SKRIPSI
SULISTYANINGRUM
1206322120
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Kesehatan Masyarakat
SULISTYANINGRUM
1206322120
Supriyatin (2013), manajemen sumber daya manusia merupakan bidang strategis dari
organisasi. Manajemen sumber daya manusia harus dipandang sebagai perluasan dari
pandangan tradisional untuk mengelola orang secara efektif dan untuk itu membutuhkan
pengetahuan tentang perilaku manusia dan kemampuan mengelolanya.
Menurut Stoner (19954), perencanaan SDM merupakan suatu upaya peramalan terhadap
SDM yang dibutuhkan secara tetap dalam mencapai tujuan yang ditetapkan. Hal lain
juga disebutkan oleh George Milkovich dan Paul C. Nystrom (Dale Yoder, 1981).
Mereka mendefinisikan bahwa perencanaan tenaga kerja adalah proses peramalan,
pengembangan, pengimplementasian dan pengontrolan yang menjamin perusahaan
mempunyai kesesuaian jumlah pegawai,penempatan pegawai secara benar, waktu yang
tepat, yang secara otomatis lebih bermanfaat.
Perencanaan sumber daya manusia, Supriyatin (2013) merupakan fungsi utama yang
harus dilaksanakan dalam organisasi, guna menjamin tersedianya tenaga kerja yang
tepat untuk menduduki berbagai posisi, jabatan dan pekerjaan yang tepat pada waktu
yang tepat. Kesemuanya dalam rangka mencapai tujuan dan berbagai sasaran yang telah
dan akan ditetapkan. Perencanaan SDM sebuah Rumah Sakit, Ilyas (2013)
mengemukakan bahwa perencanaan SDM adalah proses estimasi terhadap jumlah SDM
berdasarkan tempat, keterampilan, dan prilaku yang dibutuhkan untuk memberikan
pelayanaan kesehatan. Dalam buku Perencanaan SDM Rumah Sakit, Ilyas (2013)
mengungkapkan bahwa ada beberapa hal yang membuat Rumah Sakit perlu melakukan
perencanaan antara lain karena produk RS adalah jasa, RS bersifat padat karya, pasar
tenaga Rumah Sakit belum terbentuk, dan adanya competitive advantage.
Oleh karenanya SDM keperawatan merupakan salah satu SDM yang memegang
peranan penting dalam pelayanan di Rumah Sakit. Perawat merupakan tenaga kesehatan
di Rumah Sakit yang memberikan pelayanan keperawatan kepada pasien selama 24 jam.
Beban kerja perawat yang tinggi akibat kurangnya jumah tenaga perawat akan
berdampak pada penurunan produktifitas kerja perawat yang dapat mempengaruhi
pelayanan kepada pasien.
Ilyas (2004) berpendapat bahwa dalam menghitung beban kerja secara sederhana dapat
dengan menanyakan langsung kepada yang bertugas tentang beban kerja yang dipangku
saat ini. Untuk itu perlu diketahui waktu yang dibutuhkan untuk produk atau jasa utama
yang dihasilkan unit atau personel. Salah satu metode yang digunakan untuk melakukan
perhitungan kebutuhan tenaga berdasarkan beban kerja adalah Metode Ilyas. Metode ini
menggunakan pendekatan demand. Artinya, metode ini menghitung beban kerja yang
harus dikerjakan atas dasar permintaan untuk menghasilkan unit produk atau jasa per
waktu yang dibutuhkan. Dengan demikian, beban kerja tergantung juga volume
transaksi bisnis yang harus dilakukan oleh setiap tenaga kerja atau unit organisasi.
Dalam Andini (2013), selain beban kerja yang diterima, kompetensi kerja juga harus
diperhatikan. Menurut Ilyas (2002), kompetensi kerja memegang peranan penting dalam
dinamika dan keselarasan kinerja suatu organisasi/perusahaan. Semakin tinggi
kompetensi kerja yang dimiliki, maka akan semakin cepat dan tepat pelayanan atau
kegiatan yang dilakukan. Menurut Aditama (2007), perencanaan sumber daya manusia,
termasuk juga perawat, meliputi skill inventory, job analysis, replacement chart, dan
expert forecast. Lebih singkatnya, Ilyas (2011) menjabarkan penilaian kinerja
berdasarkan pada job knowledge (pengetahuan seputar pekerjaan), skill (keterampilan),
dan attitude (sikap).
Rumah Sakit Ibu dan Anak SamMarie Basra merupakan salah satu rumah sakit swasta.
Awalnya Rumah Sakit ini merupakan Klinik PBDS SamMarie Basra di Jalan Basuki
Rachmat No. 31, Pondok Bambu, Duren Sawit, Jakarta Timur 13430. Pada tahun 2009
SamMarie mendirikan PT SamMarie Primafiat yang secara resmi mengambil alih
pengelolaan Klinik PBDS SamMarie Basra dan mengembangkannya. Tepat pada 1
Desember 2010, Klinik SamMarie Basra resmi berubah menjadi Rumah Sakit Ibu dan
Anak SamMarie Basra. Untuk mewujudkan SamMarie sebagai pusat layanan fertilitas
dengan fasilitas lengkap dan terpadu, Prof. Dr. dr. T. Z. Jacoeb, Sp.OG-KFER pada
tahun 2011 mendirikan Klinik Fertilitas dan Bayi Tabung SamMarie yang terletak di
lantai 2 gedung RSIA SamMarie Basra.
Berdasarkan data rumah sakit diketahui bertambahnya jumlah tempat tidur di Instalasi
Rawat Inap RSIA SamMarie Basra dari 22 buah tempat tidur menjadi 28 buah tempat
tidur pada 1 Desember 2014. Persentase lembur di Instalasi Rawat Inap pada akhir
tahun 2014 mencapai 14,28%, meningkat dari dua tahun sebelumnya yaitu , Kunjungan
pasien rawat inap BOR 2014 sebesar 31,54%, Tahun 2013 sebesar 22,20%, Tahun 2012
sebesar 18,58%, dan Tahun 2011 sebesar 12,34%. Sampai saat ini jumlah tenaga
perawat di Instalasi Rawat Inap 11 orang terdiri dari 1 orang supervisor dan 10 orang
perawat pelaksana, yang kesemuanya tersebut difungsikan untuk 3 shift kerja. Menurut
Supervisor Instalasi Rawat Inap RSIA SamMarie Basra, dengan kondisi yang demikian
sampai saat ini Instalasi Rawat Inap kesulitan untuk melayani pasien dengan jumlah dan
kompetensi perawat yang dimiliki. Pernah juga diajukan usulan penambahan jumlah
perawat kepada pihak bagian SDM namun terbentur dengan keterbatasan analisis karena
belum pernah dilakukan analisa kebutuhan tenaga perawat dalam aspek apapun di
Instalasi Rawat Inap RSIA SamMarie Basra.
Dengan diketahuainya jumlah pegawai yang tepat dan kompetensi perawat yang
dimiliki di Instalasi Rawat Inap, maka diharapkan dapat mengoptimalkan kerja unit,
persentase lembur, dan produktifitas unit yang dapat mendukung kemajuan RSIA
SamMarie Basra dalam hal pengelolaan pegawainya. Berdasarkan permasalahan
tersebut, penulis memutuskan untuk melakukan penelitian mengenai analis kebutuhan
tenaga berdasarkan beban kerja di Instalasi Rawat Inap RSIA SamMarie Basra. Maka
dari itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul; Analisis Kebutuhan
Tenaga dengan Metode Ilyas di Instalasi Rawat Inap RSIA SamMarie Basra Tahun
2014.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Gambar 2.1
Proses Perencanaan SDM Rumah Sakit
Analisis Situasi
Tenaga
Analisis Situasi
Tenaga
Analisis Situasi
Tenaga
Sumber: Ilyas (2013)
2.3 Perawat
Perawat merupakan salah satu tenaga kesehatan yang dimaksudkan dalam Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1176 tahun 2011 tentang Registrasi Tenaga
Kesehatan. Sebagai salah satu profesi yang selalu berhubungan secara langsung
dengan pasien, perawat dituntut untuk memahami dan berperilaku sesuai dengan etik
keperawatan.
Dalam perhitungan beban kerja ada tiga cara yang dapat digunakan
diantaranya adalah (Ilyas 2013):
1. Work Sampling
Menurut Ilyas (2013), Teknik ini dikembangkan pada dunia industri untuk
melihat beban kerja yang dipangku oleh personel pada suatu unit, bidang,
ataupun jenis tenaga tertentu. Pada work sampling dapat mengamati hal-
hal yang spesifik tentang pekerjaan sebagai berikut:
a. Aktivitas apa yang sedang dilakukan personel pada waktu jam kerja
b. Apakah aktivitas personel berkaitan dengan fungsi dan tugasnya pada
waktu jam kerja
c. Proporsi waktu kerja yang digunakan untuk kegiatan produktif atau
tidak produktif
d. Pola beban kerja personel dikaitkan dengan waktu, dan schedule jam
kerja
Pada work samping ciri-cirinya yaitu:
a. Yang disampling adalah aktivitas atau kegiatan
b. Jumlah personel yang diamati lebih banyak
c. Kualitas kerja tidak terdeteksi
d. Lebih sederhana
e. Lebih murah
3. Daily Log
Daily log merupakan bentuk sederhana dari work sampling, dimana orang
yang diteliti menuliskan sendiri kegiatan dan waktu yang digunakan
untuk kegiatan tersebut. Oleh karena itu, penggunaan teknik ini sangat
bergantung terhadap kerjasama dan kejujuran dari personel yang diteliti.
Pada metode ini peneliti biasanya membuat pedoman dan formulir isian
yang dapat dipelajari dan diisi sendiri oleh informan. Sebelum dilakukan
penelitian perlu dilakukan penjelasan tentang tujuan dan cara pengisian
formulir kepada subjek personel yang diteliti. Menurut Ilyas (2013),
dalam pengisian personel tekankan bahwa yang dipentingkan jenis
kegiatan, waktu dan lamanya kegiatan, sedangkan informasi personel
tetap menjadi rahasia dan tidak akan tercantum pada laporan penelitian.
Menurut Ilyas (2013), Metode Ilyas memberikan alternatif solusi yang akurat
dan mudah diterapkan. Metode ini dapat menghitung beban kerja personel
dengan cepat dengan tingkat akurasi yang tinggi sehingga menghasilkan
informasi yang dapat dipercaya untuk pengambilan keputusan manajemen.
Secara ilmiah hasil perhitungan kebutuhan personel dengan Metode Ilyas
memiliki tingkat validitas dan reabilitas yang tinggi dan telah di uji coba baik
oleh sejumlah institusi dengan hasil yang dapat dipercaya oleh manajemen
organisasi.
SDM /hari = ((B.K i-j = J.T W.T) : JKE) . Jumlah hari kerja per tahun
Keterangan:
B.K i-j = Jenis Beban Kerja
J.T = Jumlah Transaksi per hari
W.T = Waktu (menit atau jam) untu setiap jenis Transaksi
J.K.E = Jam kerja efektif SDM per hari
Jumlah hari kerja /tahun = (255 hari/tahun atau 273 hari/tahun atau 289
hari/tahun atau 237 hari/tahun)
Keterangan:
255 hari = (365-(12 hai libur nasional + 12 hari cuti tahunan) 3/4
273 hari = (365-(12 hai libur nasional + 12 hari cuti tahunan) 4/5
289 hari = (365-(52 hari libur Minggu + 12 hari libur nasional + 12 hari cuti
tahunan)
237 hari = (365-(104 hari libur Sabtu & Minggu + 12 hai libur nasional +
12 hari cuti tahunan)
Berdasarkan penjelasan diatas, job analysis dapat dijabarkan menjadi job knowledge,
skill dan attitude. Knowledge (pengetahuan) merupakan hasil dari rasa tahu yang hadir
dalam individu yang telah melakukan pengamatan melalui panca indera manusia
(penglhatan, pendengaran, penciuman, perasa dan peraba). Hasil dari pengetahuan
inilah yang nantinya sangat menentukan perilaku dan keterampilan seseorang.
Perilaku itu sendiri diartikan sebgaai tanggapan atau reaksi seseorang yang muncul
atas adanya rangsangan atau hal yang terjadi dari lingkungan luar. Sedangkan
keterampilan diartikan sebagai kemampuan sesorang dalam menerapkan pengetahuan
yang dimilikinya dalam bentuk perilaku. Dalam hal ini, keterampilan juga dipengaruhi
oleh pendidikan dan pelatihan yang dimiliki oleh orang tersebut (Saragih, 2010;
Simanullang, 2010 dan Yuliastuti, 2007).
Pengetahuan dapat diukur dengan beberapa cara, yaitu dengan melakukan wawancara
atau angket yang berisi tentang pertanyaan yang bertujuan dengan isi materi yang
menjadi tujuan wawancara/pengisian angket yang disesuaikan dengan intensitas
tingkatan pengetahuan yang ingin digali (Saragih, 2010). Beberapa hala yang
mempengaruhi pengetahuan seseorang anatar lain: (Simanullang. 2010 dan Saragih,
2010):
1. Pendidikan
Semakin tinggi tingkat pendidikan, semakin tinggi pengetahuannya
2. Pengalaman
Pengalaman merupakan cara terbaik dalam membuktikan pengetahuan yang
pernah didapatkan
3. Usia
Bertambahnya usia berarti juga proses perkembangan mentalnya sudah semakin
sempurna
4. Informasi
Informasi yang baik akan memberikan pengaruh yang baik terhadap pengetahuan,
yang juga terkadang bisa disamakan dengan pendidikan.
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
Menghitung jumlah tenaga dapat dilakukan dengan meninjau beban kerja pegawai.
Salah satu metode perhitungan kebutuhan SDM adalah Metode Ilyas (2013) untuk
menghitung beban kerja personel organisasi dibutuhkan informasi yang akurat, yaitu :
1. Kejelasan transaksi bisnis utama atau penunjang setiap personel dan unit
organisasi.
2. Kejelasan waktu yang dibutuhkan untuk setiap transaksi bisnis utama atau
penunjang.
3. Jenis dan jumlah transaksi bisnis per hari, per minggu, per bulan atau per tahun.
4. Jumlah jam kerja efektif (produktif) per hari pada organisasi.
5. Jumlah hari kerja efektif dalam setahun organisasi.
- Beban Kerja/hari
Kompetensi Kerja
- Pengetahuan
seputar pekerjaan
- Keterampilan
- SIkap
Berdasarkan gambar 3.1, terlihat bahwa kerangka konsep pada penelitian ini
menggunakan pendekatan sistem yang terdiri dari input, proses, dan output. Input
terdiri dari beban kerja (jenis transaksi bisnis, waktu transaksi, volume transaksi, jam
kerja efektif SDM per hari, serta mengenai beban kerja pegawai per hari), dan
Kompetensi kerja (pengetahuan seputar pekerjaan, keterampilan, sikap).
Selanjutnya dari proses dilakukan time and motion study kemudian perhitungan ini
akan diformulasikan kembali dengan Metode Ilyas untuk mendapatkan output berupa
jumlah kebutuhan tenaga perawat dan kompetensi di Instalasi Rawat Inap.
3.2 Definisi Operasional
Pengukuran
Variabel Definisi Operasional
Cara Alat Hasil
Jenis Rincian jenis kegiatan yang Observasi Formula tahapan kerja Informasi mengenai
Transaksi dilakukan per hari, per Telaah dokumen kesesuaian jenis kegiatan
Instalasi Rawat Inap
minggu, per bulan dan atau (time and motion yang dilakukan di Instalasi
per tahun di Instalasi Rawat study) Rawat Inap.
Inap.
Kegiatan Kegiatan yang dilakukan Observasi Formula tahapan kerja Satuan jumlah kegiatan
Produktif oleh perawat yang Instalasi Rawat Inap sebagai rangkaian
berhubungan dengan (time and motion perawatan rawat inap.
perawatan rawat inap. study)
Kegiatan Kegiatan yang dilakukan Observasi Formula tahapan kerja Satuan jumlah kegiatan
Produktif oleh perawat Instalasi Instalasi Rawat Inap sebagai rangkaian
Langsung Rawat Inap sebagai (time and motion perawatan rawat inap.
rangkaian perawatan rawat study)
inap yang melibatkan
kontak dengan pasien dalam
pelaksanaannya.
Pengukuran
Variabel Definisi Operasional
Cara Alat Hasil
Kegiatan Kegiatan yang dilakukan Observasi Formula tahapan kerja Satuan jumlah kegiatan
Produktif oleh perawat Instalasi Instalasi Rawat Inap sebagai rangkaian
Tidak Rawat Inap sebagai (time and motion perawatan rawat inap.
Langsung rangkain perawatan rawat study)
inap namun tidak
melibatkan kontak dengan
pasien dalam
pelaksanaannya.
Kegiatan Non Kegiatan yang dilakukan Observasi Formula tahapan kerja Satuan jumlah kegiatan
Produktif oleh perawat yang tidak Instalasi Rawat Inap yang bukan rangkaian
berhubungan dengan (time and motion perawatan rawat inap.
perawatan rawat inap. study)
Waktu Waktu yang dibutuhkan Observasi (perhitungan Formula tahapan kerja Informasi waktu yang
Transaksi untuk setiap jenis kegiatan waktu dalam satuan menit Instalasi Rawat Inap dibutuhkan untuk setiap
dalam satuan waktu menit (time and motion jenis kegiatan dari Instalasi
atau jam dari Instalasi study) Rawat Inap.
Rawat Inap Stopwatch
Pengukuran
Variabel Definisi Operasional
Cara Alat Hasil
Volume Jumlah setiap kegiatan per Observasi Formula tahapan kerja Infomasi jumlah setiap
Transaksi hari di Instalasi Rawat Inap. Instalasi Rawat Inap kegiatan per hari di Instalasi
(time and motion Rawat Inap.
study)
Jam Kerja Jumlah jam kerja efektif Observasi Formula tahapan kerja Informasi mengenai jumlah
Efektif Per (produktif) per hari di Instalasi Rawat Inap jam kerja efektif (produktif)
Hari Instalasi Rawat Inap. (time and motion per hari di Instalasi Rawat
study) Inap.
Jumlah Hari Jumlah hari kerja efektif Telaah Dokumen Data dari Sub Bagian Informasi mengenai jumlah
Kerja Per dalam setahun di Instalasi SDM & Administrasi hari kerja efektif dalam
Tahun Rawat Inap. setahun di Instalasi Rawat
Inap.
Beban Kerja Volume transaksi dikali Menghitung volume Formula tahapan kerja Informasi rerata waktu yang
Per Hari dengan waktu transaksi transaksi yang dikalikan Instalasi Rawat Inap dibutuhkan untuk pelayanan
dalam satuan menit/hari dengan waktu transaksi (time and motion Instalasi Rawat Inap.
study)
Stopwatch
Pengukuran
Variabel Definisi Operasional
Cara Alat Hasil
Pengetahuan Standar pengetahuan yang Menggali informasi yang Panduan pelaksanaan Informasi yang berasal dari
Seputar harus dimiliki oleh perawat diharapkan kepada wawancara mendalam responden terkait kebutuhan
Pekerjaan Instalasi Rawat Inap yang Alat tulis pengetahuan perawat di
narasumber
Perekam suara
didapatkan dari pendidikan Instalasi Rawat Inap.
formal dan non formal.
Keterampilan Standar keterampilan yang Menggali informasi yang Panduan pelaksanaan Informasi yang berasal dari
harus dimiliki oleh perawat diharapkan kepada wawancara mendalam responden terkait kebutuhan
Alat tulis
Instalasi Rawat Inap yang narasumber pengetahuan perawat di
Perekam suara
didapatkan dari pendidikan Instalasi Rawat Inap.
formal maupun non forml.
Sikap Standar sikap yang harus Menggali informasi yang Panduan pelaksanaan Informasi yang berasal dari
dimiliki oleh perawat diharapkan kepada wawancara mendalam responden terkait kebutuhan
selama melakukan Alat tulis pengetahuan perawat di
narasumber
Perekam suara
perawatan rawat inap Instalasi Rawat Inap.
Jumlah Jumlah tenaga perawat per Beban kerja per hari Metode Ilyas Mengetahui jumlah
Kebutuhan hari di Instalasi Rawat Inap dibagi dengan jam kerja kebutuhan tenaga perawat
Tenaga berdasarkan beban kerja efektif per hari kemudian per hari yang di Instalasi
Perawat dikalikan dengan jumlah Rawat Inap.
hari kerja per tahun
BAB IV
METODE PENELITIAN
Melihat animo masyarakat yang baik untuk Klinik PBDS SamMarie Wijaya,
pada tahun 2004 Yayasan SamMarie Binafiat memutuskan untuk
mengembangkan lagi usahanya, ini ditandai dengan didirikannya Klinik PBDS
SamMarie Basra di Jalan Basuki Rachmat No. 31, Pondok Bambu, Duren
Sawit, Jakarta Timur 13430.
Pada tahun 2008 SamMarie diminta untuk mengelola praktik pribadi dr. Ny.
Komariah Zagloel, dan mengubahnya menjadi Rucitra Skin & Healthcare di
jalan Tebet Barat Dalam VII No. 21, Tebet Barat, Jakarta Selatan 12180.
Rucitra Skin & Healthcare memiliki unggulan sebagai layanan pusat terpadu
penanganan psoriasis. Dilokasi tersebut juga terdapat salon medis dan salon
untuk umum.
b. Misi :
Memenuhi standar mutu internasional dalam layanan kesehatan
perempuan dan anak.
Menyediakan tenaga terampil dengan pengetahuan terkini dalam
layanan kesehatan perempuan dan anak.
Menjadi pusat pendidikan dan pelatihan bagi dokter spesialis dan
perawat tingkat mahir.
Menjadi pusat rujukan bagi pemberi layanan kesehatan lain terutama
dalam hal fertilitas dan menoandropause.
Menjadi pusat rujukan bagi pemberi layanan kesehatan untuk
kegawatdarutan bayi dan anak.
c. Tujuan
Meningkatkan kemampuan tenaga medis dan paramedis serta tenaga
kesehatan lainnya.
Mendekatkan pencapaian masyarakat untuk layanan kesehatan
perempuan dan anak terpadu dengan mutu terbaik, efisien, dan
profesional.
d. Slogan
Kepuasan Anda Kebahagian Kami
e. Logo
5.1.5 Ketenagaan
Tabel 2.1 Rincian Ketenagaan Berdasarkan Pendidikan
Jenis Pelayanan Pendidikan Terakhir Jumlah
DIREKSI S3 1
S2/ Sp1 3
Medis Tenaga Medis Umum 7
Tenaga medis
Spesialis 22
Pelayanan Khusus S2/ Sp1 1
IVF S1 1
D3 2
Lab. Andrologi S1 1
D4 1
D3 1
Pelayanan Medis & Keperawatan S2 1
Instalasi Gawat Darurat D3 5
Instalasi IC,OK,VK D3 7
Instalasi Rawat Jalan S1 1
D3 8
Instalasi Rawat Inap D3 10
SPK 1
Instalasi Perinatal D3 4
SPK 1
Penunjang Medis S1 Profesi 1
Instalasi Gizi S2 / Sp1 1
D3 1
Jenis Pelayanan Pendidikan Terakhir Jumlah
SMK 2
SD 1
Instalasi Farmasi Rumah Sakit S1 Profesi 2
SMK 7
SMP 1
Instalasi Rekam Medik &
Pendaftaran D3 2
SMK 8
Instalasi CSSD-LINEN SMK 2
Instalasi Lab. Wasterindo SMTA 4
Keuangan SMK 1
D3 1
Akuntansi & Perpajakan S1 1
SMK 1
Bendahara D3 1
SMK 8
Sekretariat D3 1
SMK 1
SDM & Administrasi Kepegawaian SMK 1
Pemasaran & Humas SMK 1
Informasi & Operator SMK 2
Logistik & Kurir SMK 2
SMP 1
Keamanan SMK 12
Housekeeping SMTA 11
PS-KL RS S1 1
PS SMK 4
Kesling D3 1
Jumlah Total Tenaga Berdasarkan
Pendidikan 161
Sumber: SDM & Administrasi Kepegawaian RSIA SamMarie Basra, September
2014
b. Rawat Jalan
Dokter Umum & Dokter Umum 24 Jam
Dokter Spesialis Obstetri-Ginekologi
Dokter Spesialis Anak
Dokter Spesialis Andrologi
Dokter Spesialis Bedah Urologi
Dokter Spesialis Kesehatan Kulit dan Kelamin
Dokter Spesialis Penyakit Dalam
Dokter Spesialis Radiologi
Dokter Spesialis Gizi Klinik
Dokter Spesialis Anestesi
Dokter Gigi Spesialis Kesehatan Gigi Anak
Dokter Gigi Umum
c. Rawat Inap
Rawat Inap adalah pelayanan terhadap pasien masuk rumah sakit yang
menempati tempat tidur perawatan untuk keperluan observasi, diagnosa,
terapi, rehabilitasi medik dan pelayanan medik lainnya.
f. Layanan Unggulan
1. Fasilitas terpadu layanan fertilitas dan menoandropause
2. Pemilihan jenis kelamin bayi (separasi spermatozoa X/Y)
3. Melahirkan di dalam air (water birth)
4. Ultrasonografi (2D/4D warna)
5. Perawatan kulit komprehensif
g. Layanan Umum
1. ATM 24 Jam
2. Akupunktur
3. Cafe
4. Children Playgorund
5. Kelas Fertilitas
6. Kelas Laktasi
7. Rucitra Medical & Beauty Salon
8. SamMarie Medical & Baby Spa
9. Seminar Eksklusif untuk Umum
10. Senam Hamil
11. Senam Nifas
Dari tabel 2.3 dapat dianalisis bahwa kinerja tahunan periode 2011 sampai
dengan 2014 pelayanan RSIA SamMarie Basra adalah sebagai berikut:
a. Bed Occupancy Rate (BOR)
BOR adalah presentase pemakaian tempat tidur pada satuan waktu tertentu.
Indikator BOR memerikan gambaran tinggi atau rendahnya tingkat
pemanfaatan tempat tidur menunjukan presentase penggunaan tempat tidur
rumah sakit oleh pasien rawat inap dalam satu periode.
Berdasarkan tabel 2.3 dapat dilihat bahwa BOR dari tahun ke tahun terjadi
perubahan peningkatan. Pada tahun 2014 mengalami peningkatan sebesar
19,11% dari tahun 2011.
Untuk mengelola sumber daya manusia tersebut, setiap unit/sub unit kerja/instalasi
memiliki peranan penting dalam meningkatkan mutu dan kualitas sumber daya manusia
pada khususnya yang secara langsung mempengaruhi pemberian layanan rumah sakit
yang bermutu, salah satunya adalah Instalasi Rawat Inap. Instalasi Rawat Inap RSIA
SamMarie Basra langsung berada dibawah Manajer Pelayanan Medis & Keperawatan,
serta memiliki hubungan fungsional ke seluruh unit kerja lainnya.
Supervisor Instalasi
Rawat Inap
Perawat
Pelaksana
5.5 Ketenagaan
Tabel 2.4 Jumlah Ketenagaan Sub Bagian SDM & Administrasi RS Berdasarkan Jabatan
Jabatan Jumlah
Manajer 1
Supervisor 1
Perawat Pelaksana 10
Total 12
Dari tabel 2.4 dapat terlihat total pegawai yang ada di Instalasi Rawat Inap adalah 12
orang, yaitu 1 orang sebagai Manajer, 1 orang sebagai Supervisor, dan 10 orang Perawat
Pelaksana.
b. Non Rutin
1. Membantu SDM PT SamMarie Medisentrum untuk mengatur jadwal
wawancara hingga mengarahkan calon pegawai SMHG sampai
bertemu dengan user terkait setelah calon pegawai tersebut dinyatakan
lulus pada seleksi tahap pertama oleh SDM PT SamMarie
Medisentrum.
2. Menyiapkan lembar orientasi, name tag, dan input absen jari untuk
pegawai masa kontrak 3 bulan.
3. Pembuatan dan perpanjangan SIP dokter umum/dokter gigi/dokter
spesialis
4. Pembuatan dan perpanjangan SIK bagi tenaga keperawatan
5. Pembuatan, penyerahan dan pengarsipan Surat Keterangan Masa Coba
untuk pegawai baru.
6. Pendataan dan pembuatan kepesertaan BPJS pegawai.
7. Pendataan dan pembuatan rekening BSM untuk pegawai dan dokter.
8. Membuat draft Perjanjian Kerja Waktu Tertentu dan/atau Surat
Kesepakatan Kerja bagi pegawai dan dokter.
9. Melakukan evaluasi akhir masa kerja bagi pegawai masa coba, kontrak,
dan pegawai tetap,
10. Pelaksanaan psikotest pegawai
11. Editing dan penyimpanan file surat internal dan ekternal SDM
12. Editing dan penyimpanan Uraian Kerja dan Standar Prosedur
Operasional Unit Kerja.
BAB VI
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan tabel 6.1 dapat kita lihat bahwa lama kerja informan bervariasi yaitu
berkisar antara 1 tahun 1 bulan hingga 2 tahun 11 bulan. Sedangkan latar belakang
pendidikan juga bervariasi dari SMK hingga S2.
Nama Pewawancara :
Nama Pencatat :
Tanggal :
Tempat :
Nama dan Identitas Informan :
POKOK PEMBAHASAN
a. Pengetahuan Seputar Pekerjaan
1. Menurut anda, pendidikan apa yang harusnya sudah didapatkan oleh perawat
di Instalasi Rawat Inap RSIA SamMarie Basra (Formal: S1/D3/SPK atau Non
formal: non medis dengan pelatihan)
2. Menurut anda, apa dan bagaimana pengetahuan yang harus dimiliki oleh
perawat di Instalasi Rawat Inap RSIA SamMarie Basra? Jelaskan!
(pengetahuan alat kesehatan, perawatan rawat inap, kegawatdaruratan, dan
Standar Prosedur Operasional rawat inap)
3. Menurut anda, sudah cukupkah pengetahuan yang dimiliki oleh perawat di
Instalasi Rawat Inap? Jelaskan!
4. Apa akibat dan konsekuensinya jika bekerjasama dengan perawat dengan
pengetahuan yang dibawah standar? (terhadap pasien, alat kesehatan, dan
terhadap rekan kerja)
b. Keterampilan
1. Menurut anda, apa saja keterampilan yang harus dimiliki oleh perawat di
Instalasi Rawat Inap RSIA SamMarie Basra? Jelaskan!
(keterampilan tentang kegawatdaruratan, proses perawatan rawat inap dan
keterampilan non medis)
2. Menurut anda, sudah cukupkah keterampilan yang dimiliki oleh perawat di
Instalasi Rawat Inap RSIA SamMarie Basra? Jelaskan!
3. Menurut anda, pelatihan apa yang harusnya sudah didapatkan oleh perawat di
Instalasi Rawat Inap RSIA SamMarie Basra?
4. Apa akibat dan konsekuensinya jika bekerjasama dengan perawat dengan
keterampilan yang dibawah standar? (terhadap pasien, alat kesehatan dan
rekan kerja)
c. Sikap
1. Menurut anda, apa saja sikap yang harus dimiliki oleh perawat di Instalasi
Rawat Inap RSIA SamMarie Basra? Jelaskan!
2. Menurut anda, sudah baikkah sikap yang dimiliki oleh perawat di Instalasi
Rawat Inap RSIA SamMarie Basra? Jelaskan!
3. Apa akibat dan konsekuensinya jika bekerjasama dengan perawat dengan
sikap yang dibawah standar?
4. Cara apa yang terbaik dilakukan untuk meningkatkan dan mempertahankan
sikap perawat (terhadap pasien, terhadap rekan kerja, terhadap atasan,
terhadap pekerjaan dan terhadap fasilitas yang ada)? Apakah sudah pernah
dilakukan sebelumnya? Bagaimanakah implementasinya?
Instrumen Wawancara
Pedoman Wawancara Mendalam
Untuk Supervisor Instalasi Rawat Inap
Nama Pewawancara :
Nama Pencatat :
Tanggal :
Tempat :
Nama dan Identitas Informan :
POKOK PEMBAHASAN
a. Pengetahuan Seputar Pekerjaan
1. Menurut anda, pendidikan apa yang harusnya sudah didapatkan oleh perawat
di Instalasi Rawat Inap RSIA SamMarie Basra (Formal: S1/D3/SPK atau Non
formal: non medis dengan pelatihan)
2. Menurut anda, apa dan bagaimana pengetahuan yang harus dimiliki oleh
perawat di Instalasi Rawat Inap RSIA SamMarie Basra? Jelaskan!
(pengetahuan alat kesehatan, perawatan rawat inap, kegawatdaruratan, dan
Standar Prosedur Operasional rawat inap)
3. Menurut anda, sudah cukupkah pengetahuan yang dimiliki oleh perawat di
Instalasi Rawat Inap? Jelaskan!
4. Apa akibat dan konsekuensinya jika bekerjasama dengan perawat dengan
pengetahuan yang dibawah standar? (terhadap pasien, alat kesehatan, dan
terhadap rekan kerja)
b. Keterampilan
1. Menurut anda, apa saja keterampilan yang harus dimiliki oleh perawat di
Instalasi Rawat Inap RSIA SamMarie Basra? Jelaskan!
(keterampilan tentang kegawatdaruratan, proses perawatan rawat inap dan
keterampilan non medis)
2. Menurut anda, sudah cukupkah keterampilan yang dimiliki oleh perawat di
Instalasi Rawat Inap RSIA SamMarie Basra? Jelaskan!
3. Menurut anda, pelatihan apa yang harusnya sudah didapatkan oleh perawat di
Instalasi Rawat Inap RSIA SamMarie Basra?
4. Apa akibat dan konsekuensinya jika bekerjasama dengan perawat dengan
keterampilan yang dibawah standar? (terhadap pasien, alat kesehatan dan
rekan kerja)
c. Sikap
1. Menurut anda, apa saja sikap yang harus dimiliki oleh perawat di Instalasi
Rawat Inap RSIA SamMarie Basra? Jelaskan!
2. Menurut anda, sudah baikkah sikap yang dimiliki oleh perawat di Instalasi
Rawat Inap RSIA SamMarie Basra? Jelaskan!
3. Apa akibat dan konsekuensinya jika bekerjasama dengan perawat dengan
sikap yang dibawah standar?
4. Cara apa yang terbaik dilakukan untuk meningkatkan dan mempertahankan
sikap perawat (terhadap pasien, terhadap rekan kerja, terhadap atasan,
terhadap pekerjaan dan terhadap fasilitas yang ada)? Apakah sudah pernah
dilakukan sebelumnya? Bagaimanakah implementasinya?
Instrumen Wawancara
Pedoman Wawancara Mendalam
Untuk Perawat Pelaksana Instalasi Rawat Inap
Nama Pewawancara :
Nama Pencatat :
Tanggal :
Tempat :
Nama dan Identitas Informan :
POKOK PEMBAHASAN
a. Pengetahuan Seputar Pekerjaan
1. Menurut anda, pendidikan apa yang harusnya sudah didapatkan oleh perawat
di Instalasi Rawat Inap RSIA SamMarie Basra (Formal: S1/D3/SPK atau Non
formal: non medis dengan pelatihan)
2. Menurut anda, apa dan bagaimana pengetahuan yang harus dimiliki oleh
perawat di Instalasi Rawat Inap RSIA SamMarie Basra? Jelaskan!
(pengetahuan alat kesehatan, perawatan rawat inap, kegawatdaruratan, dan
Standar Prosedur Operasional rawat inap)
3. Menurut anda, sudah cukupkah pengetahuan yang dimiliki oleh perawat di
Instalasi Rawat Inap? Jelaskan!
4. Apa akibat dan konsekuensinya jika bekerjasama dengan perawat dengan
pengetahuan yang dibawah standar? (terhadap pasien, alat kesehatan, dan
terhadap rekan kerja)
b. Keterampilan
1. Menurut anda, apa saja keterampilan yang harus dimiliki oleh perawat di
Instalasi Rawat Inap RSIA SamMarie Basra? Jelaskan!
(keterampilan tentang kegawatdaruratan, proses perawatan rawat inap dan
keterampilan non medis)
2. Menurut anda, sudah cukupkah keterampilan yang dimiliki oleh perawat di
Instalasi Rawat Inap RSIA SamMarie Basra? Jelaskan!
3. Menurut anda, pelatihan apa yang harusnya sudah didapatkan oleh perawat di
Instalasi Rawat Inap RSIA SamMarie Basra?
4. Apa akibat dan konsekuensinya jika bekerjasama dengan perawat dengan
keterampilan yang dibawah standar? (terhadap pasien, alat kesehatan dan
rekan kerja)
c. Sikap
1. Menurut anda, apa saja sikap yang harus dimiliki oleh perawat di Instalasi
Rawat Inap RSIA SamMarie Basra? Jelaskan!
2. Menurut anda, sudah baikkah sikap yang dimiliki oleh perawat di Instalasi
Rawat Inap RSIA SamMarie Basra? Jelaskan!
3. Apa akibat dan konsekuensinya jika bekerjasama dengan perawat dengan
sikap yang dibawah standar?
4. Cara apa yang terbaik dilakukan untuk meningkatkan dan mempertahankan
sikap perawat (terhadap pasien, terhadap rekan kerja, terhadap atasan,
terhadap pekerjaan dan terhadap fasilitas yang ada)? Apakah sudah pernah
dilakukan sebelumnya? Bagaimanakah implementasinya?
Formulir Tahapan Kerja Perawatan Rawat Inap
(Time and Motion Study)
Total Waktu
*) Lingkari yang tepat
DAFTAR PUSTAKA
Bangun, Wilson. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Erlangga
Dessler, Gary. 1997. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Ketujuh, Alih Bahasa:
Benyamin Molan. Jakarta: PT Prenhallindo
Hasibuan, Malayu S.P. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Bumi Aksara
Ilyas, Yaslis. 2013. Materi Workshop Metode BaruPerencanaan SDM Rumah Sakit. Jakarta:
Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Indonesia
Ilyas, Yaslis. 2013. Perencanaan SDM Rumah Sakit. Jakarta: Fakultas Kesehatan Masyarakat.
Universitas Indonesia
Nawawi, Hadari. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Bisnis yang Kompetitif.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Ningrum, Sulis Tiya. 2011. Peningkatan Kemudahan Pemantauan Data Karyawan Dengan
Sistem Informasi Rumah Sakit Modul Kepegawaian Di Sub Divisi HRD. RS
Medistra. Jakarta: Universitas Indonesia
Ningrum, Sulis Tiya. 2011. Laporan Manajerial Bidang Keuangan, Akuntansi dan SDM. RS
Medistra. Jakarta: Universitas Indonesia
Puspita, Anugrah Setia. Analisis Kebutuhan Tenaga Dengan Metode Workload Indicator Of
Staffing Need (WISN) Di Unit Pelatihan Dan Pengembangan Rumah Sakit Tebet .
Jakarta: Universitas Indonesia
RSIA SamMarie Basra. 2013, Company Profile RSIA SamMarie Basra, Jakarta: RSIA
SamMarie Basra
RSIA SamMarie Basra. 2014, Standar Prosedur Operasional, Jakarta: RSIA SamMarie Basra
SDM & Administrasi RS. 2014. Uraian Kerja. Jakarta: RSIA SamMarie Basra
Supriyatin. 2013. Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM). Jakarta: Mitra Kreatif
Solusindo
Sutrisno, Edy. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Penerbit Kencana
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2013 tentang Ketenagakerjaan