2 Strategi SCM PDF
2 Strategi SCM PDF
Dosen :
Moch Mizanul Achlaq
Definisi Strategi Supply Chain
Setiap perusahaan yang ingin menang atau bertahan dalam
persaingan harus memiliki strategi yang tepat. Strategi akan
mengarahkan jalannya organisasi ke tujuan jangka panjang yang
ingin dicapai.
Strategi diperlukan oleh satu unit operasi dalam sebuah
perusahaan, oleh sebuah perusahaan secara keseluruhan,
maupun oleh sebuah supply chain.
Istilah yang digunakan yaitu Operation Strategy untuk
menggambarkan strategi operasi suatu perusahaan, bukan hanya
yang bergerak pada sector manufaktur, tetapi juga untuk sector
jasa dan organisasi lainnya.
Strategi pada hakekatnya bukanlah sebuah keputusan atau aksi
tunggal melainkan adalah kumpulan berbagai keputusan dan aksi
yang dilakukan suatu organisasi atau oleh beberapa organisasi
secara bersama-sama.
Definisi Strategi Supply Chain
Berbagai keputusan dan aksi ini dilakukan untuk mencapai tujuan
jangka panjang yang telah ditentukan.
Dalam konteks Supply Chain, keputusan ini bisa berupa pendirian
pabrik baru, penambahan kapasitas produksi, perancangan
produk baru, pengalihan tanggungjawab pengelolaan persediaan
ke supplier, pengurangan jumlah supplier, pemberlakuan system
pengendalian kualitas yang baru dsb.
Operation Strategy di definisikan sebagai bagian dari Strategi
keputusan dan tindakan yang menentukan aturan, tujuan dan
aktifitas dari suatu operasi.
Strategi operasi pada hakekatnya adalah rekonsiliasi antara
kebutuhan pasar dengan sumber daya suatu organisasi, yang
mana dalam konteks supply chain berhubungan dengan semua
pihak yang saling berhubungan antara satu dengan yang lain.
Definisi Strategi Supply Chain
Strategi Supply Chain di definisikan sebagai kumpulan kegiatan
dan aksi strategis di sepanjang supply chain yang menciptakan
rekonsiliasi antara apa yang dibutuhkan pelanggan akhir dengan
kemampuan sumber daya yang ada pada supply chain tersebut.
Tujuan Strategis pada Supply
Chain
Strategi tidak bisa dilepaskan dari tujuan jangka panjang.
Keputusan-keputusan jangka pendek dan di lingkungan local
mestinya harus mendukung organisasi atau supply chain kea rah
tujuan-tujuan strategis tersebut.
Untuk bisa memenangkan persaingan pasar maka supply chain
harus bisa menyediakan produk yang : murah, berkualitas, tepat
waktu dan bervariasi.
Keempat tujuan tersebut sangat penting di mata pelanggan.
Meskipun perlu disadari bahwa tingkat kepentingan untuk masing-
masing tujuan tersebut berbeda untuk tiap jenis produk dan
segmen pelanggan.
Dalam konteks operasi supply chain, tujuan-tujuan tsb bisa
dicapai apabila memiliki kemampuan untuk : beroperasi secara
effisien, menciptakan kualitas, cepat, fleksibel, dan inovatif.
Tujuan Strategis pada Supply
Chain
Masing2 aspirasi pelanggan tersebut bisa didukung oleh satu atau
beberapa kemampuan strategis suatu supply chain. Misalnya
aspirasi untuk mendapatkan produk murah tidak hanya didukung
oleh kemampuan supply chain untuk beroperasi secara effisien,
tetapi juga oleh kemampuannya untuk menciptakan kualitas.
Tujuan Strategis pada Supply
Chain
Kemampuan SC Aspirasi pelanggan
1. Beroperasi secara
effisien
1. Murah
2. Menciptakan kualitas
2. Berkualitas
3. Cepat
3. Tepat Waktu
4. Fleksibel
4. Bervariasi
5. Inovatif
Pengembangan
Persediaan Transportasi Pasokan
Lokasi Sistem produk
Fasilitas Produksi
Kesesuaian Antara Strategi
Supply Chain dengan
Kebijakan Taktis
Keputusan taktis Effisien Responsif
Lokasi Fasilitas Tempatkan pabrik di daerah yang ongkos Cari lokasi yang dekat pasar, punya
tenaga kerjanya murah akses tenaga trampil dan teknologi
yang memadai
Sistem Produksi Tingkat utilitas sistem produksi harus Sistem produksi harus fleksibel dan
tinggi ada kapasitas ekstra
Pasokan Pilih supplier dengan harga dan kualitas Pilih supplier berdasarkan kecepatan,
sebagai kriteria utama fleksibilitas, dan kualitas
LeanOPP/DP Agile
Komponen / modul standar Customized products
Fokus pada efisiensi fisik Fokus pada kecepatan dan flexibility
Sedikit variasi Banyak variasi
Volume tinggi Volume rendah
Ketidakpastian permintaan rendah Ketidakpastian permintaan tinggi
Produksi berdasarkan ramalan Produksi berdasarkan permintaan
Independent demand Dependent demand
Sistem prod : flow shop Sistem prod : job shop / project
Perbedaan posisi DP/OPP
pada Supply Chain
Biasanya proses produksi secara umum diklasifikasikan menjadi
empat bagian utama yaitu perancangan produk, fabrikasi
komponen, perakitan menj produk akhir, dan pengiriman.
DP/OPP bisa diposisikan di salah satu dari empat proses umum
tersebut.
Dalam penggunaannya di empat bagian utama tersebut dikenal
system produksi berikut Make To Stock (MTS), Assembly To
Order (ATO), Make To Order (MTO), dan Engineer To Order
(ETO).
Perbedaan posisi DP/OPP
pada Supply Chain
MTS
ATO
MTO
ETO
Postponement : Menggeser
posisi DP/OPP ke Hilir
Posisi DP/OPP bisa diubah maju/mundur pada suatu supply chain
tergantung pada arah strategi yang ditetapkan.
Menggeser DP ke arah hulu akan bisa menciptakan produk-
produk dengan variasi yang lebih fundamental, mengurangi
ketergantungan terhadap ramalan permintaan, mengurangi
persediaan barang setengah jadi, dan mengurangi ke usangan
persediaan.
Sebaliknya mengubah posisi maju (ke hilir) berarti memperbanyak
proses-proses standar dalam supply chain dan membatasi proses
spesifik (customized) hanya pada langkah-langkah terakhir.
Hal ini bisa meningkatkan effisiensi dan mengurangi waktu tunggu
pelanggan untuk mendapatkan produk.
Postponement : Menggeser
posisi DP/OPP ke Hilir
Strategi yang terkait dalam penggeseran DP/OPP adalah
postponement.
Postponement pada dasarnya menunda differesiansi produk
sampai ada pesanan dari pelanggan.
Strategi ini sangat penting terutama untuk menangani produk-
produk inovatif dimana bisa mengurangi suatu produk menumpuk
menjadi berlebih maupun resiko kekurangan pada produk jenis
lain.
Mengelola DP/OPP yang
Berbeda pada Suatu Supply
Chain
Banyak perusahaan yang memproduksi produk dengan focus
operasi yang berbeda-beda.
Pada situasi seperti ini, kegiatan supply chain akan memiliki focus
yang berbeda.
Manager supply chain harus bisa membedakan bagaimana
mengelola masing-masing system produksi tersebut dan ukuran
kinerja apa yang perlu diukur dan dimonitor.
Perbedaan posisi DP/OPP
pada Supply Chain
Biasanya proses produksi secara umum diklasifikasikan menjadi
empat bagian utama yaitu perancangan produk, fabrikasi
komponen, perakitan menj produk akhir, dan pengiriman.
DP/OPP bisa diposisikan di salah satu dari empat proses umum
tersebut.
Dalam penggunaannya di empat bagian utama tersebut dikenal
system produksi berikut Make To Stock (MTS), Assembly To
Order (ATO), Make To Order (MTO), dan Engineer To Order
(ETO).
Perbedaan posisi DP/OPP
pada Supply Chain
Biasanya proses produksi secara umum diklasifikasikan menjadi
empat bagian utama yaitu perancangan produk, fabrikasi
komponen, perakitan menj produk akhir, dan pengiriman.
DP/OPP bisa diposisikan di salah satu dari empat proses umum
tersebut.
Dalam penggunaannya di empat bagian utama tersebut dikenal
system produksi berikut Make To Stock (MTS), Assembly To
Order (ATO), Make To Order (MTO), dan Engineer To Order
(ETO).
Ringkasan