BAB I
PENDAHULUAN
1.2.2. Modul 2
Setelah mempelajari modul ini, mahasiswa dapat mengerti dan menjelaskan kembali
tentang:
1.2.3. Modul 3
5
Setelah mempelajari modul ini, mahasiswa dapat mengerti dan menjelaskan kembali
tentang:
1. Pengertian resiko
2. Pengertian probabilitas
3. Pengambilan keputusan dalam keadaan beresiko dan metode pendekatannya (EMV,
EOL dan EMVPI)
4. Kriterian keputusan dan keadaan ketidak[astian (Maxmax, MiniMax, Laplace)
1.2.4. Modul 4
Setelah mempelajari modul ini, mahasiswa dapat mengerti dan menjelaskan kembali
tentang:
Pengertian yang dikemukakan oleh G.R. Terry. Menurut G.R. Terry pengambilan
keputusan adalah pemilihan yang didasarkan kriteria tertentu atas dua atau lebih alternatif
yang mungkin.
Menurut Claude S. George, JR, pengambilan keputusan merupakan proses yang dikerjakan
oleh kebanyakan manajer yang berupa suatu kesadaran, kegiatan pemikiran,
pertimbangan, penilaian dan pemilihan diantara sejumlah alternatif.
Dari beberapa definisi atau pengertian pengambilan keputusan yang telah dikemukakan,
diperoleh gambaran singkat bahwa pengambilan keputusan merupakan proses pemilihan
alternatif terbaik dari beberapa alternatif yang dilakukan secara sistematis untuk
pemecahan masalah.
8
Dapatlah dikatakan bahwa Secara umum pengertian teori pengambilan keputusan adalah,
teknik pendekatan yang digunakan dalam proses pengambilan keputusan atau proses
memilih tindakan sebagai cara pemecahan masalah.
Setiap orang/ organisasi yang akan melakukan pengambilan keputusan selalu memiliki
tujuan yang terkait dengan keputusan yang diambilnya. Secara umum, maksud dan tujuan
dari pengambilan keputusan adalah untuk memecahkan masalah.
1. Tujuan yang bersifat tunggal yaitu tujuan pengambilan yang bersifat tunggal terjadi
apabila yang dihasilkan hanya menyangkut satu masalah artinya sekali diputuskan,
tidak akan ada kaitannya dengan masalah lain. Misalnya, masalah yang dihadapi hanya
masalah yang menyangkut satu aspek saja yaitu masalah keuangan, maka keputusan
yang diambil hanya menyangkut aspek keuangan, Bila masalah keuangan diselesaikan
tidak akan menimbulkan akibat lain atau efek sampingan terhadap aspek lain.
2. Tujuan yang bersifat ganda yaitu tujuan pengambilan keputusan yang bersifat ganda
terjadi apabila keputusan yang dihasilkan itu menyangkut lebih dari satu masalah,
artinya bahwa satu keputusan yang diambil itu sekaligus memecahkan dua masalah
atau lebih yang bersifat kontradiktif atau bersifat tidak kontradiktif. Masalah yang
kontradiktif misalnya masalah pemenuhan kebutuhan bahan untuk satu periode operasi.
Salah satu alternatif solusi adalah kebutuhan tersebut dipenuhi sekaligus dalam satu
kali pembelian bahan. Bila demikian maka akan menghemat biaya pesan karena hanya
melakukan pemesanan pembelian satu kali, dan ada kemungkinan mendapat potongan
harga karena membeli dalam jumlah banyak sekaligus. Namun disisi lain, solusi
tersebut juga berakibat biaya simpan akan menjadi tinggi karena dengan membeli
dalam jumlah besar akan menimbulkan persediaan yang besar pula. Persediaan bahan
tersebut memerlukan tempat penyimpanan dan pemeliharaan. Alternatif lain adalah
dengan melakukan pemesanan dalam jumlah sedikit, atau dengan kata lain pemenuhan
kebutuhan bahan dalam satu periode dilakukan dengan pemesanan berulang-ulang.
9
Akibatnya, biaya pesan menjadi mahal karena harus sering melakukan pemesanan
pembelian. Selain itu ada resiko kehabisan bahan sehingga terganggunya proses
produksi karena pesanan belum datang sementara persediaan bahan sudah habis Di sisi
lain, biaya penyimpanan dan pemeliharaan bahan menjadi relatif kecil karena jumlah
bahan yang disimpan sedikit. Dalam hal demikian diperlukan pengambilan keputusan
yang tujuannya bersifat ganda.
(2). Pengalaman
Pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman memiliki manfaat bagi
pengetahuan praktis. Karena pengalaman seseorang dapat mempekira-kan keadaan
sesuatu, dapat memperhitungkan untung ruginya, baik-buruknya keputusan yang
akan dihasilkan. Karena pengalaman, seseorang yang menduga masalahnya
10
walaupun hanya dengan melihat sepintas saja mungkin sudah dapat menduga cara
penyelesaiannya.
(3). Fakta
Pengambilan keputusan berdasarkan fakta dapat memberikan keputusan yang
sehat, solid, dan baik. Dengan fakta, maka tingkat kepercayaan terhadap
pengambilan keputusan dapat lebih tinggi, sehingga orang dpt menerima
keputusan-keputusan yang dapat dibuat dengan rela dan lapang dada.
(4). Wewenang
Pengambilan keputusan berdasarkan wewenang biasanya dilakukan oleh pim-
pinan terhadap bawahannya atau orang yang lebih tinggi kedudukannya kepada
orang lebih rendah kedudukannya. Pengambilan keputusan berdasarkan we-
wenang juga memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan.
Kelebihan :
Kebanyakan penerimanya adalah bawahan, terlepas apakah penerimaan tsb secara
su-karela ataukah terpaksa.
Keputusannya dapat dapat bertahan dalam jangka waktu yg cukup lama.
Memiliki otentisitas (otentik).
Kelemahan :
Dapat menimbulkan sifat rutinitas
Mengasosiasikan dengan praktek diktatorial
Sering melewati permasalahan yg seharus-nya dipecahkan sehingga dapat
menimbul-kan kekaburan.
(5). Rasional
Pada pengambilan keputusan yg berdasar-kan rasional, keputusan yg dihasilkan
ber-sifat objektif, logis, lebih transparan, kon-sisten untuk memaksimumkan hasil
atau nilai dalam batas kendala tertentu, shg dpt dikatakan mendekati kebenaran atau
se-suai dgn apa yg diinginkan.
Ada beberapa hal yg harus diperhatikan dalam pengambilan keputusan secara
rasional:
a. Kejelasan masalah
11
b. Orientasi tujuan
c. Pengetahuan alternatif
d. Preferensi yg jelas
e. Hasil maksimal
Posisi/kedudukan sesesorang :
a. Letak posisi/lokasi
b. Tingkatan posisi
Masalah
Masalah atau problem adalah apa yang men-jadi penghalang untuk mencapai tujuan, yg
merupakan penyimpangan dari apa yg diharapkan, direncanakan atau dikehendaki dan
harus diselesaikan.
Masalah tidak selalu dapat dikenal dengan segera, ada yang memerlukan analisis, ada pula
yang bahkan memerlukan riset tersendiri. Masalah dapat dibagi ke dalam 2 jenis :
a. Masalah terstruktur
b. Masalah tidak terstruktur.
c. Masalah rutin
d. Masalah insidentil
Situasi
Situasi adalah keseluruhan faktor-faktor dalam keadaan, yang berkaitan satu sama lain, dan
yang secara bersama-sama memancarkan pengaruh terhadap kita beserta apa yang hendak
kita perbuat.
Kondisi
Kondisi adalah keseluruhan dari faktor-faktor yang secara bersama-sama menentukan daya
gerak, daya berbuat atau kemampuan kita. Sebagian besar faktor-faktor tsb merupakan
sumberdaya (resources).
12
Tujuan
Tujuan yg hendak dicapai, baik tujuan per-orangan, tujuan unit (kesatuan), tujuan orga-
nisasi, maupun tujuan usaha, pada umumnya telah tertentu/telah ditentukan. Tujuan yang
telah ditentukan dalam pengambilan keputusan merupakan tujuan antara atau objective.
Selain dari factor-faktor tersebut diatas terdapat pendapat lain yang menyatakan bahwa
faktor-faktor yg mempengaruhi pengambil-an keputusan adalah :
a. Dana yg tersedia
c. Kemampuan karyawan
c. Struktur organisasi
2). Keadaan eksternal organisasi, meliputi keadaan ekonomi, sosial, ekonomi, politik,
hukum, budaya, dan sebagainya.
Kegiatan berikutnya
Pengambilan Keputusan ini adalah pengambilan keputusan yang tidak rutin dan sifatnya
unik sehingga memerlukan pemecahan khusus.
14
Contoh 2 :
Strategi pemasaran untuk produk baru, sbgmana yg dialami oleh IBM pada awal tahun
1980-an untuk pertama kalinya memasarkan secara per-sonal komputer/PC yang murah,
meskipun pe-rusahaan ini telah lama mempunyai pengalaman memasarkan komputer yang
mahal.
Manusia pada hakekatnya adalah makluk keputusan, dengan demikian maka keputusan
bukanlah hal yang istimewa yang dimiliki oleh setiap orang baik dosen, mahasiswa, pelaku
usaha, eksekutif atau manajer. Tugas manusia dalam hidup ya, salah satunya mengambil
keputusan. Jadi bagi manusia pengambilan keputusan merupakan hal yang alamiah.
Setiap hari manusia harus mengambil keputusan, pergi ke kampus,tempat kerja merupakan
keputusan, bertemu seseorang merupakan keputusan, dan berhenti diperjalanan untuk
singgah sejenak juga merupakan keputusan. Pendewasaan atau pematangan manusia
adalah pada keputusan disetiap pengalaman permasalahan yang dilaluinya.
Namun untuk menjadi seorang pengambil keputusan yang efektif maka pengambilan
keputusan haruslah dilakukan melalui proses analisis, pemetaan dan simulasi dengan
memperhitungkan berbagai alternatif kemungkinan, sebelum ditentukan satu kemungkinan
yang paling efektif dan efisien serta realistis untuk dilaksanakan.
Pendekatan bertahap sebagai metode pengambilan keputusan diambil dari kebiasaan yang
efetif para pengambil keputusan yang tidak disadarinya, yang terdiri dari tujuh tahapan.
Berikut adalah tujuh langkah dalam proses pengambilan keputusan :
Mengidentifikasi Masalah.
Langkah pertama dalam membuat keputusan yang tepat adalah mengenali permasalahan
serta memutuskan untuk mengatasi hal itu, dan juga menentukan alasan tentang mengapa
keputusan ini akan membuat perubahan bagi lingkungan bisnis.
Mengumpulkan informasi.
Selanjutnya, saatnya untuk mengumpulkan informasi sehingga dapat membuat keputusan
berdasarkan data dan fakta. Tahap ini membutuhkan penilaian untuk menentukan
informasi apa yang relevan dengan keputusan yang ada dan bagaimana cara
mendapatkannya. Supaya efektif, sebelumnya definisikan apa yang perlu diketahui yag
berpengaruh dengan keputusan, dan tentukan siapa saja yang perlu dilibatkan.
Mengidentifikasi alternatif.
Dengan memahami permasalahan, mengidentifikasi kemungkinan dan mensimulasikannya
akan lahir opsi-opsi keputusan. Opsi tersebut yang dipertimbangkan utuk diambil salah
satunya sebagai keputusan.
Menimbang fakta/bukti.
Langkah ini diperlukan "mengevaluasi kelayakan, penerimaan dan keinginan" untuk
mengetahui alternatif manakah yang terbaik. Pengambil keputusan baik itu
manajer/eksekutif atau pelaku usaha harus mampu mempertimbangkan pro dan kontra
kemudian memilih opsi yang memiliki peluang keberhasilan tertinggi.
Mencari opini kedua yang dipercaya mampu memberikan perspektif baru terhadap
permasalahan juga mungkin akan sangat membantu.
Memilih diantara alternatif pilihan.
Ketika tiba waktunya untuk membuat suatu keputusan, pastikan bahwa adanya resiko yang
menempel pada keputusan yang dipilih, atau, alternatif lainya, dengan memilih kombinasi
dari beberapa alternatif setelah sepenuhnya memahami informasi serta potensi resikonya.
Bertindak.
Keputusan/alternatif yang terbaik dipilih.
20
keputusan diambil harus segera dibuat rencana implementasi. Hal ini melibatkan kegiatan
mengidentifikasi sumberdaya yang diperlukan serta mendapatkan dukungan dari karyawan
dan para pemangku kepentingan. Mengumpulkan orang lain yang setuju dengan keputusan
yang diambil adalah komponen kunci untuk melaksanakan rencana kita secara efektif.
Meninjau/Evaluasi keputusan yang diambil.
Langkah penting namun paling sering diabaikan dalam proses pengambilan keputusan
adalah mengevaluasi keputusan . Apabila keputusan yang diambil tidak sesuai dengan apa
yang telah direncanakan,segeralah tinjau kembali dan telusuri secara runtut apa yang
menyimpang atau tidak sesuai.
Pada dasarnya pengambilan keputusan suatu pendekatan sistematis pada hakekat suatu
masalah, pengumpulan fakta-fakta, penentuan yang matang dari alternatif yang dihadapi
dan pengambilan tindakkan yang paling tepat.
Pada sisi lain, para pengambil keputusan kerap kali dihadapkan pada kerumitan dan
lingkup pengambilan keputusan dengan data yang begitu banyak. Untuk kepentingan itu,
sebagian besar pembuat keputusan dengan mempertimbangkan rasio manfaat atau biaya,
dihadapkan pada suatu keharusan untuk mengandalkan seperangkat sistem yang mampu
memecahkan secara efektif.
Oleh karena itu, penempatan pada pemanfaatan sumber daya pada posisi yang tetap mutlak
diperlakukan. Dalam hal ini, pengelolaan dan pendayagunaan sumber daya secara tepat
sangat berperan karena merupakan suatu pendekatan strategis terdapat peningkatan kinerja
organisasi.
Untuk itu sangat diperlukan sebuah sistem pendukung keputusan, guna membantu
mempercepat dan mempermudah proses pengambilan keputusan.
Sistem pendukung keputusan adalah sistem informasi spesifikasi yang ditujukan untuk
membantu manajemen dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan persoalan
yang bersifat semi terstruktur dan tidak terstruktur.
Pada dasarnya sistem pendukung keputusan dirancang untuk mendukung seluruh tahapan
pengambilan keputusan mulai mengidentifikasi masalah, memilih data relevan,
menentukan pendekatan yang digunakan dalam proses pengambilan keputusan sampai
mengevaluasi pemilihan alternatif.
Sistem ini memiliki fasilitas untuk menghasilkan alternatif yang secara interaktif dapat
digunakan oleh pemakai. Setiap alternatif membawa beberapa perbedaan dari konsekuensi-
konsekuensi yang akan ditimbulkan.
Adapun tujuan dari sistem pendukung keputusan adalah sebagai berikut :
1. Membantu manager untuk memecahkan masalah semi terstruktur dan tidakterstruktur.
2. Mendukung penilaian manager bukan mencoba menggantikannya.
3. Meningkatkan efektifitas pengambilan keputusan manager dari pada efisiennya.
a. tanda bagi pengambil keputusan untuk memilih satu dari berbagai alternatif yang ada.
b. kejadian (state of nature) atau situasi dimana satu situasi akan terjadi.
Dalam menyatakan alternatif keputusan yang diambil oleh manajer, dapat dibangun suatu
pohon keputusan (decision tree) dan tabel keputusan (decision tables) dengan
menggunakan simbol-simbol.
Dalam mengkonstruksi pohon keputusan kita harus yakin bahwa semua alternatif dan
situasi (state of nature) berada dalam tempat yang benar dan logik dan kita menyimpulkan
semua kemungkinan alternatif dan semua situasi.
Simbol-simbol yang dipergunakan dalam suatu model keputusan adalah sebagai berikut:
: tanda oval adalah symbol perkiraan hasil atau dampak dari keputusan
di tempat/lokasi usahanya saat ini, karena banyaknya competitor di usaha yang sama.
Kondisi ini mengharuskan pak Dixon untuk mengambil keputusan demi kelangsungan
bisnisnya. Adapun beberapa alternatif beserta resiko/konsekuensi dari tiap keputusan dapat
dilihat pada gambar dibawah ini :
Barang laris
Untung Kecil
Diskon harga
Obral
Pasar Lesu
Kuranglaris
Produk laku
Ramai pembeli
Pindah Tempat
Berjualan
Biaya Pindah
Biaya Renovasi
Pohon keputusan pada gambar 3.1 diatas dapat dilihat bahwa simpul paling kiri
pada pohon ini adalah simpul akar. Simpul yang ditandai dengan tanda kotak
disimpul tersebut dinamakan simpul keputusan.
Cabang-cabang yang mengarah ke atas dan ke bawah dari cabang keputusam
mempresentasikan kumpulan dari alternatif keputusan yang bisa diambil. Hanya
satu keputusan yang dapat diambil dalam suatu waktu.
Dalam beberapa pohon keputusan, juga sering disertakan pula nilai-nilai dalam
bentuk angka yang terletak pada setiap cabang keputuan dalam bentuk lingkaran.
Pohon keputusan dapat digambarkan lebih detail tergantung kompleksitas dari
masalah dan banyaknya alternatif dan probabilitas beserta dampaknya.
Strategi dalam pengambilan keputusan adalah semua spesifikasi lengkap dari
semua kemungkinan pilihan yang sesuai dengan kriteria hasil dari sebuah
pengambilan keputusan suatu masalah secara sekuensial dengan menggunakan
pohonkeputusan.
Pohon keputusan dapat diartikan sebagai sebuah alat untuk membuat ide yang
secara umum dapat mengacu kepada graf atau sebuah model dari keputusan-
keputusan dan akibat-akibat yang dapat muncul dari keputusan-keputusan
tersebut,termasuk peluang terjadinya suatu kejadian, biaya yang dibutuhkan dan
utilitas.
Melalui pohon ini strategi terbaik untuk mengkalkulasikan peluang kondisi-kondisi
yang mungkin akan terjadi disertai dengan analisa-analisa faktor-faktor yang
mempengaruhi keputusan yang diambil dengan menggunakan pohon keputusan
tersebut.
27
Apabila kita tidak dapat melihat sama sekali situasi bisnis (state of nature) mengenai
probabilitas pasar bagus dan jelek, ini berarti keputusan harus diambil dalam keadaan
sepenuhnya tidak ada kepastian (completely uncertain).
Untuk keperluan ini kita perlu mengetahui 3 macam kriteria untuk pengambilan keputusan
dalam keadaan tidak pasti (uncertain):
Kriteria ini ialah memilih maksimum dari hasil maksimum yang didapat dari berbagai
alternatif.
Kriteria ini memilih memaksimumkan hasil yang minimum bagi tiap alternatif. Dengan
kata lain least possible loss, artinya memilih kerugian yang paling kecil.
3. Equally likely
Kriteria ini memilih alternatif yang rata-rata imbalannya paling banyak. Kriteria ini
mengasumsikan probabilitas masing-masing situasi adalah sama. Mula-mula tentukan rata-
rata imbalan tiap alternatif dimana jumlah imbalan dibagi dengan banyaknya imbalan.
Kemudian ambil alternatif yang terbesar.
Resiko adalah:
Sumber Resiko :
Karakteristik Resiko :
Langsung
Tidak Langsung
Tanggung Gugat
Perbuatan Oknum
Penanganan Resiko :
Pencegahan
29
Pengendalian
Pemindahan ( asuransi)
Tahap – tahap :
Expected Value (EV) adalah rata-rata tertimbang pay off, yaitu jumlah dari pay off untuk
setiap tindakan peristiwa dikalikan probabilitas peristiwa yang bersangkutan.
Alternatif yang logis adalah yang memiliki expected value terbesar. Justru yangsering
terjadi adalah bahwa keuntungannya bukan sebesar expected valuenya.
30
Kriteria ini digunakan karena untuk jangka panjang (situasi serupa yang terjadi berulang)
dapat memaksimumkan pay off. Jika situasinya tidak berulang, maka penggunaan expected
value tidak tepat.
Jadi, dalam hal ini, si A akan mengatakan bahwa probabilitas menampilkan gambar (atau
angka) adalah 50% (atau 1/2).
Sementara dampak atau impact adalah jumlah yang harus dikeluarkan jika ada risiko yang
teridentifikasi. Misalnya, si A telah mengidentifikasi bahwa selama puncak proyek,
beberapa peralatan dapat rusak dan mungkin perlu membeli peralatan baru yang akan
dikenakan biaya 2.000 USD. Jadi, dampak dari risiko akan menjadi 2.000 USD.
Dengan demikian Expected Monetary Value (EMV) merupakan teknik statistik dalam
manajemen risiko yang digunakan untuk mengukur risiko, yang membantu manajer untuk
menghitung cadangan kontingensi dan juga bertujuan untuk menentukan nilai moneter
yang diharapkan dari risiko atau keputusan.
Atau dapat dikatakan bahwa Expected Monetary Value adalah konsep statistik yang
menghitung hasil rata-rata ketika masa depan termasuk skenario yang mungkin atau tidak
mungkin terjadi.”
Maka, hal ini membantu dalam menghitung jumlah yang diperlukan untuk mengelola
semua risiko teridentifikasi dan dalam memilih pilihan yang melibatkan lebih sedikit uang
untuk mengelola risiko.
31
Untuk melakukan perhitungan, maka harus memiliki probabilitas dan dampak yang harus
terjadi.
Jika memiliki banyak risiko maka akan menghitung EMV dari risiko tersebut secara
terpisah dan menambahkan semuanya.
Perlu diperhatikan bahwa semua resdiko harus di perhitungkan dalam EMV, terlepas dari
apakah risiko tersebut positif atau risiko negatif.
EMV peluang umumnya dinyatakan sebagai nilai positif sedangkan ancaman dinyatakan
sebagai nilai negatif.
Secara umum yang dilakukan dalam menghitung EMV adalah sebagai berikut:
Jumlahkan hasil untuk mendapatkan nilai moneter yang diharapkan dari risiko atau
keputusan
Perhatikan bahwa tidak satupun skenario yang mungkin terjadi, hanya mencoba
mendapatkan hasil rata-rata karena ketidakpastian lingkungan.
Sementara melakukan nilai moneter yang diharapkan, sikap risiko harus netral, jika tidak,
itu mungkin mempengaruhi perhitungan.
Keandalan analisis ini didasarkan pada data yang disediakan sebagai masukan untuk teknik
ini.
Jika memiliki proyek besar dan ingin menyelesaikannya dengan sukses sesuai anggaran
dan jadwal atau waktu yang telah ditetapkan, maka solusi yang dapat dilakukan yaitu
dengan melakukan Expected Monetary Value (EMV) Analysis.
Contoh Kasus :
Pak Andrew memiliki sebuah lahan yang luas dan gudang kosong yang direncanakan untuk
dimanfaat secara bisnis tetapi dia agak bingung untuk diusahan dalam bentuk apa. Terdapat
beberapa alternative usaha yang telah dipikirkan namun setiap usaha tentu mengandung
resiko. Berdasarkan informasi yang diperoleh oleh pak Andrew maka fakta-fakta ekonomi
sebagai berikut
a. Membangun Pabrik Besar apabila pasarnya layak maka keuntuang bisa mencapai
Rp. 200 juta tetapi kalua pasarnya lesu bisa menimbulkan kerugian sebesar Rp. 180
juta.
b. Membangun Usaha kecil apabila pasar layak mendapatkan keuntungan Rp. 100 juta
tetapi apabila pasar lesu kerugian yang diderita Rp. 20 juta.
33
c. Kalau lahan dan gudang tidak dimanfaatkan tidak mendapatkan penghasilan apa-
apa dan sangat disayangkan.
d. kemingkinan (probabilitas) dari setiap state of nature adalah 50%,
untuk itu butuhkan bantuan anda untuk menghitung EMV dari setiap alternative, seperti
pada table dibawah ini :
State of Nature
Alternatif Usaha Pasar layak Pasar tidak layak EMV
(ribu rupiah) (ribu rupiah)
Bangun Pabrik Besar 200.000 -180.000 200.000*0.5+(-180.000)*0.5 = 10.000
Bangun Usaha Kecil 100.000 -20.000 100.00*0.5+(-20.000)*0.5= 40.000
Tidak bangun apa-apa 0 0 0*0.5+0*0.5 =0
Probabilitas 0,5 0,5
Dari table diatas sesuai dengan konsep pengambilan keputusan dalam kondisi beresiko
melalui pendekatan analisa Espected Monetary Value (EMV) maka pengambil keputusan
akan memutuskan untuk memanfaatkan lahan dan gudang kosong untuk dibangun usaha
kecil yang memberikan nilai EMV paling besar yaitu Rp. 40.000.000,-
EOL adal nilai kesempatan yang hilang untuk suatu hasil adalah sejumlah pay off yang,
oleh karena tidak dipilihnya suatu alternatif/tindakan dengan pay-off terbesar bagi kejadian
tidak pasti yang sebenarnya terjadi.
34
Untuk menentukan keputusan berdasarkan nilai kesempatan yang hilang (EOL), secara
rasional dipilih dari nilai EOL (expected opportunity loss) yang minimum (terkecil). Hal
ini dimaksudkan untuk menghindari rasa penyesalan/ketidakpuasan dikemudian hari.
Jadi prinsip dasar EOL adalah membuat minimum kerugian yang disebabkan pemilihan
alternatif tertentu.
Untuk menghitung kesempatan yang hilang (opportunity loss) setiap peristiwa, pertama
kali adalah mengidentifikasikan tindakan terbaik untuk setiap peristiwa, kemudian
mengurangkan pay off-nya (pay off peristiwa tersebut) dengan pay off peristiwa-peristiwa
lainnya.
Dengan menggunakan contoh kasus sebelumnya maka Expected Opportunity Loss (EOL)
dapat dihitung sebagai berikut :
State of Nature
Alternatif Usaha Pasar layak Pasar tidak layak EOL
(ribu rupiah) (ribu rupiah)
Bangun Pabrik Besar 200.000-200.00 = 0- (-180.000) = (0*0.5) + (180.000)*0.5 = 90.000
0 180.000
Bangun Usaha Kecil 200.000-100.000 0-(-20.0000 = (100.00*0.5)+(-20.000)*0.5= 60.000
=100.000 20.000
Tidak bangun apa-apa 200.000 - 0 = 0–0=0 (200.000*0.5)+(0*0.5) =100.000
200.000
Probabilitas 0,5 0,5
Dari table diatas sesuai dengan konsep pengambilan keputusan dalam kondisi beresiko
melalui pendekatan analisa Espected Opportunity Loss (EOL) maka pengambil
keputusan akan memutuskan untuk memanfaatkan lahan dan gudang kosong untuk
dibangun usaha kecil yang akan memberikan kemungkinan kerugian paling kecil dari 3
alternatif usaha yaitu sebesar yaitu Rp. 60.000.000,-
35
Merupakan perluasan dari criteria EMV dan EOL, atau dengan kata lain informasi yang
didapat pengambil keputusan dapat mengubah suasana risk menjadi certainty (membeli
tambahan informasi untuk membantu pembuat keputusan).
EVPI sama dengan EOL minimum (terbaik), karena EOL mengukur selisih EV terbaik
keputusan dalam suasana risk dan certainty.
Nilai harapan informasi sempurna sama dengan nilai kesempatan yang hilang minimum.
Nilai harapan informasi sempurna merupakan jumlah maksimum yang dapat diambil oleh
pengambilan keputusan untuk mendapatkan informasi sempurna.
Dengan demikian kriteria nilai harapan informasi sempurna (expected value of perfect
information) adalah :
perluasan kriteria nilai harapan dan kriteria nilai harapan yang hilang.
Nilai selisih antara keputusan dalam situasi ada kepastian (certainty) dengan
keputusan dalam situasi resiko (risk).
Nilai dari informasi dapat dihitung dengan memasukkan alternative informasi dalam
diagram keputusandengan rumus :
EVPI : (Nilai ekspektasi bila informasi sempurna dapat diperoleh) – (Nilai ekspektasi
dari alternative terbaik tanpa informasi)
Expand (Ekspansi)
Mantain Status Quo (tetap)
36
Dalam kondisi ekonomi baik dan kondisi ekonomi kurang baik (lesu) dengan peluang
masing-masing adalah 0.7 dan 0.3
Dengan diperolehnya informasi yang sempurna, dipilih mempertahankan status quo (Nilai
payoff tertinggi) jika kondisi ekonomi baik dan dipilih ekspansi (Nilai payoff tertinggi)
jika kondisi ekonomi kurang baik.
Untuk menghitung nilai ekspektasi dari alternative terbaik tanpa informasi, terlebih dahulu
hitung masing-masing EV setiap alternative.
Dan nilai ekspektasi dari alternative terbaik tanpa informasi adalah Status Quo karena
Status Quo memiliki EV tertinggi dibanding Expand dan Sell now dengan EV = 865.000.
Sehingga hasil dari nilai ekspektasi dengan informasi sempurna (EVPI) adalah :
Pengambilan keputusan dalam keadaan tidak pasti (Under uncertainty) adalah pengambil
keputusan tidak tahu probabilitas dari outcome yang beragam.
1. Maximax
2. Maximin
3. Minimax
4. Laplace (Likelyhood)
Kriterian Maximax
Kriteria maximax ini merupakan aturan keputusan yang sering digunakan oleh kelompok
optimis. Leonid Hurwicz beralasan bahwa tak ada basis untuk berasumsi bahwa keadaan
sesungguhnya tidaklah beragam dibandingkan dengan pengambil keputusan. Akhirnya,
orang akan memperoleh keberuntungan dan menang sesekali.
Pilih pilihan keputusan dengan payoff tertinggi dan asumsikan bahwa keadaan
sesungguhnya yang diperlukan untuk menghasilkan payoff ini akan terjadi. Kriteria
maximax : nilai maksimum dari hasil payoff maksimum. Kriteria ini digunakan oleh
pengambil keputusan yang optimistik dan berani mengambil resiko ( risk taker)
Kriteria Minimax
Tak ada alasan tertentu untuk berpendapat bahwa pengambil keputusan perlu seseorang
yang optimistik. Abraham Wald berpendapat bahwa mereka harus mengambil dari yang
berpandangan paling pesimistik dan memperlakukannya sebagai lawan. Dalam
memformulasikan kriteria maksimisasi payoff minimum, Wald beralasan bahwa
38
Pilih keputusan yang memiliki nilai kemungkinan terbesar dari keluaran yang paling tidak
dikehendaki.
Dalam kriteria maximin : nilai maksimum dari pay off minimum yang mungkin dipilih,.
Kriteria ini digunakan oleh pengambil keputusan yang pesimistik, konservatif, penghindar
resiko.
Leonard Savage yang memperkenalkan dan memformulasikan kriteria ini. Kriteria ini juga
merupakan kriteria keputusan orang-orang pesimis. Premis dalam kasus ini adalah setelah
pilihan keputusan telah dipilih dan keadaan sesungguhnya terjadi, pengambil keputusan
menerima payoff sesuai dengan pilihan yang dilakukannya. Jika kenyataannya bukan
merupakan hal yang paling dikehendaki untuk keadaan sesungguhnya yang benar-benar
terjadi, pengambil keputusan akan mengalami penyesalan (regret) untuk tidak membuat
pilihan yang paling diinginkannya. Dengan dasar ini Savage mengembangkan aturan
keputusan berikut
Pilih keputusan (Decision alternative, DA) dimana terdapat perbedaan minimum antara
payoff yang diterma dan payoff yang seharusnya dapat diterima jika keadaan sebenarnya
yang terjadi telah diketahui terlebih dahulu.
Kriteria regret bersandar pada konsep opportunity loss atau regret dengan memilih nilai
minimum dari regret(opportunity loss) yang maksimum.
Kriteria Lapace
39
Tiga aturan diatas (kriteria Maximax, Maximin, dan Minimax Regret) telah mengabaikan
adanya peluang. Banyak pembuat keputusan tidak merasa nyaman dengan cara pengabaian
peluang ini. Kriteria Laplace ini dapat dituliskan sebagai berikut
Jika peluang akan keadaan sesungguhnya tak diketahui, asumsikan bahwa mereka
memiliki kesempatan yang sama untuk muncul atau terjadi.
Dengan menggunakan konsep nilai harapan, kriteria Laplace ini memilih keputusan yang
memilihi nilai harapan terbesar.
Menurut konsep pemikiran kriteria Laplace bahwa Kriteria maximax : terjadinya peristiwa
paling disukai sedangkan Kriteria maximin terjadinya peristiwa paling tidak disukai.
Sehingga Kriteria menyatakan bahwa semua peristiwa mempunyai probabilitas yang sama
untuk terjadi, dalam hal ini probabilitas = 1/n.
Tabel 4.3 Kriteria Maxmax, Maximin, Minimax, Laplace dan Minimax Regret
State of Nature
Alternatif Pasar Pasar Maximax Maximin Minimax Laplace
layak lesuh
Bangun 200.000 -180.000 200.000 -180.000 200.000 200.000+(-180.000/2
Pabrik = 10.000
Bangun 100.000 -20.000 100.000 -20.000 100.000 100.000+(-20.000)/2
Usaha Kecil = 40.000
Tidak bangun 0 0 0 0 0 0+0/2 =0
apa-apa
Keterangan Pilih yang Pilih yang Pilih yang Rata-ratakan dan
terbesar dari terbesar dari terkecil dari pilih yang terbesar
yang terbesar yang terkecil yang terbesar
Latihan 1
40
Setelah mengadakan analisis yang cukup mendalam, maka Ibu Selvie manajer operasional
stasiun pompa bensin ingin membangun stasiun pompa bensin dengan mempertimbangkan
ukuran stasiun serta situasi pasar. Hasil analisis tertera dalam tabel berikut:
Pertanyaan:
Tes Formatif
Kios Mie Bakso “AdBis” Cabang Mega Mall Manado hendak memutuskan berapa
mangkok bakso yang harus disediakan rata-rata setiap hari agar keuntungan diperoleh
41
maksimum. Jika disediakan terlalu banyak (melebihi jumlah yang diminta) maka ia akan
menderita kerugian yaitu rugi/kerugian biaya produksi karenatidak laku. Jika disediakan
terlalu sedikit maka ia juga akan menderita kerugian (rugikesempatan yaitu berupa
keuntungan yang menjadi hilang karena pembeli datang tetapitidak bisa terlayani). Data
yang ada biaya produksi bakso per mangkok sebesar Rp2000,- dan harga jual bakso
permangkok sebesar Rp 3000,-. Data lain yang diperolehberdasarkan pengamatan data
masa lalu (historical data), yaitu data permintaan danpeluang/probabilitas permintaan
tersebut sebagai berikut :
No Permintaan Probabilitas
(unit/hari)
1 100 0.1
2 110 0.2
3 120 0.4
4 130 0.2
5 140 0.1
Melalui historical data tersdebut diatas, maka diperoleh table Payoff dari masing-masing
alternatif sebagai berikut :
Tabel Payoff keuntungan atau kerugian dari berbagai kondisi Kios Mie Bakso
“AdBis”
Pertanyaan
Anda diminta untuk membantu Manajer Kios Mie Bakso “AdBis:” dalam mengambil
keputusan yang tepat dengan kriteria :
a. Maximax
b. MaxiMin
c. Laplace
d. Perhitungan EMV
e. Perhitungan EOL
1. Kriteria Keputusan:
a. Kriteria Maximax, mengatakan bahwa keputusan yang mempunyai pay off paling
tinggi (tanpa memperdulikan hal lain) yang seharusnya dipilih (Optimistik).Lihat
Tabel Pay off:
b. Kriteria Maximin, memilih keputusan yang menghasilkan nilai maksimum dari pay
off yang minimum.
43
a. Short Term
b. Middle Term
c. Long Term
1) Extrapolation Methods.
Metode ini hanya mendasarkan data tahun, bulan, waktu lalu) secara runtut dengan tanpa
memperhatikan faktor-faktor penyebab terjadinya kejadian tersebut untuk memperkirakan
peristiwa/data di waktu yang akan datang. Variabel acak yang dimungkinkan sebagai
variabel pengganggu bisa berupa gerak Irregular/Random, Trend, Season atau Cyclus.
2) Causal Methods.
3) Adjustment Methods.
Peramalan dengan metode ini hanyalah menggunakan justifikasi saja. Sehingga pemakaian
metode ini haruslah melibatkan orang yang memang ahli dibindangnya.
1) Metode Kualitatif.
45
Pada metode ini peramalan dilakukan hanya berdasarkan data kualitatif dan pemakaian
metode ini hanya boleh dilakukan oleh orang yang benar-benar ahli/pakar dalam bidangnya
atau oleh orang yang punya pengalaman.
2) Metode Kuantitatif.
Peramalan dengan metode ini dapat dilakukan kalau ada/tersedia data kuantitatif. Pada
metode ini dikenal 2 model:
a. .Metode Kausalitas (Cause Effect Methods atau metode sebab akibat). Alat utama
korelasi dan regresi.
b. Metode Runtut Waktu (Time Series Analysis), metode ini mencoba mengamati
suatu variabel dikaitkan dengan unsur waktu. Alat utama Trend dan indeks musim
Dalasm modul ini, focus pembahsan lebih dititk beratkan pada metode Kuantitatif melalui
analisa Korelasi dan regresi.
Macam Korelasi :
Rumus Korelasi :
n . ∑X . Y - (∑ X ) . ( ∑Y )
R = r = --------------------------------------------------------------
∆ { n . ∑ X 2 – ( ∑X ) 2 } . ∆{ n . ∑Y 2 – ( ∑Y ) 2 }
------------------------------------------------------------------------
No X Y X .Y X2 Y2
------------------------------------------------------------------------
Dst
------------------------------------------------------------------------
∑X ∑Y ∑X .Y ∑X2 ∑Y2
---------------------------------------------------------------------------------
1. Mencari garis atau fungsi yang dapat menggambarkan hubungan antara “Variabel
Penyebab = Variabel bebas = Variabel prediktor = Independent Variable “ dengan
Variabel Akibat= Variabel Terikat =Dependent Variable”.
2. Mengukur bagaimana pola “hubungan fungsional” antara variabel-variabel dalam
persamaan atau model.
47
3. Yang diukur bukan sekedar hubungan tetapi sudah sampai pada pengaruh. Sifat
hubungan “satu arah”, harus ditentukan variabel bebas dan variabel terikatnya.
1. Regresi Sederhana (Single Regression), Regresi antara dua variabel (1 variabel bebas
dan 1 variabel terikat)
2. Regresi Berganda (Multiple Regression), Regresi antara lebih dari dua variabel (2 atau
lebih variabel bebas dengan 1 variabel terikat).
. Persamaan Regresi :
Y = a + bX
∑Y b. ∑X
dimana a = konstanta = -
n n
n . ∑ X .Y - ∑X . ∑Y
b = koefisien regresi =
n . ∑X2 - ( ∑ X )2
Model Regresi sebelum digunakan perlu dilakukan berbagai uji, salah satu diantaranya
adalah uji asumsi sbb :
a. Uji Normalitas (Populasi Y terdistribusi secara normal disekitar garis regresi). Bisa
juga ditambahkan Linieritas
b. Uji bahwa populasi tidak terjadi peristiwa Heteroskedastisitas (Varians dari populasi
harus tidak berubah bila nilai X meningkat atau diperbesar = Homoskedastisitas)
c. Tidakterjadi peristiwa Multikolineritas (khusus pada regresi berganda, yaitu tidak
boleh terjadi korelasi yang tinggi diantara variabel bebas dalam regresi)
d. Tidak terjadi peristiwa Otokorelasi (korelasi diantara dirinya sendiri, khusus pada
regresi dengan data time series).
Model Regresi yang baik, adalah model regresi yang koefisien determinasinya semakin
tinggi atau dengan kata lain kemampuan menjelaskan dari semua variabel bebasnya
terhadap perilaku variabel terikatnya yang semakin tinggi.
R Square biasanya dinyatakan dalam %. Jadi jika nilai 100% dikurangi dengan angka R
square akan diperoleh angka yang menunjukkan seberapa besar perilaku variabel
terikatnya yang belum terjelaskan (belum bisa dijelaskan atau diprediksi dengan semua
variabel bebas yang ada dalam model).
49
Uji F dikenal dengan Uji serentak atau uji Model/Uji Anova, yaitu uji untuk melihat
bagaimanakah pengaruh semua variabel bebasnya secara bersama-sama terhadap variabel
terikatnya. Atau untuk menguji apakah model regresi yang kita buat baik/signifikan atau
tidak baik/non signifikan.
Jika model signifikan maka model bisa digunakan untuk prediksi/peramalan, sebaliknya
jika non/tidak signifikan maka model regresi tidak bisa digunakan untuk peramalan.
Uji t dikenal dengan uji parsial, yaitu untuk menguji bagaimana pengaruh masing-
masing variabel bebasnya secara sendiri-sendiri terhadap variabel terikatnya. Uji ini dapat
dilakukan dengan mambandingkan t hitung dengan t tabel atau dengan melihat kolom
signifikansi pada masing-masing t hitung, proses uji t identik dengan Uji F (lihat
perhitungan SPSS pada Coefficient Regression Full Model/Enter). Atau bisa diganti
dengan Uji metode Stepwise
Kegunaan Regresi :
Salah satu kegunaan persamaan regresi adalah untuk kepentingan peramalan. Kalau suatu
model regresi sudah diuji asumsi dan sudah diuji modelnya (dengan uji F/ Uji Model atau
Anova) dan sudah di uji signifikansi pengaruh variabel bebas secara sendiri-sendiri
terhadap variabel terikatnya (dengan Uji t atau Uji Parsial), maka kita dapat menggunakan
persamaan regresi yang diperoleh untuk keperluan peramalan.
50
Caranya adalah dengan menggunakan persamaan regresi yang diperoleh, dan bila variabel
bebasnya diketahui maka dari persamaan tersebut bisa diprediksi nilai variabel terikatnya.
1. Time Series analisis adalah merupakan kegiatan mengamati nilai suatu variabel
dikaitkan dengan unsur waktu (waktu bisa dalam tahun, semester, bulan, mingguan dll.)
a. Horizontal/Random Component.
b. Trend Component.
c. Seasonal Component.
51
Komponen Musim, sebagai gerak naik atau turun dari nilai suatu variabel tetapi
masih disekitar rata-ratanya dan terjadi dalam jangka pendek (kurang dari 1
tahun). Untuk musim relatif berulang dan pasti, sehingga bisa digunakan untuk
prediksi.
d. Cyclical Component.
Komponen siklus, sebagai gerak naik atau turun dari nilai suatu variabel tetapi
masih disekitar rata-ratanya dan terjadi dalam jangka panjang (lebih dari 1 tahun).
Untuk siklus relatif tidak pasti sehingga sulit untuk peramalan.
Metode ini cocok atau bisa dipakai kalau kita mempunyai data masa lalu (historical data)
dan kita perkirakan bahwa masa lalu, sekarang dan yang akan datang dari variabel yang
kita prediksikan ada kaitan erat.
Metode-metode Peramalan dengan Data Runtut Waktu (Time series) bisa menggunakan
Extrapolation maupun Causal :
1) Moving Averages
2) Exponential Smoothing
3) Trend
4) Regression.
52
Untuk peramalan data time series kita bisa menggunakan software POM,
bagian/modul forecasting.
Analisa break even adalah teknik analisa untuk mempelajari hubungan antara volume
penjualan dan profitabilitas.Analisa ini disebut juga sebagaianalisa impas, yaitu suatu
metode untuk menentukan titik tertentu dimana penjualan dapat menutup biaya, sekaligus
menunjukkan besarnya keuntungan atau kerugian perusahaan jika penjualan melampaui
atau berada di bawah titik tersebut.
Analisis break even adalah penting bagi manajemen untuk mengetahui hubungan antara
biaya, volume dan laba, khususnya informasi mengenai jumlah penjualan minimum dan
besarnya penurunan realisasi penjualan dari rencana penjualan agar perusahaan tidak
menderita kerugian. Bila asumsi dasar salah satunya mengalami perubahan, maka akan
berpengaruh pada posisi titik impas, sehingga perubahan tersebut akan berpengaruh juga
terhadap laba perusahaan. Analisis break even point digunakan oleh manajer sebagai
sebuah perkiraan bukan kepastian, karena banyak perusahaan yang tidak memenuhi
asumsi-asumsi dasar secara tepat.
Analisa ini penting dalam tahap perencanaan manajemen keuangan, karena hubungan
antara biaya-volume-laba (oleh karenanya, analisa BEP juga disebut sebagai Cost-Profit-
Volume Analysis) dapat dipengaruhi oleh proporsi investasi dalam aktiva tetap, dan
perubahan rasio aktiva tetap terhadap aktiva variable ditentukan saat rencana keuangan
disusun. Dengan kata lain, bila perusahaan hanya mempunyai biaya variabel saja, maka
tidak akan muncul masalah break even. Ini terkait dengan sifat dari biaya variable dan tetap
itu sendiri.
Analisis break even merupakan suatu teknik analisa untuk mempelajari hubungan antara
biaya tetap, biaya variabel, keuntungan dan volume kegiatan.
Oleh karena, analisa tersebut mempelajari hubungan antara biaya keuntungan volume
kegiatan, maka analisa tersebut sering pula disebut „Cost Profit Volume analysis” (CPV
53
Analisis break even pointadalah suatu cara untuk mengetahui volume penjualan minimum
agar suatu usaha tidak menderita rugi, tetapi juga belum memperoleh laba dengan kata lain
sama dengan nol).
Biaya-biaya yang diperhitungkan dalam analisa impas adalah biaya-biaya operasi seperti
gaji staf, biaya penyusutan/depresiasi (yang termasuk biaya operasi tetap), dan komisi
penjualan, bahan baku& upah tenaga kerja langsung (sebagai contoh biaya operasi
variabel). Dalam hal ini beban bunga tidak termasuk biaya operasi sebab biaya bunga
termasuk biaya keuangan. Olehkarenanya, sebagai langkah awal pembahasan difokuskan
pada rencana operasi perusahaan, yaitu perhitungan BEP Operasional.
Apabila suatu perusahaan hanya mempunyai biaya variabel saja, maka tidak akan muncul
masalah break-even dalam perusahaan tersebut. Masalah break-even baru muncul apabila
suatau perusahaan di samping mempunyai biaya variabel juga mempunyai biaya tetap.
Besarnya biaya variabel secara totalitas akan berubah-ubah sesuai dengan perubahan
volume produksi, sedangkan besarnya biaya tetap secara totalitas tidak mengalami
perubahan meskipun ada perubahan volume produksi.
Adapun biaya yang termasuk golongan biaya variabel pada umumnya adalah bahan
mentah, upah buruh langsung (direct labor), komisi penjualan.
Sedangkan yang termasuk golongan biaya tetap pada umumnya adalah depresiasi aktiva
tetap, sewa, bunga utang, gaji pegawai, gaji pimpinan, gaji staf research, dan biaya kantor.
Karena adanya unsur variabel di satu pihak dan unsur tetap di lain pihak, maka dapat terjadi
bahwa suatu perusahaan dengan volume produksi tertentu menderita kerugian, karena
penghasilan penjualannya hanya menutup biaya variabel dan sebagian biaya tetap. Ini
54
berarti bahwa bagian dan penghasilan penjualan yang tersedia untuk menutup biaya tetap
tidak cukup untuk menutup biaya tetapnya. Penghasilan penjualan setelah dikurangi biaya
variable merupakan bagian dari penghasilan penjualan yang tersedia untuk menutup biaya
tetap biasanya dinamakan “contribution margin” atau “contribution to fried cost“. Apabila
contribution margin lebih besar daripada biaya tetap, berarti penghasilan penjualan lebih
besar daripada biaya total, maka perusahaan mendapatkan keuntungan.Berhubung dengan
itu maka sangatlah bagi pimpinan suatu perusahaan untuk mengetahui pada volume
kegiatan atau volume produksi penjualan berapa penghasilan penjualan dapat tepat
menutup biaya totalnya untuk dapat menghindarkan kerugian.
Volume penjualan dimana penghasilannya (revenue) tepat sama besar dengan biaya
totalnya, sehinggaperusahaan tidak mendapatkan keuntungan atau menderita kerugian
dinamakan “brek-even point”. Apabila digunakan konsep “contribution margin” maka
break-even point akan tercapai pada volume penjualan dimana contribution margin-nya
tetap sama besarnya dengan biaya tetap-nya.
Oleh karena analisa break-even ini mempelajari perimbangan antara “revenue minus biaya
variabel (contribution to fixed cost) di satu pihak dengan biaya tetap di lain pihak, maka
sering dikatakan bahwa analisa break even merupakan salah satu alat untuk mempelajari
“operating leverage “.
Operating leverage terjadi setiap waktu di mana suatu perusahaan mempunyai biaya tetap
yang harus ditutup betapapun besar biaya volume kegiatannya.
“Leverage” dapat didefinisikan sebagai penggunaan aktiva atau dana untuk penggunaan
mana perusahaan harus menutup biaya tetap atau membayar biaya tetap.
Ada dua macam leverage, yaitu “operating leverage” dan „financial leverage “.Operating
laverage bersangkutan dengan penggunaan aktiva atau operasinya perusahaan yang disertai
dengan biaya tetap.
Dikatakan bahwa operating leverage itu menghasilkan leverage yang “favorable” atau
positif kalua revenue setelah dikurangi biaya variabel (contribution to fixed cost) lebih
besar daripada biaya tetapnya. Dikatakan bahwa operasinya perusahaan yang disertai
55
dengan biaya tetap itu (operating leverage) merugikan atau menghasilkan leverage yang
negative kalau “contribution to fixed cost-nya lebih kecil daripada biaya tetapnya.
Dikatakan bahwa operasinya pemsahaan yang disertai dengan biaya tetap itu dalam
keadaan break-even kalau “contribution to fixed cost-nya tepat sama besarnya dengan
biaya tetapnya.
Asumsi yang mendasari analisis break even point l.adalah sebagai berikut:
Analisis Break Even Point berguna apabila beberapa asumsi dasar dipenuhi.Dalam
kenyataan yang sebenarnya lebih banyak asumsi yang tidak dapat dipenuhi. Namun
demikian perubahan asumsi ini tidak mengurangi validitas dan kegunaan analisa BEP
sebagai suatu alat bantu pengambilan
BEP amatlah penting jika kita membuat sebuah usaha agar kita tidak mengalami kerugian,
baik itu usaha yang bergerak di bidang jasa atau manufaktur.
Manfaatdari BEP:adalah :
3. Untuk mengetahui hubungan volume penjualan yang diproduksi, harga jual dan biaya-
biaya yang dikeluarkan, sehingga laba rugi perusahaan akan diketahui.
4. Untuk mengetahui jumlah penjualan minimum (dalam unit produk maupun satuan uang)
agar perusahaan tidak menderita rugi.
6. Mengganti sistem laporan yang tebal dengan grafik yang mudah dibaca dan dimengerti.
8.. Sebagai bahan atau dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan terhadap hal-hal
berikut
Break even point umumnya dapat dihitung dengan tiga metode yaitu metode persamaan,
metode margin kontribusi dan metode grafis. Ketiga metode tersebut pada dasarnya adalah
57
pendekatan yang mempunyai hasil akhir sama, akan tetapi ketiga metode tersebut memiliki
perbedaaan pada bentuk dan variasi dari persamaan laporan laba rugi kontribusi. Dibawah
ini akan diuraikan tiga
1. Metode Persamaan
Metode Persamaan (equation method) adalah metode yang berdasarkan pada pendekatan
laporan laba rugi . Dengan persamaan dasar sebagai berikut
px = a + bx
Keterangan:
Dari persamaan diatas, dapat diuraikan menjadi rumus break even point sebagai berikut:
a
BEP (Rupiah) =
bx
1 -
px
58
a
BEP (Unit) =
P - b
Pada keadaaan titik impas laba operasinya sama dengan nol, sehingga akan menghasilkan
jumlah produk ( dalam satuan unit maupun satuan uang penjualan ) yang dijual mencapai
titik impas ditambah biaya tetap.
Pada dasarnya IRR harus dicari dengan cara “trial dan error”. Yaitu dengan cara cobacoba.
Pertama-tama jika menghitung Present Value dari proceeds suatu investasi dengan
menggunakan tingkat bunga yang dipilih. Kemudian hasil perhitungan itu dibandingkan
dengan jumlah Present Value dari outlet-nya
CF
PI=
( 1+I )
OI
PV = present value
IO = Investasi awal
Jika PI lebih besar (>) dari 1 maka Investasi diterima
Jika PI lebih kecil (<) dari 1 maka Investasi tidak diterima
Jawaban :
Depresiasi = 80.000.000-25.000.000 = Rp. 13.750.000
4
Payback Periode :
Harga perolehan = 80.000.000
Residu = 25.000.000 _
55.000.000
Proceed 1 = 16.250.000 _
38.750.000
proceed 2 = 17.250.000 _
21.500.000
proceed 3 = 18.250.000 _ ( 3 tahun )
3.250.000
3.250.000 x 12 = 2,08 ( 2 bulan )
18.750.000
jadi lamanya pengembalian modal oleh investor yaitu 3 tahun 2 bulan
PI = PV proceed = 57.162.000 = 0,714 < 1 ( ditolak )
PV Outlays 80.000.000
61
Test formatif
1. Buatlah IRR lanjutan dengan kasus diatas untuk discount Faktor (DF) 15%, 17% dan
18%
2. Putuskan apakah melalui aanalisa investasi ini proyek ini dapat dilanjutkan . Jelaskan
alasannya
62
Discount rate 15 %
N Df Proceeds Pv proceeds
1 0,870 400.000 348.000
2 0,756 400.000 305.400
3 0,658 200.000 131.600
4 0,572 100.000 57.200
Total PV 839.200
Net investmen 800.000
NPV 39.200
Discount rate 18 %
N Df Proceeds Pv proceeds
1 0,847 400.000 338.800
2 0,718 400.000 287.200
3 0,609 200.000 121.800
4 0,516 100.000 51.600
Total PV 799.400
Net investmen 800.000
NPV - (600)
63
Discount rate 17 %
N Df Proceeds Pv proceeds
1 0,855 400.000 342.000
2 0,731 400.000 292.400
3 0,624 200.000 124.800
4 0,534 100.000 53.400
Total PV 812.600
Net investmen 800.000
Npv 12.600
Dari hasil perhitungan diatas discount rate yang dicari terletak antara 17 % dan 18 %
Untuk menentukan discount rate yang tepat, dapat dilakukan perhitungan sebagai berikut:
17 % = 812.600
18 % = 799.400
Perbedaan 1 % = 13.200
Pada r =17 % pv proceeds = 812.600
net investmen = 800.000
perbedaan = 12600
Presentase perbedaan =
12.600
———— x 1 % = 0,95 %
13.200
r yang dicari = 17 % + 0,95 % = 17,95 %
IRR = 17,95 %
64
BAB VI
EVALUASI
Tujuan :
Ranah Kognitif
Tingkatan pengetahuan ialah kemampuan mengingat kembali, misalnya, pengetahuan
mengenai istilah-istilah, pengetahuan mengenai klasifikasi dan sejenisnya. Jadi, tingkatan
pengetahuan mencakup ingatan akan hal-hal yang pernah dipelajari dan disimpan dalam
ingatan.
Singkatnya dapat dikatakan bahwa pengetahuan yang disimpan dalam ingatan itu, dapat
digali kembali pada saat dibutuhkan melalui bentuk ingatan (recall) atau mengingatkan
kembali (recognition).
65
Ranah Affektif
Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Sikap adalah salah satu
istilah bidang psikologi yang berhubungan dengan persepsi dan tingkah laku. Dapat juga
dikatakan bahwa Sikap (Attitude) adalah suatu kecenderungan untuk bereaksi terhadap
suatu stimulus atau situasi yang dihadapi. Sikap juga melibatkan beberapa pengetahuan
tentang situasi, namun aspek yang paling esensial dalam sikap adalah adanya perasaan
atau emosi, kecenderungan terhadap perbuatan yang berhubungan dengan pengetahuan.
Ranah Psikomotorik
Pengukuran ranah piskomotorik merupakan merupakan pengukuran yang dilakukan
dengan mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan proses pembelajaran.
Penilaian ini cocok digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut
peserta didik menunjukkan unjuk kerja.
Cara penilaian ini dianggap lebih otentik daripada tes tertulis karena apa yang dinilai lebih
mencerminkan kemampuan peserta didik yangsebenarnya.
Evaluasi pembelajaran modul ini pada ranah psikomosotorik yang digunakan adalah pada
aspek :
Meniru (immitation), pada pada tingkat ini mengharapkan peserta didik untuk dapat meniru
suatu prilaku yang dilihatnya.
Manipulasi (manipulation), pada tingkat ini peserta didik diharapkan untuk melakukan
suatu perilaku tanpa bantuan visual dengan diberi petunjuk berupa tulisan atau instruksi
verbal, dan diharapkan melakukan tindakan (perilaku) yang diminta.
Ketetapan gerakan (precision), pada tingkat ini peserta didik diharapkan melakukan suatu
perilaku tanpa menggunakan Contoh visual maupun petunjuk tertulis, dan melakukannya
dengan lancar, tepat dan akurat.
Artikulasi (articulation), pada tingkat ini peserta didik diharapkan untuk menunjukkan
serangkaian gerakan dengan akurat, urutan yang benar, dan kecepatan yang tepat.
Naturalisasi (naturalization) Pada tingkat ini peserta didik diharapkan melakukan gerakan
tertentu secara spontan atau otomatis.
Pengukuran ranah psikomotorik dapat dilakukan dengan menggunakan daftar cek (ya -
tidak). Pada pengukuran ranah psikomotorik yang menggunakan daftar cek, peserta didik
mendapat nilai apabila kriteria penguasaan kemampuan tertentu dapat diamati oleh penilai.
Jika tidak dapat diamati, peserta didik tidak memperoleh nilai.
a. Pertanyaan Essay
Penskoran pertanyaan essay dapat dilakukan dengan pola kontinum 0–10 atau 10 – 100.
Untuk memudahkan penskoran, dibuat rambu rambu jawaban yang akan dijadikan acuan.
b. Pilihan Ganda
Bentuk ini bisa mencakup banyak materi pelajaran, pensekorannya objektif, dan bisa
dikoreksi dengan mudah. Tes pilihan ganda dipakai untuk menguji penguasaan kompetensi
pada tingkat berpikir rendah, seperti pengetahuan (recall) dan pemahaman, sampai pada
tingkat berpikir tinggi seperti aplikasi, analisis dan evaluasi.
c. Skala likert
Skala likert digunakan untuk mengukur sikap seseorang terhadap sesuatu. Dalam evaluasi
pada modul ini penggunaan skala likert untuk alternatif jawaban terdiri dari: sangat setuju,
setuju, neteral, kurang setuju dan tidak setuju.
A. Petunjuk
Berilah penilaian untuk setiap instrumen, menurut kriteria yang sesuai yang sesuai dengan
memberikan tanda cek (√) pada kolom nomor pernyataan
Kriteria Penilaian:
1 : Sangat Kurang
2 : Kurang Baik/Kurang Sesuai/Kurang Benar/Kurang Jelas (sesuai pernyataan)
3 : Cukup
4 : Baik/Sesuai/Benar/Jelas (sesuai pernyataan)
5 : Sangat Baik/Sangat Sesuai/Sangat Benar/Sangat Jelas (sesuai pernyataan)
B. Instrumen
Instrumen Nomor Pernyataan
No
1 2 3 4 5
Aspek Isi dan Pembelajaran
A.
(diisi mahasiswa dan Dosen Kelas paralel/Pakar)
1 Kesesuaian Kompetensi yang di cantumkan di form
Analisis Kebutuhan Modul dengan materi
pembelajaran di modul.
2 Ketepatan dalam penjelasan materi teori
3 Ketepatan dalam penjelasan materi praktek
4 Keruntutan isi/uraian materi
6 Kesesuain dan keseimbangan proporsi
contoh/ilustrasi/visualisasi dengan materi yang
disajikan
7 Kejelasan petunjuk pengerjaan soal latihan/tes
8 Kejelasan dan kesesuaian bahasa yang digunakan
9 Tingkat kesulitan soal/tes
10 Kemenarikan penyajian isi materi dalam memotivasi
pengguna
B Aspek kemampuan Kognitif, Psikomotor dan Afektif (MODUL 1)
68
C. Catatan/komentar/kritik/saran :
..............................................................................................................................................
69
A. Petunjuk
Berilah penilaian untuk setiap instrumen, menurut kriteria yang sesuai yang sesuai dengan
memberikan tanda cek (√) pada kolom nomor pernyataan
Kriteria Penilaian:
1 : Sangat Kurang
2 : Kurang Baik/Kurang Sesuai/Kurang Benar/Kurang Jelas (sesuai pernyataan)
3 : Cukup
4 : Baik/Sesuai/Benar/Jelas (sesuai pernyataan)
5 : Sangat Baik/Sangat Sesuai/Sangat Benar/Sangat Jelas (sesuai pernyataan)
B. Instrumen
Instrumen Nomor Pernyataan
No
1 2 3 4 5
Aspek Isi dan Pembelajaran
A.
(diisi mahasiswa dan Dosen Kelas paralel/Pakar)
1 Kesesuaian Kompetensi yang di cantumkan di form
Analisis Kebutuhan Modul dengan materi
pembelajaran di modul.
2 Ketepatan dalam penjelasan materi teori
3 Ketepatan dalam penjelasan materi praktek
4 Keruntutan isi/uraian materi
6 Kesesuain dan keseimbangan proporsi
contoh/ilustrasi/visualisasi dengan materi yang
disajikan
7 Kejelasan petunjuk pengerjaan soal latihan/tes
8 Kejelasan dan kesesuaian bahasa yang digunakan
9 Tingkat kesulitan soal/tes
10 Kemenarikan penyajian isi materi dalam memotivasi
pengguna
70
C. Catatan/komentar/kritik/saran :
..............................................................................................................................................
71
A. Petunjuk
Berilah penilaian untuk setiap instrumen, menurut kriteria yang sesuai yang sesuai dengan
memberikan tanda cek (√) pada kolom nomor pernyataan
Kriteria Penilaian:
1 : Sangat Kurang
2 : Kurang Baik/Kurang Sesuai/Kurang Benar/Kurang Jelas (sesuai pernyataan)
3 : Cukup
4 : Baik/Sesuai/Benar/Jelas (sesuai pernyataan)
5 : Sangat Baik/Sangat Sesuai/Sangat Benar/Sangat Jelas (sesuai pernyataan)
B. Instrumen
Instrumen Nomor Pernyataan
No
1 2 3 4 5
Aspek Isi dan Pembelajaran
A.
(diisi mahasiswa dan Dosen Kelas paralel/Pakar)
1 Kesesuaian Kompetensi yang di cantumkan di form
Analisis Kebutuhan Modul dengan materi
pembelajaran di modul.
2 Ketepatan dalam penjelasan materi teori
3 Ketepatan dalam penjelasan materi praktek
4 Keruntutan isi/uraian materi
6 Kesesuain dan keseimbangan proporsi
contoh/ilustrasi/visualisasi dengan materi yang
disajikan
7 Kejelasan petunjuk pengerjaan soal latihan/tes
8 Kejelasan dan kesesuaian bahasa yang digunakan
9 Tingkat kesulitan soal/tes
10 Kemenarikan penyajian isi materi dalam memotivasi
pengguna
B Aspek kemampuan Kognitif, Psikomotor dan Afektif (MODUL 1)
72
C. Catatan/komentar/kritik/saran :
..............................................................................................................................................
73
A. Petunjuk
Berilah penilaian untuk setiap instrumen, menurut kriteria yang sesuai yang sesuai dengan
memberikan tanda cek (√) pada kolom nomor pernyataan
Kriteria Penilaian:
1 : Sangat Kurang
2 : Kurang Baik/Kurang Sesuai/Kurang Benar/Kurang Jelas (sesuai pernyataan)
3 : Cukup
4 : Baik/Sesuai/Benar/Jelas (sesuai pernyataan)
5 : Sangat Baik/Sangat Sesuai/Sangat Benar/Sangat Jelas (sesuai pernyataan)
B. Instrumen
Instrumen Nomor Pernyataan
No
1 2 3 4 5
Aspek Isi dan Pembelajaran
A.
(diisi mahasiswa dan Dosen Kelas paralel/Pakar)
1 Kesesuaian Kompetensi yang di cantumkan di form
Analisis Kebutuhan Modul dengan materi
pembelajaran di modul.
2 Ketepatan dalam penjelasan materi teori
3 Ketepatan dalam penjelasan materi praktek
4 Keruntutan isi/uraian materi
6 Kesesuain dan keseimbangan proporsi
contoh/ilustrasi/visualisasi dengan materi yang
disajikan
7 Kejelasan petunjuk pengerjaan soal latihan/tes
8 Kejelasan dan kesesuaian bahasa yang digunakan
9 Tingkat kesulitan soal/tes
10 Kemenarikan penyajian isi materi dalam memotivasi
pengguna
74
C. Catatan/komentar/kritik/saran :
..............................................................................................................................................
75
DAFTAR PUSTAKA
Adam, Everett E. Jr. and Ronald J. Ebert, 1995, Production and Operations Management,
Anderson, David R., Sweeney D.J., and Williams T.A., 1995, Management Science,
Badan Pusat Statistik, 1996, Analisis Input – Output Indonesia1995, Jakarta: BPS.
Eppen, G.D., Gould F.J., and Schmidt C., 1989, Quantitative Concepts For Management,
Moore, Lee and Taylor, 1996, Management Science, New York: Allyn & Bacon.
Render, Barry et al., 2002, Quantitative Analysis For Management, New Jersey:
Heizer and Render, B., 1999, Production and Operations Management, New Jersey:
Saaty, Thomas L., 1998, Decision Making For Leader: AHP, Pitsburgh: