Anda di halaman 1dari 13

Contoh pertanyaan audit admision rumah sakit

A. PROSES REGISTRASI PASIEN BARU

No. Pertanyaan

No. QUESTIONS
1. Apakah dilakukan pengecekan ulang di database computer untuk memastikan calon pasien
baru belum pernah melakukan registrasi?
2. Apakah isian data di formulir biodata pasien dijamin kelengkapannya ?
3. Apakah di formulir biodata pasien lengkap tanda tangannya baik pasien maupun petugas ?
4. Apakah input data di computer dijamin kelengkapannya ?
Apakah setiap petugas di admission telah memahami cara penginputan nama pasien secara
benar di computer yaitu nama pertama pasien diisi pada kolom first name , nama kedua
pada kolom middle name dan nama keluarga / marga / ayah pada kolom last name ?
5. Apakah kolom history file diisi lengkap dan disimpan (save) ?
6. Apakah selalu dicetak formulir biodata pasien
7. Apakah didalam pembuatan Kartu Pasien selalu dicek ulang terhadap hasilnya (Nama, no
MR ) agar tidak ada kesalahan ?

B. PROSES PELAYANAN ADMISSION RAWAT INAP

No. Pertanyaan

No. QUESTIONS
1. Apakah semua informasi terkait dengan fasilitas kamar, tarif dan ketersediaan kamar
disampaikan dengan jelas ke pasien/keluarga?
2. Apakah penjelasan cara pembayaran disampaikan dengan jelas ke pasien/keluarga?
3. Apakah biodata pasien dan data lain terkait dengan pelayanan rawat inap di lakukan up
date/pengecekan ulang untuk menjamin ketepatan & kelengkapannya?
4. Apakah pasien dengan tanggungan asuransi dipastikan kelengkapan form klaim dan tanda
tangan kuasa pasien ?
6. Apakah dilakukan check list kelengkapan dokumen pasien rawat inap ?
7. Apakah termonitor waktu tunggu pasien masuk rawat inap ?

C. PROSES PELAYANAN PASIEN TINDAKAN/OPERASI TANPA RAWAT INAP

No. Pertanyaan

No. QUESTIONS
1. Apakah perkiraan tarif disampaikan dengan jelas ke pasien/keluarga ?
2. Apakah penjelasan cara bayar disampaikan ke pasien/keluarga dengan jelas ?
3. Apakah data-data pasien dijamin kelengkapan dan ketepatannya ?
4. Apakah pasien dengan tanggungan asuransi dipastikan kelengkapan form klaim dan tanda
tangan kuasa pasien ?
5. Apakah pasien dengan tanggungan perusahaan dijamin kelengkapan data termasuk GL ?
6. Apakah dilakukan pengecekan kelengkapan dan ketepatan data-data pasien sebelum
tindakan/operasi ?

D. REGISTRASI BAYI LAHIR

No. Pertanyaan
No. QUESTIONS
1. Apakah laporan bayi baru lahir yang diterima Admission dijamin kelengkapannya ?
2. Apakah petugas admission mencatat semua laporan terkait dengan bayi lahir ?
3. Apakah dilakukan reserve bed untuk pasien bayi sesuai dengan reserve bed untuk pasien
rawat inap lainnya ?
4. Apakah dicetak form label pasien dengan lengkap?
5. Apakah ada tanda terima penyerahan file bayi ke perawatan ?

E. MERUBAH NAMA BAYI SAAT LAHIR DENGAN NAMA SEBENARNYA


No. Pertanyaan

No. QUESTIONS
1. Apakah petugas admission memilih menu maintain biodata pada program aplikasi?
2. Apakah petugas admission menghapus data/nama kemudian ketik nama baru dan
dipastikan data telah diinput secara benar?
3. Apakah pasien tersebut telah ditujukan ke dokter , poliklinik yang dituju dan lakukan
register pada system?
4. Apakah telah dibuatkan kartu pasien, diberikan ke orang tua pasien dan admission
mempersilahkan orang tua ke dokter yang di tuju?
5. Apakah telah dibuatkan formulir ringkasan klinik pada printer, dibuatkan MR cover dan
masukkan ke dalam buku ekspedisi serta antar buku eskpedisi tersebut ke medical record?

F. Pasien ganti nama

No. Pertanyaan

No. QUESTIONS
1. Apakah telah dilakukan perubahan atas permintaan perubahan nama pasien lama dengan
nama pasien yang baru dan lakukan konfirmasi ke pasien atau keluarga?
2. Apakah dilakukan pembuatan kartu, mengarahkan pasien untuk membayar biaya kartu ke
kasir dan berikan kartu jika pasien telah membayar ?

Prosedur Audit Mutu Internal

1. TUJUAN
Prosedur ini menjelaskan sistem manajemen mutu ISO 9001-2008 ditetapkan, diimplementasikan dan
dipelihara secara efektif, termasuk memenuhi peryaratan pelanggan dan atau persyaratan perundang
undangan.

2. RUANG LINGKUP
Prosedur mencakup semua proses Audit Mutu Internal mulai dari penetapan jadwal audit, pelaksanaan,
tindakan perbaikan dan pencegahan, vertifikasi sampai dengan pelaporan.

3. REFERENSI
ISO 9001:2008 Standard, Elemen 8.2.2, Audit Mutu Internal.

4. DEFINISI.
4.2 Auditor Internal tidak boleh melakukan Audit pada pekerjaan mereka atau bagian / departemen
mereka sendiri.
4.3 Auditor Internal pernah mengikuti pelatihan Audit Mutu ISO 9001-2008.
5. PROSES
5.1 Rencana Audit Mutu Internal.
5.1.1 Pelaksanan Audit Mutu Internal dikoordinir oleh Koodinator AMI.
5.1.2 Frekuensi kegiatan Audit Mutu Internal dilakukan minimal 1 kali per unit dalam satu tahun.
5.1.3 Jadwal audit mutu internal dibuat berdasarkan pentingnya proses dan bidang yang diaudit.
5.2 Jadwal Audit Mutu Internal.
5.2.1 Koordinator AMI membuat Jadwal Audit Mutu Internal berdasarkan pentingnya proses dan bidang
yang diaudit, yang dituangkan di Formulir Jadwal Audit Mutu Internal (..).
5.2.3 Koodinator AMI mendistribusikan Jadwal audit Mutu Internal ke seluruh Bagian yang akan
diaudit berdasarkan per periode pelaksanaan..
5.3 Persiapan Audit Mutu Internal.
5.3.2 Sebelum pelaksanaan Audit Mutu Internal, Koodinator AMI dan anngota Tim AMI melakukan
pertemuan untuk membahas hal-hal yang terkait dengan jadwal dan pelaksanaan audit mutu internal.
5.4 Pelaksanaan Audit Mutu Internal:
5.4.1 Kegiatan audit mutu internal dilaksanakan oleh Auditor Internal dengan metode wawancara
kepada pemilik proses (diperbolehkan menggunakan Check Sheet sebagai alat bantu) dan melakukan
verifikasi penerapan sistem mutu meliputi antara lain, yaitu: pengendalian proses, pengendalian
dokumen, kompetensi personel, material yang digunakan, alat/mesin yang digunakan untuk suatu proses
produksi/jasa dan alat ukur termasuk kesesuaian persyaratan pelanggan, Standar ISO 9001:2008 dan
atau persyaratan lainnya.
5.4.2 Bila terdapat ketidaksesuaian dicatat di Kertas Kerja Pemeriksaan ( KKP) Audit Mutu
Internal.
5.4.3 Kertas Kerja Pemeriksaan ( KKP) audit mutu internal ditanda tangani oleh Auditor Internal
dan Audite.
Laporan hasil audit mutu internal.
Koodinator AMI akan mendistribusikan laporan hasil pelaksanaan Audit Mutu Internal kepada CEO, COO,
Divisionel Head, Manager Departemen dan Kepala Unit.
Pelaksanaan Tindakan Perbaikan dan Pencegahan Audit Mutu Internal:
5.4.4 Urutan tindakan Perbaikan dan Pencegahan dituangkan kedalam Formulir Penilaian Resiko.
5.4.5 Analisa penyebab ketidaksesuaian dilaksanakan oleh Auditee dan atau bersama dengan Kepala
Unit Departemen terkait.
5.4.6 Rencana tindakan perbaikan dan tindakan pencegahan dilaksanakan oleh Auditee dan atau
oleh personil terkait. Tindakan perbaikan dan tindakan pencegahan tidak dibenarkan melewati batas
waktu pelaksanaan yang telah ditentukan.
5.5 Vertifikasi hasil tindakan perbaikan dan pencegahan
5.5.1 Verifikasi hasil tindakan perbaikan dilaksanakan oleh Auditor. Hasil verifikasi dicatat di Formulir
Permintaan Tindakan Perbaikan dan Pencegahan .
5.5.2 Koodinator AMI, akan mendistribusikan laporan hasil verifikasi tindakan perbaikan dan tindakan
pencegahan kepada Top Management.
5.6 Laporan Verifikasi atas hasil tindakan perbaikan dan pencegahan
5.6.1 Koodinator AMI, akan mendistribusikan laporan hasil verifikasi tindakan perbaikan dan tindakan
pencegahan dan status tindakan perbaikan dan pencegahan kepada CEO, COO dan Divisionel Head.

Tentang Audit Klinis


Setiap rumah sakit pasti akan selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas mutunya dan sudah pasti
audit klinis tersebut akan selalu teratur dilakukan. Namun mengapa selalu saja mutu dari Rumah Sakit
Indonesia selalu bermasalah??Berikut adalah faktor yang menurut saya mempengaruhi hal tersebut:
1. Sistem senioritas dalam rumah sakit di Indonesia masih sangat amat tinggi dan dalam audit klinis salah
satu kriteria yang dibutuhkan adalah mendapatkan persetujuan dari pada klinisi. Kalau misalnya ada
bagian yang harus diaudit dan memang benar harus diaudit tapi tidak mendapatkan persetujuan klinisi,
maka tidak akan dapat dilakukan audit klinis. Lalu mengapa audit klinis harus mendapatkan persetujuan
dari klinisi??Karena nantinya akan terkait dengan sistem perbaikannya. Kalau dari awal saja para klinis
tidak setuju maka rencana untuk perbaikan juga tidak akan bisa berjalan
2. Dana yang terbatas. Untuk dapat melakukan perbaikan tentunya sangat diperlukan dana. Nah mungkin
audit ni telah dilakukan dan rencana perbaikan telah dibuat namun jika dana yang dibutuhkan tidak juga
cair maka akan percuma dan proses perbaikan tidak akan bisa berjalan
3. Dokter masih banyak yang kurang update atau menganut ilmu/kebiasaan yang lama. Ini akan terkait
dengan proses penyelenggaraan kesehatan. Ilmu kesehatan akn terus berkembang dan pengetahuan
baru akan selalu ada. Namun kebanyakan dokter masih menganut kebiasaan yang dulu dipelajari atau
budaya yang biasanya dilakukan. Hal ini akan sangat menyulitkan proses perbaikan audit yang berdasar
pada bukti ilmiah terbaru. Pernah saya mendengar seorang dosen yang mengatakan bahwa untuk
sebuah guideline kesehatan yang baru dibutuhkan sekitar 10 tahun untuk menerapkannya pada proses
rumah sakit. Padahal tiap tahun pasti ada penelitian dan pengetahuan yang baru.
4. Proses audit klinis dan rancangan perbaikan kadang hanya sekedar audit. Sifat buruk Bangsa
Indionesia adalah melakukan perbaikan tanpa adanya pelakasanaan. Walaupun rencana pelaksanaanya
ada namun kadang pelaksanaannya sulit dan ujung-ujungnya tidak ada mutu perbaikan
Oleh karena itu untuk dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan melalui sistem audit klinis perlu
kerjasama dari semua pihak:
1. Dari pihak para klinisi sendiri/kolegium/perhimpunan dokter harus dapat menerima suatu bagian yang
harus diaudit dan mau menerima secara lapang dada jika ada suatu proses yang berjalan kurang tepat
dan harus diperbaiki
2. Dari pihak dokter secara individu harus terbuka dengan ilmu yang baru dan selalu update. Para dokter
diharapkan juga memiliki pandangan luas dan tidak terikat dengan budaya yang sudah lama/tidak sesuai
lagi dengan zamannya
3. Dari petinggi rumah sakit sendiri/regulator agar melakukan sistem pengawasan yang baik terhadap
pelakasanaan perbaikan mutu hasil audit klinis ini. Dan kalau perlu adanya pemberian sangsi terhadap
pihak-pihak yang tidak mendukung dalam perbaikan mutu.
4. Untuk mengantisipasi masalah dana sendiri diharapkan para auditor untuk memilih rencana perbaikan
yang efektif dan efisien. Dipilih jalan keluar yang memiliki dampak besar, mudah dilakukan dan murah
secara dana.
5. Rumah sakit harus mensosialisasikan rencana perbaikan dengan baik ke seluruh tenaga dalam suatu
rumah sakit sehingga tiap orang dapat berupaya dan berperan dalam peningkatan mutu kesehatan
6. Mengubah budaya NATO (Np Action Talk Only) menjadi budaya action. Ini terkait dengan pelaksanaan
perubahan. Memang mungkit sulit untuk mngubah budaya namun jika perubahan ini dimulai dari hal-hal
kecil pasti bisa dilakukan sampai hal-hal yang besar

AUDIT PROSES PENDAPATAN (PENJUALAN) DAN PENERIMAAN KAS RUMAH


SAKIT
Pengakuan Pendapatan
Transaksi yang menghasilkan pendapatan biasanya terdiri dari penjualan barang atau
penyerahan jasa. Pendapatan didefinisikan sebagai aliran masuk atau kenaikan lain aktiva
suatu entitas atau pelunasan piutang utang (kombinasi keduanya ) yang berasal dari
penyerahan atau pembuatan barang, penyerahan jasa, atau kegiatan lain yang merupakan
kegiatan utama. Pengakuan dan pengukuran laporan laporan keuangan pada perusahaan
bisnis, mensyaratkan bahwa sebelum pendapatan diakui (dicatat), pendapatan terlebih dahulu
direalisasikan dan dihasilkan. Pendapatan direalisasikan bila barang atau jasa ditukar dengan
kas, kesanggupan untuk membayar kas, atau aktiva lain yang dapat dipertukarkan dengan kas.
Pendapatan dihasilkan bila entitas secara substansial telah menyelesaikan proses pendapatan,
yang pada umumnya berarti bahwa barang telah dikirimkan atau jasa telah diberikan.
Beberapa criteria untuk pengakuan pendapatan :
Bukti meyakinkan bahwa terdapat suatu perjanjian.
Pengiriman telah dilakukan atau jasa telah diberikan
Harga jual sudah pasti atau dapat ditentukan
Kolektibilitas dapat dijamin dengan memadai.

Standar audit tentang kecurangan mensyaratkan bahwa auditor seharusnya telah menduga
sebelumnya bahwa terdapat risiko salah saji material yang disebabkan kecurangan atas
pengakuan pendapatan. Auditor harus waspada atas persoalan-persoalan berikut sehubungan
dengan pengakuan pendapatan :
Perjanjian sampingan adalah perjanjian yang digunkana untuk mengubah persyaratan dan
kondisi penjualan yang telah dicatat agar dapat membujuk pelanggan untuk menerima
pengiriman barang dan jasa.
Penumpukkan saluran distribusi adalah praktek pemasaran yang kadang-kadang digunakan
pemasok untuk mendorong penjualan dengan cara membujuk distributor untuk membeli lebih
banyak persediaan daripada yang dapat mereka jual dengan cepat.
Gambaran umum Proses Pendapatan
Topik-topik berikut yang terkait dengan proses pendapatan :
Jenis-jenis transaksi dan akun laporan keuangan yang terpengaruh
Jenis-jenis dokumen dan catatan
Fungsi-fungsi utama
Pemisahan tugas fungsi

Jenis-jenis Transaksi dan akun laporan keuangan yang terpengaruh


Tiga jenis transaksi yang khususnya terdapat dalam proses pendapatan adalah :
Penjualan barang atau penyerahan jasa secara tunai atau kredit
Penerimaan kas dari pelanggan sebagai pembayaran atas barang dan jasa
Pengembalian barang oleh pelanggan secara kredit atau tunai

Pada beberapa entitas, jenis transaksi lain yang dapat terjadi sebagai bagian dari proses
pendapatan adalah penjualan barang sisa, penjualan internal perusahaan, dan penjualan
kepada pihak yang memiliki hubungan istimewa.
Proses pendapatan mempengaruhi banyak akun dalam laporan keuangan. Akun yang paling
berpengaruh secara signifikan oleh tiap jenis transaksi adalah sebagai berikut :

Jenis transaksi Akun yang dipengaruhi


Transaksi penjualan Piutang dagang
Penjualan
Penyisihan atas piutang tak tertagih
Beban piutang tak tertagih
Transaksi penerimaan kas Kas
Piutang dagang
Diskon tunai
Transaksi retur dan potongan penjualan Retur penjualan
Potongan penjualan
Piutang dagang

Jenis-jenis dokumen dan catatan


Dokumen dan catatan yang terdapat dalam proses pendapatan :
Pesanan penjualan pelanggan (customer sales order)
Formulir persetujuan kredit (credit approval form)
Laporan pesanan yang belum terselesaikan ( open-order report)
Dokumen pengiriman (shipping document)
Faktur penjualan (sales invoive)
Jurnal penjualan ( sales journal)
Laporan transaksi pelanggan (customer statement)
Buku besar pembantu piutang usaha (account receivable subsidiary ledger)
Neraca saldo umur piutang usaha ( aged trial balance of account receivable)
Nota pembayaran (remittance advice)
Jurnal penerimaan kas (cash receipt journals)
Memorendum kredit ( credit memorandum)
Otorisasi penghapusan (write-off authorization)

Pesanan Penjualan Pelanggan (Customer Sales Order)


Dokumen ini berisi rincian jenis dan jumlah produk atau jasa yang dipesan oleh pelanggan.
Pesanan penjualan dapat dibuat dan dikirimkan oleh tenaga penjualan, dikirim atau di faks, atau
di terima melalui telepon atau internet. Pada contoh earthwarker, pegawai penerima pesanan
memasukkan informasi yang terdapat penjualan, yang dikirim atau di faks oleh pelanggan, ke
dalam sistem pendapatan. Penjualan melalui telepon atau internet dimasukkan secara langsung
ke dalam program validasi data.
Formulir persetujuan kredit (credit approval form)
Jika pelanggan membeli barang secara kredit dari klien untuk pertama kali, klien harus memiliki
prosedur normal untuk menginvestigasi kelayakan kredit dari pelanggan. Hasil dari prosedur ini
didokumentasikan dalam suatu jenis formulir persetujuan kredit.
Laporan Pesanan yang belum terselesaikan (Open-Order Report)
Merupakan laporan seluruh pesanan pelanggan yang belum selesai di proses. Pada beberapa
proses pendapatan, jika pesanan pelanggan telah di terima, pesanan kemudian dimasukkan ke
dalam sistem. Setelah barang dikirimkan dan di tagih, maka harus di catat sebagai pesanan
yang telah terpenuhi.
Dokumen pengiriman (Shipping Document)
Dokumen pengiriman harus dibuat setiap kali barang dikirimkan kepada pelanggan. Dokumen
ini biasanya juga merupakan konosemen atau surat jalan (bill of lading) dan berisikan informasi
jenis dan jumlah produk yang dikirimkan, serta informasi relevan lain. Pada beberapa sistem
pendapatan, dokumen pengiriman, dan konosemen merupakan dokumen terpisah. Salinan
dokumen pengirimkan ke pelanggan, sedangkan salinan lain digunakan untuk memulai proses
penagihan.
Faktur Penjualan (Sales Invoice)
Dokumen ini digunakan untuk menagih pada pelanggan,. Faktur penjualan berisikan informasi
jenis, jumlah, harga dan syarat penjualan produk atau jasa. Faktur penjualan asli biasanya
dikirimkan ke pelanggan, dan salinan-salinannya didistribusikan kepada departemen-
departemen lain dalam organisasi. Faktur penjualan khususnya merupakan sumber dokumen
yang menandai pengakuan pendapatan.
Jurnal Penjualan ( Sales Journal)
Bila faktur penjualan telah diterbitkan, penjualan harus di catat dalam catatan akuntansi. Jurnal
penjualan di gunakan untuk mencatat informasi yang diperlukan untuk tiap transaksi penjualan.
Laporan Transaksi Pelanggan (Customer Statement)
Dokumen ini biasanya dikirimkan kepada pelanggan setiap bulan laporan ini terdiri atas rincian
seluruh transaksi-transaksi penjualan, penerimaan kas dan memorendum kredit yang di proses
dalam akun pelanggan untuk suatu periode.

Buku Besar Pembantu Piutang Usaha ( Accounts Receivable Subsidiary Ledger)


Buku besar pembantu piutang usaha terdiri atas rekening dan rincian transaksi untuk setiap
pelanggan. Transaksi yang di catat pada jurnal penjualan dan jurnal penerimaan kas dibukukan
pada rekening pelanggan yang sesuai pada buku besar pembantu.
Neraca Saldo Umur Piutang Usaha ( Aged Trial Balance of Account)
Laporan ini, yang biasanya disiapkan mingguan atau bulanan, meringkas seluruh saldo
pelanggan pada buku besar pembantu piutang usaha. Saldo pelanggan dilaporkan untuk setiap
kategori ( seperti kurang dari 30 hari, 30 60 hari, 60-90 hari, lebih dari 90 hari) berdasarkan
jangka waktu dari tanggal faktur penjualan.
Nota Pembayaran (Remmitance Advice)
Dokumen ini biasanya di kirimkan bersamaan dengan tagihan kepada pelanggan dan
dikembalikan bersamaan dengan pembayaran pelanggan atas barang atau jasa. Nota
pembayaran terdiri dari informasi sehubungan dengan faktur mana yang di bayar oleh
pelanggan.
Jurnal Penerimaan Kas ( Cash Receipt Journal)
Jurnal ini digunakan untuk mencatat penerimaan kas perusahaan. Jurnal penerimaan kas terdiri
dari kolom untuk mendebit kas, mengkredit piutang usaha, dan mengkredit akun lain seperti
penjualan barang sisa atau pendapatan bunga.
Memorendum Kredit ( Credit Memorendum)
Dokumen ini digunakan untuk mencatat kredit atas pengembalian barang pada rekening
pelanggan atau untuk mencatat potongan yang akan diberikan pelanggan.
Otorisasi Penghapusan (Write-off Authorization)
Dokumen ini mengotorisasi penghapusan piutang tak tertagih. Biasanya di proses di mulai oleh
departemen kredit, dengan persetujuan akhir pada bagian keuangan.

Fungsi fungsi utama


Tujuan pokok proses pendapatan adalah menjual barang atau jasa yang dihasilkan entitas
dengan harga dan persyaratan yang konsisten dengan kebijakan perusahaan
Pesanan Pesanan (Order Entry)
Fungsi pertama pada proses pendapatan adalah memasukkan pesanan penjualan baru ke
dalam system. Penjualan barang atau jasa harus konsisten dengan criteria otorisasi
manajemen sebelum di catat dalam proses pendapatan.
Otorisasi kredit (credit Authorization)
Fungsi otorisasi kredit adalah menetapkan apakah pelanggan memiliki kemampuan untuk
membayar barang atau jasa. Kelalaian untuk melaksanakan fungsi ini secara memadai dapat
menyebabkan kerugian piutang tak tertagih.
Pengiriman (Shipping)
Tanpa otorisasi yang pantas, barang seharusnya tidak dikirimkan atau jasa seharusnya tidak
diberikan.
Penagihan (Billing)
Tanggung jawab utama dari fungsi penagihan adalah memastikan bahwa seluruh barang yang
telah dikirimkan dan jasa yang telah diberikan di tagih dengan harga dan persyaratan yang
sudah di otorisasi.
Pengendalian kunci di sini adalah bahwa memorandum kredit tidak akan diterbitkan kecuali
barang telah dikembalikan. Dokumen penerimaan juga harus diterbitkan terelebih dahulu oleh
departemen penerimaan yang menyatakan bahwa barang yang dikembalikan telah diterima.
Penerimaan Kas ( Cash Receipts)
Fungsi penagihan harus memastikan bahwa seluruh penerimaan kas telah diindentifikasi
dengan pantas dan dengan segera di setor secara utuh ke Bank. Banyak perusahaan
menggunakan system lockbox, dimana pembayaran dari pelanggan di kirim langsung ke bank
entitas. Bank kemudian mengirimkan arsip transaksi penerimaan kas dan nota pembayaran
kepada entitas. Pada situasi di mana pembayaran dikirim langsung ke entitas, cek harus
disahkan oleh pihak yang memiliki otorisasi dan sebuah preslisting atau daftar pengendalian
dibuat. Seluruh cek harus disetorkan secara harian.
Piutang Usaha ( Account Receivable)
Fungsi piutang usaha bertanggungjawab untuk memastikan bahwa seluruh tagihan,
penyesuaian, dan penerimaan kas telah di catat dengan benar pada catatan piutang pelanggan.
Buku Besar (General Ledger)
Tujuan utama dari fungsi buku besar sehubungan dengan proses pendapatan adalah untuk
memastikan bahwa seluruh pendapatan, penagihan dan piutang telah diakumulasikan,
diklasifikasikan, dan diringkas pada akun-akun yang tepat.

Pemisahan Tugas Kunci

Salah-satu pengendalian yang terpenting dalam system akuntansi adalah pemisahan tugas
yang memadai. Oleh karena itu setiap individu yang terlibat dalam fungsi fungsi pencatatan
pesanan, kredit, pengiriman, atau penagihan tidak boleh memiliki akses ke catatan piutang
usaha, buku besar, atau kegiatan penerimaan kas.

Pemisahan Tugas Kunci Pada Proses Pendapatan dan kemungkinan Kekeliruan atau
kecurangan
Pemisahan Tugas Kemungkinan kekeliruan atau kecurangan
yang timbul dari konflik Penugasan
Fungsi kredit harus terpisah dari fungsi Jika seseorang bertanggung Jawab atas
penagihan pemberian kredit dan juga penagihan pada
pelanggan, maka memungkinkan adanya
penjualan kepada pelanggan yang tidak layak
diberikan kredit. Hal ini menimbulkan piutang
tak tertagih
Fungsi Pengiriman harus terpisah dari Jika seseorang bertanggung jawab melakukan
fungsi penagihan pengiriman barang juga melakukan fungsi
penagihan, maka memungkinkan adanya
pengiriman yang tidak diotorisasi dengan tidak
melakukan penagihan. Hal ini akan
menimbulkan tidak tercatatnya transaksi
penjualan dan pencurian barang
Fungsi Piutang Usaha harus terpisah dari Jika seseorang bertanggungjawab atas
fungsi buku besar catatan piutang usaha dan juga buku besar,
maka memungkinkan orang tersebut
menyembunyikan pengiriman yang tidak
diotorisasi. Hal ini akan menimbulkan tidak
tercatatnya transaksi penjualan dan pencurian
barang
Fungsi Penerimaan kas harus terpisah dari Jika seseorang memiliki akses baik ke
piutang usaha penerimaan kas maupun catatan piutang
usaha, maka akan menimbulkan kemungkinan
penggelapan kas dan menutup kekurangan
kas tersebut pada catatan akuntansi. Hal ini
akan menimbulkan pencurian kas entitas.

Pemisahan Tugas Per Departemen atas fungsi Pendapatan dan Piutang Usaha
Fungsi Pendapatan Departemen
dan piutang usaha Pencatatan Kredit Pengiriman Piutang Penerimaan TI
Pesanan Usaha Kas
Penerimaan dan X
Pembuatan Pesanan
Pelanggan
Persetujuan kredit X
Pengiriman barang X
kepada pelanggan
dan penyiapan
dokumen pengiriman
Pembuatan faktur X X
penjualan
Pembaharuan catatan X X
piutang usaha atas
penjualan
Penerimaan X
Pembayaran dari
pelanggan
Pembaruan piutang X X
usaha atas
pembayaran
Pembuatan neraca X X
saldo umur piutang
usaha
inShare

AUDIT AKTIVA TETAP RUMAH SAKIT


Konsep Aktiva Tetap
Aktiva tetap adalah kekayaan perusahaan yang memiliki wujud, mempunyai manfaat ekonomis
lebih dari satu tahun, dan diperoleh perusahaan untuk melaksanakan kegiatan perusahaan,
bukan untuk dijual kembali. Karena kekayaan ini mempunyai wujud, seringkali aktiva tetap
disebut dengan akiva tetap berwujud. Aktiva tetap dalam perusahaan manufaktur umumnya di
golongankan menjadi :
1. Tanah dan perbaikan tanah (land and land improvement)
2. Gedung dan perbaikan gedung (building and building improvement)
3. Mesin dan ekuipmen pabrik
4. Mebel
5. Kendaraan

Empat jenis transaksi yang khususnya terdapat dalam transaksi aktiva tetap adalah :
Perolehan aktiva modal secara tunai dengan alat nonmoneter lainnya
Penghapusan aktiva modal melalui penjualan, pertukaran, pemberhentian, pemakaian, atau
pembuangan
Penyusutan aktiva modal selama umur ekonomisnya
Penyewaan aktiva modal

Jurnal-jurnal transaksi yang menyangkut perubahan aktiva tetap dan akun depresiasi akumulasi
yang bersangkutan adalah sebagai berikut :
1. Transaksi pemerolahan aktiva tetap. Tranksaksi ini dicatat sebagai berikut :
Aktiva tetap xx
Kas xx
2. Transaksi Pengeluaran modal (capital expenditure). Transaksi ini dicatat sebagai berikut :
Aktiva Tetap xx
Kas xx
3. Transaksi depresiasi aktiva tetap. Transaksi ini dicatat sebagai berikut :
Biaya Depresiasi xx
Depresiasi Akumulasi aktiva tetap xx
4. Transaksi penghentian pemakaian aktiva tetap. Transaksi ini dicatat sebagai berikut :
Depresiasi akumulasian aktiva tetap xx
Rugi penghentian pemakaian aktiva tetap xx
Aktiva tetap xx
5. Transaksi reparasi dan pemeliharaan aktiva tetap, yang di jurnal sebagai berikut :
Biaya reparasi dan pemeliharaan aktiva tetap xx
Kas xx
Sediaan suku cadang xx
Gaji dan upah xx
Biaya Overhead Pabrik yang dibebankan xx

Penentuan Risiko Bawaan Proses Aktiva Tetap


Berikut ini adalah tiga faktor risiko bawaan yang diklasifikasikan sebagai karakteristik operasi
memerlukan pertimbangan dari auditor :
1. Isu akuntansi yang kompleks
Beragam jenis transaksi aktiva tetap melibatkan isu-isu akuntansi yang kompleks, akuntansi
sewa guna usaha, aktiva yang dibangun sendiri, dan bunga yang dikapitalisasi merupakan
contoh dari isu tersebut.
2. Transaksi yang sulit untuk di audit
Sebagian besar transaksi aktiva tetap relatif mudah untuk di audit. Jika aktiva dibeli langsung
dari vendor, sebagian besar asersi dapat diuji dengan memeriksa sumber aktiva. Tetapi,
transaksi yang melibatkan aktiva yang disumbangkan, pertukaran nonmoneter, dan aktiva yang
dibangun sendiri lebih sulit untuk diaudit.
3. Salah saji yang terdeteksi di audit tahun lalu
Jika auditor telah mendeteksi salah saji pada audit tahun lalu, penentuan risiko bawaan harus
ditetapkan pada tingkat yang lebih tinggi daripada jika sedikit atau tidak ada salah saji telah
ditemukan di masa lalu.

Penentuan Risiko Pengendalian Proses Manajemen Aktiva Tetap


Meskipun auditor umumnya mengikuti strategi substantive ketika mengaudit proses manajemen
aktiva tetap, pemahaman atas pengendalian internal masih dibutuhkan.
Keterjadian dan otorisasi
Transaksi aktiva modal besar mungkin menjadi subjek dari prosedur pengendalian di luar
proses pembelian. Sebagai contoh, peralatan teknik yang sangat khusus kemungkinan
kemungkinan akan dibeli hanya setelah proses penganggaran modal khusus, yang mungkin
mensyaratkan bahwa pembelian peralatan telah memenuhi criteria tingkat pengembalian yang
telah ditentukan. Pembelian peralatan juga mensyaratkan bahwa insinyur berkeahlian tinggi
telah menyetujui spesifikasi teknis bagi peralatan. Untuk transaksi ini, auditor mungkin perlu
memeriksa lebih dari faktur vendor untuk menguji validitas. Review atas dokumentasi
tambahan, seperti dokumen penganggaran modal dan spesifikasi rekayasa, mungkin
diperlukan.
Kebanyakan entitas memiliki beberapa jenis tabel otorisasi untuk menyetujui transaksi aktiva
modal. Klien harus memiliki pengendalian untuk memastikan bahwa otorisasi untuk membeli
aktiva modal konsisten dengan tabel otorisasi. Sebagai contoh, prosedur pengendalian harus
menyebutkan batas dolar untuk tiap tingkat manajerial guna memastikan bahwa proyek yang
lebih besar diperhatikan oleh manajemen dengan tingkat yang lebih tinggi untuk persetujuan
sebelum komitmen dibuat. Transaksi sewa guna usaha harus diberlakukan pengendalian yang
serupa. Entitas juga perlu memiliki prosedur pengendalian untuk mengotorisasi atau
penghapusan lain atas aktiva modal. Hal ini harus termasuk tingkat otorisasi di atas departemen
yang memiliki penghapusan aktiva tetap. Prosedur pengendalian juga harus
mengindentifikasikan aktiva yang tidak digunakan lagi dalam operasi karena hal itu mungkin
membutuhkan perlakuan akuntansi yang berbeda. Terakhir, semua pemeliharaan utama atau
transaksi perbaikan harus diotorisasi secara tepat oleh tingkat manajemen yang semestinya.

Kelengkapan
Kebanyakan entitas menggunakan beberapa jenis software untuk mengelola rincian catatab
property. Buku besar pembantu terinci aktiva tetap biasanya memasukkan informasi berikut
untuk tiap aktiva modal :
Deskripsi, lokasi dan nomor identitas
Tanggal perolehan dan biaya instalasi
Metode penyusutan untuk tujuan buku dan pajak, nilai sisa dan estimasi masa manfaat
Prosedur pengendalian yang digunakan dalam proses pembelian untuk memastikan
kelengkapan memberikan beberapa keyakinan bahwa semua transaksi aktiva modal tercatat di
buku besar pembantu aktiva tetap dan buku besar umum. Satu prosedur yang membantu
menyakinkan bahwa asersi ini dipernuhi adalah rekonsiliasi berkala buku besar pembantu
aktiva tetap kea kun buku besar pengendali.
Prosedur lain untuk memastikan bahwa semua aktiva modal telah di catat adalah perbandingan
berkala dari catatan terinci dalam buku besar pembantu dengan aktiva modal yang ada. Hal ini
dapat dilakukan dengan sejumlah cara. Klien dapat melakukan pemeriksaan fisik lengkap atas
aktiva tetap secara berkala atau menurut rotasi dan membandingkan aktiva fisik ke buku besar
pembantu aktiva tetap. Alternatifnya, pemeriksaan fisik dapat di batasi pada aktiva modal utama
atau aktiva yang mungkin mengalami kerugian. Pada kedua contoh auditor internal entitas
dapat menguji keandalan buku besar pembantu.
Pemisahan Tugas
Adanya pemisahan tugas yang memadai untuk proses manajemen property tergantung pada
volume dan signifikansi transaksi yang diproses. Sebagai contoh, jika entitas membeli mesin
dan peralatan dalam jumlah besar, atau jika entitas memiliki proyek model besar sedang dalam
pembangunan, maka kemungkinan akan memiliki system pengendalian formal.

Pemisahan Tugas Kemungkinan kekeliruan atau


kecurangan yang timbul dari konflik
penugasan
Fungsi memulai transaksi harus dipisahkan Jika satu orang bertanggungjawab untuk
dari fungsi persetujuan terakhir dimulainya transaksi aktiva modal dan
juga harus memberi persetujuan akhir,
pembelian aktiva fiktif atau tidak
terotorisasi dapat terjadi. Hal ini dapat
berakibat pada pembelian aktiva yang
tidak dibutuhkan, aktiva yang tidak
memenuhi standar pengendalian mutu
perusahaan, atau pembayaran illegal ke
pemasok atau kontraktor
Fungsi pencatatan aktiva tetap harus Jika satu orang bertanggungjawab untuk
dipisahkan dari fungsi buku besar catatan aktiva tetap dan juga fungsi buku
besar, orang itu dapat menutupi
penyimpangan yang biasanya akan
dideteksi dengan merekonsiliasi catatab
pembantu dengan akun pengendali buku
besar
Fungsi catatan aktiva tetap harus Jika satu orang bertanggung jawab atas
dipisahkan dari fungsi penjagaan aktiva catatan aktiva tetap dan juga memiliki
tanggung jawab penjagaan aktiva terkait
perlengkapan dapat di curi, dan
pencurian dapat ditutupi dengan
penyesuaian catatan akuntansi.
Jika perhitungan fisik aktiva tetap dilakukan Jika orang bertanggung jawab untuk
secara berkala, orang yang perhitungan fisik aktiva tetap juga
bertanggungjawab atas persediaan harus bertanggung jawab untuk fungsi
independent terhadap fungsi penjagaan penjagaan dan pencatatan, pencurian
dan pencatatan aktiva modal entitas dapat ditutupi.

Evaluasi Temuan Audit Aktiva Tetap


Proses untuk mengevaluasi temuan audit bagi aktiva tetap adalah sama dengan yang dibahas
di bab sebelumnya. Auditor menjumlahkan kemungkinan salah saji dan membandingkan
jumlah ini dengan salah saji yang dapat diterima, bukti menunjukkan bahwa akun aktiva tetap
tidak mengandung salah saji material. Tetapi jika kemungkinan salah saji lebih besar dari salah
saji yang dapat diterima, auditor akan memerlukan penyesuaian atas akun ini atau menerbitkan
laporan auditor dengan pendapat wajar dengan pengecualian.

Referensi :
Arens, Alvin & Loebbecke, JK, Auditing on integrated Approach,Prentice Hall
Messier, Glover & Prawitt, Auditing & Assurance Services A Systematic Approach.
Mulyadi, Auditing buku 2, Salemba Empat.
Standar Profesional Akuntan Publik, 2001, Ikatan Akuntan Indones

Anda mungkin juga menyukai