Nurhayati1
ABSTRAK
Keterampilan membaca sangat diperlukan untuk menggali pengetahuan di era informasi ini.
Salah satu teknik dalam membaca adalah skipping ayunan visual. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui apakah teknik skipping ayunan visual dapat meningkatkan kecepatan membaca dan hasil
belajar siswa kelas XI IPA SMA SMART Ekselensia Indonesia. Pengamatan dilakukan terhadap 15
siswa yang sebelumnya dilakukan pengukuran terhadap kecepatan membaca dan hasil belajarnya
dalam menentukan gagasan utama paragraf. Setelah dilakukan dua siklus pembelajaran, hasil
penelitian menunjukkan bahwa teknik skipping ayunan visual dapat meningkatkan kecepatan
membaca dan hasil belajar siswa yang terlihat dari terlampauinya indikator keberhasilan, yaitu 80%.
Sebanyak 93.3% siswa memperoleh nilai di atas KKM, yaitu 72, dengan nilai rata rata 86. Dan
sebanyak 86,6% siswa dapat membaca dengan kecepatan lebih dari 300 kpm, dengan kecepatan rata
rata 412 kpm. Hasil tersebut diharapkan dapat memberikan manfaat kepada siswa dan guru
terutama untuk meningkatkan keterampilan membaca. Penelitian dan pengembangan metode
pembelajaran lebih lanjut diperlukan untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas.
Kata kunci : keterampilan membaca, teknik skipping ayunan visual, menentukan gagasan
utama, kecepatan membaca, frase mekanik, frase kontekstual
ABSTRACT
Reading skills is necessary to explore knowledge in the information age. One technique in
reading is skipping visual swing. This study aims to determine whether skipping visual swing
technique can improve the reading speed and learning outcome of SMART Ekselensia Indonesia
students, class science XI. Observations carried out on 15 students who previously measured its
reading speed and learning results in determining the main idea of the paragraph. Following two
cycles of learning, the results showed that skipping visual swing technique can improve the
reading speed and student learning results as seen from exceeding the indicators of success,
that is 80%. 93.3% of students received scores above KKM (72), with average 86. And 86.6% of
students can read at speeds above 300 wpm, with average speeds 412 wpm. This results are
expected to give benefits to students and teachers, especially to improve reading skills. Further
research and development of learning methods is necessary to realize the qualified education.
Key words: reading skills, skipping visual swing technique, determining the main idea,
reading speed, mechanical phrases, contextual phrases
mempersoalkan satu masalah atau satu ke dalam kalimat penunjang. Jadi setiap
gagasan utama (Mustakim, 1994: 115). Jadi, paragraf terdiri dari kalimat topik dan
satu paragraf hanya boleh mengandung kalimat-kalimat penunjang (Akhadiah,
satu gagasan pokok atau topik. Semua Maidar, dan Sakura, 1988: 153).
kalimat dalam paragraf harus membicarakan Gagasan utama dapat dituangkan
gagasan pokok tersebut (Akhadiah, Maidar, secara eksplisit (tersurat) dan implisit (tersirat).
dan Sakura, 1988: 148). Paragraf yang menuangkan pikiran utama
Berdasarkan beberapa sumber di secara eksplisit, memiliki kalimat utama dan
atas, dapat disimpulkan bahwa gagasan kalimat penjelas. Dan bisa ditemukan pada
utama dapat disebut juga sebagai gagasan jenis paragraf deduktif (kalimat utama terletak
pokok, topik paragraf, dan ide pokok. pada kalimat pertama atau kedua), induktif
Walaupun, memiliki istilah yang berbeda, (kalimat utama terletak pada kalimat terakhir
tapi maksudnya sama, yaitu dasar atau kedua terakhir), dan campuran (kalimat
pengembangan paragraf atau masalah yang utamanya terletak pada awal dan diperjelas
diungkapkan dalam sebuah paragraf. pada akhir paragraf, tetapi gagasan utama
Dalam membaca apa saja, seseorang tetap satu). Ada juga paragraf yang tidak
harus dapat menemukan gagasan pokok, apa mempunyai kalimat topik. Topik paragraf atau
pun tujuan membaca. Hal ini dilakukan karena gagasan pokok tersebar di seluruh kalimat
dengan menemukan gagasan pokok, yang membangun paragraf tersebut. Bentuk ini
seseorang akan dapat memahami perihal yang biasanhya kita jumpai dalam karangan narasi
dibaca. Soedarso (2004: 64) mengatakan, atau deskripsi (Akhadiah, Maidar, dan Sakura,
Dalam membaca apa saja, hendaklah Anda 1988: 156). Adapun cara untuk menemukan
menemukan ide pokok. Jangan Anda gagasan utama pada paragraf di antaranya:
membuang waktu untuk menekuni detail. a) Untuk memudahkannya, terlebih
Apapun jabatan Anda, apa pun tujuan Anda dahulu mencari kalimat utama,
dalam membaca, Anda harus menyerbu ke ide yang letaknya bisa di awal, akhir,
pokok. Apabila kita membaca untuk atau awal dan akhir.
mendapatkan ide pokok dengan sendirinya b) Pahami dengan baik kalimat-kalimat
detail akan terurus. Hal serupa juga penjelas yang ada dalam paragraf
diungkapkan Widiatmoko (2011: 92), dan perhatikan hubungannya dengan
Pemahaman berkaitan erat dengan kalimat utama
kemampuan seseorang untuk menemukan ide c) Tentukan gagasan utama dengan
pokok. Sehingga dalam membaca apa saja mengambil inti kalimat utama yang
hendaknya Anda dapat menemukan ide menjiwai seluruh kalimat penjelas
pokok. Jadi, menemukan gagasan utama/ ide jika paragraf menuangkan gagasan
pokok dalam membaca sangatlah penting. utama secara eksplisit. Pikiran utama
Untuk itu, cara menemukan gagasan utama ini biasanya berupa kata, frasa,
dalam paragraf perlu diketahui. Cara untuk klausa, ataupun kalimat tunggal.
mengetahui ide pokok paragraf secara cepat d) Kalau secara implisit, menentukan
dan tepat yaitu pembaca terlebih dahulu harus gagasan utama, berarti mengambil
memiliki pengetahuan dasar mengenai simpulan dari keseluruhan kalimat.
penyusunan sebuah paragraf. Menurut Widiatmoko (2011: 93) untuk
Sebuah paragraf dibangun oleh dapat menemukan ide pokok dengan cepat,
beberapa kalimat yang saling menunjang dan hendaknya mengikuti struktur dan gaya
hanya mengandung satu gagasan pokok dan penulisan dengan ketentuan sebagai berikut:
dijelaskan oleh beberapa gagasan penunjang. a) Sebaiknya membaca secara mendesak
Gagasan utama dituang ke dalam kalimat dengan tujuan mendapatkan ide pokok
topik/ kalimat pokok dan gagasan penunjang secara cepat, jangan terbuai oleh detai,
4
Jurnal Pendidikan Dompet Dhuafa edisi I/ 2011
Indonesia. Penelitian ini dilakukan oleh guru tidak sesuai diberi nilai 4
bahasa Indonesia pada siswa kelas II-IPA SMA Untuk paragraf I, bila jawabannya
SMART Ekselensia Indonesia yang berjumlah kurang sesuai diberi nilai 8
17 siswa pada semester genap. Pada kedua Untuk paragraf I, bila jawabannya
siklus, ada satu orang tidak hadir, namun cukup sesuai diberi nilai 12
siswanya berbeda. Agar data akurat, kedua Untuk paragraf I, bila jawabannya
siswa tersebut tidak disertakan sebagai subjek sesuai diberi nilai 15
penelitian, sehingga subjek penelitiannya Untuk paragraf II, III, IV, V dan VI,
hanya 15 siswa. bila jawabannya tidak sesuai diberi
Data yang dikumpulkan dalam nilai 5
penelitian tindakan kelas ini adalah nilai siswa Untuk paragraf II, III, IV, V dan VI,
dari hasil tes tertulis pada siklus I dan II. Tes ini bila jawabannya kurang sesuai
untuk mengukur tingkat pemahaman siswa diberi nilai 9
dalam menemukan gagasan utama setiap Untuk paragraf II, III, IV, V dan VI,
paragraf dan kecepatan membaca dengan bila jawabannya cukup sesuai
teknik skipping ayunan visual (SAV). Adapun diberi nilai 13
instrumen yang akan digunakan untuk Untuk paragraf II, III, IV, V dan VI,
memperoleh data pada siklus I adalah tes bila jawabannya sesuai diberi nilai 17
tertulis berupa 1 soal esai yang terdiri dari 5 Kecepatan membaca para siswa pada
jawaban. Siswa membaca 5 paragraf dengan siklus I dan II dihitung dengan menggunakan
teknik SAV kemudian menghitung kecepatan rumus yang telah disampaikan dalam tinjauan
membaca dan menentukan gagasan utama pustaka. Kecepatan membaca ini dilihat dari
setiap paragraf. Pada siklus I, skor tertinggi jumlah kata yang dibaca setiap menit, atau
untuk setiap jawaban adalah 20 sehingga skor disingkat kpm (kata per menit). Indikator
tertinggi dari 5 jawaban adalah 100. Adapun keberhasilan pada PTK ini adalah proses pada
ketentuan pemberian skor penilaian untuk KBM yaitu nilai tes tertulis dalam menentukan
setiap jawaban gagasan utama adalah sebagai gagasan utama dan kecepatan membaca teks.
berikut : Nilai yang didapat dari hasil tes digunakan
Untuk setiap paragraf, bila jawabannya untuk melihat apakah teknik SAV dapat
tidak sesuai diberi nilai 5 meningkatkan hasil belajar menentukan
Untuk setiap paragraf, bila jawabannya gagasan utama paragraf dalam keterampilan
kurang sesuai diberi nilai 10 membaca cepat. Adapun standar keberhasilan
Untuk setiap paragraf, bila jawabannya dalam PTK ini ada dua, yaitu :
cukup sesuai diberi nilai 15 1. Sedikitnya 80% dari jumlah siswa
Untuk setiap paragraf, bila yang diteliti memperoleh nilai yang
jawabannya sesuai diberi nilai 20 termasuk dalam kategori baik dan
Karena ingin adanya peningkatan, pada seluruh siswa memperoleh nilai di
siklus II dilakukan penambahan jawaban menjadi atas KKM pelajaran Bahasa
6 dari 1 soal esai. Jadi, siswa membaca 6 Indonesia, yaitu 72.
paragraf dengan teknik SAV kemudian 2. Sedikitnya 80% dari jumlah siswa
menghitung kecepatan membaca dan yang diteliti memiliki kecepatan
menentukan gagasan utama setiap paragraf. membaca sesuai dengan
Perubahan jumlah jawaban ini mengakibatkan kompetensi dasar, yaitu 300 kpm.
perbedaan sistem penilaian pun kriteria dan total Penelitian ini terdiri dari siklus siklus
nilai tertingginya sama. Adapun ketentuan dengan tahapan perencanaan, implementasi/
pemberian skor penilaian untuk setiap jawaban pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.
gagasan utama adalah sebagai berikut : Apabila suatu siklus mengalami kegagalan,
Untuk paragraf I, bila jawabannya prosedur PTK diulangi lagi pada siklus
8
Jurnal Pendidikan Dompet Dhuafa edisi I/ 2011
berikutnya. Jika pada siklus I berhasil, siklus II f) Siswa mencari informasi tentang
tetap dilakukan sebagai penguat hasil penelitian skipping ayunan visual dengan
bahwa teknik tersebut benar-benar dapat membaca di perpustakaan atau
meningkatkan hasil belajar dan motovasi siswa bertanya kepada guru
dalam membaca teks. Desain PTK dapat g) Siswa bersama guru secara klasikal
digambarkan seperti pada bagan di bawah ini. mendiskusikan yang dimaksud
dengan teknik skipping ayunan visual
h) Siswa bersama guru secara klasikal
mendiskusikan langkah - langkah
membaca cepat dengan teknik SAV
i) Siswa membaca artikel dengan cara
seperti biasanya dengan
menggunakan stop watch kemudian
menentukan gagasan utama dan
menghitung kecepatan membaca
j) Siswa bersama guru secara
klasikal mendiskusikan cara
menentukan gagasan utama
k) Latihan membaca cepat (tiga
paragraf) dengan teknik SAV
menggunakan stop watch kemudian
menentukan gagasan utama dan
menghitung kecepatan membaca
l) Siswa bersama guru membahas
Gambar 1. Disain penelitian tindakan kelas gagasan utama
m) Siswa mengerjakan tes (membaca
Prosedur Penelitian Siklus I lima paragraf dengan teknik SAV
Pada tahap perencanaan, disusun menggunakan stop watch kemudian
rencana pelaksanaan pembelajaran dan rubrik menentukan gagasan utama dan
penilaian serta disiapkan teks yang akan dibaca menghitung kecepatan membaca
siswa untuk latihan dan tes tertulis dan stop n) Siswa menyimpulkan materi
watch yang akan digunakan siswa dalam KBM. o) Siswa menyampaikan manfaat materi
Selain itu, juga disiapkan format pengamatan p) Siswa dan guru membaca doa dan
yang dilakukan guru pengamat serta disusun mengucapkan salam
angket siswa dan guru pengamat. Tindakan Pada KBM siklus I letak kursi masih
merupakan KBM yang dilakukan guru dan siswa konvensional, seperti biasa, namun, siswa tetap
di dalam kelas. Tindakan siklus I dilakukan pada melakukan aktivitas yang ditugasi guru. Dalam
hari Jum'at, 13 Mei 2011 sesuai dengan tahapan teknik SAV, agar pembaca dapat membaca lebih
RPP sebagai berikut : cepat disarankan menggunakan jari telunjuk atau
a) Siswa dan guru membaca doa dan alat bantu lainnya, seperti pensil ataupun pulpen
mengucapkan salam sebagai alat petunjuk. Observasi atau
b) Siswa diabsen guru pengamatan dalam PTK ini dilakukan oleh dua
c) Siswa dan guru membaca Alquran guru pengamat yang mengamati cara guru
d) Siswa melakukan permainan dengan menyampaikan materi dan keaktifan serta
dibimbing guru untuk mengetahui ketertarikan siswa dalam mengikuti kegiatan
materi yang akan dipelajari belajar. Guru pengamat ini mengobservasi mulai
e) Siswa menebak materi yang akan dari kegiatan pembuka, inti hingga kegiatan
dipelajari penutup.
9
Jurnal Pendidikan Dompet Dhuafa edisi I/ 2011
i) Siswa menanggapi contoh yang mematikan stop watch. Kemudian siswa (A)
diberikan siswa memberitahukan kepada siswa (B) lama
j) Siswa mencari pasangan dengan waktu yang digunakan untuk membaca.
permainan Kemudian siswa (B) menentukan gagasan
k) Setiap pasangan latihan membaca utama setiap paragraf dan menghitung
cepat enam paragraf dengan kecepatan membaca. Hal tersebut dilakukan
teknik SAV secara bergantian juga pada teman, pasangannya, siswa (A).
l) Setiap pasangan secara bergantian Observasi atau pengamatan dilakukan
memperhatikan waktu membaca oleh dua guru pengamat yang sama pada
yang digunakan temannya dengan siklus I agar hasil penelitiannya lebih akurat
menggunakan stop watch dan valid. Yang diamati oleh guru pengamat
m) Setelah membaca setiap pasangan dalam KBM pada siklus II tidak berbeda
menentukan gagasan utama dan dengan siklus I, yaitu cara guru menyampaikan
menghitung kecepatan membaca materi dan siswa mengikuti KBM mengenai
n) Siswa bersama guru membahas menentukan gagasan utama dalam membaca
gagasan utama cepat dengan menggunakan teknik SAV. Guru
o) Siswa mengerjakan tes (membaca pengamat mengobservasi mulai dari kegiatan
enam paragraf dengan teknik SAV pembuka, inti hingga kegiatan penutup sama
menggunakan stop watch kemudian seperti siklus I. Pada siklus II, guru pengamat
menentukan gagasan utama dan juga menuliskan hasil observasinya dengan
menghitung kecepatan membaca mendeskripsikan kegiatan di lembar
p) Siswa menyimpulkan materi pengamatan. Selain itu, guru pengamat juga
q) Siswa menyampaikan manfaat materi mengisi angket tentang kegiatan siswa dalam
r) Siswa menulis di buku harian proses belajar mengajar. Hasil angket guru
tentang kegiatan dan perasaannya pengamat ini juga digunakan sebagai data
dalam belajar bahasa Indonesia penelitian nontes untuk melihat perbedaan
s) Siswa dan guru membaca doa dan antara siklus I dan II.
mengucapkan salam Usai KBM berlangsung, guru dan dua
Pada siklus II siswa berlatih guru pengamat merefleksikan KBM siklus II.
membaca cepat untuk menemukan gagasan Pada siklus II tampak interaksi antar siswa
utama paragraf dengan berpasangan. Agar lebih hidup karena mereka melakukan latihan
tidak menjenuhkan, pasangan dipilih dengan secara berpasangan sehingga keaktifan siswa
permainan. Dalam permainan setiap siswa meningkat. Siswa sudah dapat memahami
mendapat kartu bergambar dan bertuliskan SAV ketika guru menanyakan kembali tentang
kata-kata. Bagi siswa yang mendapatkan teknik tersebut pada awal pembelajaran.
kartu bergambar harus berekspresi sesuai Kepatuhan siswa melaksanakan tugas dan
dengan gambar kemudian siswa yang antusias untuk membaca teks pun masih tetap
mendapat kartu kata sesuai dengan terjaga karena guru berusaha mencari topik
ekspresi teman berarti teman pasangannya bacaan yang menarik. Selain itu, siswa pun
Setelah mendapatkan pasangan, secara dapat dipantau guru karena setting kelas
bergantian siswa membaca teks kemudian berubah menjadi formasi huruf U dan siswa
menentukan gagasan utama paragraf dan pun tampak asyik, terlihat tidak kaku dengan
menghitung kecepatan membaca. Siswa (A) setting kelas yang baru.
yang belum membaca memberi tanda kepada
temannya untuk mulai membaca kemudian siswa
(A) tersebut memencet tanda mulai pada stop HASIL DAN PEMBAHASAN
watch. Jika sudah selesai membaca, siswa Hasil Penelitian Siklus I
(B) memberi kode kepada temannya (A) untuk Pada awal pembelajaran, sebelum
11
Jurnal Pendidikan Dompet Dhuafa edisi I/ 2011
melakukan teknik SAV, siswa terlebih dahulu No. Nama Siswa Kecepatan Nilai
ditugasi membaca seperti kebiasaanya. Membaca
Setelah itu, siswa pun ditugasi menentukan 1. Abdullah Yahya 336 kpm 100
gagasan utama setiap paragraf. Hal ini 2. Abdus Shobri Asyiqi 320 kpm 70
dilakukan agar memperoleh data untuk 3. Ahmad Dzulfaiq M. 336 kpm 90
dibandingkan dengan hasil membaca 4. Bayu Indra Kurniawan 366 kpm 55
menggunakan teknik SAV. Adapun hasilnya 5. Dede Junaedi Saputra 360 kpm 80
seperti pada tabel di bawah ini. 6. Farhan Maftuh Ahnam 348 kpm 80
7. Ilham Vemandra U. 336 kpm 50
No. Nama Siswa Kecepatan Nilai 8. Kemal Adam Roisy 288 kpm 80
Membaca 9. Kurnia Sandi Girsang 480 kpm 80
1. Abdullah Yahya 182 kpm 60 10. Makmun 170 kpm 80
2. Abdus Shobri Asyiqi 228 kpm 55 11. Moch. Abdul Majid 366 kpm 75
3. Ahmad Dzulfaiq M. 164 kpm 70 12. M. Faisal Juliasyah 336 kpm 70
4. Bayu Indra Kurniawan 163 kpm 0 13. Nurcholis 458 kpm 80
5. Dede Junaedi Saputra 185 kpm 45 14. R.M. Gulam Nurul I. 312 kpm 75
15. Zamroni 336 kpm 55
6. Farhan Maftuh Ahnam 216 kpm 80
Rata - rata 343 kpm 74,3
7. Ilham Vemandra U. 180 kpm 45
8. Kemal Adam Roisy 182 kpm 75
Tabel 3. Hasil belajar pada siklus I
9. Kurnia Sandi Girsang 165 kpm 45
10. Makmun 149 kpm 55 Berdasarkan tabel di atas, kecepatan
11. Moch. Abdul Majid 156 kpm 60 membaca siswa setelah menggunakan teknik
12. M. Faisal Juliasyah 273 kpm 55 SAV mengalami perubahan signifikan jika
13. Nurcholis 228 kpm 65 dibandingkan dengan membaca tanpa
14. R.M. Gulam Nurul I. 210 kpm 60 menggunakan teknik SAV. Walaupun ada dua
15. Zamroni 379 kpm 60 siswa yang belum mencapai 300 kpm pada
Rata - rata 204 kpm 55.3 siklus I, namun siswa tersebut sudah
Tabel 2. Perolehan nilai siswa sebelum mengalami kenaikan dalam kecepatan
menggunakan teknik SAV membacanya. Pada hasil belajar, menentukan
gagasan utama paragraf pun mengalami
Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa peningkatan daripada sebelum mempelajari
secara umum kecepatan membaca siswa teknik SAV. Pada umumnya siswa mengalami
masih di bawah 300 kata per menit (kpm). peningkatan jika dibandiingkan dengan nilai
Siswa yang mendapat nilai di atas kkm hanya sebelum menggunakan teknik SAV. Begitu juga
dua orang dari 15 siswa. Dan hanya satu jika dilihat dari rata-rata mengalami
orang yang kecepatan membacanya di atas peningkatan sebanyak 19 poin. Namun, PTK
300 kpm, namun perolehan nilainya pun belum ini belum berhasil karena siswa yang
mencapai kkm. memperoleh nilai di atas kkm hanya 10 orang
Setelah siswa mempelajari tentang (66,7%), sedangkan penelitian dianggap
teknik SAV dan melakukan latihan membaca berhasil jika siswa yang memperoleh nilai di
dengan menggunakan teknik tersebut, siswa atas kkm mencapai 12 orang (80%). Dengan
mengikti tes. Tes yang dilakukan dengan cara demikian, harus dilakukan siklus II agar PTK ini
siswa membaca teks yang sama pada waktu mencapai keberhasilan, termasuk didalamnya
yang bersamaan. Setelah itu, siswa dengan melakukan perubahan dalam
menghitung kecepatan membaca dan perencanaan sesuai dengan refleksi yang
menentukan gagasan utama kelima paragraf. dilandasi pada saran ataupun masukan dari
Hasil tesnya adalah sebagai berikut : para pengamat.
12
Jurnal Pendidikan Dompet Dhuafa edisi I/ 2011