Anda di halaman 1dari 5

Muhammad Alifudin Maulana, 4211412016, Elektronika Industri

MOTOR SINKRON

Motor arus bolak-balik (Motor AC) menggunakan arus listrik yang membalikkan arahnya
secara teratur pada rentang waktu tertentu. Motor listrik memiliki dua buah bagian dasar listrik:
stator dan rotor. Stator merupakan komponen listrik statis. Rotor merupakan komponen
listrik berputar untuk memutar as motor. Motor sinkron adalah motor listrik AC, yang pada
kondisi steady, kecepatan putaran rotor nya tersinkronisasi atau sebanding dengan frekuensi
gelombang arus AC. Jika kita kaitkan dengan rumus putaran rotor mesin AC di bawah ini, maka
kecepatan rotor akan selalu sebanding dengan frekuensi listrik supply dan berbanding terbalik
dengan jumlah kutub magnet.

f
N=120
P

Dimana N = kecepatan putaran rotor motor (rpm), f = frekuensi sumber listrik AC (Hz), dan P =
jumlah kutub magnet untuk setiap fase listrik.

Motor sinkron tiga phasa pada pengoperasiannya tidak dapat melakukan start awal (sel
starting). Oleh karena itu, motor sinkron tiga phasa membutuhkan penggerak mula (prime
mover) untuk memutar rotor sampai pada kecepatan putar medan putar stator. Perubahan beban
pada motor sinkron tidak mempengaruhi kecepatan putar motor karena ketika motor bekerja,
rotor akan selalu terikat atau terkopel secara magnetis dengan medan putar dan dipaksa untuk
berputar dengan kecepatan sinkronnya sehingga motor sinkron biasanya digunakan pada sistem
operasi yang membutuhkan kecepatan konstan dengan beban yang berubah-ubah. Keuntungan
lain dari motor sinkron adalah dapat digunakan untuk memperbaiki faktor daya sistem karena
karakteristiknya pada saat eksitasi lebih. Stator akan menarik arus sehingga motor bekerja pada
faktor daya leading.
Prinsip kerja motor listrik AC tipe sinkron adalah terletak pada sistem eksitasi pada
rotornya. Rotor motor AC sinkron memiliki kutub magnet dengan posisi yang tetap. Kutub
magnet tersebut terkunci dengan medan magnet yang terbangkitkan di stator. Sehingga pada saat
medan magnet stator berputar akibat gelombang listrik AC, rotor motor akan ikut berputar
dengan kecepatan yang sama dengan kecepatan gelombang listrik AC.

Rotor motor tersusun atas dua kutub magnet yakni utara dan selatan. Sedangkan sisi
stator, tersusun atas beberapa kumparan kawat dengan sumber tegangan listrik AC tiga fasa.
Melalui beberapa kumparan yang disusun sedemikian rupa, listrik AC tiga fasa terkonversi
menjadi kutub magnet dan medan magnet putar. Kutub magnet stator yang terbangkitkan akan
tarik-menarik dengan kutub magnet rotor yang berlawanan. Sehingga jika medan atau kutub
magnet stator berputar karena gelombang listrik AC, maka rotor motor akan ikut berputar
mengikuti putaran kutub magnet stator. Kutub utara rotor akan selalu mengikuti putaran kutub
selatan stator, sedangkan kutub selatan rotor akan mengikuti putaran kutub utara stator. Dengan
demikian kecepatan putaran rotor akan selalu sama dengan kecepatan putaran medan magnet
stator, dan karena hal inilah motor listrik AC ini disebut dengan motor listrik AC tipe sinkron.

Karakteristik paling utama dari motor listrik AC tipe sinkron adalah komponen rotor yang
memiliki kutub magnet tetap. Medan magnet rotor motor tersebut dapat dibangkitkan dari
berbagai cara. Sehingga berdasarkan hal ini, motor AC sinkron dapat diklasifikasikan kembali
menjadi beberapa tipe.

Motor Sinkron dengan Magnet Permanen (MSMP)

Motor Sinkron Reluktansi

Motor Sinkron Histerisis

Cara paling mudah untuk mendapatkan magnet pada rotor motor listrik sinkron adalah
dengan menggunakan magnet permanen. Dengan cara ini akan didapatkan motor listrik yang
lebih awet, konsumsi listrik yang relative hemat karena tidak dibutuhkannya eksitasi pada rotor,
serta kerugian panas yang sangat kecil.

Motor Sinkron Magnet Permanen (MSMP) banyak digunakan dalam aplikasi penggerak
servo yang mensyaratkan respon dinamik yang cepat seperti robotika dan kendaraan listrik
karena kelebihan yang dimilikinya dibandingkan dengan motor induksi seperti efisiensi, rasio
torka terhadap inersia dan kerapatan daya yang tinggi, ukuran lebih kecil dan bebas dari
pemeliharaan. Dalam aplikasi tertentu, MSMP harus dapat dioperasikan dalam rentang kecepatan
yang lebar mulai dari kecepatan dasar sampai melebihi kecepatan dasar.

Gambar. Diagram Blok Umum dari system penggerak MSMP

Pengendali motor dibawah kecepatan dasar umumnya dapat dilakukan dengan mengatur
tegangan masukan atau tegangan jangkar. Namun untuk kondisi diatas kecepatan dasar, hal ini
tidak bisa dilakukan karena ketika motor mencapai kecepatan dasar, inverter yang mensuplai
tegangan ke terminal stator mulai mengalami saturasi tegangan, sehingga kecepatan motor tidak
bisa lagi dinaikkan. Untuk mengoperasikan motor diatas kecepatan dasar maka fluks medan
harus diperlemah. Pelemahan fluks ini dimungkinkan pada MSMP tipe interior karena MSMP
tipe interior mempunyai induksi jangkar relative besar sehingga pengendali torka maksimum
dengan menggunakan torka reluktansi dapat dicapai. Dengan alasan inilah maka pengoperasian
MSMP untuk keceptan yang lebih tinggi dari kecepatan dasar dapat dilakukan dengan kendali
pelemahan fluks pada daerah daya kuda konstan. Namun perlemahan fluks tidak bisa dilakukan
secara langsung karena medan dibangkitkan oleh magnet permanen. Sehingga pengendalian
torka dan fluks harus dilakukan dengan cara mengendalikan arus stator secara decouple, yaitu
membagi arus stator menjadi dua komponen sumbu, yaitu arus sumbu direct dan arus sumbu
quadrature. Kedua komponen arus stator ini dikendalikan untuk mengendalikan torka dan
kecepatan motor.

Ggl yang terinduksi bertambah secara proporsional dengan kecepatan rotor. Jika
kecepatan dinaikkan maka tegangan terminal harus dinaikkan untuk menselaraskan ggl stator.
Kenaikan tegangan stator membutuhkan penambahan rating tegangan dari inverter yang
digunakan. Akan tetapi inverter mempunyai batasan tegangan tertinggi yang tidak dapat dicapai.
Sehingga untuk membatasi tegangan terminal mesin pada batasan tertinggi tegangan inverter,
perlemahan medan (field weakening) harus dilakukan. Perlemahan medan secara langsung
tidaklah mungkin karena eksitasi diperoleh dari magnet permanen. Akan tetapi, efek yang sama
dapat dicapai dengan menambahkan suatu arus sumbu-d negatif, seperti

Gambar. Diagram fasor selama operasi perlemahan medan (field weakening)


Daftar Pustaka

1. Anindya Devi R, Mochammad Rameli, Rusdhianto Effendi, 2013, Pengaturan Posisi Motor
Sinkron Linear Magnet Permanen pada Elevator Linear dengan Sliding Mode Controller,
Jurusan Teknik Elektro ITS, Java Journal of Elektrical and Electronics Engineering Vol. 11
No.1

2. Elfizon, 2015, Analisis Pengaruh Perubahan Arus Eksitasi Terhadap Arus Jangkar dan Faktor
Daya Motor Sinkron Tiga Fasa, JTEV (Jurnal Teknik Elektro dan Vokasional), Vol.1 No.1
-April 2015

3. Muh. Bachtiar, 2013, Pengendalian Kecepatan Motor Sinkron Magnet Permanen (MSMP)
Tipe Interior Diatas Kecepatan Dasar, Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas
Tadulako, Jurnal Ilmiah Foristek Vol.3, No.2

4. Tajuddin hamdani, 2005, Pengendalian Motor Sinkron Magnet Permanen Menggunakan


Direct Model Reference Adaptive Control dan Adaptive Field Weakening Control, Jurnal
SMARTek, Vol.3 No. 1, Februari 2005 : 46-56

5. http://www. Macam-macam Motor Listrik AC Artikel-Teknologi.com

Anda mungkin juga menyukai