Anda di halaman 1dari 5

Perancangan Sistem Suspensi Aktif pada Kendaraan Roda Empat

Menggunakan Pengendali Jenis Robust Proporsional, Integral dan


Derivatif

Yerri Susatio dan Totok R. Biyanto


Jurusan Teknik Fisika - Fakultas Teknologi Industri
Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya
Email : trb@ep.its.ac.id

ABSTRAK
Tingkat kenyamanan kendaraan sangat erat hubungannya dengan sistem suspensi
kendaraan. Sistem suspensi kendaraan harus mampu mengisolasi atau mengurangi getaran
yang terjadi pada body kendaraan akibat ketidakrataan dari permukaan jalan. Untuk
mendapatkan sistem suspensi yang optimal, maka sistem suspensi perlu adanya modifikasi, dan
salah satu alternatifnya yaitu sistem suspensi aktif. Makalah ini akan membahas mengenai
bagaimana perancangan sistem suspensi aktif dirancang dengan menggunakan pengendali
robust Proporsional, Integral dan Derivatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rancangan
sistem suspensi aktif tersebut mampu meredam gangguan jalan terhadap getaran pada body
kendaraan hingga mencapai lebih daripada 99% lebih.

Kata kunci: Pengendali robust PID, suspensi aktif.

ABSTRACT
The comfortable of vehicle has cloce corelation with suspension system. Suspension system
should capabe to isolated or reduce the vibration at body of vehicle which is caused of inproper
road surface. One methode to improve suspention system is by using active suspention. This paper
will describes how the design of active suspention using robust Proporsional, Integral and
Derivative controller. The result of this research shown that active suspension could reduced the
vibration on vehicles body more than 99%.
Keywords: Robust PID, active suspension.

PENDAHULUAN Untuk memenuhi kriteria yang ditetapkan oleh


standar tersebut, maka suspensi kendaraan harus
Perkembangan teknologi otomotif dewasa ini dirancang agar mampu menghadapi kondisi
sangat pesat. Kenyamanan dan keamanan pengen- perubahan jalan, perubahan kecepatan dan massa
dara menjadi faktor yang paling utama disamping muatan. Suspensi merupakan suatu sistem yang
kehandalan dari mesin mobil itu sendiri. Hal ini terdiri atas pegas, damper (shock absorber), dan
mendorong industri-indutri otomotif bersaing untuk lenganlengan penghubung sistem roda dan bodi
kendaraan [2]. Sistem suspensi yang umum diterap-
menghasilkan suatu produk otomotif yang ber-
kan pada kendaraan saat ini disebut sistem
kualitas. suspensi konvensional (suspensi pasif). Pada sistem
Kenyamanan dan keselamatan pengendara suspensi pasif, kekakuan pegas dan konstanta
kendaraan bermotor khususnya kendaraan roda redamannya bernilai konstan. Adapun tujuan dari
empat harus terjamin baik secara langsung maupun pengendalian getaran secara aktif adalah agar
tidak langsung. Hal ini dimaksudkan agar dapat memberi dampak kenyamanan dan keaman-
pengemudi tidak mengalami gangguan yang dapat an pada berbagai kondisi. [3]. Robust Proporsional,
mengakibatkan cedera atau rasa sakit selama Integral dan Derivatif (PID) adalah jenis pengendali
mengendarari kendaraan. Bertolak dari alasan- yang mudah didapatkan di pasaran dan mudah
alasan tersebut, saat ini sudah ditetapkan kriteria dalam proses perancangannya [4], karena langsung
Janeway sebagai suatu standar kenyamanan yang dihitung dari nilai redaman yang diinginkan pada
harus dipenuhi oleh suatu kendaraan. Selain itu, semua kondisi jalan.
ISO 2631/1974 juga menetapkan batas-batas Permasalahan yang muncul ketika menerapkan
jenis pengendali robust PID pada system suspensi
getaran yang boleh dialami oleh pengemudi selama
aktif adalah bagaimana menganalisis dan mensimu-
mengendarai kendaraan [1]. lasikan performansi.
44
Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Kristen Petra
http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=MES
Susatio, Perancangan Sistem Suspensi Aktif pada Kendaraan Roda Empat

y (unsprung mass). Getaran dari kedua massa ini


dianggap hanya vertikal saja. Model getaran dari
yr
ar
CG af
yf kendaraan dengan 2 derajat kebebasan ini ditunjuk-
kan pada Gambar 1
Persamaan gerak translasi dan rotasi sistem
suspensi aktif dapat dirumuskan dengan menerap-
Ms
Cusr
Cusf
kan hukum Newton [5], dan hasilnya adalah sebagai
berikut.
Ur Kusf
Kusr

Persamaan gerak translasi:


hr hf
( ) (
y&s + K usr ( y r hr ) + C usr y&r h&r + K usf y f h f +
ms & ) (2)
y
yf
( )
C usf y&f h&f + u r u f = 0
ar Uf

af Persamaan gerak rotasi:


( )
yr
&+ a [K ( y a h )] + C y&+ a h& + u ] a
J0& r usr r r usr r r r f
(3)
Kusr
Cusr
uf
( ) ( )
[Kusf y a f hf + Cusf y& a f h&f + u f ] = 0
Cusr uf
Kusr

Suatu sistem pengendali dikatakan robust jika


hf
mempunyai sensitifitas rendah dan mempunyai
hf
kestabilan pada rentang variasi parameter. Keada-
an yang robust dapat dicapai dengan melakukan
Gambar 1. Model 2 Derajat Kebebasan Vertikal dan penyetelan pada pengendali PID sesuai dengan
Rotasi persyaratan konsep robust.
Pemilihan tiga koefisien pengendali PID (Kp, Ki,
Keterangan: Kd) adalah persoalan dasar dalam penyetelan PID.
Ms : Sprung mass Penggunaan tiga keadaan parameter yang berbeda,
Kusf : Konstanta suspensi pegas ban depan akan menyebabkan respon sistem berbeda akibat
Kusr : Konstanta suspensi pegas ban belakang input berupa fungsi step. Koefisien pengendali PID
Cusf : Konstanta redaman ban depan dapat ditentukan dengan metode trial and error.
Cusr : Konstanta redaman ban belakang Adapun problem utama dalam memilih koefisien
hf : Profil permukaan jalan depan PID (Kp, Ki, Kd) adalah ketiga koefisien ini tidak
hr : Profil permukaan jalan belakang dapat menggambarkan performansi yang
af : Jarak antara poros depan dengan pusat
diinginkan, begitu juga dengan karakteristik robust
gravitasi
yang diinginkan oleh perancang. Beberapa aturan
ar : Jarak antara poros belakang dengan pusat
dan metode akan disajikan dalam memecahkan
gravitasi
permasalahan ini. Salah satu metode tersebut
uf : Gaya yang dihasilkan oleh suspensi aktif
(aktuator) depan adalah dengan menggunakan indeks performansi
ur : Gaya yang dihasilkan oleh suspensi aktif dari sistem [6]. Diagram blok sistem pengendali
(aktuator) belakang robust PID ditunjukkan pada Gambar 2.
: Sudut anggukan (pitch) kendaraan
y : Gerak vertikal kendaraan terhadap acuan Controller
R(s) Prefilter Plant C(s)
ketika kendaraan diam (tidak bergetar) Input + Output
yf : Gerak vertikal massa sprung depan terha- Gp(s) Gc(s) G(s)
dap kendaraan saat diam _
yr : Gerak vertikal massa sprung belakang ter-
hadap kendaraan saat diam

Dengan menerapkan hukum Newton kedua Gambar 2. Diagram Blok Sistem Pengendali Robust
pada model sistem getaran seperti tampak pada PID
Gambar 1, maka diperoleh persamaan:
Indeks performansi ITAE menawarkan suatu
M&
x&+ C x&+ kx = ky f + C y&t . (1)
karakteristik respon sistem transien, dimana respon
sistem akan mengalami overshoot kecil dan mem-
Pada penelitian ini, model kendaraan dianggap
punyai redaman yang dapat disesuaikan dengan
terdiri dari 2 massa yaitu massa di atas suspensi
kebutuhan.
(sprung mass) dan massa di bawah suspensi

Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Kristen Petra 45


http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=MES
JURNAL TEKNIK MESIN Vol. 8, No. 2, Oktober 2006: 44 48

! Mencari nilai Kp dan Ti menurut Indeks


Performansi ITAE
Untuk menentukan harga Kp dan Ki digunakan
koefisien indeks performansi ITAE untuk input
berupa fungsi step. Kemudian dengan memasuk-
kan harga n akan didapat harga Kp dan Ki.
Kp G
T .F =
s + 2s + n 3
2 2

2.8 x10 3
Sehingga : T .F =
s 2 + 1.2 s + 0.05
Untuk mencari harga Kp, TI digunakan per-
samaan sebagai berikut :
Gambar 3. Respon Step Sistem Berdasarkan Indeks Kp.s + Ki Gc( s ) .G( s )
PI = dan Ti ( s ) =
Performansi ITAE [6] s 1 + Gc ( s ) .G( s )
Dengan menentukan koefisien b0 sampai bn-1
2.8 x10 3 K p .s + 2.8 x10 3 K i
pada fungsi transfer umum dari loop tertutup G c ( s ) .G ( s ) =
berikut: s 3 + 1.2s 2 + 0.05 s
C ( s) b0 2.8 x10 3 K p .s + 2.8x10 3 K i
T ( s) = = n n 1 Ti (s ) =
R(s ) s + bn 1 s + .... + b1 s + b0 s 3 + 1.2s 2 + s + 2.8 x10 3 K p .s + 2.8x10 3 K i
maka harga frekuensi pribadi akan berubah dan Sedangkan pada ITAE:
akan mempengaruhi indeks performansi ITAE,
Sedangkan pada Gambar 3 terlihat pengaruh orde n s 3 + 1,75 n s 2 + 2,15n 2 s + n 3
terhadap respon sistem.
Agar harganya sama dengan ITAE maka denu-
merator Ti(s) menjadi:
METODOLOGI DAN PERANCANGAN ( )
s 3 + 1.2 s 2 + 1 + 2.8 x10 3 K p s + 2.8 x10 3 K i
Metodologi dan perancangan yang digunakan Sehingga didapatkan harga:
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Kp = 107 dan Ki = 10-4
! Menentukan nilai rasio redaman ()
Dalam perancangan ini digunakan nilai rasio Sehingga Ti menjadi:
redaman sebesar 0.6 ( = 0.6) karena akan 28 x10 3.s + 2.8 x10 7
Ti ( s) =
memberikan redaman yang cukup bagi sistem s 3 + 1.2 s 2 + s + 28 x10 3.s + 2.8 x10 7
dan respon yang cepat. Jadi, respon yang terjadi
adalah respon pada kondisi under damp : < 1
28 x10 3.s + 2.8 x10 7
! Mencari harga setling time (Ts) Ti ( s ) =
Diperoleh dari sistem loop tertutup dan nilai gain s 3 + 1.2 s 2 + 28001 .s + 2.8 x10 7
pengendali sama dengan satu, untuk mendapat-
! Menentukan Harga Prefilter (Gp(s))
kan (n) terlebih dahulu ditentukan harga setling
time (Ts) loop tertutup dengan gain pengendali n 2
T(s ) =
dan gain prefilter sama dengan 1 (Gc(s) = 1 dan ITAE
Gp(s) = 1). 0.137
Pada hasil simulasi diperoleh setling time sebesar =
18 detik. Dalam perancangan ini digunakan nilai
s + 0.65 s + 0.29 s + 2.8 x10 3
3 2

rasio redaman sebesar 0.6 ( = 0.6) karena akan T(s )


memberikan redaman yang cukup bagi sistem G p(s) =
dan respon yang cepat. Ti ( s )
! Menghitung frekuensi pribadi (n) 0.137s3 + 0.16s2 + 3836.14s + 3.84x108
Setelah mengetahui harga Ts maka dapat di- =
tentukan harga n sebagai berikut berikut: 28x104 s4 +182x102 s3 + 8120s2 + 78.4s + 7.84x1010
4 Sistem yang dikendalikan pada penelitian
18 =
0.6 n sesuai dengan Persamaan 2 dan 3, dan Gambar 1
sehingga didapat harga n sebesar 0.37 rad serta mempunyai spesifikasi sebagaimana Tabel 1.

46 Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Kristen Petra


http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=MES
Susatio, Perancangan Sistem Suspensi Aktif pada Kendaraan Roda Empat

Tabel 1. Spesifikasi Kendaraan yang Diteliti


0.08
Spesifikasi
0.06
Massa sprung mobil (ms) 35000 kg

Displacement (cm)
Jarak / radius putaran (ry) 1.2 m 0.04
Konstanta pegas roda depan (Kusf) 35000 N/m 0.02
Konstanta pegas roda belakang (Kusr) 38000 N/m
Konstanta redaman roda depan (Cusr) 1100 N/m/s 0
Konstanta redaman roda depan (Cusf) 1000 N/m/s -0.02
0 5 10 15 20

Jarak pusat massa ke sumbu roda 1.7 m


depan (af) -0.04

Jarak pusat massa ke sumbu roda 1.4 m Tim e (dt)


belakang (ar)
Gambar 5. Respon Simpangan (y) untuk Sistem
HASIL DAN PEMBAHASAN Suspensi Aktif

Hasil perancangan menunjukkan bahwa nilai


Ts sebesar 0.067 detik, n sebesar 99.67 rad, Kp
sebesar 107 dan Ki sebesar 10-4 yang diperoleh,
merupakan parameter tuning robust PID untuk
sistem suspensi aktif. Baik tidaknya peformansi
sistem harus diuji terlebih dahulu menggunakan
model profil jalan berupa fungsi impulse dan sinus.
Respon sistem suspensi terhadap ganguan jalan
berupa fungsi impuls dilakukan dengan cara
memberikan gangguan dari profil jalan berupa
fungsi impuls dan didapatkan respon yang diterima
bodi mobil dalam arah vertikal.
Gambar 4 menunjukkan bahwa dengan gangu-
an impuls sebesar 10 cm sistem suspensi pasif dapat Gambar 6. Respon Gaya Aktuator (u) untuk Sistem
Suspensi Aktif
meredam amplitudo getaran kurang dari 8% (8.5
cm) pada puncak pertama yang secara berangsur-
Untuk pengujian terhadap ganguan berupa
angsur kembali pada posisi semua dengan harga
IAE = 75.4 dan ITAE = 339.3. fungsi sinus sama halnya dengan pengujian
Bila ganguan berupa fungsi impuls diberikan terhadap ganguan impuls yaitu dengan cara
pada sistem suspensi aktif, maka getaran yang memberikan gangguan dari profil jalan berupa
diredam dapat mencapai sampai 99% (0.07 cm) fungsi sinus dan didapatkan respon yang diterima
(lihat Gambar 5). Pada gambar ini terlihat bahwa body kendaraan dalam arah vertikal.
puncak pertama meluruh secara berangsur-angsur
hingga kembali pada posisi semua dengan harga 6
IAE = 0.04 dan ITAE = 2.24.
Dari uji impuls ini terlihat bahwa suspensi aktif 4
Displacement (cm)

mampu meredam getaran secara signifikan di- 2


karenakan adanya usaha yang dilakukan pengen-
0
dali robust PID terhadap sistem suspensi semula. 0 5 10 15 20
Usaha yang dilakukan aktuator terhadap ganguan -2

impuls ini dapat dilihat pada Gambar 6. -4

-6
10
Time (dt)
8

4
Gambar 7. Respon Simpangan (y) untuk Sistem
2
Suspensi Pasif
0

-2
0 5 10 15 20 Pada Gambar 7 dengan diberikan gangguan
-4
pada profil jalan berupa sinus dengan amplitudo
T i me ( d t ) sebesar 10 cm kendaraan akan mengalami peru-
bahan amplitudo sebesar 4.8 cm atau mampu
Gambar 4. Respon Simpangan (y) untuk Sistem meredam 52% dengan IAE = 2161.4074 dan ITAE =
Suspensi Pasif (open loop) 61745.73986

Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Kristen Petra 47


http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=MES
JURNAL TEKNIK MESIN Vol. 8, No. 2, Oktober 2006: 44 48

Robotics Research Institute, The University of


4.00E-03
Texas at Arlington. 2004.
3.00E-03

3. Purwandi, Titi, Desain Kontroler Fuzzy pada


Displacement (cm)

2.00E-03
1.00E-03 Sistem Suspensi SemiAktif, Proceeding of The
0.00E+00 4th National Conference on Design and Applica-
-1.00E-03 0 5 10 15 20 tion of Technology, Faculty of Engineering Widya
-2.00E-03 Mandala Surabaya Catholic University, 2005.
-3.00E-03
4. Biyanto, T.R., Sistem Pengendalian Web Tension
-4.00E-03
Menggunakan Kontroler Robust PID, Jurnal
Tim e (dt)
Teknik Mesin, UK Petra Surabaya, Oktober.
2005.
Gambar 8. Respon Simpangan (y) untuk Sistem
Suspensi Aktif 5. Thomson, William, T. Prasetyo, L., Teori Getaran
Dengan Penerapan, Erlangga, Jakarta. 1986.
6. Ogata, Katshuiko, Teknik Kontrol Automatik I,
Prentice Hall Inc. 1996.

Gambar 9 Respon Gaya Aktuator (u) untuk Sistem


Suspensi Aktif

Sedangkan suspensi aktif seperti terlihat pada


Gambar 8, dengan memberikan ganguan sinus yang
sama mempunyai respon amplitudo sebesar 0.003
cm atau mampu meredam sebesar lebih dari 99%.
Hal ini disebabkan kehadiran aksi kontrol dari
robust PID pada sistem kontrol aktif yang mem-
pertahankan posisi bodi pada posis awal. Usaha
yang dilakukan oleh kontroler robust PID melalui
aktuator sebagai variabel termanipulasi dapat
dilihat pada Gambar 9.

KESIMPULAN
Suspensi aktif mampu meredam getaran akibat
ketidakrataan permukaan jalan sebesar 99%
lebih.
Dengan rancangan sistem suspensi aktif nilai
ITAE dan IAE jauh lebih kecil dibandingkan
suspensi pasif, sehingga sistem ini sangat baik
untuk diaplikasikan.

DAFTAR PUSTAKA
1. Sutantra, Nyoman I, Teknologi Otomotif Teori
dan Aplikasinya, Edisi Pertama, Penerbit Guna
Widya, Surabaya, Surabaya. 2001.
2. Campos, J, David, F, Lewis, S, Ikenaga, S, Scully,
Enans, M., Active Suspension Control of Ground
Vehicle Heave and Pitch Motion. Automation and

48 Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Kristen Petra


http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=MES

Anda mungkin juga menyukai