Anda di halaman 1dari 25

1

BAGIAN 1
KELEMBAGAAN MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN

A. PENDAHULUAN
1. Dasar
a. Undang-undang Nomor 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional
pasal 31 ayat (4), setiap tenaga kependidikan berkewajiban untuk
meningkatkan kemampuan profesional sesuai dengan tuntutan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi serta pembangunan suatu bangsa.
b. Keputusan MENPAN Nomor 26/MENPAN/1989 tanggal 2 Mei 1989 tentang
Angka Kredit Jabatan Fungsional Guru dalam Iingkungan Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan.
c. Peraturan Pemerintah No. 38 tahun 1992 tentang Tenaga Kependidikan, bab
XIII, pasal 61 ayat 1 tenaga kependidikan dapat membentuk ikatan profesi
sebagai wadah untuk meningkatkan dan atau mengembangkan karier,
kemampuan, kewenangan protesional, martabat, dan kesejahteraan tenaga
kependidikan demi tercapainya tujuan pendidikan secara optimal.
2. Latar Belakang
a. Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa untuk (performance) guru di
dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar (KBM) sangat bervariasi dan
kualifikasi keguruannya beraneka ragam.
b. Di beberapa propinsi pernah berkembang wadah-wadah kelompok kerja guru;
seperti : IPSM (Ikatan Pengajar Sains dan Matematika) di Jakarta sejak tahun
1973 s.d. tidak jelas, terdiri dari kelompok Biologi, kelompok Fisika,
kelompok Kimia, kelompok Matematika, Kelompok Kerja Pendidikan
Biologi di Semarang (KKPBS), Ikatan pengajar Kimia, dan sebaginya
c. Kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut
adanya penyesuaian dan pengembangan profesional guru untuk dapat
mengembangkan pendidikan di sekolah khususrya dalam alih teknologi.
d. Keputusan MEN PAN No.26/1989 mengenai kenaikan pangkat dengan angka
kredit bagi jabatan fungsional guru, menuntut guru untuk meningkatkan
kemampuan profesionalismenya, berkarya, dan berprestasi dalam
2

melaksanakan tugas sehari hari di sekotah dan ikut mengabdikan di


masyarakat.
e. Keadaan geografis Indonesia menuntut suatu sistem komunikasi dan
pembinaan profesional guru dengan menggunakan multi media.
f. Peningkatan kemampuan profesional guru diperlukan wadah untuk
berkomunikasi, berkonsultasi, saling berbagi informasi dan pengalaman
sesama guru.
3. Pengertian
a. Musyawarah Guru Mata Pelajaran yang selanjutnya disingkat MGMP adalah
forum/wadah kegiatan profesional guru mata pelajaran sejenis di Sanggar.
Pengertian Musyawarah mencerminkan kegiatan dari, oleh, dan untuk guru.
Yang dimaksud dengan guru mata pelajaran pada buku pedoman ini adalah
guru SMP dan SMA Negeri maupun Swasta yang mengasuh dan
bertanggungjawab untuk mengelola mata petajaran yang ditetapkan di dalam
kurikulum.
b. Sanggar adalah tempat/pusat kegiatan musyawarah guru-guru mata pelajaran
sejenis.
4. Tujuan
Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) bertujuan :
a. menumbuhkan kegairahan guru untuk meningkatkan kemampuan dan
keterampi!an dalam mempersiapkan, melaksanakan, dan mengevaluasi
program kegiatan belajar mengajar (KBM) dalam rangka meningkatkan
keyakinan diri sebagai guru,
b. menyetarakan kemampuan dan kemahiran guru dalam melaksanakan kegiatan
belajar mengajar sehingga dapat menunjang usaha peningkatan dan
pemerataan mutu pendidikan,
c. mendiskusikan permasalahan yang dihadapi oleh guru dalam melaksanakan
tugas sehari-sehari dan mencari cara penyelesaian yang sesuai dengan
karakteristik mata pelajaran mata pelajaran, guru, kondisi sekolah dan
lingkungan.
3

d. membantu guru memperoleh informasi teknis edukatif yang berkaitan dengan


kegiatan keilmuan dan IPTEK. kegiatan pelaksanaan kurikulum metodologi,
sistem evaluasi sesuai dengan mata pelajaran yang bersangkutan.
e. saling berbagi informsi dan pengalaman dalam rangka menyesuaikan
perkembangan ilmu dan teknologi.

B. ORGANISASI
1. Struktur
a. MGMP adalah organisasi nonstruktural di lingkungan Departemen Pendidikan
dan kebudayaan.
b. Struktur organisasi berjenjang dari tingkat Propinsi, Kabupten Kodia/Kotif,
Kecamatan dan Sekolah.
c. Pengurus MGMP terdiri dari Ketua, Sekretaris, Bendahara, dan Anggota.
Susunan dan jumlah Pengurus MGMP disesuaikan dengan kebutuhan dan
dipilih atas dasar musyawarah serta diperkuat dengan surat keputusan oleh
Pejabat Debdikbud setempat.
d. Masa bakti pengurus selama 2 tahun baik di tingkat Propinsi,
Kabupaten/Kodia/Kotif Kecamatan maupun Sekolah.
2. Mekanisme Kerja.
a. Hubungan MGMP dengan kepala Kantor Wilayah, Kepala Bidang bersifat
fungsional/pembinaan.
b. Hubungan MGMP dengan Pengawas bersifat fungsional/pembinaan.
c. Hubungan MGMP di tingkat Kabupaten/Kodia/Kotif dengan Kepala Kantor
Depdikbud kabupaten/Kodia/Kotif bersifat koordinatif/konsultatif.
d. Hubungan MGMP di tingkat Kecamatan dengan Kepala kantor Depdikbud
Kecamatan bersifat konsultatif.
e. Hubungan antar MGMP di tingkat Sekolah, kecamatan dan Propinsi bersifat
koordinatif dan konsuflatif.
f. Hubunga antara MGMP dengan MKKS (KKKS) dan MKP (KKP) bersifat
konsultafif/koordinatif.
3. Fungsi MGMP
1) Melalui kegiatan MGMP diharapkan:
4

a) dapat memberikan motivasi kepada guru-guru agar mengikuti setiap


kegiatan di sanggar,
b) dapat meningkatkan kemampuan dan kemahiran guru dalam
melaksanakan kegiatan belajar mengajar, sehingaa dapat menunjang
usaha peningkatan dan pemerataan mutu pendidikan,
c) memberikan pelayanan konsultasi yang berkaitan dengan kegiatan belajar
mengajar,
d) menunjang pemenuhan kebutuhan guru yang berkaitan dengan kegiatan
belajar mengajar (KBM), khususnya yang menyangkut materi pelajaran,
metodologi, sistem evaluasi, dan sarana penunjang,
e) menyebarkan informasi tentang segala kebijakan yang berkaitan dengan
usaha-usaha pembaharuan pendidikan dalam bidang kurikulum, metodo!
ogi, sistem evaluasi dan lain-lain,
f) merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi, dan melaporkan hasil
kegiatan MGMP serta menetapkan tindak lanjutnya.
2) Melalui kegiatan MGMP tingkat Propinsi diharapkan:
a) mengkoordinasikan kegiatan MGMP tingkat Propinsi untuk
dikembangkan ke tingkat Kabupaten/Kodia/Kotit, Kecamatan, dan
Sekolah,
b) mempersiapkan program kegiatan MGMP baik program semester maupun
program tahunan,
c) dapat menyebarluaskan hasil penataran/latihan kerja tingkat pusat ke
tingkat sanggar melalui MGMP tingkat Kabupaten/Kodia/Kotif,
kecamatan, dan Sekolah untuk mendapatkan penyelesaian.
d) mendiskusikan saran-saran, pendapat dari sanggar dan MGMP tingkat
Kabupaten/Kodia/Kotif,
e) melaporkan kepada Kepala kantor Wilayah melalui Kepala Bidang
pendidikan Menengah Umum mengenai pelaksanaan program dan
kegiatan baik yang sudah maupun yang akan dilaksanakan.
3) MGMP tingkat Kabupaten/Kodia/Kotif adalah:
a) mengkoordinasikan kegiatan MGMP tingkat Kabupaten/Kodia/Kotif,
Kecamatan, dan Sekolah,
5

b) dapat menyebarluaskan hasil penataran/latihan kerja tingkat sanggar


sampai ke tingkat sekolah,
c) mendiskusikan saran-saran dan pendapat-pendapat yang berkembang di
sekolah sanggar maupun tingkat propinsi untuk mendapatkan
penyelesaian,
d) melaporkan kepada MGMP tingkat propinsi mengenai pelaksanaan
program dan kegiatan baik yang sudah maupun yang akan dilaksanakan
dengan tembusan kepada Kanwil Depdikbud melalui Kepala Bidang
Dikmenum.
4. Pelaksanaan Kegiatan MGMP
a. Mengadakan konsultasi dengan Pengawas, Kepala kantor Departemen
Dikbud Kabupaten/Kodia/Kotif, dan Kepala Bidang Pendidikan Menengah
Umum maupun para pakar yang relevan.
b. Mengadakan konsultasi dan koordinasi dengan MKKS (KKKS) dan MKP
(KKP).
c. Mengadakan hubungan kerja dengan organisasi-organisasi masyarakat
sekitar, dalam hal :
1) membantu menyebarluaskan kebijakan pemerintah dalam bidang
pendidikan kepada masyarakat,
2) menyebarluaskan program-program pendidikan kepada masyarakat
sehingga masyarakat menyadari akan pentingnya pendidikan,
3) berperan sebagai unsur pembaharu bagi kehidupan dan kemajuan
masyarakat,
4) mengadakan kegiatan-kegiatan yang mendorong peserta didik untuk lebih
meningkatkan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi antara lain,
dengan :
4.1 kegiatan lomba ilmiah,
4.2 mengaktifkan kelompok Penelitian Remaja
4.3 mengaktifkan kegiatan apresiasi seni dan budaya
5) rnenciptakan kerjasama dengan semua unsur yang terkait dalam dunia
pendidikan.
6

6) bekerjasama dengan masyarakat dalam pelaksanaan program-program


yang terkait,
i) mampu memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar siswa,
misalnya: kolam, halaman sekolah, sawah, pasar dan lain-lain

BAGAN MEKANISME KERJA

KAKANWIL

KABID

P
EN MGMP MGMP
G PROPINSI PROPINSI
A
W
A
S KA KANDEP
/
M
K
P MGMP MGMP
KAB/KODYA KAB/KODYA

MGMP MGMP
KECAMATAN KECAMATAN

Keterangan :KS KS KS KS MGMP


SMA SMA SMP SMP SEKOLAH
Garis Komando Garis Konsultasi
Garis Pembinaan Garis Koordinasi

C. PENGATURAN WAKTU DAN TEMPAT KEGIATAN MGMP


7

1. Pengaturan Waktu Kegiatan MGMP


Untuk melaksanakan kegiatan MGMP perlu ditetapkan waktu yang tidak
mengganggu/tidak menggunakan jam efektif belajar mengajar. Untuk itu
perlu ada pengaturan hari-hari kegiatan MGMP sejenis agar guru tidak
meninggalkan tugas mengajarnya karena mengikuti kegiatan MGMP.
Dalam hal ini setiap daerah/propinsi dapat menetapkan/mengatur hari-
hari kegiatan MGMP sejenis. Pada hari kegiatan MGMP tersebut, guru
mata pelajaran sejenis diusahakan agar dibebaskan dari tugas mengajar
sehingga dapat mengadakan/mengikuti kegiatan MGMP.

2. Tempat Kegiatan MGMP


Tempat kegiatan MGMP ditentukan atas kesepakatan dengan
menetapkan salah satu sekolah di wilayah sanggar sebagai tempat
kegiatan MGMP untuk satu atau beberapa mata pelajaran dengan
mempertimbangkan kondisi dan fasilitas yang tersedia (lihat lampiran).

3. Jenis Kegiatan
a. Kegiatan musyawarah guru mata pelajaran adalah mengembangkan
kemampuan dan keterampilan guru untuk meningkatkan
keberhasilaan kegiatan belajar mengajarnya dengan melakukan
usaha-usaha, antara lain:
Penguasaan kurikulum,
Penyusunan Program Semesteran,
Penyusunan Program Satuan Pelajaran termasuk penguasaan dan
pengembangan metode, penggunaan media pelajaran, dan teknik
evaluasi,
Bahan/materi pelajaran.

b. Kegiatan yang termasuk memperluas wawasan, antara lain:


Mengadakan ceramah/diskusi,
8

Mengadakan seminar/lokakarya,
Program-program kompetisi/lomba untuk siswa dalam usaha
meningkatkan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.
c. Kegiatan penunjang, antara lain :
- mengadakan penelitian,
- progam peninjauan/pengamatan/widia wisata ke obyek-obyek yang
relevan,
- memanfaatkan media cetak dan media elektronika

4. Pengaturan jadwal kegiatan dapat diatur sebagai berikut :


No Waktu Tingkat Tempat Konsultan/Supervisor Bentuk/jenis Kegiatan
Kegiatan Kegiatan Kegiatan
1. Minggu Sekolah Sekolah Kepala sekolah/ Diskusi sesama guru sejenis
pertama, sendiri MGMP di sekolah/menyelesaikan
Prop/Pengawas/Kakand adm. KBM/ adm. Sekolah,
ep latihan membuat menyusun
soal dan analisis soal.
2. Minggu Sekolah Sekolah Kepala sekolah/ Diskusi sesama guru sejenis
kedua sendiri MGMP Prop/ di sekolah/ menyelesaikan
Pengawas/ Kakandep adm. KBM/ adm. Sekolah,
latihan membuat menyusun
soal dan analisis soal
3. Minggu Kecamatan Sanggar Pengawas Kakandep/ Pertemuan anggota MGMP
ke tiga /Kodia/ tingkat MGMP Prop/Tenaga tingkat Kecamatan /Kodia/
Kabupaten Kec/Kodia/ Ahli Kab. :
Kab. - Seminar
- Pekan ceramahilmiah
4. Minggu Propinsi Sanggar Kakanwil/ Pertemuan
ke empat (Pusat Pengawas/ Anggota MGMP tingkat
Kegiatan) Kabid/ propinsi (perwakilan atau
Tingkat Tenaga ahli keseluruhan) dengan kegiatan
Propinsi :
- Program umum yang
menyangkut KBM
- Seminar
9

- Pekan ceramah ilmiah


-menyelenggarakan
kompetisi untuk siswa
-menerbitkan media cetak

Catatan : bentuk/jenis kegiatan hendaknya disesuaikan dengan kondisi dan


kebutuhan.

D. KEANGGOTAAN

1. Anggota MGMP adalah seluruh guru mata pelajaran


sejenis baik negeri maupun swasta.
2. Setiap anggota MGMP wajib mengikuti semua kegiatan
yang diselenggarakan oleh MGMP tingkat sekolah s.d tingkat propinsi sesuai
dengan program yang telah disepakati.
3. Setiap anggota MGMP yang mengikuti kegiatan dengan
disertai bukti fisik akan memperoleh angka kredit sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
Persentase kehadiran sebagai syarat untuk memperoleh bukti fisik sekurang-
kurangnya 75 % dari seluruh kegiatan terprogram yang dilaksanakan.

E. HASIL YANG DIHARAPKAN


1. Meningkatkan untuk kerja (performance) dan keyakinan
diri guru dalam rnelaksanakan kegiatan belajar mengajar.
2. Terjadi penyetaraan dan peningkatan mutu pendidikan
secara proporsional melalui peningkatan profesional guru.
3. Guru berkesempatan berlatih, berkarya dan berprestasi
melalui kegiatan MGMP.
4. Guru-guru yang bertugas di daerah terpencil tetap dapat
dibina dalam upaya meningkatkan mutu profesionalnya melalui multi media yang
juga merupakan saluran komunikasi timbal balik.
5. Menumbuhkan hubungan yang serasi:
antara anggota MGMP,
10

antara guru dengan Kepala Sekolah,


antara guru dengan Pengawas serta para Pembina.

F. PEMBIAYAAN
Dana untuk kegiatan MGMP antara lain diperoleh dari sumber-sumber berikut ini:
1. Sekolah, yang telah terprogram dalam RAAPBS.
2. Pemerintah
Bantuan pemerintah (APBN ataupun APBD) masih diperlukan untuk memelihara
kelangsungan kegiataan MGMP.
3. Sponsor
Kegiatan-kegiatan yang bersifat pengembangan wawasan keilmuan dan wawasan
kependidikan dapat melibatkan pihak lain yang diharapkan memberikan
dukungan dana tanpa ikatan.
4. Sumber-sumber lain yang tidak mengikat.

G. PEMBINAAN DAN PELAPORAN


1. Pembinaan
Pembinaan penyelenggaraan MGMP dapat dilaksanakan oleh Kepala Sekolah
Kakandep Dikbud Kabupaten/Kodia/Kotif Pengawas, Kepala kantor wilayah
Depdikbud melalui supervisi sanggar MGMP dengan menggunakan instrumen
yang isinya meliputi:
a. Perencanaan
b. penyelenggaraan kegiatan MGMP, yang mencakup:
1) jadwal pertemuan;
2) kehadiran guru
3) isi kegiatan MOMP;
4) dana (sumber dan penggunaannya);
c. pembinaan yang menyangkut perubahan/peningkatan sikap. kemampuan dan
keterampilan guru dilakukan melalui supervisi kunjungan kelas sewaktu
kegiatan mengajar dengan menggunakan instrumen kunjungan kelas yang
disiapkan sebelumnya.
2. Pelaporan
11

a. Perencanaan, pe!aksanaan dan hasil kegatan MGMP tingkat Kecamatan.


Kabupaten/Kodia/Kolif, secara berjenjang dilaporkan kepada MGMP tingkat
Propinsi dengan tembusan kepada Kakandepdikbud Kabupaten/Kodia/Kotif
MKKS, dan MKP. Selanjutnya MGMP tingkat Propinsi melaporkan kepada
Kepala Kantor Wiiayah Dedikbud melalui Kabid Dikmenum dengan
tembusan kepada MKP.
b. Rekapitulasi dan analisis laporan oleh Kepala Kantor Wilayah Kepala Bidang
Pendidikan Menengah Umum dikirimkan kepada Direktur Pendidikan
Menengah Umum setiap akhir semester melalui Kasubdit Monitor.
Aspek-aspek yang dilaporkan meliputi:
perencanaan;
penyelenggaraan;
hasil kegiatan MGMP;
permasalahan-permasalahan yang dihadapi
prestasi-prestasi anggota MGMP yang berhasil di tingkat Kecamatan,
Kabupaten, propinsi serta Nasional, terutama dibidang keilmuan.

BAGIAN 2
KEGIATAN MUSYAWARAH GURU
MATA PELAJARAN

KEGIATAN MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN


Bagian Kedua Buku Petunjuk Penyelenggaraan MGMP ini berisi sejumlah kegiatan
yang dapat dilakukan oleh para peserta MGMP. Diharapkan peserta MGMP dapat
mencari bentuk-bentuk kegiatan !ain yang dapat menjadi sarana untuk mencapai
tujuan MGMP.

A. PENDALAMAN MATERI
1. Pengertian
12

Yang dimaksud dengan pendalaman materi adalah usaha guru melalui


musyawarah guru mata pelajaran sejenis untuk lebih meningkatkan penguasaan
materi esensial (utama) baik yang menyangkut konsepsi tinjauan akademis,
maupun aplikasinya melalui berbagai sumber belajar maupun para nara sumber.
Pendalaman materi ini lebih diutamakan pada materi-materi utama yang
dianggap sulit dicerna atau dikuasai baik dilihat dari segi guru maupun dari segi
siswa.
2. Fungsi Pendalaman Materi
Pendalaman materi, bagi guru berfungsi untuk :
a. meningkatkan kepercayaan diri akan kemampuaan profesionalnya sehingga
tidak ragu lagi dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar.
b. memperdalam dan memperluas wawasan terhadap konsepsi tinjauan
akademis dan aplikasinya sehingga dapat dirnanfaatkan untuk melaksanakan
analisis pelajaran (AMP).
3. Kriteria Materi Esensial
a. Merupakan materi lanjutan dan satu atau lebih materi sebelumnya.
b. Merupakan pengetahuan dasar yang seharusnya diketahui oleh siswa.
c. Merupakan alat bantu yang erat hubungannya dengan bidang studi lain.
d. Merupakan kesinambungan antara topik, kelas, dan jenjang pendidikan
e. Mempunyai nilai aplikasi tinggi
4. Langkah-langkah Kegiatan
a. Membaca dan mempelajari terlebih dahulu semua materi yang ada dalam
GBPP.
b. Identifikasi materi esensial yang sulit
Yang dimaksud sulit disini adalah materi yang sulit dipahami oleh siswa atau
yang kurang dikuasai oleh guru. Untuk menjaring hal ini setiap anggota
MGMP diminta untuk mengisi daftar isian (check list) yang berisi informasi
materi utama yang dianggap mudah atau sulit.

Contoh format identifikasi materi esensial yang sulit.


IDENTIFIKASI MATERI ESENSIAL YANG SULIT
Mata Pelajaran : ........................................
13

Kelas/Semester : ........................................
Sekolah : SMP/SMA (*)
No Pokok Bahasan/Sub Materi Kategori Keterangan
pokok bahasan utama Mudah Sulit
(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Cara Pengisian
1) Kolom (1) cukup jelas
2) Kolom (2) diambil dari GBPP dengan menuliskan no. Kode dan
uraiannya.
3) Kolom (3) dirumuskan oleh guru berdasarkan :
a) materi tersebut berupa konsep dasar
b) materi tersebut merupakan prasarat bagi penguasaan materi lain
c) materi tersebut memiliki aplikasi tinggi
4) Kolom (4) dan (5) diisi tanda cek (v) sesuai dengan kategorinya (mudah
atau sulit)
Sebaliknya kolom (3) sudah diisi oleh guru inti atau penanggungjawab materi
MGMP
5) Kolom (6) dapat diisi dengan alternatif yang disepakati dalam MGMP.
Keterangan
(*) Coret yang tidak perlu
c. Mencari alternatif pemecahan materi esensial yang sulit melalui pendalaman
materi
d. Kunjungan ke obyek-obyek yang relevan
Setelah daftar isian diolah dapat diketahui persentase tingkat kesukaran dari
setiap materi utama. Kemungkinannya adalah sebagai berikut.
a) Bila sebagian guru manyatakan sulit dan sebagian guru menyatakan mudah
maka pedalaman materi tersebut dapat dilakukan oleh seorang MGMP yang
menyatakan mudah melalui pertemuan atau acara lain yang dianggap sesuai.
14

b) Bila 100% peserta menyatakan sulit, maka perlu didiskusikan untuk


mendapatkan tenaga yang dapat membantu. misalnya guru inti, instruktur,
tenaga ahli dari perguruan tinggi atau seorang praktisi.
Sesuatu yang tidak boleh lupakan untuk menunjang pendalaman materi
adalah tersedianya kepustakaan berupa buku-buku sumber disanggar MGMP,
antara lain dapatberupa ensiklopedia, kamus umum, kamus istilah, buku
materi tulisan para ahli dll.

5. Contoh identifikasi materi esensial yang sulit.


a. Mata pelajaran PSPB, semester 2, SMP
No Pokok Materi Utama Kategori Keterangan
Bahasan/Sub Mudah Sulit
Pokok Bahasan
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Perlawanan rakyat 1. Nilai-nilai - v Mengundan
Indonesia terhadap luhur yang g Manggala
penjajahan asing ingin BP7
(Demak, Aceh, ditanamkan
Ternate) 2. Masa v - -
kejayaan
kerajaan Islam
di Nusantara
3. Kedatangan -
bangsa Barat v -
dan akibatnya
4. Perlawanan v - -
Demak, Aceh,
ternate terhadap
kekuasaan
asing.
- - - -
2. Pergerakan Nasional

Bila materi utama nomor 1 seluruh peserta sanggar MGMP menyatakan sulit
maka perlu dicarikan alternatif pemecahannya misalnya mendatangkan ahli
PMP atau PSPB atau manggala BP7
15

b. Mata Pelajaran geografi, semester 5, SMA

B. Pembuatan ...
Perangkat ...
1. Rincian ..
Contoh

a. Jumlah
Tabel
b. Jumlah
1) Hari
2)
c. Distribusi
Tabel
1) kalender
2) alokasi
3)

2. Analisa Materi
a. Pengertian
Analisa Materi Pelajaran (AMP) merupakan salah satu bagian dari
rencana kegiatan belajar rnengajar, khususnya yang berhubungan dengan
materi pelajaran dan strategi penyampainnya. Pengertian menganalisis di
sini antara lain mengkaji dan merinci butir-butir isi pokok bahasan yang
perlu ditekankan dalam kegiatan belajar mengajar.
b. Fungsi
Hasil analisis rnateri pelajaran berfungsi sebagai acuan dalam menyusun
program semester dan juga berguna bagi guru untuk merumuskan tujuan
pengajaran,
menentukan metode dan pendekatannya, serta rrienyusun alat-alat
bantuan belajar mengajar yang tepat, serta menyusun alat evaluasi yang
dituangkan dalam Pro gram Satuan Plajaran (PSP). Analisis Materi
16

Pelajaran bukan pengganti GBPP dan PSP, tetapi dengan AMP akan
mernpermudah menyusun PSP.
c. Komponen utama dan contoh AMP.
Agar
Agar memudahkan guru mengaitkan materi dengan tujuan belajar
sehingga mudah merencanakan kegiatan belajar mengajar, maka analisis
materi pelajaran disusun dalam bentuk matrik atau format seperti di
bawah ini

Contoh format analisa materi pelajaran.


Nomor :......../AMP/Matpel/Jurusan/Semester/Tahun.
Kop Sekolah
ANALISIS MATERI PELAJARAN
Bidang studi/Mata Pelajaran : .................................................
SMP/SMA : .................................................
Kelas/Program : ................................................
Semester : .................................................... :
Tahun Pelajaran : .................................................
No Pokok Uraian Sumber Metode Alokasi Ket
Urut Bahasan/Sub Materi/pengertian waktu
Pokok prinsip penting
Bahasan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Mengetahui ..........................1990..............
Kepala Sekolah Guru Bidang Studi/ Mata
Pelajaran
......................... ........................................
NIP. NIP.
Keterangan
Kolom namor (1) : diisi nomor urut
Kolom nomor (2) : diisi nomor pokok bahasan/ sub pokok bahasan.
17

dan uraian pokok bahasan/ sub pokok bahasan.


Kolom nomor (3) : diisi dengan rnateri atau prinsip-prinsip yang penting
Kolom nomor (4) : (Cukup jelas)
Kolom nomor (5) : diisi dengan metode yang relevan. Sebagai alternatif dapat
dipilih metode yang tertutis pada GBPP kolom (8)
Kolom nomor (6) : diisi dengan alokasi waktu yang terdapat pada rincian
minggu efektif
.
Kolom nomor (7) : diisi TIU, TIK, LKS atau keterangan lain yang dapat
membantu merencanakan/menyusun bagian rencana
kegiatan belajar mengajar yang lain.
3. Program Semester (PS)
a. Pengertian
Program Semesteran merupakan salah satu bagian dari rencana kegiatan
belajar mengajar (KBM) khususnya yang berhubungan dengan
pengalokasian waktu dan pengaturan jadwal kegiatan belajar mengajar
dalam satu semester.
b. Fungsi
Program semester mempunyai 2 (dua) fungsi :
a. Program Semester sebagai salah satu bahan acuan menyusun Program
Satuan Pelajaran (PSP).
b. Program semester sebagai kalender kegiatan belajar mengajar.
c. Komponen utama dan contoh program semester.
Untuk mempermudah guru memahami isi program semester, maka
program semester dibuat dalam bentuk format seperti contoh berikut ini.

Tabel :
Berdasarkan contoh di atas tampak bahwa program semester terdiri dari 2
bagian, yaitu : judul dan format. Format Program Semester itu sendiri
mempunyai komponen-komponen seperti berikut ini.
1) Nomor urut Program Satuan Pe!ajaran.
2) Pokok Bahasan/Subpokok Bahasan.
18

Pengisian kolom ini dilakukan dengan menuliskan nomor kode dan


uraian Pokok Bahasan. Apabila Pokok Bahasan ini mempunyai
Subpokok Bahasan maka dilanjutkan dengan menuliskan nomor kode
dan uraian Subpokok Bahasan tersebut.
3) Alokasi waktu.
Pengisian kolom ini dilakukan dengan menuliskan kembali alokasi
waktu yang terdapat pada Rincian Minggu Efektif.
4) Bu!an dan minggu.
Pengisian kolom ini dilakukan dengan memberikan tanda silang (x)
atau tanda lain pada kolom bulan dan minggu sesuai dengan kegiatan
belajar mengajar atau penilaian akan dilakukan.
5) Kolom keterangan dapat diisi dengan penjelasan, yang berhubungan
dengan pelaksanaan program.

4. Program Satuan Pelajaran (PSP)


a. Pengertian.
Program Satuan Pelajaran (PSP) merupakan salah satu bagian dari
rencana kegiatan belajar mengajar khususnya yang berhubungan dengan
penyajian bahan pelajaran dalam satu pokok bahasan. Rencana kegiatan
belajar mengajar untuk setiap tatap muka dituangkan dalam suatu
Rencana Pelajaran (PR) atau Lesson Plan. Dengan demikian setiap
Program Satuan pelajaran dapat disusun dari satu atau sejumlah Rencana
Pelajaran.
b. Fungsi PSP.
PSP.berfungsi sebagai:
1) Acuan bagi para guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar
atau menyusun rencana pelajaran.
2) Bahan catatan yang sangat berharga, khususnya bagi guru yang
bersangkutan, yang dapat digunakan untuk meningkatkan mutu
kegiatan belajar mengajar.
19

Mengingat fungsi yang demikian penting dan strategis, maka bagi


seorang guru kemampuan dan keterampilan membuat PSP merupakan
bagian yang tak terpisahkan dari tugas sehari-hari.
Pada saat guru membuat PSP hendaknya memperhatikan hal-hal berikut
ini.
1) Keterlaksanaan artinya program tersebut dibuat sedemikian rupa
sehingga betul-betul dapat dilaksanakan sesuai dengan situasi dan
kondisi setempat.
2) Keterbacaan, artinya PSP tersebut dapat dibaca dan dipahami, baik
oleh guru pembuatnya maupun orang lain.
c. Komponen utama dan contoh Program satuan Pelajaran.
Guna mempermudah memahami isi Satuan Pelajaran maka program
satuan pelajaran dibuat dalam bentuk format seperti contoh di bawah ini
dengan catatan tidak menutup kemungkinan bentuk/format lain, sesuai
dengan spesifikasi bidang studi/mata pelajaran yang bersangkutan.
Contoh format PSP.
Mata pelajaran : ................................
Pokok bahasan : ................................
Subpokok Bahasan : ...............................
Kelas/Program : ...............................
Semester : ...............................
Waktu/pertemuan : .................. menit
I. Tujuan Intruksional Umum (TIU)
II. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Pertemuan 1 : 1.1
1.2
Pertemuan 2 : 2.1
2.2
Pertemuan 3 : 3.1
3.2
III. Materi Pelajaran
Pertemuan 1 : 1.1
20

1.2
Pertemuan 2 : 2.1
2.2
Pertemuan 3 : 3.1
3.2
IV. Kegiatan Belajar Mengajar
1. Pendekatan dan Metode
2. langkah-langkah pokok
Ko Kurikuler
No Pertemuan Intrakurikuler
Uraian P K
(1) (2) (3) (4) (5) (6)

V. Alat dan sumber pelajaran


1. Alat pelajaran
2. Sumber pelajaran
VI. Penilaian : 1. Prosedur penilaian
2. Alat penilaian
3. Tes formatif

Nomor Nomor
Soal Kunci
soal TIK
(1) (2) (3) (4)

Mengetahui ................................. 1990


Kepala Sekolah Guru Pengajar

Berdasarkan format PSP diatas tampak bahwa PSP sekurang-kurangnya


mempunyai komponen seperti berikut ini.
1. Judul atau identitas
21

2. Format yang terdiri atas hal-hal berikut ini


a. Tujuan Instruksional (TIU)yang dikutip dari GBPP.
b. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
TIK dirumuskan secara operasional denganmemperhatikan TIU,
pengertian dan prinsip penting, serta sumber dan metode dalam AMP
c. Materi Pelajaran,
Dikutip dari AMP dan disesuaikan dengan TIK yang ingin dicapai dalam
setiap pertemuan
d. Kegiatan Belajar Mengajar
Kegiatan Belajar Mengajar merupakan uraian kegiatan yang akan
dilakukan mencapai TIK, baik dalam bentuk kegiatan dalam
intrakurikuler dari kegiatan yang terdapat dalam AMP
e. Alat dan Sumber Pelajaran
Diisi dengan jenis alat-alat bantu belajar mengajar yang dapat digunakan
sesuai dengan materi pelajaran, sedangkan sumber pelajaran dapat diisi
dengan judul buku besertapengarang/penerbitnya atau jenis sumber
pelajaran lain.
f. Penilaian
Diisi dengan prosedur atau bagaimana penilaian akan dilakukan beserta
jenis alat penilaiannya, kemudian tes formatif.
Format PSP dapat dikembangkan oleh masing-masing guru. (bentuk
vertikal atau bentuk horisontal).

5. Lembar Kerja Siswa


a. Pengertian
Yang dimaksud dengan Lembar Kerja Siswa (LKS) dalam buku petunjuk
ini adalah lemberan kerja yang intinya berisi informasi dan instruksi dari
guru kepada siswa agar dapat mengerjakan sendiri suatu aktifitas belajar,
melalui praktek atau penerapan hasil belajar untuk mencapai tujuan
instruksional.
Secara singkat pengertian LKS adalah lembaran kertas yang menjadi
sarana belajar yang harus dibaca, dipahami, dan dikerjakan siswa dalam
22

rangka melaksanakan instruksi guru yang tertera dalam LKS tersebut


dalamusaha menemukan/memahami suatu konsep atau teori.
b. Fungsi
Dengan menggunakan LKS ini maka KBM yang dilakukan adalah dengan
pendekatan Keterampilan proses.
LKS berfungsi sebagai salah satu sarana belajar mengajar untuk
menunjang keberhasilan kegiatan belajar mengajar, baik dikelas,
dilaboratorium maupun dilapangan.
Dengan LKS diharapkan siswa termotivasi dan terdorong untuk
menemukan sendiri konsep pengertian dan pengertiannya.
Dengan demikian maka tidaklah selalu diperlukan adanya penggunaan
LKS untuk mempelajari setiap Pokok Bahasan/Subokokbahasan.
c. Komponen
Untuk memudahkan siswa memahami tujuan, alat bantu, cara kerja dan
instruksi, maka LKS disusun dalam format seperti contoh berikut ini.

LEMBAR KERJA SISWA


Nomor : ..............................
Mata Pelajaran : .................... Nama Siswa : ....................
Pokok Bahasan : .................... Kelas Program : ....................
Sub pokok Bahasan : .................... Semester : ....................
Waktu : .......... menit
1. Tujuan
1.1 .......................................
1.2 .......................................
2. Alat dan Bahan
2.1 Alat
2.1.1 ..................................................
2.1.2 ..................................................
2.2 Bahan
2.2.1 .................................................
2.2.2 .................................................
23

3. Urutan kerja
3.1 ...................................................
3.2 ...................................................
4. Kesimpulan
..........................................................
..........................................................
Berdasarkan contoh LKS tersebut diatas sekurang-kurangnya LKS mempunai
komponen-komponen sebagai berikut ini :
1. Identitas dan Waktu
2. Format :
a. Tujuan
Tujuan diisi tujuan belajar untuk siswa. Rumusannya tidak selalu seperti
TIK
b. Alat dan Bahan
Berisi alat dan bahan seperti yang ada dalam PSP
c. Urutan Kerja
Berisi urutan kerja yantg harus dilakukan oleh siswa dan sekaligus berisi
jawaban atas tugas atau pencatatan data dari suatu pengamatan/persoalan.
d. Kesimpulan
Berisi panduan agar siswa dapat menyatakan kesimpulan yang diharapkan

6. Alat Penilaian
Direktorat Pendidikan Menengah Umum telah menerbitkan Petunjuk
Pelaksanaan Penilaian baik untuk SMP maupun untuk SMU. Diantaranya
berisi tentang penyusunan kisi-kisi soal dan penulisan butir soal. Oleh karena
itu, dalam rangka mengisi kegiatan sanggar MGMP, khususnya yang
berhubungan dengan pembuatan alat penilaian/tes dapat berpedoman pada
Petunjuk Pelaksanaan Penilaian tersebut.
C. Peningkatan
Untuk meningkatkan kualitas kegiatan belajar mengajar guru harus memahami
berbagaimetode mengajar, antara lain dengan melakukan hal-hal sebagai berikut:
1. berlatih mengejar/pier teaching/simulasi
24

2. mengundang pakar tentang metode mengajar


3. mengunjungi guru lain yang sedang mengajar baik dalam satu sekolah
maupun disekolah lain.
4. menggunakan berbagai media pengajaran

KONSEP DASAR MUSYAWARAH


GURU MATA PELAJARAN
(MGMP)
25

OLEH :
Tim

DISAJIKAN DALAM PELATIHAN PENGEMBANGAN


MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN (MGMP)
MAD RASAH AL I YAH
SE - JAWA TIMUR
Kerjasama
Proyek Peningkatan Perguruan Agama Islam Tingkat
Menengah ( DMAP ADB LOAN NO. 1519INO)
Dengan
UNIVERSITAS JEMBER
Tahun 2003

Anda mungkin juga menyukai