Anda di halaman 1dari 10

LK 3.

1 Menyusun Best Practices

Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Metode


Star (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak)
Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam
Pembelajaran

Lokasi SMK Negeri 1 Grati


Lingkup Pendidikan Sekolah Menegah Kejuruan (SMK)
Tujuan yang ingin dicapai Meningkatkaan Hasil Belajar peserta didik melalui
penerapan model Discovery Learning (DL) dan metode
pembelajaran praktikum, Diskusi dan Presentasi kelas XII
KI 3 SMKN 1 Grati pada materi mengoperasikan peralatan
filtrasi
Penulis Lina Setyawati
Tanggal Pertemuan 1 : 4 Januari 2023
Pertemuan 2 : 10 Januari 2023
Situasi: Hasil belajar adalah penguasaan dan kemampuan yang
Kondisi yang menjadi latar telah dicapai siswa tentang materi dan ketrampilan
belakang masalah, mengapa mengenahi mata pelajaran setelah menerima pengalaman
praktik ini penting untuk belajar (Putu. I Ade, dkk, 2022 : hal 84)
dibagikan, apa yang menjadi Hasil belajar dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain
peran dan tanggung jawab anda faktor internal, Faktor eksternal dan faktor pendekatan
dalam praktik ini. belajar (Syah, 2008 : 132). Faktor internal mencakup
keadaan dan kondisi dalam diri siswa yang meliputi
jasmani dan rohani. Faktor eksternal mencakup faktor
yang datang dari luar siswa, seperti kondisi lingkungan
disekitar siswa. (Sobri, Muhammad. 2020. Hal 74-75)
Hasil Belajar peserta didik dapat diketahui pada akhir
evaluasi. Meningkatnya hasil belajar berarti ada selesih
antara hasil belajar awal dengan hasil belajar akhir. Jika
hasol Akhir hasil belajar peserta didik lebih tinggi
dibandingkan dengan hasil belajar awal, maka hasil belajar
peserta didik meningkat. Jika hasil akhir belajar peserta
didik lebi rendah dari paada di awal hasil belajar, maka
hasil belajar dinyatakan menurun. Peningkatan hasil
belajar dapat dikatakan bahwa pembelajaran efektif.
Pembelajaran efektif apabila skor yang dicapai peserta didik
memenuhi batas kompetensi yang telah dirumuskan.
(Prastiyo, Fendika. 2019 : hal 10)

Latar Belakang masalah dari praktik pembelajaran ini


adalah :
1. Materi pembelajaran (menerapkan proses Filtrasi)
sebenarnya ada di kehidupan sehari-hari tetapi secara
konsep peserta didik belum memahami.
2. Media pembelajaran belum optimal
3. Belum Optimalnya penerapan model pembelajaran
yang inovatif di kelas.
4. Guru belum memanfaatkan media pembelajaran
berbasis TPACK dengan maksimal
5. Kegiatan pembelajaran masih berpusat pada guru.

Mengapa Praktik ini penting untuk dibagikan


Berdasarkan latar belakang dalam kegiatan pembelajaran
yang penulis alami di sekolah, sehingga perlunya dibagikan
karena :
1. Banyak guru yang mengalami permasalahan yang
sama, yaitu hasil belajar siswa yang masih rendah.
2. Memberikan dampak yang sangat besar dalam proses
pembelajaran, terutama untuk meningkatkan hasil
belajar siswa, karena dengan menggunakan Model
Discovery Learning siswa akan terbiasa untuk
menemukan sendiri jawaban dari setiap permasalahan
yang guru berikan dengan kegiatan diskusi secara
berkelompok.
3. Selain itu siswa menjadi aktif di dalam kegiatan
pembelajaran (Student Center) sehingga siswa lebih
mudah dalam mengingat materi esensial yang sedang
dipelajari yang berdampak pada peningkatan hasil
belajar siswa.

Peran dan tanggung jawab anda dalam praktik ini


1. Guru mempunyai tanggung jawab untuk melakukan
proses pembelajaran secara efektif dengan
menggunakan model pembelajaran yang tepat dan
inovatif yakni Discovery learning sehingga tujuan
pembelajaran dan hasil belajar siswa dapat tercapai
sesuai yang diharapkan
2. Pemilihan metode praktikum, diskusi dan presentasi,
dimana metode ini menghadapkan siswa pada suatu
permasalahan sehingga metode ini bertujuan untuk
memecahkan permasalahan, menjawab pertanyaan,
menambah dan memahami pengetahuan siswa, serta
untuk membuat suatu keputusan
3. Penggunaan media belajar dengan menggunakan
teknologi ppt dan sosmed (You tube dan whatsap)
mampu membuat peserta didik antusias dan
memotivasi peserta didik.
4. Pendekatan TPACK salah satunya melalui video
pembelajaran mampu menanamkan konsep materi
dibandingkan siswa membaca buku teks
5. Tanggung Jawab guru dalam praktik ini adalah harus
dapat merancang desain dan perangkat pembelajaran
seperti RPP, LKPD, bahan ajar, media pembelajaran,
serta soal evaluasi. Selain itu saya juga bertanggung
jawab dalam melaksanakan desain pembelajaran yang
telah dirancang.
Tantangan : Yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan :
Apa saja yang menjadi 1. Pembelajaran yang masih monoton dan kurangnya
tantangan untuk mencapai variasi menjadi menjadi penyebab belajar kurang
tujuan tersebut? Siapa saja menarik dan dan menjadi rendahnya hasil belajar
yang terlibat, peserta didik.
2. Dalam metode Praktikum, diskusi dan presentasi
sering terjadi pembicaraan dalam diskusi dikuasai oleh
2 atau 3 orang siswa yang memiliki keterampilan
berbicara dan memerlukan waktu yang cukup panjang,
yang kadang-kadang tidak sesuai dengan yang
direncanakan dan dalam diskusi sering terjadi
perbedaan pendapat yang bersifat emosional yang tidak
terkontrol.
3. Peserta didik belum terbiasa dibelajarkan
menggunakan model pembelajaran Discovery learning
sehingga masih memerlukan bimbingan dalam
melakukan sintaks model pembelajaran
4. Guru yang belum memanfaatkan media pembelajaran
berbasis TPACK belum maksimal dalam memanfaatkan
media.

Siapa saja yang terlibat?


1. Peserta Didik kelas XII KI 3 berperan sebagai subjek
utama dalam proses pelaksanaan praktik yang
dilakukan guru
2. Observer (teman sejawat) yang berperan dalam
memberikan saran dan masukan untuk perbaikan
perangkat pembelajaran
3. Dosen dan guru pamong sebagai pembimbing dalam
proses melaksanakan pembelajaran

Aksi : Langkah-langkah Pembelajaran Discovery Learning (DL)


Langkah-langkah apa yang :
dilakukan untuk menghadapi 1. Stimulation (simullasi/Pemberian rangsangan)
tantangan tersebut/ strategi Peserta didik dengan bimbingan guru mengamati video
apa yang digunakan/ pembelajaran proses filtrasi pada layar LCD Proyektor.
bagaimana prosesnya, siapa
saja yang terlibat / Apa saja
sumber daya atau materi yang
diperlukan untuk
melaksanakan strategi ini

Gambar 1. Kegiatan Simulasi/Pemberian


rangsangan
2. Problem statemen (pertanyaan/identifikasi masalah)
Guru meminta peserta didik untuk merumuskan
masalah berdasarkan hasil pengamatan video
pembelajaran proses pengoperasian peralatan filtrasi
(Critical thinking)

Gambar 2. Kegiatan Identifikasi Masalah

3. Data collection (pengumpulan data)


Peserta didik mengumpulkan data/ informasi tentang
mengoperasikan peralatan fiiltrasi dan melakukan
praktikum.

Gambar 3. Kegiatan pengumpulan data

4. Data processing (pengolahan Data)


Peserta didik mengasosiasikan (menganalisis) data
praktikum dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan
pada LKPD

Gambar 4. Kegiatan Penggolahan data


5. Verification (pembuktian)
Peserta didik mendiskusikan hasil pengolahan
informasi dan mencocokkan hasil praktikum
pengoperasian peralatan filtrasi apakah sudah sesuai
dengan konsep atau teori yang ada pada kajian
literatur atau sumber informasi lainnya

Gambar 5. Kegiatan verifikasi/pembuktian

6. Generalization (menarik kesimpulan/generalisasi)


Peserta didik dengan bimbingan guru menyimpulkan
kegiatan pembelajaran

Gambar 6. Kegiatan menarik kesimpulan

Strategi yang dilakukan :


1. Dalam meningkatkan hasil belajar siswa, strategi guru
adalah dengan merancang kegiatan pembelajaran yang
menarik dan dapat mengaktifkan siswa. Guru dapat
membuat RPP dengan model Discovery Learning.
2. Memilih metode pembelajaran yang digunakan, strategi
guru adalah sebelumnya guru terlebih dahulu
mempelajari metode-metode pembelajaran yang ada,
kemudian disesuaikan dengan karakteristik siswa serta
karakteristik materi pelajaran. Dalam praktik ini guru
memilih untuk menggunakan metode praktik, diskusi
dan presentasi karena dapat mengaktifkan siswa dalam
mengikuti pembelajaran.
3. Dalam memilih media pembelajaran, strategi guru
adalah dengan memilih media pembelajaran yang
menarik dan dirasa tepat sesuai dengan materi
pelajaran serta juga sesuai dengan karakteristik siswa.
Guru harus memilih media yang dikuasainya dengan
baik serta mudah dalam proses pembuatannya. Dalam
praktik ini guru menggunakan media Power Point (PPT),
You tube dan Whatsapp.
4. Guru dalam praktik ini adalah harus dapat merancang
desain dan perangkat pembelajaran seperti RPP dan
instrument penilaian, LKPD, bahan ajar, media
pembelajaran, serta soal evaluasi. Selain itu saya juga
bertanggung jawab dalam melaksanakan desain
pembelajaran yang telah dirancang.

siapa saja yang terlibat / Apa saja sumber daya atau


materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi
ini
1. Peserta Didik kelas XII KI 3
2. Observer (teman sejawat)
3. Dosen dan Guru Pamong

Refleksi Hasil dan dampak Temuan unik pada saat pembelajaran


Bagaimana dampak dari aksi 1. Hanya beberapa siswa pada saat kegiatan Problem
dari Langkah-langkah yang statemen dapat menulis soal yang berhubungan dengan
dilakukan? Apakah hasilnya video pembelajaran dan dikaitkan dengan tujuan
efektif? Atau tidak efektif? pembelajaran (tingkat bernalar kritis peserta didik
Mengapa? Bagaimana respon masih rendah)
orang lain terkait dengan 2. Ada peningkatan hasil belajar melalui kegiatan pre test
strategi yang dilakukan, Apa dan postest
yang menjadi faktor
keberhasilan atau Metode Analisis Data
ketidakberhasilan dari strategi Teknik analisis yang digunakan untuk menilai Untuk
yang dilakukan? Apa mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dilakukan
pembelajaran dari keseluruhan melalui analisis gain-ternomalisasi , menurut Hake,R,R
proses tersebut (1999). “Skor gain-ternomalisasi yaitu perbandingan Skor
gain aktual yaitu skor gain yang diperoleh siswa sedangkan
skor gain maksimum yaitu skor gain tertinggi yang
mungkin diperoleh siswa.
Gain diperoleh dengan cara membandingkan hasil pretest
dengan hasil posttest. Adapun rumus dari gain
ternormalisasi adalah:

Kemudian untuk klasifikasi gain ternormalisasi (indeks


kesukaran) terlihat pada tabel berikut:
Tabel 1. Kriteria N-Grain

Hasil belajar siswa dianalisis dengan menggunakan


analisis statistik deskriptif dengan tujuan mendeskripsikan
pemahaman materi
Jenis data berupa hasil belajar selanjutnya dikategorikan
secara kualitatif berdasarkan Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan RI (Wahyudi, 2015: 32) adalah:
Tabel 2. Kategori hasil belajar

Tabel 3. Kategori standar ketuntasan hasil


belajar siswa kelas XII SMKN 1
grati
Nilai Kriteria
0 ≤ × < 78 Tidak tuntas
78≤ × ≤ 100 Tuntas

Hasil Analisa

Uji gain ternomalisasi


Berdasarkan hasil pre-test dan post-test hasil belajar siswa
diolah untuk menentukan gain ternomalisasinya. Data
gain ternomalisasi kelas eksperimen tersaji pada tabel 4
dan 5 berikut ini:
Tabel 4. Rekapitulasi Grain Ternomalisasi
Pertemuan 1

Tabel 5. Rekapitulasi Grain Ternomalisasi


Pertemuan II
Berdasarkan hasil gain ternomalisasi yang ada pada Tabel
4 dan 5 maka untuk mempermudah melihat kriteria
perolehan skor n ²gain, disajikan pada Gambar 7.

kriteria perolehan skor n-


gain
20
tinggi, 15
15
tinggi, 9 sedang, 9
10
sedang, 5
5 rendah, 2
rendah, 0
0
tinggi sedang rendah

pertemuan 1 pertemuan 2

Gambar 7. Diagram batang gain Ternomalisasi.

Berdasarkan diagram batang pada gambar 7 diatas,


terdapat 3 kategori berdasarkan perhitungan nilai n-gain.
Pada Pertemuan I sebanyak II peserta didik memperoleh
kategori rendah dengan rentang skor gain sebesar g< 0,30.
peserta didik sebanyak 9 orang memperoleh kategori
sedang dengan rentang skor gain sebesar 0,30 ≤ g < 0,70
dan sebanyak 9 peserta didik mendapatkan kategori tinggi
dengan rentang skor gain sebesar g < 0,07 sedangkan di
pertemuan ke 2 tidak ada peserta didik memperoleh
kategori rendah dengan rentang skor gain sebesar g< 0,30.
peserta didik sebanyak 5 orang memperoleh kategori
sedang dengan rentang skor gain sebesar 0,30 ≤ g < 0,70
dan sebanyak 15 peserta didik mendapatkan kategori tinggi
dengan rentang skor gain sebesar g < 0,07

Pembahasan

Penilaian hasil belajar dilakukan berdasarkan nilai


dari hasil pre-test dan post-test siswa. Hasil analisis nilai
pre-test dan post-test disajikan pada tabel 4 dan 5. Dari
tabel tersebut dapat diketahui bahwa persentase
ketuntasan siswa pada kompetensi pengetahuan dengan
model Discovery Learning menunjukkan peningkatan.
Pada Pertemuan I Sebanyak 18 siswa tidak tuntas pada
saat menjawab soal pretest. Siswa dikatakan tuntas
apabila skor yang diperoleh mencapai ≥ 78 sesuai KKM
yang ada pada sekolah. Rata-rata skor pre-test siswa yaitu
35, dengan demikian ketuntasannya yaitu 0%, artinya
tidak ada skor siswa yang dapat mencapai ketuntasan.
Sedangkan Pada post-test terjadi peningkatan ketuntasan
nilai, sebanyak 4 siswa tidak tuntas. Rata-rata skor post-
test siswa yaitu sebesar 79. Persentase ketuntasan siswa
pada post-test sebesar 80%.
Pada pertemuan ke II terjadi peningkatan ketuntasan siswa
dibandingkan pada pertemuan I. Sebanyak 15 siswa tidak
tuntas pada saat menjawab soal pretest.. Rata-rata skor
pre-test siswa yaitu 43, dengan demikian ketuntasannya
yaitu 0%, artinya tidak ada skor siswa yang dapat mencapai
ketuntasan. Sedangkan Pada post-test terjadi peningkatan
ketuntasan nilai, semua siswa tuntas. Rata-rata skor post-
test siswa yaitu sebesar 88. Persentase ketuntasan siswa
pada post-test sebesar 100%.
Hasil peningkatan ketercapaian kompetensi
pengetahuan dapat dilihat dengan hasil analisis ngain
ternormalisasi yang disajikan pada tabel 3. Dari tabel
tersebut dapat diketahui bahwa rata-rata perolehan nilai
pretest dan posttest mengalami peningkatan sebesar 53%,
selain itu rata-rata perolehan nilai n-gain sebesar 0,72
dengan kategori tinggi. Hal ini membuktikan bahwa pada
pembelajaran berbasis pendekatan saintifik ini siswa
terlibat aktif dalam pembelajaran sehingga mampu
mengaitkan informasi baru dengan informasi yang telah
dimilikinya.

Kesimpulan :

Hasil belajar pada siswa kelas XII KI 3 mengalami


peningkatan, hal ini dapat dilihat pada skor pre-test pada
pertemuan I siswa yaitu Rata-rata skor pre-test siswa yaitu
35 pada post-test terjadi peningkatan ketuntasan nilai,
rata-rata skor post-test siswa yaitu sebesar 79. Persentase
ketuntasan siswa pada post-test sebesar 80%. Sedangkan
di pertemuan ke II Rata-rata skor pre-test siswa yaitu 43,
pada post-test terjadi peningkatan ketuntasan nilai, semua
siswa tuntas. Rata-rata skor post-test siswa yaitu sebesar
88. Persentase ketuntasan siswa pada post-test sebesar
100%.
Hal ini dapat disimpulkan bahwa terdapat
peningkatkan hasil belajar pada pertemuan I dan II pada
penerpan model Discovery Learning maka model
pembelajaran ini memang tepat untuk diterapkan dalam
rangka meningkatkan hasil belajar mata pelajaran
mengoperasikan peralatan filtrasi.

Anda mungkin juga menyukai