Anda di halaman 1dari 11

Rahayu, Riyadi, Hartati, Keterampilan Membaca Pemahaman Dengan Metode PQ4R …

KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN


METODE PQ4R (PREVIEW, QUESTION, READ, REFLECT,
RECITE, REVIEW) SISWA SEKOLAH DASAR KELAS TINGGI

Risma Amalia Rahayu, Arie Rakhmat Riyadi1, Tatat Hartati2


Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Departemen Pedagogik
Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia
e-mail: rismakabumi@gmail.com

Abstrak: penelitian ini dilatar belakangi karena beberapa permasalahan siswa


tentang kurangnya memahami keterampilan membaca pemahaman dalam sebuah
teks. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah unutk mengetahui
pelaksanaan metode PQ4R pada siswa kelas IV SDN 194 SUKAJADI dan untuk
mengetahui peningkatan keterampilan membaca pemahaman tersebut. Metode
penelitian yang digunakan adalah kualitatif dan kuantitatif. Kemudian pada hasil
penelitian menunjukkan adanya peningkatan terhadap keterampilan membaca
pemahaman siswa dengan menggunakan metode PQ4R. Dapat terlihat dari hasil
persentase sebelum melaksanakan penelitian saat pra siklus hanya mencapai 50%.
Tetapi setelah melakukan siklus I meningkat menjadi 62%, kemudian pada saat
melaksanakan siklus II hasil persentase semakin meingkat menjadi 92%.
Berdasarkan hasil tersebut, maka metode PQ4R dapat dijadikan sebagai salah satu
alternatif pembelajaran membaca di sekolah dasar.

Kata Kunci: Metode PQ4R, Keterampilan Membaca Pemahaman

Abstract: this event will be based on research because of some problems about
the lack of students understand the reading comprehension skills in a text. The
objectives to be achieved in this research is to know the PQ4R method
implementation at grade IV SDN 194 SUKAJADI and to know the understanding
of reading skills improvement. The research method used was qualitative and
quantitative. Then on the results show an increase in reading comprehension
skills against students by using the methods of the PQ4R. It can be seen from the
results of research before sending when the percentage of pre cycle reaching only
50%. But after doing the cycle I increased to 62%, then at the time of executing
the cycle II results percentage the more meingkat be 92%. Based on those results,
then the PQ4R method can serve as one of the alternative learning to read in
elementary school.

Keywords: method pq4r, reading comprehension skills

1
arie.riyadi@upi.edu
2
tatat@upi.edu

46
Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Vol. III No. II, Agustus 2018, hlm. 48-56

Membaca merupakan kegiatan menjadi hal yang bias dilakukan setiap


yang paling sering dilakukan manusia. hari.
Kita sering melihat tulisan entah itu pada Namun masih banyak siswa yang
kemasan makanan ringan ataupun yang terlihat kesulitan ketika dihadapkan
lainnya. Ada banyak informasi yang dengan teks bacaan. Hal ini juga
tertulis pada surat kabar dan mata diperkuat dengan hasil belajar Bahasa
pelajaran. Tulisan tersebut tidak dapat Indonesia siswa pada pembelajaran,
manusia mengerti maknanya jika dirinya dimana masih banyak siswa yang belum
tidak memiliki kemampuan membaca. mencapau ketentuan ketuntasan minimal
Kemampuan membaca menjadi yang ditentukan. Terlihat jelas sekali
kebutuhan penting bagi setiap manusia pada saat membaca sebuah teks yang ada
karena dalam kesehariannya, manusia di buku masih banyak siswa yang terlihat
banyak dituntut untuk menggunakan kesulitan apalagi jika siswa diperintahkan
kemampuan tersebut. untuk menulis sebuah informasi penting
Sejalan dengan perkembangan dari teks bacaan tersebut, masih banyak
ilmu pengetahuan dan teknologi yang siswa yang kebingungan dan selalu
pesat, terutama dalam teknologi bertanya kepada gurunya. Kebanyakan
percetakan maka semakin banyak dari siswa hanya menyalin ulang tanpa
informasi yang tersimpan di dalam buku. tahu apa maksud dari teks yang sudah
Pada semua jenjang kemampuan mereka tulis.
membaca menjadi skala prioritas yang Metode PQ4R merupakan suatu
harus dikuasai siswa, dengan membaca metode membaca yang bertujuan untuk
siswa akan memperoleh berbagai membantu pembaca lebih mudah untuk
informasi yang sebelumnya belum pernah mengingat dan memahami isi dari bacaan
di dapatkan (Wungkana.Vol.4 No.6 atau tulisan secara lebih baik. Kemudian
2016:1). adapun langkah-langkah metode PQ4R
Menurut Tarigan (2015:7) menurut Hartati (2018:7) adalah sebagai
membaca adalah suatu proses yang berikut:
dilakukan serta dipergunakan oleh 1) Preview
pembaca untuk mmeperoleh pesan yang Memberikan bahan bacaan
hendak disampaikan oleh penulis melalui kepada siswa untuk dibaca,
media kata/bahasa tulis. Pada beberapa Menginformasikan kepada siswa
kasus, masih sering kita temui siswa yang bagaimana menemukan ide pokok
kesulitan dalam membaca baik itu di atau tujuan pembelajaran yang
kelas rendah maupun kelas tinggi. Hal ini hendak dicapai, Membaca selintas
terjadi dikarenakan kurangnya dengan cepat untuk menemukan ide
keterampilan membaca pemahaman pokok atau tujuan pembelajaran yang
siswa. Membaca pemahaman diartikan hendak dicapai.
sebagai proses membaca sungguh- 2) Question
sungguh untuk memperoleh makna atau Menginformasikan kepada siswa
inti dari sebuah bacaan. agar memperlihatkan makna dari
Permasalahan yang terjadi bacaan, Memberikan tugas pada
mengenai kesulitan dalam membaca pada siswa untuk membuat pertanyaan dari
salah satu sekolah di kecamatan sukajadi ide pokok yang ditemukan dengan
ketika peneliti melakukan observasi menggunakan kata-kata : apa,
didalam kelas pada saat pembelajaran mengapa, siapa, kapan,di mana, dan
guru sering kali menunjuk siswanya bagaimana, Memperhatikan
untuk membacakan teks bacaan, penjelasan guru, Menjawab pertanyan
membaca saat pembelajaran sudah yang telah dibuatnya.

47
Rahayu, Riyadi, Hartati, Keterampilan Membaca Pemahaman Dengan Metode PQ4R …

3) Read Peneliti menggunakan metode ini


Memberikan tugas kepada siswa karena pada prosesnya menerapkan
untuk membaca dan menanggapi atau alktivitas membaca secara detail sebagai
menjawab yang telah disusu dasar dan diharapkan mampu
sebelumnya, Membaca secara aktif meningkatkan serta memotivasi siswa
sambil memberikan tanggapan apa dalam belajar sehingga akan membentuk
yang telah dibaca dan menjawab penguasaan konsep yang lebih baik.
pertanyaan-pertanyaan yang Adapun kelebihan dan kekurangan dalam
dibuatnya metode PQ4R adalah sebagai berikut:
4) Reflect 1) Kelebihan Metode PQ4R
Menyimulasikan atau Adapun kelebihan dari metode PQ4R
menginformasikan, bukan hanya dikemukakan oleh Muhammad (dalam
sekedar menghafal dan mengingat Noviyanti, Suripto, dan Joharman
materi pelajaran tapi mencoba 2015:3) strategi elaborasi metode PQ4R
memecahkan masalah dari informasi memiliki beberapa keunggulan, antara
yang diberikan oleh guru dengan lain:
pengetahuan yang telah diketahui a) Sangat tepat digunakan untuk
melalui bahan bacaan. pengajaran pengetahuan yang bersifat
5) Recite deklaratif berupa konsep-konsep,
Meminta siswa membuat intisari definisi, kaidah-kaidah, dan
dari seluruh pembahasan pelajaran pengetahuan penerapan dalam
yang dipelajari hari ini, menanyakan kehidupan sehari-hari.
dan menjawab pertanyaan- b) Dapat membantu siswa yang daya
pertanyaan, melihat catatan-catatan ingatannya lemah untuk menghapal
atau intisari yang telah dibuat konsep-konsep pelajaran.
sebelumnya, membuat intisari dari c) Mudah diterapkan pada semua
seluruh pembahasan. jenjang pendidikan.
6) Review d) Mampu membantu siswa dalam
Menugaskan siswa membaca meningkatkan keterampilan proses
intisari yang dibuatnya dari rincian bertanya dan mengomunikasikan
ide, pokok yang ada dalam benaknya, pengetahuannya.
meminta siswa membaca kembali e) Dapat menjangkau materi pelajaran
bahan bacaan jika masih belum yakin dalam cakupan yang luas.
dengan jawabannya, membaca intisari
yang telah dibuatnya, membaca 2) Kekurangan Metode PQ4R
kembali bahan bacaan siswa jika Selain memiliki kelebihan, metode
masih belum yakin atau jawaban yang PQ4R juga memiliki kekurangan dalam
telah dibuatnya. proses pelaksanaannya. Yuliana dan
Fajriah (2013:30) membagi kekurangan
Kemudian menurut Abidin tersebut menjadi tiga, yaitu:
(2012:100) membagi tujuan umum PQ4R a) Tidak tepat diterapkan pada
sebagai berikut: 1) Mengaktifkan dirinya pengajaran pengetahuan yang bersifat
dalam mempelajari sebuah konsep procedural seperti pengetahuan
melalui kegiatan merencanakan, keterampilan.
memonitor, dan mengevaluasi tahapan b) Pengetahuan siswa terbatas hanya
belajar yang dilaksanakannya. 2) pada materi yang mereka baca.
Menggunakan proses menulis sebagai c) Tidak efektif dilakukan pada waktu
alat untuk mempelajari teks bacaan. yang sedikit karena metode ini

48
Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Vol. III No. II, Agustus 2018, hlm. 48-56

memerlukan waktu yang banyak & Mc Taggart yaitu: Perencanaan,


terutama pada tahap read Tindakan, Pengamatan dan Refleksi.
Subyek penelitian ini dilakukan
Kemampuan membaca kepada seluruh siswa kelas IV sebanyak
mempunyai kedudukan yang sangat 36 orang. Agar peneliti dapat melihat
penting, terlebih untuk siswa sekolah secara langsung perubahan peningkatan
dasar karena membaca merupakan nilai anak dari setiap siklus yang
kemampuan awal yang harus dimiliki dilaksanakan.
oleh setiap siswa agar dapat memahami Teknik pengumpulan data yang
apa yang dipelajarinya. Silabus pada dilakukan dalam penelitian ini
tingkat sekolah dasar harus menekankan menggunakan penelitian kualitatif,
kepada kemampuan membaca. Hal adapun teknik pengumpulan data tersebut
tersebut dicantumkan dalam Peraturan adalah sebagai berikut: lembar observasi
Pemerintah Republik Indonesia Nomor dimana guru terlebih dahulu
19 Tahun 2005 bab III pasal 6 ayat 6 mengobservasi kelas untuk mengetahui
yang menyatakan bahwa, “Kurikulum informasi dan gambaran saat
dan silabus SD/MI/SDLB/PAKET A. pembelajaran, wawancara dilakukan
atau bentuk lain yang sederajat untuk mengetahui pendapat siswa secara
menekankan pentingnya kemampuan dan langsung, catatan lapang untuk menulis
kegemaran membaca, menulis, semua kegiatan yang terjadi pada saat
kecakapan berhitung, serta kemampuan pelaksanaan dan yang terkakhir
berkomunikasi.” dokumentasi untuk penguat data yang
Adapun rumusan masalah dalam diperoleh ketika pelaksanaan
penelitian ini yaitu bagaimanakah pembelajaran berlangsung.
pelaksanaan metode PQ4R pada siswa Teknik pengolahan data yang
kelas IV dan bagaimanakah peningkatan digunakan dalam penelitian ini
keterampilan membaca pemahaman menggunakan data kualitataif dan data
siswa melalui metode PQ4R. kuantitatif. Adapun analisis data kualitatif
Kemudian adapun tujuan dari tersebut adalah reduksi data berarti
penelitian ini yaitu untuk mengetahui merangkum atau memilih hal yang pokok
pelaksanaan metode PQ4R pada siswa dan mmebuang data yang tidak perlu,
kelas IV dan untuk mengetahui setalah melakukan reduksi data kemudian
peningkatan keterampilan membaca penyajian data tersebut dspat dilakukan
pemahaman siswa melalui metode PQ4R. mellaui bentuk tabel, grafik dan yang
lainnya. Kemudian yang terakhir
METODE penarikan kesimpulan yang diperkuat
Metode penelitian yang dengan bukti-bukti yang valid. Analisis
digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang dilakukan ini adalah
Penelitian Tindakan Kelas (PTK). data dari lembar kerja dan evaluasi siswa
Metode penelitian tindakan kelas ini untuk mengukur peningkatan siswa,
merupakan penelitian yang berorientasi kemudian tes yang diperoleh dianalisis
pada penerapan tindakan dengan tujuan lalu dicari persentase dan rata-ratanya.
peningkatan mutu pada sekelompok Setelah itu hasil tes dari jumlah skor yang
subyek yang diteliti dan mengamati diperoleh peserta didik kemudian peneliti
tingkat keberhasilan akibat tindakannya melakukan pengolahan data siswa.
untuk kemudian diberikan tindakan Kemudian cara menghitung rata-rata
lanjutan (Trianto, 2010:5). Penelitian ini tersebut adalah sebagai berikut:
dilakukan menggunakan model Kemmis a) Rata-Rata

49
Rahayu, Riyadi, Hartati, Keterampilan Membaca Pemahaman Dengan Metode PQ4R …

Untuk menghitung rata-rata menurut HASIL DAN PEMBAHASAN


Sudjana (2013:09) “pengolahan nilai Sebelum melakukan penelitian
rata-rata” yang dapat menggunakan peneliti tersebut mengobservasi terlebih
rumus sebagai berikut: dahulu pada saat melakukan sit-in dikelas
IV selama kurang lebih 2 minggu.
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ Setelah peneliti menemukan masalah,
Nilai = x 100
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 kemudian peneliti mulai melaksanakan
penelitian dikelas tersebut. Penelitian
Keterangan: dilakukan dengan II siklus yaitu pada
X = rata-rata tanggal 17 April 2018 dan 26 April 2018.
x = jumlah skor siswa Pada saat pelaksanaan siklus I
N = Banyaknya Siswa dengan menggunakan metode PQ4R saat
tahap (a) Preview guru melakukan tanya
b) Hasil Tes jawab mengenai informasi yang didapat
Dari jumlah skor yang diperoleh siswa saat membaca sekilas, pada tahap
peserta didik, kemudian peneliti ini banyak siswa yang kebingungan.
melakukan pengolahan data siswa. Hampir 70% siswa tidak menjawab
Rumusannya adalah sebagai berikut: pertanyaan tersebut sementara 30% siswa
mencoba menjawab tetapi kurang tepat.
Tabel 3.2 Selanjutnya tahap (b) Question beberapa
Kategori Perolehan Nilai KKM siswa membuat pertanyaan kurang sesuai
No Nilai Kategori dengan teks bacaan karena tidak
1 75-100 Tuntas menjelaskan apa yang dibuat oleh siswa
2 0-71 Belum Tuntas bahkan ada yang sangat tidak sesuai
sekali. Pada tahap (c) Read siswa diminta
Dan yang terakhir menghitung nilai rata- untuk membaca kembali teks bacaan dan
rata siswa menurut Muchlis (2009:36) menandai informasi penting yang
“ketuntasan belajar ideal untuk setiap terdapat pada teks. Kemudian (d) Reflect
indikator adalah 1-100% dengan batas yaitu membimbing siswa untuk
kriteria ideal minimum adalah 75%. mengaitkan pengetahuan yang telah di
Dalam penelitian ini KKM yang harus dapat. Setelah semua tahap dilakukan
dicapai oleh setiap individu adalah 75. tinggal satu tahap lagi yaitu (e) Review
Adapun tabel kriteria tingkat dimana siswa dibimbing untuk membuat
keberhasilan belajar siswa adalah sebagai kesimpulan dari isi teks yang sudah
berikut: mereka baca. Adapun deskripsi hasil
observasi pelaksanaan pembelajaran
Tabel 3.3 adalah sebagai berikut:
Kriteria Tingkat Keberhasilan Belajar
Siswa (%) Tabel 4.3
Deskripsi Hasil Obervasi Pelaksanaan
≥80% Sangat Tinggi Pembelajaran
60-79% Tinggi No Temuan
1. a. Membaca Teks Bacaan Dengan
40-59% Sedang
Waktu Yang Ditentukan: Ketika
20-39% Rendah
siswa diminta untuk membaca teks
≤20% Sangat Rendah bacaan dengan waktu yang telah
(Sumber: Sinaga, 2016, hlm. 42) ditentukan, masih saja banyak
siswa yang tidak mau membaca da
nada siswa yang lambat ketika

50
Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Vol. III No. II, Agustus 2018, hlm. 48-56

membaca. memberikan ice breaking terlebih dahulu


agar siswa tidak merasa bosan.
Masalah tersebut di duga karena
2. b. Membuat Pertanyaan kurangnya minat baca siswa mengenai
Berdasarkan Teks: Ketika siswa sebuah teks bacaan. Kemudian kurangnya
diminta untuk mmebuat juga pemahaman siswa tentang
pertanyaan, masih ada saja siswa bagaimana cara membuat pertanyaan
yang bertanya harus membuat sendiri dengan kata Tanya yang sudah
pertanyaan seperti apa dan ditentukan. Karena belajar untuk
bagaimana. membuat pertanyaan itu sangat penting
3. c. Membaca Kembali Teks dan harus diajarkan sejak dini, agar suatu
Bacaan: Ketika siswa dminta saat siswa tidak kebingungan lagi jika
untuk membaca kembali teks diminta untuk membuat pertanyaan
bacaan, hanya sebagian siswa yang berdasarkan teks. Menurut Abdurrahman
mau membaca. (2003:201) menyebutkan bahwa masih
4. d. Mengaitkan Pengetahuan Yang terdapat banyak siswa yang mampu
Telah Di Dapat: Pada saat siswa membaca secara benar suatu bahan
diminta untuk mengaitkan bacaan tetapi tidak mampu memahami isi
pengetahuan yang telah didapat, bacaan tersebut. Kemampuan siswa
guru bersama siswa melakukan dalam memahami isi bacaan yang rendah
tanya jawab. dapat menjadikan siswa kurang mampu
5. untuk merangkum materi yang ada di
e. Menjawab Pertanyaan: Pada
buku untuk kemudian disimpulkan.
saat siswa menjawab pertanyaan
Kemudian Menurut Dalman,
masih saja ada siswa yang
(2013:1) di SD membaca pemahaman
menjawab tidak sesuai dengan
sangat dibutuhkan agar siswa mampu
yang ditanyakan.
6. memahami dengan baik keseluruhan isi
f. Membuat Kesimpulan: Pada saat
yang terkandung dalam bacaan melalui
membuat kesimpulan masih ada
membaca pemahaman.
sebagian siswa yang terlihat
Sehingga sebaiknya pada
kesulitan dan kebingungan
pelaksanaan siklus berikutnya guru
mungkin karena siswa tersebut
memberikan ice breaking terlebih dahulu
kurang paham mengenai
agar siswa bersemangat dan menjadi
kesimpulan itu seperti apa dan
fokus saat pembelajaran akan di mulai.
belum terbiasa.
Kemudian untuk mengantisipasi kelalaian
Dari data temuan pada tabel 4.3 siswa saat emngerjakan tugas yang
saat melakukan penelitian siklus I masih diberikan, guru harus selalu mengecek
banyak siswa yang tidak memahami dan berkeliling melihat pekerjaan siswa dan
kurang mengerti tentang apa yang harus memberi intruksi apabila ada kesulitan
mereka kerjakan dari teks bacaan yang dalam pengerjaan tugas yang diberikan.
diberikan oleh gurunya. Siswa terlihat Pada saat pelaksanaan siklus I
kebingungan ketika diminta untuk peneliti dapat mengetahui adanya
membuat pertanyaan sesuai dengan teks, perubahan dari setiap siswa mengenai
ada saja siswa yang membuat pertanyaan keterampilan membaca pemahaman
tersebut secara asal-asalan. Kemudian dengan menggunakan metode PQ4R
ketidak fokusan siswa saat pembelajaran (Preview, Question, Read, Reflcet,
sehingga membuat siswa tidak Recite, Review).
bersemangat, di karenakan guru tidak Adapun ketuntasan tiap aspek
tersebut adalah sebagai berikut:

51
Rahayu, Riyadi, Hartati, Keterampilan Membaca Pemahaman Dengan Metode PQ4R …

Ketuntasan Tiap Aspek Keterampilan Tabel 4.8


Membaca Pemahaman
Deskripsi Hasil Obervasi Pelaksanaan
100.00% membuat Pembelajaran
pertanyaan No Temuan
80.00% menjawab 1. a. Membaca Teks Bacaan Dengan
pertanyaan
60.00% menuliskan
Waktu Yang Ditentukan: Pada saat
40.00% kalimat uatama siswa diminta untuk membaca teks
membuat bacaan, siswa sudah mulai terbiasa
20.00% kesimpulan
membuat
karena siswa sudah pernah
0.00% karangan mencoba di siklus I.
2. b. Membuat Pertanyaan
Gambar 4.5
Ketuntasan Tiap Aspek Keterampilan Berdasarkan Teks: Pada saat siswa
Membaca Pemahaman siklus I diminta untuk membuat
pertanyaan hampir semua siswa
Berdasarkan grafik tersebut kita dapat membuat pertanyaan dengan
dapat mengetahui Secara keseluruhan benar, meskipun terkadang ada
pun memang masih terdapat indikator saja siswa yang terlihat belum bias
yang kurang maksimal dalam pencapaian membuat pertanyaan.
3. c. Membaca Kembali Teks
ketuntasan tersebut, mungkin
dikarenakan tidak semua siswa dapat Bacaan: Pada saat siswa diminta
memahami dengan benar. Untuk untuk membaca kembali teks
indikator membuat pertanyaan sudah bacaan, secara keseluruhan siswa
melebihi batas ketuntasan 75% yaitu membaca dengan teliti dan serius.
4. d. Mengaitkan Pengetahuan Yang
sebanyak 81,45%. Untuk indikator
menjawab pertanyaan sudah sangat Telah Di Dapat: Pada saat siswa
melebihi batas ketuntasan 75% yaitu diminta untuk mengaitkan
sebanyak 91,94%. Untuk indikator pengetahuan yang telah didapat
menuliskan kalimat utama sudah sangat oleh siswa, guru bersama siswa
melebihi batas ketuntasan 75% yaitu melakukan tanya jawab sama
sebanyak 95,16%. Untuk indikator seperti di siklus I.
5. e. Menjawab Pertanyaan: Pada
membuat kesimpulan ketuntasannya
masih kurang maksimal karena dibawah saat siswa menjawab pertanyaan,
75% yaitu sebanyak 70,16%. Dan untuk siswa dapat menjawabnya dengan
indikator membuat karangan benar larena mereka dapat
ketuntasannya pun masih kurang memahami teks bacaan yang
maksimal karena dibawah 75% yaitu sudah dibacanya.
6. f. Membuat Kesimpulan: Pada saat
sebanyak 70,97%.
Kemudian saat siklus II hari Kamis siswa diminta untuk membuat
tanggal 26 April 2018 sudah mulai kesimpulan hampir secara
adanya peningkatan hasil belajar siswa, keseluruhan siswa dapat membuat
mungkin karena siswa sudah memahami kesimpulan secara baik.
langkah-langkah metode yang sudah
diajarkan pada saat siklus I, sehingga Dari data temuan pada tabel 4.8
membuat siswa tidak merasakan secara keseluruahan sudah mulai adanya
kesulitan. Meskipun memang masih ada peningkatan pada saat pembelajaran,
saja siswa yang sulit untuk memahami mungkin karena siswa mempunyai
pembelajaran. Adapun hasil deskripsi motivasi belajarnya masing-masing
saat siklus II adalah sebagai berikut: meskipun terkadang ada saja beberapa

52
Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Vol. III No. II, Agustus 2018, hlm. 48-56

siswa yang masih malas. Dari motivasi siklus II. Secara keseluruhan sudah mulai
belajar yang maksimal dapat membantu meningkat, tetapi memang masih terdapat
siswa untuk mendapatkan hasil belajar indikator yang kurang maksimal dalam
yang cukup maksimal juga. pencapaian ketuntasan tersebut, mungkin
Kemudian motivasi belajar dikarenakan tidak semua siswa dapat
memiliki peranan tersendiri dalam memahami dengan benar. Untuk
pencapaian keberhasilan belajar indikator membuat pertanyaan sudah
disekolah. Motivasi belajar perlu sangat melebihi batas ketuntasan 75%
ditingkatkan kemudian dipelihara yaitu sebanyak 92,74%. Untuk indikator
sehingga proses pembelajaran akan menjawab pertanyaan sudah sangat
berjalan lancar dan tercapainya tujuan melebihi batas ketuntasan 75% yaitu
pembelajaran sesuai dengan harapan, dan sebanyak 99,19%. Untuk indikator
siswa yang termotivasi belajarnya lebih menuliskan kalimat utama sudah
tinggi cenderung akan terlibat aktif dalam melebihi batas ketuntasan 75% yaitu
proses pembelajaran. sebanyak 79,84%. Untuk indikator
Menurut Djamarah, (2011) membuat kesimpulan ketuntasannya
mengatakan bahwa motivasi belajar masih kurang maksimal karena dibawah
siswa harus senantiasa ditumbuhkan dan 75% yaitu sebanyak 65,32%. Dan untuk
dipelihara pada diri siswa sebagaimana indikator membuat karangan sudah
fungsi dari motivasi belajar yaitu guru melebihi ketuntasan 75% yaitu sebanyak
harus dapat membangkitkan semangat 82,26%. Dari pelaksanaan penelitian
siswa dalam belajar, memberikan harapan siklus I, peneliti mengetahui bahwa
yang nyata, memberi insentif, dan terdapat peningkatan hasil belajar siswa
mengarahkan siswa pada perilaku yang setelah guru menerapkan metode PQ4R
sesuai dengan tujuan yang telah dalam proses pembelajarannya. Hal
ditetapkan. tersebut terlihat dari bertambahnya
Pada saat pelaksanaan siklus II jumlah siswa yang lulus Krtiteria
peneliti mengetahui adanya peningkatan Ketuntasan Minimal (KKM). Pada saat
yang terjadi. Adapun ketuntasan setiap pelaksanaan Pra-Siklus, siswa yang lulus
aspeknya adalah sebagai berikut: KKM hanya 19 siswa dengan rata nilai
60 dan yang tidak lulus kkm sekitar 19
Ketuntasan Tiap Aspek siswa. Sedangkan pada Siklus I terdapat
Keterampilan Membaca peningkatan jumlah siswa yang lulus
Pemahaman KKM menjadi 22 orang dengan rata-rata
200.00% membuat nilai 81 yang tidak lulus kkm berjumlah 9
pertanyaan siswa. Sedangkan saat pelaksanaan siklus
100.00%
menjawab II siswa yang lulus kkm hanya 28 siswa
pertanyaan
dengan rata-rata nilai 84 dan yang tidak
menuliskan lulus kkm berjumlah 3 siswa.
0.00% kalimat uatama
Persentase ketuntasan pada proses
Gambar 4.10 Pra-Siklus sebelumnya hanya mencapai
Ketuntasan Tiap Aspek Keterampilan 50% setelah dilaksanakan Siklus I
Membaca Pemahaman siklus II meningkat menjadi 62% dan saat
pelaksanaan siklus II meningkat menjadi
Berdasarkan dari grafik tersebut 90%. Adapun tabel hasil belajar tersebut
kita dapat mengetahui persentase adalah sebagai berikut seperti yang
ketuntasan dari setiap aspek indikator tertuang pada Tabel 4.1.
keterampilan membaca pemahaman
siswa kelas IV pada saat pelaksanaan

53
Rahayu, Riyadi, Hartati, Keterampilan Membaca Pemahaman Dengan Metode PQ4R …

Tabel 4.1 Dari grafik 4.12 pelaksanaan


Hasil Belajar Siswa penelitian siklus I, peneliti mengetahui
Keterangan Pra Siklu Siklus bahwa terdapat peningkatan hasil belajar
Siklus s I II siswa setelah guru menerapkan metode
Lulus Kkm 19 22 28 PQ4R dalam proses pembelajarannya.
Belum Lulus 19 9 3 Pada saat pra siklus hanya mencapai 50%
Kkm dengan siswa yang belum lulus KKM
Nilai Rata- 60 81 84 sebanyak 19 orang. Lalu saat Siklus I
Rata terlihat dari bertambahnya jumlah siswa
Persentase 50% 62% 90% yang lulus Krtiteria Ketuntasan Minimal
Ketuntasan (KKM pada terdapat peningkatan jumlah
siswa yang lulus KKM hanya 22 orang,
Jika dibandingkan dengan hasil sedangkan pada saat penelitian siklus II
belajar pra siklus yang memperoleh nilai yang lulus KKM meningkat menjadi 28
rata-rata yaitu 60 dengan jumlah siswa orang Persentase ketuntasan yang
yang lulus kkm hanya 19 orang dan 19 dilakukan pada proses Siklus I hanya
orang belum lulus kkm, maka dapat mencapai 62% meningkat menjadi 90%
diketahui dengan pasti bahwa hasil setelah dilakukannya siklus II.
belajar siswa terus meningkat seiring Perbandingan tersebut dapat terlihat pada
dengan pelaksanaan siklus yang grafik 4.13 berikut ini:
dilakukan dengan menggunakan metode
pembelajaran PQ4R seperti yang dapat
dilihat pada tabel. PERBANDINGAN SIKLUS
100%
Meskipun pada hasil
80% 90%
pembelajaran masih terdapat 3 siswa
yang belum mencapai kkm tetapi 60%
62%
persentase ketuntasan sudah cukup 40%
meningkat yaitu 90%. 20%
Berikut adalah grafik yang
menunjukan peningkatan proses 0%
ketuntasan siswa dari poses Pra-Siklus ke Siklus I Siklus II
Siklus I. Gambar 4. 13
Grafik Hasil Siklus I dan Siklus
PERBANDINGAN SIKLUS II
80%
Berdasarkan ketuntasan indikator
60%
62% dari setiap siklus kita dapat melihat
40% 50% bahwa tidak semua indikator mengalami
peningkatan yang maksimal, tetapi masih
20%
ada indikator yang belum mencapai
0% ketuntasan yang di harapkan. Adapun
Pra Siklus Siklus I perbandingan indikator dari siklus I
Gambar 4.12 sampai siklus II adalah sebagai berikut:
Grafik Perbandingan Hasil Pra
Siklus dan Siklus I

54
Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Vol. III No. II, Agustus 2018, hlm. 48-56

Perbandingan Ketuntasan sikkus I dan siklus II aktivitas


Aspek Tiap Siklus keterampilan membaca pemahaman
150.00% siswa menjadi meningkat seperti
membaca teks bacaan sekilas,
100.00%
membuat pertanyaan berdasarkan
50.00% teks, membaca kembali teks bacaan,
mengaitkan pengetahuan baru,
0.00%
menjawab pertanyaan dan membuat
kesimpulan.
Siklus I Siklus II 2. Peningkatan keterampilan membaca
pemahaman siswa setelah
Gambar 4.15 diterapkannya metode PQ4R dalam
Perbandingan Ketuntasan Tiap Aspek pembelajaran sudah sangat signifikan.
Siklus I Sampai Siklus II Hasil keterampilan membaca
pemahaman siswa setelah
Dari grafik tersebut kita dapat melaksanakan siklus I nilai rata-rata
melihat perbandingan yang terjadi pada yang dicapai sudah cukup baik
setiap siklus. Untuk indikator membuat dengan sebagian besar siswa mampu
pertanyaan siklus I sebanyak 81,45% dan melewati batas nilai kkm. Kemudian
siklus II meningkat menjadi 92,74%, saat pelaksanaan siklus II nilai rata-
untuk indikator menjawab pertanyaan rata siswa sangat meningkat melebihi
siklus I sebanyak 91,94% dan siklus II batas nilai kkm, meskipun ada
semakin meningkat sekali menjadi beberapa siswa yang memang sulit
99,19%, untuk sekali mereka masih mendapatkan
indikator menuliskan kalimat nilai dibawah kkm, tetapi demikian
siklus I sebanyak 95,16% sedangkan siswa yang sulit itu nilainya rata-rata
siklus II sedikit menjrun menjadi 87,90%, hampir mendekati nilai kkm. Dengan
untuk indikator membuat kesimpulan demikian penggunaan metode PQ4R
siklus I sebanyak 70,16% kemudian saat pada keterampilan membaca
siklus II meningkat sekali menjadi pemahaman dapat meningkatkan
87,90%, untuk indikator membuat aktivitas dan hasil belajar siswa kelas
karangan saat siklus I sebanyak 70.97% IV Sekolah Dasar.
sedangkan saat siklus II meningkat
menjadi 82,26%. Dari hasil grafik DAFTAR RUJUKAN
tersebut kita dapat melihat perbandingan Abidin, Y. (2012). Pembelajaran
yang sangat signifikan. Membaca Berbasis Pendidikan
Karakter. Bandung: Refika
SIMPULAN Aditama
Berdasarkan pembahasan di atas Djamarah, S. B. (2011). Psikologi
tentang keterampilan membaca Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
pemahaman dengan metode PQ4R adalah E-Jurnal Prodi Teknologi Pendidikan
sebagai berikut: Vol. V Nomor 6 Tahun 2016
1. Pelaksanaan pembelajaran dengan Hartati, T (2018). SQ3R dan PQ4R.
menggunakan metode PQ4R dapat Makalah PGSD. hlm 7. FIP UPI
meningkatkan aktivitas keterampilan Bandung.
membaca pemahaman siswa. Pada Mulyono Abdurrahman. (2003).
saat prasiklus siswa hanya membaca Pendidikan Bagi Anak
dengan jelas tanpa mengetahui makna Berkesulitan Belajar. Jakarta: PT
yang terkandung dalam teks tersebut. Rineka Cipta.
Namun setelah dilaksanakannya
55
Rahayu, Riyadi, Hartati, Keterampilan Membaca Pemahaman Dengan Metode PQ4R …

Muslich. (2009). Pembelajaran berbasis


kompetensi dan kontekstual.
Jakarta:Bumi Aksara.
Noviyanti, T., Suripto. Dan Joharman,
(2015) Penerapan Pembelajaran
Strategi PQ4R Dalam Peningkatan
Pembelajaran IPS Kelas V SD
Negeri Karangasem 02. 3, (3),
hlm. 1-8.
Sinaga, S. (2016). “Penerapan Metode
PQ4R (Preview, Question, Read,
Reflect, Recite, Review) Untuk
Meningkatkan Keterampilan
Membaca Pemahaman Siswa
Sekolah Dasar.” (Skripsi) pada
FIP UPI Bandung: Tidak
diterbitkan
Sudjana. (2013). Metode Statistika.
Bandung: Tarsito
Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia. (2005). Kerangka
Dasar dan Struktur Kurikulum
Nomor 19 bab III pasal 6 ayat 6.
Jakarta.
Tarigan, H.G. (2015). Membaca Sebagai
Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa
Trianto. (2010). Mendesain Model
Pembelajaran Inovatif-Progresif:
Konsep, Landasan dan
Implementasi pada Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP). Jakarta: Kencana
Prenadamedia Group.
Wungkana, Mieske (2016) Upaya
Meningkatkan Kemampuan
Membaca Pemahaman dengan
Metode PQ4R pada Siswa Kelas V
SDN Inpres I Tatura. Jurnal
Kreatif Tadulako Online vol.4 no.6
hal 3.
Yuliana, I. & N. Fazriah. (2013).
Penerapan metode PQ4R
dalam pembelajaran
matematika di kelas VII SMP.
Jurnal Pendidikan Matematika.
Vol.1 No.1 Hal.30.

56

Anda mungkin juga menyukai