Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN

PRAKTIK BAIK
DI SEKOLAH
Implementasi Pendidikan
Karakter di Lingkungan
SMP N 2 Nguter

SMP N 2 NGUTER
2023
A. PROFIL SEKOLAH
1. Data sekolah
a. Nama Sekolah : SMP Negeri 2 Nguter
b. Akreditasi :A
c. Alamat : Jln. Songgorunggi - Jatipuro Km. 5,5 Ds. Celep, Kec. Nguter,
Kab.
Sukoharjo 57571
2. Latar belakang
a. Visi
“Terwujudnya Peserta Didik yang Beriman, Berakhlak Mulia, Berpengetahuan Luas,
Terampil dan Cinta Budaya, Alam dan Lingkungan.”.

b. Misi Sekolah
1) Menanamkan nilai-nilai Keimanan, Akhlak Mulia dan Nasinalisme
2) Mengembangkan Pembelajaran yang Aktif, Kreatif, Inovatif dan Menyenangkan
sesuai Kurikulum yang berlaku
3) Mendayagunakan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, Budaya dan Alam Sekitarnya
sehingga mampu Mengembangkan potensi peserta didik secara optimal
4) Meningkatkan kemampuan peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan sesuai
dengan tuntutan standar pendidikan nasional
5) Menyediakan sarana dan prasarana yang memadai agar tercipta pembelajaran yang
efektif dan kompetitif
6) Meningkatkan pengelolaan pembiayaan dan manajemen sekolah secara
profesional, akuntabel dan transparan
7) Mewujudkan budaya dan lingkungan sekolah yang bersih, sehat, nyaman dan
menyenangkan

c. Program Rencana Pengembangan sekolah yang akan tereaslisasi (Tujuan


Pengambangan sekolah)
Adapun tujuan pengembangan sekolah sampai akhir tahun pelajaran 2023/2024
adalah sebagai berikut:
1) Menghasilkan perangkat kurikulum satuan pendidikan yang lengkap
2) Menghasilkan pengembangan perangkat pembelajaran silabus dan RPP
3) Menghasilkan pelaksanaan pengembangan kurikulum muatan lokal

1
4) Menghasilkan penyelenggaraan pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan
menyenangkan
5) Menghasilkan pengembangan metode pembelajaran
6) Tersedianya tenaga pendidik dan kependidikan yang handal dan profesional
7) Menghasilkan fasilitas sekolah yang memadai
8) Menghasilkan pengembangan sarana dan prasarana pendidikan
9) Menghasilkan pengembangan perangkat model-model penilaian pembelajaran
yang tepat

d. Kesenjangan antara kondisi ideal yang diinginkan dengan kondisi nyata saat ini
(Identifikasi Tantangan Nyata)
1) Perangkat kurikulum untuk saat ini belum lengkap dan diharapkan untuk dua tahun
ke depan supaya dapat dilengkapi dengan sempurna.
2) Untuk saat ini, kurikulum muatan lokal sudah terlaksana melalui mata bahasa
Jawa. Untuk dua tahun kedepan, diharapkan kurikulum muatan lokal dapat
ditingkatkan pengembangannya dengan menambahkan aspek karakter bangsa.
3) Untuk tahun pelajaran 2022/2023, belum semua guru melaksanakan pembelajaran
aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Untuk dua tahun kedepan, diharapkan
semua guru mampu melaksankan pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan
menyenangkan.
4) Untuk saat ini, hanya sebagian guru yang sudah mengembangkan metode
pembelajaran yang variatif dalam proses pembelajaran. Untuk dua tahun kedepan
diharapkan semakin banyak guru yang bisa mengembangkan metode pembelajaran
yang variatif.
5) Kegiatan-kegiatan bidang akademik pada saat ini belum tersusun dan terancang
dengan baik. Untuk dua tahun kedepan diharapkan terdapat rancangan yang jelas
untuk pengembangan kegiatan-kegiatan akademik.
6) Fasilitas penunjang pembelajaran yang tersedia untuk saat ini baru mencapai 50%.
Diharapkan dalam waktu dua tahun kedepan terdapat peningkatan fasilitas
penunjang pembelajaran sebesar 30%, sehingga pada tahun pelajaran 2024/2025
fasilitas pembelajaran yang tersedia menjadi 80%

2
7) Menejemen sekolah pada saat ini belum tertata dengan baik. Diharapkan dua tahun
kedepan sekolah memiliki menejemen yang tertata baik yang sesuai dengan
himbauan pemerintah daerah.
8) Saat ini sekolah belum memiliki perangkat model-model pembelajaran. Untuk dua
tahun kedepan, sekolah diharapkan memiliki perangkat model-model pembelajaran
yang cukup memadai.
9) Kurikulum muatan lokal saat ini belum sesuai dengan standar. Terdapat mata
pelajaran muatan lokal yang belum miliki silabus. Untuk dua tahun kedepan,
diharapkan semua mata pelajaran muatan lokal memiliki silabus.

B. PENGKONDISIAN
1. Penyediaan Sarana
a. Sarana pendukung pendidikan dan lingkungan cukup menunjang untuk ketercapaian
sarana, diantaranya:
1) Pemasangan majalah dinding
2) Ada program literasi
3) Ada tiang bendera di halaman depan sekolah
4) Penataan taman dan halaman depan
5) Penataan gudang-gudang
6) Adanya program pembinaan yang berkelanjutan dalam memelihara daya
dukung sarana dan lingkungan
7) Mengusahakan penanaman tanaman Apotik Hidup
8) Penambahan tanaman hijau di halaman sekolah
b. Meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan berwawasan lingkungan dengan
rincian sebagai berikut:
1) Mengusahan ketersediaan media pembelajaran yang memadai dan relevan
2) Menciptakan iklim pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan
menyenangkan
3) Memberdayakan usaha-usaha kecil di sekolah untuk menndapatkan income
(masukan tambahan)
2. Keteladanan
Merupakan prilaku dan sikap guru dan tenaga kependidikan dan peserta didik dalam
memberikan contoh melalui tindakan-tindakan yang baik sehingga diharapkan menjadi

3
panutan bagi peserta didik lain. Misalnya nilai disiplin, kebersihan dan kerapian, kasih
sayang, kesopanan, perhatian, jujur dan kerja keras. Contoh kegiatan keteladanan:
a. Religius
1) Sholat bersama guru, tenaga kependidikan, dan siswa di masjid sekolah
2) Guru menjadi model yang baik dalam berdoa, ketika berdoa maka guru
memberi contoh dengan berdoa khusuk sehingga mudah dimengerti oleh
anak-anak.
b. Kedisiplinan
1) Guru piket sudah ada di sekolah pukul 06.30 untuk menyambut siswa belajar
2) Tenaga kependidikan datang dan pulang tepat waktu
3) Menjaga kebersihan
4) Berbicara yang sopan
5) Mengucapkan terima kasih
6) Meminta maaf
7) Menghargai pendapat orang lain
c. Kejujuran
1) Pendidik memberikan penilaian secara objektif
2) Pendidik menepati janji kepada peserta didik
d. Cinta tanah air
Pendidik dan tenaga kependidikan melakukan upacara dan peringatan hari besar
keagamaan bersama peserta didik.

3. Penghargaan dan Pemberdayaan


Bentuk penghargaan yang diberikan pihak sekolah kepada peserta adalah dalam
lomba kebersihan taman dan lomba kebersihan kelas. Penilaian taman dan kelas dilakukan
setiap akhir semester dan yang mendapat juara diberikan piala bergilir dan hadiah tetap
seperti sapu, kain pel, serok, tong sampah. Hadiah ini diserahkan pada saat pembagian
raport.
Adapun bentuk terapan itu dilakukan sebagai berikut:
a. Siswa pulang sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. Bagi siswa yang melanggar
diberikan sanksi berupa membersihkan lingkungan sekolah.
b. Kerapian dan kebersihan pakaian dicek setiap hari oleh seluruh guru, diawali oleh
guru jam pertama. Siswa yang tidak berpakaian rapi diminat merapikan dan diberitahu

4
cara berpakaian rapi (kriteria rapi yaitu baju dimasukkan, atribut lengkap,
menggunakan kaos kaki dan sepatu yang ditentukan)
c. Kerapian rambut dicek setia hari oleh guru, panjang ukuan rambut tidak boleh kena
telinga dan kerah baju. Apabila ditemukan siswa yang rabutnya tidak sesuai denagn
aturan yang ditetapkan, siswa yang bersangkutan untuk mencukur rambut dan diberi
tenggang waktu tiga hari, sekiranya masih membandel, rambut yang bersangkutan
akan dipoting oleh guru atau petugas yang ditunjuk oleh sekolah.
d. Memberikan sanksi pada siswa yang punya kebiasaan membuang sampah
sembarangan.

C. PERENCANAAN
1. Program yang akan dilaksanakan
Perencanaan pendidikan karakter bangsa di satuan pendidikan, orang tua, siswa dan
masayarakat sekitar. Prosedur perencanaan pelaksanaan program dan pengembangan dan
mengintegrasikan pendidikan karakter di sekolah melalui tahapan-tahapan sebagai berikut:
a. Melaksanakan sosialisasi pendidikan karakter dan melakukan komitmen bersama antar
seluruh komponen warga sekolah (tenaga pendidik dan kependidikan serta komite
sekolah)
b. Membuat komitmen dengan semua stakeholder (seluruh warga sekolah, orang tua
siswa, komite, dan tokoh masyarakat setempat untuk mendukung pelaksanaan
pendidkan karakter)
c. Melakukan analisa terhadap kondisi sekolah (internal dan eksternal) yang dikaitkan
dengan nilai-nilai karakter yang akan dikembangkan di sekolah. Hal ini dilakukan
untuk menetapkan nilai-nilai dan indikator keberhasilan yang diprioritaskan, sumber
daya, sarana yang diperlukan, serta prosedur penilaian keberhasilan.
d. Menyusun rencana sekolah berkaitan dengan penetapan nilai pendidikan karakter.
e. Membuat progam pelaksanaan pendidikan karakter yang berisi:
1) Pengintegrasian melalui pembelajaran
2) Penyusunan mata pelajaran muatan lokal
f. Melakukan pengkondisian seperti:
1) Penyediaan sarana
2) Keteladanan
3) Penghargaan dan pemberdayaan
5
2. Jadwal
Adapun jadwal pelaksanaan program pendidikan karakter di satuan pendidikan adalah
sebagai berikut:
No Program Jadwal Pelaksanaan
1 Melaksanakan sosialisasi pendidikan karakter Setiap awal semester pada
dan melakukan komitmen bersama antar seluruh seiap tahun pelajaran
komponen warga sekolah (tenaga pendidik dan
kependidikan serta komite sekolah)
2 Membuat komitmen dengan semua stakeholder Setiap awal tahun pelajaran
(seluruh warga sekolah, orang tua siswa, komite,
dan tokoh masyarakat setempat) untuk
mendukung pelaksanaan pendidkan karakter
3 Melakukan analisa terhadap kondisi sekolah Setiap akhir tahun pelajaran
(internal dan eksternal) yang dikaitkan dengan
nilai-nilai karakter yang akan dikembangkan di
sekolah. Hal ini dilakukan untuk menetapkan
nilai-nilai dan indikator keberhasilan yang
diprioritaskan, sumber daya, sarana yang
diperlukan, serta prosedur penilaian
keberhasilan.
4 Menyusun rencana sekolah berkaitan dengan Setiap awal semester pada
penetapan nilai pendidikan karakter seiap tahun pelajaran
5 Membuat progam pelaksanaan pendidikan Setiap awal tahun pelajaran
karakter yang berisi:
a. Pengintegrasian melalui pembelajaran
b. Penyusunan mata pelajaran muatan lokal
c. Penjadwalan dan penambahan jam belajar di
sekolah
6 Melakukan pengkondisian seperti: Sepanjang pelaksanaan
a. Penyediaan sarana program
b. Keteladanan
c. Penghargaan dan pemberdayaan

6
D. PELAKSANAAN PROGRAM PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA
1. Pengintegrasian melalui pembelajaran
Pendidikan karakter secara terintegrasi di dalam mata pelajaran adalah pengenalan
nilai-nilai, diperolehnya kesadaran akan pentingnya nilai-nilai, dan pengintegrasian
nilai-nilai ke dalam tingkah laku peserta didik sehari-hari melalui pembelajaran, baik yang
berlangsung didalam maupun diluar kelas pada semua mata pelajaran. Pada dasarnya
kegiatan pembelajaran, selain untuk menjadikan peserta didik menguasai kompetensi
(materi) yang ditargetkan, juga dirancang untuk menjadikan peserta didik untuk mengenal,
menyadari/peduali, dan menginternalisasi nilai-nilai dan menjadikan perilaku. Nilai–nilai
sudah mulai terintegrasi pada semua mata pelajaran terutama pengembangan nilai peduli
lingkungan, sehat, religi, dan disiplin.

2. Pengintegrasian Program Sholat Dhuha dan Tahfidz


Masa remaja adalah masa perkembangan transisi antara masa anak dan dewasa yang
mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosial. Dalam kebanyakaan budaya, remaja
dimulai pada kira- kira usia 10- 13 tahun dan berakhir kira- kira usia 18 sampai 22 tahun.
Ahli perkembangan semakin banyak yang membedakan antara remaja awal dan remaja
akhir. Karakter religius sangat dibutuhkan oleh remaja dalam menghadapi perubahan
zaman dan degradasi moral, dalam hal ini remaja diharapkan mampu memiliki dan
berprilaku dengan ukuran baik dan buruk yang didasarkan pada ketetapan agama.
Pembiasan shalat merupakan solusi utama dalam menanamkan karakter religius remaja.
Shalat merupakan ibadah vertikal yang langsung berkomunikasi antara mahluk ciptaan
dengan sang pencipta. Idealnya jika seseorang telah mengikuti pembinaan dengan
melakukan ibadah shalat dan tahfid al- Qur’an, dapat mencegah perbuatan tidak terpuji,
menumbuhkan akhlak atau karakter yang baik, karakter religius yang bernafaskan ajaran
islam.

3. Menyusun Pelajaran Muatan Lokal


Nilai-nilai pengintegrasian dijabarkan pada mata pelajaran termasuk mata pelajaran
muatan lokal. Untuk mata pelajaran muatan lokal yang dipilih di SMP Negeri 2 Nguter
adalah bahasa Jawa. Muatan lokal bahasa Jawa sudah mengintegrasikan pada budaya jawa
yang halus dan penuh tata krama dalam pergaulan sehari-hari.

7
4. Kegiatan Ekstrakurikuler dan Pengembangan diri
Kegiatan ekstrakurikuler diri yang dilakukan di SMP Negeri 2 Nguter adalah
sebagai berikut. Adapun contoh pengitegrasian pendidikan karakter melalui kegiatan
ekstrakurikuler di SMP Negeri 2 Nguter adalah sebagai berikut:
Jenis Pengembangan Diri Nilai-nilai yang ditanamkan Strategi
A. Kegiatan
Ekstrakurikuler
1. Pramuka ● Disiplin ● Pembinaan rutin
● Komunikatif ● Mengikuti Perlombaan
● Rasa Ingin Tahu
● Kerja Keras
● Berprestasi
● Jujur
2. Paskibraka ● Disiplin ● Pembinaan rutin
● Jujur ● Berkompetisi internal
● Semangat kebangsaan dan eksternal
3. Karawitan ● Melestarikan budaya ● Pembinaan rutin
● Mengembangkan bakat ● Berkompetisi internal
● Menghargai kesenian dan eksternal
4. Hadroh ● Melestarikan budaya islam ● Pembinaan rutin
● Mengembangkan bakat ● Berkompetisi internal
● Menghargai kesenian dan eksternal
islam
5. Volly ● Disiplin ● Latihan rutin
● Sportivitas ● Perlombaan Olahraga
● Menghargai prestasi ● Sparing Partner
● Kerja keras ● Berkompetisi
● Cinta damai
● Jujur
6. Tari ● Disiplin ● Latihan rutin
● Jujur ● Mengikuti kompetisi
● Peduli Budaya ● Pegelaran seni

8
Jenis Pengembangan Diri Nilai-nilai yang ditanamkan Strategi
● Cinta tanah air
● Semangat kebangsaan
● Peduli Sosial

Program pengembangan diri merupakan program pendidikan karakter di sekolah


melalui pengintegrasian ke dalam kegiatan sehari hari sekolah. Adapun kegiatan yang
termasuk ke dalam program pengembangan diri adalah sebagai berikut.
1. Kegiatan rutin sekolah
Kegiatan rutin sekolah merupakan kegiatan yang dilakukan peserta didik secara terus
menerus dan konsisten setiap saat. Adapaun contoh pelaksanaan kegiatan rutin ini adalah
mengucapkan salam setiap akan mulai dan menutup pelajaran. Selain itu setiap hari jumat
diadakan jumat bersih, yaitu pembersihan linkungan kelas agar kelas nyaman digunakan
untuk belajar. Adapun nilai-nilai karakter yang diharapkan tertanam pada siswa melalui
kegiatan ini adalah bertanggung jawab, peduli lingkungan, kerja keras dan peduli sosial.

2. Kegiatan Spontan
Kegiatan spontan merupakan kegiatan yang dilakukan secara spontan pada saait itu juga.
Kegiatan ini dilakukan pada saat guru dan tenaga kependidikan mengetahui adanya
perbuatan yang kurang baik dari peserta didik yang harus dikoreksi pada saat itu juga.
Adapun contoh kegiatan ini misalnya ketika guru dan tenaga kependidikan menemukan
siswa yang membuang sampah sembarangan langsung diberikan pemahaman tentang
pentingnya kebersihan pada siswa tersebut, dan langsung diajak memungut sampah
tersebut dan selanjutnya dibuang di tong sampah.
3. Keteladanan
Keteladanan merupakan perilaku dan sikap guru dan tenaga kependidikan yang lain
dalam memberikan contoh terhadap tindakan-tindakan yang baik sehingga diharapakan
menjadi panutan bagi peserta didik untuk mencontohnya. Jika guru dan tenaga
kependidikan menghendaki agar peserta didik berperilaku dan bersikap sesuai dengan
nilai–nilai budaya dan karakter bangsa maka guru dan tenaga kependidikan yang lain
adalah orang yang pertama dan utama memberikan contoh berperilaku dan bersikap
sesuai dengan nilai-nilai itu. Yang termasuk keteladanan yang sudah dilaksanakan di SMP

9
Negeri 6 Amlapura adalah berpakaian rapi, bekerja keras, bertutur kata sopan, perhatian
terhadap peserta didik, jujur dan menjaga kebersihan.

E. PENILAIAN DAN TINDAK LANJUT


Untuk keberlangsungan pelaksanaan pendidikan karakter perlu dilakukan penilaian
keberhasilan dengan menggunakan pengamatan berupa perilaku semua warga dan kondisi
sekolah. Penilaian ini dilakukan secara terus menerus mulai dari menelaah kembali
perencanaan, kurikulum, dan pelaksanaan semua kegiatan yang berkaitan dengan pendidikan
karakter yaitu:
1. Mengimplemetasikan program pengembangan diri berkaitan dengan pengembangan
nilai pendidikan budaya dan karakter bangsa dalam budaya sekolah
2. Kelengkapan sarana dan prasarana pendukung implementasi pengembangan nilai
pendidikan budaya dan karakter bangsa.
3. Implementasi nilai dalam pembelajaran
4. Ketercapaian rencana sekolah berkaitan dengan penerapan nilai-nilai pendidikan
budaya dan karakter bangsa
5. Penilaian penerapan nilai pendidikan karakter dan budaya bangsa pada pendidik,
tenaga kependidikan, dan peserta didik
6. Membandingkan kondisi awal dengan kondisi akhir dan merancang program lanjutan
Dari penilaian dan tindak lanjut ini diharapkan untuk nilai disiplin yang
diprioritaskan, sebelumnya belum terimplementasikan dalam kehidupan sekolah
sekarang telah nampak dalam budaya sekolah, diantaranya disiplin untuk datang dan
masuk kelas tepat waktu. Dalam kehadiran di kegiatan lainnya juga ada perubahan
kehadiran seperti kehadiran dalam ikut bakti social, upacara bendera, suka duka, dan
kegiatan lainnya di sekolah adanya suatu perubahan yang cukup signifikan.

F. PENUTUP
Fungsi pendidikan karakter selain mengembangakan dan memperkuat potensi pribadi
juga menyaring penaruh dari luar yang akhirnya dapat membentuk karakter peserta didik
yang dapat mencerminkan budaya bangsa Indonesia. Upaya pembentukan karaer sesuai
dengan budaya bangsa ini tentu tidak semata-mata hanya dilakukan di sekolah melalui
serangkaian kegiatan belajar mengajar baik melalui mata pelajaran maupun serangkaian
kegiatan pngembangan diri yang dilakukan di kelas dan di luar sekolah. Pembiasaan dalam
kehidupan, seperti religious, jujur, disiplin, toleransi, kerja keras, cinta damai, tanggung
10
jawab, dan sebagainya perlu dimulai dari lingkup terkecil seperti keluarga sampai dengan
cakupan yang lebih luas di masyarakat. Nilai nilai tersebut tentunya perlu
ditumbuhkembangkan yang pada akhirnya dapat membentuk pribadi karakter peserta didik
yang selanjutnya merupakan pencerminan hidup suatu bangsa.
Pendidikan karakter bukan merupakan mata pelajaran yang berdiri sendiri atau
merupakan nilai yang diajarkan, tetapi lebih pada upaya penanaman nilai nilai baik melalui
mata pelajaran, program pengembangan diri, maupun budaya sekolah. Begitu pula melalui
program pengembangan diri seperti kegiatan rutin di sekolah, kegiatan spontan, keteladanan,
pengkondisian. Perencanaan pengembanan pendidikan karakter ini perlu dilakukan oleh
semua pemangku kepentingan di sekolah yang secara bersama-sama sebagai suatu komunitas
pendidik diterapkan ke dalam kurikulum sekolah yang selanjutnya diharapkan menghasilkan
budaya sekolah.

11

Anda mungkin juga menyukai