Anda di halaman 1dari 4

Pengertian Desain Pembelajaran

Desain adalah sebuah istilah yang diambil dari kata design (Bahasa Inggris)
yang berarti perencanaan atau rancangan. Ada pula yang mengartikan dengan
Persiapan. Di dalam ilmu manajemen pendidikan atau ilmu administrasi
pendidikan, perencanaan disebut dengan istilah planning yaitu Persiapan
menyusun suatu keputusan berupa langkah-langkah penyelesaian suatu
masalah atau pelaksanaan suatu pekerjaan yang terarah pada pencapaian
tujuan tertentu.

Fungsi desain pembelajaran


Fungsi atau kegunaan desain pembelajaran adalah :
a. Sebagai acuan atau pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran.
Sekecil apapun bentuk dan jenis suatu pekerjaan, mestilah didahului oleh
rancangan atau planning. Semakin matang rencana yang dipersiapkan maka akan
semakin bagus pula usaha itu dilaksanakan karena rencana yang sudah disusun akan
dijadikan acuan ataupun patokan ketika pelaksanaan usaha tersebut.
Begitu pula dengan pembelajaran, jika seorang guru mendesain pembelajaran
yang akan dilaksanakan itu dengan baik, maka dalam pelaksanaan juga akan baik dan
dapat meminimalisir kendala-kendala yang mungkin akan terjadi disaat pembelajaran
berlangsung.
b. Menjadikan guru lebih siap dan percaya diri dalam menjalankan tugas mengajar.
Percaya diri itu akan sempurna disaat seseorang itu memiliki kesiapan untuk
melakukan sesuatu. Sebagai seorang guru persiapan atau desain itujuga berfungsi
menjadikan guruitu siap untuk melaksanakan tugasnya sebagai pengajar karena
desaain yang disusun oleh guru adalah sebuah indikator jika guru tersebut telah
menguasai bahan yang akan disuguhkan dihadapan peserta didik.
c. Meningkatkan kemampuan guru
Dengan adanya desain bagi seorang guru, akan dapat meningkatkan kemampuan guru
dalam mengajar dan akhirnya akan menjadikan pembelajaran lebih berkualitas dan
bermakna bagi peserta didik.

Contoh desain pembelajaran Banathy


Model pengembangan system pembelajaran ini berorientasi pada
tujuan pembelajaran. Langkah-langkah pengembangan system
pembelajaran terdiri dari 6 jenis kegiatan. Model desain ini bertitik tolak
dari pendekatan system (system approach), yang mencakup keenam
komponen (langkah) yang saling berinterelasi dan berinteraksi untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Pada langkah terakhir para pengembang diharapkan dapat
melakukan perubahan dan perbaikan sehingga tercipta suatu desain yang
diinginkan. Model ini tampaknya hanya diperuntukan bagi guru-guru di
sekolah, mereka cukup dengan merumuskan tujuan pembelajaran khusus
dengan mengacu pada tujuan pembelajaran umum yang telah disiapkan
dalam system.
Komponen-komponen tersebut menjadi dan merupakan acuan dalam
menetapkan langkah-langkah pengembangan, sebagai berikut:
Langkah 1 : Merumuskan tujuan
Pada langkah ini pengembang merumuskan tujuan pembelajaran,
yang merupakan pernyataan tentang hal-hal yang diharapkan untuk
dikerjakan, diketahui, dirasakan, dan sebagainya oleh peserta didik atau
siswa sebagai hasil pengalaman belajarnya.

Langkah 2 : Mengembangkan tes


Pada langkah ini dikembangkan suatu tes sebagai alat evaluasi, yang
digunakan untuk mengetahui tingkat keberhasilan belajar, atau
ketercapaian tujuan pembelajaran oleh peserta didik/siswa. Penyusunan
tes berdasarkan tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan pada
langkah sebelumnya.

Langkah 3 : Menganalisis tugas belajar


Pada langkah ini dirumuskan tugas-tugas yang harus dilakukan oleh
peserta didik/siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah
dirumuskan, yakni perubahan tingkah laku yang diharapkan. Pada
langkah ini, perilaku awal peserta didik/siswa perlu dinilai dan dianalisis.

Langkah 4 : Mendesain Sistem Pembelajaran


Pada langkah ini dikembangkan berbagai alternative dan
mengidentifikasi kegiatan-kegiatan pembelajaran, baik yang harus
dilakukan oleh siswa/peserta didik maupun kegiatan-kegiatan guru/tenaga
pengajar.
Langkah 5 : Melaksanakan Kegiatan dan mengetes hasil
System yang sudah di desain selanjutnya dilaksanakan dalam bentuk
uji coba di lapangan (sekolah) dan di tes hasilnya. Hal-hal yang telah
dilaksanakan dan dicapai oleh peserta didik merupakan output dari
implementasi system, yang harus dinilai supaya dapat diketahui hingga
mereka dapat mempertunjukan atau menguasai tingkah laku sebagaimana
dirumuskan dalam tujuan pembelajaran

Langkah 6 : Melakukan Perubahan Untuk Perubahan


Pada langkah ini ditentukan, bahwa hasil hasil yang diperoleh dari
evaluasi digunakan sebagai umpan balik bagi system keseluruhan dan bagi
kompinen-komponen system, yang pada gilirannya menjadi dasar untuk
mengadakan perubahan untuk perbaikan system pemabalajaran.

Kelebihan dan Kelemahan Model Perencanaan Banathy


Dalam model pembelajaran Banathy ada beberapa kelebihan dan
kelemahannya, yaitu sebagai berikut:

1. Kelebihan
Model Bela H. Banathy ini mempunyai beberapa kelebihan antara lain:
a. Menganalisis dan merumuskan tujuan dengan baik, baik tujuan umum
maupun tujuan khusus yang lebih spesifik, yang merupakan sasaran dan
arah yang harus dicapai peserta didik.
b. Mengembangkan kriteria test yang sesuai dengan tujuan yang hendak
dicapai Hal ini dilakukan agar setiap tujuan yang dirumuskan tersedia alat
untuk menilai keberhasilannya.
c. Menganalisis dan merumuskan kegiatan belajar, yakni merumuskan
apa yang harus dipelajari (kegiatan belajar yang harus dilakukan siswa
dalam rangka mencapai tujuan belajar). Kemampuan awal siswa harus di
analisis atau dinilai agar mereka tidak perlu mempelajari apa yang telah
mereka kuasai.
d. Mengadakan perbaikan dan perubahan berdasarkan hasil evaluasi. Jadi
model ini didasarkan pada hasil test peserta didik.
e. Langkah-langkahnya yang hanya sedikit sehingga kita bisa lebih efektif
untuk membuatnya.

2. Kelemahan
Ada beberapa kelemahan yang dimiliki oleh model Perencanaan Bela H.
Banathy ini antara lain:
a. Sedikit langkah sehingga dikhawatirkan akan tidak efisien.
b. Model cenderung lebih fokus pada materi yang belum dikuasai oleh
anak didik sehingga mengabaikan materi yang sudah di pelajari yang bisa
lupa apabila tidak pernah di kaji ulang.

Model desain pembelajaran banathy

Anda mungkin juga menyukai