Anda di halaman 1dari 11

Vol: 3 No.

1 Maret 2014 ISSN: 2302 - 2949

ANALISA PENGARUH INTEGRASI PEMBANGKIT TERSEBAR


DALAM SISTEM KOMPOSIT

Syafii, Syukri Yunus, dan Asrizal


Gedung Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,
Kampus Limau Manis, Universitas Andalas, Padang, 25163
email: syafii@ft.unand.ac.id

AbstrakPemakaian tenaga listrik di Indonesia terus meningkat seiring dengan semakin


berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Untuk itu dibutuhkan sistem tenaga listrik yang andal,
berkualitas, dan mampu memenuhi semua kebutuhan tenaga listrik. Untuk mengoptimalkan keandalan
kerja sistem tenaga listrik salah satunya adalah dengan pengitegrasian pembangkit tersebar pada sistem
tenaga komposit. Dengan terkoneksinya pembangkit tersebar ke jaringan distribusi listrik dapat
mengurangi rugi-rugi daya dan jatuh tegangan. Dalam pemasangan pembangkit tersebar ini banyak hal
yang harus dipertimbangkan, seperti posisi pemasangan yang tepat, jumlah pembangkit tersebar, besar
kapasitas pembangkit tersebar dan jenis teknologi pembangkit tersebar yang digunakan. Berdasarkan
hasil penelitian posisi penempatan pembangkit tersebar yang optimal adalah berada dekat dengan beban.
Total rugi-rugi daya gabungan sistem transmisi dan sistem distribusi setelah penambahan pembangkit
tersebar turun dan profil tegangan semakin baik atau meningkat. Besar kecilnya penurunan rugi-rugi daya
dan nilai jatuh tegangan bervariasi tergantung jenis teknologi pembangkit tersebar yang digunakan.

Kata Kunci: Pembangkit tersebar, Rugi-rugi daya dan Profil tegangan

AbstractElectricity demand in Indonesia continues to increase in accordance with the development of


science and technology. Therefore, there is a need of reliable power system, qualified , and able to meet
all electricity needs. To optimize the reliability of the power system work one is to perform the
installation of distributed generation on power composite system. With the installation of distributed
generation power loss and voltage drop that occurs can be reduced. In the installation of distributed
generation is a lot of things to consider, such as the exact mounting position, the amount of distributed
generation, distributed generation large capacity and type of distributed generation technology used.
Based on the research results position the optimal placement of distributed generation is located close to
the load. The total power loss and transmission systems combined distribution system after the addition of
distributed generation has been decreased and voltage profile increased. The losses and voltage drop
values vary based on the variation of distributed generation technologies.

Keywords: Distributed generation , Power losses and Voltage profiles

Pembangkit tersebar umumnya diletakkan dekat


I. PENDAHULUAN dengan beban (konsumen).

Untuk mengoptimalkan kehandalan kerja Analisa aliran daya adalah ibarat jantung
sistem tenaga listrik salah satunya adalah dengan dalam suatu perencanaan sistem tenaga dan
melakukan pemasangan pembangkit tersebar dalam menentukan operasi terbaik dari sistem
pada sistem tenaga komposit. Sistem komposit tenaga yang eksisting. Dengan meningkatnya
yang dimaksud adalah sistem tenaga yang jumlah pembangkit-pembangkit kecil yang
melibatkan saluran transmisi dan distribusi tersebar (isolated system) terhubung ke jaringan
sekaligus dalam analisanya. Pembangkit tersebar distribusi, telah merubah sistem distribusi dari
merupakan pembangkit yang dipasang pada sistem pasif kepada jaringan aktif [1] yang
jaringan distribusi dengan tujuan untuk dikenal dengan sebutan sistem distribusi aktif
mengurangi jatuh tegangan dan rugi-rugi daya (SDA). Dengan demikian analisa sistem tenaga
yang muncul akibat dari impedansi saluran. listrik yang menggabungkan sistem transmisi

Jurnal Nasional Teknik Elektro 95


Vol: 3 No. 1 Maret 2014 ISSN: 2302 - 2949

dan distribusi penting untuk memperoleh hasil Tipe pembangkit tersebar umumnya dibedakan
yang akurat. Keadaan ini mebuat ukuran sistem berdasarkan kapasitasnya yang ditunjukkan oleh
yang akan dianalisa semakin besar. Oleh karena tabel 2.1 berikut :
itu diperlukan tool analisis yang dapat Tabel 2.1. Tipe pembangkit tersebar berdasarkan
melakukan perhitungan sistem skala besar range daya [3]
dengan cepat dan akurat. Salah satunya adalah Tipe pembangkit
penyelesaian aliran daya menggunakan metode Range daya (MW)
tersebar
Fast Decoupled. Micro distributed
1 watt < 5 kW
Untuk mendukung manfaat pembangkit generation
tersebar dalam sistem tenaga listrik maka Small distributed
5 kW < 5MW
diperlukan perencanaan yang baik termasuk generation
menentukan lokasi penempatan dan besar daya Medium distributed
5 MW < 500 MW
pembangkit tersebar yang digunakan. Dalam generation
paper ini akan dijelaskan pengaruh besar, Large distributed
500 MW < 300 MW
generation
jumlah, dan teknologi pembangkit tersebar yang
digunakan terhadap performansi tegangan dan
rugi-rugi daya. Sistem tenaga komposit yang Mengenai teknologi dan daya yang
digunakan adalah sistem transmisi 14 bus dan dihasilkan oleh pembangkit tersebar akan
sistem distribusi 37 bus IEEE. Perhitungan ditunjukkan oleh tabel 2.2 sebagai berikut :
aliran daya menggunakan adalah metode Fast Tabel 2.2 Teknologi Pembangkit Tersebar [5]
Decoupled yang dibangun dengan software
Teknologi
Microsoft Visual Studio 2010 berbasis
No. Pembangkit Daya
pemograman C++. Tersebar
Combined Cycle
II. TINJAUAN PUSTAKA 1 35 - 400 MW
Gas Turbine
Internal
A. Pembangkit Tersebar 2 Combustio 5 kW 10 MW
Dalam pendefinisian kapasitas n Engines
pembangkit tersebar terdapat definisi yang Combustion
3 1 250 MW
berbeda-beda dan saat ini definisi yang Turbine
digunakan sebagai berikut [2] : 4 Micro Turbines 35 kW 1 MW
5 Small Hydro 1 100 MW
1. The Electric Power Research Institute 6 Micro Hydro 25 kW 1 MW
mendefinisikan pembangkit tersebar sebagai 7 Wind Turbine 200 W - 3 MW
pembangkit dengan kapasitas beberapa kilowatt 8 Photovoltaic Arrays 200 W 100 kW
sampai dengan 50 MW. Solar Thermal, Lutz
9 10 80 MW
System
2. Menurut Gas Research Institute mendefinisikan Biomass
pembangkit tersebar sebagai pembangkit dengan 10 100 kW -20 MW
Gasification
kapasitas antara 25 kW dan 25 MW. Solar Thermal,
11 1 10 MW
3. Preston dan Rastler menentukan ukuran mulai Central Receiver
dari beberapa kilowatt hingga lebih dari 100 MW. Fuel Cells,
12 200 kW 2 MW
PhosAcid
4. Cardell mendefinisikan pembangkit tersebar Fuel Cells, Molten
sebagai pembangkit dengan kapasitas antara 500 13 250 kW 2 MW
Carbonate
kW dan 1 MW.
Fuel Cells, Proton
14 1 250 kW
5. International Conference on Large High Exchange
Voltage Electric Systems (CIGRE) Fuel Cells, Solid
15 250 kW 5 MW
mendefinisikan pembangkit tersebar sebagai Oxide
pembangkit dengan kapasitas lebih kecil dari 16 Geothermal 5 100 MW
50 -100 MW. 17 Ocean Energy 0,1 1 MW
18 Stirling Engine 2 10 kW
19 Battery Storage 0.5 5 MW

Jurnal Nasional Teknik Elektro 96


Vol: 3 No. 1 Maret 2014 ISSN: 2302 - 2949

B. Aliran Daya Listrik Disini terlihat persamaan dapat diselesaikan


Studi aliran daya dilakukan pada sistem secara terurai (decoupled) dalam bentuk
yang berada pada keadaan steady state dengan hubungan P dengan dan Q dengan |V|.
fasa yang seimbang. Keterangan utama yang Dengan penguraian ini memberikan keuntungan:
diperoleh dari studi aliran beban adalah besar - kebutuhan memori jadi separuhnya
dan sudut fase tegangan pada setiap bus beserta - teknik pemograman jadi jauh lebih
daya aktif dan reaktif yang mengalir pada setiap sederhana
saluran. - kecepatan hitung bisa jadi 2 kali lipat
Penyederhanaan lebih lanjut adalah penggunaan
Studi aliran daya berguna untuk [6] : Jacobian yang sama untuk semua iterasi. Bentuk
1. Perencanaan dan pengembangan jaringan umum persamaan fast decoupled adalah
(2.4)
P

'

B
listrik studi aliran daya memberikan


V
informasi tentang akibat terjadinya
pembebanan beban baru, penambahan Q (2.5)
pembangkitan baru, penambahan saluran B
''
V

V

transmisi, interkoneksi dengan sistem lain, Dimana unsur unsur matrik B diperoleh dari
dan sebagainya. pendekatan pendekatan dan penyederhanaan
2. Penentuan pembebanan terhadap peralatan yang ternyata sangat memperbaiki keandalan
sistem listrik seperti saluran transmisi dan dan konvergensi metode fast decoupled :
transformator pada kondisi sekarang atau di a) menghilangkan dari [B] unsur unsur reaktansi
masa depan. shunt seperti yang berasal dari kapasitansi
3. Penentuan kondisi operasi terbaik sistem transmisi dan reaktansi tap setting trafo di luar
tenaga listrik nominal.
4. Memberikan data masukan bagi b) Menghilangkan dari [B] pengaruh pemutaran
perhitungan gangguan dan studi stabilitas. sudut yang dihasilkan oleh pemutar fasa.
c) Mendapatkan unsur unsur [B] langsung dari
C. Metode Fast Decoupled
suseptansi dari reaktansi jaringan.
Sehingga unsur unsur [B] =
Metode fast decoupled adalah kulminasi
dari usaha usaha untuk menyederhanakan Elemen off diagonal:
implementasi sekaligus memperbaiki efisiensi ' 1 (2.6)
B pq
perhitungan metode Newton Raphson yang X pq

walaupun terkenal memiliki konvergensi yang Elemen diagonal:


kuadratis namun terlalu banyak memakan tempat (2.7)
'
B pp
B 'pq
dan waktu [7]. q( p)

Unsur unsur [B] merupakan komponen


Umumnya : imaginer matrik [-Ybus]
Tahanan sistem <<< rektansi sistem Elemen off diagonal:
|G| << |B| Y = G + jB
X pq (2.8)
Sudut tegangan () cukup kecil sehingga ''
B pq 2 x
rpq
2

cos 1 dan sin 0 pq

Sehingga dari persamaan Newton Raphson Elemen diagonal:


''
'' (2.9)
P J 1
J 2 V (2.1) B pq Y sh B pq


4
V p q( p )
Q J 3 J


Ysh = semua admitansi shunt di bus p (termasuk
Maka submatriks J 2 dan J3 dapat diabaikan line charging, tap trafo di luar nominal,
sehingga persamaannya menjadi kapasitas yang terpasang di shunt, dan lain
lain).
PJ1 (2.2)
Ukuran matrik
V (2.3)
QJ 4 B(N - 1) x (N - 1) semua bus

V
kecuali slack

Jurnal Nasional Teknik Elektro 97


Vol: 3 No. 1 Maret 2014 ISSN: 2302 - 2949

B (N - 1- PV) x (N - 1- PV) hanya PQ Dimana :


bus saja
Rij X ij
Yrij Yxij
D. Rugi-Rugi Sistem Tenaga Listrik Rij X ij 2
2
Rij 2 X ij 2
Rugi-rugi yang terdapat pada sistem
kelistrikan secara umum meliputi rugi tegangan Selanjutnya dibentuk dengan susunan sebagai
dan rugi daya. Rugi daya adalah selisih antara berikut :
daya yang dialirkan atau dikirimkan dari suatu 1. Matriks admitansi bus [Y], matriks
bus generator menuju bus beban. Besarnya rugi- tersebut dipisah menjadi komponen
rugi daya dapat diperoleh melalui proses matriks [G] dan matriks [B].
matematis berikut:
2. Matriks [BP] dan matriks [BQ],
Plosses = Pkirim - Pterima (2.10)
Matriks [BP] dibentuk dengan
P I R
2
(2.11) menghilangkan kolom dan baris yang
menunjukkan slack bus dari matriks [B].
Rugi-rugi tegangan adalah selisih antara Sedangkan matriks [BQ] dibentuk
tegangan kirim pada sebuah bus generator dengan menghilangkan kolom dan baris
dengan tegangan yang diterima bus beban. Rugi yang menunjukkan bus pembangkit dari
tegangan biasanya disebut jatuh tegangan. matriks [BP].
Rumus secara matematisnya adalah sebagai 3. Matriks [BP]-1 dan Matriks [BQ]-1.
berikut :
Selanjutnya dihitung daya terjadwal pada setiap
V VS VR (2.12) bus dengan rumus :
V IxZ
Pjad = Pgenerator Pbeban (3.3)
III. METODOLOGI PENELITIAN Qjad = Qgenerator Qbeban (3.4)
Program aliran daya dibuat menggunakan Proses iterasi dicari daya terhitung dengan
Microsoft Visual studio 2010 dengan bahasa rumus
pemograman C++. Pada tahap awal, dilakukan 3

i in i n in n i
(3.5)
Phit Y V Y cos
n1
penomoran pada setiap bus dari sistem transmisi
14 bus dan sistem distribusi 37 bus sehingga
menjadi 51 bus. Bus yang memiliki kapasitas
Q hit Y V Y sin in n i (3.6)
3
paling besar dijadikan slack bus dan diberi kode
i in i n
n1
1, bus yang terhubung ke generator diberi kode 2
dan bus beban diberi kode 0. Data yang Mismatch power dihitung dengan persamaan
diperlukan untuk analisa aliran daya ini meliputi dibawah ini :
data resistansi, reaktansi, data pembangkitan, jad hit

data beban, asumsi magnitude tegangan dan Pn Pn Pn (3.7)


sudut tegangan bus. Q2 Qn jad Qn hit (3.8)
Perhitungan dimulai dengan membentuk
impedansi jaringan (Zij) dengan rumus Selanjutnya dihitung perubahan sudut fasa ()
dan magnitude tegangan (V) dengan rumus :
Z ij Rij X ij (3.1) n
(3.9)
i BPIN2i .Pi / Vi
Dimana : i 2

n
Zij = Impedansi jaringan antara bus ke i dan Vi BQIN 2i .Qi / Vi (3.10)
bus ke j i 2

Rij = Resistansi jaringan antara bus ke i dan Dimana :


bus ke j i = perubahan sudut fasa bus ke i
Xij = Reaktansi jaringan antara bus ke i dan |Vi| = perubahan magnitude tegangan bus ke
bus ke j i
Kemudian dibentuk admitansi jaringan
BPIN = elemen matriks [BP]-1
Yij Yrij Yxij
(3.2) BQIN = elemen matriks [BQ]-1

Jurnal Nasional Teknik Elektro 98


Vol: 3 No. 1 Maret 2014 ISSN: 2302 - 2949

Sudut fasa dan magnitude tegangan tiap bus B. Pemodelan Pembangkit Tersebar
yang baru dicari dengan rumus : Pada penelitian ini tidak dilakukan pemodelan
(k 1) (k ) (k )
pembangkit tersebar secara detail karena pada
i i i (3.11) penelitian ini hanya menentukan pengaruh dari
(k )
( k 1) (k )
V
penambahan pembangkit tersebar terhadap
Vi Vi i
(3.12)
sistem tenaga listrik. Data pembangkit tersebar
yang digunakan adalah data pembangkitan rata-
IV. HASIL DAN ANALISIS rata yang mampu dihasilkan oleh pembangkit
tersebar itu sendiri.
A. Model Sistem Transmisi dan Sistem Dalam pengujian ada 5 jenis variasi
Distribusi penambahan pembangkit tersebar, yaitu:
Sistem yang digunakan adalah sistem transmisi 1. Variasi letak pembangkit tersebar
14 bus IEEE [8] dan sistem distribusi 37 bus dari Pengujian dilakukan dengan memvariasi
jurnal IEEE [9]. Sistem transmisi dan sistem letak pembangkit tersebar. Pembangkit
distribusi ini adalah sistem tenaga listrik yang tersebar ini diletakkan hanya pada bagian
berada dalam keadaan steady state. Untuk sistem distribusi 37 bus. Hal ini dilakukan
menggabungkan sistem transmisi 14 bus dengan karena sistem distribusi 37 bus lebih dekat ke
sistem distribusi 37 bus dilakukan dengan beban dan lebih rentan terjadi rugi-rugi daya
menambahkan sebuah transformator. dan jatuh tegangan.
Topologinya dapat dilihat pada gambar di bawah
ini. 2. Variasi jumlah pembangkit tersebar
Pengujian dilakukan dengan memvariasikan
jumlah pembangkit tersebar. Pada penelitian
ini jumlah pembangkit tersebar yang
digunakan maksimal 8 unit.
3. Variasi teknologi pembangkit tersebar
Pengujian dilakukan dengan memvariasikan
teknologi pembangkit tersebar yang
digunakan. Teknologi pembangkit tersebar
yang digunakan adalah wind turbine dan
photovoltaic.
4. Variasi besar kapasitas pembangkit tersebar
Pengujian ini dilakukan dengan
memvariasikan besar kapasitas daya dari
pembangkit tersebar. Pada pengujian ini
diasumsikan PT1>PT2>PT3.
5. Variasi letak, jumlah, teknologi yang
digunakan, dan besar kapasitas pembangkit
Gambar 4.1 Topologi 14 bus sistem transmisi tersebar
Pada pengujian ini dilakukan dengan
memvariasikan seluruh parameter untuk
menentukan penempatan dan ukuran dari
pembangkit tersebar yang digunakan agar
berada pada keadaan yang optimal, sehingga
rugi-rugi daya dan jatuh tegangan yang
terjadi sangat kecil.
Program aliran daya menggunakan metode fast
decoupled dengan konvergensi iterasi 0,00001
dan bahasa pemograman yang digunakan adalah
bahasa C++.

Gambar 4.2 Topologi 37 bus sistem distribusi


C. Hasil Program Aliran daya
1) Hasil Program Sebelum Penambahan
Pembangkit Tersebar

Jurnal Nasional Teknik Elektro 99


Vol: 3 No. 1 Maret 2014 ISSN: 2302 - 2949

Pada pengujian ini total rugi-rugi daya yang


terjadi pada gabungan sistem transmisi dan
sistem distribusi sebesar 13,85831 MW. Pada
pengujian sebelum penambahan pembangkit
tersebar ini rugi-rugi daya yang terjadi masih
cukup besar karena dipengaruhi oleh panjang
saluran dari sistem transmisi. Sedangkan untuk
profil tegangan terjadi jatuh tegangan terbesar
pada bus ke-50 dan 51 pada sistem distribusi.
Hal ini terjadi karena bus ke-50 dan 51 berada
diujung saluran dengan panjang yang sama.
Data mengenai total rugi-rugi daya, dan profil
tegangan pada gabungan sistem transmisi dan Gambar 4.4 Pengaruh Letak Photovoltaic
sistem distribusi sebelum penambahan Terhadap Rugi-Rugi Daya
pembangkit tersebar adalah Total Plosses= Berdasarkan grafik di atas dapat
13,85831 MW dan drop tegangan adalah diketahui bahwa letak pembangkit tersebar yang
1.02726 pu. optimal pada saat pengaruh variasi letak
pembangkit tersebar dengan menggunakan wind
turbine adalah pada bus ke- 46. Pada bus ke- 46
2) Hasil Program Sesudah Penambahan ini total rugi-rugi daya yang dihasilkan sebesar
Pembangkit Tersebar 13,68280 MW. Sedangkan berdasarkan variasi
a. Hasil Program Berdasarkan Variasi Letak letak pembangkit tersebar yang menggunakan
Pembangkit Tersebar photovoltaic dapat ditentukan bahwa posisi
Berdasarkan data dari pengaruh letak terbaik adalah pada ujung saluran. Semakin ke
pembangkit tersebar dengan menggunakan ujung saluran maka rugi-rugi dayanya semakin
wind turbine dan photovoltaic dapat kecil. Pada penelitian ini rugi-rugi daya terkecil
ditentukan bahwa dengan dilakukannnya berada pada bus ke- 51 dengan total rugi-rugi
penambahan pembangkit tersebar pada setiap daya sebesar 13,84172 MW.
bus sistem distribusi dari gabungan sistem Untuk pengaruh variasi letak pembangkit
transmisi dan sistem distribusi ini dapat tersebar terhadap profil tegangan dapat dilihat
mengurangi rugi-rugi daya dan memperbaiki pada grafik berikut :
profil tegangan.
Pengaruh variasi letak pembangkit
tersebar terhadap rugi-rugi daya gabungan
sistem transmisi dan sistem distribusi
digambarkan oleh grafik berikut :

Gambar 4.5 Pengaruh Letak Wind Turbine


Terhadap Profil Tegangan

Gambar 4.3 Pengaruh Wind Turbine


Terhadap Rugi-Rugi Daya

Jurnal Nasional Teknik Elektro 100


Vol: 3 No. 1 Maret 2014 ISSN: 2302 - 2949

pembangkit tersebar yang ditempatkan pada


suatu sistem tenaga listrik maka rugi-rugi daya
yang terjadi akan semakin kecil. Total rugi-rugi
daya pada gabungan sistem transmisi dan sistem
distribusi yang terkecil terjadi pada saat
pembangkit tersebar yang digunakan berjumlah
8 unit dengan total rugi-rugi daya sebesar
12,77041 MW. Sedangkan pada saat
menggunakan 1 unit pembangkit tersebar total
rugi-rugi daya pada gabungan sistem transmisi
dan sistem distribusi adalah 13,68280 MW.

Gambar 4.6 Pengaruh Letak Photovoltaic


Terhadap Profil Tegangan
Berdasarkan grafik diatas dapat ditentukan
pengaruh letak pembangkit tersebar pada saat
menggunakan wind turbine dan photovoltaic
pada profil tegangan. Pada saat menggunakan
wind turbine profil tegangan gabungan sistem
transmisi dan sistem distribusi adalah sebesar
1,03626 pu. Sedangkan pada saat menggunakan
photovoltaic profil tegangan gabungan sistem
transmisi dan sistem distribusi adalah sebesar
1,02879 pu. Berdasarkan grafik di atas dapat Gambar 4.8 Pengaruh Jumlah PT Terhadap
ditentukan bahwa semakin ke ujung saluran Profil Tegangan
maka profil tegangan meningkat. Pada grafik di atas dapat ditentukan pengaruh
Pada pengaruh variasi letak pembangkit variasi jumlah pembangkit tersebar yang
tersebar ini posisi yang optimal adalah pada digunakan terhadap profil tegangan gabungan
daerah yang dekat dengan beban. Pada posisi sistem transmisi dan sistem distribusi. Tegangan
yang dekat dengan beban rugi-rugi daya yang yang terbaik terjadi pada saat jumlah
terjadi semakin kecil dan jatuh tegangan pun pembangkit tersebar yang digunakan sebanyak 8
juga semakin kecil. unit dengan tegangan sebesar 1,07953 pu.
Sedangkan untuk pemasangan 1 unit tegangan
yang dihasilkan sebesar 1,03626 pu.
b. Hasil Program Berdasarkan Variasi Jumlah Semakin banyaknya pembangkit
Pembangkit Tersebar tersebar yang ditambahkan maka daya yang
Pengaruh dari variasi jumlah pembangkit disuplai oleh pembangkit tersebar pada sistem
tersebar terhadap rugi-rugi daya dan profil tenaga listrik akan semakin besar. Semakin
tegangan gabungan sistem transmisi dan sistem besarnya daya yang disuplai ini menyebabkan
distribusi dapat diketahui berdasarkan grafik terjadinya peningkatan pada daya terima.
berikut: Dengan terjadinya peningkatan daya terima
inilah total rugi-rugi daya pada sistem transmisi
dan sistem distribusi yang terjadi semakin kecil.
Selain itu dengan semakin besarnya daya terima
maka akan menyebabkan terjadinya peningkatan
tegangan pada ujung saluran.

c. Hasil Program Berdasarkan Variasi Jenis


Teknologi Pembangkit Tersebar
Untuk mengetahui dampak variasi jenis
teknologi pembangkit tersebar terhadap
Gambar 4.7 Pengaruh Jumlah PT Terhadap gabungan sistem transmisi dan sistem distribusi
Rugi-Rugi Daya dapat diketahui dari grafik berikut :
Berdasarkan grafik di atas maka dapat
ditentukan bahwa semakin banyak jumlah

Jurnal Nasional Teknik Elektro 101


Vol: 3 No. 1 Maret 2014 ISSN: 2302 - 2949

tegangan rata-rata yang terjadi sebesar 1,02775


pu.
Berdasarkan data yang didapat dari hasil
pengujian variasi teknologi pembangkit tersebar
yang digunakan maka pembangkit tersebar yang
lebih efektif digunakan untuk mengurangi rugi-
rugi daya dan memperbaiki profil tegangan
adalah wind turbine.

d. Hasil Program Berdasarkan Variasi


Gambar 4.9 Pengaruh Variasi Teknologi PT Berdasarkan Besar Kapasitas Pembangkit
TerhadapRugi-Rugi Daya Tersebar
Pada grafik di atas dapat ditentukan pengaruh Untuk pengaruh besar kapasitas daya
variasi teknologi pembangkit tersebar terhadap pembangkit tersebar terhadap gabungan sistem
total rugi-rugi daya gabungan sistem transmisi transmisi dan sistem distribusi dapat diketahui
dan sistem distribusi. Berdasarkan grafik di atas pada gambar berikut :
total rugi-rugi daya pada saat menggunakan
wind turbine lebih kecil dibandingkan pada saat
menggunakan photovoltaic. Pada saat
menggunakan wind turbine total rata-rata rugi-
rugi daya gabungan sistem tranmisi dan sistem
distribusi yang terjadi sebesar 13,69008 MW.
Sedangkan pada saat menggunakan photovoltaic
total rata-rata rugi-rugi daya gabungan sistem
transmisi dan sistem distribusi yang terjadi
sebesar 13,842545 MW.
Untuk pengaruh variasi teknologi
pembangkit tersebar yang digunakan terhadap
profil tegangan dapat dilihat pada grafik berikut : Gambar 4.11 Pengaruh Variasi Kapasitas PT
Terhadap Rugi-Rugi Daya Sistem Komposit
Pada grafik di atas dapat ditentukan pengaruh
besar kapasitas pembangkit tersebar terhadap
total rugi-rugi daya sistem transmisi dan sistem
distribusi. Berdasarkan data dari pengujian
variasi besar kapasitas pembangkit tersebar
bahwa semakin besar kapasitas daya dari
pembangkit tersebar yang digunakan maka akan
semakin kecil rugi-rugi daya yang terjadi. Hal
ini terjadi karena semakin besar daya yang
disuplai pembangkit tersebar terhadap sistem
tenaga listrik. Semakin besarnya daya yang
disuplai oleh pembangkit tersebar ini maka akan
Gambar 4.10 Pengaruh Variasi Teknologi PT menyebabkan daya terima akan meningkat.
Terhadap Profil Tegangan Untuk pengaruh variasi besar kapasitas
Pada grafik di atas dapat ditentukan pengaruh pembangkit tersebar terhadap profil tegangan
variasi teknologi pembangkit tersebar terhadap dapat dilihat pada grafik berikut :
profil tegangan gabungan sistem transmisi dan
sistem distribusi. Berdasarkan grafik di atas
semakin ke ujung saluran maka tegangan
semakin meningkat. Peningkatan tegangan yang
terbaik terjadi pada saat menggunakan wind
turbine. Pada saat menggunakan wind turbine
tegangan rata-rata yang terjadi sebesar 1,03328
pu. Sedangkan untuk penggunaan photovoltaic

Jurnal Nasional Teknik Elektro 102


Vol: 3 No. 1 Maret 2014 ISSN: 2302 - 2949

semakin banyak unit yang digunakan maka rugi-


rugi daya dan jatuh tegangan yang terjadi akan
semakin kecil. Pada pengujian ini keadaan yang
optimal adalah pada saat penempatan
pembangkit tersebar pada bus ke-18, 13, dan 50
dengan total rugi-rugi daya gabungan sistem
transmisi dan sistem distribusi yang terjadi
sebesar 13,48533 MW dan profil tegangan
sebesar 1,03881 pu.
D. Rugi-Rugi Daya Setelah Penambahan
Pembangkit Tersebar
Gambar 4.12 Pengaruh Kapasitas PT Terhadap Untuk mengetahui total rugi-rugi daya
Profil Tegangan gabungan sistem transmisi dan sistem distribusi
Pada grafik di atas ditentukan pengaruh yang terjadi sebelum maupun sesudah
variasi teknologi pembangkit tersebar terhadap pemasangan pembangkit tersebar dapat dilihat
profil tegangan gabungan sistem transmisi dan pada gambar berikut :
sistem distribusi. Berdasarkan data dari
pengujian variasi besar kapasitas pembangkit
tersebar bahwa semakin besar kapasitas daya
dari pembangkit tersebar yang digunakan maka
profil tegangan akan semakin meningkat. Ini
artinya jatuh tegangan yang terjadi akan semakin
kecil. Hal ini terjadi karena daya yang disuplai
pembangkit tersebar terhadap sistem tenaga
listrik semakin besar. Semakin besarnya daya
yang disuplai oleh pembangkit tersebar ini maka
akan menyebabkan daya terima akan meningkat
dan tegangan pun akan meningkat. Gambar 4.13 Perbandingan Total Rugi-Rugi
Daya Sebelum dan Sesudah Penambahan PT

e. Hasil Program Berdasarkan Variasi Letak,


Keterangan grafik :
Jumlah, Jenis, dan Besar Kapasitas
Pembangkit Tersebar Kasus I : Total rugi-rugi daya gabungan
sistem transmisi dan sistem
Untuk mengetahui dampak seluruh parameter
distribusi sebelum penambahan PT
dapat diketahui pada tabel berikut :
Kasus II : Total rugi-rugi daya gabungan
sistem transmisi dan sistem
distribusi setelah penambahan PT
dengan variasi letak PT
Kasus III : Total rugi-rugi daya gabungan
sistem transmisi dan sistem
distribusi setelah penambahan PT
dengan menggunakan wind turbine
Kasus IV : Total rugi-rugi daya gabungan
sistem transmisi dan sistem
distribusi setelah penambahan PT
Berdasarkan data dari hasil pengujian variasi dengan menggunakan photovoltaic
seluruh parameter ini posisi penempatan Kasus V : Total rugi-rugi daya gabungan
pembangkit tersebar yang terbaik berada dekat sistem transmisi dan sistem
dengan beban. Untuk pemasangan wind turbine distribusi setelah penambahan PT
posisi terbaik adalah merata pada sistem tenaga dengan variasi jumlah PT
listrik. Hal ini dikarenakan wind turbine juga
menghasilkan daya reaktif. Sedangkan untuk Kasus VI : Total rugi-rugi daya gabungan
photovoltaic posisi yang terbaik adalah diujung sistem transmisi dan sistem
saluran karena photovoltaic hanya menghasilkan distribusi setelah penambahan PT
daya aktif. Untuk jumlah unit yang digunakan dengan variasi kapasitas PT

Jurnal Nasional Teknik Elektro 103


Vol: 3 No. 1 Maret 2014 ISSN: 2302 - 2949

Berdasarkan pada grafik di atas dapat Profil tegangan gabungan sistem transmisi dan
diketahui bahwa penurunan total rugi-rugi daya sistem distribusi setelah penambahan
gabungan sistem transmisi dan sistem distribusi pembangkit tersebar dapat diketahui dari gambar
terkecil terjadi pada saat variasi jumlah 4.14.
pembangkit tersebar yang digunakan. Pada Keterangan grafik :
variasi jumlah pembangkit tersebar ini Kasus I : Profil tegangan daya gabungan
menggunakan 8 unit pembangkit tersebar. sistem transmisi dan sistem distribusi
Semakin banyak jumlah pembangkit tersebar sebelum penambahan PT
yang digunakan maka akan menyebabkan
semakin besarnya kapasitas daya yang akan Kasus II : Profil tegangan gabungan sistem
disuplai oleh pembangkit tersebar terhadap transmisi dan sistem distribusi setelah
sistem tenaga listrik. penambahan PT dengan variasi letak
PT
Semakin besarnya suplai daya ini
menyebabkan daya terima meningkat dan rugi- Kasus III : Profil tegangan gabungan sistem
rugi daya sistem transmisi dan sistem distribusi transmisi dan sistem distribusi setelah
menjadi berkurang. Penurunan total rugi-rugi penambahan PT dengan
daya ini berbanding lurus dengan jumlah menggunakan wind turbine
pembangkit tersebar yang digunakan. Kasus IV : Profil tegangan gabungan sistem
Berdasarkan variasi letak dari transmisi dan sistem distribusi setelah
pembangkit tersebar lokasi penempatan yang penambahan PT dengan
terbaik dengan teknologi pembangkit tersebar menggunakan photovoltaic
berupa wind turbine maupun photovoltaic adalah Kasus V : Profil tegangan gabungan sistem
pada daerah yang dekat dengan beban. transmisi dan sistem distribusi setelah
Sedangkan berdasarkan teknologi yang penambahan PT dengan variasi
digunakan maka teknologi pembangkit tersebar jumlah PT
yang lebih efektif untuk mengurangi rugi-rugi Kasus VI : Profil tegangan gabungan sistem
daya adalah wind turbine. Wind turbine menjadi transmisi dan sistem distribusi setelah
teknologi yang lebih efektif karena wind turbine penambahan PT dengan variasi
menghasilkan daya yang lebih besar jika kapasitas PT
dibandingkan dengan photovoltaic. Berdasarkan grafik di atas dapat diketahui
Tingkat berkurangnya rugi-rugi daya bahwa profil tegangan yang terbaik terjadi pada
semuanya bergantung pada letak, jenis teknologi saat variasi jumlah pembangkit tersebar yang
yang digunakan, serta besar kapasitas daya yang digunakan. Pada saat jumlah pembangkit
dihasilkan oleh pembangkit tersebar tersebut. tersebar yang digunakan meningkat maka daya
Semakin besar kapasitas daya pembangkit yang akan disuplai pada sistem tenaga pun akan
tersebar yang digunakan dan semakin dekat meningkat, dengan terjadinya peningkatan daya
dengan beban maka rugi-rugi daya yang terjadi terima ini juga berdampak terjadinya
juga semakin kecil. peningkatan tegangan terima. Meningkatnya
tegangan terima ini maka akan terjadi perbaikan
E. Profil Tegangan Setelah Penambahan
profil tegangan pada ujung saluran sistem tenaga
Pembangkit Tersebar listrik. Peningkatan tegangan yang terjadi
berbanding lurus dengan besar kapasitas daya
dari pembangkit tersebar yang digunakan.
Semakin besar daya aktif yang disuplai maka
tegangan pun akan semakin meningkat.
Tingkat berkurangnya jatuh tegangan
bergantung pada letak pembangkit tersebar yang
optimal, besar kapasitas daya, jumlah, dan jenis
teknologi pembangkit tersebar yang digunakan.
Pada penelitian ini penempatan pembangkit
tersebar yang optimal berada dekat dengan
beban. Teknologi pembangkit tersebar yang
lebih efektif untuk mengurangi jatuh tegangan
Gambar 4.14 Grafik Perbandingan Profil antara wind turbine dan photovoltaic adalah
Tegangan wind turbine karena wind turbine menghasilkan
daya yang lebih besar.

Jurnal Nasional Teknik Elektro 104


Vol: 3 No. 1 Maret 2014 ISSN: 2302 - 2949

V. SIMPULAN [4] Hasannuddin, Teuku. Analisa Tanggapan


Frekuensi Akibat Masuknya Distributed
Berdasarkan hasil dan analisis yang telah Generation Pada Sistem Interkoneksi Jamali.
dilakukan, maka dapat diambil beberapa Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri
simpulan sebagai berikut: Lhokseumawe.
1. Total rugi-rugi daya gabungan sistem [5] Mahendra, Miko.2011.Tugas Akhir:
komposit sebelum penambahan pembangkit Pengaruh Penambahan PLTU Teluk Sirih
tersebar adalah sebesar 13,85831 MW dan 100 MW pada Sistem Interkoneksi
profil tegangan 1,02726 pu. Sumatera. Padang: Jurusan Teknik Elektro
2. Total rugi-rugi daya sistem komposit setelah Universitas Andalas
penambahan pembangkit tersebar [6] Syafii, dan Ricky Maulana, 2012. Program
berdasarkan variasi letak adalah sebesar Aliran Daya Untuk Analisis Sistem
13,6820 MW dan profil tegangannya sebesar Distribusi Dengan Penambahan Photovoltaic
1,03626 pu . Model. Jurnal Nasional Teknik Elektro
3. Total rugi-rugi daya sistem komposit setelah Vol.1, No.1 September 2011.
penambahan pembangkit tersebar [7] D, William. dan Stevenson. Jr. 1990.
berdasarkan variasi jumlah pembangkit Analisis Sistem Tenaga Listrik. Bandung:
tersebar pada saat berjumlah 8 unit adalah Erlangga.
sebesar 12,77041 MW dan profil tegangan [8] http://www.ee.washington.edu/research/pstc
sebesar 1,07953 pu. a/pf14/pg_tca14bus.htm diakses Rabu 14
4. Total rugi-rugi daya sistem komposit setelah Agustus 2013 pukul 20:30 WIB
penambahan pembangkit tersebar [9] P. A. N. Garcia, J. L. R. Pereira, and S.
berdasarkan variasi besar kapasitas Carneiro Jr, Voltage control devices models
pembangkit tersebar adalah sebesar 13,73768 for distribution power flow analysis, IEEE
MW dan profil tegangannya sebesar 1,03341 Trans. on power systems, vol. 16, no. 4 pp.
pu. 586-594, November 2001
5. Total rugi-rugi daya sistem komposit setelah
penambahan pembangkit tersebar pada saat Biodata Penulis
menggunakan wind turbine adalah sebesar
13,68317 MW dan profil tegangan 1,03693
pu. Syafii, menamatkan S1 di Jurusan Teknik
6. Total rugi-rugi daya sistem komposit setelah Elektro Universitas Sumatra Utara (USU) tahun
penambahan pembangkit tersebar pada saat 1997. Pendidikan S2 bidang Energi Elektrik
menggunakan photovoltaic adalah sebesar diselesaikan di Institute Teknologi Bandung
13,84172 MW dengan profil tegangan (ITB) tahun 2002. Pendidikan S3 di Electrical
sebesar 1,02805 pu. power system Eng, UTM tahun 2011. Saat ini
penulis terdaftar sebagai dosen Teknik Elektro
Universitas Andalas Padang. Minat penelitian
DARTAR PUSTAKA komputasi sistem tenaga dan pembangkit energy
terbarukan.
[1] Meliopoulos, A. P. S., kokkinides, G.,
Huang, R., Farantatos, E., Choi, S., Lee, Y.,
Yu, X, 2001. Smart grid technologies for Syukri Yunus, menamatkan S1 di Jurusan
autonomous operation and control. IEEE Teknik Elektro Institut Teknologi Bandung
Transaction on Smart Grid. March 2011, (ITB) tahun 19. Pendidikan S2 bidang Ilmu
2(1): 1-10. komputer diselesaikan di Univerisitas Indonesia
[2] Ackermann, Thomas dan Goran Andersson (UI) tahun 19. Saat ini penulis terdaftar sebagai
dan Lennart Soder.2000.Distributed dosen Teknik Elektro Universitas Andalas
Generation: a definition Electrical Power Padang.
System Research 57 (2001) 195-204.
[3] Guseynov, A., M., dan Akhundov, B., S. Asrizal, menamatkan S1 di jurusan Teknik
2006. Defining Impact of Distributed Elektro Universitas Andalas(UNAND) tahun
Generation on Power System Stability. 2014.
Azerbaijan Scientific Research Institute of
Energetic And Energy Design.

Jurnal Nasional Teknik Elektro 105

Anda mungkin juga menyukai