Unit gawat darurat dapat memberikan pelayanan gawat darurat kepada masyarakat yang
menderita penyakit akut dan mengalami kecelakaan, sesuai dengan standar.
Skor :
2 = Ada pelayanan gawat darurat, terpisah dari pelayanan lain, tersedia didalam waktu
jam kerja.
3 = Ada pelayanan gawat darurat, terpisah dari pelayanan lain, tersedia dalam waktu 24
jam, ada perawat jaga on site.
4 = Ada pelayanan gawat darurat, terpisah dari pelayanan lain, tersedia dalam waktu 24
jam, ada dokter dan perawat jaga on site.
5 = Ada pelayanan gawat darurat, terpisah dari pelayanan lain, tersedia dalam waktu 24
jam terus menerus, ada dokter dan perawat jaga on site, ada petugas jaga dari pelayanan
radiologi dan laboratorium on site; Petugas mampu memberikan informasi secara benar.
D.O. = Informasi pelayanan gawat darurat adalah semua keterangan tentang pelayanan
yang tersedia di UGD Puskesmas
Cara Pembuktian =
D = Jadwal jaga, daftar absen, informasi gawat darurat, laporan jaga harian.
O = Pelaksanaan Pelayanan.
2. Ada instalasi atau unit gawat darurat yang terpisah secara fungsional dari unit-unit
pelayanan lainnya.
Skor
0 = Tidak ada instalasi/unit gawat darurat dan tidak ada pelayanan gawat darurat
1 = Tidak ada instalasi/unit gawat darurat; Ada pelayanan gawat darurat di unit kerja lain
dalam jam kerja.
2 = Tidak ada instalasi/unit gawat darurat; Ada pelayanan gawat darurat di unit kerja lain
dalam waktu 24 jam.
3 = Ada instalasi/unit gawat darurat terpisah dari unit kerja lain; Ada pelayanan gawat
darurat diberikan dalam jam kerja.
4 = Ada instalasi/unit gawat darurat terpisah dari unit kerja lain; Ada pelayanan gawat
darurat diberikan sesudah jam kerja.
5 = Ada instalasi / unit gawat darurat terpisah dari unit kerja lain; Ada pelayanan gawat
darurat diberikan selama 24 jam terus menerus.
D.O. = Parameter ini mengukur keberadaan instalasi atau unit gawat darurat secara
organisatorik dan fisik serta berlangsungnya pelayanan gawat darurat yang disediakan
C.P. =
3. Ada kebijakan dan prosedur tentang pasien yang tidak tergolong akut dan gawat yang
datang berobat di instalasi/unit gawat darurat.
Skor
2 =Ada kebijakan dan prosedur tertulis ditetapkan sendiri di instalasi/unit gawat darurat
3 = Ada kebijakan dan prosedur tertulis ditetapkan oleh pimpinan puskesmas tetapi belum
dilaksanakan.
4 =Ada kebijakan dan prosedur tertulis ditetapkan pimpinan puskesmas dan sudah ada
pelaksanaannya
5 =Ada kebijakan dan prosedur tertulis ditetapkan oleh pimpinan puskesmas; sudah ada
pelaksanaan disertai adanya evaluasi dan tindak lanjut.
D.O.= Yang dimuat dalam kebijakan adalah kriteria pasien akut dan gawat darurat serta
penanganan pasien tidak akut dan tidak gawat yang datang di Instalasi/Unit Gawat
Darurat diluar jam kerja dan pelaporan dari pasien-pasien ini. Kebijakan dan prosedur
harus ditetapkan dengan SK pimpinan Puskesmas.
C.P.=
O = Kegiatan Pelayanan.
W = Kepala Instalasi / Unit Gawat Darurat, perawat dan dokter Gawat Darurat.
Standar 2
Unit gawat darurat harus diatur, dipimpin dan di integrasikan dengan bagian lain dan instalasi
Puskesmas lainnya
1. Instalasi/unit gawat darurat dilengkapi dengan bagan organisasi disertai uraian tugas,
pembagian kewenangan dan mekanisme hubungan kerja dengan unit kerja lain didalam
puskesmas.
Skor
1 = Ada bagan organisasi lengkap ditetapkan sendiri di instalasi/unit gawat darurat tanpa
uraian tugas, pembagian kewenangan dan mekanisme hubungan kerja dengan unit kerja
lain.
4 = Ada bagan organisasi lengkap ditetapkan kepala puskesmas disertai uraian tugas dan
pembagian kewenangan; Tidak ada mekanisme hubungan kerja dengan unit kerja lain.
5 = Ada bagan organisasi lengkap ditetapkan kepala puskesmas disertai uraian tugas,
pembagian kewenangan dan mekanisme hubungan kerja dengan unit kerja lain.
D.O. = Yang diartikan dengan bagan organisasi lengkap adalah struktur organisasi
instalasi/unit gawat darurat yang terisi pegawai lengkap yang dibutuhkan sesuai pola
ketenagaan yang ditetapkan. Bagan organisasi harus dilengkap dengan uraian tugas
pegawai, pembagian kewenangan pegawai yang ada dan prosedur atau mekanisme
hubungan kerja dengan unit kerja lain diluar instalasi/unit gawat darurat.
C.P. =
2. Ada jadwal jaga harian bagi dokter, perawat, konsulen dan petugas pendukung lain yang
bertugas di instalasi/unit gawat darurat.
Skor
2 = Ada jadwal jaga dokter, perawat dan petugas pendukung; Tidak ada jadwal jaga dari
konsulen .
4 = Ada jadwal jaga dokter, perawat, petugas pendukung dan konsulen disertai prosedur
kerja.
5 = Ada jadwal jaga dokter, perawat, petugas pendukung dan konsulen disertai prosedur
kerja dan evaluasi terhadap prosedur yang ada.
D.O. =
Yang dimaksud dengan prosedur kerja adalah SPO (standar prosedur operasi atau Protap)
untuk mengatur dan melaksanakan tugas jaga di instalasi/unit gawat darurat.
Pelaksanaan baik; petugas datang sesuai dengan jadwal jaga dan tepat waktu (dapat
dilihat dari absensi).
C.P. =
D = SPO, jadwalnya jaga bulanan, daftar hadir petugas dan laporan jaga.
O = Pelaksanaan jaga.
W = Petugas jaga.
3. Ada petunjuk dan informasi yang disediakan bagi masyarakat untuk menjamin adanya
kemudahan, kelancaran dan ketertiban dalam memberikan pelayanan di instalasi/unit
gawat darurat.
Skor
2 = Ada petunjuk tidak jelas; informasi tersedia tertulis, tidak lengkap , tidak ada petugas
yang dapat menjelaskannya dengan benar .
3 = Ada petunjuk tidak jelas; informasi tersedia tertulis, lengkap, tidak semua petugas
dapat menjelaskannya dengan benar .
4 = Ada petunjuk jelas; informasi tersedia tertulis, lengkap, semua petugas dapat
menjelaskannya dengan benar.
5 = Ada petunjuk jelas; informasi tersedia tertulis, lengkap, semua petugas dapat
menjelaskannya dengan benar disertai adanya evaluasi terhadap pelaksanaan pemberian
informasi dan cara-cara menyediakan petunjuk yang jelas.
D.O. = Yang dimaksud petunjuk adalah tanda, rambu atau papan pemberitahuan yang
menunjukkan arah, lokasi dan cara mencapai unit/ instalasi Gawat Darurat. Adanya
petunjuk ini untuk memudahkan orang yang ingin mencari atau mencapai lokasi
unit/instalasi gawat darurat baik dari luar maupun dari dalam puskesmas.
Informasi yang lengkap harus disediakan tertulis dan memuat penjelasan tentang
pelayanan yang tersedia, tarif untuk pasien, tata tertib dan lain sebagainya yang
dibutuhkan oleh pasien dan keluarganya.
Untuk proses evaluasi agar diadakan angket ke pasien/keluarganya sebagai umpan balik.
C.P. =
D = Brosur, leaflet.
Instalasi gawat darurat dipimpin oleh dokter yang telah mendapat pelatihan gawat darurat,
dibantu oleh tenaga medis, para medis perawatan, para medis non perawatan dan tenaga non
medis yang terampil
1. Ditetapkan dokter sebagai kepala instalasi/unit gawat darurat yang bertanggung jawab
atas pelayanan di UGD.
Skor
2 = Ada dokter sebagai penanggung jawab; bekerja purna waktu; belum ada SK kepala
puskesmas.
3 = Ada dokter sebagai penanggung jawab; bekerja purna waktu dan sudah ada SK kepala
puskesmas.
4 = Ada dokter sebagai penanggung jawab; bekerja purna waktu dan sudah ada SK kepala
puskesmas; pernah mengikuti pelatihan penanggulangan kegawatdaruratan tanpa
sertifikat.
5 = Ada dokter sebagai penanggung jawab; bekerja purna waktyu dan sudah ada SK
kepala puskesmas; pernah mengikuti pelatihan penanggulangan kegawatdaruratan dengan
memperoleh sertifikat.
D.O. =
Yang dimaksud dengan bekerja paruh waktu adalah bahwa yang bersangkutan
mempunyai tugas pokok ditempat lain, di unit kerja diluar unit/instalasi gawat darurat.
Bekerja purna waktu adalah bekerja secara penuh di unit/instalasi gawat darurat.
C.P. =
W: Kepala Unit.
Skor
1 = Sudah ada perawat sebagai penanggung jawab dan bekerja paruh waktu.
2 = Sudah ada perawat sebagai penanggung jawab dan bekerja purna waktu; belum ada
SK Kepala Puskesmas
3 = Sudah ada perawat sebagai penanggung jawab dan bekerja purna waktu; Sudah ada
SK Kepala Puskesmas
4 = Sudah ada perawat sebagai penanggung jawab dan bekerja purna waktu; Sudah ada
SK Kepala Puskesmas pernah mengikuti pelatihan kegawatdaruratan tanpa sertifikat.
5 = Sudah ada perawat sebagai penanggung jawab dan bekerja purna waktu; Sudah ada
SK Kepala Puskesmas pernah mengikuti pelatihan kegawatdaruratan dengan sertifikat.
C.P. =
W: Kepala Unit.
3. Jumlah, jenis dan kualifikasi tenaga yang tersedia sesuai dengan kebutuhan pasien.
Skor
2 = Tersedia tenaga perawat dan dokter; belum terlatih; belum cukup jumlahnya.
3 = Tersedia tenaga perawat dan dokter; sudah terlatih; belum cukup jumlahnya.
4 = Tersedia tenaga perawat, dokter; sudah terlatih tetapi tidak cukup jumlahnya.
5 =Tersedia tenaga perawat, dokter, cukup jumlahnya serta sudah mengikuti pelatihan
penanggulangan kegawatdaruratan.
D.O. = Kecukupan jumlah dan kualifikasi tenaga perawat, dokter harus ditetapkan
melalui penetapan pola ketenagaan di unit/instlasi gawat darurat. Pola ketenagaan ini
harus ditetapkan dengan SK kepala puskesmas.
C.P. =
Skor
3 = Ada pelatihan tidak teratur untuk sebagian kecil tenaga dokter dan perawat
4 = Ada pelatihan teratur untuk sebagian besar tenaga dokter dan perawat
D.O. = Kemampuan melakukan teknik pertolongan hidup dasar (Basic Life Support)
diperoleh melalui pelatihan-pelatihan yang harus dilakukan oleh rumah sakit bagi tenaga
staf yang bekerja di unit/instalasi gawat darurat;
C.P. =
O = UGD
W =Pegawai UGD .
5. Informasi tentang pelayanan yang diperlukan sudah dikomunikasikan kepada staf yang
berkepentingan sebelum pasien sampai.
Skor
2 = Sistem informasi sudah ditetapkan dengan SK Kepala Puskesmas akan tetapi belum
disosialisasikan.
3 = Sistem informasi sudah ditetapkan dengan SK Kepala Puskesmas akan tetapi sudah
disosialisasikan.
4 = Sistem informasi sudah ditetapkan dengan SK Kepala Puskesmas akan tetapi sudah
disosialisasikan, sistem belum berjalan lancar.
5 = Sistem informasi sudah ditetapkan dengan SK Kepala Puskesmas akan tetapi sudah
disosialisasikan, sistem sudah berjalan lancar.
D.O. = Dalam sistem informasi ini yang perlu diatur adalah muatan informasi yang
dibutuhkan, media menyampaikan informasi yang harus tersedia dan disampaikan.
Muatan informasi berisikan segala sesuatu tentang kemampuan pelayanan gawat darurat
dan pelayanan medis lainnya untuk menangani pasien gawat darurat yang akan
disampaikan kepada pasien/keluarga yang meminta informasi, termasuk pelayanan untuk
bencana massal (disaster).
C.P. =
D = Sistem informasi yang ditetapkan : untuk Rutin maupun untuk Bencana massal.
Fasilitas yang disediakan harus menjamin efektivitas bagi pelayanan pasien gawat darurat dalam
waktu 24 jam terus menerus.
1. Ada kemudahan bagi kendaraan roda empat dari luar untuk mencapai lokasi Instalasi/
Unit Gawat Daurat di puskesmas, dan kemudahan transportasi pasien dari dan ke UGD
dari arah dalam puskesmas.
Skor
2 = Ada akses langsung, tetapi tidak dapat dicapai dari arah dalam RS
5 =Ada akses langsung, mudah dicapai dari luar dan dari dalam dan ada lahan parkir bagi
ambulance.
D.O:
Akses langsung artinya, kendaraan roda empat dapat sampai ke UGD tanpa hambatan.
Akses tidak langsung artinya, kendaraan roda empat sukar mencapai UGD.
Tidak ada akses artinya kendaraan roda empat/ambulance tidak dapat mencapai UGD.
C.P.:
D : Denah
O : Lokasi UGD.
2. Ada pemisahan tempat pemeriksaan dan tindakan sesuai dengan kondisi penyakitnya.
Skor
1=Ada tempat pemeriksaan dan tindakan khusus tetapi bergabung dengan Unit kerja lain
2=Ada tempat pemeriksaan dan tindakan khusus tetapi kasus medical dan bedah
digabung
3=Pemeriksaan dan tindakan untuk kasus medical dan bedah terpisah tetapi sebagian
ruang lain belum lengkap.
4=Pemeriksaan dan tindakan untuk kasus medical dan bedah terpisah belum ada ruangan
petugas dan ruang tunggu keluarga, fungsi belum berjalan baik
5=Pemeriksaan dan tindakan untuk kasus medical dan bedah terpisah, ruangan-ruangan
lain lengkap, fungsi berjalan baik.
D.O:
b. Bedah
Ruang observasi
C.P.:
D : Denah
W: --
3. Pengadaan dan penyediaan peralatan, obat, bahan, cairan infus dilakukan sesuai dengan
standar pada Buku Pedoman Pelayanan Gawat Darurat.
Skor:
D.O:
Obat dan alat sangat lengkap : sesuai dengan standar yang tercantum dalam buku
Pedoman Pelayanan Gawat Darurat Puskesmas
C.P.:
D : Daftar alat dan obat untuk life sving. Prosedur / SPO pengadaan / penyediaan obat /
alat
W: Petugas
4. Ada sistem komunikasi untuk menjamin kelancaran hubungan antara unit gawat darurat
dengan :
- unit lain di dalam dan di luar Puskesmas yang terkait
- rumah sakit dan sarana kesehatan lainnya
- pelayanan ambulance
Skor :
4=Sarana komunikasi cukup baik, ada prosedur lengkap tetapi belum berfungsi baik.
5=Sarana komunikasi cukup baik, ada prosedur lengkap dan berfungsi dengan baik.
DO:
Sarana komunikasi minim: unit/instalasi gawat darurat tidak mempunyai telepon intern
maupun extern
Sarana komunikasi cukup baik : unit/instalasi gawat darurat mempunyai telepon intern
dan extern. Hubungan keluar unit/instalasi gawat darurat dapat langsung
Yang dimaksud dengan prosedur adalah standar prosedur operasi yang harus ditetapkan
tertulis oleh Kepala Puskesmas
CP:
O : Pelaksanaan
5. Ada ketentuan tentang pemeriksaan, pemeliharaan dan perbaikan peralatan secara berkala
Skor:
DO:
Yang dimaksud dengan ketentuan disini adalah Juklak atau prosedur (SPO) yang
mengatur tentang adanya daftar peralatan yang berada dan digunakan di unit/instalasi
gawat darurat, skedul pemeriksaan/pemeliharaan peralatan, kalibrasi peralatan, prosedur
perbaikannya jika rusak, penggantian (replacement) peralatan dan petugas yang diberi
tanggung jawab untuk melasanakan ketentuan ini.
Yang dimaksud dengan semua sudah dilaksanakan adalah jika semua peralatan sudah
menjalani pemeriksaan dan pemeliharaan secara berkala, dan alat siap pakai.
C.P:
STANDAR 5.
Harus ada kebijakan dan prosedur pelaksanaan tertulis di unit yang selalu ditinjau dan
disempurnakan (bila perlu) dan mudah dilihat oleh seluruh petugas.
Skor:
D.O:
Yang dimaksud dengan kebijakan disini adalah ketentuan tertukis yang ditetapkan
pimpinan rumah sakit yang mengatur tentang pelaksanaan Triase di unit/instalasi gawat
darurat, memuat juga Juklak/SPO
C.P.:
O : Pelaksanaan TRIASE
W: Petugas Triase.
2. Ditetapkan kebijakan tentang pasien yang perlu dirujuk ke rumah sakit lain.
Skor :
D.O:
Yang dimaksudkan rujukan disini adalah pengiriman pasien untuk dilakukan pemeriksaan
diagnostik/therapy atau pasien yang dikirim untuk alih rawat
Untuk hal-hal tertentu dalam keadaan tertentu pemeriksaan spesimen juga dapat
dimasukkan kedalam ketentuan rujukan ini.
Yang dimaksud kebijakan disini adalahg ketentuan tertulis ketentuan tertulis yang
ditetapkan pimpinan rumah sakit yang mengatur tentang pelaksanaan dari ketentuan ini,
termasuk Juklak/SPO.
C.P:
O : Pelaksanaan SPO
Skor :
D.O :
Yang dimaksud dengan kebijakan disini adalah ketentuan tertulis yang ditetapkan
pimpinan rumah sakit yang mengatur tentang penggunaan obat dan peralatan life-saving,
termasuk juga Juklak dan SPO
C.P:
O : Pelaksanaan protap
W : Petugas
Skor:
D.O:
Methodologi
Organisasi
Perencanaan SDM
Perencanaan Logistik
Perencanaan Komunikasi
Perencanaan transportasi
Pelaporan
Bencana/disaster yang mungkin terjadi dapat dalam bentuk a.l. : kebakaran, keracunan
massal, gempa bumi dan kecelakaan massal.
C.P:
O:-
W:-
STANDAR 7.
Ada upaya penilaian kemampuan dan hasil pelayanan instalasi gawat darurat secara terus
menerus.
1. Data dan informasi tentang pelayanan gawat darurat serta analisis nya disediakan dan
disampaikan kepada unit lain yang terkait.
Skor
5=Ada pengumpulan data, teratur, sudah diolah disertai analisis; Informasi sudah
disampaikan ke unit kerja lain yang terkait.
D.O.=
Informasi adalah data yang telah diolah dan dianalisa. Informasi ini harus paling sedikit
memuat :
* jumlah kunjungan
* angka kematian
Death on arrival.
Kematian di UGD.
C.P.:
D=Laporan tertulis, buletin / majalah ilmiah, informasi di papan untuk masyarakat
umum.
O=Instalasi UGD.
2. Dilakukan evaluasi mengenai penanganan kasus kecelakaan dan kasus medis paling
sedikit setahun sekali.
Skor
2=Ada data tentang kasus kecelakaan dan kasus medis tetapi dimasukkan kedalam kasus
kasus umum.
3=Ada data tentang kasus kecelakaan dan medis tetapi belum pernah dianalisis dan
dievaluasi.
4=Ada data tentang kasus kecelakaan dan medis; dilakukan evaluasi dan analisis tetapi
tidak teratur.
5=Ada data tentang kasus kecelakaan dan medis; dilakukan evaluasi dan analisis secara
teratur dan berkala.
D.O.=
Penekanan parameter ini adalah pada evaluasi penanganan kasus True emergency.
Evaluasi mengandung:
Jumlah kasus.
Jenis.
Rujukan.
Kematian.
C.P.=
D=Data UGD, informasi teratur tentang kasus kecelakaan, bukti analisis dan evaluasi .
3. Ketentuan tentang Informed Consent (IC) telah dilaksanakan oleh staf medis dan
perawat.
Skor
1=Tidak ada prosedur IC; Ada formulir IC ditetapkan sendiri oleh IGD;
2=Ada prosedur dan formulir IC, ditetapkan sendiri oleh IGD, tetapi belum dilaksanakan.
3=Ada prosedur dan formulir IC, ditetapkan sendiri oleh IGD, sudah dilaksanakan
4=Ada prosedur dan formulir IC, ditetapkan oleh pimpinan rumah sakit, sudah
dilaksanakan.
5=Ada prosedur dan formulir IC, ditetapkan oleh Kepala Puskesmas , sudah dilaksanakan
disertai adanya evaluasi/audit dan tindak lanjut terhadap pelaksanaan ketentuan tentang
IC.
D.O.=
Pengaturan IC dalam bentuk ketentuan atau peraturan rumah sakit harus dibuat tertulis
dan ditetapkan oleh Kepala Puskesmas mengacu pada pedoman yang dimuat dalam :
C.P.=
D=SK Kepala Puskesmas , Juklak/SPO IC, hasil evaluasi, laporan
O=Observasi: pelayanan