Paradigma Terkini
Dalam Perawatan Luka
A. PENDAHULUAN
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam kurun waktu dua dekade terakhir
sangat pesat, namun sangat tidak sebanding dengan aplikasi di Indonesia yang masih
jauh tertinggal. Ketika praktisi di Eropa dan Amerika telah menggunakan modern
dressing kita masih menggunakan tradisional dressing.
Luka merupakan kerusakan integritas kulit baik superficial, partial, atau full thickness
dan dapat bersifat akut ataupun kronis. Sepanjang manusia masih memiliki sistem
integument, selama itu pula tubuh beresiko untuk mengalami luka.
Perawatan luka bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi jaringan
yang menunjang proses penyembuhan luka. Mengingat luka merupakan masalah yang
kompleks maka pendekatan dalam perawatan luka tidak lagi monopoli satu profesi
akan tetapi pendekatan perawatan luka sudah bersifat multidisipliner.
Luka kronik terjadi secara perlahan. Contoh luka kronik seperti; decubitus,
luka diabetic, venous ulcer, dll.
2. Proses Penyembuhan
a. Fase Inflamasi (0-3 hari).
Fase inflamasi dimulai sesaat setelah luka terjadi. Tujuan dari fase ini
adalah menghentikan perdarahan dan membersihkan luka baik itu dari
mikroorganisme maupun dari jaringan yang mati (debris).
b. Fase Proliferasi (3-24 hari).
Tujuan dari fase ini adalah pembentukan jaringan granulasi untuk menutupi
defek yang hilang dan pembentukan pembuluh darah baru melalui proses
angiogenesis.
c. Fase Maturasi (24-1 tahun).
Merupakan proses pematangan, utamanya jaringan fibrin yang diproduksi
oleh kolagen. Tujuan akhir dari fase ini adalah meningkatkan kekuatan
jaringan parut yang terbentuk. Selama fase ini luka masih beresiko cedera
terutama oleh tarikan dan tekanan.
3. Mode Penyembuhan.
Berdasarkan type penyembuhan, maka ada 3 modalitas penyembuha luka yaitu:
a. Primary Intention Healing.
Primary Intention Healing adalah modalitas penyembuhan luka dimana luka
dapat sembuh hanya dengan mempertemukan kembali kedua tepi luka. Tepi
luka dapat direkatkan kembali dengan menggunakan plester, jahitan, klip,
dll.
b. Delayed Primary Intention Healing.
Dealyed Primary Intention Healing terjadi apabila ada faktor-faktor yang
menghambat proses penyembuhan luka, seperti: adanya benda asing atau
adanya infeksi pada luka.
T = Tissue Management.
I = Inflammation and Infection Control
M = Moisture balance
E = Ephitelial (edge) advancement
1. Tissue Management.
Pada dasarnya secara klinis, penampilan luka memberikan gambaran terhadap
tahapan proses penyembuhan luka. Tahapan tersebut adalah sebagai berikut:
a. Necrotik (Hitam).
Luka necrotic merupakan fase tenang dari luka, namun luka nekrotik
menjadi suatu masalah bukan hanya karena jaringannya sudah mati dan
irreversible akan tetapi karena:
b. Slough (Kuning).
Slough merupakan tahapan kedua dari proses penyembuhan luka. Tahapan
ini dikenal sebagai fase kritis dalam penyembuhan luka. Slough cenderung
untuk menghasilkan eksudat yang banyak dan bau yang tidak sedap.
Dalam mengganti balutan, hendaknya kita bisa membaca eksudat pada
balutan lama. Warna, Volume, konsistensi dan bau eksudat merupakan tanda
baca yang perlu kita perhatikan.
Skor Makna
5 : Tidak ada bau
4 : Bau tercium pada saat balutan dibuka
3 : Bau tercium walaupun balutan belum dibuka.
2 : Bau tercium dari jarak satu lengan dari pasien.
1 : Bau tercium di dalam kamar
0 : Bau tercium di luar kamar.
c. Granulasi (Merah).
Ciri khas dari jaringan granulasi adalah mudah berdarah, sehingga dalam
melepaskan balutan yang lama kita perlu untuk hati-hati. Perdarahan yang
terjadi apabila bersifat minor dapat dibalut tekan. Balutan yang cocok untuk
tahapan ini adalah Calcium Alginate yang memiliki efek homostatis dan
tidak melengket pada bantalan luka. Perlu untuk diwaspadai jangan sampai
balutan terlalu lembab sebab dapat menimbulkan hipergranulasi yang dapat
menghambat kemajuan tepi luka.
Saldy Yusuf, S.Kep,Ns.ETN
Enterostomal Therapy Nurse
Klinik GRIYA AFIAT Makassar
A Time Concept Approach
Paradigma Terkini Dalam Perawatan Luka
d. Epitelisasi (Pink).
Epitelisasi merupakan tahap akhir dari proses panjang penyembuhan yang
dapat berlangsung hingga 2 tahun. Pada tahapan ini telah terjadi maturasi,
namun kekuatannya hanya mencapai 80 % bila dibandingkan dengan kulit
yang sehat.
Pada saat luka memasuki tahapan epitelisasi maka tujuan perawatan adalah
melindungi jaringan epitel dari cedera atau trauma. Mengingat luka
epitelisasi sangat mudah untuk cedera (fragile) maka seminimal mungkin
untuk menghindari manipulasi pada luka, seperti tidak mengganti balutan
setiap hari. Contoh balutan yang tepat digunakan yaitu Hydrofilm.
Perluasan Infeksi
Kontaminasi Kolonisasi Infeksi Lokal
Infeksi Sistemik
Ketika luka sudah masuk ke status infeksi maka perlu diingat bahwa infeksi
terjadi dengan rumus sebagai berikut:
dosis x virulensi
Infeksi =
Host resistance
3. Moisture Balance.
Hasil penelitian membuktikan bahwa mempertahankan luka dalam suasana yang
lembab akan mempercepat epitelisasi. Sebagai akibat dari infeksi atau inflamasi
maka luka akan menghasilkan lebih banyak exudat. Hal ini beresiko untuk
menimbulkan 3 masalah:
a. Resiko maserasi pada tepi luka.
b. Resiko luka kering.
c. Resiko hambatan dalam penyembuhan.
Oleh karena itu tujuan dari prinsip Moisture Balance yaitu mengabsorbsi
kelebihan exudat atau memberikan kelembaban pada luka yang kering. Ada
beberapa tekhnik untuk mempertahankan kelembaban yaitu:
a. Bila luka berongga, diisi. (contoh, gunakan foam cavity)
b. Bila luka basah, diserap. (contoh, gunakan hydrocelulosa)
c. Bila luka kering, dilembabkan. (contoh, gunakan hydrocloid).
d. Bila luka kotor, bersihkan. (contoh, irigasi luka)
E. KESIMPULAN
Wound care expert telah menetapkan bahwa prinsip perawatan luka terkini adalah
moisture balance artinya apabila luka itu kering maka perlu untuk dilembabkan
begitu juga sebaliknya apabila luka itu basah. Dalam perawatan luka tugas kita
sebagai perawat hanya menciptakan lingkungan yang kondusif untuk mendukung
proses penyembuhan. Untuk dapat memberikan lingkungan yang kondusif maka kita
harus mampu untuk mengetahui bahwa luka ini sudah berada di fase/tahapan apa dan
apa yang paling dibutuhkan oleh luka itu pada setiap fasenya.
Masalah-masalah pada luka seperti bau, eksudat, nyeri, edema, dll merupakan
bahasa luka kepada kita untuk melaporkan masalahnya dan mengajak kita untuk
mengambil keputusan.
Saldy Yusuf, S.Kep,Ns.ETN
Enterostomal Therapy Nurse
Klinik GRIYA AFIAT Makassar
A Time Concept Approach
Paradigma Terkini Dalam Perawatan Luka
Apapun keputusan yang anda ambil dalam perawatan luka adalah legal sepanjang itu
didasarkan pada evidence base. Tanpa evidence base ucapan kita hanya sebuah
perdebatan dan intervensi kita akan berujung pada malpraktek.
REFERENSI
1. Falanga. In:European wound Management Association (EWMA). Position Document: Wound Bed
Praparation in Practice. London:MEP Ltd 2004.
2. Members Of Expert Working Group. Principles of best practice. Wound Infection in Clinical Practice:
an international consensus. WCET Journal 2008;28 (4):5-14
3. A World Union Of wound Healing Socities Initiative. Principles of best practice. Minimising pain at
dressing-related procedure: Implementation of pain relieving strategies. WCET Journal 2009;28
(1):25-36
4. Carville. Wound Care Manual 3rd ed.St. Osborne Park: Silver Chain Foundation;1998.
5. Kathryn Vowden, Peter Vowden. Wound Bed Preparation. [online] 2002.[cited 2008 Dec 11]; Available
from URL: http://www.worldwidewounds.com/woundbedpreparation.html
6. Saldy. Manajemen Luka: Time approach. [online 2009]. [Cited 2009 Mei 9]; Available from URL:
http://www.saldyusuf.blogspot.com.
7. Saldy. Manajemen Pengkajian Luka. Seminar Nasional Keperawatan Luka. Makassar (2009).
8. Saldy. Konsep Dasar Luka. Workshop Perawatan Luka. Majene (2009).
9. Suriadi. Manajemen Luka. Penerbit STIKEP Muhammadiyah Pontianak (2007).
TENTANG PENULIS
PSIK-FK UNHAS (Tahun 2007). Tahun 2008 mendapatkan beasiswa dari World
sebagai Khalifah di muka bumi, saat ini penulis memiliki pekerjaan sampingan
Seminar Nasional, dan trainer dalam bidang luka, stoma, dan continence care.
Penulis juga aktif sebagai Professional Board InOA Makassar, Pengurus InETNA,
Korespondensi:
e-mail : saldy_yusuf@yahoo.com
weblog :www.saldyusuf.blogpost.com