Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Metode
Star (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak) Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam Pembelajaran
Lokasi SMK Negeri 1 Grati
Lingkup Pendidikan Sekolah Menegah Kejuruan (SMK) Tujuan yang ingin dicapai Meningkatkaan Hasil Belajar peserta didik melalui penerapan model Discovery Learning (DL) dan metode pembelajaran praktikum, Diskusi dan Presentasi kelas XII KI 3 SMKN 1 Grati pada materi mengoperasikan peralatan filtrasi Penulis Lina Setyawati Tanggal Pertemuan 1 : 4 Januari 2023 Pertemuan 2 : 10 Januari 2023 Situasi: Hasil belajar adalah penguasaan dan kemampuan yang Kondisi yang menjadi latar telah dicapai siswa tentang materi dan ketrampilan belakang masalah, mengapa mengenahi mata pelajaran setelah menerima pengalaman praktik ini penting untuk belajar (Putu. I Ade, dkk, 2022 : hal 84) dibagikan, apa yang menjadi Hasil belajar dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain peran dan tanggung jawab anda faktor internal, Faktor eksternal dan faktor pendekatan dalam praktik ini. belajar (Syah, 2008 : 132). Faktor internal mencakup keadaan dan kondisi dalam diri siswa yang meliputi jasmani dan rohani. Faktor eksternal mencakup faktor yang datang dari luar siswa, seperti kondisi lingkungan disekitar siswa. (Sobri, Muhammad. 2020. Hal 74-75) Hasil Belajar peserta didik dapat diketahui pada akhir evaluasi. Meningkatnya hasil belajar berarti ada selesih antara hasil belajar awal dengan hasil belajar akhir. Jika hasol Akhir hasil belajar peserta didik lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar awal, maka hasil belajar peserta didik meningkat. Jika hasil akhir belajar peserta didik lebi rendah dari paada di awal hasil belajar, maka hasil belajar dinyatakan menurun. Peningkatan hasil belajar dapat dikatakan bahwa pembelajaran efektif. Pembelajaran efektif apabila skor yang dicapai peserta didik memenuhi batas kompetensi yang telah dirumuskan. (Prastiyo, Fendika. 2019 : hal 10)
Latar Belakang masalah dari praktik pembelajaran ini
adalah : 1. Materi pembelajaran (menerapkan proses Filtrasi) sebenarnya ada di kehidupan sehari-hari tetapi secara konsep peserta didik belum memahami. 2. Media pembelajaran belum optimal 3. Belum Optimalnya penerapan model pembelajaran yang inovatif di kelas. 4. Guru belum memanfaatkan media pembelajaran berbasis TPACK dengan maksimal 5. Kegiatan pembelajaran masih berpusat pada guru.
Mengapa Praktik ini penting untuk dibagikan
Berdasarkan latar belakang dalam kegiatan pembelajaran yang penulis alami di sekolah, sehingga perlunya dibagikan karena : 1. Banyak guru yang mengalami permasalahan yang sama, yaitu hasil belajar siswa yang masih rendah. 2. Memberikan dampak yang sangat besar dalam proses pembelajaran, terutama untuk meningkatkan hasil belajar siswa, karena dengan menggunakan Model Discovery Learning siswa akan terbiasa untuk menemukan sendiri jawaban dari setiap permasalahan yang guru berikan dengan kegiatan diskusi secara berkelompok. 3. Selain itu siswa menjadi aktif di dalam kegiatan pembelajaran (Student Center) sehingga siswa lebih mudah dalam mengingat materi esensial yang sedang dipelajari yang berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa.
Peran dan tanggung jawab anda dalam praktik ini
1. Guru mempunyai tanggung jawab untuk melakukan proses pembelajaran secara efektif dengan menggunakan model pembelajaran yang tepat dan inovatif yakni Discovery learning sehingga tujuan pembelajaran dan hasil belajar siswa dapat tercapai sesuai yang diharapkan 2. Pemilihan metode praktikum, diskusi dan presentasi, dimana metode ini menghadapkan siswa pada suatu permasalahan sehingga metode ini bertujuan untuk memecahkan permasalahan, menjawab pertanyaan, menambah dan memahami pengetahuan siswa, serta untuk membuat suatu keputusan 3. Penggunaan media belajar dengan menggunakan teknologi ppt dan sosmed (You tube dan whatsap) mampu membuat peserta didik antusias dan memotivasi peserta didik. 4. Pendekatan TPACK salah satunya melalui video pembelajaran mampu menanamkan konsep materi dibandingkan siswa membaca buku teks 5. Tanggung Jawab guru dalam praktik ini adalah harus dapat merancang desain dan perangkat pembelajaran seperti RPP, LKPD, bahan ajar, media pembelajaran, serta soal evaluasi. Selain itu saya juga bertanggung jawab dalam melaksanakan desain pembelajaran yang telah dirancang. Tantangan : Yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan : Apa saja yang menjadi 1. Pembelajaran yang masih monoton dan kurangnya tantangan untuk mencapai variasi menjadi menjadi penyebab belajar kurang tujuan tersebut? Siapa saja menarik dan dan menjadi rendahnya hasil belajar yang terlibat, peserta didik. 2. Dalam metode Praktikum, diskusi dan presentasi sering terjadi pembicaraan dalam diskusi dikuasai oleh 2 atau 3 orang siswa yang memiliki keterampilan berbicara dan memerlukan waktu yang cukup panjang, yang kadang-kadang tidak sesuai dengan yang direncanakan dan dalam diskusi sering terjadi perbedaan pendapat yang bersifat emosional yang tidak terkontrol. 3. Peserta didik belum terbiasa dibelajarkan menggunakan model pembelajaran Discovery learning sehingga masih memerlukan bimbingan dalam melakukan sintaks model pembelajaran 4. Guru yang belum memanfaatkan media pembelajaran berbasis TPACK belum maksimal dalam memanfaatkan media.
Siapa saja yang terlibat?
1. Peserta Didik kelas XII KI 3 berperan sebagai subjek utama dalam proses pelaksanaan praktik yang dilakukan guru 2. Observer (teman sejawat) yang berperan dalam memberikan saran dan masukan untuk perbaikan perangkat pembelajaran 3. Dosen dan guru pamong sebagai pembimbing dalam proses melaksanakan pembelajaran
Langkah-langkah apa yang : dilakukan untuk menghadapi 1. Stimulation (simullasi/Pemberian rangsangan) tantangan tersebut/ strategi Peserta didik dengan bimbingan guru mengamati video apa yang digunakan/ pembelajaran proses filtrasi pada layar LCD Proyektor. bagaimana prosesnya, siapa saja yang terlibat / Apa saja sumber daya atau materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi ini
Gambar 1. Kegiatan Simulasi/Pemberian
rangsangan 2. Problem statemen (pertanyaan/identifikasi masalah) Guru meminta peserta didik untuk merumuskan masalah berdasarkan hasil pengamatan video pembelajaran proses pengoperasian peralatan filtrasi (Critical thinking)
Gambar 2. Kegiatan Identifikasi Masalah
3. Data collection (pengumpulan data)
Peserta didik mengumpulkan data/ informasi tentang mengoperasikan peralatan fiiltrasi dan melakukan praktikum.
Gambar 3. Kegiatan pengumpulan data
4. Data processing (pengolahan Data)
Peserta didik mengasosiasikan (menganalisis) data praktikum dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan pada LKPD
Gambar 4. Kegiatan Penggolahan data
5. Verification (pembuktian) Peserta didik mendiskusikan hasil pengolahan informasi dan mencocokkan hasil praktikum pengoperasian peralatan filtrasi apakah sudah sesuai dengan konsep atau teori yang ada pada kajian literatur atau sumber informasi lainnya
Peserta didik dengan bimbingan guru menyimpulkan kegiatan pembelajaran
Gambar 6. Kegiatan menarik kesimpulan
Strategi yang dilakukan :
1. Dalam meningkatkan hasil belajar siswa, strategi guru adalah dengan merancang kegiatan pembelajaran yang menarik dan dapat mengaktifkan siswa. Guru dapat membuat RPP dengan model Discovery Learning. 2. Memilih metode pembelajaran yang digunakan, strategi guru adalah sebelumnya guru terlebih dahulu mempelajari metode-metode pembelajaran yang ada, kemudian disesuaikan dengan karakteristik siswa serta karakteristik materi pelajaran. Dalam praktik ini guru memilih untuk menggunakan metode praktik, diskusi dan presentasi karena dapat mengaktifkan siswa dalam mengikuti pembelajaran. 3. Dalam memilih media pembelajaran, strategi guru adalah dengan memilih media pembelajaran yang menarik dan dirasa tepat sesuai dengan materi pelajaran serta juga sesuai dengan karakteristik siswa. Guru harus memilih media yang dikuasainya dengan baik serta mudah dalam proses pembuatannya. Dalam praktik ini guru menggunakan media Power Point (PPT), You tube dan Whatsapp. 4. Guru dalam praktik ini adalah harus dapat merancang desain dan perangkat pembelajaran seperti RPP dan instrument penilaian, LKPD, bahan ajar, media pembelajaran, serta soal evaluasi. Selain itu saya juga bertanggung jawab dalam melaksanakan desain pembelajaran yang telah dirancang.
siapa saja yang terlibat / Apa saja sumber daya atau
materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi ini 1. Peserta Didik kelas XII KI 3 2. Observer (teman sejawat) 3. Dosen dan Guru Pamong
Refleksi Hasil dan dampak Temuan unik pada saat pembelajaran
Bagaimana dampak dari aksi 1. Hanya beberapa siswa pada saat kegiatan Problem dari Langkah-langkah yang statemen dapat menulis soal yang berhubungan dengan dilakukan? Apakah hasilnya video pembelajaran dan dikaitkan dengan tujuan efektif? Atau tidak efektif? pembelajaran (tingkat bernalar kritis peserta didik Mengapa? Bagaimana respon masih rendah) orang lain terkait dengan 2. Ada peningkatan hasil belajar melalui kegiatan pre test strategi yang dilakukan, Apa dan postest yang menjadi faktor keberhasilan atau Metode Analisis Data ketidakberhasilan dari strategi Teknik analisis yang digunakan untuk menilai Untuk yang dilakukan? Apa mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dilakukan pembelajaran dari keseluruhan melalui analisis gain-ternomalisasi , menurut Hake,R,R proses tersebut (1999). “Skor gain-ternomalisasi yaitu perbandingan Skor gain aktual yaitu skor gain yang diperoleh siswa sedangkan skor gain maksimum yaitu skor gain tertinggi yang mungkin diperoleh siswa. Gain diperoleh dengan cara membandingkan hasil pretest dengan hasil posttest. Adapun rumus dari gain ternormalisasi adalah:
Kemudian untuk klasifikasi gain ternormalisasi (indeks
kesukaran) terlihat pada tabel berikut: Tabel 1. Kriteria N-Grain
Hasil belajar siswa dianalisis dengan menggunakan
analisis statistik deskriptif dengan tujuan mendeskripsikan pemahaman materi Jenis data berupa hasil belajar selanjutnya dikategorikan secara kualitatif berdasarkan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI (Wahyudi, 2015: 32) adalah: Tabel 2. Kategori hasil belajar
Tabel 3. Kategori standar ketuntasan hasil
belajar siswa kelas XII SMKN 1 grati Nilai Kriteria 0 ≤ × < 78 Tidak tuntas 78≤ × ≤ 100 Tuntas
Hasil Analisa
Uji gain ternomalisasi
Berdasarkan hasil pre-test dan post-test hasil belajar siswa diolah untuk menentukan gain ternomalisasinya. Data gain ternomalisasi kelas eksperimen tersaji pada tabel 4 dan 5 berikut ini: Tabel 4. Rekapitulasi Grain Ternomalisasi Pertemuan 1
Tabel 5. Rekapitulasi Grain Ternomalisasi
Pertemuan II Berdasarkan hasil gain ternomalisasi yang ada pada Tabel 4 dan 5 maka untuk mempermudah melihat kriteria perolehan skor n ²gain, disajikan pada Gambar 7.
kriteria perolehan skor n-
gain 20 tinggi, 15 15 tinggi, 9 sedang, 9 10 sedang, 5 5 rendah, 2 rendah, 0 0 tinggi sedang rendah
pertemuan 1 pertemuan 2
Gambar 7. Diagram batang gain Ternomalisasi.
Berdasarkan diagram batang pada gambar 7 diatas,
terdapat 3 kategori berdasarkan perhitungan nilai n-gain. Pada Pertemuan I sebanyak II peserta didik memperoleh kategori rendah dengan rentang skor gain sebesar g< 0,30. peserta didik sebanyak 9 orang memperoleh kategori sedang dengan rentang skor gain sebesar 0,30 ≤ g < 0,70 dan sebanyak 9 peserta didik mendapatkan kategori tinggi dengan rentang skor gain sebesar g < 0,07 sedangkan di pertemuan ke 2 tidak ada peserta didik memperoleh kategori rendah dengan rentang skor gain sebesar g< 0,30. peserta didik sebanyak 5 orang memperoleh kategori sedang dengan rentang skor gain sebesar 0,30 ≤ g < 0,70 dan sebanyak 15 peserta didik mendapatkan kategori tinggi dengan rentang skor gain sebesar g < 0,07
Pembahasan
Penilaian hasil belajar dilakukan berdasarkan nilai
dari hasil pre-test dan post-test siswa. Hasil analisis nilai pre-test dan post-test disajikan pada tabel 4 dan 5. Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa persentase ketuntasan siswa pada kompetensi pengetahuan dengan model Discovery Learning menunjukkan peningkatan. Pada Pertemuan I Sebanyak 18 siswa tidak tuntas pada saat menjawab soal pretest. Siswa dikatakan tuntas apabila skor yang diperoleh mencapai ≥ 78 sesuai KKM yang ada pada sekolah. Rata-rata skor pre-test siswa yaitu 35, dengan demikian ketuntasannya yaitu 0%, artinya tidak ada skor siswa yang dapat mencapai ketuntasan. Sedangkan Pada post-test terjadi peningkatan ketuntasan nilai, sebanyak 4 siswa tidak tuntas. Rata-rata skor post- test siswa yaitu sebesar 79. Persentase ketuntasan siswa pada post-test sebesar 80%. Pada pertemuan ke II terjadi peningkatan ketuntasan siswa dibandingkan pada pertemuan I. Sebanyak 15 siswa tidak tuntas pada saat menjawab soal pretest.. Rata-rata skor pre-test siswa yaitu 43, dengan demikian ketuntasannya yaitu 0%, artinya tidak ada skor siswa yang dapat mencapai ketuntasan. Sedangkan Pada post-test terjadi peningkatan ketuntasan nilai, semua siswa tuntas. Rata-rata skor post- test siswa yaitu sebesar 88. Persentase ketuntasan siswa pada post-test sebesar 100%. Hasil peningkatan ketercapaian kompetensi pengetahuan dapat dilihat dengan hasil analisis ngain ternormalisasi yang disajikan pada tabel 3. Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa rata-rata perolehan nilai pretest dan posttest mengalami peningkatan sebesar 53%, selain itu rata-rata perolehan nilai n-gain sebesar 0,72 dengan kategori tinggi. Hal ini membuktikan bahwa pada pembelajaran berbasis pendekatan saintifik ini siswa terlibat aktif dalam pembelajaran sehingga mampu mengaitkan informasi baru dengan informasi yang telah dimilikinya.
Kesimpulan :
Hasil belajar pada siswa kelas XII KI 3 mengalami
peningkatan, hal ini dapat dilihat pada skor pre-test pada pertemuan I siswa yaitu Rata-rata skor pre-test siswa yaitu 35 pada post-test terjadi peningkatan ketuntasan nilai, rata-rata skor post-test siswa yaitu sebesar 79. Persentase ketuntasan siswa pada post-test sebesar 80%. Sedangkan di pertemuan ke II Rata-rata skor pre-test siswa yaitu 43, pada post-test terjadi peningkatan ketuntasan nilai, semua siswa tuntas. Rata-rata skor post-test siswa yaitu sebesar 88. Persentase ketuntasan siswa pada post-test sebesar 100%. Hal ini dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatkan hasil belajar pada pertemuan I dan II pada penerpan model Discovery Learning maka model pembelajaran ini memang tepat untuk diterapkan dalam rangka meningkatkan hasil belajar mata pelajaran mengoperasikan peralatan filtrasi.