatur keseluruhan
SAWAR ANTARA CES DAN CIS: MEMBRAN PLASMA CES. CIS sebaliknya dipengaruhi oleh perubahan di CES
hingga ke tahap yang masih dimungkinkan oleh permeabili-
SEL
tas sawar membran yang mengelilingi sel.
Berbeda dari komposisi kompartemen vaskular dan cailan
Terdapat dua faktor yang diatur untuk mempertahan-
interstisium yang sangat mirip, komposisi CES berbeda
kan keseimbangan cairan di tubuh: volume CES dan osmo-
banyak dari komposisi CIS (Gambar l5-2). Setiap sel di-
laritas CES. Meskipun regulasi kedua faktor ini berkaitan
kelilingi oleh membran plasma yang sangat selektif yang me-
erat, keduanya bergantung pada jumlah relatif NaCl dan
mungkinkan lewatnya bahan tertentu tetapi menolak bahan
HrO di tubuh, namun penyebab mengapa keduanya di-
yang lain. Perpindahan menembus sawar membran ini terjadi
kontrol secara ketat sangadah berbeda:
secara aktif dan pasif serta mungkin sangat diskriminatif.
Perbedaan antara CES dan CIS antara lain adalah (1) adanya 1. Volume CES harus diatur secara ketat untuk membantu
protein sel di CIS yang tidak dapat menembus membran h. P emeliharaan keseim-
memp e rtah an h an te h anan . dara
untuk keluar sel dan (2) distribusi Na. dan K* serta anion- bangan garam sangat penting dalam regulasi jangka
anion penyert^ny^y^ng tidak seimbang karena efek pompa panjang volume CES.

608 Bab 15
Gairan
Plasma Cairan
intrasel
intersiisium
(otot rangka)

200 Na*
(E
E
3o. th
(E
G
.v a
o) .E
!

150 HCO,- = -o
E
i5 o
o HCO"- = POno
I
o
= K
o
o 100
c
o Na' l.i.:,11.,,:,:::'::rr.,.', :
(o

I :ij::iI1.=t: Na.
.0)

.!i.|!.-ll-::::: Cl.
'lj
50
;?,r;;Jl:+i.ir:
Anion
a]..i.::11t...;...: .
Protein
Anron
nr^lain Lain.lairi
LainrlSlin Lain.lain Lainrlain Lari'R:lain

Kation Anion Kation Kation Anion


Gambar 15-2
Komposisi ion kompartemen-kompartemen cairan tubuh utama.

2. Osmolaritas CfS harus diatur secara ketat untuk men- jantung dan pembuluh darah (lihat h. 404). Cvah jan-
cegah membengkaknya atau menciutnya sel. Pemelihara- tung dan resistensi perifer total meningkat untuk me-
an keseimbangan cairan sangat penting dalam mengatur ningkatkan tekanan darah ketika tekanan turun terlalu
osmolaritas CES. rendah, dan sebaliknya, keduanya berkurang untuk
mengurangi tekanan darah ketika tekanan naik terlalu
Kita akan membahas masing-masing faktor ini secara lebih tinggi.
detil. 2. Perpindahan cairan berlangsung secara tem?orer dan oto-
matis antdra plasma dan cairan interstisium akibat per-
ubahan keseimbangan tekanan hidrostatik dan osmotik
I Kontrol volume penting dalam regulasi
CES yang bekerja melintasi dinding Lrapiler yang timbul ke-
jangka panjang tekanan darah. tika volume plasma men-Timpang dari normal (lihat h.
394). Penurrtnan volume plasma dikompensasi secara
Penurunan volume CES menyebabkan penurunan tekanan parsial oleh perpindahan cairan keluar dari komparte-
darah arteri karena berkurangnya voiume plasma. Sebaliknya, men interstisium menuju pembuluh darah, memper-
peningkatan volume CES meningkatkan tekanan darah arteri besar volume plasma dengan mengorbankan kompar-
dengan meningkatkan volume plasma. Dua mekanisme korn- temen interstisium. Sebaliknya, ketika volume plasma
pensasi bermain untuk secara transien menyesuaikan tekanan terlalu besar, banyak dari kelebihan cairan ini berpinciah
darah sampai volume CES dapat dipulihkal ke normal. ke dalam komparremen intersrisium.
Marilah kita ulas hal tersebut.
Kedua tindakan ini menghasilkan perbaikan remporer
untuk membantu menjaga tekanan darah relatif konstan, te-
GAMBARAN RINGKAS TINDAKAN KONTROL tapi mereka bukan solusi jangka panjang. Selain itu, tindakan
kompensasi jangka pendek ini memiliki kemampuan terbatas
JANGKA PENDEK UNTUK MEMPERTAHANKAN
dalam meminimalkan perubahan tekanan darah. Sebagai
TEKANAN DARAH
contoh, jika volume plasma terlalu kurang adekuat maka
1. Reflehs baroreseptor mengtbah curah jantung dan resistensi tekanan darah akan tetap rendah seberapapun kuatnya atau
perifer total untuk menyesuaikan tekanan darah dalam besarnya jantung memompa, pembuluh berkonstriksi, atau
arah yang benar melalui efek sistem sarafotonom pada cairan interstisium berpindah ke dalam pembuluh darah.

Keseimbangan Cairan dan Asam-Basa 609


TINDAKAN KONTROL JANGKA PANJANG UNTUK
Tabel 15-2
MEMPERTAHANKAN TEKANAN DARAH
Keseimbangan Garam Harian
Karena itu, tindakan kompensasi lain perlu bermain dalam
.jangka panjang untuk memulihkan volume CES ke normal. PEMASUKAN GARAM PENGELUARAN GARAM
Regulasi jangka panjang tekanan darah dilakukan oleh ginjal Jumlah Jumlah
dan mekanisme haus, yang masing-masing mengontrol jum- Jalur (g/hari) Jalur (g/hari)
lah urin dan asupan cairan. Mereka melakukan pertukaran
lngesti 10,5 Pengeluaran 0,s
cairan yang diperlukan antara CES dan lingkungan eksternal obligatorik
untuk mengatur volume cairan tubuh total. Karena itu, me- melalui keringat
reka memiliki pengaruh jangka panjang pada tekanan darah dan tinja
arteri. Dari tindakan-tindakan tersebut, kontrol pengeluaran Ekskresi 10,0
urin oleh ginjal adalah yang terpenting dalam mempertahan- terkontrol di urin
kan tekanan darah. Anda akan melihat mengapa, ketika kita Pemasukan 10,5 Pengeluaran total 10,5
total
membahas mekanisme-mekanisme jangka panjang ini secara
lebih detil.

(daging mengandung banyak CES kaya garam), dalam


I Kontrol keseimbangan garam sangat penting keadaan normal tidak memperlihatkan keinginan fisiologik
untuk mengatur volume CES. untuk mencari garam tambahan. Sebaliknya, herbivora (pe-
makan tanaman), yang secara alami kekurangan garam dalam
Natrium dan anion penyertanya menentukan lebih dari diet, mengalami lapar garam dan akan berkelana bermil-mil
907o aktivitas osmotik CES. Ketika menahan garam, ginjal untuk memperoleh garam. Manusia biasanya memiliki ke-
secara otomatis menahan HrO, karena HrO mengikuti Na. inginan hedonistik (mencari kesenangan) dan bukan regula-
secata osmods. Larutan garam yang ditahan ini isotonik (lihat torik atas garam; kita mengonsumsi garam karena kita me-
h. 73). Semakin banyak garam terdapat di CES, semakin nyukainya daripada karena memiliki kebutuhan fisiologik
banyak HrO di CES. Konsentrasi garam tidak berubah atasnya, kecuali pada situasi yang tidak lazim yaitu deplesi
dengan mengubah jumlah garam, karena HrO selalu meng- garam akibat defisiensi aldosteron, hormon penahan garam.
ikuti garam untuk mempertahankan keseimbangan osmotik-
yaitu, untuk mempertahankan konsentrasi normal garam. KONTROL PRESISI PENGELUARAN GARAM DI URIN
Berkurangnya jumlah garam menyebabkan menurunnya re-
Untuk mempertahankan keseimbangan garam, kelebihan
tensi HrO sehingga CES tetap isotonik tetapi dalam voiume
garam yang masuk harus diekskresikan di urin. Tiga jalan
yang lebih kecil. Karena itu, massa total garam Na- di CES
untuk mengeluarkan garam adalah pengeluaran obligatorik
(yaitr, jumlah Na-) menentukan volume CES dan, karena-
garam melalui beringat dan tinja serta ekskresi terkontrol
nya, regulasi volume CES terutama bergantung pada pengen-
garam di urin (Tabel 15-2). Jumlah total keringat yang di-
dalian keseimbangan garam.
produksi tidak berkaitan dengan keseimbangan garam dan
Untuk mempertahankan keseimbangan garam pada ke-
ditentukan oleh faktor-faktor yang mengontrol suhu tubuh.
tinggian permukaan laut, pemasukan garam harus sama
Pengeluaran garam melalui tinja yang sedikit jumlahnya ti-
dengan pengeluaran garam sehingga ddak terjadi akumulasi
dak berada di 6awah kontrol. Kecuali jika kita berkeringat
atau defisit gai:am di tubuh. Marilah kita melihat jalur dan
berlebihan atau mensalami diare, tubuh biasanya kehilangan
kontrol pemasukan dan pengeluaran garam.
(tanpa kontrol) hanya sekitar 0,5 g garam per hari. Jumlah
inilah yang sebenarnya dibutuhkan secara normal untuk di-
KURANGNYA KONTROL ASUPAN GARAM gantikan dengan asupan garam.
Satu-satunya jalan masuk bagi garam adalah melalui ingesti, Karena konsumsi garam biasanya jauh lebih banyak
yang biasanya jauh melebihi kebutuhan tubuh untuk meng- daripada jumiah yang dibutuhkan untuk mengompensasi
ganti kehilangan garam obligatorik. Pada contoh kita tentang pengeluaran tak terkontrol di atas, maka ginjal secara cermar
keseimbangan garam harian tipikal (Tabel l5-2), asupan mengekskresikan kelebihan garam di urin untuk memper-
garam adalah 10,5 g per hari. (Asupan garam harian rerata tahankan keseimbangan garam. Sebagai contoh, 10 g garam
orang Amerika Serikat adalah 10 sampai 15 g per hari, dikeluarkan di urin per hari sehingga pengeluaran garam ro-
meskipun banyak orang dengan sengaja menurunkan asupan tal sama persis dengan pemasukan garam. Dengan mengatur
garam mereka). Namun sebenarnya setengah gram garam per ekskresi garam melalui urin (yaitu, dengan mengatur laju
hari sudah cukup untuk menggantikan sejumlah kecil garam ekskresi Na., dengan Cl- mengikuti), ginjal secara normal
yang biasanya keluar melalui tinja dan keringat. menjaga massa Na* total di CES konstan meskipun asupan
Karena manusia biasanya mengonsumsi garam melebihi garam melalui makanan sangat bervariasi atau ketika terjadi
kebutuhan maka jelaslah bahwa asupan garam tidak dikontrol pengeluaran tak lazim melalui keringat atau diare. Sebagai
dengan baik. Makhluk karnivora (pemakan daging) dan om- cerminan dari pemeliharaan massa Na- total di CES yang
nivora (pemakan daging dan tanaman, seperti manusia), yang konstan, volume CES, pada gilirannya, dipertahankan dalarn
secara alami memperoleh cukup garam dari daging segar batas-batas sempit yang esensiai bagi fungsi normal sirkulasi.

610 Bab 15
. Penyimpangan voiume CES yang menyertai perubahan 15-3). Bersama-sama efek-efek ini mengurangi jumlah Na.
jumlah garam memicu respons-respons kompensasi ginjal yang diekskresikan sehingga Na', dan HrO yang menyerrai,
yang cepat memulihkan jumlah Na- dan voiume CES ke dihemat tubuh untuk mengompensasi penurunan tekanan
normal. Natrium difiltrasi secara bebas di glomerulus dan darah arteri. (Untuk melihat bagaimana otor yang sedang
direabsorpsi secara aktif, tetapi zat ini tidak disekresi oleh berolahraga dan mekanisme pendingin tubuh bersaing un-
tubulus, sehingga jumlah Nat yang diekskresikan di urin tuk memperebutkan volume plasma yang terbatas, lihatlah
mencerminkan jumlah Na. yang difiltrasi tetapi kemudian fitur boks di h. 514, Lebih Dekat dengan Fisiologi OIah-
tidak direabsorpsi: raga).

Na. vang diekskresi;,)l;J;;:,otfiltrasi - Na. vang

I Kontrol osmolaritas CES mencegah perubahan


Ginjal dengan demikian menyesuaikan jumlah garam yang volume ClS.
diekskresikan dengan mengontrol dua proses: (1) laju filtrasi
glomerulus (LFG) dan (2) yanglebih penting, reabsorpsi Na- Pemeliharaan keseimbangan cairan bergantung pada peng-
di tubulus. Anda telah mempelajari mekanisme-mekanisme aturan volume CES dan osmolaritas CES. Sementara meng-
regulasi ini, tetapi kita akan menyatukan mereka karena atur volume CES penting dalam kontrol jangka panjang
mekanisme-mekanisme ini berkaitan dengan kontrol jangka tekanan darah, mengatur osmolaritas CES penting dalam
panjang volume CES dan tekanan darah. mencegah perubahan volume sel. Osmolaritas suatu cairan
adalah ukuran konsentrasi masing-masing partikel zat teF
I Jumlah lrla' yang difbrasi dihonnol dengan mengatur larut yang terdapat di dalam cairan rersebut. Semakin tinggi
LFG.Jumlah Na- yang difiltrasi sama dengan konsentrasi Nat
osmolaritas, semakin tinggi konsentrasi zat terlarut atau, dari
plasma kali LFG. Pada setiap konsentrasi Na- plasma, setiap
sudut yang berbeda, semakin rendah konsenrrasi HrO. Ingat-
perubahan LFG akan mengubah jumlah Na. dan cairan
lah bahwa air cenderung berpindah melalui osmosis menu-
penyerta yang difiltrasi. Karena itu, kontrol LFG dapat me-
runi gradien konsentrasinya sendiri dari daerah dengan kon-
nyesuaikan jumlah Na- yang difiltrasi per menit. Ingatlah
sentrasi zat terlarut rendah (HrO tinggi) ke daerah dengan
bahwa LFG secara sengaja diubah untuk mengubah jumlah
konsentrasi zat terlarut tinggi (H,O rendah).
garam dan cairan yang difiltrasi, sebagai bagian dari respons
refleks baroreseptor umum terhadap perubahan tekanan da-
rah (lihat Gambar 14-12, h. 566). Karenanya, jumlah garam ION-ION BERPERAN DALAM OSMOLARITAS CES
yang difiltrasi disesuaikan sebagai bagian dari refleks yang DAN CIS
mengatur tekanan darah umum. Perubahan jumlah Na- di
Osmosis terjadi menembus membran plasma sel hanya jika
tubuh tidak dideteksi demikian; melainkan perubahan ter- terdapat perbedaan dalam konsentrasi zat-zat terlarut yang
sebut dipantau secara tak langsung meialui efek yang akiir-
tidak dapat menembus membran antara CES dan CIS. Zat
nya ditimbulkan oleh Na- pada tekanan darah melalui peran-
terlarut yang dapat menembus sawar yang memisahkan dua
nya daiam menentukan volume CES. Baroreseptor yang kompartemen cairan cepat terdistribusi merara di kedua
memantau fluktuasi tekanan darah meiakukan penyesuaian
kompartemen dan karenanya tidak ikut membentuk per-
dalam jurnia,h Na- yang difiltrasi dan akhirnya diekskresi.
bedaan osmotik.
I Jumlah Na' Teng direabsorpsi dikontrol meklui sistem Natrium dan anion pengiringnya, karena merupakan
reruin-angiotensin-aldosteron. Jumlah Nat yang direabsorpsi
zat terlarut paling banyak di CES dari segi jumlah partikel,
juga bergantung pada sistem regulasi I'ang berperan penting
membentuk sebagian besar dari aktivitas osmotik CES.
dalam mengontrol tekanan darah. Meskipun Na* direabsorp-
Sebaliknya, K- dan anion intrasel pengiringnya berperan me-
si di hampir sepanjang tubulus namun hanya reabsorpsi di nentukan aktivitas osmotik CIS. Meskipun sejumlah kecil
bagian distal tubulus yang berada di bawah kontrol. Faktor
Nat dan K- secara pasif berdifusi menembus membran plas-
utama yang mengendalikan tingkat reabsorpsi Na. di tubulus
ma setiap -waktu, namun kedua ion ini berperilaku seolah-
distal dan koligentes adalah sistem renin-angiotensin- olah mereka tidak dapat menembus membran karena adanya
aldosteron, yang mendorong reabsorpsi Na- dan, dengan
aktivitas pompa Na.-K-. Setiap Na' yang berdifusi secara
demikian, retensi Na*. Retensi natrium, sebaliknya, men- pasif menuruni gradien elektrokimiawinya ke dalam sel segera
dorong retensi osmotik HrO dan ekspansi volume plasma
dipompa kembali keluar sehingga hasilnya sama seperti Na.
serta peningkatan tekanan darah arteri. Sistem penghemat
tidak dapat menembus sel. Sebaliknya, K. pada hakikatnya
Na. ini secara repar diaktifkan oleh penurunan NaCi, volume
terperangkap di dalam sel. Distribusi Na- dan K* serta anion-
CES, dan tekanan darah arteri (lihat Gambar 14-16,h.572).
anion penyertanyayangtidak merata antara CES dan CIS ini
Karena itu, kontrol LFG dan reabsorpsi Na. saling merupakan penyebab aktivitas osmorik kedua kompartemen
berkaitan erat, dan keduanya berhubungan dengan regulasi cairan ini.
.jangka panjang volume CES seperti tercermin oieh tekanan Dalam keadaan normal, osmolariras CES dan CIS sama,
darah. Sebagai contoh, penurunan tekanan darah arteri karena di dalam sel konsentrasi rotal K. dan zat-zat terlarut
menyebabkan (1) penurunan refleks LFG untuk mengurangi lain yang tidak dapat menembus membran sel sama dengan
jumlah Na- yang difiltrasi dan (2) penyesuaian hormonal konsentrasi total Na. dan zat-zat terlarut lain yang tidak da-
berupa peningkatan jumlah Na- yang direabsorpsi (Gambar pat menembus membran sel di cairan interstisium yang

Keseimbangan Cairan dan Asam-Basa 611


Mengatasi
lJumlah Na. di tubuh

o ru
JTekanan darah arteri

I LFG 1 Aldosteron

J Na- yang difiltrasi 1 Na. yang


direabsorpsi

- -

@ L-ifrut Gambar 14-12 untukrincian mekanismenya.

@ f-if,rt Gambar 14-16 untuk rincian mekanismenya


Gambar 15-3
Efek ganda penurunan tekanan darah arteri pada penanganan Na* oleh ginjal.

mengelilingi sel. Meskipun zat-zar terlantt nonpenetrans di terlarutnya tidak terlalu penting. Namun, osmolaritas CES
CES dan CIS ini berbeda namun konsentrasi mereka umum- perlu dipertahankan dalam batas-batas yang sangar sempit
nya identik, dan jumlah (bukan sifat) partikel yang terdistri- untuk mencegah sel menciut (kehilangan air secara osmotis
busi tak setara per volume ini menentukan osmolaritas cair- ke CES) atau membengkak (memperoleh air secara osmotis
an. Karena osmolaritas CES dan CIS normalnya sama, maka dari CES).
tidak terjadi perpindahan netto HrO masuk atau keluar sel. Marilah kita bahas pergeseran cairan yang terjadi antara
Karena itu volume sel normalnva konstan. CES dan CIS ketika osmoiaritas CES menjadi hipertonik
atau hipotonik reiatif terhadap CIS. Kemudia,n kita akan
PENTINGNYA MENGATUR OSMOLARITAS CES memhicarakan bagaimana keseimbangan air dan karenanya
osmolaritas CES normalnya dipertahankan untuk memper-
Setiap keadaan yang menyebabkan penambahan atau pengu-
kecil efek merugikan pada volume sel.
rangan HrO bebas (yaitu, penambahan atau peflgurangan
HrO yang tidak disertai oleh penambahan atau pengurangan
zat teriarut yang setara) menyeba.bkan perubahan osmoiaritas
CES. Jika terjadi defisit HrC) bebas di CES makazat terlarur
I Selama hipertonisitas CES, sel menciut karena HrO
menjadi terlalu pekat dan osmolaritas CES meningkat (yaitu, keluar.
menjadi hipertonik; lihat h. 73).Jikaterjadi kelebihan HrO di Hipertonisitas CES, kelebihan konsentrasi zat terlarut di
CES maka zat terlarut menjadi terlalu encer dan osmolaritas CES, biasanya berkaitan dengan dehidrasi, arau kese-
CES menjadi terlalu rendah (yaitu, menjadi hiporonik). imbangan HrO bebas yang riegatif.
Ketika osmolaritas CES berubah dalam kaitannya dengan
osmolaritas CIS maka teijadi osmosis, dengan HrO keluar
PENYEBAB HtPERToNIS|TAS (DEHtDRAS|)
atau masuk sel, bergantung, masing-masing, pada apakah
Dehidrasi disertai hipertonisitas dapat ditimbulkan melalui
CES lebih pekat atau lebih encer daripada CIS.
tiga cara utama:
Karena itu, osmoiaritas CES harus diatur untuk men-
cegah perpindahan tak diinginkan HrO keluar atau masuk 1. Insufsiensi pemasukan HrO, ,rperri yang terjadi pada
sel. Dilihat dari segi CES itu sendiri, konsentrasi zat-zat perjalanan di gurun pasir atau kesulitan menelan.

612 Bab 15
2. - Pengeluaran HrO yang berlebihan, sepefii yang dapat 1. Pasien dengan gagal ginjal yang tidak dapat meng-
terjadi pada berikeringat, muntah, atau diare berlebihan ekskresikan urin encer mengalami hipotonisitas jika
(meskipun baik HrO maupun zat terlarur keluar selama mereka mengonsumsi lebih banyak HrO daripada zat
keadaan-keadaan ini namun HrO relatif lebih banyak terlarut.
hilang sehingga zat terlarut yang terringgal menjadi le- 2. Hipotonisitas dapat terjadi secara rransien pada orang
bih pekat). sehat jika HrO masub secara cepat dalam jumlah se-
3. Diabetes insipidus. demikian besar sehingga ginjal tidak dapat berespons
CATAIAN KLINIS. Diabetes insipidus adalah dengan cepar untuk mengeluarkan kelebihan HrO.
pe-
nyakit yang ditandai oleh defisiensi vasopresin. Vasopresin 3. Hipotonisitas dapat terjadi ketika tubuh menahan ke-
(hormon antidiuretik) meningkatkan permeabilitas tubulus lebihan HrO tanpa zat terlarut al<tbat sekresi uasopresin
distal dan koligentes terhadap HrO dan dengan demikian lang tidak sesuai.
meningkatkan konservasi air dengan mengurangi pengeluar- Vasopresin dalam keadaan normal disekresikan sebagai
an air melalui urin (lihat h. 587). Thnpa vasopresin, ginjal respons terhadap defisit HrO, yang dihilangkan dengan me-
tidak dapat menahan HrO karena organ ini tidak dapat ningkatkan reabsorpsi HrO di bagian distal nefron. Namun,
mereabsorpsiHrO dari bagian distal nefron. Pasien biasanya sekresi vasopresin, dan dengan demikian reabsorpsi HrO
menghasilkan hingga 20 liter urin sangat encer per hari, di- tubulus yang dikontrol oleh hormon, dapat meningkat se-
bandingkan dengan normal 1,5 liter/hari. Kecuali jika asup- bagai respons terhadap nyeri, infeksi akut, trauma, dan situasi
an HrO mengimbangi pengeluaran luar biasa HrO ini di stres lain, meskipun tubuh tidak mengalami defisit HrO.
urin, pasien akan cepat mengalami dehidrasi. Pasien menge- Peningkatan sekresi vasopresin dan retensi HrO yang ditim-
luh bahwa mereka menghabiskan banyak waktu siang malam bulkannya merupakan hal yang sesuai untuk menghadapi
pergi ke toilet dan minum. Untungnya, mereka dapat diterapi kemungkinan hilangnya darah dalam situasi-situasi stres
dengan pemberian vasopresin melalui sempror hidung. tersebut. HrO ekstra yang tertahan dapat meminimalkan
efek kehilangan darah pada tekanan darah. Namun, karena
ANRH ORITI GEJALA YANG TIMBUL DARI situasi stres zaman modern umumnya tidak menyebabkan
PERPIN DAHAN AI R SELAMA H I PERTONISITAS kehilangan darah maka peningkatan sekresi vasopresin adalah
CATAIAN KLINIS. Jika kompartemen CES menjadi hiper- hal yang tidak sesuai dilihat dari segi keseimbangan cairan
tonik maka HrO berpindah keluar sel melalui osmosis ke tubuh. Reabsorpsi dan retensi terlalu banyak H,O akan
dalam CES yang lebih pekat sampai osmolaritas CIS sama mengencerkan zat terlarut tubuh.
dengan CES. Karena HrO keluar maka sel menciut. Yang
mengkhawatirkan adalah penciutan bermakna neuron-neu- ARAH DAN GEJALAYANG DITIMBULKAN OLEH
ron otak dapat mengganggu fungsi otak, yang dapat ber- PERPI NDAHAN AIR SETAMA HI POTONISITAS
manifestasi sebagai kekacauan mental dan irasionalitas pada CATAIAN KLINIS. Bagaimanapun cara timbulnya, ke-
kasus sedang dan kemungkinan delirium, kejang, atau koma lebihan HrO bebas mula-mula akan mengencerkan kompar-
pada kondisi hipertonik yang lebih parah. temen CES dan menyebabkannya hipotonik. Perbedaan akti-
Yang tidak kalah seriusnya dengan gejala saraf adalah vitas osmotik yang terjadi antara CES dan CIS memicu HrO
gangguan sirkulasi akibat berkurangnya volume plasma ber, berpindah secara osmoris dari CES yang lebih encer ke dalam
kaitan dengan dehidrasi. Gangguan sirkulasi dapat berkisar sel, yang menyebabkan sel membengkak karena kemasukan
dari penurunan ringan tekanan darah hingga syok sirkulasi HrO. Seperti menciutnya neuron otak, pembengkakan ber-
dan kematian. lebihan sel-sel otak juga menyebabkan disfungsi otak. Gejala
Gejala yang lebih umum lainnya muncul bahkan pada mencakup kebingungan, iritabilitas, letargi, nyeri kepala,
kasus dehidrasi ringan. Sebagai contoh, kulit kering dan mata pusing bergoyang, muntah, mengantuk, dan, pada kasus be-
cekung menunjukkan lenyapnya HrO dari jaringan lunak di rat, kejang, koma, dan kematian.
bawahnya, dan lidah menjadi kering dan retak karena sekresi Gejala nonsaraf hidrasi berlebihan adalah kelemahan orot
liur tertekan. akibat membengkalriya sel otot, dan gangguan sirkulasi, ter-
masuk hipertensi dan edema, karena ekspansi volume plasma.
Keadaan hidrasi berlebihan, hipotonisitas, dan pem-
I Selama hipotonisitas CES, sel membengkak bengkakan sel akibat retensi HrO berlebihan dikenal sebagai
karena kemasukan HrO. intolsikasi air. Hal ini jangan dikacaukan dengan retensi
cairan yang terjadi pada retensi garam yang berlebihan. Pada
Hipotonisitas CES biasanya berkaitan dengan hidrasi berle-
kasus yang terakhir ini, CES tetap isotonik karena pening-
bihan; yaitu, kelebihan HrO bebas. Ketika terjadi keseimbang-
katan garam diiringi oleh peningkatan HrO. Karena cairan
an HrO positifl CES menjadi lebih encer daripada normal.
interstisium tetap isotonik maka tidak terbentuk gradien
osmotik yang mendorong kelebihan HrO ke dalam sel.
PENYEBAB HTPOTONTS|TAS (HtDRASI BERLEBIHAN)
Karena itu kelebihan garam dan HrO terbatas di komparte-
Setiap surplus HrO
bebas biasanya segera diekskresikan di men CES, dengan korisekuensi sirkulasi menjadi kekha-
urin sehingga hipotonisitas biasanya tidak terjadi. Namun, watiran utama. Pada intoksikasi air, selain gangguan sirkulasi,
hipotonisitas dapat timbul melalui tiga cara: gejala akibat pembengkakan sel juga menimbulkan masalah.

Keseimbangan Cairan dan Asam-Basa 613


Lebih Dekat dengan Fisiologi Olahraga
Benturan yang Berpotensi Mematikan: Ketika Otot yang Berolahraga Bersaing dengan
Mekanisme Pendingin Tubuh dalam Memperebutkan Volume Plasma yang Kurang
Semakin banyak orang dari segala usia lingkungan yang lebih hangat dan hal hipotalamus; kulit panas kering;
ikut serta dalam program jogging atau ini menambah dilema.Karena aliran kebingungan ekstrim atau pingsan;
jalan kaki untuk memperbaiki tingkat darah meningkat ke otot dan kulit saat dan mungkin kematian). Pada
kebugaran dan mengurangi risiko seseorang berolahraga pada cuaca kenyataannya, setiap tahun orang
penyakit kardiovaskular. Untuk orang panas maka darah yang dikembalikan meninggal karena heatstroke dalam
yang tinggal di lingkungan yang ke jantung berkurang dan jantung lari maraton pada cuaca panas dan
mengalami perubahan suhu musiman, memompa lebih sedikit darah per lembab.
kehilangan cairan dapat menyebabkan denyut sesuai dengan mekanisme Sebaliknya, jika seseorang berolah
olahraga luar ruang selama transisi Frank-Starling (lihat h.352). Karena itu, raga pada cuaca panas selama dua
dari keadaan dingin musim semi ke jantung harus berdenyut lebih cepat minggu dengan intensitas yang
suasana panas musim panas dapat dibandingkan jika di lingkungan dingin dikurangi dan aman maka tubuh
berbahaya. Jika intensitas olah raga untuk mengalirkan darah dalam melakukan adaptasi-adaptasi berikut
tidak disesuaikan sampai peserta jumlah yang sama per menit. sehingga setelah aklimatisasi yang
secara bertahap menyesuaikan diri Meningkatnya kecepatan pemompaan bersangkutan dapat melakukan olah
dengan kondisi lingkungan yang lebih jantung juga menambah produksi raga yang sama intensitasnya ketika
panas, dapat terjadi dehidrasi dan panas. cuaca dingin: (1) Volume plasma
pengeluaran garam yang menyebab- Jumlah keringat juga meningkat meningkat hingga 12o/o. Ekspansi
kan heat cramps, heat exhaustion, atau sehingga dapat terjadi pendinginan volume plasma menghasilkan cukup
bahkan heat stroke dan kematian. evaporatif untuk membantu darah untuk dialirkan baik ke otot
Kata aklimatisasi merujuk kepada mempertahankan suhu tubuh selama yang berolahraga maupun ke kulit
adaptasi bertahap yang dilakukan periode penambahan panas untuk pendinginan. (2) Yang
tubuh untuk mempertahankan berlebihan. Pada orang yang belum bersangkutan mulai berkeringat pada
homeostasis jangka panjang sebagai teraklimatisasi, kecepatan berkeringat suhu yang lebih rendah sehingga
respons terhadap perubahan fisik maksimal adalah sekitar 1,5 liter per tubuh tidak terlalu panas sebelum
berkepanjangan di lingkungan sekitar, jam. Selama berkeringat, air menahan proses pendinginan dimulai. (3)
misalnya perubahan suhu. Ketika garam seperti air yang keluar. Kecepatan pengeluaran keringat
seseorang berolahraga dalam cuaca Berkurangnya volume plasma karena meningkat hingga tiga kali, mencapai
panas tanpa bbradaptasi secara berkeringat semakin mengurangi 4 liter per jam, dengan distribusi yang
gradual ke lingkungan panas maka jumlah darah yang tersedia bagi otot lebih merata di seluruh tubuh.
tubuh dapat menghadapi dilema yang dan untuk pendinginan melalui Peningkatan pendinginan evaporatif
berbahaya. Selama olahraga, banyak vasodilatasi kulit. ini mengurangi kebutuhan akan
darah yang harus dialirkan ke otot Jantung memiliki kecepatan denyut vasodilatasi kulit. (4) Keringat menjadi
untuk memasok O, dan nutrien serta maksimal yang dapat dicapainya. Jika lebih encer sehingga garam yang
mengeluarkan zat sisa yang menum- olahraga berlanjut dengan intensitas keluar melalui keringat lebih sedikit.
puk akibat tingkat aktivitas yang tinggi dan kecepatan maksimal ini Garam yang tertahan di tubuh
tinggi. Otot yang berolahraga juga telah tercapai maka otot-otot yang menimbulkan efek osmotik untuk
menghasilkan panas. Untuk memper- berolahraga akan memenangkan menahan air di tubuh dan membantu
tahankan suhu tubuh dalam mengha- perebutan pasokan darah ini. Tubuh mempertahankan volume plasma
dapi panas tambahan ini, aliran darah berespons dengan melakukan darah. Adaptasi-adaptasi ini
ke kulit ditingkatkan sehingga panas konstriksi arteriol, mengorbankan memerlukan waktu 14 hari dan terjadi
dari darah yang hangat dapat pendinginan untuk mempertahankan hanya jika yang bersangkutan berolah
dikeluarkan melalui kulit ke lingkung- curah jantung dan tekanan darah. Jika raga dalam cuaca panas. Dengan
an sekitar. Jika suhu lingkungan lebih olahraga berlanjut, panas tubuh akan bersabar sampai perubahan-perubahan
panas daripada suhu tubuh maka terus meningkat, dan dapat terjadi ini terjadi akan memungkinkan orang
panas tidak dapat dikeluarkan dari heat exhaustion (nadi cepat dan lemah; berolahraga dengan aman sepanjang
darah ke lingkungan sekitar meskipun hipotensi, keringat berlebihan; dan musim panas.
terjadi vasodilatasi kulit yang maksi- d isorientasi) atau heat stroke
mal. Tubuh malah menerima panas dari (kegagalan pusat kontrol suhu di

Marilah kita membandingkan situasi hipertonisitas dan cairan isotonik disuntikkan ke dalam kompartemen CES,
hipotonisitas dengan apa yang terjadi akibat penambahan volume CES meningkat, tetapi konsentrasi zat terlarut CES
atau pengurangan cairan isotonik. tidak berubah; dengan kata lain, CES dan CIS tetap berada
dalam keseimbangan osmotik sehingga tidak ada perpindahan
netto cairan antara kediua kompartemen ini. Kompartemen
I Tidak ada air berpindah masuk atau keluar sel CES mengalami peningkatan volume tanpa disertai perpin-
selama penambahan atau pengurangan cairan dahan HrO ke dalam sel. Karena itu, kecuali jika kita ingin
isotonik CES. mengoreksi ketidakseimbangan osmotik, terapi cairan intra-
vena harus isotonik untuk mencegah fluktuasi volume intra-
CATAIAN KLINIS. Contoh penambahan cairan isotonik sel dan kemungkinan gejala saraf
adalah pemberian terapi intravena dengan suatu larutan Demikian juga, pada kehilangan cairan isotonik misalnya
isotonik, misalnya salin (garam fisiologis) isotonik. Ketika pada perdarahan, kehilangan terbatas di CES tanpa diiringi

614 Bab 15
olehkehilangan cairan dari CIS. Cairan tidak berpindah keluar oleh HrO sama banyak dari makanan padat maupun cairan
sel karena CES yang berada di tubuh masih isotonik sehingga yang mereka minum.
tidak terdapat gradien osmotik yang menarik keluar H,O dari I Sumber ketiga pemasukan HrO adalah HrO yang di-
sel. Tentu saja banyak mekanisme lain bekerja untuk mengatasi produksi dalam metabolisme. Reaksi-reaksi kimia di dalam sel
kehilangan darah, tetapi kompartemen CIS tidak secara lang- mengubah makanan dan O, menjadi energi sembari meng-
sung dipengaruhi oleh kehilangan ini. hasilkan CO, dan HrO. H2O metabolik ini diprodui<si se-
Karena itu, ketika CES dan CIS berada dalam kese- lama metabolisme sel dan dibebaskan ke dalam CES dengan
imbangan osmotik, tidak terjadi perpindahan netto H,O jumlah rerara 350 ml/hari.
masuk atau keluar sel meskipun volume CES bertambah atau
Asupan rerata HrO dari ketiga sumber ini berjumlah 2600
berkurang. Perpindahan H,O antara CES dan CIS hanya
ml/hari. Sumber lain HrO yang sering digunakan dalam
terjadi jika CES lebih pekat atau encer daripada sel, dan hal
pengobatan adalah inFus cairan inrravena.
ini masing-masing biasanya terjadi akibat pengurangan atau
penambahan H.,O bebas.
Marilah sekarang kita melihat bagaimana keseimbangan SUMBER PENGELUARAN H20
HrO bebas secara normal dipertahankan. I Di sisi pengeiuaran pada daftar keseimbangan HrO, tu-
buh kehilangan hampir satu liter HrO setiap hari tanpa di-
sadari. Apa yang disebut sebagai insensibh loss ini (kehilangan
I Kontrol keseimbangan air oleh vasopresin yang tidak dirasakan oleh yang bersangkutan) terjadi dari paru
penting untuk mengatur osmolaritas CE5. dan kulit yang tidak berkeringat. Selama pernapasan, udara
inspirasi menjadi jenuh oleh HrO di saluran napas. HrO ini
Kontrol keseimbangan HrO bebas sangat penting untuk keluar ketika udara yang telah dilembabkan tersebut kemudian
mengatur osmolaritas CES. Karena peningkatan HrO bebas diekspirasikan. Dalam keadaan normal kita tidak menyadari
menyebabkan CES menjadi lebih encer dan defisit H.O kehilangan HrO ini, tetapi kita dapat mengetahuinya pada
bebas menyebabkan CES menjadi terlalu pekat, maka osmo- musim dingin, ketika uap HrO mengalami kondensasi sehingga
laritas CES harus segera dikoreksi dengan memulihkan ke- kita dapat "melihat napas kita'. Kehilangan tak dirasakan
seimbangan HrO bebas untuk menghindari perpindahan lainnya adalah keluarnya HrO secara rerus-menerus dari kulit
osmotik cairan masuk atau keluar sel yang membahayakan. meskipun tidak terjadi pengeluaran keringat. Molekul air da-
Untuk mempertahankan stabilitas keseimbangan HrO pat berdifusi menembus sel kulit dan menguap tanpa disadari.
maka pemasukan HrO harus sama dengan pengeluarannya. Untungnya, kulit relatifkedap air oleh adanya lapisan kerati-
nosa di bagian luarnya, yang melindungi tubuh dari kehilang-
SUMBER PEMASUKAN H2O an HrO yang lebih banyak melalui jalur ini (lihat h. 486).
I Dalam keseimbangan HrO hadan tipikal (Thbel 15-3), Ketika lapisan protektif ini lenyap, seperti ketika seseorang
terjadi pemasukan HrO sedikit di aras saru liter melalui minum. mengalami luka bakar luas, terjadi peningkatan kehilangan
I Yang mengejutkan, jumiah yang hampir sama diperoleh cairan dari permukaan kulit yang terbakar yang dapat menim-
dari menyantap m/lkanan padat. Ingatlah bahwa otot terdiri bulkan masalah keseimbang cairan serius.
dari sekitar 75o/o HrO daging (otot hewan) karenanya I Pengeluaran HrO yang dirasakan oleh yang bersangkut-
mengandung H,O 75o/o. Buah dan sayuran mengandung
an terjadi dari kuiit melalui keringat, yaitu ialur lain untuk
600lo sampai 90olo HrO. Karena itu, orang biasanya memper- keluarnya H,,O. Pada suhu udara 68"F, sekitar 100 ml HrO
lenyap setiap hari melalui keringat. Keluarnya air melalui
keringat ini tentu saja bervariasi, bergantung pada suhu ling-
kungan dan kelembaban serra derajat aktivitas fisik; jumlah-
nya dapat berkisar dari nol hingga beberapa liter per jam pada
Tabel 15-3 cuaca yang sangat panas.
Keseimbangan Air Harian
I Saluran lain untuk keluarnya HrO dari tubuh adalah
PEMASUKAN AIR PENGELUARAN AIR melalui tinja. Dalam keadaan normal, hanya sekitar 100 ml
H.O keluar dengan cara ini setiap hari. Selama pembentukan
Jumlah Jumlah
(ml/hari) (ml/hari) feses di usus besar, sebagian besar HrO direabsorpsi dari lumen
Jalur Jalur
saluran cerna ke dalam darah sehingga cairan dihemat dan isi
Asupan cairan 1250 Kehilangan tak
saluran cerna memadat untuk dikeluarkan. HrO dapat lebih
H,O dalam 1 000 disadari (dari paru
dan kulit yang banyak keluar dari saluran cerna melalui munrah atau diare .
makanan
tidak berkeringat) I lvlekanisme pengeluaran terpenting adalah ekskresi urin,
HrO yang 350 Keringat 100 dengan rerata 1500 ml (1,5 liter) urin diproduksi setiap hari.
diproduksi oleh
metabolisme Pengeluaran H,O total adalah 2600 ml/hari, sama seperti
Tinja 100
volume pemasukan HrO dalam contoh kita. Keseimbangan
Urin 1 500
ini tidaklah kebetulan. Dalam keadaan normal, pemasukan
Total pemasukan 2600 Total pengeluaran 2600
HrO menyamai pengeluaran HrO sehingga H,O di dalam
tubuh tetap seimbang.

Keseimbangan Cairan dan Asam-Basa 615


FAKIOR YANG DIATUR UNTUK MEMPERTAHANKAN HrO bebas. Karena itu, keadaan yang mendorong terjadinya
KESEIMBANGAN AIR penurunan pengeluaran urin untuk menghemat HrO tubuh
juga menimbulkan rasa haus untuk mengganti HrO tubuh.
Dari banyak sumber pemasukan dan pengeluaran H2O,
hanya dua yang dapat diatur untuk mempertahankan kese-
imbangan HrO. Di sisi pemasukan, rasa haus mempengaruhi PERAN OSMORESEPTOR HIPOTALAM US
jumlah cairan yang masuk; dan di sisi pengeluaran, ginjal Sinyal eksitatorik utama untuk sekresi vasopresin dan rasa
dapat menyesuaikan jumlah urin yang dibentuk. Pengendali- haus berasal dari osmoreseptor hipotal.rmus yang terletak
an pengeluaran HrO di urin adalah mekanisme terpenting dekat sel penghasil vasopresin dan pusat haus. Osmoreseptor-
dalam mengontrol keseimbangan HrO. osmoreseptor ini memantau osmolaritas cairan di sekeliling
Sebagian dari faktor lain juga diatur, tetapi bukan untuk mereka, yang selanjutnya mencerminkan konsentrasi kese-
mempertahankan keseimbangan HrO. Asupan makanan di- luruhan lingkungan cairan internal. Seiring dengan pening-
atur untuk mempertahankan keseimbangan energi, dan kon- katan osmolaritas (HrO terlalu sedikit) dan kebutuhan akan
trol keringat penting untuk mempertahankan suhu tubuh. konservasi HrO bertambah, sekresi vasopresin dan rasa haus
Produksi HrO metabolik dan pengeluaran yang tidak dirasa- diaktifkan (Gambar 15-4). Akibatnya, reabsorpsi HrO di
kan sama sekali tidak berada di bawah kontrol. tubulus distal dan koligentes meningkat sehingga penge-
luaran urin berkurang dan HrO dihemat, sementara asupan
KONTROL PENGELUARAN AIR DI URIN OLEH HrO secara bersamaan dirangsang. Efek-efek ini memulih-
VASOPRESIN kan simpanan HrO yang berkurang sehingga kondisi hiper-
Fluktuasi osmolaritas CES yang disebabkan oleh ketidakse- tonik mereda dengan pulihnya konsentrasi zat-zat terlarut ke
imbangan antara pemasukan dan pengeluaran HrO cepat normal. Sebaliknya, kelebihan HrO, yang bermanifestasi se-
bagai penurunan osmolaritas CES, mendorong peningkatan
dikompensasi dengan menyesuaikan ekskresi HrO urin tanpa
mengubah ekskresi garam. Reabsorpsi dan ekskresi H,O ekskresi urin (melalui penurunan sekresi vasopresin) dan
secara parsial dipisahkan dari reabsorpsi dan ekskresi zar t;r-
menekan rasa haus, yang bersama-sama mengurangi jumlah
larut sehingga jumlah HrO yang ditahan atau dikeluarkan air di dalam tubuh.
dapat cepat diubah untuk segera mengoreksi osmolaritas
CES ke normal. Reabsorpsi dan ekskresi HrO bebas dise- PERAN RESEPTOR VOLUME ATRIUM KIRI
suaikan melalui perubahan sekresi vasopresin (lihat h. 588). Meskipun perangsang utama sekresi vasopresin dan rasa haus
Hampir di sepanjang nefron, reabsorpsi HrO penting untuk adalah peningkatan osmolaritas CES, namun sel penghasil
mengatur volume CES, karena reabsorpsi garam disertai oleh vasopresin dan pusat haus juga dipengaruhi dalam tingkat
reabsorpsi HrO dalam jumlah seimbang. Namun, di tubulus moderat oleh perubahan volume CES yang diperautarai oleh
distal dan koligentes, dapat terjadi reabsorpsi HrO bebas sinyal dari reseptor volume atrium kiri. Reseptor volume
dalam jumlah bervariasi ranpa disertai reabsorpsi garam, ini, yang terletak di atrium kiri, memantau tekanan darah
karena adanya gradien osmotik vertikal di medula ginjal yang mengalir, yarg mencerminkan volume CES. Sebagai
tempat sebagian dari tubulus ini terpajan. Vasopresin me- respons terhadap penurunan mencolok volume CES (ke-
ningkatkan permeabilitas bagian akhir tubulus ini terhadap hilangan volume >7o/o) dan tekanan darah arteri, seperti
HrO. Jumlah HrO yang direabsorpsi dapat disesuaikan un- ketika terjadi perdarahan, reseptor volume arrium kiri secara
tuk memulihkan osmolaritas CES ke normal, bergantung refleks merangsang sekresi vasopresin dan rasa haus. Penge-
pada jumlah vasopresin yang ada. luaran vasopresin dan meningkatnya rasa haus masing-
Vasopresin diprodulai oleh hipotalamus dan disimpan masing menurunkan pengeluaran urin dan meningkatkan
di kelenjar hipofisis posterior. Hormon ini dibebaskan dari pemasukan cairan. Selain itu, vasopressin yang dipicu oleh
hipofisis posterior berdasarkan perintah dari hipotalamus. penurunan mencolok volume CES dan tekanan arteri, di
sirkulasi menimbulkan vasokonstriksi pada arteriol (sehingga
KONTROL PEMASUKAN AIR OLEH RASA HAUS dinamai demikian; lihat h. 385). Dengan membantu mem-
Rasa haus adalah sensasi subyektif yang mendorong anda perbesar CES dan volume plasma serta dengan meningkat-
menelan HrO. Pusat haus terletak kan resistensi perifer total, vasopresin membantu mengatasi
di hipotalamus dekat
dengan sel penghasil vasopresin. penurunan tekanan darah yang memicu sekresi vasopresin.
Kini kita akan menguraikan mekanisme yang mengatur Sebaliknya, vasopresin dan rasa haus dihambat ketika volume
sekresi vasopresin dan rasa haus.
CES/plasma dan tekanan darah arteri meningkat. Penekanan
asupan HrO, disertai oleh eliminasi kelebihan volume CES/
plasma melalui urin, membantu memulihkan tekanan darah
I Sekresi vasopresin dan rasa haus umumnya ke normal.
dipicu secara bersamaan. Ingatlah bahwa volume CES/plasma yang rendah serta
penurunan tekanan darah arteri juga secara refleks mening-
Pusat-pusat kontrol hipotalamus yang mengatur sekresi vaso- katkan sekresi aldosteron. Peningkatan reabsorpsi Na. yang
presin (dan pengeluaran urin) serta rasa haus (dan minum) terjadi akhirnya menyebabkan retensi osmorik HrO, ekspansi
bekerja secara terpadu. Sekresi vasopresin dan rasa haus di. volume CES, dan peningkatan tekanan darah arteri. Pada
rangsang oleh deffsit HrO bebas dan ditekan oleh kelebihan kenyataannya, reabsorpsi Na. yang dikontrol oleh aldosteron

615 Bab 15
i Volume CES

J Tekanan darah
arted

l+

Neuron hipotalamus

ft=
J Rasa haus f Vasopresin

J Asupan HrO 1 Permeabilitas tubulus


distal dan koligentes
terhadap HrO

J Reabsorpsi HrO

I Pengeluaran urin

I Osmolaritas plasma

Gambar 15-4
Kontrol peningkatan sekresi vasopresin dan rasa haus selama defisit H,O.

adalah faktor terpenting dalam regulasi volume CES, dengan bantu mengoreksi penurunan volume CES yang memicu
vasopresin dan mekanisme rasa haus hanya berperan sebagai sistem renin-angiotensin-aldosteron.
penunjang.
FAKTOR REGULATORIK YANG TIDAK
PERAN ANGIOTENSIN II MENGHUBUNGKAN VASOPRESIN DAN RASA HAUS
Perangsang lain untuk meningkatkan rasa haus dan sekresi Beberapa faktor mempengaruhi sekresi vasopresin tetapi ti-
vasopresin adalah angiotensin II (Tabel 15-4). Ketika meka- dak rasa haus. Seperti telah dijelaskan, vasopresin dirangsang
nisme renin-angiotensin-aldosteron diaktifkan untuk meng- oleh sinyal terkait stres misalnya nyeri, ketakutan, dan trau-
hemat Na-, angiotensin II, selain merangsang sekresi aldo- ma yang tidak berkaitan langsung dengan pemeliharaan ke-
steron, juga bekerja langsung pada otak untuk menimbulkan seimbangan HrO. Pada kenyataannya, retensi HrO akibat
rasa haus dan merangsang vasopresin untuk meningkatkan sekresi vasopresin yang tidak sesuai dapat menyebabkan ke-
reabsorpsi.HrO di ginjal (lihat h. 571). Peningkatan asupan tidakseimbangan HrO hipotonik. Sebaliknya, alkohol meng-
HrO dan berkurangnya pengeluaran urin kemudian mem- hambat sekresi vasopresin dan dapat menyebabkan hiperto-

Keseimbangan Cairan dan Asdm-Basa 617


Tabel 15-4
Faktor yang Mengontrol Sekresi Vasopresin dan Rasa Haus

EFEK PADA SEKRESI EFEK PADA


FAKTOR VASOPRESIN RASA HAUS KOMENTAR
,|
tOsmolaritas CES 1 Perangsang utama sekresi vasopresin dan rasa haus
.l-Volume cEs 1 1 Hanya penting pada perubahan besar dalam volume CES/
tekanan darah arteri
,|
Angiotensin ll 1 Bagian dari jalur dominan untuk mendorong retensi
kompensatorik garam dan HrO ketika volume CES/tekanan
darah arteri berkurang
Nyeri, Rasa Takut, tsecara tidak sesuai, Tidak ada efek Mendorong retensi berlebihan HrO dan hipotonisitas CES
Trauma, dan tidak berkaitan dengan (retensi HrO yang terjadi mungkin bermanfaat dalam
Sinyal Terkait keseimbangan H,O tubuh mempertahankan tekanan darah arteri seandainya terjadi
Stres l-ainnya kehilangan darah pada situasi stres).
Alkohol Jsecara tidak sesuai, Tidak ada efek Mendorong pengeluaran HrO berlebihan dan hipertonisitas
tidak berkaitan dengan cEs
keseimbangan HrO tubuh
Mulut kering Tidak ada efek Ujung saraf di mulut yang akhirnya menimbulkan sensasi
rasa haus secara langsung dirangsang oleh keadaan kering

nisitas CES dengan mendorong ekskresi HrO bebas secara PENGARUH NONFISIOLOGIK PADA ASUPAN
berlebihan. CAIRAN
Salah satu perangsang yang menimbulkan rasa haus
Meskipun terdapat mekanisme haus untuk mengontrol
tetapi tidak memicu sekresi vasopresin adalah efek langsung
asupan HrO, namun konsumsi cairan oleh manusia sering
kekeringan mulut. Ujung-ujung saraf di mulut terangsang
lebih dipengaruhi oleh kebiasaan dan faktor sosiologis dari-
langsung oleh kekeringan, yang menimbulkan sensasi intens
pada oleh kebutuhan untuk mengatur keseimbangan HrO.
haus yang sering dapat diatasi hanya dengan membasahi
Karena itu, meskipun asupan HrO sangat penting dalam
mulut meskipun tidak ada HrO yang benar-benar tertelan.
mempertahankan keseimbangan cairan, namun asupan ter-
Mulut kering dapat terjadi jika pengeluaran liur tertekan sebut tidak dikontrol secara ketat pada manusia, yang
oleh faktor-faktor yang tidak berkaitan dengan kandungan
cenderung mengonsumsi HrO melebihi kebutuhan. Kita
HrO tubuh, misalnya rasa cemas, merokok berlebihan, atau
biasanya minum jika haus, tetapi kita sering minum bahkan
obat tertentu.
saat kita tidak haus karena, sebagai contoh, kita sedang
Faktor yang mempengaruhi sekresi vasopresin atau rasa
rehat kopi.
haus tetapi tidak berkaitan sama sekali dengan kebutuhan
Dengan asupan HrO tidak dikontrol secara adekuat
HrO tubuh biasanya berlangsung singkat. Kontrol dominan
dan bahkan berkontribusi dalam ketidakseimbangan HrO di
dan jangka panjang atas sekresi vasopresin dan rasa haus
tubuh, maka faktor primer yang berperan dalam memper-
berkorelasi langsung dengan status HrO tubuh-yaitu, oleh
tahankan keseimbangan HrO adalah pengeiuaran urin yang
status osmolaritas CES dan, dalam tingkat yang lebih rendah,
diatur oleh ginjal. Karena itu, reabsorpsi HrO yang dihontrol
oleh volume CES.
oleh uasopresin merupaban mebanisme yang sangat penting un-
tuk mengatur osmolaritas CES.
METERAN MULUT
Sebelum kita mengalihkan perhatian ke keseimbangan
HrO mulut", paling
Tampaknya terdapat sejenis "meteran asam-basa, periksalah Tab el 15-5, yang meringkaskan regulasi
tidak pada hewan. Hewan yang haus akan minum HrO volume dan osmolaritas CES, dua faktor yang penting dalam
dengan cepat dalam jumlah yang hanya cukup untuk me- mempertahankan keseimbangan cairan.
muaskan defisit HrO-nya. Hewan akan berhenti minum
sebelum HrO yang tertelan memiliki waktu untuk diserap
dari saluran cerna dan benar-benar mengembalikan CES ke
normal. Faktor-faktor apa yang sebenarnya berperan dalam
pembentukan sinyal bahwa HrO yang dikonsumsi telah
cukup masih belum diketahui. Faktor tersebut mungkin ll{; i[:i $r l$" fl !{\,ffi ffi A- f,U ffi ,f$' fi\$ l[ S,& {'W - FiA, 5 l&.
adalah respons antisipatorik yang dipelajari berdasarkan
pengalaman sebelumnya. Mekanisme ini tampaknya kurang Istiiah keseimbangan asam-basa merujuk kepada regulasi
efektif pada manusia, karena kita sering minum lebih dari- tepat konsentrasi ion hidrogen (H.) bebas (yaitu, tidak ter-
pada yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan tubuh ikat) dalam cairan tubuh. Untuk menunjukkan konsentrasi
kita atau, sebaliknya, mungkin kurang cukup minum untuk suatu bahan kimia, simbolnya dikurung oleh tanda kurung
menutup defisit. persegi, []. Karena itu, [H-] menunjukkan konsentrasi Ht.

618 Bab 15
Tabel 15-5
Ringkasan Pengaturan Volume dan Osmolaritas CES

VARIABEL PENTINGNYA HASIL AKHIR JIKA MEKANISME t.'NTUK MENGATUR


YANG DIATUR MENGATUR VARIABEL VARIABEL TIDAK NORMAL VARIABEL

Volume ES Penting dalam kontrol .lVolume CES -> Pemeliharaan keseimbangn garam; garam
jangka panjang tekanan Jtekanan darah arteri secara osmotis "menahan" H,O sehingga
darah arteri jumlah Na' menentukan volr-rme CES.
tVolume CES + Dicapai terutama oleh penyesuaian ekskresi
ttekanan darah arteri Na- di urin di bawah kontrol aldosteron
Osmolaritas CES Penting untuk mencegah JOsmolaritas CE5 Pemeliharaan keseimbangan HrO bebas
perpindahan osmotik (hipotonisitas) -+HrO masuk ke
Dicapai terutama oleh penyesuaian ekskresi
HrO antara CES dan CIS dalam sel + sel membengkak HrO di urin di bawah kontrol vasopresin
yang membahayakan lOsmolaritas CES
(hipertonisitas) --> HrO keluar
sel -+ sel menciut

Basa adalah suatu bahan yang dapat berikatan dengan


I Asam mengeluarkan ion hidrogen bebas,
H. bebas dan menyingkirkannya dari larutan. Basa kuat
sementara basa menerirnanya. dapat mengikat H- lebih mudah daripada basa lemah.
Asam adalah kelompok khusus bahan yang mengandung
hidrogen yang terdisosiasz, atau terurai/terpisah, ketika berada
dalam larutan, yang membebaskan H- dan anion (ion ber-
I Tanda pH digunakan untuk menyatakan [H+].
muatan negatif). Banyak bahan lain (misalnya karbohidrat) juga [H.] dalam CES normalnya adalah 4 x 10'8 atau 0,00000004
mengandung hidrogen, tetapi senyawa ini tidak digolongkan ekivalen per liter. Konsep pH dikembangkan untuk menya-
sebagai asam karena hidrogennya terikat erat di dalam srruktur takan [H-] secara lebih mudah. Secara spesifik, pH sama
molekul dan tidak pernah dilepaskan sebagai H* bebas. dengan logaritma (log) berbasis 10 dari kebalikan konsentrasi
Suatu asam kuat memiliki kecenderungan lebih besar ion hidrogen:
untuk terurai dalam larutan dibandingkan dengan asam
lemah; yaitu, persentase molekul asam kuat yang terurai pH = log t/[H,l
menjadi Ht bebas dan anion lebih besar. Asam hidroklorida Dua hal penting yang perlu dicatat rentang formula ini:
(HCl) adalah contoh asam kuat; setiap molekul HCI terurai 1. Karena [H-] adalah denominator, maka [H.J yang ringi
menjadi H. bebas dan Ci (klorida) jika dilarutkan dalam menunjuhkan pH yang rendah, dan [H-J yang rendah me-
HrO. Pada asam lemah seperti asam karbonat (HrCOj), nunjubhan pH lang tingx. Semakin besar [H-], semakin
hanya sebagian dari moiekul terurai dalam larutan menjadi besar angka yang harus membagi 1, maka semakin
H. dan HCO, (anion bikarbonat). Molekul-molekul H.CO, rendah pH.
sisanya tetap utuh. Karena hanya ion hidrogen bebas yang 2. Setiap perubahan satu satuan pada pH sebenarn)t/l mencer-
berkontribusi untuk keasaman suaru larutan maka HrCO, minkan perubahan l0 kali lipat dalam [H.J harena hu-
adalah asam yang lebih lemah daripada HCI karena H2CO3 bungan logaritmik. Log berbasis 10 menunjukkan berapa
tidak menghasilkan ion hidrogen bebas per jumlah molekul kali 10 harus dikalikan dengan dirinya untuk menghasil-
asam yang ada dalam larutan sebanyak yang dihasilkan oleh kan suatu angka. Sebagai contoh, log 10 = 1, semenrara
HCI (Gambar 15-5). log 100 = 2. Angka 10 harus dikalikan dengan dirinya
Tingkat penguraian suaru asam selalu konstan; yairu, sendiri dua kali untuk menghasilkan 100 (10 x l0 =
ketika dalam larutan, proporsi yang sama dari suatu moiekul 100). Angka yang kurang dari 10 memiliki log kurang
asam selalu terurai untuk menghasilkan H- bebas, dengan dari 1 . Angka di antara 10 dan 100 memiliki log antara
bagian lainnya selalu tetap utuh. Derajat tetap disosiasi suatu I dan 2, demikian sererusnya. Karena itu, setiap satuan
asam terrentu (dalam contoh ini, HrCOr) dinyatakan oleh perubahan dalam pH menunjukkan perubahan [Hr] se-
konstanta disosiasi (K) sebagai berikut: puiuh kali lipat. Sebagai contoh, larutan dengan pH 7
[Hl[HCO] I/[H,CO.] = K memiliki [H.] l0 kali lebih sedikit daripada larutan
dengan pH 6 (perbedaan I saruan pH) dan 100 kali le-
di mana
bih sedikit daripada larutan dengan pH 5 (perbedaan 2
[H.] [HCO3 ] mencerminkan konsentrasi ion-ion yang satuan pH).
terbentuk dari penguraian H"CO.
[HrCO3] mencerminkan konsentrasi Hr(iO^ utuh LARUTAN ASAM DAN BASA DALAM ILMU KIMIA
(tidak terurai)
pH HrO murni adalah 7,0, yang dianggap secar.a kimiawi
Konstanta disosiasi berbeda untuk setiap asam, H,O dalam jumlah
sebagai larutan netral. Terjadi disosiasi

Keseimbangan Cairan dan Asam-Basa 619


pH arteri yang kurang dari 6,8 atau lebih dari 8,0 tidak
H, ?l memungkinkan hidup. Karena kematian terjadi jika pH ar-
teri terletak di luar kisaran 6,8 dan 8,0 selama lebih dari be-
ct berapa detik, maka [Ht] cairan tubuh harus diatur secara
.l cefmat.
t, t rr
I Fluktuasi [H.] mengganggu aktivitas saraf,
Asam kuat (HGl)
enzim, dan K*.
(a)
Hanya kisaran pH yang sempit yang memungkinkan ke-
hidupan, karena bahkan perubahan kecil pada [H-] menim-
bulkan efek dramatik pada fungsi sel normal. Konsekuensi
?3 utama fluktuasi [H-] mencakup hal berikut:

-ol 1. Perubaban ehsitabilitas sel sarafdan otor adalah salah satu

aa manifestasi klinis utama gangguan pH.


I Efek klinis utama peningkatan [Ht] (asidosis) ada-
lah depresi susunan saraf pusat (SSP). Pasien asidosis
mengalami disorientasi dan, pada kasus yang parah,
Asam lemah (H2 CO3) akhirnya meninggal dalam keadaan koma.
(b) I Sebaliknya, efek klinis utama penurunan [H-]
(alkalosis) adalah eksitabilitas berlebihan sistem saraf,
O = O.ut yang tidak terurai ) ) = Anion neOas pertama susunan saraf tepi dan kemudian SSP Saraf
a = H.bebas perifer menjadi sangat peka sehingga melepaskan sinyal
Gambar 15-5 meskipun tidak ada rangsangan normal. Eksitabilitas
Perbandingan asam kuat dan asam lemah. (a) Lima molekul berlebihan saraf aferen (sensorik) tersebut menimbulkan
suatu asam kuat. Asam kuat seperti HCI (asam hidroklorida) rasa kesemutan seperri ditusuk jarum. Eksitabilitas ber-
terurai sempurna menjadi H- bebas dan anion dalam larutan. lebihan saraf eferen (motorik) menimbulkan kedutan
(b) Lima molekul asam lemah. Asam lemah seperti HrCO,
otot dan, pada kasus yang lebih parah, spasme otor he-
(asam karbonat) hanya sebagian yang terurai menjadi H.
bebas dan anion dalam larutan.
bat. Alkalosis berat dapat menyebabkan kematian karena
spasme otot pernapasan menghambat bernapas. Pasien
alkalosis berat juga dapat meninggal akibat kejang ka-
rena eksitabilitas berlebihan SSP Pada keadaan yang
amat kecil menjadi ion hidrogen dan ion hidroksil (OH). kurang serius, eksitabilitas berlebihan SSP bermanifes-
Karena OH memiliki kemampuan mengikat H. untuk kem- tasi sebagai kecemasan yang berlebihan.
bali membentuk molekul HrO maka zat ini dianggap basa. 2. Kosentrasi ion hidrogen menimbulkan ?engaruh nlata
Karena menghasiikan ion hidrogen yang asam dan ion hi- p ada a k ti u itas e n z i w. Bahkan penyimpangan rin gan [H-]
droksil yang basa dalam jumlah sama maka HrO bersifat mengubah bentuk dan aktivitas molekul protein. Ka-
netral, tidak asam atau basa. Larutan dengan pH kurang dari rena enzim adalah protein maka pergeseran keseimbang-
7 mengandung [H-] lebih tinggi daripada HrO murni dan an asam-basa tubuh mengganggu pola normal aktivitas
dianggap asam. Sebaliknya, la.rutan dengan nilai pH lebih metabolik yang dikatalisis oleh enzim-enzim ini. Seba-
besar daripada 7 memiliki konsentrasi [H.] yang lebih rendah
gian reaksi kimia sel menjadi lebih cepat, yang lainnya
dan dianggap basa atau alkali (Gambar l5-6a). Gambar melambat.
15-7 membandingkan nilai pH berbagai larutan umum. 3 Perubahan lH-) mempengaruhi kadar K. tubuh. Saat
mereabsorpsi Na- dari filtrat, sel-sel tubulus ginjal
ASIDOSIS DAN ALKALOSIS DALAM TUBUH mensekresikan K* atau H- sebagai penukarnya (lihat h.
pH darah arteri normalnya adalah 7,45, dan pH darah vena 579). Dalam keadaan normal, sel-sel tersebut lebih
7,35, untuk pH darah rerata7,4. pH darah vena sedikit lebih cenderung mensekresikan K- daripada H*. Karena ter-
rendah (lebih asam) daripada darah arteri karena dihasilkan dapat hubungan erat anrara sekresi H. dan K- oleh
H- dari pembentukan HrCO3 dari CO, yang diserap di ka- ginjal maka peningkatan laju sekresi salah satu dari
piler jaringan. Terjadi asidosis jika pH darah turun di bawah kedua ion ini akan disertai oleh penurtinan laju sekresi
7,35, dan alkalosis jika pH di atas 7,45 (Gambar 15-6b). yang lain. Sebagai contoh, jika lebih banyak H- di-
Perhatikan bahwa titik referensi untuk menentukan status eliminasi oleh ginjal, seperti yang terjadi ketika cairan
asam-basa tubuh bukan pH yang secara kimiawi netral yaitu tubuh menjadi lebih asam, maka jumlah K- yang di-
7 ,0 tetapi pH normal plasma yaiat 7,4. Karena rtu, pH 7,2 ekskresikan akan berkurang. Retensi K- yang terjadi
dianggap asam meskipun dalam ilmu kimia pH7,2 dianggap dapat mempengaruhi fungsi jantung, salah satu efek
basa. merugikan gangguan ini.

620 Bab 15
a)

a
g
c
0)
a
c
Y

.11:
t.:l:),!
fiitliii '::r:ltt

Netral

Kematian Kematian

6.8 6.9 7.0 7.1 72 7.3 7.4 7.5 7.6 7.9 8.0

(b) Kisaran pH yang memungkinkan hidup


Gambar'15-5
Perbandingan pH dalam ilmu kimia dan fisiologi. (a) Hubungan pH dengan konsentrasi relatif H. dan basa (OH)
di bawah
kondisi yang secara kimiawi netral, asam, dan basa. (b) Kisaran plt plasma di bawah kondisi normal, asidosis,
dan alkalosis.

HrO membentuk HrCO., yang kemudian


I lon hidrogen secara terus-menerus ditambahkan
parsial unruk menghasilkan H dan HCO,-.
terdisosiasi

ke cairan tubuh akibat aktivitas metabolik.


ca
Seperti konstituen lainnya, pemasukan ion hidrogen harus
F
CO, + HrO + H2CO, <-> H'+ HCO,
diseimbangkan dengan pengeluaran yang sama agar [H.] di Reaksi ini reversibel karena dapat beriangsung di
cairan tubuh konstan. Di sisi pemasukan, hanya sejumlah kedua arah, bergantung pada konsen_trasi bahan-bJan
kecil asam yang mampu terurai untuk menghasilkan H- yang yang terlibat sesuai hukum absi massa (lihat h. 592). Di
tertelan bersama makanan, misalnya asam sitrat lemah yang dalam kapiler sistemik, kadar CO, di darah meningkat
terdapat di jeruk. Sebagian besar H- di dalam cairan tubuh sewaktu CO, dari proses metabolisme masuk dari jaring-
dihasilkan secara inrernal dari aktivitas metabolik. an. Hal ini rrrendorong reaksi ke sisi asam, menghasilkan
H* serra HCO, dalam prosesnya. Di paru, reaksi ber-
SUMBER H- DI TUBUH balik CO, berdifusi dari darah yang mengalir melalui
Dalam keadaan normal, H* secara terus-menerus ditambah- kapiler paru ke dalam alveolus (kantung udara), untuk
kan ke dalam cairan tubuh dari tiga sumber berikut: kemudian diekspirasikan ke atmosfer. penurunan CO,
darah yang terjadi kemudian mendorong reaksi ke sisi
1. Pembentukan asam /earbonar. Sumber utama Hr adalah COr. Ion hidrogen dan HCO.- membentuk H?CO.,
melalui pembentukan H2CO3 dari CO, yang diproduksi yang kembali cepar reruraimenladi CO, dan HrO. CO.,
secara metabolis. Oksidasi nurrien di sel menghasilkan dihembuskan keluar sementara ion hiJrog.n y^"g di-
energi, disertai CO, dan HrO sebagai produk akhir. bentuk di tingkat jaringan dimasukkan ke dalam mole-
Dikatalisis oleh enzim harbonat anhidrase (ca), CO" dan kul HrO.

Keseimbangan Cairan dan Asam-Basa G21


. Jika sistem pernapasan dapat mengimbangi laju 3. Asam organik yang berasal dari metabolisme antara.
metabolisme maka tidak terjadi penambahan atau Banyak asam organik dihasilkan selama metabolisme
pengurangan netto H* di cairan tubuh dari CO, yanB antara normal. Sebagai contoh, dihasilkan asam lemak
diproduksi secara metabolis. Namun, jika laju penge- selama metabolisme lemak, dan asam lemak diproduksi
luaran CO, oleh paru tidak menyamai laju produksi oleh otot sewaktu olahraga berat. Asam-asam ini
CO, di tingkat jaringan, maka akumulasi atau defisit mengalami disosiasi parsial untuk menghasilkan H-
CO, Iang terjadi masing-masing dapat menyebabkan bebas.
kelebihan atau kekurangan H- bebas di cairan tubuh.
Karena itu pembentukan ion hidrogen berlangsung
2. Asam inorganik yang diproduksi selama penguraian terus-menerus, akibat aktivitas metabolik yang berkelanjut-
nutrien. Protein dalam makanan yang banyak terdapat
an. Pada keadaan penyakit tertentu mungkin dihasiikan asam
di daging mengandung sejumlah besar sulfur dan fosfor.
tambahan yang semakin meningkatkan simpanan total H'
Ketika molekul-molekul nutrien ini terurai, dihasilkan
tubuh. Sebagai contoh, pada diabetes melitus dapat dipro-
asam sulfat dan asam fosfat sebagai produk sampingan.
duksi sejumlah besar asam keto akibat kelainan metabolisme
Karena merupakan asam yang agak kuat maka kedua
lemak. Sebagian obat penghasil asam juga dapat menambah-
asam inorganik ini umumnya terurai, melepaskan H-
kan jumlah total H- yang harus ditangani oleh tubuh. Karena
bebas ke dalam cairan tubuh. Sebaliknya, penguraian
itu, pemasukan H. bersifat terus-menerus, sangat bervariasi,
buah dan sayuran menghasilkan basa yang, hingga ke
dan pada hakikatnya tidak diatur.
tahap tertentu, menetralkan asam yang berasal dari
metabolisme protein. Akan tetapi, secara umum lebih
banyak asam daripada basa yang diproduksi selama TIGA LINI PERTAHANAN TERHADAP PERUBAHAN [H-]
penguraian makanan sehingga terjadi kelebihan asam. Kunci bagi keseimbangan H- adalah pemeliharaan alkalinitas
normal CES (pH 7,4) meskipun selalu terjadi penambahan
asam. H* bebas yang dihasilkan sebagian besar harus di-
keluarkan dari larutan selagi berada di tubuh dan akhirnya
Nilai
pH
Gontoh harus dikeluarkan sehingga pH cairan tubuh dapat tetap
berada dalam kisaran sempit yang memungkinkan hidup.
-U
Juga harus terdapat mekanisme untuk mengompensasi secara
cepat situasi-situasi di mana CES menjadi terlalu basa.
-1 Terdapat tiga lini pertahanan terhadap perubahan [H-]
Getah lambung
yang bekerja untuk mempertahankan [Hl di cairan tubuh
-2 +
-
Jus lemon
pada kadar hampir tetap meskipun pemasukan tidak diatur:
+- (1) sistem dapar (penyangga) kimiawi, (2) mekanisme perna-
Cuka, bir, anggur, minuman ringan
Asam +- Sauerkraut (sejenis makanan asam) pasan untuk mengonnol pH, dan (3) mehanisme ginjal untuk
mengontrol pH. Kita akan membahas masing-masing dari
-4 + Jus tomat
metode ini.

-5 -e Kopi hitam
I -- Air hujan I Sistem dapar kimiawi meminimalkan perubahan
o
pH dengan berikatan atau menghasilkan H* bebas.
I +Airliur
-7 <- Air suling
+- Darah manusia
Sistem dapar kimiawi adalah campuran larutan dua senya-
T wa kimia yang meminimalkan perubahan pH ketika asam
-8 atau basa ditambahkan atau dikeluarkan dar! larutan ter-
Air laut sebut. Sistem penyangga ini terdiri dari sepasang bahan yang
-9 +
- Soda kue, terlibat dalam suatu reaksi reversibel - satu bahan yang dapat
antasid lambung menghasilkan H. sewaktu [H.] mulai turun dan bahan lain
- 10 yang dapat mengikat Ht bebas (karenanya mengeluarkannya
Basa Milk of magnesia dari larutan) ketika [H-] mulai meningkat.
-11 - Contoh penting sistem penyangga semacam ini adalah
pasangan dapar asam karbonat:bikarbonat (HrCOr:HCO. ),
^ +-
12
. Amonia rumah tangga
yang terlibat dalam reaksi reversibel berikut:
*
H2CO3
' H-+HCO,
-13 Ketika asam kuat misalnya HCI ditambahkan ke dalam suatu
Pembersih oven
larutan tak berpenyangga, maka semua H. yang terurai akan
-14 - tetap bebas dalam larutan (Gambar 15-8a). Sebaliknya, ke-
Gambar 15-7
tika HCI ditambahkan ke larutan yang mengandung pa-
Perbandingan nilai pH berbagai larutan umum.
sangan dapar HrCOr:HCOr-, maka HCO3- segera berikatan

622 Bab 15
dengan H- bebas untuk membentuk H'CO, (Gambar 15- buikan oleh penyebab di luar fluktuasi HrCO, penghasil
8b). HrCO3 lemah ini hanya sedikit t.rrrr"i dibandingkan COr. lni adalah sistem penyangga CES yang p"iing .F.L,if
dengan penurunan mencolok pH yang terjadi jika sistem karena dua sebab. Pertama, HrCO, dan HCO, banyak di-
dapar tidak ada dan tambahan H. tetap berada bebas tidak temukan di CES sehingga sistem ini cepat menahan per-
terikat. Pada kasus yang sebaliknya, ketika pH larutan mulai ubahan pH. Kedua, dan yang lebih penting, setiap kompo-
meningkat akibat penambahan basa arau pengurarrgan asam, nen dari pasangan dapar ini diatur secara ketat. Ginjal
anggota pasangan dapar penghasil H., H'CO,, membebas- mengatur HCOr-, dan sistem pernapasan mengatur COr,
kan H- untuk mengurangi peningkaran pH. yang menghasilkan HrCOr. Dengan demikian, di tubuh sis-
Tirbuh memiliki empat sistem dapar: (1) sistem dapar tem dapar HrCOr:HCO. mencakup keterlibatan CO, me-
HrCOr:HCOr-, (2) sistem dapar protein, (3) sistem dapar lalui reaksi berikui, yang iudah anda kenal s.b.lumnyri
hemoglobin, dan (4) sistem dapar fosfat. Masing-masing sis-
tem ini memiliki peran berbeda, seperti anda akan pelajari COr+HrO HrCO31= H-+HCO,
=
masing-masing secara bergantian (Thbel 15-6). Ketika H. baru ditambahkan ke plasma dari sumber
manapun di luar CO, (misalnya, melalui pembebasan asam
laktat ke daiam CES dari otot yang berolahraga), reaksi di
I Pasangan dapar HrCOr:HCO'- adalah penyangga atas terdorong ke sisi kiri persamaan. Karena berikatan
utama CES untuk asam nonkarbonat. dengan HCO3- maka H. ekstra tersebut tidak lagi berkon-
tribusi pada keasaman cairan tubuh sehingga tidak terjadi
Pasangan dapar H'COr:HCO, adalah sistem dapar terpen- peningkatan [H-]. Dalam situasi sebaliknya, ketika [H.]
ting di CES untuk menyangga perubahan pH yang ditim- plasma kadang turun di bawah normal oleh sebab di luar

Hcr-O O O
..------Y---J

Penambahan

,
3 HCI ke dalam
b
tb larutan tanpa
penyangga
.......-...-.............* f )
tl tt
.l 'l ? D \
Larutan NaCl tanpa penyangga Terdapat 3 H. bebas

(a)

HC|-O O O
l_______\_ /
I

Iv I

o{
Penambahan
H,CO. o 3 ['lCl ke dalam
larutan dengan lr I ct-

HCO3 lT o
penyangga
.......--.-.-_.........*
;-
HCO,

? g' H-

3c
Na- H,CO,

ot o Na.

Larutan yang mengandung Terdapat 1 H- bebas


dapar H,CO.:HCO.

Garnbar'l5"8 (b)
Kerja dapar kimiawi. (a) Penambahan HCI ke suatu larutan tanpa penyangga. Semua ion hidrogen (H.) yang ditambahkan
tetap
berada bebas dan ikut berperan menentukan keasaman larutan. (b) Penambahan HCI ke dalam-larutan-derigan penyangga.
lon
bikarbonat (HCO, ), anggota basa dari pasangan dapar; berikatan dengan sebagian dari H.yang ditambahkan dan
mengeluarkannya dari larutan sehingga H* tersebut tidak berkontribusi terhadip keasaman lar-utan.

Keseimbangan Cairan dan Asam-Basa 623


f, ' ,,: r:.:" t ':
:: : .
:::.! ,..ir:.r1..i; lii..i: a ,. . ::.:)t :
ganti angka ini untuk [H.] dalam rumus pH akan diperoleh
Tabel 15-6 persamaan Henderson-Hasselbalch.
Dapar Kimiawi dan Peran Utamanya Secara praktis, [HrCO3] mencerminkan secara langsung
konsentrasi CO, terlarut sehingga disebut sebagai [COr],
SISTEM DAPAR FUNGSIUTAMA
karena sebagian besar CO, dalam plasma diubah menjadi
Sistem Dapar Asam Dapar CES utama terhadap H2CO.. (Konsentrasi CO, terlarut ekivalen dengan Pcor,
Karbonat:Bikarbonat perubahannon-asamkarbonat seperti dijelaskan di bab tentang pernapasan). Karena itu,
Sistem Dapar Protein Dapar CIS utama; juga
persamaan menjadi
menyangga CES
Sistem Dapar Dapar utama terhadap pH = pK + log [HCO, ]/[CO,]
Hemoglobin perubahan asam karbonat
Sistem Dapar Fosfat Dapar urin yang penting; juga pK adalah logaritma 1/K, dan seperti K, pK selalu sama
menyangga CES untuk suatu asam. Untuk H2CO3, pK adalah 6,1. Karena pK
selalu konstan maka perubahan pH berkaitan dengan
perubahan rasio antara [HCO3 ] dan [COrJ.

perubahan CO, (misalnla hilangnya HCI yang berasal dari I Dalam keadaan normal, rasio antata [HCO,-] dan
plasma di getah lambung sewaktu muntah), reaksi terdorong [COr] di CES adalah 20: 1; yaitu terdapat 20 kali lebih banyak
ke sisi kanan persamaan. CO, yang larut dan HrO di plasma HCO3- daripada COr. Kita memasukkan rasio ini ke dalam
membentuk HrCO3, yang menghasilkan H- untuk menam- rumus kita:
bah kekurangan H-. Maka, sistem dapar HrCOr:HCOu pH = pK + log [HCO, ]/[CO,]
menahan turunnya [H-].
= 6,1 + Iog20ll
Sistem ini tidak dapat menyangga perubahan pH yang
ditimbulkan oleh fluktuasi H2CO3. Sistem dapar tidak dapat Log 2}adalah 1,3. Karena itu, pH = 6, 1 + 1,3 = 7.4,yaitu pH
menyangga dirinya sendiri. Perhatikanlah, sebagai contoh, si- normal plasma.
tuasi di mana [Ht] plasma meningkat akibat retensi CO, kare- I Jika rasio [HCO,-J terhadap ICOrJ meningkat melebihi
na gangguan pernapasan. Peningkatan CO, mendorong reaksi 2017 maka pH meningkat. Dengan demikian, peningkatan
ke kanan sesuai hukum aftsi massa, meningkatkan [H-]. Pe- [HCO3-] atau penurunan [CO,J, di mana keduanya akan
ningkatan [H-] terjadi akibat reaksi yang terdorongke kanan meningkatkan rasio [HCO, ]/[COr] jika komponen lain tidak
akibat peningkatan COr, sehingga peningkatan [H-] tidak da- berubah, menggeser keseimbangan asam-basa ke sisi basa.
pat mendorong reaksi ke kiri un::uk menyangga peningkatan I Sebaliknya, ketika rasio [HCO, J/[CO.] berkurang di
[Ht]. Hanya jika peningkatan [H-] ditimbulkan oleh mekanis- bawah 2011, maka pH turun menuju ke sisi asa.m. Hal ini
me lain di luar akumulasi CO, barulah sistem penyangga ini dapat terjadi jika [HCOT J menurun arau ICO,J meningkat
dapat digeser ke sisi CO, persamaan dan secara efektif menu- sementara komponen lain tidak berubah.
runkan [H.]. Demikian juga, dalam situasi yang berlawanan, Karena [HCO3-] diatur oleh ginjal dan [CO,J oleh paru,
sistem dapar H'COr:HCO, tidak dapat menompensasi pe- maka pH plasma dapat digeser naik atau turun oleh pengaruh
nurunan [H.] dari defisit CO, dengan menghasilkan lebih ginjal dan paru. Ginjal dan paru masing-masing mengatur
banj'ak HrCO, penghasii H- ketika masalahnya adalah ke- pH (dan karenanya [H-] bebas) terutama dengan mengontrol
kurangan CO, penghasil HrCO3. Tersedia mekani-.nre lain,
[HCO3 ] dan [COrJ plasma, untuk memulihkan rasio
yang akan segera dijelaskan, untuk menahan fluktuasi pH keduanya ke normal. Dengan demikian,
yang ditimbulkan oleh perubahan kada,r COr.
[HCO3-] yang dikontrol oleh fungsi ginjal
PERSAMAAN HENDERSON-HASSELBATCH pH oc
[CO,] yang dikontrol oleh fungsi paru
Hubungan antara [H.] dan anggota-anggota pasangan dapar
dapat dinyatakan sesuai persamaan Henderson-Hasselbalch, Karena hubungan ini maka baik ginjal dan paru tidak saja
yang, untuk sistem dapar H'CO,:HCO, adalah sebagai bekerja sama dalam mengontrol pH tetapi disfungsi ginjal
berikut: dan paru juga dapat menyebabkan- ketidakseimbangan asam-
basa dengan mengubah rasio [HCO.-]/[COr]. Kita akan
pH = pK + log
[HCO, ]/[HrCO3] membahas prinsip ini saat kita meneliti kontrol sistem per-
Meskipun anda tidak perlu mengetahui manipulasi napasan dan ginjal atas pH dan kelainan asam-basa pada ba-
matematis yang digunakan, namun ada baiknya anda me- gian selanjutnya dari bab ini. Saat ini kita akan melanjutkan
mahami bagaimana rumus ini diturunkan. Ingatlah bahwa pembahasan tentang peran berbagai sistem dapar di tubuh.
konstanta disosiasi K untuk asam HrCOo adalah

[Hl[HCO3-]/[H'CO3] = K
dan bahwa hubungan antara pH dan [H.] adalah
I Sistem dapar protein terutama penting di dalam
sel.
pH = log 1/[H.]
Kemudian, dengan menggunakan rumus konstanta disosiasi Penyangga yang paling banyak terdapat di cairan tubuh ada-
untuk [H'] (yaitu, [H.] = K x [H'CO.]/[HCO3 ]) dan meng- lah protein, termasuk protein intrasel dan protein plasma.

624 Bab 15
Protein adalah penyangg yang baik karena mengandung reabsorpsi, semenrara Hb dan protein plasma bahkan tidak
gugus asam dan basa yang dapar menyerahkan atau menyerap difiltrasi.
H.. Secara kuantitatif, sistem protein sangat penting dalam
menyangga perubahan [Hl di CIS, karena besarnya jumlah
protein intrasel. Protein plasma yang jumlahnya lebih ter- I Sistem dapar kimiawi bekerja sebagai lini
batas bersifat memperkuat sistem HrCOr:HCOr- dalam pen- pertahanan pertama terhadap perubahan IH+].
daparan ekstrasel.
Semua sistem dapar kimiawi bekerja dalam waktu singkat,
dalam waktu sepersekian detik, untuk memperkecil per-
I Sistem dapar hemoglobin menyangga H* yang ubahan pH. Jika [H-] berubah maka reaksi-reaksi kimia
reversibel sistem dapar yang terlibat segera bergeser untuk
dihasilkan dari asam karbonat.
mengompensasi perubahan [H.]. Karena itu, sistem dapar
Hemoglobin (Hb) menyangga H- yang dihasilkan dari CO, adalah lini ?e?-tama pertahanan terhadap perubahan [H.]
yang diproduksi secara metabolis dalam transit antara jaring- karena merupakan mekanisme pertama yang berespons.
an dan paru. Di tingkat kapiler sistemik, CO, secara terus- Melalui mekanisme pendaparan, sebagian besar ion
menerus berdifusi ke dalam darah dari sel,sel jaringan tempar hidrogen tampaknya lenyap dari cairan tubuh antara waktu
gas ini dihasilkan. Sebagian besar CO, ini membentuk pembentukan dan eliminasinya. Namun, perlu ditekankan
H2CO3, yang secara parsial terurai menjadi H. dan HCO3-. bahwa tidak ada sistem dapar kimiawi yang sebenarnya
Sebagian besar H' yang dihasilkan dari CO, di tingkat mengeliminasi H. dari tubuh. Ion-ion hanya dikeluarkan
jaringan akan terikat ke Hb tereduksi dan tidak lagi ber- dari larutan dengan digabungkan ke dalam salah satu anggora
konuibusi untuk keasaman cairan tubuh (lihat h. 535). Jika pasangan dapar sehingga ion hidrogen tersebut tidak ber-
tidak terdapat Hb maka darah akan menjadi terlalu asam kontribusi terhadap keasaman cairan tubuh. Karena setiap
setelah menyerap CO, di jaringan. Dengan kemampuan sis- sistem dapar memiliki kapasitas terbatas untuk menyerap H.
tem Hb yang sangat besar untuk mendapar, darah vena hanya maka Ht yang rerr.rs-menerus diproduksi akhirnya harus di-
sedikit lebih asam daripada darah arteri meskipun terdapat eliminasi dari tubuh. Jika H. tidak dikeluarkan maka segera
CO, penghasil H. dalam jumlah besar di darah vena. Di semua sistem penyangga cairan
tubuh akan terikat ke H- dan
paru, reaksi berbalik dan CO, yang terbentuk dihembuskan tidak mampu lagi melakukan pendaparan.
keluar. Mekanisme pernapasan dan ginjal dalam mengontrol
pH sebenarnya mengeliminasi asam dari tubuh dan bukan
sekedar menekannya, tetapi kedua mekanisme ini berespons
I Sistem dapar fosfat penting sebagai penyangga lebih lambat daripada sistem dapar kimiawi. Kini kita akan
di urin. rnengalihkan perhatian kepada pertahanan lain terhadap per-
ubahan keseimbangan asam-basa ini.
Sistem dapar fosfat terdiri dari garam fosfat (NaHrPOr) yang
asam yang dapat mendonasikan H. bebas ketika [H.] turun
dan garam fosfat basa (NarHPOr) yang dapat menerima H* I Sistem pernapasan mengatur [H.] dengan
bebas ketika [H.] meningkat. Pada dasarnya pasangan dapar mengontrol laju pengeluaran COz.
ini dapat mengganti H. untuk Na* sesuai [H.]:
Sistem pernapasan berperan penring dalain keseimbangan
NarHPO, + H.5 NaHrPO, + Na- asam-basa melalui kemampuannya mengubah venrilasi paru

Meskipun pasangan fosfat adalah dapar yang baik na- dan karenanya mengubah ekskresi CO, penghasil H.. Tingkat
mun konsentrasinya di CES agak rendah sehingga kurang aktivitas pernapasan sebagian diatur oleh [H-] arteri, sebagai
penting sebagai penyangga CES. Karena fosfat paling banyak berikut (Thbel l5-7):
di dalam sel maka sistem ini berperan secara signifikan dalam I Ketika [H.] arteri meningkat akibat kausa nonr$?ira-
pendaparan intrasel, hanya disaingi oleh protein intrasel yang torik (metabolih), pusat pernapasan di batang orak secara
jumlahnya lebih banyak. refleks terangsang untuk meningkatkan ventilasi paru (ke-
Yang lebih penring, sistem fosfat berfungsi sebagai pe- cepatan pertukaran antara paru dan atmosfer) (lihat h. 543).
nyangga urin yang baik. Manusia normalnya mengonsumsi Sewaktu kecepatan dan kedalaman napas bertambah, lebih
lebih banyak fosfat daripad^ yang dibutuhkan. Kelebihan
fosfat yang difiltrasi melalui ginjal tidak direabsorpsi tetapi
!""t* -CO, dihembuskan keluar sehingga H2CO3 yang
ditambahkan ke dalam cairan tubuh berkurang. Grena CO,
tetap berada di cairan tubulus untuk diekskresikan (karena membentuk asam maka pengeluaran CO, pada hakikatnya
ambang ginjal untuk fosfat terlampaui; lihat h. 574). Fosfat menghilangkan asam dari sumber ini di tubuh, menghilang-
yang diekskresikan ini mendapar urin selagi terbentuk dengan kan kelebihan asam yang berasal dari sumber nonrespirato-
mengeluarkan dari larutan H. yang disekresikan ke dalam rik.
cairan tubulus. Tidak ada sistem penyangga cairan tubuh I Sebaliknya, ketika [H.] arteri turun, venrilasi paru ber-
lainnya yang ada di cairan tubulus untuk melakukan pen- kurang. Akibat pernapasan yang lebih dangkal dan lambat,
daparan urin selama pembentukannya. Sebagian besar arau CO, yang diproduksi oleh metabolisme berdifusi dari sel ke
semua HCO, dan CO, (alias HrCOr) y^ng difiltrasi di- darah lebih cepat daripada pengeluarannya dari darah oleh

Keseimbangan Cairan dan Asam-Basa 625


Tabel l5-7 '

Penyesuaian Sistem Pernapasan Terhadap Asidosis dan Alkalosis yang Ditimbulkan oleh Penyebab Nonrespirasi

STATUS ASAM-BASA

Normal Asidosis nonrespiratorik Alkalosis nonrespiratorik


KOMPENSASI PERNAPASAN (pH 7.4) (metabolik) (pH 7,1) (metabolik) (pH7,7)
Ventilasi Normal t J
Laju Pengeluaran 0, Normal t J
Laju Pembentukan H,CO, Normal J t
Laju Pembentukan H. dari CO, Normal J t

paru sehingga terjadi akumulasi CO, penghasil asam di da- hambat pusat pernapasan. Dengan melawan kerja kemo-
rah, memulihkan [H.] menuju normal. reseptor perifer, kemoreseptor sentral menghentikan pening-

Paru sangat penting dalam mempertahankan [H-]. Se-


katan kompensatorik venrilasi sebelum pH kembali ke
normal.
tiap hari organ ini mengeluarkan dari cairan tubuh H- yang
berasal dari asam karbonat dalam jumlah 100 kali lebih
Kedua, gaya pendorong untuk peningkatan kompen-
banyak dari yang dikeluarkan oleh ginjal dari sumber di luar
satorik ventilasi berkurang seiring dengan bergeraknya pH
asam karbonat. Selain itu, sistem pernapasan, melalui ke-
menuju normal. Ventilasi ditingkatkan oleh kemoreseptor
mampuannya mengatur [COr] arteri, dapat menyesuaikan perifer sebagai respons terhadap peningkatan [H-j arteri,
jumlah H. yang ditambahkan ke cairan tubuh dari sumber tetapi seiring dengan berkurangnya secara gradual [H-] aki-
ini sesuai kebutuhan untuk memulihkan pH ke arah normal bat peningkatan pengeluaran CO, penghasil asam, respons
ketika terjadi fluktuasi [Ht] dari sumber selain asam kar- ventilasi yang semula meningkat juga secara bertahap ber-
kurang.
bonat.
Tentu saja ketika perubahan [H-] berakar dari fluktuasi
[CO,] yang ditimbulkan oleh gangguan pernapasan, meka-
I Sistem pernapasan berfungsi sebagai lini kedua nisme pernapasan sama sekali tidak berperan mengontrol
pertahanan terhadap perubahan IH.]. pH. Sebagai contoh, jika terjadi asidosis karena akumulasi
CO, akibat penyakit paru maka paru yang sakit tidak
Regulasi oleh sistem pernapasan bekerja dengan kecepatan mungkin mengompensasi asidosis dengan meningkatkan
sedang, aktif hanya jika sistem dapar saja tidak mampu me- kecepatan pembuangan CO". Sistem penyangga (selain
minimalkan perubahan [H-]. Jika terjadi penyimpangan [H-] pasangan HrCOo:HCOr-) plus reguiasi ginjal adalah satu-
maka sistem dapar segera berespons, sementara penyesuaian satunya mekanisme yang tersedia untuk melawan kelainan
pada ventilasi memerlukan beberapa menit sebelum dimulai. asam-basa yang disebabkan oleh faktor pernapasan.
Jika penyimpangan [H-] tersebut tidak cepat dan tuntas di- Marilah kita lihat bagaimana ginjal membanru mem-
koreksi oleh sistem dapar maka sistem pernapasan beraksi pertahankan keseimbangan asam-basa.
dalam beberapa menit kemudian sehingga berfungsi sebagai
lini kedua pertahanan terhadap perubahan [H-] .
Sistem pernapasan sendiri dapat mengembaiikan pH ke IGinjal menyesuaikan laju ekskresi H* bergantung
hanya 50o/o sampai 75o/o ke normalnya. Ketidakmampuan pada [H.] atau [COrl plasma.
sistem pernapasan mengompensasi secara penuh ketidakse-
imbangan asam-basa yang disebabkan oleh faktor di luar Ginjal mengontrol pH cairan tubuh dengan menyesuaikan
sistem pernapasan disebabkan oleh dua alasan. Pertama, se- tiga faktor yang saling berkaitan: (1) ekskresi H., (2) ekskresi
lama kompensasi respiratorik terhadap suatu penyimpangan HCO,-, dan (3) sekresi amonia (NHr). Kita akan meneliti
pH, kemoreseptor perifeg yang meningkatkan ventilasi se- masing-masing mekanisme ini lebih lanjut.
bagai respons terhadap peningkatan [H.] arteri, dan kemo- Asam secara terus-menerus ditambahkan ke dalam
reseptor sentral, yang meningkatkan ventilasi sebagai respons cairan tubuh akibat aktivitas metabolik, namun Ht yang di-
terhadap peningkatan [COr] (dengan memantau Ht yang bentuk ini tidak boleh dibiarkan menumpuk. Meskipun sis-
dihasilkan oleh CO, di CES otak; lihat h.541), bekerja ber- tem dapar tubuh dapat menahan perubahan pH dengan
tentangan. Bayangkan apa yang terjadi sebagai respons ter- mengeluarkan H- dari larutan namun produksi menerap
hadap asidosis yang ditimbulkan oleh kausa nonrespirasi. produk-produk metabolik yang bersifat asam akhirnya akan
Ketika mendeteksi peningkatan [H.] arteri, kemoresepror melampaui kemampuan sistem dapar. Karena itu, H. yang
perifer secara refleks merangsang plsat pernapasan untuk terus-menerus dibentuk akhirnya harus dikeluarkan dari tu-
meningkatkan ventilasi sehingga lebih banyak CO, pem- buh. Paru hanya dapat mengeluarkan asam karbonat dengan
bentuk asam yang dibuang keluar. Namun, sebagai respons mengeluarkan COr. Tirgas mengeliminasi H. yang berasal
terhadap penurunan COr, kemoreseptor sentral mulai, meng- dari asam sulfur, fosfat, laktat, dan asam lainnya berada di

626 Bab 15
barq di
plasma maka pada hakikatnya HCO. telah "di- karena lebih banyak HCO3- plasma yang digunakan dalam
reabsorpsi". Meskipun HCO, yang masuk ke plasma tidak pendaparan kelebihan H- di CES. Peningkatan ketidakseim-
sama dengan HCO, Iang terfiltrasi namun hasil akhir sama bangan antara HCOr- yang difiltrasi dan H- yang disekresi
jika HCO, direabsorpsi secara langsung.
seperti memiliki dua konsekuensi. Pertama, lebih banyak H- yang
Dalam keadaan normal, ion hidrogen yang diselresikan ke disekresikan kemudian diekskresikan di urin, karena lebih
dalam cairan tubulus sedikit lebih banyak daripada ion bikarbo- banyak ion hidrogen yang masuk ke cairan tubulus pada saat
nat yang difiltrasi. Karena itu, semua HCO, Iang difiltrasi kebutuhan akan ion ini untuk mereabsorpsi HCOr- Iang
biasanya direabsorpsi karena di cairan tubulus tersedia H- y*g terffltrasi berkurang. Dengan cara ini, kelebihan H. di-
disekresikan untuk berikatan dengannya untuk membentuk eliminasi dari tubuh, menyebabkan urin lebih asam daripada
CO, yang sangat mudah diserap. Sebagian besar dari H. y.rg normal. Kedua, karena ekskresi H. dikaitkan dengan penam-
disekresikan berikatan dengan HCO; dan tidak diekskresikan bahan HCO, baru ke plasma maka lebih banyak HCO3
karena' digunakan' dalam reabsorpsi HCO3-. Namun, kelebih- yang masuk ke piasma melalui ginjal. Thmbahan HCO, ini
an sedikit H- yang tidak berikatan dengan HCO. yang difiltrasi tersedia untuk menyangga kelebihan H. di tubuh.
akan diekskresikan di urin. Laju ekskresi H. normal ini seimbang Dalam situasi yang berlawanan pada alkalosis, laju selresi
dengan laju pembentukan H. non-asarn karbonat normal. H. berkurang, sementara laju filtrasi HCO, meningkat di-
Sekresi H. yang diekskresikan digabungkan dengan pe- bandingkan normal. Jika [Hl plasma di bawah normal maka
nambahan HCO, baru ke plasma, berbeda dari sekresi H- jumlah HCO, yang menyangga H. berkurang sehingga
yang digabungkan dengan reabsorpsi HCO; dan tidah di- [HCO3-] plasma meningkat di atas normal. Akibatnya, laju
ebskresihan, melainkan menyatu ke molekul HrCO, Iang ftltrasi HCO, juga meningkat. Tidak semua HCO, Iang
kemudian direabsorpsi. Jika semua HCO,- yang difiltrasi terfiltrasi akan direabsorpsi karena ion bikarbonat ini berlebih-
telah direabsorpsi dan terdapat tambahan sekresi H- yang an dibandingkan dengan ion hidrogen yang disekresikan di
dihasilkan dari penguraian HrCOr, maka HCOr- yang cairan tubulus dan HCO, tidak dapat direabsorpsi tanpa
diproduksi melalui reaksi ini berdifusi ke dalam plasma se- terlebih dulu berikatan dengan H-. Kelebihan HCOr- akan
bagai HCO.- "baru". Disebut "baru' karena kemunculannya tertinggal di cairan tubulus untuk diekskresikan di urin sehing-
dalam plasma tidak berkaitan dengan reabsorpsi HCO3- di ga [HCO. J plasma berkurang dan urin menjadi lebih basa.
lumen tubulus (Gambar 15-11). Sementara itu, H. yang di- Secara singkat, ketika [H.] plasma meningkat di atas
sekresikan berikatan dengan dapar urin, khususnya fosfat normal sewaktu asidosis, kompensasi ginjal mencakup yang
basa (HPOr'') dan kemudian diekskresikan. berikur (Tabel I 5-8):
1. Peningkatan sekresi dan, kemudian, ekskresi H. di urin
PENANGANAN H* DAN HCO3- OLEH GINJAL sehingga kelebihan H. dieliminasi dan [H.] plasma
SELAMA ASIDOSIS DAN ALKALOSIS berkurang.
Ketika [H-] plasma meningkat selama asidosis, lebih banyak 2. Reabsorpsi semua HCOr- yang terfilrrasi, plus penam-
H* yang disekresikan daripada normal. Pada saat yang sama bahan HCOr- baru ke piasma sehingga terjadi pening-
jumlah HCO3- yang terfiltrasi lebih rendah daripada normal katan [HCOr-1 plasma.

Plasma kapiler
Lumen tubulus Sel tubulus peritubulus

M- E.@

Metabolisme sel

ca = karbonat anhidrase
Garnbar 15-10
Sekresi ion hidrogen digabungkan dengan reabsorpsi bikarbonat. Karena hilangnya satu HCO, yang terfiltrasi dari cairan
tubulus diimbangi oleh kemunculan satu HCO, lain di plasma maka HCO'- dianggap telah "direabsorpsi".

628 Bab 1 5
Plasma kapiler
Lumen tubulus Sel tubulus peritubulus

m.
I
Diekskresikan Metabolisme sel
di urin

ca = karbonat anhidrase
Gamban'!5-1'1
Sekresi dan ekskresi ion hidrogen yang digabungkan dengan penambahan HCO, baru ke plasma. H. yang disekresikan tidak
berikatan dengan HPO42 yang terfiltrasi dan tidak diekskresikan sampai semua HCO3- yang terfiltrasi "direabsorpsi". seperti
diperlihatkandi Gambarl5-l0.JikasemuaHCO, yangterfiltrasi telahberikatandenganH.yangdisekresikanmakasekresi H*
lebih lanjut akan diekskresikan di urin, terutama bersama dengan penyangga urin misalnya fosfat basa. Ekskresi H. digabungkan
dengan kemunculan HCO; baru di plasma. HCOr- "baru" mencerminkan penambahan netto dan bukan sekedar penggantian
HCO3 yang difiltrasi.

Tabel 15-8
Ringkasan Respons Ginjal Terhadap,Asidosis dan Alkalosis

REABSORPSI
HCO3- DAN
PENAMBAHAN PERUBAHAN
KELAINAN SEKRESI EKSKRESI HCO3- BARU EKSKRESI KOMPENSATORIK
ASAM.BASA H+ H+ KE PLASMA HCOs- pH URIN pH PLASMA
Asidosis Normal (nol; Asam Alkalinisasi ke arah
semua yang normal
dif iltrasi
direabsorpsi)
Alkalosis t Alkali Pengasaman ke
arah normal

Jika [H.] plasma turun di bawah normal saat alkalosis, kelebihan HCO. ) sembari mengasamkan plasma (dengan
respons ginjal mencakup: menahan H-).
1. Berkurangnya sekresi dan ekskresi Ht di urin, menahan
H- dan meningkatkan [H.] plasma. ! Sewaktu asidosis, ginjal mensekresi amonia
2. Reabsorpsi tak tuntas HCO3- yang terfiltrasi dan untuk menyangga H* yang disekresikan.
HCO.-, yang
karenanya terjadi peningkatan ekskresi
menurunkan [HCO3-] plasma. Pembawa H. dependen energi di sel tubulus dapat mensekresi
H'melawan gradien konsentrasi sampai cairan tubulus (urin)
Perhatikan bahwa untuk mengompensasi asidosis, ginjal menjadi 800 kali lebih asam daripada plasma. Pada titik ini,
mengasamkan urin (dengan membuang kelebihan H-) dan sekresi H. lebih lanjut berhenti karena gradien menjadi rer-
mengalkalinisasi plasma (dengan menahan HCO, ) untuk lalu besar untuk keberlanjutan proses sekresi. Ginjal tidak da-
membawa pH ke normal. Pada keadaan yang berlawanan- pat mengasamkan urin melebihi pH urin 4,5 lkar:enadibatasi
alkalosis-ginjal membuat urin basa (dengan membuang oleh gradien). Jika dibiarkan ranpa penyangga sebagai H-

Keseimbangan Cairan dan Asam-Basa GZg


bebas, hanya sekitar 1%o dari kelebihan H- yang biasanya Setelah disintesis, NH, cepat berdifusi secara pasif menuruni
diekskresikan per hari menghasilkan pH urin sebesar ini pada gradien konsentrasinya ke dalam cairan tubulus; sehingga
laju aliran normal, dan eliminasi 99o/olainnya dari H- yang bahan ini disekresikan. I-aju sekresi NH, dikontrol oleh efek
biasanya disekresikan akan terhambat-situasi yang tidak da- langsung kelebihan H. yang akan diangkut di urin pada sel
pat ditoleransi. Agar sekresi H- berlangsung, sebagian besar tubulus. Ketika seseorang mengalami asidosis lebih dari dua
H. yang disekresi harus didapar di cairan tubulus sehingga atau tiga hari maka laju produksi NH. meningkat secara
tidak berada sebagai H. bebas dan, karenanya, tidak ikut bermakna. Thmbahan NH. ini meningkaikan kapasitas dapar
mengasamkan cairan tubulus. agar sekresi H- dapat berlanjut setelah kapasitas dapar fosfat
Bikarbonat tidak dapat mendapar H- urin seperti yang hormal terlampaui selama kompensasi ginjal untuk asidosis.
dilakukannya di CES, karena HCO, tidak diekskresikan di
urin secata bersamaan dengan Ht. (Manapun dari kedua ba-
han ini yang berlebihan di plasma akan diekskresikan di I Ginjal adalah lini ketiga pertahanan terhadap
urin). Namun, terdapat dua penyangga urin yang penting: perubahan IH+].
(1) penyangga fosfat yang terfiltrasi dan (2) amonia yang
disekresi. Ginjal memerlukan beberapa jam sampai hari untuk
mengompensasi perubahan pH cairan tubuh, dibandingkan
FOSFAT TERFITTRASI SEBAGAI PENYANGGA U RI N dengan respons segera dari sistem dapar dan kemunculan
beberapa menit kemudian respons sistem pernapasan. Karena
Dalam keadaan normal, H- yang disekresikan pertama kali
itu, ginjal membentuk lini ketiga pertahanan terhadap per-
disangga oleh sistem dapar fosfat, yang berada di cairan
ubahan [Hl di cairan tubuh. Namun, ginjal adalah meka-
tubulus karena kelebihan fosfat yang tertelan difiltrasi tetapi
nisme regulasi asam-basa terkuat; organ ini tidak saja dapat
tidak direabsorpsi. Anggora basa pada pasangan dapar fosfat
mengubah-ubah pengeluaran H- dari semua sumber tetapi
ini berikatan dengan H- yang disekresikan. Fosfat basa ter-
juga dapat menahan atau mengeliminasi HCOr- bergantung
dapat di cairan tubulus karena kelebihan dari makanan, bu-
pada status asam-basa tubuh. Sebagai contoh, selama kom-
kan karena mekanisme spesiftk untuk menyangga sekresi H-.
pensasi ginjal untuk asidosis, untuk setiap H- yang disekre-
Jika sekresi H. tinggi maka kapasitas dapar fosfat urin ter-
lampaui tetapi ginjal tidak dapat berespons dengan meng-
sikan di urin, saru HCO3- baru ditambahkan ke plasma
ekskresikan lebih banyak fosfat basa. Hanya jumlah fosfat
untuk menyangga (melalui sistem HrCO,:HCO, ) H. yang
masih ada di cairan tubuh. Dengan secara bersamaan menge-
yang direabsorpsi, bukan jumlah yang diekskresikan, yang
luarkan asam (H-) dari dan menambahkan basa (HCO, ) ke
dapat dikontrol. Segera setelah semua ion fosfat yang secara
cairan tubuh, ginjal mampu memulihkan pH ke arah normal
bersamaan diekskresi telah menyerap H., keasaman cairan
lebih efektif daripada paru, yang hanya dapat merryesuaikan
tubulus segera naik seiring dengan semakin banyaknya ion
jumlah CO, pembentuk H- di tubuh.
H- yang disekresikan. Thnpa kapasitas penyangga tambahan
Yang juga berperan dalam kemampuan regulatorik
dari sumber lain, sekresi H- akan segera berhenti karena [H-]
asam-basa ginjal adalah kemampuan organ ini mengembali-
bebas dalam cairan tubulus cepar meningkat ke kadar kritis.
kan pH hampir tepar ke normal. Dibandingkan dengan sis-
tem pernapasan yang tidak mampu mengompensasi secara
NH3 TERSEKRESI SEBAGAI PENYANGGA URIN penuh kelainan pH, ginjal dapat terus berespons terhadap
Jika terdapat asidosis maka sel-sel tubulus mensekresi amonia perubahan pH sampai kompensasi pada hakikatnya selesai.
(NH.) ke dalam cairan tubulus apabila dapar fosfat urin
normal telah jenuh. NH, ini memungkinkan ginjal terus
mensekresi ion H-, karena NHu berikatan dengan H. bebas I Ketidakseimbangan asam-basa dapat
di cairan tubulus untuk membentuk ion'amonium (NHr.) disebabkan oleh disfungsi pernapasan atau
sebagai berikut: gangguan metabolik.
NHr + H.<'> NH4-
CATAIAN KLINIS. Penyimpangan dari starus normal
Membran tubulus tidak terlalu permeabel bagi NHr., se- asam-basa dibagi menjadi empat kategori, bergantung pada
hingga ion amonium tetap berada di cairan tubulus dan sumber dan arah perubahan abnormal [H.]. Kategori-
keluar di urin, masing-masing membawa satu H* bersama- kategori tersebut adalth asidosis res?iratorik, alhalosis res?ira-
nya. Karena itu, NH, yang disekresikan selama asidosis men- torik, asidosis metabolik, dan albalosis metabolik.
dapar kelebihan H- di cairan tubulus sehingga dapat di- Karena hubungan antara [H.] dan konsentrasi anggota-
sekresikan H. dalam jumlah besar sebelum pH urin turun di anggota pasangan basa, maka perubahan pada [Ht] tercermin
bawan ambang pembatas 4,5.Jika tidak terdapat sekresi NH, oleh perubahan rasio [HCO3-] terhadap [COr]. Ingatlah
maka tingkat sekresi H- akan dibatasi oleh berapapun kapa- bahwa rasio normal adalah20ll. Dengan menggunakan per-
sitas dapar fosfat yang kebetulan ada yang berasal dari samaan Henderson-Hasselbalch dengan dengan pK 6,1 serta
kelebihan makanan. log 20 adalah 1,3, pH normal = 6,1 + 1,3 = 7,4. pengukuran
Berbeda dari dapar fosfat, yang berada di cairan tubulus [HCO3-] dan [COrJ memberi informasi yang lebih berman-
karena terfiltrasi tetapi tidak direabsorpsi, NH, secara sengaja faat mengenai faktor-faktor yang mendasari status asam-basa
disintesis dari asam amino glutamin di dalam sel tubulus. tertentu daripada pengukuran [H-] saja. Aturan-aturan be-

530 Bab 1 5
rikut berlaku ketika kita meneliti ketidakseimbangan asam- mengapa ketika [CO'J meningkat dan mendorong reaksi
6asa sebelum terjadi kompensasi apapun: CO, + HrO HrCO3 < H" + HCO, ke kanan, kita
= '
mengatakan bahwa [H.] meningkat terapi [HCO,-] tetap
1. Perubahan pH yang disebabkan oleh faktor pernapasan
normal, meskipun jumlah Ht dan HCO3- yang diproduksi
berkaitan dengan kelainan ICO'J, menyebabkan per-
ketika HrCO, (y"ng dihasilkan oleh COr) terurai adalah
ubahan H- yang dihasilkan dari asam karbonat. Sebalik-
sama. Jawabannya terletak pada kenyataan bahwa dalam
nya, penyimpangan pH karena faktor metabolik ber-
keadaan normal [HCO3 ] adalah 600.000 kali lebih banyak
kaitan dengan kelainan [HCO3 ] yang terjadi karena
daripada [Ht]. Untuk setiap satu ion hidrogen dan 600.000
ketidaksamaan antara jumlah HCO, Iang tersedia dan
jumlah H. yang dihasilkan dari asam nonkarbonat yang
ion bikarbonar yang ada di CES, pembentukan satu H*
tambahan dan satu HCOr- menyebabkan [H.] berlipat dua
harus didapar oleh HCOr-.
(peningkatan 1000/o) tetapi hanya meningkatkan [HCO3 ]
2. Setiap kali rasio [HCO, J/[COr] turun di bawah 20ll;
0,000170/o (dari 600.000 menjadi 600.001 ion). Karena itu,
timbul asidosis. Log. setiap angka di bawah 20 adalah
peningkatan [COr] menyebabkan peningkatan mencolok
kurang dari 1,3 dan, jika ditambahkan ke pK 5,1 akan
menghasilkan pH asidotik di bawah 7,4. Setiap kali [H-] sementara IHCOr-J pada hakikatnya tidak berubah.
rasio melebihi 20ll akan terjadi alkalosis. Log setiap
angka di atas 20 adalah lebih dari 1,3 dan, jika di- KOMPENSASI UNTUK ASIDOSIS RESPIRATORIK
tambahkan ke pK 6,1, menghasilkan pH alkalotik di Tindakan kompensasi bekerja untuk memulihkan pH ke
atx7,4. normal:
Marilah kita satukan kedua pokok di atas: I Dapar kimiawi segera menyerap kelebihan H-. ,
I Asidosis respiratorik memiliki rasio kurang dari 20ll I Mekanisme pernapasan biasanya tidak dapat berespons
yang berasal dari peningkatan [COrl. dengan meningkatkan ventilasi karena masalah respirasi
I Alkalosis respiratorih memiliki rasio lebih dari 20ll ka- justru menjadi penyebab.
rena berkurangnya [COrJ. I Karena itu, ginjal menjadi sangat penting dalam tin-
I Asidosis metabolik memiliki rasio kurang dari20ll yang dakan kompensasi terhadap asidosis respiratorik. Organ ini
berkaitan dengan penurunan [HCO3-]. menahan semua HCOr- yang difiltrasi dan menambahkan
I Alkalosis metabolik memiliki rasio lebih dari2011 yang HCO3- baru ke plasma sembari secara bersamaan menselresi
berasal dari peningkatan [HCO, J. dan, kemudian, mengekskresi lebih banyak H-.
Kita akan meneliti masing-masing kategori ini secara Akibatnya, simpanan HCO3- di tubuh meningkat.
terpisah dan lebih detil, dengan memperhatikan terurama Dalam contoh kita (Gambar l5-l2c), [HCO3 J plasma
kemungkinan penyebab dan kompensasi yang dapat terjadi. menjadi dua kali lipat sehingga rasio [HCO, l/[COr] adalah
Konsep "tuas keseimbangan' yang disajikan di Gambar 15- 4012 dan bukan 2012 seperri sebelum terkompensasi. Rasio
12 bersama dengan persamaan Henderson-Hasselbalch, akan 4012 ekivalen dengan rasio normal 2011 sehingga pH kem-
membantu anda melihat lebih jelas kontribusi paru dan gin- bali normal T,4.Peningkatan konservasi HCO3 oleh ginjal
jal terhadap penyebab dan kompensasi berbagai gangguan telah mengompensasi secara penuh akumulasi CO, sehingga
asam-basa. Situasi normal disajikan di Gambar 75-12a. pH kembali ke normal, meskipun kini [CO'J dan [HCO, J
berubah. Perhatikan bahwa pemeliharaan pH normal ber-
gantung pada pemeliharaan rasio normal antara [HCOr-l
IAsidosis respiratorik terjadi karena dan ICOrJ, berpapun nilai absolut masing-masing kompo-
peningkatan [COr]. nen penyangga ini. (Kompensasi tidak benar-benar tercapai
karena pH dapat dipulihkan mendekati tetapi tidak persis
Asidosis respiratorik adalah akibat dari retensi abnormal
normal. Namun, dalam contoh kita, kita berasumsi bahwa
CO, karena hipouentilasi (lihat h. 536). Karena CO, Iang
terjadi pemulihan sempurna untuk memudahkan penghi-
keluar dari paru lebih sedikit daripada normal maka pening-
tungan matematik. Juga perlu diingat bahwa angka-angka
katan pembentukan dan penguraian H2CO3 yang terjadi me-
yang digunakan hanya sebagai gambaran. Penyimpangan pH
nyebabkan peningkatan [H"].
sebenarnya terjadi dalam kisaran yang luas, dan derajat
kompensasinya j uga bervariasi).
PENYEBAB ASIDOSIS RESPI RATORI K
Kemungkinan penyebab mencakup penyakit paru, depresi
pusat pernapasan oleh obat atau penyakit, gangguan saraf IAlkalosis respiratorik terjadi akibat
atau otot yang mengurangi kemampuan bernapas, atau (se- penurunan [co2].
cara sementara) bahkan hanya tindakan menahan napas.
Pada asidosis respiratorik tak terkompensasi (Gambar Defek primer pada alkalosis respiratorik adalah pengeluaran
l5-l2b), [COr] meningkat (dalam contoh ini, menjadi dua berlebihan CO, dari tubuh akibat hiperuentilasi (lihat h.
kali lipat), dimana [HCO3-] normal, sehingga'rasio menjadi 536). Jtka ventilasi paru meningkat melebihi laju produksi
2012 (l0lI) dan pH berkurang. Marilah kita perjelas suatu CO, maka COryangkeluar akan terlalu banyak. Akibatnya,
hal yang dapat membingungkan. Anda mungkin bertanya H2CO3 yang terbentuk berkurang.dan [H.] menurun.

Keseimbangan Cairan dan Asam-Basa 631


Flsrrna!

G) FH ?4
lHco"-l(20)
pH = pK * los
(1)

- 7,4
= 6,1 + 1,3 -tCOrL

Gar:gguan asam-basa tak terk*n:pensa*i GangEr*.*n ;:*+r:l-basa t*rk*mBensae!

(c)@
.ii"?,ff)
"=l,l

lHco3l

(20):. (e) l ^u, n' _.


rcozl.^
; (0,5)
gjjj
-S#$; lrol\

*
nH= o,t t rqs # ffi pH = 6,1 . ,* ('f)
E 6,1 + 1,6 r 7,7
*t
= 6,1 + 1,3 = 7,4
.1 li :::_':r__in-li'-

l",, ; .r'l,,''':,,'
i.,i ! r,r;
r r, ,
{10}
;1:,:..11,, :l' * (1s)
I
{l}l ',.r (s)
-
1^u-n *
I Pr r r,r
I

| (asidosis I

I metabolik) pH*6,1*foS
f pH = 6,1 .,"S (?
|

i
#
":''l;l =S,1 +1.0=7,1 = 6,1 + 1,3 = 7,4

I---
pt1 t,t ---- I
lHc03-l
I latkatosis I lHco3-l
I metanotir) |
(40) lcozl
(h) x (1,25)
*(i)
PH = 6,1 + IoS {P pH = 6,1 .'"s (?)
1,ffi
= 6,1 + 1,6 = 7,7 = 6,1 + 1,3 = 7,4
Panjang lengan timbangan tidak sesuai skala.

Gambaran skematik hubungan [HCOrl dan [COrl terhadap pH dalam berbagai status asam-basa. (a) Keseimbangan asam-basa
normal'
Ytlg tllOa l/[COr] adalah 2011 . (b) Asidosis respiratorik tak terkompensasi. Rasio [HCOrl/[COr] berkurang (2012) karena terjadi
akum.ulasi c9: (c) Asidosis respiratorik terkompensasi. Retensi kompensatorik HCor- untuk mengimbangi akumulasi CO, memulihkan
rasio [HCo,-]4COrl.ke ekivalen normal (40/2). (d) Alkalosis respiratorik tak terkompensasi. Rasio [HCor-J/[COr] meningkat'(20l0,5) akibat
p"lrly.1T CQ (e) Alkalosis respiratorik terkompensasi. Eliminasi kompensatorik HCO.- untuk mengimbangi def isif CO, memulihkan
Ttj9.!li-O^, l/t!9,] \9
ekivalen normal (10/0,5). (f) Asidosis metabolik tak terkompensasi. Rasio [HCO, ]/[CO,] berkurang (rOlt; oteh
defisit HCO,-. (g) Asidosis metabolik terkompensasi. Korservasi_HCOi1 vlng secara parsial menamba-hkan kekurangan HCO, dan
,
penurunan kompensatorik C0, memulihkan rasio IHCO3 ]/[COrl ke ekivalen normal (15/0,75). (h) Alkalosis metabollk tak tekompen-
sasi..Rasio [HCO3-]4COrI meningkat (40/'l) karena kelebihan HCO, . (i) Alkalosis metabolik terkompensasi. Eliminasi sebagian HCdr- dan
peningkatan kompensatorik CO, memulihkan rasio [HCOr-]/tCOri ke ekivalen normal (2511,25).

632 Bab 1 5
PENYEBAB ALKALOSIS RESPIRATORIK PENYEBAB ASIDOSIS METABOLIK
Kemungkinan penyebab alkalosis respiratorik mencakup Asidosis metabolik adalah jenis gargguan asam-basa yang paling
demam, rasa cemas, dan keracunan aspirin, yang semuanya sering dijumpai. Inilah sebagian penyebabnya yang umum:
merangsang ventilasi secara berlebihan tanpa mempertim-
1. Diare berat. Selama pencernaan, getah pencernaankaya
bangkan status Or, COr, atau H. di cairan tubuh. Alkalosis
HCO, biasanya disekresikan ke dalam saluran cerna
respiratorik juga terjadi karena mekanisme fisiologik di tem-
dan kemudian diserap kembali ke dalam plasma ketika
pat yang tinggi. Ketika konsentrasi O, yang rendah dalam
pencernaan selesai. Selama diare, HCO3- ini hilang dari
darah arteri secara refleks merangsang ventilasi untuk mem-
tubuh dan tidak direabsorpsi. Karena HCO, berkurang
peroleh lebih banyak Or, CO2 akan keluar dalam jumlah ter-
maka HCO, yang tersedia untuk mendapar H. ber-
lalu besar yang secara tak sengaja menyebabkan keadaan kurang sehingga lebih banyak H- bebas yang ada di
alkalotik (lihat h. 538).
cairan tubuh. Dengan melihat situasi ini dari segi yang
Jika kita melihat kelainan biokimiawi pada alkalosis berbeda, berkurangnya HCO. menggeser reaksi CO, +
respiratorik tak terkompensasi (Gamba r l5-l2d), peningkat- HrO H- + HCO, ke kanan untuk mengompensasi
an pH mencerminkan penurunan [COr] (separuh dari nilai =
defisit HCO, , meningkatkan [Hl] di atas normal.
normai pada contoh kita), sementara [HCOr-J tetap normal. 2. Diabetes melitus. Kelainan metabolisme lemak akibat
Hal ini menghasilkan rasio alkalotik 2010,5, yang serara ketidakmampuan sel menggunakan glukosa karena
dengan 4011,. kurangnya efek insulin menyebabkan pembentukan
asam keto secara berlebihan. Penguraian asam-asam keto
ini meningkatkan [H-] plasma.
KOMPENSASI U NTUK ALKALOSIS RESPIRATORI K
3. Olahraga berat. Ketika orot mengandalkan glikolisis
Tindakan kompensasi bekerja untuk menggeser pH kembali anaerob sewaktu olah raga berat, terjadi peningkatan
ke normal: produksi asam laktat, yang meningkatkan [Hr] plasma
(lihat h. 299).
I Sistem dapar kimiawi membebaskan Hr untuk mengu- 4. Asidosis uremih. Pada gagal ginjal berat (uremia), ginjal
rangi keparahan alkalosi3.
tidak dapat menyingkirkan bahkan H. dalam jumlah
I Sewaktu [COr] dan [H-] plasma turun di bawah normal normal yang dihasiikan dari asam-asam nonkarbonat
akibat ventilasi berlebihan, dua dari perangsang kuat untuk dari proses-proses merabolik sehingga H- mulai me-
mendorong ventilasi lenyap. Efek ini cenderung "mengerem" numpuk di cairan tubuh. Ginjal juga tidak dapat me-
dorongan yang ditimbulkan oleh faktor nonrespirasi, misal- nahan HCO, dalam jumlah memadai untuk menyang-
nya demam atau rasa cemas, terhadap ventilasi. Karena itu, ga beban asam yang normal.
hiperventilasi tidak berlanjut ranpa kendali.
I Jika situasi berlanjut selama beberapa hari maka ginjal
KOMPENSASI UNTUK ASIDOSIS METABOLIK
melakukan kompensasi dengan menahan H- dan mengeks-
kresi HCO, lebih banyak. Kecuali pada asidosis uremik, asidosis metabolik dikompensasi
oieh mekanisme pernapasan dan ginjal serta dapar kimiawi.
Jika, seperti pada contoh kita (Gambar 15-12e), sim-
panan HCO, berkurang hingga separuh akibat keluarnya I Penyangga menyerap kelebihan H-.
HCO3- di urin, maka rasio [HCO3 ]/[COr] menjadi 1010,5, I Paru mengeluarkan lebih banyak CO, penghasil H-.
ekivalen dengan normal 2011. Karena itu, pH dikembalikan I Ginjal mengekskresikan H. lebih banyak dan menahan
ke normal dengan menurunkan jumlah HCO, untuk HCO, lebih banyak.
mengompensasi berkurangnya CO,.
Dalam contoh kita (Gambar l5-l2g), tindakan-
tindakan kompensasi ini memulihkan rasio ke normal
dengan mengurangi [COr] menjadi 75o/o dari normal dan
IAsidosis metabolik berkaitan dengan dengan meningkatkan IHCO, ] separuh jalan menuju ke
penurunan IHCO3-]. normal (naik dari 50o/o menjadrT5o/o nilai normal). Hal ini
membawa rasio menjadi 1510,75 (ekivalen dengan 20li).
Asidosis metabolik (juga dikenal sebagai asidosis non- Perhatikan bahwa dalam mengompensasi asidosis meta-
respiratorik) mencakup semua jenis asidosis selain yang boiik, paru secara sengaja menggeser [CO,] dari normal da-
disebabkan oleh keiebihan CO, di cairan tubuh. Pada keada- lam upaya memulihkan [H.] ke ,,ormrl. Sementara pada
an tak terkompensasi (Gambar l5-l2f), asidosis metabolik ".ah
gangguan asam-basa yang disebabkan oleh faktor pernapasan
selalu ditandai oleh penurunan [HCO.-] plasma (dalam con- kelainan [COr] adalah penyebab ketidakseimbangan [H-],
toh kita menjadi separuhnya). ,.-.rri"." [CO,] normal se- pada gangguan asam-basa metabolik [COr] secara sengaja di-
hingga terbentuk rasio asidotik 10/1. Masalahiapat timbul geser dari normal sebagai kompensasi p.nti.rg untuk ketidak-
karena pengeluaran cairan kaya HCO, yang berlebihan dari seimbangan [H.].
tubuh atau karena akumulasi asam nonkarbonat. Pada kasus Jika penyakit ginjal menjadi penyebab asidosis metabo-
yang terakhir, HCOr- plasma digunakan untuk mendapar H- lik maka kompensasi tidak mungkin runtas karena tidak ter-
tambahan tersebut. sedia mekanisme ginjal untuk mengatur pH. Ingatlah bahwa

Keseimbangan Cairan dan Asam-Basa 033


sistem pernapasan hanya dapat mengompensasi hinggaT5o/o kelebihan asam di lambung, HCO3 meredakan gejala
jalan menuju normal. Asidosis uremik merupakan hal yang iritasi lambun g dan heartburn; tetapi jika HCO. yang
sangat serius karena ginjal tidak dapat membantu memulih- ditelan melebihi kebutuhan maka kelebihan HCO,
kan pH hingga ke normal. akan diserap dari saluran cerna dan meningkatkan
[HCO3 J plasma. Kelebihan HCO. ini berikatan
dengan sebagian H- bebas yang normalnya ada di
IAlkalosis metabolik berkaitan dengan plasma dari sumber-sumber nonkarbonat, menurun-
peningkatan IHCO'-I. kan [H.]. (Sebaliknya, produk alkali komersial untuk
mengobati hiperasiditas lambung tidak diserap dari
Alkalosis metabolik adalah penurunan [H-] plasma akibat saluran cerna sehingga tidak mengubah status asam-
deftsiensi relatif asam-asam nonkarbonat. Gangguan asam- basa tubuh).
basa ini berkaitan dengan peningkatan [HCO3-] yang, pada
keadaan tak terkompensasi, tidak disertai oleh perubahan
KOMPENSASI UNTUK ALKALOSIS METABOLIK
[COr]. Dalam contoh kita (Gambar 15-12h), [HCO, ] ber-
lipat dua, menghasilkan rasio alkalotik 40l1. I Pada alkalosis metabolik, sistem dapar kimiawi segera
membebaskan Ht.
I Ventilasi berkurang sehingga CO, penghasil H. tertahan
PENYEBAB ALKALOSIS METABOLI K
di cairan tubuh.
Keadaan ini timbui terutama karena hal-hal berikut: I Jika keadaan menetap beberapa hari maka ginjal akan
1. Muntah menyebabkan pengeluaran abnormal H- dari menahan H- dan mengekskresikan lebih banyak HCO3- di
tubuh akibat hilangnya getah lambung yang asam. urin.
Asam hidroklorida disekresikan ke dalam lumen lam- Peningkatan kompensatorik [COr] yang terjadi (hingga
bung selama pencernaan. Selama sekresi HCl, bikarbo- 25o/o pada contoh kita-Gambar l5-12:i dan pengurangan
nat ditambahkan ke plasma. HCO. ini dinetralkan oleh parsial IHCO (75o/o dari jalan menuju normal dalam con-
r)
H. sewaktu sekresi lambung akhirnya diserap kembali toh kita) bersama-sama memulihkan rasio [HCO,-]/[COr]
ke dalam plasma sehingga dalam keadaan normal tidak kembali ke ekivalen 2017 pada25l1,25.
terjadi penambahan netto HCO3- ke plasma dari sum-
ber ini. Namun, jika asam ini keluar dari tubuh sewaktu
GAM BARAN SI NG KAT GANGGUAN ASAM-BASA
muntah maka [H.] plasma tidak saja menurun tetapi
tidak lagi terjadi reabsorpsi H. untuk menetralkan TERKOMPENSASI
HCO. ekstra yang ditambahkan ke plasma sewaktu Status asam-basa seseorang tidak dapat dinilai hanya
sekresi HCI lambung. Karena itu, keluarnya HCI pada berdasarkan pH. Kelainan asam-basa tak terkompensasi
hakikatnya meningkatkan [HCO3 J pl"sma. (Sebalik- dapat mudah dibedakan berdasarkan penyimpangan ICOrl
nya, pada muntah yang "lebih dalam', HCO3- di getah atau [HCO, ] dari normal (Tabel 15-9). Namun, ketika
pencernaan yang disekresikan ke dalam usus halus ba- kompensasi telah dicapai dan pH pada hakikatnya normal,
gian atas mungkin keluar bersama muntahan sehingga penentuan [COr] dan [HCO3-] dapat mengungkapkan
yang terjadi adalah asidosis bukan alkalosis). gangguan asam-basa, tetapi jenis gangguan tidak dapat
2. Ingesti obat alkali dapat menyebabkan alkalosis, misal- dibedakan. Sebagai contoh, pada asidosis respiratorik ter-
nya saar soda kue (NaHCOr, yang terurai menjadi Na. kompensasi dan alkalosis metabolik terkompensasi, [CO,J
dan HCO, dalam larutan) digunakan sendiri sebagai dan [HCO, ] di atas normal. Pada asidosis respiratorik,
terapi hiperasiditas lambung. Dengan menetralkan masalah awal adalah peningkatan abnormal [CO,], dan

Tabel.1,5-9
Ringkasan:lCorlr lHOr-l. dan pH pada.Kelainan Asam-Basa Tak Terkompensasi dan Terkompensasi

lcorl lHCO31
(DIBANDINGKAN (DIBANDINGKAN
STATUS ASAM-BASA pH NORMAL) NORMAL) lHco3l/lcorl
Normal Normal Normal Normal 20/1
Asidosis Respiratorik Tak terkompensasi Menurun Meningkat Normal 20t2 (10t1)
Asidosis Respiratorik Terkompensasi Normal Meningkat Meningkat 40t2 (20/1)
Alkalosis Respiratorik Tak Terkompensasi Meningkat Menurun Normal 20t0,s (4ot1)
Alkalosis Respiratorik Terkompensasi Normal Menurun Menurun 10t0,5 (20t1)
Asidosis Metabolik Tak terkompensasi Menurun Normal Menurun 10t1
Asidosi Metabolik Grkompensasi Normal Menurun Menurun 1sl0,7s (20t1)
Alkalosis Metabolik Tak Terkompensasi M.eningkat Normal Meningkat 40t1
Alkalosis Metabolik Terkompensasi Normal Meningkat Meningkat 2st1,2s (20t1)

634 Bab 15
peningkatan kompensatorik IHCO3-] mengambalikan Kontrol keseimbangan HrO penting untuk mencegah
rasio [HCO, ]/[COr] ke 2011. Alkalosis metabolik, se- perubahan osmolaritas CES, yang dapat menimbulkan per-
baliknya, malah ditandai oleh peningkatan abnormal pindahan osmorik HrO antara sel dan CES yang mem-
[HCO3 ];
kemudian peningkatan kompensatorik [CO,] bahayakan. Perpindahan HrO masuk atau keluar sel ini
memulihkan rasio ke normal. Demikian juga, alkalosis masing-masing akan menyebabkan sel membengkak atau
respiratorik terkompensasi dan asidosis metabolik terkom- menciut. Sel, terurama neuron otak, tidak berfungsi normal
pensasi memperlihatkan pola [COr] dan [HCO3 ]. Alka- jika membengkak atau menciut. Keseimbangan air rerurama
losis respiratorik dimulai dengan penurunan [COr], yang dipertahankan dengan mengontrol volume H,O bebas (H,O
dikompensasi dengan penurunan [HCO.-] . Pada asidosis yang tidak diserrai oieh zat rerlarut) yang keluar di urin untuk
metabolik, [HCO3 ] turun di bawah noimal, diikuti oleh mengompensasi pengeluaran HrO yang tak terkontrol dan
penurunan kompensatorik [COr] . Karena itu, pada gang- bervariasi dari jalur lain, misalnya keringat atau diare, dan
guan asam-basa terkompensasi, masalah awal harus diten- pemasukan HrO yang kurang reratur. Meskipun terdapat
tukan berdasarkan gejala dan tanda klinis selain penyim- mekanisme haus untuk mengontrol asupan H,O berdasarkan
pangan [COr] dan [HCO3-] dari normal. kebutuhan namun jumlah cairan yang diminum seseorang
sering dipengaruhi oleh kebiasaan dan faktor sosial dan bu-
kan hanya rasa haus.
Keseimbangan anrara pemasukan dan pengeluaran H-
sangat penting untuk mempertahankan keseimbangan asam-
PERSPEKTIF BAB lNl: FOKUS PADA basa dalam baras-batas sempit yang memungkinkan hidup.
HOMEOSTASIS Penyimpangan pH lingkungan cairan internal menyebabkan
gangguan eksitabilitas neuromuskuius, perubahan aktivitas
Homeostasis bergantung pada pemeliharaan keseimbangan metabolik yang dikontrol oleh enzim, dan ketidakseimbangan
antara pemasukan dan pengeluaran semua konstiruen yang K., yang dapat menyebabkan aritmia jantung. Efek-efek ini
terdapat di lingkungan cairan internal. Regulasi keseimbang- mematikan jika pH berada di luar kisaran 6,8 sampai 8,0.
an cairan melibatkan dua komponen terpisah: kontrol ke- Ion hidrogen seca-ra tak terkontrol dan terus-menerus
seimbangan garam dan kontrol keseimbangan HrO. Kontrol ditambahkan ke cairan tubuh akibat aktivitas metabolik yang
keseimbangan garam sangat penting dalam regulasi jangka terus-menerus, namun pH CES harus dijaga konstan pada ka-
panjang tekanan darah arteri karena beban/jumlah garam dar yang sedikit basa (7,4) agar tubuh berfungsi optimal. Se-
tubuh mempengaruhi tekanan osmotik CES, di mana plasma perti keseimbangan garam dan HrO, kontrol pengeluaran H-
adalah bagiannya. Peningkatan jumlah garam di CES menye- oleh ginjal adalah faktor regulasi utama unruk mencapai
babkan ekspansi volume CES, termasuk volume plasma, yang keseimbangan H.. Paru, yang dapat menyesuaikan ke..paian
selanjutnya menyebabkan peningkatan tekanan darah. Se- ekskresi CO, penghasil H-, juga membantu mengeluarkan H"
baliknya, penurunan jumlah garam CES menyebabkan pe- dari rubuh. Selain itu, sistem dapar kimiawi dapat menyerap
nurunan tekanan darah. Keseimbangan garam dipertahankan atau membebaskan H., secara transien menjaga konsentrasi
dengan secara rerus-menerus menyesuaikan pengeluaran ga- ion ini konstan di dalam tubuh sampai pengeluarannya dapat
ram di urin untuk menyamai asupan garam yang bervariasi diseimbangkan dengan pemasukannya. Mekanisme semacarn
dan tak terkontrol. ini tidak tersedia untuk keseimbangan garam atau HrO.

RINGKASAN BAB
Konsep Keseimbangan (h. 605 -607) Dua pertiga dari HrO tubuh terdapar di cairan intrasel
I Cadangan internal suatu bahan adalah jumlah bahan (CIS). Sisa sepertiganya terdapat di cairan ekstrasel (CES)
tersebut di CES. yang terdistribusi antara plasma (20% CES) dan cairan
I Pemasukan ke cadangan internal tersebut adalah melalui interstisium (80% CES). (Lihatlah Tabel 15-I).
ingesti atau produksi bahan secara metabolis. Pengeluaran Karena semua konstituen plasma dipertukarkan secara
dari cadangan internal adalah melalui ekskresi atau kon- bebas menembus dinding kapiler, maka plasma dan cair-
sumsi metabolik bahan. (Lihatlah Gambar I5-I). an interstisium memiliki komposisi hampir identik, ke-
I Pemasukan harus sama dengan pengeluaran agar kese- cuali tidak adanya protein plasma di cairan intertisium.
imbangan bahan rerjaga. Sebaliknya, CES dan CIS memiliki komposisi yang sama
sekali berbeda, karena sawar membran plasma bersifat
Keseimbangan Cairan (h. 607-613) sangat seiektif terhadap bahan-bahan apayalrrgdapat ma-
I Secara rerata, cairan tubuh membentuk 60% dari berat suk atau keluar sel. (Lihatlah Gambar l5-2).
tubuh total. Angka ini bervariasi di antara orang, ber- Komponen esensial keseimbangan cairan adalah kontrol
gantung pada berapa banyak lemak (jaringan yang kan- volume CES dengan memperrahankan keseimbangan ga-
dungan HrO-nya rendah) yang dimiliki seseorang. ram dan kontrol osmolaritas CES dengan mempertahan-

Keseimbangan Cairan dan Asam-Basa 635


kan keseimbangan air. (Lihatlah Tabel 15-2, h. 610, 15-3, secara metabolisdi dalam tubuh harus secara terus-
h. 615, dan 15-5, h. 619). menerus diimbangi oleh pengeluaran H* melalui ekskresi
I Karena Na., kation utama CES, memiliki kekuatan os- Ht di urin dan pengeluaran CO, penghasil H- di paru.
motik yang besar maka perubahan kandungan Na- total Selain itu, antara waktu pembentukan dan eliminasinya,
tubuh menyebabkan perubahan setara dalam volume H. harus didapar di dalam tubuh untuk mencegah
CES, termasuk volume piasma yang, pada gilirannya, fluktuasi mencolok [H-].
mengubah tekanan darah arteri dalam arah yang sama. Konsentrasi ion hidrogen sering dinyatakan dalam pH,
Karenanya, dalam jangka panjang mekanisme regulasi yaitu logaritma 1/[H-]
Na- mengompensasi perubahan volume CES dan tekanan pH normal plasma adalah 7 ,4, sedikit basa dibandingkan
darah arteri. (Lihatlah Tabel 15-5). dengan HrO netrai, yang pH-nya 7,0. pH yang lebih
I Asupan garam pada manusia tidak terkontrol, tetapi rendah daripada normal ([H.] lebih tinggi daripada
pengeluaran garam di urin diatur secara ketat. Mekanisme- normal) menunjukkan keadaan asidosis. pH yang lebih
'tekanan
mekanisme pengatur darah dapat mengubah tinggi daripada normal ([H-] lebih rendah daripada nor-
LFG, dan karenanya jumlah Na. yang terfiltrasi, dengan mal) menunjukkan keadaan alkalosis. (Lihatlah Gambar
mengubah-ubah jari-jari arteriol aferen yang mendarahi t 5-6).
glomerulus. Secara bersamaan, mekanisme-mekanisme Fluktuasi [H.] menimbulkan efek besar pada kimia tu-
yang mengatur tekanan darah dapat mengubah-ubah buh, terutama (1) perubahan eksitabilitas neuromusku-
sekresi aldosteron untuk menyesuaikan reabsorpsi Na- lus, dengan asidosis menekan eksitabilitas, khususnya di
oleh tubulus ginjal. Dengan mengatur jumlah Na. yang susunan saraf pusat, dan alkalosis menyebabkan eksita-
difiltrasi dan direabsorpsi, ginjal dapat menyesuaikan bilitas berlebihan baik di saraf perifer maupun susunan
seberapa banyak Na- yang diekskresikan ke urin untuk saraf pusat; (2) gangguan reaksi-reaksi metabolik normal
mengatur volume plasma dan tekanan darah arteri dalam dengan mengubah struktur dan fungsi semua enzim; dan
jangka panjang. Qihatlah Gambar 15-3). (3) perubahan [K-] plasma yang ditimbulkan oleh per-
I Perubahan osmolaritas CES terutama didetelai dan di- ubahan laju eliminasi K. yang diinduksi oleh H-, oleh
koreksi oleh sistem-sistem yang mempertahankan kese- ginjal.
imbangan HrO. Tantangan utama dalam mengontrol keseimbangan
I Osmolaritas CES harus diatur secara ketat untuk men- asam-basa adalah mempertahankan kebasaan plasma nor-
cegah perpindahan osmotik HrO antara CES dan CIS, mal karena terjadi penambahan terus-menerus H- dari
karena pembengkakkan atau penciutan sel membahaya- aktivitas metabolik. Sumber utama H* adalah penguraian
kan, terutama bagi neuron otak. Kelebihan HrO bebas di HrCOrIang dibentuk oleh COr.
CES akan mengencerkan zat terlarut; hipotonisitas CES Tiga lini pertahanan untuk menahan perubahan pada
yang terjadi mendorong HrO masuk ke dalam sel. Defisit
[H-] adaiah (1) sistem dapar kimiawi; (2) kontrol respirasi
HrO bebas, sebaliknya, memekatkan zat rcrlarut sehingga atas pH, dan (3) kontrol ginjal atas pH.
HrO keluar dari sel untuk masuk ke CES yang hipertonik. Sistem-sistem dapar kimiawi, lini pertahanan pertama,
(Lihatlah Tabel I5-9. masing-masing terdiri dari sepasang zat kimia yang ter-
I Untuk mencegah perpindahan yang merugikan ini, kese- libat dalam suatu reaksi reversibel, satu yang dapat mem-
imbangan HrO bebas diatur terutama oleh vasopresin bebaskan Ht dan yang lain dapat mengikat H-. Dengan
dan, dengan tingkat yang lebih rendah, oleh rasa haus. bekerja sesuai hukum aksi massa, pasangan dapar dapat
I Perubahan pada sekresi vasopresin dan rasa haus diatur
segera bekerja untuk meminimalkan perubahan pH.
terutama oleh osmoreseptor hipotalamus, yang meman- (Lihatlah Gambar 15-8 dan Tabel I 5-6).
tau osmolaritas CES. Jumlah vasopresin yang dikeluarkan
Sistem pernapasan, lini kedua pertahanan, normalnya
menentukan tingkat reabsorpsi HrO bebas oleh bagian
mengeliminasi CO, yang diproduksi seca.a metabolis
distal nefron, sehingga menentukan volume urin yang
sehingga H2CO3 tidak menumpuk di cairan tubuh.
dikeluarkan. (Lihatkh Gambar 15-4 dan Tabel 15-4).
I Secara bersamaan, intensitas rasa haus mengontrol volu- Jika dapar kimiawi saja tidak mampu segera memperkecil
perubahan pH maka sistem respirasi berespons dalam be-
me cairan yang masuk. Namun, karena volume cairan
berapa menit dengan mengubah kecepatan pengeluaran
yang diminum sering tidak berkorelasi langsung dengan
COr-nya. Peningkatan [H-] dari sumber-sumber di luar
intensitas rasa haus, maka kontrol pengeluaran urin oleh
asam karbonat akan merangsang pernapasan sehingga
vasopresin adalah mekanisme regulasi terpenting untuk
terjadi peningkatan pembuangan CO, penghasil H2CO3,
mempertahankan keseimbangan HrO.
mengompensasi asidosis dengan mengurangi pemben-
Keseimbangan Asam-Basa (h. 615-635) tukan H- dari HrCOu. Sebaliknya, penurunan [H.] me-
I Asam melepaskan ion hidrogen bebas (H-) ke dalam la- nekan aktivitas pernapasan sehingga CO, dan karenanya
rutan; basa mengikat ion hidrogen bebas dan mengeluar- H2CO3 penghasil asam dapat meningkat di cairan tubuh
kannya dari larutan. (Lihatlah Gambar 15-9. untuk mengompensasi alkalosis. (Lihatlah Tabel 15-V.
I Keseimbangan asam-basa mengacu kepada regulasi kon- Ginjal adalah lini pertahanan ketiga dan paling kuat.
sentrasi H. (tHJ) di cairan tubuh. Untuk mempertahan- Ginjal memerlukan beberapa jam untuk mengompensasi
kan secara tepat [H-], pemasukan Ht oleh produksi asam penyimpangan pH cairan tubuh. Namun, organ ini tidak

536 Bab 15
sqja mengeliminasi dalam jumlah normal H. yang berasal dapat menghambat sekresi H- lebih lanjut. Dalam keada-
dari sumber non-HrCO, tetapi juga dapat mengubah laju an normal, H- disangga oleh pasangan dapar fosfat urin,
pengeluaran Ht sebagai respons terhadap perubahan asam yang banyak di cairan tubulus karena kelebihan fosfat dari
non-HrCO, dan HrCOr. Sebaliknya, paru hanya dapat makanan tumpah ke dalam urin untuk diekskresikan dari
menyesuaikan H- yang dihasilkan dari HrCOr. Selain itu, tubuh.
ginjal juga dapat mengatur [HCO, ] di cairan tubuh. Pada asidosis, ketika semua dapar fosfat terpakai untuk
Ginjal mengompensasi asidosis dengan mengeluarkan ke- menyangga kelebihan H. yang disekresi, ginjal menge-
lebihan H- di urin sembari menambahkan HCO.- baru luarkan NH, ke dalam cairan tubulus untuk berfungsi
ke plasma untuk menambah jumlah dapar HCO, . Se- sebagai dapar sehingga sekresi H- dapat berlanjut.
lama alkalosis, ginjal menahan H. dengan mengurangi Empat jenis ketidakseimbangan asam-basa adalah asidosis
sekresinya di urin. Ginjal juga mengeliminasi HCO3 , respiratorik, alkalosis respiratorik, asidosis metabolik, dan
yang berlebihan karena jumlah HCO, Iang diperlukan alkalosis metabolik. Gangguan asam-basa respiratorik
menyangga H- berkurang akibat berkurangnya H-. (Lihat- berakar dari penyimpangan [CO,J dari normal, semen-
lah Gambar 15-9, l5-10, dan I5-11 sertaThbel t5-8). tara ketidakseimbangan asam-basa metabolik mencakup
H- yang disekresikan harus didapar di cairan tubulus un- semua penyimpangan pH selain yang disebabkan [CO,].
tuk mencegah peningkatan gradien konsentrasi H- yang (Lihatlah Gambar I5-12 dan Tabel 15-9\.

SOAL LATIHAN
Pertanyaan Obyektif (Jawaban di h. A-56) c. meningkat pada asidosis
1. Keseimbangan garam pada manusia kurang dapat diatur d. turun lebih rendah jika [HCO. ] meningkat
karena kesukaan kita akan garam yang hedonistik. e. normal jika rasio [HCO3 ]/ICO
r) adalahZOlt
(Benar atau salah?) 11. Tunjukkan semua jawaban yang benar: Sel tubulus ginjal
2. Satu-satunya jalan untuk mempertukarkan bahan antara mensekresikan NH,
sel dan lingkungan eksternal adalah CES. (Benar atau a. ketika pH urin menjadi terlalu tinggi
salah?) b. ketika tubuh berada dalam keadaan alkalosis
3. Air terdorong masuk ke dalam sel ketika volume CES c. agar sekresi H- oleh ginjal dapat terus berlangsung
meningkat oleh penambahan cairan isotonik. (Benar d. untuk menyangga kelebihan HCO. yang difiltrasi
atau salah?) e. jika rerjadi kelebihan NH, di cairan tubuh
4. H. yang disekresikan dan digabungkan dengan reabsorpsi 12. Tunjukkan semua jawaban yaig benat Asidosis
HCO, tidak dielakresikan, sementa-ra H. y*g disekresi- a. menyebabkan eksitabilitas berlebihan sistem saraf
kan dan kemudian diekskresikan dikaitkan dengan pe- b. terjadi jika pH plasma turun di bawah 7,35
nambahan HCO3- baru ke plasma. (Benar atau salah) c. terjadi ketika rasio [HCO, J/[COr] melebihi 20l1
5. Peningkatan tak diinginkan CO, adalah penyebab asi- d. terjadi ketika CO, dikeluarkan dari paru lebih cepat
dosis respiratoik, tetapi peningkatan secara sengaja CO, daripada produksinya oleh aktivitas metabolik
mengompensasi alkalosis metabolik. (Benar atau salah?) e. terjadi ketika pengeluaran HCO. dari tubuh ber-
6. Dari dua anggota sistem dapar HrCOr:HCOt, ... di- lebihan, misalnya sewakru diare
"

atur oleh paru dan ... diatur oleh ginjal. 13. Selesaikan bagan berikut:
7. Kompartemen cairan tubuh terbesar adalah ...
tHCo;l Kehinan tak Kemungbinan
8. Mana dari faktor berikut yang tidak meningkatkan
sekresi vasopresin?
tCOJ terkompensasi penyebab pH
a. hipertonisitas CES 10/1 1. 2. 3.
b. alkohol 20t0,5 4._ 5. 6.
c. situasi stres
2012 7. _ 8. g
d. defisit volume CES
e. angiotensin II
40lr 10. _ 11. _ 12. _
g Mana dari oiang berikut yang persenrase HrO-nya pa-
ling rendah? Pertanyaan Esai
a. bayi gemuk 1. Jelaskan konsep keseimbangan!
b. mahasiswi bertubuhproporsional 2. Jelaskan garis besar distribusi H"O tubuhl
c. mahasiswa berotot gempal 3. Sebutkan definisi cairan trans-sil, dan tunjukkan kom,
d. wanita lanjut usia dengan obesitas ponen-komponennya! Apakah kompartemen trans-sel
e. pria tua bertubuh langsing sebagai keseluruhan mencerminkan perubahan pada
10. Tunjubkan semuajawaban yang benar: pH keseimbangan cairan tubuh?
a. sama dengan log 1/[H-] 4. Bandingkan komposisi ion plasma, cairan interstisium,
b. sama dengan pK + log [COr]/[HCO3 ] dan cairan intrasel!

Keseimbangan Cairan dan Asam-Basa 637


5. .Faktor-faktor apa yang diatur untuk mempertahankan 15. Sebutkan dan tunjukkan fungsi masing-masing sistem
keseimbangan cairan tubuh? dapar kimiawi tubuh!
6. Mengapa regulasi volume CES penting? Bagaimana hal 16. Apa penyebab empat kategori ketidakseimbangan asam-
tersebut diatur? basa?
7. Mengapa regulasi osmolaritas CES penting? Bagaimana 17. Mengapa asidosis uremik serius?
hal tersebut diatur? Apa penyebab dan akibat hiper-
tonisitas dan hipotonisitas CES? Latihan Kuantitatif (Solusi di h. A-56)
8. Jelaskan secara singkat sumber pemasukan dan penge- 1. Karena pH plasma = 7,4, Pcoz arteri = 40 mm Hg, dan
Iuaran dalam keseimbangan garam harian dan kese- setiap mm Hg tekanan parsial CO, ekivalen dengan
imbangan HrO harian! Mana yang berada di bawah [COr] plasma 0,03 mM, berapa nilai [HCO. J plasma?
kontrol untuk mempertahankan keseimbangan cairan 2. Kematian teriadi jika pH plasma berada di luar kisaran
tubuh? 6,8 sampai 8,0 untuk waktu yang lama. Berapa kisaran
9. Bedakan antara asam dan basa! konsentrasi H. yang diwakili oleh rentang pH ini?
10. Apa hubungan antara [H.] dan pH? 3. Seseorang minum I liter air suling. Gunakan data di
11. Berapa pH normal cairan tubuh? Bagaimana pH ini Thbel 15-1 untuk menghitung persen peningkatan air
bila dibandingkan dengan pH HrO? Definisikan asido- tubuh total (total body uater,TB\1, CIS, CES, plasma,
sis dan alkalosis! dan cairan interstisium! Ulangi perhitungan untuk
12. Apa konsekuensi fluktuasi [H.]? ingesti I liter NaCI isotonik! Larut"n mana yang lebih
13. Dari mana asal H- tubuh? baik dalam meningkatkan volume plasma pada pasien
14. Jelaskan tiga lini pertahanan terhadap perubahan [H.] yang baru mengalami perdarahan?
dari segi mekanisme dan kecepatan kerjanyal

UNTUK DIRENUNGKAN
(Penjelasan dih. A-57) sentrasi cairan tubuh dan kemudian disuntikkan secara
1. Minuman beralkohol menghambat sekresi vasopresin. intravena, apa dampaknya pada keseimbangan cairan
Berdasarkan fakta ini, perkirakanlah efek alkohol pada tubuh?
laju pembentukan urin! Perkirakan efek alkohol pada 4. Jelaskan mengapa pengobatan hiperasiditas lambung
osmolaritas CES! Jelaskan mengapa orang masih merasa dengan antasid yang kurang diserap dari saluran cerna
haus setelah konsumsi minuman beralkohol dalam lebih aman daripada dengan soda kue, yang merupakan
jumlah besar? dapar yang baik tetapi mudah diserap!
2. Jika seseorang kehilangan 1500 ml keringat kaya garam 5. Mana dari reaksi berikut yang mendapar asidosis pada
dan minum 1000 ml air selama periode waktu yang pneumonia berat?
sama, apa yang akan terjadi pada sekresi vasopresin? a. Ht + HCO, -+ H2CO3 -+ CO2 + HrO
Mengapa kita perlu mengganti air dan garam? b. CO, + HrO -+ HrCO3 ) H- + HCO3-
3. Jika suatu zat terlarut yang dapat menembus membran c. H. + Hb -+ HHb
plasma, misalnya dekstrosa (sejenis gula), dilarutkan d. HHb -+ H. + Hb
dalam air steril pada konsentrasi yang sama dengan kon- e. NaHrPOn + Na. J NarHPO, + H.

KASUS KLINIS
(Penjelasan dih. A-57) jangan pada keseimbangan cairan dan asam-basanya? Dengan
Marilyn Y mengalami diare berat selama lebih dari seminggu cara apa tubuh Marilyn mencoba mengompensasi ketidak-
akibat terjangkit salmonelosis, suatu infeksi bakteri di usus seimbangan ini?
karena makanany^ngtercemar. Apa dampak diare berkepan-

638 Bab 15
SUMBER BACAAN PHYSIOEDGE
Situs PhysioEdge memperkenalkan aspek-aspek klinis fisiologi manusia. Untuk
Situs untuk buku ini berisi banyak alat bantu belajar yang bab ini periksalah: Ca:e History 5: EightYears Later.
bermanfaat, serta banyak petunjuk untuk bahan bacaan lebih
Untuk anjuran bacaan, konsultasilah ke InfoThac" College
lanjut dan riset. Masuklah ke:
Edition/Research di situs PhysioEdge atau pergi langsung ke
http://biology. brookscole.com/sherwoodhp6
InfoTlac College Edition, perpustakaan riset online anda di:
Pilihlah Chapter 15 dari menu drop-down atau. klik salah satu
http //infotrac.thomsonlearning.com
dari banyak pilihan, termasuk Case Histories, yang :

Keseimbangan Cairan dan Asam-Basa G39


Sistem Pencernaan

Homeostasis
Sistem pencernaan berperan dalam
'i:tr:::!:::::i::i:::::: :,:r;:::-it'!: : : homeostasis dengan memindahkan nutrien,
air, dan elektrolit dari lingkungan eksternal
:i ke lingkungan internal
:l
:l
r?r:jr::4lt1i.nrllijt+.sr4!,r:i*ejrFiE$B@1!g!i&w!ry+iffittttial,'1|itl:t4rrn!.]!ir.?
q';=.i#::i

$"**m':***tssi$ *s*msls$
heg! k*lax':g*{.*n#$}{3

Sel-sel memerlukan pasokan


konstan nutrien untuk membentuk
bagian-bagian sel baru dan produk
sekretorik serta menunjang berbagai
reaksi kimia penghasil energi.
Makanan * O, - CO, + grg + Energi
Juga, fungsi normal sel bergantung
pada terpelih arany a ketersed iaan
air dan berbagai elektrolit.

Untuk mempertahankan homeostasis, molekul nutrien yang memindahkan nutrien, air, dan elektrolit dari lingkungan
digunakan untuk menghasilkan energi harus terus-menerus eksternal ke lingkungan internal. Sistem pencernaan tidak
diganti dengan nutrien baru kaya energi. Molekul nutrien, secara langsung mengatur konsentrasi konstituen-konstituen
khususnya protein, juga diperlukan untuk sintesis sel baru dan ini di lingkungan internal. Sistem ini tidak mengubah
bagian sel yang berlangsung terus-menerus dalam proses penyerapan nutrien, aiL atau elektrolit sesuai kebutuhan
pergantian dan pertumbuhan jaringan. Demikian juga, air tubuh (dengan sedikit pengecualian); sistem pencernaan
dan elektrolit yang secara konstan keluar melalui urin dan mengoptimalkan kondisi untuk pencernaan dan penyerapan
keringat serta melalui jalur lain harus diganti secara teratur. apa yang ditelan.
Sistem pencernaan berperan dalam homeostasis dengan

640
Sistem
Pencernaan

SEKILAS ISI
PENDAHULUAN PENDAHULUAN
I Proses pencernaan dasar
Fungsi utama sistem pencernaan adalah memin-
I Komponen sistem pencernaan
dahkan nutrien, air, dan elektrolit dari makanan
I Mekanisme umum regulasi fungsi pencernaan
yang kita telan ke dalam lingkungan internal tubuh.
MULUT
Makanan yang ditelan merupakan sumber energi
I Mengunyah
atau bahan bakar yang esensial. Bahan bakar tersebut
I Sekresi liur
digunakan oleh sel untuk menghasilkan AIP untuk
FARING DAN ESOFAGUS melaksanakan berbagai aktivitas yang memerlukan
I Menelan energi, misalnya transpor aktif, kontraksi, sintesis,
LAMBUNG dan sekresi. Makanan juga merupakan sumber ba-
I Motilitas lambung han baku untuk memperbarui dan menambah ja-
I Sekresi lambung ringan rubuh.
I Pencernaan di lambung Tindakan makan tidak secara oromatis menye-
I Penyerapan oleh lambung babkan molekul-molekul jadi yang ada di makanan
SEKRESI PANKREAS DAN EMPEDU tersedia bagi sel tubuh sebagai sumber bahan bakar
I Pankreas eksokrin atau bahan baku. Makanan mula-mula harus di-
I Hati dan sistem empedu
cerna, atau diuraikan secara biokimiawi, menjadi
molekul-molekul kecil sederhana yang dapat diserap
USUS HALUS
dari saluran cerna ke dalam sistem sirkulasi untuk
I Motilitas usus halus
didistribusikan ke sel-sel. Dalam keadaan normal,
I Sekresi usus halus
95o/o dari makanan yang tertelan dapat digunakan
I Pencernaan di usus halus
oleh tubuh. Karena itu, rangkaian dalam akuisisi
I Penyerapan oleh usus halus
nutrien adalah ingesti, pencernaan, penyerapan, dis-
USUS BESAR tribusi, dan pemakaian.
I Motilitas usus besar Di bab ini mula-mula akan disajika.n gambaran
I Sekresi usus besar menyeluruh tenrang sistem pencernaan yaitu fitur-
I Bakteri kolon fitur umum berbagai komponen sistem sebelum kita
I Penyerapan oleh usus besar memulai pembahasan detil saluran cerna dari awal
I Komposisi tinja hingga akhir.
GAMBARAN UMUM HORMON PENCERNAAN

I Sistem pencernaan melakukan empat


proses pencernaan dasar.

Terdapat empat proses pencernaan dasar: motilitas,


se hres i, p encernaan, dan p eryr era? an.

MOTILITAS
Kata motilitas merujuk kepada kontraksi otor yang
mencampur dan mendorong maju isi saluran cerna.

541
Seperti otot polos pembuluh darah, otot polos di dinding Selain itu, sel-sel endokrin yang terletak di dinding
saluran cerna mempertahankan suatu kontraksi tingkat saluran cerna mensekresikan hormon pencernaan ke dalam
rendah yang menetap yang dikenal sebagai tonus. Tonus darah yang membantu pengontrolan motilitas pencernaan
penting untuk mempertahankan tekanan tetap pada isi dan sekresi kelenjar eksokrin.
saluran cerna serta untuk mencegah dindingnya teregang
permanen setelah mengalami distensi. PENCERNAAN
Pada aktivitas tonus yang tetap ini terdapat dua tipe da- Manusia mengonsumsi tiga kategori biokimiawi bahan ma-
sar motilitas saluran cerna: gerakan mendorong (propulsif) kanan kaya energi: karbohidrat, protein, dan lemak. Molekul-
dan gerakan mencampur. Gerahan propulsif mendorong maju molekul besar ini tidak dapat melewati membran plasma
isi saluran cerna, dengan kecepatan pergerakan bervariasi utuh untuk diserap dari lumen saluran cerna ke dalam darah
bergantung pada fungsi yang dilakukan oleh berbagai bagian atau limfe. Kata peircernaan (digestion) merujuk kepada
saluran cerna. Jadi, isi terdorong maju di suatu segmen penguraian biokimiawi struktur kompleks makanan menjadi
dengan kecepatan yang sesuai agar segmen tersebut dapat satuan-satuan yang lebih kecil dan dapat diserap, oleh enzim-
melaksanakan tugasnya. Sebagai contoh, transit makanan enzim yang diproduksi di dalam sisrem pencernaan, sebagai
melalui esofagus berlangsung cepat, yang sesuai karena struk- berikut:
tur ini hanya berfungsi sebagai saluran dari mulut ke lam-
bung. Sebagai perbandingan, di usus halus - tempat utama 1. Bentuk paling sederhana karbohidrat adalah gula seder-
pencernaan dan penyerapan - isi bergerak maju dengan lam- hana ataumonosakarida (molekul "satu gula'), misalnya
bat, menyediakan waktu untuk penguraian dan penyerapan glukosa, fruktosa, dan galaktosa, yang dalam keadaan
makanan. normal sangat sedikit ditemukan dalam makanan (lihat
Gerakan mencampur memiliki fungsi ganda. Pertama, h. A-13). Sebagian besar karbohidrat yang kita telan
dengan mencampur makanan dengan getah pencernaan, gerak- berada dalam bentuk polisakarida (molekul "banyak
an ini meningkatkan pencernaan makanan. Kedua, gerakan ini guld'), yang terdiri dari rantai-rantai molekul glukosa
mempermudah penyerapan dengan memajankan semua bagian yang saling berikatan. Polisakarida yang paling umum
isi saluran cerna ke permukaan serap saluran cerna. dikonsumsi adalah tepung yang berasal dari sumber
Pergerakan bahan melalui sebagian besar saiuran cerna tanaman. Selain itu, daging mengandung glikogen,
terjadi berkat kontraksi otot polos di dinding organ-organ polisakarida bentuk simpanan dari glukosa di otot. Se-
pencernaan. Pengecualiannya adalah di ujung-ujung saluran lulosa, polisakarida lain dalam makanan, yang ditemu-
mulut di bagian pangkal esofagus di awal dan sfingter ani kan di dinding tumbuhan, tidak dapat dicerna menjadi
-
eksrernus di akhir monosakarida-monosakarida konstituennya oleh getah
- di mana motiliras lebih melibatkan orot
rangka daripada aktivitas otot polos. Karena itu, tindakan pencernaan yang dikeluarkan oleh manusia; karena itu,
mengunyah, menelan, dan defekasi memiliki komponen vo- karbohidrat ini membentu,k serat yang tidak rercerna,
lunter karena otot rangka berada di bawah kontrol sadar. atat " bulk" makanan kita. Selain polisakarida, sumber
Sebaliknya, motilitas di seluruh saluran lainnya dilaksanakan karbohidrat lain yang lebih sedikit dalam makanan
oleh otot polos yang dikontrol oleh mekanisme involunter adalah dalam bentuk disakarida (molekul "dua gula'),
kompleks. termasuk sukrosa (gula pasir, yang terdiri dari satu mo-
lekul glukosa dan satu fruktosa) dan laktosa (gula susu
yang terdiri dari satu molekul glukosa dan satu galak-
SEKRESI tosa). Melalui proses pencernaan, repung, glikogen, dan
Sejumlah getah pencernaan disekresikan ke dalam lumen disakarida diubah menjadi monosakarida konstituen-
saluran cerna oleh kelenjar eksokrin (lihat h. 4) di sepanjang konstituennya, terutama glukosa dengan sejumlah kecil
perjalanan, masing-masing dengan produk sekretorik spe- fruktosa dan galaktosa. Monosakarida ini adalah satuan
sifik. Setiap sekresi pencernaan terdiri dari air, elektrolit, karbohidrat yang dapat diserap.
dan konstituen organik spesifik yang penting dalam proses Protein dalam makanan terdiri dari berbagai kombinasi
pencernaan, misalnya enzim, garam empedu, atau mukus. asam amino yang disatukan oleh ikatan peptida (lihat
Sel-sel sekretorik mengekstraksi dari plasma sejumlah besar h. A-16). Melalui proses pencernaan, protein diuraikan
air dan bahan mentah yang diperlukan untuk menghasilkan terutama menjadi asam-asam amino konstituennya serta
sekresi tertentu tersebut. Sekresi semua getah pencernaan beberapa polipeptida kecil (beberapa asam amino yang
memerlukan energi, baik untuk transpor aktif sebagian bahan disatukan oleh ikatan peptida). Keduanya adalah satuan
mentah ke dalam sel (yang lain berdifusi secara pasif) mau- protein yang dapat diserap.
pun untuk sintesis produk sekretorik oleh retikulum endo- Sebagian besar lemak dalam makanan berada dalam
plasma. Pada rangsangan saraf atau hormon yang sesuai, bentuk trigliserida, yaitu lemak netral yang terdiri dari
sekresi dibebaskan ke dalam lumen saluran cerna. Dalam satu molekul gliserol dengan tiga asam lemak melekat
keadaaan normal, sekresi pencernaan direabsorpsi dalam padanya (tri artinya 'tigd') (lihat h. A- 1 3). Selama pencer-
suatu bentuk kembali ke darah setelah ikut serta dalam proses naan, dua dari tiga molekul asam lemak tersebut ter-
pencernaan. Kegagalan reabsorpsi ini (misalnya karena mun- pisah, meninggalkan satu monogliserida, satu molekul
tah atau diare) menyebabkan hilangnya cairan yang "di- gliserol dengan satu molekul asam lemak melekat pada-
pinjam' dari plasma ini. nya (mono artinya "satu"). Karena itu, produk akhir

542 Bab 16
OH HOH HOH
Gambar 16-1 Maltosa Glukosa Glukosa
Contoh hidrolisis. Dalam contoh ini, disakarida maltosa (produk penguraian antara dari polisakarida) diuraikan menjadi dua
molekul glukosa dengan penambahan H,O di tempat ikatan.

pencernaan Iemak adalah monogliserida dan asam le- berkontraksi normal'. Saluran cerna, yang berjalan di bagian
mak bebas, yaitu satuan lemak yang dapat diserap. tengah tubuh, mencakup organ-organ berikut (Thbel 16-l):
mulur, faring (tenggorokan); esofagus; lambung; usus halus
Pencernaan dilaksanakan oleh proses hidrolisis ("p.ng-
(terdiri dari duodenum, jejunum, dan ileum); usus besar (se-
uraian oleh air"; lihat h. A-17) enzimatik. Dengan menam-
hum, apendiks, bolon, dan rektum); dan anus. Meskipun
bahkan HrO di tempat ikatan, enzim-enzim dalam sekresi
organ-organ ini bersambungan satu sama lain namun di-
pencernaan menguraikan ikatan-ikatan yang menyatukan
anggap sebagai enriras terpisah karena modifikasi regional,
subunit-subunit molekular di dalam molekul nurrien se-
yang memungkinkan organ-organ tersebut melaksanakan
hingga terjadi pembebasan molekul-molekul kecil (Gambar
aktivitas pencernaan spesifik.
16-1). Pada proses hidrolisis terjadi pengeluaran HrO di tem-
Karena saluran cerna berlanjut dari mulut hingga ke
pat ikatan yang semula menyatukan subunit-subunit kecil
anus maka lumen saluran ini, seperti lumen sedotan, ber-
ini untuk membentuk molekul nutrien. Hidrolisis mengganti
hubungan dengan lingkungan eksternal. Karenanya, isi di
HrO dan membebaskan unit-unit kecil molekul makanan
dalam Iumen saluran cerna secara teknis berada di luar tubuh,
yang dapat diserap. Enzim-enzim pencernaan bersifat spesifik
seperti soda yang anda hisap melalui sedotan bukan me-
untuk ikatan yang dapat dihidrolisis. Sewaktu bergerak me-
rupakan bagian dari sedotan itu. Hanya setelah diserap dari
lalui saluran cerna, makanan menjadi subyek berbagai enzim,
lumen menembus dinding saluran cerna bahan tersebut di,
yang masing-masing menguraikan molekul makanan lebih
anggap sebagai bagian dari tubuh. Hal ini penting karena
lanjut. Dengan cara ini, molekul-molekul makanan yang
kondisi-kondisi yang esensial bagi proses pencer4aan dapat
besar diubah menjadi unit-unit kecil yang dapat diserap
ditoleransi di lumen saluran cerna tetapi tidak dapat di,
melalui proses bertahap progresif, seperri ialur perakitan
toleransi di dalam tubuh sejati. Perhatikan contoh berikut:
yang berjalan terbalik, seiring dengan terdorong majunya isi
saluran cerna. I pH isi Iambung turun hingga serendah 2 akibat sekresi
asam hidroklorida (HCl) oleh lambung, namun di dalam
PENYERAPAN cairan tubuh kisaran pH yang memungkinkan hidup adalah
Di usus halus, pencernaan telah tuntas dan terjadi sebagian 6,8 sampai 8,0.
besar penyerapan. Melalui proses penyerapzrn, unit-unit I Enzim pencernaan yang menghidrolisis protein dalam
kecil makanan yang dapat diserap yang dihasilkan oleh makanan juga dapat menghancurkan jaringan tubuh yang
pencernaan, bersama dengan air, vitamin, dan elektrolit, memproduksinya. (Protein adalah komponen struktural uta-
dipindahkan dari lumen saluran cerna ke dalam darah atau ma sel). Karena itu, setelah enzim-enzim ini disintesis dalam
limfe. Sewaktu kita meneliti saluran cerna dari awal hingga bentuk inaktif, mereka tidak akan diaktifkan sampai men-
akhir, kita akan membahas empar proses motilitas, sekresi, capai lumen, tempat enzim-enzim ini menyerang makanan
pencernaan, dan penyerapan yang berlangsung di masing- yang sebenarnya berada di luar tubuh (yaitu, di dalam lu-
masing organ pencernaan (Thbel 16-1). men) sehingga jaringan tubuh terlindung dari proses pencer-
naan diri,
I Di bagian bawah usus keluar kuadrilion mikroorganisme
I Sistem pencernaan dibentuk oleh salurbn cerna hidup yang normalnya tidak berbahaya dan bahkan berman-
dan organ pencernaan tambahan. faat, namun jika mikroorganisme yang sama ini masuk ke tu-
buh sejati (seperti yang dapat terjadi pada ruptur apendiks),
Sistenr pencernaan terdiri dari saluran cerna (atau traktus mereka dapat sangat berbahaya atau bahkan memarikan.
digestiuus) plus organ pencerna.rn tambahan termasuk [r-
lenjar liur, pankreas eksokrin, dan sistem empedu, yang terdiri
lKarena saluran cerna yang tidak
dari hati dan kandung empedu. Organ-organ eksokrin ini berkontraksi pada mayat memiliki
panjang sekitar dua kali lipat dibandingkan dengan saluran yang
terletak di luar saluran cerna dan mengalirkan sekresinya
berkontraksi pada keadaan hidup, maka buku-buku teks anatomi
melalui duktus ke dalam lumen saluran cerna. menunjukkan bahwa saluran cerna memiliki panjang 30 kaki
Saluran cerna pada hakikatnya adalah suatu tabung/ dibandingkan dengan panjang 15 kaki yang diperlihatkan di buku-
selang dengan panjang sekitar 4,5 m (15 kaki) dalam keadaan buku teks ilmu faal.

Sistem Pencernaan 643


Tabel 16-r :
't
;',

Anatomi dan fungsi Berbagai Komponen Sistem Pencernaan

ORGAN PENCERNAAN
Mulut dan Kelenjar Liur

Faring dan Esofagus


Lambung
Saluran hidung ")v''
.":
Mulut

Kelenjar liur

Faring Pankreas eksokrin

faringoesofagus

Trakea
Hati
Esofagus

gastroesofagus

Hati
Usus Halus
Lambung

Kandung empedu

Pankreas

Duodenum
Usus Besar
Kolon desendens

Kolon transversum

Kolon asendens

Jejunum

Sekum

lleum

Apendiks

Koloid sigmoid

Rektum

Anus

644 Bab 16
MOTILITAS SEKRESI PENCERNAAN PENYERAPAN
Mengunyah Liur Pencernaan karbohidrat Makanan tidak; beberapa
I Amilase dimulai obat-misalnya, n itrog iserin
I

I Mukus
I Lisozim
Menelan Mukus Tidak ada Tidak ada
Relaksasi reseptif; Getah lambung Pencernaan karbohidrat Makanan tidak; beberapa
peristalsis I HCI berlanjut di korpus lambung; bahan larut lemak, misalnya
I Pepsin pencernaan protein dimulai di alkohol dan aspirin
I Mukus antrum lambung
I Faktor intrinsik

Tidak berlaku Enzim pencernaan pankreas Enzim-enzim pankreas ini Tidak berlaku
I Tripsin,kimotripsin. menyelesaikan pencernaan di
karboksipeptidase lumen duodenum
I Amilase
I Lipase
Sekresi NaHCO, pankreas
Tidak berlaku Empedu Empedu tidak mencerna Tidak berlaku
I Garam empedu apapun, tetapi garam empedu
I Sekresi basa mempermudah pencernaan
I Bilirubin dan penyerapan lemak di
lumen duodenum

Segmentasi; migrating Sukus enterikus Di lumen. di bawah pengaruh Semua nutrien, sebagian
motility complex I Mukus enzim pankreas dan empedu, besar elektrolit, dan air
I Garam pencernaan karbohidrat dan
(Enzim-enzim usus halus tidak protein berlanjut dan
disekresikan tetapi berfungsi pencernaan lemak telah
di dalam membran brush- tuntas; di brush border,
border - disakaridase dan pencernaan karbohidrat dan
aminopeptidase) lemak selesai.
Kontraksi haustra, Mukus Tidak ada Garam dan air; mengubah isi
pergerakan massa menjadi tinja

Sistem Pencernaan 645


I . Makanan adalah partikel asing kompleks yang akan terdapat anyaman saraf yang dikenal sebagai pleksus subrnu-
diserang oleh sistem imun jika berkontak dengan tubuh kosa (pleksus artinya "anyaman").
sejati. Namun, makanan dicerna di dalam lumen menjadi
unit-unit yang dapat diserap misalnya glukosa, asam amino, MUSKULARIS EKSTERNA
dan asam lemak yang tidak dapat dibedakan dari molekul-
Muskularis eksterna, selubung otot polos utama saluran
molekul kaya energi sederhana yang sudah ada di tubuh.
cerna, mengelilingi submukosa. Di sebagian besar saluran
cerna, muskularis eksterna terdiri dari dua lapisan: lapisan
sirhular dalam dan lapisan longitudinal luar. Serat-serat di
I Dinding saluran cerna memiliki empat lapisan otot polos dalam (di samping submukosa) meng-
lapisan.
lilingi saluran. Kontraksi serat-serar melingkar ini mengu-
Dinding saluran cerna memiliki struktur umum yang sama rangi garis tengah lumen, mempersempit saluran di titik
di seluruh panjangnya dari esofagus sampai anus, dengan kontraksi. Kontraksi serat di lapisan luar, yang berjalan longi-
beberapa variasi lokal khas untuk masing-masing bagian. tudinal di sepanjang saluran cerna, memperpendek saluran.
Potongan melintang saluran cerna memperlihatkan empat Bersama-sama, aktivitas kontraktil kedua lapisan otot polos
lapisan jaringan utama (Gambar 16-2, h. 647).Dari lapisan ini menghasilkan gerakan mendorong dan mencampur.
paling dalam ke arah luar adalah mukosa, submukosa, mus- Anyaman saraf lain, pleksus mienterihus, terletak di antara
hularis ehsterna, dan serosa. kedua lapisan otot (mio artinya "otot" ; enterik artinya "usus").
Bersama-sama, pleksus submukosa dan mienterikus, disertai
hormon dan mediator kimiawi lokal, membantu mengatur
MUKOSA
aktivitas usus lokal.
Mukosa melapisi permukaan luminal saluran cerna. Bagian
ini dibagi menjadi tiga lapisan:
SEROSA
I Komponen primer mukosa adalah membran mukosa,
Jaringan ikat paling luar yang menutupi saluran cerna adalah
suatu lapisan epitel sebelah dalam yang berfungsi sebagai
serosa, yang mengeluarkan cairan encer licin (cairan serosa)
permukaan protektifl Lapisan ini juga mengalami modifikasi
yang melumasi dan mencegah gesekan antara organ-organ
di bagian-bagian tertentu untuk sekresi dan absorpsi. Mem- pencernaan dan visera di sekitarnya. Hampir di seluruh pan-
bran mukosa mengandung sel helenjar eksokrin untuk sekresi jang saluran cerna, serosa bersambungan dengan mesente-
getah pencernaan, sel helenjar endokrin untuk sekresi hormon
rium, yang menggantung organ-organ pencernaan dari din-
pencernaan ke dalam darah, dan sel epitelyangkhusus untuk
ding dalam rongga abdomen seperti ambin (Gambar 15-2).
menyerap nutrien yang telah tercerna.
Perlekatanini menghasilkan fiksasi relatif, menopang organ-
I Lamina propria adalah lapisan tengah tipis jaringan organ pencernaan di posisinya yang benar, sementara tetap
ikat tempat epitel berada. Lapisan ini mengandung gut- memberi mereka kebebasan untuk melakukan gerakan men-
associated lymphoid tissue (GALI), y^ng penting dalam
campur dan mendorong.
pertahanan terhadap bakteri usus penyebab penyakit (lihat
h.448).
I Muskularis mukosa, lapisan otot polos yang jarang,
adalah lapisan mukosa terluar yang terletak di samping sub-
I Regulasi fungsi pencernaan bersifat kompleks
mukosa
dan sinergistik.

Permukaan mukosa umumnya berlipatJipat, dengan Motilitas dan sekresi pencernaan diatur secara cermat untuk
banyak bukit dan lembah yang sangat meningkatkan luas memaksimalkan pencernaan dan penyerapan makanan yang
permukaan yang tersedia untuk penyerapan. Derajat pelipat- masuk. Empat faktor berperan dalam mengatur fungsi sistem
an ini bervariasi di bagian saiuran cerna yang berbeda, yaitu pencernaan: (1) fungsi oronom otot polos, (2) pleksus saraf
paling ekstensifdi usus halus tempat penyerapan berlangsung intrinsik, (3) saraf ekstrinsik, dan (4) hormon pencernaan.
maksimal, dan paling sedikit di esofagus yang hanya ber-
fungsi sebagai saluran transit. Pola pelipatan mukosa dapat FUNGSI OTONOM OTOT POLOS
dimodifikasi oleh kontraksi muskularis mukosa. Hal ini pen-
Seperti sel-sel otot jantung yangyang dapat tereksitasi sen-
ting untuk memajankan daerah-daerah yang berbeda pada
diri, sebagian dari sel-sel otot polos adalah sel pemacu yang
permukaan absorptif ke isi lumen.
memperlihatkan variasi ritmik spontan potensial membran.
Jenis utama aktivitas listrik spontan di otot polos pencernaan
SUBMUKOSA adalah (potensial gelombang lambat) (lihat h. 315), yang
Submukosa ("di bawah mukosa") adalah lapisan tebal ja- juga dinamai basic elecnical rhythm (BER, irama listrik
ringan ikat yang menentukan daya regang dan elastisitas sa- dasar) saluran cerna. Sel-sel mirip sel otot tetapi tidak ber-
luran cerna. Bagian ini mengandung pembuluh darah besar kontraksi yang dikenal sebagai sel interstisium Cajal adalah
dan pembuluh limfe, di mana keduanya membentuk cabang- sel pemacu yang memicu aktivitas gelombang lambat siklik.
cabang ke arah dalam ke lapisan mukosa dan ke arah luar ke Sel-sel pemacu ini terletak di batas antara lapisan otot polos
lapisan otot tebal di sekitarnya. Di dalam submukosa juga longitudinal dan sirkular. Gelombang lambat bukan poten-

546 Bab 16
sial'aksi dan tidak secara langsung memicu kontraksi otot; Jika titik awal berada dekat dengan tingkat ambang, seperti
gelombang ini adalah fluktuasi potensial aksi ritmik beralun ketika terdapat makanan di saluran cerna, maka puncak ge-
yang secara siklis memba#a membran mendekati atau men- lombang lambat depolarisasi akan mencapai ambang sehing-
jauhi potensial ambang. Alunan gelombang iambat ini di- ga frekuensi potensial aksi dan aktivitas kontraktil yang me-
percayai disebabkan oleh variasi siklik pelepasan Ca2- dari nyertainya meningkat. Sebaliknya, jika titik awal jauh dari
retikulum endoplasma dan penyerapan Ca2* oleh mitokon- ambang, seperti ketika tidak terdapat makanan, maka kecil
dria sel pemacu. Jika gelombang ini mencapai ambang di kemungkinannya tercapai ambang sehingga frekuensi poten-
puncak depolarisasi maka di setiap puncak terpicu potensial sial aksi dan aktivitas kontraksi berkurang.
aksi sehingga terjadi siklus-siklus kontraksi otot yang ber- Kecepatan (frekuensi) aktivitas kontraktil ritmik spontan
irama. saluran cerna, misalnya peristalsis di lambung, segmentasi di
Seperti otot jantung, lembaran-lembaran sel otot polos usus halus, dan kontraksi haustra di usus besaq bergantung
tersebut dihubungkan oleh taut celah yang dapat dialiri oleh pada laju inheren yang diciptakan oleh sel-sel pemacu yang
ion-ion bermuatan listrik (lihat h. 66). Dengan cara ini, akti- terlibat. (Perincian spesifik mengenai kontraksi ritmik ini
vitas listrik yang dimulai di sel pemacu saluran cerna menye- akan dibahas ketika kita membicarakan organ-organ yang
bar ke sei-sel otot polos kontraktil di sampingnya. Selain itu, bersangkutan). Intensitas (kekuatan) kontraksi bergantung
bukti baru mengisyaratkan bahwa aktivitas listrik ini juga pada jumlah potensial aksi yang terjadi ketika potensial ge-
dapat menyebar melalui sistem saraf enterik, yang akan segera lombang lambat mencapai ambang, yang selanjutnya ber-
dijelaskan. Karena itu, keseluruhan lembaran oror berperi- gantung pada seberapa lama ambang dipertahankan. Di
laku seperti suatu sinsitium fungsional, mengalami eksitasi ambang, terjadi pengaktifan saluran Ca2- bergerbang voltase
dan kontraksi sebagai satu kesatuan saat ambang tercapai (lihat h. 96) yang menyebabkan influks Ca't ke dalam sel
(lihat h. 314). Jika ambang tidak tercapai maka aktivitas otot polos. Masuknya Ca2. ini menimbuikan dua efek (1)
listrik gelombang lambat terus menyapu ke seluruh lembaran Hal ini berperan dalam fase naik potensial aksi, dengan fase
otot tanpa disertai oleh aktivitas kontraksi. turun ditimbulkan seperti biasanya oleh efluks K-; dan (2)
Apakah ambang tercapai arau ridak bergantung pada Hal ini memicu respons kontraksi (lihat h. 103). Semakin
efek berbagai faktor mekanis, saraf, dan hormon yang mem- besar jumlah potensial aksi, semakin tinggi konsentrasi Ca2*
pengaruhi titik awal osilasi irama gelombang lambat tersebut. sitosol, semakin besar aktivitas jembatan silang, dan semakin

Mesenterium

Serosa

Membran mukosa
Lamina propria
Submukosa '.'Muskularis mukosa ]tu*o"u
Lumen

Duktus berukuran
besar dari kelenjar
pencernaan tambahan
(yi. hati atau pankreas) Pleksus mienterikus
menyalurkan isinya ke
dalam lumen
saluran cerna
Pleksus submukosa
Gambar 16-2
Lapisan dinding saluran cerna. Dinding saluran cerna terdiri dari empat lapisan utama: dari paling dalam ke luar adalah mukosa,
submukosa, muskularis eksterna, dan serosa.

Sistem Pencernaan 647


kuat. kontraksi. Faktor lain yang mempengaruhi aktivitas kedaruratan. Sistem saraf parasimpatis, sebaliknya, mendomi-
kontraksi juga melakukannya dengan mengubah konsentrasi nasi pada situasi tenang "istirahat-dan-cerna", saat berbagai
Ca2. sitosol. Karena itu, tin$kat kontraktilitas dapat berkisar aktivitas pemeliharaan umum misalnya pencernaan dapat ber-
dari tonus rendah hingga gerakan mencampur dan mendorong langsung optimal. Karena itu, serat saraf parasimparis yang
yang kuat dengan mengubah-ubah konsentrasi Ca2- sitosol. menyarafi saluran cerna, yang datang terutama melalui saraf
vagus, cenderung meningkatkan motilitas otot polos dan men-
PLEKSUS SARAF INTRINSIK dorong sekresi enzim dan hormon pencernaan. Yang khas
untuk saraf parasimpatis ke saluran cerna adalah bahwa serat
Pleksus saraf intrinsik adalah dua anyaman urama serat
saraf pascaganglionnya sebenarnya adalah bagian dari pleksus
saraf-pleksus submukosa dan pleksus mienterikus-yang
sarafintrinsik. Serat-serat ini adalah neuron keluaran penghasil
seluruhnya berada di dalam dinding saluran cerna dan ber-
asetilkolin di dalam pleksus. Karena itu, asetilkolin dilepaskan
jalan di sepanjang saluran cerna. Dengan demikian, tidak
sebagai respons terhadap refleks lokal yang seluruhnya dikoor-
seperti sistem tubuh yang lain, saluran cerna memiliki sistem
dinasikan oleh pleksus intrinsik serta terhadap reflefts vagus,
saraf intramuralnya ("di dalam dinding") sendiri, yang
yang bekerja melalui pleksus intrinsik.
mengandung neuron sebanyak di medula spinalis dan mem-
Selain diaktifkan selama lepas muatan simpatis atau
beri saluran ini tingkat regulasi diri yang cukup besar. Ber-
parasimpatis generalisata, saraf otonom, khususnya saraf
sama-sama, kedua pleksus ini sering disebut sistem saraf
vagus, dapat secara tersendiri diaktifkan untuk hanya me-
enterik.
modifikasi aktivitas pencernaan. Salah satu tujuan utama
Pleksus intrinsik mempengaruhi semua aspek aktivitas
pengaktifan spesifik persarafan ekstrinsik adalah untuk me-
saluran cerna. Pleksus intrinsik mengandung berbagai jenis
madukan aktivitas antar berbagai bagian saluran cerna. Se-
neuron. Sebagian adalah neuron sensorik, yang memiliki re-
bagai contoh, tindakan mengunyah makanan secara refleks
septor yang berespons terhadap rangsangan lokal tertentu di
meningkatkan tidak saja sekresi liur tetapi juga sekresi lam-
saluran cerna. Neuron lokal lain menyarafi sel otot polos
bung, pankreas, dan hati melalui refleks vagus sebagai anti-
serta kelenjar eksokrin dan endokrin saluran cerna untuk
sipasi kedatangan makanan.
secara langsung mempengaruhi motilitas saluran cerna,
sekresi getah pencernaan, dan sekresi hormon pencernaan.
Seperti susunan saraf pusat, neuron-neuron sistem saraf en- HORMON PENCERNAAN
terik dihubungkan oleh anrarneuron. Sebagian dari neuron Di dalam mukosa bagian-bagian tertenru saluran cerna ter-
motorik bersifat eksitatorik dan sebagian inhibitorik. Sebagai dapat sel-sel kelenjar endokrin yang, pada stimulasi yang
contoh, neuron yang mengeluarkan asetilkolin sebagai neu- sesuai, mengeluarkan hormon ke dalam darah. Hormon-
rotransmiter mendorong kontraksi otot polos saluran cerna, hormon pencernaan ini dibawa oleh darah ke bagian-bagian
sementara neurotransmiter nitrat obsida dan uasoactiue intesti- lain saluran cerna, tempar hormon-hormon tersebut menim-
nal peptide (peptida usus vasoaktif) bekerja bersama untuk bulkan efek eksitatorik atau inhibitorik pada otot polos dan
menyebabkan relaksasi. Aryaman saraf intrinsik ini rerutama kelenjar eksokrin. Yang menarik, banyak dari hormon yang
mengoordinasikan aktivitas lokal di dalam saluran cerna. sama ini dibebaskan dari neuron di otak, rempamya bekerja
Sebagai gambaran, jika sepotong besar makanan terganjal di sebagai neurotransmiter dan neuromodulator. Selama per-
esofagus maka pleksus-pleksus intrinsik mengoordinasikan kembangan masa mudigah, sel-sel tertenru di jaringan saraf
respons lokal untuk mendorong maju makanan. Aktivitas yang sedang berkembang bermigrasi ke sistem pencernaan,
saraf intrinsik selanjutnya dapat dipengaruhi oleh saraf eks- tempat sel-sel tersebut menjadi sel endokrin.
trinsik.

SARAF EKSTRINSIK I Pengaktifan reseptor mengubah aktivitas


pencernaan melalui refleks saraf dan jalur hormon.
Saraf ekstrinsik adalah serat-serar saraf dari kedua cabang
sistem sarafotonom yang berasal dari luar saluran cerna dan
Dinding saluran cerna mengandung tiga jenis reseptor senso-
menyarafi berbagai organ pencernaan. Saraf otonom mem-
rik yang berespons terhadap perubahan lokal di saluran cer-
pengaruhi motilitas dan sekresi saluran cerna dengan memo- na (l) kemoreseptor yatg peka terhadap komponen kimiawi
difikasi aktivitas yang sedang berlangsung di pleksus intrin- di dalam lumen, (2) mekanoreseptor (reseptor tekanan) yang
sik, mengubah tingkat sekresi hormon pencernaan, arau, peka terhadap peregangan atau tegangan di dinding, dan (3)
pada beberapa kasus, bekerja langsung pada otot polos dan osmoreseptoryang peka terhadap osmolaritas isi lumen.
kelenjar.
Perangsangan terhadap reseptor-reseptor ini memicu re-
Ingatlah bahwa, secara umum, saraf simpatis dan para- fleks saraf atau sekresi hormon, di mana keduanya mengubah
simpatis yang menuju ke suatu jaringan menimbulkan efek
tingkat aktivitas di sel efektor sisrem pencernaan. Sel-sel
berlawanan di jaringan tersebut. Sistem simpatis, yang men-
efektor ini mencakup sel otot polos (untuk memodifikasi
dominasi pada situasi "lawan-ataulari", cenderung meng- modlitas), sel kelenjar eksokrin (untuk mengontrol sekresi
hambat atau memperlambat kontraksi dan sekresi saluran
getah pencernaan), dan sel kelenjar endokrin (untuk meng-
cerna. Efek ini sesuai jika dilihat bahwa proses pencernaan
ubah sekresi hormon pencernaan) (Gambar 16-3). Peng-
bukan prioritas tertinggi ketika tubuh menghadapi suatu aktifan reseptor dapat menimbulkan dua jenis refleks saraf-

548 Bab 16
refleks pendek dan refleks panjang. Ketika jaringan saraf pleks, karena dipengaruhi oleh banyak jalur sinergistik yang
intrinsik mempengaruhi motilitas lokal atau sekresi sebagai saling kait yang dirancang untuk memastikan bahwa ter-
respons terhadap stimulasi lokal spesifik maka semua elemen bentuk respons yang sesuai untuk mencerna dan menyerap
refleks terletak di dalam dinding saluran cerna iru sendiri; makanan yang masuk. Tidak ada di bagian tubuh Iain ter-
sehingga terjadilah reflefts pendek. Aktivitas saraf otonom dapat sedemikian banyak kontrol yang tumpang-tindih.
ekstrinsik dapat berjalan di atas kontrol lokal untuk memo- Kini kita akan "berwisatd' sepanjang saluran cerna, di-
difikasi respons otot polos dan kelenjar, baik untuk meng- mulai dari mulut dan berakhir di anus. Kita akan membahas
hubungkan aktivitas antara berbagai bagian saluran cerna empat proses pencernaan dasar yaitu motilitas, sekresi, pen-
atau untuk memodifikasi aktivitas sistem pencernaan sebagai cernaan, dan penyerapan di masing-masing organ sepanjang
respons terhadap pengaruh eksternal. Karena refleks otonom perjalanan. Tabel 16-1 meringkaskan aktivitas-aktivitas ter-
mencakup jalur-jalur panjang antara susunan sarafpusat dan sebut dan berfungsi sebagai rujukan untuk seluruh bab ini.
sistem pencernaan maka refleks-refleks tersebut dikenal se-
bagai refleks panjang. Selain reflek-refleks sarafini, aktivitas
sistem pencernaan juga dikoordinasikan oleh hormon pen- MULUT
cernaan, yang dirangsang langsung oleh perubahan lokal di
saluran cerna atau oleh refleks pendek atau panjang.
Selain reseptor sensorik di dalam dinding saluran cerna
I Rongga mulut adalah pintu masuk ke saluran
yang memantau isi lumen dan tegangan dinding, membran
cerna.
plasma sel efektor sistem pencernaan juga memiliki protein
Pintu masuk ke saluran cerna adalah dari mulut arau rongga
reseptor yang berikatan dengan dan berespons terhadap hor-
oral. Lubang masuk dibentuk oleh bibir yang mengandung
mon pencernaan, neurotransmiter, dan mediator kimiawi otot dan membantu mengambil, menuntun, dan menam-
lokal.
pung makanan di mulut. Bibir juga memiliki fungsi nonpen-
Dari gambaran umum ini, anda dapat melihat bahwa cernaan; bibir penting untuk berbicara (artikulasi banyak
regulasi fungsi pencernaan merupakan hal yang sangat kom- bunyi bergantung pada bentukan bibir tertentu) dan sebagai

l.
Reseptor di saluran cerna

Self-
excitable
(koniraksi untuk motiliias)

Sel ketenjar ekeokrin


(sekresi getah pencernaan)

Sel kelenjar endokrin


(sekresi hormon pencernaan
dan pankreas)

.-----.-.--+ = refleks pendek ---+ = refleks panjang jalur hormon


Gambar 16-3 ---+ =

Ringkasan jalur-jalur yang mengontrol aktivitas sistem pencernaan.

Sistem Pencernaan 649


reseptor sensorik dalam hubungan antarpribadi (misalnya tekanan lembut berkepanjangan terhadap gigi untuk me-
berciuman). Bibir memiliki kemampuan merasakan sensasi mindahkan gigi secara bertahap ke posisi yang diinginkan.
taktil (senruh) yang ringgi. Gigi dapat menghasilkan gaya yang jauh lebih besar
LangitJangit (palatum;, yang membentuk atap leng- daripada yang diperlukan untuk menyanrap makanan biasa.
kung rongga mulut, memisahkan mulut dari saluran hidung. Sebagai contoh, geraham pada pria dewasa dapat menghasil-
Keberadaan struktur ini juga memungkinkan bernapas dan kan gaya penghancur hingga 200 pon, yang cukup untuk
mengunyah atau menghisap berlangsung secara bersamaan. menghancurkan sebuah kacang keras, tetapi kekuatan sebesar
Di belakang tenggorokan menggantung pada palatum suatu ini biasanya tidak digunakan. Pada kenyataannya, derajat
tonjolan, uvula, yang berperan penting dalam menutup oklusi lebih penting daripada kekuatan menggigit dalam me-
saluran hidung sewaktu menelan. (Uvula adalah struktur nentukan efisiensi mengunyah.
yang terangkat ketika anda mengucapkan "ahh' sehingga Fungsi mengunyah adalah (1) untuk menggiling dan
dokter dapat melihat tenggorokan anda lebih jelas). memecahkan makanan menjadi potongan-potongan yang
Lidah, yang membbntuk dasar rongga mulut, terdiri lebih kecil sehingga makanan mudah ditelan dan untuk
dari otot rangka yang dikontrol secara volunter. Gerakan meningkatkan luas permukaan makanan yang akan terkena
lidah penting dalam menuntun makanan di dalam mulut se- enzim, (2) untuk mencampur makanan dengan liur, dan (3)
waktu mengunyah dan menelan serta berperan penting da- untuk merangsang kuncup kecap. Yang terakhir tidak saja
lam berbicara. Selain itu, kuncup kecap terletak di lidah menghasilkan rasa nikmat kecap yang subyektif tetapi juga,
(lihat h. 244) . melalui mekanismey' edfonuard, secara reflei<s meningkatkan
Faring adalah rongga di belakang tenggorokan. Bagian sekresi liur, lambung, pankreas, dan empedu untuk persiapan
ini berfungsi sebagai saluran bersama untuk sistem pencerna- bagi kedatangan makanan.
an (dengan berfungsi sebagai penghubung antara mulut dan Tindakan mengunyah dapat volunter, tetapi sebagian
esofagus, untuk makanan) dan sistem pernapasan (dengan besar mengunyah selama makan adalah refleks ritmik yang
memberi akses antara saluran hidung dan trakea, untuk dihasilkan oleh pengaktifan otot rangka rahang, bibir, pipi,
udara). Susunan ini mengharuskan adanya mekanisme (akan dan lidah sebagai respons terhadap tekanan makanan pada
untuk menuntun makanan dan udara me-
segera dijelaskan) jaringan mulut.
nuju saluran yang benar setelah melewati faring. Di dinding
samping faring terdapat tonsil, jaringan limfoid yang me-
rupakan bagian dari sistem pertahanan tubuh.
I Liur memulaipencernaan karbohidrat, penting
dalam higiene mulut, dan mempermudah bicara.

Liur (saliva),sekresi yang berkaitan dengan mulut, terutama


f Gigi berperan untuk mengunyah. dihasilkan oleh tiga pasang kelenjar liur utama yang terletak
Langkah pertama dalam proses pencernaan adalah mastikasi di luar rongga mulut dan mengeluarkan liur melalui duktus
pendek ke dalam mulut.
atau mengunyah, motilitas mulut yang melibatkan peng-
irisan, perobekan, penggilingan, dan pencampuran makanan Liur mengandrng99,5o/o HrO dan 0,5%o elektrolit dan
oleh gigi. Gigi tertanam kuat di dan menonjol dari tulang protein. Konsentrasi NaCl (garam) liur hanya sepertujuh dari
konsentrasinya di plasma, yang penting dalam mempersepsi-
rahang. Bagian gigiyang terlihat dilapisi oleh email, struktur
paling keras di tubuh. Email terbentuk sebelum gigi tumbuh,
kan rasa asin. Demikian juga, diskriminasi rasa manis di-
oleh sel-sel khusus yang lenyap sewaktu gigi muncul. tingkatkan oleh tidak adanya glukosa di liur. Protein liur
yang terpenting adalah amilase, mukus, dan lisozim. Protein-
CATAIAN KLINIS. Karena email tidak dapat diben-
tuk kembali setelah gigi tumbuh maka setiap defek (karies protein ini berperan dalam fungsi saliva sebagai berikut:
dentis atau "lubang") yang terbentuk di email harus ditambal 1. Liur memulai pencernaan karbohidrat di mulut melalui
oleh bahan buatan atau permukaan akan terus tererosi ke kerja arnilase liur, suatu enzim yang menguraikan poli-
dalam pulpa hidup di bawahnya. sakarida menjadi maltosa, suatu disakarida yang terdiri
Gigi atas dan bawah biasanya pas satu sama iain ketika dari dua molekul glukosa (lihat Gambar 16-1, h. 643).
rahang menutup. Oklusi ini memungkinkan makanan di- 2. Liur mempermudah proses menelan dengan membasahi
giling dan dihancurkan di antara permukaan gigi. partikel makanan sehingga partikel-partikel tersebut
CATAIAN KLINIS. Ketika gigi tidak berkontak menyatu, serta menghasilkan pelumasan oleh adanya
dengan pas satu sama lain maka gerakan memotong dan mukus yang kental dan licin.
menggiling menjadi tidak sempurna. Maloklusi semacam ini 3. Liur memiliki sifat antibakteri melalui efek rangkap-
terjadi karena kelainan posisi gigi dan sering disebabkan oleh pertama, dengan lisozim, suaru enzim yang melisiskan
gigi-gigi yang berdesakan dan terlalu besar untuk ruang ra- atau menghancurkan bakteri tertentu dengan merusak
hang yang ada atau karena satu rahang bergeser terhadap dinding sel; dan kedua, dengan membilas bahan yang
rahang yang lain. Selain mengunyah menjadi tidak efektif, mungkin berfungsi sebagai sumber makanan untuk
maloklusi dapat menyebabkan permukaan gigi aus serta dis- bakteri.
fungsi dan nyeri sendi temporomandibula, tempat tulang- 4. Liur berfungsi sebagai bahan pelarut yang merangsang
tulang rahang bersendi satu sama lain. Maloklusi sering dapat kuncup kecap. Hanya molekul dalam larutan yang da-
dikoreksi dengan pemasangan kawat gigi, yang menghasilkan pat bereaksi dengan reseptor kuncup kecap. Anda dapat

650 Bab 16
membuktikannya sendiri: Keringkan lidah anda dan ke- Sekresi basal liur yang terus-menerus tanpa rangsangan yang
mudian teteskan gula di arasnya - anda tidak merasakan jelas ditimbulkan oleh stimulasi konstan tingkat rendah oleh
manis sampai lidah anda dibasahkan. ujung-ujung saraf parasimparis yang berakhir di kelenjar liur.
5. Liur membantu berbicara dengan mempermudah gerak- Sekresi basal ini penting untuk menjaga mulut dan teng-
an bibir dan lidah. Kita sulit berbicara jika mulut kita gorokan selalu basah. Selain sekresi terus-menerus tingkat ren-
kering. dah ini, sekresi liur dapat ditingkatkan oleh dua jenis refleks
6. Liur berperan penting dalam higiene mulut dengan liur, refleks liur sederhana dan terkondisi (Gambar 16-4).
membantu menjaga mulut dan gigi bersih. Aliran liur
yang konstan membantu membilas residu makanan,
REFLEKS LIUR SEDERHANA DAN TERKONDISI
partikel asing, dan sel epitel rua yang terlepas dari mu-
kosa mulut. Kontribusi liur dalam hal ini dapat dirasa- Refleks liur sederhana terjadi ketika kemoresepror dan re-
kan oleh setiap orang yang pernah mengalami bau mu- septor tekan di dalam rongga mulut berespons terhadap ke-
lut ketika saiivasi tertekan sementara, misalnya ketika beradaan makanan. Pada pengaktifan, reseptor-reseptor ini
demam atau mengalami kecemasan berkepanjangan. menghasilkan impuis serat-serat saraf aferen yang membawa
7. Liur kaya akan dapar bikarbonat, yang menetralkan informasi ke pusat liur, yang terletak di medula batang otak,
asam dalam makanan serta asam yang dihasilkan oleh seperti semua pusat otak yang mengontrol aktivitas pencer-
bakteri di mulut sehingga karies dentis dapat dicegah. naan. Pusat liur, selanjutnya, mengirim impuls melalui saraf
otonom ekstrinsik ke kelenjar liur untuk meningkatkan se-
Meskipun memiliki banyak fungsi di atas, liur tidak kresi liur. Tindakan kedokteran gigi mendorong sekresi liur
untuk pencernaan dan penyerapan makanan, karena
esensial tanpa adanya makanan karena manipulasi ini mengaktifkan
enzim-enzim yang diproduksi oleh pankreas dan usus halus reseptor tekanan di mulut.
dapat menuntaskan pencernaan makanan meskipun tidak Pada refleks liur terkondisi, atau didapat, salivasi ter-
terdapat liur dan sekresi lambung. jadi tanpa stimulasi oral. Hanya berpikia meiihat, mencium,
CATAIAN KLINIS. Masalah utama yang berkaitan atau mendengar pembuatan makanan yanglezat memicu sa-
dengan berkurangnya sekresi liur, suatu kondisi yang dinamai livasi meialui refleks ini. Kita semua pernah mengalami "liur
xerostomia, adalah kesulitan mengunyah dan menelan, ke- menetes" ketika mengantisipasi sesuatu yang lezat untuk
sulitan bicara kecuali yang bersangkutan sering menyeruput dimakan. Ini adalah respons yang dipelajari berdasarkan
air ketika berbicara, dan peningkatan mencolok karies dentis pengalaman sebelumnya. Sinyal yang berasal dari luar mulut
kecuali jika diambil tindakan pencegahan khusus. dan secara mental dikaitkan dengan kenikmatan makan be-
kerja melalui korteks serebri untuk merangsang pusat liur di
medula.
I Sekresi liur berlangsung terus-menerus dan
dapat ditingkatkan oleh refleks.
PENGARUH OTONOM PADA SEKRESI LIUR
Secara rerata, sekitar 1 sampai 2 liter liur dikeluarkan setiap Pusatliur mengontrol derajat pengeluaran liur melalui saraf
hari, berkisar dari laju basal spontan terus-menerus sebesar 0,5 otonom yang menyarafi kelenjar liur. Tidak seperti sistem saraf
ml/mnt hingga laju aliran maksimal sekitar 5 ml/mnt sebagai otonom di tempat lain di tubuh, respons simpatis dan para-
respons terhadap rangsangan kuat misalnya menghisap jeruk. simpatis di kelenjar liur tidak antagonistik. Baik stimulasi

Korteks serebri

l*

Reseptor tekanan
dan kemoreseptor
di mulut
a
I
*',-" seoernana
)
I
Saraf otonom

Kelenjar liur

Gambar 15-4
Kontrol sekresi liur I Sekresi liur

Sistem Pencernaan 651


simpatis maupun parasimpads meningkatkan sekresi liur tetapi nelan dimulai secara volunter, tetapi sekali dimulai maka
jumlah, karakteristik, dan mekanismenya berbeda. Stimulasi gerakan ini tidak bisa dihentikan. Mungkin anda pernah
parasimpatis, yang memiliki efek dominan dalam sekresi liur, mengalaminya ketika sepotong besar permen secara tak
menghasilkan liur yang segera keluar, encer, jumlahnya banyak, sengaja terselip ke bagian belakang tenggorokan anda, me-
dan kaya enzim. Stimulasi simpatis, sebaliknya, menghasilkan micu proses menelan tanpa anda inginkan.
liur dengan volume terbatas, kental, dan kaya mukus. Karena
stimulasi simpatis menghasilkan lebih sedikit liur maka mulut
terasa lebih kering daripada biasanya selama keadaan-keadaan di I Selama tahap orofaring menelan, makanan
mana sistem simpatis dominan, misalnya situasi penuh stres. dicegah masuk ke jalur yang salah.
Karena itu, orang sering merasa mulutnya kering karena rasa
Menelan dibagi menjadi tahap orofaring dan tahap esofagus.
cemas ketika akan berpidato.
Thhap orofaring berlangsung sekitar I detik dan terdiri dari
Sekresi liur adaiah satu-satunya sekresi pencernaan yang
pemindahan bolus dari mulut melalui faring untuk masuk
seluruhnya berada di bawdh kontrol saraf. Semua sekresi pen-
ke esofagus. Ketika masuk ke faring, bolus makanan harus
cernaan lainnya diatur oleh refleks sistem sarafdan hormon.
diarahkan ke dalam esofagus dan dicegah untuk masuk ke
lubangJubang lain yang berhubungan dengan faring. Dengan
kata lain, makanan harus dijaga agar tidak masuk kembali ke
I Pencernaan di mulut bersifat minimal; tidak mulut, masuk ke saluran hidung, atau masuk ke trakea.
terjadi penyerapan nutrien.
Semua ini diatur oleh aktivitas-aktivitas terkoordinasi berikut
Pencernaan di mulut melibatkan hidrolisis polisakarida men- (Gambar 16-5):
jadi disakarida oleh amilase. Namun, sebagian besar pencer- I Posisi lidah yang menekan langit-langit keras menjaga
naan oleh enzim ini dilakukan di korpus lambung setelah agar makanan tidak masuk kembali ke rnulut sewaktu me-
massa makanan dan liur tertelan. Asam menginaktif:kan ami- nelan.
lase, tetapi di bagian tengah makanan, di mana asam lam- I Uvula terangkat dan menekan bagian belakang teng-
bung belum sampai, enzim liur ini terus berfungsi selama gorokan, menutup saluran hidung dari faring sehingga
beberapa jam. makanan tidak masuk ke hidung
Tidak terjadi penyerapan makanan di mulut. Yang pen- I Makan dicegah masuk ke trakea terurama oleh elevasi
ting, sebagian obat dapat diserap oleh mukosa oral, contoh laring dan penutupan erat pita suara di pintu masuk laring
utamanya adalah nitrogliserin, obat vasodilator yang kadang atau glotis. Bagian pertama trakea adalah laring, ata: uoice
digunakan oleh pasien jantung untuk menghilangkan se- box, yang dilintangi oleh pita suara (lihat h. 500). Sewaktu
rangan angina (lihat h. 360) yang berkaitan dengan iskemia menelan, pita suara melakukan tugas yang tidak berkaitan
miokardium (lihat h. 344). dengan berbicara. Kontraksi otot-orot laring mendekatkan
kedua pita suara satu sama lain sehingga pintu masuk glotis
tertutup. Bolus juga mendorong suatu lipatan kecil jaringan
FARING DAN ESOFAGUS tulang rawan, epiglotis (epi artinya "di atas"), ke belakang
menutupi glotis sebagai proteksi tambahan agar makanan
Motilitas yang berkaitan dengan faring dan esofagus adalah tidak masuk ke saluran napas.
menelan. Sebagian besar dari kita berpikir bahwa menelan I Yang bersangkutan tidak melakukan upaya respirasi ke-
adalah tindakan terbatas memindahkan makanan keluar mu- tika saluran napas secara temporer tertutup sewaktu menelan,
lut menuju esofagus. Namun, menelan sebenarnya adalah karena pusat menelan secara singkat menghambat pusat per-
keseluruhan proses memindahkan makanan dari mulut me- napasan di dekatnya.
lalui esofagus hingga ke lambung. I Dengan laring dan trakea terrurup, otot-oror faring ber-
kontraksi untuk mendorong bolus ke dalam esofagus.

I Menelan adalah refleks tuntas atau gagal


terprogram secara berurutan, I Sfingter orofaring mencegah udara masuk
saluran cerna sewaktu bernapas.
Menelan dimulai ketika suatu bolus, atau gumpalan makan-
an yang telah dikunyah atau encer, secara sengaja didorong Esofagus adalah saluran berotot yang relatif lurus yang ter-
oleh lidah ke belakang mulut menuju faring. Tekanan bolus bentang antara faring dan lambung (lihatTabel 16-1,h.644).
merangsang reseptor-reseptor tekanan faring, yang mengirim Struktur ini, yang sebagian besar terletak di rongga thoraks,
impuls aferen ke pusat menelan yang terletak di medula menembus diafragma dan menyaru dengan lambung di
batang otak. Pusat menelan kemudian secara refleks meng- rongga abdomen beberapa senrimeter di bawah diafragma.
aktifkan dalam urutan yang sesuai otot-otot yang terlibat Esofagus dijaga di kedua ujungnya oleh sfingter.
dalam proses menelan. Menelan adalah refleks yang paling Sfingter adalah struktur oror berbentuk cincin yang, ketika
rumit di tubuh. Pada proses menelan, terjadi pengaktifan tertutup, mencegah lewatnya sesuatu melalui saluran yang
berbagai respons yang sangat terkoordinasi dalam suatu pola dijaganya. Sfingter esofagus atas adalah sfingtn faringoaofa-
tuntas atau gagal spesifik dalam suatu periode waktu. Me- gus, dan sfingter esofagus bawah adalah sfingter gasmoesofagus.

652 Bab 15
Pusat menelan
menghambat pusat
pernapasan di
batang otak
Saluran
hidung Elevasi uvula
Langit-langit mencegah makanan
keras masuk ke saluran
hidung
Langit-langit
lunak Posisi lidah
Uvula mencegah makanan
Faring masuk kembali ke
mulut
Epiglotis
Epiglotis tertekan
ke bawah menutupi
Esofagus
glotis sebagai
Trakea mekanisme tambahan
untuk mencegah
makanan masuk ke
saluran napas

Glotis pada pintu masuk laring Aposisi erat pita suara melintangi glotis
mencegah makanan masuk ke
saluran napas (dilihat dari atas)
(a) (b)
Gambar 15-5
Tahap orofaring menelan. (a) Posisi struktur-struktur orofaring saat istirahat. (b) Perubahan yang terjadi selama tahap orofaring
menelan untuk mencegah bolus makanan masuk ke saluran yang salah.

Kita pertama-tama akan membahas peran sfingter faringo- bolus ke bagian di depannya yang masih melemas (Gambar
esofagus, kemudian proses transit makanan di esofagus, dan 16-6). Gelombang peristaltik memerlukan waktu sekitar 5
akhirnya pentingnya sfi ngter gastroesofagus. sampai 9 detik unruk mencapai ujung bawah esofagus.
Karena esofagus terpajan ke tekanan intrapleura sub- Perambatan gelombang dikontrol oleh pusat menelan,
atmosfer akibat aktivitas pernapasan (lihat h. 502) maka ter- dengan persarafan melalui saraf vagus.
bentuk gradien tekanan antara atmosfer dan esofagus. Ke- Jika bolus yang tertelan besar atau lengket, misalnya
cuali sewaktu menelan, sftngter faringoesofagus menjaga potongan roti lapis selai kacang, tidak dapat didorong men-
pintu masuk ke esofagus selalu tertutup untuk mencegah capai lambung oleh gelombang peristalsis primer, maka bolus
masuknya udara dalam jumlah besar ke dalam esofagus dan yang tertahan tersebut akan meregangkan esofagus, merang-
lambung sewaktu bernapas. Udara hanya diarahkan ke dalam sang reseptor tekanan di dindingnya. Akibatnya, terjadi
saluran napas. Jika tidak, maka saluran cerna akan menerima pengaktifan gelombang peristaltik kedua yang lebih kuat,
banyak gas, yang dapat menimbulkan sendawa. Sewaktu yang diperantarai oleh pleksus saraf intrinsik di tempat pe-
menelan, sfingter ini terbuka dan memungkinkan bolus regangan. Gelombang peristaltik kedua ini tidak melibat-
masuk ke dalam esofagus. Seteiah bolus berada di dalam kan pusat menelan, dan yang bersangkutan tidak menyadari
esofagus, sfingter faringoesofagus menutup, saluran napas kejadiannya. Peregangan esofagus juga secara refleks mening-
terbuka, dan bernapas kembali dilakukan. Tahap orofaring katkan sekresi liur. Bolus yang terperangkap akhirnya terlepas
selesai, dan sekitar 1 detik telah berlalu sejak proses menelan dan bergerak maju melalui kombinasi pelumasan oleh liur
perrama kali dimulai. tambahan yang tertelan dan gelombang peristaltik kedua
yang kuat. Peristalsis esofagus sedemikian efektif sehingga
anda dapat menghabiskan sepiring hidangan dalam posisi
I Gelombang peristaltik mendorong makanan terbalik dan semua makanan akan segera terdorong ke dalam
melalui esofagus. lambung.

Thhap esofagus dari proses menelan kini dimulai. Pusat


menelan memicu gelombang peristaltik primer yang me- I Sfingter gastroesofagus mencegah refluks isi
nyapu dari pangkal ke ujung esofagus, mendorong bolus di
lambung.
depannya menelusuri esofagus untuk masuk ke lambung.
Kata peristalsis merujuk kepada kontraksi otot polos sirkular Kecuali sewaktu menelan, sffngter gastroesofagus tetap ber-
berbentuk cincin yang bergerak progresif maju, mendorong kontraksi untuk mempertahankan sawar antara lambung

Sistem Pencernaan 653


tengah atau utama lambung adalah korpus. Lapisan otot
polos di fundus dan korpus relatiftipis, tetapi bagian bawah
lambung, antrum, memiliki oror yang jauh lebih tebal.
Perbedaan ketebalan otor ini memiliki peran penting-dalam
Bolus
motilitas lambung di kedua regio tersebur, seperti segera
akan anda ketahui. Juga terdapat perbedaan kelenjar di mu-
Kontraksi peristaltik kosa regio-regio ini, sepeni akan dijelaskan nanti. Bagian
berbentuk cincin yang terminal lambung adalah sffngter pilorus, yang bekerja
menyapu ke bagian
sebagai sawar antara lambung dan bagian atas usus halus,
bawah esofagus
duodenum.

I Lambung menyimpan makanan dan memulai


Gambar 16-6 pencernaan protein,
Peristalsis di esofagus. Sewaktu menyapu menuruni esofagus,
kontraksi peristaltik mendorong bolus ke bagian yang Lambung melakukan tiga fungsi utama:
melemas di depannya, menggiring bolus menuju lambung.
1. Fungsi terpenting lambung adalah menyimpan makanan
yang masuk sampai makanan dapat disalurkan ke usus
halus dengan kecepatan yang sesuai untuk pencernaan
dan penyerapan yang optimal. Diperlukan waktu
beberapa jam untuk mencerna dan menyerap satu porsi
dan esofagus, mengurangi kemungkinan refluks isi lambung makanan yang dikonsumsi hanya dalam bilangan me nit.
yang asam ke dalam esofagus. Jika isi lambung akhirnya Karena usus halus adalah tempat utama pencernaan dan
mengalir balik meskipun terdapat sfingter maka keasamaan penyerapan, maka lambung perlu menyimpan makanan
isi lambung ini mengiritasi esofagus, menyebabkan rasa tak dan menyalurkannya secara mencicil ke duodenum
nyaman di esofagus yang dikenal sebagai beartburn. (Jantung dengan kecepatan yang tidak melebihi kapasitas usus
itu sendiri tidak terkena sama sekali). halus.
Sewaktu gelombang peristalsis menyapu menuruni eso-
fagus, sfingter gastroesofagus melemas secara refleks sehingga
bolus dapat masuk ke dalam lambung. Setelah bolus masuk
ke lambung, proses menelan tuntas dan sftngter gastroesofa-
gus kembali berkontraksi.
Fundus
Otot
Sfingter
polos
I Sekresi esofagus seluruhnya bersifat gastroesofagus

protektif.

Sekresi esofagus seluruhnya terdiri dari mukus. Pada kenya- Korpus


taannya, mukus disekresikan di sepanjang saluran cerna oleh Lipatan
sel kelenjar penghasil mukus di mukosa. Dengan menghasil- lambuno
Sfingter
kan pelumasan, mukus esofagus mengurangi kemungkinan pilorus
kerusakan esofagus oleh tepi-tepi ta.jam makanan yang baru
masuk. Selain itu, mukus melindungi dinding esofagus dari
asam dan enzim di getah lambung jika terjadi refluks lam-
bung.
Keseluruhan waktu transit di faring dan esofagus hanya
sekitar 6 sampai 10 detik, terlalu singkat untuk terjadinya Mukosa
pencernaan atau penyerapan di bagian ini. Kini kita bergerak oksintik
ke perhentian berikutnya, lambung.
l*' Daerah Antrum
kelenjar
pylorus
LAMBUNG Gambar 16-7
Anatomi lambung. Lambung dibagi menjadi tiga bagian
Lambung adalah rongga seperti kantung berbentuk J y"rg berdasarkan perbedaan struktural dan fungsional-fundus,
terletak antara esofagus dan usus halus. Organ ini dibagi korpus, dan antrum. Lapisan mukosa lambung dibagi menjadi
mukosa oksintik dan daerah kelenjar pilorus berdasarkan
menjadi tiga bagian berdasarkan pembedaan anatomik, his- perbedaan dalam sekresi kelenjar.
tologis, dan fungsional (Gambar 16-7). Fundus adalah ba-
gian lambung yang terletak di atas lubang esofagus. Bagian

654 Bab 16
2. Iambung mengeluarkan asam hidroklorida (HCl) dan Sekali dimulai, gelombang peristaltik menyebar melalui
enzim yang memulai pencernaan protein. fundus dan korpus ke antrum dan sfingter pilorus. Karena
3. Melalui gerakan mencampur lambung, makanan yang lapisan otot di fundus dan korpus tipis maka kontraksi di
tertelan dihaluskan dan dicampur dengan sekresi bagian ini lemah. Ketika mencapai antrum, gelombang kon-
lambung untuk menghasilkan campuran cairan kentai traksi menjadi jauh lebih kuat karena oror di sini lebih tebal.
yang dikenal sebagai kimus. Isi lambung harus diubah Karena di fundus dan korpus gerakan mencampur ber-
menjadi kimus sebelum dapat dialirkan ke duodenum. langsung lemah maka makanan yang disalurkan ke lambung

Kini kita akan dari esofagus disimpan di bagian korpus yang relatif tenang
membahas bagaimana lambung
melaksanakan fungsi-fungsi di atas selagi kita meneliti empat
tanpa mengalami pencampuran. Daerah fundus biasanya
proses pencernaan dasar-motilitas, sekresi, pencernaan, dan
tidak menyimpan makanan tetapi hanya mengandung kan-
tung gas. Makanan secara bertahap disalurkan dari korpus ke
penyerapan-yang berkaitan dengan lambung. Dimulai dari
motilitas, lambung memiliki motilitas yang kompleks dan antfum, tempat berlangsungnya pencampuran.
berada di bawah banyak sinyal regulatorik. Empat aspek
motilitas lambung adalah (1) pengisian, (2) penyimpanan,
(3) pencampuran, dan (4) pengosongan. Kita mulai dengan I Pencampuran makanan berlangsung di
pengisian lambung. antrum.

Kontraksi peristaltik antrum yang kuat mencampur makanan


I Pengisian lambung melibatkan relaksasi dengan sekresi lambung untuk menghasilkan kimus. Setiap
gelombang peristaltik anrrum mendorong kimus maju
reseptif.
menuju sfingter pilorus. Kontraksi tonik sfingter pilorus
Ketika kosong, lambung memiliki volume sekitar 50 ml, normalnya menyebabkan sfingter ini nyaris rerrurup. Lubang
tetapi volume lambung dapat bertambah hingga sekitar 1
yang terbentuk cukup besar untuk dilalui oleh air dan cairan
liter (1000 ml) saat makan. Lambung dapat menampung lain tetapi terlalu kecil untuk kimus kental kecuali jika kimus
peningkatan volume 20 kali lipat tersebut dengan tidak didorong oleh kontraksi peristaltik antrum yang kuat. Bah-
banyak mengalami perubahan regangan di dindingnya dan kan demikianpun dari 30 ml kimus yang dapat ditampung
peningkatan tekanan intralambung, meialui mekanisme oleh antrum, biasanya hanya beberapa mililiter isi antrum
berikut. Bagian interior lambung membentuk lipatanJipatan yang terdorong ke duodenum pada setiap gelombang peris-
dalam. Sewaktu makan, lipatan menjadi lebih kecil dan nyaris taltik. Sebelum lebih banyak kimus yang rerperas keluar, ge-
mendatar sewaktu lambung sedikit melemas seriap kali lombang peristaltik mencapai sfingter pilorus dan menye-
makanan masuk, seperti ekspansi bertahap kantung es yang babkan sfingter ini berkontraksi lebih kuat, menutup pintu
sedang diisi. Relaksasi refleks lambung sewaktu menerima keluar dan mencegah mengalirnya kimus lebih lanjut ke duo-
makanan ini disebut relaksasi reseptif; relaksasi ini denum. Massa kimus antrum yang sedang terdorong maju
meningkatkan kemampuan lambung menampung tambahan tetapi tidak dapat masuk ke duodenum rertahan mendadak
volume makanan dengan hanya menyebabkan sedikit di sfingter yang terturup dan memantul balik ke dalam
peningkatan tekanan lambung. Namun, jika makanan yang antrum, hanya untuk didorong kembali ke sfingter dan me-
dikonsumsi lebih dari 1 liter maka lambung mengalami mantul balik oleh gelombang peristaltik baru (Gambar 16-g).
peregangan berlebihan dan tekanan intralambung meningkat Gerakan maju mundur ini mencampur kimus secara merata
sehingga yang bersangkutan merasa tidak nyaman. Relaksasi di antrum.
reseptif dipicu oleh tindakan makan dan diperantarai oleh
sarafvagus.
I Pengosongan lambung umumnya dikontrol oleh
faktor di duodenum.
I Makanan disimpan di korpus
lambung. Selain mencampur isi lambung, kontraksi peristaltik antrum
adalah gaya pendorohg untuk mengosongkan isi lambung.
Sekelompok sel pemacu yang terletak di regio fundus bagian Jumlah kimus yang lolos ke duodenum pada setiap gelom-
atas lambung menghasilkan potensial gelombang lambat bang kontraksi sebelum sfingter pilorus menutup erar ter-
yang menyapu ke bawah sepanjang lambung menuju sfingter utama bergantung pada kekuatan peristalsis. Intensitas peris-
pilorus dengan frekuensi tiga kali per menit. Poia ritmik talsis antrum dapat sangat bervariasi di bawah pengaruh
depolarisasi spontan ini-irama listrik dasar atau BER berbagai sinyal dari lambung dan duodenum; karena itu,
lambung-terjadi terus-menerus dan mungkin disertai oleh pengosongan lambung diatur baik oleh faktor lambung
kontraksi lapisan otot polos sirkular. Lapisan otot polos ini maupun duodenum (Thbel 16-2). Faktor-faktor ini mem-
dapat mencapai ambang oleh aliran arus dan mengalami pengaruhi eksitabilitas lambung dengan sedikit mendepola-
potensial aksi, bergantung pada tingkat eksitabilitas lapisan risasi atau menghiperpolarisasi otot polos lambung. Eksi
tersebut, yang pada gilirannya memulai gelombang peristal- tabilitas ini, selanjutnya, adalah penenru derajat aktivitas
tik yang menyapu ke seluruh lambung seiring BER dengan peristaltik antrum. Semakin besar eksitabilitas, semakin se-
frekuensi tiga kali per menit. ring BER menghasilkan potensial aksi, semakin besar tingkat

Sistem Pencernaan 655


Sfingter
gastroesofagus

Sfingter pilorus
Duodenum

Arah
gerakan
kontraksi
Gerakan
peristaltik
kimus Kontraksi
peristaltik

ffi Kontraksi peristaltik dimulai di fundus atas dan


menyapu turun menuju sfingter pilorus.
Ketika kontraksi peristaltik mencapai sfingter pilorus,
sfingter menutup erat dan proses pengosongan
berhenti.
Kontraksi menjadi lebih kuat sewaktu mencapai
@ antrum yang berotot tebal. Ketika kimus yang sedang terdorong maju menumbuk
sfingter yang tertutup, kimus ini terpantul balik
b Kontraksi peristaltik antrum yang kuat mendorong ke antrum. Kimus mengalami pencampuran sewaktu
kimus maju. terdorong maju dan terpantul mundur kembali
Senagian kecil kimus terdorong melewati sfingteryang ke antrum pada setiap kontraksi peristaltik.
4F
sedikit terbuka ke dalam duodenum. Semakin kuat
kontraksi antrum, semakin banyak kimus yang masuk
ke duodenum pada setiap gelombang kontraksi.

Gambar 16-8
Pengosongan dan pencampuran lambung akibat kontraksi peristaltik antrum.

aktivitas peristaltik di antrum, dan semakin cepat laju pengo- pengosongan iambung. Duodenum harus siap menerima
songan lambung. kimus dan dapat menunda pengosongan lambung dengan
mengurangi aktivitas peristaltik di lambung sampai duo-
denum siap menampung lebih banyak kimus. Bahkan jika
FAKTOR DI LAMBUNG YANG MEMPENGARUHI LAJU
lambung teregang dan isinya berada dalam bentuk cair, lam-
PENGOSONGAN LAMBUNG
bung tidak dapat mengosongkan isinya sampai duodenum
Faktor utama di lambung yang mempengaruhi kekuatan siap mengolah kimus.
kontraksi adalah jumlah kimus di lambung. Jika hal-hal lain Empat faktor duodenum rerpenting yang mempenga-
setara maka lambung mengosongkan isinya dengan kecepat- ruhi pengosongan lambung adalah lemab, asam, hipertonisi-
an yang sebanding dengan volume kimus di dalamnya setiap tas, dan ?eregangan. Adanya satu atau lebih rangsangan ini di
saat. Peregangan lambung memicu peningkatan modlitas duodenum akan mengaktifkan reseptor duodenum yang se-
Iambung melalui efek langsung peregangan pada otot polos suai, memicu respons saraf atau hormon yang mengerem
serta melalui keterlibatan pleksus intrinsik, saraf vagus, dan motilitas lambung dengan mengurangi eksitabilitas otor po-
hormon lambung gas*in. (Sumber, kontrol, dan fungsi lain los lambung. Penurunan aktivitas antrum kemudian mem-
hormon ini akan dijelaskan kemudian). perlambat laju pengosongan lambung.
Selain itu, derajat fluiditas kimus di lambung mem-
pengaruhi pengosongan lambung. Isi lambung harus diubah I Respons saraf diperantarai melalui pleksus saraf intrinsik
(refleks pendek) dan saraf otonom (refleks panjang). Secara
menjadi bentuk cair kental merata sebelum disalurkan ke
duodenum. Semakin cepat tingkat keenceran yang sesuai ter- kolektifl refl eks-ref etra ini disebut refleks enterogastrik.
capai, semakin cepat isi lambung siap dievakuasi. I Respons hormon melibatkan pelepasan beberapa hormon
yang secara kolektif dikenal sebagai enterogastron dari mu-
kosa duodenum. Darah membawa hormon-hormon ini ke
FAKTOR DI DUODENUM YANG MEMPENGARUHI lambung, tempat mereka menghambat kontraksi antrum un-
LAJU PENGOSONGAN LAMBUNG tuk mengurangi pengosongan lambung. Dua enterogastron
Meskipun lambung berpengaruh namun faktor-faktor di terpenting adalah sekretin dan kolesistokinin (CCK). Se-
duodenum sangat penting dalam mengontrol kecepatan kretin adalah hormon pertama yang ditemukan (1902). Ka-

556 Bab 15
Tabel 16-2
Faktor yang Mengatur Motilitas dan Pengosongan Lambung

EFEK PADA MOTILITAS DAN PENGOSONGAN


FAKTOR CARA REGULASI LAMBUNG

Di Dalam Lambung
Volume kimus Peregangan menimbulkan efek langsung Peningkatan volume merangsang motilitas dan
pada eksitabilitas otot polos lambung, serta pengosongan
bekerja melalui pleksus intrinsik, saraf
vagus, dan gastrin
Derajat fluiditas Efek langsung; isi harus berbentuk cair Peningkatan fluiditas mempercepat pengosongan
(keenceran) sebelum dievakuasi
Di Dalam Duodenum
Adanya lemak, asam, Memulai refleks enterogastrik atau memicu Faktor-faktor di duodenum ini menghambat
hipertonisitas, atau pelepasan enterogastron (kolesistokinin. motilitas dan pengosongan lambung lebih lanjut
peregangan sekretin) sampai duodenum mengatasi faktor-faktor yang
ada
Di Luar Sistem Pencernaan
Emosi Mengubah keseimbangan otonom Merangsang atau menghambat motilitas dan
pengosongan
Nyeri hebat Meningkatkan aktivitas simpatis Menghambat motilitas dan pengosongan

rena merupakan produk sekretorik yang masuk ke darah, terutama dari pankreas. Asam yang belum ternetralkan akan
bahan ini dinamai sekretin. Kata kolesisrohinin berasal dari mengiritasi mukosa duodenum dan menginaktifkan enzim-
kenyataan bahwa hormon ini juga menyebabkan kontraksi enzim pencernaan pankreas yang disekresikan ke dalam
kandung empedu yang berisi empedu (kole artinya "empedu"; lumen duodenum. Karena itu, masuk akal jika asam yang
bisto artinya "kantung"; dan hinin artinya "kontraksi"). belum ternetralkan di duodenum akan menghambat pengo-
Sekretin dan CCK adalah hormon pencernaan utama yang songan lebih lanf ut isi lambung yang asam sampai netralisasi
melakukan fungsi penting selain berfungsi sebagai entero- selesai.
gastron. I Hipertonisitas. Sewakru molekul-molekul protein darr

Marilah kita teliti mengapa berbagai rangsang di duo-


tepung dicerna di lumen duodenum terjadi pembebasan
sejumlah besar molekul asam amino dan glukosa. Jika pe-
denum ini (iemak, asam, hipertonisitas, dan peregangan) per-
nyerapan molekul asam amino dan glukosa ini tidak meng-
lu menunda pengosongan lambung (bekerja melalui refleks
imbangi kecepatan pencernaan protein dan karbohidrar ma-
enterogastrik atau salah satu enterogastron).
ka sejumlah besar molekul akan tetap berada di kimus dan
I Lemak. Lemak dicerna dan diserap lebih lambat dari- meningkatkan osmolaritas isi duodenum. Osmolaritas ber-
pada nutrien lain. Selain itu, pencernaan dan penyerapan gantung pada jumlah molekul yang ada, bukan ukurannya,
lemak berlangsung hanya di dalam lumen usus halus. Karena dan satu molekul protein dapat diuraikan menjadi beberapa
itu, ketika lemak sudah ada di duodenum, pengosongan ratus molekul asam amino, yang masing-masing memiliki
lambung lebih lanjut ke dalam duodenum terhenti sampai aktivitas osmotik setara dengan molekul protein semula. Hal
usus halus selesai memproses lemak yang ada di dalamnya. yang sama berlaku untuk satu molekul besar tepung, yang
Pada kenyataannya, iemak adalah perangsang paling kuat menghasilkan banyak molekul glukosa berukuran kecil na-
untuk menghambat motilitas lambung. Hal ini jelas ketika mun dengan aktivitas osmorik serara. Karena dapat berdifusi
anda membandingkan laju pengosongan makanan tinggi le- bebas menembus dinding duodenum maka air masuk ke
mak (setelah enam jam hidangan yang mengandung daging lumen duodenum dari plasma jika osmolaritas duodenum
berlemak plus telur mungkin masih ada di lambung) dengan meningkat. Air daiam jumiah besar yang masuk ke usus dari
makanan yang banyak mengandung karbohidrat dan protein plasma akan menyebabkan peregangan usus dan, yang lebih
(hidangan dengan daging tanpa lemak dan kentang mungkin penting, gangguan sirkulasi karena berkurangnya volume
sudah tidak ada lagi di lambung dalam tiga jam). (Untuk plasma. Untuk mencegah efek-ef'ek ini, pengosongan lam-
pembahasan mengenai makanan sebelum melakukan suatu bung secara refeks dihambat jika osmolariras isi duodenum
pertandingan atletik, lihat fitur boks di h. 658 Lebih Dekat mulai meningkat. Karena itu, jumlah makanan yang masuk
dengan Fisiologi Olahraga). ke duodenum untuk dicerna lebih lanjut menjadi partikel-
I Asam. Karena lambung mengeluarkan asam hidroklo- partikel yang lebih kecil dan aktif osmotis berkurang sampai
rida (HCl), maka kimus yang masuk ke duodenum sangat proses penyerapan memiliki kesempatan untuk menyusul.
asam. Kimus ini dinetralkan oleh natrium bikarbonat I Peregangaz. Kimus yang terlalu banyak di duodenum
(NaHCO.) yang disekresikan ke dalam lumen duodenum akan menghambat pengosongan isi lambung lebih lanjut agar

Sistem Pencernaan 657


Lebih Dekat dengan Fisiologi Olahraga
Makan Sebelum Pertandingan: Apa yang Masuk dan Apa yang Keluar?
Banyak pelatih dan atlet sangat Manfaat terbesar makanan yang aktivitas osmotiknya menarik air
mempercayai ritual makanan khusus prapertandingan adalah mencegah dari tubuh dan meningkatkan volume
sebelum pertandingan. Sebagai lapar selagi bertanding. Karena urin, yaitu dua hal yang tidak diingin-
contoh, suatu tim sepak bola selalu lambung mungkin memerlukan waktu kan selama pertandingan. Pilihan yang
sarapan steak sebelum bertanding. satu sampai empatjam untuk kosong baik untuk makanan sebelum pertan-
Yang lain mungkin menambahkan maka atlet perlu makan paling tidak dingan antara lain adalah roti, pasta,
pisang dalam santapan sebelum tiga sampai empat jam sebelum nasi, kentang, gelatin, dan jus buah.
bertanding. Apakah ritual ini pertandingan dimulai. Sebelum Karbohidrat kompleks ini tidak saja
bermanfaat? bertanding atlet sebaiknya tidak akan telah dikosongkan dari lambung
Banyak penelitian telah dilakukan mengonsumsi makanan dalam jumlah jika dikonsumsi satu sampai empat jam
untuk menentukan efek makanan berlebihan. Makanan yang tertinggal sebelum pertandingan tetapi juga
sebelum bertanding pada prestasi di lambung selama pertandingan membantu mempertahankan kadar
atletik. Meskipun penelitian laborato- dapat menyebabkan mual dan glukosa darah selama bertanding.
rium membuktikan bahwa bahan-bahan mungkin muntah. Keadaan ini dapat Meskipun tampaknya logis jika kita
tertentu misalnya kafein meningkatkan diperparah oleh rasa cemas, yang mengonsumsi sesuatu yang manis
daya tahan, namun belum ditemukan memperlambat pencernaan dan sesaat sebelum bertanding untuk
adanya bahan makanan yang akan menunda pengosongan lambung menghasilkan "tambahan tenaga",
sangat meningkatkan kinerja atlet. melalui sistem saraf simpatis. makanan atau minuman tinggi gula
Pelatihan yang telah dilakukan atlet Pilihan terbaik adalah makanan seyogianya dihindari karena dapat
adalah penentu utama prestasi. yang mengandung banyak karbohidrat memicu pelepasan insulin. lnsulin
Meskipun tidak ada makanan tertentu serta rendah lemak dan protein. adalah hormon yang meningkatkan
yang memberi manfaat khusus sebelum Tujuannya adalah mempertahankan pemasukan glukosa ke dalam sel.
suatu kompetisi, beberapa pilihan kadar glukosa darah dan simpanan Setelah seseorang mulai berolahraga,
makanan sebenarnya malah mengham- karbohidrat di tubuh dan menghindari sensitivitas terhadap insulin meningkat
bat atlet. Sebagai contoh, hidangan penumpukan makanan yang belum (lihat h. 77), yang menurunkan kadar
steak banyak mengandung lemak dan tercerna di lambung sewaktu bertan- glukosa plasma. Kadar glukosa plasma
mungkin memerlukan waktu lebih lama ding. Makanan tinggi karbohidrat yang turun memicu rasa lelah dan
untuk dicerna sehingga malah dapat dianjurkan karena lebih cepat meningkatkan pemakaian glikogen
mengganggu kinerja tim sepakbola dan dikosongkan dari lambung daripada otot, yang dapat membatasi kinerja
karenanya perlu dihindari. Namun, ritual makanan yang mengandung lemak dalam pertandingan yang memerlukan
makan yang tidak mengganggu prestasi atau protein. Karbohidrat tidak daya tahan seperti maraton. Karena
atletik, misalnya makan pisang, tetapi menghambat pengosongan lambung itu, konsumsi gula tepat sebelum
memberi tambahan semangat atau melalui pelepasan enterogastron, kompetisi malah dapat menghambat
percaya diri tidaklah berbahaya dan sementara lemak dan protein melaku- kinerja bukannya memberi tambahan
harus dihargai. Orang mungkin memberi kannya. Lemak pada khususnya tenaga seperti yang dicari.
arti tertentu pada suatu makanan, dan menghambat pengosongan lambung Dalam satu jam pertandingan, atlet
kepercayaan mereka pada praktek- dan lambat dicerna. Pemrosesan sebaiknya hanya minum air untuk
praktek ini dapat memberi perbedaan metabolik terhadap protein menghasil- memastikan hidrasi yang cukup.
antara menang dan kalah. kan zat sisa bernitrogen misalnya urea

duodenum memiliki waktu untuk memproses kelebihan


volume kimus yang sedang ditampungnya sebelum duode- I Lambung tidak secara aktif ikut serta dalam
num menerima kimus tambahan. muntah.

CATAIN KLINIS. Muntah, atau emesis/vomitus, ekspulsi


isi lambung keluar melalui mulut, tidak terjadi karena
I Emosi dapat mempengaruhi motilitas
paksa
peristalsis terbalik di lambung, seperri yang mungkin di-
lambung.
perkirakan. Sebenarnya lambung itu sendiri tidak secara aktif
Faktor lain yang tidak berkaitan dengan pencernaan, misal- berperan dalam muntah. Lambung, esofagus, dan sfingter-
nya emosi, juga dapat mengubah motilitas lambung dengan sfingter terkaitnya semua meiemas sewaktu muntah. Gaya
bekerja melalui saraf otonom untuk mempengaruhi derajat utama penyebab ekspulsi, yang mengejutkan, berasal dari
eksitabilitas otot polos lambung. Meskipun efek emosi pada kontraksi otot-otot pernapasan-yaitu diafragma (otot inspi-
motilitas lambung bervariasi dari orang ke orang dan tidak rasi utama) dan otot abdomen (otot ekspirasi aktif).
selalu dapat diperkirakan namun kesedihan dan rasa takut Tindakan kompleks muntah dikoordinasikan oleh pu-
umumnya cenderung mengurangi motilitas, sementara ke- sat muntah di medula batang otak. Muntah dimulai dengan
marahan dan agresi cenderung meningkatkannya. Selain inspirasi dalam dan penurupan glotis. Kontraksi diafragma
pengaruh emosi, nyeri hebat dari bagian tubuh manapun menekan ke bawah ke lambung sementara secara bersamaan
cenderung menghambat motiliras, tidak hanya di lambung kontraksi otor-otot perut menekan rongga abdomen, me-
tetapi di seluruh saluran cerna. Respons ini ditimbulkan oleh ningkatkan tekanan intraabdomen dan memaksa visera
peningkatan akriviras simparis. abdomen bergerak ke atas. Sewaktu lambung yang melemas

658 Bab 15
terperas antara diafragma di atas dan rongga abdomen yang
mengecil di bawah, isi lambung terdorong ke atas melalui I Getah pencernaan lambung disekresikan oleh
sfingter-sfingter yang melemas dan esofagus serta keluar me- kelenjar yang terletak di dasar foveola gastrika.
lalui mulut. Glotis tertutup, sehingga bahan muntah tidak
Setiap hari lambung mensekresikan sekitar 2 liter getah lam-
masuk ke saluran napas. Uvula juga terangkar untuk menu-
bung. Sel-sel yang mengeluarkan getah iambung berada di la-
tup saluran hidung. Siklus muntah dapat berulang beberapa
pisan dalam lambung, mukosa lambung, yang dibagi menjadi
kali sampai lambung kosong. Muntah biasanya didahului
dua daerah berbeda: (i) mukosa olsintik, yang melapisi kor-
oleh pengeluaran liur berlebihan, berkeringat, peningkatan
pus dan fundus; dan (2) daerah kelenjar pilorus (pylaric gland
denyut jantung, dan sensasi mual, yang semuanya khas untuk
area,PG-L), yang melapisi antrum. Permukaan luminal lam-
lepas muatan generalisata sistem saraf otonom.
bung berisi lubang-lubang kecil (foveola) dengan kantung da-
lam yang terbentuk oleh pelipatan masuk mukosa lambung.
PENYEBAB MUNTAH Bagian pertama dari invaginasi ini disebut foveola gastrica,
Muntah dapat dipicu oleh sinyal aferen ke pusat muntah dari yang di dasarnya terletak kelenjar lambung. Berbagai sel
sejumlah reseptor di seluruh tubuh. Penyebab muntah men- sekretorik melapisi bagian dalam invaginasi ini, sebagian ekso-
cakup yang berikut: krin dan sebagian endokrin atau parakrin (Thbel 16-3). Mari-
lah kita melihat sel-sel sekretorik eksokrin terlebih dulu.
I Stimulasi taktil (sentuh) di bagian belakang tenggo-
Di dinding foveola gastrica dan kelenjar mukosa oksin-
rokan, yaitu salah satu rangsangan paling kuat. Sebagai con-
tik ditemukan tiga jenis sel sekretorik eksokrin lambung:
toh, memasukkan jari tangan ke belakang tenggorokan atau
bahkan keberadaan penekan lidah atau instrumen gigi di I Sel mukus (mucous) melapisi foveola gastrica dan pintu
bagian belakang mulut sudah cukup untuk merangsang masuk kelenjar. Sel-sel ini mengeluarkan mukus encer.
sebagian orang tersedak atau bahkan muntah. (Mucous adalah kata sifat; mucus adalah kata benda).
I Iritasi atau peregangan lambung dan duodenum. I Bagian lebih dalam di kelenjar lambung dilapisi oleh
I Peningkatan tekanan intrakranium, misalnya yang di- chief cell dan sel parietal. Chief cell yang jumlahnya lebih
sebabkan oleh perdarahan otak. Karena itu, muntah setelah banyak menghasilkan prekursor enzim pepsinogen.
cedera kepala dianggap sebagai tanda buruk; hal ini meng- I Sel parietal (atau oksintik) mengeluarkan HCI dan
isyaratkan pembengkakan atau perdarahan di dalam rongga faktor irutrinsih (ohsintik artinya "tajam", gambaran untuk
kranium. produk sekretorik HCI yang poten dari sel ini).
I Rotasi atau akselerasi kepala yang menyebabkan pusing Sekresi eksokrin ini semuanya dibebaskan ke dalam lumen
bergoyang misalnya mabuk perjalanan. lambung. Secara kolektil, berbagai sekresi ini membentuk
I Bahan kimia, termasuk obat atau bahan berbahaya yang getah lambung.
memicu muntah (yaitu, emetik) dengan bekerja pada bagian Beberapa sel punca juga ditemukan di foveola gastrica. Sel-
atas saluran cerna atau dengan merangsang kemoreseptor di sel ini cepat membelah dan berfungsi sebagai sel induk dari
chemoreceptor *igger aaza khusus di samping pusar mun- semua sel baru di mukosa lambung. Sel anak yang dihasilkan
tah di otak. Pengaktifan zona ini memicu refleks muntah. dari pembelahan sel bermigrasi keluar foveola untuk menjadi sel
Sebagai contoh, obat kemoterapi yang digunakan untuk epitel permukaan atau bermigrasi masuk ke dalam ke kelenjar
mengobati kanker sering menyebabkan muntah dengan be- lambung, tempar sel-sel tersebut berdiferensiasi menjadi chief
keria pada chemoreceptor tiger zone. cell atau sel parietal. Melalui aktivitas ini, keseluruhan mukosa
I Muntah psikogenik akibat faktor emosi, termasuk yang lambung diganti setiap sekitar tiga hari. Pertukaran yang sering
menyertai pemandangan atau bau yang memualkan atau ini merupakan hal penting karena isi lambung yang sangat asam
pada situasi stres lainnya. menyebabkan sel-sel mukosa mengalami aus dan mudah rusak.
Di antara foveola gastrica, mukosa lambung dilapisi
EFEK MUNTAH oleh sel epitel permukaan, yang mengeluarkan mukus kental
tebal basayang membentuk lapisan setebal beberapa milimeter
Pada muntah yang berlebihan tubuh mengalami kehilangan
di atas permukaan mukosa.
banyak cairan darl asam yang secara normal akan direabsorpsi.
Kelenjar lambung di PGA rerurama mengeluarkan mu-
Penurunan volume plasma yang terjadi dapat menyebabkan
kus dan sejumiah kecil pepsinogen; tidak ada asam yang di-
dehidrasi dan masalah sirkulasi, dan kehilangan asam dari
keluarkan dari bagian ini, berbeda dari mukosa oksintik.
Iambung dapat menyebabkan alkalosis metabolik (lihat h. 634).
Marilah kita membahas produk-produk eksokrin dan
Namun, muntah tidak selalu berbahaya. Muntah ter-
perannya da-lam pencernaan secara lebih detil.
batas yang dipicu oleh iritasi saluran cerna dapat bermanfaat
dalam mengeluarkan bahan perusak dari lambung dan tidak
membiarkannya ada di lambung untuk kemudian diserap. I Asam hidroklorida mengaktifkan
Pada kenyataannya, emetik kadang-kadang digunakan sete- pepsinogen.
lah seseorang secara tidak sengaja menelan suatu racun untuk
secara cepat mengeluarkan bahan tersebut dari tubuh. Sel parietal secaraaktif mensekresikan HCI ke dalam lumen
Kini kita telah menyelesaikan pembahasan tentang mo- foveola gastrica, yang selanjutnya menyalurkan bahan ini ke
tilitas lambung dan akan beralih ke sekresi lambung. lumen lambung. Akibat sekresi HCI ini, pH isi lumen turun

Sistem Pencernaan 659


Mukosa oksintik
/
't. ,'"/ //
//
":/ / li
/U - Mukosa
Lumen
lambung

Daerah
kelenjar
pilorus

- Submukosa

Di mukosa oksintik

Sel epitel permukaan

I,
;rl
li
ii
Gastric tll;, Tabel 5-2
pit il"
-I lt. Gambaran Umum Struktur dan Fungsi Komponen Utama
ti:, Otak
I ..t;
JENIS 5EL PRODUK YANG PERANGSANG FUNGSIGFUNGSI)
SEKRETORIK DISEKRESIKAN SEKRESI PRODUK SEKRESI
Kelenjar
lambung iii
i!*:
,:' t.
'!.' '{, *!..
+4lir,
Mukus basa Stimulasi Melindungi mukosa
+,. mekanis oleh isi dari cedera mekanis,
i'[: 1
; \;,:;::; pepsin, dan asam
llir lill,,l
,:.!r, ,,lli;"
Pepsinogen ACh, gastrin Jika diaktifkan
{il, i memulai pencenaan
{iFr'i
$E1 protein

Di daerah
kelenjar pilorus

i
,il

.1ll

ii

;::
l
,il
rlilr;
tilli'
G:t,,

li':t.
,,r,

Menghambat sel
parietal, G, dan sel ECL

560 Bab 16
hingga serendah 2. Ion hidrogen (H-) dan ion klorida (Cl ) oleh sel parietal dari proses metabolik atau berdifusi masuk
secara aktif dipindahkan oleh pompa berbeda di membran dari darah. Kombinasi HrO dan CO, menyebabkan terben-
plasma sel parietal. Ion hidrogen secara aktif dipompa me- tuknya HrCO3, yang mengalami penguraian parsial untuk
lawan gradien konsentrasi yang sangat besaq dengan kon- menghasilkan H- dan HCO3 . H- yang dihasilkan pada haki-
sentrasi H- di lumen mencapai 3 juta kali konsentrasinya di katnya menggantikan H- yang disekresikan.
darah. Klorida disekresikan oleh mekanisme transpor aktif HCO, Iang terbentuk dipindahkan ke dalam plasma
sekunder melawan gradien konsentrasi yang jauh lebih kecil oleh penukar CI-HCO; di membran basolateral sel pa-
(hanya 1,5 kali). rietal. Penukar ini memindahkan CI- ke dalam sel parietal
melalui rranspor aktif sekunder (lihat h. 79). Grdorong oleh
MEKANISME SEKRESI H- DAN CI. gradien HCO3 , pembawa ini memindahkan HCO. keluar
sel menuju plasma menuruni gradien konsentrasinya dan
H. yang disekresikan tidak dipindahkan dari plasma tetapi
secara bersamaan memindahkan Cl dari plasma ke dalam sel
berasal dari proses metabolik di dalam sel parietal (Gambar
parietal melawan gradien elektrokimiawinya. Penukar ini
16-9). Secara spesifik, H- yang akan disekresikan berasal dari
meningkatkan konsentrasi Cl' di dalam sel parietal, mem-
penguraian molekul HrO menjadi Ht dan OH (ion hidrok-
bentuk gradien konsentrasi antara sel parietal dan lumen
sil) di dalam sel parietal. Ht ini disekresikan ke dalam lumen
lambung. Berkat gradien konsentrasi ini dan karena interior
oleh H.-K. AIPase di membran luminal sel parietal. Pem-
sel lebih negatif dibandingkan dengan isi lumen maka Cl
bawa transpor aktif primer ini juga memompa Kt ke dalam
yang bermuatan negatif yang dipompa masuk ke sel oleh
sel dari lumen, serupa dengan pompa Na--K. ATPase yang
penukar di membran basolateral berdifusi keluar sel menu-
sudah anda kenal. K- yang dipindahkan tersebut kemudian
runi gradien elektrokimiawinya melalui saluran di membran
secara pasif mengalir kembali ke dalam lumen melalui salur-
luminal menuju lumen lambung, menyelesaikan proses
an K- sehingga kadar K- tidak berubah oleh proses sekresi H-
sekresi C1'.
ini.
Sementara itu OH yang dihasilkan oleh penguraian HrO
dinetralkan dengan berikatan dengan H- baru yang dihasilkan FUNGSI HCI
dari asam karbonat (HrCO3). Sel parietal mengandung banyak Meskipun HCI sebenarnya tidak mencerna apapun (yaitu, tidak
enzim barbonat anhidrase (ca). Dengan keberadaan karbonat menguraikan ikatan kimiawi nutrien), narnun zat ini melakukan
anhidrase, HrO cepat berikatan dengan COr, yang diproduksi fungsi-fungsi spesifik yang membantu pencernaan:

Lumen
lambung

-- = Transpor aktif primer -- = Transpor aktif sekunder


ca = karbonat anhidrase
Garnbar 16-9
Mekanisme sekresi HCl. Sel parietal lambung secara aktif mensekresi H. dan Cl rnelalui kerja dua pompa terpisah. lon hidrogen
disekresikan ke dalam lumen oleh pompa transport aktif H{K. ATPase primer di membran luminal sel parietal. K- yang dipindahkan ke
dalam sel oleh pompa ini segera keluar melalui saluran K* di membran luminal sehingga ion ini mengalami daur ulang antara sel dan
lumen. H* yang disekresikan berasal dari penguraian HrO menjadi H. dan OH-. OH dinetralkan oleh H. lain yang berasal dari HrCO,
yang dihasilkan di dalam sel dari CO, yang diproduksi secara metabolis di sel atau berdifusi masuk dari plasma. Klorida disekreaikan
oleh transpor aktif sekunder. Dengan didorong oleh gradien konsentrasi HCO, , penukar Cl - HCO,- di membran basolateral
memindahkan HCO3 yang dihasilkan dari penguraian HrCO, ke dalam plasma menuruni gradien konsentrasinya dan secara
bersamaan memindahkan Cl- ke dalam sel parietal melawan gradien konsentrasinya. Sekresi klorida tuntas ketika Cl yang masuk dari
plasma berdifusi keluar sel menuruni gradien elektrokimiawinya melalui saluran Cl-di membran luminal menuju lumen lambung.

Sistem Pencernaan 661


1. Mengaktifkan prekursor enzim pepsinogen menjadi en- Otokatalisis
zim aktif, pepsin, dan membentuk medium asam yang
I
optimal bagi aktiviras pepsin.
Membantu memecahkan jaringan ikat dan serat otor,
mengurangi ukuran partikel makanan besar menjadi le-
bih kecil.
eensir{osen
----->
Pepsin
-l
,"n""rn""n

). Menyebabkan denaturasi proteiu yaitu, menguraikan 1


-@-ffif
tro,",n
bentuk fina1 protein yang berupa gulungan (pelipatan)
Lumen
sehingga ikatan peptida lebih terpajan ke enzim. lambung HCr I
Bersama lisozim liur, mematikan sebagian besar mikro-
4.
organisme yang tertelan bersama makanan, meskipun
-iffi
Fragmen peptida
sebagian tetap lolos dan terus tumbuh dan berkembang
di usus besar.

I Pepsinogen,setelah diaktifkan, memulai


pencernaan protein.

Konstituen pencernaan utama sekresi lambung adalah pep-


sinogen, suatu molekul enzim inaktif yang diproduksi oleh
chief cell. Pepsinogen disimpan di sitoplasma chief cell di da-
lam vesikei sekretorik yang dikenal sebagai granula zimogen.
Dari granula ini enzim tersebut dibebaskan secara eksositosis
dengan stimulasi yang sesuai (lihat h. 30). Ketika pepsinogen
disekresikan ke dalam iumen lambung, HCI memuruskan
sepotong kecil molekul, mengubahnya menjadi bentuk aktif ;' +$

enzim, pepsin (Gambar 16-10). Setelah terbentuk, pepsin


bekerja pada molekul pepsinogen lain untuk menghasilkan
.:
lebih banyak pepsin. Mekanisme semacam ini, di mana
bentuk aktif suatu enzim mengaktifkan molekul enzim yang
sama, disebut proses otokatalisis ("pengaktifan diri"). :F: W : Berbagai asam amino
Pepsin memulai pencernaan protein dengan memurus-
: Pemutusan enzimatik suatu ikatan kimia
kan ikatan-ikatan asam amino tertentu untuk menghasilkan |
fragmen-fragmen peptida (rantai pendek asam amino); en- Gambar 16-10
zim ini bekerja paling efektif dalam lingkungan asam yang Pengaktifan pepsinogen di lumen lambung. Di lumen, asam
dihasilkan oleh HCI. Karena dapat mencena protein maka hidroklorida (HCl) mengaktifkan pepsinogen menjadi bentuk
pepsin harus disimpan dan disekresikan dalam bentuk inaktif aktifnya, pepsin, dengan memutuskan sepotong kecil
fragmen. Setelah diaktifkan, pepsin mengaktifkan secara
sehingga zat ini tidak mencerna protein-protein sel di tem- otokatalisis lebih banyak pepsinogen dan memulai pencer-
patnya terbentuk. Karena itu, pepsin dipertahankan dalam naan protein. Sekresi pepsinogen dalam bentuk inaktif
bentuk inaktif pepsinogen sampai zat ini mencapai lumen mencegahnya mencerna struktur-struktur protein sel di
lambung, tempat ia diaktifkan oleh HCI yang disekresikan tempatnya terbentuk.
ke dalam lumen oleh jenis sei lain.

I Mukus bersifat protektif. I Karena bersifat basa, mukus membantu melindungi


lambung dari cedera asam karena menetralkan HCI di dekat
Permukaan mukosa lambung ditutupi oleh suatu lapisan lapisan dalam lambung, tetapi tidak mengganggu fungsi HCI
mukus yang berasal dari sel epitel permukaan dan sel mukus. di lumen. Sementara pH di lumen dapat serendah 2, pH di
Mukus ini berfungsi se bagai sawar protektif terhadap beberapa lapisan mukus di permukaan sel mukosa adalah sekitar 7.
bentuk cedera yang dapat mengenai mukosa lambung:

I Berkat sifat pelumasannya, mukus melindungi mukosa I Faktor intrinsik penting untuk menyerap
lambung dari cedera mekanis.
vitamin 8.,r.
I Mukus membantu mencegah dinding lambung
mencerna dirinya sendiri, karena pepsin terhambat jika Faktor intrinsik, produk sekretorik lain sel parietal selain
berkontak dengan lapisan mukus yang menutupi bagian HCl, penting dalam penyerapan vitamin B,,,. Vitamin ini
dalam lambung. (Namun, mukus tidak mempengaruhi hanya dapat diserap jika berikatan dengan faktor intrinsik.
aktivitas pepsin di lumen, tempat pencernaan protein Pengikatan kompleks faktor intrinsik-vitamin B,, dengan re-
makanan berlangsung tanpa gangguan). septor khusus yang hanya terdapat di ileum terminal, bagian

662 Bab X6
terakhir usus halus, memicu endositosis (yang diperantarai kan peningkatan sekresi HCI waktu pencernaan makanan.
oleh reseptor) kompleks ini di lokasi tersebut (lihat h. 33). Gastrin juga bersifat trofk (mendorong pertumbuhan) mu-
Vitamin B,, esensial untuk pembentukan normal sel kosa lambung dan usus halus sehingga kemampuan sekresi
darah merah. mukosa-mukosa tersebut terpelihara.
CATAIAN KLINIS. Tanpa faktor intrinsik, vitamin B,, I Histamin, suatu z t yang bekeja secara parakrin, di-
tidak diserap sehingga produksi eritrosit terganggu dan timbul bebaskan dari sel ECL sebagai respons terhadap ACh dan
anemia pernisiosa (lihat h. 427). Anemia pernisiosa biasanya gastrin. Histamin bekerja lokal pada sel-sel parietal sekitar
disebabkan oleh serangan otoimun terhadap sel parietal (lihat untuk mempercepar sekresi HCl.
h. 475). Kondisi ini diobati dengan pen)'untikan terarur vita- I Somatostatin dibebaskan dari sel D sebagai respons
min B,, yang memintas mekanisme absorptif saluran cerna. terhadap asam. Zat ini bekerja lokal secara parakrin melalui
umpan balik negatif untuk menghambat sekresi sel parietal,
sel G, dan sel ECL, sehingga sel penghasil HCI dan jalur
I Sef parietal dan chief celldipengaruhi oleh stimulatoriknya yang paling kuat inaktif.
banyak jalur regulatorik.
Dari daftar ini tampak jelas bahwa terdapat banyak
Selain sel sekretorik elaokrin lambung, terdapat sel sekretorik pembawa pesan kimiawi yang selain mempengaruhi sel pa-
lain di kelenjar lambung yang mengeluarkan faktor regulato- rietal dan chief cell, juga masing-masing saling mempenga-
rik endokrin dan parakrin dan bukan produk-produk yang ruhi. Kemudian, ketika kita membahas fase-fase sekresi
berperan dalam pencernaan nutrien di lumen lambung (lihat lambung, akan diperlihatkan situasi-situasi saar faktor-faktor
h. 123). Sel-sei sekretorik ini diperiihatkan di Thbel 16-3: regulatorik ini dibebaskan.

I Sel endokrin yang dikenal sebagai sel G dan hanya di-


temukan di foveola gastrica PGA mengeluarkan hormon I Kontrol sekresi lambung melibatkan tiga
gastri n ke dalam darah. fase.
I Enterochromaff.n-lihe cell (ECL cell) yang tersebar di
antara sel parietal dan chief cell di kelenjar lambung mukosa Laju sekresi lambung dapat dipengaruhi oleh (1) faktor-
oksintik mengeluarkan histamin yang bekerja secara para- faktor yang muncul bahkan sebelum makanan mencapai
krin. lambung, (2) faktor-fakror yang disebabkan oleh keberadaan
I Sel D, yang tersebar di kelenjar-kelenjar dekat pilorus makanan di lambung, dan (3) faktor-faktor di duodenum
tetapi lebih banyak di duodenum, mengeluarkan somatostatin setelah makanan meninggalkan lambung. Karena itu, sekresi
yang bekerja secara parakrin. dibagi menjadi tiga fase-fase sefalik, lanrbung, dan
Ketiga faktor regulatorik dari foveola gastrica ini bersama filrl""t
dengan neurorransmiter as eti lko lin (AC h) berperan mengon-
trol sekresi getah pencernaan lambung. Sel parietal memiliki FASE SEFALIK
reseptor terpisah untuk masing-masing dari pembawa pesan Fase sefalik sehresi lambuag merujuk kepada peningkatan
kimiawi ini. Tiga darinya-ACh, gastrin, dan histamin-ber- sekresi HCI dan pepsinogen yang terjadi melalui mekanisme
sifat stimulatorik. Zat-zat ini menyebabkan peningkatan umpan sebagai respons terhadap rangsangan yang bekerja di
sekresi HCI dengan mendorong penyisipan tambahan H--K. kepala bahkan sebelum makanan mencapai lambung (sefallk
AIPase ke membran plasma sel parietal. Zat regulatorik artinya "kepala'). Memikirkan, mencicipi, mencium,
keempat-somatostarin-menghambat sekresi HCl. ACh dan mengunyah, dan menelan makanan meningkatkan sekresi
gastrin juga meningkatkan sekresi pepsinogen meialui efek lambung oleh aktivitas vagus melaiui dua cara. Pertama, sti-
stimulatoriknya pada chief cell. Kini kita aan membahas mulasi vagus terhadap pleksus intrinsik mendorong pening-
masing-masing pembawa pesan kimiawi ini secara lebih detil katan sekresi ACh, yang pada gilirannya menyebabkan pe-
(Tabel 16-3) ningkatan sekresi HCI dan pepsinogen oleh sel sekretorik.
I Asetilkolin adalah neurorransmiter yang dibebaskan Kedua, stimulasi vagus pada sel G di dalam PGA menyebab-
dari pleksus saraf intrinsik sebagai respons terhadap refleks kan pembebasan gastrin, yang pada gilirannya semakin me-
lokal pendek maupun stimulasi vagus. ACh merangsang sel ningkatkan sekresi HCI dan pepsinogen, dengan efek HCI
parietal dan chief cell serta sel G dan sel ECL. mengalami potensiasi (diperkuat) oleh pelepasan histamin
I Sel G mengeluarkan hormon gastrin ke dalam darah yang dipicu gastrin (Thbel l6-4).
sebagai respons terhadap produk-produk protein di lumen
lambung dan sebagai respons terhadap ACh. Seperti sekretin FASE LAMBUNG
dan CCK, gastrin adalah hormon pencernaan urarna. Setelah Fase lambung sekresi lambung berawal ketika makanan benar-
diangkut oleh darah kembali ke korpus dan fundus lambung, benar mencapai lambung. Rangsangan yang bekerja di lam-
gastrin merangsang sel parietal dan chief cell, mendorong bung-yait:.r prorein, l<hrsrsnya potongan peptida; peregangan;
sekresi getah lambung yang sangat asam. Selain merangsang kafein; dan a lk o h o l-meningkatkan sekresi lambung melalui
langsung sel parietal, gastrin secara tak langsung mendorong jalur-jalur eferen yang rumpang tindih. Sebagai contoh,
sekresi HCI dengan merangsang sel ECL untuk mengeluar- protein di lambung, perangsang paling kuat, merangsang
kan histamin. Gastrin adalah faktor utama yang menyebab- kemoreseptor yang mengaktifkan pleksus saraf intrinsik, yang

Sistem Pencernaan 663


Tabel 16-4
Stimulasi Sekresi Lambung

FASE RANGSANGAN M EKANISM E EKSITATORIK UNTUK M EN INGKATKAN SEKRESI LAMBUNG

Fase Sefalik Rangsangandi I +Saraf + + Chief cell dan JSekresi


Sekresi kepala-melihat, I f intrinsik lACh+ sel parietal lambung
Lambung mencium,mengecap, $v"or.__J
mengunyah, menelan 1 lj s"t c
makanan
ECL lHistamin

+
Fase Lambung Rangsangan di + Saraf ---* + Chief celldan tsekresi
Sekresi lambung-protein a intrinsik lACh- sel parietal lambung
Lambung (fragmen peptida), *+lVagus --'l
peregangan, kafein, rI ,

alkohol

selanjutnya merangsang sel sekretorik. Selain itu, prorein I Sewaktu makanan secara bertahap mengalir habis ke
menyebabkan pengaktifan serat vagus ekstrinsik ke lambung. duodenum, perangsang utama meningkatnya sekresi lam-
Aktivitas vagus semakin meningkatkan stimulasi saraf intrin- bung-adanya protein di lambung-lenyap.
sik pada sel sekretorik dan memicu pelepasan gastrin. Protein I Setelah makanan meninggalkan lambung, getah lam.
juga secara langsung merangsang pengeluaran gastrin. Gas- bung menumpuk sedemikian sehingga pH lambung turun
trin, pada gilirannya, adalah perangsang kuat bagi sekresi sangat rendah. Penurunan pH di dalam lumen lambung
HCI dan pepsinogen lebih lanjut serta juga menyebabkan ini terjadi terutama karena protein makanan yang semula
pengeluaran histamin, yang semakin meningkatkan sekresi mendapar HCI tidak lagi terdapat di lumen karena lam-
HCl. Melalui jalur-jalur yang sinergistik dan tumpang tindih bung telah kosong. (Ingatlah bahwa protein berfungsi
ini, protein menginduksi sekresi getah iambung yang sangat sebagai dapar yang baik; lihat h. 624). Somatostatin di-
asam dan kaya pepsin, melanjutkan pencernaan protein yang bebaskan sebagai respons terhadap tingkat keasaman lam-
menjadi pemicu proses ini (Tabel 16-4). bung yang tinggi ini. Melalui mekanisme umpan balik,
Ketika lambung teregang oleh makanan kaya protein sekresi lambung berkurang akibat efek inhibitorik soma-
yang perlu dicerna, respons-respons sekretorik ini merupakan tostatin.
hal yang sesuai. Kafein dan, dengan tingkat yang lebih ren- I Rangsangan yang sama yang menghambat motilitas
dah, alkohol juga merangsang sekresi getah lambung yang lambung (lemak, asam, hipertonisitas, atau peregangan di
sangat asam, meskipun tidak terdapat makanan. Asam yang duodenum yang ditimbulkan oleh pengosongan isi lambung
tidak dibutuhkan ini dapat mengiritasi lapisan dalam lam- ke dalam duodenum) juga menghambat sekresi lambung.
bung dan duodenum. Karena itu, orang dengan tukak atau Refleks enterogastrik dan enterogastron menekan sel-sel
hiperasiditas lambung seyogianya menghindari kafein dan sekretorik lambung sementara keduanya secara bersamaan
minuman beralkohol. mengurangi eksitabilitas sel otot polos lambung. Respons
inhibitorik ini adalah fase usus sekresi lambung.
FASE USUS
Fase usus sebresi lambung mencakup faktor-faktor yang berasal I Sawar mukosa lambung melindungi lapisan
dari usus halus yang mempengaruhi sekresi lambung. Se- dalam lambung dari sekresi lambung.
mentara fase-fase lain bersifat eksitatorik, fase ini inhibitorik.
Fase usus penting untuk menghentikan aliran getah lambung Bagaimana lambung dapat menampung cairan yang sangar
sewaktu kimus mulai mengalir ke dalam usus halus, suatu asam dan enzim-enzim proteolitik tanpa mengalami kerusak-
topik yang kini akan kita bicarakan. an sendiri? Anda telah mempelajari bahwa mukus memben-
tuk lapisan pelindung. Selain itu, lapisan mukosa itu sendiri
membentuk sawar-sawar lain untuk mencegah perusakan
I Sekresi lambung secara bertahapmenurun oleh asam lambung. Pertama, membran luminal sel mukosa
sewaku kimus mengalir dari lambung ke dalam lambung hampir impermeabel terhadap H- sehingga asam
duodenum. tidak dapat menembus ke daiam sel dan merusaknya. Selain
itu, tepi-tepi lateral sel-sel ini disatukan dekat batas lumi,
Anda kini mengetahui faktor-faktor yang mengaktifkan nalnya oleh taut erat/kedap sehingga asam tidak dapat me-
sekresi lambung sebelum dan sewaktu makan, tetapi bagai- rembes di antara sel dari lumen ke dalam submukosa di
mana aliran getah lambung terhenti ketika tidak lagi di- bawahnya (lihat h. 77). Sifat mukosa lambung yang me"
butuhkan? Sekresi lambung secara bertahap dikurangi me- mungkinkan lambung menampung asam ranpa mencederai
lalui tiga cara setelah lambung kosong (Thbel l6-5)' dirinya sendiri membenruk sawar mukosa lambung

664 Bab 15
Tabel 16-5
lnhibisi Sekresi Lambung

BAGIAN RANGSANGAN MEKANISME INHIBITORIK UNTUK SEKRESI LAMBUNG

Saraf intrinsik
Lenyapnya protein
Korpus dan dan peregangan Vagus JSekresi
Antrum ketika lambung lambung
kosong Sel G -------------------------_ JGastrin
r* .;Histamin

sel parietal--l
,-------*-
Antrum dan Akumulasi asam Set D ---------lsomatostatin{-- set G l-rSekresr
Duodenum I+ SeIECL
I
I
tambung

Duodenum Lemak
(Fase Usus Asam
Jsekresi dan
Sekresi Hipertonisitas motilitas lambung
LambunE) Peregangan

(Gambar 16-11). Mekanisme protektif ini diperkuat oleh Pencernaan oleh getah lambung itu sendiri berlangsung
kenyataan bahwa keseluruhan lapisan dalam lambung diganti di antrum lambung, tempar makanan dicampur merata
setiap tiga hari. Karena cepatnya perganrian mukosa maka dengan HCI dan pepsin, yang mengawali pencernaan pro-
sel-sel biasanya telah diganti sebelum mereka cukup iama tein.
mengalami aus dan kerusakan akibat lingkungan isi lambung
yang "keras" tersebut.
CATAIAN KLINIS. Meskipun adanya proteksi oleh I Lambung menyerap alkohol dan aspirin tetapi
mukus, sawar mukosa lambung, dan pergantian sel yang tidak makanan.
cepat, sawar kadang-kadang rerganggu dan dinding lam-
bung mengalami cedera oleh isinya yang asam dan Tidak ada makanan atau air yang diserap ke dalam darah
mengandung enzim tersebut. Jika hal ini terjadi maka melalui mukosa lambung. Namun, dua bahan non-nutrien
terbentuk erosi, atau tukak peptik, di dinding lambung. dapat diserap langsung dari lambung - eril alkohol dan aspi-
Refluks berlebihan lambung ke dalam esofagus serta pe- rln. Alkohol bersifat agak larut lemak sehingga zat ini dapat
nyaluran berlebihan isi lambung yang asam ke dalam duo- berdifusi melalui membran lemak sel epitel yang melapisi
denum juga dapat menyebabkan tukak peptik di lokasi- bagian dalam lambung dan dapat masuk ke darah melalui
lokasi ini. (Untuk pembahasan lebih lanjut mengenai kapiler submukosa. Meskipun dapat diserap oleh mukosa
tukak, lihat fitur boks di h. 667, Konsep, Tantangan, dan lambung namun alkohol diserap bahkan lebih cepat oleh
Kontroversi). mukosa usus halus, karena luas permukaan untuk penye-
Kini kita beralih ke dua proses pencernaan yang rersisa rapan di usus halus jauh lebih besar daripada di lambung.
di lambung, pencernaan dan penyerapan lambung. Karena itu, penyeiapan alkohol terjadi lebih lambat jika
pengosongan lambung tertunda sehingga alkohol lebih lama
berada di lambung yang penyerapannya lambat. Karena le-
I Pencernaan karbohidrat berlanjut di korpus mak adalah perangsang duodenum paling kuat untuk meng-
larnbung; pencernaan protein dimulai di antrum. hambat motilitas lambung maka konsumsi makanan kaya
lemak (misalnya susu utuh, pizza, atau kacang-kacangan)
Dua proses pencernaan terpisah berlangsung di dalam lam- sebelum atau selama ingesti alkohol menunda pengosongan
bung. Di korpus lambung, makanan berada dalam keadaan iambung dan mencegah alkohol menimbulkan efeknya
setengah padat karena kontraksi peristaltik di bagian ini dengan cepat.
terlalu lemah untuk melakukan pencampuran. Karena di CATAIAN KLINIS. Kategori lain bahan yang diserap
korpus lambung makanan tidak dicampur dengan sekresi oleh mukosa lambung mencakup asam lemah, terutama
lambung maka di sini tidak banyak berlangsung pencernaan (aspirin). Dalam lingkungan yang sangar
asam astilsalisilat
protein. Namun, di bagian dalam massa makanan, pencerna- asam lumen iambung, asam-asam lemah hampir tidak
an karbohidrat berianjut di bawah pengaruh amilase liur. mengalami ionisasi sama sekali; yaitu, H. dan anion ter-
Meskipun asam menginaktifkan amilase liur namun bagian kaitnya tetap menyaru. Dalam bentuk tidak terionisasi,
dalam massa makanan vang tidak rercampur, bebas dari asam-asam lemah ini larut lemak sehingga dapat diserap
cepat dengan menembus membran plasma sel epitel yang

Sistem Pencernaan 665


lsi lumen Sawar mukosa lambung terdiri dari
Lapisan mukus komponen-komponen berikut yang
HCt HCt HCt

\-/ o -rto to memungkinkan lambung menampung


asam tanpa mencederai dirinya sendiri:
I
I
,) o lvlembran luminal sel mukosa lambung
l:i. impermeabel terhadap H. sehingga
#T t lmpermeabel HCI tidak dapat menembus ke dalam
Y
Chief cell I terhadap HCI sel ini.
Sel pafieffi,
) o Sel-sel disatukan oleh taut erat/kedap
yang mencegah HCI menembus di
antara sel-sel tersebut.

Sel-sel yang melapisi mukosa


@ fapisan mukus di atas mukosa
lambung memberi proteksi tambahan.
lambung (termasuk yang melapisi
Submukosa gastric pit dan kelenjar)
---{--- =Atiran dihambat

Garnbar 16-11
Sawar mukosa lambung.

melapisi lambung. Sebagian besar obat lain tidak diserap fungsi berbeda di bawah kontrol mekanisme regulatorik
sampai mencapai usus halus sehingga obat-obat ini tidak yang berlair.ran.
cepat me nimbulkan elrek.
Setelah menuntaskan pembahasan kita tentang lam-
bung, kita akan bergerak ke bagian selanjutnya dari saluran I Pankreas eksokrinmengeluarkan enzim
cerna, usus halus dan organ-organ pencernaan tambahan pencernaan dan cairan encer alkalis.
yang mengeluarkan sekresinya ke dalam lumen usus halus.
Pankreas eksokrin mengeluarkan getah pankreas yang terdiri
dari dua komponen: (1) enzim pankreas yang secara aktif
disekresikan oleh sel asinus yang membentuk asinus dan (2)
SEKRESI PANKREAS DAN EMPEDU /arutan cair basa yang secara aktifdisekresikan oleh sel duktus
yang melapisi duktus pankreatikus. Komponen encer alkalis
Ketika disalurkan ke dalam usus halus, isi lambung akan ber-
banyak mengandung natrium bikarbor.rat (NaHCO.).
campur tidak saja dengan getah yang dikeluarkan oleh mu-
Seperti pepsinogen, enzim-enzim pankreas disinpan di
kosa usus halus tetapi juga dengan sekresi pankreas eksokrin
dalarn granula zimogen setelah diproduksi, kemudian dilepas-
dan hati yang disalurkan ke dalam lumen duodenum. Kita kan dengan eksositosis sesuai kebutuhan. Enzim-enzim pan-
akan membahas peran masing-masing organ pencernaan kreas ini penting karena hampir mencerna makanan secara
tambahan ini sebelum kita meneliti kontribusi usus halus itu
sempurna tanpa adanya sekresi pencernaan lain. Sel-sel asinus
sendiri.
mer-rgeluarkan tiga jenis enzim pankreas yang mampu men,
cerna ketiga kategori makanan: (1) enzim proteolitik unruk
pencernaan protein, (2) amilase pankreas untuk pencernaan
t Pankreas adalah carnpuran jaringan eksokrin karbohidrat, dan (l) lipase pankreas untuk mencerna lemak.
dan endokrin.

Pankreas adalah sebuah kelenjar memanjang yang terletak ENZIM PROTEOLITIK PANKREAS
di belakang dan di bawah lambung, di atas lengkung pertama Tiga enzim proteolitik utama pankreas adalah nipsinogen, ki-
duodenum (Gambar 16-12). Kelenjar campuran ini mengan- motripsinogen, dan pro karbo ksipeptidase, yang masing-masing
dung jaringan eksokrin dan endokrin. Bagian eksokrin yang disekresikan dalam bentuk inaktif. Setelah tripsinogen di-
predominan terdiri dari kelompok-kelompok sel sekretorik sekresikan ke dalam lumen duodenum, bahan ini diakdf:l<an
mirip anggur yang membentuk kantung yang dikenal sebagai menjadi bentuk aktifnya yaitu tripsin oleh enterokinase
asinus, yang berhubungan dengan duktus yang akhirnya (juga dikenal sebagai enteropeptidase), suatu enzim yang
bermuara di duodenum. Bagian endokrin yang lebih kecil terbenam di membran luminal sel-sel yang melapisi mukosa
terdiri dari pulau-pulau jaringan endokrin terisolasi, pulau- duodenum. Tiipsin kemudian secara otokatalisis mengaktif-
pulau Langerhans, yang tersebar di seluruh pankreas. kan lebih banyak tripsinogen. Seperti pepsinogen, tripsino-
Hormon-hormon terpenting yang disekresikan oleh sel gen harus tetap inaktif di dalam pankreas untuk mencegah
pulau-pulau Langerhans adalah insulin dan glukagon (Bab enzim proteolitik ini mencerna protein sel tempat ia terben-
19). Pankreas eksokrin dan endokrin berasal dari jaringan tuk. Karena itu, tripsinogen retap inaktif sampai zat ini men-
berbeda selama perkembar.rgan masa mudigah dan hanya me- capai lumen duodenum, di mana enterokinase memicu pro-
miliki kesamaan lokasi. Meskipun sama-sama terlibat dalam ses pengaktifan, yang kemudian berlanjut secara otokatalitis.
metabolisme molekul nutrien namun keduanva memiliki Sebagai proteksi tambahan, pankreas juga menghasilkan ba-

666 Bab"l6
Konsep" Tantangaffi, dan Kontroversi
Tukak: Ketika Kuman Menerobos pagar
Tukak peptik adalah erosi yang
biasanya berawal di lapisan mrkora infeksi atau cedera parah. Situasi stres
lambung dan dapat menembus ke yang terus-menerus sering berkaitan
lapisan-lapisan dalam dinding lam_ dengan pembentukan tuliak, mungkin
bung. Tukak ini terjadi ketikJsawar karena respons emosi terhadap str6s
mukosa lambung terganggu sehingga dapat merangsang sekresi lambung
pepsin dan HCI bekerja pada dinding yang berlebihan.
lambung bukannya pada makanan ji Jika sawar mukosa lambung rusak,
lumen. Aliran balik berulang getah maka asam dan pepsin berdifusi ke
lambung yang asam ke dalam esofagus dalam mukosa dan submukosa di
atau asam yang berlebihan yang bawahnya, dengan konsekuensi
mengalir ke duodenum dari lambung patofisiologik yang serius. Erosi
juga dapat menyebabkan tukak pepiik permukaan atau tukak, secara
di tempat-tempat tersebut. progresif membesar seiring dengan
Penyebab pasti tukak selama ini semakin banyaknya asam dan pepsin
belum diketahui, tetapi dalam suatu yang masuk dan terus merusak dinding
penemuan mengejutkan pada awal lambung. Dua dari konsekuensi palingl
tahun 1990-an bakteri Helicobacterium serius tukak adalah: (1) perdarahan
pylori dituding sebagai penyebab lebih karena kerusakan kapiler submukosa
dari B0o/o tukak peptik. Tiga puluh dan (2) perforasi, atau erosi total
persen populasi memiliki H. pylori. I:l"rgr: dinding tambung, menye_
babkan ke.luarnya isi lambung yang
Mereka yang memiliki bakteri lambat
ini berisiko 3 sampai l2 kali lipat poten ke dalam rongga abdomen.-
mengalami tukak dalam 10 sampai 20 Terapi tukak mencakup antibiotik,
Helicobacter pylori penyekat reseptor histamin H_2, dan
tahun mengalami infeksi dibandingkan Helicobacter pylorl, bakteri yang
mereka yang tidak mengidap bakteri inhibitor pompa proton. Dengan
bertanggung jawab atas sebagiin ditemukannya komponen infeksi pada
ini. Mereka juga berisiko lebih tinggi besar kasus tukak peptik, memiliki
mengalami kanker lambung. sebagian besar tukak, antibiotik kini
flagela yang memungkinkannya
Selama bertahun-tahun, para menjadi terapi pilihan. Obat_obat lain
menggali terowongan di bawah juga digunakan tersendiri atau
ilmuwan mengabaikan kemungkinan lapisan protektif mukus yang melapisi
bahwa tukak dapat dipicu oleh suatu dikombinasikan dengan antibiotik.
bagian dalam lambung
agen infeksi, karena bakteri biasanya dekade sebelum penemuan H.
.Dua
tidak dapat bertahan di lingkungan pylon, para peneliti menemukan suatu
yang sangat asam seperti di lumen antihistamin (si metidi n) yang secara
H. pylori berperan dalam pemben_ spesif ik menghambat reieptor histamin
lambung. Satu pengecualian, H. pylori tukan tukak dengan mengeluarkan
menggunakan beberapa strategi untuk H-2, tipe reseptor yang berikatan
toksin yang menyebabkan peradangan dengan histamin yang dibebaskan dari
bertahan di lingkungan yang tJk persisten, atau gastrltr s u pe rf i si a I
ramah ini. pertama, organisme ini lambung. Reseptor ini berbeda dari
kronik, di tempat kolonisasinya. H. reseptor H-l yang berikatan dengan
dapat bergerak karena dilengkapi oleh pylori juga memperlemah sawar
empat sampai enam flagela (apendiks histamin yang terlibat dalam penlyakit
mukosa lambung dengan mengganggu alergi pernapasan. Karena itu,
mrnp pecu! lihat gambar penyerta), taut erat antara sel-sel epitel lambung
yang memungkinkan mereka bergerak antihistamin tradisional yang diguna_
sehingga mukosa lambung lebih bocJr kan untuk alergi pernapasan lmlsalnya
dan berdiam di bawah lapisan tebll daripada normal.
mukus alkalis lambung. Di sini bakteri hay fever dan asma) tidak efektif
Sendiri atau bersama dengan untuk tukak, sebaliknya simetidin tidak
ini terlindung dari isi lambung yang tersangka kuman ini, faktor lain juga
sangat asam. Selain itu, H. pylori bermanfaat untuk masalah
diketahui berperan dalam pembeniuk_ pernapasan.
cenderung berdiam di antrum, yang an tukak. Pajanan berulang ke bahan
tidak mengandung sel parietal Golongan obat baru Iain yang
kimia tertentu dapat merusak sawar digunakan untuk mengobati tuklk
penghasil asam meskipun HCI dari
mukosa lambung; bahan yang menghambat sekresi asam dengan
bagian atas lambung tetap mencapai terpenting dalam hal ini adalah etil
antrum. Bakteri juga menghasilkan secara langsung menghambat
alkohol dan obat antiinflamasi fompa
urease, suatu enzim yang menguraikan yang memindahkan H- ke dalam lumen
nonsteroid (OAINS), misalnya aspirin, lambung. Apa yang dinamai inhibitor
urea, suatu produk akhir metabolisme ibuprofen, atau obat yang iebih poten
protein, menjadi amonia (NU.) dan pompa proton ini (H. adalah proton
untuk mengobati artritis atau proses telanjang tanpa elektronnya) mem_
COr. Amonia berfungsi sebagii dapar peradangan kronik lainnya. Sawar
(lihat h. 630) yang menetralkan asam bantu mengurangi efek korosif HCI
sering rusak pada pasien yang pada jaringan yang terpajan.
lambung secara lokal di sekitar H. pytori. mengalami penyakit berat misalnya

han kimia yang dikenal sebagai inhibitor tripsin, yang aktif, masing-masing adalah kimotripsin dan kar_
menghambat kerja tripsin jika secara tak sengaja terjadi
pengl
f.:,lk
boksipeptidase, di dalam lumen duodenum. iarena itu, jika
aktifan tripsinogen di dalam pankreas.
enterokinase telah mer.rgaktifkan sebagian dari
Kimotripsinogen dan prokarbolisipeptidase, enzim tripsin maka
tripsin kemudian melaksanakrn pror., pengaktifan
proteolitik pankreas lainnya, diubah ol.h iiprin menjadi selanjut-
ftya.

Sistem Feneernean 687


Duktus biliaris
dari hati Lambung

Duodenum

Hormon
(insulin,
glukagon)

rl,;i+,i' ;.,,_

ILF:'
?
#,:ffi
r#' ,r.-+
;r:",
!,E35.1 6'';,1+-\* '1,'

: -"
t,lr\.
t"
ii".,
t.*:M"d;
;i:"'#+
Bagian endokrin
Sel duktus Sel asinus pankreas
mengeluarkan mengeluarkan (lslet Langerhans)
larutan enzim
NaHCO. cair pencernaan

T Bagian kelenjar
Bagian eksokrin pankreas pankreas sangat
(Sel asinus dan duktus) diperbesar.

Gambar 16-12
Gambaran skematik bagian eksokrin dan endokrin pankreas. Pankreas eksokrin mensekresikan ke dalam lumen duodenum
getah pencernaan yang mengandung enzim-enzim pencernaan yang dikeluarkan oleh sel asinus dan larutan NaHCO. cair yang
disekresikan oleh sel duktus. Pankreas endokrin mengeluarkan hormon insulin dan glukagon ke dalam darah.

Masing-masing dari enzim proteolitik ini menyerang disekresikan di liur dan getah lambung). Lipase pankreas
ikatan peptidayang berbeda. Produk akhir vang terbentuk menghidrolisis trigliserida makanan menjadi monogliserida
dari proses ini adalah campuran rantai peptida pendek dan dan asam lemak bebas, yaitu satuan lemak yang dapat di-
asam amino. Mukus yang disekresikan oleh sel usus melin- serap. Seperti amilase, lipase disekresikan dalam bentuk aktif
dungi dinding usus halus dari pencernaan oleh enzim-enzim karena tidak ada risiko pencernaan diri oleh lipase. Tiiglise-
proteolitik yang aktif tersebut. rida bukan komponen struktural sel pankreas.

AMILASE PANKREAS INSUFISIENSI PANKREAS


Seperti amilase liur, amilase pankreas berperan dalam pen- CATAIAN KLINIS. Jika terjadi defisiensi enzim-enzim pan-
cernaan karbohidrat dengan mengubah polisakarida menjadi kreas maka pencernaan makanan menjadi tidak tuntas.
disakarida maltosa. Amilase disekresikan dalam getah pan- Karena pankreas adalah satu-satunya sumber lipase yang ber-
kreas dalam bentuk aktif, karena amilase aktif tidak mem- makna maka defisiensi enzim pankreas menyebabkan maldi-
bahayakan sel sekretorik. Sel-sel ini tidak mengandung gesti lemak yang serius. Gambaran klinis utama insufisiensi
polisakarida. pankreas eksokrin adalah steatorea, atau peningkatan lemak
yang tak tercerna di tinja. Hingga 600lo sampai 707o lemak
LIPASE PANKREAS yang terteian mungkin diekskresikan di tinja. Pencernaan
Lipase pankreas sangat penting karena merupakan satu- protein dan karbohidrar terganggu dengan derajat lebih ren-
satunya enzim di seluruh saluran cerna yang dapat mencerna dah karena enzim-enzim liur, lambung, dan usus halus ikut
lemak. (Pada manusia, lipase dalam jumlah tak bermakna berperan mencerna bahan makanan ini.

668 Bab 16
SEKRESI ALKALIS CAIR PANKREAS memicu respons, serta juga membantu mencerna karbohi-
Enzim-enzim pankreas berfungsi optimal pada lingkungan drat. Berbeda dari lemak dan protein, karbohidrat tidak ber-
yang netral atau sedikit basa, namun isi lambung yang sangar pengaruh langsung pada sekresi enzim pencernaan pankreas.
asam dialirkan ke dalam lumen duodenum di dekat tempat Ketiga jenis enzim pencernaan pankreas dikemas ber-
keluarnya enzim pankreas ke dalam duodenum. Kimus asam sama dalam granula zimogeq, sehingga semua enzim pan-
ini harus cepat dinetralkan di lumen duodenum, tidak saja kreas dibebaskan bersama-sama pada eksositosis granula.
agar enzim pankreas berfungsi optimal tetapi juga untuk Karena itu, meskipun jumlah total enzim yang dibebaskan
mencegah kerusakan mukosa duodenum akibat asam. Cairan bervariasi bergantung pada lenis makanan yang dikonsumsi
basa (kaya NaHCOT) yang disekresikan oleh sel duktus (sekresi paling banyak dirangsang oleh lemak) namun per-
pankreas ke dalam lumen duodenum memiliki fungsi pen- bandingan enzim-enzim yang dibebaskan tidak berbeda ber-
ting menetralkan kimus asam sewaktu kimus masuk ke da- dasarkan jenis makanan. Yaitu, makanan tinggi protein tidak
lam duodenum dari lambung. Sekresi NaHCO, cair ini ada- menyebabkan pelepasan enzim pencernaan dengan proporsi
lah komponen terbanyak sekresi pankreas. Volume sekresi enzim proteolitik yang lebih besar. Namun, bukti menun-
pankreas berkisar antara 1 dan 2 liter sehari, bergantung pada jukkan bahwa dapat terjadi penyesuaian jangka panjang
ienis dan derajar stimulasi. dalam proporsi jenis enzim sebagai respons adaptifterhadap
perubahan berkepanjangan dalam diet. Sebagai contoh, pada
perubahan jangka panjang ke diet tinggi protein akan di-
I Sekresi eksokrin pankreas diatur oleh sekretin produksi enzim proteolitik dengan proporsi yang lebih besar.
dan CCK. Kolesistokinin mungkin berperan dalam adaptasi enzim
pencernaan pankreas terhadap perubahan diet.
Sekresi eksokrin pankreas diatur terutama oleh mekanisme
Seperti gastrin yang bersifat trofik bagi lambung dan
hormon. Selama fase sefalik pencernaan, terjadi sekresi pan-
usus halus, CCK dan sekretin juga memiliki efek trofik pada
kreas dalam jumlah terbatas akibat stimulasi parasimpatis,
pankreas eksokrin untuk mempertahankan integritasnya.
disertai peningkatan simbolik terjadi selama fase lambung
Kini kita akan melihat kontribusi unit pencernaan tam-
sebagai respons terhadap gastrin. Namun, stimulasi utama
bahan lainnya, hati dan kandung empedu.
sekresi pankreas terjadi selama fase usus pencernaan ketika
kimus berada di usus halus. Pelepasan dua enterogasrron
utama, sekrerin dan kolesistokinin (CCK) sebagai respons
terhadap kimus di duodenum berperan sentral dalam I Hati melakukan berbagai fungsi penting,
mengontrol sekresi pankreas (Gambar 15-13). termasuk menghasilkan empedu.

PERAN SEKRETIN DALAM SEKRESI PANKREAS Seiain getah pankreas, produk sekretorik lain yang dialirkan
ke lumen duodenum adalah empedu. Sistem empedu
Dari faktor-faktor yang merangsang pelepasan enrerogastron
mencakup hati, handung empedu, dan saluran-saluran
(lemak, asam, hipertonisitas, dan peregangan), perangsang
terkaitnya.
utama yang secara spesifik untuk pelepasan sekretin adalah
asam di duodenum. Sekretin, selanjutnya, dibawa oleh darah
ke pankreas, tempat zat ini merangsang sel-sel duktus untuk FUNGSI HATI
meningkatkan sekresi cairan encer kaya NaHCO, ke dalam
Hati adalah organ metabolik terbesar dan terpenting di tu-
duodenum. Meskipun rangsangan lain dapar menyebabkan
buh; organ ini dapat dipandang sebagai pabrik biokimia
pelepasan sekretin namun merupakan hal yang sesuai jika
utama tubuh. Perannya dalam sistem pencernaan adalah
perangsang paling kuat adalah asam karena sekretin men-
sekresi garam empedu, yang membantu pencernaan dan pe-
dorong sekresi pankreas yang bersifat alkalis untuk menetral-
nyerapan lemak. Hati juga melakukan berbagai fungsi yang
kan asam. Mekanisme ini merupakan sistem kontrol untuk
tidak berkaitan dengan pencernaan, termasuk yang berikut:
memelihara netralitas kimus di usus. Jumlah sekretin yang
dikeluarkan proporsional dengan jumlah asam yang masuk 1. Memproses secara merabolis ketiga kategori utama nu-
ke duodenum sehingga jumlah NaHCO" yang disekresikan trien (karbohidrat, protein, dan lemak) setelah zavzar
serara dengan keasaman duodenum. ini diserap dari saluran cerna.
2. Mendetoksifikasi atau menguraikan zat sisa tubuh dan
PERAN CCK DALAM SEKRESI PANKREAS hormon serta obat dan senyawa asing lain.
Kolesistokinin penting dalam mengatur sekresi enzim pen- 3. Membentuk protein plasma, rermasuk protein yang
cernaan pankreas. Perangsang utama pelepasan CCK dari dibutuhkan untuk pembekuan darah dan yang untuk
mukosa duodenum adalah adanya lemak dan, dengan tingkat mengangkut hormon steroid dan tiroid serta kolesterol
yang lebih rendah, produk protein. Sistem sirkulasi meng- dalam darah.
angkut CCK ke pankreas tempat zar ini merangsang sel asi- 4. Menyimpan glikogen, lemak, besi, tembaga, dan banyak
nus pankreas untuk meningkatkan sekresi enzim pencernaan. viramin.
Di antara enzim-enzim ini terdapat lipase dan enzim pro- 5" Mengaktifkan vitamin D, yang dilakukan hati bersama
teolitik, yang mencerna lebih lanjut lemak dan protein yang dengan ginjal.

Sistem Pencernaan 669


Asam Produk lemak
di lumen dan protein
duodenum di lumen duodenum

1 Pembebasan 1 Pembebasan
sekretin dari CCK dari
mukosa duodenum mukosa duodenum
(Sekretin
diangkut j\,lie nei.ialka n (CCK diangkut Mencerna
oleh darah) oleh darah)
+ +
Sel duktus Sel asinus
pankreas pankreas

t Sekresi enzim
I Sekresi larutan cair
pencernaan pankreas
NaHCO, ke dalam
ke dalam lumen
lumen duodenum
duodenum

Gambar 16-13 -l
Kontrol hormon atas sekresi eksokrin pankreas.

6. Mengeluarkan bakteri dan sel darah merah tua, berkat yang membawa produk yang diserap dari saluran cerna
adanya makrofag residennya (lihat h. 433). langsung ke hati untuk diproses, disimpan, atau didetoksift-
7. Mengekskresikan kolesterol dan bilirubin, bilirubin ada- kasi sebelum produk-produk ini memperoleh akscs ke sirku,
lah produk penguraian yang berasal dari destruksi sel lasi umum. Di dalam hati, vena porta kembali bercabang-
darah merah tua. cabang menjadi anyaman kapiler (sinusoid hati) untuk
memungkinkan terjadinya pertukaran antara darah dan he-
Meskipun memiliki beragam fungsi kompleks ini namun
patosit sebelum darah mengalir ke dalam vena hepatika, yang
tidak banyak spesialisasi ditemukan di antara sel-sel hati. Setiap
kemudian menyatu dengan vena kava inferior.
sel hati, atau hepatosit, melakukan beragam tugas metabolik
dan sekretorik yang sama (hepato artinya "hati", slr artinya
"sel"). Spesialisasi ditimbulkan oleh organel-organel yang ber-
kembang maju di dalam setiap hepatosit. Satu-satunya fungsi H Lsbulus hati dipisahkan oleh pembuluh darah
hati yang tidak dilakukan oleh hepatosit adalah aktivitas dan saluran ernpedu.
fagosit yang dilaksanakan oleh makrofag residen yang dikenal
Hati tersusun menjadi unit-unit fungsional yang dikenal
sebagai sel Kupffer.
sebagai lobulus, yaitu susunan jaringan berbentuk heksa-
gonal mengelilingi satu vena sentral (Gambar 16-15a). Di
ALIRAN DARAH HATI setiap enam sudut luar lobulus terdapat tiga pembuluh:
Untuk melaksanakan beragam tugas ini, susunan anatomik cabang arteri hepatika, cabang vena porra hati, dan duktus
hati memungkinkan setiap hepatosit berkontak langsung biliaris. Darah dari cabang arteri hepatika dan vena porta
dengan darah dari dua sumber: darah arteri yang datang dari mengalir dari perifer lobulus ke ruang kapiler luas yang
aorta dan darah vena yang datang langsung dari saluran disebut sinusoid yang berjalan di antara jejeran sel hati ke
cerna. Seperti sel lain, hepatosit menerima darah arteri segar vena sentral seperti jari-jari roda sepeda (Gambar 16-15b).
melalui arteri hepatika, yang menyalurkan oksigen dan Sel Kupffer melapisi bagian dalam sinusoid serra menelan
metabolit-metabolit darah untuk diproses oleh hati. Darah dan menghancurkan sel darah merah dan bakteri yang me-
vena juga masuk ke hati melalui sistem porta hati, suatu lewatinya dalam darah. Hepatosit-heparosit tersusun antara
koneksi vaskular unik dan kompleks antara saluran cerna sinusoid dalam lempeng-lempeng yang tebalnya dua sel, se-
dan hati (Cambar 16-14). Vena-vena yang mengalir dari sa- hingga masing-masing tepi lateral menghadap ke genangan
luran cerna tidak langsung menuju ke vena kava inferior, darah sinusoid. Vena sentral di semua lobulus hati menyatu
vena besar yang mengembalikan darah ke jantung. Namun untuk membentuk vena hepatika, yang mengalirkan darah
vena-vena dari lambung dan usus masuk ke vena porta hati, keluar dari hati. Saluran tipis pengangkut empedu, kana-

670 Bab '16


I Empedu secara terus-menerus disekresikan oleh
hati dan dialihkan ke kandung empedu di antara
waktu makan.
Lubang duktus biliaris ke dalam duodenum dijaga oleh sffng-
ter Oddi, yang mencegah empedu masuk ke duodenum ke-
cuali sewaktu pencernaan makanan (Gambar 16-16). Ketika
sfingter ini tertutup, sebagian besar empedu yang disekresikan
oleh hati dialihkan balik ke dalam kandung empedu, suatu
struktur kecil berbentuk kantung yang terselip di bawah tetapi
tidak langsung berhubungan dengan hati. Karena itu, empedu
tidak diangkut langsung dari hati ke kandung empedu. Em-
pedu kemudian disimpan dan dipekatkan di kandung empedu
di antara waktu makan. Setelah makan, empedu masuk ke
duodenum akibat efek kombinasi pengosongan kandung em-
pedu dan peningkatan sekresi empedu oleh hati. Jumlah
empedu yang disekresikan per hari berkisar dari 250 mlsampai
I lirer, berganrung pada derajat perangsangan.

I Garam empedu didaur ulang melalui sirkulasi


enterohepatik.
Empedu mengandung beberapa konstituen organik, yaitu ga ram
empedu, kolesterol, lesitin, dan bilirubin (semua berasal dari akti-
vitas hepatosit) dalam suatu. cairan encer alhalis (ditambahkan
oleh sel duktus) serupa dengan sekresi NaHCO. pankreas. Mes-
kipun empedu tidak mengandung enzim pencernaan apapun
nalrrun bahan ini penting dalam pencernaan dan penyerapan
lemak, terutama melalui aktivitas garam empedu.
Gararn empedu adalah turunan kolesterol. Garam-
garam ini secara aktif disekresikan ke dalam empedu dan
akhirnya masuk ke duodenum bersama dengan konstituen
empedu lainnya. Setelah ikut serta dalam pencernaan dan
penyerapan lemak, sebagian besar garam empedu diserap
kembali ke dalam darah oleh mekanisme rranspor aktif khu,
@ ffuti menerima darah dari dua sumber: di ileum terminal. Dari sini garam empedu
sus yang terletak
Oaran arteri, yang menyediakan O, bagi hati dan dikembalikan ke sistem porta hati, yang meresekresikannya
@ mengandung metabolit darah untuk diproses oleh hati, ke dalam empedu. Daur ulang garam empedu ini (dan se-
disalurkan oleh arteri hepatika. bagian dari konstituen empedu lainnya) antara usus halus
fU) Oarafr vena yang berasal dari saluran cerna dibawa dan hati disebut sirkulasi enterohepatik (enrero artinya
oleh vena porta hepatika ke hati untuk pemrosesan dan "untts"; hepatik artinya "hati") (Gambar 16-16).
penyimpanan nutrien yang baru diserap.
Jumlah total garam empedu di tubuh adalah sekitar 3
@ Oarafr meninggalkan hati rnelalui vena hepatika sampai 4 g, namun dalam satu kali makan mungkin dikeluar-
kan 3 sampai 15 g garam empedu ke dalam duodenum.
Gambar 15-14
Gambaran skematik aliran darah hati. Jelaslah, garam-garam empedu harus didaur ulang beberapa
kali sehari. Biasanya hanya sekitar 5o/o dari empedu yang
disekresikan keluar dari tubuh melalui tinja setiap hari. Ke-
hilangan garam empedu ini diganti oleh pembentukan garam
empedu baru oleh hati; dengan demikian, jumlah total garam
likulus biliaris, berjalan di antara sel-sel di dalam setiap
empedu dijaga konstan.
lempeng hati. Hepatosit terus-menerus mengeluarkan emp-
du ke dalam saluran tipis ini, yang mengangkut empedu ke
duktus biliaris di tepi lobulus. Duktus-duktus biliaris dari I Gararn empedu membantu pencernaan dan
berbagai lobulus menyatu untuk akhirnya membentuk duk-
penyerapan lemak.
tus biliaris komunis, yang mengangkut empedu dari hati ke
duodenum. Setiap hepatosit berkontak dengan sinusoid di Caram empedu membantu pencernaan Iemak melalui efek
satu sisi dan kanalikulus biliaris di sisi lain. deterjennya (emulsifikasi) dan mempermudah penyerapan

Sistem Pencernaan 67"1


Cabang vena
;'#;'.n Vena sentrai porta hepatika
porta
Cabang Duktus
hepatika
arteri hepatika I bitiaris
Kanalikulus
I
biliaris r{ffi4;. Gen.lei
Jaringan ikat
hepatosit
(sel hati)
/

Sel Kupffer
Kanalikulus
biliaris

3.q
Y(E
O'!

Vena porta
hepatika
I

Ke Genjel hepatosit
duktus (sel hati)
hepatikus Lempeng hati
Sinusoid Arteri
hepatika Vena sentral
(a) (b)
Gambar 16-15
Anatomi hati. (a) Lobulus hati. (b) Potongan lobulus hati berbentuk baji.

lemak dengan ikut serta dalam pembentukan misel (micelle),


Kedua fungsi berkaitan dengan struktur garam empedu
Marilah kita lihat bagaimana.

EFEK DETERJEN GARAM EMPEDU


Duktus biliaris
Istilah efek deterjen merujuk kepada kemampuan garam
empedu untuk mengubah globulus (gumpalan) lemak
besar menjadi emulsi lemak yang terdiri dari banyak
tetesan/butiran lemak dengan garis tengah masing-masing
I mm yang membentuk suspensi di dalam kimus cair
sehingga luas permukaan yang tersedia untuk tempat li-
pase pankreas bekerja bertambah. Gumpalan lemak, be-
rapapun ukurannya, terutama terdiri dari molekul trigli-
serida yang belum tercerna. Untuk mencerna iemak, lipase
harus berkontak langsung dengan molekul trigliserida.
Karena tidak larut dalam air maka trigliserida cenderung
menggumpal menjadi butir-butir besar dalam lingkungan
usus halus yang banyak mengandung air. Jika garam em-
pedu tidak mengemulsifikasi gumpalan besar lemak ini,
maka lipase dapat bekerja hanya pada permukaan gum-
palan besar tersebut dan pencernaan lemak akan sangat
lama.
Garam empedu memiliki efek deterjen serupa dengan
Gambar 16-16 deterjen yang anda gunakan untuk membersihkan lemak
Sirkulasi enterohepatik garam empedu. Sebagian besar garam ketika mencuci piring. Molekul garam empedu mengan-
empedu didaur ulang antara hati dan usus halus melalui dung bagian yang larut lemak (suatu steroid yang berasal
sirkulasi enterohepatik (tanda panah biru). Setelah ikut serta dari kolesterol) plus bagian larut air yang bermuatan ne-
dalam pencernaan dan penyerapan lemak, sebagian besar
garam empedu direabsorpsi oleh transpor aktif di ileum gatif. Garam empedu terserap di permukaan butiran lemak;
terminal dan dikembalikan melalui vena porta hepatika ke yaitu, bagian larut lemak garam empedu iarut dalam butir-
hati, yang kembali mensekresikannya ke dalam empedu. an lemak, meninggalkan bagian larut air yang bermuatan

672 Bab'16
menonjol dari permukaan butiran lemak tersebut (Gambar yang sama saling tolak-menolak, maka gugus-gugus ber-
16-17a). Gerakan mencampur oleh usus memecah-mecah muatan negatif di permukaan butiran lemak menyebabkan
butiran lemak besar menjadi butiran-butiran yang lebih butiran tersebut saling menjauh (Gambar l5-l7b). Daya
kecil. Butiran-butiran kecil ini akan cepat bergabung kem- tolak listrik ini mencegah butir-butir kecil kembali ber-
bali jika tidak ada garam empedu yang terserap di per- gabung membentuk gumpalan lemak besar sehingga meng-
mukaannya dan menciptakan selubung muatan negatif hasilkan emulsi lemak yang meningkatkan permukaan yang
larut air di permukaan setiap butiran kecil. Karena muatan tersedia untuk kerja lipase.

Bagian larut HrO


yang bermuatan *!" *r'
\l
negatif (satu gugus
karboksil di ujung
rantai glisin atau taurin) hrJ
\)v
t*o F
Bagian larut lemak
a\\ \ *\ ) Butiran lemak
halus dengan
(berasal dari kolesterol)
*\.t molekul garam
empedu terserap
di permukaannya
(a)

*)
;j",:J"Jf*., I
;\l
.--<l I U,-,-
v

/*/ nu=.:
-
1_
/\
\ \*, / \*J
,- *)/
-\0; j -\ do--**:ob{
*',-
*t/
*C) :
'*
,o*
/-\
'\
- ---,O
/'*
+xdo=
n
Y {-*-rff* f?\
\ / '\ /
r*
\*r-"l *t/ \*\ ( \*\-l. /
.*17
*\Uq__ v
c.U a/
*,--\r-;<J:_"a h\)l7
-/f) v^\--r ,n\]-*
\ \ -,^) aJ
--,-ny\*
{\
\* /*rv \_ !_ \
(b)
Gambar'16-'17
Struktur skematik dan fungsi garam empedu. (a) Gambaran skematik struktur garam empedu dan adsorpsinya ke permukaan
butiran keeil lemak. Garam empedu terdiri dari bagian larut lemak yang larut dalam butiran lemak dan bagian larut air yang
bermuatan negatif yang menonjol dari permukaan butiran. (b) Pembentukan emulsi lemak melalui efek garam empedu. Ketika
butiran besar lemak terurai menjadi butiran-butiran yang lebih kecil oleh kontraksi usus, garam-garam empedu terserap ke
permukaan butiran halus, membentuk selubung yang terdiri dari komponen garam empedu larut air bermuatan negatif yang
menyebabkan butiran-butiran halus tersebut saling tolak. Efek ini menyebabkan butiran-butiran lemak terpisah dan tidak
kembali menyatu, meningkatkan luas permukaan lemak yang tersedia untuk pencernaan oleh lipase pankreas. Butiran lemak
teremulsifikasi ini bergaris tengah sekitar 1 mm.

Sistem Pencernaan 673


Meskipun garam empedu meningkatkan luas permuka- untuk mengangkut bahan-baharr tak larut air melalui isi lu-
an yang tersedia untuk diproses oleh enzim lipase pankreas men yang cair. Bahan larut lemak terpenting yang diangkut
namun lipase saja tidak dapat menembus lapisan garam- di dalam misel adalah produk-produk pencernaan lemak
garam empedu yang terserap di permukaan butiran halus (monogliserida dan asam lemak bebas) serta vitamin larut
emulsi lemak. Untuk memecahkan dilema ini, pankreas lemak, yang semuanya diangkut ke tempat penyerapannya
mengeluarkan polipeptida kolipase bersama dengan lipase. dengan cara ini. Jika tidak menumpang di dalam misel yang
Kolipase berikatan dengan lipase dan garam empedu di per- larut air ini, berbagai nutrien ini akan mengapung di per-
mukaan butiran lemak sehingga lipase melekat ke tempat mukaan kimus (seperti minyak rerapung di atas air), dan ti-
kerjanya. dak pernah mencapai permukaan absorptif usus halus.
Selain itu, kolesterol, suatu bahan yang sangar ridak
PEMBENTUKAN MISEL larut air, larut dalam inti hidrofobik misel. Mekanisme ini
penting dalam homeostasis kolesterol. Jumlah kolesterol yang
Caram empedu-bersama dengan kolesterol dan lesitin, yang
dapat diangkut dalam bentuk misel bergantung pada jumlah
juga merupakan konstituen empedu-berperan penting da-
relatif garam empedu dan lesitin dibandingkan dengan ko-
lam mempermudah penyerapan lemak melalui pembenrukan
lesterol.
misel. Seperti garam empedu, lesitin memiliki bagian yang
CATAIAN KLINIS. Jika sekresi kolesterol oleh hati
larut lemak dan bagian yang larut air, semenrara kolesterol
berbeda jauh dengan sekresi garam empedu dan lesitin (ter-
hampir sama sekali tak larut dalam air. Daiam suatu misel,
lalu banyak kolesterol atau terlalu sedikit garam empedu dan
garam empedu dan lesitin bergumpal dalam kelompok-
lesitin) maka kelebihan kolesterol dalam empedu mengendap
kelompok kecil dengan bagian larut lemak menyatu di
menjadi mikrokristal yang dapat menggumpal menjadi batu
bagian tengah membentuk inti hidrofobik ("takut air"),
empedu. Salah satu pengobatan batu empedu yang mengan-
sementara bagian larut air membentuk selubung hidrofilik
("senang air") di sebelah luar (Gambar 16-18). Sebuah misel
dung kolesterol adalah ingesti garam empedu untuk me-
r.ringkatkan jumlah garam empedu dalam upaya melarutkan
memiliki garis tengah 4 sampai 7 nm, sekitar sepersejuta
batu kolesterol. Namun, hanya sekitar 75o/o 6atu empedu
ukuran emulsi butiran lemak. Misel, karena larut dalam air
berasal dari kolesterol. Sebanyak 25o/o lainnya terbentuk oleh
berkat selubung hidrofiliknya, dapat melarutkan bahan tak
endapan abnormal konstituen empedu lainnya, bilirubin.
larut air (dan karenanya larut lemak) di bagian tengahnya.
Karena itu misel merupakan wadah yang dapat digunakan
I Bilirubin adalah produk sisa yang diekskresikan
ke dalam empedu.

\r-
a \L tc Bilirubin, konstituen utama lainnya pada empedu,
sekali tidak berperan dalam pencernaan tetapi merupakan
sama

Wo'
\LI produk sisa yang diekskresikan di dalam empedu. Bilirubin
I adalah pigmen empedu urama yang berasal dari penguraian
rnti *imrrriohrhS

Selubung hidrofilik a)>


)b,t{ sel darah merah usang. Rentang usia tipikal sel darah merah
di dalam sistem sirkulasi adalah 120 hari. Sel darah merah

Q S"rr" larut
-
lemak C
r1\-\ yang telah usang dikeluarkan dari tubuh oleh makrofag yang
melapisi bagian dalam sinusoid hati dan di tempat-tempat
lain di tubuh. Bilirubin adalah produk akhir penguraian
Kolesterol YO bagian hem (yang mengandung besi) hemoglobin yang
terkandung di dalam sel darah merah usang ini (lihat h. 423).
Bilirubin ini diekstraksi dari darah oleh hepatosit dan secara
i aktif disekresikan ke dalam empedu.
augiun larut air

A Baoian larut lemak ?!i Bagian larut air


Bilirubin adalah pigmen kuning yang menyebabkan
empedu berwarna kuning. Di da.lam saluran cerna, pigmen ini
Bagian larut lemak
l._J if
dimodifikasi oleh enzim-enzim bakteri, menghasilkan warna
Garam empedu Lesitin tinja yang coklat khas. Jika tidak terjadi sekresi bilirubin, se-
Gambar 16-18 perti ketika duktus biliaris tersumbat total oleh batu empedu,
Gambaran skematik sebuah misel. Konstituen empedu (garam tinja berwarna putih keabuan. Dalam keadaan normal sejum-
empedu, lesitin, dan kolesterol) menyatu untuk membentuk lah kecil bilirubin direabsorpsi oleh usus kembali ke darah, dan
misel yang terdiri dari selubung hidrofilik (larut air) dan inti
hidrofobik (larut lemak). Karena selubung luar misel larut air ketika akhirnya diekskresikan di urin, bilirubin ini berperan
maka produk-produk pencernaan lemak, yang tidak larut air, besar menyebabkan warna urin kuning. Ginjal tidak dapat
dapat dibawa melalui isi lumen yang mengandung air ke mengekskresikan bilirubin sampai bahan ini telah dimodifikasi
permukaan absorptif usus halus dengan larut di dalam inti ketika mengalir melewati hati dan usus.
misel yang larut lemak. Gambar ini tidak sesuai dengan skala
pada butiran emulsi lemak di Gambar 16-17b. Emulsi butiran CATAIAN KLINIS. Jika bilirubin dibentuk terlalu ce-
lemak berukuran 1 juta kali lebih besar darlpada sebuah pat daripada laju ekskresinya maka bahan ini menumpuk di
misel, yang garis tengahnya 4 sampai 7 nm. tubuh dan menyebabkan ikterus. Pasien dengan penyakit ini

674 Bab 16
tampak kekuningan, di mana warna ini paling mudah terlihat CATAIAN KLINIS. Karena menyimpan empedu pekat
di bagian putih mara. Ikterus dapat ditimbulkan oleh tiga cara maka kandung empedu adalah tempar utama terjadi peng-
berbeda: endapan konstituen-konsriruen empedu pekat menjadi batu
empedu. Untungnya, kandung empedu tidak berperan esensial
l. Ihterus prabati (masalah terjadi "sebelum hati") atau
dalam pencernaan, sehingga pengangkatannya sebagai terapi
hemolitih, disebabkan oleh pemecahan (hemolisis) ber-
untuk batu empedu atau penyakit kandung empedu lain tidak
lebihan sel darah merah, yang menyebabkan hati men-
menimbulkan masalah khusus. Empedu yang disekresikan di
dapat lebih banyak bilirubin daripada kemampuan
antara waktu makan disimpan di duktus biliaris komunis,
mengekskresikannya.
yang menjadi melebar.
2. Ibterus hati (masalah terletak di "hati") terjadi ketika
Selama pencernaan makanan, saat kimus mencapai usus
hati mengalami penyakit dan tidak dapat menangani
halus, adanya makanan, khususnya produk lemak di lumen
bilirubin bahkan dalam jumlah normal.
duodenum memicu pelepasan CCK. Hormon ini merang-
3. Ihterus pascahati (masalah terjadi "setelah hati"), atau
sang kontraksi kandung empedu dan relaksasi sfingter Oddi,
obstruktif, terjadi ketika saluran empedu tersumbat
sehingga empedu dikeluarkan ke dalam duodenum, rempar
misalnya oleh batu empedu sehingga bilirubin tidak
bahan ini secara tepar membantu pencernaan dan penyerap-
dapat dieliminasi di rinja.
an lemak yang memicu pelepasan CCK.

I Garam empedu adalah perangsang paling kuat I Hepatitis dan sirosis merupakan penyakit hati
peningkatan sekresi empedu.
tersering.
Sekresi empedu dapat ditingkatkan oleh mekanisme kimiawi,
CAaIAIAN KLINIS. Hepatitis adalah penyakit peradangan
hormon, dan saraf:
hati yang terjadi karena bermacam penyebab, termasuk infeksi
I Mekanisme kimiaui (garam empedu). Setiap bahan yang virus atau pajanan ke bahan toksik, seperti alkohol, karbon
meningkatkan sekresi empedu oleh hati disebut koleretik. tetraklorida, dan obat penenang rerrenru. Keparahan hepatitis
Koleretik paling kuat adalah garam empedu itu sendiri. Di berkisar dari ringan dengan gejala reversibel hingga kerusakan
antara waktu makan, empedu disimpan di kandung empedu, hati akut masif dengan kemungkinan kematian dini akibat
tetapi sewaktu makan empedu disalurkan ke dalam duodenum gagal hati akut.
oleh kontraksi kandung empedu. Setelah ikut serta dalam Peradangan hati yang berulang atau berkepanjangan,
pencernaan dan penyerapan lemak, garam empedu biasanya berkaitan dengan alkoholisme kronik, dapat me-
direabsorpsi dan dikembalikan oieh sirkulasi enterohepatik nyebabkan sirosis, suatu keadaan di mana hepatosit yang ru-
ke hati, tempat zar-zat ini bekerja sebagai koleretik poten sak diganti secara permanen oleh jaringan ikat. Jaringan hati
untuk merangsang sekresi empedu lebih lanjut. Karena itu, memiliki kemampuan untuk melakukan regenerasi, dalam
sewaktu makan, ketika garam empedu dibutuhkan dan keadaan normal mengalami pertukaran sel secara gradual.
sedang digunakan, sekresi empedu oleh hati meningkat. Jika sebagian jaringan hati rusak maka jaringan yang hilang
I Mekanisme hormon (sehretin). Selain meningkatkan se- dapat diganti dengan meningkatkan laju pembelahan sel.
kresi NaHCO, cair oleh pankreas, sekretin juga merangsang Namun seberapa cepat hepatosit dapat diganti memiliki
peningkatan sekresi empedu alka.lis cair oleh duktus biliaris batas. Seiain hepatosit, sejumlah kecil fibroblas (sel jaringan
tanpa disertai oleh peningkatan setara garam-garam empedu. ikat) tersebar di antara lempeng-lempeng hati dan mem-
I Mekanisme saraf (saraf uagus). Stimrrlasi vagus pada hati bentuk rangka penunjang hati. Jika hati terpajan ke bahan
berperan kecil dalam sekresi empedu selama fase sefalik toksik misalnya alkohol sedemikian sering sehingga hepatosit
pencernaan, yang mendorong peningkatan aliran empedu baru tidak dapat dibentuk cukup cepat untuk mengganti sel
hati bahkan sebelum makanan mencapai lambung atau usus. yang rusak maka fibroblas yang lebih kuat mer.gambil alih
dan berkembang berlebihan. Jaringan ikat ekstra ini tidak
banyak memberi ruang bagi pertumbuhan kembali hepatosit.
I Kandung empedu menyimpan dan memekatkan Karena itu, sewaktu sirosis terjadi secara perlahan, jaringan
empedu di antara waktu makan dan hati aktif secara bertahap berkurang yang akhirnya menye-
mengeluarkan isinya sewaktu makan, babkan gagal hari kronik.
Setelah membahas organ-organ pencernaan tambahan
Meskipun faktor-faktor yang baru dijelaskan meningkatkan yang mengalirkan produk eksokrinnya ke dalam lumen usus
sekresi empedu oleh hati selama dan setelah makan, namun halus, kini kita akan meneliti kontribusi usus halus itu
sekresi empedu oleh hati berlangsung secara rerus-menerus. sendiri.
Di antara waktu makan, empedu yang disekresikan tersebut
dialihkan ke kandung empedu, rempar bahan ini disimpan
dan dipekatkan. Tianspor aktif garam keluar dari kandung
USUS HALUS
empedu, dengan air mengikuti secara osmotis, menyebabkan
konsentrasi konstituen-konstituen organik meningkat 5 sam- Usus halus adalah tempat sebagian besar pencernaan dan
pai 10 kali lipat. penyerapan berlangsung. Tidak terjadi pencernaan lebih lan-

Sistem Pencernaan 675


jut setelah isi lumen mengalir melewati usus halus, dan tidak ganti. Dengan cara ini, kimus dipotong, digiling, dan di-
terjadi penyerapan nutrien lebih ianjut, meskipun usus besar campur secara merata. Kontraksi-kontraksi ini dapat diban-
menyerap sejumlah kecil garam dan air. Usus halus terletak dingkan dengan memencet t:ul:,e pastry dengan tangan anda
bergelung di dalam rongga abdomen, terbentang antara lam- untuk mencampur isinya.
bung dan usus besar. Usus halus dibagi menjadi tiga segmen-
duodenum, jejunum, dan ileum. INISIASI DAN KONTROL SEGMENTASI
Seperti biasa, kita akan membahas motilitas, sekresi, Kontraksi segmentasi dimulai oleh sel-sel pemacu usus halus,
pencernaan, dan penyerapan di usus halus, dalam urutan ter- yang menghasilkan irama listrik basal (BER) serupa dengan
sebut. Motilitas usus halus mencakrp segmentasi dan mi- BER lambung yang mengarur peristalsis di lambung. Jika
gratingmotiliqt complex. Marilah kita lihat segmentasi terlebih BER usus halus membawa lapisan otot polos sirkular ke
dahulu. ambang, maka terjadilah kontraksi segmentasi, dengan fre-
kuensi segmentasi mengikuti frekuensi BER.
Tingkat kepekaan otot polos sirkular dan karenanya
I Kontraksi segmentasi mencampur dan intensitas kontraksi segmentasi dapat dipengaruhi oleh pe-
mendorong secara perlahan kimus. regangan usus, oleh hormon gastrin, dan oleh aktivitas saraf
ekstrinsik. Semua faktor ini mempengaruhi eksitabilitas sel
Segmentasi, metode motiiitas utama usus halus sewaktu
otot polos usus halus dengan menggeser potensial awal di
pencernaan makanan, mencampur dan mendorong kimus
sekitar mana BER berosilasi mendekati atau menjauhi am-
secara perlahan. Segmentasi terdiri dari kontraksi otot polos
bang. Segmentasi berkurang atau berhenti di antara waktu
sirkular yang berulang dan berbentuk cincin di sepanjang
makan tetapi menjadi kuat segera setelah makan. Saat
usus halus; di antara segmen-segmen yang berkontraksi
makanan pertama masuk ke usus halus, duodenum dan ileum
terdapat daerah-daerah rileks yang mengandung sedikit bolus
mulai melakukan kontraksi segmentasi secara bersamaan.
kimus. Cincin kontraktil terbentuk setiap beberapa senti-
Duodenum mulai melakukan segmentasi terutama sebagai
meteq membagi usus halus menjadi segmen-segmen seperti
respons terhadap peregangan lokal yang ditimbulkan oleh
rangkaian sosis. Cincin kontraktil ini tidak menyapu di se-
keberadaan kimus. Segmentasi ileum yang kosong, sebalik-
panjang usus seperti halnya gelombang peristaltik. Setelah
nya, ditimbulkan oleh gastrin yang disekresikan sebagai res-
suatu periode singkat, segmen-segmen yang berkontraksi
pons terhadap keberadaan kimus di lambung, suatu mekanis-
melemas, dan kontraksi berbentuk cincin ini muncul di
me yang dikenal sebagai reflels gastroileum. Saraf eftstrinsik
bagian-bagian yang sebelumnya melemas (Gambar 16-19).
dapat memodifikasi kekuatan kontraksi ini. Stimulasi para-
Kontraksi baru mendorong kimus di bagian yang semula
simpatis meningkatkan segmentasi, sementara stinulasi sim-
rileks untuk bergerak ke kedua arah ke bagian-bagian yang
patis me nekan aktiviras segmenrasi.
kinimelemas di sampingnya. Karena itu, segmen yang baru
melemas menerima kimus dari kedua segmen yang berkon-
FUNGSI SEGMENTASI
traksi tepat di
belakang dan depannya. Segera setelah itu,
bagian-bagian yang berkontraksi dan melemas kembali ber- Pencampuran yang dilakukan oleh segmenrasi memiliki
fungsi rangkap yaitu mencampur kimus dengan getah pen-
cernaan yang disekresikan ke dalam lumen usus halus dan
memajankan semua kimus ke permukaan absorptif mukosa
usus halus.
Segmentasi tidak saja melakukan pencampuran tetapi
juga secara perlahan menggerakkan kimus menelusuri usus
halus. Bagaimana hal ini dapat terjadi, ketika setiap kontraksi

I\ t t I \ I \ segmental mendorong kimus ke kedua arah (maju dan mun-


dur)? Kimus secara perlahan bergerak maju karena frekuensi
segmentasi menurun di sepanjang usus halus. Sel-sel pemacu
di duodenum secara spontan mengalami depolarisasi lebih
cepat daripada sel-sel serupa yang ada di bagian hilir usus,
dengan kontraksi segmentasi terjadi di duodenum pada ke-

\ I\ I \ / \ I cepatan 12 kali per menit dibandingkan dengan hanya 9 kali


per menit di ileum terminal. Karena segmentasi terjadi lebih
sering di bagian atas usus halus daripada di bagian bawah,
maka secara rerata, lebih banyak kimus yang terdorong maju
daripada yang terdorong mundur. Karenanya, kimus secara
Gambar 15-19 perlahan bergerak dari bagian atas ke bagian bawah usus
Segmentasi. Segmentasi terdiri dari kontraksi-kontraksi halus, dengan terdorong maju-mundur selama perjalanannya
berbentuk cincin di sepanjang usus halus. Dalam hitungan agar terjadi pencampuran yang merara dan penyerapan.
detik, segmen yang semula berkontraksi melemas dan bagian
yang semula melemas berkontraksi. Kontraksi osilatif ini Mekanisme propulsif yang lambat ini mengunrungkan karena
mencampur kimus dengan merata di dalam lumen usus halus. menyediakan cukup waktu bagi berlangsungnya proses pen-

676 Bab 16
cernaan dan penyerapan. Isi usus halus biasanya memerlukan
3 sampai 5 jam untuk melintasi usus halus.
I Taut ileosekum mencegah kontaminasi usus
halus oleh bakteri kolon.

I Migrating motility complex menyapu usus


Di pertemuan antara usus halus dan usus besar, bagian
terakhir ileum mengalirkan isinya ke dalam sekum (Gambar
hingga bersih di antara waktu makan.
15-20). Dua faktor berperan dalam kemampuan bagian ini
Ketika sebagian besar makanan telah diserap, kontraksi seg- berfungsi sebagai sawar antara usus halus dan usus besar. Per-
mentasi berhenti dan diganti di antara waktu makan oleh tama, susunan anatomiknya sedemikian sehingga terbentuk
migrating motility complex, atau "pembantu rumah tangga lipatan jaringan berbentuk katup menonjol dari ileum ke da-
usus". Motilitas di antara waktu makan ini berbentuk gelom- lam lumen sekum. Ketika isi ileum terdorong maju, katup
bang peristaltik lemah berulang yang bergerak dalam jarak ileosekum ini dengan mudah terbuka, tetapi lipatan jaringan
pendek ke hilir sebelum lenyap. Gelombang berawal di lam- ini akan tertutup rar kerika isi sekum berupaya mengalir
bung dan bermigrasi menelusuri usus; setiap gelombang pe- balik. Kedua, otot polos di beberapa sentimeter terakhir din-
ristaltik baru dimulai di tempat yang sedikit lebih ke hilir di ding ileum menebal, membentuk sfingter yang berada di
usus halus. Gelombang peristaltik pendek ini memerlukan bawah kontrol saraf dan hormon. Sffngter ileosekum ini
waktu sekitar 100 sampai 150 menit untuk akhirnya bermigra- hampir selalu berkonstriksi, paling tidak dengan kekuatan
si dari larnbung ke ujung usus halus, dengan setiap kontral<si ringan. Tekanan di sisi sekum sfingter menyebabkan otor ini
menyapu maju sisa-sisa makanan sebelumnya plus debris mu- berkontraksi lebih kuat; peregangan di sisi ileum menyebab-
kosa dan bakteri menuju kolon, seperti "pembantu rumah kan sfingter melemas, suatu reaksi yang diperantarai oleh
tangga usus" yang baik. Setelah akhir usus halus tercapai. pleksus intrinsik di daerah ini. Dengan cara ini, pertemuan
siklus dimulai kembali dan terus berulang sampai kedatangan ileosekum mencegah isi usus besar yang penuh bakteri men-
makanan berikutnya. Migrating motiliryt complex diperkirakan cemari usus halus dan pada saat yang sama memungkinkan
diatur di antara waktu makan oleh hormon motilin, yang isi ileum masuk ke dalam kolon. Jika bakteri-bakteri kolon
disekresikan selama keadaan tidak makan oleh sel-sel endokrin memperoleh akses ke usus halus kaya nutrien maka mereka
mukosa usus halus. Ketika makanan berikutnya tiba, aktivitas akan cepat berkembang biak. Relaksasi sfingter ditingkatkan
segmental kembali dimulai dan migrating motility complex oleh pelepasan gastrin pada permulaan makan, saat terjadi
terhenti. Pelepasan motilin dihambat oleh makan. peningkatan aktivitas lambung. Relaksasi ini memungkinkan

Gambar t6-20
Kontrol katup/sfingter ileosekum. Pertemuan antara ileum dan usus besar adalah katup ileosekum, yang dikelilingi oleh otot
polos tebal, sfingter ileosekum. Tekanan di sisi sekum mendorong katup tertutup dan menyebabkan kontraksi sfingter, men-
cegah isi kolon yang penuh bakteri mencemari usus halus yang kaya nutrien. Katup/sfingter terbuka dan memungkinkan isi
ileum masuk ke usus besar sebagai respons terhadap tekanan di sisi ileum katup dan terhadap hormon gastrin yang dikeluarkan
sewaktu makanan berikutnya masuk lambung.

Sistem Pencernaan 677


serat yang tidak tercerna dan zat terlarut yang tidak diabsorpsi CATAIAN KLINIS. Suatu penyakit yang cukup sering
dari makanan sebelumnya terdorong maju sewaktu makanan dijumpai, intoleransi laktosa, melibatkan defi siensi laktase,
baru masuk ke saluran cerna. yaitu disakaridase yang spesifik untuk pencernaan laktosa,
atau gula susu. Sebagian besar anak berusia kurang dari 4
tahun memiliki laktase yang memadai, tetapi enzim ini dapat
I Sekresi usus halus tidak mengandung enzim secara bertahap lenyap sehingga pada banyak orang dewasa,
pencernaan apapun. aktivitas laktase berkurang arau tidak ada. Ketika orang
dengan defisiensi laktase mengonsumsi susu kaya laktosa atau
Setiap hari sel-sel kelenjar eksokrin di mukosa usus halus produk susu maka laktosa yang tidak tercerna akan tetap
mensekresikan ke dalam lumen sekitar 1,5 liter larutan cair berada di lumen dan menimbulkan beberapa konsekuensi
garam dan mukus yang disebut sukus enterikus ("jus usus"). yang berkaitan. Pertama, akumulasi laktosa yang tidak ter-
Sekresi meningkat seteiah makan sebagai respons terhadap cerna menciptakan gradien osmorik yang menarik HrO ke
stimulasi lokal mukosa usus halus oleh adanya kimus. dalam lumen usus. Kedua, bakteri yang hidup di usus besar
'Mukus di dalam sekresi berfungsi untuk melindungi memiliki kemampuan menguraikan laktosa sehingga mereka
dan melumasi. Selain itu, sekresi cair menyediakan banyak segera menyerang laktosa untuk digunakan sebagai bakteri-
HrO untuk berperan dalam pencernaan makanan oleh en- bakteri tersebut energi, menghasilkan sejumlah besar gas
zim. Ingatlah bahwa pencernaan melibatkan hidrolisis * pe- CO, dan metana dalam prosesnya. Peregangan usus oleh
mutusan ikatan oleh reaksi dengan HrO-yang berlangsung cairan dan gas menimbulkan nyeri (kejang) dan diare. Bayi
paling efisien jika semua reaktan berada dalam larutan. dengan intoleransi laktosa juga dapat mengalami malnutrisi.
Tidak ada enzim pencernaan yang disekresikan ke da- Akhirnya kita siap untuk membahas penyerapan nu-
lam getah usus ini. Usus halus memang mensintesis enzim trien. Sampai tahap ini belum ada penyerapan makanan, air,
pencernaan, tetapi enzim-enzim ini berfungsi di dalam mem- atau elektrolit^
bran brush-bordrr sel epitel yang melapisi bagian dalam lu-
men dan tidak disekresikan langsung ke dalam lumen.

I Usus halus beradaptasi


sangat baik untuk
I Enzim usus halus menyelesaikan pencernaan di
melakukan peran utamanya yaitu penyerapan.
dalam membran hrush horder. Semua produk pencernaan karbohidrat, lemak, dan protein,
serta sebagian besar elektrolit, vitamin, dan air, normalnya
Pencernaan di lumen usus halus dilakukan oleh enzim-enzim
diserap oieh usus halus tanpa pandang bulu. Hanya penye-
pankreas, dengan pencernaan lemak ditingkatkan oleh sekresi
rapan kalsium dan besi yang biasanya disesuaikan dengan
empedu. Akibat aktivitas enzim-enzim pankreas, lemak di-
kebutuhan tubuh. Karena itu, semakin banyak makanan
reduksi secara sempurna menjadi unit-unit monogliserida
yang dikonsumsi, semakin banyak yang akan dicerna dan
dan asam lemak bebas yang dapat diserap, protein diuraikan
diserap, seperti yang telah dirasakan oleh orang-orang yang
menjadi fragmen-fragmen peptida kecil dan beberapa asam
berupaya keras mengontrol berat badan mereka.
amino, dan karbohidrat diubah menjadi disakarida dan be-
Sebagian besar penyerapan terjadi di duodenum dan
berapa monosakarida. Karena itu, pencernaan lemak telah
jejunum; hanya sedikit yang terjadi di ileum, bukan karena
selesai di dalam lumen usus halus, tetapi pencernaan karbo-
ileum tidak memiliki kemampuan menyerap tetapi karena se-
hidrat dan protein belum tuntas.
bagian besar penyerapan telah diselesaikan sebelum isi usus men-
Di permukaan luminai sel-sel epitel usus halus terdapat
capai ileum. Usus halus memiliki kapasitas absorptif cadangan
tonjolan-tonjolan khusus seperti rambut, mikrovilus, yang
yang besar. Sekitar 500/o usus halus dapat diangkat tanpa banyak
membentuk brush border (lihat h. 50). Membran piasma
mengganggu penyerapan-dengan satu pengecualian. Jika ileum
brush border mengandung tiga kategori enzim yang melekat
terminal di"ngk"t maka penyerapan vitamin B,, dan garam
ke membran'
empedu akan terganggu, karena mekanisme transpor khusus
1. Enterokinase, yang mengaktifkan enzim pankreas trip- untuk kedua bahan ini hanya terdapat di bagian ini. Semua
sinogen. bahan lain dapat diserap di seluruh panjang usus halus.
2. Disakaridase (maltase, sukrase, dan laktase), yang Mukosa yang melapisi bagian dalam usus halus telah
menuntaskan pencernaan karbohidrat dengan menghi- beradaptasi sangar baik untuk fungsi absorptifnya karena dua
drolisis disakarida yang tersisa (masing-masing maltosa, alasan: (1) mukosa ini memiliki luas permukaan yang sangar
sukrosa, dan laktosa) menjadi monosakarida konstituen- besat dan (2) sel-sel epitel di lapisan ini memiliki beragam
nya. mekanisme transpor khusus.
3. Aminopeptidase, yang menghidrolisis fragmen-frag-
men peptida kecil menjadi komponen-komponen asam ADAPTASI YANG MENINGKATKAN LUAS
aminonya sehingga pencernaan protein selesai.
PERMUKAAN USUS HALUS
Karena itu, pencernaan karbohidrat dan protein dituntaskan Modifikasi-modifikasi khusus berikut pada mukosa usus ha-
di brush border (Tabel 16-6 meringkaskan proses-proses pen- lus sangat meningkatkan luas permukaan yang tersedia untuk
cernaan untuk ketiga kategori nutrien utama). absorpsi (Gambar l6-2'l ):

678 Bab 16
Tabel 16-6
Proses Feniernaan untu'kTig;, Kategori Utama Nutrien

ENZIM UNTUK SATUAN


MENCERNA TEMPAT KERJA NUTRIEN YANG
NUTRIEN NUTRIEN SUMBER ENZIM ENZIM KERJA ENZIM DAPAT DISERAP
Karbohidrat Amilase Kelenjar liur Mulut dan korpus Menghidrolisis polisakarida
Iambung menjadi disakarida

Pankreas eksokrin Lumen usus halus


Disakaridase Sel epitel usus Brush border usus Menghidrolisis disakarida Monosakarida,
(maltase, sukrase, halus halus menjadi monosakarida khususnya glukosa
laktase)
Protein Pepsin Chief cell lambung Antrum lambung Menghidrolisis protein
menjadi fragmen peptida
Tripsin, Pankreas eksokrin Lumen usus halus Menyerang fragmen-
kimotripsin, fragmen peptida yang
ka rboksi peptidase berbeda
Aminopeptidase 5el epitel usus Brush border usus Menghidrolisis fragmen Asam amino dan
halus halus peptida menjadi asam beberapa peptida
amino kecil
Lipase Pankreas eksokrin Lumen usus halus Menghidrolisis trigliserida Asam lemak dan
menjadi asam lemak dan monogliserida
monogliserida
Garam empedu Hati Lumen usus halus Mengemulsifikasi globulus
(bukan enzim) besar lemak untuk diserang
oleh lipase pankreas

I Permukaan dalam usus halus membentuk lipatan-lipatan barley, dan r7r. Produk padi-padian ini banyak rerdapat di
sirkular permanen yang dapat dilihat dengan mata telanjang makanan olahan. Penyakit ini adalah suaru gangguan imu-
dan meningkatkan luas permukaan tiga kali lipat. nologik kompleks di mana pajanan ke giuten merangsang
I Dari permukaan yang terlipat ini terbentuk tonjolan, secara abnormal pengaktifan respons sel T yang merusak vilus
tonjolan mikroskopik berbentuk jari yang dikenal sebagai usus: jumlah vilus berkurang, mukosa menjadi datar, dan
vilus, yang menyebabkan lapisan dalam tampak sepefti be- brush border menjadi pendek dan tumpul (Gambar 16-23).
ludru dan meningkatkan luas permukaan 10 kali lipat lagi Karena lenyapnya vilus ini mengurangi luas permukaan yang
(Gambar 16-22). Permukaan setiap vjlus dilapisi oleh sel-sel tersedia untuk penyerapan maka penyrapan semua nuuien
epitel yang berselang-seling dengan sel mukus. terganggu. Penyakit ini diterapi der.rgan elin.rinasi gluten dari
I Dari permukaan luminal sel-sel epitel ini juga terbentuk dier.
tonjolan-tonjolan halus mirip rambut yang disel:v bruih
border atau mikrovilus sehingga luas permukaan meningkat STRUKTUR VILUS
20 kali lipat lagi. Setiap sel epitel memiliki hingga 3000 Penyerapan menembus dinding saluran cerna melibatkan
sampai 6000 mikrovilus, yang hanya dilihat dengan transpor transepitel serupa dengan perpindahan bahan me-
"dapat
mikroskop elektron. Enzim-enzim usus halus melaksanakan nembus tubulus ginjal (lihat h. 569). Setiap vilus memiliki
fungsinya di dalam membran brush border ini. komponen-komponen utama berikut (Gambar l6-21 c):
Secara bersama-sama, lipatan, vilus, dan mikrovilus menye- I Sel epitel yang menutupi permukaan zllzs. Sel-sel epitel
babkan luas permukaan luminal usus halus 600 kali lipat disatukan dibatas lateral oleh ralrr erar, yang membatasi
lebih besar daripada jika usus ini hanya berupa pipa dengan lewatnya isi lumen di antara sel-sel, meskipun raur erat di
panjang dan garis tengah yang sama dan dilapisi bagian usus halus iebih bocor daripada yang terdapat di lambung. Di
dalamnya oleh permukaan yang datar. Pada kenyataannya, batas luminalnya, sel epitel memiliki pembawa/pengangkut
jika permukaan usus halus dibentangkan hingga datar maka untuk menyerap nutrien spesifik dan elektrolit dari lumen
luasnya akan menutupi sebuah lapangan tenis. serta enzim pencernaan yang melekat ke membran yang me-
CATAIAN KLINIS. Malabsorpsi (gangguan penye- nuntaskan pencernaan karbohidrat dan protein.
rapan) dapat disebabkan oleh kerusakan arau pengurangan I Inti jaringan ikat. Inti ini dibentuk oleh lamina propria.
luas permukaan usus halus. Salah satu penyebab yang umum I Anyaman bapiler. Setiap vilus didarahi oleh sebuah arte-
adalah enteropati gluten, yang juga dikenal sebagai celiac riol yang bercabang-cabang membentuk anyaman kapiler di
disease. Pada penyakit ini, usus halus pasien sangat peka dalam inti vilus. Kapiler-kapiler ini kemudian kembali me-
terhadap gluten, suatu, konstituen protein pada gandum, nyatu membentuk venula yang mengalir menjauhi viius.

Sistem Pencernaan 679


Gambar 16-21
Permukaan absorptif usus halus. (a) Struktur makroskopik
usus halus. (b) Satu lipatan sirkular mukosa usus halus, yang
secara kolektif meningkatkan luas permukaan penyerapan
tiga kali lipat. (c) Tonjolan mikroskopik berbentuk jari yang
dikenal sebagai yllus. Secara kolektif, vilus-vilus ini
meningkatkan luas permukaan menjadi 10 kali lipat lagi. (d)
Gambaran mikroskop elektron sebuah sel epitel vilus, yang
(a)
memperlihatkan adanya mikrovilus di nrembran luminalnya;
mikrovilus meningkatkan luas permukaan 20 kali lipat lagi.
Secara total, modifikasi permukaan ini meningkatkan luas
permukaan absorptif usus halus 600 kali lipat.
Lipatan
sirkular

(b)

Sel epitel

E
c
Mucous cell l
I
G
f

_ vilus
:
o
Lakteal sentral =
o
o
d
c
.q
(c)
@

{JAfnUar I ft)"ll
Pada foto mikroskop elektron ini tampak vilus menonjol dari
Kriptus
Lieberkr-ihn
mukosa usus halus.

Arteriol
Venula
Pembuluh limfe
cairan interstisium di dalam inti jaringan ikat vilus, dan
kemudian menembus dinding pembuluh kapiler atau limfe.
Seperti transpor ginjai, penyerapan di usus mungkin aktif
Mikrovilus
atau pasif, dengan penyerapan aktif memerlukan pengeluaran
{brush b*rder)
energi paling tidak selama salah satu tahap transpor rranse-
pitelnya.
(d) $el epitel

I Lapisan mukosa mengalami pertukaran


yang cepat.

Terdapat invaginasi dangkal, yang dikenal sebagai luiptus


Lieberkiihn (Gambar 1,6-21c), melekuk masuk ke dalam
permukaan mukosa di antara vilus. Tidak seperri feveola gas-
trica, kriptus-kriptus internal ini tidak mengeluarkan enzim
pencernaan, tetapi mengeluarkan air dan elektrolit, yang
I Pembuluh limfe terminal. Setiap vilus mendapat sebuah
bersama dengan mukus yang dikeluarkan oleh sel-sel di
pembuluh limfe buntu yang dikenal sebagai lakteal sentral,
permukaan vilus, membentuk sukus enterikus.
yang menempati bagian tengah inti vilus.
Selain itu, kriptus berfungi sebagai rempar 'pembibit-
Selama proses penyerapan, bahan-bahan yang tercerna an". Sel-sel epitel yang melapisi usus halus terlepas dan di-
masuk ke anyaman kapiler atau lakteal sentral. Agar dapat ganti dengan kecepatan tinggi akibat tingginya aktivitas
diserap, bahan harus menembus sel epitel, berdifusi meialui mitotik sel punca di kriptus. Sel-sel baru yang secara rerus-

680 Bab 16
Brush border korosif mudah rusak dan tidak berumur panjang sehingga
mereka harus terus-menerus diganti oleh sel baru yang masih
segar.

Sel-sel tua yang terlepas ke dalam Iumen tidak seluruh-


nya keluar dari tubuh. Sel-sel ini dicerna, dengan konsrituen-
konstituennya diserap ke dalam darah dan digunakan kem-
bali, antara lain, untuk sintesis sel baru.
Selain sel punca, sel Paneth juga ditemukan di kriptus.
Sel Paneth memiliki fungsi pertahanan yaitu menjaga sei
punca. Sel-sel ini menghasilkan dua bahan kimia yang meng-
usir bakteri: (\) lisozim, enzim pelisis bakteri yang juga ter-
dapat di liur; dan (2) defensin, protein kecil dengan kemam-
E puan antibakteri.
E
o
o Kini kita mengalihkan perhatian ke cara-cara bagaimana
o
lapisan epitel usus halus mengalami spesialisasi untuk me-
laksanakan penyerapan isi lumen dan mekanisme yang digu-
Enteropati gluten Brush border nakan untuk menyerap secara normal konstituen-konstituen
makanan spesifik.

tFt;t t I PenyerapanNa* dependen energi mendorong


E
penyerapan pasif Hro.
E
o
! Natrium dapat diserap secara pasif maupun aktif. Jika gradien
o
elektrokimia mendorong perpindahan Na- dari lumen ke
dalam darah maka dapat terjadi difusi pasif anrara seI-sel
epitel usus melalui taur erar yang "bocor" ke dalam cairan
Pengurangan brush - border pada enteropati gluten. interstisium di dalam vilus. Perpindahan Na. menembus sel
(a) Mikrograf elektron brush border sel epitel usus halus memerlukan energi dan melibatkan dua pembawa berbeda,
orang normal. (b) Mikrograf elektron brush borderyang serupa dengan proses reabsorpsi Na* menembus tubulus
pendek dan gempal pada sel epitel usus halus seorang pasien
dengan enteropati gluten. ginjal (lihat h. 570 dan 574). Natrium secara pasif masuk ke
(Sumber: Thomas W. Sheehy, M.D.; Robert L. Slaughter, M.D.; sel epitel menembus batas Iuminal secara sendiri melalui
The Malabsorption Syndrome by Medcom, lnc. Diproduksi saluran Na* atau didampingi oleh glukosa arau asam amino
kembali atas izin Medcom, Inc.) melalui pembawa kotranspor. Natrium dipompa secara aktif
keluar sel di batas basolateral ke dalam cairan interstisium di
ruang lateral antara sel-sel rempar sel-sel tersebut tidak di-
menerus diproduksi di kriptus bermigrasi naik ke vilus dan, satukan oleh taut erat. Dari cairan interstisium, Na* berdifusi
dalam prosesnya, mendorong sel-sel tua di ujung vilus ke ke dalam kapiler.
dalam lumen. Dengan cara ini, Iebih dari 100 juta sel usus Seperti tubulus ginjal di bagian-bagian awal nefron,
dilepaskan setiap menit. Perjalanan keseluruhan dari kriptus penyerapan C1', H,O, glukosa, dan asam amino dari usus
ke puncak adalah sekitar tiga hari, sehingga lapisan epitel halus dikaitkan dengan penyerapan Nat dependen energi ini.
usus halus diganti setiap sekitar tiga hari. Karena tingginya Korida secara pasif mengalir menuruni gradien iistrik yang
tingkat pembelahan sel ini maka sel punca kriptus sangat tercipta oleh absorpsi Na- dan dapat juga secara aktif di-
peka terhadap kerusakan oleh radiasi dan obat antikanker, di absorpsi jika dibutuhkan. Sebagian besar penyerapan HrO di
mana keduanya menghambat pembelahan sel. saluran cerna bergantung pada pembawa aktif yang me,
Sel-sel baru mengalami beberapa perubahan sewakru mompa Na- ke dalam ruang lateral, menyebabkan terbentuk-
bermigrasi ke atas vilus. Konsentrasi enzim-enzim brush nya daerah terkonsentrasi dengan tekanan osmorik tinggi di
border menrngkat dan kapasitas untuk menyerap membaik, daerah lokal antara sel-sel, serupa dengan situasi di ginjal
sehingga sel-sel di ujung vilus memiliki kemampuan men- (lihat h. 576). Tekanan osmotik tinggi yang bersifat lokal ini
cerna dan menyerap tertinggi. Tepat setelah berada di pun- memicu HrO berpindah dari lumen menembus sel (dan
cak, sel-sel ini kemudian didorong oleh sel-sel baru yang mungkin dari lumen melalui raut erar yang bocor) ke dalam
bermigrasi. Karena itu, isi lumen terus-menerus terpajan ke ruang lateral. Air yang masuk ruang ini mengurangi tekanan
sel-sel yang berperangkat optimal untuk menuntaskan proses osmotik tetapi meningkatkan tekanan hidrostatik (cairan).
pencernaan dan penyerapan secara efisien. Selain itu, seperti Akibatnya, H,O terbilas keluar dari ruang lateral menuju
di lambung, pertukaran cepat sel-sel di usus halus adalah hal bagian interior vilus, rempar zar ini diserap oleh anyarnan
yang esensial karena kondisi lingkungan lumen usus yang kapiier. Sementara itu, lebih banyak Na- dipompa ke dalam
"keras". Sel-sel yang terpajan ke isi lumen yang abrasif dan ruang lateral untuk mendorong absorpsi H,O lebih banyak.

Sistem Pencernaan 681


dengan penyerapan glukosa dan galaktosa. Karena itu, glu-
I Karbohidrat dan protein diserap oleh transpor kosa, galaktosa, dan asam amino semuanya mendapar "rum-
aktif sekunder dan masuk ke darah. pangan gratis" untuk masuk dari transpor Na- yang membu-
tuhkan energi. Peptida kecil memperoleh jalan masuk melalui
Penyerapan produk akhir pencernaan karbohidrat dan pro-
pembawa yang berbeda dan diuraikan menjadi asam-asam
tein melibatkan sistem rranspor yang diperantarai oleh pem-
amino konstituennya oleh aminopeptidase di membran brush
bawa khusus yang memerlukan pengeluaran energi dan ko-
transpor Nat, dan kedua kategori produk akhir ini disalurkan
border atau oleh peptidase intrasel. Seperti monosakarida,
asam amino masuk ke anyaman kapiler di dalam vilus.
ke dalam darah.

PENYERAPAN KARBOH IDRAT


I Lemak yang telah dicerna diabsorpsi secara
Karbohidrat makanan dicerna diusus halus untuk diserap pasif dan masuk ke limfe.
terutarna dalam bentuk disakarida maltosa (produk pencernaan
polisakarida), sukrosa, dan laktosa (Gambar \ 6-24). Disakaridase Penyerapan lemak cukup berbeda dari penyerapan karbohi-
yang terletak di membran brush border sel epitel usus menerus- drat dan protein, karena sifat tidak larutnya lemak dalam air
kan penguraian disakarida ini menjadi unit-unit monosakarida mer.rimbulkan masalah rerrentu. Lemak harus dipindahkan
yang dapat diserap yaitu glukosa, galaktosa, dan fruktosa. dari kimus cair melalui larutan cairan tubuh, meskipun lemak
Glukosa dan galaktosa diserap oleh transpor aktif se- tidak larut air. Karena itu, lemak harus menjalani serangkaian
kunder, di mana pembawa kotranspor di membran luminal transformsi fisik dan kimiawi untuk mengatasi masalah ini
memindahkan monosakarida dan Na. dari lumen ke dalam selama pencernaan dan penyerapannya (Gambar 16-26).
interior sel usus. Bekerjanya pembawa kotranspor ini, yang
tidak secara langsung menggunakan energi, bergantung pada
GAMBARAN SINGKAT EMULSIFIKASI DAN
gradien konsentrasi Nat yang tercipta oleh pompa Na.-Kt
basolateral yang menggdnakan energi (lihat h. 79). Glukosa
PENCERNAAN LEMAK
(atau galaktosa), setelah dipekatkan di sel oleh pembawa ko- Ketika isi lambung dikosongkan ke dalam duodenum, lemak
transpor, meninggalkan sel menuruni gradien konsentrasi yang tertelan bergumpal membentuk agregar butir-butir be-
melalui pembawa pasif di membran basoiateral untuk masuk sar trigliserida yang mengapung di kimus. Ingatlah bahwa
ke darah di dalam vilus. Selain terjadi penyerapan glukosa melalui efek deterjen garam empedu di lumen usus halus,
melalui sel oleh pembawa kotranspor, terdapat bukti bahwa butiran-butiran besar ini terurai menjadi emulsi lemak yang
cukup banyak glukosa melintasi sawar epitel melalui raut erar terdiri dari butiran-butiran halus sehingga luas permukaan
yang bocor di antara sel-sel epitel. Fruktosa diserap ke dalam lemak untuk dicerna oieh lipase pankreas sangat meningkat.
darah hanya dengan difusi terfasilitasi (transpor pasif yang Produk pencernaan lipase (monogliserida dan asam lemak
diperantarai oleh pembawa, lihat h. 76). bebas) juga tidak terlalu larut air, sehingga sangat sedikit dari
produk-produk akhir pencernaan lemak ini yang dapat ber-
difusi menembus kimus cair untuk mencapai lapisan absorp-
PENYERAPAN PROTEIN
tif usus. Namun, komponen-komponen empedu rnemper-
Baik protein yang dicerna (dari makanan) maupun protein mudah penyerapan produk-produk akhir asam lemak ini
endogen (di dalam tubuh) yang masuk ke lumen saluran dengan membentuk misel.
cerna dari tiga sumber berikut dicerna dan diserap:

1. Enzim pencernaan, yang semuanya adalah protein, yang PENYERAPAN LEMAK


disekresikan ke dalam lumen.
Ingadah bahwa misel adalah partikel larut air yang dapat
2. Protein di dalam sel yang terdorong hingga lepas dari vi-
mengangkut produk-produk akhir pencernaan lernak di dalam
lus ke dalam lumen selama proses pertukaran mukosa.
interiornya yang larut lemak. Setelah misel mencapai membran
3. Sejumlah kecil protein plasma yang normalnya bocor
luminal sel epitei, monogliserida dan asam lemak bebas secara
dari kapiler ke dalam lumen saluran cerna.
pasif berdifusi dari misel menembus komponen lemak membran
Sekitar 20 sampai 40 g protein endogen masuk ke lumen sel epitel untuk masuk ke interior sel ini. Setelah produk-produk
setiap hari dari ketiga sumber ini. Jumlah ini dapat berjumlah lemak meninggalkan misel dan diserap menembus membran sel
lebih dari jumlah protein yang berasal dari makanan. Semua epitel, misel dapat menyerap monogliserida dan asam lemak
protein endogen harus dicerna dan diserap bersama dengan bebas lain, yang telah dihasilkan dari pencernaan molekul-
protein makanan unruk mencegah terkurasnya simpanan molekul trigliserida lain dalam emulsi lemak.
protein tubuh. Asam-asam amino yang diserap dari protein Garam-garam empedu secara terus-menerus mengulangi
makanan dan endogen rerutama digunakan untuk mem- fungsi melarutkan lemak di sepanjang usus halus sampai se-
bentuk proiein baru di tubuh. mua lemak terserap. Kemudian garam-garam empedu itu
Protein yang disajikan ke usus halus untuk diserap ter- sendiri direabsorpsi di ileum terminal oleh transpor aktif
utama berada dalam bentuk asam amino dan beberapa po- khusus. Ini adalah suaru proses yang efisien, karena garam
tongan kecil peptida (Gambar 16-25). Asam amino diserap empedu dalam jumlah relatif sedikit sudah dapat memper-
menembus sel usus oleh transpor aktif sekunder, serupa mudah pencernaan dan penyerapan lemak dalam iumlah besar,

682 Bab 16
.t"'.,rt..

@@
Transpor
aktif sekunder
dependen
energi dan Na'

Sel epitel vilus

o Polisakarida makanan yaiiu tepung dan glikogen diubah menjadi disakarida maltosa melalui efek amilase liur
dan pankreas.
Maltosa dan disakarida makanan laktosa dan sukrosa masing-masing diubah menjadi monosakaridanya oleh disakaridase
@ (maltase, laktase, dan sukrase) yagn terletak di brush border sel epitel usus halus.

Monosakarida glukosa dan galaktosa terserap ke dalam interior sel dan akhirnya masuk ke darah melalui transpor aktif
@ sekunder dependen energi dan Na-.
Monosakarida fruktosa diserap ke dalam tubuh dengan difusi terfasilitasi pasif.
@
Gambar 16-24
Pencernaan dan penyerbpan karbohidrat

Sistem Pencernaan 683


ry,:.,:i

$el epitet vilus

Protein makanan dan endogen dihidrolisis menjadi asam-asam amino konstituennya dan beberapa fragmen peptida kecil oleh
pepsin lambung dan gnzim proteolitik pankreas.

Asam amino diserap ke dalam sel epitel usus halus dan akhirnya masuk ke darah melalui transpor aktif sekunder dependen
energi dan Na-. Berbagai asam amino diangkut oleh pembawa yang bersifat spesifik.

PeptiOa kecil, yang diserap oleh tipe pembawa tersendiri, dipecah menjadi asam-asam amino pembentuknya oleh
l aminopeptidase di brush border sel epitel atau oleh peptidase intrasel.

Gambar 16-25
Pencernaan dan penyerapan protein

684 Bab 16
Karena tidak larut air maka lemak harus
menjalani serangkaian transformasi agar
dapat dicerna dan diserap
Lemak makanan dalam bentuk globulus
lemak besar yang terdiri dari trigliserida
diemulsifikasi oleh efek deterjen garam-
garam empedu menjadi suspensi butiran-
butiran halus lemak. Emulsi lemak ini
mencegah menggumpalnya butiran-
butiran lemak sehingga meningkatkan
luas permukaan yang tersedia untuk
diserang oleh lipase pankreas.
Lipase menghidrolisis trigliserida menjadi
)- -( )-
-(_\_-/_ monogliserida dan asam lemak bebas.
_\_/_ ffi eroduk-produk tak larut air ini dibawa ke
Emulsi lemak bagian interior misel yang larut air, yang

_oo_o
dibentuk oleh garam empedu dan
konstituen empedu lainnya, ke permukaan
luminal sel epitel usus halus.
Ketika misel mendekati permukaan epitel
absorptif, monogliserida dan asam lemak
meninggalkan misel dan secara pasif
berdifusi menembus lapis ganda lemak
membran luminal.
@ Monogliserida dan asam lemak bebas
diresintesis menjadi trigliserida di dalam
sel epitel.

Lumen

Misel
\c: Cnr
C \:OY
,Li
lct
C
o
:

C
oLl
*
Difusi
misel
Misel n lo
\-*FG;;lJ
Penyerapan pasif
["Jffiti;:;"n" I o
lipoprotein + ffi TristiseriOatrigliserida ini menyatu dan
dibungkus oleh suatu lapisan lipoprotein

><
Sel epitel vilus
untuk membentuk kilomikron yang larut
air yang kemudian dikeluarkan dengan
(Eksositosis) eksositosis melalui membran basal sel.
Kilomikron tidak dapat menembus
Lakteal
membran basal kapiler darah, sehingga
sentral
masuk ke pembuluh limfe, lakteal sentra.

Gambar 16-25
Pencernaan dan penyerapan lemak.

dengan setiap garam empedu melakukan fungsi pengangkut- retikulum endoplasma sel epitel), yang menyebabkan butiran
nya berulang-ulang sebelum akhirnya direabsorpsi. lemak tersebut larut air. Butiran lemak besar yang telah di-
Setelah berada di interior sel epitel, monogliserida dan bungkus ini, yang dikenal sebagai kilomikron, dikeluarkan
asam iemak bebas diresintesis menjadi trigliserida. Tiigli- oleh eksositosis dari sel epitel ke dalam cairan interstisium di
serida-trigliserida ini menyatu menjadi butiran-butiran ialu dalam vilus. Kilomikron kemudian masuk ke lakteal sentral
dibungkus oleh suatu iapisan lipoprotein (disintesis oleh dan bukan ke kapiler karena perbedaan struktural antara

Sistem Pencernaan 685


kedua pembuluh ini. Kapiler memiliki membran basal (suatu Setelah diserap secara aktif ke dalam sel epitel usus ha-
lapisan luar polisakarida) yang mencegah kilomikron masuk, lus, besi memiliki dua kemungkinan:
tetapi pembuluh limfe tidak memiliki penghalang ini. Karena
l Besi yang segera dibutuhkan untuk produksi sel darah
itu, lemak dapat diserap ke dalam pembuluh limfe tetapi merah diserap ke dalam darah untuk disalurkan ke sum-
tidak dapat langsung ke dalam darah.
sum tulang, tempat pembentukan sel darah merah. Besi
Penyerapan atau transfer sebenarnya monogliserida dan
diangkut dalam darah oleh protein plasma, yang dikenal
asam lemak bebas dari kimus menembus membran luminal
sebagai transferin, sebagai pembawanya. Hormon yang
sel epitel usus adalah suatu proses pasif,, karena produk-
berperan merangsang produksi sel darah merah, eritro-
produk akhir lemak yang larut lemak hanya larut dan mele-
poietin (lihat h. 425), dipercayai juga meningkatkan pe-
wati bagian lemak membran. Namun, keseluruhan rangkaian
nyerapan besi dari sel usus ke dalam darah. Besi yang
kejadian yang diperlukan untuk absorpsi lemak memerlukan
diserap kemudian digunakan untuk membentuk hemo-
energi. Sebagai contoh, garam empedu disekresikan secara
globin bagi sel darah merah baru.
aktif oleh hati, dan resinstesis trigliserida dan pembentukan
2. Besi yang tidak segera dibutuhkan akan tetap tersimpan
kilomikron di dalam sel epitel adalah proses yang aktif.
di dalam sel epitel dalam bentuk granular yang disebut
feritin, yang tidak dapat diserap ke dalam darah. Jika
I Penyerapan vitamin umumnya berlangsung pasif. kadar besi dalam darah terlalu tinggi maka kelebihan besi
dapat dibuang dari darah ke sel epitel usus dalam bentuk
Vitamin larut air terutama diserap secara pasif bersama air, feritin yang tak larut ini. Besi yang disimpan sebagai fe-
sedangkan vitamin larut lemak dibawa dalam misel dan di- ritin akan keluar melalui tinja dalam tiga hari karena sel-
serap secara pasif bersama produk-produk akhir pencernaan sel epitel yang mengandung granula ini terlepas selama
lemak. Sebagian vitamin juga dapat diserap oleh pembawa, regenerasi mukosa. Besi dalam jumlah besar di rinja me-
jika diperlukan. Vitamin B,, bersifat unik yaitu bahwa bahan nyebabkan tinja berwarna gelap, nyaris hitam.
ini harus berikatan dengan faktor intrinsik lambung agar
dapat diserap melalui proses endositosis yang diperantarai PENYERAPAN KALSIUM
oleh reseptor di ileum terminal.
Jumlah kalsium (Ca'z-) yang diserap juga diatur. Penyerapan
Ca2- sebagian dilakukan oleh difusi pasif tetapi umumnya
dengan transpor aktif, Vitamin D sangat meningkatkan trans-
I Penyerapan besi dan kalsium diatur.
por aktif ini. Vitamin D melaksanakan efek ini hanya setelah
Berbeda dari penyerapan elektrolit lain yang hampir sem- ia diaktifkan di hati dan ginjal, suatu proses yang didorong
purna dan tidak dikontrol, besi dan kalsium dalam makanan oleh hormon paratiroid. Karena itu, sekresi hormon paratiroid
dapat tidak diserap seluruhnya karena penyerapan keduanya meningkat sebagai respons terhadap penurunan konsentrasi
berada di bawah pengaturan, bergantung pada kebutuhan Catt dalam darah. Dalam keadaan normal, sekitar 1000 mg
tubuh akan elektrolit tersebut. Ca2- dikonsumsi setiap hari namun hanya dua pertiga diserap
di usus halus dan sisanya keluar melalui tinja.
PENYERAPAN BESI
Besi esensial bagi pembentukan hemogiobin. Asupan besi I Sebagian besar nutrien yang diserap segera
normalnya adalah 15 sampai 20 mg per hari, tetapi pria melewati hati untuk diproses.
biasanya menyerap 0,5 sampai 1 mg/hari ke dalam darah,
dan wanita menyerap sedikit lebih banyak, 1,0 sampai 1,5 Venula yang meninggalkan vilus usus halus, bersama dengan
mg/hari (wanita memerlukan lebih banyak besi karena pembuluh-pembuluh dari saluran cerna lainnya, mengaiir-
mereka secara berkala kehilangan besi melalui darah haid). kan isinya ke dalam vena porta hati, yang membawa darah ke
Penyerapan besi ke dalam darah melibatkan dua lang- hati. Karena itu, segala sesuatu yang diserap ke dalam kapiler
kah utama: (1) penyerapan besi dari lumen ke dalam sel epitel pencernaan mula-mula harus melewati pabrik biokimia hati
usus halus dan (2) penyerapan besi dari sel epitel ke dalam sebelum masuk ke sirkulasi umum. Karena itu, produk-
darah (Gambar 16-27). produk pencernaan karbohidrat dan protein disalurkan ke
Besi secara aktif dipindahkan dari lumen ke dalam sel dalam hati tempat banyak dari produk kaya energi ini segera
epitel, dengan wanita memiliki tempat transpor aktif sekitar mengalami pemrosesan metabolik. Selain itu, bahan-bahan
empat kali lebih banyak daripada pria. Tingkat penyerapan berbahaya yang mungkin terserap didetoksifikasi oleh hati
besi yang masuk oleh sel epitel bergantung pada jenis besi sebelum memperoleh akses ke sirkulasi umum. Setelah me-
yang dikonsumsi (besi fero, Fe2., lebih mudah diserap dari- lewati sirkulasi porta, darah vena dari sistem pencernaan
pada besi feri, Fe3-). Juga, adanya bahan lain di lumen dapat mengalir ke vena kava dan kembali ke jantung untuk di-
meningkatkan atau menghambat penyerapan besi. Sebagai distribusikan ke seluruh tubuh, membawa glukosa dan asam
contoh, vitamin C meningkatkan penyerapan besi, terutama amino untuk digunakan oleh jaringan.
dengan mereduksi besi feri menjadi fero. Fosfat dan oksalat, Lemak, yang tidak dapat menembus kapiler usus, di-
sebaliknya, berikatan dengan besi yang masuk untuk mem- serap oieh lakteal sentral dan masuk ke sistem limfe, memin-
bentuk garam besi tak larut yang tidak dapat diserap. tas sistem porta hati. Kontraksi vilus, yang dilakukan oieh

586 Bab 16
o Besi yang tidak
diserap oleh sel
Q lrnyu sebagian dari besi yang tertelan
berada dalam bentuk yang dapat diserap.
_-

@ffii^
Besi dalam diet yang diserap ke dalam sel
@ epitel usus halus dan segera dibutuhkan
untuk produksi sel darah merah dipindahkan

o @
ke daiam darah.

Oi Oaran, besi yang diserap diangkut ke


sumsum tulang dalam bentuk terikat ke
transferin, suatu proiein pengangkut
dalam plasma.

@ Aesi dalam makanan yang diserap namun


tidak segera digunakan disimpan di sel epitet
sebagai feritin, yang tidak dapat dipindahkan
ke dalam darah.

Ketenifran besi dalam darah dapat dibuang


@ ke kompartemen feritin.
Feritin-
kompartemen @ Aesi yang tidak digunakan ini keluar di tinya
besi yang sewaktu sel-sel epitel yang mengandung
tidak ke feritin tersebut lerlepas.
dalam darah S"tuin itu, besi dalam makanan yang tidak
@
diserap juga akan keluar melalui tinja.

Besi yang diserap ke


dalam darah; berikatan

Gambar 16-27
Penyerapan besi.

mr.rskularis mukosa, secara periodik menekan iakteal sentral getah pencernaan yang berasal dari plasma. Ingatlah bahwa
dan "memeras" limfe keluar dari pembuluh ini. pembuluh- plasma adalah sun-rber- sekresi pencernaan, karena sel-sel
pembuluh limfe akhirnya menyaru untuk membe ntuk t/uletus sekretorik n.rengekstraksi bahan-bahan mentah untuk produk
thorasikus, suatu pembuluh limfe besar yang mengalirkan sekretoriknya dari plasma. Karena keseluruhan volume plas-
isinya ke sistem vena di dada. Dengan cara ini lemak akhir- ma har.rya sekitar 2,75 liter maka penyerapan harus men,
nya memperoleh akses ke darah. Lemak yar.rg diserap dibawa dekati sekresi agar volume plasma tidak turun tajam.
oleh sirkulasi sistemik ke hati dan jaringan tubuh lainr.rya. Dari 9500 ml cairan yang masuk ke lumen usus halus per
Karena itu, hati tidak memiliki kesempatan untuk bekerja hari, sekitar 95o/o, atau 9000 ml cairan, norma.lnya diserap oieh
pada lemak yang rercerna, sampai lemak telah diencerkar.r usus halus kembali ke dalam plasma, dengan hanya 500 ml isi
oleh darah dalam sistem sirkulasi umum. Pengenceran lemak usus halus masuk ke kolon. Karena itu, tubuh tidak kehilangan
mer.rcegah hati menerima terlalu banyak lemak yang tidak getah pencernaan. Setelah konstituen-konsriruen gerah di-
dapat ditanganinya dalam satu waktu. sekresikan ke dalam lumen saluran cerna dan melaksanakan
fungsinya, konstituen-konsriruen rersebut dikembalikan ke plas_
ma. Satu-satunya produk sekretorik yang lolos dari tubuh adalah
I Penyerapan ekstensif oleh usus halus seimbang bilirubin, suatu produk sisa yang harus dieliminasi.
dengan sekresi.

Usus halus dalam keadaan normal menyerap sekitar 9 liter


cairan per hari dalam bentuk H.O dan zat terlarut, rermasuk
I Dalam keadaan normal terjadi keseimbangan
biokimiawi antara lambung, pankreas, dan usus
unit-unit nutrien yang dapat diserap, vitamin, dan elektrolit.
halus.
Bagaimana hal ini dapat terjadi, ketika manusia nor.malnya
hanya n-renelan sekitar 1250 ml cairan dan mengonsumsi Karena berbagai getah pencernaan dalam keadaan normal di_
1250 g makanan padat (yang 8\o/onya adalah H,O) per hari serap kembali ke dalam plasma maka keseimbangan asam-
(lihat h. 6 I 5)? Tabel 1 6-7 menggambarkan pcn1.e iapan hariarr
basa tubuh tidak terganggu oleh proses pencernaan. Namun,
besar-besaran yang dilakukan oleh usus halus. Setiap hari se- jika penyerapar.r dan sekresi tidak sejalan saru sama lain maka
kitar 9500 ml H,O dan zat terlarut masuk ke usus halus. dapat terjadi gangguan asam-basa. Gambar 16-2g adalah
Perhatikan bahwa dari 9500 ml ini, hanya 2500 ml masuk rir.rgkasan keseimbangan biokimiawi yang normalnya rer_
dari lingkungan eksternal. Sisa 7000 ml (7 liter) cairan adalah dapat di antara lambung, pankreas, dan usus halus. Darah

Sistem Pencernaan 687


adalah diare. Keadaan ini ditandai oleh keluarnya bahan tinja
Tabel 16-7 yang sangat cair, sering dengan peningkatan frekuensi defekasi.
Volume yang Diserap oleh Usus Halus dan Usus Besar Setiap Seperti muntah, efek diare dapat bermanfaat atau merugikan.
Hari Diare bermanfaat ketika pengosongan cepat usus mempercepat
Volume yang masuk ke usus halus per hari eliminasi bahan berbahaya dari tubuh. Namunt yang keluar
tidak saja sebagian dari bahan yang ditelan tetapi juga sebagian
Ditelan { Makanan 1250 g*
produk sekretorik yang seharusnya direabsorpsi. Pengeluaran
\ Minuman 1250 ml
berlebihan isi usus menyebabkan dehidrasi, hilangnya nutrien,
1500 ml dan asidosis metabolik karena keluarnya HCO.- fthat h. 633).
Li ur
Sumber Getah lambung 2000 ml Sifat tinja yang encer ini biasanya disebabkan karena usus halus
Disekresikan Getah pankreas 1500 ml tidak mampu menyerap cairan seperti normal. Cairan yang
dari plasma Empedu 500 ml tidak terserap ini keluar sebagai tinja.
Getah usus 1500 ml
Penyebab diare adalah sebagai berikut:
9500 ml
l. Penyebab tersering diare adalah motilitas usus halus
Volume yang diserap oleh usus halur per hari 9000 ml
yang berlebihan, yang disebabkan oleh iritasi lokal din-
Volume yang masuk ke kolon dari usus halus per 500 ml
hari ding usus oleh infeksi bakteri atau virus atau stres emo-
Volume yang diserap oleh kolon per hari 350 ml sional. Tiansit cepat isi usus halus tidak memungkinkan
Volume tinja yang dikeluarkan dari kolon per hari 150 g* penyerapan cairan secara adekuat.
*Satu mililiter HrO memiliki berat 1 g. Karena itu, karena tingginya 2. Diare juga dapat terjadi ketika partikel-partikel osmotis
persentase HrO dalam makanan dan minuman maka kita dapat aktif terdapat dalam jumlah berlebihan, seperti yang
secara kasar menganggap satu gram makanan atau tinja sama terjadi pada defisiensi iaktase, di lumen saluran cerna.
dengan satu mililiter cairan.
Partikel-partikel ini menyebabkan cairan masuk dan ter-
tahan di lumen sehingga fluiditas tinja meningkat.
), Toksin bakteri Wbrio cholera (penyebab kolera) dan
arteri yang masuk ke lambung mengandung antara lain Cl-,
mikroorganisme tertentu lainnya mendorong sekresi
CO,, HrO, dan Nat. Selama sekresi HCl, sel parietal lam-
cairan dalam jumlah berlebihan oleh mukosa usus halus
bung mengekstraksi CI , COr, dan HrO dari plasma (CO,
sehingga terjadi diare hebat. Diare yang terjadi sebagai
dan HrO esensial untuk sekresi H-) dan menambahkan
respons terhadap toksin dari agen infeksi adalah penye-
HCO. ke dalamnya (HCO. terbentuk dalam proses pem- bab gtama kematian pada anak di negara-negara yang
bentukan H.). HCO3 diangkut ke dalam plasma sebagai pe-
sedang berkembang. Untungnya, tersedia teraPi rehidrdsi
nukar untuk Cl yang disekresikan. Kadar Na- plasma tidak
oral yang manjur dan murah yang memanfaatkan pem-
berubah oleh proses sekresi lambung. Karena HCO, adalah
bawa kotranspor glukosa usus untuk menyelamatkan
ion alkalis maka darah vena yang meninggalkan lambung jiwa jutaan anak tersebut. (Untuk rincian mengenai
lebih basa daripada darah arteri yang disalurkan ke organ ini.
terapi rehidrasi oral, lihat fitur boks di h. 690 Konsep,
Namun, keseimbangan asam-basa keseluruhan di tubuh
Tantangan, dan Kontroversi).
tidak berubah karena sel duktus pankreas mengekstraksi
HCO, (bersama Na-) dalam jumlah setara dari plasma untuk
menetralkan kimus lambung yang asam yang masuk ke usus
d"$stjs ffiF5&,tr'
halus. Di dalam lumen usus, sekresi NaHCO, pankreas yang
basa menetralkan sekresi HCI lambung, menghasilkan NaCl Usus besar terdiri dari kolon, sekum, apendiks, dan rektum
dan H'CO.. Kedua molekul terakhir masing-masing mem- (Gambar 16-29). Sekum membentuk kantung buntu di ba-
bentuk Nat dan Cl'plus CO, dan HrO. Keempat konstituen wah pertemuan antara usus halus dan usus besar di katup
ini (Na-, Cl , COr, dan HrO) diserap oleh epitel usus ke da- ileosekum. Tonjolan kecil seperti jari di dasar sekum adalah
lam plasma. Perhatikan bahwa konstituen-konstituen ini per- apendiks, suatu jaringan limfoid yang mengandung limfosit
sis sama dengan yang terdapat di darah arteri yang masuk ke (lihat h. 448). Kolon, yang membentuk sebagian besar usus
lambung. Karena itu, melalui interaksi-interaksi ini, dalam besar, tidak bergelung seperti usus halus tetapi terdiri dari
keadaan normal tubuh tidak mengalami penambahan atau tiga bagian yang relatif lurus - kolon asendens, kolon trans'
pengurangan netto asam atau basa selama pencernaan. uersum, dan kolon desendens. Bagian terakhir kolon desendens
membentuk huruf S, membentuk kolon sigmoid (sigmoid
artinya "berbentuk S"), kemudian lurus untuk membentuk
I Diare menyebabkan hilangnya cairan dan rektum (rektum artinya "lurus").
elektrolit.
CATAIAN KLINIS. Ketika terjadi muntah atau diare. proses I Usus besar terutama adalah organ pengering
netralisasi normal ini tidak dapat berlangsung. Kita telah dan penyimpan.
membahas muntah di bagian tentang modlitas lambung.
Gangguan umum lain pada saluran cerna yang dapat menye- Kolon normalnya menerima sekitar 500 ml kimus dari usus
babkan terganggunya keseimbangan cairan dan asam-basa halus per hari. Karena sebagian besar pencernaan dan pe-

588 Bab 16
Lumen
saluran cerna Sel parietal
lambung

Co.
H'+ Ct-
H.o

Na*

HCO;

I
HCO; * Na'

H. + HCO3-
I
H,CO.
I
co, + H,o

Gambar 16-28
Keseimbangan biokimiawi di antara lambung, pankreas, dan usus halus. Ketika pencernaan dan penyerapan berlangsung
normal, tidak terjadi penambahan atau pengurangan netto asam atau basa atau bahan kimia lain dari cairan tubuh
proses pencernaan. Sewaktu mensekresikan HCI, sel parietal lambung mengekstraksi Cl-, CO/ dan
lkibj't
HrO dari dan menambahan
HCor- ke dalam darah. Sel duktus pankreatikus mengekstraksi Hco3-serta Na* dari darah sei,,raktu s6kresi NaHCor. oi dalim
lumen usus halus, NaHCO, pankreas menetralkan HCI Iambung untuk membentuk NaCl dan HrCO' yang terurai rienjadi
CO, dan
Hro. Kemudian sel-sel usus menyerap Na., Cl , Co, da1 Hro ke dalam darah sehingga konstituin-konstituen yang diekstraksi
dari
darah sewaktu sekresi lambung dan pankreas diglnti kembali.

nyerapan telah diselesaikan di usus halus maka isi yang di- longitudinal yang terpisah, taeniae coli, yang berjalan di
salurkan ke kolon terdiri dari residu makanan yang tak ter- sepanjang usus besar. teniae coli ini lebih pendek daripada
cerna (misalnya selulosa), komponen empedu yang tidak otot polos sirkular dan lapisan mukosa di bawahnya jika ke-
diserap, dan cairan. Kolon mengekstraksi HrO dan garam dua lapisan ini dibentangkan datar. Karena itu, lapisan-
dari isi lumennya. Apa yang terringgal dan akan dikeluarkan Iapisan di bawahnya disatukan membentuk kantung atau
disebut feses (tinja). Fungsi utama usus besar adalah untuk haustra, seperti rok panjang mengembang yang diikat di
menyimpan tinja sebelum defekasi. Selulosa dan bahan lain bagian pinggang yang menyempit. Haustra bukanlah sekedar
yang tak tercerna di dalam diet membentuk sebagian besar kumpulan permanen yang pasif; haustra secara aktif berganti
massa dan karenanya membantu mempertahankan keter- lokasi akibat kontraksi lapisan otot polos sirkular.
aturan buang air.
Umumnya gerakan usus besar berlangsung lambat dan
tidak mendorong sesuai fungsinya sebagai rempat penyerap-
I Kontraksi haustra secara perlahan mengaduk isi an dan penyimpanan. Motilitas utama kolon adalah kon-
kolon maju-mundur. traksi haustra yang dipicu oleh ritmisitas otonom sel-sel
otot polos kolon. Kontralsi ini, yang menyebabkan kolon
Lapisan otot polos longitudinal luar tidak mengelilingi usus membentuk haustra, serupa dengan segmentasi usus halus
besar secara penuh. Lapisan ini terdiri dari tiga pita otot tetapi terjadi jauh lebih jarang. .Waktu di antara dua kontraksi

Sistem Pencernaan 689


Kbnsep, Tantangafi, dan Kontrovensi
Terapi Rehidrasi Oral: Pemberian Larutan Sederhana yang dapat Menyelamatkan Nyawa
Mikroorganisme penyebab diare akhir dari aktivitas berbagai pembawa dalam sel epitel vilus untuk selanjutnya
misalnya Vibrio cholera, yang menye- ini adalah penyerapan garam dan HrO ke darah. Karena HrO secara osmotis
babkan kolera, adalah penyebab yang disekresikan bersama dengan mengikuti penyerapan Na* maka
utama kematian anak di bawah lima nutrien yang telah tercerna. Dalam ingesti larutan glukosa dan garam
tahun di seluruh dunia. Masalah keadaan normal, penyerapan garam mendorong penyerapan cairan ke
kesehatan ini terutama menonjol di dan HrO melebihi sekresinya sehingga dalam darah dari saluran usus tanpa
negara-negara yang sedang berkem- tidak hanya terjadi penghematan memerlukan penggantian cairan
bang, kamp pengungsi, dan di tempat cairan yang disekresikan tetapi juga melalui vena.
lain di mana kondisi sanitasi yang penyerapan garam dan HrO yang Bukti pertama kemampuan TRO
buruk mendorong penyebaran masuk. menyelamatkan nyawa di lapangan
mikroorganisme sementara obat dan Kolera dan sebagian besar mikroba terjadi pada tahun 1971 ketika
petugas kesehatan kurang tersedia. penyebab diare menimbulkan diare beberapa juta pengungsi membanjiri
Untungnya telah dikembangkan suatu dengan merangsang sekresi Cl dan/ lndia dari Bangladesh yang sedang
pengobatan yang murah, mudah atau mengganggu penyerapan Na* dilanda perang. Dari ribuan pengungsi
diperoleh, dan mudah pemakaiannya- (lihat h. 92). Akibatnya, lebih banyak yang menjadi korban kolera dan
terapi rehidrasi oral-untuk mengatasi cairan yang disekresikan dari darah ke penyakit diare lainnya, lebih dari 30%
diare yang berpotensi mematikan ini. dalam lumen daripada yang kemudian meninggal akibat sulitnya diperoleh
Terapi ini memanfaatkan pembawa dipindahkan kembali ke dalam darah. cairan dan jarum steril untuk terapi
transpor aktif sekunder di membran Kelebihan cairan tersebut dikeluarkan intravena. Namun, di satu kamp
luminal sel epitel vilus. melalui tinja sehingga tinja menjadi pengungsi, di bawah pengawasan
Marilah kita bahas patofisiologi encer khas diare. Yang lebih penting, sekelompok ilmuwan yang telah
diare dan melihat bagaimana terapi hilangnya cairan dan elektrolit yang melakukan eksperimen dengan terapi
rehidrasi oral yang sederhana dapat datang dari darah menyebabkan rehidrasi oral, para keluarga diajari
menyelamatkan nyawa. 5elama pencer- dehidrasi. Penurunan volume plasma cara memberikan TRO kepada korban
naan makanan, sel-sel kriptus usus efektif dapat menyebabkan kematian diare, yang sebagian besar adalah anak
halus normalnya mengeluarkan sukus dalam hitungan hari atau bahkan jam, kecil. Larutan intravena yang langka
enterikus, yaitu larutan garam dan bergantung pada keparahan kehilang- dicadangkan untuk mereka yang tidak
mukus, ke dalam lumen. Sel-sel ini an cairan. mampu minum. Kematian akibat diare
secara aktif memindahkan Cl-ke dalam Sekitar 50 tahun yang lalu, para berkurang menjadi 3% di kamp ini,
lumen, mendorong transpor pasif dokter mempelajari bahwa penggan- dibandingkan dengan angka kematian
paralel Na. dan HrO dari darah ke tian cairan dan elektrolit yang hilang yang 10 kali lipatnya pada para
dalam lumen. Cairan menghasilkan melalui vena dapat menyelamatkan pengungsi lainnya.
lingkungan encer yang diperlukan agar nyawa sebagian besar korban diare. Berdasarkan bukti ini, World Health
enzim dapat menguraikan nutrien Namun, di banyak bagian dunia, tidak Organization (WHO) mulai secara
menjadi unit-unit yang dapat diserap. tersedia fasilitas, peralatan, dan agresif mempromosikan TRO. Paket-
Glukosa dan asam amino, masing- petugas yang memadai untuk mem- paket kering untuk TRO kini diproduksi
masing adalah satuan karbohidrat dan berikan terapi rehidrasi intravena. secara lokal di lebih dari 60 negara.
protein yang dapat diserap, diserap Dengan demikian jutaan anak tetap WHO memperkirakan bahwa sekitar
oleh transpor aktif sekunder. Mekanis- menderita diare tiap tahunnya. 30% anak di dunia yang terjangkit
me penyerapan ini menggunakan Pada tahun 1966, para peneliti diare diterapi dengan campuran dalam
pembawa kotranspor Nalglukosa mengetahui bahwa sistem pembawa kemasan ini atau versi rumahannya. Di
(atau asam amino) yang terletak di kotranspor Nalglukosa tidak ter- Amerika Serikat, larutan oral ini dapat
membran luminal sel epitel vilus (lihat pengaruh oleh mikroba penyebab dibeli di apotik dan supermarket.
h. 79). Selain itu, pembawa Na. aktif diare. Penemuan ini mendorong Diperkirakan I juta anak di seluruh
yang lain yang tidak berkaitan dengan dikembangkannya terapi rehidrasi oral dunia diselamatkan oleh TRO per
penyerapan nutrien memindahkan Na., (TRO). Jika di lumen terdapat Na. dan tahunnya.
secara pasif diikuti oleh Cl dan HrO, glukosa maka pembawa kontranspor
dari lumen ke dalam darah. Hasil mengangkut keduanya dari lumen ke

haustra dapat mencapai tiga puluh menit, sementara kon-


traksi segmentasi di usus halus berlangsung dengan frekuensi
I Gerakan massa mendorong tinja bergerak
9 sampai 12 kali per menit. Lokasi kantung haustra secara
jauh.
bertahap berubah sewaktu segmen yang semula melemas dan Tiga atau empat kali sehari, umumnya setelah makan, terjadi
membentuk kantung mulai berkontraksi secara perlahan se- peningkatan mencolok motilitas saat segmen-segmen besar
mentara bagian yang tadinya berkontraksi melemas secara kolon asendens dan transversum berkontraksi secara simul-
bersamaan untuk membentuk kantung baru. Gerakan ini ti- tan. mendorong tinja sepertiga sampai tiga perempat panjang
dak mendorong isi usus tetapi secara perlahan mengaduknya kolon dalam beberapa detik. Kontraksi masif ini, yang secara
maju-mundur sehingga isi kolon terpajan ke mukosa penye- tepat dinamai gerakan massa, mendorong isi kolon ke bagian
rapan. Kontraksi haustra umumnya dikontrol oleh refleks- distal usus besar, tempat bahan disimpan sampai terjadi
refleks lokal yang melibatkan pleksus intrinsik. defekasi.

690 Bab 15
Kolon transversum

,;-
\" 3q I
I

1
.i ri i ioi;r,*',+:i,,r,,,niEiii.ij'd{1!rj'{.' Haustra
; 'i '.18
' i iirrl.
ll i,i
lr
laenlae +:
,ll
:r+
jjl:.
i r ,':'l'
coli r , ;i.
rr,, a.+- Kolon
''!: ,r.r desendens

:;#
s

Apendiks
Rektum sigmoid

-
Sfingter ani internus " h"t
(otot polos) --T-' Sfingter ani eksternus
,: (otot rangka)
Kanalis analis
Gambar'16-29
Anatomi usus besar.

Ketika makanan masuk ke lambung, terjadi refleks semuia teregang secara perlahan melemas, dan keinginan un-
gastrokolon yang diperantarai dari lambung ke kolon oleh tuk buang air besar mereda sampai gerakan massa berikutnya
gastrin dan saraf oronom ekstrinsik, yang menjadi pemicu mendorong lebih banyak tinja ke dalam rektum dan kembali
utama gerakan massa di kolon. Pada banyak orang, refleks meregangkan rektum sema memicu refleks defekasi. Selama
ini paling jelas setelah sarapan dan sering diikuti oleh ke- periode inaktivitas, kedua sfingter tetap berkontraksi untuk
inginan untuk buang air besar. Karena itu, ketika makanan menjamin kontinensia tinja.
masuk ke saluran cerna, rerpicu refleks-refleks yang memin- Jika defekasi terjadi maka biasanya dibantu oleh gerakan
dahkan isi yang sudah ada ke bagian distal untuk menyedia- mengejan volunter yang melibatkan kontraksi otot abdomen
kan tempat bagi makanan yang baru masuk. Refleks gas- dan ekspirasi paksa dengan glotis tertutup secara bersamaan.
troileum memindahkan isi usus halus yang masih ada ke Tindakan ini sangat meningkatkan tekanan intraabdomen,
dalam usus besar, dan refleks gastrokolon mendorong isi ko- yang membantu mendorong rinja.
lon ke dalam rektum, memicu refleks defekasi.

I Terjadi konstipasijika tinja terlalu kering.


I Feses dikeluarkan oleh refleks defekasi.
Jika defekasi ditunda terlalu lama maka dapat terjadi
Ketika gerakan massa di kolon mendorong tinja ke dalam konstipasi (sembelit). Ketika isi kolon tertahan lebih lama
rektum, peregangan yang terjadi di rektum merangsang re- daripada normal maka HrO yang diserap dari tinja me-
septor regang di dinding rektum, memicu refleks defekasi. ningkat sehingga tinja menjadi kering dan keras. Variasi
Refleks ini menyebabkan sffngter ani internus (yaitu otot normal frekuensi defekasi di antara individu berkisar dari
polos) melemas dan rektum dan kolon sigmoid berkontraksi setiap makan hingga sekali seminggu. Ketika frekuensi
lebih kuat. Jika sffngter ani eksternus (yaitu otot rangka) berkurang melebihi apa yang normal bagi yang bersang-
juga melemas maka terjadi defekasi. Karena otot rangka, kutan maka dapat terjadi konstipasi berikut gejala-gejala
sfingter ani eksternus berada di bawah kontrol volunter. Pe- terkaitnya. Gejala-gejala ini mencakup rasa tidak nyaman
regangan awal dinding rektum disertai oleh timbulnya tas^ di abdomen, nyeri kepala tumpul, hilangnya nafsu makan
ingin buang air besar. Jika keadaan tidak memungkinkan yang kadang disertai mual, dan depresi mental. Berbeda
defekasi maka pengencangan sfingter ani eksternus secara dari anggapan umum, gejala-gejala ini tidak disebabkan
sengaja dapat mencegah defekasi meskipun refleks defekasi oleh toksin yang diserap dari bahan tinja yang tertahan.
telah aktif. Jika defekasi ditunda maka dinding rektum yang Meskipun me tabolisme bakteri menghasilkan bahan-

Sistem Pencernaan 69l


bahdn yang mungkin toksik di kolon namun bahan-bahan perkirakan terdapat 500 sampai 1000 spesies bakteri yang
ini normalnya mengalir melalui sistem porta dan dising- berbeda hidup di kolon. Mikroorganisme kolon ini biasanya
kirkan oleh hati sebelum dapat mencapai sirkulasi siste- tidak saja tidak membahayakan tetapi pada keinyataannya
mik. Gejala-gejala yang berkaitan dengan konstipasi dapat bermanfaat. Sebagai contoh, bakteri penghuni (1)
disebabkan oleh distensi berkepanjangan usus besar, ter- meningkatkan imunitas usus dengan berkompetisi mempe-
utama rektum; gejala segera hilang setelah peregangan rebutkan nutrien dan ruang dengan mikroba yang berpotensi
mereda. patogen (lihat h. 487); (2) mendorong modlitas kolon; (3)
Kemungkinan penyebab tertundanya defeksi yang da- membantu memelihara integritas mukusa kolon; dan (4)
pat menimbulkan konstipasi mencakup (l) mengabaikan ke- memberi kontribusi nutrisi. Sebagai contoh, bakteri mensin-
inginan untuk buang air besar; (2) berkurangnya motilitas tesis vitamin K yang dapat diserap dan meningkatkan ke-
kolon karena usia, emosi, atau diet rendah serat; (3) obstruksi asaman kolon sehingga mendorong penyerapan kalsium,
gerakan feses di usus besar oleh tumor lokal atau spasme magnesium, dan seng. Selain itu, berbeda dari anggapan se-
kolon; dan (4) gangguan reflela defekasi, misalnya karena belumnya, sebagian dari glukosa yang dibebaskan selama
cedera jalur-jalur saraf yang terlibat. pemrosesan serat makanan oleh bakteri diserap oleh mukosa
CATAIAN KLINIS. Jika bahan tinja yang mengeras kolon.
tersangkut di apendiks maka sirkulasi normal dan sekresi
mukus di tempat tersebut dapat terganggu. Penlmmbatan ini
menyebabkan peradangan apendiks, atau apendisitis. Apen- I Usus besar menyerap garam dan air; mengubah
diks yang meradang sering membengkak dan terisi oleh pus, isi lumen menjadi feses.
dan jaringan dapat mati akibat gangguan sirkulasi lokal. Jika
tidak diangkat dengan pembedahan maka apendiks yang Sebagian penyerapan berlangsung di dalam kolon, tetapi
sakit dapat pecah, menumpahkan isinya yang penuh kuman dengan tingkatan yang lebih rendah daripada di usus halus.
ke dalam rongga abdomen. Karena permukaan lumen kolon cukup halus maka luas per-
mukaan absorptifnya jauh lebih kecil daripada usus halus.
Selain itu kolon tidak dilengkapi oleh mekanisme transpor
I Sekresi usus besar seluruhnya bersifat khusus seperti yang dimiliki oleh usus halus. Jika motilitas
protektif, usus halus yang tinggi menyebabkan isi usus cepat masuk ke
kolon sebelum absorpsi nutrien tuntas maka kolon tidak
Usus besar tidak mengeluarkan enzim pencernaan apapun. dapat menyerap sebagian besar bahan ini dan bahan akan
Tidak ada yang diperlukan karena pencernaan telah selesai keluar sebagai diare.
sebelum kimus mencapai kolon. Sekresi kolon terdiri dari Kolon dalam keadaan normal menyerap garam dan
larutan mukus basa (NaHCOu) y^ng fungsinya adalah me- HrO. Natrium diserap secara aktil Cl- mengikuti secara pasif
lindungi mukosa usus besar dari cedera mekanis dan kimiawi. menuruni gradien listrik, dan HrO mengikuti secara osmotis.
Mukus menghasilkan pelumasan untuk mempermudah feses Kolon menyerap sejumlah elektrolit lain serta vitamin K yang
bergerak, sementara NaHCOu menetralkan asam-asam iritan disintesis oleh bakteri kolon.
yang diproduksi oleh fermentasi bakteri lokal. Sekresi me- Melalui absorpsi garam dan HrO terbentuk massa
ningkat sebagai respons terhadap stimulasi mekanis dan tinja yang padat. Dari 500 g bahan yang masuk ke kolon
kimiawi mukosa kolon yang diperantarai oleh refleks pendek setiap hari dari usus halus, kolon normalnya menyerap se-
dan persarafan parasimpatis. kitar 350 ml, meninggalkan 150 g feses untuk dikeluarkan
Tidak terjadi pencernaan di usus besar karena tidak ter- dari tubuh setiap hari (lihat Tabel 16-7). Bahan feses ini
dapat enzim pencernaan. Namun, bakteri kolon mencerna biasanya terdiri dari 100 g HrO dan 50 g bahan padat, ter-
sebagian dari selulosa untuk kepentingan mereka. masuk selulosa yang tidak rercerna, bilirubin, bakteri, dan
sejumlah kecil garam. Karena itu, berbeda dari pandangan
umum, saluran cerna bukan saluran ekskresi utama untuk
I Kolon mengandung beragam bakteri yang mengeluarkan zat sisa dari tubuh. Produk sisa utama yang
bermanfaat. diekskresikan di tinja adalah bilirubin. Konstituen-konsti-
tuen tinja lain adalah residu makanan yang tidak terserap
Karena gerakan kolon yang lambat maka bakteri memiliki dan bakteri, yang sebenarnya tidak pernah menjadi bagian
waktu untuk tumbuh dan menumpuk di usus besar. Se- dari tubuh.
baliknya, di usus halus isi biasanya dipindahkan secara cepat
sehingga bakteri tidak dapat tumbuh. Selain itu, mulut, lam-
bung, dan usus halus mengeluarkan bahan-bahan antibak- I Gas usus diserap atau dikeluarkan.
teri, tetapi kolon tidak. Namun, tidak semua bakteri yang
tertelan dihancurkan oleh lisozim dan HCl. Bakteri yang Kadang-kadang, selain feses yang keluar dari anus, gas
bertahan hidup terus berkembang di usus besar. Jumlah usus, atau flatus, juga keluar. Gas ini terutama berasal dari
bakteri yang hidup di kolon manusia adalah sekitar 10 kali dua sumber: (1) udara yang tertelan (hingga 500 ml udara
lebih banyak daripada jumlah sel yang ada di tubuh manusia. mungkin tertelan ketika makan) dan (2) gas yang di-
Secara kolektif, massa bakteri ini memiliki berat 1000 g. Di- produksi oleh fermentasi bakteri di kolon. Adanya gas

692 Bab 16
yang mengalir melalui isi lumen menimbulkan suara ber- konstituen lain di lumen duodenum yang mengharuskan
kumur yang dikenal sebagai borborigmi. Bersendawa, perlambatan sekresi lambung.
mengeluarkan sebagian besar udara yang tertelan dari
lambung, tetapi sebagian masuk ke usus. Di usus biasanya SEKRETIN
hanya sedikit terdapat gas karena gas cepar diserap atau
Sewaktu lambung mengosongkan isinya ke dalam duode-
diteruskan ke dalam kolon. Sebagian besar gas di kolon
disebabkan oleh aktivitas bakteri, dengan jumlah dan sifat
num, adanya asam di duodenum merangsang pelepasan
sekretin, yang melakukan fungsi-fungsi terkait berikut ini:
gas bergantung pada jenis makanan yang dikonsumsi dan
karakteristik bakteri kolon. Sebagian makanan, misalnya 1. Menghambat pengosongan lambung untuk mencegah
kacang-kacangan, mengandung tipe-tipe karbohidrat yang masuknya lebih banyak asam ke dalam duodenum sam-
tidak dapat dicerna oleh manusia tetapi dapat diserang pai asam yangada telah dinetralkan.
oleh bakteri penghasil gas. Banyak dari gas ini yang di- 2. Menghambat sekresi lambung untuk mengurangi jum-
serap melalui mukosa usus. Sisanya dikeluarkan melalui lah asam yang diproduksi.
anus. 3. Merangsang sel-sel duktus pankreatikus untuk menam-
Untuk secara selektif mengeluarkan gas ketika feses juga bah volume sekresi encer NaHCO,, yang mengalir ke
ada di rektum, yang bersangkutan secara sengaja mengon- dalam duodenum untuk menetralkan asam.
traksikan otot-otot abdomen dan sfingter ani eksternus secara 4. Merangsang sekresi empedu kaya NaHCO, oleh hati
bersamaan. Ketika kontraksi abdomen meningkatkan tekan- yang juga dialirkan ke duodenum untuk membantu
an yang menekan sfingter ani eksternus yang menutup maka proses netralisasi. Netralisasi kimus yang asam di duo-
terbentuk gradien tekanan yang memaksa udara keluar denum membantu mencegah kerusakan dinding duo-
dengan kecepatan tinggi melalui lubang anus yang berbentuk denum dan membentuk lingkungan yang sesuai untuk
celah dan terlalu sempit untuk keluarnya feses. Lewatnya fungsi optimal enzim-enzim pencernaan pankreas yang
udara dengan kecepatan tinggi menyebabkan tepi-tepi lu- dihambat oleh asam.
bang anus bergetar, menghasilkan nada rendah khas yang 5. Bersama CCK, sekretin bersifat trofik bagi pankreas
menyertai keluarnya gas. eksokrin.

ccK
GAMBARAN UMUM HORMON Sewaktu terjadi pengosongan lambung, lemak dan nutrien
PENCERNAAN lain masuk ke duodenum. Nutrien ini, khususnya lemak
dan, dengan tingkat yang lebih rendah, produk protein,
Sepanjang pembahasan kita tentang pencernaan, kita telah menyebabkan pelepasan CCK, yang melakukan fungsi-fungsi
berulang kali menyebutkan berbagai fungsi tiga hormon pen- terkait berikut:
cernaan utama: gastrin, sekretin, dan CCK. Sekarang marilah
1. Menghambat moriliras dan sekresi lambung, sehingga
kita padukan semua fungsi di atas sehingga anda dapat waktu untuk pencernaan dan penyerapan nutrien yang
mengetahu.i peran adaptif keseluruhan interaksi-interaksi
sudah ada di duodenum cukup.
ini. Selain itu, kita akan memperkenalkan hormon pen- 2. Merangsang sel asinus pankreas untuk meningkatkan
cernaan yang ditemukan lebih belakangan, GIP
sekresi enzim pankreas, yang melanjutkan pencernaan
nurrien-nutrien ini di duodenum (efek ini sangat pen-
GASTRIN
ting untuk pencernaan lemak, karena lipase pankreas
Protein di lambung merangsang pelepasan gastrin, yang me- adalah satu-satunya enzim yang mencerna lemak).
lakukan fungsi-fungsi berikut: 3. Menyebabkan kontraksi kandung empedu dan relaksasi
sfingter Oddi sehingga empedu dialirkan ke dalam duo-
1. Bekerja melalui beragam cara untuk meningkatkan se-
denum untuk mempermudah pencernaan dan penyerap-
kresi HCI dan pepsinogen. Kedua bahan ini, selanjut-
an lemak. Efek deterjen garam empedu sangar penring
nya, adalah faktor utama yang memulai pencernaan
bagi kemampuan lipase pancreas dalam melaftsanakan
protein yang memicu sekresinya.
tugasnya. Berbagai efek CCK ini beradaptasi baik dengan
2. Meningkatkan moriliias lambung, merangsang motilitas
penanganan lemak dan nurrien lain yang keberadaannya
ileum, melemaskan sfingter ileosekum, dan memicu
di duodenum memicu pelepasan hormon ini.
gerakan massa di kolon - fungsi-fungsi yang semuanya
ditujukan untuk menjaga isi usus tetap bergerak maju
4. Selain itu, sekretin dan CCK, yang sama-sama memiliki
efek stimulatorik kuat pada pankreas eksokrin, bersifat
sewaktu kedangan makanan baru.
trofik bagi jaringan ini.
3. Bersifat trofik tidak saja untuk mukosa lambung tetapi
juga untuk mukosa usus halus, membanru memelihara 5. CCK juga diperkirakan berperan dalam perubahan
lapisan dalam saluran cerna agar tetap berfungsi opti,
adaptifjangka panjang dalam proporsi enzim pankreas
yang diproduksi sebagai respons terhadap perubahan
mal.
diet yang berkepanjangan.
Dapatlah diperkirakan bahwa sekresi gastrin dihambat 6. Selain mempermudah pencernaan nutrien yang tertelan,
oleh akumulasi asam di lambung dan oleh adanya asam dan CCK adalah regulator penting asupan makanan. Hor-

Sistem Pencernaan 693


mon ini berperan kunci dalam rasa kenyang, yaitu sen- ke iingkungan internal oleh sistem pernapasan, tetapi semua
sasi bahwa tubuh sudah cukup makan (lihat h. 704). nutrien, HrO, dan berbagai elektrolit yang dibutuhkan un-
tuk mempertahankan homeostasis diperoleh melalui saluran
GIP cerna. Makanan yang besar dan kompleks diuraikan oleh
sistem pencernaan menjadi unir-unit kecil yang dapat di-
Hormon yang baru ditemukan dikeluarkan oleh duodenum
serap. Molekul nutrien kecil kaya energi ini dipindahkan
ini, GIP, membantu mendorong pemrosesan metabolik nu-
menembus epitel usus halus menu.iu darah untuk disalurkan
trien setelah nutrien tersebut terserap. Hormon ini semula
ke sel-sel mengganti nutrien yang terus-menerus digunakan
dinamai gastric inhibitory peptide (GIP) atas perkiraan peran-
untuk menghasilkan AIP serta untuk tumbuh dan mem-
nya sebagai suatu enterogastron. Bahan ini semula dipercaya
perbaiki jaringan. Demikian juga, HrO, garam, dan elektrolit
menghambat motilitas dan sekresi lambung, serupa dengan
lain yang tertelan diserap oleh usus ke dalam darah.
sekretin dan CCK. Saat ini kontribusi GIP dalam hal ter-
Tidak seperti regulasi di sebagian besar sistem tubuh,
sebut dianggap minimal. Hormon ini malah merangsang pe-
regulasi aktivitas pencernaan tidak ditujukan untuk mem-
lepasan insulin oleh pankreas sehingga sekarang dinamai
pertahankan homeostasis. Jumlah nutrien dan HrO yang
glucose-dqtendent insulinonophic peptidc (juga GIP).
dikonsumsi berada di bawah kontrol, tetapi jumlah bahan
Hormon ini kembali memperlihatkan sifat adaptif yang
(yang telah tertelan) yang diserap oleh saluran cerna umum-
sangat baik. Segera setelah makanan diserap, tubuh perlu
nya ddak dapat dikontrol, dengan sedikit pengecualian.
mengubah proses metaboliknya untuk menggunakan dan
Mekanisme lapar mengatur asupan makan untuk membantu
menyimpan nutrien yang baru datang tersebut. Aktivitas
mempertahankan keseimbangan energi (Bab 17), dan meka-
metabolik fase absorptif ini umumnya berada di bawah kon-
nisme haus mengontrol asupan HrO untuk membantu ke-
trol insulin (lihat h. 779 dan782). GIP, yang dirangsang oleh
seimbangan HrO (Bab 15). Namun, kita sering mengabaikan
keberadaan makanan di saluran cerna, memicu pelepasan
mekanisme-mekanisme kontrol ini, dan sering makan atau
insulin sebagai antisipasi untuk penyerapan makanan, me-
minum ketika kita tidak lapar arau haus. Setelah bahan
lalui mekanisme umpan. Insulin sangat penting dalam
makanan ini berada di saluran cerna maka saluran cerna tidak
mendorong penyerapan dan penyimpanan glukosa. Karena
mengubah-ubah laju penyerapan nutrien, HrO, atau elek-
itu, glukosa di duodenum meningkatkan sekresi GIP
trolit sesuai kebutuhan tubuh (kecuali besi dan kalsium);
Gambaran ringkas tentang fungsi hormon pencernaan
saluran cerna mengoptimalkan kondisi untuk mencerna dan
yang multipel, adaptif, dan terpadu ini memberi contoh
menyerap semua yang tertelan. Memang benar adanya, anda
betapa efisiennya tubuh manusia bekerja.
adalah apa yang anda makan (what you eat h uhat lou ger).
Sistem pencernaan berada di bawah banyak proses regulasi,
tetapi proses-proses ini tidak dipengaruhi oleh keadaan nutrisi
PERSPEKTIF BAB lNl: FOKUS PADA atau hidrasi'tubuh. Berbagai mekanisme kontrol ini diatur
HOIVI EOSTASIS oleh komposisi dan volume isi saluran cerna sehingga laju
motilitas dan sekresi getah pencernaan akan optimal untuk
Untuk mempertahankan sifat konstan lingkungan internal, pencernaan dan penyerapan makanan yang tertelan.
bahan-bahan yang digunakan oleh tubuh (misalnya nutrien Jika seseorang mengonsumsi dan menyerap nutrien
kaya energi dan Or) atau bahan yang keluar tanpa terkontrol kaya energi dalam jumlah berlebihan maka kelebihan energi
dari tubuh (misalnya penguapan HrO dari saluran napas ini akan disimpan, misalnya di jaringan adiposa (lemak) se-
atau pengeluaran garam melalui keringat) harus secara terus- hingga kadar molekul nutrien dalam darah dijaga konstan.
menerus diganti oleh pasokan baru bahan tersebut dari ling- Kelebihan ingesti HrO dan elektrolit dikeluarkan di urin
kungan eksternal. Semua bahan pengganti ini kecuali O, agar kadar konstituen-konstituen ini dalam darah terjaga
diperoleh dari saluran cerna. Pasokan segar O, dipindahkan konstan.

RINGKASAN BAB
Pendahuluan (h. 641-649) (3) Lemak makanan dalam bentuk trigliserida dicerna
I Empat proses pencernaan dasar adalah motilitas, sekresi, menjadi unit-unit yang dapat diserap yaitu monogliserida
pencernaan, dan penyerapan. dan asam lemak bebas.
I Tiga kelas nutrien kaya energi dicerna menjadi unit-unit Sistem pencernaan terdiri dari saluran cerna dan organ
yang dapat diserap sebagai berikut: (1) Karbohidrat ma- pencernaan tambahan (kelenjar liur, pankreas eksokrin,
kanan dalam bentuk polisakarida tepung dan glikogen dan sistem empedu). (Liharlah Tabel 16-l).
dicerna menjadi unit-unit monosakarida yang dapat di- Saluran cerna adalah saluran kontinyu yang berjalan dari
serap, terutama glukosa. (Lihatlah Gambar 16-I). (2) Pro- mulut hingga anus, dengan modifikasi-modifikasi lokal
tein makanan dicerna menjadi unit-unit yang dapat di- yang mencerminkan spesialisasi regional untuk melak-
serap yaitu asam amino dan beberapa polipeptida kecil. sanakan fungsi pencernaan.

694 Bab 16
I Lumen saluran cerna berhubungan dengan lingkungan terjadi karena kontraksi peristaltik yang kuat. (Lihatkh
eksternal sehingga isinya secara teknis berada di luar tu- Gambar 16-8).
buh; susunan ini memungkinkan makanan dicerna tanpa I Pengosongan lambung dipengaruhi oleh faktor berikut di
menyebabkan tubuh sendiri tercerna selama proses ber- lambung dan duodenum. (1) Volume dan fuiditas kimus
langsung. di lambung cenderung meningkatkan pengosongan isi
I Dinding saluran cerna memiliki empat lapisan di sebagian iambung. (2) Faktor duodenum, yaitu faktor dominan
besar panjangnya. Dari bagian paling dalam keluar adalah yang mengontrol pengosongan lambung, cenderung me-
mukosa, submukosa, muskularis eksterna, dan serosa. nunda pengosongan lambung sampai duodenum siap me-
(Liharlah Gambar 1 6-2). nerima dan memproses lebih banyak kimus. Faktor-faktor
I Aktivitas pencernaan diatur secara cermat oleh mekanis- spesifik di duodenum yang menunda pengosongan lam-
me otonom, saraf (intrinsik dan ekstrinsik), dan hormon bung adalah lemak, asam, hipertonisiras, dan peregangan.
untuk memastikan bahwa makanan yang tertelan diguna- Faktor-faktor ini menunda pengosongan lambung dengan
kan secara maksimal oleh tubuh untuk produksi energi menghambat aktivitas peristaltik lambung oleh refeks
dan penyediaan bahan mentah. (Lihatlah Gambar 16-3). enterogastrik dan enterogastron (sekretin dan kolesisto-
kinin) yang disekresikan oleh mukosa duodenum. (Lihar
Mulut (h.649-652)
lah Gambar 16-8 dan Tabel I6-2).
I Motilitas: Makanan masuk ke sistem pencernaan me- I Sekresi: Sekresi ke dalam lumen lambung mencakup (1)
lalui mulut, tempat makanan dikunyah dan dicampur
HCI (dari sel parietal), yang mengaktifkan pepsinogen,
dengan liur untuk mempermudah penelanannya.
mendenaturasi protein, dan mematikan bakteri; (2) p.p-
I Sekresi: Enzim liur, amilase, memulai pencernaan kar- sinogen (dari chief cell), yang setelah diaktifkan, memulai
bohidrat. Liur esensial untuk berbicara dan berperan penting
pencernaan protein; (3) mukus (dari sel mukus), yang
dalam kesehatan gigi, lebih penting daripada fungsi pen-
membentuk lapisan protektif yang beperan dalam sawar
cernaannya yang minor. Sekresi liur dikontrol oleh pusat liur
mukosa lambung, memungkinkan lambung menampung
di medula, diperantarai oleh persarafan oronom kelenjar liur.
isi lumennya yang "keras" tanpa ia sendiri tercerna; dan
(Lihatlah Gambar I 6-4).
(4) faktor intrinsik (dari sel parietal), yang berperan pen-
I Pencernaan: Amilase liur mulai mencerna polisakarida ting dalam penyerapan vitamin B,r, suatu konstituen yang
menjadi disakarida maltosa, suaru proses yang berlanjut di
esensial bagi produksi sel darah merah. (Lihatkh Tabel
lambung setelah makanan tertelan sampai amilase akhirnya
16-3 dan Gambar 16-9, 16-10, dan 16-11).
diinaktifkan oleh getah lambung yang asam. (Lihatlah Gam-
I Lambung juga mengeluarkan faktor regulatorik parakrin
bar 16-I dan Thbel 16-6, h. 679).
dan endokrin berikut: (1) hormon gastrin (dari sel G),
I Penyerapan: Tidak terjadi penyerapan nutrien di mulut. yang berperan besar dalam merangsang sekresi lambung;
Faring dan Esofagus (h.652-654) (2) histamin parakrin (dari sel ECL), suatu perangsang
I Motilitas: Setelah proses mengunyah, lidah mendorong kuat sekresi asam oleh sel parietal; dan (3) somatostatin
bolus makanan ke bagian belakang tenggorokan, yang parakrin (dari sel D), yang menghambat sekresi lambung.
memicu refleks menelan. Pusat menelan di medula (Lihatlah Tabel I 6-3) .

mengoordinasikan sekelompok aktivitas kompleks yang I Sekresi lambung berada di bawah mekanisme kontrol
menyebabkan penutupan saluran napas dan terdorongnya yang kompleks. Sekresi lambung meningkat selama fase
makanan melalui faring dan esofagus ke dalam lambung. sefalik dan fase lambung sekresi lambung, sebelum dan
(Liharlah Gambar 16-5 dan 16-6). selama makan oleh mekanisme yang melibatkan respons
I Sekresi: Sekresi esofagus, mukus, bersifat protektif. saraf vagus eksitatorik dan saraf intrinsik bersama dengan
I Pencernaan dan penyerapan: Tidak terjadi pencernaan efek stimulatorik gastrin dan histamin. Setelah makanan
dan penyerapan nutrien di faring atau esofagus. keluar dari lambung, sekresi lambung berkurang karena
hilangnya faktor-faktor stimulatorik, pelepasan somato-
Lambung (h.654-666) statin yang bersifat nienghambat, dan efek inhibitorik
I Lambung, suatu struktur berbentuk kantung yang terletak reflek enterogastik dan enterogastron selama fase usus
antara esofagus dan usus halus, menyimpan makanan sekresi lambung. (Lihatlah Tabel 16-4 dan t6-).
untuk beberapa waktu sampai usus halus siap mem- f Pencernaan: Pencernaan karbohidrat berlanjut di korpus
prosesnya lebih lanjut untuk penyerapan final. (Lihatlah lambung di bawah pengaruh amilase liur. Pencernaan
Gambar 16-/. protein dimulai oleh pepsin di antrum lambung, tempat
I Motilitas: Empat aspek motilitas lambung adalah peng- kontraksi peristaltik yang kuat mencampur makanan
isian, penyimpanan, pencampuran, dan pengosongan dengan sekresi lambung, mengubahnya menjadi cam-
lambung. puran cairan kental yang dikenal sebagai |l.mus. (Lihatlah
I Pengisian lambung dipermudah oleh relaksasi reseprif Tabel 15-6, h.679.
otot lambung yang diperantarai oleh saraf vagus. I Penyerapan: Tidak ada nutrien yang diserap di lambung.
I Penyimpanan lambung berlangsung di korpus lambung,
tempat kontraksi peristaltik dinding orot yang tipis terlalu Sekresi Pankreas dan Empedu (h.666-675)
lemah untuk mencampur isi lambung. I Sekresi pankreas eksokrin dan empedu dari hati mengalir
I Pencampuran lambung di antrum yang berdinding tebal ke lumen duodenum.

Sistem Pencernaan 595


Sekresi pankreas mencakup (1) enzim pencernaan poren Pencernaan: Enzim pankreas melanjutkan pencernaan
dari sel asinus, yang mencerna ketiga kategori makanan; karbohidrat dan protein di lumen usus halus. Enzim-
dan (2) larutan NaHCO, cair dari sel duktus, yang me- enzim brush border :usrts halus menuntaskan pencernaan
netralkan kimus asam yang masuk ke duodenum dari karbohidrat dan protein. Lemak dicerna seluruhnya di
lambung. Netralisasi ini penting untuk melindungi duo- lumen usus halus, oleh lipase pankreas. (Lihatkh Tabel
denum dari cedera asam dan memungkinkan enzim pan- t6-6, h. 579).
kreas, yang diinaktifkan oleh asam, melakukan fungsi Penyerapan: Lapisan dalam usus halus beradaptasi baik
pencernaannya yang penting. (Lihatkh Gambar I 6-i 2). untuk melaksanakan fungsi pencernaan dan penyerapan-
Enzim pencernaan pankreas mencakup (l) enzim pro- nya. Lipatan-lipatannya mengandung banyak tonjolan
teolitik tripsinogen, kimotripsinogen, dan prokarboksi- berbentuk jari, vilus, yang juga memiliki tonjolan yang
pepddase, yang disekresikan dalam bentuk inaktif dan lebih halus, mikrovilus. Bersama-sama, modifikasi-modi-
diaktifkan di lumen duodenum ketika terpajan ke ente- fikasi permukaan ini sangat meningkatkan luas permuka-
rokinase dan tripsin aktif; (2) amilase pankreas, yang me- yang tersedia unruk menemparkan enzim-enzim yang
lanjutkan pencernaan karbohidrat; dan (3) lipase, yang ^n
terikat ke membran dan untuk melakukan penyerapan
melaksanakan pencernaan lemak. (Lihatlah Tabel I6-6, h. aktif dan pasif. (Lihatlah Gambar 16-21, j6-22, dan 16-
679). 23). Lapisan dalam yang luar biasa ini diganti setiap
Sekresi pankreas terurama berada di bawah kontrol sekitar tiga hari untuk memasrikan kesehatan dan fungsi
hormon, yang memadankan komposisi getah pankreas optimal sel-sel epitel yang menghadapi lingkungan lumen
dengan kebutuhan di lumen duodenum. Sekretin me- yang "keras".
rangsang sel duktus pankreatikus, dan kolesistokinin Proses penyerapan Na. yang dependen energi meng-
(CCK) merangsang sel asiwl (Lihatlah Gambar 16-13). hasilkan tenaga pendorong bagi penyerapan Cl-, aia
Hati, organ metabolik terbesar dan terpenting di tubuh, glukosa, dan asam amino. Semua produk yang diserap
melakukan beragam fingsi. (Lihatlah Gambar 16-Ir. ini masuk ke darah. (Lihatlah Gambar 16-24 dan 16-
Kontribusinya dalam pencernaan adalah sekresi empedu, 2r.
yang mengandung garam-garam empedu. I Karena tidak larut dalam air maka produk-produk pen-
I Garam empedu membantu pencernaan lemak melalui efek cernaan lemak harus menjalani serangkaian transformasi
deterjen dan mempermudah penyerapan lemak dengan agar dapat diserap secara pasifuntuk akhirnya masuk ke
membentuk misel larut air yang dapat mengangkut produk pembuluh Lmfe. (Liharlah Gambar I6-26).
tak larut air pada pencernaan lemak ke rempat penyerap- I Usus halus menyerap hampir semua yang ada di dalam
annya. (Lihatkh Gambar 16-17 dan 16-IS). lumennya, dari makanan yang ditelan hingga sekresi pen-
I Di antara waktu makan, empedu disimpan dan dipekat- cernaan hingga sel epitel yang terlepas. (Lihartah Gambar
kan di kandung empedu, yang dirangsang oleh kolesis- 16-28). Berbeda dari penyerapan nutrien, air, dan se-
tokinin untuk berkontraksi dan mengaiirkan empedunya bagian besar elektrolit yang nyaris sempurna dan tidak
ke dalam duodenum sewaktu pencernaan makanan. Se- dikontrol, penyerapan besi dan kalsium bervariasi dan
telah ikut serta dalam pencernaan dan penyerapan lemak, berada di bawah kontrol. (Lihatlah Gambar j6-2n.
garam-garam empedu direabsorpsi dan dikembalikan me- Hanya sejumlah kecil cairan dan residu makanan yang
lalui sistem porta hati ke hati, rempat mereka tidak saja tidak tercerna yang disalurkan ke usus besar. (Lihatlah
diresekresikan tetapi juga bekerja sebagai koleretik kuat Tabel I6-7).
yang merangsang sekresi lebih banyak empedu. (Lihatlah
Gambar 16-14 dan 16-16). Usus Besar (h. 588-693) (Lihatkh Gambar t6-29)
I Empedu juga mengandung bilirubin, suaru turunan peng- I Kolon terutama berfungsi untuk memekatkan dan me-
uraian hemoglobin, yaitu produk ekskretorik utama di tinja. nyimpan residu makanan yang tidak tercerna (serat, selu-
losa dinding tumbuhan yang tidak tercerna) cian bilirubin
Usus Halus (h.675-6S8) sampai dapat dieliminasi dari tubuh sebagai feses.
I Usus halus adalah rempar urama unruk pencernaan dan Motilitas: Kontraksi haustra secara perlahan mengaduk
Penyerapan. isi kolon maju-mundur untuk mencampur dan memper-
I Motilitas: Segmentasi, motilitas utama
usus halus selama mudah penyerapan sebagian besar cairan dan elektrolit
pencernaan makanan, secara merata mencampur makan- yang tersisa. Gerakan massa beberapa kali sehari, biasanya
an dengan getah pankreas, empedu, dan usus halus untuk setelah makan, mendorong feses dalam jarak jauh. per-
mempermudah pencernaan; motiliras ini juga memajan- gerakan feses ke rektum memicu refeks defekasi, yang
kan produk pencernaan ke permukaan absorptif. (Lihattah dapat dicegah secara sengaja oleh yang bersangkutan
Gambar 16,19). dengan mengontraksikan sfingter ani eksternus sampai
I Di antara waktu makan, migrating motility complex me- waktu yang tepat untuk eliminasi.
nyapu bersih lumen. Sekresi: Sekresi mukus basa usus besar terutama berfungsi
I Sekresi: Getah yang disekresikan oleh usus halus tidak sebagai pelindung.
mengandung enzim pencernaan apapun. Enzim-enzim Pencernaan dan penyerapan: Tidak terjadi sekresi enzim
yang disintesis oleh usus halus bekerja di dalam membran pencernaan atau penyerapan nutrien di kolon karena
brush border sel epitel. (Lihatlah Gambar l6-23a). pencernaan dan penyerapan semua nutrien telah selesai

696 Bab 16
di usus halus. Penyerapan sebagian dari garam dan air melalui saluran cerna, dan pemeliharaan integritas mu-
yang terringgal mengubah isi kolon menjadi feses. kosa lambung dan usus halus.
Sekretin dibebaskan rerurama sebagai respons terhadap
Gambaran Umum Hormon Pencernaan (h.693-694) keberadaan asam di duodenum, dan efeknya menetralkan
I Tiga hormon pencernaan yang utama adalah gastrin dari asam di iumen duodenum serta memelihara integritas
mukosa lambung serta sekretin dan kolesistokinin dari pankreas el.<sokrin.
mukosa duodenum. Masing-masing hormon ini melaku- Kolesistokinin rerurama dibebaskan sebagai respons rer-
kan banyak fungsi yang saling berkaitan. hadap adanya produk lemak di duodenum, dan efeknya
I Gastrin dibebaskan terutama sebagai respons terhadap mengoptimalkan kondisi untuk pencernaan lemak dan
adanya produk protein di lambung, dan efeknya adalah nutrien lain serta untuk mempertahankan integritas
meningkatkan pencernaan protein, pergerakan bahan pankreas eksokrin.

SOAL LATIHAN
Pertanyaan Obyektif (Jawaban di h. A-58) 3. menutup saluran d. penutupan sfingter
1. Lambung melemas sewaktu munrah. (Benar atau salah) napasketika gastroesofagus.
2. Tingkat penyerapan nutrien dari saluran cerna bergan- menelan e. bolus terdorong ke
tung pada kebutuhan tubuh. (Benar atau sakh?) 4. memicu refleks bagian belakang
3. Asam dalam keadaan normal tidak dapat menembus ke menelan mulut oleh lidah
dalam atau di antara sel-sel yang melapisi bagian dalam 5. mencegah f. aposisi rapat pita
lambung, yang memungkinkan lambung mampu me- masuknya makanan suara
nampung asam tanpa mencederai diri sendiri. (Benar kembali ke mulut
atau salah) sewaktu menelan
4. Makanan yang tidak diserap oleh usus halus akan di- 6. menurup saluran
serap oleh usus besar. (Benar atau salah?) hidung ketika
5. Pankreas endokrin mengeluarkan sekretin dan CCK. menelan
(Benar atau salah?) 14. Gunakan kode jawaban di kanan untuk mengidentifikasi
6. Protein terus hilang dari tubuh melalui sekresi pencer- karakteristik bahan-bahan yang tercanrum:
naan dan sel epitel yang terlepas, yang keluar bersama 1. mengaktifkan pepsinogen a. pepsin
tinja. (Benar atau salah?) 2. menguraikan.jaringan b. mukus
7. Ketika makanan secara mekanis diuraikan dan dicam- ikat dan serat oror c. HCI
pur dengan sekresi lambung, campuran cairan kental 3. bersifat basa d. faktor intrinsik
yang terbentuk dikenal sebagai ... 4. dapat bekerja secara e. histamin
8.
Refleks pencernaan yang melibatkan saraf otonom di- otokatalisis
kenal sebagai refleks ..., sedangkan refleks yang semua 5. memulai pencernaan
elemen lengkung refleksnya terletak di dalam dinding protein
usus dikenal sebagai refleks... 6. esensial untuk penyerapan
9. Dua bahan yang diserap oleh mekansime transpor vitamin B,,
khusus yang ada di ileum terminal adalah ... dan ... 7. menghambat amilase
10. Keseluruhan lapisan dalam usus halus diganti baru se- 8. melapisi mukosa lambung
tiap sekitar ... hari. 9. defisien pada anemia pernisiosa
11. Koleretik yang paling kuat adalah . .. 10. berfungsi sebagai pelumas
72. Mana dari yang berikut buhan merupakan fungsi liur? I 1. mematikan bakteri yang tertelan
memulai pencernaan karbohidrat 12. adalah perangsang kuat untuk sekresi asam
^. mempermudah
b. penyerapan glukosa menembus mu-
kosa mulut Pertanyaan Esai
c. mempermudah bicara 1. Jelaskan empat proses pencernaan dasar!
d. memiliki efek antibakteri 2. Sebutkan tiga kategori bahan makanan kaya energi dan
e. berperan penring dalam higiene mulut unit-unit yang dapat diserap dari masing-masingnya!
13. Cocokkan yang berikur: 3. Sebutkan komponen sistem pencernaanl Jelaskan anato-
1. mencegahudara a. penurupansfingter mi potongan melintang saluran cernal
masuk ke esofagus faringoesofagus 4. Apa empar faktor umum yang berperan dalam regulasi
sewaktu bernapas b. elevasi uvula fungsi sistem pencernaan? Apa peran masing-masing?
2. mencegah isi lambung c. posisi lidah 5. Jelaskan jenis motilitas di masing-masing komponen
kembali ke esofagus. menekan langit- saluran cernal Faktor yang mengontrol masing-
langit keras masing tipe motilitas?
^pa

Sistem Pencernaan 697


6. Sebutkan komposisi getah pencern aan yallgdisekresikan 15. Jelaskan proses pertukaran/pergantian mukosa di lam-
oleh setiap komponen sistem pencernaan! Jelaskan bung dan usus halus!
faktor-faktor yang mengontrol masing-masing sekresi
pencernaan!
Latihan Kuantitatif (Solusi di h. A-58)
7.
Sebutkan enzim-enzim yang berperan daiam pencerna-
1. Misalnya satu butir lemak di usus adalah sebuah bola
dengan garis tengah 1 cm.
an masing-masing kategori bahan makanan! Sebutkan
sumber dan kontrol sekresi masing-masing enzim!
a. Berapa rasio luas permukaan terhadap volume butir
lemak ini? (Petunjuk: Luas permukaan bola adalah 4
8. Mengapa sebagian enzim disekresikan daiam bentuk
inaktifr Bagaimana enzim-enzim diaktifkan? rf , dan volume adalah 413 rr3).
9. Proses absorpsi apay^r\g berlangsung di masing-masing b. Kini, misalnya bola ini diemulsifikasi menjadi 100
komponen saluran cerna? Apa adaptasi khusus usus ha- butiran yang ukurannya hampir sama. Berapa rasio
lus untuk meningkatkan kapasitas absorpsinya?
rerata luas permukaan terhadap volume masing-
masing butiran lemak ini?
10. Jelaskan mekanisme penyerapan untuk garam, air, kar-
bohidrat, protein, dan lemak! c. Berapa kali lebih besar luas permukaan total 100
1 1. Apa kontribusi organ pencernaan tambahan? Apa fungsi butiran ini dibandingkan dengan satu butiran se-
mula?
nondigestif hati?
12. Ringkaskan fungsi masing-masing dari ketiga hormon d. Bagaimana volume total berubah akibat emulsifikasi
ini?
pencernaan utama!
73. Apaproduk sisa yang diekskresikan di tinja?
14. Bagaimana muntah terjadi? Apa penyebab dan konse-
kuensi muntah, diare, dan konstipasi?

UNTUK DIRENUNGKAN
(Penjelasan di h. A-58) 4. Setelah diekstraksi dari darah oleh hati, bilirubin di-
1. Mengapa pasien yang sebagian besar lambungnya di- konjugasikan (digabungkan) dengan asam glukuronat
angkat untuk mengobati kanker lambung atau penyakit oleh enzim glukuronil transferase di dalam hati. Hanya
tukak peptik yang parah harus makan dalam jumlah bila berada dalam bentuk terkonjugasi barulah bilirubin
sedikit tetapi sering dan bukan tiga kali sehari seperti dapat diekskresikan secara aktif ke dalam empedu. Un-
biasanya? tuk beberapa hari pertama kehidupan, hati belum dapat
2. Jumlah sel imun di gut associated lymphoid tissus (GAfT) menghasilkan glukuronil transferase dalam jumlah me-
yang terdapat di mukosa diperkirakan sama dengan madai. Jelaskan bagaimana defisiensi enzim transien ini
jumlah total sel pertahanan ini di bagian tubuh sisanya. menyebabkan keadaan ikterus pada neonatus yang
Perkirakan apa makna adaptif dari kemampuan per- sering dijumpai!
tahanan yang ekstensif pada sistem pencernaan inil 5 Jelaskan mengapa pengangkatan lambung atau ileum
3. Bagaimana defekasi dapat dilakukan oleh pasien yang terminal menyebabkan anemia pernisiosal
lumpuh dari pinggang ke bawah akibat cedera medula
spinalis bawah?

KASUS KLINIS
(Penjelasan di h. A-58) coklat. Apa kemungkinan besar penyebab gejala-gejalanya?
Thomas \7 mengalami nyeri tajam di abdomen kanan atas Jelaskan mengapa masing-masing gejala ini terjadi pada
setelah menyantap makanan tinggi lemak. la juga menyadari penyakit tersebutl
bahwa tinjanya kini berwarna putih keabuan dan bukan

698 Bab 15
SUMBER BACAAN PHYSIOEDGE
Situs PhysioEdge memperkenalkan aspek-aspek klinis fisiologi manusia. Untuk
Situs untuk buku ini berisi banyak alat bantu belajar yang bab ini, periksalah Case History 6: Just Stress.
bermanfaat, serta banyak petunjuk untuk bahan bacaan lebih
lanjut dan riset. Masuklah ke: Untuk anjuran bacaan, konsultasilah ke InfoTirac' College
Edition/Research di situs PhysioEdge atau pergi langsung ke
http://biologr.brookscole. com/sherwoodhp6
Pilihlah Chapter I6 dari menu drop-d.oun atavklik salah satu InfoTiac College Edition, perpusrakaan riset online anda di,
http ://infotrac.thomsonlearning.com
dari banyak pilihan lain, termasuk Case Histories, yang

Sistem Pencernaan 699


Komponen yang Penting dalam
Keseimbangan Energi dan Pengaturan Suhu

Homeostasis: ,,:
Di antara faktor-faktor yang secara' homeostasis
'dipertahankan' adalah ketersediaan rnutrien
$istern t&.tbL!l'! kaya energi untuk sel dan suhu linglungan inter,nal,
rnmpertahenkerl Hipotalamus membantu mengatur asupan makanan,
yang sangat Benting dalam keseimbangan energi.
hen'le*stasis
Hipotalamus juga membantu mempertahankan
suhu tubuh. Organ ini dapat mengubah:ubah
produksi panas oleh otot rangka dan dapat
menyesuaikan pengeluaran panas dari permukaan
kullt dengan memvariasikan jumlah darah hangat
yang mengalir ke pembuluh kulit dan dengan
rnengontrol prod uksi keringal; :
{us.$r$y;r:nxtr*:rt;r,1{*i*,i'{'-.*.:,.;1i59n3r:f *ti!t i

${*rnsostasis sesxsiei
hag$ kclangsungem
Lii..*
i ltuqH -^t
ssl

Otot rangka
Sel
Setiap sel memerlukan energi
untuk melakukan fungsi-fungsi yang
esensial bagi kelangsungan hidupnya
sendiri dan untuk melaksanakan kontribusi
khusus bagi pemeliharaan homeostasis.
Semua energi yang digunakan oleh sel
akhirnya disediakan dari makanan. Suhu
tubuh harus dipertahankan pada tingkat
yang cukup konstan untuk mencegah
perubahan-perubahan tak diinginkan
pada laju reaksi kimia di dalam
sel dan mencegah kerusakan
pada protein-protein sel

Asupan makanan sangat penting untuk menjalankan aktivitas suhu tubuhnya. Mereka juga harus memiliki mekanisme untuk
sel. Agar berat tubuh konstan, nilai kalori makanan harus mendinginkan tubuh jika tubuh mendapat terlalu banyak
sama dengan kebutuhan energi total. Keseimbangan energi, panas dari aktivitas otot rangka yang menghasilkan panas
dan karenanya berat tubuh, harus dipertahankan terutama atau dari lingkungan eksternal yang panas. 5uhu tubuh harus
dengan mengontrol asupan makanan. diatur karena laju reaksi kimia sel bergantung pada suhu, dan
Pengeluaran energi menghasilkan panas, yang penting panas berlebihan merusak protein-protein sel.
dalam regulasi suhu. Manusia, biasanya berada di lingkungan Hipotalamus adalah pusat integrasi utama untuk
yang lebih dingin daripada tubuhnya, sehingga harus secara mempertahankan keseimbangan energi dan suhu tubuh.
terus-menerus menghasilkan panas untuk mempertahankan

700
Keseimbangan
Energi dan
Pengaturan
Suhu Tubuh
SEKILAS ISI
KESEIMBANGAN ENERGI KESEIMBANGAN ENERGI
I Sumber pemasukan dan pengeluaran energi
Setiap sel tubuh memerlukan energi untuk melaksa-
I Laju metabolik
nakan fungsi-fungsi yang esensial bagi kelangsungan
I Keseimbangan energi netral, positif, dan negatif
hidup sel itu sendiri (misalnya transpor aktif dan
I Pemeliharaan keseimbangan energi dan kontrol asupan makanan
perbaikan sel) serta menjalankan fungsi spesifiknya
PENGATURAN SUHU dalam rangka mempertahankan homeostasis (misal-
I Suhu tubuh nya sekresi kelenjar atau kontraksi otor). Semua
I Sumber penambahan panas dan pengeluaran panas energi yang digunakan oleh sel pada akhirnya berasal
I Mekanisme fisik pertukaran panas dari makanan yang masuk.
I Hipotalamus sebagai termostat
I Kontrol produksi panas; menggigil
I Kontrol pengeluaran panas; aktivitas vasomotor kulit I Sebagianbesar energi makanan akhirnya
I Respons terpadu terhadap pajanan ke dingin dan panas diubah menjadi panas ditubuh.
I Demam
Menurut hukum pertama termodinamika, energi
tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan. Karena
itu, energi menjadi subyek dari proses keseimbangan
masukan-keluaran seperti komponen kimia tubuh,
misalnya HrO dan garam (lihat h. 605).

PEMASUKAN DAN PENGELUARAN ENERGI


Masuhan energi tubuh berasal dari makanan yang
masuk. Energi kimia yang tersimpan di dalam
ikatan-ikatan yang menyarukan atom-atom dalam
molekul nurrien dibebaskan ketika molekul ini di-
uraikan dalam tubuh. Sel-sel menyerap sebagian dari
energi nutrien ini dalam ikatan fosfat berenergi
tinggi AIP (lihat h. 34 dan A-19). Energiyang di-
panen dari proses biokimiawi makanan yang masuk
langsung digunakan untuk melakukan kerja biologis
atau disimpan dalam tubuh untuk digunakan kemu-
dian sesuai kebutuhan selama periode di mana tidak
terjadi pencernaan dan penyerapan makanan.
Pengeluaran energi oleh tubuh digolongkan ke
dalam dua kategori (Gambar 17-l): kerja eksternal
dan kerja internal. Kerja eksternal adalah energi
yang dikeluarkan ketika otot rangka berkontraksi
untuk memindahkan benda eksternal atau meng-
gerakkan tubuh dalam hubungannya dengan ling-
kungan. Kerja internal adalah semua bentuk

701
Masukan energi Pengeluaran energi

E*,"il _ [m|l--.- F*il;"| - @ffT-]


I I
*ffi-F,j""";;-l
E'-nr""",'1
Gambar 17-1
t :T!r l
Pemasukan dan pengeluaran energi

pengeluaran energi biologis lain yang tidak melakukan kerja memindahkan benda eksternal atau disimpan dalam lemak
mekanis di luar tubuh. Kerja internal mencakup dua jenis (jaringan adiposa) (atau, pada orang yang sedang tumbuh,
aktivitas yang dependen energi: (1) aktivitas otot rangkayang sebagai protein) akhirnya menjadi panas tubuh. Namun, pa-
digunakan untuk tujuan selain kerja eksternal, misalnya kon- nas ini bukan sepenuhnya energi yang tersia-sia karena seba-
traksi untuk mmpertahankan postur dan menggigil; serta gian besar digunakan untuk mempertahankan suhu tubuh.
(2) semua aktivitas yang mengeluarkan energi yang harus
terus berlangsung hanya untuk mempertahankan kehidupan.
Yang terakhir ini mencakup kerja memompa darah dan I Laju metabolik adalah laju pemakaian
bernapas; energi yang diperlukan untuk memindahkan energi.
bahan-bahan penting menembus membran plasma; dan
energi yang digunakan selama reaksi sintesis yang esensial Laju pemakaian energi oleh tubuh selama kerja eksternal dan
untuk pemeliharaan, perbaikan, dan pertumbuhan struktur internal dikenal sebagai laju metabolik:
sel-secara singkat disebut "biaya metabolik untuk hidup". Laju metabolik = pengeluaran energi/satuan waktu

Karena sebagian besar pengeluaran energi tubuh akhirnya


PERUBAHAN ENERGI NUTRIEN MENJADI PANAS
muncul sebagai panas maka laju metabolik normalnya di-
Tidak semua energi dalam molekul makanan dapat dipanen nyatakan sebagai laju produksi panas dalam kalori per jam.
untuk melakukan kerja biologis. Energi tidak dapat dicipta- Satuan dasar energi adalah kalori, yaitu jumlah panas yang
kan atau dimusnahkan, tetapi dapat diubah dari satu bentuk diperlukan untuk meningkatkan suhu 1 g HrO sebesar 1 "C.
ke bentuk lain. Energi dalam molekul nutrien yang tidak Satuan ini terlalu kecil untuk digunakan dalam membahas
digunakan untuk melakukan kerja diubah menjadi energi tubuh manusia karena besarnya panas yang terlibat sehingga
termal, atau panas. Selama proses-proses biokimia, hanya digunakan kilokalori atau Kalori, yang serara dengan 1000
sekitar 5070 energi dalam molekul nutrien yang dipindahkan kalori. Bila ahli gizi berbicara tentang "kalori" dalam meng-
keAIP; sisa 50olo dari energi nutrien ini segera lenyap sebagai hitung kandungan energi berbagai makanan, maka mereka
panas. Selama pengeluaran AIP oleh seI,25o/o energi lainnya sebenarnya merujuk ke kilokalori atau Kalori. Ketika I g
yang berasal dari makanan berubah menjadi panas. Karena glukosa dioksidasi atau "terbakar", baik di dalam maupun di
bukan suatu mesin panas, maka tubuh tidak dapat mengubah luar tubuh, dihasilkan 4 kilokalori energi.
panas menjadi kerja. Karena itu, tidak lebih dari 25o/o energi
nutrien yang tersedia untuk kerja, baik eksternal maupun
KONDISI UNTUK MENGUKUR LAJU METABOLIK
internal. SisaT5o/o-nya hilang sebagai panas selama pemin-
dahan energi dari molekul nutrien ke ATP ke sistem sel. BASAL
Selain itu, dari energi yang benar-benar ditangkap un- Laju metabolik dan, karenanya, jumlah panas yang dipro-
tuk digunakan oleh tubuh, hampir semua energi yang duksi bervariasi bergantung pada beragam faktor, misalnya
digunakan akhirnya menjadi panas. Sebagai contoh, energi olahraga, rasa cemas, menggigil, dan asupan makanan. Pe-
yang dikeiuarkan oleh jantung untuk memompa darah secara ningkatan aktivitas otot rangka adalah faktor yang dapat
perlahan berubah menjadi panas oleh gesekan sewaktu darah meningkatkan laju metabolik paling besar. Bahkan pening-
mengalir melalui pembuluh darah. Demikian juga, energi katan ringan tonus otot menyebabkan peningkatan laju
yang digunakan untuk membentuk protein struktural akhir- metabolik yang nyat^, dan berbagai tingkat aktivitas fisik
nya muncul sebagai panas ketika protein tersebut terurai secata mencolok mengubah pengeluaran energi dan produksi
selama proses pertukaran normal konstituen'konstituen tu- panas (Thbel 17-1). Karena itu, laju metabolik seseorang
buh. Bahkan dalam melakukan kerja eksternal, otot-otot ditentukan di bawah kondisi basal terstandx y^ngdiciptakan
rangka mengubah energi kimia menjadi energi mekanis se- untuk mengontrol sebanyak mungkin variabel yang dapat
cara tidak efisien; hampir 75o/o energi yang digunakan lenyap mengubah laju metabolik. Dengan cara ini, aktivitas meta-
sebagai panas. Karena itu, semua energi yang dibebaskan dari bolik yang diperlukan untuk mempertahankan fungsi tubuh
makanan masuk yang tidak secara langsung digunakan untuk dasar saat istirahat dapat direntukan. Karena itu, apa yang

7O2 Bab 17
disebut sebagai laju metabolik basal (basal metabolic rate, lam suatu kamar berinsulasi dengan air mengalir mengelilingi
BMR) adalah cerminan dari "kecepatan langsam" idling
(" dinding. Perbedaan suhu air yang masuk dan keluar kamar
speed') tubl.h. atau laju pengeluaran energi internal minimal mencerminkan jumlah panas yang dibebaskan oleh yang ber-
saat terjaga. BMR diukur di bawah kondisi khusus berikut: sangkutan dan diserap oleh air sewaktu air mengalir melewati

1. kamar. Meskipun memberikan pengukuran langsung pro-


Yang bersangkutan harus beristirahat secara fisik, beristi-
rahat setelah olahraga paling sedikit 30 menit unruk meng-
duksi panas namun metode ini tidak praktis karena calori-
meter kamar ini mahal dan memakan banyak rempar. Karena
hilangkan kontribusi kontralsi otot terhadap produtr<si
panas.
itu, dikembangkan metode yang lebih praktis untuk meng-
2. ukur laju produksi panas secara tak langsung dan digunakan
Yang bersangkutan harus beristirahat secara menral
untuk memperkecil tonus otot rangka (orang menjadi kalorimetri tak langsung, hanya penyerap-
secara luas. Pada

"tegang" jika cemas) dan mencegah peningkatan epine- an O, per satuan wakru yang diukur, yang merupakan rugas
sederhana dengan peralatan minimal. Ingatlah bahwa
frin, suatu hormon yang dikeluarkan sebagai respons
terhadap stres yang meningkatkan laju metabolik. Makanan + O, -+ CO, + HrO + energi (sebagian besar
3. Pengukuran harus dilakukan pada suhu kamar yang diubah menjadi panas)
nyaman sehingga yang bersangkutan tidak mengigigil.
Karena itu, terdapat hubungan langsung anrara volume O,
Menggigil akan sangat meningkatkan laju metabolik.
yang digunakan dan jumlah panas yang dihasilkan. Hubung-
4. Yang bersangkutan jangan makan makanan apapun da-
an ini juga bergantung pada jenis makanan yang dioksidasi.
lam 12 jam sebelum pengukuran BMR untuk meng-
Meskipun karbohidrat, protein, dan lemak memerlukan jum-
hindari termogenesis makanan (termo artinya "panas";
lah O, yang berbeda untuk oksidasi dan menghasilkan jum-
genesis artinya "produi<si") atau peningkatan wajib laju
lah kilokalori yang berbeda jika dioksidasi, namun dapat di-
metabolik yang terjadi sebagai konsekuensi asupan
buat perkiraan rerara renrang jumlah panas yang dihasilkan
makanan. Peningkatan singkat (kurang dari l2jam) laju
per liter O, yang dikonsumsi pada diet tipikal orang Amerika.
metabolik ini bukan disebabkan oleh aktivitas pencer-
Nilai perkiraan ini, yang dikenal sebagai ekivalen energi Or,
naan tetapi peningkatan aktivitas metabolik yang ber-
adalah 4,8 kilokalori energi yang dibebaskan per liter O,
kaitan dengan pemrosesan dan penyimpanan nutrien,
yang dikonsumsi. Dengan menggunakan metode ini, laju
terutama oleh pabrik biokimia utama, hati.
metabolik seseorang yang mengonsumsi 15 liter Orljam da-
pat diperkirakan sebagai berikut:
METODE UNTUK MENGUKUR LAJU METABOLIK
BASAL 15 liter/jam = konsumsi O,
x 4,8 kilokalori/liter = ekivalen energi O,
CATAIAN KLINIS. Laju produksi panas pada pengukuran
72 kilokalori/jam = perkiraan laju meiabolik
BMR dapat ditentukan secara langsung dan tak langsung.
Pada kalorimetri langsung, yang bersangkutan duduk da- Dengan cara ini, pengukuran sederhana konsumsi O, dapat
digunakan untuk memperkirakan secara layak produksi panas
dalam menentukan laju metabolik.
Setelah ditentukan di bawah kondisi basal, laju produksi
Tabel 17-1 panas perlu dibandingkan dengan nilai normal untuk orang
Laju Pemakaian Energi untUk Orang Berat 70 kg Selama dengan jenis kelamin, usia, berat, dan tinggi yang sama,
Berbagai Aktivitas karena faktor-faktor ini mempengaruhi laju pengeluaran
energi basal. Sebagai contoh, pria bertubuh besar sebenarnya
PENGELUARAN
BENTUK AKTIVITAS ENERGI (kkal/jam) memiliki laju produksi panas yang lebih tinggi daripada pria
dengan tubuh kecil; tetapi jika dinyatakan dalam kaitannya
Tidur 65
dengan luas permukaan tubuh total (yang mencerminkan be-
Terjaga, berbaring diam 77
rat dan tinggi), maka pengeluaran dalam kilokalori per jam
Duduk istirahat 100
per meter persegi luas permukaan, normalnya hampir sama.
Berdiri santai 105
Memakai baju 118
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU METABOLIK
Mengetik 140
Berjalan lambat datar (2,6 milljam)
BASAL
200
Kerja perkayuan, mengecat rumah 240 Hormon tiroid adalah penenru utama meskipun bukan satu-
Hubungan seks 280 satunya penenru laju metaboiisme basal. Peningkatan hor-
Naik sepeda jalan datar (5,5 mil/jam) 304 mon tiroid menyebabkan peningkatan BMR. Seperti telah
Menyekop salju, menggergaji pohon 480
disebutkan, epinefrin juga meningkatkan BMR.
Berenang Yang mengejutkan, BMR bukanlah laju metabolik tu-
500
Lari (5,3 mil/jam) buh paling rendah. Laju pengeluaran energi selama tidur
570
adalah 10% sampai 15% lebih rendah daripada BMR, mung-
Mendayung (20 kayuhan/mnt) 828
Naik tangga 1 100
kin karena relaksasi otot pada tahap tidur paradoksial
berlangsung iebih sempurna (lihat h. 183).

Keseimbangan Energi dan Pengaturan Suhu Tubuh 7O3


mudah kehilangan berat tubuh sekitar 5 kg. Demikian juga,
I Masukan energi harus sama dengan penurunan kompensatorik efisiensi pemakaian energi sebagai
pengeluaran energi agar keseimbangan energi respons terhadap makan berlebihan ikut berperan dalam ke-
tetap netral. sulitan yang dialami oleh sebagian orang kurus yang sengaja
ingin menambah berat mereka. Meskipun terdapat per-
Karena energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan,
ubahan-perubahan kompensatorik metabolisme yang ringan
maka masukan energi harus sama dengan pengeluaran energi,
ini, namun regulasi asupan makanan adalah faktor terpenting
sebagai berikut:
dalam memelihara keseimbangan energi dan berat tubuh
Masukan energi = pengeluaran energi jangka panjang.
Energi dalam makanan = kerja + produksi panas t energi
terkonsumsi eksternal internal yang
disimpan I Asupan makanan terutama dikendalikan oleh
hipotalamus.
Terdapat tiga kemungkinan status keseimbangan energi:
Meskipun asupan makanan disesuaikan untuk mengimbangi
I Keseimbangan energi netral. Jika jumlah energi dalam
pengeluaran energi dalam suatu periode waktu namun tidak
makanan yang masuk sama dengan jumlah energi yang di-
terdapat reseptor kalori tersendiri untuk memantau masukan
keluarkan oleh otot-otot yang melakukan kerja eksternal plus
energi, pengeluaran energi, atau kandungan energi total
pengeluaran energi internal basal yang akhirnya muncul se-
tubuh. Terdapat berbagai faktor kimiawi di dalam darah yang
bagai panas tubuh, maka pemasukan dan pengeluaran energi
memberi sinyal tentang keadaan nutrisi tubuh, misalnya
berada dalam keseimbangan, dan berat tubuh tidak berubah.
berapa banyak lemak yang tersimpan atau status kenyang-
I Keseimbangan energi positif, Jika jumlah energi dalam
lapar, yang penting dalam pengendalian asupan makanan.
makanan yang masuk lebih besar daripada jumlah energi
Kontrol asupan makanan tidak bergantung pada satu sinyal
yang dikeluarkan untuk kerja eksternal dan fungsi internal,
tetapi ditentukan oleh integrasi banyak masukan yang mem-
maka kelebihan energi yang masuk tetapi tidak digunakan
beri informasi tentang status energi tubuh. Sinyal molekular
akan disimpan di dalam tubuh, terutama sebagai jaringan
yang multipel ini menjamin bahwa perilaku makan disin-
lemak, sehingga berat tubuh bertambah.
kronkan dengan kebutuhan energi jangka pendek dan jangka
I Keseimbangan energi negattf. Sebaliknya, jika energi yang
panjang tubuh. Sebagian informasi digunakan untuk regulasi
berasal dari makanan yang masuk lebih kecil daripada ke-
jangka pendek asupan makanan, membantu mengontrol
butuhan energi tubuh saat itu maka tubuh harus mengguna-
porsi dan frekuensi makan. Meskipun demikian, dalam
kan simpanan energi untuk memenuhi kebutuhan tersebut,
periode 24 jam energi yang terkandung dalam makanan
dan karenanya berat tubuh berkurang.
yang masuk jarang menyamai pengeluaran energi untuk hari
Agar orang dapat mempertahankan berat badan (ke- tersebut. Namun, dalam jangka panjang, korelasi antara
cuali fluktuasi minor akibat perubahan kandungan HrO), asupan kalori total dan pengeluaran enqrgi total sangatlah
energi yang diperoleh dari makanan harus sama dengan baik. Akibatnya, kandungan energi total tubuh-dan, karena-
energi yang dikeluarkan oleh tubuh. Karena rata-rata orang nya, berat tubuh-relatif konstan dalam jangka panjang.
dewasa mempertahankan berat yang reladf konstan untuk Karena itu, homeostasis energi, yaitu keseimbangan energi,
waktu'yang cukup lama maka tersirat bahwa terdapat meka- diatur secara cermat.
nisme homeostatik yang secara tepat mmpertahankan kese-
imbangan jangka panjang antara asupan energi dan penge-
PERAN NUKLEUS ARKUATUS: NPY DAN
luaran energi. Secara teoritis, kandungan energi total tubuh
dapat dipertahankan pada tingkat konstan dengan mengatur
MELANOKORTIN
jumlah makanan yang masuk, aktivitas fisik, atau kerja Kontrol keseimbangan energi dan asupan makanan terutama
internal dan poduksi panas. Kontrol asupan makanan agar adalah fungsi hipotalamus. Nukleus arkuatus hipotalamus
menyamai pengeluaran energi metabolik adalah cara utama berperan sentral dalam kontrol jangka panjang keseimbangan
untuk mempertahankan keseimbangan energi netral. Tingkat energi dan berat tubuh seita kontrol jangka pendek asupan
aktivitas fisik secara prinsip berada di bawah kontrol ke- makanan sehari-hari. Nukleus arkuatus adalah kumpulan
sadaran, dan mekanisme yang mengubah tingkat kerja inter- neuron berbentuk busur yang terletak dekat dengan dasar
nal dan produlsi panas terutama ditujukan untuk mengatur ventrikel ketiga. Terdapat banyak jalur yang sangat terinte-
suhu tubuh dan bukan mengatur keseimbangan energi total. grasi keluar-masuk nukleus arkuatus, yang menunjukkan
Namun, setelah beberapa minggu mengonsumsi ma- kompleksnya sistem yang berperan dalam rasa lapar dan
kanan dalam jumlah lebih sedikit atau lebih banyak daripada kenyang. Sinyal makan menimbulkan sensasi lapar, men-
yang diinginkan dapat muncul perubahan kecil metabolisme dorong kita mencari makanan. Sebaliknya, kenyang adalah
yang mengimbangi. Sebagai contoh, adanya peningkatan perasaan penuh. Sinyal kenyang memberi tahu kita bahwa
kompensatorik efisiensi tubuh dalam menggunakan energi kita telah cukup makan dan menekan keinginan untuk
sebagai respons terhadap pengurangan makan mungkin da- makan.
pat menjelaskan mengapa sebagian orang yang melakukan Nukleus arkuatus memiliki dua subset neuron yang
diet tidak lagi mengalami penurunan berat setelah dengan berfungsi saling berlawanan. Satu subset mengeluarkan

704 Bab 17
neurope?tida Y, dan yang lain mengeluarkan melanokortint. yang pertama diketahui. Temuan ini merupakan rerobosan
NeuropeptidaY (NPY], salah satu perangsang nafsu makan yang memicu perkembangan riset yang sangat memperluas
paiing kuat yang pernah ditemukan, menyebabkan pening- pengetahuan kita tentang kompleksitas keterkaitan berbagai
katan asupan makanan sehingga mendorong pertambahan sinyal kimiawi yang mcngatur asupan makanan dan ukuran
berat. Melanokortin, sekelompok hormon yang secara tradi- tubuh.
sional dikenal penring dalam menentukan warna kulit untuk Nukleus arkuatus adalah tempar utama kerja leptin.
tujuan kamuflase pada sebagian spesies, dibuktikan memiliki Peningkatan leptin dari simpanan lemak yang berkembang
peran yang mengejutkan dalam homeostasis energi. Melano- pesat, melalui mekanisme umpan balik negatif, berfungsi
kortin, terutama a melanocyte stimuhting bormone (lihat h. sebagai sinyai "pelangsing". Leptin menekan nafsu makan
734), menekan nafsu makan sehingga terjadi penurunan sehingga menurunkan konsumsi makanan dan mendorong
asupan makanan dan penurunan berat. Melanokortin tidak penurunan berat badan, dengan menghambat sinyal Npy
berperan dalam menenrukan warna kulit pada manusia. (perangsang nafsu makan) dan merangsang pengeluaran
Pentingnya hormon ini pada spesies kita sebagian terletak sinyal melanokortin (penekan nafsu makan) dari hipotala-
pada kemampuannya menekan nafsu makan sebagai respons mus. Sebaliknya, penurunan simpanan lemak dan penurun-
terhadap peningkatan simpanan lemak. an selresi leptin yang ditimbulkannya akan menyebabkan
Tetapi NPY dan melanokortin bukan efektor akhir da- peningkatan nafsu makan dan penambahan berat badan.
lam kontrol nafsu makan. Pembawa-pembawa pesan kimiawi Sinyal leptin umumnya dianggap sebagai faktor dominan
nukleus arkuatus ini, selanjutnya, mempengaruhi pelepasan yang bertanggung jawab dalam penyesuaian jangka panjang
neuropeprida di bagian-bagian otak lain yang memiliki efek asupan makanan dengan pengeluaran energi sehingga kan-
kontrol lebih langsung pada asupan makanan. Para ilmuwan dungan energi total tubuh tetap seimbang dan berat tubuh
saat ini berupaya mengungkapkan faktor-faktor lain yang konstan.
bekerja di sisi hulu dan hilir dari NPY dan melanokortin Yang menarik, leptin baru-baru ini dibuktikan juga
dalam mengatur nafsu makan. penting dalam reproduksi. Leptin adalah salah satu pemicu
Berdasarkan bukti yang ada saat ini, masukan-masukan mulainya pubertas, yang mengisyaratkan bahwa wanita telah
regulatorik berikut ke nukleus arkuarus dan sesudahnya cukup memiliki simpanan energi jangka panjang (lemak)
penting dalam pemeliharaan jangka panjang keseimbangan untuk mendukung kehamilan.
energi dan kontrol jangka pendek asupan makan sehari-hari Sinyal dalam darah lainnya di luar leptin yang berperan
(Gambar l7-2). penting dalam kontrol jangka panjang berat badan adalah
insulin. Insulin, suatu hormon yang disekresikan oleh pan-
PEMELIHARAAN JANGKA PANJANG kreas sebagai respons terhadap peningkatan konsentrasi glu-
KESEIMBANGAN ENERGI: LEPTIN DAN INSUL|N kosa dan nurrien lain di darah setelah makan, merangsang
penyerapan, pemakaian, dan penyimpanan nutrien-nutrien
Anggapan ilmuwan bahwa sel lemak (adiposit) di jaringan
ini oleh sel. Karena itu, peningkatan sekresi insulin yang me-
adiposa hanyalah sebagai tempar menyimpan lemak
nyertai kelimpahan, pemakaian, dan penyimpanan makanan
trigliserida telah mengalami perubahan drastis sejak dekade
secara tepat menghambat sel penghasil NPy nukleus arkua-
terakhir dengan diketahuinya peran aktif sel ini dalam
tus, menekan asupan makanan lebih lanjut.
homeostasis energi. Adiposit mengeluarkan beberapa
Selain pentingnya faktor leptin, insulin, dan mungkin
hormon, secara kolektif dinamai adipokin, yang berperan
apa yang disebut sebagai sinyal adipositas (terkait lemak)
penting dalam keseimbangan energi dan metabolisme (Tabel
dalam kontrol jangka panjang berat badan, faktor lain ber-
17.2). Karena itu, jaringan lemak sekarang dianggap sebagai
peran dalam mengontrol waktu dan jumiah makan. Beberapa
kelenjar endokrin. Salah satu adipokin yang terpenting adalah
sinyal dalam darah dari saluran cerna dan pankreas berperan
leptin, suatu hormon yang esensial bagi regulasi berat tubuh
penting dalam mengarur seberapa sering dan seberapa banyak
normal (leptin artinya "kurus"). Jumlah leptin dalam darah
kita makan dalam satu hari, sebagai berikut.
adalah indikaror yang baik jumlah total lemak trigliseriia
yang disimpan di jaringan lemak: semakin besar simpanan
lemak, semakin banyak leptin dibebaskan ke dalam darah. PERILAKU MAKAN JANGKA PENDEK: SEKRESI
Sinyal dalam darah ini, yang ditemukan pada pertengahan GHRELTN DAN PYY3_36
tahun 1990-an, adalah sinyal molekular penanda kenyang Baru-baru ini diidentifikasi dua peptida yang penting dalam
kontrol jangka pendek asupan makan: ghrelin dan peptida
IKedua subset neuron di nukleus
3), y*g masing-masing menandakan lapar dan
arkuatus adalah populasi NPY/ W3 36 (PW3
AgRP dan populasi POMC/CART. AgRP adalah singkatan dari kenyang. Keduanya disekresi oleh saluran cerna. Ghrelin, yang
agouti-related protein. NPY dan AgRP merangsang nafsu makan.
disebut sebagai hormon lapar, adalah perangsang nafsu makan
POMC adalah singkatan dari pro-opiomelanohortin, moiekul pre-
poren yang dihasilkan oleh lambung dan diatur oleh status
kursor yang menghasilkan melanokortin. CART adalah singkatan
dari cocaine-and amphetamine-related transcript. Melanokortin dan makan (ghrelin adalah kata Hindu untuk 'tumbuh'). Sekresi
peptida CARI menekan nafsu makan. Untuk menyederhanakan, perangsang nafsu makan ini memuncak sebelum makan dan
kita hanya akan membahas peran NPY dan melanokortin, tetapi menyebabkan orang ingin makan, kemudian turun setelah
menyadari bahwa sinyal-sinyal kimiawi lain yang dibebaskan dari hidangan dimakan. Ghrelin merangsang nafsu makan dengan
nukleus arkuatus menimbulkan efek serupa. mengaktifkan neuron penghasil NPY di hipotalamus.

Keseimbangan Energi dan Pengaturan Suhu Tubuh 7O5


tTsffiffik,'ilf
I
+

(memicu Neuron ordo


makan) pertama di
nukleus
arkuatus
hipotalamus
1 PYYr_,u
(dari usus
(mengakhiri
selama makan)
makan)

Neuron ordo
kedua di
hipotalamus

fE.'tiqtrlrpj'il
lreleasing I

ltrormone* |

| .Jalurpenekan I

I nafsu mat<an I

-=--

I-rttn r**
6611 = Kolesistokinin

il-fu*1
l--
LHA = Daerah hipotalamus lateral
Npy = Neuropeptida Y
113 = Nukleus traktus solitarius
POMC = Pro-opiomelanokortin
pyy = Peptida YY
PY11 - Nukleus paraventrikel
[--_-l Sinyal yang penting dalam penyesuaian jangka
panjang asupan makanan dengan pengeluaran
energi untuk mengendalikan berat badan
[--__l Sinyat yang penting dalam kontrol jangka
pendek waktu dan jumlah makan
[---l
Faktor psikososial dan lingkungan yang
mempengaruhi asupan makanan
*Bahan kimia lain juga dibebaskan dari daerah ini dengan fungsi serupa

Garnbar'!7-2
Faktor yang mempengaruhi asupan makanan.

PWr_ru adalah mitra ghrelin. Selresi PYY, se, yang SETELAH NUKLEUS ARKUATUS: OREKSIN DAN
dihasilkan oleh usus halus dan besar, berada dalam kadar te- YANG LAIN
rendah sebelum makan tetapi meningkat selama makan dan
memberikan sinyal rasa kenyang. Peptida ini bekerja dengan Dua daerah hipotalamus menerima banyak akson dari neu-
menghambat neuron-neuron penghxil NPY perangsang makan ron penghasil NPY dan melanokortin nukleus arkuatus.
di nukleus arkuatus. Dengan menghilangkan nafsu makan, Daerah-daerah neuron ordo kedua yang terlibat dalam kese-
PW,ru dipercayai berperan penting dalam penghentian makan. imbangan energi dan asupan makanan ini adalah daerah
Faktor-faktor berikut ini juga terlibat dalam pemben- hipotalamus lateral (lateral hypothalamic area, LHA) dan
tukan sinyal yang menunjukkan di mana tubuh berada daiam nukleus hipotalamus paraventrikel (paraaennicular
skala lapar-kenyang. bypotbal.amic nuclern, PVN). Dalam suatu model yang baru

7O5 Bab 17
' 1,:::11 I -.:::.':a: KOLESISTOKININ SEBAGAI SINYAL KENYANG
lq$el:- j["2.,.i..:..
Aqjpqt+nl!JErn!;
Kolesistokinin (CCK), salah satu hormon gastrointestinal
yang dikeluarkan dari mukosa duodenum sewaktu pencer-
ADIPOKIN naan makanan, adalah sinyal kenyang penting untuk meng-
Leptin Dibebaskan dari lemak simpanan; atur jumlah makanan yang disantap. CCK dikeluarkan se-
menekan nafsu makan; regulator bagai respons terhadap adanyanutrien di usus halus. Melalui
jangka panjang utama beragam efek di saluran cerna, CCK mempermudah pencer-
keseimbangan energi dan berat naan dan penyerapan nurrien (lihat h. 693). Sinyal melalui
tubuh
darah ini, yang laju sekresinya berkorelasi dengan jumlah
Adiponektin Sekresi dari adiposit yang tertekan
pada obesitas; mendorong oksidasi nutrien yang ditelan, juga berperan menimbulkan rasa
asam lemak oleh otot; kenyang setelah makanan ditelan sebelum makanan tersebut
meningkatkan sensitivitas terhadap benar-benar dicerna dan diserap. Kira merasa kenyang ketika
insulin; menurunkan berat badan makanan untuk mengganri simpanan telah berada di saluran
dengan meningkatkan
pengeluaran energi; memiliki efek cerna, meskipun simpanan energi tubuh sebenarnya masih
antiinflamasi rendah. Hal ini menjelaskan mengapa kita berhenti makan
Resistin 3'#"ffi?#::',?tr":1,*;besitas;
sebelum makanan yang ditelan tersedia untuk memenuhi
kebutuhan energi tubuh.
Visfatin Dibebaskan terutama dari lemak
viseral; merangsang penyerapan
glukosa; berikatan dengan reseptor PENGARUH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN

ill1ili;::H::[T:ffii;,i; Sejauh ini kita telah membahas sinyal-sinyal involunter yang


Faktor nekrosis tumor Mendorong peradangan ringan di
secara otomatis mengontrol asupan makanan kita. Namun,
o (TNF-cr,) dan lemak dan seluruh tubuh seperti asupan air, kebiasaan makan seseorang dibentuk oleh
interleukin 5 (lL-6) faktor psikologis, sosial, dan lingkungan. Sering keputusan
kita untuk makan atau berhenti makan masing-masing tidak
semata-mara ditentukan oleh apakah kita lapar atau kenyang.
Sering kita makan karena kebiasaan (makan tiga kali sehari
diajukan, LFIA dan PVN mengeiuarkan pembawa-pembawa
sesuai jadwal apapun status kita dalam kontinum lapar-
pesan kimiawi sebagai respons terhadap masukan dari
kenyang) atau karena kebiasaan sosial (makanan sering ber-
neuron-neuron nukleus arkuatus. Pembawa-pembawa pesan
ini bekerja di sebelah hilir dari sinyal NPY dan melanokortin peran penting dalam aktivitas hiburan, santai, dan bisnis).
Bahkan tekanan keluarga yang bermaksud baik-"jangan sia-
untuk mengatur nafsu makan. LFIA menghasilkan dua neu-
siakan makanan di piring"-dapat berdampak pada jumlah
ropeptida yang berhubungan erar yang dikenal sebagai
makanan yang dikonsumsi.
oreksin, yaitu stimulator kuat asupan makanan (oreksis arti-
nya "nafsu makan"). NPY merangsang dan melanokortin Selain itu, derajat kesenangan yang berasal dari makan
menghambat pelepasan oreksin, sehingga terjadi peningkatan dapat memperkuat perilaku makan. Makan hidangan dengan
nafsu makan dan asupan makanan. Sebaliknya, PVN menge- rasa, aroma, dan tekstur yang nikmat dapat menambah nafsu
luarkan pembawa-pembawa pesan kimiawi, misalnya corti- makan dan asupan makanan. Hal ini telah dibuktikan daldm
cotropin-releasing bormone, yang mengurangi nafsu makan suatu eksperimen di mana tikus ditawarkan pilihan makanan
dan asupan makanan. (Seperti diisyaratkan oleh namanya, manusia yang lezar. Tikus-tikus tersebut makan berlebihan
corticotropin-releasing hormone lebih dikenai atas perannya hingga 70o/o sampai 80% melebihi normal dan menjadi ke-
sebagai hormon. Anda akan mempelajari lebih banyak ten- : gemukan. Ketika tikus-tikus itu dikembalikan untuk me-
tang fungsi endokrin bahan kimia ini di bab berikutnya).. ' nyantap makanan tikus biasa monoton namun seimbang dari
Melanokortin merangsang dan NPY menghambat pelepasan segi gizi, obesitasnya cepat pulih, karena asupan makanan
berbagai neuropeprida penekan nafsu makan ini. kembali dikontrol oleh dorongan fisiologik dan bukan ke-
Berbeda dari peran kunci hipotalamus dalam memper- inginan hedonistik untuk menikmati rasa.
tahankan keseimbangan energi dan kontrol jangka panjang Stres, rasa cemas, depresi, dan kebosanan juga terbukti
berat badan, suatu bagian di batang otak yang dikenal sebagai mengubah perilaku makan melalui cara-cara yang tidak ber-
nukleus traktus solitarius (NTS) memproses sinyal-sinyal kaitan dengan kebutuhan energi baik pada hewan percobaan
yang penting dalam perasaan kenyang. Bagian ini dianggap maupun manusia. Orang sering makan untuk memuaskan
sebagai pusat kenyang. NTS tidak saja menerima masukan kebutuhan psikologis bukan menghilangkan lapar. Selain
dari neuron-neuron hipotalamus yang lebih tinggi yang ber- itu, pengaruh lingkungan, misalnya jumlah makanan yang
peran dalam homeostasis energi tetapi juga mendapat tersedia, berperan penting dalam menentukan jumlah asupan
masukan dari saluran cerna dan bagian lain yang menanda- makanan. Karena itu, setiap penjelasan menyeluruh renrang
kan keadaan kenyang (misalnya, sinyal saraf aferen yang bagaimana asupan makanan dikontrol perlu memperhitung-
menunjukkan tingkat peregangan lambung). Sekarang kita kan berbagai tindakan makan volunter ini yang dapat mem-
mengalihkan perhatian pada kolesistokinin, salah satu sinyal , perkuat atau mengalahkan sinyal-sinyal internal yang meng-
kenyang terpenting. atur periiaku makan.

Keseimbangan Energi dan pengaturan Suhu Tubuh 7O7


dibandingkan dengan orang kurus. Salah satu penjelasan
I Obesitasterjadi ketika kilokalori yang yang mungkin adalah bahwa orang dengan kelebihan berat
dikonsumsi lebih banyak daripada yang dibakar. tidak makan berlebihan tetapi "kurang gerak' - sindrom
"couch potato" (menonton televisi sambil makan camilan).
CATAIAN KLINIS. Obesitas didefinisikan sebagai ke- Tingkat aktivitas fisik yang sangat rendah biasanya tidak
lebihan kandungan lemak di jaringan adiposa; batas untuk disertai penurunan setara asupan makanan.
obesitas umumnya adalah kelebihan berat lebih dari 20%
Karena itu, teknologi modern perlu ikut disalahkan atas
berat standar normal. Lebih dari dua pertiga orang dewasa di
epidemi obesitas sadt ini. Nenek moyang kita perlu melakukan
Amerika Serikat saat ini secara klinis mengalami kelebihan kerja fisik untuk bertahan hidup. Sebagai perbandingan, kini
berat, dengan sepertiganya digolongkan mengalami obesitas.
kita memiliki mesin yang menggantikan sebagian besar kerja
Yang memperparah keadaan, obesitas ini terus meningkat.
fisrk, remote control yang menggerakkan mesin kita dengan
Jumlah orang dewasa dengan obesitas di Amerika Serikat kini upaya minimal, dan komputer yang mendorong orang duduk
75o/oleY:ih banyak daripada 15 tahun yang lalu. Dan banyak
untuk waktu lama. Kita harus berolahraga dengan keinginan
bagian dunia yang mengikuti kecenderungan serupa sehingga
sendiri.
baru-baru ini'World Health Organization mengumandang-
I Perbedaan 'fdger factor". Termogenesis non-olahraga
kan istilah barrt globesitas untuk menjelaskan situasi di selu-
(nonexercise actiait! thermogenesis, NEAI), atau "fidge
ruh dunia saat ini.
factor", dapat menjelaskan beberapa variasi dalam penyim-
Obesitas terjadi jika dalam suatu periode waktu, Iebih
panan lemak di antara orang. NEAT merujuk kepada energi
banyak kilokalori yang masuk melalui makanan daripada
yang dikeluarkan oleh aktivitas fisik di luar olahraga yang
yang digunakan untuk menunjang kebutuhan energi tubuh,
direncanakan. Mereka yang sering mengetuk-ngetukkan
dengan kelebihan energi tersebut disimpan sebagai triglise-
kaki atau jenis lain aktivitas fisik spontan berulang meng-
rida di jaringan lemak. Pada awal pembentukan obesitas, sel-
habiskan kilokalori yang cukup besar sepanjang hari tanpa
sel lemak yang sudah ada membesar. Seorang dewasa rata-
disadari.
rata memiliki sekitar 40 milyar sampai 50 milyar adiposit.
I Perbedaan dalam mengekstraksi energi dari mahanan.
Setiap sel lemak dapat menyimpan maksimal sekitar 1,2 pg
Alasan lain mengapa orang langsing dan orang dengan
trigliserida. Jika sel-sel lemak yang sudah ada terisi penuh,
obesitas memiiiki perbedaan berat mencolok meskipun
maka jika yang bersangkutan terus mengonsumsi lebih
mereka mengonsumsi kilokalori yang sama mungkin ada-
banyak kalori daripada yang dikeluarkan, maka akan ter-
lah dalam efisiensi mengekstraksi energi dari makanan.
bentuk lebih banyak adiposit, berbeda dari anggapan se-
Studi-studi memperlihatkan bahwa orang langsing cen-
belumnya.
derung kurang memperoleh energi dari makanan yang
Penyebab obesitas banyak, dan sebagian masih belum
mereka santap, karena mereka mengubah lebih banyak
jelas. Beberapa faktor yang mungkin terlibat adalah sebagai
energi makanan menjadi panas daripada menjadi energi
berikut:
untuk digunakan atau disimpan. Sebagai contoh, orang
I Ganguan jalur sinyal leptin. Sebagian kasus obesitas yang langsing memiliki lebih banyak uncouplingproteins,
dilaporkan berkaitan dengan resistensi leptin. Bagi banyak yang memungkinkan sel-sel mereka mengubah lebih
orang dengan kelebihan berat, asupan energi yang berlebihan banyak kalori nutrien menjadi panas dan bukan menjadi
hanya berlangsung selama periode terjadinya obesitas. Be- lemak. Mereka adalah orang yang dapat makan banyak
berapa peneliti mengemukakan bahwa pada orang dengan tanpa bertambah berat. Sebaliknya, orang dengan obesitas
obesitas, pusat-pusat di hipotalamus yang berperan dalam mungkin memiliki sistem metabolik yang lebih efisien da-
homeostasis energi "disetel lebih tinggi". Setelah obesitas ter- lam mengekstraksi energi dari makanan-suatu sifat yang
capai, yang diperlukan untuk mempertahankan kondisi ada- bermanfaat dalam situasi kekurangan makanan tetapi
lah bahwa energi yang masuk setara dengan yang keluar. menjadi beban dalam mempertahankan berat ketika
Sebagai contoh, masalahnya mungkin terletak pada defek makanan berlimpah.
reseptor leptin di otak yang tidak berespons terhadap tinggi- I Kecenderungan herediter. Perbedaan dalam jalur-jalur
nya kadar leptin darah yang berasal dari jaringan lemak yang regulatorik untuk keseimbangan energi-baik jalur untuk
banyak. Karena itu otak tidak mendeteksi leptin sebagai mengatur asupan makanan maupun yang mempengaruhi
sinyal untuk menurunkan nafsu makan sampai titik patokan pengeluaran energi - sering berasal dari variasi genetik.
yang lebih tinggi (dan karenanya simpanan lemak yang lebih I Pembentuhan sel lemak dalam jumlah berlebihan akibat
banyak) tercapai. Hal ini dapat menjelaskan mengapa orang makan berlebihan. Salah satu masalah dalam melawan obe-
dengan kelebihan berat cenderung mempertahankan berat sitas adalah bahwa sekali terbentuk maka sel lemak tidak
mereka tetapi dengan tingkat yang lebih tinggi daripada lenyap dengan pembatasan makan dan penurunan berat.
normal. Selain gangguan reseptor, gangguan lain dalam jalur Bahkan ketika seseorang yang berdiet telah kehilangan
leptin dapat menjadi penyebab, misalnya gangguan ffanspor banyak dari lemak trigliserida yang tersimpan di sel-sel ini,
leptin menembus sawar darah otak atau defisiensi salah satu sel-sel tersebut retap ada dan siap diisi kembali. Karena itu,
pembawa pesan kimiawi di jalur leptin. penambahan berat secara rebound setelah penurunan berat
I Kurang olahraga. Banyak penelitian memperlihatkan sulit dihindari dan dapat mematahkan semangat yang ber-
bahwa, secara rerata, orang gemuk tidak makan lebih banyak sangkutan untuk berdiet.

708 Bab '17


Lebih Dekat dengan Fisiologi Olahraga
Apa yang Tidak Dikatakan Timbangan Anda
Komposisi tubuh adalah persentase kemudian menyelam total dalam suatu berbentuk "apel") sedangkan obesitas
berat tubuh yang terdiri dari jaringan tangki air sembari duduk dalam suatu ginoid ditandai oleh distribusi lemak di
nonlemak dan jaringan lemak. Menilai ayunan yang tersambung ke skala. panggul dan paha (tubuh berbentuk
komposisi tubuh adalah langkah Hasilnya digunakan untuk menentukan "pir"). Kedua jenis kelamin dapat
penting dalam mengevaluasi status densitas (berat jenis) tubuh dengan mengalami obesitas android atau
kesehatan seseorang. Salah satu cara menggunakan persamaan yang ginoid.
kasar untuk menilai komposisi tubuh memperhitungkan densitas air, Obesitas android dilaporkan
adalah dengan menghitung indeks perbedaan antara berat yang bersang- berkaitan dengan sejumlah penyakit,
massa tubuh (lMT) dengan kutan di udara dan di ait dan volume termasuk resistensi insulin, diabetes
menggunakan rumus berikut: residual udara yang tersisa di paru. melitus tipe 2 (awitan dewasa),
Karena perbedaan berat jenis antara kelebihan kadar lemak darah, tekanan
IMT = (berat dalam pon) x 700 jaringan nonlemak dan lemak, orang darah tinggi, penyakit jantung
yang memiliki lebih banyak lemak koronaria, dan stroke. Obesitas ginoid
(tinggi dalam inci)'z
akan memiliki berat jenis lebih rendah tidak berkaitan dengan peningkatan
IMT sebesar 25 atau kurang dianggap dan relatif lebih ringan di bawah air risiko penyakit-penyakit tersebut.
sehat, sementara IMT 30 atau lebih daripada di udara dibandingkan Karena obesitas android berkaitan
dianggap menimbulkan risiko bagi dengan mereka yang jaringan lemaknya dengan peningkatan risiko penyakit
yang bersangkutan terkena beragam sedikit. Komposisi tubuh kemudian maka orang dengan kelebihan berat
penyakit dan kematian dini. IMT antara ditentukan melalui suatu persamaan yang memiliki tubuh seperti buah apel
kedua batas ini dianggap borderline. yang menghubungkan persentase perlu mengurangi simpanan lemak
Pengukuran IMT dan tabel usia- lemak dengan densitas tubuh. mereka. Di antara pengidap obesitas
tinggi-berat yang digunakan oleh Cara umum lain untuk menilai android, peningkatan proporsi lemak
perusahaan asuransi dapat menyesat- komposisi tubuh adalah ketebalan viseral lebih mengkhawatirkan
kan dalam menentukan berat tubuh lipatan kulit. Karena sekitar separuh dibandingkan penimbunan /emak
yang sehat. Dengan bagan ini, banyak dari kandungan lemak tubuh terletak subkutis. Lemak visera adalah jaringan
atlet, sebagai contoh, dianggap tepat di bawah kulit maka lemak lemak yang mengelilingi visera, atau
kelebihan berat. Seorang pemain bola tubuh total dapat diperkirakan dari organ, abdomen. Lemak subkutis
mungkin memiliki tinggi 6 kaki 5 inci pengukuran ketebalan lipatan kulit adalah jaringan lemak yang terletak di
dengan berat 300 pon tetapi hanya yang diambil di beberapa bagian bawah kulit (lihat h. 486). Lemak visera
memiliki lemak tubuh 12%. Kelebihan tubuh. Ketebalan lipatan kulit mengeluarkan lebih banyak sinyal
berat pemain ini adalah otot, bukan ditentukan dengan menjepit suatu kimiawi "buruk" yang mendorong
lemak, dan karenahya tidak merugikan lipatan kulit di salah satu tempat yang resistensi insulin dan peradangan
kesehatannya. Sebaliknya, orang yang telah ditentukan dan mengukur ringan yang mendasari terjadinya
tidak banyak beraktivitas fisik ketebalannya dengan jangka, suatu aterosklerosis (lihat h. 359),
(sedentary), mungkin normal pada alat bersendi yang dipaskan ke lipatan Riset-riset mengenai keberhasilan
bagan tinggi-berat tetapi memiliki dan dikalibrasikan untuk mengukur program penurunan berat menunjuk-.
lemak tubuh 30%- Orang ini perlu ketebalan. Dapat digunakan persama- kan bahwa orang sangat sulit menu-
mempertahankan berat tubuh sembari an matematik yang spesifik untuk usia runkan berat, tetapi jika terjadi
meningkatkan massa otot dan dan jenis kelamin untuk memperkira- penurunan maka penurunan tersebUt '
mengurangi lemak. Yang ideal, pria kan persentase lemak dari skor berasal dari daerah yang simpanannya
perlu memiliki lemak 15% atau kurang ketebalan lipatan kulit. Kendala utama meningkat. Karena diet rendah kalori
dan wanita memiliki lemak 20% atau penilaian dengan ketebalan Iipatan sangat sulit dipertahankan maka
kurang. kulit ini adalah bahwa keakuratan alternatif dari pengurangan asupan
Metode paling akurat untuk menilai bergantung pada keterampilan kalori untuk menurunkan berat adalah
komposisi tubuh adalah penimbangan pemeriksa. meningkatkan pengeluaran energi
berat di bawah air. Teknik ini didasar- Terdapat berbagai cara untuk melalui olahraga. Para ahli fisiologi
kan pada kenyataan bahwa jaringan menjadi gemuk, dan satu cara lebih olahraga sering menilai komposisi
nonlemak lebih padat daripada air dan berbahaya dari cari lain. Pasien tubuh sebagai alat bantu untuk
jaringan lemak kurang padat diban- dengan obesitas dapat diklasifikasikan meresepkan dan mengevaluasi
dingkan air. (Anda dapat dengan menjadi dua kategori-android, program latihan. Olahraga umumnya
mudah membuktikan hal ini dengan distribusi jaringan lemak tipe pria, dan mengurangi persentase lemak tubuh
meletakkan sepotong daging tanpa g i noi d, distribusi ti pe wanita-berdasar- dan meningkatkan massa otot,
lemak dan sepotong lemak ke dalam kan distribusi anatomik jaringan lemak meningkatkan persentase jaringan
gelas berisi air; daging tanpa lemak yang diukur sebagai rasio lingkar nonlemak. Program olahraga aerob
akan tenggelam dan lemak akan pinggang terhadap lingkar panggul. semakin menurunkan risiko penyakit
mengapung). Pada penimbangan di Obesitas android ditandai oleh yang berkaitan dengan obesitas
bawah air, orang menghembuskan distribusi lemak abdomen (tubuh android.
udara sebanyak mungkin dan

Keseimbangan Energi dan Pengaturan Suhu Tubuh 7Og


I Keberadaan penyakit endokrin tertentu misalnya hipotiroi-
disme (llhat h. 761). Hipotiroidisme berkaitan dengan defi- PENGATURAN SUHU
siensi hormon tiroid, faktor utama yang meningkatkan BMR
sehingga tubuh membakar lebih banyak kalori dalam ke- Manusia biasanya tinggal di lingkungan yang lebih dingin
adaan istirahat. daripada suhu tubuh mereka tetapi mereka terus-menerus
menghasilkan panas secara internal, yang membantu mem-
I Ketersediaan makanan yang melimpah, lezat, padat
pertahankan suhu tubuh. Produlsi panas akhirnya ber-
energi, dan relatif murah.
gantung pada oksidasi bahan bakar rnetabolik yang berasal
I Gangguan emosi di mana makan berlebihan menganti- dari makanan.
kan hepuasan yang lain. Perubahan suhu tubuh di kedua arah mengubah akti-
I Kemungkinan heterkaitan dengan uirus. Salah satu hipo- vitas selleningkatan suhu mempercepat reaksi-reaksi kirnia
tesis yang menarik mengaitkan virus fu biasa dengan kecen- sel, sedangkan penurunan suhu memperlambat reaksiireaksi
derungan mengalami kelebihan berat dan mungkin berperan tersebut. Karena fungsi sel sensitif terhadap fluktuasi suhu
pada sebagian kasus obesitas saat ini. internal maka manusia secara homeostasis mempertahankan
suhu tubuh pada tingkat yang optimal agar metabolisme sel
Meskipun daftar ini telah cukup panjang namun penge-
berlangsung stabil. Panas berlebihan b'erakibat lebih serius
tahuan kita tentang penyebab dan kontrol obesitas masih daripada pendinginan. Bahkan peningkatan moderat suhu
relatif terbatas, seperti dibuktikan oleh jumlah orang yang tubuh mulai menyebabkan malfungsi saraf dan denaturasi
terus berupaya menstabilkan berat mereka di tingkat yang
protein ireversibel. Sebagian besar orang mengalami kejang
lebih normal. Hal ini penting dibandingkan lebih dari se- ketika suhu tubuh internal mencapai sekitar 106'F (41'C);
kedar tampilan esretik. Diketahui bahwa obesitas, terutama
ll}"F (43,3"C), yang dianggap sebagai batas atas yang
jenis android, dapat mempermudah pengidapnya terjangkit
memungkinkan kehidupan.
berbagai penyakit dan kematian dini. (Untuk mempelajari
CATAIAN KLINIS. Sebaliknya, sebagian besar jaring-
tentang perbedaan antara obesitas android dan ginoid, lihat-
an tubuh dapat secara transien menahan pendinginan yang
lah fitur penyerta dalam boks, Lebih Dekat dengan Fisiologi
substansial. Sifat ini bermanfaat selama bedah jantung ketika
Olahraga). jantung harus dihentikan. Suhu tubuh pasien dengan sengaja
diturunkan. Jaringan yang telah didinginkan membutuhkan
nutrisi yang lebih sedikit daripada ketika suhunya normal
I Orang yang mengidap anoreksia nervosa karena berkurangnya aktivitas mptabolik. Namun, penurun-
an suhu tubuh yang mencolok dan berkepanjangan akan
mengalami ketakutan patologis menjadi gemuk.
memperlambat metabolisme ke tingkat mematikan.

CATAIAN KLINIS. Kebalikan obesitas adalah defisiensi gizi


menyeluruh. Penyebab yang jelas berkurangnya asupan
makanan di bawah kebutuhan energi adalah ketiadaan
I Suhu inti internal secara homeostasis
dipertahankan pada 100'F (37,8'C).
makanan, gangguan menelan atau pencernaan, dan ganguan
nafsu makan. Suhu tubuh yang diukur di mulut (per oral) secara tradisio-
Salah satu penyakit yang belum banyak dipahami di nal sebesar 98,5"F (37"C) dianggap normal. Namun, suatu
mana ketiadaan nafsu makan merupakan faktor utamanya studi baru-baru ini menunjukkan bahwa suhu tubuh ber-
adalah anoreksia nervosa. Pasien dengan penyakit ini, variasi di antara individu dan bervariasi sepanjang hari,
umumnya gadis remaja dan wanita muda, memiliki ke, berkisar dari 96,0'F (35,5'C) pada pagi hari hingga 99,9"F
takutan berlebihan menjadi gemuk. Mereka mengalami (37,7"C) pada malam hari, dengan rerata keseluruhan
gangguan citra tubuh, cenderung memandang diri mereka 98,2"F (36,7"C).
jauh lebih gemuk daripada sebenarnya. Karena menghindari Selain itu, tidak ada saru suhu tubuh karena suhu ber-
makanan maka mereka makan sangat sedikit dan karenanya variasi dari organ ke organ. Dari sudut pandang termoregu-
kehilangan banyak berat badan, bahkan hingga tahap ke- lasi, tubuh dapat dianggap sebagai suaut inti sentral yang
laparan dan meninggal dunia. Karakteristik lain pada penya- dikelilingi oleh selubung luar. Sthu di dalam inti sentral,
kit ini adalah gangguan sekresi banyak hormon, tidak adanya yang terdiri dari organ abdomen dan thoraks, susunan saraf
siklus haid, dan suhu tubuh yang rendah. Masih belum jelas pusat, dan otot rangka, umumnya relatif konstan. Suhu inti
apakah gqala-gejala ini disebabkan oleh malnutrisi generali- internal ini berada di bawah regulasi ketat untuk dipertahan-
sata atau muncul independen dari gangguan makan sebagai kan secara homeostatik. Jaringan inti berfungsi paling baik
bagian dari malfungsi hipotalamus. Banyak peneliti ber- pada suhu relatif konstan sekitar 100'F (37,8"C).
anggapan bahwa masalah yang mendasari adalah faktor psi- Kulit dan jaringan subkutis membentuk selubung luar.
kologis bukan biologis. Sebagian pakar mencurigai bahwa Berbeda dari suhu inti yang tinggi konstan, suhu di selubung
pengidap anoreksia mungkin mengalami kecanduan opiat ini umumnya lebih dingin dan dapat cukup bervariasi. Se-
endogen, bahan mirip morfin yang dibentuk sendiri oleh bagai contoh, suhu kulit dapat berfluktuasi antara 68'dan
tubuh (lihat h. 211) yang diperkirakan dikeluarkan selama 104'F (20' dan 40'C) ranpa mengalami kerusakan. Pada
kelaparan jangka panjang. kenyataannya, seperti anda akan lihat, suhu kulit secara

710 Bab 17
sengaja diubah-ubah sebagai tindakan kontrol untuk mem- sehingga suhu inti juga konstan (Gambar l7-3). Asupan
bantu mempertahankan suhu inti yang konstan. panasberasaJ, dari panas yang diperoleh dari
lingkungan luar
dan produksi panas internal, dengan yang terakhir merupa-
TEMPAT UNTUK MEMANTAU SUHU TUBUH kan sumber terpenting panas tubuh. Ingatlah bahwa sebagian
besar pengeluaran energi tubuh akhirnya muncul sebagai
Terdapat beberapa tempat yang mudah diakses untuk me-
panas. Panas ini penting untuk mempertahankan suhu inti.
mantau suhu tubuh. Suhu mulut dan ketiak (aksila) setara,
Pada kenyataannya, panas yang dihasilkan biasanya lebih be-
sedangkan suhu rektum rata-tata lebih tinggi I derajat F
sar daripada yang dibutuhkan untuk mempertahankan suhu
(0,56"C). Yang sekarang juga telah tersedia adalah alat pe-
rubuh pada kisaran normal sehingga kelebihan panas harus
mantau suhu yang memindai panas yang dikeluarkan oleh
dikeluarkan dari tubuh. Pengeluaran panas yerjadi melalui ter-
gendang telinga dan mengubah suhu ini menjadi ekivalen
pajanannya permukaan tubuh ke lingkgngan eksternal.
oral. Namun, ddak ada dari pengukuran-pengukuran ini
Keseimbangan antara asupan dan pengeluaran panas
yang merupakan indikasi mutlak suhu inti internal, yang
sering terganggu oleh (1) perubahan produksi panas internal
sedikit lebih tinggi daripada 100'F daripada tempat yang
untuk tujuan yang tidak berkairan dengan regulasi suhu
diukur.
tubuh, terutama oleh olahraga, yang sangar meningkatkan
produksi panas, dan (2) perubahan suhu lingkungan ekster-
VARIASI NORMAL SUHU INTI nal yang mempengaruhi derajat penambahan atau pengu-
Meskipun suhu inti dijaga relatif konstan namun beberapa rangan panas yang terjadi antara tubuh dan lingkungan
faktor menyebabkannya sedikit bervariasi: sekitar. Harus dilakukan penyesuaian-penyesuaian kompen-
satorik pada mekanisme pembentukan dan pengeluaran pa-
1. Suhu inti sebagian besar orang normalnya bervariasi
nas agar suhu tubuh dapat dipertahankan dalam kisaran yang
sekitar 1,8'F (1'C) pada siang hari, dengan suhu te-
sempit meskipun produksi panas metabolik dan suhu ling-
rendah padapagihari sebelum bangun (jam 6 sampai 7
kungan mengalami perubahan. Jika suhu inti mulai turun
pagi) dan tertinggi pada sore hari (jam 5 sampai 7 sore).
maka produksi panas ditingkatkan dan kehilangan panas
Variasi ini disebabkan oleh irama biologis inheren, atau
diminimalkan sehingga suhu dapat dipertahankan normal.
"jam biologis" (lihat h. 7 49).
\Wanita juga mengalami irama bulanan pada suhu inti- Sebaliknya, jika suhu mulai meningkat melebihi normal
2.
maka diperlukan koreksi dengan meningkatkan pengeluaran
nyayang berkaitan dengan siklus haid. Suhu inti rerata
panas sementara produksi panas dikurangi.
0,9'F (0,5'C) lebih tinggi selama paruh terakhir siklus
Kini kita akan menguraikan cara-cara untuk menye-
sejak saat ovulasi sampai haid. Peningkatan ringan suhu
suaikan penambahan dan pengeluaran panas agar suhu tubuh
yang menetap selama periode ini semula diperkirakan
tetap.
disebabkan oleh peningkatan sekresi progesteron, salah
satu hormon ovarium, tetapi tampaknya sekarang tidak
demikian. Penyebab sebenarnya masih belum dike- I Pertukaran panas terjadi melalui radiasi,
tahui. konduksi, konveksi, dan evaporasi.
). Suhu inti meningkat selama olahraga karena pening-
katan mencolok produksi panas oleh otot. Selama olah Semua penambahan atau kehilangan panas antara tubuh dan
raga berat, suhu inti dapat meningkat hingga 104'F Iingkungan eksternal harus berlangsung anrara permukaan
(40'C). Pada keadaan istirahat, suhu ini dianggap de- tubuh dan lingkungannya. Hukum-hukum fisika yang sama
mam, tetapi normal selama olahraga berat.
4. Karena mekanisme pengendali suhu tidak 100% efektif

ryw
maka suhu inti dapat sedikit bervariasi jika tubuh ter-
pajan ke suhu ekstrim. Sebagai contoh, suhu inti dapat
turun beberapa derqat pada cuaca dingin atau mening-
kat sekitar satu derajat pada cuaca panas.

Karena itu, suhu inti dapat bervariasi dari sekitar 96'


sampai 104'F tetapi biasanya menyimpang kurang dari be-
berapa derajat. Suhu yang relatif konstan ini dimungkinkan
oleh adanya mekanisme termoregulasi multipel yang di-
koordinasikan oleh hipotalamus.
@*ffi*@
IAsupan panas harus diseimbangkan dengan
pengeluaran panas agar suhu inti stabil.

Suhu inti adalah cerminan dari kandungan panas total tu- Gambar 17-3
buh. Asupan panas ke tubuh harus diseimbangkan dengan Asupan dan pengeluaran panas.
pengeluaran panas agar kandung panas total konstan

Keseimbangan Energi dan Pengaturan Suhu Tubuh 711


yang mengatur pemindahan panas antara benda-benda mati atau pohon. Secara rerara, manusia kehilangan hampir se-
juga mengontrol perpindahan panas antara permukaan tu- paruh energi panas mereka melalui radiasi.
buh dan lingkungan. Suhu suatu benda dapat dianggap se-
bagai ukuran konsentrasi panas di dalam benda tersebut. KONDUKSI
Karena itu, panas selalu mengalir mengikuti penurunan gra-
Konduksi (hantaran) adalah pemindahan panas anrara
dien konsentrasinya; yaitu, menuruni gradien termal/suhu
benda-benda yang berbeda suhunya yang berkontak lang-
dari bagian yang lebih hangat ke yang \ebih dingin (termo
sung satu sama lain, dengan panas mengalir menuruni
artiya "panas").
gradien suhu dari benda yang lebih hangat ke benda yang
Tubuh menggunakan empat mekanisme untuk memin-
lebih dingin melalui pemindahan dari molekul ke mole-
dahkan panas: radiasi, honduksi, konueksi, dan euaporasi.
kul. Semua molekul terus-menerus bergetar, dengan mole-
kul yang lebih hangat bergerak lebih cepat daripada yang
RADIASI dingin. Ketika molekul-molekul dengan kandungan panas
Radiasi adalah emisi energi panas dari permukaan suaru yang berbeda saling bersentuhan maka molekul yang lebih
benda hangat dalam bentuk gelombang elektromagnetik, hangat dan bergerak lebih cepat memicu molekul y"ng l.-
atau gelombang panas, yang merambat dalam ruang (Gam- bih dingin untuk bergerak lebih cepat sehingga molekul
6ar 1.7-4:1). Ketika suatu energi radiasi mengenai sebuah yang lebih dingin tersebut menjadi lebih hangat. Selama
benda dan diserap maka energi gerakan gelombang akan di- proses ini, molekul vang semula lebih hangat kehilangan
ubah menjadi panas di dalam benda. Tirbuh manusia me- sebagian dari energi suhunya karena melambat dan men-
mancarkan (sumber yang kehilangan panas) dan menyerap jadi lebih dingin. Karena itu, asalkan waktunya cukup
(sumber yang memperoleh panas) energi radiasi. Apakah maka suhu dua benda yang saling bersentuhan akhirnya
tubuh kehilangan atau memperoleh panas melalui radiasi akan sama.
bergantung pada perbedaan suhu antara permukaan kulit Laju pemindahan panas melalui konduksi bergantung
dan permukaan benda lain di lingkungan. Karena pemindah- pada perbedaan suhu antara benda-benda yang bersentuhan
an ntto panas melalui radiasi selalu dari benda yang lebih dan daya hantar panas bahan-bahan yang terlibat (yaitu,
hangat ke yang lebih dingin maka tubuh memperoleh panas seberapa mudah panas dihantarkan oleh molekul bahan).
dari benda yang lebih hangat daripada permukaan kulit, Panas dapat bertambah atau berkurang melalui konduksi
misalnya matahari, radiator, atau kayu yang terbakar. Se- ketika kulit berkontak dengan suatu penghantar (konduktor)
baliknya, tubuh kehilangan panas melalui radiasi ke benda- yang baik (Gambar l7-4 l).Ketika andamemegangbola es,
benda di lingkungan yang permukaannya lebih dingin dari- misalnya, tangan anda menjadj dingin karena panas mengalir
pada permukaan kulit, misalnya dinding bangunan, furnitur, melalui konduksi dari tangan ke bola es. Sebaliknya, ketika

Arah panah menunjukkan a rah pemindahan panas


rA+
Bola es ' :-

/ tr#? Bantal
"P--''
lt':.r ..,1 i pemanas
Q naUiasi-pemindahan energi panas dari suatu benda
yang lebih panas ke benda yang lebih dingin dalam
\,4-. bentuk gelombang elektromagnetik ("gelombang
panas"), yang merambat melalui ruang.

@ Konduksi-pemindahan panas dari suatu benda


Ii_:ri:. yang lebih panas ke benda yang lebih dingin yang
berkontak langsung dengannya. Panas dipindahkan
:r melalui perprndahan energi panas dari molekul ke
molekul di sekitarnya.

@ Xonveksi-pemindahan energi panas melalui arus


udara. Udara dingin yang dihangatkan oleh tubuh
melalui konduksi naik dan diganti oleh udara yang lebih
Cairan dingin. Proses ini ditingkatkan oleh perpindahan paksa
diubah udara melewati permukaan tubuh.
menjadi
uap air f-a Pen guapan-perubahan suatu cairan m isalnya
4,,- keringat menjadi uap air, suatu proses yang
-..--rr. memerlukan panas (panas penguapan), yang diserap
dari kulit.
::::e

{Sambar tr7-4
Mekanisme pemindahan panas

712 Bab 17
anda menempelkan bantal pemanas ke bagian tubuh anda, HrO di udara ekspirasi akibat pelembaban udara sewaktu
maka bagian tubuh tersebut menghangar sewaktu panas udara melewati sistem pernapasan. Demikian juga, karena
dipindahkan dari bantalan ke tubuh anda. kulit bukan lapisan yang sama sekali kedap air maka molekul-
Demikian juga, anda kehilangan arau memperoleh pa- molekul HrO secara rerus-menerus berdifusi menembus kulit
nas melalui konduksi ke lapisan udara yang berkontak lang- dan menguap. Evaporasi dari kulit yang rerus-menerus ini
sung dengan tubuh anda. Arah pemindahan panas masing- sama sekali tidak berkaitan dengan kelenjar keringat. proses
masing bergantung pada apakah udara lebih dingin atau pengeluaran panas pasif melalui evaporasi ini tidak berada di
lebih panas daripada kulit anda. Namun, hanya sebagian bawah kontrol fisiologik dan berlangsung rerus bahkan pada
kecil dari pertukaran panas toral antara kulir dan lingkungan cuaca yang sangat dingin, saat masalahnya adalah bagaimana
berlangsung melalui konduksi saja karena udara bukan peng- mempertahankan panas tubuh.
hantar panas yang baik. (Karena itu, air kolam renang ber- Berkeringat adalah proses pengeluaran panas evaporarif
suhu 80'F (26,7 "C) terasa lebih dingin daripada udara aktif di bawah kontrol saraf simpatis. Laju pengeluaran panas
dengan suhu yang sama; panas dihantarkan lebih cepat dari evaporatif dapat diubah-ubah dengan mengubah banyaknya
permukaan tubuh ke air, yang merupakan konduktor yang keringat, yaitu mekanisme homeostarik penting untuk
baik daripada ke udara, yang merupakan konduktor buruk). mengeluarkan keiebihan panas sesuai kebutuhan. pada kenya-
taannya, ketika suhu lingkungan melebihi suhu kulit, ber-
KONVEKSI keringat adalah satu-satunya cara untuk mengeluarkan panas,
Kata konveksi merujuk kepada pemindahan energi panas karena pada keadaan ini tubuh memperoleh panas melalui
oleh arus udara (atau 11rO). Sewaktu tubuh kehilangan panas radiasi dan konduksi.
melalui konduksi ke udara sekitar yang lebih dingin, udara Keringat adalah larutan garam encer yang dikeluarkan
yang berkontak langsung dengan kulit menjadi lebih hangat. ke permukaan kulit oleh kelenjar keringat yang tersebar di
Karena udara hangat lebih ringan (kurang padat) daripada seluruh tubuh. Kelenjar keringat dapat menghasilkan hingga
udara dingin, maka udara yang telah dihangatkan tersebut empat liter keringat per jam. Keringat harus diuapkan dari
naik sementara udara yang lebih dingin berpindah ke dekat kulit agar terjadi pengeluaran panas. Jika keringat hanya
kulit menggantikan udara yang telah hangat tersebut. Proses meneres dari permukaan kulit atau dihapus maka tidak ter-
ini kemudian berulang (Gambar l7-4 *). Pergerakan udara jadi pengeluaran panas. Faktor terpenting yang menentukan
ini, yang dikenal sebagai arus konveksi, membantu mem- tingkat penguapan keringat adalah kelembaban relatif udara
bawa panas menjauhi tubuh. Jika tidak terjadi arus bonueksi sekitar (persentase uap HrO yang sebenarnya ada di udara
maka tidak lagi terjadi pembebasan panas setelah suhu la- dibandingkan dengan jumlah terbanyak yang dapat ditam-
pisan udara yang tepar berada di sekitar tubuh menyamai pung udara pada suhu tersebut; sebagai contoh, kelembaban
suhu kulit. relatif 70o/o berarti bahwa udara mengan dwg7\o/o dari uap
Proses kombinasi pengeluaran panas dari tubuh dengan HrO yang mampu ditampungnya). Ketika kelembaban re-
konduksi-konveksi diperkuat oleh pergerakan udara di atas latif tinggi, maka udara hampir jenuh oleh HrO sehingga
permukaan tubuh, baik oleh gerakan udara eksternal, seperti kemampuan udara menerima tambahan kelembaban dari
yang ditimbulkan oleh angin atau kipas, atau oleh gerakan kuiit menjadi terbatas. Karena itu, pada hari yang panas dan
tubuh menerobos udara, misalnya sewaktu naik sepeda. lembab tidak banyak panas yang dapat dikeluarkan dari tu-
Karena pergerakan paksa udara menyapu udara yang telah buh. Kelenjar keringat terus mengeluarkan cairannya, tetapi
dihangatkan oleh hantaran dan menggantinya dengan udara keringat hanya menempel di kulit atau meneres dan tidak
yang lebih dingin secara lebih cepat maka jumlah panas yang menglrap dan menimbulkan efek mendinginkan. Sebagai
dapat dikeluarkan dari tubuh dalam jangka rvaktu rertentu ukuran untuk rasa tidak nyaman yang berkaitan dengan
juga lebih banyak. Karena itu, angin membuat kita lebih kombinasi panas dan kelembaban yang tinggi, para ahli
dingin pada cuaca panas, dan hari-hari berangin pada musim meteorologi mengembangkan indeks suhu-belembaban.
salju akan terasa lebih dingin daripada hari-hari renang
dengan suhu dingin yang sama. Karena itu, para peramal
cuara mengembangkan konsep uind chillfactor.
I Hipotalamus memadukan berbagai masukan
termosensorik.
EVAPORASI
Hipotalamus berfungsi sebagai rermostat tubuh. Termostat
Evaporasi (penguapan) adalah metode terakhir pemindahan rumah memantau suhu dalam suatu ruangan dan memicu
panas yang digunakan oleh tubuh. Ketika udara menguap mekanisme pemanas (tungku) atau mekanisme pendingin se-
dari permukaan kulit, panas yang diperiukan untuk meng- suai kebutuhan untuk mempertahankan suhu ruangan pada
ubah air dari keadaan cair menjadi gas diserap dari kulit tingkat yang telah ditentukan. Demikian juga, hipotalamus,
sehingga tubuh menjadi lebih dingin (Gambar l7-4 4) sebagai pusar inregrasi termoregulasi
tubuh, menerima infor-
Pembuangan panas dengan evaporasi menyebabkan anda masi aferen renrang suhu di berbagai bagian tubuh dan
merasa lebih dingin ketika baju renang anda basah daripada memicu penyesuaian yang sangar kompleks dan terkoordi-
ketika kering. Pengeluaran panas secara evaporarif trjadi nasi dalam mekanisme penerimaan panas dan pembuangan
terus-menerus dari lapisan dalam saluran napas dan dari per- panas sesuai kebutuhan untuk mengoreksi setiap penyim-
mukaan kulit. Panas secara rerus-menerus keluar'melalui uap pangan suhu inti dari patokan normal. Hipotalamus jauh

Keseimbangan Energi dan Pengaturan Suhu Tubuh 713


lebih peka daripada termostat rumah anda. Hipotalamus energi yang dibebaskan selama uemor otot ini diubah men-
dapat berespons terhadap perubahan suhu darah sekecil jadi panas karena tidak terjadi kerja eksternal. Dalam hi-
0,0 I "C. Derajat responsivitas hipotalamus terhadap penyim- tungan detik sampai menit, produksi panas internal dapat
pangan suhu tubuh disesuaikan secara tepat sehingga panas meningkat dua sampai lima kali lipat akibat menggigil.
yang dihasilkan atau dikeluarkan cukup untuk mempertahan- Perubahan refleks pada aktivitas otot rangka ini sering
kan suhu tetap normal. diperkuat oleh tindakan-tindakan sengaja untuk menghasil-
Untuk menyeimbangkan mekanisme pengeluaran pa- kan panas misalnya melompatJompat atau bertepuk tangan.
nas dan mekanisme pembentuk dan penghemat panas, hipo- Respons perilaku ini tampaknya menggunakan respons saraf
talamus harus diberi informasi secara terus-menerus tentang yang sama dengan respons fisiologik involunter. Hipotalamus
suhu inti dan suhu kulit oleh reseptor peka suhu khusus dan sistem limbik berperan besar dalam mengontrol perilaku
yang disebut termoreseptor. Suhu inti dipantau oleh termo- bermotivasi (lihat h. 167).
rese?tor tenffal, yang terletak di hipotalamus itu sendiri serta Dalam situasi yang berlawanan-peningkatan suhu inti
di tempat lain di susunari saraf pusat dan organ abdomen. akibat pajanan ke panas-digunakan dua mekanisme untuk
Termoreseptor perifer memanrau suhu kulit di seluruh tubuh mengurangi aktivitas otot rangka penghasil panas: Tonus
dan menyalurkan informasi tentang perubahan suhu per- otot secara refleks diturunkan, dan gerakan volunter di-
mukaan ke hipotalamus. kurangi. Ketika udara menjadi sangat hangat, orang sering
Di hipotalamus diketahui terdapat dua pusat regulasi mengeluh "terlalu panas bahkan untuk bergerall'. Respons
sts,hr.. Regio posterior diaktifkan oleh dingin dan kemudian ini tidak terlalu efektif untuk menurunkan produksi panas
memicu refleks-refleks yang memerantarai produksi dan sewaktu pajanan ke panas dibandingkan dengan respons
penghematan panas. Regio anterior, yang diaktifkan oleh pa- otot yang meningkatkan produlsi panas sewaktu pajanan ke
nas, mernicu refleks-refleks yang memerantarai pengeluaran dingin karena dua alasan. Pertama, karena tonus otot
panas. Marilah kita telaah cara-c ra yang digunakan oleh normalnya pada dasarnya sudah cukup rendah maka kapa-
hipotalamus untuk melaksanakan fungsi termoregulasinya. sitas untuk menguranginya lebih lanjut menjadi terbatas.
Kedua, peningkatan suhu tubuh cenderung meningkatkan
laju produksi panas metabolik karena suhu memiliki efek
IMenggigil adalah cara involunter utama untuk langsung pada laju reaksi kimia.
meningkatkan produksi panas.
TERMOGENESIS TANPA MENGGIGIL
Tirbuh dapat memperoleh panas dari produksi panas internal
yang dihasilkan oleh aktivitas metabolik atau dari lingkungan Meskipun perubahan refleks dan volunter aktivitas otot
eksternal jika yang terakhir ini lebih hangat daripada suhu adalah cara utama untuk meningkatkan laju produksi panas
tubuh. Karena suhu tubuh biasanya lebih tinggi daripada namun termogenesis tanpa menggigil (termogenesis
suhu lingkungan, maka produksi panas metabolik merupa- kimiawi) juga berperan dalam termoregulasi. Pada ke-
kan sumber utama panas tubuh. Dalam keadaan istirahat, se- banyakan hewan percobaan, pajanan dingin yang berkepan-
bagian besar panas tubuh dihasilkan oleh organ-organ thoraks jangan menyebabkan peningkatan produksi panas mera-
dan abdomen sebagai hasil dari aktivitas metabolik yang terus bolik yang tidak bergantung pada kontraksi otot, yaitu
berlangsung untuk mempertahankan kehidupan. Di atas ditimbulkan oleh perubahan pada aktivitas kimiawi peng-
tingkat basal ini, laju produksi panas metabolik dapat me- hasil pahas. Pada manusia, termogenesis tanpa menggigil
ningkat bervariasi terutama karena perubahan pada aktivitas paling penting pada neonatus karena mereka belum me-
otot rangka atau, pada derajat yang lebih rendah, karena miliki kemampuan untuk menggigil. Termogenesis tanpa
kerja hormon tertentu. Jadi, perubahan pada aktivitas otot menggigil diperantarai oleh hormon epinefrin dan hormon
rangka merupakan jalur produksi panas utama yang dikon- tiroid, di mana keduanya meningkatkan produksi panas
trol untuk pengaturan suhu. dengan merangsang metabolisme lemak. Neonatus me-
miliki simpanan jaringan lemak tipe khusus yang disebut
lemak coklat, yang efektif dalam mengubah energi kimia
PENYESUAIAN PRODUKSI PANAS OLEH OTOT menjadi panas. Peran termogenesis ranpa menggigil pada
RANGKA orang dewasa masih diperdebatkan.
Sebagai respons terhadap penurunan suhu inti yang dise- Setelah mengulas mekanisme-mekanisme untuk menye-
babkan oleh pajanan terhadap dingin, hipotalamus mening- suaikan produksi panas marilah kita beralih ke sisi berlawan-
katkan aktivitas otot rangka untuk menghasilkan lebih an dari persamaan, yaitu penyesuaian pengeluaran panas.
banyak panas. Dengan bekerja melalui jalur-jalur desendens
yang berakhir di neuron motorik yang mengontrol otot
rangka, hipotalamus mula-mula meningkatkan tonus otot I Besar pengeluaran
panas dapat disesuaikan
rangka. (Tonus otot adalah tingkat tegangan konstan di dengan mengubah-ubah aliran darah ke kulit.
dalam otot). Dalam waktu singkat dimulailah menggigil.
Menggigil adalah kontraksi ritmik otot rangka yang ber- Mekanisme pengeluaran panas juga dapat dikontrol, ier-
lapqsung cepat 10 sampai 20 kali per detik. Mekanisme ini utama oleh hipotalamus. Saat kita panas, kita ingin mening-
sangat efektif untuk meningkatkan produksi panas; semua katkan pengeluaran panas ke lingkungan; saat kita dingin,

774 Bab 17
kita.ingin mengurangi pengeluaran panas. Jumlah panas yang Karena itu, respons vasomotor kulit yang mencolok untuk
dikeluarkan ke lingkungan melalui radiasi dan kondulai- tujuan termoregulasi dapat menyebabkan perubahan tekanan
konveksi sebagian besar ditentukan oleh gradien suhu antara darah. Sebagai contoh, tekanan darah dapat turun pada pa-
kulit dan lingkungan eksternal. Bagian inti sentral tubuh ada- janan ke lingkungan yang sangat panas, karena respons vaso-
lah mesin penghasil panas di mana suhu harus dipertahankan dilator kulit yang ditimbulkan oleh pusat termoregulasi hi-
pada sekitar 100"F. Bagian inti ini dikelilingi oleh selubung potalamus mengalahkan respons vasokonstriktor kulit yang
insulator tempat terjadinya pertukaran panas antara tubuh ditimbulkan oleh pusat kontrol kardiovaskular medula.
dan lingkungan eksternal. Untuk mempertahankan suhu
inti, kapasitas insulatif dan suhu selubung ini dapat dise-
suaikan untuk mengubah-ubah gradien suhu antara kulit I Hipotalamussecara simultan mengoordinasikan
dan lingkungan eksternal sehingga derqarpengeluaran panas
mekanisme produksi panas dan pengeluaran
dapat diatur.
panas,
Kapasitas insulatif selubung tersebut dapat diubah-
ubah dengan mengontrol jumlah darah yang mengalir ke Marilah kita satukan penyesuaian-penyesuaian dalam pro-
kulit. Aliran darah kulit memiliki dua fungsi. Pertama, duksi dan pengeluaran panas sebagai respons terhadap pa-
memberikan pasokan nutrisi ke kulit. Kedua, sewaktu darah janan ke lingkungan dingin atau panas (Thbel 17-3).
dipompa dari jantung ke kulit, darah yang telah mengalami
pemanasan di bagian inti tubuh membawa panas ini ke kulit.
Sebagian besar aliran darah ke kulit berfungsi untuk meng- RESPONS TERPADU TERHADAP PAJANAN DINGIN
atur suhu tubuh; pada suhu kamar normal, darah yang Sebagai respons terhadap pajanan dingin, regio posterior
mengalir ke kulit 20 sampai 30 kali lebih banyak daripada hipotalamus memicu peningkatan produksi panas, misalnya
yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi kulit. dengan menggigil, sekaligus mengurangi pengeluaran panas
Dalam proses termoregulasi, aliran darah kulit dapat (yaitu, konservasi panas) melalui vasokonstriksi kulit dan
sangat bervariasi, dari 400 ml/mnt hingga 2500 ml/mnt. tindakan lain.
Semakin banyak darah yang mencapai kulit dari bagian inti Karena kemampuan tubuh untuk mengurangi suhu
tubuh yang hangat, semakin dekat suhu kulit dengan suhu kulit melalui vasokonstriksi terbatas maka vasokonstriksi
ind tubuh. Pembuluh darah kulit menghilangkan efektivitas maksimal pun kurang memadai untuk mencegah penge-
kulit sebagai insulator dengan membawa panas ke permuka- luaran panas berlebihan ketika suhu eksternal turun terlalu
an, tempat panas tersebut dapat keluar dari tubuh melalui rendah. Karena itu, tindakan lain harus dilakukan untuk
radiasi dan konduftsi-konveksi. Karena itu, vasodilatasi pem- lebih mengurangi pengeluaran panas. pada hewan dengan
buluh kulit (khususnya arteriol), yang meningkatkan aliran bulu yang lebat, hipotalamus, dengan bekerja melalui sistem
darah hangat ke kulit, meningkatkan pengeluaran panas. Se- saraf simpatis, memicu kontraksi oror-oror halus di dasar
baliknya, vasokonstriksi pembuluh kulit, yang mengurangi folikel rambut atau bulu untuk mengangkat rambut atau
aliran darah, menurunkan pengeluaran panas dengan me- bulu tersebut tegak di permukaan kulit. Tindakan ini me-
nahan darah hangat tetap berada di bagian inti, tempat darah nyebabkan udara, yang merupakan penghantar yang buruk,
tersebut terinsulasi dari lingkungan eksternal. Respons ini terperangkap di antara kulit dan lingkungan sehingga sawar
menahan panas yang seharusnya keluar. Kulit yang dingin insulator antara inti tubuh dan udara dingin bertambah dan
dan relatif kurang darah adalah insulasi yang sangat baik pengeluaran panas berkurang. Meskipun otot batang rambut
antara bagian inti tubuh dan lingkungan. Namun, kulit bu- pada manusia berkontraksi iebagai respons terhadap pajanan
kan insulator yang sempurna, bahkan dengan vasokonstriksi dingin namun mekanisme retensi panas ini kurang efektif
maksimal. Meskipun aliran darah ke kulit minimal, sebagian karena kepadaran rambut yang rendah serta tekstur halus
panas tetap dapat dihantarkan melalui konduksi dari organ- sebagian besar rambut manusia. Yang teriadi adalah
organ dalam ke permukaan kulit dan akhirnya dikeluarkan meri ndi ng.
ke lingkungan eksrernal. Setelah tercapai vasokonstriksi maksimal akibat pajanan
Respons vasomoror kulit ini dikoordinasikan oleh hipo- ke dingin, pengeluaran panas lebih lanjut pada manusia
talamus melalui sistem saraf simpatis. Peningkatan aktivitas hanya dapat dicegah oleh adaptasi perilaku, misalnya per-
simpatis ke pembuluh kulit menyebabkan vasokonstriksi ubahan postur yang mengurangi sebanyak mungkin luas
sebagai respons terhadap palanan dingin, sedangkan penu- permukaan yang terpajan untuk tempat keluarnya panas.
runan aktivitas simpatis menyebabkan vasodilatasi pembuluh Perubahan postur ini mencakup tindakan mengerutkan bahu,
kulit sebagai respons terhadap pajanan panas. mendekapkan rangan ke dada, atau duduk bergelung.
Ingatlah bahwa pusat kontrol kardiovasukular di me- Menggunakan baju hangat meningkatkan insulasi tu-
dula juga memiliki kontrol atas arteriol kulit (serta arteriol di buh untuk mengurangi pengeluaran panas berlebihan. Baju
seluruh tubuh) melalui penyesuaian aktivitas simpatis ke menahan lapisan udara yang merupakan penghantar panas
pembuluh-pembuluh ini dengan tujuan mengatur tekanan yang buruk antara permukaan kulit dan lingkungan sehingga
darah (lihat h. 384). Kontrol hiporalamus atas arteriol kulit pengeluaran panas melalui konduksi dari kulit ke udara luar
untuk mengatur suhu mengalahkan kontrol pembuluh darah yang dingin berkurang dan aliran arus konveksi juga ber-
yang sama oleh pusat kontrol kardiovaskular (lihat h. 408). kurang.

Keseimbangan Energi dan Pengaturan Suhu Tubuh 715


Tabel 17-3
Penyesuaian Terpadu Sebagai Respons Terhadap Pajanan Dingin atau Panas

SEBAGAI RESPONS TERHADAP PAJANAN DINGIN SEBAGAI RESPONS TERHADAP PAJANAN PANAS
(DIKOORDINASIKAN OLEH HIPOTALAMUS POSTERIOR) (DIKOORDINASIKAN OLEH HIPOTALAMUS ANTERIOR)
Penurunan Pengeluaran
Peningkatan Produksi Panas Penurunan Peningkatan Pengeluaran
Panas (Konservasi Panas) Produksi Panas Panas

Peningkatan tonus otot Vasokonstriksi kulit otot


Penurunan tonus Vasodilatasi kulit
Menggigil Perubahan postur untuk gerakan
Penurunan Berkeringat
Peningkatan gerakan mengurangi luas permukaan volunter* Baju dingin*
vol unter* yang terpajan (mis.
mengerutkan bahu, dsbnya)*
Termogenesis tanpa
menggigil Baju hangat*
*Adaptasi perilaku

RESPONS TERPADU TERHADAP PAJANAN PANAS menggigil. Di ekstrim yang lain, ketika suhu eksternal mele-

Pada lingkungan yang berlawanan-pajanan panas-bagian


bihi batas atas kemampuan vasodilatasi kulit untuk mening-
katkan pengeluaran panas lebih lanjut maka berkeringar men-
anterior hipotalamus mengurangi produksi panas dengan
jadi faktor dominan dalam mempertahankan suhu inti.
menurunkan aktivitas otot rangka dan meningkatkan penge-
luaran panas dengan memicu vasodilatasi kulit. Ketika vaso-
dilatasi maksimal kulit pun tidak mampu membuang panas
yang berlebihan dari tubuh maka terjadi proses berkeringat
I Sewaktu demam, termostat hipotalamus
untuk meningkatkan pengeluaran panas melalui evaporasi. "disetel" pada suhu yang lebih tinggi.
Pada kenyataannya, jika suhu udara meningkat melebihi
CATAIAN KLINIS. Kata demam merujuk kepada pening-
suhu kulit dengan vasodilatasi maksimal, maka gradien suhu
katan suhu tubuh akibat infeksi atau peradangan. Sebagai
berbalik sendiri sehingga terjadi penambahan panas dari ling-
respons terhadap masuknya mikroba, sel-sel fagositik tertentu
kungan. Berkeringat adalah satu-satunya cara untuk menge-
(makrofag) mengeluarkan suatu bahan kimia yang dikenal
luarkan panas pada keadaan ini.
sebagai pirogen endogen yang, selain efek-efeknya dalam
Manusia juga melakukan tindakan volunter, misalnya
melawan infeksi (lihat h. 453), bekerja pada pusat termore-
menggunakan kipas, membasahi tubuh, minum minuman
gulasi hipotalamus untuk meningkatkan patokan termostat
dingin, dan menggunakan baju tipis, untuk meningkatkan (Gambar 17-5). Hipotalamus sekarang mempertahankan su-
pengeluaran panas. Berbeda dari anggapan umum, menggu-
hu di tingkat yang baru dan tidak mempertahankannya di
nakan pakaian longgar berwarna terang lebih dingin daripada
suhu normal tubuh. Jika, sebagai contoh, pirogen endogen
telanjang. Kulit telanjang menyerap hampir semua energi
meningkatkan titik patokan menjadi 102"F (38,9"C), maka
radiasi yang mengenainya, sementara busana berwarna terang
hipotalamus mendeteksi bahwa suhu normal prademam
memantulkan hampir semua energi radiasi yang jatuh pada-
terlalu dingin sehingga bagian otak ini memicu mekanisme-
nya. Karena itu, jika busana berwarna terang itu cukup long-
mekanisme respons dingin untuk meningkatkan suhu men-
gar dan tipis untuk memungkinkan terjadinya pengeluaran
jadi 102'F. Secara spesifik, hipotalamus memicu menggigil
panas melalui arus konveksi dan evaporasi maka pemakaian-
agar produksi panas segera meningkat, dan mendorong vaso-
nya sebenarnya lebih mendinginkan daripada tidak mengena-
konstriksi kulit untuk segera mengurangi pengeluaran panas.
kan busana sama sekali.
Kedua tindakan ini mendorong suhu naik dan menyebabkan
menggigil yang sering terjadi pada permulaan demam. Ka-
ZONA TERMONETRAL rena merasa dingin maka yang bersangkutan memakai se-
Aktivitas yasomotor kulit sangat efektif untuk mengontrol limut sebagai mekanisme volunter untuk membantu mening-
pengeluaran panas pada suhu lingkungan antara 60-an dan katkan suhu tubuh dengan menahan panas tubuh. Setelah
pertengahan 80-an. Kisaran ini, di mana suhu inti dapat suhu baru tercapai maka suhu tubuh diatur sebagai normal
dipertahankan konstan oleh respons vasomotor tanpa memer- dalam respons terhadap panas dan dingin tetapi dengan
lukan bantuan dari mekanisme produksi panas atau pengeluar- patokan yang lebih tinggi. Karena itu, terjadinya demam se-
an panas tambahan, disebut zona termonetral. Ketika suhu bagai respons terhadap infeksi adaiah tu.iuan yang disengaja
udara eksternal turun lebih rendah daripada batas bawah dan bukan disebabkan oleh kerusakan mekanisme termore-
kemampuan vasokonstriksi kulit untuk mengurangi penge- gulasi. Meskipun makna fisiologis demam belum jeias namun
luaran panas lebih lanjut maka tugas mempertahankan suhu banyak pakar kedokteran percaya bahwa peningkatan suhu
inti jatuh ke tangan peningkatan produksi panas, terutama tubuh bermanfaat dalam mengatasi infeksi. Demam mem-

716 Bab 17
dinyatakan untuk peningkatan suhu akibat peiepasan
pirogen endogen yang menyetel ulang titik patokan suhu

l* hipotalamus selama infeksi atau peradangn; hipertermia


merujuk kepada semua ketidakseimbangan lain antara
Makrofag
penambahan panas dan pngeluaran panas yang
meningkatkan suhu tubuh. Hipertermia memiliki beragam
sebab, sebagian normal dan tidak berbahaya, yang lain
patologik dan mematikan.

l* H I PERTERM IA AKIBAT OLAHRAGA


Penyebab tersering hipertermia adalah olahraga yang ber-
Prostaglandin
kepanjangan. Sebagai konsekuensi fisik penambahan pa-
nas yang luar biasa yang dihasilkan oleh otot-otot, suhu
I tubuh pada tahap awal olahraga akan meningkat karena
Titik patokan hipoialamus
T
penambahan panas melebihi pengeluaran panas (Gambar
17-5). Peningkatan suhu inti secara refleks memicu meka-
nisme pengeluaran panas (vasodilatasi kulit dan berke-
thisiasi "respons dingin" ringat), yang menghilangkan perbedaan antara produksi
dan pengeluaran panas. Segera setelah mekanisme-
mekanisme pengeluaran panas diaktifkan sehingga menya,
mai produksi panas maka suhu inti menjadi stabil di
J Produksi panaq; J pengeluaran panas
tingkat yang sedikit lebih tinggi daripada titik patokan
meskipun olahraga berlanjut. Karena itu, selama olahraga
t yang berkepanjangan, suhu tubuh pada awalnya mening-
kat, kemudian dipertahankan pada tingkat yang lebih
tinggi selama olahraga berlangsung.
Gambar 17-5 HIPERTERMIA PATOLOGIS
Terjadinya demam
CATAIAN KLINIS. Hipertermia juga dapat ditimbulkan
oleh cara yang sama sekali berbeda: produksi panas berle-
bihan dalam kaitannya dengan peningkatan kadar hormon
perkuat respons peradangan dan mungkin menghambat per- tiroid atau epinefrin darah, masing-masing akibat disfungsi
kembangbiakan bakteri. kelenjar tiroid atau medula adrenal. Kedua hormon ini me-
Selama demam, pirogen endogen meningkatkan titik ningkatkan suhu inti dengan meningkatkan laju keseluruhan
patokan hipotalamus dengan memicu pelepasan lokal prosta- aktivitas metabolik dan produksi panas.
glandin, yaitu mediator kimiawi lokal yang bekerja langsung Hipertermia juga dapat terjadi akibat malfungsi pu-
pada hipotalamus. Aspirin mengurangi demam dengan sat kontrol hipotalamus. Lesi otak tertenru, misalnya,
menghambat sintesis prostaglandin. Aspirin tidak menurun-
kan suhu pada orangyang tidak demam karena tanpa adanya
pirogen endogen maka di hipotalamus tidak terdapat pros-
taglandin dalam jumlah bermakna.
Mekanisme molekular yang pasri tentang hilangnya
demam secara alami belum diketahui, meskipun hal ini di-
perkirakan karena berkurangnya pengeluaran pirogen atau =
.c
Beberapa
sintesis prostaglandin. Ketika titik patokan hipotalamus =
-c
f derajat di atas
kembali ke normal, suhu pada 102'F (dalam contoh ini) a titik patokan
menjadi terlalu tinggi. Mekanisme-mekanisme respons panas
Titik patokan
diaktifkan untuk mendinginkan tubuh. Terjadi vasodilatasi suhu saat
kulit dan pengeluaran keringat. Yang bersangkuran merasa istirahat
panas dan membuka semua penurup tambahan. Pengaktifan l-+olah raga--+
@ naOu permulaan olah raga, laju produksi panas mula-mula
mekanisme pengeluaran panas oleh hipotalamus ini menu-
melebihi laju pengeluaran panas sehingga suhu inti
runkan suhu ke normal.
meningkat.
f"tit u mekanisme pengeluaran panas secara refleks
@ ditingkatkan
sehingga menyamai produksi panas yang
I Hipertermia dapat terjadi tanpa infeksi. meningkat maka suhu inti menjadi stabil di titik yang sedikit
lebih tinggi daripada titik istirahat selama olah raga.
Hipertermia adalah peningkatan suhu tubuh di atas Gambar 17-6
kisaran yang dianggap normal. Kata demam biasanya Hipertermia pada latihan yang terus-menerus

Keseimbangan Energi dan Pengaturan Suhu Tubuh 717


mengurangi kemampuan termostat hipotalamus untuk paJanan panas atau dingin yang ekstrim, lihatlah fitur
mengatur suhu normal. Jika mekanisme termoregulasi penyefta dalam boks, Konsep, Tantangan, dan Kontro-
tidak berfungsi maka dapat cepat terjadi hipertermia yang versi).
mematikan. Metabolisme normal menghasilkan panas
yang cukup untuk mematikan seseorang dalam waktu
kurang dari lima jam jika mekanisme pengeluaran panas PERSPEKTIF BAB lNl: FOKUS PADA
sama sekali dihentikan. Selain menyebabkan lesi otak,
pajanan ke stres panas yang tinggi dan terus-menerus juga
HOMEOSTASIS
mengganggu fungsi termoregulasi hipotalamus. Demikian Karena energi tidak dapat diciptakan atau dihilangkan maka
juga, tubuh dapat mengalami cedera akibat pajanan agar berat dan suhu tubuh tetap maka pemasukan harus
dingin yang ekstrim. (Untuk pembahasan tentang efek sama dengan pengeluaran, masing-masing dari segi kese-

Konsep, Tantangan, dan Kontroversi


Panas dan Dingin yang Ekstrim dapat Mematikan

Pajanan berkepanjangan ke suhu yang berlebihan pada lingkungan yang permanen pada mereka yang selamat
ekstrim (panas atau dingin) dapat panas dan lembab. Orang berusia juga tinggi ka'rena denaturasi protein
menguras mekanisme termoregulasi, lanjut, yang respons termoregulasinya ireversibel akibat panas internal yang
menyebabkan gangguan dan bahkan umumnya lebih lambat dan kurang tinggi.
kematian. efisien, sangat rentan mengalami
heatstroke saat gelombang panas yang Penyakit Terkait Dingin
Gangguan Terkait Panas Iama dan pengap. Demikian juga Di ekstrim yang lain, tubuh dapat
Heat exhaustion adalah keadaan dengan orang yang sedang mengguna- mengalami cedera karena pajanan
kolaps, biasanya bermanifestasi kan obat penenang tertentu, misalnya dingin melalui dua cara: frostbite dan
sebagai pingsan, akibat berkurangnya Valium, karena obat-obat ini meng- hipotermia general isata. F rostbite
tekanan darah karena mekanisme ganggu aktivitas neurotransmiter adalah pendinginan berlebihan suatu
pengeluaran panas yang sangat pusat termoregulasl hipotalamus. bagian tertentu tubuh ke tingkat di
berlebihan. Berkeringat berlebihan Gambaran paling mencolok pada mana jaringan di bagian tersebut
mengurangi curah jantung dengan heatstroke adalah tidak adanya mengalami kerusakan. Jika jaringan
mengurangi volume plasma, dan tindakan-tindakan pengeluaran panas yang terpajan benar-benar membeku
vasodilatasi kulit yang mencolok kompensatorik, misalnya berkeringat, maka kerusakan jaringan terjadi
menyebabkan turunnya resistensi sementara suhu tubuh terus mening- karena kerusakan sel akibat pemben-
perifer total. Karena tekanan darah kat. Tidak terjadi pengeluaran keringat tukan kristal es atau tidak adanya air
ditentukan oleh curah jantung kali meskipun suhu tubuh sangat mening- dalam bentuk cair.
resistensi perifer total maka terjadi kat, karena pusat kontrol termoregu- Hipotermia, penurunan suhu tubuh,
penurunan tekanan darah, penurunan lasi hipotalamus tidak berfungsi terjadi ketika pendinginan tubuh
jumlah darah yang disalurkan ke otak, dengan benar dan tidak dapat keseluruhan melebihi kemampuan
dan pingsan. Karena itu, heaf exhaus- mengaktifkan mekanisme pengeluaran mekanisme penghasil panas dan
tion lebih merupakan konsekuensi dari panas. Selama terjadinya heatstroke, penghemat panas menyamai
aktivitas berlebihan mekanisme- suhu tubuh mulai naik karena pengeluaran panas yang berlebihan
mekanisme pengeluaran panas mekanisme pengeluaran panas tersebut. Ketika terjadi hipotermia,
dibandingkan gangguan pada akhirnya dikalahkan oleh peningkatan laju semua proses metabolik melambat
mekanisme-mekanisme tersebut. panas yang berlebihan dan terus- karena turunnya suhu. Fungsi-fungsi
Karena mekanisme pengeluaran panas menerus. Setelah suhu inti mencapai luhur otak adalah yang pertama kali
telah sangat aktif maka pada heat titik di mana pusat kontrol suhu dipengaruhi oleh pendinginan
exhaustion suhu tubuh hanya sedikit hipotalamus rusak.oleh panas, suhu sehingga yang bersangkutan
meningkat. Dengan memaksa aktivitas tubuh cepat meningkat lebih tinggi kehilangan kemampuan me:nbuat
berhenti ketika mekanisme pengeluaran karena terhentinya secara total penilaian, apatis, mengalami
panas tidak lagi mampu menghadapi mekanisme pengeluaran panas. Selain disorientasi, dan rasa lemah, yang
penambahan panas yang ditimbulkan itu, dengan bertambahnya suhu tubuh, semuanya menghilangkan kemampuan
oleh olahraga atau lingkungan yang laju metabolisme juga meningkat, yang bersangkutan melakukan
panas, heat exhaustion berfungsi karena suhu yang lebih tinggi memper- mekanisme volunter untuk
sebagai katup pengaman yang cepat laju semua reaksi kimia; akibat- memulihkan suhu tubuh yang turun.
mencegah heatstroke yang memiliki nya adalah produksi panas yang Seiring dengan semakin merosotnya
konsekuensi lebih serius. semakin besar. Keadaan umpan balik suhu tubuh, terjadi depresi pusat
Heatstroke adalah situasi yang positif ini menyebabkan suhu melonjak pernapasan yang menurunkan
amat berbahaya yang terjadi karena tak terkendali. Heatstroke adalah dorongan untuk bernapas sehingga
kegagalan total sistem termoregulasi situasi yang sangat berbahaya dan napas menjadi pelan dan lemah.
hipotalamus. Heat exhaustion dapat cepat menyebabkan kematian jika Aktivitas sistem kardiovaskular juga
berkembang menjadi heatstroke jika tidak segera ditangani. Bahkan dengan berkurang perlahan. Jantung
mekanisme-mekanisme pengeluaran pengobatan untuk menghentikan dan melambat dan curah jantung menurun.
panas terus mendapat beban berlebih- membalikkan peningkatan tak lrama jantung terganggu yang
an. Heatstroke lebih besar kemung- terkendali suhu tubuh, angka kematian akhirnya menyebabkan fibrilasi
kinannya terjadi saat olahraga tetap tinggi. Tingkat kecacatan ventrikel dan kematian.

718 Bab 17
imbangan energi total tubuh dan keseimbangan energi panas- Berat tubuh, sebaliknya, sangar bervariasi di anrara indi-
nya. Jika masukan energi total melebihi pengeluaran energi vidu. Hanya ketidakseimbangan pemasukan dan pengeluar-
total maka kelebihan energi tersebut disimpan di tubuh dan an energi total yang ekstrim yang tidak memungkinkan ke-
berat tubuh akan meningkat. Demikian juga, jika pemasukan hidupan. Sebagai contoh, ketika menghadapi insufisiensi
energi panas melebihi pengeluarannya maka suhu tubuh pemasukan energi melalui makanan saat kelaparan berkepan-
meningkat. Sebaliknya, jika pengeluaran melebihi pemasuk- jangan, tubuh menguraikan protein otot untuk memenuhi
an maka berat tubuh berkurang atau suhu tubuh menurun. kebutuhan pengeiuaran energinya jika jaringan lemak telah
Hipotalamus adalah pusat integrasi utama untuk memper- habis. Berat tubuh merosot karena mekanisme kanibalistik
tahankan keseimbangan energi total (dan berat tubuh yang diri ini, sampai akhirnya terjadi kematian akibat, antara lain,
konstan) serta keseimbangan energi panas (dan suhu tubuh hilangnya orot janrung. Di ekstrim yang lain, ketika energi
yang konstan). makanan yang dikonsumsi jauh melebihi energi yang di-
Suhu tubuh, yaitu salah satu faktor lingkungan internal keluarkan, kelebihan energi tersebur disimpan sebagai jaring-
yang diatur secara homedstasis, harus dipertahankan dalam an adiposa dan berat tubuh bertambah. Obesitas hebat yang
batas-batas yang sempit, karena struktur dan reaktivitas terjadi juga dapat menyebabkan gagal janrung. Jantung tidak
bahan-bahan kimia pembentuk tubuh peka terhadap suhu. saja harus bekerja lebih keras memompa darah ke jaringan
Penyimpangan suhu tubuh di luar batas-batas tersebur me- lemak yang berlebihan tetapi obesitas juga mempermudah
nyebabkan denaturasi protein dan kematian jika suhu me- pengidapnya mengalami ateroslderosis dan serangan jantung
ningkat terlalu tinggi, atau perlambatan metabolik dan ke- (lihat h. 360).
matian jika suhu turun terlalu rendah.

RINGKASAN BAB
Keseimbangan Energi (h. 7O l -7 lO) dalam makanan maka simpanan energi tubuh akan di-
I Pemasukan energi ke tubuh dalam bentuk energi makan- gunakan untuk menunjang pengeluaran energi sehingga
an harus sama dengan pengeluaran energi, karena energi berat badan berkurang.
tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan. Biasanya berat tubuh dipertahankan cukup konstan da-
I Pengeluaran energi mencakup ( 1 ) kerja eksternal, yang di- lam jangka waktu lama (kecuali pada masa pertumbuhan)
lakukan oleh otot rangka untuk menggerakkan benda karena asupan makanan disesuaikan untuk menyamai
eksternal arau menggerakkan tubuh di lingkungan ekster- pengeluaran energi dalam jangka panjang.
nal; dan (2) kerja internal, yang terdiri dari semua aktivi- Asupan makanan rerurama dikontrol oleh hipotalamus
tas dependen energi lainnya yang tidak melakukan kerja melalui mekanisme regulatorik kompleks di mana rasa
eksternal, termasuk transpor aktif, kontraksi otot jantung Iapar dan kenyang adalah komponen-komponennya yang
dan otot polos, sekresi kelenjar, dan sintesis protein. penting. Sinyal makan atau nafsu makan menimbulkan
(Lihatlah Gambar I 7- l). sensasi lapar dan mendorong perilaku makan, semenrara
I Hanya sekitar 25oh energi kimia dalam makanan diguna- sinyal kenyang menyebabkan sensasi penuh dan menekan
kan untuk melakukan kerja biologis. Sisanya segera di- nafsu makan.
ubah menjadi panas. Selain itu, semua energi yang di- Nukleus arkuatus hipotalamus berperan kunci dalam
keluarkan untuk melalaanakan kerja internal akhirnya homeostasis energi berkat adanya dua kelompok neuron
diubah menjadi panas, dan 75o/o dan. energi yang diguna- pengatur nafsu makan di dalamnya: neuron yang mengel-
kan oleh otot rangka hilang sebagai panas. Karena itu, uarkan neuropeptida Y (NPY), yang meningkatkan nafsu
sebagian besar energi dalam makanan akhirnya muncul makan dan asupan makanan; dan neuron yang menge-
sebagai panas tubuh. luarkan melanokortin, yang menekan nafsu makan dan
I Laju metabolik, yaitu pengeluaran energi per satuan wak- asupan makanan. (Lihatkh Gambar l7-2).
tu, diukur dalam kilokalori panas yang dihasilkan per Adiposit dalam simpanan lemak mengeluarkan hormon
j"-. leptin, yang mengurangi nafsu makan dan menurunkan
I Laju metabolik basal (basal merabolic rate, BMF.) adalah konsumsi makanan dengan menghambat neuron peng-
ukuran laju pengeluaran energi internal minimal tubuh hasil NPY dan merangsang neuron penghasil melanokor-
dalam keadaan terjaga. tin nukleus arkuatus. Mekanisme ini terutama penting
I Untuk keseimbangan energi yang netral, energi dalam dalam pencocokan jangka panjang asupan energi dengan
makanan yang masuk harus sama dengan energi yang pengeluaran energi sehingga berat tubuh dalam jangka
digunakan untuk melakukan kerja eksternal dan diubah panjang tetap. (Lihatlah Gambar l7-2 dan Tabel j7-2).
menjadi panas. Jika lebih banyak energi yang dikonsumsi Insulin yang dikeluarkan oleh pankreas endokrin sebagai
daripada yang dikeluarkan maka kelebihan energi terse- respons terhadap peningkatan glukosa dan nutrien lain
but akan disimpan di tubuh, rerutama sebagai jaringan dalam darah juga menghambat neuron penghasil Npy
lemak sehingga berat badan meningkat. Sebaliknya, jika dan berperan dalam kontrol jangka panjang keseimbangan
lebih banyak energi dikeluarkan daripada yang tersedia energi dan berat tubuh.

Keseimbangan Energi dan Pengaturan Suhu Tubuh 719


I NPY dan melanokortin menimbulkan efeknya dengan yang lebih dingin, maka radiasi, konduksi, dan konveksi
bekerja pada daerah hipotalamus lateral (LHA) dan dapat digunakan untuk mengeluarkan atau mendapat
nukleus paraventrikel (P\rl\) untuk mengubah penge- panas, masing-masing bergantung pada apakah benda se-
luaran pembawa-pembawa pesan kimiawi dari kedua kitar lebih dingin atau hangat daripada permukaan tubuh.
daerah ini. LHA mengeluarkan oreksin yang merupakan Dalam keadaan normal, c ta-c ra tersebut merupakan
stimulator kuat asupan makanan, sementara P\N menge- saluran untuk mengeluarkan panas bersama dengan eva-
luarkan neuropeptida misalnya c0rtic0tro?in-rehasing hor- porasi yang disebabkan oleh keringat. (Lihatlah Gambar
mln y^l1g menurunkan asupan makanan. (Lihatlah t7-4).
Gambar 17-2). Untuk mencegah malfungsi sel yang serius, suhu inti
I Kontrol jangka pendek waktu dan jumlah makan ter- harus dijaga konstan pada sekitar 100"F (ekivalen dengan
utama diperantarai oleh efek sinyal-sinyal yang berasal suhu oral rerata 98,2'F) dengan secara terus-menerus
dari saluran cerna dan pankreas. Yang berperan penting menyeimbangkan penambahan panas dan pengeluaran
adalah dua pepdda yang dikeluarkan oleh saluran cerna. panas meskipun suhu lingkungan dan produksi panas
(1) Ghrelin, suatu inisiator waktu makan, dikeluarkan internal terus bervariasr. (Lihatlah Gambar 17-3).
oleh lambung sebelum makan dan memberi sinyal lapar. Keseimbangan termoregulasi ini dikontrol oleh hipota-
Sekresinya turun ketika makanan dikonsumsi. Ghrelin lamus. Hipotalamus diberi tahu tenrang suhu kulit oleh
merangsang nafsu makan dan mendorong perilaku makan termoreseptor perifer dan suhu inti oleh termoreseptor
dengan merangsang neuron penghasil NPY. (2) PWrru, sentral, dengan reseptor terpentingterletak di hipotalamus
suatu penghenti waktu makan, dikeluarkan oleh usus ha- itu sendiri.
lus dan usus besar sewaktu makan dan memberi sinyal Cara primer untuk memperoleh panas adalah produksi
kenyang. Sekresinya paling rendah sebelum makan. panas oleh aktivitas metabolik, dengan kontributor ter-
PWr,ru menghambat neuron penghasil IJPY. (Lihatlah besarnya adalah kontraksi otot rangka.
Gambar 17-2). Pengeluaran panas disesuaikan dengan berkeringat dan
I Nukleus traktus solitarius (NTS) di batang otak berfungsi dengan mengontrol sedapat mungkin gradien suhu antara
sebagai pusat kenyang dan dalam kapasitas ini berperan kulit dan lingkungan sekitar. Yang terakhir dilakukan
kunci dalam kontrol jangka pendek makan. NTS me- dengan mengatur diameter pembuluh darah kulit. (1)
nerima masukan dari daerah-daerah hipotalamus yang Vasokonstriksi pembuluh kulit mengurangi aliran darah
lebih tinggi yang berperan dalam kontrol keseimbangan hangat melalui kulit sehingga suhu kulit turun. Lapisan
energi dan asupan makanan serta masukan dari saluran kulit yang dingin antara inti dan lingkungan meningkat-
cerna dan pankreas. Sinyal kenyang yang bekerja melalui kan sawar insuiasi antara.inti yang hangat dan udara luar.
NTS untuk menghambat asupan makanan iebih lanjut (2) Sebaliknya, vasodilatasi kulit membawa lebih banyak
mencakup peregangan lambung dan peningkatan kolesis- darah hangat ke kulit sehingga suhu kulit mendekati suhu
tokinin, suatu hormon yang dikeluarkan oleh duodenum inti, menurunkan kemampuan insulasi kulit.
sebagai respons terhadap adanya nutrien, terutama lemak, Pada pajanan ke lingkungan yang dingin, suhu inti mulai
di lumen saluran cerna. (Lihatlah Gambar l7-2). turun karena pengeluaran panas meningkat akibat gra-
I Faktor psikososial dan lingkungan juga mempengaruhi dien suhu kuiit terhadap udara lebih besar daripada
asupan makanan di atas dan melebihi sinyal internal yang normal. Hipotalamus berespons untuk mengurangi ke-
mengatur perilaku makan. hilangan panas dengan memicu vasokonstriksi kulit se-
kaligus meningkatkan produksi panas melalui menggigil.
Pengaturan Suhu (h. 7lO-719) (Lihatlah Tabel l7-3).
I Tirbuh dapat dipandang sebagai bagian inti penghasil Sebaliknya, sebagai respons terhadap peningkatan suhu
panas (organ internal, SSB dan otot rangka) dikelilingi inti (akibat produksi panas inrernal yang berlebihan saat
oleh selubung dengan kapasitas insulasi yang dapat di- olahraga atau karena penambahan panas berlebihan dari
ubah-ubah (kulit). pajanan ke lingkungan yang panas), hipotalamus memicu
I Kulit mempertukarkan energi panas dengan lingkungan mekanisme-mekanisme pengeluaran panas, misalnya va-
eksternal, dengan arah dan jumlah pemindahan panas sodilatasi kulit dan berkeringat, sekaligus mengurangi
bergantung pada suhu iingkungan dan kapasitas insulasi produksi panas, misalnya dengan menurunkan tonus
kulit saat itu. orot. (Lihatlah Tabel 17-3).
I Empat cara fisik pertukaran panas antara tubuh dan ling- Pada respons dingin dan panas, perilaku volunter juga
kungan eksternal adalah (1) radiasi (perpindahan netto berperan besar dalam mempertahankan homeostasis pa-
energi panas melalui gelombang elektromagnetik); (2) nas.
konduksi (hantaran; pertukaran energi panas melalui Demam terjadi jika makrofag mengeluarkan pirogen en-
kontaklangsung); (3) konveksi (pemindahan energi panas dogen sebagai respons terhadap infeksi yang kemudian
melalui arus udara); dan (4) evaporasi (penguapan; eks- meningkatkan titik patokan hipotalamus. Grjadi pening-
traksi energi panas dari tubuh oleh konversi HrO cair katan suhu inti karena hipotalamus memicu mekanisme
menjadi HrO uap yang memerlukan panas). Karena respons dingin untuk menaikkan suhu inti ke titik pa-
energi panas berpindah dari benda yang lebih panas ke tokan yang baru. (Liharlah Gambar I 7-5).

720 Bab 17
SOAL LATIHAN
Pertanyaan Obyektif (Jawaban di h. A-59) 15. Dengan menggunakan kode jawaban di kanan, tunjuk-
1. Setiap liter O, mengandung 4,8 kilokalori energi panas. kan mekanisme pemindahan panas apa yang sedang ber-
(Benar atau salah?) Iaku:
2. Jika lebih banyak energi makanan dikonsumsi daripada 1. berkeringar a. radiasi
digunakan, kelebihan energi akan lenyap sebagai panas. 2. mengendarai mobil dengan b. konduksi
(Benar atau salah?) jendela terbuka c. konveksi
3. Semua energi dalam molekul nurrien dapat digunakan 3. duduk di kursi logam dingin d. evaporasi
untuk melakukan kerja biologis. (Benar atau salah?) 4. duduk di depan tungku
4. Keringat yang meneres dari tubuh tidak memiliki efek pemanas
mendinginkan. (Benar atau salah?) 5. tidur di bawah selimut listrik
5. Suhu tubuh yang lebih dari 98,2'F selalu menunjukkan 6. tertiup angin sepoi-sepoi
demam. (Benar atau salah?) 7. mandi matahari di pantai
6. Suhu inti relatifkonstan, tetapi suhu kulit dapat sangat 8. berendam di air dingin
bervariasi. (Benar atau salah?) 9. duduk mengenakan pakaian
7. Merinding yang terjadi sebagai respons terhadap pajan- renang basah
an dingin tidak bermanfaat dalam regulasi suhu tubuh. 10. mengipasi diri sendiri
(Benar atau salah)
8. Bagian posterior hipotalamus memicu menggigil dan Pertanyaan Esai
vasokonstriksi k:ulit. (Benar atu salah ?) 1. Bedakan antara kerja eksternal dan internal!
9. ... hipotalamus mengandung dua populasi neuron, 2. Definisikan hju metabolik dan laju'metabolik basal,
satu yang mengeluarkan NPY perangsang nafsu makan
Jelaskan proses kalorimetri tak langsung!
dan yang lain yang mengeluarkan melanokortin pe- 3. Jelaskan tiga keadaan keseimbangan energi!
nekan nafsu makan. 4. Dengan cara apa keseimbangan energi terutama diper-
10. Peningkatan produksi panas yang tidak bergantung tahankan?
pada kontraksi otot dinamai ...
5. Sebutkan sumber pemasukan dan pengeluaran panas di
1 1. Satu-satu nya cara mengeluarkan panas ketika suhu ling- tubuhl
kungan melebihi suhu inti adalah ... 6. Jelaskan sumber dan peran yang berikut dalam regulasi
12. Cara utama meningkatkan produksi panas secara invo- jangka panjang keseimbangan energi dan kontrol
lunter adalah ... jangka pendek waktu dan jumlah makan: neuropep-
13. Mana dari pernyataan berikut mengenai pertukaran pa- tida Y, melanokortin, leptin, insulin, ghrelin, PWr,rn,
nas antara tubuh dan lingkungan eksternal tidah benar?
oreksin, cortico*opin-releasing hormone, dan kolesisto-
a. Penambahan panas terutama terjadi melalui produksi kinin).
panas internal
7. Bahaslah tindakan kompensasi yang terjadi sebagai res-
b. Radiasi berfungsi sebagai cara unruk memperoleh pons terhadap penurunan suhu inti karena pajanan
panas tetapi bukan untuk mengeluarkan panas. dingin dan sebagai respons terhadap peningkatan suhu
c. Energi panas selalu berpindah menuruni gradien inti karena pajanan panas.
konsentrasinya dari benda hangat ke benda dingin.
d. Gradien suhu antara kulit dan udara eksternal ber- Latihan Kuantitatif (Solusi di h. A-59)
ada di bawah kontrol. 1. Laju metabolik basal (basal metabolic rate, BMF.) adalah
e.
Sangat sedikit panas tubuh yang hilang melalui ukuran berapa banyak energi yang dikonsumsi tubuh
konduksi saja. untuk mempertahankan "kecepatan langsam"nya. BMR
14. Mana dari pernyataan berikut mengenai terjadinya de- normal adalah sekitar T2Walljam (lihat h. 702). Sebagi-
mam yang tidak benar? an besar dari energi ini diubah menjadi panas. Sistem
a. Pirogen endogen dikeluarkan oleh makrofag sebagai termoregulasi kita berfungsi mengeluarkan panas ini
respons terhadap invasi mikroba. agar suhu tubuh tetap konstan. Jika tubuh kita tidak da-
b. Titik patokan hipotalamus ditingkatkan. pat mengeluarkan panas ini maka suhu kita akan me-
c. Hipotalamus memicu mekanisme respons dingin ningkat sampai kita mendidih (tentu saja seseorang akan
untuk meningkatkan suhu internal. meninggal sebelum mencapai suhu tersebur). Adalah
d. Prostaglandinmemerantaraiefek. relatif mudah untuk menghitung berapa lama diperlu-
e. Hipotalamus tidak efektif dalam mengatur suhu tu- kan waktu untuk mencapai titik didih hipotetis. Jika
buh selama demam. suatu jumlah energi A U dimasukkan ke dalam cairan

Keseimbangan Energi dan Pengaturan Suhu Tubuh 721


massam, maka perubahan suhu AT (dalam 'C) dihitung dari BMR untuk mendidihkan cairan tubuh anda
dengan rumus: (anggaplah air di tubuh anda adalah 42 liter dan titik
awal suhu tubuh normal adaJah 37"C)l Ketika berolah
AT=AU/mxC
raga maksimal, seseorang mengonsumsi sekitar 1000
Dalam persamaan ini, C adalah panas spesifik cairan. kkal/jam. Berapa lama diperlukan untuk mencapai titik
Untuk air, C = 1,0 kkaVlg.'C. Gunakan informasi ini didih pada kasus ini?
untuk menghitung berapa lama diperlukan bagi panas

UNTUK DIRENUNGKAN
(Penjelasan di h. A-59) dan agak tinggi meskipun tubuh terpajan ke lingkungan
1. Jelaskan bagaimana obat yang secara selektif meng- dengan suhu bervariasi. Untuk mempertahankan home-
hambat CCK meningkatkan perilaku makan pada ostasis termal, manusia secara fisiologis memanipulasi
hewan percobaan! mekanisme-mekanisme di dalam tubuh untuk menye-
2. Nasehat ap^yang anda berikan kepada seorang teman suaikan produksi panas, konservasi panas, dan penge-
yang kelebihan berat badan yang minta anda merancang luaran panas. Sebaliknya, ikan adalah tltermoconformers;
program penurunan berat yang aman, masuk akal, dan suhu tubuh mereka mengikuti suhu lingkungan sekitar-
murah? nya. Karena itu, suhu tubuh ikan sangar bervariasi sesuai
3. Mengapa melakukan olahraga berat pada hari yang perubahan suhu lingkungan. Meskipun menghasilkan
panas dan lembab berbahaya? panas, ikan tidak dapat secara fisiologis mengatur pro-
4. Jelaskan jalan yang digunakan untuk mengeluarkan pa- duksi panas internal atau mengonrrol pertukaran panas
nas oleh seseorang yang berendam dalam bak air panas? dengan lingkungan untuk mempertahankan suhu ru-
5. Pertimbangkanlah perbedaan antara anda dan ikan da- buh konstan ketika suhu lingkungan naik atau turun.
lam sebuah kolam dalam kaitannya dengan kontrol su- Dengan mengetahui hal ini, apakah anda berpendapat
hu tubuh. Manusia adalah termoregulato6 manusia da- bahwa ikan akan mengalami demam ketika terkena
pat mempertahankan suhu tubuh internal yang konstan infeksi sistemik? Mengapa atau mengapa tidak?

KASUS KLINIS
(Penjelasan di A-59) anda menjelaskan mengapa ia "secara ajaib" tetap hidup mes-
Michael F, seorang korban yang nyaris tenggelam, dikeluar- kipun tenggelam selama 15 menit dan mengalami kerusakan
kan dari air es oleh tim penyelamat l5 menit setelah ia jatuh otak ireversibel, yang secara normal segera diikuti oleh ke-
di atas lapisan es tipis tempat ia bermain ski. Michael se- matian jika otak kekurangan oksigen selama lebih dari 4
karang telah sadar dan membaik di rumah sakit. Bagaimana atau 5 menit?

SUMBER BACAAN PHYSIOEDGE


Situs PhysioEdge Untuk anjuran bacaan, konsultasilah ke InfoTiac' College
Situs web untuk buku ini berisi banyak alat bantu belajar Edition/Research di situs PhysioEdge arau pergi langsung ke
yang bermanfaat, serta banyak petunjuk untuk bahan bacaan InfoTiac College Edition, perpustakaan riset online anda di:
lebih lanjut dan riset. Masuklah ke: http://infotrac.thomsonlearning.com
http :i /biology.brookscole.com/sherwoodhp6
Pilihlah Chapter 17 dari menu drop-doun atau klik salah satu
dari banyak pilihan.

722 Bab 17
Sistem Endokrin

Homeostasis
Sistem endokrin, salah satu dari dua
sistem regulatorik tubuh, mengeluarkan
Sistem tubuh hormon yang bekerja pada sel sasaran
mempertahankan untuk mengatur konsentrasi molekul
homeostasis nutrien, air, garam, dan elektrolit lain
dalam darah, selain aktivitas-aktivitas
homeostatik lain. Hormon juga berperan
kunci dalam mengontrol pertumbuhan dan
reproduksi serta dalam adaptasi stres.

,rir:igl:la
. ll=Lr'.+,i'::: r.: Homeostasis esensial ::,: ':: i
bagi kelangsungan
Pria hidup sel

..:.It;1,
t-:

:::tr::f.,1 i:,.:,.:i

Sel
Sel memerlukan pasokan
konstan nutrien untuk menunjang
reaksi-reaksi kimianya yang
menghasilkan energi. Fungsi sel
normal juga bergantung pada
$el-sel membentuk keseimbangan air dan berbagai
sistem tubuh elektrolit lain.

Sistem endokrin mengatur aktivitas-aktivitas yang lebih yang esensial untuk mempertahankan keseimbangan air;
memerlukan durasi daripada kecepatan. Kelenjar endokrin melahirkan, dan menyusui. Hipotalamus juga mengeluarkan
mengeluarkan hormon, pembawa pesan kimiawi dalam darah hormon-hormon regulatorik yang mengontrol pengeluaran
yang bekerja pada sel sasaran yang terletak jauh dari kelenjar hormon kelenjar hipofisis anterior. yang mengeluarkan enam
endokrin itu sendiri. Sebagian besar aktivitas sel sasaran yang hormon yang, sebaliknya, mengontrol pengeluaran hormon
berada di bawah kontrol hormon ditujukan untuk memper- beberapa kelenjar endokrin perifer. Satu hormon hipofisis
tahankan homeostasis. Kelenjar endokrin sentral, yang berada anterioL hormon pertumbuhan, mendorong pertumbuhan
atau berkaitan erat dengan otak, mencakup hipotalamus, dan mempengaruhi homeostasis nutrien. Kelenjar pineal
kelenjar hipofisis, dan kelenjar pineal. Hipotalamus (suatu adalah bagian dari otak yang mengeluarkan suatu hormon
bagian dari otak) dan kelenjar hipofisis posterior bekerja yang penting dalam menentukan irama biologis tubuh.
sebagai satu kesatuan untuk mengeluarkan hormon-hormon

724
Prinsip-Prinsip
Endokrinologi;
Keleniar Endokrin
Sentral
SEKILAS ISI
PRINSIP UtvlUM ENDOKRINOLOGI PRINSIP T,'MUM
I Faktor yang mempengaruhi konsentrasi hormon dalam plasma ENDOKRINOLOGI
I Jenis kelainan endokrin
I Regulasi responsivitas organ sasaran Sistem endokrin rerdiri dari kelenjar endokrin tan-
HIPOTALAMUS DAN HIPOFISIS pa duktus (lihat h. 4) yangtersebar diseluruh tubuh
I Hubungan hipotalamus-hipofisis posterior (Gambar 18-l). Meskipun kelenjar-kelenjar endo-
I Vasopresin; oksitosin
krin secara anaromis tidak berhubungan namun
secara fungsional kelenjar-kelenjar tersebut mem-
I Hubungan hipotalamus-hipofisis anterior
bentuk suatu sistem. Semua kelenjar endokrin me-
I Hipofisis anterior dan hormon hipofisiotropik
laksanakan fungsinya dengan mengeluarkan hormon
KONTROL ENDOKRIN PERTUMBUHAN
ke dalam darah, dan terdapat banyak interaksi fung-
I Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan sional di antara berbagai kelenjar endokrin. Setelah
I Fungsi dan kontrol hormon pertumbuhan
dikeluarkan, hormon mengalir dalam darah ke sel
I Peran hormon lain dalam pertumbuhan
sasaran di tempat yang jauh, tempat bahan ini meng-
KELENJAR PINEAL DAN IRAMA SIRKADIAN atur atau mengarahkan fungsi tertentu. Endokrino-
I Nukleus suprakiasmatikus sebagaijam biologis utama logi adalah ilmu tentang penyesuaian-penyesuaian
I Fungsi melatonin kimiawi homeostatik dan berbagai aktivitas lain yang
dilaksanakan oleh hormon.
Meskipun darah menyebarkan hormon ke se-
. luruh tubuh namun hanya sel sasaran tertentu yang
dapat berespons terhadap masing-masing hormon,
karena hanya sel sasaran memiliki reseptor untuk
mengikat hormon rerrentu (lihat h. 62).
Pengikatan suatu hormon ke reseptornya di sel
sasaran memicu serangkaian proses di dalam sel
sasaran agar terjadi efek akhir hormon. Ingatlah bah-
wa cat^-cara yang digunakan oleh hormon untuk
menimbulkan efek fisiologiknya bergantung pada
apakah hormon bersifat hidrofilik (hormon peptida
dan katekolamin) atau lipofilik (hormon steroid dan
tiroid). Hormon peptida, yaitu kategori kimiawi hor-
mon yang paling banyak, adalah ranrai-rantai asam
amino dengan panjang beragam. Katekolamin, yang
dihasilkan oleh medula adrenal, berasal dari asam
amino tirosin. Hormon steroid, yang dihasilkan oleh
korteks adrenal dan kelenjar endokrin reproduksi,
adalah lemak netral yang berasal dari kolesterol. 11or-
rnon tiroid, yang hanya diproduksi oleh kelenjar ti,
roid, adalah suatu rurunan tirosin beriodium. Secara
singkat, hormon hidrofilik setelah berikatan dengan
reseptor di membran permukaan akan bekerja

725
melalui sistem pembawa pesan kedua untuk mengubah akti- aktivitas yang berbeda. Secara umum, sistem saraf mengoor-
vitas protein yang sudah ada, misalnya enzim, di dalam sel dinasikan respons-respons yang bersifar segera dan tepat serta
sasaran. Hormon lipofilik, sebaliknya, mengaktifkan gen- sangat penting dalam memerantarai interalsi tubuh dengan
gen setelah berikatan dengan reseptor di nukleus. Hal ini lingkungan eksternal. Sistem endokrin, sebaliknya, rerutama
kemudian menyebabkan pembentukan protein baru di sel mengontrol aktivitas yang lebih memerlukan durasi dibanding
sasaran yang melaksanakan respons yang diinginkan. Hor- kecepatan. Sistem ini mengarur, mengoordinasikan, dan
mon hidrofilik beredar dalam darah rerutama dalam bentuk mengintegrasikan fungsi sel dan organ di tempat jauh.
larut dalam plasma sementara hormon lipofilik umumnya
terikat ke protein plasma (lihat h. 125-134).
FUNGSI KESELURUHAN SISTEM ENDOKRIN
I. Mengatur metabolisme organik serta keseimbangan
I Hormon menimbulkan beragam efek regulatorik HrO dan elektrolit, yang secara kolektif penting dalam
di seluruh tubuh. mempertahankan lingkungan internal yang konstan
2. Menginduksi perubahan adaptif untuk membantu ru-
Sistem endokrin adalah salah satu dari dua sistem regulatorik buh menghadapi situasi stres
utama tubuh, yang lainnya adalah sistem saraf yang sudah Mendorong tumbuh kembang yang lancar dan ber-
anda kenal sebelumnya (Bab 4 sampai 7). Ingatlah bahwa sis- urutan
tem endokrin dan saraf mengkhususkan diri mengontrol jenis Mengontrol reproduksi

Pineal ffi
rc* Hipotalamus !
Hipofisis ffi

'\+iF-.

t Paratiroid ffi
*'*@ \
Tiroid ffi
/'
i-li,
J \

:f* n

Jantung f
E Hanya memiliki fungsi endokrin

T Fungsi campuran
Lambung !
tr Fungsi lengkap belum jelas Kelenjar adrenal ffi
:
L1
tsnL
Pankreas f
Duodenum I
't!.i , { GinjalI
r*-
ti I
Jaringan lemak f
Kulit f
Ovarium pada wanita f,
Testis Plasenta
pada pria f] pada wanita hamil I

Gambar 18-'l
Sistem endokrin

726 Bab 18
5. Mengatur produksi sel darah merah frin, yang dikeluarkan sebagai hormon oleh medula adrenal,
6. Bersama sistem saraf otonom, mengontrol dan meng- dan dibebaskan sebagai neurotransmiter oieh serar saraf
integrasikan sirkulasi dan pencernaan serta penyerapan pascaganglion simpatis, adalah contoh uramanya.
makanan. I Sebagian organ secara eksklusif memiliki fungsi enrLo-
krin (khusus menghasilkan hormon, conrohnya hipofisis
HORMON TROPIK anterior), sementara organ lain pada sistem endokrin me-
lakukan fungsi non-endokrin selain mengeluarkan hormon.
Sebagian hormon mengatur pembentukan dan sekresi hor-
Sebagai contoh, testis menghasilkan sperma dan mengeluar-
mon lain. Suatu hormon yang fungsi utamanya mengatur
kan hormon seks pria testosteron.
sekresi hormon oleh kelenjar endokrin lain diklasifikasikan
hormon tropik (tropikberarti "me-
secara fungsional sebagai
melihara'). Hormon tropik merangsang dan memperrahan-
kan jaringan endokrin sasarannya. Sebagai contoh, hormon I Konsentrasi plasma efektif suatu hormon secara
troplk thyroid+timulating ltormone (TSH), dari hipofisis normal diatur oleh perubahan laju sekresinya,
anterior, merangsang sekresi hormon tiroid oleh kelenjar
Fungsi utama sebagian besar hormon adalah regulasi berbagai
tiroid serta mempertahankan integritas struktural kelenjar
aktivitas homeostatik. Karena efek hormon proporsional
ini. Tanpa TSH, kelenjar tiroid mengalami atrofi (lisut) dan
dengan konsentrasinya dalam plasma maka konsentrasi ini
menghasilkan hormon dalam kadar yang sangat rendah.
menjadi subyek dari mekanisme kontrol sesuai kebutuhan
homeostatik. Konsentrasi hormon bebas yang secara biologis
KOMPLEKSITAS FUNGSI ENDOKRIN aktif dalam plasma-dan karenanya, ketersediaan hormon
Faktor berikut menambah kerumitan fungsi endokrin: bagi reseptornya- bergantung pada beberapa faktor (Gambar
18-2): $ laju sekresi hormon ke dalam darah oleh kelenjar
I Satu kelenjar endokrin dapat menghasilkan banyak hor-
endokrin; & untuk beberapa hormon, laju pengaktifan meta-
mon. Hipofisis anterior, sebagai contoh, mengeluarkan enam
boliknya; S untuk hormon lipofflik, tingkat pengikarannya
hormon berbeda, masing-masing di bawah mekanisme kon-
ke protein plasma; dan !,{ laju pengeluarannya dari tubuh
trol yang berlainan dan memiliki fungsi masing-masing.
oleh inaktivasi metabolik dan ekskresi di urin. Selain itu,
I Satu hormon dapat dikeluarkan oleh lebih dari satu
besar respons hormon bergantung pada ketersediaan dan
kelenjar endokrin. Sebagai contoh, hipotalamus dan pankreas
sensitivitas reseptor sel sasaran terhadap hormon tersebut.
sama-sama mengeluarkan hormon somatostatin, dan soma-
Kita pertama-tama akan membahas faktor-faktor yang mem-
tostatin bekerja secara parakrin di lambung.
pengaruhi konsentrasi hormon plasma sebelum beralih ke
I Satu hormon sering memiliki lebih dari satu jenis sel
responsivitas sel sasaran terhadap hormon.
sasaran dan karenanya dapat menimbulkan lebih dari satu
Secara normal, konsentrasi plasma efektif suatu hormon
jenis efek. Sebagai contoh, vasopresin mendorong reabsorpsi
diatur oleh la.ju sekresinya. Kelenjar endokrin tidak menge-
HrO oleh tubulus ginjal serta vasokonstriksi arteriol di se-
luarkan hormonnya dengan kecepatan yang sama; laju sekresi
luruh tubuh. Kadang hormon yang memiliki banyak sel
semua hormon bervariasi, umumnya berada di bawah kon-
sasaran dapat mengoordinasikan dan mengintegrasikan akti-
trol beberapa mekanisme kompleks. Sistem regulasi untuk
vitas berbagai jaringan menuju ke efek rertenru. Sebagai
setiap hormon dibahas secara lebih rinci di bagian-bagian
contoh, efek insulin pada otot, hati, dan lemak adalah agar
selanjutnya. Saat ini, kita akan mengulas mekanisme umum
berbagai jaringan tersebut bersama-sama memulihkan nu-
yang mengontrol selresi yang umum bagi berbagai hormon:
trien setelah absorpsi makanan.
I kontrol umpan balik negatifi refleks neuroendokrin, dan
Laju sekresi sebagian hormon bervariasi cukup besar
irama diurnal (sirkadian).
seiring dengan waktu dalam suatu pola siklik. Karena itu,
sistem endokrin juga menghasilkan koordinasi fungsi secara
temporal (waktu). Hal ini terutama jelas pad) kontrol siklus KONTROT UMPAN BALIK NEGATIF ,

reproduksi oleh sistem endokrin, misalnya siklus haid, di Umpan balik negatif adalah gambaran menonjol pada sistem
mana fungsi normal memerlukan pola perubahan sekresi kontrol hormon. Secara sederhana, umpan balik negatif dt
berbagai hormon yang sangat spesifik. jumpai jiha keluaran sistem melauan perubahan pada masuk-
I Satu sel sasaran dapat dipengaruhi oleh lebih dari satu an, sehinggavariabel terkontrol berada dalam kisaran sempit
hormon. Sebagian sel memiliki serangkaian reseptor untuk di sekitar titik patokan rertentu (lihat h. 16). Umpan balik
berespons dengan cara berbeda-beda terhadap berbagai hor- negatif mempertahankan konsentrasi plasma suatu hormon
mon. Sebagai gambaran, insulin mendorong perubahan glu- pada kadar tertentu, serupa dengan pendingin ruangan mem-
kosa menjadi glikogen di dalam sel hati dengan merangsang pertahankan suhu kamar pada suhu yang telah ditentukan.
satu enzim hati tertentu; sementara hormon lain, glukagon, Kontrol sekresi hormon merupakan contoh ftsiologik klasik
dengan mengaktifkan enzim hati lainnya meningkatkan umpan balik negatif. Sebagai contoh, ketika konsentrasi
penguraian glikogen menjadi glukosa di dalam sel hari. plasma hormon tiroid bebas dalam darah turun di bawah
I Suatu pembawa pesan kimiawi yang sama mungkin 'patokan' tertentu, hipofisis anterior mengeluarkan thyroid-
berupa hormon atau neurotransmiter, bergantung pada stimulating hormone (TSH), yang merangsang riroid untuk
sumber dan cara penyampaiannya ke sel sasaran. Norepine- meningkatkan sekresi hormon tiroidnya (Gambar 18-3).

Prinsip-Prinsip Endokrinologi; Kelenjar Endokrin Sentral 727


Plasma Konsentrasi hormon bebas yang secara biologis aktif dalam plasma,
yang dapat berinteraksi dengan sel sasaran untuk menimbulkan respons
G*r"" b"rdfi fisiologik, bergantung pada
I dengan protein
@ l";,
I
sekresi hormon oleh kelenjar endokrin
l&er1____ _, (untuk semua hormon; faktor utama)
+o laju pengaktifan metaboliknya (untuk beberapa hormon)
{ lPengit<atan @
l(hormon
llipofilik)
o
Pengaktifan
o tingkat pengikatannya ke protein plasma (untuk hormon lipofilik)

rffi;Gr;-l
I
yang
aktif < secara |
(sebagian hormon) @ laju inaktivasi metabolik dan ekskresinya (untuk semua hormon)

AeleeE J

e+
Sel sasaran
t------}

lo
I lnaktivasi
V

Sekresi di urin

Gambar 18-2
Faktor yang mempengaruhi konsentrasi plasma hormon bebas yang aktif secara biologis.

Hormon tiroid, sebaliknya, menghambat sekresi lebih lanjut umum adalah irama diurnal ("siang-malarn') atau sirkadian
TSH oleh hipofisis anterior. Umpan balik negatif menjamin ("dalam sehari"), yang ditandai oleh osilasi berulang kadar
bahwa jika sekresi kelenjar tiroid telah "dinyalakan" oleh hormon yang sangat terarur dan bersiklus satu kali 24 jam.
TSH, maka sekresi tersebut tidak akan berlanjut tetapi akan Irama ini disebabkan oleh osilator endogen yang seruF.a
"dipadamkan" jika kadar hormon bebas dalam darah telah dengan neuron pemacu pernapasan di batang otak yang
mencapai tingkat yang telah ditentukan. Karena itu, efek mengontrol gerakan napas berirama, kecuali bahwa osilator
suatu hormon dapat menghambat selresinya sendiri. Leng- ini bersiklus jauh lebih lama. Selain itu, tidak seperti irama
kung umpan balik sering menjadi rumit. napas, irama endokrin terkunci, atau sinkron dengan feno-
mena ritmis sinyal eksternal misalnya siklus terang-gelap.
REFLEKS NEUROENDOKRIN Yaitu, siklus 24 jam inheren naik turun sekresi hormon
Banyak sistem kontroi endokrin melibatkan refleks neuro- dilakukan untuk menyamai "derap langkah" siklus terang
endokrin, yang mencakup baik komponen saraf maupun dan gelap. Sebagai contoh, sekresi kortisol meningkat pada
hormon. Tujuan refleks semacam ini adalah menghasilkan malam hari, mencapai puncaknya pada pagi sebelum yang
peningkatan mendadak sekresi hormon (yaitu, "menaikkan
patokan termostat") sebagai respons terhadap rangsangan
tertentu, seriag berupa rangsangan eksternal terhadap tubuh.
Pada beberapa hal, masukan saraf ke kelenjar endokrin
menjadi satu-satunya faktor yang mengatur sekresi hormon.
Sebagai contoh, sekresi epinefrin oleh meduia adrenal di-
kontrol semata-mata oleh sistem saraf simpatis. Sebaliknya,
sebagian sistem kontrol endokrin mencakup kontrol umpan
balik (yang mempertahankan kadar hormon di tingkat basal)
Thyroid-stimulating
dan refleks neuroendokrin (yang menyebabkan peningkatan
hormoRe
mendadak sbkresi sebagai respons terhadap peningkatan
mendadak kebutuhan akan hormon tersebut). Salah satu
contoh adalah peningkatan sekresi kortisol, "hormon srres"
oleh korteks adrenal selama respons stres (lihat Gambar 19-8,
h.762).

rRAMA DTURNAL (StRKADtAN)


Garnbar 18-3
Laju sekresi banyak hormon berfluktuasi berirama naik- Kontrol umpan balik negatif
turun sebagai fungsi waktu. Irama endokrin yang paling

728 Bab 18
bersangkutan terjaga, kemudian turun sepanjang hari sampai Rentang waktu setelah suatu hormon disekresikan se-
titik terendah menjelang tidur malam (Gambar 18-4). Irama belum diinaktifkan, dan cara inaktivasi tersebut, berbeda un-
dan sinkronisasi inheren hormon tidak dilakukan oleh ke- tuk kelas hormon yang berbeda. Secara umum, katekolamin
lenjar endokrin itu sendiri tetapi akibat perubahan titik dan peptida hldrofilik mudah menjadi sasaran enzim darah
patokan kelenjar-kelenjar tersebut oleh susunan saraf pusat. dan jaringan sehingga hormon-hormon ini berada dalam
Kita akan membahas jam biologis utama pada bagian selanjut- darah dalam waktu singkat (beberapa menit sampai beberapa
nya. Mekanisme umpan balik negatif bekerja untuk memper- jam) sebelum diinaktifkan oleh enzim. pada kasus sebagian
tahankan berapapun titik patokan yang ditetapkan untuk hormon peptida, misalnya insulin, sel sasaran .eb.nainya
saat itu. Sebagian siklus endokrin bekerja pada skala waktu di menelan hormon dengan endositosis dan menguraikannya di
luar irama sirkadian, dengan contoh yang terkenal adalah dalam sel. Sebaliknya, pengikatan hormon lipofilikke protein
daur haid. plasma menyebabkan hormon ini kurang rentan terhadap
inaktivasi metabolik dan mencegahnya keluar melalui urin.
Karena itu, hormon lipofilik dibersihkan dari plasma jauh
I Konsentrasi efektif suatu hormon dalam plasma lebih lambat. Hormon ini dapat menetap dalam darah selama
dipengaruhi oleh transpoL metabolisme, dan beberapa jam (steroid) hingga beberapa minggu (hormon
ekskresinya, tiroid). Hormon-hormon lipofilik biasanya mengalami se-
rangkaian reaksi yang mengurangi aktivitas biologiknya dan
Meskipun konsentrasi plasma efektif suatu hormon normal- menyebabkan hormon tersebut lebih larut dalam air sehingga
nya diatur dengan menyesuaikan laju sekresinya namun per- dapat dibebaskan dari protein plasma p..rg"rrgk rt J"r,
ubahan pada transpoq metabolisme, atau ekskresi hormon dikeluarkan melalui urin.
tersebut juga dapat mempengaruhi konsentrasi plasma hor- CATAIAN KLINIS. Jika hati dan ginjal berfungsi nor-
mon, kadang-kadang secara ridak pas (Gambar 18-2). Se- mal maka pengukuran konsentrasi hormon dan metabolitnya
bagai contoh, karena hati membentuk protein plasma maka dalam urin merupakan cara noninvasifyang berguna untuk
penyakit hati dapat menyebabkan kelainan aktivitas endo- memperkirakan fungsi endokrin, karena laju etskresi hor-
krin dengan mengubah keseimbangan antara komparremen mon dalam urin secara langsung mencerminkan laju sekresi-
hormon lipofilik bentuk bebas dan terikat. nya oleh kelenjar endokrin. Karena hati dan ginjal penting
Pada akhirnya, semua hormon dimetabolisasi oleh untuk mengeluarkan hormon dari darah maka pasien d.rrg".,
reaksi-reaksi yang diperantarai oleh enzim yang sedikit penyakit hati atau ginjal dapat menderita kelebihan aktivitas
banyak memodifikasi srruktur hormon. Kebanyakan, hal ini hormon tenentu semata-mata karena eliminasi hormon ber-
menyebabkan hormon inahtif. Namun, pada sebagian kasus kurang.
metabolisme mengahffian suaru hormon; yaitu, produk hor-
mon memiliki aktivitas yang lebih besar daripada hormon
semula. Sebagai conroh, setelah disekresikan, hormon tiroid I Penyakit endokrin
terjadi akibat kelebihan atau
tiroksin diubah menjadi hormon yang lebih kuat dengan kekurangan hormon atau penurunan responsivitas
pengeluaran salah satu atom iodiumnya oleh enzim. Biasanya
sel sasaran.
laju pengaktifan hormon itu sendiri berada di bawah kontrol
hormon. Hati adalah tempar inaktivasi hormon tersering, CATAIAN KLINIS. Kelainan konsentrasi plasma efektif
tetapi sebagian hormon juga diinaktifkan di darah, ginjal, suatu hormon dapat berasal dari berbagai faktor (Thbel 1 g- I
).
atau sel sasaran. Penyakit endokrin umumnya disebabkan oleh konsentrasi
Hormon dan metabolitnya biasanya dikeluarkan dari plasma hormon yang abnormal akibat laju sekresi yang ddak
tubuh melalui urin. Berbeda dari kontrol sekresi hormon sesuai-yaitu sekresi hormon terlalu sedikit (hiposekresi) atau
yang ketat, inaktivasi dan ekslresi hormon tidak diatur. terlalu banyak (hipersekresi). Kadang, disfungsi endol.cin
disebabkan oleh penurunan mencolok responsivitas sel
sasaran, meskipun kadar
hormon dalam plasma normal.
(!
E
R_6
c- HIPOSEKRESI
oo
oq
oF Hiposekresi primer terjadi ketika sebuah kelenjar endokrin
Y_v
mengeluarkan hormon terlalu sedikit karena kelainan di
dalam kelenjar. Hiposehresi sekunder terjadi ketika kelenjar
endokrin normal tetapi mengeluarkan hormon terlalu sedikit
Waktu
karena defi siensi hormon tropiknya.
N = siang hari
M = tengah malam Terang l--__l Getap ll3 Berikut ini adalah berbagai faktor berbeda (masing-
Gambar 18-4 masing dengan contoh) yang dapat menyebabkan hiposekresi
lrama diurnal sekresi kortisol. primer: (1) genetik (ketiadaan bawaan suaru enzim yang
(Sumber: Diadaptasi dari George A. Hedge, Howard D. Colby, mengatalisis sintesis hormon); (2) makanan (kekurangan
dan Robert L. Goodman. Clinical Endocrine physiology, iodium, yang diperlukan untuk sintesis hormon tlroid);13)
Gambar 1-13, h. 28. O 1987, dengan izin dari Elsevier). kimia atau toksin (residu insektisida terrenru dapat merusak

Prinsip-Prinsip Endokrinologi; Kelenjar Endokrin Sentral 72g


Terdapat beberapa cara untuk mengobati hipersekresi
Tabel 18-1 hormon. Jika tumor penyebabnya, maka tumor tersebut
:
Cara Timbul Penyakit Endokrin dapat diangkat secara bedah atau dihancurkan dengan te-
AKTIVITAS HORMON AKTIVITAS HORMON
rapi radiasi. Pada sebagian kasus, hipersekresi mungkin
TERLALU RENDAH TERLALU TINGGI dapat dibatasi oleh obat yang menghambat sintesis hormon
atau menghambat sekresi hormon. Kadang-kadang penya-
Jumlah hormon yang Jumlah hormon yang
dikeluarkan oleh kelenjar dikeluarkan oleh kelenjar
kit dapat diatasi dengan pemberian obat yang menghambat
endokrin terlalu sedikit endokrin terlalu banyak kerja hormon tanpa menurunkan sekresi hormon yang
(hi posekresi)* (hipersekresi)* berlebihan.
Peningkatan pembuangan Pengurangan pengikatan
hormon dari darah hormon ke protein plasma
(hormon bebas yang aktif GANGGUAN KEPEKAAN SEL SASARAN
Kelainan responsivitas
jaringan terhadap hormon secara biologis meningkat) Disfungsi endokrin juga dapat terjadi karena sel sasaran
Tidak adanya reseptor Berkurangnya pembersihan tidak berespons secara adekuat terhadap hormon, meskipun
sel sasaran hormon dari darah konsentrasi efektifhormon dalam plasma normal. Kekurang-
Tidak adanya sJatu Berkurangnya inaktivasi pekaan ini dapat disebabkan, misalnya, oleh ketiadaan
enzim yang esensial bagi Berkurangnya ekskresi bawaan reseptor untuk hormon, seperti pada sindrom femi-
respons sel sasaran
nisasi testis. Pada keadaan ini reseptor untuk testosteron,
*Kausa tersering disfungsi
hormon maskulinisasi yang diproduksi oleh testis pria, ti-
endokrin
dak dibentuk karena defek genetik spesifik. Meskipun kadar
testosteron adekuat namun tidak terjadi maskulinisasi se-
olah-olah tidak terdapat testosteron. Kelainan responsivitas
juga dapat terjadi jika sel sasaran untuk hormon tertenru
korteks adrenal); (4) imunologik (antibodi otoimun dapat
tidak memiliki enzim yang esensial untuk meiaksanakan
merusak jaringan tiroid tubuh sendiri); (5) proses penyakit
respons.
lain (kanker atau tuberkulosis dapat secara kebetulan me-
rusak kelenjar endokrin); (5) iatrogenik (disebabkan oleh
dokter, misalnya pengangkatan kanker kelenjar tiroid secara I Responsivitas sel sasaran dapat diubah-ubah
bedah); dan (7) idiopatik (kausa tidak diketahui).
dengan mengatur jumlah reseptor spesifik hormon.
Metode paling umum pengobatan hiposekresi hormon
adalah dengan memberikan hormon yang sama (atau serupa, Berbeda dari disfungsi endokrin akibat kelainan resepror
misalnya dari spesies lain) dengan hormon yang kurang atau tanpa disengaja, reseptor sel sasaran untuk hormon rertentu
tidak ada. Terapi sulih semacam ini tampaknya sederhana dapat dengan sengaja diubah akibat mekanisme kontrol
tetapi sumber hormon dan cara pemberian memiliki be- fisiologik. Respons sel sasaran terhadap hormon berkaitan
berapa masalah praktis. Sumber preparat hormon untuk di- dengan jumlah reseptor sel yang ditempati oleh molekul
gunakan secara klinis mencakup (1) jaringan endokrin dari hormon tersebut, yang sebaliknya bergantung tidak saja pada
hewan ternak, (2) jaringan plasenta dan urin wanita hamil, konsentrasi hormon dalam plasma tetapi juga oleh jumlah
(3) hormon yang disintesis di laboratorium, dan (4) "pabrik reseptor di sel sasaran untuk hormon tersebut. Karena itu,
hormon', atau bakteri yang sudah dimasuki gen-gen pe- respons suatu sel sasaran terhadap konsentrasi plasma ter-
nyandi produksi hormon manusia. Metode pilihan untuk tentu dapat diturunkan atau ditingkatkan secara cermat
masing-masing hormon terutama ditentukan oleh komplek- dengan mengubah-ubah jumlah resepror yang tersedia untuk
sitas struktur dan derajat spesifisitas spesiesnya. mengikat hormon.

HIPERSEKRESI DOWN REGUANON


Seperti hiposekresi, hipersekresi oleh kelenjar endokrin tertentu Sebagai ilustrasi tentang pengaturan cermar ini, ketika kon-
dibagi menjadi primer atau sekunder, masing-masing ber- sentrasi insulin plasma terus-menerus meningkat, jumlah
gantung pada apakah defek terletak di kelenjar tersebut atau total reseptor sel sasaran untuk insulin berkurang sebagai
disebabkan oleh rangsangan berlebihan dari luar. Hipersekresi akibat langsung dari efek peningkatan kadar insulin pada
dapat disebabkan oleh (1) tumor yang mengabaikan sinyal reseptor insulin. Fenomena ini, yang dikenal sebagai doun
regulatorik normal dan terus-menerus mengeluarkan hor- regtlation, merupakan mekanisme umpan balik negatif
mon secara berlebihan dan (2) faktor imunologik, misalnya lokal penting yang mencegah sel sasaran bereaksi berlebihan
rangsangan berlebihan kelenjar tiroid oleh antibodi abnormal terhadap konsentrasi insulin yang tinggi; yaitu, sel sasaran
yang memiliki kerja mirip TSH, hormon tropik tiroid. mengalami desensitisasi rcrhadap insulin, membanru menum-
Peningkatan berlebihan kadar suatu hormon juga dapat di- pulkan efek hipersekresi insulin.
sebabkan oleh penyalahgunaan suatu bahan, misalnya pe- Down regulatioz insulin terjadi melalui mekanisme beri-
makaian ilegal hormon steroid tertentu oleh atlet untuk kut. Pengikatan insulin dengan reseptor di permukaan sel
meningkatkan massa otot dengan mendorong sintesis protein memicu endositosis kompleks hormon-reseptor, yang kemu-
di sel otot (lihat h. 303). dian diserang oleh enzim-enzim lisosom intrasel. Internalisasi

730 Bab 18
ini memiliki dua tujuan: merupakan jalur untuk mengurai- nya tampak lengkap namun masih terdapat beragam "kan-
kan hormon dan membantu mengatur jumlah resepror yang didat" hormon atau hormon potensial yang belum
tersedia di permukaan sel. Pada konsentrasi insulin plasma digolongkan secara penuh sebagai hormon, karena hormon-
yang tinggi, jumlah resepror permukaan untuk insulin secara hormon tersebut belum cukup memenuhi definisi klasik
bertahap berkurang akibat laju internalisasi dan degradasi suatu hormon atau karena baru ditemukan sehingga status
yang tinggi yang ditimbulkan oleh peningkatan pengikatan hormonnya masih belum dipastikan. Tabel tersebut juga
hormon. Laju sintesis resepror baru di retikulum endoplasma tidak menyertakan sitokin yang dikeluarkan oleh sel efektor
dan penyisipannya di membran plasma tidak dapat meng- sistem pertahanan (sel darah putih dan makrofag; lihat h.
imbangi laju destruksinya. Seiring dengan waktu, ber- 473) dan berbagai faktor pertumbuhan yang baru terungkap
kurangnya reseptor menyebabkan sensitivitas sel sasaran dan masih belum dipahami yang mendorong pertumbuhan
terhadap peningkatan kadar hormon berkurang. jaringan spesifik, misalnya faktor pertumbuhan epidermis
(epidermal grou.th factor) dan faktor pertumbuhan saraf
PERMISSIVENESS, SI N ERG I S M E, DAN (nerue growth factor). Selain itu, kemungkinan akan di-
ANTAGONISME temukan hormon-hormon baru, dan mungkin dijumpai
fungsi-fungsi baru dari hormon yang sudah diketahui.
Efek suatu hormon dipengaruhi tidak saja oleh konsentrasi
Sebagai contoh, peran vasopresin dalam menghemat HrO
hormon itu sendiri tetapi juga oleh konsentrasi hormon lain
selama pembentukan urin adalah yang pertama kali di-
yang berinteraksi dengannya. Karena hormon tersebar luas
temukan, diikuti kemudian oleh penemuan efek kons-
di seluruh darah maka sel sasaran dapat terpajan ke banyak
triktornya pada arteriol. Yang terakhir, vasopresin juga
hormon secara bersamaan, menimbulkan banyak interaksi
diketahui berperan dalam demam, belajaa mengingat, dan
hormon kompleks di sel sasaran. Hormon sering mengubah
perilaku.
reseptor untuk hormon jenis lain sebagai bagian dari aktivitas
Sebagian dari hormon yang rercantum di tabel telah
fisiologik normalnya. Suatu hormon dapat mempengaruhi
dibicarakan di tempat lain dan tidak dibahas lebih lanjut di
aktivitas hormon lain di sel sasaran rerrenru melalui satu dari
sini; yaitu hormon glnjal (eritropoietin di Bab l l dan renin
tiga cara: permissiveness, sinergisme, dan antagonisme.
di Bab 14), trombopoietin dari hati (Bab l1), hormon sa-
I Pada permhshteness, satu hormon harus ada dalam luran cerna (Bab 16), timosin dari timus (Bab l2), peptida
jumlah memadai agar hormon lain dapat berefek secara natriuretik arrium dari jantung (Bab 15), serta leptin dan
penuh. Pada hakikatnya, hormon pertama, dengan mening- adipokin lain dari jaringan lemak (Bab l7). Hormon sisanya
katkan kepekaan sel sasaran terhadap hormon lain, "meng- dijelaskan secara lebih rinci di bab ini dan dua bab selanjut-
ijinkan' hormon lain ini menimbulkan efek penuhnya. Se- nya. Kita memulai bab ini dengan kelenjar endokrin sentral-
bagai contoh, hormon tiroid meningkatkan jumlah resepror kelenjar yang berada di otak sendiri atau berkaitan erat
untuk epinefrin di sel sasaran epinefrin, meningkatkan efek- dengan otak-yaitu, hipotalamus, kelenjar hipofisis, dan ke-
tivitas epinefrin. Tanpa hormon tiroid, efektivitas epinefrin lenjar pineal. Kelenjar endokrin perifer dibahas di bab-bab
hanya marginal. berikutnya.
I Sinergisme terjadi jika kerja beberapa hormon bersifat
saling melengkapi dan efek kombinasi mereka lebih besar
daripada penjumlahan efek masing-masing. Satu contoh ada- HIPOTALAMUS DAN HIPOFISIS
lah kerja sinergistik follicle+timulating hormone dan testos-
teron, di mana keduanya dibutuhkan untuk mempertahan- Kelenjar hipofisis, ar^x pitaitary, adalah kelenjar endo-
kan laju normal produksi sperma. Sinergisme terjadi karena krin kecil yang terlerak di rongga tulang di dasar otak te-
pengaruh masing-masing hormon terhadap jumlah atau afi- pat di bawah hipotalamus (Gambar 18-5). Hipofisis
nitas reseptor hormon yang lain. dihubungkan dengan hipotalamus oleh sebuah tangkai
I Antagonisme terjadi ketika suatu hormon menye- penghubung tipis. Jika anda menunjukkan satu jari antara
babkan berkurangnya resepror untuk hormon lain, mengu- kedua mata dan jari lain mengarah ke telinga anda maka
rangi efektivitas hormon kedua. Sebagai gambaran, pro- titik imajiner rempat garis-garis ini berpotongan adalah
gesteron (suatu hormon yang disekresikan selama kehamilan letak hipofisis anda.
yang mengurangi kontraksi uterus) menghambat kepekaan
uterus terhadap estrogen (hormon lain yang dikeluarkan
selama kehamilan yang meningkatkan kontraksi uterus). I Kelenjar hipofisis terdiri dari lobus anterior dan
Dengan menyebabkan penurunan reseptor esrrogen di otot posterior.
polos uterus, progsteron mencegah estrogen melaksanakan
Hipofisis memiliki dua lobus yang secara anatomis dan
efek eksitatoriknya selama kehamilan dan menjaga ling-
fungsional berbeda, hipoftsis posterior dan hipoffsis
kungan uterus tetap renang (tidak berkontraksi) agar janin
anterior. Hipoftsis posterior terdiri dari jaringan saraf dan
dapat berkembang.
karenanya juga dinamai neurohipoftsis. Hipofisis anterior
Ini adalah gambaran singkat fungsi umum sistem terdiri dari .iaringan epitel kelenjar dan karenanya juga
endokrin. Tabel 18-2 meringkaskan fungsi-fungsi spesifik dinamai adenohipoff s is (aden o artiny a "kelenj ar"). Hipofi sis
terpenting dari hormon-hormon utama. Meskipun daftar- anterior dan posterior hanya memiliki kesamaan iokasi.

Prinsip-Prinsip Endokrinologi; Kelenjar Endokrin Sentral 731


Tabel 18-2
Ringkasan Hormon-hormon Utama

KELENJAR ENDOKRIN HORMON sEL SASARAN FUNGSI UTAMA HORMON

Hipotalamus Releasing hormone dan Hipofisis anterior Mengontrol pengeluaran hormon-


inhibiting horrnone (TRH, hormon hipofisis anterior
CRH, GnRH, GHRH, GHIH,
PRH, PIH)
Hipofisis posterior Vasopresin (hormon Tubulus ginjal Meningkatkan reabsorpsi HrO
(hormon disimpan di sini) antidiuretik)
Ateriol Menyebabkan vasokonstriksi
Oksitosin Uterus Meningkatkan kontraktilitas
Kelenjar mamaria Menyebabkan penyemprotan susu
(payudara)
Hipofisis anterior Thyroid-stimulating Sel folikel tiroid Merangsang sekresi T, dan To
hornone (TSH)
Adrenocorticotropic Zona fasikulata dan zona Merangsang sekresi kortisol
hormone (ACTH) retikularis korteks adrenal
Hormon pertumbuhan Tulang; jaringan lunak Esensial tetapi pertumbuhan tidak hanya
bergantung padanya; merangsang
pertumbuhan tulang dan jaringan lunak;
efek metabolik mencakup anabolisme
protein, mobilisasi lemak, dan
penghematan glukosa
Hati Merangsang sekresi somatomedin
Follicle-stimulating Wanita: folikel ovarium Mendorong pertumbuhan dan
hormone (FSH) meranssans
i"T["rl$H;J"l0liker;
Follicle-stimulating Pra: tubulus seminiferus di Merangsang produksi sperma
horrnone (FSH) testis
Luteinizing hormone (LH) Wanita'. folikel ovarium Merangsang ovulasi, perkembangan
(interstitial cell-stimula- dan korpus luteum korpus luteum, dan sekresi estrogen dan
ting hormone,lCSH) progesteron
Pria: sel interstisium Leydig Merangsang sekresi testosteron
di testis
Prolaktin Wanita: kelenjar mamaria Mendorong perkembangan payudara;
merangsang sekresi susu
Pria Tidak jelas
Kelenjar pineal Melatonin Otak; hipof isis anterior; Mensinkronkan irama biologis tubuh
organ reproduksi; sistem dengan sinyal eksternal; menghambat
imun;kemungkinanyang gonadotropin,penurunannyamungkin
lain merupakan pemicu pubertas; bekerja
sebagai antioksidan; meningkatkan
imunltas
Sel folikel kelenjar tiroid Tetraiodotironin (To atau Sebagian besar sel Meningkatkan laju metabolik; esensial
tiroksin); triiodotironin bagi pertumbuhan dan perkenrbangan
(TJ saraf
Sel C kelenjar tiroid Kalsitonin Tulang Menurunkan konsentrasi Ca2* plasma
Korteks adrenal
Zona glomerulosa Aldosteron Tubulus ginjal Meningkatkan reabsorpsi Na* dan sekresi
(mineralokortikoid) K.
Zona fasikulata dan Kortisol (glukokortikoid) Sebagian besar sel Meningkatkan glukosa darah dengan
zona retikularis mengorbankan simpanan lemak dan
protein; berperan dalam adaptasi stres
Androgen Wanita: otak dan tulang Berperan dalam lonjakan pertumbuhan
(dehidroepiandrosteron) masa pubertas dan dorongan seks pada
wanita
Medula adrenal dan
Epinefrin Reseptor simpatis di Memperkuat sistem saraf simpatis;
norepinefrin seluruh tubuh berperan dalam adaptasi stres dan
regulasi tekanan darah

(berlanjut)

732 Bab 18
Tabel t8-2
Ringkasan Hormon-hormon Utama (lanjutan)

KELENJARENDOKRIN HORMON SEL SASARAN FUNGSI UTAMA HORMON


Pankreas endokrin lnsulin (sel Sebagian besar sel
B) Mendorong penyerapan, pemakaian,
(pulau Langerhans)
dan penyimpanan nutrien oleh sel
Glukagon (sel o) Sebagian besar sel Penting untuk mempertahankan kadar
nutrien dalam darah selama masa
pascaabsorpsi
Somatostatin (sel D) Sistem pencernaan Menghambat pencernaan dan
penyerapan nutrien,
Sel islet pankreas Menghambat sekresi semua hormon
pankreas
Kelenjar paratiroid Hormon paratiroid (PTH) Tulang, ginjal, usus Meningkatkan konsentrasi Ca2* plasma;
menurunkan konsentrasi pOos plasma;
merangsang pengaktifan vitamin D
Gonad
Wanita: ovarium Estrogen (estradiol) Organ seks wanita; tubuh Mendorong perkembangan folikel;
secara keseluruhan mengatur perkembangan karakteristik
seks sekunder; merangsang pertumbuh-
an uterus dan payudara
Tulang Mendorong penutupan lempeng epifisis
Progesteron Uterus Mempersiapkan organ ini untuk
kehamilan
Pria: testis Testosteron Organ seks pria; tubuh Merangsang produksi sperma; mengatur
secara keseluruhan perkembangan karakteristik seks
sekunder; menimbulkan dorongan seks
Tulang Meningkatkan lonjakan pertumbuhan
masa pubertas; mendorong penutupan
lempeng epifisis
Testis dan ovarium lnhibin Hipofisis anterior Menghambat sekresi fol/rc/e -sti mu I ati ng
hormone
Plasenta Estrogen (estriol); Organ seks wanita Membantu mempertahankan kehamilan;
progesteron mempersiapkan payudara untuk
menyusui
Gonadotropin korion Korpus luteum ovarium Mempertahankan korpus luteum
kehamilan
Ginjal Renin (-+ angiotensin) Zona glomerulosa korteks Merangsang sekresi aldosteron
adrenal (dipengaruhi oleh
angiotensin, yang diaktifkan
oleh renin)
Eritropoietin Sumsum tulang Merangsang produksi eritropoietin
Lambung Gastrin Kelenjar eksokrin dan otot Mengontrol motilitas dan sekresi untuk
polos saluran cerna; pankreas; mempermudah proses pencernaan dan
Duodenum Sekretin; kolesistokinin hati; kandung empedu penyerapan
Peptida insulinotropik Pankreas endokrin Merangsang sekresi insulin
dependen glukosa
Hati Somatomedin (faktor Tulang; jaringan Iunak Mendorong pertumbuhan
pertumbuhan mirip
insulin; insulinlike
growth factor, IGF)
Trombopoietin Sumsum tulang Merangsang produksi trombosit
Kulit Vitamin D Usus Meningkatkan penyerapan Ca2* dan
Poo'-
Timus Timosin Limfosit T Meningkatkan proliferasi dan fungsi
limfosit T
Jantung Peptida natriuretrik Tubulus ginjal Menghambat reabsorpsi Na*
atrium
Jaringan lemak Leptin Hipotalamus Menekan nafsu makan; penting dalam
kontrol jangka panjang berat badan
Adipokin lain Berbagai tempat Berperan dalam metabolisme dan
peradangan

Prinsip-Prinsip Endokrinologi; Kelenjar Endokrin Sentral 73g


Hipotalamus

Kiasma

Lobus
posterior Hipofisis
hipofisis Hipofisis
anterior posterior

(a) (b)
Gambar 18-5
Anatomi kelenjar hipofisis. (a) Hubungan kelenjar hipofisis dengan hipotalamus serta bagian otak lainnya. (b) Pembesaran
skematik kelenjar hipofisis dan hubungannya dengan hipotalamus.

Pada sebagian spesies, adenohipofisis juga mencakup lobus hipotalamus melalui pembuluh darah yang bersifat unik.
ketiga (bbus intetmedius), tetapi manusia tidak memiliki lobus Kita mula-mula akan mempelajari hipofisis posterior.
ini. Pada vertebrata rendah, Iobus intermedius mengeluarkan Hipotalamus dan hipoftsis posterior membentuk suatu
beberapa mclanocyte-stimulnting hortnone (MSH), yang sistem neuroendokrin yang terdiri dari suatu populasi neuron
mengatur warna kulit dengan mengontrol penyebaran granula neurosekretorik yang badan selnya terletak di dua kelompok
yang mengandung pigmen melanin (lihat h. 486). Dengan di hipotalamus (nukleus supraoptikus dan nukleus para-
mengatur warna kulit pada amfibi, repdl, dan ikan tertentu, ventrikel). Akson dari nerron-neuron ini turun melalui
MSH berperan penting dalam kamuflase spesies-spesies ini. tangkai penghubung tipis untuk berakhir di kapiler di
Pada manusia, sebagian dari hipofisis anterior yang hipofisis posterior (Gambar l8-6). Hipofisis posterior terdiri
terbentuk sesaat sebagai lobus intermedius tersendiri selama dari ujung-ujung saraf ini plus sel penunjang mirip glia.
masa janin mengeluarkan sejumlah kecil MSH. Hormon ini Secara fungsional dan anatomis, hipofisis posterior sebenar-
tidak berperan dalam perbedaan jumlah melanin yang meng- nya hanya perpanjangan dari hipotalamus.
endap di kulit berbagai ras atau berkaitan dengan proses Hipofisis posterior sebenarnya tidak menghasilkan hor-
penggelapan kulit, meskipun aktivitas MSH yang berlebihan mon apapun. Bagian ini hanya menyimpan dan, setelah
menyebabkan kulit menjadi lebih gelap. Pada manusia MSH mendapat rangsangan yang sesuai, mengeluarkan dua hor-
memiliki peran yang sama sekali berbeda yaitu mengontrol mon peptida kecll, uasopresin dan oksitosin, yang disintesis
asupan makanan (lihat h. 705). MSH juga tampaknya mem- oleh badan sel neuron di hipotalamus, ke dalam darah.
pengaruhi eksitabilitas sistem saraf, mungkin meningkatkan Kedua peptida hidro{ilik ini dibuat di nukleus supraoptikus
daya ingat dan belajar. Selain itu, MSH terbukti menekan dan paraventrikel, tetapi satu neuron hanya dapat meng-
sistem imun, mungkin berfungsi secara check-and-balance hasilkan salah satu dari kedua hormon ini. Hormon yang
untuk mencegah respons imun yang berlebihan. disintesis dikemas dalam granula sekretorik yang diangkut
melalui sitoplasma akson (lihat h. 44) dan disimpan di
terminal neuron di hipoffsis posterior. Setiap ujung saraf ini
I Hipotalamus dan hipofisis posterior bekerja menyimpan vasopresin atau oksitosin, tidak keduanya. Ka-
sebagai satu kesatuan untuk mengeluarkan rena itu, hormon-hormon ini dapat dikeluarkan secara inde-
vasopresin dan oksitosin. penden sesuai kebutuhan. Akibat sinyal stimulatorik ke
hipotalamus, vasopresin atau oksitosin dilepaskan ke dalam
Pengeluaran hormon-hormon dari hipofisis posterior dan darah sistemik dari hipofisis posterior melalui proses ekso-
anterior secara langsung dikontrol oleh hipotalamus, tetapi sitosis granula sekretorik yang sesuai. Pelepasan hormon ini
sifat hubungan keduanya sama sekali berbeda. Hipofisis terjadi sebagai respons terhadap potensial aksi yang berasal
posterior berhubungart dengan hipotalamus melalui suatu dari badan sel hipotalamus dan merambat ke ujung saraf di
jalur saraf, sementara hipofisis anterior berhubungan dengan hipofisis posterior. Seperti pada neuron lainnya, potensial

734 Bab 18
aksi dihasilkan di neuron neurosekretorik ini sebagai respons meningkatkan sekresi vasopresin sebagai respons terhadap
terhadap sinyal sinaptik ke badan sel saraf. peningkatan osmolaritas plasma. Masukan yang lebih lemah
Efek vasopresin dan oksitosin diringkaskan di sini un- dari reseptor volume atrium kiri meningkatkan sekresi vaso-
tuk menuntaskan pembahasan kita rentang endokrin. Ke- presin sebagai respons terhadap penurunan volume CES dan
duanya dijelaskan secara lebih rinci di bagian lain-vasopresin tekanan darah arteri (lihat h. 616). (Untuk keterangan lebih
di Bab 14 dan 15 dan oksitosin di Bab 20. lanjut tentang makna sekresi vasopresin ketika berolahraga
pada keadaan panas, Iihatlah fitur dalam boks di h.736,
VASOPRESIN Lebih Dekat dengan Fisiologi Olahraga).
Vasopresin (hormon antidiuretik, ADH) memiliki dua efek
utama yang sesuai dengan namanya: (1) meningkatkan re- oKstToslN
tensi HrO oleh ginjal (efek antidiuretik), dan (2) menyebab- Oksitosin merangsang kontraksi otot polos uterus untuk
kan kontraksi otot polos arteriol (suatu efek presor pem- membantu mengeluarkan janin selama persalinan, dan hor-
buluh). Efek pertama memiliki peran fisiologik lebih penting. mon ini juga merangsang penyemprotan (ejeksi) susu dari
Pada kondisi normal, vasopresin adalah faktor endokrin kelenjar mamaria (payudara) selama menyusui. Sekresi olsi-
utama yang mengarur pengeluaran HrO dalam urin dan ke- tosin ditingkatkan oleh refleks-refleks yang berasal dari jalan
seimbangan HrO secara keseluruhan. Sebaliknya, vasopresin lahir selama persalinan dan oleh refleks yang terpicu ketika
dalam kadar biasa hanya berperan minimal dalam mengatur bayi menghisap payudara.
tekanan darah melalui efek' presornya. Selain kedua efek fisiologik utama rersebut, oksitosin
Kontrol utama pelepasan vasopresin dari hipofisis poste- terbukti juga mempengaruhi berbagai perilaku, rerutama
rior adalah masukan dari osmoreseptor hipotalamus, yang perilaku ibu. Sebagai contoh, hormon ini meningkatkan
ikatan batin antara ibu dan bayinya.

Nukleus
paraventrikel
Neuron
I Sebagian besar hormon hipofisis anterior
neurosekretorik bersifat tropik.
Nukleus Tidak seperti hipofisis posterior, yang mengeluarkan hormon
supraoptikus
yang disintesis oleh hipotalamus, hipofisis anterior itu sendiri
Hipotalamus
membentuk hormon-hormon yang akan dibebaskannya ke
dalam darah. Berbagai populasi r.l di d.lr- hipofisis anterior
mengeluarkan enam hormon pepdda utama. Efek masing-
Tangkai hipotalamus masing hormon ini dijelaskan secara lebih rinci di bagian
hipofisis posterior selan.jutnya. Untuk saat ini, inilah pernyaraan singkat renrang
efek utama hormon-hormon rersebur yang menjadi pedoman
untuk pemberian namanya (Gambar 18-7):

Hipofisis posterior 1. Hormon pertumbuhan (grouth bortnone, GH, soma-


totropin), hormon primer yang bertanggung jawab
mengatur pertumbuhan tubuh keseluruhan, jrg"
+llffii#ffiT- 2.
penting dalam metabolisme intermediat.
Tlryroid-stimulating hormone (TSH, tirotropin) me-
+il;x'.f-Hi- rangsang sekresi hormon tiroid dan pertumbuhan ke-
lenjar tiroid.
. = Vasopresin . = Oksitosin a. Hormon adrenokortikotropik (adrenocorticotropic
hormone, ACTH, adrenokortikotropin) merangsang
@ ruutteus paraventrikel dan supraoptikus mengandung
sekresi kortisol oleh korteks adrenal dan mendorong
neuron-neuron yang menghasilkan vasopresin dan
oksitosin. Hormonnya, vasopresin atau oksitosin, pertumbuhan korteks adrenal.
berganiung pada neuronnya, disintesis di badan sel 4. Folliclz-stimulating hortnone (FSH) memiliki fungsi ber-
neuron di hipotalamus. beda pada wanita dan pria. Pada wanita, hormon ini me-
@ Horron mengalir menyusuri akson untuk disimpan rangsang penumbuhan dan perkembangan folikel ova-
di ujung neuron di dalam hipofisis posterior. rium, tempat berkembangnya or,rrm atau sel telur. Hormon
@ .fif," neuron mengalami eksitasi maka hormon simpanan ini juga mendorong sekresi hormon esuogen oleh ovarium.
dibebaskan dari ujung-ujung saraf ini ke dalam darah Pada pria FSH diperlukan untuk produksi sperma.
sistemik untuk disebarkan ke seluruh tubuh.
5. Luteinizing hortnone (LH) juga berfungsi berbeda
Gambar 18-6 pada wanita dan pria. Pada wanita LH berperan dalam
Hubungan hipotalamus dan hipofisis posterior. ovulasi dan luteinisasi (yaitu, pembentukan korpus lu-
teum penghasil hormon di ovarium setelah ovulasi). LH
juga mengatur sekresi hormon-hormon seks wanita,

Prinsip-Prinsip Endokrinologi; Kelenjar Endokrin Sentral 735


Lebih Dekat dengan Fisiologi Olahraga
Respons Endokrin Terhadap Efek Kombinasi Panas dan Olahraga

Ketika seseorang berolahraga di menurunkan pengeluaran urin untuk bahwa peningkatan vasopresin
lingkungan yang panas. mempertahan- menjaga volume plasma. berkaitan dengan osmolaritas plasma.
kan volume plasma menjadi hal yang Studi-studi umumnya memperlihat- Jika kehilangan cairan tidak diganti
sangat penting bagi homeostasis. kan bahwa olahraga dalam keadaan secara adekuat maka osmolaritas
Olahraga dalam cuaca panas panas merangsang pengeluaran plasma meningkat. Ketika mendeteksi
menyebabkan pengeluaran cairan vasopresin, yang menyebabkan kondisi hipertonik ini, osmoreseptor
dalam jumlah besar melalui keringat. penurunan pengeluaran cairan melalui hipotalamus mendorong peningkatan
Secara bersamaan, dibutuhkan urin. Dalam satu penelitian yang sekresi vasopresin dari hipofisis
pengalihan darah ke kulit agar terjadi dilakukan selama suatu gerak jalan 9 posterior. Namun, sebagian peneliti
pendinginan dan peningkatan aliran km di bawah cuaca panas, curah urin percaya bahwa peningkatan
darah ke otot-otot yang aktif. Untuk rerata peserta turun menjadi 134 ml pengeluaran vasopresin disebabkan
mempertahankan curah jantung, aliran (curah urin normal selama periode oleh faktor lain, misalnya perubahan
balik vena juga harus memadai. Sistem waktu yang sama harusnya dua kali tekanan darah atau aliran darah ginjal.
neurosekretorik hipotalamus-h ipof isis lipat dari jumlah tersebut), sementara Apapun mekanismenya, pelepasan
posterior berespons terhadap berbagai pengeluaran keringat rerata adalah 4 vasopresin adalah suatu respons
kebutuhan cairan yang saling ber- liter. Hidrasi berlebihan sebelum fisiologik penting terhadap olahraga
tentangan ini dengan mengeluarkan olahraga tampaknya menurunkan dalam cuaca panas.
vasopresin (penghemat air), intensitas respons ini, mengisyaratkan

estrogen dan progesteron, oleh ovarium. Pada pria hor- pola regulasi umum. Dua faktor rerpenring yang mengatur
mon ini merangsang sel interstisium Leydig di testis sekresi hormon hipofisis anterior adalah (1) hormon hipo-
untuk mengeluarkan hormon seks pria, testosteron, se- talamus dan (2) umpan balik oleh hormon kelenjar sasaran.
hingga hormon ini memiliki nama alternatlf interstitial Karena mengeluarkan hormon-hormon yang mengon-
c e ll-stimulating b ormo ne (ICSH). trol sekresi berbagai hormon lain maka hipofisis anterior
6. Prolaktin (PRL) meningkatkan perkembangan payu- sejak lama dijuluki sebagai "mAster ghnt' yang sebenarnya
dara dan produksi susu padawanita. Fungsiya pada pria kurang tepat. Para ilmuwan kini mengetahui bahwa pele-
belum jelas, meskipun bukti menunjukkan bahwa hor- pasan setiap hormon hipofisis anterior umumnya dikontrol
mon ini mungkin merangsang produksi reseptor LH di oleh hormon lain yang diproduksi oleh hipotalamus. Sekresi
testis. Selain itu, studi-studi terakhir mengisyaratkan neurohormon regulatorik ini, sebaliknya, dikontrol oleh ber-
bahwa prolaktin mungkin meningkatkan sistem imun bagai sinyal saraf dan hormon ke sel neurosekretorik hipo-
dan menunjang pembentukan pembuluh darah baru di talamus.
tingkat jaringan pada kedua jenis kelamin-kedua efek
ini sama sekali tidak berkaitan dengan perannya dalam
PERAN RELEASING DAN INHIBMNG HORMONE
fisiologi reproduksi.
HIPOTALAMUS
TSH, ACTH, FSH, dan LH adalah hormon ropik, ka-
Sekresi setiap hormon hipofisis anrerior dirangsang atau
rena masing-masing mengatur sekresi kelenjar endokrin spesifik
dihambat oleh satu atau lebih dari tujuh hormon hipo-
lain. FSH dan LH secara kolektifdisebut sebagai gonadotropin
ffsiotropikhipotalamus (tropik arinya"merawat"). Hormon-
karena mengontrol seftresi hormon-hormon seks oleh gonad
hormon peptida kecil ini tercanrum di Thbel 18-3. Hormon-
(ovarium dan testis). Karena hormon pertumbuhan menghasil-
hormon ini diberi nama releasing honnone atau inhibiting
kan efek merangsang pertumbuhannya sequa tak langsung
Itortnone, bergantung pada kerjanya. Efek primer hormon
dengan merangsang pelepasan hormon-hormon hati, somato-
terlihat dari nama yang disandangnya. Sebagai contoh, tby-
medin, maka. hormon ini juga kadang digolongkan sebagai
rotropin-releasing hormone (TRH) merangsang pengeluar-
hormon tropik. Di antara hormon-hormon hipofisis anterior,
an TSH (alias tirotopin) dari hipofisis anterior, semenrara
prolaktin adalah satu-satunya yang tidak merangsang sekresi
prokctin-inhibiting hortnone (PIH) menghambat penge-
hormon lain. Di antara hormon-hormon tropik, FSH, LH, dan
luaran prolaktin dari hipofisis anrerior. Perhatikan bahwa
hormon pertumbuhan berefek pada sel sasaran non-endokrin
umumnya hormon hipofisiotropik terlibat dalam rantai ko-
selain merangsang seftresi hormon lain.
mando hierarki tiga hormon (Gambar 18-8): hormon hipo-
fisiotropik hipotalamus (hormon 1) mengontrol pengeluaran
I Releasing dan inhibiting hormone hipotalamus hormon tropik hipofisis anterior (hormon 2). Hormon tropik
membantu mengatur sekresi hormon hipofisis ini, selanjutnya, mengatur sekresi hormon kelenjar endokrin
sasaran (hormon 3), yang menimbulkan efek fisiologik akhir.
anterior.
Meskipun para ahli endokrinologi semula berspekulasi
Tidak satupun hormon hipofisis anterior dikeluarkan dengan bahwa terdapat satu hormon hipofisiotropik untuk setiap
kecepatan tetap. Meskipun masing-masing hormon ini me- hormon hipofisis anterior, namun kini diketahui bahwa
miliki sistem kontrol rersendiri namun terdapat beberapa banyak hormon hipotalamus memiliki lebih dari satu efek,

736 Bab 18
Hipotalamus

Hipofisis anterior Hipofisis posterior

Kelenjar
tiroid

Laju metabolik

Somatomedin Efek Gonad (ovarium pada:Waniia,, testis; pada pria)


metabolik

Sekresi hormon seks Produksi gamet


Jaringan lunak (estrogen dan progesteron (ovum pada wanita,
pada wanita, testosteron sperma pada pria)
pada pria)

Pertumbuhan

Gambar 18-7
Fungsi hormon hipofisis anterior. Lima jenis sel endokrin menghasilkan enam hormon hipofisis anterior-TSH, ACTH, hormon
pertumbuhan, LH, dan FSH (dihasilkan oleh tipe sel yang sama), dan prolaktin-yang memiliki beragam efek di seluruh tubuh.

Prinsip-Prinsip Endokrinologi; Kelenjar Endokrin Sentral 737


Tabel 18-3
Hormon Hipof isiotropik Utama
F;'tI
I
saraf
F;-t
lhormone I
Stres

EFEK PADA HIPOFISIS


l*u,uu- l*r,"u-
Neuron neurosekretorik
HORMON ANTERIOR hipotalamus
Hipotalamus

Thyrotrop i n - Rel easi ng Merangsang pengeluaran TSH


Hormone (TRH) (tirotropin) dan prolaktin
Corti cotro p i n - Re I ea si ng Merangsang pengeluaran Hormon 1
Hormone (CRH) ACTH (kortikotropin)
G o n a dotro p i n - Re leas i n g Merangsang pengeluaran FSH
I'lormone (GnRH) dan LH (gonadotropin) (Sistem porta pendek khusus)
Growth Hormone- Merangsang pelepasan
Releasi ng Hormone (GHRH) hormon perturnbuhan
Growth Hormone- Menghambat pelepasan Hipofisis anterior Hipofisis anterior
Inhi biting Hornone (GHIH) hormon pertumbuhan dan
TSH
Frolactin-Releasing Merangsang pelepasan .f Hormon
Hornone (PRH) prolaktin Hormon 2 adrenokortikotropik
Prolactin-lnhibiting Menghambat pengeluaran
Hormone (PlHl prolaktin

Kelenjar endokrin sasaran Korteks adrenal


sehingga namanya hanya menunjukkan fungsi yang pertama
kali diketahui. Selain itu, satu hormon hipofisis anrerior
mungkin diatur oleh dua atau lebih hormon hipofisiotropik,
yang bahkan mungkin berefek berlawanan. Sebagai contoh,
grouth hormone-releasing hormone (GHRH) merangsang
sekresi hormon pertumbuhan, sementara grotuth honnone-
inhibiting horTnone (GHIH), yang juga dikenal sebagai so-
matostatin, menghambatnya. Produksi sel hipofisis anterior
penghasil hormon pertumbuhan (yaitu, laju sekresi hormon Sel sasaran Sebagian besar sel
pertumbuhan) sebagai respons terhadap dua sinyal yang
bertentangan bergantung pada konsentrasi relatif hormon- I I
hormon hipotalamus ini serta intensitas sinyal regulatorik lain. Efiek fisiologik
Di banyak bagian otak di luar hipotalamus dihasilkan
pembawa-pembawa pesan kimiawi yang strukturnya identik Gambar 18-8
dengan re/easing dan inhibiting hormone hipotalamus dan Rantai hierarki komando dan umpan balik negatif dalam
dengan vasopresin. Berbagai pembawa pesan ini tidak di- kontrol endokrin. Jalur umum yang melibatkan rantai hierarki
keluarkan ke dalam darah tetapi bekerja lokal sebagai neuro- komando di antara hipotalamus, hipofisis anterio4 dan
transmiter dan neuromodulator di tempat-tempat tersebut. kelenjar endokrin sasaran di perifer dijabarkan di kiri. Jalur di
kanan yang menyebabkan sekresi kortisol merupakan contoh
Sebagai contoh, PIH identik dengan dopamin, suatu neuro-
spesifik rantai komando endokrin ini. Hormon yang akhirnya
transmiter utama di nukleus basal dan di tempat lain (lihat dikeluarkan oleh kelenjar endokrin sasaran, misalnya kortisol,
h. 167). Yang lain diperkirakan memodulasi berbagai fungsi bekerja secara umpan balik negatif untuk mengurangi sekresi
yang berkisar dari aktivitas motorik (TRH) sampai libido hormon-hormon regulatorik yang hierarkinya lebih tinggi
dalam rantai komando tersebut.
(GnRH) hingga belajar (vasopresin). Contoh-contoh ini se-
makin menggambarkan beragamnya cara pembawa pesan
kimiawi bekerja.

PERAN SISTEM PORTA HIPOTALAMUS-HIPOFISIS


Hormon-hormon regulatorik hipotalamus mencapai hipo- langsung dari satu anyaman kapiler melalui pembuluh
fisis anterior melalui sistem pembuluh darah unik sebagai penghubung ke anyaman kapiler lain. Sistem porra yang
penghubungnya. Berbeda dari koneksi saraf langsung an- terbesar dan paling dikenal adalah sistem porta hati, yang
tara hipotalamus dan hipofisis posterior, hubungan ana- mengalirkan darah vena usus langsung ke hati untuk
tomik dan fungsional antara hipotalamus dan hipofisis pemrosesan nutrien yang telah diserap (lihat h. 670).
anterior adalah suatu koneksi kapiler ke kapiler yang unik, Meskipun jauh lebih kecil, sistem porta hipotalamus-
sistem porta hipotalamus-hipoffsis. Sistem porta adalah hipofisis tidak kalah pentingnya, karena sistem ini men-
susunan pembuluh darah di mana darah vena mengalir jadi penghubung penting antara orak dan sebagian besar

738 Bab 18
ini berawal di dasar hipotalamus
sistem endokrin. Sistem oksitosin. Hormon disintesis di badan sel dan kemudian
dengan sekelompok kapiler yang menyatu membentuk diangkut ke ujung akson. Hormon disimpan di sini sampai
pembuluh-pembuluh porta halus, yang mengalir turun dilepaskan ke kapiler sekitar oleh rangsangan yang sesuai.
melalui tangkai penghubung ke dalam hipofisis anterior. Perbedaan utama adalah bahwa hormon hipofisiotropik
Di sini pembuluh-pembuluh porta bercabang-cabang dibebaskan ke daiam pembuluh porta, yang menyalurkannya
untuk membentuk sebagian besar dari kapiler hipofisis ke hipofisis anterior rempar hormon tersebut mengontrol
anterior, yang kemudian mengalirkan darahnya ke dalam pelepasan hormon-hormon hipofisis anrerior ke dalam sir-
sistem vena sistemik (Gambar 18-9). kulasi umum. Sebaliknya, hormon hipotalamus yang di-
Akibatnya, hampir semua darah yang mengalir ke hipo- simpan di hipoftsis posterior, melepaskan dirinya sendiri ke
fisis anterior mula-mula harus melewati hipotalamus. Karena dalam sirkulasi umum.
pertukaran bahan antara darah dan jaringan sekitar hanya
dapat terjadi melalui kapiler maka sistem porta hipotaiamus-
KONTROL RELEASING DAN HORMONE
hipoftsis menjadi rute di mana releasing dan inhibiting
HIPOTALAMUS 'ruHB'NNG
hormone dapat diambil dari hipotalamus dan disalurkan se-
cara langsung dan segera ke hipofisis anterior dengan kon- Apa yang mengatur pengeluaran hormon hipofisiotropik?
sentrasi relatif tinggi, sama sekali tanpa melewati sirkulasi Seperti neuron lain, neuron-neuron yang mengeluarkan
umum. Jika sistem porta tidak ada maka hormon-hormon hormon-hormon regulatorik ini menerima banyak masuk-
hipofisiotropik yang diambil di hipotalamus akan dikem- an informasi (baik dari saraf maupun hormon dan baik
balikan ke jantung oleh sistem vena sistemik. Dari sini, eksitatorik maupun inihibitorik) yang harus diintegrasi-
hormon-hormon tersebut akan mengalir ke paru dan kem- kan. Saat ini sedang dilakukan studi-studi untuk meng-
bali ke jantung melalui sirkulasi paru, dan akhirnya masuk ungkapkan sinyal saraf dari berbagai bagian otak ke
ke sistem arteri sistemik untuk disalurkan ke seluruh tubuh, neuron-neuron sekretorik hipofisiotropik. Sebagian dari
termasuk hipofisis anterior. Proses ini tidak saja memerlukan sinyal ini membawa informasi renrang berbagai kondisi
waktu lebih lama tetapi konsentrasi hormon hipofisiotropik lingkungan. Salah satu contoh adalah peningkatan men-
juga akan jauh lebih rendah akibat pengenceran oleh volume colok sekresi corticonopin releasing hormone (CF.H) sebagai
darah yang sangat besar yang mengalir melalui rute sirkulasi respons terhadap stres (Gambar 18-8). Juga terdapat
lazim ini. banyak hubungan saraf antara hipotalamus dan bagian-
Akson neuron-nelrron neurosekretorik yang menghasil- bagian otak yang berkaitan dengan emosi (sistem limbik;
kan hormon-hormon regulatorik hipotalamus berakhir di lihat h. 167). Karena itu, emosi sangat mempengaruhi
kapiler di pangkal sistem porta. Neuron-neuron hipotalamus sekresi hormon-hormon hipofisiotropik. Gangguan haid
ini mengeluarkan hormonnya dengan carayangsama seperti yang kadang dialami oleh wanita dengan gangguan emosi
neuron hipotalamus yang menghasilkan vasopresin dan adalah manifestasi umum hubungan ini.

@ Horron hipofisiotropik (releasing hormone dan inhibiting


hormone) yang diproduksi oleh neuron dr hipotalamus masuk
ke kapiler hipotalamus.

@ Kapiler-kapiler hipotalamus ini menyatu untuk membentuk


sistem porta hipotalamus-hipofisis. Penghubung vaskular ini
turun ke hipofisis anterior.
Aliran masuk
arteri sistemik @ Oi sistem tersebut bercabang-cabang membentuk kapiler
"ini anterior.
hipofisis
Sistem porta
hipotalamus-hi pofisis
@ Horron hipofisiotropik meninggalkan darah menembus
kapiler hipofisis anterior dan mengontrol pengeluaran
hormon hipofisis anterior.
Hipofisis
Aliran
@ Horrnon hipofisis anterior tertentu, setelah stimulasi oleh
Hipofisis posterior releasing hormone hipotalamus yang sesuai, disekresikan
keluar ke dalam kapiler-kapiler ini.
vena
sistemik
+
6 @ Kapiler-t<apiler hipofisis anterior kembali menyatu untuk
membentuk sebuah vena, yang digunakan oleh hormon-
. . = Hormon hipofisiotropik . = Hormon hipofisis anterior hormon hipofisis anterior untuk menyebar ke seluruh tubuh
melalui sirkulasi sistemik.

Gambar 18-9
Hubungan vakular antar.a hipotalamus dan hipofisis anterior.

Prinsip-Prinsip Endokrinologi; Kelenjar Endokrin Sentral 739


, Selain diatur oleh berbagai bagian otak, neuron-neuron Fungsi dan kontrol terperinci semua hormon hipofisis
hipofisiotropik juga dikontrol oleh berbagai sinyal kimiawi anterior kecuali hormon pertumbuhan dibahas di bagian Iain
yang mencapai hipotalamus melalui darah. Tidak seperti bersama dengan jaringan sasaran yang dipeng"i,rhiny";
bagian otak lainnya, bagian-bagian hipotalamus tidak di- sebagai contoh, thyroid-stimulating hormone dibahas di bab
lindungi oleh sawar darah-otak sehingga hipotalamus dapat berikut pada pembahasan rentang kelenjar tiroid. Karena itu,
dengan mudah memanrau perubahan kimiawi di darah. hormon pertumbuhan adalah satu-satunya hormon hipofisis
Faktor paling umum dalam darah yang paling mempenga- anterior yang akan kita bahas saat ini.
ruhi neurosekresi hipotalamus adalah efek umpan balik
negatif hormon-hormon kelenjar sasaran, yang mengalihkan
perhatian kita sekarang.
KONTROL ENDOKRIN
I Hormon kelenjar PERTUMBUHAN
sasaran menghambat sekresi
hormon hipotalamus dan hipofisis anterior melalui Pada anak yang sedang tumbuh, terjadi sintesis netto
umpan balik negatif. protein di bawah pengaruh hormon pertumbuhan seiring
dengan semakin besarnya tubuh. Pertambahan berat se-
Pada sebagian besar kasus, hormon hipofisiotropik memicu mata tidak sinonim dengan pertumbuhan, karena per-
suatu rangkaian tiga-hormon: (1) hormon hipofisiotropik, tambahan berat dapat terjadi akibar retensi HrO atau
(2) hormon tropik hipofisis anterior, dan (3) hormon dari
penyimpanan lemak tanpa pertumbuhan jaringan yang
kelenjar endokrin sasaran di perifer. Biasanya, selain me- sebenarnya. Pertumbuhan membutuhkan sintesis netto
nimbulkan efek fisiologiknya, hormon kelenjar sasaran juga protein dan mencakup pemanjangan tulang-tulang pan-
menekan sekresi hormon tropik yang merangsang penge- jang (tulang ekstremitas) serta peningkatan ukuran dan
luarannya. Umpan balik negatif ini dilaksanakan oleh jumlah sel di jaringan lunak.
hormon kelenjar sasaran yang bekerja langsung pada hipo-
fisis itu sendiri atau pada pelepasan hormon hipotalamus,
yang pada gilirannya mengarur fungsi hipofisis anterior
(Gambar 18-8). Sebagai contoh, perhatikan sistem CRH-
I Pertumbuhan bergantung pada hormon
pertumbuhan tetapi juga dipengaruhi oleh
ACTH-kortisol. CRH (corticotropin-releasing hormone)
hipotalamus merangsang hipofisis anrerior untuk menge- faktor lain.
luarkan ACTH (adrenocorticotropic ltormonr, atau kortiko-
Meskipun, seperri diisyaratkan oleh namanya, hormon per-
tropin), yang selanjutnya merangsang korteks adrenal un-
tumbuhan (growth hormone, GH) merupakan bahan yang
tuk mengeluarkan kortisol. Hormon terakhir dalam sistem
sangat esensial bagi pertumbuhan namun GH bukan satu-
ini, kortisol, menghambat hipotalamus untuk mengurangi
satunya penentu laju dan besar pertumbuhan akhir seseorang.
sekresi CRH dan juga mengurangi kepekaan sel penghasil
Faktor-faktor berikut juga mempengaruhi pertumbuhan:
ACTH terhadap CRH dengan bekerja langsung pada
hipofisis anterior. Melalui pendekatan ganda ini, kortisol I Faktor genetih menentukan kapasitas maksimal perrum,
membentuk kontrol umpan balik negatif untuk menstabilkan buhan seseorang. Selanlutnya, pencapaian potensi perrum-
konsentrasi plasmanya sendiri. Jika kadar kortisol plasma buhan penuh bergantung pada banyak faktor yang rercaRtum
mulai meningkat melebihi suatu kadar yang telah ditentu- di bawah ini.
kan maka kortisol menekan sendiri sekresinya lebih lanjut I Diet lang memadai, termasuk protein total dan asam
melalui efek inhibitorik pada.hipotalamus dan hipofisis amino esensial yang memadai untuk melaksanakan sinte-
anterior. Mekanisme ini menjamin bahwa jika sistem sis protein yang dibutuhkan untuk tumbuh. Anak dengan
hormon telah diaktifkan maka sekresi tidak akan berlanjut malnutrisi tidak pernah mencapai potensi pertumbuhan
tanpa kendali. Jika kadar kortisol plasma turun di bawah penuhnya mereka. Efek kekurangan nutrisi yang meng-
patokan yang diinginkan maka efek inhibitorik kortisol hambat pertumbuhan ini paling jelas jika terjadi pada
pada hipotalamus dan hipofisis anrerior menurun sehingga masa bayi. Pada kasus yang parah, pertumbuhan tubuh
dorongan untuk sekresi kortisol (CRH-ACTH) meningkat. dan perkembangan otak anak mungkin terhambat secara
Hormon-hormon kelenjai sasaran lainnya bekerja melalui ireversibel. Sekitar 70o/o dari pertumbuhan total otak ber-
lengkung umpan balik negatif serupa untuk mempertahan- langsung selama dua tahun pertama kehidupan. Seba-
kan agar kadarnya relatif tetap dalam plasma pada titik liknya, seseorang tidak dapat melebihi pertumbuhan
patokan tertentu. maksimal yang telah ditentukan secara genetis dengan
Pada regulasi umpan balik negatif yang bersifat men- mengonsumsi diet melebihi yang dibutuhkan. Kelebihan
stabilkan ini bekerja irama diurnal; yaitu, titik patokan ber- asupan makanan akan menyebabkan obesitas bukan
ubah sebagai fungsi waktu dalam.sehari. Selain itu, sinyal pertumbuhan.
kontrol lain dapat menembus kontrol umpan balik negatif I Bebas dari penyabit hronih dan kondisi lingkungan penuh
untuk mengubah sekresi hormon (yaitu, mengubah titik pa- Hambatan pertumbuhan karena kondisi-kondisi yang
stres.
tokan) jika terdapat kebutuhan khusus. Sebagai conroh, srres kurang menguntungkan ini sebagian besar disebabkan oleh
dapat meningkatkan titik patokan untuk sekresi kortisol. sekresi kortisol dari korteks adrenal yang dipicu oleh stres

740 Bab 18
berkepanjangan. Kortisol memiliki beberapa efek antiper-
tumbuhan yang kuat, misalnya mendorong pemecahan pro- I Hormon pertumbuhan esensial bagi
tein, menghambat pertumbuhan tulang panjang, dan meng- pertumbuhan, tetapi juga memiliki efek metabolik
hambat sekresi GH. Meskipun anak yang sakit atau yang tidak berkaitan dengan pertumbuhan.
mengalami stres tidak tumbuh dengan baik namun jika ke-
adaan yang mendasari tersebut dikoreksi sebelum ukuran
GH adalah hormon yang paling banyak dihasilkan oleh
hipofisis anterior, bahkan pada orang dewasa yang perrum-
dewasa tercapai maka mereka dapat dengan cepat mengejar
buhannya telah berhenti, meskipun sekresi GH biasanya
kurva pertumbuhan normalnya melalui lonjakan pertum-
buhan.
mulai berkurang setelah usia pertengahan. Sekresi berke-
I Kadar normal hormon-hormon yang mempengaruhi per-
lanjutan GH kadar tinggi setelah masa perrumbuhan me-
nunjukkan bahwa hormon ini memiliki pengaruh penting
' tumbuhan Selain GH yang mutlak dibutuhkan, hormon lain
lain di luar efek pada pertumbuhan. Selaln mendorong per-
termasuk hormon tiroid, insulin, dan hormon seks, berperan
tumbuhan, GH memiliki efek metabolik penting dan me-
sekunder dalam mendorong pertumbuhan.
ningkatkan sistem imun. Kita akan secara singkat rrrengurai-
Laju pertumbuhan tidaklah kontinyrr, demikian juga kan efek metabolik GH sebelum mengalihkan perhatian ke
faktor-faktor yang mendorong pertumbuhan tidaklah sama efeknya dalam mendorong pertumbuhan.
selama periode pertumbuhan. Pertumbuhan janin re.rurama
didorong oleh hormon-hormon tertentu dari plasenta (organ EFEK METABOLIK GH YANG TIDAK BERKAITAN
pertukaran antara sistem sirkulasi janin dan ibu yang meng- DENGAN PERTUMBUHAN
hasilkan hormon; lihat h. 851), dengan ukuran saat lahir ter-
GH meningkatkan kadar asam lemak dalam darah dengan
utama ditentukan oleh faktor genetik dan lingkungan. GH
meningkatkan penguraian lemak trigliserida yang tersimpan
tidak berperan dalam perkembangan janin. Setelah lahir, GH
di jaringan adiposa, dan hormon ini meningkatkan kadar
dan faktor hormon nonplasenta lain mulai berperan penting
glukosa darah dengan mengurangi penyerapan glukosa oleh
dalam mengatur pertumbuhan. Faktor genetik dan nutrisi
otot. Otot menggunakan asam-asam lemak di atas dan bukan
juga berpengaruh besar pada periode pertumbuhan ini.
glukosa sebagai bahan bakar metabolik. Karena itu, efek
Anak memperlihatkan dua periode pertumbuhan pesat
metabolik keseluruhan GH adalah memobilisasi simpanan
- lonjahan pertumbuhan pascalahir selama dua tahun pertama lemak sebagai sumber energi utama sembari menghemat glu-
kehidupan dan lonjakan pertumbuhdn ?ubertas selama remaja
kosa untuk jaringan dependen glukosa misalnya otak. Otak
(Gambar 18-10). Dari usia 2 tahun sampai pu\ertas, laju
hanya dapat menggunakan glukosa sebagai bahan bakar
pertumbuhan linier secara progresif menurun' meskipun
metaboliknya, namun jaringan saraf sama sekali tidak dapat
anak tetap tumbuh. Sebelum pubertas tidak banyak per-
menyimpan glikogen (glukosa simpanan). Pola metabolik ini
bedaan tinggi atau berat antara kedua jenis kelamin. Selama
sesuai untuk mempertahankan tubuh selama masa puasa
pubertas, terjadi akselerasi mencolok pertumbuhan linier
yang lama atau situasi di mana kebutuhan energi tubuh me-
karena tulang-tulang panjang memanjang. Pubertas dimulai
lebihi simpanan glukosa yang tersedia.
pada usia sekitar 11 tahun pada anak perempuan dan 13
tahun pada anak laki-laki dan berlangsung beberapa tahun
pada kedua jenis kelamin. Mekanisme yang bertanggung EFEK GH DALAM MENDORONG PERTUMBUHAN
jawab untuk lonjakan pertumbuhan masa pubertas belum JARINGAN LUNAK
sepenuhnya diketahui. Tampaknya faktor genetik dan ling- Saat jaringan peka terhadap efek pendorong pertumbuhan-
kungan berperan. Beberapa bukti menunjukkan bahwa se- nya, CH merangsang jaringan lunak dan tulang. GH men-
kresi GH rneningkat selama pubertas dan karenanya mung-
kin berperan dalam akselerasi pertumbuhan selama waktu
ini. Selain itu, androgen (hormon seks "pria'), yang sekresi- 100
Lonjakan
nya meningkat drastis saat pubertas, juga berperan menye-
o pertumbuhan
babkan lonjakan pertumbuhan pubertas dengan mendorong 9Bo
c
masa pubertas
sintesis protein dan pertumbuhan tulang. Androgen poten
dari testis pria, testosteron, sangat penting dalam mendorong
c
f
(E
\
n
peningkatan tajam tinggi badan pada anak lakilaki; semen- FOU Lonjakan
E= pertumbuhan
tara androgen adrenal yang kurang poten dari kelenjar adre- o
o-
nal, yang juga meningkat sekresinya selama masa remaja, or
a
40
(s
kemungkinan besar penting dalam lonjakan pertumbuhan c
o
pubertas pada anak perempuan. Meskipun sekresi estrogen 9.
q)
20
oleh ovarium juga dimulai selama pubertas namun belum 0_

jelas apa peran hormon seks "wanita' ini pada lonjakan per-
0
tumbuhan masa pubertas pada anak perempuan. Testosteron Lahi2 4 6 B 10 12 14 16 18 20
dan estrogen akhirnya bekerja pada tulang untuk menghenti- Usia (tahun)
kan pertumbuhannya iebih lanjut sehingga tinggi dewasa Garnbar 18-10
penuh tercapai pada akhir masa remaja. Kurva pertumbuhan normal.

Prinsip-Prinsip Endokrinologi; Kelenjar Endokrin Sentral 741


dorong pertmbuhan jaringan lunak dengan (1) meningkat- osteum, suatu selubung jaringan ikat yang menutupi bagian
kan jumlah sel (hiperplasia) dan (2) meningkatkan ukuran luar tulang. Sewaktu osteoblas aktif mengendapkan tulang
sel (hipertroff). GH meningkatkan jumlah sel dengan me- baru di permukaan eksternal, sel lain di dalam tulang, os-
rangsang pembelahan sel dan mencegah apoptosis (kematian teoklas ("penghancur tulang"), melarutkan jaringan tulang
sel terprogram; lihat h. 132). GH meningkatkan ukuran sel di permukaan dalam di dekat rongga sumsum. Dengan cara
dengan mendorong sintesis protein, komponen struktural ini, rongga sumsum membesar untuk mengimbangi bertam-
utama sel. GH merangsang hampir semua aspek sintesis pro- bahnya lingkar batang tulang.
tein dan secara bersamaan menghambat penguraian protein. Pertambahan panjang tulang panjang dicapai melalui
Hormon ini mendorong penyerapan asam amino (bahan mekanisme yang berbeda. Tulang memanjang akibat aktivitas
mentah untuk membentuk protein) oleh sel sehingga menu- sel-sel tulang rawan, arau kondrosit, di lempeng epifisis
runkan kadar asam amino darah. Selain itu, GH merangsang (Gambar 18-11b). Selama pertumbuhan, sel-sel tulang rawan
perangkat sel yang bertanggung jawab melaksanakan sintesis di tepi luar lempeng di samping epifisis membelah dan
protein sesuai kode genetik sel. memperbanyak diri, secara temporer memperlebar lempeng
Pertumbuhan tulang panjang yang menyebabkan pe- epifisis. Seiring dengan terbentuknya kondrosit-kondrosit
nambahan tinggi adalah efek GH yang paling dramatik. baru di tepi epifisis, sel-sel tulang rawan yang sudah tua ke
Sebelum anda dapat memahami bagaimana cara GH me- arah batas diafisis membesar. Kombinasi proliferasi sel tulang
rangsang pertumbuhan tulang, anda pertama-tama harus rawan baru dan hipertrofi kondrosit matang secara temporer
memahami struktur tulang dan bagaimana pertumbuhan memperlebar lempeng epifisis. Penebalan sisipan lempeng
tulang terlaksana. tulang rawan ini mendorong epifisis tulang semakin jauh
dari diafisis. Matriks yang mengelilingi tulang rawan paling
tua segera mengalami kalsifikasi. Karena tulang rawan tidak
I Tulang bertambah tebal dan bertambah panjang memiliki jaringan kapiler sendiri maka kelangsungan hidup
melalui mekanisme berbeda, keduanya dirangsang sel tulang rawan bergantung pada difusi nutrien dan O,
oleh hormon pertumbuhan. melalui matriks, suatu proses yang dihambat oleh peng-
endapan garam kalsium. Akibatnya, sel-sel tulang rawan tua
Tirlang adalah jaringan hidup. Karena merupakan jaringan yangkekurangan nutrien di tepi diafisis mati. Selagi osteoklas
ikat maka tulang terdiri dari sel dan matriks organik ekstrasel membersihkan kondrosit yang mati dan matriks kalsifikasi
yang dihasilkan oleh sel. Sel-sel tulang yang menghasilkan yang memenjarakannya, osteoblas masuk menginvasi, meng-
matriks organik dikenal sebagai osteoblas ("pembentuk tu- alir ke atas dari diafisis, menyeret pembuluh darah kapiler
Iang"). Matriks organik terdiri dari serat kolagen (lihat h. 64) bersamanya. Penghuni baru ini meletakkan tulang di sekitar
dalam suatu gel setengah padat. Matriks ini memiliki kon- sisa-sisa tulang rawan yang telah hancur sampai tulang meng-
sistensi seperti karet dan berperan menentukan kekuatan gantikan seluruh bagian dalam tulang rawan di sisi diafisis
tensile tulang (keuletan tulang menahan patah yang ditimbul- lempeng. Ketika osifikasi ('penulangan') ini selesai, tulang
kan oleh tegangan). Tulang menjadi keras karena pengen- di sisi diafisis telah memanjang dan ketebalan lempeng epi-
dapan kristal kalsiumfosfat di dalam matrik. Kristal inorganik fisis telah kembali seperti semulal Ti-rlang rawan yang di-
ini memberi tulang kekuatan kompresi (kemampuan tulang ganrikan oleh tulang di ujung diafisis lempeng memiliki
mempertahankan bentuk ketika diperas atau ditekan). Jika ketebalan yang sama dengan tulang rawan baru di ujung
seluruhnya terbentuk dari kristal inorganik maka tulang epifisis lempeng. Karena itu, pertumbuhan tulang dimung-
akan rapuh, seperti potongan kapur. Tirlang memiliki ke- kinkan oleh pertumbuhan dan kematian tulang rawan, yang
kuatan struktural yang mendekati beton bertulang, namun bekerja sebagai "spacef' untuk mendorong epifisis menjauh
tulang tidak rapuh dan jauh lebih ringan, karena tulang me- sembari membentuk kerangka untuk pembentukan tulang
miliki campuran berupa perancah organik yang diperkeras berikutnya di ujung diafisis.
oleh kristal inorganik. Tirlang rawan serupa dengan tulang,
kecuali bahwa tulang rawan hidup tidak mengalami
TULANG MATANG YANG TIDAK LAGITUMBUH
klasifikasi.
Tirlang paniang pada dasarnya terdiri dari batang silindris Sewaktu matriks ekstrasei yang dihasilkan oleh osteoblas
yang cukup uniform, diaffsis, dengan bongkol sendi yang mengalami kalsifikasi, osteoblas-seperti kondrosit pendahu-
melebar di kedua ujungnya, epiffsis. Pada tulang yang sedang lunya-terkubur oleh matriks yang diendapkan di sekeliling
tumbuh, diafisis dipisahkan di kedua ujungnya dari epifisis oleh dirinya. Namun, tidak seperti kondrosit, osteoblas yang ter-
suatu lapisan tulang rawan yang dikenal sebagai lempeng epi- perangkap di dalam matriks kalsifikasi tidak mati karena
ffsis (Gambar 18-11a). Rongga sentral tulang terisi oleh sum- mendapat nutrien dari saluran-saluran halus yang dibentuk
sum tulang, rempat produksi sel darah (\ihath.425). sendiri oleh osteoblas dengan mengirim juluran-juluran sito-
plasma di sekitar mana matrik tulang mengendap. Karena
itu, pada produk tulang akhir terbentuk anyaman saluran-
PERTUMBUHAN TULANG saluran yang memancar dari setiap osteoblas yang terperang-
Penambahan ketebalan tulang dicapai melalui penambahan kap, berfungsi sebagai sistem untuk menyalurkan nurrien
tulang baru di atas permukaan luar tulang yang sudah ada. dan membuang zat sisa. Osteoblas yang terperangkap, kini
Pertumbuhan ini dihasilkan oleh osteoblas di dalam peri- disebut osteosit, pensiun dari tugas membentuk tulang,

742 Bab 18
Tulang
rawan
sendi

Tulang epifisis

Lempeng epifisis

Tulang rawan
Tulang rawan yang
ffi.ffi mengalami kalsifikasi

I I rurang

Tulang epifisis

Tulang
epifisis
- I Kondrosit
I mengalami
pembelahan sel
.,J
Menyebabkan penebalan
.9.
o lempeng epifisis
ir .:[.i:
'a
o Kondrosit tua
o membesar
o
o
E Kalsifikasi matriks
o
J ekstrasel (kondrosit
yang terperangkap mati)
Kondrosit yang mati
dibersihkan oleh osteoklas

.9
o Osteoblas mengalir naik dari
.E diafisis dan mengendapkan
o tulang di atas sisa tulang rawan
yang hancur

(b)
Gambar 18-1 1
Anatomi dan pertumbuhan tulang panjang. (a) Anatomi tulang panjang. (b) Dua potongan lempeng epifisis yang sama pada
waktu berbeda, menggambarkan pemanjangan tulang panjang.

karena keadaan "terpenjara" tersebut mencegahnya meletak- di bawah pengaruh hormon seks lempeng ini mengalami
kan tulang baru. Namun, sel ini berperan dalam pertukaran penulangan sempurna, atau "menurup", sehingga tulang ti-
kalsium antara tulang dan darah. Pertukaran ini berada di dak lagi dapat memanjang meskipun terdapat GH. Karena
bawah kontrol hormon paratiroid (dibahas di bab berikut- itu, setelah lempeng tertutup, yang bersangkutan tidak lagi
nya), bukan GH. bertambah tinggi.

EFEK GH MENDORONG PERTUMBUHAN TULANG


I Hormon pertumbuhan menimbulkan sebagian
GH mendorong pertumbuhan ketebalan dan panjang tulang. dari efek merangsang pertumbuhannya secara tak
Hormon ini merangsang aktivitas osteoblas dan proliferasi langsung dengan merangsang somatomedin.
tulang rawan epifisis sehingga terbentuk ruang untuk pem-
bentukan tuiang lebih banyak. GH dapat mendorong pe- Menurut pandangan tradisional, GH tidak bekerja langsung
manjangan tulang panjang selama lempeng epifisis tetap pada sel sasarannya untuk menimbulkan efek merangsang
berupa tulang rawan atau "terbuka". Pada akhir masa remaja, pertumbuhan (peningkatan pembelahan sel, peningkatan

Prinsip-Prinsip Endokrinologi; Kelenjar Endokrin Sentral 743


sintesis proteinJ dan pertumbuhan tulang). Efek-efek ini masih terdapat banyak "lubang" dalam pengetahuan tentang
umumnya secara langsung ditimbulkan oleh mediator- bidang yang sangar penring ini.
mediator peptida yang dikenal sebagai somatomedin.
Peptida-peptida ini juga disebut sebagai insulin-lihe groutb
factor (IGF) karena secara struktural dan fungsional mirip I Sekresi hormon pertumbuhan diatur oleh dua
dengan insulin. Dua somatomedin-IGF-I dan IGF-II-telah hormon hipofisiotropik.
berhasil diidentifikasi. Studi-studi terakhir mengisyaratkan
bahwa selain bekerja sama, GH dan IGF-I bekerja sendiri- Kontrol sekresi GH bersifat rumit, dengan dua hormon
sendiri untuk mendorong pertumbuhan. hipofisiotropik hipotalamus berperan kunci.

IGF-I GROWTH H ORMO N E - RELEASI NG HORM O N E


DAN GROI4/TH HORMONE-INHBMNG HORMONE
Sintesis IGF-I dirangsang oleh GH dan memeranrarai
banyak dari efek hormoi-r ini dalam mendorong pertum- Dua hormon regulatorik dari hipotalamus yang bekerja ber-
buhan. Sumber utama IGF-I dalam darah adalah hati, yang lawanan berperan dalam kontrol sekresi hormon perrum-
mengeiuarkan produk peptida ini ke dalam darah sebagai buhan: grotuth hormone,releasing hormone (GHRH), yang
respons terhadap stimulasi GH. IGF juga dihasilkan oleh bersifat merangsang, dan growth hormone-inh ib iting hormone
sebagian besar jaringan lain, meskipun mereka tidak melepas- (GHIH atau somarostatin), yang bersifat menghambat
kannya ke dalam darah. Para peneliti menyatakan bahwa (Gambar 18-12). (Perhatikan perbedaan anrara som a torrop i n,
IGF-I yang diproduksi secara lokal di jaringan sasaran mung- atau hormon pertumbuhan; somatomediz, suatu hormon
kin bekerja melalui cara-cara parakrin (lihat h. 123). Mekanis- hati yang secara langsung memerantarai efek GH; dan
me semacam ini dapat menjelaskan mengapa kadar GH somatostatin, yang menghambat sekresi GH). Setiap faktor
dalam darah tidak lebih tinggi, dan memang kadar IGF-I yang meningkatkan sekresi GH secara teoritis dapat melaku-
lebih rendah, selama beberapa tahun pertama kehidupan di- kannya dengan merangsang pelepasan GHRH atau meng-
bandingkan dengan kadar dewasa, meskipun pertumbuhan hambat pelepasan GHIH. Para pakar endokrinologi belum
seiama periode pascalahir cukup pesat. Selama periode ini mengetahui jalur apa yang digunakan pada setiap kasus spe-
produksi lokal IGF-I di jaringan sasaran mungkin lebih pen- sifik.
ting daripada penyaluran IGF-I atau GH dari darah. Seperti sumbu hipotalamus-hipofisis anterior lainnya,
Produksi IGF dikontrol oleh sejumlah faktor di luar sekresi GH diatur oleh lengkung umpan balik negatif. GH
GH, termasuk status gizi, usia, dan faktor spesi{ik jaringan dan somatomedin menghambat sekresi GH oleh hipofisis,
sebagai berikut: mungkin dengan merangsang pelepasan GHIH dari hipota-
lamus. Somatomedin juga dapat secara langsung mempenga-
I Produksi IGF-I bergantung pada nutrisi yang memadai. ruhi hipofisis anterior untuk menghambat efek GHRH pada
Asupan makanan yang kurang memadai mengurangi pro-
pelepasan GH.
duksi IGF-I. Akibatnya, perubahan kadar IGF-I tidak selalu
bersesuaian dengan perubahan sekresi GH. Sebagai contoh,
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SEKRESI GH
puasa menurunkan kadar IGF-I meskipun hal ini mening-
katkan produksi GH. Sejumlah faktor mempengaruhi sekresi GH dengan bekerja
I Faktor terkait usia mempengaruhi produksi IGF-I. pada hipotalamus. Sekresi GH memperlihatkan irama di-
Peningkatan drastis kadar IGF-I dalam darah menyertai urnal yang jelas. Sepanjang hari kadar GH cenderung rendah
peningkatan rnoderat GH pada pubertas yang mungkin, ten- dan cukup konstan. Namun, sekitar satu jam setelah tidur
tu saja, mendorong lonjakan pertumbuhan masa pubertas. lelap dimulai, sekresi GH melonjak hingga lima kali nilai
I Yang terakhir, berbagai faktor stimulatorik spesifik siang hari kemudian turun cepar dalam beberapa jam berikut-
jaringan dapat meningkatkan produksi IGF-I di jaringan ter- ny^'
tentu. Sebagai gambaran, gonadotropin dan hormon seks me- Pada fluktuasi diurnal sekresi GH ini terjadi letupan-
rangsang produksi IGF-I di organ-organ reproduksi, misalnya ietupan lebih lanjut sebagai respons terhadap olahraga, stres,
testis pada pria serta ovarium dan uterus pada wanita. dan penurunan kadar gula darah, yaitu rangsangan-rang-
sangan utama yang meningkatkan sekresi. Manfaat pening-
Karena itu, kontrol produksi IGF-I adalah proses yang katan sekresi GH pada situasi-situasi di atas ketika kebutuhan
kompleks dan dipengaruhi oleh berbagai faktor sistemik dan energi melebihi cadangan glukosa tubuh mungkin adalah
lokal.
agar glukosa dihemat untuk otak dan asam lemak disajikan
sebagai sumber energi alternatifbagi otot.
tGF-il Karena menggunakan simpanan lemak dan mendorong
Berbeda dari IGF-I, produksi IGF-II tidak dipengaruhi oleh sintesis protein tubuh maka GH mendorong perubahan
GH. IGF-II terutama penring selama masa janin. Meskipun komposisi tubuh yaitu mengurangi pengendapan lemak dan
IGF-II terus diproduksi selama masa dewasa namun peran- meningkatkan protein otot. Karena itu, peningkatan sekresi
nya pada orang dewasa masih belum jelas. GH yang menyertai olahraga mngkin ikut memerantarai
Dari pembahasan sejauh ini rentang faktor-faktor yang efek olahraga dalam mengurangi persentase lemak tubuh
ter:libat dalam kontroi pertumbuhan, harusnya jelas bahwa sembari meningkatkan massa tubuh nonlemak.

744 Bab 18
Olah raga, stres, f Asam amino darah,
J glukosa darah I asam lemak darah

Hipofisis anterior

Hati Efek metabolik yang


tidak berkaiian dengan
pertumbuhan;

J penguraian lemak
Somatomedin ( 1 asam lemak darah)
J penyerapan glukosa
oleh otot
,|glukosa
( darah)
Efek mendorong pertumbuhan:

f pembelahan sel

J sintesis protein
( J asam amino darah)

J pertumbuhan tulang
.Faktor-faktor ini meningkatkan sekresi hormon pertumbuhan, tetapi belum jelas apakah
faktor-faktor tersebut melakukannya dengan merangsang GHRH atau menghambat GHIH,
atau keduanya.
Faktor-faktor ini menghambat sekresi hormon pertumbuhan melalui mekanisme
Gambar 18-12 umpan balik negatif, tetapi belum jelas apakah mereka melakukannya dengan
Kontrol sekresi hormon pertumbuhan. merangsang GHIH atau menghambat GHRH atau menghambat hipofisis anterior itu sendiri

Peningkatan asam amino darah setelah diet tinggi pro- amino, dan asam lemak dalam darah. Belum diketahui ada-
tein juga meningkatkan sekresi GH. Selanjutnya, GH men- nya sinyal terkait pertumbuhan yang mempengaruhi sekresi
dorong pemakaian asam-asam amino ini untuk membentuk GH. Isu keseluruhan tenrang apa yang sebenarnya mengon-
protein. GH juga dirangsang oleh penurunan asam lemak trol pertumbuhan diperumit oleh kenyataan bahwa kadar
darah. Karena GH memobilisasi lemak maka regulasi se- GH selama masa anak dini, saat terjadi pertumbuhan linier
macam ini membantu mempertahankan kadar asam lemak yang cepat, serupa dengan kadar pada orang dewasa. Seperti
darah cukup konstan. telah disebutkan sebelumnya, kontrol aktivitas IGF-I yang
Perhatikan bahwa sinyal-sinyal regulatorik untuk sekresi belum dipahami sepenuhnya mungkin penting dalam hal
GH ditujukan untuk menyesuaikan kadar glukosa, asam ini. Pertanyaan terkait lain adalah mengapa jaringan dewasa

Prinsip-Prinsip Endokrinologi; Kelenjar Endokrin Sentral 745


tidak lagi responsif terhadap efek GH mendorong pertum- KELEBIHAN HORMON PERTUMBUHAN
buhan? Kita mengetahui bahwa kita tidak bertambah tinggi
Hipersekresi GH paling sering disebabkan oleh tumor sel
setelah remaja karena lempeng epifisis telah menutup, tetapi
penghasil GH di hipofisis anrerior. Gejala bergantung pada
mengapa jaringan lunak tidak terus tumbuh melalui hiper-
usia pasien ketika kelainan sekresi tersebut dimulai. Jika pro-
trofi dan hiperplasia di bawah pengaruh GH? Salah satu duksi berlebihan GH tersebut terjadi pada masa anak se-
spekulasi adalah bahwa kadar GH mungkin hanya cukup belum lempeng epifisis menutup maka gambaran utamanya
tinggi untuk menimbulkan efek merangsang pertumbuhan adalah pertambahan tinggi yang pesar tanpa distorsi proporsi
saat letupan sekresi yang terjadi selama tidur lelap. Menarik
tubuh. Karenanya penyakit ini dinamai gigantisme (Gambar
dicatat bahwa waktu yang dihabiskan dalam tidur leiap (tidur 18-i3). Jika tidak diterapi dengan mengangkat tumor arau
dalam) adalah paling besar pada masa bayi dan secara ber- dengan obat yang menghambat efek GH, pasien dapat men-
tahap berkurang seiring usia. Meskipun demikian, bahkan capai tinggi delapan kaki atau lebih. Semua jaringan lunak
pada usia lanjut kita tetap menghabiskan waktu tertentu ikut tumbuh sehingga proporsi tubuh masih normal.
dalam tidur lelap namun kita tidak tumbuh lebih besar. Ma-
Jika hipersekresi GH terjadi setelah masa remaja ketika
sih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengungkapkan lempeng epifisis telah tertutup maka tubuh tidak lagi dapat
misteri ini.
bertambah tinggi. Namun, di bawah pengaruh kelebihan
GH, tulang menjadi lebih tebal dan jaringan lunak, khusus-
nya jaringan ikat dan kulit, berproliferasi. Pola pertumbuhan
I Kelainan sekresi hormon pertumbuhan
yang tidak seimbang ini menimbulkan keadaan cacar yang
menyebabkan penyimpangan pola pertumbuhan.
dikenal sebagai akromegali (akro artinya "ekstremitas";
CATAIAN KLINIS. Penyakit yang berkaitan dengan defi- megali artinya "besar"). Penebalan tulang paling nyata di
siensi dan kelebihan hormon pertumbuhan dapat terjadi. ekstremitas dan wajah. Wajah yang terus bertambah kasar
Efek pada pola pertumbuhan jauh lebih mencolok daripada sehingga hampir menyerupai kera terjadi karena rahang dan
konsekuensi metaboliknya. tulang pipi menjadi menonjol akibat penebalan tulang wajah
dan kulit (Gambar 18-14). Tangan dan kaki membesar, dan
DEFISIENSI HORMON PERTUMBUHAN jari tangan dan kaki sangat menebal. Sering terjadi gangguan
Defisiensi GH dapat disebabkan oleh difek hipofisis (ke-
tiadaan GH) atau sekunder karena disfungsi hipotalamus
(ketiadaan GHRH). Hiposekresi GH pada anak adalah salah
satu penyebab &aarftsm (cebol). Gambaran utama adalah
tubuh pendek karena pertumbuhan tulang yang terhambat
(Gambar 18-13). Karakteristik yang relatif kurang tampak
adalah otot yang kurang berkembang (berkurangnya sintesis
protein otot) dan lemak subkutis yang berlebihan (mobilisasi
lemak yang kurang).
Selain itu, pertumbuhan dapat terhambat karena jaring-
an tidak berespons secara normal terhadap GH. Salah satu
contoh adalah &aarfism Laron, yang ditandai oleh kelainan
reseptor GH yang tidak peka terhadap hormon. Gejala
penyakit ini mirip dengan gejala defisiensi GH berat meski-
pun kadar GH darah sebenarnya tinggi.
s
Pada beberapa kasus, kadar GH adekuat dan responsi- U;

vitas sel sasaran normal tetapi tidak ditemukan somatome- co


o
din. Orang pigmi Afrika adalah contoh yang menarik. Tubuh o
t
mereka yang biasanya pendek berkaitan dengan ketiadaan o
tcF-1. co
I
Terjadinya defisiensi GH pada masa dewasa setelah g
3
pertumbuhan selesai menimbulkan gejala yang relatif =
I
t:ia" o
sedikit. Orang dewasa dengan defisiensi GH cenderung ,:ii L
o
mengalami pengurangan massa dan kekuatan otot (protein ..,.. c
..o'6
otot lebih sedikit) serra penurunan densitas tulang (aktivitas a
osteoblas berkurang selama remodeling tulang). Selain itu, Gambar 18-13
karena GH penting untuk mempertahankan massa dan Contoh efek kelainan sekresi hormon pertumbuhan pada
kinerja otot jantung pada masa dewasa maka defisiensi GH pertumbuhah. Pria di kiri memperlihatkan cebol hipofisis
pada orang dewasa dapat menyebabkan peningkatan risiko (pituitary dwarfisrn) akibat kurangnya produksi hormon
pertumbuhan pada masa anak. Pria di tengah foto mengidap
gagal .jantung. (Untuk pembahasan tentang terapi GH, li-
gigantisme akibat sekresi berlebihan hormon pertumbul"ian
hat fitur boks di h.747, Konsep, Tantangan, dan Kontro- pada masa anak. Wanita di kanan mempunyai tinggi rata-
versi). rata.

746 Bab 18
Konsep, Tantangan, dan Kontroversi
Pertumbuhan dan Masa Muda dalam Tabung?
Tidak seperti hormon umumnya, Beberapa penelitian pada awal tumbuh normal yang ingin memiliki
struktur dan aktivitas hormon pertum- tahun 1 990-an mengisyaratkan bahwa tubuh lebih tinggi. Obat ini sudah
buhan berbeda-beda di antara spesies. sebagian dari konsekuensi penuaan ini digunakan secara ilegal oleh sebagian
Akibatnya, hormon pertumbuhan (GH) dapat dilawan melalui pemakaian GH atlet dan binaragawan. Selain itu,
dari sumber hewan tidak efektif untuk sintetik pada orang berusia lebih dari suatu studi mendapatkan bahwa hanya
mengobati defisiensi GH pada manusia. 60 tahun. Pria Ianjut usia yang diterapi 4 dari 10 anak yang mendapat terapi
Dahulu, satu-satunya sumber GH dengan suplemen GH memperlihatkan GH secara sah di bawah pengawasan
manusia adalah kelenjar hipofisis dari peningkatan massa otot, penurunan medis benar-benar mengalami
kadaver manusia. Jumlah ini tidak jaringan lemak, dan penebalan kulit. defisiensi GH. Yang lain menerima
pernah memadai, dan akhirnya produk Dalam studi-studi serupa pada wanita pengobatan karena orang tua, dokter;
ini dikeluarkan dari pasar oleh Food lanjut usia, terapi suplemen GH tidak dan anak yang terpengaruh oleh
and Drug Administration (FDA) karena meningkatkan massa otot secara faktor budaya yang lebih menyukai
kekhawatiran akan kontaminasi virus. signifikan tetapi mengurangi massa tubuh tinggi daripada karena faktor
Namun, akhir-akhir ini tersedia teknik lemak dan mengurangi kerapuhan medis.
rekayasa genetik yang menyebabkan tu lang.
pasokan GH menjadi tidak terbatas. Meskipun hasil-hasil awal ini Pemakaian obat ini pada anak
Gen yang mengarahkan sintesis GH menggembirakan namun studi-studi dengan kadar GH normal dapat
pada manusia dapat dimasukkan ke lebih lanjut memberi hasil yang kurang menimbulkan masalah, karena GH
dalam bakteri, mengi.rbah bakteri memuaskan. Sebagai contoh, meskipun sintetik adalah suatu produk seperti
tersebut menjadi "pabrik" yang massa tubuh nonlemak bertambah
pisau bermata dua. Meskipun mendo-
memproduksi GH manusia. namun banyak orang yang diterapi rong pertumbuhan dan massa otot
Meskipun sekarang tersedia GH tidak memperlihatkan peningkatan namun obat ini juga memiliki efek
dalam jumlah memadai melalui kekuatan otot atau kemampuan olah negatif, misalnya efek samping yang
rekayasa genetik, masalah baru bagi raga. Juga, jika suplemen GH diberikan berpotensi merugikan. Selain itu,
dunia kedokteran adalah menentukan dalam jangka panjang maka terdapat sebuah penelitian terbaru di lnggris
kondisi-kondisi apa yang layak diterapi efek samping merugikan, termasuk mengungkapkan bahwa terapi
dengan GH sintetik. Saat ini FDA telah peningkatan kemungkinan diabetes, suplemen GH pada anak yang tidak
menyetujui terapi hanya untuk batu ginjal, tekanan darah tinggi, nyeri kekurangan hormon ini menyebabkan
pemakaian berikut: ('l) untuk anak kepala, nyeri sendi, dan sindrom redistribusi protein dan lemak tubuh.
dengan defisiensi GH, (2) untuk orang terowongan karpa l. (Sindrom Para peneliti membandingkan dua
dewasa dengan tumor hipofisis atau te rowong a n karpal adalah peneba lan
kelompok anak sehat berusia enam
penyakit lain yang menyebabkan dan penyempitan saluran di perge- sampai delapan tahun yang tubuhnya
defisiensi berat GH, dan (3) untuk langan tangan tempat lewatnya saraf paling pendek di antara teman
pasien AIDS yang menderita lisut otot yang menuju ke otot-otot tangan; seusianya. Satu kelompok terdiri dari
berat. Meskipun belum disetujui oleh karpal artinya "pergelangan tangan"). anak yang menerima GH dan kelom-
FDA untuk pemakaian ini, terapi GH Selain itu, GH sintetik mahal (1 5.000 pok lain adalah anak yang tidak
juga digunakan secara luas untuk US$ sampai 20.000US$ per tahun) serta mendapat terapi. Pada akhir bulan
mempercepat penyembuhan kulit pada harus disuntikkan secara teratur. keenam, anak yang mendapat hormon
pasien luka bakar Iuas. Sebagian ilmuwan juga khawatir sintetik tumbuh lebih cepat daripada
Kelompok lain yang mungkin pemberian terus-menerus GH sintetik kelompok yang tidak diterapi lebih
memperoleh manfaat dari terapi sulih dapat meningkatkan risiko kanker dari 1,5 inci per tahun. Namun, anak
GH adalah orang berusia lanjut. Sekresi dengan mendorong proliferasi sel yang yang tidak diterapi mengalami
GH biasanya memuncak pada usia tak terkendali. Karena itu, banyak penambahan otot dan lemak selagi
20-an, kemudian pada banyak orang peneliti tidak lagi memandang GH tumbuh sementara anak yang diterapi
sekresi tersebut mulai merosot setelah sintetik sebagai calon "mata air awet menjadi sangat berotot dan kehilang-
usia 40-an. Penurunan ini mungkin an lebih dari-160/o lemak tubuh
muda" . Mereka malah berharap untuk
menjadi penyebab dari beberapa mereka. Hilangnya lemak tampak jelas
memakainya secara lebih terbatas
tanda khas penuaan: di wajah dan tungkai mereka sehingga
untuk memperkuat otot dan tulang
mereka tampak lebih "garang". Masih
I Berkurangnya massa otot (GH pada banyak orang berusia lanjut yang
belum jelas apa efek jangka panjang-
mendorong sintesis protein, mengalami defisiensi GH, untuk
baik yang merugikan atau
termasuk protein otot) mengurangi insidens patah tulang menguntungkan-yang ditimbulkan
I Meningkatnya pengendapan lemak akibat jatuh yang sering menyebabkan oleh perubahan drastis komposisi
(GH mendorong tubuh menjadi hendaya dan lenyapnya independensi. tubuh ini. Para ilmuwan juga
langsing dengan memobilisasi The National lnstitute of Aging saat ini menyatakan kekhawatiran bahwa
simpanan lemak untuk digunakan mensponsori serangkaian penelitian perubahan fisik yang nyata terlihat ini
sebagai sumber energi) skala nasional tentang terapi GH pada mungkin disertai oleh kelainan organ
I Berkurangnya densitas tulang (GH orang lanjut usia untuk membantu dan sel yang lebih samar. Karena itu,
mendorong aktivitas sel pembentuk memilah berbagai kemungkinan perdebatan tentang apakah GH dapat
tulang) manfaat legal suplemen hormon ini. diberikan pada anak normal tetapi
I Kulit menipis dan kendur (GH Dilema etisnya adalah apakah obat bertubuh pendek kemungkinan akan
mendorong proliferasi sel kulit) ini dapat digunakan oleh orang yang berlanjut sampai penelitian lebih lanjut
kadar GHnya normal tetapi mengingin- memperlihatkan bahwa obat ini aman
(Namun, inaktivitas juga dipercayai
kan efek GH yang mendorong dan sesuai.
berperan besar dalam penurunan pertumbuhan untuk alasan kosmetik
massa otot, densitas tulang, dan
atau atletik, misalnya remaja yang
kekuatan terkait usia).

Prinsip-Prinsip Endokrinologi; Kelenjar Endokrin Sentral 747


E
o
io
o
o
f,

o
o
E
o
o
;
t
@
G
c
I
=oc
o
o
Gambar 18-14
Perkembangan progresif akromegali. Dalam serangkaian foto dari masa anak sampai sekarang, perhatikan bagaimana tulang
alis, pipi, dan rahang pasien menjadi semakin menonjol akibat penebalan terus-menerus tulang dan kulit karena sekresi
berlebihan GH.

saraf tepi karena saraf terjepit oleh jaringan ikat atau tulang gantung pada keberadaan GH. Androgen hampir sama sekali
yang rumbuh berlebihan. tidak berefek pada pertumbuhan tubuh jika tidak terdapat
GH, tetapi keberadaan GH akan secara sinergistis mening-
katkan pertumbuhan linier. Meskipun merangsang perrum-
I Hormon lain di luar hormon pertumbuhan juga buhan namun androgen akhirnya menghentikan perrum-
penting untuk pertumbuhan normal. buhan lebih lanjut karena menyebabkan penurupan lempeng
epi6sis.
Beberapa hormon lain selain GH ikut berkontribusi melalui I Estrogen, seperti androgen, akhirnya menghentikan per-
cara-cara tertentu pada pertumbuhan keseluruhan: tumbuhan linier dengan merangsang perubahan komplit
lempeng epifisis menjadi tulang. Namun, efek estrogen pada
I Hormon tiroid pentrng bagi pertumbuhan tetapi hor-
pertumbuhan sebelum pematangan tulang belum sepenuh-
mon ini sendiri tidak langsung bertanggung jawab men-
nya dipahami. Sebagian penelitian menyarankan bahwa
dorong pertumbuhan. Hormon ini memiliki peran permisif
estrogen dosis besar bahkan dapat menghambat pertumbuh-
pada pertumbuhan tulang; efek GH baru bermanifestasi se-
an tubuh dengan menghambat proliferasi kondrosir semen-
cara penuh jika terdapat hormon tiroid dalam jumlah me-
tara lempeng epifisis masih terbuka.
madai. Akibatnya, perrumbuhan anak dengan hipotiroid
akan terganggu tetapi hipersekresi hormon tiroid tidak me- Beberapa faktor ikut berperan menyebabkan adanya per-
nyebabkan pertumbuhan yang berlebihan. bedaan tinggi antara pria dan wanita. Pertama, karena pubertas
I Insulin adalah promotor pertumbuhan yang penring. terjadi lebih dini sekitar dua tahun pada anak perempuan
Defisiensi insulin sering menghambat pertumbuhan, dan daripada anak lakilaki, maka secara rerata anak lakilaki me-
hiperinsulinisme sering memicu pertumbuhan berlebihan. miliki dua tahun masa pertumbuhan prapubertas lebih lama
Karena insulin mendorong sintesis protein maka efeknya daripada anak perempuan. Akibatnya, anak laki-laki biasanya
dalam meningkatkan pertumbuhan seyogianya tidak menge- lebih tinggi beberapa senrimerer daripada anak perempuan
jutkan. Namun, efek ini juga dapat timbul dari mekanisme pada awal lonjakan pertumbuhan. Kedua, seperti telah di-
di luar efek langsung insulin pada sintesis protein. Insuiin sebutkan, anak lakilaki mengalami lonjakan pertumbuhan
secara struktural mirip dengan somatomedin dan mungkin yang diinduksi androgen lebih besar daripada anak perempuan
berinteraksi dengan reseptor somatomedin (IGF-I), yang sebelum steroid gonadnya menghentikan pertumbuhan tulang
sangat mirip dengan resepror insulin. panjang hal ini menyebabkan pria umumnya lebih tinggi
I Androgen, yang dipercayai berperan penting dalam daripada wanita. Ketiga, peningkatan esrrogen pada masa pu-
lonjakan pertumbuhan masa pubertas, secara kuat merang, bertas dapat mengurangi lonjakan pertumbuhan pada anak
sang sintesis protein di banyak organ. Androgen merangsang perempuan. Keempat, bukti terkini menunjukkan bahwa
pertumbuhan linier, meningkatkan berat, dan menambah androgen "mencerak" otak anak lakilaki selama perkembang-
massa otot. Androgen paling poten, restosreron tesris, me- an, menghasilkan pola sekresi GH yang "maskulin' yang di-
nyebabkan pria membentuk otot yang lebih besar daripada tandai oleh kadar puncak yang lebih tinggi sehingga diper-
wanita. Efek androgen dalam mendorong pertumbuhan ber- kirakan berperan menyebabkan pria lebih tinggi.

748 Bab 18
. Selain hormon-hormon yang menimbulkan efek per- perlahan menurun karena mengalami penguraian di dalam
tumbuhan tubuh secara keseluruhan, terdapat sejrmlah fak- nukleus sehingga pengaruh inhibitoriknya pada perangkat
tor perrumbuhan peprida yang belum sepenuhnya diketahui genetik protein jam berkurang. Karena tidak lagi diham-
yang merangsang aktivitas mitotik jaringan rertenru (misal- bat maka gen-gen ini kembali aktif untuk memproduksi
nya, faktor pertumbuhan epidermis). protein jam dan siklus kembali berulang. Masing-masing
Kini kita mengalihkan perhatian kepada kelenjar endo- siklus berlangsung selama satu hari. Kadar protein-protein
krin sentrai lainnya- kelenjar pineal. jam yang berfluktuasi menyebabkan perubahan sikiik
sinyal keluar dari SCN, yang pada gilirannya menyebab-
kan perubahan siklik organ-organ efektor sepanjang hari.
KETENJAR PINEAL DAN IRATUA Salah satu contoh adalah variasi diurnal sekresi kortisol
(lihat Gambar 18-4, h.726). Karena itu, irama sirkadian
SIRKADIAN berkaitan dengan fluktuasi protein jam, yang mengguna-
Kelenjar pineal, sebuah struktur kecil berbentuk kerucut kan lengkung umpan balik untuk mengontrol prJuksi-
pohon cemara yang terletak di tengah otak (lihat Gambar nya sendiri. Dengan cara ini, penentuan waktu internal
5-7b,h. 157, dan Gambar 18-1, h. 726), mengeluarkan hor- adalah mekanisme otomatis yang inheren dalam susunan
mon melatonin. (Jangan mengacaukan melatonin dengan genetik neuron-neuron SCN.
pigmen yang menggelapkan kulit, melanin). Meskipun mela-
tonin telah ditemukan pada tahun 1959 namun para peneliti SINKRONISASI JAM BIOLOGIS DENGAN SINYAL
baru berhasil mengungkapkan berbagai fungsinya akhir- LINGKUNGAN
akhir ini. Salah satu peran melatonin yang telah diterima Tanpa pengaruh dari luar, jam biologis ini umumnya me-
secara luas adalahmembantu menjaga irama sirkadian tubuh lakukan siklus sedikit lebih lambat daripada siklus ling-
sesuai siklus terang-gelap. Kita pertama-tama akan mem-
kungan yang24 jam. SCN membentuk siklus yang rerata
bahas tentang irama sirkadian secara umum sebelum melihat
berlangsung .ekit", 25 jam. Siklus ini konsisten untuk
peran melatonin dalam aspek ini dan membahas fungsi lain
orang yang bersangkutan tetapi agak bervariasi di antara
hormon ini.
orang. Jika jam induk/utama ini tidak se cara rerus-menerus
mengikuti dunia luar maka irama sirkadian tubuh akan
secara progresif keluar dari sinkronisasi dengan siklus
I Nukleus suprakiasmatikus adalah jam biologis terang (periode aktivitas) dan gelap (periode istirahat).
utama. Karena itu, SCN harus disetel ulang setiap hari oleh
Laju sekresi hormon bukan satu-satunya faktor
petunjuk lingkungan sehingga irama biologis sinkron
di tubuh
dengan tingkat aktivitas yang dipengaruhi oleh lingkung-
yang berfluktuasi secara siklis dalam periode 24 jam. Manusia
memiliki jam biologis serupa untuk banyak fungsi tubuh
an sekitar. Efek tidak dipertahankannya relevansi jam
lain, berkisar dari ekspresi gen hingga proses fisiologik misal-
internal dengan lingkungan sangat dikenal oleh orang
yang mengalami jet lagketika irama inheren mereka tidak
nya regulasi suhu (lihat h. 710) hingga perilaku. Jam biologis
sama dengan sinyal eksternal. SCN bekerja sama dengan
induk yang berfungsi sebagai pemacu untuk irama sirkadian
kelenjar pineal dan produk hormonnya melatonin men-
tubuh adalah nukleus suprakiasmatikus (SCN). Nukleus
sinkronkan berbagai irama sirkadian dengan siklus siang-
ini terdiri dari sekelompok badan sel saraf di hipotalamus di
malam 24 jam. (Untuk pembahasan rentang masalah-
atas kiasma optik, titik di mana bagian dari serat saraf
masalah yang berkaitan dengan ketidaksinkronan dengan
masing-masing mata menyilang ke belahan otak yang ber-
sinyai lingkungan, lihat fitur penyerta dalam boks, Kon-
lawanan (supra artinya "di atas"; kiasma artinya 'persilangan")
sep, Tantangan, dan Kontroversi).
(lihat h. 225; Gambar 5-7b, h. 157; dan Gambar 18-5, h.
726). Lepas muatan spontan neuron-neuron SCN yang
berirama berperan besar dalam menentukan banyak irama
harian inheren tubuh. I Melatonin membantu menjaga irama sirkadian
tubuh sesuai dengan siklus terang-gelap.
PERAN PROTEIN JAM Perubahan intensitas sinar yang terjadi setiap hari merupa-
Para ilmuwan telah berhasil mengungkap mekanisme kan petunjuk lingkungan urama yang digunakan uniuk
molekular yang mendasari osilasi sirkadian SCN. Gen- menyesuaikan jam induk SCN. Fotoreseptor khusus di
gen spesifik di dalam neuron SCN yang aktif sendiri retina menangkap sinyal dan menyalurkannya langsung ke
memicu serangkaian proses yang menyebabkan terben- SCN. Fotoreseptor ini berbeda dari sel batang dan sel
tuknya protein jam di sitosol yang mengelilingi nukleus. kerucut yang digunakan untuk menerima atau memper-
Seiring dengan berjalannya hari, protein-protein jam ini sepsikan cahaya (lihat h. 224). Pan ilmuwan baru-baru ini
terus menumpuk, akhirnya mencapai jumlah kritis, saat menemukan bahwa melanopsin, suatu protein yang rer-
protein tersebut diangkut ke dalam nukleus. Di sini dapat di sel ganglion rerina khusus (lihat h. 221), adalah
protein-protein tersebut menghambat proses genetik yang reseptor untuk cahaya yang menjaga tubuh tetap sinkron
menyebabkan produksinya. Kadar protein jam secara dengan waktu eksternal. Sebagian besar sei ganglion retina

Prinsip-Prinsip Endokrinologi; Kelenjar Endokrin Sentral 749


menerima masukan dari fotoreseptor batang dan kerucut. sama sekali independen dan berespons terhadap tingkat
Akson dari sel-sel gangiion ini membentuk saraf optik yang pencahayaan, seperti mereran cahaya di kamera, dan bukan
membawa informasi ke korteks penglihatan di lobus oksi- terhadap kontras, warna, dan kontur yang dideteksi oleh
pitalis (lihat h. 222). Di antara sel-sel ganglion rerina yang sistem visual pembentuk bayangan. Sel ganglion retina
berorientasi secara visual terselip sekitar 1%o sampai 2o/o sel pendeteksi pencahayaan dan mengandung melanopsin ini
ganglion retina yang membentuk sistem deteksi sinar yang memberi petunjuk kepada kelenjar pineal tentang ada

Konsep, Tantangan, dan Kontroversi


"Main-main" dengan Jam Biologis
Penelitian memperlihatkan bahwa Para pekerja yang bekerja secara mahal dalam sejarah dunia. Terbentuk
kesibukan yang tinggi dalam kehidup- giliran ini lebih banyak mengidap uap di dalam reaktor yang
an modern, stres, kebisingan, polusi, tukak, insomnia, iritabilitas, depresi, menyebabkan atap bangunan
dan jadwal tidak teratur yang diikuti dan ketegangan daripada mereka yang penampung terlepas. Awan tebal
oleh banyak pekerja dapat menggang- bekerja dengan jadwal teratur. radiasi membumbung ke angkasa dan
gu irama internal, yang menggambar- Kehidupan mereka berubah sama menyebar ke seluruh Eropa dan dunia.
kan bagaimana lingkungan eksternal sekali. Yang lebih memperparah, Sementara para pekerja berupaya
yang sehat mempengaruhi Iingkungan karyawan yang kelelahan dan keras menutup inti radioaktif yang
internal-dan kesehatan kita. berkurang konsentrasinya karenanya meleleh dan menyebarkan radiasi ke
Dr. Richard Restak, seorang ahli lelah merupakan ancaman bagi angkasa, seluruh dunia mengamati
neurologi dan penulis, mencatat masyarakat secara keseluruhan. dengan ketakutan.
bahwa "irama lazim bangun dan tidur Marilah kita lihat suatu contoh. Bencana Chernobyl, seperti
... tampaknya menghasilkan efek yang Pada jam 4 pagi di ruang kontrol kecelakaan di Three Mile lsland,
menstabilkan kesehatan fisik dan reaktor nuklir Three Mile lsland di mungkin ditimbulkan oleh para
psikologis kita". Pengganggu terbesar Pennsylvania, tiga operator melakukan karyawan yang bekerja pada waktu-
irama sirkadian alami kita adalah kesalahan pertama dari serangkaian waktu yang tidak memungkinkan
jadwal kerja yang berubah-ubah, yang kesalahan yang menyebabkan mereka berpikir jenih. Kita harus
ternyata sering dijumpai di negara- terjadinya kecelakaan nuklir terburuk berpikir berapa banyak kecelakaan
negara industri. Saat ini, satu dari dalam sejarah Amerika Serikat. Para pesawat, kecelakaan Ialu lintas, dan
setiap empat pria pekerja dan satu dari operator tersebut luput mengamati tindakan malpraktek medis yang
setiap enam wanita pekerja memiliki lampu peringatan dan tidak melihat mungkin dapat ditelusuri ke kesalahan
jadwal kerja yang bervariasi-sering bahwa sebuah katup penting tetap penilaian akibat kita bekerja melawan
bertukar antara kerja malam dan terbuka. Ketika para operator giliran irama tubuh yang inheren.
siang. Di banyak negara industri, untuk pagi masuk ke ruang kontrol keesokan Berkat penelitian-penelitian
mengoptimalkbn pemakaian peralatan harinya, mereka segera menemukan tentang irama biologis, para peneliti
dan bangunan, karyawan bekerja siang kesalahan tersebut, tetapi sudah kini mengetahui cara-cara untuk
dan malam. Sebagai contoh, lebih terlambat. Pipa-pipa dalam sistem menyetel ulang jam biologis yang
banyak restoran dan toko yang buka meledak, mengirim uap radioaktif dan dapat mengurangi penderitaan dan
24 jam sehari dan lebih banyak petugas air ke udara dan masuk ke dua gangguan yang dialami oleh para
kesehatan yang harus jaga malam gedung. John Gofman dan Arthur pekerja dengan giliran kerja (shift)
untuk mengobati korban kecelakaan. Tamplin, dua ahli kesehatan radiasi, serta memperbaiki kinerja pekerja
Untuk mengurangi beban, banyak memperkirakan bahwa radiasi yang malam. Sebagai contoh, satu tindakan
perusahaan yang memiliki giliran kerja dibebaskan dari kecelakaan akan sederhana adalah membuat giliran
(shift) 24 jam mengubah jadwal kerja menyebabkan paling sedikit 300 dan jaga dalam siklus tiga mingguan agar
mereka. Satu minggu, karyawan mungkin hingga 900 kasus kanker jam biologis karyawan dapat
bekerja pada giliran siang. Minggu mematikan pada para penduduk yang menyesuaikan diri. Dan daripada
berikutnya mereka bekerja malam, dari tinggal di sekitar reaktor tersebut, memindahkan pekerja dari giliran
tengah malam hingga jam 8 pagi. meskipun "pakar". lain (khususnya dari siang hari ke giliran malam, pindahkan
Minggu berikutnya lagi mereka industri nuklir) menyangsikan proyeksi mereka ke depan, bukan ke belakang
bekerja dari jam 4 sore hingga tengah ini, dan menyatakan bahwa kecelakaan (sebagai contoh, dari tugas siang ke
malam. Banyak dari pekerja ini merasa tersebut tidak akan menimbulkan tugas sore). Hal ini mempermudah
lelah hampirsetiap waktu dan . .
dampak yang nyata. Apapun akibat- penyesuaian. Sinar terang juga dapat
mengalami kesulitan untuk tetap nya, kecelakaan tahun 1979 di Three digunakan untuk menyetel ulang jam
terjaga sewaktu bekerja. Kinerja Mile lsland telah menelan biaya biologis. lni adalah ongkos kecil yang
karyawan merosot karena kelelahan. beberapa milyar dolar untuk harus dikeluarkan demi memperoleh
Ketika tiba di rumah, para karyawan pembersihannya. pekerja yang lebih sehat dan
tersebut kelelahan tetapi tidak dapat Pada akhir April 1986, terjadi masyarakat yang lebih aman. Selain
tidur karena mereka berusaha tidur kerusakan reaktor nuklir lain. Kece- itu, pemberian suplemen melatonin,
saat tubuh mereka mencoba mem- lakaan ini, di Chernobyl di bekas Uni hormon yang menyetel jam internal
bangunkan mereka. Sayangnya, Soviet, jauh lebih parah. Pada pagi dini agar sesuai dengan siklus lingkungan,
perubahan jadwal mingguan ini tidak hari, dua teknisi sedang memeriksa mungkin terbukti bermanfaat untuk
pernah memungkinkan jam tubuh reaktor. Mereka, dengan menyalahi menyetel ulang jam tubuh saat jam
karyawan untuk menyesuaikan diri protokol operasional standaL memati- tersebut tidak sinkron dengan
secara penuh. Sebagian besar orang kan sistem keamanan kunci. Satu si nya l-sinyal eksternal.
memerlukan 4 sampai 14 hari untuk kesalahan dalam menilai ini (mungkin
menyesuaikan diri secara penuh akibat kelelahan) menyebabkan
dengan jadwal baru. kecelakaan nuklir paling besar dan

75O Bab 18
tidaknya cahaya dengan mengirim sinyalnya melalui traktus
retinohipotalamikus ke SCN. Jalur ini berbeda dari sistem PERSPEKTIF BAB lNl: FOKUS PADA
saraf yang menghasilkan persepsi visual. SCN menyampai-
kan pesan mengenai status pencahayaan ke kelenjar pineal.
HOMEOSTASIS
Ini adalah cara utama jam internal dikoordinasikan dengan Sistem endokrin adalah salah satu dari dua sistem regulatorik
wakrr 24 jam sehari. Melatonin adalah hormon kegelapan. utama tubuh; yang lainnya adalah sistem saraf. Melalui
Sekresi melatonin meningkat hingga 10 kali lipat selama hormon-hormonnya sebagai pembawa pesan yang bekerja
malam hari dan kemudian rurun ke kadar rendah selama lambat, sistem endokrin umumnya mengarur aktivitas yang
siang hari. Fluktuasi sekresi melatonin, selanjutnya mem- lebih memerlukan durasi dibanding kecepatan. Sebagian
bantu menyamakan irama biologis tubuh dengan sinyal besar dari aktivitas ini ditujukan untuk mempertahankan
siang-malam eksternal. homeostasis. Kontribusi spesifik organ endokrin sentral pada
Perkiraan peran melatonin selain mengatur jam biologis homeostasis adalah sebagai berikut:
rubuh, juga mencakup yang berikur:
I Unit hipotalamus-hipofisis anrerior mengeluarkan vaso-
I Meiatonin menginduksi tidur alami tanpa efek samping presin, yang bekerja pada ginjal selama pembentukan urin
yang menyertai obat sedatif hipnotik. untuk membanru mempertahankan keseimbangan H,O.
I Melatonin dipercayai menghambat hormon yang m- Kontrol keseimbangan HrO, selanjutnya penting bagi peme-
rangsang aktivitas reproduksi. Pubertas mungkin dipicu oleh liharaan osmolariras CES dan volume sel yang sesuai.
pen urunan sekresi melaroni n. I Hormon-hormon yang dikeluarkan oleh hipofisis ante-
I Dalam sebuah peran terkaitnya, pada sebagian spesies, rior umumnya tidak secara langsung berperan dalam homeo-
stasis. Sebagian besar hormon tersebut bersifat tropik; yaitu,
fluktuasi musiman sekresi meiatonin yang berkaitan
merangsang sekresi hormon lain.
dengan perubahan lama siang hari merupakan pemicu
pe nting perkembangbiakan, migrasi, dan hibernasi musim- I Namun, hormon pertumbuhan dari hipofisis anrerior,
selain memiliki efek mendorong pertumbuhan, juga memi-
liki efek metabolik yang membantu mempertahankan kon-
I terkait lainnya, melatonin digunakan dalam
Pada peran
sentrasi asam amino, glukosa, dan asam lemak dalam darah.
percobaan klinis untuk mengontrol kehamilan, karena pada
I Kelenjar pineal mengeluarkan melatonin, yang membantu
kadar tinggi hormon ini menghentikan ovulasi (pengeluaran
menyamakan irama sirkadian tubuh dengan siklus terang
sel telur). Kontrasepsi pria yang menggunakan melatonin (periode aktivitas) dan gelap (periode inaktivitas) lingkungan.
untuk menghentikan produksi sperma juga sedang dikem-
bangkan. Kelenjar endokrin perifer juga membantu mempertahankan
homeostasis melalui cara-caraberikut:
I Melatonin tampaknya merupakan antiolcidan yang
sangat efektif, suatu alat pertahanan terhadap radikal-radikal f Hormon membantu mempertahankan konsentrasi nu-
bebas yang merusak sistem biologis. Radikal bebas adalah trien di lingkungan internal dengan mengarahkan reaksi-
partikel yang kekurangan elektron dan tidak stabil serta reaksi kimia yang berperan dalam penyerapan, penyimpanan,
sangat reaktifdan destruktif. Radikal bebas diperkirakan ber- dan pengeluaran molekul-molekul ini oleh sel. Selain itu, laju
peran dalam beberapa penyakit kronik misalnya penyakit metabolisasi nutrien-nutrien ini umumnya dikontrol oleh
arteri koronaria (lihat h. 360) dan kanker serta dipercayai sistem endokrin.
berperan dalam proses penuaan. I Keseimbangan garam, yang penring untuk mcmper-
I Bukti mengisyaratkan bahwa melatonin dapat memper- tahankan volume CES dan tekanan darah arteri yang sesuai,
lambat proses penuaan, mungkin dengan membersihkan dicapai dengan penyesuaian reabsorpsi garam oleh ginjal
selama pembentukan urin di bawah kontrol hormon.
radikal bebas atau melalui cara lain.
I Demikian juga, hormon bekerja pada berbagai sel
I Melatonin tampaknya meningkatkan imunitas dan te-
sasaran untuk mempertahankan konsentrasi kalsium dan
lah dibuktikan melawan sebagian dari penyusutan timus,
elektrolit lain dalam plasma. Elektrolit-elektrolit ini, selanjut-
sumber limfosit T (lihat h. 459), yang berkaitan dengan usia,
nya, berperan kunci dalam aktivitas homeostatik. Sebagai
pada hewan percobaan.
contoh, pemeliharaan kadar kalsium dalam batas-batas yang
CATAIAN KLINIS. Karena melatonin diperkirakan sempit sangat penring bagi eksitabilitas otot dan saraf serta
memiliki banyak fungsi maka pemakaian suplemen mela- pembekuan darah, yaitu sebagian dari aktivitas untuk mem-
tonin untuk berbagai penyakit tampaknya sangat menjanji- pertahankan kehidupan.
kan. Namun, sebagian besar peneliti berhati-hati tenrang I Sistem endokrin memadukan berbagai proses penye-
rekomendasi suplemen melatonin sampai efektivitasnya se- suaian yang membantu tubuh mempertahankan homeostasis
bagai obat dibuktikan. Sementara itu, banyak orang beralih sebagai respons terhadap kondisi stres.
ke melatonin sebagai suplemen kesehatan; keamanan dan I Sistem endokrin dan saraf bekerja sama untuk mengon-
efektivitas pemakaian ini tidak diatur oleh Food and Drug trol sistem sirkulasi dan pencernaan, yang pada gilirannya
Administration. Dua pemakaian melatonin yang paling melaksanakan aktivitas-aktivitas homeostatik penting.
umum adalah untuk mencegah jet lag dan membantu Di luar homeostasis, hormon mengarahkan proses pertumbuh-
tidur. an dan mengontrol sebagian besar aspek sistem reprodulai.

Prinsip-Prinsip Endokrinologi; Kelenjar Endokrin Sentral 751


RINGKASAN BAB
Prinsip Umum Endokrinolo Si (h. 725-7 3l) lah Gambar 18-6). (1) Vasopresin menahan air selama
I Hormon adalah pembawa pesan kimiawi jarak jauh yang pembentukan urin. (2) Oksitosin merangsang kontraksi
dikeluarkan oleh kelenjar endokrin tanpa duktus ke da- uterus selama persalinan dan penyemprotan susu ketika
lam darah, yang mengangkut hormon ke sasaran spesifik menyusui.
tempat hormon mengontrol fungsi tertentu dengan I Hipofisis anterior mengeluarkan enam hormon peptida
mengubah aktivitas protein di dalam sel sasaran. yang dihasilkannya sendiri. Lima hormon hipofisis anterior
Hormon dikelompokkan ke dalam dua kategori ber- bersifat tropik. ( I ) Thyro id+ timulating hormone (TSH) me-
dasarkan perbedaan kelarutannya serta dikelompokkan rangsang sekresi hormon tiroid. (2) Hormon adrenokorti-
lebih lanjut sesuai struktur kimiawinya-hormon hidrofilik kotropik (ACTH) merangsang sekresi kortisol oleh korteks
(hormon pepdda dan katekolamin) dan hormon lipofilik adrenal. (3 dan 4) Hormon gonadotropik-/ llicle-srimula-
(hormon steroid dan hormon tiroid). ting hormone (FSH) dan luteinizing hormone (LH)-me-
Sistem endokrin sangat penting dalam mengatur metabolis- rangsang produksi gamet (sel telur dan sperma) serta sekresi
me organik, keseimbangan HrO dan elektrolit, pertumbuh- hormon-hormon seks. (5) Hormon pertumbuhan (GH)
an, dan reproduksi serta dalam membantu tubuh mengha- secara tak langsung merangsang pertumbuhan dengan me-
dapi stres. (Liharkh Gambar 18-1 danTabel 18-2, h. 732). rangsang sekresi somatomedin, yang pada gilirannya men-
Sebagian hormon bersifat tropik, yaitu fungsinya adalah dorong pertumbuhan tulang dan jaringan lunak. GH juga
merangsang dan mempertahankan kelenjar endokrin lain. memiliki efek metabolik. (6) Prolaktin merangsang sekresi
Konsentrasi plasma efektif masing-masing hormon susu dan tidak bersifat tropik bagi kelenjar endokrin lain.
normalnya dikontrol oleh perubahan laju sekresi hormon. (Lihatlah Gambar l8-7.
Sekresi sel endokrin terutama dipengaruhi oleh dua jenis I Hipofisis anterior membebaskan hormonnya ke dalam
sinyal regulatorik langsung: (1) sinyal saraf, yang mening- darah jika berikatan dengan releasing dan inhibiting
katkan sekresi hormon sebagai respons terhadap kebu- hormone dari hipotalamus. Hipotalamus, sebaliknya, di-
tuhan spesifik dan mengatur variasi diurnal sekresi; dan pengaruhi oleh berbagai sinyal saraf dan hormon pengon-
(2) sinyal dari hormon lain, yang bersifat stimulatorik trol. (Lihatlah Tabel 18-3 serta Gambar 18-8 dan I8-9) .
dari hormon tropik atau inhibitorik dari hormon sel I Baik hipotalamus maupun hipofisis anrerior dihambat
sasaran melalui mekanisme umpan balik negatif. (Lihatkh secara umpan balik negatif oleh produk kelenjar endokrin
Gambar 18-2, 18-3, 18-4, dan 18-8). sasaran dalam sumbu hipotalamus-hipofisis anterior-
Konsentrasi plasma efektif suatu hormon juga dapat di- kelenjar sasaran. (Lihatlah Gambar 18-8).
pengaruhi oieh laju pengeluarannya dari tubuh oleh pro-
ses inaktivasi metabolik dan ekskresi serta untuk sebagian
Kontrol Endokrin Pertumbuhan (h. 7 4O-7 49)

hormon, oleh laju pengaktifannya atau tingkat peng- I Pertumbuhan tidak saja bergantung pada hormon per-
ikatannya ke protein plasma. (Lihatlah Gambar 18-2). tumbuhan dan hormon lain yang mempengaruhi per-
Disfungsi endokrin terjadi jika hormon dihasilkan terlalu tumbuhan misalnya hormon tiroid, insulin, dan hormon
seks tetapi juga pada faktor genetik, diet yang memada.i,
banyak atau terlalu sedikit atau ketika responsivitas sel sa-
saran terhadap hormon berkurang. (Lihatkh Tabel 18-1).
serta bebas dari stres atau penyakit kronik. Lonjakan
pertumbuhan pesat terjadi selama beberapa tahun per-
Hipotalamus dan Hipofisis (h. 731-7 40) tama kehidupan dan selama pubertas. (Lihatkh Gambar
I Kelenjar hipofisis terdiri dari dua lobus berbeda, hipofisis I 8-t 0).
posterior dan hipofisis anterior. (Lihatlah Gambar 18-5). I Hormon pertumbuhan (GH) terutama mendorong per-
I Hipotalamus, suatu bagian dari otak mengeluarkan sem- tumbuhan secara tak langsung dengan merangsang hati
bilan hormon peptida. Dua disimpan di hipofisis poste- memproduksi golongan somatomedin. Somatomedin
rior, dan tujuh diangkut oleh pembuluh darah khusus- utama, ata't insulin-like growth factor, adalah IGF-I, yang
sistem porta hipotalamus-hipofisis-ke hipofisis anterior, bekerja secara langsung pada tulang dan jaringan lunak
tempat hormon-hormon tersebut mengatur pengeluaran untuk menghasilkan sebagian besar dari efek mendorong
sejumlah hormon hipofisis anterior. (Lihatlah Gambar pertumbuhan. Jalur GH/IGF-I menyebabkan pertum-
18-6 dan 18-9). buhan melalui stimulasi sintesis protein, pembelahan sel,
I Hipofisis posterior pada hakikatnya adalah perluasan saraf serta pemanjangan dan penebalan tulang. (Lihatlah Gam-
hipotalamus. Dua hormon peptida kecil, vasopresin dan bar 18-11 dan I8-12).
oksitosin, disintesis di dalam badan sel neuron neuro- I Hormon pertumbuhan juga memiliki efek metabolik
sekretorik yang terletak di hipotalamus. Dari badan sel langsung yang tidak berkaitan dengan pertumbuhan,
tersebut hormon-hormon ini mengalir melalui akson un- misalnya konservasi karbohidrat dan mobilisasi simpanan
tuk disimpan di ujung saraf di dalam hipofisis posterior. lemak. (Lihatlah Gambar 18-12).
Hormon-hormon ini disekresikan secara independen dari I Sekresi hormon pertumbuhan oleh hipofisis anterior di-
hipofisis posterior ke daiam darah sebagai respons ter- atur secara umpan balik negatif oleh dua hormon hipo-
hadap potensial alai yang berasal dari hipotalamus. (Lihat' talamus, grouth hormone-releasing hormone dan growth

752 Bab 18
hormone-inhibiting hormona (somatostatin). (Lihatkh sirkadian tubuh harus disinkronkan atau disesuaikan
Gambar 18-12). untuk menyamai sinyal-sinyal lingkungan sehingga irama
I Kadar hormon pertumbuhan tidak terlalu berkaitan internal tetap sinkron dengan siklus terang-gelap ekster-
dengan periode pertumbuhan pesat. Sinyal utama untuk nal.
meningkatkan sekresi hormon pertumbuhan lebih ber- Di mata, fotoreseptor khusus yang berespons terhadap
kaitan dengan kebutuhan metabolik daripada pertum- cahaya tetapi tidak terlibat dalam penglihatan, mengirim
buhan, yaitu tidur lelap, olahraga, stres, gula darah ren- impuls ke SCN. Melalui SCN, sekresi hormon melatonin
dah, peningkatan asam amino darah, atau penurunan kelenjar pineal secara ritmis berfluktuasi seiring siklus
asam lemak danh. (Lihatlah Gambar 18-12). terang-gelap, berkurang pada siang hari dan meningkat
pada malam hari. Melatonin, selanjutnya, dipercayai
Kelenjar Pineal dan Irama Sirkadian (h. 749-751) mensinkronkan irama sirkadian alami tubuh, misalnya
I Nukleus suprakiasmatikus (SCN) adalah jam biologis variasi diurnal (siang-malam) sekresi hormon dan suhu
utama tubuh. Variasi konsentrasi protein jam yang ber- tubuh, dengan petunjuk eksternal misalnya siklus siang-
sifat siklis dan spontan di
dalam SCN menyebabkan malam.
perubahan siklis lepas muatan neuron dari daerah ini. Peran lain yang diperkirakan dilakukan oleh melatonin
Setiap siklus memerlukan waktu sekitar sehari dan men- adalah (1) mendorong tidur; (2) mempengaruhi aktivitas
jalankan irama sirkadian (harian) tubuh. reproduksi, termasuk dimulainya pubertas; (3) bekerja
I Irama inheren osilator endogen ini berlangsung sedikit sebagai antioksidan untuk menyingkirkan radikal bebas
lebih lama daripada 24 jam. Karena itu, setiap hari irama yang merugikan; dan (4) meningkatkan imunitas.

SOAL LATIHAN
Pertanyaan Obyektif (Jawaban di h. A-60) (a) kortisol
L Satu hormon dapat mempengaruhi lebih dari satu jenis (b) ACTH
sel sasaran. (Benar atau salah?) (c) CRH
2. Hiposekresi atau hipersekresi suatu hormon dapat ter- (1) ... dari hipotalamus merangsang sekresi (2) ... dari
jadi meskipun kelenjar endokrinnya sama sekali normal. hipofisis antreror. (3) . . .., selanjutnya, merangsang
(Benar atau salah?) sekresi (4) ... dari korteks adrenal. Melalui mekanisme
3. Satu kelenjar endokrin dapat mengeluarkan lebih dari umpan balik negatif, (5) ... menghambat sekresi (6) ...
satu hormon. (Benar atau salah?) dan lebih lanjut mengurangi sensitivitas hipofisis anterior
4. Satu sel sasaran dapat dipengaruhi oleh lebih dari satu terhadap (7)...
hormon. (Benar atau salah)
5. Sernua kelenjar endokrin hanya memiliki fungsi endo- Pertanyaan Esai
l<rin. (Benar atau salah?) 1. Sebutkan fungsi keseluruhan sistem endokrinl
6. ... di hipotalamus adalah jam biologis utama tubuh. 2. Bagaimana konsentrasi suatu hormon dalam plasma di-
atur secafa normal?
7. Pengurangan yang ditimbulkan sendiri jumlah reseptor
untuk hormon spesifik dikenal sebagai ...
3. Tirliskan hormon-hormon hipofisis posterior dan sebut-
kan secara singkat fungsi masing-masing!
8. Kadar hormon pertumbuhan di darah tidak lebih dnggi
4. Tuliskan hormon-hormon hipofisis anrerior dan sebut-
selama masa pertumbuhan anak dibandingkan masa
kan secara singkat fungsi masing-masing!
dewasa. (Benar atau salah?)
5. Bandingkan hubungan antara hipotalamus dan hipofisis
9. Suatu hormon yang fungsi utamanya mengatur kelenjar posterior dengan hubungan antara hipotalamus dan
endokrin lain diklasifikasikan secara fungsional sebagai hipofisis anterior. Jelaskan peran sistem porta hipotala-
hormon.... mus-hipofisis serta releasing dan inhibiting hormone
10. Aktivitas di dalam lapisan tulang rawan tulang yang di- hipotalamus!
kenal sebagai ... berpiran dalam pemanjangan tulang. 6. hormon pertumbuhan yang tidak berkait-
Jelaskan kerja
11. Tirnjukkan hubungan di antara berbagai hormon di an dengan pertumbuhan! Apa efek hormon pertumbuh-
sistem hipotalamusihipofisis anterior/korteks adrenal an untuk mendorong pertumbuhan? Apa peran somato-
dengan menggunakan kode jawaban berikut untuk medin (IGF)?
mengidentifikasi hormon y^ng termasuk ke dalam 7. Bahaslah kontrol sekresi hormon pertumbuhan!
^pa
setiap pertanyaan. 8. Apa sumber, fungsi, dan perangsang sekresi melatonin?

Prinsip-Prinsip Endokrinologi; Kelenjar Endokrin Sentral 753


UNTUK DIRENUNGKAN
(Penjelasan di h. ,{-60) darah untuk menenrukan apakah keadaan ini disebab-
1. Apakah anda mengharapkan konsentrasi releasing dan kan oleh defek di tingkat hipotalamus/hipofisis anterior
inhibiting hormone hipotalamus dalam sampel darah atau di tingkat korteks adrenal?
vena sistemik lebih tinggi, lebih rendah, atau sama 4. Mengapa pria dengan sindrom feminisasi testis biasanya
dengan konsentrasi hormon-hormon ini dalam sampel berrubuh sangat tinggi?
darah porta hipotalamus-hipofi sis. 5. Pasar gelap untuk memperoleh hormon pertumbuhan
2. Dengan memikirkan tentang lengkung kontrol umpan telah terbentuk di antara para atlet angkat beban dan
balik di antara TRH, TSH, dan hormon tiroid, apakah atlet iain. Apa efek hormon pertumbuhan yang menye-
anda mengharapkan konsentrasi TSH akan normal, di babkan atlet yang sudah dewasa menggunakan hormon
atas normal, atau kurang daripada normal pada orang ini dalam dosis suplemental? Apa kemungkinan efek
yang dietnya kekurangan iodium (suatu unsur yang sampingnya?
penting untuk membentuk hormon tiroid)?.
3. Seorang pasien memperlihatkan gejala kelebihan sekresi
kortisol. Faktor apa yang dapat diukur dalam sampel

KASUS KLINIS
(Penjelasan di h. A-60) fisis. Penyakit ini diobati dengan pembedahan yang meng-
Pada usia 18 tahun dan dengan tinggi 8 kaki, Anthony O, angkat kelenjar hipofisisnya. Grapi sulih hormon apa yang
didiagnosis mengidap gigantisme akibat suatu tumor hipo- akan diperlukan oleh Anthony?

SUMBER BACAAN PHYSIOEDGE


Situs PhysioEdge Pilih Chapter l8 dari ment clrop-tlown, atarklik di salah satu
Situs untuk buku ini berisi banyak alat bantu belajar, serta dari banyak resource.
banyak gagasan untuk pembacaan dan penelitian lebih lanjut.
Untuk bacaan anjuran, lihatlah InfoTrac' College Editioni
Masuldah ke:
Research di situs PhysioEdge atau pergi langsung ke Tiac
http://biology.brooftscole.com/sherwoodhp6
College Edition, perpustakaan riset online anda, di:
http://infotrac.thomsonlearning.com

754 Bab 18
Sistem Endokrin

$lst*m iu$:ar!'r
r::cmp*ntahar:kan
Fnmnne*stasie

$*mm*aqls**s6s
c**elxiia$ bagI
$ee*amgxx.xngara
fuic!up se{

Sel
Sel memerlukan pasokan
nutrien yang terus-menerus untuk
menopang berbagai reaksi kimia
penghasil energi. Fungsi normal sel
bergantung pada keseimbangan
$s$-sei n**r':lbentuk yang benar ait dan berbagai
s&stmrn {u}***h

Sistem endokrin, melalui hormon yang disekresikan dan nutrien, adaptasi terhadap stres, dan pemeliharaan keseim-
masuk ke dalam aliran darah, umumnya mengatur aktivitas bangan garam; pankreas endokrin, yang mengeluarkan
yang lebih memerlukan durasi daripada kecepatan. Kelenjar hormon-hormon yang penting dalam metabolisasi molekul
endokrin perifer mencakup kelenjar tiroid, yang mengontrol nutrien; dan kelenjar paratiroid, yang mengeluarkan suatu
laju metabolik basal tubuh; kelenjar adrenal, yang mengeluar- hormon yang penting bagi metabolisme Ca2n.
kan hormon-hormon yang penting bagi metabolisasi molekul

756
Kelenjar Endokrin
Perifer

sEKil_As t5!
KEI-Ehr.iAR Tin$tD KHLEN-IAR'I"IRSIM
I Anatomi kelenjar tiroid
Kelenjar tiroid terdiri dari dua lobus jaringan endo-
I Hormon tiroid
krin yang dihubungkan di tengah oleh suatu bagian
KE I-EN.J;\ii{ ADRf; NdAL sempit kelenjar sehingga organ ini tampak seperti
I Anatomi kelenjar adrenal dasi kupu-kupu (Gambar 19-1a). Kelenjar bahkan
I Mineralokortikoid adrenokorteks terletak di tempat yang sesuai untuk dasi kupu-
I Glukokortikoid adrenokorteks kupu, berada di atas trakea tepat di bawah laring.
I Hormon seks adrenokorteks
I Katekolamin medula adrenal
fi*5Ftlrd5 sT[qE5 TE[irPAi]U
I Sel utama yang mengeluarkan hormon
tiroid tersusun membentuk folikel-folikel
KO i! i-R(] L F i\ nC i.i'?$ i! iti E't ;tiiU !-! 5 i'*i F LiF{iiA["\' hiAKl"lt

I Metabolisme, anabolisme, katabolisme


berisi koloid.
I Penyimpanan energi Sel-sel sekretorik utama tiroid, yang dikenal sebagai
I Keadaan absorptif dan pascaabsorpsi sel folikel, tersusun membentuk bola-bola berongga
I Pankreas endokrin: insulin dan glukagon yang masing-masing membentuk saru unir fungsio-
I Efek metabolik hormon lain nal yang dinamai folikel. Pada potongan mikros-
K(-t f{Tf{0 i- E {{ L}# Ki{l N fvl Fl r\#{j l-i 5 lM E KAIS I L! lVl kopik (Gambar 19-1b), folikel tampak sebagai cincin
I Homeostasis kalsium dan keseimbangan kalsium sel-sel folikel mengelilingi suaru lumen di bagian
I Remodeling tulang dalam yang terisi oleh koloid, bahan yang berfungsi
I Hormon paratiroid sebagai tempat penyimpanan ekstrasel untuk hor-
I Kalsitonin mon tiroid. Perhatikan bahwa koloid di dalam lu-
I Vitamin D men folikel bersifat ekstrasel (yaiu di luar sei tiroid),
I Hubungan metabolisme fosfat dan metabolisme kalsium meskipun terletak di dalam bagian interior folikel.
Koloid tidak berkontak langsung dengan cairan eks-
trasel yang mengelilingi folikel, serupa dengan danau
di tengah pulau yang tidak berhubungan langsung
dengan lautan yang mengelilingi pulau tersebut.
Konstituen utama koloid adalah suatu molekul
protein besar yang dikenal sebagai tiroglobulin (Tg),
yang berikatan dengan hormon-hormon tiroid dalam
berbagai stadium sintesis. Sel folikel menghasilkan
dua hormon yang mengandung iodium yang berasal
dari asam amino tirosin: tetraiodotironin (T, atau
tirolrsin) dan triiodotironin (Tr). Awalan tetra dan
rriserta huruf bawah 4 dan 3 menunjukkan jumlah
atom iodium yang terdapat di masing-masing hor-
mon ini. Kedua hormon, yang secara kolektif disebut
hormon tiroid, adalah regulator penting laju meta-
bolik basal (BMR) keseluruhan.
Di ruang interstisium di antara folikel-folikel
terselip sel C, tipe sel sekretorik lain, yang diberi

757
y^ng membahas kontrol endokrin aras keseimbangan
kalsium.

I Hormon tiroid disintesis dan disimpan di


molekul tiroglobulin.
Bahan dasar untuk sintesis hormon tiroid adalah tirosin dan
iodium, di mana keduanya harus diserap dari darah oleh sel
folikel. Tirosin, suaru asam amino, dibentuk dalam jumlah
memadai oleh tubuh sehingga bukan suatu zat esensial dalam
makanan. Sebaliknya, iodium yang dibutuhkan untuk sin-
tesis hormon tiroid harus diperoleh dari makanan._ pem-
bentukan, penyimpanan, dan sekresi hormon tiroid melibat-
kan langkah-langkah berikut:

1. Semua tahap pembentukan hormon tiroid berlangsung


di molekul tiroglobulin di dalam koloid. Tiroglobulin
itu sendiri diproduksi oleh kompleks Golgi/retikulum
endoplasma sel folikel tiroid. Asam amino tirosin masuk
ke dalam molekul tiroglobulin yang jauh lebih besar
sewaktu yang terakhir ini sedang diproduksi. Setelah
terbentuk, tiroglobulin yang sudah mengandung tirosin
diekspor dari sel folikel ke dalam koloid melalui proses
eksositosis (langkah 1 di Gambar 19-2).
Lobus kanan Trakea Lobus kiri
2. Tiroid menangkap iodium dari darah dan memindah-
(a) kannya ke dalam koloid melalui pompa iodium-protein-
protein pengangkut yang kuat dan memerlukan energi
Sel folikel Koloid
di membran luar sel folikel (langkah 2). Hampir semua
iodium di tubuh dipindahkan melawan gradien konsen-
o trasi untuk disimpan di tiroid untuk membentuk hormon
E
o
o tiroid. Iodium tidak memiliki fungsi lain di tubuh.
o .). Di dalam koloid, iodium cepat dilekatkan ke tirosin di
.9
C
o
dalam molekul tiroglobulin. Perlekatan satu iodium ke
o
! tirosin menghasilkan monoiodotirosin (MIT) (langkah
o 3a). Perlekatan dua iodium ke tirosin menghasilkan
G diiodotirosin (DIT) (langkah 3b).
t= 4. Kemudian, terjadi proses penggabungan antara mole-
c
kui-molekul tirosin yang telah beriodium unruk mem-
.N
r bentuk hormon riroid. Penggabungan satu MIT (dengan

(b)
satu iodium) dan satuDIT (dengan dua iodium) meng-
hasilkan tiiodotironin atau T, (dengan tiga iodium)
Gambar 19-1 (langkah 4a). Penggabungan dua DIT (masing-masing
Anatomi kelenjar tiroid. (a) Anatomi makroskopik keienjar mengandung dua atom iodium) menghasilkan tetrai-
tiroid, pandangan anterior. Kelenjar tiroid terletak di atas odotironin (Tn atau tiroksin), yaitu bentuk hormon
trakea tepat di bawah laring dan terdiri dari dua lobus yang
tiroid dengan empat iodium (langkah 4b). Antara dua
dihubungkan oleh sebuah berkas tipis yang dinamai rsmus.
(b) Gambaran kelenjar tiroid di bawah mikroskop cahaya. molekul MIT tidak terjadi penggabungan.
Kelenjar tiroid terutama terdiri dari lingkaran-lingkaran berisi
koloid yang dikelilingi oleh satu lapisan sel folikel. Semua produk ini tetap melekat ke tiroglobulin.
Hormon tiroid tetap tersimpan dalam bentuk ini di koloid
sampai terurai dan disekresikan. Jumlah hormon tiroid yang
tersimpan normalnya dapat memenuhi kebutuhan tubuh
untuk beberapa bulan.

nama demikian karena mengeluarkan hormon peptida I Untuk mensekresikan hormon tiroid, selfolikel
kalsitonin. Kalsitonin berperan dalam metabolisme kalsium
memfagosit koloid penuh tiroglobulin.
serta sama sekali tidak berkaitan dengan dua horrnon tiroid
utama lainnya. Di sini kita membahas T, dan T, serta Pelepasan hormon tiroid. ke dalam sirkulasi sistemik adalah
membicarakan kalsitonin kemudian, dalam suatu bagian suatu pl:oses yang agak rumit karena dua alasan. pertama,

758 Bab 19
sebelum pembebasannya, T, dan T, masih terikat di dalam yang inaktif, MIT dan DIT (langkah 6). Hormon tiroid,
molekr-rl tiroglobulin. Kedua, kedua hormon tersimpan di karena sangat lipofilik, mudah melewati membran luar sel
tempat ekstrasel, lumen folikel, sehingga harus diangkut folikel dan masuk ke dalam darah (langkah 7a).
menembus sel folikel untuk mencapai kapiler yang berjalan MIT dan DIT tidak memiliki nilai endokrin. Sel-sel
di ruang interstisium di antara folikel-folikel. folikel mengandung suatu enzim yang secara cepat
Pada proses sekresi hormon tiroid, sel folikel "menggigit mengeluarkan iodium dari MIT dan DIT sehingga iodium
putr-Ls" sepotongkoloid, menguraikan molekul tiroglobulin yang telah bebas ini dapat didaur ulang untuk membentuk
menjadi bagian-bagiannya, dan "meludahkan'To dan T,yang lebih banyak hormon (langkah 7rb). Enzim yang sangar
telah dibebaskan ke dalam darah. Pada stimulasi yang sesuai spesifik ini akan mengeluarkan iodium hanya dari MIT dan
untuk sekresi hormon tiroid, sel-sel folikel menginternalisasi DIT, bukan dari T. atau T..'.
sebagian kompleks tiroglobulin-hormon dengan memfagosit Setelah dikeluarkan ke dalam darah, molekul-molekul
sepotong koloid (langkah'5 di Gambar 19-2). Di dalam seI, hormon tiroid yang sangat lipofilik (dan karenanya tak larut
butir-butir koloid terbungkus membran menyatu dengan li- air) berikatarr dengan beberapa protein plasma. Sebagian
sosom, yang enzim-enzimnya memisahkan hormon-hormon besar T. dan T., diangkut oleh thyroxine-binding globulin
tiroid, yang aktif secara biologis, T. dan T.,,, serta iodotirosin (TBG, globulin pengikat tiroksin), suatu protein plasma yang

Tg = tiroglobulin DIT = diiodrotirosin


I = iodium T: = tri-iodotironin
MIT = monoiodotirosin T. = tetraiodotironin (tiroksin)
*Gambar organel tidak sesuai dengan skala. Kompleks Golgi/retikulum endoplasma jauh
lebih kecil

(D tn yang mengandung tirosin di dalam sel folikel tiroid diangkut ke dalam koloid melalui proses eksositosis

o lodium secara aktif dipindahkan dari darah ke dalam koloid oleh sel folikel.

Perlekatan satu iodium ke tirosin di dalam molekul Tg menghasilkan MlT.


@
Perlekatan dua iodium ke tirosin menghasilkan DlT.
@
Penggabungan satu MIT dan satu DIT menghasilkan T..
@
Penggabungan dua DIT menghasilkan
@ To.

o Pada perangsangan yang sesuai, sel folikel tiroid menelan sebagian dari koloid yang mengandung Tg melalui proses fagositosis.

o Lisosom menyerang vesrkel yang ditelan tersebut dan memisahkan produk-produk beriodium dari Tg.

@ T. dan To berdifusi ke dalam darah.

@ MIT dan DIT mengalami deiodinasi, dan iodium yang bebas didaur ulang untuk membentuk hormon baru.

Gambar 19-2
Pembentukan, penyimpanan, dan sekresi hormon tiroid.

Kelenjar Endokrin Perifer 759


berikatan hanya dengan hormon tiroid. Kurang
secara selektif menjadi glikogen, bentuk simpanan glukosa, dipermudah
dari 0,lo/o T,dan kurang dari lo/o T, tetap berada dalam oleh hormon tiroid dalam jumlah kecil, tetapi kebalikan-
bentuk bebas (tak terikat). Hal ini luar biasa mengingat hanya nya-pemecahan glikogen menjadi glukosa-terjadi pada jum-
bentuk bebas dari keseluruhan hormon tiroid, yang rnemiliki lah hormon yang tinggi. Demikian juga, hormon tiroid
akses ke reseptor sel sasaran dan menimbulkan efek. dalam jumlah adekuat penting untuk sintesis protein yang
dibutuhkan bagi pertumbuhan normal tubuh namun pada
dosis tinggi, misalnya pada hipersekresi tiroid, hormon tiroid
I Sebagian besar To yang disekresikan diubah cenderung menyebabkan penguraian protein.
menjadiT, di luar tiroid.
EFEK SIMPATOMIMETIK
Sekitar 90o/o dari produk sekretorik yang dibebaskan dari
kelenjar tiroid adalah dalam bentuk T, namun T, memiliki Setiap efek yang serupa dengan yang ditimbulkan oleh sistem
aktivitas biologik empat kali lebih kuat. Meskipun demikian, saraf simpatis dikenal sebagai efek simpatomimetik ("me-
sebagian besar dari T nyang disekresikan diubah menjadi T,, nyerupai simpatis"). Hormon tiroid meningkatkan responsi-
ata;: diaktiJhan, ditanggalkan satu iodiumnya di luar kelenjar vitas sel sasaran terhadap katekolamin (epinefrin dan norepi-
tiroid, terutama di hati dan ginjal. Sekitar 80% T, dalam nefrin), pembawa pesan kimiawi yang digunakan oleh sistem
darah berasal dari T, yang telah mengalami proses "penang- saraf simpatis dan medula adrenal. Hormon tiroid melaksa-
galan" di perifer. Karena itu, T, adalah bentuk hormon tiroid nakan efek permisif ini dengan menyebabkan proliferasi re-
utama yang aktif secara biologis di tingkat sel, meskipun septor sel sasaran spesifik katekolamin (lihat h. 730). Karena
kelenjar tiroid terutama menghasilkan T,. pengaruh ini, banyak dari efek yang diamati ketika sekresi
hormon tiroid meningkat adalah serupa dengan yang me-
nyertai pengaktifan sistem saraf simparis.
I Hormon tiroid adalah penentu utama laju
metabolik basal dan juga memiliki efek lain. EFEK PADA SISTEM KARDIOVASKULAR

Dibandingkan dengan hormon lain, kerja hormon tiroid re- Melalui efek meningkatkan kepekaan jantung terhadap kate-
latif "lamban". Respons terhadap peningkatan hormon tiroid kolamin dalam darah, hormon tiroid meningkatkan kece-
baru terdeteksi setelah beberapa jam, dan respons maksimal patan .jantung dan kekuatan kontraksi sehingga curah jan-
belum terlihat dalam beberapa hari. Durasi respons juga tung meningkat (lihat h. 355). Selain itu, sebagai respons
cukup lama, sebagian karena hormon tiroid tidak cepat ter- terhadap beban panas yang dihasilkan oleh efek kalorigenik
urai tetapi juga karena respons terhadap peningkatan sekresi hormon tiroid, terjadi vasodilatasi perifer untuk membawa
terus terjadi selama beberapa hari atau bahkan minggu sete- kelebihan panas ke permukaan tubuh untuk dikeluarkan ke
lah konsentrasi hormon tiroid plasma kembali ke normal. lingkungan (lihat h. 715).
Hampir semua jaringan di tubuh terpengaruh langsung
atau tak langsung oleh hormon tiroid. Efek T, dan T, dapat EFEK PADA PERTUMBUHAN DAN SISTEM SARAF
dikelompokkan ke dalam beberapa kategori yang saling Hormon tiroid penting bagi pertumbuhan normal karena
tumpang-tindih. efeknya pada hormon pertumbuhan (GH) dan IGFJ (lihat
h. 748). Hormon tiroid tidaksaja merangsang sekresi GH
EFEK PADA LAJU METABOLISME DAN PRODUKSI dan meningkatkan produksi IGF-I oleh hati tetapi juga men-
PANAS dorong efek GH dan IGF-I pada sintesis protein struktural
Hormon tiroid meningkatkan laju metabolisme basal kese- baru dan pada pertumbuhan tulang. Anak dengan defisiensi
luruhan tubuh, atau "laju langsam" (lihat h.702). Hormon tiroid mengalami hambatan pertumbuhan y^ng dapat di-
ini adalah regulator terpenting laju konsumsi O, dan penge- pulihkan dengan terapi sulih tiroid. Namun, ddak seperti
luaran energi tubuh pada keadaan istirahat. kelebihan GH, kelebihan hormon tiroid tidak menyebabkan
Efek metabolik hormon tiroid berkaitan erar dengan pertumbuhan yang berlebihan.
efek kalorigenik ("penghasil panas"). Peningkatan aktivitas Hormon tiroid berperan penting dalam perkembangan
metabolik menyebabkan peningkatan produksi panas. normal sistem saraf, klususnya SSf; suatu efek yang ter-
ganggu pada anak dengan defisiensi tiroid sejak lahir. Hor-
mon tiroid juga esensial untuk aktivitas normal SSP pada
EFEK PADA METABOLISME ANTARA
orang dewasa.
Selain meningkatkan laju metabolik secara keseluruhan,
hormon tiroid juga memodulasi kecepatan banyak reaksi
spesifik yang berperan dalam metabolisme bahan bakar. Efek I Hormon tiroid diatur oleh sumbu hipotalamus-
hormon tiroid pada bahan bakar metabolik memiliki banyak hipofisis-tiroid.
aspek; hormon ini tidak saja dapat mempengaruhi pemben-
tukan dan penguraian karbohidrat, lemak, dan protein tetapi Tbyro id-stimalating honnone (T SH), hormon tropik tiroid
hormon dalam jumlah sedikit atau banyak dapat menimbul- dari hipofisis anterior, adalah regulator fisiologik terpenting
kan efekyang sebaliknya. Sebagai contoh, perubahan glukosa sekresi hormon tiroid (Gambar 19-3) (lihat h. 735).Hampir

750 Bab 19
setiap tahap dalam sintesis dan pelepasan hormon tiroid
dirangsang oleh TSH. [=ei]l tKeadaan dilxgml
I pada bayi ]
tt--a
Selain meningkatkan sekresi hormon tiroid, TSH juga
mempertahankan integritas struktural kelenjar tiroid. Tanpa
adanya TSH, tiroid mengalami atrofi (ukurannya ber-
kurang) dan mengeluarkan hormon tiroid dalam jumlah
c-
Hipotalamus
I

sangat rendah. Sebaliknya, kelenjar mengalami hipertrofi


(peningkatan ukuran setiap sel folikel) dan hiperplasia (pe-
ningkatan jumlah sel folikel) sebagai respons terhadap TSH
yang berlebihan.
Tbyro*opin-releasing hormone (TRH) hipotalamus,

l
meialui efek tropiknya, "menyalakan' sekresi TSH oleh hipo-
fisis anterior (iihat h. 736), sementara hormon tiroid, melalui
mekanisme umpan balik negatif "memadamkan" sekresi Hipofisis anterior
TSH dengan menghambat hipofisis anrerior. Seperti leng-
kung umpan balik lainnya, mekanisme antara hormon tiroid
dan TSH ini cenderung mempertahankan kestabilan sekresi Thyroid-stimulating
hormon tiroid. hormone (TSH)
Umpan balik negatif antara tiroid dan hipofisis anterior
melaksanakan regulasi kadar hormon tiroid bebas sehari-
hari, sementara hipotalamus memerantarai penyesuaian j ang-
l.
Kelenjar tiroid
ka panjang. Tidak seperti kebanyakan sistem hormon lain-
nya, hormon-hormon di aksis tiroid pada orang dewasa tidak

_.1
mengalami perubahan sekresi yang mendadak dan lebar.
Sekresi hormon tiroid yang relatiftetap sesuai dengan respons Hormon tiroid
lambat dan berkepanjangan yang diinduksi oleh hormon ini; (T. dan Tr;
peningkatan atau pnurunan mendadak kadar hormon tiroid
tidak memiliki manfaat adaptif,
Satu-satunya faktor yang diketahui meningkatkan se- i,
kresi TRH (dan, karenanya, sekresi TSH dan hormon tiroid)
t ,t u,lu *"tauotifr:Oan, proOuf<s1 p,a ; . , , , 'ri
peningkatan pertumbuhan dan perkembangan
adalah pajanan ke cuaca dingin pada bayi baru iahir, suatu SSP; peningkatan aktivitas simpatis
mekanisme yang sangat adaptif. Para ilmuwan berpikir bah-
wa peningkatan drastis sekresi hormon tiroid yang meng- Garnbar 19-3
hasilkan panas membantu mempertahankan suhu tubuh Regulasi sekresi hormon tiroid
sewaktu penurunan mendadak suhu lingkungan saat lahir
ketika bayi keluar dari tubuh ibunya yang hangat ke udara
lingkungan yang lebih dingin. Respons TSH serupa terhadap dapat diperkirakan berdasarkan pengetahuan renrang
pajanan dingin tidak terjadi pada orang dewasa, meskipun fungsi hormon tiroid.
secara fisiologis masuk akal dan memang terjadi pada bebe-
HIPOTIROIDISME
rapa jenis hewan percobaan.
Berbagai jenis stres menghambat sekresi TSH dan hor- Hipotiroidisme dapat terjadi (1) karena kegagalan primer
mon tiroid, mungkin melalui pengaruh saraf pada hipotala- itu sendiri; (2) sekunder karena defisiensi
kelenjar tiroid
mus, meskipun makna adaptif inhibisi ini masih belum TRH, TSH, atau keduanya; atau (3) karena kurangnya
jelas. asupan iodium dari makanan.
Gejala hipotiroidisme umumnya disebabkan oleh penu-
runan aktivitas metabolik secara keseluruhan. Seorang pasien
I Kelainan fungsi tiroid mencakup hipotiroidisme dengan hipotiroidisme anrara lain mengalami penurunan
dan hipertiroidisme. laju metabolik basal; memperlihatkan penurunan toleransi
terhadap dingin (kurangnya efek kalorigenik); memiliki
CATAIAN KLINIS. Kelainan fungsi tiroid adalah salah kecenderungan mengalami pertambahan berat berlebihan
satu gangguan endokrin yang paling sering ditemukan. (pembakaran bahan bakar berlangsung lambat); mudah lelah
Kelainan ini tergolong ke dalam dua kategori urama- (produksi energi menurun); memiliki nadi yang lambat dan
hipotiroidisme dan hipertiroidisme-yang masing- lemah (akibat berkurangnya kecepatan dan kekuatan kon-
masing mencerminkan defisiensi dan kelebihan sekresi traksi jantung dan berkurangnya curah janrung); dan mem-
hormon tiroid. Se.jumlah penyebab spesifik dapat menye- perlihatkan perlambatan refleks dan responsivitas mental
babkan masing-masing keadaan tersebut (Tabel 19-l). (karena efek pada sistem saraf). Efek mental ditandai oleh
Apapun penyebabnya, konsekuensi dari sekresi hormon berkurangnya kesigapan, berbicara perlahan, dan penurunan
tiroid yang terlalu sedikit atau terlalu banyak umumnya daya ingat.

Kelenjar Endokrin Perifer 761


Tabel 19-'l
Jenis Disfungsi Tiroid

DISFUNGSI KONSENTRASI HORMON GONDOK


TIROID PENYEBAB RELEVAN DALAM PLASMA ADA?

Hipotiroidisme Kegagalan primerkelenjartiroid JT, dan To, trsu Ya


Sekunder karena kegagalan hipotalamus atau hipofisis JT. dan To, JTRH dan/atau Tidak
anterior JrsH
Kurangnya iodium dalam makanan JT, dan To, trsu Ya
H!pertiroidisme Adanya long-acting thyroid stimulator (LATS) (penyakit tT, dan To, Jrsu Ya
G raves)
Sekunder karena sekresi berlebihan hipotalamus atau fT. dan To, fTRH dan/atau Ya
hipofisis anterior trsu
Tumor tiroid dengan hipersekresi tT. dan To, JrsH Tidak

Karakteristik lain yang mudah dikenal adalah kondisi metaboiik namun berat tubuh biasanya turun karena tubuh
kulit oleh molekul-molekr-rl kar-
edematosa akibat infiltrasi menggunakan bahan bakar jauh lebih cepat. Terjadi pengurai-
bohidrat kompleks penahan air, yang diperkirakan terjadi an netto simpanan karbohidrat, lemak, dan protein. Ber-
akibat gangguan metabolisme. Gambaran sembab yang ter- kurangnya protein otot menyebabkan tubuh lemah. Berbagai
jadi, terutama di wajah, tangan, dan kaki, dikenal sebagai keiainan kardiovaskular dilaporkan berkaitan dengan hiperti-
miksedema. Pada kenyataannya, kata mibsedema sering di- roidisme, disebabkan baik oleh efek langsung hormon tiroid
gunakan sebagai sinonim untuk hipotiroidisme pada orang maupun interaksinya dengan katekolamin. Kecepatan denyut
dewasa, karena menonjolnya gejala ini. dar.r kekuatan kontraksi dapat meningkat sedemikian besar
Pada orang dengan hipotiroidisme sejak lahir timbul sehingga individu mengalami palpitasi (jantung berdebar-
suatu keadaan yang dikenal sebagai kretinisme. Karena kadar debar). Pada kasus yang parah, jantung mungkin tidak sang-
hormon tiroid yang memadai esensial untuk pertumbuhan gup memenuhi kebutuhan metabolik tubuh meskipun curah
normal dan perkembangan SSP maka kretinisme ditandai jantung meningkat. Efek pada SSP ditandai oleh peningkatan
oleh tubuh cebol (dwarfsm) dan retardasi mental serta gejala- berlebihan kewaspadaan mental hingga ke titik di mana pasien
gejala umum lain defisiensi tiroid. Retardasi mental dapat mudah tersinggung, tegang, cemas, dan sangat emosional.
dicegah jika terapi sulih segera diberikan, tetapi tidak lever- Gambaran mencolok pada penyakit Graves tetapi tidak
sibel jika telah terbentuk selama beberapa bulan setelah lahir, dijumpai pada hipertiroidisme jenis lain adalah elsoftalmos
meskipun kemudian diberi hormon tiroid. (mata menonjol) (Gambar 19-5). Terjadi pengendapan kar-
Terapi hipotiroidisme, dengan satu pengecualian, beru- bohidrat kompleks penahan air di belakang mara, meskipun
pa terapi sulih dengan memberikan hormon tiroid eksogen. mengapa hal ini dapat terjadi masih belum diketahui. Retensi
Pengecualiannya adalah hipotiroidisme karena defisiensi cairan yang terjadi mendorong bola mata ke depan sehingga
iodium yang diobati dengan pemberian iodium adekuat da- menonjol dari tulang orbita. Boia mata dapat menonjol se-
lam makanan, demikian jauh sehingga kelopak tidak dapat menutup sem-
purna yang kemudialr dapat menyebabkan mata kering, ter-
HIPERTIROIDISME iritasi, dan renran mengalami ulkus kornea. Bahkan setelah
kondisi hipertiroidnya diperbaiki, gejala mata yang meng-
Penyebab tersering hipertiroidisme adaiah penyakit Graves.
ganggu ini dapat menetap.
Ini adalah suatu penyakit otoimun di mana tubuh secara salah
Tiga metode umum terapi dapat menekan kelebihan
menghasilkan long-acting thyro:id stimulator (LATS), suatu
sekresi hormon tiroid: pengangkatan dengan pembedahan
antibodi yang sasarannya adalah reseptor TSH di sel tiroid.
sebagian dari kelenjar tiroid yang sekresinya berlebihan;
IAIS merangsang sekresi dan pertumbuhan tiroid mirip
pemberian iodium radioaktif yang setelah dipekatkan di ke-
dengan yang dilakukan oleh TSH. Namun, tidak seperti TSH,
lenjar tiroid oleh pompa iodium, secara selektif merusak
LATS tidak dipengaruhi oleh inhibisi umpan balik hormon
jaringan kelenjar tiroid; dan pemakaian obat antitiroid yang
tiroid sehingga sekresi dan pertumbuhan tiroid berlanjut
secara spesiflk mengganggu sintesis hormon tiroid.
tanpa kendali (Gambar 19-4). Meskipun lebih jarang, hiperti-
roidisme dapat terjadi karena kelebihan TRH atau TSH atau
berkaitan dengan tumor tiroid dengarr hipersekresi. I Gondok terjadijika kelenjar tiroid menerima
Seperti diperkirakan, pasien hipertiroid mengalami pe-
rangsangan yang berlebihan.
ningkatan laju metabolik basal. Meningkatnya produksi panas
menyebabkan keringat berlebihan dan intoleransi panas. Mes- CATAIAN KLINIS. Gondok (goiter) adalah pembesaran
kipun nafsu makan dan asupan makanan meningkat yang kelenjar tiroid. Karena tiroid terletak di atas trakea maka
terjadi sebagai respons terhadap meningkatnya kebutuhan gondok mudah diraba dan biasanya terlihat (Gambar 19-6).

762 Bab 19
dan jumlah sel folikel dan untuk meningkatkan laju
Hipofisis anterior
sekresinya. Jika sel tiroid tidak dapat mengeluarkan hor-
mon karena kurangnya enzim esensiai atau iodium, maka
Long-acting thyroid seberapapun jumlah TSH tidak akan mampu menginduksi
stimulator (LATS) sel-sel ini untuk mengeluarkan T, dan Tr. Namun, TSH
tetap dapat menyebabkan hipertrofi dan hiperplasia tiroid,
dengan konsekuensi terjadinya pembesaran paradoks ke-
lenjar (yaitu, gondok) meskipun produksi kelenjar tetap
kurang.
Kelenjar tiroid
Demikian juga, gondok mungkin menyertai hipertiroidisme
mungkin juga tidak:
I
I Sekresi TSH yang berlebihan akibat defek hipotalamus
atau hipofisis anterior akan jelas disertai oleh gondok dan
sekresi berlebihan T, dan T, karena stimulasi pertumbuhan
Gambar 19-4
tiroid yang berlebihan. Karena kelenjar tiroid dalam situasi
Peran Iong-acting thyroid stimulator pada penyakit Graves.
Long-acting thyroid stimulator (LATS), suatu antibodi yang
ini juga mampu berespons terhadap kelebihan TSH disertai
secara salah diproduksi pada penyakit otoimun Graves, peningkatan sekresi hormon maka pada gondok ini terjadi
berikatan dengan reseptor TSH di kelenjar tiroid dan secara hipertiroidisme.
terus-menerus merangsang sekresi hormon tiroid di luar I Pada penyakit Graves, terjadi gondok dengan hiperse-
sistem kontrol umpan balik negatif yang normal.
kresi karena LAIS mendorong pertumbuhan tiroid sei<aligus
meningkatkan sekresi hormon tiroid. Karena tingginya kadar
T- dan T, menghambat hipofisis anrerior, maka sekresi TSH
5
itu sendiri rendah. Pada semua kasus di mana terjadi gondok,
U; kadar TSH meninggi dan berperan langsung menyebabkan
o
'o
o pertumbuhan berlebihan tiroid.
I Hipertiroidisme yang terjadi karena aktivitas berlebihan
d
C
C
tiroid tanpa overstimulasi, misalnya karena rumor tiroid yang
6
E
P)
tak terkendali, tidak disertai oleh gondok. Sekresi spontanT.
m dan T, dalam jumlah berlebihan akan menekan TSH se-
o hingga tidak ada sinyal stimulatorik yang mendorong per-
o tumbuhan tiroid.
J

Gambar 19-5
Pasien dengan eksoftalmos. Retensi abnormal cairan di
belakang bola mata menyebabkan bola mata menonjol ke
depan.

Gondok dapat terjadi apabila TSH atau LAIS merangsang


secara berlebihan kelenjar tiroid. Dari Thbel 19-1 dapat
diketahui bahwa gondok dapat menyertai hipotiroidisme
atau hipertiroidisme, tetapi keadaan ini tidak harus ada pada
kedua penyakit tersebut. Dengan mengetahui sumbu hipo-
talamus-hipofisis-tiroid dan kontrol umpan balik, kita dapat
memperkirakan dpe disfungsi tiroid apa yang akan menye-
babkan gondok. Marilah mula-mula kita membahas hipo-
tiroidisme.
s
I Hipotiroidisme akibat kegagalan hipotalamus atau lt
.q
hipofisis anterior tidak akan disertai oleh gondok, karena o
kelenjar tiroid tidak dirangsang secara adekuat, apalagi di- cd

rangsang secara berlebihan. c


G
I Pada hipotiroidisme yang disebabkan oleh kegagalan E
o
kelenjar tiroid atau kekurangan iodium, gondok terjadi m

karena kadar horrnon tiroid dalam darah sedemikian ren- o

dah sehingga tidak terdapat inhibisi umpan balik negatif l

di hipofisis anrerior, dan karenanya sekresi TSH mening- Gambar 19-6


kat. TSH bekerja pada tiroid untuk meningkatkan ukuran Pasien gondok.

Kelenjar Endokrin Perifer 763


memiliki kemampuan menghasilkan mineralokortikoid atau
KELENJAR ADRENAL glukokortikoid. Sebaliknya, hormon seks adrenal, yang |uga
diproduksi oleh dua zona kortei<s paling dalam, diproduksi
Terdapat dua kelenjar adrenal, terbenam di atas masing- jauh lebih banyak di gonad.
masing ginjal dalam suatu kapsul lemak (ad artinya "di Karena lipofilik maka hormon adrenokorteks semua
samping" ; re na I artinya "ginj al") (Gambar 19 -7 a) . diangkut dalam darah dalam keadaan terikat ke protein
plasma. Kortisol terikat terutama ke protein plasma yang
spesifi k untuknya yang dinamai corticbsteroid- binding glo-
I Setiap kelenjaradrenal terdiri dari korteks yang b ulin (transkortin), sementara aldosteron dan dehidroepi-
menghasilkan steroid dan medula yang androsteron umumnya terikat ke albumin, yang secara non-
menghasi lkan katekolamin, spesifik mengikat berbagai hormon lipofilik lain.

Setiap kelenjar adrenal terdiri dari dua organ endokrin, satu


mengelilingi yang lain. Lapisan luar yang terdiri dari korteks I Efek utama mineralokortikoidadalah pada
adrenal mengeluarkan beragam hormon steroid; bagian keseimbangan Na* dan K* serta homeostasis
dalam, medula adrenal, mengeluarkan katekolamin. Karena tekanan darah.
itu, korteks dan medula adrehal mengeluarkan hormon-
hormon yang berbeda kategori kimiawinya dengan fungsi, Kerja dan regulasi mineralokortikoid adrenokortel$ utama,
mekanisme kerja, dan regulasi yang sama sekali berbeda. Kita aldosteron, dijelaskan secara lebih mendaiam di bagian lain
pertama akan mengulas korteks adrenal sebelum mengalih- (Bab 14 dan 15). Tempat kerja utama aldosteron adalah di
kan perhatian ke medula adrenal. tubulus distal dan koligentes ginjal, tempat hormon ini men-
dorong retensi Na* dan meningkatkan eliminasi Kt sewaktu
proses pembentukan urin. Retensi Na. oleh aldosteron akan
I Korteks adrenal mengeluarkan secara sekunder menginduksi retensi amotik HrO, mening-
mineralokortikoid, glukokortikoid, dan katkan volume CES, yang penting dalam regulasi jangka
hormon seks. panjang tekanan darah.
Mineralokortikoid bersifat esensial antuh hidup. Tanpa
Korteks adrenal terdiri dari tiga lapisan atarzorai zona glo- aldosteron, orang akan segera meninggal akibat syok sirkulasi
merulosa, lapisan terluar; zona fasikulata, lapisan tengah karena penurunan mencolok volume plasma akibat penge-
dan terbesar; dan zona retikularis, lapisan paling dalam luaran berlebihan Nat penahan HrO. Pada sebagian besar
(Gambar l9-7b). Korteks adrenal mengeluarkan sejumlah defisiensi hormon lain, kematian tidak langsung terjadi, mes-
hormon adrenokorteks, yang semuanya adalah steroid yang kipun defisiensi kronik hormon akhirnya dapat menyebab-
berasal dari molekul prekursor bersama, yaitu kolesterol kan kematian dini.
(lihat h. 127).Yariasi kecil dalam struktur berbagai hormon Sekresi aldosteron ditingkatkan oleh (1) pengaktifan sis-
adrenokorteks menyebabkan kemampuan masing-masing tem renin-angiotensin-aldosteron oleh faktor-faktor yang
hormon berbeda. Berdasarkan efek kerja primernya, steroid berkaitan dengan penurunan Na. dan tekanan darah serta
adrenal dapat dibagi menjadi tiga kategori: (2) stimulasi langsung korteks adrenal oleh peningkatan
konsentrasi K- plasma (lihat Gambar \4-22, h. 580). Selain
1. Mineralokortikoid, terutama aldosteron, mempenga-
efeknya pada sekresi aldosteron, angiotensin mendorong
ruhi keseimbangan mineral (elektrolit), khususnya kese-
pertumbuhan zona glomerulosa, dengan cara serupa dengan
imbangan Na. dan K-.
efek TSH pada tiroid. Hormon adrenokortikotropik
2. Glukokortikoid, terutama kortisol, berperan besar da-
(ACTH) dari hipofisis anterior terutama mendorong sekresi
lam metaboiisme glukosa serta metabolisme protein dan
kortisol, bukan aldosteron. Karena itu, tidak seperti regulasi
lemak.
kortisol, reguiasi sekresi aldosteron umumnya tidak bergan-
3. Hormon selis identik atau serupa dengan yang dihasil-
tung pada kontrol hipofisis anterior.
kan oleh gonad (testis pada pria, ovarium pada wanita).
Hormon seks adrenokorteks yang paling banyak dan
penting secara fisiologis adalah dehidroepiandrosteron, I Glukokortikoid memiliki efek metabolik dan
suatu hormon seks "pria'.
berperan kunci dalam adaptasi terhadap stres.
Tiga kategori steroid adrenal diproduksi di bagian-
bagian korteks adrenal yang berbeda akibat perbedaan Kortisol, glukokortikoid utama, berperan penting dalam
metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein; memiliki efek
distribusi enzim-enzim yang diperlukan untuk mengatalisis
jalur-jalur biosintetik yang menyebabkan terbentuknya permisif signifikan bagi aktivitas hormon lain; dan mem-
bantu tubuh menahan stres.
steroid-steroid ini. Dari dua hormon adrenokorteks utama,
aldosteron dihasilkan secara eksklusif di zona glomerulosa
sedangkan sintesis kortisol terbatas di dua lapisan terdalam EFEK METABOLIK
korteks, dengan zona fasikulata adalah sumber utama gluko- Efek keseluruhan dari pengaruh kortisol pada metabolisme
kortikoid ini. Tidak ada jaringan steroidogenik lain yang adalah peningkatan konsentrasi glukosa darah dengan

764 Bab 19
Kapsul
teii4SAn LKat
Zona
glomerulosa

Zona
fasikulata
'Korteks
I

Zona
retikularis

(a) (b)

Garirban tr 9-7
Anatomi kelenjar adrenal. (a) Lokasi dan struktur kelenjar adrenal. (b) Lapisan-lapisan korteks adrenal.

mengorbankan simpanan lemak dan protein. Secara spesifik, bahan bakar metabolik. Efek ini ikut berperan meningkatkan
kortisol melakukan fungsi-fungsi berikut: konsentrasi glukosa darah yang ditimbulkan oleh glukoneo-
genesis.
I Merangsang glukoneogenesis di hati, perubahan
sumber-sumber nonkarbohidrat (yaitu asam amino) menjadi
I Merangsang penguraian protein di banyak jaringan,
khususnya otot. Dengan menguraikan sebagian dari protein
karbohidrat di dalam hati Qluko arrinya "glukosa'; neo
^rti-
nya "baru"; genesis artinya "produksi"). Antara waktu makan
otot menjadi konstituennya (asam amino), kortisol mening-
katkan konsentrasi asam amino darah. Asam-asam amino
atau selama puasa, ketika tidak ada nutrien baru yang diserap
yang dimobilisasi ini tersedia untuk glukoneogenesis atau di
ke dalam darah untuk digunakan dan disimpan, glikogen
(glukosa simpanan) di hati cenderung berkurang karena di- manapun mereka dibutuhkan, misalnya untuk memperbaiki
jaringan yang rusak atau sintesis struktur sel baru.
uraikan untuk membebaskan glukosa ke dalam darah. Glu-
koneogenesis adalah faktor penting untuk mengganti sim-
I Mempermudah lipolisis, penguraian simpanan lemak
(lipid) di jaringan adiposa sehingga asam-asam lemak di-
panan glikogen hati dan karenanya mempertahankan kadar
bebaskan ke dalam darah (lisis artinya "penguraian'). Asam-
glukosa darah tetap normal di antara waktu makan. Hal ini
asam lemak yang dimobiiisasi ini tersedia sebagai bahan
penting karena otak hanya dapat menggunakan glukosa se-
bakar metabolik alternatif bagi jaringan yang dapat meng-
bagai bahan bakar metabolik, namun jaringan saraf sama
sekali tidak dapat menyimpan glikogen. Karena itu, konsen-
gunakan sumber energi ini sebagai pengganti glukosa se-
hingga glukosa dihemat untuk otak.
trasi glukosa dalam darah harus dipertahankan pada tingkat
yang sesuai agar otak yang bergantung pada glukosa men-
dapat nutrien yang memadai. EFEK PERMISIF
I Menghambat penyerapan dan pemakaian giukosa oleh Kortisol sangat penting karena sifat permisifnya (lihat h. 731).
banyak jaringan, kecuali otak, sehingga glukosa tersedia bagi Sebagai contoh, kortisol harus ada dalam jumlah memadai
otak yang membutuhkan bahan ini secara mutlak sebagai agar katekolamin dapat menimbulkan vasokonstriksi. Orang

Kelenjar Endokrin Perifer 765


yang kekurangan kortisol, jika tidak diobati, dapat meng- yang diterapi obat ini mengalami keterbatasan kemampuan
alami syok sirkulasi pada situasi penuh stres yang membu- untuk menahan infeksi. Kedua, selain efek antiinflamasi dan
tuhkan vasokonstriksi luas dalam waktu cepat. imunosupresi yang jelas terlihat pada kadar farmakologis,
efek lain yang kurang menguntungkan juga dapat ditemukan
pada pemakaian jangka panjang glukokortikoid dalam dosis
PERAN DALAM ADAPTASI TERHADAP STRES
yang lebih tinggi daripada normal. Efek-efek ini mencakup
Kortisol berperan kunci dalam adaptasi terhadap stres. Segala timbuinya tukak lambung, tekanan darah tinggi, aterosklero-
jenis stres merupakan rangsangan utama bagi peningkatan sis, ketidakteraturan haid, dan penipisan tulang. Ketiga, glu-
sekresi kortisol. Meskipun peran persis kortisol dalam adap- kokortioid eksogen dosis tinggi bekerja secara umpan balik
tasi terhadap stres belum diketahui namun penjelasan yang negatif untuk menekan sumbu hipotalamus-hipofisis yang
spekulatif tetapi masuk akal adalah sebagai berikut. Manusia men.ialankan sekresi normal glukokortikoid dan memperra-
primitif atau hewan yang terluka atau menghadapi situasi hankan integritas korteks adrenal. Penekanan berkepan.iang-
yang mengancam nyawa harus bertahan tanpa makan. Per- an sumbu ini dapat menyebabkan atroft ireversibel sel-sel
geseran dari penyimpanan protein dan lemak ke peningkatan penghasii kortisol kelenjar adrenal sehingga tubuh dapat
simpanan karbohidrat dan ketersediaan glukosa darah yang secara permanen tidak mampu menghasilkan kortisolnya
ditimbulkan oleh kortisol akan membantu melindungi otak sendiri.
dari malnutrisi selama periode puasa terpaksa tersebut. Juga,
asam-asam amino yang dibebaskan oleh penguraian protein
akan menjadi pasokan yang siap digunakan untuk memper-
baiki jaringan jika terjadi cedera fisik. Karena itu, terjadi I Sekresi kortisol diatur oleh sumbu hipotalamus-
peningkatan cadangan glukosa, asam amino, dan asam lemak hipofisis-korteks adrenal.
yang dapat digunakan sesuai kebutuhan.
Sekresi kortisol oleh korteks adrenal diatur oleh sistem umpan
balik negatif yang melibatkan hipotalamus dan hipofisis
EFEK ANTIINFLAMASI DAN IMUNOSUPRESIF anterior (Gambar 19-8). ACTH dari hipofisis anterior me-
CATAIAN KLINIS. Ketika kortisol atau senyawa sintetik rangsang korteks adrenal untuk mengeluarkan kortisol.
mirip kortisol diberikan untuk menghasilkan konsentrasi glu- ACTH berasal dari sebuah molekul prekursor besar, pro-
kokortikoid yang lebih tinggi daripada normal (yaitt kadar opiomelanokortin, yang diproduksi di dalam retikulum
endoplasma sel penghasil ACTH hipofisis anterior (lihat h.
farmakokgis) maka tidak saja semua efek metabolik menguat
tetapi beberapa efek baru yang tidak terlihat pada kadar 25). Sebelum sekresi, prekursor besar ini dipotong menjadi
fisiologik normal juga muncul. Efek farmakologis glukokor- ACTH dan beberapa pepdda lain yang aktif secara biologis,
tikoid yang paling penting adalah efeh antiinflamasi dan yanr, melanoqtte4timulating hormone (MSH) (lihar h. 734)
imunosupresif(lihat h. 454). (Meskipun kedua efek ini secara dan suatu bahan mirip-morfin, p-endorfin (lihat h. 211).
tradisional dianggap terjadi hanya pada kadar farmakologis Kemungkinan arti dari kenyataan bahwa berbagai produk
namun studi-studi terakhir mengisyaratkan bahwa kortisol sekretorik ini berasal dari satu molekul prekursor akan di-
dapat menimbulkan efek antiinflamasi bahkan pada kadar bahas kemudian.
fisiologik normal). Telah diciptakan berbagai glukokortikoid Karena bersifat tropik bagi zona fasikulata dan zona re-
sintetik yang memaksimalkan efek antiinflamasi dan imuno- tikularis maka ACTH merangsang pertumbuhan dan sekresi
supresif steroid dan meminimalkan efek metaboliknya. kedua lapisan dalam korteks ini. Jika ACTH tidak terdapat
Pemberian glukokortikoid dalam jumlah besar meng- dalam jumlah memadai maka lapisanJapisan ini menciut
hambat hampir semua tahap respons peradangan, menye- dan sekresi kortisol merosot drastis. Ingatlah bahwa yang
babkan steroid menjadi obat yang efektif untuk mengatasi mempertahankan ukuran zona glomerulosa adalah angioten-
kondisi-kondisi di mana respons peradangan itu sendiri yang sin, bukan ACTH. Seperti kerja TSH pada kelenjar tiroid,
bersifat merusak, misalnya artritis rematoll. Glukokortikoid ACTH meningkatkan banyak langkah dalam sintesis korti-
yang digunakan dengan cara ini tidak mempengaruhi proses so1.

penyakit yang mendasari; obat ini hanya menekan respons Sel penghasil ACTH, selanjutnya, hanya mengeluarkan
tubuh terhadap penyakit. Karena glukokortikoid juga me- produknya atas perintah corticotropin-releasing hormone
miliki banyak efek pada'proses imun secara keseluruhan, (CRH) dari hipotalamus. Lengkung kontrol umpan balik
misalnya "mempensiunkan" sel darah putih yang bertang- menjadi lengkap oleh efek inhibisi kortisol pada sekresi
gung jawab untuk produksi antibodi serta sel-sel yang secara CRH dan ACTH masing-masing oleh hipotalamus dan
langsung menghancurkan sel asing, maka obat ini juga ter- hipofisis anterior.
bukti bermanfaat dalam mengatasi berbagai penyakit alergik Sistem umpan balik negarif untuk kortisol memper-
dan dalam mencegah penolakan organ cangkokan. tahankan kadar sekresi hormon ini relatif konstan di sekitar
Ketika digunakan sebagai terapi, steroid harus diberikan titik patokan. Pada kontrol umpan balik negatif dasar ini
hanya sesuai indikasi dan dalam jumlah terbatas, karena terdapat dua faktor tambahan yang mempengaruhi konsen-
beberapa alasan penting. Pertama, karena glukokortikoid trasi kortisol plasma dengan mengubah itik patokan: irama
menekan respons peradangan dan imun normal yang men- diurnal dan stres, di mana keduanya bekerja pada hipotala-
jadi tulang punggung sistem pertahanan tubuh maka orang mus untuk mengubah tingkat sekresi CRH.

765 Bab 19
[G-_]_) rFffi;il PENGARUH STRES PADA SEKRESI KORTISOL
Faktor utama lain yang tidak bergantung pada, dan pada
kenyataannya dapat mengalahkan kontrol umpan balik ne-
gatif adalah stres. Peningkatan drastis sekresi kortisol, yang

-.il
Hipotalamus
diperantarai oleh susunan saraf pusat melalui peningkatan
aktivitas sistem CRH-ACTH, terjadi sebagai respons terha-
dap segala jenis situasi stres. Besar peningkatan konsentrasi
Corticotropin'releasing kortisol plasma umumnya setara dengan intensitas stimulasi
hormone {CRH}
stres; respons terhadap stres berat menyebabkan peningkatan
sekresi kortisol yang lebih besar daripada srres ringan.
l*
Hipofisis anterior
I Korteks adrenal mengeluarkan hormon seks pria
dan wanita pada kedua jenis kelamin.

Pada kedua jenis kelamin, ,kprteks adrenal menghasilkan


androgen, atau hormon seks "pria', dan esffogen, atau hormon
seks "wanita'. Tempat utama produksi hormon seks adalah
gonad: testis untuk androgen dan ovarium untuk estrogen.
Korteks adrenal
Karena itr-r, pada pria androgen darah mendominasi semen-
tara pada wanita yang menonjol adalah esrrogen. Namun,
tidak ada hormon yang bersifat unik bagi pria atau wanita
(kecuali yang berasal dari plasenta selama kehamilan), karena
korteks adrenal pada kedua jenis kelamin menghasilkan se-
jumlah kecil hormon seks jenis kelamin lawannya.
Pada keadaan normal, androgen dan estrogen adrenal
1 Glukosa darah (dengan kurang banyak atau kurang kuat untuk menginduksi efek
Bahan bakar merangsang glukoneogenesis dan
metabolik dan menghambat penyerapan glukosa)
maskulinisasi atau feminisasi. Satu-satunya hormon seks
bahan pembentuk ' Asam amino darah (dengan
adlenal yang memiliki makna biologis adalah androgen
dasar yang tersedia merangsang penguraian protein) dehidroepiandrosteron (DHEA). Produk androgen primer
untuk membantu
testis adalah resrosreron yang paling poten, tetapi androgen
menahan stres I Asam lemak darah
(dengan merangsang lipolisis)
adrenal yang paling banyak adalah DHEA yang jauh lebih
lemah. DHEA adrenal dikalahkan oleh testosteron tesris
pada pria tetapi memiliki makna fisiologis pada wanita, yang
Gambar 19-8
tidak memiliki androgen lain. Androgen adrenal ini meng-
Kontrol sekresi kortisol.
atur pross-proses dependen androgen pada wanita misalnya
pertumbuhan rambut pubis dan ketiak, penguatan lonjakan
pertumbuhan masa remaja, serta perkembangan dan peme-
PENGARUH IRAMA DIURNAL PADA SEKRESI liharaan dorongan seks wanira.
KORTISOL Karena enzim-enzim yang dibutuhkan untuk mengha-
Ingatlah bahwa konsentrasi kortisol plasma memperlihatkan silkan estrogen ditemukan dalam konsentrasi sangat rendah
irama diurnal khas, dengan kadar tertinggi terjadi pada pagi di sel adrenokorteks maka dalam keadaan normal estrogen
hari dan terendah pada malam hari (lihat Gambar 1B-4, h. dihasilkan dalam jumlah sangat sedikit dari sumber ini.
729). hama diurnal ini, yang intrinsik bagi sistem kontrol Selain mengontrol sekresi kortisol, ACTH (bukan hor-
hipotalamus-hipofisis, berkaitan terLrrama dengan siklus mon gonadotropik hipofisis) mengontrol sekresi androgen
bangun-tidur. Kadar puncak dan kadar rendah berbalik pada adrenal. Secara umum, pengeluaran kortisoi dan DHEA
orang yang bekerja malam hari dan tidur siang hari. Variasi oleh korteks adrenal sejajar satu sama lain. Namun, androgen
sekresi yang bergantung waktu ini lebih dari sekedar kepen- adrenal memberi umpan balik di luar lengkung hipotalamus-
tingan akademik, karena secara klinis ketika membaca hasil hipofisis anrerior-korreks adrenal. DHEA, bukannya meng-
suatu pemeriksaan penting diketahui kapan sampel darah hambat CRH, tetapi menghambat gonarlotropin-releasing
diambil. Pengaitan sekresi kortisol dengan pola aktivitas hormone, seperti yang dilakukan oleh androgen testis. Selain
siang-malam menimbulkan pertanyaan yang lebih serius itu, kadang-kadang sekresi androgen adrenal dan kortisol
mengenai kebiasaan pembagian jam kerja (shifi) (yaitu, pe- berbeda satu sama lain-sebagai contoh, pada saat pubertas
kerja yang selalu berpindah dinas pagi dan malam). Selain sekresi androgen adrenal mengalami lonjakan nyata, tetapi
itu, karena kortisol membantu orang menahan stres maka sekresi kortisol tidak berubah. Peningkatan sekresi ini me-
saat ini para dokter mulai memperhatikan waktu saat di- micu perubahan-perubahan dependen androgen pada wanita.
lakukannya berbagai tindakan operasi . Pada pria, hal yang sama dilakukan terurama oleh sekresi

Kelenjar Endokrin Perifer 767


andtogen testis, yang juga meningkat saat pubertas. Sifat penghasil aldosteron (hiperaldosteronisme primer, atau
sinyal pubertas ke kelenjar adrenal dan gonad masih belum sindrom Conn) atau (2) peningkatan berlebihan aktivitas
diketahui. sistem renin-angiotensin (hiperaldosteronisme sekunder).
Lonjakan sekresi DHEA dimulai saat pubertas dan me- Yang terakhir mungkin disebabkan oleh sejumlah penyakit
muncak pada usia antara 25 dan 30 tahun. Setelah usia 30 yang menyebabkan penurunan kronik aliran darah arteri ke
tahun, sekresi DHEA mulai menurun, sampai pada usia 60 ginjal sehingga terjadi pengaktifan berlebihan sistem renin-
tahun, konsentrasi DHEA plasma kurang dari l5o/o dari angiotensin-aldosteron. Salah satu contoh adalah ateroskle-
kadar puncaknya. rosis yang menyebabkan penyempitan arteri renalis.

CATAIAN KLINIS. Beberapa peneliti menduga bahwa Gejala hiperaldosteronisme primer atau sekunder ber-
penurunan DHEA dan hormon lain misalnya GH terkait kaitan dengan efek aldosteron yang berlebihan-yaitu, retensi
usia (lihat h.745) serta melatonin (lhat h.751) berperan da- Na- dalam jumlah besar (hipernanemia) dan deplesi K (hipo-
lam beberapa masalah penuaan. Studi-studi awal dengan te- kalemia). Tekanan darah tinggi (hipertensi) biasanya ada,
rapi sulih DHEA memperlihatkan beberapa perbaikan fisik, paling tidak secara parsial karena retensi Na. dan cairan yang
misalnya peningkatan massa otot tanpa lemak serta penurun- berlebihan.
an lemak, tetapi efek paling menonjol adalah peningkatan
rasa sejahtera psikologis dan perbaikan kemampuan meng- HIPERSEKRESI KORTISOL
hadapi stres. Para penganjur terapi sulih DHEA tidak menya- Sekresi kortisol yang berlebihan (sindrom Cushing) dapat
takan bahwa pemeliharaan kadar hormon ini seperd masa disebabkan oleh (1) stimulasi berlebihan korteks adrenal
muda akan memperpanjang usia tetapi menyatakan bahwa oleh CRH dan/atau ACTH kadar tinggi, (2) tumor adrenal
hal ini dapat membantu orang merasa dan berlaku lebih yang mengeluarkan kortisol secara berlebihan tanpa bergan-
muda daripada usia mereka. Para ilmuwan lain mewanti- tung pada ACTH, atau (3) tumor penghasil ACTH yang ter-
wanti bahwa bukti yang menunjang DHEA sebagai terapi letak di luar hipofisis, terutama di paru. Apapun sebabnya,
antipenuaan masih sedikit. Mereka juga khawatir mengenai gambaran yang menonjol pada sindrom ini berkaitan dengan
suplementasi DHEA sampai obat ini diteliti secara mendalam efek berlebihan glukokortikoid, dengan gejala utama adalah
akan kemungkinan efek samping yang berbahaya. Sebagai glukoneogenesis yang berlebihan. Jika terlalu banyak asam
contoh, sebagian peneliti mengisyaratkan bahwa wanita yang amino yang diubah menjadi glukosa maka tubuh mengalami
mendapat DHEA berpotensi mengalami peningkatan risiko kelebihan glukosa (glukosa darah tinggi) dan kekurangan
penyakit jantung karena terjadi penurunan HDL, yaitu koles- protein. Karena hiperglikemia dan glukosuria (glukosa di
terol "baik' (lihat h. 362).Juga, DHEA dosis tinggi dilapor- urin) yang terjadi mirip dengan pada diabetes melitus maka
kan berkaitan dengan peningkatan rambut wajah pada penyakit ini kadang disebut diabetes adrenal. Oleh sebab-
wanita. Selain itu, sebagian pakar cemas bahwa suplementasi sebab yang belum jelas, sebagian dari.glukosa ekstra ini
DHEA dapat meningkatkan kemungkinan kanker ovarium mengendap sebagai lemak tubuh di lokasi-lokasi yang khas
atau payudara pada wanita dan kanker prostat pada pria. untuk penyakit ini yaitu abdomen, di atas tulang belikat,
Yang ironis, meskipun Food and Drug Administration dan di wajah. Distribusi abnormal lemak di dua lokasi
(FDA) melarang penjualan DHEA sebagai obat bebas pada terakhir ini masing-masing disebut "b"ffob hump" (punt:k
tahun 1985 karena kekhawatiran akan risiko nyata disertai sapi) dan "moonface" (wajah bulan) (Gambar 19-9). Semen-
minimnya bukti manfaat, produk tersebut saat ini tersedia tara itu, anggota badan tetap kurus.
luas sebagai suplemen makanan yang ddak berada di bawah Selain efek-efek y*g berkaitan dengan kelebihan pro-
regulasi. DHEA dapat dipasarkan sebagai suplemen makaran dutr<si glukosa, efek lain timbul karena mobilisasi luas asam-
tanpa persetujuan FDA selama label produk tidak menyata- asam amino dari protein tubuh untuk digunakan sebagai
kan klaim medis spesifik. prekursor glukosa. Berkurangnya protein otot menyebabkan
kelemahan otot dan kelelahan. Kulit abdomen yang keku-
rangan protein dan menipis menjadi teregang berlebihan
I Korteks adrenal dapat mengeluarkan hormonnya oleh endapan lemak, membentuk garis-garis ireguler ungu
dalam jumlah terlalu banyak atau terlalu sedikit. kemerahan. Berkurangnya protein struktural di dinding
pembuluh halus menyebabkan pasien mudah memar.
CATAIAN KLINIS. Meskipun jarang, terdapat sejumlah Penyembuhan luka terhambat karena pembentukan kolagen,
gangguan yang mengenai fungsi adrenokorteks. Dapat terjadi protein struktural utama di kulit, tertekan. Selain itu, ber-
sekresi berlebihan dari ketiga kategori hormon adrenokor- kurangnya rangka kolagen tulang memperlemah tulang se-
teks. Karena itu, dapat dibedakan tiga pola utama gejala yang hingga dapat terjadi fraktur spontan atau karena cedera
ditimbulkan oleh hiperadrenalisme, bergantung pada tipe ringan.
hormon apa y^ngberlebihan: hipersekresi aldosteron, hiper-
sekresi kortisol, dan hipersekresi androgen adrenal. HIPERSEKRESI ANDROGEN ADRENAL
Kelebihan sekresi androgen adrenal, suatu penyakit yang
H I PERSEKRESI ALDOSTERON menyebabkan maskulinisasi, lebih sering daripada penyakit
Kelebihan sekresi mineralokortikoid dapat disebabkan oleh kelebihan sekresi estrogen adrenal yang menyebabkan femi-
(1) hipersekresi dari tumor adrenal yang dibentuk oleh sel nisasi dan sangat jarang dijumpai. Kedua penyakit ini disebut

758 Bab 19
o
c
o
'o
a
'to
.9
U
Gannbar 19-9
Pasien sindrom Cushing.

sindrom adrenogenital , yang menekankan menonjolnya Pada pseudopubertas prekoks, sekresi androgen dari kor-
efek kelebihan hormon seks adrenal pada genitaiia dan teks adrenal tidak disertai oieh produksi sperma atau aktivitas
karakteristik seks terkait. gonad lain karena testis masih berada dalam keadaan prapu-
Gejala yang terjadi karena sekresi androgen berlebihan bertas nonfungsional.
bergantung pada jenis kelamin dan ubia ketika hiperaktivitas ) Pada pria dewasa. Aktivitas berlebihan androgen adrenal
ini dimulai. pada pria tidak menimbulkan efek yang jelas, karena semua
efek maskuiinisasi yang dipicu oleh DHEA yang lemah,
I Pada wanita deruasa. Karena androgen menimbulkan
meskipun dalam jumlah berlebihan, tidak bermakna diban-
efek maskulinisasi maka wanita dengan penyakit ini cen-
dingkan dengan efek maskulinisasi yang ditimbulkan oleh
derung mengalami pola pertumbuhan rambut seperti laki-
testosteron testis yang lebih poten dan lebih banyak.
laki, suatu keadaan yang disebut hirsutisme. Pasien biasanya
juga memperlihatkan karekteristik seks sekunder pria misal- Sindrom adrenogenital paling sering disebabkan oleh
nya suara menjadi lebih berat serta lengan dan tungkai ber- defek enzim herediter di jalur steroidogenik kortisol. Jalur
otot. Payudara mungkin mengecil dan haid berhenti akibat untuk sintesis androgen bercabang dari jalur biosintetik nor-
supresi androgen pada jalur hipotalamus-hipofisis-ovarium mal untuk kortisol (lihat Gambar 4-23,h. 128). Ketika terjadi
untuk sekresi hormon seks wanitanya sendiri. deftsiensi suatu enzim yang secara spesifik esensial untuk
I Pada bayi perempuan baru labir. Bayi perempuan baru sintesis kortisoi maka sekresi kortisol berkurang. Penurunan
lahir dengan sindrom adrenogenital memperlihatkan geni- sekresi kortisol menghilangkan efek umpan balik negatif pa-
talia eksterna mirip pria, karena sekresi androgen berlebihan da hipotalamus dan hipofisis anrerior sehingga kadar CRH
telah terjadi secara dini selama masa janin dan mempenga- dan ACTH meningkat bermakna (Gambar 19-10). Korteks
ruhi perkembangan genitalia mereka sesuai garis pria, serupa adrenal yang defektif tidak mampu berespons terhadap pe-
dengan pembentukan pria di bawah pengaruh androgen ningkatan ACTH dengan meningkatkan sekresi kortisol te-
testis. Klitoris, yang merupakan homolog penis pada wanita, tapi mengalihkan prekursor-prekursor kolesterolnya ke jalur
membesar di bawah pengaruh androgen dan tampak seperti androgen. Akibatnya adalah produksi DHEA yang berle-
penis sehingga pada sebagian kasus sulit mula-mula ditentu- bihan. Androgen yang berlebihan ini tidak menghambat
kan jenis kelamin bayi. Karena itu, kelainan hormon ini ada- ACTH tetapi menghambat gonadotropin. Karena produksi
lah salah satu penyebab rtama pseudohermafroditisme wanita, gamet tidak terangsang tanpa adanya gonadotropin maka
suatu keadaan di mana gonad wanita (ovarium) terbentuk orang dengan sindrom adrenogenital steril. Tentu saja mereka
tetapi genitalia eksterna mirip dengan pada pria. (Hemafrodit juga memperlihatkan gejala-gejala defisiensi kortisol.
sejati memiliki gonad kedua jenis kelamin). Gejala virilisasi adrenal, sterilitas, dan defisiensi kortisol
I Pada pria prapuberras. Sekresi androgen adrenal yang semua dapat diatasi dengan pemberian glukokortikoid. Pem-
berlebihan pada anak laki-laki prapubertas menyebabkan berian glukokortikoid eksogen menggantikan defisit kortisol
mereka mengalami pembentukan karakteristik seks sekunder dan, yang lebih drastis, menghambat hipotalamus dan hipo-
secara lebih dini-misalnya, suara menjadi lebih berat, jang- fisis anterior sehingga sekresi ACTH tertekan. Jika sekresi
gut, penis membesar, dan dorongan seks. Keadaan ini disebut ACTH telah berkurang maka korteks adrenal tidak lagi di-
pseudopubertas prekoks untuk membedakannya dari puber- rangsang secara terus-menerus dan sekresi androgen akan
tas sejati, yang terjadi karena peningkatan aktivitas tstis. turun secara nyata. Berkurangnya androgen adrenal dalam

Kelenjar Endokrin Perifer 769


jumlah besar dari sirkulasi memungkinkan ciri maskulinisasi karena kelainan hipofisis atau hipotalamus yang menyebab-
mereda dan sekresi gonadotropin kembali normal. Thnpa kan insufisiensi sekresi ACTH. Dalam hal ini, hanya kortisol
mengetahui bagaimana sistem-sistem hormon saling ber- yang kurang, karena sekresi aldosteron tidak bergantung pada
kaitan, akan sulit dipahami bagaimana pemberian glukokor- stimulasi ACTH.
tikoid dapat secara dramatis memulihkan gejala maskulinisasi Gejala yang berkaitan dengan defisiensi aldosteron pada
dan sterilitas. penyakit Addison merupakan gejala yang paling mengancam
nyawa. Jika cukup parah, penyakit ini mematikan, karena
INSUFIS IENSI ADRENOKORTEKS aldosteron esensial untuk kehidupan. Namun, berkurangnya
Jika satu kelenjar adrenal nonfungsional atau diangkat maka
fungsi adrenal mungkin berlangsung lambat dan samar se-
organ sehat yang satunya akan mengambil alih fungsi ke- hingga sekresi aldosteron mungkin subnormal tetapi masih
duanya dengan melakukan hipertrofi dan hiperplasia. Karena ada. Pasien dengan defisiensi aldosteron memperiihatkan
itu, kedua kelenjar harus terkena sebelum terjadi insufisiensi retensi K* (hiperkalemia), akibat berkurangnya pengeluaran
adrenokorteks. K. di urin, dan deplesi Na. (hiponatremia),karenapengeluar-
Pada insuffsiensi adrenokorteks primer, yang jrga an berlebihan Na di urin. Yang pertama mengganggu irama
dikenal sebagai penyakit Addison, semua lapisan korteks jantung. Yang terakhir mengurangi volume CES, termasuk
adrenal kurang mensekresi. Keadaan ini paling sering di- volume darah, yang pada gilirannya menurunkan tekanan
sebabkan oleh perusakan otoimun korteks akibat pemben- darah (hipotensi).
tukan secara salah antibodi yang menyerang korteks adrenal, Gejala-gejala defisiensi kortisol adalah seperti yang di-
di mana dalam hal ini terjadi defisiensi aldosteron dan kor- perkirakan: kurangnya respons terhadap stres, hipoglikemia
tisol. Insuffsiensi adrenokorteks sekunder dapat terjadi (glukosa darah rendah) akibat penurunan aktivitas glukoneo-

Hipotalamus

Hipofisis anterior
'i

Gonad Korteks adrenal

I
\-r Tidak ada
/

)l ffi-
t enzim

F"""*"-l

trEll]
___>
===; = Jalur normal yang tidak terjadi FSH = Follicle stimulating hormone
ACTH = Hormon adrenokortikotropik LH = Luteinizing hormone
GnRH = Gonadotropin-releasing hormone CRH = Corticotropin-releasing hormone
l.i 1 sit h;r, r .'rl'l-.+ r*

Hubungan berbagai hormon pada sindrom adrenogenital. Sel-sel adrenokorteks yang seharusnya menghasilkan kortisol malah
menghasilkan androgen karena defisiensi enzim spesifik yang esensial untuk menghasilkan kortisol. Karena tidak terjadi sekresi
kortisol untuk melakukan umpan balik negatif maka kadar CRH dan ACTH meningkat. Korteks adrenal berespons terhadap
peningkatan ACTH dengan meningkatkan sekresi androgen Iebih Ianjut. Kelebihan androgen ini menimbulkan virilisasi dan
menghambatjalur gonadotropin, yang menyebabkan gonad berhenti memproduksi hormon seks dan gamet.

770 Bab 19
genesis, dan kurangnya efekpermisif untuk banyak aktivitas mon peptida atau pelepasan norepinefrin di terminal pasca-
metabolik. Bentuk primer penyakit juga menyebabkan hiper- ganglion simpatis.
pigmentasi (kulit lebih gelap) akibat sekresi berlebihan Dari seluruh katekolamin adrenomedula, terdiri dari
ACTH. Karena hipofisis normal maka penurunan sekresi epinefrin 800/o dan norepinefrin 207o. Sementara epinefrin
kortisol menyebabkan peningkatan pengeluaran ACTH. dibentuk secara eksklusifoleh medula adrenal, sebagian besar
Ingatlah bahwa ACTH dan melanocyte+timulating hormone norepinefrin dihasilkan oleh serat pascaganglion simpatis.
(MSH) diproduksi dari molekul prekursor yang sama, pro- Norepinefrin adrenomedula umumnya dikeluarkan dalam
opiomelanokortin. Akibatnya, ketika kadar ACTH tinggi jumlah yang terlalu kecil untuk menimbulkan efek signiftkan
kadar MSH juga meningkat, demikian pula melanin yang pada sel sasaran. Karena itu, untuk kepentingan praktis kita
menyebabkan kulit menjadi lebih gelap. dapat menganggap bahwa efek norepinefrin terutama dipe-
Kini kita akan mengalihkan perhatian dari korteks adre- rantarai langsung oleh sistem saraf simpatis dan efek epine-
nal ke medula adrenal frin secara eksklusif ditimbulkan oleh medula adrenal.

I Medula adrenal adalah neuron pascaganglion I Epinefrindan norepinefrin berbeda afinitasnya


simpatis modifikasi. terhadap berbagai jenis reseptor adrenergik.

Medula adrenal sebenarnya adalah suatu bagian modifikasi Epinefrin dan norepinefrin memiliki afinitas berbeda ter-
dari sistem saraf simpatis. Jalur simpatis terdiri dari dua neu- hadap empat tipe reseptor: resepror adrenergik c[r, c2, pr,
ron dalam rangkaian-satu neuron praganglion yang berasal dan p, (Tabel 19-2; lihat juga h. 263). Sebagian besar sel
dari SSB yang serat aksonnya berakhir di neuron pasca- sasaran memiliki reseptor cr,, sebagian memiliki hanya ur,
ganglion (neuron kedua) yang terletak di perifer, yang selan, sebagian hanya B,, sebagian memiliki baik o, m"upu.r B.,
jutnya berakhir di organ efektor (lihat h. 758). Neurotrans- dan reseptor F, nyaris hanya ditemukan di jantung. Secara
miter yang dibebaskan oleh serat pascaganglion simparis umum, respons yang dipicu oleh pengaktifan resetor cr, dan
adalah norepinefrin, yang berinteraksi secara lokal dengan 0, adalah eksitatorik, sementara respons terhadap stimulasi
organ yang disarafi melalui pengikatan dengan resepror cr, dan B, umumnya inhibitorik.
sasaran spesifik yang dikenal sebagai reseptor adrenergik. Norepinefrin rerurama berikatan dengan resepror c[
Medula adrenal terdiri dari neuron simpatis pasca- dan B, yang terletak dekat dengan terminal serat simpatis
ganglion modifikasi. Tidak seperti neuron simpatis pasca- pascaganglion. Hormon epinefrin, yang dapat mencapai se-
ganglion biasa, neuron di medula adrenal tidak memiliki se- mua reseptor a dan B, melalui sirkulasi, berinteraksi dengan
rat akson yang berakhir di organ efektor. Pada stimulasi oleh reseptor yang sama dengan kekuatan hampir sama seperti
serat praganglion, badan sel ganglion di dalam medula adre- neurotransmiter norepinefrin (meskipun norepinefrin me-
nal mengeluarkan bahan peranrara kimiawi langsung ke da- miliki afinitas lebih besar untuk reseptor cr). Karena itu,
Iam darah (lihat Gambar 7-4, h. 263). Dalam hal ini, bahan epinefrin dan norepinefrin menimbulkan efek serupa di
perantara (transmiter) ini dianggap sebagai hormon bukan banyak jaringan, dengan epinefrin umumnya memperkuat
neurotransmiter. Seperti serat simpatis, medula adrenal aktivitas saraf simpatis. Selain itu, epinefrin mengaktifkan
mengeluarkan norepinefrin, tetapi produk sekresi utamanya resptor B,, sementara pengaruh sistem saraf simpatis pada
adalah suatu pembawa pesan kimiawi serupa yang dinamai reseptor ini sangat kecil. Banyak dari reseptor p, yang pada
epinefrin. Baik epinefrin maupun norepinefrin rermasuk hakikatnya eksklusif unruk epinefrin terletak ii j"ii"g""
dalam golongan katekolamin, yang berasal dari asam amino yang bahkan tidak mendapat persarafan simpatis tetapi di-
tirosin (lihat h. 125). Epinefrin dan norepinefrin adalah sama capai oleh epinefrin melalui darah. Salah satu contoh adalah
kecuali bahwa epinefrin juga memiliki satu gugus metil. otot rangka, di mana epinefrin menimbulkan efek metabolik
misalnya mendorong penguraian simpanan glikogen.
PENYIMPANAN KATEKOLAMIN DALAM GRANULA Kadang epinefrin, melalui pengaktifan eksldusif reseptor

KROMAFIN B,, menimbulkan efek berbeda dari yang ditimbulkan oleh


norepinefrin dan epinefrin melalui pengaktifan bersama resep-
Katekolamin dibentuk hampir seluruhnya di dalam sitosol tor adrenergik lain. Sebagai contoh, norepinefrin dan epinefrin
sel sekretorik adrenomedula. Setelah diproduksi, epinefrin menimbulkan efek vasokonstriksi generalisara yang diperan-
dan norepinefrin disimpan dalam granula kromaffn, yang tarai oleh resepror cr,. Sebaliknya, epinefrin menyebabkan
serupa dengan vesikel penyimpanan transmirer di ujung
vasodilatasi pembuluh darah yang mengaliri otot rangka dan
saraf simpatis. Pemisahan katekolamin dalam granula kroma- jantung melalui pengaktifan resepror 0, Gihat h. 386).
fin melindungi bahan ini dari kerusakan oleh enzim-enzim Namun, perlu disadari bahwa epinefrin berfungsi
sitosol sewaktu penyimpanan.
hanya pada kerja sistem saraf simpatis, yang bertanggung
jawab atas stimulasi sekresinya dari medula adrenal. Sekresi
SEKRESI KATEKOLAMIN DARI MEDULA ADRENAL epinefrin selalu menyertai lepas muatan sistem saraf simpatis
Katekolamin disekresikan ke dalam darah oleh eksositosis generalisata sehingga aktivitas simpatis secara rak langsung
granula kromafin. Pelepasan bahan ini analog dengan meka- mengontrol kerja epinefrin. Dengan memiliki lebih banyak
nisme pelepasan vesikel sekretorik yang mengandung hor- epinefrin yang setiap saar dapar diaktifkan, sistem saraf sim-

Kelenjar Endokrin Perifer 771


Tabel 19-2
Jenis Reseptor Adrenergik dan Respons yang Ditimbulkan oleh Norepinefrin
(NE) dan Epinefrin (E)

TIPE AFINIT,AS
RESEPTOR KATEKOLAMIN RESPONS
ADRENERGIK LOKASI UNTUK NE DAN E TIPIKAL CONTOH RESPONS YANG DITIMBULKAN

ut Sebagian besar sel NE>E Eksitatorik Vasokonstri ksi arteriol genera isata
I

sasaran simpatis (tkontraksi otot polos)


u,2 Sistem pencernaan NE>E lnhibitorik Menurunkan motilitas saluran cerna
(lkontraksi otot polos)
[]' Jantung NE = E Eksitatorik Meningkatkan kecepatan dan kekuatan
kontraksi otot jantung
l)r Otot rangka; otot polos Hanya E lnhibitorik Menguraikan glikogen di otot rangka;
sebagian pembuluh dilatasi bronkiolus dan vasodilatasi arteriol
darah dan organ di otot rangka dan jantung (,lkontraksi otot
polos)

patis memiliki cara untuk memperkuat efek neurotrans- Epinefrin (tetapi bukan norepinefrin) menyebabkan di-
miternya sendiri ditambah cara untuk menimbulkan efek latasi saluran napas untuk mengurangi resistensi yang di-
pada jaringan yang ddak disaraftnya secara langsung. hadapi oleh aliran udara masuk dan keluar paru. Epinefrin
dan norepinefrin juga mengurangi aktivitas pencernaan dan
menghambat pengosongan kandung kemih, yaitu dua akti-
I Epinefrinmemperkuat sistem saraf simpatis dan vitas yang dapat "ditunda' selama situasi lawan atau lari.
memiliki efek metabolik lain.
EFEK METABOLIK
Hormon-hormon adrenomedula tidak esensial untuk hidup
Epinefrin memiliki beberapa efek metabolik penting. Secara
tetapi hampir semua organ di tubuh dipengaruhi oleh kate-
umum, epinefrin menyebabkan mobilisasi cepat simpanan
kolamin ini. Hormon-hormon ini berperan penting dalam
karbohidrat dan lemak untuk menyediakan energi yang da-
melaksanakan respons stres, mengatur tekanan darah arteri,
pat digunakan oleh otot yang sedang aktif. Secara spesifik,
dan mengontrol metabolisme bahan bakar. Bagian berikut
epinefrin meningkatkan kadar glukosa darah melalui bebe-
akan membahas efek-efek utama epinefrin, baik dalam kerja
rapa mekanisme berbeda. Pertama, hormon ini merangsang
sama dengan transmiter simpatis norepinefrin maupun sen-
glukoneogenesis dan glikogenolisis di hati, dengan yang rer-
dirian untuk melengkapi respons simpatis langsung.
akhir adalah penguraian simpanan glikogen menjadi glukosa
yang kemudian dibebaskan ke dalam darah. Epinefrin juga
EFEK PADA SISTEM ORGAN merangsang glikogenolisis di otot rangka. Namun, karena
Bersama-sama, sistem saraf simpatis dan epinefrin adreno- terdapat perbedaan dalam kandungan enzim antara hati dan
medula memobilisasi sumber daya tubuh untuk menunjang otot maka glikogen otot tidak dapat diubah langsung men-
aktivitas fisik puncak dalam situasi darurat atau penuh stres. jadi glukosa. Penguraian glikogen otot membebaskan asam
Efek simpatis dan epinefrin membentuk respons lawan atau laktat ke dalam darah. Hati mengeluarkan asam laktat dari
lari yang mempersiapkan seseorang menghadapi suatu lawan darah dan mengubahnya menjadi glukosa, sehingga efek
atau lari dari bahaya (lihat h. 260). Secara spesifik, sistem epinefrin pada otot rangka secara tak langsung membantu
simpatis dan epinefrin meningkatkan kecepatan dan kekuatan meningkatkan kadar glukosa. Epinefrin dan sistem saraf
kontraksi jantung, meningkatkan curah jantung, dan menye- simpatis juga dapat memperkuat efek hiperglikemik ini
babkan vasokonstriksi generalisata yang menyebabkan pe- dengan menghambat sekresi insulin, hormon pankreas yang
ningkatan resistensi perifer total. Bersama-sama, efek-efek terutama bertanggung jawab untuk memindahkan glukosa
tersebut meningkatkan tekanan darah sehingga tersedia cu- dari darah, dan dengan merangsang glukagon, hormon pan-
kup gaya dorong untuk memaksa darah ke organ-organ yang kreas lainnya yang mendorong glikogenolisis dan glukoneo-
paling vital dalam menghadapi situasi darurat. Sementara genesis hati. Selain meningkatkan kadar glukosa darah, epi-
itu, vasodilatasi arteri koronaria dan pembuluh darah otot nefrin juga meningkatkan kadar asam lemak darah dengan
rangka yang dipicu oleh epinefrin dan faktor metabolik lokal mendorong lipolisis.
menggeser darafr ke jantung dan otot rangka dari bagian Efek metabolik epinefrin sesuai untuk situasi lawan
tubuh lain yang mengalami vasokonstriksi. atau lari. Peningkatan kadar glukosa dan asam lemak meng-
Karena pengaruhnya yang besar pada jantung dan pem- hasilkan tambahan bahan bakar untuk menjalankan aktivitas
buluh darah maka sistem simpatis dan epinefrin juga ber- otot yang diperlukan dalam situasi ini dan juga menjamin
peran penting dalam pemeliharaan tekanan darah arteri. kecukupan nutrisi bagi otak saar krisis ketika tidak ada

772 Bab 19
nutrien baru yang dikonsumsi. Otot dapat menggunakan emosional (rasa cemas, ketakutan, kesedihan); dan sosial (kon-
asam lemak untuk menghasilkan energi tetapi otak tidak. flik perorangan, perubahan gaya hidup).
Karena efeknya yang luas maka epinefrin juga mening-
katkan laju metabolik keseluruhan. Di bawah pengaruh epi-
nefrin, banyak jaringan melakukan metabolisme secara lebih I Respons stres adalah pola umum reaksi
cepat. Sebagai contoh, kerja jantung dan otot pernapasan terhadap setiap situasi yang mengancam
meningkat, dan kecepatan metabolisme di hati bertambah. homeostasis,
Karena itu, epinefrin serta hormon tiroid dapat meningkat-
kan laju metabolik. Berbagai stresor dapat menimbulkan respons spesifik yang
khas untuk stresor tersebut; sebagai contoh, respons spesifik
EFEK LAIN
tubuh terhadap pajanan dingin adalah menggigil dan vaso-
konstriksi kulit, sementara respons spesifik terhadap invasi
Epinefrin mempengaruhi susunan saraf pusat untuk me-
bakteri mencakup peningkatan aktivitas fagositik dan produksi
nimbulkan keadaan terjaga dan meningkatkan kewaspadaan
antibodi. Namun, selain respons spesifik tersebur, semua srre-
SSP Hal ini memungkinkan kita "berpikir cepat" untuk
sor menyebabkan respons generalisata nonspesifik yang sama
membantu mengatasi ancaman kedaruratan. Banyak obat (Gambar 9-11). Kumpulan respons yang umum terhadap se-
yang digunakan sebagai perangsang atau sedatif menimbul-
gala rangsangan yang merugikan disebut sindrom adaptasi
kan efek dengan mengubah kadar katekolamin di SSP
umum. Ketika tubuh mengenali adanya stresor, timbul res-
Baik epinefrin maupun norepinefrin menyebabkan
pons saraf dan hormon yang melakukan tindakan-tindakan
pengeluaran keringat, yang membantu tubuh membuang
defensif untuk menghadapi keadaan darurat. Hasilnya adalah
panas tambahan yang dihasilkan oleh aktivitas otot. Epinefrin
keadaan siaga dan mobilisasi sumber daya biokimiawi.
juga bekerja pada otot polos di dalam mata untuk menye-
Untuk memahami manfaat respons stres multiaspek
babkan dilatasi pupil dan pendataran lensa. Efek-efek ini me-
ini, bayangkan seorang manusia gua purba yang baru melihat
nyesuaikan mata untuk penglihatan yang lebih luas sehingga
seekor hewan buas mengintip dalam kegelapan. Kita akan
gambaran ancaman keseluruhan dapat cepat diketahui.
membahas respons saraf dan hormon yang berlangsung da-
lam skenario ini. Tirbuh berespons dengan cara yang sama
terhadap stresor zaman modern. Anda sudah mengetahui
I Stimulasi simpatis
medula adrenal merupakan semua respons ini. Saat ini kita hanya akan meneliti bagai-
satu-satunya penyebab pelepasan epinefrin. mana respons-respons tersebut bekerja sama.

Sekresi katekolamin oleh medula adrenal dikontrol seluruh-


nya oleh sinyal simpatis ke kelenjar tersebut. Ketika sistem PERAN SISTEM SARAF SIMPATIS DAN EPINEFRIN
simpatis diaktifkan oleh kondisi takut atau stres, kondisi DALAM STRES
tersebut juga memicu lonjakan pelepasan katekolamin adre- Respons saraf utama terhadap rangsangan stres adalah peng-
nomedula. Konsentrasi epinefrin dalam darah dapat me- aktifan sistem saraf simpatis generalisata. Peningkatan curah
ningkat hingga 300 kali daripada normal, dengan jumlah jantung dan ventilasi serta pengalihan aliran darah dari bagian
epinefrin yang dibebaskan bergantung pada jenis dan inten- yang aktivitasnya ditekan dan mengalami vasokonstriksi,
sitas rangsangan. misalnya saluran cerna dan ginjal, ke otot rangka dan jantung
Karena kedua komponen kelenjar adrenal berperan luas yang lebih aktif;, yang mempersiapkan tubuh melakukan res-
dalam respons terhadap stres maka ada baiknya faktor-faktor pons lawan atau lari. Secara bersamaan, sistem simpatis meng-
utama yang berperan dalam respons stres dibahas secara aktifkan penguatan hormon dalam bentuk pengeluaran besar-
menyeluruh. besaran epinefrin dari medula adrenal. Epinefrin memperkuat
respons simpatis dan mencapai tempat-tempat yang tidak
disarafi oleh sistem saraf simpatis untuk melakukan fungsi lain,
misalnya mobilisasi simpanan karbohidrat dan lemak.
RESPONS STRES TERPADU
Stres adalah respons nonspesifik generalisata tubuh terhadap
setiap faktor yang mengalahkan, atau mengancam untuk
mengalahkan kemampuan kompensasi tubuh untuk mem-
pertahankan homeostasis. Berbeda dari pemakaian kata ini
['-Jl Respons spesifik khas untuk
I

t;-l
oleh orang awam, agen penginduksi respons secara tepat di- jenis stresor
sebut sebagai stresor, sementara stres merujuk kepada keadaan
yang ditimbulkan oleh srresor. Jenis-jenis rangsangan yang
mengganggu berikut ini menggambarkan ragam faktor yang Respons umum nonspe$ifik
apapun jenis stresornl{a =,
dapat menginduksi respons stres: fsik (trauma, pembedahan, fespons $tr6s
panas atau dingin hebat); kimia (penurunan pasokan O,,
ketidakseimbangan asam-basa); fsiologih (olahraga berat, Gambar 9-11
syok hemoragik, nyeri); infehsi (invasibakterl); psikologis atau Efek stresor pada tubuh.

Kelenjar Endokrin Perif er 773


PERAN SISTEM CRH-ACTH-KORTISOL DALAM STRES presin. Selain perubahan-perubahan hormon yang memobi-
Selain epinefrin, sejumlah hormon lain berperan dalam res- lisasi simpanan energi selama stres, hormon-hormon lain
pons stres secara keseluruhan (Thbel l9-3). Respons hormon secara bersamaan diaktifkan untuk mempertahankan volume

utama adalah pengaktifan sistem CRH-ACTH-kortisol. darah dan tekanan darah selama keadaan darurat. Sistem
Ingatlah bahwa peran kortisol dalam membantu tubuh simpatis dan epinefrin berperan besar dalam bekerja langsung
menghadapi stres diperkirakan berkaitan dengan efek meta- pada jantung dan pembuluh darah untuk memperbaiki
boliknya. Kortisol menguraikan simpanan lemak dan protein fungsi sirkulasi. Selain itu, sistem renin-angiotensin-aldo-
sembari memperbanyak simpanan karbohidrat dan mening- steron juga diaktifkan sebagai konsekuensi penurunan aliran
katkan ketersediaan glukosa darah. Asumsi logis adalah bah- darah ke ginjal yang dipicu oleh sistem simpatis (lihat h.
wa terjadi peningkatan cadangan glukosa, asam amino, dan 570). SeL<resi vasopresin juga meningkat selama situasi stres
asam lemak yang dapat digunakan sesuai kebutuhan, misal- (lihat h. 613). Secara bersama-sama, hormon,hormon ini
nya untuk mempertahankan nutrisi ke otak dan menyedia- meningkatkan volume plasma dengan mendorong retensi
kan bahan baku untuk memperbaiki jaringan yang rusak. garam dan HrO. Peningkaran volume plasma diperkirakan
berfungsi sebagai tindakan protektif untuk membantu mem-
Selain efek kortisol dalam sumbu hipotalamus-hipo-
fisis-korteks adrenal, ACTH juga dapat berperan dalam me- pertahankan tekanan darah seandainya terjadi kehilangan
cairan plasma melalui perdarahan atau berkeringat berlebih-
nahan stres. ACTH adalah salah satu dari beberapa pepdda
yang mempermudah proses belajar dan mempengaruhi peri-
laku. Karena itu, peningkatan ACTH selama stres psikologis
mungkin membantt-l tubuh menghadapi stresor serupa di Tabel 19-3
masa depan dengan mempermudah proses mempelajari res- Perubahan Utama Hormon Selama Respons Stres
pons perilaku yang sesuai. Selain itu, ACTH bukan merupa-
HORMON PERUBAHAN TUJUAN
kan satu-satunya bahan yang dikeluarkan dari vesikel sim-
panan hipofisis anterior. Penguraian molekul prekursor besar Epinefrin Memperkuat sistem saraf
simpatis dalam menyiapkan
pro-opiomelanokortin menghasilkan tidak saja ACTH tetapi
tubuh untuk "lawan atau
juga B-endorfin yang mirip morfin, yang disekresikan ber- lari"
sama dengan ACTH pada stimulasi oleh CRH selama srres. Memobilisasi simpanan
Sebagai opiat endogen yang poren, B-endorffn mungkin ber- energi lemak dan
peran menyebabkan analgesia (berkurangnya persepsi nyeri) karbohidrat; meningkatkan
glukosa darah dan asam
jika selama stres terjadi cedera fisik (lihat h. 211).
lemak darah
CRH-ACTH- 1 Memobilisasi simpanan
PERAN RESPONS HORMON IAIN DATAM STRES Kortisol energi dan bahan baku
metabolik untuk
Selain sistem CRH-ACTH-kortisol, sistem hormon lain digunakan sesuai
berperan kunci dalam respons stres, sebagai berikut: kebutuhan; meningkatkan
gukosa darah, asam amino
I Peninghatan gluhosa dan asam lemah darah melalui penu- darah, dan asam lemak
runan insulin dan peningkatan gluhagon. Baik sistem saraf darah
simpatis maupun epinefrin yang disekresikan keduanya ACTH mempengaruhi
menghambat insulin dan merangsang glukagon. Perubahan kemampuan belajar dan
hormon ini bekerja sama untuk meningkatkan kadar glukosa perilaku
dan asam lemak darah. Epinefrin dan glukagon, yang kadar B-endorfin yang
dikeluarkan bersama ACTH
dalam darahnya meningkar saar srres, mendorong glikoge- memerantarai analgesia
nolisis hati dan (bersama kortisol) glukoneogenesis hati. Glukagon t Bekerja bersama untuk
Namun, insulin yang sekresinya tertekan selama stres, me- lnsulin J meningkatkan glukosa
lawan penguraian simpanan glikogen hati. Semua efek ini darah dan asam lemak
membantu meningkatkan konsentrasi glukosa darah. Rang- darah
sangan utama untuk selresi insulin adalah meningkatnya Renin- t Menahan garam dan HrO
Angiotensin- untuk meningkatkan
glukosa darah; sebaliknya, efek primer insulin adalah menu-
Aldosteron volume plasma; membantu
runkan glukosa darah. Jika insulin tidak dengan sengaja di- mempertahankan tekanan
hambat selama respons srres maka hiperglikemia yang di- darah ketika terjadi
timbulkan oleh stres akan merangsang sekresi insulin yang kehilangan akut volume
plasma
menurunkan glukosa darah. Akibatnya, peningkatan glukosa
darah tidak dapat dipertahankan. Respons-respons hormon
Vasopresin t Angiotensin ll dan
vasopresin menyebabkan
terkait stres juga mendorong pembebasan asam lemak dari vasokonstriksi arteriol
simpanan lemak, karena epinefrin, glukagon, dan kortisol untuk meningkatkan
mendorong lipolisis semenrara insulin menghambatnya. tekanan darah
I Pemeliharaan uolume darah dan tehanan darah meklui Vasopresin mempengaruhi
kemampuan belajar
peninghatan abtiuitas renin-angiotensin-aldosteron dan uaso-

774 Bab 19
an selama periode bahaya. Vasopresin dan angiotensin juga (Gambar 19-12). Hipotalamus menerima masukan stresor
memiliki efek vasopresor langsung, yang dapat bermanfaat fisik atau emosi dari hampir semua bagi.an otak dan dari
dalam mempertahankan tekanan arteri jika terjadi kehilang- banyak resepror di seluruh tubuh. Sebagai respons, hipo-
an darah akut (lihat h. 386). Vasopresin juga d.ipercayai talamus secara langsung mengaktifkan sisrem saraf simpatis,
mampu mempermudah proses belajar, yang berdampak pada mengeluarkan CRH untuk merangsang pengeluaran ACTH
adaptasi terhadap stres di mana mendatang. dan kortisol, serta memicu pelepasan vasopresin. Stimulasi
simpatis, pada gilirannya menyebabkan sekresi epinefrin,
yang sama-sama memiliki efek pada Sekresi insulin dan glu-
I Berbagai aspek respons stres dikoor:dinasikan kagon oleh pankreas. Selain itu, vasokonstriksi arteriol aferen
oleh hipotalamus. ginjal oleh katekolamin secara tak langsung merangsang
sekresi renin dengan mengurangi aliran darah beroksigen ke
Masing-masing respons terhadap stres yang baru dijelaskan ginjal. Renin, selanjutnya, mengaktifkan sistem renin-angio-
dipengaruhi langsung atau tidak langsung oleh hiporalamus tensin-aldosteron. Dengan cara ini, hipotalamus menginte-

l.

f ,
Sel penghasil glukagon
- Sel:penghasil insulin

ffi,"ffi Vasokonstriksi

I
J Aliran darah
ke ginjal

Gambar 19-12
lntegrasi respons stres oleh hipotalamus

Kelenjar Endokrin Perifer 775


grasikan respons sistem saraf simpatis dan sistem endokrin
selama stres. KONTROL ENDOKRIN
METABOLISME tsAI{AN BAKAR
I Pengaktifan respons stres oleh stresor Kita baru membahas perubahan metabolik yang terpicu
psikososial kronik mungkin meruEikan. Kini kita akan berkonsenrrasi pada pola
selama respons stres.
metaboiik yang terjadi ranpa stres, termasuk faktor hormon
Percepatan aktivitas kardiovaskular dan pernapasan, retensi
yang mengatur metabolisme normal ini.
garam dan HrO, serta mobilisasi bahan bakar metabolik dan
bahan baku dapat bermanfaat sebagai respons terhadap stre-
sor fisik, misalnya pada pertandingan atletik. Namun, se- I Metabslisme bahan bakar mencakup
bagian besar stresor dalam kehidupan kita sehari-hari bersifat anabolisme, katabolisme, dan interkonversl di
psikososial namun menimbulkan respons serupa. Stresor antara molekul-molekul organik kaya energi.
misalnya cemas menghadapi ujian, konflik dengan pacar,
atau ketidaksabaran menghadapi kemacetan dapat memicu Kata metabolisme merujuk kepada semua reaksi kimia yang
respons stres. Meskipun merupakan hal yang pantas dalam terjadi di dalam sel tubuh. Reaksi-reaksi yang melibatkan
menghadapi cedera fisik yang mengancam atau nyata, na- penguraian, sintesis, dan transformasi ketiga kelas molekul
mun mobilisasi cepat berbagai sumber daya tubuh merupa- organik kaya energi-protein, karbohidrat, dan lemak-secara
kan respons yang tidak sesuai terhadap stres nonfisik. Jika kolektif dikenal sebagai metabolisme antara atau metabo-
tidak ada kebutuhan akan tambahan energi, tidak ada ke- lisme bahan bakar (Thbel 19-4).
rusakan jaringan, dan tidak ada kehilangan darah maka Selama proses pencernaan, molekul nutrien besar (ma-
penguraian simpanan tubuh dan retensi cairan akan menjadi kromolekul) diuraikan menjadi subunit-subunit yang lebih
sia-sia, bahkan mungkin merugikan bagi individu yang ber- kecil dan dapat diserap sebagai berikut: protein diubah men-
sangkutan. Pada kenyataannya, terdapat bukti tak langsung jadi asam amino, karbohidrat kompleks menjadi monosaka,
yang kuat tentang keterkaitan pajanan kronik ke srresor psi- rida (terutama glukosa), dan trigliserida (lemak makanan)
kososial dengan timbulnya keadaan-keadaan patologis misal- menjadi monogliserida dan asam lemak bebas. Unit-unit
nya tekanan darah tinggi, meskipun belum dibuktikan ada- yang dapat diserap ini dipindahkan dari lumen.saluran cerna
nya hubungan sebab-akibat yang pasti. Akibat respons srres ke dalam darah, baik langsung atau melaiui pembuluh limfe
yang "tidak digunakan' ini maka dapatkah hipertensi terjadi (Bab 16).
karena vasokonstriksi simpatis yang berlebihan? Akibat re-
tensi garam dan HrO yang berlebihan? Akibat peningkatan ANABOLISM E DAN KATABOLISM E
berlebihan aktivitas vasopresin dan angiotensin? Kombinasi Molekul-molekul organik ini
secara rerus-menerus diper-
dari berbagai faktor tersebut? Faktor lain? Ingatlah bahwa tukarkan antara darah dan sel tubuh. Reaksi-reaksi kimia di
hipertensi dapat timbul akibat pajanan berkepanjangan ke dalam sel di mana molekul organik ikut serta dibagi menjadi
glukokortikoid kadar farmakologis. Mungkinkah pening- dua proses merabolik: anabolisme dan katabolisme (Gambar
katan kortisol kadar rendah jangka panjang, seperti yang 19-13). Anabolisme adalah pembentukan arau sintesis ma-
terjadi ketika terdapat stresor psikososial yang berkepan- kromolekul organik yang lebih besar dari subunit molekul
jangan, menimbulkan hal yang sama, namun berlangsung organik kecil. Reaksi anabolik umumnya memerlukan asup-
lebih lambat? Harus dilakukan banyak penelitian untuk an energi dalam bentuk AIP Reaksi-reaksi ini menghasilkan
mengevaluasi kontribusi stresor yang kita hadapi sehari-hari (1) pembentukan bahan yang diperlukan oleh sel misalnya
dalam pembentukan penyakit. protein struktural sel atau produk sekretorik; atau (2) pe-

Tabel 19-4
Ringkasan Reaksi dalam Metabolisme Bahan Bakar

PROSES METABOLIK REAKSI KCINSEKt,En'lSl

Glikogenesis Glukosa --> glikogen JGlukosa darah


Glikogenolisis Glikogen -+ glukosa tGlukosa darah
Glukoneogenesis Asam amino -+ glukosa tGlukosa darah
Sintesis protein Asam amino -+ protein JAsam amino darah
Penguraian protein Protein + asam amino tAsam amino darah
Sintesis Lemak {Lipogenesis atau Sintesis TriEliserida) Asam lemak dan gliserol -+ trigliserida .l.Asam lemak darah
Penguraian Lernak (l-ipolisis atau Penguraian Trigliserida) Trigliserida -+ asam lemak dan gliserol tAsam lemak darah

VVe' tsab 19
nyimpanan nutrien yang berlebihan yang tidak segera di- Sebagai alternatif untuk memproduksi energi, subunit-
butuhkan untuk menghasilkan energi atau sebagai bahan subunit organik multipotensial yang berukuran lebih kecil
baku struktur sel. Penyimpanan dilakukan dalam bentuk dan berasal dari hidroiisis intrasel dapat dibebaskan ke dalam
glikogen (bentuk simpanan untuk glukosa) atau reservoar le- darah. Molekul glukosa, asam lemak, dan asam'amino yang
mak. Katabolisme adalah penguraian atau degradasi molekul dibebaskan ini kemudian dapat digunakan sesuai kebutuhan
organik besar di dalam tubuh. Katabolisme mencakup dua untuk menghasilkan energi atau sintesis sel di bagian lain
tingkat penguraian: (1) hidrolisis (lihat h. 643) makromolekul tubuh,
organik besar sel menjadi subunit-subunit yang lebih kecil,
serupa dengan proses pencernaan kecuali bahwa reaksi ber-
Pada orang dewasa, Iaju anabolisme dan katabolisme
langsung di dalam sel dan bukan di lumen saluran cerna umumnya seimbang sehingga tubuh orang dewasa berada
(misainya, pelepasan glukosa oleh katabolisme simpanan dalam keadaan stabil dinamis dan tampak tidak berubah
glikogen); dan (2) oksidasi subunit yang lebih kecil, misalnya meskipun molekul-molekul organik yang menentukan struk-
glukosa, untuk menghasilkan energi untuk produksi ATP tur dan fungsi secara terus-menerus diperbarui. Selama per-
(lihat h. 39). tumbuhan, anabolisme melebihi katabolisme.

Karbohidrat makanan Lemak trigliserida makanan

ffi I
i-"'-"*-l F;**t
I I

t,

Oksidasi menjadi
CO, + Hrg + ATP (energi)
Simpanan glikogen
di hati dan otot i
Ekspirasi
dari

Trigliserida
dijaringan
lemak

.-}- =Anabolisme
+ = Katabolisme
Gambar 19-13
Ringkasan jalur-jalur utama yang melibatkan molekul nutrien organik.

Keienjar Endokrin Perifer 777


PERTUKARAN DI ANTARA MOLEKUL-MOLEKUL selama makan dan disimpan untuk digunakan selama periode
ORGANIK puasa di antara waktu makan, ketika makanan sebagai sum-
ber bahan bakar tidak tersedia (Thbel 19-5).
Selain mampu membentuk kembali molekul organik yang
telah dikatabolisasi menjadi jenis molekul yang sama, banyak I Kelebihan glukosa dalam darah disimpan di hati dan
sel tubuh, khususnya sel hati, dapat mengubah sebagian besar otot sebagai glikogen, suatu molekul besar yang terdiri dari
tipe molekul organik kecil menjadi tipe lain-misalnya, peng- molekul-molekul glukosa yang saling berhubungan. Karena
ubahan asam amino menjadi glukosa atau asam lemak. Ka- glikogen merupakan simpanan energi irang relatif kecil maka
rena interkonversi inilah maka nutrisi yang adekuat dapat jumlah energi yang tersimpan dalam bentuk ini hanya dapat
dihasilkan oleh beragam molekul yang terdapat di aneka jenis digunakan untuk memenuhi kebutuhan tubuh kurang dari
makanan. Namun, terdapat keterbatasan. Nutrien esensial, satu hari. Jika simpanan glikogen hati dan otot sudah "penuh",
misalnya asam amino esensial dan vitamin, tidak dapat di- maka glukosa sisanya diubah menjadi asam lemak dan gli-
bentuk di tubuh dari konversi molekul organik tipe lain. serol, yang digunakan untuk membentttk trigliserida (gliserol
Nasib utama dari karbohidrat dan lemak yang dimakan dengan tiga asam lemak melekat padanya), terutama di ja-
adalah dikatabolisasi untuk menghasilkan energi. Asam ami- ringan adiposa (lemak).
no terutama digunakan untuk sintesis protein tetapi dapat I Kelebihan AsAm lemale dalam darah yang berasal dari
digunakan untuk menghasilkan energi setelah diubah men- makanan juga diubah menjadi trigliserida.
jadi karbohidrat atau lemak. Karena itu, ketiga kategori ba-
I Kelebihan asam amino dalam darah yang tidak diperlu-
han makanan dapat digunakan sebagai bahan bakar dan ke-
kan untuk sintesis protein tidak disimpan sebagai protein
lebihan setiap jenis bahan makanan dapat disimpan. seperti
ekstra tetapi diubah menjadi glukosa dan asam lemak, yang
yang segra akan anda ketahui.
akhirnya disimpan sebagai trigliserida. Karena itu, tempat
Sekilas metabolisme bahan bakar tampak relatif sederhana:
utama penyimpanan kelebihan energi dari ketiga kelas ter-
jumlah nutrien dalam makanan harus cukup untuk memenuhi
sebut adalah jaringan lemak. Dalam keadaan normal, trigli-
kebutuhan'tubuh akan produksi energi dan sintesis sel. Namun,
serida yang tersimpan di tubuh cukup untuk menghasilkan
hubungan yang tampak sederhana ini ternyata menjadi rumit
energi untuk kebutuhan sekitar dua bulan, lebih lama pada
oleh dua faktor penting: (1) nutrien yang diserap dari makanan
orang dengan kelebihan berat. Karena itu, selama masa puasa
harus disimpan dan kemudian dibebaskan di antara waktu
yang lama, asam-asam lemak yang dibebaskan dari katabo-
makan, dan (2) otak harus terus-menerus diberi glukosa. Mari-
lisme trigliserida berfungsi sebagai sumber primer energi bagi
lah kira kaji dampak masing-masing.
kebanyakan jaringan. Katabolisme trigliserida simpanan
membebaskan gliserol serta asam lemak, tetapi dari segi
I Karena asupan rnakanan bersifat interrniten kuantitatif, asam lemak jauh lebih penting. Katabolisme le-
maka nutrien harus tlisimpan untuk digunakan di mak simpanan menghasilkan 90o/o asam le mak dan 10% gli-
serol berdasarkan berat. Gliserol (bukan asam lemak) dapat
antara waktu makan.
diubah menjadi glukosa oleh hati dan ikut berperan, meski-
Asupan bahan bakar dari makanan bersifat intermiten, tidak pun kecil, dalam mempertahankan glukosa darah selama
terus-menerus. Akibatnya, kelebihan energi harus diserap puasa.

Tabel 19-5
Bahan Bakar Metabolik Simpanan di Tubuh

PERSENTASE
DARI
KANDUNGAN
BAHAN BENTUK TEMPAT EilIERGITUBUH
BAKAR DALAM BENTUK PENYIMPANAN TOTAL (DAN KAPASITAS
METABOLIK DARAH SIMPANAN UTAMA KALORT*) RESERVOAR PERAN

Karbohidrat Glukosa Glikogen Hati, otot 1% (1500 kalori) Mengandung energi Sumber energi
untuk kebutuhan pertama; esensial
kurang dari sehari bagi otak
Lemak Asam Trigliserida Jaringan lemak 77o/o (143.000 Mengandung energi Cddangan eneigi
lemak kalori) untuk kebutuhan utama; sumber
bebas sekitar dua bulan energi selama puasa
Protein Asam Protein Otot 22% (41.000 Kematian terjadi Sumber glukosa
amino tubuh kalori) jauh sebelum untuk otak selama
kapasitas digunakan puasa; cadangan
secara penuh karena terakhir untuk
gangguan struktural memenuhi kebutuh-
dan fungsional an energi lain

778 Bab 19
. Sebagai cadangan energi ketiga, energi dalam jumlah Nutrien tambahan yang tidak segera digunakan untuk energi
substansial tersimpan dalam protein snuktural, terutama di atau perbaikan stuktural disalurkan menjadi simpanan dalam
otot, yaitu massa protein paling banyak di tubuh. Namun, bentuk glikogen atau trigliserida.
protein bukan pilihan perrama untuk digunakan sebagai
sumber energi karena protein memiliki fungsi esensial yang
KEADAAN PASCA-ABSORPTIF
Iain; sebaliknya, cadangan glikogen dan trigliserida semata-
mata digunakan sebagai depo energi. Makanan yang masuk biasanya diserap secara runtas dalam
waktu sekitar empar jam. Karena itu, pada pola makan tiga
kali sehari tidak ada nutrien yang diserap dari saluran cerna
I Otak harus terus-menerus diberi glukosa. pada siang (menjelang makan) dan sore hari serta sepanjang
malam. Pada waktu-waktu ini terjadi keadaan pasca-
Faktor kedua yang memperumit metabolisme bahan bakar absorptif, atau puasa. Selama keadaan ini, simpanan energi
selain asupan nutrien yang intermiten sehingga nutrien perlu endogen dimobilisasi untuk menghasilkan energi, sementara
disimpan adalah bahwa otak dalam keadaan normal ber- glukoneogenesis dan penghematan glukosa mempertahankan
gantung pada penyaluran glukosa darah dalam jumlah me- glukosa pada kadar yang sesuai untuk memberi makan otak.
madai sebagai satu-satunya sumber energi. Karena itu, kon- Sintesis protein dan lemak dihentikan. Simpanan molekul-
sentrasi glukosa darah harus dipertahankan di atas suatu batas molekul organik ini dikatabolisasi masing-masing untuk
kritis. Konsentrasi glukosa darah biasanya adalah 100 mg membentuk glukosa dan menghasilkan energi. Sintesis karbo-
glukosa/l00 ml plasma dan normalnya dijaga dalam kisaran hidrat tetap terjadi melalui glukoneogenesis, tetapi pema-
sempit 70 sampai 110 mg/100 mlr. Glikogen hati adalah ca- kaian glukosa untuk energi sangar berkurang.
dangan utama untuk mempertahankan glukosa darah selama
Perhatikan bahwa konsentrasi nutrien dalam darah
masa puasa sihgkat. Namun, glikogen hati cepat habis se-
tidak banyak berfluktuasi antara keadaan absorptif dan
hingga pada puasa yang lebih lama mekanisme lain harus pasca-absorptif, Selama keadaan absorptif nutrien berlimpah
memenuhi kebutuhan energi otak yang dependen glukosa yang diserap cepar dikeluarkan dari darah dan disimpan;
tersebut. Pertama, ketika tidak ada glukosa makanan yang selama keadaan pasca-absorptif, simpanan ini dikatabolisasi
masuk ke darah, jaringan yang tidak harus menggunakan
untuk mempertahankan kadar pada tingkat yang sesuai un-
glukosa akan mengubah mekanisme metaboliknya untuk tuk memenuhi kebutuhan jaringan.
membakar asam lemak, mencadangkan glukosa hanya untuk
otak. Asam-asam lemak disediakan melalui katabolisme
simpanan trigliserida sebagai sumber energi alternatif bagi PERAN JARINGAN KUNCI DALAM STATUS METABOLIK
jaringan yang tidak dependen glukosa. Kedua, asam-asam Selama perubahan sratus metabolik (absorptif dan pasca-
amino dapat diubah menjadi glukosa oleh glukoneogenesis, absorptif) ini, berbagai jaringan melakukan peran berbeda
sementara asam lemak tidak. Karena itu, jika simpanan gli- seperti diringkaskan berikut ini:
kogen terkuras meskipun glukosa telah dihemat maka pasok-
I Hati berperan besar dalam mempertahankan kadar glu-
an baru glukosa untuk otak berasal dari katabolisme protein
kosa darah yang normal. Hati menyimpan glikogen keiika
tubuh dan perubahan asam amino bebas menjadi glukosa.
terjadi kelebihan glukosa, membebaskan glukosa ke dalam
darah saat dibutuhkan, dan merupakan rempar utama inrer-
I Bahan bakar metabolik disirnpan selama konversi metabolik misalnya glukoneogenesis.

keadaan absorptif dan dimobilisasi selama I Jaringan lemak berftngsi sebagai rempat penyimpanan
energi utama dan penting untuk mengatur kadar asam lemak
keadaan pasca-absorptif.
dalam darah.
Dari pembahasan sebelumnya seyogianya telah jelas bahwa I Otot adalah tempar urama penyimpanan asam amino
disposisi molekul-molekul organik bergantung pada kebutuhan dan merupakan pemakai energi yang utama.
metabolik tubuh. Terdapat dua keadaan metabolik fungsional- I Otak dalam keadaan normal hanya dapat menggunakan
keadaan absorptif dan keadaan pasca-a bso rpif-masing-masing glukosa sebagai sumber energi namun jaringan ini tidak
berkaitan dengan siklus makan dan puasa (Thbel 19-6). menyimpan glikogen sehingga kadar glukosa harus diper-
tahankan,
KEADAAN ABSORPTIF
Setelah makan, nutrien yang masuk diserap dan masuk ke
dalam darah (keadaan absorptif atau kenyang). Selama I Sumber energiyang lebih kecil digunakan sesuai
periode ini, glukosa berlimpah dan berfungsi sebagai sumber kebutuhan.
energi utama. Hanya sedikit lemak dan asam amino yang
diserap digunakan untuk energi selama keadaan absorptif Beberapa zat antara organik lain ikut berperan, meskipun
karena kebanyakan sel menggunakan glukosa jika tersedia. kecil, sebagai sumber energi-yaitu, gliserol, asam laktat, dan
lKonsentrasi glukosa darah kadang badan keton.
dinyatakan dalam molaritas,
dengan kadar normal glukosa darah berkisar sekitar 5
mM (lihat h. I Seperti telah disebutkan, gliserolberasal dari hidrolisis
A-i0) trigliserida (bahan ini merupakan tulang punggung tempat

Kelenjar Endokrin Perifer 779


menjauhi tahap kegagalan fatal tersebut selama mungkin se-
Tabel 19-6 waktu kelaparan, otak mulai menggunakan keton sebagai
Perbandingan Keadaan Absorptif dan Pasca-absorptif sumber energi utama sehingga pemakaian glukosa berkurang.
Pemakaian asam lemak "remah-remati' oleh otak sisa dari
BAHAN
KEADAAN PASCA- "makanan" yang disantap hati ini membatasi keharusan mo-
BAKAR KEADAAN
METABOLIK ABSORPTIF ABSORPTIF bilisasi protein untuk menghasilkan glukosa guna memberi
makan otak. Kedua adaptasi metabolik terhadap kelaparan
Karbohidrat Glukosa menjadi Penguraian dan deplesi
sumber energi glikogen berkepanjangan ini-penurunan katabolisme protein dan
utama pemakaian keton oleh otak-menjadi penyebab tingginya
Sintesis dan Penghematan glukosa kadar keton dalam darah. Otak menggunakan keton hanya
penyimpanan untuk menyediakan ketika kadar keton darah tinggi. Kadar keton yang tinggi juga
glikogen glukosa bagi otak secara langsung menghambat penguraian protein di otot.
Kelebihan diubah Pembentukan glukosa Karena itu, keton menghemat protein tubuh sekaligus me-
dan disimpan baru melalui
glukoneogenesis menuhi kebutuhan energi otak.
sebagai lemak
trigliserida
Lemak Sintesis dan Katabol isme tri gliserida
penyimpanan Asam lemak menjadi I Hormon pankreas,insulin dan glukagon, sangat
trig liserida sumber energi utama penting untuk mengatur metabolisme bahan
untuk jaringan yang bakar.
tidak dependen glukosa
Protein Sintesis protein Katabolisme protein Bagaimana tubuh "mengetahui" kapan mengubah proses
Kelebihan diubah Asam amino digunakan metabolik dari sistem anabolisme netto dan penyimpanan
dan disimpan untuk glukoneogenesis
nutrien menjadi sistem katabolisme netto dan penghematan
sebagai lemak
trigliserida glukosa? Aliran nutrien organik sepanjang jalur-jalur meta-
bolik dipengaruhi oleh berbagai hormon, termasuk insulin,
glukagon, epinefrin, kortisol, dan hormon pertumbuhan.
Pada umumnya, hormon pankreas, insulin dan glukagon,
melekatnya ranrai asam lemak) yang dapat diubah menjadi adalah regulator hormon dominan yang mengubah jalur-
glukosa di hati. ,
jalur metabolik maju mundur dari anabolisme netto menjadi
I Demikian juga, asam laktat, yang dihasilkan dari kata- katabolisme netto dan penghematan glukosa, masing-masing
bolisme tak sempurna glukosa melalui glikolisis di otot (lihat bergantung pada apakah tubuh berada dalam keadaan makan
h.299), juga dapat diubah menjadi glukosa di hati. atau puasa.
I Badan keton adalah sekelompok senyawa yang dihasil-
kan oleh hati selama penghematan glukosa. Tidak seperti PULAU LANGERHANS
jaringan lain, ketika hati menggunakan asam lemak sebagai Pankreas adalah suatu organ yang terdiri dari jaringan ekso-
sumber energi, organ ini mengoksidasi asam lemak tersebut krin dan endokrin. Bagian eksokrin mengeluarkan larutan
hanya sampai asetil koenzim A (asetil KoA) dan tidak mampu encer alkalis serta enzim pencernaan melalui duktus pan-
memproses lebih lanjut melalui siklus asam sitrat untuk eks- kreatikus ke dalam lumen saluran cerna. Di antara sel-sel
traksi lebih banyak energi. Karena itu, hati tidak mengurai- eksokrin di seluruh pankreas tersebar kelompok-kelompok,
kan asam lemak hingga CO, dan HrO untuk menghasilkan atau "pulau', sel endokrin yang dikenal sebagai palau(islets)
energi maksimal. Organ ini mengekstraksi secara parsial Langerhans (lihat Gambar 16-12, h. 668). Sel endokrin
energi yang tersedia dan mengubah molekul asetil KoA men- pankreas yang terbanyak adalah sel B $eta), rempar sintesis
jadi badan keton, yang kemudian dibebaskan ke dalam da- dan sekresi insulin, dan sel cr (alfa), yang menghasilkan
rah. Badan keton berfungsi sebagai sumber energi alternatif glukagon. Sel D (delta), yang lebih jarang, adaiah tempat
untuk jaringan yang mampu mengoksidasi bahan ini lebih sintesis somatostatin. Sel pulau Langerhans yang paling ja-
lanjur melalui sildus asam sirrat. rang, sel PP, mengeluarkan polipeptida pankreas, yang mung-
kin berperan dalam mengurangi nafsu makan dan asupan
Selama kelaparan yang lama, otak mulai menggunakan
makanan tetapi tidak akan dibahas lebih lanjut. Kita akan
badan keton menggantikan glukosa sebagai sumber energi
secara singkat membahas somatostatin sekarang dan kemu-
utama. Karena kematian akibat kelaparan biasanya lebih di-
dian beralih ke insulin dan glukagon, yaitu hormon-hormon
sebabkan oleh terkurasnya protein daripada hipoglikemia
terpenting dalam regulasi metabolisme bahan bakar.
(penurunan gula darah), untuk mempertahankan hidup pada
keadaan tanpa asupan kalori, maka glukoneogenesis perlu
dijaga minimal selama kebutuhan energi untuk otak tidak SOMATOSTATIN
trganggu. Protein sel, dalam persentase yang bermakna, da- Somatostatin pankreas menghambat saluran cerna dalam
pat dikatabolisasi tanpa menyebabkan malfungsi sel yang berbagai cara, dengan efek keseluruhan adalah menghambat
serius, tetapi akhirnya akan tercapai tahap di mana sel yang pencernaan nutrien dan mengurangi penyerapannya. Soma-
dikanibal tidak lagi dapat berfungsi dengan baik. Untuk tostatin dikeluarkan oleh sel D pankreas sebagai respons

780 Bab 19
menjauhi tahap kegagalan fatal tersebut selama mungkin se-
Tabel 19-6 waktu kelaparan, otak mulai menggunakan keton sebagai
Perbandingan Keadaan Absorptif dan Pasca-absorptif sumber energi utama sehingga pemakaian glukosa berkurang.
Pemakaian asam lemak "remah-remah" oleh otak sisa dari
BAHAN
"makanan' yang disantap hati ini membatasi keharusan mo-
BAKAR KEADAAN KEADAAN PASCA-
METABOLIK ABSORPTIF ABSORPTIF bilisasi protein untuk menghasilkan glukosa guna memberi
makan otak. Kedua adaptasi metabolik terhadap kelaparan
Karbohidrat Glukosa menjadi Penguraian dan deplesi
sumber energi glikogen berkepanjangan ini-penurunan katabolisme protein dan
utama pemakaian keton oleh otak-menjadi penyebab tingginya
Sintesis dan Penghematan glukosa kadar keton dalam darah. Otak menggunakan keton hanya
penyimpanan untuk menyediakan ketika kadar keton darah tinggi. Kadar keton yang tinggi juga
glikogen glukosa bagi otak secara langsung menghambat penguraian protein di otot.
Kelebihan diubah Pembentukan glukosa Karena itu, keton menghemat protein tubuh sekaligus me-
dan disimpan baru melalui
glukoneogenesis
menuhi kebutuhan energi otak.
sebagai lemak
trigliserida
Sintesis dan Katabolisme trigliserida
penyimpanan Asam lemak menjadi I Hormon pankreas,insulin dan glukagon, sangat
trigliserida sumber energi utama penting untuk mengatur metabolisme bahan
untuk jaringan yang bakar.
tidak dependen glukosa
Protein Sintesis protein Katabolisme protein Bagaimana tubuh "mengetahui" kapan mengubah proses
Kelebihan diubah Asam amino digunakan metabolik dari sistem anabolisme netto dan penyimpanan
dan disimpan untuk glukoneogenesis nutrien menjadi sistem katabolisme netto dan penghematan
sebagai lemak
trigliserida glukosa? Aliran nutrien organik sepanjang jalur-jalur meta-
bolik dipengaruhi oleh berbagai hormon, termasuk insulin,
glukagon, epinefrin, kortisol, dan hormon pertumbuhan.
Pada umumnya, hormon pankreas, insulin dan glukagon,
adalah regulator hormon dominan yang mengubah jalur-
melekatnya rantai asam lemak) yang dapat diubah menjadi
jalur metabolik maju mundur dari anabolisme netto menjadi
glukosa di hati.
I Demikian juga, asam laktat, yang dihasilkan dari kata- kataboiisme netto dan penghematan glukosa, masing-masing
bergantung pada apakah tubuh berada dalam keaclaan makan
bolisme tak sempurna glukosa melalui glikolisis di otot (lihat
atau Puasa.
h.299),juga dapat diubah menjadi glukosa di hati.
I Badan keton adalah sekelompok senyawa yang dihasil-
kan oleh hati selama penghematan glukosa. Tidak seperti PULAU LANGERHANS
jaringan lain, ketika hati menggunakan asam lemak sebagai Pankreas adalah suatu organ yang terdiri dari jaringan ekso-
sumber energi, organ ini mengoksidasi asam iemak tersebut krin dan endokrin. Bagian eksokrin mengeluarkan larutan
hanya sampai asetil koenzim A (asetil KoA) dan tidak mampu encer alkalis serta enzim pencernaan melalui duktus pan-
memproses lebih lanjut melalui siklus asam sitrat untuk eks- kreatikus ke dalam lumen saluran cerna. Di antara sei-sel
traksi lebih banyak energi. Karena itu, hati tidak mengurai- eksokrin di seluruh pankreas tersebar kelompok-kelompok,
kan asam lemak hingga CO, dan HrO untuk menghasilkan atau "pulau", sel endokrin yang dikenal sebagai pulau (zslers)
energi maksimal. Organ ini mengekstraksi secara parsial Langerhans (lihat Gambar 16-12, h. 668). Sel endokrin
energi yang tersedia dan mengubah molekul asetil KoA men- pankreas yang terbanyak adalah sel B (beta), tempat sintesis
jadi badan keton, yang kemudian dibebaskan ke dalam da- dan sekresi insulin, dan sel cr (alfa), yang menghasilkan
rah. Badan keton berfungsi sebagai sumber energi alternatif gluhagon. Sel D (delta), yatrg lebih jarang, adalah tempat
untuk jaringan yang mampu mengoksidasi bahan ini lebih sintesis szmatostatin. Sel pulau Langerhans yang paling ja-
lanjur melalui siklus asam sirrat. rang, sel PP, mengeluarkan polipeptida pankreas, yang mung-
kin berperan daiam mengurangi nafsu makan dan asupan
Selama kelaparan yang lama, otak mulai menggunakan
makanan tetapi tidak akan dibahas lebih lanjut. Kita akan
badan keton menggantikan glukosa sebagai sumber energi
secara singkat membahas somatostatin sekarang dan kemu-
utama. Karena kematian akibat kelaparan biasanya lebih di-
dian beralih ke insulin dan glukagon, yaitu hormon-hormon
sebabkan oleh terkurasnya protein daripada hipoglikemia
terpenting dalam regulasi metabolisme bahan bakar.
(penurunan gula darah), untuk mempertahankan hidup pada
keadaan tanpa asupan kalori, maka giukoneogenesis perlu
SOMATOSTATIN
dijaga minimal selama kebutuhan energi untuk otak tidak
terganggu. Protein sel, dalam persentase yang bermakna, da- Somatostatin pankreas menghambat saluran cerna daiam
pat dikatabolisasi tanpa menyebabkan malfungsi sel yang berbagai cara, dengan efek keseluruhan adalah menghambat
serius, tetapi akhirnya akan tercapai tahap di mana sel yang pencernaan nuuien dan mengurangi penyerapannya. Soma-
dikanibal tidak lagi dapat berfungsi dengan baik. Untuk tostatin dikeluarkan oleh sel D pankreas sebagai respons

780 Bab 19
langsung terhadap peningkatan glukosa darah dan asam EFEK PADA KARBOHIDRAT
amino darah selama penyerapan makanan. Dengan menim-
Memelihara homeostasis glukosa darah merupakan salah
bulkan efek inhibisi, somarosrarin pankreas bekerja melalui
satu fungsi penring pankreas. Konsentrasi glukosa dalam
mekanisme umpan balik negatif untuk mengerem kecepatan
darah ditentukan oleh keseimbangan antara proses-proses
pencernaan dan penyerapan makanan sehingga kadar nutrien
berikut (Gambar 19-14): penyerapan glukosa dari saluran
dalam plasma tidak berlebihan. Somatosratin pankreas juga
cerna, pemindahan glukosa ke dalam sel, produksi glukosa
berperan parakrin dalam mengatur sekresi hormon pankreas.
oleh hati, dan (secara abnormal) ekskresi glukosa di urin.
Keberadaan lokal somatosrarin mengurangi sekresi insulin,
Insulin memiliki empat efek yang menurunkan kadar
glukagon, dan somarostatin iru sendiri, tetapi makna ftsiolo-
glukosa darah dan mendorong penyimpanan karbohidrat:
gik fungsi parakrin ini belum jelas.
Somatostatin juga dihasilkan oleh sel-sel yang melapisi 1. Insulin mempermudah transpor glukosa ke dalam se-
bagian dalam saluran cerna rempat zat ini bekerja lokal secara bagian besar sel. (Mekanisme peningkatan penyerapan
parakrin untuk menghambar sebagian besar proses pencer- glukosa ini dijelaskan setelah efek lain insulin dalam
naan (lihat h. 663). Selain itu, somatosratin (alias GHIH) menurunkan glukosa darah dicantumkan).
diproduksi oleh hipotalamus, tempar zat ini menghambat 2. Insulin merangsang glikogenesis, pembentukan gliko-
sekresi hormon pertumbuhan dan TSH (lihat h.738). gen dari glukosa, di otot rangka dan hati.
Kita selanjutnya akan membahas insulin kemudian 3. Insuiin menghambat glikogenolisis, penguraian gliko-
glukagon, diikuti oleh diskusi tentang bagaimana insulin gen menjadi glukosa. Dengan menghambat penguraian
dan glukagon berfungsi sebagai unit endokrin untuk meng- glikogen menjadi glukosa maka insulin cenderung me-
ubah proses metabolik antara keadaan absorptif dan pasca- nyebabkan penyimpanan karbohidrat dan mengurangi
absorptif. pengeluaran glukosa oleh hati.
4. Insulin juga menurunkan pengeluaran glukosa oleh hati
I lnsulin rnenurunkan kadar glukosa, asam lemak, dengan menghambat glukoneogenesis, perubahan asam
amino menjadi glukosa di hati. Insulin melakukannya
dan asam arnino darah serta mendorong
dengan mengurangi jumlah asam amino di darah yang
penyimpanannya.
tersedia bagi hati untuk glukoneogenesis dan dengan
Insulin memiliki efek penting pada metabolisme karbohi- menghambat enzim-enzim hati yang diperlukan untuk
drat, lemak, dan protein. Hormon ini menurunkan kadar mengubah asam amino menjadi glukosa.
glukosa, asam lemak, dan asam amino darah serta mendo- Karena itu, insulin mengurangi konsentrasi glukosa
rong penyimpanan bahan-bahan tersebut. Sewaktu molekul darah dengan mendorong penyerapan glukosa oleh sel dari
nutrien ini masuk ke darah selama keadaan absorptif, insulin darah untuk digunakan dan disimpan, dan secara bersamaan
mendorong penyerapan bahan-bahan ini oleh sel dan peng- menghambat dua mekanisme pembebasan glukosa oleh hati
ubahannya masing-masing menjadi glikogen, trigliserida, ke dalam darah (glikogenolisis dan glukoneogenesis). Insulin
dan protein. Insulin melaksanakan banyak fungsinya dengan adalah satu-satunya hormon yang mampu menurunkan ka-
mempengaruhi transpor nutrien darah spesifik masuk ke da- dar glukosa darah. Insulin mendorong penyerapan glukosa
lam sel atau mengubah aktivitas enzim-enzim yang berperan oleh sebagian besar sel melalui rekrutmen pengangkut gluko-
dalam jalur-jalur metabolik rertenru. sa, suatu topik yang sekarang akan kita bahas.

Faktcr yang meningkatk*n glukasa darair Fak{or yang menurunkan glukosa darah

:: :::

I
:',.t,il::,l r li'];l':i::'+i::ri,::'r'+.':ii,i;.:': :iirrir:tr..i :-;:::.;1.:;:'=rrl.:
Transpor glukosa ke dalam sel;
Digunakan untuk menghasilkan energi
,:i1:F.en$+.ii.a'4$J-q j, -

l_
Disimpan
::::1 ::..i:'i:a:
,. .:it..,,r.r-:it..,:.. j:. :..
::: :l:'rtli:: lli:::.:iri:.-ii::::l+:
:r-:i:r:: r::r:-iirt:! :::::: :::: i: ::;; - . sebagai glikogen melalui glikogenesis
. sebagai trigliserida

I l_ Ekskresi glukosa melalui urin (terjadi


secara abnormal. ketika kadar glukosa
darah sangat tinggi sehingga melebihi
kemampuan reabsorptif tubulus ginjal
selama pembentukan urin)

l- -- ---:--1
t l=
Faktor yang dikontrol secara hormonal untuk mempertahankan kadar glukosa darah

Gambar 19-14
Faktor yang mempengaruhi konsentrasi glukosa darah.

Kelenjar Endokrin Perifer 781


Pengangkutan glukosa antara darah dan sel dilaksana- dalam metabolisme glukosa, fosforilasi glukosa untuk mem-
kan oleh suatu pembawa/pengangkut membran plasma yang bentuk glukosa-6-fosfat. Fosforilasi glukosa yang masuk ke
dikenal sebagai pengangkut glukosa (gluc o s e tTansp orter, dalam sel menjaga konsentrasi glukosa "polos" intrasel rendah
GLUT). Grdapat enam bentuk pengangkut glukosa yang sehingga gradien yang mempermudah difusi terfasilitasi glu-
telah diketahui dan dinamai sesuai urutan penemuannya- kosa ke dalam sel dipertahankan.
GLUT-I, GLUT-2, dstnya. Pengangkut glukosa ini melak- Insulin juga memiliki efek penting pade lemak dan
sanakan difusi pasif terfasilitasi glukosa melewati membran protein.
plasma (lihat h. 76) dan berbeda dari pembawa kotranspor
Na--glukosa yang berperan dalam transpor aktif sekunder EFEK PADA LEMAK
glukosa melewati epitel ginjal dan usus (lihat h. 79,574, dan
Insulin memiliki banyak efek untuk menurunkan asam le-
682). Setiap anggota dari famili GLUT memiliki fungsi yang
mak darah dan mendorong penyimpanan trigliserida: .
sedikit berbeda. Sebagai contoh, GLUT:I memindahkan
glukosa menembus sawar darah-otak, GLUT-2 memindah- 1. Insulin meningkatkan pemasukan asam lemak dari da-
kan glukosa yang masuk ke sel ginjal dan usus ke aliran darah rah ke dalam sel jaringan lemak.
sekitar melalui pembawa kotranspor, dan GLUT-3 adalah 2. Insulin meningkatkan transpor glukosa ke dalam sel
pengangkut utama glukosa ke dalam neuron. Pengangkut jaringan lemak melalui rekrutmen GLUT:4. Glukosa
glukosa yang bertanggung jawab atas sebagian besar penye- berfungsi sebagai prekursor untuk pembentukan asam
rapan glukosa oleh mayoritas sel tubuh adalah GLUT-4,yang lemak dan gliserol, yaitu bahan mentah untuk mem-
bekerja hanya setelah berikatan dengan insulin. Molekul bentuk trigliserida.
glukosa tidak dapat dengan mudah menembus membran 3. Insulin mendorong reaksi-reaksi kimia yang akhirnya
sebagian besar sel tanpa adanya insulin sehingga kebanyakan menggunakan turunan asam lemak dan glukosa untuk
jaringan bergantung pada insulin untuk menyerap glukosa sintesis trigliserida.
dari darah dan menggunakannya. GLUT-4 sangat banyak 4. Insulin menghambat lipolisis (penguraian lemak),
terdapat di jaringan yang paling banyak menyerap glukosa mengurangi pembebasan asam lemak dari jaringan le-
dari darah selama keadaan absorptifyaitu otot rangka dan sel mak ke dalam darah.
jaringan lemak.
Secara kolektil efek-efek ini cenderung mengeluarkan
GLUT-4 adalah satu-satunya jenis pengangkut glukosa asam lemak dan glukosa dari darah dan mendorong penyim-
yang berespons terhadap insulin. Tidak seperti jenis molekul panan keduanya sebagai trigliserida.
GLUT lainnya, yang selalu ada di membran plasma di
tempat mereka melaksanakan fungsinya, GLUT-4 akan di-
EFEK PADA PROTEIN
keluarkan dari membran plasma jika tidak terdapat insulin.
Insulin mendorong penyerapan glukosa melalui proses rek- Insulin menurunkan kadar asam amino darah dan mening-
rutmen pengangkut. Sel-sel dependen insulin memperta- katkan sintesis protein melalui beberapa efek:
hankan vesikel-vesikel intrasel yang mengandung GLUT:4. 1. Insulin mendorong transpor aktii asam amino dari da-
Insulin memicu vesikel-vesikel ini bergerak ke membran rah ke dalam otot dan jaringan lain. Efek ini menurun-
plasma dan menyatu dengannya sehingga GLUT:4 dapat kan kadar asam amino dalam darah dan menyediakan
disisipkan ke dalam rnembran plasma. Dengan cara ini, pe- bahan-bahan untuk membentuk protein di dalam sel
ningkatan sekresi insulin menyebabkan peningkatan pesat 2. Insulin meningkatkan laju inkorporasi asam amino
penyerapan glukosa 10 sampai 30 kali lipat oleh sel-sel de- menjadi protein oleh perangkat pembentuk protein
penden insulin. Ketika sekresi insulin berkurang, pengangkut yang ada di sel.
glukosa tersebut diambil kembali dari membran plasma dan 3. lnsulin menghambar penguraian protein.
dikembalikan ke dalam vesikel.
Hasil keseluruhan dari efek-efek ini adalah efek ana-
Beberapa jaringan tidak bergantung pada insulin untuk
bolik protein. Karena itu,"insulin esensial bagi pertumbuhan
menyerap glukosa-yaitu, otak, otot yang sedang aktif, dan
normal.
hati. Otak, yang memerlukan pasokan konstan glukosa un-
tuk kebutuhan energinya setiap saat, bersifat permeabel bebas
terhadap glukosa setiap waktu melalui molekul GLUT:I dan RINGKASAN EFEK INSULIN
GLUT:-3. Saat olahraga, sel-sel otot rangka tidak bergantung Secara singkat, insulin terutama menimbulkan efek dengan
pada insulin untuk menyerap glukosa, meskipun saat isti- beker.ia pada otot rangka inaktif, hati, dan jaringan lemak.
rahat mereka memerlukannya. Kontraksi otot memicu pe- Hormon ini merangsang jalur-jalur biosintetik yang menye-
nyisipan GLUT-4 ke membran plasma sel otot yang aktif babkan peningkatan pemakaian glukosa, peningkatan pe-
meskipun tidak terdapat insulin. Kenyataan ini penting da- nyimpanan karbohidrat dan lemak, serta meningkatkan sin-
Iam menangani diabetes melitus (defisiensi insulin), seperti tesis protein. Jadi hormon ini menurunkan kadar glukosa,
dijelaskan kemudian. Hati juga tidak bergantung pada insu- asam lemak, dan asam amino darah. Pola metabolik ini khas
lin untuk menyerap glukosa karena organ ini tidak meng- untuk keadaan absorpsi. Memang, sekresi insulin meningkat
gunakan GLUT:4. Namun, insulin meningkatkan metabolis- pada keadaan ini dan menyebabkan jalur-jalur metabolik
me glukosa oleh hati dengan merangsang langkah pertama bergeser ke arah anabolisme.

782 Bab 19
Ketika sekresi insulin rendah, efek kebalikannya yang keadaan yang biasanya menyebabkan pengaktifan simpatis
terjadi. Laju pemasukan glukosa ke dalam sel berkurang dan generalisata-yaitu, stres (lawan atau lari) dan olahraga. pada
terjadi katabolisme nerro melebihi sintesis glikogen, kedua situasi ini diperlukan bahan bakar tambahan untuk
trigliserida, dan protein. Pola ini mengingatkan kita pada aktivitas otot yang meningkat.
keadaan pasca-absorpsi; memang, sekresi insulin berkurang
selama keadaan pasca-absorpsi. Namun, hormon pankreas
utama lainnya, glukagon, juga berperan besar dalam I Gejala diabetes melitus adalah khas keadaan
menggeser poia metabolisme dari absorpsi ke pasca-absorpsi, pasca-absorpsi yang berlebihan.
sePerti akan dijelaskan.
CATAIAN KLINIS. Diabetes melitus sejauh ini adalah
penyakit endokrin yang paling sering ditemukan. Gejala-
I Perangsang utama peningkatan sekresi insulin gejala akut diabetes melitus disebabkan oleh kurang ade-
adalah peningkatan konsentrasi glukosa darah. kuatnya kerja insulin. Karena insulin adalah satu-sarunya
hormon yang mampu menurunkan kadar glukosa darah
Pengontrol utama sekresi insulin adalah sistem umpan balik maka salah satu gambaran menonjol pada diabetes melitus
negatif langsung antara sel B pankreas dan konsentrasi glu- adalah peningkatan kadar glukosa darah, atau hiperglikemia.
kosa dalam darah yang mengalirinya. Peningkatan kadar Diabetes secara harfiah artinya "mengalirkan" , yang menun-
glukosa darah, seperti selama penyerapan makanan, secara jukkan pengeluaran urin dalam jumlah besar pada penyakit
langsung merangsang sel B untuk membentuk dan menge- ini. Pengeluaran urin berlebihan dijumpai pada diabetes
luarkan insulin. Peningkatan insulin menurunkan kadar glu- melitus (akibat insufisiensi insulin) dan diabetes inspidus
kosa darah ke normal dan mendorong pemakaian serra (karena defisiensi vasopresin). Melitus artinya.manis"; insi-
penyimpanan nutrien ini. Sebaliknya, penurunan glukosa da- pidus artinya "tidak terasa". Urin pasien dengan diabetes
rah di bawah normal, misalnya sewaktu puasa, secara lang- melitus rerasa manis karena banyaknya glukosa yang manik
sung menghambat sekresi insulin. Penurunan Iaju sekresi ke dalam urin, semenrara urin pasien diabetes insipidus tidak
insulin menggeser metabolisme dari pola absorptif ke pasca- mengandung gula sehingga tidak terasa. (Tidakkah anda ber-
absorptifl Karena itu, sistem umpan balik negatif sederhana syukur bahwa anda bukan petugas kesehatan pada zaman
sudah dapat mempertahankan pasokan glukosa yang relatif kedua penyakit ini dibedakan berdasarkan rasa urinnya?)
konstan ke jaringan ranpa memerlukan partisipasi saraf atau Diaberes melitus memiliki dua varian urama, berdasar,
hormon lain. kan kemampuan pankreas mengeluarkan insulin: Diabetes
Selain konsentrasi glukosa darah, masukan lain yang ripe l, yang ditandai oleh kurangnya sekresi insulin, dan
mengatur sekresi insulin adalah sebagai berikut (Gambar 2, yang ditandai oleh sekresi insulin yang nor-
Diabetes tipe
1 9-1 5): mal atau bahkan meningkat tetapi sensitivitas sel ."."r"r,
terhadap insulin berkurang. (Untuk pembahasan lebih lanjut
I Peningkatan kadar asam amino darah, misalnya setelah
ciri-ciri kedua jenis diabetes melitus ini, lihatlah fitur boks
makan makanan tinggi protein, secara langsung merangsang
penyerta di h. 785-788, Konsep, Thntangan, dan Kontro-
sel B untuk meningkatkan sekresi insulin. Melalui mekanis-
versi).
me umpan balik negatif, peningkatan insulin meningkatkan
Konsekuensi akut diabetes melitus dapat dikelompok-
masuknya asam-asam amino ke dalam sel sehingga kadar
kan sesuai efek kurangnya kerja insulin pada metabolisme
asam amino darah berkurang sementara sintesis protein me-
karbohidrat, lemak, dan protein (Gambar 19-16). Gambar
ningkat.
ini mungkin tampak sulit tetapi angka-angkanya, yang sesuai
I Hormon saluran cerna yang dikeluarkan sebagai respons
dengan angka di pembahasan berikut, membantu anda
terhadap adanyamakanan, l<hususnya glucose-dep endent insu-
menelusuri penyakit kompleks ini tahap demi tahap.
linotropic peptide (GIP) (lihat h. 694), merangsang pankreas
mengeluarkan insulin selain memiliki efek regulatorik lang-
sung pada sistem pencernaan. Melalui kontrol ini, sekresi KONSEKUENSI YANG BERKAITAN DENGAN EFEK
insulin ditingkatkan melalui mekanisme "umpan", atau PADA M ETABOLISME KARBOHI DRAT
antisipatorik, bahkan sebelum penyerapan nutrien mening- Karena penurunan aktivitas insulin, maka perubahan-
katkan konsentrasi glukosa dan asam amino darah.
perubahan yang terjadi pada diabetes melitus adalah pola
I Sistem saraf otonom juga secara langsung mempenga- metabolik pasca-absorpsi yang berlebihan, kecuali hipergli-
ruhi sekresi insulin. Pulau-pulau Langerhans memiliki kemia. Pada keadaan puasa yang biasa, kadar glukosa daiah
banyak persarafan parasimpatis (vagus) dan simpatis. pening- sedikit di bawah normal. Hiperglikemia, tanJa utama dia-
katan aktivitas parasimpatis yang terjadi sebagai respons rer- betes melitus, terjadi karena berkurangnya penyerapan glu-
hadap makanan di saluran cerna merangsang pengeluaran kosa oleh sel, disertai oleh peningkatan pengeluar"oglr.rko."
insulin. Hal ini juga merupakan respons feedforward sebagai oieh hati (:1. di Gambar i.9-16). Karena pros.r-proses gliko-
antisipasi penyerapan nurrien. Sebaliknya, stimulasi simpatis genolisis dan glukoneogenesis yang menghasilkan glukosa
dan peningkatan epinefrin yang menyertainya menghambat berlangsung tanpa kendali karena tidak adanyainsulin maka
sekresi insulin. Penurunan kadar insulin memungkinkan ka- pengeluaran glukosa oleh hati meningkat. Karena banyak sel
dar glukosa naik, suatu respons yang sesuai dengan keadaan- tubuh tidak dapat menggunakan glukosa tanpa bantuan

Kelenjar Endokrin Perifer 783


t Konsentrasi
glukosa darah
I Hormon I Konsentrasi
saluran cerna asam amino darah

Stimulasi Stimulasi simpatis


Sel F pulau Langerhans
parasimpatis (dan epinefrin)

I
Sekresi insulin

I
Glukosa darah
Asam lemak darah
Asam amino darah
Sintesis protein
Simpanan bahan bakar
Gannbar 19-1 5
Faktor yang mengontrol sekresi insulin.

insulin maka terjadi keiebihan glukosa ekstrasel bersamaan KONSEKUENSI YANG BERKAITAN DENGAN EFEK
dengan defisiensi giukosa intrasel yang ironis-"kelaparan di PADA METABOLISME LEMAK
tengah lumbung padi". Meskipun otak, yang tidak bergan- Sintesis trigliserida berkurang sementara lipolisis meningkat,
tung pada insulin, mendapat nutrisi yang adekuat pada
menyebabkan mobilisasi besar-besaran asam-asam lemak
diabetes melitus, namun konsekuensi-konsekuensi lebih lan-
dari simpanan trigliserida 12. Peningkatan asam lemak darah
jut dari penyakit ini akhirnya menyebabkan disfungsi otak, sebagian besar digunakan oleh sel sebagai sumber energi
seperti yang akan segera anda ketahui. alternatif. Peningkatan pemakaian asam lemak oleh hati
Ketika glukosa darah meningkat ke kadar di mana jum- menyebabkan pelepasan badan-badan keton secara berle-
lah glukosa yang tersaring melebihi kemampuan sel tubuius bihan ke dalam darah, menyebabkan ketosis TS. Badan-badan
melakukan reabsorpsi maka glukosa muncul di urin Qluko' keton mencakup beberapa jenis asam, misalnya asam ase-
suria) 2. Glukosa di urin menimbulkan efek osmotik yang toasetat, yang terbentuk karena penguraian lemak secara
menarik HrO bersamanya, menyebabkan diuresis osmotik tidak sempurna sewaktu produksi energi oleh hati. Karena
yang ditandai oleh poliuria (sering berkemih) 3. Besarnya itu, ketosis yang terjadi ini menyebabkan asidosis metabolik
cairan yang keluar dari tubuh menyebabkan dehidrasi 4, progresif 14. Asidosis menekan otak dan, jika cukup parah,
yang selanjutnya dapat menyebabkan kegagalan sirkulasi dapat menyebabkan koma diabetes dan kematian 15.
perifer karena berkurangnya volume darah secara mencolok Tindakan kompensatorik untuk asidosis metabolik ada-
5. Kegagalan sirkulasi ini, jika tidak diperbaiki, dapat me- lah meningkatkan ventilasi untuk mengeluarkan lebih banyak
nyebabkan kematian karena berkurangnya aliran darah ke CO, pembentuk asam 16. Pengeluaran salah satu badan keton,
otak 6 atau gagal ginjal sekunder akibat kurangnya tekanan aseton, melalui hembusan napas menyebabkan napas berbau
filtrasi 7. Lebih lanjut, sel-sel kehilangan air sewaktu tubuh "buah" kombinasi permen Juicy Fruit dan pembersih kuteks.
mengalami dehidrasi akibat pergeseran osmotik air dari sel Kadang, karena bau ini, orang yang kebetulan lewat salah
ke dalam cairan ekstrasei yang hipertonik 8. Sel-sei otak menyangka pasien yang kolaps pada koma diabetes sebagai
sangat peka terhadap penciutan sehingga dapat terjadi mal- pemabuk yang pingsan karena minuman keras. (Situasi ini
fungsi sistem saraf 9 (lihat h. 613). Gejala khas lain pada menggambarkan pentingnya pasien memiliki tanda pengenal
diabetes melitus adalah polidipsia (rasa haus berlebihan) 10, untuk kewaspadaan medis). Pengidap diabetes tipe 1 jauh le-
yang sebenarnya adalah mekanisme kompensasi untuk me- bih rentan mengalami ketosis daripada pengidap tipe 2.
lawan dehidrasi.
Kisah ini belum lengkap. Pada defisiensi glukosa intra-
KONSEKUENSI YANG BERKAITAN DENGAN EFEK
sel, nafsu makan meningkat sehingga terjadt polifagia (asupan
makanan berlebihan) ,1'1,. Namun, meskipun asupan makan- PADA M ETABOLISME PROTEI N
an bertambah terjadi penurunan berat akibat efek defisiensi Efek kurangnya insulin pada metabolisme protein adalah per-
insulin pada metabolisme lemak dan protein. geseran netto menuju katabolisme protein. Penguraian protein-

784 Bab 19
l*'";-_-1
I trigliserida !-,*'*l J Penyerapan asam
amino oleh sel
[;;;;I
I Protein

#l )t
I I

t )
,l E+ {@ @+
t otoi
P*''61
I
ol [ffi;i ]

l"ffif
i

-T- @l
I

E;;;;;l
I

I I
F-*.ffi*l [r-.--''"*l alternatif
I
I
tf"r"r"r"nl
I ueiat
"
1

o+
['"-F=l I

I Glukoneogenesis

ol @-;*;;--l @l -l
I Dehidrasi
l-l F--"*
_)
t
@+
[;;;-_-l@G""*;;;-l
metanorix ventira"si
I l* | I

@l --l
[*-r,
aiuo"t".
I ]

I
Kematian

Garnkrar 19-'16
Efek akut diabetes melitus. Konsekuensi-konsekuensi akut diabetes melitus dapat dikelompokkan sesuai efek kurangnya
pengaruh insulin pada metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein. Efek-efek ini akhirnya menyebabkan kematian melalui
berbagai jalur. Lihat h. 783-785 untuk penjelasan mengenai angka-angka dalam lingkaran.

protein otot menyebabkan otot rangka lisut dan lemah r!:,7 dan, rumit yang dapat mengganggu metabolisme karbohidrat,
pada anak yang mengidap diabetes, penurunan pertumbuhan lemak, dan protein serta keseimbangan cairan dan asam-
secara keseluruhan. Berkurangnya pengambilan asam amino basa. Penyakit ini .juga dapat berdampak pada sisrem per-
disertai meningkatnya penguraian protein menyebabkan jum- napasan, ginjal, sistem sirkulasi, dan sistem saraf.
lah asam amino dalam darah berlebih 18. Peningkatan asarn
amino darah ini dapat digunakan untuk glukoneogenesis PENYULIT JANGKA PANJANG
sehingga hiperglikemia menjadi bertambah parah I.9. Selain konsekuensi-konsekuensi akut yang berpotensi dmbul
Seperti yang dapat dengan mudah anda pahami dari pada diabetes yang tidak diobati, yang dapat dijelaskan
gambaran ringkas ini, diabetes melitus adalah suatu penyakit berdasarkan efek metabolik jangka pendek insulin, banyak

Kelenjar Endokrin Perifer 785


Konsep, Tantangan, dan Kontroversi
Pengidap Diabetes dan lnsulin: Ada yang Punya dan Ada yang Tidak
Terdapat dua jenis diabetes melitus mampu mengidentifikasi secara pasti lemak dapat secara tidak langsung
(lihat tabel penyerta). Diabetes melitus penyebabnya. memicu apoptosis (bunuh diri sel; lihat
tipe 1 (tergantung insulin, atau awitan h. 132) sel B.
remaja), yang berjumlah sekitar 10% Defek Mendasar pada Diabetes Tipe 2
Pada awal pembentukan penyakit,
dari semua kasus diabetes, ditandai Pengidap diabetes tipe 2 memang
penurunan kepekaan terhadap insulin
oleh kurangnya sekresi insulin. Karena mengeluarkan insulin tetapi pasien ini
diatasi oleh peningkatan sekresi
sel B pankreas mereka tidak atau memperlihatkan resistensi i nsu I i n.
insulin. Namun, pengaktifan berlebih-
sangat sedikit menghasilkan insulin Masalah mendasar pada diabetes tipe
an pankreas yang terus-menerus
maka pengidap diabetes tipe I 2 bukan kekurangan insulin tetapi
akhirnya menghabiskan kapasitas
memerlukan insulin eksogen untuk
penurunan kepekaan sel-sel sasaran
sekresi sel B yang secara genetis telah
bertahan hidup. Karena itu penyakit terhadap keberadaan insulin. Berbagai
lemah. Meskipun sekresi insulin
bentuk ini memiliki nama alternatif faktor genetik dan gaya hidup
mungkin normal atau agak meningkat
diabetes melitus tergantung insulin. tampaknya penting dalam pembentuk-
namun timbul gejala insufisiensi insulin
Pada diabetes melitus tipe 2 (tidak an diabetes tipe 2. Obesitas adalah
karena jumlah insulin tetap kurang
tergantung insulin, atau awitan faktor risiko terbesar; 90% pengidap
memadai untuk mencegah hiperglike-
dewasa), sekresi insulin mungkin diabetes tipe 2 mengalami obesitas.
mia signifikan. Gejala pada diabetes
normal atau bahkan meningkat, tetapi Banyak pengidap diabetes tipe 2
melitus tipe 2 biasanya muncul lebih
sel sasaran insulin kurang peka mengalami sindrom metabolik, atau
lambat dan lebih ringan daripada tipe 1.
terhadap h6rmon ini dibandingkan sindrom X, sebagai pendahulu
dengan sel normal. Sembilan puluh diabetes. Sindrom metabolik menca- Terapi Diabetes
persen pengidap diabetes mengalami kup sekelompok gambaran yang Terapi konvensional untuk diabetes
diabetes melitus tipe 2. Meskipun menyebabkan seseorang rentan tipe 1 adalah keseimbangan terkontrol
kedua tipe dapat muncul pada semua mengalami diabetes tipe 2 dan penyuntikan insulin secara teratur di
usia namun tipe 'l lebih sering pada aterosklerosis (lihat h. 359). Gambaran sekitar waktu makan, pengaturan
anak sedangkan tipe 2 umumnya ini mencakup obesitas, lingkar jumlah dan jenis makanan yang
muncul pada masa dewasa, jadi nama pinggang yang besar (yaitu bentuk dikonsumsi, dan olahraga. lnsulin
keduanya berkaitan dengan usia.
"apel", lihat h. 709). kadar trigliserida diberikan melalui suntikan karena jika
Kedua tipe diabetes saat ini yang tinggi. kadar HDL (kolesterol ditelan maka hormon peptida ini akan
mengenai lebih dari 20 juta orang di "baik"; lihat h. 362) yang rendah, dicerna oleh enzim-enzim proteolitik di
Amerika Serikat, menelan biaya sekitar kadar glukosa yang tinggi, dan lambung dan usus halus. Olahraga juga
132 milyar $ per tahun untuk perawat- tekanan darah tinggi. Diperkirakan bermanfaat untuk mengatasi kedua
an kesehatannya. Penyakit ini meng- 20% populasi AS mengalami sindrom jenis diabetes melitus, karena otot
habiskan 10% dari dana perawatan metabolik, dengan angka yang yang aktif tidak dependen insulin. Otot
kesehatan di Amerika Serikat. Angka meningkat menjadi 45% untuk mereka yang aktif akan menyerap dan
yang berusia lebih dari 50 tahun. menggunakan sebagian dari kelebihan
kematian terkait diabetes di AS telah
meningkat 30% sejak tahun 1980, Penyebab paling mendasar pada glukosa dalam darah, mengurangi
terutama karena insidens penyakit ini diabetes tipe 2 masih belum diketahui kebutuhan insulin secara keseluruhan.
meningkat. Menurut World Health meskipun telah dilakukan penelitian Sementara pengidap diabetes tipe 1
Organization, 176 juta orang di seluruh intensif, tetapi para peneliti telah bergantung seumur hidup pada insulin,
dunia saat ini mengidap diabetestipe mengidentif ikasi sejumlah keterkaitan pengidap diabetes tipe 2 mungkin
2, dan angka ini diperkirakan berlipat antara obesitas dan penurunan hanya memerlukan kontrol diet dan
dua dalam 25 tahun ke depan. Karena sensitivitas terhadap insulin. Studi-studi penurunan berat badan untuk
diabetes sedemikian prevalen dan terakhir menunjukkan bahwa responsi- mengatasi seluruh gejala. Karena itu,
menimbulkan beban ekonomi yang vitas otot rangka dan hati terhadap diabetes tipe 2 juga dikenal sebagai
sangat besal disertai oleh kenyataan insulin dapat dimodifikasi oleh diabetes tidak fergantu ng i nsu I i n. Saat
bahwa penyakit ini memaksa perubah- adipokin (hormon yang dikeluarkan ini tersedia empat golongan obat oral
an gaya hidup para pasien dan menem- oleh sel lemak) darah. Peran adipokin untuk digunakan jika dibutuhkan
patkan mereka pada risiko tinggi berbeda dari leptin (hormon yang dalam menangani diabetes tipe 2
mengalami berbagai penyulit yang dikeluarkan oleh sel lemak dan bersama dengan diet dan olahraga.
mengg3nggu dan bahkan mengancam . berperan mengontrol asupan makan- Obat-obat ini membantu tubuh
'an) (lihat h. 704). Sebagai contoh, pasien menggunakan insulinny sendiri
nyawa, maka banyak riset dilakukan
jaringan lemak mengeluarkan hormon secara lebih efektif, masing-masing
untuk memperoleh pemahaman yang
lebih baik serta penanganan dan resistin, yang mendorong resistensi dengan mekanisme berbeda, sebagai
pencegahan kedua tipe penyakit. insulin dengan mengganggu kerja berikut:
insulin. Produksi resistin meningkat
Defek Mendasar pada Diabetes Tipe 'l pada obesitas. Sebaliknya, adiponektin, 1. Dengan merangsang sel B untuk
Diabetes tipe 1 adalah suatu proses adipokin lainnya, meningkatkan mengeluarkan lebih banyak insulin
otoimun yang melibatkan destruksi sensitivitas terhadap insulin dengan daripada yang dilakukannya sendiri
selektif sel p pankreas oleh limfosit T meningkatkan efek insulin, tetapi (su lfoni I u rea, m isalnya G I ucotro I)
aktif (lihat h.475). Penyebab pasti produksi hormon ini berkurang pada 2. Dengan menekan produksi glukosa
serangan imun yang merusak diri obesitas. Selain itu, asam-asam lemak oleh hati (metformin, misalnya
sendiri ini masih belum jelas. Beberapa bebas yang dikeluarkan dari jaringan Glucophage)
pasien memiliki kerentanan genetik lemak dapat menumpuk secara 3. Dengan menghambat enzim-enzim
untuk mengidap diabetes tipe 1. Faktor abnormal di otot dan mengganggu yang mencerna karbohidrat
lingkungan juga tampaknya berperan kerja insulin di otot. Bukti juga kompleks sehingga penyerapan
penting tetapi para peneliti belum mengisyaratkan bahwa kelebihan asam glukosa ke dalam darah lebih

786 Bab'19
sebagian besar tidak menggunakan
Perbandingan Diabetes Melitus Tipe 'l dan Tipe 2
metode penyuntikan yang banyak
ditakuti oleh pasien:
KARAKTERISTIK 1
DIABETES TIPE DIABETES TIPE 2 Beberapa metode yang sedang
Kadar Sekresi lnsulin Tidak ada atau hampir Mungkin normal atau di atas dikembangkan berupaya menghin-
tidak ada normal
dari keharusan penyuntikan insulin
dengan menggunakan rute
Usia Awitan Tipikal Anak Dewasa alternatif pemberian yang
Persentase Pengidap 10a/o - 20s/o B0% - 90% memintas enzim-enzim saluran
Defek Mendasar Kerusakan sel Berkurangnya kepekaan sel cerna. Metode ini mencakup
B
sasaran insulin pemakaian bubuk insulin yang
dihirup dan ultrasound untuk
Terapi Penyuntikan insulin; Kontrol diet dan penurunan mendorong insulin masuk ke dalam
pengaturan diet; olah berat; olahraga; kadang obat kulit dari suatu koyo yang
raga hipoglikemik oral mengandung insulin.
Beberapa peneliti sedang mencari
pada hewan menunjukkan bahwa cara untuk melindungi tablet insulin
lambat dan tidak terjadi lonjakan
Byetta bahkan merangsang regenerasi dari perusakan oleh enzim saluran
glukosa segera setelah makan
(i n h i bito r a lfa-g I i kosi dase, misalnya sel B pankreas. cerna, dan yang lain menemukan
Karena tidak satupun dari obat- pengganti oral untuk insulin-yaitu,
Precose)
obat ini yang memberi insulin baru suatu bahan kimia nonpeptida yang
4. Dengan membuat sel lemak dan
berikatan dengan reseptor insulin
otot lebih peka terhadap insulin bagi tubuh maka mereka tidak dapat
(yaitu, dengan mengurangi menggantikan suntikan insulin bagi dan memicu respons intrasel ydng
pengidap diabetes tipe 'l . Selain itu, serupa dengan yang ditimbulkan
resistensi insulin) (tiazolidinedion,
kadang sel B yang telah melemah pada oleh insulin. Karena bukan protein
misalnya Avandia).
pengidap diabetes tipe 2 akhirnya maka bahan ini tidak akan dirusak
Satu golongan baru obat belakang- rusak dan tidak lagi dapat mempro- oleh enzim pencernaan proteolitik
an ini disetujui untuk mengobati jika diminum sebagai pil.
duksi insulin. Pada kasus semacam ini,
pengidap diabetes tipe 2, incretin pasien yang semula non-dependen Harapan lain adalah transplan sel
mimetic. lnkretin adalah kelompok insulin harus mendapat terapi insulin pulau Langerhans pankreas. Para
hormon yang dikeluarkan oleh saluran seumur hidup. ilmuwan telah mengembangkan
cerna untuk menurunkan glukosa beberapa tipe alat yang mengisolasi
darah, misalnya GIP, yang telah anda Pendekatan Baru dalam sel-sel pulau Langerhans donor dari
kenal (lihat h. 694 dan 783). lncretin Penatalaksanaan Diabetes sistem imun penerima. lmunoisolasi
mimetic adalah obat yang kerjanya Saat ini tersedia beberapa pendekatan sel-sel ini akan memungkinkan
mirip dengan hormon inkretin yang baru untuk pengidap diabetes pemakaian tandur (graft) dari
terdapat secara alami tersebut. Obat tergantung insulin, yang membebas- hewan lain, mengatasi keterbatasan
pertama dari golongan ini yang ada di kan mereka dari keharusan melakukan sel donor manusia. Sel pulau
pasaran, Byetta, menyerupai hormon satu atau dua kali penyuntikan insulin Langerhans babi akan menjadi
glucagon-like peptide 7 (GLP-1) yang setiap hari. sumber yang sangat baik karena
dikeluarkan oleh usus. GLP-1 dibebas- insulin babi hampir identik dengan
kan dari sel L usus halus sebagai I Pompa insulin yang ditanam di insulin manusia.
respons terhadap asupan makanan dan tubuh dapat menyalurkan insulin Beberapa peneliti berharap bahwa
memiliki berbagai efek yang menurun- dalam jumlah yang telah ditentukan mereka akan mampu mengarahkan
kan glukosa darah. GLP-1 itu sendiri secara teratur, tetapi pemakainya sel punca untuk membentuk sel
hidup terlalu singkat untuk dapat harus menentukan waktu makan penghasil insulin yang kemudian
dianggap obat. Byetta, yaitu versi dengan cermat agar sesuai dengan dapat diimplantasikan.
suatu peptida yang ditemukan dalam penyaluran otomatis insulin Dalam suatu pendekatan terkait,
bisa monster Gila yang beracun, harus tersebut. para ilmuwan beralih ke rekayasa
disuntikkan. Seperti GLP-1, obat ini I Transplantasi pankreas saat ini juga genetik dengan harapan mereka
merangsang sekresi insulin oleh sel B lebih sering dilakukan dengan dapat membuat pengganti sel B
ketika glukosa darah tinggi tetapi angka keberhasilan meningkat. Di pankreas. Salah satu contoh adalah
tidak ketika glukosa berada dalam sisi buruknya, penerima cangkok pemrograman ulang sel endokrin
kisaran normal. Byetta juga menekan pankreas harus memakai obat usus halus yang menghasilkan
produksi glukagon (yang meningkat- imunosupresif seumur hidup untuk gI ucose-d e pe n d ent i nsu I i notro pi c

kan glukosa) dan memperlambat mencegah penolakan organ donor. hormone (GlP). lngatlah bahwa
pengosongan lambung sehingga laju Pasokan organ donor juga terbatas. dalam keadaan normal GIP
pencernaan dan penyerapan nutrien mendorong pelepasan insulin
diperlambat. Dengan menimbulkan Riset-riset di berbagai bidang saat secara umpan ketika makanan
rasa kenyang, Byetta mengurangi ini dapat secara dramatis mengubah berada di saluran cerna. Tujuannya
asupan makanan dan dalam jangka pendekatan terhadap terapi diabetes adalah agar sel-sel non-p ini
panjang menyebabkan penurunan di masa mendatang. Terapi-terapi baru mengeluarkan insulin dan GIP saat
berat badan (lihat h. 705). Studi-studi berikut ini sudah mulai dicoba, makan.
(berlanjut)

Kelenjar Endokrin Perifer 787


Konsep, Tantangan, dan Kontroversi
Pengidap Diabetes dan lnsulin: Ada yang Punya dan Ada yang Tidak (lanjutan)
I Pendekatan lain yang sedang I Di bidang lain, ilmuwan berharap I Peneliti lain berupaya keras untuk
dikembangkan adalah "pankreas suatu saat mereka dapat dapat mengungkapkan jalur-jalur
artif isial" pendeteksi glukosa dan mengembangkan imunoterapi yang yang terganggu yang mendasari
penghasil insulin yang ditanam di secara spesifik menghambat diabetes tipe 2 dengan tujuan
tubuh yang akan secara terus- serangan sistem imun terhadap sel p menemukan sasaran terapetik baru
menerus memantau kadar glukosa sehingga diabetes tipe 'l dapat untuk mencegah, menghentikan,
darah pasien serta menyalurkan diobati atau dicegah. atau memulihkan penyakit ini.
insulin sesuai kebutuhan.

penyulit jangka panjang penyakit ini timbul setelah 15 sam- muncul dalam dua cara berbeda. Pertama, kelebihan insulin
pai 20 tahun meskipun pasien diberi terapi untuk mengatasi dapat terjadi pada pasien diabetes ketika insulin disuntikkan
efek jangka pendek. Komplikasi-komplikasi kronik ini, yang terlalu banyak untuk asupan kalori dan tingkat olahraga pa-
menjadi penyebab memendeknya usia harapan hidup pengi- sien, menimbulkan apa yang disebut sebagai syok insulin.
dap diabetes, terutama melibatkan degenerasi pembuluh Kedua, kadar insulin darah dapat meningkat abnormai pada
darah dan saraf. Lesi kardiovaskular adalah penyebab ter- orang nondiabetes yang mengidap tumor sel B atau yang sel
sering kematian dini pasien diabetes. Insidens penyakit jan- B-nya terlalu peka terhadap glukosa, suatu kondisi yang di-
tung dan stroke lebih tinggi pada pasien diabetes dibanding- sebut hipoglikemia reaktif. Sei p ini mengeluarkan insulin
kan pada orang tanpa diabetes. Karena lesi vaskular sering jauh iebih besar daripada yang dibutuhkan, sebagai respons
timbul di ginjal dan rerina mata maka diabetes adalah pe- terhadap peningkatan glukosa darah setelah diet tinggi kar-
nyebab utama gagal ginjal dan kebutaan di Amerika Serikat. bohidrat. Insulin yang berlebih ini mendorong sebagian besar
Gangguan penyaluran darah ke ekstremitas dapat menye- glukosa masuk ke dalam sel sehingga terjadi hipoglikemia.
babkan jaringan mengalami gangren, dan jari kaki atau bah- Konsekuensi kelebihan insulin terurama adalah mani-
kan keseluruhan tungkai mungkin perlu diamputasi. Selain festasi efek hipoglikemia pada otak. Ingatlah bahwa otak
masalah sirkulasi, lesi degeneratif di saraf menimbulkan neu- memerlukan pasokan glukosa yang rerus-menerus sebagai
ropati multipel yang menyebabkan disfungsi otak, medula nutrisinya dan bahwa penyerapan glukosa oleh otak tidak
spinalis, dan saraf perifer. Yang terakhir umumnya ditandai bergantung pada insulin. Pada kelebihan insulin, glukosa
oleh nyeri, baal, dan kesemutan, khususnya di ekstremitas. yang terdorong masuk ke dalam sel-sel dependen insulin jauh
Terpajannya jaringan secara terus-menerus ke glukosa lebih banyak daripada seharusnya. AJ<ibatnya adalah penu-
darah yang tinggi dalam waktu lama menyebabkan perubah- runan kadar glukosa darah sehingga tidak tersedia cukup
an jaringan yang menjadi penyebab penplit degeneratif glukosa di darah untuk disalurkan ke otak. Pada hipoglike-
vaskular dan saraf. Karena itu, penanganan terbaik untuk mia, otak pada hakikatnya mengalami kelaparan. Karena itu,
diabetes melitus adalah terus menjaga kadar glukosa darah gejala terutama berkaitan dengan depresi fungsi otak yang,
dalam batas-batas normal untuk mengurangi insidens ber- jika cukup parah, dapat cepat berkembang menjadi kehi-
bagai kelainan kronik ini. Namun, kadar glukosa darah pada langan kesadaran dan kematian. Orang dengan sel p yang
pengidap diabetes yang mendapat terapi tradisional biasanya terlalu peka biasanya tidak mengalami hipoglikemia hingga
sangat berfluktuasi dalam kisaran lebar sehingga jaringan tahap yang serius tetapi mereka rerap memperlihatkan
tubuh terpajan ke kadar glukosa yang agak tinggi paling tidak gejala-gejala depresi ringan aktivitas SSP
selama beberapa jam dalam sehari. Untungnya, berbagai Insidens sebenarnya dari hipoglikemia reaktif masih
kemajuan dalam pemahaman tentang bagaimana memanipu- diperdebatkan, karena pengukuran laboratoiium untuk
lasi defek molekular mendasar pada diabetes memberi memastikan adanya glukosa darah yang rendah saat gejala
harapan bahwa akan tercipta rerapi yang lebih efektifdalam timbul tidak dilakukan pada sebagian besar orang yang
dekade ini sehingga penyakit yang sudah timbul dapat di- didiagnosis mengidap kelainan ini. Pada kasus ringan, gejala
kelola atau bahkan disembuhkan dan kasus baru mungkin hipoglikemia, misalnya tremor, rasa lelah, mengantuk, dan
dapat dicegah. (Lihat fitur boks tenrang diabetes untuk kesulitan berkonsentrasi, bersifat non,spesifik. Karena gejala
strategi-strategi terapi yang ada sekarang dan kemungkinan- juga dapat ditimbulkan oleh masalah emosi arau faktor lain
nya di masa mendatang). maka diagnosis pasti sulit ditegakkan jika hanya didasarkan
pada gejaia.
Insidens sebenarnya hipoglikemia reaktif merupakan
I Kelebihan insulin menyebabkan hipoglikemia sebuah kontroversi, karena pemeriksaan laboratorium untuk
yang mempengaruhi otak. mengkonfirmasi adanya kadar glukosa darah yang rendah
sewaktu timbulnya gejala, tidak dilakukan pada sebagian
CATAIAN KLINIS. Marilah kita melihat hal yang berla- besar pasien yang didiagnosis mengalami gangguan tersebut.
wanan dengan diabetes melitus, kelebihan insulin, yang di- Pada kasus ringan, gejala-gejala hipoglikemia seperti gemetar,
tandai oleh hipoglikemia (glukosa darah rendah) dan dapat lemah, mengantuk, serta tidak bisa berkonsentrasi bersifat

788 Bab 19
tidak spesifik. Karena gejala-gejala tersebut dapat terjadi oleh hati sehingga kadar glukosa darah meningkat. Glukagon
akibat masalah emosional atau faktor lain, sehingga diagnosis melaksanakan efek hiperglikemiknya dengan menurunkan
definitif hanya berdasarkan gejala tidak mungkin ditegak- sintesis glikogen, mendorong glikogenolisis, dan merangsang
kan. glukoneogenesis.
Terapi hipoglikemia bergantung pada penyebabnya.
Saat munculnya randa awal serangan hipoglikemia akibat EFEK PADA LEMAK
kelebihan dosis insulin, pengidap diabetes harus makan atau
Glukagon juga melawan efek insulin pada metabolisme le-
minum yang manis. Hipoglikemia berat harus segera diterapi
mak dengan mendorong penguraian lemak serta inhibisi sin-
untuk mencegah kerusakan otak. Perhatikan bahwa pengidap
tesis trigliserida. Glukagon meningkatkan produksi keton
diabetes dapat kehilangan kesadaran dan meninggal karena
hati (ketogenesis) dengan mendorong perubahan asam le-
koma ketoasidosis diabetik akibat defisiensi insulin yang
mak menjadi badan keton. Karena iru, kadar asam lemak
berkepanjangan atau hipoglikemia akut karena syok insulin.
dan keton darah meningkat di bawah perigaruh glukagon.
Untungnya, gejala dan tanda lain cukup berbeda di antara
kedua keadaan sehingga petugas kesehatan dapat memberi
terapi yang sesuai, insulin atau glukosa. Sebagai contoh, EFEK PADA PROTEIN
koma ketoasidosis disertai oleh bernapas dalam dan cepat Glukagon menghambat sintesis protein di hati serta men-
(sebagai kompensasi untuk asidosis metabolik) dan napas dorong penguraian protein hati. Stimulasi glukoneogenesis
berbau buah (dari ekshalasi badan keton), sementara syok juga memperkuat efek katabolik glukagon pada metabolisme
insulin tidak. protein hati. Glukagon mendorong katabolisme protein di
Yang ironis, meskipun hipoglikemia reaktif ditandai hati tetapi tidak berefek nyata pada kadar asam amino darah
oleh kadar glukosa darah yang rendah, namun orang dengan karena hormon ini tidak mempengaruhi protein otot,
gangguan ini diterapi dengan pembatasan asupan gula dan simpanan protein utama di tubuh.
karbohidrat lain penghasil glukosa untuk mencegah sel B
bereaksi berlebihan terhadap asupan glukosa yang tinggi.
Dengan asupan karbohidrat yang rendah, glukosa darah ti- I Sekresi glukagon meningkat selama keadaan
dak meningkat banyak selama keadaan absorptif. Karena pasca-absorptif.
peningkatan glukosa darah adalah regulator utama sekresi
insulin maka sel p tidak terlalu terangsang oleh diet rendah Dengan mengetahui berbagai efek katabolik glukagon
karbohidrat dibandingkan dengan diet biasa. Jadi hipogli- pada simpanan energi, anda akan benar jika beranggapan
kemia reaktif lebih kecil kemrJngkinannya terjadi. Memberi- bahwa sekresi glukagon meningkat selama keadaan pasca-
kan sesuatu yang manis pada orang yang memperlihatkan absorptif dan menurun selama keadaan absorptif, tepat
gejala hipoglikemia reaktif akan mengatasi gelala secara tem- berlawanan dengan sekresi insulin. Pada kenyataannya,
porer. Kadar glukosa darah secara transien pulih ke normal insulin kadang disebut sebagai "hormon pesta' dan glu-
sehingga kebutuhan energi otak kembali terpenuhi. Namun, kagon sebagai "hormon puasa' Insulin cenderung menye-
segera setelah glukosa ekstra ini memicu pelepasan insulin babkan penyimpanan nutrien ketika kadarnya di darah
lebih lanjut, situasi malah menjadi lebih parah. tinggi, misalnya setelah makan, sementara glukagon men-
dorong katabolisme simpanan nurrien di antara waktu
makan untuk menjaga kadar nutrien dalam darah, khusus-
I Glukagon pada umumnya melawan efek insulin, nya glukosa darah.
Seperti pada sekresi insulin, faktor utama yang meng-
Meskipun insulin berperan kunci dalam mengontrol penye-
atur sekresi glukagon adalah efek langsung. konsenrrasi
suaian metabolik antara keadaan absorptif dan pasca-
glukosa darah pada pankreas endokrin. Dalam hal ini, sel cr
absorptif namun produk sekretorik sel a pulau Langerhans
pankreas meningkatkan sekresi glukagon sebagai respons ter-
pankreas, glukagon, juga sangat penting. Banyak ahli ilmu
hadap penurunan glukosa darah. Efek hiperglikemik hormon
faal memandang sel p penghasil insulin dan sel cr penghasil
ini cenderung meningkatkan kadar glukosa kembali ke nor-
glukagon sebagai sistem endokrin berpasangan yang kombi-
mal. Sebaliknya, peningkatan konsenrrasi glukosa darah,
nasi sekresinya adalah faktor utama dalam mengatur meta-
misalnya setelah makan, menghambat sekresi glukagon,
bolisme bahan bakar
yang cenderung menurunkan kadar glukosa darah kembali
Glukagon mempengaruhi banyak proses metabolik ke normal.
yangjuga dipengaruhi oleh insulin, tetapi pada kebanyakan
kasus efek glukagon adalah berlawanan dengan efek insulin.
Tempat utama kerja glukagon adalah hati, tempat hormon
ini menimbulkan berbagai efek pada metabolisme karbohi-
I lnsulin dan glukagon
bekerja sebagai satu tim
untuk mempertahankan kadar glukosa dan asam
drat, lemak, dan protein.
lemak darah.
EFEK PADA KARBOHIDRAT Demikianlah, terdapat hubungan umpan balik negatif lang-
Efek keseluruhan glukagon pada metabolisme karbohidrat sung antara konsentrasi glukosa darah dan laju sekresi sel p
menyebabkan peningkatan produksi dan pelepasan glukosa dan sel cr, tetapi dalam arah berlawanan. Peningkatan kadar

Kelenjar Endokrin Perifer 789


glukosa darah merangsang sekresi insulin tetapi menghambat
sekresi glukagon, sementara penurunan kadar glukosa darah
I Kelebihan glukagon dapat memperparah
menyebabkan penurunan sekresi insulin dan peningkatan hiperglikemia pada diabetes melitus.
sekresi glukagon (Gambar 19-17). Karena insulin menurun-
CATAIAN KLINIS. Belum diketahui adanya kelainan
kan dan glukagon meningkatkan glukosa darah maka per-
klinis yang disebabkan hanya oleh defisiensi atau kele-
ubahan sekresi kedua hormon pankreas ini sebagai respons
bihan glukagon. Namun, diabetes melitus sering disertai
terhadap perubahan glukosa darah bekerja sama secara
oleh kelebihan sekresi glukagon, karena insulin diperlukan
homeostatis untuk memulihkan kadar glukosa darah ke
untuk masuknya glukosa ke dalam sel cr, tempat zat ini
normal.
dapat melakukan kontrol atas sekresi glukagon. Akibat-
Demikian juga, penurunan konsentrasi asam lemak
nya, pengidap diabetes sering memperlihatkan peningkat-
darah secara langsung menghambat pengeluaran insulin dan
an laju sekresi glukagon bersamaan dengan defisiensi
merangsang pengeluaran glukagon oleh pankreas, di mana
insulin karena peningkatan glukosa darah tidak dapat
keduanya adalah mekaniSme kontrol umpan balik negatif
menghambat sekresi glukagon seperti dalam keadaan nor-
untuk memulihkan kadar asam lemak darah ke normal.
mal. Karena glukagon adaiah hormon yang meningkatkan
Efek berlawanan yang ditimbulkan oleh konsentrasi
glukosa darah maka kelebihan glukagoh akan memper-
glukosa dan asam lemak dalam darah pada sel o dan p pan-
parah hiperglikemia pada diabetes melitus. Karena itu,
kreas adalah sesuai untuk mengatur kadar molekul-molekul
sebagian pengidap diabetes tergantung insulin berespons
nutrien ini dalam darah, karena efek insulin dan glukagon pa-
baik terhadap kombinasi terapi insulin dan somatostarin.
da metabolisme karbohidrat dan lemak saling berlawanan.
Dengan menghambat sekresi glukagon, somarosratin se-
Efek konsentrasi asam amino darah pada sekresi kedua hor-
cara tak langsung membantu penurunan konsentrasi glu-
mon ini adalah cerita yang berbeda. Peningkatan konsentrasi
kosa darah lebih baik daripada yang dapat dicapai hanya
asam amino darah merangsang sekresi baik insulin maupun
oleh terapi insulin.
glukagon. Mengapa hal ini tampak paradoks, karena glukagon
tidak berpengaruh apapun pada konsentrasi asam amino da-
rah? Efek identik kadar asam amino yang tinggi pada sekresi
insulin dan glukagon masuk akal jika anda memperhatikan I Epinefrin, kortisol, dan hormon pertumbuhan
efek kedua hormon ini pada kadar glukosa darah (Gambar 19- juga memiliki efek metabolik.
18). Jika selama penyerapan makanan kaya protein, pening-
katan asam amino darah hanya merangsang sekresi insulin Hormon-hormon pankreas adalah regulator terpenring
maka dapat ter.iadi hipoglikemia. Karena hanya sedikit tersedia metabolisme bahan bakar normal. Namun, beberapa hormon
karbohidrat untuk diserap setelah konsumsi diet tinggi protein lain juga memiliki efek metabolik langsung, meskipun
maka peningkatan sekresi insulin yang dipicu oleh asam amino kontrol sekresinya dikaitkan dengan faktor-faktor di luar
akan mendorong sebagian besar glukosa masuk ke dalam sel transisi dalam metabolisme antara keadaan kenyang dan
sehingga terjadi penurunan mendadak kadar glukosa darah. puasa (Thbel 19-7).
Namun, peningkatan simultan selresi glukagon yang dipicu Hormon-hormon stres, khususnya epinefrin dan kor-
oleh peningkatan kadar asam amino darah meningkatkan tisol, meningkatkan kadar glukosa dan asam lemak darah
produi<si glukosa oleh hati. Karena efek hiperglikemik gluka- melalui berbagai efek metabolik. Selain itu, kortisol me-
gon melawan efek hipoglikemik insulin, maka hasil akhir mobilisasi asam amino dengan mendorong katabolisme
adalah terpeliharanya kadar normal glukosa darah (dan pen- protein. Kedua hormon tidak berperan penting dalam
cegahan kelaparan hipoglikemik otak) seiama absorpsi makan- mengatur metabolisme bahan bakar pada kondisi istirahat,
an yang kaya protein tetapi rendah karbohidrat. namun keduanya penring untuk respons metabolik ter-

J Glukosa darah

-
trffi4iF
t--l .
Irilrr
P
ffir \
f=!rFiir
I I I I
flr-'**
-l
tl*-"*;-l t-t';l
Gambar 19-17
lnteraksi komplementer glukagon
dan insulin
i
F"--r"-"1

I Glukosa
-
darah
ke normal
i t
-
clukosa darah
ke normal

79O Bab 19
,_ _t
tl \_
,l
la i+

i lnsulin I Glukagon'

Mendorong pengambilan J Pengambilan J Pengeluaran


dan asimilasi asam glukosa oleh sel glukosa oleh hati
amino oieh sef

Hipoglikemia

I tEfek saling meniadakan) )


t r-
Glukosa darah
tetap normal

Gambar 19-18
Efek berlawanan glukagon dan insulin pada glukosa darah selama penyerapan makanan tinggi protein

hadap stres. Selama kelaparan jangka panjang, kortisol juga Perhatikan bahwa, kecuali efek anabolik GH pada meta-
tampaknya membantu mempertahankan konsentrasi glu- bolisme protein, semua eFek merabolik hormon-hormon ini
kosa darah. berlawanan dengan efek insulin. Insulin sendirian dapat me-
Hormon pertumbuhan (GH) memiliki efek anabolik nurunkan kadar glukosa dan asam lemak darah, semenrara
di otot. Pada kenyataannya, ini adalah salah satu dari karak- glukagon, epinefrin, kortisol, dan GH semua meningkatkan
teristik hormon ini yang merangsang pertumbuhan. Meski- kadar nutrien-nutrien ini-dalam darah. Karena itu, hormon-
pun dapat meningkatkan kadar glukosa dan asam lemak hormon lain ini dianggap sebagai antagonis insulin. Dengan
darah namun GH dalam keadaan normal kurang penting demikian, alasan utama diabetes melitus menimbulkan kon-
untuk regulasi keseluruhan metabolisme bahan bakar. Tidur sekuensi metabolik yang sangat merugikan adalah bahwa
lelap, stres, olahraga, dan hipoglikemia berat merangsang tidak ada lagi mekanisme pengontrol yang mendorong ana-
sekresi GH, mungkin untuk menyediakan asam lemak se- bolisme ketika aktivitas insulin kurang memadai sehingga
bagai sumber energi dan menyisakan glukosa untuk otak reaksi-reaksi katabolik yang digerakkan oleh hormon-
pada keadaan-keadaan di atas. GH, seperti kortisol, tampak- hormon lain tersebut berlangsung tanpa kendali. Satu-saru-
nya ikut membantu mempertahankan konsentrasi glukosa nya pengecualian adalah anabolisme protein yang dirangsang
darah selama kelaparan. oleh GH.
Meskipun hormon tiroid meningkatkan laju metabolik
keseluruhan dan memiliki efek anabolik dan katabolik na-
mun perubahan sekresi hormon tiroid biasanya tidak penting
dalam homeostasis bahan bakaq karena dua alasan. Pertama,
kontrol sekresi hormon tiroid tidak ditujukan untuk mem- KONTROL ENDOKRIN
pertahankan kadar nutrien dalam darah. Kedua, mula-kerja METABOLISME KALSIUM
hormon tiroid terlalu lambat untuk menimbulkan efek ber-
makna pada penyesuaian cepat yang diperlukan untuk mem- Selain mengatur konsentrasi molekul nutrien organik dalam
pertahankan kadar nutrien darah dalam batas normal. darah dengan memanipulasi jalur anabolik dan katabolik,

Kelenjar Endokrin Perifer 791


Tabel 19-7
Ringkasan Kontrol Hormon pada Metabolisme Bahan Bakar

EFEK METABOLIK UTAMA KONTROL SEKRESI

Efek pada Efek pada Rangsangan Peran Utama


Efek pada Asam Lemak Asam Amino Efek pada untuk
Utama dalam
HORMON Glukosa Darah Darah Darah Protein Otot Sekresi Metabolisme
lnsulin J J J f tctukosadarah Regulator utama
+Pengambilan +Sintesis +Penyerapan +Sintesis protein 'lAsam amino siklus absorptif dan
glukosa "
trigliserida asam amino -Penguraian darah pasca-absorptif
+Glikogenesis -Lipolisis protein
-Glikogenolisis
-G lu koneogenesis

Glukagon 1 t tidak ada efek Tidak ada eJek JGlukosa darah Regulasi siklus
+Glikogenolisis +Lipolisis lAsam amino absorptif dan
+G lu ko neogenesis -Sintesis darah pasca-absorptif
-Glikogenesis trigliserida bersama dengan
insulin; proteksi
terhadap
hipoglikemia
Epinefrin t t Tidak ada efek Tidak ada efek Stimulasi simpa- Menyediakan
+Glikogenolisis +Lipolisis tis saat stres energi untuk
+G lukoneogenesis dan olahraga keadaan darurat
-Sekresi insulin dan olahraga
+Sekresi glukagon
Kortisol 1 f t J Stres Mobilisasi bahan
+G lukoneogenesis +Lipolisis +Penguraian +Penguraian bakar metabolik
-Penyerapan protei n protein dan bahan baku
glukosa oleh selama adaptasi
jaringan selain terhadap stres
otak;
penghematan
glukosa
Hormon t t J
,|
Tidur lelap Mendorong
pertumbuhan -Penyerapan +Lipolisis +Penyerapan +Sintesis protein Stres pertumbuhan;
glukosa oleh asam amino -Penguraian Olahraga dalam keadaan
otot; peng- protein Hipoglikemia normal berperan
hematan +Sintesis DNA kecil dalam
glukosa dan RNA metabolisme;
mobilisasi bahan
bakar plus
penghematan
glukosa dalam
meringankan
kondisi-kondisi
tersebut.

f=meningkat J=menurun

sistem endokrin juga mengatur konsentrasi sejumlah elek-


trolit inorganik dalam plasma. Seperti yang sudah anda ke- I Ca2* plasma harus diatur secara ketat untuk
tahui, aldosteron mengontrol konsentrasi Na- dan K- dalam mencegah perubahan eksitabilitas neuromuskulus.
CES. Tiga hormon lain-hormon ?aratiroid, kalsitonin, dan
uitamin D-mengontrol metabolisme kalsium (Ca2-) dan fos- Sekitar 99o/o Caz- di tubuh berada dalam bentuk kristal di
fat (POo3). Hormon-hormon ini melakukan regulasi atas tulang dan gigi. Dari sisa 1olonya, sekitar 0,9%o ditemukan di
Ca2. plasma dan, dalam prosesnya, POr3- plasma juga diper- dalam sel jaringan lunak; kurang dari 0,1% terdapat di CES.
tahankan. Konsentrasi Ca2- plasma adalah salah satu variabel Sekitar separuh dari Ca2t CES terikat ke protein plasma dan
yang dikontrol paiing ketat di tubuh. Perlunya regulasi Ca2. karenanya terbatas di plasma atau berikatan dengan POr3'
plasma yang ketat ini berakar dari pengaruhnya yang besar sehingga tidak bebas ikut serta dalam reaksi-reaksi kimia.
pada banyak aktivitas tubuh. Separuh Ca':- CES lainnya dapat berdifusi bebas dan mudah

192 Bab'19
berpindah dari plasma ke dalam cairan inrerstisium dan ber- 4. Pemeliharaan taut erat antara sel-sel. Kalsium mem-
interaksi dengan sel. Ca2- bebas dalam plasma dan cairan bentuk bagian dari semen intrasel yang menyatukan sel-
interstisium dianggap sebagai satu cadangan. Hanya Ca2- sel tertentu secafa erat,
CES bentuk bebas inilah yang secara biologis aktifdan ber- 5. Pembekuan darah. Kalsium berfungsi sebagai kofaktor
ada di bawah kontrol; jumlah ini membentuk kurang dari dalam beberapa rahap pada jenjang reaksi yang menye-
seperseribu Ca2t total di tubuh. babkan pembekuan darah.
Fraksi Ca2. bebas dalam CES yang kecil ini berperan
penting dalam sejumlah aktivitas esensial, termasuk yang
Seiain fungsi Ca'?- CES bebas di atas, Ca2* intrasel ber-

berikut:
fungsi sebagai pembawa pesan kedua di banyak sel dan
berperan dalam motilitas dan gerakan silia. Yang terakhir,
l. Eksitabilitas neuromuskulus. Bahkan variasi minor kon- Ca2- di tulang dan gigi merupakan unsur esensial bagi inte-
sentrasi Ca2. bebas CES dapat menimbulkan dampak gritas struktural dan fungsional kedua jaringan ini.
yang besar dan segera pada sensitivitas jaringan peka Karena besarnya efek penyimpangan Ca2- bebas,
rangsang. Penurunan Ca't bebas menyebabkan saraf khususnya pada eksitabilitas neuromuskulus, maka konsen-
dan otot sangat mudah rerangsang; sebaliknya, pening- trasi elektrolit ini dalam plasma diatur dengan ketepatan
katan Ca2* bebas menekan eksitabilitas neuromuskulus. yang luar biasa. Marilah kita lihat bagaimana.
Efek-efek ini terjadi karena pengaruh Ca2- pada per-
meabilitas membran terhadap Nat. Penurunan Ca2. be-
bas meningkatkan permeabilitas Na-, yang menyebab-
I Kontrol metabolisme Ca2* mencakup regulasi
kan influks Nat dan bergesernya potensial istirahat
homeostasis Ca2* dan keseimbangan Ca2*.
mendekati ambang. Akibatnya, pada hipokalsemia (C*-
darah yang rendah), jaringan peka rangsang dapat Pemeliharaan konsentrasi Ca2. bebas dalam plasma berbeda
dibawa ke ambang oleh rangsangan fisiologis yang dari regulasi Nat dan K. dalam dua aspek penring. Home-
normalnya tidak efektif sehingga otot rangka melepas- ostasis Na* dan K. dipertahankan rerutama dengan mengarur
kan muatan dan berkontraksi (mengalami spasme) "se- ekskresi kedua elektrolit ini di urin sehingga pengeluaran
cara spontan" (tanpa rangsangan normal). Jika cukup yang terkontrol menyamai pemasukan yang tak terkontrol.
parah maka kontraksi spasdk oror pernapasan menye- Meskipun ekskresi Ca2. di urin dikontrol oleh hormon
babkan kematian akibat asfiksia. Hiperkalsemia (peni.tg- namun, berbeda dari Na. dan K-, tidak semua Ca2. yang ter-
katan Ca2- darah) juga mengancam nyawa karena me- telan akan diserap oleh saluran cerna; tingkat penyerapan
nyebabkan aritmia jantung dan penurunan umum dikontrol oleh hormon dan bergantung pada status Ca2r
eksitabilitas neuromuskulus. tubuh. Selain itu, tulang berfungsi sebagai reservoar Ca2*
2. Penggabungan ehsitasi-kontraksi di otot jantung dan orot yang besar yang dapat diambil untuk mempertahankan kon-
polos. Maswknya Ca2. CES ke dalam sel otot jantung sentrasi Ca2t plasma dalam batas-batas sempit yang sesuai
dan otot polos, akibat peningkatan permeabilitas Ca2- dengan kehidupan seandainya asupan dari makanan terlalu
sebagai respons terhadap suaru potensial aksi, memicu rendah. Pertukaran Ca2* antara CES dan tulang juga berada
mekanisme kontraksi. Kalsium juga dibutuhkan untuk di bawah kontrol hormon. Simpanan dalam tubuh seperti
penggabungan eksitasi-kontraksi di serat otot rangka, itu tidak dimiliki oleh Na. dan K..
tetapi dalam hal ini Ca2- dibebaskan dari simpanan Ca2- Regulasi metabolisme Ca2- bergantung pada kontrol
intrasel sebagai respons terhadap potensial aksi. Seba- hormonal pertukaran antara CES dan tiga kompartemen
gian dari peningkatan Ca2. di sitosol sei otot jantung ini lain: tulang, ginjal, dan usus. Kontrol metabolisme Ca2r men-
juga berasal dari simpanan internal. cakup dua aspek:
Perhatikan bahwa peningkatan Cd- sitosol di dalam
otot menyebabkan kontraksi, semettua ?eningkatan
sel I Pertama, regulasi homeostasis kalsium melibatkan
Cd- bebas dalam CES menurunkan eksitabilitas neuro- penyesuaian-penyesuaian cepat yang diperlukan wntrtk mem-
muskulus serta mengurangi kemungkinan kontraksi. pertahanhan konsentrasi Ca" bebas plasma lang konstan dari
menit ke menit. Hal ini terutama dilaksanakan oleh per-
Jika hal ini tidak selalu diingat maka akan sulit dipahami
mengapa kadar Ca2- plasma yang rendah memicu hiper- tukaran cepat antara tulang dan CES serta, dengan tingkat
aktivitas otot padahal Ca'?- diperlukan untuk mengaktif- yang lebih rendah, oleh modifikasi ekskresi Ca2. di urin.
kan perangkat kontraktil. Kita berbicara tentang dua I Kedua, regulasi keseimbangan kalsium melibatkan
kompartemen Ci- yang berbeda, yang memiliki efek penyesuaian-penyesuaian yang berlangsung lebih lambat
berlainan. yang diperlukan untuk mempertahankan jumlah total Cd- di
tubuh yang honstan. Kontrol keseimbangan Ca2- menjamin
3. Pengabungan rangsangan-sehrrsl. Masuknya Ca2t ke dalam
bahwa asupan Ca2. ekivalen dengan ekskresi Ca2- dalam
sel sekretorik, yang disebabkan oleh peningkatan per-
jangka panjang (mingguan hingga buianan). Keseimbangan
meabilitas terhadap Ca2t sebagai respons terhadap rang-
sangan yang sesuai, memicu pelepasan produk sekretorik
kalsium dipertahankan oleh penyesuaian dalam tingkat
penyerapan Ca2. di usus dan ekskresi Ca2- di urin.
melalui proses eksositosis. Proses ini penting untuk sekresi
neuroffansmiter oleh sel saraf serta untuk sekresi hormon Hormon parariroid (PTH), regulator utama metabo-
peptida dan katekolamin oleh sel endokrin. lisme Ca2-, bekerja secara langsung dan tak langsung pada

Kelenjar Endokr:in Perifer 793


ketiga tempat efektor tersebut. PTH adalah hormon utama
Tabel 1,9,-8,. ,,:.,, ':
yang bertanggung jawab dalam pemeliharaan homeostasis ,:

Ca2. dan esensial untuk mempertahankan keseimbangan Fungsi Tulang

Ca2., meskipun vitamin D juga berperan dalam keseimbang- Penunjang


an Catt. Hormon ketiga yang mempengaruhi Ca2., kalsito-
Pelindung organ internal vital
nin, tidak esensial untuk mempertahankan homeostasis atau
keseimbangan Ca2t.Hormon ini berfungsi sebagai cadangan Membantu pergerakan tubuh dengan memberi perlekatan
bagi otot dan membentuk tuas
pada keadaan hiperkalsemia ekstrim yang jarang terjadi. Kita
akan meneliti efek-efek spesifik masing-masing dari sistem Pembentuk sel darah (sumsum tulang)
hormon ini secara lebih detil. Depo penyimpanan untuk Ca2* dan PO43", yang dapat
dipertukarkan dengan plasma untuk mempertahankan
konsentrasi kedua elektrolit ini dalam plasma
I Hormon paratiroidmeningkatkan kadar Ca2*
bebas plasma melalui efeknya pada tulang, ginjal,
dan usus.
remodeling, tulang manusia dewasa diganti seluruhnya setiap
Hormon paratiroid (PTH) adalah hormon peptida yang di- sekitar 10 tahtn. Remodelingtulangmemiliki dua tujuan: (1)
sekresikan oleh kelenjar paratiroid, empat kelenjar seukuran
menjaga tulang agar tetap efektif dalam fungsi mekanisnya,
buiir padi yang terletak di permukaan belakang kelenjar dan (2) membantu mempertahankan kadar Ca2- plasma.
tiroid, satu di setiap sudut. Seperti aldosteron, PTH adalah Marilah kita teliti secara lebih rinci mekanisme yang men-
esensial bagi kehidupan. Efek keseluruhan PTH adalah me- dasari dan faktor pengontrol untuk masing-masing tujuan
ningkatkan konsentrasi Ca2- plasma (dan CES keseluruhan)
tersebut.
sehingga mencegah hipokalsemia. Jika PTH tidak ada sama
Ingatlah bahwa di tulang terdapat tiga jnis sel tulang
sekali maka kematian timbul dalam beberapa hari, biasanya (lihat h.
7 42). Osteoblas mengeluarkan matriks organik ekstra-
akibat asftksia karena spasme hipokalsemik otot-otot per- sel tempat mengendapnya kristal Car(POr)r. Osteosit adalah
napasan. Melalui efeknya pada tulang, ginjal, dan usus, PTH "pensiunan' osteoblas yang terperangkap di dalam dinding
meningkatkan kadar Ca2. plasma saat kadar tersebut mulai
bertulang yang diendapkannya sendiri. Osteoklas menyerap
turun sehingga dalam keadaan normal hipokalsemia dan tulang sekitar dengan mengeluarkan asam yang melarutkan
segala efeknya dapat dicegah. Hormon ini juga menurunkan
kristal Ca,(PO,,), dan enzim yang menguraikan matriks orga-
konsentrasi POr3' plasma. Kita akan membahas masing- nik. Karena itu, di tulang terjadi "tarik-tambang" sel yang
masing mekanisme ini, dimulai dari gambaran singkat terus-menerus, dengan osteoblas pembentuk tulang melawan
remodeling ulang dan efek PTH pada tulang.
upaya osteoklas menghancurkan tulang. Kedua sel pem-
bentuk dan penghancur tulang ini, yang bekerja berdam-
p ingan, secara terus- menerus melak :ukan rem o d e ling trtlang.
I Tulang terus-menerus mengalami
Hampir sepanjang usia dewasa, laju pembentukan dan re-
remodeling.
sorpsi tulang hampir sama sehingga massa tulang total relatif
Karena 99o/o dari Ca2. tubuh ada di tulang maka tulang konsran selama periode ini.
berfungsi sebagai depo penyimpanan untuk Ca'z. (Lihat Osteoblas dan osteoklas berasal dari sumsum tulang.
Tabel 19-8 untuk fungsi lain tulang). Tirlang adalah suatu Osteoblas berasal dari sel stroma, sejenis sel jaringan ikat di
jaringan hidup yang terdiri dari matriks ekstrasel organik sumsum tulang sedangkan osteoklas berdiferensiasi dari
yang dibubuhi oieh kristal hidroksiapatit yang terutama makrofag, yaitu turunan monosit (sejenis sel darah putih)
terdiri dari endapan garam Car(POa), (kaisium fosfat) (lihat yang berada di jaringan (lihat h. 433). Dalam suatu sistem
h. 742). Dalam keadaan normal, garam Car(POr), larut komunikasi yang unik, osteoblas dan prekursor-prekursor
dalam CES, tetapi kondisi-kondisi di dalam tulang sesuai imaturnya menghasilkan dua sinyal kimiawi yang mengatur
untuk garam ini mengendap (mengkristal) di sekitar serat perkembangan dan aktivitas osteoklas dalam cara yang ber-
kolagen dalam matriks. Dengan memobilisasi sebagian dari Iawanan-ligan RANK dan osreoprotegerin-sebagai berikut
simpanan Ca2t di tulang ini, PTH meningkatkan konsentrasi (Gambar 19-19):
Ca2- plasma saat konsentrasi tersebut mulai turun. I Ligan RANK (RANKL) meningkatkan aktivitas oste-
oklas. (Ligan adalah molekul kecil yang berikatan dengan
REMODELINGTULANG molekul protein yang lebih besar; salah satu contoh adalah
Meskipun tulang tampak seperti benda mati namun pembawa pesan kimiawi ekstrasel yang berikatan dengan
konstituen-konstituennya secara terus-menerus diperbarui. reseptor di membran plasma). Seperti diisyaratkan oleh
Pengendapan tulang (pembentukan) dan resorpsi tulang namanya, ligan RANK berikatan dengan RANK (untuk akti-
(pengeluaran) dalam keadaan normal berlangsung bersamaan vator reseptor NF tcB), suatu protein reseptor di permukaan
sehingga tulang secara terus-rnenerus mengalami remodeling, membran makrofag sekitar. Pengikatan ini memicu makrofag
seperti orang merenovasi bangunan dengan merobohkan untuk berdiferensiasi menjadi osteoklas dan membantunya
dinding dan menggantinya dengan yang baru. Melalui hidup lebih lama dengan menekan apoptosis (bunuh diri sel;

794 Bab 19
lihat h. 132). Akibatnya, resorpsi tulang ditingkatkan dan mekanisme yang digunakan oleh hormon ini mempertahan-
massa tulang berkurang. kan massa tulang.
I Osteoprotegerin (OPG), sebaliknya, menekan perkem-
bangan dan aktivitas osteoklas. OPG disekresikan ke dalam
matriks dan berfungsi sebagai resepror pengecoh yang ber- I Stres mekanis mendorong pengendapan
ikatan dengan RANKL. Dengan memperdayai RANKL dan tulang.
menyebabkannya tidak dapat berikatan dengan reseptornya
yang sejati (RANK), OPG mencegah RANKL mengaktikan Sewaktu anak tumbuh, pembentuk tulang berjalan lebih
aktivitas osteoklas meresorpsi tulang. Alibatnya, osteoblas cepat daripada penghancur tulang di bawah pengaruh GH
penghasil tulang mengalahkan osteoklas penyerap tulang se- dan IGF-I (lihat h. 742-744).
hingga massa tulang bertambah. Karenanya, keseimbangan Stres mekanis juga menggeser keseimbangan ke arah
antara RANKL dan OPG adalah penentu penting densitas pengendapan tulang, menyebabkan massa tulang bertambah
tulang. Jika osteoblas menghasilkan lebih banyak RANKL dan tulang menjadi lebih kuat. Faktor mekanis menyesuai-
maka aktivitas osteoklas meningkat dan massa tulang berku- kan kekuatan tulang sebagai respons terhadap beban yang
rang. Jika osteoblas lebih banyak menghasilkan OPG maka dihadapinya. Semakin besar srres dan tekanan fisik yang di-
aktivitas osteoklas berkurang dan massa tulang bertambah. terima oleh suatu tulang, semakin tinggi kecepatan peng-
Yang penting, para ilmuwan saar ini berupaya mengungkap- endapan tulang. Sebagai contoh, tulang atlet lebih kuat dan
kan berbagai faktor yang mempengaruhi keseimbangan ini. lebih masif daripada orang yang tidak banyak beraktivitas
Sebagai contoh, hormon seks wanira estrogen merangsang tlslk.
aktivitas gen penghasil OPG di osteoblas, yaitu salah satu Sebaliknya, massa tulang berkurang dan tulang me-
lemah jika resorpsi tulang mengalahkan pengendapan tulang
sebagai respons terhadap hilangnya stres mekanis. Sebagai
contoh, massa tulang berkurang pada orang yang menjalani
tirah baring berkepanjangan atau mereka yang berada di
ruang angkasa. Astronot-asrronor dulu kehilangan hingga
200/o dari massa tuiang mereka sewaktu berada di orbit. Olah
raga terapetik dapat mengurangi atau mencegah pengurang-
an tulang tersebut.
RANK CATAIAN KLINIS. Massa tulang juga dapat ber.
I Ligan
(RANKL)
i tq*!p,"!tqt ,rl kurang seiring dengan penuaan. Kepadatan tulang memun-
L. ) 1fi" torel;-_1
tt. cak pada usia 30-an, kemudian mulai turun setelah usia 40

trc
. ----*) a tahun. Pada usia 50 sampai 60 tahun, resorpsi tulang sering

1
6 melebihi pembentukan tulang. Akibatnya adalah penurunan
massa tulang yang dikenal sebagai osteoporosis (berarti "tu-
I lang berpori"). Keadaan penipisan tulang ini ditandai oleh
TRANKL yu"sl berkurangnya pengendapan matriks tulang lebih karena me-
I
terikat ke OPG
tidak dapat
I
nurunnya aktivitas osteoblas dan/atau peningkatan aktivitas
I berikatan I

osteoklas daripada kelainan kalsifikasi tulang. Kausa yang


(dipicu oleh
I dengan RANK
I

I mendasari osteoporosis masih belum diketahui. Kadar Ca2.


pengikatan RANKL I

dengan RANK) dan POr3'plasma normal, demikian juga PTH. Osteoporosis


+
terjadi lebih sering pada wanira pascamenopause karena ber-
f".-"",*'l
Rnrux
t<erja
kurangnya estrogen yang memelihara tulang. (Untuk kete-
I I
rangan lebih detil tentang osteoporosis, lihat fitur dalam boks
dih.797, Lebih Dekat dengan Fisiologi Olahraga).
I
tl;,,ffi]
I osteoklas I
I PTH meningkatkan Ca2* plasma dengan menarik
Ca2* dari bank tulang.
I I
trr"k *""il] [Ek*""tr.*] Selain faktor-faktor yang ditujukan untuk mengontrol efek-
I mengalahkan I
Imengalahkan I tivitas mekanis tulang, sepanjang hidup PTH menggunakan
I efek osteoblas I efek osteoblas
I I tulang sebagai "bank' untuk menarik Ca2* sesuai kebutuhan
i I agar kadar Ca2. plasma dapat dipertahankan. Hormon para-

@ffi;l ffi---E l
tiroid memiliki dua efek besar pada tulang yang meningkatkan
konsentrasi Ca2t plasma. Pertama, hormon ini memicu efluks
Gambar'19-19 cepat Ca2* ke dalam plasma dari cadangan labil Ca2, yang
Peran osteoblas dalam mengatur perkembangan dan aktivitas jumlahnya terbatas di cairan tulang. Kedua, dengan me-
osteoklas rangsang disolusi tulang, hormon ini mendorong pemindahan

Kelenjar Endokrin Perifer 795


Ca2. dan POn3' secara perlahan dari cadangan stabil mineraJ diendapkan di sekitar eskosit-eskosit tersebut (Gambar 19-
tulang di dalam tulang itu sendiri ke dalam plasma. Akibatnya, 20). Osteon biasanya berjalan sejajar dengan sumbu panjang
remodeling tulang bergeser ke arah resorpsi tuiang dibanding- tulang. Pembuluh darah menembus tulang dari permukaan
kan pengendapan tulang. Marilah kita teliti secara lebih men- luar atau rongga sumsum dan berjalan melalui kanalis sen-
dalam efek PTH dalam memobilisasi Ca2- dari cadangan labil tralis. Osteoblas terdapat di sepanjang permukaan luar tulang
dan cadangan stabil di tulang. dan di sepanjang permukaan daiam yang melapisi kanalis
sentralis. Osteoklas juga terdapat di permukaan tulang yang
sedang mengalami resorpsi. Osteoblas permukaan dan os-
I Efek langsung PTH adalah mendorong teosit yang terkubur tersebut dihubungkan oleh anyaman
pemindahan Ca2* dari cairan tulang ke dalam ekstensif saluran-saluran halus berisi cairan, kanalikulus,
plasma. yang memungkinkan pertukaran bahan antara osteosit yang
terperangkap tersebut dan sirkulasi. Saluran-saluran halus ini
Sebagian besar tulang tersusun membentuk unit-unit osteon, juga mengandung juluran-juluran panjang halus dari osteosir
yang masing-masing terdiri dari satu kanalis sentralis yang dan osteoblas yang berhubungan satu sama lain, seolah-olah
dikelilingi oleh lamela yang tersusun konsentrik. Lamela sel-sel tersebut saling "berpegangan tangan". Anyaman sel
adalah lapisan osteosit yang terkubur di dalam tulang yang yang saling berhubungan ini, yang disebut membran tulang

tlll,i'.,;;
':, ...1 i

.s' Kanalis
..

s:t?l Osteosit sentralis


:
ll r j

Lamela

i!::r'

Osteon

Pembuluh darah
dari sumsum tulang

Kanalis
sentralis

Pembuluh di kanalis sentralis

Garnbar 19-20
Organisasi tulang menjadi osteon-osteon. (a) Osteon, unit struktural sebagian besar tulang, terdiri dari lamela konsentrik
(lapisan osteosit yang terkubur oleh tulang yang diendapkan sendiri di sekitar oskosit-oskosit tersebut) mengelilingi sebuah
kanalis sentralis. Sebuah cabang pembuluh darah halus menelusuri kanalis sentralis. (b) Pembesaran lamela di dalam sebuah
osteon. Suatu anyaman saluran halus, kanalikulus, menghubungkan osteosit-osteosit satu sama lain dan dengan kanalis
sentralis. Dari osteosit menjulur prosesus sitoplasma panjang ke osteosit di dalam kanalikulus ini.
(Sumber: Dimod if ikasi da n digamba r u lang dengan ijin dari A Spence dan E Mason, Human Anatomy and Physiology, 3'd ed. Hak
cipta O 1987 oleh Benjamin-Cummings Publishing Company. Dicetak ulang dengan ijin dari Pearson Education, lnc.).

796 Bab 19
Lebih Dekat dengan Fisiologi Olahraga
Osteoporosis: Penyebab Kerapuhan Tulang
Osteoporosis, penurunan kepadatan
tulang akibat berkurangnya peng-
endapan matriks organik tulang (lihat
gambar yang menyertai), adalah suatu
masalah kesehatan besar yang
mengenai 38 juta orang di Amerika
Serikat. Keadaan ini terutama banyak
dijumpai pada wanita perimenopause
dan pascamenopause. (Peri menopause E
adalah masa peralihan dari siklus haid !;

normal ke penghentian haid akibat co


menurunnya fungsi ovarium. Meno- o
pause adalah penghentian haid secara (.o
o
permanen). Selama waktu ini, wanita
co
mulai kehilangan 1% atau lebih L
J
densitas tulangnya per tahun. Kepadat- I
a
an tulang wanita lanjut usia biasanya o
o
hanya 50% sampai B0% dari kepadat-
I
an puncak mereka pada usia 35 tahun, ci
sementara tulang pria lanjut usia
mempertahankan 80% sampai 90% Tulang normal Tulang osteoporosis
dari kepadatan masa muda mereka. Perbandingan tulang normal dan osteoporotik. perhatikan berkurang-
Osteoporosis adalah penyebab nya kepadatan tulang osteoporotik dibandingkan dengan tulang
tingginya insidens fraktur tulang pada normal.
wanita berusia lebih dari 50 tahun
dibandingkan populasi pada umum-
nya. Karena massa tulang berkurang penyakit kardiovaskular; dan pemberi- reseptor estrogen di luar sistem
maka tulang menjadi lebih rapuh dan reproduksi, misalnya di tulang.
an Ca2* saja tidak efektif dalam
lebih rentan patah akibat jatuh, menghentikan penipisan tulang seperti Melalui pengikatan reseptor yang
terpukul, atau mengangkat sesuatu semula diharapkan. selektif ini, raloksifen meniru efek
yang normalnya tidak akan mem- positif estrogen pada tulang untuk
The Food and Drug Administration
pengaruhi tulang normal. Untuk setiap menghasilkan proteksi terhadap
baru-baru ini menyetujui penggunaan
pengurangan 10% massa tulang, risiko osteoporosis dengan menekan
empat obat baru untuk mengobati
fraktur berlipat dua. Osteoporosis osteoporosis: alendronat, kalsitonin aktivitas osteoklas sembari meng-
adalah penyebab yang mendasari dalam bentuk semprot hidung, hindari kemungkinan efek samping
sekitar 1,5 juta fraktur setiap tahun, raloksifen, dan teriparatid; dan estrogen pada organ reproduksi
dengan 530.00 di antaranya adalah yang berbahaya, misalnya pening-
beberapa obat Iain juga memberi
fraktur vertebra dan 221.000 fraktur harapan: katan risiko kanker payudara.
panggul. Biaya perawatan dan Teriparatid (Forteo), adalah obat
rehabilitasinya adalah 14 milyar $ per I Alendronat (Fosamax) adalah obat osteoporosis terbaru dan
tahun. Biaya nyeri, penderitaan, dan osteoporosis nonhormonal pertama. merupakan terapi pertama yang
hilangnya independensi tak terhitung. Obat ini bekerja dengan meng- merangsang pembentukan tulang,
Separuh dari wanita Amerika meng- hambat efek perusakan tulang bukan mencegah pengurangannya
alami nyeri dan deformitas tulang osteoklas. seperti yang dilakukan oleh obat
belakang pada usia 75 tahun. I Kalsitonin (Miacalcin), hormon sel C lain. Teriparatid, yang harus
tiroid yang memperlambat aktivitas disuntikkan, adalah fragmen aktif
Terapi Obat untuk Osteoporosis osteoklas, digunakan untuk hormon paratiroid (PTH). Meskipun
Terapi sulih estrogen, suplementasi mengobati osteoporosis stad ium pajanan berkepanjangan ke pTH,
Ca2*, dan program olahraga angkat lanjut, tetapi obat ini harus seperti pada hiperparatiroidisme,
beban yang teratur, secara tradisional disuntikkan setiap hari, suatu meningkatkan aktivitas osteoklas
telah menjadi pendekatan terapetik kendala bagi kepatuhan pasien. Kini dan mendorong penguraian tulang,
yang paling sering dilakukan untuk kalsitonin tersedia dalam bentuk namun bukti-bukti mengisyaratkan
memperkecil atau memulihkan semprot hidung yang lebih disukai sebaliknya, bahwa pemberian
kerapuhan tulang. Estrogen memper- pasien (Forticol). intermiten PTH (atau fragmen
lambat kehilangan tulang dengan I Raloksifen (Evista) tergolong dalam teriparatidnya yang aktif)
menghambat aktivitas osteoklas dan suatu kelompok baru obat yang meningkatkan pembentukan
memperlama usia osteoblas dengan dikenal sebagai selective estrogen osteoblas dan memperlama usia
menekan apoptosis (bunuh diri sel; rece pto r mod u lators (SERMs). sel-sel pembentuk tulang ini dengan
lihat h. 132). Namun, terapi estrogen Raloksifen tidak berikatan dengan menghambat apoptosis osteoblas.
dilaporkan berkaitan dengan pening- reseptor estrogen di organ repro- Go lon ga n statin (contoh ny a Li p ito r)
katan risiko kanker payudara dan duksi tetapi berikatan dengan adalah kelompok obat lain yang

(berlanjut)

Kelenjar Endokrin Perifer 797


Lebih Dekat dengan Fisiologi Olahraga
Osteoporosis: Penyebab Kerapuhan Tulan g (lanjutan)
memberi harapan dalam peng- jalur sinyal sitoplasma estrogen bahwa ketiadaan gravitasi menyebab-
obatan osteoporosis. Statin telah untuk menghambat apoptosis kan penurunan densitas tulang.
umum digunakan sebagai obat osteoblas. Kata ANGELS merujuk Studi-studi pada atlet, sebaliknya,
penurun kolesterol. Obat golongan kepada pengaktifan jalur nongen memperlihatkan bahwa aktivitas fisik
ini juga merangsang aktivitas ini, yang berbeda dari SERMs, yang yang menimbulkan beban meningkat-
osteoblas, mendorong pemben- mengaktifkan jalur tradisional kan kepadatan tulang. Di dalam
tukan tulang dan mengurangi estrogen di tulang. kelompok-kelompok atlet, densitas
angka fraktur; yaitu manfaat lain tulang berkorelasi langsung dengan
selain efeknya pada kolesterol. Obat Manfaat Olahraga bagi Tulang beban yang harus dipikul tulang. Jika
ini belum secara spesif ik disetujui Meskipun terdapat kemajuan dalam kita melihat tulang paha (femur) atlet,
untuk digunakan dalam terapi osteoporosis namun terapi densitas tulang tertinggi ditemukan
pencegahan kerapuhan tulang. tersebut umumnya kurang memuas- pada atlet angkat beban, diikuti secara
I ANGELS (activators of nongenomic kan, dan semua obat saat ini berkaitan berurutan oleh pelontar martil, pelari,
estroge n-l ike sig na I i ng) adalah kelas dengan efek samping. Karena itu, pemain bola, dan akhirnya perenang.
baru obat osteoporosis yang sedang pencegahan sejauh ini masih merupa- Pada kenyataannya, densitas perenang
dikembangkan, Sebagian besar efek kan pendekatan terbaik untuk tidak berbeda dari kontrol nonatlet.
estrogen ditimbulkan oleh peng- menangani penyakit ini. Tindakan Berenang tidak menimbulkan beban
ikatan estrogen ke reseptornya di pencegahan terbaik tampaknya adalah bagi tulang. Densitas tulang pada
nukleus sel sasaran. Pengikatan ini pembentukan tulang yang kuat lengan aktif pemain tenis pria
kemudian mengaktifkan gen-gen sebelum menopause melalui olahraga ditemukan lebih besar 35% daripada
tertentu, seperti yang dilakukan yang adekuat dan diet kaya Ca2*. lengannya yang tak bermain; pemain
oleh semua steroid (lihat h. 132). Besarnya cadangan tulang pada usia tenis wanita terbukti memiliki densitas
Namun, para ilmuwan baru-baru ini pertengahan memperlambat manifes- lengan bermain 28% lebih besar
menemukan bahwa estrogen tasi klinis osteoporosis pada usia lanjut, daripada lengan satunya. Satu
menghambat apoptosis osteoblas Aktivitas f isik yang berlanjut seumur penelitian mendapatkan bahwa
dengan menggunakan jalur yang hidup tampaknya memperlambat atau aktivitas yang sangat ringan penghuni
berbeda. Pada jalur sinyal sitoplas- mencegah pengeroposan tulang, panti wreda, yang usianya rerata 82
ma alternatif ini, untuk menimbul- bahkan pada usia lanjut. tahun, tidak hanya memperlambat
kan efeknya estrogen berikatan Telah banyak dibuktikan bahwa pengurangan tulang tetapi bahkan
dengan suatu reseptor di sitoplasma osteoporosis dapat disebabkan oleh menyebabkan peningkatan tulang
dan bukan berikatan dengan disuse - yaitu, akibat berkurangnya selama periode 36 bulan. Karena itu,
reseptor di nukleus. Esfren, obat beban mekanis pada tulang. Perjalanan olahraga adalah cara terbaik untuk
ANGELS pertama, mengaktifkan di luar angkasa jelas memperlihatkan melawan osteoporosis.

osteositik-osteoblastik, memisahkan tulang bermineral itu berkurang. Melalui cara ini, PTH menarik keluar Ca2- dari
sendiri dari plasma di dalam kanalis sentralis (Gambar 19- "ATM" bank tulang dan cepat meningkatkan kadar Ca2.
21a). Cadangan labil C*' yang terbatas ini berada di cairan plasma tanpa benar-benar masuk ke dalam bank (yaitu. tanpa
tulang yang berada di antara membran tulang ini dan tulang menguraikan tulang yang telah mengalami mineralisasi itu
di dekatnya di kanalikulus dan sepanjang permukaan kanalis sendiri). Pada keadaan normal, pertukaran ini jauh lebih
sentralis. penting untuk mempertahankan konsentrasi Ca2. plasma
Kerja paling awal PTH adalah mengaktifkan pompa daripada pertukaran lambat.
Ca2- terikat membran di membran plasma osteosit dan os-
teoblas. Pompa ini mendorong perpindahan Ca2*, tanpa di-
sertai oleh POr3-, dari cairan tulang ke dalam sel-sel tersebut. I Efek kronik PTH adalah mendorong disolusi
Dari sini, Ca'z. dipindahkan ke dalam plasma di kanalis sen- lokaltulang untuk membebaskan Ca2* ke dalam
tralis. Karena itu, PTH merangsang pemindahan Ca2t dari plasma.
cairan tulang menembus membran osteositik-osteoblas ke
dalam plasma. Perpindahan Ca'- keluar dari cadangan labil Pada kondisi-kondisi hipokalsemia kronik, seperti yang ter-
menembus membran tulang menghasilkan pertukaran cepat jadi pada defisiensi Ca2. dalam diet, PTH mempengaruhi
antara tulang dan plasma (Gambar l9-2lb). Karena luasnya pertukaran lambat Ca2* antara tulang itu sendiri dan CES
permukaan membran osteositik-osteoblastik maka perpin- dengan mendorong disolusi lokal tulang. Hormon ini me-
dahan Ca2- yang jumlahnya sedikit menembus masing- lakukannya dengan merangsang osteoklas untuk menelan
masing sel diperbanyak menjadi flula Ca2- besar-besaran tulang, meningkatkan pembentukan lebih banyak osteoklas,
antara cairan tulang dan plasma. dan secara transien menghambat aktivitas osteoblas. Tulang
Setelah Ca'. dipompa keluar, cairan tulang diganti mengandung sedemikian banyak Ca'?- dibandingkan dengan
dengan Ca2. dari tulang yang mengalami mineralisasi parsial plasma (lebih dari 1000 kali lebih banyak) sehingga meski-
di sepanjang permukaan tulang sekitar. Karena itu, pertu- pun PTH mendorong peningkatan resorpsi tulang namun
karan cepat Ca'z- tidak melibatkan resorpsi tulang yang telah tidak terlihat efek nyata yang segera pada tulang karena pro-
mengalami mineralisasi sempurna, dan massa tulang tidak porsi tulang yang terkena amatlah kecil. Namun, jumlah Ca2.

798 Bab 19
Membran tulang
osteositik-
Osteoblas Osteosit
Osteoblas

Kanalis sentralis

Kanalikulus Gairan tulang

-<___=---_>--
Lamela
(a)

Di kanalikulus Di kanalis sentralis


. Pada pertukaran cepat,
Ca2- dipindahkan dari
labile pool di cairan tulang
ke dalam plasma melalui
pompa Ca2. yang diaktifkan
oleh PTH yang terletak di
membran tulang osteositik-
osteoblastik.

. Pada pertukaran lambat,


Ca'?- dipindahkan dari stable
pool di tulang yang
Membran tulang osteositik-osteoblastik termineralisasi ke dalam
(dibentuk oleh juluran sitoplasma osteosit dan osteoblas plasma melalui disolusi
yang membentuk lembaran dan saling berhubungan) tulang yang dipicu oleh PTH
F = Pompa ca'z*
terikat membran

(b)
Gambar 19-21
Pertukaran cepat dan lambat Ca'z* menembus membran tulang osteositik-osteoblastik. (a) Gambaran skematik membran
tulang
osteositik-osteoblastik. osteosityang terkubur dan osteoblas permukaan saling berhubungan melalui tonjolan panjang
sitoplasma yang menjulur dari sel-sel ini dan saling berhubungan di dalam kanllikulus. nriyaman sel yang-saling berhr-bungan
ini, membran tulang osteositik-osteoblastik, memisahkan tulang termineralisasi dari plasma di kanalis sentralis.'Cairan tulaig
terletak antara membran dan tulang termineralisasi. (b) Gambaran skematik pertukaran Ca2* antara tulang dan plasma yang'
berlangsung cepat dan lambat.

yang "dipinjam" dari bank tulang, meskipun sangat kecil, PTH mengh4dapi dilema ini dengan pengaruhnya pada
dapat menyelamarkan nyawa karena memulihkan kadar Ca2. ginjal, suatu topik yang sekarang akan kita bahas.
plasma ke normal. Ca'- yang dipinjam kemudian kembali
diendapkan di tulang di lain waktu ketika pasokan Ca2- iebih
berlimpah. Semenrara itu, kadar Ca2- plasma tetap diper- I PTH bekerjapada ginjal untuk menghemat Ca2*
tahankan tanpa mengorbankan integritas tulang. Namun,
dan mengeluarkan POo3'.
sekresi berlebihan PTH yang rerus-menerus (berbulan arau
bertahun) akhirnya menyebabkan terbentuknya rongga- Hormon paratiroid merangsang konservasi Ca2* dan men-
rongga di seluruh tulang yang terisi oleh osteoklas yang dorong eliminasi POr3-oleh ginjal selama pembentukan urin.
sangat besaf. Di bawah pengaruh PTH, ginjal dapat meningkatkan re-
Ketika PTH mendorong larutnya kristal Ca,(POr), di absorpsi Ca2- yang terfiltrasi sehingga Ca2. yang lolos ke urin
tulang untuk mengambil kandungan Cattnya, baik ear- lebih sedikit. Efek ini meningkatkan kadar Ca2- plasma dan
maupun POr3' dibebaskan ke dalam plasma. Peningkatan menurunkan pengeluaran Ca2t di urin. (Akan sia-sia jika
POr3' plasma merupakan hal yang tidak diinginkan, tetapi tulang diresorpsi untuk mempercileh lebih banyak Ci. yang,

Kelenjar Endokrin Perifer 799


kemudian keluar melaiui urin). Sebaliknya, PTH menurunkan hubungan ini membentuk lengkung umpan balik negatif
reabsorpsi POr3' sehingga ekskresi PO43' di urin meningkat. sederhana untuk mengontrol sekresi PTH tanpa melibatkan
Akibatnya, PTH menurunkan kadar POr3'plasma bersamaan intervensi saraf atau hormon lain (Gambar 19-22).
dengan efeknya yang meningkatkan konsentrasi Ca2*.
Pengeluaran PO.,3' ekstra yang dipicu oleh PTH dari
cairan tubuh ini penting untuk mencegah pengendap an Cat*
I Kalsitonin menurunkan konsentrasi Ca2* plasma
yang dibebaskan dari tulang. Karena karakteristik kelarutan tetapi tidak penting dalam kontrol normal
garam Car(POr),, maka hasil kali konsentrasi Ca2- plasma metabolisme Ca2*.
dan konsentrasi POrs' plasma harus kira-kira sama. Karena
Kalsitonin, suatu hormon yang diproduksi oleh sel C kelen-
itu, terdapat hubungan terbalik antara konsentrasi Ca2t dan
jar tiroid, juga memiliki pengaruh pada kadar Ca2- plasma.
POr3' plasma; sebagai contoh, ketika kadar POr3' plasma
Seperti PTH, kalsitonin memiliki dua efek pada tulang, te-
meningkat, sebagian Ca't plasma dipaksa kembali masuk
tapi dalam hal ini kedua efekmenurunkankadar Cat- plasma.
tulang melalui pembentukan kristal hidroksiapatit sehingga
Pertama, dalam jangka pendek kalsitonin menurunkan per-
kadar Ca2- berkurang dan produk kalsium fosfat dijaga
pindahan Ca2- dari cairan tulang ke dalam plasma. Kedua,
konstan. Hubungan terbalik ini terjadi karena konsentrasi
dalam jangka panjang kalsitonin menurunkan resorpsi tulang
ion Ca2* dan POr3' di CES berada dalam keseimbangan
dengan menghambat aktivitas osteoklas. Penekanan resorpsi
dengan kristal tulang.
tulang menurunkan kadar POr3- serta mengurangi konsen-
Ingatlah bahwa baik Ca2t maupun PO..,3' dibebaskan
trasi Ca2* plasma. Efek hipokalsemik dan hipofosfatemik
dari tulang ketika PTH mendorong disolusi tulang. Karena
kalsitonin seluruhnya disebabkan oieh efek hormon ini pada
PTH disekresikan hanya jika Ca2- plasma turun di bawah
tulang. Hormon ini tidak berefek pada ginjal atau usus.
normal maka Ca'. yang dibebaskan diperlukan untuk me-
Seperti pada PTH, regulator utama peiepasan kalsitonin
mulihkan Ca2t plasma ke normal, sedangkan POr3-yang di-
adalah konsentrasi Ca2* bebas dalam plasma, tetapi berbeda
bebaskan cenderung menaikkan kadar POr3-plasma melebihi
dengan efeknya pada pelepasan PTH, peningkatan Ca2. plas-
normal. Jika kadar POr3'dibiarkan meningkat melebihi nor-
ma merangsang sekresi kalsitonin dan penurunan Catt plasma
mal maka sebagian dari Ca2. yang dibebaskan akan harus
menghambat sekresi kalsitonin (Gambar 19-22). Karena kal-
diendapkan kembali ke tulang bersama dengan POr3- agar
sitonin menurunkan kadar Ca2- plasma, maka sistem ini
produk kalsium fosfat konstan. Redeposisi Catt ini akan me-
membentuk kontrol umpan balik negatif sederhana kedua
nurunkan Ca2- plasma, yaitu efek yang berlawanan dari yang
atas konsentrasi Ca2. plasma, sistem yang berlawanan dengan
diinginkan. Karena itu PTH bekerja pada ginjal untuk
sistem PTH.
menurunkan reabsorpsi POr3 oleh tubulus ginjal. Hal ini
Namun, sebagian besar bukti mengisyaratkan bahwa
meningkatkan ekskresi PO43- di urin dan menurunkan kon-
peran kalsitonin tidak banyak atau tidak ada dalam kontrol
sentrasinya dalam plasma, meskipun terjadi pembebasan
normal metabolisme Ca2* atau POrl. Meskipun kalsitonin
POr3- ekstra dari tulang ke dalam darah.
melindungi tubuh dari hiperkalsemia namun kondisi ini
Efek penting ketiga PTH pada ginjal (selain mening-
jarang terjadi pada keadaan normal. Selain itu, pengangkatan
katkan reabsorpsi Ca2- dan menurunkan reabsorpsi POn3-)
tiroid atau tumor penghasil kalsitonin tidak mengubah kadar
adalah meningkatkan pengaktifan vitamin D oleh ginjal.
Ca2. atau POr3', mengisyaratkan bahwa hormon ini dalam
keadaan normal tidak esensial untuk mempertahankan
I PTH secara tak langsung mendorong penyerapan
Ca2* dan POo3-oleh usus.

:1.
I ca'- plasma
Meskipun PTH tidak memiliki efek langsung pada usus na-
mun hormon ini secara tak langsung meningkatkan penye-
rapan Ca2* dan POr3' dari usus halus dengan membantu
mengaktifkan vitamin D. Vitamin ini, sebaliknya, secara
langsung meningkatkan penyerapan Ca2t dan POr3- di usus,
suatu topik yang akan segera kita bahas secara lebih lengkap.
.l
Kelenjar paratiroid Sel C tiroid

I Regulator utama sekresi PTH adalah konsentrasi


Ca2* bebas. I PTH

Semua efek PTH meningkatkan konsentrasi Ca2. plasma.


Karena itu, sekresi PTH meningkat sebagai respons terhadap
J Ca'z- plasma
penurunan konsentrasi Ca2. plasma dan menurun oleh pe-
ningkatan kadar Ca2- plasma. Sel-sel sekretorik kelenjar para- Gannhar 19-22
tiroid peka terhadap perubahan kadar Ca2. bebas dalam plas- Lengkung umpan balik negatif yang mengontrol sekresi
ma. Karena PTH mengatur konsentrasi Ca2- piasma maka hormon paratiroid (PTH) dan kalsitonin

800 Bab 19
homeostasis Ca'* atau POr3-. Namun, kalsitonin mungkin D adalah suatu hormon. Namun, secara tradisional pembawa
berperan dalam melindungi integritas tulang kedka terjadi pesan kimiawi ini dianggap sebagai vitamin, karena dua
peningkatan besar kebutuhan akan Ca2., misalnya sewaktu ini perrama kali ditemukan dan diisolasi
alasan. Pertama, zat
kehamilan atau menyusui. Selain itu, sebagian pakar berspe- dari sumber makanan dan dinamai vitamin. Kedua, meski-
kulasi bahwa kalsitonin mungkin mempercepar penyim- pun kulit akan mampu menghasilkan vitamin D dalam
panan Ca2* yang baru diserap setelah makan. Hormon- jumlah memadai jika terpajan ke sinar matahari yang cukup
hormon saluran cerna yang disekresikan selama pencernaan namun berdiam diri dalam ruangan dan memakai baju ka-
terbukti merangsang pelepasan kalsitonin. rena udara dingin dan kebiasaan sosial di Amerika Serikat
dan di banyak bagian lain di dunia hampir setiap waktu tidak
memungkinkan kulit terpajan ke sinar matahari. Karena itu,
I Vitamin D sebenarnya adalah suatu hormon paling tidak sebagian dari vitamin D yang esensial ini harus
yang meningkatkan penyerapan kalsium di usus. berasal dari makanan.

Faktor terakhir yang terlibat dalam pengaturan metabolsime


Ca2. adalah kolekalsiferol, atau vitamin D, suatu senyawa PENGAKTIFAN VITAMIN D
mirip steroid yang esensial bagi penyerapan Ca2* di usus. Dari manapun sumbernya, vitamin D secara biologis inaktif
Vitamin D seyogianya dinggap sebagai suatu hormon karena ketika pertama kali masuk ke dalam darah dari kulit atau
tubuh dapat memproduksinya di kulit dari prekursor yang saluran cerna. Zat ini harus diaktifkan oleh dua proses bio-
berkaitan dengan kolesterol (7-dehidrokolesterol) pada kimiawi berurutan yang melibatkan penambahan dua gugus
pajanan ke sinar matahari. Zatini kemudian dibebaskan ke hidroksil (-OH) (Gambar 19-23). Reaksi-reaksi pertama
dalam darah untuk bekerja di tempat jauh, usus. Karena itu, terjadi di hati dan yang kedua di ginjal. Hasil akhir adalah
kulit sebenarnya adalah suatu kelenjar endokrin dan vitamin produksi vitamin D bentuk aktif, 1,25-(OH).-aitamin Iy,

Wtamin Dts

Gugus hidroksil (OH)

25-OFJ-rritamin D"

PTHtica2.ptasma

J Pooo plasma

Gambar 19-23
Pengaktifan vitamin D.

Kelenjar Endokrin Perifer 801


yang juga dikenal sebagai kalsitriol. Enzim-enzim ginjal yang dengan pengeluaran Ca'z.. Jika asupan Ca2- dari makanan
terlibat dalam tahap kedua pengaktifan vitamin D dirang- berkurang maka penurunan transien kadar Ca2- plasma me-
sang oleh PTH sebagai respons terhadap penurunan Ca2* rangsang sekresi PTH. Peningkatan PTH memiliki dua efek
plasma. Dalam tingkat yang lebih rendah, penurunan POr3- penting untuk mempertahankan keseimbangan Ca2.: (1) me-
plasma juga meningkatkan proses pengaktifan ini. rangsang reabsorpsi Ca2. oleh ginjal sehingga pengeluaran
Ca'. berkurang; dan (2) mengaktifkan vitamin D, yang me-
FUNGSIVITAMIN D ningkatkan efisiensi penyrapan Ca2* makanan. Karena PTH
Efek paling dramatik dari vitamin D aktif adalah peningkatan juga mendorong resorpsi tulang maka akan terjadi pengu-
penyerapan Ca2- di usus. Tidak sepefti kebanyakan konstituen rangan substansial mineral tulang jika asupan Ca2t berkurang
makanan, Ca2t dalam makanan tidak diserap secara serta merta untuk waktu yang lama, meskipun tulang tidak secara lang-
oleh usus. Pada kenyataannya, sebagian besar Ca2- yang ter- sung terlibat dalam mempertahankan pemasukan dan penge-
telan biasanya tidak diserap dan keluar melalui tinja. Di bawah luaran Ca2* dalam keseimbangan.
pengaruh vitamin D, lebih banyak Ca'* makanan yang diserap Riset terakhir menunjukkan bahwa fungsi vitamin D
ke dalam plasma ketika dibutuhkan. Bentuk aktif vitamin D, jauh lebih luas daripada efeknya pada penyerapan Ca2- dan
terlepas dari efeknya pada transpor Catt, juga meningkatkan PO*3- makanan. Vitamin D, pada konsentrasi darah yang
penyerapan POr3-. Selain itu, vitamin D meningkatkan ke- lebih tinggi daripada yang diperlukan untuk melindungi
pekaan tulang terhadap PTH. Karena itu, vitamin D dan PTH tulang, tampaknya menambah kekuatan otot dan juga pen-
sangat saling rergantung (Gambar 19-24). ting dalam metabolisme energi dan sistem imun. Vitamin D
PTH terutama bertanggung jawab mengontrol home- membantu menghambat terjadinya diabetes melitus, me-
vitamin D terlalu lambat untuk ber-
ostasis Ca2*, karena efek lawan beberapa tipe kanker, dan menghambat penyakit oto-
peran secara substansial dalam regulasi kontinyu konsentrasi imun misalnya sklerosis multipel melalui mekanisme yang
Ca2t plasma. Namun, baik PTH maupun vitamin D esensial belum diketahui. Berdasarkan efek-efek yang baru diketahui
bagi keseimbangan Ca2., proses yang menjamin bahwa dalam ini, para ilmuwan dan ahli gizi kini melakukan evaluasi ulang
jangka panjang, pemasukan Ca2- ke dalam tubuh ekivalen terhadap kecukupan harian anjuran (recommended dietary

Mengatasi
I Ua' prasma

l*
Kelenjar paratiroid

I
1 prn

-------.>
Meningkatkan
kepekaan tulang
terhadap PTH

J Reabsorpsi Ca2- Mobilisasi Ca2.


tubulus ginjal dari tulang

l.

I Ekskresi ca2t I Absorpsi Ca,.


di urin di usus

Gambar 19-24
lnteraksi antara PTH dan vitamin D
dalam mengontrol kalsium plasma. .. '.,,.i:lir*afi plas&a,,;',..'

802 Bab 19

-t
allowance, RDA) untuk vitamin D dalam makanan, khusus- berkurangnya PTH maka reabsorpsi PO43- di ginjal mening-
nya jika pajanan sinar matahari kurang memadai. RDA ke- kat, mengembalikan konsentrasi POr3- plasma ke arah normal.
mungkinan akan ditingkatkan, tetapi nilai optimalnya masih Kedua, penurunan POr3- plasma juga meningkatkan peng-
perlu ditentukan dengan studi-studi lebih lanjut. aktifan vitamin D, y*g kemudian mendorong penyerapan
PO43- di usus. Hal ini ikut membanru mengatasi hipofosfate-
mia pemicu. Perhatikan bahwa perubahan-perubahan ini tidak
I Metabolisme fosfat dikontrol oleh mekanisme mengganggu keseimbangan Ca2-. Meskipun peningkatan vita-
yang sama dengan yang mengontrol min D aktif merangsang penyerapan Ca2*, namun penurunan
metabolisme Ca2*. PTH yang kemudian terjadi menghasilkan peningkatan kom-
pensatorik ekskresi Ca2. di urin karena reabsorpsi C*. yang
Konsentrasi POr3' plasma tidak dikontrol seketat konsentrasi terfiltrasi berkurang.
Ca2. plasma. Fosfat diatur secara langsung oleh vitamin D dan
secara tak langsung oleh lengkung umpan balik Ca'Z- plasma-
PTH. Sebagai gambaran, penurunan konsentrasi POo3- plasma I Gangguan metabolisme Ca2* dapat terjadi
menimbulkan efek ganda untuk membantu meningkatkan akibat kelainan kadar PTH atau vitamin D.
kadar POr3 kembali ke normal (Gambar 19-25). Pertama,
karena hubungan terbalik antara konsentrasi POrs'dan Ca2" di CATAIAN KLINIS. Gangguan primer yang mempengaruhi
plasma, maka penurunan POr3- plasma meningkatkan Ca2. metabolisme Ca'zt adalah PTH yang terlalu banyak atau
plasma, yang secara langsung menekan sekresi PTH. Dengan terlalu sedikit atau defisiensi vitamin D.

Mengatasi Gannbar'!9-25
Kontrol fosfat plasma.

(Karena hubungan terbalik antara


konsentrasi POrl dan Caz- plasma
akibat karakteristik kelarutan garam
kalsium fosfat)

Kelenjar paratiroid

I prn

Jq
J Reabsorpsi POos
oleh ginjal
I Reabsorpsi Ca'z-
oleh ginjal

1 Ekskresi Ca'z-
di urin

I rsalino meniadakan r I

J Ekskresi Poos
t{- f Absorpsi POos
di urin Tidak ada perubahan pada Ca2* plasma di usus

Kelenjar Endokrin Perifer 803


HIPERSEKRESI PTH penyerapan Ca2-, PTH memperrahankan kadar Ca2- dengan
Kelebihan sekresi PTH, atau hiperparatiroidisme, yang mengorbankan tulang. Akibatnya, matriks tulang mengalami
biasanya disebabkan oleh tumor dengan hipersekresi di salah gangguan mineralisasi karena tidak tersedia garam-garam
Ca2* untuk diendapkan. Tulang yang mengalami deminera-
satu kelenjar paratiroid, ditandai oleh hiperkalsemia dan
hipofosfatemia. Pasien mungkin asimtomatik atau gejala da- lisasi menjadi lunak dan berubah bentuk, melengkung di
pat parah, bergantung pada besarnya masalah. Yang berikut bawah tekanan beban, khususnya pada anak. Keadaan ini
adalah kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi: dikenal sebagai rakitis pada anak dan osteomalasia pada
dewasa.
I Hiperkalsemia menurunkan eksitabilitas jaringan saraf
dan otot, menyebabkan gangguan sarafdan kelemahan otot,
termasuk penurunan kewaspadaan, kurangnya daya ingat,
dan depresi. Juga dapat terjadi gangguan jantung. PERSPEKTIF BAB lNl: FOKUS PADA
I Mobilisasi berlebihan Ca'. dan POr3-dari simpanan di HOMEOSTASIS
tulang menyebabkan penipisan tulang, yang dapat menye-
babkan cacat tulang dan peningkatan insidens fraktur. Sejumlah kelenjar endokrin yang terletak di perifer
I Grjadi peningkatan insidens batu ginjal yang mengan- berperan kunci dalam mempertahankan homeostasis, ter-
dung Ca2t karena Ca2* yang terfiltrasi dalam jumlah besar utama melalui pengaruhnya pada laju berbagai reaksi
dapat mengendap dan membentuk batu. Batu ini dapat metabolik dan pada keseimbangan elektrolit. Kelenjar-
mengganggu fungsi ginjal. Mengalirnya batu melalui ureter kelenjar endokrin ini mengeluarkan hormon sebagai res-
menyebabkan nyeri hebat. Karena berbagai kemungkinan ini pons terhadap rangsangan spesifik. Hormon-hormon ter-
maka hiperparatiroidisme dinamai penyakit " bones, stones, sebut, selanjutnya, menimbulkan efek yang bekerja secara
and abdominal groani' (tulang, batu, dan sakit perut). umpan balik negatif untuk menahan perubahan yang
I Yang juga menyebabkan "abdominal groan" tersebut memicu sekresinya, sehingga stabilitas lingkungan inter-
adalah bahwa hiperkalsemia dapat menyebabkan gangguan nal dapat dipertahankan. Kontribusi spesifik kelenjar
pencernaan misalnya tukak peptik, mual, dan konstipasi. endokrin perifer untuk homeostasis mencakup yang
berikut:
HIPOSEKRESI PTH
f Dua hormon terkait erat yang disekresikan oleh ke-
Karena hubungan anatomik kelenjar paratiroid yang berdekatan lenjar tiroid, tetraiodotironin (Tr) dan triiodotironin (Tr),
dengan tiroid maka kausa tersering defisiensi sekresi PTH atau meningkatkan laju metabolik keseluruhan. Efek ini tidak
hipoparatiroidisme dahulu adalah pengangkatan tak sengaja saja mempengaruhi laju pemakaian molekul nutrien dan O,
kelenjar paratiroid (sebelum dokter mengetahui keberadaannya) oleh sel di dalam lingkungan internal tetapi juga meng-
sewakru pengangkatan kelenjar tiroid (untuk mengobati penya- hasilkan panas, yang membantu mempertahankan suhu
kit tiroid). Jika semua jaringan paratiroid terangkat maka pasien tubuh.
tentu saja meninggal karena PTH esensial bagi kehidupan. Para I Korteks adrenal mengeluarkan tiga kelas hormon.
dokter bingung mengapa sebagian pasien meninggal segera AJdosteron, mineralokortikoid utama, esensial untuk kese-
setelah tiroid mereka diangkat meskipun tidak terlihat adanya imbangan Na. dan K*. Karena efek osmotik Na. maka
penyulit bedah. Kini setelah lokasi dan peran kelenjar paratiroid keseimbangan Na- sangat penring untuk mempertahankan
diketahui, para ahli bedah lebih berhati-hati untuk menyisakan volume CES yang sesuai dan tekanan darah arteri. Efek ini
jaringan paratiroid ketika mengangkat tiroid. Meskipun jarang, esensirl bagi kehidupan. Thnpa efek aldosteron yang meng-
hiposekresi PTH dapat terjadi karena serangan otoimun ter- hemat Na- dan HrO, akan sangat banyak plasma yang keluar
hadap kelenj ar paratiroid. di urin sehingga segera menyebabkan kematian. Pemelihara-
Hipoparatiroidisme menyebabkan hipokalsemia dan an keseimbangan K. adalah esensial bagi homeostasis karena
hiperfosfatemia. Gejala terutama disebabkan oleh mening- perubahan pada K- ekstrasel antara lain berpengaruh besar
katnya eksitabilitas neuromuskulus akibat berkurangnya pada eksitabilitas neuromuskulus dan mengganggu fungsi
kadar Ca'. bebas dalam plasma. Jika PTH sama sekali tidak normal jantung.
ada maka pasien akan cepat meninggal akibat spasme hipo- I Kortisol, glukokortikoid utama yang disekresikan
kalsemik otot-otot pernapasan. Pada defisiensi relatif PTH oleh korteks adrenal, meningkatkan konsentrasi glukosa,
(bukan ketiadaan total), muncul gejala-gejala ringan pening-
asam lemak, dan asam amino plasma di atas normal.
katan eksitabilitas neuromuskulus. Kram dan kedutan otot Meskipun mendestabilisasi konsentrasi molekul-molekul
timbul akibat aktivitas spontan di saraf motorik, sementara tersebut dalam lingkungan internal namun efek-efek ini
kesemutan dan sensasi seperti ditusuk terjadi karena aktivitas secara tak langsung ikut berperan dalam homeostasis
spontan saraf sensorik. Perubahan mental mencakup iritabi- dengan segera menyediakan molekul-molekul sebagai
litas dan paranoia. sumber energi atau bahan baku untuk perbaikan jaringan
yang membantu tubuh beradaptasi menghadapi situasi
DEFISIENSIVITAMIN D stres.
Konsekuensi utama defisiensi vitamin D adalah gangguan I Hormon seks yang dikeluarkan oleh korteks adrenal
penyerapan Cal di usus. Dalam menghadapi penurunan tidak berperan dalam homeostasis.

804 Bab 19
I - Hormon utama yang disekresikan oleh medula adrenal, I Dua hormon utama oleh pankreas endokrin, insulin
epinefrin, umumnya memperkuat aktivitas sistem saraf dan glukagon, penring untuk mengubah jalur metabolik
simpatis. Hormon ini ikut serta dalam homeostasis melalui antara keadaan absorptif dan pasca-absorptif, yang memper-
perannya dalam regulasi tekanan darah. Epinefrin juga ber- tahankan kadar molekul nutrien dalam plasma.
kontribusi untuk homeostasis secara tak langsung dengan I Hormon paratiroid dari kelenjar paratiroid sangat pen-
membantu tubuh mempersiapkan diri untuk respons fisik ting untuk mempertahankan konsentrasi Ca2. plasma. PTH
puncak dalam situasi lawan atau lari. Hal ini mencakup esensial untuk hidup karena efek Ca2. pada eksitabilitas
peningkatan konsentrasi glukosa dan asam lemak di atas neuromuskulus. Thnpa PTH, kematian segera terjadi akibat
normal yang menyediakan tambahan sumber energi bagi asfiksi yang ditimbulkan oleh spasme hebat otot-otot per-
aktivitas fisik yang akan meningkat. napasan.

RINGKASAN BAB
Kelenjar Tiro id, (h. 7 57 -7 64) Aldosteron mengatur keseimbangan Nat dan K. dan pen-
I Kelenjar tiroid mengandung dua jenis sel sekretorik ting untuk homeostasis tekanan darah, yang dicapai se-
endokrin: (1) sel folikel, yang menghasilkan hormon yang cara sekunder oleh efek osmorik Nat dalam memperta-
mengandung iodium, T, (tiroksin atau tetraiodotironin) hankan volume plasma, suatu efek yang menyelamatkan
dan T, (triiodotironin), ymg secara kolektif dikenal se- nyawa.
bagai hormon tiroid; dan (2) sel C, yang mensintesis hor- Kontrol sekresi aldosteron berkaitan dengan keseimbang-
mon pengatur Ca2t, kalsitonin. (Lihatlah Gambar l9-l). an Na* dan K- serta dengan regulasi rekanan darah dan
I Semua tahap dalam sintesis hormon tiroid berlangsung di tidak dipengaruhi oleh ACTH.
molekul besar tiroglobulin di dalam koloid, suatu lokasi Kortisol membantu tubuh mengatur metabolisme bahan
ekstrasel "inland'yang terletak di bagian interior folikel bakar dan penting dalam adaptasi stres. Hormon ini me-
tiroid. Hormon tiroid disekresikan melalui proses fago- ningkatkan kadar glukosa, asam amino, dan asam lemak
sitosis sepotong koloid oleh sel folikel yang menyebabkan darah serta mencadangkan glukosa untuk digunakan oleh
pembebasan T, dan T. yang lalu berdifusi menembus otak yang dependen glukosa. Molekui-molekul organik
membran plasma dan masuk ke dalam darah. (Lihatlah yang dimobiiisasi ini tersedia untuk digunakan sebagai
Gambar 19-l dan 19-2). sumber energi atau untuk memperbaiki jaringan yang
I Hormon tiroid adalah penentu utama laju metabolik rwak. (Lihatlah Gambar 19-8 dan Tabel 19-3, h. 774)
keseluruhan tubuh. Dengan mempercepat laju metabolik Sekresi kortisol diatur oleh lengkung umpan balik negatif
sebagian besar jaringan, hormon ini meningkatkan pro- yang melibatkan CRH hipotalamus dan ACTH hipofisis.
duksi panas. Hormon tiroid juga meningkatkan kerja Stres adalah perangsang paling kuat untuk peningkatan
mediator-mediator kimiawi sistem saraf simpatis. Melalui aktivitas sumbu CRH-ACTH-kortisol. Kortisol juga mem-
cara ini dan cara lain, hormon tiroid secara tak langsung perlihatkan irama diurnal 14tas. (Lihatlah Gambar 18-3,
meningkatkan curah jantung. Yang terakhir, hormon ti- h. 728; 18-4, h. 729; 19-8, h. 767; tlan t9-12, h. 771.
roid esensial bagi pertumbuhan normal serta perkem- Dehidroepiandrosteron mengarur dorongan seks dan per-
bangan dan fungsi sistem saraf. tumbuhan rambut pubis pada wanita.
I Sekresi hormon tiroid diatur oleh sistem umpan balik Medula adrenal terdiri dari neuron-neuron pascaganglion
negatif antara TRH hipotalamus, TSH hipofisis anterior, simpatis yang telah mengalami modifikasi. Bagian ini
dan T, dan T, kelenjar tiroid. Lengkung umpan balik ini mengeluarkan katekolamin epinefrin ke dalam darah se-
mempertahankan kadar hormon tiroid relatif konstan. bagai respons terhadap stimulasi simpatis. Umumnya epi-
Pajanan dingin pada neonatus adalah satu-satunya sinyal nefrin memperkuat efek sistem saraf simpatis dalam
ke hipotalamus yang diketahui efektif meningkatkan menghasilkan respons "lawan atau lari" sistemik dan da-
TRH dan selanjutnya meningkatkan sekresi hormon lam mempertahankan tekanan darah arteri. Epinefrin ju-
tiroid. (Liharlah Gambar 19-3). ga memiliki efek metabolik penting, yaitu meningkatkan
glukosa dan asam lemak darah. (Lihatlah Gambar 7-4, h.
Kelenjar Adrenal (h. 764-773) 263, dan Tabel 19-2, h. 772).
I Masing-masing (dari sepasang) kelenjar adrenal terdiri Perangsang utama peningkatan sekresi adrenomedula
dari dua organ endokrin berbeda-korteks adrenal di se- adalah pengaktifan sistem simpatis oleh stres (Lihatkh
belah luar yang menghasilkan steroid dan medula adrenal Tabel 19-3 dan Gambar 19-12).
di sebelah dalam yang menghasilkan katekolamin. (Lihat-
lah Gambar l9-7. Respons Stres Terpadu (h.773-776)
I Korteks adrenal mengeluarkan tiga kategori hormon I Kata stres mer$uk kepada respons nonspesifik generali-
steroid: mineralokortikoid (terutama aldosteron), gluko- sata tubuh terhadap setiap faktor yang mengalahkan, atau
kortikoid (terutama kortisol), dan hormon seks adrenal mengancam untuk mengalahkan, kemampuan kompen-
(terutama androgen lemah, dehidroepiandrosteron). sasi tubuh untuk mempertahankan homeostasis. Kata

Kelenjar Endokrin Perifer 805


s.tresormefl4uk kepada semua rangsangan pengganggu tersebut masing-masing menjadi glikogen, trigliserida,
yang memicu respons stres. dan protein. Dalam melakukannya, hormon ini menu-
I Selain respons spesifik terhadap berbagai stresor, semua runkan konsentrasi molekul-molekul organik kecil ini
stresor menimbulkan respons stres generalisata yang se- dalam darah.
rupa: (1) pengaktifan sistem saraf simpatis disertai oleh I Sekresi insulin meningkat selama keadaan absorptif, ter-
sekresi epinefrin, yang bersama-sama mempersiapkan tu- utama oleh efek langsung peningkatan glukosa darah ter-
buh untuk respons lawan atau larl; (2) pengaktifan sistem hadap sel p, dan terurama bertanggung jawab untuk
CRH-ACTH-kortisol, yang membantu tubuh mengha- mengarahkan lalu lintas molekul organik ke dalam sel
dapi stres terutama dengan memobilisasi sumber daya selama keadaan ini. (Lihatlah Gambar 19-14 sampai t9-
metabolik; (3) peningkatan glukosa dan asam lemak da- 18).
rah melalui penurunan sekresi insulin dan peningkatan I Glukagon memobilisasi molekul kaya energi dari sim-
sekresi glukagon; dan (4) pemeliharaan volume dan panannya selama keadaan pasca-absorptif. Glukagon,
tekanan darah melalui peningkatan aktivitas sistem renin- yang disekresikan sebagai respons terhadap efek langsung
angiotensin-aldosteron bersama dengan peningkatan se- penurunan glukosa darah pada sel cr pankreas, umumnya
kresi vasopresin. Semua efek ini dikoordinasikan oleh melawan efek insulin. (Lihatlah Gambar j9-17 dan 19-
hipotalamus. (Lihatlah Gambar 19-11 dan 19-12 serta 18).
Tabel 19-3).
Kontrol Endokrin Metabolisme Kalsium (h. 791-804)
Kontrol Endokrin Metabolisme Bahan Bakar (h. 776-791) I Perubahan konsentrasi Ca2- bebas dalam plasma, yaitu
I Metabolisme antara atau bahan bakar, secara kolektif, bentuk aktif biologis ion ini, menimbulkan efek yang
adalah sintesis (anabolisme), penguraian (katabolisme), besar dan membahayakan, terutama pada eksitabilitas
dan transformasi ketiga kelas nutrien organik kaya neuromuskulus. Hiperkalsemia menurunkan kepekaan
energi-karbohidrat, lemak, dan protein-di dalam tubuh. terhadap rangsang, sementara hiperkalsemia menyebab-
(Lihatlah Tabel 19-4 dan Gambar 19-13). kan eksitabilitas berlebihan pada saraf dan otot. Jika eksi-
I Glukosa dan asam lemak yang masing-masing berasal tabilitas berlebihan ini cukup parah maka dapat terjadi
dari karbohidrat dan lemak, terutama digunakan sebagai kontraksi spastik mematikan otot-oror pernapasan.
bahan bakar metabolik, sementara asam amino yang ber- I Tiga hormon mengarur konsentrasi Ca2- plasma (dan
asal dari protein terutama untuk sinresis protein struktu- secara bersamaan mengatur POn3-)-hormon paratiroid
ral dan enzim. (Lihatlah Tabel 19-fl. (PTH), kalsitonin. dan viramin D.
I Selama keadaan absorptif setelah makan, nutrien yang I PTH, yang sekresinya secara langsung ditingkatkan oleh
diserap dan berlebihan serra tidak segera digunakan untuk penurunan konsentrasi Ca2- plasma, bekerja pada tulang,
menghasilkan energi atau sintesis protein akan disimpan ginjal, dan usus untuk meningkatkan konsentrasi Ca2*
hingga jumlah terbatas sebagai glikogen di hati dan otot plasma. Dalam melakukannya, hormon ini esensial untuk
tetapi umumnya sebagai trigliserida di jaringan lemak. hidup dengan mencegah konsekuensi fatal hipokalsemia.
(Liharlah Tabel t9-Q. Efek spesifik PTH pada tulang mendorong perpindahan
f Selama keadaan pasca-absorptif antara waktu makan Ca2. dari cairan tulang ke dalam plasma dalam jangka
ketika tidak ada nutrien baru yang masuk ke darah, pendek dan mendorong disolusi lokal tulang dengan me-
simpanan glikogen dan trigliserida dikatabolisasi untuk ningkatkan aktivitas osreoklas (sel pelarut tulang) dalam
membebaskan molekul nutrien ke dalam darah. Jika di- jangka panjang. (Lihatlah Gambar 19-19 sampai 19-22).
butuhkan, protein tubuh diuraikan untuk membebaskan I Disolusi kristal tulang kalsium fosfat menyebabkan pem-
asam amino untuk diubah menjadi glukosa. Konsentrasi bebasan POr3-dan Ca2- ke dalam plasma. PTH bekerja
gukosa darah harus dipertahankan di atas batas kritis pada ginjal untuk meningkatkan reabsorpsi Ca2t yang ter-
bahkan dalam keadaan pasca-absorptif, karena otak ber- filtrasi sehingga ekskresi Ca'z- di urin berkurang dan kon-
gantung pada glukosa darah sebagai sumber energinya. sentrasinya dalam plasma meningkat. Secara bersamaan,
Jaringan yang ddak bergantung pada glukosa beralih ke PTH mengurangi reabsorpsi POr3-ginjai, dengan cara ini
asam lemak sebagai bahan bakar metaboliknya sehingga meningkatkan ekskresi POr3- dan menurunkan kadar
glukosa disisakan hanya untuk otak. (Lihatlah Tabel POr3' plasma. Hal ini penting karena peningkatan POr3-
r9-6). plasma akan memicu pengendapan sebagian dari C*-
I Pergeseran dalam jalur metabolik antara keadaan absorp- plasma kembali ke tulang.
tif dan pasca-absorptif ini dikontrol oleh hormon. Hor- I Selain itu, PTH mempermudah pengaktifan vitamin D,
mon terpenring dalam hal ini adalah insulin. Insulin yang pada gilirannya merangsang penyerapan Ca2- dan
disekresikan oleh sel B pulau Langerhans, bagian endo- POn3'dari usus. (Lihatlah Gambar 19-23 dan l9-24).
krin dari pankreas. Hormon pankreas utama lainnya, I Vtamin D dapat disintesis dari turunan kolesterol di kulit
glukagon, disekresikan oleh sel o pulau Langerhans. jika terpajan ke sinar matahari, tetapi sumber endogen ini
(Lihathh Tabel t9-7, h. 792). biasanya kurang memadai sehingga vitamin D harus
I Insulin adalah suatu hormon anabolik; hormon ini men- didapatkan dari makanan. Dari kedua sumber ini, vitamin
dorong penyerapan glukosa, asam lemak, dan asam D mula-mula harus diaktifkan oleh hati dan kemudian
amino oleh sel dan meningkatkan perubahan zat-zat oleh ginjal (tempat regulasi pengaktifan vitamin D oleh

806 Bab 19
PTH) sebelum zat ini dapat melakukan kerjanya di usus. sekresikan sebagai respons terhadap peningkatan konsen-
(Lihatkh Gambar I 9-23). trasi Ca2* plasma dan bekerja menurunkan kadar Ca2-
I Kalsitonin, suatu hormon yang diproduksi oleh sel C plasma dengan menghambat aktivitas osteoklas tulang.
kelenjar tiroid, adalah faktor ketiga yang mengatur Ca2.. Kalsitonin kurang penting kecuali pada keadaan hiper-
Melalui mekanisme umpan balik negatif, kalsitonin di- kalsemia yang jarangterjadi. (Lihatlah Gambar 19-22).

SOAL LATIHAN
Pertanyaan Obyektif (Jawaban di h. A-60) c. aldosteron
1. Respons terhadap hormon tiroid dapat dideteksi dalam d.kortisol
beberapa menit setelah sekresinya. (Benar atau salah?) e.hormon tiroid
2. Hipersekresi androgen adrenal biasanya disebabkan oleh 16. Tirnjukkan bentuk primer dalam sirkulasi dan bentuk
defisiensi suatu enzim yang penting untuk sintesis penyimpanan ketiga kelas nutrien organik ini
kortisol. (Benar atau salah?) Bentuk utama Bentuk utama
3. Hormon seks "pria' diproduksi baik oleh pria maupun dalam sirkulasi dalam penyimpanan
wanita di korteks adrenal. (Benar atau salah?)
Lemak 1. 2.
4. Konsekuensi paling mengancam nyawa dari hipokalsemia
Protein
adalah berkurangnya pembekuan darah. (Benar atau
Karbohidrat 5. 6.
sakh?)
5 Kelebihan glukosa dan asam amino serta asam lemak Pertanyaan Esai
dapat disimpan sebagai trigliserida. (Benar atau salah?) 1. Jelaskan tahap-tahap sintesis hormon tiroid!
6. Insulin adalah satu-satunya hormon yang dapat 2. Apa efek T, dan Tr? Mana yang lebih kuat? Dari mana
menurunkan kadar glukosa darah. (Benar atau salah?) sebagian besar T, dalam darah berasal?
7. Kristal tulang Car(POr), membentuk cadangan labil 3. Jelaskan regulasi hormon tiroid!
tempat Ca2- dapat dengan cepat dieksktraksi di bawah 4. Bahaslah penyebab dan gejala hipotiroidisme dan hiper-
pengaruh PTH. (Benar atau salah?) tiroidisme. Untuk setiap penyebab, tunjukkan apakah
Semua Ca2' yang ditelan akan diserap tanpa pandang timbul gondok atau tidak, dan jelaskan mengapal
bulu di usus. (Benar atau salah?) 5. Apa hormon-hormon yang dikeluarkan oleh korteks
Molekul prekursor besar bersama yang menghasilkan adrenal? Apa fungsi dan kontrol masing-masing hormon
ACTH, MSH, dan p-endorfin dikenal sebagai ... tersebut?
10. Lumen folikel tiroid terisi oleh ..., yang protein besar 6. Bahaslah penyebab dan gejala masing-masing jenis dis-
utama pembentuknya adalah ... fungsi adrenokorteks!
11. Tiga jaringan utama yang tidak bergantung pada insulin 7. Apa hubungan medula adrenal dengan sistem saraf
untuk menyerap glukosa adalah ..., ...., dan ... simpatis? Apa fungsi epinefrin? Bagaimana pengeluaran
12. ... adalah perubahan giukosa menjadi glikogen. ... epinefrin dikontrol?
adalah perubahan glikogen menjadi glukosa. ... adalah 8. Definisikan streslJelaskan respons saraf dan hormon ter-
perubahan asam amino menjadi glukosa. hadap stresorl
t3. Tiga kompartemen yang melakukan pertukaran Ca'. 9. Definisikan metabolisme bahan bahar, anabolisme, dan
dengan CES adalah
dan ... katabolisme!
t4. Mana dari yang berikut adalah karakteristik keadaan 10. Bedakan antara keadaan absorptif dan pasca-absorptif
pasca-absorpt iQ (Tunj u k k an s emua ! ang te rmas u k) dalam kaitannya dengan penanganan molekul nutrient!
a. glikogenolisis 11. Sebutkan dua jenis utama sel di pulau Langerhans, dan
b. glukoneogenesis sebutkan produk hormon masing-masingl
c. lipolisis 12. Bandingkan fungsi dan kontrol sekresi insulin dengan
d. glikogenesis fungsi dan kontroi sekresi glukagon!
e. sintesis protein 13. Apa konsekuensi diabetes melitus? Bedakan antara dia-
f sintesis trigliserida betes melitus tipe 1 dan tipe 2!
g. penguraian protein 14. Mengapa Ca2. plasma harus diatur secara ketat?
h. peningkatan sekresi insulin 15. Jelaskan bagaimana osteoblas mempengaruhi fungsi
i. peningkatan sekresi glukagon osteoklas!
j. penghematan glukosa 16. Bahaslah kontribusi hormon paratiroid, kaisitonin, dan
15. Mana dari hormon berikut yang tidak memiliki efek vitamin D terhadap metabolisme Ca'z-! Jelaskan sumber
metabolik langsung? dan kontrol masing-masing hormon inil
a. epinefrin 17. Bahaslah gangguan-gangguan utama pada metabolisme
b. hormon pertumbuhan Ca2-!

Kelenjar Endokrin Perifer 807


UNTUK DIRENUNGKAN
(Penjelasan di h. A-60) seringai khas di sisi wajah tersebut. Kelainan endokrin
1. Iodium secara alami terdapat di air laut dan banyak ap a y ang dapat menimbulkan yang diseb ut sebagai
ditemukan di tanah sepanjang pantai. Ikan dan kerang ^pa
tanda Chuostek ini?
yang hidup di laut dan tumbuhan yang tumbuh di pe- 5. Segera setelah teknik pengukuran kadar Ca2- plasma di-
sisir menyerap iodium dari lingkungannya. Air rawar kembangkan pada tahun 1920-an, para dokter meng-
tidak mengandung iodium, dan tanah semakin keku- amati bahwa hiperkalsemia terjadi pada berbagai kanker.
rangan besi jika terletak semakin jauh dari laut. Dengan Para peneliti terdahulu menyarankan bahwa hiperkal-
mengetahui hal ini, jelaskan mengapa Amerika Serikat semia terkait keganasan ini berasal dari sel tumor meta-
bagian midwestern dahulu dikenal sebagai daerah gon- statik (lihat h. 478) yangmenginvasi dan merusak tulang
dok endemik. Mengapa daerah ini tidak lagi menjadi sehingga terjadi pembebasan Ca2* ke dalam darah. Pan-
daerah gondok endemik meskipun tanahnya masih ke- dangan ini disangkal ketika dokter mengamati bahwa
kurangan iodium? hiperkalsemia sering terjadi tanpa adanya kelainan tu-
2. Mengapa dokter menganjurkan bahwa orang yang lang. Selain itu, pasien kanker sering memperlihatkan
alergi terhadap sengatan lebah dan karenanya berisiko hipofosfatemia selain hiperkalsemia. Temuan ini men-
mengalami syok anafilaktik (lihat h. 484) membawa dorong para peneliti mencurigai bahwa tumor mungkin
ampul epinefrin untuk segera disuntikkan jika mereka menghasilkan bahan mirip PTH. Jelaskan bagaimana
tersengat lebah? mereka sampai pada kesimpulan ini. Pada tahun 1987,
3. Mengapa suatu infeksi cenderung meningkatkan kadar bahan ini teridentifikasi dan dinamai parathJtroid
glukosa darah pada orang diabetes? ltormone-related peptide (PTHTP), yang berikatan dan
4. Pengetukan nervus fasialis di sudut rahang pada pasien mengaktifkan reseptor PTH.
dengan hiposekresi moderat hormon tertentu memicu

KASUS KLINIS
(Penjelasan di h. A-6f) Najma mengalami hiperglikemia. Dokternya mengarakan
Najma G pergi berobat setelah siklus haidnya berhenti dan ia bahwa ia mengidap suatu penyakit endokrin yang dijuluki
mulai mengalami pertumbuhan rambut wajah yang ber- "diabetes of bearded ladiei'. Berdasarkan gejalanya dan
lebihan. Ia juga menjadi lebih haus daripada biasanya dan pengetahuan anda tentang sistem endokrin, apa defek yang
sering berkemih. Evaluasi klinis mengungkapkan bahwa menurur anda mendasari kondisi Najma ini?

SU M BER BAEAAN PIjY5IOEDGE


Situs PhysioEdge kenalkan aspek-aspek klinis fisiologi manusia. Untuk bab ini
Situs untuk buku ini berisi banyak alat bantu belajar yang lihatlah: Case History 4: Staruation in the Midst of Plenty; Case
bermanfaat, serta banyak petunjuk untuk bahan bacaan lebih History 5: Eighr Years Later.
lanjut dan riset. Masuklah ke:
Untuk anjuran bacaan, konsultasilah ke InfoThac'College
http ://biolog;r. brookscole.com/sherwoodhp6
Edition/Research di situs PhysioEdge atau pergi langsung ke
Pilihlah Chapter 19 dari menu drop-tlown atanklik salah satu InfoTiac College Edition, perpusrakaan riser online anda di
dari banyak pilihan, termasuk Case llistories, yang memper- http://infotrac.thomsonlearning.com.

808 Bab 19
Sistem Reproduksi

$isterm'tr,*fu4;*l
i.tllfi
- .:. rnem$}er*a!'lankare
.t:: hornenstasis
j]"-.*

P'9*s'Xne{3s&$i$
,{ *semsietr *}eS;
k*langsumgax
hie$up se$

$el rmt*xmh*mtaxk
sistes'$"? tu{*a;*l

Fungsi normal sistem reproduksi tidak ditujukan untuk reproduksi, cetak biru genetik yang kompleks masing-masing
homeostasis dan tidak esensial bagi hidup seseorang tetapi spesiesdapat bertahan melebihi lama hidup masing-masing
penting bagi kelangsungan hidup spesies. Hanya melalui anggota spesies tersebut.

810
Fisiologi Sel

Bahan-bahan kimia yang sama yang membentuk sel


SEKILAS I5I
hidup ditemukan juga pada benda-benda mati. Mes-
MENGAMATISEL
kipun para peneliti telah berhasil mengetahui bahan-
GAMBARAN SINGKAT STRUKTUR SEL
bahan kimia pembentuk sel namun mereka belum
RETIKULUM ENDOPLASMA DAN SEGREGASI SINTESIS mampu menyusun bahan-bahan kimia ini menjadi
I Retikulum endoplasma kasai sebuah sel hidup di laboratorium. Kehidupan berakar
I Retikulum endoplasma halus dari organisasi dan interaksi kompleks bahan-bahan
KOMPLEKS GOLGI DAN EKSOSITOSIS kimia ini di dalam sel. Kelompok-kelompok bahan
I Peran kompleks Golgi kimia secara struktural tersusun dan berfungsi ber-
I Sekresi dengan cara eksositosis sama-sarna dalam cara yang unik untuk membentuk
LISOSOM DAN ENDOSITOSIS sel, entitas terkecil kehidupan. Sel-sel, pada giliran-
I Peran lisosom nya, berfungsi sebagai penyusun bagi tubuh utuh
I Endositosis yang maha rumit. Karena itu, sel adalah jembatan
PEROKSISOM DAN DETOKSIFIKASI antara bahan kimia dan manusia (dan makhluk
hidup lainnya). Selain itu, semua sel baru dan semua
MITOKONDRIA DAN PEMBENTUKAN ATP
kehidupan baru berasal dari pembelahan sel yang
I Peran mitokondria sudah ada sebelumnya, bukan dari benda mati. Ka-
I Pembentukan ATP dalam kondisi aerob dan anerobik
rena kontinuitas hidup inilah maka sel dari semua
I Pemakaian ATP
makhluk memiliki struktur cian fungsi mendasar yang
VAULT SEBAGAI TRUK sEL serupa. Tabel 2-7 meringkaskan prinsip-prinsip ini,
SITOSOL: GEL SEL yang secara kolektif dikenal sebagai teori sel. Dengan
SITOSKELETON: "TULANG DAN OTOT" SEL mengkaji sel lebih dalam hingga ke struktur molekular
I Peran mikrotubulus, mikrofilamen, dan filamen intermediet dan organisasi sel yang membentuk tubuh, para ahli
Fisiologi modern kini mulai berhasil mengungkap
banyak dari misteri bagaimana tubuh bekerja.

MENGAMATI SEL
Sd-sel yang membentuk tubuh manusia berukuran
*'d[e-iki".t kecilsehingga tidak dapat dilihat dengan
mata telanjang. Partikel terkecil yang masih dapat
dilihat dengan mata telanjang berukuran 5 sampai
10 kali lebih besar daripada sel manusia tipikal, yang
memiliki garis tengah tata-rata l0 sampai 20 mikro-
meter (pm). Jika sekitar 100 sel ukuran rata-rata di-
jajarkan berdampingan maka panjang yang dapat
dicapai barulah I mm (1 pm = sepersejuta meter; 1
mm = seperseribu meter; I m = 39,37 in) (Lihat
Apendiks A untuk perbandingan satuan metrik dan
ekivalennya dalam satuan Inggris. Apendiks ini juga
berisi perbandingan visual ukuran sel dalam
hubungannya dengan struktur-struktur terkait).

23
Konsep, Tantangan, dan Kontroversi
Sel HeLa: Masalah dalam lndustri "Tumbuh"

Banyak kemajuan mendasar dalam manusia menjadi alat penting di lnvasi sel HeLa ke biakan sel lain
fisiologi sel, genetika, dan riset kanker banyak bidang riset biologis. adalah bukti sifat agresif dan ganas
berasal dari pemanfaatan sel-sel yang Tetapi pada tahun 1966, ahli sebagian sel kanker. Di laboratorium
ditumbuhkan, atau dibiak (dikultur), di genetika Stanley Gartler mengumum- pembiakan sel, aturan-aturan tentang
luar tubuh. Pada pertengahan abad kan penemuan yang mengejutkan. la teknik steril diharapkan dapat memasti-
terakhir telah banyak dilakukan upaya menganalisis l8 turunan sel manusia kan bahwa pencemaran silang satu
untuk membiakkan sel manusia yang berbeda dan menemukan bahwa biakan dengan biakan lain tidak
menggunakan jaringan yang diperoleh semuanya telah tercemar dan diambil terjadi. Tetapi peneliti tetaplah manusia,
dari tindakan biopsi atau pembedahan. alih oleh sel HeLa. Selama dua tahun dan mereka kadang-kadang melakukan
Upaya-upaya awal ini biasanya menemui berikutnya, para ilmuwan memastikan kesalahan. Sebagai contoh, mungkin
kegagalan; sel-sel mati dalam beberapa bahwa 24 dari 32 turunan sel di satu botol medium biakan tercemar
hari atau minggu dalam biakan, sebagian laboratorium sentral sebenarnya karena penanganan yang tidak benar.
besar tanpa mengalami replikasi sel. adalah sel HeLa. Para peneliti yang Apapun halnya, jelaslah pada suatu
Kesulitan-kesulitan ini berlanjut sampai telah menghabiskan waktu bertahun- tahap satu atau lebih sel HeLa masuk
Februari 1951, ketika seorang peneliti tahun meneliti sel yang mereka ke dalam biakan yang bukan asalnya.
di John Hopkins University menerima anggap berasal dari jantung atau Sel HeLa membelah diri lebih cepat
sebuah sampel kanker serviks dari ginjal sebenarnya sedang meneliti sel daripada kebanyakan sel manusia
seorang pasien bernama Henrietta kanker serviks. Temuan Gartler lainnya, baik sel normal atau sel
Lacks. Sesuai perjanjian, biakan sel memiliki arti bahwa ratusan ribu kanker. Karena pertumbuhan dan
tersebut dinamai HeLa dengan eksperimen yang dilakukan di labora- pembelahannya yang cepat, sel HeLa
mengombinasikan dua huruf pertama torium di seluruh dunia tidak sahih. menyerap nutrien lebih cepat daripada
nama pertama dan kedua donor. Berdasarkan pelajaran pahit ini jenis sel lain. Selain itu, sel-sel yang
Turunan sel ini tidak sekedar tumbuh para ilmuwan memulai kembali tumbuh dalam biakan tidak mudah
tetapi berkembang biak di bawah pembuatan turunan sel dengan aturan dibedakan satu sama lain hanya
kondisi kultur dan merupakan salah teknik yang lebih ketat dan baru untuk dengan melihat; biasanya diperlukan
satu turunan sel yang berhasil pertama mencegah pencemaran oleh sel HeLa. uji biokimiawi untuk memastikan
kali dikembangbiakkan di luar tubuh^ Sayangnya, masalah belum berakhir. identitas. Hasilnya adalah bahwa
Para peneliti bersemangat untuk Pada tahun 1974, Walter Nelson-Rees dalam beberapa siklus transfer, suatu
menyediakan sel manusia sesuai mempublikasikan sebuah makalah biakan yang berawal sebagai sel ginjal
kebutuhan untuk mempelajari efek yang membuktikan bahwa 5 turunan atau sel lain manusia dapat diambil
obat, bahan kimia toksik, radiasi, dan sel yang secara ekstensif diteliti dalam alih seluruhnya oleh sel HeLa yang
virus pada jaringan manusia. Sebagai riset kanker sebenarnya adalah sel tumbuh pesat. Sel-sel ini kemudian
contoh, virus poliomielitis berkembang HeLa. Pada tahun 1976, 1 1 turunan sel mendesak turunan sel semula, seperti
baik di sel HeLa, dan menghasilkan lain, yang masing-masing banyak yang dilakukan oleh sel kanker di
terobosan dalam pengembangan digunakan dalam penelitian, juga tubuh.
vaksin polio. Seiring dengan mening- terbukti adalah sel HeLa; dan pada Henrietta Lacks telah lama
katnya teknik biakan sel, para peneliti tahun l981, Nelson-Rees mengumum- meninggal akibat kanker serviks yang
mulai mengembangkan turunan sel kan 22 turunan sel lainnya yang memulai turunan sel HeLa, namun
manusia yang berasal dari jaringan terkontaminasi HeLa. Secara keselu- sel-sel poten ini terus hidup hingga
normal dan kanker; termasuk jaringan ruhan, sepertiga dari semua turunan sekarang. Penyebarannya ke seluruh
jantung, ginjal, dan hati. Pada awal sel yang digunakan dalam riset kanker biakan sel manusia menggarisbawahi
tahun '1960-an, suatu koleksi turunan tampaknya adalah sel HeLa. Akibatnya sifat persisten kanker; suatu penyakit
sel telah berhasil diciptakan di adalah pemborosan dana dan sumber pertumbuhan dan konsumsi sumber
Washington DC, dan biakan sel daya dalam jumlah besar. daya yang tak terkendali.

Sampai mikroskop ditemukan pada pertengahan abad 100 kali daripada mikroskop cahaya). Kini para ilmuwan
ke-17, para ilmuwan bahkan belum mengetahui bahwa sel bahkan memiliki mikroskop yang lebih canggih, teknik bio-
itu ada. Pada awal abad ke-19, dengan dikembangkannya kimia, teknologi biakan sel, dan rekayasa genetik, sehingga
mikroskop cahayayang lebih baik, para peneliti mempelajari konsep bahwa sel adalah kantung mikroskopik yang berisi
bahwa semua jaringan tanaman dan hewan terdiri dari sel-sel. cairan tak berbentuk telah digantikan oleh pemahaman bah-
Sel-sel seekor burung kenari, seorang manusia, dan seekor wa sel adalah suatu struktur terbagi-bagi yang rersusun secara
ikan paus memiliki ukuran setara. Spesies yang lebih besar canggih dan kompleks (Lihat boks fitur penyerra: Konsep,
memiliki lebih banyak sel, bukan sel yang lebih besar. Para Thntangan, dan Kontroversi untuk melihat sekilas mengenai
peneliti zaman dahulu ini juga menemukan bahwa sel terisi sejarah pembiakan sel).
oleh suatu cairan yang, mengingat kemampuan mikroskop
saat itu, tampak berupa suatu campuran uniform seperti sup
yang dipercayai sebagai "bahan kehidupan'. Ketika pada GAMBARAN SINGKAT
tahun 1940-an para ilmuwan pertama kali menerapkan tek-
nik mikroskop elektron untuk mengamati makhluk hidup,
STRUKTUR SEL
mereka mulai menyadari betapa beragam dan kompleksnya Tiillunan sel di dalam tubuh manusia diklasifikasikan
struktur internal sel. (Mikroskop elektron lebih kuat sekitar menjadi sekitar 200 jenis sel berbeda berdasarkan variasi

24 Bab 2
inti ditembusi oleh banyak pori inti yang memungkinkan
lalu lintas antara nukleus dan sitoplasma.
Nukleus berisi bahan genetik sel, asam deoksiribonu-
I Sel adalah unit struktural dan fungsional terkecil yang
kleat (DNA), yang memiliki dua fungsi penting: (1) meng-
mampu menjalankan proses-proses kehidupan. arahkan sintesis protein dan (2) berfungsi sebagai cetak biru
I Aktivitas fungsional masing-masing sel bergantung pada genetik selama replikasi sel. DNA menyediakan kode/sandi
sifat struktural spesifik sel. atau "instruksi" untuk mengarahkan sintesis protein struktu-
I Sel adalah bahan pembangun semua hewan dan ral atau enzimatik tertentu di dalam sel. Dengan menentukan
tunlbuhan. jenis dan jumlah berbagai enzim dan protein lain yang di-
I Struktur dan fungsi organisme akhirnya bergantung produksi, nukleus secara tak langsung mengarur sebagian
pada karakteristik struktur individual dan kolektif serta
besar aktivitas sel dan berfungsi sebagai pusat konrrol sel.
kemampuan fungsional sel-selnya.
Tiga jenis asam ribonukleat (RNA) berperan dalam
I Semua sel baru dan kehidupan baru berasal hanya dari
sel yang sudah ada. pembentukan protein ini. Pertama, kode genetik DNA untuk
I Karena sifat kontinuitas kehidupan ini maka sel semua protein tertentu diterjemahkan ke dalam molekul RNA pe-
organisme pada hakikatnya memiliki struktur dan fungsi rantara (messenger RNA, mRNA), yang keluar dari nukleus
serupa. meialui pori inti. Di dalam sitoplasma, mRNA menyalurkan
pesan tersandike ribosom, yang "membaca" kode mRNA dan
menerjemahkannya menjadi rangkaian asam amino unruk
membentuk protein yang telah ditentukan. RNA ribosom
spesifik dalam struktur dan fungsinya. Meskipun tidak ada (IRNA) adalah komponen esensial ribosom. Yang terakhir,
yang namanya sel "tipikal", karena beragamnya spesialisasi
RNAtransfer (IRNA) memindahkan asam-asam amino yang
struktural dan fungsional, namun berbagai sel memiliki
sesuai di dalam sitoplasma ke temparnya yang telah ditentukan
banyak kesamaan. Sebagian besar sel memiliki tiga subdivisi
pada protein yang sedang dibentuk tersebut.
utama: membran plasma, yang membungkus sel; nukleus,
Selain memberikan sandi untuk sintesis protein, DNA
yang mengandung bahan genetik sel; dan sitoplasma, bagian
juga berfungsi sebagai cetak biru genetik selama replikasi sel
interior sel yang tidak ditempati oleh nukleus. Sekarang kita
untuk memastikan bahwa sel menghasilkan sel lain yang sama
akan membahas secara singkat masing-masing subdivisi dan
dengan dirinya sehingga tercipta rurunan sel yang identik di
menjelaskannya scara detil belakangan.
dalam tubuh. Selain itu, pada sel reproduksi, cetak biru DNA
berfungsi sebagai alat untuk meneruskan karakteristik genetik
ke generasi berikutnya. (Lihat Apendila C untuk pedetilan
I Membran plasma membungkus sel. tentang fungsi DNA dan RNA serra sintesis protein).

Membran plasma, atau membran sel, adalah suatu struktur


membranosa yang sangat tipis yang membungkus setiap sel.
I Sitoplasma terdiri dari berbagai organel dan
Sawar berminyak ini memisahkan isi sel dari lingkungan
sitosol.
sekitar; membran plasma menjaga cairan in*asel (CIS) tetap
berada di dalam sel dan tidak bercampur dengan cairan Sitoplasma adalah bagian interior sel yang tidak ditempati
ekstrasel (CES) di luar sel. Membran plasma bukan sekedar oleh nukleus. Sitoplasma mengandung sejumlah struktur
sekat mekanis yang menahan isi sel; selaput ini juga memiliki yang jelas, sangat teratur, terbungkus membran-yang disebut
kemampuan untuk secara selekdf mengontrol pergerakan organel ("organ kecil")-yang tersebar di dalam sitosol, yaitu
molekul antara CIS dan CES. Membran plasma dapat diiba- cairan kompleks mirip gel.
ratkan seperti dinding berpintu gerbang yang mengelilingi Secara rata-rata, hampir separuh dari volume sel total
kota-kota tua. Melalui struktur ini, sel dapat mengontrol ditempati oleh organel. Setiap organel adalah suatu kom-
masuknya makanan dan pasokan lain yang dibutuhkan dan partemen tersendiri di dalam sel yang terbungkus oleh suatu
mengeluarkan produk yang dibuat di dalam sel, sembari membran yang mirip dengan membran plasma. Karena itu,
menjaga lalu lintas keluar masuk sel dari hal-hal yang tidak isi suatu organel dipisahkan dari sitosol sekitarnya dan dari isi
diinginkan. Membran plasma dibahas secara lebih menye- organel lain. Hampir semua sel mengandung enam jenis uta-
luruh di Bab 3. ma organel-retikulum endoplasma, homplebs Golgi, lisosom,
peroksisom, mitohondria, dan uaub (Gambar 2-1). Organel-
organel ini mirip pada semua sel, walaupun terdapat beberapa
I Nukleus mengandung DNA. variasi tergantung fungsi khusus masing-masing jenis sel.
Organel-organel ini adalah seperti "toko khusus" intrasel.
Dua bagian utama interior sel adalah nukleus (inti) dan Masing-masing adalah kompartemen internal terpisah yang
sitoplasma. Nukleus, yang biasanya adalah komponen tung- mengandung satu set bahan kimia untuk melaksanakan
gal sel yang paling besar, dapat berupa struktur bulat atau fungsi tertentu sel. Komparrementalisasi ini menguntungkan
oval yang biasanya terletak di tengah sel. Struktur ini di- karena memungkinkan berlangsungnya berbagai aktivitas
kelilingi oleh suatu membran lapis ganda, selubung inti, kimiawi yang mungkin tidak dapat berjalan jika aktivitas-
yang memisahkan nukleus dari bagian sel lainnya. Selubung aktivitas tersebut berlangsung bersama-sama di dalam sel.

Fisiologi Sel 25
Sebagai contoh, enzim yang menghancurkan protein yang nali dua jenis retikulum endoplasma-RE halus dan RE kasar.
tidak dibutuhkan di dalam sel dilakukan di dalam lisosom RE halus adalah suatu anyaman tubulus-tubulus halus yang
yang terlindung, tanpa risiko merusak protein sel yang esen- saling berhubungan, sedangkan RE kasar menonjol keluar
sial. Seperti halnya setiap organ melaksanakan suatu fungsi dari RE halus sebagai tumpukan kantung yang relatifgepeng
yang esensial bagi kelangsungan hidup tubuh keseluruhan, (Gambar 2-2). Meskipun memiliki penampilan dan fungsi
masing-masing organel melaksanakan aktivitas khusus yang yang cukup berbeda namun kedua bagian ini berhubungan
diperlukan untuk kelangsungan hidup sel secara keseiuruhan. satu sama lain. Dengan kata lain, RE adalah suatu oganel
Bagian sitoplasma sisanya yang ddak ditempati oleh kontinyu dengan banyak saluran yang saling berhubungan.
organel terdiri dari sitosol ("cairan sel"). Sitosol dibentuk Jumlah relatif RE halus dan kasar bervarisi di antara sel-sel,
oleh suatu massa setengah cair seperti gel yang berisi anyaman bergantung pada aktivitas sel yang bersangkutan.
protein yang dinamai sitoskeleton. Banyak realai kimia yang
tidak saling mengganggu berlangsung di sitosol. Anyaman
sitoskeleton menentukan bentuk sel, organisasi internal sel, I Retikuium endoplasma kasar membentuk
dan mengatur berbagai gerakannya. (Untuk klarifikasi, cairan protein untuk disekresikan dan membentuk
intrasel mencakup semua cairan di dalam sel, termasuk di membran.
dalam sitosol, organel, dan nukleus).
Permukaan luar membran RE kasar ditutuli oleh partikel-
Dalam bab ini, kita akan membahas masing-masing
partikel kecil berwarna gelap yang menyebabkannya tampak
komponen sitoplasma secara lebih detil dengan mula-mula
"kasar" atau granular di bawah mikroskop ca6aya. Partikel-
berkonsentrasi pada keenam jenis organel.
partikel ini adalah ribosom, yaitu "meja kerja' tempat ber-
langsungnya sintesis protein (lihat h. A-26). Tidak semua
ribosom di sel melekat ke RE. Ribosom yang tidak melekat
RETIKULUM ENDOPLASMA DAN atau "bebas" tersebar di seluruh sitosol.
SEGREGASI SINTESIS RE kasar, bersama dengan ribosomnya, membentuk
dan membebaskan berbagai protein baru ke dalam lumen
Retikulum endoplasma (RE) adalah sistem membranosa RE, yaitu ruang berisi cairan yang terbungkus oleh membran
berisi cairan yang tersebar luas di seluruh sitosol. RE utama- RE. Protein-protein ini memiliki dua fungsi: (1) Sebagian
nya adalah pabrik pembuat protein dan lemak. Dapat dike- protein ditakdirkan untuk diekspor ke eksterior sel sebagai

Retikulum
endoplasma Nukleus
kasar

Membran plasma

Mikrofilamen Retikulum endoplasma


halus

Vesikel endositotik

Lisosom
Peroksisom
Mitokondria

\ si,o.ot
Sentriol
Kompleks Golgi

Mikrotubulus Ribosom Vesikel eksositotik

Gambar 2-1
Diagram skematik tiga dimensi struktur-struktur sel yang terlihat di bawah mikroskop elektron.

26 Bab 2
.iinlq

produk sekretorik, misalnya hormon protein atau enzim. membran RE dan karenanya secara permanen terpisah dari
(Semua enzim adalah protein). (2) Protein lain diangkut ke sitosol segera setelah disintesis. Berbeda dengan RE kasar,
tempat-tempat di dalam sel untuk digunakan membangun ribosom bebas mensintesis protein yang digunakan intrasel di
membran sel baru (membran plasma atau membran organel dalam sitosol. Dengan cara ini, molekul yang baru terbentuk
baru) atau komponen protein organel lainnya. Membran sel yang ditakdirkan untuk diekspor keluar sel atau untuk sintesis
terutama terdiri dari protein dan lemak. Dinding membranosa komponen sel baru (yang disintesis oleh RE) secara fisik
RE juga mengandung enzim-enzimyang esensial bagi sintesis dipisahkan dari protein yang rermasuk protein sitosol (yang
hampir semua lemak yang dibutuhkan untuk menghasilkan dihasilkan oleh ribosom bebas).
membran baru. Lemak yang baru disintesis ini masuk ke Bagaimana molekul yang baru disintesis di dalam lumen
lumen RE bersama dengan protein. Dapat diperkirakan RE ini mencapai tujuannya di bagian lain di dalam sel atau
bahwa RL kasar paling banyak terdapat di sel yang khusus keluar sel jika tidak dapat menembus membran RE? Molekul
mengeluarkan protein (misalnya sel yang mengeluarkan tersebut melakukannya melalui kerja retikulum endoplasma
enzim pencernaan) atau di sel yang memerlukan sintesis halus.
membran dalam jumlah besar (misalnya sel yang tumbuh
pesat seperti sel telur imatur).
Di dalam lumen RE, protein yang baru disintesis I Retikulum endoplasma halus mengemas protein
mengalami pelipatan membentuk konformasi akhir dan juga baru ke dalam vesikel transpor.
mungkin mengalami modifikasi melalui cara lain, misalnya
pemotongan atau ditempeli gugus gula. Setelah pengolahan RE halus tidak mengandung ribosom sehingga tampak
di dalam lumen RE ini, protein baru tidak dapat keluar "halus". Karena tidak mengandung ribosom maka RE halus

RE halus
(a)

!
@

E
l

f
5
o
6
L=

=co
o
ii
06
o

Lumen RE kasar Ribosom Lumen RE halus


(b) (c)

Gambar 2-2
Retikulum endoplasma (RE). (a) Gambaran skematiktiga dimensi hubungan antara RE halus, yaitu anyaman tubulus-tubulus
halusyang saling berhubungan, dan RE kasar, yang ditutuli oleh ribosom dan menonjol keluar dari RE halus sebagai tumpukan
kantung yang relatif gepeng. (b) Mikrograf elektron RE kasar. Perhatikan lapisan-lapisan kantung gepeng yang ditutuli oleh
ribosom kecil gelap. (c) Mikrograf elektron RE halus.

Fisiologi Sel 27
tidak terlibat dalam sintesis protein. RE halus memiliki fungsi I Disel hati, RE halus memiliki kemampuan khusus.
lain yang berbeda-beda pada sel yang berbeda. Organel ini mengandung enzim untuk mendetoksifikasi
Di sebagian besar sel, RE halus agak jarang dijumpai bahan-bahan berbahaya yang diproduksi di dalam tubuh oleh
dan terutama berfungsi sebagai pusat pengemasan dan tem- metabolisme atau bahan yang masuk ke tubuh dari luar
pat pengeluaran bagi molekul yang akan diangkut dari RE. dalam bentuk obat atau senyawa asing lainnya. Enzim
Protein dan lemak yang baru terbentuk berjalan melalui RE detoksifikasi ini mengubah bahan toksik sqhingga bahan
kasar untuk berkumpul di RE halus. Bagian-bagian dari RE tersebut dapat mudah dikeluarkan melalui urin. Jumlah RE
halus kemudian "bud off (yattt, membentuk gelembung halus yang terdapat di sel hati untuk melakukan detoksifikasi
keluar di permukaan kemudian terlepas), membentuk vesikel dapat sangat bervariasi, bergantung pada kebutuhan. Sebagai
transpor yang mengandung molekul-molekul baru yang ter- contoh, jika fenobarbital, suatu obat tidur, masuk dalam
bungkus di dalam kapsul bulat yang berasal dari membran jumlah besar maka jumlah RE halus di hati dapat berlipat
RE halus (Gambar 2-3). (Vesikel adalah wadah intrasel berisi dua dalam beberapa hari dan kembali ke normal dalam lima
cairan dan terbungkus membran). Komponen-komponen hari setelah pemberian obat tersebut dihentikan.
membran yang baru disintesis cepat digabungkan dengan I Sel obat mempunyai RE halus rumit yang dimodifikasi,
membran RE itu sendiri untuk menggantikan membran yang dikenal sebagai retikulum sarkoplasma, tempar penyimpanan
digunakan untuk membungkus molekul dalam vesikel trans- kalsium yang berpern penting dalam proses kontraksi otot
por. Vesikel transpor mengalir ke kompleks Golgi, yang akan (lihath.284).
dijelaskan di bagian selanjutnya, untuk diproses lebih lanjut.
Berbeda dengan RE halus yang jarung dijumpai di ke-
banyakan sel, beberapa jenis sel memiliki banyak RE halus, KOMPLEKS GOLGI DAN
yang memiliki peran lain sebagai berikut:
EKSOSTTOSTS
I RE halus banyak terdapat di sel yang mengkhususkan
diri dalam metabolisme lemak-misalnya sel yang menge- Kompleks Golgi berkaitan erat dengan retikulum endo-
luarkan hormon steroid yang berasal dari lemak. Dinding plasma. Setiap kompleks Golgi terdiri dari tumpukan kan-
membranosa RE halus, seperti pada RE kasar, mengandung tung gepeng, sedikit melengkung, dan terbungkus membran
enzim-enzim untuk membentuk lemak. Enzim pembentuk atat sisterna (Gambar 2-4).Kantung-kantung di dalam tum-
lemak di dinding membranosa RE kasar saja tidak cukup pukan tidak berkontak fisik satu sama lain. Perhatikan bahwa
untuk sintesis lemak yang penting guna mempertahankan kantung gepeng menipis di tengah tetapi meleba! atau
kadar selresi hormon steroid yang adekuat. Sel-sel ini me- menggelembung di tepi. Jumlah kompleks Golgi bervariasi,
miliki kompartemen RE halus yang besar untuk menampung bergantung pada jenis sel. Sebagian sel memiliki hanya satu
lebih banyak enzim yang dibutuhkan untuk mengimbangi tumpukan Golgi sementara sel yang khusus untuk selresi
kebutuhan akan hormon tersebut. protein memiliki ratusan tumpukan.

@ *= kasar membentuk protein yang akan disekresikan


ke eksterior atau dimasukkan ke dalam membran sel.
RE kasar
ne halus mengemas produk sekretorik ke dalam
DE L^t..^
r\L I roruJ 6ffi
tfiv
- vesikel transpor, yang terlepas dan mengalir ke
kompleks Golgi.
Vesikel transpor menyatu dengan kompleks Golgi,
Vesikel transpor @
terlepas membuka, dan mengosongkan isinya ke dalam
kantung Golgi terdekat.
Vesikel transpor
@ O"ngun mengalirnya protein yang baru terbentuk
Fusi dengan dari RE melalui vesikel transpor menembus lapisan-
kq$Rleks Golsi lapisan kompleks Golgi, kompleks ini memodifikasi
protein mentah menjadi bentuk akhir dan menyortir
serta mengarahkan produkjadi ke tujuan akhir
Kompleks dengan memvariasikan pembungkusnya.
Golgi
ffi
w
Vesikel sekretorik
terlepas Vesikel sekretorik yang mengandung produk protein
# @ jadi kemudian terlepas dari kompleks Golgi dan tetap
berada di sitosol, menyimpan produk sampai ada
\ u"sikel sekretorik sinyal untuk mengosongkannya.

ffi eaOa rangsangan yang sesuai, vesikel sekretorik


menyatu dengan membran plasma, membuka,
dan mengosongkan isinya ke eksterior sel. Sekresi
terjadi melalui eksositosis, dengan produk sekretorik
' tidak pernah berkontak dengan sitosol.

Gambar.2-3
Gambaran singkat proses sekresi untuk protein yang disintesis oleh retikulum endoplasma.

28 Bab 2
I Vesikel transpor membawa muatannya ke I Kompleks Golgi mengemas vesikel sekretorik
kompleks Golgi untuk pengolahan lebih lanjut. untuk dikeluarkan melalui proses eksositosis.
Sebagian besar molekul yang baru disintesis yang baru saja Bagaimana kompleks Golgi menyortir dan mengarahkan
terlepas dari RE halus masuk ke tumpukan Golgi. Ketika produk akhir ke tujuannya yang sesuai? Produk akhir di-
vesikel transpor yang membawa molekul yang baru dibentuk kumpulkan di dalam tepi-tepi kantung kompleks Golgi yang
tersebut mencapai tumpukan Golgi, membrannya menyatu melebar. Tepi kantung paling luar yang melebar tersebut
dengan membran tumpukan yang paling dekat dengan ba- kemudian terlepas untuk membentuk vesikel terbungkus
gian tengah sel. Membran vesikel membuka dan terintegrasi membran yang mengandung produk akhir. Agar setiap jenis
ke dalam membran Golgi, dan isi vesikel dituangkan ke produk dapat mencapai tempat kerjanya, maka masing-
interior kantung (Gambar 2-3). masing vesikel mengambil produk rerrentu sebelum terlepas.
Bahan mentah yang.baru disintesis dari RE ini mengalir Vesikel-vesikel dengan muaran spesifiknya yang ditakdirkan
melalui pembentukan vesikei-vesikel menembus lapisan- untuk sampai ke tempat terrentu akan dibungkus oleh mem-
lapisan tumpukan Golgi, dari kantung paling dalam yang bran yang mengandung molekul-molekul protein permuka-
terdekat dengan RE hingga kantung paling luar di dekat an yang berbeda-beda. Setiap penanda protein permukaan ini
membran plasma. Selama transit ini, berlangsung dua fungsi berfungsi sebagai penanda penambatan spesifik (seperti
penting yang saling berkaitan: alamat di amplop surat). Setiap vesikel dapat "berlabuh' dan
"menuangkan" muarannya hanya di "akseptor penanda
1 . Pengolahan bahan mentah menjadi produb iadi. Oi dalam penambatan" yang sesuai, suatu protein ditempatkan hanya
kompleks Golgi, protein "mentah" dari RE dimodifikasi
menjadi bentuk akhir, sebagai contoh, dengan melekat-
di tujuan yang sesuai di dalam sel (seperti alamat rumah).
Karena itu, produk Golgi disortir dan disalurkan seperti
kan gugus gula ke protein tersebut. Jalur-jalur biokimia
amplop beralamat yang mengandung surat terrentu yang
yang dijalani protein sewaktu mengalir melalui kom-
hanya disampaikan ke alamat rumah yang sesuai.
pleks Golgi diprogram secara terpedetil, tepat dan
spesifik untuk setiap produk akhir. Sel-sel sekretorik khusus mencakup sel endokrin, yang
2. Penyortiran dan pengarahan produk iadi ke tujuan akhir- mengeluarkan hormon protein, dan sel kelenjar pencernaan,
nya. Kompleks Golgi bertanggung jawab menyortir dan yang mengeluarkan enzim pencernaan. Di sel sekretorik,
memisahkan berbagai jenis produk berdasarkan fungsi banyak vesikel sekretorik besar, yang mengandung protein
dan tujuannya, yaitu, produk (1) yang akan disekresikan yang akan dikeluarkan, terlepas dari tumpukan Golgi. Vesikel
ke eksterior sel, (2) yang akan digunakan untuk mem- sekretorik berukuran sekitar 200 kali lebih besar daripada
bentuk membran plasma baru, atau (3) yang akan di- vesikel transpor. Protein-prorein sekretorik rerap tersimpan
gabungkan dengan organel lain, khususnya lisosom. di dalam vesikel sekretorik sampai sel dirangsang oleh sinyal

p
o

Vesikel E
c
transpor dari L
Kantung
retikulum
endoplasma
=o
I
p
6
o
o
Nukleus
Vesikel yang
mengandung
produk akhir
(a) (b)

Gambar 2-4
Kompleks Golgi. (a) Diagram skematik tiga dimensi sebuah kompleks Golgi. (b) Mikrograf elektron sebuah kompleks Golgi.
Vesikel di ujung-ujung kantung yang melebar mengandung produk protein jadi yang dikemas untuk didistribusikan ke tujuan
akhirnya.

Fisiologi Sel 29
Sekresi isi
vesikel
Fusi vesikel (eksositosis)
Vesikel sekretorik dengan
membran plasma

(a)

Gambar 2-5
Eksositosis produk sekretorik. (a) Gambaran skematik sederhana proses eksositosis" (b) Gambar eksositosis dengan mikroskop
elektron transmisi.

spesifik yang menunjukkan kebutuhan akan pengeluaran dan membentuk tunas berbentuk kubah di sekitar muatan
produk sekretorik spesifik tersebut. Pada rangsangan yang yang tertangkap tersebut. Akhirnya membran permukaan
sesuai, vesikei bergerak ke bagian perifer sel. Isi vesikel cepat menutup dan memutuskan vesikel hingga terlepas.
dibebaskan ke eksterior sel sewaktu vesikel menyatu dengan I Setelah terlepas, vesikel melepaskan protein-protein
membran plasma, membuka, dan menuangkan isinya ke luar selubungnya. Proses pelepasan ini menyebabkan penanda
sel (Gambar 2-3 dan 2-5). Mekanisme ini-pengeluaran ba- penambatan terpajan, yaitu protein spesifik lain yang meng-
han yang berasal dari dalam sel keluar sel-disebut sebagai hadap ke permukaan luar membran vesikel. Penanda penam-
elrsositosis (ekso berarti "keluar dan"; sito berarti "sel"). batan ini, yang dikenal sebagai u-SNARE, dapat berikatan
Pengeluaran isi vesikel sekretorik melalui eksositosis meng- (seperti kunci dengan anak kuncinya) dengan protein pe-
hasilkan proses sekresi. Vesikel sekretorik hanya menyatu nanda lain, r-SNARE, yang hanya terdapat di membran sa-
dengan membran plasma dan tidak dengan membran inter- saran. Pada kasus vesikel sekretorik, membran sasaran adalah
nal apapun yang membungkus organel sehingga produk membran plasma, yaitu tempat yang ditakdirkan untuk men-
sekretorik tidak dituangkan ke dalam organel (yang sia-sia jadi tempat sekresi. Karena itu, v-SNARE vesikel sekretorik
dan bahkan membahayakan). hanya mampu menyatu dengan I-SNARE membran plasma.
Kini kita akan melihat lebih dalam bagaimana vesikel Setelah vesikel tertambat di membran yang sesuai melalui
sekretorik menyerap produk spesifik yang akan dikeluarkan pencocokan SNARE rersebut, maka kedua membran akan
ke CES dan kemudian merapat hanya ke membran plasma. menyatu dan vesikel membuka serta mengosongkan isinya
Sebelum terlepas dari kantung Golgi paling luar, bagian ke dalam sasaran.
membran Golgi yang akan digunakan untuk membungkus
Perhatikan bahwa isi vesikel sekretorik tidak pernah ber-
vesikel sekretorik "diselubungi" oleh lapisan protein spesifik
kontak dengan sitosol. Sejak saat produk ini pertama kali
dari sitosol (Gambar 2-6). Protein ini dan protein-protein disintesis di RE sampai dibebaskan dari sel melalui eksosito-
lain yang ada di membran memiliki tiga fungsi penring:
sis,produk tersebut selalu terbungkus oleh membran sehing-
I Pertama, protein-protein spesifik di permukaan interior ga terisolasi dari bagian sel lainnya. Dengan memproduksi
membran yang menghadap ke lumen Golgi bekerja sebagai protein sekretorik khusus jauh sebelumnya dan menyimpan
penanda pengenal untuk mengenal dan menarik molekul produk ini dalam vesikel sekretorik, sebuah sel sekretorik
spesifik yang telah diproses di lumen Golgi. Protein baru dapat membentuk cadangan yang siap dikeluarkan dalam
yang akan disekresikan mengandung rangkaian unik asam jumlah besar sesuai kebutuhan. Jika suatu sel sekretorik ha-
amino yang dikenal sebagai sinyal penyortiran. Dikenalinya rus mensintesis semua produknya di tempat sesuai kebutuhan
sinyal penyortiran protein yang tepat oleh penanda membran untuk ekspor maka kemampuan sel unruk memenuhi ber-
komplementer menjamin bahwa muatan yang sesuai lah yang bagai tingkat kebutuhan akan terbatas.
diserap dan dikemas sebagai vesikel sekretorik untuk kemu- Vesikel sekretorik hanya dibentuk oleh sel sekretorik.
dian dilepaskan dari kantung Golgi paling luar. Namun, dengan cara serupa kompleks Golgi sel ini dan sel
I Kedua, protein selubung dari sitosol berikatan dengan jenis lain menyortir dan mengemas produk yang baru
protein spesifik lain yang menghadap ke permukaan luar dibentuk untuk diangkut ke berbagai tempat di dalam sel.
membran. Pengikatan protein-protein selubung ini menye- Pada setiap kasus, vesikel terrentu menangkap jenis muatan
babkan membran permukaan kantung Golgi melengkung tertentu dari berbagai protein yang ada di lumen Golgi dan

30 Bab 2
Membran plasma

I
Q S.tum pembentukan vesikel sekretorik, penanda pengenal
di membran kantung Golgi paling luar menangkap muatan
yang sesuai dari lumen Golgi dengan membentuk ikatan
e"t"pu""n kunci-anak kunci dengan sinyal penyortiran molekul protein
O selubung yang akan disekresikan. Membran yang akan membungkus
vesikel dilapisi oleh molekul yang menyebabkan membian
melengkung, membentuk tunas berbentuk kubah.
Sitosol
@ Membran menutup di belakang tunas, memutuskan
vesikel sekretorik.

o Vesikel kehilangan selubungnya sehingga penanda


penambatan v-SNARE di permukaan vesikel membran
terpapar.
I o v-SNARE berikatan seperti kunci-anak kunci hanya dengan
akseptor penanda penambatan I-SNARE di membran plasma
sasaran. Spesifisitas ini memastikan bahwa vesikel sekretorik
hanya berfusi dengan membran permukaan sel dan
mengosongkan isinya ke eksterior sel.

m-
sq I-SNARE (akseptor
penanda penambatan)

Akseptor protein
selubung

@ Pembentukan
dari Golgi
ry4
Penanda
pengenalan
v-SNARE (penanda
penambatan)

Protein muatan
Sinyal penyortiran --2 a -!
BE?
6 Protein selubung

ffif%
v
$.""iln:i""15:ngk,n gr

Gambar 2-6
Pembentukan vesikel sekretorik dan fusi dengan membran plasma.

Fisiologi Sel 31
kemudian memberi alamat setiap alat pengangkut tersebut ke
tujuan tertentu.
s
Io
!
Id
LISOSOM DAN ENDOSITOSIS o
o
t
Rata-rata, sebuah sel mengandung sekitar 300 lisosom. o
o
L
Lisosom =o
3
I Lisosom berfungsi sebagai sistem pencernaan I
6

intraseL =o
o
Lisosom adalah kantung terbungkus membran yang berisi
berbagai enzim hidrolitik kuat, yang mengatalisis reaksi
hidrolisis (lihat h. A-17). Reaksi ini menguraikan molekul Gambar 2-7
organik yang membentuk debris sel dan benda asing, misalnya Lisosom dan peroksisom. Mikrograf elektron memperlihatkan
bakteri yang dibawa masuk ke sel. (Lys berarti "penguraian"; lisosom, yang mengandung enzim hidrolitik, dan peroksisom,
som berarti "badan". Lisosom adalah organel di dalam sel yang mengandung enzim oksidatif.
yang menguraikan molekul organik). Enzim lisosom serupa
dengan enzim hidrolitik yang dikeluarkan oleh sistem pen-
cernaan untuk mencerna makanan, sehingga lisosom ber-
EN DOSITOSIS YANG DIPERANTARAI OLEH
fungsi sebagai "sistem pencernaan" intrasel.
RESEPTOR
Tidak seperti organel lain yang memiliki struktur
seragam, lisosom memiliki bentuk dan ukuran bervariasi, Tidak seperti pinositosis, yang melibatkan penyerapan non-
bergantung pada isi yang sedang dicernanya. Umumnya selektif cairan sekitar, endositosis yang diperantarai oleh
lisosom adalah badan bulat atau oval kecil (garis tengah 0,2 reseptor adalah suatu proses yang sangat selektif yang me-
sampai 0,5 pm) (Gambar2-7). mungkinkan sel mengimpor molekul besar rerrentu yang di-
butuhkannya dari lingkungannya. Endositosis dengan peranra-
raan reseptor ini dipicu oleh pengikatan suaru molekul spesifik
I Bahan ekstrasel diangkut ke dalam sel melalui misalnya protein ke reseptor membran permukaan yang spe-
proses fagositosis untuk diserang oleh enzim sifik bagi molekul tersebut. Pengikatan ini menyebabkan mem-
lisosom. bran plasma di tempat tersebut amblas, kemudian menutup di
permukaan, mengurung protein tersebut di dalam sel (Gambar
Bahan ekstrasel yang akan diserang oleh enzim lisosom 2-8b). Kompleks kolesterol, vitamin B,r, hormon insulin, dan
dibawa ke dalam sel melalui proses fagositosis, sejenis besi adalah contoh bahan yang secara selektif diserap oleh sel
endositosis (endo berarti "di daiam'). Endositosis dapat melalui endositosis yang diperantarai oleh rsepror.
dilaksanakan dengan tiga cara-pinositosis, endositosis yang CATAIAN KLIMS. Sayangnya, sebagian virus dapat
diperantarai oleh reseptor, dan fagositosis-bergantung pada isi menyelinap ke dalam sel dengan memanfaatkan mekanisme
bahan yang diinternalisasi tersebut. ini. Sebagai contoh, virus flu dan HIV virus penyebab AIDS
(lihat h. 471), memperoleh akses ke da.lam sel melalui
PtNOS|TOSTS endositosis yat\g diperantarai oleh reseptor. Mrus ini
melakukannya dengan mengikat reseptor membran yang secara
Pada pinositosis ("sel minum"), terjadi internalisasi butiran
normal dirancang untuk memicu internalisasi suatu molekul
kecil cairan ekstrasel. Pertama, membran plasma melengkung
yang dibutuhkan sel.
ke dalam, membentuk kantung yang mengandung sedikit
CES (Gambar 2-8a). Kantung endositotik terbentuk karena
protein-protein selubung berikatan dengan permukaan dalam FAGOStTOSIS
membran plasma. Protein selubung ini serupa dengan yang Pada fagositosis ("sel makan') terjadi internalisasi partikel
berperan dalam pembentukan vesikel sekretorik. Pengikatan multimolekul besar. Sebagian besar sel tubuh melakukan
protein-protein selubung ini menyebabkan membran plasma pinositosis, banyak yang menjalankan endositosis yang dipe-
melengkung ke dalam. Membran plasma kemudian menutup rantarai oleh reseptor, tetapi hanya beberapa sel khusus yang
di permukaan kantung, menjebak isi dalam sebuah vesikel mampu melakukan fagositosis. Yang terakhir adalah fagosit
endositotik kecil intrasel. Dinamin, molekul protein yang "profesional", dengan yang paling rerkenal adalah jenis-jenis
berperan dalam proses pemutusan vesikel endositotik, tertentu sel darah putih yang berperan penting dalam meka-
membentuk cincin yang melingkari dan "memuntir leher" nisme pertahanan tubuh. Ketika sebuah sel darah putih ber-
kantung, memutuskan vesikel dari membran permukaan. temu dengan partikel multimolekul besar, misalnya bakteri
Selain membawa CES ke dalam sel, pinositosis merupakan atau debris jaringan, sel tersebut membentuk tonjolan di per-
cara untuk mengambil kembali membran plasma yang mukaannya yang dikenal sebagai pseudopodia ("kaki palsu")
ditambahkan ke permukaan sel sewaktu eksositosis. yang mengelilingi atau menelan partikel dan menahannya

32 Bab 2
Protein
tertentu Reseptor
Kantung endositotik Vesikel
Kantung
yang sedang terbentuk endositotik
endositotik

sel !+
Nukleus

\\/ /-cd-\\/ /
wrwr(
\/
!
co
6
)
o (b) Endositosis yang diperantarai oleh reseptor
t
o
o
c
I
o Sel darah putih Vesikel fagositik
3
d
I

=co
o
(a) Pinositosis

Lisosom

(c) Fagositosis
Garnhar 2-8
Bentuk-bentuk endositosis. (a) Mikrograf elektron pinositosis. Membran permukaan mencekung ke dalam untuk membentuk
suatu kantung, kemudian menutup bagian permukaannya sehingga terbentuk vesikel intrasel yang secara nonselektif
menginternalisasi sedikit CEs. (b) Endositosisyang diperantarai oleh reseptor. Ketika suatu molekul besar misalnya protein
melekat ke reseptor permukaan spesifik, membran mencekung ke dalam dan terputus untuk secara selektif menginternalisasi
molekul dalam sebuah vesikel intrasel. (c) Fagositosis. Sel darah putih menginternalisasi partikel multimolekul misalnya bakteri
dengan membuattonjolan-tonjolan permukaan yang dikenal sebagai pseudopodia. Pseudopodia mengelilingi bahan sasaran dan
kemudian membungkusnya. Lisosom berfusi dengan vesikel yang diinternalisasi tersebut, membebaskan enzim yang menyerang
bahan yang terdapat di dalam vesikel.

dalam suatu vesikel internal (Gambar 2-8c). Lisosom kemudian CAiIAIAN KLINIS. Sebagian orang tidak memiliki ke-
menyatu dengan membran vesikel tersebut dan menuangkan mampuan untuk membentuk satu atau lebih enzim-enzim li-
enzim-enzim hidrolitiknya ke dalam vesikei, tempat enzim- sosom. Akibatnya adalah akumulasi masif senyawa yang nor-
enzim tersebut dengan aman menyerang bakteri atau bahan malnya dicerna oleh enzim yang tidak ada tersebut. Gangguan
lain tanpa mencederai bagian sel lainnya. Enzim umumnya ini sering menimbulkan gejala klinis, karena lisosom yang
menguraikan bahan yang ditelan tersebut menjadi bahan membengkak akan mengganggu aktivitas normal sel. Sifat dan
mentah yang dapat digunakan kembali, misalnya asam keparahan gejalabergantung pada jenis bahan yang menumpuk,
amino, glukosa, dan asam lemak, yang dapat dimanfaatkan yang sebaliknya bergantung pada enzim lisosom apa yang hi-
oieh sel. lang. Di antara beragam penyakit penimbunan (vorage disease)
ini terdapat penyakitThy-Sachs, yang ditandai oleh akumula-
si abnormal molekul kompleks yang ditemukan di sel saraf,,
! Lisosom menyingkirkan bagian selyang tidak Seiring dengan berlanjutnya penimbunan, timbul gejala-gejala
berguna. degenerasi sistem saraf yang progresif.

Lisosom juga dapat menyatu dengan organel yang sudah aus


atau rusak untuk menyingkirkan bagian sel yang sudah tidak PEROKSISOMI DAru DETOKSITIKASI
bermanfaat tersebut. Proses pencernaan diri selektifini, yang
dikenal sebagai otofagi (oto berarti "sendiri"; fag berarti Biasanya di sebuah sel terdapat beberapa ratus peroksisom
"makan') memberi jalan untuk penggantian perangkat sel. kecil yang ukurannya sekitar sepertiga sampai separuh ukuran
Di sebagian.besar sel, semua organel dapat diperbarui. rata-rata lisosom (Gambar 2-7).

Fisiologi Sel 33
mitokondria memiliki DNA-nya sendiri, berbeda dari DNA
I Pdroksisom mengandung enzim oksidatif yang yang terdapat di nukleus sel. DNA mitokondria mengan-
mendetoksifikasi berbagai zat sisa. dung kode generik untuk membentuk banyak molekul
Perolisisom serupa dengan lisosom yaitu bahwa organel ini mitokondria yang dibutuhkan untuk menghasilkan energi.
berbentuk kantung terbungkus membran yang mengandung CATAIAN KLINIS. Sepanjang usia seseorang, terjadi
akumulasi gradual kesalahan ge netik pada DNA mitokondria;
enzim, tetapi tidak seperti lisosom, yang mengandung enzim
kesalahan-kesalahan ini diperkirakan berperan dalam penuaan
hidrolitik, peroksisom berisi beberapa enzlm oksidatif kuat
serta mengandung sebagian besar katalase sel. (Perohsi meru-
serta berbagai penyakit. Yang menonjol dari penyakit-
juk kepada "hidrogen peroksida"; peroksisom adalah badan penyakit mitokondria adalah penyakit yang menjadi parah
pada usia lanjut, misalnya beberapa bentuk penyakit otot dan
intrasel yang menghasilkan dan menguraikan hidrogen pe-
roksida, seperti yang akan segera anda pelajari). penyakit sistem saraf degeneratif kronik.
Enzim oksidatif; seperti diisyaratkan oleh namanya, Setiap mitokondria dibungkus oleh suaru membran
rangkap-membran luar halus yang mengelilingi mitokondria
menggunakan oksigen (Or), dalam hal ini untuk mengeluar-
kan hidrogen dari molekul organik tertentu. Oksidasi ini itu sendiri, dan membran dalam yang membentuk serang-
kaian lekukan dalam atau rak yang disebut krista. Krista ini
membantu tubuh mendetoksifikasi berbagai produk sisa yang
dihasilkan di dalam sel atau senyawa asing toksik yang masuk
menonjol ke dalam rongga dalam yang terisi oleh larutan
ke sel, misalnya alkohol dalam minuman keras. Produk uta-
mirip gel yang dikenal sebagai matriks (Gambar 2-9). Krista
mengandung protein-protein penting (protein transpor elek-
ma yang dihasilkan oleh peroksisom adalah hidrogen peroksida
(HrOr), yang dibentuk oleh olaigen molekular dan atom tron, akan dijelaskan kemudian) yang akhirnya berperan da-
hidrogen yang diambil dari molekul toksik.
lam konversi sebagian besar energi dalam makanan menjadi
Hidrogen peroksida itu sendiri adalah suatu oksidan bentuk yang dapat digunakan. LipatanJipatan membran
kuat, berpotensi merusak jika dibiarkan menumpuk atau dalam ini sangat menambah luas permukaan yang tersedia
lolos dari kurungan peroksisom. Namun, peroksisom juga untuk menempatkan protein-protein penting ini. Matriks
mengandung banyak katalase, suatu enzim antioksidan yang terdiri dari campuran pekat ratusan enzim berbeda (enzim
siklus asam sitrat, akan dijelaskan segera) yang mempersiap-
menguraikan HrO, poten menjadi HrO dan O, yang tidak
kan molekul nutrien untuk ekstraksi akhir energi oleh
berbahaya. Reaksi yang terakhir ini adalah mekanisme
pengaman penting yang menghancurkan peroksida yang ber-
protein-protein krista.
potensi mematikan di tempat produksinya sehingga bahan
tersebut tidak keluar ke dalam sitosol. I Mitokondria berperan penting dalam
pembentukan ATP.

MITOKONDRIA DAN Sumber energi bagi tubuh adalah energi kimia yang rer-
PEMBENTUKAN ATP simpan di ikatan karbon dalam makanan. Namun sel tubuh
tidak memiliki perangkat untuk menggunakan energi ini
Sebuah sel mungkin mengandung beberapa ratus atau bahkan secara langsung. Sel harus mengekstraksi energi dari nutrien
beberapa ribu mitokondria. dan mengubahnya menjadi suatu energi yang dapat di-
gunakan-yaitu, ikatan fosfat energi tinggi pada adenosin
I Mitokondria, organel energi, dibungkus trifosfat (ATP), yang terdiri dari adenosin dengan tiga
oleh
gugus fosfat melekat padanya (tri artinya'tiga"). Ketika
membran rangkap.
ikatan energi tinggi seperti ikatan fosfat terminal dengan
Mitokondria adalah organel energi, atau "generator listrik' adenosin terputus maka terjadi pembebasan energi dalam
sel; organel ini mengekstraksi energi dari nutrien dalam jumlah substansial. Adenosin trifosfat adalah pembawa
makanan dan mengubahnya menjadi bentuk yang dapat di- energi universal-"mata uang" energi umum bagi tubuh. Sel
gunakan oleh sel untuk beraktivitas. Mitokondria menghasil- dapat memakai AIP untuk membayar "hargi'energi untuk
kan sekitar 90o/o dari energi yang sel-dan, dengan demikian, menjalankan perangkat sel. Untuk memperoleh energi
tubuh keseluruhan*diperlukan untuk bertahan hidup dan segera, sel memurus ikatan fosfat terminal di ATB yang
berfungsi. Jumlah mitokondria per sel sangat beffariasi; menghasilkan adenosin difosfat (ADP)-adenosin dengan
bergantung pada kebutuhan energi masing-masing jenis sel. dua gugus fosfat melekat padanya (di artinya "dua')-plus
Di sebagian jenis sel, mitokondria tersusun memadat di losfat inorganik (Pi) plus energi:
bagian sel yang menggunakan sebagian besar energi sel. o''"'y
Sebagai contoh, mitokondria terkemas di antara unit-unit ATP ADP + Pi + energi untuk digunakan oleh sel
kontraktil di sel otot jantung. Dalam skema energi ini, makanan dapat dianggap se-
Mitokondria berbentuk batang atau oval seukuran bak- bagai "minyak mentah", semenrara AIP adatah "minyak
teri. Pada kenyataannya, mitokondria adalah turunan dari olahan" untuk menjalankan perangkat tubuh. Marilah kita
bakteri yang menginvasi atau ditelan oleh sel primitif pada uraikan lebih lanjut proses konversi energi ini. Makanan di-
awal sejarah evolusi dan kemudian menjadi organel per- cerna, atau diuraikan, oleh sistem pencernaan menjadi unit-
manen. Karena berasal dari nenek moyang yang berbeda, uhit yang lebih kecil dan dapat diserap sehingga dapat

34 Bab 2
!
g;

Eo
G
o
o
t
o
to
c
Ruang E
o
antarmembran o
o
J

in
o

Krista
(b)

Membran
luar
Membran
Matriks dalam

Protein pada sistem


transpor elektron (a)
Gambar 2-9
Mitokondria. (a) Gambaran skematik sebuah mitokondria. Protein-protein transpor elektron yang terbenam dalam lipatan krista
membran dalam mitokondria berperan dalam konversi sebagian besar energi makanan menjadi bentukyang dapat digunakan.
(b) Mikrograf elektron sebuah mitokondria.

Tabel 2-2
Ringkasan Produksi Energi Sel dari Glukosa

PRODUK AKHIR
YANG TERSEDIA
UNTUK EKSTRAKSI
ENERGI LEBIhI
BAHAN YAIUG ENERGI YANG DII-IASILKAN LANJUT KEBUTUHAN
REAKSI DIOLAH LOKASI (per molekul glukosa yang diproses) AKAN OKSIGEN

Glikolisis Glukosa Sitosol 2 molekul ATP 2 molekul asam piruvat Tidak; anaerob
Siklus asam Asetil KoA, yang Matriks 2 molekul ATP 8 NADH dan 2 FADH, Ya, berasal dari
sitrat berasal dari asam mitokondria molekul pembawa molekul yang
piruvat, produk hidrogen terlibat dalam
akhir glikolisis; 2 reaksi siklus asam
molekul asetil sitrat
KoA terbentuk
dari pengolahan
1 molekul
glukosa
Rantai Elektron energi Krista 32 molekul ATP Tidak ada Ya, berasal dari
transpor tinggi yang membran oksigen
elektron tersimpan dalam dalam molekular yang
atom hidrogen mitokondria diperoleh dengan
dalam molekul bernapas
pembawa
hidrogen NADH
dan FADH, yang
berasal dari
reaksi siklus asam
sitrat

Fisiologi Sel 35
dipindahkan dari lumen saluran cerna ke dalam darah (Bab satu karbon dalam bentuk karbon dioksida (COr), yang
16). Sebagai contoh, karbohidrat makanan diuraikan ter- akhirnya dikeluarkan dari tubuh sebagai produk
utama menjadi glukosa, yang diserap ke dalam darah. Tidak buangan (Gambar 2-11). Selama proses penguraian"khiq "t",,
ini, ikat-
ada energi yang dibebaskan selama pencernaan makanan. an karbon-hidrogen terpurus sehingga terjadi pembebasan
Ketika disalurkan ke sel oieh darah, molekul nutrien diang- satu atom hidrogen. Atom hidrogen ini ditahan oleh sebuah
kut menembus membran plasma ke dalam sitosol. (Perincian molekul pembawa hidrogen, yang fungsinya akan segera
bagaimana bahan melintasi membran dicakup di Bab 3). dibahas. Asam asetat yang terbentuk kemudian berikatan
Kini kita akan mengalihkan perhatian ke tahap-tahap dengan koenzim A, suatu turunan asam pantotenat (suatu
yang berperan dalam pembentukan AIP di dalam sel dan vitamin B), menghasilkan senyawa asetil koenzim A (asetil
peran mitokondria dalam tahap-tahap tersebut. ATP diha- KoA).
silkan di sebagian besar sel dari penguraian berkesinambung- Asetil KoA kemudian masuk ke siklus asam sitrat, yang
an molekul nutrien yang diserap dalam tiga tahap berbeda: terdiri dari serangkaian siklis delapan reaksi biokimia terpisah
glikolisis, siklus asam sitrat, dan rantai transpor elektron. (Sel yang diarahkan oleh enzim-enzim matriks mitokondria.
otot menggunakan jaiur sitosol tambahan untuk cepar meng- Siklus reaksi ini dapat dibandingkan dengan saru putaran
hasilkan energi pada awal olah raga; lihat h. 297).Kita akan mengelilingi roda Ferris. Ingatlah bahwa Gambar 2-ll ada-
memakai glukosa sebagai contoh untuk menjelaskan tahap- Iah hanyalah suaru skema. Skema ini menggambarkan suatu
tahap ini (Ta6el2-2). rangkaian siklik reaksi-reaksi biokimia. Molekul-molekul itu
sendiri tidak secara fisik berputar dalam lingkaran. Di atas
GLIKOLISIS roda Ferris, asetil KoA, suatu molekul dua karbon, masuk ke
Di antara ribuan enzim di dalam sitosol terdapat enzim- tempat duduk yang sudah ditempati oleh asam oksaloasetar,
enzim yang berperan dalam glikolisis, suatu proses kimia suatu molekul empat karbon. Kedua molekul ini berikatan
yang meiibatkan 10 reaksi berangkai terpisah yang meng- untuk membentuk molekul asam sitrat enam karbon, dan
uraikan molekul gula enam karbon sederhana yaitu glukosa, perjalanan mengelilingi siklus asam sitrat dimulai. (Siklus ini
menjadi dua molekul asam piruvar, yang masing-masing juga dinamai siklus Krebs, untuk menghargai penemu
mengandung tiga karbon (glik- t:erarti "manis"; lisis berarti utamanya, atau siklus asam trikarboksilat, karena asam
"penguraian'). Selama glikolisis, sebagian energi dari ikatan sitrat mengandung tiga gugus asam karboksilat). Sewaktu
kimia glukosa yang rerpurus digunakan untuk mengubah "tempat duduk' bergerak mengelilingi siklus, di seriap posisi
ADP menjadi AIP (Gambar 2-10). Namun, glikolisis bukan baru, enzim-enzim matriks memodifikasi molekul penum-
mekanisme yang efisien dari sudut pandang ekstraksi energi: pangnya untuk membentuk molekul yang sedikit berbeda.
hasil akhir hanyalah dua molekul AIP per molekul glukosa Perubahan molekular ini memiliki konsekuensi-konsekuensi
yang diproses. Banyak dari energi yang semula terkandung penting:
dalam molekul glukosa masih tersimpan di ikatan-ikatan 1. Dua karbon secara sekuensial "dicampakkan dari per-
kimia molekul asam piruvat. Hasil energi yang rendah pada jalanan" karena dikeluarkan dari molekul asam sitrat
proses glikolisis tidak memadai untuk memenuhi kebutuhan
enam karbon, yang diubah kembali menjadi asam oks-
tubuh akan ATP Di sinilah mitokondria memainkan aloaserat empat karbon, yang kini tersedia di puncak
perannya.
siklus untuk mengambil asetil KoA lain untuk putaran
sikJus berikurnya.
SIKLUS ASAM SITRAT 2. Atom karbon yang dibebaskan, yang semula ada di asetil
Asam piruvat yang diproduksi oleh glikolisis di sitosol dapat KoA yang masuk ke siklus, diubah menjadi dua molekul
secara selektif diangkut ke dalam matriks mitokondria. Di COr. CO, ini serta CO, yang diproduksi selama pem-
sini molekul tersebut diuraikan lebih lanjut menjadi molekul bentukan asam asetat dari asam piruvat, keluar dari
dua karbon, asam asetar, oleh pengeluaran (secara enzimatis) matriks mitokondria dan kemudian keluar sel untuk

Sepuluh langkah terpisah

(,o**rl +
Enei.rgi :
dari Benguraian'
$!ah,moleku! glukosa
mclekul asam
Sintesis
J

Gambar 2-10 -[-iltt


Ringkasan sederhana glikolisis. Glikolisis mencakup penguraian glukosa menjadi dua molekul asam piruvat, dengan hasil
bersih
dua molekul ATP untuk setiap molekul glukosa yang diproses.

36 Bab 2
Dalam sitosol Asarrpkuvat @ (Lihat Gambar 2-10)
(dari glikolisis)

[;;"'".,'@-l
Koenzim A

--l
ffif,ffi
Dalam matriks
mitokondria n [1""";

C = atom karbon.
* HrO masuk ke siklus di tahap{ahap yang ditandai oleh bintang.

Gambar 2-11
Siklus asam sitrat. Versi sederhana siklus asam sitrat, yang memperlihatkan bagaimana dua karbon yang masuk ke siklus melalui
asetil KoA akhirnya diubah menjadi CO, dengan asam oksaloasetat, yang menerima asetil KoA, dibentuk kembali di akhir siklus.
Juga diperlihatkan di sini pembebasan atom hidrogen di titik-titik spesifik di sepanjang siklus, Atom hidrogen ini berikatan
dengan molekul pengangkut hidrogen NAD dan FAD untuk pengolahan lebih lanjut oleh rantai transpor elektron. Satu molekul
ATP dihasilkan untuk setiap molekul asetil KoA yang masuk ke siklus asam sitrat, untuk total dua molekul ATP untuk setiap
molekul glukosa yang diproses.

Fisiologi Sel 37
. masuk ke darah. Selanjutnya, darah membawa CO, ke Pengangkur elektron rersusun dalam pola spesifik teratur
paru, tempar zat ini akhirnya dieliminasi ke atmosfer di membran dalam sedemikian rupa sehingga elektron ber-
melalui proses bernapas. Oksigen yang digunakan untuk energi tinggi secara progresif dipindahkan melalui serangkai-
membuat CO, dari arom-arom karbon yang dibebaskan an reaksi, sehingga turun ke tingkat energi yang semakin ren-
ini berasal dari molekul yang terlibat dalam realai, dah pada setiap tahapnya. Alhirnya, elektron dialirkan ke
bukan oksigen molekular bebas yang berasal dari per- oksigen molekular (Or) yang berasal dari udara yang kita
napasan. hirup. Elektron yang terikat ke O, berada dalam tingkat
3. Atom hidrogen juga "ditendang" selama siklus di empat energi paling rendah. Oksigen yang terhirup dari atmosfer
tahap konversi kimia. Tujuan utama siklus asam sirrar masuk ke mitokondria untuk berfungsi sebagai akseptor
adalah menghasilkan hidrogen-hidrogen ini untuk di- elektron terakhir rantai transpor elektron. Oksigen bermuat-
masukkan ke dalam rantai transpor elektron. Hidrogen- an negarif ini (negatif karena mendapat elektron tambahan)
hidrogen ini "ditangkap" oleh dua senyawa lain yang kemudian berikatan dengan ion hidrogen bermuatan positif
bekerja sebagai molekul pengangkut hidrogen-nikoti- (positif karena atom ini telah memberikan elektron pada awal
namida adenin dinr klsstida (NAD), suatu turunan rantai transpor elektron) untuk membentuk air (H,O).
vitamin B niasin, dan flavin adenin dinukleotida Sewaktu berpindah melalui rantai reaksi ini, elektron
(FAD), suatu turunan vitamin B riboflavin. Pemindahan mengeluarkan energi. Sebagian dari energi yang dibebaskan
hidrogen mengubah masing-masing senyawa tersebut hilang sebagai panas, tetapi sebagian dipanen oleh mitokondria
menjadi NADH dan FADH2. untuk membentuk AIP melalui tahap-tahap berikur, yang
4. Satu lagi molekul AIP dihasilkan untuk setiap molekul kolektif dikenal sebagai mekanisme kemiosmotik.
secara
asetil KoA yang diproses. Sebenarnya AIP tidak secara
1. Di tiga rempar dalam rantai rranspor elektron, energi
langsung diproduksi oleh siklus asam sirrar. Energi yang
yang dibebaskan selama transfer elektron digunakan un-
dibebaskan digunakan unruk secara langsung menyam-
tuk memindahkan ion hidrogen menembus membran
bung fosfat inorganik ke guanosin difosfat (GDP) un-
dalam mitokondria dari matriks ke ruang antarmembran
tuk membentuk guanosin trifosfat (GTP), suatu
(ruang antara membran dalam dan luar mitokondria;
molekul energi tinggi serupa dengan AIP Energi dari
antar-berafii "di antara') (Gambar 2-l2b).
GTP kemudian dipindahkan ke AIP sebagai berikut:
2. Akibat proses transpor ini, ion hidrogen lebih banyak
. ADP+GTP< terkonsentrasi di ruang antarmembran mitokondria
'AIP+GDP
daripada di matriks. Karena adanya perbedaan konsen-
Karena setiap molekul glukosa diubah menjadi dua molekul
trasi ini, ion hidrogen memiliki kecenderungan kuat
asam asetat, sehingga memungkinkan dua kali siklus asam
untuk mengalir balik ke matriks melalui saluran arau
sitrat, maka untuk setiap molekul glukosa dihasilkan dua
kanal yang terbentuk oleh protein-protein khusus di
molekul ATP
membran dalam mitokondria.
Sejauh ini, sel masih belum memperoleh keuntungan
energi yang memadai. Namun, siklus asam sitrat penting
3. Saluran yang digunakan oleh ion hidrogen untuk meng-
alir balik ke matrila mengandung enzim ATp sintase,
dalam mempersiapkan molekul pengangkut hidrogen masuk
yang diaktifkan oleh aliran ion hidrogen dari ruang
ke tahap berikut, rantai transpor elektron, yang menghasil-
antarmembran ke matriks.
kan energi jauh lebih banyak daripada jumlah AIP yang
diprodulsi oleh siklus itu sendiri.
4. Pada pengaktifannya, AIP sintase mengubah ADp + pi
menjadi AIP, menghasilkan 32 lebih molekul ATp un-
tuk setiap molekul glukosa yang diproses. AIp kemu-
RANTAI TRANSPOR ELEKTRON dian dipindahkan keluar mitokondria menuju sitosol
Di dalam arom-arom hidrogen yang dibebaskan, yang untuk digunakan sebagai sumber energi oleh sel.
mengandung elektron di tingkat energi tinggi, masih terpe- Pengubahan energi menjadi bentuk yang berguna se-
rangkap energi yang cukup banyak. "Pendapatan kakap" waktu elektron mengalir dari tingkat energi tinggi ke tingkat
diperoleh ketika NADH dan FADH, masuk ke rzrntai trans- energi rendah dapat diibaratkan sebagai reaktor yang meng-
por elektron, yang terdiri dari moLkul-molekul pembawa ubah energi air yang mengalir di air terjun menjadi listrik.
elektron yang terletak di membran dalam mitokondria (krista; Karena O, digunakan dalam tahap-tahap akhir konversi
Gambar 2-12a). Elektron energi tinggi diekstraksi dari hidro- energi ini ketika fosfat ditambahkan untuk membentuk ATp
gen yang terdapat di NADH dan FADH, dan dipindahkan maka proses ini disebut fosforilasi olaidatif. Rantai transpor
melalui serangkaian langkah dari satu molekul pengangkut elektron juga disebut rantai pernapasan karena proses ini
elektron ke molekul lainnya, di dalam membran krista, seper- penting bagi respirasi sel, suaru istilah yang merujuk kepada
ti ban berjalan di pabrik. Akibat penyerahan hidrogen dan oksidasi intrasel molekul-molekul yarg berasal dari
elektron di dalam rantai transpor elektron, NADH dan makanan.
FADH, diubah kembali menjadi NAD dan FAD. Molekul- Rangkaian langkah menuju fosforilasi oksidatif mung-
molekul ini sekarang bebas untuk mengambil atom hidrogen kin mula-mula terlihat sebagai suatu penyrrlit yang tidak
lain yang dibebaskan selama glikolisis dan siklus asam sitrar. penting. Mengapa molekul makanan tidak secara langsung
Karena itu, NAD dan FAD berfungsi sebagai penghubung dioksidasi, atau "dibakar" untuk membebaskan energinya?
antara siklus asam sitrat dan rantai rranspor .l.kiro.r. Ketika proses ini dilaksanakan di luar tubuh, semua energi

3E Bab 2
Hidrogen (H) yang dibebaskan
Membran luar mitokondria selama penguraian molekul
nutrien yang mengandung
Membran dalam Ruang antarmembran karbon oleh siklus asam sitrat
mitokondria di matriks mitokondria dibawa
ke membran dalam mitokondria
oleh pengangkut hidrogen misalnya
Matriks mitokondria
NADH.

Setelah membebaskan hidrogen


di membran dalam, NAD bergerak
balik untuk mengambil lebih banyak
b untuk penanganan H+ hidrogen yang dihasilkan oleh siklus
asam sitrat di matriks.

,N.@ Sementara itu, elektron-elektron


energi tinggi yang dieksiraksi dari
hidrogen dilewatkan melalui rantai
transpor elektron yang terletak di
membran dalam mitokondria.

o Energi secara bertahap dibebaskan


sewaktu elektron turun secara
berturut-turut ke tingkat energi yang
lebih rendah dengan menjalani
reaksi-reaksi rantai transpor elektron

Pembebasan energi memicu


serangkaian langkah (yang
diperlihatkan di bagian b, h. 40)
yang akhirnya menghasilkan
pengaktifan enzim ATP sintase
di membran dalam mitokondria.

Oksigen molekular, setelah berfungs


sebagai akseptor elektron terakhir,
berikatan dengan ion hidrogen (H*)
yang dihasilkan dari hidrogen pada
ADP ekstraksi elektron energi tinggi untuk
Matriks
menghasilkan air.
mitokondria
P

Lihat bagian b
ATP
untuk mekanisme
bagaimana energi yang
dibebaskan oleh rantai
transpor elektron akhirnya
mengaktifkan ATP sintase (h. 40)
* FADH2 memasuki rantai transpor
elektron pada titik ini. 2 H2O 4H*+Oz2

(a)

Gambar 2-12
Sintesis ATP oleh membran dalam mitokondria. (a) Sintesis ATP terjadi akibat mengalirnya elektron-elektron energi tinggi
melalui rantai transpor elektron mitokondria (Dilanjutkan di h. 40)

yang tersimpan di dalam molekul makanan dibebaskan secara


eksplosif dalam bentuk panas (Gambar 2-13). Di dalam tu-
I Sel menghasilkan lebih banyak energi dalam
buh, oksidasi molekul makanan berlangsung dalam langkah- keadaan aerob daripada anaerob.
langkah kecil terkontrol sehingga energi kimia molekul
makanan secara bertahap tersedia untuk dikemas dalam ben- Sel adalah pengubah energi yang jauh lebih efisien jika ada
tuk yang bermanfaat bagi sel. Sel, melalui mitokondrianya, oksigen (Gambar 2-14). Pada kondisi anaerob ("tidak ada
dapat secara lebih efisien menangkap energi dari molekul udara", lebih spesifik lagi "tidak ada Or"), penguraian glukosa
makanan di dalam ikatan ATP iika energi dibebaskan secara tidak dapat berjalan melewati glikolisis. Ingatlah bahwa gli-
sedikit-sedikit. Dengan cara ini, energi yang berubah men- kolisis berlangsung di sitosol dan berupa pemecahan glukosa
jadi panas akan lebih sedikit. Panas yang dihasilkan bukanlah menjadi asam piruvat, menghasilkan hanya dua molekul ATP
energi yang sama sekali sia-sia; panas ini berguna untuk per molekul glukosa. Energi di dalam molekul glukosa yang
membantu mempertahankan suhu tubuh, dengan kelebihan belum diambil tetap tersimpan dalam ikatan-ikatan molekul
panas dikeluarkan ke lingkungan. asam piruvat, yang akhirnya diubah menjadi asam laktat jika

Fisiologi Sel 39
Energi yang dibebaskan selama
transfer elektron oleh rantai
transpor elektron digunakan untuk
memindahkan ion hidrogen dari
matriks ke ruang antarmembran.

lon-ion hidrogen yang menumpuk


di ruang antarmembran
menyebabkan aliran ion hidrogen
dari ruang antarmembran ke
matriks melalui saluran khusus
di membran dalam mirokondria.
Aliran ion hidrogen melalui saluran
mengaktifkan ATP sintase, yang
terletak di ujung matriks saluran.

Pengaktifan ATP sintase


@ menyebabkan terbentuknya ATp
dari ADP dan P,-

(b)

Garnban 2-12 (tanjutan)


(b) Pengaktifan ATP sintase oleh pergerakan H.

zat tersebut tidak masuk ke jalur yang akhirnya menuju Makanan + O, -+ CO2 + HrO + AIp
fosforilasi oksidatif. (diperlukan (terutama (diprodulai (dihasilkan
Jika terdapat O, dalam jumlah memadai-suatu kondisi untuk dihasilkan oleh rantai rerutma
aerob ("dengan udara' atau "dengan Or")-maka pemrosesan fosforilasi oleh siklus transpor oleh ranrai
di mitokondria (yaitu, siklus asam sitrat di matriks dan rantai olcidatif) elektron)
transpor elektron di krista) akan memanen energi cukup
;:ffi iiil::;
banyak untuk menghasilkan 34 molekul AIB untuk hasil Glukosa, nutrien utama yang berasal dari karbohidrat
akhir 36 molekul ATP per molekul glukosa yang diproses. makanan, adalah bahan bakar yang digunakan oleh
(Untuk penjelasan mengenai olah raga aerob, lihat fitur kebanyakan sel. Namun, molekul nutrien yang berasal dari
penyerta dalam boks, Lebih Dekat dengan Fisiologi Olah- lemak (asam lemak) dan, jika diperlukan, dari protein (asam
raga). Reaksi keseluruhan oksidasi molekul makanan untuk amino) juga dapat ikut serta di titik-titik tertentu dalam
menghasilkan energi adalah sebagai berikut: keseluruhan reaksi kimia yang akhirnya menghasilkan energi

40 Bab 2
Lebih Dekat dengan Fisiologi Olahraga
Olahraga Aerobik: Untuk Apa dan Seberapa Banyak?

Olahraga aerobik ("dengan Or") arteri koronaria (penyumbatan arteri dan memantau tingkat intensitas
melibatkan banyak kelompok otot dan yang mendarahi jantung). American adalah dengan memeriksa denyut
dilakukan pada intensitas yang cukup College of Sports Medicine menganjur- jantung. Perkiraan kecepatan denyut
rendah dan untuk jangka waktu yang kan agar seseorang melakukan jantung maksimal ditentukan dengan
cukup lama sehingga sumber-sumber olahraga aerobik minimal tiga kali mengurangi angka 220 dengan usia
bahan bakar dapat diubah menjadi seminggu selama 20 sampai 60 menit seseorang. Manfaat yang signif ikan
ATP dengan menggunakan siklus asam untuk mengurangi risiko hipertensi dapat dicapai dengan olah raga
sitrat dan rantai transpor elektron dan penyakit arteri koronaria serta aerobik yang dilakukan antara 70%
sebagai jalur metabolik utama. untuk meningkatkan kemampuan sampai 80% denyut jantung maksimal.
Olahraga aerobik dapat dipertahan- kerja fisik. Studi-studi terakhir Sebagai contoh, perkiraan kecepatan
kan dari 15 sampai 20 nienit hingga menunjukkan bahwa manfaat yang denyut jantung maksimal untuk
beberapa jam dalam satu kalinya. sama diperoleh jika olah raga seseorang yang berumur 20 tahun
Aktivitas jangka pendek berintensitas dilakukan satu kali atau dipecah-pecah adalah 200. Jika orang tersebut
tinggi misalnya angkat beban dan lari menjadi olah raga singkat multipel. Hal berolah raga tiga kali seminggu selama
cepat 100 meter, yang berlangsung ini merupakan kabar gembira karena 20 sampai 60 menit dengan intensitas
dalam hitungan detik dan semata- banyak orang lebih mudah melakukan yang meningkatkan kecepatan denyut
mata bergantung pada energi yang olah raga singkat yang terbagi dalam jantungnya hingga 140 sampai 160 kali
disimpan di otot dan glikolisis, adalah satu hari. per menit, maka kapasitas kerja
bentuk olahraga anerobik ("tanpa lntensitas olah raga harus didasar- aerobiknya akan meningkat secara
or"). kan pada persentase kapasitas bermakna dan risiko penyakit kardio-
lnaktivitas berkaitan dengan maksimal seseorang untuk melakukan vaskular akan berkurang.
peningkatan risiko terjadinya hiperten- kerja. Cara termudah untuk menentu-
si (tekanan darah tinggi) dan penyakit kan intensitas olah raga yang tepat

ffi: r;I
\-____:_J
I
ffi
i

V---/ Y

Energi dipanen sebagai ATP,


"mata uang" energi yang
umum digunakan oleh tubuh

@__
ap
Sebagian digunakan untuk
mempertahankan suhu tubuh

Gambar 2-13
Oksidasi makanan tak terkontrol versus terkontrol. Sebagian dari energi yang dibebaskan sebagai panas ketika makanan
mengalami oksidasi tak terkendali (pembakaran) di luar tubuh dipanen dan disimpan dalam bentuk yang bermanfaat melalui
oksidasi terkontrol yang terjadi di dalam tubuh.

Fisiologi 5el 41
Kondisi anaerob

--) Membran luar dan


Glikolisis f--- ----- -- tersedia O- a--------------l dalam mitokondria
5-TtYl-19 lAsamraktatl

Kondisi aerob

ffiirtffitr'Y,.-B Siklus
asam sitrat /
/ Ranlai transpor
elektron
34 ATP + CO, + H,O

Sitosol

Gambar 2-14
Perbandingan hasil energi dan produk pada kondisi anaerob dan aerob. Pada keadaan anaerob, hanya 2 ATPyang dihasilkan
untuk setiap molekul glukosa yang diproses, tetapi pada keadaan aerob total 36 ATP diproduksi per molekul glukosa.

ini. Asam amino biasanya digunakan untuk membentuk dalam fosforilasi oksidatif. Dalam siklus pengisian-pemakaian
protein dan bukan menghasilkan energi, tetapi zat ini dapat ini, satu molekul ADP/AIP dapat bergerak bolak-balik
digunakan sebagai bahan bakar jika glukosa dan lemak yang ribuan kali per hari antara mitokondria dan sitosol.
tersedia kurang memadai (Bab 17). Tingginya kebutuhan akan ATP menyebabkan glikolisis
Perhatikan bahwa reaksi oksidatif di dalam mitokondria saja kurang memadai untuk memasok energi bagi kebanyak-
menghasilkan energi, tidak seperti reaksi oksidatif yang di- an sel. Jika tidak terdapat mitokondria, yang berisi perangkat
kontrol oleh enzim peroksisom. Kedua organel menggunakan metabolik untuk fosforilasi oksidatif, kemampuan energi
O, tetapi untuk tujuan berbeda. tubuh akan sangat terbatas. Namun, glikolisis memberi sel
mekanisme yang dapat menghasilkan paling sedikit beberapa
AIP pada kondisi anaerob. Sel otot rangka sangar meman,
I Energi yang tersimpan di dalam ATP digunakan faatkan kemampuan ini sewaktu melakukan olah raga berat
untuk sintesis, transpol dan kerja mekanis. secara mendadak, ketika kebutuhan energi untuk kontraksi
melebihi kemampuan tubuh untuk menyalurkan O, dalam
Setelah terbentuk, AIP dibawa keluar mitokondria dan jumlah memadai ke otot yang beraktivitas untuk menopang
kemudian tersedia sebagai sumber energi sesuai kebutuhan di fosforilasi oksidatif, Sel darah merah, yang merupakan satu-
dalam sel. Altivitas sel yang memerlukan pengeluaran energi satunya sel yang tidak mengandung mitokondria, juga
dimasukkan ke dalam tiga golongan: mengandalkan glikolisis semara untuk menghasilkan energi.
1. Sintesis senyawa kimia baru, misalnya pembentukan pro- Namun, kebutuhan energi sel darah merah juga rendah
tein oleh retikulum endoplasma. Sebagian sel, khusus- karena sel ini tidak memiliki nukleus sehingga tidak mampu
nya sel dengan laju sekresi yang tinggi dan sel dalam fase mensintesis bahan baru, yang merupakan pengeluaran energi
pertumbuhan, menggunakan hingga 75o/o NP-nya terbesar bagi sebagian besar sel nonkontraktil.
hanya untuk membentuk senyawa kimia baru.
2. Thanspor membran, misalnya transpor selektif molekul
menembus tubulus ginjal sewaktu proses pembentukan VAULT SEBAGAI TRUK SEL
urin. Sel ginjal dapat menghabiskan hingga 80% dari
"uang" AIP mereka untuk menjalankan mekanisme Selain lima organel yang telah dikenal tersebut, pada awal tahun

transpor membran selektif ini. 1990-arr para peneliti mengidentifikasi organel jenis keenanvuauh.

3. Ketja mebanis, misalnya konuaksi otot janftmg untuk me-


mompa darah atau konuaksi otot rangka unnrk mengangkat
sebuah benda. Akdvitx jenis ini memerlukan banyakAlP I Vault mungkin berfungsi sebagai kendaraan
transpor sel.
Akibat pengeluaran energi sel untuk menunjang ber-
bagai aktivitas ini, dibentuk ADP dalam jumlah besar. Vauh, yangberukuran tiga kali lebih besar daripada ribosom,
Molekul ADP yang telah terkuras energinya ini masuk ke berbentuk seperti tong oktagonal (Gambar 2-l5a dan c).
mitokondria untuk "di-recharge" dan kemudian kembali ke Nama ini berasal dari adanya banyak lengkung, yang meng-
sitosol sebagai molekul AIP kaya energi setelah ikut serta ingatkan penemunya akan atap katedral atau kubah. Seperti

42 Bab 2
tong, uauh memiliki interior berongga. Kadang-kadan g uauh kumpul di sel-sel ini, tetapi sebagian sel kanker membentuk
tampak dalam keadaan terbuka, tampak seperri sepasang resistensi luas terhadap beragam obat ini. Resistensi ini adalah
bunga kuncup dengan masing-masing separuh dari uaub me- penyebab utama kegagalan terapi kanker. Para peneliti telah
miliki delapan "kelopak' yang melekat ke cincin di tengah membuktikan bahwa sebagian sel kanker yang resisten ter-
(Gambar 2-l5b). Sebuah sel dapat memiliki ribtan uauh. hadap kemoterapi memprodulai protein utama uault hingga
Mengapa keberadaan ribuan organel yang relatif besar ini 16 kali Iebih banyak daripada jumlah normal. Jika penelitian
baru ditemukan akhir-akhir ini? Penyebabnya adalah organel selanjutnya memastikan bahwa uaub berperan dalam resistensi
ini tidak teriihat dengan teknik pewarnaan biasa. obat-mungkin dengan mengangkut obat dari nuldeus ke tem-
Dua petunjuk tentang fungsi uaub mungkin adalah pat untuk eksositosis dari sel kanker-maka muncul kemung-
bentuknya yang oktagonal dan interiornya yang berongga. kinan yang menarik bahwa interferensi aktivitas uaultini dapar
Yang menarik, pori inti juga berbentuk oktagonal dan se- memperbaiki sensitivitas sel kanker terhadap obat kemoterapi.
ukuran uauh, yang menimbulkan spekulasi bahwa uaub
mungkin adalah "truk'sel. Menurut pendapat ini, vault akan
menambatkan diri di atau masuk ke pori nukleus, mengambil SITOSOL: GEL SEL
molekul yang disintesis di nukleus, dan menyalurkan muatan-
nya di bagian lain sel. Riset-riset yang sedang berjalan men- Sitosol, yang menempati sekitar 55o/o dari volume total sel,
dukung peran uauh dalam transpor dari nukleus ke sitoplas- adalah bagian setengah cair dari sitoplasma yang mengelilingi
ma, tetapi muatan yang dibawanya masih belum dipastikan. organel. Penampakannya yang tidak jelas di bawah mikroskop
Salah satu kemungkinan adalah bahwa uaub mungl<sn mem- elektron memberi kesan salah bahwa sitosol adalah campuran
bawa mRNA dari nukleus ke rempar sintesis protein di sito- cair dengan konsistensi seragam meskipun sebenarnya sitosol
plasma. Kemungkinan lain muatan uauh adalah dua subunit adalah massa mirip gel yang sangar terorganisasi dengan
yang membentuk ribosom (lihat Gambar C-7,h. A-29).Ke- perbedaan komposisi dan konsistensi dari satu bagian sel ke
dua subunit ini diproduksi di nukleus kemudian keluar me- bagian lainnya. Selain itu, di sitosol rcrsebar sitoskeleton, suatu
lalui pori nukleus melalui carl^ y^trg belum diketahui untuk protein perancah yang menenrukan bentuk sel, membentuk
mencapai tempat kerjanya-baik melekat ke RE kasar atau di rangka organisasi intrasel, dan berperan dalam berbagai
sitosol. Yang menarik, interior uaub uku.rannva pas untuk gerakan sel. Untuk saar ini kita berkonsentrasi pada bagian
mengakomodasi subunit-subunit ribosom tersebur. gelatinosa sitosol, lalu mengalihkan perhatian kita ke kom-
CATAIAN KLINIS. Selain itu, uault m:lngl<tn berperan ponen sitoskeleton pada bagian selanjutnya.
'kurang baik dalam menimbulkan resistensi multiobat yang
kadang-kadang diperlihatkan oleh sel kanker. Obat kemoterapi
il Sitosol penting dalam metabolisme intermediet,
yang dirancang untuk mematikan sel kanker cenderung ter-
sintesis protein ribosom, dan penyimpanan
nutrien.

Tiga kategori umum aktivitas yang berkaitan dengan bagian


gelatinosa sitosol: (1) regulasi enzimatik metabolisme inter-
mediet, (2) sintesis protein ribosom, dan (3) penyimpanan
lemak, karbohidrat, dan vesikel sekretorik.

REGULASI ENZIMATIK METABOLISME INTERMEDIET


o Isdlah metabolisme intermediet merujuk secara kolektif ke-
c
E pada suatu kumpulan besar reaksi kimia di dalam sel yang
o berperan dalam penguraian, pembentukan, dan transformasi
o
o molekul organik kecil misalnya gula sederhana, asam amino,
a dan asam lemak. Reaksi-reaksi ini penring untuk menangkap
J
o energi untuk digunakan bagi aktivitas sel serra untuk meng-
f
E hasilkan bahan mentah yang diperlukan untuk mempertahan-
to kan struktur dan fungsi sel serta untuk pertumbuhan sel.
i
!
Semua metabolisme intermediet berlangsung di sitoplasma,
o
J
dengan sebagian besar diselesaikan di sitosol. Sitosol mengan-
o dung ribuan enzim yang berperan dalam glikolisis dan reaksi
{c} biokimia intermediet lainnya.
Gambar 2-'15
Vault. (a) Gambaran skematik 3 dimensi sebuah vault, suatu SINTESIS PROTEIN RIBOSOM
organel oktagonal seperti tong yang dipercayai untuk
mengangkut mRNA atau subunit ribosom dari nukleus ke
Di sitosol juga tersebar ribosom bebas, yang membentuk
ribosom sitopolasma. (b) Gambaran skematik sebuah vault protein untuk digunakan di sitosol itu sendiri. Sebaliknya,
yang terbuka, yang memperlihatkan interiornya yang ingatlah bahwa ribosom RE kasar membentuk protein untuk
berongga. (c) Mikrograf elektron vault. sekresi dan untuk membentuk komponen baru sel.

Fisiologi 5el 43
PENYIMPANAN LEMAK, GLIKOGEN, DAN VESIKEL di sitosol, tempat vesikel ini disimpan sampai diberi tahu
SEKRETORIK untuk mengosongkan isinya keluar sel. Selain itu, vesikel
transpor dan endositotik juga bergerak di dalam sitosol.
Kelebihan nutrien yang tidak segera digunakan untuk meng-
hasilkan AIP diubah di sitosol menjadi bentuk-bentuk sim-
panan yang mudah dilihat dengan mikroskop cahaya. Massa
nonpermanen dari bahan simpanan ini dikenal sebagai ba- SITOSKELETON: "TULANG DAN
dan inldusi (inclusions). Badan inklusi tidak dibungkus oleh OTOT" SEL
membran, dan mungkin atau tidak, bergantung pada jenis sel
dan keadaannya. Produk simpanan terbesar dan terpenting Berbagai sel di tubuh memiliki bentuk, kompleksitas struk-
adalah lemak. Butir kecil lemak terdapat di dalam sitosol tur, dan spesialisasi fungsional masing-masing. Untuk meme-
berbagai sel. Di jaringan lemak, jaringan yang khusus me- lihara karakteristik unik masing-masing sel diperlukan peran-
nyimpan lemak, molekul lemak simpanan dapat menempati cah intrasel untuk menopang dan menata berbagai komponen
sebagian besar sitosol, di mana molekul-molekul tersebut me- sel menjadi susunan yang sesuai dan untuk mengontrol per-
nyatu untuk membentuk sebuah butir lemak besar (Gambar gerakan komponen-komponen tersebut. Fungsi ini dilalaanakan
2-l6a). Produk simpanan lain yang dapat terlihat adalah gli- oleh sitoskeleton, suatu bagian anyaman protein kompleks
kogen, yaitu bentuk simpanan glukosa, yang tampak sebagai dari sitosol yang berfungsi sebagai "orot dan tulang" sel.
kelompok-kelompok atau granula tersebar di seluruh sel Anyaman ini memiliki tiga elemen tersendiri: (1) mikro-
(Gambar 2-16b). Kemampuan sel menyimpan glikogen ber- tubulus, (2) mikroflamen, dan (3) fkmen intermediet. Ber-
variasi, dengan sel hati dan sel otot memiliki simpanan ter- bagai bagian sitoskeleton tersebut berkaitan secara srruktural
banyak. Jika tidak tersedia makanan untuk menghasilkan dan terkoordinasikan secara fungsional agar sel dapat ber-
bahan bakar bagi siklus asam sitrat dan rantai transpor elek- fungsi dengan benar. Karena kompleksnya anyaman ini dan
tron maka glikogen dan lemak simpanan diuraikan masing- fungsinya yang beragam, kita akan membahas masing-
masing untuk menghasilkan glukosa dan asam lemak, yang masing elemennya secara terpisah. Fungsi-fungsi ini, bersama
kemudian dapat menjalankan perangkat penghasil energi di dengan fungsi struktur sel lainnya, diringkaskan diThbel 2-3,
mitokondria. Manusia dewasa rata-tata memiliki cukup sim- dengan penekanan pada komponen sitoplasma.
panan glikogen untuk menghasilkan energi bagi satu hari
aktivitas normal, dan biasanya memiliki simpanan lemak un-
tuk menghasilkan energi selama dua bulan. I Mikrotubulus membantu mempertahankan
Vesikel sekretorik yang telah diproses dan dikemas oleh bentuk asimetrik sel dan berperan dalam
retikulum endoplasma dan kompleks Golgi juga tetap berada pergerakan sel yang kompleks.

Mikrotubulus adalah elemen sitoskeleton terbesar. Struktur


ini berbentuk tabung tak bercabang yang panjang, berongga,
sangat langsing Garis tengah 22 nm), dan terutama terdiri
Butir lemak Nukleus sel lemak
I' dari tubulin, suatu molekul protein globular kecil (Gambar
2-l7a) {1 nanometer (nm) = sepersemilyar meter}. Mikrotu-
|I ' -E
I

oA-9 bulus esensial bagi sel untuk mempertahankan bentuknya


I t;c yang asimetrik, misalnya bentuk sel saraf yang aksonnya
clapat memanjang hingga satu meter dari tempat badan sel
s. 6"0
- berasal di medula spinalis hingga berakhir di otot (Gambar
=o
: o:; 2-18). Mikrotubulus, bersama dengan filamen intermediet
Nh6t
uo< klusus, menstabilkan juluran akson asimetrik ini.
(a)
Mikrotubulus juga berperan penting dalam mengoordi-
Granula glikogen Sel hati
nasikan berbagai gerakan sel kompleks, rermasuk (1) transpor
vesikel sekretorik atau bahan asing dari satu bagian sel ke
*!
oA-9
-
bagian lain, (2) gerakan tonjoian khusus sel misalnya silia dan
i -9
ab9
flagela, serta (3) distribusi kromosom selama pembeiahan sel
G>c melalui pembentukan gelendong mitotik. Marilah kita bahas
Bu E
masing-masing peran ini.
Q o>
.Nhii
ud=
(b) TRANSPOR VESIKEL SEKRETORIK
Gambar 2-16 llanspor mela.lui akson adalah suaru contoh baik pentingnya
Badan inklusi. (a) Mikrograf cahaya yang memperlihatkan sistem yang terc.rganisisasi untuk memindahkan vesikel sekre-
simpanan lemak di sel lemak. Perhatikan bahwa butir besar torik. Di sel saraf terjadi pelepasan bahan-bahan kimia spe-
lemak menempati hampir seluruh sitosol. (b) Mikrograf sifik dari ujung terminal akson untuk mempengaruhi otot
cahaya menunjukkan penyimpanan glikogen di sel hati.
Granula berwarna merah di seluruh sitosol sel hati adalah atau struktur lain yang dikontrol oleh sel sarafbersangkutan.
endapan glikogen. Bahan kimia ini umumnya diproduksi di dalam badan sel

44 Bab 2
(bagian dari sel sarafyang terletak di dekat pangkal akson), stasioner yang melapisi saluran napas, tuba uterina saluran
tempat beradanya cetak biru DNA nukleus, pabrik retikulum reproduksi wanita, dan ventrikel berisi cairan di otak. Gerak-
endoplasma, dan aparatus Golgi sebagai tempar pengemasan an menyapu terkoordinasi ribuan silia di saluran napas mem-
dan distribusi. Namun, bahan-bahan kimia ini akhirnya bantu mengeluarkan benda asing dari paru dengan menyapu
berfungsi di ujung akson, yang mungkin terletak saru meter keluar debu serra parrikel lain yang terhirup (Gambar 2-19).
jauhnya. Jika bahan kimia ini harus berdifusi sendiri dari ba- Di saluran reproduksi wanira, gerakan menyapu silia yang
dan sel ke terminal akson ujung, maka akan diperlukan waktu melapisi tuba uterina menarik sel telur (ovum) yang dikeluar-
50 tahun untuk mencapainya-jelaslah suatu solusi yang tidak kan ovarium pada waktu ovulasi dan menuntunnya ke arah
praktis. Mikrotubulus, yang terentang dari pangkal hingga uterus (rahim). Di otak, sel bersilia yang melapisi ventrikel
akhir akson menyediakan "jalan tol" bagi lalu lintas vesikel di menghasilkan cairan serebrospinal, yang mengalir melalui
sepanjang akson (Gambar 2-78). Motor molekular adalah ventrikel dan mengelilingi otak dan medula spinalis, mem-
pengangkutnya. Motor molekular adalah suatu protein yang bentuk bantalan dan membasuh struktur-struktur saraf yang
melekat ke partikel yang akan diangkut, dan kemudian rapuh ini. Gerakan memecut dari silia membantu cairan
menggunakan energi yang dipanen dari AIP untuk "berjalan" suportif ini mengalir.
di sepanjang mikrotubulus sambil "membopong" partikel Selain silia-silia motil yang terdapat di sel-sel di lokasi
tersebut (motor artinya "gerakan"). Kinesin, salah satu dari spesifik ini, hampir semua sel di tubuh manusia memiliki
motor molekular, terdiri dari dua kepala globular, saru tang- silia primer nonmotil.
satrs Selama ini, silia primer dianggap
kai, dan satu ekor mirip kipas. Ekor kinesin mengikat vesikel sebagai aksesori yang tidak bermanfaar, tetapi semakin banyak
sekretorikyang ingin digerakkan, dan kepala globularnya be- bukti menunjukkan bahwa struktur ini mungkin penring
kerja seperti kaki kecil yang bergerak selangkah-selangkah, untuk menerima sinyal-sinyal regulatorik yang berperan da-
sepefti cara anda berjalan. Kaki tersebut melekat ke satu lam mengontrol pertumbuhan, diferensiasi, dan proliferasi
molekul tubulin secara bergantian di mikrotubulus, meleng- sel (ekspansi suatu jenis sel). Defek pada silia primer dan silia
kung dan terdorong maju, lalu terlepas. Selama proses ini, motil dilaporkan berperan dalam beragam penyakit pada
kaki belakang tertarik maju sehingga teiaJrrn ke muka kaki manusia, termasuk suatu bentuk kelainan perkembangan
yang semula di depan dan kemudian melekat ke molekul ginjal (penyakit ginjal polikistik) dan penyakit pernapasan
tubulin berikutnya. Proses ini diulang-ulang sewaktu kinesin kronik.
memindahkan muatannya ke ujung akson dengan menggu-
Satu-satunya sel manusia yang memiliki flagela adalah
nakan masing-masing molekul tubulin sebagai batu pijakan.
sperma (lihat Gambar 20-9, h. 824). Gerakan flagela atau
Lalu lintas vesikel dalam arah sebaliknya juga berlang- "ekor" yang seperti pecur memungkinkan sperma bergerak
sung di sepanjang jalur mikrotubulus ini. Vesikel yang
dalam lingkungannya, yang sangat penring untuk bermanu-
mengandung debris diangkut oleh dinein, suatu motor mo-
ver dalam proses ferrilisasi ovum.
lekular lain yang juga dijalankan oleh AIB dari ujung akson
Silia dan flagela memiliki struktur internal dasar yang
ke badan sel untuk diuraikan oleh lisosom, yang berada di
sama. Keduanya terdiri dari sembilan pasangan mikrotubulus
dalam badan sel.
(doublet) yang menyatu dan rersusun dalam suatu cincin luar
CATAIAN KLINIS. Secara kebetulan, transpor akson
mengelilingi dua mikrotubulus tunggal yang tidak menyatu
terbalik ini juga dapat berfungsi sebagai jalur bagi gerakan
di bagian tengahnya (Gambar 2-20). Pengelompokan khas
beberapa mikroba patogen, misalnya virus herpes, virus
mikrotubulus "sembilan plus dua' ini terentang di sepanjang
poliomielitis, dan virus rabies. Virus-virus ini berjalan balik
apendila modl rersebut. Silia atau flagela berasal dari struktur
di sepanjang saraf dari tempat kontaminasi di permukaan,
khusus di dalam bagian utama sel, badan basal. Badan basal
misalnya luka di kulit atau gigitan hewan, ke susunan saraf
adalah silinder pendek yang dibentuk oleh mikrotubulus
pusat (otak dan medula spinalis).
paralel yang tersusun serupa dengan susunan di silia atau
flagela.
GERAKAN SILIA DAN FLAGELA Protein-protein aksesori yang berkaitan dengan mikro-
Mikrotubulus juga merupakan komponen struktural dan tubulus mempertahankan organisasi struktur ini dan berperan
fungsional dominan pada silia dan flagela. Tonjolan motil penting dalam gerakan mikrotubulus yang menyebabkan ke-
khusus dari permukaan sel ini memungkinkan sel mengge- seluruhan struktur melengkung. Protein motor molekular
rakkan bahan melintasi permukaannya (pada kasus sel yang dinein adalah protein aksesori rerpenring. Molekul dinein
diam) atau mendorong dirinya bergerak dalam lingkungan membentuk satu ser tonjolan mirip-lengan dari masing-
(pada kasus sel yang dapat bergerak). Silia (berarti "bulu masing pasangan mikrotubulus (Gambar 2-20a). Gerakan
mata') adalah tonjolan halus seperti rambut yang berjumlah melengkung silia dan flagela dihasilkan oleh pergeseran
banyak sementara flagela (berarti "pecut") adalah apendiks pasangan-pasangan mikrotubulus yang berdekatan melewati
panjang tunggal seperti pecut. Meskipun menonjol dari per- satu sama lain. Pergeseran ini dilaksanakan oleh lengan
mukaan sel namun silia dan flagela adalah struktur intrasel- dinein, yang memecah ATP dan kemudian menggunakan
keduanya dibungkus oleh membran plasma. energi yang dibebaskan untuk berjalan di sepanjang pasangan
Silia mengedut atau menyapu secara bersama-sama da- mikrotubulus yang berdekatan untuk menghasilkan gerakan
Iam satu arah, seperti gerakan terpadu para pedayung dalam melengkung dan menyapu. Kelompok-kelompok silia yang
satu perahu. Pada manusia, sel bersilia ditemukan di sel-sel bekerja sama diarahkan untuk bergerak dalam arah yang

Fisiologi Sel 45
Tabel 2-3
Ringkasan Struktur dan Fungsi Sel

BAGIAN sEI- STRUKTUR FUNGSI

Membran Lapis ganda lemak yang ditutuli oleh protein Bekerja sebagai sawar selektif antara isi sel dan cairan
plasma dan sejumlah kecil karbohidrat ekstrasel; mengontrol lalu lintas masuk dan keluar sel
Nukleus DNA dan protein khusus yang terbungkus Bekerja sebagai pusat kontrol sel, menyimpan informasi
oleh membran rangkap genetik; DNA nukleus mengandung kode untuk sintesis
protein struktural dan enzimatik serta berfungsi sebagai
cetak biru bagi replikasi sel
Organel
Sitoplasma
Retikulum Anyaman tubulus dan kantung gepeng berisi Membentuk membran sel baru dan komponen sel lain
endoplasma cairan yang ekstensif, kontinyu, dan terbung- serta membuat produk untuk sekresi
kus membran, sebagian ditutuli oleh ribosom
Kompleks Golgi Rangkaian kantung membranosa gepeng Memodifikasi, mengemas, dan mendistribusikan protein
yang bertumpuk-tumpuk yang baru terbentuk
Lisosom Kantung membranosa yang mengandung Berfungsi sebagai sistem pencernaan sel, menghancurkan
enzim hidrolitik bahan asing dan sisa sel
Peroksisom Kantung membranosa yang mengandung Melaksanakan aktivitas detoksifikasi
enzim oksidatif
Mitokondria Struktur bulat atau oval yang dibungkus oleh Bekerja sebagai organel energi; tempat utama pemben-
dua membran, dengan membran dalam tukan ATP; mengandung enzim untuk siklus asam sitrat
membentuk lipatan (krista) yang menonjol ke dan rantai transpor elektron
dalam matriks interior
Vault Berbentuk seperti tong oktagonal berongga Berfungsi sebagai truk sel untuk transpor dari nukleus ke
sitoplasma
Bagian sitosol
yang berbentuk
gel
Enzim Tersebar di dalam sitosol Mempermudah reaksi intrasel yang melibatkan peng-
metabolisme uraian, sintesis, dan transformasi molekul organik kecil
intermediet
Ribosom Granula RNA dan protein-sebagian melekat Berfungsi sebagai "meja kerja" bagi sintesis protein
ke retikulum endoplasma kasar, sebagian
bebas dalam sitoplasma
Vesikel transpor; Terbentuk sementara, berupa produk yang Memindahkan dan/atau menyimpan produk di dalam,
dan
sekretorik, disintesis atau ditelan oleh sel dan dibungkus keluar, atau masuk sel
endositotik membran
Badan inklusi Granula glikogen, butiran lemak Menyimpan kelebihan nutrien
Bagian Secara keseluruhan berperan sebagai "tulang dan otot"
sitoskeleton sel
sitosol
Mikrotubulus Tabung langsing berongga yang panjang dan Mempertahankan bentuk asimetrik sel dan mengoordi-
terdiri dari molekul-molekul tubulin nasikan gerakan kompleks sel, khususnya mempermudah
transpor vesikel sekretorik di dalam sel, berfungsi sebagai
komponen struktural dan fungsional utama untuk silia
dan flagela, serta membentuk gelendong mitotik selama
pembelahan sel
Mikrofilamen Rantai heliks molekul-molekul aktin yang Berperan penting dalam berbagai sistem kontraktil sel,
saling pilin; mikrofilamen yang terdiri dari termasuk kontraksi otot dan gerakan amuboid; berfungsi
molekul miosin juga terdapat di sel otot sebagai pengeras mekanis untuk mikrovilus
Filamen Protein berbentuk benang ireguler Membantu sel menahan stres mekanis
intermediet

46 Bab 2
Mikrotubulus Mikrofilamen Keratin, suatu
filamen
intermediat
{ry,
\*
\1
{b* *

*F
Subunit
tubulin Untai
polipeptida
-,'

., Subunit
sfl aktin

(a) (b) (c)


Gambar 2-17
Komponen sitoskeleton. (a) Mikrotubulus, yaitu elemen sitoskeleton terbesar, adalah tabung panjang berongga yang dibentuk
oleh dua varian molekul tubulin berbentuk globularyang sedikit berbeda. (b) Kebanyakan mikrofilamen, yaitu elemen terkecil
sitoskeleton, terdiri dari dua rantai molekul aktin yang membungkus satu sama lain. (c) Filamen intermediet keratin yang
ditemukan di kulit dibentuk oleh tiga untai polipeptida yang saling pilin. Komposisi filamen intermediet, yang ukurannyl di
antara ukuran mikrotubulus dan mikrofilamen, bervariasi di antara berbagai jenis sel.

Vesikel
sekretorik
Retikulum Molekul
endoplasma kinesin

Kompleks Mikrotubulus
Golgi

"Jalan tol" mikrotubulus


Nukleus

Lisosom

Badan sel

Gambar 2-18
Transpor vesikel dua-arah di akson yang dipermudah oleh "jalan tol" mikrotubulus di sebuah sel saraf. Gambar skematik sebuah
neuron yang memperlihatkan vesikel sekretorik sedang diangkut dari tempat produksinya di badan sel melalui "jalan tol,,
mikrotubulus ke ujung terminal untuk dikeluarkan. Vesikel yang mengandung debris diangkut dalam arah berlawanan untuk
diuraikan di badan sel. Pembesaran gambar memperlihatkan kinesin, suatu motor molekular; yang sedang membawa sebuah
vesikel sekretorik menelusuri mikrotubulus dengan menggunakan "kaki"nya untuk "melangkah" di molekul tubulin satu
persatu.

Fisiologi Sel 47
sama dan berkontraksi secara sinkron, melalui mekanisme
kontrol yang belum dipahami yang melibatkan satu mikro-
tubulus di bagian tengah siiia.

PEMBENTUKAN GELENDONG MITOTIK


i Pada pembelahan sel terjadi dua aktivitas terpisah tetapi
6
! saling berkaitan: mitosis (pembelahan nukleus) dan sitokinesis
J
(pembelahan sitoplasma). Selama mitosis, kromosom yang
L-
o9
oo mengandung DNA di nukleus mengalami replikasi sehingga
cc
dihasilkan dua set kromosom identik. Kedua set kromosom
@o
ini dipisahkan dan ditarik ke sisi sel yang berlawanan sehingga
2t
() o bahan genetik tersebar merata di kedua paruh sel (lihat h.
LL A-3 1) . Selama sitokinesis, sel mengalami konstriksi di bagian
tengah, dan kedua paruh memisah menjadi dua sel anak,
Gambar 2-19 masing-masing dengan komplemen kromosom yang lengkap
Silia di saluran napas. Mikrograf elektron memperlihatkan (Gambar 2-21).
silia di sel-sel yang melapisi saluran napas manusia. Saluran
napas dilapisi oleh sel goblet, yang mengeluarkan mukus Kromosom yang telah bereplikasi tersebut tertarik saling
kental untuk menangkap partikel yang terhirup, dan sel epitel menjauh oleh perangkat sel yang disebut gelendong mitotik,
yang memiliki banyak silia mirip rambut. Semua silia bergerak yang terbentuk dari mikrotubulus hanya sewaktu pembelah-
dalam arah yang sama untuk menyapu partikel ke atas dan
an sel (lihat Gambar C-10, h. A-32). Mikrotubulus gelen-
keluar saluran napas.
dong mitotik dibentuk oleh sentriol, sepasang struktur silin-
dris pendek yang terletak tegak lurus saru sama lain dekat
nukleus (Gambar 2-1,h.26). Selama pembelahan sel sentrioi
juga mengalami duplikasi. Setelah melakukan replikasi diri,
pasangan-pasangan sentriol bergerak ke ujung sel yang ber-

Gambar 2-20
Struktur internal silia dan flagela. (a) Diagram skematik sebuah
silia dalam potongan melintang yang memperlihatkan susunan
mikrotubulus "sembilan plus dua" khas bersama dengan lengan
dinein dan protein aksesori lain. (b) Mikrograf elektron silia-silia
dalam potongan melintang-
(Sumber: Diadaptasi dari Molecular Biology of the Cell, Gbr. 10-27, h.565,
oleh Bruce Alberts, Dennis Bray, Julian Lewis, Martin Raff, Keith Roberts,
Membran plasma dan James D. Watson. Direproduksi dengan ijin dari Garland Science/Taylor
& Francis LLC).

dalam
Mikrotubulus
berpasangan

Mikrotubulus
tunggal (stng/ef)
di tengah
!
Lengan dinein Membran o

Mikrotubulus plasma E
E
berpasangan (doublet) .9.

Lengan dinein
>

=o
L
j
t
Membran G
o
plasma @

(b)

48 Bab 2
Nukleus tein lain yang disebut miosin membentuk mikrofilamen jenis
lain. Di kebanyakan sei, miosin tidak terlalu banyak dan
tidak membentuk filamen yang jelas.
Mikrofilamen memiliki dua fungsi: (1) Berperan pen-
ting dalam berbagai sistem kontraktil sel, dan (2) bekerja se-
bagai pengeras mekanis untuk beberapa tonjolan se1 spesifik.

MtKROf.!LAMEN DALAM STSTEM KONTRAKTTL SEL


Cincin kontraKil:yang terdiri dar'i aKin Struktur berbasis aktin berperan daiam kontraksi otot, pem-
belahan sel, dan pergerakan sei. Sistem kontraktil sel yang
(a) paling jelas, rersusun paling baik, dan paling dipahami adalah
yang ditemukan di otot. Otot mengandung banyak mikro-
filamen aktin dan miosin, yang melaksanakan kontraksi otot
o dengan melakukan pergeseran terhadap satu sama lain
.E dengan menggunakan ATP sebagai sumber energi. Pergeseran
za
I
mikrofilamen yang dijalankan oleh AIP ini dan gaya yang
l dibentuknya dipicu oleh serangkaian proses listrik, biokimia,
:.g dan mekanis kompleks yang dimulai ketika sel otot dirang-
E
L sang untuk berkontraksi (lihat Bab 8 untuk perinciannya).
j Sel yang bukan otot juga mungkin memiliki struktur
't
!
"mirip otot" . Sebagian dari sistem kontraktil mikrofilamen
G
o
o ini terbentuk secara transien untuk melaksanakan suatu
fungsi spesifik jika dibutuhkan. Contoh yang baik adalah
Gambar 2-21 cincin kontraktil yang terbentuk sewaktu sitokinesis untuk
memisahkan dua paruh sel. Cincin ini terdiri dari berkas
Sitokinesis. (a) llustrasi skematik cincin kontraktil aktin yang
memisahkan dua paruh sel anak sewaktu sitokinesis. (b) Foto filamen-filamen aktin seperti sabuk yang terletak tepat di
sebuah sel yang sedang menjalani sitokinesis. bawah membran plasma di tengah sel. Ketika berkontraksi,
cincin serat-serat ini membelah sel menjadi dua (Gambar
2-21a).
Struktur kompleks berbasis aktin juga berperan pada
lawanan dan membentuk perangkat gelendong di antara
kebanyakan pergerakan sel. Terdapat empat jenis sel manusia
mereka melalui penyusunan mikrotubulus yang sangat ter-
yang mampu bergerak sendiri-sperma, sel daratr putih,
atur. Yang utama, sebagian obat antikanker mencegah repro-
fibroblas, dan sel kulit. Sperma bergerak dengan mekanisme
duksi sel kanker dengan mengganggu mikrotubulus yang
flagela yang telah dijelaskan. Motilitas sel lain dilaksanakan
biasanya menarik kromosom ke kutub yang berlawanan
melalui gerakan amuboid, suatu proses sel merangkak yang
selama pembelahan sel.
bergantung pada aktivitas ftlamen-filamen aktin, dalam suatu
Selain perannya dalam pembentukan gelendong mito-
mekanisme yang serupa dengan yang digunakan oleh amuba
tik, sentriol menyusun banyak mikrotubulus yang normalnya
untuk bergerak dalam lingkungannya. Ketika merangkak, sel
memancar ke seluruh sitoskeleton. Sentriol memiliki struktur
membentuk tonjolan-tonjoian mirip jari yang dikenal seba-
identik dengan badan basal. Pada kenyataannya, pada keadaan
gai pseudopodia di "depan" atau ujung sel sesuai arah gerakan
tertentu sentriol dan badan basal dapat saling dipertukarkan.
(Gambar 2-22,h.50). Sebagai contoh, sasaran yang memicu
Selama pembentukan sel bersilia, pasangan sentriol ber-
gerakan amuboid mungkin adalah kedekatan dengan
migrasi ke bagian sel di mana silia akan terbentuk dan mem-
makanan pada amuba atau bakteri pada sel darah putih.
belah diri untuk menghasilkan banyak badan basal yang akan
Terbentuk pseudopodia akibat pen;.usunan dan penguraian
membentuk silia.
secara teratur anyaman aktin. Selama gerakan amuboid,
filamen-filamen aktin terus tumbuh di bagian ujung sel
melalui penambahan molekul aktin di depan rantai aktin.
I Mikrofilamen penting bagi sistem kontraktil sel Pertumbuhan filamen ini mendorong bagian sel tersebut
dan sebagai pengeras mekanis maju sebagai tonjolan pseudopodia. Secara bersamaan, mole-
kul aktin di bagian belakang filamen terurai dan dipindahkan
Mikrofflamen adalah sitoskeleton yang paling kecil (garis ke bagian depan. Dengan demikian, filamen tidak bertambah
tengah 6 nm). Mikrofilamen yang paling jelas terlihat di se- panjang; panjangnya sama tetapi bergerak maju melalui pe-
bagian besar sel adalah yang tersusun dari aktin, suatu mole- mindahan molekul-molekul aktin dari belakang ke depan
kul protein yang berbentuk globular mirip tubulin. Tidak filamen secara terus-menerus dalam apa yang dinamai tread-
seperti tubulin, yang membentuk tabung berongga, aktin miliing fashion. Sel secara progresif bergerak maju dengan
tersusun dalam dua untai yang saling memilin untuk mem- mengulangi siklus pembentukan pseudopodia di bagian
bentuk mikrofilamen (lihat Gambar 2-17b). Di sel otot, pro- depan. Sel melekatkan pseudopodia ke jaringan ikat sekitar

Fisiologi Sel 49
Microvilli

Pseudopodia
!
c
E o
c
6
Y
r
oa

!
!
o
j Y
o (,
t
Gambar 2-22 Gambar 2-23
Seekor amuba melakukan gerakan amuboid Mikrovilus di usus halus. Foto mikroskop elektron yang
memperlihatkan mikrovilus di permukaan sel epitel usus
ha I us.
(Sumber: O Dr. RG Kessel dan Dr. RH Kardon, Tissues and Organs: A
Text-Atlas of Scanning Electron Mrcroscopy [New york: WH Freeman,
19791. Hak cipta dilindungi undang-undang).

dan pada saat yang sama melepaskan dirinya dari perlekatan


lama di bagian belakang. Sel menggunakan rempat perlekat-
an baru di bagian depan ini sebagai titik traksi untuk menarik
badannya maju melalui kontraksi sitoskeleton.
Sel darah putih adalah sel tubuh yang paling aktif me- terdiri dari filamen-filamen aktin rersusun sejajar dan mem,
rangkak. Sel-sel ini keluar dari sistem sirkulasi dan berjalan bentuk pengeras mekanis kaku yang mempertahankan ke-
dengan gerakan amuboid ke daerah infeksi atau peradangan, utuhan tonjolan permukaan penting ini.
tempat sel ini menelan dan menghancurkan mikroorganisme
dan debris sel. Yang menakjubkan, diperkirakan bahwa jarak
total yang ditempuh secara kolektif per hari oleh semua sel I Filamen intermediet penting di bagian selyang
darah putih anda ketika mereka menjelajahi jaringan dalam
mengalami stres mekanis
taktik "cari dan hancurkan" sama dengan mengelilingi dunia
dua kali! Filamen intermediet memiliki ukuran pertengahan antara
Fibroblas ('pembentuk serar"), jenis sel motil lainnya, mikrotubulus dan mikrofilamen (garis tengah 7 sampai l l
melakukan gerakan amuboid ke dalam luka dari jaringan nm)-karena itu diberi nama demikian. Protein yang menyu-
ikat sekitar untuk membantu memperbaiki kerusakan dan sun filamen intermediet bervariasi sesuai jenis sel, tetapi
berperan menyebabkan pembentukan jaringan parut. Sel secara umum protein tersebut berbentuk molekul ireguler
kulit, yang biasanya stasioner, dapat berpindah dengan ge- seperti benang. Protein-protein ini membentuk serat kuat
rakan amuboid menuju luka untuk memulihkan permukaan dan tahan lama yang berperan sentral dalam mempertahankan
kulit. integritas struktural sel dan dalam menahan srres mekanis
yang berasal dari luar sel.
MIKROFILAMEN SEBAGAI PENGERAS MEKANIS Terdapat berbagai jenis filamen intermediat sesuai
Selain peran mereka dalam sistem kontraktil sel, fungsi urama dengan peran struktural dan penahan tekanan di berbagai
yang kedua filamen aktin adalah sebagai pengeras arau pe-
jenis sel spesiftk. Secara umum, hanya satu kelas filamen
nunjang mekanis untuk beberapa tonjolan sel, dengan yang intermediet yang terdapat di sel jenis terrentu. Dua contoh
tersering adalah mikrovilus. Mikrovilus adalah tonjolan penting adalah:-
mikroskopik nonmotil seperti rambut dari permukaan sel I lVeurofkmen adalah filamen intermedit yang ditemu-
epitel yang melapisi usus halus dan tubulus ginjal (Gambar kan di akson sel saraf. Bersama dengan mikrotubulus, neu-
2-23). Keberadaan mikrovilus meningkatkan luas permuka- rofilamen memperkuat dan menstabilkan penjuluran sel yang
an yang tersedia untuk memindahkan bahan menembus memanjang ini
membran plasma. Di usus halus, mikrovilus meningkatkan I Sel kulit mengandung anyaman ireguler filamen inter-
luas daerah yang tersedia untuk menyerap nutrien yang telah mediet yang terbuat dari protein keratin (lihat Gambar
dicerna. Di tubulus ginjal, mikrovilus meningkatkan luas 2-l7c). Filamen-filamen intersel ini berhubungan dengan
permukaan absorptif untuk menyerap kembali bahan-bahan filamen ekstrasel yang menyarukan sel-sel sehingga terbentuk
bermanfaat yang melewati ginjal sehingga bahan-bahan ter- suatu anyaman filamentosa berkesinambungan yang meluas
sebut dapat dihemat dan tidak dikeluarkan melalui urin. Di ke seluruh kulit dan memberinya kekuatan. Ketika sel kulit
dalam masing-masing mikrovilus terdapat bagian ind yang di permukaan mati, rangka keratinnya yang kuat menetap

50 Bab 2
untuk membentuk lapisan luar protektif kedap air. Rambut men yang sangat halus yang dinamai kisi-kisi mikrotra-
dan kuku juga merupakan struktur keratin. bekula dapat dilihat menyebar ke seluruh sitoplasma dan
Yang menekankan pentingnya filamen intermediet di bebe- melekat ke iapisan dalam membran plasma. Sebagian ahli
rapa jenis sel khusus adalah kenyataan bahwa filamen inter- biologi sel percaya bahwa anyaman ini adalah artefak yang
mediet membentuk hampir 857o dari protein total di sel saraf terbentuk sewaktu persiapan spesimen, tetapi yang lain ber-
dan sel kulit penghasil keratin, sementara filamen ini mem- pendapat bahwa kisi-kisi ini membentuk interkoneksi rumit
bentuk hanya sekitar 1o/o dari protein total di sel lain. antara struktur-struktur sitoskeleton serta berbagai organel
(Gambar 2-24). Secara kolektii elemen sitoskeleton dan
CATAIAN KLINIS. Kelainan neurofilamen meruPa-
kan dasar beberapa penyakit saraf. Salah satu contoh penting intblkoneksinya menopang membran plasma dan berperan
adalah sklerosis lateral amiotrofik (arnyotrophic lateral scle' menentukan bentuk, kekakuan, dan geometri spasial ber-
rosis, ALS), yang lebih dikenal sebagai penyakit Lou Gehrig. bagai jenis sel. Selain itu, semakin banyak bukti yang me-
ALS ditandai oleh degenerasi progresif dan kematian neuron nunjukkan bahwa sitoskeleton berfungsi sebagai kisi-kisi
motorik, jenis sel saraf yang mengontrol otot rangka. Penya- untuk menyusun kelompok-kelompok enzim bagi banyak
kit awitan dewasa ini menyebabkan kontrol otot rangka se- aktivitas sel. Karena itu, kerangka internal ini bekerja sebagai
"tulang" sel.
cara bertahap berkurang, termasuk otot untuk bernapas, dan
akhirnya menyebabkan kematian, seperti yang terjadi pada Studi-studi baru mengisyaratkan bahwa sitoskeleton
legenda basebal Lou Gehrig. Bukti-bukti terkini menunjuk- sebagai suatu kesatuan bukanlah sekedar struktur penunjang
kan bahwa masalah mendasarnya mungkin adalah akumulasi yang mempertahankan integritas tensional sel tetapi juga
abnormal dan disorganisasi neurofilamen. Neuron motorik, mungkin berguna sebagai sistem komunikasi mekanis. Ber-
yang memiliki neurofilamen paling banyak, adalah sel yang bagai komponen sitoskeleton berperilaku seolah mereka
secara struktural terhubung atat " hardu,iretl' satu sama lain
paling terkena. Neurofilamen yang mengalami disorganisasi
ini dipercayai menghambat transpor aksonal bahan-bahan serta dengan membran plasma dan nukleus. Anyaman ini
penting di sepanjang "jalan tol" mikrotubulus di akson se- diperkirakan berfungsi sebagai mekanisme agar gaya-gaya
hingga pasokan vital dari badan sel tidak dapat mengalir ke mekanis yang bekerja pada permukaan sel dapat mengalir
terminal akson. menembus membran plasma menelusuri sitoskeleton hingga
mencapai nukleus untuk mempengaruhi regulasi gen.
Selain itu, seperti yang telah anda pelajari, kerja terpadu
I Sitoskeleton
berfungsi sebagai satu kesatuan elemen-elemen sitoskeleton berperan dalam mengarahkan
dan nrenghubungkan bagian-bagian lain sel transpor intrasel dan mengatur berbagai gerakan sel sehingga
juga berfungsi sebagai "otot" sel.
Dengan mikroskop elektron voltase tinggi, yang memberi
gambaran tiga dimensi organisasi internal sel, anyaman fila-

Retikulum
endoplasma
Ribosom PERSPEKTIF BAB lNl: FOKUS PADA
bebas
Ribosom pada retikulum HOMEOSTASIS
Membran endoplasma kasar
plasma Kemampuan sel melakukan fungsi-fungsi yang esensial bagi
kelangsungan hidupnya sendiri serta tugas khusus untuk
membantu mempertahankan homeostasis di dalam tubuh
akhirnya bergantung pada kerja sama berbagai komponen
intraselnya. Sebagai contoh, untuk melakukan aktivitas-akti-
vitas yang mempertahankan kehidupan, semua sel harus
menghasilkan energi, dalam bentuk yang dapat digunakan,
:#'; dari molekul nutrien. Energi dihasilkan di dalam sel oleh
reaksi-reaksi kimia yang berlangsung di dalam sitosol dan
mitokondria.
Seiain esensial bagi kelangsungan hidup sel itu sendiri,
organel dan sitoskeleton ikut serta dalam melakukan banyak
tugas khusus sel yang berperan dalam homeostasis. Beberapa
contohnya adalah:

I Sel saraf dan endokrin mengeluarkan berbagai zar pe-


rantara kimiawi yang penting dalam aktivitas regulatorik
Mikrofilamen yang ditujukan untuk mempertahankan homeostasis-sebagai
Gambar 2-24 contoh, perantara kimiawi yang dikeluarkan oleh sel saraf
lnterkoneksi antara struktur sitoskeleton dan organel. merangsang otot pernapasan, yang melaksanakan pertukaran

Fisiologi Sel 51
O, dan CO, antara tubuh dan atmosfer melalui bernapas. I Sel darah putih membantu tubuh menahan infeksi
Protein peranrara kimiawi ini (neurotransmiter di sei saraf dengan memanfaatkan secara ekstensif lisosom untuk meng-
dan hormon di sel endokrin) semua dihasilkan oleh retiku- hancurkan partikel yang ditelan sewaktu sel-sel ini berpatroli
lum endoplasma dan kompleks Golgi serta dikeluarkan me- ke seluruh tubuh mencari mikroba invasif. Sel darah putih
lalui proses eksositosis dari sel ketika dibutuhkan. mampu menjelajahi tubuh dengan menggunakan gerakan
I Kemampuan sel otot berkontraksi bergantung pada per- amuboid, suaru proses sel merangkak yang dimungkinkan
geseran sitoskeleton mikrofilamen saru sama lain. Kontraksi oleh pembentukan dan penguraian terpadu aktin, yaitu salah
otot berperan dalam banyak aktivitas homeostatik, termasuk satu komponen sitoskeleton.
(1) kontraksi otot janrung, yang memompa darah ke seluruh
Dalam mempelajari berbagai organ dan sistem, ingatlah
tubuh; (2) kontraksi otor yang melekat ke tulang yang me-
bahwa fungsi normal sel adalah dasar dari semua aktivitas
mungkinkan tubuh mencari makan; dan (3) kontraksi otot di
organ.
dinding lambung dan usus, yang menggerakkan makanan di
sepanjang saluran cerna sehingga nutrien yang masuk dapat
secara progresifdiuraikan menjadi bentuk yang dapat diserap
ke dalam darah untuk disalurkan ke sel.

RINGKASAN BAB
I Organisasi dan interaksi kompleks bahan-bahan kimia di membentuk protein dan lemak yang akan digunakan
dalam suatu sel menentukan karakteristik kehidupan untuk (1) mengeluarkan produk khusus misalnya enzim
I Sel adalah building block (unir pembentuk) hidup bagi atau hormon ke eksterior sel dan (2) menghasilkan kom-
tubuh ponen sel baru, terutama membran sel.
I Dua jenis retikulum endoplasma adalah retikulum endo-
Mengamati Sel (h. 23-24)
plasma kasar, yang ditutuli oieh ribosom, dan retikulum
I Sel terla.lu kecil untuk dapat dilihat dengan mata telanjang. endoplasma halus, yang tidak mengandung ribosom
I Dengan mikroskop zaman dahulu, para peneliti mem- (Lihatlah Gambar 2-2).
pelajari bahwa semua jaringan hewan dan tumbuhan
I fubosom RE kasar membentuk protein, yang dibebaskan
terdiri dari sel-sel.
ke dalam lumen RE sehingga protein itu terpisah dari
I Meialui teknik yang lebih canggih, para ilmuwan kini sitosol. Lemak yang diproduksi di dalam dinding mem-
mengetahui bahwa sebuah sel adalah strukrur terkom-
branosa RE juga masuk ke lumen.
partemenralisasi yang rersusun sangat rumit.
I Produk yang disintesis berpindah dari RE kasar ke RE
Gambaran Singkat Struktur Sel (h.24-26) halus tempat produk tersebut dikemas dan dibebaskan
I Sel memiliki tiga subdivisi urama: membran plasma, sebagai vesikel transpor.
nukleus, dan sitoplasma (Lihatlah Gambar 2-I dan Tizbet I Vesikel transpor dibentuk sebagai bagian dari RE halus
2-3, h. 46). yang membentuk tunas dan kemudian terlepas. Vesikel
I Membran plasma membungkus sel dan memisahkan ini mengandung kumpulan protein dan iemak yang baru
cairan intra dan ekstrasel. disintesis yang terbungkus dalam membran RE halus
I Nukleus mengandung asam deoksiribonukleat (DNA), (Lihatkh Gambar 2-3).
bahan genetik sel.
Komplelrs Golgi dan Eksositosis (h.28-32)
I Tiga jenis RNA berperan dalam sintesis protein yang
disandi oleh DNA: RNA perantara (messenget; mRNA) ,
I Vesikel rranspor bergerak ke dan menyatu dengan kom-
pleks Golgi, yang terdiri dari tumpukan kantung gepeng
RNA ribosom (rRNA), dan RNA transfer (tRNA).
terbungkus membran (Lihatlah Gambar 2-3 dan 2-4).
I Sitoplasma terdiri dari sitosol, suaru massa kompleks ber-
bentuk gel yang mengandung sitoskeleton, dan organel, I Kompleks Golgi berfungsi ganda: (1) bekerja sebagai
yaitu struktur terbungkus membran dan terorganisasi rapi pabrik "pemoles" yang memodifikasi molekul yang baru
sena tersebar di dalam sitosol. dibentuk dan "mentah" dari pabrik di retikulum endo-
I Enam jenis organel adalah retikulum endoplasma, kom- plasma menjadi produk jadi; dan (2) menyortir, menge-
pleks Golgi, lisosom, peroksisom, mitokondria, dan uault mas, dan mengarahkan lalu lintas molekul ke tujuannya
(Lihatlah Gambar 2-I). yang benar di dalam atau luar sel.
I Sebelum terlepas dari kompleks Golgi, vesikel menyerap
Retikulum Endoplasma dan Segregasi Sintesis (h.26-25) produk spesifik yang telah diproses dalam kompleks
I Retikulum endoplasma (RE) adalah anyaman membra- Colgi. Membran yang membungkus vesikel mengandung
nosa kompleks, tunggal, yang membungkus suatu lumen penanda penambatan (docking marker), yangmemasrikan
berisi cairan. bahwa vesikel merapat dan mengeluarkan isinya hanya di
I Fungsi utama RE adalah berfungsi sebagai pabrik untuk tempar yang sesuai di dalam sel. (Lihathh Gambar 2-e.

52 Bab 2
SOAL LATIHAN
Pertanyaan Obyektif (Jawaban dih. A-43) Pertanyaan Esai
1. Sawar yang memisahkan dan mengontrol perpindahan 1. Apa tiga subdivisi utama sel?
antara isi sel dan cairan eftstrasel adalah ... 2. Sebutkan manfaat kompartementalisasi organel!
2. Sitoplasma terdiri dari ..., yaitu kompartemen-kompar- 3. Tirliskan daftar keenam tipe organell
temen intrasel khusus yang terbungkus membran, dan 4. Jelaskan struktur retikulum endoplasma, bedakan antara
massa mirip gel yang dikenal sebagai . . ., yang mengan- RE kasar dan ha.lus! Apa fungsi masing-masing?
dung anyaman protein yang dinamai ... 5. Bandingkan eksositosis dan endositosis! Definisikan
3. Bahan kimia yang mengarahkan sintesis protein dan sehresi, pinositosis, endnsitosis yang diperantarai oleh
berfungsi sebagai cetak biru genetik adalah ..., yang res e? tor, dan
fagos ito sisl
ditemukan di ... sel. 6. Organel apayang berfungsi sebagai sistem pencernaan
4. Enzim ... di dalam peroksisom bekerja rerutama men- intrasel? Jenis enzim terkandung di dalamnya?
detoksifikasi berbagai zar sisa yang dihasilkan di dalam ^payang
Apa fungsi organel ini?
sel atau senyawa asing yang masuk ke sel. 7. Bandingkan lisosom dengan peroksisom!
5. Vesikel transpor dari ... menyatu dengan dan masuk ke 8. Jelaskan struktur mitokondria, dan uraikan perannya
... untuk menjalani modifikasi dan penyortiran. dalam fosforilasi oksidatif!
6. Pembawa energi universal bagi tubuh adalah ... 9. Bedakan antara enzim oksidatifyang ada di peroksisom
7. Gerakan amuboid dilaksanakan oleh pembentukan dan dan yang ditemukan dalam mitokondria!
penguraian terkoordinasi mikrotubulus. (Benar atau 10. Sel mengeluarkan energi pada tiga kategori aktivitas
salah?) apa?
8. Sel terbesar di dalam tubuh manusia dapat dilihat 1 1. Sebutkan dan jelaskan fungsi masing-masing komponen
dengan mata telanjang. (Benar atau salah?) sitoskeletonl
9. Dengan menggunakan kode jawaban berikut, tunjukkan
tipe ribosom apa yargsedang dijelaskan: Latihan Kuantitatif (Jawaban di h. A-43)
1. (Lihat Apendiks D, "Prinsip Pemikiran Kuantitatif,,).
membentuk protein a. ribosom bebas
sekretorik seperti enzim b. ribosom yang 1. Setiap "puraran'dalam siklus Krebs
hormon
atau terikat ke RE a. menghasilkan 3 NAD., 1 FADH, dan 2 CO,
2.
membentuk protein yang kasar
b. menghasilkan l GTB 2Coz,dan I FADH,
digunakan untuk mem- c. mengonsumsi I piruvat dan 1 oksaloasetat
buat membran sel baru d. mengonsumsi suatu asam amino
3. membenruk protein yang 2. Marilah kita bicarakan berapa banyak ATp yang anda
digunakan intrasel di sintesis dalam sehari. Anggaplah bahwa anda mengon-
dalam sitosol sumsi 1 mol O, per jam atau24 mol/hari (satu mol ada-
10. Dengan menggunakan kode jawaban berikut ini, tun- lah jumlah dalam gram suatu bahan yang sama dengan
jukkan bentuk produksi energi apa yang sedang dijelas- berat molekulnya). Sekitar d mol AIp dihasilkan Jari
kan: tiap mol O, yang dikonsumsi. Berat molekul ATp ada-
l. mengubah glukosa a. glikolisis lah 507. Berapa gram AIP yang anda hasilkan per hari
menjadi dua molekul b. siklus asam dengan laju ini? Karena 1000 g sama dengan 2,2 lb,
asam piruvat berapa pon AIP yang anda produksi per hari dengan
sitrat
2. berlangsung di sitosol laju ini? (Ini adalah dalam kondisi yang relatifinaktifl).
c. rantai transpor
3. memproses asetil KoA elektron 3. Pada keadaan istirahat, seseorang menghasilkan sekitar
4. terletak di krista membran 144 mol AIP per hari (73.000 g Alp/hari). Jumlah
dalam mitokondria energi bebas yang diwakili oleh sejumlah AIp ini dapat
5. menghasilkan banyak AIP dihitung sebagai berikut. Pemurusan ikatan fosfat ter-
6. menghasikan HrO sebagai
minal dari ATP menghasilkan penurunan energi bebas
produk sampingan sekitar 7300 kal/mol. Ini adalah ukuran kasar energi
7. berlangsung di matriks yang tersedia untuk melakukan kerja yang terkandung
mitokandria di dalam ikatan fosfar terminal molekul AIp Secara
8. menggunakan molekul kalori, dalam bentuk AIB dihasil-
kasar, berapa banyak

oksigen kan per hari oleh seseorang dalam keadaan istirahat?

54 Bab 2
4. Hitunglah jumlah di dalam tubuh seorang dewasa 68
sel sukrosa secara langsung).Jika tidak pergi ke sel, ke mana
kgl (Perhitungan ini hanya akurat sekitar I bagian per zat ini pergi? Dengan kata lain, berapa "ruang" di tubuh
10 tetapi akan memberi anda gagasan bagaimana angka yang tidak terdapat di dalam sel? Sukrosa dapat diguna-
yang sering dikutip ini diperoleh). Anggaplah semua sel kan untuk menentukan besar ruang tersebut. Misalkan
berbentuk buiat dengan garis tengah 20 pm. Volume 150 mg sukrosa disuntikkan ke dalam seorang wanita 5 5
sebuah bola dapat ditentukan dengan rumus v = 413 nr3 kg. Jika konsentrasi sukrosa di dalam darahnya adalah
(Petunjuk: Kita mengetahui bahwa sekitar dua pertiga 0,015 mg/ml, berapa volume ruang ekstrasel, dengan
air di tubuh berada di dalam sel, dan berat jenis sel beranggapan bahwa tidak terjadi metabolisme dan bah-
mendekati 1 g/ml. Proporsi massa yang dibentuk oleh wa konsentrasi sukrosa darah sama dengan konsentrasi
air adalah sekitar 600/o). sukrosa di seluruh ruang ekstrasel.
Jika disuntikkan ke dalam aliran darah, sukrosa cen-
derung tetap berada di luar sel (sel tidak menggunakan

UNTUK DIRENUNGKAN
(Penjelasan dih. A-44) kontak dengannya, termasuk DNA. Perubahan sel yang
1. Lambung memiliki dua jenis sel sekretorik eksolrin: ditimbulkannya dapat menyebabkan mutasi genetik,
chief cell (sel utama) yang mengeluarkan enzim pencerna kanker, atau konsekuensi serius lainnya. Selain itu,
protein dalam bentuk inaktif, pepsinogen; dan sel sebagian peneliti berspekulasi bahwa efek kumulatif ke-
parietal yang mengeluarkan asam hidroklorida (HCl), rusakan sel yang lebih samar akibat reaksi radikal bebas
yang mengaktifkan pepsinogen. Kedua jenis sel ini me- dalam jangka lama dapat berperan menyebabkan per-
miiiki banyak mitokondria untuk menghasilkan AIP- burukan gradual seiring dengan usia. Berkaitan dengan
chid cell untuk energi yang dibutuhkan untuk mem- spekulasi ini, studi-studi telah membuktikan bahwa usia
bentuk pepsinogen, dan sel parietal untuk energi yang lalat buah berkurang sebanding dengan penurunan
dibutuhkan untuk mengangkut H. dan Cl' dari darah bahan kimia spesifik yang terdapat di salah satu organel
ke dalam lumen lambung. Hanya salah satu dari kedua selnya. Berdasarkan pengetahuan anda tentang bagai-
fenis sel ini yang memiliki retikulum endoplasma kasar mana tubuh menyingkirkan hidrogen peroksidanya,
yang luas dan banyak tumpukan Golgi. Apakah sel ini menurut anda apa bahan kimia yang terdapat dalam
adalah chief cell aar seI parietal? Mengapa? organel tersebut?
2. Racun sianida bekerja dengan mengikat secara ireversi- 4. Mengapa anda beranggapan bahwa seseorang hanya
bel salah satu komponen rantai transpor elektron dan mampu melakukan olah raga anaerobik secara singkat
menghambat kerjanya. Akibatnya, keseluruhan proses (misalnya mengangkat dan menahan beban berat) tetapi
transpor elektron terhenti, dan sel kehilangan lebih dari dapat melakukan olah raga aerobik (misalnya berjalan
94% kemampuannya menghasilkan AIP. Dengan mem- atau berenang) untuk waktu yang lama? (Petunjuh: Otot
perhitungkan jenis aktivitas sel yang bergantung pada memiliki simpanan energi yang terbatas).
pengeluaran energi, apa konsekuensi keracunan sia- 5 Salah satu jenis penyakit epidermolisis bulosa disebab-
nida? kan oleh defek genetik yang menyebabkan pembentuk-
3. Hidrogen peroksida, yang termasuk suatu kelas senyawa an keratin abnormal yang lemah. Berdasarkan penge-
yang sangat tak stabil dan dikenal sebagai radihal bebas, tahuan anda tentang peran keratin, bagian tubuh mana
dapat secara drastis mengganggu struktur dan fungsi sel yang menurut anda terkena oleh penyakit ini?
melalui reaksi dengan hampir semua molekul yang ber-

KASUS KLINIS
(Penjelasan dih. A-44) curigai bahwa Kevin juga telah lama mengidap penyakit
Kevin S dan isterinya telah mencoba untuk memiliki anak saluran napas berulang. Kevin memastikan bahwa ia memang
selama tiga tahun terakhir. Ketika memeriksakan diri ke terjangkit flu, bronkitis, dan influenza jarh lebih sering
seorang ahli fertilitas, Kevin mengetahui bahwa ia mengidap daripada teman-temannya. Mengapa dokter tersebut men-
suatu bentuk sterilitas pria herediter berupa sPerma nonmo- curigai bahwa Kevin mungkin memiliki riwayat sering ter-
tii. Keadaannya dapat ditelusuri balik ke defek komponen jangkit penyakit pernapasan berdasarkan diagnosis bahwa
sitoskeleton flagela sperma. Akibat temuan ini, dokter men- sterilitasnya disebabkan oleh sperma nonmotil?

Fisiologi 5el 55
SUMBER BACAAN PHYSIOEDGE
Situs PhysioEdge Untuk bacaan anjuran, lihatlah InfoThac@ College
Situs untuk buku ini berisi banyak alat bantu belajar, serta Edition/Research di situs PhysioEdge atau pergi
banyak gagasan untuk bacaan dan penelitian lebih lanjut. langsung ke Thac College Edition, perpustakaan
Masuklah ke riset online anda, di:
http://biology. brookscole. com/sherwoodhp6 http ://infotrac. thomsonlearning. com
Plllh Chapter 2 dari menu drop-dnun, atau klik di salah satu
dari banyak resource, area.

55 Bab 2
Sistem Tubuh

Homeostasis. , ,,

Membran plasma sel-sel yang membentuk


sistem tubuh memiliki peran dinamik dalam
pertukaran dan interaksi antara konstituen
di cairan intrasel dan ekstrasel" Banyak dari,,':
aktivitas membran plasma, termasuk
pertukaran terkendali dalam potensial
membran, penting dalam
mempertahankan homeostasis.

Membran
plasma

,.:.it

r' Sel
tl

Semua sel dibungkus oleh membran plasma, suatu sawar reseptor untuk interaksi dengan pembawa pesan kimiawi
lemak tipis lentur yang memisahkan isi sel dari lingkungannya. spesifik di lingkungan sel. Pembawa-pembawa pesan ini
Untuk melaksanakan aktivitas yang mempertahankan mengontrol banyak aktivitas sel yang penting bagi home-
kehidupan dan aktivitas khusus, setiap sel harus melakukan ostasis.
pertukaran bahan melalui membran ini dengan lingkungan Sel memiliki potensial membran, sedikit kelebihan muatan
cairan internal yang dipertahankan secara homeostasis di negatif berjajar di sepanjang bagian dalam membran dan
sekelilingnya. Sawar pemisah ini mengandung protein-protein sedikit kelebihan muatan positif di luar. Spesialisasi sel saraf
spesifik, yang sebagian di antaranya membolehkan lewatnya dan otot bergantung pada kemampuan sel-sel ini mengubah
bahan tertentu. Protein membran lainnya berfungsi sebagai potensialnya terhadap stimulasi yang sesuai.

58
Sistem
Reproduksi

SEKILAS ISI
PENDAHULUAN PENDAHULUAN
I Anatomi sistem reproduksi pria dan wanita
Tema sentral buku ini adalah proses-proses fisiologik
I Penentuan dan diferensiasi jenis kelamin
yang ditujukan untuk memperrahankan homeostasis
FISIOLOGI REPRODUKSI PRIA
agar kelangsungan hidup individu ter.iamin. Kini
I Lokasi testis di skrotum
kita akan keluar dari tema ini untuk membahas sis-
I Sekresi testosteron
tem reproduksi, yang rerurama berfungsi untuk me-
I Spermatogenesis
lanlutkan keberadaan spesies.
I Pubertas
Meskipun sistem reproduksi tidak berperan da-
I Saluran reproduksi pria lam homeostasis dan tidak esensial bagi kelangsung-
I Kelenjar seks aksesorius pria an hidup seseorang namun sistem ini tetap berperan
I Prostaglandin penting dalam kehidupan seseorang. Sebagai con-
HUBUNGAN SEKS ANTARA PRIA DAN WANITA toh, cara bagaimana orang berhubungan sebagai
I Tindakan seks pria makhluk seksual berperan signifikan dalam perilaku
I Tindakan seks wanita psikososial dan memiliki pengaruh besar pada bagai-
FISIOLOGI REPRODUKSI WANITA mana orang memandang diri mereka sendiri dan
I Fungsi ovarium bagaimana mereka berinteraksi dengan orang lain.
I Siklus haid Fungsi reproduksi juga memiliki efek besar pada
I Pubertas; menopause masyarakat. Organisasi universal masyarakat men-
I Fertilisasi jadi satuan-satuan keluarga menghasilkan lingkung-
I lmplantasi;plasentasi an yang stabil dan kondusif bagi keberlangsungan
I Gestasi
spesies kita. Di pihak lain, ledakan populasi dan
I Persalinan
akibatnya berupa terkurasnya sumber daya alam
I akhir-akhir ini menimbulkan kekhawatiran di selu-
Laktasi
ruh dunia dan mendorong dicarinya cara-cara unruk
membatasi reproduksi.
Kemampuan reproduksi bergantung pada hu-
bungan rumir antara hipotalamus, hipofisis anterior,
organ reproduksi, dan sel sasaran hormon seks.
Hubungan ini menggunakan banyak mekanisme
regulatorik yang digunakan oleh sistem tubuh lain
untuk mempertahankan homeostasis, misalnya kon-
trol umpan balik negatif, Selain proses-proses bio-
logik dasar ini, perilaku dan sikap seksual sangat
dipengaruhi oleh faktor emosi dan moral sosiokultu-
ral masyarakat rempar seseorang berada. Kita akan
berkonsentrasi pada fungsi seksual dan reproduksi
dasar yang berada di bawah kontrol saraf dan hor-
mon sefia tidak akan mengulas aspek psikologis dan
sosial perilaku seksual.

811
pria dan wanita memang berfungsi menarik lawan jenis,
I Sistem reproduksi mencakup gonad, saluran tetapi ketertarikan tersebut juga sangat dipengaruhi oleh
reproduksi, dan kelenjar seks aksesorius. kompleksitas masyarakat dan perilaku kultural manusia.

Reprodulisi bergantung pada penyatuan gamet pria dan


wanita (sel reproduktif, atau germinativum). masing- SEKILAS FUNGSI DAN ORGAN REPRODUKSI PRIA
masing dengan separuh set kromosom, untuk membentuk Fungsi esensial sistem reproduksi pada pria adalah sebagai
individu baru dengan set kromosom lengkap. Tidak seperti berikut:
sistem tubuh lain, yang pada hakikatnya sama di kedua jenis
kelamin, sistem reproduksi pria dan wanita sangat berbeda, 1. Menghasilkansperma (spermatogenesi)
sesuai peran mereka yang berbeda dalam proses reproduksi.
2. Menyalurkan sperma ke wanita
Sistem reproduksi pria dan wanita dirancang untuk me- Organ penghasil sperma. testis, tergantung di luar
mungkinkan penyatuan bahan genetik dari dua pasangan rongga abdomen dalam suatu kantung beriapis kulit, skro-
seksual, dan sistem wanita dilengkapi untuk menampung tum, yang berada di sudut antara kedua tungkai. Sistem
dan memelihara keturunan hingga tahap perkembangan reproduksi pria dirancang untuk menyalurkan sperma ke
yang memungkinkannya bertahan hidup secara independen saluran reproduksi wanita daiam suatu cairan pembawa,
di lingkungan eksternal. semen, yang kondusif bagi viabilitas sperma. Kelenjar seks
Organ reproduksi primer, atau gonad, terdiri dari se- tambahan pria utama, yang sekresinya membentuk sebagian
pasang testis pada pria dan sepasang ovarium pada wanita. besar semen, adalah uesibula seminalis, kelenjar prostat, dan
Pada kedua jenis kelamin, gonad matur melaksanakan dua kelenjar bulbouretra (Gambar 20-1). Penis adalah organ yang
fungsi yaitu (1) menghasilkan gamet (gametogenesis), yaitu digunakan untuk meletakkan semen pada wanita. Sperma
spermatozoa (sperma) pada pria dan ovum (sel telur) pada keiuar dari masing-masing testis melalui saluran reproduksi
wanita, dan (2) mengeluarkan hormon seks, secara spesifik, pria, yang masing-masing terdiri dari epididimis, duktus (uas)
testosteron pada pria dan estrogen serta progesteron pada deferens, dan duktus ej akulatorius. Pasangan-pasangan saluran
wanita. reproduksi ini mengosongkan isinya ke sebuah uretra, saluran
Selain gonad, sistem reproduksi pada kedua jenis ke- yang berjalan di sepanjang penis dan mengosongkan isinya
lamin mencakup saluran reproduksi yang mencakup suatu ke luar. Bagian-bagian dari sistem reproduksi pria ini akan
sistem duktus yang khusus mengangkut atau menampung dijelaskan secara lebih lengkap ketika membahas fungsinya.
gamet setelah dibentuk, plus kelenjar sels alsesorius (tam-
bahan) yang mengosongkan isinya ke dalam saluran-saluran
SEKILAS FUNGSI DAN ORGAN REPRODUKSI
tersebut. Pada wanita, payudara juga dianggap sebagai organ
WANITA
seks aksesorius. Bagian sistem produksi yang terletak ekster-
nal dan terlihat disebut genitalia eksterna. Peran wanita dalam reproduksi lebih rumit daripada peran
pria. Fungsi esensial sistem reproduksi wanita mencakup
yang berikut:
KARAKTERISTI K SEKS SEKU NDER
1. Membentuk ovum (oogenesi)
Karakteristik sels sekunder adalah ciri-ciri eksternal yang
2. Menerima sperma
tidak secara langsung berkaitan dengan reproduksi yang
membedakan pria dan wanita, misalnya konfigurasi tubuh
3. Mengangkut sperma dan ovum ke tempat penyatuan
(fertilisasi, atau konsepsi atau pembuahan)
dan distribusi rambut. Pada manusia, sebagai contoh, pria
4. Memelihara janin yang sedang tumbuh sampai janin
memiliki bahu lebih lebar, sementara wanita memiliki
dapat bertahan hidup di dunia lluar (gestasi, aau keha-
panggul yang lebih berlekuk; dan pria memiliki janggut
milan), mencakup pembentukan plasenta, organ pertu-
sementara wanita tidak. Testosteron pada pria dan estrogen
karan antara ibu dan janinnya.
pada wanita mengatur pembentukan dan pemeliharaan ber-
bagai karakteristik ini. Progesteron tidak memiliki pengaruh
5. Melahirkan bayi (persalinan, partus)
6. Memberi makan bayi setelah lahir dengan menghasilkan
pada karakteristik seks sekunder. Meskipun pertumbuhan
srsu (laktasi)
rambut ketiak dan pubis pada kedua jenis kelamin didorong
oleh androgen-testosteron pada pria dan dehidroepiandros- Hasil pembuahan dikenal sebagai mudigah (embrio)
teron adrenokorteks pada wanita (lihat h. 767)-pertumbuh- selama dua bulan pertama pembentukan intrauteri ketika
an rambut ini bukan karakteristik seks sekundeq karena diferensiasi jaringan sedang berlangsung. Setelah periode ini,
kedua jenis kelamin memperlihatkan gambaran ini. Karena makhluk hidup yang sedang terbentuk ini dapat dikenaii
itu, yang menentukan gambaran nonreproduktif pembeda sebagai manusia dan disebut janin (fetus) selama masa ges-
pria dan wanita adalah testosteron dan estrogen. tasi sisanya. Meskipun tidak lagi terjadi diferensiasi jaringan
Pada sebagian spesies, karakteristik seks sekunder sangat lebih lanjut selama masa kehidupan janin, namun masa ini
penting untuk menarik lawan jenis dan pada perilaku kawin; adalah saat berlangsungnya pertumbuhan dan pematangan
sebagai contoh, jengger ayam jantan menarik perhatian jaringan yang luar biasa.
betinanya, dan tanduk menjangan digunakan untuk meng- Ovarium dan saluran reproduksi wanita terletak di
usir jantan lain. Pada manusia, tanda-tanda pembeda antara dalam rongga panggul (Gambar 20-2a dan b). Saluran

8'12 Bab 20
Kolumna vertebralis
Kandu Ureter
kemih

T Rektum
pubis
Duktus Vesikula seminalis
deferens
Duktus ejakulatorius
Kelenjar prostat

Kandung kemih

Vesikula
seminalis
Genjel
jaringan Kelenjar bulbouretra
erektil
Glans
Kelenjar prosta
penis Epididimis
Kelenjar
Skrotum
bulbouretra

(a)
Duktus deferens

Epididimis

Testis

Gambar 20-1
Sistem reproduksi pria. (a) Panggul pada potongan sagital. Glans
(b) Pandangan posterior organ reproduksi. Bagian-bagian penis
dari sebagian organ telah disingkirkan.
(b)

reproduksi wanita terdiri dari komponen-komponen beri- salinan, berfungsi sebagai saluran bagi pengeluaran bayi dari
kut. Dua oaiduct (tuba uterina atau Fallopii), yang ber- uterus.
kaitan erat dengan kedua ovarium, mengambil ovum saat Lubang vagina terletak di daerah perineum antara
ovulasi (pelepasan ovum dari ovarium) dan berfungsi sebagai lubang uretra di anrerior dan lubang anus di posterior
tempat fertilisasi. Uterus yang berongga dan berdinding tebal (Gambar 20-2c). Struktur ini ditutupi secara parsial oleh
terutama berperan memelihara janin selama masa perkem- suatu membran mukosa tipis, himen (selaput dara), yang
bangannya dan mengeluarkannya pada akhir kehamilan. biasanya mengalami robekan fisik saat hubungan seks per-
Vagina adalah saluran yang berotot dan dapat teregang yang tama. Lubang uretra dan vagina dikelilingi oleh dua pasang
menghubungkan uterus dengan lingkungan eksternal. Bagian lipatan kulit di lateral, labia minora dan labia mayora. Labia
terbawah uterus, serviks (leher rahim), menonjol ke dalam minora yang lebih kecil terletak di sebelah medial dari labia
vagina dan mempunyai satu saluran kecil, kanalis servikalis. mayora yang lebih menonjol. Klitoris (kelentit), suatu
Sperma diendapkan di vagina oleh penis sewaktu hubungan struktur erotik kecil yang terdiri dari jaringan serupa dengan
seks. Kanalis servikalis berfungsi sebagai jalur bagi sperma yang terdapat di penis, terletak di ujung anterior lipatan labia
untuk mencapai tempat pembuahan di tuba uterina melalui minora. Genitalia eksterna wanita secara kolektif disebut
uterus dan, ketika mengalami pelebaran hebat sewaktu per- sebagai vulva.

Sistem Reproduksi 813


.n..
i.rr. i'r.i
r'+ri r Kolumna vertebralis
Tuba uterina

Ovarium
Fimbria

Serviks
Kandung
kemih
Rektum
Tulang
pubis

Uretra Vagina

Klitoris

Labium
minus
Labium
mayus

(a)

Fimbria

Ovarium

Miometrium
Kanalis servikalis
Klitoris

Lubang
uretra
Labium Himen
minus
(b)
Lubang
Labium
vagina
mayus

Gambar 20-2
Sistem reproduksi wanita. (a) Panggul dalam potongan
sagital. (b) Pandangan posterior organ reproduksi. (c)
Pandangan perineal genitalia eksterna. (c)

814 Bab 20
juga diperbesar oleh pindah silang. Pindah silang merujuk
I Sel reproduksimasing-masing mengandung
kepada pertukaran fisik bahan kromosom.antara pasangan-
separuh set kromosom. pasangan homolog sebelum pemisahannya pada pembelahan

Molekul-molekul DNA yang membawa kode genetik meiotik perrama (lihat h. A-31).
sel
tidak secara acak dijejalkan ke dalam nukleus retapi tersusun Karena itu, sperma dan ovum masing-masing memiliki
secara tepat membentuk kromosom (lihat h. A-22). Masing-
jumlah kromosom haploid yang unik. Ketika terjadi pem-
masing kromosom terdiri dari sebuah molekui DNA yang buahan, saru sperma dan ovum menyatu untuk membentuk
mengandung set unik gen-gen. Sel somatik (badan) mengan- satu individu baru dengan 46 kromosom, satu anggota dari
setiap pasangan kromosom berasal dari ibu dan anggota yang
drng 46 kromosom (jumlah diploid), yang dapat disortir
menjadi 23 pasangberdasarkan berbagai gambaran pembeda. lain dari ayah (Gamba r 20-3) .
Kromosom-kromosom yang membentuk satu pasangan di-
sebut kromosom homolog, saru anggota dari masing-
masing pasangan berasal dari ibu dan anggota lainnya dari I Jenis kelamin individu ditentukan oleh
ayah. Gamet (yaitu, sperma dan ovum) mengandung hanya kombinasi kromosom seks.
satu anggota dari masing-masing pasangan homolog untuk
Apakah seseorang ditakdirkan untuk menjadi pria atau
total 23 kromosom (jumlah haploid).
wanita adalah suatu fenomena genetik yang ditentukan oleh
kromosom-kromosom seks yang mereka miliki. Sewaktu 23
pasangan kromosom terpisah saat meiosis, setiap sperma atau
I Gametogenesis dilakukan dengan cara ovum hanya menerima saru anggota dari setiap pasangan
meiosis. kromosom. Dari pasangan-pasangan kromosom tersebut, 22
adalah kromosom otosom yang menyandi karakteristik
Sebagian besar sel di tubuh manusia memiliki kemampuan
umum manusia serta sifat spesifik misalnya warna mata.
bereproduksi sendiri, suaru proses yang penting dalam pertum-
Pasangan kromosom sisanya adalah kromosom sels, yang
buhan, penggantian, dan perbaikan jaringan. Pembelahan sel terdiri dari dua tipe yang secara generis berbeda-kromosom
mencakup dua komponen: pembelahan nukleus dan pembe- X yang lebih besar dan kromosom y yang lebih kecil.
lahan sitoplasma. Pembelahan nukleus di sel somatik dicapai
dengan mitosis. Pada mitosis, kromosom mengalami replikasi
(membuat salinan duplikat mereka sendiri); kemudian kro-
mosom-kromosom yang identik terpisah sehingga set lengkap Orang tua dengan
sel somatik diploid (46 kromosom)
informasi genetik (yaitu, jumlah diploid kromosom) terdistri-
busi ke masing-masing dua sel anak. Pembelahan nukleus pada lbu Ayah
gamet dilakukan dengan meiosis, yaitu hanya separuh set in-
formasi genedk (jumlah haploid kromosom) yang terdistribusi
ke masing-masing empat sel anak (lihat h. A-31).
Selama meiosis, suatu sel germinativum diploid khusus
mengalami satu replikasi kromosom diikuti oleh dua pem-
belahan nukleus. Pada pembelahan meiotik pertama, kromo-
som-kromosom yang mengalami replikasi tidak memisah
Ovum haploid Sperma haploid
menjadi dua kromosom individual identik tetapi tetap ter-
(23 kromosom) (23 kromosom)
hubung. Kromosom ganda tersebur menyortir diri menjadi
pasangan-pasangan homolog, dan pasangan-pasangan terse-
but memisah sehingga masing-masing dari dua sel anak
menerima separuh set dari kromosom ganda. Selama pem-
belahan meiotik kedua, kromosom ganda di masing-masing
dari kedua sel anak tersebut memisah dan terdistribusi men-
jadi dua sel, menghasilkan empat sel anak yang masing- Ovum yang dibuahi,
masing mengandung separuh set kromosom, satu anggota diploid (46 kromosom)
untuk setiap pasangan. Selama proses ini, kromosom masing-
masing pasangan homolog yang berasal dari ibu dan ayah ter-
distribusi ke sel-sel anak dalam susunan acak yang mengan-
dung satu anggota dari setiap pasangan kromosom tanpa
dipengaruhi oleh asal aslinya. Jadi, tidak semua kromosom
yang berasal dari ibu pergi ke satu sel anak dan kromosom
Anak dengan sel somatik
yang berasal dari ayah ke sel anak yang lain. Dapat dihasilkan
diploid (46 kromosom)
lebih dari 8 jrta (223) campuran berbeda dari 23 kromosom
ayah dan ibu. Pencampuran genetik ini menghasilkan kom- Gambar 20-3
binasi-kombinasi baru kromosom. Keberagaman generik Distribusi kromosom pada reproduksi seksual

Sistem Reproduksi 815


'Penentuan jenis kelamin bergantung pada kombinasi JENIS KELAMIN FENOTIPE
kromosom-kromosom seks: Pria genetik memiliki satu kro-
Jenis kelamin fenotipe, jenis kelamin anatomik yang terlihat
mosom X dan satu Y; wanita genetik memiliki dua kromo- pada individu, bergantung pada jenis kelamin gonad yang
som X. Karena itu, perbedaan gnetik yang menentukan telah ditentukan secara genetis. Istilah diferensiasi seksual
semua perbedaan anatomik dan fungsional antara pria dan merujuk kepada perkembangan genitalia eksterna dan sa-
wanita adalah kromosom Y. Pria memilikinya, wanita tidak. luran reproduksi mudigah mengikuti garis pria atau wanita.
Akibat meiosis selama gametogenesis, semua pasangan Seperti gonad yang belum berdiferensiasi, mudigah dari
kromosom mengalami pemisahan sehingga masing-masing kedua jenis kelamin memiliki pot.tr.i untuk berkembang
sel anak mengandung hanya satu anggota dari setiap pasangan, membentuk genitalia eksterna dan saluran reproduksi pria
termasuk pasangan kromosom seks. Ketika pasangan kromo- atau wanita. Diferensiasi menjadi sistem reproduksi tipe pria
som seks XY terpisah saat pembentukan sperma, separuh diinduksi oleh androgen, yaitu hormon maskulinisasi yang
sperma menerima kromosom X dan separuh lainnya mene- disekresikan oleh testis yang sedang terbentuk. Testosteron
rima kromosom Y. Sebaliknya, pada oogenesis, setiap ovum adalah androgen yang paling poten. Tidak adanya hormon
menerima satu kromosom X, karena pemisahan kromosom testis ini pada janin wanita menyebabkan terbentuknya sis-
seks )O( menghasilkan hanya kromosom X. Sewaktu fertili- tem reproduksi tipe wanita. Pada minggu ke-10 sampai 12
sasi, kombinasi sebuah sprma yang mengandung X dengan gestasi, jenis kelamin dapat dengan mudah dibedakan ber-
ovum yang mengandung X menghasilkan wanita genedk, dasarkan penampilan anatomik genitalia eksterna.
)O(, sementara penyatuan sperma yang mengandung Y
dengan ovum yang mengandung X menghasilkan pria ge-
DIFERENSIASI SEKSUAL GENITALIA EKSTERNA
netik, XY. Karena itu, jenis kelamin genetik ditentukan pada
saat konsepsi dan bergantung pada jenis kromosom seks apa Genitalia eksterna pria dan wanita berkembang dari jaringan
yang terkandung di dalam sperma yang membuahi. mudigah yang sama. Pada kedua jenis kelamin, genitalia
eksterna yang belum berdiferensiasi terdiri dari tuberhulum
genital, sepasang lipatan uretra (urethral fold) yang menge-
I Diferensiasi seksual mengikuti garis pria atau lilingi satu alur uretra, dan, di sebelah lateral, tonjohn genital
wanita bergantung pada ada tidaknya penentu- (la b i o s k ro tum; ge n ita I s w e I li ng) (Gambar 2 0- 5 ). Tuberkulum

penentu maskulinisasi. genital menghasilkan jaringan erotik yang sangat peka-pada


pria glans penis (topi di ujung distal penis) dan pada wanita
Perbedaan antara pria dan wanita terletak di tiga tingkat: je- klitoris. Perbedaan utama antara glans penis dan klitoris ada-
nis kelamin genetik, gonad, dan fenotipe (anatomik) (Gambar lah ukuran klitoris yang lebih kecil dan penetrasi glans penis
2o-4). oleh lubang uretra. lJretra adalah saluran tempat mengalirnya
urin dari kandung kemih keluar dan juga berfungsi sebagai
saluran untuk mengeluarkan semen melalui penis ke ling-
JENIS KELAMIN GENETIK DAN GONAD
kungan luar. Pada pria, lipatan uretra menyatu mengelilingi
Jenis kelamin genetik, yang bergantung pada kombinasi alur uretra untuk membentuk penis, yang mengelilingi
kromosom-kromosom seks pada saat konsepsi, selanjutnya, uretra. Tonjolan genital juga menyatu untuk membentuk
menentukan jenis kelamin gonad, yaitu, apakah yang ter- skrotum dan prepusium, suatu lipatan kulit yang meluas di
bentuk testis atau ovarium. Ada tidaknya sebuah kromosom atas ujung penis dan sedikit banyak menutupi glans penis.
Y menentukan diferensiasi gonad. Untuk satu setengah bulan Pada wanita, Iipatan uretra dan tonjolan genital tidak me-
pertama gestasi semua mudigah memiliki potensi untuk ber- nyatu di garis tengah tetapi masing-masing malah berkem-
diferensiasi mengikuti garis pria atau wanita, karena jaringan bang men.jadi labia minora dan labia minora. Alur uretra
reproduksi di kedua jenis keiamin identik dan indiferen. tetap terbuka, memberi akses ke interior melalui lubang
Spesifisitas gonad muncul selama minggu ketujuh kehidupan uretra dan lubang vagina.
intrauteri ketika jaringan gonad indiferen pada pria genetik
mulai berdiferensiasi menjadi testis di bawah pengaruh regio
penentu jenis kelamin kromosom Y (SR!, gen tunggal DIFERENSIASI SEKSUAL SALURAN REPRODUKSI
penentu jenis kelamin. Gen ini memicu serangkaian reaksi Meskipun genitalia eksterna pria dan wanita berkembang
yang menyebabkan pembentukan fisik pria. SRY "memasku- dari jaringan mudigah yang sama, namun hal ini tidak ber-
linkan' gonad (memicu perkembangannya menjadi testis) laku untuk saluran reproduksi. Di semua mudigah terdapat
dengan merangsang produksi antigen H-Y oleh sel gonad dua sistem duktus primitif-duktus \Wolffii dan duktus
primitif. Antigen H-Y, suatu protein membran plasma spe- Miilleri. Pada pria, saluran reproduksi berkembang dari
sifik yang hanya terdapat pada pria, mengarahkan diferensiasi duktus Wolffii dan duktus Miilleri berdegenerasi, sementara
gonad menjadi testis. pada wanita duktus MiiLlleri berdiferensiasi menjadi saluran
Karena wanita genetik tidak memiliki gen SRY dan reproduksi sedangkan duktus Wolffii mengalami regresi
karenanya tidak menghasilkan antigen H-Y maka sel-sel (Gambar 20-6). Karena kedua sistem duktus terdapat se-
gonad mereka tidak pernah menerima sinyal untuk mem- belum terjadi diferensiasi seksual maka mudigah pada tahap
bentuk testis sehingga selama minggu kesembilan jaringan dini memiliki potensi untuk membentuk saluran reproduksi
gonad mulai berkembang membentuk ovarium. pria atau wanita.

815 Bab 20
Wanita
Ovum dengan kromosom seks X

Sperma dengan kromosom seksY :

Mudigah dengan kromosom seks XY

I
Sex-determining region kromosom Y Tidak ada krorncsom,Y sehingg.,ffi
(SRY) merangsang pembentukan ada SRY dan tidak ada,atttigea H!V:.1:'
antigen H-Y di membran plasma
gonad yang belum berdiferensiasi

I
Antigen H-Y mengarahkan
diferensiasi gonad menjadi testis

I
Testis mengeluarkan testo$teron
dan Mullerian-inhibiting factor

,---) t---
Testosteron
Miillerian-inhibiting factor

Diubah
menjadi

Degenerasi Degenerasi
Dihidrotestosieron duktus Miilleri duktus Wolffii

Mendorong perkembangan Mengubah duktus Wolfiii


genitalia eksterna mengikuti menjadi saluran reproduksi
garis pria (mis. penis, pria {mis. epididimis, duktus
skrotum) deferens, duktus ejakula-
torius, vesikula seminalis)

Lrfinlffifir dLP-4
Diferensiasi seksual

Pembentukan saluran reproduksi mengikuti garis pria atau ternal menjadi penis dan skrotum. Semenrara itu, M'illlerian-
wanita ditentukan oleh ada tidaknya dua hormon yang di- inhib iting factor menyebabkan regresi duktus Mtilleri.
keluarkan oleh testis janin-testosteron dan M,illlerian-inhibiting Tanpa adanya resrosreron dan M,iillerian-inhibiting
facror (Gambar 20-4). Suatu hormon yang dikeluarkan oleh factor padawanita, duktus Wolffii mengalami regresi sedang-
plasenta, gonadotropin korion manusia (human chorionic gona- kan duktus Miilleri berkembang menjadi saluran reproduksi
dotropin), merupakan perangsang bagi sekresi resris dini ini. Tes- wanita (tuba uterina, uterus, dan bagian atas vagina), dan ge-
tosteron memicu pembentukan duktus tVolffii menjadi saluran nitalia eksterna berdiferensiasi menjadi klitoris dan labia.
reproduksi pria (epididimis, duktus deferens, dan vesikula semi- Perhatikan bahwa jaringan reproduksi mudigah yang
nalis). Hormon ini, setelah diubah menjadi dihidrotestosteron belum berdiferensiasi secara pasif berkembang menjadi
(DHT), juga berperan menyebabkan diferensiasi genitalia eks- struktur wanita kecuali jika secara aktif mendapat pengaruh

Sistem Reproduksi 8'lV


Genitalia yang belum
berdiferensiasi
Pada

Tuberkulum genital
{--t
tl Tuberkulum genital Lipatan uretra
u:r
l.-;;=j Lipatan uretra
Tonjolan genital (geniial swelling)
Lubang anus
t: I

Lt
1.1 Tonjolan genital

Genitalia Genitalia
pria wanita

Pada minggu ke-10 Pada minggu ke-10

Penis yang sedang


terbentuk Klitoris yang
sedang terbentuk
Lipatan uretra
(sebagian menyatu)
Lipatan uretra
Tonjolan
genital (skrotum)
Tonjolan genital
(labia)

Lubang uretra

Glans penis Menjelang aterm


Prepusium
Klitoris
Batang penis
Labia minora
Skrotum
Lubang uretra

Vagina

Labia mayora
Anus

Gambar 20-5
Diferensiasi seksual genitalia eksterna

dari faktor-faktor maskulinisasi. Tanpa adanya hormon testis anatomis akan tampak sebagai pria dan berfungsi sebagai
pria, akan terbentuk saluran reproduksi dan genitalia eks- pria, dan hal yang sama juga berlaku untuk wanita. Namun,
terna wanita tanpa bergantung pada jenis kelamin generik kadang-kadang terjadi ketidakcocokan anrara jenis kelamin
individu yang bersangkutan. Untuk feminisasi jaringan geni- genetik dan anatomik akibat kesalahan dalam diferensiasi
talia janin, ovarium bahkan tidak dibutuhkan keberadaan- seksual, seperti yang digambarkan oleh contoh berikut:
nya. Pola kontrol untuk menentukan diferensiasi seksual
semacam ini adalah tepat karena janin dari kedua jenis ke-
I Jika testis pada seorang pria genetik gagal berdiferensiasi
dengan benar dan mengeluarkan hormon maka akibatnya
lamin terpajan ke hormon-hormon seks wanita dalam kon-
adalah pembentukan genitalia wanita pada pria generik
sentrasi tinggi sepanjang kehamilan. Jika hormon seks wanita
yang, tentu saja, akan steril. Demikian juga, pria genetik
mempengaruhi perkembangan saluran reproduksi dan geni-
yang sel-sel sasarannya tidak memiliki reseptor unruk tes-
talia eksterna maka semuajanin akan mengalami feminisasi.
tosteron akan mengalami feminisasi, meskipun testis mereka
mengeluarkan tesrosreron dalam jumlah memadai (lihat h.
KESALAHAN DALAM DIFERENSIASI SEKSUAL 7 30, sindrom feminisasi testis).
CATAIAN KLINIS. Jenis kelamin genetik dan jenis ke- I Karena testosreron bekerja pada duktus -Wolfii untuk
lamin fenotipe biasanya sesuai; yaitu, pria genetik secara mengubah saluran ini menjadi saluran reproduksi pria se-

818 Bab 20
masalah. Karena itu, setiap masalah dalam diferensiasi seks
perlu didiagnosis sejak masa bayi. Jika jenis kelamin telah
ditetapkan maka hal tersebut dapat diperkuat, jika diperlu-
kan, dengan terapi bedah dan hormon sehingga perkem-
bangan psikoseksual dapat berlangsung senormal mungkin.
Duktus Miilleri Kasus-kasus diferensiasi seks yang lebih ringan sering
Duktus Wolffii
muncul sebagai masalah sterilitas.

Sistem reproduksi yang


belum berdiferensiasi
Duktus Wolffii Duktus Miilleri
FISIOLOGI REPRODUKSI PRIA
mengalamiSffi*. "1i@ mengalami
Pada mudigah, testis berkembang dari gonadal ridge yang
degenerasi #' fu degenerasi
\ terletak di bagian belakang rongga abdomen. Dalam bulan-
Fimbria Epididimis bulan terakhir kehidupan janin, testis mulai turun secara per-
lahan, menelusuri rongga abdomen melalui kanalis inguina-
lis ke dalam skrotum, satu restis jatuh ke masing-masing
kantung skrotum. Testosteron dari testis janin memicu turun-
Qo*r,"r"Q nya testis ke dalam skrotum.
Tuba uterina
(tuba Fallopii) Setelah tesris rurun ke dalam skrotum, lubang di din-
ding abdomen rempar kanalis inguinalis lewat menutup erat
di sekitar duktus penyalur sperma dan pembuluh darah yang
Vesikula
seminalis berjalan dari masing-masing testis ke dalam rongga abdor.nen.
Penutupan tak sempurna atau ruptur lubang ini memung-
kinkan visera abdomen keluar, menimbulkan hernia ingui-
Duktus Wolffi; berdiferensiasi
nalis.
Duktus Miilleri menjadi saluran reproduksi pria
berdiferensiasi menjadi (diperlihatkan sebelum testis Meskipun waktunya agak bervariasi namun penu-
saluran reproduksi wanita turun ke dalam skrotum) runan testis biasanya selesai pada bulan ketujuh gestasi.
Karena itu, penurunan sudah selesai pada 98olo bayi laki-
Gambar 20-6 laki aterm.
Diferensiasi seksual saluran reproduksi CATAIAN KLINIS. Namun, pada sebagian bayi laki-
laki prematur testis masih berada di dalam kanalis ingui-
nalis saat lahir. Pada kebanyakan kasus testis yang tertahan,
penurunan terjadi secara aiami sebelum pubertas atau dapat
mentara turunan testosteron DHT berperan untuk maskuli- dirangsang dengan pemberian resrosteron. Meskipun ja-
nisasi genitalia eksterna, maka defisiensi genetik enzim yang rang, testis dapat tetap tidak turun hingga masa dewasa,
mengubah testosteron menjadi DHT menghasilkan pria suatu keadaan yang disebut kriptorkidismus ("testis ter-
genetik dengan testis dan saluran reproduksi pria tetapi sembunyi").
dengan geniralia eksterna wanita.
I Kelenjar adrenal dalam keadaan normal mengeluarkan
suatu androgen lemah, dehidroepiandrosteron, dalam jum-
lah yang tidak memadai untuk memaskulinisasi wanita.
I Lingkungan yang lebih dingin pada skrotum
merupakan lokasi testis yang esensial bagi
Namun, sekresi patologis hormon ini yang berlebihan
pada janin yang secara genetis wanita selama tahap kritis spermatogenesis.
perkembangan menyebabkan diferensiasi menuju saluran
Suhu rerata di dalam skrotum beberapa derajat Celcius lebih
reproduksi dan genitalia pria (lihat sindrom adrenogenital,
rendah daripada suhu tubuh (inti) normal. Penurunan restis
h.769).
ke dalam lingkungan yang lebih dingin ini adalah hal esensial
Kadang-kadang ketidakcocokan antara jenis kelamin karena spermatogenesis bersifat peka suhu dan tidak dapat
genetik dan jenis kelamin yang tampak ini belum diketahui terjadi pada suhu tubuh. Karena itu, pengidap kriptorkidis-
hingga pubertas, saat penemuan tersebur menimbulkan mus ddak dapat menghasilkan sperma hidup.
krisis identitas jender yang secara psikologis traumarik. Posisi skrotum dalam kaitannya dengan rongga abdo-
Sebagai contoh, seorang wanita generik dengan ovarium men dapat diubah-ubah oleh mekanisme refleks spinal yang
yang mengalami maskulinisasi tetapi dengan genitalia eks- berperan penting dalam mengatur suhu testis. Kontraksi re-
terna tipe pria mungkin dibesarkan sebagai anak laki-laki fleks otot-otot skrotum pada pajanan ke lingkungan dingin
sampai pubertas, ketika pembesaran payudara (akibat sekresi mengangkat kantung skrorum agar restis menjadi lebih dekat
estrogen oleh ovarium yang mulai bangkit) dan tidak ada- ke abdomen yang hangat. Sebaliknya, relaksasi otot pada
nya pertumbuhan janggut (karena tidak adanya sekresi pajanan ke panas menyebabkan kantung skrotum menjadi
testosteron karena tesris ridak ada) mengisyaratkan adanya lebih jauh dari tubuh yang bersuhu inti lebih tinggi.

Sistem Reproduksi 819


Sekresi testosteron yang terus-menerus adalah ha1
I Sel Leydig testis mengeluarkan hormon esensial bagi spermatogenesis dan pemeliharaan saluran re,
maskulinisasi testosteron. produksi pria selama masa dewasa. Sekresi testosteron dan
spermatogenesis, sekali dimulai saat pubertas, akan berlanjut
Testis memiliki fungsi ganda yaitu menghasilkan sperma dan
seumur hidup. Namun, efisiensi testis secara bertahap turun
mengeluarkan testosteron. Sekitar 80% dari massa testis terdiri
setelah usia 45 sampai 50 tahun meskipun pria pada usia 70-
dari tubulus seminiferus yang berkelok-kelok dan menjadi
an dan sesudahnya dapat terus menikmati kehidupan seks
tempat berlangsungnya spermatogenesis. Sel-sel endoftrin yang
aktif, dan sebagian bahkan menjadi ayah pada usia setua ini.
menghasilkan testosteron-sel Leydig atau sel interstisial-
Penurunan gradual kadar testosteron dalam darah dan pro-
terletak di jaringan ikat (jaringan interstisial) antara tubulus-
duksi sperma tidak disebabkan oleh penurunan stimulasi
tubulus seminiferus (Gambar 20-7b). Karena itu, bagian-
testis tetapi mungkin karena perubahan degeneratifyang ber-
bagian testis yang menghasilkan sperma dan mengeluarkan
kaitan dengan penuaan yang terjadi di pembuluh-pembuluh
testosteron secara struktural dan fungsional terpisah.
darah testis. Penurunan bertahap ini sering disebut "meno-
Testosteron adalah suatu hormon steroid yang berasal
pause pria" atau "andropause", meskipun proses ini tidak se-
dari molekul prekursor kolesterol, demikian juga hormon
cara spesifik terprogram seperti halnya menopause wanita.
seks wanita, estrogen dan progesteron. Setelah diproduksi,
Istilah terkini yang lebih tepat untuk menggambarkan penu-
sebagian testosteron disekresikan ke dalam darah untuk di-
runan androgen pada pria adalah androgen deficiency in
angkut, terutama daiam bentuk terikat ke protein plasma, ke
agingmales (ADAM).
tempat kerjanya. Sebagian dari testosteron yang baru di-
CATAIAN KLINIS. Setelah kastrasi (pengangkatan tes-
bentuk mengalir ke lumen tubulus seminiferus, rempat hor-
tis secara bedah) atau kegagalan testis akibat penyakit, organ-
mon ini berperan penting dalam produksi sperma.
organ seks lain mengalami penurunan ukuran dan fungsi.
Sebagian besar, tetapi tidak semua, kerja testosteron
akhirnya berfungsi untuk menjamin penyaluran sperma ke-
pada wanita. Efek testosteron dapat dikelompokkan menjadi EFEK TERKAIT REPRODUKSI LAINNYA
lima kategori: (1) efek pada sistem reproduksi sebelum lahir; Testosteron mengarur perkembangan libido seks saar puber-
(2) efek pada jaringan spesifik seks setelah lahir; (3) efek tas dan membantu memelihara dorongan seks pada pria
terkait reproduksi lainnya; (4) efek pada karakteristik seks dewasa. Stimulasi perilaku ini oleh tesrosreron penring unruk
sekunder; dan (5) efek nonreproduksi (Thbel 20-1). mempermudah penyaluran sperma kepada wanira. Pada ma-
nusia, libido juga dipengaruhi oleh banyak faktor emosional
EFEK PADA SISTEM REPRODUKSI SEBELUM LAHIR dan sosial yang saiing berinteraksi. Jika libido telah terbentuk

Sebelum lahir, sekresi testosteron oleh testis janin menye-


babkan maskulinisasi saluran reproduksi dan genitalia eks-
llabel20-1
terna serta mendorong turunnya testis ke dalam skrotum,
Efek Testosteron
seperti telah dijelaskan. Setelah lahir, sekresi testosteron ber-
henti, dan testis serta sistem reproduksi lainnya tet?.p kecil Efek sebelum Lahir
dan nonfungsional sampai pubertas. Memaskulinisasi saluran reproduksi dan genitalia eksterna
Mendorong turunnya testis ke dalam skrotum
EFEK PADA JARINGAN SPESIFIK SEKS SETELAH Efek pada Jaringan Spesifik Seks setelah Lahir
LAHIR Mendorong pertumbuhan dan pematangan sistem
reproduksi saat pubertas
Pubertas adalah periode kebangkitan dan pematangan sistem
Penting bagi spermatogenesis
reproduksi yang semula nonfungsional, serta memuncak pa-
Memelihara saluran reproduksi sepanjang masa dewasa
da kematangan seksual dan kemampuan bereproduksi. Masa
Efek Terkait Reproduksi Lainnya
ini biasanya dimulai sekitar usia 10 sampai 14 tahun; secara
Membentuk dorongan seks saat pubertas
rerata, pubertas dimulai sekitar dua tahun lebih awal pada
Mengontrol sekresi hormon gonadotropin
wanita daripada pria. Pubertas, yang biasanya berlangsung
Efek pada Karakteristik Seks Sekunder
tiga sampai lima tahun, mencakup rangkaian kompleks
Memicu pola pertumbuhan rambut pria (mis. janggut)
proses-proses endokrin, fisik, dan perilaku. Masa remaja
adalah konsep yang lebih luas yang merujuk kepada ke- Menyebabkan suara lebih berat karena menebalnya lipatan
pita suara
seluruhan periode transisi antara anak dan dewasa, bukan
Mendorong pertumbuhan otot yang membentuk pola
sekedar pematangan seks.
tubuh pria
Pada pubertas, sel-sei Leydig mulai mengeluarkan tes-
Efek nonreproduktif
tosteron kembali. Testosteron berperan dalam pertumbuhan
Memiliki efek anabolik protein
dan pematangan keseluruhan sistem reproduksi pria. Di ba-
Mendorong pertumbuhan tulang saat pubertas
wah pengaruh lonjakan sekresi testosteron selama pubertas,
Menutup lempeng epifisis setelah diubah menjadi estrogen
testis membesar dan mulai menghasilkan sperma untuk per- oleh aromatase
tama kalinya, kelenjar seks tambahan membesar dan menjadi
Mungkin memicu perilaku agresif
sekretorik, sementara penis dan skrotum membesar.

820 Bab 20
Epididimis Sitoplasma Spermatozoa
sel Sertoli Ekor spermatozoa

Duktus
deferens {3
\ c
l
Jp
i[T o
ile: a
$F.
s=
i.4. ri

s#9
"$.!
w6
Berbagai tahap Sel Leydig
pembentukan sperma
lestis
(a) (b)

.,i
'
,i:ii-j Lumen
tubulus
'i
seminiferus
Tubulus seminiferus Ekor spermatozoa

Spermatozoa

b
6

J
o
o
c
Sel Sertoli
L
c
o Spermatid
o
a
a- .;

.ti Spermatosit
+e sekunder

t[i Spermatosit
t0a primer
aP
OI Taut erat
Berbagai tahap Sel Leydig
pembentukan sperma Spermatogonium

(c) (d)

Anatomi testis yang menggambarkan tempat spermatogenesis. (a) Potongan longitudinal testis yang memperlihatkan lokasi
dan susunan tubulus seminiferus, bagian testis penghasil sperma. (b) Foto mikroskop cahaya potongan melintang sebuah
tubulus seminiferus. 5el-sel germinativum yang belum berdiferensiasi (spermatogonia) terletak di perifer tubulus, dan
spermatozoa yang telah berdiferensiasi berada di lumen, dengan berbagai tahap pembentukan sperma terletak di antaranya.
(c) Foto mikroskop elektron memperlihatkan potongan melintang sebuah tubulus seminiferus. (d) Hubungan sel Sertoli dengan
sel sperma yang sedang terbentuk.

maka testosteron tidak lagi diperlukan secara mutlak untuk EFEK PADA KARAKTERISTIK SEKS SEKUNDER
mempertahankanya. Pria yang telah dikastrasi sering tetap
aktifsecara seksual tetapi dengan derajat yang lebih rendah. Pembentukan dan pemeliharaan semua karakteristik seks
Pada fungsi terkait reproduksi lainnya, testosteron ikut sekunder pada pria bergantung pada testosteron. Karakteris-
serta dalam kontrol umpan balik negatif normal sekresi tik pria nonreproduktifyang dipicu oleh resrosteron ini ada-
hormon gonadotropin oleh hipofisis anteriot suatu topik lah (1) pertumbuhan rambut berpola pria (misalnya, rambut
yang akan dibahas lebih dalam kemudian. dada dan janggut dan, pada pria dengan predisposisi genetik,

- :r.r l: :; l-.i {i:!i"5i 'r,2 il


kebotakan); (2) suara berat akibat membesarnya laring dan juga, selain hormon androgen lemah DHEA yang dihasilkan
menebalnya lipatan pita suara; (3) kulit tebal; dan (4) kon- oleh korteks adrenal pada kedua jenis kelamin, ovarium pada
figurasi tubuh pria (misalnya, bahu lebar serta otot lengan wanita mengeluarkan sejumlah kecil testosieron yang fungsi-
dan tungkai besar) akibat pengendapan protein. Pria yang nya masih belum jelas).
dikastrasi sebelum pubertas (seorang kasim) tidak mengalami Kini kita mengalihkan perhatian dari sekresi restosreron
pematangan seksual dan tidak membentuk karakteristik seks ke fungsi lain restis-produksi sperma.
sekunder.

EFEK NONREPRODUKTIF
I Spermatogenesis menghasilkan sperma yang
sangat khusus dan dapat bergerak dalam jumlah
Testosteron memiliki beberapa efek penting yang tidak ber-
besar.
kaitan dengan reproduksi. Hormon ini memiliki efek anabo-
lik (sintesis) protein umum dan mendorong pertumbuhan Di dalam restis terkemas sekitar 250 m (800 kaki) tubulus
tulang, yang berperan menghasilkan fisik lebih berotot dan seminiferus penghasil sperma (Gambar 20-7a). Di tubulus
lonjakan pertumbuhan masa pubertas. Yang ironis, testoste- ini terdapat dua jenis sel yang secara fungsional penting:
ron tidak saja merangsang pertumbuhan tulang tetapi akhir- sel germinativum, yang sebagian besar berada dalam
nya mencegah pertumbuhan lebih lanjut dengan menurup berbagai tahap pembentukan sperma, dan sel Sertoli, yang
ujung-ujung tulang panjang yang sedang tumbuh (yaitu, memberi dukungan penting bagi spermatogenesis (Gam-
osifikasi, atau "penutupan' lempeng epifisis; lihat h. 742). bar 20-7b, c, dan d). Spermatogenesis adalah suaru proses
Testosteron juga merangsang sekresi minyak oleh kelenjar kompleks di mana sel germinativum primordial yang
sebasea. Efek ini paling nyata selama lonjakan sekresi testos- relatif belum berdiferensiasi, spermatogonia (masing-
teron masa remqa sehingga pria muda rentan mengalami masing mengandung komplemen diploid 46 kromosom),
akne. berproliferasi dan diubah menjadi spermarozoa (sperma)
Pada hewan, testosteron memicu perilaku agresif, tetapi yang sangat khusus dan dapat bergerak, masing-masing
tidak diketahui apakah hormon ini mempengaruhi perilaku mengandung set haploid 23 kromosom yang terdistribusi
manusia di luar perilaku seksual. Meskipun sebagian atlet secara acak.
dan binaragawan yang memakai steroid androgenik anabolik Pemeriksaan mikroskopik tubulus seminiferus memper-
mirip testosteron untuk meningkatkan massa otot diamati lihatkan lapisanJapisan sel germinativum dalam suaru pro-
memperlihatkan perilaku yang lebih agresif (lihat h. 303), gresi anatomik pembentukan sperma, dimulai dari yang
masih belum jelas sampai seberapa jauh perbedaan perilaku paling kurang berdiferensiasi di lapisan luar dan bergerak
umum antara pria dan wanita dipicu oleh hormon atau hasil masuk melalui berbagai tahap pembelahan ke lunren, tempat
dari pengaruh sosial. sperma yang telah berdiferensiasi siap untuk keluar dari testis
(Gambar 20-7b, c, dan d). Spermatogenesis memerlukan
PERUBAHAN TESTOSTERON MENJADI ESTROGEN waktu 64 hari untuk pembentukan dari spermatogonium
menjadi sperma matang. Setiap hari dapat dihasilkan bebe-
PADA PRIA
rapa ratus juta sperma matang. Spermatogenesis mencakup
Meskipun testosteron secara klasik dianggap sebagai hormon tiga tahap utama: proliferasi mitotik, meiosis, dan pengemasan
seks pria dan estrogen hormon seks wanita, namun perbedaan (Gambar 20-8).
ini tidak sejelas seperti diduga semula. Selain sejumlah kecil
estrogen yang dihasilkan oleh korteks adrenal (lihath.767),
sebagian dari testosteron yang dikeluarkan oleh testis diubah PROLIFERASI MITOTIK
menjadi estrogen di luar testis oleh enzim aromatase, yang Spermatogoniayang terletak di lapisan terluar tubulus terus-
tersebar luas. Karena perubahan ini, kadang-kadang sulit menerus bermitosis, dengan semua sel anak mengandung
dibedakan antara efek testosteron itu sendiri dan testosteron komplemen lengkap 46 kromosom identik dengan sel induk.
yang berubah menjadi esrrogen di dalam sel. Sebagai contoh, Proliferasi ini menghasilkan pasokan sel germinativum baru
para ilmuwan baru-baru ini mempelajari bahwa penurupan yang terus-menerus. Setelah pembelahan mitotik sebuah
lempeng epifisis pada pria diinduksi bukan oleh restosteron spermatogonium, salah satu sel anak tetap di tepi luar tubu-
tetapi oleh resrosreron yang diubah menjadi estrogen oleh lus sebagai spermatogonium tak berdiferensiasi sehingga tu-
aromatisasi. Estrogen juga diproduksi di jaringan lemak runan sel germinativum tetap terpelihara. Sel anak yang lain
kedua jenis kelamin. Reseptor esrrogen dapat ditemukan di mulai bergerak ke arah lumen sembari menjalani berbagai
testis, prostat, tulang, dan bagian lain tubuh pria. Temuan- tahap yang dibutuhkan untuk membentuk sperma, y^ng
temuan terakhir mengisyaratkan bahwa estrogen berperan kemudian akan dibebaskan ke dalam lumen. Pada manusia,
penting dalam kesehatan rbproduksi pria; misalnya, penring sel anak penghasil sperma membelah secara mirotis dua kali
dalam spermatogenesis dan, yang mengejutkan, ikut mem- lagi untuk menghasilkan empar spermatosit primer identik.
beri kontribusi dalam heteroseksualitas pria. Estrogen juga Setelah pembelahan mitotik terakhir, spermatosit primer ma-
kemungkinan besar berperan dalam homeostasis tulang (lihat suk ke fase istirahat saar kromosom-kromosom terduplikasi
h. 795). Kedalaman, luas, dan mekanisme kerja estrogen dan untai-untai rangkap rersebur terap menyatu sebagai
pada pria baru akhir-akhir ini mulai diselidiki. (Demikian persiapan untuk pembelahan meiotik perrama.

822 Bab 20
MEtOSTS PENGEMASAN
Selama meiosis, setiap spermatosit primer (dengan jumlah Bahkan setelah meiosis, spermatid secara struktural masih
diploid 46 kromosom rangkap) membentuk dua sperma- mirip spermatogonia yang belum berdiferensiasi, kecuali
tosit sekunder (masing-masing dengan jumlah haploid 23 bahwa komplemen kromosomnya kini hanya separuh. Pem-
kromosom rangkap) selama pembelahan meiosis pertama, bentukan spermatozoa yang sangat khusus dan bergerak dari
akhirnya menghasiikan empat spermatid (masing-masing spermatid memerlukan proses remodeling, atau pengemasan
dengan 23 kromosom tunggal) akibat pembelahan meiotik ekstensif elemen-elemen sel, suatu proses yang dikenal se-
kedua. bagai spermiogenesis. Sperma pada hakikatnya adalah sel
Setelah tahap spermatogenesis ini tidak terjadi pem- yang "ditelanjangi" di mana sebagian besi.r sitosol dan semua
belahan lebih lanjut. Setiap spermatid mengalami remodeling organel yang tidak dibutuhkan untuk menyampaikan infor-
menjadi spermatozoa. Karena setiap spermatogonium secara masi genetik sperma ke ovum telah disingkirkan. Karena iru
mitotis menghasilkan empat spermatosit primer dan setiap sperma dapat bergerak cepar, hanya membawa serta sedikit
spermatosit primer secara meiotis menghasilkan empat sper- beban untuk melakukan pembuahan.
matid (calon spermatozoa), maka rangkaian spermatogenik Spermatozoa memiliki empar bagian (Gambar 20-9):
pada manusia secara teoritis menghasilkan 16 spermatozoa kepala, akrosom, bagian tengah, dan ekor. Kepala rerurama
setiap kali spermatogonium memulai proses ini. Namun, terdiri dari nukleus, yang mengandung informasi genetik
biasanya sebagian sel lenyap di berbagai tahap sehingga sperma. Akrosom, vesikel berisi enzimyangmenutupi ujung
efsiensi produksi jarang setinggi ini. kepala, digunakan sebagai "bor enzim" untuk menembus

Tahap Kromosom
di setiap sel

Spermatogonium
mffiil
I untai tunggal) I

Satu sel anak tetap di batas


Satu sel anak bergerak ke arah
lumen untuk menghasilkan

[;ffi;I
Proliferasi
mitotik spermatozoa

I untai tunggal)
|

Spermatosit
primer

Pembelahan
@ @ @ @ [;ffi;I
I untai ganda)
I

meiotik pertama
'"-\ -\ -\ -\
Spermatosit
Meiosis
sekunder @@ @@ @@
t
(
@=@ Ga;;t
I untai ganda)
Pembelahan

AA AA AA AA
I

meiotik reAua
,f

[;ffiI
llll llrr Ilt lft
Spermatid @@@@
@@@re @E@@@ @@@@ @@@@
@

lllr
'l
I
I
I untai tunggal)
I

PPPq @@@@ @@@@ @@@w ffiffiil


Pengemasan Sp"rr.to.o" ffi

Gambar 20-8
5511
ryryryry l)ll Ilr) )lll
I untai tunggal)
I

Spermatogenesis

Sistem Reproduksi 823


ovum. Alrosom dibentuk oleh agregasi vesikel-vesikel yang karena kromosom X, tetapi bukan kromosom Y, mengan-
diproduksi oleh kompleks retikulum endoplasma/Golgi se- dung gen-gen yang menyandi produk-produk sel yang esen-
belum organel ini disingkirkan. Mobilitas spermatozoa diha- sial bagi pembentukan sperma. (Sementara kromosom X
silkan oleh suatu ekor panjang mirip cambuk yang gerakan- besar mengandung beberapa ribu gen, kromosom Y yang ke-
nya dijalankan oleh energi yang dihasilkan oleh mitokondria cil hanya memiliki beberapa lusin, dengan yang terpenting
yang terkonsentrasi di b.gr* tengah sperma. adalah gen SRY dan gen-gen lain yang berperan penting
Sampai pematangannya lengkap, sel-sel germinativum dalam fertilitas pria). Selama meiosis, separuh sperma me-
yang sedang berkembang dan berasal dari satu spermatosit nerima satu kromosom X dan separuh lainnya satu kromo-
primer tetap dihubungkan oleh jembatan sitoplasma. Hu- som Y. Thnpa adanya hubungan sitoplasma tersebut sehingga
bungan ini, yang terjadi karena pembelahan sitoplasma yang semua sel haploid mendapat produk-produk yang disandi
tak sempurna, memungkinkan empat sperma yang sedang oleh kromosom X sampai pembentukan sperma selesai maka
terbentuk saling bertukar sitoplasma. Hubungan ini penting sperma yang mengandung kromosom Y tidak dapat ter-
bentuk dan bertahan hidup.

I Sepanjang perkembangannya, sperma tetap


berhubungan erat dengan sel Sertoli.

Tirbulus seminiferus mengandung sel Sertoli selain sperma-


togonia dan sel-sel sperma yang sedang terbentuk. Sel Sertoli
terletak berjqar dan membentuk suatu cincin yang terben-
tang dari permukaan luar tubulus ke lumen. Setiap sel Sertoli
terbentang memenuhi seluruh jarak dari membran permuka-
!
o an luar tubulus seminiferus hingga ke lumen yang berisi
E
c
cairan (Gambar 20-7b dan d). Sel-sel Sertoli yang berdekatan
l
LG saling berhubungan melalui raut erat di titik yang berada
J
sedikit di bawah membran luar (lihat h. 66). Sperma yang
: sedang terbentuk berada di antara sel-sel Sertoli, dengan
g
E spermatogonia berada di perimeter luar tubulus, di luar taut
I

p erat (Gambar 20-7b dan d). Selama spermatogenesis, sel-sel


o
o sperma yang sedang terbentuk dan berasal dari aktivitas
o mitotik spermatogonia berjalan menembus taut erat, yang
(a) sesaat membuka untuk memberi jalan sei-sel tersebut,
kemudian bermigrasi ke arah lumen dalam hubungan yang
Akrosom Mikrotubulus erat dengan sel-sel Sertoli sekitar sembari menjalani pem-
t,/
I Mitokondria ,// belahan lebih lanjut selama migrasi ini. Sitoplasma sel Sertoii
membungkus sel-sel sperma yang bermigrasi ini, yang tetap
ruk "/
/ '1:." terbenam di dalam sitoplasma sel Sertoli sepanjang pem-
Nukleus bentukannya. Pada setiap tahap pematangan spermatogenik,
sperma dan sel Sertoli saling berkomunikasi melalui peng-
ikatan langsung antarsel dan melalui sekresi parakrin (lihat
I
h. 123). Terdapat suatu karbohidrat di membran permukaan
i{e;,rl !a !*.1i9[ijfl kor
tng;ria sperma yang memungkinkan sei ini berikatan dengan sel pe-
(b)
nunjang Sertoli.
Membran plasma
Sel Sertoli melaksanakan fungsi-fungsi penting bagi
spermatogenesis sebagai berikut:

1. Thut erar antara sel-sel Sertoli yang berdekatan membentuk


sawar darah-testis yang mencegah bahan-bahan di dalam
darah melewati celah antarsel untuk masuk ke lumen tu-
bulus seminiferus. Berkat sawar ini maka hanya molekul
tertentu yang dapat melewati sel Sertoli dan mencapai
Nukleus Sentriol
cairan intratubulus. Karena itu, komposisi cairan intratu-
(c)
bulus cukup berbeda dari komposisi darah. Komposisi
{3ainr*ar l3.S-S
unik cairan yang membasahi sel-sel germinatimm ini
Anatomi sepuah spermatozoa. (a) Foto mikroskop fase sangat penting b"gt tahap-tahap akhir pembentukan
kontras spermatozoa manusia. (b) Gambaran skematik sebuah
spermatozoa dalam pandangan "frontal". (c) Potongan sperma. Sawar darah-tesris juga mencegah sel penghasil
longitudinal bagian kepala spermatozoa dalam pandangan antibodi di CES mencapai pabrik sperma di tubulus ini
"samping". sehingga tidak terbentuk antibodi terhadap spermatozoa.

824 Bab20
2. Karena sel-sel sperma tidak memiliki akses langsung ke melalui dua jalan. Efek umpan balik negatif predominan
nutrien-nutrien dalam darah maka sel Sertoli-lah yang testosteron adalah mengurangi pelepasan GnRH dengan
memberi mereka nutrien. bekerja pada hipotalamus sehingga secara tak langsung
3. Sel Sertoli memiliki fungsi fagositik yang pendng. Sel mengurangi pengeluaran FSH dan LH oleh hipofisis ante-
ini menelan sitoplasma yang dikeluarkan dari spermatid rior. Selain itu, testosteron bekerja secara langsung pada hipo-
selama proses remodeling, dan menghancurkan sel ger- fisis anterior untuk menurunkan responsivitas sel sekretorik
minativum c catyang gagal menyelesaikan semua tahap LH terhadap GnRH. Efek yang terakhir ini menjelaskan
spermatogenesis. mengapa efek inhibisi restosteron terhadap sekresi LH lebih
4. Sel Sertoli mengeluarkan cairan tubulus seminiferus besar daripada terhadap sekresi FSH.
ke dalam lumen, yang "menggelonror" sperma dari Sinyal inhibisi dari testis yang secara spesifik ditujukan
tubulus ke dalam epididimis untuk disimpan dan di- untuk mengontrol sekresi FSH adalah hormon peptida
proses lebih Ianjut. inhibin, yang dikeluarkan oleh sel Sertoli. Inhibin b&er|"
5. Salah satu komponen penting sekresi sel Sertoli adalah secara langsung pada hipofisis anterior untuk menghambat
protein pengikat androgen. Seperti yang diisyaratkan sekresi FSH. Inhibisi umpan balik FSH oleh produk sel
oleh namanya, protein ini mengikat androgen (yaitu, Sertoli ini merupakan hal yang sesuai karena FSH merang-
testosteron) sehingga kadar hormon ini di dalam lumen sang spermarogenesis dengan bekerja pada sel Sertoli.
tubulus seminiferus tetap tinggi..Konsentrasi testosreron
di dalam cairan tubulus seminiferus adalah 100 kali PERAN TESTOSTERON DAN FSH DALAM
dibandingkan konsentrasinya di darah. Konsentrasi SPERMATOGENESIS
testosteron lokal yang tinggi ini esensial unruk mem-
Baik testosteron maupun FSH berperan penting dalam
pertahankan produksi sperma. Protein pengikat andro-
mengontrol spermarogenesis, masing-masing menimbulkan
gen diperlukan untuk menahan restosteron dalam lu-
efek dengan bekerja pada sei Sertoli. Testosteron esensial bagi
men, karena hormon steroid ini larut lemak dan dapat
mitosis dan meiosis sel-sel germinativum sementara FSH
dengan mudah berdifusi menembus membran plasma
diperlukan l.nttk remodeling spermatid Konsenrrasi testos-
dan meninggalkan lumen.
6. Sel Sertoli adalah tempat kerja untuk kontrol spermato-
genesis oleh tes toster o n dan fo I li c le + timu lat i ng lt o rm o n e
(FSH). Sel Sertoli itu sendiri mengeluarkan hormon Hipotalamus
lain, inhibin, yang bekerja secara umpan balik negatif
untuk mengatur sekresi FSH.

Gonadotropin-releasing hormone

.r-)
tr LH dan FSH dari hipofisis anterior mengontrol
sekresi testosteron dan spermatogenesis.

Testis dikontrol oleh dua hormon gonadotropik yang di-


keluarkan oleh hipoffsis anrerior, luteinizing hormone (LH)
dan fo IIic le -stimu latin g b o rm o n e (F SH), yan g dinamai ber,
dasarkan fungsinya pada wanita (lihat h. 735).
Sel penghasil FSH =.
Hipofisis anterior

Sel penghasil LH

KONTROL UMPAN BALIK FUNGSITESTIS


LH dan FSH bekerja pada komponen-komponen testis yang
berbeda (Gambar 20-10). LH bekerja pada sel Leydig (inter-
stisial) untuk mengarur sekresi testosteron sehingga nama
alternatifnya pada pria adalah interstitial cell-stimulating hor-
+tI
Testis
mone (ICSH). FSH bekerja pada tubulus seminiferus, khu-
susnya sel Sertoli, untuk meningkatkan spermatogenesis. (^,-_]
tSett +
(Tidak ada nama alrernatif untuk FSH pada pria). Sekresi I l-<--
I Sertoli I ')
LH dan FSH dari hipofisis anterior dirangsang oleh satu
hormon hipotalamus, gonadonopin-releasing hormone
(GnRH) (lihat h. 73s).
lLr
I l+
I

Meskipun GnRH merangsang sekresi LH dan FSH


namun konsentrasi kedua hormon gonadotropin ini dalam
darah tidak selalu paralel satu sama lain karena terdapat dua
faktor regulatorik lain di Iuar GnRH -testlstron dan inhibin-
mempengaruhi secara berbeda laju sekresi LH dan FSH.
Testosteron, produk stimulasi LH pada sei Leydig, bekerja Gambar 2*-1ft
secara umpan balik negatif untuk menghambat sekresi LH Kontrol fungsi testis

5i5tem Reproduksi 82S


teron iauh lebih tinggi di testis daripada di darah karena wanita. Pada hakikatnya, bagianini terdiri dari (1) selang
cukup banyak dari hormon yang diproduksi lokal oleh sel atau tabung (saluran reproduksi) berkelok-kelok yang
Sertoli ini ditahan di dalam cairan intratubulus dalam bentuk mengangkut sperma dari testis keluar tubuh; (2) beberapa
kompleks dengan protein pengikat androgen yang dikeluar- kelenjar seks tambahan, yang ikut membentuk sekresi yang
kan oleh sel Sertoli. Hanya dengan konsentrasi testosteron penting bagi daya hidup dan motilitas sperma; dan (3) penis,
testis yang tinggi ini produksi sperma dapat dipertahankan. yang dirancang untuk menembus dan meletakkan sperma di
dalam vagina wanita. Kita akan meneliti masing-masing
bagian ini secara lebih detil, dimulai dari saluran reproduksi.
IAktivitas gonadotropin-releasing hormone
meningkat pada pubertas. KOMPONEN SALURAN REPRODUKSI PRIA

Meskipun testis janin mengeluarkan testosteron, yang meng- Epifidimis yang berbentuk koma melekat secara longgar ke

arahkan pembentukan sistem reproduksi ke arah maskulin, permukaan belakang testis (Gambar 20-1, h. 813 dan 20-7a,
narnun setelah lahir testis menjadi dorman sampai pubertas.
h. 821). Setelah diproduksi di tubulus seminiferus, sperma
Selama periode prapubertas, LH dan FSH tidak dikeluarkan
disapu ke dalam epididimis akibat tekanan yang diciptakan
dalam kadar yang memadai untuk merangsang aktivitas tes-
oleh sekresi terus-menerus cairan tubulus oleh sel Sertoli.
tis. Grtundanya kemampuan reproduksi oleh periode pra- Duktus-duktus epididimis dari masing-masing testis me-
pubertas memberikan waktu bagi individu untuk mengalami
nyatu untuk membentuk sebuah duktus besar, berdinding
pematangan fisik (meskipun tidak selalu disertai pematangan
tebal, dan berotot yang disebut duktus (vas) deferens.
psikologis) agar dapat membesarkan anak. (Pematangan fisik
Duktus deferens dari masing-masing testis berjalan ke atas
ini sangat penting pada wanita, yang tubuhnya harus me- keluar dari kantung skrotum dan berjalan balik melalui
kanalis inguinalis ke dalam rongga abodmen, tempat duktus
nopang kehidupan janin).
tersebut akhirnya bermuara ke dalam uretra di leher kandung
Selama periode prapubertas, aktivitas GnRH terhambat.
Proses pubertas dipicu oleh peningkatan aktivitas GnRH an-
kemih (Gambar 20-l). Uretra membawa sperma keluar penis
sewaktu ejakulasi, semburan kuat semen dari tubuh.
tara usia 8 dan 12 tahun. Pada awal pubertas, sekresi GnRH
hanya berlangsung pada malam hari, menimbulkan pening-
katan nokturnal singkat selresi LH dan, karenanya, sekresi FUNGSI EPIDIDIMIS DAN DUKTUS DEFERENS
testosteron. Derajat sekresi GnRH secara bertahap meningkat Kedua duktus ini melakukan beberapa fungsi penting. Epi-
seiring dengan perkembangan pubertas hingga tercipta pola didimis dan duktus deferens berfungsi sebagai jalan keluai
sekresi GnRH, FSH, LH, dan testosteron dewasa. Di bawah sperma dari testis. Sewaktu meninggalkan testis, sperma be-
pengaruh kadar testosteron yang meningkat selama pubertas, lum mampu bergerak atau membuahi. Sel ini memperoleh
perubahan-perubahan ftsik yang mencakup karakteristik seks kedua kemampuan tersebut sewaktu mengalir melalui epi-
sekunder dan pematangan reproduksi menjadi jelas. didimis. Proses pematangan ini dirangsang oleh testosteron
Faktor-faktor yang berperan memicu pubertas pada ma- yang tertahan di dalam cairan tubulus dalam keadaan terikat
nusia masih belum diketahui pasti. Gori yang banyak dianut ke protein pengikat androgen. Kapasitas sperma untuk mem-
berfokus pada kemungkinan peran hormon melntonin, yang buahi ovum semakin ditingkatkan oleh pajanan ke sekresi
dikeluarkan oleh kelenjar pineal di dalam otak (hhat h. 749). saluran reproduksi wanita. Peningkatan kemampuan sperma
Melatonin, yang sekresinya menurun selama pajanan ke cahaya di saluran reproduksi pria dan wanita ini dikenal sebagai
dan meningkat selama pajanan ke keadaan gelap, memiliki efek kapasitasi. Para ilmuwan percay^balwa defensin, suatu pro-
antigonadotropik pada banyak spesies. Sinar yang mengenai tein yang dikeluarkan oleh epididimis yang menahan sperma
mata menghambat jalur-jalur saraf yang merangsang sekresi me- dari serangan mikroorganisme, mungkin berfungsi juga se-
latonin. Pada banyak spesies yang berkembang biak secara musi- bagai penguat motilitas sperma. Epididimis juga memekat-
man, penurunan keseluruhan sekresi melatonin pada hari-hari kan sperma beberapa ratus kali dengan menyerap sebagian
yang siangnya lebih lama daripada malamnya memicu musim besar cairan yang masuk dari tubulus seminiferus. Sperma
kawin. Sebagian peneliti menyatakan bahwa penurunan dalam secara lambat didorong bergerak melewati epididimis ke
laju keseluruhan sekresi melatonin saat pubertas pada manusia- dalam duktus deferens oleh kontraksi ritmik otot polos di
terutarna saat malam hari, ketika puncak-puncak sekresi GnRH dinding saluran-saluran ini.
pertama kali terjadi-adalah pemicu dimulainya pubertas. Duktus deferens berfungsi sebagai tempat penting bagi
Dengan selesainya pembahasan tentang fungsi testis, penyimpanan sperma. Karena sperma yang terkemas rapat relatif
sekarang kita akan mengalihkan perhatian pada peran kom- inaktif dan karenanya keburuhan metaboliknya rendah, maka
ponen-komponen lain sistem reproduksi pria. sel ini dapat disimpan di duktus deferens selama berhari-hari
meskipun tidak mendapat pasokan nutrien dari darah dan
hanya diberi gula sederhana yang berasal dari selresi tubulus.
I Saluran reproduksi menyimpan dan memekatkan
sperma serta meningkatkan kesuburannya.
VASEKTOMI
Bagian dari sistem reproduksi pria lainnya (selain testis) CATAIAN KLINIS. Pada vasektomi, suatu prosedur steri-
dirancang untuk menyalurkan sperma ke saluran reproduksi lisasi umum pada pria, satu segmen kecil dari kedua duktus

826 Bab 20
deferens (alias vas deferens, sehingga muncul nama uasekto- I Kelenjar prostat (1) mengeluarkan cairan basa yang
mi) serelah keluar dari tesris retapi sebelum masuk ke kanalis menetralkan sekresi vagina yang asam, suatu fungsi penring
inguinalis diangkat secara bedah sehingga sperma dari testis karena sperma lebih dapat hidup di lingkungan yang sedikii
tidak dapat keluar. Sperma yang menumpuk di belakang basa; dan (2) menghasilkan enzim pembekuan dan fibri-
duktus yang telah dipotong dan diikat tersebut kemudian nolisin. Enzim pembekuan prostat bekerja pada fibrinogen
disingkirkan dengan fagositosis. Meskipun menghambat dari vesikula seminalis untuk menghasilkan fibrin, yang
keluarnya sperma, prosedur ini tidak mengganggu aktivitas "membekukan" semen sehingga sperma yang diejakulasikan
testosteron karena sel Leydig mengeluarkan testosteron ke tetap berada di saluran reproduksi wanita ketika penis di-
dalam darah, bukan melalui duktus deferens. Karena itu, keluarkan. Segera sesudahnya, bekuan ini diurailan oleh
maskulinitas atau libido yang dependen testosteron tidak fibrinolisin, suatu enzim pengurai fibrin dari prosrar se-
berkurang setelah vasektomi. hingga sperma dapat bergerak bebas di dalam saluran re-
produksi wanita.
I Selama rangsangan seksual, kelenjar bulbouretra
I Kelenjar seks tambahan berperan membentuk mengeluarkan bahan mirip mukus yang menghasilkan pe-
sebagian besar semen. lumas untuk hubungan seks.

Beberapa kelenjar sefts tambahan-vesikula seminalis dan Tabel20-2 meringkaskan lokasi dan fungsi komponen sistem
prostat-mengalirkan isinya ke dalam sistem duktus sebelum reproduksi pria.
duktus menyatu dengan uretra (Gambar 20-1, h. S13). Se- Sebelum beralih ke tindakan penyaluran sperma ke
pasang uesikula seminalis yang berbentuk kantung mengalir- saluran reproduksi wanira (hubungan seks), kita akan secara
kan isinya ke dalam bagian terakhir kedua duktus deferens, singkat membahas berbagai peran prostaglandin, yang per-
satu di masing-masing sisi. Segmen pendek duktus yang tama kali ditemukan di dalam semen tetapi banyak diiemu-
berjalan setelah titik masuk vesikula seminalis ke uretra di- kan di seluruh tubuh.
seblt duktus ejakulatorius. Prosrat adalah suatu kelenjar
tunggal besar yang mengelilingi secara lengkap duktus ejaku-
latorius dan uretra. Pada sejumlah pria, prostar membesar
I Prostaglandin adalah pembawa pesan kimiawi
yang bekerja lokal dan ditemukan di mana-mana.
pada usia pertengahan sampai usia lanjut. Sering terjadi ke-
sulitan berkemih sewaktu prostat yang membesar menekan Meskipun prostaglandin perrama kali diidentifikasi di da_
bagian uretra yang berjalan menembus prosrar. Sepasang ke- lam semen dan dipercayai berasal dari kelenjar prosrat (se.
lenjar seks tambahan lainnya, helenjar bulbouretra, meng- hingga diberi nama demikian, meskipun sebenainya bahan
alirkan isinya ke dalam uretra setelah uretra melewati kelenjar ini disekresikan ke dalam semen oleh vesikula seminalis),
prostat dan tepat sebelum masuk ke penis. Di sepanjang produksi dan efek senyawa ini tidak terbatas di sistem re-
uretra juga terdapat banyak keienjar penghasil mukus. produksi. Turunan asam lemak 20 karbon ini adalah salah
satu pembawa pesan kimiawi yang paling banyak ditemukan
SEMEN di tubuh. Prostaglandin dibentuk oleh hampir semua ja_
Sewaktu ejakulasi, kelenjar seks tambahan menghasilkan se- ringan dari asam arakidonat, suatu konstituen asam lemak
kresi yang menunjang kelangsungan hidup sperma di dalam fosfolipid di membran plasma. Oleh rangsangan yang sesuai,
saluran reproduksi wanira. Sekresi ini membentuk sebagian asam arakidonat dilepaskan dari membran plasma oleh suatu
besar dari semen (air mani), yaitu campuran sekresi kelenjar enzim terikat membran dan kemudian diubah menjadi pros-
seks tambahan, sperma, dan mukus. Sperma hanyalah se- taglandin, yang bekerja secara parakrin di dalam atau sekitar
bagian kecil dari cairan ejakulat total. tempat produksinya (lihat h. 123). Setelah bekerja, prosra_
glandin cepat diinaktifkan oleh enzim-enzim lokal sebelum
FUNGSI KELENJAR SEKS TAMBAHAN PADA PRIA bahan ini memperoleh akses ke darah; atau jika berhasil men-
Meskipun sekresi kelenjar seks tambahan tidak mutlak di- capai sistem sirkulasi maka akan cepat diuraikan saar pertama
butuhkan untuk pembuahan namun sekresi tersebur sangar kali melewati paru sehingga tidak tersebar melalui sistem
mempermudah proses: arteri sistemik
Prostaglandin dinamai sesuai golongannya yang terdiri
I Vesikula seminalis (1) menghasilkan fruktosa, yang dari tiga kelompok-PGA, PGE, dan pGF-berd"r"rk ., u"-
berfungsi sebagai sumber energi primer untuk sperma; (2) riasi struktural di cincin lima karbon yang terdapat di salah
mengeluarkan prostaghndin, yang merangsang kontraksi satu ujungnya (Gambar 20-ll). Di dalam setiap kelompok,
otot polos di saluran reproduksi pria dan wanira sehingga prostaglandin diidentifikasi lebih lanjut oleh jumlah ikatan
transpor sperma dari tempat penyimpanannya di pria ke rlngkap yang terdapat di dua rantai samping yang menonjol
tempar pembuahan di tuba uterina wanita lebih mudah; (3) dari struktur cincin (misalnya, PGE, memiliki satu ikatan
membentuk lebih dari separuh cairan semen, yang mem- rangkap dan PGE, memiliki dua ikatan rangkap).
bantu membilas sperma ke dalam uretra serra melarutkan Prostaglandin dan turunan-turunan asam arakidonat
massa kental sperma, memungkinkan sel ini bergerak; dan lainnya yang terkait erat-yaitu, prosrasiklin, tromboksan,
(4) mengeluarkan fibrinogen, suatu prekursor fibrin, yang dan leuhotrien-secata kolektif dinamai eikosanoid dan
membentuk anyaman bekuan (lihat h. 435). merupakan salah satu senyawa yang paling aktif secara

Sistem Reproduksi 927


Tabel 20-2
Lokasi dan Fungsi Berbagai Komponen Sistem Reproduksi Pria

KOMPONEN JUMLAH DAN LOKASI FUhIGSI

Testis Sepasang; terletak di dalam skrotum, suatu kantung terbungkus Menghasilkan sperma
kulit yang tergantung di sudut antara kedua tungkai Men gel uarkan testosteron
Epididimis dan Sepasang; satu epididimis melekat ke bagian belakang masing- Berfungsi sebagai rute keluar sperma
Duktus Deferens masing testis; satu duktus deferens berjalan dari masing-masing dari testis
epididimis naik dari kantung skrotum melalui kanalis inguinalis Berfungsi sebagai tempat pematangan
dan bermuara ke dalam uretra di leher kandung kemih sperma untuk motilitas dan kesuburan
Vesikula Sepasang; keduanya bermuara ke dalam bagian terakhir duktus Memekatkan dan menyimpan sperma
seminalis deferens, satu di masing-masing sisi Menghasilkan f ruktosa untuk memberi
makan sperma yang diejakulasikan
Mengeluarkan prostaglandin yang
merangsang motilitas untuk membantu
transpor sperma di dalam saluran
reproduksi pria dan wanita
Membentuk sebagian besar semen
Kelenjar prostat Tunggal; mengelilingi secara lengkap uretra di leher kandung Menghasilkan prekursor untuk
kemih pembekuan semen
Mengeluarkan cairan basa yang
menetralkan sekresi vagina yang asam
Kelenjar Sepasang; keduanya bermuara ke dalam uretra, satu di Memicu pembekuan semen agar sperma
bulbouretra masing-masing sisi, tepat sebelum uretra masuk ke dalam penis tetap berada di dalam vagina ketika
penis dikeluarkan
Mengeluarkan mukus untuk pelumas

demam dan meredakan nyeri. Efek prostaglandin juga di-


hambat secara terapetik pada pengobatan sindrom prahaid
dan kram haid. Selain itu, prostaglandin-prostagiandin spe-
sifik digunakan secara medis dalam beragam situasi misal-
nya menginduksi persalinan, mengobati asma, dan meng-
atasi tukak lambung.
Nama huruf Nama angka
(PGA, PGE, PGF) (mis. PGE,, PGEr) Selanjutnya, sebelum kita membahas secara rinci sistem
menunjukkan variasi menunjukkan jumlah ikatan reproduksi wanita, kita akan meneliti car^-c ra pria dan
struktural di cincin rangkap yang terdapat di wanita bersatu untuk melakukan reproduksi.
lima karbon dua rantai samping
Gambar 20-t 1

Struktur dan tata nama prostaglandin. h{UffiU${ffiAru 5ffiK5 &NTAF.AA PffiEA


mAhl WAf\Ef;T&
Pada akhirnya, penyatuan gametpria dan wanita untuk me-
biologis yang diketahui. Prostaglandin memiliki beragam laksanakan reproduksi pada manusia mengharuskan penya-
efek. Variasi kecil dalam struktur prostaglandin menye- luran semen yang mengandung sperma ke dalam vagina
babkan perbedaan besar dalam efek biologis dan molekul wanita melalui suatu tindakan seks, yang juga dikenal se-
prostaglandin yang sama bahkan dapat menimbulkan efek bagai hubungan seks, koitus, atau kopulasi.
berbeda di jaringan yang berbeda. Selain meningkatkan
transpor sperma di dalam semen, pembawa pesan kimiawi
ini diketahui atau dicurigai memiliki efek lain pada sa- fl Tindakan seks pria ditamdai oleh erelcsf dap']
Iuran reproduksi wanita serta pada sistem pernapasan, ejakulasi.
kemih, cerna, saraf, dan endokrin, selain mempengaruhi
agregasi trombosit, metabolisme lemak, dan peradangan Tindakan seks pria melibatkan dua komponen: (1) ereksi,
(Tabel 20-3). atau mengerasnya penis yang normalnya lunak agar penis
CATAIAN KLINIS. Dengan semakin diketahuinya dapat masuk ke dalam vagina, dan (2) ejakulasi, atau
beragam efek prostaglandin, terbuka kesempatan dikem- penyemprotan kuat semen ke dalam uretra dan keluar dari
bangkannya beragam cara baru untuk memanipulasi se- penis (Tabel 20-4). Selain komponen-komponen yang ber-
nyawa ini untuk kepentingan pengobatan. Contoh klasik kaitan erat dengan reproduksi ini, siklus respons selis men-
adalah pemakaian aspirin, yang menghambat pengubahan cakup respons fisiologik yang lebih luas yang dapat dibagi
asam arakidonat menjadi prostaglandin, untuk mengurangi menf adi empat fase:

828 Bab 20
dibentuk oleh tiga koiom rongga-rongga vaskular mirip
Tabel 20-3
spons yang terdapat di sepanjang organ ini(Gambar 20-1, h.
Kerja Prostaglandin
8 1 3). Tanpa rangsangan seks, jaringan erektil hanya mengan-
AKTIVITAS dung sedikit darah karena arteriol yang mendarahi rongga-
SISTEIVI TUBUH KERJA PROSTAGLANDIN rongga vaskular ini berkonstriksi. Akibatnya penis tetap kecil

Sistem
dan lunak. Selama rangsangan ..kr, ini
Meningkatkan transpor sperma oleh "rt..iol-arteriol
Reproduksi kerja otot polos di saluran reproduksi jaringan erektil
secara refleks melebar dan terisi oleh darah
pria dan wanita sehingga penis bertambah panjang dan besar serta menjadi
Berperan dalam ovulasi kaku. Vena-vena yang mengalirkan darah dari jaringan erektil
Berperan penting dalam haid penis tertekan secara mekanis oleh pembengkakan dan eks-
lkut serta mempersiapkan bagian pansi rongga-rongga vaskular ini sehingga aliran keluar vena
maternal plasenta berkurang dan hal ini ikut berkontribusi dalam penumpukan
Berperan dalam persalinan darah, atau uasokongesti. Respons vaskular lokal ini meng-
Sistenn Sebagian berperan dalam ubah penis menjadi organ yang mengeras dan memanjang
Pernapasan bronkodilatasi, yang lain dalam yang mampu menembus vagina.
bron koko nstri ksi
Sistem Kernih Meningkatkan aliran darah ginjal
Meningkatkan ekskresi air dan garam REFLEKS EREKSI
5istem Menghambat sekresi HCI oleh lambung Refleks ereksi adalah suatu refleks spinal yang dipicu oleh
Pencernaan Merangsang motilitas usus stimulasi mekanoreseptor yang sangat peka di glans penis,
Sistem Saraf Mempengaruhi pelepasan dan kerja yang menutupi ujung penis. Di medula spinalis bagian ba_
neurotransm iter wah baru-baru ini ditemukan. adanya pusat pembentuk
Bekerja sebaga i "termostat,, ereksi. Melalui pusat ini, stimulasi taktil pada glans akan
hipotalamus untuk meningkatkan suhu secara refleks mmicu peningkatan aktivitas vasodilatasi pa-
tubuh
rasimpatis dan penurunan aktivitas vasokonstriksi simpatis
Meningkatkan sensasi nyeri ke arteriol-arteriol penis. Akibatnya adalah vasodilatasi hebat
SistemEndokrin Meningkatkansekresikortisol dan cepat arteriol-arteriol tersebut dan ereksi (Gambar 20-
Mempengaruhi kepekaan jaringan 12). Selama lengkung refleks spinal utuh maka ereksi tetap
terhadap hormon
dapat terjadi bahkan pada pria yang lumpuh akibat cedeia
SistemSirkulasi Mempengaruhiagregasitrombosit
medula spinalis yang lebih tinggi.
Metabolisme Lemak
Vasodilatasi yang dipicu oleh aktivitas parasimpatis ini
Menghambat penguraian lemak
adalah contoh utama kontrol parasimpatis langsung atas
Sistem Mendorong banyak aspek peradangan, diameter pembuluh darah di tubuh. Stimulasi parasimpatis
Pertahanan termasuk timbulnya demam
menyebabkan relaksasi otot polos arteriol penis oleh nitrat
oksida, yang menyebabkan vasodilatasi arteriol sebagai res-
pons terhadap perubahan jaringan lokal di bagian lain tubuh
1. Fase eksitasi yang mencakup ereksi dan meningkatnya (lihat h. 382). Arteriol biasanya hanya disarafi oleh sistem
perasaan seksual. simpatis, dengan peningkatan aktivitas simpatis menyebab-
2. Fase plato yang ditandai oleh intensifikasi respons- kan vasokonstriksi dan penurunan aktivitas simpatis menye-
respons ini, ditambah respons yang lebih menyeluruh babkan vasodilatasi (lihat h. 385). Stimulasi parasimpatis
misalnya peningkatan kecepatan jantung, tekanan da- dan inhibisi simpatis secara bersamaan pada arteriol penis
rah, pernapasan, dan ketegangan otot. menyebabkan vasodilatasi yang lebih cepar dan kuat diban-
3. Fase orgasme yang mencakup ejakulasi serta respons lain dingkan yang mungkin terjadi di arteriol lain yang hanya
yang menjadi puncak eksitasi seksual dan secara kolektif mendapat persarafan simpatis. Melalui cara peningkaran ce-
dialami sebagai kenikmatan fisik yang intens. pat aliran darah ke dalam penis yang efisien ini, penis dapat
4. yaitu kembalinya genitalia dan sistem tu-
Fase resolusi, mengalami ereksi sempurna hanya dalam hitungan 5 sampai
buh ke keadaan sebelum rangsangan. 10 detik. Pada saat yang sama, impuls parasimpatis men_
dorong sekresi mukus pelumas dari kelenjar bulbouretra dan
Respons seks manusia adalah suatu pengalaman multi-
komponen yang, selain berbagai fenomena fisiologik di atas, kelenjar uretra sebagai persiapan untuk koitus.
mencakup faktor emosi, psikologis, dan sosiologis. Kita Berbagai riset terakhir memperlihatkan adanya banyak
hanya akan membahas aspek fisiologik seks. daerah di otak yang dapat mempengaruhi respons seks pria.
Bagian-bagian di otak yang mempengaruhi ereksi ,"-p"Ly"
saling berkaitan erar dan berfungsi sebagai .u"tu k.s"tuan
I Ereksi terjadi karena vasokongesti untuk mempermudah atau menghambat refleks ereksi spinal
penis. dasar, bergantung pada situasi sesaat. Salah saru contoh
fasilitasi, rangsangan psikis, misalnya melihat sesuaru yang
Erelai dicapai melalui pembengkakan penis oleh darah. merangsang syahwat, dapat memicu ereksi meskipun tidak
Penis hampir seluruhnya terdiri dari jaringan erektil yang terjadi stimulasi taktil sama sekali pada penis. Seb"liknya,

Sistem Reproduksi 829


Tabel 20-4
Komponen Tindakan Seks Pria

KOMPONEN
TINDAKAN SEKS PRIA DEFINISI BAGAIMANA TERCAPAINYA
Ereksi Mengerasnya penis yang dalam keadaan Pembengkakan jaringan erektil penis oleh darah akibat
normal lunak agar dapat masuk ke dalam vasodilatasi hebat arteriol-arteriol penis yang dipicu
vagina oleh rangsang parasimpatis dan penekanan mekanis
vena
Ejakulasi
Fase emisi Pengosongan sperma dan sekresi kelenjar Kontraksi otot polos di dinding duktus dan kelenjar
sekstambahan (semen) ke dalam uretra sekstambahan yang dipicu oleh rangsang simpatis
Fase ekspulsi Ekspulsi kuat semen dari penis Kontraksi otot rangka di pangkal penis yang dipicu
oleh neuron motorik

Saraf parasimpatis Saraf parasimpatis Saraf simpatis


ke kelenjar bulbouretra ke arteriol penis ke arteriol penis
dan uretra

I
[il-] --
Arteriol penis melebar

I
F;;;l
Vena tertekan

Gambar 20-12
Refleks ereksi

kegagalan mengalami ereksi meskipun mendapat rangsangan sehingga masalah menjadi semakin parah. Impotensi juga
yang sesuai dapat disebabkan oleh inhibisi refleks ereksi oleh dapat ditimbulkan oleh keterbatasan fisik, termasuk ke-
pusat-pusat yang lebih tinggi di otak. Marilah kita bahas rusakan saraf, obat tertentu yang mengganggu fungsi oto-
disfungsi ereksi secara lebih detll. nom, dan gangguan aliran darah ke penis.
Disfungsi ereksi banyak dijumpai. Lebih dari 50o/o pria
berusia antara 40 dan 70 tahun sedikit banyak mengalami
DISFUNGSI EREKSI
impotensi, dan angka ini naik mendekati 70o/o pada usia 70
CATAIAN KLINIS. Kegagalan mencapai atau memPer- tahun. Karena itu, tidak mengherankan bahwa lebih banyak
tahankan ereksi yang sesuai untuk hubungan seksual-dis- resep dituliskan untuk obat terkenal sildenafil (Viagra) selama
fungsi erelsi atau impoterisi-dapat disebabkan oleh faktor tahun pertama obat tersebut dipasarkan setelah disetujui
psikologik atau fisik. Mengalami kegagalan ereksi sesekali pada tahun 1998 untuk mengobati disfungsi ereksi diban-
bukan berarti impotensi, tetapi seorang pria yang terlalu dingkan dengan semua obat baru dalam sejarah. Sildenafil
cemas tentang kemampuannya melakukan tindakan seks tidak menimbulkan ereksi tetapi obat ini memperkuat dan
mungkin akan benar-benar mengalaminya secara kronik. memperlama respons ereksi yang dipicu oleh rangsangan
Rasa cemas dapat menyebabkan disfungsi ereksi, yang se- biasa. Inilah cara bagaimana obat tersebut bekerja. Nitrat
makin menambah tingkat kecemasan pria yang bersangkutan oksida yang dibebaskan sebagai respons terhadap stimulasi

830 Bab 20
Konsep, Tantangan, dan Kontroversi
"Estrogen" Lingkungan: Kabar Buruk Bagi Sistem Reproduksi
Tanpa diketahui. selama 50 tahun ilmuwan mencurigai bahwa bahan hermafrodit (memiliki struktur
terakhir kita manusia telah mengotori kimia mirip estrogen yang terdapat di reproduksi jantan dan betina) dan
lingkungan dengan bahan kimia antaranya mungkin mendasari buaya jantan dengan penis yang
sintetik perusak endokrin sebagai efek berbagai gangguan kesehatan terlalu kecil. Kelainan reproduksi
samping industrialisasi yang tak reproduksi yang telah meningkat sejak serupa juga dapat dijumpai pada
disengaja. Polutan mirip hormon ini, 50 tahun terakhir-periode waktu yang mamalia darat- Diperkirakan
yang d isebut endocri ne disrupters, sama dengan saat sejumlah besar pajanan estrogen lingkungan yang
berikatan dengan reseptor yang polutan diperkenalkan ke dalam berlebihan menyebabkan populasi
normalnya disediakan untuk hormon- lingkungan kita. lni adalah contoh hewan ini "terkebiri".
hormon alami. Bahan-bahan ini dapat disfungsi reproduksi pria yang I Menurunnya kelahiran bayi
menyerupai atau menghambat mungkin secara tak langsung berkaitan Iaki-laki. Banyak negara melaporkan
aktivitas hormon, bergantung pada dengan pajanan ke estrogen disrupter penurunan ringan rasio bayi
bagaimana mereka berinteraksi lingkungan: laki-laki terhadap bayi perempuan
dengan reseptor. Sebagian besar yang dilahirkan. Meskipun bebe-
endocrine disrupter menimbulkan efek
I Turunnya jumlah sperma. Hitung rapa penjelasan coba diajukan
sperma rerata turun dari 1 l3 juta/ml namun banyak peneliti mengaitkan
feminisasi. Banyak dari kontaminan
semen pada tahun 1940 menjadi 66 kecenderungan kelainan perkem-
lingkungan ini mirip dengan atau juta/ml pada tahun 1990. Yang
mengubah kerja estrogen, hormon bangan janin laki-laki dengan
memperparah keadaan, volume estrogen lingkungan. Dalam satu
steroid feminisasi yang diproduksi oleh
satu kali ejakulat telah turun dari bukti tak langsung yang meyakin-
ovarium wanita. Meskipun belum
3,4 ml menjadi 2,75 ml. Hal ini kan, orang yang secara tidak
dipastikan namun penelitian di
berarti bahwa pria, secara rerata, sengaja terpajan ke endocrine-
laboratorium dan lapangan mengisya-
kini mengeluarkan kurang dari disrupting agent dalam kadar tinggi
ratkan bahwa estrogen disrupters ini
separuh jumlah sperma pada suatu kecelakaan industri
mungkin berperan dalam beberapa
dibandingkan dengan 50 tahun memiliki hanya anak perempuan
kecenderungan mencemaskan dalam
yang lalu-suatu penurunan dari tanpa anak laki-laki, sementara
masalah kesehatan reproduksi,
lebih 380 juta sperma menjadi yang terpajan ke kadar rendah
misalnya turunnya hitung sperma pada
pria dan meningkatnya insidens kanker
sekitar 180 juta sperma per ejakulat. memiliki rasio anak perempuan
Selain itu, jumlah sperma motil juga terhadap anak laki-laki yang
payudara pada wanita.
merosot. Yang utama, hitung normal.
Polutan estrogenik terdapat di
sperma selama periode yang sama
mana-mana. Bahan ini mencemari
tidak turun di bagian-bagian dunia Estrogen lingkungan juga diduga
makanan, air minum, dan udara kita.
yang tidak tercemar. berperan dalam peningkatan insidens
Senyawa sintetik yang terbukti
menyebabkan feminisasi mencakup
I Meningkatnya insidens kanker testis kanker payudara pada wanita. Saat ini
dan prostat. Kasus kanker testis kanker payudara lebih prevalen 25%
(1) insektisida dan pembasmi gulma
telah meningkat tiga kali sejak sampai 30% dibandingkan dengan
tertentu, (2) produk penguraian
deterjen tertentu, (3) produk sam- tahun 1940, dan terus meningkat. pada tahun 1940-an. Banyak faktor
pingan bensin yang terdapat di asap Kanker prostat juga meningkat risiko untuk kanker payudara yang
selama periode waktu tersebut. sudah dipastikan, misalnya mendapat
knalpot, (4) pengawet makanan umum
yang digunakan untuk mencegah I Meningkatnya jumlah kelainan haid lebih dini dan mengalami
bawaan saluran reproduksi pria. menopause belakangan, berkaitan
tengik, dan (5) pelembut yang
lnsidens kriptorkidismus (testis yang dengan peningkatan umur total
menyebabkan plastik lentur. Pelembut
plastik ini sering ditemukan dalam tidak turun) hampir meningkat dua terpajan ke estrogen. Karena pening-
kemasan makanan dan mudah kali lipat dari tahun 1950-an ke katan pajanan ke estrogen alami
merembes ke dalam makanan yang 1970-an. Jumlah kasus hipospadia, meningkatkan risiko kanker payudara
suatu malformasi penis, meningkat maka pajanan berkepanjangan ke
berkontak dengannya, terutama
sewaktu pemanasan. Bahan-bahan ini lebih dari dua kali lipat antara estrogen lingkungan dapat berperan
juga dapat ditemukan merembes ke pertengahan tahun 1950-an dan meningkatkan prevalensi keganasan
dalam liur dari beberapa mainan pertengahan tahun 1 990-an. ini pada wanita (dan pria).
plastik untuk bayi. Mereka ditemukan Hipospadia terjadi jika lipat uretra Selain esfrogen disrupter, para
di banyak produk medis, misainya gagal menutup sewaktu ilmuwan baru-baru ini menemukan
kantung darah. Pelunak plastik adalah perkembangan janin laki-laki. suatu golongan baru bahan kimia
I Adanya bukti kelainan jender pada pengganggu-a nd rogen d isru pter y ang
salah satu pencemar lingkungan yang
paling banyak ditemukan. hewan. Sebagian ikan dan populasi menyerupai atau menekan efek
Para peneliti baru mulai mengiden- hewan liaryang banyakterpajan ke hormon pria. Sebagai contoh, studi-
tifikasi dan memahami dampak estrogen lingkungan-misalnya yang studi mengisyaratkan bahwa bakteri
terhadap kesehatan reproduksi hidup di atau dekat air yang dalam air buangan dari pabrik pulp
berbagai bahan kimia sintetik yang tercemar berat oleh bahan-bahan dapat mengubah sterol dalam bubur
telah menjadi bagian integral dalam kimia mirip hormon-memperlihat- kayu pinus menjadi androgen.
kehidupan modern. Di lihgkungan kita kan angka kecacatan sistem 5ebaliknya, senyawa antiandrogen
diperkirakan sudah terdapat 87.000 reproduksi yang tinggi. Contohnya ditemukan dalam senyawa fungisida
jenis bahan kimia sintetik. Para adalah ikan jantan yang yang sering disemprotkan ke berbagai
(berlanjut)

832 Bab 20
. Ovarium, sebagai organ reproduksi primer wanira, me- wa tidak ada oosit atau folikel baru yang muncul setelah lahir,
lakukan fungsi ganda menghasilkan ovum (oogenesis) dan folikel yang sudah ada di ovarium saat lahir berfungsi sebagai
mengeluarkan hormon seks wanita, estrogen dan progesteron. reservoar yang men jadi asal bagi semua ovum sepanjang masa
Hormon-hormon ini bekerja sama untuk mendorong ferti- subur wanita yang bersangkuran. Namun, para peneliti baru-
lisasi ovum dan mempersiapkan sistem reproduksi wanita baru ini menemukan, paling tidak pada mencit, bahwa oosit
untuk kehamilan. Estrogen pada wanita mengatur banyak dan folikel baru dapat diproduksi setelah lahir dari sel punca
fungsi serupa dengan yang dilakukan oleh testosteron pada ovarium, yang sebelumnya tidak diketahui mampu meng-
pria, misalnya pematangan dan pemeliharaan keseluruhan hasilkan sel germinativum primordial atau oogonia. Meski-
sistem reproduksi wanita dan membentuk karakteristik seks pun pada manusia mungkin terdapat sel punca penghasil
sekunder wanita. Secara umum, kerja estrogen penting pada ovum namun cadangan folikel tersebut secara bertahap me-
proses-proses prakonsepsi. Estrogen penting bagi pematang- nyusut akibat proses-proses yang "menghabiskan" folikel
an dan pembebasan ovum, pembentukan karakteristik fisik yang berisi oosit.
yang menarik secara seksual bagi pria, dan transpor sperma Reservoar folikel primer tersebut perlahan menghasil-
dari vagina ke tempat pembuahan di tuba uterina. Selain itu, kan folikel yang sedang berkembang secara terus-menerus.
estrogen ikut berperan dalam perkembangan payudara dalam Sekali terbentuk, folikel ditakdirkan mengalami satu dari
antisipasi menyusui. Steroid ovarium lainnya, progesteron, dua nasib: mencapai kematangan dan berovulasi, atau ber-
penting dalam mempersiapkan lingkungan yang sesuai untuk degenerasi untuk membentuk jaringan parut, suatu proses
memelihara mudigah/janin serta berperan dalam kemam- yang dikenal sebagai atresia. Sampai masa pubertas, semua
puan payudara untuk menghasilkan susu. folikel yang mulai berkembang mengalami atresia pada
Seperti pada pria, kemampuan reproduksi dimulai saat tahap-tahap awal tanpa pernah berovulasi. Bahkan selama
pubertas pada wanita, tetapi tidak seperti pada pria, yang beberapa tahun pertama pubertas, banyak dari siklus bersifat
memiliki potensi reproduksi seumur hidupnya, potensi re- anovulatorik (yaitu tanpa pembebasan ovum). Dari ca-
produksi wanita terhenti selama usia pertengahan saat meno- dangan total folikel, hanya sekitar 400 akan matang dan
pause. mengeluarkan ovum; 99,980/o tidak pernah berovulasi dan
mengalami atresia pada suatu tahap perkembangannya. Saat
menopause, yang rerata terjadi pada usia 5O-an awal, hanya
I Tahap-tahap gametogenesis sama di kedua jenis beberapa folikel primer yang tersisa yang tidak pernah ber-
kelamin, tetapi waktu dan hasil akhirnya sangat ovulasi atau mengalami atresia. Sejak tahap ini, kapasitas
berbeda. teproduksi wanita yang bersangkutan berhenti.
Potensial gamer yang terbatas pada wanita ini sangat
Oogenesis sangat berbeda dari spermatogenesis dalam be- berbeda dari proses spermatogenesis pada pria yang terus-
berapa aspek penting, meskipun tahap-tahap identik replikasi menerus dan berpotensi menghasilkan beberapa ratus juta
dan pembelahan kromosom berlangsung selama produksi sperma dalam sehari. Selain itu, dibandingkan dengan
gamet pada kedua jenis kelamin. Sel germinativum primor- spermatogenesis, pada oogenesis banyak terjadi pemborosan
dial yang belum berdiferensiasi di ovarium janin, oogonia kromosom, seperri yang akan kita lihat.
(sebanding dengan spermatogonia), membelah secara mirotis
untuk menghasilkan 6 juta sampai 7 juta oogonia pada bulan
PEMBENTUKAN OOSIT SEKUNDER DAN FOLIKEL
kelima gestasi, saat proliferasi mitotik terhenti.
SEKUNDER
Oosit primer di dalam folikel primer masih merupakan suatu
PEMBENTUKAN OOSIT PRIMER DAN FOLIKEL sel diploid yang mengandung46 kromosom ganda. Dari pu-
PRIMER bertas sampai menopause, sebagian dari kumpulan folikel ini
Selama bagian terakhir kehidupan janin, oogonia memulai mulai berkembang menjadi folikel sekunder (antrum) secara
tahap-tahap awal pembelahan meiotik pertama tetapi tidak sik.lis. Belum diketahui mekanisme yang menentukan
menuntaskannya. Oogonia tersebut, yang kini dikenal se-
^pa
folikel mana dari reservoar tersebut akan berkembang pada
bagai oosit primer, mengandung jumlah diploid 46 kro- suatu siklus. Pembentukan folikel sekunder ditandai oleh
mosom replikasi, yang dikumpulkan ke dalam pasangan- pertumbuhan oosit primer dan oleh ekspansi serta diferen-
pasangan homolog tetapi tidak memisah. Oosit primer tetap siasi lapisan-iapisan sel sekitar. Oosit membesar sekitar seribu
berada dalam keadaan rneiotic anest ini selama bertahun- kali lipat. Pembesaran oosit ini disebabkan oleh penimbunan
tahun sampai sel ini dipersiapkan untuk ovulasi. bahan sitoplasma yang akan dibutuhkan oleh mudigah.
Sebelum lahir, setiap oosit primer dikelilingi oleh satu Tepat sebelum ovulasi, oosit primer, yang nukleusnya
lapisan sel granulosa. Bersama-sama, satu oosit dan sel-sel mengalami meiotic arrest (penghentian proses meiosis) selama
granulosa di sekitarnya membentuk folikel primer. Oosit bertahun-tahun, menyelesaikan pembelahan meiotik per-
yang tidak membentuk folikel kemudian mengalami ke- tamanya. Pembelahan ini menghasilkan dua sel anak, masing-
rusakan melalui proses apoptosis (lihat h. 132). Saat lahir masing menerima set haploid 23 kromosom ganda, analog
hanya sekitar 2 juta folikel primer yang tersisa, masing- dengan pembentukan spermatosit sekunder (Gambar 20-13).
masing mengandung satu oosit primer yang mampu meng- Namun, hampir semua sitoplasma retap berada di salah satu
hasilkan satu ovum. Pandangan tradisional menyatakan bah- sel anak, yang sekarang dinamai oosit sekunder dan di-

834 Bab 20
takdirkan untuk menjadi ovum. Kromosom sel anak yang kromosom ayah dari sperma yang masuk untuk menuntas-
lain bersama dengan sedikit sitoplasmanya membentuk ba- kan pembuahan. Jika badan polar pertama belum berde-
dan polar pertama. Dengan cara ini, calon ovum kehilangan generasi maka sel ini juga mengalami pembelahan meiotik
separuh kromosomnya untuk membentuk gamet haploid kedua pada saat yang sama ketika oosit sekunder yang di-
tetapi mempertahankan sitoplasma yang kaya nutrien. Badan buahi membagi kromosomnya.
polar yang kekurangan sitoplasma tersebut segera mengalami
degenerasi.
PERBANDI NGAN LANG KAH-LANGKAH DALAM
OOGENESIS DAN SPERMATOGENESIS
PEMBENTUKAN OVUM MATANG
Tfiap-tahap yang terjadi dalam distribusi i<romosom selama
Sebenarnya oosit sekunderlah, bukan ovum marang, yang di- oogenesis analog dengan yang terjadi pada spermatogenesis,
ovulasikan dan dibuahi, tetapi telah menjadi kebiasaan untuk kecuali bahwa distribusi sitoplasma dan rentang waktu pe-
menyebut gamet wanita yang sedang terbentuk sebagai ouum nyelesaiannya sangar berbeda. Seperti halnya pembentukan
bahkan dalam stadium oosit primer dan sekunder. Masuknya empat spermatid haploid oleh setiap spermatosit primer, se-
sperma ke dalam oosit sekunder dibutuhkan untuk memicu tiap oosit primer (jika badan polar pertama tidak mengalami
pembelahan meiotik kedua. Oosit sekunder yang tidak di- degenerasi sebelum menuntaskan pembelahan meiotik ke-
buahi tidak pernah menyelesaikan pembelahan final ini. duanya) juga menghasilkan empat sel anak haploid. Dalam
Selama pembelahan ini, separuh set kromosom bersama spermatogenesis, masing-masing sel anak berkembang men-
dengan sedikit sitoplasma dikeluarkan sebagai badan polar jadi spermatozoa moril yang sangar khusus dan tidak dibe-
kedua. Separuh set lainnya (23 kromosom tak berpasangan) bani oleh sitoplasma dan organel yang tidak esensial serta
tetap tertinggal dalam dinamai ovum ma- semata-mata bertugas memberikan separuh gen ke individu
^payangsekarang
tang. Dua puluh tiga kromosom ibu ini menyatu dengan 23 baru. Namun, dalam oogenesis, dari keempat sel anak hanya

Stadium Kromosom di
masing-masing sel
46
oosonia @ Iumah diploid;
untai tunggal)

(Terhenti
pada pem- 46
@@@@@@@@@@@@@@@@ belahan (jumlah diploid;
meiotik untai ganda)
pertama)
Setelah pubertas, satu oosrt primer mencapai
kematangan dan diovulasrkan sekitar sekali ffi oosit primer
yans diperbesar
46
(jumlah diploid;
sebulan sampai terjadi menopause Lw./ untai ganda)

_t
(Pembelahan meiotik pertama selesai
tepat sebelum ovulasi)

*1
Badan polar 23

A
Oosit
pertama sekunder (jumlah haploid;
untai ganda)

23 fiumlah haploid;
untai tunggal) dari
ovum plus
23 fiumlah haploid;
untai tunggal) dari
sperma untuk
menghasilkan ovum
diploid yang telah
dibuahi dengan
46 kromosom
Gambar 20-13
Oogenesis. Bandingkan dengan Gambar 20-8, h. 823, spermatogenesis.

Sistem Reproduksi 835


satu yang ditakdirkan menjadi or'um yang menerima sito- nyimpanan bahan oleh oosit primer untuk digunakan jika
plasma. Distribusi sitoplasma yang ddak merata ini penting dibuahi, terjadi perubahan-perubahan penting di sel-sel yang
karena ovum, selain menyumbang separuh gen, juga menye- mengelilingi oosit dalam persiapan untuk pembebasan sel
diakan semua komponen sitoplasma yang dibutuhkan untuk telur dari ovarium (Gambar 20-l4a).
menunjang perkemban$an awal ovum yang telah dibuahi.
Ovum yang besar dan relatif belum berdiferensiasi ini
PROLIFERASI SEL GRANULOSA DAN
mengandung banyak nutrien, organel, serta protein struktu-
PEMBENTUKAN ZONA PELUSIDA
ral dan enzimatik. Ketiga sel anak lainnya yang kekurangan
sitoplasma, atau badan polar, cepat berdegenerasi dan kromo- Pertama, satu lapisan sel granulosa pada folikel primer ber-
somnya menjadi tersia-siakan. proliferasi untuk membentuk beberapa lapisan yang menge-
Perhatikan juga perbedaan besar dalam waktu untuk lilingi oosit. Sel-sel granulosa ini mengeluarkan "kulit" kental
menyelesaikan spermatogenesis dan oogenesis. Diperlukan mirip gel yang membungkus oosit dan memisahkannya dari
waktu sekitar dua bulan bagi spermatogonia untuk berkem- sel granulosa sekitar. Membran penyekat ini dikenal sebagai
bang menjadi spermatozoa sempurna. Sebaliknya, perkem- zona pelusida.
bangan oogonia (terdapat sebelum lahir) menjadi ovum ma- Para ilmuwan baru-baru ini menemukan adanya taut
tang memerlukan wakru antara 11 tahun (permulaan ovulasi celah yang menembus zona pelusida dan terbentang anrara
pada awal pubenas) hingga 50 tahun (akhir omlasi pada oosit dan sel-sel granulosa sekitar di folikel yang sedang
permulaan menopause). Panjang sebenarnya dari tahap- berkembang. Ion dan molekul kecil dapat melewati saluran
tahap aktif meiosis pada pria dan wanita sama, tetapi pada penghubung ini. Ingatlah bahwa taut celah antara sel-sel
wanita sel telur mengalami penghentian meiotik untuk peka rangsang memungkinkan penyebaran potensial aksi
waktu yang berbeda-beda. dari satu sel ke sel berikutnya sewaktu ion-ion mengalir
CATAIAN KLINIS. Semakin tuanya usia ovum yang melalui saluran-saluran penghubung ini (lihat h. 66). Sel-sel
dibebaskan oleh wanita pada usia akhir 30-an dan 40-an di folikel yang sedang berkembang bukan sel peka rangsang
diperkirakan berperan menyebabkan peningkatan insidens sehingga taut celah di sini memiliki fungsi di luar penyalur
kelainan genetik, misalnya sindrom Down, pada anak yang aktivitas listrik. Glukosa, asam amino, dan molekul penting
lahir dari ibu dalam kisaran usia tersebut. lain disampaikan ke oosit dari sel granulosa melalui saluran-
saluran ini, memungkinkan sel telur menumpuk bahan,
bahan nutrien penting ini. Molekul-molekul pembawa
sinyal juga dapat melewati saluran ini dalam kedua arahnya
I Siklus ovarium terdiri dari fase folikular dan sehingga perubahan-perubahan yang terjadi di oosit dan sel-
luteal yang bergantian. sel sekitar dapat dikoordinasikan selagi keduanya mengalami
pematangan dan bersiap untuk ovulasi.
Setelah pubertas dimulai, ovarium secara terus-menerus
mengalami dua fase secara bergantian: fase folikular, yang
didominasi oleh keberadaan folihel matang; dan fase luteal, PROLIFERASI SEL TEKA; SEKRESI ESTROGEN
yang ditandai oleh adanya korpus luteum (akan segera di-
Pada saat yang sama ketika oosit sedang membesar dan sel-
uraikan). Dalam keadaan normal siklus ini hanya terinterup-
sel granulosa berproliferasi, sel-sel jaringan
ikat ovarium khu-
si jika terjadi kehamilan dan akhirnya berakhir pada meno-
sus yang berkontak dengan sel granulosa berproliferasi dan
pause. Siklus ovarium rerata berlangsung 28 hari, tetapi hal
berdiferensiasi membentuk suatu lapisan luar sel teka. Sel
ini bervariasi di antara wanita dan di antara siklus pada wa-
teka dan sel granulosa, yang secara kolektif dinamai sel
nita yang sama. Folikel bekerja pada paruh pertama siklus
folikel, berfungsi sebagai satu kesaruan untuk mengeluarkan
untuk menghasilkan telur matang yang siap untuk berovulasi
estrogen. Dari tiga estrogen yang penting secara faafi-estra-
pada pertengahan siklus. Korpus luteum mengambil alih
diol, esnon, dan estriol-estradiol adalah estrogen ovarium
selama paruh terakhir siklus untuk mempersiapkan saluran
utama.
reproduksi wanita untuk kehamilan jika terjadi pembuahan
telur yang dibebaskan tersebut.
PEMBENTUKAN ANTRUM
Lingkungan hormon pada fase folikular mendorong terjadi-
I Fase folikular ditandai oleh pembentukan folikel nya pembesaran dan pengembangan kemampuan sekresi sel-
matang. sel folikel, mengubah folikel primer menjadi folikel sekun-
der, atau folikel zrntrum, yang mampu mengeluarkan
Setiap saat selama siklus, sebagian dari folikel-folikel primer estrogen. Selama tahap perkembangan folikel ini, terbentuk
mulai berkembang. Namun, hanya folikel yang melakukan- suatu rongga berisi cairan, antrum, di bagian tengah sel-sel
nya selama fase folikular, saat lingkungan hormonal tepat granulosa (Gambar 20-l4a dan 20-15). Cairan folikel se-
untuk mendorong pematang nnya, yang berlanjut melewati bagian berasal dari transudasi (mengalir melalui pori kapiler)
tahap-tahap awal perkembangan. Folikel yang lain, karena plasma dan sebagian dari sekresi sel folikel. Sewaktu sel foli-
tidak mendapat bantuan hormon, mengalami atresia. Selama kel mulai mengeluarkan estrogen, sebagian dari hormon ini
pembentukan folikel, seiring dengan pembentukan dan pe- disekresikan ke dalam darah untuk disebarkan ke seluruh

836 Bab 20
Folikel primer
Zona (40 pm)
pelusida

F Folikel
sekunder

Diferensiasi
jaringan ikat Folikel
pnmer
ovarium sekitar
meniadi sel teka /- Satu lapisan
( sel granulosa

Awal
pembentukan Folikel sekunder
antrum yang sedang KorPus
.-_ - #.
terbentuk #,, ".*'.' ...# , luteum r'-rii.:ri .-
,F*ru,'
-.*:,'
'i.,t I , .d f
"1i.fu
,o f \". \
:s:-:'i--':r-1$"i.l"];:'"':-
\,.,.*t'''"'*'
\,.r ,r.-:,i,r;.,.

t'\
d
, '.":::':" r't'
tO
,,t''i\
Sel teka
#
# , ii .
,,.1r..r..,r.
,...r
l:.g .ui.,
,,Iri1r:"i, _-- fi./
"\/
Sel granulosa
./$ a d
i, i 1 ":t
Korpus luteum o#
yang berdegenerasi r' ::: 'i: I ii
&' ,t E

(d) # i.
rl

Ovum Yang dikeluarkan". :'l " J#


Ovum
(oosit --'l*"""''
sekunder) '
fi
(oosit primer) "l .-..--- Korona
I
"l
radiatas , , i,r'#
*T,
P::: .i,i -Korona

I
I
, ,''\'jn;::" Korpus
sedang .'t
luteurg
-' :.

terbentuk
\

+
(a) (b) (c)

Gambar 20-14
Pembentukan folikel, ovulasi, serta pembentukan dan degenerasi korpus luteum. (a) Stadium-stadium dalam perkembangan
folikel dari folikel primer hingga folikel matang. (b) Pecahnya folikel matang dan pelepasan sebuah ovum looiit sekundel saat
ovulasi. (c) Pembentukan korpus luteum dari sel-sel folikel lama setelah ovulasi. (d) Degenerasi korpus luteum jika ovum yang
dibebaskan tidak dibuahi. (e) Ovarium (ukuran sebenarnya), yang memperlihatkan perkembangan sebuah foli-kel, ovulasi serta
pembentukan dan degenerasi korpus luteum.

tubuh. Namun, sebagian dari estrogen ini terkumpul di babkan oleh pembesaran dramatik antrum. Seiring dengan
cairan antrum yang kaya hormon. tumbuhnya folikel, produksi estrogen juga meningkat.
Oosit telah mencapai ukuran penuh saat antrum mulai
terbentuk. Perubahan ke folikel anrrum ini memicu suatu
periode pertumbuhan folikel yang cepat. Selama periode ini, PEMBENTUKAN FOLIKEL MATANG
garis tengah folikel meningkat, kurang dari I mm menjadi l2 Salah satu folikel biasanya tumbuh lebih cepat daripada yang
sampai 16 mm sesaar sebelum ovulasi. Sebagian dari per- lain, berkembang menjadi folikel matang (praovulasi, ter-
tumbuhan folikel ini disebabkan oleh proliferasi berkelan- sier, atau Graafl dalam waktu sekitar 14 hari setelah di-
jutan sel granulosa dan sel teka, tetapi sebagian besar dise- mulainya pembentukan folikel. Pada folikel matang, anrrum

Sistem Reproduksi 837


ovum yang dibuahi yang membelah sempurna pada awal
masa perkembangannya menjadi dua mudigah yang secara
Antrum
genetis identik.
Pecahnya folikel saat ovulasi menandakan berakhirnya
Sel teka E fase folikular dan dimulainva fase luteal.
lt
o
c
6
o
o
t I Fase luteal ditandai oleh keberadaan korpus
o
o luteum.
L
o Folikel yang pecah yang rertinggal di ovarium setelah menge"
!
c
o
Ovum o
G luarkan ovum segera mengalami perubahan. Sel-sel granulgsa
o
(oosit dan sel teka yang tertinggal di sisa folikel mula-mula kolaps
primer) L
o ke dalam ruang antrum yang kosong dan telah terisi sebagian
Sel oleh bekuan darah.
granulosa

PEMBENTUKAN KORPUS LUTEUM: SEKRESI


,ESTROGEN
DAN PROGESTERON
Gambar 20-15 Sel-sel folikel lama ini segera mengalami transformasi struk-
Foto iiikqrskop elektron memperl ihatkan sebuah I olikel,...' tural drastis untuk membentuk korpus luteum, suaru proses
sekunder ylngqedan g terbentu k
yang dinamai luteinisasi (Gambar 20-l4c dan e). Sel-sel
folikel yang berubah menjadi sel luteal ini membesar dan
berubah menjadi jaringan yang sangat aktif menghasilkan
hormon steroid. Banyaknya simpanan kolesterol, molekul
rnenempati sebagian besar ruang. Oosit, yang dikelilingi oleh
prekursor steroid, dalam butir-butir lemak di dalam korpus
zona pelusida dan satu lapisan sel granulosa, tergeser asime-
luteum menyebabkan jaringan ini tampak kekuningan se-
tris ke salah satu sisi folikel, dalam suatu gundukan kecil yang
hingga dinamai demikian (korpus artinya "badan'; luteum
menonjol ke dalam antrum.
artinya "kuning").
Korpus luteum mengalami vaskularisasi hebat seiring
OVULASI dengan masuknya pembuluh-pembuluh darah dari daerah
Folikel matang yang telah sangat membesar ini menonjol teka ke daerah granulosa yang mengalami luteinisasi. Per-
dari permukaan ovarium, menciptakan suatu daerah tipis ubahan-perubahan ini sesuai untuk fungsi korpus luteum:
yang kemudian pecah untuk membebaskan oosit saat orrr- mengeluarkan banyak progesteron dan sedikit estrogen ke
lasi. Pecahnya folikel ditandai oleh pelepasan enzim-enzim dalam darah, Sekresi esrrogen pada fase folikular diikuti oleh
dari sel folikel untuk mencerna jaringan ikat di dinding sekresi progesteron pada fase luteal penring untuk memper-
folikel. Karena itu dinding yang menonjol tersebut melemah siapkan uterus untuk implantasi ovum yang dibuahi. Korpus
sehingga semakin menonjol hingga ke tahap di mana dinding luteum berfungsi penuh dalam empat hari setelah ovulasi,
tersebut tidak lagi mampu menahan isi folikel yang cepar tetapi struktur ini terus membesar selama empat sampai lima
membesar. hari berikutnya.
Tepat sebelum ovulasi, oosit menyelesaikan pembelahan
meiotik pertamanya. Ovum (oosit sekunder), masih dikeli- DEGENERASI KORPUS LUTEUM
lingi oleh zona pelusida yang lekat dan sel-sel granulosa (kini
Jika ovum yang dibebaskan tidak dibuahi dan ddak terjadi
dinamai korona radiata, yang berarti "mahkota memancar"),
impiantasi maka korpus luteum akan berdegenerasi dalam
tersapu keluar folikel yang pecah ke dalam rongga abdomen
waktu sekitar 14 hari setelah pembentukannya (Gambar 20-
oleh cairan antrum yang bocor (Gambar 20-14b). Ovum
14d). Sel-sel luteal berdegenerasi dan difagositosis, vaskula-
yang dibebaskan ini cepat tertarik ke dalam tuba uterina,
risasi berkurang, dan jaringan ikat segera masuk untuk mem-
tempat fertilisasi dapat terjadi.
bentuk massa jaringan fibrosa yang dikenal sebagai korpus
Folikel-folikel lain yang sedang berkembang namun ga- albikans ("badan putih'). Fase luteal kini usai, dan satu si-
gal mencapai kematangan dan berovulasi kemudian meng- klus ovarium telah selesai. Suatu gelombang baru pemben-
alami degenerasi dan tidak pernah menjadi aktif kembali. tukan folikel, yang dimulai ketika degenerasi korpus luteum
Kadang-kadang dua (atau mungkin lebih) folikel mencapai selesai, menandai dimulainya fase folikular baru.
kematangan dan berovulasi hampir secara bersamaan. Jika
keduanya dibuahi maka dihasilkan kembar saudara (fater-
nal twins). Karena kembar saudara berasal dari ovum yang KORPUS LUTEUM KEHAMILAN
berbeda dan dibuahi oleh sperma yang berbeda maka mereka Jika pembuahan dan implantasi terjadi maka korpus luteum
sama seperti saudara kandung namun dengan tanggal lahir terus tumbuh serta meningkatkan produksi progesteron dan
yang sama. Kembar identik, sebaliknya, berasal dari satu estrogennya. Struktur ovarium ini, yang sekarang dinamai

838 Bab 20
korpus luteum kehamilan, menetap sampai kehamilan ber- menjadi estrogen memerlukan sejumlah langkah berurutan,
akhir. Struktur ini menghasilkan hormon-hormon yang esen- dengan yang terakhir berupa konversi androgen menjadi es-
sial untuk mempertahankan kehamilan sampai plasenta yang trogen (lihat Gambar 4-23,h. 126). Sel-sel teka cepat meng-
kemudian terbentuk mengambil alih fungsi penting ini. hasilkan androgen tetapi kurang kemampuannya untuk
Anda akan mempelajari'lebih lanjut peran struktur-struktur mengubah androgen ini menjadi estrogen. Sel granulosa,
ini kemudian. sebaliknya, mengandung enzim aromarase sehingga dapat
dengan mudah mengubah androgen menjadi estrogen, tetapi
sel ini tidak dapat membentuk androgen. LH bekerja pada sel
I Siklus ovarium diatur oleh interaksi hormon teka untuk merangsang produksi androgen, sementara FSH
yang kompleks. bekerja pada sel granulosa untuk meningkatkan konversi
androgen teka (yang berdifusi ke dalam sel granulosa dari sel
Ovarium memiliki dua unit endokrin yang berkaitan: folikel teka) menjadi esrrogen. Karena kadar basal FSH yang rendah
penghasil esffogen selama paruh pertama siklus dan korpus fi sudah memadai untuk mendorong konversi akhir menjadi
luteum, yang menghasilkan progesteron dan estrogen selama estrogen ini, maka laju sekresi estrogen oleh folikel terurama
paruh terakhir siklus. Unit-unit ini secara berurutan dipicu bergantung pada kadar LH dalam darah, yang terus me-
oleh hubungan hormonal siklik kompleks antara hipotala- ningkat selama fase folikular X. Selain itu, seiring dengan
mus, hipofisis anterior, dan kedua unit endokrin ovarium semakin tumbuhnya folikel, lebih banyak estrogen dipro-
ini. duksi karena sel folikel penghasil estrogen bertambah.
Seperti pada pria, fungsi gonad pada wanita dikontrol Sebagian dari estrogen yang dihasilkan oleh folikel yang
secara langsung oleh hormon-hormon gonadotropik hipofi sis sedang tumbuh dikeluarkan ke dalam darah dan merupakan
anterior, yaitu follicle+timulating hormone (FSH) dan lutei- penyebab terus meningkatnya kadar estrogen plasma selama
nizing hormone (LH). Kedua hormon ini, sebaliknya, diatur fase folikular ti. Estrogen sisanya tetap berada di dalam foli-
oleh gonadotropin-releasing hormone (GnRH) hipotalamus kel, ikut membentuk cairan antrum dan merangsang pro-
serta efek umpan balik hormon-hormon gonad. Namun, liferasi lebih lanjut sel granulosa (Gambar 20-17).
tidak seperti pada pria, kontrol gonad wanita diperumit oleh Estrogen yang dikeluarkan, selain bekerja pada jaringan
sifat fungsi ovarium yang siklik. Sebagai conroh, efek FSH spesifik seks misalnya uterus, menghambat hipotalamus dan
dan LH pada ovarium bergantung pada stadium sildus ova- hipofisis anterior secara umpan balik negatif (Gambar 20-
rium. Selain itu, estrogen menimbulkan efek umpan balik 18). Kadar estrogen yang meningkat sedang dan menandai
negatif selama paruh tertentu siklus dan efek umpan balik fase folikular bekerja secara langsung pada hipotalamus un-
positif pada paruh siklus lainnya, bergantung pada konsen- tuk menghambat sekresi GnRH sehingga pelepasan FSH dan
trasi estrogen. Juga berbeda dari pria, FSH tidak semata- LH dari hipoftsis anrerior yang dipicu oleh GnRH tertekan.
mata bertanggung jawab untuk gametogenesis, demikian Namun, efek primer esrrogen adalah langsung pada hipofisis
juga LH tidak hanya menentukan sekresi hormon gonad. itu sendiri. Estrogen menurunkan kepekaan sel yang meng-
Kita akan membahas kontrol fungsi folikel, ovulasi, dan kor- hasilkan hormon-hormon gonadotropik, khususnya sel peng-
pus luteum secara terpisah, dengan menggunakan Gambar hasil FSH, terhadap GnRH.
20-16 sebagai cara untuk memadukan berbagai aktivitas
Perbedaan kepekaan sel-sel penghasil FSH dan LH yang
yang berlangsung sepanjang siklus. Untuk mempermudah
diinduksi oleh estrogen berperan, paling tidak sebagian, da-
pengorelasian antara gambar yang tampak "sulit" ini dengan
lam menyebabkan kadar FSH plasma, tidak seperti konsen-
penjelasan teks siklus kompleks ini yang menyertainya,
trasi LH plasma, rurun selama fase folikular ketika kadar
angka-angka dalam lingkaran di gambar dan penjelasannya
estrogen naik 6. Faktor penunjang lain yang menyebabkan
bersesuaian dengan angka-angka dalam lingkaran di teks.
turunnya FSH selama fase folikular adalah sekresi inhibia
oleh sel-sel folikel. Inhibin terutama menghambat sekresi
KONTROL FUNGSI FOLIKEL FSH dengan bekerja pada sel hipofisis anterioq seperti yang
Kita mulai dengan fase folikular siklus ovarium *. Faktor- terjadi pada pria. Penurunan sekresi FSH menyebabkan
faktor yang memulai pembentukan folikel masih belum di- atresia semua folikel yang sedang berkembang kecuali satu
pahami. Thhap-tahap awal pertumbuhan folikel pra-anrrum yang paling matang.
dan pematangan oosit tidak memerlukan rangsangan gona- Berbeda dari FSH, sekresi LH terus meningkat perlahan
dotropik. Namun diperlukan dukungan hormon untuk pem- selama fase folikular 7 meskipun terdapat inhibisi sekresi
bentukan antrum, perkembangan folikel i, dan sekresi estro- GnRH (dan karenanya, secara tak langsung terhadap LH).
gen 3. Estrogen, FSH 4, dan LH g; semuanya dibutuhkan. Hal yang tampaknya paradoks ini disebabkan oleh kenyataan
Pembentukan antrum diinduksi oleh FSH. Baik FSH mau- bahwa estrogen saja tidak dapat secara penuh menekan
pun estrogen merangsang proliferasi sel-sel granulosa. FSH sekresi LH tonik (kadar rendah, rerus-menerus); untuk
dan LH diperlukan untuk sintesis dan sekresi estrogen oleh menghambat secara toral sekresi tonik LH maka diperlukan
folikel, tetapi kedua hormon ini bekerja pada sel yang ber- baik estrogen maupun progesreron. Karena progesteron be-
beda dan pada tahap yang berbeda dalam jalur pembentukan lum muncul sampai fase luteal siklus maka kadar basal LH
estrogen (Gambar 20-17). Baik sel granulosa maupun sel dalam darah secara perlahan meningkat'selama fase folikular
teka ikut serta dalam produksi esrrogen. Perubahan kolesterol di bawah inhibisi tak sempurna esrrogen.

Sistem Reproduksi 839


Konsentrasi hormon

Ovarium Pembentukan Degenerasi


Pembentukan folikel Ovulasi korpus luteum korpus luteum

+ o @ @

. fi+
,i.*j r#,
,,,_*.f
J4il"F to .ii{
{t
*i/'.r
.';
I..'.-jl
tr,,,, l,'. ts
,
_! t,-..j"e.*.
.."f.r.
i n
1"
r-i
)

,l'l I
%-# +i',.i.*',;l'
"*tt..i;

(ketebalan endometrium)

ase haid Fase Fase sekretorik, Fase


Fase oroliferasi atau progestasional haid
uterus baru
@ @
Fase Fase
Fase folikular Ovulasi Fase luteal folikular
ovarium
o @ @ baru
O
llt tltl lltt ltlltt tltltttl lrlt
o2 4b 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26282
Hari siklus

KONTROL OVULASI 1. Hal ini menghentikan sintesis esrrogen oleh sel folikel
Ovulasi dan selanjutnya luteinisasi folikel yang pecah dipicu ${.
oleh peningkatan sekresi LH yang mendadak dan besar $. 2. Hal ini memulai kembali meiosis di oosit folikel yang
Lonjakan LH ini menyebabkan empat perubahan besar sedang berkembang, tampaknya dengan menghambat
dalam folikel: pelepasan suatx oo cJrte maturation- inhi b iting s ub stance

840 Bab 20
Gambar 20-16
Korelasi antara kadar hormon dan perubahan siklik ovarium dan uterus. Selama fase folikular (paruh pertama siklus ovarium lil;
folikel ovarium 3 mengeluarkan estrogen 3 di bawah pengaruh FSH *, LH 5. dan estrogen 3 itu sendiri. peningkatan sedang
kadar estrogen (1) menghambat sekresi FSH, yang menurun selama bagian terakhir fase folikular 6, dan (2) menekan secara tJk
sempurna sekresi tonik !H, yang terus meningkat sepanjang fase folikular 7. Ketika produksi estrogen folikel mencapai
puncaknya 8, kadar estrogen yang tinggi ini memicu lonjakan sekresi LH pada pertengahan siklus g. Lonjakan LH ini
menyebabkan ovulasi folikel matang S0. Sekresi estrogen merosot ?1 ketika folikel mengalami kematian saat ovulasi.
Sel-sel folikel lamaberubahmenjadi korpusluteum 12,yangmengeluarkanprogesteron llssertaestrogen ii*selamafase
luteal paruhterakhirsiklusovarium {5. ProgesteronmenghambatdengankuatFSH.i..6danLH.lT,yangterusmenurun
sepanjang fase luteal. Korpus luteum berdegenerasi $6 dalam waktu sekitar dua minggu jika ovum yang dibebaskan tidak
dibuahi dan terimplantasi di uterus. Kadar progesteron 119 dan estrogen & turun tajam ketika korpus luteum berdegenerasi,
sehingga pengaruh inhibitorik pada FSH dan LH lenyap. Sewaktu kedua hormon hipofisis anterior ini mulai kembali meningkat
*$, 8* akibat tidak adanya inhibisi, perkembangan kelompok baru folikel-folikel kembali dimulai seiring dengan masuknyjfase
folikular pada 9, &
Fase-fase uterus yang bersamaan mencerminkan pengaruh hormon-hormon ovarium pada uterus. Pada awal fase folikular;
lapisan endometrium yang banyak mengandung pembuluh darah dan kaya nutrien terlepas (fase haid uterus) 9?. pelepasan ini
terjadi karena terhentinya pengaruh estrogen dan progesteron *,$, Xl ketika korpus luteum berdegenerasi pada akhir fase
luteal 3lS. Pada akhir fase folikular; peningkatan kadar estrogen S menyebabkan endometrium menebal (faie proliferasi uterus)
**. Setelah ovulasi 1ffi, progesteron dari korpus luteum {3 menimbulkan perubahan-perubahan vaskular dan sekretorik pada
endometrium yang telah dipersiapkan oleh estrogen untuk menghasilkan lingkungan yang sesuai untuk implantasi (fase
sekretorik, atau progestasional uterus) AS. Jika korpus luteum berdegenerasi 13, maka fase folikular uterus baru l!, & dan fase
haid uterus ti3 kembali dimulai.

yang dihasilkan oleh sel granulosa. Bahan ini dipercayai talamus untuk meningkatkan GnRH sehingga sekresi LH
berperan menghentikan meiosis di oosit primer setelah dan FSH meningkat. Hal ini juga secara langsung bekerja
oosit ini terbungkus oleh sel-sel granulosa di ovarium pada hipoftsis anterior untuk secara spesifik meningkatkan
janin. kepekaan sel penghasil LH terhadap GnRH. Efek yang
3. Hal ini memicu pembentukan prostaglandin kerja lokal, terakhir ini berperan dalam Ionjakan sekresi LH yangjauh
yang memicu ovulasi dengan mendorong perubahan lebih besar daripada peningkatan sekresi FSH pada per-
vaskular yang menyebabkan pembengkakan cepat foli- tengahan siklus 9. Sekresi inhibin yang berlanjut oieh sel
kel sembari menginduksi digesti enzimatik dinding folikel juga cenderung iebih menghambat sel penghasil FSH,
folikel. Bersama-sama, berbagai efek ini menyebabkan menahan kadar FSH untuk tidak naik setinggi kadar LH.
pecahnya dinding yang menutupi tonjolan folikel ;!lS. Beium diketahui apa peran peningkatan sedang FSH pada
4. Hal ini menyebabkan diferensiasi sel folikel menjadi sel pertengahan siklus yang menyertai lonjakan LH. Karena
luteal. Karena lonjakan LH memicu ovulasi dan lutei- hanya folikel marang praovulasi, bukan folikel pad.a tahap
nisasi, maka pembentukan korpus luteum secara oto- awal perkembangan, yang dapat mengeluarkan estrogen da-
matis mengikuti ovulasi J:!. Karena itu, lonjakan sekresi lam jumlah banyak sehingga dapat memicu lonjakan LH,
LH di pertengahan siklus merupakan titik dramatik maka ovulasi baru terjadi sampai folikel mencapai ukuran
dalam siklus; hal ini mengakhiri fase folikular dan me- dan kematangan yang sesuai. Karena itu, dapat dikatakan
mulai fase luteal $*. bahwa folikel "memberi tahu" hipotalamus kapan ia siap
dirangsang untuk berovulasi. Lonjakan LH berlangsung se-
Dua cara sekresi LH yang berbeda-sekresi tonik LH 7
lama sekitar sehari pada pertengahan siklus, tepat sebelum
yang menyebabkan sekresi hormon ovarium dan lonjakan
ovulasi.
LH $ yang menyebabkan ovulasi-tidak saja terjadi dalam
waktu yang berbeda dan menghasilkan efek berbeda pada
ovarium tetapi juga dikontrol oleh mekanisme yang berbeda. KONTROL KORPUS LUTEUM
Sekresi tonik LH ditekan secara parsial F oleh efek inhibito- LH "memelihard' korpus luteum; yaitu, setelah memicu
rik kadar sedang estrogen 0 selama fase folikular dan ditekan pembentukan korpus lureum, LH merangsang sekresi ber-
total it,ff oleh peningkatan kadar progesreron selama fase lu- kelanjutan hormon steroid oleh struktur ovarium ini. Di
teal {$,. Karena sekresi tonik LH merangsang sekresi estrogen bawah pengaruh LH, korpus luteum mengeluarkan proges-
dan progesteron maka hal ini merupakan sistem kontrol teron :$$ dan estrogen $$, dengan progesteron merupakan
umpan balik negatif yang tipikal. produk hormon yang paling banyak. Kadar progesteron plas-
Sebaliknya, lonjakan LH dipicu oleh efeh umpan balih ma meningkat untuk perrama kali selama fase luteal. Tidak
positzf. Sementara kadar estrogen yang meningkat dan mo- ada progesteron yang dikeluarkan selama fase folikular. Ka-
derat pada awal fase folikular menghambat sekresi LH, kadar rena itu, fase folikular didominasi oleh estrogen dan fase
estrogen yang tinggi selama puncak sekresi estrogen pada luteal oleh progesreron.
akhir fase folikular $ merangsang sekresi LH dan memulai Pada pertengahan siklus terjadi penurunan sesaat kadar
lonjakan LH (Gambar 20-19). Karena itu, LH meningkat- estrogen darah $$ karena folikel penghasil estrogen mati
kan produksi estrogen oleh folikel, dan konsentrasi estrogen saat ovulasi. Kadar estrogen kembali naik selama fase luteal
yang memuncak merangsang sekresi LH. Konsentrasi estro- karena aktivitas korpus luteum, meskipun tidak mencapai
gen dalam plasma yang ringgi bekerja langsung pada hipo- kadar yang sama ketika fase folikular. Apa yang mencegah

Sistem Reproduksi 841


LH FSH

*1. *1.
Sel teka Sel granulosa

*1. (Berdifusi dari


*1.
(diubah sel teka ke dalam (diubah
se|sranu'osaFGi;f men jadi)ffi.fffi
[^*;ameniadi)f ',.,6-,,'!f
0 L-
o-
I
LH merangsang sel teka di folikel ovarium.

0 Akibat stimulasi, sel teka mengubah kolesterol menjadi androgen. )o


o Androgen berdifusi dari sel teka ke dalam sel granulosa sekitar. Eil;k;l
I k" dul"r
t--_--;-t----__-l
I rerap
berada
I

I
o
I

I oaran
I

FSH merangsang sel granulosa di folikel ovarium. di folikel


I
o
I I

Akibat stimulasi ini, sel granulosa mengubah androgen menjadi estrogen

o Sebagian estrogen disekresikan ke dalam darah, tempat hormon ini I I


$
menimbulkan efek sistemik
Senagian estrogen tetap berada di dalam folikel dan berperan dalam
F;i'b..ilr..,"1
efek di
I seluruh
I tubuh
I
E;;-l
I membentuk I

pembentukan. antrum antrum


I
I

$ e.trog"n lokal, bersama dengan FSH, merangsang proliferasi sel granulosa I l I

Gambar 20-17
Produksi estrogen oleh folikel ovarium

kadar estrogen yang lumayan tinggi selama fase luteal ini me-
micu lonjakan LH lain? Progesteron. Meskipun estrogen I Perubahan siklik uterus disebabkan oleh
kadar tinggi merangsang sekresi LH namun progesteron' perubahan hormon selama siklus ovarium.
yang mendominasi fase luteal, dengan kuat menghambat se-
Fluktuasi kadar estrogen dan progesteron selama siklus ovarium
kresi LH serta sekresi FSH ,1'7, ,16 (Gambar 20-20).Inhibisi
menimbulkan perubahan mencolok di uterus, menghasilkan
FSH dan LH oleh progesteron mencegah pematangan folikel
siklus haid, atau siklus uterus. Karena mencerminkan per-
baru dan ovulasi selama fase luteal. Di bawah pengaruh
ubahan hormon selama siklus ovarium maka siklus haid ber-
progesteron, sistem reproduksi dipersiapkan untuk menun-
langsung rerata29 hari, seperti halnya siklus ovarium, meskipun
jang ovum yang baru saja dibebaskan, seandainya ovum
bahkan pada orang normal dapat terjadi variasi yang cukup
tersebut dibuahi, dan bukan mempersiapkan pelepasan ovum
bermakna dari rerata ini. Manifestasi nyata perubahan siklik di
lain. Tidak ada inhibin yang disekresikan selama fase luteal.
uterus adalah perdarahan haid sekali dalam tiap siklus haid
Korpus lutem berfungsi selama rerata dua minggu
(yaitu sekali sebulan). Namun, perubahan yang relatif kurang
kemudian berdegenerasi jika tidak terjadi fertilisasi,lrS. Meka-
jelas berlangsung sepanjang siklus, sewaktu uterus bersiap untuk
nisme yang mengatur degenerasi korpus luteum belum se-
implantasi seandainya ovum yang dibebaskan dibuahi, kemu-
penuhnya diketahui. Menurunnya kadar LH ,17, yang di-
dian pembersihan lapisan tersebut (haid) jika implantasi tidak
dorong oieh efek inhibitorik progesteronJ jelas berperan
terjadi, hanya untuk memulihkan dirinya dan kembali bersiap
dalam degenerasi korpus luteum. Prostagiandin dan estrogen
untuk onrm yang akan dibebaskan pada siklus berikutnya.
yang dikeluarkan oleh sel luteal itu sendiri juga mungkin
Kita akan secara singkat membahas pengaruh estrogen
berperan. Matinya korpus luteum mengakhiri fase luteal dan
dan progesteron pada uterus dan kemudian mengulas efek-
menyiapkan tahap baru untuk fase folikular berikutnya.
efek fluktuasi siklik hormon-hormon ini pada struktur dan
Sewaktu korpus luteum berdegenerasi, kadar progesteron 19
fungsi uterus.
dan estrogen }0 plasma turun cepat) karena kedua hormon
ini tidak lagi diproduksi. Hiilangnya efek inhibisi kedua
hormon ini pada hipotalamus memungkinkan sekresi FSH PENGARUH ESTROGEN DAN PROGESTERON PADA
ii dan sekresi LH tonik 22 kembali meningkat moderat. Di UTERUS
bawah pengaruh hormon-hormon gonadotropik ini, kelom- Uterus terdiri dari dua lapisan utama: rgiometrium, lapisan
pok baru folikel piimer 2 kembali diinduksi untuk matang otot polos luar; dan endometrium, lapisan dalam yang
seiring dengan dimulainya fase folikular baru,1. mengandung banyak pembuluh darah dan kelenjar. Estrogen

842 Bab 20
Hipotalamus Hipotalamus

Gonadotropin-releasing hormone
(GnRH) F*-l
+
.-
Hipofisis anterior
-= Hipofisis anterior

=. Sel penghasil Sel penghasil


Sel penghasil Sel penghasil FSH LH
FSH LH

tt
lrsHllLHl
lT- Ovarium
-1.
I.-.,;-ll
l'l
=
(-;;--l Gambar 20-19
Kontrol lonjakan LH saat ovulasi.

Gambar 20-18
Kontrol umpan balik sekresi FSH dan LH tonik selama fase perjanjian, hari pertama haid dianggap sebagai permulaan
folikular. siklus baru. Saat ini bersamaan dengan pengakhiran fase lu-
teal ovarium dan dimulainya fase folikular 23, Gambar 20-
16. Sewaktu korpus luteum berdegenerasi karena tidak ter-
merangsang pertumbuhan miometrium dan endometrium. jadi fertilisasi dan implantasi ovum yang dibebaskan selama
Hormon ini juga menginduksi sintesis resepror progesteron di siklus sebelumnya :118, kadar progesteron dan estrogen darah
endometrium. Karena itu, progesteron dapat berefek pada turun tajaml:1:9, ?0. Karena efek akhir progesreron dan estro-
endometrium hanya setelah endometrium "dipersiapkan' oleh gen adalah mempersiapkan endometrium untuk implantasi
estrogen. Progesteron bekerja pada endometrium yang telah ovum yang dibuahi maka terhentinya sekresi kedua hormon
dipersiapkan oleh estrogen untuk mengubahnya menjadi la- ini menyebabkan lapisan dalam uterus yang kaya vaskular
pisan yang ramah dan menunjang pertumbuhan o\um yang dan nutrien ini kehilangan hormon-hormon penunjangnya.
dibuahi. Di bawah pengaruh progesreron, jaringan ikat endo- Turunnya kadar hormon ovarium juga merangsang
metrium menjadi longgar dan edematosa akibat akumulasi pembebasan suatu prostaglandin uterus yang menyebabkan
elektrolit dan ait memfasilitasi implantasi ovum yang dibuahi. vasokonstriksi pembuluh-pembuluh endometrium, meng-
Progesteron menyiapkan endometrium lebih lanjut untuk me- hambat aliran darah ke endometrium. Penurunan penyalur-
nampung mudigah dengan mendorong kelenjar endometrium an O, yang terjadi kemudian menyebabkan kematian endo-
mengeluarkan dan menyimpan glikogen dalam jumlah besar metrium, termasuk pembuluh darahnya. Perdarahan yang
serta merangsang pertumbuhan besar-besaran pembuluh da- terjadi melalui kerusakan pembuluh darah ini membilas
rah endometrium. Progesteron juga mengurangi kontraktilitas jaringan endometrium yang mati ke dalam lumen uterus.
uterus agar tercipta iingkungan yang renang untuk implantasi Sebagian besar lapisan dalam uterus terlepas selama haid
dan pertumbuhan mudigah. kecuali sebuah lapisan dalam yang tipis berupa sel epitel dan
Siklus haid terdiri dari tiga fase: fase haid, fase proliferatif, kelenjar, yang menjadi asal regenerasi endometrium. Prostag-
dan fase sehretorik, atau, progestasional. landin uterus yang sama juga merangsang kontraksi ritmik
ringan miometrium uterus. Kontraksi ini membantu menge-
FASE HAID luarkan darah dan sisa endometrium dari rongga urerus
Fase haid adalah fase yang paling jelas, ditandai oleh penge- keluar melalui vagina sebagai darah haid. Kontraksi uterus
luaran darah dan sisa endometrium dari vagina. Berdasarkan yang terlalu kuat akibat produksi berlebihan prostaglandin

Sisterh Reproduksi 843


pengaruh FSH dan LH, folikel-folikel yang baru berkembang
Hipotalamus
telah menghasilkan cukup estrogen i}. untuk mendorong per-
baikan dan pertumbuhan endometrium.

FASE PROLIFERATIF
Kemudian, darah haid berhenti, dan fase prolitFeratif siklus
uterus dimulai bersamaan dengan bagian terakhir fase folikular
Hipofisis anterior ovarium ketika endometrium mulai memperbaiki diri dan ber-
proliferasi S$ di bawah pengaruh esuogen dari folikel-folikel
yang baru berkembang. Saat aliran darah haid berhenti, yang
tersisa adalah iapisan endometrium tipis dengan ketebalan ku-
rang dari 1 mm. Estrogen merangsang proliferasi sel epitel, ke-
lenjar, dan pembuluh darah di endometrium, meningkatkan
ketebalan lapisan ini menjadi 3 sampai 5 mm. Fase proliferatif
Ovarium yang didominasi oleh esuogen ini berlangsung dari akhir haid

rlll:l hingga orulasi. Kadar puncak estrogen I memicu lonjakan LH


,9 yang menjadi penyebab ovulasi iSS.

FASE SEKRETORI K ATAU PROG ESTASIONAL

ffi
Setelah onrlasi, ketika terbentuk korpus luteum baru,12, uterus
masuk ke fase sekretorik, arau progestasional, yang bersarnaan
waktunya dengan fase luteal ovarium 95, tS$. Korpus luteum
= mengeluarkan sejumlah besar progesteron *3 dan estrogen lllf.
Progesteron mengubah endometrium tebal yang telah diper-
Gambar 20-20
siapkan estrogen menjadi jaringan kaya vaskular dan glikogen.
Kontrol umpan balik selama fase luteal
Periode ini disebut/are sehretorih, karena keienjar endometrium
aktif mengeluarkan glikogen, atau fase progestasional ("sebelum
kehamilan'), merujuk kepada lapisan subur endometrium yang
mampu menopang kehidupan mudigah. Jika pembuahan dan
implantasi tidak terjadi maka korpus luteum berdegenerasi dan
menyebabkan kram haid (dismenore) yang dialami oleh se-
fase folikular dan fase haid baru dimulai kembali. (Untuk efek
bagian wanita.
olahraga pada siklus ini, lihat fitur penyerta dalam boks, lrbih
Pengeluaran darah rerata selama satu kali haid adalah
Dekat dengan Fisiologi Olahraga).
50 sampai 150 ml. Darah yang merembes pelan melalui
endometrium yang berdegenerasi membeku di dalam rongga
uterus, kemudian diproses oleh fibrinolisin, suatu pelarut
fibrin yang menguraikan fibrin pembentuk anyaman bekuan.
I Fluktuasi kadar estrogen dan progesteron
menimbulkan perubahan siklik pada mukus serviks.
Karena itu, darah haid biasanya tidak membeku karena telah
membeku di dalam uterus dan bekuan tersebut telah larut Perubahan akibat pengaruh hormon juga terjadi di servik
sebelum keluar vagina. Namun, jika darah mengalir deras selama sildus ovarium. Di bawah pengaruh estrogen selama
melalui pembuluh yang rusak maka darah menjadi kurang fase folikular, mukus yang disekresikan oleh serviks menjadi
terpajan ke fibrinolisin sehingga jika darah haid banyak maka banyak, encer, dan jernih. Perubahan ini, yang paling men-
dapat terlihat bekuan darah. Selain darah dan sisa endo- colok ketika estrogen berada pada puncaknya dan menjelang
metrium, darah haid mengandung banyak leukosit. Sel-sel ovulasi, mempermudah lewatnya sperma melewati kanalis
darah putih ini berperan penring dalam mencegah infeksi servikalis. Setelah ovulasi, di bawah pengaruh progesteron
pada endometrium yang "terbuka' ini. dari korpus luteum, mukus menjadi kental dan lengket, pada
Haid biasanya berlangsung selama lima sampai tujuh hakikatnya menutup lubang serviks. Sumbatan ini pendng
hari setelah degenerasi korpus luteum, bersamaan dengan sebagai mekanisme pertahanan, mencegah bakteri (yang da-
bagian awal fase folikular ovarium ?i$i, {'. Penghentian efek pat mengancam kehamiian) masuk uterus dari vagina. Sperma
progesteron dan estrogen :{*, gg akibat degenerasi korpus juga tidak dapat menembus sekat mukus kental ini.
luteum menyebabkan terkelupasnya endometrium (haid) _*ii
dan terbentuknya folikel-folikel baru di ovarium *;, 2 di ba-
wah pengaruh hormon gonadotropik *L & yangkadarnya I Perubahan pubertas pada wanita serupa dengan
meningkat. Turunnya sekresi hormon gonad menghilangkan yang terjadi pada pria.
pengaruh inhibitorik dari hipotalamus dan hipofisis anrerior
sehingga sekresi FSH dan LH meningkai dan fase folikular Siklus haid terarur tidak terjadi pada remaja atau wanita lan-
baru dapat dimulai. Setelah lima sampai tujuh hari di bawah jut usia, tetapi karenasebab yang berbeda. Sistem reproduksi

844 Bab 20
Lehih Dekat dengan Fisiologi Olahraga
Ketidakteraturan Haid: Ketika Atlet Wanita Berhenti Haid
Sejak tahun 1970-an, seiring dengan diharapkan ikut serta dalam olahraga Masalah utama yang berkaitan
meningkatnya keikutsertaan wanita intensitas sedang 3,5 jam sehari. dengan amenorea atletik adalah
dalam berbagai olahraga yang Selama masa latihan hanya empat berkurangnya densitas mineral tulang.
memerlukan rejimen latihan berat, wanita yang memiliki siklus haid Studi-studi telah menunjukkan bahwa
para peneliti mulai menyadari bahwa normal. Kelainan yang terjadi akibat densitas mineral di tulang belakang
banyak wanita tersebut mengalami latihan tersebut mencakup perdarahan bagian bawah pada mereka yang
perubahan siklus haid akibat partisipasi abnormal, keterlambatan haid, mengalami amenorea atletik lebih
atletik tersebut. Perubahan-perubahan kelainan fungsi Iuteal. dan hilangnya rendah daripada atlet dengan siklus
ini disebut athletic menstrual cycle lonjakan LH. Semua wanita tersebut haid normal dan lebih rendah daripada
irregularity (AMl). Disfungsi siklus haid kembali mengalami siklus normal non-atlet seusia. Namun, pelari dengan
dapat bervariasi keparahannya dari dalam enam bulan setelah latihan. amenorea memiliki densitas mineral
amenorea (penghentian siklus haid) Hasil dari penelitian ini mengisyaratkan tulang yang lebih tinggi daripada
hingga oligomenorea (haid yang tidak bahwa frekuensi AMI dengan olah non-atlet dengan amenorea, mungkin
teratur atau jarang) hingga siklus yang raga berat mungkin jauh lebih besar karena rangsangan mekanis olahraga
lamanya normal tetapi anovulatorik daripada yang diperlihatkan oleh membantu menahan pengeroposan
(tanpa ovulasi) atau yang fase kuesioner saja. Dalam penelitian- tulang. Studi-studi telah memperlihat-
lutealnya singkat atau inadekuat. penelitian lain yang menggunakan kan bahwa atlet amenorea berisiko
Pada berbagai studi lama yang rejimen olahraga intensitas rendah, besar mengalami fraktur stres daripada
menggunakan survei dan kuesioner AMI jauh lebih jarang dijumpai. atlet dengan siklus haid normal. Satu
untuk menentukan prevalensi masalah Mekanisme penyebab AMI belum penelitian, sebagai contoh, mendapat-
ini, frekuensi gangguan terkait olah diketahui saat ini, meskipun studi-studi kan fraktur stres pada 6 dari 1 1 pelari
raga ini bervariasi dari2% sampai mengisyaratkan bahwa penurunan dengan amenorea tetapi hanya 'l dari
51%. Sebaliknya, angka kejadian berat yang cepat, berkurangnya 6 pelari dengan siklus haid normal.
disfungsi siklus haid pada wanita usia persentase lemak tubuh, insuf isiensi Mekanisme kerapuhan tulang ini
subur dalam populasi umum adalah makanan, riwayat disfungsi.haid, stres, mungkin sama seperti yang ditemukan
2Vo sampai 5%. Masalah utama dalam usia saat mulai latihan, dan intensitas pada osteoporosis pascamenopause-
penggunaan survei untuk menentukan latihan sebagai faktor yang berperan. kurangnya estrogen (lihat h. 796).
frekuensi kelainan siklus haid adalah Para ahli epidemiologi menunjukkan Masalah ini cukup serius sehingga atlet
dipertanyakannya keakuratan daya bahwa jika seorang wanita melakukan dengan amenorea perlu membahas
ingat tentang haid-haid sebelumnya. olahraga berat sebelum menarke kemungkinan terapi sulih estrogen
Selain itu, tanpa uji darah untuk (periode menstruasi pertama) maka dengan dokter mereka.
menentukan kadar hormon sepanjang menarke akan tertunda. Secara rerata, Mungkin terdapat beberapa
daul seorang wanita tidak akan atlet mendapat haid pertama mereka manfaat positif dari disfungsi haid
mengetahui apakah ia anovulatorik tiga tahun lebih lambat daripada atlet. Suatu studi epidemiologi
atau mengalami pemendekan fase non-atlet. Selain itu, wanita yang ikut baru-baru ini untuk mengetahui
luteal. Studi-studi di mana kadar serta dalam olahraga sebelum apakah kesehatan umum dan repro-
hormon ditentukan sepanjang siklus menarke tampaknya mengalami duksi jangka panjang wanita yang
haid memperlihatkan bahwa daur peningkatan frekuensi AMI sepanjang pernah menjadi atlet semasa maha-
yang tampak normal pada atlet sering karir atletik mereka daripada mereka siswa berbeda dari mereka yang bukan
memiliki fase luteal yang singkat yang berlatih setelah menarke. atlet, memperlihatkan bahwa mantan
(kurang dari dua hari dengan kadar Perubahan hormon yang dijumpai atlet menunjukkan angka kejadian
progesteron rendah). pada atlet wanita mencakup (1) kanker sistem reproduksi kurang dari
Dalam sebuah penelitian yang penurunan hebat kadar FSH, (2) separuh dan kanker payudara separuh
dilakukan untuk menentukan apakah peningkatan kadar LH, (3) penurunan dibandingkan dengan non-atlet.
olahraga berat yang berlangsung progesteron selama fase luteal, (4) Karena keduanya adalah kanker yang
hingga dua kali siklus haid akan penurunan kadar estrogen pada fase peka hormon, maka penundaan
memicu gangguan haid, 28 mahasiswi folikular, dan (5) lingkungan F5H-LH menarke dan kadar estrogen yang
non-atlet dengan ovulasi dan fase yang sama sekali tidak seimbang lebih rendah yang dijumpai pada atlet
luteal normal ikut serta sebagai subyek. dibandingkan dengan wanita non-atlet wanita mungkin berperan besar dalam
Mereka melakukan program latihan 8 seusia. Banyak bukti yang menunjuk- menurunkan risiko kanker sistem
minggu yang awalnya lari 4 mil per kan bahwa siklus haid kembali ke reproduksi dan payudara.
hari ditingkatkan menjadi 10 mil per normal setelah olahraga berat
hari pada minggu kelima. Mereka dihentikan.

wanita belum aktif sampai pubertas. Tidak seperti testis yang mengatur awitan pubertas belum diketahui dengan jelas
janin, ovarium janin tidak perlu berfungsi karena tanpa tetapi dipercayai melibatkan kelenjar pineal dan sekresi
adanya sekresi testosteron janin pada wanita, sistem repro- melatonin.
duksi secara otomatis mengalami feminisasi, tanpa memer- GnRH mulai merangsang pelepasan hormon-hormon
lukan adanya hormon seks wanita. Sistem reproduksi wanita gonadotropik hipofisis anterior, yang selanjutnya merangsang
tetap inaktif dari lahir hingga pubertas, yang terjadi pada aktivitas ovarium. Sekresi esrrogen oleh ovarium yang aktif
usia sekitar 12 tahun kedka aktivitas GnRH hipotalamus memicu pertumbuhan dan pematangan saluran reprodulai
meningkat untuk pertama kali. Seperti pada pria, mekanisme wanita serta perkembangan karakteristik seks sekunder

Sistem Reproduksi 845


wanita. Efek nyata estrogen pada yang terakhir adalah men- CATAIAN KLINIS. Karena esrrogen memiliki efek
dorong pengendapan lemak di lokasi-lokasi strategik, misal- fisiologik yang luas di luar sistem reproduksi maka penu-
nya payudara, bokong, dan paha, menghasilkan figus khas runan drastis estrogen ovarium pada menopause mem-
wanita yang berlekuk. Pembesaran payudara saat pubertas pengaruhi sistem tubuh lain, terutama tulang dan sistem
disebabkan terutama oleh pengendapan lemak di jaringan kardiovaskular. Estrogen membantu pembentukan tulang
payudara, bukan pembentukan fungsional kelenjar payudara. yang kuat, melindungi wanita pramenopause dari osteoporo-
Peningkatan estrogen masa pubertas juga menyebabkan pe- sis yang menyebabkan penipisan tulang (lihat h. 795). Penu-
nutupan lempeng epifisis, menghentikan pertambahan tinggi runan estrogen pascamenopause meningkatkan aktivitas
lebih lanjut, serupa dengan efek testosteron yang berubah osteoklas pelarut tulang dan menurunkan aktivitas osteoblas
menjadi estrogen pada pria. Tiga perubahan pubertas lain penghasil tulang. Akibatnya adalah berkurangnya kepadatan
pada wanita-pertumbuhan rambut ketiak dan pubis, lon- tulang dan meningkatnya insidens fraktur tulang.
jakan pertumbuhan masa pubertas, dan timbulnya libido- Estrogen juga membantu memodulasi efek epinefrin
berkaitan dengan lonjakan sekresi androgen adrenal saat dan norepinefrin pada dinding arteriol. Berkurangnya estro-
pubertas, bukan dengan estrogen. gen pada menopause menyebabkan kontrol aliran darah
menjadi tak stabil, rerurama di pembuluh kulit. Peningkatan
transien aliran darah hangat melalui pembuluh-pembuluh
I Menopause unik bagi wanita. superfisial ini merupakan penyebab "hotflashes" yang sering
menyertai menopause. Stabilitas vasomotor secara bertahap
Berhentinya siklus haid seorang wanita pada menopause
pulih pada wanita pascamenopause sehingga hot flashes ini
ketika usia antara45 dan 55 tahun secara tradisional dikaitkan
akhirnya mereda.
dengan terbatasnya pasokan folikel yang ada sejak lahir.
Kini anda telah mempelajari proses-proses yang ber-
Menurut pandangan ini, jika reservoar ini telah habis maka
langsung jika tidak terjadi fertilisasi. Karena fungsi utama
siklus ovarium, dan karenanya siklus haid, berhenti. Karena
sistem reproduksi, tentu saja, adalah reproduksi, maka selan-
itu, pengakhiran potensi reproduksi pada wanita usia per- jutnya kita akan mengalihkan perhatian pada rangkaian ke-
tengahan "telah diprogram" sejak lahir. Namun, bukti-bukti jadian yang berlangsung ketika terjadi pembuahan.
terakhir mengisyaratkan bahwa perubahan hipotalamus pada
usia pertengahan dan bukan penuaan ovarium yang memicu
awitan menopause. Dari segi evolusi, menopause mungkin
berkembang sebagai mekanisme yang mencegah kehamilan
I Tuba uterina adalah tempat pembuahan.
pada wanita melewati masa saat mereka masih dapat meme- Fertilisasi (pembuahan), penyatuan gamet pria dan wanita,
lihara anak sebelum kematian mereka. dalam keadaan normal terjadi di ampula, sepertiga atas tuba
Pria tidak mengalami penghentian total fungsi gonad uterina (Gambar 20-2f). Karena itu, baik ovum maupun
seperti yang dialami oleh wanita, karena dua alasan. Pertama,
sperma harus diangkut dari tempat produksi mereka di gonad
pasokan sel germinativum pria tak terbatas karena aktivitas ke ampula.
mitotik spermatozoa terus berlanjut. Kedua, sekresi hormon
gonad pada pria tidak bergantung pada gametogenesis, seperti
pada wanita. Jika hormon seks wanita diproduksi oleh ja- TRANSPOR OVUM KETUBA UTERINA
ringan tersendiri yang tidak berkaitan dengan jaringan yang Ketika dibebaskan saar ovulasi, ovum segera diambil oleh
mengatur gametogenesis, seperti pada hormon seks pria, tuba uterina. Ujung tuba uterina yang melebar menjulrtr
maka sekresi estrogen dan progesteron tidak akan berhenti membungkus ovarium dan mengandung ffmbria, tonjolan
secara otomatis ketika oogenesis berhenti. mirip jari yang berkontraksi dengan gerakan menyapu untuk
Menopause didahului oleh suatu periode kegagalan menuntun ovum yang baru dibebaskan ke dalam tuba ute-
ovarium progresifyang ditandai oleh peningkatan daur ire- rina (Gambar 20-2b,h.814, dan20-21). Selair itu, fimbria
guler dan kemerosotan kadar estrogen. Periode transisi ke- dilapisi oleh silia-tonjolan halus mirip rambut yang ber-
seluruhan dari kematangan seksual hingga terhentinya ke- denyut dalam gelombang-gelombang mengarah ke interior
mampuan reproduksi ini dikenal sebagai klimakterils atau tuba uterina-yang ikut menjamin mengalirnya ovum ke da-
perimenopause. Produksi estrogen ovarium menurun dari lam tuba uterina (lihat h. 45). Di dalam tuba uterina, ovum
sebanyak 300 mg per hari menjadi hampir nol. Namun, cepat didorong oleh kontraksi peristaltik dan gerakan silia
wanita pascamenopause bukannya tidak memiliki estrogen ampula.
sama sekali, karena jaringan lemak, hati, dan korteks adrenal Konsepsi dapat terjadi selama renrang waktu yang
terus menghasilkan hingga 20 mg estrogen per hari. Selain sangat terbatas dari setiap siklus (masa subur). Jika tidak di-
berakhirnya daur ovarium dan haid, hilangnya estrogen buahi, ovum mulai mengalami disintegrasi dalam 12 sampai
ovarium setelah menopause menimbulkan banyak perubahan 24 jam lalu difagosit oleh sel-sel yang melapisi bagian dalam
fisik dan emosional. Perubahan-perubahan ini mencakup ke- saluran reproduksi. Karena itu, fertilisasi harus terjadi dalam
keringan vagina,yargdapat menimbulkan rasa tidak nyaman 24 jam setelah ovulasi, ketika ovum masih hidup. Sperma
selama hubungan seks, dan atrofi bertahap organ genital. biasanya bertahan hidup sekitar 48 jam tetapi dapat tetap
Namun, wanita pascamenopause tetap memiliki hasrat seks, hidup hingga lima hari di dalam saluran reproduksi wanita,
karena pengaruh androgen adrenal mereka. sehingga sperma yang diletakkan lima hari sebelum ovulasi

846 Bab 20
Waktu
Tuba uterina Tempat optimal ,. Ampula
kemunculan Persen dari
\ \ tertilisasi ." tuba uterina
(menit setelah sperma yang \sperma
Lokasi ejakulasi) diejakulasikan
-lt mengelilingi

lltt
ovum
Tempat teG6o o oo1 I
fertilisasi
(sepertiga ata
tuba uterina)
titl .\
/\
| ll o,
rc-zo 'Fimbria

l|l
Uterus I Uterus /
Ovarium Ovum yang

tllt
I r-s ll a
f,
l'I
.. :.
.ri
diovulasikan

tllt ' .- .--Kanalis


Kanalis I servikalis
servikalis

I o ll 1oo l
j
t. , , 180 juta sperma
-Didasarkan pada
data dari hewan. -d " e" -Vagina
diletakkan
Sperma dan ovum diperbesar. .r-ts';= '"'
{I i;;:+S .--Penis
r:
Gambar 20-2I
Transpor ovum dan sperma ke tempat pembuahan.

hingga 24 jam setelah ovulasi dapat membuahi ovum yang kental bagi penetrasi sperma. Mukus serviks menjadi cukup
dibebaskan, meskipun waktu-waktu ini dapat sangat'ber- encer dan tipis untuk melewatkan sperma hanya jika kadar
variasi. estrogen tinggi, ketika folikel matang siap untuk berovulasi.
CA'TAIAN KLINIS. Kadang-kadang ovum gagal di- Sperma bermigrasi naik melewati kanalis servikalis d.engan
salurkan ke tuba uterina dan tetap berada di rongga perito- kemampuannya sendiri. Saluran ini hanya dapat dilewati
neum. Meskipun jarang, ovum ini dapat mengalami pem- selama dua sampai tiga hari dalam setiap siklus haid, sekitar
buahan dan menyebabkan kehamilan ektopik abdomen, di waktu ovulasi.
mana relur yang telah dibuahi tertanam di anyaman pembu- Setelah sperma masuk ke uterus, konrraksi miometrium
luh darah ke organ-organ pencernaan dan bukan di tempat mengaduk-aduk sperma seperti "mesin cuci,, dan dengan ce-
lazimnyadi uterus (ebtopib arrinya "salah tempat"). Kehamil- pat menyebabkan sperma tersebar ke seluruh rongga uterus.
an abdomen ini sering menyebabkan perdarahan yang meng- Ketika mencapai tuba uterina, sperma t.rdorongL tempat
ancam nyawa karena aliran darah organ pencernaan tidak pembuahan di ujung atas tuba uterina oleh kontraksi otot
dipersiapkan untuk berespons secara tepat terhadap implan- polos tuba urerina yang mengarah ke atas. Kontraksi mio-
tasi selayaknya endometrium. Jika kehamilan tak lazim ini metrium dan tuba uterina yang mempermudah transpor
dibiarkan berlanjut hingga aterm, maka bayi harus dilahirkan sperma ini diinduksi oleh kadar esrrogen yang tinggi tepat
secara bedah karena tidak tersedia pintu keluar normal. Ke- sebelum ovulasi, dibantu oleh prostaglandin vesikuia semi_
mungkinan penyulit pada ibu saat lahir sangat besar karena nalis.
pembuluh darah pencernaan tidak dirancang untuk "menam- Riset-riset baru menunjukkan bahwa ketika sperma
bal sendiri" setelah persalinan seperti halnya endometrium. mencapai ampula, ovum bukan merupakan mitra pasif dalam
konsepsi. Sel telur marang mengeluarkan alurin, suatu bahan
TRANSPOR SPERMA KE TUBA UTERINA kimia yang menarik sperma dan menyebabkan sperma ber_
gerak menuju gamet wanita yang telah para ilmu-
Setelah diendapkan di vagina saat ejakulasi, sperma harus -.rr-rr.ggrr.
wan juga baru-baru ini menemukan adanya resepror sperma
berjalan meiewati kanalis servikalis, lalu uterus, dan kemu- yang mendeteksi dan berespons terhadap kemoatraktan yang
dian sampai ke sel telur di sepertiga atas tuba uterina dikeluarkan oleh ovum (lihat h. 451).yangmenarik, ,.r.p,oi
(Gambar 20-21). Sperma pertama tiba di tuba uterina se- ini, yang dinamai hORlT-4, adalah reseptor olfaktorius
tengah jam setelah ejakulasi. Meskipun sperma dapat ber- (RO), serupa dengan yang ditemukan dihidung untuk per_
gerak melalui kontraksi mirip pecut ekornya, namun 30 me- sepsi bau (lihat h. 247). Karena itu, sperma ,,membaui,, telur.
nit adalah waktu yang terlalu singkat bagi mobiliras sperma M.l"lT anggapan yang sekarang dianut, pengaktifan resep-
untuk membawa diri mereka sendiri ke tempat pembuahan. tor hOR17-4 pada pengikatan dengan alurin (atau sinyal
Untuk menempuh perjalanan jauh ini, sperma memerlukan lainnya) dari sel telur memicu suatu jalur pembawa pesan
bantuan saluran reproduksi wanita. kedua di sperma yang menyebabkan pelepasin Car. intrasel.
Hambatan perrama adalah meiewati kanalis servikalis. Ca2- ini seianjutnya mengaktifkan pergeseran mikrotubulus
Hampir sepanjang siklus, karena tingginya kadar progesteron yang menyebabkan gerakan ekor dan berenangnya sperma
dan rendahnya esrrogen, mukus serviks menjadi terlalu menuju arah sinyal kimiawi (lihat h. 4g).

Sistem Reproduksi 947


Bahkan di sekitar waktu ovulasi, saat sperma dapat me- dengan reseptor sel telur ini dan menembusnya. Sperma
nembus kanalis servikalis, dari ratusan juta sperma yang di- pertama yang mencapai ovum itu sendiri berfusi dengan
letakkan dalam satu kali ejakulasi, hanya beberapa ribu yang membran plasma ovum (sebenarnya suatu oosit sekunder),
dapat mencapai tuba uterina (Gambar 20-21). Sedemikian memicu suatu perubahan kimiawi di membran yang menge-
kecilnya persentase sperma yang diletakkan yang dapat men- lilingi ovum sehingga lapisan luar ini tidak dapat lagi di-
capai tujuan merupakan penyebab mengapa konsentrasi tembus oleh sperma lain. Fenomena ini dikenal sebagai
sperma harus sangat tinggi (20 juta/ml semen) agar seorang hambatan terhadap polispermia ("banyak sperma').
pria dapat dianggap subur. Penyebab lain adalah bahwa di- Kepala sperma yang menyatu tersebut secara perlahan
perlukan enzim-enzim akrosom dari banyak sperma untuk tertarik ke dalam sitoplasma ovum oleh suatu kerucut yang
menembus sawar yang mengelilingi ovum (Gambar 20-22). tumbuh dan membungkusnya. Ekor sperma sering lenyap
dalam proses ini, tetapi kepala membawa informasi genetik
FERTILISASI yang penting. Bukti-bukti terakhir menunjukkan bahwa
sperma mengeluarkan nitrat oksida setelah berhasil masuk
Ekor sperma digunakan untuk bergerak bagi penetrasi akhir
seluruhnya ke dalam sitoplasma sel telur. Nitrat oksida ini
ovum. lJntuk membuahi sebuah ovum, sebuah sperma
mendorong pelepasan Cat'yangtersimpan di dalam sel telur.
mula-mula harus melewati korona radiata dan zona pelusida
Pelepasan Ca2- intrasel ini memicu pembelahan meiotik akhir
yang mengelilingi sel telur. Enzim-enzim akrosom, yang ter-
oosit sekunder. Dalam satu jam, nukleus sperma dan sel telur
pajan ketika membran akrosom pecah setelah berkontak
menyatu, berkat adanya suatu kompleks molekul yang di-
dengan korona radiata, memungkinkan sperma membuat
berikan oleh sperma yang memungkinkan kromosom pria
saluran menembus sawar-sawar protektif ini (Gambar 20-
dan wanita menyatu. Selain menyumbang separuh dari kro-
23). Sperma dapat menembus zona pelusida hanya setelah
mosom ke ovum yang dibuahi, yang sekarang dinamai zigot,
berikatan dengan reseptor spesifik di permukaan lapisan ini.
sperma pemenang ini juga mengaktifkan enzim-enzim ovum
Pengikatan molekul-molekul mitra antara sperma dan ovum
yang esensial bagi perkembangan awal mudigah.
hanya baru-baru ini ditemukan. Fertilin, suatu protein yang
terdapat di membran plasma sperma, berikatan dengan
integrin sel telur, suatu jenis molekul perekat sel yang me-
nonjol dari permukaan luar membran plasma (lihat h. 64).
I Blastokistatertanam di endometrium melalui
kerja berbagai enzim trofoblastiknya.
Hanya sperma dari spesies yang sama yang dapat berikatan
Selama tiga sampai empat jam pertama setelah pembuahan,
zigot tetap berada di dalam ampula, karena penyempitan
antara ampula dan saluran tuba uterina sisanya menghambat
pergerakan lebih lanjut zigot menuju uterus.

TAHAP-TAHAP AWAL DI AMPULA


Namun, selama tahap ini
zigot tidak tinggal diam. Zigor
cepat mengalami sejumlah pembelahan sel mitotik un(uk
membentuk suatu bola padat sel-sel yang disebut morula
(Gambar 20-24). Sementara itu, peningkatan kadar proges-
teron dari korpus luteum yang baru terbentuk setelah ovulasi
merangsang pengeluaran glikogen dari endometrium ke da-
lam lumen saluran reproduksi untuk digunakan sebagai
energi oleh mudigah. Nutrien-nutrien yang tersimpan dalam
sitoplasma ovum dapat mempertahankan produk konsepsi
untuk waktu kurang dari sehari. Konsentrasi nurrien yang
dikeluarkan meningkat lebih cepat di ampula yang kecil
daripada di lumen urerus.

PENURUNAN MORULA KE DALAM UTERUS


Sekitar tiga sampai empat hari setelah ovulasi, progesteron
diproduksi dalam jumlah memadai untuk melemaskan kon-
striksi tuba uterina sehingga morula dapat dengan cepar ter-
dorong ke dalam uterus oleh kontraksi peristaltik tuba Lrt-
rina dan aktivitas silia. Penundaan sementara mudigah yang
baru terbentuk masuk ke dalam uterus memungkinkan
Gambar 2O-22 nutrien-nutrien terkumpul di lumen uterus untuk menun-
Foto mikroskop elektron memperlihatkan sperma yang jang mudigah sampai implantasi berlangsung. Jika tiba ter-
berkerumun di permukaan sebuah sel telur. lalu cepat di uterus, morula akan mati.

848 Bab 20
Nukleus ovum yang sedang
Korona radiata mengalami pembelahan
meiotik kedua

Badan polar pertama

Spermatozoa Zona pelusida

Membran plasma
ovum

:
Akrosom Saluran yang menembus
berisi enzim 1i:,
sawar-sawar yang mengelilingi
ovum dan dibuat oleh enzim-
Kepala spermatozoa 'rgL
}fri enzim akrosom. Enzim-enzim Spermatozoa yang
yang mengandung ini terpajan karena rusaknya telah menyelesaikan
nukleus
r# membran akrosom fertilisasi

Gambar 20-23
Proses fertilisasi. (a) Gambaran skematik sperma yang menembus sawar-sawar yang mengelilingi ovum. (b) Foto mikroskop
elektron memperlihatkan sebuah spermatozoa dengan membran akrosom yang telah rusak dan enzim-enzim akrosom
dibebaskan (warna merah).

Ketika turun ke uterus, morula mengapung bebas di kehamilan tuba adalah nyeri akibat reregangnya tuba r.rterina
dalam rongga uterus selama tiga sampai empat hari, hidup oleh mudigah yang tumbuh. Jika tidak diangkat, mudigah
dari sekresi endometrium dan terus membelah. Selama enayn tersebut dapat menyebabkan ruptur tuba uterina, menye-
sampai tujuh hari pertama setelah ovulasi, sementara mudi- babkan perdarahan yang dapat memarikan.
gah yang sedang berkembang dalam keadaan transit di tuba
uterina dan mengapung di lumen uterus, lapisan dalam
uterus secara bersamaan dipersiapkan untuk implantasi di IMPLANTASI BLASTOKISTA DI ENDOMETRIUM
bawah pengaruh progesteron fase luteal. Selama waktu ini, YANG TETAH DI PERSIAPKAN
uterus berada dalam fase sekretoriknya, atau fase progesta- Pada saat endometrium siap menerima implantasi (sekitar
sional, menyimpan glikogen dan mengalami peningkatan seminggu setelah ovulasi), morula telah turun ke uterus dan
vaskularisasi. terus berproliferasi dan berdiferensiasi menjadi blastokista
CATAIAN KLINIS. Kadang-kadang morula gagal tu- yang dapat melakukan implantasi. \(aktu satu minggu sete-
run ke dalam uterus dan terus berkembang dan tertanam di lah pembuahan dan sebelum implantasi memungkinkan en-
lapisan dalam tuba uterina. Hal ini menyebabkan kehamilan dometrium dan mudigah sama-sama mempersiapkan implan-
ektopik tuba, yang harus diakhiri. Sembilan puluh lima rasi.
persen kehamilan ektopik adalah kehamilan tuba. Kehamilan Blastokista adalah suatu bola berongga berlapis tung-
ini tidak pernah berhasil, karena tuba uterina tidak
seperti gal dan terdiri dari sekitar 50 sel mengelilingi sebuah rongga
dapat mengembang seperti uterus untuk mengakomodasi berisi cairan, dengan suaru massa padat sel-sel berkelompok
mudigah yang sedang tumbuh. Peringatan pertama adanya di satu sisi (Gambar 20-24). Massa padat ini, yang dikenal

Sistem Reoroduksi EAg


Blastokista Morula Pembelahan
Spermatozoa Ovum(potongan
(potongan melintang)
ffi
ffi
Massa sel dalam melintang)
| ,. -/
n,
/// .

l.
Ditakdirkan
untuk menjadi
janin
W,-w
-
#'.,
/ z/-: .,*
' .
':=!::l::,::rr'---fu. // .1.,

Trofoblas \ .,'l.n't. ,"y.1 , 1,.\\


\
.,i,,-i;i!r$tr :i"l Fertilisasi
I I
#i' ,4F -::'En:
Menyelesaikan
"==, r.'$. - ;z Oosit
implantasi dan
berkembang
../ sekunder
menjadi plasenta
,/ (ovum)
.,,
bagian janin i'/

Ovulasi
\Ov arium
lmplantasi
Endometrium
uterus

Struktur tidak digambar sesuai skala.


T
Ukuran sebenarnya
Gambar 20-24
Tahap-tahap awal perkembangan dari fertilisasi sampai implantasi. Perhatikan bahwa ovum yang dibuahi secara progresif
membelah dan berdiferensiasi menjadi blastokista selagi bergerak dari tempat fertilisasi di tuba uterina bagian atas ke tempat
implantasi di uterus

sebagai massa sel dalam, berkembang menjadi mudigah/ yang berimplantasi. Sebagai respons terhadap pembawa-
janin itu sendiri. Blastokista sisanya tidak membentuk janin pembawa pesan kimiawi yang dibebaskan oleh blastokista,
tetapi memiliki peran suportif selama kehidupan intrauteri. sel-sel endometrium mengeluarkan prostaglandin, yang se-
Lapisan tipis paling luar, trofoblas, melaksanakan implan- cara lokal meningkatkan vaskularisasi, menimbulkan edema,
tasi dan kemudian berkembang menjadi plasenta bagian dan meningkatkan simpanan makanan. Jaringan endome-
janin. trium yang mengalami modifikasi sedemikian rupa di tempat
Setelah blastokista siap berimplantasi, permukaannya implantasi disebut desidua. Ke dalam jaringan desidua yang
menjadi lengket. Pada saat ini endometrium telah siap me- sangat kaya inilah blastokista terbenam. Setelah blastokista
nerima mudigah. Blastokista melekat ke lapisan dalam uterus membuat terowongan ke dalam desidua oleh aktivitas tro-
di sisi massa sel dalamnya (Gambar 20-25,Iangkah ,1). Im- foblas, suatu lapisan sel endometrium menutupi permukaan
plantasi dimulai ketika, setelah berkontak dengan endome- lubang, mengubur total blastokista di dalam lapisan dalam
trium, sel-sel trofoblastik yang menutupi massa sel dalam uterus (Gambar 20-25,langkah $). Lapisan trofoblas terus
mengeluarkan enzim-enzim pencerna protein. Enzim-enzim mencerna sel-sel desidua sekitar, menghasilkan energi untuk
ini mencerna sel-sel endometrium dan membentuk jalan se- mudigah sampai plasenta terbentuk.
hingga genjel-genjel sel trofoblas mirip jari dapat menembus
dalam ke endometrium, tempat genjel-genjel ini rerus men-
cerna sel uterus (Gambar 20-25, langkah *). Melalui efek MENCEGAH PENOLAKAN MUDIGAH/JANIN
kanibalistiknya, trofoblas melakukan fungsi ganda (1) me- Apa yang mencegah ibu menolak secara imunologis mudi-
nyelesakan implantasi dengan membuat lubang di endome- gah/janin, yang sebenarnya adalah "orang asing" bagi sistem
trium untuk blastokista dan (2) menyediakan bahan mentah imun ibu, karena secara genetis separuhnya berasal dari
dan bahan bakar metabolik untuk mudigah yang sedang kromosom ayah yang berbeda. Berikut ini adalah beberapa
berkembang sewaktu tonjolan-tonjolan trofoblastik meng- hipotesis yang sedang dalam penelitian. Bukti-bukti baru
uraikan jaringan endometrium kaya nutrien. Dinding sel-sel menunjukkan bahwa trofoblas menghasilkan ligan Fas, yang
trofoblas yang masuk ke endometrium luruh, membentuk berikatan dengan Fas, suatu resepror khusus di permukaan
sinsitium multinukleus yang akhirnya akan menjadi plasenta sel T sitotoksik aktif ibu. Sel T sitotoksik adalah sel imun
bagian janin. yang melaksanakan tugas menghancurkan sel asing (lihat h.
Jaringan endometrium di tempat kontak, y^Lg tetang- 471). Petgikatan ini memicu sel-sel imun yang bertujuan
sang oleh invasi trofoblas, mengalami perubahan drastis yang menghancurkan mudigah/janin asing yang sedang terbentuk
meningkatkan kemampuannya untuk menunjang mudigah mengalami apoptosis (bunuh diri), sehingga mudigah/janin

850 Bab 20
terhindar dari penolakan sistem imun. Peneliti lain menda-
Endometriurn- %
,Ss
Rongga uterus patkan bahwa plasenta bagian janin yang.berasal dari tro-
* foblas, menghasilkan suatu enzim, indolamin 2,3-dio[sige-
t<apiter --*-.: Q- :* nase (IDO), yang merusak triptofan. Tiiptofan, suaru asam
amino, adalah faktor penring dalam pengaktifan sel T sito-
Tonjolan toksik ibu. Karena itu, mudigah/janin, melalui hubungan-
sel trofoblas hubungan trofoblastiknya, dipercayai mempertahankan diri
Trofoblas
@. (lapisan dari penolakan dengan meredam aktivitas sel T sitotoksik
.4f
permukaan sel ibu di dalam plasenta yang seharusnya menyerang jaringan
q' blastokista) asing yang sedang berkembang ini. Selain itu, penelitian-
I penelitian terkini memperlihatkan bahwa pembentukan sel
T regulatorik berlipat dua atau tiga pada hewan percobaan
Lapisan dalam uterus
yang hamil. Sel-sel T regulatorik menekan sel T sitotoksik ibu
yang mungkin menyerang janin (lihat h. 471) .
@ f"tit blastokista yang mengapung
bebas" melekat ke lapisan endometrium,
tonjolan sel trofoblastik mulai KONTRASEPSI
menembus endometrium.
CATAIAN KLINIS. Pasangan yang ingin berhubungan seks
tetapi menghindari kehamilan memiliki sejumlah pilihan
metode kontrasepsi ("menentang konsepsi"). Metode-
Lapisan
dalam uterus metode ini bekerja dengan menghambat salah satu dari tiga
Des d u a -------------..:=
i
tahap utama dalam proses reproduksi: transpor sperma ke
*:^ ovum, ovulasi, atau implantasi (Lihat fitur boks di h. 853,

]:ij''""
t ___---
Rongga
Konsep, Tantangan, dan Kontroversi, untuk perincian lebih
lanjut tentang cara dan alat kontrasepsi).
trofoblastik
"- +_", amnion
Berikutnya marilah kita membahas plasenta secara lebih
mendalam.

Massa sel dalam


I Plasenta adalah organ pertukaran antara darah
ibu dan .ianin.

Simpanan glikogen di endometrium hanya cukup untuk


@ fonlotan sel trofoblas terus masuk
lebih dalam ke endometrium, memberi makan mudigah/janin selama beberapa minggu
membuat lubang untuk blastokista. pertamanya. Untuk mempertahankan pertumbuhan mudi-
Batas antar sel dijaringan gah/janin selama kehidupan intraurerinya, segera terbentuk
trofoblastik meluruh
plasenta, suatu organ khusus pertukaran antara darah ibu
dan janin (Gambar 20-26). Plasenta berasal dari jaringan
trofoblas dan desidua.

PEMBENTUKAN PLASENTA DAN KANTUNG


AMNION
Pada hari ke-12, mudigah telah rerbenam total di dalam
desidua. Pada saat ini lapisan trofoblas telah memiliki ke-
tebalan dua lapisan sel dan disebut korion. Seiring dengan
terus berkembang dan dihasilkannya enzim-enzim oleh ko-
rion, terbentuk anyaman rongga-rongga yang ekstensif di
dalam desidua. Korion yang meluas menggerus dinding ka-
piler desidua, menyebabkan darah ibu bocor dari kapiler dan
mengisi rongga-rongga ini. Darah dicegah membeku oleh
suatu antikoagulan yang dihasilkan oleh korion. Tonjolan,
tonjolan jaringan korion berbentuk jari menjulur ke dalam
Ketika implantasi selesai,
blastokista terbenam total genangan darah ibu. Segera mudigah yang sedang tumbuh
di endometrium ini mengirim kapiler ke dalam tonjolan korion untuk mem-
bentuk vilus plasenta. Sebagian vilus menjorok menembus
Gambar 20-25
ruang berisi darah untuk melekatkan plasenta bagian janin
lmplantasi blastokista
ke jaringan endometrium, tetapi sebagian besar hanya men-
julur ke dalam genangan darah ibu.

Sistem Reproduksi 851


terhindar dari penolakan sisrem imun. Peneliti lain menda-
Endometriurrr- T;
* Rongga uterus patkan bahwa plasenta bagian janin yang berasal dari tro-
dq.
* foblas, menghasilkan suatu enzim, indolamin 2,3-dioksige-
ranirer --ff, *$ nase (IDO), yang merusak triptofan. Triptofan, suatu asam
amino, adalah faktor penring dalam pengaktifan sel T sito-
toksik ibu. Karena itu, mudigah/janin, melalui hubungan-
hubungan trofoblastiknya, dipercayai mempertahankan diri
Trofoblas
(lapisan dari penolakan dengan meredam aktivitas sel T sitotoksik
permukaan sel ibu di dalam plasenta yang seharusnya menyerang jaringan
blastokista) asing yang sedang berkembang ini. Selain itu, penelitian-
& . penelitian terkini memperlihatkan bahwa pembentukan sel
T regulatorik berlipat dua atau tiga pada hewan percobaan
Lapisan dalam uterus
yang hamil. Sel-sel T regulatorik menekan sel T sitotoksik ibu
yang mungkin menyerang janin (lihat h. 471).
Ketika blastokista yang mengapung
bebas melekat ke lapisan endometrium,
tonjolan sel trofoblastik mulai KONTRASEPSI
menembus endometrium.
CATAIAN KLINIS. Pasangan yang ingin berhubungan seks
tetapi menghindari kehamilan memiliki sejumlah pilihan
metode kontrasepsi ("menentang konsepsi"). Metode-
Lapisan
dalam uterus metode ini bekerja dengan menghambat salah satu dari tiga
tahap utama dalam proses reproduksi: transpor sperma ke
ovum, ovulasi, atau implantasi (Lihat fitur boks di h. 853,
Konsep, Tantangan, dan Kontroversi, untuk perincian lebih
Rongga
amnion lanjut tentang cara dan alat kontrasepsi).
trofoblastik Berikutnya marilah kita membahas plasenta secara lebih
mendalam.

Massa sel daiam


I Plasenta adalah orEan pertukaran antara darah
ibu dan janin.

Simpanan glikogen di endometrium hanya cukup untuk


@ fonlotan sel trofoblas terus masuk
lebih dalam ke endomeirium, memberi makan mudigah/janin selama beberapa minggu
membuat lubang untuk blastokista. pertamanya. Untuk mempertahankan pertumbuhan mudi-
Batas antar sel di jaringan gah/janin selama kehidupan intrauterinya, segera terbentuk
trofoblastik meluruh
plasenta, suaru organ khusus pertukaran antara darah ibu
dan janin (Gambar 20-26). Plasenta berasal dari jaringan
trofoblas dan desidua.

PEMBENTUKAN PLASENTA DAN KANTUNG


AMNION
Pada hari ke-12, mudigah telah terbenam total di dalam
desidua. Pada saat ini lapisan trofoblas telah memiliki ke-
tebalan dua lapisan sel dan disebut korion. Seiring dengan
terus berkembang dan dihasilkannya enzim-enzim oleh ko-
rion, terbentuk anyaman rongga-rongga yang ekstensif di
dalam desidua. Korion yang meluas menggerus dinding ka-
brio piler desidua, menyebabkan darah ibu bocor dari kapiier dan
mengisi rongga-rongga ini. Darah dicegah membeku oleh
suatu antikoagulan yang dihasilkan oleh korion. Tonjolan-
tonjolan jaringan korion berbentuk jari menjulur ke dalam
Ketika implantasi selesai,
blastokista terbenam total genangan darah ibu. Segera mudigah yang sedang tumbuh
di endometrium ini mengirim kapiler ke dalam tonjolan korion untuk mem-
bentuk vilus plasenta. Sebagian vilus menjorok menembus
Gambar 20-25
ruang berisi darah untuk melekatkan plasenta bagian janin
lmplantasi blastokista
ke jaringan endometrium, tetapi sebagian besar hanya men-
julur ke dalam genangan darah ibu.

Sistem Reproduksi 851


;;i:t rI

ffi
:i.-"

4minssu
w .t+l.l:,.tLeh
.-:;
="
-1i:-::il
'l:.:+;:rJ,'l',i
'1

,l
' .' i ,' :.rJ

ft:*';:#'
8 minggu i' i-'

qt.rr
*r4.
c-'i - '-'.:','' ti
-".i. Korda umbilikalis
i.:. i 'i. ii i 1 (tali pusat) Cairan amnion
:'i''.i ;i f
-,' ilqii*rt.ti:
-:.\.t'1;
1 l1r'
' u,'il ., /,- Kumpulan darah ibu
i,. J.
T,s. :_.1{,
12 minggu ,.-.'3"":'' Vilus plasenta

Ruang antarvilus

Jaringan desidua
UteTUS

Arteriol ibu

r,'.::'li . "' Venula ibu


I
K."
. -=
Pembuluh janin
'{,'--: . Aterm
Jaringan korion

--Plasenta Vejna Arteri Korion/


(a) (b) umbilikalis umbilikalis Amnion

Gambar 20-25
Plasentasi. (a) Hubungan antara janin yang sedang berkembang dan uterus seiring dengan kemajuan kehamilan. (b) Gambaran
skematik struktur ibu dan janin yang saling terkait yang membentuk plasenta. Tonjolan-tonjolan jaringan korion (anin)
berbentuk jari membentukvilus plasenta, yang menjulur ke dalam genangan darah ibu. Dinding kapiler desidua (ibu)
diruntuhkan oleh korion yang meluas sehingga darah ibu merembes melalui ruang-ruang antara vilus-vilus plasenta. Kapiler
plasenta janin bercabang-cabang dari arteri umbilikalis dan menjulur ke dalam vilus plasenta. Aliran darah janin yang melewati
pembuluh ini dipisahkan dari darah ibu hanya oleh lapisan korion tipisyang membentukvilus plasenta. Darah ibu masuk melalui
arteriol ibu, lalu mengalir membentuk genangan darah di ruang antarvilus. Di sini, terjadi pertukaran antara darah janin dan ibu
sebelum darah janin mengalir melalui vena umbilikalis dan darah ibu keluar melalui venula ibu.
(Sumber'. Bagian (a) diadaptasi dari Cecie Slarr, Biology: Concepts and Applications,4th ed., Gbr.38.25b, h.655. Hak cipta @ 2000
Brooks/Cole).

Setiap vilus plasenta berisi kapiler mudigah (kemudian tangan anda dari air. Dengan cara serupa, hanya jaringan
janin) yang dikelilingi oleh satu lapisan tipis jaringan korion, korion tipis (plus dinding kapiler janin) yang memisahkan
yang memisahkan darah mudigah/janin dari darah ibu di darah janin dan ibu. Semua pertukaran antara kedua aliran
ruang antarvilus. Darah ibu dan janin tidak benar-benar darah berlangsung menembus sawar yang sangat tipis ini.
bercampur, tetapi sawar di antara keduanya sangatlah dpis. Keseluruhan sistem struktur ibu (desidua) dan janin (korion)
Untuk membayangkan hubungan ini, pikirkanlah tangan yang saling terkait ini membentuk plasenta.
anda (pembuluh darah kapiler janin) dalam sarung tangan Meskipun belum sempurna, plasenta telah terbentuk
karet (jaringan korion) yang terbenam di dalam air (genangan dan bekerja pada lima minggu setelah implantasi. Pada saat
darah ibu). Hanya sarung tangan karet yang memisahkan ini, jantung mudigah sudah memompa darah ke dalam vilus

852 Bab 20
Konsep, Tantangan, dan Kontroversi
Cara dan Alat Kontrasepsi

Kata kontrasepsi merujuk kepada penentuan waktu sulit dilakukan serupa dengan diafragma. Cincin di
proses menghindari kehamilan selagi dan sebagian sperma mungkin telah ujung terbuka kantung diletakkan
melakukan hubungan seks. Tersedia keluar dari uretra sebelum ejakulasi. di luar vagina di atas genitalia
sejumlah metode kontrasepsi yang Kontrasepsi ki m i awi, misalnya gel, eksterna.
beragam tingkat kemudahan pema- busa, krim, dan supositoria I Sterilisasi, yaitu pemutusan secara
kaian dan efektivitasnya (lihat tabel spermisida ("pembunuh sperma"), bedah duktus deferens (vasektomi)
penyerta). Metode-metode ini dapat jika dimasukkan ke dalam vagina pada pria atau tuba uterina (/4gasl
dikelompokkan menjadi tiga kategori bersifat toksik bagi sperma selama tuba) pada wanita, dianggap
berdasarkan caranya mencegah sekitar satu jam setelah pemakaian. sebagai metode permanen untuk
kehamilan: menghambat transpor Metode sawar secara mekanis mencegah penyatuan sperma dan
sperma ke ovum, mencegah ovulasi, mencegah transpor sperma ke tuba ovum.
atau menghambat implantasi. Setelah uterina. Bagi pria, kondom adalah
meneliti cara paling umum pencapaian suatu selubung karet atau lateks Pencegahan Ovulasi
kontrasepsi oleh masing-masing cara kuat dan tipis yang dipasang pada I Kontrasepsi oral, alau pil KB, yang
ini, kita akan melihat sekilas kemung- penis yang ereksi sebelum ejakulasi hanya dapat diperoleh dengan
kinan kontrasepsi di masa mendatang, untuk mencegah sperma masuk ke resep, mencegah ovulasi terutama
sebelum menyimpulkan dengan dalam vagina. Bagi wanita, dengan menekan sekresi
pembahasan tentang pengakhiran diafragma, yang harus dipasang gonadotropin. Pil ini, yang
kehamilan yang tidak diinginkan. oleh petugas terlatih, adalah suatu mengandung steroid sintetik mirip
kubah karet lentur yang dimasuk- estrogen dan mirip progesteron,
Penghambatan Transpor Sperma ke kan melalui saluran vagina dan diminum selama tiga minggu, baik
Ovum diletakkan di atas serviks untuk dalam kombinasi atau berurutan,
I Kontrasepsi alami atau metode menghambat masuknya sperma ke dan kemudian dihentikan selama
irama dalam kontrol kelahiran dalam kanalis servikalis. Diafragma seminggu. Steroid ini, seperti
mengandalkan abstinensi (tidak ini ditahan di tempatnya dengan steroid alami yang diproduksi
melakukan hubungan seks) selama melekat ke dinding vagina dan selama siklus ovarium, menghambat
masa subur wanita. Wanita dapat harus dibiarkan selama paling GnRH dan selanjutnya sekresi FSH
memperkirakan kapan ovulasi sedikit 6 jam tetapi jangan lebih dan LH. Akibatnya, pematangan
terjadi dengan mencatat secara dari 24 jam setelah berhubungan folikel dan ovulasi tidak terjadi
cermat siklus haid mereka. Namun seks. Metode sawar sering sehingga konsepsi mustahil
karena siklus bervariasi maka cara digunakan bersama dengan bahan berlangsung. Endometrium
ini tidak terlalu efektif. Waktu spermisida untuk meningkatkan berespons terhadap pemberian
ovulasi dapat ditentukan secara efektivitas. Cervical cap adalah steroid eksogen dengan menebal
lebih tepat derlgan mencatat suhu alternatif untuk diafragma yang dan mengembangkan kapasitas
tubuh setiap pagi sebelum bangun. baru dikembangkan. Cervical cap, sekretorik, seperti yang terjadi pada
Suhu tubuh sedikit meningkat yang lebih kecil daripada diafragma keadaan normal. Ketika steroid
sekitar satu hari setelah ovulasi. dan dilapisi oleh spermisida, sintetik ini dihentikan setelah tiga
Metode irama suhu tidak berman- menutupi serviks dan tertahan di minggu. lapisan dalam endome-
faat dalam menentukan kapan tempatnya oleh adanya hisapan. trium terlepas dan terjadi haid,
hubungan seks aman dilakukan Kondom wanita (atau vaginal seperti yang normalnya terjadi pada
sebelum ovulasi tetapi cara ini pouch) adalah metode sawar degenerasi korpus luteum. Selain
bermanfaat dalam menentukan terbaru yang dikembangkan. lni menghambat ovulasi, kontrasepsi
kapan waktunya aman untuk adalah suatu kantung poliuretan oral mencegah kehamilan dengan
kembali melakukan hubungan seks silindris berukuran 7 inci yang meningkatkan kekentalan mukus
setelah ovulasi. tertutup di satu ujung dan terbuka serviks, yang menyebabkan
I Koitus interuptus adalah penge- di ujung lain dengan cincin fleksibel penetrasi sperma menjadi lebih
luaran penis dari vagina sebelum di kedua ujung. Cincin di ujung sulit, dan dengan menurunkan
ejakulasi terjadi. Namun metode ini buntu alat ini dimasukkan ke dalam kontraksi otot di saluran reproduksi
hanya efektif sebagian karena vagina dan terpasang pas di serviks, wanita, yang menghambat transpor
sperma ke tuba uterina. Kontrasepsi
oral telah terbukti meningkatkan
Angka Kegagalan Rata-Rata Berbagai Teknik Kontrasepsi risiko pembekuan intravaskular,
terutama pada wanita yang juga
AN G KA KEGAGALAN RATA-RATA merokok.
METODE KONTRASEPSI (KEHAMILAN SETAHUN/1 OO WANITA) I Beberapa metode kontrasepsi lain
mengandung hormon seks wanita
Tidak ada 90 dan bekerja seperti pil KB untuk
Metode alami (irama) 20-30 mencegah ovulasi. Metode-metode
Koitus interuptus 23 tersebut mencakup implantasi
jangka panjang subkutis ("di bawah
Kontrasepsi kimiawi 20 kulit") kapsul berisi hormon yang
Metode sawar 10-15 secara bertahap mengeluarkan
Kontrasepsi oral 2-2,5 hormon pada kecepatan hampir
tetap selama lima tahun dan koyo
Kontrasepsi implan 1
KB) yang
Alat kontrasepsi dalam rahim 4
(berlanjut)

Sistem Reproduksi 853


l(onsep, Tantangan, dan Kontroversi
Cara dan Alat Kontrasepsi (lanjutan)

mengandung hormon dan diserap kontrasepsi yang sudah ada, duktus deferens dengan suatu
melalui kulit. misalnya pil KB baru yang menekan pelarut akan menghilangkan efek
ovulasi dan haid selama berbulan- kontrasepsi tersebut.
Penghambatan lmplantasi
Secara medis, kehamilan belum
bulan. I Cara lain yang sedang diteliti adalah
dianggap dimulai sampai terjadi Teknik KB masa depan adalah kontrasepsi uniseks yang akan
implantasi. Menurut pandangan ini, i m u n o k o ntra sepsr-pema ka a n
i menghentikan sperma di jalurnya
setiap mekanisme yang mengganggu vaksin yang merangsang sistem dan dapat digunakan untuk pria
implantasi dikatakan mencegah imun untuk menghasilkan antibodi atau wanita. Berdasarkan temuan-
kehamilan. Namun, tidak semua terhadap protein tertentu yang temuan awal, idenya adalah
sependapat dengan pandangan ini. sangat penting dalam proses menggunakan obat penghambat
Sebagian beranggapan bahwa reproduksi. Efek kontraseptif vaksin Ca2* untuk mencegah masuknya Ca2*
kehamilan dimulai pada saat pembuah- diharapkan bertahan hingga satu ke dalam ekor sperma. Seperti di sel
an. Bagi mereka, setiap gangguan tahun. Sebagai contoh, saat ini otot, Ca2* mengaktifkan perangkat
terhadap implantasi adalah suatu sedang diteliti suatu vaksin yang kontraktil yang berperan dalam
bentuk aborsi. Karena itu, metode menginduksi pembentukan antibodi motilitas sperma. Tanpa Ca2*,
kontrasepsi yang mengandalkan terhadap gonadotropin korion sperma tidak dapat bergerak untuk
blokade implantasi lebih kontroversial manusia sehingga hormon penun- melakukan pembuahan.
jang korpus luteum yang esensial ini
daripada metode yang mencegah
terjadinya fertilisasi. tidak efektif jika terjadi kehamilan. Pengakhiran Kehamilan yang Tak
Kemungkinan Iain yang menjanji- Diinginkan
I Blokade implantasi paling sering kan adalah penghambatan I Jika metode kontrasepsi gagal atau
dilakukan dengan pemasangan oleh enzim-enzim akrosom sehingga tidak digunakan dan terjadi
dokter suatu intrauterine device sperma tidak dapat masuk ke dalam kehamilan yang tidak diinginkan,
(lUD; alat kontrasepsi dalam rahim, ovum. Peneliti lain telah mengem- wanita yang bersangkutan sering
AKDR) ke dalam uterus. Mekanisme bangkan vaksin eksperimental yang beralih ke aborsi untuk mengakhiri
kerja AKDR belum sepenuhnya membidik suatu protein yang kehamilan. Lebih dari separuh dari
dipahami, meskipun kebanyakan ditambahkan oleh epididimis ke sekitar 6,4 juta kehamilan di
bukti menunjukkan bahwa adanya permukaan sperma sewaktu Amerika Serikat setiap tahun adalah
benda asing di uterus memicu pematangan sel ini. tidak diinginkan, dan sekitar 1,6
respons peradangan lokal yang Beberapa peneliti sedang meng- juta dari jumlah tersebut berakhir
mencegah implantasi ovum yang eksplorasi cara-cara untuk meng- dengan aborsi. Meskipun penge-
telah dibuahi. hambat penyatuan sperma dan sel luaran mudigah/janin secara bedah
I lmplantasi juga dapat dihambat oleh telur dengan mengintervensi legal di Amerika Serikat, praktek
apa yang disebut sebagai morning- interaksi spesifik yang normalnya aborsi dipenuhi oleh kontroversi
after pill, yang juga disebut kontra- terjadi antara gamet pria dan emosional, etis, dan politis.
sepsi darurat. lstilah pertama sebenar- wanita. Sebagai contoh, saat ini I Pada akhir tahun 2000, di tengah
nya adalah salah kaprah, karena pil sedang diteliti bahan-bahan kimia kontroversi yang menghangat, "pil
ini dapat mencegah kehamilan jika yang dimasukkan ke dalam vagina aborsi", RU 486, alau mifepriston,
diminum dalam 72 jam setelah, untuk memicu pelepasan prematur diijinkan untuk digunakan di
bukan hanya pada pagi hari setelah enzim akrosom, menyebabkan Amerika Serikat, meskipun obat ini
hubungan seks tanpa pengaman. sperma tidak lagi memiliki cara sebenarnya sudah tersedia di
Bentuk kontrasepsi darurat yang untuk membuahi sel telur yang negara-negara lain sejak tahun
paling umum adalah suatu kit yang telah berovulasi. 1988. Obat ini mengakhiri kehamil-
berisi pil-pil KB dosis tinggi. Pil-pil ini, Sebagian peneliti sedang mencari an dini melalui intervensi kimiawi
yang hanya diperoleh dengan resep, cara untuk memanipulasi hormon dan bukan dengan pembedahan.
bekerja dengan cara berbeda untuk untuk menghambat produksi RU 486, suatu antagonis proges-
mencegah kehamilan bergantung sperma pada pria tanpa mengurangi teron, berikatan erat dengan
pada posisi wanita yang bersangkut- testosteron pria yang bersangkutan. reseptor progesteron di sel sasaran
an dalam siklus haidnya ketika ia Salah satu contoh kontrasepsi pria tetapi tidak memicu efek proges-
menggunakan obat ini. Pil ini dapat. yang sedang dikembangkan adalah teron yang biasa dan mencegah
menekan ovulasi atau menyebabkan kombinasi testosteron dan proges- progesteron berikatan dan
degenerasi prematur korpus luteum, tin yang menghambat GnRH dan menimbulkan efek. Jaringan
sehingga mencegah implantasi ovum hormon-hormon gonadotropik endometrium yang telah
yang telah dibuahi dengan menghen- sehingga sinyal yang merangsang berkembang, karena tidak
tikan dukungan hormon atas spermatogenesis lenyap. mendapat dukungan progesteron,
endometrium yang sedang tumbuh. Kemungkinan lain kontrasepsi pria terlepas dan membawa serta
Kit ini hanya digunakan dalam adalah sterilisasi kimiawi yang mudigah yang terimplantasi di
keadaan darurat-misalnya, jika dirancang untuk dapat dipulihkan, dalamnya. Pemberian RU 486 diikuti
kondom bocor atau pada kasus tidak seperti sterilisasi bedah, yang dalam 48 jam oleh prostaglandin
perkosaan-dan jangan d gu nakan
i dianggap ireversibel. Dalam teknik yang menginduksi kontraksi uterus
sebagai pengganti metode eksperimental ini, suatu polimer untuk membantu mengeluarkan
kontrasepsi yang sedang digunakan. non-toksik disuntikkan ke dalam endometrium dan mudigah.
duktus deferens, tempat bahan
Kemungkinan di Masa Mendatang kimia tersebut mengganggu
I Di cakrawala telah terlihat berbagai kemampuan sperma melakukan
penyempurnaan teknik-teknik fertilisasi. Pembilasan polimer dari

854 Bab 20
plasenta serta ke jaringan mudigah. Sepanjang gestasi, darah hamil harus sangat berhati-hati terhadap kemungkinan pa-
janin secara terus-menerus mengalir antara vilus plasenta janan dari bahan apapun yang berpotensi merugikan.
dan sistem sirkulasi janin melalui arteri umbilikalis dan Piasenta juga memiliki fungsi penring lain-plasenta
vena umbilikalis, yang terbungkus di dalam korda umbili- adalah organ endokrin temporer selama kehamilan, suatu
kalis (tali pusat), suatu.penghubung antara janin dan pla- topik yang kini akan kita bahas.
senta (Gambar 20-26). Darah ibu di dalam plasenta secara
terus-meneru.s diganti oleh darah segar yang masuk melalui
arteriol-arteriol uterus; darah ibu lalu mengalir melalui ruang I Hormon yang dikeluarkan oleh plasenta
antarvilus, tempat darah tersebut bertukar bahan dengan berperan penting untuk rnempertahankan
darah janin di vilus sekitar, kemudian keluar melalui vena kehamilan.
uterina.
Sementara itu, selama waktu implantasi dan awal per- Bagian plasenta yang berasal dari janin memiliki kemampuan
kembangan plasenta, massa sel dalam membentuk rongga luar biasa untuk mengeluarkan sejumlah hormon steroid dan
amnion berisi cairan di antara korion dan bagian massa sel peptida yang esensial untuk mempertahankan kehamilan.
dalam yang ditakdirkan menjadi janin. Lapisan epitei yang Yang terpenting adalah ltuman chorionic gonadotropin (gona-
membungkus rongga amnion disebut kantung amnion, atau dotropin korion manusia), estrogen, dan ?rlgesteron (Tabel
amnion. Seiring dengan perkembangannya, kantung amnion 20-5). Plasenta, dengan berfungsi sebagai organ endokrin
akhirnya menyatu dengan korion, membentuk satu mem- utama pada kehamilan, bersifat unik di antara jaringan-
bran kombinasi yang mengelilingi mudigah/janin. Cairan di jaringan endokrin dalam dua aspek. Pertama, organ ini ber-
rongga amnion, cairan amnion (air ketuban), y"ng kompo- sifat transien. Kedua, sekresi hormon tidak dipengaruhi oleh
sisinya serupa dengan CES normal, mengelilingi dan menjadi kontrol ekstrinsik, berbeda dari mekanisme ketat yang sering
bantalan bagi janin sepanjang kehamilan (Gambar 20-25, kompleks yang mengarur sekresi hormon lain. Jenis dan
20-26. dan 20-27). kecepatan sekresi hormon plasenta bergantung terutama
pada tahap kehamilan.

FUNGSI PLASENTA
SEKRESI GONADOTROPIN KORION MANUSIA
Selama kehidupan intrauteri, plasenta melakukan fungsi sis-
tem pencernaan, sistem pernapasan, dan ginjal bagi janin Salah satu proses endokrin pertama adalah sekresi gonado-
"parasitik" ini. Janin memiliki sistem-sisrem organ ini tetapi tropin korion manusia (human chorionic gonadotropin,
di dalam lingkungan intrauteri sisrem-sisrem tersebut tidak
dapat (dan tidak perlu) berfungsi. Nutrien dan O, berdifusi
dari darah ibu mendmbus sawar tipis plasenta ke dalam darah rit

janin, sementara CO, dan sisa metabolik lain secara ber-


samaan berdifusi dari darah janin ke dalam darah ibu. Nu-
trien dan O, yang dibawa ke janin dari darah ibu diperoleh :*li:
@'j;:
Itrr:-
dari sistem pencernaan dan pernapasan ibu, dan CO, dan zat
sisa yang dipindahkan ke darah ibu masing-masing dikeluar-
kan oleh paru dan ginjal ibu. Karena itu, saluran cerna,
saluran napas, dan ginjal ibu juga berfungsi melayani kebu-
tuhan janin selain kebutuhan diri sendiri.
CATAIAN KLINIS. Sebagian bahan melewati sawar
plasenta melalui sistem transpor khusus di membran plasen-
ta, sementara yanglain berpindah melalui difusi sederhana.
Sayangnya, banyak obat, polutan lingkungan, bahan kimia
lain, dan mikroorganisme di dalam darah ibu juga dapat
melewati sawar plasenta, dan sebagian dari bahan tersebut
dapat mencederai janin yang sedang tumbuh. Orang yang
lahir tanpa anggota badan akibat pajanan ke ralidomid, suatrt
obat penenangyang diresepkan bagi wanita hamil sebeium
efek parah obat ini pada janin diketahui, merupakan peng-
ingat yang menyedihkan atas kenyataan ini. Demikian juga,
neonatus yang "ketagihan" selama gestasi akibat penyalah-
gunaan obat seperti heroin oleh ibunya menderita gejala
putus obat setelah lahir. Bahkan bahan-bahan kimia umum
misalnya aspirin, alkohol, dan bahan di dalam asap rokok {
dapat mencapai janin dan menimbulkan efek merugikan. Gambar 2O-27
Demikian juga, janin dapat terjangkit AIDS sebelum lahir Janin manusia dikelilingi oleh kantung amnion. Janin
jika ibu mereka terinfeksi oleh virus ini. Karena itu, wanita menjelang akhir trimester pertama kehamilan

Sistem Reproduksi 855


hCG), suatu hormon peptida yang memperlama usia korpus Sekresi puncak hCG terjadi sekitar 60 hari setelah akhir si-
luteum, oleh korion. Ingatlah bahwa selama siklus ovarium, klus haid terakhir (Gambar 20-28). Pada minggu ke-10 ke-
korpus luteum berdegenerasi dan lapisan dalam uterus yang hamilan, pengeluaran hCG turun ke tingkat rendah yang
telah dipersiapkan terlepas jika tidak terjadi fertilisasi dan berlangsung sepanjang kehamilan. Tirrunnya hCG terjadi pa-
implantasi. Jika terjadi pembuahan maka blastokista yang da saat korpus luteum tidak Iagi diperlukan untuk sekresi
tertanam menyelamatkan dirinya sendiri dari kematian aki- hormon steroidnya, karena plasenta telah mulai mengeluar-
bat terbilas dalam darah haid dengan menghasilkan hCG. kan estrogen dan progesteron dalam jumlah yang signiftkan.
Hormon ini, yang secara fungsional mirip LH, merangsang Korpus luteum kehamilan mengalami regresi parsial seiring
dan mempertahankan korpus luteum sehingga struktur ini dengan merosotnya sekresi hCG, tetapi struktur ini tidak
tidak berdegenerasi. Unit endokrin ovarium ini, yang seka- diubah menjadi jaringan parut sampai setelah persalinan.
rang dinamai korpus luteum kehamilan, tumbuh semakin CATAIAN KLINIS. Gonadotropin korion manusia di-
besar dan semakin banyak menghasilkan esrrogen dan pro- keluarkan dari tubuh melaiui urin. Uji diagnosis kehamilan
gesteron untuk 10 minggu selanjutnya sampai plasenta dapat mendeteksi hCG dalam urin hingga sedini bulan per-
mengambil alih sekresi hormon-hormon steroid ini. Karena tama kehamilan, sekitar dua minggu seteiah keterlambatan
persistensi estrogen dan progesteron maka jaringan endome- haid pertama. Karena pada saat rersebur mudigah yang sedang
trium tebal dan seperti sumsum ini dipertahankan dan tidak tumbuh belum dapat dideteksi dengan pemeriksaan fisik maka
diluruhkan. Karena itu, haid berhenti selama kehamilan. uji ini memungkinkan kehamilan dikonfirmasi secara dini.
Stimulasi oleh hCG diperlukan untuk mempertahan- Thnda klinis kehamilan yang sering dijumpai adalah
kan korpus luteum kehamilan karena LH, yang memperra- morning sichness, serangan,serangan mual dan muntah yang
hankan korpus luteum selama fase luteal normal siklus haid, sering terjadi pada pagi hari meskipun dapat terjadi kapan
ditekan oleh umpan balik negatif kadar progesteron yang saja. Karena keadaan ini biasanya terjadi segera setelah im-
tinggi. plantasi dan bersamaan dengan puncak produksi hCG, maka
Pemeliharaan kehamilan normal bergantung pada kon- para ilmuwan berspekulasi bahwa hormon plasenta awal ini
sentrasi progesteron dan estrogen yang tinggi. Karena itu, mungkin memicu gejala, mungkin dengan bekerja pada
produksi hCG sangat penting selama trimester pertama un- chemoreceptor *iger zone di pusat muntah (lihat h. 658).
tuk mempertahankan produi<si hormon-hormon ini oleh
ovarium. Pada janin lakilaki, hCG juga merangsang prekur-
SEKRESI ESTROGEN DAN PROGESTERON
sor sel Leydig di testis janin untuk mengeluarkan tesrosreron,
yang menyebabkan maskulinisasi saluran reproduksi. Mengapa plasenta yang sedang terlentuk tidak iangsung
Laju sekresi hCG meningkat pesat selama awal keha- menghasilkan estrogen dan progesteron alih-alih mengeiuar-
milan untuk menyelamatkan korpus luteum dari kematian. kan hCG, yang pada gilirannya merangsang korpus luteum

Tabel 20-5
Hormon Plasenta

r-roRMoN FU[IGSI
i4 u ma n Chorionic Gonadotropin (hCGl Mempertahankan korpus luteum kehamilan
Merangsang sekresi testosteron oleh testis mudigah XY
Fstrogen $uga dikeluarkan oleh korpus Merangsang pertumbuhan miometrium, meningkatkan kekuatan uterus untuk
lwteurn kehamilanl persalinan
Membantu mempersiapkan kelenjar mamaria untuk laktasi
Progesteron (juga dikeluarkan oleh Menekan kontraksi uterus agar Iingkungan perkembangan janin tenang
korBus luteum keharnilan') Mendorong pembentukan sumbat mukus serviks untuk mencegah kontaminasi
uterus
Membantu mempersiapkan kelenjar mamaria untuk laktasi
ttuman Chorianic Somatomarnmatropin Dipercayai mengurangi pemakaian glukosa oleh ibu dan mendorong penguraian
tmemiliki struktur serupa dengan simpanan lemak (serupa dengan hormon pertumbuhan) sehingga lebih banyak
hormon pertwrnbwhan dan prolaktin) glukosa dan asam lemak bebas dapat dialirkan ke janin
Membantu mempersiapkan kelenjar mamaria untuk laktasi (serupa dengan
prolaktin)
${elaksin (juga dikeluarkan oleh korpus Melunakkan serviks dalam persiapan untuk pembukaan serviks saat persalinan
!uteum kehamilanJ Memperlonggar jaringan ikat antara tulang-tulang panggul sebagai persiapan
untuk persalinan
PTI'irP (parafhyro id harmone- rel ated Meningkatkan kadar Ca2* plasma ibu untuk digunakan dalam kalsifikasi tulang
pep"dfde) plasenta janin; jika diperluka.n, mendorong disolusi lokal tulang ibu, memobilisasi simpanan
Ca'z* mereka untuk digunakan oleh janin yang sedang berkembang

855 Eab 20
untuk mengeluarkan kedua hormon penting ini? Jawabannya
adalah bahwa, karena berbagai sebab, plasenta tidak dapat
menghasilkan estrogen arau progesreron dalam .iumlah cukup Gonadotropin korion manusia (hCG)
pada trimester pertama kehamilan. Pada kasus estrogen, pla-
senta tidak memiliki sbmua enzim yang diperlukan untuk
membentuk hormon ini. Sintesis estrogen memerlukan in-
teraksi kompleks antara plasenta dan janin (Gambar 20-29).
=(E
o)
Plasenta mengubah hormon androgen yang diproduksi oleh c(g
korteks adrenal janin, dehidroepiandrosteron (DHEA), men- (o
E
jadi estrogen. Plasenta tidak dapat menghasilkan esrrogen (o
sampai janin telah berkembang ke titik di mana korteks (E
Y
adrenalnya mengeluarkan DHEA ke dalam darah. Plasenta
mengekstraksi DHEA dari darah janin dan mengubahnya
menjadi estrogen, yang kemudian dikeluarkannya ke dalam
darah ibu. Estrogen primer yang disintesis dengan cara ini
adalah estriol, berbeda dari estrogen urama yang diproduksi
oleh ovarium, estradiol. Karena itu, pengukuran kadar estriol
dalam urin ibu dapat digunakan secara klinis menilai viabi- ol:r 2 3 4 s 6 7 8 etlo
litas janin. / Brlan setelah awal haid terakhir I
Pada kasus progesteron, plasenta dapat mensintesis Fertilisasi persalinan
hormon ini segera setelah implantasi. Meskipun plasenta dini Gambar 20-28
memiliki enzimyang diperlukan untuk mengubah kolesterol Laju sekresi hormon plasenta.
yang diekstraksi dari darah ibu menjadi progesreron, namun
plasenta ini belum menghasilkan banyak hormon ini, karena
jumlah produksinya setara dengan berat plasenta. Selama 10
minggu pertama kehamilan plasenta terlalu kecil untuk mampu meninggalkan sistem penunjang kehidupan dari
menghasilkan progesteron dalam jumlah yang memadai un- ibunya. Semenrara itu, sejumlah perubahan fisik terjadi pada
tuk mempertahankan jaringan endometrium. Peningkatan ibu untuk mengakomodasi kebutuhan selama kehamilan.
nyata progesteron dalam darah dalam tujuh bulan terakhir Perubahan yang paling nyata adalah pembesaran uterus
gestasi mencerminkan pertumbuhan plasenta selama periode Uterus mengembang dan bertambah beratnya lebih dari 20
ini. kali, di luar isinya. Payudara membesar dan memiliki ke-
mampuan untuk menghasilkan susu. Sistem-sistem tubuh di
luar sistem reproduksi juga melakukan berbagai perubahan
PERAN ESTROGEN DAN PROGESTERON DALAM
yang diperlukan. Volume darah meningkat sebesar 30o/o, dan
KEHAMILAN
sistem kardiovaskular berespons terhadap peningkatan kebu-
Seperti telah disebutkan, diperlukan konsenrrasi estrogen tuhan oleh massa plasenta yang terus tumbuh. penambahan
dan progesteron yang tinggi untuk mempertahankan keha- berat selama kehamilan hanya sebagian yang disebabkan
milan normal. Estrogen merangsang pertumbuhan miome- oleh berat janin. Sisanya terutama disebabkan oleh pening-
trium, yang ukurannya bertambah besar sepanjang keha- katan berat uterus, termasuk plasenta, dan bertambahnya
milan. Diperlukan otot uterus yang lebih kuat untuk volume darah. Aktivitas pernapasan meningkat sekitar 20yo
mengeluarkan janin sewaktu persalinan. Estriol juga mendo- untuk mengatasi kebutuhan tambahan pemakaian O, dan
rong perkembangan duktus-duktus di kelenjar mamaria, pengeluaran CO, dari janin. Pengeluaran urin meningkat,
yang akan dilalui oleh air susu sewaktu iaktasi. dan ginjal mengeluarkan zat-zar sisatambahan Jari janin.
Progesteron melakukan berbagai peran sepanjang keha- Meningkatnya kebutuhan metabolik janin yang sedang
milan. Fungsi utamanya adalah mencegah keguguran dengan tumbuh meningkatkan kebutuhan nutrisi bagi ibu. Secara
menekan kontraksi miometrium uterus. Progesteron juga umum, janin mengambil apa yang diperlukan dari ibunya,
mendorong pembentukan sumbat mukus di kanalis servi- meskipun hal ini menyebabkan ibu mengalami defisit nutrisi.
kalis, mencegah kontaminan vagina mencapai uterus. Yang Sebagai contoh, hormon piasenta human chorionic soma-
terakhir, progesteron plasenta merangsang perkembangan ton ammotropla (somatomamotropin korion manusia, hCS)
kelenjar susu di payudara, dalam persiapan untuk laktasi. diperkirakan berperan menyebabkan penurunan pemakaian
glukosa oleh ibu dan mobilisasi asam lemak bebas dari sim-
panan lemak ibu, serupa dengan efek hormon pertumbuhan
I Sistem tubuh ibu berespons
terhadap (lihat h. 741) (Pada kenyataannya, hCS memiliki struktur
peningkatan kebutuhan selama kehamilan. mirip dengan hormon pertumbuhan dan prolaktin serta
memperlihatkan kerja serupa). Perubahan-perubahan meta-
Masa gestasi (kehamilan) adalah sekitar 38 minggu dari bolik pada ibu yang dipicu oleh hCS menyebabkan glukosa
konsepsi (40 minggu dari akhir haid terakhir). Selama gestasi, dan asam lemak tersedia lebih banyak untuk dialihkan ke
mudigah/janin tumbuh dan berkembang hingga ke tahap ia janin. Juga, jika ibu tidak mengonsumsi cukup Ca2-, maka

Sistern Reproduksi 857


Darah ibu Plasenta Darah janin Korteks adrenal janin

Kolesterol +' Kolesterol Kolesterol + Kolesterol


- I
I

t
I

Progesteron Progesteron I

I
DHEA+- DHEA<-- Deh idroepiandrosteron
I (DHEA)
I
Estrogen +- Estrogen

-
----+ Jalur sintesis progesteron plasenta
---'--------> Jalur sintesis estrogen plasenta
Gambar 20-2g
Sekresi estrogen dan progesteron oleh plasenta. Plasenta mengeluarkan, dalam jumlah yang semakin banyak, progesteron dan
estrogen ke dalam darah ibu setelah trimester pertama. Plasenta itu sendiri dapat mengubah kolesterol menjadi progesteron
tidak memiliki sebagian dari enzim yang dibutuhkan untuk mengubah kolesterol menjadi estrogen. Namun,
Qalur hijau) tetapi
plasenta dapat mengubah DHEAyang berasal dari kolesterol di korteks adrenal janin menjadi estrogen ketika DHEA mencapai
plasenta melalui darah janin Qalur biru).

hormon plasenta lainnya yang serupa dengan hormon para- lahir dengan melonggarkan jaringan ikat antara tulang-
tir oid, 1t arathyro id b o nn one-re late d p Et tide (PTH rp), me- tulang panggul.
mobilisasi Ca2- dari tulang ibu untuk menjamin kalsifikasi Sementara itu, janin bergeser ke bawah (janin "turun')
tulang-tulang janin (Thbel 20-5). dan dalam keadaan normal terorientasi sedemikian sehingga
kepala berkontak dengan serviks sebagai persiapan untuk
keluar melalui jalan lahir. Pada persalinan sungsang, seriap
I Perubahan selama akhir gestasi sebagai bagian tubuh selain kepala adalah bagian yang pertama kali
persiapan untuk persalinan. mendekati jalan lahir.

Persalinan (partus, pelahiran) memerlukan (1) dilatasi ka-


nalis servikalis ("pembukaan') untuk mengakomodasi lewat- tr Para ilmuwan semakin menEetahui faktor-faktor
nya janin dari uterus melalui vagina ke lingkungan luar dan yang memicu dimulainya persalinan.
(2) kontraksi miometrium uterus yang cukup kuat untuk
mengeluarkan janin. Kontraksi ritmik terkoordinasi, biasanya tidak nyeri pada
Beberapa perubahan terjadi selama masa gestasi akhir awalnya, dimulai pada awitan persalinan sejati. Seiring
sebagai persiapan untuk dimulainya persalinan. Selama dua dengan kemajuan persalinan, frekuensi, intensitas, dan rasa
trimester pertama gestasi, uterus relatif tetap tenang, karena tidak nyaman yang ditimbulkan kontraksi bertambah. Kon-
efek inhibitorik progesteron kadar tinggi pada otot mio- traksi kuat dan berirama ini mendorong janin menekan ser-
metrium. Namun, selama trimester terakhir, uterus menjadi viks dan membukanya. Kemudian, setelah membuat serviks
semakin peka rangsang sehingga kontraksi ringan (kontaksi terbuka cukup lebar untuk dapat dilalui janin, kontraksi-
Braxton-Hiclrs) dapat dialami dengan kekuatan dan fre- kontraksi ini mendorong janin keluar melalui jalan lahir.
kuensi yang bertambah. Kadang kontraksi ini menjadi cukup Faktor-faktor pasti yang memicu peningkatan kontrak-
teratur sehingga disangka sebagai awitan persalinan, suatu tilitas uterus dan, karenanya, memulai persaiinan belum
fenomena yang dinamai "persalinan palsu'. sepenuhnya diketahui, meskipun telah banyak kemajuan
Selama gestasi, pintu keluar uterus tetap tertutup oleh dicapai dalam pengungkapan rangkaian proses selama tahun-
servils yang kaku dan tertutup rapat. Seiring dengan men- tahun terakhir. Marilah kita melihat apa yang telah diketahui
dekatnya persalinan, serviks mulai melunak (atau "matang") tentang proses ini.
akibat disosiasi serat jaringan ikatnya yang kuat (kolagen).
Karena perlunakan ini rnaka serviks menjadi lentur sehingga PERAN ESTROGEN KADAR TINGGI
dapat secara bertahap membuka pintu keluarnya sewaktu Selama awal gestasi, kadar estrogen ibu relatif rendah, tetapi
janin yang secara paksa didorong menekannya saat persa- seiring dengan kemajuan kehamilan, sekresi estrogen plasenta
linan. Perlunakan serviks ini terutama disebabkan oleh terus meningkat. Pada hari-hari tepat menjelang persalinan,
relaksin, suatu hormon pepdda yang dihasilkan oleh korpus terjadi lonjakan kadar estrogen yang menyebabkan perubah-
luteum kehamilan dan plasenta. Faktor lain juga berperan an pada uterus dan serviks untuk mempersiapkan kedua
daiam periunakan serviks ini. Relaksin juga melemaskan jalan struktur ini untuk persalinan dan pelahiran (Gambar 20-28

858 Bab 20
dan 20-30). Pertama, esrrogen kadar tinggi mendorong sin- tangan paru janin. Secara spesifik, kortisol merangsang sin-
tesis konekson di dalam sel-sel otot polos uterus. Hampir tesis surfaktan paru, yang mempermudah ekspansi paru dan
sepanjang kehamilan sel-sel miometrium ini tidak secara mengurangi kerja bernapas (lihat h. 513).
fungsional berkaitan. Konekson yang baru terbenruk disisip, Peningkatan Iaju sekresi DHEA oleh korteks adrenal
kan di membran plasma miometrium untuk membentuk sebagai respons terhadap CRH plasenta menyebabkan pe-
taut celah yang secara elektris menyatukan sel-sel otot polos ningkatan kadar sekresi esrrogen plasenta. Ingatlah bahwa
uterus sehingga mereka mampu berkontraksi secara terkoor- plasenta mengubah DHEA dari kelenjar adrenal
.ianin men-
dinasi (lihath. 77). jadi estrogen, yang kemudian masuk ke dalam aliran darah
Secara bersamaan, estrogen kadar tinggi secara drastis ibu (Gambar 20-29). Jika sudah cukup tinggi, estrogen ini
dan progresif meningkatkan lionsentrasi reseptor oksitosin di mengaktifkan proses-proses yang memulai persalinan. Ka-
miometrium. Bersama-sama, perubahan-perubahan miome- rena itu, durasi kehamilan dan persalinan ditentukan ter-
trium ini menyebabkan responsivitas uterus terhadap oksi- utama oleh kecepatan produksi CRH plasenta. Demikianlah,
tosin meningkat yang akliirnya memicu persalinan. "jam plasenta" menandai rentang waktu hingga persalinan.
Selain mempersiapkan uterus untuk persalinan, estro- Saat persalinan telah ditentukan sejak awal kehamilan,
gen kadar tinggi juga mendorong pembentukan prostaglan- dengan pelahiran pada titik akhir proses pematangan yang
din lokal yang berperan dalam pematangan serviks dengan terjadi sepanjang proses gestasi. Detik jam plasenta diukur
merangsang enzim-enzim serviks yang secara lokal mengurai- oleh laju sekresi plasenta. Seiring dengan kemajuan keha-
kan serat kolagen. Selain itu, berbagai prostaglandin itu sen- milan, kadar CRH dalam plasma ibu meningkat. para pene-
diri meningkatkan responsiviras urerus terhadap oksitosin. liti dapat secara akurat memperkirakan waktu persalinan
dengan mengukur kadar CRH plasma ibu bahkan sejak
akhir trimester perrama. Kadar yang lebih tinggi daripada
PERAN OKSITOSIN
. normal dilaporkan berkaitan dengan persalinan premarur,
Oksitosin adalah suatu hormon pepdda yang diproduksi sedangkan kadar yang lebih rendah daripada normal meng-
oleh hipotalamus, disimpan di hipofisis posterior, dan di- isyaratkan persalinan melewati jadwal. Hal ini dan data lain
bebaskan ke dalam darah dari hipofisis posterior pada sti- menunjukkan bahwa persalinan dimulai ketika kadar kritis
mulasi saraf oleh hipotalamus (lihat h.731). Oksitosin, suatu CRH plasenta tercapai. Kadar kritis CRH ini memasrikan
perangsang otor urerus yang kuat, berperan kunci dalam bahwa ketika persalinan dimulai, bayi telah siap hidup di luar
kemajuan persalinan. Namun, hormon ini semula bukan rahim. Hal ini dicapai melalui peningkatan secara bersamaan
dianggap sebagai pemicu persalinan karena kadar oksitosin kortisol janin yang diperlukan untuk pematangan paru dan
dalam darah tetap konstan mendekati awitan persalinan. estrogen yang diperlukan untuk menimbulkan perubahan-
Penemuan bahwa responsivitas uterus terhadap oksitosin perubahan pada uterus untuk memulai persalinan. Teka-teki
pada aterm adalah 100 kali dibandingkan wanita yang tidak yang masih tertinggal mengenai jam plasenta adalah, apa
hamil (karena meningkatnya konsentrasi resepror oksitosin yang mengontrol sekresi CRH?
miometrium) menyebabkan kesimpulan yang sekarang di-
terima luas bahwa persalinan dimulai ketika konsentrasi
PERAN PERADANGAN
reseptor oksitosin mencapai suatu ambang kritis yang me-
mungkinkan awitan kontraksi kuat terkoordinasi sebagai Yang menarik, riset-riset terakhir menunjukkan bahwa pera-
respons terhadap kadar oksitosin darah yang biasa. dangan berperan sentral dalam proses persalinan, baik pada
awitan persalinan aterm maupun persalinan prematur. Kunci
pada respons peradangan ini adalah pengaktifan nuclear
PERAN CORTICOTROPIN-RELEASING HORMONE factor rB (NF-rcB) di uterus. NF-rcB mendorong pem-
Selama ini para ilmuwan dibuat bingung oleh faktor-faktor bentukan sitokin-sitokin peradangan misalnya interleukin-g
yang meningkatkan sekresi estrogen plasenta. Riset-riset (lL-8) (lihat h. 474) dan prostaglandin yang rneningkatkan
teraklir telah memberi gambaran baru tentang mekanisme kepekaan uterus terhadap berbagai pembawa pesan kimiawi
yang mungkin berperan. Bukti mengisyaratkan bahwa pemicu kontraksi dan membantu melunakkan serviks. Apa
cortico tropin-re leasing hormone (CRH) yang dikeluarkan oleh yang mengaktifkan NF-rB sehingga terjadi rangkaian proses
plasenta bagian janin ke dalam sirkulasi ibu dan janin tidak peradangan yang membantu memulai persalinan? Berbagai
saja mendorong pembentukan estrogen plasenta, sehingga faktor yang berkaitan dengan awitan persalinan aterm dan
akhirnya menenrukan saar dimulainya persalinan, tetapi juga persalinan premarur dapat menyebabkan lonjakan NF-rB.
mendorong perubahan-perubahan di paru janin yang dibu- Faktor-faktor tersebut mencakup peregangan oror urerus
tuhkan untuk menghirup udara (Gambar 20-30). Ingatlah dan adanya protein surfaktan paru SP-A di cairan amnion.
bahwa CRH dalam keadaan normal dikeluarkan oleh hipo- SP-A mendorong migrasi makrofag janin ke uterus. Makro-
talamus dan mengatur pengeiuaran ACTH oleh hipofisis an- fag ini, selanjutnya, menghasilkan sitokin peradangan inter-
terior (lihat h.736 dan 766). Sebaliknya, ACTH merangsang leukin 1B QL-lp) yang mengaktifkan NF-rB. Dengan cara
pembentukan kortisol dan DHEA oleh korteks adrenal. ini, pematangan paru janin ikut serta memulai persalinan.
Pada janin, banyak CRH yang berasal dari plasenta dan CATAIAN KLINIS. Persalinan premarur dapat dipicu
bukan semata-mata dari hipotalamus janin. Sekresi kortisol oleh infeksi bakteri dan reaksi alergik yang mengaktifkan
tambahan yang dirangsang oleh CRH mendorong pema- NF-tcB. Demikian juga, kehamilan multijanin berisiko

Sistem R.eproduksi 859


C--'a*'t"-_l
+
a'lTc*r*.--
f i- 1

+ { tre dalam sirkulasi janin)

f-Hii--fl---i-g.t d- l
t ___,r9rr_____
+

t--lAE --_-] fTM"*'"r"s l


++ l-
-- 9r!19ry! -,
@"kJ"""rfi) +

--1rL-18--_l
trlrr.*lp-_gl tr"i:ffifis
-'------}
+l Memicu
/------:-----
t .--
I

r-
_!111:T___, awitan
persalinan
+ -Pb*"ntr
+

f- ls"-f_"llrrrar.-'f"rtan---l
t ____!gru _J
F"rub"h"" DllEl-l
I menjadi estrogen I
f-JrL I
+ +

F"r"tt s""j-p*;-l
I sebagai persiapan I

I untuk menghirup
udara
i

I l
(_- -____l
ft-r-rt-"bh
I antara sel-sel
-'l
f-t1"":e,a.--.l
o' .-l
I .l'9r!.
f;;;l
oKsrtosrn
t rlrqrul I

t -t t
prostaqlandin
|
)
I

F'"fi;;
+ +

J Responsivitas
uterus terhadap
I kontraksi sebagai I

suatu kesatuan kadar rendah


I I
oksitosin

Berperan
dalam kemajuan
+ Tanda panah biru menunjukkan persalinan
rangkaian kejadian yang
menyebabkan dimulainya persalinan

+ Tanda panah hijau menunjukkan


siklus umpan balik positif yang
berperan dalam kemajuan persalinan

Gambar 20-30
lnisiasi dan perkembangan persalinan.

860 Bab 20
mengalami persalinan premarur, mungkin karena peningkatan cukup lebar untuk dilalui kepala. Pada kasus ini, tanpa
peregangan uterus memicu pengaktifan dini NF-rcB. intervensi medis kepala bayi akan tersangkut di belakang
lubang serviks yang sempit.
I Tahap hedua.Tahap kedua persalinan, pengeluaran bayi
I Persalinan berlangsung melalui siklus umpan yang sebenarnya, dimulai setelah dilatasi (pembukaan) ser-
balik positif. viks lengkap. Ketika bayi mulai bergerak melewati serviks
dan vagina, resepror,reseptor regang di vagina mengaktifkan
Setelah estro$en kadar tinggi dan berbagai sitokin inflamasi suatu refleks saraf yang memicu kontraksi dinding abdomen
meningkatkan kepekaan uterus terhadap oksitosin hingga ke secara sinkron dengan kontraksi uterus. Kontraksi abdomen
suatu tingkat kritis dan kontraksi urerus yang teratur telah ini sangat meningkatkan gaya yang mendorong bayi melewati
dimulai, kontraksi miometrium ini secara progresif bertambah jalan lahir. Ibu dapat membantu mengeluarkan bayinya
sering, kuat, dan lama sepanjang persa.linan sampai isi uterus dengan secara sengaja mengontraksikan otot-otot abdomen-
dikeluarkan. Pada awal persalinan, kontraksi berlangsung 30 nya bersamaan dengan kontraksi uterus (yairu, "mengejan'
detik atau kurang dan terjadi setiap sekitar 25 sampai 30 menit; saat timbul nyeri persalinan). Tahap 2 biasanya jauh lebih
pada akhir persalinan, kontraksi tersebut berlangsung 60 singkat daripada tahap pertama dan berlangsung 30 sampai
sampai 90 detik dan terjadi setiap 2 sampai 3 menit.
90 menit. Bayi masih melekat ke plasenta oleh tali pusat saar
Seiring dengan kemajuan persalinan, terjadi siklus um- lahir. Thli pusat ini diikat dan dipotong, dengan punrung
pan balik positif yang melibatkan oksitosin dan prostaglandin akan menciut dalam beberapa hari untuk membentuk
serta seca-ra terus-menerus meningkatkan kontraksi miome- umbilikus (pusar).
trium (Gambar 20-30). Setiap kontraftsi uterus dimulai di I Tahap hetiga. Segera setelah bayi lahir, terjadi rangkaian
puncak uterus dan menyapu ke bawah, mendorong janin kontraksi uterus kedua yang memisahkan plasenta dari mio-
menuju serviks. Tekanan janin terhadap serviks menyebabkan metrium dan mengeluarkannya melalui vagina. Pelahiran
dua hal. Pertama, kepala janin mendorong sewiks yang telah plasenta, atau afterbirth, merupakan tahap ketiga persalinan,
lunak dan menyebabkan kanalis servikalis membuka. Kedua, biasanya merupakan tahap paling singkat yaitu selesai dalam
peregangan serviks merangsang pelepasan oksitosin melalui 15 sampai 30 menit setelah bayi lahir. Setelah plasenta di-
refleks neuroendokrin. Sdmulasi reseptor-reseptor di serviks keluarkan, kontralai miometrium yang berkelanjutan me-
sebagai respons terhadap tekanan janin menyebabkan pengi-
nyebabkan pembuluh darah uterus yang mengalir ke tempat
riman sinyal saraf melalui medula spinalis ke hipotalamus, perlekatan plasenta terjepit untuk mencegah perdarahan.
yang selanjutnya memicu pelepasan oksitosin dari hipofisis
posterior. Oksitosin tambahan ini menyebabkan kontraksi INVOLUSI UTERUS
uterus menjadi lebih kuat. Akibatnya janin terdorong lebih
Setelah pelahiran, uterus menciut ke ukuran pragestasinya,
kuat menekan serviks, merangsang pelepasan lebih banyak
suatu proses yang dikenal sebagai involusi, yang berlangsung
oksitosin, dan demikian sererusnya. Siklus ini bertambah kuat
empat sampai enam minggu. Selama involusi, jaringan endo-
karena oksitosin merangsang produksi prostaglandin oleh de-
metrium yang tertinggal dan tidak dikeluarkan bersama pla-
sidua. Sebagai perangsang miometrium yang kuat, prostaglan-
senta secara bertahap mengalami disintegrasi dan terlepas,
din meningkatkan kontraksi uterus lebih lanjut. Sekresi oksi-
menghasilkan duh vagina yang disebut lokia dan terus keluar
tosin, produksi prostaglandin, dan kontralai urerus terus
selama tiga sampai enam minggu setelah persalinan. Setelah
meningkat melalui umpan balik positif sepanjang persalinan
periode ini, endometrium pulih ke keadaan sebelum hamil.
sampai kelahiran janin melenyapkan tekanan pada serviks.
Involusi rerutarna disebabkan oleh penurunan tajam
estrogen dan progesteron darah saat plasenta sebagai sumber
TAHAP PERSALINAN steroid ini keluar ketika persalinan. Proses ini dipercepat pada
Persalinan dibagi menjadi tiga tahap: (1) dilatasi serviks, (2) ibu yang menyrsui bapnya, karena terjadi pelepasan oksitosin
pelahiran bayi, dan (3) pelahiran plasenta (Gambar 20-31). akibat rangsang hisapan di puting papdara. Selain berperan
Pada permulaan persalinan atau suatu waktu pada tahap pnting dalam menyrrsui, pelepasan oksitosin yang dipicu oleh
pertama, membran yang membungkus kantung amnion, menyrrsui ini mendorong kontraksi miometrium yang mem-
atau "kantung air", pecah. Cairan amnion (air ketuban) yang bantu mempertahankan tonus otot uterus, mempercepat invo-
keluar dari vagina membanru melumasi jalan lahir. lusi. Involusi biasanya tuntas dalam waktu sekitar empat minggu
pada ibu yang menfrsui tetapi memerlukan hingg" sekiL
I Tahap pertama. Selama tahap pertama, serviks dipaksa
enam minggu pada mereka yang ddak meny'usui bayrnya.
melebar untuk mengakomodasi garis tengah kepala bayi,
biasanya hingga maksimal 10 cm. Tahap ini adalah yang
paling lama, berlangsung dari beberapa jam sampai 24 jam I Laktasi memerlukan masukan sinyal berbagai
pada kehamilan pefiama. Jika bagian tubuh lain janin selain hormon.
kepala yang menghadap ke serviks maka bagian tersebut
biasanya kurang efektif daripada kepala untuk "membelah" Sistem reproduksi wanita menunjang kehidupan bayi sejak
serviks. Kepala memiliki garis rengah terbesar pdda tubuh konsepsi, semasa gestasi, hingga tahap awal kehidupan di
bayi. Jika bayi mendekati jalan lahir dengan kaki terlebih luar rahim. Susu (atau ekivalennya) merupakan nuffien esen-
dahulu maka kaki mungkin tidak dapat melebarkan serviks sial bagi kelangsungan hidup bayi. Karena itu, selama gestasi

Sistem Reproduksi 861


Kandung Tulang
Plasenta kemih pubis

Uretra
Vagina
--.j
Serviks .;:;.
Rektum

"l
Serviks yang melebar parsial I

Plasenta Uterus Tali pusat

Tahap pertama persalinan: Tahap kedua persalinan: Tahap ketiga persalinan:


pembukaan serviks Pengeluaran bayi Pelahiran plasenta

(b)

Gambar 20-31
Tahap-tahap persalinan. (a) Posisi janin menjelang akhir kehamilan. (b) Tahap-tahap persalinan.

kelenjar mamaria, atau payrdara dipersiapkan untuk lak- tinggi merangsang pembentukan alveolus-lobulus. Pening-
tasi (pembentukan susu). katan konsentrasi prolaktin (suatu hormon hipofisis anterior
Payudara pada wanita yang tidak hamil terutama terdiri yang dirangsang oleh peningkatan kadar estrogen) dan
dari jaringan lemak dan sistem duktus rudimenter. Ukuran human chorionic somatomAmmotropin (suatu hormon pla-
payudara ditentukan oleh jumlah jaringan lemak, yang tidak snta yang memiliki struktur serupa dengan hormon per-
ada kaitannya dengan kemampuan menghasilkan air susu. tumbuhan dan prolaktin) juga ikut berperan dalam perkem-
bangan kelenjar mamaria dengan menginduksi sintesis
PERSIAPAN PAYUDARA UNTUK LAKTASI enzim-enzim yang dibutuhkan untuk memproduksi susu.

Di bawah pengaruh lingkungan hormonal yang terdapat se-


lama kehamilan, kelenjar mamaria mengembangkan struktur HAMBATAN LAKTASI SELAMA KEHAMILAN
dan fungsi kelenjar internal yang diperlukan untuk meng- Sebagian besar perubahan di payudara terjadi seiama paruh
hasilkan susu. Payudara yang mampu menghasilkan susu pertama kehamiian sehingga pada pertengahan kehamilan
memiliki anyaman duktus yang semakin kecil yang berca- kelenjar mamaria telah mampu sepenuhnya menghasilkan
bang dari puting payudara dan berakhir di lobulus (Gambar susu. Namun, sekresi susu tidak terjadi sampai persalinan.
20-32a). Setiap lobulus terdiri dari sekelompok kelenjar mi- Konsentrasi estrogen dan progesteron yang tinggi selama pa-
rip kantung yang dilapisi oleh epitel dan menghasilkan susu ruh terakhir kehamilan mencegah laktasi dengan mengham-
serta dinamai alveolus. Susu dibentuk oleh sel epitel kemu- bat efek stimulatorik prolaktin pada sekresi susu. Prolaktin
dian disekresikan ke dalam lumen alveolus, lalu dialirkan adalah perangsang utama sekresi susu. Karena itu, meskipun
oleh duktus pengumpul susu yang membawa susu ke per- steroid-steroid plasenta berkadar tinggi tersebut merangsang
mukaan puting payudara (Gambar 20-32b). perkembangan perangkat penghasil susu di payrdara namun
Selama kehamilan, estrogen kadar tinggi mendorong hormon-hormon ini juga mencegah kelenjar mamaria ber-
perkembangan ekstensif duktus, sementara progesteron kadar operasi hingga bayi lahir dan susu dibutuhkan.

862 Bab 20
I Pelepasan ohsitosin dan penyemprotan susu. Bayi tidak
Jaringan lemak dapat secara langsung menghisap susu keluar dari lumen
alveolus. Susu harus secara aktif diperas keluar alveolus dan
masuk ke duktus dan menuju ke puting payudara, oleh
kontraksi sel-sel mioepitel khusus (sel epitel mirip otot) yang
mengelilingi setiap alveolus (Gambar 20-32b). penghisapan
payudara oleh bayi merangsang ujung saraf sensorik di pu-
ting, menimbulkan potensial alai yang merambat melalui

Puting
payudara
Tabel 2o-5
Kerja Estrogen dan Progesteron

ESTROGEN

Efek pada .laringan Spesifik Seks


Esensial bagi pematangan dan pelepasan sel telur
Merangsang pertumbuhan dan memelihara keseluruhan
saluran reproduksi wanita
Merangsang proliferasi sel granulosa, yang menyebabkan
pematangan folikel
Sel mioepitel
Penyemprotan Mengencerkan mukus serviks untuk memudahkan penetrasi
sperma
Meningkatkan transpor sperma ke tuba uterina dengan
merangsang kontraksi uterus dan tuba uterina
Merangsang pertumbuhan endometrium dan miometrium
Memicu sintesis reseptor progesteron di endometrium
Memicu awitan persalinan dengan meningkatkan
responsivitas uterus terhadap oksitosin pada akhir masa
gestasi melalui efek ganda: dengan merangsang sintesis
(b) reseptor oksitosin miometrium dan dengan meningkatkan
Gambar 20-32 taut celah miometrium sehingga uterus dapat berrontraksi
sebagai suatu kesatuan terpadu sebagai respons terhadap
Anatomi kelenjar mamaria. (a) Struktur internal kelenjar oksitosin
mamaria, pandangan lateral. (b) Gambaran skematik struktur
mikroskopik sebuah alveolus di dalam kelenjar mamaria. Efek Reprad u ktif La i n nya
Sel-sel epitel alveolus mensekresikan susu ke dalam lumen. Mendorong perkembangan karakteristik seks sekunder
Kontraksi sel mioepitel sekitar menyemprotkan susu keluar
Mengontrol sekresi GnRH darr gonadotropin
melalui duktus.
Kadar rendah menghamba.[ sekresi
Kadar tinggi merupakan penyebab lonjakan LH
Merangsang perkembangan duktus di payudara selama
gestasi
Penurunan mendadak esrrogen dan progesteron yang Menghambat efek prolaktin yang merangsang pengeluaran
terjadi dengan keluarnya plasenta saat persalinan memicu susu selama gestasi
laktasi. (Kini kita telah menyelesaikan pembahasan tentang Efek Nonreproduktif
fungsi estrogen dan progesteron selama gestasi dan laktasi Mendorong pengendapan lemak
serta sepanjang kehidupan reproduksi wanita. Fungsi-fungsi
Meningkatkan kepadatan tulang
ini diringkaskan di Thbel 20-6).
Menutup lempeng epif isis

PROGESTERON
STIMULASI LAKTASI OLEH PENGHISAPAN
Mempersiapkan lingkungan yang sesuai untuk memelihara
Setelah produksi susu dimulai setelah persalinan, dua hor-
mudigah/janin yang sedang tumbuh
mon berperan penring untuk mempertahankan laktasi: (1)
Mendorong pembentukan sumbat mukus tebal di kanalis
prolaktin, yang meningkatkan sekresi susu, dan (2) ohsitosin, servikalis
yang menyebabkan ejeksi (penyemprotan) susu. Penyempro-
Menghambat sekresi GnRH hipotalamus dan gonadotropin
tan susu, atar milh letdoun, merujuk kepada ekspulsi paksa Merangsang perkembangan alveolus di payudara selama
susu dari lumen alveolus keluar melalui duktus. Pelepasan gestasi
kedua hormon ini dirangsang oleh refleks neuroendokrin Menghambat efek prolaktin yang merangsang pengeluaran
yang dipicu oleh penghisapan puting payudara oleh bayi susu selama gestasi
(Gambar 20-33). Marilah kita bahas masing-masing hormon Menghambat kontraksi uterus selama gestasi
tersebut secara lebih detil.

Sistem Reproduksi 863


medula spinalis ke hipotalamus. Hipotalamus, setelah di- PRH sebagai oksitosin yang dikeluarkan oleh hipotalamus ke
aktifkan, memicu pengeluaran oksitosin dari hipofisis poste- dalam sistem porta hipotalamus-hipofisis untuk merangsang
rior. Oksitosin, selanjutnya, merangsang kontraksi sel mio- sekresi prolaktin oleh hipofisis anterior (lihat h. 736). Peran
epitel di payudara untuk penyemprotan susu. Milb letdnun oksitosin ini berbeda dari peran oksitosin yang diproduksi
ini berlanjut selama bayi terus menyusui. Dengan cara ini, oleh hipotalamus dan disimpan di hipofisis posterior.
refleks penyemprotan susu menjamin bahwa payudara Sepanjang kehidupan seorang wanita, PIH memiliki
mengeluarkan susu hanya ketika dan dalam jumlah yang
pengaruh dominan, sehingga konsentrasi prolaktin normal-
dibutuhkan oleh bayi. Meskipun alveolus mungkin penuh nya tetap rendah. Selama laktasi, setiap kali bayi menghisap
susu namun susu tersebut tidak dapat dikeluarkan tanpa terjadi letupan sekresi prolaktin. Impuls-impuls aferen yang
oksitosin. Namun, refleks ini dapat terkondisi oleh rang- dipicu di puting payudara oleh penghisapan dibawa oleh
sangan di luar hisapan. Sebagai contoh, tangisan bayi dapat
medula spinalis ke hipotalamus. Refleks ini akhirnya menye-
memicu milk letdoun, menyebabkan susu keluar dari puting.
babkan pelepasan prolaktin oleh hipofisis anterior, meskipun
Sebaliknya, stres psikologis, yang bekerja melalui hipota-
belum jelas apakah ini disebabkan oleh inhibisi sekresi PIH
lamus, dapat dengan mudah menghambat penyemprotan
atau stimulasi PRH atau keduanya. Prolaktin kemudian be-
susu. Karena itu, sikap positif terhadap menyusui dan ling-
kerja pada epitel alveolus untuk mendorong sekresi susu
kungan yang santai adalah esensial bagi keberhasilan proses
untuk menggantikan susu yang keluar (Gambar 20-33).
menyusui.
Stimulasi secara bersamaan penyemprotan dan produksi
I Pelepasan prolaktin dan sekresi susu. Penghisapan tidak susu oleh hisapan memastikan bahwa kecepatan produksi
saja memicu pelepasan oksitosin tetapi juga merangsang pro-
susu seimbang dengan kebutuhan bayi akan susu. Semakin
duksi prolaktin. Pengeluaran prolaktin oleh hipofisis anterior
sering bayi menyusui, semakin banyak susu yang keiuar me-
dikontroi oleh dua sekresi hipotalamusi Prolactin-inhibiting Ialui penyemprotan dan semakin banyak susu yang dipro-
hormone (PIH) dan prolactin-releasing bormone (PRH).
duksi untuk pemberian berikutnya.
PIH sekarang diketahui merupakan dopamin, yang juga ber- Selain prolaktin, yaitu faktor terpenting yang mengon-
fungsi sebagai neurotransmiter di otak. Sifat kimiawi PRH
trol sintesis susu, paling tidak terdapat empat hormon iain
belum diketahui dengan pasti tetapi para ilmuwan menduga
yang esensial atas peran permisifnya dalam produksi susu:
kortisol, insulin, hormon paratiroid, dan hormon pertum-
buhan.

I Menyusui menguntungkan baik bagi bayi


maupun ibunya.
l\,4ekanoreseptor di puting payudara
Dari segi gizi, susu terdiri dari air, lemak trigliserida, kar-
l. bohidrat laktosa (gula susu), sejumlah protein, vitamin, dan
mineral kalsium dan fosfor.

KEUNTUNGAN MENYUSUI BAGI BAYI


Selain nutrienJ susu mengandung sejumlah sel imun, anti-
Prolactin-inhibiting hormone atau
Prolactin-releasing hormone (?) bodi, dan bahan senyawa lain yang membantu melindungi
bayi terhadap infeksi sampai ia dapat membentuk sendiri
respons imun yang efektif beberapa bulan setelah lahir.
Kolostrum, susu yang diproduksi selama lima hari pertama
Hipofisis posterior Hipofisis anterior
setelah persalinan, mengandung sedikit lemak dan iaktosa
tetapi dengan komponen-komponen imunoprotektif yang
tinggi. Semua bayi manusia memerlukan imunitas pasif se-
l oksitosin lama gestasi oleh antibodi yang menembus plasenta dari ibu
kepada janinnya (lihat
h. 464). Namun, antibodi-antibodi
l* ini berumur pendek dan tidak dapat menetap hingga bayi
Kontraksi sel dapat membentuk sendiri pertahanan imunologis. Bayryang
mioepitel yang
l.
r@
mendapat air susu ibu (ASI) memperoleh keuntungan selama
mengelilingi alveolus
periode rentan ini melalui berbagai mekanisme:

I I ASI mengandung banyak sel imun-baik limfositT dan


B, makrofag, maupun neutrofil (lihat h. 431-433)-yang
menghasilkan antibodi dan langsung menghancurkan mikro-
Gambar 20-33 organisme patogenik. Sel-sel ini sangat banyak terdapat dalam
Refleks penghisapan kolostrum.

864 Bab 20
I , IgA sehretorik, suatu jenis khusus antibodi, terdapat dicurahkan kepada bayinya dan bukan dibagi dengan
dalam jumlah besar di ASI. IgA sekretorik terdiri dari dua mudigah baru.
molekul antibodi IgA (lihat h. 459) yang disatukan oleh
apa yang disebut sebagai komponen sekretorik yang PENGHENTIAN PRODUKSI SUSU SAAT PENYAPIHAN
membantu melindungi-antibodi dari destruksi oleh getah
Ketika bayi disapih, terjadi dua mekanisme yang berperan
lambung bayi yang asam dan enzim-enzim pencernaan.
menghentikan produksi susu. Perrama, ranpa penghisap-
Koleksi antibodi IgA yang diterima oleh bayi yang men-
an, sekresi prolaktin tidak terangsang sehingga stimulus
dapat ASI ditujukan secara spesifik terhadap patogen
utama untuk sintesis dan sekresi susu yang berkelanjutan
rertentu di lingkungan ibu-dan, karenanya, di lingkungan
lenyap. Juga, karena tidak terjadi penghisapan dan tidak
bayi itu .juga. Karena itu, antibodi-antibodi ini melindungi
terjadi pelepasan oksitosin maka milh letdown tidak terjadi.
bayi dari mikroba infeksi yang kemungkinan besar dijum-
Karena produksi susu tidak langsung berhenti maka ter-
pai oleh bayi tersebut.
jadi akumulasi susu di alveolus dan menyebabkan payu-
I Sebagian komponen dalam ASI, misalnya mukus, me-
dara membengkak. Tekanan yang terbentuk kemudian
lekat ke mikroorganisme yang berpotensi menjadi patogen,
bekerja langsung pada sel epitel alveolus untuk menekan
mencegahnya melekat ke dan menembus mukosa usus.
produksi susu lebih lanjut. Karena itu, berhentinya laktasi
I Lahtoferin adalah konstituen ASI yang menghambat
saat penyapihan terjadi karena tidak adanya rangsangan
pertumbuhan bakteri berbahaya dengan mengurangi keter-
terhadap sekresi prolaktin dan oksitosin oleh penghisapan
sediaan besi, suatu minerai yang dibutuhkan untuk perkem-
bayi.
bangbiakan patogen-patogen ini (lihat h. 453).
I Fahtor bif.dus pada ASI, berbeda dari laktoferin, men-
dorong multiplikasi mikroorganism nonparogen Lactoba-
cillus btfdus di saluran cerna bayi. Pertumbuhan bakteri tak
I Akhir adalah suatu permulaan yang
baru.
berbahaya ini membantu mendesak pertumbuhan bakteri
yang berpotensi merugikan. Reproduksi adalah topik yang tepar untuk mengakhiri pem-
I Komponen-komponen lain dalam ASI mendorong pe- bahasan kita tentang fisiologi dari sel hingga sistem. Sel
matangan sistem pencernaan bayi sehingga bayi lebih tahan tunggal yang terbentuk dari penyatuan gamet pria dan wa-
terhadap bakteri dan virus penyebab diare. nita membelah secara mitotis dan berdiferensiasi menjadi
I Masih ada faktor-faktor lain dalam ASI yang belum individu multisel yang terbentuk dari sejumlah sistem tubuh
diketahui yang mempercepat perkembangan kemampuan berbeda yang berinteraksi secara kooperatif untuk memper,
sistem imun bayi. tahankan homeostasis (yaitu, stabilitas lingkungan internal).
Karena itu, ASI membantu melindungi bayi dari penyakit Semua proses homeostatik yang bersifat menunjang ke-
melalui beragam cara. hidupan yang disajikan di buku ini akan kembali berulang
Sebagian studi mengisyaratkan bahwa selain manfaat pada permulaan sebuah kehidupan baru.
ASI selama masa bayi, meyusui juga dapat mengurangi risiko
timbulnya penyakit tertentu pada kehidupan selanjutnya.
Contohnya adalah alergi misalnya asma, penyakit otoimun PERSPEKTIF BAB lNl: FOKUS PADA
misalnya diabetes melitus tipe I, dan kanker misalnya lim-
HOMEOSTASIS
foma.
Bayi yang mendapat susu formula yang terbuat dari Sistem reproduksi bersifat unik karena tidak esensial untdk
susu sapi atau bahan lain tidak memiliki keunggulan protek- homeostasis atau kelangsungan hidup individu tetapi esensial
tif yang diberikan oleh susu ibu dan, karenanya, memper- untuk mempertahankan kehidupan dari generasi ke generasi.
lihatkan peningkatan insidens infeksi saluran cerna, saluran Reproduksi bergantung pada penyaruan gamet pria dan
napas, dan telinga daripada 6ayiyang mendapat ASI. Saluran wanita (sel reproduktif), yang masing-masing mengandung
cerna neonatus juga lebih siap mengolah susu manusia dari- separuh set kromosom, untuk membentuk individu baru
pada susu formula yang berasal dari susu sapi sehingga bayi dengan set lengkap kromosom yang unik. Tidak seperti sis-
yang mendapat susu botol cenderung lebih sering mengalami tem tubuh lain, yang pada hakikatnya sama pada kedua jenis
gangguan pencernaan. kelamin, sistem reproduksi pria dan wanita sangat berbeda,
sesuai dengan peran mereka yar'g berbeda dalam proses
KEUNTUNGAN MENYUSUI BAGI IBU reproduksi.
Menyusui juga menguntungkan bagi ibu. Pelepasan oksi- Sistem pada pria dirancang untuk secara rerus-menerus
tosin yang dipicu oleh menyusui mempercepat involusi menghasilkan sejumlah besar spermatozo^ yang dapat ber-
uterus. Selain itu, penghisapan oleh bayi menekan siklus gerak yang akan diberikan kepada wanita selama tindakan
haid dengan menghambat sekresi LH dan FSH, mungkin seks. Gamet pria harus diproduksi dalam jumlah banyak
dengan menghambat GnRH. Karena itu, laktasi cenderung karena dua alasan: (1) Hanya sebagian kecil spermarozoa
mencegah ovulasi, menurunkan kemungkinan kehamilan yang bertahan hidup selama perjalanan berat melintasi
berikutnya (meskipun bukan cara kontrasepsi yang handal). saluran reproduksi wanita ke rempar pembuahan; dan (2)
Mekanisme ini memungkinkan semua sumber daya ibu diperlukan kerja sama banyak spermarozoa untuk meluruh-

Sistem Reproduksi 865


kan sawar yang mengelilingi gamet wanita (ovum atau sel Grdapat tiga kesamaan penting pada sistem reproduksi
telur) agar satu spermatozoa dapat menembus dan menyatu pria dan wanita, meskipun srruktur dan fungsi keduanya
dengan ovum. berbeda bermakna. Pertama, jaringan reprbduksi yang sama
Sistem reproduksi wanita mengalami perubahan kom- yang belum berdiferensiasi pada mudigah dapat berkembang
pleks yang bersifat siklik buianan. Selama paruh pertama menjadi saluran reproduksi pria atau wanita, masing-masing
siklus terjadi penyiapan saru ovum nonmoril untuk dibebas- bergantung pada keberadaan arau ketiadaan, faktor-faktor
kan. Selama paruh kedua, sistem reproduksi diarahkan untuk penentu pria. Kedua, hormon-hormon yang sama-yaitu
mempersiapkan lingkungan yang sesuai untuk menunjang CnRH hipotalamus serta FSH dan LH hipofisis anrerior-
ovum jika terjadi fertilisasi (penyatuan dengan spermatozoa). mengontrol fungsi reproduksi kedua jenis kelamin. pada
Jika tidak terjadi pembuahan maka lingkungan suportif yang kedua kasus, steroid dan inhibin gonad bekerja secara umpan
telah dipersiapkan di dalam uterus akan terlepas, dan daur balik negatif untuk mengontrol sekresi hipotalamus dan
kembali diulang seiring dengan penyiapan sebuah ovum hipofisis anrerior. Ketiga, proses-proses yang sama berlang-
untuk dibebaskan. Jika fertilisasi terjadi maka sistem repro- sung di nukleus gamet yang sedang berkembang selama
duksi wanita akan menyesuaikan diri untuk menunjang per- pembentukan sperma dan sel telur, meskipun pria meng-
tumbuhan dan perkembangan individu baru sampai ia dapat hasilkan jutaan sperma dalam satu hari sementara wanita
bertahan hidup sendiri di lingkungan luar. hanya menghasilkan sekitar 400 ovum seumur hidupnya.

RINGKASAN BAB
Pendahuluan (h. Slf -819) keberadaan faktor-faktor maskulinisasi, terbentuk sistem
I Kedua jenis kelamin menghasilkan gamet (sel reproduksi), reproduksi pria; tanpa keberadaan faktor-faktor tersebut,
sperma pada pria dan ovum (sel telur) pada wanita, terbentuk sistem reproduksi wanita. (Lihatlah Gambar
masing-masing mengandung saru anggora dari setiap 23 20-4, 20-5, dan 20-6).
pasang kromosom yang ada pada sel manusia. Penyatuan
sperma dan ovum saat pembuahan menghasilkan individu Fisiologi Reproduksi Pria (h. 8f 9-328)
baru dengan 23 pasangan lengkap kromosom, separuh I Gstis terletak di skrotum. Suhu yang lebih dingin di
dari ayah dan separuh dari ibu. (Lihatlah Gambar 20-3). skrotum daripada di rongga abdomen merupakan hal
I Sistem reproduksi pada pria dan wanita berbeda secara esensial bagi spermarogenesis.
anatomis dan fungsional. Pria menghasilkan sperma dan I Spermatogenesis (pembentukan sperma) terjadi di tubu-
menyalurkannya ke wanita. 'Wanita menghasilkan ovum, lus seminiferus tesris yang merupakan saluran yang sangar
menerima sperma, dan menciptakan lingkungan yang berkelok-kelok. (Lihatlah Gambar 20-7 dan 20-8).
sesuai untuk menunjang tumbuh kembang ovum yang I Sel Leydig di ruang interstisial antara tubulus-tubulus ini
telah dibuahi sampai individu baru tersebut dapat ber- mengeluarkan hormon seks pria testosteron ke dalam
tahan hidup sendiri di dunia luar. darah. (Lihatlah Gambar 20-/.
I Pada kedua jenis kelamin, sistem reproduksi terdiri dari I Testosteron disekresikan sebelum lahir untuk memasku-
(1) sepasang gonad, testis pada pria dan ovarium pada linisasi sistem reproduksi yang sedang terbentuk; kemu-
wanita, yaitu organ reproduksi primer yang menghasilkan dian sekresinya berhenti sampai pubertas, saat sekresi
gamet dan mengeluarkan hormon-hormon seks; (2) sa- kembali dimulai dan berlanjut seumur hidup. Gstosteron
luran reproduksi yang terdiri dari sistem duktus yang berperan dalam pematangan dan pemeliharaan keseluruh-
menyalurkan dan/atau menampung gamet setelah dipro- an saluran reproduksi pria, pembentukan karakteristik
duksi; dan (3) kelenjar seks tambahan yang menghasilkan selrs sekunder, dan libido. (Lihatkh Tabel20-t).
sekresi untuk menunjang gamet. Bagian sistem reproduksi I Testis diatur oleh hormon hipofisis anrerior, luteinizing
yang terlihat dari luar membentuk geniralia eksterna. hormone (LH) dan follicle-stimulating bormone (FSH).
(Lihatlah Gambar 20-l dan 20-2). Hormon-hormon gonadotropik ini, selanjutnya, dikon-
I Karakteristik seks sekunder adalah gambaran yang mem- uol oleh gonadotropin-releasing hormone (GnRH) hipota-
bedakan antara pria dan wanita yang tidak secara lang- lamus. (Lihathh Gambar 20-10).
sung berkaitan dengan reproduksi. I Sekresi tesrosteron diarur oleh stimulasi LH terhadap sel
I Penentuan jenis kelamin adalah suatu fenomena genetik Leydig, dan melalui mekanisme umpan balik negatif, tes-
yang bergantung pada kombinasi kromosom-kromosom tosteron menghambat sekresi gonadotropin. (Lihatkh
seks pada saat fertilisasi; kombinasi XY adalah pria genetik Gambar 20-10).
dan kombinasi )O( adalah wanita genetik. (Lihatlah Gam- I Spermatogenesis memerlukan testosteron dan FSH. Tes-
bar 20-4). tosteron merangsang pembelahan mitotik dan meiotik
I Istilah diferensiasi seks merujuk kepada perkembangan go- yang dibutuhkan untuk mengubah sel germinativum di-
nad, saluran reproduksi, dan genitalia eksterna masa mu- ploid yang belum berdiferensiasi, spermatogonia, menjadi
digah mengikuti garis pria atau wanita, yang menghasil- spermatid haploid yang belum berdiferensiasi. FSH me-
kan jenis kelamin anatomik yang dapat dilihat. Dengan rangsang remodeling spermarid menjadi spermatozoa

855 Bab 20
yang sangat khusus dan mampu bergerak. (Lihatlah eksitasi, fase plato, orgasme, dan resolusi. Perbedaan
Gambar 20-8). utama adalah bahwa wanita tidak berejakulasi.
f Spermatozoa terdiri dari bagian kepala yang berisi DNA I Selama respons seks wanita, bagian bawah vagina berkon-
dengan akrosom berisi enzim di bagian ujungnya untuk striksi menjepit penis, semenrara bagian atas mengem-
menembus ovum, bagian tengah yang mengandung pe- bang membentuk ruang unruk menampung sperma.
rangkat metabolik untuk menghasilkan energi, dan ekor
yang dapat bergerak seperti pecur. (Lihatlah Gambar Fisiologi Reproduksi Wanita (h. 833-866)
20-9). I Dalam keadaan tidak hamil, fungsi reproduksi wanita
I Di tubulus seminiferus juga terdapat sel Sertoli, yang dikontrol oleh sistem kontrol umpan balik negatif yang
melindungi, merawat, dan meningkatkan sel germinati- kompleks dan siklik antara hipotalamus (GnRH), hipofi-
vum sepanjang perkembangannya. Sel Sertoli juga menge- sis anterior (FSH dan LH), dan ovarium (estrogen, pro-
luarkan inhibin, suatu hormon yang menghambat sekresi gesreron, dan inhibin). Selama kehamilan, hormon,
FSH, melengkapi lengkung umpan balik ne garif . (Lihatlah hormon plasenta menjadi faktor pengonrrol urama.
Gambar 20-7b dan d dan 20-10). I Ovarium melakukan fungsi ganda dan saling terkait berupa
I Sperma yang masih imatur dibilas keluar tubulus semi- oogenesis (menghasilkan ovum) dan selresi estrogen dan
niferus ke dalam epididimis oleh cairan yang dikeluarkan progesteron. (Lihatlah Tabel 20-6, h. 563). Terdapat dua
oleh sel Sertoli- unit endokrin ovarium yang secara berurutan melaksana-
I Epididimis dan duktus deferens menyimpan dan meme- kan fungsi-fungsi tersebut: folikel dan korpus luteum.
katkan sperma serta meningkarkan morilitas dan fertili- I Dalam oogenesis terjadi langkahJangkah yang sama da-
tasnya sebelum ejakulasi. (Lihatlah Thbel20-2 dan Gambar lam replikasi kromosom dan pembelahan seperti pada
20-n. spermatogenesis, tetapi waktu dan hasil akhir sangar ber-
I Sewaktu ejakulasi, sperma bercampur dengan sekresi yang beda. Spermatogenesis selesai dalam waktu dua bulan,
dikeluarkan oleh kelenjar-kelenjar aksesorius. (Lihatkh sementara tahap-tahap serupa dalam oogenesis terjadi da-
Tabel 20-2). lam waktu anrara usia 12 sampai 50 tahun secara siklik,
I Vesikula seminalis menyalurkan fruktosa untuk energi dari awal pubertas hingga menopause. Seorang wanira
dan prostaglandin, yang meningkatkan motilitas oror po- lahir dengan jumlah sel germinativum yang terbatas dan
los saluran reproduksi pria dan wanita, untuk mening- umumnya tidak dapat diperbarui, semenrara pria pasca-
katkan transpor sperma. Cairan vesikula seminalis juga pubertas dapat menghasilkan rarusan juta sperma setiap
membentuk sebagian besar semen. hari. Setiap oosit primer hanya menghasilkan saru ovum
I Prostaglandin dihasilkan di seluruh tubuh, bukan hanya kaya sitoplasma disertai tiga badan polar hampir tanpa
di saluran reproduksi. Pembawa pesan kimiawi yang di- sitoplasma yang kemudian berdisintegrasi, sementara se-
temukan di mana-mana ini berasal dari asam arakidonat, tiap spermatosit primer menghasilkan empat spermatozoa
suatu komponen membran plasma. Dengan bekerja se- yang memiliki kemampuan hidup sama. (Lihatkh Gambar
cara parakrin, prostaglandin spesifik menimbulkan berba- 20-13 dan Gambar 20-8, h. 523).
gai efek lokal. (Lihatlah Gambar 20-I t dan Tabel 20-3). I Oogenesis dan sekresi estrogen berlangsung di dalam
I Kelenjar prostat menghasilkan cairan basa untuk me- suatu folikel ovarium selama paruh perrama setiap sildus
netralkan sekresi vagina yang asam. reproduksi (fase folikular) di bawa pengaruh FSH, LH,
I Kelenjar bulbouretra mengeluarkan mukus pelumas. dan estrogen. (Liharlah Gambar 20-14 sampai 20-18).
I Pada sekitar pertengahan siklus, folikel yang matang
Hubungan Seks Antara Pria dan'Wanita (h. 828-333) melepaskan sebuah ovum (ovulasi). Ovulasi dipicu oleh
I Tindakan seks pria terdiri dari ereksi dan ejakulasi, yaitu lonjakan LH yang ditimbulkan oleh estrogen kadar tinggi
bagian dari respons sistemik dan emosional yang lebih yang dihasilkan oleh folikel matang. (Lihatkh Gambar
luas yang mencirikan siklus respons seks pria. (Lihatlah 20-14, 20-16, dan 20-19).
Tabel 20-4). I Di bawah pengaruh LH, folikel yang telah kosong kemu-
I Ereksi adalah mengerasnya penis yang normalnya lunak dian diubah menjadi korpus luteum, yang menghasilkan
sehingga penis mampu menembus vagina wanita. Ereksi progesteron serta esrrogen selama paruh terakhir siklus
dicapai oleh vasokongesti hebar penis yang ditimbulkan (fase luteal). Unit endokrin ini mempersiapkan uterus
oleh vasodilatasi refeks arteriol-arteriol yang mendarahi untuk implantasi seandainya ovum yang dibebaskan di-
jaringan erektil penis. (Lihatlah Gambar 20-12). buah| (Lihatkh Gambar 20-14, 20-16, dan 20-20).
I Ketika rangsangan seks mencapai puncak terjadi ejakulasi. I Jika fertilisasi dan implantasi tidak terjadi maka korpus
Ejakulasi terdiri dari dua tahap: (1) emisi, pengosongan luteum berdegenerasi. Hilangnya dukungan hormon un-
semen (sperma dan sekresi kelenjar seks tambahan) ke tuk lapisan dalam endomerrium yang telah berkembang
dalam uretra; dan (2) penyemprotan semen dari penis. penuh ini menyebabkan lapisan tersebut berdisintegrasi
Yang terakhir disertai oleh serangkaian respons sistemik dan terlepas, menghasilkan darah haid. Secara bersamaan,
dan kenikmatan intens yang disebut sebagai orgasme. fase folikular baru kembali dimulai. (Lihatlah Gambar 20-
(Lihatlah Tabel 20-4). l4 dan 20-16).
I \Tanita mengalami siklus seks yang serupa dengan yang I Haid berhenti dan lapisan dalam uterus (endometrium)
terjadi pada pria, di.mana keduanya mengalami fase memulihkan diri di bawah pengaruh kadar estrogen yang

Sistem Reproduksi 857


rcrus meningkat dari folikel yang baru berkembang. esensial untuk mempertahankan kehamilan normal.
(Lihatlah Gambar 20- I Q. (Li h atlah Gam b ar 2 0 -2 8).
Jika terjadi, maka fertilisasi berlangsung di tuba uterina Saat persalinan, terjadi kontraksi ritmik miomerrium
sewaktu teiur yang dibebaskan dan sperma yang diletak- dengan kekuatan, durasi, dan frekuensi yang meningkat
kan di vagina diangkut ke tempat ini. (Lihatlah Gambar untuk melaksanakan tiga tahap persalinan: pembukaan
20-21 sampai 20-23). serviks, pelahiran bayi, dan pelahiran plasenta (afierbirth).
Ovum yang teiah dibuahi mulai membelah secara mitotis. (Lihatlah Gambar 20-3 l).
Dalam seminggu ovum ini tumbuh dan berdiferensiasi Persalinan dipicu oleh hubungan timbal balik kompleks
menjadi blastokista yang mampu berimplantasi . (Lihatlah berbagai faktor ibu dan janin. Setelah kontraksi dimulai
Gambar 20-24). pada permulaan persalinan, tercipta suatu siklus umpan
Sementara itu, endometrium telah mengalami vaskulari- balik positif yang secara progresif meningkatkan kekuat-
sasi yang intens dan dipenuhi oleh simpanan glikogen di annya. Sewaktu kontraksi mendorong janin menekan ser-
bawah pengaruh progesteron fase luteal. (Liharlah Gambar vila, sekresi oksitosin, yaitu suatu perangsang orot uterus
20-16). Ke dalam lapisan yang telah dipersiapkan khusus yang kuat, meningkat secara refeks. Thmbahan oksitosin
inilah blastokista berimplantasi dengan menggunakan ini menyebabkan kontraksi menjadi lebih kuat sehingga
enzim-enzim yang dikeluarkan oleh trofoblas, yang mem- menyebabkan pelepasan oksitosin yang lebih banyak, dan
bentuk iapisan luar blastokista. Enzim-enzim ini men- demikian seterusnya. Siklus umpan balik positif ini secara
cerna jaringan endometrium kaya nutrien, melaksanakan progresif menguat sampai pembukaan serviks dan pe-
tugas rangkap yaitu membuat lubang di endometrium lahiran selesai. (Lihatlah Gambar 20-30).
untuk implantasi blastokista sembari membebaskan nu- Seiama gestasi, payudara secara khusus dipersiapkan un-
trien dari sel endometrium untuk digunakan oleh mudi- tuk iaktasi. Peningkatan kadar estrogen dan progesteron
gah yang sedang berkembang. (Lihatlah Gambar 20-2fl. piasenta masing-masing mendorong perkembangan duk-
Setelah implantasi, terbentuk kombinasi saling terkait tus dan alveolus di kelenjar mamaria. (Lihatlah Gambar
antara jaringan janin dan ibu, yaitu plasenta. Plasenta 20-32).
adalah organ pertukaran antara darah ibu dan darah janin Prolaktin merangsang sintesis enzim-enzim yang esensial
serta juga bertindak sebagai organ endokrin kompleks bagi produksi susu oleh sel epitel alveolus. Namun, kadar
sementara yang mengeluarkan sejumlah hormon yang estrogen dan progesteron yang tinggi selama gestasi men-
esensial bagi kehamilan. Gonadotropin korion manusia, cegah prolaktin mendorong produksi susu. Hilangnya
estrogen, dan progesteron adalah hormon-hormon yang steroid piasenta setelah persalinan memicu laktasi.
terpenting. (Lihatlah Gambar 20-26, 20-28, dan 20-29 Laktasi dipertahankan oieh penghisapan, yang memicu pe-
serta Thbel 20-9. lepasan oksitosin dan prolaktin. Oksitosin menyebabkan
Gonadotropin korion manusia mempertahankan korpus penyemprotan susu dengan merangsang sel mioepitel yang
luteum kehamilan, yang mengeluarkan estrogen dan pro- mengelilingi a.lveolus untuk memeras keluar susu melalui
gesteron selama trimeter pertama gestasi sampai plasenta duktus. Prolaktin merangsang sekresi lebih banyak susu
mengambil alih fungsi ini pada dua trimester terakhir. untuk mengganti susu yang disemprotkan keluar sewaktu
Estrogen dan progesteron kadar tinggi merupakan hal bayi menyusui. (Lihatkh Gambar 20-32 dan 20-33).

SOAL LATIHAN
Pertanyaan Obyektif (Jawaban di h. A-61) 8. Spermatogenesis berlangsung di dalam ... testis, dirang-
1. Sekresi testosteron pada hakikatnya berhenti dari lahir sang oleh hormon ... dan ...
sampai pubertas. (Benar atau salah?) 9. Deteksi ... di urin adalah dasar bagi uji diagnostik ke-
2. Seorang pria genetik mungkin saja memiliki penam- hamilan.
pakan anatomik wanita. (Benar atau salah) t0 Selama produksi estrogen oleh folikel, sel ... di bawah
3. Prostaglandin berasal dari asam arakidonat yang ter- pengaruh hormon ... menghasilkan androgen, dan sel
dapat di membran plasma. (Benar atau salah) ... di bawah pengaruh ... mengubah androgen ini men-
4. Sebagian besar pelumasan selama hubungan seks di- jadi estrogen.
hasilkan oleh wanita. (Benar atau salah?) 11 Sumber estrogen dan progesteron selama 10 minggu
5. \Tanita tidak mengalami ereksi. (Benar atau sahh?) pertama gestasi adalah ...
6. Kadar estrogen yang meningkat sedang menghambat I2 Mana dari pernyataan berikut mengenai distribusi kro-
sekresi tonik LH, sementara kadar estrogen yang dnggi mosom yang tidah tepat?
merangsang lonjakan LH. (Benar atau salah?) a. Semua sel somatik manusia mengandung 23 pa-
7. Jika sebuah folikel tidak mencapai kematangan selama sangan kromosom untuk jumlah diploid total 46
satu siklus ovarium maka folikel tersebut dapat.menye- kromosom.
lesaikan pematangannya pada siklus berikutnya. (Benar b. Setiap gamet mengandung 23 kromosom, saru ang-
atau salah?) gota dari masing-masing pasangan kromosom.

858 Bab 20
c. Selama pembelahan meiotik, anggota pasangan- 6. meningkatkan motilitas
pasangan kromosom mengelompokan diri mereka
dan fertilitas sperma
ke dalam kombinasi semula yang berasal dari ibu 7. menghasilkan fruktosa
dan ayah individu untuk pemisahan menjadi gamet 8. mengeluarkan fibrinogen
haploid.
9. mengeiuarkan
d. Penentuan jenis kelamin bergantung pada kombi- prostaglandin
nasi kromosom seks, dengan kombinasi XY menen-
tukan pria genetik dan )O( wanita genetik.
Pertanyaan Esai
e. Kandungan kromosom seks sperma yang membuahi
menentukan jenis kelamin anak.
1. Apa organ reproduksi primeg gamer, ir,rruron seks, sa-
13. Ketika korpus luteum berdegenerasi,
luran reproduksi, kelenjar seks tambahan, genitalia eks-
terna, karakteristik seks sekunder pada pria dan wanita?
a. kadar estrogen dan progesteron dalam darah turun
drastis
2. Tirliskan fungsi-fungsi reproduktif esensial pria dan
wanita!
b. sekresi FSH dan LH mulai meningkat karena efek
inhibisi steroid gonad telah hilang 3. Bahaslah perbedaan antara pria dan wanita dari aspek
jenis kelamin genetik, gonad, dan fenotipe!
c. endometriumterlepas
d. baik (a) maupun (b)
4. Bagian mana dari sistem reproduksi pria dan wanita
yang berkembang dari masing-masing struktur berikut:
e. semua benar
14. Dengan menggunakan kode jawaban di kanan, tunjuk-
tuberkulum genital, lipatan tretra, genital swelling,
duktus \folffii, dan duktus Miilleri?
kan kapan masing-masing kejadian berlangsung selama
siklus ovarium: 5. Apa makna fungsional letak testis di dalam skrotum?
1. pembentukan folikel a. terjadi selama 6. Bahaslah sumber dan fungsi testosteron!
antrum fase folikular
7. Jelaskan tiga tahap urama spermarogenesis! Bahaslah
2. sekresi progesteron b. terjadi selama fungsi masing-masing bagian dari sebuah spermatozoa!
3. haid fase luteal
Apa peran sel Sertoli?
4. sekresi estrogen c. terjadi baik 8. Bahaslah kontrol fungsi testis!
5. perbaikan dan proliferasi pada fase 9. Bandingkan tindakan seks pria dan wanital
endometrium folikular 10. Bandingkan oogenesis dengan spermatogenesis!
1 1. Jeiaskan proses-proses fase folikular dan luteal pada
6. peningkatan vaskularisasi maupun luteal
dln penyimpanan siklus ovarium! Hubungkan fase-fase siklus uterus
dengan fase-fase siklus ovariuml
glikogen di endomerrium
15. Cocokkan yang berikut: 72. Bagaimana ovum dan spermatozoa diangkut ke tempat
fertilisasi? Jelaskan proses fertilisasi!
l tempat penyimpanan a. epididimis dan
sperma
' duktus deferens
13. Jelaskan proses implantasi dan pembentukan plasenta!
14. Apa fungsi plasenta? Hormon apa y^ng dikeluarkan
2. memekatkan sperma b. kelenjar prostat
oleh plasenta?
serarus kali lipat c. vesikula
15. Apa peran gonadotropin korion manusia?
3. menyediakan enzim seminalis
16. Faktor apa yang berperan dalam memicu persalinan?
pembekuan d. kelenjar
Apa tahap-tahap persalinan? Apa peran oksitosin?
4. mengeluarkan cairan bulbouretra
17. Jelaskan faktor hormon yang berperan dalam laktasi!
basa e. penis
18. Ringkaskan kerja esrrogen dan progesteron!
5. mengandung jaringan
erektil

UNTUK DIRENUNGKAN
(Penjelasan di h. A-6f )
l. Hipotalamus mengeluarkan GnRH secara pulsatil (ber- pada ovulasi?. (Petunjuk: Hipofisis anterior "diprogram"
denyut) sekali setiap dua sampai tiga jam, tanpa sekresi untuk hanya berespons terhadap pola denyut GnRH
di antaranya. Konsentrasi GnRH darah bergantung pa- yang normal).
da frekuensi letupan sekresi ini. Saat ini sedang dilaku- 2. Tirmor testis yang terbentuk oleh sel interstisial Leydig
kan suatu penelitian tentang metode kontrasepsi baru kadang mengeluarkan resrosreron dalam jumlah 100
yang menjanjikan melibatkan pemberian obat mirip kali daripada normal. Jika tumor semacam ini timbul
GnRH. Bagaimana kira-kira cara kerja obat tersebut pada anak, maka anak tersebut akan tumbuh jauh lebih
sebagai kontrasepsi jika GnRH adaiah hormon hipora- pendek daripada potensi genetiknya. Jelaskan mengapal
lamus yang memicu rangkaian proses yang berujung Gejala apa lagi yang dapat ditemukan?

Sistem Reproduksi 859


3. Disfungsi sela jenis ap^y^rrgmungkin timbul pada pria 5. Gejala menopause kadang diterapi dengan suplemen es-
yang menggunakan obat-obat penghambat aktivitas sis- trogen dan progesteron. Mengapa terapi dengan GnRH
tem saraf simpatis sebagai bagian dari terapi untuk atau FSH dan LH tidak efektiP
tekanan darah tinggi?
4. Jelaskan dasar fisiologik pemberian ekstrak hipofisis ante-
rior untuk menginduksi atau mempermudah persalinan!

KASUS KLINIS
(Penjelasan di h. A-62) Mudigah yang sedang terbentuk terranam di tuba uterina
Maria A, yang sedang hamil dua bulan, mengalami keram dan bukan di endometrium urerus. Mengapa kehamilan ini
perut yang parah. Dokternya mendiagnosis kehamilan tuba: harus dihentikan dengan pembedahan?

SUMBER BACAAN PHYSIOEDGE


Situs PhysioEdge Untuk anjuran bacaan, konsultasilah ke InfoTlrac' College
Situs untuk buku ini berisi banyak alat bantu belajar yang Edition/Research di situs PhysioEdge atau pergi langsung
bermanfaat, serta banyak petunjuk untuk bahan bacaan lebih ke InfoTiac College Edition, perpustakaan riset online anda
lanjut dan riset. Masuklah ke: di:
http://biology.brooliscole.com/sherwoodhp6 http://infotrac.thomsonlearning.com
Pilihlah Chapter 20 dari ment drop-down atau klik salah
satu dari banyak pilihan, termasuk Case Histories, yatg
memperkenalkan aspek-aspek klinis fisiologi manusia. Untuk
bab ini periksalah: Case History 23: Pregnancy 7bst.

870 Bab 20
Membran Plasma dan
Potensial Membran

SEKILAS ISI Kelangsungan hidup setiap sel bergantung pada


STRUKTUR DAN KOMPOSISI MEMBRAN terpeliharanya isi intrasel yang khas untuk jenis sel
I Gambaran trilaminar yang bersangkutan meskipun komposisi cairan eks-
I Komposisi membran: model mosaik cair trasel yang mengelilinginya sangat berubah-ubah.
I Fungsi berbagai komponen membran Perbedaan komposisi cairan di dalam dan di luar sel

PERLEKATAN ANTARSEL
ini dipertahankan oleh membran plasma, suatu
lapisan lemak dan protein yang sangat tipis serta
I Matriks ekstrasel
membentuk batas luar setiap sel dan membungkus
I Taut sel khusus: desmosom, taut erat, taut celah
kandungan intrasel. Selain berfungsi sebagai pengha-
GAMBARAN SINGKAT TRANSPOR MEMBRAN lang mekanis yang menahan molekul-molekul yang
I Pengaruh kelarutan lemak dan ukuran partikel
dibutuhkan tetap di dalam sel, membran plasma ju-
I Transpor aktif versus pasif ga berperan aktif menentukan komposisi sel dengan
TRANSPOR MEMBRAN TANPA BANTUAN secara selektif mengizinkan bahan-bahan rerrenru
I Difusi mengikuti penurunan gradien konsentrasi berpindah antara sel dan lingkungan. Selain mengon-
I Pergerakan mengikuti gradien listrik trol masuknya molekul nutrien dan keluarnya pro-
I Osmosis duk sekretorik dan bahan sisa, membran plasma juga
TRANSPOR MEMBRAN DENGAN BANTUAN mempertahankan perbedaan konsentrasi ion antara
I Transpor yang diperantarai oleh pembawa interior dan eksterior sel. Perbedaan ionik ini, seperd
I Transpor oleh vesikel yang akan anda pelajari, penting bagi aktivitas listrik
POTENSIAL MEMBRAN membran plasma. Membran plasma juga ikut serta
I Definisi potensial dalam menyatukan sel-sel untuk membentuk jaring-
an dan organ. Selain itu, struktur ini berperan kunci
I Dasar ionik potensial membran istirahat
dalam kemampuan sel berespons terhadap perubah-
an, arau sinyal, di lingkungan sel. Kemampuan ini
penting dalam komunikasi antarsel. Apapun jenis
selnya, fungsi umum membran ini sangat penting
bagi kelangsungan hidup sel, kemampuannya mela-
kukan aktivitas homeostatik khusus, dan kemampu-
annya bekerja sama secara terpadu dengan sel lain.
Banyak perbedaan fungsional antara berbagai jenis
sel disebabkan oleh variasi ringan dalam komposisi
membran plasma, yang sebaliknya memungkinkan
sel yang berbeda-beda berinteraksi dengan cara ber-
beda dengan lingkungan cairan ekstrasel yang pada
hakikatnya sama.

STRUKTUR DAN KOMPOSISI


MEMBRAN
Membran plasma terlalu tipis untuk dapat dilihat
dengan mikroskop cahaya biasa, tetapi dengan
mikroskop elektron membran plasma tampak sebagai

59
Membran plasma struktur trilaminar yang terdiri dari dua lapisan gelap yang
dipisahkan oleh satu lapisan terang di tengah (Gambar 3-1)
o (tri berarti "tigi' ; lamina berarti "lapisan'). Susunan spesifik
E
molekul yang membentuk membran plasma berperan
.9
-
6 menentukan gambaran "sandwich" tiga lapis ini.

I=
I Membran plasma adalah lapis ganda lemak cair
=c yang terbenam dalam protein.
oo

Ruang antarsel Sel 2


Membran plasma setiap sel sebagian besar terdiri dari lemak
dan protein ditambah sedikit karbohidrat. Lemak membran
Gambar 3-1 yang paling banyak adalah fosfolipid, dengan kolesterol da-
Gambaran trilaminar membran plasma pada mikrograf lam jumlah yang lebih sedikit. Pada membran plasma sebuah
elektron. Di sini diperlihatkan membran plasma dua sel yang sel manusia diperkirakan terdapat milyaran molekul fosfoli-
bersebelahan. Perhatikan struktur trilaminar (yaitu, dua
pid. Fosfolipid memiliki satu ujung/kepala polar (bermuatan
lapisan gelap yang dipisahkan oleh satu lapisan terang di
tengah) masing-masing membran. listrik; lihat h. A-6) yang mengandung gugus fosfat bermuatan
negatif dan dua ekor asam lemak nonpolar (bermuatan ne-
tral) (Gambar 3-2a). Ujung polar bersifat hidrofilik ("me-

Kolin

Kepala
Fosfat
(polar, hidrofilik)

Gliserol

(nonpolar, hidrofobik)

Cairan
ekstrasel

Ujung polar (c)

Lapis ganda
lemak

CIS (air)

(b)

O = Muatan negatif di gugus fosfat

Gambar 3-2
Struktur dan susunan molekul fosfolipid dalam lapis ganda lemak. (a) Molekul fosfolipid. (b) Ketika berkontak dengan air,
molekul fosfolipid menyusun diri menjadi lapis ganda lemak dengan ujung polar berinteraksi dengan molekul air polar di
masing-masing permukaan dan ekor nonpolar semua menghadap ke interior lapis ganda. (c) Pandangan yang diperbesar dari
membran plasma yang membungkus sebuah sel, memisahkan CIS dari CE5.
(Sumber: Bagian (c) diadaptasi dari Cecie Starr dan Ralph Taggart, Biology: The Unity and Diversity of Life, ed 8. Gbr. 4.2c, h.56.
@ 1998Wadsworth Publishing Company).

60 Bab 3
nyukai air") karena dapat berinteraksi dengan molekul air, Karena sifat cairnya maka membran plasma memiliki
yang juga polar; ujung nonpolar bersifat hidrofobik ("takut integritas strukturai sekaligus fleksibilitas, memungkinkan sel
air") dan tidak akan bercampur dengan air. Molekul bersisi berubah bentuk. Sebagai contoh, sel otot berubah bentuk
dua tersebut menyusun diri membentuk lapis ganda lemak, ketika berkontraksi, dan sel darah merah harus banyak
suatu lapisan rangkap molekui-molekul lemak, jika berkon- mengubah bentuknya ketika melalui kapiler, pembuluh darah
tak dengan air (Gambar 3-2b) (bi berarti "dua"). Ekor hidro- paling halus, saru per satu.
fobik membenamkan diri di tengah menjauhi air, sedangkan Protein membran melekat atau tersisip di dalam lapis
kepala hidrofilik berjajar di kedua sisi dan berkontak dengan ganda lemak (Gambar 3-3). Sebagian dari protein ini mem-
air. Permukaan luar lapisan terpajan ke cairan ekstrasel (CES) bentang ke seluruh ketebalan membran. Protein lain hanya
sementara permukaan dalam berkontak dengan cairan intra- menempel di permukaan luar arau dalam; protein ini melekat
sel (CIS) (Gambar 3-2c). melalui interaksi dengan protein yang menembus membran
Lapis ganda lemak bukanlah suaru srrukrur kaku namun atau melalui perlekatan ke lapis ganda lemak. Membran
bersifat cair, dengan konsistensi lebih mirip minyak goreng plasma memiliki molekul lemak 50 kali lebih banyak dari-
daripada lemak padat. Fosfolipid, yang tidak disatukan oleh pada molekul protein. Namun, protein membentuk hampir
ikatan kimiawi yang kuat, dapat berputar cepat serra bergerak separuh dari massa membran karena protein fauh lebih besar
di separuh lapisan bagiannya. Pergerakan fosfolipid ini daripada lemak. Sifat cair lapis ganda lemak memungkinkan
menentukan sebagian besar fluiditas (sifat cair) membran. banyak protein membran mengapung bebas seperti "gunung
Kolesterol juga berperan dalam sifat cair serra stabilitas es" dalam "lautan" lemakyang bergerak, meskipun sitoskeleton
membran. Molekul kolesterol terselip di antara molekul- membatasi mobilitas protein yang melakukan fungsi khusus
molekul fosfolipid untuk mencegah rantai asam-asam lemak di daerah tertentu sel. Pandangan atas struktur membran ini
menyatu dan mengkristal, suatu proses yang akan secara dras- dikenal sebagai model mosaik cair, sebagai ruiukan untuk
tis mengurangi sifat cair membran. Melalui hubungan spasial sifat cair membran dan pola mosaik protein-protein yang
mereka dengan molekul fosfolipid, molekul kolesterol juga terbenam di dalam lapis ganda lemak yang terus-menerus
membantu menstabilkan posisi fosfolipid. berubah. (Mosaik adalah dekorasi permukaan yang dibuat

Qairan ekstrasel
Glilolipid
-,\ .
iv
f*r \
-t:1"\
ir-,{
\
Y,h

Garis gelap
I
RuanS terano
I
Garis gelap I

.r Salltfan] ,,
/
Gambaran yang,ter[ffdt '
Oairan intfasel dengan mikroskop elektroh

Gambar 3-3
Model mosaik cair struktur membran plasma. Membran plasma terdiri dari lapis ganda lemak dengan protein terbenam di
dalamnya. Sebagian dari protein ini terentang di seluruh ketebalan membran, ada yang terbenam sebagian di membran, dan
yang lain berikatan secara longgar dengan permukaan membran. Rantai pendek karbohidrat melekat ke protein atau lemak
hanya di permukaan luar.

Membran Plasma dan Potensial Membran 61


dengan meletakkan potongan-potongan kecil genteng ber- yang dapat melewati saluran. Selain itu, suatu saluran
bagai warna untuk membentuk pola atau gambar). dapat secara selektif menarik atau menolak ion tertentu.
Sejumlah kecil karbohidrat membran terdapat hanya Sebagai contoh, hanya natrium (Na.) dapat melewati
di permukaan luar. Karena itu, sel anda "bersalut gula'. Kar- saluran Na*, sementara hanya kalium (K ) yang dapat
bohidrat rantai-pendek menonjol seperti antena kecil dari melewati saiuran K . Sifat selektif saluran ini disebabkan
permukaan luar, terikat terutama ke protein membran dan, oleh susunan spesifik gugus kimia di permukaan inrerior
sebagian kecil, ke lemak. Kombinasi dengan gula ini masing- protein-protein yang membentuk dinding saluran.
masing dikenal sebagai glikoprotein dan glikolipid (Gambar Suatu saluran bahkan mungkin membuka atau menutup
a-a l. terhadap ion spesifiknya akibat perubahan dalam ben-
Struktur perkiraan ini
dapat memberikan gambaran tuk saluran sebagai respons terhadap suatu mekanisme
trilaminar membran plasma. Jika digunakan pewarna untuk pengontrol. Ini adalah contoh baik tentang fungsi yang
membantu visualisasi membran plasma di bawah mikroskop bergantung pada detil struktural. Jumlah, jenis, dan
elektron, maka dua garis gelap mencerminkan daerah polar aktivitas saluran yang dimiliki oleh sel berbeda-beda.
hidrofilik molekul lemak dan protein yarg meryetap zat (Untuk mempelajari bagaimana defek suatu saluran
warna. Ruang terang di antaranya adalah bagian tengah dapat menyebabkan penyakit yang mematikan, lihatlah
hidrofobik yang kurang terwarnai yang dibentuk oleh daerah fitur dalam boks yang menyertai, Konsep, Tantangan,
nonpolar molekul-molekul tersebut. dan Kontroversi).
Berbagai komponen membran plasma mempunyai Kelompok protein lain yang membentang ke seluruh
beragam fungsi. Sebagai gambaran singkat, lapis ganda ketebalan membran berfungsi sebagai molekul pem-
lemak merupakan sawar utama terhadap difusi, protein bawa/pengangkut, yang memindahkan bahan tertentu
melaksanakan sebagian besar fungsi membran spesifik, menembus membran yang tidak dapat ditembus oleh
<<penge-
dan karbohidrat berperan penting dalam proses bahan itu sendiri. Cara yang dilakukan molekul pem-
nalan diri" dan interaksi antarsel. Kita sekarang akan bawa untuk melaksanakan tugas ini akan dijelaskan
mengulas fungsi dari masing-masing komponen membran kemudian (Karena itu, molekul pembawa dan saluran
ini secara lebih rinci. sama penting dalam transpor bahan antara CES dan
CIS). Masing-masing pembawa dapat memindahkan
hanya molekul tertentu atau molekul-molekul yang
I Lapis ganda lemak membentuk sawar struktural berkaitan erat. Sel dari jenis yang berbeda memiliki jenis
utama yang membungkus sel. pembawa yang berbeda pula. Karena itu, sel-sel mem-
perlihatkan variasi bahan yang dapat melewati mem-
Lapis ganda lemak memiliki tiga fungsi penting:
brannya. Sebagai contoh, sel kelenjar tiroid adalah satu-
1. Membentuk struktur dasar membran. Fosfolipid dapat satunya sel dalam tubuh yang menggunakan iodium.
dipandang sebagai "bilah kayu" yang membentuk Karena itu, hanya membran plasma sel kelenjar tiroid
"p^gar" di sekeliling sel. yang memiliki pembawa untuk iodium, sehingga hanya
2. Bagian dalamnya yang hidrofobik berfungsi sebagai sel ini yang dapat memindahkan unsur ini dari darah ke
sawar bagi bahan larut air antara CIS dan CES. Bahan dalam sel.
larut air tidak dapat larut dan menembus lapis ganda J. Protein lain yang terletak di permukaan dalam mem-
. lemak. Melalui sawar ini, sel dapat mempertahankan bran berfungsi sebagai akseptor penanda penambatan
berbagai campuran dan konsentrasi zat terlarut di dalam yang mengikat (seperti kunci dan anak kunci) penanda
dan di luar sel. penambatan di vesikel sekretorik (lihat h. 29). Sekresi
3. Menentukan sifat cair membran. dimulai ketika sinyal stimulatorik merangsang fusi
membran vesikel sekretorik dengan permukaan dalam
membran plasma melalui interaksi antara penanda-
I Protein membran melaksanakan beragam fungsi penanda di atas. Vesikel sekretorik kemudian membuka
membran spesifik. dan menuangkan isinya ke luar dengan eksositosis.
Beragam jenis protein membran melaksanakan fungsi-fungsi 4. Kelompok lain protein di permukaan membran ber-
khusus berikur: fungsi sebagai enzirn terikat membran yang mengon,
1. Sebagian protein terbentang menembus seluruh kete- trol reaksi kimia tertentu di permukaan dalam atau luar
balan membran untuk membentuk jalur berisi air, atau sel. Sel memilik perbedaan dalam jenis enzim yang
saluran (kanal), menembus lapis ganda lemak (Gambar terbenam di membran plasmanya. Sebagai contoh, la-
3-3). Bahan larut air yang cukup kecil untuk masuk ke pisan luar membran plasma sel otot rangka mengandung
suatu saluran dapat menembus membran dengan cara suatu enzim yang menghancurkan pembawa pesan
ini tanpa berkontak langsung dengan bagian interior kimiawi yang memicu kontraksi otot sehingga orot da-
lemak yang hidrofobik. Saluran bersifat sangat selektif. pat melemas.
Garis tengahny^ yargkecil tidak memungkinkan lewat- 5. Banyak protein di permukaan luar berfungsi sebagai
nya partikel yang diameternya lebih besar daripada 0,8 tempat reseptor (atau cukup, reseptor) yang "mengenal"
nm (seperempat puluh milyar inci). Hanya ion kecil dan berikatan dengan molekul spesifik di lingkungan

62 Bab 3
Konsep, Tantangan, dan Kontroversi
Fibrosis Kistik: Defek Fatal pada Transpor Membran

Fibrosis kistik (FK), penyakit genetik maka sel-sel yang melapisi saluran ini terbukti memicu sel saluran napas
mematikan tersering di Amerika napas tidak dapat menyerap garam untuk menghasilkan mukus kental
Serikat, menyerang 1 dari setiap 2000 (NaCl) secara benar. Akibatnya terjadi lengket dalam jumlah berlebihan.
anak Kaukasus. Penyakit ini ditandai akumulasi garam dalam cairan yang Mukus mendorong pertumbuhan
oleh pembentukan mukus yang sangat melapisi saluran napas. bakteri, dan lingkaran setan berlanjut.
kental dan lengket. Yang paling Apa yang membingungkan para
terkena adalah saluran napas dan peneliti adalah bagaimana defek Masalah Pankreas
pankreas. Selain itu, pada pasien FK, duktus
saluran Cl ini dan akumulasi garam
yang ditimbulkannya menyebabkan pankreatikus yang menyalurkan sekresi
Masalah Pernapasan dari pankreas ke usus halus. tersumbat
masalah kelebihan mukus. Dua
Adanya mukus yang kerital dan oleh mukus kental. Karena pankreas
penemuan mutakhir mungkin telah
lengket di saluran napas menyebabkan memproduksi enzim-enzim yang
memberi jawaban, meskipun hipotesis-
udara sulit masuk dan keluar paru. penting dalam pencernaan makanan
nya masih perlu dibuktikan dan riset
Karena bakteri tumbuh subur di maka akhirnya terjadi malnutrisi. Di
mencari kemungkinan lain terus
timbunan mukus maka pasien FK samping itu, akibat akumulasi sekresi
dilakukan. Satu kelompok peneliti
sering mengalami infeksi pernapasan. pankreas di belakang sumbatan duktus
menemukan bahwa sel saluran napas
Pasien sangat rentan terhadap pankreatikus, terbentuk kista-kista
menghasilkan antibiotik alami,
Pseu domonas ae rug i nosa, suatu berisi cairan di pankreas, dengan
defensi n, yang normalnya mematikan
bakteri "oportunistik" yang sering jaringan pankreas secara perlahan
sebagian besar bakteri udara yang
terdapat di lingkungan tetapi biasanya kemudian mengalami degenerasi dan
terhirup. Akibat kelebihan garam yang
hanya menyebabkan infeksi pada fibrosis. Kata "fibrosis kistik" menjelas-
berkaitan dengan FK, antibiotik alami
orang dengan gangguan sistem kan dengan tepat perubahan jangka
tersebut tidak mampu membersihkan
pertahanan tubuh. Secara perlahan, panjang yang terjadi di pankreas dan
paru dari bakteri yang terhirup
jaringan paru yang terkena memben- paru akibat cacat genetik tunggal di
tersebut. Hal ini menyebabkan infeksi
tuk jaringan parut (fibrotik) sehingga CFTR.
berulang. Salah satu hasil akhir dari
paru semakin sulit mengembang.
respons tubuh terhadap infeksi ini
Penyulit ini meningkatkan kerja Terapi
adalah pembentukan mukus berle-
bernapas melebihi kerja tambahan Terapi berupa terapi fisik untuk
bihan. Selanjutnya, mukus ini menjadi
yang diperlukan untuk mengalirkan membantu membersihkan saluran
tempat penyemaian untuk pertumbuh-
udara melewati saluran yang napas dari kelebihan mukus dan terapi
an bakteri lebih lanjut. Siklus berlanjut
tersumbat. antibiotik untuk mengatasi infeksi
seiring dengan akumulasi mukus yang
pernapasan, plus diet khusus dan
Penyebab Mendasar menyumbat saluran napas dan frekuensi
pemberian suplemen enzim pankreas
Selama dekade terakhir; para peneliti
infeksi paru semakin bertambah. Yang
lebih memperparah, mukus yang untuk mempertahankan nutrisi agar
mendapatkan bahwa fibrosis kistik memadai. Meskipun mendapat terapi
disebabkan oleh satu dari beberapa berlebihan tersebut juga kental dan
lengket yang mempersulit mekanisme
suportif ini sebagian besar pasien FK
defek genetik yang menyebabkan tidak akan bertahan hidup melebihi
pembentukan versi abnormal protein pertahanan silia paru untuk menyapu
usia awal 30-an, dengan kebanyakan
yang dikenal sebagai cystic fibrosis mukus penuh-bakteri dari paru (lihat h.
45 dan 488). Mukus menjadi kental dan
meninggal akibat penyulit paru.
tra nsm e m bra ne cond ucta nce reg u I ato r lengket karena mengalami dehidrasi Dengan temuan-temuan baru
(CFTR). CFTR dalam keadaan normal mengenai defek genetik penyebab
(kekurangan air), suatu masalah yang
membantu membentuk dan mengatur sebagian besar kasus FK, para peneliti
saluran klorida (Cl-) di membran dipercayai berkaitan dengan gangguan
transpor garam. berharap mampu menciptakan cara
plasma. Pada FK, CFTR cacat "tersang- untuk mengoreksi atau mengompen-
kut" di sistem Golgi/retikulum Studi baru yang kedua mendapat- sasi gen defektif. Terapi potensial lain
endoplasma, yang normalnya mempro- kan adanya faktor penyulit lain pada yang sedang diteliti adalah pengem-
duksi dan memproses produk ini dan kasus FK. Para peneliti ini memperlihat- bangan obat yang memicu "penyele-
mengirimnya ke membran plasma kan bahwa CFTR tdmpaknya memiliki saian proses" CFTR mutan sehingga
(lihat h. 29)- Demikianlah, pada pasien fungsi ganda sebagai saluran Cl- dan dapat disisipkan ke membran plasma.
FK, versi mutan CFTR hanya diproses sebagai reseptor membran yang Selain itu, beberapa pendekatan terapi
secara parsial dan tidak pernah berikatan dengan P aeruginosa (dan obat baru, misalnya obat aerosol
mencapai permukaan sel.Tidak adanya mungkin bakteri lain). CFTR kemudian pengencer mukus yang dapat dihirup,
protein CFTR di saluran Cl- membran menghancurkan bakteri yang tertang- memberi harapan dalam menurunkan
plasma menyebabkan membran kap. Tanpa adanya CFTR di membran jumlah infeksi paru dan memperpan-
impermeabel terhadap Cl . Karena sel saluran napas pasien FK, P aerugi- jang usia harapan hidup pasien FK
transpor Cl menembus membran nosa tidak dapat dibersihkan dari sampai terapi kuratif ditemukan.
berkaitan erat dengan transpor Na* saluran napas seperti biasa. Bakteri

ini memicu serangkaian proses di mem-


sel. Pengikatan memiliki reseptor untuk suatu pembawa pesan. Meski-
bran dan inrrasel (akan dijelaskan kemudian) yang pun semua sel terpajan ke pembawa pesan yang sama
mengubah aktivitas sel tertentu. Dengan cara ini, pem- melalui penyebaran darah namun pembawa pesan ter-
bawa pesan kimiawi dalam darah, misalnya hormon sebut tidak berefek pada sel yang ddak memiliki reseptor
larut air, hanya dapat mempengaruhi sel tertentu yang untuk pembawa pesan spesifik ini. Sebagai ilustrasi,

Membran Plasma dan Potensial Membran 63


kelenjar hipofisis anterior mengeluarkan thyroid- mudigah dari dua tipe yang berbeda, misalnya sel saraf
stimuhting hormone (.TSH) ke dalam darah. Hormon ini dan sel otot dicampur maka sel-sel akan menyortir diri
hanya dapat melekat ke perrnukaan sel kelenjar tiroid mereka menjadi kumpuian terpisah sel saraf dan sel otot.
untuk merangsang sekresi hormon tiroid. Tidak ada sel 2. Penanda permukaan yang mengandung karbohidrat ini
lain yang memiliki reseptor untuk TSH, sehingga hanya juga berperan dalam pertumbuhan jaringan, yang secara
sel tiroid yang dipengaruhi oleh TSH meskipun distri- normal ditahan dalam batas-batas tertentu densitas sel.
busi hormon ini luas. Sel-sel tidak "rnenerobos" melewati batas jaringan seki-
6. Protein yang lain lagi berfungsi sebagai molekul pere- tar; yaitu, sel-sel tidak tumbuh melebihi teritorialnya
kat sel (cell adhesion molecule, CAM). Banyak C,AM sendiri. Pengecualiannya adalah penyebaran tak terken-
menonjol dari permukaan membran luar dan mem- dali sel kanker, yang terbukti memperlihatkan kelainan
bentuk lengkung atau kait yang digunakan sel-sel untuk karbohidrat penanda permukaan.
saling memegang serta untuk melekat ke serat jaringan
ikat yang teranyam di antara sel-sel. Sebagai contoh,
kadtrin, salah satu CAM, di permukaan sel-sel yang PERLEKATAN ANTARSEL
berdekatan saling mengikat seperti risleting (zipper)
Pada organisme multisel misalnya manusia, membran plasma
untuk membantu menahan sel-sel dalam jaringan atau
tidak saja berfungsi sebagai batas luar semua sel tetapi juga
organ. Sebagian CAM, misalnya integrin, menembus
membran. Integrin tidak hanya berfungsi sebagai peng-
ikut serta daiam perlekatan antarsel. Perlekatan ini mengikat
hubung struktural antara permukaan membran luar kelompok-kelompok sel menjadi jaringan dan mengemas
mereka lebih lanjut menjadi organ. Aktivitas berbagai sistem
dan lingkungan ekstrasel tetapi juga menghubungkan
tubuh untuk mempertahankan kehidupan bergantung tidak
permukaan membran dalam dengan perancah sitoske-
saja pada fungsi masing-masing sel pembentuknya tetapijuga
leton intrasel. CAM secara mekanis menghubungkan
pada bagaimana sel-sel tersebut hidup dan bekerja sama di
lingkungan eksternal sel dan komponen intrasel. Selain
jaringan dan organ.
itu, integrin juga dapat menyalurkan sinyal regulatorik
Susunan sel membentuk kelompok-kelompok yang se-
melalui membran plasma ke kedua arah. Meskipun
suai paling tidak sebagian disebabkan oleh rantai karbohidrat
CAM semula dianggap hanya berfungsi sebagai molekul
perekat namun para peneliti kini mempelajari bahwa
di permukaan membran sel. Setelah tersusun, sel-sel diper-
tahankan oleh tiga hal berbeda: (1) matriks ekstrasel, (2) mo,
sebagian CAM juga berfungsi sebagai "molekul penyalur
sinyal". CAM ini ikut serta dalam memberi sinyal lekul perekat sel di membran plasma sel, dan (3) taut sel
khusus.
kepada sel untuk tumbuh dan kepada sel sistem imun
untuk berinteraksi dengan sel jenis lain yang tepat
dalam, antara iain, respons peradangan dan penyem- I Matriks ekstrasel berfungsi sebagai "lem"
buhan luka.
biologis.
7. Yang terakhir, protein-protein lain di permukaan mem-
bran luar, terutama yang berkaitan dengan karbohidrat Jaringan tidak hanya dibentuk oleh sel semara, dan banyak sel
(sebagai glikoprotein), penting dalam kemampuan sel di dalam jaringan tidak berkontak fisik langsung dengan sel-
mengenal "diri" (yaitu sel dari jenis yang sama) dan di sekitarnya. Sel-sel ini disatukan oleh matriks eksrasel
sel
dalam interaksi antarsel. (MES), suatu anyaman rumit berbagai protein ffbrosa (ber-
bentuk serat) yang terbenam dalam substansi encer mirip gel
yang terdiri dari karbohidrat kompleks. MES berfungsi se-
I Karbohidrat membran berfungsi sebagai bagai "lem" biologis. Gel cair merupakan ialur bagi difusi
penanda identitas-diri. nutrien, zat sisa, dan lalu-lintas larut air lain antara darah dan
sel jaringan. Cairan ini biasanya disebut cairan interstisium
Rantai-rantai pendek gula di permukaan membran luar ber- (lihat h. 6). Di dalam gel ini teranyam riga jenis prorein
fungsi sebagai penanda identitas-diri yang memungkinkan fibrosa utama: kolagen, elastin, dan fibronektin.
sel mengenali dan berinteraksi satu sama lain melalui cara-
1. Kolagen membentuk serar seperri kabel atau lembaran
cara berikut:
yang menghasilkan kekuatan tensil (resistensi terhadap
1. Berbagai jenis sel memiliki penanda yang berbeda. Kom- stres longitudinal). CATAIAN KI-INIS. Pada skorbut
binasi unik rantai-rantai gula yang menonjol dari protein (scuruy), suatu penyakit akibat defisiensi vitamin C, pem-
membran permukaan berfungsi sebagai "merek" jenis sel bentukan serat ini tidak sempurna. Akibatnya, jaringan,
yang bersangkutan, yang memungkinkan suatu sel terutarna kulit dan pembuluh darah, menjadi sangat ra-
mengenali sel lain sebagai sesama jenis. Karena itu, puh. Hal ini menyebabkan perdarahan di kulit dan mem-
rantai karbohidrat ini berperan penting dalam penge- bran mukosa, yang terutama mencolok di gusi.
nalan "diri" dan dalam interaksi antarsel. Sel dapat 2. Elastin adalah serat protein mirip karet yang paling
mengenal sel lain dari jenis yang sama dan menyatu banyak terdapat di jaringan yang memiliki kemampuan
untuk membentu,k jaringan. Hal ini terutama penting untuk mudah teregang dan kembali pulih setelah gaya
dalam perkembangan masa mudigah. Jika biakan sel-sel regangan dihilangkan. Serat ini ditemukan, misalnya, di

64 Bab 3
paru, yang mengembang dan mengempis seiring dengan Desmosom paling banyak terdapat di jaringan yang
masuk dan keluarnya udara. mengalami banyak peregangan, misalnya kulit, jantung, dan
3. Fibronektin mendorong perlekatan sel dan menahan rahim. Di jaringan-jaringan ini, kelompok-kelompok fung-
sel dalam posisinya. Berkurangnya protein ini dijumpai sional sel disatukan oleh desmosom yang berjalan dari satu sel
pada beberapa jenis kanker, yang mungkin berperan ke sel lain, kemudian dari sel tersebut ke sel berikutnya, dan
menyebabkan kenyataan bahwa sel-sel kanker tidak ter- seterusnya. Selain itu, filamen sitoskeleton intermediet,
lalu melekat satu sama lain tetapi cenderung terlepas misalnya filamen keratin yang kuat di kulit (lihat h. 50),
dan bermetastasis (menyebar ke tempat lain di tubuh). terbentang di interior sel-sel ini dan melekat ke plak desmo-
som yang terletak di sisi beriawanan permukaan dalam sel.
MES dikeluarkan oleh sel lokal yang terdapat di ma-
Susunan ini membentuk anyaman kontinyu serat-serat kuat
triks. Jumlah relatif MES dibandingkan dengan jumlah sel
di seluruh jaringan, baik menembus maupun di 4ntara sel,
sangat bervariasi di antara berbagai jaringan. Sebagai contoh,
seperti deretan orang yang saling berpegangan tangan dengan
MES jarang dijum'pai di jaringan epitel tetapi dominan di
erat. Anyaman fibrosa yang saling kait ini menghasilkan ke-
jaringan ikat. Sebagian besar dari matriks di jaringan ikat ini
kuatan tensil, mengurangi kemungkinan robeknya jaringan
dihasilkan oleh ffbroblas ("pembentuk serat"). Komposisi
ketika terjadi peregangan.
pasti komponen-komponen MES bervariasi untuk jaringan
yang berbeda sehingga berbagai jenis sel di tubuh memiliki
lingkungan lokal tersendiri. Di sebagian jaringan, matriks TAUT ERAT
menjadi sangat khusus dan membentuk struktur seperti tu- Di taut erat (taut kedap, tight junction), sel-sel yang ber-
lang rawan atau tendon atau, dengan kalsifikasi yang tepat, dekatan merekat erat satu sama lain di titik-titik kontak
menjadi tulang dan gigi. langsung untuk menambal saluran antara kedua sel. Perlekat-
Berbeda dengan anggapan yang ada selama ini, MES an jenis ini terutama ditemukan di lembaran jaringan epitel.
bukan sekedar perancah pasif bagi sel untuk melekat namun Jaringan epitel menutupi permukaan tubuh dan melapisi
juga membantu mengatur perilaku dan fungsi sel yang ber- bagian dalam semua rongga internalnya. Semua lembaran
interaksi dengannya. Para peneliti telah membuktikan bahwa epitei berfungsi sebagai sawar yang sangat selektifantara dua
sel mampu berfungsi normal dan bahkan bertahan hidup kompartemen yang memiliki komposisi kimiawi sangat ber-
hanya bila berkaitan dengan komponen matriks normalnya. beda. Sebagai contoh, lembaran epitel yang melapisi bagian
Matriks sangat berpengaruh dalam pertumbuhan dan dife- dalam saluran cerna memisahkan makanan dan getah pen-
rensiasi sel. Di tubuh, hanya sel darah yang dirancang untuk
bertahan hidup dan berfungsi tanpa melekat ke MES.

I Sebagian sel berikatan langsung melalui taut sel


khusus. Sitosol sel 2

Di jaringan tempat sel berdekatan satu sama lain, sebagian


kohesi jaringan dihasilkan oleh molekul perekat sel, atau
CAM. Seperti yang telah anda pelajari, protein membran
permukaan khusus yang berbentuk lengkung atau kait ini
"men-superglur"-kan' sel-sel yang berdekatan satu sama lain.
Selain itu, sebagian sel dalam suatujaringan secara langsung
berikatan melalui satu dari tiga taut sel khusus: (1) desmosom
(adheringjunctions, tatrr lekat), (2) taut erat (tattkedap, tight
junction), (taut impermeabel), atau (3) taut celah @ap
j unction; taut komunikasi).

DESMOSOM
Desmosom berfungsi sebagai "spot riueti' (paku) yang me-
nyatukan dua sel yang berdekatan tetapi tidak bersentuhan. Filamen
Desmosom terdiri dari dua komponen: (1) sepasang pene- keratin i

balan padat sitoplasma seperti tombol yang dikenal sebagai


plak di permukaan dalam dari kedua sel yang berdekatan; dan Membran plasma
yang berinteraksi
(2) filamen glikoprotein kuat yang mengandung kaderin
(sejenis CAM) yang menembus ruang di antara kedua sel dan Gambar 3-4
melekat ke pkh kedua sel (Gambar 3-4). Filamen antarsel ini Desmosom. Desmosom adalah taut lekat yang memaku dua
menyatukan membran-membran plasma yang berdekatan sel, menyatukan mereka dalam jaringan yang sering
mengalami peregangan.
sehingga kedua sel bertahan jika dipisahkan. Karena itu,
desmosom adalah taut lekat.

Membran Plasma dan Potensial Membran 65


cernaan poten di dalam rongga internal (lumen) pencernaan
Lumen (mengandung makanan yang
dari pembuluh darah yang terletak di sisi yang lain. Hanya belum tercerna dan enzim pencernaan poten)
partikel makanan yang telah tercerna sempurna dan bukan
yang belum tercerna atau getah pencernaan yang dapat me- Batas
nembus lembaran epitel dari lumen ke darah. Karena itu, tepi luminal
lateral (samping) sel-sel yang berdekatan disatukan dalam
sumbat kedap dekat tepi luminal oleh tempat perremuan
kedua sel, tempat fusi langsung protein taut dl permukaan
luar membran plasma kedua sel (Gambar 3-5). Thut erat ini
Batas
impermeabel sehingga dapat mencegah bahan melewati celah lateral
antarsel. Karena itu, perjalanan melewati sawar epitel harus
dilakukan dengan menembus sel, bukan melewati celah di
antara sel-sel. Lalu lintas melewati sel ini diatur oleh saluran
dan molekul pembawa. Jika sel-sel tidak disatukan oleh taut
erat maka dapat terjadi pertukaran tak-terkendali antara Batas
kompartemen-kompartemen melalui ruang di antara sei-sel Sel epitel basolateral
melapisi
yang berdekatan. Dengan demikian taut erat mencegah
lumen usus
kebocoran melalui lembaran epitel.

Pembuluh darah
TAUT CELAH
Di taut celah @ap junction), seperti diisyaratkan oleh nama-
nya, terdapat celah antara sel-sel yang berdekatan, yang di-
satukan oleh saluran penghubung kecil yang dibentuk oleh Sitosol sel 1
t; '1:r
Sitosol sel 2
konekson. Konelison (connexon) dibentuk oleh enam sub- rd l::.

unit protein yang rersusun membentuk struktur tabung be-


rongga. Dua konekson menjulur ke luar, satu dari masing-
Untai
masing membran plasma sel yang berdekatan, dan berikatan protein taut
untuk membentuk saluran penghubung antara kedua sel
(Gambar 3-6). Taut celah adalah taut komunikasi. Saluran Tempat
dengan garis tengah kecil ini memungkinkan partikel kecil pertemuan
larut air mengalir melalui saluran tetapi mencegah lewatnya (kiss site)
molekul besar, misalnya protein intrasel yang vital. Melalui
susunan anatomik khusus ini, ion (partikel bermuatan listrik)
dan molekul kecil dapat langsung dipertukarkan anrarsel Ruang
tanpa pernah masuk ke CES. antarsel

Taut celah sangar banyak ditemukan di otot janrung


dan otot rangka. Di jaringan-jaringan ini, perpindahan ion
antar sel melalui taut celah menyalurkan aktivitas listrik ke
seluruh massa oror. Karena aktivitas listrik ini menyebabkan Membran plasma
yang berinteraksi
kontratr<si maka adanya taut celah memungkinkan massa otor
keseluruhan berkontraksi secara sinkron, seperti yang dilaku- Gambar 3-5
kan oleh jantung ketika memompa darah. Taut erat. Taut erat adalah taut impermeabel yang menyatu_
kan tepi-tepi lateral sel epitel dekat batas luminalnya,
Thut celah juga ditemukan di beberapa jaringan bukan
mencegah bahan lewat di antara sel. Bahan dapat lewat
otot, di mana raut ini memungkinkan lewatnya molekul dengan menembus sel, yang membentuk sawar sangat
nutrien kecil tanpa hambatan antara sel-sel. Sebagai contoh, selektif yang memisahkan dua kompartemen dengan
glukosa, asam amino, dan nutrien lain mengalir melalui taut komposisi kimiawi yang sangat berbeda.
celah ke sel telur yang sedang tumbuh dari sel-sel yang
mengelilingi sel telur di ovarium sehingga sel telur dapat
akan meneliti cara-cara lain yang digunakan sel untuk "saling
menimbun nutrien esensial ini untuk persiapan.
berbicara'.
Thut celah juga berfungsi sebagai jalan bagi transfer
langsung molekul-molekul sinyal kecil dari satu sel ke sel lain.
Tiansfer ini memungkinkan sel-sel yang dihubungkan oleh
taut celah berkomunikasi langsung saru sama lain. Komuni-
RINGKASAN TRANSPOR MEMBRAN
kasi ini menjadi salah satu mekanisme untuk mengoordinasi- Semua bahan yang berpindah antara sebuah sel dan cairan
kan aktivitas-aktivitas terpadu sel. Dalam bab berikutnya kita ekstrasel di sekitarnya harus mampu menembus membran

66 Bab 3
cernaan poten di dalam rongga internal (lumen) pencernaan
Lumen (mengandung makanan yang
dari pembuluh darah yang terletak di sisi yang lain. Hanya belum tercerna dan enzim pencernaan poten)
partikel makanan yang telah tercerna sempurna dan bukan
yang belum tercerna atau getah pencernaan yang dapat me-
nembus lembaran epitel dari lumen ke darah. Karena itu, tepi
lateral (samping) sel-sel yang berdekatan disatukan dalam
sumbat kedap dekat tepi luminal oleh tempat perremuan
kedua sel, rempar fusi langsung ?rotein taut di permukaan
luar membran plasma kedua sel (Gambar 3-5). Taut erar ini
impermeabel sehingga dapat mencegah bahan melewati celah
antarsel. Karena itu, perjalanan meiewati sawar epitel harus
dilakukan dengan menembus sel, bukan melewati celah di
antara sel-sel. Lalu lintas r.nelewati sel ini diatur oleh saluran
dan molekul pembawa. Jika sel-sel tidak disatukan oleh taut
erat maka dapat terjadi pertukaran tak-terkendali antara Batas
kompartemen-kompartemen melalui ruang di antara sel-sel Sel epitel basolateral
melapisi
yang berdekatan. Dengan demikian taur erar mencegah
lumen usus
kebocoran melalui lembaran epitel.

Pembuluh darah
TAUT CELAH
Di taut celah (gap junction), seperri diisyaratkan oleh nama-
nya, terdapat celah antara sel-sel yang berdekatan, yang di-
satukan oleh saluran penghubung kecil yang dibentuk oleh Sitosol sel 1 Sitosol sel 2
konekson. Koneftson (connexon) dibentuk oleh enam sub-
unit protein yang rersusun membentuk struktur tabung be-
rongga. Dua konekson menjulur ke luar, satu dari masing- Untai
masing membran plasma sel yang berdekatan, dan berikatan protein taut
untuk membentuk saluran penghubung antara kedua sel
(Gambar 3-6). Thut celah adalah taut komunikasi. Saluran Tempat
dengan garis tengah kecil ini memungkinkan partikel kecil pertemuan
larut air mengalir melalui saluran rerapi mencegah lewatnya (kiss site)
molekul besar, misalnya protein intrasel yang vital. Melalui
susunan anatomik khusus ini, ion (partikel bermuatan listrik)
dan molekul kecil dapat langsung dipertukarkan antarsel Ruang
antarsel
tanpa pernah masuk ke CES.
Taut celah sangat banyak ditemukan di otot jantung
dan otot rangka. Di jaringan-jaringan ini, perpindahan ion
antar sel melalui taut celah menyalurkan aktivitas listrik ke
seluruh massa otot. Karena aktivitas listrik ini menyebabkan
yang berinteraksi
kontraksi maka adanya taut celah memungkinkan massa orot
keseluruhan berkontraksi secara sinkron, seperri yang dilaku- Gambar 3-5
kan oleh jantung ketika memompa darah. Taut erat. Taut erat adalah taut impermeabel yang menyatu-
kan tepi-tepi lateral sel epitel dekat batas luminalnya,
Taut celah juga ditemukan di beberapa jaringan bukan
mencegah bahan lewat di antara sel. Bahan dapat lewat
otot, di mana taur ini memungkinkan lewatnya molekul dengan menembus sel, yang membentuk sawar sangat
nutrien kecil tanpa hambatan antara sei-sel. Sebagai contoh, selektif yang memisahkan dua kompartemen dengan
glukosa, asam amino, dan nutrien lain mengalir meialui taut komposisi kimiawi yang sangat berbeda.
ceiah ke sel telur yang sedang tumbuh dari sel-sel yang
mengelilingi sel telur di ovarium sehingga sel teiur dapat
akan meneliti cata-cara lain yang digunakan sel untuk.,saling
menimbun nutrien esensial ini untuk persiapan.
berbicara".
Taut celah juga berfungsi sebagai jalan bagi transfer
langsung molekul-molekul sinyal kecil dari satu sel ke sel lain.
Tiansfer ini memungkinkan sel-sel yang dihubungkan oleh
taut celah berkomunikasi langsung satu sama lain. Komuni-
RINGKASAN TRANSPOR MEMBRAN
kasi ini menjadi salah satu mekanisme untuk mengoordinasi-
Semua bahan yang berpindah antara sebuah sel dan cairan
kan aktivitas-aktivitas terpadu sel. Dalam bab berikutnya kita
ekstrasel di sekitarnya harus mampu menembus membran

66 Bab 3
lewati membran. Hanya ion yang memiliki saluran spesifik
dan terbuka yang dapat menembus membran.
Sitosol sel 1 Partikel yang kelarutan lemaknya rendah dan terlalu
besar bagi saluran tidak dapat menembus membran dengan
kemampuan sendiri. Namun sebagian dari partikel ini harus
menembus membran agar sel dapat bertahan hidup dan
Konekson berfungsi. Glukosa adalah contoh partikel besar kurang larut
lemak yang harus rnasuk ke sel tetapi tidak dapat menembus
membran dengan larut dalam lapis ganda lemak atau melewati
saluran yang ada. Sel memiliki beberapa cara transpor yang
dibantu dalam melewati membran untuk memindahkan
Potongan longitudinal
Garis tengah partikel, yang ha,rus masuk atau keluar sel tetapi tidak dapat
konekson
saluran = 1,5 nm melakukannya sendiri, melewati membran seperri yang segera
akan anda pelajari.
Bahkan jika suatu partikel dapat melewati membran
berkat sifat larut dalam lemaknya arau kesesuaian ukurannya
dengan suatu saluran, tetap diperlukan gayalkekuatan agar
terjadi pergerakan melewati membran. Dalam menyelesaikan
transpor menembus membran terdapat dua jenis umum gaya
yang berperan: (1) gaya yang tidak mengharuskan sel menge-
luarkan energi untuk menimbulkan perpindahan (gaya pasifl
dan (2) gayayangmengharuskan sel mengeiuarkan energinya
(AIP) untuk memindahkan suatu bahan melewati membran
\./ (gaya aktif .

Membran plasma Sekarang kita akan mengulas berbagai metode transpor


yang berinteraksi membran, apakah masing-masing metode tersebut merupa-
kan cara transpor tanpa bantuan atau dengan bantuan dan
apakah masing-masing merupakan mekanisme transpor aktif
Gambar 3-6 atau pasif.
Taut celah. Taut celah adalah taut komunikasi yang terdiri dari
saluran-saluran penghubung kecil yang dibentuk oleh
konekson dan memungkinkan perpindahan ion dan molekul
kecil antara dua sel yang berdekatan. TRANSPOR MEMBRAN TANPA
BANTUAN
Molekui (atau ion) yang dapat menembus membran plasma
dengan kemampuannya sendiri terdorong secara pasif mele-
plasma. Jika suatu bahan dapat menembus membran, maka
wati membran oleh dua gaya: difusi menuruni gradien kon-
membran dikatakan permeabel terhadap bahan tersebut, se-
sentrasi dan/atau perpindahan mengikuti gradien listrik. Kita
baliknya jika bahan tersebut tidak dapat lewat maka mem-
pertama-tama akan membahas tentang difusi menuruni
bran bersifat impermeabel terhadapnya. Membran plasma
gradien konsentrasi.
bersifat permeabel selektif yaitu memungkinkan sebagian
partikel lewat sementara mencegah yang lain,
Dua sifat pardkel mempengaruhi apakah partikel dapat I Partikel yang dapat menembus membran
menembus membran plasma tanpa bantuan: (1) kelarutan berdifusi secara pasif mengikuti penurunan
relatif partikel dalam lemak dan (2) ukuran partikel. Partikel gradien konsentrasinya.
yang mudah larut dalam lemak dapat larut dalam lapis ganda
lemak dan menembus membran. Molekul tak bermuatan Semua molekul (atau ion) terus-menerus melakukan gerakan
atau nonpolar (misalnya 02, CO2, dan asam lemak) sangat acak pada suhu di atas nol mutlak akibat adanyaenergi panas.
mudah larut lemak dan cepat menembus membran. Partikel Gerakan ini paling jelas dalam cairan dan gas, di mana
bermuatan (ion misalnya Na. dan K-) dan molekul polar masing-masing molekul memiliki lebih banyak ruang untuk
(misalnya glukosa dan protein) memiliki daya larut lemak bergerak sebelum berbenturan dengan molekul lain. Setiap
yang rendah tetapi sangat larut dalam air. Lapis ganda lemak molekul bergerak secara terpisah dan acak ke segala arah.
berfungsi sebagai sawar impermeabel terhadap partikel yang Akibat gerakan acak ini, molekul-molekul sering bertumbuk-
sulit larut dalam lemak. Untuk ion larut air (dan karenanya an, terpantul ke arah lain seperti bola-bola bilyar yang saling
tak-larut lemak) dengan garis tengah kurang dari 0,8 nm, bertabrakan. Semakin tinggi konsentrasi molekular suatu ba-
saluran protein berfungsi sebagai rute alternatif untuk me- han dalam larutan, semakin besar kemungkinan tumbukan

Membran Plasma dan Potensial Membran 67


ini. Karena itu, molekul-molekul di dalam suatu ruang penurunan gradien konsentrasi dari daerah dengan konsen-
tertentu cenderung tersebar merata seiring dengan waktu. trasi tinggi ke daerah yang konsentrasinya rendah (Gambar
Penyebaran merara molekul akibat pergerakan acak ini di- 3-8a). Tidak ada energi yang diperlukan untuk perpindahan
kenal sebagai difusi (diffusere berarri "menyebar keluar"). ini sehingga ini merupakan mekanisme pasif transpor mem-
Sebagai iiustrasi, di Gambar 3-7a, terdapat perbedaan kon- bran. Proses difusi sangat penring bagi kelangsungan hidup
sentrasi antara daerah A dan daerah B dalam suatu laruran. setiap sel dan berperan penting dalam banyak aktivitas
Perbedaan konsentrasi antara dua daerah yang bersebelahan homeostatik khusus. Sebagai contoh, O, dipindahkan me-
ini disebut gradien konsentrasi (atau gradien kimia). nembus membran paru melalui cara ini. b"rah y".rg
Tirmbukan acak molekul-molekul akan lebih sering terjadi
-eng-
alir ke paru kurang mengandung O, karena telah menyerah-
di daerah A karena konsentrasi molekul yang lebih tinggi. kan Or-nya kepada jaringan tubuh untuk metabolisme.
Karena itu, lebih banyak molekul terpantul dari daerah A ke Sebaliknya, udara di paru kaya akan O, karena rerus-menerus
daerah B daripada arah sebaliknya. Di kedua daerah, masing- dipertukarkan dengan udara segar oleh proses bernapas.
masing molekul akan bergerak secara acak dan ke semua Karena terdapat gradien konsentrasi ini maka terjadi difusi
arah, tetapi pergerakan netto molekul-molekul melalui difusi netto O, dari paru ke dalam darah sewaktu darah mengaliri
akan terjadi dari daerah dengan konsentrasi lebih tinggi ke paru. Karena itu, ketika meninggalkan paru untuk mengalir
daerah dengan konsentrasi lebih rendah. ke jaringan, darah mengandung banyak O".
Isdlah difusi netto (difusi bersih) mengacu kepada per-
bedaan antara dua gerakan yang berlawanan. Jika 10 molekul
HUKUM DIFUSI FICK
berpindah dari daerah A ke daerah B sementara 2 molekul
secata bersamaan berpindah dari B ke A, maka difusi netto
Selain gradien konsenrrasi terdapat beberapa faktor yang
adalah 8 moiekul berpindah dari A ke B. Molekul-molekul mempengaruhi laju difusi netto menembus suatu membran.
akan menyebar dengan cara ini sampai bahan tersebar merara
Efek faktor-faktor ini secara kolektif membentuk hukum
di kedua daerah dan tidak ada lagi gradien konsentrasi ditusi Fick (Thbel 3-1):
(Gambar 3-7b). Pada titik ini, meskipun tetap terjadi perpin- 1. Besar (aau kecaraman) gradien honsen*asi. Semakin
dahan namun tidak terjadi difusi nerro karena gerakan- besar perbedaan konsenrrasi, semakin cepat laju difusi
gerakan yang berlawanan saling mengimbangi yaitu tercapai netto. Sebagai contoh, sewaktu olahraga orot-otor yang
keseimbangan (ekuilibrium). Perpindahan molekul dari dae- beraktivitas menghasilkan CO, lebih cepat karena mem-
rah A ke daerah B akan diimbangi secara persis oleh per- bakar banyak bahan bakar untuk memperoleh tambahan
pindahan molekul dari daerah B ke daerah A. Keadaan ini ATP yang diburuhkan untuk menjalankan aktivitas
adalah contoh dari keadaan stabil dinamis. kontraktil yang meningkat. Peningkatan kadar CO,
Apa yang terjadi jika terdapat membran plasma yang yang terjadi di otot menciptakan perbedaan CO, (me.
memisahkan larutan suatu bahan yang konsentrasinya ber- lebihi normal) antara orot dan darah yang mengaliri
beda? Jika bahan tersebut dapat menembus membran maka otot tersebut. Karena gradien yang lebih besar ini maka
difusi netto bahan akan terjadi melalui membran mengikuti lebih banyak CO, (dibanding normal) yang masuk ke

DaerahA Daerah B Daerah A Daerah B

!ii'ff'j'3:-' . o
' aa altr
o otl t .
laf
jl
a to.o a ' aa
o.o_L.o aottr
.ffi*;l:
+
:'i
Difusi dari daerahA
"l .t.t
t.t.'
trll
Difusi dari daerah A
ke daerah B ke daerah B
Difusi dari daerah B +- Difusi dari daerah B
ke daerah A ke daerah A
Difusi bersih Tidak ada difusi bersih
---+
(a) (b)
O = Molekul zat terlarut Difusi bersih = difusi dari daerah A ke daerah B
dikurangi difusi dari daerah B ke daerah A
Gambar 3-7
Difusi. (a) Difusi mengikuti penurunan gradien konsentrasi (b) Steadystate (keadaan tetap/stabil),
tanpa difusi.

68 Bab 3
Jika suatu bahan Jika membran impermeabel
dapat menembus membran: terhadap suatu bahan:

EtJ:Eta*^"-
G{} t c O w+o '
6^ -5-A
3o_.Eg**4 B!
0 ar
e
Ti'-..l.tii
e -cil{n:t! I- o
s tte *o*S*GT- c

-+*
(a) (b)

Gambar 3-8
Difusi melalui suatu membran. (a) Di{usi netto menembus membran mengikuti penurunan gradien konsentrasi. (b) Tidakterjadi
difusi melalui membran meskipun terdapat gradien konsentrasi.

darah yang mengalir ke otot yang beraktivitas sebelum darah di paru berkurang. Pada penyakit ini, dinding
tercapai keseimbangan. Sewaktu darah yang kandungan kantung-kantung udara rusak/lenyap sehingga luas permu-
COr-nya meningkat ini mencapai paru, akan terbentuk kaan yang tersedia untuk difusi gas-gas tersebut berkurang.
perbedaan CO, yang lebih besar daripada normal antara 4. Berat molekul bahan. Molekul ringan misalnya O, dan
darah dan kantung-kantung udara di paru. Maka, akan CO, terpental lebih jauh ketika bertumbukan daripada
iebih banyak CO, (dibanding normal) yang berdifusi molekul berat. Karena itu, O, dan CO, berdifusi dengan
dari darah ke kantung-kantung udara sebelum kese- cepat, memungkinkan pertukaran cepat gas-gas ini me-
imbangan tercapai. Thmbahan CO, ini kemudian di- nembus membran paru.
hembuskan keluar ke lingkungan. Karena itu, setiap 5. Jarak difusi yang harus dirempuh. Semakin besar jarak,
tambahan CO, yang dihasilkan oleh otot-otot yang ber- semakin lambat laju difusi. Karenanya, membran yang
aktivitas akan dikeluarkan dari tubuh karena mening- harus ditempuh oleh partikel yang berdifusi biasanya
katnya pemindahan CO, dari otot ke darah dan dari relatif tipis, misalnya membran yang memisahkan udara
darah ke kantung udara (lalu ke luar) hanya akibat me-
ningkatnya gradien konsentrasi COr.
2. Permeabilitas membran terhadap bahan. Semakin per-
Tabel 3-1
meabei membran terhadap suatu bahan, semakin cepat
bahan berdifusi mengikuti penurunan gradien konsen- Faktor yang Mempengar.uhi Laju DifuSi NettorSuatu Bahan
Melewati Membran (Hukum Oifusi Fick)
trasinya. Tentu saja jika membran impermeabel terhadap
suatu bahan maka tidak akan terjadi diFusi menembus
EFEK PADA
membran meskipun mungkin terdapat gradien konsen-
LAJU DIFUSI
trasi (Gambar 3-8b). Sebagai contoh, karena membran FAKTOR NETTO
plasma impermeabel terhadap protein-protein intrasel
vital maka protein-protein tersebut tidak dapat keluar t Gradien konsentrasi bahan (aC) t
dari sel, meskipun konsentrasinya di dalam CIS jauh t Permeabilitas membran terhadap bahan (P) t
lebih besar daripada di CES. t Luas permukaan membran (A) t
.). Luas permukaan membran tem?at berlangsungnya difusi. t Berat molekul bahan (MW) J
Semakin luas daerah yang tersedia, semakin besar laju t Jarak (ketebalan) (lX) J
Persamaan Fick modif ikasi:
difusi yang dapat diakomodasi. Berbagai strategi digu-
nakan di seluruh tubuh untuk meningkatkan luas per- AC.PTA
mukaan membran tempat berlangsungnya difusi dan Laju netto difusi (Q) = M\ / . o*
jenis-jenis transpor lainnya. Sebagai contoh, penyerapan
nutrien di usus halus ditingkatkan oleh adanya mikro- I t = koefisien difusi (D) I
vilus, yang sangat menambah luas permukaan absorptif
yang berkontak dengan isi kaya nutrien lumen usus
[t'* I
AC.A.D
halus (lihat h. 50). Sebaliknya, berkurangnya luas per- Samadengana*
mukaan menurunkan laju difusi netto. Sebagai contoh, AX

pada emfsema, pertukaran O, dan CO, antara udara dan

Membran Plasma dan Potensial Membran 69


dan darah di paru. Penebalan pertemuan udara-darah hakikatnya menurunkan konsentrasi air. Secara umum, saru
ini (seperti pada pneumonia misalnya), memperlambat molekul zat terlarut mengganti satu molekul air.
pertukaran O, dan COr. Selain itu, difusi hanya efisien Bandingkan konsentrasi air dan zat terlarut dalam dua
pada jarak pendek antara sel dan lingkungan sekitarnya. wadah di Gambar 3-9. Wadah di bagian (a) gambar terisi
Untuk jarak yeng lebih dari beberapa sentimeter, difusi oleh air murni sehingga konsentrasi air adalah 100% dan
akan berlangsung sangar lambat. Sebagai gambaran, konsentrasi zat terlarut 0%. Di bagian (b), zat terlarut telah
mungkin diperlukan waktu beberapa bulan atau bahkan menggantikan l0% molekul air. Konsentrasi air sekarang
tahun agar O, dapat berdifusi dari permukaan tubuh ke menjadi 90o/o dan konsenrrasi zar terlarur 1Oolo-konsentrasi
sel di bagian dalam. Sistem sirkulasi membentuk jaringan air yang lebih rendah dan konsentrasi zat terlarut yang lebih
pembuluh halus yang menyalurkan dan mengambil tinggi jii<a dibandingkan dengan di bagian (a). perhatikan
bahan-bahan di setiap "blok" yang terdiri dari beberapa bahwa seiring dengan peningkatan konsentrasi zat terlarut,
sel, dengan difusi berlangsung dalam jarak pendek lokal konsentrasi air menurun sepadan.
antara darah dan sel sekitar. Jika larutan dengan konsentrasi zat terlarur berbeda
(dan karenanya konsenrrasi airnya juga berbeda) dipisahkan
oleh suatu membran yang memungkinkan lewatnya air,
I lon yang dapat menembus membran juga dapat misalnya membran plasma, maka air akan berpindah secara
secara pasif berpindah sesuai gradien listriknya. pasif mengikuti penurunan gradien konsentrasinya dari dae-
rah dengan konsentrasi air tinggi (konsentrasi zar terlarut
Perpindahan ion (partikel bermuatan listrik yang memper- rendah) ke daerah dengan konsentrasi air rendah (konsentrasi
oleh atau kehilangan elektron) juga dipengaruhi oleh muatan zat terlaruttinggi) (Gambar 3-10). Difusi netto air ini dikenal
listrik. Muatan yang sama akan saling tolak sedangkan sebagai osmosis. Karena larutan selalu disebut dalam kaitan-
muatan yang berlawanan akan saling tarik. Jika terdapat nya dengan konsentrasi zat rerlarut, maka air berpindah
perbedaan relatifdalam muatan antara dua daerah yang ber-
dengan osmosis ke daerah dengan bonsennasi zat terldrut
dekatan, maka ion yang bermuatan positif (kation) cende- !/tng
lebih tingt. Meskipun ada kesan bahwa zat terlarut "menarik"
rung bergerak ke daerah yang bermuatan lebih negatif, air namun osmosis tidaklah lebih dari difusi air mengikuti
sedangkan ion bermuatan negatif (aniaz) cenderung bergerak
penurunan gradien konsentrasinya menembus membran.
ke daerah yang bermuatan lebih positif. Perbedaan muaran
Sejauh ini dalam pembahasan kita renrang osmosis, kita
antara dua daerah yang berdekatan menghasilkan gradien mengabaikan adanya perpindahan zar terlarur. Marilah kita
listrik yang mendorong perpindahan ion,ion ke arah daerah bandingkan hasil osmosis jika zat terlarut dapat dan tidak
dengan muatan yang berlawanan. Karena sel tidak perlu dapat menembus membran.
mengeluarkan energi untuk mengeluarkan atau memasukkan
ion mengikuti gradien listrik maka metode transpor mem-
OSMOSIS KETIKA MEMBRAN MEMISAHKAN DUA
bran ini bersifat pasif. Jika terdapat gradien listrik antara CES
dan CIS, maka hanya ion yang dapat menembus membran LARUTAN YANG TIDAK SEIMBANG DENGAN ZAT
plasma yang dapat berpindah mengikuti gradien ini. TERLARUT DAPAT MENEMBUS MEMBRAN
Gradien listrik dan gradien konsentrasi (kimia) dapat Anggaplah bahwa dua larutan dengan konsenrrasi zar terlarut
bekerja pada suatu ion pada saat yang sama. Efek akhir gradien berbeda dipisahkan oleh membran yang dapat dilewati oleh
listrik dan konsentrasi yang terjadi bersamaan pada ion ini di-
sebut gradien elekrokimia. Pada bagian selanjutnya dari bab
ini anda akan mempelajari bagaimana gradien elektrokimia
berperan dalam menentukan sifat listrik membran piasma.

I Osmosis adalah difusi netto air mengikuti


penurunan gradien konsentrasinya sendiri.

Air dapat mudah menembus membran plasma. Molekul ini


cukup kecil untuk dapat menyelinap di antara molekul-
molekul fosfolipid di dalam lapis ganda lemak. Di beberapa
jenis sel, protein membran juga membentuk akuaporin,
yaitu saluran yang spesifik untuk lewatnya air (akua artinya
"air"). Sekitar semilyar molekul air dapat melewati saru sa- Konsentrasi air 100% Konsentrasi air 90%
Konsentrasi zat terlarut 0% Konsentrasi zat terlarut 10%
luran akuaporin dalam satu detik. Gaya yang menggerakkan
air menembus membran ini sama seperti yang bekerja pada (a) (b)
molekul lain, yaitu gradien konsentrasinya. Kata konsentrasi = Molekul air
.,._.,,1
@ = Molekul zat terlarut
biasanya merujuk kepada kepadatan/keraparan zat terlarur
Gambar 3-9
(solute) dalam volume terrentu air. Namun, perlu dikenali
Hubungan antara konsentrasi zat terlarut dan air dalam suatu
bahwa penambahan zat terlarut ke dalam air murni pada larutan. (a) Air murni. (b) Larutan.

70 Bab 3
Membran (permeabel terhadap air dan zat terlarut)

Sisi 1 Sisi 2
ffi ''i: '1. ffi
,ffi

ffi '::

ffi Zat terlarutffi

Konsentrasi H2O Konsentrasi H2O Konsentrasi H2O lebih tinggi, Konsentrasi H2O lebih rendah,
yang lebih tinggi, yang lebih rendah, konsentrasi zat terlarut konsentrasi zat terlarut
konsentrasi zat konsentrasi zat lebih rendah lebih tinggi
terlarut yang lebih terlarut yang lebih
rendah tinggi HrO berpindah dari sisi 1
ke sisi 2 mengikuti penurunan
,'. = Molekul air O = Molekut zat terlarut gradien konsentrasinya
Gambar 3-10 Zat terlarut berpindah dari sisi 2
Osmosis. Osmosis adalah difusi netto air mengikuti penurunan ke sisi 1 mengikuti penurunan
gradien konsentrasinya (ke daerah dengan konsentrasi zat gradien konsentrasinya
terlarut lebih tinggi).

air dan zat terlarut. Karena membran permeabel terhadap zat


terlarut dan air maka zat terlarut dapat berpindah mengikuti
penurunan gradien konsentrasinya dalam arah yang berla-
wanan dengan arah perpindahan netto air (Gambar 3-11).
Perpindahan ini berlanjut sampai zat terlarut dan air tersebar
merata di kedua sisi membran. Dengan lenyapnya semua o Konsentrasi air setara
r Konsentrasi zat terlarut setara
gradien konsentrasi maka osmosis berhenti. Volume akhir o Tidak terjadi difusi netto lebih lanjut
kompartemen ketika keadaan seimbang (steady state) ini ter- o Terbentuk keadaan tetap/stabil (steady state)
capai sama seperti keadaan awal. Molekul air dan zat terlarut
sekedar bertukar tempat di antara kedua kompartemen sam-
. = Molekul air ffi = Molekul zat terlarut

pai distribusi keduanya merata; yaitu, jumlah molekul air Gambar 3-11
yang berpindah dari sisi 1 ke sisi 2 sama dengan jumlah Perpindahan air dan zat terlarut yang dapat menembus
molekul zat terlarut yang pindah dari sisi 2 ke sisi i. membran yang tersebar tidak merata di kedua sisi membran.

OSMOSIS KETIKA MEMBRAN MEMISAHKAN DUA


LARUTAN YANG TIDAK SEIMBANG DENGAN ZAT
kedua kompartemen. Sisi yang semula mengandung kon-
TERLARUT TIDAK DAPAT MENEMBUS MEMBRAN
sentrasi zat terlarut lebih besar memiliki volume lebih besar
Sekarang anggaplah bahwa terdapat dua larutan dengan kon- karena mendapat air.
sentrasi zat terlarut berbeda yang dipisahkan suatu membran
yang permeabel terhadap air tetapi tidak terhadap zat teF
OSMOSIS KETIKA MEMBRAN MEMISAHKAN AIR
larut. Karena membran impermeabel terhadap zat terlarut
maka zat terlarut tidak dapat menembus membran mengikuti MURNI DARI SUATU LARUTAN DENGAN ZAT
penurunan gradien konsentrasinya (Gambar 3-12). Mula- TERLARUT TIDAK DAPAT MENEMBUS MEMBRAN
mula gradien konsentrasi identik dengan yang terdapat pada Apa yang terjadi jika di sisi 2 terdapat zar terlarut yang tidak
contoh sebelumnya. Namun, meskipun difusi netto air ber- dapat menembus membran dan di sisi 1 terdapat air murni
langsung dari sisi I ke sisi 2 namun zat terlarut tidak dapat (Gambar 3-13)? Terjadi osmosis dari sisi 1 ke sisi 2, tetapi
berpindah. Karena yang berpindah hanya air maka volume konsentrasi antara kedua kompartemen tidak pernah menjadi
sisi 2 bertambah sementara volume sisi 1 berkurang setara. sama. Bagaimanapun encernya sisi 2 akibat difusi air ke
Berkurangnya air dari sisi 1 meningkatkan konsentrasi zat dalamnya, sisi ini tidak akan pernah menjadi air murni,
terlarut di sisi 1, sementara penambahan air di sisi 2 mengu- demikian juga sisi 1 tidak akan pernah memperoleh zar ter-
rangi konsentrasi zat terlarut di sisi tersebut. Alhirnya kon- larut. Karena keseimbangan tidak mungkin dicapai maka
sentrasi air dan zat terlarut di kedua sisi membran menjadi apakah difusi netto air (osmosis) berlanjut sampai semua air
sama dan tidak lagi terjadi difusi netto air. Tidak seperti meninggalkan sisi 1? Tidak. Sewaktu volume di sisi 2 ber-
situasi di manazat terlarut juga dapat menembus membran, tambah, tercipta perbedaan tekanan hidrostatik di antara
difusi hanya air menyebabkan perubahan volume akhir di kedua kompartemen, dan hal ini melawan osmosis. Tekanan

Membran Plasma dan Potensial Membran 71


Membran (permeabel terhadap HrO Membran (permeabel terhadap H2O
tetapi impermeabel terhadap zat terlarut) tetapi impermeabel terhadap zat terlarut)

terlarut

Konsentrasi HrO lebih tinggi, Konsentrasi HrO lebih rendah,


konsentrasi zat terlarut lebih konsentrasi zat terlarut lebih
rendah tinggi Air murni Konsentrasi H2O lebih rendah,
konsentrasi zat terlarut lebih tinggi
HrO berpindah dari sisi 1
ke sisi 2 mengikuti penurunan H2O berpindah dari sisi 1 ke sisi 2
gradien konsentrasinya mengikuti penurunan gradien
konsentrasinya
Zat terlarut tidak dapat
berpindah dari sisi 2 ke sisi 1 Zat terlarut tidak mampu berpindah
mengikuti penurunan gradien dari sisi 2 ke sisi 1 mengikuti
konsentrasinya penurunan gradien konsentrasinya

Sisi 2 Sisi 2

Ketinggian Ketinggian
larutan larutan
semula semula

o Konsentrasi air setara


o Konsentrasi zat terlarut setara o Konsentrasi air tidak setara
o Tidak terjadi difusi netto lebih lanjut r Konsentrasi zat terlarut tidak setara
. Tercapai keadaan stabil (steady state) o Kecenderungan bagi air untuk berdifusi
dengan osmosis ke sisi 2 diimbangi oleh
= Molekul air & = Molekul zat terlarut kecenderungan perbedaan tekanan hidrostatik
(dengan arah berlawanan) mendorong air ke sisi
Gambar 3-12 o Osmosis terhenti
1

Osmosis dengan zat terlarut yang tersebar tidak merata dan o Tekanan berlawanan yang diperlukan
tidak dapat menembus membran (nonpenetrans). untuk menghentikan sama sekali osmosis
sama dengan tekanan osmotik larutan

Gambar 3-13
hidrostatik (cairan) Osmosis ketika air murni dipisahkan dari suatu larutan yang
adalah tekana n yang ditimbulkan oleh
mengandung zat terlarut nonpenetrans.
cairanyangdiam, atau stasioner, pada suatu benda-dalam hal
ini membran plasma (hidro artinya "cairan"; statik ardnya
"diam"). Tekanan hidrostatik yang ditimbulkan oleh volume
di sisi 2 yang lebih besar melebihi tekanan hidrostatik yang
terjadi di sisi 1. Perbedaan rekanan hidrostatik ini cenderung menghentikan aliran osmotik -+ semakin besar tekanan os-
mendorong cairan dari sisi 2 ke sisi 1. motik larutan. Karena itu, larutan dengan konsentrasi zat
Tekanan osmotik suatu larutan adalah ukuran kecen- terlarut nonpenerrans yang tinggi menimbulkan tekanan
derungan air untuk berpindah ke dalam larutan tersebut osmotik yang lebih besar daripada laruran dengan konsen-
karena konsentrasi relatif zat terlarut yang tidak dapat me- trasi zat terlarut nonpenetrans yang rendah.
nembus membran dan air. Perpindahan netto air berlanjut Osmosis adalah gaya urama yang berperan dalam per-
sampai tekanan hidrostatik yang berlawanan mengimbangi pindahan netro air masuk dan keluar sel. Setiap detik mem-
tekanan osmotik. Besar tekanan osmotik setara dengan besar bran plasma dilewati oleh air yang.jumlahnya sekitar 100 kali
tekanan hidrostatik yang diperlukan untuk menghentikan daripada volume air di dalam suatu sel. Namun volume sel
osmosis secara total. Semakin besar konsentrasi zat terlarut tubuh normal biasanya tidak bertambah (membengkak) atau
nonpenetrans (yang tidak dapat menembus membran) -+ berkurang (menciut) karena konsen trasi zat-zat terlarut non-
semakin rendah konsentrasi air -) semakin besar dorongan penetrans di CES nomalnya diatur secara cermat (terutama
bagi air untuk berpindah dengan osmosis dari air murni ke oleh ginjal) sehingga tekanan osmorik di CES sama dengan
larutan -) semakin besar tekanan yang diperlukan untuk tekanan osmotik di dalam sel.

72 Bab 3
TONISITAS sendiri membran plasma apapun gaya yang bekerja pada
Tonisitas suatu laruran adalah efek yang ditimbulkan oleh mereka. Molekul-molekul ini terlaln besar untuk melewati
larutan pada volume sel-apakah ukuran sel akan retap, mem- saluran dan tidak dapat larut dalam lapis ganda lemak.
bengkak, atau menciur-ketika larutan mengelilingi sel. Toni- Impermeabilitas ini menjamin bahwa protein-protein intra-
sitas suatu larutan ditentukan oleh konsentr asi zat-zat terlarut sel polar besar tidak dapat keluar dari sel. Karena itu, protein-

nonpenetransnya. Zat terlarut yang dapat menembus mem- protein ini tetap berada di dalam sel tempar mereka berasal
bran dengan cepat akan tersebar secara merata antara CES serta melaksanakan fungsi-fungsi yang mempertahankan ke-
dan CIS sehingga tidak berperan dalam perbedaan osmotik. hidupan, misalnya sebagai enzim metabolik.
Suatu larutan isotonik (lso artinya "setara") memiliki konsen- Namun, karena molekul besar yang sulit larut lemak
trasi zat terlarut nonpenetrans yang sama dengan yang di- tidak dapat menembus membran plasma dengan kemam-
miliki oleh sel tubuh normal. Jika sel tubuh terbenam di puan sendiri maka sel harus menciptakan mekanisme untuk
dalam larutan isotonik maka tidak ada air yang masuk atau memasukkan atau mengeluarkan bahan-bahan ini sesuai
keluar sel dengan osmosis sehingga volume sel tetap. Karena kebutuhan. Sebagai conroh, sel harus menggiring nutrien
itu, CES dalam keadaan normal dijaga tetap isotonik sehingga esensial ke dalam sel, misalnya glukosa untuk energi dan
tidak terjadi difusi netto air menembus membran plasma sel asam amino untuk sintesis protein, dan membawa keluar zat
tubuh. Hal ini penting karena sel, rerurama sel otak, tidak sisa metabolik dan produk sekretorik, misalnya hormon pro-

berfungsi baik jika membengkak arau menciut. tein yang larut air. Selain itu, difusi pasif semata tidak selalu
Setiap perubahan dalam konsentrasi zat-zat terlarut dapat menjelaskan perpindahan ion-ion kecil. Sel mengguna-
nonpenetrans di CES menyebabkan perubahan setara pada kan dua mekanisme berbeda untuk melaksanakan proses
perbedaan konsentrasi air di kedua sisi membran. Perpin- transpor aktif ini: transnoi yang diperantarai pembawa untuk
dahan osmotik air yang ditimbulkannya menyebabkan per- memindahkan bahan kecil larut air menembus membran dan
ubahan volume sel. Cara terbaik untuk membuktikan feno- transpor vesikular untuk memindahkan molekul besar dan
mena ini adalah dengan meletakkan sel darah merah dalam partikel multimolekul antara CES dan CtrS. Kita akan meng-
larutan dengan beragam konsentrasi zat terlarut nonpenetrans. ulas masing-masing metode transpor membran dengan ban-
Dalam keadaan normal plasma rempar sel darah merah ter- tuan ini secara bergiliran.
suspensi memiliki aktivitas osmotik yang sama dengan cairan
di dalam sel sehingga volume sel konstan. Jika sel darah merah
dimasukkan ke dalam larutan encer atau hipotonik (hipo I Transpor yang diperantarai oleh pembawa
berarti "di bawah"), suatu larutan dengan konsentrasi zat dilaksanakan oleh suatu pembawa yang
terlarut nonpenetrans yang rendah (dan karenanya konsentrasi mengubah bentuknya.
airnya lebih tinggi) maka air akan masuk ke dalam sel dengan
osmosis. Penambahan nefto air dalam sel menyebabkan sel Protein-protein pembawa/pengangkut rerentang menembus
membengkak, mungkin hingga ke tahap pecah. Jika, sebalik- ketebalan membran plasma dan dapat berubah bentuk se-
nya, sel darah merah dimasukkan ke dalam larutan pekar arau hingga tempar-tempat pengikatan spesifiknya dapat terpajan
larutan hipertonik (hiper artinya "di atas"), larutan dengan bergantian ke kedua sisi membran. Molekul pembawa ini
konsentrasi zat terlarut nonpenetrans di atas normal (dan melakukan "fllp-fup" sehingga tempat pengikatanny^ yang
karenanya konsentrasi airnya lebih rendah) maka sel menciut terletak di interior pembawa dapat bergantian terpajan ke
karena kehilangan air melalui proses osmosis. Karena itu, CES dan CIS. Gambar 3-14 adalah ilustrasi skematik
konsentrasi zat-zat terlarut nonpenetrans di CES harus cepat tr.lnspor yang diperantarai oleh pembawa ini. Molekul
dipulihkan ke normal seandainya CES menjadi hipotonik yang akan dipindahkan melekat ke suatu rempar pengikatan
(misalnya menelan terlalu banyak air) atau hipertonik (misal- di interior pembawa di salah satu sisi membran (langkah l),
nya akibat kehilangan terlalu banyak air akibat diare berat) pengikatan ini menyebabkan bentuk pembawa berubah se-
(Lihat h. 611-618 untuk perincian lebih lanjut mengenai demikian sehingga rempat pengikatan tersebut sekarang ter-
mekanisme homeostatik penting yang mempertahankan pajan ke sisi lain membran (langkah 2). Kemudian, serelah
konsentrasi zar rerlarur nonpenerrans di CES tetap normal). dipindahkan dengan cara ini dari satu sisi membran ke sisi
lainnya, molekul yang bersangkutan terlepas dari pembawa
(langkah 3). Setelah penumpangnya "turun", pembawa kem-
bali berubah bentuk ke bentuknya semula (langkah 4).
TRANSPOR MEMBRAN DENGAN
Sistem pengangkut yang diperantarai oleh pembawa ini
BANTUAN memperlihatkan tiga karakteristik penting yang menentukan
jenis dan jumlah bahan yang dapat dipindahkan menembus
Semua jenis rranspor yang sejauh
ini telah kita bahas-difusi
membran: spesifsitas, saturasi, dan kompetisi.
mengikuti penurunan gradien konsentrasi, perpindahan se-
suai gradien listrik, dan osmosis-menyebabkan perpindahan 1. Spesifisitas. Setiap protein pembawa mengkhususkan
netto molekul-molekul yang mampu menembus membran diri memindahkan satu substansi terrenru atau, paling
plasma berkat ukuran nya yangkecil atau kelarutannya dalam banyak, beberapa senyawa kimia yang mirip. Sebagai
lemak. Molekul besar yang kurang larut lemak misalnya contoh, asam amino tidak dapat berikatan dengan
protein, glukosa, dan asam amino tidak dapat menembus pembawa glukosa, meskipun beberapa asam amino

Membran Plasma dan Potensial Membran 73


'ri"1d
]-
':

tafgftqhr, ..:.,1:;,;
&
:..: !:t ;s
.l;' ',.:, I ::
Konformasi X
pembawa (tempat
pengikatan terpajan
ke CES) Molekul yang
akan diangkut
bettkatan dengan
pdmh.hwa' : r:.r',
.

-r:':i .'

.:..:: :

i'*';t:.,:.. l',

Langkah 2 Konformasi X pembawa Konformasi Y

Ketika berikatan

@+qg
dengan molekul yang
akan dipindahkan,
pembawa mengubah
konformasinya

I,iri$kah 3

, *.dg,K ffi
Konformasi Y
pembawa (tempat
pengikatan terpajan
ke CIS) Molekul
yang dibawa terlepas
9lrl oemlawa .,. ,,r,,,

4p, :s

% .,*%

@
&'
Gambar 3-14
Gambaran skematik transpor yang diperantarai oleh pembawa: difusi terfasilitasi

74 Bab3
. serupa mungkin dapat menggunakan pembawa yang Sebagai analogi, bayangkan sebuah kapal feri yang
sama. Jenis pembawa yang dimiliki oleh sel bervariasi dapat membawa maksimal 100 orang menyeberangi se-
sehingga di antara sel-sel terdapat selektivitas transpor. buah sungai dalam satu perjalanan selama satu jam. Jika
CATAIAN KLINIS. Sejumlah penyakit keturunan ber- 25 orang siap naik ke kapal, maka 25 akan diangkut
kaitan dengan defek pada sistem transpor untuk suaru dalam satu jam. Penggandaan jumlah penumpang men-
bahan tertentu. Sisteinuria (sistein di dalam urin) adalah jadi 50 akan menggandakan laju pemindahan menjadi
penyakit yang disebabkan oleh defek pada pembawa 50 orang per jam. Akan terdapat hubungan berbanding
sistein di membran ginjal. Sistem transpor ini dalam lurus antara jumlah orang yang menunggu diangkut
keadaan normal membersihkan sistein dari cairan yang (konsentrasi) dengan laju transpor sampai kapal feri
diarahkan untuk menjadi urin dan mengembalikan tersebut bermuatan penuh (T -nya tercapai). Feri dapat
asam amino esensial ini ke darah. Pada malfungsi pro- mengangkut maksimal 100 orang per jam. Bahkan jika
tein pembawa ini terjadi penimbunan sistein di urin di terdapat 150 orang menunggu, hanya 100 orang yang
mana zat ini kurang larut dan cenderung mengendap. akan terangkut per jamnya.
Ini adalah salah satu penyebab batu saluran kemih. Saturasi pembawa adalah faktor kritis penentu kece-
2. Saturasi. Tempat pengikatan untuk bahan spesifik di patan dalam transpor bahan-bahan tertentu menembus
membran plasma terbatas. Karena itu, jumlah bahan membran ginjal selama pembenrukan urin dan menem-
yang dapat diangkut menembus membran dalam kurun bus membran usus sewaktu penyerapan makanan yang
waktu tertentu terbatas. Batas ini dikenal sebagai mak- telah tercerna. Selain itu, laju rranspor yang diperantarai
simum transpor (Tin). Sebelum Tin tercapai, jumlah pembawa kadang dapat diatur (misalnya oleh hormon)
tempat pengikatan di molekul pembawa yang ditempati dengan mengubah-ubah afinitas (daya tarik) rempar
oleh suatu bahan dan, karenanya, laju transpor bahan pengikatan ke penumpangnya atau dengan mengubah-
tersebut menembus membran, berbanding lurus dengan ubah jumlah rempar pengikatan yang tersedia. Sebagai
konsentrasinya. Semakin banyak bahan yang tersedia contoh, hormon insulin sangat meningkatkan rranspor
untuk transpor, semakin banyak yang akan diangkut. glukosa (yang diperantarai oleh pembawa) masuk ke
Ketika Tin tercapai, pembawa mengalami penjenuhan sebagian besar sel tubuh dengan meningkatkan jumlah
(semua tempat pengikatannya terisi penuh) dan laju pembawa glukosa di membran plasma sel. Defisiensi
transpor bahan menembus membran maksimal. Pening- efek insulin (diabetes melitu) secara drastis mengurangi
katan lebih lanjut konsentrasi bahan tidak diiringi oleh kemampuan tubuh menyerap dan menggunakan glu-
peningkatan laju transpor (Gambar 3-15). kosa sebagai sumber energi primer.

Difusi sederhana
mengikuti penurunan
gradien konsentrasi
/

Laju transpor Transpor yang diperantarai


molekul Tm ! F x.. r.. o r.. r.. o r..<- oleh pembawa mengikuti
masuk ke sel penurunan gradien konsentrasi
(difusi terfasilitasi)

Rendah Tinggi
Konsentrasi molekul di CES
Gambar 3-15
Perbandingan transpor yang diperantarai oleh pembawa dan difusi sederhana mengikuti penurunan gradien konsentrasi. pada
difusi sederhana suatu molekul mengikuti penurunan gradien konsentrasinya, Iaju transpor molekul ke dalam sel berbanding
Iurus dengan konsentrasi ekstrasel molekul tersebut. Pada transpor suatu molekul yang diperantarai oleh pembawa mengikJti
penurunan gradien konsentrasinya, laju transpor molekul ke dalam sel berbanding lurus dengan konsentrasi ekstrasel mo-lekul
tersebut sampai pembawa mengalami penjenuhan, saat laju transpor mencapai nilai maksimum (maksimum transpor, atau T.).
Laju transpor tidak me4ingkat meskipun konsentrasi molekul di CES meningkat.

Membran Plasma dan Potensial Membran 75


3. Kompetisi. Beberapa seny^w^y^ngmirip satu sama lain yang menyebabkan difusi netto glukosa ke dalam sel. Namun,
dapat bersaing menembus membran dengan mengguna- glukosa tidak dapat menembus sendiri membran. Karena
kan pembawa yang sama. Jika suatu tempat pengikatan polar maka glukosa tidak larut lemak dan molekul ini terlalu
dapat ditempati oleh lebih dari satu jenis molekul maka besar untuk melewati saluran. Thnpa molekul pembawa glu-
laju transpor masing-masing bahan akan lebih kecil jika kosa untuk mempermudah transpor glukosa menembus
kedua molekul ada daripada jika hanya satu molekul membran, sel akan kekurangan glukosa, yaitu sumber utama
yang ada. Sebagai ilustrasi, anggaplah bahwa feri me- bahan bakarnya (Fitur dalam boks, Lebih Dekat Tentang
miliki 100 rempar duduk (tempat pengikatan) yangda- Fisiologi Olah Raga, menerangkan efek olahraga pada pem-
pat ditempati oleh pria atau wanita. Jika hanya pria yang bawa glukosa di sel otot rangka).
menunggu, maka hingga 100 pria dapat diangkut dalam Tempat pengikatan yangada di molekul pembawa pada
sekali jalan; hal yang sama berlaku jika hanya wanita difusi terfasilitasi mengikat molekul penumpangnya ketika
yang menunggu berangkat. Namun, jika terdapat pria terpajan ke sisi manapun dari kedua sisi membran (Gambar
dan wanita menunggu diseberangkan maka keduanya 3-14). Tenkatnya penumpang memicu molekul pembawa
akan bersaing untuk memperebutkan kursi yang ada mengubah konformasinya dan menurunkan penumpang ke
sehingga lebih sedikit pria dan wanita yang akan di- sisi membran yang berlawanan. Karena kemungkinan pe-
angkut dibandingkan dengan jika yang ada hanya salah numpang berikatan dengan pembawa lebih besar di sisi yang
satu dari kedua kelompok ini. Lima puluh dari masing- konsentrasi penumpangnya tinggi daripada di sisi yang ren-
masing kelompok dapat diangkut, meskipun jumlah dah, maka perpindahan netto selalu berlangsung mengikuti
total orang yang diangkut tetap sama yaitu 100 orang. penurunan gradien konsentrasi dari konsentrasi tinggi ke
Dengan kata lain, jika suatu pembawa mengangkut dua konsentrasi rendah. Sesuai karakteristik transpor dengan
bahan yang mirip, misalnya asam amino glisin dan bantuan, laju difusi terfasilitasi dibatasi oleh saturasi rempat
alanin, maka keberadaan kedua zat tersebut akan menu- pengikatan di molekul pembawa, tidak seperti laju difusi
runkan laju transfer keduanya. sederhana, yang selalu berbanding lurus dengan gradien
konsentrasi (Gambar 3- 1 5).

I Transpor yang diperantarai oleh pembawa TRANSPOR AKTIF


mungkin pasif atau aktif. Tianspor aktif juga melibatkan protein pembawa untuk me-
mindahkan bahan tertentu menembus membran, tetapi da-
Tianspor yang diperantarai oleh pembawa memiliki dua
lam hal ini pembawa memindahkan bahan melawan gradien
bentuk, bergantung pada apakah diperlukan energi untuk
konsentrasinya. Sebagai contoh, penyerapan iodium oleh sel
menyelesaikan p roses : difus i t e rfas i lit as i (tidak memerlukan
kelenjar tiroid mengharuskan transpor akrif karena 99o/o
energi) dan transpor ahtif (memerlukan energi). Difusi
iodium dalam tubuh terkonsentrasi di tiroid. Untuk memin-
terfasilitasi menggunakan pembawa untuk memfasilitasi
dahkan iodium dari darah, di mana konsentrasinya rendah,
(membantu) pemindahan bahan tertentu menembus mem-
ke dalam tiroid, di mana konsentrasinya tinggi, diperlukan
bran "merosot" dari konsentrasi tinggi ke rendah. Proses ini
energi untuk menjalankan molekul pembawa. Secara spesifik,
pasif dan tidak memerlukan energi karena perpindahan ter-
diperlukan energi dalam bentuk AIP untuk mengubah aff-
jadi secara alami mengikuti penurunan gradien konsentrasi.
nitas tempat pengikatan ketika terpajan di sisi membran plas-
Difusi tanpa bantuan yang kita bahas sebelumnya kadang-
ma yang berlawanan. Sebaliknya, afinitas tempar pengikatan
kadang disebut difusi sederhana, untuk membedakannya
pada difusi terfasilitasi sama kecika terpajan di bagian luar
dari difusi terfasilitasi. Transpor aktif, sebaliknya, meng-
atau bagian dalam sel.
haruskan molekul pembawa mengeluarkan energi untuk
Pada transpor aktif, tempat pengikatan memiliki afinitas
memindahkan penumpangnya "mendaki" melawan gradien
lebih besar terhadap penumpangnya di sisi konsenrrasi ren-
konsentrasi, dari daerah dengan konsentrasi rendah ke
dah aklbar fosforilasi molekrl pembawa di sisi ini (Gambar
tinggi. Situasi serupa dijumpai pada mobil di sebuah bukit.
3-16, langkah 1). Pembawa memperlihatkan aktivitas AIPase
Untuk memindahkan mobil ke bawah tidak diperlukan
yang memecah fosfat terminal dari molekul AIP untuk
energi karena mobil akan berjalan sendiri ke bawah. Na-
menghasilkan ADP plus fosfat inorganik bebas. Gugus fosfat
mun, untuk membawa mobil ke atas bukit diperlukan
kemudian melekat ke pembawa. Fosforilasi dan pengikatan
energi (bensin).
penumpang di sisi konsentrasi rendah ini menyebabk"n pro-
tein pembawa mengubah konformasinya sehingga penum-
DIFUSI TERFASILITASI pang kini terpajan ke sisi membran dengan konsentrasi tinggi
Contoh paJing jelas tentang difusi terfasilitasi adalah rranspor (Gambar 3-16, langkah 2). Perubahan pada bentuk pembawa
glukosa ke dalam sel. Konsentrasi glukosa dalam darah lebih disertai oleh defosforilasi; yaitu, gugus fosfat terlepas dari
tinggi daripada di jaringan. Melalui makan dan dengan pembawa. Pengeluaran gugus fosfat menurunkan afinitas
menggunakan simpanan energi di tubuh, darah selalu men- tempat pengikatan terhadap penumpangnya sehingga pe-
dapat pasokan segar nutrien ini. Secara bersamaan, sel-sel numpang terlepas di sisi konsentrasi tinggi. Konformasi pem-
memetabolisasi glukosa hampir sama cepatnya ketika glukosa bawa kemudian kembali ke normal. Karena itu, energi AIp
masuk ke sel dari darah. Akibatnya, selalu terdapat gradien digunakan dalam siklus fosforilasi-defosforilasi molekul pem-

76 Bab 3
tebih Dekat dengan Fisiologi Olahraga
Otot yang Aktif "Suka yang Manis-Manis"

Selama olahraga, sel otot mengguna- bahwa sel otot menyisipkan lebih terganggu akibat kerja insulin yang
kan lebih banyak glukosa dan bahan banyak molekul pembawa glukosa di inadekuat (lihat Bab 19). Kadar glukosa
bakar nutrien lain dibandingkan membran plasmanya sebagai respons dalam plasma meningkat karena
biasanya untuk menjalankan aktivitas terhadap olah raga. Hal ini telah glukosa tetap berada di plasma dan
kontraktil. Laju transpor glukosa ke dibuktikan pada tikus yang menjalani tidak dipindahkan ke dalam sel. Pada
dalam otot yang sedang berolah raga latihan fisik. bentuk penyakit tipe 1, insulin yang
dapat meningkat lebih dari '10 kali Olahraga memengaruhi transpor diproduksi tidak cukup untuk meme-
selama aktivitas fisik sedang sampai glukosa ke dalam sel melalui cara lain. nuhi kebutuhan penyerapan glukosa
berat. Penyerapan glukosa oleh sel Olahraga aerobik teratur (lihat h. 40) oleh tubuh. Olahraga aerobik teratur
dilaksanakan oleh pembawa glukosa di telah dibuktikan meningkatkan baik akan mengurangi jumlah insulin yang
membran plasma. Sel memelihara afinitas (kekuatan menarik) maupun harus disuntikkan untuk mendorong
simpanan molekul pembawa di jumlah tempat reseptor di membran penyerapan glukosa dan menurunkan
sitoplasmanya yang dapat disisipkan ke yang secara spesifik mengikat insulin. kadar glukosa darah ke arah normal.
dalam membran plasma seiring dengan Adaptasi ini menyebabkan Pada diabetes tipe 2, insulin diproduksi
peningkatan kebutuhan akan penye- peningkatan sensitivitas insulin; yaitu, tetapi sel sasaran insulin mengalami
rapan glukosa. Di banyak sel, termasuk sel lebih responsif dibandingkan penurunan sensitivitas terhadap
sel otot yang sedang beristirahat, difusi normal terhadap kadar insulin dalam keberadaan hormon ini. Dengan
terfasilitasi glukosa ke dalam sel darah yang sama. meningkatkan responsivitas sel
bergantung pada hormon insulin. Karena insulin meningkatkan difusi terhadap insulin yang ada, olah raga
lnsulin mendorong insersi pembawa terfasilitasi glukosa ke dalam sebagian aerobik teratur membantu glukosa
glukosa di membran plasma sel besar sel maka peningkatan sensitivitas masuk ke dalam sel, tempat bahan ini
tergantung-insulin. Namun, karena insulin yang dipicu oleh olahraga digunakan untuk menghasilkan energi
kadar insulin plasma turun sewaktu adalah salah satu faktor yang menye- dan tidak tetap berada di plasma,
olahraga maka insulin tidak berperan babkan olahraga bermanfaat sebagai tempat zat ini dapat menimbulkan
dalam peningkatan transpor glukosa terapi untuk mengontrol diabetes efek merugikan bagi tubuh.
ke dalam otot yang sedang berolah melitus. Pada penyakit ini, masuknya
raga. Para peneliti membuktikan glukosa ke dalam sebagian besar sel

bawa. Hal ini mengubah afinitas tempat pengikatan pembawa dap Na- dan memicu perubahan bentuk pembawa, yang
di sisi membran yang berlawanan sehingga partikel yang di- menyebabkan Na- diturunkan di eksterior. Defosforilasi
angkut berpindah melawan gradien konsentrasi dari konsen- pembawa kemudian meningkatkan afinitasnya terhadap K-
trasi rendah ke tinggi. Mekanisme rranspor aktif ini sering di sisi ekstrasel dan memulihkan konformasi pembawa se-
disebut pompa, analog dengan pompa air yangmemerlukan perti semula, sehingga memindahkan K- ke dalam sitoplas-
energi untuk memindahkan air ke atas melawan tarikan ma. Namun tidak terjadi pertukaran langsung Na- untuk K-.
gravitasi. Pompa Na--K- memindahkan tiga Na. keluar sel untuk se-
Sistem transpor aktif paling sederhana memindahkan tiap dua K- y*g dipompanya masuk. (Untuk memahami
(memompa) satu jenis penumpang. Salah satu contoh adalah besarnya pemompaan aktif Na.-K- yang berlangsung, perlu
pompa ion hidrogen (H.) yang digunakan oleh sel lambung diketahui bahwa membran sebuah sel saraf mengandung
tertentu untuk memindahkan H. ke dalam lumen lambung sekitar I juta pompa Na.-K- yang mampu memindahkan
yang berkaitan dengan sekresi asam hidroklorida sewaktu sekitar 200 juta ion per detik).
pencernaan makanan. Pompa ini memindahkan H- melawan Pompa Na--K- memiliki riga peran penting:
gradien yang sangar besar: konsentrasi H- di lumen lambung
adalah 3 sampai 4 jutakali lebih besar daripada konsentrasi-
1. Pompa ini membentuk gradien konsentrasi Na- dan K.

nya di darah.
di kedua sisi membran plasma semua sel; gradien ini
sangar penring dalam kemampuan sel saraf dan otot
untuk menghasilkan sinyal listrik yang esensial bagi
POMPA Na*-K* fungsi mereka (topik yang akan dibahas lebih lengkap di
Mekanisme rranspor aktif lain yang lebih rumit melibatkan bagian selanjutnya).
pemindahan dua penumpang yang berbeda, baik secara ber- 2. Pompa ini membantu mengatur volume sel dengan
samaan dalam arah yang sama atau berurutan dalam arah mengontrol konsentrasi zat-zat rcrlarut di dalam sel se-
berlawanan. Sebagai contoh, membran plasma semua sel hingga efek osmotikyang dapat menyebabkan pembeng-
memiliki pompa Na.-K. ATPase (disingkat pompa Na.-K-) kakan atau penciutan sel berkurang.
yang aktif secara sekuensial. Pembawa ini memindahkan Na- 3. Energi yang digunakan unruk menjalankan pompa
keluar sel, memekatkannya di CES, dan mengambil K. dari Na--K. juga secara tidak langsung berfungsi sebagai
luar, memekatkanya di CIS (Gamb ar 3-17) . Penguraian AIp sumber energi bagi kotranspor glukosa dan asam amino
melalui aktivitas AIPase diikuti oleh fosforilasi molekul pem- menembus sel usus dan ginjal. Proses ini dikenai sebagai
bawa di sisi intrasel meningkatkan afinitas pembawa terha- trans?or ahtif sekunder.

Membran Plasma dan Potensial Membran 77


Gradien
konsentrasi
(Tingsi)
CES

$ffi
,w mengalami defosforilasi
Arah
iffi
transpor
$ (Rendah)

Langkah 1
l-vot"rut yung
akan ditranspor
Langkah 2 I
I

Konformasi Y pembawa yang mengalami Konformasi X pembawa yang mengalami


fosforilasi memiliki afinitas tinggi terhadap defosforilasi memiliki afinitas rendah terhadap
penumpang. Molekul penumpang yang akan penumpang. Molekul penum.pang terlepas dari to"t"t
dipindahkan berikatan dengan pembawa di pembawa di sisi konsentrasi tinggi O
! =

sisi konsentrasi rendah.

Gambar 3-15
Transpor aktif. Energi ATP dibutuhkan dalam siklus fosforilasi-defosforilasi pembawa untuk memindahkan molekul penumpang
"menanjak" dari regio dengan konsentrasi rendah ke regio dengan konsentrasi tinggi.

Ketika membuka ke CES, pembawa menurunkan Na* di sisi konsentrasi tingginya dan mengambil K* dari sisi konsentrasi rendahnya.

o o oo o1 OO y
o o o o o
Konformasi X pompa
Konformasi Y pompa NarK- yang NaLKt yang mengalami
mengalami fosforilasi memiliki defosforilasi memiliki
afinitas tinggi terhadap Na* dan afinitas tinggi terhadap K-
afinitas rendah terhadap K. ketika dan afinitas rendah
terpajan ke CIS terhadap Na. ketika

/^T
terpajan ke CES

Ketika membuka ke
o { '.'^ ) o
dari sisi konsentrasi rendahnya dan menuru nkan K. di sisi konsentrasi tingginya

O = Natrium (Na-) o
Gambar 3-'17
Pompa Na*-K* ATPase. Membran plasma semua sel mengandung pembawa transpor-aktif, pompa Na.-K- ATPase, yang
menggunakan energi pada siklus fosforilasi-de{osforilasi pembawa untuk secara berurutan memindahkan Na* keluar sel dan K.
ke dalam sel melawan gradien konsentrasi ion-ion tersebut. Pompa ini memindahkan tiga Na* keluar dan dua K" masuk untuk
setiap ATP yang diuraikan.

78 Bab 3
TRANSPOR AKTIF SEKUNDER yang tersimpan dalam bentuk gradien konsentrasi ion
(misalnya gradien Na.) untuk memindahkan molekul
Tidak seperti sebagian besar sel di tubuh, sel usus dan ginjal
kotransportasi melawan gradien ("menanjak'). Hal ini sangat
secara aktif memindahkan glukosa dan asam amino dari dae-
eftsien, karena Na. tetap harus dipompa keluar untuk mem-
rah dengan konsentrasi rendah ke daerah dengan konsentrasi
pertahankan integritas listrik dan osmotik sel.
tinggi. Sel usus memindahkan nutrien-nutrien ini dari bagian
Glukosa dibawa masuk ke sel menembus membran
dalam lumen usus ke dalam darah, memekatkan mereka di
luminal oleh transpor aktif sekunder kemudian secara pasif
darah sampai tidak ada lagi molekul-molekul ini yang ter-
mengalir keluar sel menembus membran basolateral oleh
tinggal di lumen untuk keluar melalui tinja. Sel ginjal me-
difusi terfasilitasi mengikuti penurunan gradien konsentrasi
nyelamatkan molekul-molekul nutrien ini untuk tubuh
dan masuk ke darah. Difusi terfasilitasi ini diperantarai oleh
dengan memindahkan mereka keluar dari cairan yang akan
suatu pembawa pasif di membran basolateral yang identik
menjadi urin, mengangkut mereka melawan gradien konsen-
dengan yang memindahkan glukosa ke dalam sel lain, tetapi
trasi ke dalam darah. Namun, pada mekanisme ini energi tidak
di sel usus dan ginjal pembawa ini memindahkan glukosa
secara langsung diberikan ke molekul pembawa. Pembawa
keluar sel. Perbedaan bergantung pada arah gradien kon-
yang mengangkut glukosa melawan gradien konsentrasinya
sentrasi glukosa. Pada kasus sei usus dan ginjal, konsentrasi
dari lumen usus dan ginjal berbeda dengan pembawa pada
glukosa di dalam sel lebih tinggi.
difusi terfasilitasi glukosa. Pembawa di sel usus dan ginjal ada-
Sebelum meninggalkan topik mengenai transpor yang
lah pembawa kotranspor yaitu mereka memiliki dua tempat
diperantarai oleh pembawa, pikirkanlah semua aktivitas yang
pengikatan, satu untuk Na- dan yang lain untuk molekul
mengandalkan bantuan molekul pembawa. Semua sel ber-
nutrien. Pompa Na.-K. di sel-sel ini terletak di membran baso-
gantung pada pembawa untuk menyerap glukosa dan asam
lateral (membran di dasar sel yang berlawanan dengan lumen
amino, yang masing-masing berfungsi sebagai sumber energi
dan di sepanjang tepi lateral sel di bawah taur erar; lihat Gam-
utama dan bahan dasar struktural. Pompa Na--K- penting
bar 3-5,,h. 66). Lebih banyak Na. terdapat di lumen daripada
untuk membangkitkan aktivitas listrik sel dan untuk me-
di dalam sel karena pompa Na.-K- membutuhkan-energi
mastikan bahwa sel memiliki konsentrasi zat-zat terlarut yang
mengangkut Na. keluar sel di membran basolateral, menjaga
secara osmotis aktif dalam jumlah memadai. Tianspor aktif
konsentrasi Na- intrasel tetap rendah. Karena perbedaan kon-
baik primer atau sekunder atau keduanya, digunakan secara
sentrasi Na. ini maka lebih banyak Na- berikatan dengan pem-
luas untuk melaksanakan fungsi khusus sisrem saraf dan
bawa kotranspor luminal ketika pembawa terpajan ke luar
pencernaan serta ginjal dan semua jenis otot.
(Gambar 3-18). Pengikatan Na* ke pembawa kotranspor me-
ningkatkan afinitas pembawa terhadap penumpang lainnya
(misalnya glukosa), sehingga pembawa memiliki afinitas tinggi I Pada transpor vesikular, bahan dipindahkan
terhadap glukosa ketika terpajan ke luar. Ketika Na- dan glu- masuk atau keluar sel dengan dibungkus oleh
kosa terikat ke pembawa, pembawa mengalami perubahan membran.
bentuk dan membuka ke bagian dalam sel. Baik Na- maupun
glukosa dilepaskan ke interior-Na* karena konsentrasi Na* Sistem transpor khusus yang diperantarai oleh pembawa yang
intrasel yang rendah, dan glukosa karena berkurangnya afinitas terbenam di membran plasma dapat secara selektif memindah-
tempat pengikatan setelah pelepasan Na.. kan ion dan molekul polar kecil. Tetapi bagaimana dengan
Perpindahan Na- ke dalam sel oleh pembawa kotranspor molekul polar besar atau bahkan bahan multimolekul yang
ini mengikuti penurunan gradien konsentrasi karena kon- harus masuk atau keluar sel, misalnya sewaktu seftresi hormon
sentrasi Na. intrasel yang rendah, tetapi perpindahan glukosa protein (molekul polar besar) oleh sel endokrin atau ingesti
bersifat "menanjali' karena glukosa mengalami pemekatan bakteri invasif (partikel multimolekul) oleh sel darah putih?
intrasel. Na- yang dibebaskan dengan cepat dipompa keluar Bahan-bahan ini tidak dapat menembus membran plasma,
oleh mekanisme rranspor aktif Na.-K. sehingga kadar Na- bahkan dengan bantuan: Mereka terlalu besar bagi saluran, dan
intrasel dijaga tetap rendah. Energi yang digunakan dalam ddak tersedia pembawa bagi bahan-bahan ini (mereka bahkan
proses ini tidak secara Iangsung digunakan untuk menjalan- terlalu besar bagi molekul pembawa). Partikel-partikel besar ini
kan pembawa kotranspor, karena tidak diperlukan fosforilasi dipertukarkan antara CIS dan CES bukan dengan melewati
untuk mengubah afinitas tempar pengikatan terhadap glu- membran tetapi dengan membungkusnya daiam suatu vesikel
kosa. Pembentukan gradien konsentrasi Na- oleh mekanisme berselubung membran, suatu proses yang disebut transpor
transpor aktif primer (pompa Na.-K-) lah yang menjalankan vesikular. Tlanspor vesikular memerlukan energi sehingga cara
mekanisme transpor aktif sekunder ini (pembawa kotranspor ini adalah metode aktif transpor membran. Energi diperlukan
Na--glukosa) untuk memindahkan glukosa melawan gradien untuk membentuk vesikel dan menggerakkan vesikel di dalam
konsentrasinya. Pada transpor aktif primer, energi secara sel. Tianspor ke dalam sel dengan cara ini dinamai endositosis,
hngsung digunakan untuk memindahkan suatu bahan me- sementara transpor keluar selnya disebut eksositosis.
lawan gradien konsentrasinya. Istilah transpor aktif tanpa
embel-embel biasanya berarti transpor aktif primer. Pada ENDOSITOSTS
transpor aktif sekunder, energi dibutuhkan pada keseluruh- Pada endositosis membran plasma mengelilingi bahan yang
an proses, tetapi tidak secara langsung diperlukan untuk akan ditelan, kemudian menyatlr di atas permukaan bahan
menjalankan pompa. Pompa menggunakan energi "bekas" sedemikian sehingga bahan tersebut terperangkap di dalam

Membran Plasma dan Potensial Membran 79


o Suatu pembawa kotranspor
di batas luminal secara
simultan memindahkan
glukosa melawan gradien Lumen
otr \
ldak dinerlukan
I
c
,.fr^*"kotranspor Batas luminal
konsentrasinya dan Na. usus energr I |
mengikuti penurunan gradien
konsentrasinya dari lumen ke
dalam sel.
o Tidak ada energi yang
digunakan secara langsung
oleh pembawa kotranspor
untuk memindahkan glukosa
melawan gradien konsen-
trasinya. Operasi pembawa
kotranspor ini dijalankan oleh
gradien konsentrasi Na. (Na-
CIS lebih rendah dibandingkan
dengan di Iumen) yang tercipta
\o Taut erat
oleh pompa Na.-K- yang @
menggunakan energi. -
o Pompa Nat-K- secara aktif
memindahkan Na. keluar sel
Pompa Na-
di batas basolateral, menjaga
konsentrasi Na- CIS tetap Sel epitel yang
melapisi usus halus
lebih rendah daripada
konsentrasinya di lumen.

o Setelah masuk ke sel dengan


transpor aktif sekunder,
glukosa dipindahkan mengikuti
penurunan gradien konsen- Batas
trasinya dari sel ke darah basolateral
dengan difusi terfasilitasi.
diperantarai oleh pembawa
glukosa pasif di batas basal.

@ eompa Na.-K. juga


memindahkan secara aktif
K- ke dalam sel, memper-
tahankan konsentrasi K.
intrasel tetap tinggi, tetapi
efek ini tidak berpengaruh
pada transpor aktif sekunder. @ = Nutrirt A,= Katium E=Glukosa O=Fosfat
Gambar 3-18
Transpor aktif sekunder. Glukosa (serta asam amino) dipindahkan menembus sel usus dan ginjal melawan gradien
konsentrasinya oleh transpor aktif sekunder.

sel (lihath. 32).Ingatlah bahwa terdapat tiga bentuk endo- sei-sel tipis yang melapisi kapiler, rempat terjadinya per-
sitosis, bergantung pada sifat bahan yang diinternalisasi: tukaran bahan antara darah dan jaringan sekitar.
pinositosis (penyerapan CES nonselektif), endositosis yang
diperantarai oleh reseptor (penyerapan selektifsuatu molekul
EKSOSTTOSTS
besar), dan fagositosis (penyerapan selektif partikel multimo-
lekul). Pada eftsositosis, yang terjadi hampir kebalikan dari endo-
Setelah berada di dalam sel, vesikel yang telah ditelan sitosis. Vesikel terbungkus membran yang terbentuk di dalam
tersebut memiliki dua kemungkinan: sel menyatu dengan membran plasma, kemudian membuka
dan membebaskan isinya ke eksterior (lihat h. 29). Bahan-
1. Umumnya lisosom berfusi dengan vesikel untuk meng- bahan yang dikemas untuk diekspor oleh retikulum endoplas-
uraikan dan membebaskan isi vesikel ke dalam cairan ma dan kompleks Golgi dieksternalisasi dengan eksositosis.
intrasel. Eksositosis memiliki dua fungsi berbeda:
2. Di sebagian sel, vesikel endositotik tidak berfusi dengan
lisosom tetapi bergerak ke sisi sel yang berlawanan, tem- 1. Merupakan mekanisme untuk mengeiuarkan molekul
pat vesikel tersebut membebaskan isinya melalui eksosi- polar besaq misalnya hormon protein dan enzim yang
tosis. Ini merupakan jalur untuk memindahkan partikel tidak mampu menembus membran plasma. Dalam hal
secara utuh menembus sel. Lalu lintas vesikel semacam ini, isi vesikel bersifat sangat spesifik dan hanya di-
ini adalah cara untuk memindahkan bahan menembus bebaskan jika terdapat sinyal yang sesuai.

80 Bab 3
2. Memungkinkan sel menambahkan komponen spesifik miliki 'potensial" untuk melakukan kerja, maka pemisahan
ke membran, misalnya pembawa tertentu' saluran, atau muatan di kedua sisi membran disebut potensial membran.
reseptor, bergantung pada kebutuhan sel. Dalam hal ini, Potensial membran diukur dalam satuan volt (satuan yang
komposisi membran yang mengelilingi vesikel sangat sama yang digunakan untuk tegangan dalam alat listrik),
berperan, dan isi mungkin sekedar sampel CIS. tetapi karena potensial membran relatif rendah maka satuan
yang digunakan adalah milivolt (mU (l mV = l/1000
Laju endositosis dan elaositosis harus dijaga seimbang
volt).
untuk mempertahankan agar luas permukaan membran dan
Karena konsep potensial bersift mendasar untuk me-
volume sel konstan. Pada sel yang aktif melakukan endositosis,
mahami banyak hal dalam fisiologi, khususnya fisiologi otot
lebih dari 1000/o membran plasma mungkin digunakan dalam
dan sarafi maka apa yang dimalsud dengan istilah ini harus
satu jam untuk membungkus vesikel yang diinternalisasi
benar-benar jelas. Secara elektris, membran dalam Gambar
sehingga membran permukaan perlu diganti dengan eksosi-
3- 1 9a bersifat netral. Di kedua sisi membran terdapat muatan
tosis. Sebaliknya, ketika suatu sel sekretorik dirangsang untuk
positif (+) dan negatif C) dalam jumlah yang sama sehingga
melakukan seLresi, sel ini mungkin secara temporer melaku-
tidak terbentuk potensial membran. Dalam Gambar 3-19b,
kan penyisipan hingga 30 kali luas membrannya melalui
sebagian dari muaran positif dari sisi kanan dipindahkan ke
elsositosis. Membran tambahan ini harus secara spesifik di-
sisi kiri. Kini sisi kiri memiliki kelebihan muatan positif
ambil kembali oleh aktivitas endositotik yang setara. Dengan
sementara sisi kanan menjadi kelebihan muatan negatif.
demikian, melalui eksositosis dan endositosis, bagian-bagian
Dengan kata lain, terjadi pemisahan muatan-muatan yang
membran secara terus-menerus dipulihkan, diambil, dan di-
berlawanan di kedua sisi membran, atau perbedaan dalam
daur ulang. Pembahasan kita tentang transpor membran kini
jumlah relatif muatan positif dan negatif di kedua sisi. Yaitu,
selesai. Tabel 3-2 meringkaskan jalur-jalur yang dapat di-
kini terdapat potensial membran. Gaya tarik antara muatan-
gunakan bahan untuk berpindah antara CES dan CIS. Sel
muatan yang terpisah ini menyebabkan muatan terkumpul
bersifat selektifdalam hal apa yang dapat masuk atau keluar
dalam suatu lapisan tipis di sepanjang permukaan luar dan
karena sel memiliki beragam jumlah dan jenis saluran, perrt-
dalam membran plasma (Gambar 3-19c). Muatan-muatan
bawa, atau mekanisme untuk transpor vesikular. Molekul po-
yang terpisah ini hanya mencerminkan sebagian kecil dari
lar besar (terlalu besar untuk saluran dan tidak larut lemak)
jumlah total partikel bermuatan (ion) yang terdapat di CES
yang mekanisme transpor khususnya tidak dlmilikl oleh sel
dan CIS. Sebagian besar cairan yang terdapat di dalam dan di
tidak akan dapat menembus membran sel.
luar sel bersift netral secara elektris (Gamb ar 3-l9d).Ion-ion
Tianspor selektif K. dan Na* menentukan sifat ke-
yang secara listrik seimbang dapat diabaikan, karena mereka
listrikan sel. Selanjutnya kita akan mengalihkan perhatian
tidak berperan membentuk potensial membran. Karena itu,
kepada topik ini.
potensial membran diciptakan oleh sebagian kecil (hampir
dapat diabaikan) dari seluruh partikel bermuatan yang
terdapat di cairan tubuh. Perhatikan bahw-a membran itu
sendiri tidak bermuatan. Kata potensial membran merujuk
kepada perbedaan dalam muatan antara selapis tipis regio
CIS dan CES yang masing-masing terletak tepat di samping
membran dalam dan rnembran luar.
POTENSIAL MEMBRAN Besar potensial bergantung pada jumlah muatan ber-
lawanan yang dipisahkan: semakin banyak jumlah muatan
Membran plasma semua sel hidup memiliki potensial mem-
yang dipisahkan, semakin besar potensial. Karena itu, dalam
bran, atau mengalami polarisasi listrik.
Gambar 3-19e membran B memiliki potensial lebih besar
daripada A dan lebih kecil daripada C.

I Potensial membran adalah pemisahan muatan


yang berlawanan di kedua sisi membran plasma. I Potensial membran disebabkan oleh perbedaan
dalam konsentrasi dan permeabilitas ion-ion kunci.
Istilah potensial membran merujuk kepada pemisahan
muatan di kedua sisi membran atau perbedaan dalam jumlah Semua sel memiliki potensial membran. Sel di jaringan peka
relatif kation dan anion di CIS dan CES. Ingatlah bahwa rangsang (excitable tissua)-yaitu sel sarafdan sel otot-memiliki
muatan yang berlawanan cenderung saling tarik dan muatan kemampuan untuk menghasilkan perubahan cepat sesaat
yang sama cenderung saling tolak. Harus dilakukan kerja dalam potensial membran ketika dirangsang. Fluktuasi sing-
(pengeluaran energr) untuk memisahkan muatan yang ber- kat potensial ini berfungsi sebagai sinyal listrik. Potensial
lawanan setelah keduanya menyatu. Sebaliknya, ketika membran konstan yang terdapat di sel-sel jaringan tidak peka
partikel-partikel yang muatannya berbeda telah dipisahkan rangsang dan sel-sel jaringan peka rangsang dalam keadaan
maka gaya tarik listrik antara keduanya dapat dimanfaatkan istirahat-yaitu, ketika sel-sel tersebut ddak menghasilkan
untuk melakukan kerja jika muatan-muatan tersebut dibiar- sinyal listrik-dikenal sebagai potensial membran istirahat.
kan menyatu kembali. Ini adalah prinsip yang mendasari Kini kita akan berkonsentrasi pada pembentukan dan peme-
alat-alat listrik. Karena muatan-muatan yang terpisah me- liharaan potensial membran istirahat serta akan meneliti di

Membran Plasma dan Potensial Membran 81


Tabel 3-2
Karakteristik Metode Transpor Membran

BAHAN YANG KEBUTUHAN ENERGI DAN GERAKAN


METODE TRANSPOR TERLIBAT YANG MENGHASILKAN GAYA BATAS TRANSPOR
Difusi
Melalui lapis ganda lemak Molekul nonpolar Pasif; molekul berpindah mengikuti Berlanjut hingga gradien
ukuran apapun (mis. penurunan gradien konsentrasi (dari lenyap (tercapai keadaan
02, CO2, asam lemak) konsentrasi tinggi ke rendah) stabil tanpa difusi netto)
Melalui saluran protein lon kecil tertentu (mis. Pasif; ion berpindah mengikuti Berlanjut sampai tidak ada
Na*, K*, Cak, Cl) penurunan gradien elektrokimia lagi perpindahn netto dan
melalui saluran terbuka (dari konsen- tercapai keadaan stabil
trasi tinggi ke rendah dan tertariknya
ion ke daerah dengan muatan
berlawanan)
Kasus khusus osmosis Hanya air Pasif; air mengalir mengikuti penu- Berlanjut sampai perbedaan
runan gradien konsentrasi (air berpin- konsentrasi lenyap atau sampai
dah ke daerah dengan konsentrasi air dihentikan oleh tekanan
rendah, yi. daerah dengan konsentrasi hidrostatik yang berlawanan
zat terlarut tinggi) atau sampai sel hancur
Transpor yang Diperantarai
oleh Pembawa
Difusi terfasilitasi Molekul polar spesifik Pasif; molekul berpindah mengikuti Memperlihatkan maksimum
yang memiliki penurunan gradien konsentrasi (dari transpor (Tm); pembawa
pembawa spesifik konsentrasi tinggi ke rendah) dapat mengalami
(mis. glukosa) penjenuhan
Transpor aktif primer Molekul polar atau Aktif; ion berpindah melawan gradien Memperlihatkan maksimum
ion spesifik yang konsentrasi (dari konsentrasi rendah ke transpor; pembawa dapat
memiliki pembawa tinggi); memerlukan ATP mengalami penjenuhan
(mis. Na., K*, asam
amino)
Transpor aktif sekunder Molekul polar spesifik Aktif; molekul berpindah melawan Memperlihatkan maksimum
dan ion yang memiliki gradien konsentrasi (dari konsentrasi transpor; pembawa
pembawa kotranspor rendah ke tinggi); didorong langsung kotranspor dapat mengalami
(mis. glukosa, asam oleh gradien ion (biasanya Na+) yang penjenuhan
amino, beberapa ion) diciptakan oleh pompa primer yang
memerlukan ATP
Transpor Vesikular
Endositosis
Pinositosis Sejumlah kecil cairan Aktif; membran plasma mencekung ke Kontrol belum dipahami
ES;juga penting dalam dan terputus di permukaan,
dalam daur ulang membentuk vesikel yang terinternalisasi
membran
Endositosis yang Molekul polar besar Aktif; membran plasma mencekung ke Mensyaratkan pengikatan ke
diperantarai oleh tertentu (mis. protein) dalam dan terputus di permukaan, reseptor spesifik di
reseptor membentuk vesikel yang terinternalisasi permukaan membran
Fagositosis Partikel multimolekul Aktif; sel menjulurkan pseudopodia Mensyaratkan pengikatan ke
(mis. bakteri dan sisa yang mengelilingi partikel, membentuk reseptor spesifik di
se!) vesikel yang kemudian diinternalisasi permukaan membran
Eksositosis Produk sekretorik Aktif; peningkatan Ca2* sitosol memicu Sekresi dipicu oleh rang-
(mis. hormon dan fusi vesikel sekretorik dengan membran sangan saraf atau hormon
enzim) serta molekul plasma; vesikel membuka keluar dan spesifik; kontrol lain yang
besar yang melewati membebaskan isinya ke luar sel berperan dalam lalu lintas
sel dengan utuh; juga transelular dan daur ulang
penting dalam daur membran belum diketahui.
ulang membran

82 Bab 3
Membran

+
+ +
+ + + + +
+

(10+,10-) (10+,10-) (15+, 10-) (5+, 1o-)

Membran tidak memiliki potensial Membran memiliki potensial


(a) (b)

+-+-+-+-4-*-f +' -+-+-+-+-+-+


:+:+:+:*-+
*:*: 1+-*T+:-+:*:
*: + -+ -+
+.\
+
_+_+_+_ =+ +.-+21:-+ + -+-\' +- _+_+_+_
+-\{+
+-+-+- "/ + + -+-+-+
+- + ri + a*-*-*-
+ l+ ; -+ - ++-+-+--+-+-+
+ -+
+- + _t l_ ; ++
-+ +- l+ -+-+-+
+r+
+ +
j

j+1
+ ; _,/+
sisanya yang yang menentukan
Bagian cairan
sisanya yang
+-+-+-+- ,

secaraelektris terbentuknyapotensial secara elektris -+-+-+-+-


netral (c) netral
(d)

+ +
+ +
+
+ +
+ +
+
+ +
+ +
(e)

Gambar 3-19
Pembentukan potensial membran akibat distribusi tak merata muatan positif dan negatif di kedua sisi membran. (a) Ketika
muatan positif dan negatif tersebar seimbang di kedua sisi membran, tidak terbentuk potensial membran. (b) Ketika muatan
yang berlawanan dipisahkan oleh membran; tercipta potensial membran. (c) Muatan tak-seimbang yang menentukan potensial
membran terakumulasi dalam suatu lapisan tipis di sepanjang permukaan membran. (d) Sebagian besar cairan di CES dan CIS
secara elektris netral. Muatan tak seimbang terakumulasi dalam suatu lapisan tipis di sepanjang membran plasma. (e) Membran
B memiliki potensial lebih besar daripada A dan lebih kecil daripada C.

bab-bab selanjutnya perubahan yangterjadi di jaringan peka Konsentrasi dan permeabilitas relatif ion-ion yang ber-
rangsang sewaktu pembentukan sinyal listrik. peran penting dalam aktivitas listrik membran diperbanding-
Distribusi tak-seimbang beberapa ion kunci antara CIS kan di Tabel 3-3. Perhatikan bahwa Na- memilihi honsentrasi
dan CES serta perpindahan selektif mereka menembus mem- lebih besar di cairan ekstrasel dan konsen*asi K. jauh lebih
bran plasma merupakan penentu sifat listrik membran. Di besar di cairan intrasel. Perbedaan konsentrasi ini dipertahan-
tubuh, muatan listrik dibawa oleh ion-ion. Ion-ion yang ter- kan oleh pompa Na--K. yang membutuhkan energi. Karena
utama berperan dalam pembentukan potensial membran isti- membran plasma hampir sama sekali impermeabel terhadap
rahat adalah Na-, K-, dan A-. Yang terakhir mengacu kepada A- maka protein besar yang bermuatan negatif ini hanya
protein intrasel besar bermuatan negatif (anion). Ion lain terdapat di dalam sel. Setelah disintesis dari asam amino yang
(misalnya kalsium, magnesium, klorida, bikarbonat, dan fos- diangkut ke dalam sel, protein tetap terperangkap di dalam sel.
fat) tidak memberi kontribusi langsung bagi sifat listrik Selain mekanisme pembawa aktif, Na- dan K- dapat
membran plasma istirahat di sebagian besar sel, meskipun secara pasif menembus membran melalui saluran protein
mereka memiliki peran penting lain di tubuh. yang spesifik bagi mereka. K- biasanya jauh lebih mudah me-

Membran Plasma dan Potensial Membran 83


EFEK PERPINDAHAN KATIUM SAJA PADA
taLet $3
POTENSIAL MEMBRAN: P0TENS|AI
qnsentt i' danr.P.eimealb.l ita s ton ya_n g ee r pe ian da larn
K. I

Potqnsial,Membi'*O-i,Sei.saraf daiam keadaan lstirihat KESEIMBANGAN K-


Marilah kita bahas suatu situasi hipotetis yang ditandai oleh
KONSENTRASI (1) adanya konsenrrasi untuk K- dan A di kedua sisi mem-
(milimol/liter)
bran, (2) permeabilitas bebas membran terhadap K+ tetapi
tidak terhadap A-, dan (3) belum terbentuknya potensial.
PERMEABILITAS
Ekstrasel lntrasel RELATIF
Gradien konsentrasi untuk K. akan cenderung memindah-
kan ion ini keluar sel (Gambar 3-20). Karena membran
Na* r50 15 1 permeabel terhadap K. maka ion ini akan cepat menembus
K+ 5 150 50-7s membran. Sewaktu berpindah keluar, ion ini membawa
A" 0 6s0 muatan positifnya keluar sehingga lebih banyak muatan
positif berada di luar. Pada saat yang sama, muatan negatif
dalam bentuk A- akan tertinggal di dalam, serupa dengan
situasi yang diperlihatkan di Gambar 3-l9b (Ingatlah bahwa
anion protein besar tidak dapat berdifusi keluar meskipun
terdapat gradien konsentrasi yang besar). Kini akan terbentuk
nembus membran dibandingkan dengan Na* karena mem-
potensial membran. Karena juga akan tercipta gradien listrik
bran biasanya memiliki lebih banyak saluran terbuka bagi
maka K-, karena bermuatan positif, akan tertarik ke interior
lalu lintas pasif K. daripada bagi Na.. Pada potensial istirahat
sel yang bermuatan negatif dan tertolak oleh elaterior yang
di sebuah sel saraf, membran sekitar 50 sampai 75 kali lebih
bermuatan positif. Karena itu kini terdapat dua gaya ber-
permeabel terhadap K'daripada terhadap Na-.
lawanan yang bekerja pada K.: gradien konsentrasi yang
Berbekal pengerahuan tenrang konsentrasi relatif dan
cenderung memindahkan K. keluar sel dan gradien listrik
permeabilitas ion-ion ini, kini kita dapat menganalisis gaya-
yang cenderung memindahkan K. masuk ke sel.
gayayarg bekerja di kedua sisi membran plasma. Analisis ini
Pada awalnya gradien konsentrasi akan lebih kuat dari-
akan diuraikan sebagai berikut: Kita mula-mula akan mem-
pada gradien listrik sehingga terjadi perpindahan netto K*
bahas kontribusi langsung pompa Na.-K. terhadap potensial
keluar sel, dan potensial membran akan meningkat. Na-
membran; kedua, efek yang ditimbulkan oleh perpindahan
mun, karena semakin banyak K. yang berpindah mengikuti
K. saja pada potensial membran; ketiga, efek Na- saja; dan
yang terakhir, situasi yang terdapat di sel ketika efek K. dan
penurunan gradien konsentrasinya keluar sel maka gradien
Na. terjadi secara bersamaan. Ingatlah di sepanjang pem- listrik (yang berlawanan) juga akan semakin besar karena
bagian luar sel menjadi semakin positif sementara bagian
bahasan inibahwa gradien honsentrasi untuk K* akan seklu ke
dalam semakin negatif. Kita akan berpikir bahwa gralien
arah luar dan gradien konsentrasi untuh Na* seklu mengarah he
konsentrasi untuk K* akan semakin berkurang Larena K-
dakm, karena pompa Na--K. mempertahankan konsentrasi
meninggalkan sel mengikuti penurunan gradien ini. Na-
K. di dalam sel lebih tinggi dan konsentrasi Na. di .luar sel
mun, yanB mengeiutkan gradien konsentrasi K. akan, pada
lebih tinggi. luga perhatikan bahwa karena K- dan Na. adalah
hakikatnya, tetap meskipun terjadi perpindahan K. keluar
kation (bermuatan positif) maka gradien lisnih untuh hedua
sel. Penyebabnya adalah bahkan perpindahan Kr keluar sel
ion ini akan selalu mengarah he sisi membran yang bermuatan
dalam jumlah sangat kecil sudah menimbulkan perubahan
negatif.
besar dalam potensial membran. Karenanya, untuk men-
ciptakan gradien lisuik yang arahnya berlawanan, yang
EFEK POMPA NATRIUM-KALIUM PADA POTENSIAL jumlahnya sangat sedikit tersebut jumlah ion K. harus ke-
MEMBRAN luar sel sehingga konsentrasi K* di dalam dan luar sel pada
Sekitar 20o/o dari potensial membran secara langsung dihasil- dasarnya tidak berubah. Sewaktu K* terus keluar sel meng-
kan oleh pompa Na*-K.. Mekanisme transpor aktif ini me- ikuti penurunan gradien konsentrasi (yang nyatanya tidak
mompa keluar tiga Na- untuk setiap dua K. yang dibawanya berubah ini), gradien listrik yang mengarah ke dalam akan
masuk ke sel. Karena Na. dan K- adalah ion positif maka semakin kuat. Perpindahan keluar netro secara perlahan
transpor tak seimbang ini menimbulkan potensial membran, akan berkurang bersamaan dengan meningkatnya besar gra-
dengan bagian luar menjadi relatif lebih positif daripada dien listrik mendekati gradien konsentrasi. Akhirnya keiika
bagian dalam karena lebih banyak ion positifyang dikeluar- kedua gaya saling mengimbangi (yaitu, ketika keduanya
kan daripada yang masuk. Namun, sebagian besar potensial berada dalam ekuilibrium), tidak ada lagi perpindahan
membran-sisa 80o/o-nya-disebabkan oleh difusi pasif K- dan netto K.. Potensial yang terbentuk pada ekuilibrium ini
Na. mengikuti penurunan gradien konsentrasinya. Karena dikenal sebagai potensial keseimbangan K- (E*r). pada
itu, sebagian besar peran pompa Na.-K. dalam menghasilkan titik ini, akan tetap terdapat gradien konsentrasi-K- y^ng
potensial membran bersifat takJangsung, melalui peran besar, tetapi tidak lagi terjadi perpindahan netto K- keluai
kritisnya dalam mempertahankan gradien konsentrasi yang sel mengikuti penurunan gradien konsentrasinya .karena
secara langsung berperan dalam perpindahan ion yang mem- adanya gradien listrik yang arahnya berlawanan dan sama
bentuk bagian terbesar dari potensial membran. kuat (Gambar 3-20).

84 Bab 3
Membran plasma

O Gradien konsentrasi untuk K+ cenderung mendorong


ion ini keluar sel.

@ eagian luar sel menjadi lebih + karena ion K* yang


bermuatan positif berpindah keluar mengikuti penurunan
gradien konsentrasinya
+ @ Membran bersifat impermeabel terhadap anion protein
Gradien listrik + intrasel yang besar (A-). Bagian dalam sel menjadi lebih
uniuk K+ + - karena ion K* yang bermuatan positif keluar,
meninggalkan A- yang bermuatan negatif
+ Gradien listrik/elektris yang tercipta cenderung mendorong
+ K+ masuk ke sel
+

CA-
@ Tidak terjadi perpindahan K* lebih lanjut ketika gradien
+
listrik yang mengarah ke dalam secara tepat mengimbangi
+ gradien konsentrasi yang mengarah ke luar. Potensial
+ membran pada titik keseimbangan ini adalah potensial
keseimbangan untuk K+ (E^.) pada -90 mV.

Ex'= -90 mV

Gambar 3-20
Potensial keseimbangan untuk K*

Potensial membran pada E*. adalah -90 mV Berdasar- 1

= 6t log
kan perjanjian, tanda seklu rnenunjuhhan polaritas maatan 30
yang berlebihan di bagian dalam membran Potensial membran
-90 mV berarti bahwa potensial memiliki besar 90 mV Karena log ll30 = -1.477, maka
dengan bagian dalam relatif negatif terhadap bagian luar. E*. = 5r (-r.477) = -90mV
Potensial +90 mV akan memiliki kekuatan yang sama, tetapi
Karena 61 adalah suatu konstanta, maka potensial ke-
dalam hal ini bagian daiam lebih positif daripada bagian
seimbangan pada hakikatnya adalah ukuran dari potensial
luar.
membran (yaitu, besar gradien listrik) yang persis sama
Potensial keseimbangan untuk suatu ion yang konsen-
mengimbangi gradien konsentrasi yang terdapat untuk ion
trasinya berbeda di kedua sisi membran dapat dihitung
tersebut (yaitu rasio antara konsentrasi ion di luar sel dan di
dengan persamaan Nernst sebagai berikut:
dalam sel). Perhatikan bahwa semakin besar gradien konsen-
trasi untuk suatu ion semakin besar potensial keseimbangan
E= 6I loe9
'C, ion tersebut. Untuk mengimbangi gradien konsentrasi yang
di mana lebih besar tentu diperlukan gradien listrik berlawanan yang
lebih besar pula.
E = potensial keseimbangan untuk ion dalam mV
61 = suatu konstanta yang mengandung konstanta gas
EFEK PERPINDAHAN NATRIUM SAJA PADA
universal (R), suhu mutlak (T), valensi ion (z) (jika
POTENSIAL MEM BRAN: POTENSIAL
valensi adalah 1+, seperti untuk K' dan Na.), suatu
konstanta listrik yang dikenal sebagai Faraday (F), KESEIMBANGAN Na*
bersama dengan perubahan logaritma alami (ln) menjadi Situasi hipotetis serupa dapat diciptakan untuk Na- saja
logaritma berbasis 10 (log); 61 = M/zF. Untuk setiap (Gambar 3-21). Gradien konsentrasi untuk Na. akan memin-
ion dengan valensi selain 1+, 61 harus dibagi z untuk dahkan ion ke dalam sel, menyebabkan penimbunan muatan
menghitung potensial Nernst. positif di interior membran dan meninggalkan muatan ne-
Co = kott.tttrasi ion di luar sel dalam milimol/liter gatif di luar (terutama dalam bentuk klorida, Cl-; Na- dan
(milimolar; mM) Cl-- yaitu, garam-adalah ion CES predominan). Perpindahan
netto ke dalam sel akan berlanjut sampai tercapai keseim-
C, = kotr.ttttasi ion di dalam sel dalam mM.
bangan akibat terbencuknya gradien listrik berlawanan yang
Karena konsentrasi K. CES adalah 5 mM dan konsentrasi sama besar dengan gradien konsentrasi. Pada titik ini, berda-
CISnya 150 mM, maka sarkan konsentrasi Na., maka potensial keseimbangan Na*
(E*.) akan sebesar +60 mV. Dalam hal in bagian dalam sel
5mM
8... = 6l loe- akan lebih positif berbeda dari potensial keseimbangan un-
150mM tuk K.. Besar E*". agak lebih kecil daripada E*. (60 mV

Membran Plasma dan Potensial Membran 85


(i) Poro" Na+-K+ secara aktif memindahkan Na+ keluar
- dari dan K+ masuk ke sel. menjaga konsentrasi Na+
tinggi di CES dan konsentrasi K+ tinggi di ClS. Membran plasma
@ K"r"n, adanya gradien konsentrasi di kedua sisi
membran maka K+ cenderung mendorong potensial
membran ke arah potensial keseimbangan K+ (-90 mV)
- Difusi netto K+
sementara Na+ cenderung mendorong potensial mem-
bran ke arah potensial keseimbangan Na* 1+66 6y;.
I k"lu"r sel yang
J
@ U"rrn, K+ memiliki efek dominan pada potensial
membran istirahat karena membran lebih permeabel
K'
+
+
K+ I
relatif besar men-
ciptakan E6+
L-go mv
terhadap K+. Akibatnya, potensial istirahat (-70 mV) + f Tidak terjadi difusi
jauh lebih dekat ke E6+ daripada ke Els*. { A- menembus
+
@ S"lr." pembentukan potensial istirahat, difusi K+
+
L membran
keluar sel yang relatif banyak tidak menghasilkan + Difusi netto Na+
i*ir
potensial -90 mV karena membran agak permeabel
terhadap Na+ dan difusi netto Na+ masuk ke sel yang
relatif sedikit (dalam arsiran abu-abu) menetralkan
Na
dan fi*r **t
Na+
yang relatif kecil
masuk ke sel
menetralkan
sebagian dari potensial yang akan diciptakan oleh K+
saja, sehingga potensial istirahat hanya mencapai UI sebagian dari
potensial yang
terkait
-70 mV, sedikit lebih kecil daripada E6'. diciptakan oleh
@ Protein intrasel yang bermuatan negatif (A-) dan K+ saja
Potensial membran istirahat = -70 mV
tidak dapat menembus membran tetap tidak men-
dapat imbangan di dalam sel sewaktu perpindahan (A- = protein anion besar intrasel)
ion-ron bermuatan positif keluar sel sehingga bagian
dalam sel lebih negatif daripada bagian luar.

Gambar 3-22
Efek perpindahan K- dan Na. pada pembentukan potensial membran istirahat.

perlahan, karena permeabilitasnya yang rendah, yaitu karena PERPINDAHAN KLORIDA PADA POTENSIAI
sedikitnya saluranNa. yang bocor. MEMBRAN ISTIRAHAT
Karena kebocoran tersebut selalu terjadi, mengapa kon-
Sejauh ini kita umumnya mengabaikan satu ion lain yang
senuasi K- intrasef tidak terus turun dan konr.ntori N"- di
terdapat dalam konsentrasi tinggi di CES, yaitu Cl-. Klorida
dalam sel tidak terus meningkat? Karena pompa Na.-K. lah
adalah anion CES utama. Potensial keseimbangannya adalah
maka hal ini tidak terjadi." Mekanisme r."^po. aktif ini
-70 mV persis sama dengan potensial membran istirahat.
mengimbangi laju kebocoran (Gambar 3-23). Padapotensial
Perpindahan hanya Cl- bermuatan negatif mengikuti penu-
istirahat, pompa memindahkan kembali iorr kalium (ke
runan gradien konsentrasi akan menghasilkan gradien listrik
dalam sel) dalam jumlah yang pada hakikatnya sama dengan
yang berlawanan, dengan bagian dalam lebih negatif dari-
yang.telah bocor keluar dan secara bersamaan merhindahkan
pada bagian luar. Saat para ahli fisiologi meneliti pertama kali
keluar ion natrium yang merembes masuk. Kareria pompa
efek ionik yang membentuk potensial membran, mereka ter-
mengatasi kebocoran maka gradien konsentrasi untuk K'dan
goda untuk berpikir bahwa perpindahan Cl dan pembentuk-
Na. tetap konstan di kedua sisi membran. Karena itu, pompa
an potensial keseimbangan Cl saja sudah dapat menentukan
Nat-K. tidak saja membentuk perbedaan konsentrasi Na* potensial membran istirahat. Sebenarnya hal yang seballk-
dan K- di kedua sisi membran tetapi juga mempertahankan
nyalah yang terjadi. Potensial membran berperan mendorong
perbedaan ini.
distribusi Cl- di kedua sisi membran.
Seperti baru saja dibahas, besar gradien konsentrasi ini,
Sebagian besar sel sangat permeabel terhadap Cl tetapi
bersama dengan perbedaan permeabilitas membran terhadap
tidak memiliki mekanisme transpor aktif untuk ion ini.
kedua ion, menentukan besar potensial membran. Karena
Tanpa gaya akdfyang bekerja padanya, Cl akan secara pasif
gradien konsentrasi dan permeabilitas terhadap Na- dan K.
mendistribusikan dirinya untuk mencapai keadaan seirnbang.
tetap konstan pada keadaan istirahat maka potensial mem-
Dalam hal ini, Cl- terdorong keluar sel, membentuk gradien
bran istirahat yang dibentuk oleh gaya-gayaini tetap konstan.
konsentrasi yang mengarah ke dalam yang mengimbangi se-
Pada titik ini, ddak terjadi perpindahan netto ion apapun,
cara tepat gradien listrik yang mengarah keluar (yaitu, poten-
karena semua kebocoran pasif diimbangi secara tepat oleh
sial membran istirahat) yang ditimbulkan oleh perpindahan
mekanisme pompa aktif. Tercipta keadaan stabil dinamis,
K" dan Na*. Karena itu, perbedaan konsentrasi Cl- antara
meskipun terdapat gradien konsentrasi yang besar bagi K'
CES dan CIS lebih ditimbulkan secara pasif oleh keberadaan
dan Na. dalam arah yang berlawanan, serta adanya sedikit
potensial rnembran daripada oleh suatu pompa aktif, seperti
kelebihan muatan positif di CES disertai sedikit kelebihan
yang terjadi pada K. dan Na.. Dengan demikian, di sebagian
muatan negatif di CIS (cukup untuk membentuk potensial
besar sel Cl' tidak mempengaruhi potensial membran istira-
dengan besar 70 mV).

Membran Plasma dan Potensial Membran 87


f---- ll
lcEsl
Na* K+ Pompa Na**
Na*-K*

I
(Pasif)

i,t-
Y/
Saluran K*
/ U
(Pasif)
+
K

Garnbar 3-23
Keseimbangan antara kebocoran pasif Na. dan K. dan pompa Na.-Kt aktif. Pada potensial membran istirahat, kebocoran pasif
Na. dan K. mengikuti penurunan gradien elektrokimianya diimbangi oleh pompa aktif Na.-K. sehingga tidakterjadi
perpindahan netto Na* dan Kr dan potensial membran istirahat tetap konstan.

hat; potensial membran lah yang secara pasif mempengaruhi Banyak jenis sel menggunakan transpor membran untuk
distribusi Cl-. (Beberapa sel khusus memiliki pompa Cl aktifl menjalankan aktivitas khusus mereka yang ditujukan untuk
dengan perpindahan Cl- ikut menentukan potensial). mempertahankan homeostasis. Inilah beberapa contohnya:

1. Penyerapan nutrien dari lumen saluran cerna melibatkan


PEMANFAATAN KHUSUS POTENSIAL MEMBRAN DI
transpor molekul-molekul penghasil energi ini menem-
SEL SARAF DAN OTOT bus membran sel-sel yang melapisi saluran cerna.
Sel saraf dan otot tlah mengembangkan mekanisme peman- 2. Pertukaran O, dan CO, antara udara dan darah di paru
faatan khusus potensial membran. Kedua jenis sel ini dapat melibatkan transpor gas-gas ini menembus membran
secara cepat dan transien mengubah permeabilitas membran sel-sel yang melapisi kantung udara paru dan pembuluh
mereka terhadap ion-ion yang berperan sebagai respons rer- darah.
hadap rangsangan yang sesuai sehingga terjadi fluktuasi po- 3. Urin dibentuk oleh pemindahan selektif bahan-bahan
tensial membran. Fluktuasi potensial yang cepat tersebut ber- antara darah dan cairan di dalam tubulus ginjal menem-
peran menimbulkan impuls saraf di sel saraf dan memicu bus membran sel-sel yang melapisi tubulus.
kontraksi di sel otot. Aktivitas ini adalah fokus dari lima bab 4. Denyut jantung dipicu oleh perubahan siklik dalam
berikutnya. Meskipun semua sel memperlihatkan potensial transpor Na., K', dan Ca2* menembus membran sel
membran namun makna potensial ini di sel lain belum jelas, jantung.
walaupun potensial di sebagian sel sekretorik tampakya ber- 5. Sekresi pembawa pesan kimiawi misalnya neurorrans-
kaitan dengan derajat aktivitas sekretorik sel-sel tersebut. miter dari sei saraf dan hormon dari sel endokrin me-
libatkan transpor produk-produk regulatorik ini ke CES
pada stimulasi yang sesuai.
PERSPEKTIF BAB lNl: FOKUS PADA Selain melaksanakan pemindahan selektif bahan antara
HOMEOSTASIS CES dan CIS, membran plasma mengandung reseptor unruk
mengikat pembawa pesan kimiawi yang mengarur berbagai
Semua sel tubuh harus memperoleh bahan-bahan vital, aktivitas sel, yang banyak di antaranya adalah aktivitas khusus
misalnya nutrien dan Or, dari CES sekitar dan harus me- untuk mempertahankan homeostasis. Sebagai contoh, hormon
mindahkan zat sisa ke CES untuk dikeluarkan serra produk vasopresin, yang dikeluarkan sebagai respons terhadap deffsit
sekretorik, misalnya pembawa pesan kimiawi dan enzim pen- air di tubuh, berikatan dengan reseptor di membran plasma sel
cernaan. Karena itu, transpor bahan melewati membran plas- ginjal tipe rertenru. Pengikatan ini memicu sel-sel tersebut
ma antara CES dan CIS merupakan hal esensial bagi kelang- untuk menahan air sewaktu pembentukan urin sehingga defisit
sungan hidup sel, dan konstituen-konstituen CES harus air yangmemicu respons tersebut dapat dikurangi.
dipertahankan secara homeostatis untuk menopang berbagai Semua sel hidup memiliki potensial membran, dengan
aktivitas yang mempertahankan kehidupan rersebut. interior sel sedikit lebih negatif daripada cairan yang menge-

88 Ban -3
lilingi sel ketika sel berada dalam keadaan istirahat secara misalnya memulihkan tekanan darah ke normal ketika tim-
elektris. Aktivitas khusus sel sarafdan orot berganrung pada bul sinyal bahwa tekanan darah tersebur terlalu rendah.
kemampuan sel-sel ini mengubah potensial membran mereka Perubahan cepat pada potensial membran di sel otot
secara cepat pada stimulasi yang sesuai. Perubahan potensial memicu kontraksi otot, yaitu aktivitas khusus otot. Kontraksi
yang sesaat dan cepat ini di sel sarafberfungsi sebagai sinyal otot berperan dalam homeostasis melalui banyak cara, rer-
listrik atau impuls saraf,, yang menjadi cara unruk menyalur- masuk pemompaan darah oleh jantung dan pemindahan
kan informasi di sepanjang jalur saraf. Informasi ini diguna, makanan sepanjang saluran cerna.
kan untuk melakukan penyesuaian-penyesuaian homeostatik,

RINGKASAN BAB
Struktur dan Komposisi Membran (h.59-64) I Banyak sel disatukan lebih lanjut oleh taut sel khusus yang
I Semua sel dibungkus oleh membran plasma, suatu lapis terdiri dari tiga jenis: desmosom, raut erar, dan taut
ganda lemak tipis dengan protein-protein tersisip di da- celah.
lamnya dan karbohidrat melekat di permukaan luarnya. I Desmosom berfungsi sebagai taut perekat untuk menyatu-
I Penampakan mikroskopik elektron membran plasma se- kan sel-sel
secara mekanis dan khususnya penting di
bagai struktur trilaminar (dua garis gelap dipisahkan oleh jaringan yang mendapat banyak p.r.g".g"rr. (Lihitkh
satu garis terang) disebabkan oleh susunan molekul- Gambar 3-4).
molekul yang men)'usunnya. Molekul-molekul fosfolipid I Taut erat sebenarnya menyatukan sel-sel untuk menyum-
menyusun dirinya untuk membentuk suatu lapis ganda bat saluran antara sel-sel rersebut, sehingga lewatnya ba-
dengan interior hidrofobik (garis terang) yang terjepit di han menembus sel dapat diatur. Thut impermeabel ini
antara permukaan luar dan dalam yang hidrofilik (garis ditemukan di lembaran epitel yang memisahkan kom-
gelap). (Lihatkh Gambar 3-1, 3-2, dan 3-3). partemen-kompartemen dengan komposisi kimia yang
I Lapis ganda lemak ini membentuk batas struktural sel, sangat berbeda. (Lihatkh Gambar 3-fl.
berfungsi sebagai sawar untuk bahan-bahan larut-air dan I Thut celah adalah taut komunikasi anrara dua sel yang
berperan menentukan sifat cair membran. berdekatan tetapi tidak saling sentuh. Sel,sel yang disatu-
I Molekul kolesterol yang terdapat di antara fosfolipid ikut kan oleh taut celah terhubung melalui saluran-saluran
berperan dalam sifat cair dan stabilitas membran. kecil yang memungkinkan pertukaran ion dan molekul
I Menurut model mosaik cair struktur membran, protein- kecil antara sel-sel tersebut. Perpindahan ion ini berperan
protein terbenam di dalam lapis ganda lemak. (Lihathh penting dalam penyebaran aktivitas listrik untuk mensin-
Gambar 3-3). Protein membran, yang jenis dan distribu- kronkan konrraksi di otot jantung dan otot polos.
sinya bervariasi di antara sel-sel, berfungsi sebagai (l) (Lihatlah Gambar 3-6).
saluran untuk lewatnya ion kecil menembus membran,
(2) pembawa untuk memindahkan bahan spesifik masuk Tlranspor Membran (h. 66-81)
atau keluar sel; (3) akseptor penanda penambatan (doching I Suatu bahan mungkin berpindah antara CES dan CIS
marher recEtor) untuk fusi dengan vesikel sekretorik yang dengan arau tanpa bantuan.
selanjutnya dieksositosis; (4) enzim terikat-membran yang I Mekanisme rranspor juga dapat bersifat pasif (partikel
mengatur reaksi-realsi kimia spesifik; (5) reseptor untuk berpindah menembus membran tanpa memerlukan
mendeteksi dan berespons terhadap pembawa pesan pengeluaran energi dari sel) atau akdf (sel mengeluarkan
kimiawi yang mengubah fungsi sel; dan (6) molekul pe- energi untuk memindahkan pardkel menembus mem-
rekat sel yang membantu menyatukan sel-sel, dan ber- bran). (Lihatlah Tabel 3-2, h. S2).
fungsi sebagai penghubung suuktural antara lingkungan I Ion dan partikel larut lemak dapat menembus membran
ekstrasel dan sitoskeleton inuasel. tanpa bantuan. Molekul nonpolar (larut lemak), berapa-
I Karbohidrat membran, rantai-rantai pendek gula yang pun ukurannya, dapat larut dan secara pasif melalui lapis
menonjol hanya dari permukaan luar, befungsi sebagai ganda lemak mengikuti penurunan gradien konsentrasi.
penanda identitas sel. (Lihatkh Garnbar 3-3). Molekul ini (Lihathh Gambar 3-7 dan 3-8). Ion kecil menembus
penting dalam pengenalan "diri" pada interalsi antarsel membran secara pasif mengikuti penurunan gradien elek-
misalnya pada pembentukan dan perumbuhan jaringan. trokimia melalui saluran protein yang khusus bagi ion
tersebut.
Perlekatan Antarsel (h. 64-66) I Osmosis adalah kasus khusus perpindahan air mengikuti
I Sel-sel khusus secara lokd mengeluarkan matrils ekstrasel penurunan gradien konsentrasi ke daerah dengan konsen-
(MES) kompleks yang berfungsi sebagai "lem' biologis rrasi zat terlarut lebih tinggi. (Lihatkh Gambar 3-9 sampai
antara sel-sel jaringan. 3-13).
I MES terdiri dari bahan encer mirip-gel yang mengandung I Mekanisme pembawa penting bagi pemindahan molekul
tiga tipe serat protein tersisip di dalamnya: kolagen, elas- polar kecil dan untuk perpindahan terrentu ion menem-
tin, dan fibronektin. bus membran.

Membran Plasma dan Potensial Membran 89


I Pada transpor yang dibantu oleh pembawa, partikel di- Pompa Na--K- memberi kontribusi kecil langsung dalam
angkut menembus membran oleh protein pembawa spe- pembentukan potensial membran melalui transpor tak-
sifik. Tlanspor dengan bantuan pembawa dapat bersifat seimbang ion positif; pompa ini memindahkan lebih
pasif dan memindahkan partikel mengikuti penurunan banyak ion Na. keluar daripada ion K- masuk. (Lihatlah
gradien konsentrasinya (difusi terfasilitasi), atau aktif dan Gambar 3-17).
memindahkan partikel melawan gradien konsentrasinya Namun, peran urama pompa Na.-Kt adalah secara aktif
(transpor aktif). (Lihatlah Gambar 3-14 sampai 3-1/. mempertahankan konsentrasi Na. lebih besar di luar sel
I Suatu pembawa dapat memindahkan satu bahan spesifik dan konsentrasi K. lebih besar di dalam. Gradien konsen-
dalam satu arah, dua bahan dalam arah berlawanan, arau trasi ini cenderung memindahkan secara pasif K- keluar
dua bahan dalam arah yang sama. Tianspor aktif primer sel dan Na. ke dalam sel. (Lihatkh Tabel 3-3 dan Gambar
memerlukan pemakaian langsung AIP untuk menjalan- 3-20 dan 3-21).
kan pompa, semenrara uanspor aktif sekunder dijalankan Karena membran dalam keadaan istirahat jauh lebih per-
oleh gradien konsentrabi ion yang dibentuk oleh sistem meabel terhadap K. daripada terhadap Na. maka lebih
transpor aktif primer (Lihatlah Gambar 3-16 dan 3-18). banyak K. yang keluar sel daripada Na- yang masuk. Hal
I Molekul polar besar dan partikel multimolekul dapat ini menyebabkan kelebihan muatan positif di luar sel dan
masuk atau keluar sel dengan dibungkus oleh membran meninggalkan kelebihan muatan negatif di dalam sel da-
untuk membentuk vesikel yang kemudian dapat diinter- lam bentuk anion protein besar (A-) yang terperangkap di
nalisasi (endositosis) atau dieksternalisasi (eksositosis). dalam sel. (Lihatkh Tabel3-3 dan Gambar 3-22).
(Lihatkh Gambar 2-5 dan 2-8). Ketika potensial membran istirahat -70 mV tercapai, ti-
I Sel-sel memiliki perbedaan dalam menyeleksi bahan yang dak terjadi lagi perpindahan netro K. dan Na. karena ki-
dapat masuk atau keluar karena memiliki saluran, pem- bocoran lebih lanjut ion-ion ini mengikuti penurunan
bawa, dan mekanisme untuk transpor vesikular yang gradien konsentrasinya cepat dipulihkan oleh pompa
jumlah dan jenisnya beragam. Na.-K.. (Liharkh Gambar 3-23).
I Molekul polar besar (terlalu besar untuk melewati saluran Distribusi Cl- di kedua sisi membran terjadi secara pasif
dan tidak larut lemak) yang tidak tersedia mekanisme oleh terbentuknya potensial membran sedemikian se-
transpor khusus tidak dapat menembus membran. hingga Cl- terkonsentrasi di CES.

Potensial Membran (h. 81-8S)


I Semua sel memiliki potensial membran, yaitu pemisahan
muatan yang berlawanan di kedua sisi membran plasma.
(Lihatlah Gambar 3- I 9).

SOAL LATIHAN
Pertanyaan Obyektif (f awab an & h. A-44)

1. 3. enzim terikat-membran
Regio hidrofobik molekul-molekul yang membentuk
4. pengenalan "diri"
membran plasma sesuai dengan dua garis hitam struktur
5. batas struktural
ini yang terlihat di bawah mikroskop elektron (Benar
6. fluiditas membran
atau sakh)?
7. pembawa
2. Ekor nonpolar molekul fosfolipid membenamkan diri
8. sawar terhadap lewatnya bahan larut air
di interior membran plasma. (Benar atau salah?)
3. Melalui pemompaannyay^ng tidak seimbang, pompa
6. Dengan menggunakan kode di kanan, tunjukkan arah
perpindahan netto pada masing-masing kasus:
Na.-K. berperan langsung niemisahkan muatan-muatan
1. molekulyangmengalami a. perpindahan
sehingga tercipta potensial membran -70 mY (Benar
kontraseptor sewaktu dari konsen-
atau salah)
transpor aktif sekunder trasi tinggi ke
4. Pada potensial membran istirahat, terjadi sedikit kelebihan
2. difusi terfasilitasi
muatan negatif di bagian dalam membran dengan sedikit rendah
kelebihan muaran positif di ltar (Benar atau salnh?)
3. Na- selama transpor aktif b. perpindahan
sekunder dari konsen-
5. Dengan menggunakan kode di kanan, tunjuklan
4. transpor aktif primer trasi rendah
komponen membran ap^ y^ng berperan dalam fungsi
yang ditanyakan:
5. difusi pasifsederhana ke tinggi

1. reseptor a. lapis ganda


6. air dalam kaitannya dengan gradien
konsenrasi zat terlarut sewaktu osmosis
2. pembentukan saluran lemak
b. protein
7. air dalam kaitannya dengan gradien
konsentrasi air sewaktu osmosis
c. karbohidrat

90 Bab 3
:'.ry

SUMBER BACAAN PHYSIOEDGE


Situs PhysioEdge Untuk anjuran bacaan, konsultasilah ke InfoThac' College
Situs untuk buku ini berisi banyak alat bantu belajar yang Edition/Research di situs PhysioEdge atau pergi langsung ke
bermanfaat, serta banyak petunjuk untuk bahan bacaan lebih InfoTiac College Edition, perpustakaan riset online anda di:
lanjut dan riset. Masuklah ke: hap://infotrac.thomsonlearning.com.
httpr//biology.brookscole. com/sherwoodhp6
Pilihlah Chapter 3 dari menu drop-down atau klik salah satu
dari banyak pilihan.

Membran Plasma dan Potensial Membran 93


Sistem Saraf dan Endokrin

,,.r. ,',, ,llomegg,tasis., '


",'.,.',
, :.

Sistern saraf dan endokiin; sebagai d*a,..','


sistem regulatorjk utarna tubu h,'men gatur.,:,
:

banyak aktivitas tubuh,yang ditujukain u,ntuk


mempertahankan lingkuhgan cairan internal
, ', ' ,, '
yang'Stab'il''. :: .,r.,
' .

*{orn*sstasi*
esensial bagl
kelangsunEan
Wanita hidup sel

$*l merylbentuk
sistem tubuh

Untuk mempertahankan homeostasis, sel harus bekerja sama mempertahankan homeostasis. Selain itu, banyak aktivitas
secara terpadu untuk mencapai tujuan bersama. Dua sistem derajat tinggi (berkaitan dengan pikiran) yang dilaksanakan
regulatorik utama tubuh yang membantu memastikan oleh sistem saraf juga berperan dalam homeostasis.
respons terkoordinasi untuk mempertahankan hidup adalah Komunikasi hormon dilaksanakan oleh hormon yaitu
sistem saraf dan endokrin. pembawa pesan kimiawi jarak jauh yang dikeluarkan oleh
Komunikasi saraf dilaksanakan oleh sel saraf, atau neuron, kelenjar endokrin ke dalam darah. Darah membawa hormon
yang khusus menghasilkan sinyal listrik cepat dan mengeluar- ke tempat-tempat sasaran yang jauh untuk mengatur
kan neurotransmiter; pembawa pesan kimiawi jarak pendek proses-proses yang lebih memerlukan durasi daripada
yang bekerja pada organ sasaran sekitar. Sistem saraf kecepatan, misalnya aktivitas metabol ik, keseimbangan air
menghasilkan kontrol cepat terhadap sebagian besar aktivitas dan elektrolit, serta pertumbuhan.
otot dan kelenjar tubuh. yang umumnya ditujukan untuk

94
Prinsip Komunikasi
Saraf dan Hormon

SEKILAS ISI Komunikasi adalah hal penting bagi kelangsungan


MENGENAL KOMUNIKASI SARAF hidup sel-sel yang secara tolektilm.Lbent,r[ tl'rb,.rtr.
Kemampuan sel untuk berkomunikasi satu sama lain
POTENSIAL BERJENJANG
sangat penting bagi koordinasi beragam aktivitas un-
I Penentuan derajat potensial berjenjang
tuk mempertahankan homeostasis serta mengontrol
I Penyebaran potensial berjenjang
pertumbuhan dan perkembangan tubuh keseluruh-
POTENSIAL AKSI
an. Di bab ini, kita akan membahas renrang cara
I Perubahan potensial membran sewaktu potensial aksi molekular dan selular yang digunakan oleh dua
I Perubahan permeabilitas membran dan perpindahan ion sewaktu sistem regulatorik utama tubuh-sistem saraf dan
potensial aksi
sistem hormon-untuk berkomunikasi dengan sel/
I Perambatan potensial aksi; hantaran merambat
jaringanlorgan yang aktivitasnya dikendalikan oleh
I Periode refrakter
keduanya. Kita akan mulai dengan komunikasi saraf,
I Hukum tuntas-atau-gagal (all-or-none)
lalu mengalihkan perhatian kita ke komunikasi hor-
I Peran mielin; hantaran saltatorik
mon, dan disimpulkan dengan perbandingan umum
REGENERASI SERAT SARAF cara kerja sistem sarafdan sistem endokrin.
SINAPS DAN INTEGRASI NEURON
I Kejadian di sinaps; peran neurotransmiter
I Sinaps eksitatorik dan inhibitorik MENGENAL KOMUNIKASI
I Potensial pascasinaps besar; penjumlahan
I lnisiasi potensial aksi di axon hillock
SARAF
I Neuropeptida sebagai neuromodulator Semua sel tubuh memperlihatkan potensial mem-
I lnhibisi atau fasilitasi prasinaps bran, yaitu pemisahan muatan positif dan negatif di
I Konvergensi dan divergensi kedua sisi membran, seperti dibahas di bab sebe-
KOMUNIKASI ANTARSEL DAN TRANSDUKSI SINYAL lumnya. Potensial ini berkaitan dengan distribusi
I Jenis komunikasi antarsel tak-merata Na., K., dan anion protein inrrasel besar
I Transduksi sinyal antara cairan intrasel (CIS) dan cairan el.rstrasel
PRINSIP KOMUNIKASI HORMON (CES), dan dengan perbedaan permeabilitas mem-
I Klasifikasi hormon berdasarkan sifat kelarutan bran plasma terhadap ion-ion ini (lihat h. 81-88).
I Perbandingan pembentukan, penyimpanan, dan sekresi hormon
peptida dan hormon steroid
I Mekanisme kerja hormon hidrofilik melalui sistem pembawa pesan I Saraf dan otot adalah jaringan peka
kedua rangsang.
I Mekanisme kerja hormon lipofilik melalui pengaktifan gen
PERBANDINGAN SISTEM SARAF DAN ENDOKRIN Dua jenisseI, sel saraf dan sel otot, mengalami per-
kembangan sedemikian sehingga dapat memanfaar-'
kan potensial membran ini. Kedua sel ini dapat
mengalami perubahan cepar sesaar pada potensial
membrannya. Fluktuasi potensial ini berfungsi seba-
gai sinyal listrik. Potensial membran konstan yang
terdapat ketika sel saraf atau otot tidak memperlihat-
kan perubahan cepar dalam potensialnya disebut
potensial istirahat.

95
Sel saraf dan otot dianggap sebagai jaringan peka kurang negatif(sebagai contoh, perubahan dari -70 mV
rangsang karena jika tereksitasi, keduanya mengubah poten- menjadi -60 m9; muaran yang dipisahkan lebih sedikit
sial istirahatnya untuk menghasilkan sinyal listrik. Sel saraf, dibandingkan dengan potensial istirahat.
yang juga dikenal sebagai neuron, frenggunakan sinyal-sinyal 3. Repolarisasi: Membran kembali ke potensial istirahat-
listrik ini untuk menerima, memproses, memulai, dan mengi- nya setelah mengalami depolarisasi.
rimkan pesan. Di sel otot, sinyal listrik ini memicu kon- 4. Hiperpolarisasi: Peningkatan besar potensial membran
traksi. negatif; membran menjadi lebih terpolarisasi dibanding-
Dengan demikian, sinyal listrik sangat penting bagi kan pada potensial istirahat. Selama hiperrrolarisasi po-
berfungsinya sistem saraf dan semua otot. Di bab ini, kita tensial membran semakin menjauhi 0 mV, menjadi Ie-
akan membahas bagaimana neuron mengalami perubahan bih negatif (misalnya perubahan dari -70 mV menjadi
potensial untuk melaksanakan fungsinya. Sel otot dibahas di -80 mD; lebih banyak muatan yang dipisahkan diban-
bab-bab selanjutnya. dingkan dengan potensial istirahat.

Salah satu hal yang membingungkan perlu diklarifikasi. Pada


alat yang digunakan untuk merekam perubahan cepat dala-m
I Potensial membran berkurang sewaktu
potensial, selama depolarisasi saar bagian dalam menjadi
depolarisasi dan meningkat sewaktu
kurang negatif daripada saat istirahat, ?enurunan besar po-
hiperpolarisasi. tensial ini tercermin sebagai defleksi he atas. Sebaliknya, saat
hiperpolarisasi ketika bagian dalam menjadi lebih negatif
Sebelum anda dapat memahami ap^yang dimalsud dengan
daripada saat istirahat, peninghatan besar potensial ini di
sinyal listrik dan bagaimana sinyal tersebut tercipta, akan
wakili oleh deflelai he bawah.
membantu bila anda terbiasa dengan istilah-istilah berikut,
yang digunakan untuk menjelaskan perubahan potensial,
seperti disajikan secara grafis di Gambar 4-1:
I Sinyal listrik dihasilkan
oleh perubahan pada
1. Polarisasi: Muatan-muatan dipisahkan di kedua sisi
perpindahan ion melintasi membran plasma.
membran sehingga membran memiliki potensial. Setiap
nilai potensial membran bukan 0 mV baik dalam arah Perubahan pada potensial membran terjadi karena perubah-
positif maupun negatif, maka membran berada dalam an pada perpindahan ion menembus membran. Sebagai con-
keadaan polarisasi. Ingatlah bahwa besar potensial ber- toh, jika aliran masuk netto ion bermuatan positif meningkat
banding lurus dengan jumlah muatan positif dan negatif dibandingkan dengan keadaan istirahat maka membran
yang dipisahkan oleh membran dan bahwa tanda poten- mengalami depolarisasi (bagian dalamnya kurang negatif).
sial (+ atau -) masing-masing selalu menunjukkan bahwa Sebaliknya, jika aliran keluar netto ion bermuatan positif me-
terjadi kelebihan muatan positif atau kelebihan muatan ningkat dibandingkan dengan keadaan istirahat maka membran
negatif dibagian dalam membran. Di sel saraf, pada mengalami hiperpolarisasi (bagian dalam lebih negatif).
potensial istirahat, membran mengalami polarisasi pada Perubahan pada perpindahan ion, sebaliknya, ditimbulkan
-70 mV (lihat h. 86). oleh perubahan pada permeabilitas membran sebagai respons
Depolarisasi: Penurunan besar potensid membran ne- terhadap berbagai hejadian pemicu. Bergantung pada jenis sinyal
gatif; membran menjadi kurang terpolarisasi dibanding- listriknya, kejadian pemicu dapat berupa (1) perubahan medan
kan dengan potensial istirahat. Selama depolarisasi po- listrik di sekitar membran peka rangsang; (2) interalai suatu
tensial membran bergerak mendekati 0 mV, menjadi perantara kimiawi dengan reseptor pemukaan teftentu di mem-
bran sel saraf atau otot; (3) rangsangan, misalnya gelombang
suara yang merangsang sel-sel sarafkhusus di telinga; atau (4)
perubahan spontan potensial akibat ketidak seimbangan inheren
siklus bocor-pompa (Anda akan mempelajari mengenai siftt
Defleksi ke atas = Penurunan potensial
berbagai proses pemicu ini seiring dengan berlanjutnya pem-
Defleksi ke bawah = Peningkatan potensial
+20 bahasan kita tentang sinyal listrik).
^ +10
Karena ion-ion larut air yang bertanggung jawab
?0
Y -10 membawa muaran tidak dapat menembus lapis-ganda le-
E -zo mak membran plasma maka muatan ini hanya dapat me-
-30 nembus membran melalui saluran yang spesifik baginya.
6 -+o
E -so Saluran membran dapat berupa saluran bocor atau saluran
'$ -oo berpintu/bergerbang. Salatan bocor selalu terbuka, se-
6 -70 hingga ion-ionnya dapat menembus membran melalui
E
o -80
-go saluran ini tanpa kontrol. Sebaliknya, saluran berpintu
memiliki pintu yang kadang terbuka, memungkinkan ion
Waktu (mdtk)
melewati saluran, kadang terturup, mencegah lewatnya
Gambar 4-1 ion melalui saluran. Pembukaan dan penutupan pintu
Jenis perubahan pada potensial membran. terjadi akibat perubahan dalam konformasi tiga dimensi

96 Bab 4
(bentuk) protein yang membentuk saluran berpintu ter- membran dapat berubah dari -70 menjadi -60 mV (suatu
sebut. Terdapat mpat jenis saluran berpintu, bergantung potensial berjenjang 10 mV) atau dari -70 menjadi -50 mV
pada faktor yang memicu perubahan konformasi saluran: (potensial berjenjang 20 mV).
(1) saluran berpintu voltase, yang membuka atau me-
nutup sebagai respons terhadap perubahan potensial mem-
bran; (2) saluran berpintu kimiawi, yang mengubah I Sennakin kuat kejadian pemicu, semakin besar
konformasinya sebagai respons terhadap pengikatan pem- potensial berjenjang yang terbentuk.
bawa pesan kimiawi tertentu dengan reseptor membran
Potensial berjenjang biasanya dihasilkan oleh kejadian pe-
yang berkaitan erat dengan saluran; (3) saluran berpintu
micu tertentu yang menyebabkan saluran ion berpintu ter-
mekanis, yang berespons terhadap peregangan atau defor-
buka di bagian tertentu membran sel peka rangsang. Pada
masi mekanis lain; dan (4) saluran berpintu termal, yang
sebagian besar kasus, saluran ini adalah saluran berpintu
berespons terhadap perubahan suhu lokal (panas atau
kimia atau berpintu mekanis. Yang biasanya terjadi adalah
dingin).
terbukanya saluran berpintu Na. yang menyebabkan masuk-
Karena itu, kejadian pemicu mengubah permeabilitas
nya Na- ke dalam sel mengikuti penurunan gradien kon-
membran dan karenanya mengubah aliran ion menembus
sentrasi dan listriknya. Depolarisasi yang terjadi*potensial
membran dengan membuka atau menutup saluran yang
berjenjang-terbatas di regio kecil khusus dari keseluruhan
melindungi saluran ion tertentu. Perpindahan ion-ion ini
membran plasma.
menyebabkan redistribusi muatan di kedua sisi membran,
Besar potensial berjenjang inisial ini (yaitu, perbedaan
menyebabkan potensial membran berfluktuasi.
antara potensial baru dan potensial istirahat) berkaitan
Terdapat dua bentuk dasar sinyal listrik: (l) potensial
dengan kekuatan kejadian pemicu: Semakin buat hejadian
berjenjang, yang berfungsi sebagai sinyal jarak-pendek; dan
pemicu, semahin banyak saluran berpintu ydng terbuka, semakin
(2) potensial aksi, yang menjadi sinyal jarak-jauh. Kita se-
banyak maatan positif yang masuk ke sel, dan semahin besar
karang akan membahas jenis-jenis sinyal ini secara lebih
potensial berjenjang terdepolarisasi di tempat inisial. Juga sema-
detil, dimulai dengan potensial berjenjang dan kemudian
kin lama durasi kejadian pemicu, semabin lama durasi potensial
kita akan mendalami bagaimana sel saraf menggunakan
b erj enj ang (Gambar 4-2).
sinyal-sinyal ini untuk menyampaikan pesan.

H Fotensial berjenjang menyebar dengan alinan


POTENSIAL BERJENJANG arus pasif.
Potensial berjenjang (potensial bertingkat) adalah perubah- Ketika suatu potensial berjenjang terjadi di membran sebuah
an lokal potensial membran yang terjadi dalam berbagai sel saraf atau otot maka bagian membran lainnya masih ber-
derajat atau tingkat kekuatan. Sebagai contoh, potensial ada dalam potensial istirahat. Daerah yang mengalami depo-

Potensial
berjenjang
(perubahan
potensial
membran
relatif
terhadap Potensial istirahat
potensial
istirahat) .

Waktu

Besar
rangsangan .:r:,,',':l-1r

tt
Rangsangan diberikan
Gambar 4-2
Kekuatan dan lama suatu potensial berjenjang. Besar dan lama suatu potensial
berjenjang bergantung langsung pada kekuatan dan lama kejadian pemicu,
misalnya suatu stimulus.

Frinsip Konlunikasl 5araf i:iarr l-{ormon 97


larisasi remporal disebut daerah aknf. Perhatikan Gambar 4-3 positif (Gambar 4-3c). Di bagian da.lam, muatan positif
bahwa di bagian dalam sel, daerah aktif relatif lebih positif mengalir melalui CIS menjauhi daerah aktif depolarisasi yang
daripada daerah inabtif sekitar yang masih berada dalam relatif lebih positif ke arah daerah istirahat di sekitar yang
potensial istirahat. Di luar sel, daerah aktif relatif kurang po- lebih negatif. Di luar sel, muaran positif mengalir melalui
sitif dibandingkan dengan daerah sekitar. Karena perbedaan CES dari daerah inaktifdi sekitar yang lebih positifke arah
potensial ini maka muaran listrik, dalam hal ini dibawa oleh daerah aktifyang relatiflebih negatif Perpindahan ion (yaitu
ion, mengalir pasif antara daerah aktif dan daerah istirahat arus listrik) berlangsung di sepanjang membran di antara
sekitar baik di sisi dalam maupun luar membran. Setiap aliran daerah-daerah yang berdekatan di sisi membran yang sama.
muatan listrik dinamai arus. Berdasarkan perjan.jian, arah Aliran ini berbeda dengan aliran ion menembus membran
aliran arus selalu disebutkan berdasarkan arah aliran muatan melalui saluran ion-

Cairan ekstrasel
Saluran Nat Muatan tak berimbang
tertutup ++++++++ +++++++++ I Yang tersebar di kedua
r ) sisi membran dan
J berperan membentuk
potensial membran
Bagian dari
sebuah sel
peka rangsang

Keseluruhan membran pada potensial istirahal


. (a)
Kejadian pemicu membuka saluran Na*

+++++++ +++++++

Daerah inaktif pada Daerah aktif terdepolarisasi


potensialistirahat (potensialberjenjang) potensial istirahat
(b)
Aliran arus lokal antara daerah aktif
dan daerah inaktif sekitarnya

Daerah ;!!: Ji. J'{,:i! -a." 4!1 ,a!i,i Daerah


inaktif 5di:re:rill,iya ;!idhi,1 SgmUla aktif !b!:r:i-iriya irxiih'lr: inaktif
hlnr mengaiami rini mengaiarni
depoiarisasi depolarisasi
@, Penyebaran depolarisasi W
(c)
Gamlrar 4-3
Aliran arus selama potensial berjenjang. (a) Membran suatu sel peka rangsang pada potensial istirahat. (b) Kejadian pemicu
membuka saluran Na*, menyebabkan masuknya Na.yang menimbulkan depoiarisasi. Daerah-daerah sekitaryang ina'ktif masih
berada pada potensial istirahat. (c) Aliran arus lokal terjadi antara daerah aktif dan daerah inaktif sekitar. Aliran arus lokal ini
menyebabkan depolarisasi daerah yang sebelumnya inaktif. Dengan cara ini, depolarisasi menyebar menjauhititik asalnya.

98 Bab 4
Akibat arus lokal antara daerah depoiarisasr aktif dan dapat berfungsi sebagai sinyal hanya untuk jarak yang sangar
daerah inaktif di sekitarnya maka terjadi perubahan potensial pendek.
di daerah yang semula inaktif. Muatan positif mengalir ke Meskipun potensial berjenjang memiliki jangkauan
daerah sekitar di sisi dalam, sementara secara bersamaan, sinyal yang terbatas namun potensial ini sangat penting bagi
muaran positif mengalir keluar daerah ini di sisi luar. Karena fungsi tubuh, seperti dijelaskan di bab-bab berikutnya.
itu, di daerah sekitar bagian dalam menjadi lebih positif (atau Berikut ini adalah potensial berjenjang: potensial pascasinaps,
kurang negatif), dan bagian luar kurang positif (atau lebih potensial reseptor, ?otensial end-plate, potensial ?emacu
negatif) daripada sebelumnya (Gambar 4-3c). Dengan kata Qtacemaker), dan potensial gelombang hmbat. Istilah-istilah
lain, daerah sekitar yang semula inaktif telah mengalami de- ini mungkin asing bagi anda sekarang, tetapi anda akan
polarisasi sehingga potensial berjenjang telah menyebar. Poten- terbiasa dengan mereka seiring dengan pembahasan lanjutan
sial daerah ini kini berbeda dari daerah inaktif di sebelahnya kita tentang fisiologi saraf dan otot. Kami menyertakan daflar
di sisi lain, memicu aliran arus lebih lanjut ke daerah baru ini, ini di sini karena hanya di sinilah potensial berjenjang akan
demikian seterusnya. Dengan cara ini, arus menyebar di kedua disatukan. Untuk saat ini cukup dikatakan bahwa umumnya
arah menjauhi tempat awal perubahan potensial. sel peka rangsang dapat menghasilkan satu dari berbagai jenis
Besar arus yang mengalir antara dua daerah bergantung potensial berjenjang sebagai respons terhadap suatu kejadian
pada perbedaan potensial antar daerah dan pada resistensi pemicu. Sebaliknya, potensial berjenjang dapat memicu pa-
bahan tempar arus mengalir. Resistensi adalah hambatan tensial aksi, yaitu sinyal farak-jauh, di sel peka rangsang.
rerhadap perpindahan muatan listrik. Semakin besar beda
potensial, semakin besar aliran arus; dan semakin rendah
resistensi, semakin besar aliran arts. Konduhrar memiliki POTEhISIAL AKSI
resistensi rendah sehingga aliran arus tidak banyak mendapat
hambatan. Kawat (kabel) Iistrik serta CIS dan CES adalah Potensial aftsi adalah perubahan potensial membran yang
konduktor yang baik sehingga arus mudah mengalir melalui berlangsung singkat, cepat, dan besar (100 m.V) saat potensial
mereka. Insulator memiliki resistensi tinggi dan sangat meng- sebenarnya berbalik, sehingga bagian dalam sel peka rangsang
hambat perpindahan muatan. Plastik yang membungkus secara sesaat menjadi lebih positif daripada bagian luar.
kawat listrik memiliki resistensi tinggi, demikian juga lemak Seperti potensial berjenjang, satu potensial aksi hanya me-
tubuh. Karena itu, arus tidak mengalir menembus lapis- libatkan sebagian kecil dari keseluruhan membran sel peka
ganda lemak membran plasma. Arus, yang dibawa oleh ion, rangsang. Namun, tidak seperti potensial berjenjang, poten-
dapat menembus membran hanya melalui saluran ion. sial aksi dihantarkan, atau menjalar, ke seluruh membran
secara nondecremental; yaitu, potensial ini tidak berkurang
kekuatannya ketika menyebar dari tempat asalnya ke seluruh
I Potensial berjenjang mereda hingga lenyap bagian membran lain. Karena itu, potensiai aksi dapat ber-
dalam jarak pendek. fungsi sebagai sinyal jarak jauh yang"taat". Pikirkanlah ten-
tang sel saraf yang menyebabkan kontraksi sel-sel otot di
Aliran arus pasif antara daerah aktif dan daerah sekitar yang jempol kaki anda (lihat Gambar 2-18, h. 47).Jrkaanda ingin
inaktif serupa dengan mengalirnya arus listrik di kawat listrik. menggoyangkan jempol kaki anda maka perintah dikirim
Kita mengetahui dari pengalaman bahwa arus dapat bocor dari otak turun ke medula spinalis untuk memulai potensial
dari kawat listrik yang menimbulkan bahaya kecuali jika
kawat dibungkus oleh bahan insulator misalnya plastik.
(Orang tersengat listrik jika mereka menyentuh kawat listrik
telanjang). Demikian juga, arus melenyap menembus mem-
bran plasma karena ion-ion pembawa muatan bocor melalui
bagian-bagian membran yang "tidak berinsulasi", yaitu me-
lalui saluran terbuka. Akibat berkurangnya arus ini maka
kekuatan arus lokal secara progresif melemah seiring dengan
bertambahnya jarak dari tempat asal (Gambar 4-4). Karena
itu, kekuatan potensial berjenjang terus menurun semakin
jauh potensial ini merambat dari daerah aktif asal. Cara lain
untuk menyatakannya adalah bahwa penyebaran potensial
berjenjang bersifat decremental berkurang bertahap (Gambar
1-
Arah aliran arus Arah aliran arus
4-5). Perhatikan bahwa di Gambar 4-4, besar perubahan dari tempat awal dari tempat awal
-*
-Angka menunjukkan potensial lokal
potensial awalnya adalah 15 mV (perubahan dari -70 menjadi
dalam mV di berbagai titik sepanjang membran
-55 mV), yang berkurang sewaktu potensial bergerak di
sepanjang membran hingga menjadi 10 mV (dari -70 menjadi Gambar 4-4
-60 mV) dan terus menurun semakin jauh dari tempat aktif Berkurangnya arus menembus membran plasma. Kebocoran
ion-ion pembawa muatan menembus membran plasma
awal, sampai tidak lagi terdapat perubahan potensial. Dengan
menyebabkan berkurangnya secara progresif kekuatan arus
cara ini, arus lokal ini mereda hingga lenyap beberapa mili- dengan penambahan jarak dari tempat awal perubahan
meter dari tempat awal perubahan potensial dan karenanya potensial.

Prinsip Komunikasi Saraf dan Hormon 99


Daerah defleksi cepat ke atas hingga +30 mV karena potensial dengan
Perubahan aktif , ' cepat membalikkan dirinya sehingga bagian dalam sel men-
potensial awal,, jadi positif dibandingkan dengan bagian luarnya. Membran
membran
kemudian mengalami repolarisasi sama ceparnya, kembali ke
dalam mV I

relatif terhadap + potensial istirahat. G aya, gaya yane menyebabkan repolarisasi


potensial 15 membran sering mendorong potensial terlalu jauh, menye-
istirahat - yi. babkan hiperpolarisasi ikutan singkat saat bagian dalam
10
besar sinyal
5 membran menjadi lebih negatif daripada normal (misalnya
listrik Potensial
0 -80 m\) sebelum akhirnya potensial istirahat pulih.
istirahat
Keseluruhan perubahan cepat potensial membran dari
+ + -+- _+- ambang ke puncak dan kemudian kembali ke istirahat di-
Beberapa mm Beberapa mm sebrr p o t en s i a I a k s i. T idak seperri durasi potensial berj enj ang
+--- Jarak + yang bervariasi, durasi suatu potensial aksi selalu sama di satu
Gambar 4-5 sel peka rangsang. Di sel saraf, potensial aksi berlangsung
Penyebaran potensial .berjenjang yang semakin lemah.
hanya selama 1 mdet (0,001 detik). Potensial ini berlangsung
Karena kebocoran arus. maka kekuatan potensial berjenjang
terus melemah sewaktu potensial ini menyebar secara pasif lebih lama di otot, dengan durasi bergantung pada jenis otot.
dari daerah aktif awal. Potensial akhirnya lenyap dalam Bagian potensial aksi ketika potensial berbalik (antara 0 dan
beberapa milimeter dari tempat inisiasinya. +30 m\) disebut oaershoot. Potensial aksi sering disebut se-
bagai sp ibe, karena gambaran rekamann ya yang seperri duri.
Selain itu, juga dikatakan bahwa membran peka rangsang
yang terpicu untuk mengalami potensial aksi menghasilkan
aksi di pangkal sel sarafini, yang terletak di medula spinaiis.
lepas muatan (fire). Karcna itu, istilah potensial aksi, spike,
Potensial alai ini berjalan tanpa berkurang menelusuri akson
dan lepas mantan mengacu kepada fenomena pembalikan
panjang sel saraf yang berjalan di sepanjang tungkai anda cepat potensial membran. Jika potensial ambang tidak ter-
untuk berakhir di sel-sel oror jempol kaki anda. Sinyal tidak capai oleh depolarisasi awal maka tidak terbentuk potensial
melemah atau lenyap namun tetap dipertahankan dengan
aksi. Karena itu ambang adalah titik kritis tuntas-atau-gagal
kekuatan penuh dari awal hingga akhir. (all-or-none). Hanya terdapar dua kemungkinan terhadap
Marilah kita melihat perubahan pada potensial seiama proses depoiarisasi yaitu membran akan mengalami depola-
suatu potensial aksi, serta permeabilitas dan perpindahan ion
risasi sampai ke ambang sehingga terbentuk porensial aksi
yang menjadi penyebab terjadinya perubahan potensial ini,
atau ambang tidak tercapai sehingga tidak terbentuk potensial
sebelum kita mengalihkan perhatian kepada cara,cara yang
alsi.
digunakan oleh potensial aksi menyebar ke seluruh membran
sel tanpa berkurang.

I Sewaktu potensial aksi, potensial membran = Potensial aksi = flipslpslarisasi ikutan


berbalik secara cepat dan transien. +70 - -
+60 Potensial
+50 keseimbangan
Jika kekuatannya memadai maka perubahan potensial ber- +40 Na+
jenjang dapat memicu potensial aksi sebelum perubahan ber-
+30
jenjang tersebut hilang. (Nanti anda akan menemukan cara- ^7 *zo
c
cara bagaimana inisiasi ini dilakukan untuk berbagai jenis
E *to
potensial berjenjang). Biasanya bagian membran peka rang- go
sang tempat potensial berjenjang dihasilkan sebagai respons E
0) -10
terhadap suatu kejadian pemicu tidak mengalami potensial E -20
aksi. Namun, potensial berjenjang, melalui cara listrik atau 3 *eo

kimia, menimbulkan depolarisasi bagian-bagian membran F, uo


Potensial
sekitar tempat potensial aksi dapat terbentuk. Untuk mem- tE -50
ambang
-60
permudah pembahasan, kita akan meloncat dari kejadian _70 Potensisal
pemicu ke depolarisasi bagian membran yang mengalami poten- istirahat
-80 pemicu Potensial kese.
sial alai, tanpa membahas keterlibatan potensial berjenjang. -90
K+
Untuk memulai suatu potensial aksi, kejadian pemicu
menyebabkan membran mengalami depolarisasi dari poten- 1 mdet

sial istirahat -70 mY (Gambar 4-6). Depolarisasi berjalan Waktu (mdet)


lambat pada awalnya, sampai tercapai suatu ambang kritis Gambar 4-6
yang disebut potensial ambang, biasanya antara -50 dan -55 Perubahan pada potensial membran sewaktu potensial aksi
mV. Di potensial ambang ini timbul depolarisasi yang
eksplosif. Rekaman potensial pada saat ini memperlihatkan

100 Bab 4
SALURAN Na. DAN K. BERPINTU VOLTASE
I Perubahan mencolok pada permeabilitas Saluran membran berpintu voltase terdiri dari protein-protein
membran dan perpindahan ion menyebabkan
yang memiliki sejumlah gugus bermuatan. Medan lisuik (po-
potensial aksi.
tensial) yang mengelilingi saluran ini dapat menyebabkan dis-
Bagaimana potensial membran, yang biasanya dipertahankan torsi pada struktur saluran karena bagian-bagian dari protein
pada tingkat istirahat yang tetap, kehilangan keseimbangannya saluran yang bermuatan akan tertarik atau tertolak secara elektris
sedemikian sehingga terbentuk potensial aksi? Ingatlah bahwa oleh muatan yangada di cairan sekitar membran. Tidak seperti
K. berperan paling besar dalam pembentukan potensial istirahat mayoritas protein membran, yang tetap stabil meskipun terjadi
karena membran saat istirahat jauh lebih permeabel terhadap K. fluktuasi potensial membran, protein saluran berpintu voltase
daripada terhadap Na- (lihat h. 84). Selama potensial aksi, terjadi sangat peka terhadap perubahan voltase. Distorsi kecil bentuk
perubahan mencolok dalam permeabilitas membran terhadap saluran yang ditimbulkan oleh perubahan potensial dapat
Na. dan K- sehingga ion-ion berpindah cepat mengikuti penu- menyebabkan saluran mengubah konformasinya. Di sini kem-
runan gradien konsentrasinya. Perpindahan ion-ion ini mem- bali ditemukan contoh bagaimana perubahan ringan pada
bawa arus yang berperan dalam perubahan potensial yang terjadi struktur dapat berpengaruh besar pada fungsi.
selama potensial aksi. Potensial aksi terjadi akibat pembuJ<aan Saluran Na- berpintu voltase memiliki dua prnru: pintu
dan kemudian penurupan dua tipe saluran spesifik saluran Na* pengaktifan dan pintu penginahtifan (Gambar 4-7). Pintu
berpintu voltase dan saluran K- berpintu voltase. pengaktifan menjaga saluran dengan membuka dan menutup

Cairan
ekstrasel (CES)

.r:.lr:.rr:.i'a,,al::l.,iial.il,:ill ia,iillliar..il

i ir ,, ' l, lr .: l
r,
r Meiribr:an .' , ',

:'pl':t" ,,:

Cairan
pintu intrasel (ClS)
pengaktifan terpicu Fada perlahan yang
ambang terpicu pada ambang
Tertutup tetapi Tertutup dan lidak mampu
Terbuka (aktif)
dapat membuka membuka {inaktif)
(a) (b) (c)

Saluran Kalium Berpintu Voltase

Cairan
ekstrasel (CES)

Cairan Pembukaan
intrasel (ClS) lambat yang
1:\ terpicu pada
u) ambang
Tertutup Terbuka

(d) (e)

Gambar 4-7
Konformasi saluran natrium dan kalium berpintu voltase

Prinsip Komunikasi Saraf dan Hormon 101


seperu plnru berengsel. Pintu penginaktifan terdin dan rang,
kaian asam-asam amino seperri bola dan rantai. Pintu ini
terbuka ketika bola rerganrung bebas di rantainya dan ter-
tutup ketika bola berikatan dengan reseptornya yang terletak
di lubang saluran sehingga saluran rerrurup. Kedua pintu
harus terbuka agar Na' dapat melalui saluran, dan penutupan Depolarisasi
(penurunan potensial
salah satu pintu mencegah lewatnya ion ini. Saluran Na.
membran)
berpintu voltase ini terdapat dalam tiga konformasi berbeda:
(l) tertutup reta?i da?at membuka (pintu pengaktifan te rtutup,
pintu penginaktifan terbuka, Gambar 4-7a); (Z) terbuka, atau
aktif (keduapintu terbuka, Gambar 4-7b); dan (l) tertutup dan
tidah dapat membuha, atau inaktif (pintu pengaktifan terbuka.
pintu penginaktifan tertutirp, Gambar 4-7c). Siklus umpan balik positif
Saluran K. berpintu voltase lebih sederhana. Saiuran ini
hanya memiliki satu pintu, yang dapat terbuka atau terrurup
(Gambar 4-7d dan e). Saluran Na. dan K- berpintu voltase lnfluks Na* (yang Pembukaan sebagian
semakin menurunkan dari saluran Na*
ini ada selain pompa Na.-K- dan merupakan saluran bocor potensial membran) berpintu voltase
bagi ion-ion tersebut (dijelaskan di Bab 3).

PERUBAHAN PERMEABILITAS DAN PERPINDAHAN


ION SELAMA POTENSIAL AKSI
Garnhar 4-8
Pada potensial istirahat C70 mV), semua saluran Na' dan K- Siklus umpan-balik positif yang berperan dalam pembukaan
berpintu voltase rertutup, dengan pintu pengaktifan saluran saluran Na. di ambang.
Na. tertutup dan pintu penginaktifannya terbuka; yaitu,
saluran Na- berpintu voltase berada dalam konformasi "ter-
tutup tetapi dapat membuka". Karena itu, pada potensial
istirahat Na- dan K- tidak dapat melewati saluran berpintu negativitas di bagian dalam dan bahkan membuat bagian
voltase ini. Namun, karena adanya banyak saluran bocor K- dalam sel lebih positif daripada bagian luar dalam upaya
dan sangat sedikit saluran bocor Na. maka membran dalam untuk mendorong potensial membran ke potensial kese-
keadaan istirahat 50 sampai 75 kali lebih permeabel terhadap imbangan Na- (yang besarnya +60 mV lihat h. 85) (Gambar
K. daripada terhadap Na-. 4-9). Potensial mencapai +30 mV mendekati potensial
Ketika suatu membran mulai mengalami depolarisasi keseimbangan Na.. Potensial tidak dapat menjadi lebih po-
menuju ambang akibat suatu kejadian pemicu, pintu peng- sitif karena, pada puncak potensial aksi, saluran Na, mulai
aktifan sebagian dari saluran Na' berpintu voltase membuka. menutup ke keadaan inaktif, dan P*,' mulai rurun ke nilai
Kini kedua pintu saluran ini terbuka. Karena gradien kon, rst iraha t nya.
sentrasi dan gradien listrik untuk Na. mendorong perpindah, Apa yang menyebabkan saluran Na. menutup? Ketika
an ion ini masuk ke sel, maka Na' mulai masuk ke dalam sel. potensial membran mencapai ambang, berlangsung dua pro-
Perpindahan Na' yang bermuatan positif menyebabkan ses yang berkaitan erar di pintu masing-masing saluran Na..
membran semakin mengalami depolarisapi, sehingga lebih Pertama, pintu pengaktifan terpicu untuk membuka dengan
banyak saluran Na- berpintu voltase terbuka dan lebih banyak cepat sebagat respons terhadap depolarisasi, mengubah salur-
Na- yang masuk, demikian sererusnya, dalam suatu siklus an ke konformasi terbuka (aktif) (Gambar 4-7b). yang
umpan-balik positif (Gambar 4-8). mengejutkan, pembukaan saluran ini memicu proses penu-
Di potensial ambang, terjadi lonjakan peningkatan per- tupan saluran. Perubahan konformasi yang membuka saluran
meabilitas Na-, yang disimboikan dengan P*.*, sewaktu juga memungkinkan inaktivasi bola pintu untuk berikatan
membran dengan cepat menjadi 600 kali lebih permeabel dengan reseprornya di lubang saluran sehingga mulut saluran
terhadap Nat daripada terhadap K-. Masing-masing saluran tersumbat secara fisik. Namun, penurupan ini memerlukan
terbuka atau rerturup dan tidak dapat setengah terbuka. waktu sehingga pinru penginaktifan menutup secdra lambat
Namun, mekanisme pintu berbagai saluran berpinru voltase dibandingkan dengan kecepatan saluran membuka. Semen-
ini cepat membuka oleh perbedaan voltase yang ringan. tara itu, selama 0,5 mdet jeda antara pintu pengaktifan
Selama fase awal depolarisasi, semakin banyak saluran Na, membuka dan sebelum pintu penginaktifan tertutup, kedua
yang terbuka seiring dengan semakin menurunnya potensial. pintu terbuka dan Na. menyerbu masuk ke sel melalui
Di ambang, cukup banyak pintu Na- yang terbuka untuk saluran-saluran yang rerbuka ini, membawa potensial aksi ke
menghentikan siklus umpan-balik positif yang menyebabkan puncaknya. Kemudian pintu penginaktifan menurup, per,
pintu Na'sisanya dengan cepat membuka. Kini permeabilitas meabilitas membran terhadap Na- merosot ke nilai istirahat-
Na. mendominasi membran, berbeda dengan dominasi K' ny^yang rendah, dan pemasukan lebih lanjut Na- ke dalam
pada potensial istirahat. Karena itu, pada ambang Na, me- sel terhenti. Saluran tetap berada dalam konformasi inaktif-
nyerbu masuk ke dalam sel, dengan cepat melenyapkan nya sampai potensial membran pulih ke nilai istirahatnya.

1O2 Bab 4
Bersamaan dengan inaktivasi saluran Na-, saluran K' bulkan oleh peningkatan mencolok P*'IanB terjadi bersama-
berpintu voltase mulai membuka secara perlahan di puncak an dengan inaktivasi saluran Na. di puncak potensial aksi.
potensial aksi. Pembukaan pintu saluran K' adalah suatu Dengan pulihnya potensial istirahat, perubahan voltase
respons berpintu voltase yang tertunda dan terpicu oleh mengubah saluran Nat ke konformasi "tertutup tetapi dapat
depolarisasi awal ke ambang. Karena itu, di ambang terjadi membuka", dengan pintu pengaktifan tertutup dan pintu
tiga proses yang berkaitan dengan potensial aksi: (1) pem- penginaktifan terbuka. Kini saluran siap kembali untuk be-
bukaan cepat pintu aktivasi Na-, yang memungkinkan Na' respons terhadap kejadian pemicu lainnya. Saluran K- ber-
masuk, memindahkan potensial dari ambang ke puncaknya pintu voltase yang baru terbuka juga menutup sehingga jum-
yang positif; (2) penutupan lambat pintu inaktivasi Na-, yang lah saluran bocor K. yang terbuka di membran kembali ke
menghentikan pemasukan lebih lanjut Na. setelah jeda sangat tingkat istirahat. Biasanya, saluran K. berpintu voltase menu-
singkat sehingga potensial tidak dapat terus meningkat; dan tup perlahan. Akibat peningkatan permeabilitas terhadap K.
(3) pembukaan lambat saluran K-, yang, seperti akan anda yang menetap ini, lebih banyak K- keluar daripada yang
lihat, berperan besar menirrunkan potensial dari puncaknya diperlukan untuk membawa potensial ke istirahat. Efluks K-
ke tingkat istirahat. Potensial membran akan secara bertahap yang sedikit berlebihan ini menyebabkan interior sel sesaat
kembali ke istirahat setelah penutupan saluran Na. karena K. lebih negatif daripada potensial istirahat, menyebabkan
terus bocor keluar tetapi tidak ada lagi Na- yang masuk. hiperpolarisasi ikutan.
Namun, pemulihan ke tingkat istirahat ini dipercepat oleh
pembukaan pintu K- saat potensial aksi mencapai puncak-
nya. Pembukaan saluran K- berpintu voltase sangat mening- I Pompa Na*-K* secara bertahap memulihkan
katkan permeabilitas K- (dinamai P*.) menjadi sekitar 300 gradien konsentrasi yang terganggu akibat
kali daripada P*^. istirahat. potensial aksi.
Peningkatan mencolok P". ini menyebabkan K+ me-
Pada akhir potensial aksi, potensial membran pulih ke kondisi
nyerbu keluar sel mengikuti penurunan gradien konsentrasi
istirahatnya, tetapi distribusi ion telah sedikit berubah.
dan gradien listriknya, membawa muatan positif kembali ke
Natrium telah masuk ke sel selama fase naik dan K-, dalam
luar. Perhatikan bahwa pada puncak potensial aksi, potensial
jumlah setara, telah keluar sel sewaktu fase turun. Pompa
positif di bagian dalam sel cenderung menolak ion K. yang
positifsehingga gradien listrik untuk K- adalah ke arah luar,
Na'-K. memulihkan ion-ion ini ke lokasinya semula dalam
tidak seperti saat potensial istirahat. Perpindahan keluar K' fangka panjang, tetapi tidak setelah setiap potensial aksi.
Proses pemompaan aktif memerlukan waktu jauh lebih
secara cepat memulihkan potensial istirahat yang negatif.
lama untuk memulihkan Na. dan K- ke lokasinya semula
Sebagai ringkasan (Gambar 4-9) , f6e nai.k pada potensial
daripada waktu yang diperlukan oleh fluks pasif ion-ion ini
aksi (dari ambang ke +30 mV disebabhan oleh influks l"la.
(Na. masuk ke sel) akibat peningkatan mendadak PN"' di sewaktu potensial aksi. Namun, membran tidak perlu
menunggu hingga pompa Na.-K- secara perlahan memulih-
ambang. Fase turun (dari +30 mV ke potensial istirahat) ter-
kan gradien konsentrasi sebelum membran dapat mengalami
utama disebabban oleh efluks K (K- keluar sel) yang ditim-
potensial aksi berikutnya. Sebenarnya, pada potensial aksi
perpindahan hanya segelintir (dibandingkan dengan jumlah
total) ion Na. dan K. sudah menyebabkan perubahan besar
dalam potensial. Selama potensial aksi, hanya sekitar I dari
+60 100.000 ion K. yang ada di sel keluar, dengan jumlah Na'
+50 setara masuk dari CES. Perpindahan proporsi Na- dan K'
+
+40
zO/o 9. yang sangat kecil ini selama satu potensial aksi menyebabkan
+30
{l tqo perubahan potensial dramatik i00 mV (antara -70 dan +30
9 *zo f,1 \o)
mV) tetapi hanya perubahan tak berarti pada konsentrasi
5 +to CJ
l<
rr\o- ion-ion ini di CES dan CIS. Masih jauh lebih banyak K. y*g
Fo o l:
o lG
arl-
olo
olfr tetap berada di dalam daripada di luar sel, dan Na- masih
:c -10 -<
o lo
c
9.-20 J l6 E lo merupakan ion ekstrasel predominan. Karena itu, gradien
E c
3 /rr
i6 -"\-- konsentrasi Nat dan K. tetap ada, sehingga potensiai aksi
_s -30
240 o-(
-50
8l
I
I
r l(n\n Potensial ambang
dapat kembali terjadi tanpa pompa harus mengejar untuk
memulihkan gradien.
(r G-."{l
-60
-70
IJ---- Potensial istirahat
Tentu saja jika tidak terdapat pompa maka fluks, bahkan
yang kecil, yang menyertai potensial aksi berulang-ulang
-80
akhirnya akan menghilangkan gradien konsentrasi sehingga
-90
potensial aksi selanjutnya tidak mungkin terjadi. Jika konsen-
Waktu (mdet) trasi Nat dan K- sama antara CES dan CIS maka perubahan
Gambar 4-9 permeabilitas terhadap kedua ion ini tidak akan menyebab-
Perubahan permeabilitas dan fluks ion selama potensial aksi kan fluks sehingga tidak terjadi perubahan potensial. Karena
itu, pompa Na--K. sangat penting untuk mempertahankan
gradien konsentrasi dalam jangka panjang. Namun, pompa

Prinsip Komunikasi Saraf dan Hormon 103


ini tidak harus melaksanakan kerjanya di antara potensial- khusus menyalurkan informasi sensorik, suatu topik yang
potensial aksi, dan tidak secara langsung terlibat dalam fluks akan dijelaskan kemudian di bab lni).
ion atau perubahan potensial yang terjadi sewaktu porensial Panjang alcon bervariasi dari kurang dari satu milimeter
aksi. di neuron yang hanya berkomunikasi dengan sel-sel tetangga
hingga lebih dari saru merer di neuron yang berhubungan
dengan bagian sistem saraf yang jauh atau dengan organ
t Potensial aksi menjalar dari axon hillockke perifer. Sebagai contoh, alson neuron y^ngmenyarrLfi jempol
terminal akson. kaki anda harus menempuh jarak dari badan selnya di dalam
medula spinalis di bagian bawah punggung anda menelusuri
Satu potensial aksi melibatkan hanya sebagian kecil dari per-
tungkai hingga ke jempol kaki.
mukaan membran total sebuah sel peka rangsang. Tetapi jika
Potensial alai hanya dapat timbul di bagian-bagian
akan berfungsi sebagai sinyal jarak jauh maka potensial aksi
membran yang memiliki banyak saluran Na- berpintulrolias.
tidak dapat menjadi sekedar kejadian terisolasi yang terbatas
yang dapat dipicu membuka oleh kejadian yang menyebab-
di daerah terrenru di membran sel saraf arau otot. Harus
kan depolarisasi. Biasanya bagian-bagian sel peka rangsang
terdapat mekanisme untuk menghantarkan atau menyebar-
tempat berlangsungnya porensial berjenjang tidak mengalaml
kan potensial aksi ke seluruh membran sel. Selain itu, sinyal
potensial aksi, karena saluran Na. berpintu volrase jarang
harus ditransmisikan dari satu sel ke sel lain (sebagai contoh,
ditemukan di sini. Karena itu, tempar-tempar yang kh,rrm
di sepanjang jalur saraf spesifik). Untuk menjelaskan bagai-
mengalami potensial berjenjang tidak mengalami potensial
mana mekanisme-mekanisme tersebut terlaksana, kita mula-
aksi, meskipun dapat mengalami depolarisasi yang bermakna.
mula akan membahas secara singkat struktur neuron. Kemu-
Namun, potensial berjenjang dapat, sebelum lenyap, memicu
dian kita akan meneliti bagaimana suaru porensial aksi
potensial aksi di bagian-bagian membran sekitar dengan
(impuls saraf) dihantarkan ke seluruh sel saraf, sebelum kita
membawa bagian yang lebih peka tersebut ke ambang melalui
mengalihkan perhatian pada bagaimana sinyal dipindahkan
aliran arus lokal dari tempat potensial berjenjang. Sebagai
ke sel lain.
contoh, di neuron potensial berjenjang biasanya t.rbentuk di
Sebuah sel saraf, arau neuron, biasanya terdiri dari tiga
dendrit dan badan sel sebagai respons terhadap sinyal kimia-
bagian dasar: badan sel, dendrit, dan ahson,meskipun terdapat
wi yang datang. Jika potensial berjenjang ini memiliki ke-
variasi dalam struktur, bergantung pada lokasi dan fungsi
kuatan cukup besar pada saat menyebar ke axon hilloch maka
neuron. Nukleus dan organel terdapat di badan sel, tempat
dapat terbentuk potensial aksi di zona pemicu ini.
bermunculannya banyak tonjolan yang dikenal sebagai den-
drit berbentuk seperti antena untuk meningkatkan luas per-
mukaan yang tersedia unruk menerima sinyal dari sel saraf I Sekali terbentuk, potensial aksi dihantarkan di
lain (Gambar 4-10). Sebagian neuron memiliki hingga sepanjang serat saraf.
400.000 juluran permukaan semacam ini. Di sebagirn besar
neuron, membran plasma dendrit dan badan sel mengan- Setelah potensial aksi terbentuk di axon hiltock, tidak lagi
dung reseptor protein untuk mengikat pembawa pesan diperlukan kejadian pemicu untuk mengaktifkan bagian lain
kimiawi dari neuron lain. Karena itu, dendrit dan badan sel serat saraf. Impuls secara otomatis dihantarkan ke seluruh
adalah zona input neuron, karena komponen-komponen ini neuron tanpa stimulasi lebih lanjut dengan satu dari dua cara
'mengintegrasikan
menerima dan sinyal masuk. Di sinilah perambatan: h antaran contiguo us (merambat) atau h antaran
potensial berjenjang terbentuk sebagai respons terhadap ke- sabatorik (meloncat).
jadian pemicu, dalam hal ini, pembawa pesan kimiawi yang Hantaran merambat adalah penyebaran potensial aksi
datang. .
di sepanjang membran mengikuti panjang akson (contiguous
Akson, arau serat saraf, adalah penjuluran memanjang artinya "menyentuh" atau "di samping pada suatu rang-
tubular tunggal yang menghantarkan potensial aksi meniauhi kaian"). Proses ini diperlihatkan di Gambar 4- I I . Anda me-
badan sel dan akhirnya berakhir di sel lain. Akson sering lihat representasi skematik potongan longitu,dinal, axon hillock
membentuk cabang-cabang samping, atau kolateral, di dan bagian akson tepat sesudahnya. Membran di axon hilloch
sepanjang perjalanannya. Bagian perrama akson plus bagian berada dalam puncak suatu potensial alai. Di daerah ini,
badan sel tempar keluarnya akson dikenal sebagai axon bagian dalam sel positif karena Na* telah menyerbu masuk ke
hilloch. Axon hilloch adalah zona pemicu neuron, karena di dalam sel saraf di titik ini. Bagian akson lainnya, yang masih
sinilah potensial aksi terbentuk, atau dimulai, oleh potensial berada dalam potensial istirahat dan negatif di bagian dalam-
berjenjang jika kekuatannya memadai. Potensial aksi nya, dianggap inaktif. Agar potensial aksi menyebar dari
kemudian dihantarkan di sepanjang alson dari axon hilhch daerah aktif ke daerah inaktif maka daerah inaktif harus
ke ujung yang biasanya bercabang-cabang di terminal akson. mengalami depolarisasi sampai ambang sebelum dapat meng-
Terminal ini mengeluarkan pembawa pesan kimiawi yang alami potensial aksi. Depolarisasi ini terlaksana oleh aliran
secara bersamaan mempengaruhi banyak sel lain yang ber- arus lokal antara daerah yang sudah mengalami potensial aksi
kontak dengan akson ini. Karena itu, secara fungsional, alson dan daerah inaktif di sebelahnya, serupa dengan aliran arus
adalah zona penghantar neuron, dan rerminal akson mem- yang berperan dalam penyebaran potensial berjenjang.
bentuk zona out?ut. (Pengecualian utama terhadap struktur Karena muatan yang berlawanan akan saling tarik, maka
dan organisasi fungsional khas neuron ini adalah neuron yang arus dapat mengalir secara lokal antara daerah aktif dan

104 Bab 4
I
o Zona lnput
Dendrit
@ Zona lnput: Bagian tempat sinyal datang
dari neuron lain diterima
dan
Badan Sel @ zonaPemicu: Bagian tempat potensial aksi
dimulai

Nukleus @ Zona Penghantar: Bagian yang menghantarkan


potensial aksi tanpa berkurang,
sering dengan jarak yang jauh
g
@ ZonaOutput: Bagian yang melepaskan
f2) Zona Pemicu
neurotransmiter yang
Axon hittock
mempengaruhi sel lain

.f3) Zona Penghantar


,/Akson (panjang bervariasi
. dari 1 mm hingga lebih dari 1 m)

E
Badan sel
o
E
c
-
L6
J

: fl" + (O Zona Output


=o
L Akson
, )Termind
o
Tanda panah \/
o
o
menunjukkan arah -/
(b)
penyaluran sinyal saraf
i
Gambar 4-10
Anatomi tipe struktural terbanyak neuron (sel saraf). (a) Kebanyakan, tetapi tidak semua neuron terdiri dari bagian-bagian
dasar yang disajikan dalam gambar. (b) Mikrograf elektron yang memperjelas badan sel, dendrit, dan sebagian dari akson tipe
neuron ini di dalam susunan saraf pusat.

daerah inaktif sekitar baik di sisi dalam maupun sisi luar potensial aksi terbentuk dl salah satu bagian membran sel saraf
membran. Aliran arus lokal ini menetralkan arau memper- maha akan terpicu suatu siklus sed.emihian sehinga potensial
kecil sebagian dari muatan yang tak seimbang di daerah ahsi menjalar he seluruh serat secara otomatis. Dengan cara ini,
inaktif; yaitu, aliran tersebut mengurangi jumlah muaran akson mirip dengan sumbu perasan renteng yang hanya perlu
berlawanan yang dipisahkan oleh membran, menurunkan dinyalakan salah satu ujungnya. Sekali menyala maka api
potensial di daerah ini. Efek depolarisasi ini dengan cepat akan menjalar di sepanjang renreng; kita tidak perlu menya-
membawa daerah yang semula inaktif ke ambang, saat sa- lakan setiap petasan secara terpisah.
luran Na- berpintu voltase di bagian membran ini semua Perhatikan bahwa potensial aksi yang asli tidak perlu
membuka, menyebabkan potensial aksi di daerah yang se- berjalan di sepanjang membran. Potensial aksi ini memicu
belumnya inaktif. Sementara itu, daerah yang semula aktif, potensial aksi baru identik di daerah sekitar di membran, dan
kembali ke potensial istirahat akibat efluks K-. proses ini berulang di seluruh panjang akson. Analoginya
Selanjutnya, di dekat daerah aktifbaru terdapat daerah adalah "waue" (gerakan penonron seperti geiombang) di
inaktif lain, sehingga hal yang sama kembali berulang. Siklus stadion. Masing-masing bagian penonton berdiri (fase naik
ini mengulangi dirinya dalam suatu reaksi berantai sampai potensial aksi), lalu duduk (fase turun) dalam rangkaian satu
potensial aksi relah menyebar kc ujung aksan. Sekali suatu rnenyusul yang lain s..x-akru gelomLtang menqitari statJi.rn.

Prinsip Komunikasi Saraf dan Hormon 105


l'ilil|

, :.., Oaerahinaktifdidokatnya
Daerahaktif berada timpit,depolarisaei akan,
di puncak Bote65;a1 mSn$ebafil'a*an segera Sagian akson lailr'jlia:masih
akcl , ',::: ;, rfieflgapqi,ambang. ,::' berada dalam'potedsial t$tiiahat

.-,
{fl +-+'+ + + + + + + + + + + + + + + + + ++ +,+.,+ +
I
--

-50
*70

Daerahrsekitar
yanCdibrawa ke Daerah lnaktif baru
Daerah yang ambpng qleh tempatdepolarisasl.
sebelumlyC: I
alir4n,,arus lokal; alran ntenyebar; akan
aktif kembali ke', kini qktif di.pulcak segefamencaFil ,
potercialistirahat pcteaslat aksi ambang,

@ tfl; * + + + + + + + + +
I
**;',+ ;,, +.+i+::+r::+::.+

+++'-++++++,++:#++++

.,;:rulnil
Gambar 4-11
Hantaran merambat. Aliran arus lokal antara daerah aktif di puncak potensial aksi dan daerah inaktif sekitar yang masih berada
dalam potensial istirahat mengurangi potensial di daerah inaktif sekitar ini ke arah ambang, yang memicu potensial aksi di
daerah yang sebelumnya inaktif tersebut. Daerah aktif semula kembali ke potensial istirahatnya, dan daerah aktif yang baru
kemudian menginduksi potensial aksi di daerah inaktif di sebelahnya melalui aliran arus lokal demikian seterusnya siklus
berulang di sepanjang akson.

Gelombanglah, bukan penonton, yang bergerak mengelilingi gradien elektrokimia, yang pada hakikatnya identik di seluruh
stadion. Demikian juga, potensial-potensial aksi baru mun- panjang akson. Karena itu, potensial aksi terakhir di ujung
cul secara berurutan di sepanjang akson. Setiap potensial aksi akson identik dengan potensial.aksi semula, berapapun pan-
baru dalam proses perambatan tersebut adalah kejadian lokal jang akson. Dengan demikian, satu potensial aksi menyebar
"segar" yang bergantung pada perubahan permeabilitas dan sepanjang akson tanpa mengalami pelemahan. Dengan cara

106 Bab 4
rnr, potensial aksi dapat berfungsi sebagar sinyal jarak-jauh Kedua periode ini terjadi akibat perubahan srarus saluran Na
ranpa penurunan arau disrorsi. dan Kt berpintu voltase saat dan setelah potensial aksi. Ketika
Pe rambatan nondecrementa/ suatu potensiai aksi berbeda suatu bagian membran akson sedang mengalami potensial
dari penyebaran denemental potensial berjenjang, yang me- aksi, bagian ini tidak dapat menghasilkan potensial aksi baru.
lemah dan hilang dalam jarak pendek karena potensial ini berapapun kuatnya kejadian pemicu yang merangsangnya.
tidak dapat melakukan regenerasi. Tabel 4-1 meringkaskan Periode waktu ketika suatu bagian membran yang baru meng-
perbedaan antara potensial berjenjang dan potensial aksi. alami pengaktifan bersifat refrakter total (berarti "keras ke-
yang sebagian baru akan didiskusikan. pala', atau tidak responsif) terhadap stimulasi lebih lanjur
dikenal sebagai periode refrakter absolut. Setelah saluran
Na- berpintu voltase berubah ke bentuk terbuka atau aktif-
I Periode
refrakter memastikan potensial aksi nya, saluran ini tidak lagi dapat dipicu untuk terbuka sebagai
merambat ke satu-arah.

Apa yang memastikan bahwa potensial aksi menjalar ke satu


arah menjauhi tempat pengaktifan awal? Dari Gambar 4-12 Daerah yang Daerah aktif baru Daerah inaktif baru di sekitar
terlihat bahwa sekali potensial ai<si terbentuk (regenerasi) di kini
semula aktif sedang dalam yang akan menerima penye-
kembali ke poten- puncak potensial
tempat sekitar yang baru (kini positif di bagian dalamnya) sialistirahatnya aksinya
baran depolarisasi; akan

dan daerah awal telah kembali ke potensial istirahat (bagian


dalam kembali negatif), kedekatan muatan-muatzn yang
berlawanan antara kedua daerah ini memudahkan terjadinya
aliran arus lokal dalam arah berbalik, serta dalam arah maju
ke bagian membran yang belum tereksitasi. Jika aliran arus
balik ini mampu membawa daerah yang baru saja mengalami
inaktivasi ke ambang maka potensial aksi akan timbul kembali
di sini, yang akan menyebar maju maupun mundur, memicu
potensial aksi lain, dan demikian seterusnya. Tetapi jika po- Aliran arus "balik" tidak Aliran arus "maju" mengaktifkan
tensial aksi dapat berpindah ke kedua arah, maka situasinya mengaktifkan kembali daerah inaktif baru
daerah yang semula aktif Arah perambatan
akan kacau, dengan banyak potensial aksi terpantul maju- karena daerah ini berada
mundur di sepanjang sumbu akson sampai sel saraf akhirnya dalam periode refrakter
kelelahan. Untungnya neuron terselamatkan dari nasib buruk Gambar 4-12
potensial bolak-balik ini oleh periode refrakter, yaitu saat Manfaat periode refrakter. Aliran arus "balik" dicegah oleh
potensial aksi baru tidak dapat terjadi oleh proses normal di periode refrakter. Selama potensial aksi dan sesaat
bagian yang baru saja mengalami potensial aksi. sesudahnya, suatu daerah tidak dapat direstimulasi oleh
proses normal untuk mengalami potensial aksi lain. Karena
Periode refrakter memiliki dua komponen: periode
itu, periode refrakter memastikan bahwa potensial aksi hanya
re/rakter absolut dtn periode refabter relatif (Gambar 4-13). dapat menjalar dalam arah maju di sepanjang akson.

Tabel 4.1
Perbandingan Potensial Berjenjang dan Potensial Aksi

POTENSIAL BERJENJANG POTENSIAL AKSI

Potensial berjenjang berubah; kekuatan bervariasi sesuai Respons membran tuntas-atau-gagal; kekuatan kejadian
besar kejadian pemicu pemicu menentukan frekuensi bukan amplitudo potensial
a ksi
Durasi bervariasi sesuai kejadian pemicu Durasi konstan
Hantaran decremental; kekuatan melemah sesuai jarak dari Disebarkan ke seluruh membran tanpa berkurang
tempat awal kekuatannya
Penyebaran pasif ke daerah membran inaktif sekitar Regenerasi otomatis di daerah membran inaktif sekitar
Tidak ada periode refrakter Periode refrakter
Dapat dijumlahkan Tidak mungkin dijumlahkan
Dapat berupa depolarisasi atau hiperpolarisasi Selalu depolarisasi dan pembalikan muatan
Dipicu oleh stimulus, oleh ikatan neurotransmiter dengan Dipicu oleh depolarisasi ke ambang, biasanya melalur
reseptornya, atau oleh pergeseran spontan siklus bocor- penyebaran potensial berjenjang
pompa
Terjadi di daerah tertentu membran yang dirancang untuk Terjadi di bagian membran yang banyak memiliki saluran Na.
berespons terhadap kejadian pemicu berpintu voltase

Prinsip Komunikasi Saraf dan Hormon rc7


Periode Periode nya yang belum tertutup dan menyebabkan hiperpolarisasi
refrakter refrakter
persisten, sehingga diperlukan kejadian pemicu depolarisasi
absolut
(s
c(o
yang lebih kuat untuk membawa membran ke ambang saat
periode refrakter relatif.
--=
ts3.e
(so-
E *so Potensial aksi
Saat tempat semula pulih dari periode refrakternya dan
c E9ro dapat kembali dirangsang oleh aliran arus normal, potensial
cia
-o d(Do aksi telah menjalar cepar dalam arah maju dan terlalu jauh
EO roo
c)
E
Permeabilitas Na+ =-: sehingga tidak lagi dapat mempengaruhi tempat awal. Karena
E E9E it:i., periode refakter memdstihan potensial aksi merambat he
a
c 300 6=a
o satu aralt menyusuri akson menjauhi tempat au,,al pengaktifan.
o Permeabilitas K+
o- 9o
-70 FoQ
C^s
75
1
35s I Periode refrakter juga membatasi frekuensi
12345678 potensial aksi.
Waktu (mdet)
Periode refrakter juga berperan menentukan batas atas fre-
Gambar 4-13
kuensi potensial aksi; yaitu, periode ini menentukan jumlah
Periode refrakter absolut dan relatif. Selama periode refrakter
absolut, bagian membran yang baru mengalami potensial aksi maksimal potensial aksi baru yang dapat dimulai dan me-
tidak dapat dirangsang kembali. Periode ini sesuai dengan rambat sepanjang suatu serar dalam periode waktu terrentu.
waktu saat saluran Na. tidak berada dalam konformasi Tempat awal harus pulih dari periode refrakternya sebelum
istirahatnya. Selama periode refrakter relatif, membran dapat
potensial aksi baru dapat terbentuk untuk mengikuti potensial
direstimulasi hanya oleh stimulus yang lebih kuat daripada
yang biasanya diperlukan. Periode ini sesuai dengan waktu aksi sebelumnya. Lama periode refrakter bervariasi untuk
saat pintu Kt yang terbuka sewaktu potensial aksi belum berbagai jenis neuron. Semakin lama periode refrakter, se-
tertutup. makin lama jeda sebelum potensial aksi baru dapat terbentuk
dan semakin kecil frekuensi respons sel saraf terhadap
rangsangan berulang atau berkepanjangan.

respons terhadap kejadian pemicu depolarisasi lain, bagai-


manapun kuatnya, sampai potensial istirahat pulih dan sa- I Potensial aksi terjadi secara tuntas-atau-gagal.
luran kembali berubah ke posisinya semula. Karena itu,
periode refrakter mutlak berlangsung sejak dari pembukaan Jika suatu bagian membran neuron mengalami depolarisasi
saluran Na. berpintu voltase saat ambang, melewati penutup- ke ambang, maka terbentuk potensial aksi yang akan dise-
an pintu penginaktifannya saar puncak potensial aksi, sampai barkan di sepanjang membran tanpa berkurang. Selain itu,
pemulihan ke potensial istirahat saat pintu pengaktifan sa- sekali ambang tercapai, maka potensial aksi yang terbentuk
luran tertutup dan pintu penginaktifan kembali terbuka; selalu maksimal. Penyebab efek ini adalah bahwa perubahan
yaitu, sampai saluran berada dalam konformasi "tertutup te- voltase selama potensial aksi terjadi akibat perpindahan ion
tapi mampu membuka". Baru setelah itu membran dapat mengikuti penurunan gradien konsentrasi dan listrik, dan
berespons terhadap depolarisasi lain dengan letupan pening- gradien ini tidak dipengaruhi oleh kekuatan kejadian pemicu
katan P*"' untuk memulai potensial aksi baru. Berkat adanya depolarisasi. Suatu kejadian pemicu yang lebih kuat daripada
periode refrakter mutlak ini, satu potensial aksi harus sudah yang dibutuhkan untuk membawa membran ke ambang
selesai sebelum potensial aksi lain dapat dimulai di tempat tidak menghasilkan potensial alsi yang lebih besar. Namun,
yang sama. Potensial aksi tidak dapat bertumpang tindih atau kejadian pemicu yang gagal mendepolarisasi membran ke
ditambahkan di atas potensial lain secara tumpang tindih. ambang tidak akan menghasilkan potensial aksi sama sekali.
Setelah periode refrakter absolut terjadi periode refrak- Karena itrt, suatu membran peka rangsang berespons terhadap
ter relatif, saat potensial aksi kedua dapat diproduksi hanya kejadian pemicu dengan potensial aksi maksimal yang menyebar
oleh kejadian pemicu yang jauh lebih kuat daripada yang tanpa berhurang ke seluruh membran, atau tidak menghasilhan
biasanya diperlukan. Periode refrakter relatif terjadi setelah potensial absi sama sehali. Sifat ini disebut hukum tuntas-
potensial aksi selesai karena dua efek: inaktivasi saluran Na. atau-gagal (all-or-none law).
berpintu voltase yang berkepanjangan dan lambatnya saluran Konsep runras-arau-gagal ini analog dengan menem-
K- berpintu voltase yang terbuka saat puncak potensial aksi bakkan pistol. Pelatuk dapat kurang ditarik sehingga peluru
menutup. Selama periode ini, terdapat saluran Na- berpintu tidak meletus (ambang tidak tercapai) atau ditarik cukup
tegangan, dengan jumlah lebih sedikit daripada normal, kuat sehingga menyebabkan pistol menyalak (ambang ter-
berada dalam posisi siap meletup terbuka oleh kejadian capai). Menarik pelatuk dengan lebih keras tidak menghasil-
pemicu depolarisasi. Secara bersamaan, K* masih mening- kan ledakan yang lebih besar. Demikian juga, seperti pistol
galkan sel melalui salurannya yang lambat menurup setelah yang tidak dapat ditembakkan dengan separuh tarikan, kita
hiperpolarisasi ikutan. Masuknya Na. dalam jumlah yang juga tidak dapat menghasilkan potensial aksi separuh.
kurang daripada norma.l, sebagai rspons terhadap kejadian Fenomena ambang memungkinkan dibedakannya rang-
pemicu Iain dilawan oleh bocornya K- keluar melalui salLrran- sangan oenting dan tidak penring atau kejadian pemicu lain-

'108 Bab 4
Kbnsep, TantanEan, dan Kontroversi
Sklerosis Multipel: Mielin-Compang-Camping

Sklerosis multipel (5M) adalah suatu bahwa timbulnya SM berkaitan dengan sklerosrs (artinya "keras") di berbagai
kondisi patofisiologik di mana serat infeksi oleh bentuk tertentu virus bagian mielin yang rusak. Jaringan
saraf di berbagai lokasi di seluruh herpes, H HV-6. Virus ini menyebabkan parut ini semakin mengganggu dan
sistem saraf mengalami demielinasi roseola, suatu penyakit masa bayi yang akhirnya menghambat total perambat-
(kehilangan mielin). SM adalah suatu relatif ringan dan ditandai oleh demam an potensial aksi di akson di bawahnya.
penyakit otoimun, di mana sistem dan ruam. Lebih dari 90% bayi Selain itu, fase peradangan yang
pertahanan tubuh secara keliru terjangkit oleh penyakit ini. Setelah ditandai oleh kerusakan mielin memicu
menyerang selubung mielin yang menimbulkan infeksi, HHV-6 akan fase degeneratif berikutnya yang
mengelilingi serat saraf bermielin (oto dorman di serat saraf. Dalam suatu ditandai oleh rusaknya akson yang
artinya "diri"; imun arlinya "pertahan- studi baru-baru ini, peneliti menemu- sakit.
an terhadap"). Penyakit ini mengenai kan bahwa lebih dari 70% pasien SM Gejala 5M sangat bervariasi,
sekitar 1 dari 1000 orang di Amerika yang dipelajari memperlihatkan bukti bergantung pada luas dan lokasi
Serikat. infeksi aktif oleh HHV-6, yang tampak- kerusakan mielin dan degenerasi
Banyak peneliti percaya bahwa 5M nya mengalami reaktivasi bertahun- akson. Gejala tersering adalah masalah
berasal dari kombinasi faktor genetik tahun kemudian pada para pasien ini. penglihatan, kesemutan dan baal,
dan lingkungan. Sebagian orang secara SM biasanya mulai muncul pada usia kelemahan otot, gangguan
genetis rentan terjangkit penyak;t ini. 20 sampai 40 tahun. Yang menarik, keseimbangan dan koordinasi, dan
Saudara kandung atau orang tua virus ini mungkin bekerja sebagai paralisis gradual. Tahap awal penyakit
pasien SM memiliki kemungkinan "cermin molekular" mielin pada sering ditandai oleh siklus kambuh dan
mengidap penyakit ini 6 sampai 10 kali orang-orang yang rentan secara pulih, sementara stadium kronik
lebih besar daripada populasi umum. genetis; yaitu, virus memiliki beberapa selanjutnya ditandai oleh perburukan
Anggota keluarga kemungkinan besar f itur struktural yang sama dengan gejala yang lambat. 5M menyebabkan
mengalami peningkatan kerentanan mielin pasien. Hal ini berarti bahwa hendaya tetapi tidak mematikan.
terhadap faktor-faktor lain yang dapat antibodi yang dihasilkan terhadap Saat ini belum ada pengobatan
memicu penyakit. Berbagai faktor virus ini dapat secara keliru menyerang yang menyembuhkan atau efektif bagi
lingkungan diperkirakan dapat dan menyebabkan peradangan mielin. 5M, meskipun para peneliti sedang
menjadi pemicu, termasuk infeksi virus, Hilangnya mielin akibat serangan berupaya mencari cara untuk
toksin lingkungan, dan defisiensi imun yang salah sasaran ini memper- mencegah, menghentikan, atau
vitamin D, tetapi belum ada bukti yang lambat transmisi impuls di neuron yang bahkan memulihkan gejala-gejalanya
meyakinkan. Di antara berbagai teori terkena. Terbentuk jaringan parut yang yang menyebabkan hendaya.
tentang SM yang menonjol adalah mengeras yang dikenal sebagai

diperlukan. Memang, hal inilah yang terjadi pada banyak


I Garis tengah serat juga mempengaruhi invertebrata. Dalam perjalanan evolusi vertebrata, kebutuhan
kecepatan perambatan potensial aksi. akan serat sarafyang sangat besar telah diatasi oleh pengem-
bangan selubung mielin, yang memungkinkan pengiriman
Selain efek mielinasi, diameter serat mempengaruhi kecepatan
sinyal jarak jauh yang cepat dan ekonomis.
suatu akson menghantarkan potensial aksi. Kekuatan aliran
Keberadaan sel bermielin dapat sangat bermanfaat atau
arus (yaitu, jumlah muatan yang berpindah) bergantung tidak
sangat merugikan ketika suatu akson terpotong, bergantung
saja pada perbedaan dalam potensial antar dua regio bermuat-
pada apakah kerusakan terjadi di saraftepi atau di susunan sara.f
an listrik yang berdekatan tetapi juga pada resistensi atau ha-
pusat (SSP). Berikutnya kita akan membahas rentang regenerasi
langan terhadap perpindahan muatan listrik antara dua regio
serat saraf yang rusak, suatu pokok yang sangar penting dalam
tersebut. Jika diameter serat bertambah maka resistensi ter-
cedera medula spinalis atau trauma lain yang mengenai saraf
hadap arus lokal berkurang. Karena itu, semakin besar garis
tengah serat semakin cepat potensial alsi dapat dihantarkan.
Serat besar bermielin, misalnya serat yang menyarafi
otot rangka, dapat menghantarkan potensial aksi dengan REGENERASI SERAT SARAF
kecepatan hingga 120 m/dtk (268 mllljam), dibandingkan
Apakah suatu akson yang rerputus akan mengalami regene-
dengan kecepatan hantaran 0,7 mldtk (2 milljam) di serat
rasi bergantung pada iokasinya. Akson yang terputus di
kecil tak-bermielin misalnya serat yang menyarafi saluran
susunan saraf tepi dapat mengalami regenerasi sedangkan
cerna. Perbedaan dalam kecepatan hantaran ini berkaitan
yang di susunan sarafpusat tidak.
dengan urgensi informasi yang disampaikan. Sinyal ke otot
rangka untuk menjalankan gerakan tertentu (misalnya, men-
cegah anda jatuh ketika tersandung sesuatu) harus disalurkan I Sel Schwann memandu regenerasi akson perifer
lebih cepat daripada sinyal untuk memodifikasi proses pen- yang putus.
cernaan yang berjalan perlahan. Thnpa mielinasi, diameter
akson di jalur saraf urgen tersebut harus sangat besar dan Pada kasus terpotongnya akson di susunan saraftepi, bagian
tidak praktis untuk mencapai kecepatan hantaran yang akson yang terletak lebih iauh dari badan sel mengalami

Prinsip Komunikasi Saraf dan Hormon 11'l


degenerasi, dan sel Schwann sekitar memfagosit debrisnya. pat mendorong pembentukan tunas-tunas serat saraf baru di
Sel Schwann itu sendiri menetap dan membentuk tabung tempat cedera. Baru-baru ini berhasil ditemukan salah satu
regenerasi untuk menuntun serat saraf melaksanakan rege- inhibitor pertumbuhan saraf, yang dinamai Nogo. Kini para
nerasi dalam arah yang benar. Bagian akson sisanya yang peneliti mencoba merangsang pertumbuhan kembali akson
terhubung ke badan sel mulai tumbuh dan maju di dalam pada hewan percobaan dengan cedera medula spinalis dengan
kolom sel Schwann dengan gerakan amuboid (lihat h. 49). menggunakan antibodi terhadap Nogo.
Ujung akson yang tumbuh maju "mengendus" jalannya I Peneliti lain berelsperimen menggunakan tandur saraf
dengan arah yang tepat, diruntun oleh bahan kimia yang perifer untuk menjembatani defek di bagian medula spinalis
dikeluarkan oleh sel Schwann ke dalam tabung regenerasi. yang cedera. Thndur ini mengandung sel Schwann, yang
Berhasilnya regenerasi serat dirandai oleh pulihnya sensasi mengeluarkan protein-protein perangsang pertumbuhan
dan gerakan beberapa waktu setelah cedera saraf perifer, saraf.
meskipun regenerasi ini tidak selalu berhasil. I Cara lain yang menjanjikan dan sedang diteliti adalah
transplantari olfactory ensheathing glia ke tempat yang cedera.
Neuron olfaktorius, sel-sel yang membawa informasi tentang
I Oligodendrosit menghambat regenerasi akson bau ke otak, diganti secara terarut tidak seperti kebanyakan
sentral yang putus. neuron. Akson yang tumbuh dari neuron-neuron baru ini
masuk ke otak untuk membentuk koneksi fungsional dengan
Serat di SSB yang mendapat mielin dari oligodendrosit dan
neuron yang sesuai di otak. Kemampuan ini didorong oleh
bukan sel Schwann, tidak memiliki kemampuan regenerasi
olfactory ensheatlting glia l{tusul yang membungkus dan
ini. A.kson-akson itu sendiri sebenarnya mampu beregenerasi,
memielinasi akson olfaktorius. Elsperimen-eksperimen awal
tetapi oligodendrosit yang mengelilingi mereka menghambat
memperlihatkan bahwa transplantasi sel-sel pembentuk
pertumbuhan akson, sangat berbeda dengan efek sel Schwann
mielin khusus ini dapat membantu menginduksi regenerasi
(yang memielinasi akson perifer) yang mendorong pertum-
akson di SSP
buhan saraf. Pertumbuhan saraf di otak dan medula spinalis
I Hal lain yang memberi harapan adalah ditemukannya
dikontrol oleh keseimbangan rumit antara berbagai protein
punca saraf (lihath.7-9 dan 150). Sel-sel ini suatu hari
sel
pendorong pertumbuhan saraf dan protein penghambat pertum-
mungkin dapat ditanam di medula spinalis yang rusak dan
buhan saraf Selama masa perkembangan bayi, pertumbuhan
dirangsang untuk bermultiplikasi dan berdiferensiasi menjadi
saraf di SSP dapat terjadi karena otak dan medula spinalis
neuron matang fungsional yang akan menggandkan neuron
sedang terbentuk. Para peneliti berspekulasi bahwa inhibitor
yang hilang.
pertumbuhan saraf, yang terbentuk pada akhir masa perkem-
I Strategi baru lain yang |uga masih dalam penelitian ada,
bangan janin di selubung mielin yang mengelilingi serat SSB
lah penguraian homponen inhibitorih secara enzimatis di jaring,
mungkin berfungsi sebagai "pagar jalan" untuk menjaga agar
an parut yang secara alami terbentuk di tempat cedera dan
ujung-ujung sarafbaru tidak keluar dari jalurnya yang benar.
menghambat tunas serat saraf baru menembus sawar ini.
Karena itu, efek oligodendrosit yang menghambat pertum-
I Sebagian peneliti sedang mengeksplorasi cara lain untuk
buhan mungkin berfungsi untuk mensrabilkan struktur SSP
merangsang perbaikan alson-aftson senrral, dengan tujuan
yang sangat rumit.
memungkinkan korban cedera medula spinalis dapat berjalan
Namun, inhibisi pertumbuhan merupakan suatu ken- kembali.
dala, ketika akson perlu disambung, misalnya saat medula
spinalis terputus akibat kecelakaan. Serat sentral yang rusak Kini anda telah melihat bagaimana potensial aksi me-
segera memperlihatkan tanda-tanda memperbaiki diri setelah rambat di sepanjang akson dan mempelajari rentang faktor-
suatu cedera, tetapi dalam beberapa minggu serar rersebur faktor yang mempengaruhi kecepatan perambatan ini. Tetapi
mulai berdegenerasi, dan terbentuk jaringan parut di tempat apayang terjadi ketika potensial aksi mencapai ujung alaon?
cedera yang menghambat pemulihan. Karena itu, serar Kini kita akan mengalihkan perhatian kepada topik ini.
neuron yang rusak di otak dan medula spinalis tidak dapat
mengalami regenerasi.

I Para penelitiberupaya mendorong regenerasi


akson sentral yang terputus.

CATAIAN KLINIS. Namun, pada masa mendatang, dengan SINAPS DAN INTEGRASI NEURON
bantuan temuan-temuan baru yang menarik, serat yang ru-
Ketika mencapai terminal alson, potensial aksi membebas-
sak di SSP mungkin dapat diinduksi untuk melakukan rege-
kan pembawa pesan kimiawi yang mengubah aktivitas sel-
nerasi. Berikut adalah berbagai bidang penelitian terkait:
sel tempat neuron ini berakhir. Neuron dapat berakhir di
I Para ilmuwan mampu menginduksi regenerasi signifi- salah satu dari tiga struktur berikut: otot, kelenjar, arau neu-
kan saraf pada tikus yang terputus medula spinalisnya dengan ron lain. Karena itu, bergantung pada di mana suatu neuron
menghambat secara kimiaui inhibitor pernmbuhan saraf berakhir, neuron dapat menyebabkan sel orot berkontrasi,
sehingga bahan-bahan kimia penguat pertumbuhan saraf da- kelenjar mengeluarkan sel.<resinya, neuron lain menyalurkan

1'12 Bab 4
pesan listrik di sepanjang jalur saraf atau fungsi lain. Jika lnput sinaps Dendrit
neuron berakhir di otot atau kelenjar, maka neuron dikata-
kan menyaraff, atau memasok, struktur tersebut. Pertemuan r Lihat
Gambar
antata saraf dan kelenjar atau otot yang disarafinya akan
4-16
diterangkan kemudian. Saat ini kita akan berkonsentrasi pa-
da hubungan antara dua neuron-sinaps. (Kadang-kadang
kata sinaps digunakan untuk menjelaskan taut antara dua sel
peka rangsang, tetapi kita akan membatasi pemakaian kata
ini untuk taut antara dua neuron).

I Sinaps adalah taut antara neuron prasinaps dan


pascasinaps.

Biasanya sinaps adalah hubungan antara satu terminal akson


suatu neuron, yang dikenal sebagai neuron prasinaps, dan
dendrit atau badan sel neuron lain, yang dikenalsebagai neuron
pascasinaps. (Pra artinya"sebelum', danpasca artinya "sesudah";
neuron prasinaps terletak sebelum sinaps dan neuron pasca-
sinaps terletak sesudah sinaps). Dendrit dan, dengan tingkat
yang lebih rendah, badan sel sebagian besar neuron menerima
ribuan masukan sinaptik, yaitu terminal akson dari banyak
neuron lain. Sebagian neuron di susunan saraf pusat menerima
hingga 100.000 masukan sinaps (Gambar 4-15).
Anatomi salah satu dari ribuan sinaps ini diperlihatkan
Akson l*',
di Gambar 4-16a. Terminal akson suatu neuron prasinaps, bermielin:,'
yang menghantarkan potensial aksinya menuju ke sinaps,
berakhir di suatu pembengkakan ringan, slnalrtic bnob.
Synaptic knob mengandung vesikel sinaps, yang menyimpan
pembawa pesan kimiawi spesifik, neurotransmiter yang te-
lah disintesis dan dikemas oleh neuron prasinaps. Synaptic
(a)
knob terletak dekat, tetapi sebenarnya tidak berkontak lang- Terminal Badan sel neuron
sung, dengan neuron pascasinaps, neuron yang potensial
aksinya menjalar menjauhi sinaps. Ruang antara neuron pra-
sinaps dan pascasinaps disebut celah sinaps.
Arus tidak menyebar langsung dari neuron prasinaps ke
neuron pascasinaps karena tidak terdapat saluran di mem-
bran prasinaps untuk lewatnya Nat dan K- yang bermuatan
listrik. Karena itu, potensial aksi tidak dapat lewat secara
elektris di antara dua neuron. Potensial aksi di neuron
prasinaps mengubah potensial neuron pascasinaps melalui
!
metode kimiawi. Sinaps hanya bekerja satu arah; yaitu, o
E
neuron prasinaps menyebabkan perubahan potensial mem- C
f

bran neuron pascasinaps. tetapi neuron pascasinaps tidak .9.

secara langsung mempengaruhi potensial neuron prasinaps.


Penyebab hal akan jelas jika anda mempelajari kejadian-
ini
kejadian yang berlangsung di sinaps.
Gambar 4-15
Masukan sinaptik ke neuron pascasinaps. (a) Gambaran
I Neurotransmiter membawa sinyal menyeberangi skematik masukan sinaps (terminal akson prasinaps) ke
dendrit dan badan sel sebuah neuron pascasinaps tunggal. (b)
suatu sinaps. Mikrograf elektron yang memperlihatkan terminal-terminal
akson prasinaps di sebuah badan sel pascasinaps.
Inilah kejadian-kejadian yang berlangsung di sinaps (dilukis-
kan di Gambar 4-16):

i. Ketika potensial aksi di neuron prasinaps telah menjalar


ke terminal akson (langkah,0, perubahan potensial lo-
kal ini memicu terbukanya saluran Ca2. berpintu voltase
di synaptic knob.

Prinsip Komunikasi Saraf dan Hormon 113


2. Karena Ca2. jauh lebih pekat di CES dan gradien
listriknya mengarah ke dalam, maka ion ini mengalir ke I Sebagian sinaps merangsang sementara yang
dalam synaptic hnob rr'elahi, saluran-saluran yang ter- lain menghambat neuron pascasinaps.
buka (langkah *).
Setiap neuron prasinap biasanya hanya mengeluarkan satu
3. Ca2* memicu pelepasan neurotransmiter dari sebagian
neurotransmiter; namun, neuron yang berbeda mengeluar-
vesikel sinaps ke dalam celah sinaps (langkah S). Pele-
kan neurotransmiter yang berbeda pula. Setelah berikatan
pasan ini terlaksana dengan eksositosis.
dengan reseptornya di membran subsinaps, berbagai neuro-
4. Neurotransmiter yang dibebaskan berdifusi menye-
transmiter ini menyebabkan beragam perubahan permeabili-
berangi celah dan berikatan dengan reseptor protein
tas ion. Terdapat duajenis sinaps, bergantung pada perubah-
spesifik di membran subsinaps, bagian membran pasca-
an permeabilitas yang ditimbulkannya di neuron pascasinaps
sinaps yang tepat berada di bawah ,tna?tic knob (sub
oleh ikatan neurotransmiter spesifik dengan reseprornya:
artinya "di bawah') (langkah,4).
sinaps ehsitatorik dan sinaps inhibitorih.
5. Pengikatan ini memicu terbukanya saluran-saluran ion
spesifik di membran subsinaps, mengubah permeabilitas
neuron pascasinaps terhadap ion (langkah g). Ini adalah SINAPS EKSITATORIK
saluran-saluran berpintu kimiawi, yang berbeda dari
Di sinaps eksitatorik, respons terhadap pengikatan suaru neu-
saluran berpintu voltase yang berperan dalam pemben-
rotransmiter ke reseptornya adalah terbukanya saluran kation
tukan potensial aksi dan influks Ca'- ke dalam synaptic
spesifik di membran subsinaps yang memungkinkan lewatnya
knob.
Na- dan K. melalui saluran tersebut (lni adalah tipe saluran yang
Karena terminal prasinaps mengeluarkan neurotransmiter berbeda dari yang pernah anda jumpai sebelumnya). Karena itu,
dan membran subsinaps neuron pascasinaps memiliki resep- permeabilitas terhadap kedua ion ini meningkat pada saat yang
tor untuk neurotransmiter tersebut maka sinaps hanya dapat sama. Seberapa banyak ion yang berdifusi melalui saluran kation
beroperasi dalam arah dari neuron prasinaps ke neuron yang terbuka bergantung pada gradien elektrokimiawinya. Pada
pascasinaps. potensial istirahat, gradien konsentrasi dan listrik untuk Na-

Potensial aksi menjalar ke ujung sebuah


e neuron prasrnaps
masuk ke synaptic knob
@C?"
(ulung prastnaps)

@ Neurotransmiter dibebaskan dengan


eksositosis ke dalam celah sinaps
:i;i:l:,.,. rri:::,:.-:
i::i::!i!:3!:!!.:,
Neurotransmiter berikatan dengan
@
reseptor di neuron pascasinaps
($) Saluran ion tertentu membuka
- di membran subsinaps

(a) (b)
Gambar 4-16
Struktur dan fungsi sinaps. (a) Gambaran skematik struktur sinaps tunggal. Angka dalam lingkaran menunjukkan rangkaian
kejadian yang berlangsung di sinaps. (b) Gambar pembesaran memperlihatkan pembebasan neurotransmiter dengan eksositosis
dari terminal akson prasinaps dan pengikatan dengan reseptoryang spesifik untuknya di membran subsinaps n"uion
pascasinaps.

114 Bab 4
mendorong perpindahan ion ini masuk ke neuron pascasinaps,
sementara hanya gradien konsentrasi untuk K. yang mendorong c +30
perpindahan ion ini keluar. Karena itu, perubahan permeabilitas f^
o r--
yang terpicu di sinaps eksitatorik menyebabkan perpindahan
0
sedikit ion Kt keluar neuron pascasinaps, sementara ion Na- So
-o
c(o
o-
dalam jumlah relatif besar secara bersamaan masuk ke neuron ::c
ini. Hasilnya adalah perpindahan netto ion positif ke dalam sel. C6

Hal ini menyebabkan bagian dalam membran sedikit kurang '6(E


cO-
negatif daripada saat potensial istirahat sehingga menimbulkan 0)
!
depo Ia ri sas i kec i I neuron pascasi naps. I
Pengaktifan satu sinaps eksitatorik dapat menyebabkan
depolarisasi neuron pascasinaps yang mencapai ambang. Terlaiu 15 25 35
sedikit saluran yang terlibat di satu membran subsinaps untuk Waktu (mdet)
memungkinkan perpindahan ion yang adekuat untuk mengu- (a)
rangi potensial menuju ambang. Namun, depolarisasi ringan ini
membawa neuron pascasinaps lebih dekat ke ambang. mening-
katkan kemungkinan bahwa ambang akan tercapai (sebagai c +30
o
respons terhadap input eksitatorik selanjutnya) dan akan timbul :^
P>'
*tr
potensial aksi. Yaitu, membran kini lebih peka rangsang (lebih
mudah mencapai ambang) daripada saat istirahat. Karena itu,
So
c(E
perubahan potensial pascasinaps yang terjadi di sinaps eksitato- -.Lc
rik ini disebut potensial pascasinaps eksitatorik (PPE) !90 Potensial
(Gambar 4-l-a). o(5 -50
q) ambang
o_ -70
SINAPS INHIBITORIK
Di sinaps inhibitorik, pengikatan neurotransmiter yang berbeda 515253545
dengan reseptornya meningkatkan permeabilitas membran sub- Waktu (mdet)
K. atau Cl. Pada keadaan tersebut kasus,
sinaps terhadap (b)
perpindahan ion yang terjadi biasanya menyebabkan fiiannlb;*i ,i]l-'l ?
hiperpolarisasi hecil nevon pascasinaps-yaitu, negativitas bagian Potensial pascasinaps.
(a) Sinaps eksitatorik. Potensial pascasinaps eksitatorik (PPE)
dalam yang lebih besar. Pada peningkatan P**, lebih banyak disebabkan oleh aktivasi masukan prasinaps eksitatorik yang
muatan positif keluar dari sel melalui efluks K., meninggalkan membawa neuron pascasinaps mendekati potensial ambang.
muatan lebih negatif di bagian dalam sel. Untuk menimbulkan (b) Sinaps inhibitorik. Potensial pascasinaps inhibitorik (PPl)
hiperpolarisasi membran pada peningkatan P.,-, lebih banyak disebabkan oleh aktivasi masukan presinaps inhibitorik yang
membawa neuron pascasinaps jauh dari potensial ambang.
muatan negatif masuk ke sel dalam bentuk ion Cl', karena
konsentrasi Cl- di luar sel jauh lebih tinggi, daripada yang
terdorong keluar oleh gradien listrik yang terbentuk oleh
potensial membran istirahat (lihat h. 87). Pada keduanya,
hiperpolarisasi kecil ini membawa potensial membran semakin
jauh dari ambang (Gambar 4-17b), memperkecil kemungkinan PENUNDAAN SINAPS
bahrna neuron pascasinaps akan mencapai ambang dan Perubahan sinyal listrik di neuron prasinaps (potensial aksi)
mengalami potensial atr<si. Yaitu, membran kini kurang peka menjadi sinyal listrik di neuron pascasinaps (PPE atau PPI)
rangsang (lebih sulit dibawa ke ambang oleh masukan eksitatorik) dengan cara kimiawi (melalui ikatan neurotransmiter-resep-
dibandingkan ketika keadaan istirahat. Membran dikatakan tor) memerlukan waktu. Penundaan sinaps ini biasanya
terhambat oleh keadaan ini, dan hiperpolarisasi kecil sel pasca- berlangsung selama 0,5 sampai 1 mdet. Di jalur saraf sinyal
sinaps disebut potensial pascasinaps inhibitorik (PPI). sering harus melewati rangkaian neuron. Semakin kompleks
Di sel yang potensial keseimbangannya untuk Cl- sama jalurnya, semakin besar penundaan sinaps dan semakin lama
persis dengan potensial istirahat, peningkatan P.,- tidak me- wahtu reaksi total (waktu yang diperlukan untuk berespons
nyebabkan hiperpolarisasi karena tidak terdapat gaya pen- terhadap kejadian tertentu).
dorong untuk memindahkan C1-. Pembukaan saluran Cl'di
sel-sel ini cenderung menahan membran pada potensial
istirahatnya, mengurangi kemungkinan tercapainya ambang. I Setiap ikatan neurotransmiter-reseptor
Perhatikan bahwa PPE dan PPI dihasilkan oleh pem- menghasilkan respons yang sama.
bukaan saluran-saluran berpintu kimiawi, tidak seperti po-
tensial aksi, yang dihasilkan oleh pembukaan saluran-saluran Banyak bahan kimia berfungsi sebagai neurotransmiter (Thbel
berpintu voltase. 4-2). Meskipun neuroffansmiter bervariasi dari satu sinaps ke

Prinsip Komunikasi Saraf dan Hormon 115


spesifik di dalam membran subsinaps, arau secara aktif diserap
nUei +*. ,
1,,t.i',,,...,.i
t..,,.''..,,.,
';:ii.ri .,'r
t
..i,i, kembali ke terminal alson oleh mekanisme transpor di
Bebcirapa Neu rofianrOiterr,Urnum, r, l .i'. ..: membran prasinaps. Setelah dikembalikan, neurorransmirer
Asetilkolin Histamin dapat disimpan dan dibebaskan di lain waktu (didaur-ulang)
Dopamin Glisin sebagai respons terhadap potensial aksi berikutny^ ataLL
Norepinefrin Glutamat dihancurkan oleh enzim-enzim di dalam sTnaptic knob. Metode
Epinefrin Aspartat yang digunakan bergantung pada masing-masing sinaps.
Serotonin Asam gama-aminobutirat (GABA)

I Potensial pascasinaps akhir bergantung pada


jumlah aktivitas semua input prasinaps.

sinaps lain, narnun sinaps tertentu selalu mengeluarkan neuro-


PPE dan PPI adalah potensial berjenjang. Tidak seperti
transmiter yang sama. Selain itu, di suatu sinaps, pengikatan potensial aksi, yang berperilaku sesuai hukum tuntas-atau-
neurotransmiter dengan reseptor subsinapsnya yang gagal, potensial berjenjang dapat memiliki kekuatan yang
sesuai
selalu menyebabkan perubahan permeabilitas and perubahan
berbeda-beda, tidak memiliki periode refrakteg dan dapat
potensial membran pascasinaps yang sama. Yaitu, respons dijumlahkan (ditambahkan ke atas potensial aksi lain). Apa
terhadap kombinasi neurotransmiter-resepror tertentu selalu mekanisme dan arti penjumlahan?
Proses-proses yang terjadi di sebuah sinaps menyebab-
sama. Ikatan ini tidak menyebabkan PPE pada suatu keadaan
kan PPE atau PPI di neuron pascasinaps. Tetapi jika satu PPE
dan menghasilkan PPI pada saat yang lain. Sebagian neu-
rotransmiter (misalnya glutamat, neurotransmiter eksitatorik tidak dapat membawa neuron pascasinaps ke ambang dan
paling umum di otal<) biasanya menyebabkan PPE, sementara PPI membawanya menjauhi ambang, bagaimana suatu po-
tensial aksi dapat terbentuk di neuron pascasinaps? Jawaban-
yang lain (misalnya asam gtlma-aminobutirat, atau GABA,
neurouansmiter inhibitorik urama otak) selalu menyebabkan nya terletak pada ribuan masukan prasinaps yang biasanya
PPI. Neurotransmiter yang lain (misalnya nore?inefin) cvkrp
diterima oleh badan sebuah neuron pascasinaps dari banyak
bervariasi, menghasilkan PPE di satu sinaps dan PPI di sinaps
neuron lain. Sebagian dari masukan prasinaps ini mungkin
yanglain; yaitu dapat terjadi perbedaan perubahan permeabiiitas
membawa informasi sensorik dari lingkungan; sebagian
di neuron pascasinaps sebagai respons terhadap ikatan satu mungkin memberi sinyal adanya perubahan internal dalam
neutotransmiter yang sama dengan reseptor subsinaps neuron keseimbangan homeostatik; yang lain mungkin membawa
pascasinaps yang berbeda.
sinyal dari pusat kontrol di otak; dan yang lain lagi mungkin
membawa informasi lain. Pada setiap waktu, sebagian neuron
Umumnya setiap terminal akson hanya mengeluarkan
prasinaps ini (mungkin ratusan) mungkin melepaskan muat-
satu neurotransmiter. Namun, bukti-bukti terakhir meng-
isyaratkan bahwa pada beberapa kasus dapat rerjadi pelepasan
an sehingga mempengaruhi tingkat aktivitas neuron pasca-
dua neurotransmiter berbeda secara bersamaan dari satu sinaps. Potensial total di neuron pascasinaps, potensial
terminal akson. Sebagai contoh, glisin dan GABA, di mana pascasinaps akhir, adalah gabungan dari semua PPE dan
keduanya menyebabkan efek inhibitorik, dapat dikemas dan PPI yang terjadi pada waktu yang hampir bersamaan.
dibebaskan dari vesikel sinaps yang sama. Para ilmuwan ber- Neuron pascasinaps dapat dibawa ke ambang melalui dua
spekulasi bahwa glisin yang bekerja cepat dan GABA yang
cara: (1) penjumlahan uaktu/temporal dan (2) penjumlahan
ruanghpesial. Untuk menggambarkan metode penjumlahan
bekerja lebih lambat mungkin saling melengkapi satu sama
lain dalam mengontrol aktivitas yang bergantung pada ke- ini, kita akan meneliti kemungkinan interaksi tiga masukan
tepatan waktu-misalnya koordinasi gerakan kompleks. prasinaps - dua masukan eksitatorik (Exl dan Ex2) dan satu
masukan inhibitorik (Inl)-pada sebuah neuron pascasinaps
hipotetis (Gambar 4-18). Rekaman yang diperlihatkan di
I Neurotransmiter cepat dibersihkan dari celah gambar mencerminkan potensial di sel pascasinaps. Ingatlah
selama pembahasan kita renrang versi yang sangar disederha-
sinaps.
nakan ini bahwa sebenarnya terdapat ribuan sinaps berinter-
Selama neurotransmiter tetap terikat ke reseptornya maka aksi dengan cara yang sama pada sebuah badan sel dan dendrit-
perubahan permeabilitas membran yang menyebabkan PPE dendritnya.
atau PPI akan berlanjut. Namun, neurotransmiter harus
diinaktiftan atau disingkirkan setelah menimbulkan respons
"piring" pascasinaps PENJUMLAHAN WAKTU
yang sesuai di neuron pascasinaps sehingga
kembali "bersih' untuk siap menerima pesan lain dari input Misal Exl memiliki potensial aksi yang menyebabkan PPE di
prasinaps yang sama atau yang lain. Karena itu, setelah nuron pascasinaps. Jika kemudian, setelah PPE, ini lenyap,
berikatan dengan reseptor pascasinaps, neurotransmiter di- potensial alai lain terjadi di Ex1, maka muncul PPE dengan
bersihkan dan respons dihentikan. Beberapa mekanisme dapat kekuatan setara (panel A di Gambar 4-18). Kemudian,
menyingkirkan neurotransmiter: Neurotransmiter mungkin anggaplah Exl memiliki dua potensial aksi yang berturutan
berdifusi menjauhi celah sinaps, diinaktifkan oleh enzim (panel B). Potensial aksi pertama di Exl menghasilkan PPE

116 Bab 4
di membran pascasinaps. Sementara membran pascasinaps C). Potensial aksi di Exl atau Ex2 akan menghasilkan PPE di
masih mengalami depolarisasi parsial akibat PPE pertama ini, neuron pascasinaps; namun, masing-masing masukan tersebut
potensial aksi kedua di Ex1 menghasilkan PPE kedua. PPE tidak dapat membawa membran ke ambang untuk memicu
kedua menambah PPE pertama, membawa membran ke potensial aksi pascasinaps. Tetapi potensial aksi secara ber-
ambang sehingga terbentuk potensial aksi di neuron pasca- samaan di Ex1 dan Ex2 menghasilkan PPE yang saling mem-
sinaps. Potensial berjenjang tidak memiliki periode refrakter perkuat, membawa membran pascasinaps ke ambang sehingga
sehingga efek aditifini dapat terjadi. dapat terjadi potensial aksi. Penjumlahan beberapa PPE yang
Penjumlahan beberapa PPE yang terjadi sangat berde- berasal dari beberapa masukan prasinaps yang datang ber-
katan dari aspek waktu akibat lepas muatan berturutan dari samaan (yaitu, dari berbagai titik dalam "ruang") dikenal
sebuah neuron pascasinaps ini dikenal sebagai penjumlahan sebagai penjumlahan ruang/spasial. Karena itu, cara kedua
waktu/tempo nl (tempus artinya ' waktu '). Dalam kenyataan, untuk memicu potensial aksi di sel pascasinaps adalah melalui
situasinya jauh lebih rumit daripada yang baru dijelaskan. pengaktifan beberapa masukan eksitatorik secara bersamaan.
Mungkin diperlukan penjumlahan hingga 50 PPE Dalam kenyataannya, diperlukan hingga 50 PPE simultan
untuk membawa membran pascasinaps ke ambang. Setiap untuk membawa membran pascasinaps ke ambang.
potensial aksi di sebuah neuron prasinaps memicu pengo- Demikian juga, PPI dapat mengalami penjumlahan
songan vesikel sinaps dalam jumlah tertentu. Karena itu, waktu dan ruang. Namun, karena PPI saling memperkuat
jumlah neurotransmiter yang dibebaskan dan besar perubah- maka membran menjadi semakin jauh dari ambang.
an pada potensial pascasinaps berbanding lurus dengan
frekuensi potensial aksi prasinaps. Karena itu, salah satu cara PENGURANGAN PPE DAN PPI YANG TERJADI
untuk membawa membran pascasinaps ke ambang adalah BERSAMAAN
melalui eksitasi berulang cepat dari satu masukan persisten.
Jika masukan eksitatorik dan inhibitorik diaktifkan secara ber-
sarrraan maka PPE dan PPI tersebut sedikit banyak saling me-
PENJUMLAHAN RUANG niadakan. Tingkat pengurangan ini bergantung pada kekuatan
Marilah kita lihat apa yang terjadi di neuron pascasinaps jika masing-masing. Pada kebanyakan kasus, potensial membran
kedua masukan eksitatorik dirangsang secara bersamaan (panel pascasinaps tetap dekat dengan potensial istirahat (panel D).

tE
o.'
,.ri.i ', l':'i O
Psiljumlehafi'tl Penundaan
a FP6*l#:' ; i'r PPE-PPI
+30
C
'@
G
30
o
o
Sel pascasinaps c
6
o Potensial
c
b -50 ambang
E
E -70 Potensial
c istirahat
o
o
CL

Waktu (mdet)

Panel @ Jika sebuah input prasinaps eksitatorik (Exl) dirangsang kedua kalinya setelah PPE pertama di sel pascasinaps mereda,
maka akan terjadi PPE kedua dengan kekuatan yang sama.

eanet @ Namun, jika Ex1 dirangsang kedua kalinya sebelum PPE pertama mereda, maka PPE kedua akan memperkuat,
atau menambah PPE pertama, menghasilkan penjumlahan temporal, yang dapat membawa sel pascasinaps ke ambang.

panel tl Sel pascasinapsjuga dapatdibawa ke ambang oleh penjumlahan spasial PPE yang ditimbulkan oleh pengaktifan secara
- bersamaan dua (Exl dan Ex2) atau leb h input prasinaps eksitatorik.

eanet @ Pengaktifan simultan sebuah input prasinaps eksitatorik (Exl) dan inhibitorik (lnl) tidak mengubah potensial pascasinaps,
karena PPE dan PPI Vanq teriadi salinq meniadakan.

Gambar 4-18
Penentuan potensial pascasinaps akhir oleh penjumlahan aktivitas masukan'masukan prasinaps. Dua masukan prasinaps
eksitatorik (Exl dan Ex2) dan satu inhibitorik (ln1) berakhir di neuron pascasinaps hipotetis ini. Tampak rekaman potensial
neuron pascasinaps.

Prinsip Komunikasi Saraf dan Hormon 117


PENTINGNYA INTEGRASI NEURON PASCASINAPS berfungsi sebagai alat komputasi rumit, atau integraror.
Kekuatan PPA bergantung pada jumlah aktivitas di semua Dendrit berfungsi sebagai prosesor utama informasi yang
masukan prasinaps dan, sebaliknya, menenrukan apakah sua- datang. Dendrit menerima dan menghitung sinyal yang da-
tu neuron akan mengalami potensial aksi untuk menyalurkan tang dari semua neuron prasinaps. Keluaran setiap neuron
informasi ke sel tempat berakhirnya neuron. Contoh berikut dalam bentuk frekuensi potensial aksi ke sel lain (sel otot, sel
yang telah sangat disederhanakan mempedihatkan manfaat kelenjar, atau neuron lain) mencerminkan keseimbangan
integrasi neuron ini. Penjelasannya tidak benar-benar akurat aktivitas masukan yang diterimanya melalui PPE atau PPI
secara teknis, tetapi prinsip penjumlahannya benar. dari ribuan neuron lain yang berakhir padanya. Setiap neuron
Misalnya, demi menyederhanakan, berkemih dikontrol pascasinaps menyaring dan tidak menyalurkan informasi
oleh sebuah neuron pascasinaps yang menyaraft kandung ke- yang diterimanyayz;ng tidak cukup signifikan untuk mem-
mih. Ketika neuron ini melepaskan muaran, kandung kemih bawanya ke ambang. Jika setiap potensial aksi di setiap neu-
berkontraksi. (Sebenarnya kontrol volunter atas berkemih di- ron prasinaps yang berhubungan dengan neuron pascasinaps
lakukan oleh integrasi pascaneuron di neuron yang mengon- tertentu harus menimbulkan potensial aksi di neuron pasca-
trol sfingter uretra eksternus, bukan oleh kandung kemih itu sinaps tersebut maka jalur saraf akan dipenuhi oleh informasi
sendiri). Sewaktu kandung kemih mulai terisi oleh urin dan "remeh". Hanya jika suatu sinyal prasinaps eksitatorik diper-
teregang, terpicu suatu refleks yang akhirnya menghasilkan kuat oleh sinyal penunjang lain melalui penjumlahan barulah
PPE di neuron pascasinaps yang berperan menyebabkan informasi diteruskan. Selain itu, interaksi potensial pasca-
kontraksi kandung kemih. Pengisian parsial kandung kemih sinaps merupakan suatu cara bagi sekelompok sinyal untuk
tidak cukup menghasilkan eksitasi untuk membawa neuron meniadakan kelompok lain (PPI menegasikan PPE). Hal ini
tersebut ke ambang sehingga berkemih tidak terjadi (panel A memungkinkan derajat diskriminasi menjadi lebih halus dan
Gambar 4-18). Seiring dengan semakin penuhnya kandung kontrol dalam menentukan informasi apa yang akan diterus-
kemih, frekuensi potensial aksi meningkat secara progresif di kan.
neuron prasinaps yang memberi sinyal kepada neuron pasca- Marilah kita sekarang melihat bagaimana potensial aksi
sinaps tentang tingkat pengisian kandung kemih (Exl di dibentuk di axon hillock.
panel B). Ketika frekuensi telah cukup besar sehingga PPE
mengalami penjumlahan temporal hingga ke ambang, neuron
pascasinaps mengalami potensial aksi yang merangsang kon- I Potensial aksi dimulai di axon hillock karena
traksi kandung kemih. bagian ini memiliki ambang paling rendah.
Bagaimana jika waktunya kurang tepar unruk berkemih?
Potensial ambang tidak sama di seluruh neuron pascasinaps.
PPI dapat dihasilkan di neuron pascasinaps kandung kemih
Ambang terendah terdapat di axon hillock, karena bagian ini
oleh masukan-masukan prasinaps yang berasal dari pusat-
memiliki kepadatan saluran Na. berpintu voltase paling
pusat yang lebih tinggi di otak dan berperan atas kontrol
tinggi dibandingkan dengan bagian neuron lainnya. Tinggi-
volunter (In1 di panel D). PPI 'volunter" ini berefek
nya kepadatan saluran peka voltase ini menyebabkan axon
mengurangi "refleks" PPE yang dipicu oleh peregangan
hillock iauh lebih peka daripada dendrit atau badan sel ter-
kandung kemih. Karena itu, neuron pascasinaps tetap pada
hadap perubahan potensial. Bagian,bagian yang terakhir me-
potensial istirahat dan tidak mengalami potensial aksi
miliki ambangyangjauh lebih tinggi daripada axon hillock.
sehingga kandung kemih dapat dicegah agar tidak berkontraksi
Karena aliran arus lokal maka perubahan pada potensial
dan mengosongkan isinya meskipun penuh.
membran (PPE atau PPI) yang terjadi di mana saja di dendrit
Bagaimana jika kandung kemih hanya berisi sebagian atau badan sel menyebar ke seluruh dendrit, badan sel, dan
sehingga masukan prasinaps yang berasal dari sumber ini axon hillock. Ketika terjadi penjumlahan PPE, ambang axon
kurang cukup untuk membawa neuron pascasinaps ke hilhck yanglebih rendah akan tercapai lebih dahulu, semen-
ambang untuk menimbulkan kontraksi kandung kemih, tara untuk dendrit dan badan sel, pada potensial yang sama,
sementara yang bersangkutan perlu mengeluarkan urin un- masih berada jauh di bawah ambangnya (yang lebih tinggi).
tuk analisis laboratorium? Yang bersangkutan dapat secara Karena itu, potensial aksi berasal dari axon hillock dan men-
sengaja mengaktifkan neuron prasinaps eksitatorik (Ex2 di jalar dari sini ke ujung akson.
panel C). PPE yang berasal dari neuron ini dan PPE neuron
prasinaps yang diaktifkan oleh refleks (Ex1) mengalami pen-
jumlahan spasial agar neuron prasinaps mencapai ambang.
Hal ini menghasilkan potensial aksi yang diperlukan untuk
I Neuropeptida terutama berfungsi sebagai
neuromodulator.
merangsang kontraksi kandung kemih meskipun kandung
kemih belum penuh. Selain berbagai neurorransmiter ldasik yang baru dijelaskan,
Contoh ini menggambarkan pentingnya integrasi neu- sebagian neuron juga mengelu arkan neurop eptida. I\ europep-
ron pascasinaps. Setiap neuron pascasinaps dapat dikatakan tida berbeda dari neurorransmiter klasik dalam beberapa
"menghitung" semua masukan yang diterimanya dan meng- aspek penting (Tabel 4-3). Neurotransmiter klasik adalah
ambil "keputusan" mengenai apakah informasi perlu diterus- molekul kecil kerja cepat yang biasanya memicu pembukaan
kan (yaitu, apakah ambang tercapai dan tercipta potensial saluran ion spesifik untuk menimbulkan perubahan potensial
aksi yang disalurkan melalui akson). Dengan cara ini, neuron di neuron pascasinaps (PPE atau PPI) dalam beberapa

118 Bab 4
milidetik atau kurang. Kebanyakan neurotransmiter klasik neuromodulator dapat mempengaruhi kadar suatu enzim yang
disintesis dan dikemas secara lokal di vesikel sinaps di sitosol berperan dalam sintesis suatu neurotransmiter di neuron pra-
terminal akson. Pembawa pesan kimiawi ini terutama adalah sinaps, atau mengubah sensitivitas neuron pascasinaps terha-
asam amino atau senyawa yang serupa. dap neurotransmiter tertentu dengan menimbulkan perubahan
Neuropeptida adalah molekul yang lebih besar dan terdiri jangka panjang pada jumlah reseptor subsinaps untuk neuro-
dari 2 sampai 40 asam amino. Molekul ini disintesis di badan transmiter tersebut. Karena itu, neuromodulator secara tetap
sei neuron di retikulum endoplasma dan kompleks Golgi (lihat mengatur respons sinaps. Efek dapat bertahan beberapa hari
h. 28) untuk kemudian dipindahkan dgngan uanspor akson di atau bahkan beberapa bulan atau tahun. Sementara neuro-
sepanjang "jalan tol" mikrotubulus ke terminal akson (lihat h. transmiter berperan dalam komunikasi cepat antara neuron-
45). Neuropeptida tidak disimpan di dalam vesikel-vesikel si- neuron, neuromodulator lebih berperan dalam efek-efek jang-
naps kecil seperti neurotransmiter klasik, tetapi dikemas dalam ka panjang, misalnya belajar dan motivasi.
vesikel berinti padat besar, yang jrga terdapat di terminal Yang menarik, neuromodulator yang dilepaskan di sinaps
akson. Vesikel berinti-padat ini mengalami eksositosis (di- mencakup banyak bahan yang juga memiliki peran tersendiri
indutr<si oleh Ca'?-) dan membebaskan neuropeptida pada saat sebagaihormon yang dilepaskan ke dalam darah dari jaringan
yang sama dengan pelepasan neurotransmiter dari vesikel si- endolrin. Sebagai contoh, kolesistokinin (CCK) adalah hor-
naps. Sebuah terminal akson biasanya hanya mengeluarkan mon terkenal yang dikeluarkan oleh usus halus. Di antara
satu jenis neurotransmiter klasik, tetapi terminal yang sama berbagai aktivitasnya pada pencernaan, CCK menyebabkan
juga mungkin mengandung satu atau lebih neuropeptida yang kontraksi kandung empedu dan pelepasan empedu ke dalam
juga dikel uarkan bersama neurorransmiter. usus, seperri akan dijelaskan lebih lengkap di Bab 16. CCK
Meskipun neuropeptida saat ini banyak diteliti namun juga ditemukan di vesikel terminal akson di otak, tempat zat
pengetahuan kita tentang fungsi dan kontrolnya masih terba- ini dipercayai menyebabkan rasa ddak lagi lapar. Pada banyak
tas. Senyawa ini diketahui berdifusi secara lokal dan bekerja keadaan, neuropeptida diberi nama berdasarkan perannya
pada neuron sekitar pada konsentrasi yang jauh lebih rendah pertama kali sebagai hormon, misalnya kolesistokinin (Zale
daripada yang dilakukan neurotransmite! dan senyawa ini artinya "empedu'; sisto artinya "kandung kemibi'; kinin artinya
menimbulkan respons yang lebih lambat dan berkepanjangan. "kontralsi"). Sejumlah pembawa pesan kimia tampaknya me-
Sebagian neuropeptida yang dibebaskan di sinaps mungkin miliki banyak fungsi, bergantung pada sumber, distribusi, dan
berfungsi sebagai neurotransmiter sejati, tetapi sebagian besar interaksinya dengan berbagai jenis sel.
dipercayai berfungsi sebagai neuromodulator. Neuromodula-
tor adalah pembawa pesan kimiawi yang tidak menyebabkan
pembentukan PPE atau PPI, tetapi menimbulkan perubahan I lnhibisi atau fasilitasi
prasinaps dapat secara
jangka panjang yang secara samar memodulasi-menekan ata:u selektif mengubah efektivitas input prasinaps.
meningkatkan-kerja sinaps. Bahan ini berikatan dengan
reseptor neuron di tempat nonsinaps-yaitu, bukan di mem- Selain neuromodulasi, inhibisi atau fasilitasi prasinaps adalah
bran subsinaps-dan tidak secara langsung mengubah permea- cara lain untuk menekan atau meningkatkan efektivitas sinaps.
bilitas dan potensial membran. Neuromodulator dapat bekerja Kadang suatu neuron ketiga dapat mempengaruhi aktivitas
di tempat prasinaps maupun pascasinaps. Sebagai contoh, antara ujung prasinaps dan neuron pascasinaps. Terminal akson

Tabel 4-3
Perbandingan Neurotransmiter Klasik dan Neuropeptida

KARAKTERISTIK NEUROTRANSMITER KLASIK NEUROPEPTIDA

Ukuran Kecil; satu asam amino atau bahan kimia serupa Besar; panjang 2 sampai 40 asam amino
Tempat Pembentukan Sii.osol synaptic knob Retikulum endoplasma dan kompleks Golgi di
badan sel; berjalan ke synaptic knob dengan
transpor akson
Tempat Penyimpanan Di vesikel sinaps yang kecil di terminal akson Di vesikel besar berinti padat di terminal akson
Tempat Peiepasan Terminal akson Terminal akson; dapat disekresikan bersama
dengan neurotransmiter
Kecepatan dan Lama Kerja Respons cepat, singkat Respons lambat, berkepanjangan
iempat Kerja Membran subsinaps sel pascasinaps Bagian nonsinaps di sel prasinaps atau
pascasinaps dengan konsentrasi yang jauh
lebih rendah daripada neurotransmiter klasik
Efek Biasanya mengubah potensial sel pascasinaps Biasanya meningkatkan atau menekan
dengan membuka saluran ion tertentu efektivitas sinaps melalui perubahan jangka
panjang pada sintesis neurotransmiter atau
reseptor pascasinaps (bekerja sebagai
neuromodu lator).

Prinsip Komunikasi Saraf dan Hormon 119


prasinaps (berlabel A di Gambar 4-19) dapat disarafi oleh
terminal alson lain (berlabel B). Neurotransmiter yang
I Obat dan penyakit dapat memodifikasi transmisi
dibebaskan dari terminal modulatorik B berikatan dengan di sinaps.
reseptor di terminal A. Pengikatan ini mengubah jumlah
CACATAN KLINIS. Sebagian besar obat yang mempengaruhi
neurouansmiter yang dikeluarkan dari terminal A sebagai
sistem saraf bekerja dengan mengubah mekanisme di sinaps.
respons terhadap potensial alsi. Jika jumlah neurotransmiter
Obat-obat sinaptik ini dapat menghambat efek yang tidak di-
yang dibebaskan dari A berkurang maka fenomenanya dikenal
inginkan atau meningkatkan efek yang diinginkan. Kemungkin-
sebagai inhibisi prasinaps. Jika pelepasan neurouansmirer
an obat bekerja melalui (1) perubahan sintesis, transpor akson,
ditingkatkan maka efeknya disebut fasilitasi prasinaps.
penyimpanan, atau peiepasan suatu neurotransmiter; (2) modi-
Marilah kita melihat lebih dekat bagaimana proses ini ffkasi interaksi neurorransmiter dengan resepror pascasinaps; (3)
bekerja. Anda mengetahui bahwa masuknya Ca2. ke dalam
pengaruh pada penyerapan kembali atau penguraian neuro-
terminal akson menyebabkan pelepasan neurotransmiter me- transmiter; dan (4) pengganrian neurorransmirer yang kurang
lalui eksositosis vesikel sinaps. Jumlah neuroransmirer yang dengan transmiter penggan ti.
dibebaskan dari terminal A bergantung pada berapa banyak
Ci. yang masuk ke terminal ini sebagai respons terhadap
potensial aksi. Masuknya Ca'- ke dalam terminal A, sebaliknya,
dapat dipengaruhi oleh aktivitas di terminal B modulatorik.
Marilah kita gunakan inhibisi prasinaps untuk menjelaskannya
(Gambar 4- I 9). Jumlah neurotransmir er yangdikeluarkan dari
terminal A prasinaps, suatu input eksitatorik pada contoh kita,
mempengaruhi potensial di neuron pascasinaps tempat termi-
nal ini berakhir (berlabel C di gambar). Lepas muatan A
sendirian, menyebabkan PPE di neuron pascasinaps C. Marilah
kita anggap B terangsang secara simukan bersama A. Ketika
neurotransmirer dari terminal B berikatan di terminal A,
masutnya Cal ke dalam terminal A berkurang. Penurunan
pemasukan Ca2. berarti pelepasan neurotransmiter dari A juga
berkurang. Perhatikan bahwa neuron B modulatorik dapat
menekan pelepasan neurorransmiter dari A hanya jika A me-
lepaskan muatan. Jika inhibisi prasinaps oleh B ini mencegah A
mengeluarkan neurotransmiternya, maka pembentukan PPE di Perekaman potensial
membran pascasinaps C dari input A secara spesifik dicegah. sel pascasinaps C
Akibamya, tidak terjadi perubahan pada potensial neuron jr4l1i"
pascasinaps meskipun terjadi potensial alsi di A.
Dapatkah hal yang sama tercapai oleh produlai simultan .ltr
suatu PPI melalui pengaktifan masukan inhibitorik untuk
(J '::, il"vt
meniadakan PPE yang dihasilkan oleh pengaktifan A? Tidak c
o
juga. Pengaktifan suatu masukan inhibirorik ke sel C akan f
o
menghasilkan PPI di sel C, tetapi PPI ini dapat meniadakan c
E
tidak hanya PPE dari masukan A tetapi juga setiap PPE yang o
dihasilkan oleh terminal eksitatorik lain, misalnya terminal D (E
c
'6
di gambar ini. Keseluruhan membran pascasinaps mengalami (E
o
hiperpolarisasi oleh PPI sehingga informasi eksitatorik yang a
o-
masuk ke setiap bagian sel dari setiap masukan prasinaps
E
dihambat (dinegasikan). Sebaliknya, inhibisi prasinaps (atau o
c
o
fasilitasi prasinaps) bekerja dengan cara yang jauh lebih spesifik o
o-
daripada efek input inhibitorik pada sel pascasinaps. Inhibisi Waktu (mdet)
prasinaps merupakan cara di mana masukan tertentu ke neu- Garnbar 4-19
ron pascasinaps dapat secara selektif dihambat ranpa mem- lnhibisi prasinaps. A, suatu ujung terminal eksitatorik pada sel
pengaruhi kontribusi masukan lain. Sebagai contoh, lepas pascasinaps C, disarafi oleh terminal B inhibitorik. Stimulasi
muatan oleh B secara spesifik mencegah pembentukan suatu terminal A saja menyebabkan PPE di sel C, tetapi stimulasi
bersamaan terminal B mencegah pelepasan neurotransmiter
PPE di neuron pascasinaps dari neuron prasinaps eksitatorik
eksitatorik dari terminal A. Akibatnya, tidak ada ppE yang
A tetapi tidak berpengaruh pada masukan prasinaps eksitatorik terbentuk di sel C meskipun terminal A dirangsang. lnhibisi
lain. Masukan D elaitatorik dapat tetap menghasilkan PPE di prasinaps ini secara selektif menekan aktivitas dari terminal A
neuron pascasinaps meskipun B sedang melepaskan muatan- tanpa menekan masukan eksitatorik lain ke sel C. Stimulasi
terminal D eksitatorik menghasilkan ppE di sel C meskipun
nya. Integrasi neuron jenis ini adalah cara lain untuk mengatur
terminal B inhibitorik dirangsang secara bersaman karena
secara halus sinyal listriL di antara sel-sel saraf. terminal B hanya menghambat terminal A.

12O Bab 4
Sebagai contoh, kokain, obat yang sering disalah- pleks. Gangguan gerakan ini ditandai oleh kekakuan otot dan
gunakan, menghambat penyerapan kembali neurotransmiter tremor involunter saat istirahat, misalnya tangan atau kepala
dopamin di terminal prasinaps. Obat ini bekerja dengan gemetar ritmik involunter. Terapi baku untuk pp adalah
menghambat secara kompetitif transporter penyerapan kem- pemberian leuodopa (L-dopa), suatu prekursor dopamin.
bali dopamin, yaitu molekul protein yang mengambil do- Dopamin itu sendiri tidak dapat diberikan karena tidak
pamin yang dibebaskan dari celah sinaps dan mengem- mampu melewati sawar darah-otak (dibahas di bab selan-
balikannya ke terminal akson. Dengan kokain menempari jutnya), tetapi L-dopa dapat masuk ke otak dari darah. Sete-
transporter dopamin maka dopamin berada di celah sinaps lah berada di otak, L-dopa diubah menjadi dopamin untuk
dalam waktu yang lebih lama daripada biasanya dan terus mengganti defisiensi neurorransmiter ini. Pada sebagian besar
berinteraksi dengan reseprornya di sel pascasinaps. Alibatnya pasien, terapi ini banyak mengurangi gejala yang berkaitan
adalah pengaktifan berkepanjangan jalur-jalur saraf yang dengan defisiensi ini. Anda akan mempelajari penyakit ini
menggunakan bahan kimia ini sebagai neurorransmirernya. lebih jauh ketika kita membahas nukleus basalii.
Di antara jalur-jalur tefsebut adalah jalur yang berperan Transmisi melalui sinaps juga rentan terhadap toksin
dalam respons emosi, terutama perasaan nikmat. Pada haki- saraf, yang dapat menimbulkan penyakit sistem saraf dengan
katnya, ketika terdapat kokain, tombol saraf di jalur kenik- bekerja di tempat prasinaps atau pascasinaps. Sebagai contoh,
matan terkunci dalam posisi "nyala'. dua racun saraf yang berbeda, toksin tetanus dan striknin,
Kokain menimbulkan kecanduan karena menyebabkan bekerja di bagian sinaps yang berbeda untuk menghambat
adaptasi molekular jangka panjang neuron-neuron yang rer- impuls inhibitorik semenrara masukan eksitatorik tidak ter-
libat sehingga neuron-neuron rersebut tidak dapat menya- ganggu. Tolisin tetanus mencegah pembebasan suatu neuro-
lurkan impuls secara normal melalui sinaps tanpa mening- transmiter inhibitorik, GABA, dari masukan prasinaps inhi-
katkan dosis obat. Karena terus menerus dirangsang dalam bitorik yang berakhir di neuron-neuron yang menyarafi otot
waktu yang lama maka sel-sel pascasinaps menjadi terbiasa rangka. Masukan eksitatorik yang tak terkendali ke neuron-
atau beradaptasi untuk "mengharapkan" ringkar stimulasi neuron ini menyebabkan spasme oror yang tidak terkontrol.
yang tinggi ini; sehingga, mereka "terjerat" oleh obat tersebut. Pada awal penyakit, spasme ini terjadi terutama di otot ra-
Kata toleransi merujuk kepada clesentisisasi terhadap suatu hang sehingga timbul nama /a chjaw (rahangterkunci, trismus)
obat adiktif ini sehingga pemakai memeriukan jumlah obat bagi penyakit ini. Kemudian spasme meluas ke otot-otot
yang lebih besar untuk memperoleh efek yang sama. Secara untuk bernapas yang dapat menyebabkan kematian.
spesifik, pada pemakaian kokain jangka panjang, jumlah Striknin, sebaliknya, bersaing dengan neurotransmiter
reseptor dopamin di otak berkurang sebagai respons terhadap inhibitorik lain, glisin, di reseptor pascasinaps. Racun ini
berlimpahnya bahan yang bersangkutan. Akibat desensitisasi berikatan dengan resepror tetapi sama sekali tidak mengubah
ini, pemakai harus terus-menerus meningkatkan dosis obat potensial sel pascasinaps. Striknin malah menghambat resep-
untuk memperoleh sensasi kenikmatan yang sama. Ketika tor tersebut sehingga tidak dapat berinteraksi dengan glisin
molekul kokain berdifusi keluar, perasaan nikmat tersebut ketika glisin dibebaskan dari ujung prasinaps inhibitorik.
menguap, karena tingkat normal aktivitas dopamin tidak Karena itu, inhibisi pascasinaps (pembentukan PPI) lenyap
cukup "memuaskan" sel pascasinaps yang kebutuhannya telah di jalur saraf yang menggunakan glisin sebagai neurorrans-
sangat meningkat. Pemakai kokain yang mencapai hal ini miter inhibitorik. Jalur eksitatorik yang tidak terkontrol me-
akan menjadi gelisah dan mengalami depresi berat. Hanya nyebabkan kejang, spasrisitas otot, dan kematian.
kokain yang lebih banyak yang membuat mereka merasa Toksin teranus dan racun striknin menimbulkan hasil
nyaman kembali. Tetapi pemakaian berulang kokain memo- yang sama) tetapi satu racun (toksin tetanus) mencegah pe-
difikasi responsivitas terhadap obat. Dalam perjalanan waktu lepasan neurotransmiter inhibitorik tertentu dari neuron
kecanduan tersebut, pemakai sering tidak lagi merasakan prasinaps sementara yang lain (striknin) menghambat resepror
kenikmatan dari obat tetapi menderita gejala putus obat inhibitorik pascasinaps rerrenru.
(wirhdrawal symptoms) yang tidak menyenangkan setelah efek Obat lain dan penyakit yang mempengaruhi transmisi
obat mereda. Selain itu, jumlah kokain yang dibutuhkan di sinaps terlalu banyak untuk disebut, tetapi seperti yang
untuk mengatasi gejala tersebut semakin meningkat. Pemakai digambarkan oleh contoh di atas, seriap tempat di sepanjang
biasanya kecanduan terhadap obat, secara kompulsif men- jalur bersinaps rawan terhadap pengaruh, baik secara farma-
cari dan memakai obat dengan segala daya, pertama untuk kologis (imbas obat) atau patologis (disebabkan oleh
merasakan sensasi kenikmatan dan selanjutnya untuk meng- penyaki r ).
hindari gejala negatif putus obat, meskipun obat tersebut
sudah tidak lagi memberi kenikmatan. Kokain disalahguna-
kan oleh jutaan orang yang menjadi kecanduan terhadap sifat I Neuron-neuron dihubungkan oleh jalur
obat ini yang mempengaruhi pikiran, dengan dampak sosial konvergensi dan divergensi yang kompleks.
dan ekonomi yang parah.
Terdapat dua hubungan penting antara neuron-neuron: kon-
Sementara penyalahgunaan kokain menyebabkan akti- vergensi dan divergensi. Satu neuron dapat memiliki banyak
vitas berlebihan dopamin, penyakit Parkinson (PP) berkait- neuron lain bersinaps padanya. Hubungan semacam ini di-
an dengan defisiensi dopamin di nuhleus basal, suaubagian kenal sebagai konvergensi (Gambar 4-20). Melalui masukan
otak yang berperan dalam mengontrol gerakan-gerakan kom- konvergensi ini, sebuah sel dipengaruhi oleh ribuan sel lain.

Prinsip Komunikasi Saraf dan Hormon ,l,21


Satu. sel ini, selanjutnya, mempengaruhi tingkat aktivitas
banyak sel lain melalui divergensi keluaran. Kata divergensi
merujuk kepada percabangan terminal akson sehingga satu
sel bersinaps dengan dan mempengaruhi banyak sel lain.
Perhatikan bahwa suatu neuron adalah neuron pasca-
sinaps bagi neuron yang berkonvergensi padanya tetapi pra-
sinaps bagi sel lain tempat neuron tersebut berakhir. Karena
it:u', kata pras inaps dan p as c as inaps hanya merujuk kepada satu
sinaps. Sebagian besar neuron adalah prasinaps bagi satu
kelompok neuron dan pascasinaps bagi kelompok lain.
Diperkirakan di otak saja terdapat 100 milyar neuron
dan I 0 la ( I 00 kuadriliun) sinapsl Jika anda memperhitungkan
Konvergensi masukan
besarnya dan rumitnya interkoneksi yang mungkin terbentuk
(satu sel dipengaruhi
di antara neuron-neuron tersebut melalui jalur konvergensi oleh banyak sel lain)
dan divergensi, anda dapat membayangkan betapa rumitnya
mekanisme interkoneksi sistem saraf kita. Bahkan komputer
paling canggih sekalipun jauh lebih sederhana daripada otak
manusia. "Bahasa" sistem saraf-yaitu, semua komunikasi di
antara neuron-neuron*adalah dalam bentuk potensial berjen-
jang, potensial aksi, sinyal neurotransmiter menyeberangi Masukan
sinaps, dan bentuk-bentuk' percakapan' kimiawi non sinaps prasinaps Divergensi Keluaran
(satu sel mempengaruhi
lainnya. Semua aktivitas yang dikendalikan oleh sistem saraf- banyak sel lain)
untuk meng-
setiap sensasi yang anda rasakan, setiap perintah
gerakkan otot, setiap pikiran, setiap emosi, setiap ingatan,
setiap percikan kreativitas-bergantung pada pola pembentuk-
an sinyal listrik dan kimiawi di antara neuron-neuron yang
membentuk anyaman saraf maha kompleks ini.
Sebuah neuron berkomunikasi dengan sel yang dipenga-
ruhinya dengan mengeluarkan neurotransmiter, tetapi ini
hanya salah satu dari cara-cata komunikasi antarsel. Sekarang
kita akan membahas semua cara yang digunakan oleh sel
untuk "saling bercakap-cakap".

Neuron
pascasinaps
\
Tanda panah menunjukkan arah penyaluran informasi

KOMUNIKASI ANTARSEL DAN Gambar 4-20


Konvergensi dan divergensi.
TRANSDU KSI SINYAL
Koordinasi berbagai aktivitas sel-sel di seluruh tubuh untuk
melakukan kegiatan yang mempertahankan kehidupan dan
melaksanakan keinginan bergantung pada kemampuan sel
untuk berkomunikasi satu sama lain.
khusus ini, ion dan molekul kecil secara langsung
dipertukarkan antara sel-sel yang berinteraksi tersebut
I Komunikasi antara sel-sel terutama tanpa pernah masuk ke cairan ekstrasel (lihat h. 66).
dilaksanakan oleh pembawa pesan kimiawi 2. Adanya penanda-penanda identifikasi di membran per-
mukaan sebagian sel memungkinkan mereka langsung
ekstrasel.
berhubungan secara transien dan berinteraksi dengan sel
Komunikasi antarsel berlangsung melalui cara-cara berikut lain dengan carakhusus. Ini adalah carayar\gdigunakan
(Gambar 4-21): oleh fagosit pada sistem pertahanan tubuh untuk menge-
nal dan secara selektif menghancurkan hanya sel yang
1. Cara paling intim dalam komunikasi antarsel adalah tidak diinginkan, misalnya sel kanker, sedangkan sel
melalui taut celah, yaitu saluran-saluran halus yang tubuh sendiri yang sehat ridak terpengaruh.
menjembatani sitoplasma sel-sel yang berdekatan di 3. Cara tersering yang dilakukan sel untuk berkomunikasi
jenis jaringan tertentu. Melalui susunan anatomik satu sama lain adalah secara ridak langsung dengan

122 Bab 4
menggunakan pembawa pesan (perantara) kimiawi difusi sederhana, maka kerja bahan ini terbatas pada jarak
ekstrasel, yang terdiri dari empat jenis: parakrin, neu- pendek. Bahan ini tidak masuk ke dalam darah dalam jumlah
rotransmiter, /tormon, dan neurohormon. Pada masing- bermakna karena cepat diinaktifkan oieh enzim-enzim lokal.
masingnya, sel tertentu membentuk perantara kimiawi Salah satu contoh parakrin adalah histamin, yang dibebaskan
spesifik untuk tujuan tertentu. Setelah dibebaskan ke dari sejenis sei jaringan ikat sewaktu terjadi respons peradangan
dalam CES atas stimulasi yang sesuai, bahan-bahan di jaringan yang rusak. Histamin antara lain menyebabkan
pembawa sinyal ini bekerja pada sel tertentu, yaitu sel dilatasi (pelebaran) pembuluh darah sekitar untuk mening-
sasaran pembawa pesan, dengan cara yang telah di- katkan aliran darah ke jaringan. Efek ini menyebabkan ke-
tetapkan. Untuk menimbulkan efek, pembawa pesan datangan iebih banyak sel-sei pertahanan yang berasal dari
kimiawi ekstrasel ini harus berikatan dengan reseptor darah ke bagian yang cedera arau terinfeksi.
sel sasaran yang spesifik untuknya. Parakrin harus dibedakan dari bahan kimia yang mem-
pengaruhi sel sekitar setelah dibebaskan secara non spesifik
Keempat jenis pembawa pesan kimiawi berbeda dalam
selama aktivitas sel. Sebagai contoh, peningkatan konsentrasi
sumber serta jarak dan cara yang digunakan untuk sampai ke
CO, lokal di otot yang sedang bekerja adalah salah satu fak-
tempat kerjanya sebagai berikut:
tor yang mendorong dilatasi lokal pembuluh darah yang
I Parakrin adalah pembawa pesan kimiawi lokal yang mendarahi otot. Peningkatan aliran darah yang terjadi ikut
efeknya hanya terjadi di sel-sel sekitar dalam lingkungan dekat membantu memenuhi peningkatan kebutuhan metabolik
tempat sekresinya. Karena parakrin tersebar melalui proses jaringan. Namun, CO, dihasilkan oleh semua sel dan tidak

/'a\ -/1
Taut celah lkatan langsung transien antara sel-sel

(\"/ )l-il-\ytrD
\_-l- )

l{olruri krsl .\lrii:ri:srl il rlrir L, m:il.i u n !l iiil ril a l u l F'trnt Lrtvr i Ftr'*sa n lo,i ll iernri E kstrase N

Sekresi Parakrin Sekresi Neurotransmiter Sel sasaran


Sel lokal

Sel
sasaran
lokal
+ t,-y'

Sekresi hormon Sekresi neurohormon

A.
( *=)
\r/
Sel pensekresi
(sel endokrin)

,l
r@ Sel non-sasaran
(tanpa reseptor)

Molekul kecil dan ion ,,t Parakrin e Neurotransmiter "


Sel non-sasaran
(tanpa resepior)

Hormon c Neurohormon

Gambar 4-21
Jenis komunikasi antarsel. Taut celah dan ikatan langsung transien antara sel-sel adalah cara komunikasi langsung antara sel-sel.
Parakrin, neurotransmitel hormon, dan neurohormon adalah pembawa pesan (perantara) kimiawi ekstrasel yangmelaksanakan
komunikasi tak langsung antara sel-sel. Berbagai pembawa pesan kimiawi ini berbeda dalam sumber dan jarak y-ng harus
ditempuh untuk mencapai sel sasaran mereka.

Prinsip Komunikasi Saraf dan Hormon i23


secara spesifik dibebaskan untuk melaksanakan respons khu- ini dapat berikatan dengan reseptor di dalam sel sasaran untuk
sus ini, sehingga CO, dan bahan-bahan kimia lain yang di- memicu sendiri respons intrasel yang diinginkan. Sebaliknya,
keluarkan secara non-spesifik tidak dianggap parakrin. pembawa pesan kimiawi ekstrasel yang larut air tidak dapat
I Seperti yang baru anda pelajari, neuron-neuron berko- masuk ke sel sasaran karena kurang larut dalam lemak dan tidak
munikasi secara langsung dengan sel-sel yang mereka sarafi dapat menerobos membran plasma. Hormon protein yang
(sel sasaran) dengan mengeluarkan neurotransmiter, yaitu disalurkan oleh darah dan neurouansmiter yang dikeluarkan
pembawa pesan kimiawi berjarak sangat dekat, sebagai res- oleh ujung saraf adalah pembawa pesan kimiawi ekstrasel larut
pons terhadap sinyal listrik (potensial aksi). Seperti parakrin, air yang utama. Pembawa pesan ini memberi tahu sel sasaran
neurotransmiter berdifusi dari tempat pelepasannya dan me- untuk melaksanakan respons tertentu dengan mula-mula ber-
nyeberangi ruang ekstrasel sempit untuk bekerja lokal hanya ikatan dengan reseptor di permukaan membran yang spesifik
di sel sasaran yang tersambung, yang mungkin berupa neuron bagrnya. Reseptor ini adalah protein khusus di dalam membran
lain, otot, atau kelenjar. plasma (lihat h. 62).lkatan pembawa pesan ekstrasel dengan
I Hormon adalah pembawa pesan kimiawi jarak jauh yang reseptor membran permukaan memicu rangkaian proses intrasel
secara spesifik dikeluarkan ke dalam darah oleh kelenjar yang akhirnya mengontrol aktivitas tertentu sel, misalnya
endokrin sebagai respons terhadap sinyal yang sesuai. Darah transpor membran, sekresi, metabolisme, atau kontraksi.
membawa pembawa pesan tersebut ke bagian-bagian tubuh Meskipun kemungkinan respons yang terjadi beragam
lain, untuk mempengaruhi sei sasaran yang berjarak dari namun pengikatan suatu pembawa pesan ekstrasel (pembawa
tempat sekresinya. Hanya sel sasaran dari hormon tertentu pesan perrtama) ke reseptornya menimbulkan respons intrasel
yang memiliki reseptor membran untuk berikatan dengan yang diinginkan hanya melalui dua cara umum: (l) membuka
hormon ini. Sel non sasaran tidak dipengaruhi oleh hormon atau menutup saluran atau (2) mengaktifkan sistem pembawa
dalam darah yang mencapai sel tersebut. pesan kedua. Karena kedua cara ini bersifat universal, maka
I marilah kita membahas masing-masing secara lebih mendalam.
Neurohormon adalah hormon yang dibebaskan ke da-
lam darah oleh neuron neurosekretorik. Seperti neuron biasa,
neuron neurosekretorik dapat berespons terhadap dan meng-
hantarkan sinyal listrik. Namun, neuron neurosekretorik I Sebagian
pembawa pesan kimiawi ekstrasel
tidak secara langsung menyarafi sel sasaran tetapi membe- membuka saluran berpintu kimiawi.
baskan pembawa pesan kimiawinya, neurohormon, ke dalam
Sebagian pembawa pesan ekstrasel memicu respons intrasel
darah setelah mendapat rangsangan yang sesuai. Neurohor-
yang diinginkan dengan membuka arau menutup saluran
mon ini kemudian terdistribusi melalui darah ke sel sasaran
berpintu kimiawi tertentu di membran untuk mengatur
yang jauh. Karena itu, seperti sel endokrin, neuron neuro-
perpindahan ion tertentu masuk atau keluar sel. Salah satu
sekretorik mengeluarkan pembawa pesan kimiawi ke dalam
contohnya adalah pembukaan saluran berpintu kimiawi di
darah, sementara neuron biasa mengeluarkan neurotrans-
membran subsinaps sebagai respons terhadap terikatnya suatu
miter jarak pendek ke dalam ruang tertutup. Di masa men-
neurotransmiter. Perpindahan singkat ion-ion pembawa
datang, kata umum hormon akan secara perlahan mencakup
muatan menembus membran melalui saluran yang terbuka ini
hormon darah dan pembawa pesan neurohormon.
menghasilkan sinyal listrik-dalam contoh ini, PPE dan PPI.
Demikianlah, pembawa pesan kimiawi eksrasel dibebas- Stimulasi sel otot untuk menghasilkan kontraksi juga
kan dari satu jenis sel dan berinteraksi dengan sel sasaran lain terjadi ketika saluran berpintu kimiawi di sel otot terbuka
untuk menghasilkan efek yang diinginkan di sel sasaran. Kini sebagai respons terhadap pengikatan neurotransmirer yang
kita mengalihkan perhatian pada bagaimana pembawa pesan dikeluarkan oleh neuron yang menyarafi otot tersebut. Anda
kimiawi ini menimbulkan respons sel yang diinginkan. akan mempelajari lebih jauh tentang mekanisme ini di bab
tentang otot (Bab 8). Karenanya, kontrol saluran berpintu
kimiawi oleh pembawa pesan elatrasel adalah mekanisme
I Pembawa pesan kimiawi ekstrasel menimbulkan regulatorik penting dalam fisiologi saraf dan otot.
respons sel terutama dengan transduksi sinyal, Setelah respons tuntas, pembawa pesan ekstrasel di-
keluarkan dari reseptornya dan saluran berpintu kimiawi
Istilah transdulsi sinyal merujuk kepada proses di mana sinyal kembali tertutup. Ion-ion yang berpindah melewati mem-
datang (instruksi dari pembawa pesan kimiawi elstrasel) disam- bran melalui saluran yang terbuka untuk memicu respons
paikan ke bagian dalam sel untuk dilalaanakan. (Ti'arnducer kini kembali ke lokasinya semula oleh pengangkut/pembawa
adalah alat yang menerima energi dari satu sistem dan menya- khusus di membran.
lurkannya dalam bentuk lain ke sistem lain. Sebagai contoh,
radio anda menerima gelombang radio yang dikirimkan dari
stasiun radio dan menyalurkan sinyal ini dalam bentuk gelom- I Banyak pembawa pesan kimiawi ekstrasel
bang suara yang dapat ditangkap oleh telinga anda). Pembawa mengaktifkan jalur pembawa pesan kedua.
pesan kimiawi ekstrasel larut lemai<, misalnya hormon steroid
yang berasal dari kolesterol, dapat masuk ke dalam sel dengan Banyak pembawa pesan kimiawi ekstrasel yang tidak dapat
melarutkan diri dan melewati lapis ganda lemak membran benar-benar masuk ke dalam sel sasaran menimbulkan res-
plasma sel sasaran. Karenanya, p.-t* p.ran kimiawi elatrasel pons intrasel yang diinginkan dengan cara lain di luar pem-

124 Bab 4
bukaan saluran berpintu kimiawi. Pembawa pesan perrama kular dan selular, bagian terakhir dari bab ini akan mem-
ini menyampaikan perintahnya dengan memicu proses "sst, bandingkan secara umum bagaimana sistem saraf dan endo-
tolong teruskan". Pengikatan pembawa pesan pertama ke krin berbeda sebagai sistem regulatorik.
reseptor membran menyebabkan terbentuknya sinyal untuk
mengaktifkan pembawa pesan kedua intrasel. Pembawa
pesan kedua akhirnya menyampaikan perintah tersebut me- I Hormon diklasifikasikan secara kimiawi sebagai
lalui serangkaian perantara biokimiawi ke protein-protein hidrofilik atau lipofilik.
intrasel tertentu yang melaksanakan perintah, misalnya
mengubah metabolisme sel atau aktivitas sekresi. Jalur-jaiur Hormon-hormon secara kimiawi tidak sama dan digolong-
intrasel yang diaktifkan oleh pembawa pesan kedua sebagai kan ke dalam dua kelompok berbeda berdasarkan sifat ke-
respons terhadap terikatnya pembawa pesan pertama ke larutannya: hormon hidrofilik atau lipofilik. Hormon dalam
reseptornya di permukaan sei sangat mirip di antara berbagai kelompok masing-masing dibagi lagi berdasarkan struktur
sel meskipun respons akhir terhadap sinyal tersebur sangat biokimia dan/atau sumbernya sebagai berikur (Tabel 4-4).
beragam. Variabilitas respons bergantung pada spesialisasi sel,
1. Hormon hidrofilik ("menyrrkai air") sangat larut air
bukan pada mekanisme yang digunakan.
dan memiliki kelarutan lemak yang rendah. Sebagian
Sebagian neurotransmiter berfungsi melalui sistem pem-
besar hormon hidrofilik adaiah peptida atau hormon
bawa pesan kedua intrasel. Sebagian besar, tetapi tidak semua
protein yang terdiri dari asam-asam amino spesifik ter-
neurotransmiter, berfungsi dengan mengubah konformasi
susun dalam rantai dengan panjang bervariasi. Rantai
saluran berpintu kimiawi sehingga permeabilitas membran
yang lebih pendek adalah peptida, dan yang lebih pan-
dan fluks ion melewati membran pascasinaps berubah, suatu jang adalah protein. Untuk memudahkan, selanjutnya
proses yang sudah anda kenal. Sinaps-sinaps yang meng-
kita akan menyebut keseluruhan kategori ini sebagai
gunakan respons cepat ini dianggap sinaps "cepat". Namun, peptida. Salah satu contoh adalah insulin dari pankreas.
cara lain transmisi melalui sinaps yang digunakan oleh se-
Kelompok lain hormon hidrofilik adalah kateholamin,
bagian neurotransmiter, misalnya serotonin, adalah dengan
yang berasal dari asam amino tirosin dan secara spesifik
mengaktifkan pembawa pesan kedua intrasel. Sinaps yang
dikeluarkan oleh medula adrenal. Kelenjar adrenal ter-
menghasilkan respons yang diperantarai oleh pembawa pesan
diri dari medula adrenal di sebelah dalam dikelilingi
kedua dikenal sebagai sinaps "lambat", karena respons ini
oleh korteks adrenal di sebelah luar. (Anda akan mem-
memerlukan waktu lebih lama dan sering berlangsung lebih
pelajari lebih lanjut renrang lokasi dan struktur kelenjar
lama daripadayang dicapai oleh sinaps cepat. Sebagai con-
endokrin di bab-bab selanjutnya). Epinefrin adalah ka-
toh, pembawa pesan kedua yang diaktifkan oleh neurotrans-
tekolamin yang utama.
miter mungkin memicu perubahan sel pascasinaps jangka 2. Hormon lipofilik ("menyukai lemak") memiliki kela-
panjang yang dipercayai berkaitan dengan tumbuh kembang
rutan lemak yang tinggi dan kurang larut dalam air.
saraf, serta mungkin berperan dalam proses belajar dan Hormon lipofilik mencakup ltormon tiroid dan hormon
mengingat.
steroid. Hormon tiroid, seperti diisyaratkan oleh nama-
Sistem pembawa pesan kedua digunakan secara luas di
nya, disekresikan secara eksklusif oleh kelenjar tiroid.
seluruh tubuh, termasuk salah satu cara kunci yang diguna-
Hormon tiroid adalah turunan tirosin beriodium.
kan oleh kebanyakan hormon larut air untuk menimbulkan Meskipun katekolamin dan hormon tiroid berperilaku
efeknya. Sekarang marilah kita alihkan perhatian kepada
sangar berbeda namun keduanya kadang disatukan ke
komunikasi hormon, di mana kita akan meneliti sistem dalam golongan h ormon amin karenasama-sama turun-
pembawa pesan kedua secara lebih rinci.
an tirosin. Steroid adalah lemak netral yang berasal dari
kolesterol. Hormon yang disekresikan oleh korteks adre-
nal, misalnya kortisol, dan hormon seks (testosteron
PRINSIP KOMUNIKASI HORMON pada pria dan estrogen pada wanita) yang disekresikan
Endokrinologi adalah ilmu tentang penyesuaian kimiawi oleh organ reproduksi adalah steroid.
homeostatik dan aktivitas lain yang dilaksanakan oleh hor- Perbedaan ringan dalam struktur kimia antara hormon-
mon, yang disekresikan ke dalam darah oleh kelenjar endo- hormon dalam masing-masing kategori sering menimbulkan
krin. Sistem saraf dan sistem endokrin adalah dua sistem respons biologis yang sangat berlainan. Sebagai contoh,
regulatorik utama tubuh. Bagian perrama dari bab ini men- dengan membandingkan dua hormon steroid di Gambar
jelaskan mekanisme molekular dan selular mendasar yang 4-22, perhatlkan perbedaan kecil antara resrosreron, hormon
berfungsi sebagai basis bagi bekerjanya keseluruhan sisrem seks pria yang bertanggung jawab dalam pembentukan karak-
saraf-pembentukan sinyal listrik di dalam neuron dan trans- teristik maskulin, dan estradiol, suatu bentuk estrogen, yaitu
misi kimiawi sinyal antara neuron-nuron. Kini kita akan hormon seks wanita penentu sifat feminin.
berfokus pada ciri molekular dan selular kerja hormon dan Aspek kelarutan suatu hormon menentukan (1)
akan membandingkan kemiripan dan perbedaan dalam bagaimana hormon rersebut diproses oleh sel endokrin, (2)
bagaimana sel saraf dan sel endokrin berkomunikasi dengan cara hormon tersebut diangkut dalam darah, dan (3) meka-
sel lain dalam melaksanakan tugas regulasi mereka. Yang nisme yang digunakan hormon untuk mempengaruhi di sel
terakhir, berdasarkan perbedaan cara kerja di tingkat mole- sasaran. Kita mula-mula akan membahas berbagai cara

Prinsip Komunikasi Saraf dan Hormon 125


Tabel 4-4
Klasifikasi Hormon Secara Kimia

AMINA

SIFAT PEPTIDA Katekolamin Hormon Tiroid STEROID

Kelarutan Hidrof ilik Hidrof ilik Lipofilik Lipofilik


Struktur Rantai asam-asam amino Turunan tirosin Turunan tirosin Turunan kolesterol
spesifik beriodium
Sintesis Di retikulum endoplasma Dalam sitosol (lihat h. 771) Dalam koloid, suatu Modifikasi bertahap
kasar; dikemas dalam pulau ekstrasel (lihat molekul kolesterol di
kompleks Golgi h.7s7) berbagai kompartemen
intrasel
Penyimpanan Banyak di granula Di granula kromafin (lihat Dalam koloid (lihat Tidak disimpan; prekursor
sekretorik h.771) h. 7s8) kolesterol disimpan dalam
butiran lemak
Sekresi Eksositosis granula Eksositosis granula Endositosis koloid Difusi sederhana
Transpor Dalam 5ebagai hormon bebas Separuh terikat ke protein Sebagian besar Sebagian besar terikat ke
Darah plasma terikat ke protein protein plasma
plasma
Reseptor Permukaan sel sasaran Permukaan sel sasaran Di dalam sel sasaran Di dalam sel sasaran
Mekanisme Perubahan saluran atau Pengaktifan sistem Pengaktifan gen Pengaktifan gen spesifik
Kerja pengaktifan sistem pembawa pesan kedua spesifik untuk untuk membuat protein
pembawa pesan kedua untuk mengubah aktivitas membuat protein baru yang menghasilkan
untuk mengubah aktivitas protein yang sudah ada baru yang efek
protein yang sudah ada yang menghasilkan efek menghasilkan efek
yang menimbulkan efek
Hormon Tipe lni Sebagian besar hormon Hanya hormon dari Hanya hormon dari Hormon dari korteks
medula adrenal sel folikel tiroid adrenal dan gonad

pemrosesan hormon di tempat asalnya yaitu sel endokrin,


sebelum membandingkan cara transpo! dan mekanisme
kerjanya.

I Mekanisme sintesis, penyimpanan, dan


sekresi hormon bervariasi sesuai perbedaan Testosteron, Estradiol,
kimiawinya. hormon hormon
maskulinisasi feminisasi
Karena adanya perbedaan kimiawi, maka cara sintesis. pe-
nyimpanan, dan sekresi berbagai jenis hormon juga berlainan, Gambar 4-22
sebagai berikut. Perbandingan dua hormon steroid, testosteron dan estradiol.

PEMROSESAN HORMON PEPTIDA HIDROFILIK


Hormon peptida disintesis dan disekresikan dengan tahap-
tahap yang sama dengan yang digunakan untuk membentuk
protein yang akan diekspor keluar sel (lihat Gambar 2-3, h.
78). Sejak disintesis sampai disekresikan, hormon peptida
2. Selama perjalanan melalui RE dan kompleks Golgi,
selalu dipisahkan dari protein-protein intrasel dengan me-
molekul prekursor praprohormon besar ini "dipangkas"
nempatkannya di dalam kompartemen terbungkus mem-
menjadi hormon aktif.
bran. Inilah ringkasan dari tahap-tahap tersebut:
Kompleks Golgi kemudian mengemas hormon jadi ini
1. Protein perkursor besar, atau praprohormon, disintesis ke dalam vesikel sekretorik yang terlepas dan disimpan
oleh ribosom di retikulum endoplasma (RE) kasar. di sitoplasma sampai terdapat sinyal yang sesuai untuk
Prekursor ini kemudian bermigrasi ke kompleks Golgi memicu pelepasannya.
dalam vesikel terbungkus membran yang terlepas dari 4. Pada stimulasi yang sesuai, vesikel sekretorik menyaru
RE halus. dengan membran plasma dan melepaskan isinya keluar

"126 Bab 4
dengan eksositosis (lihat h. 29). Sekresi semacarn ini biasa- Hanya sejumlah kecil fraksi hormon lipofilik yang tidak
nya tidak berlangsung terus-menerus; sekresi ini dipicu ha- terikat (bebas) yang aktifsecara biologis (yaitu, bebas menembus
nya oleh rangsangan tertentu. Darah kemudian menyerap dinding kapiler dan berikatan dengan reseptor sel sasaran untuk
hormon yang disekresikan tersebut unruk didisuibusikan. menimbulkan efek). Setelah berinteralsi dengan sel sasaran,
hormon cepat diinaktifkan atau disingkirkan sehingga tidak
PEMROSESAN HORMON STEROID LIPOFILIK lagi tersedia untuk berinteraksi dengan sel sasaran lain. Karena
hormon yang terikat ke pembawa berada dalam keseimbangan
Semua sel steroidogenik (penghasil steroid) melakukan lang-
dinamik dengan hormon bebas, maka bentuk hormon steroid
kah-langkah berikut untuk menghasilkan dan mengeluarkan
dan tiroid yang terikat menjadi kompartemen cadangan yang
produk hormon mereka:
dapat digunakan untuk mengganti kompartemen bebas yang
1. Kolesterol adalah prekursor bersama untuk semua hor- aktif Untuk memperrahankan fungsi normal endolrin, yang
mon steroid. dipantau adalah jumlah hormon lipofilik bebas yang aktif dan
2. Sintesis berbagai hormon steroid dari kolesterol memer- bukan konsentrasi totalnya dalam plasma.
lukan serangkaian reaksi enzimatik yang memodifikasi I Katekolamin adalah hormon tak lazim karena hanya
molekul kolesterol dasar-sebagai contoh, dengan meng- sekitar 507o dari hormon hidrofilik ini yang beredar sebagai
ubah jenis dan posisi gugus samping ylng melekat ke hormon bebas; 50% lainnya berikatan secara longgar dengan
rangka kolesterol (Gambar 4-23). Setiap konversi dari protein plasma albumin. Karena katekolamin larut air maka
kolesterol menjadi hormon steroid spesifik memerlukan makna pengikatan ke protein ini masih belum diketahui.
bantuan dari sejumlah enzimyanghanya terdapar di or-
CATAIAN KLINIS. Sifat kimia suatu hormon menen-
gan steroidogenik tertentu. Karena itu, setiap orga-n ste-
tukan tidak saja cara-cara hormon tersebut diangkut oleh
roidogenikhanya dapat menghasilkan hormon (-hormon)
darah tetapi juga bagaimana hormon tersebut dapat secara
steroid yang perangkat enzimnya dimiliki oleh organ
artifisial dimasukkan ke dalam darah untuk tujuan terapetik.
tersebut. Sebagai contoh, suatu enzim kunci yang diper-
Karena sistem pencernaan ridak mengeluarkan enzim yang
lukan untuk menghasilkan kortisol hanya ditemukan di
dapat mencerna hormon steroid dan tiroid maka kedua hor-
korteks adrenal, sehingga tidak ada organ steroidogenik
mon ini, misalnya steroid seks yang terkandung dalam pil
lain yang dapat menghasilkan hormon ini.
KB, jika dimakan dapat diserap utuh dari saluran cerna ke
3. Tidak seperti hormon peptida, hormon steroid tidak
dalam darah.Tidak ada hormon jenis lain yang dapat di-
disimpan. Setelah terbentuk, hormon steroid larut lemak
berikan per oral karena enzim-enzim pencerna protein akan
ini segera berdifusi melalui membran plasma lemak sel
menyerang hormon tersebut dan mengubahnya menjadi
steroidogenik untuk masuk ke darah. Hanya prekursor
fragmen-fragmen inaktif. Karena itu, hormon-hormon ini
hormon kolesterol yang disimpan dalam jumlah ber-
harus diberikan melalui rure non-oral; misalnya, defisiensi
makna di dalam sel steroidogenik. Karena itu, kecepatan
insulin diterapi dengan penyuntikan insulin setiap hari.
sekresi hormon steroid seluruhnya dikontrol oleh laju
Kini kita akan membahas bagaimana hormon hidrofilik
sintesis hormon. Sebaliknya, sekresi hormon peptida
dan lipofilik berbeda dalam mekanisme kerja mereka di sel
terutama dikontrol dengan mengatur pelepasan hormon
sasaran.
simpanan yang telah disintesis.

Katekolamin adrenomedula dan hormon tiroid memi-


Iiki jalur sintetik dan sekresi unik yang akan dijelaskan dalam I Hormon umumnya menimbulkan efeknya
pembahasan tentang masing-masing hormon ini secara
dengan mengubah protein intrasel.
spesifik di bab-bab mengenai endol.<rin (Bab 18 dan 19).
Untuk menginduksi efeknya, suatu hormon harus berikatan
dengan reseptor sel sasaran yang spesifik baginya. Setiap
I Hormon hidrofilik larut dalam plasma; hormon interaksi antara suatu hormon dengan reseptor sel sasarannya
lipofilik diangkut oleh protein plasma. menghasilkan respons yang sangat khas yang berbeda di
antara hormon-hormon dan di antara sel-sel sasaran berbeda
Semua hormon diangkut oleh darah tetapi dengan carayang
yang dipengaruhi oleh hormon yang sama. Baik lokasi
tidak sama: reseptor di dalam sel sasaran maupun mekanisme induksi
I Hormon peptida hidrofilik diangkut oleh darah dalam respons oleh pengikatan hormon ke reseptornya bervariasi,
bentuk terlarut. bergantung pada aspek kelarutan hormon.
I Steroid dan hormon tiroid iipofilik, yang kurang larut da-
lam air, tidak dapat larut dalam plasma yang mengandung air. LOKASI RESEPTOR UNTUK HORMON HIDROFITIK
Sebagian besar hormon lipofilik beredar dalam darah menuju DAN LIPOFI[IK
sel sasaran dengan terikat secara reversibel ke protein-protein
Hormon dapat dikelompokkan menjadi dua kategori ber-
plasma. Sebagian terikat ke protein plasma spesifik yang di-
dasarkan lokasi utama reseprornya:
rancang untuk membawa hanya satu jenis hormon, sementara
protein plasma yang lain, misalnya albumin, tanpa memilih 1. Peptida dan katekolamin hidrofilik, yang sukar larut
akan mengangkur semua hormon yang "ingin menumpang". dalam lemak, tidak dapat menembus sawar membran

Prinsip Komunikasi Saraf dan Hormon 127


Kolesterol

'=.L- 1-l-+ Deh idroepiandrosteron


(hormon korteks adrenal)
I

I
,',,'' 1 '' I

I
'\'"-

Testosteron

Androgen
I (hormon seks pria)
I
Kortisol
,, ,,,,
l''., ,

Glu'kokortikoid
Aldosteron (hormon kor,teks adrenal)

.riMinefalokorti.kOid.i' l'..r' il' ii .i.' ii.

(hormon korteks adrenal)


'i].

-- = Zat-zal antara yang pada manusia tidak aktif secara biologis


-"'..y'
Gambar 4-23
Jalur steroidogenik untuk hormon-hormon steroid utama. Semua hormon steroid dihasilkan melalui serangkaian reaksi
enzimatik yang memodifikasi molekul kolesterol, misalnya dengan mengubah-ubah gugus samping yang melekat paCanya.
Setiap organ steroidogenik hanya menghasilkan hormon steroid yang enzim-enzim pemodifikasi spesifik kolesterolnya dimiliki
oleh organ tersebut. Sebagai contoh, testis memiliki enzim yang dibutuhkan untuk mengubah kolesterol menjadi testosteron
(hormon seks pria), sementara ovarium memiliki enzim-enzim yang dibutuhkan untuk menghasilkan progesteron dan berbagai
estrogen (hormon seks wanita).

lemak sel sasaran. Hormon kelompok ini berikatan sasaran. Pengaktifan ini secara langsung mengubah akti-
dengan reseptor spesifik yang terletak di permuhaan uitas protein intrasel yang sudah ada, biasanya enzim,
membran plasma luar sel sasaran. untuk menghasilkan efek yang diinginkan.
2. Hormon tiroid dan steroid lipofilik mudah menembus 3. Semua hormon lipofilik terutama berfungsi dengan
membran permukaan dan berikatan dengan resepror mengaktifkan gen-gen spestfk di sel sasaran untuk me-
spesifik yang terletak di dalam sel sasaran. nyebabkan pembentukan protein intrasel baru, yang pada
gilirannya menghasilkan efek yang diinginkan. Protein
CARA UMUM KERJA HORMON HIDROFILIK DAN yang baru ini dapat berupa enzim arau protein struk-
LIPOFILIK tural.

Meskipun menimbulkan respons biologis yang beragam namun Marilah kita teliti dua mekanime urama kerja hormon (peng-
semua hormon pada akhirnya mempengaruhi sel sasaran mereka aktifan sistem pembawa pesan kedua dan pengaktifan gen)
dengan mengubah protein sel melalui tiga cara umum: secara lebih detil.

I. Sebagian kecil hormon hidrofilik, setelah berikatan


dengan reseptor di permukaan sel sasaran, mengubah I Hormon hidrofilik mengubah protein yang sudah
permeabilitas srl (membuka atau menutup saluran untuk ada melalui sistem pembawa pesan kedua.
satu atau lebih ion) dengan mengubah konformasi (ben-
tuk) protein-protein pembentuk saluran yang telah ada di Sebagian besar hormon hidrofilik (peptida dan katekolamin)
membran. berikatan dengan resepror membran permukaan dan
2. Sebagian besar hormon hidrofilik berfungsi dengan menghasilkan efeknya di sel sasaran dengan bekerja melalui
mengaktiJkan sistem pembawa pesan kedua di dalam sel sistem pembawa pesan kedua untuk mengubah aktivitas

128 Bab 4
protein yang sudah ada. Terdapat dua jalur pembawa pesan protein enzimatik terrentu yang mengatur proses meta-
kedua yang utama: Satu menggunakan adenosin monofos- bolik tertentu dapat meningkat atau menurun.
fat siklik (AMP siklik atau cAMP) sebagai pembawa pesan
Setelah respons terlaksana dan pembawa pesan pertama di-
kedua, dan yang lain menggunakan Ca2..
keluarkan, subunit cr. kembali menyatu dengan subunit B dan
y untuk memulihkan kompleks protein G inaktif. AMP siklik
JALUR PEMBAWA PESAN KEDUAAMP SIKLIK dan bahan-bahan kimia lain yang ikut serta diinaktifkan se-
Dalam penjelasan berikut tentang jalur cAMII langkah- hingga pesan intrasel "terhapus" dan respons dapat dihenti-
langkah yang diberi nomor berkaitan dengan langkahJangkah kan. Jika tidak maka sekali terjadi respons akan berlangsung
bernomor di Gambar 4-24 (h. 130) tanpa henti sampai sel kehabisan bahan yang diperlukan.
Perhatikan bahwa jalur transduksi sinyal ini, Iangkah-
1. Pengikatan pembawa pesan ekstrasel yang sesuai (pem-
langkah yang melibatkan pembawa pesan pertama ekstrasel,
bawa pesan pertama) ke reseptornya di membran per-
reseptor, kompleks protein G, dan protein efektor terjadi di
mukaan akhirnya rnengaktifkan enzim adenilil siklase
(langkah li), yang terletak di sisi sitoplasma membran membran plasma dan menyebabkan pengaktifan pembawa
pesan kedua. Pembawa pesan ekstrasel tidak dapat masuk ke
plasma. Suatu "kurir" terikat membran, protein G, be-
kerja sebagai perantara antara reseptor dan adenilil sikla-
dalam sel untuk "secara pribadi" menyerahkan pesannya
kepada protein yang melaksanakan respons yang diinginkan.
se. Protein G ditemukan di permukaan dalam membran
Pembawa pesan ini memicu proses-proses yang mengaktifkan
plasma. Protein G non-aktif terdiri dari kompleks sub-
pembawa pesan intrasel, cAMP Pembawa pesan kedua ini
unit alfa (cr), beta (0), dan gama (y). Saat ini telah di-
kemudian memicu suatu reaksi biokimia berantai di dalam sel
temukan sejumlah protein G berbeda dengan subunit cr,
yang menyebabkan timbulnya respons sel.
bervariasi. Berbagai protein G ini diaktifkan sebagai res-
pons terhadap pengikatan pembawa pesan pertama ke Berbagai jenis sel memiliki protein jadi yang berbeda-
reseptor di permukaan sel. Ketika pembawa pesan per- beda, yang tersedia untuk difosforilasi dan dimodifikasi oleh
tama berikatan dengan reseptornya, reseptor melekat ke protein kinase A. Karena itw, satu jenis pembawa pesan hedua,
protein G yang sesuai, menyebabkan pengaktifan sub- cAMP, dapat memicu beragam respons di sel yang berbeda,
unit ct. Setelah aktif, subunit o terpisah dari kompleks bergantung pada protein ap^ yang mengalami modifikasi.
protein G dan bergerak di sepanjang permukaan dalam AMP siklik dapat dianggap sebagai suatu "tombol" molekular
membran plasma sampai mencapai suatu protein efek- yangseringdipakaiuntuk"menyalakan' (atau "memadamkan")
tor. Protein efektor ini adalah saluran ion atau enzim di berbagai proses sel, bergantung pada jenis aktivitas protein
dalam membran. Subunit c berikatan dengan protein yang akhirnya termodifikasi di berbagai sel sasaran. Jenis
efektor dan mengubah aktivitasnya. Di jalur AMP siklik, protein yang diubah oleh pembawa pesan kedua bergantung
adenilil siklase adalah protein efektor yang diaktifkan. pada spesialisasi masing-masing sel. Hal ini dapat diibaratkan
Para peneliti telah mengidentifikasi lebih dari 300 re- sebagai kemampuan menerangi atau mendinginkan suatu
septor berbeda yang menyampaikan instruksi pembawa ruangan bergantung pada apakah rombol yang anda tekan
pesan ekstrasel melintasi membran ke protein efektor dihubungkan ke alat khusus untuk menyalakan lampu atau
melalui protein G. ke alat khusus untuk menciptakan gerakan udara (kipas
angin). Di tubuh, variabilitas respons ketika tombol dinyala-
2. Adenilil siklase menginduksi perubahan ATP intrasel
kan bergantung pada perbedaan yang telah diprogram secara
menjadi cAMP dengan memutuskan dua fosfat (lang-
kah &). (Ini adalah ATP yang sama dengan yang di- genetik pada sekumpulan protein di sel-sel yang berbeda.
Sebagai contoh, pengaktifan sistem cAMP menyebabkan
gunakan sebagai "uang" energi di tubuh).
modifikasi kecepatan denyut jantung di jantung, stimulasi
3. cAMP, dengan bekerja sebagai pembawa pesan kedua
pembentukan hormon seks wanita di ovarium, penguraian
intrasel, memicu suatu rangkaian reaksi biokimia yang
simpanan glukosa di hati, kontrol konservasi air sewaktu
telah terprogram di dalam sel untuk menghasilkan res-
pembentukan urin di ginjal, pembentukan jejak-jejak ingatan
pons yang telah ditentukan oleh pembawa pesan per-
sederhana di otak, dan persepsi rasa manis oleh papil kecap.
tama. Mula-mula cAMP mengaktifkan suatu enzim in-
trasel spesifik, protein kinase A (langkah $).
4. Protein kinase A, selanjutnya, memfosforilasi (melekat- SISTEM PEMBAWA PESAN KEDUA Ca2*
kan sebuah gugus fosfat dari AIP ke) protein intrasel
Sebagian sel menggunakan Ca2., bukan cAMB sebagai pem-
spesifik yang sudah ada (langkah $), misalnya suatu
bawa pesan kedua. Dalam hal ini, pengikatan pembawa pesan
enzimyang penting dalam jalur metabolik tertentu.
pertama dengan reseptor permukaan akhirnya menyebabkan,
5. Fosforilasi menyebabkan protein berubah bentuk dan dengan bantuan protein G, pengaktifan enzim fosfolipase
fungsinya (mengaktifkan atau menghambatnya) (lang- C, suatu protein efektor yang terikat ke sisi dalam membran
kah S). (langkah $l di Gambar 4-25) . Enzim ini menguraikan fosfa-
6. Protein yang telah berubah ini menimbulkan perubahan tifilinositol bisfosfat (disingkat PIPr), suatu komponen
pada fungsi sel (langkah $). Perubahan yang terjadi ada- dari ekor molekul fosfolipid di dalam membran itu sendiri.
lah respons fisiologik akhir sel sasaran terhadap pem- Produk pemecahan PIP, adalah fiasilgliserol (DAG) dan
bawa pesan pertama. Sebagai contoh, aktivitas suatu inositol trisfosfat (IPr) (langkah S). IP, adalah fragmen yang

Prinsip Komunikasi Saraf dan Hormon 129


Pembawa pesan pertama, Pengikatan pembawa pesan ekstrasel,
suatu pembawa
@ pembawa pesan pertama, ke resepior
pesan membran permukaan mengaktifkan
kimiawi _-wg Membran
enzim adenilil siklase yang terikat
ekstrasel Zat antara plasma
membran melalui perantaraan protein G.
plotein G
CES
@
--
Adenilil siklase mengubah ATp intrasel
menjadi AMP siklik.
l-',','
I @ nve
pesan
siklik bekerja sebagai pembawa
l kedua intrasel. memicu respons
sel yang diinginkan dengan mengaktifkan
protein kinase A.
Reseotor @ Adenilil CIS
@ Protein kinase A pada gitirannya
@ (Mengubah) siklase memfosforilasi protein intrasel tertentu.
(Pengikatan pembawa fATp) Pembawa pesan
pesan ekstrasel ke reseptor u kedua @ Fosforilasi memicu perubahan bentuk
mengaktifkan protein G, yang dan fungsi protein tersebut.
(Mensaktirkan)
subunit o-nya kemudian I@ @ Protein yang telah berubah tersebut
berpindah ke dan
Protein kinase A kemudian melaksanakan respons sel
mengaktifkan adenilil siklase)
sesuai dengan yang diperintahkan oleh
ArP pembawa pesan ekstrasel.
@ (Memfosrorilasil (f
rtentu ll-4-
Protein tertentu
oo,
#w (Fosforilasi memicu
perubahan bentuk protein)
Bentuk dan fungsi
protein berubah

O = tottut

Gambar 4-24
Mekanisme kerja hormon hidrofilik melalui pengaktifan AMP siklik dan pembawa pesan kedua

berperan dalam memetabolisasi simpanan Ca2' intrasel untuk Meskipun jalur cAMP dan Ca2- adalah sistem pembawa
meningkatkan Ca2- sitosol (langkah 3). Kalsium kemudian pesan kedua yang paling banyak dijumpai namun bukan
mengambil alih peran pembawa pesan kedua, yang akhirnya satu-satunya. Sebagai contoh, di beberapa sel guanosin
menyebabkan terjadinya respons yang ditentukan oleh pem- monofosfat siklik (GMP siklik) berfungsi sebagai pembawa
bawa pesan pertama. Banyak dari proses sel dependen Ca2- pesan kedua dalam suatu sistem yang analog dengan sistem
dipicu oleh pengaktifan kalmodulin, suatu protein pengikat cAMP.
Ca2- intrasel (langkah 4). Pengaktifan kalmodulin oleh Ca2- Banyak hormon hidrofilik menggunakan cAMp sebagai
serupa dengan pengaktifan protein kinase A oleh cAMP Dari pembawa pesan keduanya. Beberapa memakai Ca2. intrasel
sini pola kedua jalur serupa. Kalmodulin yang telah akdf dalam peran ini; bagi yang lain; pembawa pesan keduanya
mengubah bentuk dan fungsi protein sel lain (langkah 5), masih belum jelas. Ingatlah bahwa pengaktifan pembawa
baik mengaktifkannya maupun menghambatnya. Protein pesan kedua adalah suatu mekanisme universal yang diguna-
inilah yang menghasiikan respons sel yang diinginkan (lang- kan oleh berbagai pembawa pesan ekstrasel selain hormon
kah 6). (Secara bersamaan, produk penguraian PIP, lainnya, hidrofilik. (Lihat fitur dalam boks,
Konsep, Thntangan, dan
DAC, memicu jalur pembawa pesan kedua yang lain. DAG Kontroversi, untuk penjelasan tentang suatu jalur transduksi
mengaktifkan protein binase C (PKC), yang pada gilirannya sinyal yang mengejutkan - jalur yang menyebabkan sel bu-
menghasilkan respons sel dengan memfosforilasi protein- nuh diri).
protein sel tertentu).
Jalur cAMP dan Ca2- sering bertumpang tindih dalam
menghasilkan aktivitas sel tertentu. Sebagai contoh, cAMP AMPLIFIKASI OLEH JALUR PEMBAWA PESAN
dan Ca2. dapat mempengaruhi satu sama lain. Kalmodulin KEDUA
yang diaktifkan oleh kalsium dapat mengatur adenilil siklase Beberapa hal penting renrang pengaktifan resepror dan proses-
dan dengan demikian mempengaruhi cAMB semenrara pro- proses selanjutnya layak diperhatikan. Pertama, dengan me-
tein kinase A dapat memfosforilasi dan, karenanya, meng- Iihat jumlah langkah yang berperan dalam sistem pembawa
ubah aktivitas pembawa atau saluran Ca2*. pesan kedua, anda mungkin bertanya-tanya mengapa sedemi-

130 Bab 4
Pembawa pesan Pengikatan suatu pembawa pesan
@
**' -'''"fi
pertama, pembawa Membran plasma
ekstrasel ke reseptor membran
permukaan mengaktifkan enzim
"',.-^nuprotein fosfolipase C yang terikat ke membran
c melalui perantaraan protein G.
G
f ros,rotioase
Fosfolipase C mengubah PlPr, suatu
komponen membran, menjadi DAG
dan lP..
pada gilirannya memobilisasi
@ yang
't. disimpan di dalam organel.
Ca2*

-".",..H%reffi
(Pengikatan pembawa
: ieler
@ 6;u5uh e1s6
fosfolipase C
cls @
menjadi ".u,
yang bekerja sebagai pembawa
pesan kedua, mengaktifkan kalmodulin

pesan ekstrasel ke reseptor


DAG dan lPr) @ Kalmodulin menginduksi perubahan
mengaktifkan protein G, bentuk dan fungsi protein intrasel tertentu.
yang subunit c-nya kemudian Protein yang telah berubah kemudian
berpindah ke dan mengaktii;" G;O @ menghasilkan respons sel yang diinginkan
fosfoliPase c) sesuai perintah pembawa pesan ekstrasel.
@ (N/emobilisasi)
Memurai ,ur* J
pembawa pesan Ca2* intrasel yang di-
kedua yang lain simpan di dalam organel

Pembawa pesan kedua

(Mensaktifkan)
D

(Menginduksi perubahan
bentuk protein)

PlP, = p6.lulidilinositol bisfosfat


DAG = Diasilgliserol
lPs = lnositol trisfosfat
Gambar 4-25
Pengaktifan sistem pembawa pesan kedua kalsium oleh pembawa pesan ekstrasel

kian banyak sel menggunakan sistem kompleks yang sama ini, konsentrasi hormon dan pembawa pesan kimiawi lain yang
untuk melaksanakan sedemikian banyak fungsi. Banyaknya sangat rendah sudah dapat memicu respons sel yang men-
langkah pada jalur pembawa pesan kedua sebenarnya meng- colok.
untungkan, karena efek multipliffkasi jaiur ini sangat mem-
perkuat sinyal awal. Amplifikasi berarti bahwa kekuatan
keluaran suatu sistem jauh lebih besar daripada masukannya.
MODIFIKASI JALUR PEMBAWA PESAN KEDUA
Pengikatan satu molekul pembawa pesan ekstrasel ke reseptor- Meskipun reseptor membran berfungsi sebagai penghubung
nya mengaktifkan sejumlah molekul adenilil siklase (marilah antara pembawa pesan perrama ekstrasel dan pembawa pesan
kita anggap 10), yang masing-masing mengaktifkan banyak kedua intrasel dalam pengaturan aktivitas-aktivitas sel tertenru,
(dalam contoh hipotetis kita, katakan 100) molekul cAMP reseptor itu sendiri juga sering berada di bawah kontrol. Pada
Setiap molekul cAMP kemudian bekerja pada saru protein banyak keadaan, jumlah dan afinitas (daya ikat reseptor aras
kinase A, yang memfosforilasi dan karenanya mempengaruhi pembawa pesan kimiawinya) dapat berubah, bergantung pada
banyak (kembali kita andaikan 100) protein spesifik, misalnya keadaan. Sebagai contoh, jumlah resepror untuk hormon
enzim. Setiap enzim, pada gilirannya, bertanggung jawab insulin dapat turun sebagai respons terhadap peningkatan
menghasilkan banyak (mungkin 1 00) molekul produk tertentu, kronik insulin dalam darah. Kemudian, saat kira membahas
misalnya produk selretorik. Hasil dari proses berjenjang ini, kelenjar-kelenjar endokrin spesifik secara detil, anda akan
dengan satu proses memicu proses berikutnya dalam rangkai- mempelajari lebih banyak tentang mekanisme yang mengarur
an, adalah amplifikasi luar biasa sinyal awal. Dalam contoh responsivitas sel sasaran terhadap hormonnya ini.
hipotetis kita, satu molekul pembawa pesan kimiawi berperan CATAIAN KLINIS. Banyak proses penyakit dapat di-
menghasilkan i 0 juta rnolekul produk sekretorik. Dengan cara kaitkan dengan malfungsi resepror atau defek di salah satu

Prinsip Komunikasi Saraf dan Hormon 131


Konsep, Tantangan, dan Kontroversi
Bunuh Diri sel Terprogram: contoh Mengejutkan Jalur Transduksi sinyal

Pada sebagian besar kasus, jalur pada tubuh orang dewasa. Fungsi pasokan O, akibat penyumbatan total
transduksi sinyal yang dipicu oleh optimal sebagian besar jaringan pembuluh darah yang mendarahinya,
pengikatan suatu pembawa pesan bergantung pada keseimbangan mati akibat nekrosis (lihat h. 362).
kimiawi ekstrasel dengan reseptor antara produksi sel baru dan Meskipun nekrosis dan apoptosis
membran permukaan ditujukan untuk destruksi diri sel. Keseimbangan ini sama-sama menyebabkan kematian,
mendorong fungsi yang sesuai, mempertahankan jumlah sel yang tahap-tahap yang terlibat sangat
pertumbuhan, kelangsungan hidup, sesuai di suatu jaringan sembari berbeda. Pada nekrosis, sel yang mati
atau reproduksi sel. Sebaliknya, setiap menjamin pasokan sel segar yang adalah korban yang pasif, sementara
sel memiliki jalur inheren tak lazim berada dalam puncak kinerjanya. pada apoptosis sel secara aktif ikut
yang, jika terpicu, menyebabkan sel I Kematian sel terprogram berperan serta dalam kematiannya sendiri. pada
melakukan bunuh diri dengan penting dalam sistem imun. nekrosis, sel yang cedera tidak dapat
mengaktifkan enzim-enzim penggun- Apoptosis adalah salah satu cara memompa keluar Na* seperti biasa.
ting protein intrasel, yang memotong untuk menghilangkan sel yang Akibatnya, air masuk melalui osmosis,
sel menjadi kepingan-kepingan kecil terinfeksi oleh virus berbahaya. menyebabkan sel membengkak dan
yang mudah dibersihkan. Kematian sel Selain itu, sel darah putih yang pecah. Biasanya pada nekrosis
terprogram yang disengaja ini disebut melawan infeksi dan telah melak- gangguan yang menyebabkan
apoptosis. (Kata ini berarti "terlepas", sanakan tugasnya serta tidak lagi kematian sel juga mencederai banyak
dalam kaitannya dengan membuang diperlukan akan mematikan dirinya sel sekitar sehingga banyak sel sekitar
sel yang tidak lagi bermanfaat, seperti send iri. membengkak dan pecah bersama-
daun rontok pada musim gugur). I Sel-sel yang tidak diinginkan yang sama. Pelepasan isi sel ke dalam
Apoptosis adalah bagian normal dari me nga nca m homeostasis b i asa nya jaringan sekitar memicu respons
kehidupan-sel-sel yang menjadi disingkirkan dari tubuh dengan peradangan di tempat kerusakan
berlebih atau terganggu dipicu untuk apoptosis. Yang termasuk dalam tersebut (lihat h. 450). Sayangnya,
menghancurkan dirinya sendiri demi daftar "korban" ini adalah sel tua, respons peradangan memiliki kemung-
tujuan yang lebih besar yaitu pemeli- sel yang mengalami kerusakan tak kinan merusak sel-sel sekitar yang
haraan kesehatan tubuh keseluruhan. tersembuhkan akibat terpajan ke masih sehat.
radiasi atau racun lain, dan sel yang Sebaliknya, apoptosis terjadi pada
Peran Apoptosis mungkin akan kacau. Banyak sel sel tertentu tanpa mengenai sel-sel
Di sini adalah contoh-contoh peran mutan dieliminasi dengan cara ini sekitar. Sel yang memberi sinyal untuk
penting yang dilakukan oleh program sebelum benar-benar menjadi bunuh diri melepaskan dirinya dari
pengorbanan intrinsik ini: kanker. sel-sel sekitar kemudian menciut, bukan
I Eliminasi-diri sel-sel tertentu yang membengkak dan pecah. Sebagai
dapat diperkirakan adalah bagian Perbandingan Apoptosis dan Nekrosis senjatanya yang mematikan, sel yang
normal dari perkembangan. 5el-sel Apoptosis bukan satu-satunya cara bunuh diri tersebut mengaktifkan suatu
tertentu yang tidak diinginkan yang kematian sel, namun ini adalah cara jenjang enzim pemotong protein
diproduksi selama perkembangan yang paling rapi. Apoptosis adalah cara intrasel yang dalam keadaan normal
diprogram untuk membunuh diri terkontrol, disengaja, rapi untuk inaktif, kaspase, yang membunuh sel
mereka sendiri. Selama perkem- menghilangkan sel-sel yang tidak lagi dari dalam. Ketika sel diberi sinyal
bangan seorang wanita, misalnya, dibutuhkan atau menimbulkan untuk menjalani apoptosis, mitokondria
apoptosis secara sengaja menghi- ancaman bagi tubuh. Bentuk lain menjadi bocor sehingga sitokrom c
Iangkan duktus embrionik yang kematian sel, nekrosis (memiliki arti keluar ke dalam sitosol. Sitokrom c,
dapat membentuk saluran repro- "membuat mati") adalah pembunuhan suatu komponen rantai transpor
duksi pria. Demikian juga, apoptosis yang tidak terkendali, tidak disengaja, elektron, biasanya ikut serta dalam
membentuk jari tangan dari tangan dan "kotor" pada sel-sel berguna yang fosforilasi oksidatif untuk menghasilkan
berbentuk kantung dengan mengalami cedera berat oleh sesuatu ATP (lihat h. 38). Di luar lingkungan
menghilangkan membran mirip jala dari luar sel, misalnya pukulan fisik, normalnya di mitokondria, sitokrom c
di antara jari-jari tersebut. kekurangan 02, atau penyakit. Sebagai mengaktif kan jenjang kaspase. Sekali
I Apoptosis penting dalam perputar- contoh. selama serangan jantung, diaktifkan, enzim-enzim golongan
a nlpe rtu ka ra n (tu rn-ove r) ja ri ng a n sel-sel otot jantung yang kekurangan kaspase ini bekerja seperti gunting

dari berbagai komponen jalur transduksi sinyal. Sebagai con-


toh, gangguan reseptor merupakan penyebab cebol Laron I Denganmerangsang gen, hormon lipofilik
(Laron duafism). Pada penyakit ini, pasien bertubuh sangat mendorong sintesis protein baru.
pendek meskipun kadar hormon pertumbuhannya normal,
Semua hormon lipofilik (hormon steroid dan tiroid) berikat-
karena jaringan tidak dapat berespons secara normal terhadap
an dengan reseptor intrasel dan terutama menghasilkan efek
hormon pertumbuhan. Hal ini bertentangan dengan jenis di sel sasarannya dengan mengaktifkan gen-gen terrenru
cebol yang lebih umum di mana tubuh pasien sangat pendek
untuk mensintesis protein stuktural atau enzimatik baru.
karena defisiensi hormon pertumbuhan.
LangkahJangkah dalam proses berikut ini berkorelasi dengan
Setelah mempelajari cara-cara hormon hidrofilik me- angka-angka di Gambar 4-26,h. 135:
nimbulkan perubahan pada sel sasarannya, kini kita akan 1. Hormon lipofilik bebas (hormon yang tidak terikat ke
berfokus pada mekanisme kerja hormon lipofilik. pembawa) berdifusi menembus membran plasma sel

132 Bab 4
molekul untuk membongkar sel secara bagi tubuh, bahwa semua di lingkungan Meskipun semua sel memiliki perang-
sistematis. Dengan menggunting sekitar sel baik-baik saja, dan bahwa kat kematian yang sama namun sinyal
protein demi protein, enzim-enzim ini segala sesuatu di dalam sel bekerja yang menginduksi mereka untuk
memotong nukleus, menguraikan DNA dengan baik. Sinyal-sinyal ini menca- bunuh diri bervariasi.
yang esensial untuk kehidupan, lalu kup faktor pertumbuhan spesifik Mengingat bahwa kehidupan setiap
menguraikan sitoskeleton penentu jaringan, hormon-hormon tertentu, sel bergantung pada keseimbangan
bentuk internal, dan akhirnya meme- dan kontak yang sesuai dengan sel-sel yang rawan ini setiap saat, tidaklah
cah-mecah sel itu sendiri menjadi tetangga dan matriks ekstrasel. mengherankan bahwa kegagalan
paket-paket terbungkus membran Sinyal-sinyal kelangsungan hidup kontrol apoptosis-yang menyebabkan
yang mudah dibersihkan. Yang ekstrasel ini memicu jalur-jalur intrasel bunuh diri sel berlebihan atau
penting, isi sel yang mati tetap yang menghambat pengaktifan kekurangan-tam paknya berperan
terbungkus oleh membran plasma jenjang kaspase sehingga perangkat pada banyak penyakit penting.
sepanjang proses bunuh diri ini kematian sel dapat ditahan. Sebagian Aktivitas apoptoti k berlebihan
sehingga isi intrasel yang berpotensi besar sel terprogram untuk bunuh diri dipercaya ikut berperan dalam
merusak tidak keluar seperti pada jika mereka tidak mendapat sinyal kematian sel otak pada penyakit
nekrosis. Tidak terjadi respons kelangsungan hidup yang "menen- Alzheimer, penyakit Parkinson, dan
peradangan sehingga sel-sel sekitar teramkan" tersebut. Jika jalur-jalur stroke, serta kematian dini sel-sel
tidak terganggu. Sel-sel di sekitar intrasel pelindung tersebut dihilangkan penahan infeksi pada AlD5. Sebaliknya,
malah dengan cepat menelan dan maka enzim-enzim penggunting apoptosis yang terlalu sedikit kemung-
menghancurkan fragmen-fragmen sel protein yang mematikan akan beraksi. kinan besar berperan dalam kanker.
apoptotik dengan fagositosis. Produk Sebagai contoh, terhentinya sinyal dari Bukti-bukti mengisyaratkan bahwa sel
penguraian didaur ulang untk tujuan faktor pertumbuhan atau terlepasnya kanker tidak berespons terhadap
lain sesuai kebutuhan. Sementara itu, sel dari matriks ekstrasel menyebabkan sinyal-sinyal ekstrasel normal yang
jaringan secara keseluruhan terus sel tersebut segera bunuh diri. mendorong kematian sel. Karena tidak
berfungsi normal, dengan sel apopotik 5elain itu, sel memperlihatkan mati setelah mendapat sinyal yang
diam-diam mematikan dirinya sendiri. "reseptor kematian" di membran sesuai maka sel-sel ini terus tumbuh
plasmanya yang menerima "sinyal tak terkendali, membentuk massa
Kontrol Apoptosis kematian" ekstrasel, misalnya dari kacau yang lepas kontrol.
Jika di setiap sel terdapat kaspase-
hormon tertentu atau pembawa pesan Apoptosis saat ini merupakan salah
kaspase poten yang dapat merusak sel
kimiawi spesifik dari sel darah putih. satu topik penelitian yang paling
itu sendiri, apa yang secara normal Pengaktifan jalur kematian oleh "panas". Para peneliti berlomba untuk
menjaga enzim-enzim kuat ini tetap
sinyal-sinyal ini dapat menggilas menguraikan berbagai faktor yang
berada di bawah kendali (yaitu, dalam jalur-jalur penyelamat nyawa yang berperan dalam jalur transdul<si sinyal
bentuk inaktif) saat sel yang diaktifkan oleh sinyal kelangsungan yang mengendalikan proses ini.
bermanfaat bagi tubuh dan layak hidup. Jalur transduksi kematian sel Harapan mereka adalah menemukan
hidup? Demikian juga, apa yang
dengan cepat menyalakan perangkat cara untuk memperbaiki perangkat
mengaktifkan jenjang kaspase di sel apoptotik internal, mendorong sel ke apoptotik untuk mencari terapi-terapi
yang tidak diinginkan yang ditakdirkan
kematiannya sendiri. Demikian juga, baru untuk berbagai penyakit
untuk mengeliminasi dirinya sendiri? perangkat bunuh-diri diaktifkan ketika mematikan.
Karena pentingnya keputusan
sel menderita kerusakan intrasel yang
hidup-atau-mati ini, tidaklah tidak dapat diperbaiki. Karena itu,
mengherankan bahwa terdapat
sebagian sinyal menghambat apopto-
banyak jalur yang mengontrol secara
sis, sementara yang lain mengaktifkan-
ketat apakah suatu sel hidup atau nya. Apakah sebuah sel akan hidup
mati. Sebuah sel secara normal
atau mati bergantung pada sinyal
menerima "sinyal kelangsungan
mana yang mendominasi pada setiap
hidup" secara terus-menerus, yang waktu.
meyakinkan sel bahwa ia bermanfaat

sasaran dan berikatan dengan reseptor spesifiknya di da- bagai hormon steroid dan hormon tiroid, setelah berikatan
lam sel (langkah rg:). Sebagian besar reseptor hormon dengan reseptor masing-masing, melekat ke HRE yang
lipofilik terletak di nukleus. berbeda di DNA. Sebagai contoh, komplela esrrogen-
2. Setiap reseptor memiliki regio spesifik untuk berikatan reseptor berikatan di elemen respons estrogen DNA.
dengan hormonnya dan regio lain untuk berikatan dengan
3. Pengikatan kompleks hormon-reseptor dengan DNA
DNA. Reseptor tidak dapat mengikat DNA kecuali jika ia
akhirnya "menyalakan" suatu gen spesifik di sel sasaran.
mula-mula mengikat hormonnya. Setelah hormon ber-
ikatan dengan reseptor, kompleks hormon-reseptor ini Gen ini mengandung kode/sandi untuk membentuk
kemudian berikatan dengan DNA di tempat pengikatan protein rertentu. Kode gen yang diaktifkan ini ditrans-
spesifik di DNA yang dikenal sebagai hormone response kripsikan menjadi messenger RNA (mRNA) komplemen-
element (HRE, elemen respons hormon) (langkah }). Ber- ter (langkah g.

Prinsip Komunikasi 5araf dan Hormon 133


4. mRNA yang baru meninggalkan nukleus dan masuk ke Selanjutnya kita akan membandingkan persamaan dan
sitoplasma (langkah S. perbedaan respons saraf dan hormon di tingkat sistem.
5. Di sitoplasma, mRNA berikatan dengan ribosom, "meja
kerja'tempat peny'usunan protein baru . Di sini, mRNA
mengarahkan sintesis protein baru sesuai kode DNA PERBANDINGAN SISTEM SARAF
pada gen yang diaktifkan di atas (langkah g).
6. Protein yang baru dibentuk, baik struktural maupun
DAN SISTEM ENDOKRIN
enzimatik, menghasilkan respons fisiologis sel sasaran Seperti anda ketahui, sistem saraf dan endokrin adalah dua
terhadap hormon (langkah iil. sistem regulatorik utama tubuh. Sistem saraf dengan cepat
Melalui mekanisme ini, hormon lipofilik yang berbeda meng- menyalurkan impuls listrik ke otot rangka dan kelenjar
aktifkan gen yang berbeda pula sehingga timbul efek biologis eksokrin yang disarafinya. Sistem endokrin mengeluarkan
yang beragam. hormon ke dalam darah untuk disalurkan ke tempat kerja
Meskipun sebagian besar kerja steroid terjadi melalui yang terletak jauh. Meskipun kedua sistem ini berbeda dalam
pengikatan hormon ke reseptor intraselnya yang menyebab- banyak segi, namun juga memiliki banyak kesamaan (Thbel
kan pengaktifan gen, studi-studi terakhir mengungkapkan 4-5). Keduanya akhirnya mengubah sel sasaran (tempat kerja)
adanya mekanisme lain yang digunakan hormon steroid dengan mengeluarkan pembawa pesan kimiawi (neurotrans-
untuk menimbulkan efek-efek yang terlalu cepat untuk miter pada sel saraf, hormon pada sel endokrin) yang berikatan
diperantarai oleh transkripsi gen. Para peneliti telah mem- dengan resepror spesifik di sel sasaran.Pengikatan ini memicu
pelajari bahwa sebagian hormon steroid, terurama beberapa respons sel yang ditentukan oleh sistem regulatorik. Marilah
hormon seks, berikatan dengan reseptor steroid unik di kita teliti perbedaan anatomik antara kedua sistem ini serta
membran plasma, selain berikatan dengan reseptor steroid berbagai cata yarg digunakan untuk menimbulkan efek
tradisional di nukleus. Pengikatan di membran ini menye- spesifik.
babkan efeb reseptor steroid nongenomik, yaitu, efek yang
dilaksanakan oleh sesuatu di luar perubahan aktivitas gen,
misalnya dengan menginduksi perubahan fluks ion melewati I Sistem saraf adalah sistem "kabel", dan sistem
membran atau mengubah aktivitas enzim-enzim sel. endokrin adalah sistem "nirkabel".
Secara anatomis, sistem saraf dan endokrin cukup berbeda.
Pada sistem saraf, setiap sel saraf berakhir langsung di sel
I Respons hormon lebih lambat dan lebih lama sasaran spesifik; yaitu, sistem saraf adalah "kabel" yang ter-
daripada respons saraf. susun sangat spesifik membentuk jalur-jalur anatomik yang
rapi untuk menyalurkan sinyal dari satu bagian tubuh ke
Dibandingkan dengan respons sarafyang terlaksana dalam bagian lain. Informasi dibawa di sepanjang rantai neuron ke
hitungan milidetik, kerja hormon relatif lambat dan ber- tujuan yang diinginkan melalui perambatan potensial aksi
kepanjangan, memerlukan waktu beberapa menit sampai disertai transmisi melalui sinaps. Sebaliknya, sistem endokrin
beberapa jam setelah hormon berikatan dengan resepror- adalah sistem "nirkabel" yaitu bahwa kelenjar endokrin tidak
nya. Variabilitas waktu awitan untuk respons hormon ini berkaitan secara anaromis dengan sel sasarannya. pembawa
bergantung pada mekanisme yang digunakan. Hormon pesan kimiawi endolrin disekresikan ke dalam darah dan
yang bekerja melalui sistem pembawa pesan kedua untuk disalurkan ke sasaran yang letaknya jauh. Pada kenyataannya,
mengubah aktivitas enzim yang sudah ada, sudah bekerja komponen-komponen sistem endokrin itu sendiri tidak se-
maksimal dalam beberapa menit. Sebaliknya, respons cara anatomis berkaitan; kelenjar endokrin tersebar di selu-
hormon yang memerlukan sintesis protein baru mungkin ruh tubuh (lihat Gambar 18-1, h. 726). Namun, secara fung-
memerlukan waktu hingga beberapa jam sebelum efek sional kelenjar-kelenjar ini membentuk suatu sistem karena
timbul. semuanya mengeluarkan hormon dan terjadi banyak inter-
Juga berbeda dari respons sarafyang cepat selesai setelah aksi di antara berbagai kelenjar endokrin.
sinyal pemicu berhenti, respons hormon menetap untuk
beberapa waktu setelah hormon tidak lagi terikat ke resep-
tornya. Sekali suatu enzim diaktifkan sebagai respons terha- I Spesifisitas neuron disebabkan oleh kedekatan
dap input hormon hidrofilik, enzim tersebut tidak lagi ber- anatomik; spesifisitas endokrin disebabkan oleh
gantung pada keberadaan hormon. Karena itu, respons
spesialisasi reseptor,
bertahan hingga enzim diinaktifkan. Demikian juga, sekali
suatu protein terbentuk sebagai respons terhadap input hor- Akibat perbedaan anatomik mereka, sistem saraf dan sistem
mon lipofilik, protein tersebut terus berfungsi hingga terurai. endokrin memperoleh spesifisitas kerja melalui cara yang
Akibatnya, efek hormon biasanya berlangsung hingga bebe- berbeda. Spesifisitas komunikasi saraf bergantung pada
rapa lama setelah penghentiannya. Dapat diperkirakan bah- keeratan hubungan anatomik sel saraf dengan sel sasarannya,
wa respons yang bergantung pada sintesis protein bertahan sehingga setiap neuron memiliki jangkauan pengaruh yang
lebih lama daripada yang ditimbulkan oleh pengaktifan sangat sempit. Neurotransmiter dibebaskan dengan distribusi
enzim. terbatas ke sel-sel sasaran sekitar lalu cepar diinaktifkan atau

134 Bab 4
Sitoplasma sel sasaran Nukleus @ Horrnon lipofilik berdifusi melewati
membran plasma dan membran nukleus
sel sasarannya dan berikatan dengan
reseptor nukleus yang spesifik baginya.
Kompleks hormon-reseptor sebaliknya
@
- berikatan dengan elemen respons hormon,
suatu segmen DNAyang spesifik bagi
kompleks hormon-reseptor.

@ gen-gen
Pengikatan ke DNA ini mengaktifkan
spesifik, yang menghasilkan
mRNA komplementer.

@ mRNA meninggalkan nukleus.

@ Di sitoplasma, mRNA mengarahkan


sintesis protein baru.

@ Protein-protein baru ini, baik enzimatik


maupun struktural, melaksanakan
respons fisiologik sel sasaran terhadap
hormon.

H = hormon lipofilik bebas HRE = hormone response element


R = reseptor hormon lipofilik mRNA = messenger RNA
Gambar 4-26
Mekanisme kerja hormon lipofilik melalui pengaktifan gen
(Sumber: Diadaptasi dengan ijin dari GeorgeA, Hedge, Howard D. Colby, dan Robert L. Goodman, Clinical Endocrine Physiology
lPhiladelphia: WB Saunders Company, 19871, Gbr. 1-9, h. 20).

Tabel 4-5
Perband inga n Sistem Saraf dan Sistem Endokrin
:

SIFAT SISTEM SARAF SISTEM ENDOKRIN

Susunan Anatomik Sistem "berkabel"; susunan struktur yang Sistem "nirkabel"; kelenjar endokrin tersebar
spesifik antara neuron dan sel sasaran; luas dan tidak berkaitan secara struktural satu
kontinu itas struktural sistem sama lain atau dengan sel sasarannya
Jenis Pembawa Pesan Neurotransmiter yang dikeluarkan ke dalam Hormon yang dikeluarkan ke dalam darah
Kimiawi celah sinaps
Jbngkauan Pembawa Sangat dekat (berdifusi menyeberangi celah Jarak jauh (dibawa oleh darah)
Pesan Kimiawi sinaps)
Cara Spesifisitas Efek di Bergantung pada hubungan anatomik erat Bergantung pada spesifisitas pengikatan sel
Sel Sasaran antara sel saraf dan sel sasaran sasaran serta responsivitas terhadap hormon
tertentu
Kecepatan Respons Cepat (milidetik) Lambat (menit sampai jam)
Lama Kerja Singkat (milidetik) Lambat (menit sampai hari atau lebih lama)
Fungsi Utama Mengoordinasikan respons cepat dan tepat Mengontrol aktivitas yang lebih memerlukan
durasi daripada kecepatan

dibersihkan sebelum memperoleh akses ke darah. Sel sasaran anda. Jika ACh secara tak terbatas dibebaskan ke dalam da-
suatu neuron memiliki reseptor untuk neurotransmiteq te- rah, seperti hormon pada sistem endokrin nirkabel, maka
tapi demikian juga banyak sel lain di lokasi yang lain, dan semua otot rangka akan secara bersamaan berespons dengan
sel-sel ini dapat berespons terhadap mediator yang sama ini berkontraksi, karena semua memiliki resepror untuk ACh.
seandainya mediator tersebut sampai kepada mereka. Sebagai Tentu saja hal ini tidak terjadi, karena adanya pola perkabelan
contoh, keseluruhan sistem sel sarafyang menyaraff seluruh tepat yang menghubungkan langsung neuron motorik
otot rangka (neuron motorik) tubuh anda menggunakan dengan sel sasarannya.
neurorransmiter yang sama, asetilholin (ACh), dan semua Spesifisitas ini bertolak belakang dengan cara spesifisitas
otot rangka anda memiliki reseptor ACh komplementer (Bab komunikasi pada sistem endokrin. Karena mengalir dalam
8). Namun anda dapat secara spesifik menggoyangkan jem- darah, maka hormon dapat mencapai hampir semua jaringan.
pol kaki anda tanpa mempengaruhi otot lain, karena ACh Namun meskipun distribusi hormon ke mana-mana, namun
dapat secara tersendiri dibebaskan dari neuron motorik yang hanya sel sasaran tertentu yang berespons terhadap masing-
secara spesifik tersambung ke otot pengontroi jempol kaki masing hormon. Spesifisitas kerja hormon bergantung pada

Prinsip Komunikasi Saraf dan Hormon 135


spesialisasi reseptor sel sasaran. Agar suatu hormon dapat terikat ke reseptor untuk beberapa lama sehingga efek biolo-
menimbulkan efeknya, hormon mula-mula harus berikatan gis juga memanjang. Selain itu, tidak seperti respons saraf
dengan reseptor yang spesifik baginya yang terletak hanya di yang berlangsung singkat dan berhenti hampir langsung
sel sasaran hormon. Reseptor sel sasaran bersifat sangat pe- setelah neuroffansmiter dipindahkan, efek endokrin biasanya
milih dalam membentuk ikatan. Reseptor ini hanya akan berlangsung beberapa waktu setelah hormon dihentikan.
mengenal dan berikatan dengan hormon terrenru, meskipun Respons sarafterhadap satu kali letupan pengeluaran neuro-
ia terpajan secara bersamaan ke banyak hormon lain dalam transmiter berlangsung hanya beberapa milidetik sampai
darah, yang sebagian di antaranya sangat mirip secara sffuk- detik, sementara perubahan di sel sasaran yang ditimbulkan
tural dengan hormon tertentu tersebut. Reseptor mengenal oleh hormon berlangsung selama beberapa menit hingga
suatu hormon karena konformasi suatu bagian dari molekul beberapa hari atau, pada kasus efek hormon pertumbuhan,
reseptor cocok dengan bagian tertentu hormon seperti "kunci seumur hidup. Karena itu, kerja hormon relatif lambat dan
dengan anak kuncinyd'. Pengikatan suaru hormon dengan berkepanjangan, menyebabkan kontrol endokrin sangar co-
reseptornya memicu reaksi yang berpuncak pada efek akhir cok untuk mengatur aktivitas metabolik yang memerlukan
hormon. Hormon tidak dapat mempengaruhi sel lain karena srabi litas jangka pan.iang.
sel bukan sasaran tidak memiliki reseptor pengikat yang Meskipun sistem endokrin dan saraf memiliki bidang
tePat. spesialisasi masing-masing, keduanya berkaitan erat secara
fungsional. Sebagian sel saraf tidak mengeluarkan neuro-
rransmiter di sinaps tetapi malah berakhir di pembuluh da-
I Sistem saraf dan endokrin memiliki lingkup rah dan mengeluarkan pembawa pesan kimiawinya (neuro-
otoritas masing-masing tetapi saling berinteraksi hormon) ke dalam darah, di mana bahan-bahan kimia ini
secara fungsional. bertindak sebagai hormon. Suatu pembawa pesan bahkan
dapat menjadi neurotransmiter jika dibebaskan dari ujung
Sistem saraf dan endokrin adalah sistem yang khusus
saraf dan sebagai hormon jika disekresikan oleh sel endo-
mengontrol berbagai jenis aktivitas. Secara umum, sistem
krin. Sistem sarafsecara langsung atau tak langsung mengon-
saraf mengatur koordinasi respons yang cepat dan tepat.
trol sekresi banyak hormon (lihat Bab l7). Pada saar yang
Sistem ini sangar penting dalam interaksi tubuh dengan
sama, banyak hormon bertindak sebagai neuromodulator,
lingkungan eksternal. Sinyal saraf dalam bentuk potensial
mengubah efektivitas sinaps sehingga mempengaruhi sifat
aksi cepat dihantarkan di sepanjang serat sel saraf,, menye-
peka rangsang sisrem saraf. Adanya hormon kunci tertentu
babkan pelepasan neurotransmiter di ujung sarafyang hanya
bahkan esensial bagi perkembangan dan pematangan otak
harus berdifusi melintasi suatu jarak mikroskopik menuju sel
selama kehidupan janin. Selain itu, pada banyak keadaan
sasaran sebelum respons timbul. Respons yang diperantarai
sistem saraf dan endokrin sama-sama mempengaruhi sel
oleh sistem saraftidak saja cepat tetapi juga singkat; respons
sasaran yang sama secara saling melengkapi. Sebagai contoh,
segera dihentikan setelah neurotransmirer cepar dikeluarkan
kedua sistem regulatorik utama ini membantu mengarur
dari sasarannya. Hal ini memungkinkan respons diakhiri,
sistem sirkulasi dan pencernaan. Karena itu, banyak ter-
respons dapat cepat diulang, arau respons segera diganti
dapat persinggungan regulatorik penting antara sisrem saraf
dengan respons lain, sesuai kebutuhan saat iru (misainya,
dan endokrin. Studi renrang hubungan ini dikenal sebagai
perubahan cepar dalam perintah ke kelompok-kelompok
neuroendokrinologi.
otot yang diperlukan untuk berjalan). Cara kerja ini menye-
Dalam tiga bab berikutnya, kita akan berkonsentrasi
babkan komunikasi sarafberlangsung sangar cepat dan tepar.
pada sistem sarafdan akan mengulas sistem endoftrin secara
Jaringan sasaran sistem saraf adalah otot dan kelenjar, ter- lebih mendalam di bab-bab selanjutnya. Di seluruh teks ini
utama kelenjar eksokrin tubuh.
kita akan terus menunjukkan beragam cara interalsi kedua
Sistem endokrin, sebaliknya, adalah sistem yang khusus
sistem ini sehingga tubuh adalah suatu keseluruhan yang
mengontrol aktivitas-aktivitas yang lebih memerlukan durasi
terpadu, meskipun masing-masing sistem memiliki lingkup
daripada kecepatan, misalnya mengatur metabolisme organik
otoritas masing-masing.
serta keseimbangan air dan elektrolit; mendorong perrum-
buhan dan perkembangan yang lancar dan berkesinambung-
an; dan mengontrol reproduksi. Sistem endokrin berespons
lebih lambat terhadap rangsangan pemicunya daripada sis- PERSPEKTIF BAB INI: FOKUS PADA
tem saraf, karena beberapa alasan. Pertama, sistem endokrin
HOMEOSTASIS
harus bergantung pada aliran darah untuk menyampaikan
pembawa pesan kimiawinya dalam jarak yangjauh. Kedua, Untuk mempertahankan homeostasis, sel-sel harus berko-
mekanisme kerja hormon di sel sasaran biasanya lebih kom- munikasi sehingga dapat bekerja sama untuk melaksanakan
pleks daripada mekanisme kerja neurotransmirer sehingga kegiatan-kegiatan untuk kelangsungan hidup. Untuk meng-
memerlukan waktu lebih lama sebelum menghasilkan res- hasilkan respons yang sesuai, dua sistem regulatorik utama
pons. Efek akhir sebagian dari hormon ini tidak dapat di- tubuh, sistem saraf dan sistem endokrin, pada khususnya
deteksi sampai beberapa jam setelah hormon berikatan harus berkomunikasi dengan sel sasaran yang dikontrol.
dengan reseptor sel sasaran. Juga, karena tingginya afinitas Karena itu komunikasi saraf dan hormon sangar pnting
reseptor terhadap hormon pasangannya, hormon sering tetap untuk mempertahankan lingkungan internal yang stabil

136 Bab 4
serta untuk memadukan aktivitas-aktivitas nonhomeosta- jauh tempat hormon tersebut menim-
sasaran yang letaknya
tik. bulkan efek dengan mengubah aktivitas protein enzimatik
Sel saraf adalah sel khusus untuk menerima, memproses, atau struktural sel-sel tersebut. Hormon larut air umumnya
menyandi, dan menyalurkan dengan cepat informasi dari mengubah protein intrasel yang sudah ada dengan meng-
satu bagian tubuh ke bagian lain. Informasi disalurkan oleh aktifkan sistem pembawa pesan kedua. Hormon larut lemak
jalur saraf rumit melalui perambatan potensial aksi di sepan- mengaktifkan gen-gen untuk mendorong sintesis protein
jang sel saraf serta oleh transmisi kimiawi sinyal dari neuron intrasel baru. Perubahan aktivitas yang terjadi pada protein
ke neuron di sinaps dan dari neuron ke otot dan kelenjar intrasel tementu inilah yang melaksanakan respons fisiologik
melalui interaksi neuroffansmiter-reseptor lainnya di taut yang ditentukan oleh hormon pembawa pesan tersebut.
tersebut. Melalui pembawa pesan yang bekerja relatif lambat ini, sis-
Secara kolektif, sel saraf membentuk sistem saraf tem endokrin umumnya mengatur aktiyitas-aktivitas yang
Banyak aktivitas yang dikontrol oleh sistem saraf dimaksud- lebih memerlukan durasi daripada kecepatan. Sebagian besar
kan untuk mempertaharikan homeostasis. Sebagian silyal dari aktivitas ini diarahkan untuk mempertahankan homeo-
listrik saraf menyampaikan informasi mengenai perubahan stasis. Sebagai contoh, hormon membantu mempertahankan
yang harus cepat diranggapi oleh tubuh agar dapat mem- konsentrasi nutrien yang repat di lingkungan internal dengan
pertahinkan homeostasis-misalnya, informasi renrang penu- 'mengarahkan
reaksi-reaksi kimia yang terlibat dalam penye-
runan tekanan darah. Sinyal listrik saraflainnya dengan cepat rapan, penyimpanan, pembebasan, dan pemakaian molekul-
menyampaikan pesan ke otot dan kelenjar untuk merangsang molekul nurrien ini. Hormon juga membantu mempertahan-
respons yang sesuai untuk melawan perubahan ini-misalnya, kan keseimbangan air dan elektrolit di lingkungan internal.
penyesuaian dalam aktivitas jantung dan pembuluh darah Hormon juga mengatur pertumbuhan dan mengontrol se-
untuk memulihkan tekanan darah ke normal ketika tekanan bagian besar aspek sistem reproduksi, yang tidak berkaitan
tersebut mulai turun. Selain itu, sistem saraf mengarahkan dengan homeostasis.
banyak kegiatan yang tidak ditujukan untuk mempertahan- Sistem saraf dan endokrin bersama-sama memadukan
kan homeostasis, yang banyak di antaranya berada di bawah beragam penyesuaian yang membantu tubuh mempertahan-
kontrol kesadaran, misalnya bermain bola basket arau men- kan homeostasis sebagai respons terhadap stres. Demikian
jelajah internet. juga, kedua sistem ini bekerja secara terpadu untuk mengon-
Sistem endokrin mengeluarkan hormon ke dalam da- trol sistem sirkulasi dan pencernaan, yang selanjutnya melak-
rah, yang mengangkut pembawa pesan kimiawi ini ke sel-sel sanakan kegiatan-kegiaran homeosratik penting.

RINGKASAN BAB
Mengenal Komunikasi Saraf (h. 95-97) I Potensial berjenjang secara pasif menyebar decremental
I Sel saraf dan otot dikenal sebagai jaringan peha rangsang (semakin kecil) melalui aliran arus lokal dan lenyap dalam
karena keduanya dapat dengan cepat mengubah permea- jarak pendek. (Lihatlah Gambar 4-3, 4-4 dan 4-fl.
bilitas membrannya sehingga mengalami perubahan po-
tensial membran sesaat ketika tereksitasi. Perubahan Potensial Aksi (h. 99- f f f)
potensial yang cepat ini berfungsi sebagai sinyal listrik. I Selama suatu potensial aksi, depolarisasi membran ke
I Dibandingkan dengan potensial istirahat, membran potensial ambang memicu perubahan berantai dalam
mengalami depolarisasi jika besar potensial negarifnya permeabilitas membran akibat perubahan konformasi
berkurang (menjadi kurang negatif) dan hiperpolarisasi saluran K- dan Na- berpintu voltase. (Lihatlah Gambar
jika besar potensial negatifnya meningkat (menjadi lebih 4-6 sampai 4-9).
negatif). (Libatlah Gambar 4-1). I Perubahan permeabilitas ini menyebabkan pembalikan
I Perubahan potensial dirimbulkan oleh kejadian pemicu sesaat potensial membran, dengan influks Nar mengha-
yang mengubah permeabilitas membran, yang pada silkan fase naik (dari -70 ke +30 m\0, diikuti oleh efluks
gilirannya menyebabkan perubahan perpindahan ion K. yang menyebabkan fase rurun (dari puncak kembali ke
menyeberangimembran. potensial istirahat). (Lihatlah Gambar 4-9).
.
I Terdapat duajenis perubahan potensial: (1) potensial ber- I Sebelum kembali ke istirahat, potensial aksi meregenerasi
jenjang, yang berfungsi sebagai sinyal jarak pendek, dan potensial aksi baru identik di daerah di sebelahnya me-
(2) potensial aksi, yaitu sinyal jarak jauh. (Lihatlah Tabet lalui aliran arus yang membawa daerah sebelah yang se-
4,1, h. loV belumnya inaktif ke ambang. Siklus otomatis ini berlan-
jut sampai potensial aksi menyebar ke seluruh membran
Potensial Berjenjang (h. 97 -99) sel tanpa berkurang.
I Potensial berjenjang terjadi khusus di bagian kecil mem- I Terdapat dua jenis perambatan potensial aksi: (l) han-
bran suatu sel peka rangsang. taran merambat di serar tak bermielin, di mana potensial
I Besar potensial berjenjang berbanding lurus dengan ke- aksi menyebar sepanjang setiap bagian membran; dan (2)
kuatan kejadian pemicunya. (Lihatkh Gambar 4-2). hantaran saltatorik (hantaran meloncat) yang lebih cepat

Prinsip Komunikasi Saraf dan Hormon 137


di serat bermielin, di mana impuls meloncat melewati Neurotransmiter yang dibebaskan kemudian berikatan
bagian serat yang terbungkus oleh insulator mielin. dengan reseptor di neuron pascasinaps yang berinteraksi
(Lihatkh Gambar 4-11 dan 4-14). dengan terminal akson. Respons paling tipikal adalah
I Pompa Na.-K. secara bertahap memulihkan ion-ion yang pembukaan saluran berpintu voltase di neuron pasca-
berpindah selama perambatan potensial aksi ke lokasi me- sinaps. (Lihatlah Gambar 4-1Q.
reka semula, untuk mempertahankan gradien konsentrasi. 1. Jika saluran kation nonspesifik yang memungkinkan
I Bagian membran yang baru saja dilewati oleh impuls mengalirnya Na- dan K. terbuka, maka fluks ion yang
tidak dapat direstimulasi sampai pulih dari periode refrak- terjadi menyebabkan PPE, suatu depolarisasi ringan
ternya. Periode refrakter menjamin perambatan potensial yang membawa sel pascasinaps mendekati ambang.
aksi satu arah menjauhi tempat awal pengaktifan. (Lihatkh (Lihatlah Gambar 4- I 71.
Gambar 4-12 dan 4-13). 2. Namun, kemungkinan bahwa neuron pascasinaps

I Potensial aksi terjadi .secara maksimal sebagai respons akan mencapai ambang berkurang jika PPI, suatu hi-

terhadap rangsangan atau ddak sama sekali. perpolarisasi kecil, terjadi akibat terbukanya saluran
K* atau Cl-, atau keduanya. (Lihatlah Gambar 4-I/.
I Di serat saraf, perbedaan kekuatan rangsangan diter-
Meskipun terdapat sejumlah neuroffansmiter yang ber-
jemahkan menjadi variasi frekuensi, bukan kekuatan
beda, setiap sinaps selalu melepaskan satu neurotransmirer
potensial aksi.
yang sama untuk menghasilkan respons tertentu jika ber-
Regenerasi Serat Saraf (h. lll-ll2) ikatan dengan reseprornya. (Lihatkh Tabel 4-2).
I Sel Schwann menuntun regenerasi akson perifer yang Respons terhend jika neurotransmirer dibersihkan dari celah
putus. sinaps dengan metode-metode yang bersifat spesifik sinaps.

I Oligodendrosit menghambat regenerasi akson sentral Banyak neuron juga mengeluarkan neuropeptida yang
yang putus. lebih besar dan bekerja lebih lambat selain neurotrans-
miter klasik. Neuropeptida umumnya berfungsi sebagai
Sinaps dan Integrasi Neuron (h. ll2-122) neuromodulator di tempat nonsinaps baik di neuron pra-
I Cara utama yang digunakan neuron berinteraksi dengan sinaps maupun pascasinaps untuk meningkatkan atau
neuron lain adalah melalui sinaps. (Lihatlah Gambar 4-15 menekan efektivitas sinaps. (Lihatlah Tabel 4-3).
dan 4-16). Jalur-jalur sinaps antara berbagai neuron yang saling
I Sebagian besar neuron memiliki empat bagian fungsional berhubungan bersifat sangat rumit, akibat konvergensi
berbeda: (Lihatkh Gambar 4-10) input nerron dan divergensi output-nya. Biasanya banyak
1. Regio dendrit/badan sel khusus berfungsi sebagai kom- inputprasinaps berkonvergensi ke satu neuron dan secara
ponen pascasinaps yang berikatan dengan dan beres- bersama mengontrol tingkat eksitabilitas neuron tersebut.
pons terhadap neurotransmiter yang dikeluarkan oleh Neuron yang sama ini, sebaliknya, berdivergensi untuk
neuron lain. Membran plasma di bagian ini memiliki bersinaps dengan dan mempengaruhi eksitabilitas banyak
banyak saluran berpintu kimia untuk mengikat neuro- sel lain. (Lihatlah Gambar 4-20). Karena itu setiap neuron
transmiter spesifik. memiliki tugas menghitung suatu zutput ke banyak sel
2. Axon hilhch adalahbagian khusus untuk inisiasi poten- lain dari serangkaian kompleks input yangditerimanya.
sial aksi sebagai respons terhadap potensial berjenjang Bergantung pada kombinasi sinyal yang diterimanya dari
yang dipicu oleh terikatnya neurotransmiter dengan berbagai input prasinaps, sebuah neuron seriap saat dapat
reseptor di regio dendrit/badan sel. A-xon hilloch me- bereaksi dengan (1) membentuk potensial aksi sepanjang
miliki ambang terendah sehingga lebih dulu mencapai aksonnya, (2) tetap dalam keadaan istirahat dan tidak
ambang sebagai respons terhadap perubahan potensial menyalurkan sinyal apapun, atau (3) meningkatkan atau
berjenjang eksitatorik, karena densitas saluran Na.-nya menurunkan derajat eksitabilitasnya.
paling tinggi. Jika aktivitas yang dominan adalah pada input eksftatorrk
3. Akson, atau serat saraf, adalah bagian yang khusus un- maka sel pascasinaps kemungkinan besar akan mencapai
tuk menghantarkan potensial aksi tanpa berkurang dari ambang dan mengalami potensial aksi. Hal ini dapat ter-
axon hilloch ke terminal akson. Alson dapat meng- laksana dengan (1) penjumlahan temporal (PPE dari input
hantarkan potensial alsi karena mempunyai saluran prasinaps tunggal yang susul menyusul dalam waktu yang
Na- dan Kt berpintu voltase di sepanjang seratnya. pendek sehingga saling menambahkan) arau (2)
4. Terminal alson adalah bagian yang khusus berfungsi penjumlahan spasial (menjumlahkan PPE yang terjadi
sebagai komponen prasinaps, yang mengeluarkan neu- secara bersamaan dari beberapa inputprasinaps yang ber-
rotransmiter yang mempengaruhi sel pascasinaps lain 6eda) . (Lihatlah Gambar 4- I 8) .
sebagai respons terhadap potensial alai yang merambat Jlka inputinhibitorik mendominasi maka potensial pasca-
sepanjang akson. Neurotransmiter dibebaskan karena sinaps menjadi semakin jauh dari ambang daripada
terminal alson memiliki saluran Ca2. berpintu voltase biasanya.
yang membuka sebagai respons terhadap potensial aksi. Jika aktivitas eksitatorik dan inhibitorik ke neuron pasca-
Masuknya Ca2* memicu pelepasan neurotransmiter sinaps seimbang maka membran akan tetap dekat dengan
melalui eksositosis vesikel sinaps. istirahat.

138 Bab 4
I Banyak faktor yang dapat mengubah efektivitas sinaps: mon steroid (hormon seks dan hormon yang dikeluarkan
Sebagian adalah mekanisme inheren untuk mengatur se- oleh korteks adrenal) dan hormon tiroid. (Lihatlah Tabel
cara halus responsivitas saraf, sebagian adalah manipulasi 4-4).
farmakologik yang disengaja untuk mencapai hasil yang I Hormon peptida hidrofilik disintesis dan dikemas untuk
diinginkan, dan sebagian adalah kecelakaan akibat racun diekspor oleh retikulum endoplasma /kompleks Golgi,
atau proses penyakit (Lihatlah Gambar 4-19). disimpan di vesikel sekretorik, dan dikeluarkan dengan
eksositosis jika mendapat stimulasi yang sesuai.
Komunikasi Antarsel dan Thansdulisi Sinyal (h. 122-125) I Hormon peptida hidrofilik mudah larut dalam plasma
I Komunikasi antarsel dilalaanakan dengan (1) taut celah, untuk diangkut menuju sel sasarannya.
(2) pengikatan dan interaksi langsung sesaat antara sel-sel,
I Di sel sasaran, hormon hidrofilik berikatan dengan
dan (3) pembawa pesan kimiawi ekstrasel (Lihatlah Gam- reseptor membran permukaan. Setelah berikatan, hormon
bar 4-21).
hidrofilik memicu serangkaian proses intrasel melalui
I Sel-sel berkomunikasi satu sama lain untuk melaksanakan sistem pembawa pesan kedua yang akhirnya mengubah
berbagai aktivitas terpadu terutama dengan mengeluarkan
protein sel yang sudah ada, biasanya enzim, untuk me-
pembawa pesan kimiawi ekstrasel, yang bekerja pada sel nimbulkan efek yang berpuncak pada respons sel sasaran
sasaran tertentu untuk menimbulkan respons yang di-
terhadap hormon. (Lihatlah Gambar 4-24 d.an 4-2fl.
inginkan. I Steroid disintesis melalui modifikasi simpanan kolesterol
I Terdapat empat jenis pembawa pesan kimiawi ekstrasel, oleh enzim-enzim yang spesifik bagi masing-masing
bergantung pada sumber, jarak serta cararya sampai ke jaringan steroidogenik . (Lihatlah Gambar 4-23).
tempat kerja: (1) parakrin (pembawa pesan kimiawi lo- I Steroid tidak disimpan di sel endokrin. Karena lipofilik,
kal); (2) neurotransmiter (pembawa pesan kimiawi jarak hormon ini berdifusi melewati sawar membran lemak
sangat pendekyang dikeluarkan oleh neuron); (3) hormon
segera setelah disintesis. Kontrol steroid ditujukan pada
(pembawa pesan kimiawi jarak jauh yang disekresikan ke
sintesisnya.
dalam darah oleh kelenjar endokrin); dan (4) neurohormon I Sebagian besar steroid dan hormon tiroid lipofilik di-
(pembawa pesan kimiawi jarak jauh yang disekresikan ke
angkut dalam darah dalam bentuk terikat ke protein
dalam darah oleh neuron neurosekrerorik). (Lihatlah plasma pengangkut, dengan hanya bentuk hormon bebas
Gambar 4-21).
tak terikat yang aktif secara biologis.
I Pengiriman sinyal yang dibawa oleh pembawa pesan eks-
I Hormon lipofilik mudah menembus sawar membran
trasel ke dalam sel untuk dieksekusi dikenal sebagai trans-
lemak sel sasaran dan berikatan dengan reseptor di nu-
duksi sinyal.
kleus. Terikatnya hormon mengaktikan sintesis protein
I Melekatnya suatu pembawa pesan kimiawi ekstrasel yang
intrasel struktural atau enzimatik baru yang melaksanakan
tidak dapat masuk ke sel, misalnya hormon protein (pem-
efek hormon di sel sasaran. (Lihatlah Gambar 4-2Q.
bawa pesan pertama), ke membran sel sasaran memicu
respons sel melalui dua metode utama: (1) pembukaan Perbandingan Sistem Saraf dan Endokrin (h. 134-13,6)
atau penutupan saluran spesifik atau (2) pengaktifan pem- I Sistem saraf dan endokrin adalah dua sistem regulatorik
bawa pesan intrasel (pembawa pesan kedua) . (Lihatlah utama di tubuh. (Lihatlah Tabel4-9.
Gambar 4-24 dan 4-25). I Sistem saraf secara anatomis "tersambung" ke organ-organ
sasarannya, sementara sistem endokrin yang "nirkabel"
Prinsip Komunikasi Hormon (h. 125-134) mengeluarkan hormon ke dalam darah untuk mencapai
I Hormon adalah pembawa pesan kimiawi jarak jauh yang organ-organ yang terletak jauh.
dikeluarkan oleh kelenjar endokrin ke dalam darah, yang I Spesifisitas kerja saraf bergantung pada kedekatan ana-
mengangkut hormon ke sasaran spesifik tempar hormon
tomik ujung neuron penghasil neurotransmiter dengan
ini mengontrol fungsi tertentu dengan mengubah aktivi- organ sasarannya. Spesifisitas kerja endokrin bergantung
tas protein di dalam sel sasaran.
pada spesialisasi reseptor sel sasaran untuk hormon ter-
I Hormon dikelompokkan menjadi dua kategori berdasar- tentu dalam darah.
kan perbedaan kelarutan: (1) hormon hidrofilik (larut I Secara umum, sistem saraf mengoordinasikan respons ce-
air), yang mencakup peptida (sebagian besar hormon) pat, sementara sistem endokrin mengatur aktivitas yang
dan katekolamin (dikeluarkan oleh medula adrenal); dan lebih memerlukan durasi daripada kecepatan.
(2) hormon lipofilik (larut lemak), yang mencakup hor-

Prinsip Komunikasi Saraf dan Hormon 139


SOAL LATIHAN
Pertanyaan Obyekif (Jawaban di h. A-45) 15. Dengan menggunakan kode jawaban di kanan, tunjuk-
1. Perubahan konformasi di protein saluran yang ditim- kan karakteristik apa yang berlaku bagi hormon pepdda
bulkan oleh perubahan vohase merupakan penyebab dan hormon steroid:
terbukanya dan menutupnya pintu Na- dan K- selama 1. disintesis dengan a. hormon peptida
pembentukan potensial aksi. (Benar atau salah?) memodifikasi b. hormon steroid
2. Setelah suatu potensial aksi, lebih banyak terdapat K- di kolesterol c. hormon peptida
luar sel daripada di dalam karena efluks K- selama fase 2. disintesis oleh RE dan hormon steroid
turun. (Benar atau salah) 3. lipofilik d. bukan hormon
3. Pompa Na--K. memulihkan membran ke potensial 4. hidrofilik peptida atau steroid
istirahat setelah membran mencapai puncak potensial 5. mencakup kortisol dari korteks adrenal
(Benar atau salah?)
al<si,.
6. mencakup epinefrin dari medula adrenal
4. Neuron pascasinaps dapat mengeksitasi atau meng- 7. berikatan dengan reseptor membran
hambat neuron prasinaps. (Benar atau salah?) permukaan
5. Masing-masing organ stereoidogenik mempunyai se- 8. berikatan dengan reseptor nukleus
mua enzim yang diperlukan untuk menghasilkan hor- 9. berikatan dengan protein plasma
mon steroid apapun. (Benar atau salah?) 10. disekresikan ke dalam darah oleh kelenjar
6. Sistem pembawa pesan kedua akhirnya menimbulkan endokrin dan dibawa ke tempat jauh
respons sel yang diinginkan dengan memicu perubahan I 1. bekerja melalui pembawa pesan kedua untuk
dalam bentuk dan fungsi protein intrasel terrenru. mengubah protein yang sudah ada
(Benar atau salah?)
12. mengaktifkan gen untuk mendorong sintesis
7. ... adalah tempat pembentukan potensial aksi di seba- protein baru
gian besar neuron karena memiliki ambang paling
rendah. Pertanyaan Esai
8. Perambatan satu arah potensial aksi menjauhi tempat 1. Sebutkan dua jaringan peka rangsang!
asal pengaktifan dipastikan oleh ... 2. Sebutkan definisi istilah berikut polarisasi, depolarhasi,
9. Thut di mana aktivitas listrik di saru neuron mem- hiperpo larisasi, rep o larisasi, p ltensial membran istirahat,
pengaruhi aktivitas listrik di neuron lain melalui neu- potensial ambang, ?otensial ahsi, periode refahter, dan
rorransmirer disebur ... h u h um tu ntas - atau- gaga tr

10. Penjumlahan PPE-PPE yang terjadi secara serempak dari 3. Jelaskan perubahan permeabilitas dan fluks ion yang
beberapa input prasinaps berbeda dikenal sebagai ... terjadi selama potensial aksi!
I 1. Penjumlahan PPE-PPE yang terjadi berdekatan dari segi 4. Bandingkan hanraran merambat dan hantaran saltatorik
waktu akibat lepas muatan berulang dari satu inpur (meloncat)!
prasinaps dikenal sebagai ... 5. Bandingkan kejadian-kejadian yang berlangsung di
12. Hubungan di mana sinaps dari banyak input prasinaps sinaps eksitatorik dan inhibitorik!
bekerja pada satu sel pascasinaps disebut ..., sedangkan 6. Bandingkan empat jenis saluran berpintu dari segi fak-
hubungan di mana satu neuron prasinaps bersinaps tor yang membuka dan menutupnya!
dengan dan karenanya mempengaruhi aktivitas banyak 7. Bedakan anrara neurorransmiter klasik dan neuropep-
sel pascasinaps dikenal sebagai ... tida. Jelaskan apay^ng dimaksud dengan neuromodu-
13. Perantara terikat membran yang umum dijumpai antara latorl
reseptor dan protein efektor di dalam membran plasma 8. Bahaslah kemungkinan hasil akhir potensial pascasinaps
ada]ah... akhir yang ditimbulkan oleh interaksi antara ppE dan
14. Dengan menggunakan kode jawaban di kanan, tunjuk- PPI!
kan potensial ap^ yangsedang dijelaskan 9. Bedakan antara inhibisi prasinaps dan potensial pasca-
1. berperilakutunras-atau- a. potensial sinaps inhibitorikl
gagil berjenjang 10. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis komunikasi antarsell
2. penyelsaran decremental b. potensial aksi 11. Definisikan istilah transduksi sinyaL
menjauhi tempat asal 12. Bedakan antara pembawa pesan perrama dan pembawa
3. kekuatan perubahan potensial bervariasi pesan kedual
sesuai kekuaran respons pemicu 13. Bahaslah rangkaian kejadian pada jalur pembawa pesan
4. berfungsi sebagai sinyal jarak-pendek kedua cAMP!
5. berfungsi sebagai sinyal jarak jauh 14. Bahaslah rangkaian kejadian pada sistem pembawa pe-
6. menyebar ke seluruh membran tanpa san kedua Ca2-!
berkurang 15. Jelaskan bagaimana efek berjenjang dari jalur hormon
memperkuat respons!
16. Bandingkan sisrem sarafdan sistem endokrin!

140 Bab 4
Latihan Kuantitatif (Jawaban di h. A-45) memiliki kecepatan hantaran yang sama, dan jeda
(Lihat Lampiran D, "Prinsip-Prinsip Pemikiran Kuantitatif"). sinaps di kedua sinaps (buatlah gambar) adalah 1
1. Perhitungan berikut memberi pemahaman renrang mdet. Berapa kecepatan hantaran ketiga neuron
hantaran potensial aksi. pada situasi kedua ini jika waktu hantaran total di
a. Berapa lama waktu yang diperlukan oleh satu kedua kasus sama?
potensial aksi untuk menempuh jarak 0,5 m di se- 3. Seseorang dapat memperkirakan berapa arus Na* yang
panjang akson sebuah neuron tak bermielin saluran dibentuk oleh pompa Na.*K. dengan persarnaan berikutr:
cerna?
b. ,=-l ( log Go.[Na.1"
*i#)
Berapa lama waktu yang diperlukan oleh satu
potensial aksi untuk menempuh jarakyang sama di GN".[Kl'
sepanjang akson sebuah neuron besar bermielin yang
menyarafi sebuah otot rangka? di mana p adalah arus pompa natrium, G adalah kon-
c. Misalkan terdapdt dua sinaps di sebuah jaras saraf duktansi membran terhadap ion yang ditunjukkan, ffi"
0,6 m dan penundaan/keterlambatan di masing- dan ffi masing-masing adalah konsentrasi ion x di luai
masing sinaps adalah I mdet. Berapa lama waktu dan di dalam sel, k adalah konstanta Boltzmann, Z
yang dibutuhkan oleh sebuah potensial aksi/sinyal adalah suhu dalam kelvin, dan q adalah konstanta per-
kimiawi untuk menempuh jarak 0,6 m sekarang, ubahan unsur. MisalkankTlq= 25 mY, G*"- = 3,3 pS/
baik untuk neuron bermielin maupun tak- cm2, Go. = 240 VSlcm,, [N".]" = 145 mM, dan [K-] =
bermielin? 4mM. Berapa arus pompa untuk natrium, dalam Ffu
d. Bagaimana jika terdapat lima sinaps? cm2?
2. Misalnya titik A berada I m dari titik B. Bandingkan
situasi berikut: lFC Hoppensteadt dan CS Peskin. Mathemathics
in Medicine
a. Sebuah akson terenrang dari A ke B, dan kecepatan and the Life Sciences (NewYork Springer, 1992), persamaan
hantarannya 60 m/det. 7.4.35, h. 178.
b. Tiga neuron terentang dari A ke B, ketiga neuron ini

UNTUK DIRENUNGKAN
(Penjelasan dih. A'45) pascasinaps (PPE dan PPI) apa yang anda harapkan
1. Mana dari yang berikut yang akan terjadi jika sebuah terpicu sebagai refleks di badan sel neuron-neuron yang
neuron secara eksperimental dirangsang di kedua ujung- mengontrol otot-otot ini untuk menarik tangan anda
nya? menjauhi rangsangan nyeri?
a. Potensial aksi akan berpapasan di tengah dan me- Kini anggaplah jari tangan anda ditusuk untuk di-
rambat ke ujung yang berlawanan. ambil contoh darah. Refleks lucut (withdrawal reflex)
b. Potensial aksi akan bertemu di tengah dan kemudian yang sama akan terpicu. Pola potensial pascasinaps apa
merambat balik ke posisi awalnya. yang secara sengaja akan anda hasilkan di neuron-neuron
c. Potensial aksi akan berhenti ketika bertemu di yang mengontrol biseps dan triseps untuk menjaga
tengah. lengan anda tetap terekstensi meskipun timbul rang-
d. Potensial aksi yang lebih kuat akan mengalahkan sangan nyeri?
potensial alsi yang lebih lemah. 4. Para peneliti perc yabahwa shinfezla disebabkan oleh
e. Akan terjadi penjumlahan ketika potensial aksi ber- aktivitas dopamin yang berlebihan di bagian tertenru
temu di tengah, menghasilkan potensial aksi yang otak. Jelaskan bagaimana gelila,gEala skizofrenia
lebih besar. kadang-kadang timbul sebagai efek samping pada pasien
2. Bandingkan perubahan yang diperkirakan pada poten- penyakit Parkinson yang mendapat pengobatanl
sial membran suatu neuron yang dirangsang oleh rang- 5 Anggap neuron eksitatorik prasinaps A berakhir di
sangan sub-ambang (rangsangan yang tidak cukup un- sebuah sel pascasinaps dekat axon hilloch dan neuron
tuk membawa membran ke ambang), rangsangan eksitatorik prasinaps B berakhir di sel pascasinaps yang
ambang (rangsangan yang hanya cukup untuk mem- sama di dendrit yang berada di bagian badan sel ber-
bawa membran ke ambang), dan rangsangan su?ra- lawanan dengan axon hilloch. Jelaskan mengapa lepas
ambang (rangsangan yang lebih besar daripada yang di- muatan yang cepat dari neuron prasinaps A dapat mem-
perlukan untuk membawa membran ke ambang)l bawa neuron pascasinaps ke ambang melalui penjum-
3. Misalnya anda menyentuh kompor panas dengan jari lahan temporal sehingga timbul potensial alsi, semen,
tangan anda. Kontraksi otot biseps menyebabkan fleksi tara lepas muatan dari neuron prasinaps B dengan
(penekukan) siku, sementara kontraksi otot triseps me- frekuensi dan kekuatan PPE yang sama mungkin tidak
nyebabkan ekstensi (pelurusan) siku. Pola potensial membawa neuron pascasinaps tersebut ke ambang?

Prinsip Komunikasi Saraf dan Hormon 141


iiiill}

KASUS KLINIS
(Penjelasan di h. A-46) sarafyang menyarafi bagian tersebut. Akibatnya, Becky, tidak
Bec\y N merasa cemas ketika duduk di kursi dokter gigi merasa nyeri ketika dilakukan tindakan pemboran dan pe-
menunggu pemasangan amalgam ("tambalan' untuk lubang nambalan. Anestetik lokal menghambat saluran Na.. Jelaskan
di gigi) perak pertamanya. Sebelum mempersiapkan gigi un- bagaimana efek ini mencegah transmisi impuls nyeri ke
tuk amalgam dengan membuang bagian gigi yang rusak otak.
dengan bor, dokter gigi meny'untikkan anestetik lokal di jalur

SUMBER BACAAN PHYSIOEDGE


Situs PhysioEdge bab ini perilsalah: Case History 15: A Stiff Baby, dan Case
Situs untuk buku ini berisi banyak alat bantu belajar yang History 16: And a Limp Baby.
bermanfaat, serta banyak petunjuk untuk bahan bacaan lebih
lanjut dan riset. Masuklah ke: Untuk anjuran bacaan, konsultasilah ke InfoTirac' College
http : //biolo gy.brookscole. com/sherwoodhp6 Edition/Research di situs PhysioEdge atau pergi langsung
Pilihlah Chapter 4 dari mem drop-d.own atau klik salah satu ke InfoTiac College Edition, perpustakaan riset online anda
dari banyak pilihan, termasuk Case Histories, yang di:
memperkenalkan aspek-aspek klinis ffsiologi manusia. Untuk http://infotrac.thomsonlearning.com

142 Bab 4
Susunan Saraf Pusat

Cara manusia bertindak dan bereaksi bergantung


5EKflLAs t$i
pada pemrosesan neuron yang rumit, tersusun, dan
OR6ANISASI 5I5TEM SARAF
diskret. Banyak dari pola neuron penunjang ke-
I Susunan saraf pusat; susunan saraf tepi
hidupan dasar, misalnya pola yang mengontrol res-
I Tiga kelas neuron
pirasi dan sirkulasi, serupa pada semua orang.
FRCITEK$! S,qN NUTRISI STAK Namun, tentu ada perbedaan halus dalam integrasi
I Sel glia; meninges; cairan serebrospinal neuron antara seseorang yang merupakan komponis
I Sawar darah-otak berbakat dan orang yang tidak dapat menyanyi, atau
I Ketergantungan otak pada penyaluran O, dan glukosa antara seorang pakar matematika dan orang yang
GAMBARA$} UII{I",M SUSUNAI\i SARAF PUSAT kesulitan membagi bilangan. Sebagian perbedaan
KCIRTFKS SERfrSRI pada sistem saraf individu disebabkan oleh faktor
I Struktur korteks genetik. Namun, sisanya disebabkan oleh pengaruh
I Persepsi sensorik lingkungan dan pengalaman. Ketika sistem saraf
I Kontrol motorik imatur berkembang sesuai cetak-biru genetiknya,
I Kemampuan bahasa terbentuk neuron dan sinaps dalam fumlah berle-
I Daerah asosiasi bihan. Bergantung pada rangsangan dari luar dan
I Spesialisasi otak
tingkat pemakaiannya, sebagian dari jalur-jalur saraf
ini dipertahankan, dibentuk lebih pasti, dan bahkan
NUKLEUS BAsAL, TALAMUS, DAI\I HIPOTALAMI.JS
meningkat, sementara yang lain dieliminasi.
$ISTFM LIMBIK DAN HUBUNGAN FUNGSICIT{AI.NYA PENAF{
CATAIAN KLINIS. Salah satu contoh kasus
KSRTEKS YANG LEtsIH TfNGGI
adalah ambliopia (mata malas), di mana mata yang
I Sistem limbik lebih lemah tidak digunakan untuk melihat. Mata
I Emosi; pola perilaku
ambliopia yang tidak mendapat rangsangan visual
I lngatan
memadai selama periode perkembangan kritis ham-
SFRESEI.[.IM pir pasti akan mengalami kehilangan kemampuan
B,qTAruG OTAK melihatnya secara total dan permanen. Mata yang
I Komponen dan fungsi batang otak buta fungsional ini sama sekali normal; defeknya
I Kesadaran; siklus tidur-bangun terletak di hilangnya koneksi-koneksi saraf di jalur
MEDiJL,4 SPINALI$ penglihatan di otak. Namun, jika mata yang lemah
I Anatomi medula spinalis tersebut dipaksa bekerja, dengan menutup mara
I Refleks spinal yang lebih baik selama periode perkembangan sen-
sitif, maka mata yang lebih lemah akan memperoleh
kembali kemampuan melihatnya.
Pematangan sistem saraf melibatkan banyak
proses 'pakailah, jika tidak akan hilang". Setelah sis-
tem saraf terbentuk matang, tetap terjadi modifikasi
karena kita terus belajar dari rangkaian pengalaman
unik kita. Sebagai contoh, tindakan membaca ha-
laman ini sedikit banyak mengubah aktivitas saraf
otak anda karena anda (diharapkan) menyerap infor-
masi ini ke dalam ingatan anda.

145
(lnput ke SSP (Output dari SSP
dari perifer) ke perifer)

Gambar 5-1
Organisasi sistem saraf

nyarafi otot rangka; dan sistem saraf otonom, yang terdiri


ORGANISASI SISTEM SARAF dari serat-serar yang menyaraft otot polos, otot jantung, dan
kelenjar. Sistem yang terakhir ini dibagi lagi menjadi sistem
I Sistem saraf tersusun menjadi susunan saraf saraf simpatis dan sistem saraf parasimpatis, di mana ke-
pusat dan susunan saraf tepi, duanya menyarafi sebagian besar organ,organ yang disarafi
oleh sistem saraf oronom.
Sistem saraf rersusun menjadi susunan saraf pusat (SSP), Perlu diketahui bahwa semua "sisrem saraf" ini sebe-
yang terdiri dari otak dan medula spinalis, dan susunan saraf narnya adalah subdivisi dari satu sistem saraf terpadu. Sistem-
tepi (SST), yang terdiri dari serar-serat saraf yang membawa sistem tadi telah terbagi berdasarkan perbedaan struktur,
informasi antara SSP dan bagian tubuh lain (perifer) (Gambar lokasi, dan fungsi berbagai bagian dari sistem saraf keselu-
5-1). SST dibagi lagi menjadi divisi aferen dan eferen. Divisi ruhan.
aferen membawa informasi ke SSB memberi tahu tentang
lingkungan eksternal dan aktivitas internal yang sedang di-
atur oleh susunan saraf (a berasal dari ad, yang berarti "me- I Tiga kelas fungsional neuron adalah neuron
n$u", feren berarti "membawa'; karena itu, aferen arrinya
aferen, neuron eferen, dan antarneuron.
"membawa ke"). Instruksi dari SSP disalurkan melalui divisi
eferen ke organ efektor-oror arau kelenjar yang melaksana- Sistem saraf dibentuk oleh tiga kelas fungsional neuron:
kan perintah agar dihasilkan efek yang sesuai (r berasal dari neuron aferen, neuron eferen, dan Antarnearon. Divisi aferen
eks, yang berarti "dari"; karena itu, eferenberarti "membawa susunan saraf tepi terdiri dari neuron aferen, yang berbeda
dari"). Sistem saraf eferen dibagi menjadi sistem saraf soma- bentuknya dari neuron eferen dan antarneuron (Gambar
tik, yang terdiri dari serat-serat neuron motorik yang me- 5-2). Di ujung perifernya, neuron aferen biasanya memiliki

146 Bab 5
reseptor sensorik yang menghasilkan potensial aksi sebagai untuk menimbulkan efek. (Jalur saraf otonom terdiri dari
respons terhadap jenis rangsangan tertentu (Reseptor neuron rantai dua-neuron antara SSP dan organ efektor).
aferen peka rangsang ini jangan disamakan dengan reseptor Antarneuron (interneuron) rerurama berada di dalam
protein khusus yang mengikat pembawa pesan kimiawi dan SSP Sekitar 99o/o dan semua neuron termasuk dalam kate-
ditemukan di membran plasma semua sel). Badan sel neuron gori ini. SSP manusia diperkirakan memiliki lebih dari 100
aferen, yang tidak mengandung dendrit dan input prasinaps, milyar antarneuronl Neuron-neuron ini memiliki dua peran
terletak dekat dengan medula spinalis. Akson perifer panjang, utama. Pertama, seperti diisyaratkan oleh namanya, neuron
yang sering disebut serat aferen, berjalan dari reseptor ke ini terletak antara neuron aferen dan eferen dan penting da-
badan sel, dan ahson sentralyangpendek berjalan dari badan lam integrasi respons perifer dengan informasi perifer (antar
sel ke dalam medula spinalis. Potensial aksi dimulai di ujung artinya^ "di antara'). Sebagai contoh, setelah menerima infor-
reseptor akson perifer sebagai respons terhadap rangsangan masi melalui neuron aferen bahwa anda menyentuh suatu
dan merambat di sepanjang akson perifer dan akson sentral benda panas, antarneuron-antarneuron tertentu memberi
menuju medula spinalis. Ujung akhir akson sentral menyebar sinyai kepada neuron eferen yang menyarafi otot tangan dan
dan bersinaps dengan neuron-neuron lain di medula spinalis lengan anda dengan sebuah pesan, "Jauhkan tangan dari
sehingga informasi tentang stimulus disebar. Neuton-neuron benda panas!". Semakin kompleks tindakan yang diperlukan,
aferen terutama terletak di sistem saraf perifer. Hanya se- semakin besar jumlah antarneuron yang terletak anrara pesan
bagian kecil dari u.jung akson sentral yang berproyeksi ke aferen dan fespons eferen. Kedua, interkoneksi antara antar-
dalam medula spinalis untuk menyalurkan sinyal perifer. neuron itu sendiri berperan dalam fenomena abstrak yang
Neuron eferen juga terutama berada di susunan saraf berkaitan dengan "jiwa', misalnya pikiran, emosi, ingatan,
tepi (Gambar 5-2). Badan-badan sel neuron eferen berada di tr<reativitas, kecerdasan, dan motivasi. Aktivitas-aktivitas ini
SSP, tempat banyak masukan prasinaps yang terletak sentral merupakan fungsi sistem saraf yang paling kurang dipahami.
berkonvergensi pada mereka untuk mempengaruhi outputke Setelah pengenalan singkat ini tentang jenis neuron dan
organ efektor. Akson-akson eferen (serat eferen) meninggalkan lokasinya di berbagai divisi sistem saraf, kita akan mengalihkan
SSP untuk berjalan ke otot atau kelenjar yang mereka sarafi, perhatian ke susunan sarafpusat, diikuti di dua bab berikutnya
menyampaikan keluaran terpadu mereka ke organ efektor oleh pembahasan tentang dua divisi susunan saraf tepi.

Badan
sel
I! i-l :.: :.t! !=: !! :i i:ait iE

+-

nt(on Akson perifer


sentral (serat aferen) Reseptor

Antarneuron

Neuron eferen*
---------------+-

'/ Akson
(serat eferen)

*Jalur saraf otonom eferen terdiri dari rantai dua neuron antara
SSP dan organ efektor

Gambar 5-2
Struktur dan lokasi tiga kelas fungsional neuron

Susunan Saraf Pusat 147


ASTROSIT
PROTEKSI DAN NUTRISI Astrosit, yang diberi nama demikian karena berbentuk
OTAK seperti bintang (asno artinya "bintang", slr artinya "sel")
(Gambar 5-4), adalah sel glia yang paling banyak. Sel ini
Sekitar 90% sel di dalam SSP bukanlah neuron tetapi sel glia memiliki sejumlah fungsi penting:
atau neuroglia. Meskipun berjumlah besar, sel glia hanya
menempati sekitar separuh dari volume otak karena sel ini 1. Sebagai"lerri' (glia artinya "lem") utama SSP, astrosit
tidak membentuk cabang sebanyak yang dimiliki oleh menyatukan neuron-neuron dalam hubungan ruang
neuron. yang benar.
2. Astrosit berfungsi sebagai perancah untuk menunrun
neuron ke tujuan akhirnya selama perkembangan otak
I Sel glia menunjang antarneuron secara fisik, masa janin.
3. Sel-sel glia ini memicu pembuluh darah halus otak men-
metabolis, dan fungsional.
jalani perubahan anatomik dan fungsional yang ber-
Tidak seperti neuron, sel glia tidak membentuk atau menya- peran dalam pembentukan sawar darah-otak, suatu
lurkan impuls saraf. Sel ini berkomunikasi dengan neuron pembatas sangat selektif antara darah dan otak yang
dan di antara mereka sendiri melalui sinyal kimiawi. Selama akan segera di bahas secara lebih detail.
beberapa waktu sejak penemuannya pada abad ke- 1 9, sel glia 4. Astrosit penting dalam perbaikan cedera otak dan dalam
dianggap oleh para ilmuwan adalah "semen" pasif yang secara pembentukan jaringan parut saraf.
ftsik menopang neuron yang secara fungsional penring. Sel ini berperan dalam aktivitas neurotransmiter. Astro-
Namun, dalam dekade terakhir, beragam peran penting yang sit menyerap dan menguraikan glutamat dan asam
dimiliki oleh sel ini mulai terungkap. Sel glia berfungsi se- gama-amino butirat (GABA), yang masing-masing ada-
bagai jaringan ikat SSP dan, karenanya, membantu menun- lah neurotransmiter eksitatorik dan inhibitorik, sehing-
jang neuron baik secara fisik maupun metabolik. Sel-sei ini ga kerja pembawa-pembawa pesan kimiawi ini terhenti.
secara homeostatis mempertahankan komposisi lingkungan 6. Astrosit menyerap kelebihan K- dari CES otak ketika
ekstrasel khusus yang mengelilingi neuron di dalam batas- aktivitas potensial aksi yang tinggi mengalahkan ke-
batas sempit yang optimal bagi fungsi neuron. Selain itu, sel- mampuan pompa Na.-K- mengembalikan Kt yang ke-
sel ini secara aktif memodulasi fungsi sinaps dan kini diang, luar ke dalam neuron. (Ingatlah bahwa Kt meninggalkan
gap sama pentingnya seperti neuron dalam proses belajar dan neuron ketika fase turun potensial aksi; lihat h. 103).
mengingat. Kini kita akan melihat peran spesifik empar ripe Dengan menyerap kelebihan K*, astrosit membantu
utama sel glia di SSP-astrosit, oligodendrosit, mikroglia, dan sel mempertahankan konsentrasi ion CES otak yang sesuai
ependim (Gambar 5-3 danThbel5-1). agar eksitabilitas saraf normal. Jika kadar K- di CES otak

Ruang berisi cairan serebrospinal

Sel ependim

Neuron

Astrosit

Oligodendrosit

Gambar 5-3
Sel glia susunan saraf pusat. Sel-sel glia mencakup astrosit, oligodendrosit, mikroglia, dan sel ependim.

148 Bab 5
:,r, :rr .,t '.: luarkan ATP sehingga sel-sel glia sekitar menjadi aktif.
Tebgl "5.f,.'. ,: ,. ,,, 1,, ., ,.. Dengan cara ini, astrosit berbagi informasi tentang akti-
.rungs! Sel Gtia ::, 1 , ,:,, ' vitas potensial aksi suatu neuron di sekitarnya. Karena
itu, astrosit dapat berkomunikasi dengan sesamanya
JENIS SEL melalui pertautan antar-astrosit di taut celah dan melalui
GLIA FUNGSI perambatan gelombang kalsium. Lebih lanjut, astrosir
Astrosit Secara fisik menopang neuron dalam dan sei glia lain juga dapat mengeluarkan neurotrans-
hubungan spasial yang tepat miter yang sama dengan yang dikeluarkan oleh neuron,
Berfungsi sebagai perancah selama serta sinyal kimiawi lain. Bahan-bahan kimia ekstrasel
perkembangan otak janin
yang dikeluarkan oleh sel glia ini dapat mempengaruhi
Memicu pembentukan sawar darah-otak
Membentuk jaringan parut saraf eksitabilitas neuron dan memperkuat aktivitas sinaps,
Menyerap dan menguraikan misalnya dengan meningkatkan pelepasan neuroffans-
neurotransmiter yang dibebaskan menjadi miter oleh neuron atau mendorong pembentukan sinaps
bahan mentah untuk membentuk lebih
baru. Modulasi aktivitas sinaps oleh sel glia kemungkin-
banyak neurotransmiter oleh neuron
Menyerap kelebihan K* untuk membantu an besar penting dalam ingatan dan belajar. Para ilmu-
mempertahankan konsentrasi ion CES otak wan kini mencoba memilah-milah "percakapan" dua
yang tepat dan eksitabilitas normal arah yang terjadi antara sel glia dan neuron karena dialog
neuron
Meningkatkan pembentukan sinaps dan
ini berperan penting dalam memproses informasi di
memperkuat transmisi sinaps melalui otak.
sinyal kimiawi ke neuron
Pada kenyataannya, sebagian ilmuwan saraf berpen-
Oligodendrosit Membentuk selubung mielin di SSP
dapat bahwa sinaps harus dianggap sebagai pertemuan "tiga
Mikroglia Berperan dalam pertahanan otak sebagai
fagosit
pihak' yang melibatkan sel glia serta anggota sinaps tra-
disional, neuron prasinaps dan pascasinaps. Pandangan ini
Sel Ependim Melapisi bagian dalam rongga otak dan
medula spinalis menunjukkan semakin pentingnya peran asrrosit dalam
lkut membentuk cairan serebrospinal Fungsi sinaps.
Berfungsi sebagai sel punca neuron
dengan potensi membentuk neuron dan
sel glia baru OLIGODENDROSIT
Oligodendrosit membentuk selubung mielin insulatif di
sekitar akson SSP Oligodendrosit memiliki beberapa juluran
memanjang yang masing-masing membungkus (seperti dadar
dibiarkan meningkat maka gradien konsentrasi Kt yang gulung) sepotong akson antarneuron untuk membentuk seg-
berkurang antara CIS neuron dan CES sekitar akan me- men mielin (lihat Gambar 4-14b,h. 110; dan Gambar 5-3).
nurunkan membran neuron mendekati ambang, bah-
kan saat istirahat. Hal ini akan meningkatkan kepekaan
otak terhadap rangsangan. Pada kenyataannya, pening-
katan konsentrasi K- CES otak mungkin merupakan
salah satu faktor yang berperan dalam lepas muatan
konvulsif eksplosif sel otak yang terjadi selama bangkitan
(seizure) epileptik.
Dalam penelitian-penelitian terakhir, astrosit bersama
dengan sel glia lain diketahui meningkatkan pemben-
tukan sinaps dan memodifikasi transmisi sinaps. Asuosit
berkomunikasi dengan neuron dan dengan astrosit lain
melalui sinyal kimiawi dengan dua cara. Pertama, di-
temukan adanya taut celah (lihat h. 66) antara astrosit-
astrosit itu sendiri dan antara astrosit dan neuron. Sinyal
kimiawi dapat berjalan langsung antara sel-sel melalui
E
saluran penghubung kecil ini tanpa masuk ke CES se- -ao
kitar. Kedua, astrosit memiliki reseptor untuk neuro- 6
.9
!
transmiter glutamat yang sering dikeluarkan oleh neu-
ron. Selain itu, pada sebagian kasus, pembentukan !
-
G

potensial aksi neuron di otak memicu pelepasan ATP I


bersama dengan neurotransmiter klasik dari terminai
akson. Pengikatan glutamat ke reseptor astrosit dan/atau Astrosit
deteksi AIP ekstrasel oleh astrosit menyebabkan inlluks Gambar 5-4
kalsium ke dalam sel glia ini. Peningkatan kalsium in- Astrosit. Perhatikan bentuk astrosit yang seperti bintang,
trasel kemudian mendorong astrosit itu sendiri menge- ditumbuhkan dalam biakan jaringan

Susunan Saraf Pusat 149


MIKROGLIA bahwa sel ependim adalah prekursor bagi neuron-neuron
Mikroglia adalah sel perrahanan imun SSP. Sel "pembersih' baru ini mengisyaratkan bahwa otak dewasa memiliki potensi
ini adalah "sepupu' monosit, sejenis sel darah putih yang lebih besar untuk memperbaiki bagian yang rusak daripada
meninggalkan darah dan membentuk lini pertama perrahan- yang selama ini dianggap. Saat ini belum ada bukti bahwa
an di berbagai jaringan di seluruh tubuh. Mikroglia berasal otak secara spontan memperbaiki diri setelah gangguan yang
dari jaringan sumsum tulang yang sama dengan yang meng- merusak neuron misalnya trauma kepala, snoke, danpenyakit
hasilkan monosit. Selama perkembangan masa mudigah, neurodegeneratif. Thmpaknya, sebagian besar daerah otak
mikroglia bermigrasi ke SSB tempat sel-sel ini berdiam diri tidak dapat mengaktifkan mekanisme untuk mengganti neu-
sampai diaktifkan oleh infeksi atau cedera. ron yang hilang, mungkin karena "campuran' bahan-bahan
Dalam keadaan istirahat, mikroglia adalah sel "ber- kimia penunjang yang diperlukan tidak tersedia. Para peneliti
bulu" dengan banyak cabang panjang yang memancar berharap dapat mengetahui mengapa sel-sel ependim ini dor-
keluar. Mikroglia dalam keadaan istirahat bukan sekedar man dan bagaimana cara mengaktifkannya.sehingga me-
sel pengawas. Sel ini meirgeluarkan faktor-faktor perrum- mungkinkan kita mengungkapkan kapasitas Iaten otak untuk
buhan dalam konsenrrasi yang rendah, misalnya faktor memperbaiki dirinya.
pertumbuhan saraf, yang membantu neuron dan sel glia CATAIAN KLINIS. Tidak seperti neuron, sel glia tidak
lain bertahan hidup dan tumbuh. Jika terjadi masalah di kehilangan kemampuannya membelah diri sehingga sebagian
SSP, mikroglia menarik cabang-cabangnya, membulat, besar tumor otak yang berasal dari sarafdibentuk oleh sel glia
dan menjadi sangat mobile, bergerak menuju daerah yang (glioma). Neuron itu sendiri tidak membentuk tumor karena
bermasalah untuk menyingkirkan semua benda asing atau sel ini tidak mampu membelah dan berkembang biak. Tirmor

sisa jaringan. Dalam keadaan aktif, mikroglia mengeluar- otak yang tidak berasal dari saraf terdiri dari dua jenis: (l)
kan bahan-bahan kimia destruktif untuk menyerang tumor yang bermetasasis (menyebar) ke otak dari tempat lain
sasaran mereka. dan (2) meningioma, yang berasal dari meninges, membran
CATAIAN KLINIS. Para peneliti semakin mencurigai protektif susunan saraf pusat. Kini kita mengulas meninges
bahwa pengeluaran berlebihan bahan-bahan kimia ini dari dan cara lain yang melindungi SSP.

mikroglia yang hiperaktif dapat merusak neuron yang se-


harusnya mereka lindungi, dan ikut berperan dalam destruk-
si neuron secara perlahan dan membahayakan, seperti yang IJaringan saraf pusat yang halus terlindung
dijumpai pada strohe, penyakit Alzheimer, sklerosis multipel, dengan baik.
demensia (kemerosotan pikiran) pada AIDS, dan penyahit
n e u r o dege n e rat if lainny a.
Jaringan saraf pusat bersifat sangat halus. Karakteristik ini,
serta kenyataan bahwa sel saraf yang rusak tidak dapat di-
ganti, menyebabkan bahwa jaringan rapuh yang tidak ter-
SEL EPENDIM
gantikan ini harus dilindungi dengan baik. Grdapar empar
Sel ependim melapisi bagian dalam rongga-rongga berisi hal yang membantu melindungi SSP dari cedera:
cairan di SSP Ketika sistem saraf berkembang pada masa
mudigah dari tabung sarafberongga, rongga sentral awal pa- 1. SSP dibungkus oleh struktur tulang yang keras. Kra-
da tabung ini dipertahankan dan dimodiffkasi unruk mem- nium (tengkora*) membungkus otak, dan kolumna uer-
bentuk ventrikel dan kanalis sentralis. Ventrikel terdiri dari tebralis mengelilingi medula spinalis.
empat rongga yang saling berhubungan di dalam interior 2. Antara tulang pelindung dan jaringan sarafterdapar riga
otak serta juga bersambungan dengan kanalis sentralis sem- membran protektif dan nutritif yaitu meninges.
pit yang membentuk terowongan di bagian tengah medula
spinalis (Gambar 5-5). Sel-sel ependim yang melapisi venrri-
kel ikut membentuk cairan serebrospinal, suatu topik yang
akan segera kita bahas. Sel-sel ependim adalah salah satu dari
beberapa jenis sel yang memiliki silia (lihat h. 45). Gerakan
silia sel ependim ikut berperan mengalirkan cairan serebro-
spinal di seluruh ventrikel.
Yang menarik, riset-riset baru berhasil menemukan pe- Ventrikel
ran sel ependim yang sama sekali berbeda: Sel ini berfungsi lateral kiri
sebagai sel punca neuron dengan potensi membentuk tidak
saja sel glia lain tetapi juga neuron (lihat h. 10). Pandangan
tradisional telah lama menganggap bahwa otak dewasa tidak
membentuk neuron baru. Kemudian, pada akhir 1990-an, Ventrikel ketiga
para ilmuwan menemukan bahwa neuron-neuron baru ter-
nyata terbentuk di satu tempar terbatas, yaitu di bagian Kanalis sentralis
tertentu hipokampus, suaru srruktur yang penring untuk medula spinalis
belajar dan mengingat (lihat h. 173). Neuron di bagian otak Gannbar 5-5
lainnya dianggap tidak dapat digantikan. Tetapi penemuan Ventrikel otak

150 Bab 5
3. ., Otak "mengapung" dalam suatu bantalan cairan khusus, Selain melindungi otak yang halus dari trauma mekanis,
cairan s ere brosp ina l (C SS). CSS berperan penting dalam pertukaran bahan antara sel-sel
4. Terdapat sawar darah-otah sangat selektif yang mem- sarafdan cairan interstisium di sekitarnya. Cairan interstisium
batasi akses bahan-bahan di dalam darah masuk ke otak-bukan darah atau CSS-berkontak langsung dengan
jaringan otak yang rentan. neuron dan sel glia. Karena cairan interstisium otak langsung
membasahi neuron maka komposisinya sangat penting.
Peran alat pertahanan pertama ini, tulang penutup, mu-
Komposisi cairan interstisium otak lebih dipengaruhi oleh
dah dipahami. Tiga mekanisme pelindung sisanya perlu
perubahan dalam komposisi CSS daripada perubahan kom-
dibahas lebih lanjut.
posisi darah. Penyebabnya adalah bahwa pertukaran bahan
lebih mudah terjadi antara CSS dan cairan interstisium otak
ITiga membran meninges membungkus, daripada antara darah dan cairan interstisium otak. Karenanya,
melindungi, dan memberi makan susunan saraf komposisi CSS harus diatur secara cermat.
Cairan serebrospinal dibentuk terutama oleh pleksus
pusat.
khoroideus yang terdapat di bagian-bagian tertentu rongga
Meninges, adalah tiga membran yang membungkus susunan ventrikel otak. Pleksus khoroideus terdiri dari massa pia
saraf pusat, dari lapisan terluar hingga terdalam; dura mater, mater kaya pembuluh darah berbentuk kembang kol yang
arakhnoid mater, dan pia mater (Gambar 5-6). (Marer artinya masuk ke dalam kantung-kantung yang dibentuk oleh sel
"ibu', menunjukkan peran protektif dan suportif membran ependim. Cairan serebrospinal terbentuk sebagai akibat dari
ini). mekanisme transpor selektif menembus membran pleksus
Dura mater adalah pembungkus inelastik kuat yang khoroideus. Komposisi CSS berbeda dengan plasma. Sebagai
terdiri dari dua lapisan (dura artinya "kuat"). LapisanJapisan contoh, CSS mengandung lebih sedikit K dan lebih banyak
ini biasanya melekat erat, tetapi di beberapa tempat keduanya Na. sehingga cairan interstisium otak merupakan lingkungan
terpisah untuk membentuk rongga berisi darah, sinus dural, ideal bagi perpindahan ion-ion ini mengikuti penurunan
atau rongga yang lebih besar, sinus venosus. Darah vena gradiennya, suatu proses yang esensial bagi perambatan
yang berasal dari otak mengalir ke sinus ini untuk dikem- impuls saraf (lihat h. 104-107).
balikan ke jantung. Cairan serebrospinal juga masuk kembali Setelah terbentuk, CSS mengalir melewati empat ven-
ke darah di salah satu dari sinus-sinus ini. trikel yang saling berhubungan di dalam interior otak dan
Arakhnoid mater adalah lapisan halus kaya pembuluh melalui kanalis sentralis sempit di medula spinalis, yang ber-
darah dengan penampakan "sarang laba-laba' (arahhnoid hubungan dengan ventrikel terakhir. Cairan serebrospinal
artinya "seperti labalaba'). Ruang antara lapisan arakhnoid keluar melalui lubangJubang kecil dari ventrikel keempat di
dan pia mater di bawahnya, ruang subarakhnoid, terisi oleh dasar otak untuk masuk ke ruang subarakhnoid dan kemu-
CSS. Penonjolan jaringan arakhnoid, vili arakhnoid, me- dian mengalir antara lapisanJapisan meninges di seluruh
nembus celah-celah di dura di atasnya dan menonjol ke permukaan otak dan medula spinalis (Gambar 5-6). Ketika
dalam sinus dura. CSS direabsorpsi menembus permukaan mencapai bagian atas otak, CSS direabsorpsi dari ruang
vilus-vilus ini untuk masuk ke sirkulasi darah di dalam subarakhnoid ke dalam darah vena melalui vilus arakhnoid.
sinus. Aliran CSS melalui sistem ini dipermudah oleh gerakan
Lapisan meninges paling dalam, pia mater, adalah yang silia disertai oleh faktor sirkulasi dan postur yang menyebab-
paling rapuh (pia artinya "lembut"). Lapisan ini memiliki kan tekanan CSS sekitar 10 mm Hg. Penurunan tekanan ini
banyak pembuluh darah dan melekat erat ke permukaan otak oleh pengeluaran bahkan hanya beberapa mililiter (ml) CSS
dan medula spinalis, mengikuti setiap tonjolan dan lekukan. sewaktu pungsi spinal untuk analisis laboratorium dapat
Di daerah-daerah tertentu, lapisan ini masuk jauh ke dalam menyebabkan nyeri kepala hebat.
otak untuk membawa pembuluh darah berkontak erat CATAIAN KLINIS. Melalui proses pembentukan, sir-
dengan sel-sel ependim yang melapisi ventrikel. Hubungan kulasi, dan reabsorpsi yang terus menerus, keseluruhan
ini penting dalam pembentukan CSS, suatu topik yang kini volume CSS yang besarnya sekitar 125 sampai 150 ml diganti
akan kira bahas. lebih dari tiga kali sehari. Jika salah satu dari proses-proses ini
terganggu sehingga terjadi akumulasi CSS maka timbul
hidrosefalus ("air di kepala'). Peningkatan tekanan CSS da-
I Otak mengapung dalam cairan serebrospinal pat menyebabkan kerusakan otak dan retardasi mental jika
khususnya sendiri. tidak diobati. Terapi berupa pembentukan pirau secara bedah
untuk mengalihkan CSS ke vena di bagian lain tubuh.
Cairan serebrospinal (CSS) mengelilingi dan menjadi ban-
talan bagi otak dan medula spinalis. CSS memiliki berat jenis
(densitas) hampir seperti berat jenis otak itu sendiri, sehingga I Sawar darah-otak yang sangat selektif mengatur
otak pada hakikatnya mengapung atau tersuspensi di dalam pertukaran antara darah dan otak.
lingkungan cairan khusus ini. Fungsi utama CSS adalah
sebagai cairan peredam kejut untuk mencegah otak menum- Otak secara cermat dilindungi dari perubahan-perubahan
buk bagian interior tengkorak yang keras ketika kepala tiba- yang merugikan dalam darah oleh sawar darah otak (SDO)
tiba mengalami benturan. yang sangat selektif. Di seluruh tubuh, pertukaran bahan

Susunan Saraf Pusat 151


Kulit kepala
Tulang tengkorak
Dura mater
Sinus dural
Ruang subarakhnoid otak Vilus arakhnoid
Cairan serebrospinal i Ventrikel lateral Arakhnoid mater
Vilus arakhnoid Darah vena
Sinus dural Ruang suba-
Serebrum rakhnoid otak
Vena Pia mater
Sinus venosus
Otak (serebrum)

Pleksus khoroideus ventrikel lateral


Pleksus khoroideus ventrikel ketiga
Ventrikel ketiga

Pia mater )
I

Arakhnoid mater l-Meninges kranial


Dura mater )
Serebelum
Lubang ventrikel keempat
Pleksus khoroideus ventrikel keempat
Medula spinalis
Kanalis sentralis

Pia mater I
Arakhnoid mater
Batang otak Dura mater f-
I
Meninges spinal

Ventrikel keempat Ruang subarakhnoid medula spinalis

Cairan serebrospinal

@ dihasilkan oleh pleksus khoroideus,

@ beredar di seluruh ventrikel,

@ keluardari ventrikel keempat di dasarotak.

@ mengalir di ruang subarakhnoid antara lapisan-lapisan


meninges, dan

@ akhirnya direabsorpsi dari ruang subarakhnoid ke dalam


darah vena melewati vili arakhnoid

Gambar 5-6
Hubungan meninges dan cairan serebrospinal dengan otak dan medula spinalis. (a) otak, medula spinalis, dan meninges dalam
potongan sagital. Tanda panah dan angka dalam lingkaran dengan penjelasan yang menyertai menunjukkan arah ali|.n cairan
serebrospinal (warna kuning). (b) Potongan frontal di regio antara dua hemisfer serebri olak, menggambarkan meninges secara
lebih rinci.

152 Bab 5
antara darah dan cairan interstisium di sekitarnya dapat Daerah-daerah tertentu di otak tidak memiliki SDO,
berlangsung hanya dengan menembus dinding kapiler, pem- terutama sebagian dari hipotalamus. Berfungsinya hipota-
buluh darah paling halus. Tidak seperti pertukaran yangagak lamus bergantung pada pengambilan "sampel" darah untuk
bebas menembus kapiler di bagian tubuh lain, pertukaran menyesuaikan keluarannya guna mempertahankan homeos-
melewati kapiler otak sangat terbatas. Perubahan pada se- tasis. Sebagian dari keluaran ini berada dalam bentuk hor-
bagian besar konstituen plasma tidak mudah mempengaruhi mon yang harus masuk ke dalam kapiler hipotalamus agar
komposisi cairan interstisium otak karena hanya pertukaran dapat diangkut ke tempat kerjanya. Karena itu, kapiler
yang sangat diatur dan selektif yang dapat menembus SDO. hipotalamus ini tidak ditutup oleh taut erat.
Sebagai contoh, bahkan jika kadar K. di darah berlipat gan-
da, hanya sedikit terjadi perubahan konsentrasi K- cairan
yang membasahi neuron-neuron sentral. Hal ini meng- I Otak bergantung pada penyaluran terus-
untungkan karena perubahan K. cairan inrersrisium akan menerus oksigen dan glukosa oleh darah.
membahayakan fungsi neuron.
'Meskipun banyak bahan dalam darah tidak pernah berkon-
SDO terdiri dari faktor anatomik dan fisiologik. Dinding
tak langsung dengan jaringan otak, namun otak, dibanding-
kapiler di seluruh tubuh dibentuk oleh satu lapisan sel. Biasa-
kan dengan jaringan lain, sangat bergantung pada pasokan
nya semua komponen plasma (kecuali protein plasma yang
darah yang konstan. Tidak seperti kebanyakan jaringan, yang
besar) dapat mudah berpindah antara darah dan cairan inter-
dapat mengandalkan metabolisme anaerob untuk menghasil-
stisium sekitar melalui lubang atau pori antara sel-sel yang
kan ATP tanpa adanya O, sedikitnya beberapa saat (lihat h.
membentuk dinding kapiler. Namun, di kapiler otak, sel-sel
39), otak tidak dapat menghasilkan ATP tanpa adanya Or.
disatukan oleh taut erat (t^tt kedap, lihat h. 65), yang secara
Para ilmuwan baru-baru ini menemukan protein pengikat
total menurup dinding kapiler sehingga tidak ada yang dapat
Or, neuroglobin, di otak. Molekul ini mirip dengan hemo-
dipertukarkan menembus dinding melalui celah di antara sel-
globin, protein pengangkut O, di sel darah merah (lihat h.
sel. Satu-satunya pertukaran yang dapat terjadi adalah dengan
423) dan diperkirakan berperan kunci dalam penanganan O,
melalui sel kapiler itu sendiri. Bahan larut lemak misalnya Or,
di otak, meskipun fungsi pastinya masih perlu ditentukan.
COr, alkohol, dan hormon steroid mudah menembus sel-sel
ini dengan larut dalam lemak membran plasma. Molekul air Juga berbeda dari jaringan lain, yang dapat menggunakan
sumber bahan bakar lain untuk menghasilkan energi selain
yang kecil juga mudah berdifusi, tampaknya dengan mengalir
glukosa, otak dalam keadaan normal hanya menggunakan
di antara molekul-molekul fosfolipid yang membentuk mem-
glukosa tetapi tidak menyimpan nutrien ini. Karena itu, otak
bran plasma. Semua bahan lain yang dipertukarkan antara
bergantung mutlak pada pasokan O, dan glukosa yang
darah dan cairan interstisium otak, rermasuk bahan-bahan
adekuat dan terus-menerus.
esensial seperti glukosa, asarn amino, dan ion, diangkut oleh
CATAIAN KLINIS. Otak mengalami kerusakan jika
pembawa terikat membrun y^ng sangat selektif, Karena itu,
organ ini tidak mendapat pasokan O, lebih dari 4 sampai 5
transpor menembus dinding kapiler otak di antara sel-seI
menit atau penyaluran glukosanya rerpurus lebih dari 10 sam-
pembentuk dinding dicegah seclrA AnAtomis dan tanspor me-
pai I 5 menit. Penyebab tersering kurangnya pasokan darah ke
nembus sel dibatasi secarafisiologis. Bersama-sama, kedua meka-
otak adalah strobe (Llhatfitur penyerta di dalam bo[s, Konsep,
nisme ini membentuk sawar darah-otak.
Tantangan, dan Kontroversi, untuk detil lebih lanjut).
Dengan secara ketat membatasi pertukaran antara darah
dan otak, SDO melindungi jaringan otak yang halus dari
fluktuasi kimiawi di darah dan memperkecil kemungkinan GAMBARAN UMUM SUSUNAN
bahan-bahan yang potensial berbahaya di dalam darah men-
capai jaringan saraf sentral. SDO juga mencegah hormon rer- SARAF PUSAT
tentu yang juga dapat bertindak sebagai neurorransmirer
Susunan saraf pusat terdiri dari otak dan medula spinalis.
mencapai otak, tempar bahan-bahan tersebur dapat menim-
Sebanyak 100 milyar neuron yang diperkirakan terdapat di
bulkan aktivitas saraf tak terkendali. Di sisi negatifnya, SDO
otak anda tersusun membentuk anyaman kompleks yang
membatasi pemakaian obat untuk mengobati gangguan otak
memungkinkan anda (l) secara bawah sadar mengatur ling-
dan medula spinalis, karena banyak obat tidak mampu
kungan internal melalui sistem saraf, (2) mengalami emosi,
menembus sawar ini.
(3) secara sadar mengontrol gerakan anda, (4) menyadari
Kapiler otak dikelilingi oleh prosesus asrrosit, yang pada (mengetahui dengan kesadaran) tubuh anda sendiri dan
suatu waktu pernah secara salah dianggap sebagai penenru lingkungan anda, dan (5) melakukan fungsi-fungsi kognitif
fisik adanya SDO. Kini para ilmuwan mengerahui bahwa yang lebih luhur misalnya berpikir dan mengingat. Kata
astrosit memiliki dua peran berkaitan dengan SDO: (1) Sel kognisi (cognition) merujuk kepada tindakan arau proses
ini memberi sinyal kepada sel-sel yang membentuk kapiler "mengetahui", termasuk kesadaran dan penilaian.
otak untuk "merapat". Sel-sel kapiler tidak memiliki kemam- Tidak ada bagian otak yang bekerja sendiri terpisah dari
puan inheren untuk membentuk taut erat; sel-sel ini mem- bagian-bagian otak lain, karena anyaman neuron-neuron
bentuk taut tersebut hanya setelah adanya perintah dari terhubung secara anatomis oleh sinaps, dan neuron-neuron
lingkungan sekitar. (2) Astrosit ikut serta dalam transpor di seluruh otak berkomunikasi secara ekstensif satu sama lain
sebagian bahan, misalnya K., melintasi sel-sel. dengan cara listrik atau kimiawi. Akan tetapi, neuron-neuron

Susunan 5araf Pusat 153


K6nsep, Tantangan, dan Kontroversi
Strcke: Efek Domino Mematikan

Penyebab tersering kerusakan otak saluran-reseptor in i terus-menerus stroke, komun itas kedokteran
adala h cerebrovascu I ar accident (CVA membuka sehingga Ca2* menyerbu berupaya mencari cara-cara untuk
atau stroke). Ketika pembuluh darah masuk ke dalam neuron-neuron menghentikan efek domino kematian
otak (serebrum) tersumbat oleh sekitar. Peningkatan Ca2* intrasel ini sel. Tujuannya, tentu saja, membatasi
bekuan atau pecah, jaringan otak yang memicu sel-sel tersebut melakukan luas kerusakan neuron sehingga
didarahi oleh pembuluh tersebut bunuh-diri. Selama proses ini terbentuk meminimalkan atau bahkan mencegah
kehilangan pasokan vital O, dan radikal bebas. Partikel kekurangan gejala klinis seperti paralisis. Pada awal
glukosa. Akibatnya adalah kerusakan elektron yang sangat reaktif ini tahun 1990-an, para dokter mulai
dan biasanya kematian jaringan menyebabkan kerusakan sel lebih memberi obat pelarut bekuan dalam
tersebut. Temuan-temuan baru lanjut karena merebut elektron dari tiga jam pertama setelah awitan stroke
memperlihatkan bahwa kerusakan molekul-molekul lain. Para peneliti untuk memulihkan aliran darah di
saraf (dan hilangnya fungsi saraf berspekulasi bahwa sinyal apoptotik pembuluh yang tersumbat. Penghancur
kemudian) meluas melebihi bagian Ca2* mungkin menyebar dari sel-sel bekuan adalah obat pertama yang
yang kekurangan darah akibat efek yang sekarat ke sel-sel sehat sekitar digunakan untuk mengobati stroke,
neurotoksik yang menyebabkan melalui taut celah, saluran antarsel tetapi obat-obat ini hanyalah awal dari
kematian sel-sel sekitar. Sementara yang memungkinkan Ca2* dan ion kecil awal terapi baru stroke. Saat ini sedang
sel-sel yang mula-mula mengalami lain berdifusi bebas antara sel-sel. Hal diteliti metode-metode lain untuk
kekurangan darah mati akibat nekrosis ini mematikan lebih banyak neuron. mencegah kematian sel saraf akibat
(kematian sel tak diinginkan), sel-sel Karena itu, sebagian besar neuron pelepasan toksik glutamat. Metode-
sekitar mengalami apoptosis (bunuh yang mati setelah suatu stroke metode tersebut mencakup pengham-
diri sel disengaja; Iihat h. 132-133). sebenarnya adalah sel-sel yang tidak batan reseptor NMDA yang memicu
Sel-sel yang mengalami kekurangan O, cedera yang melakukan bunuh-diri rangkaian kejadian berujung kematian
mengeluarkan glutamat, suatu sebagai respons terhadap rangkaian sebagai respons terhadap glutamat,
neurotransmiter eksitatori k umum, reaksi yang ditimbulkan oleh pelepas- penghentian jalur apoptosis yang
secara berlebihan. Glutamat atau an toksik glutamat dari bagian yang menyebabkan bunuh diri, dan penyum-
neurotransmiter lain biasanya dikeluar- mengalami kekurangan O' batan taut celah yang memungkinkan
kan dalam jumlah terbatas sebagai Sampai dekade terakhir, dokter Ca2*, sang pembawa pesan kematian,
suatu perantara komunikasi kimiawi tidak dapat berbuat apa-apa untuk menyebar ke sel-sel sekitar. Taktik-
antara sel-sel otak. Glutamat eksitato- menghentikan kerusakan neuron taktik ini memberi harapan besar
rik yang berlebihan ini, yang berasal setelah suatu stroke, yang menyebab- untuk mengobati stroke, yaitu
dari sel-sel otak yang rusak, berikatan kan pasien mengalami defisit saraf penyebab utama kecacatan pada
dengan dan merangsang neuron- dengan pola yang tidak dapat orang dewasa dan penyebab ketiga
neuron sekitar. Secara spesifik, diperkirakan. Terapi terbatas pada tersering kematian di Amerika Serikat.
glutamat berikatan dengan reseptor upaya rehabilitasi setelah kerusakan Namun, sampai saat ini belum ada
eksitatorik yang dikenal sebagai tetap. Dalam tahun-tahun terakhir, obat neuroprotektif baru yang
reseptor NMDA, yang berfungsi berbekal pengetahuan baru mengenai ditemukan yang tidak menimbulkan
sebagai salu:'an Ca'Z.. Akibat faktor-faktor yang mendasari kematian efek samping serius.
pengaktifan toksik tersebut maka neuron yang berhubungan dengan

yang bekerja sama untuk akhirnya melaksanakan fungsi mik (dari bawah ke atas) serta kerumitan dan kecanggihan
tertentu cenderung tersusun dalam lokasi yang terpisah. fungsi (dari tingkat yang paling tua dan kurang spesialistik
Karena itu, meskipun merupakan suatu keseluruhan yang hingga ke tingkat terbaru yang paling spesialistik).
fungsional, otak tersusun menjadi bagian-bagian yang ber- Sistem saraf primitif terdiri dari antarneuron yang relatif
beda. Bagian-bagian otak dapat dikelompokkan dalam ber- sedikit terselip di antara neuron aferen dan eferen. Selama
bagai cara bergantung pada perbedaan anatomik, spesialisasi perkembangan evolusi, komponen anrarneuron berkembang
fungsi, dan perkembangan evolusi. Kita akan memakai secara progresif, membentuk interkoneksi yang semakin ru-
pengelompokan berikut (Thbel 5-2): mit, dan menjadi terlokalisasi di bagian kepala sistem saraf,
membentuk otak. Lapisan-lapisan otak baru yang lebih
1. Batang otak
canggih ditambahkan ke lapisanJapisan lama yang lebih pri-
2. Serebelum
mitif. Otak manusia mencerminkan puncak perkembangan
3. Otak depan (forebrain)
yang tercapai saat ini.
a. Diensefalon
Batang otak, bagian otak paling tua, bersambungan
(1) Hipotalamus
dengan medula spinalis (Tabel 5-2 dan Gambar 5-7b).Bagian
(2) Thlamus
ini terdiri dari otak tengah, pons, dan medula. Batang otak
b. Serebrum
mengontrol banyak dari proses untuk mempertahankan
(1) Nukleus basal
hidup, misalnya pernapasan, sirkulasi, dan pencernaan, yang
(2) Korteks serebri
umum bagi kebanyakan hewan vertebrata rendah. Proses-
lJrutan pencantuman yang digunakan untuk komponen- proses ini sering disebut sebagaifungsi uegetatzf, yang berarti
komponen ini umumnya mencerminkan baik lokasi anato- fungsi yang dilakukan di bawah sadar arau involunter. Jika

154 Bab 5
c g(
c
.=_
E
c(oEt g
ts FE E.E-
'=c
o 6 iE
lZr0
bE
: c! :-v o 5
E
s
L
'6
(o XPc*
-
F

=h -E'C
(oa EIg
EEe
Eij
E
: c '= d* 0, oEo '6c
o F og o .!!.--s r *
oQ
io :;g.!
(o!
6
f,,-v
J 6 _ O
'r=
- E o-
'E.:;
o6_ o.-
.E-E
t
;e
E;5-
r S6,9c
Fn :E E.=F';
-g) HI;* gf I sHs
EE 9EsE EsEP Tg-- EiF
E; : s ir i E F b gi
:+g EEHE FspF g*;
; I:i 5tFH.E
L !v JJ.r a=.=-

EE 3,E ^ cPH .:E q


bs:'PsEE (!

E:* =
v
-P=

s s,i! Es** gq'=E


iEqs E*s*
=
F Fo?
rf E;!!
9: o-iucc .-;iP T:t = fi [E
:) '6.=j;
'= 9 0J :JE
c o ij0J ijO ft.c ?rG
-! E e r E.E.r'
r/)
l9 ;88 EfiTfr f;,qHF
=
;E-eleEE
4:, O O cr'-
zJ =Y.2.
(^\Zom d;o-6 <odEo-;cL cJ

l!

.!e
-96
b,3
z G
xF
UJ
z G g6
o
cL,,
-a (! oo^6
otr 6 d'rd
>=
OF lzG o co:l
!D OIE
tcoJ
rzo z# + #.EE

-(!
@

-^
6
(5
5
G
f
E
c)
GE
(a(E
E
t!=
-o .ll
t,'tr
3(E
C'E
2E (s z---..-
-v
(9 / ,'
o(o
E
G
X
I
Eg'
aE (l) ':.*:
P
f
c
CJ
i ',Fg
t:
\

c I =:'r.r'l: l
o
o" \
E \,,
uo \'.
\\'. '..
:'

f
c) \/ \---l
tr-
c
o
?
:t
P
5

c
f
E
:)
SE
rnh
o=
3tr
p6

Susunan Saraf Pusat 155


fungsi luhur otak lenyap maka tingkat otakyang lebih rendah
ini, disertai oleh terapi suportif yang memadai misalnya I Korteks serebri adalah selubung luar substansia
pemberian nutrisi yang adekuat, dapat tetap mempertahan- grisea yang menutupi substansia alba di bagian
kan fungsi-fungsi yang esensial bagi kelangsungan hidup dalam.
tetapi yang bersangkutan tidak memiliki kesadaran atau
Masing-masing hemisfer terdiri dari satu lapisan tipis sub-
kontrol atas kehidupan tersebut.
stansia grisea di sebelah luar, yaitu korteks serebri, yang
Serebelum, yang melekat di bagian atas belakang batang
menutupi bagian tengah tebal substansia alba (lihat Gambar
otak, berkaitan dengan pemeliharaan posisi tubuh yang tepar
5-15, h. 168). Bagian lain substansia grisea, yaitu nukleus
dalam ruang dan koordinasi bawah sadar aktivitas motorik
basal, terletak jauh di dalam substansia alba. Di seluruh SSB
(gerakan). Serebelum juga berperan kunci dalam mempelajari
substansia grisea terutama terdiri dari badan sel neuron
keterampilan motorik, misalnya gerakan menari.
serta dendritnya serta sebagian besar sel glia. Berkas atau
Di atas batang otak, di dalam interior serebrum, ter- traktus serat saraf bermielin (akson) membentuk substansia
dapat diensefahn. Bagian ini mengandung dua komponen
alba; warna putihnya disebabkan oleh komposisi lemak mie-
otak: hipotalamus, yang mengontrol banyak fungsi homeo-
lin. Substansia grisea dapat dipandang sebagai "komputer-
statik yang penting untuk mempertahankan stabilitas ling- komputer" SSP dan substansia alba sebagai "kabel" yang
kungan internal; dan talamus, yang melakukan beberapa menghubungkan komputer-komputer tersebut. Integrasi
pemrosesan sensorik primitif.
masukan saraf dan inisiasi keluaran saraf berlangsung di
Di atas bagian "kerucut" otak bawah ini terlerak sere- sinaps di dalam substansia grisea. Tiaktus saraf di substansia
brum, yang ukurannya semakin besar dan lebih berlekuk- alba menyalurkan sinyal dari satu bagian korteks serebri ke
lekuk (yaitu, adanya lipatan atau alur dalam yang memisahkan bagian lain atau anrara korteks dan bagian lain SSP Komu-
tonjolan berkelok-kelok) seiring dengan makin berkembang- nikasi antara berbagai bagian korteks tersebut dan dengan
nya spesies vertebrata. Serebrum paling berkembang pada bagian lain mempermudah integrasi aktivitas bagian-bagian
manusia, di mana bagian ini membentuk lebih dari 80% tersebut. Integrasi ini esensial bahkan untuktugas yang relatif
berat total otak. Lapisan luar serebrum adalah borteks serebri mudah seperti memetik bunga. Penglihatan tentang bunga
yang sangat berkelok-kelok, menutupi bagian dalam yang diterima oleh satu daerah korteks, penerimaan tentang ke-
mengandung nukleus basal. Lekukanlekukan yang sangat harumannya berlangsung di tempat lain, dan gerakan me-
banyak pada korteks serebri manusia menyebabkannya metik dimulai di bagian yang lain pula. Respons saraf yang
tampak seperti kenari keriput (Gambar 5-7a). Pada banyak lebih halus, misalnya apresiasi keindahan bunga dan ke-
mamalia tingkat rendah, korteks terlihat licin. Thnpa keriput inginan untuk memetiknya, masih belum dipahami tetapi
di permukaan ini, korteks manusia akan menempati daerah jelaslah berkaitan erat dengan serat-serar interkoneksi di
yang luasnya tiga kali daripada saat ini dan, karenanya, tidak antara berbagai bagian korteks.
akan pas menutupi struktur-struktur di bawahnya. Mening-
katnya sirkuit saraf yang terdapat di daerah korteks serebri
tambahan yang tidak terdapat pada mamalia tingkat rendah
menentukan banyak dari kemampuan unik manusia. Korteks
I Korteks serebri tersusun menjadi lapisan-lapisan
dan kolom-kolom fungsional.
serebri berperan penting dalam fungsi-fungsi saraf yang
canggih, misalnya inisiasi volunter gerakan, persepsi sensorik Berdasarkan variasi distribusi beberapa jenis sel rertentu,
akhir, pikiran sada! bahasa, kepribadian, dan fakor lain yang korteks serebri rersusun menjadi enam lapisan berbatas tegas.
berkaitan dengan pikiran atau intelek. Ini adalah daerah LapisanJapisan ini rersusun menjadi kolom-kolom vertikal
integrasi otak yang paling kompleks dan paling tinggi. fungsional yang meluas tegak lurus sekitar 2 mm dari per-
Masing-masing dari regio SSP akan dibahas secara ber- mukaan korteks ke bawah menembus ketebalan korteks ke
giliran, dimulai dari tingkat tertinggi, korteks serebri, ber- substansia alba di bawahnya. Neuron-neuron di dalam ko-
lanjut terus ke bawah hingga tingkat terendah, medula lom tertentu berfungsi sebagai satu "tim", dengan masing-
spinalis. masing sel terlibat dalam berbagai aspek dari aktivitas spesifik
yang sama-misalnya, pemrosesan persepsi rangsangan yang
sama dari lokasi yang sama.
Perbedaan fungsional antara berbagai area korteks di-
KORTEKS SEREBRI
timbulkan oleh perbedaan pola pembentukan lapisan di da-
Serebrum, bagian terbesar otak manusia, dibagi menjadi dua lam kolom dan oleh perbedaan koneksi masukan-keluaran,
bagian yang sama, hemisfer serebri kiri dan kanan (Gambar bukan oleh keberadaan jenis sel tertenru atau perbedaan
5-7a). Keduanya saling berhubungan melalui korpus kalo- mekanisme saraf. Sebagai contoh, bagian-bagian korteks
sum, suatu pita tebal yang diperkirakan terdiri dari 300 juta yang bertanggung jawab atas persepsi indera memiliki lapisan
akson neuron yang berjalan di antara kedua hemisfer (Gam- 4 yang luas, suatu lapisan kaya akan sel stelata, yang ber-
bar 5-7b; lihat juga Gambar 5-15, h. 168). Korpus kalosum peran dalam pemrosesan awal masukan sensorik ke korteks.
adalah "jalan layang informasi" tubuh. Kedua hemisfer Sebaliknya, daerah korteks yang mengontrol keluaran ke
berkomunikasi dan saling bekerja sama melalui pertukaran otot rangka memiliki lapisan 5 yang tebal, yang mengandung
informasi instan lewat koneksi saraf ini. banyak sel piramidal besar. Sel ini mengirim serat-serat ke

156 Bab 5
Hemisfer Hemisfer Serebrum (hemisfer Talamus Kelenjar pineal
otak kiri otak kanan kanan, di fisura
longitudinal antara
hemisfer ini dan
hemisfer kiri)
Korpus
kalosum
Khiasma
optikum

Fisura longitudinal

(a)

.
-'-w
.l

'".; :. #+t.
'?*
.,;r+

Serebelum

(b)

Gambar 5-7
Otak kadaver manusia. (a) Pandangan dorsal yang menatap ke bawah ke bagian atas otak. Perhatikan bahwa fisura longitudinal
dalam membelah serebrum menjadi hemisfer kiri dan kanan. (b) Pandangan sagital separuh kanan otak. Semua bagian rltama
otak tampak dari pandangan interior garis tengah ini. Korpus kalosum berfungsi sebagai jembatan saraf antara keJua hemisfer
serebri.

medula spinalis dari korteks untuk berakhir di neuron mo- tang fungsi bagian-bagian ini di Bab 6 saat kita membahas
torik eferen yang menyarafi otot rangka. penglihatan dan pendengaran.
Lobus parietalis dan frontalis, yang terletak di kepala
bagian atas, dipisahkan oleh lipatan dalam, sulkus sentralis,
I Empat pasang lobus di korteks serebri yang berjalan kira-kira ke bagian tengah permukaan lateral
dikhususkan untuk aktivitas yang berbeda. masing-masing hemisfer. Lobus parietalis terletak di bela-
kang sulkus sentralis di masing-masing sisi, dan lobus fron-
Kini kita akan membahas lokasi daerah-daerah fungsional talis terletak di depannya. Lobus parietalis terutama berperan
utama korteks serebri. Sepanjang pembahasan ini, ingatlah menerima dan memproses masukan sensorik. Lobus frontalis
bahwa meskipun aktivitas tertentu akhirnya dikaitkan dengan berperan dalam tiga fungsi utama: (1) aktivitas motorik vo-
bagian tertentu otak, tidak ada bagian otak yang berfungsi lunter, (2) kemampuan berbicara, dan (l) elaborasi pikiran.
tersendiri. Setiap bagian bergantung pada hubungan kom- Kita selanjutnya akan meneliti peran lobus parietalis dalam
pleks di antara banyak bagian lain baik untuk pesan datang persepsi sensorik, kemudian mengalihkan perhatian kita pada
maupun keluar. fungsi lobus frontalis secara lebih mendalam.
Patokan anatomik yang digunakan dalam pemetaan
korteks adalah lipatanJipatan dalam tertentu yang membagi
masing-masing paruh korteks menjadi empar lobus urama: I Lobus parietalis melaksanakan pemrosesan
lobus oksipitalis, temporal^, ?arietalis, dan frontalis (Gambar
somatosensorik.
5-8). Lihadah peta fungsional dasar korteks di Gambar 5-9a
selama pembahasan berikut tentang aktivitas-aktivitas utama Sensasi dari permukaan tubuh, misalnya sentuhan, tekanan,
yang dikaitkan dengan berbagai bagian lobus ini. panas, dingin, dan nyeri, secara kolektif dikenal sebagai
Lobus oksipitalis, yang terletak di posterior (di kepala sensasi somestetik (somestetik artinya "perasaan tubuh').
belakang), melaksanakan pemrosesan awal masukan peng- Cara-cara bagaimana neuron aferen mendeteksi dan rnenya-
lihatan. Sensasi suara pada awalnya dipersepsikan oleh lobus lurkan informasi ke SSP mengenai berbagai sensasi ini akan
temporalis, yang terletak di lateral (di kepala samping) dicakup di Bab 6 saat kita mengulas divisi aferen susunan
(Gambar 5-9a dan b). Anda akan belajar lebih banyak ten- saraf tepi secara Iebih detil. Di dalam SSB informasi ini

Susunan Saraf Pusat 157


Sulkus sentralis lengkap. fhlamus menyebabkan anda menyadari bahwa ada
Lobus sesuatu yang panas serta sesuatu yang dingin sedang
parietalis
menyentuh anda, tetapi tidak memberi tahu di mana atau
Takik berapa intensitasnya. Korteks somatosensorik menentukan
parietooksipital lokasi sumber masukan sensorik dan memperkirakan derajat
intensitas rangsangan. Bagian ini juga mampu melakukan
diskriminasi ruang, sehingga kita dapat mengetahui bentuk
suatu benda yang sedang kita pegang serta dapat mengetahui
perbedaan halus pada benda-benda serupa yang berkontak
dengan kulit.
Lobus Kortels somatosensorik, selanjutnya, memproyeksikan
oksipitalis
masukan sensorik ini melalui serat-serat substansia alba ke
Takik daerah sensorik luhur yang berdekatan untuk elaborasi lebih
praoksipital lanjut, analisis, dan integrasi informasi sensorik. Daerah-daerah
Batang otak luhur ini penting untuk persepsi pola kompleks rangsangan
Serebelum somatosensorik-misalnya, apresiasi tekstur, kekerasan, suhu,
bentuk, posisi, dan lokasi suatu benda yang sedang anda pegang
Gambar 5-8
secara bersamaan.
Lobus korteks. Masing-masing paruh korteks serebri dibagi
menjadi lobus oksipitalis, temporalis, parietalis, dan f rontalis,
seperti diperlihatkan dalam pandangan lateral skematik otak
ini. I Korteks motorik primer terletak di lobus
frontalis.
Daerah di bagian belakang lobus frontalis tepar di depan sulkus
diproyehsikan (disalurkan di sepanjang jalur saraftertentu ke sentralis dan di sebelah korteks somarosensorik adalah korteks
tingkat yang lebih tinggi di otak) ke kortels somatosen- motorik prirner (Gambar 5-9a dan 5-11a). Bagian ini melak-
sorik. Korteks somatosensorik terletak di bagian depan sanakan kontrol volunter atas gerakan yang dihasilkan oleh
masing-masing lobus parietalis tepat di belakang sulkus sen- otot rangka. Seperti pada pemrosesan sensorik, korteks motorik
tralis (Gambar 5-9a dan 5-10a). Ini adalah tempat pemrosesan di masing-masing belahan otak terurama mengontrol otot di
awal di kortela dan persepsi masukan somestetik serta masuk- bagian tubuh yang bersebarangan (kontralateral). Jaras-jaras
an proprioseptif Propriosepsi adalah kesadaran akan posisi saraf yang berasal dari korteks motorik hemisfer kiri menye-
tubuh. berang sebelum turun menl'usuri medula spinalis untuk ber-
Setiap bagian di da.lam korteks somatosensorik mene- akhir di neuron motorik eFeren yang memicu kontralai otot
rima masukan somestetik dan proprioseptif dari suatu bagian rangka di sisi kanan tubuh (lihat Gambar 5-28b, h. 190). Ka-
spesi{ik di tubuh. Distribusi pemrosesan sensorik korteks ini rena itu, kerusakan korteks motorik di sisi kiri otak menye-
diperlihatkan di Gambar 5-10b. Perhatikan pada apa yang babkan paralisis sisi kanan tubuh, dan demikian sebaliknya.
disebut sebagai homunkulus sensorik (homunkulus artinya Stimu.lasi bagian korteks motorik primer yang berbeda
"pria kecil"), tubuh direpresentasikan terbalik pada korteks menghasilkan gerakan di bagian tubuh yang berbeda. Sepeni
somatosensorik, dan yang lebih penting, berbagai bagian homunkulus sensorik untuk korteks somatosensorik, homun-
tubuh tidak diwakili secara sebanding. Ukuran masing- kulus motorik, yang menggambarkan lokasi dan jumlah relatif
masing bagian tubuh dalam homunkulus ini menunjukkan korteks motorik yang didedikasikan untuk otot masing-masing
proporsi relatif korteks somatosensorik yang didedikasikan bagian tubuh, terlihat terbalik dan terdistorsi (Gambar 5-11b).
untuk bagian tersebut. Ukuran wajah, lidah, tangan dan geni- Jari tangan, jempol, dan otor-oror yang penting untuk berbicara,
talia yang besar menunjukkan tingginya derajat persepsi sen- terutarna otot bibir dan lidah, sangar besar, yang menunjukkan
sorik yang berkaitan dengan bagian-bagian tubuh ini. tingkat kontrol motorik yang tinggi atas bagian-bagian tubuh
Korteks somatosensorik di masing-masing sisi otak ini. Bandingkan ini dengan betapa sedikitnya jaringan otak yang
umumnya menerima masukan sensorik dari sisi tubuh yang didedikasikan untuk badan, lengan, dan ei<stremitas bawah,
berlawanan, karena kebanyakan jalur asendens yang mem- yang ddak mampu melakukan gerakan-gerakan kompleks ter-
bawa informasi sensorik ke medula spinalis menyeberang ke sebut. Karena itu, luas representasi di korteks motorik setara
sisi yang berlawanan untuk akhirnya berakhir di korteks dengan ketepatan dan komplelaitas keterampilan motorik yang
(lihat Gambar 5-28a, h. 190). Karena itu, kerusakan korteks dibutuhkan oleh masing-masing bagian.
somarosensorik di hemisfer kiri menyebabkan deffsit sensorik
di sisi kanan tubuh, sementara gangguan sensorik di sisi kiri
berkaitan dengan kerusakan di sisi kanan korteks. I Bagian-bagian otak lain selain korteks motorik
Kesadaran sederhana tentang sentuhan, tekanan, suhu, primer yang penting dalam kontrol motorik.
atau nyeri dideteksi oleh talamus, suatu bagian otak tingkat
bawah, tetapi fungsi korteks somatosensorik lebih dari sekedar Meskipun sinyal dari korteks motorik primer berakhir di
merasakan sensasi murni, yaitu persepsi sensorik yang lebih neuron-neufon eferen yang memicu kontraksi otot rangka

158 Bab 5
Korteks motorik primer
Daerah motorik suplementer (gerakan sadar)
(di permukaan dalam-tidak terlihat;
memprogram gerakan kompleks) Sulkus Korteks somatosensorik
sentralis (sensasisomestetik
dan propriosepsi) Korteks parietal
Korteks pramotorik posterior (integrasi
(koordinasi gerakan kompleks)
input somatosensorik
dan penglihatan; penting
Korteks asosiasi prafrontalis
untuk gerakan kompleks)
(perencanaan aktivitas
volunter, pengambilan Daerah Wernicke
kepuiusan; sifat kepribadian) (pemahaman bicara)
Lobus parietalis
Lobus frontalis
Daerah Broca Korteks asosiasi
(pembentukan bicara)
parietalis-temporal is-
oksipitalis (integrasi
semua inpus sensorik;
Korteks pendengaran penting dalam bahasa)
primer dikelilingi oleh korteks
pendengaran yang lebih tinggi Lobus oksipitalis

Korteks penglihatan
Korteks asosiasi limbik - - primer dikelilingi oleh
(terutama di permukaan korteks penglihatan
dalam dan bawah lobus yang lebih tinggi
temporalis; motivasi dan
emosi; ingatan) Lobus temporalis
Serebelum

Batang otak

Medula spinalis
(a)

(b)
ffi
Gambar 5-9
Daerah-daerah fungsional korteks serebri. (a) Berbagai bagian korteks serebri terutama berperan dalam berbagai aspek
pemrosesan saraf, seperti ditunjukkan oleh pandangan lateral skematik otak ini. (b) Berbagai bagian otak ,'meiyala,; pada
pemindaian positron-emission tomography (PET) saat orang melakukan tugas yang berbedl. Karena lebih banyak
darah
mengalir ke daerah tertentu di otak ketika daerah tersebut lebih aktif, maka para ilmuwan saraf menggunakan pemindai pET
untuk "memotret" otak saat bekerja melaksanakan berbagai tugas.

Susunan Saraf Pusat 159


Depan Depan

Lobus
frontalis

Sulkus
sentralis

Sulkus
sentralis

Lobus Lobus
parietalis parietalis

Lobus oksipitalis Lobus oksipitalis


Belakang
Belakang
(a)
(a)

Atas

|L
%ffi
Y6,;r*tW ;"Ts$-'*
il:/:;*
!
""o.'i:;lemisrer
-cD
kiri
,'0,, bo/e
n'/e/-
.

Pandangan potongan
f,ili:::::"",,'""' Pandangan potongan melintang
melintang

kti,*"'*
Lobus temporalis
Lobus temporalis
'

--: , -,-_.
Homunkulus motorik
Homunkulus sensorik
(b)
(b)

Gambar 5-10 Gambar 5-11


Peta somatotopik korteks somatosensorik. (a) Pandangan atas Peta somatotopik korteks motorik primer. (a) Pandangan atas
hemisfer serebri. (b) Homunkulus sensorik yang menunjukkan hemisfer serebri. (b) Homunkulus motorik yang memperlihat-
distribusi masukan sensorik ke korteks somatosensorik dari kan distribusi output motorik dari korteks motorik primer ke
berbagai bagian tubuh. Representasi grafik bagian-bagian berbagai bagian tubuh. Representasi grafik bagian-bagian
tubuh yang terdistorsi ini menunjukkan proporsi relatif tubuh yang tampak terdistorsi ini menunjukkan proprosi
korteks somatosensorik yang didedikasikan untuk menerima relatif korteks motorik primer yang didedikasikan untuk
masukan sensorik dari masing-masing bagian tubuh. mengontrol otot rangka di masing-masing bagian.

160 Bab 5
volunte! korteks motorik bukan satu-satunya bagian otak proses oleh korteks parietalis posterior, suatu bagian yang
yang terlibat dalam kontrol motorik. Pertama, regio-tegio terletak di posterior (di belakang) korteks somatosensorik
otak bagian bawah dan medula spinalis mengontrol aktivitas primer. Kedua daerah motorik luhur ini memiliki banyak
otot rangka involunter, misalnya dalam mempertahankan interkoneksi anatomik dan berkaitan erar secara fungsional.
postur. Sebagian dari regio ini juga berperan penting dalam Jika salah satu daerah ini rusak, maka orang tersebut tidak
memantau dan mengoordinasikan aktivitas motorik volunter dapat memproses informasi sensorik komplela untuk me-
yang telah diaktifkan oleh korteks motorik. Kedua, meskipun lalsanakan gerakan bertujuan dalam konteks ruang; sebagai
serat-serat yang berasal dari korteks motorik dapat meng- contoh, pasien tidak dapat menggunakan peralatan makan
aktifkan neuron motorik untuk menimbulkan kontraksi dengan baik.
motorik namun korteks motorik itu sendiri tidak memuki Meskipun daerah-daerah motorik luhur ini memerintah
gerakan volunter. Korteks motorik diakrifkan oleh pola lepas korteks motorik primer dan penting dalam persiapan elae-
muatan neuron yang luas, readiness potential, yangterjadi kusi gerakan volunter bertujuan namun para peneliti tidak
sekitar 750 mdet sebelum aktivitas listrik spesifik terdeteksi dapat menyatakan bahwa gerakan volunter benar-benar di-
di korteks motorik. Tiga daerah motorik luhur kortels ber- mulai dari bagian ini. Hal ini mendorong lebih jauh per-
peran dalam periode pengambilan keputusan volunter ini. tanyaan mengenai bagaimana dan di mana aktivitas volunter
Daerah-daerah luhur ini, yang semuanya membawahi kor- dimulai. Mungkin tidak ada satu bagian yang bertanggung
teks motorik primer, mencakup daerah motorih suplementer, jawab; tidak diragukan lagi, banyakjalur yang akhirnya dapat
hortehs pramotorik, dan horteks parietalis posterior (Gambar menghasilkan gerakan volunter.
5-9a). Selain itu, regio subkorteks otak, serebelum, berperan Marilah kita merenungkan bagaimana sistem saraf be-
penting dengan mengirim masukan ke daerah motorik kor- kerja, misalnya, sewaktu kita melakukan tindakan sederhana
teks dalam merencanakan, memulai, dan menentukan waktu mengambil apel untuk dimakan. Ingatan anda memberi tahu
jenis tertentu gerakan. bahwa buah tersebut ada di wadah di dapur. Sistem sensorik,
Tiga daerah motorik luhur di korteks ini dan serebe- disertai pengerahuan anda yang didasarkan pada pengalaman
lum melaksanakan fungsi-fungsi yang berbeda tetapi ter- sebelumnya, memungkinkan anda dapat membedakan apel
kait, yang semuanya penting dalam memprogram dan dari buah jenis lain di dalam wadah tersebut. Ketika menerima
mengoordinasikan gerakan-gerakan kompleks yang melibat- informasi sensorik terpadu ini, sistem motorik mengeluarkan
kan kontraksi simultan banyak otot. Meskipun srimulasi perintah ke otot-otot yang repar dalam urutan yang benar
listrik pada korteks motorik primer menyebabkan kontralai untuk memungkinkan anda bergerak ke wadah dan meng-
otot tertentu, namun gerakan yang dihasilkannya tidak ber- ambil apel sasaran. Selama el.rsekusi tindakan ini, dilakukan
tujuan, seperti menggerakkan tali secara serampangan ridak penyesuaian-penyesuaian kecil dalam perintah motorik, ber-
akan menghasilkan gerakan boneka yang bermakna. Bo- dasarkan informasi baru yang terus-menerus diberikan oleh
neka memperlihatkan gerakan yang bertujuan hanya jika masukan sensorik rentang posisi tubuh anda relatif terhadap
talinya dimanipulasi secara terkoordinasi oleh pemain bo- sasaran. Kemudian terdapat hal tentang motivasi dan perilaku.
neka yang terampil. Dengan cara serupa, keempat regio ini Kenapa anda mencari apel? Apakah karena anda lapar (didetelsi
(dan mungkin bagian-bagian lain yang belum diketahui) oleh sistem saraf di hipotalamus) arau karena skenario perilaku
membentuk suatu program motorik untuk tugas volunter yang lebih rumit yang tidak berkaitan dengan dorongan lapar
tertentu dan kemudian "menarik" serangkaian "tali" yang dasar, misalnya kenyataan bahwa anda mulai berpikir rentang
tepat di korteks motorik primer untuk menghasilkan urutan makanan karena anda baru melihat seseorang makan di tele-
kontraksi otot-otot yang sesuai sehingga gerakan kompleks visi? Mengapa anda memilih apel dan bulan pisang bila kedua
yang diinginkan rercapai. buah tersebut ada di wadah dan anda menyukai rasa keduanya,
dan seterusnya? Karena itu, memulai dan melaksanakan
Daerah motorik suplementer terletak di permukaan
gerakan volunter berrujuan sebenarnya mencakup hubungan
medial (dalam) masing-masing hemisfer, anterior dari (di de-
timbal-balik saraf kompleks yang melibatkan keluaran dari
pan) korteks motorikprimer. Bagian ini melakukan persiapan
regio motorik yang dituntun oleh informasi sensorik terpadu
dalam memprogram rangkaian gerakan kompleks. Stimulasi
dan akhirnya bergantung pada sistem morivasi dan elaborasi
di berbagai bagian daerah motorik ini menghasilkan pola
pikiran. Semua ini "bermain'di atas latar gudang ingatan yang
gerakan kompleks, misalnya membuka atau menutup tangan.
dapat anda gunakan untuk mengambil keputusan renrang
Lesi di sini tidak menyebabkan paralisis retapi menghambat
gerakan yang diinginkan.
pasien melakukan gerakan-gerakan kompleks, gerakan ber-
manfaat yang terintegrasi.
Korteks pramotorik, yang terletak di permukaan late-
ral masing-masing hemisfer di depan korteks motorik primer,
I Peta somatotopik sedikit bervariasi antara
individu dan bersifat dinamik, tidak statik.
penting dalam mengarahkan tubuh dan lengan ke sasaran
tertentu. Untuk memerintahkan korteks motorik primer me- Meskipun pola organisasi umum pera somaroropik ("repre-
laksanakan kontralci otot yang sesuai untuk menghasilkan sentasi tubuh") sensorik dan motorik korteks serupa pada
gerakan yang diinginkan, korteks pramotorik harus diberi semua orang namun disuibusi pasdnya bersifat unik bagi
informasi tentang posisi tubuh saat itu terhadap sasaran. masing-masing individu. Seperti kita sama-sama memiliki
Korteks pramotorik dituntun oleh input sensorik yang di- dua mata, sebuah hidung, dan sebuah mulut namun tidak

Susunan Saraf Pusat 161


ada dua wajah yang memiliki susunan struktur-struktur ter- tur tertentu otak anda yang relatif plastis telah dan terus
sebut persis sama, demikian juga otak. Selain itu, peta somato- dipengaruhi oleh pengalaman unik anda namun penting di-
topik masing-masing orang tidak "terpatri" tetapi mengalami sadari bahwa apa yang, anda lakukan dan tidak dilakukan
modifikasi halus yang terus-menerus berdasarkan pemakaian. tidak dapat mengubah secara rotal organisasi korteks anda
Pola umum ditentukan oleh proses genetik dan perkembang- dan bagian-bagian otak lainnya. Terdapat batas-batas yang
an, tetapi arsitektur korteks masing-masing orang dapat telah ditentukan secara generis. Juga terdapat keterbatasan
dipengaruhi oleh kompetisi bergantung penggunaan un- perkembangan dalam tingkat pengaruh pola pemakaian pada
tuk memperebutkan ruang korteks. Sebagai contoh, ketika remodeling. Sebagai contoh, beberapa bagian korteks mem-
monyet didorong untuk menggunakan jari tengah mereka pertahankan plastisitas mereka seumur hidup, terutama ke-
dan bukan jari lain untuk menekan tombol makanan, maka mampuan untuk menambah ingatan baru dan belajar, tetapi
hanya setelah beberapa ribu kali menekan tombol "daerah bagian korteks lain dapat dimodiffkasi oleh pemakaian hanya
jari tengah" korteks motorik telah sangat meluas dan meng- dalam kurun waktu tertentu setelah lahir sebelum akhirnya
ambil teritorial yang sebelumnya didedikasikan untuk jari menetap permanen. Lama periode perkembangan kritis ini
lain. Demikian juga, teknik-teknik pencitraan saraf modern bervariasi untuk masing-masing bagian korteks.
mengungkapkan bahwa tangan kiri seorang pemain biola
kinan diwakili oleh area korteks somatosensorik, regio kor-
teks peka sentuhan, yang lebih luas daripada tangan kiri I Bagian korteks yang berbeda mengontrol aspek
seorang bukan pemain biola. Dengan caraini, jari-jari tangan bahasa yang berbeda.
kiri musisi tersebut mengembangkan "rasa" yang lebih peka
untuk instrumen tersebut ketika mereka mampu memain- Kemampuan bahasa adalah contoh yang sangar baik tentang
kannya dengan terampil. plastisitas dini korteks yang kemudian diikuti oleh keadaan
Bagian-bagian lain otak selain korteks somatosensorik permanen. Tidak seperti regio sensorik dan motorik korteks,
dan korteks motorik juga dimodifikasi oleh pengalaman. yang terdapat di kedua hemisfer, di sebagian besar orang
Kini kita akan mengalihkan perhatian kita kepada plastistas daerah-daerah otak yang bertanggung jawab untuk kemam-
otak. puan bahasa hanya ditemukan di salah satu hemisfer-hemisfer
krfl-
CATAIAN KLINIS. Namun, jika seorang anak berusia
I Karena sifat plastisnya, maka otak dapat kurang dari 2 tahun mengalami kerusakan hemisfer kiri maka
mengalami perubahan sebagai respons terhadap fungsi bahasa dipindahkan ke hemisfer kanan tanpa meng-
beragam kebutuhan. hambat perkembangan bahasanya tetapi dengan mengorban-
kan kemampuan-kemampuan nonverbal lain yang samar
Otak sedikit banyak memperlihatkan plastisitas, yaitu ke- yang biasanya dilalaanakan oleh hemisfer kanan. Hingga usia
mampuan berubah atau mengalaml remodeling fungsional l0 tahun, setelah kerusakan hemisfer kiri, kemampuan bahasa
sebagai respons terhadap kebutuhan yang berubah-ubah yang biasanya dapat dibentuk kembali di hemisfer kanan setelah
dihadapinya. Kaa plastisitas digunakan untuk menjelaskan periode kehilangan temporer. Namun jika kerusakan ierjadi
kemampuan ini karena plastik dapat dimanipulasi menjadi setelah masa remaja dini maka kemampuan bahasa mengalami
bentuk apapun yang diinginkan untuk melakukan tujuan gangguan permanen meskipun masih mungkin terjadi pemu-
tertentu. Kemampuan otak untuk melakukan modifikasi lihan terbatas. Bagian-bagian otak yang berperan dalam me-
sesuai kebutuhan lebih menonjol pada tahun-tahun awal mahami dan mengungkapkan bahasa tampaknya telah diten-
perkembangan, tetapi bahkan otak dewasa sedikit banyak tukan secara perma-nen sebelum masa remaja.
memperlihatkan plastisitas. Ketika suatu bagian otak yang Bahkan pada orang normal, terdapat bukti adanya plas-
berkaitan dengan aktivitas tertentu mengalami kerusakan tisitas awal dan kemudian sifat permanen dalam perkem-
maka bagian-bagian lain otak dapat secara bertahap meng- bangan bahasa. Bayi dapat membedakan antara dan meng-
ambil alih sebagian atau semua fungsi bagian yang rusak. Para artikulasikan keseluruhan rentang bunyi bicara, tetapi setiap
peneliti kini mulai dapat mengungkapkan mekanisme mole- bahasa hanya menggunakan sebagian dari suara tersebut.
kular yang mendasari plastisitas otak. Bukti-bukti terakhir Seiring dengan bertambahnya usia, anak sering kehilangan
menunjukkan bahwa pembentukan jalur saraf baru (bukan kemampuannya untuk membedakan antara atau meng-
neuron baru, tetapi koneksi baru antara neuron-neuron yang ekspresikan bunyi bicara yang ddak penring dalam bahasa
sudah ada) sebagai respons terhadap perubahan dalam ibu mereka. Sebagai contoh, anakJepang dapat membedakan
pengalaman sebagian diperantarai oleh perubahan bentuk antara bunyi "r" dan "1" tetapi banyak orang dewasa Jepang
dendrit akibat modifikasi elemen sitoskeleton tertentu (lihat tidak dapat menyadari perbedaan antara kedua kata ter-
h. 44). Ketika dendritnya bertambah panjang dan semakin sebut.
bercabang, neuron mampu menerima dan mengintegrasikan
lebih banyak sinyal dari neuron lain. Karena itu, koneksi
sinaps antara neuron-neuron ddak bersifat tetap tetapi dapat PERAN DAERAH BROCA DAN DAERAH WERNICKE
dimodifikasi oleh pengalaman. Modifikasi bertahap otak Bahasa adalah bentuk komple.ks komunikasi di mana kata
masing-masing orang oleh rangkaian pengalaman unik me- yang ditulis atau diucapkan menyimbolkan benda dan
rupakan dasar biologis bagi individualitas. Meskipun arsitek- menyampaikan gagasan. Bahasa melibatkan integrasi dua

152 Bab 5
kemampuan berbeda-yaitu, ekspresi (kemampuan berbicara) untuk mengartikulasikan kata yang diinginkan. Sebaliknya,
dan pemahaman-y^ng masing-masing berkaitan dengan ba- pasien dengan lesi di daerah \Ternicke tidak dapat mema-
gian tertentu korteks. Daerah primer korteks yang khusus hami kata yang mereka lihat atau dengar. Mereka dapat ber-
untuk bahasa adalah daerah Broca dan daerah \(ernicke. bicara dengan lancar, namun kata-kata yang mereka ucapkan
Daerah Broca, yang mengendalikan kemampuan berbicara, dengan sempurna tidak memiliki arti. Mereka tidak dapat
terletak di lobus frontalis kiri berdekatan dengan daerah menghubungkan arti ke kata atau memilih kata yang sesuai
motorik korteks yang mengontrol otot-otot untuk artikulasi untuk menyampaikan pikiran mereka. Gangguan bahasa aki-
(Gambar 5-9a dan b serta 5-12). Daerah 'W'ernicke, yang bat kerusakan daerah korteks spesifik seperri ini dikenal
terletak di korteks kiri di pertemuan antara lobus parietalis, sebagai afasia, yang sebagian besar ditimbulkan oleh stroke.
temporalis, dan olaipitalis, berkaitan dengan pemahaman Afasia jangan dikacaukan dengan hambatan berbicara, yang
bahasa. Bagian ini berperan penting dalam pemahaman ba- disebabkan oleh defek pada aspek mekanis bicara, misalnya
hasa lisan dan tulisan. Selain itu, daerah tVernicke bertang- kelemahan atau inkoordinasi otot-otot yang mengontrol
gung jawab dalam memformulasikan pola koheren bicara perangkat vokal.
yang disalurkan melalui berkas-berkas serat ke daerah Broca, Disleksia, gangguan bahasa yang lain, adalah kesulitan
yang pada gilirannya mengontrol artikulasi bicara. Daerah belajar membaca karena kesalahan interpretasi kata-kata.
lWernicke menerima input dari korteks penglihatan di lobus Gangguan ini timbul akibat kelainan perkembangan di
oksipitalis, suatu jalur yang penting untuk memahami tulisan koneksi-koneksi antara daerah penglihatan dan daerah ba-
dan menjelaskan benda yang dilihat, serta dari korteks hasa kortela atau di dalam daerah bahasa itu sendiri; yaitu,
auditorius di lobus temporalis, suatu jalur yang esensial untuk pasien lahir dengan "cacat kabel" di dalam sisrem pemrosesan
memahami bahasa lisan. Daerah \Ternicke juga mendapat bahasa. Bukti-bukti yangada menunjukkan bahwa disleksia
input dari korteks somatosensorik, suatu jalur yang penring berakar pada defisit dalam pemrosesan fonologis, yang berarti
dalam kemampuan membaca Braille. Jalur-jalur interkoneksi gangguan kemampuan untuk menguraikan bahasa tulisan
antar daerah-daerah korteks ini berperan dalam berbagai menjadi komponen-komponen fonetik yang mendasarinya.
aspek bicara (Gambar 5-12). Pengidap disleksia mengalami kesulitan mengurai dan, ka-
renanya, mengidentifikasi dan memberi arri pada kata-kata.
Keadaan ini sama sekali tidak berkaitan dengan kemampuan
GANGGUAN BAHASA
intelektualitas.
CATAIAN KLINIS. Karena berbagai aspek bahasa terletak
di bagian-bagian korteks yang berbeda maka kerusakan di
bagian tertentu otak dapat menyebabkan gangguan selektif I Daerah asosiasi korteks berperan dalam banyak
bahasa. Kerusakan di daerah Broca menyebabkan kegagalan
fungsi luhur
membentuk kata, meskipun pasien masih mengerti bahasa
lisan dan tulisan. Pasien mengetahui apa yang mereka ingin- Daerah motorik, sensorik, dan bahasa membentuk hanya
kan tetapi tidak dapat mengekspresikan diri mereka. Meski- sekitar separuh dari korteks serebri total. Daerah sisanya,
pun mereka dapat menggerakkan bibir dan lidah namun yang disebut daerah asosiasi, terlibat dalam fungsi-fungsi
mereka tidak dapat membentuk perintah motorik yang tepat luhur. Terdapat tiga daerah asosiasi: (I) korteks asosiasi

Daerah wajah Girus angularis korteks


korteks motorik asosiasi parietal-
Jalur @ Otak mula-mula menyalurkan informasi penglihatan dari korteks
penglihatan ke suatu daerah spesifik (girus angularis) korteks
asosiasi parietaltemporal-oksipital, suatu bagian yang berkaitan
dengan integrasi input-input sensorik seperti penglihatan,
pendengaran, dan sentuhan.

Jalur @ Dari korteks asosiasi ini, informasi dipindahkan ke daerah


Wernicke, tempat pemilihan dan rangkaian kata yang akan
diucapkan dirumuskan.

Jalur @ Perintah bahasa ini kemudian disalurkan dari daerah Wernicke


ke daerah Broca, yang pada gilirannya menerjemahkan pesan
menjadi pola suara terprogram.

Jalur @ Program suara ini disampaikan dari daerah Broca ke


Berkas seratserat daerah-daerah di korteks motorik primer untuk mengaktifkan
interkoneksi Korteks penglihatan otot-otot wajah dan lidah yang sesuai yang akan menghasilkan
kata-kata yang diinginkan-
Gambar 5-12
Jalur di korteks untuk mengucapkan kata tertulis atau menyebut nama benda. Tanda panah merah dan angka dalam lingkaran
disertai penjelasannya rnenunjukkan jalur yang digunakan untuk mengucapkan sesuatu yang dilihat. Demikian juga, otot-otot
tangan yang sesuai dapat diperintahkan untuk menulis kata yang diinginkan.

Susunan Saraf Pusat 153


p raf o n ta l, (2) k o r te k s as o s ias i p ari e ta l- te mp o ra l- o k s ip i ta l, dan menghubungkan daerah \Wernicke ke korteks penglihatan
(3) limbik (Gambar 5-9a). Daerah-daerah
kortehs asosiasi dan pendengaran.
asosiasiini pernah dianggap sebagai daerah "senyap", karena Korteks asosiasi limbik terletak rerurama di bagian
stimulasi tidak menghasilkan respons motorik atau persepsi paling bawah dan berbatasan dengan bagian dalam kedua
sensorik yang bermakna. (Selama pembedahan otak, pasien lobus temporalis. Daerah ini terutama berkaitan dengan mo-
biasanya tetap terjaga dan hanya anestetik lokal yang diguna- tivasi dan emosi serta berperan besar dalam ingatan.
kan untuk menyayat kulit kepala. Hal ini dimungkinkan Daerah-daerah asosiasi korteks semuanya saling ber-
karena otak itu sendiri tidak peka terhadap nyeri. Sebelum kaitan melalui berkas-berkas serat di dalam substansia alba
melakukan pemotongan terhadap jaringan berharga yang serebri. Secara kolektif, daerah asosiasi mengintegrasikan
tidak dapat mengalami regenerasi ini, dokter bedah saraf beragam informasi untuk tindakan bertujuan. Gambar 5-13
mengeksplorasi bagian yang terpajan dengan elektroda halus menunjukkan skema rangkaian dasar hubungan antara ber-
perangsang. Pasien diminta menjelaskan apa yang terjadi bagai daerah fungsional korteks yang telah sangat diseder-
pada setiap stimulasi-kedutan jari tangan, perasaan kesemut- hanakan.
an di telapak kaki, tidak terasa apa-apa? Dengan cara ini,
dokter bedah dapat memastikan titik-titik patokan penting
di peta saraf sebelum melakukan pemotongan). I Hemisfer serebri sedikit banyak memiliki derajat
Korteks asosiasi prafrontal adalah bagian depan lobus spesialisasi.
frontalis tepat anterior dari korteks pramotorik. Ini adalah
Daerah-daerah korteks yang baru dijelaskan sejauh ini tam-
bagian dari otak yang "mempunyai ide cemerlang". Secara
pak tersebar setara di hemisfer kiri dan kanan, kecuali bahwa
spesi{ik, peran yang dikaitkan dengan bagian ini adalah (1)
daerah bahasa, yang ditemukan hanya di satu sisi, biasanya di
perencanaan aktivitas volunter; (2) pengambilan keputusan
(yaitu, menimbang akibat dari tindakan yang akan dilakukan kiri. Sisi kiri juga umumnya merupakan hemisfer dominan
untuk kontrol motorik halus. Karena itu, kebanyakan orang
dan memilih antara berbagai opsi untuk beragam situasi sosial
adalah kinan, karena sisi kiri otak mengontrol sisi kanan
dan fisik) (Gambar 5-9b); (3) kreativitas; dan (4) sifat ke-
tubuh. Selain itu, setiap hemisfer sedikit banyak memiliki
pribadian. Untuk melaksanakan fungsi saraf tingkar paling
spesialisasi dalam tipe-ripe aktivitas mental yang dilakukannya
tinggi ini, korteks prafrontal adalah tempat bekerjanya ingatan
sementarA, dimana otak secara temporer menyimpan dan se-
paling baik. Hemisfer serebri kiri menonjol dalam tugas
logis, analitik, sekuensial, dan verbal, misalnya matematika,
cara aktif memanipulasi informasi yang digunakan untuk
bahasa, dan fflosofi. Sebaliknya, hemisfer serebri kanan
berpikir dan membuat rencana. Anda akan belajar lebih
menonjol dalam keterampilan nonbahasa, khususnya per-
banyak tentang ingatan sementara di bagian selanjutnya.
sepsi spasial dan artistik serta talenta musik. Sementara
CATAIAN KLINIS. Stimulasi ke korteks prafrontal ti-
dak menghasilkan efek yang dapat diamati, tetapi defisit di
daerah ini mengubah kepribadian dan perilaku sosial. Karena
kerusakan pada lobus prafrontalis diketahui menyebabkan
Dipancarkan dari reseptor
perubahan-perubahan tersebut, maka sekitar 70 tahun yang neuron aferen
lalu dilakukan lobotomi prafrontal (pengangkatan secara be-
dah) untuk mengobati orang yang agresif atau orang dengan
perilaku sosial atau sifat "buruli' dengan harapan bahwa Pemrosesan awal input sensorik
spesifik di korteks
kepribadian mereka akan berubah ke arah yang lebih baik.
Tentu saja, fungsi-fungsi lain dari kortela prafrontal juga
lenyap karena tindakan ini (untungnya, teknik ini hanya Elaborasi dan pemrosesan lebih
digunakan dalam masa singkat). lanjut input sensorik spesifik

Korteks asosiasi parietd-temporal-oksipital terletak lntegrasi, penyimpanan, dan pema-


di pertemuan antara ketiga lobus yang menjadi asal namanya. kaian beragam input sensorik untuk
Di lokasi yang strategik ini, daerah ini mengumpulkan dan merencanakan tindakan bertujuan

mengintegrasikan sensasi somatik, pendengaran, dan peng- Pemrograman rangkaian gerakan


dalam konteks beragam informasi
lihatan yang diproyeksikan dari ketiga lobus ini untuk pem-
yang masuk
rosesan yang lebih kompleks. Bagian ini memungkinkan
Memerintahkan neuron-neuron
andd'memperoleh gambaran yang lengkap" tentang hu- motorik eferen untuk memulai
bungan berbagai tubuh anda dengan dunia luar. Sebagai gerakan volunter
contoh, bagian ini mengintegrasikan informasi penglihatan Dipancarkan melalui neuron motorik
dengan input proprioseptif agar anda dapat menempatkan eferen ke otot rangka yang sesuai,
yang melaksanakan tindakan
apa yang anda lihat dalam perspektif yang benar, misalnya
yang diinginkan
menyadari bahwa sebuah botol terletak tegak tanpa bergan-
tung pada sudut penglihatan anda (yaitu, apakah anda se- Untuk menyederhanakan, sejumlah interkoneksi dihilangkan.
dang berdiri, berbaring, atau bergantung terbalik di dahan Gambar 5-13
pohon). Bagian ini juga berperan dalam jalur bahasa yang Skema hubungan berbagai bagian di korteks.

164 Bab 5
hemisfer kiri cenderung memproses informasi dalam cara Mata terbuka
yang sangat detil, terpecah, hemisfer kanan memandang
dunia dalam gambaran besar holistik. Dalam keadaan nor-
mal, di antara kedua hemisfer terjadi pertukaran informasi
yang ekstensif sehingga mereka saling melengkapi, tetapi
pada banyak orang keterampilan yang berkaitan dengan
salah satu hemisfer berkembang lebih pesat. Dominasi
hemisfer serebri kiri cenderung berkaitan dengan 'pemikir",
Gelombangralfa Gelombang beta GelonrbanE;al
sementara keterampilan hemisfer kanan mendominasi pada
'penciptd'.
Gambar 5-14'
Penggantian irama alfa pada EEG oleh irama beta ketika mata
terbuka.
I Elektroensefalogram adalah rekaman aktivitas
pascasinaps di neuron korteks.

Aliran arus ekstrasel yang berasal dari aktivitas listrik di da-


lam korteks serebri dapat didetelai dengan meletakkan elek-
troda perekam di kulit kepala untuk menghasilkan rekaman kan jika tindakan-tindakan resusitasi segera diberikan.
grafik yang dikenal sebagai elektroensefalogr{rm, atau EEG. Namun karena otak rentan terhadap kekurangan Or,
"Gelombang otak" ini sebagian besar tidak disebabkan oleh maka kerusakan otak ireversibel mungkin sudah terjadi
potensial alsi tetapi mencerminkan aktivitas potensial pasca- sebelum fungsi paru dan jantung dipulihkan sheingga
sinaps kolektif sesaat (yaitu, PPE dan PPI; lihat h. 115) di timbul situasi paradoks yaitu keberadaan otak yang telah
badan sel dan dendrit yang terletak di lapisanJapisan korteks mati di dalam tubuh yang masih hidup. Penenruan apa-
di bawah elektroda perekam. kah seseorang yang koma yang sedang dipertahankan
Aktivitas listrik dapat selalu direkam dari otak dalam oleh pernapasan buatan dan tindakan penunjang lain
keadaan hidup, bahkan selama tidur dan keadaan tidak sadar, tersebut hidup atau mati memiliki dampak medis, hu-
tetapi bentuk gelombang bervariasi, bergantung pada derajat kum, dan sosial yang penting. Kebutuhan akan organ
aktivitas korteks serebri. Gelombang sering berbentuk tidak hidup untuk bedah cangkok modern menyebabkan pe-
teratur, tetapi kadang-kadang dapat diamati pola tertentu nentuan saat hidup/mati ini menjadi sangat penring.
dalam amplitudo dan frekuensi gelombang. Contoh drama- Dokter, pengacara, dan masyarakat Amerika secara
tik hal ini diperlihatkan di Gambar 5-14, di mana bentuk umum telah menerima gagasan kematian otak-yaitu,
gelombang EEG di atas korteks penglihatan (visual) berubah otak yang tidak berfungsi, tanpa harapan pemulihan-
mencolok sebagai respons terhadap gerakan membuka dan sebagai penentu kematian dalam keadaan-keadaan ter-
menutup mata. sebut. Orang yang telah mengalami mati otak adalah
CATAIAN KLINIS. Tiga penggunaan EEG yang utama: donor organ yang baik karena organ-organnya masih
dipertahankan oleh aliran darah sehingga keadaannya
1. EEG sering digunakan sebagai alat klinis dakm diagnosis lebih baik daripada organ yang diperoleh dari orang
disfungsi otak. Jaringan korteks yang sakit arau rusak yang jantungnya telah berhenti berdenyut. Indikasi
sering memperlihatkan pola EEG yang berubah. Salah yang paling luas diterima tenrang kematian otak adalah
satu penyakit saraf tersering yang disertai oleh kelainan electrocerebral silence-EEG yang pada hakikatnya datar.
EEG khas adalah epilepsi. Bangkitan (seizur) epileptik Hal ini harus disertai oleh kriteria ketat lainnya, misal-
terjadi ketika sejumlah besar neuron secara abnormal nya tidak adanya refleks mata, untuk menghindari
mengalami potensial aksi sinkron yang menghasilkan kesalahan diagnosis kematian pada orang dengan EEG
spasme involunter stereotipikal dan perubahan perilaku. datar yang disebabkan oleh kausa lain yang dapat di-
Berbagai faktor yang mendasari, termasuk defek genetik perbaiki, misalnya pada intoksikasi obat rertentu.
dan cedera otak traumatik, dapat menyebabkan hiper- 3. EEG juga digunakan dalam membedahan berbagai
eksitabilitas neuron yang menandai epilepsi. Biasanya tahap tidur, seperti akan dijelaskan kemudian di bab
aktivitas inhibitorik terlalu sedikit dibandingkan dengan ini,
eksitatorik, seperti pada gangguan fungsi neurotrans-
miter inhibitorik GABA atau efek berkepanjangan neu-
rotransmiter eksitatorik glutamat. Bangkitan mungkin I Neuron-neuron di bagian korteks serebri yang
parsial atau umum, bergantung pada lokasi dan luas berbeda mungkin membentuk potensial aksi
lepas muatan neuron abnormal. Setiap jenis bangkitan
dalam sinkroni ritmik.
memperlihatkan gambaran EEG tersendiri.
2. EEG juga digunakan untuk menentukan kematian otah Sebagian besar informasi mengenai aktivitas listrik otak
secara legal. Meskipun seseorang telah berhenti bernapas berasal bukan dari penelitian dengan EEG tetapi dari pe-
dan jantungnya mungkin berhenti memompa darah, rekaman langsung masing-masing neuron pada hewan
aktivitas pernapasin dan sirkulasi sering dapat dipulih- percobaan yang melakukan berbagai aktivitas. Dengan

Susunan Saraf Pusat '165


menanamkan secara bedah mikroelektroda perekam yang nya "di bawah korteks"). Bagian-bagian ini mencakup nukleus
sangat halus ke satu neuron di bagian tertentu korteks basal, yang terletak di serebrum, serta talamus dan hipo-
serebri, para ilmuwan mampu mengamati perubahan akti- talamus, yang terletak di diensefalon.
vitas listrik neuron selagi hewan melakukan tugas motorik
tertentu atau menghadapi beragam sensasi. Melalui pene-
litian-penelitian ini, para peneliti menyimpulkan bahwa
informasi neuron tersandi oleh perubahan frekuensi po-
NUKLEUS BASAL, TALAMUS, DAN
tensial aksi di neuron-neuron spesifik: semakin besar ke- HIPOTALAMUS
,;$:;:.-t.u, semakin tingsi kecepatan lepas muatan
Nuldeus basal (juga dikenal sebagai ganglia basal) terdiri
dari beberapa massa substansia grisea yang terbenam jauh di
Meskipun temuan ini penting, namun perekaman
dalam substansia alba serebri (lihat Tabel 5-2 dan Gambar
satu neuron belum mampu mengidentifikasi perubahan
5-15). Di SSP, nukleus (plural, nuklei) adalah kelompok
aktivitas listrik yang terjadi bersamaan di sekelompok neu-
fungsional badan sel neuron.
ron yang bekerja sama untuk melaksanakan aktivitas
tertentu. Sebagai analoginya, cobalah anda merekam se-
buah konser dengan menggunakan satu mikrofon yang
hanya dapat merekam suara yang dihasilkan oleh satu I Nukleus basal memiliki peran inhibitorik penting
musisi. Anda akan memperoleh kesan yang sangat terbatas dalam kontrol motorik.
mengenai pertunjukan karena hanya mendengar perubah-
Nukleus basal memiliki peran kompleks dalam mengontrol
an nada dan tempo yang dimainkan oleh satu musisi ini.
gerakan selain memiliki fungsi nonmotorik yang belum
Anda akan kehilangan kekayaan melodi dan irama yang
dipahami. Secara khusus, nukJeus basal penting dalam (1)
dimainkan secara sinkron oleh seluruh anggota orkestra.
menghambat tonus otor di seluruh tubuh (tonus otot yang
Demikian juga, dengan merekam satu neuron dan men-
sesuai normalnya dipertahankan oleh keseimbangan antara
deteksi perubahan-perubahan laju lepas muatan yang ter-
input eksitatorik dan inhibitorik ke neuron-neuron yang
jadi, para ilmuwan tidak dapat mengetahui mekanisme
menyarafi otot rangka; (2) memilih dan mempertahankan
informasi paralel yang melibatkan perubahan-perubahan
aktivitas motorik bertujuan sementara menekan pola gerakan
pada waktu relatif lepas muatan potensial aksi yang terjadi
yang tidak berguna dan tidak diinginkan; dan (3) membantu
pada suatu kelompok fungsional, atau kumpulan neuron.
memantau dan mengoordinasikan kontraksi lambat yang
Studi-studi terakhir yang menggunakan perekaman simul-
menetap, terutama yang berkaitan dengan postur dan peno-
tan dari banyak neuron mengisyaratkan bahwa neuron-
pangan. Nukleus basal tidak secara langsung mempengaruhi
neuron yang berinteraksi mungkin secara transien me-
neuron motorik eferen yang melaksanakan kontraksi otot
lepaskan muatan bersama-sama dalam waktu sepersekian
tetapi berfungsi memodifikasi aktivitas jalur motorik yang
detik. Banyak ilmuwan saraf percaya bahwa otak menyandi
sedang berjalan.
informasi tidak hanya dengan mengubah kecepatan lepas
Untuk melaksanakan peran integratif kompleks ini, nu-
muatan masing-masing neuron tetapi juga dengan meng-
kleus basal menerima dan mengirim banyak informasi, seperti
ubah pola sinkronisasi neuron yang singkat ini. Yaitu,
ditunjukkan oleh banyaknya jumlah serat yang mengaitkan
kelompok-kelompok neuron mungkin berkomunikasi,
nukleus-nukleus ini ke bagian lain otak. Salah satu jalur
atau mengirim pesan mengenai apa yang sedang terjadi,
penting ini terdiri dari interkoneksi-interkoneksi strategis
dengan mengubah pola lepas muatan sinkron mereka.
yang membentuk lengkung umpan balik kompleL. y*g
Neuron-neuron dalam suatu kelompok fungsional yang menghubungkan korteks serebri (terutama regio motorik-
melakukan lepas muatan bersama mungkin tersebar luas. nya), nukleus basal, dan talamus. Talamus secara positif
Sebagai contoh, ketika anda melihat sebuah bola yang ter- memperkuat perilaku motorik volunter yang dimulai oleh
pantul, unit-unit penglihatan berbeda pada awalnya mem- korteks, sementara nukleus basal memodulasi aktivitas ini
proses berbagai aspek dari benda ini-yaitu, bentuknya, dengan melaksanakan efek inhibitorik pada talamus untuk
warnanya, gerakannya, dan sebagainya. Semua jalur pemro- menghilangkan gerakan antagonistik arau yang tidak diper-
sesan terpisah ini pastinya harus terintegrasi, atau "disatu- lukan. Nukleus basal juga memperlihatkan efek inhibitorik
kan', agar anda dapat "melihat" bola yang memantul sebagai pada aktivitas motorik dengan bekerja melalui neuron-neuron
satu keseluruhan tanpa berhenti untuk memikirkan berbagai di batang otak.
aspek-aspeknya. Solusi bagi teka-teki lama bagaimana otak CATAIAN KLINIS. Pentingnya nukleus basal dalam
melakukan integrasi ini mungkin terletak pada lepas muatan kontrol motorik terlihat jelas pada penyakit yang menge-
sinkron neuron-neuron di berbagai bagian otak yang secara nai bagian ini, dengan yang tersering adalah penyakit
fungsional berkaitan karena responsif terhadap berbagai as- Parkinson (PP). Penyakit ini berkaitan dengan defisiensi
pek dari suatu obyek yang sama, misalnya bola yang me- dopamin, suatu neurorransmiter penting di nukleus basal
mantul. (lihat h. 121). Karena nukleus basal kekurangan dopamin
Kini kita akan mengalihkan perhatian kita pada regio untuk melaksanakan peran normalnya maka terjadi tiga
subkortelis ot*, yang berinteraksi secara ekstensif dengan gangguan motorik yang mencirikan PP: (1) meningkatnya
korteks dalam melaksanakan fungsi mereka (subkorteks arti- tonus, atau kekakuan otot; (2) gerakan involunter, tak

156 Bab 5
bertnanfaat, atau tak diinginkan, misalnya tremor istiraltat Hipotalamus adalah bagian otak yang paling terlibat da-
(sebagai contoh, tangan bergetar secara ritmis sehingga lam pengaturan langsung lingkungan internal. Sebagai contoh,
pasien sulit atau mustahil memegang secangkir kopi); dan ketika tubuh dingin, hipotalamus memulai respons internal
(3) melambannya pasien dalam memulai dan melaksana- untuk meningkatkan produksi panas (misalnya dengan meng-
kan gerakan motorik yang berbeda-beda. Orang dengan gigil) dan mengurangi pengeluaran panas (misalnya konstrilai
PP mengalami kesulitan menghentikan aktivitas yang se- pembuluh darah kulit untuk mengurangi aliran darah hangat
dang dilakukanny^. Jika duduk, mereka cenderung akan ke permukaan tubuh, tempat panas dapat hilang ke lingkung-
tetap duduk, dan jika bangkit, mereka akan melakukannya an eksternal). Bagian-bagian otak lain, misalnya kort'eks ie-
dengan sangat lambat. rebri, bekerja secara tak langsung untuk mengatur lingkungan
internal. Sebagai conroh, orang yang merasa kedinginan ter-
dorong untuk secara sadar memakai baju hangat, menutup
ITalamus adalah stasiun pemancar sensorik dan jendela, menyalakan termostat, dan sebagainya. Bahkan peri-
penting dalam kontrol motorik. laku sadar ini sangat dipengaruhi oleh hipotalamus yang,
sebagai bagian dari sistem limbik, berfungsi bersama dengan
Jauh di dalam otak dekat nukleus basal terletak diensefalon, korteks dalam mengontrol emosi dan perilaku yang rermoti-
suatu struktur garis-tengah yang membentuk dinding- vasi. Kini kita akan mengalihkan perhatian kepada sistem
dinding rongga ventrikel ketiga, salah saru ruang yang dialiri limbik dan hubungan fungsionalnya dengan korteks.
oleh CSS. Diensefalon terdiri dari dua bagian urama, talamus
dan hipotakmzs (lihatTabel 5-2 dan Gambar 5-7b,5-15, dan
5-16).
Talamus berfungsi sebagai "stasiun pemancar" dan
pusat integrasi sinaps untuk pemrosesan awal semua input
SISTEM LIMBIK DAN HUBUNGAN
sensorik dalam perjalanannya ke korteks. Bagian ini me- FUNGSIONALNYA DENGAN
nyaring sinyal tak signifikan dan meneruskan impuls sen- KORTEKS YANG LEBIH TINGGI
sorik penting ke daerah korteks somatosensorik yang
sesuai, serta ke bagian lain otak. Bersama dengan batang Sistem limbik bukanlah suatu srrukrur terpisah tetapi suatu
otak dan daerah asosiasi korteks, talamus penting dalam cincin struktur-struktur otak depan yang mengelilingi batang
kemampuannya mengarahkan perhatian ke rangsangan otak dan saling berhubungan melalui jalur-jalur neuron ru-
yang menarik. Sebagai contoh, orang tua dapat tidur mit (Gambar 5-17). Struktur ini mencakup bagian dari yang
nyenyak di tengah kebisingan lalu lintas di luar rumah berikut: lobuslobus korteks serebri (terutama korteks aso-
tetapi cepat terjaga oleh rintihan halus bayi mereka. siasi limbik), nukleus basal, talamus, dan hipotalamus.
Talamus juga mampu mengetahui secara kasar berbagai je- Anyaman interaktif kompleks ini berkaitan dengan emosi,
nis sensasi tetapi tidak dapat membedakan lokasi atau mempertahankan kelangsungan hidup, dan pola perilaku
intensitas sensasi tersebut. Di sini juga sedikit banyak ter- sosioseksual, motivasi, dan belajar. Marilah kita pelajari
letak kesadaran. Seperti dilelaskan oleh bagian sebelum- masing-masing fungsi otak ini lebih lanjut.
nya, talamus juga berperan penting dalam kontrol mororik
dengan memperkuat perilaku motorik volunter yang di-
mulai di korteks. I Sistem limbik berperan penting dalam emosi.
Konsep emosi mencakup perasaan emosional subyektif dan
I Hipotalamus mengatur banyak fungsi suasana hati (misalnya marah, takut, dan kegembiraan) plus
homeostatik. respons fisik nyata yang berkaitan dengan perasaan-perasaan
tersebut. Respons-respons ini'mencakup pola perilaku spesi-
Hipotalamus adalah kumpulan nukleus-nukleus spesifik fik (misalnya, bersiap menyerang atau bertahan ketika ter-
dan serat-serat terkait yang terletak di bawah talamus. Ini ancam oleh musuh) dan ekspresi emosi yang dapat diamati
adalah pusat integrasi bagi banyak fungsi homeostatik (misalnya tertawa, menangis, atau tersipu). Bukti-bukti yang
serta berfungsi sebagai penghubung penting antara sistem ada mengisyaratkan peran sentral sistem limbik dalam semua
saraf otonom dan sistem endokrin. Secara spesifik, hipo- aspek emosi. Stimulasi terhadap regio-regio spesifik di dalam
talamus (1) mengontrol suhu tubuh; (2) mengontrol rasa sistem limbik manusia sewaktu pembedahan otak menimbul-
haus dan pengeluaran urin; (3) mengontrol asupan ma- kan beragam sensasi subyektif samar yang dinyatakan oleh
kanan; (4) mengontrol sekresi hormon hipofisis anterior; pasien sebagai kesenangan, kepuasan, atau kenikmatan di
(5) menghasilkan hormon-hormon hipofisis posterior; (6) satu regio dan kekecewaan, ketakutan, atau kecemasan di
mengontrol kontraksi uterus dan ejeksi air susu; (7) ber- regio lain. Sebagai contoh, amigdala, di interior di sisi bawah
fungsi sebagai pusat koordinasi sistem sarafotonom utama, Iobus temporalis (Gambar 5-17) adalah regio yang sangat
yang pada gilirannya mempengaruhi semua otot polos, penting untuk memproses masukan yang menghasilkan sen-
otot jantung, dan kelenjar eksokrin; (8) berperan dalam sasi takut. Pada manusia dan.hingga tahap yang belum di-
pola emosi dan perilaku; dan (!) ikut serta dalam siklus ketahui pada spesies lain, tingkat-ringkat korteks yang lebih
tidur-terjaga. tinggi juga penting bagi kesadaran akan perasaan emosional.

Susunan Saraf Pusat 167


Substansia alba

Korpus kalosum

Ventrikel lateral Nukleus kaudal ,J


| *rn,.u.
Talamus Putamen I basat
Globus palidus | (substansia
Ventrikel ketiga I grisea)
Klaustrum
I
Korpus mamilaris
(bagian dari hipotalamus)

Pandangan potongan melintang


(a)

Fisura longitudinalis
Korteks serebri
(substansia grisea)

Substansia alba

Korpus kalosum
Talamus
Ventrikel lateral
Nukleus basal
(substansia grisea)

Ventrikel ketiga
Korpus mamilaris
(bagian dari
hipotalamus)
I

(b)

Gambar 5-15
Potongan frontal otak. (a) Potongan frontal skematik otak. Korteks serebri, selubung luar substansia grisea. mengelilingi bagian
tengah yang berupa substansia alba. Jauh di dalam substansia alba serebri terdapat beberapa massa substansia grisea, nukleus
basal. Ventrikel adalah rongga di otak tempat mengalirnya cairan serebrospinal. Talamus membentuk dinding ventrikel ketiga.
(b) Foto potongan frontal otak dari kadaver.

168 Bab 5
Talamus
Korpus kalosum (dinding ventrikel
ketiga)
Bagian dari
sistem limbik 1i+ ..f'

Kelenjar pineal
Jembatan yang
menghubungkan
kedua paruh
hipotalamus

Serebelum

Hipotalamus
,/
Kelenjar hipofisis Batang otak
-----/
-

MedulaSpinalisJ

Gambar 5-15
Letak talamus, hipotalamus. dan serebelum dalam potongan sagital.

dan yang ditujukan untuk memperbanyak spesies (perilaku


sosioseksual yang kondusif bagi perkawinan). Pada hewan
Lobus fronta limbik menimbulkan perilaku
percobaan, stimulasi sistem
Girus singularis kompleks atau bahkan aneh. Sebagai contoh, stimulasi di
satu daerah dapat memicu respons marah dan ganas bahkan
Forniks
pada hewan jinak, sementara stimulasi di bagian lain me-
Talamus nyebabkan kelesuan dan perilaku jinak, bahkan pada hewan
Hipokampus yang biasanya buas. Stimulasi di bagian yang lain lagi dapat
memicu perilaku seksual misalnya gerakan-gerakan kopulasi.
Lobus temporalis

Amigdala PERAN HIPOTALAMUS DALAM POLA PERILAKU


DASAR
Hipotalamus
Hubungan antara hipotalamus, sistem limbik, dan daerah-
Bulbus olfaktorius daerah korteks yang lebih tinggi mengenai emosi dan motivasi
masih belum sepenulnya dipahami. Tampaknya keterlibatan
mendalam hipotalamus dalam sistem limbik mengarur respons
internal involunter berbagai sistem tubuh dalam persiapan un-
tuk melaksanakan tindakan yang sesuai dengan keadaan emosio-
Gambar 5-17 nal yang sedang terjadi. Sebagai contoh, hipotalamus mengon-
Sistem limbik. Pandangan otak yang setengah transparan ini
trol peningkatan kecepatan denl.ut jantung dan pernapasan,
memperlihatkan struktur-struktur yang membentuk sistem
limbik. peningkatan tekanan darah, dan pengalihan darah ke otor rang-
ka yang terjadi sebagai antisipasi terhadap serangan atau ketika
marah. Perubahan-perubahan yang bersifat persiapan di ling-
kungan internal ini tidak memerlukan kontrol kesadaran.
I Sistem limbik dan korteks yang lebih tinggi
berperan dalam mengontrol pola perilaku dasar. PERAN KORTEKS YANG LEBIH TINGGI PADA POLA
Pola perilaku dasar yang dikontrol, paling tidak sebagian, PERILAKU DASAR
oleh sistem limbik mencakup pola-pola yang ditujukan un- Dalam melaksanakan aktivitas perilaku kompleks misalnya
tuk mempertahankan hidup (menyerang, mencari makan) menyerang, lari, atau kawin, individu (hewan atau manusia)

Susunan Saraf Pusat 169


harus berinteraksi dengan lingkungan eksternal. Mekanisme- dirinya sendiri hingga 5000 stimulasi per jam dan bahkan
mekanisme korteks yang lebih tinggi diminta bekerja untuk tidak mau makan ketika lapar, demi mendapatkan kenikmat-
menghubungkan sistem limbik dan hipotalamus dengan an yang berasal dari stimulasi diri tersebut. Sebaliknya, jika
dunia luar sehingga perilaku yang keluar sesuai. Di tingkat alat tersebut dipasang di pusat penghukuman, maka hewan
yang paling sederhana, korteks menghasilkan mekanisme sa- akan menghindari stimulasi dengan segala dayanya. Pusat
rafyang diperlukan untuk melaksanakari aktivitas otot rangka penghargaan paling banyak terdapat di regio-regio yangrer-
yang sesuai yang dibutuhkan untuk mendekati arau meng- libat dalam mediasi perilaku makan, minum, dan aktivitas
hindari musuh, berpartisipasi dalam aktivitas seksual, atau seksual, yang memiliki motivasi tinggi.
memperlihatkan ekspresi emosional. Sebagai contoh, rang-
kaian gerakan stereotipik untuk ekspresi emosi manusia yang
universal yaitu tersenyum tampaknya telah terprogram di I Perilaku termotivasi diarahkan untuk mencapai
korteks dan dapat diaktifkan oleh sistem limbik. Seseorang tujuan.
juga dapat secara sengaja .mengaktifkan program rersenyum,
misalnya ketika berpose di depan kamera. Bahkan orang Motivasi adalah kemampuan untuk mengarahkan perilaku
yang buta sejak lahir memiliki ekspresi wajah normal; yaitu, untuk mencapai tujuan spesifik. Beberapa perilaku yang di-
mereka tidak belajar tersenl'um dengan p.engamatan. Ter- arahkan oleh tujuan dimaksudkan untuk memenuhi kebu-
senyum memiliki arti sama di semua budaya, meskipun tuhan fisik spesifik terkait homeostasis. Dorongan homeo-
pengalaman setiap orang sangat berbeda. Pola perilaku yang statik adalah dorongan subyektif yang berkaitan dengan
dimiliki oleh semua anggota dari suatu spesies ini dipercayai kebutuhan tubuh tertentu yang memorivasi timbulnya peri-
lebih banyak pada hewan tingkat rendah. laku yang sesuai untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Daerah korteks yang lebih tinggi tingkatannya juga Sebagai contoh, sensasi haus yang menyertai defisit air di
dapat memperkuat, memodiftkasi, atau menekan respons tubuh mendorong seseorang minum untuk memuaskan ke-
perilaku dasar sehingga tindakan dapat dituntun oleh peren- butuhan homeostatik akan air. Namun, apakah air, minuman
canaan, strategi, dan penilaian berdasarkan pemahaman ten- ringan, atau minuman lain yang dipilih sebagai penghilang
tang situasi yang ada. Bahkan jika anda sedang marah pada dahaga tidaldah berkaitan dengan homeostasis. Banyak peri-
seseorang dan tubuh anda secara internal melakukan persiapan laku manusia tidak bergantung murni pada dorongan ho-
untuk menyerang, anda mungkin akan menilai bahwa se- meostatik yang berkaitan dengan defisit jaringan sederhana
rangan akan tidak pantas dan secara sadar menekan manifes- misalnya haus. Perilaku manusia dipengaruhi oleh penga-
tasi eksternal perilaku emosional dasar ini. Karena itu, bagian- laman, belajar, dan kebiasaan, dibentuk dalam kerangka
bagian korteks yang lebih tinggi, rerutama daerah asosiasi kompleks kepuasan pribadi yang unik bercampur ekspektasi
limbik dan prafrontal, penring dalam mengontrol pola peri- budaya. Belum diketahui sampai tahap apa, jika ada, do-
laku bawaan. Dengan menggunakan rasa takut sebagai con- rongan motivasional yang ddak berkaitan dengan homeosra-
toh, terpajannya seseorang ke suatu pengalaman yang tidak sis, misalnya dorongan untuk mengejar suatu karir atau me-
menyenangkan merangsang diaktifkannya dua jalur paralel menangi suatu balapan, berkaitan dengan efek memperkuat
untuk memproses rangsangan emosional ini: jalur cepat di dari pusat-pusat penghargaan dan penghukuman. Memang,
mana amigdala berperan kunci dan jalur lambat yang ter- sebagian orang yang termotivasi mencapai tujuan tertentu
utama diperantarai oleh korteks prafrontal yang iebih tinggi. mungkin secara sengaja "menghukum" diri sendiri dalam
Jalur cepat memungkinkan respons naluriah yang cepat dan jangka pendek untuk mencapai kepuasan jangka panjang
agak mentah ("gut reaction") serta esensial bagi kita untuk mereka (sebagai contoh, nyeri temporer selama latihan dalam
merasakan "perasaan" takut. Jalur lebih lambat yang melibat- persiapan unruk memenangi suatu kejuaraan atletik).
kan korteks prafrontal memungkinkan terbentuknya respons
yang lebih halus terhadap rangsangan yang tidak menyenang-
kan berdasarkan analisis rasional terhadap situasi yang ada I Norepinefrin, dopamin, dan serotonin adalah
dibandingkan dengan pengalaman dahulu yang tersimpan. neurotransmiter di jalur-jalur untuk emosi dan
Korteks prafrontal memformulasikan rencana dan menuntun perilaku.
perilaku, menekan respons yang dipicu oleh amigdala yang
mungkin kurang sesuai dengan situasi yang dihadapi. Mekanisme neuroffsiologis yang berperan dalam emosi dan
perilaku termotivasi sebagian besar masih belum diketahui,
meskipun neurotransmitet norepinefrin, dopamin, dan sero-
PUSAT PENGHARGAAN DAN HUKUMAN
tonin diperl<rakan berperan. Norepinefrin dan dopamin,
Seseorang cenderung memperkuat perilaku-perilaku yang yang secara kimiawi digolongkan sebagai katekolamin, adalah
terbukti memuaskan dan menekan perilaku-perilaku yang transmiter di daerah-daerah yang menghasilkan angka ter-
berkaitan dengan pengalaman tak menyenangkan. Bagian- tinggi stimulasi diri pada hewan yang dipasangi alat pensti-
bagian tertentu sistem limbik dinamai pusat "penghargaan" mulasi diri. Sejumlah obat psikoaktif mempengaruhi sua-
dan "penghukuman", karena stimulasi di daerah-daerah ini sana hati manusia, dan sebagian dari obat ini juga telah
menghasilkan sensasi yang menyenangkan atau tidak menye- dibuktikan mempengaruhi stimulasi diri pada hewan perco-
nangkan. Ketika suatu alat penstimulasi diri dipasang di baan. Sebagai contoh, diamati terjadi peningkatan sdmulasi
pusat penghargaan, mika hewan percobaan akan memberi diri seteiah hewan diberi obat-obat yang meningkatkan

170 Bab 5
aktivitas katekolamin di sinaps, misalnya amfetamin yaitu an. Hal ini sangat bergantung pada interaksi organisme
suatu stimulan. dengan lingkungannya. Saru-satunya hal yang membatasi
Meskipun kebanyakan obat psikoaktif digunakan untuk pengaruh lingkungan pada belajar adalah keterbatasan bio-
mengobati berbagai penyakit mental, yang lain sayangnya logis yang ditimbulkan kemampuan genetik spesifik-spesies
disalahgunakan. Banyak obat yang disalahgunakan bekerja dan individual.
dengan meningkatkan efektivitas dopamin di jalur-jalur "ke-
nikmatan" sehingga pada awalnya menyebabkan peningkatan
sensasi kenikmatan yang intens. Seperti yang telah anda pe- I lngatan tersimpan dalam tahapan-tahapan.
lajari, salah satu contoh adalah kokain, yang menghambat
penyerapan kembali dopamin di sinaps (h. 121). Ingatan adalah penyimpanan pengerahuan yang didapat un-
CATAXAN KLINIS. Depresi adalah salah satu gangguan tuk dapat diingat kembali kemudian. Belajar dan mengingar
mental yang berkaitan dengan defek neurotransmiter di sistem merupakan dasar bagi individu untuk mengadaptasikan
limbik. Defisiensi fungsional seroronin atau norepinefrin atau perilaku mereka dengan lingkungan eksternal tertenru.
keduanya diperkirakan berperan dalam depresi, suatu penyakit Thnpa mekanisme ini, individu tidak dapat merencanakan
yang ditandai oleh suasana hati yang negatifsecara terus menerus interaksi yang berhasil dan secara sengaja menghindari ke-
disertai oleh hilangnya minat, ketidakmampuan merasakan ke- adaan-keadaan tidak menyenangkan yang seharusnya dapat
senangan, dan kecenderungan bunuh diri. Semua obat anti- diprediksi.
depresan yang efektif meningkatkan ketersediaan berbagai Perubahan-perubahan saraf yang berperan dalam retensi
neurorransmiter ini di SSP Proz,ac, obat yang paling banyak di- atau penyimpanan pengetahuan dikenal sebagai jejak
resepkan oleh psikiater di Amerika Serikat, sebagai gambaran- ingatan. Secara umum, yang disimpan adalah konsep, bukan
nya. Obat ini menghambat penyerapan kembali serotonin yang informasi verbatim (kata demi kata). Selagi anda membaca
telah dilepaskan sehingga aktivitas serotonin di sinap meman- halaman ini, anda menyimpan konsep yang dibahas, bukan
jang. Serotonin dan norepinefrin adalah pembawa pesan sinaps kata-kata spesifiknya. Kemudian, ketika anda mengambil
di daerah limbik otak yang terlibat dalam kesenangan dan mo- kembali konsep dari ingatan, anda akan mengubahnya men-
tivasi, yang mengisyaratkan bahwa kesedihan yang berlebihan jadi kata-kata anda sendiri. Namun, kita dapat saja meng-
dan hilangnya minat (tidak ada motivasi) pada pasien depresi ingat potongan informasi kata demi kata.
berkaitan, minimal dengan gangguan di daerah-daerah ini ka- Penyimpanan informasi yang diperoleh dilakukan pa-
rena defisiensi atau penurunan efektivitas neurotransmiter- ling sedikit dalam dua dua cara: ingatan jangka pendek dan
neurotransmiter ini. ingatan jangka panjang (Thbel 5-3). Ingatan jangka pendek
Para peneliti optimis bahwa dengan terungkapnya berlangsung beberapa detik sampai jam, sedangkan ingatan
mekanisme molekular gangguan-gangguan mental di masa j*gk" panjang dipertahankan dalam hitungan harian sam-
mendatang, banyak masalah kejiwaan dapat diperbaiki atau pai tahunan. Proses pemindahan dan fiksasi jejak ingatan
dikelola dengan lebih baik melalui intervensi obat, suaru jangka pendek menjadi simpanan ingatan jangka panjang
harapan yang memiliki dampak besar pada kedokteran. dikenal sebagai konsolidasi.
Suatu konsep yang baru dikembangkan adalah konsep
ingatan sementara, arau apa yang disebut "papan tulis
I Belajar adalah perolehan pengetahuan dari pikiran yang dapat dihapus". Ingatan sementara secara rem-
pengalaman. porer menahan dan menghubungkan berbagai potongan
informasi yang relevan dengan kegiatan mental yang sedang
Belajar adalah perolehan pengetahuan atau keterampilan se- dilakukan. Melalui ingatan sementara anda, anda secara sing-
bagai konsekuensi pengalaman, instruksi, atau keduanya. kat menahan dan memproses data untuk segera digunakan-
Glah luas dipercayai bahwa penghargaan dan penghukuman baik informasi baru yang didapat maupun pengetahuan sim-
adalah bagian integral dari banyak jenis belajar. Jika seekor panan yang relevan yang secara transien dimajukan ke ingatan
hewan diberi hadiah jika berespons terhadap stimulus ter- sementara* sehingga anda dapat mengevaluasi data yang da-
tentu, maka kemungkinannya akan lebih besar bahwa hewan tang sesuai konteks. Fungsi integrarifini sangar penting bagi
tersebut akan berespons dengan carayangsama terhadap sti- kemampuan anda untuk berpikia merencanakan, dan mem-
mulus yang sama sebagai konsekuensi dari pengalaman ini. buat penilaian. Dengan membandingkan dan memanipulasi
Sebaliknya, jka respons tertenru diikuti oleh hukuman, maka informasi baru dan lama dalam ingatan semenrara anda, anda
kecil kemungkinannya hewan akan mengulangi respons yang dapat memahami apa yang sedang anda baca, melakukan
sama terhadap stimulus yang sama. Jika respons perilaku percakapan, menghitung tips restoran dalam kepala anda,
yang menghasilkan kenikmatan diperkuat atau yang disertai mencari jalan pulang, dan mengetahui bahwa anda harus
oleh hukuman dihindari, maka proses belajar telah berlang- menggunakan pakaian hangat jika anda melihat salju di luar.
sung. Contohnya seekor anak anjing. Jika anak anjing ter- Secara singkat, ingatan sementara memungkinkan orang me-
sebut diberi hadiah ketika kencing di luar rumah tetapi di- madukan pikiran-pikiran dalam rangkaian logis dan me-
marahi ketika ia kencing di karpet, maka anak anjing tersebut rencanakan tindakan yang akan dilakukan.
segera akan mengetahui di mana tempat yang layak untuk Meskipun belum ada bukti kuat namun temuan-remuan
mengosongkan kandung kemihnya. Karena itu, belajar ada- baru mengisyaratkan bahwa jika suatu ingatan yang terbentuk
lah perubahan dalam perilaku yang terjadi akibat pengalam- dipanggil kembali secara aktif maka ingatan tersebut menjadi

Susunan Saraf Pr$at 171


Tabel 5-3
Perbandingan lngatan Jangka Pendek dan Jangka Panjang

KARAKTERISTIK INGATAN JANGKA PENDEK INGATAN JANGKA PANJANG


Waktu Penyimpanan Segera Belakangan; harus dipindahkan dari ingatan jangka
Setelah Perolehan pendek ke jangka panjang melalui konsolidasi;
lnformasi Baru ditingkatkan oleh latihan atau daur ulang informasi
melalui cara jangka pendek
Durasi Berlangsung dalam hitungan detik Dipertahankan dalam hitungan harian sampai tahunan
sampai jam
Kapasitas Penyimpanan Terbatas Sangat besar
Waktu Pengambilan Cepat Pengambilan kembali lebih lambat, kecuali untuk ingatan
Kembali (mengingat) yang telah tertanam kuat, yang cepat kembali diingat
Ketidakmampuan Dilupakan secara permanen; ingatan Biasanya tidak dapat diingat hanya secara transien; jejak
Mengingat Kembali cepat lenyap kecuali terkonsolidasi ingatan relatif stabil
(lupa) menjadi ingatan jangka panjang
Mekanisme Melibatkan modifikasi transien fungsi Melibatkan perubahan fungsional atau struktural yang
Penyimpanan sinaps yang ada, misalnya perubahan relatif permanen antara neuron-neuron yang sudah ada.
jumlah neurotransmiter yang misalnya pembentukan sinaps baru; sintesis protein baru
dikeluarkan yang berperan penting

labil (tak stabil atau dapat mengalami perubahan) dan harus pendengaran. Organisasi ini memudahkan pencarian sim-
direkonsolidasikan ke keadaan inaktif, Menurur proposal panan ingatan agar informasi yang diinginkan dapat diper-
yang kontroversial ini, informasi baru dapat diserap ke dalam oleh. Sebagai contoh, dalam mengingat wanita yang pernah
jejak ingatan lama selama rekonsolidasi. anda jumpai, anda dapat menggunakan berbagai petunjuk
mengingat dari berbagai simpanan, misalnya namanya, pe-
PERBANDINGAN INGATAN JANGKA PENDEK DAN nampilannya, parfum yangia gunakan, ucapan yang ia lon-
JANGKA PANJANG tarkan, atau lagu yang terdengar sebagai latar belakang.
Pengetahuan simpanan tidak berguna kecuali jika dapat
Informasi yang baru diperoleh pada awalnya diendapkan di
diambil kembali dan digunakan untuk mempengaruhi peri-
ingatan jangka pendek, yang kapasitas penyimpanannya ter-
laku saat ini atau mendatang. Karena gudang ingatan jangka
batas. Informasi dalam ingatan jangka pendek mengalami
panjang lebih besar maka sering diperlukan waktu lebih lama
salah satu dari dua nasib. Informasi ini segera dilupakan
untuk mengingat kembali ingatan jangka panjang daripada
(misalnya, lupa nomor telepon setelah anda melihatnya dan
ingatan jangka pendek. Mengingat adalah proses mengambil
memutar nomornya), atau dipindahkan ke dalam mode kembali informasi spesifik dari simpanan ingatan; tupa adalah
ingatan jangka panjang yang lebih permanen melalui latihan
ketidakmampuan mengambil kembali informasi yang di-
ahtif atau pengulangan. Daur ulang informasi yang baru
simpan. Informasi yang lenyap dari ingatan jangka pendek
diperoleh melalui ingatan jangka pendek memperbesar ke-
akan dilupakan selamanya, tetapi informasi dalam simpanan
mungkinan bahwa informasi baru ini akan terkonsolidasi
jangka panjang sering hanya dilupakan secara transien. Se-
menjadi ingatan jangka panjang. (Karena itu, ketika anda
ring anda hanya sesaat tidak dapat mengakses informasi-
belajar "borongan" untuk ujian maka retensi jangka panjang
sebagai contoh, tidak mampu mengingat nama seorang te-
anda kurang!). Hubungan ini dapat diibaratkan pembuatan
man, kemudian nama tersebut "tiba-tiba muncul" di benak
film foto. Bayangan/gambar yang orisinal (ingatan jangka
anda kemudian.
pendek) akan segera lenyap kecuali jika bayangan rersebur
Beberapa bentuk ingatan jangka panjang yang melibat-
difiksasi secara kimiawi (dikonsolidasikan) untuk meng-
kan informasi atau keterampilan yang digunakan sehari-hari
hasilkan gambar yang bertahan lebih lama (ingatan jangka
pada hakikamya tidak pernah dilupakan dan cepat dialaes
panjang). Kadang-kadang hanya sebagian dari ingatan yang
kembali, misalnya mengerahui nama anda atau mampu me-
terfiksasi, sementara yang lain lenyap. Informasi yang mena-
nulis. Meskipun ingatan jangka panjang relatif stabil namun
rik atau penring bagi individu lebih besar kemungkinannya
informasi yang disimpan dapat secara perlahan lenyap atau
didaur ulang dan difiksasi dalam ingatan jangka panjang,
termodifikasi seiring waktu kecuali jika ingatan tersebut
sementara informasi yang kurang penting cepat terhapus.
kembaii ditanam melalui latihan bertahun-tahun.
Kapasitas penyimpanan bank ingatan jangka panjang
jauh lebih besar daripada kapasitas untuk ingatan jangka
pendek. Berbagai aspek informasi pada jejak ingatan jangka AMNESIA
panjang tampaknya diproses dan dikodifikasi, kemudian di- CATAIAN KLINIS. Kadang-kadang orang menderita penu-
simpan dengan ingatan lain dari jenis yang sama; sebagai runan daya ingat yang melibatkan waktu secara keseluruhan,
contoh, ingatan visual disimpan secara terpisah dari ingatan bukan berupa potongan-potongan informasi. Keadaan ini, yang

172 Bab 5
dikenal sebagai amnesia, terjadi dalam dua bentuk. Bentuk ingatan tentang kejadian-kejadian sehari-hari dalam waktu
tersering, amnesia retrograd ("ke belakang), adalah ketidak- yang memadai.
mampuan mengingat kejadian-kejadian yang baru berlangsung. CATAIAN KLINIS. Orang dengan kerusakan hipo-
Hal ini biasanya timbul setelah uauma yang mengganggu akti- kampus sangat mudah lupa akan fakta-fakta yang sangat
vitas listrik otak, misalnya konkusio (gegar otak) atau snoke.Jika penting untuk kehidupan sehari-hari. Ingatan deklaratif
seseorang terpukul hingga pingsan, maka isi ingatan jangka biasanya adalah yang perrama kali hilang. Yang menarik,
pendek pada hakikatnya terhapus, menyebabkan yang ber- kerusakan luas di daerah hipokampus dijumpai pada pasien
sangkutan kehilangan ingatan tentang aktivitas-aktiviras yang dengan penyakit Alzheimer saat otopsi (Untuk pembahasan
terjadi dalam waktu sekitar setengah jam terakhir sebelum ke- lebih luas tentang penyakit Alzheimer, lihat fitur dalam boks
jadian. tauma berat juga dapat mengganggu alses ke informasi dih. 174, Konsep, Tantangan, dan Kontroversi).
yang baru didapat dalam simpanan jangka panjang.
Amnesia antelograd ("ke depan'), sebaliknya, adalah ke-
SEREBELUM DAN INGATAN PROSEDURAL
tidakmampuan menyimpdn ingatan di simpanan jangka pan-
jang untuk kembali diingat nantinya. Keadaan ini biasanya Berbeda dengan peran hipokampus dan daerah temporalis/lim-
berkaitan dengan lesi di bagian medial lobus temporalis, yang bik sekitar dalam ingatan deklaratif, serebelum dan daerah kor-
umumnya dianggap sebagai bagian kritis untuk konsolidasi tela terkait berperan penting dalam ingatan prosedural "bagai-
ingatan. Orang yang mengalami keadaan ini mungkin dapat mana" yang melibatkan keterampilan motorik yang diperoleh
mengingat hal lama yang mereka pelajari sebelum timbulnya melalui latihan berulang, misalnya mengingat gerakan tari ter-
masalah amnesia ini, tetapi mereka tidak dapat menyimpan tentu. Daerah-daerah korteks yang penting untuk suaru ingatan
ingatan permanen baru. Informasi baru hilang secepat hilang- prosedural adalah sistem-sistem mororik dan sensorik spesifik
nya informasi tersebut dari ingatan jangka pendek. Pada satu yang melakukan tindakan/gerakan yang dimalsud. Berbeda dari
studi kasus, pasien tidak dapat mengingat di mana kamar ingatan deklarati{ yang diingat kembali secara sadar dari penga-
mandi rumah barunya tetapi masih ingat dengan jelas segala Iaman sebelumnya, ingatan prosedural dapat dilaksanakan tanpa
sesuatu tentang rumah lamanya. upaya sadar. Sebagai contoh, seorang pemain ski selama per-
tandingan bisanya berprestasi maksimd dengan "membiarkan
tubuhnya mengambil alih' dan butan memikirkan secara eksak

f Jejak ingatan terdapat di banyak bagian otak.


gerakan-gerakan apa yang harus dilakukannya.
CATAIAN KLINIS. Lokalisasi tersendiri di bagian-
Bagian-bagian otak mana yang berperan dalam ingatan? bagian otak yang berbeda untuk kedua ingatan ini terlihat
Tidak ada suatu "pusat ingatan" tunggal di otak. Neuron- pada orangyang mengalami lesi di temporalis/limbik. Mereka
neuron yang berperan dalam jejak ingatan tersebar luas di dapat melakukan suatu keterampilan, misalnya bermain
seluruh daerah subkorteks dan korteks otak. Bagian-bagian piano, tetapi keesokan harinya mereka tidak dapat mengingat
otak yang diperkirakan paling berperan dalam ingatan adalah kejadian tersebut.
hipokampus dan struktur terkait di lobus temporalis medial
(dalam), sistem limbik, serebelum, kortel<s prafrontalis, dan
KORTEKS PRAFRONTAL DAN INGATAN
bagian-bagian lain kortels serebri.
SEMENTARA
Yang berperan utama dalam memadukan kemampuan berpikir
HIPOKAMPUS DAN INGATAN DEKLARATIF komplelc yang berkaitan dengan ingatan sernentArd adalah kor-
Hipokampus, bagian medial lobus temporalis yang meman- tela asosiasi prafrontal. Kortela prafrontal tidak saja berfungsi
jang dan merupakan bagian dari sistem limbik (lihat Gambar sebagai tempat penyimpanan sementara untuk menahan data-
5-17), berperan vital dalam ingatan jangka pendek yang me- data relevan online tetapi juga beqperan besar dalam apa yang
liba*an integrasi berbagai rangsangan terkait serta penting disebut sebagai fungsi eksekutif yang melibatkan manipulasi
bagi konsolidasi ingatan tersebut menjadi ingatan jangka dan integrasi informasi untuk perencanaan, pemilihan prioritas,
paniang. Hipokampus dipercayai menyimpan ingatan jangka pemecahan masalah, dan pengorganisasian aktivitas. Koneks
panjang baru hanya sesaat dan kemudian memindahkannya ke prafrontal melaksanakan fungsi-fungsi berpikir kompleks ini
bagian korteks lain untuk penyimpanan yang lebih permanen. dengan bekerja sama dengan semua regio sensorik orak, yang
Gmpat untuk penyimpanan jangka panjang berbagai jenis berhubungan dengan koneks prafrontal melalui koneksi-
ingatan sedang mulai diidentifikasi oleh para ilmuwan saraf. koneksi saraf Para peneliti telah mengidentifikasi berbagai tem-
Hipokampus dan daerah sekitarnya berperan sangat pat penyimpanan di korteks prafrontal, bergantung pada sifat
penting dalam ingatan deklaratif-ingatan "apa" tentang data yang relevan saar ini. Sebagai conroh, ingatan sementara
orang, tempat, benda, fakta, dan kejadian spesifik yang sering yang melibatkan petunjuk-petunjuk tentang ruang terletak di
terbentuk setelah hanya satu pengalaman dan yang dapat lokasi prafrontal yang berbeda dari ingatan semenrara untuk
dikemukakan dalam suatu pernyataan seperti "Saya melihat petunjuk verbal atau petunjuk tentang penampakan suatu
tugu Monas tahun lalu" atau mengingat kembali suatu gam- benda. Salah satu teori baru yang menarik adalah bahwa ke-
bar dalam ingatan. Ingatan deklaratif memerlukan pemang- pandaian seseorang mungkin ditentukan oleh kapasitas ingatan
gilan kembali secara sadar. Hipokampus dan strukrur tem- sementara orang tersebut untuk menahan secara temporer dan
poralis/limbik terkait sangat penting dalam mempertahankan mengaitkan berbagai data yang relevan.

Susunan Saraf Pusat 173


Kirnsep, Tantangan, dan Kontroversi
Penyakit Alzheimer: Kisah Plak Amiloid Beta, Tau, dan Demensia
"Saya lupa di mana saya menaruh dengan otopsi dengan ditemukannya Terdapat dua varian AB yang dihasilkan
kunci. Saya mungkin terkena penyakit lesi-lesi khas di otak yang berkaitan dan dibebaskan dari neuron, bergan-
Alzheimer". lnsidens dan kesadaran dengan penyakit ini. Saat ini, PA tung pada tempat pasti pemutusan.
akan penyakit Alzheimer (PA), yang didiagnosis sebelum kematian melalui Dalam keadaan normal sekitar 90% Ap
pada tahap awalnya ditandai oleh proses eliminasi; yaitu, semua penyakit adalah versi dengan panjang 40 asam
hilangnya ingatan baru, telah sedemi- yang dapat menyebabkan demensia. amino (AB40), suatu bentuk yang larut
kian meningkat sehingga orang misalnya stroke atau tumor otak, harus dan tidak membahayakan. Sisa
kadang-kadang berolok-olok mengi- disingkirkan. Untuk mendukung 'l1Vo-nya adalah versi pembentuk plak
dapnya ketika mereka lupa sesuatu. kemungkinan diagnosis PA sering yang merusak yang mengandung 42
Namun, PA bukanlah suatu lelucon. digunakan serangkaian uji kognitif. asam amino (Ap42). AB42 membentuk
Meskipun para ilmuwan telah ber- filamen tipis tak-larut yang mudah
lnsidens upaya dengan segala cara untuk membentuk agregat menjadi plak AB.
Sekitar 4 juta orang Amerika Serikat menemukan uji yang dapat diandalkan Selain itu, AB42 tampaknya bersifat
saat ini mengidap PA, tetapi karena ini untuk mendiagnosis PA namun sampai neurotoksik. Keseimbangan antara
adalah penyakit terkait usia dan saat ini mereka belum berhasil. produk-produk APP ini dapat bergeser
populasi AS mengalami penuaan, maka oleh mutasi di APP, defek genetik lain,
insidens diperkirakan akan meningkat. Lesi Khas di Otak perubahan patologis atau terkait usia
Jumlah orang yang terkena diperhi- Lesi otak khas, p/ak neuritik (senilis) di otak, atau mungkin faktor lingkung-
tungkan membengkak menjadi 7 juta ekstrasel dan kekusutan neurofibrilar an. Hasil akhirnya adalah berkurang-
pada tahun 2010. Sekitar 0,1o/o dari intrasel, tersebar di seluruh korteks nya sAPPo dan Ap40 serta meningkat-
mereka yang berusia 60 dan 65 tahun serebri dan terutama banyak di nya produksi AB42 pembentuk plak.
terkena penyakit ini, tetapi insidensnya hipokampus. Plak neuritik terdiri dari Pembentukan AB dijumpai pada
meningkat menjadi 30oh sampai 47Vo protein fibrosa ekstrasel seperti lilin di awal perjalanan penyakit, dengan
pada mereka yang berusia lebih dari 85 bagian tengah yang dikenal sebagai kekusutan neurofibrilar timbul agak
tahun. Menurut National lnstitute of amiloid beta (AF) dikelilingi oleh ujung belakangan. Sebagian besar bukti
Aging Report to Congress, segmen saraf aksonal dan dendritik yang mengarah ke pengendapan AB
populasi AS yang paling cepat tumbuh mengalami degenerasi. Kekusutan abnofmal ini sebagai penyebab banyak
berdasarkan persentasenya adalah neurofibrilar adalah berkas padat kejadian berikutnya yang menyebab-
kelompok usia lebih dari 85 tahun. pasangan f ilamen-filamen heliks kan kematian neuron dan demensia.
abnormal yang menumpuk di badan PA tidak muncul "tiba-tiba" pada usia
Gejala sel neuron yang terkena. PA juga lanjut. Penyakit ini kemungkinan besar
PA merupakan penyebab sekitar dua ditandai oleh degenerasi badan sel terjadi akibat sejumlah proses perlahan-
pertiga kasus demensia senilis, yaitu neuron-neuron tertentu di otak-depan lahan tersembunyi yang terjadi selama
berkurangnya kemampuan mental basal. Akson penghasil asetilkolin dari bertahun-tahun atau puluhan tahun.
generalisata terkait usia. Pada neuron-neuron ini normalnya berakhir Meskipun belum semua potongan
tahapnya yang paling awal, hanya di korteks serebri dan hipokampus teka-teki terungka.p namun berikut ini
ingatan jangka pendek yang tergang- sehingga hilangnya neuron-neuron ini mungkin adalah skenario yang terjadi
gu, tetapi seiring dengan perkembang- menyebabkan defisiensi asetilkolin di berdasarkan temuan-temuan yang
an penyakit, bahkan ingatan jangka daerah-daerah ini. Kematian neuron telah diperoleh. Endapan AB telah
panjang yang telah tertanam dalam, dan hilangnya komunikasi sinaps terbukti bersifat toksik bagi neuron.
misalnya ingatan akan anggota menjadi penyebab timbulnya demensia. Selain itu, penimbunan sedikit demi
keluarga, lenyap. Sering dijumpai sedikit plak AB menarik mikroglia ke
kebingungan, disorientasi, dan Patologi yang Mendasari tempat plak. Sel-sel imun otak ini
perubahan kepribadian yang ditandai Belakangan, telah banyak kemajuan melancarkan serangan imunologik
oleh mudah tersinggung dan letupan dalam pemahaman tentang patologi terhadap plak, mengeluarkan bahan-
emosional. Kemampuan mental yang yang mendasari penyakit ini. Protein bahan kimia toksik yang dapat
lebih tinggi secara perlahan menurun prekursor amiloid (amyloid precursor merusak neuron sekitar yang "tidak
seiring dengan semakin berkurangnya protein, APP) adalah komponen bersalah" dalam prosesnya.
kemampuan pasien membaca, menulis, struktural membran plasma neuron. Proses peradangan ini, bersama
dan menghitung. Kemampuan bahasa Protein ini banyak di ujung terminal dengan toksisitas langsung endapan
dan bicara sering terganggu. Pada prasinaps. APP dapat terputus di AB, juga tampaknya memicu perubah-
tahap-tahap lanjut, pasien PA sering beberapa tempat berbeda untuk an pada sitoskeleton neuron yang
menjadi seperti anak-anak dan tidak menghasilkan produk yang berbeda. menyebabkan terbentuknya kekusutan
mampu makan, berpakaian, dan Pemutusan APP di salah satu tempat neurofibrilar. Sebagian peneliti
merawat diri mereka. Pasien biasanya menghasilkan suatu produk sekretorik berspekulasi bahwa kematian neuron
meninggal dalam keadaan debilitas (sAPPa), yang dibebaskan dari terminal mungkin terjadi karena terbentuknya
berat 4 sampai 12 tahun setelah awitan prasinaps. Produk sekretorik ini kekusutan sel saraf yang menyumbat.
penyakit. dipercayai memiliki efek fisiologik di Protein tau dalam keadaan normal
Penyakit ini, yang pertama kali neuron pascasinaps, mungkin berperan berkaitan dengan molekul tubulin
dilaporkan seabad yang lalu oleh Alois dalam proses belajar dan mengingat. dalam pembentukan mikrotubulus,
Alzheimer, seorang ahli neurologi Pemutusan APP di tempat alternatif yang berfungsi sebagai "jalan tol"
Jerman, hanya dapat dipastikan menghasilkan amiloid beta. akson untuk transpor bahan

174 Bab 5
bolak-balik antara badan sel dan Kemungkinan Penyebab mengendap di plak neuritik. Oleh
terminal akson (lihat h. 44). Molekul Kausa mendasar yang memicu sebab yang belum jelas, orang dengan
tau berfungsi sebagai "bantalan rel pembentukan AB abnormal pada PA apoE-4 cenderung memiliki plak lebih
kereta api" yang memaku "rel" tidak diketahui pada sebagian besar besar daripada mereka yang memiliki
molekul tubulin di mikrotubulus. Jika kasus. Banyak peneliti percaya bahwa bentuk lain apoE. Selain itu, studi-studi
mengalami hiperfosforilasi (memiliki penyakit ini memiliki banyak penye- menyarankan bahwa apoE-3 memban-
terlalu banyak gugus fosfat melekat bab. Faktor genetik dan lingkungan tu mencegah fosfat melekat ke tau,
padanya), maka molekul tau tidak diperkirakan berperan meningkatkan sementara apoE-4 gagal mengusir
dapat berinteraksi dengan tubulin. risiko timbulnya PA. Sekitar 15% kasus fosfat. Karena itu, kecepatan kegagal-
Penelitian menunjukkan bahwa AB berkaitan dengan defek genetik an mikrotubulus dan pembentukan
berikatan dengan reseptor di permu- spesifik yang ditemukan dalam kekusutan neurof ibrilar dapat
kaan sel saraf, memicu serangkaian keluarga dan menyebabkan penyakit meningkat seiring dengan meningkat-
proses intrasel yang menyebabkan awitan dini. lndividu dengan penyakit nya jumlah salinan apoE-4. Sebagian
hiperfosforilasi tau. Jika tidak terikat Alzheimer familial ini biasanya orang berpendapat bahwa apoE-4
ke tubulin, molekul-molekul tau akan memperlihatkan gejala pada usia 40-an tidak menyebabkan PA tetapi
saling menjalin. membentuk filamen- atau 50-an. Dua jenis defek genetik mempercepat awitannya, yang
filamen heliks berpasangan yang berbeda diperkirakan berperan dalam ditimbulkan oleh faktor lain.
menggumpal membentuk kekusutan PA familial: mutasi di gen yang Para peneliti baru-baru ini menemu-
neurof ibrilar. Yang lebih penting, menyandi APP dan mutasi di gen yang kan gen lain yang meningkatkan risiko
seperti rel kereta api yang akan menyandi presenilin. Yang menarik, seseorang mengidap PA awitan-lambat
berantakan jika terlalu banyak presenilin baru-baru ini dibuktikan - varian gen yang menyandi protein
bantalan yang hilang, mikrotubulus merupakan enzim pemecah APP. A2M. Bentuk umum protein A2M
juga mulai rusak seiring dengan Mutasi-mutasi herediter ini mem- berikatan dengan AB dan membantu
semakin banyaknya molekul tau yang pengaruhi pemrosesan APB dengan membersihkan protein ini dari ruang di
tidak lagi melaksanakan tugasnya. akibat meningkatnya produksi AB42. antara neuron-neuron. Bentuk varian
Hilangnya sistem transpor neuron ini Peningkatan kadar AB bentuk berbahaya A2M tidak mampu membersihkan AB
dapat menyebabkan kematian sel. ini menyebabkan akselerasi pemben- secara efisien sehingga terjadi
Pembentukan tangles, dibandingkan tukan plak. akumulasi dan pengendapan AB.
dengan pembentukan plak amiloid, Delapan puluh lima persen pasien Peneliti semakin mencurigai bahwa
lebih berkaitan erat dengan gejala PA lainnya belum memperlihatkan gangguan pembersihan AB mungkin
demensia, mungkin karena kekusutan gejala sampai usia lanjut, antara 65 sama pentingnya dengan produksi AB
adalah proses yang belakangan terjadi sampai 85 tahun. Dua sifat genetik dalam pembentukan plak. Bahkan
pada perkembangan penyakit ini. spesifik diketahui meningkatkan ketidakseimbangan kecil antara
Faktor lain juga berperan dalam kerentanan individu mengidap produksi dan pembersihan AB akibat
kisah PA yang kompleks ini, tetapi di penyakit Alzheimer awitan lambat: berkurangnya laju degradasi produk
mana tepatnya faktor-faktor tersebut gen apoE dan gen A2M. Para ilmuwan ini dapat menyebabkan penimbunan
terletak masih belum jelas. Menurut telah menemukan hubungan erat AB. Diperkirakan 30% populasi
teori yang banyak dipakai, AB menye- antara timbulnya PA dan memiliki versi membawa gen varian A2M.
babkan influks berlebihan Ca2*, yang tertentu suatu gen yang mengode Tidak semua orang dengan
memicu serangkaian reaksi biokimia apolipoprotein E. Protein ini, yang kecenderungan untuk PA mengalami
yang mematikan sel. Sel-sel otak yang normalnya terdapat di darah, memiliki penyakit ini. Selain itu, banyak yang
mengandung banyak reseptor NMDA beberapa bentuk. Versi gen yang mengidap penyakit tanpa predisposisi
glutamat, terutama sel-sel hipokampus berkaitan dengan peningkatan risiko genetik yang jelas. Jelaslah, beberapa
yang berperan dalam potensiasi jangka PA menyandi bentuk apolipoprotein faktor lain di luar kerentanan genetik
panjang (lihat h. 177), sangat rentan E-4 (apoE-4) protein. lndividu mungkin ikut berperan menimbulkan penyakit.
terhadap toksisitas glutamat. H ilangnya tidak memiliki. memiliki satu salinan, Ketidakseimbangan hormon mungkin
kemampuan hipokampus membentuk atau memiliki dua salinan gen yang berperan. Secara khusus, riset-riset
ingatan merupakan tanda utama PA. menyandi bentuk apoE-4 protein. menemukan bahwa korfrsof hormon
Beberapa bukti mengisyaratkan bahwa Sekitar 15% populasi A5 memiliki satu stres, meningkatkan kerentanan
neuron yang cedera melakukan gen apoE-4 dan 1% memiliki dua. mengalami PA, sedangkan estrogen,
apoptosis (bunuh diri; lihat h. 132-133), Mereka yang memiliki satu gen hormon seks wanita, tampaknya
tetapi proses bunuh diri ini tampaknya memperlihatkan peningkatan risiko 5 memberikan perlindungan terhadap
jauh lebih lambat daripada apoptosis kali lipat mengidap PA, dan mereka serangan penyakit ini.
tipikal. Temuan-temuan menunjukkan yang mewarisi dua gen memiliki Selain itu, para peneliti juga mencoba
bahwa AB dapat mengaktifkan jalur kemungkinan 17 kali lipat mengidap mencari kemungkinan adanya faktor
biokimia bunuh-diri. Studi-studi Iain penyakit dibandingkan dengan orang pemicu dari lingkungan, tetapi sampai
menyiratkan bahwa selama perjalanan dengan dua gen apoE-3, bentuk saat ini belum ada yang dapat dipasti-
penyakit terbentuk radikal bebas tersering protein. Para peneliti kan. Meskipun alumunium dari pot dan
perusak sel (lihat h. 154). Semua jalur mencurigai bahwa apoE-4 mungkin panci serta antiperspiran aerosol pernah
perusak neuron ini akhirnya mempermudah orang mengalami dianggap berperan namun kini
menyebabkan lenyapnya neuron dan pengendapan plak AB. Yang menarik, keduanya tidak lagi dianggap sebagai
timbulnya gejala secara bertahap. apoE-4 berikatan dengan Ap yang faktor dalam pembentukan penyakit.
(berlanjut)

Susunan Saraf Pusat 175


Konsep, Tantangan, dan Kontroversi
Penyakit Alzheimer: Kisah Plak Amiloid Beta, Tau, dan Demensia (anjutan)
Terapi yang ditimbulkan oleh radikal bebas. menghambat agregasi amiloid ini
Obat-obat yang secara spesifik Aspirin dan obat anti-inflamasi lain menjadi plak yang merusak sehingga
diizinkan untuk mengobati PA mungkin memperlambat perjalanan PA PA dapat dicegah pada stadium-
meningkatkan kadar asetilkolin dengan menghambat komponen- stadium paling dininya.
(neurotransmiter yang berkurang) di komponen inflamatorik penyakit. Dilihat dari dampak yang ditimbul-
otak. Sebagai contoh, takrin (tacrine, Seiring dengan semakin terungkap- kan oleh penyakit ini pada pasien,
cognex) menghambat enzim yang nya faktor-faktor yang mendasari, keluarganya, dan masyarakat,
secara normal membersihkan asetilko- kemungkinan ditemukannya cara-cara pencegahan atau pengobatan PA
lin yang keluar di sinaps. Meskipun untuk menghambat perkembangan adalah hal yang sangat diharapkan
secara transien memperbaiki gejala penyakit ini juga meningkat. Sebagai segera terwujud. Perawatan pasien-
pada sebagian pasien namun obat- contoh, para peneliti agak optimis pasien PA saat ini diperkirakan
obat ini tidak menghentikan atau mengenai vaksin PA yang baru menelan biaya 100 milyar US$ per
memperlambat destruksi neuron dan dikembangkan yang ditujukan tahun dan akan terus bertambah
perburukan kondisi pasien. Beberapa terhadap plak AB. Juga saat ini sedang seiring dengan meningkatnya persen-
obat lain juga digunakan untuk dilakukan riset untuk mencari obat tase penduduk berusia lanjut yang
mengobati PA. Antioksidan memberi baru yang dapat menghambat kemudian terjangkit penyakit ini.
harapan dalam mengatasi kerusakan pembentukan AB42 dari APP atau

perubahan pada pelepasan neurotransmiter. Habituasi ada-


I lngatan jangka pendek dan ingatan jangka
lah penurunan responsivitas terhadap presentasi berulang
panjang melibatkan mekanisme molekular yang suatu stimulus indiferen-yaitu, rangsangan yang tidak meng-
berbeda. hasilkan penghargaan arau hukuman. Sensitisasi adalah pe-
ningkatan responsivitas terhadap rangsangan ringan setelah
Pertanyaan lain selain "di mana' ingatan terletak ada.lah
rangsangan kuat yang mengganggu. Aplysia secararefleks me-
"bagaimana'nya memory. Meskipun telah terkumpul banyak
narik insangnyajika sifonnya, suatu organ pernapasan di atas
data psikologis namun bukti fisiologik mengenai dasar selular
insangnya disentuh. Neuron-neuron aferen yang berespons
jejak ingatan masih sangat sedikit. Jelaslah, pastilah terjadi
terhadap sentuhan pada sifon (neuron prasinaps) bersinaps
perubahan dalam sirkuit saraf otak yang menyebabkan
langsung dengan neuron motorik eferen (neuron pascasinaps)
perubahan perilaku setelah belajar. Suatu ingatan tidak ter-
yang mengontrol penarikan insang. Siput menjadi terbiasa
letak di satu neuron tetapi pada perubahan dalam pola sinyal
jika sifonnya terus-menerus disentuh; yaitu, hewan tersebut
yang disalurkan menyeberangi sinaps-sinaps dalam suatu
belajar mengabaikan rangsangan dan tidak lagi menarik
jaringan saraf yang luas.
insangnya sebagai respons. Sensitisasi, suatu bentuk belajar
Ingatan jangka pendek dan ingatan jangka panjang me-
yang lebih kompleks, berlangsung pada Aplysia jika sifon
miliki mekanisme yang berbeda. Ingatan jangka pendek
hewan ini dipukul. Kemudian, siput akan menarik insangnya
melibatkan modifikasi transien fungsi sinaps-sinaps yang
Iebih kuat sebagai respons bahkan terhadap sentuhan ringan.
sudah ada, misalnya perubahan temporer dalam jumlah neu-
Yang menarik, bentuk-bentuk belajar yang berbeda ini
rotransmiter yang dibebaskan sebagai respons terhadap rang-
mengenai tempat yang sama-sinaps antara aferen sifon dan
sangan atau peningkatan temporer responsivitas sel pasca-
eferen insangnya-dalam arah yang berlawanan. Habituasi
sinaps terhadap neurotransmiter di jalur-jalur saraf yang
menekan aktivitas sinaps ini, sementara sensitisasi mening-
terlibat. Sebaliknya, ingatan jangka panjang melibatkan per-
katkannya (Gambar 5-18). Modifikasi-modifikasi transien
ubahan struktural dan frrngsional yang relatif permanen
ini menetap selama perjalanan waktu ingatan.
antara neuron-neuron yang sudah ada di otak. Marilah kita
melihat secara lebih detil masing-masing jenis ingatan ini.
MEKANISME HABITUASI
Pada habituasi, penutupan saluran Ca2* mengurangi masuk-
I lngatan jangka pendek melibatkan perubahan nya C*- ke dalam terminal prasinaps, yang menyebabkan
transien pada aktivitas sinaps. penurunan pelepasan neurotransmiter. Akibatnya, potensial
pascasinaps berkurang dibandingkan dengan normal sehingga
Berbagai elaperimen cerdik pada siput laut, Aplysia, rclah terjadi penurunan atau hilangnya respons perilaku yang di-
membuktikan bahwa dua bentuk ingatan jangka pendek- kontrol oleh neuron eferen pascasinaps (penarikan insang).
habituasi (pembiasaan) dan sensitisasi (pemekaan)-disebab- Karena itu, ingatan untuk habituasi pada Ap$sia disimpan
kan oleh modifikasi berbagai protein saluran di terminal dalam bentuk modifikasi saluran-saluran Ca2. spesifik. Thnpa
prasinaps neuron-neuron aferen tertentu yang berperan di latihan lebih lanjut, penurunan responsivitas ini bertahan
jalur yang memerantarai perilaku yang sedang mengalami beberapa jam. Proses serupa juga berperan dalam habituasi
modiftkasi. Modifikasi ini, pada gilirannya, menimbulkan jangka pendek yang diamati pada spesies lain. Hal ini meng-

175 Bab 5
isyaratkan bahwa modifikasi saluran Ca2- adalah mekanisme Habituasi (pada Aplysia) Sensitisasi (pada Aplysia)
umum habituasi, meskipun pada spesies-spesies yang lebih
tinggi keterlibatan antarneuron menyebabkan proses menjadi
Rangsangan indiferen
berulang
@ atau mengganggu
lebih rumit. Habituasi mungkin merupakan bentuk belajar I I

yang paling sering dan dipercayai merupakan proses belajar +


pertama yang terjadi pada bayi manusia. Dengan belajar Pelepasan serotonin dari
mengabaikan stimulus indiferen, hewan atau orang bebas interneuron fasilitatif
memperhatikan rangsangan yang lebih penting.
I
MEKANISME SENSITISASI ffi
I neuron prasinaps I

Sensitisasi pada .Aplysia juga melibatkan modifikasi saluran,


tetapi dengan mekanisme dan saluran yang berbeda. Berbeda I
dari apa yang terjadi pada habituasi, masuknya Ca2- ke dalam Penyumbatan saluran K+
terminal prasinaps meningkat pada sensitisasi. Peningkatan di neuron prasinaps
pelepasan neurotransmiter yang kemudian terjadi menghasil-
kan potensial pascasinaps yang lebih besar sehingga respons
penarikan insang menjadi lebih kuat. Sensitisasi tidak me- PemanJangan potensial aksi
miliki efek langsung pada saluran Ca2. prasinaps. Sensitisasi di neuron prasinaps
secara tak langsung meningkatkan pemasukan Ca2- melalui
fasilitasi prasinaps (lihat h. 119). Neurotransmiter seroronin
dibebaskan dari antarneuron fasilitatifyang bersinaps di ter- Penutupan saluran Ca2* Saluran Ca2* di neuron
minal prasinaps untuk menimbulkan peningkatan pelepasan di neuron prasinaps prasinaps terbuka lebih lama
neurottansmiter prasinaps sebagai respons terhadap potensial
+
aksi. Bahan ini melakukannya dengan memicu pengaktifan
pembawa pesan kedua AMP siklik (lihat h. 129) dl terminal I lnfluks ca2*
1 lnfluks ca2*
prasinaps, yang akhirnya menyebabkan penyumbatan salur-
an K-. Penyumbatan ini memperlama potensial aksi di ter-
minal prasinaps. Ingatlah bahwa efluks K. melalui saluran K*
yang terbuka mempercepar pemulihan ke potensial istirahat
(repolarisasi) selama fase turun potensial aksi. Karena keber-
adaan potensial aksi lokal merupakan penyebab terbukanya
saluran Ca2t di terminal, maka potensial aksi yang berke- I Potensial pascasinaps J Potensial pascasinaps
panjangan meningkatkan influks Ca2. yangberkaitan dengan di neuron eferen di neuron eferen
sensitisasi.
+
Karena itu, jalur-jalur sinaps yang sudah ada mungkin
Penurunan respons perilaku Peningkatan respons perilaku
secara fungsional mengalami interupsi (habituasi) atau pe-
terhadap rangsangan indiferen terhadap rangsangan ringan
ningkatan (sensitisasi) selama proses belajar sederhana. Para
ilmuwan berspekulasi bahwa banyak dari ingatan jangka
Gambar 5-18
pendek juga merupakan modifikasi sesaat proses-proses yang
Habituasi dan sensitisasi pada Aplysia. Para peneliti telah
sudah ada. Beberapa penelitian mengisyaratkan bahwa jen-
memperlihatkan bahwa pada siput laul Aplysia, dua bentuk
jang AMP siklik, terutama pengaktifan protein kinase, ber- ingatan jangka pendek-habituasi dan sensitisasi-terjadi akibat
peran penting, paling tidak pada bentuk elementer belajar perubahan yang berlawanan pada pelepasan neurotransmiter
dan mengingat. dari neuron prasinaps yang sama, yang disebabkan oleh
modifikasi saluran transien yang berbeda.
Studi-studi lebih lanjut mengungkapkan bahwa ingatan
deklaratifl, yang melibatkan kesadaran dan lebih kompleks
daripada habituasi dan sensitisasi, mula-mula disimpan me-
lalui perubahan yang lebih menetap dalam aktivitas sinaps-
sinaps yang sudah ada. Secara spesifik, penyimpanan awal beberapa hari atau bahkan minggu-cukup lama bagi ingatan
informasi deklaratif tampaknya dilakukan oleh potensiasi jangka pendek ini untuk dikonsolidasi menjadi ingatan jang-
jangka panjang,y^ng sekarang akan kita bahas. ka panjang yang lebih permanen. PJP terutama banyak di-
temukan di hipokampus, suaru tempar yang sangar penting
bagi perubahan ingatan jangka pendek menjadi ingatan jang-
MEKANISME POTENSIASI JANGKA PANJANG ka panjang. Jika terjadi PJB pengaktifan simultan neur6n-
Istilah potensiasi jangka panjang (PJP) merujuk kepada neuron pra dan pascasinaps di suatu sinaps eksitatorik me-
penambahan berkepanjangan kekuatan hubungan sinaps di nyebabkan modifikasi jangka panjang yang meningkatkan
jalur-jalur yang mengalami pengaktifan oleh stimulasi ber- kemampuan neuron prasinaps mengeksitasi neuron pasca-
ulang dalam waktu singkat. PJP dibuktikan bertahan hingga sinaps. Karena neuron pra dan pascasinaps harus diaktifkan

Susunan Saraf Pusat 177


pada saat yang sama maka pembentukan PJP terbatas di jalur mengeluarkan suatu neurotransmiter yang mempengaruhi
yang dirangsang. Jalur-jalur anrara input prasinaps inaktif neuron pascasinaps. Badan sel dan dendrit neuron pascasinaps
lain dan sel pascasinapsnya yang sama tidak terpengaruh. tidak mengandung vesikel rransmirer apapun. Karena itu,
Pada PJB sinyal dari sebuah neuron prasinaps ke neuron faktor retrograd berbeda dari neurotransmiter arau neuro-
jika terjadi berulang-ulang.
pascasinaps menjadi lebih kuat peptida klasik. Sebagian besar peneliti beranggapan bahwa
Ingatlah bahwa penguatan aktivitas sinaps menyebabkan pembawa pesan rerrograd ini adalah nitrat oksida, suatu
pembentukan lebih banyak PPE di neuron pascasinaps se- bahan kimia yang baru-baru ini diketahui melakukan be-
bagai respons terhadap sinyal kimiawi dari input prasinaps ragam fungsi lain di tubuh. Fungsi-fungsi tersebut berkisar
eksitatorik khusus ini. Peningkatan responsivitas eksitatorik dari dilatasi pembuluh darah di penis sewaku ereksi sampai
ini akhirnya diterjemahkan menjadi penambahan jumlah destruksi benda asing oleh sistem imun (lihat h. 383).
potensial aksi yang dikirim meialui sel pascasinaps ini ke Studi-studi menyarankan adanyaperan regulatorik jalur
neuron-neuron lain. pembawa pesan kedua cAMP dalam pembentukan dan pe-
Peningkatan transmisi melalui sinaps secara teoritis da- meliharaan PJP selain jalur pembawa pesan kedua dependen
pat terjadi karena perubahan di neuron pascasinaps (misalnya Ca2.. Keikutsertaan cAMP mungkin merupakan faktor kunci
peningkatan responsivitas terhadap neurotransmiter) atau di dalam mengaitkan ingatan jangka pendek dengan konsolidasi
neuron prasinaps (misalnya peningkatan pengeluaran neuro- ingatan jangka panjang.
transmiter). Mekanisme yang mendasari PJP masih sedang
dalam penelitian dan terus diperdebatkan. Kemungkinan be-
sar fenomena kompleks ini melibatkan banyak mekanisme.
I lngatan jangka panjang melibatkan
Berdasarkan bukti ilmiah yang ada, terdapat dua hipotesis, pembentukan hubungan sinaps baru yang
satu melibatkan perubahan pascasinaps dan yang lain adalah permanen.
modifikasi prasinaps (Gambar 5-19).
Sementara ingatan jangka pendek berkaitan dengan penguar-
Mekanisme hipotetik perrama melibatkan peningkatan
an transien sinaps-sinaps yang sudah ada, ingatan jangka
responsivitas sel pascasinaps. Dalam teori ini, neuron pra-
panjang memerlukan pengaktifan gen-gen spesifik yang
sinaps mengeluarkan glutamat, suatu neurotransmiter eksita-
mengontrol sintesis protein yang dibutuhkan untuk perubah-
torik, yang berikatan dengan dua jenis resepror glutamat di
an struktural atau fungsional jangka panjang di sinaps-sinaps
membran plasma neuron pascasinaps-reseptor NMDA dan
spesifik. Contoh dari perubahan-perubahan tersebut adalah
reseptor AMPA. Karena reseptor NMDA adalah saluran ka-
pembentukan konelai sinaps baru atau perubahan permanen
tion non-selektif, maka pengaktifan dan pembukaan resepror
pada membran pra atau pascasinaps. Karena itu, simpanan
ini setelah berikatan dengan glutamat menyebabkan masuk- ingatan jangka panjang melibatkan perubahan fisik yang agak
nyaCa2. dan Na. ke dalam sel pascasinaps. Masuknya kalsium
permanen di otak.
mengaktifkan jalur pembawa pesan kedua dependen Ca2. di
Studi-studi yang membandingkan otak hewan percoba-
neuron pascasinaps. Jalur pembawa pesan kedua ini menye-
an yang diperlihara di lingkungan miskin sensorik dengan
babkan insersi fisik reseptor AMPA tambahan di membran
hewan yang dipelihara di lingkungan kaya sensorik mem-
pascasinaps. Reseptor AMPA terutama berperan menghasil-
perlihatkan perbedaan mikroskopik yang nyara. Hewan yang
kan PPE sebagai respons terhadap pengaktifan glutamat. mengalami interaksi lingkungan yang lebih banyak*dan
Karena meningkatnya ketersediaan reseptor AMPA maka sel
karenanya diperkirakan memiliki kesempatan belajar lebih
pascasinaps memperlihatkan peningkatan respons PPE ter-
banyak-memperlihatkan peningkatan percabangan dan pe-
hadap pengeluaran glutamat lebih lanjut dari sel prasinaps.
manjangan dendrit di sel-sel saraf di regio otak yang diduga
Peningkatan kepekaan neuron pascasinaps terhadap glutamat
berperan dalam penyimpanan ingatan. Peningkatan luas per-
dari sel prasinaps ini membantu mempertahankan PJP
mukaan dendrit diperkirakan meningkatkan tempat untuk
Proposal lain menyatakan bahwa peningkatan neuro- sinaps. Karena itu, ingatan jangka panjang dapat disimpan,
transmiter yang dibebaskan dari sel prasinaps berperan besar paling tidak sebagian, dalam pola tertentu percabangan
dalam pembentukan PJP Menurut teori ini, pengaktifan dendritik dan kontak sinaptik.
jalur pembawa pesan kedua dependen Ca2* di neuron pasca- Suatu protein regulatorik positif, CREB, adalah "tom-
sinaps menyebabkan sel pascasinaps ini mengeluarkan suatu bol" molekulat yarg mengaktifkan (menyalakan) gen-gen
faktor retrograd ("berjalan mundur") yang berdifusi ke dalam yang penting dalam penyimpanan ingatan jangka panjang.
neuron prasinaps. Di sini, faktor retrograd tersebut meng- Molekul terkait lain, CREB2, adalah penekan sintesis protein
aktifkan sistem pembawa pesan kedua di neuron prasinaps, yang difasilitasi oleh CREB. Pembentukan ingatan yang
yang akhirnya meningkatkan pelepasan glutamat dari neuron bertahan lama melibatkan tidak saja pengaktifan faktor-
prasinaps ini. Umpan balik positif ini memperkuar proses faktor regulatorik positif (CREB) yang mendorong penyim-
penyaluran sinyal di sinaps dan membantu mempertahankan panan ingatan tetapi juga inaktivasi (pemadaman) faktor-
PJP. Perhatikan bahwa pada mekanisme pembentukan PJP faktor penghambat (CREB2) yang mencegah penyimpanan
ini, terdapat suatu faktor kimiawi dari neuron pascasinaps ingatan. Perubahan keseimbangan antara faktor positif dan
yang mempengaruhi neuron prasinaps, ini berlawanan represif dipercayai menjamin bahwa hanya informasi yang
dengan arah aktivitas neurotransmiter di sinaps. Sinaps secara relevan bagi individu, bukan semua yang dijumpai, yang
tradisional bekerja saru arah, dengan neuron prasinaps dimasukkan ke da.lam simpanan jangka panjang.

178 Bab 5
@ Gtutamat yang dibebaskan dari neuron prasinaps berikatan dengan
reseptor NMDA di neuron pascasinaps, menyebabkan pembukaan
saluran Ca2* terkait reseptor.
F"rffi;-l
I olutamat @ Xaltirr
O:r@ I masuk melalui saluran-saluran yang terbuka ini.

ca2* *( @ )* Q Masuknya kalsium mengaktifkan sistem pembawa pesan kedua


yang dapat memicu dua jalur intrasel terpisah yang meningkatkan
efektivitas sinaps ini.

@ Oi sistem @ Di latur alternatif, sistem


latur pertama,
pembawa pesan kedua pembawa pesan kedua
dependen Ca'?. mening- dependen Ca2. menyebabkan
katkan ketersediaan neuron pascasinaps
reseptorAMPA. melepaskan nitrat oksida.

@ ReseptorAMPAjuga @ Pembawa pesan retrograd ini


berikatan dengan
glutamat. meningkatkan pelepasan lebih
banyak glutamat dari neuron
prasinaps.

!l Pengikatan ini menyebabkan balik positif ini


pembentukan EPSP Karena
@ Umpan
memperkuat proses penyaluran
(menyebabkan itu jalur ini memperkuat sinaps sinyal di sinaps ini.
pelepasan dengan meningkatkan respon-
sivitas eksitatorik pascasinaps
pascasrnaps

Gambar 5-19
Kemungkinan jalur-jalur untuk potensiasi jangka panjang

Bagaimana CREB diaktifkan (dan CREB2 dihambat)?


Belum ada yang mengetahui dengan pasti, tetapi sebagian pe- SERE BE LU M
neliti menyarankan bahwa perubahan dari ingatan jangka pen-
dek menjadi ingatan jangka panjang mungkin melibatkan Serebelum adalah bagian otak yang seukuran bola kasti dan
pengaktifan CREB oleh cAMP Pembawa pesan kedua ini me- sangat berlipat serta terletak di bawah lobus oksipitalis korteks
miliki peran regulatorik dalam PJP serta dalam bentuk-bentuk dan melekat ke punggung bagian atas batang otak (lihat'Iabel
ingatan jangka pendek yang lebih sederhana seperti sensirisasi. 5-2 dan Gambar 5-7b dan 5-16).
Selain itu, cAMP dapat mengaktifkan CREB, yang akhirnya
menyebabkan pembentukan protein baru dan konsolidasi
ingatan jangka panjang. Konsolidasi ingatan deklaratif dan I Serebelum penting dalam keseimbangan serta
prosedural bergantung pada CREB (dan mungkin CREB2). perencanaan dan eksekusi gerakan volunter.
CREB berfungsi sebagai tombol molekular bersama untuk
mengubah kategori-kategori ingatan ini dari mode jangka pen-
Di serebelum ditemukan lebih banyak neuron individual
daripada di bagian otak lainnya, dan hal ini menunjukkan
dek transien menjadi mode jangka panjang perma-nen.
pentingnya struktur ini. Serebelum terdiri dari tiga bagian
Protein-protein reguiatorik CREB mengatur sekelom-
yang secara fungsional berbeda dengan peran berbed^yang
pok gen, immediate early genes (IEGs), yang berperan
terutama berkaitan dengan kontrol bawah sadar aktivitas
penting dalam konsolidasi ingatan. Gen-gen ini mengatur
motorik (Gambar 5-20). Secara spesifik, bagian-bagian scre-
sintesis protein-protein yang menyandi ingatan jangka pan-
belum melakukan fungsi-fungsi berikut:
jang. Peran pasti yang mungkin dimainkan oleh protein-
protein ingatan jangka panjang yang penring ini masih di- 1" Vestibuloserebelum penting untuk mempertahankan
perdebatkan. Protein-protein ini mungkin diperlukan untuk keseimbangan dan kontrol gerakan mata.
perubahan struktural di dendrit atau digunakan untuk mem- 2. Spinoserebelum meningkatkan tonus otot dan mengo-
bentuk lebih banyak neurotransmiter atau resepror tambah- ordinasikan gerakan volunrer terampil. Bagian otak ini
an. Selain itu, mereka mungkin melaksanakan modifikasi sangat penting dalam memastikan waktu yang tepat
jangka panjang pelepasan neurotransmiter dengan memper- kontraksi berbagai otot untuk mengoordinasikan ge-
lama proses-proses biokimia yang mula-mula diaktifkan oleh rakan yang melibatkan banyak sendi. Sebagai contoh,
proses-proses ingatan jangka pendek" gerakan sendi bahu, siku, dan pergelangan tangan anda
Yang memperumit keadaan adalah terdapat banyak hor- harus sinkron bahkan ketika anda melakukan gerakan
mon dan neuropeptida yang diketahui mempengaruhi proses sederhana seperti mengambil pensil. Ketika daerah-
belajar dan mengingat. daerah korteks motorik mengirim pesan ke otot-otor

Susunan Saraf Pusat '179


untuk mengeksekusi gerakan tertentu, spinoserebelum 3. Serebroserebelum berperan dalam perencanaan dan
diberi informasi tentang perintah motorik yang di- inisiasi aktivitas volunter dengan memberikan masukan
inginkan. Bagian ini juga menerima masukan dari ke daerah motorik korteks. Ini juga merupakan bagian
reseptor-reseptor perifer tentang gerakan tubuh dan serebelum yang menyimpan ingatan prosedural.
posisi yang sebenarnya terjadi. Spinoserebelum pada
hakikatnya bekerja sebagai "manajemen menengah", Temuan-temuan terakhir mengisyaratkan bahwa selain
yang membandingkan "keinginan" atau "perintah" fungsi-fungsi yang sudah pasti ini, serebelum bahkan memiliki
pusat-pusat yang lebih tinggi dengan "kinerja' otot- tanggung jawab yang lebih luas, misalnya mungkin
otot dan mengoreksi setiap "kesalahan" atau penyim- mengoordinasikan masukan sensorik yang diperoleh otak.
pangan dari gerakan yang diinginkan. Spinoserebeium Para peneliti saar ini sedang mengartikan berbagai remuan
bahkan tampaknya mampu memperkirakan posisi sua- baru dan mengejutkan yang tidak cocok dengan peran
tu bagian tubuh dalam sepersekian detik berikutnya tradisional serebelum dalam kontrol motorik.
selama suatu gerakan kompleks dan melakukan pe- CATAIAN KLINIS. G ej ala-gg ala p e nyaki t s ereb ei um
nyesuaian-penyesuaian yang diperlukan. Ketika anda berikut dapat mengarah pada hilangnya fungsi motorik sere-
sedang meraih sebuah pensil, sebagai contoh, bagian belum: gangguan keseimbangan, nistagmus (gerakan mata
ini segera "mengerem" untuk menghenrikan gerakan osilatif ritmik), penurunan ronus oror tetapi bukan paralisis,
maju tangan anda di lokasi yang diinginkan dan tidak ketidakmampuan melakukan gerakan-gerakan cepat dengan
membiarkan tangan melewati sasaran. Penyesuaian- lancar, dan ketidakmampuan menghentikan dan memulai
penyesuaian yang terus-menerus ini, yang memastikan kontraksi oror secara cepat. Yang terakhir ini menyebabkan
gerakan mulus, tepat dan terarah, terutama penting intention tremlr yang ditandai oleh gerakan maiu-mundur
untuk aktivitas-aktivitas yang cepat berubah (fasik) osilatif anggora badan ketika anggota badan tersebur men-
misalnya mengetik, main piano, atau berlari. dekati suatu tempar yang dituju. Sewaktu orang dengan

fl=gi:la:ri
i3i:,j5 :iiat
:i*ordlflGri:
C*r*!:** r,illur:ter
f+';titir!i

ferencanaarl
dan inisiasi
aktivitas volunier,
penyrmpanan
ingatan prcsedurai
Pemeliharaan
keseimbangan,
kontroi gerakan mata

Potongan , :

sagital medial : )

serebelum I Vestibuloserebelu
dan batang otak
ffi snlnoserebelum

ffi Serenroserebelun

Gambar 5-20
Serebelum. (a) Struktur makroskopik serebelum. (b) Serebelum yang diuraikan, memperlihatkan tiga bagian yang secara
fungsional berbeda. (c) Struktur internal serebelum

180 Bab 5
rs

Saraf olfaktorius (l)


iefE;:*,, Serat motorik
Serat sensorik

,/ Saraf okulo- Saraf trokhlearis (lV)


Mukosa
4" (lll)--- Oblikus superior
rongga hidung i ^otorius
Otot mata ekstrinsik; (otot mata ekstrinsik)
otot siliaris;
Terminasi serat otot iris
saraf olfaktorius (l)
Saraf
Bulbus olfaktorius optikus (ll)
Saraf Motorik-
abdusens (Vl) otot
Saraf trigeminus pengunyah
Rektus lateralis (v)
(otot mata
ekstrinsik)

Motorik-otot wajah
dan kulit kepala;
kelenjar liur dan
air mata

.r1
Saraf Fasialis (Vll)
Sensorik-
papil kecap
Cabang di lidah anterior
vestibular
Saraf
vestibu lokokhlearis (Vlll)
Cabang
kokhlear Kokhlea,
vestibulum,
Motorik--otot faring,
dan kanalis
kelenjar parotis
semisirkularis
telinga dalam
Sensorik-papil kecap
Saraf di lidah posterior; reseptor
glosofaringeus di faring dan sinus karotikus

Saraf vagus (X)


Saraf
aksesorius
(xt)

l"
tl' i
ri {
"_t.__cr,_
'1
1

r' ffi'-) j Motorik-otot faring dan laring;


organ thoraks dan abdomen
Otot lidah Otot laring, faring, Sensorik-papil kecap di lidah dan faring;
palatum mole, bahu, organ thoraks dan abdomen
dan leher

Gambar 5-21
Saraf kranialis. Pandangan inferior (sisi bawah) otak, yang memperlihatkan perlekatan l2 pasang saraf kranialis ke otak dan
struktur-struktur yang d isaraf inya.

182 Bab 5
Reticular Tidur adalah suatu proses aktif, bukan sekedar hilangnya
activating keadaan terjaga. Tingkat aktivitas otak keseluruhan tidak
sys
,,ffi berkurang selama tidur. Selama tahap-tahap rerrenru ridu!
,t#
,q,_
penyrapan O, oleh otak bahkan meningkat melebihi tingkat
F # normal sewaktu terjaga.
$
.+d ".-*@ Grdapat dua jenis tidur, yang ditandai oleh pola EEG
g i" dti"
*s#-
,#MJs
yang berbeda dan perilaku yang berlainaft tidur gelombang
!.,, -tf;,tffiffifi lambar dan tidur paradoksal atau KEM (Thbel 5-4).
,i',o/
1i

POLA EEG SEWAKTU TIDUR


Tidur gelombang lambat terjadi dalam empat tahap, yang
Impuls
masing-masing memperlihatkan gelombang EEG yang se-
penglihatan
makin pelan dengan amplitudo lebih besar (karenanya di-
Forrnasio Batang lmpuls pendengaran namai tidur "gelombang lambat") (Gambar 5-23). Pada per-
retikularis otak mulaan tidur, anda berpindah dari tidur ringan ("tidur ayam")
Jaras motorik stadium 1 menjadi tidur dalam stadium 4 (tidur gelombang
asendens lambat) dalam waktu 30 sampai 45 menit; kemudian anda
desendens
Gambar 5-22 berbalik melalui stadium-stadium yang sama dalam periode
Reticular activating system. Formasio retikularis. suatu waktu yang sama. Pada akhir masing-masing siklus tidur
anyaman luas neuron di dalam batang otak (warna merah), gelombang lambat terdapat episode tidur paradoksal selama
menerima dan mengintegrasikan semua input sinaptik. 10 sampai 15 menit. Secara paradola, pola EEG anda selama
Reticular activating system, yang mendorong kesadaran
periode ini mendadak berubah seperri dalam keadaan terjaga,
korteks dan membantu mengarahkan perhatian ke kejadian-
kejadian spesif ik, terdiri dari serat-serat asendens (warna biru) meskipun anda masih tidur lelap (karena itu dinamai tidur
yang berasal dari formasio retikularis dan membawa sinyal ke "paradoksal") (Gambar 5-23). Setelah episode paradoks ter-
atas untuk membangunkan dan mengaktifkan korteks serebri. sebut, stadium-stadium tidur gelombang lambat kembali
berulang.
Sepanjang malam, seseorang secara siklis bergantian
disebabkan oleh kerusakan batang otak yang mengganggu mengalami kedua jenis tidur tersebut. Dalam siklus tidur
RAS atau oleh depresi luas korteks serebri, misalnya setelah normal, anda selalu melewati tidur gelombang lambat se-
kekurangan Or. belum masuk ke tidur paradoksal. Secara rerara, tidur para-
Siklus bangun-tidur adaiah suatu variasi siklik normal doksal menempati 20o/o dari waktu tidur total pada masa
dalam kesadaran akan lingkungan. Berbeda dari keadaan ter- remaja dan sebagian besar masa dewasa. Bayi menghabiskan
jaga, orang yang ddur tidak secara sadar mengetahui dunia waktu jauh lebih banyak pada tidur paradoksal. Sebaliknya,
eksternal, tetapi mereka memiliki pengalaman kesadaran dunia pada usia lanjut tidur paradoksal dan tidur gelombang lam-
internal misalnya mimpi. Selain itu, mereka dapat dibangun- bat stadium 4 berkurang. Orang yang memerlukan waktu
kan dengan rangsangan luar, misalnya bunyi alarm. tidur total lebih singkat daripada normal lebih banyak

Tabel 5-4
Perbandingan Tidur Gelombang Lambat dan Paradoksal

JENIS TIDUR

KARAKTERISTIK Tidur Gelombang Lambat Tidur Paradoksal


EEG Memperlihatkan gelombang-gelombang Serupa dengan EEG pada orang yang sadar
lambat penuh
Aktivitas Motorik Tonus otot cukup; sering bergerak lnhibisi mendadak tonus otot; tidak ada
gerakan
Kecepatan Jantung, Kecepatan Penurunan ringan lregu ler
Pernapasan, Tekanan Darah
Bermimpi Jarang (aktivitas mental adalah kelanjutan Sering
dari pikiran-pikiran sewaktu terjaga)
Bangun Mudah dibangunkan Lebih sulit dibangunkan tetapi cenderung
bangun sendiri
Persentase Waktu Tidur 80o/o 20o/o

Karakteristik Penting Lain Memiliki empat stadium; yang bersangkut- Gerakan mata cepat
an harus melewati tidur jenis ini dulu

Susunan Saraf Pusat 183


menghabiskan waktu tidurnya dalam tidur paradoksal dan mata cepat tidak berkaitan dengan "mengamati" bayangan
tidur gelombang lambat stadium 4 dan lebih sedikit dalam mimpi. Gerakan-gerakan mata ini berlangsung dalam pola
tidur gelombang lambat stadium-stadium awal. osilatif tetap yang tidak dipengaruhi oleh isi mimpi.
Pencitraan otak pada para relawan sewaktu tidur REM
POLA PERILAKU SELAMA TIDUR memperlihatkan peningkatan aktivitas di daerah-daerah pemro-
sesan visual tingkat tinggi dan sistem limbik (tempat emosi),
Selain pola EEG yang khas, kedua jenis tidur dibedakan oleh
disertai oleh penurunan aktivitas di korteks prafrontal (tempat
perbedaan perilaku. Kita sulit memastikan kapan seseorang
akal). Pola aktivitas ini merupakan dasar bagi karakteristik
berpindah dari mengantuk menjadi tidur gelombang lambat.
mimpi: bayangan visual yang diciptakan dari dalam diri yang
Pada tidur jenis ini, yang bersangkutan masih memiliki tonus
mencerminkan "bank ingatan emosional" yang bersangkutan
otot yang cukup dan sering mengubah posisi tidurnya. Hanya
dengan hanya sedikit runrunan atau interpretasi dari daerah
terjadi penurunan ringan kecepatan pernapasan, denpt jan-
berpikir kompleks. Akibatnya, mimpi sering memiliki muaran
tung, dan tekanan darah. Selama waktu ini, yang bersang-
emosi yang besar, sensasi waktu yang kacau, dan isi yang aneh
kutan mudah dibangunkan dan jarang bermimpi. Aktivitas
yang diterima begitu saja sebagai kenyataan, dengan hanya
mental yang berkaitan dengan tidur gelombang lambat ku-
sedikit reflelsi mengenai semua kejadian yang aneh.
rang visual dibandingkan dengan bermimpi. Aktivitas ini
lebih konseptual dan masuk akal-seperti kelanjutan pikiran-
pikiran sewaktu sadar yang berkaitan dengan kegiatan sehari- I Siklus tidur-bangun dikontrol oleh interaksi tiga
hari-dan lebih kecil kemungkinannya diingat. Pengecualian sistem saraf.
utama adalah mimpi burtk (nightmare), yang terjadi selama
stadium 3 dan 4. Orang yang berjalan dan berbicara sewaktu Sildus tidur-bangun serra berbagai tahapan tidur disebabkan
tidur melakukannya selama tidur gelombang lambat. oleh hubungan timbal-balik antara tiga sistem saraf: (1)
Pola perilaku yang menyertai tidur paradoksal ditandai sistem keterjagaan, yaitu bagian dari reticular actiuating
oleh inhibisi mendadak ronus otol seluruh tubuh. Otot-otot slstem yang berasal dari batang otak; (2) pusat tidur ge-
mengalami relaksasi total tanpa gerakan. Tidur paradoksal juga lombang lambat di hipotalamus yang mengandrng neuron
ditandai oleh gerakan mata cepat (rapid eye mouement) sehingga tidur yang menginduksi tidur; dan (3) pusat tidur paradok-
juga dinamai tidur REM. Kecepatan jantung dan pernapasan sal di batang otakyang mengandung neuron tidur kEM,y^ng
menjadi ireguler, dan tekanan darah mungkin berfluktuasi. menjadi sangat aktif sewaktu tidur REM. Pola interaksi di
Karakteristik lain tidur REM adalah mlmpi. Gerakan-gerakan antara ketiga regio saraf ini, yang menghasilkan rangkaian si-
klis yang dapat diperkirakan antara keadaan terjaga dan kedua
jenis tidur, kini minjadi bahan penelitian intensif. Para
ilmuwan saraf baru-baru ini mempelajari bahwa neuron yang
membuat anda terjaga melepaskan muatan secara otonom
(sendiri) dan terus-menerus. Neuron-neuron ini harus di-
hambat agar kita dapat tidur, mungkin oleh PPI yang dihasil-
kan oleh masukan dari neuron tidur atau oleh masukan inhi-
bitorik lain. Neuron tidur REM dipercayai berfungsi sebagai
Tidur gelombang lambat, stadium 4 tombol antara tidur gelombang lambat dan tidur REM.
Bagaimanapun, mekanisme molekular yang mengontrol si-
klus tidur-bangun masih sangat sedikit dipahami.
Siklus normal dapat mudah diinterupsi, dengan sisrem
yang membuat kira rerjaga lebih mudah mengalahkan sis-
tem tidur daripada kebalikannya i yaitu, lebih mudah terjaga
ketika mengantuk daripada jatuh tertidur ketika terjaga
penuh. Sistem keterjagaan dapat diaktifkan oleh masukan
Tidur paradoks sensorik aferen (sebagai contoh, seseorang mengalami ke-
sulitan untuk tidur jika lingkungan berisik) atau oleh
masukan yang turun ke batang otak dari daerah-daerah
otak yang lebih tinggi. Konsentrasi penuh atau keadaan
emosi yang kuat, misalnya rasa cemas atau kegembiraan,
dapat mencegah orang tidur, demikian juga aktivitas
motorik, misalnya bangkit dan berjalan-jalan, dapat mem-
bangunkan orang yang mengantuk.
Tefjaga, mata terbuka

Gambar 5-23
Pola EEG selama berbagai jenis tidur. Perhatikan bahwa pola I Fungsi tidur belum jelas.
EEG selama tidur paradoksal serupa dengan pola pada
keadaan terjaga, sementara pola selama tidur gelombang Meskipun manusia menghabiskan sekitar sepertiga dari ke-
lambat memperlihatkan gelombang yang jelas berbeda. hidupan mereka dengan tidur, namun mengapa tidur sangat

'184 Bab 5
dibqtuhkan masih merupakan misteri. Tidur tidak disertai selama malam-malam berikutnya ranpa gangguan, seolah-
oleh penurunaz aktivitas saraf (yaitu, sel-sel otak tidak "ber- olah untuk mengganti waktu yang hilang sebelumnya.
istirahat"), seperti dahulu diduga, tetapi disertai oleh per- CATAIAN KLINIS. Suatu gangguan tidur yang tidak
ubahan mencolok dalam aktivitas. tValaupun masih spekula- lazim adalah narkolepsi, yang ditandai oleh serangan kantuk
tif, studistudi terakhir menunjukkan bahwa tidur gelombang tak tertahankan pada siang hari yang berlangsung singkat (5
lambat dan tidur REM memiliki fungsi berbeda. Salah satu sampai 30 menit). Orang yang mengidap keadaan ini dapat
hipotesis yang diterima luas adalah bahwa tidur memberi tiba-tiba tidur selagi melakukan suatu aktivitas, sering tanpa
otak waktu untuk "mengejar (catch-up)" g,rn" memulihkan peringatan. Pasien narkoleptik biasanya langsung masuk ke
proses-proses biokimia atau ffsiologis yang secara progresif tidur paradoks tanpa melalui tidur gelombang lambat. Para
mengalami penurunan ketika terjaga. Bukti paling langsung peneliti baru-baru ini mempelajari bahwa narkolepsi berkait-
yang menunjang anggapan ini adalah peran potensial adeno- an dengan disfungsi neuron-neuron yang mengeluarkan
sin sebagai faktor tidur saraf. Adenosin, tulang punggung neurotransmiter eksitatorik hipokretin (juga dikenal sebagai
adenosin trifosfat (AIP), r'mata uang" energi tubuh, terben- orehsin). Yang mengejutkan, bahan kimia ini lebih dikenal
tuk selama keadaan terjaga oleh neuron dan sel glia yang aktif sebagai sinyal perangsang nafsu makan. tetapi tampaknya
secara metabolik. Karena itu, konsentrasi adenosin ekstrasel juga berperan penting dalam sildus tidur-bangun.
otak terus meningkat semakin lama seseorang terjaga. Ade- Kita telah menyelesaikan pembahasan rentang otak dan
nosin, yang bekerja sebagai neuromodulator, telah dibukti- kini kita akan mengalihkan perhatian ke komponen lain
kan melalui eksperimen dapat menghambat pusat keterjaga- sistem saraf pusat yaitu medula spinalis.
an. Efek ini dapat menimbulkan tidur gelombang lambat.
Aktivitas pemulihan ini dipercayai berlangsung selama tidur
gelombang lambat. Penyuntikan adenosin menginduksi tidur MEDULA SPINALIS
normal sementara hafein, yang menghambat reseptor adeno-
sin di otak, membangunkan orang yang mengantuk dengan Medula spinalis adalah suatu silinder panjang langsing
menghilangkan pengaruh inhibitorik adenosin pada pusat jaringan saraf yang berjalan dari batang otak. Struktur ini
keterjagaan. Kadar adenosin berkurang selama tidur, mung- memiliki panjang 45 crn (18 inci) dan garis tengah 2 cm
kin karena otak menggunakan adenosin ini sebagai bahan (seukuran jempol tangan anda).
mentah untuk memulihkan simpanan energi. Jadi, kebutuh-
an tidur bagi tubuh dapat disebabkan oleh kebutuhan perio-
dik otak untuk mengganti simpanan energi yang berkurang. I Medula spinaiis berjalan melalui kanalis
Karena adenosin mencerminkan tingkat aktivitas sel otak vertebralis dan dihubungkan dengan nervus spinalis.
maka konsentrasi bahan kimia ini di otak dapat berfungsi
sebagai ukuran seberapa banyak energi yang telah terpakai. Medula spinalis, yang keluar melalui sebuah lubang besar di
dasar tengkoralq dibungkus oleh kolumna vertebralis protektif
Hipotesis "restorasi dan pemulihan" lain menyatakan
sewaktu turun melalui kanalis vertebralis (Gambar 5-24). Dari
bahwa tidur gelombang lambat memberi otak waktu untuk
medula spinalis keluar pasangan-pasangan nervus spinalis
memperbaiki kerusakan akibat radikal bebas toksik (lihat h.
melalui ruang-ruang yang terbentuk antara lengkung tulang
154) yang dihasilkan sebagai produk sampingan metabolisme
berbentuk sayap vertebra-verteb a yangberdekatan. Nenrrs spi-
selama keadaan terjaga. Organ-organ lain dapat mengorban-
nalis diberi nama sesuai bagian dari kolumna vertebralis tempar
kan dan mengganti sel-sel yang rusak oleh radikal bebas tetapi
keluarnya (Gambar 5-25): terdapat 8 pasang neruus savikalis
hal ini tidak dapat dilakukan oleh otakyang nonregenerarif
(leher) (yajtn Cl - C8), 12 pasang neruts tordkalis (dada),5 pa-
Teori lain yang menonjol adalah bahwa tidur, terutama
sang neruus lumbalis (?erut), 5 ?asang neruus sahralis (?ng"D,
tidur paradoksal, diperlukan bagi otak untuk "berganti
dan I pasang neruus hoksigeus (tulnng ehor).
persneling", untuk melaksanakan penyesuaian-penyesuaian Selama perkembangan, kolumna vertebra tumbuh sekitar
kimiawi dan struktural jangka panjang yang diperlukan 25 cm lebih panjang daripada medula spinalis. Karena perbeda-
untuk belajar dan mengingat, terutama konsolidasi ingatan an pertumbuhan ini maka segmen-segmen medula spinalis
prosedural. Teori ini dapat menjelaskan mengapa bayi me-
yang menghasilkan berbagai nemrs spinalis tidak sejajar dengan
merlukan banyak tidur. Otak mereka yang sangat lentur
ruang antarvertebra padanannya. Sebagian besar akar sarafspi-
secara cepat mengalami modifikasi-modifikasi sinaps besar-
nalis harus turun di samping medula sebelum keluar dari ko-
besaran sebagai respons terhadap rangsangan lingkungan.
lumna vertebralis di celah padanannya. MeduJa spinalis itu
Sebaliknya, orang dewasa, yang perubahan pada sarafnya
sendiri memanjang hanya setinggi vertebra lumbalis perrama
lebih terbatas, tidur lebih sedikit.
atau kedua (sekitar pinggang) sehingga akar-akar saraf sisanya
Tidak banyak yang diketahui tentang kebutuhan otak sangat memanjang, untuk keluar dari kolumna venebralis di
akan dua jenis tidur, meskipun tampaknya otak memerlukan celah padanannya. Berkas tebal akar-akar sarafyang memanjang
tidur paradoksal dalam jumlah tertentu. Orang yang secara di dalam kanalis vertebralis bawah ini disebut kauda ekuina
eftsperimental dikurangi jatah tidur paradoksalnya selama ("ekor kuda') karena penampilannya (Gambar 5-25b).
satu atau dua malam dengan membangunkannya setiap kali CATAIAN KLINIS. Fungsi lumbal (spinal tap) tntuk
pola EEG paradola muncul tampaknya mengalami halusinasi mengambil contoh CSS dilakukan dengan memasukkan
dan menghabiskan lebih banyak waktu pada tidur paradoksal jarum ke dalam kanalis vertebralis di bawah verrebra lumbal

Susunan Saraf Pusat 185


Medula spinalis

Ganglion
akar dorsal
Meninges
Saraf (lapisan
spinalis protektif)
Vertebra :,.
I
l'ir

&.
bf'-"e"
lr
t
i
l

*dd@ry',

*@'r.

Gambar 5-24
Lokasi medula spinalis relatif terhadap kolumna vertebralis.
(Sumber: Diadaptasi dari Cecie Starr dan Ralph Taggart, Biology: The tJnity and Diversity of Life, Sth ed, Gbr. 35.9a, h. 517. Hak
cipta @ 1998 Wadsworth Publishing Company).

kedua. Insersi di tempat ini tidak memiliki risiko menembus (otak ke medula spinalis) yang menyampaikan pesan dari
medula spinalis. Jarum mendorong ke samping akar-akar otak ke neuron eferen (Gamb ar 5-27).
sarafkauda ekuina sehingga sampel dari cairan sekitar dapat Tiaktus biasanya dinamai berdasarkan asal dan termina-
diambil dengan aman. sinya. Sebagai contoh, traktus spinoserebelaris ventralis
adalah jalur asendens yang berasal dari medula spinalis dan
berjalan di tepi ventral (ke arah depan) medula dengan bebe-
I Substansiaalba medula spiiralis tersusun rapa sinaps sepanjang perjalanannya sampai akhirnya berakhir
rnembentuk jaras-jaras. di serebelum (Gambar 5-28a). Tiaktus ini membawa informasi
yang berasal dari reseptor-reseptor regang otot yang telah
Meskipun terdapat sedikit variasi regional, namun anaromi disalurkan ke medula spinalis oleh serat-serat aferen untuk
potong-lintang medula spinalis umumnya sama di seluruh digunakan oleh spinoserebelum. Sebaliknya, traktus korti-
panjang medula (Gambar 5-26). Berbeda dari substansia kospinalis ventralis adalah jalur desendens yang berasal dari
grisea yang membentuk selubung luar pembungkus substan, regio motorik korteks serebri, kemudian turun di bagian
sia alba di otak, substansia grisea di medula spinalis mem- ventral medula spinalis, serta berakhir di medula spinalis di
bentuk suatu regio berbentuk kupu-kupu di sebelah dalam badan sel neuron-neuron motorik eferen yang menyarafi otot
dikelilingi oleh substansia alba di sebelah luar. Seperti di otak, rangka (Gambar 5-281:). Karena berbagai jenis sinyal dibawa
substansia grisea medula terutama terdiri dari badan sel neu- di traktus-traktus yang berbeda di dalam medula spinalis maka
ron dan dendrit-dendritnya, antarneuron pendek, dan sel kerusakan di bagian tenenru medula dapat mengganggu se-
glia. Substansia alba tersusun membentuk banyak jaras (trak- bagian fungsi sementara fungsi lain tidak terganggu.
tus), yaitu berkas serat-serat saraf (akson antarneuron yang
panjang) dengan fungsi serupa. Berkas-berkas tersebut ber-
kelompok menjadi kolom (kolumna) yang berjalan di sepan- I Masing-masing tanduk (kornu) substansia grisea
jang medula. Masing-masing jaras ini berawal atau berakhir
medula spinalis mengandung jenis badan sel
di daerah tertentu di otak, dan masing-masing menyalurkan
neuron yang berbeda.
jenis informasi tertentu. Sebagian adalah traktus asendens
(medula spinalis ke otak) yang menyalurkan sinyal dari Substansia grisea yang terletak sentral juga tersusun secara
masukan aferen ke otak. Yang lain adalah traktus desendens fungsional (Gambar 5-29). Kanalis sentralis, yang terisi oleh

186 Bab 5
Vertebra

Medula
lumbalis

Medula
\

i
I Kauda
ekuina

sakralis ,?}

il_l
(a) (b)

Gambar 5-25
Saraf spinalis. Terdapat 31 pasang saraf spinalis yang dinamai berdasarkan regio kolumna vertebralis tempat saraf-saraf tersebut
keluar. Karena medula spinalis lebih pendek daripada kolumna vertebralis, maka akar-akar saraf spinalis harus turun di samping
medula sebelum keluar dari kolumna vertebralis di celah antarvertebra yang sesuai, terutama akar yang keluar setelah vertebra
lumbal pertama (11). Secara kolektif, akar-akar saraf ini disebut kauda ekuina, yang secara harfiah berarti "ekor kuda". (a)
Pandangan posterior otak, medula spinalis, dan saraf spinalis (hanya di sisi kanan). (b) Pandangan lateral medula spinalis dan
saraf spinalis yang keluar dari kolumna vertebralis.

CSS, terletak di bagian tengah substansia grisea. Masing- Serat-serat aferen yang membawa sinyal datang dari reseptor
masing belahan substansia grisea terbagi menjadi tanduk perifer masuk ke medula spinalis melalui akar dorsal. Badan
(kornu) dorsal (posterior; ke arah punggung), tandukven- sel untuk neuron aferen di masing-masing level berkumpul
tral (anterior), dan tanduk lateral. Tanduk dorsal mengan- menjadi satu membentuk ganglion akar dorsal. (Kumpulan
dung badan sei antarneuron tempat berakhirnya neuron afe- badan sel neuron yang terletak di luar SSP disebut ganglion,
ren. Thnduk ventral mengandung badan sel neuron motorik sedangkan kumpulan fungsional badan sel di dalam SSP
eferen yang menyarafi otot rangka. Serat-serat saraf otonom disebut sebagai pusat ataw nukleus). Badan-badan sel untuk
yang menyarafi otot jantung dan otot polos serta kelenjar neuron eferen berasal dari substansia grisea dan mengirim
eksokrin berasal dari badan sel yang terletak di tanduk lateral. akson keluar melalui akar ventral. Karena itu, serat-serat
eferen yang membawa sinyal ke otot dan keleniar keluar
melalui akar ventral.
I Nervus spinalis membawa serat aferen dan eferen"
Akar dorsal dan ventral di masing-masing level menyaru
Nervus spinalis berhubungan dengan kedua sisi medula spi- untuk membentuk nervus spinalis yang keluar dari kolumna
nalis melalui akar dorsal dan akar vental (Gambar 5-26). vertebralis (Gambar 5-26). Sebuah nervus spinalis mengan-

Susunan Saraf Pusat 187


Substansia alba Substansia grisea
Antarneuron

Serat aferen Akar dorsal

Badan sel
neuron aferen Ganglion akar dorsal

Serat eferen

Dari reseptor

Ke efektor \
.,i,,, Akar ventral

'i

Saraf spinalis
t-\
--\\
;h*** \rro

\
I ! .rll
" d"",".
rt','{
T

Gambar 5-26
Medula spinalis dalam potongan melintang. Gambaran skematik medula spinalis dalam potongan melintang yang
memperlihatkan hubungan antara medula spinalis dan nervus spinalis. Serat-serat aferen masuk melalui akar dorsal, dan
serat-serat eferen keluar melalui akar ventral. Serat aferen dan eferen dibungkus menjadi satu dalam suatu nervus spinalis

ffiEE]rramus asendens [ .]] rraktus desendens

Gambar 5-27
Traktus asendens dan desendens di substansia alba medula spinalis dalam potongan melintang.
(Sumber: Diadaptasi dari CecieStarrdanRalphTaggart,Biology:ThetJnityandDiversityof Life,8,hed, Gbn24.10,h.566.Hak
cipta @ 1998 Wadsworth Publishing Company).

188 Bab 5
dung baik serat aferen dan eferen yang berjalan antara regio dipelajari, misalnya menarik tangan dari benda panas yang
tertentu tubuh dan medula spinalis. Perhatikan hubungan membakar; dan (2) refleks didapat atau terkondisi, yang
antara saraf dan neuron. Saraf adalah berkas akson-akson terjadi karena latihan dan belajar, misalnya seorang pemain
neuron perifer, sebagian aferen dan sebagian eferen, yang piano yang menekan turs rerrenru setelah melihat sebuah
dibungkus oleh jaringan ikat dan mengikuti jalur yang sama lambang nada di buku lagunya. Musisi tersebut membaca
(Gambar 5-30). Saraf tidak mengandung sel saraf lengkap, musik dan memainkannya secara otomatis, namun hanya
hanya bagian akson dari banyak neuron. (Dengan definisi setelah latihan yang cukup intens. (Untuk pembahasan ten,
ini, tidak ada saraf di SSP! Berkas-berkas akson di SSP di- tang refleks didapat pada banyak keterampilan olahraga,
sebrt trahtu). Masing-masing serat di dalam sebuah saraf lihatlah fttur boks di h. 192, Lebih Dekat dengan Fisiologi
umumnya tidak memiliki pengaruh langsung satu sama lain. Olahraga).
Serat-serat tersebut berjalan bersama-sama untuk memudah-
kan, seperti banyak sambungan telepon yang terkandung da- LENGKUNG REFLEKS
lam satu kabel telepon, namun setiap koneksi telepon dapat
Jalur-jalur saraf yang terlibat dalam melaksanakan aktivitas
bersifat privat tanpa mengganggu arau mempengaruhi
refleks dikenal sebagai lengkung refleks (arkus refleks), yang
sambungan lain di kabel yang sama.
biasanya mencakup lima komponen dasar:
Ke-31 pasang saraf spinalis, bersama dengan 12 pasang
saraf Lranialis yang berasal dari otak, membentuk susunAn 1. reseptor
saraf tepi. Setelah keluar, nervus spinalis menghasilkan 2. jalur aferen
cabang-cabang secara progresif untuk membentuk anyaman 3. pusat integrasi
luas saraf perifer yang menyarafi jaringan. Setiap segmen 4. jalur eferen
medula spinalis menghasilkan sepasang nervus spinalis yang 5. efektor
akhirnya menyarafi regio tertentu tubuh dengan serat aferen
Reseptor berespons terhadap r.rngsang.rn, yaitu perubahan
dan eferennya. Karena itu, lokasi dan luas defisit sensorik dan
fisik atau kimiawi dalam lingkungan reseptor yang dapat di-
motorik yang berkaitan dengan cedera medula spinalis dapat
deteksi. Sebagai respons terhadap rangsangan tersebut, resep-
penting secara klinis untuk menentukan tingkat dan luas
tor menghasilkan potensial aksi yang dipancarkan oleh jalur
cedera medula tersebut.
aferen ke pusat integrasi untuk diolah. Pusat integrasi biasa-
CATAIAN KLINIS. Dalam hubungannya dengan
nya adalah di SSP. Medula spinalis dan batang otak meng-
masukan sensorik, setiap bagian tertentu permukaan tubuh
integrasikan refleks-refleks dasar, sementara pusar-pusat yang
yang disarafi oleh suatu nervus spinalis disebut dermatom.
lebih tinggi di otak memproses refleks didapat. Pusat integrasi
Nervus spinalis yang sama ini juga membawa serat yang ber-
memproses semua informasi yang tersedia baginya dari resep-
cabang-cabang untuk menyarafi organ internal, dan kadang-
tor ini serta dari semua masukan lain, kemudian "mengambil
kadang nyeri yang berasal dari salah satu organ ini "dirujuk'
keputusan" mengenai respons yang sesuai. Instruksi dari pu-
ke dermatom yang disarafi oleh saraf yang sama. Nyeri sat integrasi ini disalurkan melalui jalur eferen ke efektor-
rujukan yang berasal dari jantung, sebagai contoh, dapat
otot atau kelenjar-yang melaksanakan respons yang diingin-
terasa seperti berasal dari bahu kiri dan lengan. Mekanisme kan.Tidak seperti perilaku sadar, di mana terdapat sejumlah
yang berperan pada nyeri rujukan belum sepenuhnya dipa-
kemungkinan respons, respons refleks dapat dipredilai, ka-
hami. Masukan/sinyal yang berasal dari jantung diperkirakan
rena jalur antara reseptor dan efektor selalu sama.
memakai jalur ke otak yang sama dengan masukan yang
berasal dari ekstremitas atas kiri. Daerah otak yang menerima
RFFLEKS LUCUT
masukan, karena lebih terbiasa menerima masukan sensorik
dari lengan kiri daripada dari jantung, mungkin menganggap Refleks spinal dasar adalah refleks yang diintegrasikan oleh
masukan dari jantung sebagai masukan dari lengan kiri. medula spinalis; yaitu, semua komponen yang diperlukan
untuk menghubungkan masukan aferen ke respons eferen
yang terdapat di dalam medula spinalis. Refleks lucut dapat
I Medula spinalis berperan mengintegrasikan digunakan untuk menggambarkan suatu refleks spinal dasar
banyak refleks dasar. (Gambar 5-31). Ketika seseorang menyentuh kompor panas
(atau menerima rangsangan nyeri lainnya) maka refleks lucut
Medula spinalis memiliki lokasi strategis anrara otak dan terpicu untuk menarik tangan menjauhi kompor (menarik
serat aferen dan eferen susunan saraf tepi; lokasi ini memung- diri dari rangsangan nyeri). Kulit memiliki berbagai resepror
kinkan medula spinalis memenuhi dua fungsi primernya: (1) untuk rasa hangat, dingin, sentuhan ringan, tekanan, dan
berfungsi sebagai penghubung untuk uansmisi informasi an- nyeri. Meskipun semua informasi dikirim ke SSP melalui
tara otak dan bagian tubuh lainnya dan (2) mengintegrasikan potensial aksi, namun SSP dapat membedakan antara
aktivitas refleks antara masukan aferen dan keluaran eferen berbagai rangsangan karena perbedaan resepror dan, dengan
tanpa melibatkan otak. Jenis aktivitas refleks ini dise5ut reflehs demikian, perbedaan jalur aferen yang diaktifkan oleh
spinal. rangsangan yang berbeda. Jika suatu reseptor dirangsang
Refleks adalah setiap respons yang terjadi secara cukup kuat sehingga reseptor tesebut mencapai ambang,
otomatis tanpa upaya sadar. Terdapat dua jenis refleks: (l) maka terbentuk potensial alai di neuron sensorik aferen.
refleks sederhana, atau dasar, yaitu respons inheren, tanpa Semakin kuat rangsangan, semakin tinggi frekuensi potensial

Susunan Saraf Pusat 189


dung baik serat aferen dan eferen yang berjalan anrara regio dipelajari, misalnya menarik tangan dari benda panas yang
tertentu tubuh dan medula spinalis. Perhatikan hubungan membakar; dan (2) refleks didapat atau terkondisi, yang
antara saraf dan neuron. Saraf adalah berkas akson-akson terjadi karena latihan dan belajar, misalnya seorang pemain
neuron perifer, sebagian aferen dan sebagian eferen, yang piano yang menekan tuts rerrenru setelah melihar sebuah
dibungkus oleh jaringan ikat dan mengikuti jalur yang sama lambang nada di buku lagunya. Musisi tersebut membaca
(Gambar 5-30). Saraf tidak mengandung sel saraf lengkap, musik dan memainkannya secara oromaris, namun hanya
hanya bagian akson dari banyak neuron. (Dengan definisi setelah latihan yang cukup intens. (Untuk pembahasan ten-
ini, tidak ada saraf di SSP! Berkas-berkas akson di SSP di- tang refleks didapat pada banyak keterampilan olahraga,
sebut *aktus). Masing-masing serat di dalam sebuah saraf lihatlah fitur boks di h. 192, Lebih Dekat dengan Fisiologi
umumnya tidak memiliki pengaruh langsung satu sama lain. Olahraga).
Serat-serat tersebut berjalan bersama-sama untuk memudah-
kan, seperti banyak sambungan telepon yang terkandung da- LENGKUNG REFLEKS
lam satu kabel telepon, namun setiap koneksi teiepon dapat
Jalur-jalur saraf yang terlibat dalam melaksanakan aktivitas
bersifat privat tanpa mengganggu arau mempengaruhi
refleks dikenal sebagai lengkungrefleks (arkus refleks), yang
sambungan lain di kabel yang sama.
biasanya mencakup lima komponen dasar:
Ke-31 pasang saraf spinalis, bersama dengan 12 pasang
saraf kranialis yang berasal dari otak, membentuk susunAn 1. reseptor
saraf tepi. Setelah keluar, nervus spinalis menghasilkan 2. jalur aferen
cabang-cabang secara progresif untuk membentuk anyaman 3. pusat integrasi
luas saraf perifer yang menyaraft jaringan. Setiap segmen 4. jalur eferen
medula spinalis menghasilkan sepasang nervus spinalis yang 5. efektor
akhirnya menyarafi regio tertentu tubuh dengan serat aferen
Reseptor berespons terhadap rangsang.rn, yaitu perubahan
dan eferennya. Karena itu, lokasi dan luas defisit sensorik dan
fisik atau kimiawi daiam lingkungan reseptor yang dapat di-
motorik yang berkaitan dengan cedera medula spinalis dapat
deteksi. Sebagai respons terhadap rangsangan tersebut, resep-
penting secara klinis untuk menentukan tingkat dan luas
tor menghasilkan potensial aksi yang dipancarkan oleh jalur
cedera medula tersebut.
aferen ke pusat integrnsi untuk diolah. Pusat integrasi biasa-
CATAIAN KLINIS. Dalam hubungannya dengan
nya adalah di SSP Medula spinalis dan batang otak meng-
masukan sensorik, setiap bagian tertentu permukaan tubuh
integrasikan refleks-refleks dasar, sementara pusat-pusat yang
yang disarafi oleh suatu nervus spinalis disebut dermatom.
lebih tinggi di otak memproses refleks didapat. Pusat integrasi
Nervus spinalis yang sama ini juga membawa serat yang ber-
memproses semua informasi yang tersedia baginya dari resep-
cabang-cabang untuk menyarafi organ internal, dan kadang-
tor ini serta dari semua masukan lain, kemudian "mengambil
kadang nyeri yang berasal dari salah satu organ ini "dirujuk'
keputusan" mengenai respons yang sesuai. Instruksi dari pu,
ke dermatom yang disarafi oieh saraf yang sama. Nyeri
sat integrasi ini disalurkan melalui jalur eferen ke efektor-
rujukan yang berasal dari jantung, sebagai contoh, dapat
otot atau kelenjar-yang melalaanakan respons yang diingin-
terasa seperti berasal dari bahu kiri dan lengan. Mekanisme
kan.Tidak seperti perilaku sadar, di mana terdapat sejumlah
yang berperan pada nyeri rujukan belum sepenuhnya dipa,
kemungkinan respons, respons refleks dapat diprediksi, ka-
hami. Masukan/sinyal yang berasal dari jantung diperkirakan
renajalur antara reseptor dan efektor selalu sama.
memakai jalur ke otak yang sama dengan masukan yang
berasal dari ekstremitas atas kiri. Daerah otak yang menerima
REFLEKS LUCUT
masukan, karena lebih terbiasa menerima masukan sensorik
dari lengan kiri daripada dari jantung, mungkin menganggap Reflela spinal dasar adalah refleks yang diintegrasikan oleh
masukan dari jantung sebagai masukan dari lengan kiri. medula spinalis; yaitu, semua komponen yang diperlukan
untuk menghubungkan masukan aferen ke respons eferen
yang terdapat di dalam medula spinalis. Refleks lucut dapat
I Medula spinalis berperan mengintegrasikan digunakan untuk menggambarkan suatu refleks spinal dasar
banyak refleks dasar. (Gambar 5-31). Ketika seseorang menyentuh kompor panas
(atau menerima rangsangan nyeri lainnya) maka refleks lucut
Medula spinalis memiliki lokasi strategis antara otak dan terpicu untuk menarik tangan menjauhi kompor (menarik
serat aferen dan eferen susunan saraf tepi; lokasi ini memung- diri dari rangsangan nyeri). Kulit memiliki berbagai respror
kinkan medula spinalis memenuhi dua fungsi primernya: (l) untuk rasa hangat, dingin, sentuhan ringan, tekanan, dan
berfungsi sebagai penghubung untuk transmisi informasi an- nyeri. Meskipun semua informasi dikirim ke SSP melalui
tara otak dan bagian tubuh lainnya dan (2) mengintegrasikan potensial aksi, namun SSP dapat membedakan antara
aktivitas refleks antara masukan aferen dan keluaran eferen berbagai rangsangan karena perbedaan reseptor dan, dengan
tanpa melibatkan otak. Jenis aktivitas refleks ini disebtr refleks demikian, perbedaan jalur aferen yang diaktifkan oleh
spinal. rangsangan yang berbeda. Jika suatu reseptor dirangsang
Refleks adalah setiap respons yang terjadi secara cukup kuat sehingga reseptor tesebut mencapai ambang,
otomatis tanpa upaya sadar. Terdapat dua jenis refleks: (1) maka terbentuk potensial alai di neuron sensorik aferen.
refleks sederhana, atau dasar, yaitu respons inheren, tanpa Semakin kuat rangsangan, semakin tinggi frekuensi potensial

Susunan Saraf Pusat 189


Korteks
Daerah somatosensorik
Talamus motorik
KoneKS primer
sereuil
serebri
/ ,rrisan1:. l
/ Korteks
/ // serebri\ \ \ \
\ \/\\ "' \\
\/\ \/1
q
U
\
I
t
t:
Ii ft tlsan2-
Otak
i:n

\_, _ lrisan 4
Reseptor I t Medula
regang I

.%
I Fasikulus
't, kuneatus Traktus
'l kortikosPinalis
ventralis Jyskftug
ffim - kortikospinalis
*#:;' - lateralis
lpissn g
I
Medula spinalis
-
lrisan 5
Medula Reseptor tekanan
spinalis di kulit

(a) Traktus asendens (b) Traktus desendens


Gambar 5-28
Contoh jalur asendens dan desendens di substansia alba medula spinalis. (a) Jalur medula-ke-otak dari beberapa traktus
asendens (fasikulus kuneatus dan traktus spinoserebelaris ventralis). (b) Jalur otak-ke-medula dari beberapa traktus desendens
(traktus kortikospinal is latera is dan traktus kortikospi nal is ventra l).
I

aksi yang dihasilkan dan dikirim ke SSP Setelah masuk ke berkontraksi, biseps menarik tangan menjauhi kompor
medula spinalis, neuron eferen menyebar untuk bersinaps panas.
dengan berbagai antarneuron berikut (angka sesuai dengan 2. Neuron aferen juga merangsang antarneuron inhibito-
yang terdapat di Gambar 5-31): rik yang pada gilirannya menghambat neuron eferen
1. Neuron aferen yang tereksitasi merangsang antarneuron yang menyarafi trisep untuk mencegahnya berkon-
eksitatorik yang pada gilirannya merangsang neuron traksi. tiseps adalah otot di lengan yang menyebabkan
motorik eferen ya,ng menyarafi biseps, otot di lengan ekstensi (meluruskan) sendi siku. Ketika biseps ber-
yang menyebabkan fleksi (menekuk) sendi siku. Dengan kontraksi untuk menekuk siku, maka akan kontra-

190 Bab 5
Gambar 5-29
Daerah-daerah substansia grisea.

.,|-nrson
c .,1_
f
Selubung
o
E t mielin
6
Y Jaringan ikat
r mengelilingi akson
t
o
o
Y
o
t
Jaringan ikat
mengelilingi
fasikulus

Jaringan ikat
mengelilingi saraf

Pembuluh darah

Fasikulus saraf
(banyak akson
terbungkus dalam
jaringan ikat)

Gambar 5-30
Struktur sebuah saraf. Gambar diagramatik sebuah saraf, yang memperlihatkan akson-akson neuron (baik serat aferen maupun
eferen) yang disatukan menjadi fasikulus yang dibungkus oleh jaringan ikat. Sebuah saraf terdiri dari sekelompok fasikulus yang
dibungkus oleh jaringan ikat dan mengikuti jalur yang sama. Diperlihatkan foto mikroskop elektron dari beberapa fasikulus
saraf dalam potongan melintang.

produktif bagi triseps untuk berkontraksi. Karena itu, sebagai ingatan, dan yang bersangkutan dapat mulai
inhibisi otot-otot yang mengantagonis (melawan) res- memikirkan situasi yang dihadapinya - bagaimana hal
pons yang diinginkan sudah tercakup dalam refeks tersebut terjadi, apayangharus dilakukan mengenai hal
lucut. Koneksi neuron yang melibatkan stimulasi saraf tersebut, dan sebagainya. Semua aktivitas di tingkat
ke satu orot dan inhibisi saraf secara bersaman ke otot sadar ini terletak di atas dan setelah refleks dasar.
antagonisnya ini dikenai sebagai persarafan timbal- Seperti ciri semua refleks spinal, otak dapat memodifi-
balik. kasi refleks lucut. Impuls dapat dikirim turun melalui jalur-
3. Neuron aferen juga merangsang anrarneuron lain yang jalurdesendens ke neuron motorik eferen yang menyarafi
membawa sinyal naik melalui medula spinalis ke otak otot-otot yang terlibat untuk mengalahkan masukan dari
melalui jalur asendens. Hanya ketika impuls mencapai reseptot mencegah biseps berkontraksi meskipun terdapat
daerah sensorik korteks barulah yang bersangkutan rangsangan nyeri. Ketika jari tangan anda sedang ditusuk
merasakan nyeri, lokasinya, dan jenis rangsangan. Juga, untuk memperoleh contoh darah, reseptor nyeri dirangsang
ketika impuls mencapai otak, informasi dapat disimpan untuk memulai refleks lucut. Karena anda harus berani dan

Susunan Saraf Pusat 19'l


Lebih Dekat dengan Fisiologi Olahraga
Loncat lndah Seperti Angsa atau Terjun Bebas: lni Tentang Kontrol SSP

Keterampilan olah raga harus dipela- ref leks menegakkan kepala gerakan jungkir balik, yang
jari. Umumnya refleks dasar yang kuat menyebabkan pemula mendarat pada bersangkutan harus berkonsentrasi
harus dikalahkan agar keterampilan punggung mereka atau bahkan dalam untuk menjaga dagu tertekuk dan
tersebut dapat dilakukan. Belajar posisi duduk. Untuk melakukan memegang lutut. Setelah keterampilan
terjun ke air, misalnya, sangat sulit keterampilan motorik yang melibatkan dilakukan berulang kali maka terben-
pada awalnya. Refleks kuat untuk pembalikan tubuh, jungkir-balik, tuk pola-pola sinaps baru di SSB dan
menegakkan kepala yang dikontrol berdiri dengan tangan, atau gerakan respons terkondisi atau respons baru
oleh organ-organ sensorik di leher dan postural abnormal lainnya, yang menggantikan respons refleks alami.
telinga akan meluruskan leher dan bersangkutan harus belajar untuk Keterampilan olah raga harus dilatih
kepala sebelum penyelam pemula menghambat secara sadar refleks- sampai gerakan menjadi otomatis;
terjun masuk ke air; men.imbulkan apa refleks postural dasar. Hal ini dicapai kemudian sewaktu bertanding atlet
yang umum dikenal sebagai " belly dengan memusatkan perhatian pada yang bersangkutan bebas memikirkan
f/op" (pendaratan perut). Dalam terjun posisi tubuh spesifik selama gerakan. strategi atau tindakan rutin berikutnya
dengan punggung lebih dahulu, Sebagai contoh, untuk melakukan yang harus dilakukan.

tidak menarik tangan anda menjauh, anda dapat secara sadar Karena itu, biseps tidak dirangsang untuk berkontraksi dan
mengalahkan refleks ini dengan mengirim PPI melalui jalur- menarik tangan. Secara bersamaan, neuron-neuron ke triseps
jalur desendens ke neuron motorik yang menyarafi biseps menerima lebih banyak PPE dari otak daripada PPI melalui
dan PPE ke yang menyarafi triseps. Aktivitas di neuron- lengkung refleks, sehingga neuron-neuron tersebut mencapai
neuron eferen ini bergantung pada jumlah aktivitas semua ambang, menghasilkan potensial aksi, dan karenanya
masukan sinaptiknya. Karena neuron-neuron yang menyarafi merangsang triseps untuk berkontraksi. Karena itu, lengan
biseps kini menerima lebih banyak PPI dari otak (volunter) tetap dalam keadaan ekstensi meskipun yang bersangkutan
dibandingkan PPE dari jalur aferen nyeri (refleks), maka mendapat rangsangan nyeri. Dengan cara ini, refleks lucut
neuron-neuron ini terhambat dan tidak mencapai ambang. telah secara sadar dikalahkan.

Reseptor
nyeri termal
di jari tangan

Komponen suatu
lengkung refleks
Reseptor
Rangsangan
Jalur aferen
Pusat integrasi
Jalur eferen
Organ efektor
Biseps Jalur eferen
(fleksor)
berkontraksi Triseps
+ = Merangsang
(ekstensor) Pusat integrasi
melemas (medula spinalis) - = Menghambat
Tangan < = Sinaps
ditarik Organ e-( = Antarneuron eksitator
efektor G( = Antarneuron inhibitori

Respons

Gambar 5-31
Refleks lucut. Ketika rangsangan nyeri mengaktifkan suatu reseptor di jari tangan, terbentuk potensial aksi di jalur aferen yang
sesuai, yang menyalurkan sinyal listrik ke 55P. Setelah masuk ke medula spinalis, neuron aferen menyebar dan berakhir di tiga
jenis antarneuron (hanya salah satu dari masing-masing jenis diperlihatkan): ('l) antarneuron eksitatorik, yang pada gilirannya
merangsang neuron motorik eferen ke biseps, menyebabkan lengan menekuk dan menarik tangan menjauhi rangsangan nyeri;
(2) antarneuron inhibitorik, yang menghambat neuron motorik eferen ke triseps sehingga kontraksi kontraproduktif otot
antagonistik ini dicegah; dan (3) antarneuron yang membawa sinyal melalui jalur asendens medula spinalis naik ke otak
sehingga yang bersangkutan menyadari adanya nyeri, untuk disimpan dalam ingatan, dsbnya.

192 Bab 5
REFTEKS REGANG 5-32). Menekuknya lutut ekstremitas yang cedera dilalsana-
Hanya satu refleks yang lebih sederhana daripada refleks lu- kan secara simultan oleh stimulasi refleks orot-otot yang
cut: refleks regang, di mana neuron aferen yang berasal dari menekuk lutut dan inhibisi oror-otor yang meluruskan lutut.
reseptor pendeteksi peregangan di suatu otot rangka berakhir Respons ini adalah khas reflels lucut. Pada saat yang sama,
langsung di neuron eferen yang menyaraff otot rangka yang ekstensi lutut tungkai kontralateral dilaksanakan oleh peng-
sama untuk menyebabkannya berkontraksi dan melawan aktifan jalur-jalur yang menyeberang ke sisi kontralateral
peregangan. (Anda akan mempelajari lebih banyak tenrang medula spinalis unruk secara refleks merangsang otot-otor
peran refleks ini di Bab 8). Refleks regang adalah suatu refleks ekstensor lutut ini dan menghambat otot-otot flelsornya.
monosinaps ("satu sinaps"), karena satu-satunya sinaps di Refleks ekstensor menyilang ini memastikan bahwa tungkai
lengkung refleks adalah sinaps antara neuron aferen dan kontralateral akan berada dalam posisi siap menahan beban
neuron eferen. Reflela lucut dan semua refleks lain bersifat tubuh sewaktu tungkai yang cedera ditarik menjauhi
polisinaps ("banyak sinaps"), karena terdapat antarneuron rangsangan.
terselip di jalur refleks dan, karenanya, terdapat sejumlah Selain refleks protektif (misalnya refleks lucut) dan re-
sinaps yang terlibat. fleks postur sederhana (misalnya refleks ekstensor menyi-
lang), refleks spinal dasar juga memerantarai pengosongan
organ-organ panggul (misalnya, berkemih, buang air besar,
AKTIVITAS REFLEKS LAIN dan pengeluaran semen). Semua refleks spinal dapat secara
Kerja refleks spinal tidak terbatas pada respons motorik di sisi sengaja dikalahkan paling tidak secara remporer oleh pusat-
tubuh yang mendapat rangsangan. Misalnya seseorang meng- pusat yang lebih tinggi di otak.
injak bara api dan bukan menyentuh benda panas dengan Tidak semua aktivitas refleks melibatkan lengkung re-
tangannya. Akan terpicu suatu lengkung refleks untuk me- fleks yang jelas, namun prinsip dasar suaru refleks (yaitu,
narik kaki yang cedera dari rangsangan nyeri, semenrara respons otomatis terhadap suatu perubahan yang terdeteksi)
tungkai kontralateral secara bersamaan bersiap untuk men- tetap berlaku. Jalur-jalur untuk repons yang tidak disadari
dadak menerima semua beban tubuh sehingga yang bersang- yang menyimpang dari lengkung refleks khas terdapat dalam
kutan tidak kehilangan keseimbangan atau jatuh (Gambar dua cara umum:

Jalur
aferen Jalur eferen

Jalur Pusat integrasi


eferen (medula spinalis)

Otot Otol Otot


ekstensor fleksor ekstensor
melemas melemas berkontraksi

Ekstremitas Ekstremitas
yang cedera kontralateral
(organ (organ
Reseptor efektor) efektor)
nyeri
di tumit

Respons Respons

i
Rangsangan-

(a) (b)
Gambar 5-32
Refleks ekstensor menyilang yang berkaitan dngan refleks lucut. (a) Refleks lucut, yang menyebabkan fleksi ekstremitas yang
cedera menjauhi ransangan nyeri. (b) Refleks ekstensor menyilang, yang menyebabkan ekstensi tungkai kontralateral untuk -
menopang seluruh beban tubuh.

Susunan Saraf Pusat 193


t. Respons yang sedihit banyah diperantarai oleh horrnon. contoh, ketika diberi tahu oleh sistem saraf aferen bahwa
Suatu refeks tefiennr mungkin diperantarai hanya oleh tekanan darah turun, SSP akan mengirim perintah yang se-
neuron atau hormon atau mungkin melibatkan jalur suai ke jantung dan pembuluh darah untuk meningkatkan
yang menggunakan keduanya. tekanan darah menjadi normal. Demikian juga, ketika diberi
2. Respons lokal yang tidak melibathan saraf atau hormon. tahu bahwa panas tubuh meningkat berlebihan maka SSP
Sebagai contoh, pembuluh darah pada otot yang sedang mendorong sekresi keringat oleh kelenjar keringat. Penguap-
aktif melebar karena perubahan metabolik lokal se- an keringat membantu mendinginkan tubuh ke suhu nor-
hingga aliran darah meningkat untuk mengimbangi mal. Thnpa adanya kemampuan SSP dalam memproses dan
kebutuhan metabolik otot yang aktif tersebut. mengintegrasikan berbagai masukan ini maka pemeliharaan
homeostasis pada suatu organisme sekompleks manusia
menjadi mustahil.
Di tingkat paling sederhana, medula spinalis menginte-
PERSPEKTIF BAB lNl: FOKUS PADA grasikan banyak reflels protektif dan evakuatif dasar yang
HOMEOSTASIS tidak memerlukan kesadaran, misalnya menarik (bagian)
tubuh dari rangsangan nyeri dan mengosongkan kandung
Agar dapat berinteraksi dengan benar dengan lingkungan kemih. Selain berfungsi sebagai penghubung kompleks an-
elsternd untuk mempertahankan viabilitas tubuh, misalnya tara masukan aferen dan keluaran eferen, otak juga berperan
mencari makan, dan untuk melakukan penyesuaian-penye- memulai semua gerakan volunter, kesadaran perseptual kom-
suaian internd. yang diperlukan untuk mempertahankan pleks tentang lingkungan eksternal dan diri, bahasa, serta
homeostasis, tubuh harus diberi tahu tentang setiap perubah- fenomena saraf abstrak misalnya berpikia belajar, mengingat,
an yafig terjadi di lingkungan eksternal dan internal serta kesadaran, emosi, dan kepribadian. Semua aktivitas saraf-
harus mampu memproses informasi ini serta mengirim pesan dari pikiran yang paling pribadi hingga perintah untuk akti-
ke berbagai otot dan kelenjar untuk melalsanakan respons vitas motorik, dari menikmati konser hingga mengingat
yang diinginkan. Sistem saraf, salah satu dari dua sistem regu- kenangan masa lalu*akhirnya berkaitan dengan perambatan
latorik utama tubuh, berperan sentral dalam komunikasi un- potensial aksi di sepanjang sel-sel saraf dan transmisi kimiawi
tuk mempertahankan hidup ini. Susunan saraf pusat (SSP), di antara sel-sel.
yang terdiri dari otak dan medula spinalis, menerima infor- Seiring dengan perkembangan evolusi, sistem saraf men-
masi mengenai lingkungan eksternal dan internal melalui jadi semakin komplela. Lapisan-lapisan otakyang lebih baru,
saraf perifer aferen. Setelah penyortiran, pengolahan, dan lebih rumit, dan lebih canggih ditambahkan di atas regio-
pengintegrasian masukan ini, SSP mengirim petunjuk, mela- regio lama yang lebih primitif. Mekanisme untuk mengatur
lui saraf perifer eferen, untuk menimbulkan kontraksi otot banyak aktivitas dasar yang diperlukan untuk kelangsungan
atau sekresi kelenjar yang sesuai. hidup dimasukkan ke dalam bagian-bagian lama otak.
Dengan sistem pembentukan sinyalnya yang cepat, sis- Bagian-bagian otak yang lebih baru secara progresif me-
tem saraf sangat penting dalam mengontrol respons-respons modifikasi, meningkatkan, atau menghilangkan tindakan-
cepat tubuh. Banyak aktivitas otot dan kelenjar yang diken- tindakan yang dikoordinasikan oleh pusat-pusat yang dalam
dalikan oleh saraf dirujukan untuk mempertahankan homeo- hierarki perintah lebih rendah, dan bagian-bagain tersebut
stasis. SSP adalah tempat inregrasi utarna antara masukan juga memberikan tambahan kemampuan baru. Banyak dari
aferen dan keluaran eferen. SSP mengaitkan respons yang se- aktivitas saraf yang lebih tinggi ini tidak ditujukan untuk
suai terhadap masukan tertentu sehingga kondisi yang sesuai mempertahankan kehidupan tetapi sangat memperkaya
untuk kehidupan dapat dipertahankan di tubuh. Sebagai kualitas hidup.

RINGKASAN BAB
Organisasi Sistem Saraf (h. 146-148)
I Sistem sarafterdiri dari susunan sarafpusat (SSP), yang (3) Antarneuron berperan mengintegrasikan informasi
mencakup otak dan medula spinalis, dan susunan saraf aferen dan memformulasikan respons eferen, serta untuk
tepi (SST), yang mencakup serat-serat saraf yang mem- fungsi-fungsi menral yang lebih tinggi yang berkaitan
bawa informasi ke (divisi aferen) dan dari (divisi eferen) dengan' pikiran' (fungsi luhur).
SSP. (Lihatlah Gambar 5-1).
I Tiga kelas fungsional neuron-neuron aferen, neuron Proteloi dan Nurisi Otak (h. l4S-153)
eferen, dan antarneuron*membentuk sel-sel peka rang- I Sel-sel glia membentuk jaringan ikat di dalam SSP dan se-
sang sistem sanf. (Lihatkh Garnbar 5-2). (l) Neuron cara fisik, metabolis, dan fungsional mendukung neuron.
aferen memberi tahu SSP tentang kondisi di lingkungan I Keempat jenis sel glia adalah astrosit, oligodendrosit,
eksternal dan internal. (2) Neuron eferen membawa pe- milroglia, dan sel ependim. (Lihatkh Gambar 5-3 dan
rintah dari SSP ke organ efektor, yaitu otot dan kelenjar. 5-4 serta Tabel 5-l).

194 Bab 5
I Otak memiliki beberapa perangkat protektif, yang pen- korteks dalam melakukan fungsinya. (Lihatkh Gambar
ting karena neuron tidak dapat membelah diri untuk 5-15 dan 5-16 sertaTabel 5-2).
mengganti sei yang rusak. (1) Otak dibungkus oleh tiga I Nukleus basal menghambat tonus otot; mengoordinasikan
lapisan membran protektif - meninges - dan selanjutnya kontraksi postural yang lambat dan menetap; dan me-
dilindungi oleh tulang yang keras. (2) Cairan serebrospi- nekan pola-pola gerakan yang tidak bermanfaat.
nal mengalir di dalam dan mengelilingi otak untuk men- I tlamus berfungsi sebagai stasiun pemancar untuk pemro-
jadi bantalan penahan otak dari benturan frslk. (Lihatlah sesan awal masukan sensorik dalam perjalanannya ke kor-
Gambar 5-6). (3) Proteksi terhadap cedera kimiawi dila- teks. Bagian ini juga berperan dalam kesadaran kasar akan
kukan oleh sawar darah-otak yang membatasi akses sensasi dan beberapa tingkat kesadaran.
bahan-bahan yangadadalam darah ke otak. I Hipotalamus mengatur banyak fungsi homeostatik, seba-
I Otak bergantung pada aliran darah yang konstan untuk gian melalui kontrolnya yang ekstensif pada sistem saraf
mendapatkan O, dan glukosa karena organ ini tidak dapat otonom dan sistem endokrin.
menghasilkan AIP tanpa kedua bahan ini.
Sitem Limbik dan Hubungan Fungpionalnya dengan Kor-
Gambatan Umum Susunan Saraf Pusat (h. 153-156) teks yang Lebih Tinggi (h. 167-L79)
I Meskipun tidak ada bagian otak yang bertindak sendiri I Sistem limbik, yang mencakup bagian-bagian hipotalamus
tanpa berhubungan dengan bagian lain, namun orak ter- dan struktur otak depan lainnya yang mengelilingi batang
susun membentuk jaringan-jaringan neuron dalam lokasi otak, bertanggung jawab untuk emosi serta pola perilaku da-
tertentu yang akhirnya bertanggung jawab melaksanakan sar bawaan yang berkaitan dengan kelangsungan hidup dan
tugas spesifik. perkembangbiakan spesies. Bagian ini juga berperan penring
I Bagian-bagian otak dari tingkat paling rendah, primitif dalam motivasi dan belajar. (Lihatkh Garnbar J-t/.
hingga tingkat paling dnggi, canggih adalah batang otak, I Terdapat dua jenis ingatan: (1) ingatan jangka pendek
serebelum, hipotalamus, talamus, nukleus basal, dan kor- dengan kapasitas terbatas dan rerensi singkat, dikode oleh
teks serebri. (Lihatkh Tabel5-2 d.an Gambar 5-7). modifikasi aktivitas sinaps yang sudah ada; dan (2) ingat-
Korteks Serebri (h. 156-166) an jangka panjang dengan kapasitas penyimpanan besar
I Korteks serebri adalah lapisan luar (substansia grisea) yang dan jejak ingatan yang bertahan lama, melibatkan per-
menutupi bagian di bawahnya yaitu substansia alba. Sub- ubahan struktural atau fungsional yang relarifpermanen,
stansia alba terdiri dari berkas-berkas saraf yang meng- misalnya pembentukan sinaps baru, anrara neuron-neuron
hubungkan berbagai regio korteks dengan bagian lain. yang sudah ada. Peningkatan sintesis protein mendasari
(Lihatlah Gambar 5-15, h. 168). Kortels itu sendiri ter- perubahan-perubahan jangka panjang ini. Potensiasi jang-
utama terdiri dari badan sel saraf, dendrit, dan sel glia. ka panjang, peningkatan berkepanjangan kekuatan hu-
I Tanggung jawab utama berbagai fungsi tertentu terlokali- bungan sinaps yang sudah ada di jalur-jalur yang terlibat,
sasikan di regio kortela tertentu sebagai berikut: (1) lobus
mungkin berfungsi sebagai penghubung antara ingatan
oksipitalis mengandung kortels penglihatan; (2) korteks
jangka pendek dan konsolidasi ingatan jangka panjang.
(Lihatkh Tabel 5-3 dan Gambar 5-tS dan 5-19).
pendengaran adalah lobus temporalis; (3) lobus parietalis
berperan dalam penerimaan dan pemrosesan perseptual I Hipokampus dan struktur-struktur terkait sangat penring
masukan somatosensorik (somestetik dan proprioseptif); dalam ingatan deklaratif, atau "apa'nya ingatan mengenai
dan (4) gerakan motorik volunter dijalankan oleh lobus benda, kenyataan, dan kejadian tertentu.
frontalis, tmpat kortefts motorik primer dan daerah I Serebelum dan struktur-struktur terkait sangat berperan
motorik luhur berada. (Lihat Gambar 5-8 sampai 5-11). dalam ingatan prosedural, atau "bagaimana"nya ingatan,
I Kemampuan bahasa bergantung pada aktivitas terinre- yaitu keterampilan motorik yang diperoleh melalui latih-
grasi dua daerah bahasa primer-daerah Broca dan daerah an berulang.
\Wernicke-bias anya hanya terletak di hemisfer serebri kiri. I Korteks asosiasi prafrontal adalah tempat untuk ingatan
(Lihatkh Gambar 5-9 dan 5-12). sementara, yang secara temporer menyimpan data relevan
I Daerah asosiasi adalah bagian-bagian korteks yang tidak saat ini-baik informasi baru maupun pengetahuan yang
secara spesifik dikaitkan dengan pemrosesan masukan diambil dari simpanan ingatan - sefia mengolah dan
sensorik atau perintah motorik atau kemampuan bahasa. mengaitkannya untuk melaksanakan proses-proses orak
Daerah-daerah ini merupakan penghubung integratif an- yang lebih tinggi (luhur).
tara berbagai informasi sensorik dan tindakan bertujuan;
Serebelum (h. 179-f8f)
serta berperan kunci dalam fungsi-fungsi otak yang lebih
I Vestibuloserebelum membantu memperrahankan kese-
tinggi misalnya ingatan dan pengambilan keputusan. imbangan dan kontrol gerakan mata.
Daerah asosiasi mencakup korteks asosiasi prafrontal,
korteks asosiasi parietal-temporal-ol<sipital, serta korteks
I Spinoserebelum meningkatkan tonus otot dan membantu
mengoordinasikan gerakan voluntet terutama aktivitas
asosiasi limbik. (Lihatlah Gambar 5-9 dan 5-13).
motorik cepat, fasik.
Nukleus Basal, Talamus, dan Hipotalamus (h. 166-167) I Serebroserebelum berperan dalam memulai gerakan vo-
I Struktur-struktur otak subkorteks-nukleus basal, talamus, lunter dan dalam menyimpan ingatan prosedural. (Lihat-
dan hipotalamus-berinteralsi secara ekstensif dengan lah Gambar 5-20).

Susunan Saraf Pusat 195


Batang Otak (h. f 81-f 85) Medrila Spinalis (h. 185-194)
I Batang otak adalah penghubung penting antara medula I Medula spinalis memiliki dua fungsi vital. Pertama, ba-
spinalis dan pusat-pusat otak yang lebih tinggi. gian ini berfungsi sebagai jaringan sarafpenghubung an-
I Batang otak adalah asal dari saraf kranialis. (Lihatlah tara otak dan susunan saraf tepi. Semua komunikasi naik
Gambar 5-21). Bagian ini juga mengandung pusat-pusat dan turun melalui medula spinalis terletak di jaras (trak-
yang mengontrol fungsi kardiovaskular, pernapasan, dan tus asendens dan desendens) di substansia alba medula
pencernaan; mengatur refeks otot postural; mengontrol spinalis. (Lihatlah Gambar 5-27 dan 5-28). Kedua, bagian
keseluruhan deralat kewaspadaan kortel.<s; dan berperan ini adalah pusat integrasi untuk refeks spinal, termasuk
kunci dalam siklus tidur-bangun. sebagian dari refleks postural dan protektif dasar serta
I Keadaan sadar bergantung pada hubungan timbal-balik refeks yang berkaitan dengan pengosongan organ-organ
siklis antara sistem keterjagaan (reticular actiuating system) panggul. (Lihatlah Gambar 5-31 dan 5-32).
yang berasal dari batang otak bersama dengan pusat tidur I Lengkung refleks dasar mencakup reseprot jalur aferen,
gelombang lambat di hipotalamus dan pusat tidur para- pusat integrasi, jalur eferen, dan efektor. (Lihatlah Gambar
doksal di batang otak. (Lihatkh Gambar J-22). 5-3I)
I Tidur adalah suatu proses aktif, bukan sekedar hilangnya I Substansia grisea yang terletak di bagian tengah medula
keadaan terjaga. Selagi tidua seseorang mengalami per- spinalis mengandung anrarneuron yang terletak antara
ubahan dari tidur gelombang lambat ke tidur paradoksal masukan aferen dan keluaran eferen serta badan-badan sel
secara siklis bergantian. (Lihatkh Tabel 5-4). neuron eferen. (Lihathh Gambar 5-26 dan 5-29).
I Tidur gelombang lambat ditandai oleh gelombang- I Serat aferen dan eferen, yang masing-masing membawa
gelombang lambat di EEG dan sedikit perubahan pada sinyal ke dan dari medula spinalis, mnyatu membentuk
pola perilaku saat sadar kecuali bahwa yang bersangkutan nervus spinalis. Saraf-saraf ini menyarafi bagian-bagian
tidak menyadari dunia eksternalnya. (Liharlah Gambar tubuh spesifik dan melekat ke medula spinalis secara
5-23). berpasangan di seluruh panjangnya. (Lihatlah Gambar
I Tidur paradoksal, atau REM, ditandai oleh pola EEG 5-24, 5-25, dan 5-26).
yang serupa dengan yang terlihat pada keadaan bangun.
Grjadi gerakan mata cepat, bermimpi, dan perubahan
mendadak pola perilaku. (Lihatkh Gambar 5-23).

SOAL LATIHAN
Pertanyaan Obyektif (Jawaban di h. A-46) 10. Sebutkan lima komponen suaru lengkung refleks dasar:
1. Fungsi utama CSS adalah memberi nutrisi bagi otak. 1. ....... 2. ...... 3. ....... 4. ........5. .........
(Benar atau sahh?) 11. Dengan menggunakan kode jawaban di kanan, tunjuk-
2. Representasi tangan dan struktur-struktur yang berkait- kan neuron mana yang sedang dijabarkan (suatu karak-
an dengan mulut di korteks sensorik dan motorik relatif teristik dapat berlaku pada lebih dari satu kelas
sangat besar. (Benar atau sahh?) neuron):
3. Kerusakan hemisfer serebri kiri menimbulkan paralisis 1. terletak seluruhnya di a. neuron aferen
dan hilangnya sensasi di sisi kiri tubuh. (Benar atau dalam SSP b. neuron eferen
salah?) 2. menyaraQr otor dan c. antafneuron
4. Hemisfer serebri kiri adalah bagian yang khusus untuk kelenjar
kemampuan artistik dan musik, sedangkan sisi kanan 3. badan sel tidak mengandung masukan
unggul dalam keterampilan verbal dan analirik. (Benar prasinaps
atau salah?) 4. terletak terutama di susunan saraf tepi
5. Dalam keadaan darurat saat pasokan O, rendah, otak 5. memiliki reseptor di ujung perifer
dapat melakukan metabolisme anaerob. (Benar atau 6. jenis neuron predominan
sakh) 7. berperan dalam pikiran, emosi, ingatan,
5. Fungsi spesifik suatu bagian korteks tertentu telah di- dsbnya
tentukan selama perkembangan masa mudigah. (Benar t2. Cocokkan yang berikut:
atau salah) 1. terdiri dari otak dan a. susunan saraf
7. Proses pemindahan dan fiksasi jejak ingatan-jangka pen- medula spinalis somarik
dek menjadi simpanan ingatan jangka panjang dikenal 2. terdiri dari sarafyang b. susunan saraf
sebagai ... membawa informasi otonom
8. ... adalah penurunan responsivitas terhadap rangsangan antara perifer dan SSP c. susunan saraf
indiferen yang terus-menerus diberikan. 3. saraftepi
divisi susunan pusar
9. Serat aferen masuk melalui akar ... medula spinalis, dan yang menyalurkan sinyal d. susunan sardf
serat eferen keluar melalui akar ... dari SSP perifer

196 Bab 5
4. divisi susunan saraftepi e. divisi eferen 4. Bahaslah fungsi masing-masing bagian otak berikut: ta-
yang menyalurkan sinyal f. divisi eferen lamus, hipotalamus, nukleus basal, sistem limbik, sere-
ke SSP belum, dan batang otak!
5. menyarafi otot rangka 5. Definisikan sensasi somestetik dan propriosepsifl
6. menyarafi otot polos, otor 6. Apa yang dimaksud dengan elektroensefalogram?
jantung, dan kelenjar 7. Bahaslah peran daerah Broca dan daerah 'Wernicke da-
lam berbahasal
8. Bandingkan ingatan jangka pendek dengan ingatan
Pertanyaan Esai jangka panjang!
1. Bahaslah fungsi masing-masing dari yang berikut: astro- 9. Apa yang dimaksud dengan reticular actiuating system?
sit, oligodendrosit, sel ependim, mikroglia, kranium, 10. Bandingkan tidur gelombang lambat dengan tidur
kolumna vertebralis, meninges, cairan serebrospinal, paradoksal!
dan sawar darah-otak! 11. Gambar dan beri label potongan melintang medula spi-
2. Bandingkan komposisi substansia alba dan grisea! nalisl
3. Gambar dan beri label daerah-daerah fungsional utama 12. Sebutkan lima komponen suaru lengkung refleks dasar!
korteks serebri, dan sebutkan fungsi yang dikaitkan 13. Bedakan antara refleks monosinaps dan refleks poli-
dengan masing-masing daerah tersebut! sinaps!

UNTUK DIRENUNGKAN
(Penjelasan dih. A-46) seperti dibuktikan dengan uji nonverbal. Meskipun
1. Telah dilakukan studi-studi khusus yang dirancang pasien menyangkal melihat sesuatu setelah suatu benda
untuk menilai kapasitas khusus masing-masing hemisfer disajikan ke hemisfer kanannya, namun ia dapat secara
serebri pada pasien "otak yang terbelah". Pada para tepat mengetahui benda rersebut dengan mengambilnya
pasien ini korpus kalosum-berkas serat yang meng- dari sejumlah benda lain, yang biasanya akan
hubungkan kedua belahan otak-telah dipotong secara mengherankan dirinya. Apa penjelasan anda tenrang
bedah untuk mencegah penyebaran bangkitan epileptik temuan ini?
dari satu hemisfer ke hemisfer lain. Meskipun pada para 2. Hormon insulin meningkatkan transpor glukosa dengan
pasien ini tidak jelas terlihat adanyaperubahan perilaku, perantaraan pembawa ke dalam sebagian besar sel tubuh
intelektual, atau kepribadian karena kedua hemisfer tetapi tidak ke sel otak. Penyerapan glukosa dari darah
secara sendiri-sendiri menerima informasi yang sama, oleh neuron tidak bergantung pada insulin. Dengan
namun dengan tes-tes yang dirancang untuk membatasi mengetahui kebutuhan otak akan pasokan glukosa da-
informasi ke satu hemisfer otak pada satu saar dapat rah yang kontinyu, perkirakanlah efek kelebihan insulin
ditemukan adanyadefisit. Salah satu tes tersebut berupa pada otak!
pembatasan rangsangan penglihatan hanya ke separuh ), Mana dari gejala berikut yang paling besar kemung-
otak. Karena adanya persilangan pada jalur saraf dari kinannya terjadi akibat pukulan keras pada bagian
mata ke korteks oksipitalis maka informasi visual dari belakang kepala?
bagian kanan dari titik garis tengah disalurkan hanya ke paralisis
separuh kiri otak, sementara informasi visual dari sebelah
^.
b. gangguanpendengaran
kiri dari titik ini diterima hanya oleh
separuh kanan c. gangguanpenglihatan
otak. Pasien yang mendapat rangsangan penglihatan d. rasa terbakar
yang hanya mencapai hemisfer kirinya dapat secara e. gangguan kepribadian
akurat menjelaskan benda yang dilihat, tetapi ketika 4. Berikan contoh tentang refleks terkondisi yang anda
rangsangan visual tersebut disajikan hanya ke hemisfer miliki.
kanan, pasien menyangkal melihat sesuatu. Namun, 5. Padp keadaan apa jangan diberikan obat pelarut,bekuan
hemisfer kanan sebenarnya menerima masukan visual, 6agi penderita strohe?

KASUS KLINIS
(Penjelasan dih. A-47) disertai oleh ketidakmampuan berbicara. Setelah dilarikan ke
Julio D, yang baru-baru ini pensiun, sedang menikmati sore ruang gawat darurar, Julio didiagnosis terkena strohe. Ber-
harinya dengan bermain golf ketika ia tiba-tiba mengalami dasarkan pengamatan atas gejala-gej alanya, bagian otak Julio
nyeri kepala hebat dan pusing. Gejala-gejala ini segera diikuti mana yang terkena?
oleh rasa baal dan paralisis parsial sisi kanan atas tubuhnya,

Susunan Saraf Pusat 197


SUMBER BACAAN PHYSIOEDGE
Situs PhysioEdge Untuk bacaan anjuran, lihadah InfoTlrac' College Edition/
Situs untuk buku ini berisi banyak alat bantu belajar, serta Research di situs PhysioEdge atau pergi langsung ke InfoTiac
banyak gagasan untuk bacaan dan penelitian lebih lanjut. College Edition, perpustakaan riset online anda, di:
Masuklah ke : http://infotrac.thomsonlearning.com
http ://biology.brookscole. com/sherwoodhp6
Pilih Chapter 5 dari menu drop-dou.,n, atau klik di sdah satu
dari banyak resource, termasuk Case Histori.es, yang memper-
kenalkan aspek-aspek klinis fisiologi manusia. Untuk bab ini,
lihatlah: Case History 13: A Critical Twenty-four Hours dan
Case History 14: One Disease, Two Outcornes.

198 Bab 5
Sistem Saraf
(Susunan Saraf Tepi)

$istem tubuh
mernpertahankan
horneostasis

Homeostasis esensial
bagi kelangsungan
hidup sel

Sistem saraf, salah satu dari dua sistem regulatorik utama tahu SSP tentang lingkungan internal dan eksternal. Masukan
tubuh, terdiri dari susunan saraf pusat (SSP), yang terdiri dari aferen ke pusat-pusat kontrol SSP ini sangat penting dalam
otak dan medula spinalis, dan susunan saraf tepi (SST), yang pemeliharaan homeostasis. Untuk melakukan penyesuaian-
terdiri dari serat aferen dan eferen yang menyalurkan sinyal penyesuaian di organ efektor melalui keluaran eferen, SSp
antara SSP dan bagian perifer (bagian tubuh lain). perlu "mengetahui" apa yang sedang terjadi. Masukan aferen
Divisi aferen susunan saraf tepi mendeteksi, menyandi, dan juga digunakan untuk merencanakan tindakan volunter yang
menyalurkan sinyal perifer ke susunan saraf pusat. memberi tidak berkaitan dengan homeostasis.

200
Susunan Saraf Tepi:
Divisi Aferen;
lndera Khusus
SEKILAS ISI
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
FISIOLOGI RESEPTOR Susunan saraf tepi terdiri dari serar-serat saraf yang
I Jenis reseptor membawa informasi antara SSP dan bagian tubuh
I Potensial reseptor; adaptasi reseptor lain. Divisi aferen susunan saraf tepi mengirim infor-
I Saluran khusus untuk masukan aferen masi mengenai lingkungan internal dan eksternal ke
I Ketajaman; medan reseptif; inhibisi lateral SSP
NYERI
I Reseptor dan mekanisme nyeri
I Sistem analgesik inheren IAferen viseral membawa masukan
MATA: PENGLIHATAN bawah sadar sementara aferen sensorik
I Cahaya membawa masukan sadar.
I Struktur refraktif; akomodasi
Informasi aferen mengenai lingkungan inrernal, misal-
I Fototransduksi
nya tekanan darah dan konsentrasi CO, dalam cairan
I Perbandingan penglihatan sel batang dan kerucut
tubuh, tidak pernah mencapai tingkat kesadaran,
I Jalur penglihatan; pemrosesan penglihatan
tetapi masukan ini penting untuk menentukan respons
TELINGA: PENDENGARAN DAN KESEIMBANGAN eferen yang sesuai untuk mempertahankan homeosta-
I Gelombang suara sis. Jalur masuk bagi informasi yang berasal dari uisera
I Peran telinga luar dan telinga tengah (organ di dalam rongga tubuh, misalnya rongga abdo-
I Transduksi suara oleh organ Corti men) disebut aferen viseral. Meskipun sebagian besar
I Jalur pendengaran informasi bawah sadar dikirim melalui aferen viseral,
I Perangkatvestibularis orang dapat menyadari adanya sinyal nyeri yang ber-
INDERA KIMIAWI: PENGECAPAN DAN PENCIUMAN asal dari visera. Masukan aferen yang berasal dari re-
septor di permukaan tubuh atau oror atau sendi biasa-
nya mencapai ambang kesadaran. Masukan ini dikenal
sebagai informasi sensorih, dan jalur masuknya diang-
gap sebagai aferen sensorik. Informasi sensorik di-
kategorisasikan sebagai (1) sensasi somatik (sensasi
tubuh) yang berasal dari permukaan tubuh, termasuk
sensasi somestetih dari kulit dan prEriosepsi dari otot,
sendi, kulit, dan telinga dalam (lihat h.157-158); atas
(2) sensasi khusus (indera khusus), termasuk
penglihatan, pendzngaran, pengecapan, dan penciuman.
(Lihat fitur dalam boks dih.202 kbih Dekat dengan
Fisiologi Olahraga, untuk penjelasan renrang manfaat
propriosepsi dalam prestasi atletik). Pemrosesan akhir
masukan sensorik oleh SSP tidak hanya pendng untuk
interalsi dengan lingkungan bagi kelangsungan hidup
dasar (misalnya, mencari makan dan bertahan dari
bahaya) tetapi juga sangat memperkaya kehidupan itu
sendiri.

201
lingkaran merah. Ilusi optis memberi gambaran bagaimana otak I Fotoreseptor peka terhadap gelombang cahaya tam-
menginterpretasikan realitas sesuai aturan-arurannya sendiri. pak.
Apakah anda melihat dua proffl wajah atau sebuah gelas anggur I Mekanoreseptor peka terhadap energi mekanis. Con-
di Gambar 6-2?. Anda dapat melihat satu atau yang lain secara tohnya adalah reseptor otot rangka yang peka terhadap pere-
bergantian dari satu masukan penglihatan yang sama. Karena gangan, reseptor di telinga yang mengandung rambut halus
itu, persepsi kita tidak mereplikasikan realitas. Spesies lain, yang yang melengkung akibat gelombang suara, dan baroreseptor
dilengkapi dengan tipe dan sensitivitas reseptor yang berbeda yang memantau tekanan darah.
dan dengan pemrosesan saraf yang juga berbeda, mempersepsi- I Termoreseptor peka terhadap panas dan dingin.
kan dunia yang sangat berbeda dari yang kita persepsikan. I Osmoreseptor mendeteksi perubahan konsenrrasi zar
terlarut dalam cairan tubuh dan perubahan dalam aktivitas
osmotik (lihat h. 70).
FISIOLOGI RESEPTOR I Kemoreseptor peka terhadap bahan kimia spesifik.
Kemoreseptor mencakup reseptor untuk penciuman dan
Rangsangan (stimulus) adalah perubahan yang terdeteksi pengecapan, serta reseptor yang terletak jauh di dalam tubuh
oleh tubuh. Rangsangan terdapat dalam berbagai bentuk yang mendeteksi konsentrasi O, dan CO, dalam darah atau
energi, atau modalitas, misalnya panas, cahaya, suara, kandungan kimiawi saluran cerna.
tekanan, dan perubahan kimiawi. Neuron-neuron aferen me- I Nosiseptor atau reseptor nyeri, peka terhadap keru-
miliki reseptor di ujung perifer yang berespons terhadap sakan jaringan misalnya cubitan atau luka bakar atau distorsi
rangsangan baik dari dunia luar maupun dalam. Karena satu- jaringan. Stimulasi intens terhadap seriap reseptor juga di-
satunya jalan bagi neuron aferen untuk menyalurkan infor- rasakan sebagai nyeri.
masi ke SSP tentang rangsangan ini adalah melalui peram-
Sebagian sensasi adalah sensasi gabungan yaitu bahwa
batan potensial aksi, maka reseptor harus mengubah
persepsi yang terbentuk berasal dari integrasi sentral beberapa
bentuk-bentuk energi lain menjadi sinyal listrik (potensial
input sensorrk primer yang diaktifkan secara bersamaan.
aksi). Proses perubahan energi ini dikenal sebagai trans-
Sebagai contoh, persepsi basah berasal dari masukan resepror
duksi.
sentuh, tekan, dan suhu; tidak ada yang namanya "reseptor
basah".

I Reseptor memiliki perbedaan sensitivitas


terhadap berbagai rangsangan. MANFAAT INFORMASI YANG DIDETEKSI OIEH
RESEPTOR
Setiap tipe reseptor bersifat khusus untuk berespons lebih
Informasi yang didetelai oleh reseptor disalurkan melalui
mudah terhadap suatu jenis rangsangan, stimulus adekuat-
neuron-neuron aferen ke SSB tempat informasi tersebut
nya, daripada terhadap rangsangan lain. Sebagai contoh, re-
digunakan untuk berbagai tujuan:
septor di mata paling peka terhadap cahaya, reseptor di telinga
terhadap gelombang suara, dan rseptor hangat di kulit ter- I Masukan aferen sangat penting bagi kontrol keluaran
hadap energi panas. Karena perbedaan sensitivitas reseptor ini eferen, baik untuk mengatur perilaku motorik sesuai dengan
maka kita tidak dapat "melihat" dengan telinga dan "men- lingkungan ei<sternal maupun koordinasi aktivitas internal
dengar" dengan mata kita. Sebagian reseptor dapat berespons yang ditujukan untuk mempertahankan homeostasis. Di
lemah terhadap rangsangan di luar stimulus adekuatnya, tetapi tingkat yang paling dasar, masukan aferen memberi informasi
meskipun diaktifkan oleh stimulus yang berbeda, reseptor te- (yang mungkin tidak disadari oleh orang yang bersangkutan)
tap memberi sensasi yang biasanya dideteksi oleh reseptor ter- kepada SSP untuk digunakan dalam mengarahkan aktivitas-
sebut. Sebagai contoh, stimulus adekuat untuk reseptor mata aktivitas yang diperlukan bagi kelangsungan hidup. Di ting-
(fotoreseptor) adalah cahaya, yang reseptor tersebut sangat kat yang lebih luas, kita tidak dapat berinteraksi dengan baik
peka terhadapnya, tetapi reseptor-reseptor ini juga dapat di- dengan lingkungan kita atau dengan orang lain tanpa
aktifkan dengan derajat yang lebih rendah oleh rangsangan masukan sensorik.
mekanis. Ketika terpukul di bagian mata, seseorang sering me- I Pemrosesan masukan sensorik oleh reticular actiuating
lihat "bintang" ("berkunang-kunang"), karena tekanan mekanis system di batang otak sangatlah penting untuk keterjagaan
merangsang fotoreseptor. Karena itu, sensasi yang dirasakan korteks dan kesadaran (lihat h. 181).
lebih bergantung pada jenis reseptor yang dirangsang daripada I Pemrosesan informasi sensorik di otak memberi kita
jenis rangsangannya. Namun, karena reseptor biasanya diaktif- persepsi tentang dunia luar di sekitar kita.
kan oleh stimulus adekuatnya, maka sensasi biasanya sesuai I Beberapa informasi yang disampaikan ke SSP mungkin
dengan modalitas stimulusnya. disimpan untuk keperluan di masa mendatang.
I Rangsangan sensorik dapat berdampak besar pada emosi
kita. Bau kue yang baru dimasak, rasa lembut kain sutera,
JENIS RFSEPTOR BERDASARKAN STIMULUS melihat orang yang kita cintai, mendengar berita buruk
ADEKUATNYA
-masukan sensorik dapat menyenangkan, menyedihkan,
Bergantung pada jenis energi yang biasanya direspons, resep- membangunkan, menenangkan, membuat marah, menakut-
tor dapat dibagi menjadi: kan, atau memicu beragam emosi lainnya.

Susunan Saraf Tepi: Divisi Aferen; lndra Khusus 203


Kita selanjutnya akan membahas rentang bagaimana
,
stimulus adekuat memicu potensial aksi yang akhirnya di- I Potensial reseptor dapat memicu potensial aksi
gunakan untuk tujuan-tujuan di atas. di neuron aferen.

Jika kekuatannya memadai, suatu potensial reseptor (atau


I Rangsanganmengubah permeabilitas reseptor,
generator) dapat memicu potensial alai di membran neuron
aferen yang berada di samping reseptor dengan memicu
menyebabkan pembentukan potensial reseptor
pembukaan saluran Na. di daerah ini. Cara membuka saluran
berjenjang. Na. ini berbeda-beda bergantung pada apakah resepror meru-
(l) ujung khusus neuron pakan sel tersendiri atau bagian khusus dari ujung aferen.
Reseptor dapat berupa aferen atau (2)
sel tersendiri yang berkaitan erat dengan ujung perifer neuron. I Untuk reseptor jenis terpisah, potensial resepror me-
Stimulasi suatu reseptor akan mengubah permeabilitas micu pelepasan suatu pembawa pesan kimiawi yang berdifusi
membrannya, biasanya dengan menyebabkan pembukaan melintasi ruang sempit yang memisahkan reseptor dari ujung
nonselektif semua saluran ion kecil. Cara bagaimana per- neuron aferen, serupa dengan suatu sinaps (Gambar 6-3a).
ubahan permeabilitas ini berlangsung berbeda-beda untuk Pengikatan pembawa pesan kimiawi tersebut dengan resepror
masing-masing jenis reseptor. Karena pada keadaan potensial protein spesifiknya di membran neuron aferen membuka
istirahat daya dorong elektrokimiawi lebih besar untuk Na. saluran Na. berpintu kimiawi (lihat h. 96).
daripada untuk ion-ion kecil lainnya maka efek predominan I Untuk resepror yang merupakan ujung khusus neuron
adalah fluks Na- masuk ke sel, yang mendepolarisasi membran aferen, aliran arus lokal antara ujung reseptor yang teraktif-
reseptor (lihat h. 96) (Grdapat pengecualian; sebagai contoh, kan yang mengalami potensial generator dan membran sel di
fotoreseptor mengalami hiperpolarisasi jika dirangsang). samping resepror menyebabkan terbukanya saluran Na*
Perubahan depolarisasi potensial lokal ini dikenal sebagai berpintu voltase di bagian ini (Gambar 6-3b).
potensial reseptor untuk reseptor jenis terpisah atau sebagai Pada keduanya, jika kekuatan fluks ion yang terjadi
potensial generator jika reseptor merupakan ujung khusus cukup besar untuk membawa membran sekitar ke ambang,
dari suatu neuron aferen. Potensial reseptor (atau generator) maka potensial aksi terbentuk dan menjalar sendiri di se-
adalah potensial berjenjang yang amplitudo dan durasinya panjang serat aferen menuju SSP (Untuk memudahkan, dari
dapat bervariasi, bergantung pada kekuatan dan derajat aplikasi sini kita akan menyebut potensial resepror dan potensial
atau penghilangan rangsangan (lihat h. 97). Semakin kuat generator sebagai potensial reseptor saja).
rangsangan, semakin besar perubahan permeabilitas dan Perhatikan bahwa tempat inisiasi potensial aksi di neu-
semakin besar potensial reseptor. Seperti halnya semua potensial ron aferen berbeda dengan neuron eferen atau antarneuron.
berjenjang lainnya, potensial reseptor tidak memiliki periode Di kedua jenis neuron yang terakhir disebut, potensial aksi
refrakter, sehingga dapat terjadi penjumlahan respons terhadap dimulai di axon hillochyargterletak di pangkal akson di sam-
rangsangan yang berturut-turur. Karena regio reseptor memiliki ping badan sel (lihat h. 118). Sebaliknya, di neuron aferen
ambang yang sangat tinggi maka potensial alai tidak terbentuk potensial aksi dimulai di ujung perifer suatu serar sarafaferen
di reseptor itu sendiri. Untuk transmisi jarak jauh, potensial di samping reseptor, jauh dari badan sel (Gambar 6-4).
reseptor harus diubah menjadi potensial aftsi yang dapat Intensitas rangsangan tercermin oleh besar potensial re-
disalurkan sepanjang serat aferen. septor. Jadi, semakin besar potensial reseptor, semakin besar

Rangsangan
Saluran berpintu voltase

:,1
-t
Serat neuron
Reseptor aferen
(sel tersendiri) Reseptor (ujung
neuron aferen yang
mengalami modifikasi)
(a) (b)
Gambar 6-3
Perubahan potensial reseptordan potensial Eenerator menjadi potensial aksi. (a) Potensial reseptor. Pembawa pesan kimiawi
yang dibebaskan dari reseptorterpisah memicu potensial aksi di serat dengan membuka saluran Na. berpintu kimiawi. (b)
Potensial generator. Aliran arus lokal antara ujung reseptor yang terdepolarisasi dan serat aferen memicu potensial aksi di serat
dengan membuka saluran Na. berpintu voltase.

204 Bab 5
frekuensi potensial alsi yang terbentuk di neuron aferen. (Gambar 5-5a). Reseptor ini penting dalam situasi di mana
Potensial reseptor yang lebih besar tidak dapat menghasilkan informasi tentang suatu rangsangan perlu dipertahankan.
potensial aksi yang lebih besar (karena hukum tuntas-atau- Contoh reseptor tonik adalah reseptor regang otor, yang
gagal), tetapi dapat memicu peningkatan frekuensi pemben- memantau panjang otot, dan proprioseptor sendi, yang
tukan potensial alsi (lihat h. 1 09) . Kekuatan rangsangan j uga mengukur derajat fleksi sendi. Untuk mempertahankan
tercermin oleh luas daerah yang terangsang. Rangsangan postur dan keseimbangan, SSP harus secara terus-menerus
yang lebih kuat biasanya mengenai daerah yang lebih luas, mendapat informasi mengenai derajat panjang otot dan posisi
sehingga lebih banyak reseptor yang berespons. Sebagai con- sendi. Karena itu, reseptor-reseptor ini penting untuk tidak
toh, sentuhan ringan tidak mengaktifkan reseptor tekanan di beradaptasi terhadap rangsangan dan terus menghasilkan
kulit sebanyak sentuhan kuat ke daerah yang sama. Karena potensial aksi untuk menyampaikan informasi ini ke SSP
itu intensitas rangsangan dibedakan baik oleh frekuensi Reseptor fasik, sebaliknya, adalah resepror yang cepar
potensial aksi yang terbentuk di neuron aferen maupun oleh beradaptasi. Reseptor cepat beradaptasi dengan tidak lagi
jumlah reseptor yang diaktifkan di daerah tersebut. berespons terhadap rangsangan yang terus-menerus, tetapi
ketika rangsangan dihentikan, reseptor biasanya berespons
dengan mengalami depolarisasi ringan yang dinamai respons
I Reseptor dapat beradaptasidengan lambat atau menurun (Gambar 6-5b). Reseptor fasik bermanfaat dalam
cepat terhadap rangsangan yang menetap. situasi di mana yang lebih penting untuk disampaikan adalah
perubahan intensitas rangsangan daripada informxi status
Rangsangan dengan intensitas yang sama tidak selalu meng- quo. keseptor yang cepat beradaptasi mencakup reseptor tahtil
hasilkan kekuatan potensial reseptor yang sama di reseptor (sentuh) di kulit yang memberi tahu tentang perubahan
yang sama. Sebagian reseptor dapat mengalami penurunan tekanan pada permukaan kulit. Karena reseptor-reseptor ini
tingkat depolarisasi meskipun kekuatan rangsangan yang cepat beradaptasi, maka anda tidak secara terus-menerus
diberikan tetap, suatu fenomena yang dinamai adaptasi. sadar bahwa anda sedang mengenakan jam tangan, cincin,
Selanjutnya, frekuensi potensial aksi yang dihasilkan di dan baju. Ketika anda memakai sesuatu, anda segera terbiasa
neuron aferen menurun. Demikianlah, reseptor "beradaptasi" dengannya, karena adaptasi cepat reseptor ini. Ketika anda
terhadap rarigsangan dengan tidak lagi berespons dengan menanggalkannya, anda menyadari hal tersebut karena ada-
kekuatan yang sama terhadap rangsangan tersebut. nya fespons menurun.

JENIS RESEPTOR BERDASARKAN KECEPATAN MEKANISME ADAPTASI DI BADAN PACINI


ADAPTASI Mekanisme terjadinya adaptasi bervariasi sesuai reseptor dan
Terdapat dua jenis reseptor-reseptor tonih dan reseptor fasik- belum diketahui sepenuhnya pada semua jenis reseptor. Salah
berdasarkan kecepatan adaptasi mereka. Reseptor tonik satu jenis reseptor yang paling banyak diteliti adalah badan
tidak beradaptasi sama sekali atau beradaptasi dengan lambat Pacini, suatu reseptor kulit yang cepat beradaptasi dan

Tempat inisiasi
potensial aksi

Neuron aferen I

Arah perambatan potensial aksi


Reseptor

Temoat inisiasi
Arah potensial aksi
perambatan
Antarneuron
potensial
aksi
Tempat inisiasi
potensial aksi
I
Neuron eferen
{

Badan Arah perambatan potensial aksi


sel
Gambar 5-4
Perbandingan tempat inisiasi potensial aksi di ketiga jenis neuron.

Susunan Saraf Tepi: Divisi Aferen; Indra Khusus 205


Beradaptasi
lambat

Potensial Potensial
reseptor reseptor
(mv) (mv)

Kekuatan Kekuatan
rangsangan rangsangan

I
-Rangsangan Waktu
dimulai dihentikan dimulai dihentikan
(a) (b)
Gambar 6-5
Reseptor tonik dan fasik. (a) Reseptor tonik. Jenis reseptor ini tidak beradaptasi sama sekali atau beradaptasi dengan lambat
terhadap rangsangan yang menetap sehingga terus-menerus memberi informasi mengenai rangsangan. (b) Resepior fasik. Jenis
reseptor ini cepat beradaptasi terhadap rangsangan yang menetap dan sering memperlihatkan respons menurun ketika rangsang-
an dihentikan. Karena itu, reseptor memberi sinyal tentang intensitas rangsangan dan tidak menyalurkan informasi status q-uo.

mendeteksi tekanan dan getaran. Adaptasi di badan Pacini untuk pemrosesan lebih lanjut dan mungkin kemudian di-
melibatkan baik komponen mekanis maupun elektrokimia. sadari. Jalur yang menyalurkan sensasi somatik sadaa jalur
Komponen mekanis bergantung pada sifat fisik reseptor. somatosensorik, terdiri dari rantai-rantai diskret neuron,
Badan Pacini adalah ujung resepror khusus yang terdiri dari atau jalur berlabel, yang secara sinaptis saling berhubungan
lapisan-lapisan konsentrik jaringan ikat mirip lapisan kulit dalam urutan tefientu untuk melaksanakan pemrosesan
bawang yang mengelilingi ujung perifer suatu neuron aferen. informasi sensorik yang lebih canggih.
Ketika tekanan perrama kali dikenakan pada badan Pacini,
ujung sarafdi bawahnya berespons dengan potensial resepror JALUR BERLABET
yang besarnya mencerminkan intensitas rangsangan. Seiring
Neuron-neuron aferen dengan reseptor perifernya yang per-
dengan berlanjutnya rangsangan, energi tekanan menyebar
tama kali mendeteksi rangsangan dikenal sebagai neuron
karena energi tersebut menyebabkan lapisanJapisan resepror
sensorik ordo pertama. Neuron ini bersinaps dengan neu-
selip (seperti tekanan tetap pada bawang yang dikupas me-
ron sensorik ordo kedua, baik di medula spinalis maupun
nyebabkan lapisanJapisan kulitnya selip). Karena efek fisik
medula, bergantung pada jalur sensorik mana yang terlibat.
ini menyaring komponen tetap dari tekanan tersebut maka
Neuron ini kemudian bersinaps dengan neuron sensorik
ujung sarafdi bawahnya tidak lagi berespons dengan poten-
ordo ketiga di talamus, demikian seterusnya. Pada setiap
sial reseptor; yaitu, terjadi adaptasi. Yang juga ikut berperan
tahap, masukan diproses lebih lanjut. Modalitas sensorik
dalam adaptasi ini adalah komponen elektrokimia, yang
rerrentu yang dideteksi oleh tipe reseptor khusus dikirim
melibatkan perubahan perpindahan ion melintasi membran
melalui jalur aferen dan asendens spesifik (jalur saraf yang
reseptor. Oleh sebab yang belum diketahui, di badan Pacini
berkomitmen untuk modalitas tersebut) untuk mengeksitasi
saluran Na- yang terbuka sebagai respons terhadap rang-
daerah tertentu korteks somatosensorik. Demikianlah,
sangan secara perlahan mengalami inaktivasi, mengurangi
masukan sensorik terrentu diproyeksikan ke regio spesifik di
aliran masuk Na. yang berperan besar dalam mendepolarisasi
kortela (lihat Gambar 5-28a, h. 190 sebagai contoh). Karena
potensial reseptor.
itu, berbagai jenis informasi masuk dijaga terpisah di dalam
Adaptasi jangan dikacaukan dengan habituasi (pem-
berbagai jalur berlabel spesiffk antara perifer dan korteks.
biasaan, lihat h. 176). Meskipun kedua fenomena ini melibat-
Dengan cara ini, meskipun semua informasi disalurkan ke
kan penurunan respons saraf terhadap rangsangan berulang
SSP melalui jenis sinyal yang sama (potensial aksi) namun
namun keduanya bekerja di titik-titik yang berbeda dalam
otak dapat menguraikan jenis dan lokasi rangsangan. Thbel
jalur saraf. Adaptasi adalah penyesuaian reseptor di SST
sementara habituasi melibatkan modifikasi efektivitas sinaps
6-l meringkaskan bagaimana SSP diberi tahu tentang jenis
(apa?), lokasi (di mana?), dan intensitas (seberapa kuat?) suatu
di SSP
Iangsangan.

I Setiap jalur somatosensorik "berlabel" sesuai NYERI BAYANGAN


modalitas dan lokasinya. CAaIAIAN KLINIS. Pengaktifan jalur sensorik di setiap titik
menghasilkan sensasi yang sama seperri yang diproduksi oleh
Ketika mencapai medula spinalis, informasi aferen memiliki stimulasi reseptor di bagian tubuh itu sendiri. Fenomena ini
dua kemungkinan tujuan: (1) menjadi bagian dari suatu digunakan sebagai penjelasan tradisional bagi nyeri bayang-
lengkung refleks, menghasilkan respons efektor yang sesuai, rn Qthantom pain)-sebagai conroh, nyeri yang dirasakan ber-
atau (2) dipancarkan ke atas ke otak melalui jalur asendens asal dari kaki oleh seorang yang tungkainya telah diamputasi

206 Bab 6
selutut. Iritasi ujung-ujung jalur aferen yang telah terputus medan reseptif tidak dapat dideteksi (Gambar 6-6). Repre-
di puntung kaki dapat memicu potensial aksi yang, ketika sentasi berbagai bagian tubuh di korteks yang tampak ter-
mencapai regio kaki korteks somatosensorik, diinterpretasi- distorsi (homunkulus sensorik, lihat h. 160) sesuai dengan
kan sebagai nyeri yang berasal dari kaki yang telah tidak ada. kepadatan persarafan; lebih banyak permukaan korteks yang
Bukti baru mengisyaratkan bahwa selain itu, sensasi nyeri diperuntukkan bagi persepsi sensorik yang berasal dari
bayangan dapat berasal dari remodeling ekstensifbagian otak daerah-daerah dengan medan resptif sempit sehingga, ke-
yang semula menangani sensasi dari tungkai yang telah di- mampuan diskriminatif taktilnya lebih besar.
amputasi. "Remappin!' daerah otak yang telah "kosong di- Selain kerapatan resepro! faktor kedua yang mem-
tinggalkan' ini dispekulasikan entah bagaimana sinyal dari pengaruhi ketajaman adalah inhibisi lateral. Anda dapat
tempat lain diinterpretasikan sebagai nyeri yang berasal dari mengetahui pentingnya fenomena ini dengan sedikit menekan
ekstremitas yang telah diangkat tersebut. permukaan kulit anda dengan ujung pensil (Gambar 6-7a).
Medan reseptif tepat di bawah bagian tengah ujung pensil
tempat rangsangan paling intens mengalami elsitasi, tetapi
I Ketajaman dipengaruhi oleh ukuran medan medan reseptif sekitar juga terangsang, namun dengan derajat
reseptif dan inhibisi lateral. yang lebih ringan karena distorsinya lebih ringan. Jika infor-
masi dari serat-serat aferen marginil yang ikut terangsang ini
Setiap neuron somatosensorik berespons terhadap informasi mencapai kortela maka lokalisasi ujung pensil akan samar.
rangsangan hanya dalam regio tertentu permukaan kulit Untuk mempermudah lokalisasi dan mempertajam kontras, di
sekitar; regio ini disebut medan reseptif. Ukuran medan re- dalam SSP terjadi inhibisi lateral (Gambar 6-7b). Jalur sinyal
septif berbanding terbalik dengan densitas reseptor di bagian yang paling terangsang yang berasal dari bagian tengah daerah
tersebut; semakin rapat reseptor jenis tertentu tersusun, se' stimulus menghambat jalur-jalur yang kurang tereksitasi yang
makin kecil luas kulit yang dipantau oleh masing-masing berasal dari daerah sekitar. Hal ini terjadi melalui antarneuron
reseptor. Semakin sempit medan reseptif dalam suatu daerah, inhibitorik yang berjalan ke lateral anrara serat-serar asendens
semakin tinggi ketajaman atau kemampuan diskriminasi. yang melayani medan-medan resepdf sekitar. Penghambatan
Bandingkan diskriminasi sentuh di ujung jari tangan anda transmisi iebih lanjut terhadap masukan yang lebih lemah
dengan siku anda dalam "merasakan' benda yang sama meningkatkan kontras antara informasi yang diinginkan dan
dengan keduanya. Anda dapat merasakan informasi yang tidak diinginkan sehingga lokasi ujung pensil dapat diketahui
lebih tepat tentang benda tersebut dengan ujung jari rangan dengan pasti. Derajat koneksi inhibisi lateral dalam jalur-jalur
yang kaya saraf karena medan reseptifnya kecil; sehingga, sensorik bervariasi sesuai modalitas. Modalitas yang memiliki
setiap neuron memberi informasi tentang permukaan benda inhibisi lateral paling besar-sentuhan dan penglihatan*
d{m bagian yang kecil. Di ujung jari dan telapak rangan menghasilkan lokalisasi yang paling akurat.
maslrg:-masing tangan diperkirakan terdapat 1 7. 000 meka- Setelah pembahasan umum tentang ffsiologi resepror
noreseptoi takril.Sebaliknya, kulit di siku hanya disarafi oleh selesai, kita akan mengulas renrang satu sensasi somatik pen-
ujung sensorik yang relatif sedikit dengan medan reseptif ting secara lebih detil-nyeri.
yang lebih luas. Perbedaan ringan di dalam masing-masing

NYERI
Nyeri terutama adalah mekanisme protektif untuk menim-
bulkan kesadaran akan kenyataan bahwa sedang atau akan
terjadi kerusakan jaringan. Selain itu, simpanan pengalaman
SIFAT yang menimbulkan nyeri dalam ingatan membantu kita
RANGSANGAN MEKANISME PENYANDIAN menghindari kejadian-kejadian yang berpotensi membahaya-
kan di masa mendatang.
Jenis Rangsangan Dibedakan oleh jenis reseptor yang
(modalitas diaktifkan dan jalur spesifik yang
rangsangan) digunakan untuk menyampaikan
informasi ini ke daerah tertentu di I Perangsangan terhadap nosiseptor memicu
korteks serebri. persepsi nyeri plus respons motivasional dan
Lokasi Rangsangan Dibedakan oleh lokasi medan
reseptif yang diaktifkan dan jalur
emosional.
yang kemudian teraktifkan untuk
menyampaikan informasi ini ke Tidak seperti modalitas somatosensorik lain, sensasi nyeri
daerah korteks somatosensorik disertai oleh respons perilaku rermorivasi (misalnya menarik
yang merepresentasikan lokasi diri atau bertahan) serta reaksi emosional (misalnya menangis
tertentu tersebut. atau takut). Juga, tidak seperti sensasi lain, persepsi subyektif
lntensitas Dibedakan oleh frekuensi potensial nyeri dapat dipengaruhi oleh pengalaman lalu arau sekarang
Rangsangan aksi yang timbul di neuron aferen
(misalnya, meningkatnya persepsi nyeri yang menyertai rasa
(kekuatan dan jumlah reseptor (dan neuron
rangsangan) aferen) yang menjadi aktif. takut akan dokter gigi atau berkurangnya persepsi nyeri pada
sorang atlet yang cedera ketika sedang bertanding).

Susunan Saraf Tepi: Divisi Aferen; lndra Khusus 207


Kurang terangsang

Ujung reseptor Paling terangsang


neuron-neuron aferen

Dua medan reseptif Hanya satu medan reseptif


dirangsang oleh stimulasi yang dirangsang oleh stimulasi
dua titik: Terasa dua titik dua titik yang jaraknya sama Frekuensi
dengan yang dilakukan pada potensial
(a): Terasa satu titik aksi
(a) (b)

Gambar 5-6
Perbandingan kemampuan diskriminatif daerah dengan Lokasi di kulit
medan reseptif kecil versus besar. Ketajaman taktil relatif
(a)
suatu bagian dapat ditentukan dengan uji ambang
diskriminasi dua titik. Jika dua ujung dari sebuah jangka
ditempelkan ke permukaan kulit merangsang dua medan
reseptif yang berbeda, maka akan dirasakan adanya dua titik
terpisah. Jika kedua ujung menyentuh medan reseptif yang
sama, maka keduanya dirasakan sebagai satu titik. Dengan
menyesuaikan jarak antara kedua ujung jangka, kita dapat
menetukan jarak minimal di mana dua titik tetap dapat
dibedakan sebagai dua titik dan bukan satu, yang Transrnigl
mencerminkan ukuran medan reseptif di bagian tersebut. terhefit|i::r,,
Dengan teknik ini, kita dapat menentukan kemampuan
diskriminatif permukaan tubuh. Ambang dua titik berkisar
dari 2 mm di ujung jari tangan (memungkinkan seseorang
membaca huruf Braille, di mana titik-titik menonjol terpisah
f,5 mm satu sama lain) hingga 48 mm di kulit betis yang
diskriminasinya paling rendah. (a) Regio dengan medan
reseptif sempit. (b) Regio dengan medan reseptif luas.

KATEGORI RESEPTOR NYERI


Terdapat tiga kategori resepror nyeri, atau nosiseptor. Nosi-
septor mekanis berespons terhadap kerusakan mekanis
misalnya tersayat, terpukul, atau cubitan; nosiseptor suhu
berespons terhadap suhu ekstrim, terurama panas; dan nosi-
septor polimodal yang berespons sama kuat terhadap semua o""o15.""i
jenis rangsangan yang merusak, termasuk bahan kimia iritan di kulit
yang dikeluarkan oleh jaringan yang cedera. Karena man- (b)
faatnya untuk kelangsungan hidup maka nosiseptor juga
tidak beradaptasi terhadap rangsangan yang menetap atau Gambar 6-7
berulang. lnhibisi lateral. (a) Reseptor di tempat stimulasi paling kuat
CATAIAN KLIMS. Semua nosiseptor dapat ditingkat- diaktifkan hingga maksimal. Reseptor-reseptor di sekitar juga
terangsang tetapi dengan derajat yang lebih rendah. (b) Jalur
kan kepekaannya oleh
adanya prostaghndin, yang sangar reseptor yang paling teraktifkan tersebut menghambat
meningkatkan respons reseptor rerhadap rangsangan yang transmisi impuls di jalur-jalur yang stimulasinya kurang
mengganggu (yaitu, terasa lebih sakit jika ada prostaglandin). melalui inhibisi lateral. Proses ini mempermudah lokalisasi
Prostaglandin adalah kelompok khusus turunan asam lemak tempat rangsangan.

208 Bab 6
yang berasal dari lapis ganda lemak membran plasma dan
t.k.r|" lokal setelah dibebask"n (lihat h. gz.7). Crdta Tabel 5-2
jaringan, antara lain, dapat menyebabkan pelepasan lokal Karakteristik Nyeri
prostaglandin. Bahan-bahan kimia ini bekerja pada ujung
perifer nosiseptor untuk menurunkan ambang pengaktifan NYERI CEPAT NYERI LAMBAT
reseptor. Obat-obatan sejenis aspirin menghambat pemben- Terjadi pada stimulasi Terjadi pada stimulasi
tukan prostaglandin, yang minimal ikut berperan dalam nosiseptor mekanis dan nosiseptor polimodal
menentukan sifat analgesik (penghilang nyeri) obat-obat ini. suhu
Disalurkan oleh serat Disalurkan oleh serat C halus
SERAT NYERI AFEREN CEPAT DAN TAMBAT A-delta halus bermielin tak bermielin
Menimbulkan sensasi Menimbulkan sensasi tumpul,
Impuls nyeri yang berasal dari nosiseptor disalurkan ke SSP tajam menusuk panas, pegal
melalui salah satu dari dua jenis serat aferen (Tabel 6-2). Mudah diketahui Lokalisasinya tidak jelas
Sinyal yang berasal dari nosiseptor mekanis dan suhu disalur- lokalisasinya
kan melalui serat A-delta halus bermielin dengan kecepatan Muncul pertama kali Muncul berikutnya; menetap
hingga 30 m/dtk (jalur nyeri cepat). Impuls dari nosiseptor lebih lama; lebih tidak
polimodal disalurkan oleh serat C halus tak bermielin dengan menyenangkan
kecepatan jauh lebih rendah (12 mldtk;jalur nyeri lambat).
Ingatlah ketika jari tangan anda terakhir kali terpotong atau
tersundut. Anda akan merasakan sentakan tajam nyeri pada
nyeri asendens memiliki tujuan yang berbeda-beda g.Entehs,
a.'
awal yang segera diikuti oleh nyeri yang lebih difus. Nyeri
talamus, dan formasio retihuhris. Daerah pemgodes somaro-
biasanya pertama kali dirasakan sebagai sensasi tertusuk tajam
sensorik di korteks menentukan lokasi r){eri, semenrara
yang singkat yang mudah diketahui lokasinya; ini adalah
daerah-daerah korteks lain ikut serta dalar/komponen sadar
jalur nyeri cepat yang berasal dari nosiseptor mekanis atau
pengalaman nyeri lainnya, misalnya refle(si renrang kejadian
panas spesifik. Perasaan ini diikuti oleh sensasi pegal tumpul
penyebab. Nyeri tetap dapat dirasakan tahpa adanya korteks,
yang lokalisasinya tidak jelas dan menetap lebih lama disertai
mungkin di tingkat talamus. Formasio retikularis meningkat-
rasa tidak nyaman; ini adalah jalur nyeri lambat, yang
kan derajat kewaspadaan yang berkaitan dengan rangsangan
diaktifkan oleh bahan-bahan kimia, terutama bradikinin,
yang mengganggu. Interkoneksi dari talamus dan formasio
suatu bahan yang normalnya inaktif dan menjadi aktif oleh
retikularis ke hipotakmus dan sistem limbik memicu respons
enzim-enzim yang dikeluarkan ke dalam CES dari jaringan
perilaku dan emosi yang menyertai pengalaman yang menim-
yang rusak. Bradikinin dan senyawa-senyawa terkait tidak
bulkan nyeri. Sistem limbik tampaknya sangat periting dalam
saja memicu nyeri, mungkin dengan merangsang nosiseptor
mempersepsikan aspek yang tidak menyenangkan dari nyeri.
polimodal, tetapi juga berperan dalam respons peradangan
Glutamat, neurotransmirer lain yang dikeluarkan dari
terhadap cedera jaringan (Bab 12). Menetapnya bahan-bahan
terminal nyeri aferen primer, adalah neurotransmiter eksita-
kimia ini dapat menjelaskan mengapa nyeri pegal terus ber-
torik utama (lihat h. 116). Glutamat bekerja pada dua re-
langsung setelah terhentinya rangsangan mekanis atau suhu
septor membran plasma berbeda di neuron-neuron tanduk
penyebab kerusakan jaringan.
dorsal, dengan dua efek berbeda (lihat h. 178). Pertama,
Yang menarik, reseptor perGr serat C aferen diaktifkan
pengikatan glutamat dengan reseptor AMPA-nya menyebab-
oleh kapsaisin, bahan dalam cabai yang menimbulkan rasa
kan perubahan permeabilitas yang akhirnya menyebabkan
pedas. (Selain mengikat reseptor nyeri, kapsaisin berikatan
pembentukan potensial aksi di sel tanduk dorsal. Potensial
dengan reseptor suhu yang normalnya diakdfkan oleh panas-
aksi ini menyalurkan pesan nyeri ke pusat-pusat yang lebih
karena itu timbul rasa panas ketika kita makan cabai pedas).
tinggi. Kedua, pengikatan glutamat dengan rese?tor NMDA-
Yang ironis, aplikasi lokal kapsaisin malah dapat mengurangi
nya menyebabkan masuknya Ca2. ke dalam sel tanduk dorsal.
nyeri klinis, kemungkinan besar dengan merangsang secara
Jalur ini tidak terlibat dalam transmisi pesan nyeri. Ca2. ma-
berlebihan dan merr.rsak nosiseptor yang berikatan dengannya.
lah memicu sistem pembawa pesan kedua yang membuat
neuron tanduk dorsal lebih peka daripada biasanya (lihat h.
PEMROSESAN MASUKAN NYERI DI TINGKAT YANG 124-125). Hipereksitabilitas ini ikut berperan meningkatkan
LEBIH TINGGI sensitivitas daerah yang cedera terhadap pajanan berikutnya
Banyak struktur berperan dalam pemrosesan sensasi nyeri. rangsangan nyeri atau bahkan rangsangan normal yang tak
Serat-serat nyeri aferen primer bersinaps dengan antarneuron nyeri, misalnya senruhan ringan. Bayangkanlah betapa peka-
ordo kedua spesifik di tanduk dorsal medula spinalis. Sebagai nya kulit andayang mengalami luka bakar, bahkan terhadap
respons terhadap potensial alsi yang dipicu oleh rangsangan, pakaian. Mekanisme lain di luar hipereksitabilitas neuron
serat-serat nyeri aferen mengeluarkan neurotransmirer yang tanduk dorsal yang ditimbulkan oleh glutamat juga berperan
mempengaruhi neuron-neuron berikutnya. Dua neurotrans- menyebabkan supersensitiviras suaru daerah yang cedera. Se-
miter yang paling banyak diketahui adalah substansi P dan bagai contoh, responsivitas reseptor perifer pendeteksi nyeri
glutamat. Substansi P mengaktikan jalur-jalur asendens yang dapat ditingkatkan sehingga resepror tersebut bereaksi lebih
menyalurkan sinyal nosiseptif ke tingkat yang lebih tinggi kuat terhadap rangsangan berikutnya. Kepekaan yang ber-
untuk pemrosesan lebih lanjut (Gambar 6-8a). Jalur-jalur lebihan ini mungkin bertujuan untuk mengurangi aktivitas

Si;sunan 5araf Tepi: Divisi Aferen; tndra Khusus 209


(Lokalisasi nyeri)
Korteks
somatosensorik

Hipotalamus; (Respons perilaku


sistem limbik dan emosional
terhadap nyeri)

(E Kesiagaan)

Medula
spinalis

Substansi P
Nosiseptor
(a)

Tidak ada persepsi nyeri


Ke talamus
+

Reseptor
opiat

Substansi P
Nosiseptor
(b)
Gambar 6-8
Jalur nyeri substansi P dan jalur analgesik. (a) Jalur nyeri substansi P. Ketika diaktifkan oleh rangsangan yang mengganggu,
sebagian jalur nyeri aferen mengeluarkan substansi P. yang mengakifkan jalur-jalur nyeri asendens ylng-memberi mlsulln
kepada berbagai bagian otak untuk pemrosesan beragam aspek dari pengalaman nyeri tersebut. (b) Jajur analgesik. Opiat
endogen yang dibebaskan dari jalur-jalur analgesik (pereda nyeri) desendens berikatan dengan reseptor opiat di synaptic knob
serat nyeri aferen. Pengikatan ini menghambat pelepasan substansi P sehingga transmisi impuls nyeri sepanjang jjlur'nyeri
asendens terhambat.

yang dapat semakin merusak atau mengganggu penyembuh- perifer, yang berfungsi sebagai mekanisme protektif normal
an daerah yang cedera. Hipersensitivitas ini biasanya mereda untuk memberi tahu tubuh akan kerusakan yang terjadi atau
setelah cedera sembuh. akan terjadi, keadaan nyeri kronik abnormal terjadi akibat
CATAIAN KLINIS. Nyeri kronik, yang kadang-kadang kerusakan jalur-jalur nyeri di saraf perifer atau SSp Nyeri
sangat mengganggu, kadang terjadi tanpa disertai kerusakan dirasakan karena terbentuknya sinyal abnormal di dalam jalur-
jaringan. Berbeda dari nyeri yang menyenai cedera jaringan jalur nyeri tanpa adanya cedera di jaringan perifer atau

210 Bab 5
rangsangan nyeri khas. Sebagai contoh, snoke yang merusak umum. Di lain pihak, masing-masing dari indera khusus
jalur-jalur asendens dapat menyebabkan sensasi nyeri yang memiliki reseptor yang sangat spesialistik dan terlokalisasi
menetap dan abnormal. Nyeri kronik abnormal kadang- yang berespons terhadap rangsangan lingkungan terrentu.
kadang digolongkan sebagai nyeri neuropatih. Indera khusus mencakup penglihatan, pendengaran, penge-
capan, dan penciuman, yang berikut ini akan kita bicarakan,
dimulai dari pengliharan.
I Otak memiliki sistem analgesik inheren.
Selain rangkaian neuron yang menghubungkan nosiseptor
perifer dengan struktur-struktur SSP yang lebih tinggi untuk
persepsi nyeri, SSP juga mengandung sistem analgesik pene-
kan nyeri inheren yang menekan penyaluran impuls di jalur
nyeri sewaktu impuls tersebut masuk ke medula spinalis. Dua MATA: PENGLIHATAN
regio diketahui menjadi bagian dari jalur analgesik desendens
ini. Rangsangan listrik
pada substansia grisea periakuaduhtus Agar dapat melihat, mata harus menangkap pola pencahayaan
(substansia grisea yang mengelilingi akuaduktus serebral, suatu di lingkungan sebagai "gambarlbayangan opris" di suatu
saluran sempit yang menghubungkan rongga ventrikel ketiga lapisan sel peka sinar, retina, seperti kamera nondigital
dan keempat) menghasilkan analgesia kuat, demikian juga menangkap bayangan pada film. Seperti film yang dapat
stimulasi formasio retihularis di dalam batang otak. Sistem diproses menjadi salinan visual dari bayangan asli, citra ter-
analgesik ini menekan nyeri dengan menghambat pelepasan sandi di retina disalurkan melalui serangkaian tahap pemro-
substansi P dari ujung serat nyeri aferen (Gambar 6-8b). sesan visual yang semakin rumit hingga akhirnya secara sadar
Secara spesifik, sistem analgesik bergantung pada keber- dipersepsikan sebagai kemiripan visual dari bayangan asli.
adaan reseptor opiat. Orang telah lama mengetahui bahwa Sebelum membahas tahap-tahap yang berperan dalam pemro-
morffn, suatu komponen dalam tanarnan opium, adalah sesan penglihatan, kita mula-mula akan meneliti bagaimana

suatu analgesik kuat. Para peneliti beranggapan bahwa kecil mata dilindungi dari cedera.
kemungkinannya bahwa tubuh dianugerahi reseptor opiat
hanya untuk berinteralsi dengan bahan kimia yang berasal
dari sejenis bunga! Karenanya mereka mulai melakukan pene-
I Mekanisme protektif membantu mencegah
litian untuk mencari bahan yang secara normal berikatan cedera mata.
dengan reseptor opiat ini. Hasilnya adalah penemuan opiat
Terdapat beberapa mekanisme yang membantu -melindungi
endogen (bahan mirip morfin)-endarfin, enhefalin, dan
mata dari cedera. Kecuali di bagian anteriornya (depan), bola
dinorfn-yang penting dalam sistem analgesik alami tubuh.
mata dilindungi oleh kantung tulang tempat mata berada.
Opiat-opiat endogen ini berfungsi sebagai neurotransmiter
Kelopak mata bekerja sebagai penurup untuk melindungi
analgesik; mereka dibebaskan dari jalur analgesik desendens
bagian anterior mata dari gangguan lingkungan. Kelopak mata
dan berikatan dengan reseptor opiat di ujung serat nyeri
menutup secara refleks untuk melindungi mata pada keadaan-
aferen. Pengikatan ini menekan pelepasan substansi P melalui
keadaan yang mengancam, misalnya benda yang datang cepat,
inhibisi prasinaps, sehingga transmisi lebih lanjut sinyal nyeri
sinar yang menyilaukan, dan situasi di mana bagian mata
dihambat (lihat h. 119). Morfin berikatan dengan reseptor
terpajan atau bulu mata tersentuh. Kedipan mata yang berulang
opiat yang sama, yang menjelaskan sifat analgesiknya.
membantu menyebarkan air mata yang berfungsi sebagai
Belum jelas bagaimana mekanisme penekan nyeri alami
pelumas, pembersih, dan bahan bakterisidal ('mematikan
ini diaktifkan dalam keadaan normal. Faktor-faktor yang kuman'). Air mata diprodulai secara terus-menerus oleh
diketahui memodulasi nyeri adalah olahraga, stres, dan aku-
kelenjar lalaimal di sudut lateral atas di bawah kelopak mata.
punktur. Para peneliti percay^ bahwa endorfin dibebaskan
Cairan pencuci mata ini mengalir di atas permukaan anterior
selama olahraga berkepanjangan dan mungkin menimbulkan
mata dan keluar melalui saluran-saluran halus di sudut mata
"runner's high" ("rxa nikmat" yang dialami pelari jarak jauh).
(Gambar 6-9a) untuk akhirnya sampai ke bagian belakang
Beberapa jenis stres juga menyebabkan analgesia. Dalam
saluran hidung. Sistem drainase ini tidak dapat mengatasi
keadaan tertentu, mengemukakan reaksi normal terhadap
produksi air mata yang berlebihan saat kita menangis sehingga
nyeri oleh organisme yang sedang mengalami stres akan
air mata meluap dari mata. Mata juga dilengkapi oleh bulu
merugikan. Sebagai contoh, ketika dua singa jantan sedang
m^t^ yang bersifat protektif, menangkap kotoran halus di
berkelahi untuk mendominasi kelompoknya, menarik diri,
udara misalnya debu sebelum masuk ke mata.
lari, atau beristirahat ketika mengalami cedera jelas mengisya-
ratkan kekalahan. (Lihat fttur penyerta dalam boks, Konsep,
Thntangan, dan Kontroversi, untuk mengerahui bagaimana I Mata adalah suatu bola berisi cairan yang
akupunktur meredakan nyeri). terbungkus oleh tiga lapisan jaringan khusus.
Kita kini telah menyelesaikan pembahasan renrang sen-
sasi somatik. Seperti yang kini anda ketahui, sensasi somatik Mata adalah struktur bulat berisi cairan yang dibungkus oleh
didetelai oleh reseptor yang tersebar luas yang memberi tiga lapisan. Dari bagian paling luar hingga paling dalam,
informasi tentang interaksi tubuh dengan lingkungan secara lapisanJapisan tersebut adalah (l) shlera/hornea; (2) boroid/

Susunan Saraf Tepi: Divisi Aferen; lndra Khusus 211


K6nsep" Tantangan" dan Kontroversi
Akupunktur: Benarkah Bermanfaat?
Terdengar seperti fiksi ilmiah. Bagai- 85% pasien tertolong oleh AA. diyakinkan oleh bukti ilmiah bahwa
mana sebuah jarum yang ditusukkan Hilangnya nyeri dilaporkan oleh hanya teknik ini sahih. Metodologi AA secara
ke tangan menghilangkan nyeri sakit 30% sampai 35% kontrol plasebo tradisional tidak diajarkan di perguru-
gigi? Analgesia akupunktur (AA), (orang yang beranggapan bahwa an tinggi kedokteran AS, dan diperlu-
teknik meredakan nyeri dengan mereka mendapat terapi AA yang kan waktu untuk mempelajari teknik
menusukkan dan memanipulasi jarum benar; padahal jarum ditusukkan di ini. AA juga menghabiskan terlalu
halus di titik-titik kunci, telah diprak- tempat yang salah atau tidak cukup banyak waktu dibandingkan dengan
tekkan di Cina selama lebih dari 2000 dalam). Selain itu, mekanisme kerja AA pemakaian obat. Para dokter Barat
tahun yang lalu tetapi relatif baru bagi kini mulai terkuak. Memang, lebih yang telah terlatih menggunakan obat
ilmu kedokteran Barat dan masih banyak yang diketahui tentang untuk mengatasi sebagian besar
kontroversial di Amerika Serikat. mekanisme fisiologik yang mendasari masalah nyeri umumnya enggan
AA daripada yang mendasari banyak meninggalkan metode-metode yang
Sejarah Singkat teknik medis konvensional, misalnya telah mereka kenal untuk digantikan
Ajaran Cina tradisional menyatakan anestesia gas. oleh suatu teknik yang masih asing dan
bahwa penyakit dapat terjadi ketika menghabiskan waktu. Akan tetapi,
pola normal aliran energi sehat Mekanisme Kerja akupungtur semakin disukai sebagai
(disebut Qi; dibaca "chi") yang tepat Sangat banyak bukti yang menunjang terapi alternatif untuk meredakan
berada di bawah kulit terganggu, dan h i potesis e ndo rfi n a ku pu ngtu r sebagai nyeri kronik, terutama karena obat
akupungtur dapat mengoreksi mekanisme primer kerja AA. Menurut analgesik dapat menimbulkan efek
ketidakseimbangan ini dan memulih- hipotesis ini, jarum akupungtur samping yang mengganggu. Setelah
kan kesehatan. Banyak ilmuwan Barat mengaktifkan serat-serat saraf aferen beberapa dekade diabaikan oleh
skeptis karena, sampai akhir-akhir ini, spesifik, yang mengirim impuls ke sebagian besar komunitas kedokteran
fenonema ini tidak dapat dijelaskan susunan saraf pusat. Di sini impuls- AS, akupungtur kini mulai memperoleh
berdasarkan prinsip-prinsip fisiologis impuls yang datang mengaktifkan tiga penghormatan setelah suatu laporan
logis yang diketahui, meskipun telah pusat (pusat di medula spinalis, pusat tahun 1997 yang dikeluarkan oleh
sangat banyak bukti anekdotal tentang di otak tengah, dan pusat hormonal, suatu panel pakar yang ditunjuk oleh
efektivitas AA yang ada di Cina. Dalam unit h ipotalamus-hipof isis anterior) National lnstitute of Health (NlH).
dunia kedokteran Barat, keberhasilan untuk menimbulkan analgesia. Para Laporan ini, berdasarkan evaluasi
akupungtur dianggap sebagai efek peneliti telah membuktikan bahwa terhadap studi-studi klinis yang
plasebo. lstilah efek p/asebo merujuk ketiga pusat menghambat penyaluran dipublikasikan, menyimpulkan bahwa
kepada suatu bahan kimia atau teknik nyeri melalui pemakaian endorfin dan akupungtur efektif sebagai terapi
yang menghasilkan respons yang senyawa-senyawa terkaitnya. Beberapa alternatif atau tambahan bagi terapi
diinginkan melalui kekuatan sugesti neurotransmiter lain, misalnya konvensional untuk banyak jenis nyeri
atau pengalihan dan bukan melalui serotonin dan norepinefrin, serta dan mual. Karena akupungtur kini
efek langsung. kortisol, hormon utama yang sudah diakui oleh NIH maka sebagian
Karena orang Cina puas dengan dibebaskan selama stres, juga perusahaan asuransi kesehatan
bukti anekdotal keberhasilan AA, diperkirakan berperan. (Meredanya memelopori penggantian terhadap
maka fenomena ini tidak benar-benar nyeri pada kontrol plasebo diperkira- terapi yang kini telah sah secara ilmiah
diteliti sampai beberapa dekade kan terjadi akibat para responden tersebut, dan sebagian sekolah
terakhir, ketika para ilmuwan Eropa plasebo secara tidak sadar mengaktif- kedokteran negeri mulai memasukkan
dan Amerika mulai mempelajarinya. kan sistem analgesik inheren mereka teknik ini ke dalam kurikulum mereka.
Akibat upaya-upaya ini, dihasilkan sendiri). Juga terdapat 40 sekolah akupungtur
banyak penelitian ilmiah ketat yang terakreditasi nasional bagi nondokter.
mendukung bahwa AA benar-benar Akupungtur di Amerika Serikat Dari 13.000 praktisi akupungtur
bekerja (yaitu. melalui efek fisiologis Di Amerika Serikat, AA belum diguna- berlisensi di Amerika Serikat, hanya
bukan plasebo/psikologis). Dalam kan oleh dunia kedokteran formal, 3.000 yang merupakan dokter.
uji-uji klinis terkontrol, 55% sampai bahkan oleh dokter yang telah

badan siliaris/iris; dan (3) retina (Gambar 6-9b). Sebagian be- (rods) dan sel kerucut (cones), fotoreseptor yang mengubah
sar bola mata ditutupi oleh suatu lapisan kuat jaringan ikat, energi cahaya menjadi impuls saraf. Seperti dinding hitam
sklera, yang membentuk bagian putih mata (Gambar 6-9a). sebuah studio foto, pigmen di koroid dan retina menyerap
Di sebelah anterior, lapisan luar terdiri dari kornea trans- sinar setelah sinar mengenai retina untuk mencegah pantulan
paran, yang dapat ditembus oleh berkas cahaya untuk masuk atau pembuyaran sinar di dalam mata.
ke interior mata. Lapisan tengah di bawah sklera adalah Bagian interior mata terdiri dari dua rongga berisi cairan
khoroid, yang berpigmen banyak dan mengandung banyak yang dipisahkan oleh sebuah lensa elips, yang semuanya uans-
pembuluh darah yang memberi nutrisi bagi retina. Lapisan paran agar cahaya dapat menembus mata dari kornea hingga
koroid di sebelah anterior mengalami spesialisasi membentuk ke retina. Rongga posterior (belakang) yang lebih besar antara
badan siliaris dan iris, yang akan segera kita bahas. Lapisan lensa dan retina mengandung bahan setengah cair mirip gel,
paling dalam di bawah koroid adalah retina, yang terdiri dari humor vitreirs. Humor vitreus penting unruk memper-
lapisan berpigmen di sebelah luar dan lapisan jaringan saraf tahankan bentuk bola mata agar terap bulat. Rongga anterior
di sebelah dalam. Yang terakhir, mengandung sel batang antara kornea dan lensa mengandung cairan jernih encer,

212 Bab 6
Ligamentum
suspensorium ,5#+irqsll- Otot mata
ekstrinsik
Badan siliaris Khoroid
Retina
Sklera

drainase
air mata
Pupil

(a)
Humor aquosus
+
Saraf optik

Diskus optik
Pembuluh darah

(b)
Garnban 6-9
Struktur mata. (a) Pandangan depan eksternal. (b) Pandangan sagital internal.

humor aquosus. Humor aguosus membawa nutrien untuk terjamin (sedikit kesalahannya) dibandingkan sidik jari atau
kornea dan lensa, yaitu dua struktur yang tidak memiliki aliran bahkan uji DNA.
darah. Adanya pembuluh darah di struktur-struktur ini akan Lubang bundar di bagian tengah iris tempat masuknya
mengganggu lewatnya cahaya ke fotoreseptor. cahaya ke interior mata adalah pupil. Ukuran lubang ini
Humor aquosus dihasilkan dengan kecepatan sekitar 5 dapat disesuaikan oleh kontraksi otor-oror iris untuk mene-
ml/hari oleh suatu jaringan kapiler di dalam badan siliar, rima sinar lebih banyak atau lebih sedikit, seperti diafragma
suatu turunan klusus lapisan koroid anterior. Cairan ini yang mengontrol jumlah cahayayang masuk ke kamera. Iris
mengalir ke suatu kanalis di tepi kornea dan akhirnya masuk mengandung dua set anyaman otot polos, satu sirhular (serat-
ke darah (Gambar 6-10). serat otot berjalan seperti cincin di dalam iris) dan saturadial
CATAIAN KLINIS. Jika humor aquosLrs tidak di- (serat mengarah ke luar dari tepi pupil seperti jari-jari roda
keluarkan secepat pembentukannya (sebagai contoh, akibat sepeda) (Gambar 6-11). Karena serat otor memendek ketika
sumbatan di saluran drainasenya) maka kelebihan cairan ini berkontraksi maka pupil menjadi lebih kecil ketika otot sir-
akan menumpuk di rongga anterior, menimbulkan pening- kular (atau konstriktor) berkontraksi dan membentuk cin,
katan tekanan di dalam mata. Keadaan ini dikenal sebagai cin yang lebih kecil. Konstriksi pupil refleks ini terjadi pada
glaukoma. Kelebihan aqueous humor akan mendorong lensa keadaan sinar terang untuk mengurangi jumlah cahaya yang
ke belakang ke dalam uineous humor, yang selanjutnya akan masuk ke mata. Jika otot radial (atau dilator) berkontraksi
menekan lapisan saraf dalam retina. Penekanan ini menye- maka ukuran pupil bertambah. Dilatasi pupil ini terjadi pada
babkan kerusakan retina dan nervus optikus yang dapat me- cahaya temaram agar sinar yang masuk ke mata lebih banyak.
nyebabkan kebutaan jika keadaan ini tidak diatasi. Otot-otot iris dikendalikan oleh sistem saraf oronom. Serar
saraf parasimpatis menyarafi otot sirkular (menyebabkan
konstriksi pupil) sementara serar simparis menyarafi otot
I Jumlah cahaya yang masuk ke mata dikontrol radial (menyebabkan dilatasi pupil).
oleh iris.
Tidak semua cahaya yang melewati kornea mencapai foto- I Mata membiaskan sinar yang masuk untuk
reseptor peka cahaya, karena adanya iris, suatu otot polos memfokuskan bayangan di retina.
tipis berpigmen yang membentuk struktur mirip cincin di
dalam aqueous ltumor (Gambar 6-9adan b). Pigmen di iris Sinar/cahaya adalah suatu bentuk radiasi elektromagnetik yang
memberi warna mata. Berbagai bercak, garis, atau nuansa terdiri dari paket-paket energi mirip partikel yang dinamai foton
lain pada iris bersifat unik bagi setiap orang sehingga iris yang berjalan dalam bentuk gelombang. Jarak antara dua pun-
menjadi dasar bagi teknologi identifikasi terkini. Pengenalan cak gelombang dikenal sebagai panjang gelombang (Gambar
pola iris oleh kamera video yang menangkap bayangan iris 5-12). Paryane gelombang dalam spektrum elektromagnetik
dan menerjemahkannya ke dalam kode komputer lebih berkisar dari 10-14 m (seperkuadriliun meter, misainya pada

Susunan Saraf Tepi: Divisi Aferen; lndra Khusus 213


Badan siliaris

Ligamentum
suspensorium

Rongga posterior
yang mengandung
humor vitreus

Otot siliaris
Kanalis Schlemm di badan siliaris

Gambar 6-10
Pembentukan dan drainase humor aquosus. Humor aquosus dibentuk oleh anyaman kapiler di badan siliar, kemudian mengalir
ke dalam kanal Schlemm, dan akhirnya masuk ke darah.

Stimulasi parasimpatis Stimulasi simpatis

+l

Otot sirkular Otot radial


(konstriktor) (dilator)
berjalan berjalan
melingkar radial
Konstriksi pupil Dilatasi pupil
Gambar 6-11
Kontrol ukuran pupil.

berkas sinar kosmik yang sangat pendek) hingga 10a m (10 km, cahaya tampak hanyalah sebagian kecil dari spektrum elek-
misalnya gelombang radio yang panjang) (Gambar 6-13). Foto- tromagnetik total. Sinar dari berbagai panjang gelombang dalam
reseptor di mata hanya peka terhadap panjang gelombang antara rentang sinar tampak dipersepsikan sebagai sensasi warna yang
400 dan 700 nanometer (nm; sepermilyar meter). Karena itu, berbeda-beda. Panjang gelombang yang lebih pendek dilihat

2"14 Bab 6
suatu cahaya merah yang terang tidak mengubah warnanya,
FpanJang +l hanya menyebabkannya kurang terang atau kurang intens.
I gelombang I Gelombang cahaya mengalami diuergensi (memancar
keluar) ke semua arah dari setiap titik sumber cahaya. Gerak-
an maju suatu gelombang cahaya dalam arah rerrentu dikenal
I sebagai berkas cahaya. Berkas cahaya divergen yang men-
o
E capai mata harirs dibelokkan ke dalam agar dapat difokuskan
o
cq)
kembali ke suatu titik (titik fokus) di retina peka cahaya agar
c
diperoleh bayangan akurat sumber cahaya (Gambar 6-14).

Jarak PROSES REFRAKSI


Gambar 6-12 Sinar berjalan lebih cepat melalui udara daripada melalui media
-
Sifat suatu gelombang elektromagnetik. Panjang gelombang transparan lain misalnya air dan kaca. Ketika masuk ke suatu
adalah jarak antara dua puncak gelombang. /ntensitas adalah
amplitudo gelombang. medium dengan densitas tinggi, berkas cahaya melambat (yang
sebaliknya juga berlaku). Arah berkas berubah jika cahaya ter-
sebut mengenai permukaan medium baru dalam sudut yang
tidak tegak lurus (Gambar 6-15). Berbeloknya berkas sinar
sebagai warna ungu dan biru; panjang gelombang yang lebih dikenal sebagai refraksi (pembiasan). Pada permukaan me-
panjang diinterpretasikan sebagai oranye dan merah. lengkung seperri lensa, semakin besar kelengkungan, semakin
Selain memiliki panjang gelombang bervariasi, energi besar derajat pembelokan dan semakin kuat lensa. Ketika
cahaya juga bervariasi dalam intensitasnya; yaitu, amplitu- suatu berkas cahaya mengenai permukaan lengkung suatu
do, atau tinggi gelombang (Gambar 6-12). Menyuramkan benda dengan densitas lebih besar maka arah refraksi ber-

Gambar 6-13
Spektrum elektromagnetik. Panjang gelombang dalam spektrum elektromagentikterentang dari kurang dari 10-1a m hingga 10a
m. Spektrum sinar tampak mencakup panjang gelombang antara 400 sampai 700 nanometer (nm).

Gambar 6-14
Pemfokusan berkas sinar divergen. Berkas
sinar yang divergen harus dibelokkan ke
dalam agar dapat terfokus.

Titik sumber Berkas sinar mata


Struktur Berkas sinar
cahaya yang membelokkan terfokus
berkassinar pada retina

Susunan Saraf Tepi: Divisi Aferen; lndra Khusus 2j5


gantung pada sudut kelengkungan (Gambar 6-16). Permuka- mencapai mata. Sebaliknya, berkas cahaya yang berasal dari
an konveks melengkung keluar (cembung, seperti permukaan benda dekat masih tetap berdivergensi ketika mencapai mata.
luar sebuah bola), sementara permukaan konkaf melengkung Untuk kemampuan refraktif tertenru mata, diperlukan jarak
ke dalam (cekung, seperti gua). Permukaan konveks menye- lebih jauh di belakang lensa untuk membawa berkas divergen
babkan konvergensi berkas sinar, membawa berkas-berkas ter- suatu sumber cahaya yang dekat ke titik fokus daripada
sebut lebih dekat satu sama lain. Karena konvergensi penting membawa berkas paralel suaru sumber cahaya yang jauh ke
untuk membawa suatu bayangan ke titik fokus, maka per- titik fokus (Gambar 6-l7a dan b). Akan tetapi, pada mata
mukaan refraktif mata berbentuk konveks. Permukaan konkaf tertentu, jarak antara lensa dan retina selalu sama. Karena itu,
membuyarkan berkas sinar (divergensi). Lensa konkaf berman- tidak terdapat jarak yang lebih jauh setelah lensa untuk mem-
faat untuk mengoreksi kesalahan refraktif tenentu mata, misal- bawa bayangan benda dekat ke fokus. Namun agar penglihat-
nya berpenglihatan dekat. an jelas maka struktur-struktur refraktif mata harus membawa
bayangan dari sumber cahaya jauh atau dekat ke fokus di
STRUKTUR REFRAKTIF MATA retina. Jika suatu bayangan sudah terfokus sebelum mencapai
retina atau belum terfokus ketika mencapai retina, maka
Dua struktur yang paling penting dalam kemampuan refraktif
bayangan tersebut akan terlihat kabur (Gambar 6-18). Untuk
mata adalah kornea dan lensa. Permukaan kornea yang me-
membawa bayangan dari sumber cahaya dekat dan jauh jatuh
lengkung, struktur pertama yang dilewati oleh sinar sewaktu
di titik fokus di retina (yaitu dalam jarak yang sama) maka
sinar tersebut masuk mata, berperan paling besar dalam ke-
harus digunakan lensa yang lebih kuat untuk sumber cahaya
mampuan refraktif total mata karena perbedaan dalam densitas
dekat (Gambar 6-l7c). Marilah kita melihat bagaimana ke-
pada pertemuan udara-kornea jauh lebih besar daripada per-
kuatan lensa dapat disesuaikan berdasarkan kebutuhan.
bedaan dalam densitas antara lensa dan cairan di sekitarnya. Pa-
da astigmatisme, kelengkungan kornea tidak rata sehingga ber-
kas sinar mengalami refralai yang tidak sama. Kemampuan
refraktif kornea seseorang tidak berubah, karena kelengkungan IAkomodasi meningkatkan kekuatan lensa untuk
kornea tidak pernah berubah. Sebaliknya, kemampuan refraktif melihat dekat.
lensa dapat diubah-ubah dengan mengubah kelengkungannya
sesuai kebutuhan untuk melihat dekat atau jauh. Kemampuan menyesuaikan kekuatan lensa dikenal sebagai
Berkas cahaya dari sumber sinar yang berjarak lebih dari akomodasi. Kekuatan lensa bergantung pada bentuknya,
20 kak (- 6 meter) dianggap paralel pada saat berkas tersebut yang selanjutnya dikendalikan oleh otot siliaris.

Berkas sinar Berkas sinar


mengenai permukaan mengenai permukaan
kaca pada suatu sudut kaca tegak lurus

Jalur jika berkas sinar


tidak dibiaskan ketika
!
berjalan dari udara o
E
ke dalam kaca
l

=
Jalur refraksi
sebenarnya
:
o
o
o
i5

Jalur jika berkas sinar tidak dibiaskan (b)


ketika berjalan dari kaca ke udara
(a)
G*qrhar G-iS
Refraksi. Suatu berkas sinar dibelokkan (mengalami refraksi, dibiaskan) ketika mengenai permukaan suatu medium yang
densitasnya berbeda dari medium yang sedang dijalani oleh berkastersebut (sebagai contoh, berpindah dari udara ke dalam
kaca) pada setiap sudut kecuali tegak lurus terhadap permukaan medium baru. (b) Pensil di dalam gelas tampak berbelok. Yang
sebenarnya terjadi adalah bahwa berkas sinar yang sampai ke kamera (atau mata anda) mengalami pembiasan ketika melalui
air, kemudian kaca, dan kemudian udara. Karena itu, pensil tampak terdistorsi.

216 Bab 6
-Otot siliaris adalah bagian dari badan siliar, suatu CATAIAN KLINIS. Lensa dibentuk oleh sekitar
struktur khusus lapisan koroid bagian anterior. Badan siliaris 1000 lapisan sel yang menghancurkan nukleus dan orga-
memiliki dua komponen utama: otot siliaris dan anyaman nelnya sewaktu dalam pembentukan sehingga sel-sel ter-
kapiler yang menghasilkan humor aquosus (lihat Gambar sebut benar-benar transparan. Karena tidak memiliki
6-10). Otot siliaris adalah suatu cincin melingkar otot polos DNA dan perangkat pembentuk protein maka sel-sel lensa
yang melekat ke lensa melalui ligamentum suspensorium matur tidak dapat memperbaiki diri atau menghasilkan sel
(Gambar 6-19a dan b). baru. Sel-sel di bagian tengah lensa mengalami kesialan
Ketika otot siliaris melemas, ligamentum suspensorium ganda. Tidak saja berusia paling tua, sel-sel ini juga terletak
menegang, dan ligamentum ini menarik lensa menjadi ben- paling jauh dari humor aquosus, sumber nutrisi lensa.
tuk gepeng dan kurang refraktif (Gambar. 6-l9c). Sewaktu Dengan bertambahnya usia, sel-sel di bagian tengah yang
otot ini berkontraftsi, kelilingnya berkurang sehingga te- tidak dapat diperbarui ini mati dan menjadi kaku. Dengan
gangan pada ligamentum suspensorium berkurang (Gambar berkurangnya elastisitas, lensa tidak lagi dapat mengambil
6-l9d). Ketika tarikan ligamentum suspensorium pada lensa bentuk sferis yang dibutuhkan untuk mengakomodasi
berkurang, lensa menjadi lebih bulat karena elastisitas inhe- bayangan benda dekat. Pengurangan kemampuan akomo-
rennya. Meningkatnya kelengkungan karena lensa menjadi dasi terkait usia ini, presbiopia, mengenai sebagian besar
lebih bulat akan meningkatkan kekuatan lensa dan lebih orang pada usia pertengahan (45 sampai 50), sehingga
membelokkan berkas sinar. Pada mata normal, otot siliaris mereka perlu mengenakan lensa korektif untuk melihat
melemas dan lensa menggepeng untuk melihat jauh, tetapi dekat (membaca).
otot ini berkontralai agar lensa menjadi lebih konveks dan Dalam keadaan normal, serat-serat elastik di lensa bersifat
lebih kuat untuk melihat dekat. Otot siliaris dikontrol oleh uansparan. Serat-serat ini kadang menjadi keruh (opak) sehingga
sistem saraf otonom, dengan stimulasi simpatis menyebab-
kan relaksasi dan stimulasi parasimpatis menyebabkannya
berko n rraksi.

Sumber
cahaya
jauh

Sumber
cahaya
dekat

Sumber
cahaya
dekat

(c)
Gambar 6-17
Pemfokusan bayangan dari sumber sinarjauh dan dekat. (a)
Berkas dari sumber sinar jauh (lebih dari 20 kaki atau 6 meter
dari mata) telah berjalan sejajar ketika mencapai mata. (b)
(b) Berkas dari sumber sinar dekat (kurang dari 20 kaki atau 6
meter dari mata) masih mengalami divergensi ketika menca-
Gambar 6-16 pai mata. Diperlukan jarak yang lebih jauh bagi suatu lensa
Refraksi oleh lensa konveks dan konkaf. (a) Lensa dengan dengan kekuatan tertentu untuk membelokkan berkas
permukaan konveks, yang menyebabkan konvergensi berkas divergen dari suatu sumber sinar dekat ke titik fokus
sinar (mendekatkan berkas-berkas tersebut satu sama lain). dibandingkan dengan berkas sejajar dari sumber sinar jauh.
(b) Lensa dengan permukaan konkaf, yang menyebabkan (c) Untuk memfokuskan sumber cahaya jauh dan dekat pada
divergensi berkas sinar{memisahkan berkas-berkas tersebut jarak yang sama (arak antara lensa dan retina), harus
semakin jauh satu sama lain). digunakan lensa yang lebih kuat untuk sumber cahaya dekat.

Susunan Saraf Tepi: Divisi Aferen; lndra Khusus 217


retina. Fotoreseptor kemudian mengubah energi cahaya
menjadi sinyal listrik unruk dirransmisikan ke SSp
Bagian rerina yang mengandung fotoreseptor sebenar-
nya adalah kelanjutan (perluasan) dari SSP dan bukan suatu
organ perifer terpisah. Selama perkembangan mudigah, sel-
sel retina "mundur" dari sistem saraf sehingga lapisanJapisan
retina, yang mengejutkan, menghadap ke belakangl Bagian
saraf dari retina terdiri dari tiga lapisan sel peka rangsang
(Gambar 6-21): (l) lapisan paling luar (p"ling dekat dengan
koroid) yang mengandung sel batang dan sel kerucut, yang
ujung-ujung peka cahayanya menghadap ke koroid (men-
jauhi sinar datang); (2) lapisan tengah sel bipolar; dan (3)
lapisan dalam sel ganglion. Akson-akson sel ganglion me-
nyatu untuk membentuk saraf optik, yang keluar dari retina
tidak tepat dari bagian tengah. Titik di retina rempar saraf
. = Titik stimulasi retina optik keluar dan pembuluh darah berjalan disebut diskus
Gambar 6-18 optikus (Gambar 6-9b). Bagian ini sering disebut sebagai
Perbandingan bayangan yang berfokus dan tidak berfokus di bintik buta; tidak ada bayangan yang dapat didetelai di
retina. bagian ini karena tidak adanya sel kerucut dan sel batang
(Gambar 6-22).Dalamkeadaan normal kita tidak menyadari
adanya bintik buta ini karena pemrosesan di sentral agaknya
"mengisi" kekosongan ini. Anda dapat mengetahui keberada-
berkas sinar tidak drpat menembusnya, suatu kondisi yang di-
kenal sebagai katarak Lensa yang cacar ini biasanya dapat di- an bintik buta anda sendiri dengan demonstrasi sederhana
(Gambar 6-23).
keluarkan secara bedah dan penglihatan dipulihkan dengan
pemasangan lensa artifisial aau dengan kacamata kompensasi. Sinar harus melewati lapisan ganglion dan bipolar se-
Gangguan penglihatan lain yang umum dijumpai ada- belum mencapai fotoreseptor di semua bagian retina kecuali
lah berpenglihatan dekat (miopia) dan berpenglihatan jauh
di fovea. Di fovea, yaitu cekungan seukuran pentul jarum
(hiperopia). Pada mata normal (emetropia) (Gambar 6-20a), yang terletak tepat di tengah retina, lapisan sel ganglion dan
sumber cahayajauh difokuskan di retina tanpa akomodasi, bipolar tersisih ke tepi sehingga cahaya langsung mengenai
sementara dengan akomodasi kekuatan lensa ditingkatkan fotoreseptor (Gambar 6-9b). Gambaran ini, disertai oleh ke-
untuk membawa sumber cahaya dekat ke fokus. Pada miopia nyataan bahwa hanya sel kerucut (dengan ketajaman atau
(Gambar 6-20b1), karena bola mata terlalu panjang atau kemampuan diskriminatif yang lebih besar daripada sel ba-
lensa terlalu kuat, maka sumber cahaya dekat Jibawa ke fo- tang) ditemukan di bagian ini, menyebabkan fovea menjadi
kus di retina tanpa akomodasi (meskipun akomodasi dalam titik dengan penglihatan paling jelas. Pada kenyataannya,
keadaan normal digunakan untuk melihat benda dekat), se- fovea memiliki konsentrasi sel kerucut tertinggi di retina.
mentara sumber cahaya jauh terfokus di depan redna dan Karena itu, kita memurar mata kita agar bayangan benda
tampak kabur. Karena itu, orang dengan miopia memiliki yang sedang kita lihat terfokus di fovea. Daerah tepat di se-
penglihatan dekat yang lebih baik daripada penglihatan jauh, kitar fovea, makula lutea, juga memiliki konsentrasi sel ke-
suatu keadaan yang dapat diperbaiki dengan lensa konkaf rucut yang tinggi dan ketajaman lumayan (Gambar G-22).
(Gambar 6-20b2). Pada hiperopia (Gambar 6-20c1), bola Namun, ketajaman makula lebih rendah daripada fovea, ka-
mata terlalu pendek atau lensa terlalu lemah. Benda jauh rena adanya lapisan sel ganglion dan bipolar di atas makula.
difokuskan di retina hanya dengan akomodasi, sedangkan CATAIAN KLIMS. Degenerasi makula adalah penye-
benda dekat terfokus di belakang retina bahkan dengan ako- bab utama kebutaan di dunia Barat. Keadaan ini dltandai oleh
modasi dan, karenanya, tampak kabur. Karena itu, orang fotoreseptor di makula lutea seiring dengan penam-
frilangnya
dengan hiperopia memiliki penglihatan jauh lebih baik dari- bahan usia. Penderita mengalami penglih"tar, "don"t". M..eka
pada penglihatan dekat, suatu keadaan yang dapat dikoreksi menderita gangguan di bagian tengah lapang pandang, yang
dengan lensa konveks (Gambar 6-20c2). Kini banyak orang normalnya memiliki ketajaman paling tinggi, dan hanya me-
memilih mengompensasi kesalahan refraktif ini dengan be- miliki penglihatan perifer yang ketajamannya kurang.
dah mata laser (misalnya IASIK) untuk secara permanen
mengubah bentuk kornea serta ridak lagi menggunakan kaca I Fototransduksioleh sel retina mengubah
mata korektif arau lensa kontak. rangsangan cahaya menjadi sinyal saraf.

Fotoreseptor (sel batang dan sel kerucut) terdiri dari tiga


I Sinar harus melewati beberapa lapisan retina bagian (Gambar 6-24a):
sebelum mencapai fotoresepto t.
1. Segmen luar, yang terletak paling dekat dengan eksterior
Fungsi utama mara adalah memfokuskan berkas cahaya dari mata, menghadap ke koroid. Bagian ini mendeteksi
lingkungan ke sel batang dan sel kerucur, sel fotoreseptor rangsangan cahaya.

218 Bab 6
Otot siliaris Ligamentum
suspensonum
Lensa
Lubang ts
o
pupil 3
di depan
q
lensa ,l:l
a:z
t:i.g
l.:
Ligamentum (a) .. =o
I
suspensorium

Lensa
lemah
menggepeng

Gambar 6-'19
Mekanisme akomodasi. (a) Gambaran skematik ligamentum suspensorium yang berjalan dari otot siliaris ke tepi luar lensa. (b)
Gambar pemindaian mikroskop elektron yang memperlihatkan ligamentum suspensorium melekat ke lensa. (c) Ketika otot
siliaris melemas, ligamentum suspensorium menegang, memberi tegangan/tarikan pada lensa sehingga lensa menjadi datar dan
lemah. (d) Ketika otot siliaris berkontraksi, ligamentum suspensorium menjadi kendur dan tegangan/tarikan pada lensa
berkurang. Lensa kemudian dapat mengambil bentuk bulat dan menjadi lebih kuat karena elastisitasnya.

2. Segmen dakm, yang terletak di bagian tengah foto- milyar molekul fotopigmen mungkin terkemas di dalam
reseptor. Bagian ini mengandung perangkat metabolik segmen luar setiap fotoreseptor.
sel.
Fotopigmen mengalami perubahan kimiawi ketika di-
3. Tbrminal sinaps, yang terletak paling dekat dengan ba- aktifkan oleh sinar. Melalui serangkaian tahap, perubahan yang
gian interior mata, menghadap ke sel bipolar. Bagian ini dipicu oleh cahaya ini dan pengaktifan fotopigmen yang
menyalurkan sinyal yang dihasilkan fotoreseptor karena kemudian terjadi menyebabkan terbentuknya potensial resep-
stimulasi cahaya ke sel-sel selanjutnya di jalur peng- tor yang akhirnya menghasilkan potensial a[si. Potensial aksi
lihatan. menyalurkan informasi ini ke otak unruk pemrosesan visr,'al.
Segmen luar, yang berbentuk batang pada sel batang dan Fotopigmen terdiri dari dua komponen: opsin, suatu protein
kerucut pada sel kerucut (Gambar 6-24a), terdiri dari tum- yang merupakan bagian integral dari membran diskus; dan
pukan lempengJempeng membranosa gepeng yang mengan- retinen, suatu rurunan vitamin A yang terikat di bagian dalam
dung banyak molekul fotopigmen peka cahaya. Setiap retina molekul opsin (Gambar 6-24b). Retinen addah bagian foto-
mengandung sekitar 1 50 juta fotoreseptor, dan lebih dari satu pigmen yang menyerap cahaya. Terdapat empat foropigmen

Susunan Saraf Tepi: Divisi Aferen; lndra Khusus 219


(a)
Sumber jauh Sumber dekat Mata normal (emetropia)

Sumber jauh difokuskan di retina


tanpa akomodasi
Sumber dekat difokuskan di retina
dengan akomodasi

rTanpa ak0rn{}{fasi Akornodasi

(b) Berpenglihatan dekat (Miopia)-


Bola mata terlalu panjang atau lensa
terlalu kuat
1.
1. Tidak dikoreksi
Bayangan
Sumber jauh terfokus di depan
tidak
retina (letak retina seharusnya pada
fokus
mata dengan panjang normal)
Sumber dekat terfokus di retina
tanpa akomodasi
Tanpa akonroclas! 1 at,.lp;: e1r. rtini:.rlqts i

2. Dikoreksi dengan lensa konkaf,


yang menyebabkan divergensi
berkas sinar sebelum mencapai
mata
Sumber jauh terfokus di retina
tanpa akomodasi

lTarxpa akomt}dasi Akornodas! Sumber dekat terfokus di retina


dengan akomodasi

(c)
Berpenglihatan jauh (Hiperopia)-
Bola mala terlalu pendek atau lensa
Bayangan terlalu lemah
tidak 1; Tidak dikoreksi
fokus /
Sumber jauh terfokus pada retina
dengan akomodasi
Sumber dekat terfokus di belakang
retina bahkan dengan akomodasi

2. Dikoreksi dengan lensa konveks,


yang menyebabkan konvergensi
berkas sinar sebelum mencapai
mata
Sumber jauh terfokus di retina
tanpa akomodasi
Sumber dekat terfokus di retina
I Tanpa akornodasi A,kornodasi
dengan akomodasi

Garn[:ar 6.1$
Emetropia, miopia, dan hiperopia. Gambar ini membandingkan penglihatan jauh dan penglihatan dekat. (a) pada mata normal
dengan (b) mata berpenglihatan dekat dan (c) mata berpenglihatan jauh baik dalam keadaan (1) tidak dikoreksi maupun (2)
terkoreksi. Garis terputus-putus vertikal mencerminkan jarak normal retina dari kornea; yaitu, tempat bayangan dibawa ke
fokus oleh struktur-struktur refraktif pada mata normal.

berbeda, satu di sei batang dan masing-masing satu di ketiga tidak dapat membedakan antara berbagai panjang gelombang
jenis sel kerucut. Keempat fotopigmen ini menyerap panjang dalam spektrum sinar tampak. Karena itu, sel batang hanya
gelombang sinar yang berbeda-beda. Rodopsin, fotopigmen sel memberi bayangan abu-abu dengan mendetelai perbedaan
batang, menyerap semua panjang gelombang cahaya tampak. intensitas, bukan perbedaan warna. Fotopigmen di ketiga jenis
Dengan menggunakan masukan visual dari sel batang, otak sel kerucut-sel kerucut merah, hijau, dan biru-berespons

220 Bab 5
Bagian
depan
retina

Serat Sel Sel Sel Sel kerucut Sel batang


saraf amakrin bipolar horizontal
Sel
optik
fotoreseptor
I

i I

Retina
Gambar 6-21
Lapisan retina. Jalur penglihatan retina berjalan dari sel fotoreseptor (sel kerucut dan sel batang, yang ujung-ujung peka-
cahayanya menghadap ke koroid menjauhi sinar yang datang) ke sel blpolar dan ke sel ganglion. Sel horizontal dan sel amakrin
bekerja lokal untuk mengolah masukan penglihatan di retina.

secara selektif terhadap berbagai panjang gelombang cahaya, reseptor, tetapi mekanismenya bertentangan dengan cara
menyebabkan kita dapat melihat warna. biasa reseptor berespons terhadap stimulus adekuatnya. Re-
Fototransdr lrsi, proses pengubahan rangsangan cahaya septor biasanya mengalami depokrisni jlka dirangsang, tetapi
menjadi sinyal listrik, pada dasarnya sama untuk semua foto- fotoreseptor mengalami hiperpolarisasiketika menyerap caha-
ya. Marilah kita mula-mula memeriksa keadaan fotoreseptor
dalam keadaan gelap, kemudian melihat apay^ngterjadi ke-
tika fotoreseptor terpajan ke cahaya.

AKTIVITAS FOTORESEPTOR DALAM GELAP


Membran plasma segmen luar fotoreseptor mengandung saluran
Na. bergerbang kimia. Tidak seperti semua saluran bergerbang
kimiawi lainnya yang berespons terhadap pembawa pesan ki-
!
o miawi ekstrasel, saluran ini berespons terhadap pembawa pesan
E kedua internal, GMP siklik atau cGMP (guanosin monofosfat
C
f
siklik). Pengikatan cGMP ke saluran Na- ini membuat saluran
f
5 ini tetap terbuka.Thnpacahaya, konsentrasi cGMP tinggi (Gam-
E
6
a bx 5-25a). Karena itu, saluran Na. fotoreseptor, tidak sepeni
j kebanyakan fotoresepto! terbuka jika tidak terdapat rangsangan,
yaitu dalam keadaan gelap. Kebocoran pasif Na- masuk ke sel
Titik buta Makula lutea menyebabkan depolarisasi fotoresepror. Penyebaran pasif depola-
risasi ini dari segmen luar (tempat lokasi saluran Na) ke ujung
Gambar 6-22
sinaps (tempat penyimpanan neuroffansmirer fotoreseptor)
Pandangan retina yang terlihat melalui sebuah oftalmoskop.
membuat saluran Ca2- berpintu voltase di ujung sinaps tetap
Dengan oftalmoskop, suatu instrumen berlampu untuk
melihat retina, diskus optikus (bintik buta) dan makula lutea terbuka. Masuknya kalsium memicu pelepasan neurotransmirer
dapat terlihat di dalam retina di bagian belakang mata. dari ujung sinaps selama dalam keadaan gelap.

5usunan 5araf lepr: Divisi Aferen; lndra Khusus 221


AKTIVITAS FOTORESEPTOR PADA KEADAAN
o TERANG
Pada pajanan ke sinar, konsentrasi cGMP menurun melalui
serangkaian reaksi biokimia yang dipicu oleh pengaktifan
Gambar 6-23
Pembuktian bintik buta. Temukan bintik buta di mata kiri fotopigmen (Gambar 6-25b). Retinen berubah bentuk ketika
anda dengan menutup mata kanan anda dan memegang menyerap sinar (Gambar 6-24b). Perubahan konformasi ini
buku ini sekitar 4 inci (10,15 cm) dari wajah anda. Selagi mengaktifkan fotopigmen. Sel batang dan sel kerucut
memfokuskan penglihatan ke tanda tambah, geserlah buku mengandung suatu protein G yang dinamai transdusin (lihat
ini perlahan menjauhi anda hingga lingkaran lenyap dari
penglihatan. Pada saat ini, bayangan lingkaran mengenai h. 129). Fotopigmen yang telah aktif mengaktifkan transdu-
bintik buta mata kiri anda. Anda juga dapat mengetahui sin, yang sebaliknya mengaktifkan enzim intrasel fosfodies-
lokasi bintik buta di mata kanan dengan menutup mata kiri terase. Enzim ini menguraikan cGMP sehingga konsentrasi
anda dan berfokus pada lingkaran. Tanda tambah akan pembawa pesan kedua ini di fotoreseptor berkurang. Selama
lenyap ketika bayangannya mengenai bintik buta mata kanan
anda. proses eksitasi cahaya, penurunancGMP memungkinkan sa-
luran Na. berpintu kimiawi rerturup. Penutupan saluran ini

Bagian belakang retina

Selfipisan
i%i
Sel batang

l
r&

Segmen _l--
luar I #
(T:9?::::9
diskus yang L
berisi
fotopigmen Mitokondria
penyerap
cahaya)

Segmen
dalam
(mengandung
perangkat Nukleus
metabolik sel)

Dendrit
sel
Ujung f- bipolar Ujung
srnaps L_ L, sinaps
(menyimpan
dan melepaskan
Bagian
neurotransmiter)
depan retina
Rodopsin dalam terang:
retinen berubah bentuk
menjad i allfrans (aKif)

bentuk
retinen a//-trans
(b)

Gambar 6-24
Fotoreseptor. (a) Gambaran skematik tiga bagian sel batang dan sel kerucut, fotoreseptor mata. Perhatikan di segmen luar sel
batang dan sel kerucut adanya lempeng-lempeng (diskus) gepeng yang bertumpukan dan mengandung banyak molekul
fotopigmen. (b) Di sini digambarkan suatu fotopigmen, misalnya rodopsin yang terdapat di sel batang, yang terdiri dari protein
membran opsin dan turunan vitamin A retinen. Dalam keadaan gelap, retinen terikat di interior opsin dan fotopigmen dalam
keadaan inaktif. Jika terdapat cahaya, retinen berubah bentuk dan mengaktifkan fotopigmen.

222 Bab 6
Cahaya

I lpenyerapan

ffi i cahaya)

r-l
Pengaktifan transdusin

| (Melalui
I jenlang
Ber- i reaksi)
langsung
di segmen Penurunan GMP siklik
Iuar

+
Ber-
langsung Penutupan saluran Na*
di segmen di segmen luar
luar
+

Hiperpolarisasi membran
(potensial reseptor)

| (Menyenar (Menyebar
I ke ujung sinaps) ke ujung sinaps)
Ber-
Berlangsung
Menutup saluran Ca2* langsung
di retina
Ber- Ber- | di ujung sinaps di retina
langsung tangsung
.l
di uiuno 1

ffi
di ujung +
sinaps sinaps"
I

intriuitorit
t I i

{ (Menghambat) (lnhibis i dihilangkan) {


Sel bipolar tidak dihambat
(atau, sebenarnya, tereksitasi)

Perubahan potensial
berjenjang di sel bipolar

(Jika besarnya cukup


untuk membawa sel
ganglion ke ambang)

Potensial aksi di sel ganglion

i
Perambatan potensial aksi ke korteks
penglihatan di lobus oksipitalis otak
untuk persepsi
(b)
Gambar 5-25
Fototransduksi dan inisiasi potensial aksi di jalur penglihatan. (a) Kejadian-kejadian yang berlangsung di fotoreseptor sebagai
respons terhadap keadaan gelap yang mencegah potensial aksi terbentuk di jalur penglihatan. (b) Kejadian-kejadian yang
berlangsung di fotoreseptor sebagai respons terhadap rangsangan cahaya yang memicu potensial aksi di jalur penglihatan
(fototra nsd u ksi).

Susunan Saraf Tepi: Divisi Aferen; lndra Khusus 223


menghentikan kebocoran Na- penyebab depolarisasi dan penelitian untuk menghenrikan atau bahkan memulihkan
menyebabkan hiperpolarisasi membran. Hiperpolarisasi ini, gangguan penglihatan pada penyakit mata degeneratif adalah
yang merupakan potensial reseptot secara pasif menyebar melakukan regenerasi retina melalui transplan sel retina janin.
dari segmen luar ke u.iung sinaps fotoreseptor. Di sini
perubahan potensial menyebabkan penutupan saluran Ca2*
berpintu voltase dan, karenanya, penurunan pelepasan neu- I Sel batang menghasilkan penglihatan abu-abu
rotransmiter dari ujung sinaps. Karena itu, fotoreseptor di- tak jelas pada malam hari, sedangkan sel kerucut
hambat oleh stimulus adekuamya (mengalami hiperpolarisasi menghasilkan penglihatan warna yang tajam pada
oleh cahaya) dan terehsitasi jiha tidah mendapat stimuLtsi siang hari.
(mengalami depolarisasi dalam keadaan gelap). Potensial
hiperpolarisasi dan penurunan pelepasan neurotransmiter Retina mengandung sel batang 30 kali lebih banyak daripada
yang ditimbulkannya berbeda-beda sesuai dengan intensitas selkerucut (100 juta sel batang dibandingkan dengan 3 juta
cahaya. Semakin rcrang cahaya, semakin besar respons hiper- sel kerucut per mata). Sel kerucut lebih banyak di makula
polarisasi dan semakin besar penurunan pelepasan neuro- lutea di bagian tengah retina. Dari titik ini keluar, konsenrrasi
transm iter. sel kerucut berkurangdan konsentrasi sel batang meningkat.
Sel batang paling banyak di perifer. Kita telah mengulas ke-
samaan cara fototransduksi berlangsung di sel kerucut dan sel
PEMROSESAN LEBIH LANJUT MASUKAN CAHAYA
batang. Kini kita akan berfokus pada perbedaan antara kedua
OLEH RETINA
fotoreseptor ini. Anda telah mengetahui bahwa sel batang
Bagaimana retina mengirim sinyal ke otak mengenai rang- memberi penglihatan hanya dalam bayangan abu-abu, se-
sangan cahaya melalui suatu respons inhibitorik? Fotoresep- mentara sel kerucut memberi penglihatan warna. Kemam-
tor bersinaps dengan sel bipolar. Sel-sel ini, selanjutnya, ber- puan sel batang dan sel kerucut juga berbeda dalam aspek
akhir di sel ganglion, yang akson-aksonnya membentuk saraf lain karena perbedaan dalam "pola perkabelan' anrara ripe-
optik untuk transmisi sinyal ke otak. Neurotransmiter yang tipe fotoreseptor ini dan lapisan neuron retina lainnya (Tabel
dibebaskan dari ujung sinaps fotoreseptor memiliki efek inhi- 6-3). Sel kerucut memiliki sensitivitas rendah terhadap ca-
bitorik pada sel bipolar. Penurunan pengeluaran neurorrans- haya, "dinyalakan" hanya oleh sinar terang siang hari, tetapi
miter yang menyertai hiperpolarisasi reseptor yang diinduksi sel ini memiliki ketajaman (kemampuan membedakan dua
oleh cahaya menurunkan efek inhibitorik pada sel bipolar. titik yang berdekatan) tinggi. Karena itu, sel kerucut mem-
Hilangnya efek inhibitorik menimbulkan efek yang sama beri penglihatan tajam dengan resolusi tinggi untuk detil
dengan eksitasi langsung sel bipolar. Semakin besar penca- halus. Manusia menggunakan sel kerucut untuk penglihatan
hayaan pada sel reseptot semakin besar pengurangan inhibisi siang hari, yang berwarna dan tajam. Sebaliknya, sel batang
terhadap sel bipolar dan semakin besar efek eksitasi pada sel- memiliki ketajaman rendah tetapi sensitivitasnya tinggi se-
sel berikutnya dalam jalur penglihatan ke otak. hingga sel ini berespons terhadap sinar remaram malam hari.
Sel bipolaa seperti fotorsptot memperlihatkan po- Anda dapat melihat pada malam hari dengan sel batang anda
tensial berjenjang. Potensial aksi baru muncul di sel ganglion, tetapi dengan mengorbankan warna dan ketajaman. Marilah
neuron pertama dalam rangkaian yang harus merambatkan kita melihat bagaimana pola perkabelan mempengaruhi sen-
pesan visual melalui jarakyangjauh ke otak. sitivitas dan ketajaman.
Fotopigmen yang telah mengalami perubahan pulih ke Tidak banyak terjadi konvergensi neuron di jalur retina
konformasi aslinya pada keadaan gelap oleh mekanisme- untuk keluaran dari sel kerucut (lihat h. 121). Setiap sel
mekanisme yang diperantarai oleh enzim (Gambar 6-24b). kerucut biasanya memiliki jalur pribadi yang menghubung-
Kemudian potensial membran dan kecepatan pelepasan kannya dengan sel ganglion tertenru. Sebaliknya, banyak ter-
neuroffansmiter fotoreseptor kembali ke keadaan sebelum jadi konvergensi di jalur sel batang. Masukan dari lebih 100
eksitasi, dan tidak adalagi potensial aksi yang disalurkan ke sel batang dapat berkonvergensi melalui sel bipolar ke sebuah
korteks penglihatan (Gambar 6-25a). sel ganglion.
CATAIAN KLINIS. Para peneliti kini sedang mengem- Sebelum sebuah sel ganglion dapat mengalami potensial
bangkan chip mlfuoelektronik yang ambisius dan masih spe- aksi, sel harus dibawa ke ambang melalui pengaruh potensial
kulatifyang dapat berfungsi sebagai pengganti parsial retina. berjenjang di reseptor yang terhubung dengan sel tersebut.
Harapan mereka adalah bahwa alat ini akan mampu memu- Karena satu sel ganglion sel kerucut dipengaruhi hanya oleh
lihkan paling sedikit sebagian penglihatan pada orang yang satu sel kerucut, maka hanya sinar terang siang hari yang cukup
buta akibat lenyapnya sel fotoreseptor tetapi sel ganglion dan intens untuk mernicu potensial resepror yang memadai di sel
jalur optiknya masih utuh. Sebagai contoh, jika para peneliti kerucut untuk akhirnya membawa sel ganglion ke ambang.
ini berhasil, maka chip tersebut akan bermanfaat bagi orang Banyaknya konvergensi di jalur penglihatan sel batang, seba-
dengan degenerasi makula. "Chip penglihatan" ini juga akan liknya, memberi banyak kesempatan bagi penjumlahan proses-
memintas tahap fotoreseptor. Bayalgafl yar'g diterima oleh proses sub-ambang di sel ganglion sel batang (lihat h. l l7).
suatu kamera yang diletakkan di kacamata akan diterjemah- Sementara potensial resepror kecil yang ditimbulkan oleh ca-
kan oleh chip menjadi sinyal listrik yang dapat dideteksi oleh haya temaram di sebuah sel kerucut tidak akan memadai un-
sel ganglion dan ditransmisikan untuk pemrosesan visual tuk membawa sel ganglionnya ke ambang, potensial reseptor
lebih lanjut. Hal lain yang menjanjikan dan sedang dalam serupa yang dipicu oleh sinar temaram yang sama di banyak

224 Bab 6
terhadap sinar terik. Dengan sedikit kontras antara bagian
terang dan gelap, keseiuruhan bayangan tampak keputihan"
Setelah sebagian fotopigmen cepar diuraikan oleh sinar in-
tens, sensitivitas mata menurun dan kontras normal dapat
sEL BATANG SEL KERUCUT kembali rerdeteksi, suaru proses yang dinamai adaptasi te-
100 juta per retina 3 juta per retina rang. Sel batang sedemikian peka terhadap cahaya sehingga
Penglihatan dalam bayangan Penglihatan warna cukup banvak rodopsin yang diuraikan dalam keadaan terang
abu-abu dan hal ini pada hakikamya "menghanguskan" sel batang;
Sensitivitas tinggi 5ensitivitas rendah yaitu, setelah diuraikan oleh sinar rerang, fotopigmen sel ba-
Ketajaman rendah Ketajaman tinggi tang tidak lagi dapat berespons terhadap sinar. Selain itu,
Penglihatan malam Penglihatan siang mekanisme adaptif sentrai mengubah mata dari sistem ba-
Banyak konvergensi di jalur Sedikit konvergensi di tang ke sistem kerucut ketika terpajan ke sinar terang. Dengan
retina jalur retina demikian, hanya sel-sel kerucut yang kurang peka yang di-
Lebih banyak di tepi Terkonsentrasi di fovea gunakan untuk pengliharan rerang (siang hari).
Para peneliti memperkirakan bahwa sensirivitas mara
kita dapat berubah hingga 1 juta kali sewaktu beradaptasi ter-
hadap berbagai tingkat pencahayaan melalui adaptasi gelap
sel batang yang berkonvergensi ke saru sel ganglion akan me- dan terang. Mekanisme adaptif ini juga ditingkatkan oleh
miliki efek aditif untuk membawa sel ganglion tersebut ke refleks pupil yang menyesuaikan fumlah sinar yang diizinkan
ambang. Karena sel batang dapat menimbulkan potensial aksi masuk ke dalam mata.
sebagai respons terhadap sedikit sinar maka sel batang jauh CATAIAN KLINIS. Karena retinen, salah satu kom-
lebih sensitif daripada sel kerucut. Namun, karena sel kerucut ponen fotopigmen, adalah rurunan vitamin A, maka agar
memiliki jalur pribadi ke saraf oprikus, maka masing-masing fotopigmen dapat terus diresintesis diperlukan nutrien ini
sel kerucut dapat mengirim informasi sebuah medan reseptif dalam jumlah memadai. Rabun senja ter.jadi akibat defisiensi
sangat kecil di permukaan retina. Karena itu sel kerucut mam- vitamin A dalam makanan. Meskipun konsentrasi fotopig-
pu memberi penglihatan terinci dengan mengorbankan sensi- men di sel batang dan sel kerucut berkurang pada kondisi ini
tivitas. Pada penglihatan sel batang, ketajaman dikorbankan namun masih terdapat cukup fotopigmen sel kerucut untuk
untul sensitivitas. Karena banyak sel batang berbagi satu sel berespons terhadap stimulasi intens sinar rerang, kecuali pada
ganglion yang sama maka jika satu potensial alsi telah ter- kasus yang sangat parah. Bahkan reduksi ringan kandungan
bentuk, sulit dibedakan mana dari sekian banyak masukan sel rodopsin dapat mengurangi sensitivitas sei batang sedemikian
batang yang teraktifkan yang menyebabkan sel ganglion men- besar sehingga sel-sel ini tidak dapat berespons terhadap sinar
capai ambang. Benda tampak kabur jika penglihatan batang temaram. Orang dapat melihat pada siang hari dengan meng-
yang digunakan, karena penglihatan ini kurang dapat mem- gunakan sel kerucut tetapi tidak dapat melihat pada malam
bedakan dua titik yang berdekatan. hari karena sel batang tidak lagi fungsional. Karena itu, wortel
"baik bagi mata anda' karena kaya akan vitamin A.

I Sensitivitas
mata dapat sangat bervariasi
melalui adaptasi gelap dan terang. t Penglihatan warna bergantung pada
perbandingan stimulasi ketiga jenis sel kerucut.
Sensitivitas mata terhadap cahaya bergantung pada jumlah
fotopigmen pekacahayayang ada di sel batang dan sel kerucut. Penglihatan berganrung pada stimulasi fotoreseptor retina
Ketika anda pergi dari tempar terang-benderang ke rempat oleh cahaya. Benda-benda tertenru di lingkungan misalnya
yang gelap-gulita, anda mula-muia tidak dapat melihat apa- matahari, api, dan lampu pijar, mengeluarkan cahaya. Tetapi
apa, tetapi secara perlahan anda mulai dapat membedakan bagaimana anda melihat benda misalnya kursi, pohon, dan
benda-benda berkat proses adaptasi gelap. Penguraian foto- orang, yang tidak mengeluarkan cahaya? Pigmen-pigmen di
pigmen selama pajanan ke sinar matahari sangat menurunkan berbagai benda secara selektif menyerap panjang gelombang
sensitivitas fotoreseptor. Sebagai contoh, penurunan kan- rertenru sinar yang sampai kepada mereka dari sumber
dungan rodopsin inaktif hanya sebesar 0,60/o dari nilai malsi- cahaya, dan panjang gelombang yang tidak diserap dipan-
malnya menurunkan sensitivitas sel batang sekitar 3000 kali. tulkan dari permukaan benda. Berkas cahayayangdipantul-
Dalam keadaan gelap, fotopigmen yang terurai sewaktu pajan- kan inilah yang memungkinkan anda melihat benda yang
an sinar marahari secara bertahap dibentuk kembali. Akibat- bersangkutan. Suatu benda yang terlihat biru menyerap pan-
nya, sensitivitas mata anda perlahan meningkat sehingga anda
lang gelombang merah dan hijau dan memanrulkan panjang
mulai dapat melihat dalam lingkungan sekitar yang gelap. gelombang biru yang lebih pendek, yang dapat diserap oleh
Namun, hanya sel batang yang sangat sensitif dan telah di, Fotopigmen di sel kerucut biru dan mengaktifkan sel ter-
remajakan yang "dihidupkan" oleh cahaya temaram. .sebur.
Sebaliknya, ketika anda berpindah dari rempat gelap ke Setiap sel kerucut diaktifkan paling efektifoleh panjang
rempat terang (misalnya, keluar dari gedung bioskop ke gelombang rertenru dalam kisaran warna yang ditunjukkan
halaman pada iiang hari), mula-mula mata anda sangat peka oleh namanya-biru, hijau, atau merah. Namun, sel kerucut

Susunan Saraf Tepi: Diuisl Aferen; lndra Khusus 225


hanya dua jenis sel kerucut, suatu keadaan yang dinamai buta
Sel kerucut biru Sel kerucut hijau
warna. Orang dengan gangguan penglihatan warna ini tidak
Sel
a 100 saja mempersepsikan warna secara berbeda tetapi mereka juga
oE
>'6
kerucut
tidak mampu membedakan ragam warna sebanyak orang
merah
tu normal (Gambar 6-27). Sebaga: contoh, orang dengan defek
EE
qB warna tertentu tidak dapat membedakan antara merah dan
6ts
92 o)
5U hijau. Di lampu lalu lintas mereka dapat menyebutkan lampu
<E; mana yang sedang "menyald' berdasarkan intensitasnya, tetapi
9zs mereka harus mengandalkan posisi sinar terang untuk menge-
tahui kapan harus jalan atau berhenti.
Meskipun sistem tiga kerucut telah diterima sebagai
w"rn" 4oo,
!,,j
model standar penglihatan warna selama lebih dari dua abad
yang dipersepsikan
Panjang gelombang cahaya (nm)
namun bukti baru mengisyaratkan bahwa persepsi warna
Spektrum mungkin lebih rumit. Studi,studi DNA menunjukkan bah-
cahaya
wa pria dengan penglihatan warna norma.l memiliki gen-gen
tampak
yang menyandi pigmen sel kerucut dengan jumlah bervariasi.
Persen stimulasi maksimal
Warna Sebagai contoh, banyakyang memiliki gen multipel (dari dua
yang diper- Sel kerucut Sel kerucut Sel kerucut
hingga empat) untuk deteksi cahaya merah dan dapat mem-
sepsikan merah hijau biru
bedakan perbedaan kecil warna dalam rentang panjang ge-
I 0 0 100
lombang ini daripada mereka yang hanya memiliki satu
T JI 67 Jb
n 83 83 0 salinan gen kerucut merah. Temuan ini jelas akan menye-
babkan evaluasi ulang bagaimana berbagai fotopigmen ber-
Gambar 5-26
peran dalam penglihatan warna.
Sensitivitas ketiga jenis sel kerucut terhadap berbagai
panjang gelombang. Diperlihatkan rasio stimulasi ketiga Jenrs
sel kerucut untuk tiga warna contoh.
E Inforrnasi visual dirnodifikasi dan dipisah-
pisahkan sebelum mencapai korteks penglihatan.
juga berespons terhadap panjang gelombang lain dengan Lapangan penglihatan yang tampak tanpa menggerakkan
derajat bervariasi (Gambar 6-26). Penglihatan warna, per- kepala disebut sebagai lapang pandang. Informasi yang
sepsi berbagai warna dunia, bergantung pada \erbagai rasio mencapai korteks penglihatan di lobus oksipitalis bukan
stimulasi ketiga tipe sel kerucut sebagai respons terhadap ber- replika dari lapang pandang karena beberapa hal:
macam-macam panjang gelombang. Panjang gelombang
yang terlihat sebagai biru tidak merangsang sel kerucut me-
1. Bayangan yang dideteksi di retina pada awal pemrosesan
visual berada dalam keadaan terbalik karena pembelokan
rah atau hijau sama sekali tetapi merangsang sel kerucut biru
berkas cahaya. Setelah diproyeksikan ke otak, bayangan
secara maksimal (persentasi stimulasi maksimal untuk sel ke-
rucut merah, hilau, dan biru masing-masing adalah 0:0: 100).
Sensasi kuning, sebagai perbandingan, berasal dari rasio sti-
mulasi 83:83:0, dengan sel kerucut merah dan hijau masing-
masing dirangsang hingga 83% maksimal, sementara sel ke-
rucur biru tidak terangsang sama sekali. Rasio untuk hijau
adalah 3l:57:36, dan demikian seterusnya, dengan berbagai
kombinasi menghasilkan sensasi warna yang berbeda-beda.
Putih adalah campuran semua panjang gelombang cahaya,
sementara hitam adalah tidak adanya cahaya.
Derajat eksitasi masing-masing sel kerucut terkode dan
ditransmisikan dalam jaiur-jalur paralel terpisah ke otak. Pusat
penglihatan warna di korteks penglihatan primer mengom-
binasikan dan memproses masukan-masukan ini untuk meng-
hasilkan persepsi warna, dengan menyefiakan obyek dalam
perbandingan dengan latar beiakangnya. Karena itu konsep
warna berada daiam pikiran masing-masing. Sebagian besar
dari kita sepakat tentang warna apa yang sedang kita lihat
karena kita memiliki jenis sel kerucut yang sama serta meng-
gunakan jalur-jalur saraf yang mirip untuk membandingkan
keluaran sel-sel tersebut. Namun, kadang-kadang seseorang
tidak memiliki sel kerucut jenis tertentu, sehingga penglihatan
warna mereka adalah produk dari sensitivitas diferensial dari

225 Bab 6
iiiltl{d

Sistem Saraf
(Susunan Saraf Pusat)

Sistem tubuh
mempedahankan homeostasis

l"i*rfleostasis
esensial bagi
kelangsungan
hidup s*l

i
i
I
1

J
Sel membentuk
sistern tubr*h

Sistem saraf adalah salah satu dari dua sistem regulatorik masukan ini, kemudian memulai pengaktifan neuron-neuron
utama tubuh; yang lainnya adalah sistem endokrin. 5el-sel eferen, yang membawa instruksi ke kelenjar atau otot untuk
peka rangsang pada sistem saraf dibentuk oleh anyaman melaksanakan respons yang di inginkan-berupa sekresi atau
interaktif kompleks tiga tipe fungsional dasar sel saraf- gerakan. Banyak dari aktivitas yang dikontrol oleh saraf ini
neuron aferen, neuron eferen. dan antarneuron. Susunan ditujukan untuk mempertahankan homeostasis. Secara umum,
saraf pusat (55P) terdiri dari otak dan medula spinalis, yang sistem saraf bekerja melalui sinyal listrik (potensial aksi) untuk
menerima masukan mengenai lingkungan eksternal dan mengontrol respons cepat tubuh.
internal dari neuron aferen. SSP menyortir dan memproses

144
yang terbalik tersebut diinterpretasikan sebagai berada yang telah diproses ini diintegrasikan oleh regio-regio
dalam orientasinya yang benar. penglihatan yang lebih tinggi barulah gambaran
2. Informasi yang disalurkan dari rerina ke otak bukan ^payang
dilihat dapat dipersepsikan. Hal ini serupa dengan bercak
sekedar rekaman titik ke titik pengaktifan fotoreseptor. cat pada palet pelukis versus lukisan yang telah jadi; zat-
Sebelum informasi mencapai otak, lapisan-lapisan neu- zatwarnayans terpisah tidak mencerminkan potret suatu
ron retina di belakang sel kerucut dan sel batang mem- wajah sampai zar-zar rersebut diintegrasikan di kanvas.
perkuat informasi tertentu dan menekan informasi lain CATAIAN KLINIS. Pasien dengan lesi di regio
untuk meningkatkan kontras. Salah satu mekanisme pemrosesan penglihatan spesifik di otak mungkin tidak
pemrosesan di retina adalah inhibisi lateral, di mana mampu menyatukan secara sempurna komponen-
jalur-.ialur sel kerucut yang mengalami eksitasi kuat me- komponen suatu kesan visual. Sebagai contoh, seseorang
nekan aktivitas jalur-jalur sel kerucut di sekitarnya yang mungkin tidak mampu melihat gerakan suatu benda
mengalami eksitasi lemah. Hal ini meningkatkan kon- tetapi dapat melihat bentuk, pola, dan warna dengan
tras terang gelap untuk mempertajam batas bayangan. baik. Kadang-kadang kelainan bersifat sangat spesifik,
Mekanisme lain dalam pemrosesan di retina adalah misalnya tidak mampu mengenal wajah-wajah familiar
pengaktifan diferensial dua jenis sel ganglion, sel ganglion namun dapat mengenal benda-benda mari.
menyala di tengah dan padam di tengah. Medan resepdf 4. Karena pengaruh pola 'perkabelan" antara mata dan kor-
sebuah sel ganglion sel kerucut ditentukan oleh medan teks penglihatan, separuh kiri konela menerima informasi
deteksi cahaya oleh sel kerucut yang terhubung ke sel hanya dari separuh kanan lapang pandang yang didereksi
ganglion tersebut. Sel ganglion menyala di tengah dan pa- oleh kedua mata, dan separuh kanan menerima masukan
dam di tengah berespons dengan carayang berlawanan, hanya dari separuh kiri lapang pandang kedua mata.
bergantung pada perbandingan relatif pencahayaan antara
bagian tengah dan perifer medan reseptif masing-masing.
Sewaktu cahaya masuk ke mata, berkas sinar dari se-
Bayangkanlah medan reseptifsebagai sebuah kue donat. Sel
paruh kiri lapang pandang jatuh di separuh kanan retina
kedua mata (separuh medial atau dalam rerina kiri dan se-
ganglion menyala di tengah meningkatkan lepas muatan-
nya ketika cahaya paling intens di bagian tengah medan paruh lateral atau luar retina kanan) (Gambar 6-29a). Demi-
reseptif (yaitu ketika lubang donat menyala). Sebaliknya,
kian juga, berkas sinar dari separuh kanan lapang pandang
mencapai separuh kiri kedua retina (separuh lateral retina kiri
sel padam di tengah meningkatkan lepas muatannya kedka
dan separuh medial retina kanan). Setiap saraf optikus yang
bagian perifer medan reseptif mengalami pencahayaan pa-
ling terang (yaitu ketika donat itu sendiri yang menyala). keluar dari retina membawa informasi dari kedua paruh
Hal ini bermanfaat unnrk meningkatkan perbedaan dalam retina yang disarafinya. Informasi ini terpisah ketika kedua
saraf optikus bertemu di kiasma optikum yang terletak di
tingkat ca\aya antata satu daerah kecil di bagian tengah
medan reseptif dan pencahayaan daerah di sekitarnya. bawah hipotalamus (kiasma artinya 'persilangan") (lihat
Gambar 5-7b,h. 157).Di dalam kiasma opdkum, serat-serar
Dengan meningkatkan perbedaan keterangan (bnghnes)
relati{, mekanisme ini membantu mendefinisikan kontur
dari separuh medial masing-masing retina menyeberang ke
sisi kontralateral, tetapi yangdari separuh lateral tetap di sisi
bayangan, tetapi dalam proses ini informasi tentang ke-
semula. Reorganisasi berkas-berkas serar yang meninggalkan
terangan mutlak dikorbankan (Gambar 6-28).
Berbagai aspek informasi penglihatan, misalnya bentuk,
kiasma optikum dikenal sebagai traktus optikus. Masing-
3.
warna, kedalaman, dan gerakan, dipisah-pisahkan dan masing traktus optikus membawa informasi dari separuh
lateral satu retina dan separuh medial retina yang lain. Karena
diproyeksikan dalam jalur-jalur sejajar ke berbagai bagian
kortels. Hanya ketika potongan-potongan informasi itu, persilangan parsial ini menyatukan serat-serat dari kedua
mata yang membawa informasi dari separuh lapang pandang
yang sama. Masing-masing traktus oprikus, selanjutnya,
menyalurkan informasi ke separuh otak di sisi yang sama
tentang separuh lapang pandang kontralateral.
CATAIAN KLINIS. Pengetahuan renrang jalur-jalur
ini dapat mempermudah diagnosis kelainan penglihatan yang
terjadi akibat interupsi jalur penglihatan di berbagai titik
(Gambar 6-29b).
Sebelum kita melanjutkan pembahasan tentang bagai-
Gambar 6-28 mana otak memproses informasi penglihatan, lihadah Tabel
Contoh hasil akhir pemrosesan retina oleh sel-sel ganglion 5-4, yang meringkaskan fungsi berbagai komponen mata.
menyala di tengah dan padam di tengah. Perhatikan bahwa
lingkaran abu-abu yang dikelilingi oleh warna hitam tampak
lebih terang daripada yang dikelilingi oleh warna putih, ! Talamus dan korteks penglihatan menguraikan
meskipun kedua lingkaran tersebut identik (ukuran dan
warna sama). Pemrosesan di retina oleh sel ganglion menyala
pesan visual.
di tengah dan padam di tengah berperan besar dalam
men i n g katka n perbedaa n da lam ketera n gan (b ri g htn ess) Perhentian pertama di otak untuk informasi di jalur pengli-
relatif, yang membantu memperjelas kontur. hatan adalah nukleus genihulatum lateral di talamus (Gambar

Susunan Saraf Tepi: Divisi Aferen; lndra Khusus 227


6-29a). Bagran ini memisahkan informasi yang diterima dan gerakan). Proses penyortiran ini bukanlah tugas mudah ka-
mata dan menyalurkannya melalui berkas-berkas serat yang rena setiap saraf optikus mengandung lebih dari satu juta
dikenal sebagai radiasi optik ke berbagai daerah di korteks, serat yang membawa informasi dari fotoreseptor di satu
yang masing-masing memproses berbagai aspek dari rang- retina. Ini lebih dari semua serar aferen yang membawa
sangan penglihatan (misalnya warna, bentuk, kedalaman, masukan somatosensrik dari semua regio lain di tubuhl Para
peneliti memperkirakan bahwa ratusan juta neuron yang me-
nempati sekitar 300/o korteks ikut serta dalam pemrosesan
visual, dibandingkan dengan 8o/o yangdigunakan untuk per-
sepsi sentuh dan 3o/o untuk pendengaran. Namun koneksi di
(Melihat otak dari atas
dengan struktur-struktur jalur penglihatan bersifat repat. Nukleus genikulatum lateral
Kiri
yang menutupi disingkirkan) dan masing-masing zona korteks yang memproses informasi

IIII penglihatan memiliki peta topografis yang merepresentasikan


retina titik demi titik. Seperti korteks somarosensorik, peta
retina di korteks mengalami distorsi. Fovea, bagian retina
yang ketajaman penglihatannya rertinggi, memiliki represen-
tasi di peta sarafyang jauh lebih luas daripada bagian-bagian
repi retina.

Nervus optikus PERSEPSI KEDALAMAN


Meskipun masing-masing dari separuh korteks penglihatan
Kiasma optikum menerima informasi secara bersamaan dari bagian yang sama
Traktus optikus lapang pandang seperti yang diterima oleh kedua mata na-
mun pesan dari kedua mata tidaklah identik. Masing-masing
Nukleus
genikulatum mata melihat suatu benda dari titik pandang yang sedikit
lateral berbeda, meskipun banyak terjadi tumpang-tindih. Daerah
talamus tumpang-tindih yang terlihat oleh kedua mata pada saar yang
Radiasi sama dikenal sebagai lapang pandang binokular ("dua
optika
mata') yang penring dalam persepsi kedalaman. Seperti
Lobus bagian-bagian korteks lainnya, kortela penglihatan primer
oksipitalis tersusun menjadi kolom-kolom fungsional, masing-masing
(a) memproses informasi dari suatu bagian kecil retina. Kolom-
kolom independen didedikasikan untuk informasi rentang
Defisit penglihatan dengan lesi spesifik titik yang sama di lapang pandang kedua mata. Otak meng-
gunakan perbedaan kecil dalam informasi yang diterima dari
kedua mata untuk memperkirakan jarak, memungkinkan
anda mempersepsikan benda tiga dimensi dalam kedalaman
ruang. Sebagian dari persepsi kedalaman dapat diperoleh
dengan menggunakan saru mata, berdasarkan pengalaman
Pxryma
XL lq\: dan pembandingan dengan petunjuk-petunjuk lain. Sebagai
,, i.l:r.-j,:.::.,i':d:i j.ri:::;.,r.:
contoh, jika penglihatan anda dengan saru mata memper-
lihatkan sebuah mobil dan sebuah bangunan dan mobil ter-
t :.:2.::\.t :- t: sebut tampak jauh lebih besar, maka anda secara repat dapat
r;:. li :ii:-i;,ra:,rri.:' t!: :,rj:tt:i, Jr:
menginterpretasikan bahwa mobil terletak lebih dekat dan
anda daripada bangunan tersebut.
Letak lesi = Defisit penglihatan CAaIAIAN KLINIS. Kadang-kadang pandangan kedua
X mata tidak menyatu dengan tepat. Keadaan ini dapat terjadi
(b)
karena dua sebab: (1) Mata tidak difokuskan ke benda yang
Gambar 5-29 sama secara bersamaan, karena defek otot mata eksternal
Jalur penglihatan dan defisit visual yang berkaitan dengan yang menyebabkan lapang pandang kedua mata tidak dapat
lesi di jalurnya. (a) Jalur penglihatan. Perhatikan bahwa menyatu; atart (2) informasi binokular terintegrasi secara ti-
separuh kiri korteks penglihatan di lobus oksipitalis menerima
informasi dari separuh kanan lapang pandang kedua mata dak tepat sewaktu pemrosesan visual. Akibatnya adalah peng-
(warna biru), dan separuh kanan korteks menerima informasi lihatan ganda, atau diplopia, suatu kondisi di mana gambar-
dari separuh kiri lapang pandang kedua mata (warna merah). an yang berbeda dari kedua mata dilihat secara bersamaan.
(b) Defisit penglihatan dengan lesi spesifik di jalur
penglihatan. Setiap defisit penglihatan yang digambarkan
berkaitan dengan lesi di titik bernomor di jalur penglihatan di HIERARKI PEMROSESAN VISUAT DI KORTEKS
bagian (a). Di dalam korteks, informasi penglihatan mula-mula di-
proses di korteks penglihatan primer, kemudian dikirim ke

228 Bao o
Tahgl6-4,' , ; ,, :,,,rt.. ,,,,,,,,,:,,,
,r ,, :::. ,::":. . . rl,.

Fungsi Komponen-Komponen Utama Mata

STRUKTUR LOKASI FUNGSI


Humor aquosus Rongga anterior antara kornea dan lensa Cairan encer jernih yang terus-menerus
dibentuk dan membawa nutrien bagi kornea
dan lensa.
Sel bipolar Lapisan tengah sel saraf di retina Penting dalam pemrosesan rangsangan cahaya
di retina
Titik buta Titik di retina sedikit di tepi tempat keluarnya Jalan keluar nervus optikus dan pembuluh darah
saraf optikus; tidak mengandung fotoreseptor
(uga dikenal sebagai diskus optikus)
Koroid Lapisan tengah mata Berpigmen untuk mencegah pembuyaran
berkas sinar di mata; mengandung pembuluh
darah yang memberi makan retina; di sebelah
anterior membentuk badan siliaris dan iris
tsadan siliar Turunan khusus di anterior lapisan koroid; Menghasilkan humor aquosus dan
membentuk cincin melingkari tepi luar lensa mengandung otot siliaris
Otot siliaris Komponen otot melingkar dari korpus siliaris; Penting dalam akomodasi
melekat ke lensa melalui ligamentum
suspensorium
Sel kerucut Fotoreseptor di lapisan terluar retina Berperan dalam ketajaman penglihatan,
penglihatan warna, dan penglihatan siang hari
Kornea Lapisan paling luar yang jernih di anterior Berperan paling besar dalam kemampuan
mata refraksi mata
Fovea Bagian tengah retina Daerah dengan ketajaman tertinggi
Sel ganglion Lapisan dalam sel-sel saraf di retina Penting dalam pemrosesan rangsangan cahaya
di retina; membentuk nervus optikus
lris Cincin otot yang berpigmen dan terlihat di Mengubah-ubah ukuran pupil dengan
dalam humor aquosus kontraksi; berperan menentukan warna mata
Lensa Antara humor aquosus dan humor vitreus; Berperan dalam variasi kemampuan refraksi
melekat ke otot siliaris melalui ligamentum selama akomodasi
suspensorium
Makula lutea Daerah tepat di sekitar fovea Memiliki ketajaman tinggi karena banyak
mengandung sel kerucut
Diskus optikus (lihat keterangan untuk titik buta)
Nervus optikus Keluar dari mata di diskus optikus (bintik Bagian pertama dari jalur penglihatan ke otak
buta)
Pupil Lubang bundar anterior di tengah iris Mengatur jumlah cahaya yang masuk ke mata
Retina Lapisan paling dalam mata Mengandung fotoreseptor (sel kerucut dan sel
batang)
Sel batang Fotoreseptor di lapisan terluar retina Berperan dalam penglihatan hitam-putih dan
malam serta memiliki sensitivitas tinggi
Sklera Lapisan luar mata yang kuat Selubung jaringan ikat protektif; membentuk
bagian putih mata yang terlihat; di sebelah
anterior membentuk jaringan khusus yaitu
kornea
Ligamentum suspensorium Terletak antara otot siliaris dan lensa Penting dalam akomodasi
Humor vitreus Antara lensa dan retina Bahan setengah cair mirip gel yang membantu
mempertahankan bentuk bulat mata

daerah-daerah visual yang lebih tinggi untuk pemrosesan kompleks. Sel sederhana dan kompleks saling bertumpuk
yang lebih rumit dan abstraksi. Korteks mengandung suatu di dalam kolom-kolom korteks penglihatan primer, se-
hierarki sel-sel visual yang berespons terhadap rangsangan dangkan sel hiperkompleks ditemukan di daerah-daerah
yang semakin kompleks. Berdasarkan kompleksitas rang, pemrosesan visual yang lebih tinggi. Tidak seperti sel retina,
sangan yang diburuhkan untuk menimbuikan respons, di- yang berespons terhadap jumlah sinar, sel korteks hanya
ketahui terdapat tiga jenis neuron korteks penglihatan. melepaskan muatan jika menerima pola iluminasi tertentu
Ketiganya dinamai sel sederhana, kompleks, dan hiper- yang telah terprogram di sei tersebut. Pola-pola ini dibentuk

Susunan Saraf Tepi: Divisi .Aferen; lndra Khusus 229


dengan menyatukan koneksi-koneksi yang berasal dari sel- rima berbagai sinyal sensorik. Karena itu, sinyal taktil dan
di retina. Sebagai contoh,
sel fotoreseptor yang berdekatan pendengaran juga sampai ke korteks penglihatan. Sebagai
beberapa sel sederhana melepaskan muatan hanya ketika contoh, satu penelitian yang menggunakan teknik-teknik
kita melihat batang vertikal di lokasi terrenru, yang lain pencitraan otak memperlihatkan bahwa orang buta sejak
ketika batang horizontal, dan yang lain lagi pada berbagai lahir menggunakan korteks penglihatan ketika mereka
orientasi oblik. Gerakan suatu sumbu oritentasi kritis membaca huruf Braille, meskipun mereka tidak "melihat"
menjadi penting untuk respons oleh sebagian sel kompleks. apapun. Masukan taktil dari jari-jari rangan mereka men-
Sel hiperkompleks menambahkan dimensi baru terhadap capai daerah visual otak serta korteks somatosensorik.
pemrosesan visual dengan hanya berespons terhadap sudut, Masukan ini membantu mereka "melihat" pola titik-titik
tepi, atau lengkung tertentu. Setiap level neuron korteks huruf Braille.
penglihatan memperlihatkan peningkatan kapasitas untuk Y*g juga memperkuat anggapan bahwa pemrosesan
abstraksi informasi yang terbentuk oleh peningkatan kon- berbagai jenis masukan sensorik di otak mengalami tumpang-
vergensi masukan dari neuron-neuron level di bawahnya. tindih adalah penemuan neuron muhisensorih-sel-sel otak
Dengan cara ini, korteks mengubah pola mirip titik dari yang bereaksi terhadap banyak masukan sensorik dan bukan
fotoreseptor yang dirangsang oleh cahaya dengan berbagai hanya terhadap satu jenis rangsangan. Belum ada yang
intensitas di bayangan rerina menjadi informasi tentang mengetahui apakah sel-sel ini jarang atau banyak terdapat di
kedalaman, posisi, orientasi, gerakan, kontur, dan panjang. otak. (Lihat fitur penyerta dalam boks, Konsep, Thntangan,
Aspek-aspek lain informasi ini, misalnya persepsi warna, dan Kontroversi, mengenai suatu cara di mana para peneliti
diproses secara bersamaan. Bagaimana dan di mana keselu- mempelajari pemakaian bersama masukan sensorik oleh ber-
ruhan bayangan akhirnya disatukan masih belum diketahui. bagai bagian otak).
Hanya jika potongan-potongan informasi yang telah dipro- Pada bagian selanjutnya dari bab ini kita akan berkon-
ses ini diintegrasikan oleh regio-regio visual yang lebih sentrasi pada fungsi utama indera khusus lainnya. Sekarang
tinggi barulah kita dapat mempersepsikan informasi visual marilah kita beralih dari mara ke telinga.
secara lengkap.

TELINGA: PENDENGARAN DAN


I Masukan visual dikirim ke bagian-bagian lain
otak yang tidak terlibat dalam persepsi KESEIMBANGAN
penglihatan. Masing-masing telinga terdiri dari tiga bagian: telinga luar,
tengah, dan dalam (Gambar 6-30). Bagian luar dan tengah
Tidak semua serat di jalur penglihatan berakhir di korteks
telinga menyalurkan gelombang suara dari udara ke telinga
penglihatan. Sebagian diproyelaikan ke bagian-bagian lain
dalam yang berisi cairan, di mana energi suara mengalami
otak untuk tujuan di luar persepsi penglihatan langsung.
penguatan dalam proses ini. Telinga dalam berisi dua sistem
Contoh aktivitas nonpenglihatan yang bergantung pada
sensorik berbeda: koklea, yang mengandung reseptor untuk
masukan dari sel batang dan sel kerucut adalah (1) kontribusi
mengubah gelombang suara menjadi impuls saraf sehingga
ke keadaan terjaga kortels dan konsentrasi, (2) kontrol
kita dapat mendengar; dan aparatus uestibularis, yang penting
ukuran pupil, dan (3) kontrol gerakan mata. Masing-masing
bagi sensasi keseimbangan.
mata dilengkapi oleh suatu set otot yang terdiri dari enam
otot mata eksternal yang menentukan posisi dan gerakan
mata sehingga mata dapat mengetahui lokasi, melihat, dan
mengikuti benda dengan lebih baik. Gerakan mata adalah
I Gelombang suara terdiri dari regio-regio
salah satu gerakan rubuh yang paling cepat dan paling
pemadatan dan peregangan molekul udara yang
terkontrol. berselang-seling.
Pendengaran adalah persepsi energi suara oleh saraf. Pen-
dengaran terdiri dari dua aspek: identifikasi suara ("apa") dan
I Sebagian masukan sensorik dapat
lokalisasinya ("di mana"). Kita mula-mula akan mempelajari
dideteksi oleh berbagai daerah pemrosesan karakteristik gelombang suara, kemudian bagaimana telinga
sensorik di otak. dan otak memproses masukan suara unruk menghasilkan
pendengaran.
Sebelum beralih ke indera yang lain-pendengaran-perlu
dikemukakan suatu teori baru kontroversial mengenai in- Gelombang suara adalah geraran udara yang me-
rambat yang terdiri dari daerah-daerah bertekanan tinggi
dera yang mempertanyakan pandangan yang ada bahwa
indera tertentu memberi masukan ke bagian otak tertentu akibat kompresi (pemadatan) molekul udara bergantian
dengan daerah-daerah bertekanan rendah akibat penjarang-
yang hanya menangani satu indera. Semakin banyak bukti
an (peregangan) molekul udara (Gamb ar 6-3la) . Setiap alat
menunjukkan bahwa regio-regio otak yang didedikasikan
hampir semata-mata untuk indera tertentu, misalnya kor- yang mampu menghasilkan gangguan pola molekul udara
teks visual untuk masukan penglihatan dan korteks soma-
sepertiitu adalah sumber suara. Contoh sederhana adalah
tosensorik untuk masukan sentuhan, sebenarnya mene- garpu tala. Ketika garpu tala dipukulkan, bilahnya akan

230 Bab 6
Konsep, Tantangan, dan Kontroversi
"Melihat" dengan Lidah
Meskipun masing-masing jenis
masukan sensorik terutama diterima
oleh bagian otak tertentu yang
bertanggung jawab untuk persepsi
modalitas tersebut namun regio-regio
otak yang berperan dalam pemrosesan
perseptual menerima sinyal sensorik
o
dari berbagai sumber. Karena itu, o
f
korteks penglihatan menerima
masukan sensorik tidak hanya dari :6

mata tetapi juga dari permukaan '6


I

tubuh dan telinga. Satu kelompok c


o
peneliti kini sedang mengeksploitasi,
dengan cara tak lazim tetapi menarik,
;o !
o
o
pemakaian bersama masukan sensorik '6 :
oleh berbagai bagian otak ini. Dalam o 6
o
penelitian tersebut, para relawan buta l oa

atau dapat melihat tetapi ditutupi E


_9
o
matanya mampu secara kasar memper- d
v Yo
sepsikan bentuk dan fitur dalam ruang o
melalui suatu alat yang dihubungkan Subyek yang ditutup matanya mengikuti gerakan tangan yang sedang Y
ke lidah. Ketika alat ini, yang terdiri direkam oleh kamera video (kotak putih di samping komputer laptop) o c
C
.F 6
o
dari suatu rangkaian elektroda, dan ditransmisikan ke alat penerjemah gambar di lidah). o
!
diletakkan di lidah maka alat ini
menerjemahkan bayangan yang
dideteksi oleh kamera menjadi pola
sinyal listrik yang mengaktifkan
reseptor sentuh di lidah (lihat gambar
di samping). Pola "gelitik" di lidah
akibat sinyal listrik yang diinduksi oleh karena air liur adalah cairan penghan- Meskipun pemakaian lidah sebagai
cahaya ini berkorespondensi dengan tar listrik bagi arus yang dihasilkan mata "angkat" tidak akan pernah
bayangan yang direkam oleh kamera. oleh alat dari masukan visual. Selain mendekati penglihatan yang dihasilkan
Dengan latihan. korteks visual itu, lidah banyak mengandung oleh mata normal namun harapannya
mempersepsikan masukan sensorik reseptor taktil, yang membuka adalah bahwa teknik ini akan
alternatif ini sebagai bayangan visual. kemungkinan bahwa lidah dapat memungkinkan orang buta pergi
Seperti diklaim oleh salah satu peneliti memberikan ketajaman masukan visual keluar; melihat bayangan benda, dan
yang menciptakan alat tersebut, orang yang lebih tinggi daripada kulit. Fitur mengikuti gerakan. Bahkan masukan
melihat dengan korteks penglihatan, ini akan penting jika alat semacam ini penglihatan yang terbatas ini saja akan
bukan dengan mata. Setiap cara untuk akan digunakan untuk membantu membuat orang dengan gangguan
mengirim sinyal ke korteks penglihatan mereka yang penglihatannya ter- penglihatan lebih mudah beraktivitas
dapat dipersepsikan sebagai bayangan ganggu. Tujuan para peneliti adalah dan memperbaiki kualitas kehidupan
visual. Sebagai contoh, salah seorang memperbaiki resolusi alat dengan mereka. Pengembang alat ini mencoba
buta yang menjadi relawan dalam meningkatkan jumlah elektroda di memperkecil alat sehingga dapat
penelitian melihat kerlip nyala lilin dalam mulut. Meskipun demikian, dipasang tanpa terlihat di dalam mulut
urftuk pertama kalinya melalui alat bayangan yang diterima masih bersifat pemakai dan dapat dihubungkan ke
yang dihubungkan ke lidah tersebut. kasar karena ketajaman yang dihasil- kamera miniatur yang dipasang di kaca
Lidah adalah pilihan yang lebih baik kan oleh alat ini tidak pernah menya- mata. Alat yang ringkas ini akan
daripada kulit untuk menerima masukan mai yang dihasilkan oleh medan praktis digunakan dan secara kosmetis
taktil yang diubah dari cahaya ini reseptif mata yang kecil. dapat diterima.

bergetar. Sewaktu bilah garpu tala bergerak ke satu arah "terganggu" akan mengganggu molekul-molekul di dekat-
(Gambar 6-31b), molekul-molekul udara di depannya ter- nya, membentuk daerah-daerah baru pemadatan dan pe-
dorong saling merapat, atau memadat (terkompresi), dan regangan, demikian sererusnya (Gambar 6-3lc). Energi
meningkatkan tekanan di daerah ini. Secara bersamaan, suara secara bertahap melemah sewaktu gelombang suara
sewaktu bilah maju ke depan molekul-molekul udara di berjalan jauh dari sumbernya. Intensitas gelombang suara
belakangnya menyebar, atau lebih jarang, dan menurunkan berkurang sampai hilang ketika gelombang suara terakhir
tekanan di daerah tersebut. Sewaktu bilah bergerak ke arah terlalu lemah untuk mengganggu molekul-molekul udara di
berlawanan, tercipta gelombang pemadatan dan peregangan sekitarnya.
yang berlawanan. Meksipun masing-masing molekul hanya Gelombang suara juga dapat merambat melalui media
bergerak dalam jarak dekat ketika bilah bergetar namun selain udara, misalnya air. Namun, perambatan ini kurang
gelombang pemadatan dan peregangan menyebar ke jarak efisien; diperlukan tekanan lebih besar unruk menimbulkan
yang jauh seperti riak air. Molekul-molekul udara yang pergerakan cairan dibandingkan dengan pergerakan udara

Susunan Saraf Tepi: Divisi Aferen; lndra Khusus 231


Daun Membran Osikulus
telinga timpani auditorius
\ (gendang telinga)
Kanalis )
I semisirkularis
!Aparatus
Utrikulus I vestibularis
dan sakulus /
Jendela oval

Nervus vestibulokoklearis
-
Kokhlea
Jendela bundar

' !::.- .-.. ::;;:!:. *i:

=":.,. Tuba
eustaklius

Meatus
auditorius eksternus
{sa}uran telinga) Ke faring

,Telinga
'dalatn'

Gambar 6-30
Anatomi telinga.

karena inersia (kelembaman, resistensi terhadap perubahan) kuadriliun (sejuta milyar) kali, bukan 150 kali, lebih kuat
cairan yang iebih besar. daripada bunyi terlemah yang masih terdengar. Suara yang
Suara ditandai oleh nadanya (tone), intensitasnya (ke- lebih besar daripada 100 dB dapat merusak secara permanen
kuatan, keras-lembutnya), dan timbre (warna suara, kuaiitas) perangkat sensorik sensitif di koklea.
(Gambar 6-32).
I W'arna suara, atau kualitas, suaru suara bergantung
I Nada suatu suara (misalnya nada C atau G) ditentukan pada ouertone,yaitu frekuensi tambahan yang mengenai nada
oleh frekuensi getaran. Semakin besar frekuensi getaran, se- dasar. Garpu tala memiliki nada murni, tetapi sebagian besar
makin tinggi nada. Telinga manusia dapat mendeteksi gelom, suara ridaklah murni. Sebagai contoh, campuran kompleks
bang suara dengan frekuensi dari 20 sampai 20.000 siklus per nada tambahan menimbulkan suara yang berbeda pada ber-
detik tetapi paling peka untuk frekuensi antara 1000 dan bagai alat musik yang memainkan nada yang sama (nada C
4000 siklus per detik. dalam bunyi rerompet terdengar berbeda dari nada C di
I Intensitas, atau kekuatan, suara bergantung pada am- piano). Nada tambahan juga berperan menyebabkan per-
plitudo geiombang suarar atau perbedaan tekanan antara bedaan karakteristik suara orang. 'Warna suara memungkin-
daerah pemadatan bertekanan tinggi dan daerah peregangan kan pendengar membedakan sumber gelombang suara, ka,
bertekanan rendah. Dalam rentang pendengaran, semakin rena setiap sumber suara menghasilkan pola nada tambahan
besar amplitudo, semakin keras suara. Telinga manusia dapat yang berbeda-beda. Berkat warna suara, anda dapat menge-
mendengar intensitas suara dengan kisaran yang lebar, dari tahui apakah yang berbicara di telepon ibu anda arau pacar
bisikan paling lemah hingga bunyi pesawat lepas landas yang anda sebelum anda mengatakan sesuatu yang salahl
memekakkan telinga. Kekuatan suara diukur dalam desibel
(dB), yaitu ukuran logaritmik intensitas dibandingkan
dengan suara paling lemah yang masih terdengar*ambang I Tellnga luar berperan dalam
pendengaran. Karena hubungannya yang logaritmik, maka lokalisasi suara.
setiap 10 dB menunjukkan peningkatan 10 kali lipat kekuat-
an suara. Beberapa contoh suara umum menggambarkan be- Reseptor-reseptor khusus unruk suara terletak di telinga da-
sar peningkatan ini (Thbel 6-5). Perhatikan bahwa bunyi lam yang berisi cairan. Karena itu, gelombang suara di udara
gesekan daun pada 10 dB 10 kali lebih kuat daripada ambang harus dapat disalurkan ke arah dan dipindahkan ke telinga
pendengaran, tetapi suara pesawat jet lepaslandas adalah satu dalam, dengan mengompensasi pengurangan energi suara

7-32 Bab 6
Daerah Daerah
pemadatan peregangan

I
c(6
c
$
i<
P
I

Kepadatan molekul udara Daerah Daerah


normal ketika garpu tala peregangan pemadatan
(a) dalam keadaan diam (b)

-waktu-

(c)

Gambar 6-3'l
Pembentukan gelombang suara. (a) Gelombang suara adalah daerah-daerah pemadatan dan peregangan molekul udara yang
berselang-seling. (b) Garpu tala yang bergetar memicu gelombang suara sewaktu molekul-molekul udara di depan bilah garpu
yang sedang bergerak maju mengalami pemadatan sementara molekul-molekul di belakangnya mengalami penjarangan/
peregangan. (c) Molekul-molekul udara yang terganggu tersebut menumbuk molekul-molekul di depannya, membentuk
daerah-daerah baru pemadatan dan peregangan yang lebih jauh dari tempat asal suara. Dengan cara ini, gelombang suara
bergerak progresif semakin jauh dari sumber, meskipun masing-masing molekul udara hanya berpindah dalam jarak dekat
ketika terganggu. Gelombang suara akhirnya lenyap ketika daerah terakhir yang mengalami gangguan terlalu lemah untuk
"mengganggu" daerah di depannya.

Nada bergantung
pada frekuensi n* f/\t/v\ Kekuaian
sama

lntensitas (kekuatan)
bergantung pada
amplitudo
-\- --l^At/V\ Nada
sama

/nAnnon/ (*
nn
Kekuatan
Timbre {kualitas)
bergantung pada
ovenanes
!4,'"d\ )\"A- sama,
nada
Nada murni Oveftone yang berbeda sama

Gambar 6-32
Sifat gelombang suara.

Susunan Saraf Tepi: Divisi Aferen; lndra Khusus 233


(tahi kuping), suatu sekresi lengket yang menjebak partikel-
Tahel S-5, ' ,, ' j .
partikel kecil asing. Baik rambut-rambut halus maupun
Kekuatan Relatif Suara yang Umum serumen membantu mencegah partikel di udara mencapai
bagian dalam saluran telinga, tempat partikel dapat menum-
PERBANDINGAN
puk atau mencederai membran timpani dan mengganggu
DENGAN SUARA
pendengaran.
PALING LEMAH YANG
KEKUATAN MASIH TERDENGAR
DALAM (AMBANG
SUARA DESIBEL (dB) PENDENGARAN) I Membran timpani bergetar bersama gelombang
GemerisikDaun suara di telinga luar.
10 dB 10 kali lebih kuat
Detak Jam 20 dB 100 kali lebih kuat Membran timpani, yang membentang merintangi pintu
Suara di 30 dB Seribu kali lebih kuat masuk ke telinga tengah, bergetar ketika terkena gelombang
Perpustakaan suara. Daerah-daerah bertekanan tinggi dan rendah yang
Percakapan 60 dB Sejuta kali lebih kuat berselang-seling dan ditimbulkan oleh gelombang suara
Normal
menyebabkan gendang telinga yang sangar peka melekuk
Blender 90 dB Semilyar kali lebih kuat ke dalam dan keluar seiring dengan frekuensi gelombang
Makanan
suara.
Konser Musik 120 dB Setrilyun kali lebih kuat
Rock Agar membran bebas bergerak ketika terkena suara,
Jet tekanan udara istirahat di kedua sisi membran timpani harus
Pesawat 150 dB Sekuadriliun kali lebih
Lepas Landas kuat sama. Bagian luar gendang telinga terpajan ke tekanan at-
mosfer yang mencapainya melalui saluran telinga. Bagian
dalam gendang telinga yang menghadap ke rongga telinga
tengah juga terpajan ke tekanan atmosfer melalui tuba eus-
yang terjadi dalam proses alami ketika gelombang suara ber- takhius (auditorius), yang menghubungkan telinga tengah
pindah dari udara ke air. Fungsi ini dilaksanakan oleh telinga ke faring (bagian belakang tenggorokan) (Gambar 6-30).
luar dan telinga tengah. Tirba eustakius dalam keadaan normal terrurup, tetapi dapat
Telinga luar (Gambar 5-30) terdiri dari pinna (daun membuka oleh gerakan menguap, mengunyah, dan menelan.
telinga), meatus auditorius eksternus (saluran telinga), dan Pembukaan ini memungkinkan tekanan udara di telinga
membran timpani (gendang telinga). Pinna, lipatan menonjol tengah menyamai tekanan atmosfer sehingga tekanan di ke-
tulang rawan berlapis kulit mengumpulkan gelombang suara dua sisi membran timpani setara. Sewaktu perubahan tekan-
dan menyalurkannya ke saluran telinga luar. Banyak spesies an eksternal yang cepar (misalnya ketika pesawat lepas-
(anjing misalnya) dapat mengarahkan telinga mereka sesuai landas), gendang telinga menonjol dan menimbulkan nyeri
sumber suara untuk mengumpulkan lebih banyak suara, karena tekanan di luar telinga berubah semenrara tekanan di
tetapi telinga manusia relatif tidak dapat bergerak. Karena telinga tengah tidak berubah. Membuka tuba eustakius
bentuknya, pinna secara parsial menghambat gelombang dengan menguap memungkinkan tekanan di kedua sisi mem-
suara yang mendekati telinga dari belakang, mengubah warna bran timpani menjadi sama, menghilangkan distorsi akibat
suara sehingga membantu orang membedakan apakah suara tekanan sewaktu gendang telinga kembali ke bentuknya se-
berasal tepat dari depan atau belakang. mula.
Lokalisasi suara untuk suara yang datang dari kanan CATAIAN KLINIS. Infeksi yang berasal dari tenggo-
atau kiri ditentukan berdasarkan dua petunjuk. Pertama, rokan kadang menyebar melalui tuba eustakius ke telinga
gelombang suara mencapai telinga yang lebih dekat dengan tengah. Penimbunan cairan yang terjadi di telinga tengah
sumber suara sesaat sebelum gelombang tersebut tiba di tidak saja menimbulkan nyeri tetapi juga mengganggu han-
telinga satunya. Kedua, suara menjadi kurang intens ketika taran suara melintasi telinga tengah.
mencapai telinga yang jauh, karena kepala berfungsi sebagai
penghalang suara yang secara parsial menghambat perambat-
an gelombang suara. Korteks pendengaran mengintegrasikan I Tulang-tulang telinga tengah mengubah getaran
semua petunjuk ini untuk menentukan lokasi sumber suara. membran timpani menjadi gerakan cairan di
Kita sulit mengetahui lokasi sumber suara hanya dengan satu
telinga dalam.
telinga. Bukti-bukti terakhir menunjukkan bahwa korteks
pendengaran menentukan lokasi suara berdasarkan perbeda- Telinga tengah memindahkan gerakan bergetar membran
an dalam waktu pola lepas muatan neuron, bukan oleh peta timpani ke cairan telinga dalam. Pemindahan ini dipermudah
ruang seperti yang diproyeksikan titik demi titik di korteks oleh adanya rantai tiga tulang kecil, atau osikulus (maleus,
penglihatan oleh retina yang memungkinkan kita mengeta- inkus, dan stapes), yang dapat bergerak dan membentang di
hui lokasi benda yang terlihat. telinga tengah (Gambar 6-33a). Tirlang pertama, maleus, me-
Pintu masuk saluran telinga dijaga oleh rambut- lekat ke membran timpani, dan tulang terakhir, srapes, me-
rambut halus. Kulit yang melapisi saluran mengandung lekat ke jendela oval, pintu masuk ke dalam koklea yang
kelenjar keringat modifikasi yang menghasilkan serumen berisi cairan. Sewaktu membran timpani bergetar sebagai

234 Bab 6
respons terhadap gelombang suara, rangkaian tulang-tulang pani mengandung cairan yang sedikit berbeda, perilimfe.
tersebut ikut bergerak dengan frekuensi yang sama, memin- Daerah di luar ujung duktus koklearis tempar cairan di
dahkan frekuensi getaran ini dari membran timpani ke jen- kompartemen atas dan bawah berhubungan disebut heli-
dela oval. Tekanan yang terjadi di jendela oval yang ditim- kotrema. Skala vestibuli dipisahkan dari rongga telinga
bulkan oleh setiap getaran akan menimbulkan gerakan cairan tengah oleh jendela oval, tempat melekatnya stapes. Lubang
telinga dalam mirip gelombang dengan frekuensi yang sama kecil lain yang ditutupi oleh membran, jendela bundar,
seperti gelombang suara asal. Namun, seperti telah disebut- menutup skala timpani dari telinga tengah. Membran
kan, diperlukan tekanan yang lebih besar untuk menggetar- vestibularis yang tipis membentuk atap duktus koklearis
kan cairan. Sistem osikulus memperkuat tekanan yang di- dan memisahkannya dari skala vestibuli. Membran basila-
timbulkan oleh gelombang suara di udara melalui dua ris membentuk lantai duktus kokhlearis, memisahkannya
mekanisme agar cairan di koklea bergetar. Pertama, karena dari skala timpani. Membran basilaris sangat penting ka-
luas permukaan membran timpani jauh lebih besar daripada rena mengandung organ Corti, organ indera untuk pen-
luas jendela oval maka terjadi peningkatan tekanan ketika dengaran.
gaya yang bekerja pada membran timpani disalurkan oleh
osikulus ke jendela oval (tekanan = gayalluas). Kedua, efek
tuas osikulus juga menimbulkan penguatan. Bersama-sama, I Sel rambut di organ Corti mengubah gerakan
kedua mekanisme ini meningkatkan gaya y^ng bekerja pada cairan menjadi sinyal listrik.
jendela oval sebesar 20 kali dibandingkan dengan jika gelom-
bang suara langsung mengenai jendela oval. Penambahan Organ Corti, yang terletak di atas membran basilaris di
tekanan ini sudah cukup untuk menggetarkan cairan di seluruh panjangnya, mengandung sel rambut yang me-
koklea. rupakan reseptor suara. Sebanyak 16.000 sel rambut di da-
Beberapa otot halus di telinga tengah berkontraksi se-
lam masing-masing koklea tersusun menjadi empat baris
cara refleks sebagai respons terhadap suara keras (lebih dari di seluruh panjang membran basilaris: satu baris sel
sejajar

70 dB), menyebabkan membran timpani mengencang dan rambut dalam dan tiga baris sel rambut luar (Gambar
membatasi gerakan rangkaian osikulus. Berkurangnya getar- 6-33c). Dari permukaan masing-masing sel rambut me-
an di struktur-struktur telinga tengah ini menurunkan trans-
nonjol sekitar 100 rambut yang dikenal sebagai stereosilia,
misi gelombang suara yang keras ke telinga dalam untuk yaitu mikrovilus yang dibuat kaku oleh adanya aktin (lihat
melindungi perangkat sensorik yang peka dari kerusakan. h. 50). Sel rambut menghasilkan sinyal saraf jika rambut
Namun, respons refleks ini reladf lambat, terjadi paling permukaannya mengalami perubahan bentuk secara meka-
kurang 40 mdet setelah pajanan ke suara keras. Karena itu nis akibat gerakan cairan di telinga dalam. Stereosilia ini
refleks ini hanya memberi perlindungan terhadap suara keras berkontak dengan membran tektorium, suatu tonjolan
yang berkepanjangan, bukan dari suara mendadak misalnya mirip tenda yang menutupi organ Corti di seluruh panjang-
ledakan. Dengan memanfaatkan refleks ini, senjata anti pe- nya (Gambar 5-33b dan c).
sawat udara masa Perang Dunia II dirancang untuk meng- Gerakan stapes yang mirip piston terhadap jendela
hasilkan suara keras praledakan untuk melindungi telinga oval memicu gelombang tekanan di kompartemen aras.
tentara mereka dari suara berdentam keras yang ditimbulkan Karena cairan tidak dapat mengalami penekanan, maka
oleh penembakan sebenarnya. tekanan disebarkan melalui dua cara ketika stapes menye-
babkan jendela oval menonjol ke dalam: (1) penekanan
jendela bundar dan (2) defleksi membran basilaris (Gambar
I Kokhlea mengandung organ Corti, organ indera 6-34a). Pada bagian-bagian awal jalur ini, gelombang
pendengaran. tekanan mendorong maju perilimfe di kompartemen aras,
kemudian mengelilingi helikotrema, dan masuk ke dalam
Kokhlea yang seukuran kacang polong dan berbentuk kompartemen bawah, tempar gelombang tersebut menye-
mirip siput ini adalah bagian telinga dalam yang "men- babkan jendela bundar menonjol keluar mengarah ke
dengar" dan merupakan sistem tubulus bergelung yang ter- rongga telinga tengah untuk mengompensasi peningkatan
letak jauh di dalam tulang temporal (Gambar 6-30). Kom- tekanan. Sewaktu stapes bergerak mundur dan menarik
ponen fungsional kokhlea akan lebih mudah dipahami jika jendela oval ke arah luar ke telinga tengah, perilimfe meng-
gulungan organ ini diuraikan seperti diperlihatkan di alir ke arah berlawanan, menyebabkan jendela bundar me-
Gambar 6-33a. Di sebagian besar panjangnya koklea dibagi nonjol ke dalam. Jalur ini tidak menyebabkan penerimaan
menjadi tiga kompartemen longitudinal berisi cairan. Duk- suara tetapi hanya menghilangkan tekanan.
tus kokhlearis yang buntu, yangjuga dikenal sebagai skala Gelombang tekanan frekuensi-frekuensi yang berkait-
media, membentuk kompartemen tengah. Bagian ini mem- an dengan penerimaan suara mengambil "jalan pintas".
bentuk terowongan di seluruh panjang bagian tengah Gelombang tekanan di kompartemen aras disalurkan me-
kokhlea, hampir mencapai ujung. Kompartemen atas, skala lalui membran vestibularis yang tipis, menuju duktus
vestibuli, mengikuti kontur dalam spiral, dan skala tim- kokhlearis, dan kemudian melalui membran basilaris di
pani, kompartemen bawah, mengikuti kontur luar (Gam- kompartemen bawah, tempat gelombang ini menyebabkan
bar 6-33a dan b). Cairan di dalam duktus koklearis disebut jendela bundar menonjol keluar masuk bergantian. Per-
endolimfe (Gambar 6-34a). Skala vestibuli dan skala tim- bedaan utama pada jalur ini adalah bahwa transmisi ge-

Susunan 5araf Tepi: Divisi Aferen; Indra Khusus 235


Koklea Membran vestibularis

Helikotrema \ / u.Membran basilaris


\ ,/ Organ Corti (dengan rambut
lnkus stapes di
jendela\ \ ,/ dari sel rambut yang diperlihatkan
I -- di Permukaan)
oval I _-./t

Membran tektorium

Skala media
(duktus kokhlearis)

Membran vestibularis

Membran tektorium

Skala vestibuli
Jendela bundar
Rongga Skala
telinga tengah media
Organ Corti (duktus
Membran timpani kokhlearis)
(a)
Saraf auditorius Membran
basilaris

Skala timpani

Gambar 6-33
Telinga tengah dan koklea. (a) Anatomi makroskopik telinga
tengah dan koklea, dengan gulungan koklea "diuraikan". (b) Membran
Potongan melintang koklea. (c) Organ Corti diperbesar.
Sel rambut

lombang tekanan melalui membran basilaris menyebabkan


membran ini bergerak naik-turun, atau bergetar, sesuai
gelombang tekanan. Karena organ Corti berada di atas
membran basilaris maka sel-sel rambut juga bergetar naik-
turun sewaktu membran basilaris bergetar.

PERAN SEL RAMBUT DALAM


Sel rambut dalam dan luar memiliki fungsi berbeda. Sel
rambut dalam adalah sel yang mengubah gaya mekanis suara
(getaran cairan koklea) menjadi impuis listrik pendengaran
(potensial aksi yang menyampaikan pesan pendengaran ke
korteks serebri). Karena berkontak dengan membran tekto- berkurang sewaltu sel-sel rambut ini mengeluarkan lebih
rium yang kaku dan stasioner, maka stereosilia sel-sel reseptor sedikit neurotransmiter ketika mengalami hiperpolarisasi aki-
bat pergeseran ke arah yang berlawanan.
ini tertekuk maju-mundur ketika membran basilar meng-
Karena itu, telinga mengubah gelombang suara di udara
ubah posisi relatif terhadap membran tektorium (Gambar
6-35). Deformasi mekanis maju-mundur rambur-rambut ini menjadi gerakan bergetar membran basilaris yang menekuk
rambut-rambur sel reseptor maju-mundur. Deformasi mekanis
secara bergantian membuka dan menutup saluran ion ber-
rambut-rambut ini secara bergantian membuka dan menutup
pintu mekanis di sel rambut sehingga terjadi perubahan
saluran sel reseptor, menghasilkan perubahan potensial ber-
potensial depolarisasi dan hiperpolarisasi yang bergantian-
jenjang di reseptor yang menyebabkan perubahan dalam fre-
yaitu potensial reseptor-dengan frekuensi yang sama seperri
frekuensi rangsangan pemicu semula. kuensi potensial aksi yang dikirim ke otak. Dengan cara ini,
Sel rambut dalam berhubungan melalui suatu sinaps gelombang suara diterjemahkan menjadi sinyal saraf yang
dapat diterima oleh otak sebagai sensasi suara (Gambar 6-36).
kimiawi dengan ujung serat-serat saraf aferen yang memben-
tuk nervus auditorius (kokhlearis). Depolarisasi sel-sel
rambut ini (ketika membran basilaris terangkat) meningkatkan PERAN SEL RAMBUT LUAR
laju pelepasan neurorransmirer, yang meningkatkan frekuensi Sementara sel-sel rambut dalam mengirim sinyal auditorik
lepas muatan di serat aferen. Sebaliknya, laju lepas muatan ke otak melalui serat aferen, sei rambut luar tidak memberi

236 Bab 6
Duktus kokhlearis

Membran
tektorium

Kokhlea

Helikotrema
Rambut

Organ
Corti

Membran basilaris

Skala
timpani

Membran timpani Jendela bundar

Gerakan cairan di dalam perilimfe yang ditimbulkan oleh getaran jendela oval mengikuti dua jalur:

Q: Melalui skala vestibuli, mengelilingi helikotrema, dan Jalur @: "Jalan pintas" dari skala vestibuli melalui membran
melalui skala timpani, menyebabkan jendela bundar basilaris ke skala timpani. Jalur ini memicu pengaktifan
bergetar. Jalur rni hanya mengurangi energi suara. reseptor suara dengan menekuk rambut-rambut di sel
rambut sewaktu organ Corti yang terletak di atas
membran basilaris bergeser relatif terhadap membran
(a) tektorium di atasnYa.

3000 Frekuensi tinggi

I
Ujung membran basilaris
yang lebar dan lentur
dekat helikotrema

Frekuensi sedang

Ujung membran basilaris


yang sempit dan kaku 1 000
dekat jendela oval Frekuensi rendah

t
I

20,000

(b) (c)
Angka-angka menunjukkan frekuensi (dalam siklus per detik)
qetaran maksimal berbaqai baqian membran basilaris.

Gambar 6-34
Transmisi gelombang suara. (a) Getaran cairan di dalam koklea yang dipicu oleh getaran jendela oval mengikuti dua jalur, satu
meredam energi suara dan yang lain memicu potensial reseptor. (b) Berbagai bagian membran basilaris bergetar maksimal pada
frekuensi yang berbeda. (c) Ujung sempit kaku membran basilaris yang terletak paling dekat dengan jendela oval bergetar
maksimal pada nada berfrekuensi tinggi. Ujung lebar lentur membran basilaris dekat helikotrema bergetar maksimal pada nada
berfrekuensi rendah.

Susunan Saraf Tepi: Divisi Aferen; lndra Khusus 237


Stereosilia (rambut) dari sel rambut membran basilaris
berkontak dengan membran tektorium di atasnya. Rambut- Gelombang suara
rambut ini tertekuk ketika membran basilaris bergerak relatif
terhadap membran tektorium yang stasioner. Penekukan
stereosilia sel rambut dalam ini membuka saluran berpintu
mekanis, menyebabkan perpindahan ion yang menimbulkan
Getaran
membran timpani

Getaran tulang
telinga tengah

I
Getaran
Pergerakan cairan di jendela oval
kokhlea menyebabkan

Gambar 6-35
Menekuknya stereosilia akibat defleksi membran basilaris.
t=*""""**--l
roxrrtea
E;;__l
oi oatam
I l- ljendeta
bunoarl

Getaran
membran basilaris
sinyal ke otak tentang suara yang datang. Sel-sel rambut
luar secara aktifdan cepat berubah panjang sebagai respons *
Menekuknya rambut di
terhadap perubahan potensial membran, suatu perilaku
reseptor sel rambut dalam
yang dikenal sebagai elektomotilita.r. Sel rambut luar me- organ Corti sewaktu getaran
mendek pada depolarisasi dan memanjang pada hiperpolari- membran basilaris menggeser
sasi. Perubahan panjang ini memperkuat arau menegaskan rambut-rambut ini secara
relatif terhadap membran
gerakan membran basilaris. Analoginya adalah seseorang
tektorium di atasnya yang
dengan sengaja mendorong pendulum jam antik sesuai berkontak dengan rambut
ayunannya untuk memperkuat gerakan pendulum tersebut. tersebut
Modifikasi pergerakan membran basilaris seperri ini me- +
ningkatkan respons sel rambut dalam, reseptor sensorik
Perubahan potensial
pendengaran yang sebenarnya, menyebabkan mereka sangat
berjenjang {potensial r'
peka terhadap intensitas suara dan dapat membedakan reseptor) di sel reseptor
berbagai nada suara.

Perubahan frekueflsi
I Diskriminasi
nada bergantung pada bagian potensial aksi yang
,

membran basilaris yang bergetar. dihasilkan di saraf auditorius

Diskriminasi nada (yaitu kemampuan membedakan antara


berbagai frekuensi gelombang suara yang datang) bergantung
pada bentuk dan sifat membran basilaris, yang menyempit Peramb,atan polensial aksi
ke korteks auditorius di
dan kaku di ujung jendela ovalnya serta lebar dan lentur di
lobus trempcralis atak untuk
ujung helikotremanya (Gambar 6-34b). Berbagai bagian psrsep$i suafa
membran basilaris secara alami bergetar malsimal pada fre-
kuensi yang berbeda-beda; yaitu, setiap frekuensi memper- Gambar 6-36
lihatkan vibrasi puncak di berbagai posisi di sepanjang mem- Transduksi suara.
bran basilaris. Ujung sempit yang paling dekat dengan jendela
oval bergetar maksimal pada nada berfrekuensi tinggi, semen-
tara ujung lebar yang paling dekat dengan helikotrema ber- koklea akibat getaran stapes, gelombang akan merambat ke
getar maksimal pada nada berfrekuensi rendah (Gambar bagian membran basilaris yang secara alami berespons mak-
6-34c). Nada-nada di antaranya disortir secara tepar di se- simal terhadap frekuensi ini. Energi gelombang tekanan ter-
panjang membran dari frekuensi tinggi ke rendah. Sewaktu serap oleh getaran membran yang kuat ini sehingga gelom-
gelombang suara dengan frekuensi rerrentu terbentuk di bang lenyap di daerah dengan geraran terbesar.

238 Bab 6
Sel-sel rambut di daerah membran basilaris dengan tengah sebuah atom hidrogen, atom yang paling kecil. Tidak-
getaran maksimal mengalami deformasi mekanis paling kuat lah mengherankan suara yang sangat keras, yang tidak cukup
dan karenanya paling tereksitasi. Informasi ini dikirim ke dapat dilemahkan oleh reflefts telinga tengah (misalnya, suara
SSP, yang menginterpretasikan pola stimulasi sel rambut se- konser musik rock), dapat menimbulkan getaran sedemikian
bagai suara dengan frekuensi tertentu. Teknik-teknik modern kuat di membran basilaris sehingga sel rambut, yang tidak
telah memastikan bahwa membran basilaris mempunyai dapat diganti, rusak atau terdistorsi secara permanen, menim,
batas nada yang sedemikian jelas sehingga respons membran bulkan gangguan pendengaran parsial (Gambar 5-37).
puncak terhadap satu nada mungkin tidak meluas melewati
lebar beberapa sel rambut.
Nada tambahan dengan beragam frekuensi menyebab- I Korteks pendengaran terpetakan
kan banyak titik di sepanjang membran basilaris bergetar sesuai nada.
bersamaan tetapi kurang intensif dibandingkan dengan nada
dasar sehingga SSP mampu membedakan warna suara (dis- Seperti halnya bagian-bagian membran basilaris yang ber-
kriminasi warna suara). kaitan dengan nada tertentu, kortelis pendengaran primer
di lobus temporalis juga tertata secara tonoto?is. Setiap bagian
membran basilaris berhubungan dengan regio spesifik kor-
I Diskriminasikekuatan suara bergantung pada teks pendengaran primer. Karenanya, neuron-neuron korteks

getaran. tertentu hanya diaktifkan oleh nada tertenru; yaitu, seriap


amplitudo
regio di korteks auditorius tereksitasi hanya sebagai respons
Diskriminasi intensitas (kekuatan) bergantung pada ampli- terhadap nada tertentu yang terdeteksi oleh bagian tertentu
tudo getaran. Sewaktu gelombang suara yang berasal dari membran basilaris.
sumber suara yang lebih keras mengenai gendang telinga, Neuron-neuron aferen yang menyerap sinyal auditorik
gelombang tersebut menyebabkan gendang telinga bergetar dari sel rambut dalam keluar koklea melalui saraf auditorius.
lebih kuat (yaitu, lebih menonjol keluar-masuk) tetapi Jalur saraf antara organ Corti dan korteks auditorius me-
dengan frekuensi yang sama seperti suara yang lebih lembut libatkan beberapa sinaps dalam perjalanannya, dengan yang
dengan nada sama. Defleksi membran timpani yang lebih paling menonjol berada di batang otak dan nuhleus geniku-
besar ini diubah menjadi peningkatan amplitudo gerakan latum medialis talamus. Batang otak menggunakan masukan
membran basilaris di daerah dengan responsivitas tertinggi. auditorik untuk keadaan terjaga dan bangun. Talamus me-
SSP menginterpretasikan peningkatan osilasi membran basi- nyortir dan menyalurkan sinyal ke atas. Tidak seperti sinyal
laris sebagai suara yang lebih kuat. di jalur penglihatan, sinyal auditorik dari masing-masing
Sistem pendengaran sangat peka dan dapat mendeteksi telinga disalurkan ke kedua lobus temporalis karena serat-
suara sedemikian lemah yang hanya menyebabkan defleksi serat bersilangan secara parsial di batang otak. Karena itu,
membran dengan jarak setara dengan sepersekian garis gangguan di jalur pendengaran di satu sisi setelah batang otak

c
d
.9)
c
.9

o
c
f,
ui

=;
G
I
d
-
o6
c
o

L
I
a
t
(a) (b)
Gambar 6-37
Hilangnya sel rambut akibat suara bising. Cedera dan hilangnya sel rambut akibat bising yang intens. Bagian-bagian dari organ
Corti, dengan tiga baris sel rambut luar dan satu baris sel rambut dalam, dari telinga dalam (a) mencit normal dan (b) mencit
setelah terpajan 24 jam ke bising sebesar 120 dB SPL (sound pressure /eve/), suatu tingkat yang dicapai oleh musik rock yang
keras.

Susunan Saraf Tepi: Divisi Aferen; lndra Khusus 239


sama sekali tidak mempengaruhi pendengaran di kedua Dalam tahun-tahun terakhir, implan koklea mulai ter-
telinga. sedia. Alat elektronik ini, yang ditanam secara bedah, meng-
Korteks pendengaran primer tampaknya mempersepsi- ubah sinyal suara menjadi sinyal listrik yang dapat secara
kan suara-suara diskret, sementara korteks pendengaran yang langsung merangsang nenrrs auditorius sehingga memintas
lebih tinggi di sekitarnya mengintegrasikan berbagai suara sistem kokiea yang sakit. Implan koklea tidak dapat memu-
menjadi polayang koheren dan berarti. Bayangkanlah ten- lihkan pendengaran normal, tetapi memungkinkan pemakai-
tang kompleksitas tugas yang dilakukan oleh sistem pen- nya mengenali suara. Keberhasilan berkisar dari mampu
dengaran anda. Ketika anda berada di sebuah konser, organ "mendengar" dering telepon hingga mampu melakukan per-
Corti anda berespons terhadap campuran simultan suara cakapan melalui telepon.
berbagai instrumen, tepuk tangan, dan percakapan penon- Temuan-temuan baru yang menarik mengisyaratkan
ton, serta bising latar di panggung. Anda dapat membedakan bahwa di masa depan pendengaran dapat dipulihkan dengan
bagian-bagian dari banyak gelombang suara yang mencapai merangsang telinga dalam yang rusak untuk memperbaiki
telinga anda ini dan dapat memperhatikan suara-suara yang diri. Para ilmuwan telah lama beranggapan bahwa sel-sel
penting bagi anda. rambut telinga dalam tidak dapat diperbarui. Karena itu,
gangguan pendengaran akibat kerusakan sel rambut karena
proses penuaan atau paparan terhadap suara keras dianggap
I Tuli disebabkan oleh defek di bagian hantaran menetap. Sebaliknya, studi-studi baru menyatakan bahwa
atau pemrosesan saraf gelombang suara. sel-sel rambut telinga dalam memiliki kemampuan laten
untuk mengalami regenerasi sebagai respons terhadap sinyal
CATAIAN KLINIS. Hilangnya pendengaran, atau tuli, kimiawi yang sesuai. Para peneliti saat ini sedang mencoba
mungkin temporer atau permanen, parsial atau total. Ganggu-
mengembangkan suatu obat yang akan memicu pertum-
an pendengaran, yang mengenai sekitar 10%o orang Amerika,
buhan kembali sel rambut sehingga kerusakan telinga dalam
adalah cacat fisik tersering kedua di Amerika Serikat. Tirli
dapat diperbaiki dan pendengaran diharapkan pulih. Para
diklasiffkasikan menjadi dua jenis-tuli hantaran dan tuli sen-
peneliti lain mencoba menggunakan faktor pertumbuhan sa-
sorineural-berqantung pada bagian mekanisme pendengaran
raf untuk merangsang ujung-ujung sel saraf auditorius untuk
yang tidak dapat berfungsi adekuat. Tirli hantaran terjadi
tumbuh kembali dengan harapan pulihnya jalur-jalur saraf
jika gelombang suara tidak secara adekuat dihantarkan me-
yang rusak.
lalui bagian luar dan tengah telinga untuk menggetarkan
cairan di telinga dalam. Kemungkinan penyebab adalah pe-
nyumbatan fisik saluran telinga oleh serumen, pecahnya
I Aparatus vestibularis penting bagi
gendang telinga, infeksi telinga tengah disertai penimbunan
keseimbangan dengan mendeteksi posisi dan
cairan, atau restriksi gerakan osikulus akibat perlekaran tu-
gerakan kepala.
lang antara stapes dan jendela oval. Pada tuli sensorineural,
gelombang suara ditransmisikan ke telinga dalam, tetapi Selain perannya dalam pendengaran yang bergantung pada
tidak diterjemahkan menjadi sinyal saraf yang dapat di- koklea, telinga dalam memiliki komponen khusus lain,
interpretasikan oleh otak sebagai sensasi suara. Defeknya aparatus vestibularis, yang memberi informasi esensial bagi
dapat terletak di organ Corti atau nervus auditorius atau, sensasi keseimbangan dan untuk koordinasi gerakan kepala
yang lebih jarang, di jalur auditorius asendens atau korteks dengan gerakan mata dan posrur. Aparatus vestibularis terdiri
auditorius. dari dua set srrukrur di dalam bagian terowongan tulang
Sa.lah satu kausa tersering gangguan pendengaran par-
temporal dekat kbklea- hanalis semisirkularis dan organ otolit,
sial, presbikusis saraf, adalah proses degeneratif terkait-usia yaitu unikulus dan sahulus (Gambar 6-38a).
yang terjadi ketika sel rambut "aus" akibat pemakaian. Seiring
Aparatus vestibularis mendeteksi perubahan posisi dan
dengan waktu, pajanan bahkan ke suara-suara biasa akhirnya
gerakan kepala. Seperti di koklea, semua komponen apararus
merusak sel rambut sehingga, secara rerata, orang dewasa vestibularis mengandung endolimfe dan dikelilingi oleh peri-
kehilangan lebih dari 400/o sel rambut koklea mereka pada limfe. Serupa dengan organ Corti, komponen-komponen
usia 65 tahun. Sayangnya, gangguan pendengaran parsial aki-
vestibularis masing-masing mengandung sel rambut yang
bat pajanan berlebihan ke suara keras kini mengenai banyak berespons terhadap deformasi mekanis yang dipicu oleh
orang dengan usia lebih muda daripada dahulu karena kita gerakan spesifik endolimfe. Dan seperti sel rambut auditorik,
hidup dalam lingkungan yang semakin berisik. Sel-sel ram- reseptor vestibularis dapat mengalami depolarisasi atau hiper-
but yang memproses suara berfrekuensi tinggi adalah yang polarisasi, bergantung pada arah gerakan cairan. Tidak seperti
paling rentan mengalami kerusakan. informasi dari sistem pendengaran, sebagian besar informasi
Alat bantu dengar bermanfaat bagi tuli hantaran tetapi yang dihasilkan oleh apararus vestibularis tidak mencapai
kurang berguna untuk tuli sensorineural. Alat ini mening- tingkat kesadaran"
katkan intensitas suara dan dapat memodifikasi spektrum
suara serta menyesuaikannya dengan pola gangguan pen-
dengaran pasien pada frekuensi rendah arau ringgi. Namun, PERAN KANALIS SEM ISIRKUTARIS
agar suara dapat dipersepsikan, sistem sel reseptor-jalur saraf Kanalis semisirkularis mendeteksi akselerasi atau deselerasr
harus utuh kepala rotasional atau angular, misalnya ketika kita mulai

240 Bab 6
atau berhenti berputar, jungkir-balik, atau menengok. babkan hiperpolarisasi sel. Sel-sel rambut membentuk si-
Masing-masing telinga mengandung tiga kanalis semisirku- naps dengan ujung terminal neuron aferen yang aksonnya
laris yang tersusun dalam bidang tiga dimensi yang tegak menyatu dengan akson struktur vesribularis lain untuk
lurus satu sama lain. Sel-sel rambut reseptif masing-masing membentuk nerrus vestibularis. Saraf ini menyatu dengan
kanalis semisirkularis terletak di atas suatu bubungan yang nervus auditorius dari koklea untuk membentuk nervus
terletak di ampula, suatu pembesaran di dasar kanalis vestibulokokhlearis. Depolarisasi meningkatkan pelepasan
(Gambar 5-38a dan b). Rambut-rambut terbenam di dalam neurotransmiter dari sel rambut, menyebabkan peningkatan
Iapisan gelatinosa di atasnya, kupula, yang menonjol ke da- frekuensi lepas muatan serat aferen; sebaliknya, hiperpo-
lam endolimfe di dalam ampula. Kupula bergoyang sesuai larisasi mengurangi pelepasan neurotransmiter dari sel ram-
arah gerakan cairan, seperti rumpur laut yang miring ke arah but, pada gilirannya mengurangi frekuensi potensial aksi di
gelombang laut. serat aferen. Ketika cairan secara perlahan berhenti, rambut-

Akselerasi atau deselerasi sewaktu rotasi kepala dalam rambut menjadi lurus kembali. Dengan demikian, kanalis
arah apapun menyebabkan gerakan endolimfe paling tidak semisirkularis mendeteksi perubahan kecepatan gerakan ro-
pada salah satu kanalis semisirkularis, karena susunan tiga tasional (akselerasi atau deselerasi rotasional) kepala anda.
dimensi ketiganya. Sewaktu anda mulai menggerakkan kepala Karnalis semisirkularis tidak berespons ketika kepala anda
anda, tulang kanalis dan sel-sel rambut yang terbenam di tidak bergerak atau ketika berputar dalam lingkaran dengan
dalam kupula bergerak bersama kepala anda. Namun, pada kecepatan tetap.
awalnya cairan di dalam kanalis, karena tidak melekat ke
tengkorak anda, tidak bergerak searah dengan rotasi tetapi PERAN ORGAN OTOLIT
tertinggal di belakang akibat inersia (kelembaman; karena Organ otolit memberi informasi tenrang posisi kepala relatif
inersia, benda yang diam akan tetap diam, dan benda yang terhadap gravitasi (yaitu, kepala miring statik) dan juga men-
sedang bergerak akan terus bergerak ke arah yang sama deteksi perubahan kecepatan gerakan lurus (bergerak dalam
kecuali benda tersebut mendapat gaya htar yang menyebab- garis lurus ke manapun arahnya). Organ otolit, utrikulus
kan perubahan). Ketika endolimfe tertinggal di belakang se- dan sakulus, adalah struktur berbentuk kantung yang berada
waktu anda mulai memutar kepala anda, cairan dalam bidang di dalam ruang bertulang di antara kanalis semisirkularis dan
yang sama dengan arah gerakan pada hakikatnya bergeser koklea (Gambar 6-38a). Rambut (kinosilium dan stereosilia)
dalam arah berlawanan dengan gerakan (serupa dengan tu- sel-sel rambut reseptif di organ indera ini juga menonjol ke
buh anda yang miring ke kanan ketika mobil yang anda dalam suatu lembaran gelatinosa di atasnya, yang gerakannya
kendarai mendadak berbelok ke kiri) (Gambar 6-39). Gerak- mnggeser rambut dan menyebabkan perubahan potensial
an cairan ini menyebabkan kupula miring dalam arah ber- sel rambut. Di dalam lapisan gelatinosa terbenam banyak
lawanan dengan gerakan kepala anda, menekuk rambut- kristal kecil kalsium karbonat-otolit ("batu telinga')-menye,
rambut sensorik yang terbenam di dalamnya. Jika gerakan babkan lapisan ini lebih berat dan inersianya lebih besar
kepala anda berlanjut dengan kecepatan dan arah yang sama, dibandingkan cairan sekitar (Gambar 6,40a). Ketika sese-
maka endolimfe akan menyusul dan bergerak bersama orang berada dalam posisi tegak, rambut-rambut di dalam
dengan kepala anda sehingga rambut-rambut tersebut kem- utrikulus berorientasi vertikal dan rambut sakulus berjajar
bali ke posisinyayangtidak melengkung. Ketika kepala anda horizontal.
melambat dan berhenti, terjadi situasi yang terbalik. Endo- Marilah kita lihat u*ihulus sebagai contoh. Massa gela-
limfe sesaat melanjutkan gerakan ke arah rotasi semenrara tinosanya yang mengandung otolit berubah posisi dan me-
kepala anda melambat untuk berhenti. Akibatnya, kupula nekuk rambut melalui dua cara:
dan rambut-rambutnya secara rransien melengkung ke arah
1. Ketika anda memiringkan kepala anda ke suatu arah
putaran sebelumnya, yaitu berlawanan dengan arah lengkung
selain vertikal (yaitu, selain lurus naik-turun), rambut-
mereka sewaktu alselerasi.
rambut akan menekuk sesuai arah kemiringan karena
Rambut-rambut di sel rambut vestibularis terdiri dari gaya gravitasi yang mengenai lapisan gelatinosa (Gam-
satu silium, kinosilium, bersama dengan 20 sampai 50 mi- bar 6-40b). Penekukan ini menimbulkan depolarisasi
krovilus-stereosilia-yang rersusun dalam barisan-barisan atau hiperpolarisasi potensial reseptor bergantung pada
yang semakin tinggi (Gambar 6-38c dan d) (lihat h.242). miringnya kepala anda. Karena itu SSP menerima ber-
Stereosilia berhubungan di ujung-ujungnya oleh tautan bagai pola aktivitas sarafbergantung pada posisi kepala
ujung, yaitu jembatan molekular halus antara stereosilia- dalam kaitannya dengan gravitasi.
stereosilia yang berdekatan. Ketika stereosilia terdefleksi 2. Rambut utrikulus juga bergerak oleh setiap perubah-
oleh gerakan endolimfe, tegangan yang terjadi di tautan an pada gerakan linier horizontal (misalnya bergerak
ujung menarik saluran ion berpintu mekanis di sel rambut. lurus ke depan, ke belakang, atau ke samping). Se-
Sel rambut mengalami depolarisasi atau hiperpolarisasi, waktu anda mulai berjalan maju (Gambar 5-40c),
bergantung pada apakah saluran ion terbuka atau tenurup membran otolit mula-mula tertinggal di belakang en-
secara mekanis oleh pergeseran berkas rambut. Setiap sel dolimfe dan sel rambut karena inersianya yang lebih
rambut memiliki orientasi sedemikian sehingga sel tersebut besar. Karena itu rambut menekuk ke belakang, dalam
mengalami depolarisasi ketika stereosilia menekuk ke arah arah berlawanan dengan gerakan maju kepala anda.
kinosilium; penekukan ke arah berlawanan akan menye- Jika anda mempertahankan kecepatan langkah anda

Susunan Saraf Tepi: Divisi Aferen; lndra Khusus 241


Kanalis
semisirkularis

Sel
Endolimfe rambut
Perilimfe _
Sel
Ampula
_5_rr."._"- -
penunjang ::qffir*i
t," "#rtrT -_
--l*$n
Bubungan

Jendela bundar 'Rambut pada sel rambut;


Kokhlea kinosilium (merah) dan
stereosilia (biru)

(a)

Kinosilium

Stereosilia

Sel rambut

Sel rambut mengalami Sel rambut mengalami


depolarisasi ketika stereosilia hiperpolarisasi ketika stereosilia
menekuk ke arah kinosilium menekuk menjauhi kinosilium
(c)

o
-9
.9

la
3a
LO
r>
o>

!v
TO
Es
oo
lz

Garrbar 6-38
Aparatus vestibularis. (a) Anatomi makroskopik aparatus vestibularis. (b) Unit sel reseptor di ampula kanalis semisirkularis. (c)
Gambaran skematik "rambut" pada sel rambut sensorik kanalis semisirkularis. (d) Foto mikroskop elektron memperlihatkan
kinosilium dan stereosilia di sel rambut di dalam aparatus vestibularis.
(Sumber'. Gambar 6.38b diadaptasi dri Cecie Starr dan Ralph Taggart, Biology: The Unity and Diversity of Life,8lh ed. Gbr. 36.10b,
h. 595. Hak cipta 1998 Wadsworth Publishing Company).

maka lapisan gelatinosa tersebut segera menyamai berhenti, menekuk rambut ke depan. Karena itu, sel-
dan bergerak dengan kecepatan yang sama dengan sel rambut utrikulus mendeteksi akselerasi dan dese-
kepala anda sehingga rambut tidak lagi tertekuk. Ke- lerasi linier arah horizontal, tetapi tidak memberi
tika anda berhenti berjalan, lembar otolit tetap ber- informasi mengenai gerakan dalam arah lurus dengan
gerak maju sesaat sewaktu kepala anda melambat dan kecepatan tetap.

242 Bab6
Arah gerakan cairan dalam
kanalis semisirkularis

Arah tekukan
kupula dan
rambut-
rambutnya

Kupula

Rambut 1

Sel rambut

Sel penunjang
Kanalis Arah geiekan Arah tekukan Kanalis
semisirkularis cairan di kupula dan semisirkularis Arah gerakan kepala
horizontal kanalis rambut pada horizontal
kiri semisirkularis sel rambut kanan
reseptor
(a) (b)

Gambar 6-39
Pengaktifan sel rambut di kanalis semisirkularis.

Sakulus berfungsi serupa dengan utrikulus, kecuali kan perasaan seolah dirinya atau benda sekitarnya di ruang-
bahwa bagian ini berespons secara selektif terhadap gerakan an berputar.
miring kepala menjauhi posisi horizontal (misalnya bangun Thbel 6-6 (h. 246) meringkaskan fungsi berbagai kom-
dari tempat tidur) dan terhadap akselerasi dan deselerasi li- ponen utama telinga.
nier vertikal (misalnya meloncat naik-turun atau naik tangga
berjalan).
Sinyal-sinyal yang berasal dari berbagai komponen apa-
ratus vestibularis dibawa melalui nervus vestibulokoklearis ke INDERA KlMlAWl: PENGECAPAN
nukleus vestibularis, suatu kelompok badan sel sarafdi ba- DAN PENCIUMAN
tang otak, dan ke serebelum. Di sini informasi vestibular
diintegrasikan dengan masukan dari permukaan kulit, mata, Tidak seperti fotoreseptor mata dan mekanoreseptor telinga,
sendi, dan otot untuk (1) mempertahankan keseimbangan reseptor untuk pengecapan dan penciuman adalah kemo-
dan postur yang diinginkan; (2) mengontrol otot mata eks- reseptor, yang menghasilkan sinyal saraf jika berikatan
ternal sehingga mata terfiksasi ke satu titik, meskipun kepala dengan bahan kimia rertentu dalam lingkungan mereka.
bergerak; dan (3) mempersepsikan gerakan dan orientasi Sensasi pengecapan dan penciuman yang berkaitan dengan
(Gambar 6-41). asupan makanan mempengaruhi aliran getah lambung serta
CATIIIAN KLINIS. Sebagian orang, oleh sebab yang nafsu makan. Selain itu, stimulasi reseptor pengecapan atau
belum diketahui, sangat peka terhadap gerakan terrentu penciuman memicu sensasi menyenangkan atau tidak me-
yang mengaktifkan aparatus vestibularis dan menyebabkan nyenangkan serta menandakan adanya sesuatu untuk dicari
gejala pusing bergoyang dan mual; sensitivitas ini disebut (makanan yang bergizi dan enak) atau dihindari (bahan
mabuk perjalanan. Kadang-kadang ketidakseimbangan yang terasa tidak enak dan mungkin toksik). Karena itu,
cairan di daiam teiinga tengah menyebabkan penyakit indera kimiawi membentuk bagian "kontrol kualitas" bagi
Mdnitre. Tidaklah mengejutkan, karena kedua aparatus bahan-bahan yang siap disanrap. Pada hewan tingkat ren-
vestibularis dan koklea mengandung cairan telinga dalam dah, penciuman juga berperan besar dalam mengetahui
yang sama, maka pada kelainan ini timbul gejala vestibular arah, mencari mangsa, atau menghindari pemangsa, serra
dan pendengaran. Pasien mengalami serangan-serangan ver- dalam daya tarik seksual terhadap lawan jenis. Indera pen-
tigo (pusing berputar) yang berat disertai bunyi berdenging ciuman kurang peka pada manusia dan jauh kurang penring
di telinga dan gangguan pendengaran. Selama episode ini, dalam mempengaruhi perilaku kita (meskipun jutaan dolar
yang bersangkutan tidak dapat berdiri tegak dan melapor- dibelanjakan setiap tahunnya untuk membeli parfum dan

Susunan Saraf Tepi: Divisi Aferen; lndra Khusus 243


Kinosilium Stereosilia Gambar 6-40
Utrikulus. (a) Unit reseptor di utrikulus. (b) Pengaktifan
utrikulus oleh perubahan posisi kepala. (c) Pengaktifan
Otolit utrikulus oleh akselerasi linier horizontal.
.?r1
:?:l
;r-+Lapisan
#. gelatinosa

Sel rambut

penunJang

Serat saraf
sensorik

-r)

deodoran agar kita berbau lebih sedap sehingga lebih me- permukaan atas lidah (Gambar 5-42). Sebsah kuncup
narik secara sosial). Kita mula-mula akan membahas meka- kecap terdiri dari sekitar 50 sel reseptor kecap berbentuk
nisme pengecapan dan kemudian mengalihkan perhatian gelendong panjang yang terkemas bersama sel penunjang
pada penciuman. dalam susunan seperti irisan jeruk. Setiap kuncup kecap
memiliki sebuah lubang kecil, pori kecap, yang dilewati
oleh cairan di dalam mulut untuk berkontak dengan per-
I Sel reseptor kecap terutama terletak di dalam mukaan sel reseptor. Sel reseptor kecap adalah sel epirel
kuncup kecap. modifikasi dengan banyak lipatan di permukaannya, atau
mikrovilus, yang sedikit menonjol melewati pori kecap
Kemoreseptor untuk sensasi kecap terkemas dalam kun- dan sangat menambah luas permukaan yang terpajan ke isi
cup kecap, sekitar 10.000 di antaranya terdapat di rongga mulut (lihat h. 50). Membran plasma mikrovilus mengan-
mulut dan tenggorokan, dengan persenrase terbesar di dung reseptor yang berikaran secara selektifdengan mole-

244 Bab6
Reseptor di Reseptor di kanalis
Reseptor di mata Reseptor di kulit sendi dan otot semisirkularis dan
organ otolit

Keluaran ke neuron motorik Keluaran ke neuron motorik


otot ekstremitas dan badan otot mata eksternal

Pernelihanaan keseimban gan


dan postur yang diinginkan

Gambar 6-41
Masukan dan keluaran nukleus vestibularis

kul zat kimia di lingkungan. Hanya bahan kimia dalam


bentuk terlarut-baik cairan atau bahan padat yang di- I Diskriminasirasa dikode oleh pola aktivitas
makan dan telah larut dalam air liur-yang dapat melekat berbagai reseptor kuncup kecap.
ke sel reseptor dan memicu sensasi rasa. Pengikatan bahan
kimia pemicu rasa, atau tastan, dengan sel reseptor akan Kita dapat membeda-bedakan ribuan sensasi rasa, namun
smua rasa adalah variasi kombinasi dari lima rasa primer:
mengubah saluran ion sel sehingga timbul depolarisasi
asin, aram, manis, pahit, dan umami. Umami, rasa daging atau
potensial reseptor. Potensial resepror ini, pada gilirannya,
rasa lezat, baru-baru ini ditambahkan ke daftar rasa primer.
memicu potensial aksi di ujung-ujung serar saraf aferen
Setiap sel resepror berespons dengan derajat bervariasi
tempar sel resepror bersinap.
terhadap kelima rasa primer tetapi umumnya cenderung lebih
Sebagian besar reseptor terlindung dengan baik dari
responsif terhadap satu modalitas rasa. Keberagaman diskri-
pajanan langsung ke lingkungan, tetapi sel reseptor kecap,
minasi rasa di luar rasa primer bergantung pada perbedaan
karena tugasnya, sering berkontak dengan bahan-bahan ki-
ringan pola perangsangan semua kuncup kecap sebagai respons
mia poten. Tidak seperti resepror mata arau telinga, yang
terhadap berbagai bahan, serupa dengan variasi stimulasi ketiga
tidak dapat diganti, resepror kecap memiliki rentang usia
jenis sel kerucut yang menghasilkan beragam sensasi warna.
sekitar 10 hari. Sel epitel yang mengelilingi kuncup kecap
berdiferensiasi mula-mula menjadi sel penunjang dan kemu-
Sel reseptor menggunakan beragam jalur untuk menim-
dian menjadi sel reseptor untuk secara terus-menerus mem-
bulkan depolarisasi potensial resepror sebagai respons rer-
hadap masing-masing dari kelima kategori rasa:
perbarui komponen-komponen kuncup kecap.
Ujung terminal saraf aferen beberapa saraf kraniaiis ber- I Rasa asin dirangsang oleh garam kimia, khususnya
sinaps dengan kun-up kecap di berbagai bagian mulut. Sinyal NaCl (garam dapur). Masuknya ion Na. bermuatan positif
sensorik ini dikirim melalui sinaps-sinaps di batang otak dan langsung melalui saluran Na. khusus di membran sel resep-
talamus ke daerah gustatorikkorteks, suatu bagian di lobus tor, suatu perpindahan yang menurunkan negativitas internal
parietalis di dekat daerah "lidah" korteks somarosensorik. sel, menyebabkan depolarisasi reseptor sebagai respons ter-
Tidak seperti kebanyakan masukan sensorik, jalur penge- hadap garam.
capan umumnya tidak menyilang. Batang otak juga mem- I Rasa asam disebabkan oleh asam kimia, yang mengan-
proyeksikan serat ke hipotalamus dan sistem limbik untuk dung ion hidrogen bebas, H.. Asam sitrat di dalam lemon,
menambah dimensi afektif, misalnya apakah rasa tersebut sebagai contoh, merupakan penyebab buah ini rerasa asam.
menyenangkan atau tidak, dan untuk memproses aspek peri- Depolarisasi sel reseptor oleh tastan asam terjadi karena H.
laku yang berkaitan dengan pengecapan dan penciuman. menghambat saluran K- di membran sel reseptor. Penurunan

Susunan Saraf Tepi: Divisi Aferen; lndra Khusus 245


Tabel 6-6
Fungsi Komponen-komponen Utama Telinga

STRUKTUR LOKASI FUNGSI

Telinga Luar Mengumpulkan dan menyalurkan gelombang suara ke


telinga tengah
Pinna (daun telinga) Lipatan tulang rawan berlapis kulit Mengumpulkan gelombang suara dan menyalurkannya
yang terletak di kedua sisi kepala ke saluran telinga; berperan menentukan lokasi suara
Meatus auditorius Terowongan dari eksterior menembus Mengarahkan gelombang suara ke membran timpani;
eksternus (saluran tulang temporal ke membran timpani mengandung rambut penyaring dan mengeluarkan
telinga) serumen untuk menangkap partikel asing.
Membran timpani Membran tipis yang memisahkan Bergetar secara sinkron dengan gelombang suara yang
(gendang telinga) telinga Iuar dan telinga tengah mengenainya, menyebabkan tulang-tulang telinga
tengah bergetar
Telinga Tengah Memindahkan getaran membran timpani ke cairan di
koklea
Maleus, inkus, stapes Rangkaian tulang yang dapat Bergetar secara sinkron dengan getaran membran
bergerak yang terbentang di rongga timpani dan memicu gerakan berbentuk-gelombang di
telinga tengah; maleus melekat ke perilimfe koklea dengan frekuensi yang sama
membran timpani, dan stapes
melekat ke jendela oval
Telinga Dalam: Koklea Mengandung sistem sensorik untuk mendengar
Jendela oval Membran tipis di pintu masuk koklea; Bergetar bersama dengan gerakan stapes, tempatnya
memisahkan telinga tengah dari ini melekat; gerakan jendela oval menyebabkan
skala vestibuli perilimfe koklea bergerak
Skala vestibuli Kompartemen atas koklea, sistem Mengandung perilimfe yang digerakkan oleh gerakan
tubulus mirip keong yang terletak jendela oval yang ditimbulkan oleh getaran tulang-
jauh di dalam tulang temporal tulang telinga tengah.
Skala timpani Kompartemen bawah koklea Mengandung perilimfe yang berhubungan dengan
skala vestibuli
Duktus koklearis (skala Kompartemen tengah koklea; Mengandung endolimfe; berisi membran basilaris.
media) tubulus buntu yang berjalan melalui
bagian tengah koklea
Membran basilaris Membentuk lantai duktus koklearis Bergetar bersama dengan gerakan perilimfe;
orsan corti' orsan indera untuk
il:ffi:l#lt
Organ Corti Terletak di atas membran basilaris di Mengandung sel rambut, reseptor untuk suara; sel
seluruh panjangnya rambut dalam mengalami potensial reseptor ketika
rambutnya menekuk akibat gerakan cairan di koklea
Membran tektorium Membran stasioner yang terletak di Berfungsi sebagai bagian stasioner sehingga rambut sel
atas organ Corti dan berkontak reseptor dibengkokkan dan mengalami potensial aksi
dengan rambut permukaan reseptor sewaktu membran basilaris bergerak relatif terhadap
sel rambut membran yang menggantung ini
Jendela bundar Membran tipis yang memisahkan Bergetar bersama dengan gerakan cairan di perilimfe
skala timpani dari telinga tengah untuk meredakan tekanan di koklea; tidak berperan
dalam penerimaan suara.
Aparatus
Telinga Dalam: Mengandung sistem sensorik untuk keseimbangan dan
Vestibularis memberi masukan yang penting bagi pemeliharaan
postur dan keseimbangan
Kanalis semisirkularis Tiga saluran setengah lingkaran yang Mendetesi percepatan dan perlambatan rotasional atau
tersusun dalam bidang tiga dimensi angular
bersudut tegak lurus satu sama lain
dekat koklea
Utrikulus Struktur mirip kantung dalam rongga Mendeteksi (1) perubahan posisi kepala menjauhi
tulang antara koklea dan kanalis vertikal dan (2) akselerasi dan deselerasi linier dalam
semisirkularis arah horizontal
Sakulus Terletak di samping utrikulus Mendeteksi (1) perubahan posisi kepala menjauhi
horizontal dan (2) akselerasi dan deselerasi liner dalam
arah vertikal.

246 Bab' 6
Kuncup
kecap

Serat saraf
sensorik

Permukaan
lidah

Pori kecap

Sel reseptor kecap

Sel penunjang
Gambar 6-42
Lokasi dan struktur kuncup kecap. Kuncup kecap terutama terletak di sepanjang tepi gundukan papila di permukaan atas lidah.
Sel reseptor dan sel penunjang pada kuncup kecap tersusun seperti irisan buah jeruk.

perpindahan pasif ion K. bermuatan positif keluar sel I Rasa urnam.i, yang pertama kali diketahui dan dinamai
mengurangi negativitas internal sehingga terj adi depolarisasi oleh seorang peneliti Jepang, dipicu oleh asam-asam amino,
potensial reseptor. khususnya glutamar. Adanya asam amino, seperri yang ter-
I Rasa manis dipicu oleh konfigurasi tertentu glukosa. dapat di daging sebagai contoh, berfungsi sebagai penanda
Dari sudut pandang evolusi, kita menyrkai makanan manis untuk makanan kaya protein. Glutamat berikatan dengan
karena makanan jenis ini memberi kalori yang dibutuhkan reseptor yang berkaitan dengan protein G dan mengaktifkan
dalam bentuk yang mudah digunakan. Namun, molekul orga- sistem pembawa pesan kedua, retapi perincian jalur ini masih
nik lain dengan struktur serupa tetapi tanpa kalori, misalnya belum diketahui. Selain memberi kita rasa daging, jalur ini
sakarin, aspartam, sukralosa, dan pemanis buatan lainnya, juga berperan untuk rasa khas penyedap makanan mononatrium
dapat berinteraksi dengan reseptor "manis". Pengikatan glukosa glutamat (MSG), yang banyak digunakan dalam hidangan
atau bahan-bahan kimia tadi dengan reseptor sel kecap akan dari Asia.
mengaktifkan protein G, yang kemudian mengaktifkan jalur
Persepsi kecap juga dipengaruhi oleh informasi yang
pembawa pesan kedua cAMP di sel kecap (lihat h. 729). Ja\y
berasal dari reseptor lain, khususnya bau. Ketika anda secara
pembawa pesan kedua akhirnya menyebabkan fosforilasi dan
temporer kehilangan kemampuan penciuman karena pem-
penyrmbatan saluran Kt di membran sel reseptor yang kemu-
bengkakan saluran hidung akibat flu, indera pengecapan
dian menyebabkan depolarisasi reseptor.
anda juga sangat berkurang, meskipun rseptor kecap anda
I Rasa pahit dipicu oleh kelompok-kelompok rastan yang tidak dipengaruhi oleh penyakit tersebut. Faktor lain yang
secara kimiawi lebih beragam dibandingkan dengan sensasi
mempengaruhi pengecapan adalah suhu dan tekstur makan-
kecap lainnya. Sebagai contoh, alkaloid (misalnya kafein,
an serta faktor psikologis yang berkaitan dengan pengalaman
nikotin, striknin, morfin, dan turunan tumbuhan tolaik lain-
sebelumnya dengan makanan yang bersangkutan. Bagaimana
nya), serta bahan beracun, semua terasa pahit, mungkin se-
korteks melaksanakan pemrosesan perseptual yang kompleks
bagai mekanisme protektif untuk mencegah ingesti senyawa-
terhadap sensasi kecap masih belum diketahui.
senyawa yang berpotensi berbahaya ini. Sel-sel kecap yang
mendeteksi rasa pahit memiliki 50 sampai 100 reseptor pahit,
yang masing-masing berespons terhadap rasa pahit yang ber- I Reseptor olfaktoriusdi hidung adalah ujung
beda-beda. Karena setiap sel resepror memiliki kelompok neuron aferen khusus yang dapat diperbarui.
reseptor pahit yang beragam maka bermacam-macam bahan
kimia terasa pahit meskipun strukturnya berbeda. Mekanisme Mukosa olfaktorius (penciuman, penghidu), suatu bercak
ini memperluas kemampuan reseptor kecap untuk mendeteftsi mukosa 3 cm'z di atap rongga hidung, mengandung tiga jenis
beragam bahan kimia yang berpotensi membahayakan. Protein sel: sel reseptor ofaktorius, sel penunjang, dan sel basal (Gambar
G penama dalam pengecapan-gustducin-ditemukan di salah 6-43). Sel penunjang mengeluarkan mukus, yang melapisi
satu jalur sinyal pahit. Protein G ini, yang memicu jalur saluran hidung. Sel basal adalah prekursor untuk sel reseptor
pembawa pesan kedua.di sel pengecap, sangat mirip dengan olfaktorius baru, yang diganti sekitar setiap dua bulan. Sel
protein G penglihatan, transdusin. reseptor olfaktorius adalah neuron aferen yang bagian re-

Susunan Saraf Tepi: Divisi Aferen; lndra fhusus Z+Z


Bulbus olfaktorius

Serat saraf aferen


Otak
(nervus olfaktorius)
Traktus
Bulbus olfaktorius olfaktorius

fdang--"' ----1':
'i: Rongga
Sel basal
,,j , l:rir: hidung
Palatum mole
Sel reseptor
olfaktorius
Mukosa
olfaktorius

Sel penunjang

Lapisan
mukus
Gambar 6-43
Lokasi dan struktur reseptor olfaktorius.

septornya terletak di mukosa olfaktorius di hidung yang dan bukan terhadap molekul odoran keseluruhan. Karena
akson aferennya berjalan ke dalam otak. Akson sel-sel resep- itu, masing-masing bagian dari suatu odoran dideteksi oleh
tor olfaktorius secara kolektif membentuk saraf olfaktorius. satu dari ribuan reseptor berbeda, dan sebuah reseptor dapat
Bagian reseptor dari sel reseptor olfaktorius terdiri dari berespons terhadap komponen bau tertentu yang terdapat di
sebuah tombol yang membesar dan mengandung beberapa berbagai aroma. Bandingkan ini dengan tigajenis sel kerucut
silia panjang yang berjalan seperti jumbai ke permukaan mu- untuk menyandi penglihatan warna dan kuncup kecap yang
kosa. Silia ini mengandung tempar untuk mengikat odoran, berespons secara berbeda terhadap hanya lima rasa primer
molekul yangdapat dicium baunya. Selama bernapas renang, untuk mendiskriminasikan rasa.
odoran biasanya mencapai reseptor sensitifhanya dengan di- Pengikatan sinyal bau rertenru dengan reseptor olfak-
fusi karena mukosa olfaktorius terletak di atas jalur normal torius mengaktifkan protein G, memicu jenjang reaksi intra-
aliran udara. Tindakan mengendus meningkatkan proses ini sel dependen-cAMP yang menyebabkan terbukanya saluran
dengan menarik arus udara ke arah dalam rongga hidung Na-. Perpindahan ion yang terjadi menyebabkan depolarisasi
sehingga lebih banyak molekul odoriferus di udara yang potensial resepror yang menghasilkan potensial aksi di serat
berkontak dengan mukosa olfaktorius. Odoran juga mencapai aferen. Frekuensi potensial aksi bergantung pada konsentrasi
mukosa olfaktorius sewaktu makan dengan menghembus ke molekul kimiawi perangsang.
hidung dari mulut melalui faring (belakang tenggorokan). Serat-serar aferen yang berasal dari ujung reseptor di
Agar dapat dibaui, suatu bahan harus (1) cukup mudah hidung berjalan melalui lubangJubang halus di lempeng
menguap sehingga sebagian molekulnya dapat masuk ke tulang gepeng yang memisahkan mukosa olfaktorius dari
hidung melalui udara inspirasi dan (2) cukup larut air se- jaringan otak di atasnya (Gambar 6-43). Serat-serat ini segera
hingga dapat masuk ke lapisan mukus yang menurupi mu- bersinaps di bulbus olfaktorius, suatu struktur saraf kom-
kosa olfaktorius. Seperti reseptor kecap, agar dapat rerdeteksi pleks yang mengandung beberapa lapisan sel yang secara
oleh reseptor olfaktorius, molekul harus larut. fungsional mirip dengan lapisan retina mara. Bulbus olfak-
torius yang kembar, satu di masing-masing sisi, berukuran
buah anggur kecil. Masing-masing bulbus olfaktorius dilapisi
I Berbagai bagian dari suatu bau dideteksi oleh oleh taut-taut saraf kecil mirip-bola yang dikenal sebagai
reseptor olfaktorius yang berbeda dan disortir ke glomerulus ("bola kecil") (Gambar 6-44). Di dalam setiap
dalam "arsip bau". glomerulus ini, ujung-ujung sel reseptor yang membawa
informasi tentang komponen bau tertentu bersinaps dengan
Hidung manusia mengandung 5 juta reseptor olfaktorius, sel berikutnya di jalur olfaktorius, sel mitral. Karena masing-
dengan 1000 tipe berbeda. Selama deteksi bau, sebuah bau masing glomerulus menerima sinyal hanya dari reseptor
"diuraikan' menjadi berbagai komponen. Setiap reseptor yang mendeteksi komponen bau tertentu, maka glomerulus
berespons hanya terhadap satu komponen diskret suatu bau berfungsi sebagai "arsip bau". Komponen-komponen dari

248 Bab 5
Otak

Sel mitral
Glomerulus Ke sistem I imbilt''-- :1'-;r,=ril,;ji
:,

@forteks serebril
-:\*:-:"-.-*-:
"*.%::_-;_*:* :

lulang'

.:ui#:
,i-l
;ii:'Fi
i,riff"''
Gambar 6-44
Pemrosesan bau di bulbus olfaktorius. Masing-masing glomerulus yang melapisi bulbus olfaktorius menerima masukan sinaps
dari hanya satu jenis reseptor bau, yang, sebaliknya, hanya beresponsterhadap satu komponen tertentu dari suatu ocioran.
Karena itu, glomerulus menyortir dan menyusun berbagai komponen suatu molekul odoriferosa sebelum menyalurkan sinyal
bau ke sel mitral dan pusat-pusat otakyang lebih tinggi untuk pemrosesan lebih lanjut.

suatu bau disortir ke dalam glomerulus yang berbeda-beda,


satu komponen per arsip. Karena itu, glomerulus, yang ber- I Diskriminasi bau dikode oleh pola aktivitas di
fungsi sebagai stasiun pemancar pertama untuk pemrosesan glomerulus bulbus olfaktorius.
informasi bau, berperan kunci dalam pengorganisasian per-
Karena setiap odoran mengaktifkan banyak reseptor dan
sepsi bau.
glomerulus sebagai respons terhadap komponen-komponen
Sel mitral tempat berakhirnya reseptor olfaktorius di
baunya, maka diskriminasi bau didasarkan pada pola-pola
glomerulus menyempurnakan sinyal bau dan memancarkan-
glomerulus yang diaktifkan oleh bau. Dengan cara ini, kor-
nya ke otak untuk pemrosesan lebih lanjut. Serat-serar yang
teks dapat membedakan iebih dari 10.000 bau yang berbeda.
meninggalkan bulbus olfaktorius berjalan dalam dua rute
Mekanisme untuk menyortir dan membedakan berbagai bau
berbeda:
ini sangat efektif. Contoh penting adalah kemampuan kita
1. Sebuah rute subkorteks yang terutama menuju ke mendeteksi metil merkaptan (bau bawang putih) pada kon-
daerah-daerah sistem limbik, khususnya sisi medial sentrasi i molekul per 50 milyar molekul di udara! Bahan ini
bawah lobus temporalis (dianggap sebagai korteks pen- ditambahkan ke gas alam yang tidak berbau agar kita dapat
ciuman primer). Rute ini, yang mencakup hipotala- mendeteksi kebocoran gas yang berpotensi mematikan. Bah-
mus, memungkinkan koordinasi erat antara bau dan kan dengan sensitivitas yang mengesankan ini, sensasi bau
reaksi perilaku yang berkaitan dengan makan, kawin, yang dimiliki manusia masih jauh lebih rendah dibandingkan
dan orienta,si arah. dengan spesies lain. Sebagai perbandingan, indera penciuman
2. Sebuah rute melalui talamus ke korteks. Seperti indera anjing ratusan kali lebih peka dibandingkan dengan yang
lain, rute korteks penting untuk persepsi sadar dan dimiliki oleh rnanusia. Bloodhound (sejenis anjing pemburu),
diskriminasi halus bau. sebagai contoh, memiliki sekitar 4 milyar reseptor olfaktorius

Susunan Saraf Tepi: Divisi Aferen; lndra Khusus 249


dibandingkan kita yang 5 juta, yangmenyebabkan anjing ini an ini. Meskipun peran O\N pada perilaku manusia belum
memiliki kemampuan mengendus bau yang superior. dipastikan namun sebagian peneliti mencurigai bahwa OVN
berperan menimbulkan "perasaari' sponran antara orang-
orang, baik "good chemistry" (nyambun!'), misalnya "cinta
I Sistem olfaktoriuscepat beradaptasi, dan
pada pandangan pertama', arau "bad chemistry", seperti
odoran cepat dibersihkan. "mendapat sinyal buruk' dari seseorang yang baru anda kenal.

\Talaupun sistem olfaktorius sensitif dan memiliki kemam- Mereka berspekulasi bahwa feromon pada manusia secara
puan diskriminasi yang tinggi namun sistem ini juga cepat samar mempengaruhi aktivitas seksual, kecocokan dengan
beradaptasi. Sensitivitas terhadap suatu bau baru cepat ber- orang lain, atau perilaku kelompok, serupa dengan peran
kurang setelah periode pajanan yang singkat terhadap bau yang dimainkan pada mamalia lain, meskipun sistem pem-
tersebut, meskipun sumber bau masih ada. Penurunan sensi- bawa pesan ini kurang penting atau kuat pada manusia di-
tivitas ini bukan disebabkan oleh adaptasi reseptor, seperti bandingkan dengan pada hewan. Karena pesan yang disam-
diperkirakan oleh para peneliri selama bertahun-tahun; se- paikan oleh OVN tampaknya meminras tingkat kesadaran di
benarnya, reseptor olfaktorius itu sendiri beradaptasi lambat. korteks, maka respons terhadap feromon yang umumnya
Adaptasi ini tampaknya melibatkan proses adaptasi di SSP. tidak berbau tersebut bukaniah suatu persepsi yang jelas dan
Adaptasi bersifat spesifik untuk bau tertenru, dan responsi- tersendiri, seperti bau parfum kesenangan, tetapi lebih
vitas terhadap bau lain tidak berubah. Apa yang membersih- berupa kesan yang tidak dapat dijelaskan.
kan odoran dari tempat pengikatan di reseptor olfaktorius
sehingga sensasi bau tidak terus-menerus ada setelah sumber
bau hilang? Di mukosa penciuman baru-baru ini dideteksi
adanya beberapa enzim "pemakan bau' yang berfungsi se-
bagai pembersih molekular, membersihkan molekul-molekul
odoriferus sehingga mereka tidak terus-menerus merangsang PERSPEKTIF BAB lNl: FOKUS PADA
reseptor olfaktorius. Yang menarik, enzim-enzim pembersih
odoran ini secara kimiawi sangat mirip dengan enzim d.etok- HOMEOSTASIS
sifikasi yang ditemukan di hati. (Enzim-enzim hati ini meng-
Untuk mempertahankan lingkungan internal stabil bagi ke-
inaktifkan bahan yang berpotensi toksik dari saluarn cerna; hidupan, tubuh harus secara rerus-menerus melakukan pe-
lihat h. 28). Kemiripan ini mungkin bukan kebetulan. Para nyesuaian untuk mengompensasi berbagai faktor eksternal
peneliti berspekulasi bahwa enzim-enzim hidung mungkin
dan internal yang secara terus-menerus mengaricam home-
memiliki fungsi rangkap sebagai pembersih mukosa olfakto- ostasis, misalnya pajanan ke udara dingin eksternal atau pro-
rius dari odoran lama dan pengubah bahan-bahan kimia yang
duksi asam internal. Banyak dari penyesuaian ini diarahkan
berpotensi toksik menjadi molekul yang tidak membahaya-
oleh sistem saraf,, satu dari dua sistem regulatorik utama
kan. Detoksifikasi semacam ini akan memiliki fungsi sangat
tubuh. Susunan saraf pusat (SSP), komponen sistem saraf
penting, karena terbukanya saluran anrara mukosa olfakto- yang berfungsi melakukan integrasi dan membuat keputus-
rius dan otak.
an, harus secara terus-menerus diberi tahu "apa yang sedang
terjadi" di lingkungan internal dan eksternal sehingga kom-
I Organ vomeronasal mendeteksi ponen ini dapat memerintahkan respons yang sesuai di
feromon. sistem-sistem organ untuk memperrahankan viabilitas tubuh.
Dengan kata lain, SSP harus tahu perubahan apa yang
Selain mukosa olfaktorius, hidung mengandung organ indera sedang terjadi sebelum berespons terhadap perubahan ter-
lain, organ vomeronasal (O\,N), yang umum terdapat pada sebut.
mamalia tetapi selama ini dianggap tidak ada pada manusia. Divisi aferen susunan saraf tepi adalah jalur penghu-
O\N terletak sekitar setengah inci di dalam hidung manusia bung untuk memberi tahu SSP mengenai lingkungan inter-
di samping tulang vomer (karenanya dinamai demikian). nal dan eksternal. Divisi aferen mendeteksi, menyandi, dan
Organ ini mendeteksi feromon, suatu sinyal kimiawi bukan menyalurkan sinyal perifer ke SSP untuk diproses. Untuk
uap yang berjalan di bawah sadar dari saru orang ke orang keterjagaan, persepsi, dan penentuan respons eferen diperlu-
lain. Pada hewan, pengikatan suatu feromon ke reseptornya kan masukan dari divisi aferen.
di permukaan suaru neuron di O\rN memicu potensial aksi Informasi aferen mengenai lingkungan internal, misal-
yang berjalan melalui jalur-jalur non-olfaktorius ke sistem nya kadar CO, dalam darah, tidak pernah mencapai tingkat
limbik, bagian otak yang mengatur respons emosional dan kesadaran, tetapi masukan ini ke pusat-pusat pengontrol di
perilaku sosioseksual. Sinyal-sinyal ini tidak pernah mencapai SSP penting untuk mempertahankan homeostasis. Masukan
tingkat kesadaran. Pada hewan, O\AJ dikenal sebagai "hidung aferen yang mencapai tingkat kesadaran, yang disebut infor-
seksual" karena perannya dalam mengarur perilaku reproduk- masi sensorik, mencakup sensasi somestetik dan propriosepsi
tif dan sosial, misalnya mengidentifikasi dan menarik lawan (sensasi/indera tubuh) dan indera khusus (penglihatan, pen-
jenis dan mengkomunikasikan status sosial. dengaran, pengecapan, dan penciuman).
Sebagian ilmuwan kini mengklaim keberadaan feromon Reseptor sensasi tubuh tersebar di seluruh permukaan
pada manusia, meskipun banyak yang skeptis terhadap remu- tubuh serta sendi dan otot. Sinyal aferen dari reseptor-

250 Bab 5
reseptor ini memberi informasi tentang sedang ter- dapat dicapai jika fotoreseptor tersebar di seluruh permukaan
^payang
jadi langsung pada bagian tubuh tertentu dalam kaitannya tubuh, seperti reseptor sentuh.
dengan lingkungan eksternal (yaitu, aspek "apa', "di mand', Masukan sensorik (baik indera tubuh maupun indera
dan "seberapa besar" dari masukan stimulatorik ke permuka- khusus) memungkinkan organisme multisel komplela seper-
an tubuh dan posisi sesaat tubuh dalam ruang). Sebaliknya, ti manusia berinteraksi dengan lingkungan eksternal untuk
setiap organ indera khusus hanya terdapat di bagian tertentu hal-hal yang bermanfaat dalam mencari makan, memperta-
tubuh. Organ indera khusus tidak memberi informasi ten- hankan diri dari bahaya, dan melakukan tindakan lain yang
tang bagian tubuh tertentu, tetapi menghasilkan jenis infor- ditujukan untuk mempertahankan homeostasis. Selain mem-
masi spesifik tentang lingkungan eksternal yang bermanfaat beri informasi yang esensial untuk interaksi dengan ling-
bagi tubuh secara keseluruhan. Sebagai contoh, melalui ke- kungen eksternal untuk mempertahankan hidup, pemroses-
mampuannya mendeteksi, menganalisis secara ekstensif, dan an perseptual masukan sensorik tersebut sangat memperkaya
mengintegrasikan pola-pola pencahayaan di lingkungan eks- kehidupan itu sendiri, misalnya kemampuan menikmati
ternal, mata dan sistem pemrosesan visual memungkinkan buku bagus, konser, atau makan.
anda "melihat" sekitar anda. Efek integratif serupa tidak akan

RINGKASAN BAB
Pendahuluan (h. 2Ol-2O3) dapat diketahui oleh SSII meskipun semua informasi
I Divisi aferen susunan saraf tepi membawa informasi ten- sampai dalam bentuk potensial aksi. (Lihatlah Tabel 6-1).
tang lingkungan internal dan eksternal ke SSP I Apa yang dipersepsikan oleh otak dari masukannya adalah
I Informasi sensorik, informasi aferen yang mencapai ting- abstraksi dan bukan realitas. Rangsangan yang dapat di-
kat kesadaran, mencakup (1) sensasi somatik (sensasi deteksi hanyalah rangsangan yang memiliki reseptor. Se-
somestetik dan propriosepsi) dan (2) indera khusus. lain itu, sinyal sensorik naik melalui pemrosesan yang
I Persepsi adalah interpretasi sadar dunia eksternal yang semakin rumit, dengan sebagian informasi mungkin di-
diciptakan oleh otak dari masukan sensorik. tekan sementa ra y^rg lain diperkuat.
I Istilah medan reseptif merujuk kepada daerah di sekitar
Fisiologi Reseptor (h. 203 -2O7) suatu reseptor yang dapat dideteksi oleh reseptor tersebut.
I Reseptor adalah ujung perifer khusus neuron aferen. (Lihat- Ketajaman, atau kemampuan diskriminasi suatu bagian
lah Gambar 64). Setiap jenis reseptor berespons terhadap tubuh berbanding terbalik dengan ukuran medan reseprif
stimulus adekuatnya (perubahan dalam bentuk energi atau dan juga bergantung pada tingkat inhibisi lateral di jalur-
modalitas yang menyebabkan reseptor tersebut bersifat res- jalur aferen yang berasal dari reseptor di bagian tersebut.
ponsif), menerjemahkan bentuk energi rangsangan menjadi (Lihatlah Gambar 6-6 dan 6-V.
sinyal listrik, suatu proses yang dinamai transduksi.
I Rangsangan menyebabkan depolarisasi potensial reseptor Nyeri (h. 207-2ll)
berjenjang dengan mengubah permeabilitas membran re- I Rasa nyeri ditimbulkan oleh rangsangan mekanis, suhu,
septor. Potensial reseptoq jika cukup besar, menyebabkan atau kimia yang mengganggu dan terdiri dari dua kom-
terbentuknya potensial aksi di membran neuron aferen di ponen: persepsi nyeri disertai oleh respons emosional dan
samping reseptor dengan membuka saluran Na. di regio perilaku terhadapnya.
ini. Potensial aksi ini merambat sendiri di sepanjang I Tiga kategori nosiseptor, arau reseptor nyeri, berespons
neuron aferen menuju SSP. (Lihatlah Gambar 6-3). terhadap rangsangan ini: nosiseptor mekanis, nosiseptor
I Kekuatan dan laju perubahan rangsangan menentukan suhu, dan nosiseptor polimodus. Yang terakhir berespons
besar potensial reseptor, yang pada gilirannya menentu- terhadap segala jenis rangsangan yang merusak, termasuk
kan frekuensi potensial aksi yang terbentuk di neuron bahan kimia misalnya bradikinin yang dikeluarkan oleh
aferen. (Lihatlah Tabel 6- 1) . jaringan yang cedera.
I Ukuran potensial reseptor juga dipengaruhi oleh tingkat I Sinyal nyeri disalurkan melalui dua jalur aferen: jalur
adaptasi reseptor, yaitu penurunan potensial reseptor mes- cepat yang membawa sinyal nyeri tajam, menusuk; dan
kipun rangsangan berlanjut. (1) Reseptor tonik beradap- jalur lambat yang membawa sinyal nyeri tumpul, pegal,
tasi lambat atau tidak sama sekali sehingga terus memberi persisten. (Lihatlah Tabel 6-2).
informasi mengenai rangsangan yang mereka pantau. (2) I Serat nyeri aferen berakhir di medula spinalis di jalur-
Reseptor fasik cepat beradaptasi dan sering memperlihat- jalur asendens yang menyalurkan sinyal ke otak untuk
kan respons yang menurun, sehingga memberi informasi diproses. (Lihatlah Gambar 6-8).
tentang perubahan dalam bentuk energi yang dipantau. I Jalur-jalur desendens dari otak menggunakan opiat endo-
(Lihatkh Gambar 6-). gen untuk menekan pelepasan substansi B suatu neuro-
I Dari reseptor ke SSP terdapat jalur-jalur terpisah berlabel transmiter penyalur sinyal nyeri dari ujung serat nyeri
sehingga informasi tentang jenis dan lokasi rangsangan aferen. Karena itu, jalur-jalur desendens menekan ffans-

Susunan Saraf Tepi: Divisi Aferen; lndra Khusus 251


misi sinyal nyeri lebih lanjut dan berfungsi sebagai sistem aparatus vesribularis - ada.lah mekanoreseptor. (Lihatkh
analgesik inheren. (Lihatlah Gambar 6-8). Tabel 6-6, h. 246, dan Gambar 6-30).

Mata: Penglihatan (h. 2ll-230) I Pendengaran bergantung pada kemampuan telinga meng-
I Sinar adalah suatu bentuk radiasi elektromagnerik yang ubah gelombang suara di udara menjadi deformasi me-
berjalan seperd gelombang, dengan sinar tampak hanya kanis sel-sel rambut reseptif, yang kemudian memicu
membentuk suatu pita dari spektrum elektromagnetik sinyal saraf.
keseluruhan. (Lihatlah Gambar 6-12 dan 6,13). I Gelombang suara terdiri dari daerah penekanan molekul
I Mata adalah struktur khusus yang berisi reseptor peka udara bertekanan tinggi yang berselang-seling dengan
sinar yang penting bagi persepsi penglihatan - yaitu, sel daerah peregangan bertekanan rendah. Nada suara di-
batang dan sel kerucut yang ditemukan di lapisan retina- tentukan oleh frekuensi gelombangnya, kekuatan (inten-
nya. (Lihatlah Tabel 6-4, h. 229, dan Gambar 6-9 dan sitas) oleh amplitudo gelombang, dan warna suara (kua-
6-24). litas) oleh nada tambahan khasnya. (Lihatlah Gambar
I Iris mengontrol ukuran pupil, sehingga menyesuaikan 6-31 dan 6-32 serta Tabel6-9.
jumlah cahayayang dibiarkan masuk ke mata. (Lihatlah I Gelombang suara disalurkan melalui saluran relinga luar
Gambar 6-11). ke membran timpani, yang bergetar sinlron dengan ge-
I Kornea dan lensa adalah struktur refraktif primer yang lombang tersebut.
membelokkan berkas sinar datang untuk memfokuskan I Ti"rlang-tulang telinga tengah yang menjembatani celah
bayangan di retina. Kornea berperan paling besar dalam antara membran rimpani dan telinga dalam memperkuat
keseluruhan kemampuan refraktif mata. Kekuatan lensa getaran membran timpani dan menyalurkannya ke jendela
dapat disesuaikan melalui kerja otot siliaris untuk meng- ova1, yang getarannya menimbulkan perambatan gelom-

akomodasi perbedaan dalam penglihatan dekat dan jauh. bang di cairan koklea. (Lihatkh Gambar 6-33 dan 5-34).
(Lihatlah Gambar 6-14 sampai 6-20). I Gelombang ini, yang frekuensinya sama dengan gelom-
I Fotoreseptor batang dan kerucut diaktifkan ketika foto- bang suara semula, menyebabkan membran basilaris ber-
pigmen yang terkandung di dalamnya menyerap secara gerak. Berbagai bagian dari membran ini secara selektif
berbeda berbagai panjang gelombang cahaya. Penyerapan bergetar lebih kuat sebagai respons terhadap berbagai
cahaya menyebabkan perubahan biokimia di fotopigmen frekuensi suara. (Lihatlah Gambar 6-34).
yang akhirnya diubah menjadi perubahan dalam laju pe- I Di atas membran basilaris terdapat sel rambut dalam
rambatan potensial aksi di jalur penglihatan yang keluar organ Corti, yang rambut-rambutnya menekuk ketika
dari retina. Perubahan rangsangan cahaya menjadi sinyal membran basilaris bergerak naik-turun relatif terhadap
listrik dikenal sebagai fototransduksi. (Lihatlah Gambar membran tektorium di atasnya tempat rambut tersebut
6-21, 5-24, 6-25, dan 6-26). berkontak. (Lihatlah Gambar 6-33 dan 6-35).
I Pesan visual ditransmisikan melalui suatu jalur kompleks I Deformasi mekanis sel rambut spesifik di daerah mem-
yang menyilang dan tidak menyilang ke korteks peng- bran basilaris yang bergetar maksimal ini diubah menjadi
lihatan di lobus oksipitalis otak untuk pemrosesan per- sinyal sarafyang ditransmisikan ke korteks pendengaran
septual. (Lihatlah Gambar 6-29). di lobus temporalis otak untuk persepsi suara. (Lihatlah
I Sel kerucut memperlihatkan ketajaman yang tinggi tetapi Gambar 6-36).
hanya dapat digunakan untuk melihat pada siang hari (ke- I Aparatus vestibularis di telinga dalam terdiri dari (1)
adaan terang) karena sensitivitasnya yang rendah terhadap kanalis semisirkularis, yang mendeteksi percepatan atau
cahaya. Perbedaan rasio stimulasi ketiga jenis sel kerucut perlambatan rotasional dalam semua arah; serta (2) utri-
oleh panjang gelombang yang berbeda menghasilkan peng- kulus dan sakulus, yang mendeteksi perubahan laju
lihatan warna. (Lihatlah Gambar 6-26 dan Tabel 6-3). gerakan linier dalam semua arah dan memberi informasi
I Sel batang hanya memberi gambaran kabur dalam bayang- yang penting untuk menentukan posisi kepala dalam
an abu-abu, tetapi karena sangat peka terhadap cahaya kaitannya dengan gravitasi. (Lihatkh Gambar 6-38).
maka sel ini dapat digunakan untuk penglihatan malam I Sebagai respons terhadap deformasi mekanis sel rambut
hari. (Lihatlah Tabel 6-3). oleh gerakan spesifik cairan dan struktur-struktur terkait
I Sensitivitas mata meningkat selama adaptasi gelap, oleh di dalam organ indera vestibularis ini maka terbentuklah
regenerasi fotopigmen sel batang yang telah terurai selama sinyal saraf. Informasi ini penting untuk sensasi keseim-
pajanan cahaya sebelumnya. Sensitivitas berkurang selama bangan dan untuk mempertahankan posisi. (Lihatkh
adaptasi terang, oleh penguraian fotopigmen sel kerucut Gambar 6-39 dan 6-40).
yang berlangsung cepar. I Informasi dari aparatus vestibularis disalurkan ke nukleus
vestibularis di batang otak dan ke serebelum serta diguna-
Telinga: Pendengaran dan Keseimbangan (h. 230-243)
kan untuk mempertahankan keseimbangan dan posrur,
I Telinga melakukan dua fungsi yang tidak berkaitan: (1) mengontrol gerakan mata, dan merasakan gerakan dan
pendengaran, yang melibatkan telinga luar, telinga
orientasi. (Lihatkh Gambar 6-41).
tengah, dan koklea telinga dalam; dan (2) sensasi keseim-
bangan, yang melibatkan apararus vestibularis telinga da- Indra Kimiawi: Pengecapan dan Penciuman (h.243-250)
lam. Berbeda dari fotoreseptor di mata, resepror telinga I Pengecapan dan penciuman adalah indera kimiawi. pada
yang terletak di telinga dalam - sel rambut dikokl." d"rt keduanya, perlekatan molekul spesifik yang telah larut ke

252 Bab 6
reseptor di membran menyebabkan terbentuknya potensial kecap, yang masing-masing berespons terhadap rasa pri-
reseptor yang, pada gilirannya, memicu impuls saraf yang mer spesifik dengan derajat berbeda-beda. Tastan asin dan
memberi sinyal tentang keberadaan bahan kimia tersebut. asam menimbulkan potensial reseptor di kuncup kecap
Reseptor kecap berada di kuncup kecap di lidah; reseptor yang berespons terhadap keduanya dengan secara lang-
olfaktorius terletak di mukosa olfaktorius di bagian atas sung mempengaruhi saluran membran, sementara tiga
rongga hidung. (Lihatkh Gambar 6-42 dan 6-43).Ke&ta kategori tastan lain bekerja melalui sistem pembawa pesan
jalur sensorik ini mengandung dua rute: saru ke sistem kedua untuk menghasilkan potensial reseptor.
Iimbik untuk pemrosesan yang berkaitan dengan emosio- I Terdapat 1000 jenis reseptor olfaktorius yang berbeda,
nal dan perilaku dan satu ke korteks untuk persepsi sadar beda, masing-masing berespons terhadap hanya satu kom-
dan diskriminasi halus. ponen tertenru dari suatu bau, odoran. Odoran bekerja
Reseptor pengecapan dan penciuman rerus-menerus di- melalui sistem pembawa pesan kedua untuk memicu po-
perbarui, tidak seperti reseptor penglihatan dan pen- tensial reseptor. Sinyal aferen yang muncul dari reseptor
dengaran, yang ddak dapat diganti. olfaktorius disortir berdasarkan komponen bau oleh glo-
Lima rasa primer adalah asin, asam, manis, pahit, dan merulus di dalam bulbus olfaktorius. Diskriminasi bau
umami. Rasa kelima yang baru ditambahkan adalah rasa bergantung pada pola pengaktifan glomerulus ini. (Lihat-
"asam amino" (rasa daging). Diskriminasi rasa di luar rasa lah Gambar 6-44).
primer bergantung pada pola stimulasi kuncup-kuncup

SOAL LATIHAN
Pertanyaan Obyektif (Jawaban dth. A-47)
4. menghasilkan humor g. lensa
1. Jenis rangsangan yang suatu reseptor tertentu berespons aquosus h. diskus optikus;
paling kuat disebut ... 5. lapisan yang mengandung bintik buta
2. Perubahan bentuk energi rangsangan menjadi energi fotoreseptor i. iris
listrik oleh resepror dikenal sebagai ... 6. titik tempat saraf optikus j. badan siliaris
3. Semua informasi aferen adalah informasi sensorik. meninggalkan retina k. kiasma
(Benar atau sakh)
7. memberi nutrien kepada optikum
4. Nervus optikus membawa informasi dari separuh lateral lensa dan kornea l. sklera
dan medial mata yang sama, semenrara traktus optikus 8. berperan paling besar dalam kemampuan
membawa informasi dari separuh lateral satu mata dan refraktif mata
separuh medial matayanglain. (Benar atau salah?)
9. mengandung pembuluh darah yang mendarahi
5. Sel-sel ganglion padam di tengah meningkatkan fre- retina dan pigmen yang memperkecil penye-
kuensi lepas muatan ketika seberkas cahaya mengenai baran cahaya di dalam mata
bagian tepi medan reseprifnya. (Benar atau salah) 10. memiliki kemampuan untuk menyesuaikan
5. Selama adaptasi gelap, rodopsin secara bertahap di, daya refraksi
bentuk kembali untuk meningkatkan sensitivitas mara. I 1. titik tempat serar dari separuh medial
(Benar ataa salah?)
masing-masing rerina menyeberang ke sisi
7. Sel rambut di bagian organ Corti yang berbeda dan berlawanan
neuron di bagian korteks auditorius yang berbeda l2.bagian rerina dengan ketajaman penglihatan
diaktifkan oleh nadayang berbeda. (Benar atau salah?) tertinggi
8. Cetaran jendela oval menghasilkan impuls saraf yang 12. Dengan menggunakan kode jawaban di kanan,
dipersepsikan sebagai sensasi suara. (Benar atau sahh?) tunjukkan sifat mana yang berlaku untuk pengecapan
9. Adaptasi cepat terhadap bau terjadi karena adaptasi dan/atau penciuman:
reseptor olfaktorius. (Benar atau salah?)
1. Reseptor secara teratur a. berlaku untuk
10. Masing-masing reseptor berespons terhadap hanya satu
diganti. Pengecapan
dari lima rasa primer. (Benar atau sahh?)
11. Cocokkanyangberikut: 2. Reseptor adalah ulung b. berlaku untuk
khusus neuron aferen. penciuman
1. struktur talamus yang a. koroid
memproses masukan b. humor
3. Reseptor adalah sel c. berlaku untuk
terpisah yang bersinaps pengecapan
penglihatan. aquosus
dengan ujung terminal dan pen-
2. diafragma otot yang c. nukleus neuton aferen. ciuman
berwarna dan mengontrol genikulatum 4. Kemampuan diskriminasi didasarkan pada
jumlah cahaya yang masuk lateralis pola stimulasi reseptor oleh lima modalitas
ke mata d. kornea berbeda.
3. membentuk bagian putih e. fovea 5. Informasi dari sel reseptor dimasukkan dan
mata f. retina disortir oleh taut saraf yang dinamai glomerulus.

Susunan Saraf Tepi: Divisi Aferen; lndra Khusus 253


6. Menggunakan seribu jenis reseptor berbeda. manjang dari atas ke bawah? Untuk mempermudah
7. Bahan kimia spesifik di lingkungan melekat penghitungan, anggaplah pupil kucing persegi. Perhi-
ke tempat pengikatan khusus di permukaan tungan berikut akan membantu anda memahami dam-
resepto! menyebabkan depolarisasi reseptor. pak dari perbedaan ini. Untuk menyederhanakan,
8. anggaplah bahwa intensitas cahaya konstan.
Memiliki dua jalur pemrosesan: rute sistem
limbik dan rute talamus-korteks. a. Jika garis tengah pupil manusia yang bundar terse-
but dikurangi menjadi separuhnya oleh kontraksi
otot konstriktor iris, berapa besar persentase penu-
Pertanyaan Esai runan cahaya yang masuk ke dalam mata?
1. Tuliskan daftar dan jelaskan jenis reseptor sesuai rang- b. Jika sumbu salah satu pupil kucing yang persegi
sangan adekuatnya!
berkurang menjadi separuhnya, berapa besar persen-
2. Bandingkan reseptor tonik dan fasik! tase penurunan cahaya yang masuk ke dalam mata
3. Jelaskan bagaimana ketajaman dipengaruhi oleh ukuran kucing?
medan reseprif dan oleh inhibisi lateral!
c. Dengan membandingkan kedua perhitungan di atas,
4. Bandingkan jalur nyeri cepat dan lambatl manusia atau kucingkah yang memiliki kontrol le-
5. Jelaskan sistem analgesik inheren di otak! bih pasti atas jumlah cahayayangmasuk ke retina?
6. Jelaskan proses fototransduksi! 3. Desibel adalah satuan tingkat suara, P, yang didefinisi-
7. Bandingkan karakteristik fungsional sel kerucut dan sel kan sebagai berikut:
batangl
8. Apa yang dimaksud dengan gelombang suara? Apa yang F = (ro dB)log,o(1/{),
menentukan nada, intensitas, dan warna suatu suara? di mana 1 adalah intensitas suara, arau kecepatan ge-
9. Jelaskan fungsi masing-masing bagian telinga berikut: lombang suara menyalurkan energi per satuan luas.
daun telinga, saluran telinga, membran timpani, osiku- Satuan ladalah watt per meter persegi (Wm'z). I"adalah
lus, jendela oval, dan berbagai bagian kokleal Sertakan intensitas konstan yang mendekati ambang pendengar-
juga diskusi tentang bagaimana gelombang suara diubah an manusia, yaitu 10-12 Wm2.
menjadi potensial aksi! a. Untuk tingkar suara berikut, hitunglah intensitas
10. Bahaslah fungsi kanalis semisirkularis, utrikulus, dan suara masing-masing:
sakulusl (1) 20 dB (bisikan)
1 1. Jelaskan lokasi, struktur, dan pengaktifan reseptor untuk (2) 70 dB (klakson mobil)
pengecapan dan penciumanl
$) 1,20 dB (jet terbang rendah)
12. Bandingkan proses diskriminasi penglihatan warna, (t+) tZ0 dB (peluncuran pesawar ruang angkasa
pendengaran, pengecapan, dan penciuman! ulang-alik)

Latihan Kuantitatif (Solusi fi


h. A-47)
b. Jelaskan mengapa tingkat tingkat suara ini mening-
kat dengan penambahan yang sama (yaitu, setiap
1. Hitunglah perbedaan waktu yang diperlukan oleh suatu
suara 50 dB lebih tinggi daripada tingkat sebelum-
potensial aksi untuk melintasi jarak I,3 m melalui jalur
nya), namun peningkatan dalam intensitas suara
nyeri lambat (12 m/dtk) dan cepat (30 m/dtk)!
yang anda hitung sedemikian berbeda. Apa dampak
2. Pernahkan anda memperhatikan bahwa manusia memi-
hal ini pada kinerja telinga manusia?
liki pupil bundar, sementara pupil kucing lebih me-

PETUNJUK UNTUK PERTIMBANGAN


(Penjelasan dih. A-47)
I . Pasien dengan penyakit saraf tertentu tidak mampu me- 4. Jelaskan bagaimana infeksi telinga tengah mengganggu
rasakan nyeri. Mengapa hal ini merugikan? pendengaran. Apa manfaat "selang" yang kadang-kadang
2. Ahli oftalmologi sering meneteskan obat ke mata pasien dipasang secara bedah di gendang telinga pasien dengan
untuk menimbulkan dilatasi pupil, yang menyebabkan riwayat infeksi telinga tengah berulang disertai penim,
dokter lebih mudah melihat bagian dalam mata. Dengan bunan cairan kronik?
cara apa obat dalam tetes mata tersebut mempengaruhi 5. Jelaskan mengapa indera penciuman anda berkurang
aktivitas sistem saraf otonom di mata untuk menyebab- ketika anda mengalami pilek, meskipun virus pilek tidak
kan pupil berdilatasi? secara langsung mempengaruhi sel reseptor olfaktorius?
3. Seorang pasien mengeluh tidak mampu melihat separuh
kanan lapang pandang kedua matanya. Di titik mana
letak defek di jalur penglihatan pasien?

254 Bab 5
KASUS KLINIS
(Penjelasan di h.A-48) sinkop), atau perasaan bahwa ia atau benda sekitar di dalam
Suzanne J mengeluh kepada dokternya tentang serangan- ruangterasaberputar(keadaanyangdikenalsebagaivertigo).
serangan pusing berputar. Dokter bertanya apakah "pusing Mengapa pembedaan ini penting. dalam diagnosis banding
berputar" yangiamaksud adalah kepala terasa ringan, seolah- penyakitnya? Apa kemungkinan penyebab dari masing-
olah akan pingsan (suatu keadaan yang dikenal sebagai masing gejala tersebut?

SUMBER BACAAN PHYSIOEDGE


Situs PhysioEdge Untuk bacaan anjuran, lihatlah InfoTrac' College Edition/
Situs untuk buku ini berisi banyak alat bantu belajar, serta Research di situs PhysioEdge atau pergi langsung ke Tlac
banyak gagasan untuk bacaan dan penelitian lebih lanjut. College Edition, perpustakaan riset online anda, di:
Masuklah ke: http://infotrac.thomsonlearning.com
http :/i biology.brookscole.com/sherwoodhp6
Prhh Chapter 6 dari menu drop-down, atau klik di salah satu
dari banyak resource Ared.

Susunan Saraf Tepi: Divisi Aferen; lndra Khusus 255


Sistem Saraf
(Susunan Saraf Tepi)

S*stsrx tubuh
ral*r;lg:crt**rxxkan
h*meostasis

h{cmscstasis
ese*,lsixl brxgi
kelamgs*lngan
!:[dr*p se9

$el sYl*rxb*ntulq
sisten"l tubula

Sistem saraf, salah satu dari dua sistem regulatorik utama eksternal yang mengancam homeostasis, SSP melakukan
tubuh, terdiri dari susunan saraf pusat (SSP), yang terdiri dari penyesua ian-penyesuaian yang tepat untuk mempertahankan
otak dan medula spinalis, dan susunan saraf tepi, yang terdiri homeostasis. SSP membuat penyesuaian-penyesuaian tersebut
dari serat aferen dan eferen yang menyalurkan sinyal antara dengan mengontrol aktivitas organ efektor (otot dan
SSP dan perifer (bagian lain tubuh). kelenjar) dengan menyalurkan sinyal dari SSP ke organ-organ
Setelah diberi tahu oleh divisi aferen susunan saraf tepi. ini melalui divisi eferen susunan saraf tepi.
bahwa terjadi perubahan dalam lingkungan internal atau

256
Susunan Saraf Tepi:
Divisi Eferen

SEKILAS ISI
PENDAHULUAN PEN DAH U LUAN
SISTEM SARAF OTONOM
Divisi eferen susunan saraf tepi adalah jalur komu-
I Anatomi dan neurotransmiter serat otonom
nikasi yang digunakan oleh susunan saraf pusat
I Pola dominansi sistem simpatis dan parasimpatis
untuk mengontrol aktivitas otot dan kelenjar, organ-
I Jenis reseptor otonom
organ efektor yang melaksanakan efek, atau tindakan
I Kontrol 55P aktivitas otonom
yang diinginkan. SSP mengatur organ-organ efektor
SISTEM SARAF SOMATIK ini dengan memicu potensial alai di badan sel neu-
I Neuron motorik ron eferen yang aksonnya berakhir di organ-organ
I Jalur bersama akhir tersebut. Otot jantung, otot polos, sebagian besar
TAUT NEUROMUSKULAR kelenjar eksokrin, sebagian kelenjar endokrin, dan
I Proses-proses di taut neuromuskular; peran asetilkolin jaringan adiposa (lemak) disarafi gleh sistem saraf
I Peran asetilkolinesterase otonom, cabang involunter divisi eferen perifer.
I Pengaruh bahan kimiawi spesifik dan penyakit Otot rangka disarafi oleh sistem saraf somatik,
cabang divisi eferen yang berada di bawah kontrol
kesadaran. Keluaran eferen biasanya mempengaruhi
gerakan atau sekresi, seperti diperlihatkan di Thbel
7 -1 , yang merupakan contoh efek kontrol saraf atas

berbagai organ efektor yang terdiri dari beragam


jaringan kelenjar dan otot. Sebagian besar dari ke-
luaran eferen ini ditu.jukan untuk mempertahankan
homeostasis. Keluaran eferen ke otot rangka juga
ditujukan unruk secara sengaja mengontrol aktivias
non-homeostatik, misalnya mengendarai sepeda
(Perlu disadari bahwa banyak organ efektor juga
berada di bawah kontrol hormon dan/atau meka-
nisme kontrol intrinsik; lihat h. l3).
Berapa banyak neurotransmiter yang anda per-
kirakan dilepaskan dari berbagai ujung saraf eferen
untuk pada hakikatnya memicu semua respons or-
gan efektor yang dikontrol oleh sara0 Hanya dua-
asetilkolin dan norepinefrin! Kedua neurorransmirer
ini, dengan bekerja secara independen, menimbul-
kan efek yang sedemikian beragam seperti sekresi
liur, kontraksi kandung empedu, dan gerakan mo-
torik volunter. Efek-efek ini adalah contoh utama
bagaimana pembawa pesan kimiawi yang sama dapat
memicu beragam respons di berbagai organ, bergan-
tung pada spesialisasi organ efektor yang bersang-
kutan.

257
Tabel 7-1
Contoh Pengaruh Sinyal Eferen pada Gerakan dan Sekresi Organ Efektor

CONTOH ORGAN EFEKTOR DENGAN CONTOH HASIL AKHIR SEBAGAI RESPONS


KATEGORI PENGARUH BERBAGAIJENIS JARINGAN TERHADAP SINYAL EFEREN

Pengaruh pada Gerakan Jantung (otot jantung) Peningkatan daya pompa darah ketika tekanan darah
turun terlalu rendah
Lambung (otot polos) Penundaan pengosongan lambung sampai usus siap
memproses makanan
Diafragma-suatu otot pernapasan (otot Memperkuat bernapas sebagai respons terhadap olah
ra ngka) raga
Pengaruh pada Sekresi Kelenjar keringat (kelenjar eksokrin) lnisiasi pengeluaran keringat pada pajanan ke
lingkungan panas
Pankreas endokrin (kelenjar endokrin) Peningkatan sekresi insulin, suatu hormon yang
menyebabkan kelebihan nutrien setelah makan
disimpan

sisi medula spinalis (lihat Gambar 5-24,h. 186). Serat pasca-


SISTEM SARAF OTONOM ganglion yang panjang yang berasal dari rantai ganglion ber-
akhir di organ efektor. Sebagian serat pascaganglion melewati
rantai ganglion ranpa bersinaps. Serat ini berakhir di gang-
I Jalur saraf otonom terdiri dari rangkaian dua- lion kolateral simpatis sekitar separuh perjalanan antara SSP
neuron, dan organ yang disarafi, dengan serar pascaganglion menem-
puh jarak yang tersisa.
Setiap jalur saraf otonom yang berjalan dari SSP ke suatu
Serat praganglion parasimpatis berasal dari daerah kra-
organ adalah suatu rangkaian dua-neuron (Gambar 7-1).
nial (otak) dan sakrum (medula spinalis bagian bawah) SSP.
Badan sel neuron pertama dalam rangkaian ini terletak di
Serat-serat ini lebih panjang daripada serat praganglion sim-
SSP. Aksonnya, serat praganglion, bersinaps dengan badan
patis karena mereka tidak berakhir sampai mereka mencapai
sel neuron kedua, yang terletak di dalam suatu ganglion
ganglion terminal yang terletak di dalam atau dekat organ
(Ingatlah bahwa ganglion adalah kelompok badan sel neuron
efektor. Serat pascaganglion sangat pendek dan berakhir di
di luar SSP). Akson neuron kedua, serat pascaganglion, sel-sel organ itu sendiri.
menyarafi organ efektor.
Sistem saraf oronom memiliki dua subdivisi - sistem
saraf simpatis dan parasimpatis (Gambar 7-2). Serat saraf I Serat pascaganglion parasimpatis mengeluarkan
simpatis berasal dari regio toraks dan lumbal medula spinalis asetilkolin: serat simpatis mengeluarkan
(lihat h. 1 87). Sebagian besar serat praganglion sangat pendek, norepinefrin.
bersinap dengan badan sel neuron pascaganglion di dalam
ganglia yang terletak di rantai ganglion simpatis (juga di- Serat praganglion simpatis dan parasimpatis mengeluarkan
sebut trunkus simpatikus) yang berada di sepan.jang kedua neurotransmiter yang sama, asetilkolin (ACh), retapi ujung

Neurotransmiter
praganglion
Varicosity

Serat praganglion Serat pascaganglion

I Ganglion otonom
Susunan Organ efektor
saraf
Pusat
Gambar 7-1
Jalur saraf otonom.

258 Bab 7
Organ
ACh efektor:

Ganglion
terminal Otot
jantung

Rantai ganglion simpatis

Otot
polos

Saraf
parasimpatis
kraniosakral E, NE

Ganglion Sebagian
kolateral besar
kelenjar
eksokrin
dan
sebagian
ACh kelenjar
endokrin

Ganglion
terminal

= Sistem simpatis ++ =Seratpraganglion ACh . =asetilkolin * = Badan sel


- = Sistem parasimpatis + t- = Serat pascaganglion NE .
-
= norepinefrin * = Badan sel
E. = epinefrin {=Akson
Gambar 7-2
Sistem saraf otonom. Sistem saraf simpatis, yang berasal dari regio torakolumbal medula spinalis, memiliki serat praganglion
kolinergik (mengeluarkan asetilkolin) yang pendek dan serat pascaganglion adrenergik (mengeluarkan norepineirinJ ya-ng
panjang. Sistem saraf parasimpatis, yang berasal dari otak dan regio sakrum medula spinalis, memiliki serat praganglion -
kolinergikyang panjang dan serat pascaganglion kolinergikyang pendek. Pada umumnya, serat pascaganglion simpatisdan
parasimpatis bersama-sama menyarafi organ efektor yang sama. Medula adrenal adalah suatu ganglion simpatis yang
mengalami modifikasi dan mengeluarkan epinefrin dan norepinefrin ke dalam darah.

pascaganglion kedua sistem saraf ini mengeluarkan neuro- Serat otonom pascaganglion tidak berakhir di satu ben-
transmiter yang berbeda (neurotransmiter yang mempenga- jolan terminal seperti ,lnaptic hnob. Namtn. cabang-cabang
ruhi organ efektor). Serat pascaganglion parasimpatis menge- tMradrenalin (norepinefin) secara kimiawi
sangat mirip dengan adre-
luarkan asetilkolin. Karena itu, serat-serar ini, bersama dengan nalin (epinfiin), produk hormon primer yang dikeluarkan oleh kelenjar
semua serat praganglion otonom, disebut serat kolinergik. medula adrenal. Karena sebuah perusahaan farmasi AS memasarkan
Sebagian besar serat pascaganglion simpatis, sebaliknya, di- produk ini untuk digunakan sebagai obat di bawah nama dagang Adre-
seb ut serat adrenergik karena mengeluarkan noradrenalin,
nalin, maka masyarakat ilmiah di negara ini cenderung menggunakan
nama alternatif "epinephrine" sebagai istilah generik untuk pembawa
yang umum dikenal sebagai norepinefrinr. Baik asetilkolin
pesan kimiawi ini, dan karenanya "noradrenalin" dikenal sebafai"nore-
maupun norepinefrin juga berfungsi sebagai pembawa pesan pinephrine". Namun, di sebagian besar negara berbahasa Inggris lainnya,
kimiawi"di bagian lain tubuh (Thbel 7-2). istilah pilihan adaJah " adrenaline" drn " noradrenaline" .

Susunan Saraf Tepi: Divisi Eferen Z5g


secara parsial; yaitu, dalam keadaan normal terdapat aktivitas
Tabel 7-2 potensial aksi di kedua serat simpatis dan parasimparis yang
Tempat Pelepasan Asetilkolin dan Norepinefrin menyarafi suatu organ. Aktivitas yang terus-menerus ini di-
sebut aktivitas tonik atau tonus simpatis atau parasimpa-
ASETILKOLIN NOREPINEFRIN tis. Pada keadaan tenentu, aktivitas salah satu divisi men-
Semua ujung praganglion sistem Sebagian besar ujung dominansi. Dominansi simpatis pada suatu organ terrentu
otonom
saraf pascaganglion simpatis terjadi ketika frekuensi impuls serat simpatis ke organ me-
Semua ujung pascaganglion Medula adrenal ningkat melebihi tingkat tonik, disertai oleh penurunan
parasimpatis secata bersamaan frekuensi potensial aksi serat parasimpatis
Ujung pascaganglion simpatis di Susunan saraf pusat di bawah tingkat tonik ke organ yang sama. Kebalikannya
kelenjar keringat dan sebagian terjadi ketika p aras impatis mendominansl. Keseimbangan an-
pembuluh darah di otot rangka
tara aktivitas simpatis dan parasimpatis dapat bergeser secara
Ujung neuron eferen yang
terpisah untuk masing-masing organ untuk memenuhi ke-
menyarafi otot rangka (neuron
motorik) butuhan spesifik (sebagai contoh, dilatasi pupil pada keadaan
Susunan saraf pusat temaram yang dipicu oleh simpatis; lihat h. 213), atau akti-
vitas salah satu sisrem otonom meningkat melebihi yang lain
untuk mengontrol fungsi-fungsi tubuh secara generaiisata.
Peningkatan lepas muatan generalisata masif lebih sering ter-
terminal serat otonom memiliki banyak pembengkakan/ jadi pada sistem simpatis. Manfaat lepas muatan simpatis
benjolan, ata;.t aaricosities, yang secara bersamaan menge- masif tampak jeias jika kita melihat situasi saat sistem ini
Iuarkan neurotransmiter ke suatu daerah luas di organ yang biasanya mendominansi.
disarafi bukan ke satu sel (Gambar 7-1 dan Gambar 8-32,h.
318). Pelepasan neutrotransmiter yang difus ini, disertai ke- SAAT SISTEM SIMPATIS MENDOMINANSI
nyaraan bahwa setiap perubahan aktivitas listrik yang terjadi
Sistem simpatis mendorong respons-respons yang memper-
menyebar ke seluruh massa otot polos atau otot jantung me-
siapkan tubuh untuk aktivitas fisik berat dalam situasi darurat
lalui taut celah (lihat h. 66), menyebabkan aktivitas otonom
atau penuh stres, misalnya ancaman fisik dari luar. Respons ini
biasanya mempengaruhi organ keseluruhan bukan sel-sel
biasanya disebut sebagai respons lawan-atau-lari (rtght-or-
tertentu.
flight response), karena sistem simpatis menyiapkan tubuh un-
tuk melawan atau lari dari ancaman. Pikirkanlah hal-hal yang
dibutuhkan oleh tubuh dalam situasi ini. Jantung berdenyut
I Sistem saraf simpatis
dan parasimpatis secara
lebih cepat dan lebih kuat, tekanan darah meningkat akibat
bersama menyarafi sebagian besar organ visera.
konstriksi (penyempitan) generalisata pembuluh darah, salur-
Informasi aferen yang datang dari visera (organ internal) an napas membuka lebar untuk memalsimalkan aliran udara,
biasanya tidak mencapai tingkat kesadaran. Demikian juga, glikogen (gula simpanan) dan simpanan lemak diuraikan un-
aktivitas visera misalnya sirkulasi, pencernaan, berkeringat, tuk mengeluarkan bahan bakar tambahan ke dalam darah, dan
dan ukuran pupil diatur di luar kesadaran dan kontrol pembuluh darah yang mendarahi otot rangka berdilatasi
(membuka lebih lebar). Semua respons ini ditujukan untuk
volunter melalui keluaran eferen otonom. Sebagian besar
organ visera disarafi baik oleh serat saraf simpatis maupun meningkatkan aliran darah kaya nutrien dan beroksigen ke
parasimpatis (Gambar 7-3). Tabel 7-3 meringkaskan efek otot rangka sebagai antisipasi terhadap aktivitas fisik berat.
utama cabang-cabang otonom ini. Meskipun rincian dari Selain itu, pupil berdilatasi dan mata menyesuaikan diri untuk
berbagai respons otonom ini akan dijelaskan secara lebih melihat jauh, memungkinkan yang bersangkutan dapat me-
rinci di bab-bab selanjutnya yang membahas organ-organ lihat seluruh hal yang mengancam. Berkeringat meningkat
tersebut, di sini anda sudah dapat membahas beberapa kon- sebagai antisipasi terhadap peningkatan produksi panas oleh

sep umum. Seperti anda dapat lihat dari tabel, sistem saraf aktivitas fisik. Karena aktivitas pencernaan dan kemih tidak
simpatis dan parasimpatis umumnya menimbulkan efek esensial untuk menghadapi ancaman, maka sistem simpatis
yang berlawanan di satu organ. Stimulasi simpatis mening- menghambat aktivitas-aktivitas ini.
katkan kecepatan denyut jantung, sementara stimulasi para-
simpatis menurunkannya; stimulasi simpatis memperlam- SAAT DOMINANSI PARASIMPATIS
bat gerakan di dalam saluran cerna, sedangkan stimulasi Sistem parasimpatis mendominasi pada keadaan tenang dan
parasimpatis meningkatkannya. Perhatikan bahwa kedua santai. Pada keadaan tanpa ancaman ini, tubuh berkonsentrasi
sistem meningkatkan aktivitas sebagian organ dan mengu- melaksanakan aktivitas "rumah tangga'nya, misalnya pencer-
rangi aktivitas organ yang lain. naan. Sistem parasimpatis mendorong fungsi tubuh tipe
Daripada menghapal suatu daftar seperti di TabelT-3, "istirahat-dan-cema" (rest- and-digest) ini sembari memper-
lebih baik kita secara logika mendeduksi kerja kedua sistem lambat aktivitas-aktivitas yang ditingkatkan oleh sistem sim-
dengan pertama-tama memahami situasi ketika masing- patis. Sebagai contoh, jantung tidak perlu berdetak keras dan
masing sistem mendominansi. Biasanya kedua sistem aktif luat jika seseorang berada dalam keadaan renang.

260 Bab 7
Mukosa Mata Kelenjar lakrimal
hidung

Simpatis Parasimpatis

Saraf
kranial

Saraf spinal

Serat praganglion simpatis


Serat pascaganglion simpatis
Serat praganglion parasimpatis
Serat pascaganglion parasimpatis

Gambar 7-3
Gambaran skematik struktur yang disarafi oleh sistem saraf simpatis dan parasimpatis.

Susunan 5araf Tepi: Divisi Eferen 261


Tabel 7-3
Efek Sistem Saraf Otonom pada Berbagai Organ

ORGAN EFEK STIMULASI SIMPATIS EFEK STIMULASI PARASIMPATIS

Jantung Meningkatkan kecepatan, meningkatkan Menurunkan kecepatan, menurunkan kekuatan


kekuatan kontraksi (jantung keseluruhan) kontraksi (hanya atrium)
Pembuluh Darah Konstriksi Dilatasi hanya pembuluh yang mendarahi penis
dan klitoris
Paru Dilatasi bronkiolus (saluran napas) Konstriksi bronkiolus
lnhibisi (?) sekresi mukus Stimulasi sekresi mukus
Saluran Cerna Menurunkan motilitas (gerakan) Meningkatkan motilitas
Kontraksi sfingter (untuk mencegah Relaksasi sfingter (untuk memungkinkan gerakan
gerakan maju isi saluran cerna) maju isi saluran cerna)
Inhibisi (?) sekresi pencernaan Stirhulasi sekresi pencernaan
Kandung Kemih Relaksasi Kontraksi (pengosongan)
Mata Dilatasi pupil Konstriksi pupil
Menyesuaikan mata untuk melihat jauh Menyesuaikan mata untuk melihat dekat
Hati (simpanan glikogen) Glikogenolisis (glukosa dibebaskan) Tidak ada
5e! Adiposa (simpanan iemak) Lipolisis (asam lemak dibebaskan) Tidak ada
Kelenjar Eksokrin
Pankreas eksokrin lnhibisi sekresi pankreas eksokrin Stimulasi sekresi pankreas eksokrin (penting
untuk pencernaan)
Kelenjar keringat Stimulasi sekresi sebagian besar kelenjar Stimulasi sekresi beberapa kelenjar keringat
keringat
Kelenjar Iiur Pengeluaran sedikit liur kental kaya Pengeluaran banyak liur encer kaya enzim
mukus
Kelenjar Endokrin
Medula adrenal Stimulasi sekresi epinefrin dan Tidak ada
norepi nefrin
Pankreas endokrin lnhibisi sekresi insulin; stimulasi sekresi Stimulasi sekresi insulin dan glukagon
glukagon
Genitalia Ejakulasi dan kontraksi orgasme (pria); Ereksi (akibat dilatasi pembuluh darah di penis
kontraksi orgasme (wanita) [pria] dan klitoris lwanita])
Aktivitas Otak Meningkatkan kewaspadaan Tidak ada

MANFAAT PERSARAFAN OTONOM GANDA balik, peningkatan aktivitas di salah satu divisi disertai oleh
Apa manfaat persarafan ganda organ dengan serat sarafyang penurunan di divisi yang iain.
kerjanya saling berlawanan? Persarafan ganda ini memung- Terdapat beberapa pengecualian terhadap aturan umLrm
kinkan tubuh mengontrol secara tepat akdvitas suatu organ, persarafan timbal-balik ganda oleh dua cabang sistem saraf
seperti memiliki gas dan rem untuk mengontrol kecepatan otonom tersebut; yang menonjol adalah:
suatu mobil. Jika seekor hewan mendadak melintas di jalan I Pembuluh darah yang memiliki persarafaz (sebagian besar
yang sedang anda lewati, anda pada akhirnya dapat berhenti arteriol dan vena disarafi; arteri dan kapiler tidak) hanya me-
jika mengangkat kaki dari pedal gas, tetapi mungkin akan nerima serat saraf simpatis. Regulasi dilaksanakan dengan
terlalu lama untuk dapat menghindari hewan tersebut. Na- meningkatkan atau menurunkan frekuensi lepas muatan di
mun, jika anda secara bersamaan menginjak rem sewaktu atas atau di bawah level tonik di serat-serat simpatis ini. Satu-
mengangkat kaki dari pedal gas maka anda dapat menghen- satunya pembuluh darah yang menerima serat simpatis dan
tikan mobil dengan terkontrol dan lebih cepat. Dengan cara parasimpatis adalah pembuluh yang mendarahi penis dan
serupa, jantung yang berdetak cepat karena pengaruh sim- klitoris. Kontrol persarafan rangkap atas organ-organ ini pen-
patis dapat secara bertahap dikurangi hingga normal setelah ting untuk menghasilkan ereksi.
situasi stres berlalu dengan mengurangi impuls di saraf sim- I Sebagian besar helenjar keringat disarafi hanya oleh saraf
patis jantung (mengangkat kaki dari pedal gas). Namun, ke- simpatis. Serat pascaganglion saraf-sarafini bersifat tak lazim
cepatan denyut jantung dapat dikurangi secara lebih cepat karena mengeluarkan asetilkolin dan bukan norepinefrin.
dengan secara bersamaan meningkatkan aktivitas di jalur I Kelenjar liur disarafi oleh kedua divisi otonom tetapi
parasimpatis ke jantung (menginjak rem). Memang, kedua tidak seperti di tempat lain, aktivitas simpatis dan parasim-
divisi sistem saraf otonom biasanya dikontrol secara timbal- patis tidak antagonistik. Keduanya merangsang sekresi air

262 Eab 7
liur, tetapi volume dan komposisi liur berbeda, bergantung
pada cabang otonom mana yang dominan. Medula spinalis

Anda akan belajar lebih banyak tentang pengecualian-


pengecualian ini di bagian selanjutnya bab ini. Kini kita akan
mengalihkan perhatian ke medula adrenal, suatu komponen
endokrin unik dari sistem saraf simpatis.

Seral
I Medula adrenal adalah bagian sistem saraf praganglion r

simpatis
simpatis yang mengalami modifikasi.

Terdapat dua kelenjar adrena[ satu terletak di atas ginjal di kedua


sisi (ad artinya "di samping"; renal artinya "ginjal"). Kelenjar
adrenal adalah kelenjar endokrin, masing-masing dengan suatu
bagian luar, korteks adrenal dan bagian daJam, medulrt adrenal. .tl.t t.
Medula adrenal adalah suatu ganglion simpatis modifikasi yang
tidak membentuk serat pascaganglion. Pada stimulasi oleh serat
praganglion yang berasal dari SSB bagian ini mengeluarkan
Serat
hormon ke dalam darah (Gambar 7 -2 dan 7-4). Tidaldah meng- ,lH.
Darah J:l;l
pascag
herankan, hormon-hormon tersebut identik atau serupa dengan .'.:.\,
airrr
neurotransmiter simpatis pascaganglion. Sekitar 20o/o dari :'*i,,1
,1,
produl<si hormon medula adrenal adalah norepinefrin, sisa i
8\o/onya adalah substansi yang berkaitan erar, epinefrin (adre-
nalin) (lihat catatan kaki
1, h. 25 9). Hormon-hormon ini, secara
umum, memperkuat aktivitas sistem saraf simpatis. t a-ta
tl loo a
fl t-l [f
I Tersedia beberapa tipe reseptor berbeda untuk Reseptor c Reseptor B, Reseptor B,
setiap neurotransrniter otonom.
Organ sasaran
Karena setiap neurotransmiter otonom dan hormon medula
merangsang aktivitas di sebagian jaringan tetapi menghambat o = Asetilkolin c =Norepinefrin o =Epinefrin
aktivitas di jaringan lain, maka respons rertentu haruslah Garnbar 7-4
bergantung pada spesialisasi sel jaringan dan bukan pada sifat Perbandingan pengeluaran epinefrin dan norepinefrin serta
bahan kimia itu sendiri. Sel jaringan responsif memiliki salah pengikatannya ke reseptor. Norepinefrin dibebaskan baik
satu atau lebih dari beberapa jenis protein resepror membran sebagai neurotransmiter dari serat pascaganglion simpatis
plasma bagi berbagai pembawa pesan kimiawi ini. Pengikatan maupun sebagai hormon dari medula adrenal. Reseptor beta-j
(P,) berikatan sama kuat dengan norepinefrin dan epinefrin,
suatu neurotransmiter ke reseptornya menginduksi respons
sedangkan reseptor beta-2 (Br) terutama berikatan dengan
yang spesifik jaringan. epinefrin dan kedua subtipe reseptor alfa (o) memiliki afinitas
lebih besar untuk norepinefrin daripada untuk epinefrin.
RESEPTOR KOLINERGIK
Para peneliti telah mengetahui dua jenis reseptor asetilkolin
(kolinergik) -resepnr nikotinik dan mw karini k-berdasarkan res- an dengan asetilkolin yang dikeluarkan dari serar pascagang-
pons keduanya terhadap obat tertentu. Reseptor nikotinik di- lion parasimpatis. Terdapat lima subtipe resepror muskarinik,
aktifkan oleh turunan tanarnan tembakau nikotin, sedangkan semuanya berkaitan dengan protein G yang mengaktifkan
reseptor muskarinik diaktifl<an oleh racun jamur muskarin. sistem pembawa pesan kedua dan memicu respons sel sasaran
Reseptor nikotinik ditemukan di badan sel pascagang- (lihat h. 124).
lion di semua ganglion oronom. Reseptor ini berespons ter,
hadap asetilkolin yang dibebaskan dari serat praganglion sim- RESEPTOR ADRENERGIK
patis dan parasimpatis. Pengikatan asetilkolin ke reseptor ini Terdapat dua kelas utama reseptor adrenergik untuk nore-
menyebabkan pembukaan saluran kation di sel pascaganglion pinefrin dan epinefrin: reseptor alfa (o) dan beta (F), y"rg
yang memungkinkan mengalirnya Na- dan K-. Karena gra- dibagi lebih lanjut menjadi reseptor o, dan o, serta p, dan Br.
dien elektrokimia untuk Na. lebih besar daripada untuk K- Berbagai jenis reseptor ini tersebar secara berbeda di antara
maka lebih banyak Na- masuk ke dalam sel daripada Kt yang organ-organ efektor. Reseptor tipe B, berikatan rerutama
keluar, menyebabkan depolarisasi yang memicu pembentuk- dengan epinefrin sementara reseptor F, mengikat norepine-
an potensial aksi di sel pascaganglion. frin dan epinefrin sama kuatnya, dan kedua subtipe reseptor
Reseptor muskarinik ditemukan di membran sel efektor o memiliki sensitivitas yang lebih besar terhadap norepine-
(otot polos, otot jantung, dan kelenjar). Reseptor ini berikat- frin daripada terhadap epinefrin (Gambar 7-4).

Susunan 5araf Tepi: Divisi Eferen 263


Semua reseptor adrenergik berkaitan dengan protein G, I Sebagian refleks otonom, misalnya berkemih, buang air
tetapi jalur selanjutnya berbeda unruk tipe resepror yang besar, dan ereksi, terintegrasi di tingkat medula spinalis,
berbeda. Pengaktifan resepror g, dan
tJapi
B, memicu ,.rporr. ,.1 semua refleks spinal ini dapat dikontrol oleh tlngk"t kesadar_
sasaran melalui sistem pembawa p.."r, k.d,r" AMp siklik an yang lebih tinggi.
(lihat h. 129). Stimulasi reseptor crl merangsang respons
me_ I Medula di dalam batang otak ada.lah bagian yang paling
lalui sistem pembawa pesan kedua Car. (lihat t. tZq). S.U"_ terlibat langsung dalam kontrol otonom. pu-sat_pusat untuk
liknya, pengikatan suatu neurorransmiter ke reseptor cr, mengontrol aktivitas kardiovaskulal pernapasan, dan pencer_
menghambat produksi AMp siklik di sel sasaran. naan melalui sistem oronom berlokasi di sini.
_ Pengaktifan resepror cr, biasanya menyebabkan respons I Hipotalamus berperan penting dalam mengintegrasikan
eksitatorik di organ efektor-misalnya, konstriksi arteriol aki- respons otonom, somatik, dan endokrin yang secara otomatis
bat meningkatnya kontraksi otot polos di dinding pembuluh menyertai berbagai keadaan emosi dan perilaku. Sebagai
darah ini.,Reseptor cr, terdapat di sebagian besar jarihgan
simpatis. Pengaktifan reseptor crr, sebaliknya, menye_ 1nt9h, peningkatan kecepatan denyut f".r,rrrrg, t.k".i"r,
:a:a:an darah, dan aktivitas pernapasan yang'berkaitan d-..rg"., ,"."
babkan respons inhibitorik di organ efektor, misalnya ber_ marah atau takut ditimbulkan oleh hipotalamus yanfbekerla
kurangnya kontrasi otot polos di saluran cerna. Stimulasi melalui medula.
reseptor F,, y".rg rerurama terdapat di jantung, menyebabkan f Aktivitas otonom juga dapat dipengaruhi oleh korteks
respons eksitatorik, yaitu peningkatan frekuensi dan kekuatan
asosiasi prafrontal melalui keterlibatannya dalam ekspresi
kontraksi jantung. Respons terhadap pengaktifan reseptor emosional yang khas bagi kepribadian masing_masing. Con_
B,
umumnya bersifat inhibitorik, misalnya dilatasi arteri,ol atau tohnya adalah kemerahan pada wajah saat ,."r.o.".rg merasa
bronkiolus (saluran napas) akibat relalcasi otot polos di malu, yang ditimbulkan oleh dilatasi pembuluh d"I"h y".rg
dinding saluran-saluran tersebut. mendarahi kulit pipi. Respons semacam ini diperantarai oleh
jalur hipotalamus-medula.
AGONIS DAN ANTAGONIS OTONOM
TabelT-4 meringkaskan beberapa ciri utama sistem saraf
CATAIAN KLINIS. Terdapat obat-obat yang secara selektif sim_
patis dan parasimpatis.
mengubah respons oronom di masing-masing tipe resepror.
Agonis berikatan dengan resepror yang sama seperri nuro_
transmiter dan memicu efek yang mirip dengan rransmiter
tersebut. Antagonis, sebaliknya, berikatan d.ng"., resepror
dan menghambat respons neurotransmiter. Sebagian iari
obat ini hanya digunakan untuk elsperimen, tetapi yang lain
sangat penting sebagai obat. Sebagai conroh, atropin meng- SISTEM SARAF SOMATIK
hambat efek asetilkolin di reseptor muskarinik tetapi tidak
mempengaruhi reseptor nikotinik. Karena asetilkolin yang
dikeluarkan di serat praganglion simpatis dan parasimpatis
I Neuron motorik menyarafi otot
rangka.
berikatan dengan resepror nikotinik, maka blokade di sinaps
nikotinik akan melumpuhkan kedua divisi otonom t..sebut. Otot rangka disarafi oleh neuron motorik, yang akson-
Dengan bekerja secara selektif menghambat efek asetilkolin aksonnya membentuk sistem saraf somatik. Badan sel
dari
hanya di taut muskarinik, yaitu rempar kerja serat pascagang- hampir semua neuron motorik berada
lion parasimpatis, atropin secara efektif menghambat-serat
di dalam tanduk
(kornu) ventral medula spinalis satu-sarunya
- pengecualian:
parasimpatis tetapi sama sekali tidak mempengaruhi aktivitas badan sel neuron motorik yang menyar"fi oio, "dl k.p.l"
simpatis. Dokter menggunakan prinsip ini untuk menekan berada di batang otak. Tidak seperri rangkaian dua_neuron
selresi air liur dan bronkus sebelum pembedahan, untuk pada serat saraf otonom, akson neuron moiorik berlanjut dari
mengurangi risiko inhalasi sekresi ini ke dalam paru pasien. asalnya di SSP hingga ujungnya di otot rangka. Terminal
Demikian juga, obat yang secara selektif bekerja direseptor akson neuron motorik mengeluarkan asetilkolin, yang
-
adrenergik a dan p untuk meningkatkan atau menghambat efek
me_
nimbulkan eksitasi dan kontraksi sel-sel orot yang disarafi.
simpatis tertentu banyak digunakan. Salbutamol adalah suatu
contoh yang baik. Obat ini secara selektif mengaktifkan reseptor I.:.o1 motorik hanya dapat merangsang otot rangk", ber-
beda dengan serat otonom, y^ng i^p^l merangsang arau
adrenergik B, pada dosis rendah, *.mtr.rgki.rk"rrnya memper_ menghambat organ efektor. Inhibisi aktivitas oiot ,".rgk"
lebar bronkiolus dalam pengobatan .r-" t".rp" merangsang hanya dapat dicapai di dalam SSp melalui masukan slnaplik
jantung (antung rilnumnya memiliki reseptor inhibitorik ke dendrit dan badan sel neuron motorik yang
B,).
menyarafi otot yang bersangkutan.

I Banyak bagian di susunan saraf pusat terlibat


dalam kontrol aktivitas otonom. I Neuron motorik adalah jalur akhir bersama.
Pesan-pesan dari SSP disampaikan ke otot jantung, otot po_ Dendrit dan badan sel neuron motorik dipengaruhi oleh
los, dan kelenjar melalui saraf otonom, tetapi bagian otak banyak masukan prasinaps konvergens, baik &sitltorik
mau-
mana yang mengatur sistem saraf otonom? pun inhibitorik. Sebagian dari masukan ini adalah bagian

264 BabT
Tabel 7-4
Gambaran Pembeda Sistem 5araf Simpatis dan Sistem Saraf Parasimpatis

GAMBARAN SISTEM SIMPATIS SISTEM PARASIMPATIS

Asal Serat Praganglion Regio toraks dan lumbal medula spinalis Otak dan regio sakrum medula spinalis
Asal Serat Pascaganglion Rangkaian/rantai ganglion simpatis (dekat Ganglion terminal (di atau dekat dengan organ
(lokasi ganglion) medula spinalis) atau ganglion kolateral efektor)
(sekitar separuh jalan antara medula spinalis
dan organ efektor)
Panjang dan Jenis Serat Serat praganglion kolinergik pendek Serat praganglion kolinergik panjang
Serat pascaganglion adrenergik panjang Serat pascaganglion kolinergik pendek
Organ Efekfor yang Otot jantung, hampir semua otot polos, Otot jantung, sebagian besar otot polos, sebagian
Disarafi sebagian besar kelenjar eksokrin, dan besar kelenjar eksokrin, dan sebagian kelenjar
sebagian kelenjar endokrin endokrin
Jenis Reseptor untuk Untuk neurotransmiter praganglion: Untuk neurotransmiter praganglion: nikotinik
Neurotransmiter nikotinik
Untuk neurotransmiter pascaganglion: ct,, cr, Untuk neurotransmiter pascaganglion: muskarinik
F,' 0,
Dominansi Mendominansi pada situasi darurat "lawan- Mendominansi pada situasi tenang, santai;
atau-lari"; mempersiapkan tubuh untuk mendorong aktivitas "rumah tangga" misalnya
aktivitas {isik berat pencernaan

dari jalur refleks spinal yang berasal dari reseptor-reseptor Alibatnya adalah kehilangan bertahap kontrol motorik,
sensorik perifer. Yang lain adalah bagian dari jalur-jalur desen- paralisis progresif, dan akhirnya kematian dalam satu sam-
dens yang berasal dari dalam otak. Daerah-daerah di otak pai lima tahun setelah awitan penyakit. Penyebab pasti
yang memiliki kontrol atas gerakan otot rangka mencakup penyakit ini masih belum jelas, namun para ilmuwan terus
regio motorik korteks, nukleus basal, serebelum, dan batang meneliti berbagai faktor yang mungkin mendasari penyakit
otak (lihat h. 158, 166, 179,181, dan 304-307; lihat juga ini. Berbagai faktor tersebut adalah perubahan patologis di
Gambar 8-23, h. 306, untuk ringkasan mengenai kontrol neurofilamen yang menghambat transpor bahan-bahan
motorik dan Gambar 5-28b, h. 190, untuk contoh spesifik krusial melalui akson (lihat h. 51), akumulasi ekstrasel
jalur motorik desendens). neurotransmiter eksitatorik glutamat hingga kadar toksik,
Neuron motorik dianggap sebagai jalur akhir bersama, agregasi protein abnormal (misfolded) intrasel, atau dis-
karena satu-satunya jalan yang dapat digunakan oleh bagian fungsi mitokondria yang menyebabkan penurunan produksi
lain sistem saraf untuk mempengaruhi aktivitas otot rangka energi.
adalah dengan bekerja pada neuron-neuron motorik ini. Sebelum kita mengalihkan perhatian ke taut antara se-
Tingkat aktivitas di suatu neuron motorik dan sinyal yang buah neuron motorik dan sel otot yang disarafinya, kita akan
kemudian dikirim ke serat otot rangka yang disarafinya ber- memadukan dalam bentuk tabel dua kelompok informasi
gantung pada keseimbangan relatif PPE dan PPI (lihat h. yang telah kita bahas. Tabel 7-5 meringkaskan ciri dua ca-
115) yang ditimbulkan oleh sinyal-sinyal prasinaps yang bang divisi aferen susunan saraftepi-sistem sarafotonom dan
berasal dari berbagai tempat di otak. sistem saraf somatik. Tabel 7-G membandingkan tiga jenis
Sistem somatik berada di
bawah kontrol kesadaran, te- fungsional neuron-neuron aferen, neuron eferen, dan antar-
tapi banyak aktivitas otot rangka yang melibatkan keseim-
bangan, postur, dan gerakan stereotipik dikontrol secara ba-
wah sadar. Anda dapat memutuskan untuk mulai berjalan,
tetapi anda tidak periu secara sadar melakukan kontraksi dan TAUT NEUROMUSKULAR
relaksasi secara bergantian otot-otor yang terlibat karena
gerakan-gerakan ini secara involunter dikoordinasikan oleh
pusat-pusat yang lebih rendah di otak.
CATAIAN KLINIS. Badan sel neuron-neuron motorik I Neuron motorikdan serat otot rangka
krusial dapat secara selektifdirusak oleh virus polio. Akibat- berhubungan secara kimiawi di taut
nya adalah kelumpuhan (paralisis) otot yang disarafi oleh neuromuskular.
neuron yang terkena.
Sklerosis lateral amiotroffk (amyotrophic lateral scle- Potensial aksi di neuron motorik merambat cepat dari badan
ALS), yang juga dikenal sebagai penyakit Lou Gehrig,
raszs, seldi dalam SSP ke otot rangka di sepanjang akson bermielin
adalah penyakit neuron motorik yang paling sering dijum- besar (serat eferen) neuron. Sewaktu mendekati otot, akson
pai. Penyakit yang belum dapat disembuhkan ini ditandai membentuk banyak cabang terminal dan kehilangan selu-
oleh degenerasi dan akhirnya kematian neuron motorik. bung mielinnya. Masing-masing dari terminal akson ini

Susunan Saraf Tepi: Divisi Eferen 265


Tabel 7-5
Perbandingan Sistem Saraf Otonom dan Sistem Saraf Somatik

GAMBARAN SISTEM SARAF OTONOM SISTEM SARAF SOMATIK

Tempat Asal Otak atau tanduk lateral medula spinalis Umumnya tanduk ventral medula spinalis; yang
menyarafi otot di kepala berasal dari otak
Jumlah Neuron dari Asal Rantai dua neuron (praganglion dan Satu neuron (neuron motorik)
di 55P ke Organ Efektor pascaganglion)
Organ yang Disarafi Otot jantung, otot polos, kelenjar eksokrin, Otot rangka
dan sebagian kelenjar endokrin
Jenis Persarafan Sebagian besar organ efektor disarafi secara Organ efektor hanya disarafi oleh neuron motorik
rangkap oleh kedua cabang antagonistik
sistem ini (simpatis dan parasimpatis)
Neuroftansmiter di Organ Mungkin asetilkolin (ujung parasimpatis) Hanya asetilkolin
Efektor atau norepinefrin (ujung simpatis)
Efek pada Organ Efektor Stimulasi atau inhibisi (efek antagonistik Hanya stimulasi (inhibisi hanya mungkin terjad: di
kedua cabang) sentral melalui PPt pada dendrit dan badan sel
neuron motorik)
Jenis Kontrol Di bawah kontrol involunter Berada di bawah kontrol volunter; banyak
aktivitas dikoordinasikan di bawah sadar
Pusat yang Lebih Tinggi Medula spinalis, medula, hipotalamus, Medula spinalis, korteks motorik, nukleus basal,
yang Terlibat dalam korteks asosiasi praf ronta I serebelum, batang otak
Konirol

membentuk taur khusus, taut neuromuskular2, dengan satu angkut sinyal antara ujung saraf dan serat orot. Nurorrans-
dari banyak sel otot yang membentuk otot keseluruhan miter ini disebut asetilkolin (ACh).
(Gambar 7-5). Sel orot, disbur juga serat otot, berbentuk
silindris dan panjang. Terminal akson membesar membentuk PENGELUARAN ACh DI TAUT NEUROMUSKULAR
struktur mirip tombol , terminal button atau bouton, yang
Setiap terminal button mengandung ribuan vesikel yang me-
pas masuk ke cekungan dangkal, atau grooue, di serat orot di
nyimpan ACh. Perambatan potensial aksi ke terminal akson
bawahnya (Gambar 7-6). Sebagian ilmuwan menyebut taut
(tahap 1, Gambar 7-6) memicu pembukaan saluran Ca2- ber-
neuromuskular sebagai "motor end p/ate". Namun, kita akan
pintu tegangan dr terminal button (lihat h. 96). Pembukaan
mencadangkan istilah motor end-plafe untuk bagian khusus
saluran Ca2t memungkinkan Ca2- berdifusi ke dalam termi-
membran sel otot tepar dibawah termina/ button.
na/ button dari konsentrasi ekstraselnya yang lebih tinggi
(tahap 2), yang pada gilirannya menyebabkan pelepasan ACh
melalui eksositosis dari beberapa ratus vesikel ke dalam celah
fAsetilkolin adalah neurotransmiter taut (tahap 3).
neutoffiuskulus.

Di taut neuromuskular, sel saraf dan sel otot sebenarnya tidak PEM BENTUKAN POTENS'AL END-PATE
berkontak satu sama lain. Ruang, atau celah, antara kedua ACh yang dibebaskan berdifusi melintasi celah dan berikatan
struktur ini terlalu besar untuk memungkinkan transmisi dengan reseptor spesifik, yaitu protein membran khusus yang
listrik suatu impuls antara keduanya (yaitu, potensial aksi khas bagi bagian motor end-plate membran serar oror (tahap
tidak dapat "meloncat" sedemikian jauh). Selain itu, tidak 4). (Reseptor kolinergik ini adalah tipe nikotinik). pengikat-
terdapat saluran keluar bagi arus pembawa muatan dari an ACh dengan reseptor ini memicu pembukaan saluran
terminal button. Karenanya, seperti di sinaps saraf (lihat h. berpintu kimiawi di motlr end-plate. Saluran ini memung-
113), terdapat suaru pembawa pesan kimiawi yang meng- kinkan sejumiah kecil kation berpindah melewatinya (baik
Na. maupun Kt) tetapi tidak untuk anion (tahap ,5). Karena
2Banyak ilmuwan menyebut
sinaps sebagai setiap taut (hubungan) permeabilitas membran end-plate terhadap Na. dan Kr pada
antara dua sel yang menangani inlormasi secara elektris. Menurut sudut pembukaan saluran-saluran ini pada hakikatnya sama, maka
pandang yang luas in|, sinaps kimiawi mencakup taut antara dua neuron perpindahan relatif ion-ion ini melalui saluran bergantung
serta antara neuron dan sel efektor (misalnya sel otot tipe apapun atau
pada gaya dorong elektrokimiawi mereka. Ingatlah bahwa
sel kelenjar), dan sinaps listrih mencakup taut celah antara sel-sel otor
pada potensial istirahat, gaya dorong bersih untuk Na- jauh
polos atau antara sel-sel otot jantung. Kita secara sempit mencadangkan
kata sinaps secara spesifik untuk taut neuron ke neuron dan mengguna- lebih besar daripada untuk K-, karena potensial istirahat jauh
kan istilah yang berbeda-beda untuk taut jenis lain, misalnya,istrinh taut lebih dekat dengan potensial keseimbangan K.. Gradien kon-
neuromuskukr untuk hubungan antara neuron motorik dan sel otot sentrasi dan listrik untuk Na- mengarah ke daiam, sementara
rangka. gradien konsenrrasi untuk K- yang ke arah luar sebagian be-

265 Bab 7
Tabel 7-6
Perbandingan Jenis-jenis Neuron

NEURON EFEREN

GAMBARAN NEURON AFEREN Sistem Saraf Otonom Sistem Saraf Somatik ANTARNEURON

Asal, Struktur, Reseptor di ujung perifer; Rantai dua-neuron; Badan sel neuron Berbagai bentuk; terdapat
Iokasi akson perifer memanjang, neuron pertama (serat motorik terletak di seluruhnya di dalam SSP;
yang berjalan di saraf praganglion) berasal medula spinalis; akson sebagian badan sel berasal
perifer; badan sel terletak dari SSP dan berakhir di yang panjang berjalan dari otak, dengan akson
di ganglion akar dorsal; ganglion; neuron kedua di saraf perifer dan panjang berjalan menuruni
akson sentral pendek (serat pascaganglion) berakhir di organ medula spinalis dalam
masuk ke medula spinalis berasal dari ganglion efektor jalur desendens; sebagian
dan berakhir di organ berasal dari medula
efektor spinalis, dengan akson
panjang berjalan naik di
medula spinalis menuju
otak dalam jalur asendens;
yang lain membentuk
koneksi-koneksi lokal
pendek.
Berakhir di Anta rneuron* Organ e{ektor (otot Organ efektor (otot Antarneuron lain dan
jantung, otot polos, rangka) neuron eferen
kelenjar eksokrin dan
sebagian kelenjar
endokrin)
Fungsi Membawa informasi Membawa instruksi dari Membawa instruksi dari Memproses dan meng-
tentang lingkungan SSP ke organ efektor SSP ke organ efektor integrasikan masukan
eksternal dan internal ke aferen; memulai dan
5SP mengoordinasikan sinyal
eferen; berperan dalam
pikiran dan fungsi luhur
lain
Konvergensi Tidak (satu-satunya Ya Ya Ya
Masukan di masukan adalah melalui
Badan Sel reseptor)
Efek Masukan Hanya dapat tereksitasi Dapat dirangsang atau Dapat dirangsang atau Dapat dirangsang atau
pada [tJeuron (melalui potensial reseptor dihambat (melalui PPE dihambat (melalui PPE dihambat (melalui PPE
yang dipicu oleh stimulus; dan PPI di neuron dan PPI; harus dan PPI; harus mencapai
harus mencapai ambang pertama; harus mencapai ambang agar ambang agar terjadi
agar terjadi potensial aksi) mencapai ambang agar terjadi potensial aksi) potensial aksi)
terjadi potensial aksi)
Ternpat lnisiasi Bagian peka rangsang Axon hillock Axon hillock Axon hillock
Potensial Aksi pertama membran di
dekat reseptor
Divergensi Ya Ya Ya Ya
Keluaran
Efek Keluaran Hanya merangsang Serat pascaganglion Hanya merangsang Merangsang atau
pada Struktur merangsang atau menghambat
ternpat la menghambat
Berakhir
*Kecuali pada refleks regang di mana neuron aferen berakhir langsung di neuron eferen; lihat h.308

saq tetapi tidak seluruhnya, diimbangi oleh gradien listriknya dari terminal button daripada dari presynaptic knob sebagai
yang mengarah ke dalam. Akibatnya, ketika ACh memicu respons terhadap potensial aksi; (2) motor end-plare memiliki
pembukaan saluran-saluran tersebut, jauh lebih banyak Na- luas permukaan yang lebih besar dengan reseptor neuro-
yang mengalir masuk daripada Kt keluar sel sehingga terjadi rransmiter yang padat, dan karenanya memiliki lebih banyak
depolarisasi motor end-plare. Perubahan potensial ini disebut tempat untuk mengikar neurorransmiter daripada yang di-
end-ltlate ltotential (EPP). Ini adalah potensial berjenjang miliki oleh membran subsinaps; dan (3) lebih banyak saluran
serupa dengan PPE (potensial pascasinaps eksitatorik; lihat h. ion yang terbuka sebagai respons terhadap kompleks neuro-
115), kecuali bahwa EPP iauh lebih besar karena hal-hal transmiter-reseptor di motor end-plate. Hal ini memungkin-
berikut: (1) lebih banyak neurotransmiter yang dibebaskan kan peningkatan influks ion positif dan depolarisasi yang

5usunan 5araf Tepi: Divisi Eferen 26V


Terminal button Tidak seperti transmisi di sinaps, besar suaru Epp dalam
keadaan normal cukup untuk menimbulkan potensial aksi di
sel otot. Karena itu, transmisi suatu potensial aksi biasanya
terjadi di taur neuromuskular; satu potensial aksi di sebuah
sel saraf memicu satu potensial aksi di sel otor yang disarafi-
nya. Perbandingan lain taut-taut neuromuskular dengan
sinaps dapat ditemukan diTabet 7 -7.
mt1""'$,iit#
,;:ri:*A3G'
,:l;t!r#.*
tAsetilkolinesterase mengakhiri aktivitas
asetilkolin di taut neuromuskular.
Untuk menjamin gerakan bertujuan, respons listrik sel otot
dan respons kontraktil yang ditimbulkannya terhadap stimu_
lasi oleh neuron motorik harus segera dihentikan jika tidak lagi
l=: . .ii:i'
terdapat sinyal dari neuron motorik. Respons listrik sel otot
-. dihentikan oleh suatu enzim di membran motor entl-plate,
c asetilkolinesterase (AChE), yang menginaktifkan ACh.
Akibat difusi, banyak molekul ACh yang dibebaskan
_ .
ly.
o berkontak dan berikatan dengan reseptornya di p.rmrrkaan
co motor end-pltlfe. Namun, sebagian molekul ACh berikatan
I
dengan AChE, yang juga terletak di permukaan motor end_
]:j (,
plate. Karena cepar diinakrif'kan, ACh ini tidak pernah ikut
U
berperan menimbulkan potensial motor end-plare. Asetilkolin
.. r1; t-i-: -.:
berikatan dengan reseptornya dalam waktu yang sangar
Neuron motorik menyarafi sel-sel otot rangka. Ketika
singkat (selama sekitar sepermilyar detik) untuk kemudln
mencapai otot rangka, neuron motorik membagi diri menjadi
banyak cabang terminal, yang masing-masing membentuk terlepas. Sebagian dari molekul ACh yang terlepas segera
taut neuromuskular dengan satu sel otot (serat otot). berikatan kembali dengan resepror, membuat safuan motor
end-plate tetap terbuka, rerapi sebagian secara acak berikatan
dengan AChE dan diinaktifkan (tahap g). Seiring dengan
berulangnya proses ini, semakin banyak ACh yang diinak"til:
lebih besar. Seperti pada PPE, EPP adalah potensial ber- kan sampai akhirnya dibersihkan dari celah dalam beberapa
jenjang, yang kekuatannya bergantung pada jumlah dan milidetik setelah pembebasannya. pembersihan ACh meng_
akhiri EPB sehingga membran sel otot kembali k. potenriJ
durasi ACh di end-plate.
istirahat. Kini sel orot dapar melemas. Atau, jika dibutuhkan
kor-rtraksi menerap ,.tuk g.rrk"n rerrenruJ maka terbentuk
INISIASI POTENSIAL AKSI potensial aksi neuron motorik lain yang menyebabkan pe_
Daerah monr end-plare itu sendiri tidak memiliki potensial lepasan lebih banyak ACh sehingga proses kontraksi teius
ambang, sehingga potensial aksi tidak dapat dimulai di tem, berlangsung. Dengan membersihkan ACh pemicu kontraksi
pat ini. Namun, EPP menyebabkan terbentuknya potensial d;ri motor end-plate, AChE memungkinkan terjadinya relak-
aksi di bagian serat sisanya, sebagai berikut. Taut neuromus- sasi (tidak ada lagi
ACh yang dibebaskan) atau kontraksi ber-
kular biasanya berada di tengah dari serat otot silindris yang kelanjutan (lebih banyak ACh yang dibebaskan), bergantung
panjang. Ketika terjadi PPE, terbentuk aliran arus lokal an- pada kebutuhan sesaat rubuh.
tara end-plate yang mengalami depolarisasi dan membran sel
sekitarnya yang berada dalam keadaan istirahat di kedua arah
(tahap 6), membuka saluran Na- berpintu voltase dan karena- ! Taut neuromuskular rentan terhadap beberapa
nya menurunkan potensial ke ambang di daerah sekitar bahan kimia dan penyakit.
(tahap 7). Potensial aksi yang terbentuk di tempat-rempat ini
kemudian merambat ke seluruh membran serar otot melalui CATAIAN KLINIS. Beberapa bahan kimia dan penyakit di_
hantaran merambat (tahap 8) (lihat h. 104). penyebaran ber- ketahui mempengaruhi raur neuromuskuiar d..rg"r, bekerja di
langsung ke kedua arah, menjauhi moror end-p/ate menuju berbagai tahap dalam proses rransmisi. Dua toksin terkenal_
bisa labalaba janda hitam (black widow) dan toksin botulinum_
kedua ujung serar. Akrivitas listrik ini memicu kontraksi serat
mengubah pelepasan ACh, tetapi dalam arah berlawanan.
otot. Dengan demikian, melalui ACh, potensial aksi di
neuron motorik menimbulkan potensial aksi dan kontraksi
di serat otot (Lihat fitur dalam boks di h.270, Lebih Dekat BISA LABA-LABA JANDA HITAM MENYEBABKAN
dengan Fisiologi Oiahraga, untuk mempelajari pentingnya PELEPASAN EKSPLOSIF ACh
stimulasi neuron motorik dalam mempertahankan integritas Bisa labalaba janda hitam menimbulkan efek mematikan
otot rangka). dengan memicu pelepasan ACh dari vesikel simpanan secara

268 Bab 7
k
la
Akson neuron motorik i; Fcr:t;nb;lr.an:
;"*! potensial aksi
Selubung mielin fl
i! di neuroy'l mstorik
,fi

tr @
;i
Terminal akson
(terminal buttonl -dr

Vesikel asetilkolin
Saluran kalsium
Reseptor
bergerbang voltase
asetilkolin
Asetilkolinesterase
Membran plasma Peramhatan
serat otot
@n.&i
i-1dw pstensial aK$i
ffi di serat oi:ot
@
fl\d'\
f^i
r%@m

baluiah Na+
bergCrbang:voltase
m ry
Na+ @

mi[**"ffi.P
Saluran kation
vNa+ |

bergerbang kimia Motor end-plate

a!i#++ !.i:.#ffi^i

Elemen kontraktil di dalam serat otot

Potensial aksi di neuron motorik merambat ke terminal Hasilnya adalah potensial end-plate. Terjadi aliran arus
akson (te rm i n a I b utto n). lokal antara end-plate yang mengalami depolarisasi dan
membran sekitar.
Terbentufnya potensial aksi di terminal button memicu
- pembukaan saluran Ca2+ bergerbang voltase dan
@ ntitun arus lokal ini membuka saluran Na+ berpintu
masuknya Ca2* ke dalam terminal bufton. tegangan di membran sekitar.

Ca2+ memicu pelepasan


@ sebagian asetilkolin melalui eksositosis @ *u* masuk ke dalam sel dan menurunkan potensial
vesikel ke ambang, memicu potensial aksi, yang kemudian
merambat ke seluruh serat otot.
Asetilkolin berdifusi melintasi ruang yang memisahkan
@ sel saraf dan sel otot lalu berikatan dengan reseptor Asetilkolin kemudian diuraikan oleh asetilkolinesterase,
spesifiknya di motor end plate membran sel otot.
@ suatu enzim yang terletak di membran motor end-plate
dan mengakhiri respons sel otot.
Pengikatan ini menyebabkan terbukanya saluran kation,
@ yang kemudian menyebabkan perpindahan Na+ masuk
ke dalam sel otot dalam jumlah yang lebih besar daripada
perpindahan K+ keluar sel.

Gambar 7-6
Proses-proses yang terjadi di taut neuromuskulus.

besar-besaran, tidak saja di taut neuromuskuiar tetapi di semua kap dalam keadaan inaktif (lihat h. 101) sehingga menghambat
tempat kolinergik. Semua tempat kolinergik mengalami depo- pembentukan potensial alsi baru dan kontraksi diafragma.
Iarisasi berkepanjangan, dengan akibat paling berbahaya adalah Akibatnya, korban tidak dapat bernapas.
kegagalan pernapasan. Bernapas dilalsanakan oleh kontratr<si
dan relaksasi bergantian otot-otot rangka, khususnya diafrag- TOKSIN BOTULINUM MENGHAMBAT PELEPASAN
ma. Paralisis pernapasan terjadi akibat depolarisasi berkepan- ACh
jangan diafragma. Selama apayang dinamakan sebagai blok Toksin botulinum, sebaliknya, menimbulkan efek mematikan
depolarisasi ini, saluran Na. bergerbang tegangan terperang- dengan menghambat pelepasan ACh dari terminal button

Susunan Saraf Tepi: Divisi Eferen 269


tebi[r trekat dengan Fisiologl Olahraga
Berkurangnya Massa Otot: Akibat Buruk Penerbangan Luar Angkasa
" - '"
oi"i r""no" .oli"n'|.",.n ':l''rr" ,r r,
lose it" (hilang jika tidak dipakai). "....."i u."n-o'.r. Jin;;o;;
'.", berkeliling dalam kapsul
untuk
P.";,."; ;;.;";;";;;'"";;;';"
Serikat dan Uni Soviet telah menerap-
Stimulasi otot rangka oleh neuron pesawat yang terbatas berbeda dari kan teknik-teknik intervensi yang
motorik adalah hal esensial tidak saja yang digunakan untuk berjalan di menekankan diet dan olah raga dalam
untuk merangsang otot berkontraksi bumi. Akibatnya, sebagian otot cepat upaya mencegah atrofi otot. Melaku-
tetapi juga untuk mempertahankan mengalami apa yang disebut atrofi kan latihan fisik berat yang dirancang
ukuran dan kekuatan otot. Otot yang fungsional. cermat secara teratur selama beberapa
tidak secara rutin dirangsang akan lisut Otot-otot yang paling terkena jam sehari dapat membantu mengu-
(atrofi) secara perlahan, atau berku- adalah yang ada di ekstremitas bawah, rangi keparahan atrofi fungsional.
rang ukuran dan kekuatannya. otot gluteal (bokong), otot ekstensor Namun, studi-studi tentang keseim-
Otot rangka kita penting untuk leher dan punggung, dan otot badan bangan nitrogen dan mineral menyata-
menunjang postur kita yang tegak - yaitu, otot-otot yang digunakan kan bahwa atrofi otot berlanjut
menghadapi gaya tarik bumi selain untuk penopang tubuh melawan gaya selama keadaan tanpa berat meskipun
untuk menggerakkan bagian-bagian tarik bumi. Perubahan yang terjadi ada upaya untuk mencegahnya. Selain
tubuh. Ketika manusia memasuki mencakup penurunan volume dan itu, hanya separuh massa otot yang
keadaan tanpa berat di luar angkasa, massa otot, penurunan kekuatan dan pulih pada awak Columbia setelah
menjadi jelas bahwa sistem otot daya tahan, peningkatan penguraian mereka kembali ke bumi dalam
memerlukan beban kerja atau gravitasi protein otot, dan berkurangnya periode yang sama dengan lama
untuk mempertahankan ukuran dan nitrogen otot (suatu komponen mereka mengangkasa. Temuan ini dan
kekuatannya. Pada tahun 1991, penting protein otot). Mekanisme temuan lain mengisyaratkan bahwa
pesawat ulang-alik Columbia diluncur- biologis pasti yang memicu atrofi otot diperlukan intervensi-intervensi lain
kan untuk misi sembilan hari yang belum diketahui, tetapi mayoritas untuk mempertahankan otot bagi
ditujukan antara lain untuk melakukan ilmuwan percaya bahwa tidak adanya mereka yang akan tinggal lama di luar
penelitian menyeluruh tentang kontraksi berkekuatan yang biasa angkasa. lnternational Space Station
perubahan fisiologik akibat keadaan terjadi di bumi merupakan faktor yang direncanakan akan selesai dalam
tanpa-berat. Tiga astronot wanita dan utama. Atrofi ini tidak menimbulkan waktu dekat akan memiliki ruang kerja
empat astronot pria mengalami masalah selama yang bersangkutan hampir lima kali lipat dibandingkan
penurunan drastis dan signifikan (25%) berada di dalam kapsul pesawat luar dengan stasium Mir atau Skylab. Ruang
massa otot-otot penyangga beban angkasa tersebut, tetapi pengurangan tambahan ini akan mencakup peralat-
tubuh. Upaya yang dibutuhkan untuk massa otot seperti ini harus dikurangi an laboratorium canggih untuk
menggerakkan tubuh di luar angkasa pada astronot yang akan melakukan penelitian-penelitian lebih lanjut
jauh leblh ringan daripada di bumi, kerja berat selama berjalan di luar tentang efek keadaan tanpa-berat
dan tidak dibutuhkan tegangan otot angkasa dan akan kembali melaksana- pada tubuh, tidak hanya pada otot
aktif yang melawan gravitasi. Selain kan aktivitas normal di bumi. tetapi pada sistem lain.

Tabel 7-7
Perbandingan 5inaps dan Taut Neuromuskular

KEMIRIPAN PERBEDAANI

Keduanya terdiri dari dua sel peka rangsang yang Sinaps adalah taut antaia dua neuron. Taut neuromuskular terdapat
dipisahkan oleh suatu celah sempit yang mencegah antara suatu neuron motorik dan suatu serat otot rangka.
transmisi langsung aktivitas listrik di antara keduanya
Transmisi potensial aksi one-to-one (satu sel ke satu sel lain) terjadi di
Terminal akson keduanya menyimpan pembawa taut neuromuskular, sementara satu potensial aksi di neuron
pesan kimiawi (neurotransmiter) yang dibebaskan prasinaps biasanya tidak dapat memicu potensial aksi di neuron
melalui eksositosis vesikel penyimpan yang diinduksi pascasi na ps.
oleh Ca'z. ketika potensial aksi mencapai terminal. Potensial aksi di neuron pascasinaps biasanya terjadi hanya jika
Pada keduanya, pengikatan neurotransmiter dengan penjumlahan PPE membawa membran ke ambang.
reseptor di membran sel yang terletak di bawah
Taut neuromuskulus selalu bersifat eksitatorik (Epp); sinaps dapat
terminal akson membuka saluran-saluran spesifik di
bersifat eksitatorik (PPE) atau inhibitorik (ppl).
membran, memungkinkan perpindahan ion yang
kemudian mengubah potensial membran sel. lnhibisi otot rangka tidak dapat dilakukan di taut neuromuskular;
penghambatan tersebut hanya dapat dilakukan di SSp melalui ppl di
Pada keduanya, perubahan yang terjadi pada
dendrit dan badan sel neuron motorik.
potensial membran adalah potensial berjenjang.

270 Bab 7
sebagai respons terhadap potensial aksi neuron motorik. bilitas membran dan tidak diinaktifkan oleh AChE. Ketika
Toksin Clostridium botulinum menyebabkan botulisme, kurare menempati resepror ACh, maka ACh tidak dapat ber-
suatu bentuk keracunan makanan. Hal ini paling sering ter- ikatan dengan reseptor tersebut untuk membuka saluran
jadi akibat makanan kalengan yang diproduksi secara tidak yang akan menyebabkan perpindahan ion untuk EPP. Oleh
benar dan tercemar oleh bakteri klostridia yang bertahan sebab itu, karena tidak terjadi potensial aksi sebagai respons
hidup dan berkembang biak serta menghasilkan toksin dalam terhadap impuls saraf ke otot-otot tersebur maka terjadilah
prosesnya. Ketika dikonsumsi, toksin tersebut menghambat paralisis. Jika terdapat cukup banyak kurare untuk meng-
otot berespons terhadap impuls saraf,, Kematian disebabkan hambat reseptor ACh dalam jumlah bermakna maka yang
oleh kegagalan pernapasan akibat ketidakmampuan diafrag- bersangkutan dapat meninggal akibat paralisis pernapasan
ma berkontraksi. Toksin botulinum adalah salah satu racun karena ketidakmampuan mengontraksikan diafragma. Da-
paling mematikan yang dikenal; ingesti kurang dari 0,0001 hulu sebagian orang menggunakan kurare sebagai racun mara
mg dapat mEmatikan seorang dewasa (Lihat fitur dalam boks panah yang mematikan.
dih. 27 | Konsep, Thntangan, dan Kontroversi untuk mempe-
lajari keriput baru yang mengejutkan pada kisah toksin ORGANOFOSFAT M ENGHAM BAT INAKTIVASI ACh
botulinum).
Organofosfat adalah sekelompok bahan kimia yang memo-
difikasi aktivitas taut neuromuskulus dengan cara yang ber-
KURARE MENGHAMBAT KERJAACh DI RESEPTOR beda - yaitu, dengan menghambat secara ireversibel AChE.
Bahan kimia lain menghambat aktivitas taut neuromuskular Inhibisi AChE menghambat inaktivasi ACh yang telah di-
dengan menghambat efek ACh yang telah dibebaskan. Con- bebaskan. Kematian karena organofosfat disebabkan oleh
toh paling dikenal adalah antagonis kurare, yang berikaran kegagalan pernapasan, karena diafragma tidak dapat meng-
secara reversibel dengan reseptor ACh di motor end-plate. alami repolarisasi dan kembali ke keadaan istirahatnya, kemu-
Namun, tidak seperti ACh, kurare tidak mengubah permea- dian berkontraksi lagi untuk membawa masuk udara segar.

Konsep, Tantangan, dan Kontroversi


Reputasi Toksin Botulinum untuk Peremajaan
Toksin kuat yang dihasilkan oleh neuron motorik adalah kontraksi ketika dokter mengamati bahwa
Cl ostri d i u m botu I i n u m menyebabkan menetap dan nyeri otot yang disarafi penyuntikan yang digunakan untuk
botulisme (keracunan makanan) yang neuron motorik tersebut. Untungnya, melawan kontraksi abnormal otot
mematikan. Namun racun mematikan penyuntikan sejumlah kecil toksin mata juga memperhalus keriput di
yang mengerikan ini dimanfaatkan botulinum ke dalam otot yang terkena bagian yang diobati. Ternyata garis
sebagai pengobatan untuk mengatasi menyebabkan paralisis parsial reversi- kernyit, keriput halus sekitar mata, dan
gangguan gerakan tertentu dan, yang bel otot tersebut. Toksin botulinum alur di atas alis disebabkan oleh
lebih baru, ditambahkan sebagai menghambat pelepasan asetilkolin aktivitas berlebihan, atau kontraksi
senjata yang digunakan oleh ahli penyebab kontraksi otot dari neuron permanen otot-otot wajah karena
bedah kosmetik untuk melawan motorik overaktif di taut neuromusku- ekspresi wajah berulang selama
keri put. lar di otot yang terkena. Tujuannya bertahun-tahun. Dengan melemaskan
Selama dekade terakhir, toksin adalah menyuntikkan toksin botulinum otot-otot tersebut, toksin botulinum
botulinum, yang dipasarkan dalam secukupnya untuk menghilangkan secara temporer memperhalus keriput
dosis terapetik sebagai Botox, digu- kontraksi spasmodik yang meng- terkait usia ini. Botox baru-baru ini
nakan untuk mengobati sejumlah ganggu tetapi tidak cukup untuk mendapat persetujuan FDA sebagai
penyakit neuromuskular yang menim- menghilangkan kontraksi normal yang terapi anti keriput. Obat ini dianggap
bulkan nyeri dan dikenal sebagai diperlukan untuk gerakan biasa. Dosis sebagai alternatif yang sangat baik
distonia. Penyakit ini ditandai oleh terapetik jauh lebih kecil daripada bagi bedah facelift untuk mengatasi
spasme (kontraksi otot involunter yang jumlah toksin yang dibutuhkan untuk keriput dan kerut. Terapi ini adalah
berlebihan dan menetap) yang memicu bahkan gejala ringan ke- salah satu tindakan kosmetik yang
menyebabkan postur abnormal atau racunan botulinum. Toksin botulinum paling cepat berkembang di Amerika
pemuntiran bagian tubuh, bergantung akhirnya dibersihkan sehingga efek Serikat, terutama di kalangan hiburan
pada bagian yang terkena. Sebagai pelemasan ototnya akan hilang setelah dan adibusana. Namun, seperti
contoh, spasme leher yang menyebab- tiga sampai enam bulan, saat mana penggunaan terapetiknya untuk
kan nyeri dan kepala berputar ke satu terapi harus diulang. distonia, injeksi toksin botulinum yang
sisi terjadi akibat tortiko lis spasmodik Distonia pertama yang diijinkan mahal ini harus diulang setiap tiga
(tortus artinya "terpuntir"; kolum diterapi dengan Botox oleh Food and sampai enam bulan untuk
artinya "leher"), yaitu jenis distonia Drug Administration (FDA) adalah mempertahankan efeknya pada
tersering. Gangguan ini diperkirakan blefa rospasme (blefaro arti nya penampilan. Selain itu, Botox tidak
disebabkan oleh asupan inhibitorik "kelopak mata"). Pada keadaan ini, dapat mengatasi keriput halus yang
yang terlalu sedikit dibandingkan kontraksi involunter dan menetap berkaitan dengan pajanan kronik sinar
eksitatorik ke neuron motorik yang otot-otot di sekitar mata hampir secara matahari, karena keriput ini
menyarafi otot yang bersangkutan. permanen menutup kelopak mata. disebabkan oleh kerusakan kulit, buka
Penyebab ketidakseimbangan masukan Potensi toksin botulinum sebagai kontraksi otot.
neuron motorik ini tidak diketahui. opsi pengobatan bagi ahli bedah
Hasil akhir pengaktifan berlebihan kosmetik ditemukan secara kebetulan

Susunan Saraf Tepi: Divisi Eferen 27'l


Bahan toksik ini digunakan dalam sebagian pestisida dan gas mendeteksi dan membawa informasi ke susunan saraf pusat
saraf militer. (SSP) untuk diproses dan ditanggapi, divisi eferen susunan
saraf tepi membawa perintah dari SSP ke organ efektor (otot
MIASTENIA GRAVIS MENG INAKTIFKAN dan kelenjar), yang melaksanakan respons yang diinginkan.
RESEPTOR ACh Banyak dari impuls eferen ini ditujukan untuk memperta-
hankan homeostasis.
Miastenia gravis, suatu penyakit yang mengenai raut neu-
Sistem saraf otonom, yaitu cabang eferen ya.rg rrr..ry"r"fi
romuskular, ditandai oleh kelemahan orot berat (miastenia
otot polos, otot jantung, dan kelenjar, berperan besar dalam
artinya "kelemahan otot"; gravis arrinya "parah'). Ini adalah
berbagai aktivitas homeostatik berikut:
suatu penyakit otoimun (otoimun artinya "imunitas terhadap
diri sendiri") di mana tubuh secara salah memproduksi I mengatur tekanan darah
antibodi terhadap reseptor ACh di motor end-plate-nya sen- I mengontrol sekresi getah pencernaan dan kontraksi
diri. Karena,itu, tidak semua molekul ACh yang dibebaskan saluran cerna yang mencampur makanan dengan getah
dapat bertemu dan berikatan dengan reseptor fungsionalnya. pencernaan
Akibatnya, AChE menghancurkan sebagian besar ACh se- I mengontrol keringat untuk membantu mempertahan,
belum molekul ini memiliki kesempatan untuk berinteraksi kan suhu tubuh
dengan reseptor dan menyebabkan EPP Terapi berupa pem-
Sistem saraf somarik, cabang eferen yang menyarafi otot
berian obat misalnya neostigmin yang menghambat AChE
rangka, berperan dalam homeostasis dengan merangsang
secara temporer (berbeda dari organofosfat toksik, yang
akivitas berikut:
menghambat secara ireversibel enzim ini). Obat ini mem-
perlama kerja ACh di taut neuromuskular dengan memung- f Kontraksi otot rangka yang memungkinkan tubuh ber-
kinkannya meningkatkan konsentrasi dalam jangka pendek. gerak dalam kaitannya dengan lingkungan eksternal dan
EPP yang terjadi akan mampu memicu potensial aksi dan berperan dalam homeostasis dengan memindahkan tu-
kontraksi di serat otot, seperti pada keadaan normal. buh menuju makanan atau menjauhi ancaman.
Kontraksi otot rangka juga menyebabkan kita bernapas
agar kadar O, dan CO, tubuh dapat dipertahankan.
Menggigil adalah aktivitas otor rangka yang penting da-
lam mempertahankan suhu tubuh.
PERSPEKTIF BAB lNl: FOKUS PADA Selain itu, sinyal eferen ke otot rangka melaksanakan banyak
HOMEOSTASIS gerakan yang tidak ditujukan untuk mempertahankan ling-
kungan internal yang stabil tetapi untuk memperkaya kehi-
Sistem saraf, bersama dengan sistem regulatorik utama lain, dupan kita dan memungkinkan kita melaksanakan aktivitas-
sistem endokrin, mengontrol sebagian besar aktivitas otot aktivitas yang berguna bagi masyarakat, misalnya menari,
dan kelenjar. Sementara divisi aferen susunan saraf tepi membangun jembatan, atau melakukan pembedahan.

RINGKASAN BAB
Pendahuluan (h. 257 -258) badan sel serat pascaganglion di ganglion luar SSp Serat
I SSP mengontrol orot dan kelenjar dengan menyalurkan pascaganglion berakhir di organ efektor. (Llhatlah Gambar
sinyal ke organ-organ efektor ini melalui divisi eferen 7-l dan 7-2 serta Tabel 7-4).
susunan saraftepi. (Lihatlah Tabel 7-1). Semua serat praganglion dan serat pascaganglion para-
I Terdapat dua jenis outpur eferen: sisrem saraf oronom, simpatis mengeluarkan asetilkolin. Serat pascaganglion
yang berada di bawah kontrol involunter dan menyarafi simpatis mengeluarkan norepinefrin. (Lihatlah Gambar
otot jantung dan otot polos serta sebagian besar kelenjar 7-2 dan Tabel 7-2).
eksokrin dan endokrin; dan sistem saraf somatik, yang Neurotransmiter yang sama memicu respons berbeda di
berada di bawah kontrol kesadaran dan menyarafi otot jaringan yang berbeda. Karena itu, respons bergantung
rangka. (Lihatkh Tabel 7-5, h. 266, dan Tabel 7-6, h. 26n. pada spesialisasi sel jaringan, bukan pada sifat pembawa
pesan (neurotransmiter).
Sistem Saraf Otonom (h.255-264) Jaringan yang disarafi oleh sistem saraf otonom memiliki
I Sistem saraf otonom terdiri dari dua subdivisi - sistem satu atau lebih ripe resepror yang berbeda untuk pembawa
saraf simpatis dan parasimpatis. (Lihatlah Gambar 7-2 pesan kimiawi pascaganglion. Reseptor kolinergik men-
dan 7-3 serta Tabel 7-3 dan 7-4). cakup reseptor nikotinik dan muskarinik; reseptor adre-
I Jalur saraf otonom terdiri dari rangkaian dua-neuron. nergik mencakup reseptor ct\, cL2, F,, d".r Br. (L;hatkh
Serat praganglion berasal dari SSP dan bersinaps dengan Gambar 7-4 dan Tabel 7-4.

272 Bab 7
I Suatu serat otonom dapat merangsang atau menghambat
motorik adalah medula spinalis, daerah motorik korteks,
aktivitas di organ yang disarafinyi.
_ llit nttnt Tab;t 7_3). nukleus basal, serebelum, dan batang otak.
I Sebagian besar organ viserai disarafi oleh serat simpatis
dan parasimpatis, yang secara umum menimbulkan efek Taut Neuromuskular (h. 265 -27 2)
yang bertentangan di satu organ. persarafan rangkap I Setiap terminal akson suatu neuron motorik membentuk
organ oleh kedua cabang sistem saraf oronom memung- taur neuromuskular dengan sebuah sel (serat)
otot. (Lihat_
kontrol yang tepat terhadap aktivitas suaru organ. lah Gambar 7-5 dan Tabel 7_V.
f1"f"i
(Lihatlah Gambar 7,3 dan Tabet 7_3). I Karena struktur-struktur ini tidak membentuk
kontak
I Sistem simpatis mendominasi dalam situasi darurat
atau langsung, maka sinyal disalurkan anrara terminal
saraf
berbahaya ("lawan-atau-lari") dan mendorong respons- dan serar otot melalui pembawa pesan kimiawi
asetilkolin
respons yang mempersiapkan tubuh untuk aktivitas (ACh). (Lihatlah Gambar 7_6).
fisik
berat. Sistem parasimpatis mendominansi pada keadaan I Potensial aksi di terminal akson menyebabkan
pelepasan
tenang santai ("rehat-dan_cerna,) serra mendorong ACh dari vesikel simpanannya: ACh yang dibebaskan
aktivitas-aktivitas untuk memelihara tubuh misalnvl berdifusi melintasi ruang yang m.misahkarisel
saraf dan
pencernaan. (Lihatlah Tabet 7-3 dan Z-4). sei otot dan berikatan dengan resepror khusus
di motor
I Al<tivitas otonom dikontrol oleh banyak daerah di
SSI end-plate membran sel otot. pengikatan
ACh dengan
termasuk medula spinalis, medula, hipotalamus, dan reseptornya memicu pembukan saluran spesifik
kor_ di mitor
teks asosiasi prafrontal. end-plate. Perpindahan ion yang kemudian
terjadi menye,
babkan depolarisasi *oto, ,o*plnra menimbulkan
Sistem Saraf Somatik (h.264-265) end_
plate potential (Epp) . (Lihattah Gambar
I Sistem saraf somatik terdiri dari akson neuron _ 7_e.
motorik, I A,liran arus lokal antara,entl-plate yangmengalami
depo-
yang berasal dari medula spinalis atau batang otak
dan larisasi dan membran .el otoi rekit", ri.mb#"
berakhir di otot rangka. (Lihatkh Tabet 7_5).
sekitar tersebut ke ambang, memicu potensial
-.-br"n
I Asetilkolin, neurotransmiter yang dikeluarkan dari neu-
merambat ke seluruh serar oror.
aksi yang
ron motorik, merangsang kontraksi otot.
I Potensial aksi otot ini memicu kontraksi otot.
I Neuron motorik adalah jalur akhir bersama yang diguna_
I Asetilkolinesterase menginaktifkanACh,
kan oleh berbagai bagian SSp untuk mengontrol aktivitas mengakhiri Epp
dan, s.elanjutnya, potensial aksi serta korrtr"liri yang
otot rangka. Daerah-daerah SSp yang mempengaruhi timbulkannya. (Lihatlah Gambar 7_6).
di_
aktivitas otot rangka dengan bekerja melalui neuron

SOAL LATIHAN
Pertanyaan Obyektif (Jawaban di h. A-4g)
5. Dua divisi sistem saraf otonom adaiah sistem saraf ...,
1. Potensial aksi di taut neuromuskular dan di sinaps di_ yang mendominansi pada situasi ,,lawan_ataulari,,.
salurkan secara satu-lawan-saru. (Benar atau salahi) dan
sistem saraf . . ., yang mendominansi pada ,,rehat_
2. Serat pragangiion simpatis berawal di segmen torakal situasi
dan-cerna".
dan lumbal medula spinalis. (Benar atau s;hh?)
6. ... adalah
zuatu ganglion simpatis modifikasi yang tidak
3. Sistem saraf simpatis
membentuk serar pascaganglion tetapi m.ngelir"rk",r
a. selalu eksitarorik
hormon yang serupa atau identik dengan netrroJorrr^it..
b. hanya menyarafi jaringan yang berkaitan dengan
pascaganglion simpatis ke dalam darah.
perlindungan tubuh terhadap rantangan dari li"ng_ 7. Dengan menggunakan kode jawaban di kanan,
kungan luar sebutkan
transmiter otonom yang sedang dijelaskan:
c. memiliki serar praganglion pendek dan
lion panjang
pascagang- l. Disekresikan oleh serat a. asetilkolin
pascaganglionparasimpatis b. norepinefrin
d. adalah bagian dari divisi aferen susunan saraftepi
e. adalah bagian dari sistem saraf somatik. 2. berikatan dengan reseptor
4. Asetilkolinesterase muskarinik atau nikotinik
a. disimpan di vesikel di terminal button. 3. disekresikan oleh neuron motorik
b. berikatan dengan resepror di motor end-plate rnttk 4. berikatan dengan reseptor o atau B
menimbulkan potensial end_p lare. 5. disekresikan oieh medula adrenal
c. dihambat oleh organofosfat 6. disekresikan oleh serar pascaganglion simpatis
d. adalah transmiter kimiawi di taut neuromuskular 7. disekresikan oleh semua serar praganglion
e. melumpuhkan otot rangka dengan berikatan kuat
dengan reseptor asetilkolin

Susunan Saraf Teoi: Divisi Fforcn ,-r?


8. Dengan menggunakan kode jawaban di kanan, tunjuk- 7. Jelaskan rangkaian peristiwa yang terjadi di taut neu-
kan tipe sinyal eferen apayangsedang dijelaskan: romuskular!
1. hanya menimbulkan efek a. khas untuk 8. Bahaslah efek masing-masing dari yang berikur pada
eksitatorik pada organ sistem saraf taut neuromuskular: bisa labalaba janda hitam, toksin
efektornya somatik botulinum, kurare, miastenia gravis, dan organofosfatl
2. menimbulkan efek b. khas untuk
Latihan Kuantitatif (Solusi di h. A-4S)
eksitatorik atau inhibitorik sistem saraf
1. Ketika suatu serar otor diaktifkan di taut neuromusku-
pada organ efektornya otonom
lar, tegangan belum mulai meningkat sampai sekitar 1
3. menyarafi secara rangkap organ efektornya
mdet setelah inisiasi potensial aksi di serat oror. Banyak
4. terdiri dari rangkaian dua neuron
hal yang terjadi selama penundaan ini, salah satu yang
5. menyarafi otot rangka
menghabiskan waktu adalah difusi asetilkolin melintasi
6. , menyarafi otot jantung, otot polos, dan
taut neuromuskular. Persamaan berikut dapat diguna-
kelenjar
kan untuk menghitung berapa jauh difusi ini berlang-
7. terdiri dari akson neuron motorik sung:

Pertanyaan Esai
1. Bedakan antara serat praganglion dan pascaganglionl
t- "t
2D
2. Bandingkan asal, panjang serat praganglion dan pasca-
ganglion, dan neurotransmiter sistem saraf simpatis dan Dalam persamaan ini, x adalah jarakyang dicakup, D
parasimpatis! adalah koefisien difusi, dan t adalah waktu yang diper-
3. Apa keuntungan persarafan ganda di banyak organ oleh lukan bagi substrat berdifusi melintasi jarak x. Dalam
kedua cabang sistem saraf otonom? contoh ini, x adalah lebar celah antara rerminal akson
4. Bedakan berbagai jenis reseptor berikut ini: reseptor neuron dan serat otot di taut neuromuskular (anggap
nikotinik, reseptor muskarinik, reseptor cr,l, reseptor cr2, 200 nm), dan D adalah koefisien difusi asetilkolin
reseptor F,, d".r reseptor Brl (anggaplah I x 10-t cm'zldtk). Berapa lama waktu yang
5. Bagian SSP mana yang mengatur sinyal otonom? diperlukan oleh asetilkolin untuk berdifusi menyebe-
6. Mengapa neuron motorik dinamai "ja.lur akhir bersama"? rangi taut neuromuskular?

UNTUK DIRENUNGKAN
(Penjelasan di h. A-48) kinkan pengosongan) sfingter uretra eksternus, suatu
1. Jelaskan mengapa epinefrin, yang menyebabkan kon- cincin otot yang menjaga pintu keluar dari kandung
strilsi (penyempitan) arteriol di sebagian besar jaringan, kemih, maka tipe orot apa yang membentuk sfingter ini
sering diberikan bersama dengan anestetik lokal? dan cabang sistem sarafapa yang menyarafinya?
2. Apakah aktivitas otot rangka dipengaruhi oleh atropin? 4. Racun ular berbisa tertentu mengandung bungarotol.sin
Mengapa atau mengapa tidak? c\, y^ng berikatan erat dengan reseptor asetilkolin di
3. Karena anda dapat mengontrol secara sadar pengo- membran motor end-phte. Apa gejala yang akan terjadi?
songan kandung kemih anda dengan mengontraksikan 5. Jelaskan bagaimana destruksi neuron motorik oleh virus
(mencegah pengosongan) atau melemaskan (memung- polio atau sklerosis lateral amiotrofik dapat mematikan?

KASUS KLINIS
(Penjelasan di h. A-48) nyeri ketika kebutuhan jantung akan olaigen meningkat,
Christopher K, mengalami nyeri dada jika ia naik tangga ke misalnya selama olah raga atau situasi penuh stres yang me-
kantornya di lantai empar arau bermain tenis tetapi tidak ningkatkan aktivitas simpatis. Nyeri dada Christopher segera
mengalami gejala jika tidak melaksanakan aktivitas fisik. lenyap bila ia segera memakai obat vasodilator misalnya nitro-
Gangguan yang dialaminya didiagnosis sebagai angina pek- gliserin, yang melemaskan otot polos di dinding pembuluh
totis (angina artinya'nyeri"; pehtoris artinya "dada"), nyeri jantungnya yang menyempit. Akibatnya, pembuluh mem,
jantung yang terjadi ketika aliran darah ke otot jantung tidak buka lebih lebar dan lebih banyak darah dapat mengalir me-
dapat memenuhi kebutuhan oksigen otot. Keadaan ini biasa- laluinya. Untuk terapi jangka panjang, dokternya menyara-
nya disebabkan oleh penyempitan pembuluh darah yang kan bahwa Christopher akan mengalami serangan angina
mendarahi jantung oleh endapan yang mengandung koleste- yang lebih jarang dan lebih ringan jika ia menggunakan obat
rol. Sebagian besar orang dengan kelainan ini tidak meng- penghambat 0,, misalnya metoprolol, secara reratur. Jelaskan
alami nyeri saat istirahat tetapi menderita serangan-serangan mengapa!

274 BabT
\

SUMBER BACAAN PHYSIOEDGE


Situs PhysioEdge Untuk anjuran bacaan, konsultasilah ke InfoTirac' College
Situs untuk buku ini berisi banyak alat bantu belajar yang Edition/Research di situs PhysioEdge arau pergi langsung ke
bermanfaat, serta banyak petunjuk untuk bahan bacaan lebih InfoTiac College Edition, perpustakaan fiset on line anda di
lanjut dan riset. Masuklah ke: http://infotrac.thomsonlearning.com
http://biology.brookscole.com/sherwoodhp6
Pilihlah Chapter Z dari menu drop-down atau klik salah satu
dari banyak area resource.

Susunan Saraf Tepi: Divisi Eferen 275


l

Sistem Otot

Sistem tubuh
rnernpertahankan
honreostasis

Flomeostasis esensial
h,agi keNangsung&yI
hidup sel

$el membentlrk
sistEm tubuh

Otot adalah spesialis kontraksi tubuh. Otot rangka melekat ke Kontraksi otot rangka penting untuk aktivitas-aktivitas
tulang. Kontraksi otot rangka menggerakkan tulang-tulang nonhomeostatik, misalnya menari atau mengoperasikan
yang melekat kepadanya sehingga tubuh dapat melakukan komputer. Otot polos ditemukan di dinding organ berongga
berbagai aktivitas motorik. Otot rangka yang menunjang dan saluran. Kontraksi terkontrol otot polos mengatur
homeostasis mencakup otot-otot yang penting dalam gerakan darah melintasi pembuluh, makanan meiintasi
mendapat, mengunyah, dan menelan makanan serta yang saluran cerna, udara melintasi saluran napas, dan urin ke luar
esensial untuk bernapas. Kontraksi otot yang menghasilkan tubuh. Ototjantung hanya ditemukan di dinding jantung,
panas juga penting dalam mengatur suhu. Otot rangka juga yang kontraksinya memompa daiah ke seluruh tubuh.
digunakan untuk menggerakkan tubuh menjauhi bahaya.

276
Fisiologi Otot

SEKILAS ISI
PENDAHULUAN PENDAI.IULUAN
STRUKTUR OTOT RANGKA
Dengan menggerakkan komponen-komponen intra-
I Tingkat organisasi di otot
sel tertentu, sel otot dapat menghasilkan tegangan
I Komposisi filamen tebal dan tipis
dan memendek, yaitu, berkontraksi. Ingatlah bahwa
DASAR MOLEKULAR KONTRAKSI OTOT RANGKA tiga tipe otot adalah otot rangha, otot jantilng, dan
I Mekanisme pergeseran filamen otot polos (lihat h. 4). Melalui kemampuan berkon-
f Penggabungan eksitasi-kontraksi traksinya yang berkembang sempurna, kelompok-
MEKANIKA OTOT RANGKA kelompok sel otot yang bekerja sama dalam suatu
I Gradasi kontraksi-rekrutmen, penjumlahan, hubungan panjang- otot dapat menghasilkan gerakan dan melakukan
tegangan kerja. Kontraksi terkontrol otor memungkinkan (1)
I Kontraksi isotonik dan isometrik terjadinya gerakan bertujuan tubuh keseluruhan
I Hubungan beban-kecepatan atau bagian-bagiannya (misalnya berjalan arau me-
I Efisiensi otot; produksi panas lambaikan tangan), (2) kita memanipulasi benda
I Sistem tuas pada tulang dan otot eksternal (misalnya menyetir atau memindahkan
METABOLISME OTOT RANGKA DAN JENIS SERAT furnitur), (3) terdorongnya ar^v mengalirnya isi ber-
I Jalur yang memasok ATP bagai organ internal berongga (misalnya sirkulasi
I Kelelahan otot darah atau mengalirnya makanan melalui saluran
I Konsumsi oksigen pascalatihan yang berlebihan cerna), dan (4) kita mengosongkan isi organ terrentu
I Jenis serat otot ke lingkungan eksternal (misalnya berkemih atau
KONTROL GERAKAN MOTORIK melahirkan).
I Masukan yang mempengaruhi keluaran neuron motorik
Otot membentuk kelompok jaringan terbesar

I Refleks lokal; gelendong otot; organ tendon Golgi


di tubuh, menghasilkan sekitar separuh dari berat
tubuh. Otot rangka saja membentuk sekitar 400lo
OTOT POLOS DAN JANTUNG
berat tubuh pada pria dan 32o/o pada wanita, dengan
I Otot polos multiunit dan unit tunggal
otot polos dan otot jantung membentuk 10%o
I Aktivitas miogenik
lainnya dari berat total. Meskipun ketiga jenis otot
I Faktor yang memodifikasi aktivitas otot polos; gradasi kontraksi
secara strukrural dan fungsional berbeda namun
otot polos
mereka dapat diklasifikasikan dalam dua cara ber-
I Ototjantung
lainan berdasarkan karakteristik umumnya (Gambar
8-l). Pertama, oror aikaregorisasikan sebagai luri*.
atau seran-lintang (otot rangka dan otot jantung)
ata:u polos (otot polos), bergantung pada ada tidak-
nya pita terang gelap bergantian, atau garis-garis, jika
otot dilihat di bawah mikroskop cahaya. Kedua, otot
dapat dikelompokkan sebagai uolunter (otot rangka)
atau inuolunter (otot jantung dan otot polos),
masing-masing bergantung pada apakah orot ter-
sebut disarafi oleh sistem sarafsomatik dan berada di
bawah kontrol kesadaran, atau disarafi oleh sistem
saraf otonom dan tidak berada di bawah kontrol
kesadaran (lihat h. 257). Meskipun oror rangka

277
yang membentuk 80%o volume serat otot, adalah struktur
silindris intrasel dengan garis tengah I pm dan terbentang di
seluruh panjang serat oror (Gambar 8-2b). Setiap miofibril
terdiri dari susunan teratur elemen-elemen sitoskeleton-
filamen tipis dan tebal-yang tertata rapi (Gambar 8-2c).
Filamen tebal, yang bergaris tengah 12 sampai 18 nm dan
panjang 1,6 pm, terdiri dari protein miosin; sementara ffla-
men tipis, yang bergaris tengah 5 sampai 8 nm dan panjang
1,0 pm, terutama dibentuk oleh protein ahtin (Gambar
8-2d). Tingkat organisasi otot rangka dapat diringkaskan
sebagai berikut:
Otot volunter Qtot involunter
Otot serat orot miofibril filamen miosin
+
Gambar 8-1 keseluruh"n+ - tebal dan +dan aktin
tlpls
Kategorisasi otot.
(suatu organ) (sebuah se1) (struktur (elemen (molekul
intrmel sitoskeleton) protein)
khusus)

digolongkan sebagai volunter, karena dapat dikontrol oleh


kesadaran, namun banyak aktivitas otot rangka juga berada
PITA A DAN I
di bawah kontrol involunter bawah-sadar, misalnya aktivitas
yang berkaitan dengan postut keseimbangan, dan gerakan
Dilihat dengan mikroskop elektron, sebuah miofibril mem-
stereotipikal seperri berjalan. perlihatkan pita gelap (pita ,+1 dan pita terang Qtita l) ber-
gantian (Gambar 8-3a). Pita pada semua miofibril tersuSun
Sebagian besar dari bab ini berisi tentang uraian terperinci
sejajar satu sama lain yang secara kolektif menghasilkan
otot yang paling banyak dan paling dipahami, otot rangka.
gambaran seran-linrang atau lurik serat otot rangka seperti
Otot rangka membentuk sisrem otor. Kita akan memulai
terlihat di bawah mikroskop cahaya (Gambar 8-3b). Tirmpuk-
dengan pembahasan tentang struktur otot rangka, lalu meng-
an filamen tebal dan tipis bergantian yang sedikit tumpang
ulas bagaimana otot ini bekerja dari tingkat molekul melalui
tingkat sel dan akhirnya ke orot keseluruhan. Bab ini diakhiri tindih satu sama lain berperan menghasilkan gambaran pita
dengan pembahasan tenrang sifat unik otot polos dan otot
A dan I (Gambar 8-2c).
jantung dibandingkan dengan otot rangka. Otot polos ter- Pita A dibentuk oleh tumpukan filamen tebal bersama
dengan sebagian filamen tipis yang tumpang-tindih di kedua
dapat di seluruh sistem tubuh sebagai komponen organ be-
rongga dan saluran. Otor jantung hanya terdapat di jantung.
ujung filamen tebal. Filamen tebal hanya terletak di dalam
pita A dan terbentang di seluruh lebarnya; yaitu, kedua ujung
filamen tebal di dalam suatu tumpukan mendefinisikan batas
luar suatu pita A. Daerah yang lebih terang di tengah pita A,
STRUKTUR OTOT RANGKA tempat yang tidak dicapai oleh filamen tipis, adalah zonaH.
Satu sel otot rangka, yang dikenal sebagai serat otot, adalah Hanya bagian tengah fflamen tebal yang ditemukan di bagian
relatif besar, memanjang, dan berbentuk silindris, dengan ini. Suatu sistem protein penunjang menahan filamen-
ukuran garis tengah berkisar dari 10 hingga 100 mikrometer filamen tebal vertikal di dalam seriap rumpukan. Protein-
(pm) dan panjang hingga 750.000 pm, atau 2,5 kaki (75 cm), protein ini dapat dilihat sebagai gads M, yang berjalan
(1 p- = sepersejuta meter). Otot rangka terdiri dari sejumlah vertikal di bagian tengah pita A di dalam bagian tengah zona
serat otot yang terletak sejajar satu sama lain dan disatukan H.
oleh jaringan ikat (Gambar 8-2a). Serat-serat biasanya terben- Pita I terdiri dari bagian fflamen tipis sisanya yang tidak
rang di keseluruhan panjangotot. Selama perkembangan masa menjulur ke dalam pita A. Di bagian tengah setiap pira I
mudigah, terbentuk serar-serat otot rangka besar melalui fusi terlihat suatu garis vertikal padat garis Z. Daerah antara dua
sel-sel yang lebih kecil yang dinamai mioblas (mio arrinya garis Z disebut sarkomer, yaitu unit fungsional otot rangka.
"otot"; blas artinya "pembentuk"); karena itu, satu gambaran Unit fungsional setiap organ adalah komponen terkecil yang
mencolok adalah adanya banyak nukleus di sebuah sel otot. dapat melakukan semua fungsi organ tersebut. Karena itu,
Fitur lain adalah banyaknya mitokondria, organel penghasil sarkomer adalah komponen terkecil serat orot yang dapat
energi, seperti diharapkan pada jaringan seaktif otot rangka berkontraksi. Garis Z adalah lempeng sitoskeleton gepeng
dengan kebutuhan energi yang tinggi. yang menghubungkan filamen tipis dua sarkomer yang ber-
dekatan. Setiap sarkomer dalam keadaan lemas memiliki
lebar sekitar 2,5 pm dan terdiri dari satu pita A utuh dan
I Serat otot rangka tampak lurik karena susunan separuh dari masing-masing dua pita I yang terletak di kedua
internal yang sangat tertata. sisi. Pita I mengandung hanya filamen tipis dari dua sarko-
mer yang berdekatan tetapi bukan panjang keseluruhan
Gambaran struktural utama pada sebuah serat orot rangka filamen-filamen ini. Selama pertumbuhan, otot bertambah
adalah banyaknya mioffbril. Elemen kontraktil khusus ini, panjang dengan menambahkan sarkomer baru di ujung mio-

278 Bab 8
{

Tendon

Serat otot
sel otot)
i,

Fi'

Jaringan ikat

(a)

Begi*n dari
miolibril

Filamen tebal

Garis M
silang

Aktin
Filamen'tlPis
(d)
Gambar 8-2
Tingkat organisasi di sebuah otot rangka. (a) Pembesaran potongan melintang sebuah otot utuh. (b) Pembesaran sebuah
miofibril di dalam suatu serat otot, (c) Komponen sitoskeleton sebuah miofibril. (d) Komponen protein filamen tebal dan tipis.

fibril, bukan dengan meningkatkan ukuran masing-masing berlawanan. Titin adalah protein terbesar di tubuh, terbentuk
sarkomer. dari hampir 30.000 asam amino. Protein ini memiliki dua
Di dalam gambar tidak diperlihatkan adanya untai- fungsi: (1) bersama dengan protein-protein garis M, titin
untai tunggal protein raksasa yang sangat elastik dan dikenal membantu menstabilkan posisi filamen tebal dalam kaitan-
sebagai titin yang berjalan di kedua arah dari garis M di nya dengan filamen tipis; dan (2) dengan berfungsi sebagai
sepanjang filamen tebal ke gais Z di ujung sarkomer yang pegas, protein ini sangat meningkatkan kelenturan otot.

Fisiologi Otot 279


Garis Z Garis Z Garis M serat otor mungkin mengandung sekitar l6 milyar filamen
tebal dan 32 milyar filamen tipis, semua tersusun dalam
suatu pola yang sangat rapi di dalam miofibril.

I Miosin membentuk filamen


tebal
Setiap filamen tebal memiliki beberapa ratus molekul miosin
yang dikemas dalam susunan spesifik. Molekul miosin ada-

iF-
Zona H
l- eitu -F
r eita A +l lah suatu protein yang terdiri dari dua subunit identik,
masing-masing berbentuk seperti stik golf (Gambar g-5a).
(a)
Bagian ekor protein saling menjalin seperti batang-batang
stik golf yang dipilin saru sama lain, dengan dua bagian
globular menonjol di satu ujung. Kedua paruh
-"ri.rg-
s masing fflamen tebal adalah bayangan cermin yang dibentuk
u; oleh molekul-molekul miosin yang terletak memanjang da-
co
lam susunan bertumpuk teratur dengan .ko,
o -.rrg"."h k.
o bagian tengah filamen dan kepala globular menonjol keluar
t
o
o
pada interval teratur (Gambar 8-5b). Kepala-kepala ini mem-
(
c
-b bentuk jembatan silang antara fflamen tebal dan tipis. Setiap
o
jembatan silang memiliki dua tempat penring yang krusial
a
bagi proses kontraksi: (1) suatu rempar untuk mengikar akrin
c
.9 dan (2) suaru tempa! miosin AIPase (pengurai AIp).
a
o
!

I Aktin adalah komponen struktural utama


filamen tipis.
Gambar 8-3 Filamen tipis terdiri dari tiga protein: aktin, tropomiosin, dan
Gambaran mikroskopik komponen-komponen otot rangka. troponin (Gambar 8-6). Molekul aktin, protein struktural
(a) Gambaran mikroskop elektron sebuah miofibril.
Perhatikan pita A dan l. (b) Gambaran mikroskop cahaya
pembesaran lemah serat otot rangka. perhatikan gambaran
lurik (seran-lintang).
(Sumber: Dicetak ulang dengan izin dari Sydney Schochet Jr,
MD, Professor, Department of Pathology, School of Medicine,
West Virginia University, Diagnostic pathology of Skeletat
Muscle and Nerve, Gbr. 1-13 [Stamford, CT: Appleton & Lange,
1 9861.

Yaitu, titin membantu otot yang teregang oleh gaya eksternal


kembali secara pasif ke panjang istirahatnya ketika gaya ter-
sebut dihilangkan, seperti pegas yang diregangkan. Jembatan silang

JEMBATAN SILANG
Dengan sebuah mikroskop elektron, dapat dilihat adanya
jembatan silang halus terbentang dari masing-masing fila-
men tebal menuju filamen tipis sekitar di tempat di mana
filamen tebal dan tipis bertumpang tindih (Gambar 8-2c).
Secara tiga dimensi, filamen tipis tersusun secara heksagonai Filamen tebal Filamen tipis
di sekitar filamen tebal. Jembatan silang menonjol dari Gambar 8-4
masing-masing filamen tebal di keenam arah menuju filamen Susunan filamen tebal dan tipis dalam potongan melintang.
ripis di sekitarnya (Gambar 8-4). Setiap filamen ripis. se- Gambaran skematik hubungan geometrik antara filamen
baliknya, dikelilingi oleh tiga filamen tebai. Untuk memberi tebal dan tipis. Perhatikan bahwa tiap f ilamen tebal dikelilingi
oleh enam filamen tipis, dan setiap filamen tipis dikelilingi
anda gambaran renrang ukuran fiiamen-filamen ini, sebuair eleh tiga filamen tebal.

280 Bab 8
utama filamen tipis, berbentuk bulat. Tirlang punggung fila- aktin memiliki suatu tempat pengikatan khusus untuk me-
men tipis dibentuk oleh molekul-molekul aktin yang disatu- lekatnya jembatan silang miosin. Melalui mekanisme yang
kan menjadi dua untai dan saling berpuntir, sePerti dua untai segera akan dijelaskan, pengikatan molekul miosin dan aktin
kalung mutiara yang dipilin satu sama lain. Setiap molekul di jembatan silang menyebabkan kontraksi serat otot yang

Tempat pengikatan aktin


TempatATPase miosin

(a) Molekul miosin

Jembatan silang

(b) Filamen tebal


Gambar 8-5
Struktur molekul miosin dan organisasinya dalam filamen tebal. (a) Molekul miosin. Setiap molekul miosin terdiri dari dua
subunit identik berbentuk stik golf dengan ekor saling berpilin dan kepala globular, yang masing-masing mengandung tempat
pengikatan aktin, dan tempat ATPse miosin, menonjol keluar di salah satu ujung. (b) Filamen tebal. Filamen tebal terbuat dari
molekul-molekul miosin yang terletak memanjang sejajar satu sama lain. Separuh berorientasi ke satu arah dan separuh ke arah
yang berlawanan. Kepala globular, yang menonjol di interval regulerdi sepanjang filamen tebal, membentuk jembatan silang.

,.), O e -_rrlo
t-'6 O6"6;:rffi:rT:r,".
Molekul aktin jembatan silang miosin

Gambar 8-6
Komposisi filamen tipis. Komponen
struktural utama filamen tipis adalah dua
+
rantai molekul aktin bulat yang saling
berpilin. Molekul troponin (yang terdiri
dari tiga subunit bulat kecil) dan molekul
tropomiosin yang berbentuk seperti
benang tersusun membentuk suatu pita
Gf
U Tropomiosin
&
Troponin
yang terletak di sepanjang alur heliks aktin
dan secara f isik menutupi tempat
pengikatan di molekul aktin untuk
melekatnya jembatan silang miosin
(Filamen tipis yang diperlihatkan di sini
tidak digambar sesuai proporsinya
terhadap filamen tebal di Gambar 8-5.
Garis tengah filamen tebal dua sampai tiga
kali lebih besar daripada f ilamen tipis). Filamen tipis

Fisioloqi Otot 28'l


memerlukan energi. Karena itu, miosin dan aktin sering di- MEKANISME PERGESERAN FILAMEN
sebut protein kontraktil, meskipun, seperri akan anda lihat,
Sewaktu kontraksi, filamen tipis di kedua sisi sarkomer
baik miosin maupun aktin sebenarnya ddak berkontraksi
bergeser ke arah dalam terhadap filamen tebal yang diam
(memendek). Miosin dan aktin ddak khas untuk sel otot
menuju ke pusat pita A (Gambar 8-8). Sewaktu bergeser ke
tetapi kedua protein ini lebih banyak dan lebih teratur di sel
dalam, filamen tipis menarik garis-garis Z tempat filamen
otot (lihat h. 49).
tersebut melekat saling mendekat sehingga sarkomer me-
Pada serat otot yang melemas, kontraksi tidak terjadi;
mendek. Karena semua sarkomer di keseluruhan panjang
aktin tidak dapat berikatan dengan jembatan silang karena
otot memendek bersamaan maka seluruh serar otot me-
posisi dua tipe protein lain - tropomiosin dan troponin -
mendek. Ini adalah mekanisme pergesernn ftlamen pada
di dalam filamen tipis. Molekul tropomiosin adalah pro-
kontraksi otot. Zon H, di bagian tengah pita A yang tidak
tein mirip benang yang terbentang dari ujung ke ujung di
dicapai oleh filamen tipis, menjadi lebih kecil karena
samping alur spiral aktin. Pada posisi ini, tropomiosin
filamen-filamen ripis saling mendekati ketika mereka ber-
menutupi bagian aktin yang berikatan dengan jembatan
geser semakin ke arah dalam. Pita I, yang terdiri dari bagian
silang, menghambat interaksi yang menghasilkan kon-
filamen tipis yang tidak bertumpang tindih dengan filamen
traksi otot. Komponen filamen tipis lainnya, *oponin,
tebal, menyempit ketika filamen-filamen ripis semakin ber-
adalah suatu kompleks protein yang terbuat dari tiga unit
tumpang tindih dengan filamen tebal sewaktu pergeseran
polipeptida: satu berikatan dengan tropomiosin, satu ber-
tersebut. Filamen tipis itu sendiri tidak mengalami per-
ikatan dengan aktin, dan yang ketiga dapat berikatan
ubahan panjang sewaktu serar otot memendek. Lebar pita
dengan Ca2..
A tidak berubah selama kontraksi, karena lebarnya ditentu-
Ketika troponin tidak terikat dengan.Ca2*, protein ini
kan oleh panjang filamen tebal, dan fflamen tebal tidak
menstabilkan tropomiosin dalam posisinya menirtupi tem-
mengalami perubahan panjang selama proses pemendekan
pat pengikatan jembatan silang di aktin (Gambar 8-7a).
otot. Perhatikan bahwa panjang filamen tebal atau tipis
Ketika Ca2- berikatan dengan troponin, bentuk protein ini
tidak berkurang untuk memperpendek sarkomer. Kontraksi
berubah sedemikian sehingga tropomiosin terlepas dari
dicapai oleh pergeseran saling mendekat filamen-filamen
posisinya yang menghambat (Gambar 8-7b). Dengan tropo-
tipis di sisi sarkomer yang berlawanan di antara filamen-
miosin tersingkir, aktin dan miosin dapat berikatan dan
filamen tebal.
berinteraksi di jembatan silang, menyebabkan kontraksi
otot. Tlopomiosin dan troponin sering disebut protein
KAYUHAN BERTENAGA
regulatorik karena perannya dalam menutupi (mencegah
kontraksi) atau memajankan (memungkinkan kontraksi) Aktivitas jembatan silang menarik masuk filamen tipis relatif
tempat pengikatan untuk interaksi jembatan silang antara terhadap filamen tebal yang diam. Sewaktu kontraksi, dengan
aktin dan miosin. tropomiosin dan troponin digeser oleh Ca2., jembatan silang
miosin dari fflamen tebal dapat berikatan dengan molekul
aktin di filamen tipis sekitar. Marilah kita berkonsentrasi
pada interaksi satu jembatan silang (Gambar 8-9a). Dua
kepala miosin di masing-masing molekul miosin bekerja
secara independen, dengan satu kepala melekat ke aktin.

DASAR MOLEKULAR KONTRAKSI Ketika miosin dan aktin berkontak di jembatan silang,
jembatan mengalami perubahan bentuk, menekuk ke dalam
OTOT RANGKA seolah-olah memiliki engsel, "mengayuh' ke arah bagian
tengah sarkomer, seperri mendafrng perahu. Inilah yang di-
Terdapat beberapa hal penting dalam proses kontraksi yang
sebut sebagai kayuhan bertenaga, jembatan silang ini
masih perlu dibahas. Bagaimana interaksi jembatan silang
menarik masuk filamen-filamen tipis yang melekat ke
antara aktin dan miosin menyebabkan kontraksi oror? Bagai-
jembatan silang tersebut. Satu kayrrhan bertenaga menarik
mana potensial aksi suatu otot memicu proses kontraksi ini?
filamen tipis hanya sepersekian dari jarak pemendekan total.
Apa sumber Ca2. yang secara fisik mereposisi troponin dan
Siklus pengikatan dan penekukan berulang jembatan silang
tropomiosin agar terjadi pengikatan jembatan silang? Di ba-
menuntaskan pemendekan.
gian ini, kita akan mengalihkan perhatian pada topik-topik
Pada akhir satu siklus jembatan silang, ikatan antara
tersebut.
jembatan silang miosin dan molekul aktin terputus.
Jem-
batan silang kembali ke bentuknya semula dan berikatan
dengan molekul aktin berikutnya di belakang mitra aktin
I Sewaktu kontraksi, siklus pengikatan dan pertama. Jembatan silang kembali menekuk untuk menarik
penekukan jembatan silang menarik filamen tipis filamen tipis lebih jauh, kemudian terlepas dan mengulangi
ke arah dalam. siklus. Siklus berulang kaluhan bertenaga jembatan silang
secara suksesif menarik masuk filamen dpis, mirip dengan
Interaksi jembatan silang antara aktin dan miosin menye-
menarik tambang dengan tangan.
babkan kontraksi otot melalui mekanisme pergeseran Karena cara molekul-molekul miosin berorientasi di
filamen.
dalam filamen tetil (Gambar 8-9b) maka semua jembatan

282 Bab 8
{a}

,{
Filaaen lipis

,:i
Tem&4t,percikalan
jernbatan Jembatan ilang,miogin

Melemas
Tnlpallpengikata".n'iembatah'si{eng
Tropomiosin
Tempat pengikatan aktin

Jembatan silang miosin


Serat otot terangsang; Ca2+ yang
dibebaskan mengikat troponin, menarik
Serat otot melemas; tidak ada kompleks troponin{ropomiosin ke
pengikatan jembatan silang karena samping sehingga tempat pengikatan
tempat pengikatan jembatan silang jembatan silang terpajan; terjadi
Terangsang
di aktin tertutup secara fisik oleh pengikatan jembatan silang
kompleks troponin-tropomiosin

Pandangan longitudinal

Pengikatan molekul aktin dan miosin memicu


kayuhan bertenaga yang menarik filamen tipis
ke arah dalam sewaktu kontraksi (b)

Gambar 8-7
Peran kalsium dalam mengaktifkan jembatan silang

silang mendayung ke arah bagian tengah sarkomer sehingga filamen tipis bergeser bersama untuk memperpendek sarko-
keenam filamen tipis sekitar di masing-masing ujung sarko- mer). Sekarang kita akan mengalihkan perhatian kita pada
mer tertarik ke arah dalam secara bersamaan (Gambar 8-9c). penggabungan eksitasi-kontraksi.
Akan tetapi, jembatan silang yang berikatan dengan suatu
filamen tipis tidak mendayung dalam satu kesatuan. Pada
setiap saat sewaktu kontraksi, sebagian jembatan silang me- I Kalsium adalah penghubung antara eksitasi dan
lekat ke filamen tipis dan sedang mengayrh, sementara yang kontraksi.
lain sedang kembali ke konformasinya semula dalam persiap-
an untuk mengikat molekul aktin lain. Karena itu, sebagian Otot rangka dirangsang untuk berkontraksi melalui pe-
jembatan silang sedang "menahan" filamen aktin sementara lepasan asetilkolin (ACh) di raut
neuromuskular antara
yang lain "melepaskan' filamen aktin untuk me ngikat filamen terminal neuron motorik dan serat otot. Ingadah bahwa
aktin lainnya. Jika siklusjembatan silang ini tidak asinkron pengikatan ACh dengan motor end-phte suatu serat otot
maka ftlamen tipis akan bergeser balik ke posisi istirahatnya menyebabkan perubahan permeabilitas di serat otot, meng-
semula di antara kayuhan. hasilkan potensial aksi yang dihantarkan ke seluruh per-
Bagaimana eksitasi otot mengaktifkan siklus jembatan mukaan membran sel otot (lihat h. 265). Dua struktur
silang ini? Istilah penggabungan elisitasi-kontraftsi me- membranosa di dalam serat otor berperan penting dalam
rujuk kepada serangkaian proses yang mengaitkan eksitasi menghubungkan eksitasi ke kontraksi ini - tubulus trans-
otot (adanya potensial aksi di serat otot) dengan kontraksi uersus dan retihalum sarkoplasma. Marilah kita meneliti
otot (aktivitas jembatan silang yang menyebabkan filamen- struktur dan peran masing-masingnya.

Fisiologi Otot 283


Sarkomer

Zona H Pita I

Melemas

I I
, Lebar I
Pita I / pita A
memendek i I
I tetap
I
I

Berkontraksi

Filamen tebal Filamen tipis


Sarkomer memendek

Gambar 8-8
Perubahan pola lurik sewaktu proses pemendekan. Sewaktu otot berkontraksi, setiap
sarkomer memendek karena filamen-
filamen tipis bergeser saling mendekat di antara filamen-filamen tebal sehinga garis-garis Z
tertarik semakin mendekat satu
sama lain' Lebar pita A tidak berubah sewaktu otot memendek, tetapi pita t larizona'H
menjadi teOih penoet<.

PENYEBARAN POTENSIAL AKSI MENURUNI terminal), yang dipisahkan dari tubulus T di dekatnya oleh
TUBULUS T suatu celah sempit (Gambar 8-10 dan 8-11). Kantung lateral
Di setiap pertemuan antara pita A dan pita I, membran retikulum sarkoplasma ini mengandung Ca2.. penyebaran
permukaan masuk ke dalam serat otot untuk membentuk potensial aksi menuruni tubulus T memicu pelepasan Ca2-
tubulus transversus (tubulus T), yang berjalan tegak lurus dari dari retikulum sarkoplasma ke dalam sitosoi.
permukaan membran sel otot ke dalam bagian tengah serat otot Bagaimana perubahan potensial di tubulus T berkaitan
(Gambar 8-i0). Karena membran tubulus T bersambungan dengan pelepasan Ca2- dari kantung lateral? Terdapat pro-
dengan membran permukaan, maka potensial aksi di membran tein kaki yang rersusun terarur menonjol dari retikulum
permukaan juga menyebar turun menelusuri tubulus T dengan sarkopiasma dan terbentang di celah antara kantung lateral
cepat menyalurkan aktivitas listrik permukaan ke bagian tengah dan tubulus T. Setiap protein kaki mengandung empat
serat. ,{danya potensial aksi lokal di tubulus T memicu per- subunit yang rersusun dalam pola spesifik (Garnbar g-1 ia).
ubahan permeabilitas di anyaman membranosa tersendiri di Protein kaki ini tidak saja menjembatani celah tetapi juga
dalam serat otot, retikulum sarkoplasma. berfungsi sebagai saluran pengeluaran Cd-. Saturin C*-
protein kaki ini juga dikenal sebagai reseptor rianod.in
karena terkunci dalam posisi terbuka oleh bahan kimia
PELEPASAN KALSIUM DARI RETIKULUM
tanaman rianodin.
SARKOPLASMA
Separuh dari protein kaki retikulum sarkoplasma berikatan
Retikulum sarkoplasma adalah retikulum endoplasma yang dengan reseptor komplementer di sisi tubulus T ,"r'r,. Reseptor
dimodifikasi (lihat h. 28) yang terdiri dari anyaman halus tubulus T ini, yang dibentuk dari empat subunit dalam pola
kompartemen-kompartemen yang saling berhubungan me- yang persis sama seperti yang ada di protein kaki, terletak seperti
ngelilingi setiap miofibril seperti sarung/selubung saringan bayangan cermin berkontak dengan setiap prorein k"ki y*g
(Cambar 8-10). Anyaman membranosa ini mengelilingi menonjol dari retikulum sarkoplasma (Gambar g-1lb dan c).
miofibril di seluruh panjangnya tetapi tidak kontinyu. Setiap Reseptor-reseptor tubulus T ini dikenal sebagai reseptor dihi-
pita A dan setiap pita I dibungkus oleh segmen-segmen dropiridin karena dihambat oleh obat dihidropiridin. R.r.pro._
terpisah retikulum sarkoplasma. Ujung dari masing-masing reseptor dihidropiridin ini adalah sensor bergerb*g ,rol,rr..
segmen membesar untuk membentuk bagian seperri kan- Ketika potensial aksi merambar turun ke tubulus T depolarisasi
tung, sakus lateralis (dikenal dengan nama lain sisterna lokal mengaktifkan reseptor dihidropiridin yang bergerbang

284 Bab 8
Molekul aktin di miofilamen tipis

PENGIKATAN Jembatan
silang miosin mengikat
molekul aktin

KAYUHAN BERTENAGA Jembatan


silang menekuk, menarik miofilamen
tipis ke arah dalam

PELEPASAN Jembatan silang


terlepas di akhir kayuhan bertenaga
dan kembali ke konformasinya
semula.

PENGIKATAN Jembatan silang


mengikat molekul aktin yang terletak
lebih distal; siklus berulang

(a)

(b)

Gambar 8-9 Miofilamen tipis Miofilamen tebal


Aktivitas jembatan silang. (a) Pada setiap siklus
jembatan silang, jembatan silang berikatan dengan
molekul aktin, menekuk untuk menarik filamen
tipis masuk dengan kayuhan bertenaga, kemudian
melepaskan ikatannya dan kembali ke
konformasinya semula, siap untuk mengulangi
siklus. (b) Kayuhan bertenaga semua jembatan
silang yang berasal dari satu filamen tebal
ditujukan ke bagian tengah filamen tebal tersebut.
(c) Setiap filamen tebal dikelilingi di masing-masing
ujungnya oleh enam filamen tipis, yang semuanya
ditarik ke dalam secara bersamaan melalui siklus
jembatan silang sewaktu kontraksi otot.

voltase tersebut. Reseptor tubulus T y*g aktif tersebut, se- SIKLUS JEMBATAN SILANG YANG DIJALANKAN
lanjutnya, memicu pembukaan saluran Ca'zt (alias reseptor ria- OLEH ATP
nodin aiias protein kaki) di kantung lateral retikulum sarko-
plasma sekitar. Pembukaan separu| saluran pelepas C*- yang Ingatlah bahwa jembatan silang miosin memiliki dua rempat
berkontak langsung dengan resepror dihidropiridin memicu khusus, tempat untuk mengikat aktin dan tempat Alpase.
pembukaan separuh saluran pelepas Ca2. lainnya yang tidak Yang terakhir ini adalah rempar enzim yang dapat mengikat
berkaitan langsung dengan resepror tubulus T. pembawa energi adenosin trifosfat (AIP) dan memecahnya
Kalsium dibebaskan ke dalam sitosol dari kantung late- menjadi adenosin dtfotfot (N)P) danfosfat inorganik (Pi), yang
ral melalui semua saluran pelepas Ca2'yangterbuka tersebut. dalam prosesnya menghasilkan energi. Penguraian AIP terjadi
Dengan sedikit reposisi molekul troponin dan tropomiosin, di jembatan silang miosin sebelum jembatan berikatan dengan
Ca2- yang dibebaskan tersebut menyebabkan rempat peng- molekul aktin (tahap 1, di Gambar 8,13). ADP dan Pi tetap
ikatan di molekui aktin terpajan sehingga dapat berikatan terikat erat ke miosin, dan energi yang dihasilkan disimpan di
dengan jembatan silang miosin di tempat pengikatan kom- dalam jembatan silang untuk menghasilkan miosin berenergi
plementernya (Gambar 8- l2). tinggi. Sebagai analogi, jembatan silang "dikokang" seperri

Fisiologi Otot 285


Miofibril Segmen-segmen
retikulum sarkoplasma

Tubulus
transversus (T)

Pita pita
, *
I I

Gambar 8-10
Tubulus T dan retikulum sarkoplasma dalam hubungannya dengan miofibril. Tubulus transversus (T) adalah perluasan membran
permukaan yang tegak lurus terhadap permukaan dan masuk jauh ke dalam serat otot di taut antara pita A dan I miofibril.
Retikulum sarkoplasma adalah anyaman membranosa halusyang berjalan longitudinal dan mengelilingi setiap miofibril, dengan
segmen-segmen terpisah membungkus setiap pita A dan pita l. Ujung setiap segmen membesar untuk membentuk kantung
lateral yang terletak di samping tubulus T.

! ,!a
Foot protein (alias --------------r-s ,'
saluran pelepasan Ca2*; ; .9_
alias reseptor rianodin) r t 'q"
f u,
! ! '*'
't
I .-"
| ! "c"
i
I "t,

Kantung lateral
retikulum
sarkoplasma

Tubulus T

Reseptor
dihidropiridin

Gambar 8-11
Hubungan antara tubulus T dan kantung lateral retikulum sarkoplasma sekitar

286 Bab B
QAsetilkolin yang dibebaskan
oleh akson neuron motorik f) Terbentuk poiensial aksi
menyeberangi celah dan sebagai respons terhadap
\ berikatan dengan reseptor/
saluran di motor end-plate.
pengikatan asetilkolin dan
potensial end-pl ate y ang @ Potensial aksi di tubulus T
@
@ kemudian timbul disalurkan memicu pelepasan Ca2.
Terminal button ke seluruh membran permukaan dari retikulum sarkoplasma.
dan turun ke tubulus T sel otot.

ffi&i*-
a aa
. . ca".
a
(- '"117
,.--'-/2--l-i'.\
v1:T'.
.'o o o
Saluran kation
Asetilkolin bergerbang- ->- \
-..
asetilkolin <-:::=> ca"\
Kantung
(^---------_----\..
-\_-----:. ---
-/.' -... a^2+
voCt. lateral
r---:{l> \vo
.a a retikulum
sarkoplasma

ftj?.f.ai. -

Ca2t 'cu* c)*


:l' @ lon kalsium yang
./' dibebaskan dari
Tropomiosin kantung lateral
berikatan dengan
troponin di filamen
akiin; menyebabkan
tropomiosin secara
@ Dengan Ca'z- tidak lagi terikat Tempat pengikatan fisik bergeser untuk
ke troponin, tropomiosin @ Ca'. secara
aktif diserap jembatan silang membuka penutup
bergeser kembali ke posisinya tempat pengikatan
menutupi tempat pengikatan oleh retikulum Jembatan silang miosin
sarkoplasma jembatan silang
di aktin; kontraksi berakhir; aktin di aktin'
jika tidak ada @Jembatan silang miosin berikatan dengan aktin
secara pasif bergeser kembali
lagi potensial dan menekuk, menarik filamen aktin ke bagian
ke posisi istirahatnya semula.
aksi lokal tengah sarkomer; dijalankan oleh energi yang dihasilkan dari ATP

Gambar 8-12
Pelepasan kalsium dalam penggabungan eksitasi-kontraksi. Tahap 1 sampai 5 memperlihatkan kejadian-kejadian yang
menyatukan pelepasan neurotransmiter dan eksitasi listrik yang kemudian terjadi di sel otot dengan kontraksi otot. Tahap 6 dan
7 memperlihatkan kejadian-kejadian yang berkaitan dengan relaksasi otot.

senjata, siap diletuskan jika pelatuk ditarik. Kedka serat otot posisinya yang menghambat sehingga aktin dan jembatan
mengalami eksitasi, C*. menarik
kompleks troponin- silang miosin tidak saling berikatan dan tidak terjadi kayuhan
tropomiosin menjauhi posisinya yang menfrmbat sehingga bertenaga (tahap &).
jembatan silang miosin yang telah berenergi (terkokang) dapat Ketika Pi dan ADP dibebaskan dari miosin setelah kon-
berikatan dengan molekul aktin (tahap firi). Kontak antara tak dengan aktin dan terjadi kayrrhan bertenaga, tempar
miosin dan aktin ini menyebabkan "pelatuk tertarik", menekuk AIPase miosin bebas untuk mengikat molekul AIP lain.
jembatan silang sehingga dihasilkan kanrhan bertenaga (tahap Aktin dan miosin tetap berikatan di jembatan silang sampai
$i). Para peneliti belum menemukan mekanisme bagaimana molekul ATP baru melekat ke miosin pada akhir kayrrhan
energi yang dibebaskan dari AIP disimpan di dalam jembatan bertenaga. Perlekatan molekul AIP baru memungkinkan
silang miosin dan kemudian diubah menjadi energi mekanis jembatan silang terlepas, yang mengembalikannya ke bentuk
berupa kaluhan bertenaga. Selama kaprhan bertenaga, terjadi semula (tidak menekuk), siap untuk melakukan siklus baru
pembebasan fosfat inorganik dari jembatan silang. Setelah (tahap &). AIP yang baru melekat tersebut kemudian
kayuhan bertenaga selesai, ADP dibebaskan. diuraikan oleh ATPase miosin dan kembali menggerakkan
Jika otot tidak terangsang dan tidak terjadi pembebasan jembatan silang miosin (tahap 1). Pada pengikatan dengan
Ca2- maka troponin dan tropomiosin tetap berada dalam molekul aktin lain, jembatan silang yang baru mendapat

Fisiologi Otot 287


Tidak ada Ca2* ,16Inop
_Jq+r/e,
@ s*renmrgi
@ r**r*f'*at
Ada Ca2. (eksitasi)

ATP ADP

@ Fe{*p**ar* @ Pn*iksts$

Tersedia ATP baru

Tidak''ada'ATP,..,"' I I
@ ffis*ek*k {kayuh** S****mm6x}

{gelelah kemathn}

@ KekL* rrteydrt

@ nfe diuraikan oleh ATPase miosin; ADP


dan P tetap melekat ke miosin; energi
disimpan di jembatan silang.
...atau fiOak ada eksitasi; tidak terjadi
{ @
Cu* dibebaskan pada eksitasi; pengaruh pelepasan Ca'z.; aktin dan miosin
@ iidak dapat berikatan; tidak terjadi
inhibitorik dari aktin lenyap sehingga dapat
terjadi ikatan dengan jembatan silang. siklus jembatan silang; serat otot
tetap berada dalam keadaan istirahat.
+
@ Kayuhan bertenaga jembatan silang terpicu saat
miosin dan aktin berkontak; P dibebaskan selama
dan ADP dibebaskan setelah kayuhan bertenaga.
...atau..
{ @ lifu tidak tersedia ATP segar
@ tr.atan antara miosin dan aktin terputus sewaktu 99]91?l kematian), maka aktin dan
tetap terikat dan menyebabkan
molekul ATP segar berikatan dengan jembatan |r:sin
silang miosin; konformasi jembatan ------->
silangkaku mayat'
kembali ke normal;ATP terhidrolisis (siklus
dimulai kembali dari iahap 1).

Gambar 8-13
Siklus jembatan silang

energi tersebut kembaii menekuk, demikian sererusnya, se- disosiasi ini ATP tidak terurai. Kebutuhan akan AIP daiam
cara suksesif menarik masuk filamen tipis untuk menuntas- memisahkan miosin dan aktin jelas terlihat dalam rigor
kan kontraksi. mortis (kaku mayat), suaru penguncian menyeluruh otot
rangka yang dimulai 3 sampai 4 jam setelah kernatian dan
RIGOR MORTIS berakhir dalam waktu sekitar 12 jam. Setelah kematian, kon-
CATAIAN KLINIS. Perhatikan bahwa AIP baru harus me- sentrasi Ca2. sitosol mulai meningkat, kemungkinan besar
Iekat ke miosin agar ikatan jembatan silang antara miosin dan karena membran sel orot inaktif tidak dapat menahan Ca2*
aktin dapat terlepas pada akhir siklus, meskipun selama proses ekstrasel dan juga mungkin karena Ca2* keluar dari kantung

288 Bab 8
lateral. Ca2- ini menggeser ke samping protein-protein regu-
latorik, menyebabkan aktin berikatan dengan jembatan si-
lang miosin, yang sudah dibekali ATP sebelum kematian.
Sel-sel mati tidak lagi dapat menghasilkan AIP sehingga
aktin dan miosin, sekali terikat, tidak dapat terlepas, karena
sel-sel tersebut tidak memiliki ATP segar. Karena itu filamen c(E
o)
tipis dan tebal tetap terikat oleh jembatan silang, menyebab- c(E
kan otot yang mati menjadi kaku (tahap ffi). Dalam bebe-
Fo
rapa hari selanjutnya, kaku mayat secara bertahap berkurang
akibat protein-protein yang terlibat dalam kompleks rigor
mortis mulai terurai.

RELAKSASI
Bagaimana cara otot dalam keadaan normal melemas? Seperti
halnya potensial aksi di serat otot mengaktifkan proses kon-
traksi dengan memicu pelepasan C*' dari kantung lateral ke
dalam sitosol, proses kontraksi dihentikan ketika Ca2. di- E
kembalikan ke kantung lateral saat aktivitas listrik lokal ber- g +30
henti. Retikulum sarkoplasma memiliki molekul pembawa, o
E
o
pompa Cd.-ATPase,yangmemerlukan energi dan secara aktif EO
mengangkut Ca2. dari sitosol untuk memekatkannya di da- E
a
c
lam kantung lateral. Ketika asetilkolinesterase menyingkirkan o
o
ACh dari taut neuromuskular, potensial aksi serat otot ter- 0_

henti. Ketika potensial aksi lokal tidak lagi terdapat di tubu-


lus T untuk memicu pelepasan Ca2., aktivitas pompa Ca2. -70
retikulum sarkoplasma mengembalikan C*- yang dilepaskan
ke kantung lateral. Hilangnya Ca'- dari sitosoi memungkin- t 50 100
Rangsangan Waktu (mdet)
kan kompleks troponin-tropomiosin bergeser kembali ke
Durasi potensial aksi tidak digambar sesuai skala ietapi diperbesar
posisinya yang menghambat, sehingga aktin dan miosin tidak
lagi berikatan di jembatan silang. Filamen tipis, setelah di- Gambar 8-14
bebaskan dari siklus perlekatan dan penarikan jembatan si- Hubungan potensial aksi dan kedutan otot yang
lang, kembali secara pasif ke posisi istirahatnya. Serat otot dihasilkannya.
kembali melemas.
Sekarang kita akan membandingkan lama aktivitas kon-
traktil dengan lama eksitasi, dan kemudian kita beralih ke
pembahasan tentang mekanika otot rangka.

terhadap potensial aksi. Penyerapan kembali Ca2- ini juga


EAktivitas kontraksi jauh lebih lama daripada memerlukan waktu. Bahkan setelah Ca2. dibersihkan, diper-
aktivitas listrik yang memicunya. lukan waktu untuk filamen kembali ke posisi istirahatnya.
\7aktu antara tegangan puncak sampai relaksasi sempurna -
Satu potensial aksi di serat otot rangka hanya berlangsung I waktu relaksasi - biasanya berlangsung 50 mdet atau lebih.
sampai 2 mdet. Awitan respons kontraktil yang terjadi berada Karena itu, respons kontraktil keseluruhan terhadap satu
di belakang potensial aiai karena harus terjadi penggabungan potensial aksi dapat berlangsung hingga 100 mdet atau lebih;
eksitasi-kontraksi sebelum aktivitas jembatan silang dapat di- ini jauh lebih lama daripada durasi potensial aksi yang
mulai. Pada kenyataannya, potensial aksi telah selesai bahkan memicunya (100 mdet dibandingkan dengan 1 sampai 2
sebelum perangkat kontraktil bekerja. Penundaan waktu be- mdet). Kenyataan ini penting bagi kemampuan tubuh untuk
berapa milidetik antara stimulasi dan awitan kontraksi ini menghasilkan kontraksi otot dengan kekuatan bervariasi,
disebut periode laten (Gambar 8-14). seperti yang anda dapat ketahui di bagian selanjutnya.
Pembentukan tegangan di dalam serat otot, yang di-
timbulkan oleh interaksi geser antara filamen tebal dan tipis
melalui aktivitas jembatan silang juga memerlukan waktu. MEKANIKA OTOT RANGKA
Waktu dari awitan kontraksi sampai pembentukan tegangan
puncak-waktu kontralisi-rerata adalah 50 mdet, meskipun Sejauh ini kita telah menjelaskan respons kontraktil di sebuah
waktu ini bervariasi bergantung pada jenis serat otot. Res- serat otot. Di tubuh, otot dibentuk oleh kelompok-kelompok
pons kontraksi belum berakhir sampai kantung lateral me- serat otot. Kini kita akan mengalihkan perhatian pada kon-
nyerap kembali semua Ca" yang dibebaskan sebagai respons traksi otot keseluruhan.

Fisiologi Otot 289


tuk cabang-cabang, dengan setiap terminal akson menyarafi
I Otot lengkap adalah kelompok-kelompok serat satu seratotot (Gambar 8- 1 5). Satu ne uron motorik menyarafi
otot yang disatukan dan melekat ke tulang. sejumlah serat otot, tetapi setiap serar orot hanya disarafi oleh
satu neuron motorik. Ketika sebuah neuron motorik diaktif-
Setiap orang memiliki sekitar 600 otot rangka, yang ukuran-
kan, semua serar oror yang disara{inya akan terangsang untuk
nya berkisar dari otot mata eksternal yang halus dan mengon-
berkontral<si serenrak. Kelompok komponen yang diaktifkan
trol gerakan mata serta mengandung hanya beberapa ratus
bersama ini-satu neuron motorik plus semua serar otot yang
serat, hinggaotot kaki yang besar dan kuat yang mengandung
disarafinya-disebut unit motorik. Serat-serat orot yang mem-
beberapa ratus ribu serat.
bentuk satu unit motorik tersebar di seluruh otot; karena itu,
Setiap otot diselubungi oleh jaringan ikat yang menem-
kontraftsi serenrak serar-serar tersebut menghasilkan kontraksi
bus dari permukaan ke dalam otor untuk membungkus
masing-masing serat otot dan membagi otot menjadi kolom-
otot keseluruhan yang merata meskipun lemah. Setiap otot
terdiri dari sejumlah unit motorik yang saling bercampur.
kolom atau. berkas-berkas. Jaringan ikat meluas melewati
Untuk kontraksi lemah suaru oror, hanya satu atau beberapa
ujung-ujung otot untuk membentuk tendon kolagenosa
unit motoriknya yang diaktifkan. Untuk kontraksi yang lebih
yang kuat untuk melekatkan otot ke tulang. Tendon dapat
kuat, lebih banyak unit motorik yang direkrut, atau dirangsang
cukup panjang, melekat ke suatu tulang yang berjarak dari
bagian daging otot. Sebagai contoh, sebagian dari otot yang
untuk berkontraksi, suatu fenomena yang dikenal sebagai
rekrutmen unit motorik.
berperan dalam pergerakan jari tangan terletak di lengan ba-
Seberapa besar penambahan kuat kontraksi yang akan
wah, dengan tendon-tendon panjang menjulur rurun untuk
terjadi untuk setiap penambahan unit motorik yang direkrut
melekat ke tulang-tulang jari tangan. (Anda dapat dengan
bergantung pada ukuran unit motorik (yaitu, jumlah serat
mudah melihat tendon-tendon ini bergerak di punggung
otot yang dikontrol oleh satu neuron motorik). Jumlah serat
tangan anda ketika anda menggerakkan jari-jari tangan).
otot per unit motorik dan jumlah unit motorik per saru otot
Susunan ini memungkinkan tangan bergerak terampil; jari-
sangat bervariasi, bergantung pada fungsi spesifik otot. Untuk
jari tangan akan jauh lebih besar dan lebih canggung jika
otot yang menghasilkan gerakan halus yang tepat, misalnya
semua otot yang digunakan untuk menggerakkan jari tangan
otot mata eksternal dan otot rangan, satu unit motorik mung-
berada di jari itu sendiri.
kin mengandung hanya beberapa lusin serat otor. Karena
setiap unit motorik mengandung sedikit serat otot maka se-
I Kekuatan kontraksi suatu otot dapat tiap unit motorik tambahan yang direkrut hanya sedikit me-
bervariasi. ningkatkan kekuatan kontraksi otot keseluruhan. Unit moto-
rik yang kecil ini memungkinkan kita melakukan kontrol
Satu potensial aksi di sebuah serar otot menghasilkan kon- tegangan otot dengan sangat halus. Sebaliknya, di otot yang
traksi singkat lemah yang disebut kedutan, yang terlalu dirancang untuk gerakan kasar bertenaga, misalnya orot di
singkat dan terlalu lemah untuk dapat digunakan dan secara kaki, satu unit motorik mungkin mengandung 1500 sampai
normal tidak berlangsung di tubuh. Serar-serat oror rer, 2000 serat otot. Rekrutmen unit motorik di otot ini me-
susun membentuk otot lengkap, yang berfungsi secara ko- nyebabkan penambahan besar pada tegangan otot keselu-
operatif untuk menghasilkan kontraksi dengan kekuatan
bervariasi dan Iebih kuat daripada kedutan. Dengan kata
lain, anda dapat mengubah-ubah kekuatan yang anda hasil-
kan oleh otot yang sama, bergantung pada apakah anda
mengambil sehelai kertas, sebuah buku atau karung 50 pon.
Dua faktor urama yang dapat diubah-ubah untuk meng-
hasilkan variasi tegangan oror utuh adalah: (l) jumlah serat
otot lang berkonrraksi di dalam satu otot dan (2) tegangan l\
yang dihasilhan oleh masing-masing serat yang berkontraksi. l"
f lm*
Kita akan membahas masing-masing dari kedua faktor ini
bergantian.

IJumlah serat yang berkontraksi di suatu otot


!*iru Medula spinalis
)

bergantung pada tingkat rekrutmen unit motorik.

Semakin besar jumiah serat yang berkontraksi, semakin besar


tegangan total otot. Karena itu, otot yang lebih besar yang
mengandung serat otot lebih banyak jelas dapat menghasil-
ff = Unit motorik 1

kan tegangan yang lebih besar daripada orot kcil dengan ffi = Unit motorik 2

sedikit serat otot. m = Unit motorik 3

Setiap otot disarafi oleh sejumlah neuron motorik ber- Gambar 8-15
beda. Ketika masuk ke otot, sebuah neuron motorik memben- Gambaran skematik unit-unit motorik di sebuah otot rangka.

290 Bab B
ruhan. Konffaksi yang lebih kuat dicapai dengan mengor- PENJUMLAHAN KEDUTAN DAN TETANUS
bankan ketepatan gradasi kontrol. Karena itu, jumlah serat Meskipun satu potensial aksi di sebuah serat otot hanya
otot yang ikut serta dalam upaya kontraktil total suatu otot menghasilkan kedutan, namun dapat dihasilkan kontraksi
bergantung pada jumlah unit motorik yang direkrut dan dengan durasi lebih lama dan tegangan lebih besar oleh
jumlah serat otot per unit motorik di otot tersebut.
stimulasi berulang serat otot. Marilah kita lihat apa yang
Untuk menunda atau mencegah kelelahan (ketidak- terjadi ketika terbentuk potensial aksi kedua di sebuah serat
mampua-n tubuh mempertahankan tegangan otot dalam ting- otot. Jika serat otot telah melemas sempurna sebelum poten-
kat tertentu) selama kontraksi menetap yang hanya melibatkan sial aksi berikutnya timbul, maka akan terbentuk kedutan
sebagian dari unit-unit motorik suatu otot, seperti diperlukan kedua dengan kekuatan sama seperti yang perrama (Gambar
bagi otot-otot yang menahan berat tubuh terhadap gaya tarik 8-16a). Setiap kali akan terjadi proses eksitasi-kontraksi yang
bumi, berlangsung rekrutmen asinkron unit-unit motorik. sama dan menghasilkan respons kedutan yang identik.
Tirbuh secara bergantian mengaktifkan unit motorik, seperti Namun, jika serat otot dirangsang kedua kalinya sebelum
pergantian di pabrik, untuk memberi unit motorik yang baru serat tersebut mengalami relaksasi sempurna dari kedutan
bekerja kesempatan beristirahat sementara yang lain meng- pertama maka potensial aksi kedua menyebabkan respons
ambil alih. Perubahan ini berlangsung dengan koofdinasi kontraktil kedua, yang ditambahkan di atas kedutan perrama
terkontrol sehingga kontraksi menetap tersebut terjadi secara (Gambar 8-16b). Kedua kedutan dari dua potensial aksi
mulus tidak menyentak. Rekrutmen unit motorik asinkron dijumlahkan untuk menghasilkan regangan serat yang lebih
hanya dapat terjadi untuk kontraksi submalaimal, saat hanya besar daripada yang dihasilkan oleh satu potensial aksi. Pen-
sebagian dari unit motorik yang harus mempertahankan ting- jumlahan kedutan ini serupa dengan penjumlahan temporal
kat tegangan. Selama kontralsi maksimal, ketika semua serat PPE di neuron phscasinaps (lihat h. 1 16).
otot harus ikut serta, mustahil dilakukan pergantian aktivitas Penjumlahan kedutan hanya dapat terjadi karena durasi
unit motorik untuk mencegah kelelahan. Ini adalah satu alasan potensial aksi (1 sampai 2 mdet) jauh lebih singkat daripada
mengapa anda tidak dapat membawa benda berat dengan lama
durasi kedutan yang ditimbulkannya (100 mdet). Setelah
yang sama dengan benda ringan. terbentuk suatu potensial aksi akan timbul periode refrakter
Selain itu, jenis serat otot yang diaktifkan bervariasi singkat saat tidak dapat terjadi potensial aksi berikutnya (lihat
sesuai tingkat gradasi. Sebagian besar otot terdiri dari cam- h. 107). Karena itu penjumlahan potensial aksi tidak dapat
puran tipe serat yang berbeda secara metabolis, sebagian lebih terjadi pada periode ini. Membran harus kembali ke potensial
tahan terhadap kelelahan daripada yang lain. Selama aktivitas istirahatnya dan pulih dari periode refrakter sebelum poten-
daya tahan ringan atau sedang (olah raga aerobik), unit-unit sial aksi berikutnya dapat terjadi. Namun, karena potensial
motorik yang paling resisten terhadap kelelahan direkrut per- aksi dan periode refrakter telah selesai jauh sebelum kedutan
tama kali. Serat-serat terakhir yang dipanggil untuk bekerja otot yang ditimbulkannya berakhir, maka serar oror dapat
dalam mengadapi kebutuhan untuk peningkatan tegangan dirangsang kembali selagi sebagian aktivitas kontraksi masih
lebih lanjut adalah serat-serat yang paling mudah lelah. Ka- berlangsung, untuk menghasilkan penjumlahan respons
rena itu, seseorang dapat melakukan aktivitas yang memer- mekanis.
lukan daya tahan untuk waktu yang lama tetapi hanya dapat
Jika serat otot dirangsang sedemikian cepar sehingga
secara singkat mempertahankan aktivitas yang memerlukan serat tersebut sama sekali tidak mendapat kesempatan untuk
tenaga penuh. Tentu saja, bahkan serat otot yang paling melemas di antara rangsangan maka timbul kontraksi mene-
resisten terhadap kelelahan akhirnya juga akan kelelahan jika tap dengan kekuatan maksimal yang dikenal sebagai tet.rnus
diharuskan mempertahankan tingkat tertentu tegangan se- (Gambar 8-16c). Kontraksi tetanus biasanya tiga sampai
cara berkepanjangan. empat kali lebih kuat daripada kedutan tunggal. (Jangan
mengacaukan tetanus fisiologik ini dengan penyakit teranus;
lihat h. 121).
I Frekuensi stimulasi dapat mempengaruhi
tegangan yang dihasilkan oleh masing-masing
serat otot. I Penjumlahan kedutan terjadi karena
peningkatan menetap kalsium di sitosol.
Ketegangan sebuah otot bergantung tidak saja pada jumlah
serat otot yang berkontraksi tetapi jtga pada tegangan yang Apa mekanisme penjumlahan kedutan dan tetanus di tingkat
dibentuk oleh masing-masing serat yang berkontraksi ter- sel? Ggangan yang dihasilkan oleh serat otot yang berkon-
sebut. Berbagai faktor mempengaruhi kekuatan tegangan traksi meningkat akibat meningkatnya sikJus jembatan silang.
yang dapat dicapai. Faktor-faktor tersebut mencakup: Seiring dengan meningkatnya frekuensi potensial aksi, te-
gangan yang dihasilkan akan semakin besar sampai kontraksi
1. Frekuensirangsangan
tetanus maksimal tercapai. Sebagai respons terhadap satu
2. Panjang serat pada awal kontraksi
potensial aksi, dikeluarkan Ca2. dalam jumlah memadai un-
3. Tingkat kelelahan
tuk berinteraksi dengan semua troponin di dalam sel. Akibat-
4. Ketebalan serat
nya, semua jembatan silang bebas untuk ikut serta dalam
Kini kita akan meneliti efek frekuensi stimulasi (Faktor- respons kontraktil. Karena itu, bagaimana potensial aksi yang
faktor lain dibahas di bagian-bagian selanjutnya). berulang-ulang dapat menghasilkan respons kontraksi yang

Fisiologi Otot 291


F
o
o
Penjumlahan Rangsangan
c
Aktivitas 6 Kedutan kedutan berhenti atau
o
c
.

kontraktil 6 tunggal mulai terjadi


o kelelahan
.0)
F

0
E +30 ]* +
.!! -n
I
I
Potensial 6 l I

,:iksi 6tr -/u I

ba
OF Jika sebuah serat otot
dirangsang kembali setelah
I Jika sebuah serat otot di- I Jika serat otot dirangsang sedernikian
I rangsang kembalj sebelum I
cepat sehingga serat tercebut tidak
melemas sempurna, maka
I melemas sempurna, maga I
memiliki kesempatan beristirahat sama
kedutan kedua memiliki
kekuatan yang sama seperti ii::l':*::::*lTg
pertama,
i kan ke kedutan
I
I
sekali di antara rangsangan maka
terjadi kontraksi maksimal
kedutan pertama. menghasitkan
j yang
I berkepanjangan yang dikenal sebagai
i
peniumlahan. I tetanus"
Waktu
(a) (b) (c)
Gambar 8-16
Penjumlahan dan tetanus

lebih kuat? Perbedaannya bergantung pada seberapa lama


yang. berkepanjangal ini memungkinkan penambahan jembat-
Ca2. tersedia.
yang ikut serta dalam proses siklus untuk waktu
Jembatan silang tetap aktif dan terus bersiklus selama 1 lllanS yang
lama. Akibatnya, tegangan yang terbentuk r.m"kin
tersedia. cukup Ca2- agar kompleks troponin-tropomiosin fbih tirrgg;
Seiring_ dengan meningkatnya frekuensi
menjauh dari tempat pengikatan jembatan silang di aktin. potensial aksi, aurisi
peningkatan konsentrasi Ca2. sitosol bertambah,
Seriap kom pleks r roponi n-r ropom iosin rerbentang sepan dan karenanya
ang f aktivitas kontraktil meningkat sampai kontraksi tetanik
7 molekul aktin. Karena itu, pengikatan Ca2. ke satu molekul malai_
mal tercapai. Pada tetanus, jumlah maksimum tempat
troponin hanya menyebabkan terpajannya tujuh tempat pengikat_
an jembatan silang tetap terbuka sehingga d"p"t
pengikaran mbaran silang di filamen ripis.
je terj"di .iklrr.
jembatan silang dan, sebagai kon.ekuensirry",
Segera setelah Car- dibebaskan sebagai respons terhadap pembentukaa
tegangan mencapai puncaknya.
potensial aksi, retikuium sarkoplasma mulai memompa Carl
Karena otot rangka harus dirangsang oleh neuron
kembali ke kantung lateral. Seiring dengan b..kuiangnya . moto_
rik agar dapat berkontraksi
maka.isi.m l"rafberperan kunci
konsentrasi Ca2- sitosol akibat penyei"p"nLmbali Ca2-
oleh dalam mengontrol kekuatan kontraksi. Dua f"ito.
kantung latera-I, jumlah Ca2. yang ada untuk mengikat tropo_ ut"m"
yang berada di bawah kontrol untuk menghasilkan gradasi
nin menjadi semakin sedikit, sehingga sebagian kompleks uo-
kontraksi adalahjumlah unit motorik yorr/ dirong ong d"an
ponin dan tropomiosin bergeser balik ke posisinya yang fe k.uensiperangsangannld. Daerah-daerah oi"k y".rg
menghambat rempar pengikatan jembatan rilang. Kar.n"rry"l
dalikan aktivitas motorik mengombinasikan kontraksi
-.,rg.rr_
tidak semua rempar pengikatan jembatan silang-tetap tersedia tetanik
dan_rekrutmen unir motorik asinkron untuk menghasilkan
iky: serta dalam proses siklus ,.1"-" ,"t,] kedutan yang
Truk gerakan yang mulus bukan menyentak.
dipicu oleh satu potensiai aksi. Karena tidak semua
lembatai Faktor lain yang tidak berada di bawah kontrol saraf
silang berkontak dengan rempat pengikatannya maka se-
kekuat- cara langsung juga mempengaruhi tegangan yang
an kontraksi selama saru kedutan tidaklah mioi-"I. terbentuk
selama kontraksi. Di anraranya
ir.rl"rrg ..."t p"d"
Jika potensial aksi dan kedutan terpisah cukup jauh dari awal kontraksi, yan g mengalihkan"d"l"h
perhati"r, Li,""r.k"r".rg.
segi waktu bagi semua Ca2- yangdibebaskan dari respons
kon_
traksi pertama untuk dipompa balik ke dalam kantung lateral
di
antara dua potensial aksi maka akan terjadi respons kedutan
identik akibat potensial aksi kedua. Namun, jika potensiai
ITerdapat panjang otot yang optimal untuk
aksi menghasilkan tegangan maksimal.
kedua terjadi dan lebih banyak C* yangdibebaskan sementara
Ca2- yang telah dibebaskan sebagai ...pom terhadap Terdapat hubungan antara panjang otot sebelum
potensial
aksi pertama masih dalam proses pengembalian, maka
awitan kon-
konsen- traksi dan regangan tetanik yang kemudian dihasilkan
trasi Caz* sitosol akan tetap tinggi. Ketersediaan Ca2r oieh
di sitosol setiap serar pada panjang tersebut. Untuk setiap
otot terdapat

292 Bab 8
panjang optimal (/,) di mana dapat diperoleh gaya maksimal filamen-filamen tebal sehingga jumlah rempar aktin yang
pada kontraksi tetanik berikutnya. Tegangan yang dicapai tersedia untuk mengikat jembatan silang berkurang; yaitu,
selama tetanus akan lebih besar jika dimuiai pada panjang sebagian dari tempat di aktin dan jembatan silang tidak lagi
optimal otot daripada ketika kontraksi dimulai dengan pan- "berpasangan" sehingga keduanya "tidak terpakai". Karena
jang otot lebih besar atau lebih kecil daripada panjang opti- aktivitas jembatan silang yang berlangsung Iebih sedikit maka
mal tersebut. Hubungan panjang-tegangan ini dapat dije- tegangan yang terbentuk juga lebih kecil. Pada kenyaraannya,
laskan oleh mekanisme pergeseran filamen kontraksi otot. ketika otot diregangkan menjadi sekitar 70%o lebih panjang
daripada 1, (titit C) filamen-filamen tipis tertarik seluruhnya
PADA PANJANG OPTIMAL (O dari antara filamen-filamen tebal, menghambat aktivitas
jembatan silang dan karenanya tidak terjadi kontraksi.
Pada 1,, ketika dapat dihasilkan tegangan maksimal (titikA di
Gambar 8-17), filamen-filamen tipis secara optimal bertum-
pang dndih dengan regio-regio filamen tebal tempat menon- PADA PANJANG LEBIH KECIL DARIPADA
jolnya jembatan silang. Pada panjang ini, jembatan silang ',
Jika sebelum kontraksi otot lebih pendek daripada I"(titik D)
yang dapat diakses bagi molekul aktin untuk pengikatan dan maka tegangan yang terbentuk akan lebih kecil karena tiga
penekukan jumlahnya maksimal. Bagian tengah filamen te- alasan:
bal, di mana tidak terjadi tumpang tindih dengan filamen
1. Filamen tipis dari sisi sarkomer yang berlawanan men-
tipis pada 1, tidak memiliki jembatan silang; di sini hanya
jadi bertumpang tindih dan membatasi kesempatan
dijumpai ekor miosin.
interaksi jembatan silang dengan aktin.
2. Ujung-ujung filamen tebal tertekan ke garis Z sehingga
PADA PANJANG LEBIH BESAR DARIPADA tidak terjadi pemendekan lebih lanjut.
Pada panjang yang lebih besar, misalnya ketika otot secara '. 3. Seiain kedua faktor mekanis ini, pada panjang otot yang
pasif diregangkan (titik B), filamen tipis tertarik dari antara kurang dari 80o/o 1, tidak banyak Ca't yang dibebaskan

Kisaran perubahan
+ panjang yang dapat
terjadi di tubuh

@
:c (.' .
)++<t<<< ffi(
)
(E ()ffi .rt)irt(*< )
).' d
q)
(lg )+.t+i-<{<<r )
o
d
(E
E
'0 1 00%
t{L.
o .r (H- H.rirt(<.-qr )
(! {.rtx.)
)}'+tl{-.( ()ffi )JJ;-<(.<
}(
E
c(s {-i-ft{t )}. }H(
)
,-nL4 (r>lgD;i;<ir{<
o)
c(o {.)x}
'HL.{J d
)
(')
o
o
a
(g
50% o
c )Jttt-(<<
o
a
q)
L lo
(panjang otot istirahat)

700/" 1000/" 130% 170%


.-Otot
-
memendek teregang

Panjang serat otot dibandingkan dengan panjang istirahat


Gambar 8-17 -Otot
Hubungan panjang-tegangan. Kontraksi tetanik maksimal dapat dicapai jika suatu serat otot berada pada panjang optimalnya (/.)
sebelum awitan kontraksi, karena ini adalah titik tumpang-tindih optimal jembatan silang filamen tebal dan tempat pengikatan
jembatan silang filamen tipis (titik A). Persentase kontraksi tetanik maksimal yang dapat dicapai berkurang ketika panjang otot
lebih besar atau lebih kecil daripada /. sebelum kontraksi. Jika lebih panjang, lebih sedikit tempat pengikatan di filamen tipis yang
dapat berikatan dengan jembatan silang filamen tebal, karena filamen tipis tertarik menjauh dari antara filamen-filamen tebal
(titik B dan C). Ketika serat lebih pendek, lebih sedikit tempat pengikatan filamen tipis yang terpajan ke jembatan silang filamen
tebal karena filamen-filamen tipis bertumpang tindih (titik D). Juga, pemendekan dan pembentukan tegangan lebih lanjut
terhambat karena filamen-filamen tebal menekan garis Z (titik D). Di tubuh, panjang otot istirahat adalah di /.. Selain itu, karena
restriksi yang ditimbulkan oleh perlekatan ketulang, panjang otottidak dapat bervariasi lebih dari 30o/o lodi kedua arah (kisaran
dalam warna hijau muda). Di batas-batas luar dari kisaran ini, otot masih dapat mencapai sekitar 50% dari kontraksi tetaniknya.

Fisiologi Otot 293


selama penggabungan eksitasi-kontraksi oleh sebab- Otot biasanya melekat ke paling sedikit dua tulang ber-
sebab yang belum diketahui. Selain itu, oleh mekanisme beda melewati suatu sendi melalui tendon yang berjalan dari
yang belum jelas, kemampuan Ca'. mengikat rroponin kedua ujung otot (Gambar 8-19). Ketika otot memendek
dan menarik kompleks troponin-tropomiosin ke sam- sewaktu kontraksi, posisi sendi berubah karena satu tulang
ping berkurang pada panjang otot yang kecil. Karena bergerak relatif terhadap tulang yang lain-sebagai contoh,
itu, lebih sedikit bagian aktin yang terpajan untuk ikut fleksi (penekukan) sendi siku oleh kontraksi otor biseps dan
serta dalam aktivitas jembatan silang. ekstensi (pelurusan) siku oieh kontraks otot triseps. Ujung
otot melekat ke bagian tulang yang lebih stasioner disebut
KETERBATASAN PANJANG OTOT origo, dan ujung yang melekat ke bagian tulang yang ber-
Panjang ekstrim otot yang mencegah terbentuknya tegangan gerak disebut insersi.
hanya terjadi pada kondisi percobaan, ketika suatu otot di- Namun, tidak semua kontraksi otor memperpendek
angkat dan ,dirangsang pada berbagai panjang. Di tubuh otot dan menggerakkan tulang. Agar otot memendek se-
otot-otot memiliki letak sedemikian rupa sehingga panjang- waktu berkontrai<si maka regangan yang terbentuk di otot
nya dalam keadaan melemas mendekati panjang optimalnya; harus melebihi gaya-gaya yang melawan gerakan tulang tem-
karena itu, otot umumnya dapat mencapai kontraksi tetanik pat insersi otot tersebut. Pada kasus fleksi sendi siku, gaya
hampir maksimal. Karena perlekatan ke tulang menimbul- yang melawan, ataLr beban, adalah benda yang sedang di-
kan pembatasan, maka otot tidak dapat diregangkan atau angkat. Ketika anda menekuk siku tanpa mengangkat benda
diperpendek lebih dari 30o/o paryang oprimal istirahatnya, eksternal, maka tetap akan ada beban, meskipun kecil-berat
dan biasanya otot berubah jauh lebih kecil daripada 30o/o lengan bawah andayangdigerakkan melawan gaya gravitasi.
panjang normalnya. Bahkan pada batas-batas luar (130o/o
dan 70o/o {), otot masih tetap dapat menghasilkan separuh
dari tegangan maksimalnya.
I Dua jenis utama kontraksi adalah isotonik dan
Faktor-faktor yang mempengaruhi berapa besar tegang- isometrik.
an yang dapat dihasilkan oleh suatu serat otot yang telah kita
Terdapat dua jenis kontraksi, bergantung pada apakah pan-
bahas sejauh ini-frekuensi rangsangan dan panjang otot pada
jang otot berubah selama kontraksi. Pada kontraftsi isoto-
awal kontraksi-dapat bervariasi dari kontraksi ke kontraksi.
nik, tegangan otot tidak berubah sementara panjang otot
Penentu lain tegangan serat otot-kemampuan metabolik se-
berubah. Pada kontraksi isometrik, orot tidak dapat me-
rat relatif terhadap ketahanan akan kelelahan dan ketebalan
mendek sehingga terbentuk regangan dengan panjang otot
serat-tidak bervariasi dari kontraksi ke kontraksi tetapi
tetap. Proses-proses internal yang sama terjadi baik pada
bergantung pada jenis serat dan dapat dimodifikasi setelah
kontraksi isotonik maupun isometrik: eksitasi orot meng-
suatu periode waktu. Setelah kita menyelesaikan pembahasan
aktifkan proses kontraktil pembentuk tegangan; jembatan
kita tentang mekanika otot rangka, kita akan membahas ten-
silang mulai bersiklus; dan pergeseran fflamen memperpen-
tang faktor-faktor ini dalam pembahasan selanjutnya, pada
dek sarkomer, yang meregangkan komponen seri elastik
metabolisme otot rangka dan jenis serat.
untuk menghasilkan gaya di tulang tempat insersi otor.
Dengan mengambil biseps anda sebagai contoh, ang-
I Tegangan otot disalurkan ke tulang sewaktu gaplah anda akan mengangkat sebuah benda. Ketika tegangan
komponen kontraktil mengencangkan komponen yang terbentuk di biseps anda telah cukup besar untuk
seri elastik. mengatasi berat benda di tangan anda maka anda dapat
mengangkat benda tersebut, dengan keseluruhan oror me-
Tegangan diproduksi secara internal di dalam sarkomer, mendek dalam prosesnya. Karena berat benda tidak berubah
yang dianggap sebagai komponen kontraktil otot, akibat ketika diangkat maka tegangan otot retap konstan selama
aktivitas jembatan silang dan pergeseran filamen. Namun, periode pemendekan. Ini adalah konrraksi isotonik (secara
sarkomer tidak melekat langsung ke otot. Tegangan yang harfiah, "tegangan rerap"). Kontraksi isotonik digunakan
dihasilkan oleh elemen-elemen kontraktil ini harus di- untuk menggerakkan tubuh dan untuk memindahkan benda
salurkan ke tulang melalui jaringan ikat dan tendon sebelum eksternal.
tulang dapat digerakkan. Jaringan ikat dan tendon, serta Apa yang terjadi ketika anda mencoba mengangkat
komponen lain otot, misalnya titin intrasel, memiliki elasti- suatu benda yang terlalu berat bagi anda (yaitu, jika tegangan
sitas pasif dengan derajat tertentu. Jaringan nonkontraktil yang anda mampu bentuk di otot-otot lengan anda lebih
ini disebut komponen seri elastik otot; komponen ini kecil daripada yang dibutuhkan untuk mengangkat benda
berlaku seperti pegas yang dapat diregangkan dan diletak- tersebut)? Dalam hal ini, otor ddak dapat memendek dan
kan di antara elemen-elemen internal penghasil tegangan mengangkat benda dan panjangnya konstan meskipun ter-
dan tulang yang akan digerakkan melawan suatu beban bentuk tegangan sehingga terjadi kontraksi isometrih ("pan-
eksternal (Gambar 8-18). Memendeknya sarkomer me- jang tetap"). Selain terjadi ketika beban terlalu berat, kon-
regangkan komponen seri elastik. Tegangan otot disalurkan traksi isometrik terjadi ketika tegangan yang terbentuk di
ke tulang melalui pengencangan komponen seri elastik ini. otot secara sengaja dibuat lebih kecil daripada yang dibutuh-
Gaya yang dikenakan ke tulang ini menggerakkan tulang kan untuk memindahkan benda. Dalam hal ini, tujuannya
melawan beban. adalah untuk menjaga panjang otot retap meskipun otot

294 Bab 8
nik ketika anda mengangkat buku tersebut, tetapi kontraksi
menjadi isometrik ketika anda berhenti untuk memegang
buku di depan anda.

KONTRAKSI ISOTONIK KONSENTRIK DAN


EKSENTRIK
Terdapat dua jenis kontraksi isotontk-konsentik dan ehsen-
trib. Pada keduanya, panjang otot berubah pada tegangan
konstan. Namun, pada kontraksi konsentrik, otot memen-
dek sementara pada kontraksi eksentrik otot memanjang,
karena diregangkan oleh suatu gaya eksternal selagi berkon-
traksi. Pada kontraksi eksentrik, aktivitas kontraktil menahan
peregangan. Salah satu contoh adalah menurunkan suatu
beban ke lantai. Selama tindakan ini, serat-serat otot biseps
memanjang tetapi tetap berkontraksi untuk melawan pere-
gangan. Tegangan ini menopang berat benda.

KONTRAKSI LAIN
Kontraksi yang terjadi di tubuh tidak terbatas hanya pada
kontraksi isotonik dan isometrik. Panjang dan tegangan otot
sering bervariasi di seluruh rentang gerakan. Bayangkanlah
tindakan menarik busur dan panahnya. Tegangan di otot
biseps anda terus meningkat untuk mengatasi peningkatan
progresif resistensi seiring dengan semakin melengkungnya
busur. Pada saat yang sama, otot secara progresif memendek
ij,arrl:ar {i-'tr8 ketika anda menarik busur semakin ke belakang. Kontraksi
Hubungan antara komponen kontraktil dan komponen seri semacam ini tidak terjadi pada tegangan atau panjang yang
elastik dalam menyalurkan tegangan otot ke tulang. konstan.
Tegangan otot disalurkan ke tulang melalui peregangan dan Beberapa otot rangka tidak melekat ke tulang di kedua
pengencangan jaringan ikat elastik otot dan tendon akibat
ujungnya tetapi tetap menghasilkan gerakan. Sebagai contoh,
pemendekan sarkomer yang ditimbulkan oleh siklus jembatan
silang. otot lidah tidak melekat di ujung bebasnya. Kontraksi isotonik
otot-otot lidah menggerakkan ujung bebas lidah untuk ber-
bicara dan makan. Otot-otot mata eksternal melekat ke teng-
korak di origonya tetapi ke mata sebagai insersinya. Kontraksi
tersebut dapat menghasilkan tegangan yang lebih besar. Kon- isotonik otot-otot ini menghasilkan gerakan mata yang me-
traksi isometrik submaksimal ini penting untuk memperta- mungkinkan kita mengikuti gerakan benda bergerak, mem-
hankan postur (misalnya menjaga tungkai lurus ketika ber- baca, dan sebagainya. Beberapa otot rangka sama sekali tidak
diri) dan menopang benda daiam posisi tetap. Selama suatu melekat ke tulang dan sebenarnya mencegah gerakan. Otot
gerakan, otot dapat berubah antara kontraksi isotonik dan tersebut adalah cincin otot rangka yang dikontrol secara sadar
isometrik. Sebagai contoh, ketika anda mengambil sebuah dan dikenal sebagai sfingter, yang menjaga pintu keluar urin
buku untuk dibaca, biseps anda mengalami kontraksi isoto- dan feses dari tubuh dengan berkontraksi secara isotonik.

Ekstensi

Origo ----.
Orioo .---------
biseps trisJps

Elseos
i.i
--------------- T"e
'
berkontraksi
Pqitr Triseps -----{, ri# l--'
berkontraksi
'.3.'s rrq

lnsersi lnsersi-/
biseps triseps

Gambar E-19
Fleksi dan ekstensi sendi siku.

Fisiologi Otot 295


tersebut dipindahkan. Pada kontraksi isometrik ketika benda
I Kecepatan pernendekan herkaitan dengan
tidak berpindah, efisiensi kontraksi otot sebagai penghasil
behan. kerja eksternal adalah nol. Semua energi yang dikonsumsi
Beban juga merupakan penentu penting kecepatan pemen-
oleh otot sewaktu kontraksi diubah menjadi panas. pada
kontraksi isotonik, efisiensi otot adalah sekitar 250lo. Dari
dekan (Gambar 8-20). Selama kontraksi konsentrik, semakin
energi yang digunakan oleh otot selama kontraksi, 25o/o di-
besar beban, semakin rendah kecepatan saat sebuah serat otot
(sejumlah serat-serat kontraktil suatu otot) memendek. Ke- realisasikan sebagai kerja eksternal sementara 75o/o sisanya
diubah menjadi panas.
cepatan pemendekan maksimal jika tidak terdapat beban
Banyak dari panas ini tidak benar-benar disia-siakan
eksternal, secara progresif menurun dengan bertambahnya
dalam arti fisiologis karena panas tersebut digunakan untuk
beban, dan turun hingga nol (tidak terjadi pemendekan-
mempertahankan suhu tubuh. Pada kenyataannya, meng-
kontraksi isometrik) ketika beban tidak dapat diatasi oleh te-
gigil-suatu bentuk kontraksi otot rangka yang diinduksi
gangan tetanik maksimal. Anda sering mengalami hubungan
secara involunter-adalah mekanisme untuk meningkatkan
beban-kecepatan ini. Arlda dapat mengangkat benda-benda
ringan dengan cepat, sementara untuk mengangkat benda produksi panas pada keadaan dingin. Olah raga berat pada
hari yang panas, sebaliknya, dapat menyebabkan panas tubuh
yang sangat berat diperlukan waktu lama, kalaupun bisa.
berlebihan, karena mekanisme pengeluaran panas normal
Hubungan antara beban dan kecepatan pemendekan ini ada-
lah sifat mendasar otot, mungkin karena diperlukan waktu
mungkin tidak mampu mengompensasi peningkatan pro-
duksi panas ini (Bab 17).
lebih lama bagi jembatan silang untuk mengayuh melawan
beban yang lebih besar.
Sementara untuk kontral<si bonsentrik beban dan kece-
patan untuk pemendekan berbanding rerbalik, untuk kon-
I Unit interaktif otot rangka, tulang, dan sendi
traksi ehsentrih beban dan kecepatan untuk pemanjangan membentuk sistem tuas.
berbanding lurus. SemaI<tn besar gaya eksternal (beban) yang Sebagian besar otot rangka melekat ke tulang melewati
meregangkan otot yang sedang berkontraksi untuk menahan sendi, membentuk sistem tuas. Tuas adalah struktur kaku
regangan, semakin besar kecepatan pemanjangan oror, ke- yang mampu bergerak mengelilingi suatu tirik sumbu yang
mungkinan besar karena beban memutuskan sebagian dari dikenal sebagai firlkrum. Di tubuh, tulang berfungsi se-
perlekatan jembatan silang. bagai tuas, sendi sebagai fulkrum, dan otot rangka meng-
hasilkan gaya untuk menggerakkan tulang. Bagian tuas
antara fulkrum dan titik rempar gaya ke atas terbentuk di-
I otot dapat melakukan kerja, nan'lun
fVtreskipun sebut lengan diya; bagian antara fulkrum dan gaya ke ba-
seba_qian besar energi diubah menjadi panas. wah yang ditimbulkan oleh beban disebut sebagai lengan
beban (Gambar 8-27a).
Otot melakukan kerja dalam arti fisik hanya jika benda
Sistem tuas yang paling umum di tubuh dicontohkan
digerakkan. Kerja didefinisikan sebagai gaya dikali jarak.
oleh fleksi sendi siku. Otot-otot rangka, misalnya biseps yang
Gaya dapat disamakan dengan regangan oror yang diperlu-
kontraksinya menekuk sendi siku, terdiri dari banyak serat
kan untuk mengatasi beban (berat benda). Karena itu besar
penghasil tegangan yang berjalan sejajar (berdampingan)
kerja yang dilakukan oleh otot yang berkontraksi bergantung
yang dapat menghasilkan gaya besar di tempat insersi tetapi
pada seberapa besar berat benda dan seberapa jauh benda
memendek hanya dalam jarak pendek dan kecepatan relatif
rendah. Sistem tuas sendi siku memperkuat gerakan lambat
pendek biseps menjadi gerakan rangan yang lebih cepar dan
jangkauan lebih panjang.
c(E Marilah kita lihat bagaimana sebuah benda seberat 5
Y
o
kg diangkat oleh tangan (Gambar 8-21b). Ketika biseps
c berkontraksi, otot ini menghasilkan gaya ke atas di titik
c)
E tempat insersinya di tulang lengan bawah sekitar 5 cm men-
o
o- jauhi sendi siku (fulkrum). Karena itu, panjang lengan daya
c
o Beban maksimal sistem tuas ini adalah 5 cm. Panjang lengan beban, jarak
o- (kecepatan untuk pemendekan
o
o
dari sendi siku ke tangan, rerata adalah 35 cm. Dalam hal
o nol, yi, kontraksi isometrik)
Y ini, lengan beban tujuh kali lebih panjang daripada lengan
daya, yang memungkinkan beban dipindahkan dengan
jarak tujuh kali lipat daripada jarak pemendekan otot (se-
mentara biseps memendek 1 cm, tangan memindahkan be-
ban sejauh 7 cm) dan dengan kecepatan tujuh kali lebih
Beban
Gambar 8-20 besar (tangan bergerak 7 cm selama waktu yang digunakan
Hubungan beban-kecepatan pada kontraksi konsentrik. oleh biseps memendek I cm).
Kecepatan pemendekan menurun seiring dengan Kekurangan sistem tuas ini adalah bahwa di rempat inser-
peningkatan beban. si otot harus menghasilkan gaya tujuh kali lebih besar daripada

296 Bab 8
Gaya otot yang
mengarah ke atas = 35 kg

',,,.,,,,,KeceBatan :'" : :
"" "
, penrendekan otot'
= : 1, c*r/satuari'waktu

Fulkrum

Fulkrum

Lengan beban

(a) (b)
Garnbar 8-21
Sistem tuas otot, tulang, dan sendi. (a) Gambaran skematik jenis sistem tuas tersering di tubuh, yang memperlihatkan lokasi
fulkrum, gaya ke atas, gaya ke bawah, lengan daya, dan lengan beban. (b) Fleksi sendi siku sebagai contoh efek tuas di tubuh.
Perhatikan bahwa rasio tuas (panjang lengan daya terhadap lengan beban) adalah 1:7 (5 cm : 35 cm), yang memperbesar jarak
dan kecepatan gerakan tujuh kali (arak yang dipindahkan oleh otot [tingkat pemendekan] - 'l cm, jarak yang dipindahkan oleh
tangan = 7 cm; kecepatan pemendekan otot = 'l cm/satuan waktu, kecepatan tangan = 7 cm/satuan waktu), tetapi dengan
pengorbanan berupa otot harus menghasilkan gaya tujuh kali lipat daripada gaya yang ditimbulkan oleh beban (gaya otot = 35
kg,beban=5kq).

beban. Hasil kali panjang lengan daya dan gaya ke atas yang 1. Penguraian AIP oleh ATPase miosin menghasilkan
diberikan harus sama dengan hasil kaii panjang lengan beban energi untuk ka1'r-rhan bertenaga jembatan silang.
dan gaya ke bawah yang ditimbulkan oleh beban. Karena 2. Pengikatan (bukan penguraian) molekul baru AIP ke
lengan beban kali gaya ke bawah adalah 35 cm x 5 lg, maka miosin memungkinkan jembatan silang terlepas dari
lengan daya kali gaya ke atas haruslah 5 cm x 35 kg (gaya yang filamen aktin pada akhir kayuhan bertenaga sehingga
harus dihasilkan oleh otot agar berada dalam keseimbangan siklus dapat diulang. AIP ini kemudian terurai untuk
mekanis). Karena itu, otot rangka biasanya bekerja pada ke- menghasilkan energi bagi kayuhan jembatan silang se-
adaan yang kurang menguntungkan dari segi mekanis karena lanjutnya.
otot harus menghasilkan gayl-yangjauh lebih besar daripada
3. Transpor aktif Ca'?- kembali ke dalam retikulum sarko-
beban sebenarnya yang dipindahkan. Bagaimanapun, penam-
plasma selama relaksasi bergantung pada energi yang
bahan kecepatan dan jarak yang dihasilkan oleh susunan tuas
berasal dari penguraian AIP
ini memungkinkan otot memindahkan beban lebih cepat dan
lebih jauh daripada bila tanpa sistem tuas tersebut. Penguatan
ini menghasilkan kecepatan dan kemampuan bermanuver
yang bermakna. I Serat otot memilikijalur alternatif untuk
Sekarang marilah kita alihkan perhatian dari mekanika membentuk ATP.
otot ke cata-cara metabolik yang digunakan oleh otot untuk
melaksanakan gerakan-gerakan tersebut. Karena ATP adalah satu-satunya sumber energi yang dapat
secara langsung digunakan untuk berbagai aktivitas tersebut,
maka agar aktivitas kontraktil dapat berlan.fut, AIP harus
trus-menerus diberikan. Di jaringan otot persediaan ATP
yang dapat segera digunakan berjumlah terbatas, tetapi ter-
M ETABOLISME OTCT RANGKA dapat tiga jalur yang memberikan tambahan ATP sesuai ke-
DAN JHNIS SERAT butuhan selama kontraksi otot: (1) transfer fosfat berenergi
tinggi dari kreatin fosfat ke ADB (2) fosforilasi oksidatif
Terdapat tiga langkah berbeda dalam proses kontraksi- (siklus asam sitrat dan sistem rranspor elektron), dan (3)
relaksasi yang memerlukan AIP: glikolisis.

Fisiologi Otot 297


KREATIN FOSFAT dan glikolisis untuk menghasilkan AIP. Jalur-jalur multitahap
Kreatin fosfat adalah sumber energi pertam^ yang diguna- ini memerlukan waktu untuk mempercepat laju pemben-
kan pada awal aktivitas kontraktil (Gambar 8-22a). Seperti tukan AIPagar menyamai peningkatan kebutuhan akan
ATf; kreatin fosfat mengandung satu gugus fosfat berenergi energi, dan waktu tersebut disediakan oleh pasokan segera
tinggi, yang dapat diberikan langsung kepada ADP untuk energi dari sistem kreatin fosfat satu tahap.
membentuk ATP. Seperti pembebasan energi ketika ikatan Fosforilasi oksidatif berlangsung di dalam mitokon-
fosfat terminal di AIP terputus, pemutusan ikaran antara fos- dria otot jika tersedia cukup Or. Oksigen dibutuhkan untuk
fat dan kreatin juga membebaskan energi. Energi yang dibe- menunjang rantai transpor elektron mitokondria, yang secara
baskan dari hidrolisis kreatin fosfat, bersama dengan fosfat, efisien memanen energi yang diambil dari penguraian mole-
dapat diberikan langsung ke ADP untuk membentuk AIP kul-molekul nutrien dan menggunakannya untuk mengha-
Reaksi ini, yang dikatalisis oleh enzim sel otot kreatin ki- silkan AIP (lihat h. 38). Jalur ini dijalankan oleh glukosa
nase, bersifat reversibel; energi dan fosfat dari AIP dapat atau asam lemak, bergantung pada intensitas dan durasi
dipindahkan ke kreatin untuk membentuk kreatin fosfat: aktivitas (Gambar 8-22b). Meskipun menghasilkan banyak
molekul AIP yaitu 36 untuk setiap molekul glukosa yang
diproses, fosforiiasi oksidatif relatif lambat karena banyaknya
Kreatin fosfat + #gileatin + ATp tahap yang harus dilalui.
Sesuai dengan hukum aksi massa (lihat h. 529), sewaktu Selama olahraga ringan (misalnya jalan kaki) sampai
cadangan energi di otot bertambah, peningkatan konsentrasi sedang (misalnya joggingatar berenang), sel-sel otot dapat
AIP mendorong pemindahan gugus fosfat berenergi tinggi membentuk cukup ATP melalui fosforilasi oksidatif untuk
dari AIP untuk membentuk kreatin fosfat. Sebaliknya, pada mengimbangi kebutuhan energi perangkat kontraktil da-
permulaan kontratsi ketika ATPase miosin menguraikan lam jumlah sedang untuk waktu yang cukup lama. Untuk
cadangan AIP yang sekedarnya, penurunan AIP yang kemu- mempertahankan kelanjutan fosforilasi oksidatif otor me-
dian terjadi mendorong pemindahan gugus fosfat berenergi merlukan penyaluran O, dan nutrien yang adekuat. Akti-
tinggi dari kreatin fosfat simpanan untuk membentuk lebih vitas yang dapat ditunjang dengan cara ini adalah olah
banyakAlP Otot yang beristirahat mengandung kreatin fosfat raga aerobik ("dengan Or") atau olahraga bersifat daya
Iima kali lebih banyak daripada AIP Karena itu, sebagian besar tahan.
energi disimpan di otot dalam bentuk kreatin fosfat. Karena O, yang dibutuhkan untuk fosforilasi oksidatif terutama
hanya satu reaksi enzimatik yang berperan dalam pemindahan disalurkan oleh darah. Peningkatan Oryang disalurkan ke
energi ini maka ATP dapat dibentuk dengan cepat (dalam otot sewaktu olah raga berlangsung melalui beberapa meka-
sepersekian detik) dengan menggunakan kreatin fosfat. nisme: Pernapasan yang lebih cepat dan dalam menyebabkan
Karena itu, kreatin fosfat adalah sumber pertama untuk peningkatan Oryang masuk; jantung berkontraksi lebih ce-
memasok AIP tambahan ketika olah raga dimulai. Kadar pat dan lebih kuat untuk memompa iebih banyak darah ber-
ATP otot sebenarnya relatif konstan pada awal kontraksi, oksigen ke jaringan; iebih banyak darah yang dialihkan ke
tetapi simpanan kreatin fosfat berkurang. Pada kenyataznnya, otot yang sedang beraktivitas melalui dilatasi pembuluh darah
upaya kontraktil intensitas tinggi yang berlangsung singkat, yang mendarahinya; dan molekul hemoglobin yang mem-
misalnya lompat tinggi, lari .jarak dekat, atau mengangkat bawa Or_dalam darah mengeluarkan lebih banyak O, di otot
beban, terutama ditopang oleh ATP yang berasal dari kreatin yang sedang beraktivitas. (Mekanisme-mekanisme ini di-
fosfat. Sistem energi lain tidak memiliki kesempatan untuk bahas lebih lanjut di bab-bab berikutnya). Selain itu, sebagian
bekerja sebelum aktivitas selesai. Simpanan kreatin fosfat tipe serat otot memiliki banyak mioglobin, yang serupa
biasanya menjalankan menit pertama (atau kurang) latihan. dengan hemoglobin. Mioglobin dapat menyimpan sejumlah
Sebagian atlet berharap memperoleh keunggulan kompeti- kecil Or, tetapi yang lebih penting, senyawa ini dapat mem-
tif dengan menelan suplemen kreatin untuk mendorong kinerja percepat pemindahan O, dari darah ke dalam serat otot.
mereka dalam aktivitas berintensitas tinggi jangka pendek yang
Glukosa dan asam lemak, yang akhirnya berasal dari
berlangsung kurang dari semenit. (Secara alami kita memper-
makanan yang masuk, juga disalurkan ke sel-sel otot oleh
oleh kreatin dari makanan, terutama daging). Pmeberian kreatin
darah. Selain itu, sel otot mampu menyimpan glukosa dalam
tambahan bagi otot menyebabkan simpanan kreatin fosfat ber-
jumlah terbatas dalam bentuk glikogen (rangkaian glukosa).
tambah - yaitu, peningkatan simpanan energi yang dapat di-
Sampai tahap tertentu hati dapat menyimpan kelebihan kar-
ubah menjadi peningkatan kinerja aktivitas yang memerlukan
bohidrat yang masuk sebagai glikogen, yang dapat diuraikan
letupan energi singkat. Namun, suplemen kreatin harus diguna-
untuk membebaskan glukosa ke dalam darah untuk diguna-
kan secara hati-hati, karena efekjangka panjang pada kesehatan
kan di antara makan. Pemuatan karbohidrat-peningkatan
belum diketahui. Simpanan kreatin tambahan tidak bermanfaat
asupan karbohidrat sebelum suatu pertandingan-adalah tak-
pada aktivitas yang memerlukan waktu lama yang mengandal-
tik yang digunakan oleh sebagian atlet dengan harapan untuk
kan mekanisme-mekanisme pemxok energi jangka panjang.
meningkatkan prestasi dalam pertandingan yang memerlu-
kan daya tahan misalnya mararon. Namun, setelah simpanan
FOSFORILASI OKSIDATIF glikogen di otot dan hati penuh, kelebihan karbohidrat (atau
Jika aktivitas kontraktil dependen energi akan dilanjutkan nutrien kaya energi lain) yang masuk diubah menjadi lemak
maka otot beralih ke jalur-jalur alternatif fosforilasi oksidatif tubuh.

298 Bab 8
Serat otot

Selama

r-) kontraksi

ffi
I @
G*,".-l t=;;=l
[TI J
Pompa Ca2*
ATPase
di retikulum
Selama miosin
sarkoplasma
istirahat (Sumber utama
ketika tidak
tersedia Or)

tidak
ada
o2 (Sumber
+ segera)

Or"d"
I

I Protein

iAsam aminoj
,,-j
-:

Jarang I I
o
I
ii
co2H2o
I
@. tr@ Kreatin I O
I\___lr9:9___J
+ ADP

Selama
kontraksi .

@ l"tur metabolik yang memasok ATP diperlukan untuk melaksanakan kontraksi dan relaksasi adalah:

@ O"rinOuhan fosfat berenergi tinggi dari kreatin fosfat ke ADP (sumber segera)
fosforilasi oksidatif (sumber utama jika O, ada), dijalankan oleh glukosa yang berasal dari
simpanan glikogen otot atau oleh glukosa dan asam lemak yang disalurkan oleh darah; dan

glikolisis (sumber utama jika O, tidak ada). Produk akhir glikolisis, asam piruvat, diubah
menjadi asam laktat ketika ketiadaan O, menghambat pemrosesan lebih lanjut asam
piruvat oleh jalur fosforilasi oksidatif.

Gambar 8-22
Jalur metabolik yang menghasilkan ATP selama kontraksi dan relaksasi otot.

Fisiologi Otot 299


GLIKOLISIS olahraga intens. (Namun, nyeri dan kekakuan yang muncul
Terdapat pembatasan respiratorik dan kardiovaskular menge- beiakangan yaitu sehari setelah seseorang melakukan latihan
nai berapa banyak Oryang dapat disalurkan ke otot. yaitu, yang tidak biasa mungkin disebabkan oleh kerusakan struk-
paru dan jantung dapat menyerap dan menyalurkan sejumlah tural reversibel). Selain itu, asam laktat yang diserap oleh
tertentrr O, ke otot yang sedang bekerja. Selain itu, pada darah menimbulkan asidosis metabolik yang menyertai olah_
kontraksi hampir maksimal, kontraksi yang kuat menekan raga intens. Para peneiiti percaya bahwa terkurasnya cadang_
pembuluh darah yang berjalan melintasi otot hingga hampir an energi dan turunnya pH otot akibat akumulasi asam laktat
tertutup sehingga ketersediaan O, di serat otot menjadi berperan dalam munculnya kelelahan otot, suaru topik yang
sangat terbatas. Bahkan jika O, tersedia, sistem fosforilasi akan kita bahas selanjurnya. Karena itu, olahraga
oksidatif yang relatif lambat intensitas berat dapar dipertahankan hanya dalam".,r.rob
-,tngkin tidak mampu meng- waktu
hasilkan AIP dengan cukup cepat untuk memenuhi ke- singkat, berbeda dari kemampuan tubuh
-.lrkuk"., aktivitas
butuhan otot sewaktu aktivitas intens. Konsumsi energi otot aerob tipe daya tahan yang dapat berlangsung lama.
rangka dapat meningkat hingga 100 kali lipat ketika beralih
dari keadaan istirahat menjadi beraktivitas dengan intensiras
tinggi. Jika penyaluran O, atau fosforilasi oksidatif tidak I Kelelahan dapat berasal dari otot
dapat mengimbangi kebutuhan akan pembentukan AIp se- atau sentral.
iring dengan meningkatnya intensitas olahraga, serat-serar
otot akan semakin mengandalkan glikolisis untuk'meng_ Al<tivitas kontraktil suatu oror rangka tidak dapat diperta-
hasilkan ATP (Gambar 8-22c). Reaksi-reaksi kimiawi pada hankan pada tingkat rerrenru secara rerus-m.rr.rr'rr. Akhirnya
glikolisis menghasilkan produk-produk yang akhirnya ma- tegangan di otot berkurang seiring dengan munculnya ke_
suk ke jalur fosforilasi oksidatif, tetapi glikolisis juga dapat lelahan. Grdapat dua jenis kelelahan: Lelelahan otot dan
berlangsung tanpa produk-produknya diproses l.bih l"rr,irrt kelelahan sentral.
oleh fosforilasi oksidatif. Selama glikolisis, satu molekul giu- Kelelahan otot rerjadi jika otot yang beraktivitas
kosa.diuraikan menjadi dua molekul asam piruvat, meng- tidak lagi dap_at berespons terhadap ,"rrg."rg", dengan
hasilkan dua molekul ATP dalam prosesnya. Asam piruvat derajat kontraksi yang sama. Kelelahan oiot J"l"h ,.r.-"tr.,
dapat diuraikan lebih lanjut oleh fosforilasi oksidatif untuk mekanisme pertahanan yang melindungi otot agar orot
mengekstraksi lebih banyak energi. Namun, glikolisis saja tidak mencapai titik di mana AIp tidak lagi dapat di_
memiliki dua keunggulan dibandingkan jalur fosforilasi oksi- produksi. Ketidakmampuan menghasilkan ATp d"p"t
-._
nyebabkan rigor mortis (kaku iayat; jelas bukah hasil
datif: (1) glikolisis dapat membentuk ATp tanpa keberadaan
O, (bekerja secara anaerob, yaitu, "tanpa Or"), dan (2) jatur olahraga yang diinginkan). Kausa yang mendasari kelelah_
ini dapat berlangsung lebih cepat daripada fosforilasi oksi- an otor belum jelas. Faktor-faktor yang diduga berperan
datif. Meksipun glikolisis mengekstraksi lebih sedikit mole- penting adalah:
kul AIP dari setiap molekul yang diproses, namun reaksi ini I Meningkatnya ADP dan
fosfat inorganib hkal dari peng_
dapat berlangsung jauh lebih cepat dan dapat mengalahkan uraian ATP dapat secara langsung mengganggu siklus
fosforilasi oksidatif dalam periode waktu rementu asaikan ,iem_
batan silang dan/atau menghambat p.l.p".", d", penyerap_
glukosa yang tersedia cukup. Aktiviras yang dapat ditunjang an kembali Ca2- oleh retikulum sarkoplasma.
dengan cara ini adalah olahraga anaerob atau intensitas I Akumulasi asam lahtat dapat menghambat enzim-enzim
tinggi. kunci di jalur penghasil energi dan/atauproses penggabungan
eksirasi-konr raksi.
PRODUKSIASAM LAKTAT I Akumulasi K- ekstraselyang terja di di otot ketika pompa
Meskipun glikolisis anaerob merupakan suaru cara untuk Na.-K. tidak dapat secara aktif memindahkan K- k.mbali k
melakukan olahraga intens ketika penyaluran Orlkapasitas dalam sel otot secepat keluarnya ion ini selama fase turun
fosforilasi oksidatif terlampaui, namun pemakaian jaiur ini potensial aksi berulang (lihat h. 103) menyebabkan penu_
memiliki dua konsekuensi. Pertama, sejumlah besar nutrien runan lokal potensial membran. perubahan potensial ini da_
harus diproses karena glikolisis jauh kurang efisien dibanding_ pat mengurangi pembebasan Ca2r inrrasel dengan mengham_
kan dengan fosforilasi oksidatif dalam mengubah bat penggabungan resepror dihidropiridin b.rpintu voltase di
en.qgi
nutrien menjadi energi AIP. (Glikolisis menghasilkan 2 mo_ tubulus T dan saluran pelepas Cal di r.tikulum sarko_
lekul AIP untuk setiap molekul glukosa yang diuraikan, se- plasma.
mentara fosforilasi otsidatif dapat mengekstraksi 36 molekul | .Terkumsnya cadangan energi glikogen dapat ^
menyebab_
,ATP netto dari setiap molekul glukosa). Sel otot dapat me- kan kelelahan otot pada olahraga y"rg L.r",.
nyimpan glukosa dalam jumlah terbatas dalam bentuk gli- \Zaktu timbulnya keielahan bervariasi sesuai jenis serat
kogen, tetapi glikolisis anaerob cepat menguras simpanan otot, sebagian serat lebih resisren terhadap kelelahan diban_
glikogen orot ini. Kedua, ketika produk akhir glilolsis dingkan serat lain, dan dengan intensitas latihan; kelelahan
anaerob, asam piruvat, tidak dapat diproses lebih lanjut oleh muncul lebih cepat pada aktivitas berintensitas tinggi.
jalur fosforilasi oksidatif, molekul ini diubah menjadi asam
Kelelahan sentral terjadi ketika SSp tidak Lgi ,.."r"
laktat. Akumulasi asam laktat diperkirakan berperan menim- adekuat mengaktifkan neuron-neuron motorik yang menya_
bulkan nyeri otot yang dirasakan ketika ,.r"or"rg melakukan rafi otot yang bersangkutan. Orang tersebut ,o...rp.rl"-L"t

300 Bab 8
atau menghentikan latihan meskipun otot-ototnya masih panjang dapat menghabiskan waktu hingga satu hari atau
mampu bekerja. Kelelahan sentral sering disebabkan oleh lebih, karena untuk memulihkan simpanan energi yang ter-
faktor psikologik. Selama latihan berat, kelelahan sentral kuras diperlukan asupan nurrien. Karena itu, bergantung pa-
tampaknya berakar pada rasa tidak nyaman yang berkaitan da jenis dan lama aktivitas, pemulihan dapat tuntas dalam
dengan aktivitas tersebut; diperlukan kemauan yang kuat beberapa menit atau memerlukan waktu lebih dari sehari.
(keinginan untuk menang) untuk tetap bertahan meskipun Sebagian dari EPOC tidak berkaitan langsung dengan
timbul nyeri. Pada aktivitas yang tidak terlalu berat, kelelah- pemulihan simpanan energi tetapi terjadi karena gangguan
an sentral dapat mengurangi kinerja fisik dalam kaitannya metabolik umum yang terjadi setelah olahraga. Sebagai con-
dengan kebosanan dan kemonotonan (misalnya bekerja di toh, peningkatan lokal suhu otot yang timbul karena aktivitas
pabrik) atau kecapaian (kurang tidur). Mekanisme yang ber- kontraktil yang membentuk panas mempercepat laju semua
peran dalam kelelahan sentral kurang begitu dipahami. Pada reaksi di jaringan oror, termasuk yang dependen Or. Demi-
sebagian kasus, kelelahan sentral tampaknya berakar dari kian juga, sekresi epinefrin, suatu hormon yang meningkat-
insufisiensi biokimiawi di dalam otak. kan konsumsi O, oleh tubuh, meningkat selama olahraga.
Kelelahan neuromus ku/ar dalam olahraga-ketidakmam- Sampai kadar epinefrin darah kembali ke keadaan pra-
puan neuron-neuron motorik aktif untuk membentuk asetii- olahraga, penyerapan O, meningkat di atas normal. Selain
kolin dalam kecepatan yang cukup untuk mempertahankan itu, selama olahraga suhu tubuh meningkat beberapa derajat
transmisi kimiawi potensial aksi dari neuron motorik ke Fahrenheit. Peningkatan suhu mempercepat reaksi-reaksi
otot-dapat ditimbulkan secara eksperimental tetapi ddak kimia yang menggunakan Or. Sampai suhu tubuh kembali
terjadi pada kondisi fisiologik normal. ke tingkat pra-olahraga, peningkatan kecepatan reaksi-reaksi
kimia ini ikut berperan atas adanya EPOC.
Kita telah membahas aktivitas kontraktil dan metabolik
& Diper!ukan peningkatan konsumsi oksigen untuk serat otot rangka secara umum. Namun tidak semua serat
pulih dani olahraga. otot rangka menggunakan mekanisme ini dalam tingkat yang
sama. Selanjutnyakita akan meneliti berbagai jenis serat otot
Seseorang terus bernapas dalam dan iepat untuk beberapa
berdasarkan kecepatan kontraksinya dan bagaimana serat
waktu setelah berolahraga. Kebutuhan akan peningkatan pe-
otot diperlengkapi secara metabolis untuk menghasilkan
nyerapan O, selama pemulihan dari olahraga (excess Ttost-
ATP
exercise oxlgen consurnption, atau EPOC) disebabkan oleh
beragam faktor. Yang paling dikenal adalah pelunasan deffsit
olcsigen yang terjadi selama olahraga, saat aktivitas kontraktil
ditopang oleh AIP yang berasal dari sumber-sumber non- ITerdapat tiga jenis serat otot rangka,
oksidatif misalnya kreatin fosfat dan glikolisis anaerob. berdasarkan perbedaan dalam hidrolisis dan
Selama olahraga, simpanan kreatin fosfat otot-otot yang aktif sintesis ATP.
berkurang, asam laktat mungkin menumpuk, dan simpanan
glikogen mungkin terkuras; besar efek-efek ini bergantung
Berdasarkan kapasitas biokimiawinya, terdapat tiga jenis
utama serat otot (Tabel 8-1):
pada intensitas dan lama aktivitas. Oksigen diperlukan untuk
pemulihan sistem-sistem energi. Selama masa pemulihan di- 1. Serat olisidatif lambat (tipe I)
hasilkan pasokan segar AIP oleh fosforilasi oksidatifdengan 2. Serat ohsidatifcepat (tipe IIa)
menggunakan Oryang baru diperoleh melalui peningkatan 3. Serat glikolitik cepat (tipe IIx)
bernapas setelah olahraga. Sebagian besar ATP ini digunakan
Seperti yang diisyaratkan oleh namanya, dua perbedaan uta-
untuk mensintesis kembali kreatin fosfat untuk mengem-
ma di antara ketiga jenis serat adalah kecepatan kontralai
balikan persediaannya. Hal ini dapat dicapai dalam hitungan
(lambat atau cepat) dan jenis perangkat enzimatik utama
menit. Semua asam laktat yang menumpuk diubah kembali
yang digunakan untuk membentuk AIP (oksidatif atau
menjadi asam piruvat, yang sebagian digunakan oleh sistem
glikolitik).
fosforilasi oksidatif untuk menghasilkan AIP. Sisa asam
piruvat diubah kembali menjadi glukosa oleh hati. Sebagian
besar dari glukosa ini sebaliknya digunakan untuk mengganti SERAT CEPAT VERSUS LAMBAT
simpanan glikogen yang terkuras dari otot dan hati selama Serat cepat memiliki aktivitas AIPase miosin (pengurai AIP)
olahraga. Berbagai reaksi biokimia yang melibatkan asam yang lebih cepat daripada yang dimiliki serar lambat. Semakin
piruvat ini memerlukan O, dan berlangsung beberapa jam. tinggi aktivitas AIPase, semakin cepat AIP terurai dan se-
Karena itu, EPOC memberikan Oryang dibutuhkan untuk makin cepat penyediaan energi untuk sildus jembatan silang.
memulihkan sistem kreatin fosfat, membersihkan asam laktat, Hasilnya adalah kedutan cepat, dibandingkan dengan kedutan
dan paling tidak secara parsial memulihkan simpanan gli- lambat dari serat yang lebih lambat menguraikan AIP Pada
kogen. kecepatan maksimal, serat glikolitik cepar berkonrraksi sekitar
Yang tidak berkaitan dengan peningkatan penyerapan 10 kali lebih cepat daripada serat olsidatif lambat. Karena itu,
O, adalah kebutuhan untuk memulihkan nutrien setelah dua faktor yang menentukan kecepatan otot berkontralai:
olahraga berat, misalnya lari maraton, di mana simpanan beban (hubungan beban-kecepatan) dan aktivitas AIPase mio-
glikogen sangat berkurang. Pada kasus ini, pemulihan jangka sin serat yang berkontraksi (kedut cepat arau lambat).

Fisiologi Otot 301


Tabel 8-1
Karakteristik Serat Otot Rangka

JENIS SERAT

Oksidatif Lamtrat Oksidatif Cepat Glikolitik Cepat


KARAKTERISTIK (Tipe l) {'Frpe lla) {Tipe llx)
Aktivitas ATPase Miosin Rendah Tinggi Tinggi
Kecepatan Kontraksi Lambat Cepat Cepat
Resistensi Terhadap Kelelahan Tinggi Sedang Rendah
Kapasitas Fosforilasi Oksidatif Tinggi Tinggi Rendah
Enzim untuk Glikolisis Anaerob Rendah Sedang Tinggi
Mitokondria Banyak Ba nyak Sedikit
Kapiler Banyak Banyak Sedikit
Kandungan Mioglobin Tinggi Tinggi Rendah
Warna Serat Merah Merah Putih
Kandungan Glikogen Rendah Sedang Tinggi

SERAT OKSIDATIF VERSUS GLIKOLITIK FAKTOR GENETIK PADA TIPE SERAT OTOT
Tipe serat juga berbeda dalam kemampuan membentuk AIP Pada manusia, sebagian besar otot mengandung campuran
Serat yang memiliki kapasitas besar untuk membentuk AIP dari ketiga jenis serat; persentase masing-masing tipe ter-
lebih resisten terhadap kelelahan. Sebagian serat lebih mam- utama ditentukan oleh jenis aktivitas yang khusus dilakukan
pu melakukan fosforilasi oksidatii, semenrara yang lain ter- oleh otot yang bersangkutan. Karena itu, di orot-otor yang
utama mengandalkan glikolis anaerob untuk membentuk khusus untuk melakukan kontraksi intensitas rendah jangka
AIP Karena fosforilasi oksidatif menghasilkan jauh lebih panjang tanpa mengalami kelelahan, misalnya otot di pung-
banyak ATP dari setiap molekul nutrien yang diproses, maka gung dan tungkai yang menopang berat tubuh terhadap
otot ini tidak mudah kehabisan simpanan energi. Selain itu, gravitasi, ditemukan banyak serat oksidatif lambat. Serat
otot ini tidak mengalami penimbunan asam laktat. Karena glikolitik cepat banyak ditemukan di otot lengan, yang ber-
itu, serat otot tipe oksidatiflebih resisren terhadap kelelahan adaptasi untuk meiakukan gerak cepat kuat misalnya meng-
dibandingkan dengan serat glikolitik. angkat benda berar.
Karakteristik-karakteristik terkait lain yang membeda- Persenrase berbagai tipe serat ini tidak saja berbeda di
kan ketiga jenis serat ini diringkaskan di Thbel 8-1. Seperti antara otor-otot pada satu orang tetapi juga sangat bervariasi
yang dapat anda perkirakan, serar olsidatif, baik yang lambat di antara individu. Atlet yang secara genetis dianugerahi lebih
maupun yang cepat, mengandung banyak mitokondria, orga, banyak serat glikolitik cepat adalah kandidat yang baik
nel yang mengandung enzim-enzim yang berperan dalam untuk jenis olahraga yang mengandalkan kekuatan dan ke-
fosforilasi oksidatif. Karena oksigenasi yang adekuat adalah cepatan, sementara yang memiliki proporsi serat oksidatif
hal penting untuk menunjang jalur ini, maka serar ini juga lambat lebih banyak lebih besar kemungkinannya berhasil
kaya akan kapiler. Serat oksidatif juga memiliki kandungan dalam aktivitas yang memerlukan daya tahan misalnya lari
mioglobin yang tinggi. Mioglobin tidak saja membanru maraton.
menunjang ketergantungan serat terhadap O, tetapi juga me- Gntu saja, kesuksesan di setiap pertandingan bergan,
nimbulkan warna merah, sepemi hemoglobin teroksigenasi tung pada banyak faktor selain anugerah genetik, misalnya
yang menimbulkan warna merah pada darah arteri. Karena tingkat dan jenis latihan serta besarnya tekad. Memang, ke-
itu, serat otor ini disebut serat merah. mampuan mekanis dan metabolik serar-serar orot dapat ber-
Sebaliknya, serar cepar yang khusus melakukan glikoli- ubah banyak sebagai respons terhadap pola tuntutan yang
sis mengandung sedikit mitokondria tetapi banyak mengan- dikenakan kepadanya. Marilah kita lihat mengapa.
dung enzim glikolitik. Juga, untuk memasok glukosa dalam
jumlah besar yang dibutuhkan untuk glikolisis, serar jenis ini
mengandung banyak simpanan glikogen. Karena memerlu- I Serat otot banyak beradaptasi
setragai
kan O, yang relatif sedikit untuk berfungsi maka serat gli- respons terhadap kebutuhan yang dibebankan
kolitik tidak banyak mendapat kapiler dibandingkan dengan kepadanya.
serat oksidatif. Serat glikolitik mengandung hanya sedikit
mioglobin sehingga berwarna pucar dan diberi nama serat Berbagai jenis olahraga menimbulkan pola lepas muatan
putih. (Perbandingan yang paling mudah dilihat antara serat neuron yang berbeda ke otot yang bersangkutan. Di serat
putih dan merah miosin adalah daging ayam putih dan otot terjadi perubahan adaptif jangka panjang, bergantung
merah). pada pola aktivitas neuron, yang memungkinkan serat be-

302 Bab 8
respons lebih efisien terhadap kebutuhan yang dibebankan pada otot rangka secara bertahap kembali ke keadaan semula
kepadanya. Karena itu, otot rangka memiliki derajatplastisitas dalam waktu beberapa bulan jika program latihan terarur
(lihat h. 162) yang tinggi. Dua jenis perubahan dapat di- yang memicu perubahan tersebut dihentikan.
timbulkan pada serat otot: perubahan dalam kemampuan Namun, serat lambat dan cepat tidak dapat saling di-
menghasilkan AIP dan perubahan garis tengah. pertukarkan. Meskipun latihan dapat memicu perubahan
pada sistem penunjang metaboiik serat otot namun apakah
PERBAI KAN KAPASITAS OKSIDATI F suatu serat adalah tipe kedut cepat atau lambat bergantung
pada persarafan serat. Serat kedut lambat disarafi oleh neuron
Latihan daya tahan aerobik yang teratut misalnya jogging
motorik yang memperlihatkan pola aktivitas listrik frekuensi
farak jauh atau berenang, memicu perubahan-perubahan
rendah, sementara serar kedut cepat disarafi oleh neuron
metabolik di dalam serat oksidatif, yaitu serat yang terutama
motorik yang memperlihatkan letupanJetupan aktivitas lis-
direkrut selama olahraga aerobik. Sebagai contoh, jumlah
mitokondria,dan jumlah kapiler yang menyalurkan darah ke
trik yang cepat intermiten. Perubahan eksperimenral neuron
serat-serat tersebut meningkat. Otot-otot yang telah beradap-
motorik yang menyarafi serat otot lambar dengan yang
menyarafi serat cepat secara bertahap mengubah kecepatan
tasi dapat menggunakan O, secara lebih efisien dan karena-
serat-serat tersebut berkontraksi.
nya lebih tahan melakukan aktivitas berkepanjangan tanpa
kelelahan. Namun, ukuran otot tidak berubah.
ATROFI OTOT
HIPERTROFI OTOT CATAIAN KLINIS. Pada ekstrim yang lain, jika suatu otot
tidak digunakan maka kandungan aktin dan miosinnya ber-
Ukuran sebenarnya otot dapat ditingkatkan dengan latihan-
kurang, seratnya menjadi lebih kecil, dan karenanya menjadi
latihan resistensi anaerob berintensitas tinggi dan berdurasi
singkat, misalnya angkat beban. Pembesaran otot yang terjadi
atroff (massanya berkurang) dan lebih lemah. Atroff otot
dapat terjadi melalui dua cara. Disuse atroph! terjadi ketika
terutama disebabkan oleh meningkatnya garis tengah (hiper-
suatu otot tidak digunakan dalam waktu lama meskipun
troff) serat-serat glikolitik cepar yang diaktifkan selama
persarafannya utuh, seperti ketika seseorang harus memakai
kontraksi-kontraksi kuat tersebut. Sebagian besar penebalan
gips atau penyangga atau selama tirah baring jangka panjang.
serat disebabkan oleh meningkatnya sintesis filamen aktin
dan miosin, yang memungkinkan peningkatan kesempatan
Atroff denervasi terjadi setelah persarafan ke suatu oror rer-
putus. Jika otot dirangsang secara elektris sampai persarafan
interaksi jembatan silang dan, selanjutnya terjadi, peningkat-
pulih, seperti selama regenerasi saraf perifer yang putus, maka
an kekuatan kontraktil otot. Stres mekanis yang ditimbulkan
atrofi dapat dikurangi tetapi tidak dapat dicegah secara toral.
latihan resisrensi pada serar-serat otot memicu prore in-protein
Aktivitas kontraktil itu sendiri jelas berperan penting dalam
penyalur sinyal, yang mengaktifkan gen-gen yang mengarah-
mencegah atrofi; namun, faktor-faktor yang belum jelas yang
kan sintesis lebih kontraktil ini banyak protein. Latihan
dibebaskan dari ujung saraf aktif, mungkin dikemas bersama
beban yang intensif dapat meningkatkan ukuran otot dua
dengan vesikel ACh, tampaknya juga ikut berperan dalam
atau tiga kali lipat. Otot-otot yang menonjol beradaptasi baik
integritas dan pertumbuhan jaringan otot.
untuk aktivitas yang memerlukan kekuatan intens untuk
waktu singkat, tetapi daya tahan tidak berubah.
PERBAIKAN OTOT YANG TERBATAS

PENGARUH TESTOSTERON CATAIAN KLINIS. Ketika suatu otot mengalami kerusak-


an, perbaikan secara terbatas masih dapat terjadi, meskipun
Serat otot pria lebih tebal, dan karenanya, otot-otot mereka
sel-sel otot tidak dapat membelah secara mitoris untuk meng-
lebih besar dan kuat daripada otot wanita, bahkan tanpa
gantikan sel yang hilang. Terdapat sejumlah kecil sel punca
latihan beban, karena efek testosteron, suatu hormon steroid
spesifik otot inaktifyang disebut sel satelit dekat dengan per-
yang terutama dikeluarkan oleh pria. Testosteron mendorong
mukaan sel (lihat h. 7). Ketika serar oror rusak, faktor-faktor
sintesis dan penyusunan miosin dan aktin. Kenyataan ini
yang dikeluarkan secara lokal akan mengaktifkan sel satelit,
mendorong sebagian atlet, baik pria maupun wanita, meng-
yang membelah untuk menghasilkan mioblas, sel belum ber-
gunakan secara berbahaya bahan ini atau steroid terkait un-
diferensiasi yang sama dengan yang membentuk otot pada
tuk meningkatkan prestasi atletik mereka (Untuk mengulas
masa mudigah. Sekelompok mioblas berfusi untuk mem-
topik ini lebih jauh, lihatlah fftur dalam boks di h. 304, Lebih
bentuk sebuah sel multinukleus besar yang segera mensintesis
Dekat dengan Fisiologi Olahraga).
dan menyusun perangkat intrasel khas otot, yang akhirnya
berdiferensiasi menjadi serat otot matang. Pada kerusakan
INTERKONVERSI ANTARA TIPE-TIPE OTOT CEPAT
yang luas, mekanisme terbatas ini tidak mampu mengganti
Semua serat otot dalam satu unit motorik adalah dari tipe semua serat yang lenyap. Dalam hal ini, serat yang tersisa
serat yang sama. Pola ini biasanya tercipta pada awal ke- sering mengalami hipertrofi untuk mengompensasi.
hidupan, tetapi kedua tipe serat kedut cepat dapat saling Tiansplantasi sel satelit atau mioblas merupakan salah
dipertukarkan, bergantung pada upaya iatihan. Yaitu, serat satu harapan bagi pengidap distroff otot, suaru penyakit
glikolitik cepat dapat diubah menjadi serat oksidatif cepat, herediter yang ditandai oleh degenerasi progresif elemen-
demikian sebaliknya, bergantung pada jenis kebutuhan yang elemen kontraktil, yang akhirnya digantikan oleh jaringan
dibebankan kepadanya secara berulang. Perubahan adaptif ftbrosa (Lihat fitur dalam boks di h. 306, Konsep, Tantangan,

Fisiologi Otot 303


tindakan curang lain selain mengguna- curang lain di masa mendatang adalah produksi miostaiin, suatu bahan kimia
kan steroid anabolik, misalnya doping gen. Doping gen merujuk tubuh alami yang mengerem pertum-
memakai hormon pertumbuhan kepada terapi gen yang ditujukan buhan otot. Karena bahan-bahan
manusia (human growth hormone) untuk meningkatkan prestasi atletik, kimia ini terdapat secara alami di
atau senyawa terkait dengan harapan misalnya dengan mendorong produksi dalam tubuh, maka deteksi doping gen
meningkatkan pertumbuhan otot. bahan alami yang menumbuhkan otot akan merupakan tantangan tersendiri.
Yang lebih mengkhawatirkan, para (misalnya, insulin-like growth factor 1,
ilmuwan memperkirakan bahwa cara atau IGF-1) atau dengan menghambat

Tabel 8-2
Penentu Tegangan Otot Keseluruhan pada Otot Rangka

TEGANGAN YANG DIHASILKAN OLEH SETIAP SERAT YANG


JUMLAH SERAT YANG BERKONTRAKSI BERKONTRAKSI

Jumlah unit motorik yang direkrut* Frekuensi rangsangan (penjumlahan kedutan dan tetanus)*
Jumlah serat otot per unit motorik Panjang serat pada awal kontraksi (hubungan panjang-tegangan)
Jumlah serat otot yang tersedia untuk berkontraksi Tingkat kelelahan
Ukuran otot (jumlah serat otot dalam otot) Durasi aktivitas
Adanya penyakit (mis. distrofi otot) Jumlah rekrutmen asinkron unit motorik
Tingkat pemulihan setelah kerusakan akibat trauma Jenis serat (oksidatif tahan lelah atau glikolitik mudah lelah)
Ketebalan serat
Pola aktivitas saraf (hipertrof i, atrofi)
Jumlah testosteron (serat lebih besar pada pria daripada wanita)

*Faktor yang dikontrol untuk menghasilkan gradasi kontraksi

dan Kontroversi, untuk informasi lebih lanjut renrang penya-


kit ini). I Keluaran unit motorik dipengaruhi oleh
Kini kita telah menuntaskan pembahasan tentang se- berbagai masukan saraf.
mua penentu tegangan otot keseluruhan pada suatu otot
Tiga tingkat masukan yang mengontrol keluaran neuron
rangka, yang diringkaskan di Tabel 8-2. Pada bagian rentang
motorik (Gambar 8-23) adalah:
otot rangka sisanya, kita akan membahas mekanisme sentral
dan lokal yang berperan mengatur aktivitas motorik yang 1. Input dari neuron aferen, biasanya melalui antarneuron,
dilakukan oleh otot-otor ini. di tingkat medula spinalis-yaitu, refleks spinal (lihat h.
189).
2. Masuhan dari borteks motorik primer. Serat-serat yang
KONTROL GERAKAN MOTORIK berasal dari badan sel neuron yang dikenal sebagai sel
piramid di korteks motorik primer (lihat h. 156) turun
Pola-pola tertentu keluaran unit motorik mengatur aktivitas langsung tanpa interupsi sinaps untuk berakhir di neu-
motorik, yang berkisar dari pemeliharaan posrur dan kese- ron motorik (atau di antarneuron lokal yang berakhir di
imbangan hingga gerakan lokomotorik srereotipikal, misal- neuron motorik) di medula spinalis. Serat-serat ini
nya berjalan, hingga aktivitas motorik terampil individual, membentuk sistem motorik kortikospinal (atau pira-
misalnya gimnastik. Kontroi gerakan motorik, apapun ring- midal).
kat kerumitannya, bergantung pada konvergensi masukan ). Masukan dari batang otak sebagai bagian dari sistem
yang masuk ke neuron motorik unit-unit motorik spesifik. motorik multineuron. Jalur-jalur yang menfrsun sistem
Neuron-neuron motorik pada gilirannya memicu kontraksi motorik multineuron (atau ekstrapiramidal) mencakup
serat otot di dalam unit-unit motorik masing-masing melalui sejumlah sinaps yang melibatkan banyak regio otak(ekstra
proses-proses yang terjadi di taut neuromuskular. artinya "di luar dari"; piramid merujuk kepada sistem

Fisiologi Otot 305


Konsep, Tantangan, dan Kontroverci
Distrofi Otot: Ketika Satu Langkah Kecil Menjadi Begitu Berarti
Harapan atas pengobatan untuk plasma ini memungkinkan sel otot untuk mengarahkan sintesis distrofin.
distrofi otot (DO), suatu penyakit menahan stres dan regangan yang Minigen ini dapat masuk ke dalam
pelisutan otot yang mematikan dan terjadi selama kontraksi dan virus pembawa. Penyuntikan bahan ini
terutama menyerang anak laki-laki peregangan. dapat menghentikan dan bahkan
serta menyebabkan kematian pada Otot distrofik ditandai oleh tidak memulihkan perkembangan DOD pada
usia sebelum 20 tahun, telah terlihat di adanya distrofin. Meskipun protein ini hewan percobaan.Uji klinis terapi gen
ufuk. hanya membentuk 0,002% dari jumlah pada manusia belum selesai.
total protein otot rangka, keberadaan-
Gejala nya sangat penting dalam memperta- Pendekatan Tandur Sel
Distrofi otot mencakup lebih dari 30 hankan integritas membran sel otot. Pendekatan lain adalah dengan
kelainan patologis herediter; yang Ketiadaan distrofin menyebabkan menggunakan penyuntikan sel yang
semuanya memperlihatkan degenerasi kebocoran terus-menerus Ca2* ke dapat secara fungsional menyelamat-
progresif elemen kontraktil dan dalam sel otot. Ca2* ini mengaktifkan kan jaringan otot distrofik. Mioblas
penggantiannya oleh jaringan fibrosa. berbagai protease, enzim pemutus adalah sel belum berdiferensiasi yang
Penciutan otot secara perlahan protein yang merusak serat otot. menyatu untuk membentuk sel otot
ditandai oleh kelemahan progresif Kerusakan yang terjadi menyebabkan rangka multinukleus besar selama
dalam periode beberapa tahun. otot menciut dan akhirnya f ibrosis masa mudigah. Setelah lahir, masih
Biasanya pasien DO mulai memper- yang merupakan tanda penyakit ini. terdapat sejumlah kecil sel punca yang
lihatkan gejala kelemahan otot pada Dengan ditemukannya gen distrofin dikenal sebagai se/ safe/it dekat
usia sekitar 2 atau 3 tahun, menjadi dan defisiensinya pada DOD muncul dengan permukaan otot. Sel satelit
tergantung pada kursi roda pada usia harapan bahwa para ilmuwan suatu dapat diaktifkan untuk membentuk
10 sampai 12 tahun, dan meninggal saat dapat mengganti protein yang mioblas, yang kemudian dapat
dalam 10 tahun berikutnya akibat hilang ini pada otot pengidapnya yang menyatu untuk membentuk sel otot
kegagalan pernapasan ketika otot-otot berusia muda. Meskipun penyakit ini rangka baru untuk menggantikan sel
pernapasan menjadi terlalu lemah atau masih dianggap tidak dapat diobati yang rusak. Namun, jika kehilangan sel
akibat gagal jantung ketika otot dan mematikan namun para peneliti otot berlangsung luas, seperti pada
jantung menjadi terlalu lemah. terus berupaya mengintervensi DO, mekanisme yang terbatas ini
kerusakan otot yang tiada henti ini. kurang memadai untuk mengganti
Penyebab semua serat yang hilang.
Penyakit ini disebabkan oleh defek Pendekatan Terapi Gen Salah satu pendekatan terapetik
genetik resesif di kromosom seks X, di Salah satu pendekatan yang mungkin untuk DO yang sedang dalam peneliti-
mana pria hanya memiliki satu adalah "perbaikan gen". Pada terapi an adalah transplantasi mioblas
salinannya. (Pria memiliki kromosom gen, gen-gen sehat biasanya dimasuk- penghasil distrofin yang dipanen dari
seks XY wanita memiliki kromosom kan ke sel defektif dengan mengguna- biopsi otot donor sehat ke dalam otot
seks XX). Jika seorang pria mewarisi kan virus. Virus bekerja dengan pasien yang sakit. Peneliti lain
dari ibunya sebuah kromosom X yang menginvasi sel tubuh dan mempenga- menggantungkan harapan mereka
mengandung gen distrof ik defektif ini ruhi perangkat genetik sel. Dengan pada pemberian sel satelit atau sel
maka ia ditakdirkan mengidap cara ini, virus mengarahkan sel pejamu punca dewasa yang telah berdiferen-
penyakit, yang mengenai satu dari untuk mensintesis protein-protein yang siasi parsial yang dapat diubah menjadi
setiap 3500 anak laki-laki di seluruh dibutuhkan untuk replikasi virus. sel otot sehat (lihat h. 8).
dunia. Untuk mengidap penyakit ini, Dengan terapi gen, gen yang diingin-
wanita harus mewarisi kromosom X kan disisipkan ke dalam virus yang Pendekatan Utrofin
pembawa gen distrofik ini dari kedua telah dilemahkan yang tidak dapat Strategi alternatif yang memberi
orang tuanya, suatu kejadian yang menyebabkan penyakit tetapi masih harapan cukup besar untuk mengobati
sangat langka. dapat masuk ke dalam sel sasaran dan DO adalah peningkatan produksi
Gen defektif yang berperan mengambil alih perintah genetik. utrofin, suatu protein alami di otot
menimbulkan d istrof i otot Duchen ne Salah satu tantangan besar bagi yang berkaitan erat dengan distrofin.
(DOD), bentuk penyakit yang tersering terapi gen untuk DOD adalah banyak- Delapan puluh persen sekuens asam
dan paling fatal, diketahui pada tahun nya gen distrofin. Gen ini, yang amino untuk distrofin dan utrofin
1986. Gen yang secara normal panjangnya lebih dari 3 juta pasangan identik, tetapi kedua protein ini dalam
menghasilkan distrofin, suatu protein basa, adalah gen terbesar yang pernah keadaan normal memiliki fungsi
besar yang menghasilkan stabilitas ditemukan. Gen ini tidak dapat masuk berbeda. Sementara distrofin tersebar
struktural pada membran plasma sel ke dalam virus yang biasa digunakan di seluruh membran permukaan sel
otot. Distrofin adalah bagian dari untuk memasukkan gen ke sel-virus- otot, tempat bahan ini berperan dalam
suatu kompleks protein terkait- virus ini hanya memiliki ruang untuk stabilitas struktural membran, utrofin
membran yang merupakan penghu- gen yang ukurannya seperseribu dari terkonsentrasi di motor end-plate. Di
bung mekanis antara aktin, suatu gen distrofin. Karena itu, para peneliti sini utrofin berperan dalam melekat-
komponen utama sitoskeleton internal menciptakan suatu minigen yang kan reseptor asetilkolin.
sel otot, dan matriks ekstrasel, yaitu seribu kali lebih kecil daripada gen Ketika para peneliti secara genetis
anyaman penunjang eksternal (lihat h. distrofin tetapi masih mengandung merekayasa mencit def isiensi-distrof in
64). Penguatan mekanis membran komponen-komponen esensia I yang menghasilkan utrofin dalam

(berlanjut)

306 Bab 8
jumlah berlebih, peningkatan utrofin mikroskopik degenerasi otot. Para Langkah-langkah menuju peng-
ini banyak mengompensasi ketiadaan peneliti kini berlomba-lomba menemu- obatan definitif ini memiliki arti bahwa
distrofin; utrof in tambahan tersebut kan obat yang akan memicu sel otot semoga suatu saat anak laki-laki
tersebar ke seluruh membran sel otot memproduksi utrofin dalam jumlah pengidap penyakit ini dapat melang-
tempat bahan ini mengambil alih besar, dengan harapan bahwa hal kah sendiri dan tidak ditakdirkan
tanggung jawab distrof in. Hasilnya tersebut dapat mencegah atau bahkan duduk di kursi roda dan mengalami
adalah perbaikan homeostasis Ca2*, memulihkan penciutan otot yang kematian dini.
peningkatan kekuatan otot, dan menandai penyakit mematikan ini.
penurunan mencolok tanda-tanda

Wals

@ffi
Tingkat
I
korteks

Tingkat
subkorteks
/
@-@
\.-l
Tingkat
batang otak
Ir
iffi +l ol
fl e I
Tingkal
medula spinalis

w,@ry ----i l aB)

a-*""-
t.-ry
\ W
rl
tt
Proses perifer lain,
misalnya masukan visual
Konsekuensi sensorik
gerakan
-t
*_)
l=;;--l
+

@ SSp secara terus-menerus diberi tahu (B) Gerakan motorik dikontrol oleh masukan ke neuron motorik dari
tentang panjang dan tegangan otot
serta proses-proses lain di perifer @ Ujung neuron aferen di tingkat medula spinalis,
rnelalui jalur"ialur yang menghantarkan (,:,\ Xortets motorik primer, melalui sistem motorik koriikospinalis, dan
rnasukan aferen, sehingga SSP dapat
rnemprogram aktivitas otot rangka yang @ ruutteus batang otak, yang berfungsi sebagai penghubung terakhir dalam
terkoordinasi dan beitujuan sistem motorik multineuron kompleks yang melibatkan banyak bagian otak"

<- = Jalur yang menghantarkan input aferen *e*--* = Sistem motorik kortikospinalis = Sistem motorik multineuron
Tanda panah mengisyaratkan pengaruh, eksitatorik atau inhibitorik; hubungan tidak harus langsung tetapi mungkin melibatkan antarneuron

Gambar 8-23
Kontrol motorik.

Fisiologi Otot 307


piramid). Penghubung terakhir di jalur multineuron ada- empat anggora badan) pada kerusakan medula spinalis atas
lah batang otak, khususnya formasio retikularis (lihat h. dan paraplegia (paralisis tungkai) pada cedera
181), yang selanjutnya dipengaruhi oieh daerah motorik
mjula rpina_
lis bawah.
korteks, serebelum, dan nukleus basal. Selain itu, korteks I Kerusakan neuron motorik-baik badan sel arau serat
motorik itu sendiri berhubungan dengan talamus serta eferen-menyebabkan paralisis f aksid dan hilangnya respon-
daerah motorik suplementer dan pramotorik, yang sivitas refleks di otot yang terkena.
semuanya adalah bagian dari sistem multineuron. I Kerusakan serebelum atau nukleus basal tidak menve_
Sa rt-satunya bagian otak yang secara langsung mem- babkan tetapi timbulnya pola gerakan yrng tijak
.paralis.is
pengaruhi neuron motorik adalah korteks motorik primer terkoordinasi dan canggung serra tidak sesuai. Daerah ini
da-
dan batang otak; regio-regio otak lain berperan secara rak_ lam keadaan normal memperhalus gerakan volunter.
langsung mengarur aktivitas motorik d.rrg"n menyesuaikan I Kerusakan. di bagian-bagian korteks yang lebih tinggi
.
sinyal motorik dari korteks motorik dan batang otak. Di dan berperan dalam perencanaan aktivitas mo,o.lk
-.rry.bii_
kan gangguan pembentukan perintah motorik yang sesuai
antara berbagai bagian otak ini terjadi sejumlah interaksi
kompleks; yang rerpenring disajikan di Gambar g-23 (Lihar untuk menyelesaikan suatu keinginan.
Bab 5 untuk pembahasan lebih lanjut tentang peran dan
interaksi spesifik bagian-bagian otak ini).
spinal yang melibatkan neuron aferen penting
I Reseptor otot memberikan informasi aferen
.Refleks yang diperlukan untuk mengontrol aktivitas otot
untuk mempertahankan postur dan dalam mengeksekusl
gerakan-gerakan protektif dasar, misalnya refleks lucut. Sis_ rangka.
tem kortikospinal terutama memerantarai gerakan volunter
Aktivitas otot rangka yang terkoordinasi dan bertujuan ber_
diskret halus tangan dan jari rangan, misalnya gerakan yang
diperlukan untuk melakukan pekerjaan gantung pada masukan aferen dari berbagai sumber. Di
-.njahit. D".."i tingkat sederhana, sinyal aferen y".rg
pramotorik dan motorik tambahan, dengan masukan dari -.r,,-iukkan bahwa
jari tangan anda menyentuh kompor panas memicu aktivitas
serebroserebelum, merencanakan perintah motorik volunter
yang dikeluarkan ke neuron motorik yang sesuai oleh korteks
konraktil refleks di otor-otot lengan yang sesuai untuk me_
motorik primer melalui sistem desendens ini. Sistem narik tangan dari rangsangan yang mencederai tersebut. Di
multineuron, sebaliknya, terurama mengatur postur tubuh tingkat yang lebih kompleks, jika anda ingin menangkap
sebuah bola, sistem motorik otak anda haru-s memprogram
keseluruhan yang melibatkan gerakan involunt., kelompok_
kelompok otot besar badan dan ekstremitas. Sistem korti_ perintah motorik sekuensial yang akan
-..rgg.r"kk"., d".,
memposisikan tubuh anda dengan ,.pra ,r.rrrrl menangkap
kospinal dan multineuron memperlihatkan banyak interaksi
dan tumpang tindih fungsi. Dalam memanipulasi secara sa_
bola tersebut, dengan menggun"kan perkiraan arah dan
kecepatan gerakan bola yang diberikar oleh masukan
dar jari tangan anda untuk melakukan pekerjaan menjahit, dari
mata. Banyak otot bekerja secara bersamaan atau bergantian
sebagai contoh, anda secara bawah sadar meletakkan lengan
anda daiam posisi tertentu sehingga anda mudah melakukan
di berbagai sendi untuk mengubah lokasi dan posisi tubuh
pekerjaan tersebut.
anda dengan cepar, sementara keseimbangan anda dalam
proses rersebut tetap terjaga. Masukan rentang posisi tubuh
Sebagian dari masukan yang berkonvergensi di neuron
anda relatifterha{ap lingkungan sekitar, ,.r,"
motorik bersifat eksitatorik, semenrara yang lain inhibitorik. fo.iri berbagai
bagian tubuh anda dalam hubungannya r",l.r r"rn" Iain,
Gerakan terkoordinasi bergantung pada keseimbangan akti_ hats
terus-menerus diberikan. Informasi ini penting untuk
vitas kedua masukan tersebut. Jenis-fenis kelainan motorik mem-
bentuk pola aktivitas saraf untuk m.lak anak"rl gerakan yang
berikut terjadi akibar gangguan konrrol motorik:
diinginkan. Untuk membuar program aktivitis oror yang
I CATAIAN KLINIS. Jika suatu sistem inhibitorik yang sesuai, SSP anda harus mengerahui posisi awal tubuh
andal
berasal d^ari batang otak terganggu, maka otot menjadl Seianjutnya, SSP harus terus-menerus diberi tahu tentang
hiperaktif karena masukan eksitatorik ke neuron motorik k.11j"1 gerakan yang telah dimulai, sehingga SSp dapai
tidak memiliki imbangan. Keadaan ini, yang ditandai oleh melakukan penyesuaian yang diperluk".r. O,"[
peningkatan ronus oror dan refleks tungkai, dikenal sebagai "rd"
rlml^if.orm.asi ini, yang dikenal sebagai masukan
-.rr._
proprio_
paralisis spastik. septif (lihat h. 158), dari reseptor di mata, sendi, perangkat
I Sebaliknya, hilangnya masukan eksitatorik, seperri yang vestibularis, dan kulit anda, serra dari otot-otot itu sendiri.
menyertai kerusakan jalur-jalur eksitatorik desendens yang
keluar dari korteks motorik primeq menimbulkan paralisis . . Anda dapat memperlihatkan resepror proprioseptif sen_
di dan otot anda bekerja dengan ."* mata dan
faksid. Pada keadaan ini, otot melemas dan yang bers"ngkut- ^.rrtrirp
membawa ujung jari telunjuk kiri dan k".r"., bertemu
an tidak dapat mengontraksikan otot secara sadar. Kerusakan "rrd"
di setiap titik dalam ruang. Anda dapat melakukannya tanpa
korteks motorik primer di salah satu sisi otak, misalnya pada melihat di mana tangan anda, karena otak anda diberi tahu
stroke, menyebabkan paralisis flaksid di separuh kontralaleral tentang posisi tangan dan bagian tubuh lain setiap saat oleh
tubuh (hemiplegia, atau paralisis di satu sisi tubuh). Gang_ masukan aferen dari resepror di sendi dan oror.
guan semua jalur desendens, seperri pada terputusny" m.dui" jenis reseptor otot-gelendong otot dan organ tendon
spinalis akibat trauma, menyebabkan paralisis flaksid di Golgi-memantau perubahan panjang dan tegangan otot.
bawah level bagian yang rusak-kuadriplegia (paralisis ke- Panjang otot dipantau oleh gelendong o,o,, p.*b"=han pada

308 Bab 8
tegangan otot dideteksi oleh organ tendon Golgi. Keduajenis REFLEKS REGANG
reseptor ini diaktilkan oleh peregangan oror, tetapi keduanya
Jika sebuah otot utuh diregangkan secara pasif maka serat-
menyalurkan jenis informasi yang berbeda. Marilah kita lihat
serat intrafusal gelendong orornya juga teregang sehingga
bagaimana.
terjadi peningkatan frekuensi lepas muatan di serat saraf
aferen yang ujung-u.iung sensoriknya berakhir di serat gelen-
STRUKTUR GELENDONG OTOT
dong yang teregang. Neuron aferen secara langsung bersinaps
Gelendong otot, yang rersebar di seluruh bagian daging dengan neuron motorik alfa yang menyarafi serat ekstrafusal
otot rangka, terdiri dari kumpulan serat otot khusus yang otot yang sama sehingga terjadi kontraksi otor rersebut
dikenal sebagai serat intrafusal,yangterletak di dalam kap- (Gambar 8-25a, jalur,ll -+2). Refleks regang ini berfungsi
sul jaringan ikat berbentuk gelendong yang sejajar dengan sebagai mekanisme umpan-balik negarif lokal untuk me-
serat ekstrafusal "biasa" (fusus artinya "gelendong") (Gam- nahan setiap perubahan pasif pada panjang otot sehingga
bar 8-24). Tidak seperti serar otor rangka ekstrafusal biasa, panjang istirahat yang optimal dapat dipertahankan.
yang mengandung elemen kontraktil (miofibril) di seluruh Contoh klasik refleks regang adalah refleks tendon
panjangnya, serar intrafusal memiliki bagian tengah yang patela, atau bnee-jerb reJlex (Gambar 8-26) . Otot ekstensor
non-kontraktil, dengan elemen kontraktil rerbatas di kedua lutut adalah ku a t/ri s ep s fe m o ris, y ang membentuk bagian ante-
ujung. rior (depan) paha dan melekat tepat di bawah lutut ke tibia
Setiap gelendong oror memiliki persarahn eferen dan (tulang kering) melalui tendon patela. Ketukan pada tendon
aferennya sendiri. Neuron eferen yang menyarafi serar inrra- ini dengan palu karet akan secara pasif meregangkan otot
fusal gelendong otot dikenal sebagai neuron motorik gama, kuadriseps, mengaktifkan resepror-reseptor gelendongnya.
sedangkan neuron motorik yang menyarafi serat ekstrafusal Refleks regang yang terpicu menimbulkan kontraksi otot eks-
dinamai neuron motorik alfa. Kedua jenis ujung sensorik tensor ini sehingga lutut menjadi lurus dan tungkai bawah
aferen berakhir di serat intrafusal dan berfungsi sebagai terangkat.
reseptor gelendong orot, di mana keduanya diaktifkan oleh CATAIAN KLINIS. Uji ini rutin dilakukan sebagai
regangan. Ujung primer (anulospiral) membungkus bagian penilaian pendahuluan atas fungsi sistem saraf, Refleks lutut
sentral serat intrafusal; ujung ini mendeteksi perubahan pada yang normal menunjukkan bahwa sejumlah komponen saraf
panjang serat sewaktu peregangan serta kecepatan peregang- dan otot-gelendong otot, masukan aferen, neuron motorik,
an itu. Ujung sekunder ffhuer-Eray), yang berkumpul di keluaran eferen, taut neuromuskular, dan otot itu sendiri-
segmen-segmen ujung dari banyak serat inrrafusal, hanya berfungsi normal. Hal ini juga menunjukkan keseimbangan
peka terhadap perubahan panjang. Gelendong oror berperan masukan eksitatorik dan inhibitorik ke neuron-neuron moto-
kunci dalam refleks regang. rik dari pusar-pusat di otak yang lebih tinggi. Kedutan oror

Kapsul

Akson neuron
Serat otot
motorik alfa
intrafusal (gelendong)

Akson neuron
motorik gama Bagian ujung serat
intrafusal yang kontraktil
Akson neuron
aferen
Ujung sekunder Bagian tengah
(flower-spray) serai intrafusal
serat aferen yang non kontraktil

Ujung primer (anulospiral)


serat aferen

Gambar 8-24
Gelendong otot. Sebuah gelendong otot terdiri dari kumpulan serat intrafusal khusus yang terletak di dalam kapsul jaringan
ikat sejajar dengan serat otot rangka ekstrafusal biasa. Gelendong otot disarafi oleh neuron motorik gama-nya sendiri dan
dipasok oleh dua jenis ujung sensorik aferen, ujung primer (anulospiral) dan ujung sekunder (flower-ipray), yang keduanya
diaktifkan oleh peregangan.

Fisiologi Otot 309


juga mungkin lenyap atau berkurang akibat hilangnya masuk- KOAKTIVASI NEURON MOTORIK GAMA DAN ALFA
an eksitatorik dari pusat yang lebih tinggi, atau mungkin Neuron motorik gama memulai kontraksi bagian-bagian
menjadi berlebihan karena hilangnya masukan inhibitorik ke
ujung serat intrafusal yang mengandung oror (Gambar 8-25a,
neuron motorik dari pusat-pusat otak yang lebih tinggi.
;alur 3). Respons kontraksi ini terlalu lemah untuk menim-
Tirjuan utama refleks regang adalah menahan kecende- bulkan pengaruh pada tegangan otot keseluruhan tetapi me-
rungan peregangan pasifotot ekstensor oleh gaya tarik bumi miliki efek lokal penting pada gelendong otot itu sendiri. Jika
ketika seseorang berdiri tegak. Setiap kali sendi lutut mulai tidak terdapat mekanisme kompensasi maka pemendekan
menekuk akibat gravitasi, otot kuadriseps menegang. Pening- otot keseluruhan oleh stimulasi neuron motorik alfa serat
katan kontraksi otot ekstensor yang ditimbulkan oleh refleks ekstrafusal akan melemaskan gelendong otot sehingga serat
regang ini dengan cepat meluruskan lutut, menahan tungkai tersebut akan kurang peka terhadap regangan sehingga tidak
tetap lurus sehingga yang bersangkutan tetap tegak. efektif sebagai detektor panjang otot (Gambar 8-25b dan c).

oo
ll _(o
Serat
otot rangka
ekstrafusal

I :rr:iirr::i.r:i
O--*
Medula Serat
spinalis 1 gelendong
i otot intrafusal
i,.

tvtasukan aferen dari ujung sensorik serat gelendong otot


@
@ Ketuatan neuron motorik alfa ke serat otot rangka biasa

O*O Jalur refleks regang

@ Keluaran neuron motorik gama ke bagian ujung serat gelendong yang kontraktil
@ -tatur desendens mengaktifkan neuron motorik alfa dan gama secara bersama-sama
(a)

Otot berkontraksi pada Otot berkontraksi pada


Otot melemas; serat situasi hipotetis di mana situasi normal koaktivasi
gelendong peka tidak terdapat koaktivasi gelendong; serat gelendong
terhadap peregangan oto{ gelendong; $erat gelendong yang berkontraksi peka
yang melemas tidak peka terhadap peregangan otot
terhadap peregangan otot
(b) (c) (d)
Gambar 8-25
Fungsi gelendong otot. (a) Jalur-jalur yang berperan dalam refleks regang monosinaps dan koaktivasi neuron motorik alfa dan
gama. (b) Status gelendong otot saat otot melemas. (c) Status gelendong otot pada situasi hipotetis di mana otot berkontraksi
pada stimulasi neuron motorik alfa tanpa koaktivasi gelendong. (d) Status gelendong otot pada situasi fisiologik sebenarnya
ketika otot dan gelendong otot berkontraksi pada koaktivasi neuron motorik alfa dan gama.

310 Bab 8
Koaktivasi sistem neuron motorik gama bersama dengan tahu tentang tegangan yang sebenarnya tercapai sehingga
sistem neuron motorik alfa selama kontraksi refleks dan dapat dilakukan penyesuaian-penyesuaian jika diperlukan.
volunter (Gambar 8-25a, jalwr 4) mencegah serat gelendong Organ tendon Golgi terdiri dari ujung-ujung serat afe-
melemas ketika otot keseluruhan memendek, mempertahan- ren yang teranyam di dalam berkas serat jaringan ikat yang
kan sensitivitas serat gelendong terhadap peregangan pada membentuk tendon. Ketika serat otot ekstrafusal berkon-
berbagai panjang otot. Ketika stimulasi neuron motorik traksi, tarikan yang terjadi pada tendon mengencangkan ber-
gama memicu kontraksi simultan kedua ujung serat intra- kas jaringan ikat, yang pada gilirannya meningkatkan tegang-
fusal yang mengandung otot, bagian sentral nonkontraktil an yang terjadi di tulang tempat tendon melekat. Dalam
tertarik ke arah yang berlawanan sehingga bagian ini mengen- prosesnya, ujung reseptor aferen organ Golgi teregang, me-
cang dan tidak melemas (Gambar 8-25d). Sementara tingkat nyebabkan serat aferen melepaskan muatan; frekuensi lepas
pengaktifan neuron motorik alfa bergantung pada kekuatan muatan berbanding lurus dengan tegangan yang terbentuk.
respons motorik yang diinginkan, tingkat aktivitas neuron Informasi aferen ini dikirim ke otak untuk diproses. Banyak
motorik gama ke otot yang sama bergantung pada besar dari informasi ini digunakan secara bawah sadar untuk meng-
pemendekan yang diantisipasi. eksekusi aktivitas motorik dengan mulus, tetapi tidak seperti
informasi aferen dari gelendong oror, informasi aferen dari
ORGAN TENDON GOLGI organ tendon Golgi mencapai tingkat kesadaran. Anda me-
Berbeda dari gelendong otot, yang terletak di dalam perut rasakan tegangan dalam suatu otot tetapi bukan panjangnya.
otot, org.rn tendon Golgi terletak di tendon otot, tempat Para ilmuwan semula berpikir bahwa organ tendon
organ ini dapat berespons terhadap perubahan tegangan, Golgi memicu suatu refleks spinal protektif yang mencegah
bukan panjang otot. Karena sejumlah faktor menentukan kontraksi lebih lanjut dan menimbulkan relaksasi refleks
tegangan yang terbentuk di otot keseluruhan sewaktu kon- mendadak ketika tegangan orot terlalu besar, sehingga
traksi (misalnya, frekuensi rangsangan atau panjang otot pa- membantu mencegah kerusakan otor arau tendon oleh kon-
da awai kontraksi) maka sistem kontrol motorik perlu diberi traksi otot yang berlebihan dan menimbulkan tegangan be-

Otot ekstensor lutut


(kuaQriseps femoris)

',Y-
:il;t.r!
ti,it
Tendon patela

Neuron
motorik alfa

Gambar 8-26
Refleks tendon patela (suatu refleks regang). Ketukan pada tendon patela dengan palu karet meregangkan gelendong otot di
otot kuadriseps femoris. Refleks regang monosinaps yang terjadi menyebabkan kontraksi otot ekstensor ini, menghasilkan
respons sentakan lutut khas.

Fisiologi Otot 311


rr

sar. Namun para ilmuwan kini percaya bahwa reseptor ini Karena tidak memiliki sarkomer maka otot polos tidak
adalah sensor murni dan tidak memicu refleks apapun. Thm- memiliki garisZ tetapi memiliki badan padat yang mengan-
paknya terdapat mekanisme lain yang belum diketahui yang dung protein yang sama dengan konstituen di garis Z
berperan menghambat kontraksi lebih lanjut dan mencegah (Gambar 8-27b). Badan padat terletak di seluruh sel otot
kerusakan akibat tegangan. polos serta melekat ke permukaan internal membran plasma.
Setelah menyelesaikan diskusi rentang otot rangka, se- Badan padat ditahan di tempatnya oleh filamen intermediat
karang kita lanjutkan meneliti tentang otot polos dan otot sebagai perancahnya. Filamen aktin melekat ke badan padat.
jantung. Aktin yang terdapat di sel otot polos jauh lebih banyak
daripada yang terdapat di sel otot rangka, dengan l0 sampai
15 filamen untuk setiap filamen tebal miosin di otot polos
OTOT POLOS DAN JANTUNG dibandingkan dengan 2 filamen tipis untuk setiap filamen
tebal di otot rangka.
Dua jenis otot lain-otot polos dan otot janrung-memiliki Unit kontraktil ftlamen tebal dan tipis berorientasi se-
beberapa kesamaan dasar dengan otot rangka, tetapi masing- dikit diagonal dari sisi ke sisi di dalam sel otot polos dalam
masing juga memperlihatkan karakteristik tersendiri (Thbel kisi-kisi memanjang berbentuk berlian dan bukan berjalan
8-3). Ketiga jenis otot memiliki perangkat kontraktil khusus sejajar dengan sumbu panjang seperti miofibril di otot rangka
yang dibentuk oleh filamen aktin yang bergeser relatif ter- (Gambar 8-28a). Pergeseran relatif filamen tipis melewati
hadap filamen tebal miosin yang stasioner sebagai respons filamen tebal selama kontraksi menyebabkan kisi-kisi filamen
terhadap peningkatan Ca2. sitosol untuk melaksanakan kon- memendek dan membesar dari sisi ke sisi. Akibatnya, sel
traksi. Ketiganya ju,ga menggunakan AIP secara langsung keseluruhan memendek dan menonjol keluar anrara tirik-
sebagai sumber energi untuk siklus jembatan silang. Namun, titik tempat filamen tipis melekat ke permukaan dalam mem-
struktur dan organisasi serar-serat di dalam ketiga jenis otot bran plasma (Gambar 8,2Sb).
ini berbeda, demikian juga mekanisme eksitasi dan cara eksi-
tasi dan kontraksi digabungkan. Selain itu, terdapat perbe-
daan-perbedaan penting dalam respons kontraktil itu sendiri. I Sel otot polos diaktifkan oleh fosforilasi miosin
Kita akan menghabiskan sisa bab ini membahas ciri-ciri yang dependen Ca2*.
umum otot polos dan orot jantung dibandingkan dengan
otot rangka, dengan mencadangkan pembahasan lebih rinci Filamen tipis sel otot polos tidak mengandung troponin, dan
mengenai fungsinya di organ-organ yang mengandung jenis- tropomiosin tidak menghambat tempat pengikatan jembatan
jenis otot tersebut. silang aktin. Karenanya apa yang mencegah aktin dan miosin
berikatan di jembatan silang pada keadaan istirahat, dan bagai-
mana aktivitas jembatan silang diaktifkan? Di kepala molekul
I Sel otot polos kecil dan tidak miosin melekat rantai-rantai ringan protein. Apa yang disebut
lurik, sebagai rantai ringan ini kurang begitu penting pada otot
rangka, tetapi memiliki fungsi regulasi penting pada otot polos.
Sebagian besar sel otot polos ditemukan di dinding organ Kepala miosin otot polos dapat berinteraksi hanya dengan
berongga dan' saluran. Kontraksi orot ini menimbulkan aktin ketika rantai ringan miosin mengalami fosforiksi (yutu,
tekanan dan mengatur gerakan maju isi struktur-struktur memiliki saru gugus fosfat dari AIP yang melekat padanya).
tersebut. Selama eksitasi, peningkatan Ca2- sitosol berfungsi sebagai
Baik sel otot polos maupun otot rangka berbentuk pembawa pesan intrasel, memicu serangkaian reaksi biokimia
memanjang, tetapi berbeda dengan otot rangka yang besar yang menyebabkan fosforilasi rantai ringan miosin (Gambar
dan silindris, sel otot polos berbentuk gelendong, memiliki 8-29). C*- otot polos berikatan dengan kalmodulin, suatu
satu nukleus, dan jauh lebih kecil (garis tengah 2 sampai 10 protein intrasel yang ditemukan di sebagian besar sel dan secara
pm dan panjang 50 sampai 400 pm). Juga tidak seperri sel struktural mirip troponin (lihat h. 130). Kompleks Ca2.-
otot rangka, sebuah sel otot polos tidak terbentang di seluruh kalmodulin ini berikatan dan mengaktifkan protein lain,
panjang otot. Biasanya kelompok-kelompok sel otot polos myosin ligbt chain hinase (MLC kinase), yang selanjutnya
tersusun dalam lembaran-lembaran (Gambar 8-27 a, h. 315) . memfosforilasi rantai ringan miosin. Jembatan silang miosin,
Sel otot polos memiliki tiga jenis filamen: (i) filamen setelah mengalami fosforilasi, mampu berikatan dengan aktin
tebal miosin, yang lebih panjang daripada yang ada di otot sehingga siklus jembatan silang dapat dimulai. Karena itu, otot
rangka; (2) filamen tipis aktin, yang mengandung tropomio- polos dipicu berkontraksi oleh peningkatan Ca2* sitosol serupa
sin tetapi tidak mengandung protein regulatorik troponin; dengan yang terjadi di otot rangka. Namun, pada otot polos
dan (l) filamen ukuran sedang, yang tidak secara langsung Ca2. akhirnya mengaktifkan jembatan silang dengan memicu
ikut serta dalam kontraksi tetapi merupakan bagian dari perubahan himiaui di miosin fflamen tebal, sementara pada
rangka sitoskeleton yang menunjang bentuk sel. Filamen otot otot rangka Ca2- menimbulkan efek dengan memicu per-
polos tidak membentuk miofibril dan tidak tersusun dalam rbahanfsik di filamen tipis (Gambar 8-30). Ingatlah bahwa di
pola sarkomer seperri di otot rangka. Karena itu, sel otot otot rangka, Ca2" memindahkan troponin dan tropomiosin
polos tidak memperlihatkan pita atau seran-lintang seperti dari posisinya yang menghambat sehingga aktin dan miosin
otot rangka sehingga jenis otot ini disebut otot "polos". bebas saling berikatan.

312 Bab 8
Tabel 8-3
Perbandingan Jenis Otot

JENIS OTOT

KARAKTERISTIK Rangka Polos Multiunit Polos Unit Tunggal Jantung


Melekat ke tulang Pembuluh darah besar, Dinding organ Hanya di jantung
saluran napas halus, berongga di saluran
mata, dan folikel cerna, reproduksi, dan
rambut kemih serta di pembu-
luh darah halus
Fungsi Pergerakan tubuh relatif Bervariasi sesuai Pergerakan isi di dalam Memompa darah keluar
terhadap lingkungan struktur yang terlibat organ berongga jantung
eksterna I

Mekanisme Mekanisme pergeseran Mekanisme pergeseran Mekanisme pergeseran Mekanisme pergeseran


Kontraksi filamen filamen filamen ilamen
f

Persarafan Sistem saraf somatik Sistem saraf otonom Sistem saraf otonom Sistem saraf otonom
(neuron motorik alfa)
Tingkat Kontrol Di bawah kontrol Di bawah kontrol Di bawah kontrol Di bawah kontrol
volunter; juga involunter invol unter invol unter
dipengaruhi oleh kontrol
bawah sadar
Inisiasi Kontraksi Neurogenik Neurogenik Miogenik (potensial Miogenik (potensial
pemacu dan potensial pemacu)
gelombang lambat)
Peran Memulai kontraksi; Memulai kontraksi; Memodif ikasi kontraksi; Memodif ikasi kontraksi;
Rangsangan Saraf membentuk gradasi berperan dalam gradasi dapat meningkatkan dapat meningkatkan atau
atau menghambat; menghambat; berperan
berperan dalam gradasi dalam gradasi
Efek Modifikasi Tidak Ya Ya Ya
oleh Hormon
Adanya Filamen Ya Ya Ya Ya
Miosin Tebal dan
Aktin Tipis
Lurik Karena' Ya Tidak Tidak Ya
Susunan Teratur
Filamen
Adanya Troponin Ya Hanya tropomiosin Hanya tropomiosin Ya
dan Tropomiosin
Adanya Tubulus T Ya Tidak Tidak Ya
Tingkat Berkembang sempurna Kurang berkembang Kurang berkembang Berkembang sedang
Perkembangan
Retikulum
Sarkoplasma

(berlanjut)

Cara eksitasi meningkatkan konsentrasi Ca2t sitosol di sedikit penambahan Ca2-. Karena garis tengah sei otot polos
sel otot polos juga berbeda dari yang terjadi pada otot rangka. jauh lebih kecil daripada serar orot rangka, maka sebagian
Sel otot polos tidak memiliki tubulus T dan retikulum besar Ca2t yang masuk dari CES dapat mempengaruhi aktivi-
sarkoplasmanya kurang berkembang. Meningkatnya Ca2' tasjembatan silang, bahkan di bagian tengah sel, ranpa mem-
sitosol yang memicu respons kontraktil berasal dari dua butuhkan mekanisme tubulus T retikuium sarkoplasma.
sumber: sebagian besar Ca2* masuk dari CES, tetapi sebagian Relaksasi dicapai dengan mengeluarkan Ca2t secara aktif
dibebaskan di dalam sel dari simpanan di retikulum sarko- menembus membran plasma dan kembali ke dalam reriku,
plasma yang sedikit. Tidak seperti perannya di sel otot rang- lum sarkoplasma. Ketika Ca2. dibersihkan, miosin meng-
ka, reseptor dihidropiridin berpintu voltase di membran alami defosforilasi (fosfatnya dikeluarkan) dan tidak lagi
plasma sel otot polos berfungsi sebagai saluran Ca'Z-. Ketika dapat berinteraksi dengan aktin sehingga otot melemas.
saluran-saluran membran permukaan ini terbuka, Ca2* ma- Kita masih belum menjawab pertanyaan bagaimana
suk menuruni gradien konsentrasinya dari CES. Caz' yang otot polos tereksitasi untuk berkontraksi; yaitu, apa yang
masuk memicu pembukaan saluran Cal di retikulum sarko- membuka saluran Ca'?t di membran plasma? Otot polos di-
plasma sehingga dari sumber yang sekedarnya ini terjadi golongkan ke dalam dua kategori-otot polos muhiunit dan

FisiologiOtot 313
Tabel 8-3
Perbandingan ienis Otot (tanjutan)

JENIS OTOT

KARAKTERISTIK Rangka Polos Multiunit Polos Unit Tunggal Jantung


Jembatan Silang Ya Ya Ya Ya
Diaktifkan oleh
Caz*
Sumber Retikulum sarkoplasma Cairan ekstrasel dan Cairan ekstrasel dan Cairan ekstrasel dan
Peningkatan Ca2* retikulum sarkoplasma retikulum sarkoplasma retikulum sarkoplasma
sitosol
Tempat Regulasi Troponin di filamen tipis Miosin di filamen tebal Miosin di filamen tebal Troponin di filamen tipis
Ca2*

Mekanisme Kerja Reposisi fisik kompleks Secara kimiawi Secara kimiawi Reposisi fisik kompleks
Ca2* tropon in-tropom iosin menyebabkan fosforilasi menyebabkan fosfori lasi tropon in-tropomiosin
untuk memajankan jembatan silang miosin jembatan silang miosin
tempat pengikatan sehingga jembatan sehingga jembatan
jembatan silang aktin tersebut dapat tersebut dapat
berikatan dengan aktin berikatan dengan aktin
Adanya Taut Tidak Ya (sangat sedikit) Ya Ya
Celah
ATP Digunakan Ya Ya Ya Ya
Langsung Oleh
Perangkat
Kontraktil
Aktivitas ATPase Cepat atau lambat, Sangat lambat 5angat lambat Lambat
Miosin; bergantung pada jenis
Kecepatan serat
Kontraksi
Cara Gradasi Variasi jumlah unit Variasi jumlah serat Variasi konsentrasi Ca2* Variasi panjang serat
Terjadi motorik yang berkon- otot yang berkontraksi sitosol melalui aktivitas (bergantung pada
traksi (rekrutmen unit dan konsentrasi Ca2* miogenik dan pengaruh tingkat pengisian rongga
motorik) dan frekuensi sitosol di setiap serat sistem saraf otonom, jantung) dan variasi
stimulasinya (penjum- oleh pengaruh otonom hormon, regangan konsentrasi Ca2* sitosol
lahan kedutan) dan hormon mekanis, dan metabolit melalui pengaruh
Iokal otonom, hormon, dan
metabolit lokal
Adanya Tonus Tidak Tidak Ya Tidak
tanpa
Rangsangan
Eksternal
Hubungan Tidak Tidak Ya
Panjang-
Tegangan yang
Jelas

unit tunggal-berdasarkan perbedaan dalam bagaimana serar- agar berkontraksi, serupa dengan unit motorik otot rangka.
serat ototnya tereksitasi. Marilah kita bandingkan kedua jenis Karena itu, aktivitas kontraktil di otot rangka d"., otot polo,
otot polos ini. multiunit bersifat neurogenik ("dihasilkan oleh saraf,,).
Yaitu, kontraksi di kedua jenis otot ini dimulai hanya sebagai
respons terhadap stimulasi oleh saraf yang menyar"fi otot
I Otot polos multiunit bersifat tersebut. Sementara otot rangka disarafi ol.h sirtem s"raf
neurogenik. somatik volunter (neuron motorik), sel otot polos multiunit
(serta unit tunggal) disarafi oleh sistem saraf otonom invo_
Otot polos multiunit memperlihatkan sifat-sifat yang rer- lunter.
letak di anrara orot rangka dan otot polos unit ,r-rrrgg"1. S.- Otot polos multiunit ditemukan di (1) dinding pem_
perti diisyaratkan oleh namanya, suatu otor polos multiunit buluh darah besar; (2) saluran napas halus di paru; (3) otot
terdiri dari banyak unit diskret yang berfungsi independen mata yang menyesuaikan lensa untuk melihat dekat atau
satu sama lain dan harus dirangsang secara terpisah oleh saraf
iauh; (4) iris mata, yang mengubah ukuran pupil untuk

3'14 Bab 8
Sel otot polos Nukleus

Filamen
intermediet

Filamen tebal

o
l
@Y
Filamen tipis
Pc
q9 Badan padat
69
6ti
-.tq

c9
60
ML

Sel otot polos Badan padat

.a
o

o

C
l

o Gambar 8-28
t= Gambaran skematik susunan filamen tebal dan tipis di sebuah
! selotot polos dalam keadaan kontraksi dan relaksasi. (a) Sel
C
d
otot polos melemas. (b) 5el otot polos berkontraksi.
(b)

Gambar 8-27
Gambaran mikroskopik sel otot polos. (a) Mikrograf cahaya bahwa serat-serat otot yang membentuk jenis otor ini ter-
berkekuatan rendah sel otot polos. Perhatikan nukleus yang eksitasi dan berkontraksi sebagai satu kesatuan. Serat-serat
berbentuk gelendong, tunggal, dan terletak di tengah. (b) otot pada otot polos unit tunggal secara elektris terhubung
Mikrograf elektron sel otot polos pada pembesaran 14.000 x.
oleh taut celah (lihat h. 66). Ketika suatu potensial aksi tim-
Perhatikan adanya badan padat dan tidak adanya seran-
I i nta ng. bul di mana saja di dalam suatu lembaran otor polos unit
tunggal maka potensial tersebut cepar disebarkan melalui
titik-titik kontrak elektris khusus ini ke seluruh kelompok sel
yang saling terhubung, yang kemudian berkontraksi sebagai
satu kesatuan. Kelompok sel yang saling terhubung tersebut
dan secara elektris dan mekanis berfungsi sebagai satu ke-
menyesuaikan jumlah cahaya yang masuk ke mata; dan (5) satuan disebut sebagai sinsitium fungsional (jamak, sisitia;
dasar folikel rambut, yang kontraksinya menyebabkan "bulu sin artinya "bersama"; slz artinya "sel").
roma berdiri". Anda dapat memahami pentingnya susunan ini dengan
mengetahui peran uterus selama persalinan. Sel-sel otot yang
membentuk dinding uterus bekerja sebagai suatu sinsitium
I Sel otot polos unit tunggal membentuk sinsitium fungsional. Sel-sel ini secara berulang mengalami eksitasi dan
fungsional berkontraksi sebagai satu kesatuan selama persalinan, meng-
hasilkan serangkaian "dorongan" terkoordinasi yang akhirnya
Sebagian besar otot polos adalah otot polos unit tunggal, menyebabkan bayi keluar. Kontraksi independen tak ter-
yang juga dinamai otot polos viseral, karena ditemukan di koordinasi masing-masing sel otot di dinding uterus ridak
dinding organ-organ berongga atau visera (sebagai contoh, dapat menghasilkan tekanan seragam yang dibutuhkan un-
saluran cerna, reproduksi, dan kemih serta pembuluh darah tuk mengeluarkan bayi. Otot polos unit tunggal di bagian
halus). Kata "otot polos unit tunggal" berasal dari kenyataan lain tubuh juga tersusun dalam sinsitium fungsional serupa.

Fisiologi Otot 3'15


@
(,
Kalmodulin

Kinase rantai
ringan miosin inaktif
ATP
ADP )on
-.*r
Jembatan silang
-l-l* Jembatan silanq m
terfosforilasi (dapat berikatan
miosin inaktif
dengan aktin)
Gambar 8-29
Pengaktifan jembatan silang miosin di otot polos.

Otot polos Otot rangka


potensial aksi tanpa rangsangan luar apapun. Berbeda dari
Eksitasi otot Eksitasi otot sel peka rangsang lain yang telah kita bahas (misalnya neu-
ron, serat otot rangka, dan otot polos multiunit), sel otot
polos unit tunggal yang dapat rerangsang sendiri ini tidak
I mempertahankan suatu potensial istirahat yang konstan.
Peningkatan Ca,' Peningkatan Ca2* sitosol Potensial membrannya secara inheren berfluktuasi tanpa
sitosol {terutama (seluruhnya dari retikulum pengaruh apapun dari faktor di luar sel. Dua tipe utama
dari cairan eksirasel) sarkoplasma intrasel) depolarisasi sponran yang diperlihatkan oleh sel selfexci-
table tni adalah potensial pemacu dan potensial gelombang
lambat.
Serangkaian reaksi biokimia Reposisi fisik troponin
dan tropomiosin POTENSIAL PEMACU
Padapotensial pemacu, potensial membran secara bertahap
I I mengalami depoiarisasi sendiri karena pergeseran fluks ion
Fosforilasi jembatan Terpajannya tempat pasif yang menyertai perubahan oromatis permeabilitas
silang miosin di pengikatan jembatan
saluran (Gambar 8-3 1a). Ketika membran telah terdepolarisasi
filamen tebal silang di aktin filamen tipis
hingga ke ambar.rg, terbentuklah potensial aksi. Setelah
repolarisasi, potensial membran kembali terdepolarisasi ke
ambang, secara siklis melanjutkan pembentukan otomatis
Pengikatan aktin dan miosin Pengikatan aktin dan miosin potensial aksi.
di iernbatan silang di jembatan silang

POTENSIAL GELOMBANG LAMBAT


Potensial gelombang lambat adalah perubahan bertahap
Kontraksi Kontraksi hiperpolarisasi dan depolarisasi secara bergantian yang di-
sebabkan oleh perubahan siklik oromatis kecepatan rranspor
Gambar 8-30 aktif ion narrium menembus membran (Gambar g-3ib).
Perbandingan peran kalsium dalam menimbulkan kontraksi di Potensial bergerak menjauhi ambang selama hiperpolarisasi
otot polos dan otot rangka. dan mendekati ambang ketika depolarisasi. Jika ambang ter-
capai maka terbentuk letupan potensial aksi pada puncak
depolarisasi. Namun ambang tidak selalu tercapai sehingga
osilasi potensial gelombang lambat dapat berlanjut ranpa
I Otot polos unit tunggal bersifat menghasilkan potensial aksi. Apakah ambang rercapai atau
miogenik. tidak bergantung pada titik awal potensial membran pada
awal pergeseran ke depolarisasi. Titik awal ini, selanjutnya,
Otot polos unit tunggal bersifat terangsang sendiri sehingga dipengaruhi oleh faktor saraf dan lokal. (Kini kita telah
tidak memerlukan rangsangan saraf untuk berkontraksi. membahas semua cara yang dapat digunakan untuk mem-
Kelompok-kelompok sel otot polos khusus di dalam suatu bawa jaringan peka rangsang ke ambang. Tabel 8-4 mering-
sinsitium fungsional memperlihatkan aktivitas iistrik spon- kaskan berbagai faktor pemicu yang dapat memulai por.rr.i"l
tan; yaitu, kelompok-kelompok tersebut dapat mengaiami aksi di berbagai jaringan peka rangsang).

316 Bab 8
AKTIVITAS MIOGENIK
Selotot polos yang dapat terangsang sendiri berfungsi khusus
memulai potensial aksi tetapi sel ini tidak diperlengkapi untuk E
c(5
berkontraksi. Hanya sedikit sel dalam suatu sinsitium fungsio-
nal yang tidak dapat berkontraksi dan berfungsi sebagai sel E
0)
pemacu. Sel-sel ini biasanya berkelompok di lokasi tertentu. E Potensial ambang
Sebagian besar sel otot polos pada suatu sinsitium fungsional E
a
dibentuk khusus untuk berkontraksi tetapi tidak dapat me- c
0)
o
mulai sendiri potensial aksi. Namun, sekali potensial aksi di- o_

bentuk oleh sel otot polos yang dapat terangsang sendiri ini
maka potensial tersebut dihantarkan ke sel-sel kontraktil
Waktu (mnt)
nonpemacu di sinsitium fungsional yang bersangkutan melalui
(a)
taut celah sehingga keseluruhan kelompok sel tersebut ber-
kontraksi tanpa masukan dari sarafl Aktivitas kontraktil
independen-saraf yang dimulai oleh otot itu sendiri ini disebut
aktivitas miogenik ("dihasilkan oleh otot"), berbeda dari
E
aktivitas neurogenik otot rangka dan otot polos multiunit.
C
(g
-o
E
o
I Gradasikontraksi otot polos unit tunggal E
berbeda dari yang terjadi di otot rangka. E
a
c
o
Otot polos unit tunggal berbeda dari otot rangka dalam gradasi (L
kontralai yang terjadi. Gradasi kontralai otot rangka sepenuh-
nya berada di bawah kontrol saraf, terutama yang melibatkan
rekrutmen unit motorik dan penjumlahan kedutan. Pada otot
Wakiu (mnt)
polos, taut celah memastikan bahwa keseluruhan massa otot
polos berkontraksi sebagai satu kesatuan sehingga jumlah serat
Gambar 8-31
otor yang berkontralai tidak mungkin diubah-ubah. Untuk
Aktivitas listrik yang terbentuk spontan di otot polos. (a)
menghasilkan berbagai kekuatan kontraksi organ keseluruhan
Pada potensial pemacu, membran secara perlahan mengalami
hanya tegangan serat yang dapat dimodifikasi. Bagian dari depolarisasi ke ambang secara periodik tanpa rangsangan
jembatan silang yang diaktifkan dan tegangan yang kemudian saraf apapun. Depolarisasi teratur ini secara siklis memicu
terbentuk di otot polos unit tunggal dapat diubah-ubah dengan potensial aksi spontan. (b) Pada potensial gelombang lambat,
membran secara bertahap mengalami hiperpolarisasi dan
memvariasikan konsentrasi Ca2- sitosol. Satu eksitasi di otot
depolarisasi spontan bergantian. Terjadi letupan potensial aksi
polos tidak menyebabkan semua jembatan silang aktif, berbeda jika depolarisasi membawa membran ke ambang.
dengan otot rangka, di mana satu potensial alsi memicu pe-
lepasan Ca2- dalam jumlah cukup untuk menyebabkan siklus
di semua jembatan silang. Di otot polos, seiring dengan
peningkatan konsentrasi Ca2. semakin banyak jembatan silang memulai kontraksi, tetapi dapat memodifhasi kecepatan dan
yang diaktifkan dan semakin besar tegangan yang terbentuk. kekuatan kontraksi, baik meningkatkan atau menghambat
aktivitas konuaktil suatu organ. Ingatlah bahwa regio motor
end-plate yang terbatas pada suatu serat otot rangka berinte-
TONUS OTOT POLOS
raksi dengan ACh yang dibebaskan dari terminal akson
Banyak sel otot polos unit tunggal memiliki kadar Ca2- sitosol
neuron motorik. Sebaliknya, protein-protein reseptor yang
yang cukup untuk mempertahankan adanya suatu tegangan
berikatan dengan neurorransmiter otonom tersebar di selu-
derajat rendah, atau tonus, bahkan tanpa potensial aksi.
ruh membran permukaan sel otot polos. Sel otot polos peka
Perubahan drastis mendadak pada Ca2., seperti yang menyer-
dalam berbagai derajat dan berbagai cara terhadap neurorrans-
tai potensial aksi miogenik, menyebabkan terbentuknya res-
miter otonom, bergantung pada distribusi resepror kolinergik
pons kontraktil pada otot yang sudah memiliki tonus. Selain
dan adrenergik sel (lihat h.263).
potensial aksi spontan, sejumlah faktor lain, termasuk neuro-
Setiap cabang terminal suatu serat otonom pascagang-
transmiter otonom, dapat mempengaruhi aktivitas kontraktil
lion berjalan melintasi permukaan saru arau lebih sel otot
dan pembentukan tegangan di sel otot polos dengan meng-
polos, mengeluarkan neurotransmiter dari vesikel di dalam
ubah konsentrasi Ca2* sitosol.
aaricosities (tonjolan) multipel sewaktu potensial aksi ber-
jalan di sepanjang terminal (Gambar 8-32). Neurotransmirer
MODIFIKASIAKTIVITAS OTOT POLOS OLEH SISTEM berdifusi ke banyak reseptor spesiftk di sel-sel di bawah
SARAF OTONOM terminal. Karena itu, berbeda dengan hubungan diskret satu-
Otot polos biasanya disarafi oleh kedua cabang sistem saraf lawan-satu di motor end-plate, suatu sel otot polos dapat
otonom. Pada otot polos unit tunggal, persarafan ini tidak dipengaruhi oleh lebih dari satu jenis neurotransmiter, dan

Fisiologi Otot 317


Tabel 8-4
Berbagai Cara untuk Memulai Potensial Aksi di Jaringan peka rangsang

METODE DEPOLARISASI
MEMBRAN KE POTENSIAL JENIS JARINGAN PEKA
AMBANG RANGSANG YANG BERPERAN PENJELASAN PROSES PEMICU
Penjumlahan potensial Neuron eferen, antarneuron P.enjumlahan temporal atau spasial depolarisasi
pascasinaps eksitatorik (ppE)
ringan (PPE) dendriVujung badan sel yang ditimbul_
(lihat h. 115)
kan oleh perubahan pada permeabiliias saluran
sebagai respons terhadap pengikatan neurotransmiter
eksitatorik dengan reseptor di membran permukaan
Potensial reseptor (lihat h. 204) Neuron aferen Biasanya depolarisasi reseptor neuron aferen dipicu
oleh perubahan pada permeabilitas saluran sebagai
respons terhadap rangsangan adekuat neuron
Potensial end-plate Otot rangka Depolarisasi motor end-plate ditimbulkan oleh
(lihat h. 266)
perubahan pada permeabilitas saluran sebagai
respons terhadap pengikatan neurotransmiter
asetilkolin dengan reseptor di membran end-plate
Potensial pemacu (lihat h.3.l5) Otot polos, otot jantung Depolarisasi spontan membran secara bertahap
akibat pergeseran fluks ion pasif yang menyeriai
perubahan otomatis permeabilitas salur"n -
Potensial gelombang lambat Otot polos (hanya di saluran cerna) Pergantian bertahap potensial hiperpolarisasi dan
(lihat h. 315)
depolarisasi yang disebabkan oleh perubahan siklis
otomatis pada transpor ion aktif menembus
membran.

setiap rerminal otonom dapat mempengaruhi lebih dari satu pada otot rangka. Kisaran panjang otot polos yang clapat
sel otot polos. menghasilkan regangan hampir maksimaf
iauh lebih besar
daripada otot rangka. Otot polos tetap dapat menghasilkan
FAKTOR LAIN YANG MEMPENGARUHI AKTIVITAS tegangan yang cukup besar meskipun telah diregangkan
OTOT POLOS hingga 2,5 kali dari panjang istirahatnya, karena dua ke_
Faktor lain (selain neurotransmiter otonom) dapat mem, mungkinan penyebab. pertama, berbeda dari otot rangka,
di
pengaruhi frekuensi dan kekuatan kontraksi otot multiunit mana panjang istirahat adalah pada 1", pada otot polos pan-
dan unit tunggal, termasuk peregangan mekanis, hormon .jang istirahat (tidak tereg,ang) jauh lebih pendek daripada 1.
terrenru, metabolit lokal, dan obat tertenru. Semua faktor ini Karena itu, otot polos dapat banyak diregangkan sebelum
akhirnya bekerja dengan memodifikasi permeabilitas saluran panjang optimalnya tercapai. Kedua, filamen tipis tetap
Cal di membran plasma, rerikulum sarkopiasma, atau ke- berrumpang tindih dengan filamen tebal yang sangat panjang
meskipun dalam posisi reregang, sehingga ini.rakii y.-b"t"i
lylti, melalui berbagai mekanisme. Karena itu, otot polos
lebih dipengaruhi oleh faktor eksternal dibandingkan otot silang dan pembentukan regangan
-"rih d"p", b.ri".,grrrrg.
rangka, meskipun otot polos dapat berkontraksi sendiri dan Sebaliknya, ketika otot rangka diregangkarhanya riga
per_
otot rangka tidak. empat_dari panjang istirahatnya, filamen tebal dan tipl
t.lah
Untuk saat ini, sewaktu kita melihat hubungan panjang_ terpisah total dan tidak lagi dapat berinteraksi (lihat Gambar
tegangan di otot polos, kita akan membahas secara lebilr detil 8-17,h.293).
hanya efek peregangan mekanis pada kontraktiliras otot Kemampuan serar otor polos yang telah sangat di_
polos. Kita akan meneliti pengaruh kimiawi ekstrasel pada regangkan untuk tetap menghasilkan regangan
-.rup"k"r.
hal yang penting, karena serat otot polo, di dirrdi.rg-.rr"tu
kontraktilitas otot polos di bab-bab selanjutnya ketika kita
membahas regulasi berbagai organ yang mengandung otot organ secara progresif teregang ketika volume isi
.berongga
polos. organ bertambah. Marilah kita lihat k"rrJung kemih sebagai
contoh. Meskipun serar-serar orot di kandung kemih ie-
regang ketika kandung kemih secara bertahap tJrisi
urin n"_
I Sel otot polos tetap dapat membentuk tegangan mun serat-serat tersebut tetap mempertahankan tonus mereka
namun secara inheren melemas ketika dan bahkan dapat membentuk tegangan sebagai respons
diregangkan. *ll"9.p sinyal yang mengarur pengosongan k"rrd.rrrj k.-
mih. Jika peregangan yang beriebih"r
Hubungan antara panjang serat orot sebelum kontraksi dan -.ngh"-b", p.-b.rr_
tukan tegangan, seperri di otot rangka,
tegangan yang dapat dihasilkan pada kontraksi berikutnya -.L k"r,durrg kemih
yang terisi tidak akan mampu berkontraksi unt.,k L.ngo_
tidak terlalu berkaitan erat pada otot polos dibandingkan songkan isinya.

318 Bab 8
Mitokondria

Vesikel yang berisi


neurotransmiter

Varikosa

Akson neuron
otonom pascaganglion

l-- \

Varikosa

Neurotransmiter
Sel otot
polos

-
Gambar 8-32
Gambaran skematik persarafan otot polos oleh ujung saraf pascaganglion otonom

RESPONS RELAKSASI STRES jauh lebih besar daripada renrang panjang otot rangka untuk
Ketika suatu otot polos diregangkan secara mendadak maka masih dapat berfungsi normal.
pada awalnya otot tersebut meningkatkan tegangannya, seperti Otot polos mengandung banyak jaringan ikat, yang
tegangan yang terbentuk ketika pita karet diregangkan. Namun, tidak dapat diregangkan. Tidak seperti otot rangka, di mana
otot cepat menyesuaikan diri dengan pan.jangnya yang baru, perlekatan ke tulang membatasi seberapa jauh otot dapat
mungkin karena tata ulang perlekatan jembatan silangnya. Jem- diregangkan, jaringan ikat ini mencegah otot polos meng-
batan silang otot polos terlepas relatiflambat. Pada peregangan alami peregangan berlebihan sehingga membentuk batas atas
mendadak, diperkirakan bahwa setiap jembatan silang yang yang menenrukan seberapa banyak isi yang dapat ditampung
melekat akan menahan regangan, ikut serta meningkatkan secara oleh suatu organ berongga berotot polos.
pasif (bukan aktifJ tegangan. Sewaktu jembatan-jembatarl silang
tersebut terlepas, filamen akan bergeser ke posisi teregangnya,
memulihkan tegangan ke tingkat semula. Sifat inheren otot I Otot polos bergerak lambat dan bersifat
polos ini disebut respons relalsasi stres. ekonomis.

Respons kontraktil otot polos berlangsung lebih lambat dari-


KEUNTUNGAN HUBUNGAN PANJANG.TEGANGAN
pada kedutan otot rangka. Satu kontraksi otot polos dapat ber-
OTOT POLOS
langsung hingga 3 detik (3000 mdet), dibandingkan maksima.l
Kedua respons otot polos terhadap peregangan ini-mampu 100 mdet untuk satu respons kontraktil otot rangka. Pengurai-
membentuk tegangan meskipur.r diregangkan lebarlebar dan an AIP oleh ATPase miosin jauh lebih lambat di otot polos,
secara inheren melemas ketika diregangkan-sangatlah mengun- sehingga aktivitas jembatan silang dan pergeseran filamen ber-
tungkan. Kedua respons ini memungkinkan otot polos terdapat langsung lebih lambat. Otot polos juga melemas lebih lambat
dalam berbagai panjang dengan tanpa mengalami banyak per- karena pembersihan Ca2- berlangsung lebih perlahan. Namun,
ubahan tegangan. Akibatnya, suatu organ berongga yang dilapisi kelambanan ini jangan diartikan sebagai kelemahan. Otot po-
oleh otot polos dapat mengakomodasi berbagai volume isinya los dapat menghasilkan regangan kontraktil yang sama per
dengan sedikit perubahan tekanan kecuali jika isi akan dikeluar- satuan luas porongan melintang dengan yang dihasilkan oleh
kan dari organ. Pada saat iru, regangan secara sengaja ditingkat- otot rangka, tetapi otot polos melakukannya dengan lebih
kan oleh pemendekan serat otot. Serat otot polos dapat lambat dan dengan pengeluaran energi yang jauh lebih kecil.
berkontraksi hingga separul dari panjang normalnya, memung- Karena siklus jembatan silang yang lambat selama kontraksi
kinkan organ berongga secara drastis mengosongkan isinya otot polos, maka jembatan silang melekat lebih lama dalam
dengan meningkatkan aktivitas kontraktil; karena itu, visera setiap siklus, dibandingkan dengan otot rangka; yaitu, jem-
yang mengandung otot polos dapat dengan mudah menampung batan silang "memegang erat" filamen tipis lebih lama dalam
isi dalam jumlah besar tetapi dapat pula mengosongkan isinya setiap siklus. Apa yang disebut sebagai fenomena lekat ini
hingga nyaris habis. Rentang panjang di mana otot polos masih memungkinkan orot polos mempertahankan regangan dengan
berfungsi normal (antara 0,5 sampai 2,5 kali panjang normal) konsumsi AIP yang lebih sedikit, karena setiap siklus jembatan

FisiologiOtot 319
silang menggunakan saru molekul ATP Karena itu otot polos penyebaran potensial aksi ke seluruh jantung, seperti pada
adalah jaringan kontraktil yang hemat, menyebabkannya co- otot polos unit tunggal. Jantung juga disarafi oleh sistem sa-
cok untuk kontraksi menerap jangka panjang dengan sedikit raf otonom yang, bersama dengan hormon tertentu dan
konsumsi energi dan tanpa kelelahan. Berbeda dengan ke- faktor lokal, dapat memodifikasi kecepatan dan kekuatan
butuhan yang cepar berubah yang dibebankan pada otot kontraksi.
rangka sewaktu anda bergerak dan memanipulasi lingkungan Yang khas bagi otot jantung adalah bahwa serar-serar
eksternal anda, aktivitas otot polos anda diarahkan untuk otot.jantung disatukan dalam suatu anyaman bercabang, dan
durasi yang lebih lama dan melakukan penyesuaian yang potensial aksi otot jantung berlangsung lebih lama sebelum
lambat terhadap perubahan. mengalami repolarisasi. Perincian lebih lanjut dan penting_
Karena sifatnya yang lamban dan susunan filamennya nya ciri-ciri otot ianrung di atas dibahas di bab selanjutnya.
yang kurang rerarur, otot polos sering secara salah dipandang
sebagai versi oror rangka yang kurang berkembang. Se-
benarnya, otot polos juga bersifat sangat spesialistik dipan-
dang dari kebutuhan yang dibebankan padanya-yaitu, mam- PERSPEKTIF BAB lNt: FOKUS PADA
pu secara ekonomis mempertahankan tegangan untuk waktu HOMEOSTASIS
yang lama tanpa kelelahan dan mampu menampung volume
dalam jumlah yang sangar bervariasi dengan hanya sedikit Otot rangka membentuk sisrem otot itu sendiri. Otot jan_
perubahan pada tegangan. Ini adalah jaringan efisien yang tung dan otor polos adalah bagian dari organ yang memben_
sangat adaptif. tuk sistem tubuh lain. Otot jantung hanya ditemukan di
Penyaluran nutrien dan O, umumnya memadai untuk jantung, yaitu bagian dari sistem sirkulasi. Otot polos di_
menunjang proses kontraktil otot polos. Otot polos dapat temukan di dinding organ berongga dan saluran, termasuk
memanfaatkan beragam molekul nutrien untuk menghasil- pembuluh darah pada sistem sirkulasi, saluran napas pada
kan AIP Tidak terdapat simpanan energi yang setara dengan sistem pernapasan, kandung kemih pada sistem kemih, lam_
kreatin fosfat pada otot rangka; simpanan tersebut tidak di- bung dan usus pada sistem pencernaan, serta uterus dan duk_
perlukan. Penyaluran oksigen biasanya sudah memadai un- tus deferens (saluran untuk sperma keluar dari testis) pada
tuk mengimbangi laju fosforilasi oksidatif yang berlangsung sistem reproduksi.
lambat yang dibutuhkan untuk menghasilkan AIp bagi otot Kontraksi otot rangka menghasilkan gerakan bagian_
polos yang hemat energi ini. Jika diperlukan, glikolisis anae- bagian tubuh relatif satu sama lain dan gerakan ttrbuh ke-
rob dapat menghasilkan ATP yang memadai jika pasokan O, seluruhan dalam kairannya dengan lingkungan eksternal.
berkurang. Karena itu, otot-orot ini memungkinkan anda bergerak dan
memanipulasi lingkungan eksternal. pada tingkat yang pa_
ling umum, sebagian dari gerakan ini ditujukan untuk mem_
I Otot jantung memadukan ciri otot rangka dan pertahankan homeostasis, misalnya menggerakkan tubuh
otot polos, menuju makanan atau menjauhi bahaya. Contoh fungsi
homeostatik yang lebih spesifik yang diiaksanakan oleh ott
Otot jantung, yanghanya ditemukan di jantung, memiliki rangka adalah mengunyah dan menelan makanan untuk di_
beberapa kesamaan struktural dan fungsional dengan otot uraikan lebih lanjut pada sistem pencernaan untuk meng_
rangka dan otot polos unit tunggal. Seperti otot rangka, otot hasilkan molekul nutrien penghasil energi yang dapat di-
jantung berseran lintang, dengan filamen tebal dan tipis ter- gunakan (orot mulut dan kerongkongan adalah otot rangka),
susun teratur membentuk pola pita regular. Filamen tipis dan bernapas untuk memperoleh O, dan membua"g ClO,
jantung mengandung troponin dan tropomiosin, yang me- (otot pernapasan adalah orot ,angkai. pembenrukan-prnm
rupakan tempat kerja Ca2. dalam mengaktifkan jembatan si- oleh kontraksi otot rangka juga merupak"r, ,umb., trt"m"
lang, seperti di otot rangka. Juga seperti otot rangka, otot produksi panas dalam mempertahankan suhu tubuh. Otot
jantung memiliki hubungan panjang-tegangan yang jelas. rangka juga meiaksanakan banyak aktivitas nonhomeostatik
Seperd serar otor rangka oksidatif, sel otot jantung mengan- yang memungkinkan kita bekerja dan bermain-misalnya,
dung banyak mitokondria dan mioglobin. Sel-sel ini juga mengoperasikan komputer atau bersepeda-sehingga kita da_
memiliki tubulus T dan retikulum sarkoplasma yang cukup pat memberi kontribusi pada masyarakat dan menikmati diri
berkembang. sendiri.
Seperti pada otot polos, Ca2. masuk ke sitosol dari CES Semua sistem lain di tubuh, kecuali sistem imun (per_
dan retikulum sarkoplasma selama eksitasi jantung. Masuk- tahanan),_ bergantung pada komponen oror nonr"rrgk" ag",
nya Ca2. dari CES terjadi melalui reseptor dihidropiridin dapat melaksanakan fungsi homeostatiknya. Sebagai contoh,
berpintu voltase, yang juga bekerja sebagai saluran Car. di kontraksi otor janrLlng di jantung mendorong darah masuk
membran tubulus T. Pemasukan Ca\ dari CES ini memicu ke dalam pembuluh darah, dan kontraksi otot polos di
pelepasan Ca2- intrasel dari retikulum sarkoplasma. Seperti lambung dan usus mendorong makanan yang tertel"n m.ne-
otot polos unit tunggal, jantung memperlihatkan aktivitas lusuri saluran cerna dengan kecepatan yang sesuai dengan
pemacu (tetapi bukan gelombang lambat), memulai sendiri sekresi berbagai getah pencernaan yang dikeluarkan dile-
potensial aksi tanpa pengaruh eksternal apapun. Sel-sel jan- panjang rute untuk menguraikan makanan menjadi satuan_
tung saling dihubungkan oleh taut celah yang meningkatkan satuan yang dapat digunakan.

320 Bab 8
RINGKASAN BAB
Pendahuluan (h. 277 -27 8) I Setelah aktin yang terpajan tersebut berikatan dengan
I Otot dikhususkan untuk berkontraksi. Melalui kemam- jembatan silang miosin, interaksi molekular antara aktin
puannya yang telah sangat berkembang untuk meng- dan miosin membebaskan energi di dalam kepala miosin
gerakkan komponen-komponen sitoskeleton khusus, otot yang disimpan sebelum penguraian AIP oleh AIPase
mampu menghasilkan tegangan, memendek, menghasil- miosin. Energi yang dibebaskan ini digunakan untuk
kan gerakan, dan melaksanakan kerja. menjalankan kayuhan bertenaga jembatan srlar'g. (Lihat-
I Terdapat tiga jenis otot-rangka, jantung, dan polos -yang lah Gambar 8-13).
dikategorisasikan dalam dua cara berbeda berdasarkan I Selama kayuhan bertenaga, jembatan silang menekuk ke
karakteristik-karakteristik umum. (1) Otot rangka dan otot arah tengah filamen tebai, "mendayung" masuk filamen
jantung adalah otot lurik (seranJintang), sementara otot tipis yang melekat padanya. (Lihatlah Gambar 8-9).
polos tidak memiliki seranlintang. (2) Otot rangka bersifat I Dengan penambahan molekul AIP segar ke jembatan
volunter, sedangkan otot iantung dan otot polos involun- silang miosin, miosin dan aktin terlepas, jembatan silang
ter (Lihatlah Gambar 8-l dan Tabel 8-3, h. 278-312) kembali ke bentuknya semula, dan siklus diulang.
(Lihatlah Gambar 8- I 3).
Struktur Otot Rangka (h.278-282) I Siklus berulang aktivitas jembatan silang menggeser fila-
I Otot rangka dibentuk oleh berkas-berkas sel otot silindris men tipis ke arah dalam setahap demi setahap. (Lihatlah
panjang yang dikenal sebagai serat otot, dibungkus dalam Gambar 8-9).
jaringan ikat. I Jika tidak ada lagi potensial aksi maka kantung lateral
I Serat-serat otot dikemas bersama miofibril, setiap miofi-
menyerap Ca2-, troponin dan tropomiosin kembali ber-
geser ke posisi menghambat, dan terjadi rel aksasi. (Liharlah
bril terdiri dari tumpukan set filamen tebal dan tipis ber-
Gambar 8-12).
gantian dan sedikit tumpang tindih. Susunan ini menye-
babkan serat otot rangka tampak bergaris-garis pada I Keseluruhan respons kontraktil berlangsung sekitar 100
pemeriksaan mikroskopik, yang terdiri dari pita A gelap
kali lebih lama daripada waktu potensial aksi. (Lihatlah
Gambar 8-14).
dan pita I terang bergantian. (Lihatlah Gambar 8-2, 8-3,
dan 8-4).
Mekanika Otot Rangka (h.289-297)
I Filamen tebal terdiri dari protein miosin. Jembatan silang I Gradasi kontraksi otot keseluruhan dapat dilakukan
yang terbentuk dari kepala globular molekul miosin me- dengan (1) mengubah-ubah jumlah serat otot yang ber-
nonjol dari setiap filamen tebal menuju filamen tipis di kontraksi di dalam otot dan (2) mengubah-ubah tegangan
sekitarnya. (Lihatlah Gambar 8-2 dan 8-5). ' yang dibentuk oleh setiap serat yang berkontraksi.
I Filamen tipis terutama terdiri dari protein aktin, yang (Lihatlah Tabel 8-2, h. 304).
dapat berikatan dan berinteraksi dengan jembatan silang I Semakin banyak jumlah serat otot yang aktif, semakin
miosin untuk menghasilkan kontraksi. Dengan demikian, besar tegangan otot keseluruhan. Jumlah serat yang ber-
miosin dan aktin dikenal sebagai protein kontraktil. kontraksi bergantung pada (1) ukuran otot (jumlah serat
Namun, pada keadaan istirahat dua protein regulatorik, otot yang ada), (2) tingkat rekrutmen unit motorik (be-
tropomiosin dan troponin, terletak melintang di permu- rapa banyak neuron motorik yang menyarafi otot yang
kaan filamen tipis untuk mencegah interaksi jembatan aktif), dan (3) ukuran masing-masing unit motorik (be-
silang ini. (Lihatkh Gambar 8-2 dan 8-6). rapa banyak serar oror diaktifkan secara bersamaan oleh
satu neuron motorik). (Lihatkh Gambar 8-15 dan Thbel
Dasar Molekular Kontraksi Otot Rangka (h.282-289) 8-2, h. 304)
I Elaitasi suatu serat otot rangka oleh neuron motoriknya I Juga, semakin besar tegangan yang dibentuk oleh setiap
menimbulkan kontraksi melalui serangkaian kejadian serat yang berkontraksi semakin kuat kontraksi otot ke-
yang menyebabkan filamen-filamen tipis bergeser saling seluruhan. Dua faktor yang mempengaruhi tegangan se-
mendekat di antara filamen tebal (Lihatlah Gambar 8-8). rat adalah (1) frekuensi rangsangan, yang menentukan
I Mekanisme pergeseran filamen pada kontraksi otot ini tingkat penjumlahan kedut; dan (2) panjang serat sebe-
diaktifkan oleh pelepasan Ca2- dari kantung lateral reti- lum awitan kontraksi. (Lihatlah Tabel 8-2, h. 304).
kulum sarkoplasma. (Lihatlah Gambar 8-10, 8-11, dan I Istilah 'penjumlahan kedut" merujuk kepada peningkatan
8-r2). tegangan yang menyertai rangsangan berulang serat otot.
I Pelepasan kalsium terjadi sebagai respons terhadap penye- Setelah mengalami satu potensial aksi, membran sel otot
baran potensial aksi serat otot ke dalam bagian sentral se- pulih dari periode refrakternya dan dapat kembali dirang-
rat melalui tubulus T. (Lihatlah Gambar 8-10 dan 8-12). sang sementara sebagian aktivitas kontraktil yang dipicu
I Ca2. yang dibebaskan kemudian berikatan dengan kom- oleh potensial aksi pertama masih berlangsung. Akibat-
pleks troponin-tropomiosin filamen tipis, sedikit merepo- nya, respons kontraktil (kedutan) yang diinduksi oleh dua
sisi kompleks untuk memajankan tempat pengikatan potensial aksi yang berturutan dapat dijumlahkan, me-
jembatan silang aktin. (Lihatlah Gambar 8-7 dan 8-12). ningkatkan tegangan yang dibentuk oleh serat. Jika serat

Fisiologi Otot 321


otor dirangsang sedemikian cepar sehingga serat rersebut rangsangan saraf dengan aktivitas kontraktil yang sama;
tidak mendapat kesempatan untuk melemas di antara dan (2) kelelahan sentral, yang terjadi ketika SSp tidak
rangsangan maka terjadi kontraksi menetap maksimal lagi secara adekuat mengaktifkan neuron motorik.
(maksimal bagi serat pada panjang tersebut) yang dikenal I Terdapat tiga jenis serar orot berdasarkan jalur yang
sebagai retanus.(Lihatlah Gambar 8-IQ. digunakan untuk sintesis ATP (oksidatif atau glikolitikj
I Tegangan yang dibentuk pada kontraksi tetanikjuga ber- dan kecepatan orot menguraikan AIp dan selanjutnya
gantung pada panjang serat pada awal kontraksi. pada berkontraksi (kedut lambat atau kedut cepat): (1) serat
panjang optimal ({), kesempatan untuk interaksi jem- olaidatif lambat, (2) serat oksidatif cepar, dan (3) serat
batan silang adalah maksimal, karena tumpang tindih glikolitik cepat. (Lihatlah Tabel S-t).
filamen tebal dan tipis optimal. Karena itu, pada 1", yaitu I Serat otot beradaptasi sebagai respons terhadap berbagai
panjang oror saar istirahat, tegangan yang dapat dibentuk beban yang ditimpakan kepadanya. Latihan reratur tipe
adalah yang terbesar. Pada panjang yang lebih besar atau daya tahan mendorong perbaikan kapasitas oksidatif pala
lebih kecil daripada 1,, tegangan atau kontraksi yang serat oksidatif, sementara latihan resistensi intensitas
terbentuk akan iebih kecil, terutama karena sebagian dari tinggi mendorong hipertrofi serat glikolitik cepat. Dua
jembatan silang tidak dapat ikut serra. (Lihatlah Gambar jenis serat kedut cepat dapat saling dipertukarkan, ber-
8-rn. gantung pada jenis dan derajat latihan. Serat kedut cepat
I Dua tipe primer kontraksi otor-isomerrik (panjang tetap) dan lambat tidak dapat dipertukarkan. Otot mengalami
dan isotonik (tegangan tetap)-bergantung pada hubung- atrofi jika tidak digunakan.
an antara tegangan oror dan beban. Beban adalah gaya
yang melawan kontraksi, yaitu, berat suatu benda yang Kontrol Gerakan Mororik (h. 3}4-3ll)
sedang diangkat. (1) Jika tegangan lebih kecil daripada I Kontrol setiap gerakan motorik bergantung pada tingkat
beban, maka otot tidak dapat memendek dan mengangkat aktivitas di masukan prasinaps yang berkonv.rg.rrri di
benda tetapi panjangnya konstan dan menghasilkan kon- neuron motorik yang menyarafi berbagai otot. Sinyal-
traksi isometrik. (2) Pada kontraksi isotonik, regangan sinyal tersebut berasal dari tiga sumber: (l) jalur refleks
melebihi beban sehingga otot dapat memendek dan spinal, yang berasal dari neuron aferen; (2) sistem motorik
mengangkat benda, mempertahankan tegangan yang re- kortikospinal (piramidal), yang berasal dari sel-sel pira-
tap sepanjang periode pemendekan. (Lihatlah Gambar mid di korteks motorik primer dan rerutama berkaitan
8-18). dengan gerakan tangan diskret yang haius; dan (3) sistem
f Kecepatan pemendekan berbanding terbalik dengan be- motorik multineuron (ekstrapiramidal), yang berasal dari
ban. (Lihatlah Gambar 8-20). batang otak dan rerutama berkaitan dengan penyesuaian
I Jumlah kerja yang dilakukan oleh sebuah otot yang ber- postur dan gerakan involunter badan dan anggota badan.
kontraksi setara dengan besar beban kali jarak beban di- Sinyal motorik terakhir dari batang otak dipengaruhi oleh
pindahkan. Jumlah energi yang dikonsumsi oleh suatu serebelum, nukleus basal, dan korteks serebri. (Lihattah
otot yang berkontraksi yang direalisasikan sebagai kerja Gambar 8-23).
eksternal bervariasi dari 0o/o sampai 25o/o, dengan energi I Pembentukan dan penyesuaian perintah motorik bergan-
sisanya diubah menjadi panas. tung pada masukan aferen terus-menerus, terutama umpan
I Ti"rlang, otot, dan sendi membentuk sistem tuas. Tipe balik mengenai perubahan-perubahan pada panjang otot
yang paling umum bekerja dengan memperkuat kecepat- (dipantau oleh gelendong otot) dan regangan otot (dipan-
an dan jarak pemendekan otot untuk meningkatkan ke- tau oleh organ tendon Golgi). (Liharlah Gambar g-24).
cepatan dan rentang gerakan bagian tubuh yang digerak- I Ketika suatu otor diregangkan secara pasif, maka pe-
kan oleh otot tersebut. Meningkatnya maneuuerabili4t ini regangan gelendong-gelendong otornya akan memicu
dicapai dengan kompensasi meningkatnya gaya y^ng, refleks regang, yang menyebabkan kontraksi refleks otot
harus dihasilkan otor dibandingkan dengan bebannya. tersebut. Refleks ini menahan setiap perubahan pasif pada
(Lihatlah Gambar 8-2 1). panjang orot. (Liharlah Gambar 8-25 dan 8,26).

Metabolisme Otot Rangka dan Tipe Serat (h. 297-304) Otot Polos danJantung (h. 3f 1-319) (Lihattah Tabet 8-3.)
I Tiga jalur biokimia menyalurkan ATP yang dibutuhkan I Filamen tebal dan tipis otot polos tidak rersusun secara
oleh kontraksi otot: (1) pemindahan fosfat berenergi teratur sehingga serat tidak memperlihatkan seran lintang.
tinggi dari kreatinin fosfat simpanan ke ADB merupakan (Lihatlah Gambar 8-27 dan S-25).
sumber ATP pertama pada permulaan olah raga; (2) fos- I Pada otot polos, Ca2t sitosol, yang masuk dari cairan eks-
forilasi oksidatii yang secara efisien mengekstraksi sejum- trasel dan juga dibebaskan dari simpanan intrasel yang
lah besar ATP dari molekul nutrien jika tersedia cukup O, terbatas, mengaktiflan siklus jembatan silang d.rg"n m.-
unruk menunjang sisrem ini; dan (3) glikolisis, ya.rg dap"i micu serangkaian reaksi biokimia yang menyebabkan fos-
menghasilkan AIP tanpa O, tetapi menggunakan banyak forilasi jembatan silang miosin yang memungkinkannya
glikogen simpanan serta menghasiikan asam laktat dalam bereaksi dengan aktin. (Lihatlah Gambar S-29 dan S-30).
prosesnya. (Lihatlah Gambar 8-22). I Otot polos multiunit bersifat neurogenik, memerlukan
I Terdapat duajenis kelelahan: (l) kelelahan otor, yang ter- rangsangan dari saraf otonomnya terhadap masing-masing
jadi ketika suaru otot tidak lagi dapat berespons terhadap serat ototnya agar terjadi kontraftsi.

322 Bab 8
Otot polos unit tunggal bersifat miogenik; oror ini dapar otomatis otot polos. Semua faktor ini mempengaruhi
memulai sendiri kontraksi ranpa pengaruh eksternal aktivitas otot polos dengan mengubah konsentrasi Ca2-
apapun, akibat depolarisasi spontan ke potensial ambang sitosol.
yang ditimbulkan oleh pergeseran otomatis fluks ion. Otot polos tidak memperlihatkan hubungan panjang-
Hanya sebagian kecil dari sel-sel otot polos dalam sinsi- tegangan yang jelas. Otot ini dapat menghasilkan tegang-
tium fungisonalyangdapat terangsang sendiri. Dua jenis an ketika diregangkan lebar-lebar dan secara inheren
utama depolarisasi spontan yang diperlihatkan oleh sel- melemas ketika diregangkan.
sel otot polos yang dapat terangsang sendiri adalah po- Kontraksi otot polos bersifat efisien dari segi energi se-
tensial pemacu dan potensial gelombang lambat. (Lihat- hingga jenis otot ini dapat melakukan kontraksi jangka
lah Gambar 8-31 dan Tabel S-4) . panjang tanpa kelelahan. Sifat hemat ini, disertai oleh
Setelah potensial aksi terbentuk di sel otot polos yang kenyataan bahwa otot polos unit tunggal dapat berada
dapat terangsang sendiri, aktivitas listrik ini menyebar dalam berbagai panjang tanpa banyak mengalami per-
melalui taut celah ke sel sekitar dalam sinsitium fungsio- ubahan tegangan, menyebabkan otot polos unit tunggal
nal sehingga seluruh lembaran tereksitasi dan berkontraksi sangat cocok untuk membentuk dinding organ berongga
sebagai satu kesatuan. yang dapat teregang.
Derajat ketegangan di otot polos unit tunggal bergantung Otot jantung hanya ditemukan di jantung. Otot ini me-
pada kadar Ca2- sitosol. Banyak selotot polos unit tunggal miliki serat lurik yang sangar terorganisasi seperti otot
memiliki Ca'- sitosol yang memadai untuk mempertahan- rangka. Seperti otot polos unit tunggal, sebagian serat
kan tingkat tegangan yang rendah yang dikenal sebagai otot jantung dapat menghasilkan potensial aksi, yang
tonus, bahkan tanpa potensial aksi. menyebar ke seluruh jantung melalui bantuan taut celah.
Sistem saraf otonom, serta hormon dan metabolit lokal,
dapat memodifikasi kekuatan dan kecepatan kontraksi

SOAL LATIHAN
Pertanyaan Obyektif (Jawaban di h. A-4S) c. tidak ada lagi potensial aksi
1. Kecepatan suatu orot memendek semata-mata bergan- d. pembersihan ACh di end-pkte oleh asetilkolinesterase
tung pada aktivitas ATPase serar-seratnya. (Benar atau e. filamen bergeser balik ke posisi istirahatnya
salah?) I 1. Mana dari yang berikut ini memberikan sinyal langsung
2. Setelah potensial aksi di suatu srat otor selesai, aktivitas ke neuron motorik alfa? (Sebutkan semua jawaban yang
kontraktil yang dipicu oleh potensial aksi tersebut ber- benar).
henti. (Benar atau salah?) a. korteks motorik primer
3. Potensial pemacu selalu memicu potensial aksi. (Benar b. batang otak
atau salah) c. serebelum
4. Otot polos dapat menghasilkan tegangan meskipun di- d. nuldeus basal
regangkan lebarJebar, karena filamen-filamen tipisnya e. jalur refleks spinal
masih tetap rumpang-rindih dengan filamen tebalnya 12. Cocokkan yang berikut (dalam kaitannya dengan otot
yang panjang. (Benar atau salah?) rangka):
5. Potensial gelombang lambat selalu memicu potensial 1. AIP a. secara siklis berikatan
aksi. (Benar atau salah?) 2. kompleks dengan jembatan silang
6. Ketika diregangkan secara maksimal, suatu otot rangka troponin- miosin sewaktu kontraksi
dapat menghasilkan tegangan maksimal saat berkon- tropomiosin b. memiliki aktivitas AIPase
traksi, karena filamen-filamen tipis dapat bergeser dalam 3. Tirbulus T c. memasok energi untuk
jarak maksimal. (Benar atau salah?) 4. kantung kayuhan bertenaga jembatan
7. Neuron motorik ... menyarafi serat otot ekstrafusal, se- lateral silang
dangkan serat intrafusal disarafi oleh neuron motorik ... retikulum d. dengan cepat menyalurkan
8. Kontraksi ... adalah suatu kontraksi isotonik di mana sarkoplasma potensial aksi ke bagian
otot memendek, sedangkan otot memanjang pada kon- 5. miosin tengah serat otot
traksi isotonik ... 6. aktin e. menyimpan Ca2*
9. Dua jenis atrofi adalah . . . dan . . . 7. CaL. f, menarik kompleks troponin-
10. Mana dari yang berikut tidak berperan menyebabkan tropomiosin keluar dari
relaksasi otot? posisi menghambatnya
a. penyerapan kembali Ca2t oleh retikulum sarkoplas- g. mencegah aktin berinteraksi
ma dengan miosin ketika serat
b. tidak ada lagi ATP otot tidak tereksitasi

Fisiologi Otot 323


13. Dengan menggunakan kode jawaban di kanan, tun- Latihan Kuantitatif (Jawaban di h. A-4S)
jukkan ap^yangterjadi pada pola seranJintang sewaktu 1. Bandingkan dua orang yang masing_masing melempar
kontraksi: bola kasti, satu adalah atlet akhir p.k"r, d"., y".rg 1"i.,
1. zonaH a. ukurannyatetap adalah atlet profesional.
2. sarkomer selama kontraksi a. Dari informasi berikut, hitunglah kecepatan bola
3. miofilamen tebal b. berkurang sewaktu meninggalkan rangan atlet amatir di atas:
4. pitaA panjangnya - Jarak dari kantung bahu (kaput humeri)nya
5. miofilamen tipis (memendek) dengan bola adalah 70 cm.
6. pita I sewaktu kontratr<si - Jarak dari kaput humeri ke titik insersi otor_otot
yang menggerakkan lengannya (di sini kita harus
Pertanyaan Esai melakukan penyederhanaan, karena bahu sebe_
1. Jelaskan tingkat organisasi di suatu otot rangka! narnya adalah sendi yang rumit) adalah 9 cm.
2. Apa yang menimbulkan gambaran seran-lintang pada - Kecepatan pemendekan otot adalah 2,6 mldtk.
otot rangka? Jelaskan susunan filamen tebal dan tipis b. Atiet profesional melontarkan bola dengan kecepatan
yang menyebabkan terbentuknya pola lurik tersebut! 85 mil per jam. Jika titik insersinya juga 9 cm dari
3. Apa unit fungsional otot rangka? kaput humeri dan jarak dari kaput humeri_nya ke
4. Jelaskan komposisi filamen tebal dan tipisl bola adalah 90 cm, seberapa cepar orot atlel pro-
5. Jelaskan mekanisme pergeseran filamen pada kontraksi fesional ini memendek dibandingkan atlet amatir di
otor. Bagaimana kayuhan bertenaga jembatan silang atas?

menyebabkan serat orot memendek? Z. Kecepatan suaru otor memendek berkaitan dengan
gaya
6. Bandingkan proses penggabungan eksitasi-kontraksi pa_ yang dapat diciptakannya melalui cara berikut:l
da otot rangka dengan yang terjadi pada otot polos!
u = b(F"- F)/(F+a)
7. Bagaimana gradasi kontraksi otot rangka dicapai?
8. Apa yang dimaksud dengan unit motorik? Bandingkan di mana u adalah kecepatan pemendekan dan dapat
d
dianggap sebagai "batas atas beban', atax gayam"k im"l
ukuran unit motorik pada otot yang terkontrol ,.."."
halus dengan otor yang khusus melakukan kontraksi yang dapat dihasilkan oleh suatu otot melawan resis_
kasar bertenagal Jelaskan rekrurmen unit motorikl tensi. Parameter a berbanding terbalik dengan kecepatan
9. Jelaskan penjumlahan kedutan dan tetanus!
siklus jembatan siiang, dan b setara d.ng"r, jumlal
sar_
10. Bagaimana panjang suatu serat otot rangka pada awal komer segaris pada suatu otot. Gambarlah i<urva resis_
kontraksi mempengaruhi kekuatan kontraksi selanfut- tensi (gaya) - kecepatan yang diprediksi oleh persamaan
ini_dengan memplotkan titik F = 0 dan F
nya? = d. Nilai z
11. Bandingkan kontraksi isotonik dan isometrik! terletak di sumbu vertikal; nilai F terletak di sumb,,
12. Jelaskan peran masing-masing dari yang berikut dalam horizontal; a, b, dan Foadalahkonstanta.
menjalankan kontraksi otot rangka: ATp, kreatin fosfat, a. Perhatikan bahwa kurva yang dihasilkan dari per_
fosforilasi oksidatif, dan glikolisis. Bedakan antara latih_ samaan ini sama seperri yang terdapat di Gambar
an aerobik dan anerobik! 8-20, h. 295 Mengapa kurva memiliki bentuk ini?
13. Bandingkan ketigajenis serat orot rangka! Yaitu, apa yang dikatakan oleh bentuk kurva tentang
14. Apa peran sistem kortikospinal dan sisrem multineuron kinerja orot secara keseluruhan?
dalam mengontrol gerakan motorik? b. Apa yang terjadi pada kurva resisrensi (gaya)_ke_
15. Jelaskan struktur dan fungsi gelendong orot dan organ ceparan jika Fo ditingkatkan?
Jika kecepatan siklus
tendon Golgil jembatan silang meningkat? Kapan ukuran oror
me-
16. Bedakan anrara otor polos multiunit dan unit tunggall ningkat? Bagaimana masing-masing dari perubahan
17. Bedakan antara akrivitas otor neurogenik dan mioge_ tersebur mempengaruhi kinerja otot?
nikl
18. Bagaimana gradasi kontraksi otot polos dicapai?
1 9. Bandingkan kecepatan kontraksi dan pengeluaran energi
relatifantara otot rangka dan otot polos!
20. Dalam hal apa otot janrung secara fungsional serupa
dengan otot rangka dan dengan o,o, poio. unit tung_ rFC Hoppensteadt
dan CS peskin, Mathematics in Medicine antl the Life
gal?
.9rlrzres (New York: Springer, 1992), persamaan
9. 1 .1 , h. 199.

324 Bab 8
UNTUK DIRENUNGKAN
(Penjelasan di h. A-49) seran-lintang yang mewakili kedua ujung filamen tipis?
1. Mengapa latihan aerobik teratur memberi manfaat kar- Jika petunjuk-petunjuk ini berjarak sama pada keadaan
diovaskular yang lebih besar daripada latihan beban? serat melemas atau berkontraksi, maka filamen tipis
(Petunjuk: Jantung berespons terhadap kebutuhan yang tidak mengalami perubahan panjang).
dibebankan kepadanya dengan cara serupa seperti yang 4. Jenis latihan nonsalju yang anda anjurkan bagi
^pa
dilakukan oleh otot rangka). peselancar ski turun gunung versus peselancar ski lintas
2. Jika otot biseps seorang anak berinsersi 4 cm dari siku alam? Perubahan otot rangka adaptif apa yang anda
dan panjang lengan dari siku ke tangan adalah 28 cm, harapkan dicapai oleh atlet dari masing-masing jenis
seberapa besar gaya yang harus dihasilkan oleh biseps olahraga tersebut?
agar anik tersebut dapat mengangkat 8 kg buku dengan 5. Ketika kandung kemih penuh terisi dan refleks ber-
satu tangan? kemih (miksi) terpicu, saraf yang menyarafi kandung
3. Letakkan diri anda di posisi ilmuwan yang menemukan kemih mendorong kontraksi kandung kemih dan relak-
mekanisme pergeseran filamen pada kontraksi otot, sasi sfingter uretra eksternus, suaru cincin otot yang
dengan mempertimbangkan perubahan-perubahan mo- menjaga pintu keluar kandung kemih. Jika waktunya
lekular terlibat untuk dapat menjelaskan kurang tepat untuk berkemih saat refleks miksi tersebut
^p^yangharus
perubahan pola seran-lineng y^ng diamati sewaktu terpicu, sfingter uretra eksternus dapat secara sengaja
kontraksi. Jika anda membandingkan serat otot dalam dikontraksikan untuk mencegah pengeluaran urin mes-
keadaan relaksasi dan berkontraksi di bawah mikroskop kipun kandung kemih berkontraksi. Dengan mengguna-
elektron (lihat Gambar 8-3a, h. 280), bagaimana anda kan pengetahuan anda tentang jenis otot dan persaraf-
menentukan bahwa panjang filamen tipis tidak berubah annya, jenis otot apa yang membentuk kandung kemih
sewaktu otot berkontraksi? Anda tidak dapat melihat dan sfingter uretra eksternus, serta cabang divisi eferen
atau mengukur panjang satu filamen tipis dengan susunan saraf tepi yang menyarafi kedua otot
^pa
pembesaran ini (Petunjuk: Apa petunjuk dalam pola tersebut?

KASUS
(Penjelasan dih. A-49) nya. Ketika gipsnya akhirnya dibuka, kegembiraan Jason
Jason \( dengan tidak sabar menunggu dokter selesai mem- pupus oleh kekhawatiran ketika ia melihat bahwa garis
buka gips dari tungkainya, yang patah enam minggu yang tengah tungkarnyayang cedera tampak lebih kecil daripada
lalu di hari terakhir sekolahnya. Libur musim panas telah tungkai normalnya. Apa yang menjelaskan pengurangan
berlalu separuhnya dan ia tidak dapat berenang, bermain ukuran ini? Bagaimana tungkainya dapat dipulihkan ke ukur-
kasti, atau ikut serta dalam semua olah raga yang digemari- an dan fungsi normalnya?

SUMBER BACAAN PHYSIOEDGE


Situs PhysioEdge Untuk anjuran bacaan, konsultasilah ke InfoTrac'College
Situs untuk buku ini berisi banyak alat bantu belqar yang Edition/Research di situs PhysioEdge arau pergi langsung ke
bermanfaat, serta banyak petunjuk untuk bahan bacaan lebih InfoTiac College Edition, perpustakaan riset online anda di:
lanjut dan riset. Masuklah ke: http://infotrac.thomsonlearning.com
http : /i biolog;r.brookscole.com/sherwoodhp6
Pilihlah Chapter 8 dari menu drop-d.own atau klik salah satu
dari banyak pilihan lain.

Fisiologi Otot 325


Sistem Sirkulasi (Jantung)

E!

.:t:.::
a! :r:.4
1:.i::::.&
lj:':=!-

Terpeliharanya homeostasis bergantung pada bahan-bahan berperan dalam homeostasis dengan berfungsi sebagai sistem
esensial misalnya O, dan nutrien yang secara terus-menerus transpor tubuh, terdiri dari jantung, pembuluh darah, dan
diambil dari lingkungan dan disalurkan ke sel dan produk sisa darah.
yang secara terus-menerus dikeluarkan. Selain itu, kelebihan Semua jaringan tubuh secara konstan bergantung pada
panas yang dihasilkan oleh otot harus disalurkan ke kulit aliran darah yang dihasilkan oleh jantung dengan cara
tempat panas tersebut dapat dikeluarkan dari permukaan berkontraksi atau berdenyut. Jantung mendorong darah
tubuh untuk membantu mempertahankan suhu tubuh. melintasi pembuluh darah untuk disalurkan ke jaringan dalam
Homeostasis juga bergantung pada pemindahan hormon, jumlah memadai, baik tubuh dalam keadaan istirahat atau
yaitu pembawa pesan kimiawi yang bersifat regulatorik, dari sedang melakukan kegiatan berat.
tempat produksinya ke tempat kerjanya. Sistem sirkulasi, yang

326
Fisiologi Jantung

SEKILAS ISI
PENDAHULUAN PENDAHULUAN
ANATOMIJANTUNG
Mulai dari hanya beberapa hari setelah pembuahan
I Lokasi jantung
sampai meninggal, jantung terus berdenyut. Pada
I Jantung sebagai pompa ganda kenyataannya, sepanjang rentang hidup rerata manu-
I Katup jantung sia, jantung berkontraksi sekitar 3 milyar kali, tidak
I Dinding jantung; otot jantung pernah berhenti kecuali selama sepersekian detik un-
I Kantung perikardium tuk mengisi rongganya. Dalam sekitar tiga minggu
AKTIVITAS LISTRIK JANTUNG setelah pembuahan, jantung pada mudigah yang se-
I Aktivitas pemacu dang tumbuh mulai berfungsi. Jantung adalah organ
I Penyebaran eksitasi jantung pertama yang fungsional. Pada tahap ini, mudigah
I Potensial aksi sel kontraktil jantung manusia memiliki panjang hanya beberapa milimeter,
I Periode refrakter jantung seukuran huruf besar di halaman ini.
I Elektrokardiografi Mengapa jantung berkembang sedemikian di-
PROSES MEKANIS SIKLUS JANTUNG ni, dan mengapa sangat penting sepanjang hidup?
I Hubungan listrik, tekanan, dan volume selama diastol dan sistol Organ ini penting karena sistem sirkulasi adalah
I Bunyi jantung sistem transpor tubuh. Mudigah manusia, karena
memiliki cadangan makanan (yolk) yang sangar rer-
CURAH JANTUNG DAN KONTROLNYA
batas, mengandalkan pembentukan cepat sistem sir-
I Penentu curah jantung
kulasi yang dapat berinteraksi dengan sirkulasi ibu
I Kontrol kecepatan jantung
untuk menyerap dan menyebarkan pasokan yang
I Kontrol isi sekuncup
sangat penting untuk kelangsungan hidup dan per-
NUTRISI OTOT JANTUNG tumbuhan jaringan yang sedang berkembang.
I Sirkulasi koronaria Dengan demikian dimulailah kisah sistem sirkulasi,
I Penyakit arteri koronaria yang berlanjut sepanjang hayat sebagai saluran vital
untuk mengangkut berbagai bahan yang mutlak di-
butuhkan oleh sel-sel tubuh.
Sistem sirkulasi memiliki tiga komponen
dasar:

I. Jantung berfungsi sebagai pompa yang memberi


tekanan pada darah untuk menghasilkan gradien
tekanan yang dibutuhkan untuk mengalirkan
darah ke jaringan. Seperti semua cairan, darah
mengalir menuruni gradien tekanan dari daerah
dengan tekanan tinggi ke daerah dengan tekanan
rendah. Bab ini berfokus pada fisiologi jantung
(kardiofisiologi) (bardia artinya "jantung").
2. Pembuluh darah berfungsi sebagai saluran un-
tuk mengarahkan dan menyebarkan darah dari
jantung ke semua bagian tubuh dan kemudian
dikembalikan ke jantung (lihat Bab 10).

327
3. Darah adalah medium pengangkur tempar larur atau
tersuspensinya bahan-bahan (misalnya Or, COr, nu-
trien, zat sisa, elektrolit, dan hormon) yang akan di-
angkut jarak jauh ke berbagai bagian tubuh.

Darah terus-menerus mengaliri sistem sirkulasi ke dan


dari jantung melalui dua lengkung vaskular (pembuluh da-
rah) terpisah, dengan keduanya berasal dari dan berakhir di
jantung (Gambar 9-1). Sirkulasi paru (pulmonalis) terdiri
dari lengkung terturup pembuluh-pembuluh yang meng-
angkut darah antara janrung dan paru (pulmo arrinya' paru").
Sirkulasi sistemik adalah sirkuit pembuluh yang meng-
angkut darah antara janrung dan sistem tubuh lain.

ANATOMI JANTUNG
Jantung adalah organ berongga dan berotot seukuran ke-
palan. Organ ini terletak di rongga torals (dada) sekitar ga-
ris tengah antara sternum (tulang dada) di sebelah anterior
dan vertebra (belakang) di posterior. Letakkan tangan anda
di atas jantung. Orang biasanya meletakkan rangan mereka
di sisi kiri jantung, meskipun jantung sebenarnya terletak di
tengah dada. Jantung memiliki dasar lebar di atas dan me-
runcing membentuk titik di ujungnya, apefts, di bagian
bawah. Jantung terletak menyudut di bawah srrnum se-
demikian sehingga dasarnya rerutama terletak di kanan dan
apeks di kiri sternum. Ketika jantung berdenyut kuat, apeks
sebenarnya memukul bagian dalam dinding dada di sisi kiri.
Karena kita menjadi sadar akan denl'ut jantung melalui
denyut apeks di sisi kiri dada maka kita cenderung berpikir-
secara salah*bahwa seluruh jantung ada di kiri.
CATAIAN KLINIS. Posisi jantung antara dua struktur il kaya-O,
tulang, sternum dan vertebra, memungkinkan kita secara ma-
= Oatan ! = darafr miskin-O,

nual memompa darah keluar jantung ketika pompa jantung Gambar 9-1
kurang efekti{, dengan secara ritmis menekar sternum. Perasat Sirkulasi paiu dan sisieimik dalam hubung"nnyi A.n!"n
ini menekan jantung anrara sternum dan vertebra, sehingga da- jantung. Sistem sirkulasi terdiri dari dua lengkung vajkular
terpisah: sirkulasi paru, yang membawa darah antara jantung
rah diperas keluar masuk ke pembuluh darah, mempertahankan
dan paru; dan sirkulasi sistemik, yang membawa darah antara
aliran darah ke jaringan. Kompresi jantung eksternal ini, yarg iantung dan sistem organ
merupakan bagian dari resusitasi jantung paru (RJP), ber-
fungsi sebagai tindakan penyelamat nyawa sampai terapi yang
sesuai dapat memulihkan jantung ke fungsi normalnya.

penting karena separuh kanan jantung menerima dan me-


! jantung adalah ponnpa ganda.
mompa darah miskin Or, semenrara sisi kiri jantung mene-
rima dan memompa darah kaya Or.
Meskipun secara anaromis jantung adalah organ tunggal
namun sisi kanan dan kiri jantung berfungsi sebagai dua
pompa terpisah. Jantung dibagi menjadi paruh kanan dan SIRKUIT LENGKAP ALIRAN DARAH
kiri serta memiliki empat rongga, saru rongga aras dan saru Marilah kita lihat bagaimana jantung berfungsi sebagai suatu
rongga bawah di masing-masing paruh (Gambar 9-2a). pompa ganda, dengan mengikuti jejak setetes darah melintasi
Rongga-rongga aras, atrium, menerima darah yang kembali satu sirkuit lengkap (Gambar 9-2a dan b). Darah yang kem-
ke jantung dan memindahkannya ke rongga bawah, ven- baii dari sirkulasi sitemik masuk ke atrium kanan melalui
trikel, yang memompa darah dari jantung. Pembuluh yang dua vena besaq vena kava, satu mengembalikan darah dari
mengembalikan darah dari jaringan ke atrium adalah vena, level di atas jantung dan yang lain dari level di bawah jan-
dan yang membawa darah dari ventrikel ke jaringan adalah tung. Tetes darah yang masuk ke atrium kanan telah kembali
arteri. Kedua paruh jantung dipisahkan oleh septum, dari jaringan tubuh, di mana O, telah diambil darinya dan
suatu partisi berotot kontinyu yang mencegah pencam- CO, ditambahkan ke dalamnya. Darah yang terdeoksigenasi
puran darah dari kedua sisi jantung. Pemisahan ini sangat parsial ini mengalir dari atrium kanan ke dalam ventrikel

328 Bab 9
kanan, yang memompanya keluar menuju arteri pulmona- Berbeda dari sirkulasi paru, di mana semua darah
Iis, yang segera membentuk dua cabang, satu berjalan ke mengalir ke paru, sirkulasi sistemik dapat dipandang sebagai
masing-masing dari kedua paru. Karena itu, sisi kanan jan- suatu rangkaian jalur sejajar. Sebagian dari darah yang di-
tung menerima darah dari sirkulasi sistemik dan memompanya pompa oleh ventrikel kiri mengalir ke otot, sebagian ke gin-
ke dalam sirkulasi paru. jal, sebagian ke otak, dan sebagainya (Gambar 9-2b). Karena
Di dalam paru, tetes darah tersebut kehiiangan CO. itu, keluaran ventrikel kiri terdistribusi sedemikian sehingga
ekstra dan menyerap pasokan segar O, sebelum dikembali- setiap bagian tubuh menerima darah segar; darah arteri yang
kan ke atrium kiri melalui vena pulmonalis yang datang dari sama tidak mengalir dari organ ke organ. Karena itu, teres
kedua paru. Darah kaya O, yang kembali ke atrium kiri ini darah yang kita telusuri mengalir hanya ke satu organ sis-
selanjutnya mengalir ke dalam ventrikel kiri, rongga pe- temik. Sel-sel jaringan di dalam organ tersebut menyerap O,
mompa yang mendorong darah ke seluruh sistem tubuh dari darah dan menggunakannya untuk mengoksidasi nu-
kecuali paru; jadi, sisi kiri jantung menerima darah dari sir- trien untuk menghasilkan energi; dalam prosesnya, sel
bulasi paru dan memompanya ke dalain sirkulasi sistemik. Sattr jaringan membentuk CO, sebagai produk sisa yang ditam-
arteri besar yang membawa darah menjauhi ventrikel kiri bahkan ke dalam darah (lihat h. 3 dan h. 38). Tetesan darah,
adalah aorta. Aorta bercabang-cabang menjadi arteri-arteri yang sekarang hilang kandungan Ornya sebagian dan
besar yang mendarahi berbagai organ tubuh. mengalami peningkatan kandungan CO,, kembali ke sisi

Vena kava superior


(dari kepala) Aorta
Arteri pulmonalis
kanan Arteri pulmonalis
kiri
Vena pulmonalis
kanan Vena pulmonalis Dinding
kiri ventrikel kanan
Katup
semilunar paru Atrium kiri
Atrium kanan Katup atrioventrikel
(AV) kiri
Katup atrioventrikel
Dinding
(AV) kanan
Katup semilunar ventrikel
aorta kiri
Vana kava inferior
(dari tubuh) Ventrikel kiri
Sekat
Ventrikel kanan
antarventrikel

Tanda panah menunjukkan arah aliran darah


6 = darah k:ala O, I
= darah miskin O,
(a)

(b)
Gambar 9-2
Aliran darah dan kerja pompa jantung. (a) Darah mengalir melalui jantung. (b) Kerja pompa ganda jantung. Sisi kanan jantung
menerima darah miskin O, dari sirkulasi sistemik dan memompanya ke dalam sirkulasi paru. Sisi kiri jantung menerima darah
kaya O, dari sirkulasi paru dan memompanya ke dalam sirkulasi sistemik. Perhatikan jalur-jalur paralel aliran darah melalui
organ-organ sistemik. (Volume relatif darah yang mengalir melalui masing-masing organ tidak digambar sesuai skala). (c)
Perbandingan ketebalan dinding ventrikel kanan dan kiri. Perhatikan bahwa dinding ventrikel kiri jauh lebih tebal daripada
yang kanan.

Fisiologi Jantung 329


kanan jantung, yang kembali memompanya ke paru. Satu
sirkuit selesai sudah. "\- Ketika tekanan di
belakang katup lebih

PERBANDINGAN POMPA KANAN DAN KIRI


+r tinggi maka katup
membuka

Kedua sisi jantung secara simultan memompa darah dalam Katup terbuka Ketika tekanan di depan
jumlah setara. Volume darah miskin O, yang sedang dipompa katup lebih tinggi, katup
menutup. Perhatikan bahwa
ke paru oleh sisi kanan jantung segera menjadi sama dengan ketika tekanan lebih besar di
volume darah kaya O, yang sedang disalurkan ke jaringan depan katup, katup tidak
oleh sisi kiri jantung. Sirkulasi paru adalah sistem bertekanan membuka ke arah belakang;
jadi, katup ini bersifat
rendah dan beresistensi rendah, sedangkan sirkulasi sistemik satu-arah.
Katup tertutup; tidak membuka
adalah sistem bertekanan tinggi dan beresistensi tinggi. ke arah berlawanan
Tekanan adalah gaya yang ditimbulkan di dinding pembuluh Gambar 9-3
oleh darah yang dipompa ke dalam pembuluh oleh jantung. Mekanisme kerja katup
Resistensi adalah oposisi terhadap aliran darah, terutama di-
sebabkan oleh gesekan antara darah yang mengalir dan din-
ding pembuluh. Meskipun sisi kanan dan kiri jantung me-
mompa darah dalam jumlah yang sama namun sisi kiri untuk mengosongkar.r isinya maka akan banyak darah yang
melakukan kerja lebih besar, karena memompa darah dalam secara ridak eftsien mengalir balik ke dalam atrium serta vena
jumlah yang sama pada tekanan yang lebih tinggi ke dalam dan bukan dipompa ke dalam arteri. Katup AV kanan juga
sistem yang lebih panjang dengan resistensi lebih tinggi. disebut katup trikuspid (tri artinya "tiga'), karena terdiri
Karena itu, otot jantung di sisi kiri jauh lebih tebal daripada dari tiga cusp atatr daun katup (Gambar 9-4b). Demikian
otot di sisi kanan, menyebabkan sisi kiri menjadi pompa yang juga, katup AV kiri, yang memiliki dua daun katup, sering
lebih kuat (Gambar 9-2c). dinamai katup bikuspid, (bi artinya "dua") atau, nama lain,
katup mitral (karena kemiripan fisiknya dengan mirre, atau
topi tradisional uskup).
I Katup jantung yang dikendalikan oleh tekanan Tepi-tepi daun katup AV diikat oleh genjel fibrosa tipis
memastikan bahwa darah mengalir dalam arah kuat, jaringan tipe tendinosa, yaitu korda tendinea, yang
yang benar melalui jantung. mencegah katup terbalik. Korda tendinea mencegah katup
AV membuka ke arah berlawanan ke dalam atrium untuk
Darah mengalir melalui jantung dalam satu arah retap yairu dipaksa oleh tekanan ventrikel yang tinggi. Genjel-genjel ini
dari vena ke atrium ke ventrikel ke arteri. Adanya 4 katup berjalan dari tepi masing-masing daun katup dan melekat ke
jantung satu arah memastikan darah mengalir ke satu arah. otot papilaris yang kecil dan berbentuk puting, yang me-
Katup-katup diposisikan sedemikian sehingga mereka mem- nonjol dari permukaan dalam dinding ventrikel (papila arti-
buka dan menutup secara pasif akibat perbedaan tekanan, nya "puting"). Ketika ventrikel berkontraksi, otot-otot papi-
serupa dengan pintu satu arah (Gambar 9-3). Gradien tekan- laris ini juga berkontraksi, menarik ke bawah korda tendinea.
an ke arah depan (yaitu, tekanan di belakang katup lebih Penarikan ini menghasilkan tegangan di daun katup AV yang
besar) memaksa katup terbuka, seperri anda membuka pintu tertutup untuk menahan daun-daun tersebut dalam posisi-
dengan mendorong salah satu sisinya, sementara gradien nya, seperti tali penambat menahan balon udara panas. Hal
tekanan yang mengarah ke belakang/mundur (yaitu, tekanan ini membantu menjaga katup tertutup rapar ketika meng-
di depan katup lebih besar) mendorong katup terrurup, se- hadapi gradien tekanan besar yang mengarah ke belakang
perti anda memberi tekanan di sisi berlawanan pintu untuk (Gambar 9-4c).
menLltupnya. Perhatikan bahwa gradien mundur dapat me-
maksa katup menutup tetapi tidak dapat membukanya ke KATUP SEMILUNAR ANTARA VENTRIKEL DAN
arah berlawanan; jadi, katup jantung bukan seperri pinru
ARTERI-ARTERI BESAR
ayun salon.
Dua katup jantung yang lain, katup aorta dan pulmonalis,
terletak di pertemuan di mana arreri-arteri besar meninggal-
KATUP AV ANTARA ATRIUM DAN VENTRIKEL
kan ventrikel (Gambar 9-4a). Katup-katup ini dikenal seba-
Grdapat dua katup jantung, katup atrioventrikular (A$ gai katup semilunar karena memiliki tiga daun katup yang
kanan dan kiri, yang masing-masing terletak di antara masing-masing mirip kantung dangkal berbentuk bulan sabit
atrium dan ventrikel di sisi kanan dan kiri (Gambar 9-4a). (semi artinya "separuh"; lunar artrnya "bulan") (Gambar
Kedua katup ini membiarkan darah mengalir dari atrium ke 9-4b). Katup-katup ini dipaksa membuka ketika tekanan
dalam ventrikel selama pengisian ventrikel (ketika tekanan ventrikel kiri dan kanan masing-masing melebihi tekanan di
atrium melebihi tekanan ventrikel) tetapi mencegah aliran aorta dan arteri pulmonalis, sewaktu kontraksi dan pengo-
balik darah dari ventrikel ke dalam atrium sewaktu pengo- songan ventrikel. Penutupan ter.jadi ketika ventrikel melemas
songan ventrikel (ketika tekanan ventrikel jauh meiebihi dan tekanan ventrikel turun di bawah tekanan aorta dan
tekanan atrium). Jika peningkatan tekanan ventrikel tidak arteri pulmonalis. Katup yang tertutup mencegah darah
memaksa katup AV menurup sewaktu ventrikel berkontraksi mengalir dari arteri kembali ke dalam ventrikel.

330 Eab I
Katup semilunar dicegah berbalik oleh struktur anato- TIDAK TERDAPAT KATUP ANTARA ATRIUM DAN
mik dan posisi daun katup. Ketika ventrikel melemas ter- VENA
bentuk gradien tekanan ke arah belakang dan semburan balik
Meskipun tidak terdapat katup antara atrium dan vena, alir-
darah mengisi daun katup yang berbentuk seperti kantung
an balik darah dari atrium ke dalam vena biasanya bukan
dan mendorong daun-daun tersebut dalam posisi tertutup, masalah signifikan, karena dua alasan: (1) tekanan atrium
dengan tepi-tepi bebas menyatu kuat membentuk kelim biasanya tidak jauh lebih tinggi daripada tekanan vena, dan
tahan bocor (Gambar 9-4d).

Arteri pulmonalis
Superior vena cava

Katup pulmonalis
Vena pulmonalis

Atrium kiri
Vena pulmonalis
Katup AV kiri
Atrium kanan
Katup aorta

Katup AV kanan Korda tendinae

Otot papilaris

Ventrikel kiri

Ventrikel kanan
Sekat antarventrikel
Vena kava nferior
i ---------------

Katup AV kanan Katup AV kiri Katup aorta atau pulmonalis


(b)
Arah aliran balik darah
Atrium kanan
Korda tendinae
Katup AV kanan
Arah aliran
balik darah Septum

Katup
Ventrikel kanan aorta
Otot papilaris

(c) (d)
Gambar 9-4
Katup jantung. (a) Potongan longitudinal jantung, yang menggambarkan lokasi keempat katup jantung. (b) Katup jantung
dalam posisi tertutup, dilihat dari atas. (c) Pencegahan pembalikan katup AV. Pembalikan katup AV dicegah oleh tegangan di
daun katup yang ditimbulkan oleh korda tendinea ketika otot papilaris berkontraksi. (d) Pencegahan pembalikan katup
semilunar. Ketika daun katup semilunar didorong menutup, tepi-tepinya menutup secara pas dalam suatu kelim tahan bocor
yang mencegah pembalikan daun katup.

Fisiologi JantulnE 3,31


(2) tempat di mana vena kava masuk ke atrium mengalami I Suatu lapisan tengah, miokardium, yang terdiri dari
penekanan parsial ketika atrium berkontraksi. otot jantung dan membentuk bagian terbesar dari dinding
jantung (mio artinya"otot"; kardia arrinya "yantung").
RANGKA FIBROSA KATUP JANTUNG I Suatu lapisan tipis di bagian luar, epikardium, yang
Terdapat empat cincin jaringan ikat padat yang saling ber- membungkus jantung (epi arrinya "pada').
hubungan yang membentuk dasar bagi melekatnya keempat Miokardium terdiri dari berkas-berkas serat otot jan-
katup jantung (Gambar 9-5). Rangka ftbrosa ini, yang me- tung yang saling anyam dan tersusun spiral mengelilingi jan-
misahkan atrium dari ventrikel, juga membentuk struktur tung. Susunan spiral disebabkan oleh pemuntiran kompleks
yang cukup kaku bagi melekatnya oror-orot jantung. Massa jantung sewaktu perkembangannya. Akibat susunan ini, ke-
otot atrium melekat di atas cincin dan massa otot ventrikei tika otot ventrikel berkontraksi dan memendek, garis tengah
melekat ke bagian bawah cincin. rongga ventrikel berkurang sementara apeks secara bersama-
Tampaknya sedikit mengherankan bahwa katup-katup an tertarik ke atas sembari berputar. Hal ini menimbulkan
masuk ke ventrikel (katup AV) dan katup-katup keluar dari efek "mencekik/memeras" dan secara effsien menimbulkan
ventrikel (katup semilunar) semua terletak di bidang yang tekanan terhadap darah di dalam rongga rertutup tersebut
sama di jantung, dibatasi oleh rangka fibrosa. Hubungan ini serta mengarahkannya ke atas menuju lubang arteri-arteri
terjadi karena jantung terbentuk dari satu tabung yang me- besar yang keluar dari pangkal ventrikel.
lengkung terhadap dirinya dan berpuntir terhadap sumbunya
sewaktu perkembangan masa mudigah. Meskipun penekuk-
an dan pemuntiran ini menyebabkan hubungan struktural I Serat otot jantung dihubungkan oleh diskus
jantung menjadi sulit dipelajari namun strukrur rerpunrir ini interkalaris dan membentuk sinsitiuan fungsEonal.
memilik makna fungsional yaitu membantu jantung me-
mompa secara lebih efisien. Kita akan segera melihatnya Masing-masing sel otot jantung saling berhubungan untuk
dengan mengalihkan perhatian kita pada bagian jantung membentuk serat yang bercabang-cabang, dengan sel-sel
yang sebenarnya menghasilkan gaya yang menyebabkan yang berdekatan disatukan ujungnya struktur khusus yang
darah inengalir, otot jantung di dalam dinding jantung. dinamai diskus interkalaris. Di dalam lempeng ini ter-
dapat dua jenis taut membran: desmosom dan taut celah
(Gambar 9-6). Desmosom, svatu tipe taut erar yang secara
! Dinding jantung terutama terdiri dari serat otot mekanis menyatukan sel-sel, sangat banyak terdapat di ja-
jantung yang tersusun seperti spiral. ringan seperti jantung yang mengalami srres mekanis besar
(lihat h. 65). Pada interval-interval terrentu di sepanjang
Dinding jantung memiliki tiga lapisan tersendiri: diskus interkalaris, membran yang saling berhadapan saling
I Suatu lapisan tipis di bagian dalam, endotel, yairu suatu mendekat untuk membenatk tuut celah, yaitu daerah
jenis jaringan epitel unik yang melapisi bagian dalam seluruh dengan resistensi listrik rendah yang memungkinkan poten-
sistem sirkulasi. sial aksi menyebar dari satu sel jantung ke sel sekitarnya
(lihat h. 66). Sebagian sel otot jantung dapat menghasilkan
potensial aksi tanpa rangsangan saraf apapun. Ketika satu
sel jantung secara spontan mengalami potensial aksi, impuls
(Belakang) listrik menyebar ke semua sel lain yang disatukan oleh taut
celah di massa otot sekitar sehingga mereka tereksitasi dan
berkontraksi sebagai suatu sinsirium fungsional tunggal
Katup AV kanan
Katup AV kiri (lihat h. 314). Atrium dan ventrikel masing-masing mem-
bentuk sinsitium fungsional dan berkontraksi secara ter-
pisah. Kontraksi sinkron sel-sel otot yang membentuk
dinding masing-masing dari rongga jantung tersebut meng-
hasilkan gaya yang dibutuhkan untuk menyemprotkan
darah yang terdapat di dalamnya.
Tidak terdapat taut celah yang menyarukan sel-sel kon-
Katup aorta traktil atrium dan ventrikel dan, selain itu, atrium dan ven-
trikel dipisahkan oleh rangka fibrosa yang tidak menghantar-
Katup semilunar
pulmonalis kan listrik dan mengelilingi serta menopang katup. Namun,
terdapat suatu sistem hantaran khusus penring yang mem-
(Depan) permudah dan mengoordinasikan transmisi eksitasi listrik
Gambar 9-5 dari atrium ke ventrikel untuk memastikan sinkronisasi an-
Rangka fibrosa jantung. Jantung dilihat dari atas, dengan tara pompa atrium dan pompa ventrikel.
atrium dan pembuluh besar dihilangkan untuk memperlihat-
kan katup jantung dan cincin fibrosa. Perhatikan bahwa katup Karena sifat sinsitium ototjantung dan sistem hantaran
masuk dan keluar ventrikel terletak di bidang yang sama antata atrium dan ventrikel maka impuls yang secara sponran
melalui jantung. terbentuk di satu bagian jantung menyebar ke seluruh

332 Bab 9
Diskus interkalaris kardium encer yang berfungsi sebagai pelumas untuk men-
cegah gesekan antara lapisan-lapisan perikardium sewaktu
lapisan-lapisan rersebut saling bergesek setiap kali jantung
berdenyut.
!
o CATAIAN KLINIS. Kadang terjadi perikarditis, pe-
E radangan kantung perikardium yang menyebabkan bising
c
l
I
6 gesek (friction rubt) antara kedua lapisan perikardium dan
menyebabkan nyeri, akibat infeksi virus atau bakteri.
Setelah memahami strukrur dasar jantung ini, kita
selanjutnya akan mempelajari bagaimana potensial aksi di-
mulai dan disebarkan ke seluruh jantung, diikuti oleh pem-
Membran plasma dua serat
Desmosom bahasan tentang bagaimana aktivitas listrik ini memicu jan-
otot jantung yang berdekatan
tung memompa secara terkoordinasi.

ii11,!:t!,. -r r.,")rrrl':,.iilli

AKTIVITAS LISTRIK DI JANTUNG


Kontraksi sel oror jantung untuk menyemprorkan darah di-
picu oleh potensial aksi yang menyapu ke seluruh membran
sel otot. Jantung berkontraksi, atau berdenyut, secara ritmis
akibat potensial aksi yang dihasilkannya sendiri, suatu sifat

Taut celah -f- Potensial


yang dinamai otoritmisitas (oto artinya "sendiri"). Terdapat
dua jenis khusus sel otot janrung:
I
aksi
1.
I

Diskus interka laris Sel kontraktil, yang membentuk 99o/o dari sel-sel otot
jantung, melakukan kerja mekanis memompa darah.
Gambar 9-6
Sel-sel ini daiam keadaan normal tidak membentuk sen-
Susunan serat otot jantung. Sel-sel otot jantung yang
berdampingan disatukan ujung ke ujung oleh diskus
diri potensial aksinya.
interkalaris, yang mengandung dua jenis taut khusus: 2. Sebaliknya, sel-sel jantung sisanya yang sedikit tetapi
desmosom, yang berfungsi sebagai "paku" dan secara sangar penting, sel otoritmik, tidak berkontraksi te-
mekanis menyatukan sel-sel; dan taut celah, yang memung- tapi khusus memulai dan menghantarkan potensial
kinkan potensial aksi menyebar dari satu sel ke sel sekitar.
aksi yang menyebabkan kontraksi sel-sel jantung kon-
trakti I^

jantung. Karena itu, tidak seperri otor rangka, yang gradasi


kontraksinya dapat dihasilkan dengan mengubah-ubah jum- I Sel otoritmik jantung memperlihatkan aktivitas
lah sel otot yang berkontraksi di dalam otot (rekrutmen unit pemacu.
motorik), serat otot jantung akan berkontraksi secara sekali-
Berbeda dari sel sarafdan sel otot rangka, yang membrannya
gus arau tidak sama sekali. Tidak dapat terjadi kontraksi
"setengah hati". Kontraksi jantung diubah-ubah dengan berada pada potensial istirahat yang konstan kecuali jika sel
dirangsang, sel otoritmik jantung tidak memiliki potensial
mengubah kekuatan kontraksi semua sel otot jantung. Anda
istirahat. Sel-sel ini malah memperlihatkan aktivitas pemacu;
akan mempelajari lebih jauh tentang proses ini di bagian
yaitu, potensial membrannya secara perlahan terdepolarisasi,
selanjurnya.
atau bergeser, antara potensial-potensial aksi sampai ambang
tercapai, saar membran mengalami potensial aksi. Pergeseran
Iambat potensial membran sel otoritmik ke ambang disebut
IJantung terbungkus oleh kantung
potensial pemacu (Gambar 9-7;lihatjuga h. 315). Melalui
perikardium.
siklus berulang tersebut, sel-sel otoritmik tersebut memicu
potensial aksi, yang kemudian menyebar ke seluruh jantung
Jantung terbungkus dalam kantung perikardium (peri arri-
nya "di sekitar") membranosa berdinding rangkap. Kantung untuk memicu deny'ut berirama ranpa rangsangan saraf apa-
terdiri dari dua lapisan-satu pembungkus fibrosa kuat dan pun.
satu lapisan sekretorik di bagian dalam. Pembungkus {ibrosa
di sebelah luar kantung melekat ke sekat jaringan ikat yang POTENSIAL PEMACU DAN POTENSIAL AKSI DI SEL
memisahkan paru. Perlekatan ini menambatkan janrung se- OTORITMIK
hingga organ ini menempati posisinya yang tepar di dalam Potensial pemacu disebabkan oleh adanya interaksi kompleks
dada. Lapisan sekretorik kantung mengeluarkan cairan peri- beberapa mekanisme ionik yang berbeda. Perubahan rerpen-

FisiologiJantung 333
ting dalam perpindahan ion yang menimbulkan potensial naik yang diinduksi Ca2. pada sel pemacu jantung ini ber-
pemacu adalah (1) penurunan arus K* keluar disertai oleh beda dari yang terjadi di sel saraf dan sel otot rangka, yaitu
arus Na* masuk yang konstan dan (2) peningkatan arus Ca2* influks Na- dan bukan influks Ci. yangmengubah potensial
masuk. ke arah positif.
Fase awal depolarisasi lambat ke ambang disebabkan oleh Fase turun disebabkan, seperti biasanya, oleh efluks K.
penurunan siklis fluks pasif K- keluar disertai kebocoran Na- yang terjadi ketika permeabilitas K. meningkat akibat peng-
ke dalam yang berlangsung lambat dan konstan. Di sel otorit- aktifan saluran K. berpintu voltase. Setelah potensial aksi
mik jantung, permeabilitas K. tidak tetap di antara potensial selesai, terjadi depolarisasi lambat berikutnya menuju am-
alsi seperti di sel saraf dan sel otot rangka. Permeabilitas mem- bang akibat penutupan saluran K* secara perlahan.
bran terhadap K* menurun di antara dua potensial aksi karena
saluran K* secara perlahan menutup pada potensial negatif,
Penutupan lambat ini secara bertahap mengurangi aliran ke- I Nodus sinuatrialis adalah pemacu normal
luar ion positif kalium mengikuti penurunan gradien konsen- jantung.
trasinya. Juga, tidak seperti sel saraf dan sel otot rangka, sel
otoritmik jantung tidak memiliki saluran Na- berpintu voltase. Sel-sel jantung non-kontraktil yang mampu melakukan oto-
Sel-sel ini memiliki saluran yang selalu terbuka dan sehingga ritmisitas terletak di tempat-tempat berikur (Gambar 9-8):
permeabel terhadap Na. pada potensial negatif. Akibatnya, 1. Nodus sinuatrialis (nodus SA), suatu daerah kecil khu-
terjadi influks pasif Na. dalam jumlah kecil dan konstan pada sus di dinding atrium kanan dekat pintu masuk vena
saat yang sama ketika kecepatan efluks K- secara perlahan kava superior.
berkurang. Karena itu, bagian dalam secara gradual menjadi 2. Nodus atrioventrikularis (nodus AV), suatu berkas
kurang negatif; yaitu, membran secara bertahap mengalami kecil sel-sel otot jantung khusus yang terletak di dasar
depolarisasi dan bergeser menuju ambang. atrium kanan dekat septum, tepat di atas pertemuan
Pada paruh kedua potensial pemacu, suatu saluran Ca2* atrium dan ventrikel.
transien (saluran Ca2. tipe T), salah satu dari dua jenis 3. Berkas His (berkas atrioventrikular), suatu.iaras sel-sel
saluran Ca2- berpintu voltase, membuka. Sewaktu depolari- khusus yang berasal dari nodus AV dan masuk ke septum
sasi lambat berlanjut, saluran ini terbuka sebelum membran antarventrikel. Di sini berkas tersebut terbagi menjadi
mencapai ambang. Influks singkat C*' yang terjadi semakin cabang berkas kanan dan kiri yang rurun menpsuri
mendepolarisasi membran, membawanya ke ambang. septum, melengkung mengeiilingi ujung rongga ventri-
Jika ambang telah tercapai, terbentuk fase naik potensial kel, dan berjalan balik ke arah atrium di sepanjang
aksi sebagai respons terhadap pengaktifan saluran Ca2- ber- dinding luar.
pintu voltase yang berlangsung lebih lama (saluran Ca2. 4. Serat Purkinje, serar-serar halus terminal yang men,
tipe L) dan diikuti oleh influks Ca2. dalam jumlah besar. Fase julur dari berkas His dan menyebar ke seluruh miokar-
dium ventrikel seperti ranring kecil dari suatu cabang
pohon.

AKTIVITAS PEMACU NORMAL


+20 Karena berbagai sel otoritmik memiliki laju depolarisasi
+10 I Px. Potensial aksi lambat ke ambang yang berbeda,beda, maka frekuensi nor-
E
spontan mal pembentukan potensial aksinya juga berbeda-beda
c(E n
a (Thbel 9-1). Sel-sel jantung dengan kecepatan inisiasi poten-
-o
E -10 sial aksi tertinggi terletak di nodus SA. Sekali suatu potensial
o
E
(g
-20 aksi terbentuk di salah saru sel otot jantung maka potensial
'o
c -30 tersebut akan disebarkan ke seluruh miokardium melalui
C)
o -40
lPs{ taut celah dan sistem hantaran khusus. Karena itu, nodus
o_
SA, yang dalam keadaan normal memiliki laju otoritmisitas
-50 I Pc^z*,7 tertinggi, yaitts, 70 sampai 80 potensial aksi per menit,
-An
lPx
/"r^uo*',,
lambat mengendalikan bagian jantung lainnya pada tingkat kece-
patan ini dan karenanya dikenal sebagai pemacu jantung.
Yaitu, seluruh jantung tereksitasi, memicu sel-sel kontraktil
Waktu (mdtk) berkontraksi dan jantung berdenyut dengan kecepatan atau
Gambar 9-7 frekuensi yang telah ditetapkan oleh otoritmisitas nodus SA,
Aktivitas pemacu sel otoritmik jantung. Paruh pertama normalnya 70 sampai 80 denyut per menit. Jaringan otorit-
potensial pemacu disebabkan oleh menutupnya saluran K*, mik lain tidak dapat menghasilkan irama alaminya yang lebih
sedangkan paruh kedua disebabkan oleh terbukanya saluran lambat, karena jaringan-jaringan ini telah diaktifkan oleh
Cal tipe T. Jika ambang telah tercapai maka fase naik pada potensial aksi yang berasal dari nodus SA sebelum dapat
potensial aksi disebabkan oleh pembukaan saluran Car. tipe L,
sedangkan fase turun disebabkan oleh membukanya saluran mencapai ambang dengan irama a-laminya yang lebih lambat
K*. tersebut.

334 Bab 9
jalan dengan kecepatan yang dihasilkan oleh lokomotif
Jalur tercepat.
antaratrium

Nodus AKTIVITAS PEMACU ABNORMAL


Nodus atrioventrikel CATAIAN KLINIS. Jika karena suatu hal lokomotif rrcepar
sinoatrium (AV)
rusak (kerusakan nodus SA) maka lokomotif tercepat berikutnya
(SA)
(nodus A$ akan mengambil alih dan keseluruhan kereta berjalan
Atrium
Atrium dengan kecepatan 50 km/jam; demikianlah, jika nodus SA men-
kiri
kanan jadi nonfungsional, maka nodus AV akan melaksanakan aktivitas
Jalur pemacu (Gambar 9-9b). Jaringan nodus otoritmik non-SA ada-
Cabang
antarnodus kiri lah pemacu laten yang dapat mengambil alih, meskipun dengan
berkas kecepatan yang lebih rendah, jika pemacu normal gagal.
Cabang His Jika hantaran impuls terhambat antara atrium dan ven-
kanan
trikel maka atrium akan tetap berdenyut dengan kecepatan
berkas His Ventrikel
70 denyr-rt per menit, dan jaringan ventrikel, karena tidak
kiri
dijalankan oleh nodus SA yang frekuensinya lebih cepat,
Serat mengambil iramanya sendiri yang lebih lambat yaitu sekitar
Purkinje 30 denyut per menit, dipicu oleh sel otoritmikventrikel (serat
Gambar 9-8 Purkinje). Situasi ini seperti terputusnya lokomotif kedua
Sistem hantaran khusus di jantung. (nodus A$ sehingga lokomorif rerdepan (nodus SA) terputus
dari lokomotif ketiga yang lambat (serat Purkinje) dan ger-
bong sisanya (Gambar 9,9c). Lokomotif terdepan terus me,
laju dengan 70 kmljan sementara bagian kereta lainnya ber-
jalan dengan kecepatan 30 km/jam. Blok jantung komplit
Tabel 9-1
ini terjadi jika jaringan penghantar anrara arrium dan ven-
Frekuensi Normal Lepas Muatan Potensial Aksi di Jaringan
trikel rusak, seperti misalnya sewaktu serangan janrung, dan
Otoritmik Jantung
menjadi nonfungsionai. Kecepatan denyut ventrikel 30 kall
per menit hanya akan menopang eksistensi kehidupan yang
POTENSIAL AKSI
nyaris tanpa kegiatan; pada kenyataannya, pasien biasanya
JARINGAN PER MENIT*
mengalami koma.
Nodus SA (pemacu normal) 70-80 Jika seseorang memiliki denyut jantung yang terlalu
Nodus AV 40-60
lambat, seperti pada kegagalan nodus SA atau blok jantung,
Berkas His dan serat Purkinje 20-40
maka dapat digunakan pemacu buatan. Alat yang ditanam
*Dengan keberadaan tonus simpat;s; lihat h. 260 dan h. 350
ini secara ritmis menghasilkan impuls yang menyebar ke
seluruh jantung untuk men.jalankan atrium dan ventrikel
dengan kecepatan lazim70 denyut per menit.
Kadang suatu bagian jantung, misalnya serat Purkinje,
menjadi sangat peka rangsang dan mengalami depolarisasi
lebih cepat daripada nodus SA (Lokomotif yang lambat men-
Analogi berikut menunjukkan bagaimana nodus SA dadak menjadi lebih cepat daripada lokomotif utama; lihat
menjalankan bagian jantung lainnya dengan kecepatannya Gambar 9-9d). Daerah yang tereksitasi secara abnormal ini,
sendiri. Misalkan sebuah kereta memiliki 100 gerbong, suatu fokus ektopik, memicu potensiai aksi prematur yang
dengan 3 di antaranya adalah lokomotif yang mampu ber- menyebar ke seluruh jantung sebelum nodus SA dapat me-
jalan sendiri; ke-97 gerbong lainnya harus ditarik (Gambar mulai potensial aksi normalnya (ektopik artinya "tidak pada
9-9a). Satu lokomotif (nodus SA) dapat berjalan sendiri tempatnya'). Impuls abnormal dari suatu fokus ektopik di
dengan kecepatan 70 km/jam, lokomotif lain (nodus AV) ventrikel menimbulkan kontralsi ventrikel prematur
dengan kecepatan 50 km/jam, dan lokomotif terakhir (serat (KVP). Jika fokus ektopik terus melepaskan muaran dengan
Purkin.fe) dengan 30 km/jam. Jika semua gerbong kereta kecepatan yang tinggi maka aktivitas pemacu berpindah dari
dan lokomotif ini digabungkan, maka lokomotif yang dapat nodus SA ke fokus ektopik. Kecepatan jantung menjadi
berjalan dengan kecepatan 70 kmljan akan menarik ger- sangat meningkat dan berlanjut dengan kecepatan ini untuk
bong lainnya dengan kecepatan tersebut. Lokomotif yang beberapa lama sampai fokus ektopik kembali ke normal.
dapat berjalan sendiri dengan kecepatan yang lebih rendah Daerah yang teriritasi berlebihan ini mungkin berkaitan
akan tertarik dengan kecepatan lebih tinggi oleh lokomotif dengan penyakit jantung organik, tetapi umumnya terjadi
yang lebih cepat sehingga tidak dapat berjalan dengan sebagai respons terhadap rasa cemas, kurang tidur, atau
kecepatannya sendiri karena ditarik oleh lokomotif yang konsumsi berlebihan kafein, nikotin, atau alkohol.
lebih cepat. Ke-97 gerbong lainnya (sel kontraktil non- Kini kita mengalihkan perhatian kepada bagaimana suaru
otoritmik), karena tidak dapat bergerak sendiri, akan ber- potensial aksi, setelah terpicu, dihantarkan ke seluruh jantung.

Fisiologi Jantung 335


(a) Keseluruhan kereta akan melaju 70 km/jam
(kecepatan denyut jantung ditentukan oleh nodus SA, jaringan otoritmik tercepat).

SO kmijam__z--NoO[s RV r __.S6ratFu*inla , __1


t---
t
-('re-\ffi
50 km/jam_( 30 km/jam LJ tJ U I
t .... h-,-J-----------r.^/ t

-
SA "keluar rel"

(b) Kereta akan melaju 50 km/jam


fiaringan otoritmik tercepat kedua, nodus AV akan menentukan kecepatan denyut jantung).

ZO kmijam-----t toOus $fi

-J---rq![ftpf
Nodus AV "keluar rel"

(c) Bagian pertama kereta akan melaju dengan kecepatan 70 km/jam; bagian terakhir 30 km/jam
(atrium akan dijalankan oleh nodus SA; ventrikel akan berjalan dengan iramanya sendiri ying jauh lebih lambat)

Fokus ektopik

(d) Kereta akan dijalankan oleh fokus ektopik, yang kini melaju lebih cepat daripada nodus SA
Uantung keseluruhan akan dijalankan lebih cepat oleh pemacu abnormal).

Gambar 9-9
Analogi aktivitas pemacu. (a) Aktivitas pemacu normal oleh nodus SA. (b) Pengambilalihan aktivitas pemacu oleh nodus AV
ketika nodus SA nonfungsional. (c) Pengambilalihan frekuensi ventrikel oleh jJringan otoritmik ventiikel yang lebih lambat
dalam kondisi blok jantung meskipun nodus SAtetap berfungsi. (d) Pengambilalihan aktivitas pemacu oleh sr]atu fokus
ektopik

alir langsung ke dalam ventrikel. Hampir 80%o pengisian


I Penyebaran eksitasi jantung berlangsung
ventrikel terjadi melalui cara ini sebelum atrium ber-
terkoordinasi untuk menjamin efisiensi pompa. kontraksi. Ketika kemudian atrium berkontraksi, lebih
banyak lagi darah yang diperas ke dalam ventrikel untuk
Setelah dimulai di nodus SA, potensial aksi menyebar ke
seluruh jantung. Agar fungsi jantung efisien maka penyebaran menuntaskan pengisian ventrikel. Kontraksi ventrikel
eksitasi harus memenuhi tiga kriteria: kemudian terjadi untuk menyemprotkan darah dari
jantung ke arteri-arteri.
1. Eksitasi dan kontraksi atrium harus selesai sebelum kon-
Jika atrium dan ventrikel berkontraksi bersamaan
trahsi uen*ikel dimulai. Agar ventrikel terisi sempurna maka katup AV akan segera rertutup, karena tekanan
maka kontraksi atrium harus mendahului kontraksi ven- ventrikel akan jauh melebihi tekanan atrium. Ventrikel
trikel. Sewaktu relaksasi jantung, katup AV membuka memiliki dinding yang jauh lebih tebal dan, karenanya,
sehingga darah vena yang masuk ke atrium terus meng- dapat menghasilkan tekanan yang lebih besar. Kontraksi

336 Bab 9
atrium akan kurang produktifkarena atrium tidak dapat Jalur antaratrium
memeras darah ke dalam ventrikel melalui katup yang Atrium kanan Atrium kiri
tertutup. Karena itu, untuk menjamin pengisian ventri-
kel yang sempurna-untuk memperoleh sisa 20o/o dari
Nodus SA
pengisian ventrikel yang terjadi selama kontraksi
atrium-atrium harus tereksitasi dan berkontraksi se-
Nodus AV
belum ventrikel tereksitasi dan berkontraksi. Selama Jalur
denyut jantung normal, kontraksi atrium terjadi sekitar antarnodus
160 mdet sebelum kontraksi ventrikel.
2. Eksitasi terat otot jantung harus terhoordinasi untuh
menjamin bahuta setiap rongga jantung berkontraksi se- Serat
bagai satu kesatuan agar pemompaan efsien. Jika serat Purkinje
otot dalam suatu rongga jantung tereksitasi dan ber-
kontraksi secara acak dan bukan berkontraksi secara
simultan terkoordinasi, maka serat-serar tersebut tidak Ventrikel kanan Ventrikel kiri
akan mampu menyemprotkan darah. Kontraksi venrri,
Gambar 9-10
kel yang mulus dan seragam merupakan hal esensial
Penyebaran eksitasi jantung. Potensial aksi yang dimulai di
untuk memeras darah keluar. Sebagai analogi, anggap- nodus SA mula-mula menyebar ke kedua atrium" penyebaran-
lah anda memiliki sebuah pompa karet berisi air. Jika nya dipermudah oleh dua jalur penghantar atrium khusus,
anda hanya menohok-nohokkan sebuah jari di sana- jalur antaratrium dan antarnodus. Nodus AV adalah satu-
sini ke karetnya maka anda tidak akan menyemprotkan satunya titik tempat potensial aksi dapat menyebar dari
atrium ke ventrikel. Dari nodus AV, potensial aksi menyebar
banyak air. Tetapi jika anda menekan karet tersebut
cepat ke seluruh ventrikel, dipercepat oleh sistem penghantar
secara lancar dan terkoordinasi maka anda dapat me- ventrikel khusus yang terdiri dari berkas His dan serat
meras keluar airnya. Purki nje.
CATAIAN KLINIS. Dengan cara serupa, kontraksi
serat-sefat otot jantung sendiri-sendiri tidak akan ber-
hasil memompa darah. Eksitasi dan kontraksi sel-sel jan,
tung yang acak dan tak terkoordinasikan tersebut di- atrium kiri maka gelombang eksitasi dapat menyebar me-
kenal sebagai fibrilasi. Fibrilasi ventrikel jauh Iebih lintasi taut celah di seluruh atrium kiri pada saar yang sama
serius daripada fibrilasi atrium. Fibrilasi ventrikel cepat dengan eksitasi menyebar ke seluruh atrium kanan. Hal ini
menyebabkan kematian, karena jantung tidak dapat me- memastikan bahwa kedua atrium terdepolarisasi untuk ber-
mompa darah ke arteri. Keadaan ini sering dapat di- kontraksi secara bersamaan.
koreksi dengan defibrilasi listrik, yaitu pemberian arus I Jalur antarnodus rerbentang dari nodus SA ke nodus
listrik kuat ke dinding dada. Ketika mencapai jantung, AV Nodus AV adalah satu-sarunya titik kontak listrik antara
arus ini merangsang (mendepolarisasi) semua bagian atrium dan ventrikel; dengan kata lain, karena atrium dan
jantung secara bersamaan. Biasanya bagian pertama jan-
ventrikel secara struktural dihubungkan oleh jaringan fibrosa
tung yang pulih adalah nodus SA, yang mengambil alih yang tidak menghantarkan arus listrik maka satu-satunya
aktivitas pemacu, kembali memulai impuls yang me- cara bagi potensial aksi di atrium untuk dapat menyebar ke
micu kontraksi sinkron bagian jantung lainnya. ventrikel adalah dengan melalui nodus AV Jalur penghantar
3. Pasangan atrium dan pasangan uen*ikel harus terkoordi,
antarnodus mengarahkan penyebaran potensial aksi yang
nasikan secarafungsional sehinga kedua anggota pasang- berasal dari nodus SA ke nodus AV untuk menjamin kontraksi
an tersebut berkontraksi secara simultaz. Koordinasi ini sekuensial ventrikel setelah kontraksi atrium. Dengan diper-
memungkinkan darah terpompa secara sinkron ke da- cepat oleh jalur ini, potensial aksi tiba di nodus AV dalam 30
lam sirkulasi paru dan sistemik. mdet setelah nodus SA melepaskan muatannya.
Penyebaran normal eksitasi.jantung diatur secara cermar
agar kriteria di atas terpenuhi dan jantung berfungsi secara HANTARAN ANTARA ATRIUM DAN VENTRIKEL
efisien, sebagai berikut (Gambar 9-8 dan 9-10). Potensial aksi dihantarkan secara relatif lambat melalui nodus
AV. Kelambatan ini menguntungkan karena memberi waktu
EKSITASIATRIUM bagi ventrikel untuk terisi penuh. Impuls tertunda sekitar
Potensial aksi yang berasal dari nodus SA mula-mula menye- 100 mdet (penundaan nodus A$, yang memungkinkan
bar ke kedua arrium, rerurama dari sel ke sel melalui taut atrium terdepolarisasi sempurna dan berkontraksi, mengo-
celah. Selain itu, beberapa jalur penghantar khusus yang songkan isinya ke dalam ventrikel, sebelum venrrikel ter-
batasnya kurang jelas mempercepar hantaran impuls ke se- depolarisasi dan berkontraksi.
luruh atrium.
I Jalur antaratrium terbentang dari nodus SA di dalam EKSITASI VENTRIKEL
atrium kanan ke atriurn kiri. Karena jalur ini dengan cepat Setelah tertunda di nodus AV, impuls lalu mengalir cepat
menghantarkan potensial aksi dari nodus SA ke ujung jalur di menuruni septum melalui cabang kanan dan kiri berkas His

FisiologiJantung 337
dan menyebar ke seiuruh miokardium ventrikel melalui serat aksi. Sebaliknya, potensial aksi singkat di neuron dan sel
Purkinje. Anyaman serat pada sistem penghantar ventrikel ini otot rangka berlangsung 1 sampai 2 mdet.
dikhususkan untuk menyalurkan potensial aksi dengan ce- 2. Sementara fase naik potensial aksi ditimbulkan oleh
pat. Keberadaan sistem ini mempercepat dan mengoordina- pengaktifan saluran Na- yang relatif "cepat", fase datar
sikan penyebaran eksitasi ventrikel untuk memastikan bahwa ini dipertahankan oleh dua perubahan permeabilitas
kedua ventrikel berkontraksi sebagai satu kesatuan. Potensial dependen voltase: pengaktifan saluran Ca2- tipe L yang
aksi disalurkan melalui seluruh sistem serat Purkinje daiam "lambat" dan penurunan mencolok permeabilitas Kt di
30 mdet. membran sel kontraktil jantung. Perubahan permeabili-
Meskipun membawa potensial aksi dengan cepat ke tas ini terjadi sebagai respons terhadap perubahan men-
sejumlah besar sel otot jantung namun sistem ini tidak ber- dadak voltase selama fase naik potensial aksi. Pembuka-
akhir di setiap sel. Impuls cepat menyebar dari sel-sel yang an saluran Ca2- tipe L menyebabkan difusi masuk Ca2*
tereksitasi kq sel-sel otot ventrikel sisanya melalui taut celah. secara perlahan karena konsentrasi Ca2- di CES lebih
Sistem hantaran ventrikel lebih teratur dan lebih penring besar dan gradien listrik juga mendorong perpindahan
daripada jalur penghantar antaratrium dan antarnodus. Ca2- ke dalam sel. Influks berkelanjutan Ca2t yang ber-
Karena massa ventrikel jauh lebih besar daripada massa muatan positif ini memperlama kepositifan di bagian
atrium, maka keberadaan sistem penghantar yang cepat dalam sei dan berperan besar dalam pembentukan ba-
sangat krusial bagi percepatan penyebaran eksitasi di ventri- gian datar potensial aksi. Efek ini diperkuat oleh penu-
kel. Serat Purkinje dapat menghantarkan suatu potensial aksi runan secara bersamaan permeabilitas terhadap Kt.
enam kali lebih cepat daripada yang dapat dilakukan oleh sel- Penurunan aliran keluar K- yang bermuatan positif
sel kontraktil sinsitium ventrikel. Jika proses depolarisasi mencegah repolarisasi cepat membran dan karenanya
ventrikel keseluruhan bergantung pada pen,vebaran impuls ikut berperan memperlama fase datar.
sel ke sel melalui taut ceiah maka jaringan ventrikel yang Fase turun potensial aksi yang cepat dirimbulkan oleh
berada tepat di samping nodus AV akan tereksitasi dan ber- inaktivasi saluran Ca2- dan pengaktifan tertunda saluran
kontraksi sebelum impuls mencapai apeks jantung. Hal ini, K. berpintu voitase. Penurunan permeabilitas terhadap
tentu saja, tidak memungkinkan pemompaan yang efisien. CaZ. ini menghilangkan perpindahan Ca2- ke dalam sel
Penghantaran cepat potensial aksi menyusuri berkas His dan yang berjalan lambat, semenrara peningkatan mendadak
distribusinya yang segera ke seluruh anyaman Purkinje me- permeabilitas terhadap K" secara simultan mendorong
nyebabkan pengaktifan sel-sel miokardium di kedua ventrikel difusi keluar K. secara cepat. Karena itu, seperti pada sel
terjadi hampir serentak, vang memastikan kontraksi tunggal peka rangsang lainnya, sel kembali ke potensial istirahat
mulus terkoordinasi yang dapat secara efisien memompa darah karena K- keluar sel.
ke dalam sirkulasi sistemik dan paru pada saat yang sama.

I Potensial aksi sel kontraktil


jantung
memperlihatkan fase datar yang khas,
Pcu,.,L; I Px,
Potensial aksi di sel-sel kontraktil jantung, meskipun dipicu
oleh sel-sel nodus pemacu, bervariasi mencolok dalam
mekanisme ionik dan bentuknya dibanding potensial nodus
SA (bandingkan Gambar 9-7 dan 9-11). Tidak seperti
membran sel otoritmik, membran sei kontraktil pada c
Ca2

hakikatnya tetap pada keadaan istirahat sebesar sekitar -90 c G


o-
q)
mV sampai tereksitasi oleh aktivitas listrik yang menjalar dari -o o
E
pemacu. Sekali membran suatu sel kontraktil miokardium o G
E o)
tereksitasi, maka terbentuk potensial aksi melalui proses o
E
rumit perubahan permeabilitas dan perubahan membran a
c
0)
potensial sebagai berikut (Gambar 9-11): o
o_

1. Selama fase naik potensial aksi, potensial membran


dengan cepat berbalik ke nilai positif +30 mV akibat -70
pengaktifan saluran Na. berpintu voltase dan Na- kemu-
dian cepat masuk ke dalam sel, seperti yang terjadi pada
-90
sel peka rangsang lain yang mengalami potensial aksi
(lihat h. 102). Permeabilitas Na- kemudian cepat me-
Waktu (mdet)
nurun ke nilai istirahatnya yang rendah, tetapi, khas Gambar 9-11
untuk sel otot jantung, potensial membran dipertahan-
Potensial aksi di sel kontraktil otot jantung. Potensial aksi di
kan mendekati tingkat positif puncak ini selama bebe- sel kontraktil jantung sangat berbeda dari potensial aksi di sel
rapa ratus milidetik, menghasilkan fase datar potensial otoritmik jantung (bandingkan dengan Gambar 9-7).

338 Bab 9
Marilah kita lihat bagaimana potensial aksi ini menim- dibandingkan dengan di CES, tetapi pada peningkatan kadar K,
bulkan kontraksi. CES gradien ini berkurang. Perubahan ini menyebabkan berku-
rangnya potensial "istirahat" (yaitu, membran menjadi kurang
negatifdi bagian dalam dibandingkan normal karena kurangnya
I Masuknya Ca2* dari CES memicu pelepasan Ca2* Kt yang keluar). Di antara berbagai konsekuensi adalah kecen-
yang jauh lebih besar dari retikulum sarkoplasma. derungan pembentukan fokus ektopik serta aritmia jantung.
Peningkatan konsentrasi Ca']t CES, sebaliknya, mening-
Di sel kontraktil jantung, saluran Ca2- tipe L terutama terletak katkan kekuatan kontraksi jantung dengan memperpanjang
di tubulus T. Seperti telah anda pelajari, saluran bergerbang fase datar potensial aksi serta dengan meningkatkan konsen-
voltase ini terbuka selama potensial aksi lokal. Dengan demi-
trasi Ca2t sitosol. Kontraksi cenderung berlangsung lebih
kian, tidak seperti di otot rangka, Ca'- berdifusi ke dalam lama, dengan sedikit waktu istirahat di antara dua kontraksi.
sitosol dari CES menembus membran tubulus T sewaktu Sebagian obat mengubah fungsi jantung dengan mempenga-
potensial aksi jantung. Masuknya Car- ini memicu pem- ruhi perpindahan Cazt menembus membran sel miokardium.
bukaan saluran-saluran pelepas Ca2- sekitar di kantung lateral
Sebagai contoh, obat penghambat saluran Ca2., misalnya
retikulum sarkoplasma. Melalui apa yang disebut sebagai
(pelepasan C*. yangdipicu oleh Ca2.), Ca2- yang masuk ke
sitosol dari CES memicu pelepasan lebih banyak Caz' ke
dalam sitosol dari simpanan intrasel (Gambar 9-12). Lon-
jakan lokal pelepasan Ca'-, yang dikenal sebagai Cd- spark,
dari retikulum sarkoplasma ini secara kolektiimeningkatkan
kompartemen Ca2. sitosol cukup besar untuk dapat meng-
gerakkan perangkat kontraktil. Sembilar.r puluh persen Ca2t
yang dibutuhkan untuk kontraksi otot berasal dari retikulum
sarkoplasma. Pasokan tambahan Ca2t ini, disetai oleh proses
pengeluaran Ca2- yang lambat, merupakan penyebab lamanya
periode jantung berkontraksi, yang berlangsung sekitar tiga
kali iebih lama daripada kontraksi sebuah serar orot rangka
(300 mdet dibandingkan dengan 100 mdet). Peningkatan
waktu kontraktil ini memastikan bahwa waktu untuk me- Masuknya
Pelepasan
nyemprotkan darah memadai. sejumlah kecil
+ sejumlah besar
Ca2* dari retikulum
Ca2. dari CES
sarkoplasma
PERAN Ca2. SITOSOL DALAM PENGGABUNGAN
EKSITASI-KONTRAKSI t---'
Seperti di otot rangka, peran Ca2' di dalam sitosol adalah
berikatan dengan kompleks troponin-tropomiosin dan secara
fisik menarik kompleks tersebut ke samping sehingga dapat
terjadi siklus jembatan silang dan kontraksi (Gambar 9-12) F""='.";-l
-
(lihat h. 339). Namun, tidak seperti otot rangka, di mana
selalu terjadi pembebasan Ca2- dalam jumlah memadai un- I
tuk mengaktifkan semua jembatan silang, di otot jantung Kompleks troponin-
tingkat aktivitas jembatan silang bervariasi sesuai jumlah tropomiosin di filamen
tipis tergeser ke sisi
Ca'. di sitosol. Seperti akan kita lihat, berbagai faktor regu-
latorik dapat mengubah.iumlah Ca2* sitosol.
+
Pengeluaran Ca2- dari sitosol oleh mekanisme dependen
energi di membran plasma dan retikulum sarkoplasma me- Siklus jembatan
silang antara filamen
muiihkan efek pemblokiran kompleks troponin-tropomiosin
tebal dan tipis
sehingga kontraksi terhenti dan otot jantung melemas.

PENGARUH PERUBAHAN KONSENTRASI K- DAN


Filamen tipis
ca2* cEs bergeser masuk di
CATAIAN KLINIS. Tidaklah mengejutkan, perubahan dalam antara filamen tebal
konsentrasi K- dan Cal CES dapat berpengaruh besar pada
jantung. Kadar K- yang abnormal adalah hal yang paling penting
dari segi klinis, diikuti dengan derajat yang lebih ringan oieh
ketidakseimbangan Ca}. Perubahan konsentrasi K- di CES
mengubah gradien konsentrasi K. antara CIS dan CES. Dalam Gambar 9-12
nil.
keadaan normal, Kt di dalam sel lebih banyak secara bermakna Penggabungan eksitasi-kontraksi di sel kontraktil jantung.

Fisiologi Jantung 339


uera?amil, menghambat influks Ca'. sewaktu potensial aksi, kontraksi (pengosongan) dan relaksasi (pengisian) yang ber-
mengurangi kekuatan kontraksi jantung. Obat lain, misalnya gantian. Kontraksi tetanik yang berkepanjangan akan menye-
digitalis, meningkatkan kontraktilitas jantung dengan meng- babkan kematian. Rongga-rongga jantung tidak dapat terisi
induksi akumulasi Ca2* sitosol. dan mengosongkan dirinya.
Faktor utama yang berperan dalam periode refrakter adalah
inaktivasi, selama fase datar yang berkepanjangan, saluran Nat
I Periode refrakter yang Iama menghambat yang diaktifkan sewaktu influks awal Nat pada fase naik. Barulah
tetanus pada otot jantung. setelah membran pulih dari proses inaktivasi ini (ketika membran
telah mengalami repolarisasi ke tingkat istirahat) saluran Na-
Seperti jaringan peka rangsang lainnya, otot jantung me- dapat diaktifkan kembali untuk memulai potensial atr<si lain.
miliki periode refrakter. Selama periode refrakteq tidak dapat
terbentuk potensial aksi kedua sampai membran peka rang-
sang pulih dari potensial aksi sebeiumnya. Di otot rangka, I EKG adalah rekaman penyebaran keseluruhan
periode refrakter sangat singkat dibandingkan dengan durasi aktivitas listrik jantung.
kontraksi yang terjadi sehingga serat dapat dirangsang kem-
bali sebelum kontraksi pertama selesai untuk menghasilkan Arus listrik yang dihasilkan oleh otor janrung selama depo-
penjumlahan kontraksi. Stimulasi berulang cepat yang tidak larisasi dan repolarisasi menyebar ke dalam jaringan sekitar
memungkinkan serat otot melemas di antara rangsangan jantung dan dihantarkan melalui cairan tubuh. Sebagian ke-
menyebabkan terjadinya kontrai<si maksimal menetap yang cil dari aktivitas listrik ini mencapai permukaan tubuh,
dikenal sebagai tetanus (lihat Gambar 8-16, h. 292). tempat aktivitas tersebut dapat dideteksi dengan mengguna-
Sebaliknya, otot jantung memiliki periode refrakter kan elektroda perekam. Rekaman yang dihasilkan adalah
yang lama yang berlangsung sekitar 250 mdet karena me- suatu elektrokardiogram, atau EKG.
manjangnya fase datar potensial aksi. Hal ini hampir selama Ingatlah tiga hal penting dalam mempertimbangkan
periode kontraksi yang dipicu oleh potensial aksi yang ber- y^ng direpresentasikan oleh EKG:
^pa
sangkutan; kontraksi satu serat otot jantung berlangsung
1. EKG adalah rekaman dari sebagian aktivitas listrik yang
rerata 300 mdet (Gambar 9-13). Karena itu, otot jantung
diinduksi di cairan tubuh oleh impuls jantung y^ng
tidak dapat dirangsang kembali sampai kontraksi hampir mencapai permukaan tubuh, bukan rekaman langsung
selesai sehingga tidak terjadi penjumlahan kontraksi dan
aktivitas listrik jantung yang sebenarnya.
tetanus otot jantung. Ini adaiah suatu mekanisme protektif
2. EKG adalah rekaman kompleks yang mencerminkan
penting, karena pemompaan darah memerlukan periode
penyebaran keseluruhan aktivitas di seluruh jantung se-
waktu depolarisasi dan repolarisasi. EKG bukan rekam-
an satu potensial aksi di sebuah sel pada suaru saat.
Rekaman di setiap saar mencerminkan jumlah aktivitas
listrik di semua sel otor janrung' yang sebagian mungkin
mengalami potensial aksi semenrara yang lain mungkin
belum diaktifkan. Sebagai contoh, segera setelah nodus
SA mengeluarkan impuls, sel-sel atrium mengalami po-
tensial aksi sementara sel-sel ventrikel masih berada
o'
(o dalam potensial istirahat. Pada waktu berikutnya, akti-
(o
vitas listrik akan telah tersebar ke sel-sel ventrikel se-
=
OJ
mentara sel-sel atrium mengalami repolarisasi. Karena
E =
a
o itu, pola keseluruhan aktivitas listrik jantung bervariasi
c(! 0)
sesuai waktu selagi impuls mengalir ke seluruh jantung.
-o o
E
0)
o 3. Rekaman mencerminkan perbandingan dalam voltase
E !)
f yang terdeteksi oleh elektroda-elektroda di dua titik
'o c berbeda di permukaan tubuh, bukan potensial aksi
c =
(o
0) sebenarnya. Sebagai contoh, EKG tidak merekam po-
o o
o)
o- tensial sama sekali ketika otot ventrikel mengalami de-
-70 polarisasi atau repolarisasi sempurna; kedua elektroda
"melihat" potensial yang sama sehingga tidak terdapat
perbedaan potensial antara dua elektroda yang terekam.
-90
Pola pasti aktivitas listrik yang direkam dari permukaan
0 100 200 300
tubuh bergantung pada orientasi elektroda perekam. Elektro-
Waktu (mdet)
"melihat"
da dapat secara kasar dianggap sebagai "mata" yang
Gambar 9-13 aktivitas listrik dan menerjernahkannya menjadi rekaman
Hubungan suatu potensial aksi dan periode refrakter dengan yang dapat diiihat, rekaman EKG. Apakah yang terekam ada-
durasi respons kontraktil di otot jantung. lah defleksi ke bawah atau ke atas bergantung pada bagai-

340 Bab 9
Sadapan ekstremitas

Sadapan l:
Lengan kanan
ke lengan kiri
lengan kanan

Sadapan ll: Sadapan lll:


Lengan kanan Lengan kiri
ke tungkai kiri ke tungkai kiri

Sadapan dada

aVF : Tungkai kiri lti.

:,.:-,+

Elektroda tanah i "i:tr


:w:q

(ground electrode)
'""#, =l

(a) (b)

Gambar 9-'14
Sadapan elektrokardiogram. (a) Sadapan ekstremitas. Keenam sadapan ekstremitas mencakup sadapan l, ll, lll, aVR, aVL, dan
aVF. Sadapan l, ll, dan lll adalah sadapan bipolar karena digunakan dua elektroda perekam. Rekaman mencatat perbedaan
potensial antara dua elektroda. Sebagai contoh, sadapan I merekam perbedaan potensial yang terdeteksi di lengan kanan dan
lengan kiri. Elektroda yang diletakkan di tungkai kanan berfungsi sebagai elektroda tanah dan bukan elektroda perekam.
Sadapan aVR, aVL, dan aVF adalah sadapan unipolar. Meskipun digunakan dua elektroda, namun hanya potensial sebenarnya di
bawah satu elektroda, elektroda eksplorasi, yang direkam. Elektroda yang Iain diset pada potensial nol dan berfungsi sebagai
titik referensi netral. Sebagai contoh, sadapan aVR merekam potensial yang mencapai lengan kanan dibandingkan dengan
bagian lain tubuh. (b) Sadapan dada. Enam sadapan dada, V, sampai Vu, juga merupakan sadapan unipolar. Elektroda eksplorasi
terutama merekam potensial listrik otot jantung yang terletak tepat di bawah elektroda di enam lokasi berbeda di sekitar
jantung.

mana elektroda diorientasikan dalam kaitannya dengan berbeda yang masing-masing merekam aktivitas listrik di
aliran arus di jantung. Sebagai contoh, penvebaran eksitasi jantung dari lokasi vang berbeda-beda-enam sadapan dari
melintasi jantung "terlihat" berbeda dari lengan kanan, dari ekstremitas dan enam sadapan dada di berbagai tempat di
tungkai kiri, atau dari rekaman yang langsung dilakukan di sekitar jantung. Untuk menghasilkan gambaran dasar untuk
atas jantung. Meksipun di jantung terjadi proses listrik yang perbandingan dan untuk mengenali penyimpangan dari
sama namun aktivitas ini memperlihatkan bentuk gelombang normal, ke- 1 2 sadapan tersebut digunakan secara rutin dalam
yang berbeda jika direkam oleh elektroda-elektroda yang semua perekaman EKG (Gambar 9-14).
terletak pada titik yang berbeda di tubuh.
Untuk menghasilkan perbandingan yang baku, rekaman
EKG secara rutin terdiri dari 1,2 sistem elektroda konvensio- I Berbagai bagian dari rekaman EKG dapat
nal, atau sadapan (lead).Ketrka sebuah mesin elektrokardio-
dikaitkan dengan proses spesifik di jantung.
graf dihubungkan antara elektroda-elektroda perekam di dua
titik di tubuh maka susunan spesifik dari masing-masing Inte rpretasi konfigurasi gelombang yang terekam dari masing-
pasangan koneksi disebut sadapan. Terdapat 12 sadapan masing sadapan bergantung pada pengetahuan tenrang rang,

Fisiologi Jantung 34"1


kaian penyebaran eksitasi di jantung dan posisi jantung relatif daripada ventrikel dan karenar.rya menghasilkan aktivi-
terhadap letak elektroda. EKG normal memiliki tiga bentuk tas listrik yang lebih kecil.
gelombang yang jelas gelombang Il kompleks QRS, dan 4. Di tiga titik waktu berikut tidak terdapat aliran arus
gelombang T (Gambar 9-15). (Huruf-huruf hanya menun- netto di oror janrung sehingga EKG tetap berada di garis
jukkan urutan gelombang. Penemu teknik ini memulai abjad basal:
dari tengah ketika memberi nama gelombang-gelombang 'a. Sewaktu jeda/penundaan di nodus AV. Jeda ini ter-
tersebut). cermin oleh interval waktu antara akhir P dan awal
I Gelombang P mencerminkan depolarisasi atrium, QRS; segmen EKG ini dikenal sebagai segmen PR
(Disebut "segmen PR" dan bukan "segmen PQ' ka-
I Kompleks QRS mencerminkan depolarisasi ventrikel
rena defleksi Q kecil dan kadang tidak ada, semen-
I Gelombang T mencerminkan repolarisasi ventrikei
tara defleksi R adalah gelombang yang dominan
Karena gelombang pergeseran depolarisasi dan repola- dalam kompleks ini). Arus mengalir melalui nodus
risasi ini mading-masing menyebabkan kontraksi dan relak- AV, tetapi kekuatannya terlalu kecil untuk dideteksi
sasi jantung maka proses siklis mekanis jantung berlangsung oleh elektroda EKG.
sedikit lebih belakangan dari perubahan ritmis aktivitas lis- b. Ketika uentikel teru/epolarisasi sempurna dan se/-se/
trik. Hal-hal berikut tentang rekaman EKG juga perlu kontraktil mengalami fase datar potensial aksi sebelum
dicatat: mengalami repolarisasi, diwakili oleh segmen ST.
Segmen ini terletak antara QRS dan
-f;
segmen ini
1. Lepas muatan nodus SA tidak menghasilkan aktivitas
bersesuaian dengan waktu saat pengaktifan ventrikel
listrik yang cukup besar untuk mencapai permukaan
ventrikel sedang berkor.rtraksi dan mengo-
selesai dan
tubuh sehingga tidak terekam adanya gelombang pada
songkan isinya. Perhatikan bahwa segmen ST bukan
depolarisasi nodus SA. Karena itu, gelombang yang
rekaman aktivitas kontraktil jantung. EKG adalah
pertama kali terekam, gelombang P, terjadi ketika im-
puls atau gelombang depolarisasi menyebar ke seluruh
ukuran aktivitas listrik yang memicu aktivitas
rnekanis.
atrium.
2. Pada EKG normal, tidak terlihat gelombang terpisah
c. Ketika otot jantung mengalami repo/arisasi sempurna
dan beristirahat dan uentrike/ sedang terisi, setelah
untuk repolarisasi atrium. Al<tivitas listrik yang berkait-
gelombang T dan sebelum gelombang P berikutnya.
an dengan repolarisasi atrium normalnya terjadi ber-
Periode ini disebut interval TP.
samaan dengan depolarisasi ventrikel dan ditandai oleh
kompleks QRS.
3. Gelombang P jauh lebih kecil daripada kompleks QRS I EKG dapat digunakan untuk mendiagnosis
karena atrium memiliki massa otot yang jauh lebih kecil
kelainan kecepatan denyut jantung, aritmia, dan
kerusakan otot jantung.

CATAIAN KLINIS. Karena aktivitas listrik memicu akti-


vitas mekanis rnaka gangguan pola listrik biasanya disertai
oleh gangguan aktivitas kontraktil jantung. Karena iru, eva-
E luasi pola-pola EKG dapat memberi informasi yang ber-
(5
c) manfaat mengenai status jantung. Penyimpangan utama
c)
o) dari keadaan normal yang dapat ditemukan melalui elek-
C
trokardiografi adalah (1) kelainan kecepatan denyut jan-
Ea tung, (2) kelainan irama, dan (3) miopati jantung (Gambar
c c e-16).
0)
o
o-
Segmen Segmen lnterval TP
KELAINAN KECEPATAN
PR ST
Kecepatan denyut jantung dapat ditentukan dari jarak antara
Gelombang P = Depolarisasi atrium
dua kompleks QRS yang berurutan di kertas berskala yang
Segmen PR = Jeda/penundaan nodusAV
Kompleks QRS = Depolarisasi ventrikel (atrium secara digunakan untuk merekam EKG. Kecepatan denyut jantung
bersamaan mengalami repolarisasi) yang melebihi 100 denyut per menit disebut tal<tkatdia (raki
Segmen ST = Saat ventrikel berkontraksi dan artinya "cpat"), sementara denyut yang kurang dari 60 kali
mengosongkan isinya per menit disebut bradikardia (bradi artinya "lambat").
Gelombang T = Repolarisasi ventrikel
lnterval TP = Waktu saat ventrikel melemas
dan terisi KELAINAN IRAMA
Gambar 9-15 Irama merujuk kepada keteraturan arau spacing gelombang
Bentuk gelombang elektrokardiogram di sadapan ll EKG. Setiap variasi dari irama normal dan rangkaian eksitasi
jantung disebut aritmia. Hal ini dapat disebabkan oleh fokus
ektopik, perubahan aktivitas pemacu r.rodus SA, atau gang-

342 Bab 9
guan hantaran. Kecepatan jantung juga sering berubah. EAs- sebagai irama 2:l atau 3:1. Kenyataan bahwa tidak setiap
trasistol, atats kontrabsi uentrikel prematur, yang berasal dari impuls atrium mencapai ventrikel pada flutter arrium rne-
suatu fokus ektopik adalah penyimpangan yang sering di- rupakan hal penting, karena hal ini tidak memr-rngkinkan
temukan. Kelainan lain pada irama yang mudah dideteksi denyut ventrikel yang cepat yang melebihi 200 kali per me-
oleh EKG adalah flutter atrium, fibrilasi atrium, fibrilasi nit. Kecepatan setinggi ini tidak memungkinkan pengisian
ventrikel, dan blok jantung. ventrikel yang memadai di antara denyutan. Dalam hal ini,
Flutter atrium ditandai oleh langkaian depolarisasi curah jantung akan berkurang hingga ke tahap yang menye-
atrium yang cepat tetapi reguler dengan kecepatan antara 200 babkan pingsan atau bahkan meninggal akibat berkurangnya
sampai 380 denyut per menit. Ventrikel jarang mengikuti aliran darah ke otak.
kecepatan atrium yang tinggi ini. Karena periode relrakter Fibrilasi atrium ditandai oleh depolarisasi atrium yang
jaringan penghantar lebih lama daripada yang dimiliki oleh cepat, ireguler, dan tak terkoordinasi, tanpa gelombang P
otot atrium maka nodus AV tidak mampu berespons terha- yang jelas. Karena itu, kontraksi atrium menjadi kacau dan
dap setiap impuls yang berkonvergensi padanya dari atrium. asinkron. Karena impuls yang mencapai nodus AV tidak
Mungkin hanya satu dari setiap dua atau tiga impuls atrium teratur maka irama ventrikel juga sangat ireguler. Kompleks
berhasil melewati nodus AV ke ventrikel. Keadaan ini disebur
QRS berbentuk normal tetapi muncul secara sporadis. Waktu
di antara dua denyut ventrikel untuk pengisian ventrikel ber-
variasi. Sebagian denyut ventrikel berlangsung sedemikian
berdekatan sehingga isi ventrikel sangat sedikit. Karena peng-
isian kurang maka kontraksi berikutnya menjadi lebih lemah.
KECEPATAN DAN IRAMA NORMAL
Pada kenyataannya, sebagian dari kontraksi ventrikel mung-
terlalu lemah untuk menyemprotkan darah sehingga nadi
kir"r
pergelangan tangan tidak teraba. Dalam situasi ini, iika ke-
cepatan denyut jantung diukur secara langsung, baik dengan

1 det
lr 'v denyut apeks atau via EKG, dan kecepatan denyut nadi di-
ukur secara bersamaan di pergelangan tangan, maka kecepat-
KELAINAN KECEPATAN an der.ryut jantung akan melebihi denyut nadi. Pcrbedaan
kecepatan denyutjantung dan nadi ini dikenai sebagai deffsit
Takikardia
denyut. Dalam keadaan normal, kecepatan jantung sama
dengan kecepatan nadi, karena setiap konrraksi jantur-rg
memicu denyut nadi akibat semproran darah ke dalam
arteri.
Fibrilasi ventrikel adalah kelainan ilarna yang sangar
KELAINAN IRAMA serius di mana oror ventrikel memperlihatkan kontraksi ka-
Ekstrasistol (kontraksi ventrikel prematur) cau tak terkoordinasj. Terber.rtuk banyak impuls yang me-
rambat acak ke semua arah di sekitar ventrikel. Rekaman
EKG pada fibrilasi ventrikel sangat ireguler tanpa pola atau
irama yar.rg dapat dideteksi. Jika kontraksi rnenjadi sedemi-
kian kacau maka ve ntrikel tidak cfektif sebagai pompa. Jika
sirkulasi tidak dipulihkan dalam waktu kurang dari empat
mer.rit melalui kompresi jantung eksternal atau defibrilasi lis-
rrik maka terjadi kerusakan otak ireversibel disertai ancaman
kematian.
Jenis lain aritmia, blok jantung, terjadi karena defek
di sistem hantaran jantung. Atrium masih berdenyur rer-
Blok jantung komplit
atur, tetapi ventrikel kadang-kadang gagal terangsang dan
karenanya tidak berkontraksi setelah atrium berkontraksi.
Impuls antara atrium dan ventrlkel dapat terhamlrat dalam
derajat yang bervariasi. Pada sebagian bentuk blok jantung,
hanya setiap impuls atrium kedua atau ketiga yang diterus-
MIOPATI JANTUNG kan ke ventrikel. Hal ini dikenal sebagai blok 2:1 atat 3:1,
lnfark miokardium (serangan jantung) yang dapat dibedakan dari irama 2:1 atau 3:1 yang berkaitan
derrgan flutter atrium oleh kecepatan yang ditunjukkan.
Pada blok jantung, kecepatan atrium normal rerapi kece,
patan ver-rtrikel jauh di bawah normal, sementara pada
Gambar 9-16 flutter atrium kecepatan atrium sangat tinggi disertai ke-
Contoh penyakit jantung yang dapat dideteksi dengan cepatan ventrikel normal atau di aras normal. Blok jantung
elektrokardiograf i. total dinndai oleh disosiasi total aktivitas atrium dan ven-

Fisiologi Jantung 343


l-ebih Dekat dengan Fisiologi Olahraga
Uji Stres-Apa, Siapa, dan Kapan
Uji latih jantung terutama dilakukan gelombang T terbalik, atau aritmia menjadi alat diagnostik yang penting
untuk membantu dalam diagnosis atau yang berbahaya) atau muncul gejala namun cara ini hanyalah salah satu
kuantifikasi penyakit jantung atau fisik misalnya nyeri dada. Uji yang dari beberapa pemeriksaan yang
paru serta untuk mengevaluasi dianggap positif pada seseorang yang digunakan untuk menentukan
kapasitas fungsional orang asimtoma- tidak mengidap penyakit jantung keberadaan penyakit arteri koronaria.
tik. Pemeriksaan ini biasanya dilakukan disebut uji positif palsu. Pada pria, uji Uji latih jantung juga dilakukan
di treadmill bermotor atau ergometer positif palsu terjadi hanya pada sekitar pada orang yang tidak dicurigai
sepeda (sepeda statis dengan resistensi 10% sampai 20%, sehingga uji stres mengidap penyakit jantung atau paru
bervariasi). lntensitas beban kerja diagnostik untuk pria memiliki untuk menentukan kapasitas fungsio-
(seberapa berat subyek bekerja) spesifisitas B0% sampai 90%. Wanita nal mereka saat ini. Uji fungsional ini
disesuaikan dengan secara progresif memperlihatkan angka uji positif palsu dilakukan seperti uji diagnostik tetapi
meningkatkan kecepatan dan ke- yang lebih tinggi, dengan spesif isitas dipandu oleh ahli fisiologi olahraga
miringan treadmill atau dengan menjadi lebih rendah yaitu sekitar 70%. dan dokter tidak harus ada. Uji ini
meningkatkan frekuensi dan resistensi Sensitivitas uji memiliki arti bahwa digunakan untuk menentukan resep
sepeda statis. Uji dimulai dari intensitas orang dengan penyakit akan olahraga yang aman, untuk membantu
rendah dan dilanjutkan sampai beban teridentifikasi secara benar dan hasil atlet memperoleh program latihan
kerja tertentu dicapai, gejala fisiologik negatif palsunya sedikit. Sensitivitas uji yang optimal, dan berfungsi sebagai
muncul, atau subyek terlalu lelah latih jantung dilaporkan sebesar 60% alat riset untuk mengevaluasi
untuk melanjutkan pemeriksaan. sampai 80%; yaitu, jika 100 orang efektivitas suatu program latihan. Uji
Selama uji diagnostik, pasien dengan penyakit jantung diperiksa fungsional semakin banyak dilakukan
dipantau dengan EKG, dan tekanan maka 60 sampai 80 akan teridentifikasi dengan semakin banyaknya orang
darah diperiksa setiap menit. Uji dengan benar, tetapi 20 sampai 40 mengikuti program kesehatan berbasis
dianggap positif jika terjadi kelainan akan memberi hasil uji negatif palsu. rumah sakit atau masyarakat untuk
EKG (misalnya depresi segmen ST, Meskipun uji latih jantung sekarang mencegah penyakit.

trikel, dengan impuls dari atrium tidak dihantarkan ke serta menyajikan gambaran ringkas dari sebagian kelainan
ventrikel sama sekali. Nodus SA terus mengatur depolarisasi fungsi jantung yang umum dijumpai (Untuk pemanfaatan
atrium, tetapi ventrikel menghasilkan sendiri impuls me- lebih lanjut EKG, Iihat fttur dalam boks yang menyertai,
reka dengan kecepatan yang jauh lebih rendah daripada ke- Lebih Dekat dengan Fisiologi Olahraga).
cepatan atrium. Pada EKG, gelombang P memperlihatkan
irama normal. QRS dan gelombang T juga muncul teratur
tetapi jauh lebih lambat daripada gelombang P dan sama
sekali independen dari irama gelombang P. Karena aktivitas PROSES MEKANIS SIKLUS JANTUNG
atrium dan ventrikel tidak sinkron maka gelombang untuk
repolarisasi atrium mungkin muncul, tidak lagi ditutupi Proses-proses mekanis pada siklus jantung-kontraksi, relak-
oleh kompleks QRS. sasi, dan perubahan aliran darah melalui jantung yang di-
timbulkannya-disebabkan oleh perubahan ritmik aktivitas
listrik jantung.
MIOPATIJANTUNG
Kelainan gelombang EKG juga penting dalam mengenali dan
menilai miopati jantung (kerusakan otot jantung). Iskemia I Jantung secara bergantian berkontraksi untuk
miokardium adalah kurang memadainya penyaluran darah pengosongan dan melemas untuk pengisian
berolsigen ke jaringan jantung. Kematian, atau nekrosis, sel
dirinya.
otot jantung terjadi ketika pembuluh darah yang memasok
bagian jantung tersebut tersumbat atau pecah. Keadaan ini Siklus jantung terdiri dari sistol (kontraksi dan pengo-
adalah suatu infark miokardium akut, yang umum dikenal songan) dan diastol (relaksasi dan pengisian) yang
sebagai serangan jantung. Kelainan bentuk gelombang QRS bergantian. Kontraksi terjadi karena penyebaran eksitasi
muncul ketika sebagian otot jantung menjadi nekrotik. Selain ke seluruh jantung, semenrara relaksasi mengikuti repola-
perubahan EKG, karena sel-sel otot jantung yang rusak risasi otot jantung. Atrium dan ventrikel melakukan siklus
mengeluarkan enzim-enzim khas ke dalam darah maka kadar sistol dan diastol secara terpisah. Kecuali jika disebutkan,
enzim-enzim ini dalam darah dapat dijadikan indeks derajat kara sistol dan diastol merujuk kepada apa yang terjadi di
kerusakan miokardium. ventrikel.
Interpretasi suatu EKG adalah tugas kompleks yang Pembahasan berikut dan Gambar 9-17 menghubung-
memerlukan pengetahuan dan latihan ekstensif. Pembahasan kan berbagai proess yang terjadi secara bersamaan selama
sebelumnya tidak dimaksudkan untuk menjadikan anda pa- siklus jantung, termasuk gambaran EKG, perubahan tekan-
kar EKG tetapi memberi anda gambaran rentang cata-cara an, perubahan volume, aktivitas katup, dan bunyi jantung.
bagaimana EKG dapat digunakan sebagai alat diagnostik Hanya proses-proses di sisi kiri jantung yang dijelaskan, tetapi

344 Bab 9
Elektrokard iogram

@_lakrk drkrotrk
-.
Tekanan aorta
(mm Hg)
6',n
oo
<-
!a-
ca
o) :o
'-
I

fi: @+q
Tekanan
ventrikel kiri
';Y Eftrf
Pv x
=.
o
(mm Hg)
c>
oo
Y.q

Tekanan
atrium kiri
(mm Hg)

Volume
ventrikel kiri
(ml)

Bunyi jantung

,MU
^lM** ,-ffi /ffiWffffi-

Pengisian pasif
selama diastol
Ventrikel
kiri

ventrikel dan atrium


Kontraksi
atrium
ry ru
Kontraksi
ventrikel
isovolumetrik
Penyemprotan
(ejeksi) ventrikel
rK4ffi)
N7
Relaksasi
ventrikel
isovolumetrik

o o o o
L--------r-----l
e
Pengisian ventrikel Pengosongan ventrikel

Gambar 9-17
Siklus jantung. Grafik ini memperlihatkan berbagai kejadian yang berlangsung bersamaan selama siklus jantung. lkutilah setiap
garis horizontal untuk melihat perubahan yang berlangsung pada elektrokardiogram; tekanan aorta, ventrikel, dan atrium;
volume ventrikel; dan bunyi jantung di sepanjang siklus. Diperlihatkan paruh terakhir diastol, satu sistol dan diastol penuh (satu
siklus penuh jantung), dan sistol berikutnya untuk sisi kiri jantung. lkutilah setiap garis vertikal untuk melihat apa yang terjadi
bersamaan di setiap faktor selama masing-masing fase siklus jantung. Lihat teks (h.346-347) untuk penjelasan detil angka-angka
dalam lingkaran. Sketsa jantung menggambarkan aliran darah miskin O, (biru tua) dan kaya O, (merah terang) masuk dan
keluar ventrikel selama siklus jantung.

Fisiologi Jantung 345


perlu diingar bahwa proses serupa terjadi juga di sisi kanan adalah waktu yang diperlukan untuk terjadinya proses peng-
jantung, kecuali bahwa tekanannya lebih rendah. Untuk gabungan eksitasi-kontraksi. Sewaktu kontraksi ventrikel di-
menuntaskan satu siklus jantung lengkap, pembahasan kita mulai, tekanan ventrikel segera melebihi tekanan atrium.
akan dimulai dan diakhiri dengan diastol ventrikel. Berbaliknya perbedaan tekanan ini memaksa katup AV
menurup (titik 9).
MIDDIASTOL VENTRIKEL
Seiama sebagian besar diastol ventrikel, atrium juga masih KONTRAKSI VENTRIKEL ISOVOLUMETRIK
berada dalam diastol. Tfiap ini berkorespondensi dengan Setelah tekanan ventrikel melebihi tekanan atrium dan katup
interval TP pada EKG-interval setelah repolarisasi ventrikel AV tertutup, untuk membuka katup aorta, tekanan ventrikel
dan sebelum depolarisasi atrium berikutnya. Karena darah dari harus terus meningkat sampai melebihi tekanan aorta. Ka-
sistem vena terus mengalir ke dalam atrium maka tekanan rena itu, setelah katup AV tertutup dan sebelum katup aorta
atrium sedikit melebihi tekanan ventrikel meskipun kedua terbuka terdapat periode singkat ketika ventrikel menjadi
rongga ini berada dalam keadaan relaksasi (titik I di Gambar suatu ruang terrutup (titik,1,.0). Karena semua katup tertutup
9-77). Karena perbedaan rekanan ini maka katup AV terbuka, maka tidak ada darah yang masuk atau keluar dari ventrikel
dan darah mengalir langsung dari atrium ke dalam ventrikel selama waktu ini. Interval ini dinamai periode kontraksi
sepanjang diastol ventrikel (jantung A di Gambar 9-17). t\ln- ventrikel isovolumetrik ( i s o u o lum e ni k artiny a "volume dan
bat pengisian pasif ini, volume ventrikel secara perlahan me- panjangnya konstan') (jantung C). Karena tidak ada darah
ningkat bahkan sebelum atrium mulai berkontraksi (titik Z). yang masuk atau meninggalkan ventrikei maka voiume rong-
ga ventrikel tidak berubah, dan panjang serar-serat orotnya
MENJELANG AKHIR DIASTOL VENTRIKEL tidak berubah. Kondisi isovolumetrik ini serupa dengan kon-
traksi isometrik otot rangka. Selama kontraksi ventrikel iso-
Menjelang akhir diastol ventrikel, nodus SA mencapai am-
bang dan melepaskan muaran. Impuls menyebar ke seluruh
volumetrik, tekanan ventrikel terus meningkat karena volu-
me tidak berubah (titik r!,D.
atrium, yang tampak di EKG sebagai gelombang P (titik $).
Depolarisasi atrium menyebabkan kontraksi atrium, mening-
katkan kuwa tekanan atrium (titik 4) dan memeras lebih EJEKSI VENTRIKEL
banyak darah ke dalam ventrikel. Proses penggabungan Ketika tekanan ventrikel melebihi tekanan aorta (titik I?),
eksitasi-kontraksi berlangsung selama jeda singkat antara ge- katup aorta terbuka dan dimulailah ejeksi (penyemprotan)
lombang P dan peningkatan tekanan atrium. Peningkatan darah (jantung D). Jumlah darah yang dipompa keluar dari
tekanan ventrikel (titik 5) yang terjadi secara bersamaan masing-masing ventrikel pada setiap kontraksi disebut isi
dengan peningkatan tekanan atrium disebabkan oleh tam- sekuncup (IS). Kurva tekanan aorta meningkat sewaktu da-
bahan volume darah yang dimasukkan ke ventrikel oleh kon- rah dipaksa masuk ke dalam aorta dari ventrikel lebih cepat
traksi atrium (titik 6 dan jantung B). Sepanjang kontraksi daripada darah mengalir ke dalam pembuluhpembuluh yang
atrium, tekanan atrium sedikit lebih tinggi daripada tekanan lebih halus di sebelah hilir (titik lJ). Volume ventrikel me-
ventrikel sehingga katup AV tetap terbuka. nurun secara bermakna sewaktu darah dengan cepat dipompa
keluar (titik 1,4). Sistol ventrikel mencakup periode kontraksi
AKHIR DIASTOL VENTRIKEL isovolumetrik dan fase ejeksi ventrikel.
Diastol ventrikel berakhir pada awitan kontraksi ventrikel.
Pada saat ini, kontraksi atrium dan pengisian ventrikel telah AKHIR SISTOL VENTRIKEL
tuntas. Volume darah di ventrikel pada akhir diastol (titik 7) Ventrikel tidak mengosongkan isinya secara sempurna selama
dikenal sebagai volume diastolik akhir (VDA), rata-rata fase ejeksi. Dalam keadaan normal, hanya separuh dari darah
sekitar 135 ml. Tidak ada lagi darah yang akan ditambahkan di dalam ventrikel pada akhir diastol dipompa keluar selama
ke ventrikel selama siklus ini. Karena itu, volume diastolik sistol berikutnya. Jumlah darah yang tertinggal di ventrikel
akhir adalah jumlah maksimal darah yang akan dikandung pada akhir sistol ketika ejeksi selesai disebut volume sistolik
oleh ventrikel selama siklus ini. akhir (VSA), yang rerara besarnya 65 ml (titik 1,5). Ini adalah
jumlah darah paling sedikit yang terkandung dalam ventrikel
EKSITASI VENTRIKEL DAN AWITAN SISTOL selama siklus ini.
VENTRIKEL Perbedaan antara volume darah di ventrikel sebelum

Setelah eksitasi atrium, impuls merambat melalui nodus AV


kontraksi dan setelah kontraksi adalah jumlah darah yang
dan sistem penghantar khusus untuk merangsang ventrikel. diejeksikan selama kontraksi; yaitu VDA - VSA = IS. Dalam
Secara bersamaan, kedua atrium berkontraksi. Pada saat
contoh kita, volume diastolik akhir adalah 135 ml, volume
pengaktifan ventrikel selesai, kontraksi atrium sudah berlalu. sistolik akhir 65 ml, dan isi sekuncup adalah 70 ml.
Kompleks QRS mencerminkan eksitasi ventrikel ini (titik B),
yang memicu kontraksi ventrikel. Kurva tekanan ventrikel REPOLARISASI VENTRIKEL DAN AWITAN DIASTOL
meningkat tajam segera setelah kompleks QRS, mengisya- VENTRIKEL
ratkan awitan sistol ventrikel (titik 9). Jeda singkat antara Gelombang T menandakan repolarisasi ventrikel pada akhir
kompleks QRS dan awitan sistol ventrikel yang sebenarnya sistol ventrikel (titik 1,6). Sewaktu ventrikel mulai melemas.

346 Bab 9
pada repolarisasi, tekanan ventrikel turun di bawah tekanan berapa cepat jantung dapat berdenyut tanpa mengurangi pe-
aorta dan katup aorta menutup (titik 'f.7). Penutupan katup riode diastol hingga ke tahap yang dapat menyebabkan peng-
aorta menyebabkan gangguan atau takik pada kurva tekanan isian ventrikel terganggu. Pada kecepatan jantung yang lebih
aorta, takik dikrotik (dicrotic notch) (itik '1r8). Tidak ada dari 200 denyut per menit, waktu diastoi menjadi terlaiu
lagi darah yang keluar dari ventrikel selama sikius ini, karena singkat untuk memungkinkan pengisian ventrikel yang me-
katup aorta telah tertutup. madai. Dengan tidak adekuatnya pengisian maka curah jan-
tung berkurang. Dalam keadaan normal, kecepatan denyut
RELAKSASI VENTRI KEL ISOVOLU METRI K ventrikel tidak melebihi 200 kali per menit karena periode
refrakter nodus AV yang relatif lama mencegah impuls dihan-
Saat katup aorta menutup, katup AV belum terbuka, karena
tarkan ke ventrikel lebih cepat dari ini.
tekanan ventrikel masih melebihi tekanan atrium, sehingga
tidak ada darah yang masuk ke ventrikel dari atrium. Karena
itu, semua katup kembaii tertutup untuk waktu yang singkat,
dikenal sebagai relaksasi ventrikel isovolumetrik (titik ,I9
I Kedua bunyi jantung berkaitan dengan
penutupan katup.
dan jantung E). Panjang serat otot dan volume rongga (titik
20) tidak berubah. Tidak ada darah yang meninggalkan atau Selama siklus jantung secara normal dapat didengar dua
masuk sewaktu ventrikel terus melemas dan tekanan terus bunyi jantung utama dengan stetoskop. Bunyi jantung per-
turun. tama bernada rendah, iembut, dan relatif lama-sering dikata-
kan sebagai bunyi "lub". Bunyi jantung kedua memiliki
PENGISIAN VENTRIKEL nada lebih tinggi serta lebih singkat dan tajam-sering di-
Ketika tekanan ventrikel turun di bawah tekanan atrium, katakan berbunyi seperti "dup". Karena itu, secara normal
katup AV membuka (titik 2'|'), dan ventrikel kembali terisi. kita mendengar "lub-dup-lub-dupJub-dup ...". Bunyi jan-
Diastol ventrikel mencakup baik periode relaksasi ventrikel tung pertama berkaitan dengan penutupan katup AV, semen-
isovolumetrik maupun fase pengisian ventrikel. tara bunyi jantung kedua berhubungan dengan penutupan
Repolarisasi atrium dan depolarisasi ventrikel terjadi katup semilunar (lihat "Bunyi Jantung" di Gambar 9-17).
bersamaan, sehingga atrium berada dalam keadaan diastol Pembukaan katup tidak menimbuikan suara apapun.
selama sistol ventrikel. Darah terus mengalir dari vena-vena Bunyi disebabkan oleh getaran yang terbentuk di dalam
paru ke dalam atrium kiri. Dengan berkumpulnya darah dinding ventrikel dan arteri besar sewaktu katup menutup,
yang masuk ini di atrium maka tekanan atrium terus me- bukan oleh katup itu sendiri. Karena katup AV menLrtup pa-
ningkat (titik 32). Ketika katup AV membuka pada akhir sis- da permulaan kontraksi ventrikel, ketika tekanan ventrikel
tol ventrikel, darah yang terkumpul di atrium selama sistol pertama kali melebihi tekanan atrium, maka bunyi jantung
ventrikel mengalir deras ke dalam ventrikei (kembali ke jan- pertama menandakan awitan sistol ventrikel (titik,9 di Gam-
tung A). Karena itu pengisian ventrikel mula-mula berlang- bar 9-17). Katup semilunar menutup pada permulaan relak-
sung cepat (titik 23) karena meningkatnya tekanan atrium sasi ventrikel, sewaktu tekanan ventrikel kiri dan kanan
yang terjadi akibat akumulasi darah di atrium. Pengisian ven- masing-masing turun di bawah tekanan aorta dan arteri pul-
trikel melambat (titik ?4) sewaktu darah yang terakumulasi monalis. Karena itu, bunyi jantung kedua menandakan awit-
tersebut telah disalurkan ke ventrikel, dan tekanan atrium an diastol ventrikel ltitik tlp.
mulai turun. Selama periode penurunan pengisian ini, darah
terus mengalir dari vena pulmonalis ke dalam atrium kiri
dan menembus katup AV ke dalam ventrikel kiri. Selama I Aliran darah turbulen menghasilkan murmur
diastol ventrikel tahap akhir, ketika pengisian ventrikel me- jantung.
lambat, nodus SA kembali melepaskan muatan dan siklus
CATAIAN KLIMS. Bunyi jantung abnormal, atau murmur
.jantung kembali berulang (titik i5).
(bising), biasanya (tetapi tidak selalu) berkaitan dengan penyakit
Ketika tubuh berada dalarn keadaan istirahat, satu siklus
jantung. Murmur yang tidak melibatkan patologi jantung, yang
jantung yang lengkap berlangsung 800 mdet, dengan 300
dinamai munnrrr fungsional, lebih sering pada orang berusia
mdet dihabiskan untuk sistol ventrikel dan 500 mdet di-
muda. Darah dalam keadaan normal mengalir secara lamina6
gunakan oieh diastol ventrikel. Pengisian ventrikel sebagian
yaitu, lapisan-lapisan cairan meluncur/bergeseran secara halus
besar berlangsung pada awal diastol saat fase pengisian cepat.

Anda mungkin juga menyukai