Anda di halaman 1dari 34

Jurnal Pendidikan Dompet Dhuafa edisi I/ 2011

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENEMUKAN GAGASAN


UTAMA PARAGRAF DALAM KETERAMPILAN MEMBACA CEPAT
DENGAN TEKNIK SKIPPING AYUNAN VISUAL PADA SISWA KELAS
XI IPA SMA SMART EKSELENSIA INDONESIA

Nurhayati1

ABSTRAK

Keterampilan membaca sangat diperlukan untuk menggali pengetahuan di era informasi ini.
Salah satu teknik dalam membaca adalah skipping ayunan visual. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui apakah teknik skipping ayunan visual dapat meningkatkan kecepatan membaca dan hasil
belajar siswa kelas XI IPA SMA SMART Ekselensia Indonesia. Pengamatan dilakukan terhadap 15
siswa yang sebelumnya dilakukan pengukuran terhadap kecepatan membaca dan hasil belajarnya
dalam menentukan gagasan utama paragraf. Setelah dilakukan dua siklus pembelajaran, hasil
penelitian menunjukkan bahwa teknik skipping ayunan visual dapat meningkatkan kecepatan
membaca dan hasil belajar siswa yang terlihat dari terlampauinya indikator keberhasilan, yaitu 80%.
Sebanyak 93.3% siswa memperoleh nilai di atas KKM, yaitu 72, dengan nilai rata rata 86. Dan
sebanyak 86,6% siswa dapat membaca dengan kecepatan lebih dari 300 kpm, dengan kecepatan rata
rata 412 kpm. Hasil tersebut diharapkan dapat memberikan manfaat kepada siswa dan guru
terutama untuk meningkatkan keterampilan membaca. Penelitian dan pengembangan metode
pembelajaran lebih lanjut diperlukan untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas.

Kata kunci : keterampilan membaca, teknik skipping ayunan visual, menentukan gagasan
utama, kecepatan membaca, frase mekanik, frase kontekstual

ABSTRACT

Reading skills is necessary to explore knowledge in the information age. One technique in
reading is skipping visual swing. This study aims to determine whether skipping visual swing
technique can improve the reading speed and learning outcome of SMART Ekselensia Indonesia
students, class science XI. Observations carried out on 15 students who previously measured its
reading speed and learning results in determining the main idea of the paragraph. Following two
cycles of learning, the results showed that skipping visual swing technique can improve the
reading speed and student learning results as seen from exceeding the indicators of success,
that is 80%. 93.3% of students received scores above KKM (72), with average 86. And 86.6% of
students can read at speeds above 300 wpm, with average speeds 412 wpm. This results are
expected to give benefits to students and teachers, especially to improve reading skills. Further
research and development of learning methods is necessary to realize the qualified education.

Key words: reading skills, skipping visual swing technique, determining the main idea,
reading speed, mechanical phrases, contextual phrases

1 Penulis adalah guru Bahasa Indonesia SMA SMART Ekselensia Indonesia


1
Jurnal Pendidikan Dompet Dhuafa edisi I/ 2011

PENDAHULUAN Indonesia dalam pemahaman bacaan nonfiksi


Zaman selalu berkembang, dalam dengan teknik membaca cepat, siswa pun
menghadapai era globalisasi dan semakin diharapkan dapat menguasai materi tentang
canggihnya teknologi, para siswa dituntut gagasan utama/ kalimat utama, gagasan
untuk menguasai pengetahuan yang juga penjelas/ kalimat penjelas, dan topik karangan.
semakin berkembang. Agar tidak ketinggalan Hal tersebut dikarenakan tujuan membaca
informasi, siswa tentunya harus banyak sebenarnya adalah agar siswa dapat
membaca sebagai sarana untuk memperoleh memahami makna bacaan. Memahami sebuah
informasi dan pengetahuan. Namun sayang, bacaan tidak terlepas dari pemahaman
masih banyak siswa yang tidak gemar gagasan utama, gagasan penjelas, dan topik
membaca, seperti diungkapkan Taufik Ismail. karangan dalam sebuah bacaaan.
Setelah meneliti perbandingan jumlah bacaan Selain itu, materi gagasan utama,
siswa SMU di beberapa negara, sastrawan gagasan penjelas, dan topik karangan
ternama ini menemukan bahwa jika merupakan Standar Kompetensi Kelulusan
dibandingkan, jumlah bacaan siswa SMU di (SKL) SMA dan soal pada Seleksi Nasional
Amerika mencapai 30- an buku, di Malaysia 6 Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN)
buku dan di Indonesia hanya 0 buku. Padahal sehingga materi tersebut harus dapat
dengan membaca, siswa dapat menjawab dikuasai. Namun banyak siswa yang malas
tantangan hidup dan menjawab berbagai untuk membaca, apalagi jika melihat teks
permasalahan yang dihadapi. begitu banyak. Siswa juga merasa bosan
Masyarakat yang gemar membaca belajar menentukan pikiran utama karena
memperoleh pengetahuan dan wawasan baru dari SMP sampai SMA, siswa selalu belajar
dan semakin meningkat kecerdasannya menentukan pikiran utama paragraf dalam
sehingga mereka lebih mampu menjawab membaca cepat, nyaring ataupun memindai.
tantangan hidup pada masa-masa mendatang Di sisi lain, nilai yang diperoleh siswa belum
(Rahim, 2005: 1). Dalam pelajaran Bahasa cukup memuaskan.
Indonesia, membaca merupakan salah satu Kebosanan siswa dalam mempelajari
keterampilan berbahasa yang harus dikuasai materi gagasan utama dengan membaca teks
siswa, mulai dari SD sampai dengan SMA. dan hasil belajar siswa yang belum memuaskan
Membaca merupakan pokok dalam merupakan permasalahan yang harus dicari
pembelajaran, baik dalam belajar bahasa, solusinya oleh guru. Dalam hal ini, guru dituntut
ataupun mata pelajaran lainnya karena untuk dapat menumbuhkan minat siswa untuk
membaca merupakan sarana untuk membaca dan mempelajari materi. Dengan
memahami pelajaran tersebut. tumbuhnya minat membaca, guru dapat
Membaca banyak tekniknya, antara memasyarakatkan membaca kepada para siswa.
lain membaca cepat, nyaring, dan memindai. Dengan terampil memahami pikiran utama
Dengan memiliki keterampilan membaca paragraf, siswa akan mudah memahami bacaan.
cepat, siswa dapat dengan mudah memahami Dan dengan mudah memahi bacaan, siswa dapat
bacaan dengan cepat dan tepat sehingga menjawab tantangan di masa sekarang ataupun
waktunya pun efisien. Ketika membaca cepat masa yang akan datang.
suatu bacaan, tujuan sebenarnya bukan untuk Variasi teknik atau metode dalam
mencari kata dan gambar secepat mungkin, Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) perlu
namun untuk mengidentifikasi dan memahami ditingkatkan untuk dapat memotivasi siswa
makna dari bacaan tersebut seefisien mungkin dalam belajar sehingga dapat menghilangkan
dan kemudian mentransfer informasi ini ke rasa jenuh sekaligus meningkatkan hasil
dalam memori jangka panjang otak kita belajar. Teknik yang variatif dan inovatif, seperti
(Widiatmoko, 2011: 19). teknik skipping ayunan visual dalam membaca
Pada standar kompetensi Bahasa cepat untuk dapat memahami
2
Jurnal Pendidikan Dompet Dhuafa edisi I/ 2011

gagasan utama, diharapkan dapat memotivasi TINJAUAN PUSTAKA


siswa agar tertarik dan senang dalam Sebuah karangan dibangun dari satu
membaca dan mempelajari pikiran utama. atau kumpulan paragraf. Paragraf merupakan
Dengan memperhatikan permasalahan kumpulan kalimat yang saling berkaitan erat
yang dihadapi siswa dan permasalahan yang untuk membahas satu permasalahan. Oleh
dialami langsung oleh penulis dalam KBM, karena itu, paragraf umumnya terdiri dari
penulis merumuskan masalah dalam sejumlah kalimat. Kalimat-kalimat itu saling
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah bertalian untuk mengungkapkan sebuah gagasan
apakah teknik skipping ayunan visual dapat tertentu (Kosasih, 2003:40). Paragraf adalah
meningkatkan hasil belajar dalam menentukan satuan bahasa yang mengandung ide untuk
gagasan utama paragraf dan dapat mengungkapkan buah pikiran yang dapat berupa
meningkatkan kecepatan baca siswa kelas XI satu atau beberapa kalimat (Zainuddin, 1992:46) .
IPA SMA SMART Ekselensia Indonesia. Paragraf yang hanya terdiri dari satu paragraf
Mengingat pentingnya memotivasi siswa pada umumnya paragraf penghubung. Paragraf
dalam membaca dan belajar memahami pikiran disebut juga alinea, alinea tidak lain dari suatu
utama pada siswa, penulis mengadakan PTK ini kesatuan pikiran, suatu kesatuan yang lebih tinggi
dengan tujuan untuk meningkatan hasil belajar atau lebih luas dari kalimat. Ia merupakan
gagasan utama paragraf dengan teknik skipping himpunan dari kalimat-kalimat yang bertalian
ayunan visual dan agar siswa kelas XI IPA SMA dalam suatu rangkaian untuk membentuk sebuah
SMART Ekselensia Indonesia dapat membaca gagasan (Keraf, 1994: 62).
suatu bacaan dengan cepat dan tepat sehingga Dari ketiga pendapat di atas, dapat
lebih efisien dan efektif. Penelitian tindakan kelas disimpulkan bahwa paragraf merupakan
ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi kumpulan kalimat. Tetapi, tidak dijelaskan
siswa untuk meningkatkan hasil belajar dan jumlah kalimatnya karena banyak atau sedikit
motivasi dalam mempelajari pikiran utama kalimat dalam sebuah paragraf bukan
paragraf dalam keterampilan membaca cepat. merupakan landasan disebut paragraf. Yang
Selain itu, teknik ini diharapkan dapat penting kalimat-kalimat dalam paragraf
diimplementasikan juga dalam mempelajari mata memiliki hubungan yang erat dan
pelajaran lain. mengungkapkan satu permasalahan, satu
Bagi guru Bahasa Indonesia, teknik gagasan. Masalah jumlah kalimat ini memang
skipping ayunan visual ini diharapkan dapat tidak menjadi ukuran dalam penyebutan
diterapkan untuk pengajaran membaca lainnya paragraf. Hal ini karena yang penting dalam
sekaligus mendorong guru untuk menciptakan sebuah paragraf bukan jumlah kalimatnya,
suatu yang baru dalam KBM agar pelajaran melainkan kesatuan gagasan yang
Bahasa Indonesia disenangi siswa. Selain itu, diungkapannya (Mustakim, 1992:112).
PTK ini diharapkan dapat bermanfaat bagi guru- Sebuah paragraf yang baik harus
guru mata pelajaran lain sehingga sekolah memiliki satu permasalahan yang disebut dengan
menjadi yang terdepan, baik siswa ataupun para gagasan utama. Gagasan utama adalah gagasan
pendidiknya. Bagi pengembangan kurikulum, yang menjadi dasar pengembangan sebuah
PTK ini diharapkan dapat memperkaya teknik paragraf (Kosasih, 2003:40). Gagasan utama
dalam KBM sehingga tercipta suasana yang merupakan masalah yang diungkapkan dalam
menyenangkan dan menarik dalam belajar sebuah paragraf dan dalam sebuah paragraf
bahasa Indonesia. Dan bagi khasanah ilmu hanya ada satu masalah. Sebagai satu kesatuan
pendidikan, semoga PTK ini menjadi sumbangsih gagasan, sebuah pragraf hanya mengandung
dalam meningkatkan kualitas pendidikan di satu gagasan utama, yang diikuti oleh beberapa
Indonenesia. gagasan pengembang atau penjelas. Oleh
karena itu, rangkaian kalimat yang terjalin dalam
sebuah paragraf hanya
3
Jurnal Pendidikan Dompet Dhuafa edisi I/ 2011

mempersoalkan satu masalah atau satu ke dalam kalimat penunjang. Jadi setiap
gagasan utama (Mustakim, 1994: 115). Jadi, paragraf terdiri dari kalimat topik dan
satu paragraf hanya boleh mengandung kalimat-kalimat penunjang (Akhadiah,
satu gagasan pokok atau topik. Semua Maidar, dan Sakura, 1988: 153).
kalimat dalam paragraf harus membicarakan Gagasan utama dapat dituangkan
gagasan pokok tersebut (Akhadiah, Maidar, secara eksplisit (tersurat) dan implisit (tersirat).
dan Sakura, 1988: 148). Paragraf yang menuangkan pikiran utama
Berdasarkan beberapa sumber di secara eksplisit, memiliki kalimat utama dan
atas, dapat disimpulkan bahwa gagasan kalimat penjelas. Dan bisa ditemukan pada
utama dapat disebut juga sebagai gagasan jenis paragraf deduktif (kalimat utama terletak
pokok, topik paragraf, dan ide pokok. pada kalimat pertama atau kedua), induktif
Walaupun, memiliki istilah yang berbeda, (kalimat utama terletak pada kalimat terakhir
tapi maksudnya sama, yaitu dasar atau kedua terakhir), dan campuran (kalimat
pengembangan paragraf atau masalah yang utamanya terletak pada awal dan diperjelas
diungkapkan dalam sebuah paragraf. pada akhir paragraf, tetapi gagasan utama
Dalam membaca apa saja, seseorang tetap satu). Ada juga paragraf yang tidak
harus dapat menemukan gagasan pokok, apa mempunyai kalimat topik. Topik paragraf atau
pun tujuan membaca. Hal ini dilakukan karena gagasan pokok tersebar di seluruh kalimat
dengan menemukan gagasan pokok, yang membangun paragraf tersebut. Bentuk ini
seseorang akan dapat memahami perihal yang biasanhya kita jumpai dalam karangan narasi
dibaca. Soedarso (2004: 64) mengatakan, atau deskripsi (Akhadiah, Maidar, dan Sakura,
Dalam membaca apa saja, hendaklah Anda 1988: 156). Adapun cara untuk menemukan
menemukan ide pokok. Jangan Anda gagasan utama pada paragraf di antaranya:
membuang waktu untuk menekuni detail. a) Untuk memudahkannya, terlebih
Apapun jabatan Anda, apa pun tujuan Anda dahulu mencari kalimat utama,
dalam membaca, Anda harus menyerbu ke ide yang letaknya bisa di awal, akhir,
pokok. Apabila kita membaca untuk atau awal dan akhir.
mendapatkan ide pokok dengan sendirinya b) Pahami dengan baik kalimat-kalimat
detail akan terurus. Hal serupa juga penjelas yang ada dalam paragraf
diungkapkan Widiatmoko (2011: 92), dan perhatikan hubungannya dengan
Pemahaman berkaitan erat dengan kalimat utama
kemampuan seseorang untuk menemukan ide c) Tentukan gagasan utama dengan
pokok. Sehingga dalam membaca apa saja mengambil inti kalimat utama yang
hendaknya Anda dapat menemukan ide menjiwai seluruh kalimat penjelas
pokok. Jadi, menemukan gagasan utama/ ide jika paragraf menuangkan gagasan
pokok dalam membaca sangatlah penting. utama secara eksplisit. Pikiran utama
Untuk itu, cara menemukan gagasan utama ini biasanya berupa kata, frasa,
dalam paragraf perlu diketahui. Cara untuk klausa, ataupun kalimat tunggal.
mengetahui ide pokok paragraf secara cepat d) Kalau secara implisit, menentukan
dan tepat yaitu pembaca terlebih dahulu harus gagasan utama, berarti mengambil
memiliki pengetahuan dasar mengenai simpulan dari keseluruhan kalimat.
penyusunan sebuah paragraf. Menurut Widiatmoko (2011: 93) untuk
Sebuah paragraf dibangun oleh dapat menemukan ide pokok dengan cepat,
beberapa kalimat yang saling menunjang dan hendaknya mengikuti struktur dan gaya
hanya mengandung satu gagasan pokok dan penulisan dengan ketentuan sebagai berikut:
dijelaskan oleh beberapa gagasan penunjang. a) Sebaiknya membaca secara mendesak
Gagasan utama dituang ke dalam kalimat dengan tujuan mendapatkan ide pokok
topik/ kalimat pokok dan gagasan penunjang secara cepat, jangan terbuai oleh detai,
4
Jurnal Pendidikan Dompet Dhuafa edisi I/ 2011

bergeraklah dengan cepat dan perpaduan antara kecepatan membaca


serap ide dengan cepat. dengan pemahaman isi bacaan
b) Saat membaca, cepatlah mengerti (Widiatmoko, 2011: 19).
idenya dan teruskn membaca ke Keterampilan membaca cepat kita
bagian lain. butuhkan dalam menghadapi teknologi yang
c) Jangan membaca terlalu lam pada semakin canggih, pengetahuan yang terus
bagian yang tidak layak diperhatikan berkembang dan untuk mempermudah kita
segeralah pindah ke pokok yang lain. memperoleh informasi, baik dari media cetak
d) Cepatlan mendapat buah pikiran maupun elektronik. Keterampilan membaca
dari pengarang, tapi jangan cepat perlu dimiliki setiap individu karena
tergesa-gesa sehingga dapat membaca cepat merupakan membaca efektif.
mengakibatkan ketegangan. Membaca yang efektif ialah membaca dengan
e) Berkonsentrasi dengan cepat dan aktif untuk mendapatkan manfaat yang
tepat, terlibat penuh dengan ide maksimal. Dengan membaca efektif, kita dapat
gagasan yang tercetak. menggunakan waktu kita secara efisien dan
efektif (Setiawan, 2010: 3). Muchlishoh (1992:
Keterampilan Membaca Cepat 153) mengatakan bahwa membaca cepat
Berpikir kritis sangat diperlukan dalam adalah jenis membaca yang diberikan dengan
memahami isi bacaan secara cepat dan tujuan agar para siswa dalam waktu singkat
keterampilan membaca cepat perlu dimiliki dapat membaca secara lancar, serta dapat
dalam memahami bacaan agar lebih efektif memahami isinya.
dan efisien. Keterampilan membaca Dari berbagai penjelasan di atas, dapat
merupakan salah satu keterampilan berbahasa disimpulkan bahwa keterampilan membaca
yang harus dimiliki dan dikuasai oleh siswa. cepat adalah kecakapan membaca dengan
Apalagi era globalisasi dan informasi yang efisien waktu untuk mendapatkan pemahaman
begitu cepat dan canggih ini mensyaratkan bacaan dengan tepat. Dalam hal ini membaca
sumber daya manusia yang cepat dan tanggap cepat bukan hanya menekankan pada
dalam menghadapi berbagai permasalahan. kecepatan membaca, tapi juga harus
Untuk itu, siswa dituntut memiliki keterampilan memperhatikan pemahaman perihal yang
membaca dengan cepat dan tepat agar dapat dibaca. Jangan sampai membaca cepat, tapi
mengikuti perkembangan zaman dan tidak tahu perihal yang dibaca. Membaca cepat
menyelesaikan/ mengatasi permasalahan yang mempunyai beberapa keuntungan terutama
dihadapi. Keterampilan didefinisikan sebagai dalam keadaan waktu terdesak. Dengan
kecakapan untuk menyelesaikan tugas membaca cepat, orang dapat meninjau
(Depdiknas, 2008: 1447). kembali secara cepat materi yang pernah
Membaca cepat adalah kemampuan dibacanya, memberi kesempatan untuk
membaca dengan memperhatikan tujuan dari membaca secara lebih luwes. Dengan
membaca. Kecepatan membaca harus fleksibel, membaca cepat, orang dapat memperoleh
artinya kecepatan itu tidak harus selalu sama, pengetahuan yang luas tentang apa yang
ada kalanya di perlambat karena bahan-bahan dibacanya, sesuai dengan sifat bacaan yang
dan tujuan kita membaca (Soedarso 2004:18). tidak memerlukan pendalaman.
Yang berarti dalam membaca tidak harus Membaca cepat sangat dibutuhkan pada
semuanya dibaca dengan cepat karena masa sekarang ini karena teknologi yang
tergantung pada tujuan membaca. Membaca semakin canggih sehingga banyak sekali bahan
cepat adalah perpaduan kemampuan motorik bacaan yang disodorkan kepada kita. Hal ini perlu
(gerakan mata) atau kemampuan visual, dengan disiasati dengan memiliki keterampilan membaca
kemampuan kognitif seseorang dalam membaca. cepat. Dalam membaca cepat pun tergantung
Membaca cepat merupakan pada tujuan si pembaca. Ada
5
Jurnal Pendidikan Dompet Dhuafa edisi I/ 2011

beberapa jenis yang dapat digunakan dalam


membaca cepat sesuai dengan kebutuhan. Kecepatan Membaca
Efisiensi membaca akan lebih baik jika Setiap orang memiliki kecepatan
informasi yang dibutuhkan sudah ditentukan membaca yang berbeda. Dan setiap orang
terlebih dahulu. Konsentrasi perhatian dan harus terus berlatih membaca cepat. Dalam
pikiran dapat diarahkan pada informasi itu. berlatih untuk mengetahui perkembangan
Informasi yang dibutuhkan disebut informasi kecepatan membaca, pembaca harus dapat
fokus. Pada umumnya, untuk menemukan mengukur kecepatan membacanya.
informasi fokus dengan efisien ada beberapa Kecepatan membaca dapat dihitung dengan
teknik membaca yang digunakan, yaitu baca- mempergunakan rumus. Berikut ini rumus
pilih (selecting), baca-lompat (skipping), baca- menghitung kecepatan membaca kata per
layap (skimming). dan baca-tatap (scanning) menit menurut Sudarso (2004:14) :
(Tampubolon, dalam Rahim, 2007:52). jumlah kata
X 60=Jumlah kpm
a) Baca-pilih (selecting). Cara ini jumlah detik untuk membaca
dilakukan jika seseorang ingin mencari
informasi dengan cara memilih bagian Seperti telah diungkapkan di atas,
bacaan yang dianggap relevan dengan bahwa setiap orang memiliki kemampuan
kebutuhan pembaca. Jadi, tidak membaca yang berbeda. Menurut Yeti
semua bab dalam sebuah buku dibaca Mulyati, kecepatan membaca berdasarkan
oleh pembaca. jenjang pendidikan seperti dijelaskan tabel
b) Baca-lompat (skipping). Jenis di bawah ini :
membaca ini dapat dipergunakan
untuk dengan cepat memperoleh Tabel 1. Daftar kecepatan membaca
informasi dari bahan bacaan karena menurut Yeti Mulyati
teknik ini dilakukan dengan dilakukan Jenjang Sekolah Angka Kecepatan
dengan cara melompati bagian-bagian Efektif Membaca
yang tidak diperlukan. Membaca Sekolah Dasar 150 200 kpm
bacaan pun bukan per kata, melainkan Sekolah Lanjutan Pertama 200 250 kpm
per frasa atau kalimat. Sekolah Lanjutan Atas 250 350 kpm
c) Baca-layap (skimming). Teknik Perguruan Tinggi 300 350 kpm
membaca skimming merupakan
membaca dengan cepat untuk Hal ini senada dengan standar
mengetahui isi umum atau bagian kompetensi dalam silabus pada Kurikulum
suatu bacaan untuk memperoleh Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SMP
intisari dengan proses kelas VII 200 - 250 kpm, sedangkan SMA
membacanya melompat-lompat 250-350 kata. Dalam penelitian ini
gagasan utama dalam bahan berdasarkan kompetensi dasar pada
bacaan sambil memahami topik. silabus, siswa diharapkan dapat membaca
d) Baca-tatap (scanning). Membaca cepat 300 kata per menit (kpm).
scanning merupakan jenis membaca
yang sangat cepat karena pembaca Teknik Skipping Ayunan Visual
hanya membaca untuk mendapatkan Teknik skipping ayunan visual
informasi tertentu yang diperlukan merupakan teknik membaca cepat untuk
tanpa membaca yang lain-lain. Jadi, menemukan gagasan utama. Teknik ini
pembaca langsung mencari atau merupakan gabungan dari skipping dan ayunan
perhatiannya fokus kepada visual. Skipping dapat diartikan sebagai teknik
permasalahan/ informasi yang baca lompat yaitu membaca dengan loncat-
dibutuhkan. loncatan (Haryadi 2006: 166), sedangkan,
6
Jurnal Pendidikan Dompet Dhuafa edisi I/ 2011

ayunan visual merupakan cara membaca Langkah membaca skipping untuk


dengan mengayunkan mata secara cepat dan memperoleh pikiran utama dengan skipping
tepat. Teknik skipping merupakan salah satu ayunan visual, yaitu (1) latihan membaca frase,
jenis teknik membaca skimming. Gerakan latihan ini melibatkan membaca frase secara
mata dalam skimming yaitu mata bergerak mekanik dan konseptual, (2) membaca dengan
dibaris-baris pertama yang mengandung ide melebarkan jangkauan mata, (3) membaca
pokok dari paragraf kemudian melompat dan kalimat, dalam latihan ini pembaca dituntut dapat
berhenti dibeberapa fakta, detail tertentu yang mengayunkan pandangan matanya dari kalimat
penting yang menunjang ide pokok. Dari ke kalimat sekaligus memahami maknanya.
beberapa gerakan yang digunakan pada Pembaca dapat melakukan hentian sementara
intinya adalah lompatan mata yang tepat, tidak pada setiap akhir kalimat. Namun, pembaca
berhenti pada baris-baris tertentu. harus tetap memahami makna bacaan yang
Teknik skipping berarti membaca dengan dibacanya, (4) membaca paragraf dengan melihat
mengayunkan mata dari bagian penting atau kata-kata kunci kalimat utama.
pokok ke bagian penting lainnya. Kemampuan Membaca frase secara mekanik adalah
visual adalah kemampuan mata melihat membaca yang ditekankan pada kecepatan
lambang-lambang tertulis dalam satuan waktu gerakan mata untuk melihat sejumlah kata.
tertentu yang akan menghasilkan rata-rata Sedangkan, membaca frase konseptual lebih
kecepatan baca. Ayunan visual merupakan cara ditekankan pada pemahaman dan penafsiran
membaca dengan mengayunkan mata secara makna bacaan. Jadi, dalam membaca teknik
cepat dan tepat. Teknik skipping ayunan visual skipping ayunan visual ini tidak hanya membaca
adalah teknik membaca lompat dengan dengan cepat dalam waktu yang singkat. Tapi,
mengayunkan mata dari bagian penting ke juga dipentingkan memahami bacaan yang
bagian penting lainnya secara cepat dan tepat. dibaca sehingga pembaca dalam waktu singkat
Teknik skipping ayunan visual merupakan teknik pembaca dapat memahami bacaan. DePorter
baca loncat dari bagian yang penting ke bagian (2009: 53) mengatakan, Ingatkan dirimu sendiri
penting lainnya secara cepat dan tepat. Dengan untuk menggunakan fokus halus dan tri-fokus
mengayunkan mata secara cepat dan tepat, untuk memperluas pandangan sekelilingmu dan
siswa dapat membaca secara cepat dan melihat sekumpulan kata sekaligus. Gerakkan
menemukan ide pokok secara cepat pula. Dari jarimu ke bawah halaman yang kamu baca,
berbagai sumber di atas, dapat disimpulkan letakkan pandanganmu melebihi jarimu. Ingatlah
bahwa teknik skipping ayunan visual adalah untuk bergerak lebih cepat daripada raasa
suatu metode dalam membaca cepat dengan nyamanmu dan gunakan penglihatan periferalmu
cara membaca melompat-lompat dengan untuk membaca tiga baris sekaligus. Dari
mengayunkan mata dari bagian yang penting ke penjelasan di atas, dapat disimpulkan langkah-
bagian penting lainnya secara cepat dan tepat langkah teknik skipping ayunan visual dalam
pembelajaran menentukan gagasan utama pada
Teknik skipping ayunan visual keterampilan membaca cepat adalah membaca
merupakan teknik membaca cepat yang dengan frase dengan teknik mekanik dan
mengayunkan mata atau pandangan secara konseptual, melebarkan jangkauan mata,
cepat dari tanda yang satu ke tanda yang menggerakkankan telunjuk tangan, membaca
lainnya. Usaha mengembangkan kemampuan kalimat dan membaca paragraf.
membuat ayunan- ayunan visual dengan cara
mata hanya boleh berhenti sejenak pada
setiap tanda hitam, lalu ayunkan segera
pandangan ke tanda berikutnya. Jangan METODOLOGI PENELITIAN
sekali-kali berhenti diantara dua tanda hitam Lokasi penelitian dilakukan di ruang
jangan pula menggerakkan kepala. kelas Bahasa Indonesia SMART Ekselensia
7
Jurnal Pendidikan Dompet Dhuafa edisi I/ 2011

Indonesia. Penelitian ini dilakukan oleh guru tidak sesuai diberi nilai 4
bahasa Indonesia pada siswa kelas II-IPA SMA Untuk paragraf I, bila jawabannya
SMART Ekselensia Indonesia yang berjumlah kurang sesuai diberi nilai 8
17 siswa pada semester genap. Pada kedua Untuk paragraf I, bila jawabannya
siklus, ada satu orang tidak hadir, namun cukup sesuai diberi nilai 12
siswanya berbeda. Agar data akurat, kedua Untuk paragraf I, bila jawabannya
siswa tersebut tidak disertakan sebagai subjek sesuai diberi nilai 15
penelitian, sehingga subjek penelitiannya Untuk paragraf II, III, IV, V dan VI,
hanya 15 siswa. bila jawabannya tidak sesuai diberi
Data yang dikumpulkan dalam nilai 5
penelitian tindakan kelas ini adalah nilai siswa Untuk paragraf II, III, IV, V dan VI,
dari hasil tes tertulis pada siklus I dan II. Tes ini bila jawabannya kurang sesuai
untuk mengukur tingkat pemahaman siswa diberi nilai 9
dalam menemukan gagasan utama setiap Untuk paragraf II, III, IV, V dan VI,
paragraf dan kecepatan membaca dengan bila jawabannya cukup sesuai
teknik skipping ayunan visual (SAV). Adapun diberi nilai 13
instrumen yang akan digunakan untuk Untuk paragraf II, III, IV, V dan VI,
memperoleh data pada siklus I adalah tes bila jawabannya sesuai diberi nilai 17
tertulis berupa 1 soal esai yang terdiri dari 5 Kecepatan membaca para siswa pada
jawaban. Siswa membaca 5 paragraf dengan siklus I dan II dihitung dengan menggunakan
teknik SAV kemudian menghitung kecepatan rumus yang telah disampaikan dalam tinjauan
membaca dan menentukan gagasan utama pustaka. Kecepatan membaca ini dilihat dari
setiap paragraf. Pada siklus I, skor tertinggi jumlah kata yang dibaca setiap menit, atau
untuk setiap jawaban adalah 20 sehingga skor disingkat kpm (kata per menit). Indikator
tertinggi dari 5 jawaban adalah 100. Adapun keberhasilan pada PTK ini adalah proses pada
ketentuan pemberian skor penilaian untuk KBM yaitu nilai tes tertulis dalam menentukan
setiap jawaban gagasan utama adalah sebagai gagasan utama dan kecepatan membaca teks.
berikut : Nilai yang didapat dari hasil tes digunakan
Untuk setiap paragraf, bila jawabannya untuk melihat apakah teknik SAV dapat
tidak sesuai diberi nilai 5 meningkatkan hasil belajar menentukan
Untuk setiap paragraf, bila jawabannya gagasan utama paragraf dalam keterampilan
kurang sesuai diberi nilai 10 membaca cepat. Adapun standar keberhasilan
Untuk setiap paragraf, bila jawabannya dalam PTK ini ada dua, yaitu :
cukup sesuai diberi nilai 15 1. Sedikitnya 80% dari jumlah siswa
Untuk setiap paragraf, bila yang diteliti memperoleh nilai yang
jawabannya sesuai diberi nilai 20 termasuk dalam kategori baik dan
Karena ingin adanya peningkatan, pada seluruh siswa memperoleh nilai di
siklus II dilakukan penambahan jawaban menjadi atas KKM pelajaran Bahasa
6 dari 1 soal esai. Jadi, siswa membaca 6 Indonesia, yaitu 72.
paragraf dengan teknik SAV kemudian 2. Sedikitnya 80% dari jumlah siswa
menghitung kecepatan membaca dan yang diteliti memiliki kecepatan
menentukan gagasan utama setiap paragraf. membaca sesuai dengan
Perubahan jumlah jawaban ini mengakibatkan kompetensi dasar, yaitu 300 kpm.
perbedaan sistem penilaian pun kriteria dan total Penelitian ini terdiri dari siklus siklus
nilai tertingginya sama. Adapun ketentuan dengan tahapan perencanaan, implementasi/
pemberian skor penilaian untuk setiap jawaban pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.
gagasan utama adalah sebagai berikut : Apabila suatu siklus mengalami kegagalan,
Untuk paragraf I, bila jawabannya prosedur PTK diulangi lagi pada siklus
8
Jurnal Pendidikan Dompet Dhuafa edisi I/ 2011

berikutnya. Jika pada siklus I berhasil, siklus II f) Siswa mencari informasi tentang
tetap dilakukan sebagai penguat hasil penelitian skipping ayunan visual dengan
bahwa teknik tersebut benar-benar dapat membaca di perpustakaan atau
meningkatkan hasil belajar dan motovasi siswa bertanya kepada guru
dalam membaca teks. Desain PTK dapat g) Siswa bersama guru secara klasikal
digambarkan seperti pada bagan di bawah ini. mendiskusikan yang dimaksud
dengan teknik skipping ayunan visual
h) Siswa bersama guru secara klasikal
mendiskusikan langkah - langkah
membaca cepat dengan teknik SAV
i) Siswa membaca artikel dengan cara
seperti biasanya dengan
menggunakan stop watch kemudian
menentukan gagasan utama dan
menghitung kecepatan membaca
j) Siswa bersama guru secara
klasikal mendiskusikan cara
menentukan gagasan utama
k) Latihan membaca cepat (tiga
paragraf) dengan teknik SAV
menggunakan stop watch kemudian
menentukan gagasan utama dan
menghitung kecepatan membaca
l) Siswa bersama guru membahas
Gambar 1. Disain penelitian tindakan kelas gagasan utama
m) Siswa mengerjakan tes (membaca
Prosedur Penelitian Siklus I lima paragraf dengan teknik SAV
Pada tahap perencanaan, disusun menggunakan stop watch kemudian
rencana pelaksanaan pembelajaran dan rubrik menentukan gagasan utama dan
penilaian serta disiapkan teks yang akan dibaca menghitung kecepatan membaca
siswa untuk latihan dan tes tertulis dan stop n) Siswa menyimpulkan materi
watch yang akan digunakan siswa dalam KBM. o) Siswa menyampaikan manfaat materi
Selain itu, juga disiapkan format pengamatan p) Siswa dan guru membaca doa dan
yang dilakukan guru pengamat serta disusun mengucapkan salam
angket siswa dan guru pengamat. Tindakan Pada KBM siklus I letak kursi masih
merupakan KBM yang dilakukan guru dan siswa konvensional, seperti biasa, namun, siswa tetap
di dalam kelas. Tindakan siklus I dilakukan pada melakukan aktivitas yang ditugasi guru. Dalam
hari Jum'at, 13 Mei 2011 sesuai dengan tahapan teknik SAV, agar pembaca dapat membaca lebih
RPP sebagai berikut : cepat disarankan menggunakan jari telunjuk atau
a) Siswa dan guru membaca doa dan alat bantu lainnya, seperti pensil ataupun pulpen
mengucapkan salam sebagai alat petunjuk. Observasi atau
b) Siswa diabsen guru pengamatan dalam PTK ini dilakukan oleh dua
c) Siswa dan guru membaca Alquran guru pengamat yang mengamati cara guru
d) Siswa melakukan permainan dengan menyampaikan materi dan keaktifan serta
dibimbing guru untuk mengetahui ketertarikan siswa dalam mengikuti kegiatan
materi yang akan dipelajari belajar. Guru pengamat ini mengobservasi mulai
e) Siswa menebak materi yang akan dari kegiatan pembuka, inti hingga kegiatan
dipelajari penutup.
9
Jurnal Pendidikan Dompet Dhuafa edisi I/ 2011

Pada kegiatan pembuka, guru menemukan gagasan utama dengan teknik


pengamat mengobsevasi: 1) penyampaian SK SAV dari guru/ siswa. Latihan membaca
dan KD, 2) penyampaian tujuan/ manfaat, 3) cepat dilakukan secara bergantian dengan
pengkondisian siswa untuk siap belajar. Yang pasangan agar terjadi interaksi antar siswa.
diobservasi pada kegitan inti, yaitu: 1) Selain itu, setting meja dan kursi diubah
penyampaian materi, 2) kesesuaian metode, 3) dengan membentuk huruf U agar guru
interaksi siswa dengan guru, 4) interaksi siswa dapat dengan mudah memperhatikan siswa.
dengan siswa, dan 5) pelaksanaan evaluasi.
Sedangkan pada kegiatan penutup, guru Prosedur Penelitian pada Siklus II
pengamat mengamati adakah penyimpulkan Pada tahap perencanaan, guru
materi pada akhir pembelajaran. Guru menyusun kembali RPP berdasarkan refleksi.
pengamat menulis hasil observasinya dengan Perubahannya terletak pada kegiatan pembuka
mendeskripsikan kegiatan di lembar dan inti. Guru juga menyiapkan kembali teks
pengamatan. Selain itu, guru juga mengisi yang akan dibaca siswa untuk latihan dan tes
angket tentang kegiatan siswa dalam proses tertulis karena teks yang dibaca siswa setiap
belajar mengajar. Angket guru ini digunakan siklus berbeda. Guru menyiapkan format
sebagai data penelitian nontes. pengamatan yang dilakukan guru pengamat
Usai KBM berlangsung, peneliti dan serta menyusun angket siswa dan guru
dua guru pengamat merefleksikan KBM siklus pengamat. Selain itu, guru juga menyiapkan
I. Hasil dari refleksi ini untuk revisi atau stop watch yang akan digunakan siswa dalam
perbaikan yang akan dilakukan pada siklus II. KBM. Tindakan pada siklus II merupakan
Pada siklus I, siswa cukup antusias dan aktif perbuatan yang dilakukan guru dalam KBM
mengikuti pembelajaran serta melakukan sebagai upaya perbaikan mengajar materi
petunjuk atau perintah guru. Siswa pun dapat menentukan gagasan utama dalam membaca
memahami teknik SAV dalam membaca cepat cepat dengan menggunakan teknik SAV.
untuk menemukan gagasan utama. Pada Tindakan yang dilakukan guru dan siswa di
siklus I, interaksi antara guru dan siswa sudah dalam kelas pada hari Kamis, 19 Mei 2011 ini
cukup baik, tapi interaksi antar siswa belum mengalami beberapa perubahan dengan tahap
cukup baik, Karenanya, perlu dilakukan pelaksanaan sebagai berikut :
perubahan pada siklus II. Selain itu, letak meja a) Siswa dan guru membaca doa dan
dan kursi yang konvensional menyulitkan guru mengucapkan salam
untuk memperhatikan siswa. b) Siswa diabsen guru
c) Siswa dan guru membaca Alquran
d) Siswa menyampaikan kesan belajar
membaca cepat untuk menemukan
gagasan utama dengan teknik SAV
e) Siswa menyampaikan kesulitan-
kesulitan yang dialami dalam belajar
membaca cepat untuk menemukan
gagasan utama dengan teknik SAV
f) Siswa kembali menjelaskan yang
dimaksud teknik SAV dan langkah-
langkahnya
Gambar 2. Formasi huruf U g) Siswa kembali menjelaskan cara
menentukan gagasan utama
Adapun perubahan yang akan h) Siswa memberikan contoh kepada
dilakukan pada siklus II berdasarkan refleksi teman lainnya membaca cepat
adalah adanya contoh membaca cepat untuk teknik skipping ayunan visual
10
Jurnal Pendidikan Dompet Dhuafa edisi I/ 2011

i) Siswa menanggapi contoh yang mematikan stop watch. Kemudian siswa (A)
diberikan siswa memberitahukan kepada siswa (B) lama
j) Siswa mencari pasangan dengan waktu yang digunakan untuk membaca.
permainan Kemudian siswa (B) menentukan gagasan
k) Setiap pasangan latihan membaca utama setiap paragraf dan menghitung
cepat enam paragraf dengan kecepatan membaca. Hal tersebut dilakukan
teknik SAV secara bergantian juga pada teman, pasangannya, siswa (A).
l) Setiap pasangan secara bergantian Observasi atau pengamatan dilakukan
memperhatikan waktu membaca oleh dua guru pengamat yang sama pada
yang digunakan temannya dengan siklus I agar hasil penelitiannya lebih akurat
menggunakan stop watch dan valid. Yang diamati oleh guru pengamat
m) Setelah membaca setiap pasangan dalam KBM pada siklus II tidak berbeda
menentukan gagasan utama dan dengan siklus I, yaitu cara guru menyampaikan
menghitung kecepatan membaca materi dan siswa mengikuti KBM mengenai
n) Siswa bersama guru membahas menentukan gagasan utama dalam membaca
gagasan utama cepat dengan menggunakan teknik SAV. Guru
o) Siswa mengerjakan tes (membaca pengamat mengobservasi mulai dari kegiatan
enam paragraf dengan teknik SAV pembuka, inti hingga kegiatan penutup sama
menggunakan stop watch kemudian seperti siklus I. Pada siklus II, guru pengamat
menentukan gagasan utama dan juga menuliskan hasil observasinya dengan
menghitung kecepatan membaca mendeskripsikan kegiatan di lembar
p) Siswa menyimpulkan materi pengamatan. Selain itu, guru pengamat juga
q) Siswa menyampaikan manfaat materi mengisi angket tentang kegiatan siswa dalam
r) Siswa menulis di buku harian proses belajar mengajar. Hasil angket guru
tentang kegiatan dan perasaannya pengamat ini juga digunakan sebagai data
dalam belajar bahasa Indonesia penelitian nontes untuk melihat perbedaan
s) Siswa dan guru membaca doa dan antara siklus I dan II.
mengucapkan salam Usai KBM berlangsung, guru dan dua
Pada siklus II siswa berlatih guru pengamat merefleksikan KBM siklus II.
membaca cepat untuk menemukan gagasan Pada siklus II tampak interaksi antar siswa
utama paragraf dengan berpasangan. Agar lebih hidup karena mereka melakukan latihan
tidak menjenuhkan, pasangan dipilih dengan secara berpasangan sehingga keaktifan siswa
permainan. Dalam permainan setiap siswa meningkat. Siswa sudah dapat memahami
mendapat kartu bergambar dan bertuliskan SAV ketika guru menanyakan kembali tentang
kata-kata. Bagi siswa yang mendapatkan teknik tersebut pada awal pembelajaran.
kartu bergambar harus berekspresi sesuai Kepatuhan siswa melaksanakan tugas dan
dengan gambar kemudian siswa yang antusias untuk membaca teks pun masih tetap
mendapat kartu kata sesuai dengan terjaga karena guru berusaha mencari topik
ekspresi teman berarti teman pasangannya bacaan yang menarik. Selain itu, siswa pun
Setelah mendapatkan pasangan, secara dapat dipantau guru karena setting kelas
bergantian siswa membaca teks kemudian berubah menjadi formasi huruf U dan siswa
menentukan gagasan utama paragraf dan pun tampak asyik, terlihat tidak kaku dengan
menghitung kecepatan membaca. Siswa (A) setting kelas yang baru.
yang belum membaca memberi tanda kepada
temannya untuk mulai membaca kemudian siswa
(A) tersebut memencet tanda mulai pada stop HASIL DAN PEMBAHASAN
watch. Jika sudah selesai membaca, siswa Hasil Penelitian Siklus I
(B) memberi kode kepada temannya (A) untuk Pada awal pembelajaran, sebelum
11
Jurnal Pendidikan Dompet Dhuafa edisi I/ 2011

melakukan teknik SAV, siswa terlebih dahulu No. Nama Siswa Kecepatan Nilai
ditugasi membaca seperti kebiasaanya. Membaca
Setelah itu, siswa pun ditugasi menentukan 1. Abdullah Yahya 336 kpm 100
gagasan utama setiap paragraf. Hal ini 2. Abdus Shobri Asyiqi 320 kpm 70
dilakukan agar memperoleh data untuk 3. Ahmad Dzulfaiq M. 336 kpm 90
dibandingkan dengan hasil membaca 4. Bayu Indra Kurniawan 366 kpm 55
menggunakan teknik SAV. Adapun hasilnya 5. Dede Junaedi Saputra 360 kpm 80
seperti pada tabel di bawah ini. 6. Farhan Maftuh Ahnam 348 kpm 80
7. Ilham Vemandra U. 336 kpm 50
No. Nama Siswa Kecepatan Nilai 8. Kemal Adam Roisy 288 kpm 80
Membaca 9. Kurnia Sandi Girsang 480 kpm 80
1. Abdullah Yahya 182 kpm 60 10. Makmun 170 kpm 80
2. Abdus Shobri Asyiqi 228 kpm 55 11. Moch. Abdul Majid 366 kpm 75
3. Ahmad Dzulfaiq M. 164 kpm 70 12. M. Faisal Juliasyah 336 kpm 70
4. Bayu Indra Kurniawan 163 kpm 0 13. Nurcholis 458 kpm 80
5. Dede Junaedi Saputra 185 kpm 45 14. R.M. Gulam Nurul I. 312 kpm 75
15. Zamroni 336 kpm 55
6. Farhan Maftuh Ahnam 216 kpm 80
Rata - rata 343 kpm 74,3
7. Ilham Vemandra U. 180 kpm 45
8. Kemal Adam Roisy 182 kpm 75
Tabel 3. Hasil belajar pada siklus I
9. Kurnia Sandi Girsang 165 kpm 45
10. Makmun 149 kpm 55 Berdasarkan tabel di atas, kecepatan
11. Moch. Abdul Majid 156 kpm 60 membaca siswa setelah menggunakan teknik
12. M. Faisal Juliasyah 273 kpm 55 SAV mengalami perubahan signifikan jika
13. Nurcholis 228 kpm 65 dibandingkan dengan membaca tanpa
14. R.M. Gulam Nurul I. 210 kpm 60 menggunakan teknik SAV. Walaupun ada dua
15. Zamroni 379 kpm 60 siswa yang belum mencapai 300 kpm pada
Rata - rata 204 kpm 55.3 siklus I, namun siswa tersebut sudah
Tabel 2. Perolehan nilai siswa sebelum mengalami kenaikan dalam kecepatan
menggunakan teknik SAV membacanya. Pada hasil belajar, menentukan
gagasan utama paragraf pun mengalami
Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa peningkatan daripada sebelum mempelajari
secara umum kecepatan membaca siswa teknik SAV. Pada umumnya siswa mengalami
masih di bawah 300 kata per menit (kpm). peningkatan jika dibandiingkan dengan nilai
Siswa yang mendapat nilai di atas kkm hanya sebelum menggunakan teknik SAV. Begitu juga
dua orang dari 15 siswa. Dan hanya satu jika dilihat dari rata-rata mengalami
orang yang kecepatan membacanya di atas peningkatan sebanyak 19 poin. Namun, PTK
300 kpm, namun perolehan nilainya pun belum ini belum berhasil karena siswa yang
mencapai kkm. memperoleh nilai di atas kkm hanya 10 orang
Setelah siswa mempelajari tentang (66,7%), sedangkan penelitian dianggap
teknik SAV dan melakukan latihan membaca berhasil jika siswa yang memperoleh nilai di
dengan menggunakan teknik tersebut, siswa atas kkm mencapai 12 orang (80%). Dengan
mengikti tes. Tes yang dilakukan dengan cara demikian, harus dilakukan siklus II agar PTK ini
siswa membaca teks yang sama pada waktu mencapai keberhasilan, termasuk didalamnya
yang bersamaan. Setelah itu, siswa dengan melakukan perubahan dalam
menghitung kecepatan membaca dan perencanaan sesuai dengan refleksi yang
menentukan gagasan utama kelima paragraf. dilandasi pada saran ataupun masukan dari
Hasil tesnya adalah sebagai berikut : para pengamat.
12
Jurnal Pendidikan Dompet Dhuafa edisi I/ 2011

Hasil Penelitian Siklus II


Pada siklus II, terjadi perubahan dalam Rekapitulasi Data
pembelajaran atas saran/ masukan dari para Berdasarkan data yang diperoleh dari
pengamat. Perubahan tersebut antara lain, pola hasil penelitian mulai dari perolehan nilai sebelum
kursi yang konvensional menjadi formasi huruf mengunakan teknik SAV sampai pada siklus I
U. Selain itu, agar interaksi antar siswa lebih dan II, terlihat adanya peningkatan dalam hasil
baik, latihan membaca dengan teknik SAV belajar menentukan gagasan utama paragraf.
dilakukan secara bergantian dan berpasangan. Teknik SAV juga terbukti dapat meningkatkan
Perubahan tersebut, membawa dampak positif kecepatan membaca siswa. Rekapitulasinya
seperti diperlihatkan pada tabel berikut. terlihat dalam tabel 5.
Perolehan nilai sebelum pembelajaran
No. Nama Siswa Kecepatan Nilai menentukan gagasan utama paragraf dalam
Membaca keterampilan membaca cepat dengan teknik
1. Abdullah Yahya 432 kpm 84 SAV, dari 15 siswa hanya dua orang yang
2. Abdus Shobri Asyiqi 432 kpm 89 mencapai kkm. Kecepatan membacanya pun
belum mencapai target, yaitu 300 kpm (kata
3. Ahmad Dzulfaiq M. 581 kpm 89
per menit). Hanya ada satu siswa yang
4. Bayu Indra Kurniawan 490 kpm 89
melebih 300 kpm, tapi perolehan nilai
5. Dede Junaedi Saputra 364 kpm 100 menentukan gagasan utama paragraf masih di
6. Farhan Maftuh Ahnam 348 kpm 95 bawah kkm. Hal ini berarti siswa membaca
7. Ilham Vemandra U. 460 kpm 82 frase mekanik, hanya memperhatikan jumlah
8. Kemal Adam Roisy 308 kpm 100 atau banyaknya kata yang dibaca tanpa
9. Kurnia Sandi Girsang 409 kpm 68 menghiraukan membaca frase kontekstual,
10. Makmun 329 kpm 84 membaca pemahaman makna isi bacaan.
11. Moch. Abdul Majid 534 kpm 89 Setelah mengikuti pembelajaran pada
12. M. Faisal Juliasyah 245 kpm 76 siklus I dengan menggunakan teknik SAV, siswa
13. Nurcholis 480 kpm 80
yang memperoleh nilai di atas kkm 10 orang,
14. R.M. Gulam Nurul I. 480 kpm 90
yang belum mencapai kkm 5 orang. Dan 12
15. Zamroni 298 kpm 76
orang yang kecepatan membacanya lebih dari
Rata - rata 412 kpm 86,0
300 kpm. Dari 12 orang tersebut 5 orang belum
Tabel 4. Hasil Belajar pada Siklus II
mencapai kkm dalam memperoleh nilai
Rata rata nilai dalam menentukan menentukan gagasan utama paragraf. Lima
gagasan utama paragraf dan kecepatan siswa yang belum mencapai kkm tersebut masih
membaca siswa mengalami peningkatan. menekankan pada banyaknya kata yang dibaca.
Kecepatan membaca naik 69 kpm, sedangkan Ada 2 siswa yang membacanya masih lambat,
nilai naik 11.7 poin. Dari 15 siswa, hanya satu belum mencapai 300 kpm, namun perolehan
nilainya di atas kkm. Hal ini berarti siswa lebih
orang yang tidak mencapai kkm, namun pada
menekankan pada membaca kontekstual tanpa
siklus I siswa tersebut sudah mencapai kkm dan
memperhatikan membaca frase mekaniknya.
mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan
sebelum menggunakan teknik SAV. Secara
Data tersebut menunjukkan bahwa
umum, penelitian pada siklus II sudah mencapai
para siswa belum dapat mengaplikasikan
indikator keberhasilan, baik dalam kecepatan
teknik SAV dengan baik. Hal ini terlihat dari
membaca, ataupun nilai siswa. Siswa yang
adanya siswa yang membacanya cepat, 300
memperoleh nilai di atas kkm sebanyak 14 orang
kpm namun memperoleh nilai di bawah kkm.
(93%) dan siswa dengan kecepatan membaca di
Ada juga siswa yang membacanya tidak cepat,
atas 300 kpm sebanyak 13 siswa (86,7%). Hasil
kurang dari 300 kpm, namun perolehan nilai
tersebut sudah melewati indikator keberhasilan
sudah di atas kkm. Dan siswa yang nilainya
sebesar 80%.
13
Jurnal Pendidikan Dompet Dhuafa edisi I/ 2011
mencapai kkm atau di atas kkm kurang II, 13 siswa sudah mencapai target dan hanya
dari 80%, sedangkan siswa yang ada 2 siswa yang tidak mencapai 300 kpm, tapi
membacanya cepat sudah lebih dari 80%. perolehan nilai sudah mencapai kkm. Kedua
Setelah dilakukan pengulangan siswa tersebut pada siklus I, kecepatan
pembelajaran, pada siklus II ada peningkatan membacanya sudah mencapat target, tapi
pencapaian nilai menentukan gagasan utama perolehan nilai belum mencapai kkm. Kedua
paragraf per individu ataupun dari rata-rata siswa tersebut berusaha memahami isi bacaan
kelas. Rata -rata nilai pada siklus I 74,3, dengan mengurangi kecepatan membacanya.
sedangakan pada siklus II rata-ratanya 86,0. Namun demikian, berdasarkan data pada
Rata-rata kecepatan membaca juga siklus II, baik kecepatan membaca ataupun
mengalami peningkatan dari 343 kpm pada nilai hasil belajar menentukan gagasan utama
sklus I menjadi 412 kpm pada siklus II. Dari 15 paragraf sudah lebih dari 80%. Dengan
siswa, hanya ada 1 siswa yang memperoleh demikian, peneliti berpendapat bahwa
nilai di bawah kkm, tapi kecepatan penggunaan teknik SAV dapat meningkatkan
membacanya lebih dari 300 kpm. Sebenarnya hasil belajar menentukan gagasan utama
siswa tersebut pada siklus I membacanya paragraf dalam keterampilan membaca cepat.
sudah cepat dan perolehan nilainya pun sudah Lebih dari 80% siswa pun sudah dapat
mencapai kkm. Menurut pengakuan siswa, ia membaca frase mekanik dan frase kontekstual
kurang konsentrasi pada saat membaca teks. yang merupakan langkah teknik SAV.
Kecepatan membaca cepat pada siklus
No. Nama Siswa Nonteknik SAV Siklus I Siklus II
KM Nilai KM Nilai KM Nilai
1 Abdullah Yahya 182 kpm 60 336 kpm 100 432 kpm 84
2. Abdus Shobri Asyiqi 228 kpm 55 320 kpm 70 432 kpm 89
3. Ahmad Dzulfaiq M. 164 kpm 70 336 kpm 90 581 kpm 89
4. Bayu Indra Kurniawan 163 kpm 0 366 kpm 55 490 kpm 89
5. Dede Junaedi Saputra 185 kpm 45 360 kpm 80 364 kpm 100
6. Farhan Maftuh Ahnam 216 kpm 80 348 kpm 80 348 kpm 95
7. Ilham Vemandra U. 180 kpm 45 336 kpm 50 460 kpm 82
8. Kemal Adam Roisy 182 kpm 75 288 kpm 80 308 kpm 100
9. Kurnia Sandi Girsang 165 kpm 45 480 kpm 80 409 kpm 68
10. Makmun 149 kpm 55 170 kpm 80 329 kpm 84
11. Moch. Abdul Majid 156 kpm 60 366 kpm 75 534 kpm 89
12. M. Faisal Juliasyah 273 kpm 55 336 kpm 70 245 kpm 76
13. Nurcholis 228 kpm 65 458 kpm 80 480 kpm 80
14. R.M. Gulam Nurul I. 210 kpm 60 312 kpm 75 480 kpm 90
15. Zamroni 379 kpm 60 336 kpm 55 298 kpm 76
Rata - rata 204 kpm 55,3 343 kpm 74,3 412 kpm 86,0
Tabel 5. Rekapitulasi hasil belajar
14
Jurnal Pendidikan Dompet Dhuafa edisi I/ 2011

PENUTUP cepat, lebih dari 300 kpm sesuai dengan


Kesimpulan standar kompetensi dasar pada Kurikulum
Keterampilan membaca cepat sangat Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) . Selain
dibutuhkan pada zaman sekarang ini, pada itu, lebih dari 80%, siswa memperoleh nilai di
masa teknologi yang semakin canggih dan atas kkm (nilai kkm 72).
informasi yang begitu cepat dan meluas.
Namun, menguasai keterampilan membaca Rekomendasi
cepat, bukan hanya sekedar memenuhi target Agar pembelajaran menentukan
jumlah/ banyaknya kata yang dibaca dalam gagasan utama paragraf dalam keterampilan
waktu cepat/ singkat. Melainkan, membaca membaca cepat dengan menggunakan
cepat yang juga memperhatikan pemahaman teknik SAV lebih baik, ada beberapa saran
isi bacaan. Karena tanpa memahami isi yang perlu diperhatikan, di antaranya :
bacaan, pembaca tidak memperoleh informasi 1) Teks bacaan yang dibaca sebaiknya
dari bacaan yang dibaca. Pemahaman isi bacaan yang dapat menarik perhatian
bacaan dimulai dari menemukan gagasan pembaca. Hal ini sejalan dengan
utama setiap paragraf. Salah satu teknik bahwa membaca cepat itu sesuai
membaca cepat untuk menentukan gagasan dengan tujuan pembaca. Dengan
utama adalah teknik skipping ayunan visual memberikan teks bacaan yang
(SAV) . Teknik ini merupakan teknik membaca menarik kepada pembaca, hal ini
dengan melompat atau melebarkan jangkauan dapat menumbuhkan rasa ingin tahun
mata dari frase yang satu ke frase yang pembaca. Dengan menumbuhkan rasa
lainnya dengan menggunakan membaca frase ingin tahu kepada pembaca, hal ini
mekanik dan kontekstual. berarti pembaca memiliki tujuan.
Setelah dilakukan dua siklus 2) Pembaca ditekankan membaca frase
pembelajaran menentukan gagasan utama mekanik dan frase kontektual, jangan
paragraf dalam keterampilan membaca cepat hanya mementingkan membaca frase
dengan menggunakan teknik SAV, 93,3% siswa mekanik agar pembaca membaca
kelas II SMA SMART Ekselensia Indonesia cepat dengan dapat memahami isi
memperoleh nilai lebih dari kkm, dengan rata- bacaan dengan cepat pula.
rata 86,0. Nilai tertinggi 100 dengan kecepatan 3) Pembaca cepat dengan teknik SAV
membacanya 308 kpm (kata per menit). Nilai sebaiknya menggunakan alat bantu
terendah 68 dengan kecepatan membacanya jari telunjuk atau pensil/ pulpen atau
409 kpm. Dan 86,6% dari 15 siswa dapat alat tunjuk lainnya untuk menunjuk
membaca dengan kecepatan lebih dari 300 kpm, agar membaca lebih cepat.
dengan rata-rata 412 kpm. Kecepatan membaca 4) Pembaca pun harus mengetahui
tercepat pada siswa kelas II SMA SMART terlebih dahulu yang dimaksud frase,
Ekselensia Indonesia adalah 534 kpm dengan gagasan utama paragraf, dan cara
memperoleh nilai 89. Kecepatan membaca menemukan gagasan utama paragraf
terendah 245 kpm dengan memperoleh nilai 76. agar lebih tepat dalam menentukan
gagasan utama paragraf
Dengan demikian hasil penelitian 5) Periksalah terlebih dahulu stop watch,
tindakan kelas yang dilakukan penulis apakah dapat dipergunakan dengan
menunjukkan bahwa teknik SAV dapat baik. Hal ini dilakukan agar jangan
meningkatkan hasil belajar menentukan sampai salah dalam menghitung waktu
gagasan utama paragraf dalam keterampilan kecepatan membaca.
membaca cepat pada siswa kelas II SMA
SMART ekselensia Indonesia. Hal ini karena
lebih dai 80%, siswa dapat membaca dengan
15
Jurnal Pendidikan Dompet Dhuafa edisi I/ 2011

DAFTAR PUSTAKA Safriandi. Teknik Membaca. http://


nahulinguistik.wordpress.com/2009/11/04/
Akhadiah, Sabarti, Maidar G. Arsjad, dan teknik-membaca
Sakura H. Ridwan. 1988. Pembinaan
Kemampuan Menulis Bahasa Setiawan, Agus. 2010. Baca Kilat, Kiat
Indonesia. Jakarta: Erlangga. Membaca 1 Halaman/ Detik. 2010.
Jakarta: Gramedia.
DePorter, Bobbi. 2009. Quantum Reader,
Membaca Lebih Efektif, Lebih Bermkna, Siti Aisyah. https://badriyadi.wordpress.com/
dan Lebih Cerdas. Diterjemahkan oleh proposal-penelitian/keterampilan-
Lovely. Bandung: Kaifa) membaca-cepat

E. Kosasih. 2003. Ketatabahasaan dan Soedarso. 2006. Speed Reading: Sistem


Kesusastraan, Cermat Berbahasa Membaca Cepat dan efektif. Jakarta: PT
Indonesia. Bandung: YramaWidya. Gramedia Pustaka Utama

http://daudp65.byethost4.com/baca2/teaching- Uswatun Khasanah. http://lib.unnes.ac.id/cgi/


reading.htm request_doc?docid=711

http://id.forums.wordpress.com/topic/peningka Widiatmoko. 2011. Super Speed Reading,


tan-kemampuan-membaca-cepat-dengan- Metode Lengkap dan Praktis untuk
menggunakan-metode-speed-reading Meningkatkan Kemampuan Membaca.
Jakarta: Gramedia.
Keraf, Gorys. 1994. Komposisi. Ende Flores:
Nusa Indah www.kabarindonesia.com

Mustakim. 1994. Membina Kemampuan Yeti Mulyati. http://file.upi.edu/Direktori/


Berbahasa: Panduan ke Arah Kemahiran FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTR
Berbahasa. Jakarta: PT Gramedia Pustaka A_INDONESIA/196008091986012-
Utama. YETI_MULYATI/MATERI_TATAR_ME
MBACA_BPG.pdf.
Rahim, Farida. 2005. Pengajaran di
Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara. Zainuddin. 1992. Materi Pokok Bahasa
dan Sastra Indonesia. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
16

Anda mungkin juga menyukai