Anda di halaman 1dari 13

ANALISIS INFLASI DAN PENGANGGURAN TERHADAP LAJU

PERTUMBUHAN EKONOMI DI NEGARA TIMOR LESTE


MOHAMMAD ROMDHANI THOFAN
PRODI EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS TRUBOJOYO
MADURA

PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Timor-Leste dalam proses pembangunannya dihadapkan pada suatu kondisi
perekonomian dunia yang semakin global dan terintegrasi sedemikian kuatnya
dengan negara di dunia, sehingga dengan kondisi global itu telah menciptakan
berbagai kecenderungan berupa regionalisasi ekonomi dan perdagangan bebas
dibarengi dengan arus informasi dan teknologi yang telah berubah dari teknologi
sederhana menjadi teknologi canggih.
Timor-Leste sebagai negara berkembang harus merumuskan visi
pembangunan kedepan, dengan cara mengindentifikasi tantangan-tantangan
pembangunan yang utama serta megembangkan strategi dan program
pembangunan ekonomi yang baik. Akan tetapi dari waktu ke waktu suatu negara
tidak akan puas terhadap perumbuhan ekonomi yang ada dengan strategi
pembangunan ekonomi yang terus berkembang. Inflasi (inflation) adalah gejala
yang menunjukkan kenaikan tingkat harga umum yang berlangsung secara terus
menerus. Tingkat inflasi yang terjadi dalam suatu negara merupakan salah satu
indicator untuk mengukur baik.buruknya masalah ekonomi yang dihadapi suatu
negara.
Inflasi dan penganguran akan berpengaruh terhadap pembangunan ekonomi
di suatu negara termasuk juga di Timor-Leste, akan setiap negara berkembang
proses pembangunan ekonominya akan selalu diikuti oleh inflasi dan pengangguran
dan hal tersebut akan berakibat terhadap ketimpangan.. Masalah ini terjadi tidak
hanya dalam konteks nasional, tetapi konteks internasional sehinngga hal tersebut
dapat menpegaruhi pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi negara yang
sedang berkembang.
Pertumbuhan ekonomi secara sempit dapat diartikan dengan meningkatnya
produksi total suatu daerah. Selain itu pertumbuhan ekonomi dapat diartikan
sebagai peningkatan pendapatan perkapita serta meningkatnya kesejahteraan
masyarakat. Pertumbuhan ekonomi tidak akan pernah lepas dari peranan para
pelaku ekonomi yakni pemerintah yang berperan dengan instrument kebijakan
publik dan fiskal, swasta yang berperan dalam pengembangan investasi serta
masyarakat itu sendiri yang dapat berperan sebagai input dari faktor produksi dan
jaminan terciptanya pasar dalam. Namun Peranan penduduk dalam perekonomian
sangat nyata, sesuai dengan asumsi klasik bahwa jumlah penduduk mampu
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Karena jumlah penduduk yang besar
merupakan gambaran pasar yang luas dan jaminan tersedianya input faktor
produksi. Tersedianya pasar yang luas serta input produksi yang banyak merupakan
pendorong bagi keberlangsungan produksi. Namun jumlah penduduk yang besar
juga merupakan hambatan bagi pertumbuhan ekonomi apabila tidak terjadi adanya
akumulasi kapital.
Pembangunan dalam arti pertumbuhan ekonomi yang pesat, ternyata
menghadapi kekecewaan.banyak negara dunia ketiga yang sudah mengalami
pertumbuhan ekonomi, tetapi sedikit sekali manfaatnya terutama dalam mengatasi
kemiskinan,penganguran dan ketimpangan dalam distribusi pendapatan. Jadi
Secara ekonomis kita mengetahui bahwa inflasi dapat mempengaruhi kebijakan
moneter dan fiskal yang agresif jika pemerintah memperluas kredit atau
pembelajaannya. Maka harga barang akan naik dan akhirnya memepengaruhi
stabilitas ekonomi sehingga inflasi akan semakin naik cepat hingga terjadi
pengangguran, terjadinya inflasi yang sangat besar maka jumlah pengangguran
akan bertambah karena harga barang-barang naik maka para perusahaan akan
menurunkan aktivitas produksi yang selama ini berjalan karena harga sangat
mempengaruhi permintaan suatu barang.
Pertumbuhan ekonomi dan pengangguran. merupakan suatu malapetaka
yang terjadi dalam ekonomi di mana kegiatan produksi terhenti akibat adanya
inflasi yang tinggi dan pada saat yang sama terjadi pengangguran yang tinggi pula.
Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang amat penting dalam
menilai kinerja suatu perekonomian, terutama untuk melakukan analisis tentang
hasil pembangunan ekonomi yang telah dilaksanakan suatu negara atau suatu
daerah. Ekonomi dikatakan mengalami kemajuan maka laju pembangunan ekonomi
suatu negara bisa ditunjukan dengan pertambahan produk domestic bruto
merupakan salah satu indikator dalam melakukan analisis tentang pembangunan
ekonomi yang terjadi pada suatu negara. Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi
menunjukkan sejauh mana aktivitas perekonomian dapat menghasilkan tambahan
pendapatan atau kesejahteraan masyarakat pada periode tertentu. Usaha
menghadapi pembambanguna ekonomi ini kita juga mencegah gelombang Inflasi,
pengangguran yang tidak semestinya terjadi.
Rumusan Masalah
1.Faktor apa saja yang dapat mempengaruhi inflasi dan pengangguran di Timor
Leste?
2. Apakah nflasi dan pengangguran berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi
Timor Leste?
3. Bagaimana pengaruh inflasi dan pengangguran terhadap pertumbuhan ekonomi
di Timor Leste ?
Tujuan
1.Untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi inflasi dan
pengangguran di Timor Leste.
2. Untuk mengetahui apakah inflasi dan pengangguran berpengaruh terhadap
pertumbuhan ekonomi Timor Leste
3. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh inflasi dan pengangguran terhadap
pertumbuhan ekonomi di Timor Leste.

TEORI DAN PEMBAHASAN


Para ahli berpendapat bahwa ada keterkaitan antar inflasi, pengangguran
dan pertumbuhan ekonomi di dalam sutau negara. Keterkaitan antar ketiga hal
tersebut sangat erat sebab jika salah satu dari ketiga hal tersebut mengalami
perubahan baik itu kenaikan maupun penurunan maka akan berimbas kepada yang
lainnya. Untuk mengetahui keterkaitan antara tiga indikator tersebut dapat dketahui
dari beberapa teori berikut.
1. Teori Inflasi
1). Teori Kuantitas
Menurut teori ini sebab naiknya harga barang secara umum yang cenderung
akan mengarah pada inflasi ada tiga : sirkulasi uang begitu cepat (masyarakat
terlalu komsumtif), terlalu banyak uang yang dicetak dan diedarkan ke
masyarakat, dan turunnya jumlah produksi secara nasional.
Inti dari teori kuantitas ini sebagai berikut :
a) Inflasi hanya bisa terjadi kalau ada penambahan volume uang beredar, baik
uang kartal maupun uang giral.
b) Laju inflasi juga ditentukan oleh laju pertambahan jumlah uang beredar dan
oleh harapan (ekspektasi) masyarakat mengenai kenaikan harga di masa
mendatang.
2). Teori Keynes
Teori ini yang menyatakan bahwa inflasi terjadi disebabkan masyarakat
hidup di luar batas kemampuan ekonominua. Inflasi terjadi karena pengeluaran
agregat terlalu besar. inflasi terjadi karena masyarakat ingin hidup di luar batas
kemampuan ekonomisnya, sehingga menyebabkan permintaan efektif
masyarakat terhadap barang-barang (permintaan agregat) melebihi jumlah
barang-barang yang tersedia (penawaran agregat)
3). Teori Inflasi Moneterisme
Teori ini berpendapat bahwa inflasi timbul disebabkan oleh kebijaksanaan
moneter dan fiskal yang ekspansif, sehingga jumlah uang beredar di
masyarakat sangat berlebihan. Kelebihan uang beredar di masyarakat akan
menyebabkan terjadinya kelebihan permintaan barang dan jasa di sektor riil..
4). Teori Ekspektasi
Menurut Dornbush, pelaku ekonomi membentuk ekspektasi laju inflasi
berdasarkan ekspektasi adaptif dan ekspektasi rasional. Ekspektasi rasional
adalah ramalan optimal mengenai masa depan dengan menggunakan semua
informasi yang ada. Pengertian rasional adalah suatu tidakan yang logis untuk
mencapai tujuan berdasarkan informasi yang ada.
5). Teori Strukturalis
Teori ini menyoroti penyebab inflasi yang berasal dari kekauan struktur
ekonomi, khususnya kekuatan suplay bahan makanan dan barang-barang
ekspor. Karena sebab-sebab struktural pertambahan barang-barang produksi
ini terlalu lambar dibanding dengan pertumbuhan ekonominya, sehingga
menaikkan harga bahan makanan dan kelangkaan devisa. Akibat selanjtnya
adalah kenaikan harga-harga barang lain, sehingga terjadi inflasi yang relatif
berkepanjangan bila pembangunan sektor penghasil bahan pangan dan industri
barang ekspor tidak dibenahi atau ditambah.
2. Teori Pengangguran
Menurut Sadono Sukirno (2004) dalam Pitartono (2012), Dalam standar
pengertian yang sudah ditentukan secara internasional, yang dimaksudkan dengan
pengangguran adalah seseorang yang sudah digolongkan dalam angkatan kerja
yang secara aktif sedang mencari pekerjaan pada suatu tingkat upah tertentu, tetapi
tidak dapat memperoleh pekerjaan yang diinginkannya. Menurut Sadono Sukirno
(2004) pengangguran biasanya dibedakan atas 3 jenis berdasarkan keadaan yang
menyebabkannya, antara lain:
1). Pengangguran friksional.
2). Pengangguran structural
3). Pengangguran konjungtur,
Marius (2004) menyatakan bahwa pengangguran sering diartikan sebagai
angkatan kerja yang belum bekerja atau bekerja secara tidak optimal. Berdasarkan
pengertian tersebut, maka pengangguran dapat dibedakan menjadi tiga macam,
yaitu
1). Pengangguran Terbuka (Open Unemployment)
Pengangguran terbuka adalah tenaga kerja yang betul-betul tidak
mempunyai pekerjaan. Pengangguran ini terjadi ada yang karena belum
mendapat pekerjaan padahal telah berusaha secara maksimal dan ada juga
yang karena malas mencari pekerjaan atau malas bekerja.
2. Pengangguran Terselubung (Disguessed Unemployment)
Pengangguran terselubung yaitu pengangguran yang terjadi karena
terlalu banyaknya tenaga kerja untuk satu unit pekerjaan padahal dengan
mengurangi tenaga kerja tersebut sampai jumlah tertentu tetap tidak
mengurangi jumlah produksi. Pengangguran terselubung bisa juga terjadi
karena seseorang yang bekerja tidak sesuai dengan bakat dan
kemampuannya, akhirnya bekerja tidak optimal.
3. Setengah Menganggur (Under Unemployment)
Setengah menganggur ialah tenaga kerja yang tidak bekerja secara
optimal karena tidak ada pekerjaan untuk sementara waktu. Ada yang
mengatakan bahwa tenaga kerja setengah menganggur ini adalah tenaga
kerja yang bekerja kurang dari 35 jam dalam seminggu atau kurang dari 7
jam sehari. Misalnya seorang buruh bangunan yang telah menyelesaikan
pekerjaan di suatu proyek, untuk sementara menganggur sambil menunggu
proyek berikutnya
3. Teori Pertumbuhan Ekonomi
Menurut Sadono Sukirno (1996: 33), pertumbuhan dan pembangunan
ekonomi memiliki definisi yang berbeda, yaitu pertumbuhan ekonomi ialah proses
kenaikan output perkapita yang terus menerus dalam jangka panjang. Pertumbuhan
ekonomi tersebut merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan.
Dengan demikian makin tingginya pertumbuhan ekonomi biasanya makin tinggi
pula kesejahteraan masyarakat, meskipun terdapat indikator yang lain yaitu
distribusi pendapatan.
Teori Pertumbuhan ekonomi dibag menjadi dua yaitu :
1. Teori Pertumbuhan Historis
Teori ini berasal dari Jerman dan muncul pada abad ke 19. Tokoh utama
mashab ekonomi historis adalah Friedrich List, Bruno Hilderbrand, Karl Bucher,
dan Walt Whiteman Rostow. Menurut mashab ini pembangunan ekonomi
berdasarkan pengalaman sejarah tentang tahap-tahap perkembangan ekonomi suatu
negara.
1) Friedrich List
Menurut Friedrich List, perkembangan ekonomi dibagi melalui beberapa
fase yaitu:
a. Masa berburu/mengembara
b. Masa beternak dan bertani
c. Masa bertani dan kerajinan
d. Masa kerajinan, industri, dan perdagangan
2) Bruno Hilderbrand
Bruno mengemukakan 3 sistem distribusi yaitu:
a. Perekonomian Barter;
b. Perekonomian Uang;
c. Perekonomian Kredit.
3) Karl Bucher
Karl Bucher membagi perkembangan perekonomian ke dalam:
a. Rumah tangga tertutup
b. Rumah tangga kota
c. Rumah tangga bangsa
d. Rumah tangga dunia
4) W.W. Rostow
Menurut Rostow, proses pertumbuhan ekonomi dapat dibedakan ke dalam
lima tahap yaitu:
a. Masyarakat Tradisional (The Traditional Society)
b. Prasyarat untuk Tinggal Landas (The Preconditions for Take Off)
c. Tinggal Landas (The Take Off)
Ciri-ciri dari negara-negara yang sudah mencapai masa tinggal landas
menurut Rostow yaitu:
Berkembangnya beberapa sektor industri dengan cepat.
Terjadinya kenaikan investasi produktif dari 5% atau kurang
menjadi 10% dari Produk Nasional Bersih.
Terciptanya suatu rangka dasar politik, sosial, dan institusional yang
dapat menjamin pertumbuhan.
d. Gerakan ke arah Kedewasaan (The drive to maturity)
Ciri-ciri dari tahap ini adalah:
Struktur dan keahlian tenaga kerja mengalami perubahan. Peranan
sektor industri semakin penting,
dan sektor pertanian menurun.
Sifat kepemimpinan dalam perusahaan mengalami perubahan,
peranan manajer profesional semakin
penting.
Mulai muncul kritik terhadap industrialisasi, karena masyarakat
tidak puas terhadap dampak industrialisasi.
e. Masa Konsumsi Tinggi (The high mass consumption)
5) Werner Sombart
Werner Sombart membagi perkembangan perekonomian menjadi tiga yaitu:
a. Zaman perekonomian tertutup yang dibagi menjadi dua macam yaitu:
Perekonomian desa.
Perekonomian feodal dan tuan tanah.
b. Zaman kerajinan dan pertukaran, zaman ini ditandai adanya pembagian kerja
yang masing-masing mengerjakan pekerjaannya dan sifatnya masih
kekeluargaan.
c. Zaman Kapitalis, yang dibagi dalam:
Zaman Kapitalis Purba ,
Zaman Kapitalis Madya ,
Zaman Kapitalis Raya, dan
Zaman Kapitalis Akhir.
2. Teori Pertumbuhan Ekonomi Klasik dan Neoklasik
1). Teori pertumbuhan ekonomi klasik
a. Teori pertumbuhan menurut Adam Smith
An Inquiry into the nature and causes of the wealth of the nation, teorinya
yang dibuat dengan teori the invisible hands (Teori tangan-tangan gaib)
Pertumbuhan ekonomi ditandai oleh dua fakto yang saling berkaitan :
1) Pertumbuhan penduduk
2) Pertumbuhan output total
Pertumbuhan output yang akan dicapai dipengaruhi oleh 3
komponen berikut ini.
1) sumber-sumber alam
2) tenaga kerja (pertumbuhan penduduk
3) jumlah persediaan
b. David Ricardo dan T.R Malthus
Menurut David Ricardo faktor pertumbuhan penduduk yang semakin besar
hingga menjadi dua kali lipat pada suatu saat akan menyebabkan jumlah
tenaga kerja melimpah.

2). Teori pertumbuhan ekonomi Neoklasik


c. Robert Sollow
Rober Sollow lahir pada tahun 1950 di Brookyn, ia seorang peraih nobel di
bidang dibidang ilmu ekonomi pada tahun 1987. Robert Sollow
menekankan perhatiannya pada pertumbuhan out put yang akan terjadi atas
hasil kerja modal dan tenaga kerja.
d. Harrod dan Domar
RF. Harrod dan Evsey Domar tahun 1947 pertumbhan ekonomi menurut
Harrod dan domar akan terjadi apabila ada peningkatan produktivitas modal
(MEC) dan produktivitas tenaga kerja.
e. Joseph Schumpeter
Menurut J. Schumpeter, pertumbuhan ekonomi suatu negara ditentukan
oleh adanya proses inovasi-inovasi (penemuan-penemuan baru di bidang
teknologi produksi) yang dilakukan oleh para pengusaha. Tanpa adanya
inovasi, tidak ada pertumbuhan ekonomi.
2. UKURAN PERTUMBUHAN EKONOMI
Menurut M. Suparko dan Maria R. Suparko ada beberapa macam alat yang
dapat digunakan untuk mengukur pertumbuhan ekonomi yaitu :
1). Produk Domestik Bruto
PDB adalah jumlah barang dan jasa akhir yang dihasilkan dalam harga
pasar. Kelemahan PDB sebagai ukuran pertumbuhan ekonomi adalah
sifatnya yang global dan tidak mencerminkan kesejahteraan penduduk.
Untuk mengatahui tingkat pertumbuhan ekonomi di suatu negara dapat
dihitung dengan menggunakan PDB dengan cara PDB tahun t dikurangi
dengan PDB tahun sebelumnya kemudian di bagi PDB tahun t dikalikan
100%. Jadi dapat disimpukan bahwa tingkat PDB sama dengan tingkat
pertumbuhan ekonomi.
Dari data di atas dapat kita ketahui bahwa Negara Timor Leste tingkat PDB
setiap tahunnya meningkat akan tetapi laju peningkatannya setiap tahunnya
juga mengalami kelambatan. Jadi dapat disimpulkan bahwa laju tingkat
pertumbuhan ekonomi di Timor Leste melambat.
2). PDB per Kapita atau Pendapatan Perkapita
PDB per kapita merupakan ukuran yang lebih tepat karena telah
memperhitungkan jumlah penduduk. Jadi ukuran pendapatn perkapita dapat
diketahui dengan membagi PDB dengan jumlah penduduk. Tingkat PDB
per kapita di Timor Leste hampir sama dengan tingat PDB nya yaitu sama
sama mengalm kenaikan dengan laju yang lambat

3). Pendapatan Per jam Kerja


Suatu negara dapat dikatakan lebih maju dibandingkan negara lain bila
mempunyai tingkat pendapatan atau upah per jam kerja yang lebih tinggi
daripada upah per jam kerja di negara lain untuk jenis pekerjaan yang sama
4. HAL-HAL YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI
1). Akumulasi Modal
Akumulasi modal (capital accumulation) terjadi apabila sebagian dari
pendapatan ditabung dan diinvestasikan kembali dengan tujuan memperbesar
output dan pendapatan di kemudian hari. Pengadaan pabrik baru, mesin-mesin,
peralatan, dan bahan baku meningkatkan stock modal (capital stock) fisik suatu
negara (yakni, total nilai riil neto atas seluruh barangmodal produktif secara fisik)
dan hal itu jelas memungkinkan terjadinya peningkatan output di masa-masa
mendatang. Investasi produktif yang bersifat langsung tersebut harus dilengkapi
dengan berbagai investasi penunjang yang disebut investasi infrastuktur ekonomi
dan social. Di samping investasi yang bersifat langsung banyak cara yang bersifat
tidak langsung untuk menginvestasikan dana dalam berbagai jenis sumber daya. Di
samping itu ada juga Investasi dalam pembinaan sumber daya manusia dapat
meningkatkan kualitas modal manusia, sehingga pada akhirnya akan membawa
dampak posiyif yang sama terhadap manusia. Segenap kegiatan yang dijelaskan di
atas merupakan bentuk-bentuk investasi yang menjurus ke akumulasi modal.
2). Pertumbuhan Penduduk dan Angkatan Kerja
Pertumbuhan penduduk da pertumbuhan angkatan kerja (yang terjadi
beberapa tahun kemudian setelah pertumbuhan pendududuk) secara tradisional
dianggap sebagai salah satu factor positif yang memacu pertumbuhan ekonomi.
Jumlah tenaga kerja yang lebih besar berarti akan menambah jumlah tenaga
produktif, sedangkan pertumbuhan penduduk yang lebih besar berarti
meningkatkan ukuran pasar domesticnya. Meskipun demikian, kita masih
mempertanyakan apakah begitu cepatnya pertumbuhan penawaran angkatan kerja
di Negara-negara berkembang (sehingga banyak diantara mereka yang mengalami
kelebihan tenaga kerja) benar-benar akan memberikan dampak positif, atau justru
negatif, terhadap pembangunan ekonominya. Sebenarnya, hal tersebut (positif atau
negativenya pertambahanpenduduk bagi upaya pembangunan ekonomi)
sepenuhnya tergantung pada kemampuan sistem perekonimian yang bersangkutan
untuk menyerap dan secara produktif memanfaatkan tambahan tenaga kerja
tersebut. Adapun kemampuan itu sendiri lebih lanjut dipengaruhi oleh tingkat jenis
akumulasi modal dan tersedianya input atau factor_faktor penunjang, seperti
kecakapan manajerial dan administrasi
3). Kemajuan Teknologi

Kemajuan teknologi (technological progress) bagi kebanyakan ekonom


merupakan sumber pertumbuhan ekonomi yang paling penting. Dalam
pengertiannya yang paling sederhana, kemajuan teknologi terjadi karena
ditemukannya cara baru atau perbaikan atas cara-cara lamadalam menangani
pekerjaan-pekerjaan tradisional seperti kegiatan menanam jagung, membuat
pakaian, atau membangun rumah. Kita mengenal tiga klasifikasi kemajuan
teknologi, yaitu: kemajuan teknologi yang bersifat netral (neutral technological
progress), kemajuan teknologi yang hemat tenaga kerja (labor-saving technological
progress), dan kemajuan teknologi yang hemat modal (capital-saving technological
progress). Kemajuan teknologi yang netral (neutral technolohical progress) terjadi
apabila teknologi tersebut memungkinkan kita mencapai tingkat produksi yang
lebih tinggi dengan menggunakan jumlah dan kombinasi faktor input yang sama.
Inovasi yang sederhana, seperti pembagian tenaga kerja (semacam spesialisasi)
yang dapat mendorong peningkatan output dan kenaikan konsumsi masyarakat
adalah contohnya.
Sementara itu, kemajuan teknologi dapat berlangsung sedemikian rupa sehingga
menghemat pemakaian modal atau tenaga kerja (artinya, penggunaan teknologi
tersebut memungkinkan kita memperoleh output yang lebih tinggi dari jumlah input
tenaga kerja atau modal yang sama). Penggunaan komputer, mesin tekstil otomatis,
bor listrik berkecepatan tinggi, traktor dan mesin pembajak tanah, dan banyak lagi
jenios mesin serta peralatan modern lainnya, dapat diklasifikasikan sebagai
kemajuan teknologi yang hemat tenaga kerja (labor-saving technological progress).
Sedangkan kemajuan teknologi hemat modal (capital-saving technological
progress) merupakan fenomena yang langka. Hal ini dikarenakan hamper semua
penelitian dalam dunia ilmu pengetahuan dan teknologi dilakukan di Negara-negara
maju dengan tujuan utama menghemat pekerja, dan bukan menghemat modal. Di
Negara-negara dunia ketiga yang berlimpah tenaga kerja tetapi langka modal,
kemajuan teknologi hemat modal merupakan sesuatu yang paling diperlukan.
Kemajuan teknologi juga dapat meningkatkan modal atau tenaga kerja. Kemajuan
teknologi yang meningkatkan pekerja (labor-augmenting technological progress)
terjadi apabila penerapan teknologi tersebut mampu meningkatkan mutu atau
ketrampilan angkatan kerja secara umum. Misalnya, dengan menggunakan
videotape, televisi, dan media komunikasi elektronik lainnya di dalam kelas, proses
belajar bias lebih lancar sehingga tingkat penyerapan bahan pelajaran juga menjadi
lebih baik. Demikian pula halnya dengan kemajuan teknologi yang meningkatkan
modal (capital-augmenting technological progress). jenis kemajuan ini terjadi jika
penggunaan teknologi tersebut memungkinkan kita memanfaatkan barang modal
yang ada secara lebih produktif. Misalnya, penggunaan bajak kayu dengan bajak
baja dalam produksi pertanian.

REKOMENDASI

Anda mungkin juga menyukai