Makalah Perencanaan Pembelajaran
Makalah Perencanaan Pembelajaran
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
b. Fungsi fungsi
Adanya tujuan yang harus dicapai oleh suatu sistem menuntut terlaksananya
berbagai fungsi yang diperlukan untuk menunjang usaha mencapai tujuan
tersebut. Misalnya suatu lembaga pendidikan dapat memberikan pelayanan
pendidikan dengan baik, perlu adanya fungsi perencanaan, pelaksanaan,
pengawasan dan penilaian.
c. Komponen komponen
Bagian suatu sistem yang melaksanakan suatu fungsi untuk menunjang usaha
mencapai tujuan sistem disebut komponen. Jadi, komponen mempunyai fungsi
khusus, misalnya komponen instruksional meliputi manusia (guru, konselor,
administrator, petugas petugas lainnya), material (buku, papan tulis, fotografi,
slide, film). Masing masing komponen diatas menjalankan fungsinya untuk
mencapai tujuan belajar yang sudah ditetapkan. Komponen diatas disebut juga
komponen integral, yaitu komponen yang harus ada pada setiap kegiatan
instruksional.
d. Interaksi atau saling hubungan
Semua komponen dalam suatu sistem, seperti komponen komponen
instruksional tadi saling berhubungan satu sama lain, saling mempengaruhi dan
saling membutuhkan.
e. Penggabungan yang menimbulkan jalinan perpaduan
Misalnya, dalam kegiatan belajar mengajar guru berusaha menimbulkan
jalinan keterpaduan antara berbagai komposer instruksional dengna
melaksanakan pengembangan sistem instruksional untuk mencapai hasil belajar
yang optimal.
f. Proses transformasi
Semua sistem mempunyai misi untuk mencapai suatu tujuan, untuk itu
diperlukan suatu proses yang memproses masukan (input) menjadi hasil hasil
(output).
g. Umpan balik untuk koreksi
Untuk mengetahui apakah masing masing fungsi terlaksana dengan baik
diperlukan fungsi kontrol yang mencakup monitoring dan koreksi. Hasil monitoring
dijadikan dasar pertimbangan untuk melaksanakan perubahan perubahan,
penentuan, perbaiakan, atau penyesuaian penyesuain agar masing masing
berprestasi tinggi.
h. Daerah batasan dan lingkungan
Antara suatu sistem dan bagian bagian lain atau lingkungan di sekitarnya
akan terjadi interkasi. Namun, antara suatu sistem yang lain mempunyai daerah
batasan tertentu. Suatu sistem dapat pula merupakan subsistem dari sistem yang
lebih besar (suprasitem).
3
B. Pengertian dan mekanisme pembelajaran sebagai proses pembelajaran
1. Pengertian Pembelajaran Sebagai Proses
Dalam proses pembelajaran, pengenalan terhadap diri sendiri atau kepribadian diri
merupakan hal yang sangat penting dalam upaya-upaya pemberdayaan diri (self
empowering). Pengenalan terhadap diri sendiri berarti kita mengenal kelebihan-
kelebihan atau kekuatan yang kita miliki untuk mencapai hasil belajar yang kita
harapkan. Disisi lain, berarti kita juga mengenal kelemahan-kelemahan pada diri kita
sehingga kita dapat berupaya mencari cara yang tepat untuk mengatasi kelemahan-
kelemahan tersebut.[4]
Melalui proses pembelajaran, guru juga dituntut untuk mampu membimbing dan
memfasilitasi siswa agar mereka dapat memahami kekuatan dan kemampuan yang
ada pada diri mereka, agar selanjutnya dapat diberikan motivasi untuk mewujudkan
keberhasilan berdasarkan kemampuan yang mereka miliki. Untuk dapat memfasilitasi
hal tersebut, maka langkah awal yang perlu dilakukan guru ialah berusaha mengenal
siswanya dengan baik.
Guru perlu mengenal lebih mendalam tentang bakat, minat, motivasi, harapan-
harapan siswa serta beberapa dimensi khusus kepribadiannya. Dalam kegiatan
pembelajaran guru dituntut untuk memiliki sikap terbuka dan sabar agar dengan hati
yang jernih dan rasional dapat memahami siswanya.
4
Proses pembelajaran dan memori dikatakan berhasil apabila orang dapat
menerima dan memilih (belajar) informasi dari sekitarnya untuk dilanjutkan ke memori
jangka pendek serta melakukan konsolidasi agar dapat ditransfer dan disimpan dalam
memori jangka panjang untuk kemudian diingat kembali apabila diperlukan suatu
ketika. Pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh ditumpuk di bagian otak tertentu
yang berfungsi untuk itu.
Selain tiga tahap diatas, dalam proses mekanisme pembelajaran sangat penting
melibatkan peranan seorang guru. Karena untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran
yang diinginkan, seseorang memerlukan pelatih untuk mengelola sistem
pembelajaran tersebut agar dapat dilaksanakan secara baik dan terorganisir.
Tetapi, berhubung waktu yang tersedia dan kemampuan guru sebagai pengelola
selalu terbatas, maka sedapat mungkin perlu untuk mengonsentrasikan pada 4 fungsi
umum yang merupakan ciri pekerjaan seorang guru sebagai manajer atau pengelola
pembelajaran.[5]
1. Merencanakan.
2. Mengorganisasikan.
3. Memimpin.
4. Mengawasi.
C. Fungsi Pembelajaran
Ada beberapa Fungsi-fungsi pembelajaran yang sering kita kenal yaitu sebagai
berikut:
1. Pembelajaran sebagai sistem
2. Pembelajaran sebagai sistem terdiri dari sejumlah komponen yang terorganisir
antara lain tujuan pembelajaran , materi pembelajaran, strategi dan metode
pembelajaran, media pembelajaran/alat peraga, pengorganisasian kelas,
evaluasi pembelajaran, dan tindak lanjut pembelajaran (remedial dan
pengayaan).
3. Pembelajaran sebagai proses
Pembelajaran sebagai proses merupakan rangkaian upaya atau kegiatan guru
dalam rangka membuat siswa belajar, meliputi:
a) Persiapan, merencanakan program pengajaran tahunan, semester, dan
penyusunan persiapan mengajar (lesson plan) dan penyiapan perangkat
kelengkapannya antara lain alat peraga, dan alat evaluasi, buku atau media
cetak lainnya
5
b) Melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan mengacu pada persiapan
pembelajaran yang telah dibuatnya. Banyak dipengaruhi oleh pendekatan
atau strategi dan metode-metode pembelajaran yang telah dipilih dan
dirancang penerapannya, serta filosofi kerja dan komitmen guru, persepsi, dan
sikapnya terhadap siswa
c) Menindaklanjuti pembelajaran yang telah dikelolanya. Kegiatan pasca
pembelajaran ini dapat berbentuk enrichment (pengayaan), dapat pula berupa
pemberian layanan remedial teachingbagi siswa yang berkesulitan belajar.
6
lingkungan pembelajaran dan evaluasi. Masing-masing komponen memberikan
pengaruh terhadap keberhasilan pembelajaran.
E. Komponen-komponen pembelajaran
Komponen-komponen yang memungkinkan terjadinya proses pendidikan atau
terlaksananya proses mendidik minimal terdiri dari 6 komponen. Berikut akan kami
uraikan satu persatu komponen-komponen tersebut.
a. Tujuan pendidikan
Tingkah laku manusia, secara sadar maupun tidak sadar tentu berarah
pada tujuan. Demikian juga halnya tingkah laku manusia yang bersifat dan
bernilai pendidikan. Keharusan terdapatnya tujuan pada tindakan
pendidikan didasari pada ilmu pendidikan yang normatif dan praktis.
Sebagai ilmu pengetahuan normatif, ilmu pendidikan merumuskan kaidah-
kaidah; norma-norma atau ukuran tingkah laku perbuatan yang sebenarnya
dilaksanakan oleh manusia. Sebagai ilmu pengetahuan praktis, tugas
pendidikan atau pendidik maupun guru ialah menanamkan sistem-sistem
norma tingkah laku perbuatan yang didasarkan kepada dasar-dasar filsafat
yang dijunjung oleh lembaga pendidikan dan pendidik dalam suatu
masyarakat.
b. Peserta didik
Siswa atau Murid biasanya digunakan untuk seseorang yang mengikuti
suatu program pendidikan di sekolah atau lembaga pendidikan lainnya, di
bawah bimbingan seorang atau beberapa guru. Dalam konteks keagamaan
murid digunakan sebagai sebutan bagi seseorang yang mengikuti
bimbingan seorang tokoh bijaksana. Meskipun demikian, siswa jangan
selalu dianggap sebagai objek belajar yang tidak tahu apa-apa. Ia memiliki
latar belakang, minat, dan kebutuhan serta kemampuan yang berbeda. Bagi
siswa, sebagai dampak pengiring (nurturent effect) berupa terapan
pengetahuan dan atau kemampuan di bidang lain sebagai suatu transfer
belajar yang akan membantu perkembangan mereka mencapai keutuhan
dan kemandirian.
Perkembangan konsep pendidikan yang tidak hanya terbatas pada usia
sekolah saja memberikan konsekuensi pada pengertian peserta didik. Kalau
dulu orang mengasumsikan peserta didik terdiri dari anak-anak pada usia
sekolah, maka sekarang peserta didik dimungkinkan termasuk juga
didalamnya orang dewasa.
7
Sehubungan dengan persoalan anak didik disekolah Amstrong (1981)
mengemukakan beberapa persoalan anak didik yang harus
dipertimbangkan dalam pendidikan. Persoalan tersebut mencakup apakah
latar belakang budaya masyarakat peserta didik? Bagaimana tingkat
kemampuan anak didik? Hambatan-hambatan apakah yang dirasakan anak
didik disekolah? Dan bagaimana penguasaan anak didik disekolah?
Berdasarkan persoalan tersebut perlu diciptakan pendidikan yang
memperhatikan perbedaan individual, perhatian khusus pada anak yang
memiliki kelainan, dan penanaman sikap dan tanggung jawab pada anak
didik.
c. Guru/pendidik disekolah
Kata Guru berasal dari bahasa Sansekerta guru yang juga berarti
guru, tetapi arti harfiahnya adalah berat yaitu seorang pengajar suatu ilmu.
Dalam bahasa Indonesia, guru umumnya merujuk pendidik profesional
dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,
melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik.
Guru sebagai pendidik disekolah yang secara langsung maupun tidak
langsung mendapat tugas dari orang tua atau masyarakat untuk
melaksanakan pendidikan. Karena itu kedudukan guru sebagai pendidik
dituntut mementuhi persyaratan-persyaratan baik persyaratan pribadi
maupun persyaratan jabatan.
Di dalam masyarakat, dari yang paling terbelakang sampai yang paling
maju, guru memegang peranan penting. Guru merupakan satu diantara
pembentuk-pembentuk utama calon warga masyarakat. Peranan guru tidak
hanya terbatas sebagai pengajar (penyampai ilmu pengetahuan), tetapi juga
sebagai pembimbing, pengembang, dan pengelola kegiatan pembelajaran
yang dapat memfasilitasi kegiatan belajar siswa dalam mencapai tujuan
yang telah ditetapkan.
d. Orang tua dan lingkungan masyarakat
Kedudukan orang tua sebagai pendidik, merupakan pendidik yang kodrati
dalam lingkungan keluarga. Arinya orang tua sebagai pendidik utama dan
berlandaskan pada cinta-kasih keluarga atau anak yang lahir dari
lingkungan keluarga mereka.
Selain orang tua dan guru, pemimpin masyarakat dan pemimpin keagamaan
merupakan pendidik juga. Peran pemimpin masyarakat menjadi pendidik
didasarkan pada aktifitas pemimpin dalam mengadakan pembinaan atau
bimbingan. Pemimpin keagamaan sebagai pendidik, tampak pada aktifitas
kerohanian manusia.
e. Interaksi edukatif pendidik dan anak didik
8
Proses pendidikan bisa terjadi apabila terdapat interaksi antara
komponen-komponen pendidikan. Terutama interaksi antara pendidik dan
anak didik. Interaksi pendidik dengan anak didik dalam rangka mencapai
tujuan pendidikan yang diinginkan. Tindakan yang dilakukan pendidik dalam
interaksi tersebut mungkn berupa tindakan berdasarkan kewibawaan,
tindakan berupa alat pendidikan, dan metode pendidikan.
f. Metode pembelajaran adalah cara yang dapat dilakukan untuk membantu
proses belajar-mengajar agar berjalan dengan baik, metode-metode
tersebut antara lain :
1. Metode Ceramah
Metode ceramah yaitu sebuah metode mengajar dengan menyampaikan
informasi dan pengetahuan secara lisan kepada sejumlah siswa yang pada
umumnya mengikuti secara pasif.
2. Metode Tanya Jawab
Metode Tanya jawab adalah suatu metode dimana guru menggunakan atau
memberi pertanyaan kepada murid dan murid menjawab, atau sebaliknya
murid bertanya pada guru dan guru menjawab pertanyaan murid itu .
3. Metode Diskusi
Metode diskusi dapat diartikan sebagai siasat penyampaian bahan ajar
yang melibatkan peserta didik untuk membicarakan dan menemukan
alternatif pemecahan suatu topik bahasan yang bersifat problematis.
4. Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan
barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara
langsung maupun melalui penggunaan media pembelajaran yang relevan
dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan.
5. Metode Eksperimen
Metode eksperimen adalah metode atau cara di mana guru dan murid
bersama-sama mengerjakan sesuatu latihan atau percobaan untuk
mengetahui pengaruh atau akibat dari sesuatu aksi.
6. Isi pendidikan
Isi pendidikan memiliki kaitan yang erat dengan tujuan pendidikan. Untuk
mencapai tujuan pendidikan perlu disampaikan kepada peserta didik isi
yang biasanya disebut kurikulum dalam pendidikan formal.
7. Secara etimologis, kurikulum ( curriculum ) berasal dari bahasa Yunani, curir
yang artinya pelari dan curere yang berarti tempat berpacu. yaitu suatu
jarak yang harus ditempuh oleh pelari dari garis start sampai garis finish.
Secara terminologis, istilah kurikulum mengandung arti sejumlah
pengetahuan atau mata pelajaran yang harus ditempuh atau diselesaikan
siswa guna mencapai suatu tingkatan atau ijazah.
9
8. Pengertian kurikulum secara luas tidak hanya berupa mata pelajaran atau
bidang studi dan kegiatan-kegiatan belajar siswa saja, tetapi juga segala
sesuatu yang berpengaruh terhadap pembentukan pribadi siswa sesuai
dengan tujuan pendidikan yang diharapkan. Misalnya fasilitas kampus,
lingkungan yang aman, suasana keakraban dalam proses belajar mengajar,
media dan sumber-sumber belajar yang memadai.
9. Kurikulum sebagai rancangan pendidikan mempunyai kedudukan yang
sangat strategis dalam seluruh aspek kegiatan pendidikan. Mengingat
pentingnya peranan kurikulum di dalam pendidikan dan dalam
perkembangan kehidupan manusia, maka dalam penyusunan kurikulum
tidak bisa dilakukan tanpa menggunakan landasan yang kokoh dan kuat.
10. Selain kurikilum materi pun merupakan salah satu isi dari pendidikan dan
juga merupakan salah satu faktor penentu keterlibatan siswa. Adapun
karakteristik dari materi yang bagus menurut Hutchinson dan Waters adalah
Adanya teks yang menarik.
Adanya kegiatan atau aktivitas yang menyenangkan serta meliputi kemampuan
berpikir siswa.Memberi kesempatan siswa untuk menggunakan pengetahuan dan
ketrampilan yang sudah mereka miliki.
10
mendapatkan kesempatan belajar yang seluas-luasnya. Jika ada salah satu
komponen pembelajaran yang bermasalah, maka proses belajar-mengajar tidak
dapat berjalan baik .
11
BAB III
KESIMPULAN
12
DAFTAR PUSTAKA
13