Anda di halaman 1dari 4

PERHITUNGAN KEMBALI (RECALCULATION)

MEKANISME SISTEM ANGKAT PADA ALAT ANGKAT


JENIS RUBBER TYRED GENTRY (RTG) TIPE KALMAR E-ONE2
DENGAN BEBAN 41 TON
Bambang Kuswanto, R. Suharto
JurusanTeknik Mesin Politeknik Negeri Semarang
Jl. Prof. H. Sudarto, SH, Tembalang, Semarang 50275, PO BOX 6199/SMS
Telp. (024)7473417, 7499585, Fax.(024)7472396
Abstrak
Rubber Tyred Gantry (RTG) tipe Kalmar E-One2 merupakan jenis pesawat angkat yang digunakan untuk
mengangkat dan memindahkan peti kemas di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang. Pesawat Angkat
tersebut mempunyai daya angkat maksimum 41 Ton. Namun pada pengoperasiannya sesuai dengan
kebutuhan hanya digunakan maksimum 35 Ton. Perbedaan tersebut mendorong timbulnya kesangsian
atas kemampuan daya angkatnya. Oleh sebab itu perlu menghitung ulang (recalculation) terhadap
bagian-bagian utama dari sistem angkatnya dan melakukan alternative pemeliharaan (maintenance)
terhadap sistem angkat agar ketika dalam pengoperasian dapat mengurangi kerusakan-kerusakan yang
terjadi dan untuk memperpanjang umur pakai (life-time) lebih lama atau awet. Setelah dilakukan uji
perhitungan untuk mendukung beban kapasitas tersebut dengan keadaan tali baja berdiameter 26,3 mm
hanya mampu menahan beban 39 Ton. Penggerak motor listrik yang digunakan berdaya 190 kw dan
diameter drum maupun puli minimum 966,9 mm dengan tinggi angkat mencapai 18 meter. Jadi alat ini
tidak mampu menahan beban 41 Ton, tetapi sesuai kebutuhan kapasitas angkat 35 Ton alat ini masih
mampu digunakan untuk beroperasi.
Kata kunci : Rubber Tyred Gantry, daya angkat, tali baja.

1. Pendahuluan
Di Terminal Peti Kemas Semarang (TPKS)
yang bekerjasama dengan PT. Indotruck
Utama dalam hal bongkar muat peti kemas
menggunakan mesin pemindah bahan
(material handling equipment) berupa
pesawat angkat jenisnya adalah Rubber
Tyred Gantry (RTG) tipe Kalmar E-One2.
Sistem angkat merupakan sistem yang
sangat vital dalam pesawat angkat sesuai
dengan fungsinya dalam memindahkan peti
kemas. Sistem angkat ini mempermudah
pengangkatan dan penurunan peti kemas
ketika akan dipindahkan. Pada umumnya
mekanisme (cara kerja) mesin pengangkat
didesain untuk melakukan suatu gerakan
tertentu. Misalnya, alat dapat mengangkat
muatan, menggeser, menahan beban agar
tetap diatas bilamana perlu dan membawa ke
tempat yang sudah ditentukan .
Seperti pada umumnya mekanisme (cara
kerja) pada pesawat angkat, selalu
mempunyai daya angkat maksimum yang
mampu diangkatnya. Sistem angkat pada
alat
pemindah
bahan
peti
kemas
menggunakan tali baja (wire rope) sebagai

77

media pengangkat beban dari peti kemas.


Sehingga terdapat batas maksimum kekuatan
angkat tali baja (wire rope) pada Rubber
Tyred Gantry (RTG) tipe Kalmar E-One2
agar tidak terputus. Penggunaan drum hoist
sebagai penggulung tali dan kemampuan
motor listrik dalam mekanisme juga perlu
peninjauan kembali sebagai faktor keamanan
dan keselamatan agar tidak terjadi
kecelakaan kerja.
Tujuan
dari
perhitungan
kembali
(recalculation) mekanisme sistem angkat ini
adalah sebagai berikut :
a. Menghitung
kembali
kemampuan
mekanisme (carakerja) angkat antara
penggunaan dan spesifikasi alat angkat.
b. Mengidentifikasi kebutuhan pemeliharaan
(maintenance) yang diperlukan untuk alat
angkat peti kemas pada khususnya jenis
Rubber Tyred Gentry (RTG) .
Mekanisme (carakerja) pesawat angkat pada
umumnya yang digunakan untuk muatan
satuan, pada prinsipnya adalah menaikkan
dan menurunkan muatan. Beberapa mesin
pengangkat dapat melakukan gerakan berupa
bergerak horizontal berputar, bergerak
secara radial dan sebagainya. Pesawat

angkat jenis crane dapat mengangkat


muatan, menggeser, menahannya tetap
diatas bila diperlukan dan membawa
ketempat yang ditentukan.
Untuk
melakukan
gerakan
tersebut
memerlukan
mekanisme
beberapa
komponen pendukung dalam pesawat angkat
diantaranya adalah Media pengangkat
muatan, motor penggerak, peralatan
pengangkat puli dan drum.
Motor penggerak berupa motor elektrik yang
disesuaikan dengan beban angkat dari
pesawat angkat. Besarnya daya dapat
dihitung dengan rumus dari Rudenko, 1992
sebagai berikut :
Selanjutnya untuk menghitung kekuatan
putusnya tali Rudenko juga menyarankan
untuk menggunakan rumus:
Sementara itu untuk mekanisme penggulung
mengunakan diameter minimum puli dan
drum sebesar,
faktor pesawat angkat x
faktor kontruksi tali baja x diameter tali baja
Menurut R. Keith Mobley pemeliharaan
(maintenance)
secara
umum
dapat
dibedakan menjadi tiga macam yaitu :
(1). Maintenance improvement, pemeliharan
yang
mempunyai
tujuan
untuk
memperpanjang usia pakai sesuai life-time
dari komponen tersebut dan juga untuk
meningkatkan performance suatu komponen
menjadi lebih baik.
(2). Prefentive
maintenance
adalah
kegiatan pemeliharaan yang dilakukan untuk
mencegah timbulnya kerusakan yang tidak
terduga.
(3). Corrective maintenance, sistem ini
dilakukan ketika sistem produksi berhenti
berfungsi atau tidak sesuai dengan kondisi
operasi yang diharapkan. Pada umumnya
berhentinya sistem diakibatkan kerusakan
komponen yang telah atau sedang dalam
proses
kerusakan.
Pemeliharaan
ini
dilakukan ketika sudah terjadi kerusa kan.
Dari ketiga kegiatan jenis pemeliharaan
yang sering diguna kan dalam pemeliharaan
sistem angkat yaitu prefentive maintenance
dan corrective maintenance.

2. Metode
Metode yang digunakan dalam pengambilan
data perhitungan kembali (recalculation)
mekanisme angkat pada pesawat angkat
Rubber Tyred Gantry Kalmar E-One2
adalahsebagaiberikut
:
(a).
Studi
Kepustakaan dengan mempelajari bukubuku referensi, manual book, dan softcopy
dari trainer untuk mendukung
proses
analisis terhadap topik yang diambil,
sehingga didapatkan landasan teori yang
sesuai dengan pokok bahasan. (b). Studi
Observasi yang dilakukan dengan cara
mencari data dan informasi empitik aktual
yang mendukung dengan cara terjun
langsung ke lapangan.
3. Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan
hasil
dari
pengamatan
(observasi) didapat data dari pesawat angkat
Rubber Tyred Gantry (RTG) tipe Kalmar
E-One2sebagai berikut :
Tabel 1. Spesifikasi Alat Angkat
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Alat Angkat
Kapasitasangkat
TinggiAngkat
Berat spreader
Kec. Angkat
Putaran Motor
Efisiensi Motor

Spesifikasi
41 Ton
18 m
6 Ton
0,3 m/s
1500 rpm
0,8

Selanjutnya beban angkat yang diambil dari


pengamatan dilapangan dapat diperhatikan
pada tabel berikut ini,
Tabel 2. Spesifikasi beban angkat peti kemas
panjang 20 ft
Merk
Tal International
Tex
Apl

Berat (kg)
30480
30480
30480

Netto (kg)
22300
28280
28600

Tabel 3. Spesifikasi beban angkat peti


kemas panjang 40 ft
Merk

Berat (kg)

Netto (kg)

Triton
Caiu
Evergreen

32500
32500
30480

28600
28670
26680

Berikutnya dilakukan perhitungan kembali


terhadap :
(1). Beban Angkat,
beban angkat ini
terdapat penambahan beban sebesar 10%20% karena faktor overload (faktor angin
dan hujan).

78

Jadi beban angkatnya :


= 41000 + (10% x 41000)
= 45100 kg
Kapasitas total angkat
Q= +G
G = = 6000 kg
Q = 45100 + 6000
Q = 51100 kg
(2). Motor Penggerak, menurut beban
angkat total yang direncanakan, maka motor
penggerak yang harus digunakan sebesar:
= 255 HP =190 kw

(3). Tali Baja, penggunaan jenis tali baja


untuk pesawat angkat Rubber Tyred Gantry
(RTG) tipe Kalmar E-One2 , spesifikasinya
dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4. Spesifikasi tali baja
Jenis tali baja
BebanPatah(

Spesifikasi
39100 kg

Teg. Patah (

180kg/

BeratTali Baja
Diameter

2,280 kg/m
26,3 mm

Teg.Maksimum Tali Baja


S=
=
S = 7097 kg
Kekuatan putus tali baja
P = 7097 x 5,5
P = 39033 kg
(4). Puli dan Drum
Untuk puli dan drum yang digunakan
memiliki spesifikasi diameter sebagai
berikut :
Dmin = 26.d
Dmin = 26,5. 26,3 = 696,9 mm
Perbedaan hasil perhitungannya dengan hasil
kenyataan dari data manual books alat
angkat tersebut dapat dijelaskan melalui
diagram sebagai berikut:

Keterangan :1.Daya motor, 2.Talibaja,3.Puli, 4. drum.

Gambar 1. Diagram perbedaan perhitungan

79

Daya motor penggerak yang digunakan lebih


besar dari hasil perhitungan yang dilakukan,
Hal ini dikarenakan oleh penggunaannya
yang disesuaikan dengan daya motor yang
berada dipasaran atau pada umumnya.
Sementara itu tali baja disesuaikan dengan
yang lebih dekat pada diameter aslinya, hal
ini nampaknya disesuaikan dengan standart.
Selanjutnya untuk puli dan drum diambil
lebih besar
dikarenakan sebagai faktor
aman (safety) agar tali baja lebih aman
terhadap kelengkungan yang dapat merusak
tali baja tersebut.
(5). Pemeliharaan (Maintenance), sesuai
dengan pemeliharaan (maintenance) yang
dilakukan pada pesawat angkat jenis Rubber
Tyred Gantry (RTG) tipe Kalmar E-One2.
Dapat disimpulkan bahwa pemeliharaan
yang dilakukan dari
ketiga jenis
pemeliharaan yang telah dijelaskan di atas,
hanya kegiatan pemeliharaan preventif dan
pemeliharaan korektif yang telah dilakukan.
Pemeliharan yang telah dilakukan pada
pesawat angkat jenis ini. adalah:
(1). Pemeliharaan prefentif, berikut ini
beberapa kegiatan pemeliharaan yang
dilakukan antara lain :
(a) Cleaning (Pembersihan) dilakukan ketika
jam operasional engine mencapai 500 hours,
dengan
kegiatan
diantaranya
adalah
melakukan cleaning pada sisa pelumasan
grease pada tali baja yang menggumpal di
drum hoist, selanjutnya melakukan cleaning
pada motor listrik dan melakukan cleaning
pada tali baja karena dilapisi galvanis
kemungkinan terdapat kotoran yang dapat
mengganggu kinerja penggulungan talibaja.
(b) Lubrication (Pelumasan) Seperti halnya
cleaning pelumasan dilakukan ketika jam
operasional mencapai 500 hours. Kegiatan
yang dilakukan adalah sebagai berikut :
pelumasan pada puli dan drum hoist.
Kemudian melakukan pelumasan pada tali
baja dan selanjutnya pada motor listrik.
(2) Pemeliharaan korektif, berikut ini
beberapa kegiatan pemeliharaan yang
dilakukan diantaranya adalah sebagai
berikut:

(a) Melakukan
penggantian
beberapa
komponen yang mungkin terbakar karena
adanya konsleting arus listrik.
(b) Melakukan
penggantian
dan
memperbaiki sensor pada puli yang biasanya
memerlukan setting ulang karena jaraknya
terlalu jauh dengan tali baja.Sensor yang
masih bisa diperbaiki dilakukan perbaikan.
Jika sensor sudah terlalu rusak lakukan
penggantian.
(c) Melakukan
perbaikan
maupun
penggantian pada penggunaan tali baja
ketika rusak tidak langsung putus, melainkan
diawali dengan adanya beberapa tali kawat
yang menjadi pertanda bahwa tali tersebut
sudah aus.Dalam penggantian tali baja tidak
didasari dari kapan umur tali baja tersebut
akan putus. Meski terdapat life-time
maksimum ada kalanya tali baja sudah
mengalami kerusakan aus sebelum mencapai
maksimum umur penggantian.
4. Kesimpulan
Berdasarkan hasil perhitungan mekanisme
angkat dari pesawat angkat jenis Rubber
Tyred Gantry (RTG) tipe Kalmar E-One2,
maka dapat dikesimpulan sebagai berikut :
(1) Kapasitas angkat untuk penggunaan ratarata 35 Ton, alat angkat jenis Rubber Tyred
Gentry (RTG) tipe Kalmar E-One2 masih
dalam batas aman. Karena diperoleh hasil
perhitungan 39 Ton, namun hasil ini
dibawah kemampuan spesifikasi yang
dimiliki yakni
41 Ton
(2) Tali baja berdasarkan diameter 26,3 mm
mampu menahan beban 39100 kg, masih
aman untuk mengangkat peti kemas 20 ft
dan 40 ft.
(3) Dari
tiga
jenis
pemeliharaan
(maintenance) hanya dua jenis yang
dilakukan dalam pemeliharan pesawat
angkat jenis Rubber Tyred Gantry (RTG)
tipe Kalmar E-One2 yaitu Pemeliharaan
prefentif dan Pemeliharaan korektif.
(4) Kegiatan pemeliharaan prefentif yang
dilakukan
yaitu
:
(a)
Cleaning
(Pembersihan) dilakukan pada talibaja,

motor listrik dan sisa pelumas grease pada


drum hoist. (b) Lubrication (Pelumasan)
dilakukan pada tali baja, puli, drum hoist
dan motor listrik.
(5) Kegiatan pemeliharaan korektif yang
dilakukan yaitu: (a) Melakukan perbaikan
pada komponen motor listrik yang terbakar
karena mungkin terjadi konsleting arus
listrik dan dapat melakukan penggantian
komponen jika diperlukan. (b) Melakukan
perbaikan pada sensor puli yang biasanya
memerlukan setting ulang karena jaraknya
terlalu jauh dengan tali baja dan melakukan
pengantian jika rusak. (c) Melakukan
penggantian tali baja apabila terdapat tanda
kerusakan seperti putusnya kawat pilinan tali
baja.
5. Daftar Pustaka
Mobley,R Keith, 2004, Maintenance
Fundamentals, Amsterdam, Boston,
Elsevier / Butterworth Heinemann.
Muhammad Anhar Pulungan, 2009,
Perancangan Spreader Gantry
Crane dengan Beban 40 Ton
dengan Tinggi Angkat Maksimum
41 Meter yang dipakai di
Pelabuhan Laut, Tugas Akhir
Mahasiswa Universitas Sumatera
Utara, Medan
Potot Sugiarto, 2011, Pemilihan Motor
Listrik Sebagai Penggerak Rumah
Crane Pada Floating Dock di PT.
Indonesia Marina Shipyard Gresik,
Institut
Teknologi
Sepuluh
Nopember Surabaya
Rudenko, N, 1992, Mesin Pemindah
Bahan, Terjemahan Ir. Nazar
Foead. Erlangga, Jakarta
Subardi, 2011, Perancanaan Wire Rope
Gantry Crane, Jurnal Teknik
Mesin. Volume 11, Unimus,
Yogyakarta
..,2011, Manual Book Operators
Manuals, Finland, Cargotec

80

Anda mungkin juga menyukai