BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA LANDASAN TEORI
BAB III
METODE PENELITIAN
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Keaslian Penelitian
1.4 Tujuan Penelitian
1.5 Manfaat Penelitian
Bab V Strategi PT PAL Indonesia dalam pembangunan kapal perang jenis PKR.
5.1 xxxxxxxxxxxxx
5.2 xxxxxxxxxxxxx
5.3 xxxxxxxxxxxxx
Bab VI Kendala yang dihadapi PT PAL Indonesia dalam menjalankan strateginya untuk
membangun kapal perang jenis PKR.
6.1 xxxxxxxxxxxx
6.2 xxxxxxxxxxxx
6.3 xxxxxxxxxxxx
Bab VII Optimalisasi strategi PT PAL Indonesia dalam pembangunan kapal perang jenis PKR
3
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
Negara Indonesia merupakan negara kepulauan dengan dua pertiga wilayahnya berupa
perairan atau lautan. Kekayaan alamnya, baik yang didarat maupun dilaut, sangat melimpah
sehingga bila bangsa Indonesia dapat memanfaatkannya maka akan dapat mewujudkan
kemakmuran bagi segenap rakyat Indonesia. Masih adanya sengketa perbatasan laut Indonesia
dengan India, Thailand, Malaysia, Singapura, Vietnam, Philipina, Palau, PNG, Australia dan Timor
Leste hingga saat ini, menunjukkan bahwa banyak pihak asing yang menginginkan kekayaan alam
laut Indonesia. Sengketa-sengketa tersebut masih belum dapat diselesaikan secara tuntas meskipun
telah dilakukan berbagai perundingan dan upaya diplomasi dan cenderung memakan waktu yang
lama. Kondisi tersebut dipengaruhi oleh lemahnya bargaining power Indonesia yang salah satu
penyebabnya adalah kurangnya kekuatan Angkatan Laut Indonesia. Kekuatan Angkatan Laut
sangat dipengaruhi oleh kuantitas dan kualitas Kapal Perang Republik Indonesia (KRI), termasuk
di dalamnya system perawatan kapal perang. Dalam rangka pembangunan kekuatan untuk
menyiapkan postur kekuatan menuju Kekuatan Pokok Minimum (Minimum Essensial Forces/MEF)
, TNI Angkatan Laut telah merencanakan pengadaan baru berbagai jenis kapal. Terpenuhinya
jumlah kapal perang sesuai MEF dapat memberikan dukungan law enforcement di laut dan
memberikan efek tangkal (detterance effect) bagi negara lain. (PERKASAL/24/IV/2011:86)
Setiap KRI sesuai typenya dan fungsinya dilengkapi dengan sistem persenjataan yang mampu
untuk melaksanakan peperangan melawan pesawat udara, peperangan melawan kapal permukaan,
peperangan melawan kapal selam dan peperangan elektronika. baik dalam suatu gugus tugas
maupun pertempuran secara mandiri. KRI dibagi kedalam 2 bagian besar yaitu bagian bangunan
badan kapal dan pendorongan dikelompokkan kedalam bagian platform, sedangkan bagian
navigasi, komunikasi dan persenjataan dikelompokkan kedalam Sewaco (Sensor, Weapon And
Command Control). Pembagian kelompok tersebut didasarkan kepada pengetahuan hampir
seluruh perwira kapal TNI Angkatan Laut. Namun demikian pembagian tersebut dapat juga
5
dibedakan menjadi bagian-bagian seperti: Platform, Propulsion System, Weapon And Combat
System, Communication And Navigation System (Sumber).
Sejauh ini pemenuhan kebutuhan KRI untuk memenuhi MEF dengan mendatangkan dari
luar negeri, baik dalam kondisi bekas maupun dalam keadaan baru. Hal ini dikarenakan industri
galangan dalam negeri (nasional) belum mampu membangun/memproduksi kapal perang seperti
jenis PKR. PT PAL Indonesia sebagai industri pertahanan dalam negeri yang bergerak pada
pembangunan kapal perang, belum mampu menunjukkan produktifitasnya, dalam membangun
kapal-kapal jenis PKR. Dalam catatan produksinya, PT PAL telah membangun kapal-kapal
perang untuk TNI Angkatan Laut, antara lain adalah kapal Fast Patrol Boat 57 (FPB-57) yaitu KRI
Hiu, KRI Todak, KRI Layang dan KRI Lemadang. Selain itu juga pernah membangun dua unit
kapal jenis Landing Platform Dock (LPD) dengan panjang 125 meter yang dirancang sebagai kapal
angkut personel. (Mirna, 2010:4). Saat ini, seiring dengan pengadaan 2 unit kapal PKR bagi TNI
Angkatan Laut, PT PAL Indonesia telah ditunjuk oleh pemerintah sebagai galangan nasional yang
dipercaya untuk dapat melaksanakan pembangunan kapal jenis PKR melalui strategi Transfer of
Technologi (TOT). Industri galangan kapal Indonesia khususnya PT PAL selain produksi kapal
perang juga memproduksi kapal niaga, seharusnya menjadi galangan yang tangguh, modern dan
sumber devisa Negara apabila potensi laut yang berupa kekayaan perikanan, sumber daya alam dan
pariwisata laut ; jumlah penduduk yang lebih dari 200 juta; posisi strategis Indonesia diantara dua
benua, dua samudra serta lalu lintas perdangangan dunia diberdayakan secara optimal.
6
Kontraktor utama pengadaan kapal jenis PKR itu sendiri adalah Damen Schelde Naval Ship
Building (DSNS), yaitu sebuah galangan di Belanda. Dalam melakukan TOT tersebut dilakukan
dengan cara membuat Joint Operations Agreement (JOA). Untuk kapal kesatu, dari 6 section
bagian dari kapal tersebut, 2 dibuat diluar negeri (di DSNS Belanda) dan 4 section dibuat di PT.
PAL Indonesia, untuk penggabungan section-section tersebut menjadi kapal perang utuh
dilaksanakan di PT PAL Indonesia. Sedangkan untuk kapal kedua, 1 section dibuat diluar negeri
(di DSNS Belanda) dan 5 section dibuat di PT. PAL Indonesia dan untuk penggabungan section-
section tersebut menjadi kapal perang utuh dilaksanakan di PT PAL Indonesia. Selanjutnya untuk
pembangunan dua kapal berikutnya, secara keseluruhan akan dibangun di PT PAL Indonesia.
Dari catatan pengalaman yang ada, seharusnya PT PAL Indonesia mampu untuk membangun
kapal-kapal jenis PKR tersebut. Optimisme ini didasarkan kepada pengalaman yang dimiliki oleh
PT PAL Indonesia dan operasional yang dilakukan oleh galangan di DSNS Belanda dalam
membangun Kapal Korvet kelas Sigma, pesanan pemerintah Indonesia dan Kapal jenis PKR
pesanan Maroko. Dalam membangun kapal-kapal tersebut, DSNS tidak melakukannya sendiri
namun dengan membentuk konsorsium. DSNS sendiri mendapatkan porsi untuk menggarap bagian
Platform, itupun juga tetap didukung oleh vendor-vendor lain, sedangkan untuk bagian Combat
System dilaksanakan oleh Thales, yang juga merangkul vendor-vendor lain. Damen Schelde
sebagai galangan kapal bertindak sebagai main contractor dan menjadi lead integrator dalam
menyelesaikan seluruh kegiatan pembangunan kapal. (kontrak sigma/pkr) Di sini dapat diambil
pelajaran bahwa sungguhpun sebuah galangan itu sudah sangat maju dan bonafit, tetap tidak bisa
membangun sendiri sebuah kapal kombatan seperti PKR. Dengan demikian, seharusnya PT PAL
Indonesia juga mampu melakukan hal yang sama dengan membentuk konsorsium dan menjadi lead
integrator dalam menjawab tantangan kebutuhan kapal PKR TNI Angkatan Laut sekaligus
Alutsista dari luar negeri dengan mewajibkan bahwa Alutsista yang sudah dapat diproduksi di
dalam negeri, wajib diadakan di dalam negeri. Untuk kepentingan ini telah dikeluarkan UU Nomor
16 Tahun 2012 tentang Industri pertahanan mengamanatkan; pada pasal 9 Industri pertahanan
bertanggung jawab untuk membangun kemampuan dalam menghasilkan alat peralatan pertahanan
dan keamanan, pasal 43 ayat 1 pengguna wajib menggunakan alat peralatan pertahanan dan
dilaksanakan melalui kerja sama luar negeri. Selain itu juga dikeluarkan kebijakan yang
menguatkan peran Industri Pertahan Nasional melalui Peraturan Pemerintah no 40 tentang KKIP.
Dengan merujuk pada undang-undang dan peraturan pemerintah tersebut diatas, maka seharusnya
pembangunan alutsista dilaksanakan oleh Industri dalam negeri kecuali belum mampu maka dapat
berimplikasi terhadap ketahanan bidang ekonomi karena bisa menciptakan dan membangun daya
saing dan kemandirian ekonomi. Selain itu tentu saja di bidang pertahanan dan keamanan yaitu
dengan meningkatkan kesiapan operasional alut sista sebagai alat pertahanan dan ini tentu terkait
langsung law enforcement terhadap pelanggaran yang terjadi dalam bentuk ancaman, gangguan,
tantangan dan hambatan. Pembangunan PKR menjadi program yang sangat strategis baik bagi PT
PAL sebagai produsen, bagi TNI Angkatan Laut sebagai pengguna dan bagi negara bagi
nasional melalui pengaturan dan penyelenggaraan kesejahteraan dan keamanan yang seimbang,
serasi dan selaras dalam seluruh aspek kehidupan secara utuh, menyeluruh dan terpadu. Ketahanan
nasional merupakan resultante keterkaitan yang integratif dari kondisi dinamik kehidupan bangsa
dibidang ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya serta pertahanan dan keamanan.
Pertanyaan yang timbul adalah Apakah PT PAL Indonesia sudah mampu melaksanakan
pembangunan Kapal Perang jenis Perusak Kawal Rudal (PKR) melalui program TOT? Penetapan
8
PT PAL Indonesia sebagai galangan nasional untuk melaksanakan pembangunan Kapal Perang
jenis Perusak Kawal Rudal merupakan kebijakan strategis pemerintah yang harus didukung oleh
semua pihak. Pembangunan Kapal Perang jenis PKR tidak mungkin dapat dilaksanakan sendiri
oleh PT PAL, mengingat PT PAL merupakan perusahaan yang bergerak dibidang galangan kapal
(shipyard company (sumber company profile) dimana kompetensi utamanya adalah membangun
platform kapal. Untuk itu maka PT PAL Indonesia harus juga menggandeng perusahaan lain untuk
membentuk konsorsium dalam program pembangunan PKR tersebut yang sudah dipercayakan oleh
pemerintah kepadanya, seperti yang dilakukan oleh DSNS Belanda. Dilandasi oleh permasalahan
diatas, dimana PT PAL Indonesia menjadi leading sector dan lead integrator dalam program
pembangunan PKR dalam negeri, sehingga PT PAL Indonesia menjadi penanggung jawab terhadap
proyek secara keseluruhan, maka permasalahan utama yang dihadapi PT PAL Indonesia adalah
bagaimana menjalankan peran sebagai main contractor dan sebagai lead integrator dalam
pembangunan PKR dalam negeri. Dengan demikian maka langkah-langkah dan upaya peningkatan
terhadap produktifitas kerja harus terus menjadi bagian etos kerja PT PAL Indonesia.
(SUMBER....)
Bertolak dari permaslahan diatas, maka dapat dirumuskan beberapa pertanyaan penelitian,
yaitu:
3. Optimalisasi strategi PT PAL Indonesia dalam pembangunan kapal perang jenis PKR
Sebagai perbandingan dapat dilihat pada persamaan maupun perbedaan yang tercantum di
dalam tabel di bawah ini, merupakan suatu referensi yang dapat menjadi pertimbangan dan
Sebagai perbandingan dapat dilihat pada persamaan maupun perbedaan yang tercantum di
dalam tabel di bawah ini, merupakan suatu referensi yang dapat menjadi pertimbangan dan
1 2 3 4 5 6
1 Inkeri Ruuska Bagaimana Technical and Technical and Penelitian ini secara
et. al (2012) menentukan operational operational detail menghitung bobot
Supplier capability dari capabilities, capabilities parameter yang
capabilities in galangan kapal. Development terutama digunakan pada
large capabilities, kemampuannya penentuan supplyer
shipbuilding Relational untuk mengelola galangan kapal.
projects capabilities, dan schedule menjadi Perbedaan dengan yang
Business factor terbesar akan penulis ajukan
capabilities pada pengambilan adalah penggunaan
keputusan metode yang digunakan
penentuan untuk proses penelitian.
supplyer pada
galangan kapal,
diikuti oleh faktor
Business
capabilities,
Relational
capabilitie,
Development
capabilities
10
4 Tufan Demirel Penentuan model Costs, labor Model penentuan Metode Choquet
a, Nihan etin multi kriteria Characteristics, lokasi integral dapat
Demirel a, (MCDM) untuk Infrastructure, pergudangan mengakomodasi
Cengiz pengambilan Markets, Macro menggunakan variabel kualitatif dan
Kahraman keputusan environment metode Choquet kuantitatif. Peneliti
(2010). penentuan lokasi integral menyarankan agar
pergudangan. penelitian berikutnya
Multi-criteria
dapat menggunakan
warehouse
metode ANP yang
location
menurut peneliti dapat
selection using
mengatasi masalah
Choquet
ketergantungan antar
integral
variabel.
5 Penelitian ini Penentuan model Technical and Model penentuan Penentuan konsorsium
multi kriteria operatioal anggota untuk pembangunan
(MCDM) untuk capabilities, konsorsium PKR menggunakan
pengambilan Development pembangunan ANP. Metode ANP
keputusan capabilities, PKR digunakan untuk
penentuan mengatasi masalah
Relational
konsorsium ketergantungan antar
capabilities dan
pembangunan variabel dalam MCDM
PKR. Bussiness yang tidak dapat
2. Untuk mengkaji kendala yang dihadapi PT PAL dalam menjalankan strateginya untuk
1. Memberikan masukan kepada PT. PAL Indonesia dalam optimalisasi strateginya dalam
pelaksanaan program pembangunan kapal perang jenis PKR sehingga produk yang
2. Memberikan masukan kepada Pemerintah, dalam hal ini TNI Angkatan Laut, untuk
3. Sebagai masukan bagi pemerintah dalam memutuskan pengadaan kapal perang jenis
PKR Alutsista untuk dibangun di galangan dalam negeri atau luar negeri.
13
BAB II
Banyak penelitian yang sudah dilakukan untuk membangun model pengambilan keputusan
multi kriteria (MCDM) dalam pemilihan fasilitas baik fasilitas publik maupun bisnis. Beberapa
Inkeri Ruuska et. al (2012), dalam penelitianya yang berjudul: Supplier capabilities in large
shipbuilding projects. Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji supplyer capability pada galangan
kapal dalam rangka menjamin kelancaran pembangunan proyek di galangan tersebut sehingga
14
galangan kapal mempunyai competitive advantage dibandingkan perusahaan lain. Dalam penelitian
ini penilaian kapabilitas supplyer dilakukan terhadap 22 responden yang dianggap representative
dari 20 supplyer (managing directors, project managers, chief technical officer, department manager
and sales manager). Pengukuran kapabilitas menggunakan 7 poin skala Likert terhadap empat
faktor utama yaitu Technical and operational capabilities, Development Capabilities, Relational
Hasil dari penelitian ini menempatkan Technical and operational capabilities terutama
kemampuannya untuk mengelola schedule menjadi faktor yang menempati urutan pertama dalam
pengambilan keputusan penentuan supplyer pada galangan kapal, diikuti oleh factor Business
capabilities, terutama kemampuan finansiilnya, karena situasi keuangan yang stabil dari supplyer
sangat penting sebagai bagian dari kemampuan untuk memberikan jaminan supplyer akan secara
konsisten dalam semua keadaan. Pada penelitian ini juga ditemukan bahwa hubungan relasional
jangka panjang merupakan factor yang diperhitungkan tidak seperti yang terjadi pada galangan
Selanjutnya, Chia-Chan Chou et.al (2012), dengan judul: The Assessment of a Countrys
Manufacturing Capability: The Case of Shipbuilding in Taiwan. Penelitian ini dilakukan pada
industry perkapalan di Taiwan, dan yang menjadi latar belakang dari dilakukanya penelitian ini
adalah Taiwan sempat menjadi industri galangan kapal terbesar ke 4 di dunia, tapi pada tahun 2009
merosot menjadi urutan ke 6. Menghadapi permasalahan ini, penelitian ini bertujuan untuk
membangun kerangka kerja yang diharapkan dapat meningkatkan pemahaman tentang apa yang
menjadi faktor kunci yang membentuk kemampuan manufaktur galangan kapal di Taiwan? dan apa
kelemahan untuk pembuatan kapal di Taiwan? melalui metodologi studi kasus. Hasil dari
penelitian ini menunjukkan bahwa faktor kunci yang menentukan kemampuan pembangunan kapal
di Taiwan terletak pada tahap desain, pengadaan dan konstruksi proses produksi. Namun, Taiwan
berada pada posisi yang sulit dikarenakan tingginya biaya tenaga kerja dan bahan baku serta
kurangnya kemampuan untuk meramalkan dinamika pasar. Akhirnya pada penelitian ini disarankan
15
galangan kapal di Taiwan untuk melakukan evolusi dari sistem manajemen dan metode
pengurangan biaya.
Mei-Ying Wu dan Yung-Chien Weng (2010), dengan judul: A study of supplier selection
factors for high-tech industries in the supply chain Penilitian ini dilatarbelakangi oleh terjadinya
persaingan yang intensif antara industri global, hubungan antara produsen dan pemasok telah
berubah dari antagonis ke koperasi. Melalui kemitraan, kedua belah pihak dapat saling diuntungkan,
dan faktor kunci yang mempertahankan hubungan tersebut terletak pada bagaimana produsen
memilih pemasok yang tepat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi faktor-faktor
kunci yang dipertimbangkan oleh produsen dalam pemilihan supplier dan hubungan antara faktor-
faktor ini. Melalui kajian literatur, delapan faktor pemilihan supplier, terdiri dari kemampuan
kemampuan untuk fleksibel, kemampuan manajemen, citra komersial, dan kemampuan keuangan
berasal. Berdasarkan landasan teori yang diusulkan oleh peneliti sebelumnya, model kausal faktor
pemilihan pemasok lebih lanjut dibangun. Hasil survei pada industri teknologi tinggi yang
digunakan untuk memverifikasi hubungan antara delapan faktor menggunakan model persamaan
struktural (SEM). Berdasarkan hasil empiris, kesimpulan dan saran akhirnya diusulkan sebagai
Tufan Demirel a, Nihan etin Demirel a, Cengiz Kahraman (2010). Multi-criteria warehouse
location selection using Choquet integral. Tujuan dari penelitian ini adalah membangun model
pengambilan keputusan multi kriteria (MCDM) untuk penentuan lokasi pergudangan. Kriteria yang
digunakan untuk membangun model ini adalah Costs, labor Characteristics, Infrastructure, Markets,
Macro environment, sedang alternative lokasinya adalah Izmit/Gebze, Izmir, Bursa, dan Zonguldak.
Hasil penelitian ini menempatkan Izmit/Gebze menjadi lokasi terbaik dengan bobot 0.653,
dengan bobot terbesar berturut-turut adalah kriteria labor characteristics, infrastructure, dan
markets, diikuti Izmir dengan bobot 0.640 yang unggul pada kriteria infrastructure, dan ketiga
adalah Bursa yang unggul pada kriteria Cost dan Macro Environment. Alternative lokasi terakhir
16
adalah Zonguldak dimana tidak satupun kriteria yang unggul pada lokasi ini. Dalam kesimpulanya
peneliti menulis metode Choquet integral dapat mengakomodasi variabel kualitatif dan kuantitatif
dengan baik. Peneliti menyarankan agar penelitian berikutnya dapat menggunakan metode ANP
yang menurut peneliti dapat mengatasi masalah ketergantungan antar variabel yang tidak dapat
Dalam pada itu, penelitian ini diberi judul Model Penentuan Konsorsium Pembangunan
Kapal Perang Jenis Perusak Kawal Rudal (PKR) di Dalam Negeri dan Implikasinya Terhadap
diketahui bahwa PT PAL Indonesia adalah sebuah galangan kapal yang inti bisnisnya membangun
platform kapal sedangkan PKR adalah jenis kapal kombatan yang sarat dengan persenjataan. Oleh
konsorsium digunakan teori multi kriteria (MCDM) untuk pengambilan keputusan penentuan
konsorsium pembangunan PKR. Faktor-faktor yang dinilai dalam konsorsium pembangunan kapal
capabilities dan Bussiness capabilities. Pengolahan data penelitian menggunakan Metode ANP
dengan maksud untuk mengatasi masalah ketergantungan antar variabel dalam MCDM yang tidak
2.2.1 Strategi
Dalam percakapan sehari-hari dan dalam pengertian sederhana, strategi dapat diartikan
sebagai cara, yaitu cara untuk mencapai tujuan. Menurut Marrus (2002:31) strategi
didefinisikan sebagai suatu proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada
tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan
tersebut dapat dicapai. Selanjutnya Quinn (1999:10) mengartikan strategi adalah suatu bentuk atau
dalam suatu organisasi menjadi suatu kesatuan yang utuh. Strategi diformulasikan dengan baik
akan membantu penyusunan dan pengalokasian sumber daya yang dimiliki perusahaan menjadi
suatu bentuk yang unik dan dapat bertahan. Strategi yang baik disusun berdasarkan kemampuan
internal dan kelemahan perusahaan, antisipasi perubahan dalam lingkungan, serta kesatuan
pergerakan yang dilakukan oleh mata-mata musuh. Dari kedua pendapat di atas, maka strategi
dapat diartikan sebagai suatu rencana yang disusun oleh manajemen puncak untuk mencapai
dimaksudkan untuk membangun visi dan misi organisasi, menetapkan tujuan strategis dan
keuangan perusahaan, serta merancang strategi untuk mencapai tujuan tersebut dalam rangka
menyediakan customer value terbaik. Beberapa langkah yang perlu dilakukan perusahaan dalam
1. Mengidentifikasi lingkungan yang akan dimasuki oleh perusahaan di masa depan dan
menentukan misi perusahaan untuk mencapai visi yang dicita-citakan dalam lingkungan
tersebut.
2. Melakukan analisis lingkungan internal dan eksternal untuk mengukur kekuatan dan
kelemahan serta peluang dan ancaman yang akan dihadapi oleh perusahaan dalam
menjalankan misinya.
4. Menentukan tujuan dan target terukur, mengevaluasi berbagai alternatif strategi dengan
5. Memilih strategi yang paling sesuai untuk mencapai tujuan jangka pendek dan jangka
Setiap perusahaan atau organisasi, khususnya jasa, bertujuan untuk memberikan pelayanan
yang baik bagi pelanggannya. Oleh karena itu, setiap strategi perusahaan atau organisasi harus
18
diarahkan bagi para pelanggan. Hal ini seperti yang dijelaskan Hamel dan Prahalad (1995:31)
bahwa strategi merupakan tindakan yang bersifat Incremental (senantiasa meningkat) dan terus-
menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para
pelanggan di masa depan. Dengan demikian, strategi hampir selalu dimulai dari apa yang dapat
terjadi dan bukan dimulai dari apa yang terjadi. Misalnya strategi itu mungkin mengarahkan
organisasi itu ke arah pengurangan biaya, perbaikan kualitas, dan memperluas pasar. Terjadinya
kecepatan inovasi pasar yang baru dan perubahan pola konsumen memerlukan kompetensi inti (core
competencies). Perusahaan perlu mencari kompetensi inti di dalam bisnis yang dilakukan.
Goldworthy dan Ashley (1996:98) mengusulkan tujuh aturan dasar dalam merumuskan suatu
a. Ia harus menjelaskan dan menginterpretasikan masa depan, tidak hanya masa sekarang.
pertimbangan keuangan.
Optimalisasi adalah tindakan untuk memperoleh hasil yang terbaik dengan keadaan yang
diberikan. Mengacu pada pendapat Singiresu S Rao, John Wiley dan Sons (2009) optimalisasi juga
dapat didefinisikan sebagai proses untuk mendapatkan keadaan yang memberikan nilai maksimum
Metode mencari optimum dikenal sebagai teknik mathematical programming dan biasa
dipelajari sebagai bagian riset operasi. Riset operasi adalah cabang matematika yang berkaitan
19
dengan penerapan metode ilmiah dan teknik pengambilan keputusan dan penetapan penyelesaian
terbaik atau optimal. Perkembangan metode optimalisasi semakin mengalami kemajuan hingga
masa modern, hal ini dapat dilihat dengan semakin banyak metode optimasi yang ditemukan dan
dapat menghasilkan solusi yang semakin optimal. Metode optimasi yang popular dan banyak
dipakai antara lain seperti Dynamic Programming, Integer Programming, Game Theory, dan
metode optimasi modern. Metode optimasi modern juga disebut metode optimasi non-tradisional,
muncul sebagai metode yang ampuh dan popular untuk menyelesaikan masalah teknik optimasi
yang kompleks. Metode yang termasuk seperti algoritma genetik, optimasi partikel swarm, optimasi
koloni semut, optimasi berbasis jaringan syaraf tiruan, optimasi fuzzy, dan simulated annealing.
Optimalisasi adalah sarana untuk mengekspresikan, dalam model matematika, hasil dari
penyelesaian suatu masalah dengan cara terbaik (Sergio et. al., 2008, p403). Hal ini dapat diartikan
sebagai menjalankan bisnis untuk memaksimalkan keuntungan dan efisiensi serta meminimalkan
kerugian, biaya atau resiko. Menurut Crama (2001, p4), persoalan optimalisasi adalah suatu
persoalan untuk membuat suatu nilai fungsi beberapa variabel menjadi maksimum atau minimum
tersebut meliputi tenaga kerja (men), uang (money) dan material yang merupakan input serta waktu
dan ruang. Dalam matematis dan ilmu computer, optimasi atau optimalisasi mengacu pada
pemeliharaan elemen terbaik dari beberapa set alternative yang tersedia. Dalam kasus sederhana, ini
memaksimalkan fungsi dengan sistematis memilih nilai-nilai variable integer atau real dari dalam
set yang diperbolehkan. Optimalisasi adalah suatu proses, cara atau perbuatan untuk menjadikan
sesuatu paling baik dan paling tinggi (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1996:705).
Kapal PKR adalah salah satu jenis kapal kombatan yang dimiliki oleh TNI Angkatan Laut.
nomenklatur dari PKR ini disesuaikan dengan tugas kapal tersebut, baik dalam gugus tugas
maupun saat beroperasi secara mandiri. Kapal ini dikatakan merupakan kapal kombatan dimana
20
didalamnya sarat dengan persenjataan yang menandai keampuhan dari kapal tersebut. Kapal
jenis PKR, prioritas pelaksanaan tugasnya berada pada medan pertahanan penyanggah, medan
(Electronic Warfare), Peperangan Anti Udara (Anti Air Warfare), Peperangan Anti Kapal Selam
(Anti Submarine Warfare) dan Peperangan Anti Kapal Permukaan (Anti Surface Warfare). Salah
satu yang menjadi bahan pertimbangan untuk memenuhi tuntutan operasional adalah perkembangan
pembangunan kekuatan negara-negara kawasan. Selain fungsi asasi tersebut, kapal PKR ini juga
mempunyai tugas tambahan yaitu: Bantuan Tembakan Kapal (Naval Gunfire Support), Bantuan
Pengamanan Tempur sebagai kapal piket Radar dan atau Sonar, Pengumpul data intelijen maritim
a. PKR akan dioperasikan di seluruh perairan Indonesia sampai dengan di luar batas Zona
b. Dihadapkan pada Strategi Pertahanan Laut Nusantara maka PKR akan di deploy pada
c. PKR memiliki persenjataan dengan fire power handal sebagai salah satu unsur pemukul
memiliki kemampuan untuk menghancurkan kekuatan musuh yang akan memasuki wilayah
perairan Nusantara, baik yang akan dan atau telah memasuki medan pertahanan penyanggah
hingga menghancurkan kekuatan yang berada di medan pertahanan utama maupun daerah
perlawanan.
d. PKR memiliki tingkat teknologi persenjataan terkini dan dapat di upgrade sesuai
e. Rancang bangun Kapal PKR tetap mempertimbangkan dampak embargo pada peralatan
Penginderaan, Pengendalian dan Senjata (Indalsen) maupun platform. Oleh karena itu
Dalam pidato kenegaraan Presiden Republik Indonesia Jendral Suharto di depan sidang DPR
tanggal 16 Agustus 1975, dikatakan bahwa ketahanan nasional adalah tingkat keadaan dan keuletan
dan ketangguhan bahwa Indonesia dalam menghimpun dan mengarahkan kesungguhan kemampuan
nasional yang ada sehingga merupakan kekuatan nasional yang mampu dan sanggup menghadapi
setiap ancaman dan tantangan terhadap keutuhanan maupun kepribadian bangsa dan
kondisi adalah kondisi dinamis bangsa indonesia yang meliputi segenap aspek kehidupan nasional yang
terintegrasi berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan
nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala athg, baik yang datang dari luar maupun dari dalam negeri,
untuk menjamin identitas, integritas, kelangsungan hidup bangsa dan negara, serta perjuangan dalam
mencapai tujuan dan cita-cita nasional. Sebagai Konsepsi, Ketahanan nasioal adalah konsepsi
pengembangan kekuatan nasional melalui pengaturan dan penyelenggaraan kesejahteraan dan keamanan
yang seimbang, serasi dan selaras dalam seluruh aspek kehidupan secara utuh, menyeluruh dan terpadu.
Tingkat Ketahanan nasional sangat tergantung pada kemampuan bangsa dalam mengelola
gatra alamiah sebagai modal dasar guna memantapkan gatra dinamis sebagai kekuatan dalam
yang integratif dari kondisi dinamik kehidupan bangsa dibidang ideologi, politik, ekonomi, sosial
budaya serta pertahanan dan keamanan (bukan penjumlahan/ komulatif). Ideologi dikatakan
tangguh bila tercipta kondisi seluruh rakyat Indonesia menerima bahwa butir-butir Pancasila tidak
bertentangan dengan norma-norma yang ada dalam masyarakat. Politik dikatakan tangguh apabila
tercipta keseimbangan antara kebijakan Pemerintah dengan aspirasi rakyat. Dengan demikian maka
22
masyarakat akan meletakkan kepercayaannya yang powerful itu kepada Pemerintah. Ekonomi
dikatakan tangguh bila kita bisa menciptakan dan membangun daya saing dan kemandirian
ekonomi. Dengan kondisi ketangguhan ekonomi ini maka taraf hidup bangsa akan menjadi lebih
tinggi sehingga masyarakat menjadi tangguh. Sosial Budaya dapat dipisahkan dalam gatra sosial
dan gatra budaya. Kondisi sosial dikatakan tangguh bila mampu mewujudkan integrasi nasional,
sedangkan budaya dikatakan tangguh bila mampu menciptakan anak bangsa dengan intelektualitas
tinggi dengan tetap bermoral Indonesia. Pertahanan Keamanan dapat dipisahkan kedalam gatra
pertahanan dan gatra keamanan. Pertahanan dikatakan tangguh bila terciptanya daya tangkal yang
tangguh terhadap segala bentuk ancaman, gangguan, tantangan dan hambatan. Caranya
bagaimana, ya dengan meningkatkan kesiapan operasional alut sista sebagai alat pertahanan dan ini
tentu terkait langsung dengan perkembangan ilpengtek. Sistem pertahanan juga tetap harus dijaga
sehingga merupakan sistem pertahanan yang melibatkan seluruh komponen bangsa dan menjadi
sistem pertahanan yang komprehensif. Keangguhan gatra keamanan bila tercipta kesadaran hukum
bagi masyarakat dan penegak hukum. Caranya dengan melaksanakan law enforcement dengan
tepat terhadap pelanggaran yang terjadi, sosialisai terhadap tindakan-tindakan yang tidak
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bertujuan memahami realitas sosial, yaitu melihat
dunia dari apa adanya, bukan dunia yang seharusnya. Penelitian kualitatif digunakan jika masalah
belum jelas, untuk mengetahui makna yang tersembunyi, untuk memahami interaksi sosial, untuk
mengembangkan teori, untuk memastikan kebenaran data, dan meneliti sejarah perkembangan.
Adapun pengertian penelitian kuliatatif dapat dilihat dari beberapa teori berikut ini:
23
social or human problem. The researcher builds a complex, holistic picture, analizes words, report
b) Meleong, mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah suatu penelitian ilmiah, yang
bertujuan untuk memahami suatu fenomena dalam konteks social secara alamiah dengan
mengedepankan proses interaksi komunikasi yang mendalam antara peneliti dengan fenomena yang
menggambarkan, dan menjelaskan kualitas atau keistimewaan dari pengaruh social yang tidak dapat
dijelaskan, diukur atau digambarkan melalui pendekatan kuantitaif (Saryono, 2010: 1).
penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi
obyek yang alamiah, (sebagai lawannya eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument
kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowbaal, teknik
pengumpulan dengan trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitaif, dan hasil
Dari beberapa teori-teori di atas, maka dapat kita simpulkan bahwa yang dimaksud dengan
penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme,
digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah. Dengan tujuan untuk memahami suatu
fenomena dalam konteks social secara alamiah dengan mengedepankan proses interaksi komunikasi
Dalam penelitian kualitatif peneliti harus memiliki kadar keterlibatan secara konsisten dalam
menghayati, berfikir dan mengambil inferensi dari obyek dilapangan. Teknik kualitatif mencoba
24
memberikan kesimpulan kualitatif atas keseluruhan data dengan cara membandingkan data primer
Cahyono
sekarang (sementara berlangsung). Tujuan utama kita dalam menggunakan metode ini adalah
untuk menggambarkan sifat suatu keadaan yang sementara berjalan pada saat penelitian dilakukan,
dan memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu (Travers, 1978). Gay (1976) mendefinisikan
metode penelitian deskriptif sebagai kegiatan meliputi pengumpulan data dalam rangka menguji
hipotesis atau menjawab pertanyaan yang sedang berjalan dari pokok suatu penelitian. Penelitian
deskriptif menentukan dan melaporkan keadaan sekarang. Seperti penelitian sejarah tidak
memiliki kekuatan untuk mengontrol hal-hal yang telah terjadi, demikian pula penelitian deskriptif
tidak memiliki keuatan untuk mengontrol hal-hal yang sementara terjadi, dan hanya dapat
Berikut ini adalah menguraikan beberapa cara untuk memperoleh suatu informasi deskriptif:
a. metode yang paling umum digunakan, misalnya di dalam pengumpulan data yang
berhubungan dengan sikap dan pendapat dari suatu kelompok orang, adalah dengan meminta
mereka untuk memberikan informasi penting. Informasi ini mungkin dapat kita diperoleh melalui
wawancara pribadi atau melalui survei surat-menyurat. Data yang kita kumpulkan dapat
merupakan informasi faktual atau hanya terdiri dari sejumlah pendapat. Tipe penyelidikan
deskriptif ini digolongkan sebagai daftar pertanyaan (quistionnaire) atau sebagai penelitian daftar
pendapat (opinionnaire studies). Penelitian demikian ini juga disebut sebagai laporan pribadi (self-
reprting).
25
b. cara kedua dalam mengumpulkan informasi deskriptif adalah melalui pengamatan. Salah satu
ciri penting dalam metode ini adalah komunikasi langsung antara kita sebagai peneliti dengan
responden yangg dipilih untuk diselidiki. Pengamatan menurut (Helmstadter, 1970) digolongkan
atas tiga yaitu pengamatan yang memusatkan pada tingkah laku sesungguhnya kita yang
digolongkan sebagai analisis kegiatan, dan analisis tugas atau analisis proses. Pengamatan yang
dipusatkan pada tingkah laku responden disebut analisis hasil. Akhirnya, kasus-kasus yang ada
pada tujuan utama pengamatan kita adalah untuk menentukan seperangkat keadaan tingkah laku
responden yang terjadi dan metode penyelidikan seperti disebut sebagai analisis keadaan (situation
analysis).
c. cara ketiga kita dapat memperoleh informasi deskriptif adalah dengan menggunakan alat-alat
atau instrumen survei deskriptif untuk melakukan pengukuran pada responden yang telah diketahui
di dalam penyelidikan. Suatu penelitian yang menetapkan patokan-patokan yang lain disebut
survei normatif. Namun dmeikian, bila penelitian kita mempersyaratkan kombibasi dari beberapa
penelitian terhadap kelompok yang mewakili dalam penelitian yang memerlukan pendekatan
Mari kita perhatikan berbagai buku hasil penelitian, tesis, atau disertasi bahwa penelitian
deskriptif telah digunakan secara luas. Ada beberapa alasan menggunakan metode deskriptif.
Salah satu diantaranya adalah bahwa metode ini telah digunakan secara luas dan dapat meliputi
lebih banyak segi dibanding dengan metode-metode penyelidikan lain. Kemudian, metode ini
banyak memberikan sumbangan kepada ilmu pengetahuan melalui pemberian informasi keadaan
mutakhir dan dapat membantu kita dalam mengidentifikasi faktor-faktor yang berguna untuk
26
pelaksanaan percobaan. Selanjutnya, metode ini dapat digunakan dalam menggambarkan keadaan-
Alasan lain mengapa metode ini digunakan secara luas adalah bahwa yang dikumpulkan
dianggap sangat bermanfaat dalam membantu kita untuk menyesuaikan diri, atau dapat
memecahkan masalah-masalah yang timbul dalam kehidupan sehari-hari. Metode deskriptif juga
membantu kita mengetahui bagaimana caranya mencapai tujuan yang diinginkan. Lagipula,
penelitian deskriptif telah banyak digunakan dalam berbagai bidang penyeidikan dengan alasan
Umumnya, penelitian-penelitian deskriptif terdiri dari berbagai jenis yaitu (1) studi kasus, (2)
survei, (3) penelitian pengembangan (development study), (4) penelitian lanjutan (follow up study),
(5) analisis dokumen, (6) analisis kecenderungan (trend analysis); dan penelitian korelasi
(correlation study).
Survei.
Jika kita bermaksud mengumpulkan data yang relatif terbatas dari sejumlah kasus yang relatif
besar jumlahnya, metode yang dapat kita gunakan adalah survei. Metode ini menekankan lebih
Survei digunakan untuk mengukur gejala-gejala yang ada tanpa menyelidiki kenapa gejala-
gejala tersebut ada (exist). Di dalam penelitian yang demikian ini, kita tidak perlu
memperhitungkan hubungan antara variabel-variabel. Tujuan pokok kita adalah menggunakan data
yang kita peroleh untuk memecahkan masalah, daripada untuk menguji hipotesis.
27
Survei mempunyai dua lingkup yaitu sensus dan survei sampel. Sensus adalah survei yang
meliputi seluruh populasi yang diinginkan. Sedangkan sampel survei adalah dilakukan hanya pada
Kita dapat menggunakan survei untuk mentabulasi objek-objek nyata atau untuk mengukur
hal-hal yang tidak nyata seperti pendapat atau pencapaian prestasi tertentu. Sebagai contoh, survei
tentang pendapat umum, mengukur konstruk tetapi menghitung suara hasil suatu pemilhan umum
Menurut lingkup dan pokok permasalahannya survei dapat digolongkan ke dalam empat
kategori yaitu (1) sensus objek nyata, (2) sensus hal-hal yang tidak nyata; (3) survei sampel objek
nyata dan (4) survei sampel hal-hal yang tidak nyata (Ary, et al., 1979)
Istilah penelitian kualitatif kami maksudkan sebagai jenis penelitian yang temuan-temuannya
tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya. Contohnya dapat berupa
penelitian tentang kehidupan, riwayat, dan perilaku - seseorang, di samping juga tentang peranan
organisasi, pergerakan sosial, atau hubungan timbal-balik. Sebagian datanya dapat dihitung
sebagaimana data sensus, namun analisisnya bersifat kualitatif. Beberapa peneliti mengumpulkan
data melalui wawancara dan pengamatan yaitu dua teknik yang biasa dikaitkan dengan metode
kualitatif. Prosedur ini menghasilkan temuan yang diperoleh dari data-data yang dikumpulkan
dengan menggunakan beragam sarana. Sarana itu meliputi pengamatan dan wawancara, namun bisa
juga mencakup dokurnen, buku, kaset video, dan bahkan data yang telah dihitung untuk tujuan lain,
Pada dasamya ada tiga unsur utama. Pertama, data, bisa berasal dari bermacam sumber;
biasanya dari wawancara dan pengamatan. Unsur kedua penelitian kualitatif terdiri dari berbagai
prosedur analisis dan interpretasi yang digunakan untuk mendapatkan temuan atau teori. Unsur
ketiga Renelitian kualitatif ialah laporan tertulis dan lisan. Laporan ini dapat dikemukakan dalam
jumal ilmiah atau konferensi. Bentuknya bisa beragam, tergantung pada khalayak dan aspek-aspek
28
temuan atau teori yang disajikannya. Sebagai contoh, kita bisa mengungkapkannya dalam bentuk
tinjauan tentang temuan itu secara lengkap atau bisa pula dalam bentuk pembahasan yang
Setting sebagai tempat penelitian tentang strategi pembangunan kapal perang jenis perusak
kawal rudal (PKR) dilaksanakan di PT PAL Indonesia. PT PAL Indonesia dipilih dengan
mengingat bahwa selama ini PT PAL Indonesia merupakan galangan kapal nasional yang selama
ini menjadi dokter pribadi bagi kapal-kapal TNI Angkatan Laut. di sisi lain, saat ini PT PAL
Indonesia dipercaya oleh pemerintah untuk melaksanakan ToT dalam pembangunan kapal PKR dan
nantinya akan menjadi tujuan pemerintah jika TNI Angkatan Laut hendak membuat kapal jenis
Populasi di dalam penelitian kualitatif tidak dijadikan tujuan generalisasi dari temuan
penelitian. Populasi dalam konotasi kuantitas (keseluruhan objek yang diteliti) tidak
kualitatif masih dapat digunakan, misalnya sampel purposif, sampel internal (internal sampling),
dan sampel waktu (time sampling). Sampel purposif adalah sampel yang secara sengaja dipilih
oleh peneliti, karena sampel ini dianggap memiliki ciri-ciri tertentu yang dapat memperkaya data
penelitian. Sampel internal adalah keputusan yang diambil oleh peneliti tentang siapa yang perlu
diwawancarai, kapan melakukan observasi, atau dokumen apa atau sebanyak apa dokumen yang
perlu dikaji. Sementara itu, sampel waktu (time sampling) adalah waktu-waktu tertentu yang
sengaja dipilih peneliti untuk mengumpulkan data. Waktu di sini boleh hari minggu ke-berapa,
Sumber data dan teknik pengumpulan data dalam penelitian disesuaikan dengan fokus dan
tujuan penelitian. Sesuai dengan fokus penelitian, maka yang disajikan sampel sumber data dan
a. Untuk mendapatkan data tentang kebijakan pemerintah terhadap PT PAL Indonesia terkait
produksi alutsista/kapal perang, sumber datanya adalah dari personel struktural PT PAL Indonesia
dan Dismatal. Teknik pengumpulan datanya adalah dengan studi dokumentasi serta wawancara
b. Untuk mendapatkan data tentang faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi meliputi, sumber
daya manusia dan anggaran, sumber datanya adalah dari laporan-laporan yang ada di PT PAL
Indonesia dan teknik pengumpulan data dengan observasi, wawancara dan dokumentasi.
Studi dokumentasi yaitu mencari data atau informasi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan
penelitian melalui laporan-laporan berkala, standar operasional prosedur atau petunjuk kerja,
bulletin, majalah, surat kabar, browsing internet dan peraturan perundang-undangan yang terkait
dengan strategi pembangunan kapal perang jenis perusak kawal rudal (PKR) di PT PAL Indonesia.
3.5.2 Wawancara.
Wawancara dilakukan pada beberapa narasumber yang ada pada lokasi penelitian, yang
bertujuan untuk mendapatkan primer dari narasumber. Wawancara dilakukan sesuai dengan macam
wawancara yang ada yaitu wawancara terstruktur, semi terstruktur dan tidak terstruktur.
3.5.3 Observasi.
Observasi dilakukan pada obyek secara inten untuk mendapatkan informasi dan data yang
akurat sehubungan dengan strategi pembangunan kapal perang jenis perusak kawal rudal (PKR) di
PT PAL Indonesia.
30
Dalam penelitian kualitatif, analisis data dilakukan sejak awal penelitian dan selama proses
penelitian dilaksanakan. Data diperoleh, kemudian dikumpulkan untuk diolah secara sistematis.
penyajian data serta menyimpulkan data. Teknis analisis data dalam penelitian ini menggunakan
Pengumpulan Data
Reduksi Data
Penyajian Data
Penarikan
Kesimpulan
teknik analisa data yang digunakan adalah teknik analisis kualitatif. Analisis kualitatif
cenderung menggunakan pendekatan logika induktif, dimana silogisme dibangun berdasarkan pada
hal-hal khusus atau data di lapangan dan bermuara pada kesimpulan-kesimpulan umum.
Pendekatan ini menggunakan logika berfikir menyerupai piramida duduk, seperti pada gambar
dibawah.
Analisis kualitatif umumnya tidak digunakan sebagai alat mencari data dalam arti frekuensi
akan tetapi digunakan untuk menganilis proses sosial yang berlangsung dan makna dari fakta-fakta
yang tampak dipermukaan itu. Dalam analisis menurut Burhan Bungin (2010 : 146) ada tiga model
desain yang sering digunakan kalangan peneliti yaitu model strategi analisis data deskriftif-
kualitatif, model strategi analisis data kualitatif-ferifikatif dan model strategi grounded research.
Analisis kualitatif digunakan untuk memahami sebuah proses dan fakta dan bukan sekedar
untuk menjelaskan fakta tersebut maka teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah model strategi analisis data kualitatif-verifikatif. Menurut Burhan Bungin (2010 : 147-148),
strategi analisis data kualtitatif-verifikatif merupakan sebuah upaya analisis induktif terhadap data
penelitian yang dilakukan pada seluruh proses penelitian yang dilakukan. Format penelitian
kualitatif-verifikatif mengkostruksi format penelitian dan strategi untuk lebih awal memperoleh data
bukanlah suatu yang tidak penting dalam format ini. Dengan kata lain peneliti bukan seseorang
yang buta, atau pura-pura buta terhadap teori, namun peran data lebih penting lebih penting dari itu
sendiri. Format desain kualitatifverifikatif dapat ditemukan pada penelitian evaluatif, audit
komunikasi, analisis isi, teknik analisis domain dan sebagainya. Oleh karena itu penelitian ini
tahun 2012 tentang Tata cara Pelaksanaan Sewa Barang Milik Negara, maka format strategi analisis
data kualitatif-verifikatif merupakan format yang sesuai. Secara visual model strategi analisis data
Data Kesimpulan
kategorisasi
Data
Klarifikasi Data Kesimpulan ciri-
ciri umum
Data
Dalil
Data
Hukum
Penyajian data (display data) dimaksudkan agar lebih mempermudah bagi peneliti untuk
dapat melihat gambaran secara keseluruhan atau bagian-bagian tertentu dari data penelitian. Hal ini
merupakan pengorganisasian data kedalam suatu bentuk tertentu sehingga kelihatan jelas sosoknya
lebih utuh. Data-data tersebut kemudian dipilah-pilah dan disisihkan untuk disortir menurut
kelompoknya dan disusun sesuai dengan katagori yang sejenis untuk ditampilkan agar selaras
3. Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai
sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Dengan demikian, triangulasi terdiri atas
triangulasi sumber, triangulasi teknik pengum-pulan data, dan waktu. Triangulasi sumber
dilakukan dengan cara mengecek data yang diperoleh melalui beberapa sumber. Data yang
diperoleh dari beberapa sumber tersebut dideskripsikan, dikategorikan, dan akhirnya diminta
kesepakatan (member check) untuk mendapatkan kesimpulan. Triangulasi teknik dilakukan dengan
cara mengecek data pada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Triangulasi waktu
33
berkaitan dengan keefektifan waktu. Data yang dikumpulkan dengan teknik wawancara dipagi hari
pada saat narasumber masih segar dan belum banyak masalah akan memberikan data yang valid
F. Responden Wawancara.
antara lain : YN, AD, AG, HR, NV, PR, RU, TR dan WK serta 1 personel dari Dismatal dan 1
Sebagai nara sumber dalam penelitian adalah mereka yang dipandang menguasai informasi
dan memiliki data yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti. Maka nara sumber
penelitiannya adalah :
3. Pemanfaat.
DAFTAR PUSTAKA
- William Dunn, Maret 2003, Pengantar Analisis Kebijakan Publik, Edisi kedua, UGM Press,
Yogyakarta.
34
- Mas Roro Lilik Ekowati Perencanaan Implementasi dan Evaluasi Kebijakan atau Program
- Dr. HM Ismail MH, Msi, Buku Ajar Analisis Kebijakan Publik, Program Pasca Sarjana
- Permenkeu No. 96 Tahun 2007 tentang Pengeloaan, Pemanfaatan dan penghapusan barang
milik Negara di lantamal V dalam studi kasus sewa lahan di kabupaten Gresik
Herdiansyah, Haris. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta:
Salemba Humanika.
Saryono. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif dalam Bidang Kesehatan. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitaf, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Jadwal Penelitian
MARET
DESEMBER JANUARI FEBRUARI
NO KEGIATAN
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
35
PENYUSUNAN PROPOSAL
1
UJIAN PROPOSAL
2
PEMGUMPULAN DATA
3
PENGOLAHAN DATA
4
PENYUSUNAN THESIS
5
SEMINAR HASIL
6
UJIAN THESIS
7