Anda di halaman 1dari 35

1

USULAN PENELITIAN (PROPOSAL) THESIS

STRATEGI PEMBANGUNAN KAPAL PERANG JENIS PERUSAK KAWAL RUDAL


DALAM PERSPEKTIF KETAHANAN NASIONAL
(STUDI DI PT PAL INDONESIA)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


1.2 Rumusan Masalah
1.3 Keaslian Penelitian.
1.4 Tujuan dari penelitian ini adalah :
1.5 Manfaat Penelitian

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Pustaka.


2.2 Landasan Teori
2.2.1 Strategi
2.2.2 Teori Optimalisasi
2.2.3 Kapal Perusak Kawal Rudal (PKR)
2.2.4 Ketahanan Nasional.

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian (Deskriptif Kualitatif)


3.2 Lokasi Penelitian
3.3 Populasi dan Sampel
3.4 Sumber Data
3.5 Teknik Pengumpulan Data
3.6 Teknik Analisis Data
3.7 Teknik Penyajian Data
3.8 Jadwal Penelitian
2

RENCANA DAFTAR ISI

Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Keaslian Penelitian
1.4 Tujuan Penelitian
1.5 Manfaat Penelitian

Bab II Tinjauan Pustakan dan Landasan Teori


2.1 Tinjauan Pustaka
1. ...............
2. ...............
3. ...............
2.2 Landasan Teori
1. ................
2. ................
3. ................

Bab III Metode Penelitian


3.1 Jenis Penelitian
3.2 Lokasi Penelitian
3.3 Populasi dan Sampel
3.4 Sumber Data
3.5 Teknik Pengumpulan Data
3.6 Teknik Analisis Data
3.7 Teknik Penyajian Data
3.8 Jadwal Penelitian

Bab IV Profile PT PAL


4.1 Sarana dan Prasarana
4.2 Sumber Daya Manusia
4.3 Kemampuan Finansial
4.4 Produktifitas
4.5 xxxxxxxxxxxxx

Bab V Strategi PT PAL Indonesia dalam pembangunan kapal perang jenis PKR.
5.1 xxxxxxxxxxxxx
5.2 xxxxxxxxxxxxx
5.3 xxxxxxxxxxxxx

Bab VI Kendala yang dihadapi PT PAL Indonesia dalam menjalankan strateginya untuk
membangun kapal perang jenis PKR.
6.1 xxxxxxxxxxxx
6.2 xxxxxxxxxxxx
6.3 xxxxxxxxxxxx

Bab VII Optimalisasi strategi PT PAL Indonesia dalam pembangunan kapal perang jenis PKR
3

dan implikasinya terhadap Ketahanan Nasional.


7.1 xxxxxxxxxxx
7.2 xxxxxxxxxxx
7.3 xxxxxxxxxxx
Bab VIII Kesimpulan dan Saran
8.1 Kesimpulan
8.2 Saran

Daftar Pustaka

Lampiran Pedoman Wawancara

USULAN PENELITIAN (PROPOSAL) THESIS


4

STRATEGI PEMBANGUNAN KAPAL PERANG JENIS PERUSAK KAWAL RUDAL


DALAM PERSPEKTIF KETAHANAN NASIONAL
(STUDI DI PT PAL INDONESIA)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Negara Indonesia merupakan negara kepulauan dengan dua pertiga wilayahnya berupa
perairan atau lautan. Kekayaan alamnya, baik yang didarat maupun dilaut, sangat melimpah
sehingga bila bangsa Indonesia dapat memanfaatkannya maka akan dapat mewujudkan
kemakmuran bagi segenap rakyat Indonesia. Masih adanya sengketa perbatasan laut Indonesia
dengan India, Thailand, Malaysia, Singapura, Vietnam, Philipina, Palau, PNG, Australia dan Timor
Leste hingga saat ini, menunjukkan bahwa banyak pihak asing yang menginginkan kekayaan alam
laut Indonesia. Sengketa-sengketa tersebut masih belum dapat diselesaikan secara tuntas meskipun
telah dilakukan berbagai perundingan dan upaya diplomasi dan cenderung memakan waktu yang
lama. Kondisi tersebut dipengaruhi oleh lemahnya bargaining power Indonesia yang salah satu
penyebabnya adalah kurangnya kekuatan Angkatan Laut Indonesia. Kekuatan Angkatan Laut
sangat dipengaruhi oleh kuantitas dan kualitas Kapal Perang Republik Indonesia (KRI), termasuk
di dalamnya system perawatan kapal perang. Dalam rangka pembangunan kekuatan untuk
menyiapkan postur kekuatan menuju Kekuatan Pokok Minimum (Minimum Essensial Forces/MEF)
, TNI Angkatan Laut telah merencanakan pengadaan baru berbagai jenis kapal. Terpenuhinya
jumlah kapal perang sesuai MEF dapat memberikan dukungan law enforcement di laut dan
memberikan efek tangkal (detterance effect) bagi negara lain. (PERKASAL/24/IV/2011:86)
Setiap KRI sesuai typenya dan fungsinya dilengkapi dengan sistem persenjataan yang mampu
untuk melaksanakan peperangan melawan pesawat udara, peperangan melawan kapal permukaan,
peperangan melawan kapal selam dan peperangan elektronika. baik dalam suatu gugus tugas
maupun pertempuran secara mandiri. KRI dibagi kedalam 2 bagian besar yaitu bagian bangunan
badan kapal dan pendorongan dikelompokkan kedalam bagian platform, sedangkan bagian
navigasi, komunikasi dan persenjataan dikelompokkan kedalam Sewaco (Sensor, Weapon And
Command Control). Pembagian kelompok tersebut didasarkan kepada pengetahuan hampir
seluruh perwira kapal TNI Angkatan Laut. Namun demikian pembagian tersebut dapat juga
5

dibedakan menjadi bagian-bagian seperti: Platform, Propulsion System, Weapon And Combat
System, Communication And Navigation System (Sumber).
Sejauh ini pemenuhan kebutuhan KRI untuk memenuhi MEF dengan mendatangkan dari
luar negeri, baik dalam kondisi bekas maupun dalam keadaan baru. Hal ini dikarenakan industri
galangan dalam negeri (nasional) belum mampu membangun/memproduksi kapal perang seperti
jenis PKR. PT PAL Indonesia sebagai industri pertahanan dalam negeri yang bergerak pada
pembangunan kapal perang, belum mampu menunjukkan produktifitasnya, dalam membangun
kapal-kapal jenis PKR. Dalam catatan produksinya, PT PAL telah membangun kapal-kapal
perang untuk TNI Angkatan Laut, antara lain adalah kapal Fast Patrol Boat 57 (FPB-57) yaitu KRI
Hiu, KRI Todak, KRI Layang dan KRI Lemadang. Selain itu juga pernah membangun dua unit
kapal jenis Landing Platform Dock (LPD) dengan panjang 125 meter yang dirancang sebagai kapal
angkut personel. (Mirna, 2010:4). Saat ini, seiring dengan pengadaan 2 unit kapal PKR bagi TNI
Angkatan Laut, PT PAL Indonesia telah ditunjuk oleh pemerintah sebagai galangan nasional yang
dipercaya untuk dapat melaksanakan pembangunan kapal jenis PKR melalui strategi Transfer of
Technologi (TOT). Industri galangan kapal Indonesia khususnya PT PAL selain produksi kapal
perang juga memproduksi kapal niaga, seharusnya menjadi galangan yang tangguh, modern dan
sumber devisa Negara apabila potensi laut yang berupa kekayaan perikanan, sumber daya alam dan
pariwisata laut ; jumlah penduduk yang lebih dari 200 juta; posisi strategis Indonesia diantara dua
benua, dua samudra serta lalu lintas perdangangan dunia diberdayakan secara optimal.
6

Kontraktor utama pengadaan kapal jenis PKR itu sendiri adalah Damen Schelde Naval Ship

Building (DSNS), yaitu sebuah galangan di Belanda. Dalam melakukan TOT tersebut dilakukan

dengan cara membuat Joint Operations Agreement (JOA). Untuk kapal kesatu, dari 6 section

bagian dari kapal tersebut, 2 dibuat diluar negeri (di DSNS Belanda) dan 4 section dibuat di PT.

PAL Indonesia, untuk penggabungan section-section tersebut menjadi kapal perang utuh

dilaksanakan di PT PAL Indonesia. Sedangkan untuk kapal kedua, 1 section dibuat diluar negeri

(di DSNS Belanda) dan 5 section dibuat di PT. PAL Indonesia dan untuk penggabungan section-

section tersebut menjadi kapal perang utuh dilaksanakan di PT PAL Indonesia. Selanjutnya untuk

pembangunan dua kapal berikutnya, secara keseluruhan akan dibangun di PT PAL Indonesia.

(Sumber: kontrak pkr)

Dari catatan pengalaman yang ada, seharusnya PT PAL Indonesia mampu untuk membangun

kapal-kapal jenis PKR tersebut. Optimisme ini didasarkan kepada pengalaman yang dimiliki oleh

PT PAL Indonesia dan operasional yang dilakukan oleh galangan di DSNS Belanda dalam

membangun Kapal Korvet kelas Sigma, pesanan pemerintah Indonesia dan Kapal jenis PKR

pesanan Maroko. Dalam membangun kapal-kapal tersebut, DSNS tidak melakukannya sendiri

namun dengan membentuk konsorsium. DSNS sendiri mendapatkan porsi untuk menggarap bagian

Platform, itupun juga tetap didukung oleh vendor-vendor lain, sedangkan untuk bagian Combat

System dilaksanakan oleh Thales, yang juga merangkul vendor-vendor lain. Damen Schelde

sebagai galangan kapal bertindak sebagai main contractor dan menjadi lead integrator dalam

menyelesaikan seluruh kegiatan pembangunan kapal. (kontrak sigma/pkr) Di sini dapat diambil

pelajaran bahwa sungguhpun sebuah galangan itu sudah sangat maju dan bonafit, tetap tidak bisa

membangun sendiri sebuah kapal kombatan seperti PKR. Dengan demikian, seharusnya PT PAL

Indonesia juga mampu melakukan hal yang sama dengan membentuk konsorsium dan menjadi lead

integrator dalam menjawab tantangan kebutuhan kapal PKR TNI Angkatan Laut sekaligus

menjawab kepercayaan pemerintah Indonesia.


7

Dengan telah telah dikeluarkannya kebijakan pemerintah untuk mengurangi pengadaan

Alutsista dari luar negeri dengan mewajibkan bahwa Alutsista yang sudah dapat diproduksi di

dalam negeri, wajib diadakan di dalam negeri. Untuk kepentingan ini telah dikeluarkan UU Nomor

16 Tahun 2012 tentang Industri pertahanan mengamanatkan; pada pasal 9 Industri pertahanan

bertanggung jawab untuk membangun kemampuan dalam menghasilkan alat peralatan pertahanan

dan keamanan, pasal 43 ayat 1 pengguna wajib menggunakan alat peralatan pertahanan dan

keamanan produksi dalam negeri, pasal 48 penyelenggaraan Industri pertahanan dapat

dilaksanakan melalui kerja sama luar negeri. Selain itu juga dikeluarkan kebijakan yang

menguatkan peran Industri Pertahan Nasional melalui Peraturan Pemerintah no 40 tentang KKIP.

Dengan merujuk pada undang-undang dan peraturan pemerintah tersebut diatas, maka seharusnya

pembangunan alutsista dilaksanakan oleh Industri dalam negeri kecuali belum mampu maka dapat

dilaksanakan melalui kerja sama atau pengadaan dari luar negeri.

Keputusan pemerintah menunjuk PT PAL Indonesia untuk membangun kapal PKR

berimplikasi terhadap ketahanan bidang ekonomi karena bisa menciptakan dan membangun daya

saing dan kemandirian ekonomi. Selain itu tentu saja di bidang pertahanan dan keamanan yaitu

dengan meningkatkan kesiapan operasional alut sista sebagai alat pertahanan dan ini tentu terkait

langsung law enforcement terhadap pelanggaran yang terjadi dalam bentuk ancaman, gangguan,

tantangan dan hambatan. Pembangunan PKR menjadi program yang sangat strategis baik bagi PT

PAL sebagai produsen, bagi TNI Angkatan Laut sebagai pengguna dan bagi negara bagi

peningkatan ketahanan nasional. Ketahanan nasioal adalah konsepsi pengembangan kekuatan

nasional melalui pengaturan dan penyelenggaraan kesejahteraan dan keamanan yang seimbang,

serasi dan selaras dalam seluruh aspek kehidupan secara utuh, menyeluruh dan terpadu. Ketahanan

nasional merupakan resultante keterkaitan yang integratif dari kondisi dinamik kehidupan bangsa

dibidang ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya serta pertahanan dan keamanan.

Pertanyaan yang timbul adalah Apakah PT PAL Indonesia sudah mampu melaksanakan

pembangunan Kapal Perang jenis Perusak Kawal Rudal (PKR) melalui program TOT? Penetapan
8

PT PAL Indonesia sebagai galangan nasional untuk melaksanakan pembangunan Kapal Perang

jenis Perusak Kawal Rudal merupakan kebijakan strategis pemerintah yang harus didukung oleh

semua pihak. Pembangunan Kapal Perang jenis PKR tidak mungkin dapat dilaksanakan sendiri

oleh PT PAL, mengingat PT PAL merupakan perusahaan yang bergerak dibidang galangan kapal

(shipyard company (sumber company profile) dimana kompetensi utamanya adalah membangun

platform kapal. Untuk itu maka PT PAL Indonesia harus juga menggandeng perusahaan lain untuk

membentuk konsorsium dalam program pembangunan PKR tersebut yang sudah dipercayakan oleh

pemerintah kepadanya, seperti yang dilakukan oleh DSNS Belanda. Dilandasi oleh permasalahan

diatas, dimana PT PAL Indonesia menjadi leading sector dan lead integrator dalam program

pembangunan PKR dalam negeri, sehingga PT PAL Indonesia menjadi penanggung jawab terhadap

proyek secara keseluruhan, maka permasalahan utama yang dihadapi PT PAL Indonesia adalah

bagaimana menjalankan peran sebagai main contractor dan sebagai lead integrator dalam

pembangunan PKR dalam negeri. Dengan demikian maka langkah-langkah dan upaya peningkatan

terhadap produktifitas kerja harus terus menjadi bagian etos kerja PT PAL Indonesia.

(SUMBER....)

1.2 Rumusan Masalah

Bertolak dari permaslahan diatas, maka dapat dirumuskan beberapa pertanyaan penelitian,

yaitu:

1. Bagaimana strategi PT PAL Indonesia sebagai galangan nasional dalam membangun

kapal perang jenis PKR?

2. Kendala yang dihadapi PT PAL Indonesia dalam menjalankan strateginya untuk

membangun kapal perang jenis PKR?

3. Optimalisasi strategi PT PAL Indonesia dalam pembangunan kapal perang jenis PKR

dan implikasinya terhadap Ketahanan Nasional?

1.3 Keaslian Penelitian.


9

Sebagai perbandingan dapat dilihat pada persamaan maupun perbedaan yang tercantum di

dalam tabel di bawah ini, merupakan suatu referensi yang dapat menjadi pertimbangan dan

ditindaklanjuti pada penelitian ini.

Sebagai perbandingan dapat dilihat pada persamaan maupun perbedaan yang tercantum di

dalam tabel di bawah ini, merupakan suatu referensi yang dapat menjadi pertimbangan dan

ditindaklanjuti pada penelitian ini.

Penelitian Kelemahan dan Celah


Masalah Variabel Hasil Penelitian
Terdahulu Penelitian Mendatang
No

1 2 3 4 5 6

1 Inkeri Ruuska Bagaimana Technical and Technical and Penelitian ini secara
et. al (2012) menentukan operational operational detail menghitung bobot
Supplier capability dari capabilities, capabilities parameter yang
capabilities in galangan kapal. Development terutama digunakan pada
large capabilities, kemampuannya penentuan supplyer
shipbuilding Relational untuk mengelola galangan kapal.
projects capabilities, dan schedule menjadi Perbedaan dengan yang
Business factor terbesar akan penulis ajukan
capabilities pada pengambilan adalah penggunaan
keputusan metode yang digunakan
penentuan untuk proses penelitian.
supplyer pada
galangan kapal,
diikuti oleh faktor
Business
capabilities,
Relational
capabilitie,
Development
capabilities
10

2 Chia-Chan Membangun Access to markets, Hasil dari Kelemahan dari


Chou et.al kerangka kerja Access to penelitian ini penelitian ini adalah
(2012): The yang dapat supplies/ menunjukkan tidak menghasilkan
Assessment of meningkatkan resources, bahwa faktor suatu prioritas alternatif
a Countrys pemahaman Community/ kunci yang keputusan untuk
Manufacturing tentang apa yang government menentukan meningkatkan
Capability: menjadi faktor access, kemampuan competitive advantage
The Case of kunci yang Competitive pembangunan galangan kapal di
Shipbuilding in membentuk consideration, kapal di Taiwan Taiwan sehingga
Taiwan. kemampuan Environmental terletak pada landasan rekomendasi
manufaktur factors, Labour, tahap desain, kurang kuat. Perbedaan
galangan kapal di Taxes and pengadaan dan dengan penelitian ini
Taiwan? dan apa financing, konstruksi proses adalah terletak pada
kelemahan untuk Transportation, produksi metode yang digunakan
pembuatan kapal Utilities services sehingga variabel
di Taiwan? keputusannya juga
berbeda.

3 Mei-Ying Wu Tujuan dari Delapan variabel Dengan Penelitian menggunakan


dan Yung- penelitian ini pemilihan menggunakan analisis SEM yang
Chien Weng adalah untuk supplier, yang model SEM hanya dapat mengetahui
(2010): A study mengeksplorasi terdiri dari didapat hasil tentang pengaruh
of supplier faktor-faktor kemampuan harga semua variable variabel pembentuk.
selection kunci yang respon, yang digunakan Tingkat prioritas tidak
factors for dipertimbangkan kemampuan berpengaruh dapat dimunculkan
high-tech oleh produsen manajemen mutu, secara signifikan menggunakan metode
industries in dalam pemilihan kemampuan terhadap SEM. Perbedaan dengan
the supply supplier dan teknologi, commercial penelitian ini adalah
chain. hubungan antara kemampuan image suatu pengunaan metode
faktor-faktor pengiriman, perusahaan. analisis dan juga
kemampuan untuk variabel yang digunakan
11

tersebut fleksibel, harus disesuaikan


kemampuan dengan permasalahan
manajemen, citra penelitian.
komersial, dan
kemampuan
keuangan.

4 Tufan Demirel Penentuan model Costs, labor Model penentuan Metode Choquet
a, Nihan etin multi kriteria Characteristics, lokasi integral dapat
Demirel a, (MCDM) untuk Infrastructure, pergudangan mengakomodasi
Cengiz pengambilan Markets, Macro menggunakan variabel kualitatif dan
Kahraman keputusan environment metode Choquet kuantitatif. Peneliti
(2010). penentuan lokasi integral menyarankan agar
pergudangan. penelitian berikutnya
Multi-criteria
dapat menggunakan
warehouse
metode ANP yang
location
menurut peneliti dapat
selection using
mengatasi masalah
Choquet
ketergantungan antar
integral
variabel.

5 Penelitian ini Penentuan model Technical and Model penentuan Penentuan konsorsium
multi kriteria operatioal anggota untuk pembangunan
(MCDM) untuk capabilities, konsorsium PKR menggunakan
pengambilan Development pembangunan ANP. Metode ANP
keputusan capabilities, PKR digunakan untuk
penentuan mengatasi masalah
Relational
konsorsium ketergantungan antar
capabilities dan
pembangunan variabel dalam MCDM
PKR. Bussiness yang tidak dapat

capabilities, diakomodasikan oleh


AHP
12

1.4 Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui strategi PT PAL Indonesia sebagai galangan nasional dalam

membangun kapal perang jenis PKR.

2. Untuk mengkaji kendala yang dihadapi PT PAL dalam menjalankan strateginya untuk

membangun kapal perang jenis PKR.

3. Untuk mengetahui optimalisasi strategi PT PAL Indonesia dalam pembangunan kapal

perang jenis PKR dan implikasinya terhadap Ketahanan Nasional.

1.5 Manfaat Penelitian

1. Memberikan masukan kepada PT. PAL Indonesia dalam optimalisasi strateginya dalam

pelaksanaan program pembangunan kapal perang jenis PKR sehingga produk yang

dihasilkan sesuai dengan permintaan yang ada.

2. Memberikan masukan kepada Pemerintah, dalam hal ini TNI Angkatan Laut, untuk

menentukan kapabilitas suatu perusahaan galangan kapal, pada program pembangunan

kapal perang jenis PKR.

3. Sebagai masukan bagi pemerintah dalam memutuskan pengadaan kapal perang jenis

PKR Alutsista untuk dibangun di galangan dalam negeri atau luar negeri.
13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Pustaka.

Banyak penelitian yang sudah dilakukan untuk membangun model pengambilan keputusan

multi kriteria (MCDM) dalam pemilihan fasilitas baik fasilitas publik maupun bisnis. Beberapa

penelitian yang mengkaji model MCDM pada galangan kapal.

Inkeri Ruuska et. al (2012), dalam penelitianya yang berjudul: Supplier capabilities in large

shipbuilding projects. Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji supplyer capability pada galangan

kapal dalam rangka menjamin kelancaran pembangunan proyek di galangan tersebut sehingga
14

galangan kapal mempunyai competitive advantage dibandingkan perusahaan lain. Dalam penelitian

ini penilaian kapabilitas supplyer dilakukan terhadap 22 responden yang dianggap representative

dari 20 supplyer (managing directors, project managers, chief technical officer, department manager

and sales manager). Pengukuran kapabilitas menggunakan 7 poin skala Likert terhadap empat

faktor utama yaitu Technical and operational capabilities, Development Capabilities, Relational

capabilities, dan Business capabilities dengan 20 indikator untuk operasional pengukuranya.

Hasil dari penelitian ini menempatkan Technical and operational capabilities terutama

kemampuannya untuk mengelola schedule menjadi faktor yang menempati urutan pertama dalam

pengambilan keputusan penentuan supplyer pada galangan kapal, diikuti oleh factor Business

capabilities, terutama kemampuan finansiilnya, karena situasi keuangan yang stabil dari supplyer

sangat penting sebagai bagian dari kemampuan untuk memberikan jaminan supplyer akan secara

konsisten dalam semua keadaan. Pada penelitian ini juga ditemukan bahwa hubungan relasional

jangka panjang merupakan factor yang diperhitungkan tidak seperti yang terjadi pada galangan

kapal tradisional yang pada umumnya terjadi tekanan pada harga.

Selanjutnya, Chia-Chan Chou et.al (2012), dengan judul: The Assessment of a Countrys

Manufacturing Capability: The Case of Shipbuilding in Taiwan. Penelitian ini dilakukan pada

industry perkapalan di Taiwan, dan yang menjadi latar belakang dari dilakukanya penelitian ini

adalah Taiwan sempat menjadi industri galangan kapal terbesar ke 4 di dunia, tapi pada tahun 2009

merosot menjadi urutan ke 6. Menghadapi permasalahan ini, penelitian ini bertujuan untuk

membangun kerangka kerja yang diharapkan dapat meningkatkan pemahaman tentang apa yang

menjadi faktor kunci yang membentuk kemampuan manufaktur galangan kapal di Taiwan? dan apa

kelemahan untuk pembuatan kapal di Taiwan? melalui metodologi studi kasus. Hasil dari

penelitian ini menunjukkan bahwa faktor kunci yang menentukan kemampuan pembangunan kapal

di Taiwan terletak pada tahap desain, pengadaan dan konstruksi proses produksi. Namun, Taiwan

berada pada posisi yang sulit dikarenakan tingginya biaya tenaga kerja dan bahan baku serta

kurangnya kemampuan untuk meramalkan dinamika pasar. Akhirnya pada penelitian ini disarankan
15

galangan kapal di Taiwan untuk melakukan evolusi dari sistem manajemen dan metode

pengurangan biaya.

Mei-Ying Wu dan Yung-Chien Weng (2010), dengan judul: A study of supplier selection

factors for high-tech industries in the supply chain Penilitian ini dilatarbelakangi oleh terjadinya

persaingan yang intensif antara industri global, hubungan antara produsen dan pemasok telah

berubah dari antagonis ke koperasi. Melalui kemitraan, kedua belah pihak dapat saling diuntungkan,

dan faktor kunci yang mempertahankan hubungan tersebut terletak pada bagaimana produsen

memilih pemasok yang tepat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi faktor-faktor

kunci yang dipertimbangkan oleh produsen dalam pemilihan supplier dan hubungan antara faktor-

faktor ini. Melalui kajian literatur, delapan faktor pemilihan supplier, terdiri dari kemampuan

harga respon, kemampuan manajemen mutu, kemampuan teknologi, kemampuan pengiriman,

kemampuan untuk fleksibel, kemampuan manajemen, citra komersial, dan kemampuan keuangan

berasal. Berdasarkan landasan teori yang diusulkan oleh peneliti sebelumnya, model kausal faktor

pemilihan pemasok lebih lanjut dibangun. Hasil survei pada industri teknologi tinggi yang

digunakan untuk memverifikasi hubungan antara delapan faktor menggunakan model persamaan

struktural (SEM). Berdasarkan hasil empiris, kesimpulan dan saran akhirnya diusulkan sebagai

acuan bagi produsen dan pemasok.

Tufan Demirel a, Nihan etin Demirel a, Cengiz Kahraman (2010). Multi-criteria warehouse

location selection using Choquet integral. Tujuan dari penelitian ini adalah membangun model

pengambilan keputusan multi kriteria (MCDM) untuk penentuan lokasi pergudangan. Kriteria yang

digunakan untuk membangun model ini adalah Costs, labor Characteristics, Infrastructure, Markets,

Macro environment, sedang alternative lokasinya adalah Izmit/Gebze, Izmir, Bursa, dan Zonguldak.

Hasil penelitian ini menempatkan Izmit/Gebze menjadi lokasi terbaik dengan bobot 0.653,

dengan bobot terbesar berturut-turut adalah kriteria labor characteristics, infrastructure, dan

markets, diikuti Izmir dengan bobot 0.640 yang unggul pada kriteria infrastructure, dan ketiga

adalah Bursa yang unggul pada kriteria Cost dan Macro Environment. Alternative lokasi terakhir
16

adalah Zonguldak dimana tidak satupun kriteria yang unggul pada lokasi ini. Dalam kesimpulanya

peneliti menulis metode Choquet integral dapat mengakomodasi variabel kualitatif dan kuantitatif

dengan baik. Peneliti menyarankan agar penelitian berikutnya dapat menggunakan metode ANP

yang menurut peneliti dapat mengatasi masalah ketergantungan antar variabel yang tidak dapat

diakomodasi oleh metode AHP tradisional.

Dalam pada itu, penelitian ini diberi judul Model Penentuan Konsorsium Pembangunan

Kapal Perang Jenis Perusak Kawal Rudal (PKR) di Dalam Negeri dan Implikasinya Terhadap

Ketahanan Nasional, dimana penelitiannya dilakukan di PT PAL Indonesia. Sebagaimana

diketahui bahwa PT PAL Indonesia adalah sebuah galangan kapal yang inti bisnisnya membangun

platform kapal sedangkan PKR adalah jenis kapal kombatan yang sarat dengan persenjataan. Oleh

karenanya PT APL Indonesia harus membangun model konsorsium. Dalam membangun

konsorsium digunakan teori multi kriteria (MCDM) untuk pengambilan keputusan penentuan

konsorsium pembangunan PKR. Faktor-faktor yang dinilai dalam konsorsium pembangunan kapal

PKR adalah Technical and operatioal capabilities, Development capabilities, Relational

capabilities dan Bussiness capabilities. Pengolahan data penelitian menggunakan Metode ANP

dengan maksud untuk mengatasi masalah ketergantungan antar variabel dalam MCDM yang tidak

dapat diakomodasikan oleh AHP.

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Strategi

Dalam percakapan sehari-hari dan dalam pengertian sederhana, strategi dapat diartikan

sebagai cara, yaitu cara untuk mencapai tujuan. Menurut Marrus (2002:31) strategi

didefinisikan sebagai suatu proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada

tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan

tersebut dapat dicapai. Selanjutnya Quinn (1999:10) mengartikan strategi adalah suatu bentuk atau

rencana yang mengintegrasikan tujuan-tujuan utama, kebijakan-kebijakan dan rangkaian tindakan


17

dalam suatu organisasi menjadi suatu kesatuan yang utuh. Strategi diformulasikan dengan baik

akan membantu penyusunan dan pengalokasian sumber daya yang dimiliki perusahaan menjadi

suatu bentuk yang unik dan dapat bertahan. Strategi yang baik disusun berdasarkan kemampuan

internal dan kelemahan perusahaan, antisipasi perubahan dalam lingkungan, serta kesatuan

pergerakan yang dilakukan oleh mata-mata musuh. Dari kedua pendapat di atas, maka strategi

dapat diartikan sebagai suatu rencana yang disusun oleh manajemen puncak untuk mencapai

tujuan yang diinginkan.

Perumusan strategi merupakan proses penyusunan langkah-langkah ke depan yang

dimaksudkan untuk membangun visi dan misi organisasi, menetapkan tujuan strategis dan

keuangan perusahaan, serta merancang strategi untuk mencapai tujuan tersebut dalam rangka

menyediakan customer value terbaik. Beberapa langkah yang perlu dilakukan perusahaan dalam

merumuskan strategi, yaitu:

1. Mengidentifikasi lingkungan yang akan dimasuki oleh perusahaan di masa depan dan

menentukan misi perusahaan untuk mencapai visi yang dicita-citakan dalam lingkungan

tersebut.

2. Melakukan analisis lingkungan internal dan eksternal untuk mengukur kekuatan dan

kelemahan serta peluang dan ancaman yang akan dihadapi oleh perusahaan dalam

menjalankan misinya.

3. Merumuskan faktor-faktor ukuran keberhasilan (key success factors) dari strategi-

strategi yang dirancang berdasarkan analisis sebelumnya.

4. Menentukan tujuan dan target terukur, mengevaluasi berbagai alternatif strategi dengan

mempertimbangkan sumberdaya yang dimiliki dan kondisi eksternal yang dihadapi.

5. Memilih strategi yang paling sesuai untuk mencapai tujuan jangka pendek dan jangka

panjang. (Hariadi, 2005).

Setiap perusahaan atau organisasi, khususnya jasa, bertujuan untuk memberikan pelayanan

yang baik bagi pelanggannya. Oleh karena itu, setiap strategi perusahaan atau organisasi harus
18

diarahkan bagi para pelanggan. Hal ini seperti yang dijelaskan Hamel dan Prahalad (1995:31)

bahwa strategi merupakan tindakan yang bersifat Incremental (senantiasa meningkat) dan terus-

menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para

pelanggan di masa depan. Dengan demikian, strategi hampir selalu dimulai dari apa yang dapat

terjadi dan bukan dimulai dari apa yang terjadi. Misalnya strategi itu mungkin mengarahkan

organisasi itu ke arah pengurangan biaya, perbaikan kualitas, dan memperluas pasar. Terjadinya

kecepatan inovasi pasar yang baru dan perubahan pola konsumen memerlukan kompetensi inti (core

competencies). Perusahaan perlu mencari kompetensi inti di dalam bisnis yang dilakukan.

Goldworthy dan Ashley (1996:98) mengusulkan tujuh aturan dasar dalam merumuskan suatu

strategi sebagai berikut :

a. Ia harus menjelaskan dan menginterpretasikan masa depan, tidak hanya masa sekarang.

b. Arahan strategi harus bisa menentukan rencana dan bukan sebaliknya.

c. Strategi harus berfokus pada keunggulan kompetitif, tidak semata-mata pada

pertimbangan keuangan.

d. Ia harus diaplikasikan dari atas ke bawah, bukan dari bawah ke atas.

e. Strategi harus mempunyai orientasi eksternal.

f. Fleksibilitas adalah sangat esensial

g. Strategi harus berpusat pada hasil jangka panjang.

2.2.2 Teori Optimalisasi

Optimalisasi adalah tindakan untuk memperoleh hasil yang terbaik dengan keadaan yang

diberikan. Mengacu pada pendapat Singiresu S Rao, John Wiley dan Sons (2009) optimalisasi juga

dapat didefinisikan sebagai proses untuk mendapatkan keadaan yang memberikan nilai maksimum

atau minimum dari suatu fungsi.

Metode mencari optimum dikenal sebagai teknik mathematical programming dan biasa

dipelajari sebagai bagian riset operasi. Riset operasi adalah cabang matematika yang berkaitan
19

dengan penerapan metode ilmiah dan teknik pengambilan keputusan dan penetapan penyelesaian

terbaik atau optimal. Perkembangan metode optimalisasi semakin mengalami kemajuan hingga

masa modern, hal ini dapat dilihat dengan semakin banyak metode optimasi yang ditemukan dan

dapat menghasilkan solusi yang semakin optimal. Metode optimasi yang popular dan banyak

dipakai antara lain seperti Dynamic Programming, Integer Programming, Game Theory, dan

metode optimasi modern. Metode optimasi modern juga disebut metode optimasi non-tradisional,

muncul sebagai metode yang ampuh dan popular untuk menyelesaikan masalah teknik optimasi

yang kompleks. Metode yang termasuk seperti algoritma genetik, optimasi partikel swarm, optimasi

koloni semut, optimasi berbasis jaringan syaraf tiruan, optimasi fuzzy, dan simulated annealing.

Optimalisasi adalah sarana untuk mengekspresikan, dalam model matematika, hasil dari

penyelesaian suatu masalah dengan cara terbaik (Sergio et. al., 2008, p403). Hal ini dapat diartikan

sebagai menjalankan bisnis untuk memaksimalkan keuntungan dan efisiensi serta meminimalkan

kerugian, biaya atau resiko. Menurut Crama (2001, p4), persoalan optimalisasi adalah suatu

persoalan untuk membuat suatu nilai fungsi beberapa variabel menjadi maksimum atau minimum

dengan memperhatikan pembatasan-pembatasan yang ada. Biasanya pembatasan-pembatasan

tersebut meliputi tenaga kerja (men), uang (money) dan material yang merupakan input serta waktu

dan ruang. Dalam matematis dan ilmu computer, optimasi atau optimalisasi mengacu pada

pemeliharaan elemen terbaik dari beberapa set alternative yang tersedia. Dalam kasus sederhana, ini

berarti memecahkan masalah-masalah dimana orang berusaha untuk meminimalkan atau

memaksimalkan fungsi dengan sistematis memilih nilai-nilai variable integer atau real dari dalam

set yang diperbolehkan. Optimalisasi adalah suatu proses, cara atau perbuatan untuk menjadikan

sesuatu paling baik dan paling tinggi (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1996:705).

2.2.3 Kapal Perusak Kawal Rudal (PKR)

Kapal PKR adalah salah satu jenis kapal kombatan yang dimiliki oleh TNI Angkatan Laut.

nomenklatur dari PKR ini disesuaikan dengan tugas kapal tersebut, baik dalam gugus tugas

maupun saat beroperasi secara mandiri. Kapal ini dikatakan merupakan kapal kombatan dimana
20

didalamnya sarat dengan persenjataan yang menandai keampuhan dari kapal tersebut. Kapal

jenis PKR, prioritas pelaksanaan tugasnya berada pada medan pertahanan penyanggah, medan

pertahanan utama dan daerah-daerah perlawanan dengan kemampuan Peperangan Elektronika

(Electronic Warfare), Peperangan Anti Udara (Anti Air Warfare), Peperangan Anti Kapal Selam

(Anti Submarine Warfare) dan Peperangan Anti Kapal Permukaan (Anti Surface Warfare). Salah

satu yang menjadi bahan pertimbangan untuk memenuhi tuntutan operasional adalah perkembangan

pembangunan kekuatan negara-negara kawasan. Selain fungsi asasi tersebut, kapal PKR ini juga

mempunyai tugas tambahan yaitu: Bantuan Tembakan Kapal (Naval Gunfire Support), Bantuan

Pengamanan Tempur sebagai kapal piket Radar dan atau Sonar, Pengumpul data intelijen maritim

serta SAR dan Bantuan Operasi Kamla

Dengan mempertimbangkan lima kriteria dasar dalam pemenuhan Operational Requirement,

maka rancang bangun PKR dapat dijabarkan sebagai berikut:

a. PKR akan dioperasikan di seluruh perairan Indonesia sampai dengan di luar batas Zona

Ekonomi Eksklusif Indonesia/ZEEI dengan tetap mempertimbangkan fungsi asasinya

sekaligus menghadapi littoral warfare.

b. Dihadapkan pada Strategi Pertahanan Laut Nusantara maka PKR akan di deploy pada

semua lapis medan pertahanan.

c. PKR memiliki persenjataan dengan fire power handal sebagai salah satu unsur pemukul

strategis yang kehadirannya memiliki dampak penangkalan bagi negara-negara di kawasan,

memiliki kemampuan untuk menghancurkan kekuatan musuh yang akan memasuki wilayah

perairan Nusantara, baik yang akan dan atau telah memasuki medan pertahanan penyanggah

hingga menghancurkan kekuatan yang berada di medan pertahanan utama maupun daerah

perlawanan.

d. PKR memiliki tingkat teknologi persenjataan terkini dan dapat di upgrade sesuai

dengan perkembangan teknologi persenjataan.


21

e. Rancang bangun Kapal PKR tetap mempertimbangkan dampak embargo pada peralatan

Penginderaan, Pengendalian dan Senjata (Indalsen) maupun platform. Oleh karena itu

pengadaan Kapal PKR mempertimbangkan kemungkinan pengadaan senjata dari beberapa

negara yang memiliki kriteria yang sama.

2.2.4 Ketahanan Nasional.

Dalam pidato kenegaraan Presiden Republik Indonesia Jendral Suharto di depan sidang DPR

tanggal 16 Agustus 1975, dikatakan bahwa ketahanan nasional adalah tingkat keadaan dan keuletan

dan ketangguhan bahwa Indonesia dalam menghimpun dan mengarahkan kesungguhan kemampuan

nasional yang ada sehingga merupakan kekuatan nasional yang mampu dan sanggup menghadapi

setiap ancaman dan tantangan terhadap keutuhanan maupun kepribadian bangsa dan

mempertahankan kehidupan dabn kelangsungan cita-citanya. Ketahanan Nasional sebagai suatu

kondisi adalah kondisi dinamis bangsa indonesia yang meliputi segenap aspek kehidupan nasional yang

terintegrasi berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan

nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala athg, baik yang datang dari luar maupun dari dalam negeri,

untuk menjamin identitas, integritas, kelangsungan hidup bangsa dan negara, serta perjuangan dalam

mencapai tujuan dan cita-cita nasional. Sebagai Konsepsi, Ketahanan nasioal adalah konsepsi

pengembangan kekuatan nasional melalui pengaturan dan penyelenggaraan kesejahteraan dan keamanan

yang seimbang, serasi dan selaras dalam seluruh aspek kehidupan secara utuh, menyeluruh dan terpadu.

Tingkat Ketahanan nasional sangat tergantung pada kemampuan bangsa dalam mengelola

gatra alamiah sebagai modal dasar guna memantapkan gatra dinamis sebagai kekuatan dalam

menyelenggarakan kehidupan nasional. Ketahanan nasional merupakan resultante keterkaitan

yang integratif dari kondisi dinamik kehidupan bangsa dibidang ideologi, politik, ekonomi, sosial

budaya serta pertahanan dan keamanan (bukan penjumlahan/ komulatif). Ideologi dikatakan

tangguh bila tercipta kondisi seluruh rakyat Indonesia menerima bahwa butir-butir Pancasila tidak

bertentangan dengan norma-norma yang ada dalam masyarakat. Politik dikatakan tangguh apabila

tercipta keseimbangan antara kebijakan Pemerintah dengan aspirasi rakyat. Dengan demikian maka
22

masyarakat akan meletakkan kepercayaannya yang powerful itu kepada Pemerintah. Ekonomi

dikatakan tangguh bila kita bisa menciptakan dan membangun daya saing dan kemandirian

ekonomi. Dengan kondisi ketangguhan ekonomi ini maka taraf hidup bangsa akan menjadi lebih

tinggi sehingga masyarakat menjadi tangguh. Sosial Budaya dapat dipisahkan dalam gatra sosial

dan gatra budaya. Kondisi sosial dikatakan tangguh bila mampu mewujudkan integrasi nasional,

sedangkan budaya dikatakan tangguh bila mampu menciptakan anak bangsa dengan intelektualitas

tinggi dengan tetap bermoral Indonesia. Pertahanan Keamanan dapat dipisahkan kedalam gatra

pertahanan dan gatra keamanan. Pertahanan dikatakan tangguh bila terciptanya daya tangkal yang

tangguh terhadap segala bentuk ancaman, gangguan, tantangan dan hambatan. Caranya

bagaimana, ya dengan meningkatkan kesiapan operasional alut sista sebagai alat pertahanan dan ini

tentu terkait langsung dengan perkembangan ilpengtek. Sistem pertahanan juga tetap harus dijaga

sehingga merupakan sistem pertahanan yang melibatkan seluruh komponen bangsa dan menjadi

sistem pertahanan yang komprehensif. Keangguhan gatra keamanan bila tercipta kesadaran hukum

bagi masyarakat dan penegak hukum. Caranya dengan melaksanakan law enforcement dengan

tepat terhadap pelanggaran yang terjadi, sosialisai terhadap tindakan-tindakan yang tidak

dibenarkan secara hukum.

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian (Deskriptif Kualitatif)

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bertujuan memahami realitas sosial, yaitu melihat

dunia dari apa adanya, bukan dunia yang seharusnya. Penelitian kualitatif digunakan jika masalah

belum jelas, untuk mengetahui makna yang tersembunyi, untuk memahami interaksi sosial, untuk

mengembangkan teori, untuk memastikan kebenaran data, dan meneliti sejarah perkembangan.

Adapun pengertian penelitian kuliatatif dapat dilihat dari beberapa teori berikut ini:
23

a) Creswell (dalam Herdiansyah, 2010: 8), menyebutkan: Qualitaive research is an inquiry

process of understanding based on distinct methodological traditions of inquiry that explore a

social or human problem. The researcher builds a complex, holistic picture, analizes words, report

detailed views of information, and conducts the study in a natural setting.

b) Meleong, mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah suatu penelitian ilmiah, yang

bertujuan untuk memahami suatu fenomena dalam konteks social secara alamiah dengan

mengedepankan proses interaksi komunikasi yang mendalam antara peneliti dengan fenomena yang

diteliti (Herdiansyah, 2010: 9)

c) Penelitian kualitaif merupakan penelitian yang digunakan untuk menyelidiki, menemukan,

menggambarkan, dan menjelaskan kualitas atau keistimewaan dari pengaruh social yang tidak dapat

dijelaskan, diukur atau digambarkan melalui pendekatan kuantitaif (Saryono, 2010: 1).

d) Sugiyono (2011:15), menyimpulkan bahwa metode penelitian kulitatif adalah metode

penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi

obyek yang alamiah, (sebagai lawannya eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument

kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowbaal, teknik

pengumpulan dengan trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitaif, dan hasil

penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.

Dari beberapa teori-teori di atas, maka dapat kita simpulkan bahwa yang dimaksud dengan

penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme,

digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah. Dengan tujuan untuk memahami suatu

fenomena dalam konteks social secara alamiah dengan mengedepankan proses interaksi komunikasi

yang mendalam antara peneliti dengan fenomena yang diteliti.

Dalam penelitian kualitatif peneliti harus memiliki kadar keterlibatan secara konsisten dalam

bertanya (apakah, mengapa, bagaimana), mendengar, mencatat, mengobservasi, terlibat,

menghayati, berfikir dan mengambil inferensi dari obyek dilapangan. Teknik kualitatif mencoba
24

memberikan kesimpulan kualitatif atas keseluruhan data dengan cara membandingkan data primer

yang didapat dengan teori yang ada. (edi suhardono)

Cahyono

Metode deskriptif dirancang untuk mengumpulkan informasi tentang keadaan-keadaan nyata

sekarang (sementara berlangsung). Tujuan utama kita dalam menggunakan metode ini adalah

untuk menggambarkan sifat suatu keadaan yang sementara berjalan pada saat penelitian dilakukan,

dan memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu (Travers, 1978). Gay (1976) mendefinisikan

metode penelitian deskriptif sebagai kegiatan meliputi pengumpulan data dalam rangka menguji

hipotesis atau menjawab pertanyaan yang sedang berjalan dari pokok suatu penelitian. Penelitian

deskriptif menentukan dan melaporkan keadaan sekarang. Seperti penelitian sejarah tidak

memiliki kekuatan untuk mengontrol hal-hal yang telah terjadi, demikian pula penelitian deskriptif

tidak memiliki keuatan untuk mengontrol hal-hal yang sementara terjadi, dan hanya dapat

mengukur apa yang ada (exist).

1. Cara untuk memperoleh informasi deskriptif.

Berikut ini adalah menguraikan beberapa cara untuk memperoleh suatu informasi deskriptif:

a. metode yang paling umum digunakan, misalnya di dalam pengumpulan data yang

berhubungan dengan sikap dan pendapat dari suatu kelompok orang, adalah dengan meminta

mereka untuk memberikan informasi penting. Informasi ini mungkin dapat kita diperoleh melalui

wawancara pribadi atau melalui survei surat-menyurat. Data yang kita kumpulkan dapat

merupakan informasi faktual atau hanya terdiri dari sejumlah pendapat. Tipe penyelidikan

deskriptif ini digolongkan sebagai daftar pertanyaan (quistionnaire) atau sebagai penelitian daftar

pendapat (opinionnaire studies). Penelitian demikian ini juga disebut sebagai laporan pribadi (self-

reprting).
25

b. cara kedua dalam mengumpulkan informasi deskriptif adalah melalui pengamatan. Salah satu

ciri penting dalam metode ini adalah komunikasi langsung antara kita sebagai peneliti dengan

responden yangg dipilih untuk diselidiki. Pengamatan menurut (Helmstadter, 1970) digolongkan

atas tiga yaitu pengamatan yang memusatkan pada tingkah laku sesungguhnya kita yang

digolongkan sebagai analisis kegiatan, dan analisis tugas atau analisis proses. Pengamatan yang

dipusatkan pada tingkah laku responden disebut analisis hasil. Akhirnya, kasus-kasus yang ada

pada tujuan utama pengamatan kita adalah untuk menentukan seperangkat keadaan tingkah laku

responden yang terjadi dan metode penyelidikan seperti disebut sebagai analisis keadaan (situation

analysis).

c. cara ketiga kita dapat memperoleh informasi deskriptif adalah dengan menggunakan alat-alat

atau instrumen survei deskriptif untuk melakukan pengukuran pada responden yang telah diketahui

di dalam penyelidikan. Suatu penelitian yang menetapkan patokan-patokan yang lain disebut

survei normatif. Namun dmeikian, bila penelitian kita mempersyaratkan kombibasi dari beberapa

penelitian terhadap kelompok yang mewakili dalam penelitian yang memerlukan pendekatan

longitudinal, hasilnya disebut penelitian pengembangan (development study).

2. Kegunaan penelitian deskriptif.

Mari kita perhatikan berbagai buku hasil penelitian, tesis, atau disertasi bahwa penelitian

deskriptif telah digunakan secara luas. Ada beberapa alasan menggunakan metode deskriptif.

Salah satu diantaranya adalah bahwa metode ini telah digunakan secara luas dan dapat meliputi

lebih banyak segi dibanding dengan metode-metode penyelidikan lain. Kemudian, metode ini

banyak memberikan sumbangan kepada ilmu pengetahuan melalui pemberian informasi keadaan

mutakhir dan dapat membantu kita dalam mengidentifikasi faktor-faktor yang berguna untuk
26

pelaksanaan percobaan. Selanjutnya, metode ini dapat digunakan dalam menggambarkan keadaan-

keadaan yang mungkin terdapat dalam situasi tertentu.

Alasan lain mengapa metode ini digunakan secara luas adalah bahwa yang dikumpulkan

dianggap sangat bermanfaat dalam membantu kita untuk menyesuaikan diri, atau dapat

memecahkan masalah-masalah yang timbul dalam kehidupan sehari-hari. Metode deskriptif juga

membantu kita mengetahui bagaimana caranya mencapai tujuan yang diinginkan. Lagipula,

penelitian deskriptif telah banyak digunakan dalam berbagai bidang penyeidikan dengan alasan

diterapkannya pada berbagai macam masalah.

B. Jenis Jenis Penelitian Deskrifitif.

Umumnya, penelitian-penelitian deskriptif terdiri dari berbagai jenis yaitu (1) studi kasus, (2)

survei, (3) penelitian pengembangan (development study), (4) penelitian lanjutan (follow up study),

(5) analisis dokumen, (6) analisis kecenderungan (trend analysis); dan penelitian korelasi

(correlation study).

Survei.

Jika kita bermaksud mengumpulkan data yang relatif terbatas dari sejumlah kasus yang relatif

besar jumlahnya, metode yang dapat kita gunakan adalah survei. Metode ini menekankan lebih

pada penentuan informasi tentang variabel daripada informasitentang individu.

Survei digunakan untuk mengukur gejala-gejala yang ada tanpa menyelidiki kenapa gejala-

gejala tersebut ada (exist). Di dalam penelitian yang demikian ini, kita tidak perlu

memperhitungkan hubungan antara variabel-variabel. Tujuan pokok kita adalah menggunakan data

yang kita peroleh untuk memecahkan masalah, daripada untuk menguji hipotesis.
27

Survei mempunyai dua lingkup yaitu sensus dan survei sampel. Sensus adalah survei yang

meliputi seluruh populasi yang diinginkan. Sedangkan sampel survei adalah dilakukan hanya pada

sebagian kecil dari suatu populasi.

Kita dapat menggunakan survei untuk mentabulasi objek-objek nyata atau untuk mengukur

hal-hal yang tidak nyata seperti pendapat atau pencapaian prestasi tertentu. Sebagai contoh, survei

tentang pendapat umum, mengukur konstruk tetapi menghitung suara hasil suatu pemilhan umum

adalah mengukur objek-objek nyata.

Menurut lingkup dan pokok permasalahannya survei dapat digolongkan ke dalam empat

kategori yaitu (1) sensus objek nyata, (2) sensus hal-hal yang tidak nyata; (3) survei sampel objek

nyata dan (4) survei sampel hal-hal yang tidak nyata (Ary, et al., 1979)

Istilah penelitian kualitatif kami maksudkan sebagai jenis penelitian yang temuan-temuannya

tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya. Contohnya dapat berupa

penelitian tentang kehidupan, riwayat, dan perilaku - seseorang, di samping juga tentang peranan

organisasi, pergerakan sosial, atau hubungan timbal-balik. Sebagian datanya dapat dihitung

sebagaimana data sensus, namun analisisnya bersifat kualitatif. Beberapa peneliti mengumpulkan

data melalui wawancara dan pengamatan yaitu dua teknik yang biasa dikaitkan dengan metode

kualitatif. Prosedur ini menghasilkan temuan yang diperoleh dari data-data yang dikumpulkan

dengan menggunakan beragam sarana. Sarana itu meliputi pengamatan dan wawancara, namun bisa

juga mencakup dokurnen, buku, kaset video, dan bahkan data yang telah dihitung untuk tujuan lain,

misalnya data sensus.

Pada dasamya ada tiga unsur utama. Pertama, data, bisa berasal dari bermacam sumber;

biasanya dari wawancara dan pengamatan. Unsur kedua penelitian kualitatif terdiri dari berbagai

prosedur analisis dan interpretasi yang digunakan untuk mendapatkan temuan atau teori. Unsur

ketiga Renelitian kualitatif ialah laporan tertulis dan lisan. Laporan ini dapat dikemukakan dalam

jumal ilmiah atau konferensi. Bentuknya bisa beragam, tergantung pada khalayak dan aspek-aspek
28

temuan atau teori yang disajikannya. Sebagai contoh, kita bisa mengungkapkannya dalam bentuk

tinjauan tentang temuan itu secara lengkap atau bisa pula dalam bentuk pembahasan yang

mendalam tentang salah satu bagian penelitian.

3.2 Lokasi Penelitian

Setting sebagai tempat penelitian tentang strategi pembangunan kapal perang jenis perusak

kawal rudal (PKR) dilaksanakan di PT PAL Indonesia. PT PAL Indonesia dipilih dengan

mengingat bahwa selama ini PT PAL Indonesia merupakan galangan kapal nasional yang selama

ini menjadi dokter pribadi bagi kapal-kapal TNI Angkatan Laut. di sisi lain, saat ini PT PAL

Indonesia dipercaya oleh pemerintah untuk melaksanakan ToT dalam pembangunan kapal PKR dan

nantinya akan menjadi tujuan pemerintah jika TNI Angkatan Laut hendak membuat kapal jenis

PKR ini dan bahkan untuk kepentingan pemasaran ke negara lain.

3.3 Populasi dan Sampel

Populasi di dalam penelitian kualitatif tidak dijadikan tujuan generalisasi dari temuan

penelitian. Populasi dalam konotasi kuantitas (keseluruhan objek yang diteliti) tidak

dikenal/diperlukan dalam penelitian kualitatif. Istilah sampel (sampling) di dalam penelitian

kualitatif masih dapat digunakan, misalnya sampel purposif, sampel internal (internal sampling),

dan sampel waktu (time sampling). Sampel purposif adalah sampel yang secara sengaja dipilih

oleh peneliti, karena sampel ini dianggap memiliki ciri-ciri tertentu yang dapat memperkaya data

penelitian. Sampel internal adalah keputusan yang diambil oleh peneliti tentang siapa yang perlu

diwawancarai, kapan melakukan observasi, atau dokumen apa atau sebanyak apa dokumen yang

perlu dikaji. Sementara itu, sampel waktu (time sampling) adalah waktu-waktu tertentu yang

sengaja dipilih peneliti untuk mengumpulkan data. Waktu di sini boleh hari minggu ke-berapa,

bulan apa, atau tahun berapa.

3.4 Sumber Data


29

Sumber data dan teknik pengumpulan data dalam penelitian disesuaikan dengan fokus dan

tujuan penelitian. Sesuai dengan fokus penelitian, maka yang disajikan sampel sumber data dan

teknik pengumpulan data adalah sebagai berikut:

a. Untuk mendapatkan data tentang kebijakan pemerintah terhadap PT PAL Indonesia terkait

produksi alutsista/kapal perang, sumber datanya adalah dari personel struktural PT PAL Indonesia

dan Dismatal. Teknik pengumpulan datanya adalah dengan studi dokumentasi serta wawancara

dengan personel struktural PT PAL Indonesia dan personel Dismatal.

b. Untuk mendapatkan data tentang faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi meliputi, sumber

daya manusia dan anggaran, sumber datanya adalah dari laporan-laporan yang ada di PT PAL

Indonesia dan teknik pengumpulan data dengan observasi, wawancara dan dokumentasi.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:

3.5.1 Studi dokumentasi.

Studi dokumentasi yaitu mencari data atau informasi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan

penelitian melalui laporan-laporan berkala, standar operasional prosedur atau petunjuk kerja,

bulletin, majalah, surat kabar, browsing internet dan peraturan perundang-undangan yang terkait

dengan strategi pembangunan kapal perang jenis perusak kawal rudal (PKR) di PT PAL Indonesia.

3.5.2 Wawancara.

Wawancara dilakukan pada beberapa narasumber yang ada pada lokasi penelitian, yang

bertujuan untuk mendapatkan primer dari narasumber. Wawancara dilakukan sesuai dengan macam

wawancara yang ada yaitu wawancara terstruktur, semi terstruktur dan tidak terstruktur.

3.5.3 Observasi.

Observasi dilakukan pada obyek secara inten untuk mendapatkan informasi dan data yang

akurat sehubungan dengan strategi pembangunan kapal perang jenis perusak kawal rudal (PKR) di

PT PAL Indonesia.
30

3.6 Teknik Analisis Data

Dalam penelitian kualitatif, analisis data dilakukan sejak awal penelitian dan selama proses

penelitian dilaksanakan. Data diperoleh, kemudian dikumpulkan untuk diolah secara sistematis.

Dimulai dari wawancara, observasi, mengedit, meng-klasifikasi, mereduksi, selanjutnya aktivitas

penyajian data serta menyimpulkan data. Teknis analisis data dalam penelitian ini menggunakan

model analisis interaktif (Miles dan Huberman 1984 ; 15-21)

Gambar 5 Analisis Data Model Interaktif

Pengumpulan Data
Reduksi Data

Penyajian Data
Penarikan
Kesimpulan

Sumber : Miles dan Huberman ( 2005 : 207 ).

Analisis selanjutnya dalam bagian pembahasan dikelompokkan menjadi observasi, transkrip,

tekstual dan wawancara.

teknik analisa data yang digunakan adalah teknik analisis kualitatif. Analisis kualitatif

cenderung menggunakan pendekatan logika induktif, dimana silogisme dibangun berdasarkan pada

hal-hal khusus atau data di lapangan dan bermuara pada kesimpulan-kesimpulan umum.

Pendekatan ini menggunakan logika berfikir menyerupai piramida duduk, seperti pada gambar

dibawah.

Fakta/ Data/ Informasi


31

Kesimpulan Teori/ Dalil/ Hukum

Sumber: Burhan Bungin (2010:146)

Analisis kualitatif umumnya tidak digunakan sebagai alat mencari data dalam arti frekuensi

akan tetapi digunakan untuk menganilis proses sosial yang berlangsung dan makna dari fakta-fakta

yang tampak dipermukaan itu. Dalam analisis menurut Burhan Bungin (2010 : 146) ada tiga model

desain yang sering digunakan kalangan peneliti yaitu model strategi analisis data deskriftif-

kualitatif, model strategi analisis data kualitatif-ferifikatif dan model strategi grounded research.

Analisis kualitatif digunakan untuk memahami sebuah proses dan fakta dan bukan sekedar

untuk menjelaskan fakta tersebut maka teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah model strategi analisis data kualitatif-verifikatif. Menurut Burhan Bungin (2010 : 147-148),

strategi analisis data kualtitatif-verifikatif merupakan sebuah upaya analisis induktif terhadap data

penelitian yang dilakukan pada seluruh proses penelitian yang dilakukan. Format penelitian

kualitatif-verifikatif mengkostruksi format penelitian dan strategi untuk lebih awal memperoleh data

sebanyak-banyaknya di lapangan, dengan mengesampinghkan pesan teori (sebagaimana desain

deskriftif-kualitatif menggunakannya sebagai alat utama analisis), walaupun demikian, teori

bukanlah suatu yang tidak penting dalam format ini. Dengan kata lain peneliti bukan seseorang

yang buta, atau pura-pura buta terhadap teori, namun peran data lebih penting lebih penting dari itu

sendiri. Format desain kualitatifverifikatif dapat ditemukan pada penelitian evaluatif, audit

komunikasi, analisis isi, teknik analisis domain dan sebagainya. Oleh karena itu penelitian ini

dimaksudkan sebagai evaluasi implementasi Peraturan Menteri Keuangan No.33/PMK.06/2012

tahun 2012 tentang Tata cara Pelaksanaan Sewa Barang Milik Negara, maka format strategi analisis

data kualitatif-verifikatif merupakan format yang sesuai. Secara visual model strategi analisis data

kualitatif-verifikatif seperti dalam gambar berikut :


32

Data Kesimpulan
kategorisasi
Data
Klarifikasi Data Kesimpulan ciri-
ciri umum
Data
Dalil
Data
Hukum

Sumber: Burhan Bungin (2010:147-148) Teori

3.7 Teknik Penyajian Data

Penyajian data (display data) dimaksudkan agar lebih mempermudah bagi peneliti untuk

dapat melihat gambaran secara keseluruhan atau bagian-bagian tertentu dari data penelitian. Hal ini

merupakan pengorganisasian data kedalam suatu bentuk tertentu sehingga kelihatan jelas sosoknya

lebih utuh. Data-data tersebut kemudian dipilah-pilah dan disisihkan untuk disortir menurut

kelompoknya dan disusun sesuai dengan katagori yang sejenis untuk ditampilkan agar selaras

dengan permasalahan yang dihadapi, termasuk kesimpulan-kesimpulan sementara diperoleh pada

waktu data direduksi.

3. Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai

sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Dengan demikian, triangulasi terdiri atas

triangulasi sumber, triangulasi teknik pengum-pulan data, dan waktu. Triangulasi sumber

dilakukan dengan cara mengecek data yang diperoleh melalui beberapa sumber. Data yang

diperoleh dari beberapa sumber tersebut dideskripsikan, dikategorikan, dan akhirnya diminta

kesepakatan (member check) untuk mendapatkan kesimpulan. Triangulasi teknik dilakukan dengan

cara mengecek data pada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Triangulasi waktu
33

berkaitan dengan keefektifan waktu. Data yang dikumpulkan dengan teknik wawancara dipagi hari

pada saat narasumber masih segar dan belum banyak masalah akan memberikan data yang valid

sehingga lebih kredibel.

F. Responden Wawancara.

Responden wawancara adalah 10 personel PT PAL Indonesia dari masing-masing Divisi

antara lain : YN, AD, AG, HR, NV, PR, RU, TR dan WK serta 1 personel dari Dismatal dan 1

personel dari PT DOCK adalah : LB.

3.4 Informan (Narasumber)

Sebagai nara sumber dalam penelitian adalah mereka yang dipandang menguasai informasi

dan memiliki data yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti. Maka nara sumber

penelitiannya adalah :

1. Asisten Logistik Lantamal V Surabaya.

2. Kepala Dinas Fasilitas Pangkalan Lantamal V Surabaya.

3. Pemanfaat.

DAFTAR PUSTAKA

- Van Meter dan Van Horn dalam Nugroho (2004)

- William Dunn, Maret 2003, Pengantar Analisis Kebijakan Publik, Edisi kedua, UGM Press,

Yogyakarta.
34

- Mas Roro Lilik Ekowati Perencanaan Implementasi dan Evaluasi Kebijakan atau Program

2004 , Cetakan I, Pustaka Cakra Swakarta.

- Dr. HM Ismail MH, Msi, Buku Ajar Analisis Kebijakan Publik, Program Pasca Sarjana

Magister Administrasi Publik, Universitas Hang Tuah Surabaya.

- Permenkeu No. 96 Tahun 2007 tentang Pengeloaan, Pemanfaatan dan penghapusan barang

milik Negara di lantamal V dalam studi kasus sewa lahan di kabupaten Gresik

Herdiansyah, Haris. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta:
Salemba Humanika.

Luthfiyah, Fitwi. 2009. Penerapan Manajemen Pembiayaan Pendidikan Berbasis Madrasah


Terhadap Mutu Sekolah di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Sekayu. (Skripsi: Fakultas Tarbiyah
IAIN Raden Fatah Palembang)

Saryono. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif dalam Bidang Kesehatan. Yogyakarta: Nuha
Medika.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitaf, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta.

Jadwal Penelitian

MARET
DESEMBER JANUARI FEBRUARI
NO KEGIATAN
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
35

PENYUSUNAN PROPOSAL
1

UJIAN PROPOSAL
2

PEMGUMPULAN DATA
3

PENGOLAHAN DATA
4

PENYUSUNAN THESIS
5

SEMINAR HASIL
6

UJIAN THESIS
7

Anda mungkin juga menyukai