Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN KEGIATAN PELATIHAN MIKROSKOPIS MALARIA

DI KABUPATEN KEPULAUAN SULA


TAHUN 2013

A. Latar belakang
Malaria adalah jenis penyakit kronis dan akut yang disebabkan oleh
protozoa dari genus Plasmodium. Ada empat spesies utama dari plasmodium
yang menyebabkan penyakit malaria pada manusia yaitu : P.falcifarum, P.vivax,
P.malariae, dan P.ovale. Yang sangat berbahaya adalah P.falcifarum karena
menyebabkan malaria otak bahkan banyak menyebabkan kematian .
Malaria ditemukan hampir diseluruh bagian dunia, terutama negara-
negara yang beriklim tropis dan subtropis. Penduduk yang berisiko terkena
malaria berjumlah sekitar 41%, dari jumlah penduduk dunia. Setiap tahun kasus
malaria berjumlah sekitar 300-500 juta kasus dan mengakibatkan 1,5 - 2,7 juta
kematian, terutama negara-negara dibenua Afrika

Di Indonesia, malaria merupakan salah satu masalah


kesehatan masyarakat yang mempengaruhi angka kematian bayi,
balita dan ibu melahirkan serta menurunkan produktifitas kerja.
Angka kesakitan penyakit ini relatif masih cukup tinggi terutama
dikawasan timur Indonesia. Malaria masih mengancam status
kesehatan masyarakat terutama bagi masyarakat miskin yang hidup
di daerah terpencil sehingga pemerintah menganggap penyakit
malaria merupakan hal yang serius untuk ditangani.

Upaya pengendalian penyakit malaria perlu kita tingkatkan


terus antara lain dengan meningkatkan kemampuan dan
ketrampilanpara tenaga kesehatan baik melalui survei penyakit
malaria, pengobatan dan para pelaksananya/tenaga mikroskopis
malaria sebagai pendukung dalam diagnosa malaria terutama di
Puskesmas, Rumah Sakit dan Unit pelayanan kesehatan lainnya.
Pelatihan tenaga mikroskop merupakan salah satu strategi
pemerintah untuk mempercepat penanganan malaria di sarana
kesehatan. Pelatihan Mikroskopis Malaria di Kabupaten Kepulauan
Sula adalah salah satu bentuk keperdulian Pemerintah dalam
mengisi kekosongan tenaga laboratorium.

Dengan tenaga terlatih yang terampil, maka malaria akan


dapat diagnose dapat ditegakkan secara cepat dan tepat sehingga
dapat mengurangi angka keseakitan akibat malaria. Sesuai dengan
motto peserta pelatihan mikroskopis malaria Kabupaten Kepulauan
Sula Malaria Berantas dan Stop Klinis kiranya ini adalah
gambaran semangat jajaran kesehatan untuk mengurangi angka
kesakitan akibat malaria dan menghindari pemberian obat malaria
yang salah.

B. Tujuan

Tujuan Umum

Meningkatkan kualitas penanggulangan Malaria berbasis laboratorium


dipelbagai jenjang pelayanan kesehatan

Khusus :

1. Peningkatan cakupan pemeriksaan sediaan darah malaria di di pelbagai


jenjang pelayanan laboratorium,
2. Peningkatan kemampuan petugas laboratorium sampai dengan terampil,
baik petugas lapangan sampai dengan tingkat propinsi maupun pusat
3. Peningkatan mutu pelayanan dengan kesalahan pemeriksaan mendekati
nol
4. Peningkatan efisiensi pelayanan laboratorium di pelbagai jenjang
pelayanan laboratorium untuk mendukung upaya pemberantasan malaria
C. Sasaran :

Untuk mendukung kegiatan skrining, diagnosa, follow up kegiatan khusus,


evaluasi pengobatan, survei epidemiologi dan lain-lain diperlukan peningkatan
kemampuan dan ketrampilan tenaga mikroskopis di setiap Pukesmas, dan
Rumah Sakit.

D. Peserta

Adapun peserta yang mengikuti Pelatihan ini berjumlah 17 orang


yang terdiri dari ;

1. 15 orang dari Puskesmas Kabupaten Kepulauan Sula

2. 1 orang dari Puskesmas Moti Kota Ternate

3. 1 orang dari RSU Weda Kabupaten Halmahera Tengah

E. Metoda

Metoda yang dipakai adalah ;

1. Ceramah tanya jawab

2. Praktek

Materi terlampir (soft copy)

F. Jadwal

Jadwal pelatihan terlampir

G. Hasil

Setelah proses pelatihan dan dilakukan evaluasi akhir dengan tingkat


kepadatan parasit sedang dan rendah diperoleh hasil 53 % peserta memberikan
hasil yang baik hasil terlampir ( soft dan hard copy )
H. Kesimpulan

Dari hasil pembelajaran selama interaksi antara pemateri dan pesereta pelatihan
dan praktek sederhana di ruangan dapat disimpulkan antara lain ;

1. Peserta telah dapat menggunakan dan merawat mikroskop

2. Peserta dapat membuat sediaan tebal dan tipis untuk sediaan malaria

3. Peserta dapat membuat konsentrasi pewarnaan dan mewarnai sedeiaan


malaria

4. Peserta dapat menggunakan RDT dengan benar

5. Peserta telah dapat identifikasi jenis-jenis Plasmodium malaria seperti pada


hasil yang dicapai oleh masing-masing peserta (terlampir)

I. Saran

1. Untuk menghindari kesalahan dalam bekerja hendaklah gunakan standar


pemeriksaan malaria ( SOP ) yang telah ditentukan

2. Tingkatkan kemampuan dan ketrampilan mikroskopis dengan melatih secara


kontinyu

3. Peserta yang dapat dipakai sebagai tenaga tambahan Cross Cheker


Kabupaten Kepulauan Sula antara lain ;

Chandra Makassar

Sabarudin Masuku

j. Tim Pemateri

1. RONY PUASA, SKM.M.Kes (provinsi Maluku Utara)


2. Herlina Daeng Pabila (Kab.Kepulauan Sula)

Anda mungkin juga menyukai