Anda di halaman 1dari 9

Teknik Delphi, terutama dikembangkan oleh Dalkey dan Helmer (1963) pada Perusahaan Rand

pada tahun 1950-an, teknik delphi banyak digunakan dan metode ini dapat diterima untuk mendapatkan
opini yang konvergen yang berkaitan dengan dunia dari ahlinya dengan bidang topik tertentu. Teknik
Delphi didesain sebagai sebuah proses komunikasi grup yang dapat membantu melakukan pemeriksaan
terperinci dan diskusi isu spesifik yang bertujuan penetapan tujuan, penyelidikan kebijakan, atau
memprediksi terjadinya kejadian masa depan. Delbecq, Van de Ven, dan Gustafson (1975) secara spesifik
menunjukkan penggunaan teknik Delphi dapat digunakan untuk mencapai tujuan berikut:

1. Untuk menentukan atau mengembangkan jarak alternatif program yang mungkin


2. Untuk menggali atau membuka asumsi yang mendasari atau informasi yang yang mengarah ke
penilaian yang berbeda
3. Untuk mencari informasi yang dapat menghasilkan konsensus dari pihak kelompok responden
4. Untuk menghubungkan penilaian informasi pada topik yang mencakup berbagai disiplin ilmu
5. Untuk mendidik kelompok responden terhadap aspek topik yang beragam dan saling terkait.

KARAKTERISTIK TEKNIK DELPHI

Teknik Delphi sangat cocok sebagai sarana dan metode untuk membangun persetujuan dengan
menggunakan serangkaian kuisioner untuk mengumpulkan data dari panel pada subjek terpilih. Pada studi
Delphi, hasil dari pengulangan sebelumnya mengenai pernyataan spesifik dan/atau hal tersebut dapat
diubah atau dimodifikasi oleh anggota panel individu pada pengulangan selanjutnya berdasarkan
kemampuan mereka untuk mengulas dan menilai komentar dan umpan balik yang diberikan oleh panelis
Delphi lainnya. Karakteristik lainnya dengan menggunakan teknik Delphi adalah kemampuan untuk
memberikan anonimitas pada responden, mengontrol proses umpan balik, dan kesesuaian berbagai teknik
analisis statistik untuk menafsirkan data. Salah satu karakteristik utama dan keuntungan dari proses
Delphi adalah subyek yang tanpa nama dapat mengurangi efek pada individu yang dominan yang mana
seringkali menjadi perhatian saat menggunakan kelompok untuk mengumpulkan dan mensintesis
informasi. Melalui pengoperasian beberapa pengulangan, subyek diharapkan menjadi lebih berorientasi
pada pemecahan masalah, untuk menawarkan pendepat yang lebih berwawasan, dan meminimalkan efek
kebisingan.

PROSES DELPHI

Terdapat petunjuk untuk membantu pemakai metode Delphi untuk memproses sebagai teknik
pengumpulan data ketika

Ronde 1:

Pada ronde pertama, secara tradisional proses Delphi dimulai dengan kuisioner terbuka.
Kuisioner terbuka berfungsi sebagai landasan untuk meminta informasi spesifik mengenai konten dari
subyek Delphi. Setelah menerima respon subyek, investigator membutuhkan untuk mengubah informasi
yang telah dikumpulkan menjadi kuisioner yang terstruktur. Kuisioner ini digunakan sebagai instrumen
survei untuk pengumpulan data pada ronde kedua.

Ronde 2:
Di ronde kedua, tiap partisipan Delphi menerima kuisioner kedua dan ditanyakan untuk mengulas
kesimpulan oleh investigator berdasarkan informasi yang diiberikan pada ronde pertama. Panelis Delphi
dibutuhkan untuk merentang atau meranking hal-hal untuk menetapkan prioritas awal diantara hal-hal
tersebut. Sebagai hasilnya pada ronde kedua, terdapat area tidak setuju dan setuju yang dapat
diidentifikasi.

Ronde 3:

Pada ronde ketiga, tiap Delphi panelis menerima kuisioner yang melibatkan hal-hal dan
kesimpulan rating oleh investigator pada ronde sebelmunya dan ditanyakan untuk memperbaiki
penilainnya atau untuk menentukan alasan untuk tetap berada diluar konsensus. Pada ronde ini
memberikan panelis Delphi kesempatan untuk klarifikasi lebih lanjut terhadap informasi dan penilaian
penting mereka mengenai hal tersebut.

Ronde 4:

Pada ronde keempat dan seringkali ronde terakhir, daftar hal yang tersisa, penilaian mereka, opini
minoritas, dan item yang mencapai konsensus didistribusikan ke panelis. Ronde ini menyediakan
kesempatan terakhir pada pasrtisipan untuk memperbaiki penilaian mereka.

PEMILIHAN SUBYEK

Berdasarkan pemilihan subyek pada studi Delphi, memilih subyek yang tepat merupakan hal
terpenting pada keseluruhan proses karena hal tersebut secara langsung berhubungan dengan kualitas
hasilnya secara umum. Bedasarkan pemilihan subyek menurut standar Delphi, tidak terdapat kriteria pasti
pada literatur mengenai partisipan Delphi. Mengingat kebutuhan pemilihan individu yang paling
berkualitas, Delbecq, Van de Ven, dan Gustafson (1975) secara spesifik menyatakan bahwa terdapat 3
grup yang berkualitas menjadi subyek studi Delphi. Penulis merekomendasikan:

1. Pengambil keputusan manajemen yang akan memanfaatkan hasil studi Delphi;


2. Anggota staf profesional bersama dengan tim pendukung; dan
3. Responden kuisioner Delphi yang penilaiannya sedang dicari

Mengenai jumlah subjek yang sesuai mengikuti studi Delphi, Delbecq, Van de Ven dan Gustafson
(1975) merekomendasi pencari sebaiknya menggunakan jumlah minimal yang cukup dan harus berusaha
untuk memverifikasi hasilnya melalui tindak lanjut eksplorasi. Mereka menyarankan 10-15 subyek cukup
jika latar belakang subyek Delphi homogen.

WAKTU YANG DIBUTUHKAN

Delbecq, Van de Ven, dan Gustafson (1975), Ulschack (1983), dan Ludwiq, (1994)
merekomendasikan minimal 45 hari dibutuhkan untuk administrasi studi Delphi. Lalu memberikan 2
minggu untuk subyek Delphi untuk merespon tiap ronde.

MENGINGAT KELEMAHAN DEPLHI DAN KELEMAHANNYA

Potensi Tingkat Respons Rendah


Pada teknik Delphi, (tingkat respons yang buruk) diperbesar 4x lipat karena maksimum 4 survey
dapat dikirim ke panelis yang sama. Jika posisi tertentu subyek menghentikan tanggapan mereka selama
berbagai tahap proses Delphi, kualitas informasi bisa diperoleh bisa diabaikan atau paling tidak kritis.
Ludwig (1994) secara spesifik mengatakan motivasi subyek merukan kunci suksesnya implementasi studi
Delphi dan investigator dibutuhkan bermain peran penting untuk membantu memastikan respons yang
tinggi sedapat mungkin.

Mengkonsumsi Banyak Waktu

Pengulangan karakteristik proses Delphi menyediakan kesempatan pada investigator dan subyek
untuk meningkatkan hasil akurasi. Sebaliknya, karakter yang sama juga meningkatkan beban kerja
investigator dan jumlah waktu yang dibutuhkan untuk keberhasilan menyelasaikan proses pendataan.

Potensi Cetak Pendapat

Pengulangan karakteristik pada teknik Delphi dapat secara potensial membuat investigator
mencetak pendapat. Menurut Cyphert dan Gant (1971) menyimpulkan bhawa teknik Delphi dapat
digunakan untuk mencetak data sebaik mengumpulkan data. Investigators Delphi perlu waspada, berhati-
hati dan melaksanakan pengamanan untuk menangani masalah ini.

Potensi untuk Mengidentifikasi Peryataan Umum vs. Topik Spesifik Berkaitan dengan Informasi

Subyek yang mempunyai pengetahuan yang kurang dalam mengenai topik tertentu tidak dapat
secara sepesifik mengenai pernyataan penting yang mana telah diindentifikasi oleh subyek yang memiliki
pengetahuan dalam mengenai isu target. Dampak dari studi Delphi dapat merupakan hasil dari identifikasi
serangkaian pernyataan umum bukan penjelasan mendalam tentang topik ini.
Teknik Delphi adalah metode yang banyak digunakan dan diterima untuk mengumpulkan data dari
responden dalam domain penelitian mereka. Teknik ini dirancang sebagai proses komunikasi kelompok
yang bertujuan untuk mencapai konvergensi pendapat tentang isu isu nyata. Proses Delphi telah
digunakan di berbagai bidang studi seperti perencanaan program, penilaian assesment, penetuan
kebijakan, dan pemanfaatan sumber daya untuk mengembangkan berbagai alternatif, menjelajahi atau
mengekspos yang mendasari asumsi, serta berkorelasi penilaian pada suatu topik yang mencakup
berbagai disiplin ilmu. Teknik Delphi cocok sebagai metode untuk pembangunan konsensus dengan
menggunakan serangkaian kuesioner dikirimkan menggunakan beberapa iterasi untuk mengumpulkan
data panel dari subyek yang dipilih.

1. Sejarah

Teknik Delphi, dikembangkan oleh Dalkey dan Helmer di Rand Corporation pada 1950-an, merupakan
metode yang digunakan secara luas dan diterima untuk mencapai konvergensi pendapat tentang
pengetahuan dunia nyata yang diminta dari para ahli dalam bidang topik tertentu. Didasarkan pada alasan
bahwa, dua kepala lebih baik dari satu, atau ...... n kepala lebih baik dari satu, teknik Delphi dirancang
sebagai proses komunikasi kelompok yang bertujuan melakukan pemeriksaan secara rinci dan diskusi
terhadap isu spesifik yang bertujuan penetapan tujuan, kebijakan penyelidikan, atau memprediksi
terjadinya peristiwa masa depan. Survey umum mencoba untuk mengidentifikasi what is, sedangkan
upaya teknik Delphi untuk mengatasi what could/should be.

2. Definisi

Teknik Delphi telah digambarkan sebagai sebuah metode untuk penataan proses komunikasi kelompok
agar dalam proses ini efektif yang memungkinkan sekelompok individu, secara keseluruhan, untuk
menangani masalah yang kompleks. Teknik Delphi adalah salah satu dari beberapa metode
peramalan/perkiraan.

3. Tujuan

Tujuan dari teknik Delphi adalah untuk mengembangkan suatu perkiraan konsensus masa depan dengan
meminta pendapat para ahli, dan pada saat yang sama menghilangkan masalah sering terjadi yaitu
komunikasi tatap muka.

Sedangkan menurut Delbecq, Van de Ven dan Gustafson, teknik Delphi dapat digunakan untuk mencapai
tujuan sebagai berikut :

1. Untuk menentukan atau mengembangkan berbagai alternatif program yang mungkin


2. Untuk menjelajahi atau mengekspos asumsi yang mendasari atau informasi yang mengarah ke
penilaian yang berbeda

3. Untuk mencari informasi yang dapat menghasilkan konsensus sebagai bagian dari kelompok
responden

4. Untuk menghubungkan penilaian informasi pada topik yang mencakup berbagai disiplin, dan

5. Untuk mendidik kelompok responden mengenai aspek beragam dan saling terkait dari topik.

Langkah langkah yang dilakukan dalam teknik ini adalah (Dermawan,2004):

Para pembuat keputusan melalui proses Delphi dengan identifikasi isu dan masalah pokok yang hendak
diselesaikan.

Kemudian kuesioner dibuat dan para peserta teknik Delphi, para ahli, mulai dipilih.

Kuesioner yang telah dibuat dikirim kepada para ahli, baik didalam maupun luar organisasi, yang di
anggap mengetahui dan menguasai dengan baik permasalahan yang dihadapi.

Para ahli diminta untuk mengisi kuesioner yang dikirim, menghasilkan ide dan alternatif solusi
penyelesaian masalah, serta mengirimkan kembali kuesioner kepada pemimpin kelompok, para pembuat
keputusan akhir.

Sebuah tim khusus dibentuk merangkum seluruh respon yang muncul dan mengirimkan kembali hasil
rangkuman kepada partisipasi teknik ini.

Pada tahap ini, partisipan diminta untuk menelaah ulang hasil rangkuman, menetapkan skala prioritas
atau memperingkat alternatif solusi yang dianggap terbaik dan mengembalikan seluruh hasil rangkuman
beserta masukan terakhir dalam periode waktu tertentu.

Proses ini kembali diulang sampai para pembuat keputusan telah mendapatkan informasi yang dibutuhkan
guna mencapai kesepakatan untuk menentukan satu alternatif solusi atau tindakan terbaik.

Sedangkan menurut Mansoer (1989:72) Ciri khas langkah-langkah proses teknik Delphi adalah sebagai
berikut:

Masalah diidentifikasikan dan melalui seperangkat pertanyaan yang disusun cermat anggota kelompok
diminta menyampaikan kesimpulan-kesimpulannya yang potensial.

Kuesioner pertama diisi oleh anggota secara terpisah dan bebas tanpa mencantumkan nama.

Hasil kuesioner pertama dihimpun, dicatat dan diperbanyak dipusat (sekretariat kelompok).

Setiap anggota dikirimi tembusan hasil rekaman.


Setelah meninjau hasil, para anggota ditanyai lagi tentang kesimpulan-kesimpulan mereka. Hasil yang
baru biasanya menggugah para anggota untuk memberi kesimpulan baru, malah ada kalanya mereka
mengubah sama sekali kesimpulan pertama mereka

Langkah ke-4 dan ke-5 ini diulangi sesering ia diperlukan,sampai tercapai satu konsensus.

4. Proses Delphi

1. Mengembangkan Pertanyaan Delphi

Ini adalah kunci proses Delphi. Jika responden tidak memahami pertanyaan awal yang luas yang
merupakan fokus dari teknik Delphi, mereka dapat menjawab dengan tidak tepat atau menjadi frustasi dan
kehilangan minat.

Untuk ilustrasi langkah pertama ini, bayangkan pembuat keputusan sudah meminta studi Delphi
untuk mengevaluasi kegunaan dari Teknik Delphi di dalam perencanaan program. Dalam ilustrasi ini,
staff mungkin menemukan bahwa pembuat keputusan yang pertama membicarakan tentang keinginan
studi Delphi dalam rangka mengidentifikasi area di mana Delphi dapat digunakan sebagai suatu bantuan
perencanaan. Setelah beberapa diskusi, bagaimanapun juga, mungkin menjadi jelas bahwa pembuat
keputusan telah memperoleh informasi dengan baik tentang subjek ini dan perhatian yang riil, mereka
mendapatkan suatu gambaran yang seimbang menyangkut kelemahan dan kekuatan Delphi sebagai alat
untuk menaksir kebutuhan masyarakat dan menetapkan prioritas. Jadi, penting untuk berhati-hati didalam
merumuskan pertanyaan Delphi.

2. Memilih dan menghubungi responden

Supaya terjadi partisipasi yang efektif dari responden, maka responden: (1) harus merasa secara
pribadi terlibat dalam pengambilan keputusan; (2) mempunyai kesempatan untuk berbagi informasi; (3)
memiliki motivasi untuk terlibat dalam menyelesaikan jadwal dan tugas Delphi; dan (4) merasa bahwa
dalam pengumpulan pendapat/pertimbangan dari responden meliputi informasi dimana mereka juga ikut
menilai dan mengakses informasi.

3. Memilih ukuran contoh

Ukuran panel responden bisa berubah-ubah. Dengan suatu kelompok orang yang homogen, 10-15 peserta
mungkin cukup. Bagaimanapun, kasus di mana berbagai kelompok referensi dilibatkan, beberapa ratus
orang mungkin mengambil bagian. Pengalaman menunjukkan bahwa apabila jumlah sampel melebihi 30
orang, maka kelompok tidak akan efektif menghasilkan keputusan yang diharapkan.

4. Mengembangkan Kuesioner 1 dan test

Kuesioner pertama dalam suatu Delphi mengijinkan peserta untuk menulis jawaban tentang isu masalah
besar. Keuntungan langkah ini meliputi:
1)Waktu cukup untuk berpikir dan refleksi

2)Menghindarkan pemusatan yang tak perlu pada gagasan tertentu

3)Menghindarkan kompetisi, tekanan status, dan penyesuaian issu.

4)Keuntungan dari masalah utama yang masih ada/tersisa.

5)Menghindarkan untuk memilih antara gagasan secara prematur (tetapi unik ke Delphi)

6)Fleksibilitas dalam membiarkan peserta untuk menjawab pada waktu yang sangat menyenangkan.

7)Tidak memerlukan waktu perjalanan.

8) Keadaan tanpa nama.

5. Analisa Kuesioner 1

Pada langkah ini dalam studi Delphi, kuesioner telah dikirim dan dikembalikan oleh responden.
Analisa dari kuesioner seharusnya menghasilkan suatu ringkasan daftar identifikasi item dan membuat
komentar. Daftar seharusnya mencerminkan pendapat awal responden mengenai variabel kunci,
sekalipun cukup singkat untuk semua responden dengan mudah meninjau ulang, mengkritik, mendukung,
atau menentang.

6. Mengembangkan Kuesioner 2 dan test

Untuk mengembangkan kuesioner 2, maka dibutuhkan penjelasan yang mudah dimengerti oleh
responden. Kuesioner 2 disusun dari pernyataan-pernyataan yag telah dikumpulkan pada kuesioner 1.
Karena jawaban dari responden pada kuesioner 1 beraneka raman, maka perlu disusun kalimat yang lebih
mudah dipahami yang mewakili pernyataan-pernyataan responden pada kuesioner 1. Sebelum kuesioner 2
dikirim ke responden, maka perlu dilakukan uji (pree test) terhadap kuesioner 2 dengan menggunakan
responden diluar responden yang sebenarnya.

7. Analisa Kuesioner 2

Analisa dari kuesioner 2 sebaiknya: (I) menghitung jumlah suara untuk item; dan (2) meringkas
komentar tentang materi di dalam suatu format yang menimbulkan pemikiran/perhatian dan mudah untuk
memahami.

8. Mengembangkan Kuesioner 3 dan test


Tujuan yang sebenarnya dari studi Delphi kita adalah untuk menghasilkan konsensus atas issu-
issu penting (Kuesioner 1). Kuesioner 2 berisikan klarifikasi dari pernyataan-pernyataan responden yang
teridentifikasi pada kuesioner 1 dan mengetahui urutan (bobot) dari masing-masing pernyataan. Pada
kuesioner 3 yang diharapkan adalah meminta peserta untuk meninjau ulang, menanggapi dan menyatakan
pertimbangan individu mereka menyangkut pentingnya masing-masing item.

9. Analisa kuesioner 3

Analisis kuesioner 3 mengikuti prosedur yang sama seperti analisis kuesioner 2. Penelitian fakta
sebaiknya diambil untuk memastikan kejelasan dalam persiapan dalam statemen hasil akhir ini
sedemikian sehingga individu yang tidak mengambil bagian di dalam studi Delphi memahami kategori
ringkasan dan dapat mengutarakan.

10. Menyiapkan laporan akhir

Peserta dan anggota kelompok kerja sudah mempunyai banyak pekerjaan dalam studi Delphi.
Kedua-duanya berhak mendapat umpan balikk. Analisa kuesioner 3 dapat digunakan sebagai suatu sarana
parsial untuk umpan balik itu. Bagaimanapun, suatu laporan akhir sebaiknya meringkas tujuan dan proses
seperti halnya hasil itu. Laporan akhir bisa juga meminjamkan hak kekuasaan ke tindakan yang diambil
oleh pembuat keputusan. Itu adalah, jika Delphi digunakan dalam pengembangan dari agenda
konferensi, adalah penting untuk menulis suatu laporan ringkas untuk menunjukkan bagaimana Delphi
mempengaruhi konferensi itu sendiri. Jika Delphi digunakan untuk membuat keputusan mengenai
kebijakan, ini sebaiknya mungkin untuk mengembalikan posisi kertas itu sewaktu dikembangkan atas
dasar kuesioner 3. Dalam beberapa kasus, penting bahwa peserta diberi suatu ringkasan menyangkut hasil
dari kuesioner 3 dalam rangka mencapai hasil akhir dari proses Delphi.

Kelebihan Metode Delphi

Hasil berdasarkan dari para ahli.

Anonimitas dan isolasi memungkinkan kebebasan yang maksimal dari aspek-aspek negative dari interaksi
sosial.

Opini yang diungkapkan para ahli luas, karena dari pendapat masing-masing ahli.

Kekurangan Metode Delphi

Biaya yang besar untuk mengundang para ahli.

Hasil berdasarkan anggapan-anggapan (asumsi).

Tidak semua hasil berjalan sesuai prediksi.


Memakan waktu yang lama

Metode ini mengumpulkan pendapat dari para ahli yang paling berkualitas dan pada saat yang sama
mengeliminasi masalah (mendesak, rasa malu, pemikiran-kelompok) pada kelompok.

5. Evaluasi Terhadap Teknik Evaluasi Delphi

Teknik evaluasi Delphi merupakan salah satu alat dari teknik evaluasi yang digunakan dalam
teknik evaluasi dengan pendekatan keputusan teoritis. Sedangkan teori keputusan teoritis adalah
pendekatan yang menggunakan metode-metode diskriptif untuk menghasilkan informasi yang dapat
dipertanggung-jawabkan dan valid mengenai hasil-hasil kebijakan yang secara eksplisit dinilai oleh
berbagai macam pelaku kebijakan. Perbedaan pokok antara evaluasi teoritis keputusan di satu sisi, dan
evaluasi semu dan evaluasi formal di sisi lainnya, adalah bahwa evaluasi keputusan teoritis berusaha
untuk memunculkan dan membuat eksplisit tujuan dan target dari pelaku kebijakan baik yang
tersembunyi atau dinyatakan. Ini berarti bahwa tujuan dan target dari para pembuat kebijakan dan
administrator merupakan salah satu sumber nilai, karena semua pihak yang mempunyai andil dalam
memformulasikan dan mengimplementasikan kebijakan dilibatkan dalam merumuskan tujuan dan target
di mana kinerja nantinya akan di ukur.

Teori Delphi ini sangat baik untuk memecahkan masalah yang bersifat general, dimana rencana
kebijakan tersebut berkaitan erat dengan ahli-ahli bidang tertentu. Karena dari setiap ahli pada bidang
tertentu akan dapat mengeluarkan aspirasinya yang memiliki kemampuan dari segi yang didalaminya.
Selain itu, metode ini tidak memperhatikan nama dari ahli untuk mencegah pengaruh besar satu anggota
terhadap anggota yang lainnya, dan Masing masing responden memiliki waktu yang cukup untuk
mempertimbangkan masing masing bagian dan jika perlu melihat informasi yang diperlukan untuk
mengisi kuisioner sehingga dapat menghindari tekanan social psikologi.

Namun, teori ini juga mempunyai beberapa kekurangan yang juga harus diperhatikan yaitu waktu
yang akan dihabiskan dalam mengisi kuisioner akan cukup lama, karena metode ini menggunakan
pendapat para ahli yang berbeda-beda aspek maka dikhawatirkan akan merepresentasikan opini yang
tidak dapat dipertahankan secara ilmiah dan cenderung berpikir hanya dari aspek yang terbaik baginya.

SUMBER:

Hsu, Chia-Chien dan A. Sandford. 2007. The Delphi Technique: Making Sense of Consensus. Practical
Assesment, Research & Evaluation, Vol 12, No 10, page: 1-8

Anda mungkin juga menyukai