Anda di halaman 1dari 75

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Deskripsi Mata Kuliah


Selamat bergabung dalam mata kuliah Teori Pembuatan Keputusan Mata kuliah ini
merupakan salah satu mata kuliah utama dalam Program Studi Manajemen Bisnis. Bahan
ajar yang digunakan untuk mata kuliah ini adalah Buku Ajar Teori Pengambilan
Keputusan, yang merupakan bahan ajar di Jurusan.
Sebagai bagian dari ilmu Ekonomi/Bisnis, teori pengambilan keputusan berkaitan dengan
proses pengambilan keputusan dalam suatu organisasi.
Tujuan utamanya adalah agar keputusan yang diambil benar benar tepat dan berkualitas,
sehingga dapat diimplementasikan dengan baik demi untuk mencapai tujuan organisasi.
Pengambilan keputusan memiliki dua fungsi yaitu :
1. Sebagai pangkal dari semua aktivitas manusia yang sadar dan terarah, baik secara
individual maupun kelompok, baik secara institusional maupun organisasional.
2. Pengambilan keputusan merupakan sesuatu yang bersifat futuristik yang efeknya
berlangsung relatif lama.
Karenanya, mata kuliah Teori Pengambilan Keputusan akan membekali mahasiswa dengan
berbagai konsep dan teori tentang pengambilan keputusan, model-model pengambilan
keputusan, dan pengambilan keputusan dalam kelompok.
Dengan demikian, setelah mempelajari mata kuliah ini diharapkan Mahasiswa mampu
melakukan pengambilan keputusan dalam berbagai macam situasi kerja.
Kemampuan di atas dapat tercapai, apabila sebelumnya mahasiswa dapat:
1. Menjelaskan pengertian dan ruang lingkup pengambilan keputusan
2. Menjekaskan entang proses pengambilan keputusan
3. Menjelaskan kriteria pengambilan keputusan
4. Menggunakan model pohon keputusan dalam pengambilan keputusan
5. Memahami pengambilan keputusan dalam keadaan beresiko
6. Memahami dan menjelaskan pengambilan keputusan dalam keadaan
ketidakpastian
2

7. Melakukan pengambilan keputusan dalam kelompok.


Meskipun mata kuliah ini dibelajarkan dalam program studi Manajemen Bisnis, tetapi
karena pengambilan keputusan pada dasarnya akan selalu dilakukan dalam setiap
organisasi maka teori pengambilan keputusan juga sangat bermanfaat program sTudi lain
di dalam Jurusan Adminitrasi Bisnis.
Agar manfaat tersebut tercapai, dalam mempelajari mata kuliah ini mahasiswa disarankan
mengikuti langkah-langkah berikut.
1. Sediakan waktu khusus dan konsisten untuk belajar.
2. Pelajarilah bahan ajar secara bertahap, kegiatan belajar - demi – kegiatan belajar.
Jangan lupa mengerjakan latihan dan tes formatif yang ada pada setiap kegiatan
belajar. Pastikan materi yang pelajari sudah benar benar diingat, dipahami, dan
dikuasai.
3. Segera setelah selesai belajar, buatlah ringkasan rinci di tempat lain. Jika ada waktu
luang, pelajari kembali ringkasan yang sudah dibuat.
4. Lakukan kegiatan tersebut sampai seluruh materi mata kuliah ini selesai mahasiswa
pelajari dan ringkas.
5. Kemana pun pergi, bawalah ringkasan rinci yang sudah Anda buat, dan pelajarilah
kembali secara berulang-ulang.
6. Makin sering Anda mengulang belajar, makin besar kemungkinan mengingat dan
menguasai ilmu tersebut, dan dengan sendirinya makin besar kemungkinan Anda
mencapai nilai optimal dalam ujian.
Seluruh materi bahan ajar Teori Pengambilan Keputusan disajikan dalam bentuk modul
pembelajaran yang terdiri dari 4 modul, sebagai berikut.
Modul 1. Pengertian dan Ruang Lingkup Pengambilan Keputusan.
Dalam modul ini dibahas hal-hal yang berkaitan dengan pengertian pengambilan
keputusan, dan hakikat masalah yang dihadapi oleh pimpinan. Modul ini
mendasari modul-modul berikutnya.
Modul 2 Membahsa tentang proses pengambilan keputusan berserta metode
pendekataannya.
Dalam modul ini juga dibahas tentang Merancang pohon keputusan dan Kriteria
Pengambilan Keputusan.
3

Modul 3. Pengambilan Keputusan Dalam Keadaan Ketidakpastian dan Beresiko.


Pada situasi masa depan yang Tidak Pasti tanpa Menggunakan Probabilitas dan
stuasi beresiko dengan probabilitas. Dalam modul ini juga dibahas hal-hal yang
berkaitan dengan kriteria pengambilan keputusan berdasarkan kondisi
maksimum dan minimum, dan kriteria pengambilan keputusan berdasar
parameter keputusan., Kriteria Pengambilan Keputusan bagi Situasi Masa
Depan yang Tidak Pasti dengan Menggunakan Probabilitas. Juga dibahas
tentang maximum expected pay-off dan minimum expected opportunity loss dan
expected value of perfect information.
Modul 4. Dalam modul ini dibahas tentang alat-alat analisa yang membantu Manajemen
dalam pengambilan keputusan.
Alat analisa statistic korelasi dan regresi regresi serta analisa investasi Break
Even point, Net Present Value (NPV) dan Internal Rate of Return (IRR).

1.1. Analisis Kebutuhan Modul


No Uraian Solusi Kebutuhan
media
pembelajaran
1. Mahasiswa belum optimal Menemukan alternatif
mengikuti proses pembelajaran proses pembelajaran
karena pandemic Covid-19 yang lebih efektif
2. Mahsiswa maupun pengajar Memberdayakan
terkendala dengan fasilitas kemampuan
internet yang terbatas mahasiswa dan dosen
dalam menggunakan
fasilitas interne
3 Dalam proses pembelajaran Memperluas dan  Modul
daring (tatap muka melalui meningkatkan  Buku ajar
fasilitas e-learning dan zoom) kapasitas infrastruktur  Internet
mayoritas mahasiswa cenderung internet (e-learning)  Laptop
pasif
4

4. Dalam proses pembelajaran Menyediakan referensi  Gadget


Dosen dan mahasiswa tidak dan buku ajar yang  E-
memiliki buku ajar sebagai terintegrasi learning
pegangan pembelajaran
5. Dosen sebagai sumber belajar Mulai merubah
utama masih melekat kuat dalam paradigma dengan
proses pembelajaran menjadikan dosen
sebagai fasilitator dan
mediator

1.2. Capaian Pembelajaran Modul


1.2.1. Modul 1
Setelah mempelajari modul ini, mahasiswa dapat mengerti dan menjelaskan kembali
tentang:

1. Pengertian Pengambilan keputusan dalam bisnis


2. Tujuan Pengambilan keputusan
3. Prinsip dasar pengambilan keputusan
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan

1.2.2. Modul 2
Setelah mempelajari modul ini, mahasiswa dapat mengerti dan menjelaskan kembali
tentang:

1. Proses dan metode Pengambilan kepututsan


2. Pendekatan pengambilan keputusan
3. Sistim pendukung Keputusan
4. Pohon Keputusan
5. Proses pengembangan pohon keputusan

1.2.3. Modul 3
5

Setelah mempelajari modul ini, mahasiswa dapat mengerti dan menjelaskan kembali
tentang:

1. Pengertian resiko
2. Pengertian probabilitas
3. Pengambilan keputusan dalam keadaan beresiko dan metode pendekatannya (EMV,
EOL dan EMVPI)
4. Kriterian keputusan dan keadaan ketidak[astian (Maxmax, MiniMax, Laplace)

1.2.4. Modul 4
Setelah mempelajari modul ini, mahasiswa dapat mengerti dan menjelaskan kembali
tentang:

1. Metode Forecasting dan ruang lingkupnya


2. Analisa Korelasi
3. Analisa Regresi
4. Analisa Break Even Point
5. Analisa investasi (NPV dan IRR)

1.3. Petunjuk Penggunaan Modul


1.3.1. Petunjuk Umum
1. Keberhasilan belajar tergantung dari kedisiplinan dan ketekunan peserta didik
dalam memahami dan mematuhi langkah – langkah belajarnya.
2. Belajar dengan modul ini dilakukan secara mandiri atau kelompok, baik di kampus
maupun dari rumah
3. Dalam modul ini semua materi dijelaskan secara rinci dan merupakan sumber
belajar.
4. Langkah–langkah berikut perlu kalian ikuti secara berurutan dalam mempelajari
modul ini :
 Baca dan pahami benar – benar tujuan yang tedapat dalam modul ini.
 Perhatikan uraian materi yang terdapat dalam modul
6

 Bila dalam mempelajari modul tersebut mengalami kesulitan , diskusikan


dengan teman – teman yang lain. Dan apabila belum terpecahkan sebaiknya
tanyakan pada dosen.
 Rangkumlah materi yang telah dipelajari dengan bahasamu sendiri agar lebih
mudah dalam mengingat kembali materi yang telah diulas dan dipelajari.

1.4.2 Petunjuk Bagi Mahasiswa


Untuk memperoleh prestasi belajar secara maksimal, maka langkah-langkah yang
perlu dilaksanakan dalam modul ini antara lain:
1. Bacalah dan pahami materi yang ada pada setiap kegiatan belajar. Bila ada materi
yang belum jelas, mahasiswa dapat bertanya pada dosen.
2. Kerjakan setiap tugas diskusi terhadap materi-materi yang dibahas dalam setiap
kegiatan belajar.
3. Jika belum menguasai level materi yang diharapkan, ulangi lagi pada kegiatan
belajar sebelumnya atau bertanyalah kepada dosen.

1.3.2. Petunjuk Bagi Dosen


Dalam setiap kegiatan belajar guru berperan untuk:
1. Membantu mahasiswa dalam merencanakan proses belajar
2. Membimbing mahasiswa dalam memahami konsep, analisa, dan menjawab
pertanyaan mahasiswa mengenai proses belajar.
3. Mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok.
7

BAB II. PEMBELAJARAN MODUL 1.

PENGERTIAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

DAN RUANG LINGKUPNYA.

2.1. Pengertian Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan (decision making) adalah melakukan penilaian dan menjatuhkan


pilihan. Namun kalau kita coba lihat pendapat para ahli, maka dapat kita temukan ada
begitu banyak definisi atau pengertian pengambilan keputusan diantaranya :

Pengertian yang dikemukakan oleh G.R. Terry. Menurut G.R. Terry pengambilan
keputusan adalah pemilihan yang didasarkan kriteria tertentu atas dua atau lebih alternatif
yang mungkin.

Menurut Claude S. George, JR, pengambilan keputusan merupakan proses yang dikerjakan
oleh kebanyakan manajer yang berupa suatu kesadaran, kegiatan pemikiran,
pertimbangan, penilaian dan pemilihan diantara sejumlah alternatif.

Horold dan Cyril O’Donnell berpendapat pengambilan keputusan adalah pemilihan


diantara alternatif mengenai suatu cara bertindak yaitu inti dari perencanaan, suatu rencana
tidak dapat dikatakan tidak ada keputusan, suatu sumber yang dapat dipercaya, petunjuk
atau reputasi yang telah dibuat.

Sementara, P. Siagan berpandangan bahwa pengambilan keputusan adalah suatu


pendekatan sistematis terhadap suatu masalah, pengumpulan fakta dan data, penelitian
yang matang atas alternatif dan tindakan.

Dari beberapa definisi atau pengertian pengambilan keputusan yang telah dikemukakan,
diperoleh gambaran singkat bahwa pengambilan keputusan merupakan proses pemilihan
alternatif terbaik dari beberapa alternatif yang dilakukan secara sistematis untuk
pemecahan masalah.
8

Dapatlah dikatakan bahwa Secara umum pengertian teori pengambilan keputusan adalah,
teknik pendekatan yang digunakan dalam proses pengambilan keputusan atau proses
memilih tindakan sebagai cara pemecahan masalah.

2.2. Tujuan Pengambilan Keputusan

Setiap orang/ organisasi yang akan melakukan pengambilan keputusan selalu memiliki
tujuan yang terkait dengan keputusan yang diambilnya. Secara umum, maksud dan tujuan
dari pengambilan keputusan adalah untuk memecahkan masalah.

Tujuan dari pengambilan keputusan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

1. Tujuan yang bersifat tunggal yaitu tujuan pengambilan yang bersifat tunggal terjadi
apabila yang dihasilkan hanya menyangkut satu masalah artinya sekali diputuskan,
tidak akan ada kaitannya dengan masalah lain. Misalnya, masalah yang dihadapi hanya
masalah yang menyangkut satu aspek saja yaitu masalah keuangan, maka keputusan
yang diambil hanya menyangkut aspek keuangan, Bila masalah keuangan diselesaikan
tidak akan menimbulkan akibat lain atau efek sampingan terhadap aspek lain.
2. Tujuan yang bersifat ganda yaitu tujuan pengambilan keputusan yang bersifat ganda
terjadi apabila keputusan yang dihasilkan itu menyangkut lebih dari satu masalah,
artinya bahwa satu keputusan yang diambil itu sekaligus memecahkan dua masalah
atau lebih yang bersifat kontradiktif atau bersifat tidak kontradiktif. Masalah yang
kontradiktif misalnya masalah pemenuhan kebutuhan bahan untuk satu periode operasi.
Salah satu alternatif solusi adalah kebutuhan tersebut dipenuhi sekaligus dalam satu
kali pembelian bahan. Bila demikian maka akan menghemat biaya pesan karena hanya
melakukan pemesanan pembelian satu kali, dan ada kemungkinan mendapat potongan
harga karena membeli dalam jumlah banyak sekaligus. Namun disisi lain, solusi
tersebut juga berakibat biaya simpan akan menjadi tinggi karena dengan membeli
dalam jumlah besar akan menimbulkan persediaan yang besar pula. Persediaan bahan
tersebut memerlukan tempat penyimpanan dan pemeliharaan. Alternatif lain adalah
dengan melakukan pemesanan dalam jumlah sedikit, atau dengan kata lain pemenuhan
kebutuhan bahan dalam satu periode dilakukan dengan pemesanan berulang-ulang.
9

Akibatnya, biaya pesan menjadi mahal karena harus sering melakukan pemesanan
pembelian. Selain itu ada resiko kehabisan bahan sehingga terganggunya proses
produksi karena pesanan belum datang sementara persediaan bahan sudah habis Di sisi
lain, biaya penyimpanan dan pemeliharaan bahan menjadi relatif kecil karena jumlah
bahan yang disimpan sedikit. Dalam hal demikian diperlukan pengambilan keputusan
yang tujuannya bersifat ganda.

2.3. Dasar Pengambilan Keputusan

Menurut George R. Terry, dasar-dasar pengambilan keputusan adalah :


(1). Intuisi : suatu proses bawah sadar/tdk sadar yang timbul atau tercipta akibat
pengalaman yang terseleksi.
Pengambilan keputusan yang berdasarkan atas intusi atau perasaan memiliki sifat
subjektif, sehingga mudah terkena pengaruh
Kebaikan pengambilan keputusan berdasarkan intusi adalah :
 Waktu yang digunakan untuk mengambil keputusan relatif lebih pendek.
 Untuk masalah yang pengaruhnya terbatas, pengambilan keputusan akan
memberikan kepuasan pada umumnya.
 Keampuan mengambil keputusan dari peng-ambil keputusan itu sangat berperan,
dan itu perlu dimanfaatkan dengan baik.
Kelemahan :
 Keputusan yang dihasilkan relatif kurang baik.
 Sulit mencari alat pembandingnya, shg
 sulit diukur kebenaran dan keabsahannya.
 Dasar-dasar lain dalam pengambilan keputusan seringkali diabaikan.

(2). Pengalaman
Pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman memiliki manfaat bagi
pengetahuan praktis. Karena pengalaman seseorang dapat mempekira-kan keadaan
sesuatu, dapat memperhitungkan untung ruginya, baik-buruknya keputusan yang
akan dihasilkan. Karena pengalaman, seseorang yang menduga masalahnya
10

walaupun hanya dengan melihat sepintas saja mungkin sudah dapat menduga cara
penyelesaiannya.
(3). Fakta
Pengambilan keputusan berdasarkan fakta dapat memberikan keputusan yang
sehat, solid, dan baik. Dengan fakta, maka tingkat kepercayaan terhadap
pengambilan keputusan dapat lebih tinggi, sehingga orang dpt menerima
keputusan-keputusan yang dapat dibuat dengan rela dan lapang dada.
(4). Wewenang
Pengambilan keputusan berdasarkan wewenang biasanya dilakukan oleh pim-
pinan terhadap bawahannya atau orang yang lebih tinggi kedudukannya kepada
orang lebih rendah kedudukannya. Pengambilan keputusan berdasarkan we-
wenang juga memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan.

Kelebihan :
 Kebanyakan penerimanya adalah bawahan, terlepas apakah penerimaan tsb secara
su-karela ataukah terpaksa.
 Keputusannya dapat dapat bertahan dalam jangka waktu yg cukup lama.
 Memiliki otentisitas (otentik).
Kelemahan :
 Dapat menimbulkan sifat rutinitas
 Mengasosiasikan dengan praktek diktatorial
 Sering melewati permasalahan yg seharus-nya dipecahkan sehingga dapat
menimbul-kan kekaburan.
(5). Rasional
Pada pengambilan keputusan yg berdasar-kan rasional, keputusan yg dihasilkan
ber-sifat objektif, logis, lebih transparan, kon-sisten untuk memaksimumkan hasil
atau nilai dalam batas kendala tertentu, shg dpt dikatakan mendekati kebenaran atau
se-suai dgn apa yg diinginkan.
Ada beberapa hal yg harus diperhatikan dalam pengambilan keputusan secara
rasional:
a. Kejelasan masalah
11

b. Orientasi tujuan
c. Pengetahuan alternatif
d. Preferensi yg jelas
e. Hasil maksimal

2.4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan

Terdapat beberapa hal yang memepengaruhi pengambilan keputusan yaitu :

 Posisi/kedudukan sesesorang :
a. Letak posisi/lokasi
b. Tingkatan posisi
 Masalah

Masalah atau problem adalah apa yang men-jadi penghalang untuk mencapai tujuan, yg
merupakan penyimpangan dari apa yg diharapkan, direncanakan atau dikehendaki dan
harus diselesaikan.

Masalah tidak selalu dapat dikenal dengan segera, ada yang memerlukan analisis, ada pula
yang bahkan memerlukan riset tersendiri. Masalah dapat dibagi ke dalam 2 jenis :

a. Masalah terstruktur
b. Masalah tidak terstruktur.
c. Masalah rutin
d. Masalah insidentil
 Situasi

Situasi adalah keseluruhan faktor-faktor dalam keadaan, yang berkaitan satu sama lain, dan
yang secara bersama-sama memancarkan pengaruh terhadap kita beserta apa yang hendak
kita perbuat.

 Kondisi

Kondisi adalah keseluruhan dari faktor-faktor yang secara bersama-sama menentukan daya
gerak, daya berbuat atau kemampuan kita. Sebagian besar faktor-faktor tsb merupakan
sumberdaya (resources).
12

 Tujuan

Tujuan yg hendak dicapai, baik tujuan per-orangan, tujuan unit (kesatuan), tujuan orga-
nisasi, maupun tujuan usaha, pada umumnya telah tertentu/telah ditentukan. Tujuan yang
telah ditentukan dalam pengambilan keputusan merupakan tujuan antara atau objective.

Selain dari factor-faktor tersebut diatas terdapat pendapat lain yang menyatakan bahwa
faktor-faktor yg mempengaruhi pengambil-an keputusan adalah :

(1). Keadaan internal organisasi

a. Dana yg tersedia

b. Keadaan sumberdaya manusia

c. Kemampuan karyawan

d. Kelengkapan dari perlatan organisasi

c. Struktur organisasi

2). Keadaan eksternal organisasi, meliputi keadaan ekonomi, sosial, ekonomi, politik,
hukum, budaya, dan sebagainya.

(3). Tersedianya informasi yang diperlukan

(4). Kepribadian dan kecakapan pengambil keputusan, meliputi penilaiannya, kebutuh-


annya, intelegensinya, keterampilannya, kapasitasnya, dan sebagainya.

Menurut George R. Terry, faktor-faktor yg mempengaruhi pengambilan keputusan :

 Hal-hal yang berujud, tidak berujud, yang emosional maupun yg rasional.


 Tujuan organisasi
 Orientasi
 Alternatif-alternatif tandingan
 Tindakan
 Waktu
 Kepraktisan
 Pelembagaan
13

 Kegiatan berikutnya

Menurut John D. Millet, faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan :

(1). Pria dan wanita

(2). Peranan Pengambil Keputusan

(3). Keterbatasan Kemampuan

2.5 Jenis-Jenis Pengambilan Keputusan


Berdasarkan terprogram atau regularitas :
(1). Pengambilan keputusan terprogram atau terstruktur, yaitu pengambilan keputusan
yang sifatnya rutinitas, berulang-ulang, dan cara menanganinya telah ditentukan.
Pengambilan keputusan terprogram ini digunakan untuk menyelesaikan masalah yg
terstruktur melalui :
a. Prosedur : yaitu serangkaian langkah yang berhubungan dan berurutan yang
harus di-ikuti oleh pengambil keputusan
b. Aturan : yaitu ketentuan yang mengatur apa yang harus dan apa yang tidak boleh
dilakukan oleh pengambil keputusan
c. Kebijakan : yaitu pedoman yang menentukan parameter untuk membuat
keputusan
Contoh 1 :
Seorang manajer pembelian menerima per-mintaan dari bagian akuntansi berupa 100
lemari arsip (masalah rutin terstruktur). Dlm hal ini telah ada prosedur pengadaan untuk
memenuhi permintaan tersebut. Selain itu, terdapat aturan bahwa jika nilai pembelian di
atas Rp 100 juta diperlukan tender, kreteria-nya tidak menyangkut harga saja, tetapi
diberikan kebijakan bagi pemasok lemari arsip tsb dengan dukungan pelayanan yang baik.

(2). Pengambilan Keputusan Tidak Terprogram (Tidak Terstruktur)

Pengambilan Keputusan ini adalah pengambilan keputusan yang tidak rutin dan sifatnya
unik sehingga memerlukan pemecahan khusus.
14

Contoh 2 :

Strategi pemasaran untuk produk baru, sbgmana yg dialami oleh IBM pada awal tahun
1980-an untuk pertama kalinya memasarkan secara per-sonal komputer/PC yang murah,
meskipun pe-rusahaan ini telah lama mempunyai pengalaman memasarkan komputer yang
mahal.

(3). Berdasarkan Tingkat Kepentingannya :

Pada umumnya suatu organisasi memiliki hierarki manajemen.

Secara klasik, hierarki ini terbagi 3 (tiga) tingkatan, yaitu :

a. Manajemen Puncak yang berkaitan dengan masalah perencanaan yang bersifat


strategis (strategic planning). Pada manajemen puncak keputusan yg diambil adalah
keputusan strategis.
b. Manajemen Menengah, yaitu menangani permasalahan kontrol/pengawasan yang
sifat pekerjaannya lebih banyak pada masalah administrasi.
c. Pada manajemen menengah ini keputusan yang diambil adalah keputusan
administrasi/taktis. Keputusan ini adalah keputusan yg berkaitan dengan
pengelolaan sumberdaya.
d. Manajemen operasional, yaitu berkaitan dengan kegiatan operasional (kegiatan
operasi/harian. Keputusan yang diambil pada manajemen operasional disebut
keputusan operasional.

(4) Berdasarkan Tipe Persoalan :

Jenis Pengambilan keputusan ini antara lain :

a. Keputusan internal jangka pendek, yaitu keputusan yang berkaitan dengan


kegiatan rutin/operasional seperti : pembelian bahan baku, penentuan jadwal
produksi.
b. Keputusan internal jangka panjang, yaitu keputusan yang berkaitan dengan
permasalahan organisasional seperti : perombakan struktur organisasi,
perubahan departemen.
15

c. Keputusan Eksternal Jangka Pendek, yaitu kepu-tusan yang berkaitan dengan


semua persoalan yg berdampak dgn lingkungan dalam rentang waktu yang
relatif pendek, seperti : mencari subkontrak untuk suatu permintaan khusus.
d. Keputusan Eksternal Jangka Panjang, yaitu kepu-tusan yg berkaitan dengan
semua persoalan dgn lingkungan dalam rentang waktu yg relatif pan-jang,
seperti : merger dengan perusahaan lain dan ini bersifat strategis.

(5). Berdasarkan lingkungannya :

 Pengambilan keputusan dalam kondisi pasti, yaitu pengambilan keputusan


dimana berlangsung hal-hal :
a. Alternatif yg harus dipilih hanya memiliki satu konsekuensi/jawaban/hasil. Ini
berarti hasil dari setiap alternatif tindakan tersebut dapat ditentukan dengan
pasti.
b. Keputusan yg diambil didukung oleh infor masi/data yg lengkap, shg dapat
diramalkan secara akurat hasil dari setiap tindakan yg dilakukan.
c. Dalam kondisi ini, pengambil keputusan secara pasti mengetahui apa yg akan
terjadi di masa yg akan datang.
d. Biasanya selalu dihubungkan dengan keputusan yang menyangkut masalah
rutin, karena kejadian tertentu di masa yg akan datang dijamin terjadi.
e. Pengambilan keputusan seperti ini dapat ditemui dalam kasus/model yg bersifat
deterministik.
f. Teknik penyelesaiannya/pemecahannya biasanya menggunakan antara lain :
teknik program linear, model transportasi, model penugasan, model inventori,
model antrian, model network.
 Pengambilan Keputusan dalam kondisi resiko, adalah pengambilan keputusan
dimana berlangsung hal-hal :
b. Alternatif yg dipilih mengandung lebih dari satu kemungkinan hasil.
c. Pengambilan keputusan memiliki lebih lebih dari satu alternatif tindakan.
d. Diasumsikan bahwa pengambilan keputusan mengetahui peluang
(probabilitas) yg akan terjadi terhadap berbagai tindakan dan hasil.
16

e. Resiko terjadi karena hasil pengumpulan keputusan tidak dapat diketahui


dengan pasti, walaupun diketahui nilai probabilitasnya.
f. Pada kondisi ini ada informasi atau data yg akan mendukung dlm membuat
keputusan, berupa besar atau nilai peluang terjadinya bermacam-macam
keadaan.
g. Teknik pemecahannya menggunakan konsep probabilitas, seperti model
keputusan probabilistik, model inventori probabilistik, model antrian
probabilistik.
 Pengambilan Keputusan dalam kondisi tdk pasti, yaitu pengambilan keputusan
dimana:
a. Tidak diketahu sama sekali hal jumlah kondisi yg mungkin timbul serta
kemungkinan-kemungkinan munculnya kondisi-kondisi tersebut.
b. Pengambilan keputusan tdk dapat menentukan probabilitas terjadinya
berbagai kondisi atau hasil yg keluar.
c. Pengambil keputusan tidak mempunyai pengetahuan atau informasi lengkap
mengenai peluang terjadinya bermacam- macam keadaan tersebut.
d. Hal yg akan diputuskan biasanya relatif belum pernah terjadi.
e. Tingkat ketidakpastian keputusan semacam ini dapat dikurangi dengan cara
:
 Mencari informasi lebih banyak
 Melalui riset atau penelitian
 Penggunaan probabilitas subjektif
f. Teknik pemecahannya adalah menggunakan beberapa metode/kreteria, yaitu
metode maximin, metode maximax, metode Laplace, metode minimax
regret, metode relaisme dan dibantu dengan tabel hasil (pay off tabel).
 Pengambilan Keputusan dalam kondisi Konflik adalah pengambilan keputusan
dimana:
a. Kepentingan dua atau lebih pengambil keputusan saling bertentangan dalam
situasi persaingan.
b. Pengambil keputusan saling bersaing dengan pengambil keputusan lainnya
yg rasional, tanggap dan bertujuan utk memenangkan persaingan tersebut.
17

c. Pengambil keputusan bertindak sbg pemain dalam suatu permainan.


d. teknik pemecahannya adalah menggunakan teori permainan
18

BAB III. PEMBELAJARAN MODUL 2.

PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN

DAN POHON KEPUTUSAN

3.1. Proses Pengambilan Keputusan

Manusia pada hakekatnya adalah makluk keputusan, dengan demikian maka keputusan
bukanlah hal yang istimewa yang dimiliki oleh setiap orang baik dosen, mahasiswa, pelaku
usaha, eksekutif atau manajer. Tugas manusia dalam hidup ya, salah satunya mengambil
keputusan. Jadi bagi manusia pengambilan keputusan merupakan hal yang alamiah.

Setiap hari manusia harus mengambil keputusan, pergi ke kampus,tempat kerja merupakan
keputusan, bertemu seseorang merupakan keputusan, dan berhenti diperjalanan untuk
singgah sejenak juga merupakan keputusan. Pendewasaan atau pematangan manusia
adalah pada keputusan disetiap pengalaman permasalahan yang dilaluinya.

Namun untuk menjadi seorang pengambil keputusan yang efektif maka pengambilan
keputusan haruslah dilakukan melalui proses analisis, pemetaan dan simulasi dengan
memperhitungkan berbagai alternatif kemungkinan, sebelum ditentukan satu kemungkinan
yang paling efektif dan efisien serta realistis untuk dilaksanakan.

Dalam menganalisis, memetakan dan mensimulasikan berbagai kemungkinan solusi atas


setiap masalah, salah satu metode yang dapat digunakan oleh pemimpin/eksekutif atau
manajer perusahaan atau pelaku usaha diantaranya dapat dengan menggunakan suatu
pendekatan/proses.

3.2. Pendekatan Bertahap

Pendekakan bertahap sebagai metode pengambilan keputusan merupakan cara-cara yang


struktural, yang dapat digunakan oleh pengambil keputusan, manajer/eksekutif atau pelaku
usaha.
19

Pendekatan bertahap sebagai metode pengambilan keputusan diambil dari kebiasaan yang
efetif para pengambil keputusan yang tidak disadarinya, yang terdiri dari tujuh tahapan.
Berikut adalah tujuh langkah dalam proses pengambilan keputusan :

Mengidentifikasi Masalah.
Langkah pertama dalam membuat keputusan yang tepat adalah mengenali permasalahan
serta memutuskan untuk mengatasi hal itu, dan juga menentukan alasan tentang mengapa
keputusan ini akan membuat perubahan bagi lingkungan bisnis.
Mengumpulkan informasi.
Selanjutnya, saatnya untuk mengumpulkan informasi sehingga dapat membuat keputusan
berdasarkan data dan fakta. Tahap ini membutuhkan penilaian untuk menentukan
informasi apa yang relevan dengan keputusan yang ada dan bagaimana cara
mendapatkannya. Supaya efektif, sebelumnya definisikan apa yang perlu diketahui yag
berpengaruh dengan keputusan, dan tentukan siapa saja yang perlu dilibatkan.
Mengidentifikasi alternatif.
Dengan memahami permasalahan, mengidentifikasi kemungkinan dan mensimulasikannya
akan lahir opsi-opsi keputusan. Opsi tersebut yang dipertimbangkan utuk diambil salah
satunya sebagai keputusan.
Menimbang fakta/bukti.
Langkah ini diperlukan "mengevaluasi kelayakan, penerimaan dan keinginan" untuk
mengetahui alternatif manakah yang terbaik. Pengambil keputusan baik itu
manajer/eksekutif atau pelaku usaha harus mampu mempertimbangkan pro dan kontra
kemudian memilih opsi yang memiliki peluang keberhasilan tertinggi.
Mencari opini kedua yang dipercaya mampu memberikan perspektif baru terhadap
permasalahan juga mungkin akan sangat membantu.
Memilih diantara alternatif pilihan.
Ketika tiba waktunya untuk membuat suatu keputusan, pastikan bahwa adanya resiko yang
menempel pada keputusan yang dipilih, atau, alternatif lainya, dengan memilih kombinasi
dari beberapa alternatif setelah sepenuhnya memahami informasi serta potensi resikonya.
Bertindak.
Keputusan/alternatif yang terbaik dipilih.
20

keputusan diambil harus segera dibuat rencana implementasi. Hal ini melibatkan kegiatan
mengidentifikasi sumberdaya yang diperlukan serta mendapatkan dukungan dari karyawan
dan para pemangku kepentingan. Mengumpulkan orang lain yang setuju dengan keputusan
yang diambil adalah komponen kunci untuk melaksanakan rencana kita secara efektif.
Meninjau/Evaluasi keputusan yang diambil.
Langkah penting namun paling sering diabaikan dalam proses pengambilan keputusan
adalah mengevaluasi keputusan . Apabila keputusan yang diambil tidak sesuai dengan apa
yang telah direncanakan,segeralah tinjau kembali dan telusuri secara runtut apa yang
menyimpang atau tidak sesuai.

3.3. Sistem Pendukung Keputusan (Decision Suport System)

Pada dasarnya pengambilan keputusan suatu pendekatan sistematis pada hakekat suatu
masalah, pengumpulan fakta-fakta, penentuan yang matang dari alternatif yang dihadapi
dan pengambilan tindakkan yang paling tepat.
Pada sisi lain, para pengambil keputusan kerap kali dihadapkan pada kerumitan dan
lingkup pengambilan keputusan dengan data yang begitu banyak. Untuk kepentingan itu,
sebagian besar pembuat keputusan dengan mempertimbangkan rasio manfaat atau biaya,
dihadapkan pada suatu keharusan untuk mengandalkan seperangkat sistem yang mampu
memecahkan secara efektif.
Oleh karena itu, penempatan pada pemanfaatan sumber daya pada posisi yang tetap mutlak
diperlakukan. Dalam hal ini, pengelolaan dan pendayagunaan sumber daya secara tepat
sangat berperan karena merupakan suatu pendekatan strategis terdapat peningkatan kinerja
organisasi.
Untuk itu sangat diperlukan sebuah sistem pendukung keputusan, guna membantu
mempercepat dan mempermudah proses pengambilan keputusan.

Definisi Sistem Pendukung Keputusan


Defenisi awal sistem pendukung keputusan menunjukkan sistem pendukung keputusan
sebagai sebuah sistem yang dimaksudkan mendukung para pengambil keputusan
manajerial dalam situasi keputusan semi terstruktur.
21

Sistem pendukung keputusan adalah sistem informasi spesifikasi yang ditujukan untuk
membantu manajemen dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan persoalan
yang bersifat semi terstruktur dan tidak terstruktur.
Pada dasarnya sistem pendukung keputusan dirancang untuk mendukung seluruh tahapan
pengambilan keputusan mulai mengidentifikasi masalah, memilih data relevan,
menentukan pendekatan yang digunakan dalam proses pengambilan keputusan sampai
mengevaluasi pemilihan alternatif.
Sistem ini memiliki fasilitas untuk menghasilkan alternatif yang secara interaktif dapat
digunakan oleh pemakai. Setiap alternatif membawa beberapa perbedaan dari konsekuensi-
konsekuensi yang akan ditimbulkan.
Adapun tujuan dari sistem pendukung keputusan adalah sebagai berikut :
1. Membantu manager untuk memecahkan masalah semi terstruktur dan tidakterstruktur.
2. Mendukung penilaian manager bukan mencoba menggantikannya.
3. Meningkatkan efektifitas pengambilan keputusan manager dari pada efisiennya.

3.4. Pohon Keputusan (Decision Tree)


Pohon keputusan digunakan untuk memodelkan persoalan yang terdiri dari serangkaian
keputusan yang mengarah kepada solusi. Tiap simpul dalam menyatakan keputusan
sedangkan daun menyatakan solusi. Skema dan struktur pohon keputusan adalah salah satu
pemodelan dari suatu struktur.

Struktur Dasar Pohon Keputusan


Secara umum, pohon keputusan adalah suatu gambaran pemodelan dari suatu persoalan
yang terdiri dari serangakaian keputusan yang mengarah ke solusi. Tiap simpul dalam
menyatakan keputusan dan daun menyatakan solusi.
Pohon keputusan sering dipakai olehManajer/Pimpinan untuk melihat persoalan/masalah
secara jauh lebih berkerangka.
Pohon keputusan adalah suatu diagram yang menunjukkan suatu prosesuntuk merinci
masalah-masalah yang dihadapike dalam komponen-komponen kemudian dibuatkan
alternatif-alternatif pemecahan beserta konsekuensi masing-masing alternatif.
22

3.5. Proses Pengembangan Pohon Keputusan


Pohon keputusan adalah salah satu metode belajar yang sangat populer dan banyak
digunakan secara praktis. Metode ini merupakan metode yang berusaha menemukan
fungsi-fungsi pendekatan yang bernilai diskrit.
Adapunyang menjadi konsep pohon keputusan adalah mengubah data yang ada pada table
keputusan menjadi sebuah pohon keputusan dan aturan-aturan keputusan.

Lambang (simbol) yang digunakan pada pohon keputusan (decision tree):

a. tanda bagi pengambil keputusan untuk memilih satu dari berbagai alternatif yang ada.

b. kejadian (state of nature) atau situasi dimana satu situasi akan terjadi.

Dalam menyatakan alternatif keputusan yang diambil oleh manajer, dapat dibangun suatu
pohon keputusan (decision tree) dan tabel keputusan (decision tables) dengan
menggunakan simbol-simbol.

Dalam mengkonstruksi pohon keputusan kita harus yakin bahwa semua alternatif dan
situasi (state of nature) berada dalam tempat yang benar dan logik dan kita menyimpulkan
semua kemungkinan alternatif dan semua situasi.

Simbol-simbol yang dipergunakan dalam suatu model keputusan adalah sebagai berikut:

: tanda kotak adalah simbol Keputusan atau alternatif keputusan

: tanda oval adalah symbol perkiraan hasil atau dampak dari keputusan

: tanda garis adalah simbol penghubung atau cabang keputusan

Tahapan penggambaran Pohon Keputusan adalah :


1. Menentukan kumpulan alternatif tindakan awal atau permulaan.
2. Menentukan kejadian tidak pasti yang melingkupi alternatif tindakan awal.
3. Menentukan adanya alternatif tindakan lanjutan.
4. Menentukan kejadian tidak pasti yang melingkupi alternatif tindakan lanjutan.
23

3.6. Petunjuk dan aturan pembuatan diagram pohon keputusan


Di dalam pembuatan diagram pohon keputusan terlebih dulu harus memperhatikan
petunjuk dan aturan pembuatannya yaitu sebagai berikut:
1. Menentukan alternatif keputusan (tindakan) awal.
Dalam tahap ini, sebaiknya diperlihatkan seluruh kemungkinan yang ada.
2. Menentukan tanggal evaluasi.
Tanggal evaluasi adalah saat dimana hasil alternatif dievaluasi dari tanggal evaluasi
harus sama untuk semua alternatif.
3. Menentukan kejadian tidak pasti yang melingkupi alternatif awal.
Bagi setiap alternatif harus memperhatikan setiap kejadian yang biasa terjadi yang
secara lansung mempengaruhi hasil alternatif tersebut.
4. Menentukan keputusan atau tindakan lanjutan.
Berdasarkan informasi baru yang diperoleh mungkin perlu diambil keputusan atau
tindakan lanjutan.
5. Menentukan kejadian tidak pasti yang melingkupi alternatif lanjutan.
Setelah menentukan alternatif lanjutan, maka kemudian menentukan kejadian tidak pasti
yang melingkupi alternatif tersebut.
6. Mengumpulkan alternatif tindakan dan kejadian pada setiap simpul harus saling
meniadakan.
Kejadian-kejadian yang saling meniadakan atau mutually exclusive adalah kejadian-
kejadian yang tidak mungkin akan terjadi secara bersamaan.
7. Mengumpulkan alternatif dan kejadian pada setiap simpul harus collectively exhaustive.
Artinya bahwa dari banyak kejadian paling sedikit harus ada salah satu kejadian yang
terjadi dan paling sedikit ada satu alternatif yang harus dipilih.
8. Menggambarkan kejadian-kejadian dan keputusan-keputusan secara kronologis.
Artinya harus membuat diagram pohon keputusan yang benar dan logis agar bisa
diterima dengan mudah.
9. Dua atau lebih simpul kejadian yang tidak dipisahkan oleh simpul keputusan dapat
ditukar urutannya.
Penukaran urutan simpul kejadian yang tidak dipisahkan oleh simpul keputusan tidak
mempengaruhi validitas diagram pohon keputusan.
24

3.7. Struktur Pohon Keputusan


Secara umum, pohon keputusan adalah suatu gambaran permodelan dari suatu persoalan
yang terdiri dari serangkaian keputusan yang mengarah pada solusi. Tiap simpul dalam
menyatakan keputusan dan daun menyatakan solusi. Permodelan pohon keputusan disini
berupa pohon dan dengan jumlah anak yang dapat berbeda-beda pada tiap simpulnya.
Sebagai sebuah catatan, pohon keputusan tidak hanya dapat ditulis secara Horizontal,
namun juga dapat ditulis secara vertikal. Pada penulisan vertical penulisan dimulai dari
atas ke bawah kanan. Selain itu juga diposisi paling bawah sebuah pohon keputusan juga
dapat ditambahkan sebuah titik akhir (endpoint), yang merepresentasikan hasil akhir dari
sebuah lintasan dari akar pohon keputusan pohon tersebut sampai ke titik akhir itu.
Di dalam struktur pohon keputusan terdapat istilah-istilah yang berhubungan dengan pohon
keputusan yaitu:
 Expected value (hasil estimasi) adalah sebuah estimasi hasil dari sebuah keputusan
tertentu. Hasil ini didapat dari mengkalikan setiap kemungkinan peluang terjadinya suatu
kemungkinan peluang terjadinya suatu kemungkinan lalu menambahkan hasilnya menjadi
suatu jumlah.
 Expected value decision criterion (kriteria keputusan hasil estimasi) adalah suatu seleksi
agar dapat memilih sebuah alternatif keputusan yang mempunyai hasil estimasi yang paling
baik atau yang paling diinginkan.
 Dalam situasi bila “more is better” maka pemilihan untuk hasil estimasi yang paling tinggi
adalah yang terbaik, sedangkan yang sebaliknya waktu dalam situasi “less is batter” pilihan
hasil estimasi yang paling rendah adalahpilihan yang terbaik.
 Decision tree rollback adalah suatu teknik untuk menghitung selama suksesif hasil
estimasi yang ada dari simpul keputusan di akhir pohon sampai kembali ke akar pohon
keputusan tersebut.
 Decision strategy (strategi pengambilan keputusan) adalah semua spesifikasi lengkap dari
semua kemungkinan pilihan sesuai dengan kriteria hasil dari sebuah pengambilan
keputusan suatu masalah.
Contoh :
Pak Dixon seorang penjual asesoris handphone di Manado merasa yang telah 5 tahun
menekuni bisnis ini mengalami penurunan penjualan dalam kurun waktu 3 bulan terakhir
25

di tempat/lokasi usahanya saat ini, karena banyaknya competitor di usaha yang sama.
Kondisi ini mengharuskan pak Dixon untuk mengambil keputusan demi kelangsungan
bisnisnya. Adapun beberapa alternatif beserta resiko/konsekuensi dari tiap keputusan dapat
dilihat pada gambar dibawah ini :

Barang laris
Untung Kecil

Diskon harga
Obral

Pasar Lesu
Kuranglaris

Tempat jual tetap lambat laku

Produk laku
Ramai pembeli

Pindah Tempat
Berjualan

Biaya Pindah

Biaya Renovasi

Gambar 3.1. Pohon Keputusan


26

Pohon keputusan pada gambar 3.1 diatas dapat dilihat bahwa simpul paling kiri
pada pohon ini adalah simpul akar. Simpul yang ditandai dengan tanda kotak
disimpul tersebut dinamakan simpul keputusan.
Cabang-cabang yang mengarah ke atas dan ke bawah dari cabang keputusam
mempresentasikan kumpulan dari alternatif keputusan yang bisa diambil. Hanya
satu keputusan yang dapat diambil dalam suatu waktu.
Dalam beberapa pohon keputusan, juga sering disertakan pula nilai-nilai dalam
bentuk angka yang terletak pada setiap cabang keputuan dalam bentuk lingkaran.
Pohon keputusan dapat digambarkan lebih detail tergantung kompleksitas dari
masalah dan banyaknya alternatif dan probabilitas beserta dampaknya.
Strategi dalam pengambilan keputusan adalah semua spesifikasi lengkap dari
semua kemungkinan pilihan yang sesuai dengan kriteria hasil dari sebuah
pengambilan keputusan suatu masalah secara sekuensial dengan menggunakan
pohonkeputusan.
Pohon keputusan dapat diartikan sebagai sebuah alat untuk membuat ide yang
secara umum dapat mengacu kepada graf atau sebuah model dari keputusan-
keputusan dan akibat-akibat yang dapat muncul dari keputusan-keputusan
tersebut,termasuk peluang terjadinya suatu kejadian, biaya yang dibutuhkan dan
utilitas.
Melalui pohon ini strategi terbaik untuk mengkalkulasikan peluang kondisi-kondisi
yang mungkin akan terjadi disertai dengan analisa-analisa faktor-faktor yang
mempengaruhi keputusan yang diambil dengan menggunakan pohon keputusan
tersebut.
27

BAB IV. PEMBELAJARAN MODUL 3


PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM KEADAAN
KETIDAKPASTIAN DAN BERESIKO

4.1. Ruang lingkup keputusan Beresiko dan Ketidakpastian

Apabila kita tidak dapat melihat sama sekali situasi bisnis (state of nature) mengenai
probabilitas pasar bagus dan jelek, ini berarti keputusan harus diambil dalam keadaan
sepenuhnya tidak ada kepastian (completely uncertain).

Untuk keperluan ini kita perlu mengetahui 3 macam kriteria untuk pengambilan keputusan
dalam keadaan tidak pasti (uncertain):

1. Maximax (disebut juga optimistic criterion)

Kriteria ini ialah memilih maksimum dari hasil maksimum yang didapat dari berbagai
alternatif.

2. Maximin (pessimistic criterion)

Kriteria ini memilih memaksimumkan hasil yang minimum bagi tiap alternatif. Dengan
kata lain least possible loss, artinya memilih kerugian yang paling kecil.

3. Equally likely

Kriteria ini memilih alternatif yang rata-rata imbalannya paling banyak. Kriteria ini
mengasumsikan probabilitas masing-masing situasi adalah sama. Mula-mula tentukan rata-
rata imbalan tiap alternatif dimana jumlah imbalan dibagi dengan banyaknya imbalan.
Kemudian ambil alternatif yang terbesar.

Pengambilan Keputusan dalam kondisi beresiko mempunyai implikasi bahwa walaupun


sembarang keadaan yang sebenarnya (state of nature) dapat terjadi, pengambil keputusan
dapat mengestimasi peluang munculnya setiap keadaan tersebut. Hal ini berarti bahwa
kemungkinan payoff pada kondisi tertentu dapat diboboti dengan peluang munculnya
setiap keadaan. Dengan demikian kita dapat menggunakan konsep Expected value atau
Nilai Harapan, untuk menentukan keputusan mana yang akan diambil.
28

Resiko adalah:

 kesempatan timbulnya kerugian;


 Kondisi ketidakpastian;
 penyimpangan hasil aktual dari hasil yang diharapkan;

Resiko adalah hasil yang berbeda dan hasil yang diharapkan

Jenis Resiko terdiri dari :

 Resiko dinamis (berhubungan dengan perubahan keadaan ekonomi), wujudnya


dapat berupa resiko manajemen (pasar, keuangan, produksi); resiko politik(akibat
pemerintah); resiko inovasi (re- engineering, diversific)
 Resiko statis; terdiri dari resiko fundamental (menyangkut rakyat banyak); resiko
khusus (menyangkut orang perorangan); resiko murni (sifatnya alami);
 Resiko spekulatif (sifatnya untung-untungan); resiko perorangan dan resiko
kebendaan

Sumber Resiko :

 Masyarakat (resiko sosial)


 Fisik (resiko fisik, fenomena alam atau kesalahan manusia)
 Ekonomi (resiko ekonomi)

Karakteristik Resiko :

 Langsung
 Tidak Langsung
 Tanggung Gugat
 Perbuatan Oknum

Penanganan Resiko :

 Pencegahan
29

 Pengendalian
 Pemindahan ( asuransi)

Keputusan Dalam Kondisi Resiko

Pengambilan keputusan dengan resiko merupakan pengambilan keputusan yang berkaitan


dengan dinamika atau ketidakpastian. Dimana hasil yang diperoleh harus ditanggung
sebagai konsekuensi.

Tahap – tahap :

1.Diawali dengan mengidentifikasikan bermacam – macam tindakan yang tersedia dan


layak
2.Peristiwa – peristiwa yang mungkin dan probabilitas terjadinya harus dapat diduga.
3.Pay off untuk suatu tindakan dan peristiwa tertentu ditentukan.

Pengambilan Keputusanyang dinyatakan sebagai kondisi beresiko:

 Munculnya alternatif tindakan:


 munculnya kemungkinan kejadian yang tidak pasti dengan nilai probabilitas;
 memiliki nilai pay off;
 melihat peluang;
 setiap pengambilan keputusan selalu menggunakan konsep probabilitas

4.2. Expected Value (Nilai Ekspektasi)

Expected Value (EV) adalah rata-rata tertimbang pay off, yaitu jumlah dari pay off untuk
setiap tindakan peristiwa dikalikan probabilitas peristiwa yang bersangkutan.

Alternatif yang logis adalah yang memiliki expected value terbesar. Justru yangsering
terjadi adalah bahwa keuntungannya bukan sebesar expected valuenya.
30

Kriteria ini digunakan karena untuk jangka panjang (situasi serupa yang terjadi berulang)
dapat memaksimumkan pay off. Jika situasinya tidak berulang, maka penggunaan expected
value tidak tepat.

4.3. Expected Monetary Value (EMV)

Probabilitas merupakan ukuran kemungkinan terjadinya peristiwa apapun. Contohnya, jika


si A melempar koin, itu akan menunjukkan gambar atau angka. Ada kemungkinan 50%
untuk menunjukkan gambar, dan 50% kemungkinan menunjukkan angka.

Jadi, dalam hal ini, si A akan mengatakan bahwa probabilitas menampilkan gambar (atau
angka) adalah 50% (atau 1/2).

Rumus perhitungan probabilitas adalah :

Probabilitas peristiwa yang terjadi = (Jumlah peristiwa yang dapat terjadi)

(Jumlah total peristiwa)

Sementara dampak atau impact adalah jumlah yang harus dikeluarkan jika ada risiko yang
teridentifikasi. Misalnya, si A telah mengidentifikasi bahwa selama puncak proyek,
beberapa peralatan dapat rusak dan mungkin perlu membeli peralatan baru yang akan
dikenakan biaya 2.000 USD. Jadi, dampak dari risiko akan menjadi 2.000 USD.

Dengan demikian Expected Monetary Value (EMV) merupakan teknik statistik dalam
manajemen risiko yang digunakan untuk mengukur risiko, yang membantu manajer untuk
menghitung cadangan kontingensi dan juga bertujuan untuk menentukan nilai moneter
yang diharapkan dari risiko atau keputusan.

Atau dapat dikatakan bahwa Expected Monetary Value adalah konsep statistik yang
menghitung hasil rata-rata ketika masa depan termasuk skenario yang mungkin atau tidak
mungkin terjadi.”

Maka, hal ini membantu dalam menghitung jumlah yang diperlukan untuk mengelola
semua risiko teridentifikasi dan dalam memilih pilihan yang melibatkan lebih sedikit uang
untuk mengelola risiko.
31

Untuk melakukan perhitungan, maka harus memiliki probabilitas dan dampak yang harus
terjadi.

Dimana rumus yang digunakan adalah

Expected Monetary Value (EMV) = Probability * Impact

Jika memiliki banyak risiko maka akan menghitung EMV dari risiko tersebut secara
terpisah dan menambahkan semuanya.

Perlu diperhatikan bahwa semua resdiko harus di perhitungkan dalam EMV, terlepas dari
apakah risiko tersebut positif atau risiko negatif.

EMV peluang umumnya dinyatakan sebagai nilai positif sedangkan ancaman dinyatakan
sebagai nilai negatif.

Secara umum yang dilakukan dalam menghitung EMV adalah sebagai berikut:

1. Identifikasi skenario yang dapat terjadi


2. Tentukan probabilitas masing-masing skenario
3. Tentukan nilai moneter yang terkait dengan setiap hasil
4. Kalikan probabilitas dengan nilai moneter dari setiap hasil

Jumlahkan hasil untuk mendapatkan nilai moneter yang diharapkan dari risiko atau
keputusan

Perhatikan bahwa tidak satupun skenario yang mungkin terjadi, hanya mencoba
mendapatkan hasil rata-rata karena ketidakpastian lingkungan.

 Manfaat/kelebihan dari Expected Monetary Value (EMV) Analysis:


a. Memberikan hasil rata-rata dari semua kejadian tidak pasti yang teridentifikasi.
b. Membantu memilih keputusan terbaik dengan cadangan data obyektif.
c. Membantu dalam menghitung cadangan kontingensi.
d. Membantu dalam membuat keputusan selama proses perencanaan pengadaan.
e. Membantu dalam Desicion Tree Analysis. Analisis ini merupakan teknik diagram
grafis yang membantu untuk memahami masalah dan solusi dengan mudah.
f. Teknik ini tidak memerlukan sumber daya yang mahal, hanya pendapat para ahli.
32

 Kelemahan dari Expected Monetary Value (EMV) Analysis:


a. Teknik ini biasanya tidak digunakan dalam proyek-proyek kecil dan menengah.
b. Teknik ini melibatkan pendapat ahli untuk menyelesaikan probabilitas dan dampak
dari risiko. Oleh karena itu, pendapat pribadi dapat mempengaruhi hasil.
c. Teknik ini berfungsi dengan baik ketika memiliki sejumlah risiko besar karena
membantu menyebarkan dampak risiko.
d. Kadang-kadang dengan dimasukkannya risiko positif, yang dapat mempengaruhi
hasil akhir.

Sementara melakukan nilai moneter yang diharapkan, sikap risiko harus netral, jika tidak,
itu mungkin mempengaruhi perhitungan.

Keandalan analisis ini didasarkan pada data yang disediakan sebagai masukan untuk teknik
ini.

Jika memiliki proyek besar dan ingin menyelesaikannya dengan sukses sesuai anggaran
dan jadwal atau waktu yang telah ditetapkan, maka solusi yang dapat dilakukan yaitu
dengan melakukan Expected Monetary Value (EMV) Analysis.

Contoh Kasus :

Pak Andrew memiliki sebuah lahan yang luas dan gudang kosong yang direncanakan untuk
dimanfaat secara bisnis tetapi dia agak bingung untuk diusahan dalam bentuk apa. Terdapat
beberapa alternative usaha yang telah dipikirkan namun setiap usaha tentu mengandung
resiko. Berdasarkan informasi yang diperoleh oleh pak Andrew maka fakta-fakta ekonomi
sebagai berikut

a. Membangun Pabrik Besar apabila pasarnya layak maka keuntuang bisa mencapai
Rp. 200 juta tetapi kalua pasarnya lesu bisa menimbulkan kerugian sebesar Rp. 180
juta.
b. Membangun Usaha kecil apabila pasar layak mendapatkan keuntungan Rp. 100 juta
tetapi apabila pasar lesu kerugian yang diderita Rp. 20 juta.
33

c. Kalau lahan dan gudang tidak dimanfaatkan tidak mendapatkan penghasilan apa-
apa dan sangat disayangkan.
d. kemingkinan (probabilitas) dari setiap state of nature adalah 50%,

untuk itu butuhkan bantuan anda untuk menghitung EMV dari setiap alternative, seperti
pada table dibawah ini :

Tabel 4.1. Contoh Perhitungan EMV

State of Nature
Alternatif Usaha Pasar layak Pasar tidak layak EMV
(ribu rupiah) (ribu rupiah)
Bangun Pabrik Besar 200.000 -180.000 200.000*0.5+(-180.000)*0.5 = 10.000
Bangun Usaha Kecil 100.000 -20.000 100.00*0.5+(-20.000)*0.5= 40.000
Tidak bangun apa-apa 0 0 0*0.5+0*0.5 =0
Probabilitas 0,5 0,5

Dari table diatas sesuai dengan konsep pengambilan keputusan dalam kondisi beresiko
melalui pendekatan analisa Espected Monetary Value (EMV) maka pengambil keputusan
akan memutuskan untuk memanfaatkan lahan dan gudang kosong untuk dibangun usaha
kecil yang memberikan nilai EMV paling besar yaitu Rp. 40.000.000,-

4.4. Expected Opportunity Loss (EOL)

Untuk meminimumkan kerugian yang disebabkan karena pemilihanalternatif keputusan


tertentu. Keputusan yang direkomendasikan kriteria expected value adalah expected
opportunity loss

EOL adal nilai kesempatan yang hilang untuk suatu hasil adalah sejumlah pay off yang,
oleh karena tidak dipilihnya suatu alternatif/tindakan dengan pay-off terbesar bagi kejadian
tidak pasti yang sebenarnya terjadi.
34

Untuk menentukan keputusan berdasarkan nilai kesempatan yang hilang (EOL), secara
rasional dipilih dari nilai EOL (expected opportunity loss) yang minimum (terkecil). Hal
ini dimaksudkan untuk menghindari rasa penyesalan/ketidakpuasan dikemudian hari.
Jadi prinsip dasar EOL adalah membuat minimum kerugian yang disebabkan pemilihan
alternatif tertentu.
Untuk menghitung kesempatan yang hilang (opportunity loss) setiap peristiwa, pertama
kali adalah mengidentifikasikan tindakan terbaik untuk setiap peristiwa, kemudian
mengurangkan pay off-nya (pay off peristiwa tersebut) dengan pay off peristiwa-peristiwa
lainnya.

Dengan menggunakan contoh kasus sebelumnya maka Expected Opportunity Loss (EOL)
dapat dihitung sebagai berikut :

Tabel 4.2. contoh Perhitungan EOL

State of Nature
Alternatif Usaha Pasar layak Pasar tidak layak EOL
(ribu rupiah) (ribu rupiah)
Bangun Pabrik Besar 200.000-200.00 = 0- (-180.000) = (0*0.5) + (180.000)*0.5 = 90.000
0 180.000
Bangun Usaha Kecil 200.000-100.000 0-(-20.0000 = (100.00*0.5)+(-20.000)*0.5= 60.000
=100.000 20.000
Tidak bangun apa-apa 200.000 - 0 = 0–0=0 (200.000*0.5)+(0*0.5) =100.000
200.000
Probabilitas 0,5 0,5

Dari table diatas sesuai dengan konsep pengambilan keputusan dalam kondisi beresiko
melalui pendekatan analisa Espected Opportunity Loss (EOL) maka pengambil
keputusan akan memutuskan untuk memanfaatkan lahan dan gudang kosong untuk
dibangun usaha kecil yang akan memberikan kemungkinan kerugian paling kecil dari 3
alternatif usaha yaitu sebesar yaitu Rp. 60.000.000,-
35

1.5. Expected Value of Perfect Information (EVPI)

Merupakan perluasan dari criteria EMV dan EOL, atau dengan kata lain informasi yang
didapat pengambil keputusan dapat mengubah suasana risk menjadi certainty (membeli
tambahan informasi untuk membantu pembuat keputusan).

EVPI sama dengan EOL minimum (terbaik), karena EOL mengukur selisih EV terbaik
keputusan dalam suasana risk dan certainty.

Keputusan dalam ResikoKriteria Harapan Informasi Sempurna

Dalam melakukan analissa menggunakan EVPI Membandingkan hasil dalam keadaan


informasi sempurna (certainty) dengan hasil dalam keadaan resiko akan memperoleh nilai
harapan informasi sempurna.

Nilai harapan informasi sempurna sama dengan nilai kesempatan yang hilang minimum.
Nilai harapan informasi sempurna merupakan jumlah maksimum yang dapat diambil oleh
pengambilan keputusan untuk mendapatkan informasi sempurna.

Dengan demikian kriteria nilai harapan informasi sempurna (expected value of perfect
information) adalah :

 perluasan kriteria nilai harapan dan kriteria nilai harapan yang hilang.
 Nilai selisih antara keputusan dalam situasi ada kepastian (certainty) dengan
keputusan dalam situasi resiko (risk).

Nilai dari informasi dapat dihitung dengan memasukkan alternative informasi dalam
diagram keputusandengan rumus :

EVPI : (Nilai ekspektasi bila informasi sempurna dapat diperoleh) – (Nilai ekspektasi
dari alternative terbaik tanpa informasi)

Contoh Kasus EVPI

Keberlangsungan sebuah industri sangat tergantung pada Kondisi ekonomi. Industri


tersebut sedang merencana pengembangan dengan alternatif :

 Expand (Ekspansi)
 Mantain Status Quo (tetap)
36

 Sell now (dijual

Dalam kondisi ekonomi baik dan kondisi ekonomi kurang baik (lesu) dengan peluang
masing-masing adalah 0.7 dan 0.3

Alternatif Kondisi ekonomi baik Kondisi ekonomi lesuh


(US$) (US$)
Ekspansi 800.000 500.000
Mempertahan kondisi Status Quo 1.300.000 - 150.000
Jual 320.000 320.000
Probabilitaas 0.7 0.3

Dengan diperolehnya informasi yang sempurna, dipilih mempertahankan status quo (Nilai
payoff tertinggi) jika kondisi ekonomi baik dan dipilih ekspansi (Nilai payoff tertinggi)
jika kondisi ekonomi kurang baik.

Jadi nilai ekspektasi bila informasi sempurna dapat diperoleh adalah :

= 1.300.000(0.7) + 500.000(0.3) = 1.060.000

Untuk menghitung nilai ekspektasi dari alternative terbaik tanpa informasi, terlebih dahulu
hitung masing-masing EV setiap alternative.

EV (Ekspansi) = 800.000 (0.7) + 500.000 (0.3) = 710.000

EV (Status Quo) = 1.300.000 (0.7) – 150.000 (0.3) = 865.000

EV (Dijual) = 320.000 (0.7) + 320.000 (0.3) = 320.000

Dan nilai ekspektasi dari alternative terbaik tanpa informasi adalah Status Quo karena
Status Quo memiliki EV tertinggi dibanding Expand dan Sell now dengan EV = 865.000.

Sehingga hasil dari nilai ekspektasi dengan informasi sempurna (EVPI) adalah :

1.060.000 – 865.000 = 195.000


37

4.6 . Pengambilan Keputusan dalam keadaan ketidakpastian (Underuncertainty)

Pengambilan keputusan dalam keadaan tidak pasti (Under uncertainty) adalah pengambil
keputusan tidak tahu probabilitas dari outcome yang beragam.

Dalam pengambilan keputusan dalam keadaan ketidakpastian biasanya dipergunakan alat


analisa :

1. Maximax
2. Maximin
3. Minimax
4. Laplace (Likelyhood)

Kriterian Maximax

Kriteria maximax ini merupakan aturan keputusan yang sering digunakan oleh kelompok
optimis. Leonid Hurwicz beralasan bahwa tak ada basis untuk berasumsi bahwa keadaan
sesungguhnya tidaklah beragam dibandingkan dengan pengambil keputusan. Akhirnya,
orang akan memperoleh keberuntungan dan menang sesekali.

Kriteria maximax memungkinkan pengambil keputusan yang optimis untuk memberikan


nilai yang besar dengan memaksimumkan payoff

Pilih pilihan keputusan dengan payoff tertinggi dan asumsikan bahwa keadaan
sesungguhnya yang diperlukan untuk menghasilkan payoff ini akan terjadi. Kriteria
maximax : nilai maksimum dari hasil payoff maksimum. Kriteria ini digunakan oleh
pengambil keputusan yang optimistik dan berani mengambil resiko ( risk taker)

Kriteria Minimax

Tak ada alasan tertentu untuk berpendapat bahwa pengambil keputusan perlu seseorang
yang optimistik. Abraham Wald berpendapat bahwa mereka harus mengambil dari yang
berpandangan paling pesimistik dan memperlakukannya sebagai lawan. Dalam
memformulasikan kriteria maksimisasi payoff minimum, Wald beralasan bahwa
38

pengambil keputusan harus mengikuti asumsi bahwa keadaan sesungguhnya berlawanan


dengannya dan harus bertindak sejalan

Pilih keputusan yang memiliki nilai kemungkinan terbesar dari keluaran yang paling tidak
dikehendaki.

Dalam kriteria maximin : nilai maksimum dari pay off minimum yang mungkin dipilih,.
Kriteria ini digunakan oleh pengambil keputusan yang pesimistik, konservatif, penghindar
resiko.

Kriteria Minimax Regret

Leonard Savage yang memperkenalkan dan memformulasikan kriteria ini. Kriteria ini juga
merupakan kriteria keputusan orang-orang pesimis. Premis dalam kasus ini adalah setelah
pilihan keputusan telah dipilih dan keadaan sesungguhnya terjadi, pengambil keputusan
menerima payoff sesuai dengan pilihan yang dilakukannya. Jika kenyataannya bukan
merupakan hal yang paling dikehendaki untuk keadaan sesungguhnya yang benar-benar
terjadi, pengambil keputusan akan mengalami penyesalan (regret) untuk tidak membuat
pilihan yang paling diinginkannya. Dengan dasar ini Savage mengembangkan aturan
keputusan berikut

Pilih keputusan (Decision alternative, DA) dimana terdapat perbedaan minimum antara
payoff yang diterma dan payoff yang seharusnya dapat diterima jika keadaan sebenarnya
yang terjadi telah diketahui terlebih dahulu.

Kriteria regret bersandar pada konsep opportunity loss atau regret dengan memilih nilai
minimum dari regret(opportunity loss) yang maksimum.

Kriteria Lapace
39

Tiga aturan diatas (kriteria Maximax, Maximin, dan Minimax Regret) telah mengabaikan
adanya peluang. Banyak pembuat keputusan tidak merasa nyaman dengan cara pengabaian
peluang ini. Kriteria Laplace ini dapat dituliskan sebagai berikut

Jika peluang akan keadaan sesungguhnya tak diketahui, asumsikan bahwa mereka
memiliki kesempatan yang sama untuk muncul atau terjadi.

Dengan menggunakan konsep nilai harapan, kriteria Laplace ini memilih keputusan yang
memilihi nilai harapan terbesar.

Menurut konsep pemikiran kriteria Laplace bahwa Kriteria maximax : terjadinya peristiwa
paling disukai sedangkan Kriteria maximin terjadinya peristiwa paling tidak disukai.
Sehingga Kriteria menyatakan bahwa semua peristiwa mempunyai probabilitas yang sama
untuk terjadi, dalam hal ini probabilitas = 1/n.

Contoh Penyelesai Kasus Menurut Kriteria-kriteria tersebut diatas.

Tabel 4.3 Kriteria Maxmax, Maximin, Minimax, Laplace dan Minimax Regret

State of Nature
Alternatif Pasar Pasar Maximax Maximin Minimax Laplace
layak lesuh
Bangun 200.000 -180.000 200.000 -180.000 200.000 200.000+(-180.000/2
Pabrik = 10.000
Bangun 100.000 -20.000 100.000 -20.000 100.000 100.000+(-20.000)/2
Usaha Kecil = 40.000
Tidak bangun 0 0 0 0 0 0+0/2 =0
apa-apa
Keterangan Pilih yang Pilih yang Pilih yang Rata-ratakan dan
terbesar dari terbesar dari terkecil dari pilih yang terbesar
yang terbesar yang terkecil yang terbesar

Latihan 1
40

Setelah mengadakan analisis yang cukup mendalam, maka Ibu Selvie manajer operasional
stasiun pompa bensin ingin membangun stasiun pompa bensin dengan mempertimbangkan
ukuran stasiun serta situasi pasar. Hasil analisis tertera dalam tabel berikut:

Alternatif Pasar bagus Pasar sedang Pasar lesu


(US$) (US$) (US$)
Stasiun ukuran kecil 50.000 20.000 -10.000
Stasiun ukuran 80.000 30.000 -20.000
Medium
Stasiun ukuran 100.000 30.000 -40.000
besar
Stasiun ukuran 300.000 25.000 160.000
sangat besar (

Pertanyaan:

a. Buatlah tabel keputusan!

b. Tentukan keputusan dengan kriteria maxmax!

c. Tentukan keputusan dengan kriteria maximin!

d. Tentukan keputusan dengan kriteria Laplace (equally likely)

Petunjuk Jawaban Latihan

Untuk menyelesaikan soal ini, lihat kembali contoh-contoh pengambilan keputusan


dibawah ketidakpastian.

Tes Formatif

Kios Mie Bakso “AdBis” Cabang Mega Mall Manado hendak memutuskan berapa
mangkok bakso yang harus disediakan rata-rata setiap hari agar keuntungan diperoleh
41

maksimum. Jika disediakan terlalu banyak (melebihi jumlah yang diminta) maka ia akan
menderita kerugian yaitu rugi/kerugian biaya produksi karenatidak laku. Jika disediakan
terlalu sedikit maka ia juga akan menderita kerugian (rugikesempatan yaitu berupa
keuntungan yang menjadi hilang karena pembeli datang tetapitidak bisa terlayani). Data
yang ada biaya produksi bakso per mangkok sebesar Rp2000,- dan harga jual bakso
permangkok sebesar Rp 3000,-. Data lain yang diperolehberdasarkan pengamatan data
masa lalu (historical data), yaitu data permintaan danpeluang/probabilitas permintaan
tersebut sebagai berikut :

No Permintaan Probabilitas
(unit/hari)
1 100 0.1
2 110 0.2
3 120 0.4
4 130 0.2
5 140 0.1

Melalui historical data tersdebut diatas, maka diperoleh table Payoff dari masing-masing
alternatif sebagai berikut :

Tabel Payoff keuntungan atau kerugian dari berbagai kondisi Kios Mie Bakso
“AdBis”

Kondisi Permintaan (Probabilitas)


Dasar 100 110 120 130 140
(0.1) (0.2) (0.4) (0.2) (0.1)
100 100.000 90.000 80.000 70.000 60.000
110 80.000 110.000 100.000 90.000 80.000
42

120 60.000 90.000 120.000 110.000 100.000


130 40.000 70.000 100.000 130.000 120.000
140 20.000 50.000 80.000 110.000 140.000

Pertanyaan

Anda diminta untuk membantu Manajer Kios Mie Bakso “AdBis:” dalam mengambil
keputusan yang tepat dengan kriteria :

a. Maximax
b. MaxiMin
c. Laplace
d. Perhitungan EMV
e. Perhitungan EOL

Jawaban Tes Formatif

1. Kriteria Keputusan:

a. Kriteria Maximax, mengatakan bahwa keputusan yang mempunyai pay off paling
tinggi (tanpa memperdulikan hal lain) yang seharusnya dipilih (Optimistik).Lihat
Tabel Pay off:

Maksimum Baris 1 = 100000

Maksimum Baris 2 = 110000

Maksimum Baris 3 = 120000

Maksimum Baris 4 = 130000

Maksimum baris 5 = 140000

Yang tertinggi adalah 140000, berarti menyediakan 140 mangkok bakso.

b. Kriteria Maximin, memilih keputusan yang menghasilkan nilai maksimum dari pay
off yang minimum.
43

Minimum Baris 1 = 60000

Minimum Baris 2 = 80000

Minimum Baris 3 = 60000

Minimum Baris 4 = 40000

Minimum Baris 5 = 20000

yang tertinggi adalah 80000, berarti menyediakan 110 mangkok baks

b. Kriteria Laplace, seseorang seharusnya memilih keputusan yang mempunyai laba


rata-rata tertinggi. Dalam hal ini sebaiknya mengambil keputusan menyediakan 120
mangkok dengan rata-rata keuntungan 96000.
e. Kriteria Expected Value yang Tertinggi, keputusan yang dipilih adalah
keputusan yang mempunyai expected value pay off yang tertinggi, Perhitungan
EV (EMV = Expected monetary Value) dapat diperoleh dengan memasukan
semua besaran probabilitas dalam perhitungan. Keputusan yang diambil
sebaiknya menyediakan 120 mangkok dengan keuntungan/ nilai EV/EMV =
104000.
44

BAB V PEMBELAJARAN MODUL 4.

ALAT ANALISA DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

5.1. Model Forecasting/Peramalan

Model Peramalan dilihat jangka waktu terdiri atas :

a. Short Term

b. Middle Term

c. Long Term

Metode-metode dalam Forecasting/Peramalan dapat dibagi dalam tiga metode yaitu

1) Extrapolation Methods.

Metode ini hanya mendasarkan data tahun, bulan, waktu lalu) secara runtut dengan tanpa
memperhatikan faktor-faktor penyebab terjadinya kejadian tersebut untuk memperkirakan
peristiwa/data di waktu yang akan datang. Variabel acak yang dimungkinkan sebagai
variabel pengganggu bisa berupa gerak Irregular/Random, Trend, Season atau Cyclus.

2) Causal Methods.

Pada metode ini dipertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya suatu


peristiwa/data yang ada. Oleh karena itu faktor-faktor yang dianggap berpengaruh
diikutkan dalam proses perhitungan sebagai variabel independent (variabel bebas).
Peramalan

3) Adjustment Methods.

Peramalan dengan metode ini hanyalah menggunakan justifikasi saja. Sehingga pemakaian
metode ini haruslah melibatkan orang yang memang ahli dibindangnya.

Pembagian lain, metode peramalan dibagi 2 macam :

1) Metode Kualitatif.
45

Pada metode ini peramalan dilakukan hanya berdasarkan data kualitatif dan pemakaian
metode ini hanya boleh dilakukan oleh orang yang benar-benar ahli/pakar dalam bidangnya
atau oleh orang yang punya pengalaman.

2) Metode Kuantitatif.

Peramalan dengan metode ini dapat dilakukan kalau ada/tersedia data kuantitatif. Pada
metode ini dikenal 2 model:

a. .Metode Kausalitas (Cause Effect Methods atau metode sebab akibat). Alat utama
korelasi dan regresi.
b. Metode Runtut Waktu (Time Series Analysis), metode ini mencoba mengamati
suatu variabel dikaitkan dengan unsur waktu. Alat utama Trend dan indeks musim

Dalasm modul ini, focus pembahsan lebih dititk beratkan pada metode Kuantitatif melalui
analisa Korelasi dan regresi.

5.2. Analisa Korelasi

Pengertian analisa korelasi adalah :

1. Mengukur derajat keeratan hubungan antara satu variable dengan variabel-variabel


lain.
b. (2) Hanya sekedar mengukur hubungan, dan sifat hubungan dalam korelasi bisa dua
arah (bolak-balik), X berhubungan dengan Y atau Y berhubungan dengan X.
1. Hubungan dalam korelasi bisa positif (hubungan searah), nol (tidak ada hubungan) atau
negatif (berlawanan arah)
2. Simbol atau notasi korelasi : “r” dan besarnya –1 r 1.

Macam Korelasi :

1. Korelasi Sederhana (Single Correlation), korelasi antara dua variabel rx,y


2. Korelasi Berganda (Multiple Correlation), korelasi antara lebih dari dua varibel rx1,
x2, y
46

Rumus Korelasi :

n . ∑X . Y - (∑ X ) . ( ∑Y )

R = r = --------------------------------------------------------------

∆ { n . ∑ X 2 – ( ∑X ) 2 } . ∆{ n . ∑Y 2 – ( ∑Y ) 2 }

Tabel Pertolongan untuk menghitung korelasi :

------------------------------------------------------------------------

No X Y X .Y X2 Y2

------------------------------------------------------------------------

Dst

------------------------------------------------------------------------

∑X ∑Y ∑X .Y ∑X2 ∑Y2

---------------------------------------------------------------------------------

5.3. Analisa Regresi

Pengertian regresi adalah :

1. Mencari garis atau fungsi yang dapat menggambarkan hubungan antara “Variabel
Penyebab = Variabel bebas = Variabel prediktor = Independent Variable “ dengan
Variabel Akibat= Variabel Terikat =Dependent Variable”.
2. Mengukur bagaimana pola “hubungan fungsional” antara variabel-variabel dalam
persamaan atau model.
47

3. Yang diukur bukan sekedar hubungan tetapi sudah sampai pada pengaruh. Sifat
hubungan “satu arah”, harus ditentukan variabel bebas dan variabel terikatnya.

Jenis Regresi Regresi :

1. Regresi Sederhana (Single Regression), Regresi antara dua variabel (1 variabel bebas
dan 1 variabel terikat)
2. Regresi Berganda (Multiple Regression), Regresi antara lebih dari dua variabel (2 atau
lebih variabel bebas dengan 1 variabel terikat).

. Persamaan Regresi :

Untuk Regresi Sederhana/Single Regression :

Y = a + bX

∑Y b. ∑X
dimana a = konstanta = -
n n
n . ∑ X .Y - ∑X . ∑Y
b = koefisien regresi =
n . ∑X2 - ( ∑ X )2

X = Variabel bebasnya Y = Variabel terikat


Untuk Regresi Berganda :
Y = a + b1.X1 + b2.X2 + …. + bn.Xn
dimana
a = konstanta
b1 = koefisien regresi untuk Variabel X1
b2 = koefisien regresi untuk Variabel X2
Xn = Variabel bebasnya ke n
48

Uji Asumsi dalam Model Regresi :

Model Regresi sebelum digunakan perlu dilakukan berbagai uji, salah satu diantaranya
adalah uji asumsi sbb :

a. Uji Normalitas (Populasi Y terdistribusi secara normal disekitar garis regresi). Bisa
juga ditambahkan Linieritas
b. Uji bahwa populasi tidak terjadi peristiwa Heteroskedastisitas (Varians dari populasi
harus tidak berubah bila nilai X meningkat atau diperbesar = Homoskedastisitas)
c. Tidakterjadi peristiwa Multikolineritas (khusus pada regresi berganda, yaitu tidak
boleh terjadi korelasi yang tinggi diantara variabel bebas dalam regresi)
d. Tidak terjadi peristiwa Otokorelasi (korelasi diantara dirinya sendiri, khusus pada
regresi dengan data time series).

Koefisien Determinasi (R Square)

Angka yang menunjukkan seberapa jauh/besar variabilitas Y dipengaruhi oleh variabilitas


X. Pengertian lain angka yang menunjukkan seberapa besar Variabel Bebasnya (secara
bersama-sama) mampu menjelaskan perilaku Variabel terikatnya

Koefisien Determinasi (R Square) dapat diperoleh dari koefisien korelasi dikuadratkan.


Untuk Regresi berganda, koefisien determinasi diperoleh dari koefisien korelasi multipel
(bergandanya) dikuadratkan.

Model Regresi yang baik, adalah model regresi yang koefisien determinasinya semakin
tinggi atau dengan kata lain kemampuan menjelaskan dari semua variabel bebasnya
terhadap perilaku variabel terikatnya yang semakin tinggi.

R Square biasanya dinyatakan dalam %. Jadi jika nilai 100% dikurangi dengan angka R
square akan diperoleh angka yang menunjukkan seberapa besar perilaku variabel
terikatnya yang belum terjelaskan (belum bisa dijelaskan atau diprediksi dengan semua
variabel bebas yang ada dalam model).
49

Uji F dan Uji t

Uji F dikenal dengan Uji serentak atau uji Model/Uji Anova, yaitu uji untuk melihat
bagaimanakah pengaruh semua variabel bebasnya secara bersama-sama terhadap variabel
terikatnya. Atau untuk menguji apakah model regresi yang kita buat baik/signifikan atau
tidak baik/non signifikan.

Jika model signifikan maka model bisa digunakan untuk prediksi/peramalan, sebaliknya
jika non/tidak signifikan maka model regresi tidak bisa digunakan untuk peramalan.

Uji F dapat dilakukan dengan membandingkan F hitung dengan F tabel, jika F


hitung > dari F tabel, (Ho di tolak Ha diterima) maka model signifikan atau bisa dilihat
dalam kolom signifikansi pada Anova (Olahan dengan SPSS, Gunakan Uji Regresi dengan
Metode Enter/Full Model ). Model signifikan selama kolom signifikansi (%) < Alpha
(kesiapan berbuat salah tipe 1, yang menentukan peneliti sendiri, ilmu sosial biasanya
paling besar alpha 10%, atau 5% atau 1%). Dan sebaliknya jika F hitung < F tabel, maka
model tidak signifikan, hal ini juga ditandai nilai kolom signifikansi (%) akan lebih besar
dari alpha.

Uji t dikenal dengan uji parsial, yaitu untuk menguji bagaimana pengaruh masing-
masing variabel bebasnya secara sendiri-sendiri terhadap variabel terikatnya. Uji ini dapat
dilakukan dengan mambandingkan t hitung dengan t tabel atau dengan melihat kolom
signifikansi pada masing-masing t hitung, proses uji t identik dengan Uji F (lihat
perhitungan SPSS pada Coefficient Regression Full Model/Enter). Atau bisa diganti
dengan Uji metode Stepwise

Kegunaan Regresi :

Salah satu kegunaan persamaan regresi adalah untuk kepentingan peramalan. Kalau suatu
model regresi sudah diuji asumsi dan sudah diuji modelnya (dengan uji F/ Uji Model atau
Anova) dan sudah di uji signifikansi pengaruh variabel bebas secara sendiri-sendiri
terhadap variabel terikatnya (dengan Uji t atau Uji Parsial), maka kita dapat menggunakan
persamaan regresi yang diperoleh untuk keperluan peramalan.
50

Caranya adalah dengan menggunakan persamaan regresi yang diperoleh, dan bila variabel
bebasnya diketahui maka dari persamaan tersebut bisa diprediksi nilai variabel terikatnya.

Besarnya kemampuan menjelaskan dari semua variabel-variabel bebasnya secara bersama-


sama dalam menjelaskan variabel terikatnya bisa dilihat dari besarnya nilai koefisien
determinansi.

Cara Membuat Model Regresi yang baik adalah sebagai berikut :

a. Identifikasi atau buat model dengan variabel bebas sebanyak mungkin.


b. Pilih variabel-variabel bebas yang secara rasional/logika memang memiliki hubungan
sebab akibat.
c. Pilih variabel yang mudah diukur secara akurat.
d. Pilihlah variabel-variabel independen/bebas yang kemungkinan tidak berhubungan
satu sama lain secara kuat (untuk menghindari Multikolinearitas).

5.4. Time Series Analysis

1. Time Series analisis adalah merupakan kegiatan mengamati nilai suatu variabel
dikaitkan dengan unsur waktu (waktu bisa dalam tahun, semester, bulan, mingguan dll.)

2. Komponen/Gerak yang mempengaruhi nilai suatu variabel dikaitkan dengan waktu


:

a. Horizontal/Random Component.

Variabel acak perlu diperhatikan/diperhitungkan (biasanya terletak disekitar


rata-rata, tetapi komponent ini sulit diprediksi).

b. Trend Component.

Trend sebagai gerak/kecenderungan naik atau kecenderungan turun dari nilai


suatu variabel dalam jangka panjang (lebih dari 1 tahun), relatif mudah
diprediksi.

c. Seasonal Component.
51

Komponen Musim, sebagai gerak naik atau turun dari nilai suatu variabel tetapi
masih disekitar rata-ratanya dan terjadi dalam jangka pendek (kurang dari 1
tahun). Untuk musim relatif berulang dan pasti, sehingga bisa digunakan untuk
prediksi.

d. Cyclical Component.

Komponen siklus, sebagai gerak naik atau turun dari nilai suatu variabel tetapi
masih disekitar rata-ratanya dan terjadi dalam jangka panjang (lebih dari 1 tahun).
Untuk siklus relatif tidak pasti sehingga sulit untuk peramalan.

5.5. Metode Peramalan dengan Time series

Metode ini cocok atau bisa dipakai kalau kita mempunyai data masa lalu (historical data)
dan kita perkirakan bahwa masa lalu, sekarang dan yang akan datang dari variabel yang
kita prediksikan ada kaitan erat.

Metode-metode Peramalan dengan Data Runtut Waktu (Time series) bisa menggunakan
Extrapolation maupun Causal :

1) Moving Averages

o Simple Moving Average


o Double Moving Average
o Weighted Moving Average

2) Exponential Smoothing

o Simple Exponential Smoothing


o Exponential Smoothing with Trend
o Seasonal Exponential Smoothing
o Exponential Smoothing with Trend and Seasonal

3) Trend

4) Regression.
52

Untuk peramalan data time series kita bisa menggunakan software POM,
bagian/modul forecasting.

5.6. Analisa Break Even Point

Analisa break even adalah teknik analisa untuk mempelajari hubungan antara volume
penjualan dan profitabilitas.Analisa ini disebut juga sebagaianalisa impas, yaitu suatu
metode untuk menentukan titik tertentu dimana penjualan dapat menutup biaya, sekaligus
menunjukkan besarnya keuntungan atau kerugian perusahaan jika penjualan melampaui
atau berada di bawah titik tersebut.

Analisis break even adalah penting bagi manajemen untuk mengetahui hubungan antara
biaya, volume dan laba, khususnya informasi mengenai jumlah penjualan minimum dan
besarnya penurunan realisasi penjualan dari rencana penjualan agar perusahaan tidak
menderita kerugian. Bila asumsi dasar salah satunya mengalami perubahan, maka akan
berpengaruh pada posisi titik impas, sehingga perubahan tersebut akan berpengaruh juga
terhadap laba perusahaan. Analisis break even point digunakan oleh manajer sebagai
sebuah perkiraan bukan kepastian, karena banyak perusahaan yang tidak memenuhi
asumsi-asumsi dasar secara tepat.

Analisa ini penting dalam tahap perencanaan manajemen keuangan, karena hubungan
antara biaya-volume-laba (oleh karenanya, analisa BEP juga disebut sebagai Cost-Profit-
Volume Analysis) dapat dipengaruhi oleh proporsi investasi dalam aktiva tetap, dan
perubahan rasio aktiva tetap terhadap aktiva variable ditentukan saat rencana keuangan
disusun. Dengan kata lain, bila perusahaan hanya mempunyai biaya variabel saja, maka
tidak akan muncul masalah break even. Ini terkait dengan sifat dari biaya variable dan tetap
itu sendiri.

Analisis break even merupakan suatu teknik analisa untuk mempelajari hubungan antara
biaya tetap, biaya variabel, keuntungan dan volume kegiatan.

Oleh karena, analisa tersebut mempelajari hubungan antara biaya keuntungan volume
kegiatan, maka analisa tersebut sering pula disebut „Cost Profit Volume analysis” (CPV
53

analysis).Dalam perencanaan keuntungan, analisa break-even merupakan “profit-planning


approach” yang mendasarkan pada hubungan antara biaya (cost) dan penghasilan
penjualan (revenue).

Analisis break even pointadalah suatu cara untuk mengetahui volume penjualan minimum
agar suatu usaha tidak menderita rugi, tetapi juga belum memperoleh laba dengan kata lain
sama dengan nol).

Biaya-biaya yang diperhitungkan dalam analisa impas adalah biaya-biaya operasi seperti
gaji staf, biaya penyusutan/depresiasi (yang termasuk biaya operasi tetap), dan komisi
penjualan, bahan baku& upah tenaga kerja langsung (sebagai contoh biaya operasi
variabel). Dalam hal ini beban bunga tidak termasuk biaya operasi sebab biaya bunga
termasuk biaya keuangan. Olehkarenanya, sebagai langkah awal pembahasan difokuskan
pada rencana operasi perusahaan, yaitu perhitungan BEP Operasional.

Tahap selanjutnya adalah pembahasan tentang rencana pembiayaan atau BEP


Finansial.Dengan demikian pula, analisa break even ini terkait dengan konsep Degree of
Operating Leverage(DOL) & Degree of Financial Leverage (DFL).

Apabila suatu perusahaan hanya mempunyai biaya variabel saja, maka tidak akan muncul
masalah break-even dalam perusahaan tersebut. Masalah break-even baru muncul apabila
suatau perusahaan di samping mempunyai biaya variabel juga mempunyai biaya tetap.
Besarnya biaya variabel secara totalitas akan berubah-ubah sesuai dengan perubahan
volume produksi, sedangkan besarnya biaya tetap secara totalitas tidak mengalami
perubahan meskipun ada perubahan volume produksi.

Adapun biaya yang termasuk golongan biaya variabel pada umumnya adalah bahan
mentah, upah buruh langsung (direct labor), komisi penjualan.

Sedangkan yang termasuk golongan biaya tetap pada umumnya adalah depresiasi aktiva
tetap, sewa, bunga utang, gaji pegawai, gaji pimpinan, gaji staf research, dan biaya kantor.

Karena adanya unsur variabel di satu pihak dan unsur tetap di lain pihak, maka dapat terjadi
bahwa suatu perusahaan dengan volume produksi tertentu menderita kerugian, karena
penghasilan penjualannya hanya menutup biaya variabel dan sebagian biaya tetap. Ini
54

berarti bahwa bagian dan penghasilan penjualan yang tersedia untuk menutup biaya tetap
tidak cukup untuk menutup biaya tetapnya. Penghasilan penjualan setelah dikurangi biaya
variable merupakan bagian dari penghasilan penjualan yang tersedia untuk menutup biaya
tetap biasanya dinamakan “contribution margin” atau “contribution to fried cost“. Apabila
contribution margin lebih besar daripada biaya tetap, berarti penghasilan penjualan lebih
besar daripada biaya total, maka perusahaan mendapatkan keuntungan.Berhubung dengan
itu maka sangatlah bagi pimpinan suatu perusahaan untuk mengetahui pada volume
kegiatan atau volume produksi penjualan berapa penghasilan penjualan dapat tepat
menutup biaya totalnya untuk dapat menghindarkan kerugian.

Volume penjualan dimana penghasilannya (revenue) tepat sama besar dengan biaya
totalnya, sehinggaperusahaan tidak mendapatkan keuntungan atau menderita kerugian
dinamakan “brek-even point”. Apabila digunakan konsep “contribution margin” maka
break-even point akan tercapai pada volume penjualan dimana contribution margin-nya
tetap sama besarnya dengan biaya tetap-nya.

Oleh karena analisa break-even ini mempelajari perimbangan antara “revenue minus biaya
variabel (contribution to fixed cost) di satu pihak dengan biaya tetap di lain pihak, maka
sering dikatakan bahwa analisa break even merupakan salah satu alat untuk mempelajari
“operating leverage “.

Operating leverage terjadi setiap waktu di mana suatu perusahaan mempunyai biaya tetap
yang harus ditutup betapapun besar biaya volume kegiatannya.

“Leverage” dapat didefinisikan sebagai penggunaan aktiva atau dana untuk penggunaan
mana perusahaan harus menutup biaya tetap atau membayar biaya tetap.

Ada dua macam leverage, yaitu “operating leverage” dan „financial leverage “.Operating
laverage bersangkutan dengan penggunaan aktiva atau operasinya perusahaan yang disertai
dengan biaya tetap.

Dikatakan bahwa operating leverage itu menghasilkan leverage yang “favorable” atau
positif kalua revenue setelah dikurangi biaya variabel (contribution to fixed cost) lebih
besar daripada biaya tetapnya. Dikatakan bahwa operasinya perusahaan yang disertai
55

dengan biaya tetap itu (operating leverage) merugikan atau menghasilkan leverage yang
negative kalau “contribution to fixed cost-nya lebih kecil daripada biaya tetapnya.

Dikatakan bahwa operasinya pemsahaan yang disertai dengan biaya tetap itu dalam
keadaan break-even kalau “contribution to fixed cost-nya tepat sama besarnya dengan
biaya tetapnya.

Asumsi Dasar Analisis Break Even Point (BEP)

Asumsi yang mendasari analisis break even point l.adalah sebagai berikut:

 Satu-satunya faktor yang memengaruhi biaya adalah perubahan volume.


 Manajer menggolongkan setiap biaya ( atau komponen biaya gabungan ) baik sebagai
biaya variabel maupun biaya tetap.
 Beban dan pendapatan adalah linier di seluruh cakupan volume relevannya.
 Tingkat persediaan tidak akan berubah.
 Penjualan atas gabungan produk tidak akan berubah. Penjualan gabungan merupakan
kombinasi produk yang membentuk total penjualan.
 Variabilitas biaya dianggap akan mendekati pola perilaku yang diramalkan.
 Harga jual produk dianggap tidak berubah-ubah pada berbagai tingkat kegiatan.
 Kapasitas produksi pabrik dianggap secara relative konstan.
 Harga faktor-faktor produksi dianggap tidak berubah.
 Efisiensi produksi dianggap tidak berubah.
 Perubahan jumlah persediaan awal dan akhir dianggap tidak signifikan.
 Komposisi produk yang dijual dianggap tidak berubah.

Analisis Break Even Point berguna apabila beberapa asumsi dasar dipenuhi.Dalam
kenyataan yang sebenarnya lebih banyak asumsi yang tidak dapat dipenuhi. Namun
demikian perubahan asumsi ini tidak mengurangi validitas dan kegunaan analisa BEP
sebagai suatu alat bantu pengambilan

keputusan. Hanya saja diperlukan suatu modifikasi tertentu dalam penggunaannya.


56

Manfaat Analisis Break Event Point (BEP)

BEP amatlah penting jika kita membuat sebuah usaha agar kita tidak mengalami kerugian,
baik itu usaha yang bergerak di bidang jasa atau manufaktur.

Manfaatdari BEP:adalah :

1. Alat perencanaan untuk menghasilkan laba.

2. Memberikan informasi mengenai berbagai tingkat volume penjualan, serta hubungannya


dengan kemungkinan memperoleh laba menurut tingkat penjualan yang bersangkutan.

3. Untuk mengetahui hubungan volume penjualan yang diproduksi, harga jual dan biaya-
biaya yang dikeluarkan, sehingga laba rugi perusahaan akan diketahui.

4. Untuk mengetahui jumlah penjualan minimum (dalam unit produk maupun satuan uang)
agar perusahaan tidak menderita rugi.

5. Mengevaluasi laba dari perusahaan secara keseluruhan.

6. Mengganti sistem laporan yang tebal dengan grafik yang mudah dibaca dan dimengerti.

7. Sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan harga jual.

8.. Sebagai bahan atau dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan terhadap hal-hal
berikut

 Jumlah penjualan minimalyang harus dipertahankanagar perusahaan tidak


mengalami kerugian.
 Jumlah penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh keuntungantertentu.
 Seberapa jauhkah berkurangnya penjualan agar perusahaan tidak menderita rugi.
 Untuk mengetahui bagaimana efek perubahan harga jual, biaya danvolume
penjualan terhadap keuntungan yang diperoleh.

Metode Perhitungan Break Even Point (BEP)

Break even point umumnya dapat dihitung dengan tiga metode yaitu metode persamaan,
metode margin kontribusi dan metode grafis. Ketiga metode tersebut pada dasarnya adalah
57

pendekatan yang mempunyai hasil akhir sama, akan tetapi ketiga metode tersebut memiliki
perbedaaan pada bentuk dan variasi dari persamaan laporan laba rugi kontribusi. Dibawah
ini akan diuraikan tiga

metode, sehingga akan jelas perbedaanya:

1. Metode Persamaan

Metode Persamaan (equation method) adalah metode yang berdasarkan pada pendekatan
laporan laba rugi . Dengan persamaan dasar sebagai berikut

Penghasilan total = Biaya total

Penghasilan total = Biaya variabel + Biaya tetap

Persamaan tersebut dapat diuraikan dalam rumus berikut :

px = a + bx

Keterangan:

p = Harga jual per unit produk

x= Unit produk yang dijual/yang diproduksi

a= Total Biaya Tetap

b= Biaya variabel setiap unit produk

Dari persamaan diatas, dapat diuraikan menjadi rumus break even point sebagai berikut:

Break even point dalam satuan uang penjualan

a
BEP (Rupiah) =
bx
1 -
px
58

b. Break even point dalam unit produk

a
BEP (Unit) =
P - b

Pada keadaaan titik impas laba operasinya sama dengan nol, sehingga akan menghasilkan
jumlah produk ( dalam satuan unit maupun satuan uang penjualan ) yang dijual mencapai
titik impas ditambah biaya tetap.

5.7.Metode Net Present Value (NPV)


Dalam metode ini, pertama-tama yang dihitung adalah nilai sekarang (present value) dari
keseluruhan proceeds yang diharapkan atas discount rate tertentu. Kemudian jumlah
present value dari keseluruhan selama usianya dikurangi dengan present value dari jumlah
investasinya (initial investment). Selisih antara Present Value dari keseluruhan dengan
Present Value dari pengeluaran modal (Capital outlays) dinamakan nilai neto sekarang (
Net Present Value).
Perhitungan NPV
NPV= PV Proceeds – PV Outlays
NPV = (arus kas x faktor diskonto ) – Investasi awal
Keputusan
 NPV positif - diterima
Jika PV arus kas lebih tinggi dari PV investasi awal
 NPV negatif - ditolak
Jika PV arus kas lebih kecil dari PV investasi awal

5.8. Internal Rate of Return (IRR) atau Tingkat Pengembalian Internal


IRR ialah menentukan tingkat bunga yang akan menjadikan jumlah nilai sekarang dari arus
kas bersih yang diharapkan akan diterima (PV of future proceeds) sama dengan jumlah
nilai sekarang dari pengeluaran modal (PV if capital outlays).
59

Pada dasarnya IRR harus dicari dengan cara “trial dan error”. Yaitu dengan cara cobacoba.
Pertama-tama jika menghitung Present Value dari proceeds suatu investasi dengan
menggunakan tingkat bunga yang dipilih. Kemudian hasil perhitungan itu dibandingkan
dengan jumlah Present Value dari outlet-nya

5.9. Profitability Index (PI)


Model ini adalah menghitung nilai tunai arus kas masuk bersih dibagi nilai tunai investasi.
Jika nilainya lebih besar dari 1, maka proyek investasi tersebut dianggap layak, dan
sebaliknya.
Rumus:
PV
PI=
OI

CF
PI=
( 1+I )
OI
PV = present value
IO = Investasi awal
Jika PI lebih besar (>) dari 1 maka Investasi diterima
Jika PI lebih kecil (<) dari 1 maka Investasi tidak diterima

Contoh Kasus dan Pembahasan


PT. A akan melakukan investasi melalui pembelian sebuah gudang seharga Rp.
80.000.000,-Gudang tersebut mempunyai umur ekonomis 4 tahun dan nilai residu Rp.
25.000.000,-perusahaan membayar bunga 20 % dengan tingkat pendapatan bersih sebagai
berikut :
Tahun 1 : Rp. 2.500.000
Tahun 2 : Rp. 3.500.000
Tahun 3 : Rp. 4.500.000
Tahun 4 : Rp. 5.000.000
60

Tentukan Payback periode, PI, ARR, NPV ?

Jawaban :
Depresiasi = 80.000.000-25.000.000 = Rp. 13.750.000
4

Tahun EAT Depressiasi Proceeds DF (20%) PV


Proceeds
1 2.500.000 13.750.000 16.250.000 0,833 13.536.250
2 3.500.000 13.750.000 17.250.000 0,694 11.971.500
3 4.500.000 13.750.000 18.250.000 0,579 10.566.750
4 5.000.000 13.750.000 18.750.000 0,482 9.037.500
15.000.000 25.000.000 0,482 12.050.000
57.162.000

Payback Periode :
Harga perolehan = 80.000.000
Residu = 25.000.000 _
55.000.000
Proceed 1 = 16.250.000 _
38.750.000
proceed 2 = 17.250.000 _
21.500.000
proceed 3 = 18.250.000 _ ( 3 tahun )
3.250.000
3.250.000 x 12 = 2,08 ( 2 bulan )
18.750.000
jadi lamanya pengembalian modal oleh investor yaitu 3 tahun 2 bulan
PI = PV proceed = 57.162.000 = 0,714 < 1 ( ditolak )
PV Outlays 80.000.000
61

NPV = PV Proceed-PV outlays = 57.162.000-80.000.000 = -22.838.000 (ditolak)

Aplikasi metode Interal Rate of Return


Prinsip dari konsep Internal Rate of Return adalah bagaimana menentukan discount rate
yang dapat mempersamakan present value of of proceeds dengan outlay. Sehingga pada
keadaan ini net present valuenya = nol.
Dalam hal ini ada hubungan antara konsep NPV dengan IRR. Konsep NPV, mencari NPV
pada discount rate tertentu, sedangkan konsep IRR, justru mencari Discount Rate yang
diinginkan.

Proyek A dengan trial and error discount rate : 8%, 15 %, 17 % dan 18 %


Disecount rate 8 % N DF Proceeds PV Proceeds
1 0,926 400.000 370.400
2 0,857 400.000 342.800
3 0,794 200.000 158.800
4 0,735 100.000 73.500
Total PV 945.500
Net Investment 800.000
NPV 145.500

Test formatif
1. Buatlah IRR lanjutan dengan kasus diatas untuk discount Faktor (DF) 15%, 17% dan
18%
2. Putuskan apakah melalui aanalisa investasi ini proyek ini dapat dilanjutkan . Jelaskan
alasannya
62

Jawaban Test Formatif


N Df Proceeds Pv proceeds
1 0,926 400.000 370.400
2 0,857 400.000 342.800
3 0,794 200.000 158.800
4 0,735 100.000 73.500
Total PV 945.500
Net investmen 800.000
NPV 145.500

Discount rate 15 %
N Df Proceeds Pv proceeds
1 0,870 400.000 348.000
2 0,756 400.000 305.400
3 0,658 200.000 131.600
4 0,572 100.000 57.200
Total PV 839.200
Net investmen 800.000
NPV 39.200

Discount rate 18 %
N Df Proceeds Pv proceeds
1 0,847 400.000 338.800
2 0,718 400.000 287.200
3 0,609 200.000 121.800
4 0,516 100.000 51.600
Total PV 799.400
Net investmen 800.000
NPV - (600)
63

Discount rate 17 %
N Df Proceeds Pv proceeds
1 0,855 400.000 342.000
2 0,731 400.000 292.400
3 0,624 200.000 124.800
4 0,534 100.000 53.400
Total PV 812.600
Net investmen 800.000
Npv 12.600
Dari hasil perhitungan diatas discount rate yang dicari terletak antara 17 % dan 18 %
Untuk menentukan discount rate yang tepat, dapat dilakukan perhitungan sebagai berikut:
17 % = 812.600
18 % = 799.400
Perbedaan 1 % = 13.200
Pada r =17 % pv proceeds = 812.600
net investmen = 800.000
perbedaan = 12600
Presentase perbedaan =

12.600
———— x 1 % = 0,95 %
13.200
r yang dicari = 17 % + 0,95 % = 17,95 %
IRR = 17,95 %
64

BAB VI
EVALUASI

Tujuan :

1. Untuk mengetahui tingkat efektifitas modul pembelajaran.


2. Untuk mengetahui tingkat pemahaman dan penguasaan Mahasiswa
setelah menyelesaikan pembelajaran dalam kompetensi tertentu dalam
ranah Kognitif, Afektif dan Psikomotorik

6.1. Evaluasi Pembelajaran


Secara umum tujuan evaluasi pembelajaran adalah untuk mengetahui keefektifan dan
efisiensi sistem pembelajaran yang diterapkan. Atau dengan kata lain evaluasi
pembelajaranyang dilakukan bertujuan untuk menilai efektifitas strategi pembelajaran,
menilai dan meningkatkan efektifitas program kurikulum, menilai dan meningkatkan
efektifitas pembelajaran, membantu belajar peserta didik, mengidentifikasi kekuatan dan
kelemahan peserta didik, serta untuk menyediakan data yang membantu dalam membuat
keputusan.
Dalam modul ini evaluasi dilakukan dengan menggunakan instrument-instrumen penilaian
yang bersifat holistic. Dalam membuat instrumen penilaian bertujuan untuk mengukur
tingkat kemampuan mental, otak, akal (kemampuan berfikir/intellectus); kemampuan
bersikap (values), berperilaku, berakhlak, serta kinerja atau skill peserta didik (mahasiswa).
Pada Modul ini evaluasi dilakukan menurut pandangan Benyamin S. Bloom yaitu suatu
metode pengklasifikasian tujuan pendidikan yang disebut dengan taxonomy Bloom yang
mengacu kepada tiga jenis domain atau ranah, yaitu ranah proses berfikir (kognitif); ranah
nilai atau sikap (afektif); dan ranah keterampilan (psikomotor).Evaluasi dan penilaian
menurut metode ini perlu dilakukan terhadap keseluruhan kompetensi yang telah dipelajari
mahasiswa melalui kegiatan pembelajaran.

Ranah Kognitif
Tingkatan pengetahuan ialah kemampuan mengingat kembali, misalnya, pengetahuan
mengenai istilah-istilah, pengetahuan mengenai klasifikasi dan sejenisnya. Jadi, tingkatan
pengetahuan mencakup ingatan akan hal-hal yang pernah dipelajari dan disimpan dalam
ingatan.
Singkatnya dapat dikatakan bahwa pengetahuan yang disimpan dalam ingatan itu, dapat
digali kembali pada saat dibutuhkan melalui bentuk ingatan (recall) atau mengingatkan
kembali (recognition).
65

Ranah Affektif
Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Sikap adalah salah satu
istilah bidang psikologi yang berhubungan dengan persepsi dan tingkah laku. Dapat juga
dikatakan bahwa Sikap (Attitude) adalah suatu kecenderungan untuk bereaksi terhadap
suatu stimulus atau situasi yang dihadapi. Sikap juga melibatkan beberapa pengetahuan
tentang situasi, namun aspek yang paling esensial dalam sikap adalah adanya perasaan
atau emosi, kecenderungan terhadap perbuatan yang berhubungan dengan pengetahuan.

Ranah Psikomotorik
Pengukuran ranah piskomotorik merupakan merupakan pengukuran yang dilakukan
dengan mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan proses pembelajaran.
Penilaian ini cocok digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut
peserta didik menunjukkan unjuk kerja.
Cara penilaian ini dianggap lebih otentik daripada tes tertulis karena apa yang dinilai lebih
mencerminkan kemampuan peserta didik yangsebenarnya.
Evaluasi pembelajaran modul ini pada ranah psikomosotorik yang digunakan adalah pada
aspek :
Meniru (immitation), pada pada tingkat ini mengharapkan peserta didik untuk dapat meniru
suatu prilaku yang dilihatnya.
Manipulasi (manipulation), pada tingkat ini peserta didik diharapkan untuk melakukan
suatu perilaku tanpa bantuan visual dengan diberi petunjuk berupa tulisan atau instruksi
verbal, dan diharapkan melakukan tindakan (perilaku) yang diminta.
Ketetapan gerakan (precision), pada tingkat ini peserta didik diharapkan melakukan suatu
perilaku tanpa menggunakan Contoh visual maupun petunjuk tertulis, dan melakukannya
dengan lancar, tepat dan akurat.
Artikulasi (articulation), pada tingkat ini peserta didik diharapkan untuk menunjukkan
serangkaian gerakan dengan akurat, urutan yang benar, dan kecepatan yang tepat.
Naturalisasi (naturalization) Pada tingkat ini peserta didik diharapkan melakukan gerakan
tertentu secara spontan atau otomatis.
Pengukuran ranah psikomotorik dapat dilakukan dengan menggunakan daftar cek (ya -
tidak). Pada pengukuran ranah psikomotorik yang menggunakan daftar cek, peserta didik
mendapat nilai apabila kriteria penguasaan kemampuan tertentu dapat diamati oleh penilai.
Jika tidak dapat diamati, peserta didik tidak memperoleh nilai.

6.2. Instrumen Evalusi


Instrumen evaluasi yang digunakan dalam modul ini untuk melihat capaian kompetensi
mahasiswa adalah sebagai berikut :
66

a. Pertanyaan Essay
Penskoran pertanyaan essay dapat dilakukan dengan pola kontinum 0–10 atau 10 – 100.
Untuk memudahkan penskoran, dibuat rambu rambu jawaban yang akan dijadikan acuan.
b. Pilihan Ganda
Bentuk ini bisa mencakup banyak materi pelajaran, pensekorannya objektif, dan bisa
dikoreksi dengan mudah. Tes pilihan ganda dipakai untuk menguji penguasaan kompetensi
pada tingkat berpikir rendah, seperti pengetahuan (recall) dan pemahaman, sampai pada
tingkat berpikir tinggi seperti aplikasi, analisis dan evaluasi.
c. Skala likert
Skala likert digunakan untuk mengukur sikap seseorang terhadap sesuatu. Dalam evaluasi
pada modul ini penggunaan skala likert untuk alternatif jawaban terdiri dari: sangat setuju,
setuju, neteral, kurang setuju dan tidak setuju.

6.3. Pengukuran Minat


Untuk mengetahui/mengukur minat mahasiswa terhadap proses pembelajaran melalui
modul ini ditentukan dengan indikatornya :
 kehadiran di tiap pertemuanpembelajaran (kelas maupun daring)
 keaktifan bertanya,
 tepat waktu mengumpulkan tugas,
 kerapian dalam pertemuan pembelajaran
 mengerjakan soal latihan
67

Evaluasi Efektivitas Proses Pembelajaran


(Untuk Dosen dan Mahasiswa)

Modul 1 : Pengertian dan Ruang Lingkup Pengambilan


Mata Kuliah : Teori Pengambilan Keputusan
Evaluator : ………………………………...
Hari/Tanggal : ………………………………...

A. Petunjuk
Berilah penilaian untuk setiap instrumen, menurut kriteria yang sesuai yang sesuai dengan
memberikan tanda cek (√) pada kolom nomor pernyataan
Kriteria Penilaian:
1 : Sangat Kurang
2 : Kurang Baik/Kurang Sesuai/Kurang Benar/Kurang Jelas (sesuai pernyataan)
3 : Cukup
4 : Baik/Sesuai/Benar/Jelas (sesuai pernyataan)
5 : Sangat Baik/Sangat Sesuai/Sangat Benar/Sangat Jelas (sesuai pernyataan)

B. Instrumen
Instrumen Nomor Pernyataan
No
1 2 3 4 5
Aspek Isi dan Pembelajaran
A.
(diisi mahasiswa dan Dosen Kelas paralel/Pakar)
1 Kesesuaian Kompetensi yang di cantumkan di form
Analisis Kebutuhan Modul dengan materi
pembelajaran di modul.
2 Ketepatan dalam penjelasan materi teori
3 Ketepatan dalam penjelasan materi praktek
4 Keruntutan isi/uraian materi
6 Kesesuain dan keseimbangan proporsi
contoh/ilustrasi/visualisasi dengan materi yang
disajikan
7 Kejelasan petunjuk pengerjaan soal latihan/tes
8 Kejelasan dan kesesuaian bahasa yang digunakan
9 Tingkat kesulitan soal/tes
10 Kemenarikan penyajian isi materi dalam memotivasi
pengguna
B Aspek kemampuan Kognitif, Psikomotor dan Afektif (MODUL 1)
68

(diisi khusus hanya mahasiswa setelah selesai pembelajaran Modul 1)


Seberapa tingkat pemahaman, penguasaan mahasiswa setelah pembelajaran modul 1
untuk ranah sbb :
1. - Kognitif (pengetahuan)
K Pemahaman konsep dan ruang lingkup Pengambilan
1
Keputusan
Penguasaan prinsip dan dasar-dasar pengambilan
2
keputusan

3 Memahami faktor-faktor yang mempengaruhi


keputusan
4 Penguasaan tentang peran pimpinan dalam
pengambilan keputusan
2. – Ranah Psikomotorik (Ketrampilan)
1 Menganalisis permasalah pada kasus-kasus terbaru.
2 Menyusun alternatif-alternatif pemecahan masalah
pada suatu contoh kasus.
3 Menyusun suatu proses dalam pemecahan masalah
dan pengambilan keputusan.
- Ranah Afektif (Prilaku)
1 Kehadiran pada tiap pertemuan baik kelas maupun
e-learning.
2 Antusias dalam memberikan feedback baik itu
pendapat, ide maupun pertanyaan. kelompok
3 Menyelesaikan tugas/tes formatif tepat waktu
Penampilan yang rapih dan bersih dalam proses
pembelajaran

C. Catatan/komentar/kritik/saran :

..............................................................................................................................................
69

Evaluasi Efektivitas Proses Pembelajaran


(Untuk Dosen dan Mahasiswa)

Modul 2 : Proses Keputusan dan Pohon Keputusan


Mata Kuliah : Teori Pengambilan Keputusan
Evaluator : ………………………………...
Hari/Tanggal : ………………………………...

A. Petunjuk
Berilah penilaian untuk setiap instrumen, menurut kriteria yang sesuai yang sesuai dengan
memberikan tanda cek (√) pada kolom nomor pernyataan
Kriteria Penilaian:
1 : Sangat Kurang
2 : Kurang Baik/Kurang Sesuai/Kurang Benar/Kurang Jelas (sesuai pernyataan)
3 : Cukup
4 : Baik/Sesuai/Benar/Jelas (sesuai pernyataan)
5 : Sangat Baik/Sangat Sesuai/Sangat Benar/Sangat Jelas (sesuai pernyataan)

B. Instrumen
Instrumen Nomor Pernyataan
No
1 2 3 4 5
Aspek Isi dan Pembelajaran
A.
(diisi mahasiswa dan Dosen Kelas paralel/Pakar)
1 Kesesuaian Kompetensi yang di cantumkan di form
Analisis Kebutuhan Modul dengan materi
pembelajaran di modul.
2 Ketepatan dalam penjelasan materi teori
3 Ketepatan dalam penjelasan materi praktek
4 Keruntutan isi/uraian materi
6 Kesesuain dan keseimbangan proporsi
contoh/ilustrasi/visualisasi dengan materi yang
disajikan
7 Kejelasan petunjuk pengerjaan soal latihan/tes
8 Kejelasan dan kesesuaian bahasa yang digunakan
9 Tingkat kesulitan soal/tes
10 Kemenarikan penyajian isi materi dalam memotivasi
pengguna
70

B Aspek kemampuan Kognitif, Psikomotor dan Afektif (MODUL 1)


(diisi khusus hanya mahasiswa setelah selesai pembelajaran Modul 1)
Seberapa tingkat pemahaman, penguasaan mahasiswa setelah pembelajaran modul 1
untuk ranah sbb :
3. - Kognitif (pengetahuan)
K Pengusaan yang kuat tentang proses pengambilan
1
keputusan
Pemahaman pola pendekatan yang tepat dalam
2
pengambilan keputusan

3 Memahami pentingnya pohon keputusan beserta


symbol-simbolnya
4 Penguasaan tentang pengembangan pohon
keputusan
4. – Ranah Psikomotorik (Ketrampilan)
1 Ketelitian merancang struktur pohon keputusan.
2 Menggambar struktur pohon keputusan pada
contoh kasus yang diberikan.
3 Mendesain layout/diagram pohon keputusan yang
dengan mudah dipahami.
- Ranah Afektif (Prilaku)
1 Kehadiran pada tiap pertemuan baik kelas maupun
e-learning.
2 Antusias dalam memberikan feedback baik itu
pendapat, ide maupun pertanyaan. kelompok
3 Menyelesaikan tugas/tes formatif tepat waktu
Penampilan yang rapih dan bersih dalam proses
pembelajaran

C. Catatan/komentar/kritik/saran :

..............................................................................................................................................
71

Evaluasi Efektivitas Proses Pembelajaran


(Untuk Dosen dan Mahasiswa)

Modul 3 : Pengambilan Kepututsan dalam keadaan beresiko dan tidak pasti


Mata Kuliah : Teori Pengambilan Keputusan
Evaluator : ………………………………...
Hari/Tanggal : ………………………………...

A. Petunjuk
Berilah penilaian untuk setiap instrumen, menurut kriteria yang sesuai yang sesuai dengan
memberikan tanda cek (√) pada kolom nomor pernyataan
Kriteria Penilaian:
1 : Sangat Kurang
2 : Kurang Baik/Kurang Sesuai/Kurang Benar/Kurang Jelas (sesuai pernyataan)
3 : Cukup
4 : Baik/Sesuai/Benar/Jelas (sesuai pernyataan)
5 : Sangat Baik/Sangat Sesuai/Sangat Benar/Sangat Jelas (sesuai pernyataan)

B. Instrumen
Instrumen Nomor Pernyataan
No
1 2 3 4 5
Aspek Isi dan Pembelajaran
A.
(diisi mahasiswa dan Dosen Kelas paralel/Pakar)
1 Kesesuaian Kompetensi yang di cantumkan di form
Analisis Kebutuhan Modul dengan materi
pembelajaran di modul.
2 Ketepatan dalam penjelasan materi teori
3 Ketepatan dalam penjelasan materi praktek
4 Keruntutan isi/uraian materi
6 Kesesuain dan keseimbangan proporsi
contoh/ilustrasi/visualisasi dengan materi yang
disajikan
7 Kejelasan petunjuk pengerjaan soal latihan/tes
8 Kejelasan dan kesesuaian bahasa yang digunakan
9 Tingkat kesulitan soal/tes
10 Kemenarikan penyajian isi materi dalam memotivasi
pengguna
B Aspek kemampuan Kognitif, Psikomotor dan Afektif (MODUL 1)
72

(diisi khusus hanya mahasiswa setelah selesai pembelajaran Modul 1)


Seberapa tingkat pemahaman, penguasaan mahasiswa setelah pembelajaran modul 1
untuk ranah sbb :
5. - Kognitif (pengetahuan)
K Pemahaman pengertian tentang resiko dan
1
karakteristiknya serta sumber-sumber resiko
Penguasaan konsep probabilitas dalam merumuskan
2
segala kemungkinan alternatif keputusan
3 Penguasaan konsep expected Monetary Value,
Expected opportunity Loss dan Expected Value
Perfect Information.
4 Penguasaan tentang kondisi ketidakpastian dan
elemen-elemen analisis Maximax, Minimax, Laplace
6. – Ranah Psikomotorik (Ketrampilan)
1 Menghitung EMV, EOL dan EVPI secara akurat dan
menyajikan dalam suatu bagan yang mudah
dimengerti.
2 Menganalis contoh kasus dengan mempergunakan
metode Maximax, minimax dan laplace kemudian
menyajikan dengan probabilitas yang ada.
3 Menyusun laporan sesuai dengan haasil
perhitungan dan analisisnya.
- Ranah Afektif (Prilaku)
1 Kehadiran pada tiap pertemuan baik kelas maupun
e-learning.
2 Antusias dalam memberikan feedback baik itu
pendapat, ide maupun pertanyaan. kelompok
3 Menyelesaikan tugas/tes formatif tepat waktu
Penampilan yang rapih dan bersih dalam proses
pembelajaran

C. Catatan/komentar/kritik/saran :

..............................................................................................................................................
73

Evaluasi Efektivitas Proses Pembelajaran


(Untuk Dosen dan Mahasiswa)

Modul 4 : Alat analisa pendukung dalam Pengambilan Keputusan


Mata Kuliah : Teori Pengambilan Keputusan
Evaluator : ………………………………...
Hari/Tanggal : ………………………………...

A. Petunjuk
Berilah penilaian untuk setiap instrumen, menurut kriteria yang sesuai yang sesuai dengan
memberikan tanda cek (√) pada kolom nomor pernyataan
Kriteria Penilaian:
1 : Sangat Kurang
2 : Kurang Baik/Kurang Sesuai/Kurang Benar/Kurang Jelas (sesuai pernyataan)
3 : Cukup
4 : Baik/Sesuai/Benar/Jelas (sesuai pernyataan)
5 : Sangat Baik/Sangat Sesuai/Sangat Benar/Sangat Jelas (sesuai pernyataan)

B. Instrumen
Instrumen Nomor Pernyataan
No
1 2 3 4 5
Aspek Isi dan Pembelajaran
A.
(diisi mahasiswa dan Dosen Kelas paralel/Pakar)
1 Kesesuaian Kompetensi yang di cantumkan di form
Analisis Kebutuhan Modul dengan materi
pembelajaran di modul.
2 Ketepatan dalam penjelasan materi teori
3 Ketepatan dalam penjelasan materi praktek
4 Keruntutan isi/uraian materi
6 Kesesuain dan keseimbangan proporsi
contoh/ilustrasi/visualisasi dengan materi yang
disajikan
7 Kejelasan petunjuk pengerjaan soal latihan/tes
8 Kejelasan dan kesesuaian bahasa yang digunakan
9 Tingkat kesulitan soal/tes
10 Kemenarikan penyajian isi materi dalam memotivasi
pengguna
74

B Aspek kemampuan Kognitif, Psikomotor dan Afektif (MODUL 1)


(diisi khusus hanya mahasiswa setelah selesai pembelajaran Modul 1)
Seberapa tingkat pemahaman, penguasaan mahasiswa setelah pembelajaran modul 1
untuk ranah sbb :
7. - Kognitif (pengetahuan)
K Pemguasaan model dan konsep metode
1
peramamalan (forcasting)
Penguasaan prinsip dasar dari korelasi dan regresi
2
dalam menganalisis suatu fenomena tiap variabel.
3 Memahami Pemahaman tentang konsep analisa Net
Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR)
serta Profitability Index.
4 Penguasaan tentang konsep Break Even Poin (BEP)
serta pola pendekatan perhitungannya.
8. – Ranah Psikomotorik (Ketrampilan)
1 Menghitung pengaruh dan hubungan tiap variabel
dengan menggunakan anailsa korelasi dan regresi
pada contoh kasus.
2 Keakuran dalam menghitung NPV, IRR dan PI pada
setiap contoh kasus.
3 Menganalisis suatu kasus dengan perhitungan
menggunakan analisa Break Even Point pada contoh
kasus.
- Ranah Afektif (Prilaku)
1 Kehadiran pada tiap pertemuan baik kelas maupun
e-learning.
2 Antusias dalam memberikan feedback baik itu
pendapat, ide maupun pertanyaan. kelompok
3 Menyelesaikan tugas/tes formatif tepat waktu
Penampilan yang rapih dan bersih dalam proses
pembelajaran

C. Catatan/komentar/kritik/saran :

..............................................................................................................................................
75

DAFTAR PUSTAKA

Adam, Everett E. Jr. and Ronald J. Ebert, 1995, Production and Operations Management,

New Jersey: Prentice Hall, Inc.

Anderson, David R., Sweeney D.J., and Williams T.A., 1995, Management Science,

Minnesotta: West Publishing Co.

Badan Pusat Statistik, 1996, Analisis Input – Output Indonesia1995, Jakarta: BPS.

Eppen, G.D., Gould F.J., and Schmidt C., 1989, Quantitative Concepts For Management,

New Jersey: Prentice Hall, Inc.

Moore, Lee and Taylor, 1996, Management Science, New York: Allyn & Bacon.

Render, Barry et al., 2002, Quantitative Analysis For Management, New Jersey:

Prentice Hall, Inc.

Heizer and Render, B., 1999, Production and Operations Management, New Jersey:

Prentice Hall, Inc.

Saaty, Thomas L., 1998, Decision Making For Leader: AHP, Pitsburgh:

Pitsburgh University Press.

Anda mungkin juga menyukai