Anda di halaman 1dari 69

Pengertian, Lingkup dan Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Sejarah

a. Pengertian Sejarah
Etimologi
Bahasa Arab : Syajaratun (pohon)
Bahasa Inggris : History (masa lampau)
Bahasa Yunani : Istoria ( informasi/pencarian/belajar)
Bahasa Belanda : Geschiedenis (sesuatu yang telah terjadi)
KBBI :
1. Asal-usul, keturunan atau silsilah
2. Kejadian/peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau, riwayat, tambo
3. Pengetahuan/uraian tentang kejadian, atau peristiwa yang benar-benar tejadi pada masa lampau

Menurut para tokoh


1. Herodotus
sejarah tidak berkembang dan bergerak ke depan dengan tujuan yang pasti, tetapi bergerak
melingkar, yang tinggi dan rendahnya lingkaran disebabkan oleh keadaan manusia itu sendiri
2. Ibnu Khaldun
catatan tentang manusia dan bperadabannya dengan seluruh proses perubahan secara nyata
dengan segala sebab dan akibatnya
3. R.G. Collingwood
sejarah sebagai penyelidikan tentang hal-hal yang telah dilakukan manusia pada masa lampau
4. Sartono Kartodirdjo
Dibatasi oleh 2 pengertian yaitu
sejarah objektif adalah sejarah yang menunjuk pada kejadian atau peristiwa itu sendiri
sejarah subjektif adalah sejarah yang telah dipengaruhi oleh emosi dan pikiran oleh sejarawan
atau penulis sejarah tentang suatu perisrtiwa
5. R. Mohammad Ali
1. Sejarah adalah keseluruhan perubahan, kejadian, peristiwa, dan kenyataan yang benar-benar
terjadi di sekitar kita
2. Cerita tentang perubahan-perubahan itu sendiri
3. Ilmu yang menyelidiki perubahan-perubahan, peristiwa, kejadian yang benar-benar terjadi
pada masa yang telah lampau
6. Muhammad Yamin
sejarah sebagai ilmu pengetahuan yang disusun atas hasil penyelidikan dari berbagai peristiwa
yang dapat dibuktikan

Soal:
1. Secara etimologis sejatrah berasal dari kata syajaratun yang berasal dari bahasa arab yang
berarti
a. Pohon d. ranting
b. Cabang e. pepohonan
c. Akar
2. Dalam penggunaannya yang luas, pengertian sejarah yang tepat adalah

Tim Penyusun: Abbya, Arif, Rahmi, Hana, Khairunnisa , Meska, Naufal, Rachmadani, Olivia, Popy, Thalitha (XII4-SMAN10PADANG)
a. Tahap-tahap perkembangan kebudayaan manusia sejak masa lampau
b. Peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau
c. Silsilah para raja dan dinasti pada masa lalu
d. Masa kritis dan kehidupan manusia dimasa lalu
e. Perkiraan tentang kejadian masa lampau
3. Sejarah sebagai ilmu pengetahuan yang disusun atas hasil penyelidikan dari beberapa
peristiwa yang dapat dibuktikan, definisi ini dikemukakan oleh
a. Ibnu Khaldun d. Collingwood
b. Muhammad Ali e. Herodotus
c. Muhammad Yamin
4. Adapun sejarawan yang mengatakan bahwa sejarah tidak berkembang lurus kearah masa
depan, tetapi bergerak seperti garis yang melingkar adalah
a. Ibnu Khaldun d. Collingwood
b. Muhammad Ali e. Herodotus
c. Muhammad Yamin

b. Sumber Sejarah
Berdasarkan bentuk/jenisnya:
a. Sumber tulisan
contoh: prasasti, naskah, buku, dokumen, documenter tertulis, arsip, dan foto
b. Sumber lisan ( diperoleh dari perilaku dan saksi sejarah)
contoh: rekaman pidato dan video
c. Sumber benda ( berbentuk artefak/budaya yang ditemukan di suatu tempat/bukti fisik),
contoh: alat-alat penunjang manusia, senjata, fosil, bangunan bersejarah

Berdasarkan penyampaiannya:
a. Sumber primer (diperoleh dari pelaku atau saksi sejarah)
b. Sumber sekunder ( sudah diolah oleh peneliti lain atau oleh pemberi informasi)

Soal:
1. Apa yang dikatakan orang tentang peristiwa itu merupakan pertanyaan tentang sumber
a. Lisan d. Sekunder
b. Tulisan e. Benda
c. Primer
2. Pernyataan jenis-jenis data di bawah ini:
(1) Ulasan penelitian
(2) Artefak
(3) Ensiklopedia
(4) Saksi sejarah
(5) Koran
(6) Rekaman atau catatan
(7) Buku teks
(8) Wawancara langsung

Tim Penyusun: Abbya, Arif, Rahmi, Hana, Khairunnisa , Meska, Naufal, Rachmadani, Olivia, Popy, Thalitha (XII4-SMAN10PADANG)
(9) Relikui
Dari data di atas, data primer ditunjukkan nomor
a. (1), (3), (5), dan (7)
b. (2), (4), (6), dan (9)
c. (6), (7), (8), dan (9)
d. (4), (5), (6), dan (7)
e. (3), (4), (7), dan (9)
3. Dari soal nomor 2 data sekunder ditunjukkan oleh nomor...
a. (1), (3), (5), dan (7)
b. (2), (4), (6), dan (9)
c. (6), (7), (8), dan (9)
d. (4), (5), (6), dan (7)

c. Ruang lingkup sejarah


1. Sejarah sebagai peristiwa
Syarat-syarat dikatakan sejarah sebagai peristiwa:
a. Objektif (didukung oleh fakta sejarah), contoh foto, rekaman, kesaksian pelaku sejarah,
Folkor/adat istiadat atau cerita rakyat turun-temurun.
b. Unik ( terjadi satu kali / tidak ada peristiwa yang sama ), contoh peristiwa pendudukan
DPR/MPR oleh mahasiswa dalam peristiwa Mei 1998
c. Penting (mempunyai arti penting dalam menambah ilmu pengetahuan serta terhadap
kehidupan berbangsa dan bermasyarakat / mengandung pelajaran bagi manusia masa kini dan
masa depan)
2. Sejarah sebagai ilmu
Sejarah itu empiris (objek itu benar-benar pernah dialami manusia dalam waktu yang
lampau)
Sejarah itu mempunyai objek (bukti)
Sejarah itu mempunyai metode, terdapat 5 metode, yakni pemilihan topik, heuristik,
verifikasi, interpretasi, dan historiografi.
Sejarah itu bersifat verifikatif (dapat diuji kebenarannya)
3. Sejarah sebagai kisah
Cerita sejarah tidak sama dengan sembarang cerita
Cerita sejarah adalah cerita yang didasarkan pada fakta-fakta dan disusun dengan metode
ilmiah dan Berdasarkan penafsiran sejarawan yang dapat dipertanggungjawabkan.
4. Sejarah sebagai seni
Memerlukan intuisi dan imajinasi, melibatkan emosi dengan gaya bahasa yang khas

Soal

1. Sejarah bersifat menggambarkan, menceritakan, dan memaparkan fakta-fakta. Hal ini


menerangkan salah satu sifat sejarah
a. Faktual
b. Diakronik
c. Empiris

Tim Penyusun: Abbya, Arif, Rahmi, Hana, Khairunnisa , Meska, Naufal, Rachmadani, Olivia, Popy, Thalitha (XII4-SMAN10PADANG)
d. Unik
e. Ideografis
2. Sejarah juga termasuk seni. Hal ini karena peneliti sejarah
a. Melibatkan para seniman yang memahami sejarah
b. Dapat menjadi sumber penting dalam pembuatan film atau pementasan
c. Merupakan hasil imajinasi emosi dan gaya bertutur para pelaku sejarah
d. Melibatkan imajinasi, emosi, dan gaya tutur yang khas
e. Memiliki alur atau jalan cerita yang menggerakkan emosi penelitinya

d. Konsep berpikir kronologis dalam sejarah


Kronologis, secara etimologis berasal dari bahasa Yunani, yaitu chronoss (waktu) dan logos
(uraian atau waktu)
Kronologi adalah ilmu tentang waktu, yang memang di dalam perkembangannya kemudian
menjadi ilmu bantu sejarah yang menyusun peristiwa atau kejadian-kejadian sesuai dengan
urutan waktu tertentu.
Kronologi mempermudah kita dalam:
a. Melakukan rekonstruksi terhadap semua peristiwa masa lalu dengan tepat
b. Membandingkan peristiwa sejarah yang terjadi di suatu tempat yang berbeda tetapi dalam
waktu yang sama.

e. Konsep sinkronik dalam sejarah


Etimologi
Sinkronik,berasal dari bahasa Yunani, yaitu syn yang berarti dengan, dan chronoss yang
berarti waktu.
KBBI
Sinkronik diartikan sebagai segala sesuatu yang bersangkutan dengan peristiwa yang terjadi
pada suatu masa.
Kajian sejarah secara sinkronik artinya mempelajari peristiwa sejarah dengan segala
aspeknya pada masa atau waktu tertentu dengan lebih mendalam.

Secara umum sinkronik mempunyai ciri-ciri:


1. Mengkaji peristiwa sejarah yang terjadi pada masa tertentu
2. Menitikberatkan kajian peristiwa pada pola-pola, gejala, dan karakter
3. Bersifat horizontal
4. Tidak ada konsep perbandingan
5. Cakupan kajian lebih sempit dan sangat sistematis
6. Sifat kajian lebih serius dan lebih mendalam

f. Konsep ruang dan waktu dalam sejarah


a. Peristiwa atau kejadian dari masa yang lalu selalu berlangsung dalam batasan ruang atau tempat
tertentu, unsur ruang yang menjadi tempat terjadinya peristiwa akan memberikan gambaran jelas
bagi kita bahwa peristiwa itu memang ada dan nyata.
b. Waktu menjadi batasan dari setiap peristiwa yang telah terjadi.

Tim Penyusun: Abbya, Arif, Rahmi, Hana, Khairunnisa , Meska, Naufal, Rachmadani, Olivia, Popy, Thalitha (XII4-SMAN10PADANG)
Konsep waktu dalam sejarah:
(1) Proses kelangsungan dari suatu peristiwa dalam batasan waktu tertentu
(2) Kesatuan kelangsungan waktu, yaitu waktu pada masa yang lampau, sekarang, dan masa
yang akan datang

Perjalanan bangsa Indonesia masa Praaksara, Hindu-Budha dan Islam

A. Ciri-ciri Manusia Pra Aksara

1. Jenis Meganthropus (M Paleojavanicus, manusia raksasa dari jawa)

Penelitian von Koeningswald di Sangiran tahun 1936 dan 1941 yang menemukan fosil
rahang manusia yang berukuran besar. Ciri-cirinya : rahang yang kuat dan badannya tegap.
Diperkirakan makanan jenis manusia ini adalah tumbuh- tumbuhan. Masa hidupnya diperkirakan
pada zaman Pleistosen Awal.

2. Jenis Pithecanthropus (P Erectus, manusia kera yang berjalan tegak)


Ciri-cirinya : berbadan tegak, dan memiliki tinggi banadan antara 165-180 cm.
Pithecanthropus erectus merupakan manusia purba yang paling banyak di temukan di Indonesia
diantaranya di Mojokerto, Kedungtrubus, Trinil, Sangiran, Sambungmacan, dan Ngandong.
Pertama kali di temukan oleh Eugene Dubois di Trinil dekat Sungai Bengawan Solo,
Surakarta, tahun 1891.

3. Jenis Homo

Homo berarti manusia. Manusia purba jenis ini memiliki ciri yang lebih sempurna di
bandingkan dengan Meganthropus paleojavanicus dan Pithecantropus erectus. Beberapa jenis homo
yang di temukan di Indonesia antara lain.
Homo Soloensis, artinya manusia dari Solo.
o Ditemukan pada tahun 1931-1934, olah Ter Haar dan Ir. Oppenorth di Ngandong,
Lembah Sungai Bengawan Solo.
o Ciri-cirinya yaitu berjalan tegak dengan tinggi badan 180 cm, tengkoraknya lebih
besar dari Pithacantropus erectus.

Homo Wajakensis, artinya manusia dari Wajak.


o Ditemukan pada tahun 1889, olah Van Reitschoten di Wajak, Tulungagung, Jawa
Timur.
o Ciri-ciri Homo Soloensi yaitu berjalan tegak dengan tinggi badan 130-210 cm,
tengkoraknya lebih bulat muka tidak terlalu menjorok ke depan, dan telah memiliki
kemampuan membuat peralatan dari batu, tulang dan kayu.

Homo Sapiens, artinya manusia cerdas, generasi terakhir dari manusia purba.
o Homo sapiens hidup di Zaman Holosen sekitar 4000 tahun yang lalu.
o ciri-ciri fisik yang sudah hampir sama dengan manusia modern saat ini.

Pembagian Homo Sapiens :


a. Manusia Wajak

Tim Penyusun: Abbya, Arif, Rahmi, Hana, Khairunnisa , Meska, Naufal, Rachmadani, Olivia, Popy, Thalitha (XII4-SMAN10PADANG)
Ditemukan oleh B.D. van Rietschoten di sebuah ceruk di lereng pegunungan
karst di barat laut Campurdarat, dekat Tulungagung, Jawa Timur. Temuan Wajak
itu adalah Homo sapiens.
Dengan ciri : mukanya datar dan lebar, akar hidungnya lebar dan bagian mulutnya
menonjol sedikit. Dahinya agak miring dan di atas matanya ada busur kening nyata.
Tengkorak ini diperkirakan milik seorang perempuan berumur 30 tahun dan mempunyai
volume otak 1.630 cc. Wajak kedua ditemukan oleh Dubois pada tahun 1890 di tempat
yang sama. Temuan berupa fragmen-fragmen tulang tengkorak, rahang atas dan rahang
bawah, serta tulang paha dan tulang kering. Pada tengkorak ini terlihat juga busur kening
yang nyata.

b. Manusia Liang Bua


Mempunyai ciri : tengkorak yang panjang dan rendah, berukuran kecil, dengan
volume otak 380 cc. Kapasitas kranial tersebut berada jauh di bawah Homo erectus
(1.000 cc), manusia modern Homo sapiens (1.400 cc), dan bahkan berada di bawah
volume otak simpanse (450 cc). Temuan itu dianggap sebagai penemuan spesies baru yang
kemudian diberi nama Homo floresiensis.

B. Asal-usul nenek moyang bangsa Indonesia


Sebagian besar teori tentang Kebudayaan Prasejarah Indonesia yang datang dari Barat
menjelaskan bahwa nenek moyang bangsa Indonesia datang dari Asia Tenggara (Indochina/Yunnan).
Diduga mereka datang dalam dua gelombang migrasi besar yang diperkirakan terjadi sekitar tahun
5000 SM dan tahun 2000 SM.

1. Golongan Proto Melayu

Tiba sekitar tahun 2.000 SM. Kedatangan nenek moyang tersebut sambil membawa
kebudayaan neolitikum (batu baru). Mereka tersebar menjadi dua cabang. Cabang pertama dari
proto melayu adalah bangsa yang membawa peralatan kapak lonjong. Mereka disebut sebagai ras
Papua-Melanesoid. Arah persebarannya dari Yunnan melewati Filipina, kemudian tersebar ke
Sulawesi Utara, Maluku, dan ada jugayangsampaikePapua.
Cabang yang kedua dari nenek moyang dari golongan Proto Melayu disebut Ras
Austronesia. Kedatangan nenek moyang bangsa Indonesia ini bermula dari Yunnan melewati
Malaya, Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara, dan pula-pulai lainnya. Datangnya nenek moyang
tersebut sambil membawa kebudayaan kapak persegi. Setibanya di kepulauan Indonesia, sebagian
dari mereka berasimilasi dengan ras Austro-Melanesoid. Sebagian lagi tetap mempertahankan ras
aslinya.

2. Golongan Deutro Melayu

Tiba di kepulauan Indonesia sekitar tahun 500 SM. Nenek moyang tersebut datang
sambil membawa kebudayaan logam yang berasal dari Dongson, Vietnam Utara. Kebudayaan
logam tersebut antara lain; candrasa, nekara, manik-manik, arca, dan bejana perunggu. Jalur
penyebaran nenek moyang bangsa Indonesia dari golongan ini dimulai dari daratan Asia ke
Thailand, Malaysia Barat, dan berlanjut ke tempat-tempat di Indonesia. Gelombang terakhir
nenek moyang ini masih tergolong ras Austronesia. Selanjutnya, semakin berkembang ras Papua-
Melanesoid, Austronesia, dan sisa ras Austro-Melanesoid melahirkan bermacam-macam suku
bangsa yang tersebut di seluruh pelosok Indonesia.

Tim Penyusun: Abbya, Arif, Rahmi, Hana, Khairunnisa , Meska, Naufal, Rachmadani, Olivia, Popy, Thalitha (XII4-SMAN10PADANG)
3. Melanesoid

Pada mulanya kedatangan Bangsa Melanesoid di Papua berawal saat zaman es


terakhir, yaitu tahun 70.000 SM .Ras lain yang juga terdapat di Kepulauan Indonesia adalah ras
Melanesoid. Mereka tersebar di lautan Pasifik di pulau-pulau yang letaknya sebelah Timur
Irian dan benua Australia. Di Kepulauan Indonesia mereka tinggal di Papua. Bersama dengan
Papua-Nugini dan Bismarck, Solomon, New Caledonia dan Fiji, mereka tergolong rumpun
Melanesoid.

4. Negrito dan Weddid

Sebutan Negrito diberikan oleh orang-orang Spanyol karena yang mereka jumpai itu
berkulit hitam mirip dengan jenis-jenis Negro. Sejauh mana kelompok Negrito itu bertalian darah
dengan jenis-jenis Negro yang terdapat di Afrika serta kepulauan Melanesia (Pasifik).
Kelompok Weddid terdiri atas orang-orang dengan kepala mesocephal dan letak mata yang
dalam sehingga nampak seperti berang; kulit mereka coklat tua dan tinggi rata-rata lelakinya
155 cm. Weddid artinya jenis Wedda yaitu bangsa yang terdapat di pulau Ceylon (Srilanka).
Persebaran orang-orang Weddid di Nusantara cukup luas, misalnya di Palembang dan Jambi
(Kubu), di Siak (Sakai) dan di Sulawesi pojok tenggara (Toala, Tokea dan Tomuna)

C. Kehidupan manusia pada zaman pra aksara

1. Masa Berburu dan Meramu Kehidupan.


Manusia purba masa berburu dan meramu senantiasa berpindah-pindah (nomaden).
Kehidupan pada masa berburu dan meramu disebut food gathering artinya mengumpulkan
makanan yang di sediakan oleh alam tanpa mengolah atau menanam terlebih dahulu. Alat-alat
yang digunakan pada masa itu antara lain kapak perimbas untuk marimbas kayu, menguliti
binatang, dan memecah tulang; kapak genggam untuk menggali umbi dan memotong hewan
buruan; dan alat serpih digunkaan sebagai pisau.

2. Masa Bercocok Tanam Pada.


Masa ini manusia purba sudah mengenal bercocok tanam (food producing). Namun
demikian kehidupan berburu dan merapu tidak sepenuhnya ditinggalkan. Masa ini pula manusia
purba mulai tinggal menetap (sedenter) di suatu kampung dengan rumah panggung. Alat-alat
yang di gunakan pada masa bercocok tanam berasal dari batu yang telah di haluskan, antara lain
mata panah untuk berburu; barang pecah belah dari tanah liat (gerabah); beliung persegi untuk
menebang kayu dan mencangkul; kapak lonjong untuk mengolah tanah.

3. Masa Perundagian (Pertukangan)


Pada masa ini manusia sudah mengenal teknologi sederhana dan pembagian kerja. Saat itu
manusia menganal pertukangan dan pengecoran logam seperti perunggu, tembaga dan besi
sebagai barangbarang kebutuhan rumah tangga.
- Nekara dan Moko, berbentuk seperti tambur atau dandang terbalik. Digunkaan pada upacara
adapt sebagai benda pusaka.
- Kapak perunggu/kapak corong, berbentuk menyerupai corong terbuat dari perunggu.
- Benda-benda lain, seperti bejana perunggu, manik-manik, gerabah dan mata tombak.

Periodesasi Masa Pra-Aksara Berdasar Corak Kehidupan


1. Mas Berburu Mengumpulkan Makanan tingkat sederhana

Tim Penyusun: Abbya, Arif, Rahmi, Hana, Khairunnisa , Meska, Naufal, Rachmadani, Olivia, Popy, Thalitha (XII4-SMAN10PADANG)
Kegiatan pokok berburu dan mengumpulkan makanan
Alat yang digunakan batu, kayu,dan tulang. Seperti kapak perimbas untuk menguliti kulit
binatang
Masih terganntung alam sekitar biasanya tinggal di tepi sungai dan masih nomaden
Manusianya Pithecanthropus Pada masa Paleolithicum

2. Masa Berburu Mengumpulkan Makanan Tingkat Lanjut


Alat yang digunakan memasuki tradisi serpih biah alat-alatnya yaitu alat dari tulang dan
kapak genggam
Manusianya Pithecanthropus dalam masa Mesolithicum
hidup dengan nomaden secara berkelompok
Biasa hidup di gua

3. Masa Bercocok Tanam


Sudah membentuk perkampungan kecil
Manusianya berjenis Homo soloensis dan wajakensis sudah mengenal berladang tetapi
tidak menetap pada masa Neolithicum
Alat-alatnya berasal dari batu yang sudah di haluskan dan sudah mengenal gerabah,
seperti kapak lonjong untuk mencangkul dan beliung persegi untuk mencangkul dan
menebang kayu
Mengenal sistem kepercayaan

4. Masa Perundagian / Masa Pertukangan


Menyempurnakan pertanian dan peternakan dari masa bercocok tanam
Membuat perkampungan yang lebih besar dan sudah menetap (sedenter)
Manusianya berjenis Homo Sapiensis yang
Alat-alatnya dari logam seperti Moko
Solidaritasnya tinggi yang merupakan warisan nenek moyang.
Sistem Kepercayaan Manusia Purba.
Animisme, adalah percaya pada roh nenek moyang maupun roh-roh lain yang mempengaruhi
kehidupan mereka. Upaya yang dilakukan agar roh-roh tersebut tidak mengganggu adalah
dengan memberikan sesaji.
Dinamisme, adalah percaya pada kekuatan alam dan benda-benda yang memiliki gaib.
Manusia purba melakukanya dengan menyembah batu atau pohon besar, gunung, laut, gua,
keris, azimat, dan patung.
Totemisme, adalah percaya pada binatang yang dinganggap suci dan memiliki kekuatan.
Dalam melakukan upacara ritual pemujaan manusia purba membutuhkan sarana, dengan
membangun bangunan dari batu yang dipahat dengan ukuran yang besar. Masa ini di sebut
sebagai kebudayaan Megalitikum (kebudayaan batu besar).

Contoh Soal
1. Manusia purba jenis ini ditemukan oleh Ralph von Koenigswald pada 1941 di dekat Desa
Sangiran, Lembah Sungai Bengawan Solo, adalah,...
A. Meganthropus Paleojavanicus
B. Pithecanthropus Erectus
C. Homo Soloensis
D. Pithecanthropus Robustus
E. Homo Wajakensis

Tim Penyusun: Abbya, Arif, Rahmi, Hana, Khairunnisa , Meska, Naufal, Rachmadani, Olivia, Popy, Thalitha (XII4-SMAN10PADANG)
2. Manusia pra sejarah sudah hidup menetap didukung oleh kemampuan untuk .
A. Menjinakkan binatang buas yang ditangkap
B. Bercocok tanam di sekitar tempat tinggal
C. Mengupam alat-alat pertanian
D. Membuat rumah bertiang tinggi
E. Berburu dan meramu

3. Manusia besar ( raksasa ) dari Jawa Kuno ( tertua ), disebut dengan istilah .
A.Pitecanthropus Mojokertensis
B. Pithecanthropus Erectus
C. Homo Wajakensis
D. Meganthropus Palaeojavanicus
E. Homo Soloensis

4. Manusia purba yang pertama dilaporkan ditemukan di Indonesia oleh Van Reitschotten pada
tahun 1889 dan kemudian diteliti oleh Eugene Dubois, adalah .
A. Homo Wajakensis
B. Homo Soloensis
C. Meganthropus Palaeojavanicus
D. Pithecanthropus Erectus
E. Pitecanthropus Mojokertensis

5. Manusia purba hidup berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain, disebabkan oleh .
A. Faktor makanan karena tergantung pada alam
B. Manusia purba mencari daerah yang subur
C. Sering terjadi peperangan antar kelompok
D. Keadaan alam yang tidak stabil
E. Sering terjadi bencana alam

6. Fosil Pithecanthropus Erectus ditemukan oleh EugeneDubois pada tahun 1890 di desa Trinil,
kabupaten .
A. Tulung Agung
B. Karanganyar
C. Pacitan
D. Sragen
E. Ngawi

D. Teori Masuknya Agama Budaya Hindu, Budha, Dan Islam Di Indonesia

1. Masuknya Agama Hindu Di Indonesia


Asal mula : berawal abad ke-4 M (agama yang pertama sekali masuk ke wilayah
Indonesia,karna masyarakat masih berada di zaman pra-sejarah, kepercayaan animisme,
dinamisme, )
Bukti : adanya kerajaan Kutai dan Tarumanegara yang bercorak Hindu.
Ciri cirri :
Peralihan pra-sejarah ke zaman sejarah (masyarakat Indonesia telah mengenal tulisan)
Ditemukannya prasasti yang berasal dari kerajaan Tarumanegara yang berbentuk tulisan
dengan bahasa Pallawa (bahasa asli India), merupakan bukti kuat masuknya agama Hindu

Tim Penyusun: Abbya, Arif, Rahmi, Hana, Khairunnisa , Meska, Naufal, Rachmadani, Olivia, Popy, Thalitha (XII4-SMAN10PADANG)
telah merubah zaman pra-sejarah menjadi zaman sejarah dalam kehidupan masyarakat
Indonesia.

2. Masuknya Agama Budha Di Indonesia


Asal mula : pertama kali abad ke 1 Masehi (menurut ceerita). Akan tetapi, menurut
penemuan-penemuan sejarah, agama Buddha masuk ke Indonesia pertama sekali pada abad ke 4
Masehi.
Bukti : penemuan prasasti dan ruphang Buddha di Kedah, Sulawesi.
Cirri :

agama Buddha tidaklah mengenal system kasta, sehingga masyarakat menegah ke bawah
sangat menerima dengan baik masuknya paham Buddha
terbentuknya kerajaan Sriwijaya di Palembang pada abad ke-7 M. kerajaan Sriwijaya pernah
menjadi salah satu pusat pengembangan agama di Indonesia ( bukti ; catatan seorang sarjana
dari China yang bernama I-Tsing)
Kerajaan Syailendra berdiri tahun 775-850 M. bukti-bukti terkuat yang mendukung
bahwasanya kerajaan Syailendra menganut agama Buddha sebagai agama kerajaan ialah
dengan ditemukannya peninggalan berupa Candi Borobudur, Candi Mendut, dan candi
Pawon
pada tahun 1292 M, berdiri kerajaan Majapahit yang juga menganut paham Budhisme di
dalam masyarakatnya.

Hipotesis masuk dan berkembangnya agama dan kebudayaan Hindu- Buddha di


Indonesia dibagi ke dalam dua kelompok:

1. Teori kolonisasi
menekankan pada peran aktif dari orang-orang India dalam menyebarkan
pengaruhnya di Indonesia, orang Indonesia sendiri sangat pasif, artinya mereka hanya
menjadi objek penerima pengaruh kebudayaan India tersebut.
Dibagi menjadi beberapa ahli :

Hipotesis Waisya
dikemukakan oleh NJ. Krom dan Mookerjee yang berpendapat orang India tiba ke Asia
tenggara pada umumnya dan khususnya Indonesia karena berdagang
Bukti : Pelayaran perdagangan saat itu masih tergantung sistem angin muson. Sehingga
pedagang India terpaksa tinggal di Indonesia selama beberapa saat untuk menanti
bergantinya arah angin. Mereka banyak menikah dengan penduduk setempat. Keturunan
dan keluarga pedagang ini merupakan awal penerimaan pengaruh India. Tampaknya teori
ini mengambil perbandingan proses penyiaran Islam yang juga dibawa pedagang.
Kelemahan :
o Teori ini juga dibantah ahli lain, karena tidak setiap orang boleh menyentuh kitab Weda.
Ajaran Hindu milik kaum brahmana dan hanya mereka yang memahami kitab Weda
o Para pedagang yang termasuk dalam kasta Waisya tidak menguasai bahasa Sanskerta dan
huruf Pallawa yang umumnya hanya dikuasai oleh kasta Brahmana

Tim Penyusun: Abbya, Arif, Rahmi, Hana, Khairunnisa , Meska, Naufal, Rachmadani, Olivia, Popy, Thalitha (XII4-SMAN10PADANG)
o melihat peta persebaran kerajaan lebih banyak berada di pedalaman. Namun apabila
pengaruh tersebut dibawa oleh para pedagang India, tentunya pusat kerajaan-kerajaan
Hindu-Buddha akan lebih banyak berada di daerah pesisir pantai.

Hipotesis Ksatria
dikemukakan CC. Berg dan FDK. Bosch. FDK, berpendapat peran utama masuknya
budaya India ke Indonesia adalah ksatria.
Bukti :
di India terjadi kekacauan politik yaitu perang brahmana dengan ksatria, para ksatria yang
kalah melarikan diri ke Indonesia. Mereka mendirikan kerajaan dan menyebarkan agama
Hindu. Pendukung teori ini kebanyakan sejarawan India, terutama Majumdar dan Nehru.
Kelemahan :
tidak adanya bukti kolonisasi baik di India maupun di Indonesia. Kedudukan kaum ksatria
dalam struktur masyarakat Hindu tidak memungkinkan menguasai masalah agama Hindu
dan tidak nampak pemindahan unsur masyarakat India (sistem kasta, bentuk rumah,
pergaulan dan sebagainya). Tidak mungkin para pelarian mendapat kedudukan sebagai
raja di tempat yang baru.

Hipotesis Brahmana
dikemukakan JC. Van Leur, FDK. Bosch dan OW. Wolters berpendapat orang yang
ahli agama Hindu adalah brahmana.
Bukti :
Orang Indonesia/ kepala suku aktif mendatangkan brahmana untuk mengadakan upacara
abhiseka secara Hindu, sehingga kepala suku menjadi maharaja. Dalam
perkembangannya, para brahmana akhirnya menjadi purohito (penasehat raja). Teori ini
tampaknya dianggap lebih mendekati kebenaran karena agama Hindu bersifat tertutup,
dimana hanya diketahui kalangan brahmana. Prasasti yang ditemukan berbahasa
Sanskerta dan huruf Pallawa. Candi yang ada di Indonesia banyak ditemukan arca
Agastya. Disamping itu brahmana di Indonesia berkaitan dengan upacara Vratyastoma
dan abhiseka.

2. Teori Arus Balik/ Nasional

dikemukakan JC. Van Leur, dimana sebagai dasar berpikir adalah hubungan antara
dunia maritim dengan perdagangan. Hubungan dagang Indonesia dengan India yang
meningkat diikuti brahmana untuk menyebarkan agama Hindu dan Budha. Orang- orang
Indonesia yang tertarik ajaran itu, mengirimkan kaum terpelajar ke India untuk berziarah dan
menuntut ilmu. Setelah cukup lama, mereka kembali ke Indonesia dan ikut menyebarkan
agama Hindu- Budha dengan menggunakan bahasa sendiri. Dengan demikian ajaran agama
lebih cepat diterima bangsa Indonesia.

Kesimpulan :

Berdasarkan beberapa teori tersebut, para ahli sejarah membuat dua bentuk kemungkinan
tentang proses masuknya agama dan budaya Hindu Budha di Indonesia, yaitu :

Tim Penyusun: Abbya, Arif, Rahmi, Hana, Khairunnisa , Meska, Naufal, Rachmadani, Olivia, Popy, Thalitha (XII4-SMAN10PADANG)
Bangsa Indonesia bersifat pasif. Hal ini memberikan pengertian bahwa masyarakat Indonesia
hanya sekedar menerima budaya dari India. Dengan demikian akan menimbulkan kesan bila telah
terjadi penjajahan / kolonisasi yang dilakukan bangsa India baik secara langsung maupun tidak
langsung.

Bangsa Indonesia bersifat aktif. Hal ini memberikan pengertian bahwa masyarakat Indonesia
sendiri ikut aktif dalam membawa dan menyebarkan agama dan budaya Hindu Budha di
nusantara. Salah satu cara yaitu mengundang para brahmana dari India untuk memperkenalkan
agama dan budayanya di Indonesia.

3. MASUKNYA AGAMA ISLAM DI INDONESIA

Ada 3 teori besar yang berkembang :

Teori Gujarat
dikemukakan oleh seorang professor Snouck Hurgronje.
Pendapat : Dia berpendapat bahwa Islam masuk ke Indonesia pada awal abad ke 13
M, yang dibawa oleh para pedagang dari Gujarat, India. Para pedagang dari Gujarat masuk
untuk berdagang ke Indonesia sembari mengenalkan paham Islam di tengah kehidupan
bermasyarakat.
Bantahan : jika Islam datang dari Gujarat, maka otomatis Islam yang berkembang di
Indonesia merupakan Islam dengan paham Syiah. Hal ini karena, di Gujarat pada waktu itu,
Islam yang berkembang disana adalah Islam dengan paham Syiah. Akan tetapi, hal ini tidak
berlaku di Indonesia, yang mayoritas penduduknya menganut Islam dengan mazhab Syafi`i.

Teori Mekkah
oleh buya hamka, Islam masuk ek Indonesia melalui peran lanmgsung dari para
pedagang muslim asal Timur Tengah yang sembari berdagang, menyebarkan agama Islam din
Indonesia. Teori ini berpendapat bahwa, agama Islam masuk ke Indonesia berawal dari abad
ke 7 M.
Dukungan : Teori ini diperkuat dengan ditemukannya sebuah naskah berita asal
China, yang mengemukakan bahwa pada tahun 625 M, sudah mulai terdapat perkampungan
bangsa Arab di Sumatera tepatnya di daerah Barus.

Teori Persia
Seorang sejarawan yang bernama P.A. Husein Hidayat mengatakan bahwa Islam
masuk ke Indoenesia berawal dari masuknya para pedagang yang berasal dari Persia pada
tahun ke-7 M. Mereka singgah ke Gujarat sebelum melanjutkan perjalanan ke nusantara. Hal
ini juga diperkuat dengan terdapatnya kesamaan budaya Islam antara Indonesia dengan Persia
(Iran).

E. Kehidupan Social, Ekonomi Budaya Masa HinduBudha Islam Di Indonesia

1. Masa Hindu-Budha

Tim Penyusun: Abbya, Arif, Rahmi, Hana, Khairunnisa , Meska, Naufal, Rachmadani, Olivia, Popy, Thalitha (XII4-SMAN10PADANG)
Proses masuknya pengaruh budaya Indonesia terjadi karena adanya hubungan dagang
antara Indonesia dan India. Kebudayaan yang datang dari India mengalami proses penyesuaian
dengan kebudayaan asli Indonesia.

Bidang Keagamaan
Sebelum budaya Hindu-Buddha datang, di Indonesia telah berkembang animisme dan
dinamisme. Animisme merupakan suatu kepercayaan terhadap suatu benda yang
dianggap memiliki roh atau jiwa. Dinamisme merupakan suatu kepercayaan bahwa
setiap benda memiliki kekuatan gaib. Dengan masuknya kebudayaan Hindu-Buddha,
masyarakat Indonesia secara berangsur-angsur memeluk agama Hindu dan Buddha, diawali
oleh golongan elite di sekitar istana.

Bidang Politik
Sistem pemerintahan kerajaan dikenalkan oleh orang-orang India. Lahir kerajaan-kerajaan,
seperti Kutai, Tarumanegara, Sriwijaya, dan kerajaan bercorak Hindu-Buddha lainnya.

Bidang Sosial
Masuknya kebudayaan Hindu menjadikan masyarakat Indonesia mengenal aturan kasta,
yaitu:
Kasta Brahmana (kaum pendeta dan para sarjana)
Kasta Ksatria (para prajurit, pejabat dan bangsawan)
Kasta Waisya (pedagang petani, pemilik tanah dan prajurit)
Kasta Sudra (rakyat jelata dan pekerja kasar).

Bidang Pendidikan
Lembaga-lembaga pendidikan semacam asrama merupakan salah satu bukti pengaruh dari
kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia. Lembaga pendidikan tersebut mempelajari satu
bidang saja, yaitu keagamaan.

Bidang Sastra dan Bahasa


Pengaruh Hindu-Buddha pada bahasa adalah dikenal dan digunakannya bahasa Sanskerta
dan huruf Pallawa oleh masyarakat Indonesia. Pada masa kerajaan Hindu-Buddha di
Indonesia, seni sastra sangat berkembang terutama pada zaman kejayaan Kerajaan Kediri.

Bidang Arsitektur
Punden berundak merupakan salah satu arsitektur Zaman Megalitikum. Arsitektur tersebut
berpadu dengan budaya India yang mengilhami pembuatan bangunan candi. Candi bukan
sekadar tempat untuk memuja dewa-dewa , tetapi lebih sebagai tempat pertemuan rakyat
dengan nenek moyangnya. Candi dengan patung induknya yang berupa arca merupakan
perwujudan raja yang telah meninggal.

2. Kehidupan Masyarakat Indonesia Masa Islam


Bidang Politik

Tim Penyusun: Abbya, Arif, Rahmi, Hana, Khairunnisa , Meska, Naufal, Rachmadani, Olivia, Popy, Thalitha (XII4-SMAN10PADANG)
kerajaan yang bercorak Hindu-Buddha mengalami keruntuhan dan digantikan peranannya
oleh kerajaan bercorak Islam, seperti Samudra Pasai, Demak, Malaka, dan lainnya. Sistem
pemerintahan yang bercorak Islam, rajanya bergelar sultan atau sunan seperti halnya para
wali. Jika rajanya meninggal, tidak dimakamkan di candi tetapi dimakamkan secara Islam.

Bidang Sosial
Pengaruh Islam yang berkembang pesat membuat mayoritas masyarakat Indonesia memeluk
agama Islam. Hal ini menyebabkan aturan kasta mulai pudar di masyarakat. Nama-nama
Arab seperti Muhammad, Abdullah, Umar, Ali, Musa, Ibrahim, Hasan, Hamzah, dan lainnya
mulai digunakan. Kosakata bahasa Arab juga banyak digunakan, contohnya rahmat, berkah
(barokah), rezeki (rizki), kitab, ibadah, sejarah (syajaratun), majelis (majlis), hikayat,
mukadimah, dan masih banyak lagi.

Bidang Pendidikan
Pendidikan Islam berkembang di pesantren-pesanten Islam. Sebenarnya, pesantren telah
berkembang sebelum Islam masuk ke Indonesia. Pesantren saat itu menjadi tempat
pendidikan dan pengajaran agama Hindu. Setelah Islam masuk, mata pelajaran dan proses
pendidikan pesantren berubah menjadi pendidikan Islam.

Bidang Sastra dan Bahasa


Penggunaan huruf Arab di Indonesia pertama kali terlihat pada batu nisan di daerah Leran
Gresik, yang diduga makam salah seorang bangsawan Majapahit yang telah masuk Islam.
Dalam perkembangannya, pengaruh huruf dan bahasa Arab terlihat pada karya-karya sastra.
Bentuk karya sastra yang berkembang pada masa kerajaan-kerajaan Islam diantaranya
sebagai berikut.
o Hikayat, cerita atau dongeng yang berpangkal dari peristiwa atau tokoh sejarah. Hikayat
ditulis dalam bentuk peristiwa atau tokoh sejarah. Contoh hikayat yang terkenal adalah
Hikayat Amir Hamzah.
o Babad, kisah pujangga keraton sering dianggap sebagai peristiwa sejarah contohnya
Babad Tanah Jawi (Jawa Kuno), Babad Cirebon.
o Suluk, kitab yang membentangkan soal-soal tasawuf contohnya Suluk Sukarsa, Suluk
Wijil, Suluk Malang Sumirang, dan lainnya
o Syair, seperti Syair Abdul Muluk dan Gurindam Dua Belas.

Bidang Arsitektur dan


Kesenian Islam telah memperkenalkan tradisi baru dalam teknologi arsitektur seperti masjid
dan istana. Ada perbedaan antara masjid- masjid yang dibangun pada awal masuknya Islam
ke Indonesia dan masjid yang ada di Timur Tengah. Masjid di Indonesia tidak memiliki
kubah di puncak bangunan. Kubah digantikan dengan atap tumpang atau atap bersusun.
Jumlah atap tumpang itu selalu ganjil, tiga tingkat atau lima tingkat serupa dengan arsitektur
Hindu. Contohnya, Masjid Demak dan Masjid Banten.

Tim Penyusun: Abbya, Arif, Rahmi, Hana, Khairunnisa , Meska, Naufal, Rachmadani, Olivia, Popy, Thalitha (XII4-SMAN10PADANG)
Mengaplikasikan Pengetahuan Tentang : Kehidupan Masyarakat Indonesia Masa Praaksara,
Hindu-Budha, Dan Islam.

BIDANG
MASA PRAAKSARA MASA HINDU-BUDHA MASA ISLAM
KEHIDUPAN
Keagamaan Kepercayaan Masyarakat Indonesia secara Masyarakat Indonesia secara
masyarakat saat itu berangsur-Angsur memeluk berangsur-Angsur memeluk
adalah animisme dan Agama Hindu dan Buddha Agama Islam
dinamisme
Politik Dalam kehidupan kelompok-kelompok kecil Sistem pemerintahan yang
berkelompok biasanya masyarakat bersatu dengan bercorak Islam, rajanya bergelar
ada seorang pemimpin kepemilikan wilayah yang sultan atau sunan seperti halnya
didalamnya luas. Kepala suku yang terbaik para wali. Jika rajanya
dan terkuat berhak atas meninggal, tidak dimakamkan di
Tampuk kekuasaan kerajaan. candi tetapi dimakamkan secara
Kemudian, pemimpin Islam.
ditentukan secara turun-
temurun berdasarkan hak
waris sesuai dengan Peraturan
hukum kasta
Sosial Hidup berkelompok masyarakat Indonesia Aturan kasta mulai pudar di
kelompok dimana mengenal aturan kasta, yaitu: masyarakat
proses sosialisasi Kasta Brahmana (kaum
hanya terjadi intern pendeta dan para sarjana),
dalam kelompok Kasta Ksatria (para prajurit,
masing masing pejabat dan bangsawan),
Kasta Waisya (pedagang
petani, pemilik tanah dan
prajurit). Kasta Sudra (rakyat
jelata dan pekerja kasar).
Namun, unsur budaya
Indonesia lama masih tampak
dominan dalam semua lapisan
Masyarakat
Pendidikan Lembaga-lembaga pendidikan Pendidikan Islam berkembang di
semacam asrama merupakan pesantren-pesanten Islam.
salah satu bukti pengaruh dari sebenarnya, pesantren telah
Belum mengenal
kebudayaan Hindu-Buddha di berkembang sebelum Islam
sistim pendidikan dan
Indonesia. Lembaga masuk ke Indonesia. Pesantren
segala pengetahuan
pendidikan tersebut saat itu menjadi tempat
yang diperoleh masih
mempelajari satu bidang saja, pendidikan dan pengajaran
berasal dari
yaitu keagamaan. agama Hindu. Setelah Islam
pengalaman hidup di
masuk, mata pelajaran dan
alam bebas
proses pendidikan pesantren
berubah menjadi pendidikan
Islam.
Sastra dan Belum ada karya sastra Pengaruh Hindu-Buddha pada Kosakata bahasa Arab baik lisan

Tim Penyusun: Abbya, Arif, Rahmi, Hana, Khairunnisa , Meska, Naufal, Rachmadani, Olivia, Popy, Thalitha (XII4-SMAN10PADANG)
Bahasa yang dihasilkan bahasa adalah dikenal dan maupn tulisan mulai banyak
digunakannya bahasa digunakan. Hasil karya sastra
Sanskerta dan huruf Pallawa berupa hikayat, babad, suluk dan
oleh masyarakat Indonesia. syair.
Hasil sastra berupa kitab
kitab yang ditulis oleh Mpu
Tantular, Mpu prapanca dan
lainnya.
Arsitektur dan Masyarakat praaksara Punden berundak merupakan Islam telah memperkenalkan
Kesenian telah mendirikan salah satu arsitektur Zaman tradisi baru dalam teknologi
bangunan bangunan Megalitikum. Arsitektur arsitektur seperti masjid dan
yang terbuat dari batu, tersebut berpadu dengan istana. Juga diperkenalkan
diantaranya : Menhir, budaya India yang dengan seni kaligrafi.
dolmen, sarkofagus, mengilhami pembuatan
punden berundak dan bangunan candi yang disertai
waruga patung induk berupa arca.

F. Hasil Budaya Praaksara Yang Berada Di Lingkungan Terdekat

1. Hasil Kebudayaan Paleolithikum

Kebudayan paleolithikum merupakan kebudayaan batu, dimana manusia masih


mempergunakan peralatan yang terbuat dari batu, serta teknik pembuatanya masih kasar. Secara
garis besar, kebudayaan paleolithikum dibedakan:

a. Kebudayaan Pacitan b. Kebudayaan Ngandong

Ditemukan oleh Von Koenigswald, Merupakan hasil kebudayaan yang


alat yang ditemukan berupa kapak ditemukan di daerah Ngandong, Ngawi,
genggam, serta alat serpih yang Jawa Timur, alat yang ditemukan
masih kasar, yang diperkirakan berupa peralatan yang terbuat dari
hasil kebudayaan manusia jenis tulang dan tanduk rusa, yang
Meganthropus. diperkirakan
fungsi : alat penusuk, belati, atau mata
tombak.

Alat serpih

Alat dari tulang dan tanduk

Tim Penyusun: Abbya, Arif, Rahmi, Hana, Khairunnisa , Meska, Naufal, Rachmadani, Olivia, Popy, Thalitha (XII4-SMAN10PADANG)
2. Kebudayaan Mesolithikum

Zaman batu madya.Hasil peninggalan kebudayaan adalah ditemukannya kebudayaan


Kjokkenmoddinger dan kebudayaan abris sous roche.Kjokkenmoddinger merupakan sampah
dapur yang berupa tumpukan kulit kerang, yang di dalamnya ditemukan kapak genggam/pebble
dan kapak pendek. Abris sous roche, merupakan hasil kebudayaan yang ditemukan di gua-gua,
ditemukan peralatan dari batu yang sudah diasah, serta peralatan dati tulang dan tanduk. Banyak
ditemukan di daerah Bojonegoro, Sulawesi Selatan, serta Besuki.

K
jokkenm
oddinger

G
ua tempat penemuan abris souce roche

3. Kebudayaan Neolithikum

Merupakan hasil kebudayaan jaman batu baru, dengan pembuatan yang lebih sempurna,
serta lebih halus dan disesuaian dengan fungsinya. Alat pada masa ini digunakan untuk pertanian
dan perkebunan.Alat yang terkenal dari masa ini adalah kapak persegi dan belinug persegi.Kapak
persegi mirip dengan cangkul, digunakan untuk kegiatan persawahan dan tersebar di seluruh
wilayah Indonesia.Kapak lonjong adalah alat dari batu yang diasah dan berbentuk lonjong seperti
bulat telur.Daerah penemuannya di Indonesia timur, seperti Minahasa dan Papua.

Kapak lonjong dan Kapak persegi

4. Kebudayaan Logam

Disebut juga hasil kebudayaan dari masa perundagian.Disebut sebagai masa perundagian
karena manusia sudah mulai mengenal dan menguasai teknologi tahap awal, dengan mulai
mengembangkan ketrampilan pertukangan untuk membuat peralatan yang sesuai kebutuhan
hidup.Pada masa itu sudah dikenal peralatan yang terbuat dari perunggu dan besi. Berikut ini
merupakan peninggalan dari masa perundagian:

peralatan dari besi,yang berupa beliung, cangkul, mata pisau, mata tombak dan sabit
Gerabah, yakni peralatan yang terbuat dari tanah liat,
Pakaian, merupakan pakaian yang terbuat dari kulit kayu,

Tim Penyusun: Abbya, Arif, Rahmi, Hana, Khairunnisa , Meska, Naufal, Rachmadani, Olivia, Popy, Thalitha (XII4-SMAN10PADANG)
Perhiasan, berupa gelang dan kalung, baik yang terbuat dari batu dan kerang, maupun yang
terbuat dari perunggu,
Nekara, merupakan tambur yang berbentuk seperti dandang terbalik, digunakan dalam
upacara pemujaan, sehingga alat ini di anggap suci. Banyak ditemukan di Sumatra, Jawa,
Bali, Sumbawa, Pulau Selayar, Pulau Roti.
Kapak perunggu atau juga disebut kapak corong atau kapak sepatu.

Kapak Perunggu Nekara

5. Kebudayaan Megalithikum

Ditandai dengan munculnya bangunan-bangunan yang dianggap suci dengan


menggunakan batu-batu yang berukuran besar.Kebudayaan megalitik banyak berhubungan
dengan kegiatan keagamaan terutama dalam kegiatan pemujaan roh nenek moyang. Hasil
kebudayaan megalitikum antara lain:

Menhir Dolmen

Sarkofagus Punden berundak

Tim Penyusun: Abbya, Arif, Rahmi, Hana, Khairunnisa , Meska, Naufal, Rachmadani, Olivia, Popy, Thalitha (XII4-SMAN10PADANG)
G. Proses masuk dan berkembangnya agama dan buday Hindu, Buddha dan Islam serta
pengaruhnya terhadap kehidupan masyarakat Indonesia masa kini

A. Kerajaan Kutai

Kerajaan Kutai atau Kerajaan Kutai Martadipura (Martapura) merupakan kerajaan Hindu yang
berdiri sekitar abad ke-4 Masehi di Muara Kaman, Kalimantan Timur.
Kerajaan Hindu tertua di Indonesia.
Kerajaan ini dibangun oleh Kudungga. Diduga ia belum menganut agama Hindu.
Peninggalan terpenting kerajaan Kutai adalah 7 Prasasti Yupa, dengan huruf Pallawa dan bahasa
Sansekerta, dari abad ke-4 Masehi.
Salah satu Yupa mengatakan bahwa Maharaja Kundunga mempunyai seorang putra bernama
Aswawarman yang disamakan dengan Ansuman (Dewa Matahari). Aswawarman mempunyai tiga
orang putra.yang paling terkemuka adalah Mulawarman. Salah satu prasastinya juga menyebut
kata Waprakeswara yaitu tempat pemujaan terhadap Dewa Syiwa.

B. Kerajaan Tarumanegara

pusat kerajaan di Bogor, wilayah kekuasaan seluruh Jawa Barat.


Raja : Purnawarman, raja yang menyejahterakan rakyat, karena telah membuat kali untuk irigasi
pertanian
bidang sosial:
1. teratur, terlihat dari kesejahteraan rakyat
2.memperhatikan kaum Brahmana karena penting untuk upacara keagamaan
bidang ekonomi : pembuatan terusan sepanjang 6122 tombak, untuk mencegah banjir dan sebagai
sarana perdagangan
bidang budaya : tingkat kebudayaan sudah tinggi, dapat dilihat dari
Dari kerajaan Tarumanegara ditemukan sebanyak 7 buah prasasti. Lima diantaranya ditemukan di
daerah Bogor.Satu ditemukan di desa Tugu, Bekasi dan satu lagi ditemukan di desa Lebak,
Banten Selatan. Prasasti-prasasti yang merupakan sumber sejarah Kerajaan Tarumanegara
tersebut adalah sebagai berikut :
1. Prasasti Kebon Kopi,
2. Prasasti Tugu,
3. Prasasti Munjul atau Prasasti Cidanghiang,
4. Prasasti Ciaruteun, Ciampea, Bogor
5. Prasasti Muara Cianten, Ciampea, Bogor
6. Prasasti Jambu, Bogor
7. Prasasti Pasir Awi, Bogor.

C. Kerajaan Sriwijaya

Sriwijaya merupakan kerajaan yang bercorak agama Budha. Raja yang pertamanya bernama
Sri Jaya Naga
Raja yang paling terkenal adalah Raja Bala Putra Dewa.
Letaknya yang strategis di Selat Malaka (Palembang) yang merupakan jalur pelayaran dan
perdagangan internasional.Keadaan alam Pulau Sumatera dan sekitarnya pada abad ke-7
berbeda dengan keadaan sekarang. Sebagian besar pantai timur baru terbentuk kemudian.

Tim Penyusun: Abbya, Arif, Rahmi, Hana, Khairunnisa , Meska, Naufal, Rachmadani, Olivia, Popy, Thalitha (XII4-SMAN10PADANG)
Oleh karena itu Pulau Sumatera lebih sempit bila dibandingkan dengan sekarang, sebaliknya
Selat Malaka lebih lebar dan panjang. Beberapa faktor yang mendorong perkembangan
kerajaan Sriwijaya menjadi kerajaan besar antara lain sebagai berikut :
Kemajuan kegiatan perdagangan antara India dan Cina melintasi selat Malaka, sehingga
membawa keuntungan yang besar bagi Sriwijaya.
Keruntuhan Kerajaan Funan di Vietnam Selatan akibat serangan kerajaan Kamboja
memberikan kesempatan bagi perkembangan Sriwijaya sebagai negara maritim (sarwajala)
yang selama abad ke-6 dipegang oleh kerajaan Funan.
Berdasarkan berita dari I Tsing ini dapat kita ketahui bahwa selama tahun 690 sampai 692,
Kerajaan Melayu sudah dikuasai oleh Sriwijaya. Sekitar tahun 690 Sriwijaya telah meluaskan
wilayahnya dengan menaklukkan kerajaan-kerajaan di sekitarnya.
Hal ini juga diperkuat oleh 5 buah prasasti dari Kerajaan Sriwijaya yang kesemuanya ditulis
dalam huruf Pallawa dan bahasa Melayu Kuno. Prasasti-prasasti tersebut adalah sebagai beikut
:
1. Prasasti Kedukan Bukit
2. Prasasti Talang Tuwo
3. Prasasti Kota Kapur
4. Prasasti Telaga Batu
5. Prasasti Karang Birahi
6. Prasasti Ligor
Selain peninggalan berupa prasasti, terdapat peninggalan berupa candi. Candi-candi budha
yang berasal dari masa Sriwijaya di Sumatera antara lain Candi Muaro Jambi, Candi Muara
Takus, dan Biaro Bahal, akan tetapi tidak seperti candi periode Jawa Tengah yang terbuat dari
batu andesit, candi di Sumatera terbuat dari bata merah.
Beberapa arca-arca bersifat budhisme, seperti berbagai arca budha dan bodhisatwa
Awalokiteswara ditemukan di Bukit Seguntang, Palembang, Jambi, Bidor, Perak dan Chaiya.
Letak Sriwijaya strategis membawa keberuntungan dan kemakmuran.Walaupun
demikian, letaknya yang strategis juga dapat mengundang bangsa lain menyerang Sriwijaya.
Beberapa faktor penyebab kemunduran dan keruntuhan :
Adanya serangan dari Raja Dharmawangsa 990 M.
Adanya serangan dari kerajaan Cola Mandala yang diperintah oleh Raja Rajendracoladewa.
Pengiriman ekspedisi Pamalayu atas perintah Raja Kertanegara, 1275 1292.
Muncul dan berkembangnya kerajaan Islam Samudra Pasai.
Adanya serangan kerajaan Majapahit dipimpin Adityawarman atas perintah Mahapatih
Gajah Mada, 1477. Sehingga Sriwijaya menjadi taklukkan Majapahit.

D. Kerajaan Mataram ( Hindu-Budha )

Kerajaan Mataram diketahui dari Prasasti Canggal yang berangka tahun 732 Masehi yang
ditulis dalam huruf Pallawa dan bahasa Sansekerta. Dalam prasasti itu disebutkan bahwa pada
mulanya Jawa (Yawadwipa) diperintah oleh Raja Sanna. Setelah ia wafat Sanjaya naik tahta
sebagai penggantinya. Sanjaya adalah putra Sannaha (saudara perempuan Sanna).
Prasasti Mantyasih (Prasasti Kedu) yang di dikeluarkan oleh Raja Balitung pada tahun
907 memuat daftar raja-raja keturunan Sanjaya, sebagai berikut :
1. Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya
2. Sri Maharaja Rakai Panangkaran
3. Sri Maharaja Rakai Panunggalan
4. Sri Maharaja Rakai Warak
5. Sri Maharaja Rakai Garung
6. Sri Maharaja Rakai Pikatan

Tim Penyusun: Abbya, Arif, Rahmi, Hana, Khairunnisa , Meska, Naufal, Rachmadani, Olivia, Popy, Thalitha (XII4-SMAN10PADANG)
7. Sri Maharaja Rakai Kayuwangi
8. Sri Maharaja Rakai Watuhumalang
9. Sri Maharaja Watukura Dyah Balitung
Prasasti Kelurak, 782 M di desa Kelurak disebutkan bahwa Raja Dharanindra
membangun arca Majusri ( candi sewu). Pengganti raja Dharanindra, adalah
Samaratungga.Samaratungga digantikan oleh putrinya bernama Pramodawardhani. Dalam
Prasasti Sri Kahulunan ( gelar Pramodawardhani) berangka tahun 842 M di daerah Kedu,
dinyatakan bahwa Sri Kahulunan meresmikan pemberian tanah untuk pemeliharaan candi
Borobudur yang sudah dibangun sejak masa pemerintahan Samaratungga.
Pramodhawardhani menikah dengan Rakai Pikatan yang beragama Hindu. Adik
Pramodhawardhani, Balaputradewa menentang pernikahan itu. Pada tahun 856 Balaputradewa
berusaha merebut kekuasaan dari Rakai Pikatan, namun usahanya itu gagal. Setelah pemerintahan
Rakai Pikatan, Mataram menunjukkan kemunduran.Sejak pemerintahan Raja Balitung banyak
mengalihkan perhatian ke wilayah Jawa Timur. Raja-raja setelah Balitung adalah :
1. Daksa (910 919). Ia telah menjadi rakryan mahamantri I hino (jabatan terttinggi sesudah
raja) pada masa pemerintahan Balitung.
2. Rakai Layang Dyah Tulodong (919 924)
3. Wawa yang bergelar Sri Wijayalokanamottungga (924 929)
Wawa merupakan raja terakhir kerajaan Mataram.Pusat kerajaan kemudian dipindahkan oleh
seorang mahapatihnya (Mahamantri I hino) bernama Pu Sindok ke Jawa Timur.

Kepindahan Kerajaan Mataram ke Jawa Timur


Pu Sindok yang menjabat sebagai mahamantri i hino pada masa pemerintahan Raja
Wawa memindahkan pusat pemerintahan ke Jawa Timur tersebut.Pada tahun 929 M, Pu Sindok
naik tahta dengan gelar Sri Maharaja Rakai Hino Sri Isana Wikramadharmattunggadewa.la
mendirikan dinasti baru, yaitu Dinasti Isana. Pu Sindok memerintah sampai dengan tahun
947.Pengganti-penggantinya dapat diketahui dari prasasti yang dikeluarkan oleh Airlangga, yaitu
Prasasti Calcuta.
Berdasarkan berita Cina diperoleh keterangan bahwa Raja Dharmawangsa pada tahun
990 992 M melakukan serangan terhadap Kerajaan Sriwijaya.Pada tahun 1016, Airlangga
datang ke Pulau Jawa untuk meminang putri Dharmawangsa.Namun pada saat upacara
pernikahan berlangsung kerajaan mendapat serangan dari Wurawuri dari Lwaram yang
bekerjasama dengan Kerajaan Sriwijaya.Peristiwa ini disebut peristiwa Pralaya. Selama dalam
pengassingan ia menyusun kekuatan. Setelah berhasil menaklukkan raja Wurawari pada tahun
1032 dan mengalahkan Raja Wijaya dari Wengker Pada tahun 1035 ia berhasil mengembalikan
kekuasaan. Airlangga wafat pada tahun 1049 dan disemayamkan di Parthirtan Belahan, di lereng
gunung Penanggungan.

E. Kerajaan Kediri/Kadiri
Pada akhir pemerintahannya Airlangga kesulitan dalam menunjuk penggantinya, sebab
Putri Mahkotanya bernama Sanggramawijaya menolak menggantikan menjadi raja.la memilih
menjadi seorang pertapa. Maka tahta diserahkan kepada kedua orang anak laki-lakinya, yaitu
Jayengrana dan Jayawarsa. Untuk menghindari perselisihan di antara keduanya maka kerajaan di
bagi dua atas bantuan Pu Barada yaitu Jenggala dengan ibukotanya Kahuripan dan Panjalu
dengan ibukotanya Daha (Kadiri)
Sampai setengah abad lebih sejak Airlangga mengundurkan diri tidak ada yang dapat
diketahui dari kedua kerajaan itu.Kemudian hanya Kadiri yang menunjukkan aktifitas politiknya.
Raja pertama yang muncul dalam pentas sejarah adalah Sri Jayawarsa dengan prasastinya yang
berangka tahun 1104 M. Selanjutnya berturut-turut raja-raja yang berkuasa di Kadiri adalah
sebagai berikut : Kameswara (1115 1130), Jayabaya (1130 1160), 1135), Sarweswara

Tim Penyusun: Abbya, Arif, Rahmi, Hana, Khairunnisa , Meska, Naufal, Rachmadani, Olivia, Popy, Thalitha (XII4-SMAN10PADANG)
(1160 1170), Aryyeswara (1170 1180), Gandra (1181), Srengga (1190-1200) dan Kertajaya
(1200 1222).
Pada tahun 1222 terjadilah Perang Ganter antara Ken arok dengan Kertajaya.Ken Arok
dengan bantuan para Brahmana (pendeta) berhasil mengalahkan Kertajaya di Ganter (Pujon,
Malang).

F. Kerajaan Singasari
Kerajaan Singasari didirikan oleh Ken Arok.Dalam kitab Pararaton Ken Arok
digambarkan sebagai seorang pencuri dan perampok yang sakti, sehingga menjadi buronan
tentara Tumapel. Setelah mendapatkan bantuan dari seorang Brahmana, Ken Arok dapat
mengabdi kepada Akuwu (bupati) di Tumapel bernama Tunggul Ametung. Setelah berhasil
membunuh Tunggul Ametung, Ken Arok menggantikannya sebagai penguasa Tumapel.Ia juga
menjadikan Ken Dedes, istri Tunggul Ametung, sebagai permaisurinya. Pada waktu itu Tumapel
masih berada di bawah kekuasaan Kerajaan Kadiri.
Setelah merasa memiliki kekuatan yang cukup, Ken Arok berusaha untuk melepaskan
diri dari Kadiri.Pada tahun 1222 Ken Arok berhasil membunuh Kertajaya, raja Kadiri terakhir. Ia
kemudian naik tahta sebagai raja Singasari dan mendirikan dinasti baru yaitu Dinasti Girinda.
Tidak lama kemudian, Ken Dedes melahirkan seorang putra bernama Anusapati hasil
pernikahannya dengan Tunggul Ametung. Sedangkan dari istri yang lain, yaitu Ken Umang, Ken
Arok mempunyai seorang putra bernama Tohjaya. Pada tahun 1227, Ken Arok dibunuh
olehAnusapati.Hal ini dilakukan sebagai balas dendam atas kematian ayahnya, Tunggul
Ametung.Anusapati mengantikan berkuasa di Singasari.Ia memerintah selama 21 tahun. Sampai
akhirnya ia dibunuh oleh Tohjaya, juga sebagai balas dendam atas kematian ayahnya.
Tohjaya naik tahta.Ia memerintah dalam waktu sangat singkat. Ia kemudian terbunuh
oleh Ranggawuni (putra Anusapati). Pada tahun 1248 Ranggawuni naik tahta dengan gelar
Srijaya Wisnuwardhana.Pada tahun 1254 Wisnuwardhana mengangkat putranya Kertanegara
sebagai Yuwaraja atau Raja Muda.Wisnuwardana wafat pada tahun 1268 di Mandragiri.
Pada tahun 1268 Kertanegara naik tahta.la merupakan raja terbesar kerajaan Singasari.
Kertanegara merupakan raja pertama yang bercita-cita menyatukan Nusantara.Pada tahun 1275,
Kertanegara mengirimkan Ekspedisi Pamalayu ke Sumatera (Jambi) dipimpin oleh Kebo
Anabrang.Ekspedisi ini bertujuan menuntut pengakuan Sriwijaya dan Malayu atas kekuasaan
Singasari.Ekspedisi ini juga untuk mengurangi pengaruh Kubilai Khan dari Cina di Nusantara.
Ekspedisi ini menimbulkan rasa khawatir raja Mongol tersebut. Oleh karena itu pada
tahun 1289 Kubilai Khan mengirimkan utusan bernama Meng-chi menuntut Singasari mengakui
kekuasaan Kekaisaran Mongol atas Singasari. Kertanegara menolak tegas, bahkan utusan Cina itu
dilukai mukanya.Perlakukan tersebut dianggap sebagai penghinaan dan tantangan perang.

G. Kerajaan Majapahit
Setelah Kertanegara terbunuh oleh Jayakatwang, 1292.Raden Wijaya menantu
Kertanegara berhasil melarikan diri ke Madura untuk minta bantuan Arya Wiraraja, bupati
Sumenep.Atas nasihat Arya Wiraraja, Raden Wijaya menyerahkan diri kepada Jayakatwang.Atas
jaminan dari Arya Wiraraja, Raden Wijaya diterima dan diperbolehkan membuka hutan Tarik
yang terletak di dekat Sungai Brantas. Dengan bantuan orang-orang Madura, pembukaan hutan
Tarik dibuka dan diberi nama Majapahit.
Kemudian datanglah pasukan Tartar yang dikirim Kaisar Kubilai Khan untuk
menghukum raja Jawa. Walaupun sudah mengetahui Kertanegara sudah meninggal, tentara Tartar
bersikeras mau menghukum raja Jawa.Hal ini dimanfaatkan oleh Raden Wijaya untuk membalas
dendam kepada Jayakatwang.Jayakatwang berhasil dihancurkan. Pada waktu tentara Tartar
hendak kembali kepelabuhan, Raden Wijaya menghancurkan tentaraTartar, Setelah berhasil
mengusir tentara Tartar, Raden Wijaya dinobatkan sebagai Raja Majapahit dengan gelar Sri
Kertarajasa Jayawardhana pada tahun 1293.

Tim Penyusun: Abbya, Arif, Rahmi, Hana, Khairunnisa , Meska, Naufal, Rachmadani, Olivia, Popy, Thalitha (XII4-SMAN10PADANG)
Kertarajasa meninggal pada tahun 1309.Satu-satunya putra yang dapat menggantikannya
adalah Kalagamet.la dinobatkan sebagai raja Majapahit dengan gelar Sri Jayanagara. Ia bukanlah
raja yang cakap. Selain itu ia juga mendapatkan banyak pengaruh dari Mahapati. Akibatnya masa
pemerintahannya diwarnai dengan adanya beberapa kali pemberontakan.
Pemberontakan yang paling berbahaya adalah pemberontakan Kuti, pada tahun 1319.Kuti
berhasil menduduki ibukota Majapahit, sehingga Jayanagara harus melarikan diri ke desa
Bedander yang dikawal oleh pasukan Bhayangkari dipimpin oleh Gajah Mada.Pemberontakan
Kuti ini berhasil ditumpas oleh Gajah Mada.Karena jasanya Gajah Mada diangkat sebagai Patih
Kahuripan.Pada tahun 1328 Jayanagara mangkat dibunuh oleh tabib istana, Tanca.Tanca
kemudian dibunuh oleh Gajah Mada.Jayanagara tidak meninggalkan keturunan.
Karena Jayanagara tidak mempunyai keturunan, maka yang berhak memerintah
semestinya adalah Gayatri atau Rajapatni.Akan tetapi Gayatri telah menjadi bhiksuni.Maka
pemerintahan Majapahit kemudian dipegang oleh putrinya Bhre Kahuripan dengan gelar
Tribhuwana Tunggadewi Jayawisnuwardhani.la menikah dengan Kertawardhana. Dari
perkawinan ini lahirlah Hayam Wuruk.Pada tahun 1331 terjadi pemberontakan Sadeng dan
Keta.Pemberontakan yang berbahaya ini dapat ditumpas oleh Gajah Mada.Karena jasanya Gajah
Mada diangkat sebagai Patih Mangkubumi Majapahit.Pada saat pelantikan, Gajah Mada
mengucapkan Sumpah Palapa.
Pada tahun 1350 M, lbu Tribhuwanatunggadewi, Gayatri meninggal.Sehingga
Tribhuwana turun tahta.Penggantinya adalah putranya yang bernama Hayam Wuruk yang
bergelar Rajasanagara.Di bawah pemerintahan Hayam Wuruk dengan Gajah Mada sebagai
Mahapatihnya, Majapahit mencapai puncak kejayaannya.Dengan Sumpah Palapa-nya Gajah
Mada berhasil menguasai seluruh kepulauan Nusantara ditambah dengan Siam, Martaban
(Birma), Ligor, Annom, Campa dan Kamboja.
Pada tahun 1364, Patih Gajah Mada wafat ditempat peristirahatannya, Madakaripura, di
lereng Gunung Tengger.Setelah Gajah Mada meninggal, Hayam Wuruk menemui kesulitan untuk
menunjuk penggantinya.Akhirnya diputuskan bahwa pengganti Gajah Mada adalah empat orang
menteri.
Hayam Wuruk wafat pada tahun 1389.Ia disemayamkan di Tayung daerah Berbek,
Kediri. Seharusnya yang menggantikan adalah puterinya yang bernama Kusumawardhani.
Namun ia menyerahkan kekuasaannya kepada suaminya, Wikramawardhana. Sementara itu
Hayam Wuruk juga mempunyai anak laki-laki dari selir yang bernama Bhre Wirabhumi yang
telah mendapatkan wilayah keuasaan di Kedaton Wetan (Ujung Jawa Timur).
Pada tahun 1401 hubungan Wikramawardhana dengan Wirabhumi berubah mejadi
perang saudara yang dikenal sebagai Perang Paregreg.Pada tahun 1406 Wirabhumi dapat
dikalahkan di dibunuh.Tentu saja perang saudara ini melemahkan kekuasaan Majapahit.Sehingga
banyak wilayah-wilayah kekuasaannya melepaskan diri.

Kerajaan budha

1. Kerajaan Budha Kalinga


Dibangun pada abad 6 M tepatnya di Jawa Tengah
Dipimpin seorang ratu yang dikenal dengan Ratu Shima. Kerajaan
Budha Kalinga meninggalkan beberapa prasasti seperti: prasasti Tuk Mas yang pada saat itu
didapatkan dari lereng Gunung Merbabu di desa Dakawu, Jawa Tengah.

2. Kerajaan Budha Sriwijaya


Dibangun pada abad 7 M oleh seorang raja bernama Pertaman Sri Jayanegara.
Kerajaan Budha Sriwijaya berpusat di daerah Palembang, SumSel.
Pada saat pemerintahan Raja Balaputradewa Kerajaan Budha Sriwijaya mengalami masa

Tim Penyusun: Abbya, Arif, Rahmi, Hana, Khairunnisa , Meska, Naufal, Rachmadani, Olivia, Popy, Thalitha (XII4-SMAN10PADANG)
keemasan. Mengusai seluruh daerah Sumatra, Kalbar, Semenanjung Melayu serta Jawa
Barat. Maka dari itu Kerajaan Budha Sriwijaya mendapat sebutan Kerajaan Nusantara.
Kerajaan Budha Sriwijaya meninggalkan beberapa sejarah, diantaranya: dua candi yang
terdiri dari Candi Muara Takus dan Candi Biara Bakal, beberapa Prasasti diantaranya:
Prasati Kedukan Bukit, Prasati Telaga Batu, Prasasti Karang Berahi, Prasati talang Tuo,
Prasasti Kota Kapur

3. Kerajaan Budha Mataram


Kerajaan Budha Mataram merupakan kerjaaan yang pada awalnya adalah kerajaan Hindu,
namun saat kerajaaan ini jatuh ketangan Dinasti Syailendra, kerajaan Mataram menjadi
Kerajaan Budha Mataram.
Kerajaan Budha Mataram meninggalkan beberapa sejarah, diantaranya: beberapa candi yang
terdiri dari: Candi Kalasan di Jawa Tengah, Candi Sewu di Jawa Tengah, Candi Borobudur
di Jawa tengah, Candi Plaosan di Jawa Tengah serta Candi Mendut di Jawa Tengah. Dan
peninggalan sejarah berupa beberapa Prasasti, Prasasti-Prasasti tersebuat antara lain: Prasasti
Kalasan, Prasasti Ratu Boko, Prasasti Sojomerto,Prasasti Sangkhara, Prasasti Kluraj.

Kerajaaan Islam

1. KERAJAAN SAMUDERA PASAI


Kerajaan Islam kedua di Indonesia, setelah kerajaan Peurlak.
Letak : Aceh Utara (Kab. Loukseumawe)
Raja-raja yang memerintah :
1. Meurah Silau (S. Malik Al-Shaleh)
2. S. Malik Al-Thahir
3. S. Muhammad (S. Malik Al-Thahir)

Penyebab runtuh :
1. berdirinya kerajaan Malaka
2. dikuasai Portugis

2. KERAJAAN ACEH
Letak : Aceh
Raja-raja yang memerintah :
1. Sultan Ali Mughayatsyah
2. Sultan Iskandar Muda (zaman keemasan)
3.Sultan Iskandar Thani

Faktor pendukung perkembangan Aceh


1.Letak strategis
2.Malaka jatuh ketangan Portugis
3.Memiliki komoditas ekspor

Penyebab runtuhnya Aceh :


1.Kekalahan Aceh melawan VOC
2.Persaingan antara bangsawan dan ulama

Tim Penyusun: Abbya, Arif, Rahmi, Hana, Khairunnisa , Meska, Naufal, Rachmadani, Olivia, Popy, Thalitha (XII4-SMAN10PADANG)
3.Persaingan antara penganut faham Syamsudin as Samatrani dengan Nurudin ar-Raniri
4.Bawahan banyak yang melepaskan diri

3. KERAJAAN DEMAK
Letak : Demak, Jawa Tengah
Faktor pendukung kebesaran Demak
1.Runtuhnya majapahit
2.Bawahan Majapahit banyak yang bergabung ke Demak
3.Menguasai jalur perdagangan di perairan Jawa
4.Jatuhnya malaka ke tangan Portugis
5.Didukung para Wali

Raja-raja yang memerintah :


1.Raden Patah

2.Pati Unus

3.Sultan Trenggana ( Zaman keemasan)

Runtuhnya kerajaan :
Perebutan kekuasaan antara Arya Penangsang dengan Sunan Prawata

4. KERAJAAN PAJANG
Letak : Pajang, Jawa Tengah
Raja-raja yang memerintah :
1. Sultan Hadiwijaya
2. Pangeran Benawa

Penyebab runtuh : Pemberontakan dari Arya Pangiri

5. KERAJAAN MATARAM ISLAM


Letak : Kota Gede, Yogyakarta
Raja-raja yang memerintah :
1. Panembahan Senopati
2. Sultan Anyakrawati
3. Sultan Agung Hanyakrakusuma, Zaman Keemasan :
a Menyatukan seluruh P.Jawa kecuali : Banten, Cirebon, Mataram
b. Mengusir VOC 2x, namun gagal
c. membuat kalender Jawa
d. memadukan unsur Islam dengan budaya Jawa
e. meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui pertanian
f. menulis kitab Sastra Gendhing
g. wilayah kerajaan dibagi menjadi Kutagara, Negara Agung, Mancanegara, daerah
Pesisiran
4. Amangkurat I
Pengaruh Belanda mulai masuk dan berkembang di Kerajaan Mataram.

Tim Penyusun: Abbya, Arif, Rahmi, Hana, Khairunnisa , Meska, Naufal, Rachmadani, Olivia, Popy, Thalitha (XII4-SMAN10PADANG)
6. KERAJAAN CIREBON
Letak : Cirebon Jawa Barat
Pendiri kerajaan Cirebon adalah Syarif Hidayatullah ( Sunan Gunung Jati). Dia juga
merupakan pendiri kerajaan Banten. Beliau juga sebagai salah satu anggota Walisanga, maka
kedudukannya sangat dihormati.
Raja-raja selanjutnya adalah Panembahan Ratu, Pangeran Girilaya. Kemudian Cirebon runtuh
Penyebab runtuh : Cirebon dipecah menjadi Kasepuhan dan Kanoman

7. KERAJAAN BANTEN
Letak : Banten, Jawa Barat
Raja-raja yang memerintah :
1 Sultan Hasanudin
Banten melepaskan diri dari Demak
2.Panembahan Yusuf
Berhasil meluaskan wilayah ke Pajajaran
3.Maulana Muhammad (Kanjeng Ratu Banten)

4.Abu Mufakir
Belanda mendarat di Banten dibawah pimpinan Cornelis de Houtman
5.Abu Maali
6.Sultan Ageng Tirtayasa
Zaman keemasan Banten diraih

Penyebab runtuh : Konflik antara Sultan Ageng Tirtayasa dengan Sultan Haji (putranya)
akibat politik adu domba Belanda.

8. KERAJAAN MAKASAR (GOWA-TALLO)


Letak : Sulawesi selatan.
Pusat perdagangan (Ibu Kota) : Sombaopu
Raja-Raja yang memerintah
1.Sultan Allaudin

2.Sultan Muhammad Said

3.Sultan Hasanudin (Ayam Jantan dari Timur)

Zaman Keemasan diraih. VOC berkali-kali menyerang Makasar selalu gagal. Makasar mulai
terdesak setelah VOC bekerjasama dengan Aru Palaka (raja Bone). Akhirnya Hasanudin harus
menandatangani Perjanjian Bongaya.
4.Mapasomba

Beliau juga menentang VOC, akan tetapi perjuangannya tidak berhasil karena VOC sudah
memiliki benteng pertahanan yang kuat di Makasar. Akibatnya Makasar dapat dikalahkan.

9. KERAJAAN TERNATE DAN TIDORE

Tim Penyusun: Abbya, Arif, Rahmi, Hana, Khairunnisa , Meska, Naufal, Rachmadani, Olivia, Popy, Thalitha (XII4-SMAN10PADANG)
Letak : Maluku
Kedua kerajaan ini selalu bersaing terutama dalam bidang perdagangan. Masing-masing kerajaan
kemudian membuat persekutuan dagang, Ternate ( Uli Lima) dengan anggota Obi, Bacan, Seram,
Ambon sedang Tidore ( Uli Siwa) dengan anggota Jailolo, Makean, Halmahera dan pulau-pulau
kecil sampai Papua

Raja Ternate :
1.Zainal Abidin
2.Sultan Tabariji
3.Sultan Hairun

Portugis berusaha memonopoli rempah-rempah. Sikap tersebut ditentang tegas oleh masyarakat
Ternate. Portugis menggunakan siasat mengundang sultan Hairun ke benteng untuk berdamai,
namun dengan liciknya Sultan Hairun dibunuh.

4.Sultan Baabullah ( zaman keemasan)

Berhasil menyatukan seluruh rakyat Maluku dan berhasil mengusir Portugis dari maluku pada
tahun 1575.

Zaman keemasan Tidore : Sultan Nuku

H. PENGARUH KEBUDAYAAN HINDU BUDDHA

1. Bidang agama

Berkembangnya agama Hindu-Buddha di Indonesia .Sebelum masuk pengaruh India,


kepercayaan yang berkembang di Indonesia masih bersifat animisme dan dinamisme. Masyarakat
pada saat itu melakukan pemujaan terhadap arwah nenek moyang dan kekuatan-kekuatan benda-
benda pusaka tertentu serta kepercayaan pada kekuatan-kekuatan alam.

2. Bidang politik dan pemerintahan

Pengaruhnya terlihat jelas dengan lahirnya kerajaan-kerajaan bercorak Hindu-Buddha di


Indonesia. Sebelum masuknya pengaruh agama Hindu-Buddha di Indonesia tampaknya belum
mengenal corak pemerintahan dengan sistem kerajaan. Sistem pemerintahan yang berlangsung
masih berupa pemerintahan kesukuan yang mencakup daerah-daerah yang terbats.

3. Bidang pendidikan

Membawa pengaruh bagi munculnya lembaga-lembaga pendidikan. Meskipun lembaga


pendidikan tersebut masih sangat sederhana dan mempelajari satu bidang saja, yaitu keagamaan.
Akan tetapi lembaga pendidikan yang berkembang pada masa Hindu-Buddha ini menjadi cikal
bakal bagi lahirnya lembaga-lembaga pendidikan di Indonesia.bukti yang menunjukkan telah
berkembangnya pendidikan pada masa kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia, antara lain
adalah:

Tim Penyusun: Abbya, Arif, Rahmi, Hana, Khairunnisa , Meska, Naufal, Rachmadani, Olivia, Popy, Thalitha (XII4-SMAN10PADANG)
a.catatan perjalanan I-Tsing
b. Prasasti Nalanda yang dibuat pada sekitar pertengahan abad ke-9
c. prasasti Turun Hyang

4. Bidang sastra dan bahasa.

Dari segi bahasa, orang-orang Indonesia mengenal bahasa Sanskerta dan huruf Pallawa.
Pada masa kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia, seni sastra sangat berkembang terutama pada
aman kejayaan kerajaan Kediri. Karya sastra itu antara lain,

a. Arjunawiwaha, karya Mpu Kanwa yang disusun pada masa pemerintahan Airlangga.
b. Bharatayudha, karya Mpu Sedah dan Mpu Panuluh disusun pada aman kerajaan Kediri.
c. Gatotkacasraya, karya Mpu Panuluh disusun pada aman kerajaan Kediri.
d. Arjuna Wijaya dan Sutasoma, karya Mpu Tantular yang disusun pada aman kerajaan
Majapahit.
e. Negarakertagama, karya Mpu Prapanca disusun pada aman kerajaan Majapahit.
f. Wretta Sancaya dan Lubdhaka, karya Mpu Tanakung yang disusun pada aman kerajaan
Majapahit.

5. Bidang seni

Bentuk-bentuk tarian yang digambarkan dalam relief memperlihatkan jenis tarian seperti
tarian perang, tuwung, bungkuk, ganding, matapukan (tari topeng).

Seni relief pada candi yang kemudian menghasilkan seni pahat.

Seni Arca dan Patung, sebagai akibat akulturasi budaya pemujaan arwah leluhur dengan agama

Seni pertunjukan : Terutama seni wayang sampai sekarang merupakan salah satu bentuk seni yang
masih populer di kalangan masyarakat Indonesia.

Bidang seni bangunan : berupa candi dan stupa. Selain itu, terdapat pula beberapa bangunan lain
yang berkaitan erat dengan kehidupan keagamaan, seperti: ulan dan satramerupakan semacam
pesanggrahan atau tempat bermalam para pe iarah;sima adalah daerah perdikan yang berkewajiban
memelihara bangunan suci di suatu daerah; patapan adalah tempat melakukan tapa;sambasambaran
yang berarti tempat persembahan; meru merupakan bangunan berbentuk tumpang yang
melambangkan gunung Mahameru sebagai tempat tinggal dewa dewa agama Hindu

I. Pengaruh Kebudayaan Islam

1. Pengaruh bahasa dan nama

Bahasa Indonesia banyak yang di pengaruhi islam, bersal dari bahasa arab. Karena sering
di pergunakannya pada pembicaraan umum, surat kabar dan lain-lainnya, seolah-olah bahasa
tersebut sudah menjadi bahsa Indonesia. Seperti, kata perlu yang bersal dari fardu, musawarah
dari kata musyawarah, dan kata ihlas dari kata ikhlas. Di bidang nama sudah sangat luas
pengaruhnya pada masyarakat Indonesia. Tidak sedikit jumlahnya bangsa Indonesia yang
namanya berasal dari bahasa arab,karena pengaruhnya ajaran agama islam.

Tim Penyusun: Abbya, Arif, Rahmi, Hana, Khairunnisa , Meska, Naufal, Rachmadani, Olivia, Popy, Thalitha (XII4-SMAN10PADANG)
2. Pengaruh adat-istiadat

Adat-istiadat bansa Indonesia yang dari pengaruh ajaran agama islam, tidak saja orang
islam yang melakukan, tetapi oprang lainpun banyak yang melakukan seolah-olah sudah menjadi
milik bangsa Indonesia sendiri. Seperti, mengucapkan salam ketiak hendak berpidato atau
bertemu dengan yang lainnya dan membaca doa pada setiap acara dan pekerjaan yang
dilaksanakan.

3. Pengaruh kesenian

pengaruh kesenian ini yang mencolok pada kesenian lagu-lagu kosidah , di mana dalam
syairnya bernafaskan ajaran-ajaran agama. Lagu-lagu kosidah itu di iringi dengan musik
rebana.memukul rebana dengan irama yang teratur disertai bacaan memuji allah, sering dilakukan
masyarakat Indonesia pada upacara perkawinan, maulidiyah, khitanan dan lain-lainnya.

Seni baca al quran musabaqah tilawtil quran yang dilaksanakan tiap tahun dari tingkat
anak sampai dewasa. Pengaruh islam pada bangsa Indonesia semakin hari bertambah luas,
sehingga ikut pula mewarnai pertumbuhan kebudayaan indonsia.

Pengaruh Barat Terhadap Pergerakan Nasional Indonesia hingga Terbentuknya Negara


Kebangsaan Indonesia

Spanyol
Orang-orang Spanyol dapat dikatakan sebagai pelopor dalam pelayaran dan penjelajahan samudra
mencari daerah baru penghasil rempah-rempah di timur (disebut Tanah Hindia). Mereka diprakarsai oleh
Christhoper Columbus. Columbus diakui sebagai penemu daerah baru yakni Benua Amerika.
Keberhasilan pelayaran Columbus menemukan daerah baru telah mendorong para pelaut lain untuk
melanjutkan penjelajahan samudra ke timur. Apalagi Columbus belum berhasil menemukan daerah
penghasil rempah-rempah.
Berangkatlah ekspedisi yang dipimpin oleh Magellan/Magalhaes atau umum menyebut
Magelhaens. Ia juga disertai oleh seorang kapten kapal yang bernama Yan Sebastian del Cano.
Berdasarkan catatan-catatan yang telah dikumpulkan Columbus, Magellan mengambil jalur yang mirip
dilayari Columbus. Setelah terus berlayar Magellan beserta rombongan mendarat di ujung selatan benua
yang ditemukan Columbus (Amerika). Di tempat ini terdapat selat yang agak sempit yang kemudian
dinamakan Selat Magellan. Melalui selat ini rombongan Magellan terus berlayar meninggalkan Samudra
Atlantik dan memasuki Samudra Pasifik dengan lautan yang relatif tenang. Setelah sekitar tiga bulan
lebih rombongan Magellan berlayar akhirnya pada Maret 1521 Magellan mendarat di Pulau Guam.
Rombongan Magellan kemudian melanjutkan penjelajahannya dan pada April 1521 sampai di
Kepulauan Massava atau kemudian dikenal dengan Filipina. Magellan menyatakan bahwa daerah yang
ditemukan ini sebagai koloni Spanyol. Tindakan Magellan dan rombongan ini mendapat tantangan
penduduk setempat (orang-orang Mactan). Terjadilah pertempuran antara kedua belah pihak. Dalam

Tim Penyusun: Abbya, Arif, Rahmi, Hana, Khairunnisa , Meska, Naufal, Rachmadani, Olivia, Popy, Thalitha (XII4-SMAN10PADANG)
pertempuran dengan penduduk setempat itu rombongan Magellan terdesak bahkan Magellan sendiri
terbunuh. Rombongan Magellan yang selamat segera meninggalkan Filipina.
Mereka di bawah pimpinan Sebastian del Cano terus berlayar ke arah selatan. Pada tahun 1521 itu
juga mereka sampai di Kepulauan Maluku yang ternyata tempat penghasil rempah-rempah. Tanpa
berpikir panjang kapal-kapal rombongan del Cano ini dipenuhi dengan rempah-rempah dan terus bertolak
kembali ke Spanyol. Dikisahkan bahwa atas petunjuk pemandu orang Indonesia kapal-kapal rombongan
del Cano ini berlayar menuju ke arah barat, sehingga melewati Tanjung Harapan di Afrika Selatan dan
diteruskan menuju Spanyol.

Portugis
Berita keberhasilan Columbus menemukan daerah baru, membuat penasaran raja Portugis
(sekarang terkenal dengan sebutan Portugal), Manuel l. Dipanggillah pelaut ulung Portugis bernama
Vasco da Gama untuk melakukan ekspedisi menjelajahi samudra mencari Tanah Hindia. Vasco da Gama
mencari jalan lain agar lebih cepat sampai di Tanah Hindia tempat penghasil rempah-rempah. Kebetulan
sebelum Vasco da Gama mendapatkan perintah dari Raja Manuel l, sudah ada pelaut Portugis bernama
Bartholomeus Diaz melakukan pelayaran mencari daerah Timur dengan menelusuri pantai barat Afrika.
Pada tahun 1488 karena serangan ombak besar terpaksa Bartholomeus Diaz mendarat di suatu
Ujung Selatan Benua Afrika. Tempat tersebut kemudian dinamakan Tanjung Harapan. Ia tidak
melanjutkan penjelajahannya tetapi memilih bertolak kembali ke negerinya.Pada Juli 1497 Vasco da
Gama berangkat dari pelabuhan Lisabon untuk memulai penjelajahan. Berdasarkan pengalaman
Bartholomeus Diaz itu, Vasco da Gama juga berlayar mengambil rute yang pernah dilayari Bartholomeus
Diaz. Rombongan Vasco da Gama juga singgah di Tanjung Harapan. Atas petunjuk dari pelaut bangsa
Moor yang telah disewanya, rombongan Vasco da Gama melanjutkan penjelajahan, berlayar menelusuri
pantai timur Afrika kemudian berbelok ke kanan untuk mengarungi Lautan Hindia (Samudra Indonesia).
Pada tahun 1498 rombongan Vasco da Gama mendarat sampai di Kalikut dan juga Goa di pantai
barat India. Ada pemandangan yang menarik dari kedatangan rombongan Vasco da Gama ini. Mereka
ternyata sudah menyiapkan patok batu yang disebut batu padrao. Batu ini sudah diberi pahatan lambang
bola dunia. Setiap daerah yang disinggahi kemudian dipasang patok batu padraosebagai tanda bahwa
daerah yang ditemukan itu milik Portugis. Bahkan di Goa, India Vasco da Gama berhasil mendirikan
kantor dagang yang dilengkapi dengan benteng. Atas kesuksesan ekspedisi ini maka oleh Raja Portugis,
Vasco da Gama diangkat sebagai penguasa di Goa atas nama pemerintahan Portugis.

Belanda
Mendengar keberhasilan orang-orang Spanyol dan juga Portugis dalam menemukan daerah baru,
apalagi daerah penghasil rempah-rempah, para pelaut dan pedagang Belanda tidak mau ketinggalan. Pada
tahun 1595 pelaut Belanda yang lain yakni Cornelis de Houtman dan Piter de Keyser memulai pelayaran.
Kedua pelaut ini bersama armadanya dengan kekuatan empat kapal dan 249 awak kapal beserta 64 pucuk
meriam melakukan pelayaran dan penjelajahan samudra untuk mencari tanah Hindia yang dikenal sebagai
penghasil rempah-rempah.
Cornelis de Houtman mengambil jalur laut yang sudah biasa dilalui orang-orang Portugis. Tahun
1596 Cornelis de Houtman beserta armadanya berhasil mencapai Kepulauan Nusantara. Ia dan

Tim Penyusun: Abbya, Arif, Rahmi, Hana, Khairunnisa , Meska, Naufal, Rachmadani, Olivia, Popy, Thalitha (XII4-SMAN10PADANG)
rombongan mendarat di Banten. Sesuai dengan niatnya untuk berdagang maka kehadiran Cornelis de
Houtman diterima baik oleh rakyat. Waktu itu di Kerajaan Banten bertepatan dengan masa pemerintahan
Sultan Abdul Mufakir Mahmud Abdulkadir. Dengan melihat pelabuhan Banten yang begitu strategis dan
adanya hasil tanaman rempah-rempah di wilayah itu Cornelis de Houtman berambisi untuk memonopoli
perdagangan di Banten. Dengan kesombongan dan kadang-kadang berlaku kasar, orangorang Belanda
memaksakan kehendaknya. Hal ini tidak dapat diterima oleh rakyat dan penguasa Banten. Oleh karena
itu, rakyat mulai membenci bahkan kemudian mengusir orang-orang Belanda itu.
Cornelis de Houtman dan armadanya segera meninggalkan Banten dan akhirnya kembali ke
Belanda.Ekspedisi penjelajahan berikutnya segera dipersiapkan untuk kembali menuju Kepulauan
Nusantara. Rombongan kali ini dipimpin antara lain oleh van Heemskerck. Tahun 1598 van Heemskerck
dengan armadanya sampai di Nusantara dan juga mendarat di Banten. Heemskerck dan anggotanya
bersikap hati-hati dan lebih bersahabat. Rakyat Banten pun kembali menerima kedatangan orang-orang
Belanda. Belanda mulai melakukan aktivitas perdagangan. Kapal-kapal mereka mulai berlayar ke timur
dan singgah di Tuban. Dari Tuban pelayaran dilanjutkan ke timur menuju Maluku. Di bawah pimpinan
Jacob van Neck mereka sampai di Maluku pada tahun 1599. Kedatangan orang-orang Belanda ini juga
diterima baik oleh rakyat Maluku. Kebetulan waktu itu Maluku sedang konflik dengan orang-orang
Portugis. Pelayaran dan perdagangan orang-orang Belanda di Maluku ini mendapatkan keuntungan yang
berlipat. Dengan demikian semakin banyak kapal-kapal dagang yang berlayar menuju Maluku.

Inggris
Perlu dipahami bahwa setelah Portugis berhasil menemukan kepulauan Maluku, perdagangan
rempah-rempah semakin meluas. Dalam waktu singkat Lisabon berkembang menjadi pusat perdagangan
rempah-rempah di Eropa Barat. Dalam kaitan ini Inggris dapat mengambil keuntungan besar dalam
perdagangan rempah-rempah karena Inggris mendapatkan rempahrempah secara bebas dan relatif murah
di Lisabon. Rempah-rempah itu kemudian diperdagangkan di daerah-daerah Eropa Barat bahkan sampai
di Eropa Utara. Tetapi karena Inggris terlibat konflik dengan Portugis sebagai bagian dari Perang 80
Tahun, maka Inggris mulai mengalami kesulitan untuk mendapatkan rempah-rempah dari pasar Lisabon.
Oleh karena itu, Inggris kemudian berusaha mencari sendiri negeri penghasil rempah-rempah.
Banyak anggota masyarakat, para pelaut dan pedagang yang tidak melibatkan diri dalam perang justru
mengadakan pelayaran dan penjelajahan samudra untuk menemukan daerah penghasil rempah-rempah.
Dalam pelayarannya ke dunia Timur untuk mencari daerah penghasil rempah-rempah, Inggris sampai ke
India. Para pelaut dan pedagang Inggris ini masuk ke India pada tahun 1600. Inggris justru memperkuat
kedudukannya di India. Inggris membentuk kongsi dagang yang diberi nama East India Company(EIC).
Dari India inilah para pelaut dan pedagang Inggris berlayar ke Kepulauan Nusantara untuk meramaikan
perdagangan rempahrempah. Bahkan pada tahun 1811 pernah memegang kendali kekuasaan di Tanah
Hindia.
Di samping ekspedisi tersebut, ada beberapa rombongan pelaut Inggris yang melewati jalur yang
pernah ditempuh para pelaut Spanyol. Misalnya kelompok Pelgrim Father yang merupakan kelompok
pelaut Inggris yang menggunakan Kapal Mayflower. Tahun 1607 kelompok Pilgrim Father berhasil
mendarat di Amerika bagian Utara. Mereka kemudian membangun koloni di Amerika Utara di
Massachusetts.

Tim Penyusun: Abbya, Arif, Rahmi, Hana, Khairunnisa , Meska, Naufal, Rachmadani, Olivia, Popy, Thalitha (XII4-SMAN10PADANG)
Jepang

Sejak pengeboman Pearl Harbour oleh angkatan udara Jepang pada 8 Desember 1941, serangan
terus dilancarkan ke angkatan laut Amerika. Selain itu, serangan Jepang juga diarahkan ke Indonesia.
Serangan terhadap Indonesia tersebut bertujuan untuk mendapatkan cadangan logistik dan bahan industri
perang, seperti minyak tanah, timah, dan aluminium. Sebab, persediaan minyak di Indonesia diperkirakan
dapat mencukupi kebutuhan Jepang selama Perang Pasifik.
Pada Januari 1942, Jepang mendarat di Indonesia melalui Ambon dan seluruh Maluku. Meskipun
pasukan KNIL (Koninklijk Nederlandsch Indisch Leger) dan pasukan Australia berusaha menghalangi,
tapi kekuatan Jepang tidak dapat dibendung. Daerah Tarakan di Kalimantan Timur kemudian dikuasai
oleh Jepang bersamaan dengan Balikpapan (12 Januari 1942). Jepang kemudian menyerang Sumatera
setelah berhasil memasuki Pontianak. Bersamaan dengan itu Jepang melakukan serangan ke Jawa
(Februari 1942).

Jalur kedatangan Jepang hingga sampai Indonesia


Jepang Manchuria Korea Indo China Thailand Burma Filipina Malaysia Brunei
Darussalam Tarakan-Kalimantan (Indonesia)

Peran Para Pejuang Dalam Mewujudkan Cita-cita Untuk Mendirikan Negara

A. PERJUANGAN SEBELUM 1908


Lahirnya nasionalisme bangsa Indonesia didorong oleh dua faktor, baik faktor intern dan faktor
ekstern.

1. Faktor Intern
Faktor intern adalah kondisi di dalam negeri yang mempengaruhi munculnya kesadaran nasional
Indonesia.
Sejarah Masa Lampau yang Gemilang
Kebesaran Majapahit dan Sriwijaya. Kedua kerajaan tersebut pernah memainkan peranan penting
sebagai negara nasional. Hal ini dapat menggugah perasaan nasionalisme golongan terpelajar pada dekade
awal abad XX.
Penderitaan Rakyat Akibat Penjajahan
Bangsa Indonesia mengalami masa penjajahan yang panjang dan menyakitkan sejak masa kolonial
Portugis hingga kolonial Belanda
Pengaruh Perkembangan Pendidikan Barat di Indonesia.
Sejak dilaksanakannya politik etis banyak pemuda Indonesia yang yang belajar/sekolah secara
modern, bahkan banyak pula yang menuntut ilmu ke luar negeri. Kaum terpelajar inilah yang
mempelopori lahirnya kesadaran nasional
Pengaruh Perkembangan Pendidikan Islam di Indonesia
Ada tiga macam jenis pendidikan Islam di Indonesia saat itu; pendidikan di surau/langgar, pesantren,
dan madrasah. Walaupun dasar pendidikan dan pengajarannya berlandaskan ilmu pengetahuan agama
Islam, mata pelajaran umum lainnya juga mulai disentuh.
Pengaruh Perkembangan Pendidikan Kebangsaan di Indonesia

Tim Penyusun: Abbya, Arif, Rahmi, Hana, Khairunnisa , Meska, Naufal, Rachmadani, Olivia, Popy, Thalitha (XII4-SMAN10PADANG)
Tokoh-tokoh pribumi yang mendirikan sekolah kebangsaan antara lain Ki Hajar Dewantara
mendirikan Taman Siswa, Douwes Dekker mendirikan Ksatrian School, dan Moh. Syafei mendirikan
perguruan Indonesische Nederlandsche School Kayu Tanam (INS Kayu Tanam).
Dominasi Ekonomi Kaum Cina di Indonesia
Kebijakan Belanda menimbulkan rasa iri hati rakyat Indonesia diantaranya keturunan Cina diberi
kesempatan untuk menguasai bisnis eceran, pertokoan, dan menjadi kolektor pajak dari pemerintah
Belanda. Akibatnya kaum Cina menjadi lebih agresif. Peristiwa itu membangkitkan persatuan yang kokoh
di antara sesama pedagang pribumi untuk menghadapi secara bersama pengaruh dari pedagang Cina.
Peranan Bahasa Melayu
Bahasa Melayu sudah lama menjadi bahasa pergaulan umum (Lingua Franca). Dalam
perkembangannya, bahasa Melayu berubah menjadi bahasa persatuan nasional Indonesia. Dengan posisi
sebagai bahasa pergaulan, bahasa Melayu menjadi sarana penting untuk menyosialisasikan semangat
kebangsaan dan nasionalisme ke seluruh pelosok Indonesia.
Istilah Indonesia sebagai Identitas Nasional
Istilah Indonesia berasal dari kata India = Hindia dan kata nesos = kepulauan, sehingga kata
Indonesia berarti Kepulauan Hindia. Istilah Indonesia, Indonesisch dan Indonesier makin tersebar luas
pemakaiannya setelah banyak dipakai oleh kalangan ilmuwan seperti G.R. Logan, Adolf Bastian, van
Vollen Hoven, Snouck Hurgronje dll.

2. Faktor Ekstern
Faktor ekstern adalah kondisi di luar negeri yang mempengaruhi munculnya kesadaran nasional
Indonesia.
Kemenangan Jepang atas Rusia
Selama ini sudah menjadi suatu anggapan umum bahwa keperkasaan Eropa menjadi simbol
Hal itu ternyata bukan suatu kenyataan sejarah. Pada tahun 1904-1905 terjadi peperangan antara
Jepang melawan Rusia, ternyata Jepang (bangsa Asia yang Cebol) keluar sebagai pemenang. Hal ini
memberikan semangat juang terhadap para pelopor pergerakan nasional di Indonesia.
Partai Kongres India
Dalam melawan Inggris di India, kaum pergerakan nasional di India membentuk All India National
Congress (Partai Kongres India) pada tahun 1885. Di bawah kepemimpinan Mahatma Gandhi, partai ini
kemudian menetapkan garis perjuangan yang meliputi Swadesi, Ahimsa, Satyagraha, dan Hartal.
Keempat ajaran Ghandi ini memberi banyak inspirasi terhadap perjuangan di Indonesia.
Filipina di bawah Jose Rizal
Filipina merupakan jajahan Spanyol yang berlangsung sejak 1571 1898. Dalam perjalanan sejarah
Filipina muncul sosok tokoh yang bernama Jose Rizal yang merintis pergerakan nasional dengan
mendirikan Liga Filipina pada tahun 1892. Tujuannya ingin membangkitkan nasionalisme Filipina dalam
menghadapi penjajahan Spanyol.
Gerakan Nasionalisme Cina
Munculnya gerakan nasionalisme Cina diawali dengan terjadinya pemberontakan Tai Ping (1850
1864) dan kemudian disusul oleh pemberontakan Boxer. Gerakan ini ternyata berimbas semangatnya di
tanah air Indonesia.
Gerakan Turki Muda
Gerakan nasionalisme di Turki pada tahun 1908 dipimpin oleh Mustafa Kemal Pasha. Gerakannya
dinamakan Gerakan Turki Muda. Ia menuntut adanya pembaruan dan modernisasi di segala sektor
kehidupan masyarakatnya. Gerakan Turki Muda mem- berikan pengaruh politis bagi pergerakan bangsa
Indonesia sebab mengarah pada pembaruan-pembaruan dan modernisasi. Pada saat menguasai Indonesia
negara negara penjajah mengeluarkan berbagai kebijakan yang memberatkan rakyat Indonesia.
Kebijakan Portugis yang Memunculkan Perlawanan
Kebijakan Portugis yang pertama adalah monopoli perdagangan rempah-rempah. Berdasarkan
perjanjian Tordesillas , Portugis mendapat wilayah pencarian rempah di bumi bagian timur dan Spayol

Tim Penyusun: Abbya, Arif, Rahmi, Hana, Khairunnisa , Meska, Naufal, Rachmadani, Olivia, Popy, Thalitha (XII4-SMAN10PADANG)
bagian barat. Portugis lebih dahulu datang ke daerah Malaka yaitu pada tahun 1511 lalu melanjutkan
perjalanannya ke Maluku pada 1512 dan melakukan monopoli rempah-rempah yang sangat merugikan
masyarakat. Selain melakukan monopoli Portugis juga berusaha menyebarkan keyakinannya yaitu agama
Nasrani sesuai dengan semboyannya Gospel. Penyebaran agama Kristen itu dilakukan oleh seorang
Pendeta bernama Fransiskus Xavirius. Hal itulah yang memicu perlawanan masyarakat Maluku.
Kebijakan Pemerintah Belanda
Seperti bangsa-bangsa lain yang berusaha mencari sumber rempah-rempah,tujuan awal kedatangan
Beland ke Indonesia adalah untuk membeli rempah-rempah lalu karena menginginkannya dalam jumlah
yang banyak tanpa membayar mahal Belanda kemudian melakuk monopoli. Sebagai implementasi dan
usaha monopoli rempah di Indonesia, Belanda menerapkan kebijakan ekstirpasi dan pelayaran hongi.
Untuk membantu berjalannya monopoli yang dilakukan, Belanda melakukan triknya yaitu ikut campur
tangan terhadap lingkungan kerajaan .Masyarakat Indonesia pada waktu itu masih berbentuk kerajaan-
kerajaan. Dengan memecah belah dan membuat suasana kerajaan kacau, Belanda akan semakin mudah
mengendalikan masyarakat karena kerajaan sedang sibuk mengurusi kekacauan. Bagian dari upaya
monopoli perdaganagan juga ddukung dengan menggunakan siasat devide et immpera.
Belanda juga melakukan Ekspansi wilayah demi melancarkan kebijakan Pintu Terbuka Ekspansi
ditujukan untuk dijadikan lahan bagi perkebunan besar swasta asing.Semakin besar perkebunan, maka
hasil rempah-rempah yang diperoleh semakin besar juga. Tindakan-tindakan Belanda itu diperparah
dengan arogansinya terhadap kerajaan pribumi. Belanda sering memperlakukan raja dan bangsawan
pribumi sebagai bawahan. Adat-istiadat kerjaan pribumi tidak dihormati oleh Belanda. Belanda juga
melakukan praktik diskriminasi terhadap penduduk pribumi. Penduduk pribumi digolongkan atas dasar
ras yang paling tinggi sampai paling rendah. Golongan paling tinggi kedudukannya adalah orang Eropa,
yang terendah adalah pribumi. Golongan eropa diperlakukan secara istimewa baik dalam pendidikan
maupun kedudukan di bidang pemerintahan.

Perlawanan terhadap kolonialisme barat:


Berbagai tindakan Belanda tersebut mengakibatkan penderitaan bagi rakyat Indonesia akibatnya
munculah perlawanan rakya didaerah-daerah yang dipelopori oleh tokoh yang berpengaruh. Perlawanan
tersebut diantaranya :

1. Melawan Portugis

Portugis pertama kali menginjakkan kaki di Indonesia tahun 1511 yang di pimpin oleh Alfonso d
Alburqueque di Malaka.

Perjuangan Rakyat Malaka

Pada tahun 1511 dibawah pimpinan Sultan Mahmud Syah I rakyat Malaka melakukan perlawanan
terhadap Portugis namun Malaka dapat di taklukan. Akhirnya Malaka jatuh ke portugis pada akhir 1511.
Pelawanan terus berkobar hingga mencapai puncaknya pada masa Sultan Iskandar Muda.

Perjuangan Rakyat Demak

Raden Patah seorang Sultan di Demak mengutus putranya yaitu Dipati Unus untuk membantu Malaka
melawan Portugis pada tahun 1512-1523. Dibantu oleh armada Aceh, Palembang, dan Bintan. berusaha
merebut kembali Malaka namun tidak berhasil.Pertolongan ini dilandasi rasa solidaritas antar umat Islam.
Setelah menaklukan malaka. Portugis menuju daerah Banten dan melakukan monopoli dan bekerja sama
dengan kerajaan Padjajaran.

Tim Penyusun: Abbya, Arif, Rahmi, Hana, Khairunnisa , Meska, Naufal, Rachmadani, Olivia, Popy, Thalitha (XII4-SMAN10PADANG)
Khawatir karena ekspansi Portugis ke Padjajaran, Demak lebih dahulu mengawali pernyerangan, karena
takut Portugis akan menguasai Pulau Jawa. Tahun 1527 tanpa mengetahui terjadi perubahan kekuasaan di
Sunda Kelapa Portugis datang untuk membangun sebuuah benteng, namun oleh demak yang dipimpin
oleh Fatahillah Portugis berhasil diusir dari Sunda Kelapa.

Perjuangan Rakyat Sunda Kelapa

Fatahillah seorang ulama dari Demak yang menyebarkan agama Islam di Jawa Barat memimpin rakyat
melakukan perlawanan terhadap Portugis. Tahun 1527 Fatahillah menyerang orang-orang Portugis di
Sunda Kelapa dan berhasil mengalahkannya. Sunda Kelapa diganti menjadi Jayakarta oleh Fatahillah.

Perjuangan Rakyat Maluku

Setelah berhasil menaklukan Malaka, Portugis berhasil menguasai wilayah Maluku pada tahun 1512.
Munculah perlawan rakyat Maluku yang dipimpin oleh Sultan Hairun dan dilanjutkan putranya yaitu
Sultan Baabullah.

Beliau berhasil memimpin rakyat sehingga tahun 1575 Portugis berhasil diusir dari tanah Maluku. Sebab
perlawan adalah Portugis memonopoli perdagangan, memeras dan menindas rakyat, dan penyebaran
agama Kristen secara paksa.

2. Melawan Inggris

Tahun 1600 Inggris telah membentuk sebuah kongsi dagang di India berpusat di Calcuta yang bernama
EIC (East India Company) Dari India, Inggris memperluas wilayahnya ke Asia Tenggara termasuk
Indonesia yang saat itu dikuasai oleh Belanda. Lord Minto Gubernur Jendral Inggris memerintahkan
pengambilan wilayah Indonesia dari Belanda. Tahun 1811 Indonesia dapat direbut dan diangkatlah
Raffles sebagai gubernur jendral di Indonesia.Inggris secara resmi menjajah Indonesia lewat perjanjian
Tuntang 1811 dimana perjanjian Tuntang memuat tentang kekuasaan Belanda atas Indonesia diserahkan
oleh Janssens (gubernur Jenderal Hindia Belanda) kepada Inggris.

Perlawanan Rakyat Yogyakarta

Kebijakan Raffles juga menimbulkan reaksi raja-raja pribumi. Di Yogyakarta timbul perlawanan Sultan
Hamengkubuwono III (Sultan Sepuh), tetapi berkat politik adu domba Inggris, akhirnya Sultan
Hamengkubuwono III dapat dikalahkan dan diasingkan ke Pulau Pinang, kemudian ke Ambon.

Pemberontakan Sepoy Tahun 1815

Terjadi pada saat akhir kekuasaan Inggris di Pulau Jawa. Pemerontakan itu dipicu oleh adanya
persekongkolan yang terjadi diantara pasukan Sepoy dan Pakubuwono IV. Pasukan Sepoy adalah orang
India yang masuk dalam tentara Inggris yang dikirim ke Indonesia untuk membantu Ingris dalam
mengambil alih Indonesia dari tangan Belanda.

Perlawanan Rakyat Palembang

Tim Penyusun: Abbya, Arif, Rahmi, Hana, Khairunnisa , Meska, Naufal, Rachmadani, Olivia, Popy, Thalitha (XII4-SMAN10PADANG)
Raffles mengirim tiga orang utusan dipimpin oleh Richard Philips ke Palembang untuk mengambil alih
kantor sekaligus benteng Belanda di Palembang dan meminta hak kuasa sultan atas tambang timah di
Pulau Bangka.Kesultanan Palembang akhirnya jatuh ke tangan Inggris hanya dalam hitungan seminggu
Napoleon kalah. Sesuai traktat London yang ditandatangani pada tanggal 13 Agustus 1814, Belanda
kembali berkuasa di Nusantara.

3. Melawan Belanda

Belanda datang pertama kali di Indonesia pada tahun 1595 dipimpin oleh Cornelis de Houtman yang
mendarat di Banten. Tujuan awal kedatangan Belanda adalah membeli rempah-rempah secara langsung
pada masyarakat Indonesia namun akhirnya Belanda melakukan monopoli. Beberapa tahun memonopoli
perdagangan di Banten, Belanda diiusir oleh rakyat karena sikap semena-mena dan sombong. Selain
praktek monopoli yang dilakukan karena sifat itulah akhirnya banyak timbul perlawanan rakyat terhadap
Belanda.

Beberapa diantaranya adalah :

Perlawanan Sultan Agung (Mataram)

Raja dari Mataram yang bercita-cita menguasai seluruh Pulau Jawa tetapi terhalang oleh Belanda.

Oleh karena itu Sultan Agung melakukan penyerangan ke Batavia sebanyak tiga kali namun gagal.
Diantara penyebabnya adalah :
-Jarak yang ditempuh terlalu jauh.
-Kekurangan bahan makanan.
-Banyak terserang penyakit dan meniinggal.
-Rencana penyerangan sudah diketahui pihak Belanda.

Perlawanan Rakyat Banten

Dipimimpin oleh Sultan Ageng Tirtayasa yang anti VOC kemudian mengangkat putranya yang bernama
Sultan Haji.

Setelah diangkat Sultan Haji lalu menjalin hubungan dengan Belanda. Oleh karena itu ia diturunkan
kembali dari tahtanya.

Ia meminta bantuan kepada VOC untuk menangkap ayahnya sendiri. Belanda dengan senang hati
membantu karena dilatar belakangi oleh strateginya dalam menghancurkan kekuasaan kerajaan-kerajaan
local. Sultan haji lalu membuat perjanjian Banten yang isinya menindas rakyat. Sejak saat itu Banten
kehilangan kemerdekaannya dan Sultan Haji hanya sebagai pemerintah boneka VOC.

Perlawanan Rakyat Tidore

Perlawanan rakyat Maluku dipimpin oleh Sultan Nuku (1780-1084). Saat Tidore dikuasai oleh Sultan
Paku Alam, rakyat yang setia pada Sultan Nuku menyingkir ke Kep. Kolano Flat. Sultan Nuku memilih
daerah Waru sebagai markas untuk menyerang Belanda. Sultan Nuku baru berhasil mengusir Belanda
pada tahun 1801. Akhirnya Portugis pergi ke daerah Timor-Timur.

Perlawanan Rakyat Makasar

Tim Penyusun: Abbya, Arif, Rahmi, Hana, Khairunnisa , Meska, Naufal, Rachmadani, Olivia, Popy, Thalitha (XII4-SMAN10PADANG)
Makasar adalah daerah perdaganagan yang ramai yang didukung oleh factor-faktor :

Letak Makassar yang sangat strategis dalam lalu lintas perdagangan. Malaka-Batavia-Maluku
Jatuhnya Malka ke tangan Portugis, yang membuat pedagang Arab, India, dan Melayu berpindah ke
Makassar.
Posisi Makassar sebagai pelabuhan transit lada-lada yang berasal dari Kesultanan Banjar.

Kerajaan Gowa menjadi salah satu yang ekonominya maju karena letaknya yang strategis. Sistem
perdagangan yang terbuka dianggap merugikan VOC, karena VOC ingin mejadi satu-satunya penyalur
dan pembeli di Maluku. Belanda mulai melakukan pemaksaan, dan pembajakan kapal. Perang pecah pada
tahun 1654-1655.

Belanda menggunakan siasat adu domba antara Sultan Hasannudin denga Aru Palaka. Belanda
dipimpin oleh Speelman menyerang Kerajaan Gowa dan memakan banyak korban berakhir dengan
kekalahan di pihak Makasar. Akhirnya sultan Hasannudin harus menandatangani Perjanjian Bongaya
yang sangat merugikan.

Perlawanan Rakyat Maluku

Perlawanan ini dipimpin oleh Pattimura dari Saparua. Sebab perlawanan adalah karena penindasan,
pemaksaan, dan sifat semana-mena Belanda. Mula-mula Pattimura membakar perahu-perahu Belanda
yang ada di pelabuhan selanjutnya mengepung dan menduduki benteng Duurstede.

Pattimura berhasil menguasai Benteng Duurstede selama dua bulan. Belanda mengirim serdadu dipimpin
oleh Mayor Beetjes tapi belum berhasil. Belanda kembali mengirim lagi pasukan untuk menangkap
Pattimurayang dipimpin oleh Letnan Groot dan benteng direbut kembali tahun 1817. Mattulessy juga
dibantu oleh Raja Paulus Tiahahu dan putrinya yang bernama Christina Martha Tiahahu. Untuk
mengalahkan Pattimura dan kawan-kawan, Belanda menggunakan siasat devide et impera.

Pemimpin perlawanan seperti Pattimura, Anthoni Ribok, Philip Latuhumania, dan Said Printah
tertanggakap dan dihukum gantung. Perlawanan berhenti karena pemimpin mereka banyak yang gugur.

Perlawanan Diponegoro 1825-1830

Disebut juga perang Jawa, terjadi di Jawa Tengah dipimpin oleh Pangeran Dipponegoro. Penyebabnya
adalah penderitaan rakyat akibat ulah Belanda, keikutcampuran belanda dalam Istana, Belanda tidak
menghormati tradisi,dan pembangunan jalan melalui makam leluhur tanpa izin . Pangerana Diponegoro
menggunakan siasat gerilya dalam berperang. Siasat inilah yang menmbuat Belanda kewalahan. Wilayah
gerilyanya adalah daerah Kalisoko,Selarong,Dekso,Plered,Gawok,Pengasih, Kedu (DIY dan sekitarnya)
Perlawanan Diponegoro sangat menyulitkan Belanda. Dalam usahanya melawan Diponegoro, Belanda
banyak sekali mengeluarkan dana dan kewalahan. Akhirnya Politik Benteng stelsel diberlakukan oleh
Jendral de Kock untuk mempersempit gerak Diponegoro dan pasukannya. De Kock menawarkan sebuah
perundingan perdamaian di rumah residen Kedu di Magelang.Apabila perundingan gagal Diponegoro
diperbolehkan kembali ke pasukan. Namun ternyata belanda menawan Diponegoro dibawa ke Semarang
lalu dibawa ke Batavia lalu ke Manado hingga wafat pada 8 Januari 1855

Perlawanan terhadap imperialisme jepang:

a. Perlawanan dengan Strategi Kooperasi

Tim Penyusun: Abbya, Arif, Rahmi, Hana, Khairunnisa , Meska, Naufal, Rachmadani, Olivia, Popy, Thalitha (XII4-SMAN10PADANG)
Perlawanan dengan strategi kooperasi (bekerja sama) muncul karena Jepang melarang berdirinya semua
organisasi pergerakan nasional. Pemerintah pendudukan Jepang mengeluarkan kebijakan yang hanya
mengakui organisasi organisasi bentuknya yang ditujukan bagi kemenangan Perang Asia Pasifik. Tokoh
tokoh pejuang nasionalis kemudian memanfaatkan semua organisasi bentukan Jepang itu dengan cara
menggembleng kaum muda agar terus berusaha mewujudkan kemerdekaan Indonesia. Selain itu, mereka
berhasil merumuskan rancangan UUD dan dasar negara yang akan diperlukan apabila Negara telah
merdeka.

Adapun bentuk perjuangan bangsa Indonesia dengan strategi kooperasi dilakukan melalui organisasi
organisasi sebagai berikut.

1. Putera (Pusat Tenaga Rakyat).


2. Jawa Hokokai (Himpunan Kebaktian Jawa).
3. Majelis Islam Ala Indonesia (MIAI) dan Masyumi.
4. Cuo Sangi In (Badan Pertimbangan Pusat).
5. BPUPKI dan PPKI.

b. Perlawanan dengan Strategi Gerakan di Bawah Tanah (Ilegal)


Perlawanan gerakan dibawah tanah atau illegal muncul akibat terlalu kuatnya pemerintah Jepang
menekan dan melarang golongan oposisi. Gerakan nasionalisme yang ada ternyata tidak mampu
menandingi kekuatan pemerintah Jepang. Oleh karena itu, beberapa perjuang nasionalis mengambil jalan
melakukan gerakan dibawah tanah (illegal).

Strategi perjuangan tersebut ternyata dapat terorganisir secara rapid an dilakukan secara rahasia. Mereka
diam dan bersembunyi untuk menghimpun kekuatan rakyat. Mereka pun berusaha menanankan semangat
persatuan dan kesatuan dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Jaringan hubungan khusus terus
dilakukan dengan tokoh pergerakan nasional yang kooperasi terhadap Jepang. Selain itu, mereka
membentuk jaringan kekuatan dengan melakukan sabotase dan tindakan destruktif (perusakan) terhadap
sarana/prasarana vital milik Jepang.

Beberapa kelompok pergerakan nasional yang dijalankan strategi gerakan dibawah tanah, antara lain
berikut ini.

1. Kelompok Sutan Syahrir, meerupakan kelompok pemuda dibawah pimpinan Sutan Syahrir.
Mereka antara lain menyebar di Jakarta, Cirebon, Garut, Semarang, Yogyakarta, Bandung,
Surabaya, dan Malang. Kelompok ini sangat antifasisme Jepang.
2. Kelompok Kaigun, merupakan perhimpunan para pemua Indonesia yang mempunyai hubungan
erat dengan kepala perwakilan Angkatan Laut (Kaigun) Jepang di Jakarta, yaitu Laksamana
Maeda.

Tim Penyusun: Abbya, Arif, Rahmi, Hana, Khairunnisa , Meska, Naufal, Rachmadani, Olivia, Popy, Thalitha (XII4-SMAN10PADANG)
3. Kelompok sukarni, merupakan kumpulan para pemuda anti Jepang dibawah pimpinan Sukarni.
Mereka tinggal di Asmara Angkatan Baru di Jalan Menteng 31 Jakarta.
4. Kelompok Persatuan Mahasiswa yang terdiri atas mahasiswa kedokteran (Ikadaigaku), bermarkas
di Jalan Prapatan No. 10 Jakarta.
5. Kelompok Amir Syarifuddin merupakan kumpulan pemuda berpaham sosialis yang selalu
menentang kebijakan pemerintah Jepang.

c. Perlawanan Bersenjata
Perlawanan bersenjata rakyat Indonesia yang dilakukan di berbagai daerah meliputi perlawanan rakyat
(misalnya di Singapura, Jawa Barat) dan perlawanan tentara Peta.

1. Perlawanan Rakyat Singaparna, Jawa Barat.


Perlawanan rakyat pada masa pendudukan Jepang banyak dipimpin oleh para ulama yang bersikap
nonkooperasi terhadap kebijkan pendudukan militer Jepang. Perlawanan rakyat Singapura dipimpin oleh
K.H Zainal Mustafa, seorang pimpinan pesantren Sukammah di Singaparna, Tasikmalaya (Jawa Barat).

Munculnya perlawanan rakyat berawal dari paksaan Jepang untuk melakukan seikeirei, yaitu upacara
penghormatan kepada kaisar Jepang yang dianggap dewa dengan cara membungkukkan badan kearah
timur laut (Tokyo). Cara ini dianggap oleh K.H Zainal Mustafa sebagai tindakan menyekutukan Tuhan
yang secara tegas dilarang oleh agama Islam. Selanjutnya, K.H Zainal Mustafa dengan tegas melarang
rakyat untuk melakukan seikeirei, menyetor padi, dan bekerja untuk tentara Jepang.

Untuk menghindari segala kemungkinan, K.H Zainal Mustafa mempersiapkan santri santrinya dengan
mempetabalkan keyakinan agama dan mengajar bela diri pencak silat. Melihat kondisi seperi itu,
pemerintah Jepang segera mengambil tindakan dengan mengirim utusan untu menangkap K.H Zainal
Mustafa. Oleh karena tidak bisa diajak kompromi, utusan Jepang itu dikeroyok massa dan sempat
melarikan diri ke Tasikmalaya.

Melihat kejadian itu, Jepang kemudian mengirim pasukan untuk menggempur Sukamanah dan
menangkap K.H Zainal Mustafa. Akhirnya, meletuslah pertempuran bersenjata pada 25 Februari 1944
sehabis salat Jumat. Dalam pertempuran itu, banyak tentara Jepang yang luka luka bahkan gugur.
Sementara itu, ratusan rakyat Singapurna menjadi korban pertempuran tersebut karena tidak
sebandingnya persenjataan yang dimiliki.

Setelah melakukan perlawanan yang gigih dan tanpa kenal menyerah, K.H Zainal Mustafa dan para
pengikutnya berhasil ditangkap dan dimasukkan kedalam tahanan diTasikmalaya. Selajutnya, mereka
dipindahkan ke Jakarta. Sesudah mengalami siskaan yang berat dalam penjara, K.H Zainal Mustafa

Tim Penyusun: Abbya, Arif, Rahmi, Hana, Khairunnisa , Meska, Naufal, Rachmadani, Olivia, Popy, Thalitha (XII4-SMAN10PADANG)
dihukum mati dan dimakamkan di Ancol. Kini makamnya telah dipindahkan kedaerah asalnya di tengah
tengah rakyat Singapura.

2. Perlawanan Peta di Blitar


Prajutit prajurit Peta di Blitar dibawah pimpinan Shodanco (Komandon Peleton) SUPRIYADI
melancarkan perlawanan terhadap Jepang pada 14 Februari 1945. Perlawanan ini timbul karena ia tidak
tahan melihat kesengsaraan rakyat terutama didaerah Blitar yang dipekerjakan sebagai tenaga romusha.
Apalagi banyak diantara mereka merupakan sanak family keluarga prajurit Peta.

Perlawanan supriyadi dan kawan kawan sangat merepotkan pasukan Jepang. Hal ini membuat Jepang
terpaksa mendatangkan pasukannya dari tempat lain yang dilengkapi dengan tank tank dan pesawat
tempur. Perlawanan Supriyadi dan para pengikutnya mengalami kegagalan, karena persiapan yang kurang
matang dan tidak mendapat dukungan rakyat. Akhirnya, prajurit prajurit Peta yang ikut melawan Jepang,
ditangkap dan dihadapkan ke Mahkamah Militer di Jakarta.

Setelah menjalani beberapa kali persidangan, mereka dijatuhi hukuman sesuai peranannya masing
masing. Sebanyak enam orang dijatuhi hukuman mati karena mereka terbukti membunuh tentara Jepang,
yaitu dr. Ismangil, Muradi, Sunanto, Sudarmo, Suparyono, dan Halir Mangkudijaya. Kemudian 35 orang
hukuman dijatuhi penjara antara dua tahun sampai hukuman penjara seumur hidup. Pimpinan perlawanan
Supriyadi tidak tersebut dalam siding pengadilan dan juga tidak tersebut secara in absentia (tanpa
hadirnya tertuduh). Rakyat menanggap bahwa Supriyadi telah tertangkap dan kemungkinan dibunuh
secara diam diam oleh Jepang.

Perlawanan Rakyat Aceh terhadap Jepang


Salah satu perlawanan terhadap Jepang di Aceh adalah perlawananan rakyat yang terjadi di Cot Plieng
yang dipimpin oleh Abdul Jalil. Abdul Jalil adalah seorang ulama muda, guru mengaji di daerah Cot
Plieng, Provinsi Aceh. Karena melihat kekejaman dan kesewenangan pemerintah pendudukan Jepang,
terutama terhadap romusa, maka rakyat Cot Plieng melancarkan perlawanan.Abdul Jalil memimpin rakyat
Cot Plieng untuk melawan tindak penindasan dan kekejaman yang dilakukan pendudukan Jepang.

Perlawanan Rakyat Indramayu terhadap Jepang


Perlawanan rakyat Indramayu antara lain terjadi di Desa Kaplongan, Distrik Karangampel pada bulan
April 1944. Kemudian pada bulan Juli, muncul pula perlawanan rakyat di Desa Cidempet, Kecamatan
Lohbener. Pemimpin perlawanan rakyat Indramayu terhadap jepang adalah Madriya. Perlawanan tersebut
terjadi karena rakyat merasa tertindas dengan adanya kebijakan penarikan hasil padi yang sangat
memberatkan. Rakyat yang baru saja memanen padinya harus langsung dibawa ke balai desa. Setelah itu,

Tim Penyusun: Abbya, Arif, Rahmi, Hana, Khairunnisa , Meska, Naufal, Rachmadani, Olivia, Popy, Thalitha (XII4-SMAN10PADANG)
pemilik mengajukan permohonan kembali untuk mendapat sebagian padi hasil panennya. Rakyat tidak
dapat menerima cara-cara Jepang yang demikian. Rakyat protes dan melawan. Mereka bersemboyan
lebih baik mati melawan Jepang daripada mati kelaparan. Setelah kejadian tersebut, maka terjadilah
perlawanan yang dilancarkan oleh rakyat. Namun, sekali lagi rakyat tidak mampu melawan kekuatan
Jepang yang didukung dengan tentara dan peralatan yang lengkap. Rakyat telah menjadi korban dalam
membela bumi tanah airnya.

Perlawanan Rakyat Kalimantan terhadap Jepang


Rakyat melawan Jepang karena himpitan penin dasan yang dirasakan sangat berat. Salah satu perlawanan
di Kalimantan adalah perlawanan yang dipimpin oleh Pang Suma, seorang pemimpin Suku Dayak.
Pemimpin Suku Dayak ini memiliki pengaruh yang luas di kalangan orang-orang atau suku-suku dari
daerah Tayan, Meliau, dan sekitarnya.

Perlawanan Rakyat Papua terhadap Jepang


Gerakan perlawanan yang terkenal di Papua adalah Gerakan Koreri yang berpusat di Biak dengan
pemimpinnya bernama L. Rumkorem. Biak merupakan pusat pergolakan untuk melawan pendudukan
Jepang. Rakyat Irian memiliki semangat juang pantang menyerah, sekalipun Jepang sangat kuat,
sedangkan rakyat hanya menggunakan senjata seadanya untuk melawan. Selain di Biak, di berbagai
daerah lain di Papua juga melakukan perlawanan terhadap Belanda, seperti di Yapen yang dipimpin oleh
Nimrod, dan di tanah besar yang dipimpin oleh Simson.

Pergerakan Kebangsaan di Berbagai Daerah


Invasi Jepang ke Indonesia selain berdampak negatif, seperti romusha dan eksploitasi sumber daya
penduduk, juga mempunyai dampak positif.

Dampak tersebut antara lain pendidikan dan latihan dalam berbagai organisasi ketentaraan yang melatih
kedisiplinan serta dibentuknya berbagai lembaga sebagai persiapan ke arah kemerdekaan.

Pada masa Jepang ini perjuangan kemerdekaan makin memuncak dan kesadaran kebangsaan di kalangan
rakyat semakin tinggi dan meluas. Cita-cita untuk hidup merdeka pun hadir di antara kehidupan rakyat
pedesaan.

Dampaknya adalah mulai eratnya semangat persatuan di antara bangsa Indonesia. Wujudnya adalah
munculnya berbagai organisasi kebangsaan Indonesia di berbagai daerah. Kaum nasionalis di Jawa dan
Sumatra membentuk Kesatuan Melayu Muda (KMM). Ketika para anggotanya ditangkap dan KMM
dibubarkan oleh pemerintah pendudukan militer Jepang bulan April 1942, para anggota lainnya terus
melanjutkan perjuangan dengan gerakan di bawah tanah melawan Jepang antara lain masuk Malaya
Peoples Anti-Japanese Army (MPAJA).

Tim Penyusun: Abbya, Arif, Rahmi, Hana, Khairunnisa , Meska, Naufal, Rachmadani, Olivia, Popy, Thalitha (XII4-SMAN10PADANG)
Lahirnya Organisasi Pergerakan Nasional:

1. Budi Utomo

Organisasi Budi Utomo (BU) didirikan pada tanggal 20 Mei 1908 oleh para mahasiswa STOVIA di
Batavia dengan Sutomo sebagai ketuanya. Terbentuknya organisasi tersebut atas ide dr. Wahidin
Sudirohusodo yang sebelumnya telah berkeliling Jawa untuk menawarkan idenya membentuk
Studiefounds.

Gagasan Studiesfounds bertujuan untuk menghimpun dana guna memberikan beasiswa bagi pelajar yang
berprestasi, namun tidak mampu melanjutnya studinya. Gagasan itu tidak terwujud, tetapi gagasan itu
melahirkan Budi Utomo. Tujuan Budi Utomo adalah memajukan pengajaran dan kebudayaan.

Tujuan tersebut ingin dicapai dengan usaha-usaha sebagai berikut:

1) memajukan pengajaran;
2) memajukan pertanian, peternakan dan perdagangan;
3) memajukan teknik dan industri
4) menghidupkan kembali kebudayaan.

Dr Sutomo

Dilihat dari tujuannya, Budi Utomo bukan merupakan organisasi politik. Sampai menjelang kongresnya
yang pertama di Yogyakarta telah berdiri tujuh cabang Budi Utomo, yakni di Batavia, Bogor, Bandung,
Magelang, Yogyakarta, Surabaya, dan Ponorogo.

Untuk mengonsolidasi diri (dengan dihadiri 7 cabangnya), Budi Utomo mengadakan kongres
yang pertama di Yogyakarta pada tanggal 3-5 Oktober 1908. Kongres memutuskan hal-hal sebagai
berikut.

1) Budi Utomo tidak ikut dalam mengadakan kegiatan politik.


2) Kegiatan Budi Utomo terutama ditujukan pada bidang pendidikan dan kebudayaan.
3) Ruang gerak Budi Utomo terbatas pada daerah Jawa dan Madura.
4) Memilih R.T. Tirtokusumo, Bupati Karanganyar sebagai ketua.
5) Yogyakarta ditetapkan sebagai pusat organisasi.
Sampai dengan akhir tahun 1909, telah berdiri 40 cabang Budi Utomo dengan jumlah anggota
mencapai 10.000 orang. Akan tetapi, dengan adanya kongres tersebut tampaknya terjadi pergeseran
pimpinan dari generasi muda ke generasi tua. Dengan demikian, sifat protonasionalisme dari para

Tim Penyusun: Abbya, Arif, Rahmi, Hana, Khairunnisa , Meska, Naufal, Rachmadani, Olivia, Popy, Thalitha (XII4-SMAN10PADANG)
pemimpin yang tampak pada awal berdirinya Budi Utomo terdesak ke belakang. Strategi perjuangan BU
pada dasarnya bersifat kooperatif.
Namun demikian, Budi Utomo tetap mempunyai andil dan jasa yang besar dalam
sejarah pergerakan nasional, yakni telah membuka jalan dan memelopori gerakan kebangsaan Indonesia.
Itulah sebabnya tanggal 20 Mei ditetapkan sebagai hari Kebangkitan Nasional yang kita peringati setiap
tahun hingga sekarang.

2. Sarekat Islam (SI)

H Samanhudi
Tiga tahun setelah berdirinya Budi Utomo, yakni tahun 1911 berdirilah Sarekat Dagang Islam ( SDI ) di
Solo oleh H. Samanhudi, seorang pedagang batik dari Laweyan Solo.

Organisasi Sarekat Dagang Islam berdasar pada dua hal berikut ini.
a. Agama Islam.
b. Ekonomi, yakni untuk memperkuat diri dari pedagang Cina yang berperan sebagai leveransir (seperti
kain putih, malam, dan sebagainya).

Atas prakarsa H.O.S. Cokroaminoto, nama Sarekat Dagang Islam kemudian diubah menjadi Sarekat
Islam ( SI ), dengan tujuan untuk memperluas anggota sehingga tidak hanya terbatas pada pedagang saja.
Berdasarkan Akte Notaris pada tanggal 10 September 1912, ditetapkan tujuan Sarekat
Islam sebagai berikut:

1) memajukan perdagangan;
2) membantu para anggotanya yang mengalami kesulitan dalam bidang usaha (permodalan);
3) memajukan kepentingan rohani dan jasmani penduduk asli;
4) memajukan kehidupan agama Islam.

Sarekat Islam merupakan gerakan nasionalis, demokratis dan ekonomis, serta berasaskan Islam dengan
haluan kooperatif. Pada tahun 1914 telah berdiri 56 Sarekat Islam lokal yang diakui sebagai badan
hukum.

Pada tahun 1915 berdirilah Central Sarekat Islam (CSI) yang berkedudukan di Surabaya. Tugasnya ialah
membantu menuju kemajuan dan kerjasama antar Sarekat Islam lokal. Pada tanggal 17 24 Juni 1916
diadakan Kongres SI Nasional Pertama di Bandung yang dihadiri oleh 80 Sarekat Islam lokal dengan
anggota 360.000 orang anggota. Dalam kongres tersebut telah disepakati istilah "nasional", dimaksudkan
bahwa Sarekat Islam menghendaki persatuan dari seluruh lapisan masyarakat Indonesia menjadi satu
bangsa.

Tim Penyusun: Abbya, Arif, Rahmi, Hana, Khairunnisa , Meska, Naufal, Rachmadani, Olivia, Popy, Thalitha (XII4-SMAN10PADANG)
Sifat Sarekat Islam yang demokratis dan berani serta berjuang terhadap kapitalisme untuk
kepentingan rakyat kecil sangat menarik perhatian kaum sosialis kiri yang tergabung dalam Indische
Social Democratische Vereeniging (ISDV) pimpinan Sneevliet (Belanda), Semaun, Darsono, Tan Malaka,
dan Alimin (Indonesia).

Itulah sebabnya dalam perkembangannya Sarekat Islam pecah menjadi dua kelompok berikut ini.

1) Kelompok nasionalis religius ( nasionalis keagamaan) yang dikenal dengan Sarekat Islam Putih
dengan asas perjuangan Islam di bawah pimpinan H.O.S. Cokroaminoto.
2) Kelompok ekonomi dogmatis yang dikenal dengan nama Sarekat Islam Merah dengan haluan sosialis
kiri di bawah pimpinan Semaun dan Darsono.

3. Indische Partij (IP)

Douwes Dekker

Indische Partij (IP) didirikan di Bandung pada tanggal 25 Desember 1912 oleh Tiga Serangkai, yakni
Douwes Dekker (Setyabudi Danudirjo), dr. Cipto Mangunkusumo, dan Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar
Dewantara).

Organisasi ini mempunyai cita-cita untuk menyatukan semua golongan yang ada di Indonesia, baik
golongan Indonesia asli maupun golongan Indo, Cina, Arab, dan sebagainya. Cita-cita Indische
Partij banyak disebar-luaskan melalui surat kabar De Expres. Di samping itu juga disusun program kerja
sebagai berikut:

1) meresapkan cita-cita nasional Hindia (Indonesia).


2) memberantas kesombongan sosial dalam pergaulan, baik di bidang pemerintahan, maupun
kemasyarakatan.
3) memberantas usaha-usaha yang membangkitkan kebencian antara agama yang satu dengan yang lain.
4) memperbesar pengaruh pro-Hindia di lapangan pemerintahan.
5) berusaha untuk mendapatkan persamaan hak bagi semua orang Hindia.
6) dalam hal pengajaran, kegunaannya harus ditujukan untuk kepentingan ekonomi Hindia dan
memperkuat mereka yang ekonominya lemah.

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa Indische Partij merupakan partai politik pertama di
Indonesia dengan haluan kooperasi. Dalam waktu yang singkat telah mempunyai 30 cabang dengan
anggota lebih kurang 7.000 orang yang kebanyakan orang Indo.

Tim Penyusun: Abbya, Arif, Rahmi, Hana, Khairunnisa , Meska, Naufal, Rachmadani, Olivia, Popy, Thalitha (XII4-SMAN10PADANG)
Oleh karena sifatnya yang progresif menyatakan diri sebagai partai politik dengan tujuan yang tegas,
yakni Indonesia merdeka sehingga pemerintah menolak untuk memberikan badan hukum dengan
alasan Indische Partij bersifat politik dan hendak mengancam ketertiban umum. Walaupun demikian, para
pemimpin Indische Partij masih terus mengadakan propaganda untuk menyebarkan gagasan-gagasannya.

Satu hal yang sangat menusuk perasaan pemerintah Hindia Belanda adalah tulisan Suwardi Suryaningrat
yang berjudul Als ik een Nederlander was (seandainya saya seorang Belanda) yang isinya berupa sindiran
terhadap ketidakadilan di daerah jajahan. Oleh karena kegiatannya sangat mencemaskan pemerintah
Belanda maka pada bulan Agustus 1913 ketiga pemimpin Indische Partij dijatuhi hukuman pengasingan
dan mereka memilih Negeri Belanda sebagai tempat pengasingannya.

Dengan diasingkannya ketiga pemimpin Indische Partij maka kegiatan Indische Partij makin menurun.
Selanjutnya, Indische Partij berganti nama menjadi Partai Insulinde dan pada tahun 1919 berubah lagi
menjadi National Indische Partij (NIP). National Indische Partij tidak pernah mempunyai pengaruh yang
besar di kalangan rakyat dan akhirnya hanya merupakan perkumpulan orang-orang terpelajar.

4. Muhammadiyah

KH Ahmad Dahlan
Muhammadiyah didirikan oleh Kiai Haji Ahmad Dahlan di Yogyakarta pada tanggal 18 November 1912.
Asas perjuangannya ialah Islam dan kebangsaan Indonesia, sifatnya nonpolitik. Muhammadiyah bergerak
di bidang keagamaan, pendidikan, dan sosial menuju kepada tercapainya kebahagiaan lahir batin.
Tujuan Muhammadiyah ialah sebagai berikut.
1) memajukan pendidikan dan pengajaran berdasarkan agama Islam;
2) mengembangkan pengetahuan ilmu agama dan cara-cara hidup menurut agama Islam.
Untuk mencapai tujuan tersebut, usaha yang dilakukan oleh Muhammadiyah adalah sebagai berikut:
1) mendirikan sekolah-sekolah yang berdasarkan agama Islam ( dari TK sampai dengan perguruan
tinggi);
2) mendirikan poliklinik-poliklinik, rumah sakit, rumah yatim, dan masjid;
3) menyelenggarakan kegiatan-kegiatan keagamaan.

Muhammadiyah berusaha untuk mengembalikan ajaran Islam sesuai dengan Al-Qur'an dan Hadis. Itulah
sebabnya penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran agama Islam secara modern dan memperteguh
keyakinan tentang agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenarnya. Kegiatan
Muhammadiyah juga telah memperhatikan pendidikan wanita yang dinamakan Aisyiah, sedangkan untuk
kepanduan disebut Hizbut Wathon ( HW ).

Sejak berdiri di Yogyakarta (1912) Muhammadiyah terus mengalami perkembangan yang pesat. Sampai
tahun 1913, Muhammadiyah telah memiliki 267 cabang yang tersebar di Pulau Jawa. Pada tahun 1935,
Muhammadiyah sudah mempunyai 710 cabang yang tersebar di Pulau Jawa, Sumatra, Kalimantan dan
Sulawesi.

Tim Penyusun: Abbya, Arif, Rahmi, Hana, Khairunnisa , Meska, Naufal, Rachmadani, Olivia, Popy, Thalitha (XII4-SMAN10PADANG)
5. Gerakan Pemuda

Gerakan pemuda Indonesia, sebenarnya telah dimulai sejak berdirinya Budi Utomo, namun sejak
kongresnya yang pertama perannya telah diambil oleh golongan tua (kaum priayi dan pegawai negeri)
sehingga para pemuda kecewa dan keluar dari organisasi tersebut. Baru beberapa tahun kemudian,
tepatnya pada tanggal 7 Maret 1915 di Batavia berdiri Trikoro Dharmo oleh R. Satiman Wiryosanjoyo,
Kadarman, dan Sunardi.
Trikoro Dharmo yang diketui oleh R. Satiman Wiryosanjoyo merupakan oeganisasi pemuda yang
pertama yang anggotanya terdiri atas para siswa sekolah menengah berasal dari Jawa dan Madura.
Trikoro Dharmo, artinya tiga tujuan mulia, yakni sakti, budi, dan bakti. Tujuan perkumpulan ini adalah
sebagai berikut:

1) mempererat tali persaudaraan antar siswa-siswi bumi putra pada sekolah menengah dan perguruan
kejuruan;
2) menambah pengetahuan umum bagi para anggotanya;
3) membangkitkan dan mempertajam peranan untuk segala bahasa dan budaya.

Tujuan tersebut sebenarnya baru merupakan tujuan perantara. Adapun tujuan yang sebenarnya adalah
seperti apa yang termuat dalam majalah Trikoro Dharmo yakni mencapai Jawa raya dengan jalan
memperkokoh rasa persatuan antara pemuda-pemuda Jawa, Sunda, Madura, Bali, dan Lombok. Oleh
karena sifatnya yang masih Jawa sentris maka para pemuda di luar Jawa (tidak berbudaya Jawa) kurang
senang.

Untuk menghindari perpecahan, pada kongresnya di Solo pada tanggal 12 Juni 1918 namanya diubah
menjadi Jong Java (Pemuda Jawa). Sesuai dengan anggaran dasarnya, Jong Java ini bertujuan untuk
mendidik para anggotanya supaya kelak dapat menyumbangkan tenaganya untuk membangun Jawa raya
dengan jalan mempererat persatuan, menambah pengetahuan, dan rasa cinta pada budaya sendiri
Sejalan dengan munculnya Jong Java, pemuda-pemuda di daerah lain juga membentuk organisasi-
organisasi, seperti Jong Sumatra Bond, Pasundan, Jong Minahasa, Jong Ambon, Jong Selebes, Jong
Batak, Pemuda Kaum Betawi, Sekar Rukun, Timorees Verbond, dan lain-lain. Pada dasarnya semua
organisasi itu masih bersifat kedaerahan, tetapi semuanya mempunyai cita-cita ke arah kemajuan
Indonesia, khususnya memajukan budaya dan daerah masing-masing

6. Taman Siswa

Ki Hajar Dewantara

Sekembalinya dari tanah pengasingannya di Negeri Belanda (1919), Suwardi Suryaningrat menfokuskan
perjuangannya dalam bidang pendidikan. Pada tanggal 3 Juli 1922 Suwardi Suryaningrat (lebih dikenal
dengan nama Ki Hajar Dewantara) berhasil mendirikan perguruan Taman Siswa di Yogyakarta. Dengan

Tim Penyusun: Abbya, Arif, Rahmi, Hana, Khairunnisa , Meska, Naufal, Rachmadani, Olivia, Popy, Thalitha (XII4-SMAN10PADANG)
berdirinya Taman Siswa, Suwardi Suryaningrat memulai gerakan baru bukan lagi dalam bidang politik
melainkan bidang pendidikan, yakni mendidik angkatan muda dengan jiwa kebangsaan Indonesia
berdasarkan akar budaya bangsa.

Sekolah Taman Siswa dijadikan sarana untuk menyampaikan ideologi nasionalisme kebudayaan,
perkembangan politik, dan juga digunakan untuk mendidik calon-calon pemimpin bangsa yang akan
datang.
Penididikan Taman Siswa dilakukan dengan sistem "among" dengan pola belajar "asah, asih dan asuh".
Dalam hal ini diwajibkan bagi para guru untuk bersikap dan berlaku "sebagai pemimpin" yakni di depan
memberi contoh, di tengah dapat memberikan motivasi, dan di belakang dapat memberikan pengawasan
yang berpengaruh. Prinsip pengajaran inilah yang kemudian dikenal dengan pola kepemimpinan "Ing
ngarsa sung tulodho, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani ". Pola kepemimpinan ini sampai
sekarang masih menjadi ciri kepemimpinan nasional.

Berkat jasa dan perjuangannya yakni mencerdaskan kehidupan menuju Indonesia merdeka maka tanggal
2 Mei (hari kelahiran Ki Hajar Dewantara) ditetapkant sebagai hari Pendidikan Nasional. Di samping itu,
"Tut Wuri Handayani" sebagai semboyan terpatri dalam lambang Departemen Pendidikan Nasional.

7. Partai Komunis Indonesia (PKI)

Benih-benih paham Marxis dibawa masuk ke Indonesia oleh seorang Belanda yang bernama H.J.F.M.
Sneevliet. Atas dasar Marxisme inilah kemudian pada tanggal 9 Mei 1914 di Semarang, Sneevliet
bersama-sama dengan J.A. Brandsteder, H.W. Dekker, dan P. Bersgma berhasil mendirikan Indische
Sociaal Democratische Vereeniging (ISDV). Ternyata ISDV tidak dapat berkembang sehingga Sneevliet
melakukan infiltrasi (penyusupan) kader-kadernya ke dalam tubuh SI dengan menjadikan anggota-
anggota ISDV sebagai anggota SI, dan sebaliknya anggota-anggota SI menjadi anggota ISDV.

Dengan cara itu Sneevliet dan kawan-kawannya telah mempunyai pengaruh yang kuat di kalangan SI,
lebih-lebih setelah berhasil mengambil alih beberapa pemimpin SI, seperti Semaun dan Darsono. Mereka
inilah yang dididik secara khusus untuk menjadi tokoh-tokoh Marxisme tulen. Akibatnya SI Cabang
Semarang yang sudah berada di bawah pengaruh ISDV semakin jelas warna Marxisnya dan selanjutnya
terjadilah perpecahan dalam tubuh SI.

Pada tanggal 23 Mei 1923 ISDV diubah menjadi Partai Komunis Hindia dan selanjutnya pada bulan
Desember 1920 menjadi Partai Komunis Indonesia. (PKI). Susunan pengurus PKI , antara lain Semaun
(ketua), Darsono (wakil ketua), Bersgma (sekretaris), dan Dekker (bendahara).

PKI semakin aktif dalam percaturan politik dan untuk menarik massa maka dalam propagandanya PKI
menghalalkan secara cara.
Kemajuan yang diperolehnya ternyata membuat PKI lupa diri sehingga merencanakan suatu petualangan
politik. Pada tanggal 13 November 1926 PKI melancarkan pemberontakan di Batavia dan disusul di
daerah-daerah lain, seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Di Sumatra Barat pemberontakan
PKI dilancarkan pada tanggal 1 Januari 1927. Dalam waktu yang singkat semua pemberontakan PKI
tersebut berhasil ditumpas. Akhirnya, ribuan rakyat ditangkap, dipenjara, dan dibuang ke Tanah Merah
dan Digul Atas (Papua).

8. Partai Nasional Indonesia (PNI)

Algemene Studie Club di Bandung yang didirikan oleh Ir. Soekarno pada tahun 1925 telah mendorong
para pemimpin lainnya untuk mendirikan partai politik, yakni Partai Nasional Indonesia ( PNI). PNI

Tim Penyusun: Abbya, Arif, Rahmi, Hana, Khairunnisa , Meska, Naufal, Rachmadani, Olivia, Popy, Thalitha (XII4-SMAN10PADANG)
didirikan di Bandung pada tanggal 4 Juli 1927 oleh 8 pemimpin, yakni dr. Cipto Mangunkusumo, Ir.
Anwari, Mr. Sartono, Mr. Iskak, Mr. Sunaryo, Mr. Budiarto, Dr. Samsi, dan Ir. Soekarno sebagai
ketuanya. Kebanyakan dari mereka adalah mantan anggota Perhimpunan Indonesia di Negeri Belanda
yang baru kembali ke tanah air.

Radikal PNI telah kelihatan sejak awal berdirinya. Hal ini terlihat dari anggaran dasarnya bahwa tujuan
PNI adalah Indonesia merdeka dengan strategi perjuangannya nonkooperasi. Untuk mencapai tujuan
tersebut maka PNI berasaskan pada self help, yakni prinsip menolong diri sendiri, artinya memperbaiki
keadaan politik, ekonomi, dan sosial budaya yang telah rusak oleh penjajah dengan kekuatan sendiri;
nonkooperatif, yakni tidak mengadakan kerja sama dengan pemerintah Belanda; Marhaenisme, yakni
mengentaskan massa dari kemiskinan dan kesengsaraan.

Untuk mencapai tujuan tersebut, PNI telah menetapkan program kerja sebagaimana dijelaskan dalam
kongresnya yang pertama di Surabaya pada tahun 1928, seperti berikut.

1) Usaha politik, yakni memperkuat rasa kebangsaan (nasionalisme) dan kesadaran atas persatuan bangsa
Indonesia, memajukan pengetahuan sejarah kebangsaan, mempererat kerja sama dengan bangsa-bangsa
Asia, dan menumpas segala rintangan bagi kemerdekaan diri dan kehidupan politik.

2) Usaha ekonomi, yakni memajukan perdagangan pribumi, kerajinan, serta mendirikan bank-bank dan
koperasi.

3) Usaha sosial, yaitu memajukan pengajaran yang bersifat nasional, meningkatkan derajat kaum wanita,
memerangi pengangguran, memajukan transmigrasi, memajukan kesehatan rakyat, antara lain dengan
mendirikan poliklinik.

Untuk menyebarluaskan gagasannya, PNI melakukan propaganda-propaganda, baik lewat surat kabar,
seperti Banteng Priangan di Bandung dan Persatuan Indonesia di Batavia, maupun lewat para pemimpin
khususnya Ir. Soekarno sendiri. Dalam waktu singkat, PNI telah berkembang pesat sehingga
menimbulkan kekhaw-tiran di pihak pemerintah Belanda. Pemerintah kemudian memberikan peringatan
kepada pemimpin PNI agar menahan diri dalam ucapan, propaganda, dan tindakannya.

Dengan munculnya isu bahwa PNI pada awal tahun 1930 akan mengadakan pemberontakan maka pada
tanggal 29 Desember 1929, pemerintah Hindia Belanda mengadakan penggeledahan secara besar-besaran
dan menangkap empat pemimpinnya, yaitu Ir. Soerkarno, Maskun, Gatot Mangunprojo dan Supriadinata.
Mereka kemudian diajukan ke pengadilan di Bandung.

Dalam sidang pengadilan, Ir. Soerkarno mengadakan pembelaan dalam judul Indonesia Menggugat. Atas
dasar tindakan melanggar Pasal "karet" 153 bis dan Pasal 169 KUHP, para pemimpin PNI dianggap
mengganggu ketertiban umum dan menentang kekuasaan Belanda sehingga dijatuhi hukuman penjara di
Penjara Sukamiskin Bandung. Sementara itu, pimpinan PNI untuk sementara dipegang oleh Mr. Sartono
dan dengan pertimbangan demi keselamatan maka pada tahun 1931 oleh pengurus besarnya PNI
dibubarkan. Hal ini menimbulkan pro dan kontra.

Mereka yang pro pembubaran, mendirikan partai baru dengan nama Partai Indonesia (Partindo) di bawah
pimpinan Mr. Sartono. Kelompok yang kontra, ingin tetap melestarikan nama PNI dengan mendirikan
Pendidikan Nasional Indonesia (PNI-Baru) di bawah pimpinan Drs. Moh. Hatta dan Sutan Syahrir.

9. Gerakan Wanita

Tim Penyusun: Abbya, Arif, Rahmi, Hana, Khairunnisa , Meska, Naufal, Rachmadani, Olivia, Popy, Thalitha (XII4-SMAN10PADANG)
RA Kartini

Munculnya gerakan wanita di Indonesia, khusunya di Jawa dirintis oleh R.A. Kartini yang kemudian
dikenal sebagai pelopor pergerakan wanita Indonesia. R.A. Kartini bercita-cita untuk mengangkat derajat
kaum wanita Indonesia melalui pendidikan.
Cita-citanya tersebut tertulis dalam surat-suratnya yang kemudian berhasil dihimpun dalam
sebuah buku yang diterjemahkan dalam judul Habis Gelap Terbitlah Terang. Cita-cita R.A. Kartini ini
mempunyai persamaan dengan Raden Dewi Sartika yang berjuang di Bandung.

Semasa Pergerakan Nasional maka muncul gerakan wanita yang bergerak di bidang pendidikan dan sosial
budaya. Organisasi-organisasi yang ada, antara lain sebagai berikut.

1) Putri Mardika di Batavia (1912) dengan tujuan membantu keuangan bagi wanita-wanita yang akan
melanjutkan sekolahnya. Tokohnya, antara lain R.A. Saburudin, R.K. Rukmini, dan R.A. Sutinah
Joyopranata.

2) Kartinifounds, yang didirikan oleh suami istri T.Ch. van Deventer (1912) dengan membentuk sekolah-
sekolah Kartinibagi kaum wanita, seperti di Semarang, Batavia, Malang, dan Madiun.

3) Kerajinan Amal Setia, di Koto Gadang Sumatra Barat oleh Rohana Kudus (1914).
Tujuannya meningkatkan derajat kaum wanita dengan cara memberi pelajaran membaca, menulis,
berhitung, mengatur rumah tangga, membuat kerajinan, dan cara pemasarannya.

4) Aisyiah, merupakan organisasi wanita Muhammadiyah yang didirikan oleh Ny. Hj. Siti Walidah
Ahmad Dahlan (1917). Tujuannya untuk memajukan pendidikan dan keagamaan kaum wanita.

5) Organisasi Kewanitaan lain yang berdiri cukup banyak, misalnya Pawiyatan Wanito di Magelang
(1915), Wanito Susilo di Pemalang (1918), Wanito Rukun Santoso di Malang, Budi Wanito di Solo, Putri
Budi Sejati di Surabaya (1919), Wanito Mulyo di Yogyakarta (1920), Wanito Utomo dan Wanito Katolik
di Yogyakarta (1921), dan Wanito Taman Siswa (1922).

Puncak gerakan wanita, yaitu dengan diselenggarakannya Kongres Perempuan Indonesia I pada tanggal
2225 Desember 1928 di Yogyakarta. Kongres menghasilkan bentuk perhimpunan wanita berskala
nasional dan berwawasan kebangsaan, yakni Perikatan Perempuan Indonesia (PPI). Dalam Kongres
Wanita II di Batavia pada tanggal 2831 Desember 1929 PPI diubah menjadi Perikatan Perhimpunan
Isteri Indonesia (PPII). Kongres Wanita I merupakan awal dari bangkitnya kesadaran nasional di kalangan
wanita Indonesia sehingga tanggal 22 Desember ditetapkan sebagai hari Ibu.

Secara Umum Strategi Para Pejuang Bangsa dalam Meraih Kemerdekaan yaitu :

Tim Penyusun: Abbya, Arif, Rahmi, Hana, Khairunnisa , Meska, Naufal, Rachmadani, Olivia, Popy, Thalitha (XII4-SMAN10PADANG)
1.melawan para penjajah
2. menyusun strategi untuk melawan penjajah
3. membuat dasar Negara
4. mempersiapkan atribut negara
5. membuat UUD & peraturan perundang - undangan
6. melaksanakan musyawarah
7. mempersiapkan kemerdekaan negara dengan sangat matang

Persamaan dan perbedaan strategi pergerakan nasional indonesia sebelum dan sesudah kebangkitan
nasional

Sebelum tahun 1908 :

1. Bersifat kedaerahan
2. Kepemimpinan feodal (di bawah golongan bangsawan)
3. Bersifat sementara (pemimpin kalah, gerak perjuangan berhenti)
4. Pengorganisasian belum teratur
5. Cita-cita tidak jelas
6. Perjuangan fisik/dengan senjata

Setelah tahun 1908 :

1. Bersifat nasional
2. Kepemimpinan bebas (kepemimpinan di bawah golongan terpelajar)
3. Berlangsung terus
4. Organisasi diatur secara modern
5. Cita-cita jelas menuju kemerdekaan Indonesia
6. Perjuangan di bidang politik, ekonomi, sosial budaya

Dampak politik budaya sosial ekonomi dan pendidikan pada masa penjajahan bangsa eropa

A. Dampak Kolonialisme dan Imperialisme Dalam Bidang Politik

Penjajahan Belanda tidak hanya menimbulkan penderitaan dan kemiskinan bagi rakyat, tetapi juga
mengakibatkan perubahan dalam bidang politik dan pemerintahan. Para sultan, raja, adipati, dan
kaum bangsawan kehilangan wibawa, karena kekuasaannya tergantung kepada pemerintah kolonial
Belanda.
Pemerintah kolonial Belanda juga turun untuk mencampuri urusan pengangkatan raja/sultan, pejabat
keraton, patih, dan seluruh urusan intern kesultanan atau kerajaan. Semuanya ditentukan berdasarkan
dengan keinginan dan kebijakan pemerintah Belanda saja. Hak-hak para penguasa pribumi makin
berkurang bahkan hilang sama sekali.
Kebijakan yang dilakukan oleh kolonial Belanda ini menyebabkan runtuhnya kekuasaan politik
setempat, menurun drastisnya kehidupan sosial ekonomi hingga pada akhirnya goyahnya budaya dan
tradisi masyarakat.

B. Dampak Kolonialisme dan Imperialisme Dalam Bidang Ekonomi

Awal mulanya bangsa Eropa datang ke Indonesia mempunyai tujuan untuk berdagang. Mereka hanya
ingin membeli rempah-rempah dengan harga yang murah. Namun, lambat laun kemudian mereka

Tim Penyusun: Abbya, Arif, Rahmi, Hana, Khairunnisa , Meska, Naufal, Rachmadani, Olivia, Popy, Thalitha (XII4-SMAN10PADANG)
berencana untuk lebih menguasai dengan tujuan yaitu mereka ingin memonopoli perdagangan dan
dengan bebasnya mereka dapat menetapkan aturan perdagangan hingga harga dengan sendirinya.
Karena sistem yang ditetapkan oleh bangsa Eropa tidak diterima baik oleh bangsa Indonesia, maka
dari itu sistem monopoli oleh bangsa Eropa menimpulkan kebencian oleh bangsa Indonesia hingga
kemudian mengarahkan kedua belah pihak saling bermusuhan dan melakukan peperangan.

C. Dampak Kolonialisme dan Imperialisme Dalam Bidang Sosial Budaya

Sejak kedatangan bangsa Portugis ke Indonesia, perubahan sosial budaya masyarakat Indonesia pun
muncul. Penyebab utama dari pada itu ialah adanya pengangkutan rempah-rempah ke Eropa hingga
penyebaran budaya dan agama Kristen Katolik sering dilakukan dengan cara-cara paksa.
Hal ini tentu sangat bertentangan sekali dengan masyarakat Indonesia terutama mereka yang telah
lama memeluk agama Islam. Namun pengaruh demi pengaruh kian menjadi-jadi sehingga perubahan
sosial budaya tersebut tidak dapat ditolak. Agama Kristen Katolik yang di bawa oleh bangsa Portugis
dan Agama Kristen Protestan yang di bawa oleh bangsa Belanda akhirnya dianut pula oleh sebagian
masyarakat Indonesia.

D. Dampak Kolonialisme dan Imperialisme Dalam Bidang Idiologi

Terjadinya perubahan ideologi bangsa Indonesia diakibatkan karena masuknya kolonialisme dan
imperialisme Barat yang membawa banyak dampak buruk. Adapun nilai-nilai kebudayaan bangsa
Indonesia yang telah dijunjung tinggi selama berabad-abad, secara bertahap telah mengalami
perubahan sesuai dengan keinginan kaum imperialis kolonialisme. Agama Kristen yang dianut oleh
kaum imperialis Barat sering kali dipaksakan kepada masyarakat terutama yang telah menganut
agama lain.
Selama pemerintahan bangsa Belanda di Indonesia, masyarakat pribumi berada di kelas yang
terendah di negerinya sendiri. Mereka diperlakukan secara tidak adil kemudian ditempatkan pada
urutan terbawah setelah bangsa Timur asing. Pemeintahan kolonial Belanda khususnya dan bangsa
berkulit putih pada umumnya, beranggapan bahwa mereka adalah ras tertinggi dan berhak menguasai
dan menindas bangsa kulit berwarna seperti halnya rakyat Indonesia. Mereka mengingkari nilai
hakiki kemanusiaan yang sebenarnya sama saja di hadapan sang Pencipta.
Dalam melestarikan kekuasaannya, pemerintah kolonial Belanda menerapkan politik pecah belah dan
kuasai (devide et impera). Mereka sama sekali tidak menginginkan adanya persatuan dan kesatuan di
kalangan rakyat bangsa Indonesia. Hingga pada akhirnya ketika bangsa Indonesia mulai terpecah
belah, pemerintahan kolonial benda dengan mudahnya menanamkan pengaruh-pengaruh
kekuasaanya.

Perjuangan Bangsa Indonesia Sejak Masa Proklamasi Kemerdekaan Sampai Tahun 1965

A. Peristiwa-peristiwa penting sekitar proklamasi kemerdekaan Indonesia

1. Kekalahan Jepang dalam Perang Asia Timur Raya (Perang Pasifik)

Faktor-faktor penyebab kekalahan Jepang:


- Pemboman atas kota Hiroshima dan Nagasaki
- Pemboman atas kawasan-kawasan industri strategis Jepang

Tim Penyusun: Abbya, Arif, Rahmi, Hana, Khairunnisa , Meska, Naufal, Rachmadani, Olivia, Popy, Thalitha (XII4-SMAN10PADANG)
- Hancurnya armada-armada dagang sehingga pasokan bahan mentah dan minyak bumi dari
negara-negara yang didudukinya menjadi macet.

Perjanjian penyerahan Jepang kepada sekutu ditandatangani secara resmi pada 2 September 1945
di kapal USS Missouri, wakil sekutu: Jendral Douglas McArthur, wakil Jepang: Menteri luar
negeri Mamoru Shigemitsu.

2. Perbedaan Pendapat tentang Peristiwa Proklamasi dan Rengas dengklok

1 Maret 1945: Pembentukan BPUPKI, disahkan: 29 April 1945


Tugas: menyelidiki, mempelajari, mempersiapkan berbagai hal terkait dengan masalah tata
pemerintahan Indonesia ketika kelak diberikan kemerdekaan oleh Jepang.
Ketua: Radjiman Widyodiningrat.
7 Agustus1945: pembentukan PPKI
Tugas: mempersiapkan kemerdekaan Indonesia.
9 Agustus 1945: Soekarno, Hatta, Radjiman Widyodiningrat terbang ke Dalat, Vietnam.
10 Agustus 1945: St Sjahrir mendengar siaran radio BBC tentang adanya kemungkinan Jepang
menyerah kepada sekutu.

Muncul perpbedaan pengdapat:


- Golongan tua : Soekarno, Hatta: tetap kooperatif terhadap Jepang.
Alasan: belum ada kepastian Jepang sudah menyerah kepada sekutu, dan Jepang telah berjanji
akan memberi kemerdekaan kepada Indonesia pada 24 Agustus 1945.
- Golongan muda: St Sjahrir : nonkooperatif terhadap Jepang: Kemerdekaan Indonesia
merupakan hasil perjuangan dan pengorbanan bangsa Indonesia, bukan pemberian dari
Jepang.
Alasan: Jika Jepang menyerah dan sekutu menjadi penguasa selanjutnya, maka Belanda akan
kembali berkuasa di Indonesia.
16 Agustus 1945, dini hari : Peristiwa Rengasdengklok

Akhirnya disepakati bahwa proklamasi akan dilaksanakan paling lambat tanggal 17 Agustus
1945.

3. Penyusunan naskah proklamasi


Rapat penyiapan teks proklamasi dilakukan di : rumah Laksamana Maeda.
Soekarno: menulis naskah proklamasi.
Moh. Hatta dan Achmad Soebardjo: menyumbangkan ide secara lisan.
Sayuti Melik: mengetik naskah proklamasi.
Naskah proklamasi ditandatangani oleh Soekarno dan Hatta atas nama Bangsa Indonesia.
Proklamasi dilaksanakan di halaman rumah Soekarno: Jalan Pegangsaan Timur No.56 Jakarta (
sekarang: Jalan Proklamasi No.1) pada pukul 10.00 WIB.
Makna Proklamasi:
Merupakan titik puncak perjuangan Bangsa Indonesia meraih kemerdekaan.
Indonesia terlepas dari belenggu penjajahan.
Negara Republik Indonesia lahir.

Tim Penyusun: Abbya, Arif, Rahmi, Hana, Khairunnisa , Meska, Naufal, Rachmadani, Olivia, Popy, Thalitha (XII4-SMAN10PADANG)
4. Penyebaran berita proklamasi
Disiarkan melalui kantor berita Domei, saluran radio, surat kabar, pamflet, poster, coretan-
coretan di gerbong kereta api dan dinding kota.
Perwakilan daerah:
1. Teuku Mohammad Hassan : Aceh
2. Sam Ratulangi : Sulawesi
3. Ketut Pudja : Sunda Kecil (Bali)
4. A. A. Hamidan : Kalimantan

Peran tokoh-tokoh dalam mempertahankan keutuhan negara dan bangsa Indonesia setelah
Proklamasi sampai 1965

1. Ir. Soekarno

1. Tanggal 9 Agustus 1945, Ir. Soekarno bersama Mohammad Hatta dan Rajiman Wedyodiningrat
ke Dalat, Vietnam. Mereka bertemu Jenderal Terrauchi untuk
membicarakan kemerdekaan Indonesia.
2. Tanggal 17 Agustus 1945, membacakan Proklamasi Kemerdekaaan RI
dan bersama Mohammad Hatta menandatangani naskah proklamasi.
3. Tanggal 18 Agustus 1945 dilantik menjadi presiden RI.
4. Tanggal 23 Agustus 1945, membentuk Badan Keamanan Rakyat
(BKR).
5. Tanggal 28 Oktober 1945, mengadakan perundingan dengan Inggris di
Surabaya.

2. Drs. Mohammad Hatta

1. Bersama Ir. Soekarno menandatangani naskah Proklamasi


Kemerdekaan Indonesia.
2. Menjadi pemimpin delegasi Indonesia dalam Konferensi Meja
Bundar (KMB) di Den Haag, Belanda tanggal 23 Agustus2 November
1949.
3. Pada tanggal 27 Desember 1945, menandatangani naskah
pengakuan kedaulatan Republik Indonesia.
4. Drs. Mohammad Hatta dipercaya mendampingi Ir. Soekarno
menjadi wakil presiden pertama Republik Indonesia.

3. Sultan Hamengkubuwono IX (HB IX)

1. Pada tanggal 5 September 1945, Sultan Hamengkubuwono IX


menyatakan bahwa Kesultanan Jogjakarta adalah bagian dari Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
2. Pada saat ibu kota RI di Jakarta diserang Belanda, HB IX
mempersiapkan dan menyediakan Kota Jogjakarta sebagai pusat
pemerintahan RI.

Tim Penyusun: Abbya, Arif, Rahmi, Hana, Khairunnisa , Meska, Naufal, Rachmadani, Olivia, Popy, Thalitha (XII4-SMAN10PADANG)
3. HB IX menjadi anggota delegasi Indonesia dalam Perundingan RoemRoyen.
4. Saat terjadi Serangan Umum 1 Maret 1949, HB IX membantu TNI menyediakan Keraton
Jogjakarta sebagai tempat persembunyian para pejuang dan TNI.
5. Tanggal 13 Juli 1949, HB IX diangkat menjadi Menteri Koordinator Pertahanan Keamanan pada
sidang pertama kabinet Indonesia.
6. Tanggal 27 Desember 1949, HB IX mewakili Indonesia dalam penandatanganan kedaulatan RI
dan menerima penyerahan kedaulatan dari Belanda.

4. Jenderal Soedirman

1. Tanggal 12 Desember 1945, memimpin TKR di Ambarawa dalam


menggempur dan mengusir Inggris. Saat itu beliau masih berpangkat kolonel.
2. Jenderal Soedirman memimpin pasukan TNI melakukan perang gerilya
melawan Belanda dalam Agresi Militer Belanda II.

Kehidupan politik, sosial, ekonomi pada awal kemerdekaan, demokrasi liberal dan demokrasi
terpimpin.

Awal Kemerdekaan

A. Politik

- Sidang PPKI

Pada awal kemerdekaan PPKI mengadakan sidang padang 18 Agustus45 (mengesahkan UUD;
pres-wapres; komite nasional), 19 Agustus45 (8 prov; 12 departemen dgn mentrinya; komite
nasional daerah) dan 22 Agustus45 (KNI, BKR, PNI).

- Sistem Pemerintahan Presidensiil

Dimana kekuasaan tertinggi pada presiden. Kabinet: Sutan Syarir, Amir Syarifuddin, Hatta.

- Banyaknya Partai Politik Bermunculan

Awalnya hanya ada PNI sebagai partai tunggal, namun berdasarkan maklumat tanggal 3
November45 dimana boleh pembuatan partai-partai lainnya.

B. Sosial

- Penghapusan Kasta

Setelah kemerdekaan pemerintah melakukan pengghapusan diskriminasi rasial, dimana


pemerintah menghapus sifat rasis antara pribumi dengan non pribumi, perbedaan agama, budaya,
warna kulit dan lainnya.

C. Ekonomi

- Perekonomian yang sulit (tingkat inflasi tinggi)

Tim Penyusun: Abbya, Arif, Rahmi, Hana, Khairunnisa , Meska, Naufal, Rachmadani, Olivia, Popy, Thalitha (XII4-SMAN10PADANG)
- Kosongnya kas negara

- sistem ekonomi menjadi ekonomi sentralisasi

- Pemerintah melakukan berbagai kebijakan terkait ekonomi (konferensi ekonomi; dibentuknya Badan
Perancang Ekonomi; rencana Kasimo; Oeang Rep Indonesia; Program pinjaman Nasional)

Masa Demokrasi Liberal

A. Politik

- Sistem pemerintahan: Parlementer

- Sering Bergantinya Sistem Pemerintahan

Pada masa ini banyak terjadi perubahan kabinet:

1. Natsir (6 Sept50 - 27 April51)

2. Sukiman (27 April51 - 3 April52)

3. Wilopo (3 April52 - 3 Juni53)

4. Ali Sastroamijoyo I (31 Juli53 - 12 Agus55)

5. Boerhanoeddin Harahap (12 Agus55 - 3 Maret1956)

6. Ali Sastroamijoyo II (20 Maret56 - 4 Maret57)

7. Djuanda (9 April57 - 5 Juli59)

- Berlangsungnya Pemilu 1955

Periode pertama(29 Sept 1955) = pemilihan anggota DPR

Periode kedua (15 Des 1955) = pemilihan anggota konstituante

Pemenang: PNI, Masyumi, NU, PKI.

- Kegagalan Dewan Konstituante dan Dekrit Presiden 5 Juli 1959

- Konferensi Asia Afrika

B. Sosial

- sistem pendidikan terbagi atas pendidikan umum dan pendidikan teknik.

C. Ekonomi

- Sistem ekonomi masih kacau

Karena masih terpaku pada ekonomi kolonial dan belumsepenuhnya ekonomi nasional. Serta
situasi keamanan negeri yang masih kacau.

Tim Penyusun: Abbya, Arif, Rahmi, Hana, Khairunnisa , Meska, Naufal, Rachmadani, Olivia, Popy, Thalitha (XII4-SMAN10PADANG)
- pemerintah melakukan berbagai kebijakan ekonomi (gunting Syarifuddin; ekonomi gerakan benteng;
de javasche bank; ekonomi ali-baba; persaingan finansial ekonomi; rencana pembangunan lima
tahun; musyawarah nasional pembangunan {LKS SMTR 1 HAL 22-24})

Masa Demokrasi Terpimpin

A. Politik

- Kekuasaan presiden menujurus otoriter

- Sering terjadi penyimpangan UUD NRI 1945 dan Pancasila

Diantaranya:

1. Lembaga negara berintikan Nasakom

2. MPRS diangkat presiden (seharusnya pemilu)

3. Anggota DPAS ditunjuk presiden dan diketuai presiden (padahal tugasnya daalah untuk
menjawab pertanyaan presiden seputar pemerintahan)

4. Anggota DPRGR ditunjuk presiden dan DPR dibubarkan

5. Penetapan Manifesto politik sebagai GBHN

6. Pengangkatan presiden sumur hidup

7. Sidang MPRS diluar ibukota negara (di Bandung)

- Ajaran Nasakom yang menguntungkan PKI

- Politik Luar Negeri

Berlandaskan: UUD, amanat presiden (17 Agus 1959 dan 1960)

Bersifat konfrontatif ()

Indonesia keluar dari PBB.

B. Sosial

- pendidikan (Mulai dibangunannya sekolah tinggi/universitas)

C. Ekonomi

- dibentuknya Dewan Perancang Nasional (Depernas)

Dewan ini bertugas mempersiapkan RUU pembangunan nasional yang berencana dan menilai
penyelenggaran pembangunan.

- krisis moneter dan tingkat inflasi tinggi berkepanjangan

- utang luar negeri yang banyak

Tim Penyusun: Abbya, Arif, Rahmi, Hana, Khairunnisa , Meska, Naufal, Rachmadani, Olivia, Popy, Thalitha (XII4-SMAN10PADANG)
Upaya Bangsa Indonesia Menghadapi Disintegrasi Bangsa dalam Bentuk Pergolakan dan
Pemberontakan

Pemberontakan PKI Madiun

Panglima Jend. Sudirman memerintahkan Kolonel Gatot Soebroto (Jateng) dan Kolonel Soengkono
(Jatim) untuk mengarahkan pasukan TNI dan POLRI untuk menumpas kaum pemberontak. TNI
menggunakan kesatuan cadangan Divisi III Siliwangi dan Brigade Surachmand dari Jawa Timur.

DI/TII Jawa Barat

Mengerahkan anggota TNI, Divisi Siliwangi, dan masyarakat melalui operasi pagar betis dan operasi
bratayudha.

DI/TII Kalimantan Selatan

Melakukan pendekatan kepada Ibnu Hajar dan berjanji memasukkannya kedalam TNI. Ibnu Hajar
mau tapi kemudian memberontak lagi dan pada akhirnya TNI menangkapnya.

DI/TII Sulawesi Selatan

Pemerintah melakukan pendekatan kepada Kahar Muzakar dengan memberi pangkat Letnan
Kolonel. Tapi kemudian ia kembali memberontak sehingga pemerintah melakukan operasi militer.

DI/TII Aceh

Awalnya dengan operasi meliter namun kemudia pemerintah melakukan Musyawarah Kerukunan
Rakyat Aceh.

APRA

- Tekanan terhadap tentara Belanda

- Operasi Militer

Pemberontakan Andi Aziz

Dengan mengultimatum Andi Aziz agar melaporkan diri dan mempertanggungjawabkan


perbuatannya ke Jakarta.

RMS

Mengirim misi perdamaian dibawah Dr. Leimena, namun ditolak Soumokil. Akhirnya pemerintah
melakukan Gerakan Operasi Militer III (GOM III).

PRRI

TNI melancarkan operasi gabungan (AD, AU, AL) disebut operasi 17 Agustus dibawah pimpinan
Kolonel Ahmad Yani. Di Sumut, dilakukan operasi Sapta Marga dibawah pimpinan Brigadir Jenderal
Jatikusumo. Di Sumsel, dilakukan operasi Sadar dibawah pimpinan Letkol Ibnu Sutowo.

Permesta

Tim Penyusun: Abbya, Arif, Rahmi, Hana, Khairunnisa , Meska, Naufal, Rachmadani, Olivia, Popy, Thalitha (XII4-SMAN10PADANG)
Pemerintah membentuk Komando Operasi Merdeka yang dipimpin Letkol Rukminto Hendraningrat.

Perkembangan Masyarakat Indonesia Sejak Orde Baru Sampai Reformasi

A. Kehidupan Politik, Ekonomi Pada Masa Orde Baru Sampai Reformasi


1. Pengaruh Kehidupan Politik Bangsa Indonesia Pada Masa Orde Baru

Berlandaskan pada supersemar


Supersemar perlu diberi landasan hukum => 20 Juni 1966, MPRS mengadakan siding umum,
hasilnya :
Ketetapan MPRS No. ./MPRS/1996 Tentang

IX Pengesahan dan pengukuhan supersemar


XI Pemilu yang dilaksanakan selambatnya tgl 5 Juli 1968

XII Penegasan kembali landasan kebijaksanaan politik luar


negeri Indonesia yang bebas dan aktif
XIII Pembentukan kabinet ampera
XXV Pembubaran PKI, dan menyatakan sebagai organisasi
terlarang di Indonesia
Pemilu pertama orde baru (1971) diikuti Sembilan partai politikdan satu golongan karya
1. Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia (IPKI)
2. Murba
3. Nahdlatul Ulama (NU)
4. Partai Islam Persatuan Tarbiyah Islam (PI Perti)
5. Partai Katolik
6. Partai Kristen Indonesia (Parkindo)
7. Partai Muslimin Indonesia (Parmusi)
8. Partai Nasional Indonesia (PNI)
9. Partai Syarikat Islam Indonesia (PSII)
10. Sekretariat Bersama Golongan Karya (Sekber Golkar)

Untuk memperkuat kedudukan golkar sebagai motor penggerak orde baru dan melanggengkan
kekuasaan, diadakan fusi partai politik (1973)
1. 5 Januari 1973 => NU + Parmusi + PSII + Perti = Partai Persatuan Pembangunan (PPP)
2. 10 Januari 1973 => Partai Katolik + Parkindo + PNI + Murba + IPKI = PDI

Upaya pembaruan politik luar negeri


1. Kembali menjadi anggota PBB
>> 28 september 1966
2. Membekukan hubungan diplomatik dengan RRC
>> karena pada masa G-30S/PKI, RRC membantu PKI
3. Normalisasi hubungan dengan Malaysia
>> 11 Agustus 1966
Ini merupakan hasil delegasi Bangkok (29 mei 1 juni 1966). Indonesia dipimpin oleh menteri
luar negeri Adam malik, Malaysia dipimpin oleh wakil perdana menteri/ menteri luar negeri
Tun Abdul Razak.
ISI PERSETUJUAN BANGKOK :

Tim Penyusun: Abbya, Arif, Rahmi, Hana, Khairunnisa , Meska, Naufal, Rachmadani, Olivia, Popy, Thalitha (XII4-SMAN10PADANG)
a. Rakyat sabah dan serawak diberi kesempatan untuk menegaskan kembali keputusan yang
telah mereka ambil mengenai kedudukan mereka dalam Federasi Malaysia
b. Pemerintah kedua belah pihak menyetujui pemulihan hubungan diplomatic
c. Tindakan permusuhan antara kedua belah pihak akan dihentikan
4. Berperan dalam pembentukan ASEAN
Negara Menteri Luar Negeri
Filipina Narsisco Ramos
Indonesia Adam Malik
Thailand Thanat Khoman
Malaysia Tun Abdul Razak
Singapura S. Rajaratnam
Penandatanganan naskah pembentukan ASEAN = 8 agustus 1967 di Bangkok (Deklarasi
Bangkok)

B. PERKEMBANGAN KEHIDUPAN EKONOMI BANGSA INDONESIA PADA MASA ORDE


BARU

MPR telah menetapkan garis-garis besar haluan Negara (GBHN) => Tap MPR No. IV/MPR/1973.
Pembangunan jangka panjang (PJP) 25 tahun pertama (1969-1994). Sasaran utama adalah terpenuhinya
kebutuhan pokok rakyat dan tercapainya struktur ekonomi yang seimbang antara industry dan pertanian.
PJP tahap I terdapat 5 tahap :
Pembangunan lima tahun Diprioritaskan pada
(pelita)
I (1 april 1969 31 maret Sector pertanian dan industry yang menunjang sector pertanian
1974)
II (1 april 1974 31 maret Pembangunan sector pertanian dan peningkatan bahan industry yang
1979) mengolah bahan mentah menjadi bahan baku
III (1 april 1979 31 maret Pembangunan sector pertanian menuju swasembada pangan dengan
1984) meningkatkan sector industry yang mengolah bahan mentah menjadi
bahan baku dan barang jadi
IV (1 april 1984 31 maret Sector pertanian untuk memantapkan swasembada pangan,
1989) meningkatkan industry yang menghasilkan mesin untuk industry
ringan dan berat
V (1 april 1989 31 maret Sector pertanian untuk memantapkan swasembada pangan dan
1994) meningkatkan produksi hasil pertanian serta sector industry,
khususnya industry yang menghasilkan barang ekspor, banyak
menyerap tenaga kerja, pengolahan hasil pertanian, dan yang dapat
menghasilkan mesin industri

Trilogi pembangunan merupakan landasan pelaksaan setiap tahap pelita. Isinya :


1. Pemerataan pembangunan dan hasilnya
2. pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi
3. kestabilan nasional yang sehat dan dinamis

PJP tahap II :
Pelita VI (1 april 1994-31 maret 1999) merupakan tahap tinggal landas dari Negara berkembang
menuju Negara industry/ maju. Namun, kandas diperjalanan karena tahun 1997 negara-negara asia
dilanda krisis moneter.

Tim Penyusun: Abbya, Arif, Rahmi, Hana, Khairunnisa , Meska, Naufal, Rachmadani, Olivia, Popy, Thalitha (XII4-SMAN10PADANG)
21 mei 1998 = presiden soeharto lengser. Orde baru yang berhasil memegang pemerintahan selama 32
tahun memiliki ciri-ciri :
1. Melaksanakan pembangunan di segala bidang
2. Mencanangkan pancasilka sebagai asas tunggal
3. Adanya dwi fungsi ABRI
4. Politik sentralisasi

C. PERKEMBANGAN KEHIDUPAN POLITIK DAN EKONOMI PADA MASA REFORMASI

B. J. Habibie

Dilantik : 21 mei 1998

Kebijakannya :

1. Membentuk cabinet reformasi (22 mei 1998)


sesuai keputusan presiden No. 122/M tahun 1998. Terdiri atas 36 menteri yang meliputi
perwakilan dari militer (ABRI), golkar, PPP, dan PDI
2. Di bidang ekonomi
a. Merekapitulasi perbankan
b. Merekonstruksi perekonomian nasional
c. Melikuidasi beberapa bank bermasalah
d. Menaikkan nilai tukar rupiah terhadap dollar amerika hingga di bawah 10 ribu
e. Mengimplementasikan reformasi ekonomi yang disyaratkan oleh IMF
3. Di bidang politik
mengupayakan politik Indonesia dalam kondisi yang transparan dan merencanakan pemilu yang
luber jurdil
4. Dibidang hukum
menyangkut 3 hal : substansi hukum, aparatur penegak hukum yang bersih dan berwibawa, serta
institusi peradilan yang independen
5. Masalah dwifungsi ABRI
ABRI menarik diri dari peran sipilnya
6. Sidang istimewa MPR (10-13 November 1998)
menghasilkan 12 ketetapan, diantaranya :
Tap MPR Tentang
No../MPR/1998
X Pokok-pokok reformasi pembangunan dalam rangka
penyelamatan dan normalisasi kehidupan nasional sebagai
haluan Negara
XI Penyelenggaraan Negara yang bersih, serta bebas KKN
XIII Pembatasan masa jabatan presiden dan wakil presiden
XV Penyelenggaraan otonomi daerah, pengaturan, pembagian dan
pemanfaatan sumber daya nasional yang berkeadilan, serta
perimbangan keuangan pusat dan daerah
XVI Politik ekonomi dalam rangka demokrasi ekonomi
XVII HAM

7. Pemilu 1998
pelaksanaannya ditetapkan tanggal 7 juni 1999

Tim Penyusun: Abbya, Arif, Rahmi, Hana, Khairunnisa , Meska, Naufal, Rachmadani, Olivia, Popy, Thalitha (XII4-SMAN10PADANG)
8. Jajak pendapat dan lepasnya timot timur
jajak pendapat dilaksanakan pada 30 agustus 1999 dan diumumkan oleh UNAMET. 4 september
hasilnya diumumkan dan dimenangkan oleh kelompok prokemerdekaan

Akhir pemerintahan :

Dalam siding paripurna MPR (20-oktober 1999), pidato pertanggung jawaban presiden B.J. Habibie
ditolak MPR. Pada hari yang sama B.J. Habibie mengundurkan diri.

Abdurrahman Wahid (gus dur)

Dicalonkan dari poros tengah (aliansi PAN, PPP, PKB)


Terpilih dalam siding umum MPR (20 oktober 1999), dengan wakilnya megawati soekarnoputri
Cabinet persatuan nasional
Membubarkan departemen penerangan dan departemen sosial dengan alasan perampingan
struktur pemerintahan
Pembentukan departemen eksplorasi laut melalui keputusan presiden No. 355/M tahun 1999 (26
oktober 1999)
18 agustus 2000 => MPR melakukan amandemen terhadap UUD 1945
Pemisahan TNI dan POLRI
Pemulihan hak minoritas keturunan Tionghoa untuk menjalankan keyakinan mereka yang
beragama konghucu melalui Kepres No. 6 tahun 2000 mengenai pemulihan hak sipil penganut
agama konghucu

Gagasannya yang controversial diantaranya pencabutan ketetapan MPRS mengenai pelarangan


komunisme dan gagasan pembukaan hubungan dagang dengan Israel. DPR pada 1 februari 2001
akhirnya menyetujui memorandum (mosi tidak percaya kepada presiden Abdurrahman wahid). 23 Juli
2001, pemerintah menyelenggarakan siding istimewa MPR yang memberhentikan Abdurrahman
Wahid dan mengangkat megawati sebagai presiden

Megawati Soekarnoputri

Dilantik : 23 juli 2001=> megawati-hamzah Haz


Mengumumkan kabinetnya 9 agustus = cabinet gotong royong
Program kerja kabinetnya :
1. Mewujudkan otonomi yang tangguh
2. Menyehatkan bank
3. Memantapkan fungsi dan peran TNI dan Porli
4. Mewujudkan supremasi hukum
10 november 2001 = MPR melakukan amandemen terhadap UUD 45
meliputi penegasan Indonesia sebagai Negara hukum dan kedaulatan di tangan rakyat
Perubahan tata cara pemilihan presiden dan wakilnya yang dipilih langsung oleh rakyat
Pembatasan wewenang MPR
Kesejajaran kedudukan antara presiden dan DPR
Penetapan APBN yang diajukan oleh presiden
Penegasan wewenang BPK

Tim Penyusun: Abbya, Arif, Rahmi, Hana, Khairunnisa , Meska, Naufal, Rachmadani, Olivia, Popy, Thalitha (XII4-SMAN10PADANG)
Indicator keberhasilan pemerintahannya : rendahnya tingkat inflasi, stabilnya cadangan devisa
Negara dan nilai tukar rupiah relative membaik
Pemilu dilakukan dalam 2 tahap :
1. Menentukan para anggota legislative (5 april 2004) diikuti 24 partai politik
2. Memilih presiden (5 juli 2004 dan 20 september 2004)

Susilo Bambang Yudhoyono

Presiden pertama RI yang dipilih langsung oleh rakyat


Dilantik MPR pada 20 Oktober 2004
Cabinet Indonesia bersatu
Memprioritaskan menyelesaikan permasalahan kemiskinan dan pengangguran serta pemberantasan
KKN yang ia canangkan dalam program 100 hari pertama pemerintahannya
Upaya penerapan otonomi daerah dengan mengurangi wewenang pemerintah pusat dan
memperluas wewenang pemerintah daerah dilakukan secara proporsional dan seimbang
Mengupayakan reformasi birokrasi yang mengedepankan aspek transparansi, partisipasi, dan
akuntabilitas demi menciptakan good govermance
Konflik berkepanjangan di wilayah aceh dan papua mendapat perhatian serius
Pemerintah berupaya untuk lebih mengefektifkan forum dialog mulai dari tingkat local aceh hingga
tingkat internasional. Di tingkat intersional, upaya tersebut menghasilkan Geneva Agreement
(kesepakatan penghentian permusuhan)

D. KONTRIBUSI BANGSA INDONESIA DALAM PERDAMAIAN DUNIA

1. Pengertian Hubungan Internasional

Menurut :

a. Restra
HI = hubungan antarbangsa dalam segala aspeknya yang dilakukan oleh suatu Negara untuk
mencapai kepentingan nasional
b. Charles A. Mc. Clelland
HI = studi tentang keadaan relevan yang mengelilingi interaksi
c. Warsito Sunaryo
HI = studi tentang interaksi antara jenis kesatuan-kesatuan sosial tertentu, termasuk tentang
keadaan relevan yang mengelilingi interaksi
d. drs. Suwardi Wiraatmadja, M.A.
HI mencakup segala macam hubungan antarbangsa dan kelompok bangsa dalam masyarakat
internasional

2. KOMPONEN HI (Hubungan Internasional)


Politik internasional
Studi tentang peristiwa internasional
Hukum internasional
Organisasi administrasi internasional

3. Bentuk Hi

Tim Penyusun: Abbya, Arif, Rahmi, Hana, Khairunnisa , Meska, Naufal, Rachmadani, Olivia, Popy, Thalitha (XII4-SMAN10PADANG)
Individual = didasari kepentingan individu. Ex : kunjungan wisatawan
Antarkelompok
Antarnegara = melibatkan kepentingan nasional

4. Asas Hi
Asas territorial
didasarkan pada kekuasaan Negara atas daerahnya (yang ada di wilayahnya)
Asas kebangsaan
didasarkan pada kekuasaan Negara untuk seluruh warga negaranya
Asas kepentingan umum
didasarkan pada wewenang Negara untuk melindungi dan mengatur kepentingan dalam
bermasyarakat
Asas persamaan harkat, martabat dan derajat
Asas keterbukaan

5. Maksud Dan Tujuan Hi


a. Mempererat hubungan antar Negara
b. Kerjasama dalam rangka saling membantu
c. Menjelaskan dan menegakkan kedaulatan dan batas wilayah
d. Perdamaian dan perundingan pakta nonagresi
e. Hubungan dagang atau ekonomi

6. Faktor Yang Mendorong Timbulnya Hi


1. Internal = kekhawatiran terancam kelangsungan hidupnya
2. Eksternal = ketentuan hukum alam

7. Politik Luar Negeri Bebas Aktif

Tujuan pokok politik luar negeri Indonesia

1. Mempertahankan kemerdekaan dan menjaga kedaulatan


2. Perdamaian internasional
3. Persaudaraan antara semua bangsa

RI melaksankan politik luar negeri dengan cara:

1. Politik damai dan ikut serta membela perdamaian dunia


2. Bersahabat dengan semua bangsa, tidak mencampuri urusan dalam
3. Memperkuat sendi-sendi hukum internasional dan organisasi internasional
4. Melalui PBB, mencapai kemerdekaan bagi bangsa lain

Kebijakan politik bebas-aktif resmi dimulai dengan pernyataan pemerintah yang disampaikan
oleh perdana menteri Moh. Hatta di depan Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat
(BP-KNIP) di Yogyakarta pada 2 september 1948.

Gagasan untuk politik luar negeri bebas-aktif adalah penetapan sikap dalam mempertahankan
kemerdekaan dan melawan kembalinya penjajajah di tengah konflik timur-barat. Alasan kuat
Indonesia bersikap seperti itu :
a. Negara barat umumnya masih enggan dalam mendukung perjuangan Indonesia
b. AS baru benar-benar mendukung Indonesia ketika belanda melakukan agresi kedua akhir
tahun 1948

Tim Penyusun: Abbya, Arif, Rahmi, Hana, Khairunnisa , Meska, Naufal, Rachmadani, Olivia, Popy, Thalitha (XII4-SMAN10PADANG)
c. Uni Soviet telah memberikan dukungan bagi perjuangan kemerdekaan Indonesia sejak 1946
di forum PBB, tapi uni soviet mendukung komunis

8. Kebijakan Sebelum Peristiwa Gerakan 30 September 1965


1. Januari 1949 di New Delhi, atas inisiatif PM India Pandit Jawaharal Nehru diselenggarakan
konferensi hubungan antar bangsa-bangsa asia
2. Pada masa RIS, dikembangkan hubungan antara Negara asia dan Negara barat
3. Pada Kabinet Ali Sastroamidjoyo I (1953-1955) pelaksanaan politik bebas aktif lebih
mendekatkan diri pada Negara asia-afrika dan blok sosialis

SETELAH PERISTIWA GERAKAN 30 SEPTEMBER 1965:

Penyelewengan terhadap politik bebas aktif dengan dicetuskannya Manifesto Politik RI

Landasan politik luar negeri Orde Baru :


MPRS No/MPR/1966 tentang
XII Penegasan kembali landasan kebijakan politik luar negeri RI
XXIII Pembaruan kebijakan landasan ekonomi, keuangan pembangunan
XI Tugas pokok cabinet pembangunan
MPR No. IV/MPR/1973 GBHN
Sifat politik luar negeri Indonesia = antikolonialisme dan antiimperialisme

9. Pada Masa Demokrasi Terpimpin

Kebijakan politik luar negeri banyak terpusat di tangan presiden soekarno. Politik bebas aktif dibelokkan
menjadi politik konfrontasi terhadap apa yang disebut Old Established Forces (Oldefo) bersama-sama
dengan New Emerging Forces (Nefo).
nefo = kelompok komunis yang progresif
oldefo = blok kapitalis-imperialis yang reaksioner

Dwikora (Dwi Komando Rakyat)untuk melakukan pengganyangan Malaysia pada 3 mei 1964 di Jakarta :
a. perhebat ketahanan revolusi Indonesia
b. bantu perjuangan revolusioner rakyat Malaysia, singapura, sabah, serawak, Brunai, untuk
membubarkan Negara boneka Malaysia

Dibentuk komando mandala siaga (kolaga) di bawah pimpinan Marsekal Madya Omar Dani, panglima
angkatan udara. Indonesia akhirnya gagal mencegah terbentuknya Malaysia. Ketika Malaysia diterima
menjadi anggota tidak tetap dewan keamanan PBB, Indonesia keluar pada tanggal 7 januari 1965.
Hubungan dengan eropa timur dan uni soviet serta Negara yang berpaham komunis lainnya ditingkatkan.

POLITIK LUAR NEGERI PADA MASA ORDE BARU

Soeharto mengambil kebijakan politik luar negeri (polugri), membangun hubungan baik dengan pihak
barat dan good neighbourhood policy melalui ASEAN.

Tujuan utama politik luar negeri soeharto untuk memobilisasi sumber dana internasional demi membantu
rehabilitas ekonomi dan pembangunan, serta menjamin lingkungan regional yang aman yang
memudahkan Indonesia berkonsentrasi pada agenda domestiknya.

Tim Penyusun: Abbya, Arif, Rahmi, Hana, Khairunnisa , Meska, Naufal, Rachmadani, Olivia, Popy, Thalitha (XII4-SMAN10PADANG)
Konfrontasi dengan Malaysia berakhir setelah Adam Malik menandatangani perjanjian Bangkok pada 11
agustus 1966 yang isinya mengakui Malaysia sebagai suatu Negara.

Indonesia membentuk ASEAN.

Soeharto coba membangun Indonesia sebagai salah satu Negara industry baru di asia tenggara, sehingga
pernah disejajarkan dengan korea selatan, Taiwan, dan Thailand sebagai macam-macam asia baru.

Soeharto menggunakan Apec untuk memproyeksikan posisi kepemimpinan Indonesia.

Indonesia menjadi ketua pertemuan APEC dan Ketua gerakan non blok X pada 1992.

Indonesia masuk sebagai angota Negara penghasil minyak OPEC.

POLITIK LUAR NEGERI ERA REFORMASI

Dimulai oleh pemerintahan presiden B.J. Habibie,


citra Indonesia terpuruk sebagai dampak krisis ekonomi di akhir era orde baru dan kerusuhan pasca jajak
pendapat di timor-timur. Presiden B.J. Habibie berhasil menarik simpati dari Dana Moneter
Internasional/international Monetary Funds (IMF) dan Bank Dunia untuk mencairkan program bantuan
untuk mengatasi krisis ekonomi.

Presiden Abdurrahman Wahid


mencari dukungan pemulihan ekonomi, rangkaian kunjungan ke mancanegara diarahkan pula pada upaya
menarik dukungan mengatasi konflik domestic, mempertahankan integritas teritorial Indonesia dan
demokratisasi

Presiden Megawati Soekarnoputri


mempertimbangkan peran DPR dalam penentuan kebijakan luar negeri dan diplomasi, memprioritaskan
diri mengunjungi wilayah konflik di tanah air

Susilo Bambang Yudhoyono


mengubah citra Indonesia dan menarik investasi asing dengan menjalin berbagai kerjasama. Politik luar
negeri pada masa SBY diumpamakan dengan istilah mengarungi lautan bergelombang, bahkan
menjembatani dua karang

Ciri politik luar negeri Indonesia masa SBY :


a. terbentuknya kemitraan strategis dengan Negara lain
b. terdapat kemampuan beradaptasi Indonesia terhadap perubahan domestic dan perubahan di luar negeri
c. pragmatis kreatif dan oportunis, artinya Indonesia mencoba menjalin hubungan dengan siapa saja yang
bersedia membantu Indonesia
d. konsep trust, membangun kepercayaan dengan dunia internasional.
prinsip konsep trust : unity, harmony, security, leadership, prosperity

G. Peranan Mahasiswa Dalam Lahirnya Orde Baru Dan Lahirnya Reformasi

Peranan mahasiswa sebenarnya sudah dimulai sebelum bangsa ini merdeka. Seperti halnya
gerakan Budi Utomo. Dulu gerakan Partai Komunis Indonesia (PKI) sangat mengancam dan menjadikan
bangsa ini tidak tentu arah, namun dengan adanya peran mahasiswa membuat perubahan yang besar.
Melakukan aksi-aksi menuntut pemerintah bertindak dan membubarkan PKI secepat mungkin. Aksi-aksi
tersebut merupakan awal terbentuknya Orde Baru pada razim Soeharto.

Tim Penyusun: Abbya, Arif, Rahmi, Hana, Khairunnisa , Meska, Naufal, Rachmadani, Olivia, Popy, Thalitha (XII4-SMAN10PADANG)
Lahirnya Orba bukan menjadi solusi kemajuan bangsa, melainkan terbentuknya razim pemerintah
yang mengharuskan rakyatnya tunduk dan patuh akan semua kemauan pemerintah dan mengabaikan hak
rakyat. Cara inilah yang menuntut mahasiswa untuk protes.

1. Peranan Mahasiswa Dalam Lahirnya Orde Baru

Orde Baru berlangsung dari tahun 1968 hingga 1998. Dalam jangka waktu tersebut, ekonomi
Indonesia berkembang pesat meski dibarengi dengan korupsi yang merajalela. Hampir selama 32 tahun
gerakan mahasiswa berusaha dibungkam oleh rezim berkuasa, yaitu rezim orde baru atau yang biasa
dikenal masa demokrasi pancasila. Rezim orde baru melarang mahasiswa tampil dalam panggung politik
baik kampus maupun nasional.

Pemuda dan mahasiswa Indonesia banyak terlibat dalam perjuangan dan ikut mendirikan Orde
Baru. Gerakan ini dikenal dengan istilah Angkatan '66. Gerakan ini berhasil membangun kepercayaan
masyarakat untuk mendukung mahasiswa menentang Komunis yang ditukangi oleh PKI (Partai Komunis
Indonesia). Setelah Orde Lama berakhir, aktivis Angkatan '66 pun mendapat hadiah yaitu dengan banyak
yang duduk di kursi DPR/MPR serta diangkat dalam kabibet pemerintahan Orde Baru. Pada masa ini ada
seorang aktivis yang tidak peduli mau dimusuhi atau didekati yang penting pandangan idealisnya
terhadap bangsa, dia adalah Soe Hok Gie. Tokoh ini menjadi panutan mahasiwa.

Sejak dikeluarkannya UU No. 15 dan 16 Tahun 1969, tentang Pemilu dan tentang Susunan dan
Kedudukan Lembaga Negara, maka dari sinilah mulai nampak keinginan politik elit penguasa untuk
menghimpun kekuatan dan meraih kemenangan mutlak pada pemilu yang sedianya akan diselenggarakan
pada tahun 1970 ternyata baru dapat dilaksanakan tahun 1971, karena usaha penggalangan kekuatan lewat
Golongan Karya (GOLKAR) memerlukan waktu cukup lama.

2. Aksi pada masa transisi (1966-1967)

Tri Tuntutan Rakyat (atau biasa disingkat Tritura) adalah tiga tuntutan kepada pemerintah
yang diserukan para mahasiswa yang tergabung dalam Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI).
Selanjutnya diikuti oleh kesatuan-kesatuan aksi yang lainnya seperti Kesatuan Aksi Pelajar Indonesia
(KAPI), Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia (KAPPI), Kesatuan Aksi Buruh Indonesia (KABI),
Kesatuan Aksi Sarjana Indonesia (KASI), Kesatuan Aksi Wanita Indonesia (KAWI), dan Kesatuan Aksi
Guru Indonesia (KAGI), serta didukung penuh oleh Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Ketika gelombang demonstrasi menuntut pembubaran PKI semakin keras, pemerintah tidak
segera mengambil tindakan. Keadaan negara Indonesia sudah sangat parah, baik dari segi ekonomi
maupun politik. Harga barang naik sangat tinggi terutama Bahan bakar minyak (BBM). Oleh karenanya,
pada tanggal 12 Januari 1966, KAMI dan KAPPI memelopori kesatuan aksi yang tergabung dalam Front
Pancasila mendatangi DPR-GR menuntut Tritura. Isi Tritura adalah:

1. Pembubaran PKI beserta ormas-ormasnya


2. Perombakan kabinet Dwikora
3. Turunkan harga sembako

Tuntutan pertama dan kedua sebelumnya sudah pernah diserukan oleh KAP-Gestapu (Kesatuan Aksi
Pengganyangan Gerakan 30 September). Sedangkan tuntutan ketiga baru diserukan saat itu. Tuntutan
ketiga sangat menyentuh kepentingan orang banyak.

Tim Penyusun: Abbya, Arif, Rahmi, Hana, Khairunnisa , Meska, Naufal, Rachmadani, Olivia, Popy, Thalitha (XII4-SMAN10PADANG)
Pada tanggal 21 Februari 1966 Presiden Soekarno mengumumkan reshuffle kabinet. Dalam kabinet
itu duduk para simpatisan PKI. Kenyataan ini menyulut kembali mahasiswa meningkatkan aksi
demonstrasinya. Tanggal 24 Februari 1966 mahasiswa memboikot pelantikan menteri-menteri baru.
Dalam insiden yang terjadi dengan Resimen Tjakrabirawa, Pasukan Pengawal Presiden Soekarno,
seorang mahasiswa Arif Rahman Hakim meninggal. Pada tanggal 25 Februari 1966 KAMI dibubarkan,
namun hal itu tidak mengurangi gerakan-gerakan mahasiswa untuk melanjutkan Tri Tuntutan Rakyat
(Tritura).

Rentetan demonstrasi yang terjadi menyuarakan Tritura akhirnya diikuti keluarnya Surat Perintah 11
Maret 1966 (Supersemar) oleh Presiden Soekarno yang memerintahkan kepada Mayor Jenderal Soeharto
selaku panglima Angkatan Darat untuk mengambil tindakan yang perlu untuk memulihkan keamanan dan
ketertiban

Aksi pada tahun 1970-1974


Seiring berjalannya waktu tidak selamanya mahasiswa satu paradigma dengan pemerintah, jika generasi
tahun 1966 memiliki hubungan yang erat kekuatan militer dan pemerintahn orde baru lain halnya dengan
generasi tahun 1974 yang justru bertolak belakang. Gerakan mahasiswa sebenarnya telah dilakukan sejak
awal 1970-an yaitu dengan melancarkan kritikan dan koreksi terhadap praktek pemerintah pada razim
Orde Baru, seperti :

Golput yang menentang pelaksanaan pemilu pertama pada masa Orde Baru pada 1972 karena Golkar
dinilai curang.

Gerakan menentang pembangunan Taman Mini Indonesia Indah pada 1972 yang menggusur banyak
rakyat kecil yang tinggal di lokasi tersebut.
Berawal dari reaksi protes terhadap kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM),dan aksi protes
lainnya yang paling terkemuka yaitu tuntutan pemberantasan KKN (Kolusi, Korupsi, Nepotisme).
Sehingga lahirnya sebuah geragan yaitu Mahasiswa menggugat yang dimotori Arif Budiman yang
program utamanya adalah aksi pengecaman terhadap kenaikan BBM, dan korupsi.
Ketidak percayaan masyarakat dan mahasiswa terhadap Sembilan partai politik dan Golkar sebagai
pembawa aspirasi rakyat membuat mereka melancarkan aksi protes. Bentuk protes dari kekecewaan
tersebut yaitu munculnya Golongan Putih dalam pemilihan umum, dan mendeklasarikannya pada
tanggal 28 Mei 1971.

Tahun 1972, dengan isu harga beras naik, berikutnya tahun 1973 selalu diwarnai dengan isu korupsi
sampai dengan meletusnya demonstrasi memprotes PM Jepang Kakuei Tanaka yang datang ke
Indonesia dan peristiwa Malari pada 15 Januari1974.

Aksi pada tahun 1977-1978


Hingga tahun 1975 dan 1976, aksi-aksi mahasiswa mulai jarang terlihat. Saat-saat antara sebelum dan
setelah Pemilu 1977, barulah muncul kembali pergolakan mahasiswa yang berskala pasif.Awalnya,
pemerintah berusaha untuk melakukan pendekatan terhadap mahasiswa, maka pada tanggal 24 Juli
1977 dibentuklah Tim Dialog Pemerintah yang akan berkampanye di berbagai perguruan tinggi.
Namun demikian, upaya tim ini ditolak oleh mahasiswa.

Gerakan bersifat nasional Oktober 1977 (tertutup dalam kampus)


Gerakan mahasiswa tahun 1977/1978 ini tidak hanya berporos di Jakarta dan Bandung saja namun
meluas secara nasional meliputi kampus-kampus di kota Surabaya, Medan, Bogor, Ujung Pandan
(sekarang Makassar), dan Palembang 28 Oktober 1977, delapan ribu anak muda menyemut di depan
kampus ITB. Mereka berikrar satu suara, "Turunkan Suharto!".

Tim Penyusun: Abbya, Arif, Rahmi, Hana, Khairunnisa , Meska, Naufal, Rachmadani, Olivia, Popy, Thalitha (XII4-SMAN10PADANG)
Peringatan Hari Pahlawan 10 November 1977, berkumpulnya mahasiswa kembali
Setelah peristiwa di ITB pada Oktober 1977, giliran Kampus ITS Baliwerti beraksi. Dengan semangat
pahlawan, berbagai pimpinan mahasiswa se-Jawa hadir memperingati hari Pahlawan 1977. Seribu
mahasiswa berkumpul, kemudian berjalan kaki dari Baliwerti menuju Tugu Pahlawan.Hari pahlawan
dianggap cocok membangkitkan nurani yang hilang. Di Jakarta, 6000 mahasiswa berjalan kaki lima
kilometer dari Rawamangun (kampus IKIP) menuju Salemba (kampus UI), membentangkan
spanduk,"Padamu Pahlawan Kami Mengadu".Pimpinan Dewan Mahasiswa (DM) ITS mendukung
Ikrar Mahasiswa 1977. Isinya hanya tiga poin namun berarti. "Kembali pada Pancasila dan UUD 45,
meminta pertanggungjawaban presiden, dan bersumpah setia bersama rakyat menegakan kebenaran
dan keadilan."

Era NKK/BKK
Kebijakan NKK dilaksanakan berdasarkan SK No.0156/U/1978 sesaat setelah Dooed Yusuf dilantik
tahun 1979. Konsep ini mencoba mengarahkan mahasiswa hanya menuju pada jalur kegiatan
akademik, dan menjauhkan dari aktivitas politik.
Kebijakan BKK itu secara implisif sebenarnya melarang dihidupkannya kembali Dewan Mahasiswa.
Namun hal yang terpenting dari SK ini terutama pemberian wewenang kekuasaan kepada rektor dan
pembantu rektor untuk menentukan kegiatan mahasiswa.Dengan konsep NKK/BKK ini, maka peranan
yang dimainkan organisasi intra dan ekstra kampus dalam melakukan kerjasama dan transaksi
komunikasi politik menjadi lumpuh.

Aksi pada tahun 1990


Memasuki awal tahun 1990-an, di bawah Mendikbud Fuad Hasan kebijakan NKK/BKK dicabut dan
sebagai gantinya keluar Pedoman Umum Organisasi Kemahasiswaan (PUOK).Mahasiswa menuntut
organisasi kampus yang mandiri, bebas dari pengaruh korporatisasi negara termasuk birokrasi kampus.
Dengan dihidupkannya model-model kelembagaan yang lebih independen, meski tidak persis serupa
dengan Dewan Mahasiswa yang pernah berjaya sebelumnya upaya perjuangan mahasiswa untuk
membangun kemandirian melalui SMPT, menjadi awal kebangkitan kembali mahasiswa ditahun 1990-
an.

2. Peranan Mahasiswa Dalam Lahirnya Reformasi


Pergantian masa dari Orde baru ke reformasi 1998, setelah 32 tahun lamanya merupakan masa
yang sangat dinanti oleh rakyat Indonesia. Kebebasan berpendapat yang selama Ini tidak didapatkan di
era Orde baru akhirnya bisa dirasakan.
Era Reformasi (Era Pasca Orde Baru) di Indonesia dimulai pada pertengahan 1998, tepatnya saat
Presiden Soeharto mengundurkan diri pada 21 Mei 1998 dan digantikan wakil presiden BJ Habibie. Sejak
orde reformasi mahasiswa kembali bebas mengekspresikan dirinya sebagai agen kontrol dan agen
perubahan tatanan demokrasi. Indonesia sebagai Negara demokrasi masih dianggap gagal karena terlalu
prosedural dan pengaruh uang masih sangat kuat di dalam kultur politik. Sehingga berpolitik dianggap
sebagai tempat untuk mencari uang.

Krisis Mahasiswa Indonesia


Dalam proses mencari bentuk setelah Reformasi 1998, mahasiswa pada akhirnya terhimpit pada
dua masalah kecil yang dibesar-besarkan,yaitu apatisme dan banalitas aksi. Apatisme disini berarti
keadaan cuek atau acuh tak acuh; di mana mahasisawa tidak tanggap terhadap aspek emosional, sosial,
atau kehidupan masyarakat, sedangkan banalitas aksimerupakan keadaan dimana pergerakan mahasiswa
dianggap lemah, tidak memberikan dampak yang kompleks .Namun banyak dari aksi yang mereka
lakukan akhirnya terjebak pada banalitas. Mereka lebih bersifat reaktif daripada responsif.

Tim Penyusun: Abbya, Arif, Rahmi, Hana, Khairunnisa , Meska, Naufal, Rachmadani, Olivia, Popy, Thalitha (XII4-SMAN10PADANG)
Kita dapat melihat dua hal yang menjadi kelemahan Mahasiswa. Pertama, aksi reformasi
mahasiswa yang turun kejalan ialah bentuk dari reakreasi politik atau trend demokrasi atas ketidak
puasaan pemerintah kepada rakyatnya. Kedua, mahasiswa terpisah dari potensi kekuatan rakyat.Untuk
memulai suatu pergerakan, tentunya Mahasiswa harus membentuk golongan mahasiswa yang benar-benar
mengerti tentang peran mahasiswa dalam membangun Pemerintah yang demokratis.Dengan demikian
terbentuknya kekuatan dari mahasiswa yang mampu menyuarakan suara rakyat akan mampu memberikan
peran mahasiswa sendiri dalam membangun pemerintahan yang benar-benar adil terhadap rakyatnya
secara menyeluruh.

H. PERUBAHAN DEMOKRASI INDONEIA PADA MASA REFORMASI

Demokrasi yang diterapkan Negara kita pada era reformasi ini adalah demokresi Pancasila, namun
berbeda dengan orde baru dan sedikit mirip dengan demokrasi perlementer tahun 1950 1959. Perbedaan
demkrasi reformasi dengan demokrasi sebelumnya adalah:

Pemilu yang dilaksanakan (1999-2004) jauh lebih demokratis dari yang sebelumnya.
Ritasi kekuasaan dilaksanakan dari mulai pemerintahan pusat sampi pada tingkat desa.
Pola rekruitmen politik untuk pengisian jabatan politik dilakukan secara terbuka.
Sebagian besar hak dasar bisa terjamin seperti adanya kebebasan menyatakan pendapat

Tim Penyusun: Abbya, Arif, Rahmi, Hana, Khairunnisa , Meska, Naufal, Rachmadani, Olivia, Popy, Thalitha (XII4-SMAN10PADANG)

Anda mungkin juga menyukai