Pendefinisian katalis:
Katalis merupakan suatu zat atau substansi yang dapat mempercepat reaksi (dan
mengarahkan atau mengendalikannya), tanpa terkonsumsi oleh reaksi, namun
bukannya tanpa bereaksi. Katalis bersifat mempengaruhi kecepatan reaksi, tanpa
mengalami perubahan secara kimiawi pada akhir reaksi. Peristiwa / fenomena / proses yang
dilakukan oleh katalis ini disebut katalisis.
Istilah negative catalyst (atau inhibitor) merujuk kepada zat yang berperan menghambat
atau memperlambat berlangsungnya reaksi.
0.6
0.5
tanpa katalis
0.4
0.3
0.2
0.1
0
0 250 500 750 1000 1250 1500
waktu reaksi (t)
Karena tetapan kesetimbangan reaksi (K) yang merupakan perbandingan antara tetapan
kecepatan reaksi ke kanan terhadap tetapan kecepatan reaksi ke kiri tidak mengalami
perubahan, maka katalis bersifat mempercepat reaksi dalam kedua arah. Artinya, katalis
yang mempercepat reaksi ke kanan juga akan mempercepat reaksi ke kiri (reaksi balik).
Contoh: logam baik digunakan sebagai katalis reaksi hidrogenasi dan sekaligus dehidrogenasi.
(10) Katalis mempunyai suhu operasi optimum
(11) Katalis dapat teracuni oleh suatu zat dalam jumlah yang sangat sedikit yang disebut racun
katalis. Contoh:
Reaksi Katalis Racun Katalis
H2 (g) + O2 (g) H2O (g) Pt CO, H2S, CS2
SO2 (g) + O2 (g) SO3 (g) Pt Senyawa-senyawa Arsen
C2H4 (g) + H2(g) C2H6 (g) Cu-Zn CO, Hg
H2O2 (g) H2O (g) + O2 (g) Pt HCN, HgCl2
(12) Keaktifan katalis dapat diperbesar oleh suatu zat yang disebut pemercepat katalis (promotor).
Contoh: Efisiensi katalis CuO-ZnO yang digunakan untuk mengkatalisis reaksi shift
conversion (CO (g) + H2O (g) CO2 (g) + H2 (g)) pada proses pembuatan pupuk
urea ditingkatkan melalui penambahan promotor Al2O3.
(13) Pada reaksi-reaksi tertentu, terdapat salah satu produk reaksi yang dapat berfungsi sebagai
katalis untuk reaksi yang bersangkutan. Zat atau produk reaksi ini disebut autokatalis,
sedangkan reaksinya biasa disebut reaksi autokatalitik. Contoh:
Reaksi Autokatalis
CH3COOCH3 + H2O CH3COOH + CH3OH CH3COOH
2 KMnO4 + 5 H2C2O4 + 3 H2SO4
MnSO4
2 MnSO4 + K2SO4 + 8 H2O + 10 CO2
2 AsH3 2 As + 3 H2 As
(14) Katalis yang dapat menghambat atau memperlambat kecepatan reaksi disebut katalis negatif
(atau inhibitor). Contoh:
Reaksi Inhibitor
H2 + O2 H2O Yod, CO
H2O2 H2O + O2 Asam encer, gliserol
H2SO3 + udara H2SO4 Benzenol, SnCl2
Berdasarkan gambaran tersebut di atas, katalis mempunyai tiga fungsi katalitik, yakni:
1. Aktivitas
(berkaitan dengan kemampuannya mempercepat reaksi),
Untuk setiap reaksi yang dikatalisisnya, katalis harus mempunyai aktivitas kimia, selektivitas, dan
stabilitas yang cukup tinggi.
Peningkatan aktivitas tersebut memberikan beberapa keuntungan sbb:
Kecepatan reaksi yang lebih tinggi untuk kondisi operasi yang sama.
Kecepatan reaksi yang sama, tetapi dengan throughput yang lebih tinggi atau ukuran reaktor
yang lebih kecil.
Kecepatan reaksi yang sama pada kondisi yang lebih lunak (berupa suhu atau tekanan operasi
yang lebih rendah), dengan yield meningkat, operasi menjadi lebih mudah, deaktivasi
berkurang, dan selektivitas yang lebih baik.
RT
Dengan membandingkan kecepatan reaksi tanpa dan dengan katalis CuO-MgO pada suhu 600
rtk
K, diperoleh: = 1 : 1,44 x 10 11 (Katalis mampu meningkatkan kecepatan reaksi
rk hingga 1011 kali lipat!!!)
Katalis dapat mempercepat reaksi dengan cara menurunkan energi aktivasi reaksi.
Energi aktivasi reaksi merupakan banyaknya energi minimum yang dibutuhkan oleh reaksi agar
reaksi dapat berlangsung.
Perhatikan gambar berikut ini (hubungan antara energy of reacting particles versus reaction path
untuk kasus reaksi eksotermik):
Energy of reacting particles
1
Different
reaction
path
2 Ea1
Initial Ea2
state
Hr
Final state
Complex /
Reactant intermediates Product
Reaction path
Penurunan energi aktivasi reaksi disebabkan oleh terjadinya pembentukan alur atau mekanisme
reaksi yang berbeda (yakni antara reaksi tanpa katalis dan reaksi dengan katalis). Bahkan, untuk
suatu jenis reaksi yang sama, alur atau mekanisme reaksi yang terbentuk akibat penggunaan suatu
katalis tertentu akan berbeda dengan alur atau mekanisme reaksi yang terbentuk akibat penggunaan
katalis yang lain. Dengan demikian, katalis hanya bersifat memberikan alternatif.
Berdasarkan teori keadaan-transisi (atau teori kompleks aktif), katalis mampu menurunkan
hambatan energi potensial (potential energy barrier) yang harus dilalui oleh reaktan-reaktan untuk
membentuk produk-produk reaksi.
PENGGOLONGAN KATALIS
Contoh:
E
Reaksi enzimatik (berkatalis enzim) fase cair: A P .... (*)
yang berlangsung dalam reaktor batch isotermal bervolume-tetap. k1
Mekanisme reaksi yang diperkirakan terjadi untuk reaksi ini: (i) A + E AE
k-1
k2
(ii) AE P+E (lambat)
dengan: A reaktan (substrat), P produk reaksi, E enzim
AE zat antara (intermediet) yang merupakan molekul enzim yang terikat pada reaktan
Berdasarkan persamaan (*): r = -rA = rP .... (**)
KOMPONEN-KOMPONEN KATALIS
Katalis dibentuk dari komponen-komponen yang dapat menunjang sifat katalis yang diharapkan,
seperti aktif, selektif, panjang usia (stabil terhadap gangguan fisika, kimia, termal, dan
mekanik), dan murah.
Khusus untuk katalis heterogen, pada kondisi tertentu dibutuhkan sifat-sifat lain seperti:
konduktivitas termal yang tinggi serta kemampuan menghasilkan distribusi aliran yang merata
dan pressure drop yang rendah di sepanjang unggun (bed).
Untuk memenuhi sifat-sifat tersebut di atas, pada umumnya katalis padat dibentuk dari tiga
komponen utama sebagai berikut :
1. Komponen (atau fasa) aktif
Fungsi: aktivitas kimia, mengemban fungsi utama katalis untuk mempercepat dan
mengarahkan reaksi.
Pengelompokan fasa aktif katalis disajikan dalam tabel berikut:
Semikonduktor Insulator garam
Kelompok Konduktor
oksida atau sulfida dan padatan
Fasa Aktif logam
logam berpusat asam
Tipe Reaksi Redoks Redoks Asam-basa
Polimerisasi, isomerisasi,
Hidrogenasi,
Kelompok Oksidasi, reduksi perengkahan (cracking),
dehidrogenasi,
Reaksi yang dehidrogenasi, dehidrasi, alkilasi,
hidrogenolisis,
Sesuai siklisasi, hidrogenasi perpindahan hidrogen,
oksidasi, reduksi
halogenisasi, dehalogenisasi
CuO, AgO, NiO,
Fe, Co, Ni,
Fe3O4, Cr2O3, MoO3, Lempung alam, SiO2, Al2O3,
Contoh Rh, Pt, Pd,
WO3, CoO3, V2O5, SiO2-Al2O3, zeolit
Ru, Cu, Ag, Os
TiO2, ZnO, CdO
Faktor yang
Geometri Elektronik Keasaman katalis
Berpengaruh
DEAKTIVASI KATALIS
Seiring dengan berlangsungnya proses, katalis dapat mengalami perubahan sifat kimia dan fisika
secara reversibel maupun ireversibel yang mengarah kepada terjadinya penurunan (atau
kehilangan) aktivitasnya. Semua katalis akan mengalami penurunan (atau kehilangan) aktivitasnya
sepanjang waktu penggunaan (time on stream, TOS). Peristiwa inilah yang dinamakan deaktivasi.
Deaktivasi reversibel bersifat sementara, sehingga katalis dapat diaktifkan kembali dan
diregenerasi; sedangkan deaktivasi ireversibel bersifat permanen, sehingga harus dilakukan
penggantian katalis baru.
Deaktivasi katalis dapat mempengaruhi kinerja reaktor. Penurunan jumlah active sites katalis dapat
menurunkan aktivitas katalitiknya. Katalis yang telah terdeaktivasi harus diregenerasi atau bahkan
diganti secara periodik. Dengan mengetahui hal-hal yang dapat menyebabkan deaktivasi,
bagaimana deaktivasi dapat mempengaruhi performa katalis, bagaimana mencegah terjadinya
deaktivasi, serta bagaimana meregenerasi katalis yang telah terdeaktivasi, maka persoalan deaktivasi
ini dapat diminimasi.
# FOULING (PENGERAKAN)
Deaktivasi katalis akibat pengerakan pada umumnya berlangsung cepat.
Pengerakan terjadi jika ada zat-zat dalam reaktor (bisa reaktan, produk, atau intermediet)
terdeposit di atas permukaan katalis dan menutup pori-pori (atau active sites) katalis
secara fisik.
Karbon (coke/kokas) merupakan bentuk kerak yang paling umum, dan proses pembentukannya
dinamakan coking. Misalnya, pembentukan coke (C) pada reaksi perengkahan hidrokarbon
dengan katalis silika-alumina: C10H22 C5H12 + C4H10 + C(s)
Bentuk coke yang terbentuk bergantung kepada jenis katalis, suhu, dan tekanan parsial senyawa-
senyawa karbonnya.
Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk meminimasi coking:
# mengoperasikan reaktor dengan waktu tinggal yang singkat
# menambahkan hidrogen ke dalam aliran proses, untuk mengkonversi karbon (fase gas)
menjadi metana
# meminimasi suhu upstream dari unggun (bed) katalis, karena karbon (fase gas) kurang
mudah terbentuk pada suhu rendah.
# POISONING (PERACUNAN)
Deaktivasi katalis akibat peracunan pada umumnya berlangsung lambat.
Peracunan disebabkan oleh adsorpsi kimia (chemisorption) zat-zat dalam aliran proses. Zat-
zat ini kemudian menutup atau memodifikasi active sites pada katalis. Racun dapat
menyebabkan perubahan morfologi permukaan katalis, baik melalui rekonstruksi permukaan
Zat yang bisa menjadi racun pada umumnya adalah pengotor (impurity) dalam aliran umpan,
namun produk dari reaksi yang diinginkan pun bisa berperan sebagai racun.
Ada 3 jenis utama racun, yaitu:
1) Molekul-molekul dengan heteroatom yang reaktif (misal: sulfur)
2) Molekul-molekul dengan ikatan kompleks antar atom (misal: hidrokarbon tak jenuh)
3) Senyawa-senyawa logam atau ion-ion logam (misal: Hg, Pd, Bi, Sn, Cu, Fe)
Toksisitas sebuah racun P ditentukan oleh besarnya perubahan entalpi adsorpsi racun P dan
perubahan energi bebas proses adsorpsi, yang menentukan besarnya konstanta kesetimbangan
adsorpsi kimia oleh racun P (KP). Fraksi permukaan katalis yang tertutupi oleh racun P yang
teradsorp secara reversibel (P) dapat dihitung menggunakan isoterm adsorpsi Langmuir:
K P pP
P =
1 + K A p A + K P pP
dengan: KA konstanta kesetimbangan adsorpsi reaktan A
KP konstanta kesetimbangan adsorpsi racun P
pA tekanan parsial reaktan A
pP tekanan parsial racun P
Aktivitas katalis yang tersisa sebanding dengan fraksi permukaan katalis yang tidak tertutupi
oleh racun (yaitu sebesar 1-P).
Ikatan antara racun dengan katalis (atau support katalis) dapat berlangsung lemah atau kuat.
Jika ikatannya kuat, peracunan akan mengakibatkan terjadinya deaktivasi yang ireversibel.
Namun jika ikatannya sangat lemah, deaktivasi katalis yang teramati dapat dibalikkan dengan
cara mengeliminasi (menghilangkan) pengotor (racun) dari aliran umpan.
Racun katalis dapat dihilangkan dengan cara:
Pemisahan secara fisik, atau
Treatment kimia, untuk mengkonversi zat racun menjadi senyawa-senyawa yang
nontoksik, yaitu dengan oksidasi (untuk jenis racun 1)) dan hidrogenasi (untuk jenis
racun 2)).
Jika produk reaksi dapat berperan sebagai racun, maka reaktor harus dioperasikan pada tingkat
konversi yang rendah, dan/atau memisahkan produk tersebut secara selektif pada tahap
intermediet (untuk jenis reaktor multitahap).
# SINTERING
Deaktivasi katalis akibat sintering disebabkan oleh pertumbuhan atau aglomerasi kristal yang
akan mengubah struktur kimia katalis atau support-nya. Structural rearrangement yang teramati
selama sintering mengakibatkan penurunan luas permukaan katalis, dan karenanya,
mengakibatkan penurunan banyaknya active sites katalis secara ireversibel.
Pada umumnya sintering berlangsung jika suhu lokal katalis melampaui sepertiga hingga
setengah dari suhu leleh (melting-point, Tm)-nya. Batas atas suhu (yaitu Tm) diterapkan pada
kondisi kering, sedangkan batas bawah suhu (yaitu 1/3 Tm) diterapkan jika ada
steam/kukus/uap dalam aliran proses. Hal ini dikarenakan steam memudahkan terjadinya
reorganisasi beberapa logam, alumina, dan silika.
Berikut adalah daftar beberapa katalis logam dengan suhu sintering-nya.
Logam Suhu sintering (=1/3 Tm) [=]oC
Cu 360
Fe 500
Ni 500
Pt 570
Pd 500
da
Kecepatan deaktivasi dapat dinyatakan sebagai: = kd .Ci m .a d
dt
Keterangan:
k konstanta kecepatan reaksi
CA konsentrasi reaktan A
n orde reaksi (terhadap konsentrasi reaktan A)
kd konstanta kecepatan deaktivasi
Ci konsentrasi racun (penyebab deaktivasi)
m orde reaksi (terhadap konsentrasi racun)
d orde deaktivasi
(2) Deaktivasi seri, yaitu jika salah satu produk yang terbentuk dari sistem reaksi seri berperan
sebagai racun katalis (P)
ABP
da
Kecepatan deaktivasinya: = k d .C B m .a d
dt
(3) Deaktivasi samping (side by side), yaitu jika salah satu produk yang terbentuk dari sistem
reaksi paralel (non-competitive atau side by side) berperan sebagai racun katalis (P)
A B dan C P
da
Kecepatan deaktivasinya: = k d .CC m .a d
dt
REGENERASI KATALIS
Aktivitas katalis yang telah terdeaktivasi dapat dipulihkan kembali, secara parsial maupun
sempurna, melalui treatment kimia. Proses regenerasi yang berlangsung lambat dapat
disebabkan oleh meningkatnya batasan termodinamika atau tahanan difusi akibat
menutupnya pori-pori katalis. Peningkatan tahanan difusi ini akan menurunkan effectiveness
factor katalis.
Meskipun kecepatan desorpsi pada umumnya meningkat pada suhu tinggi, namun
pengontakan katalis dengan aliran gas bersuhu tinggi untuk jangka waktu lama dapat
memicu terjadinya sintering dan hilangnya aktivitas katalis secara ireversibel. Deaktivasi
katalis karena peracunan dan pengerakan akan berlangsung ireversibel, jika zat-zat penyebab
deaktivasi tersebut tidak dapat digasifikasi pada suhu di bawah suhu sintering-nya.
(2) Regenerasi katalis yang terdeaktivasi oleh coke biasanya dilakukan dengan proses gasifikasi
menggunakan oksigen, steam, hidrogen, atau karbon dioksida:
C + O2 CO2 (iii)
C + H2O CO + H2 (iv)
C + 2 H2 CH4 (v)
C + CO2 2 CO (vi)
Reaksi (iii) berlangsung sangat eksotermik sehingga dapat menghasilkan suhu lokal yang
tinggi di dalam katalis. Oleh karena itu, suhu harus benar-benar dikontrol untuk mencegah
terjadinya sintering.
Katalis yang digunakan di dalam sebuah proses (reaksi kimia) di industri selalu mengalami
perkembangan dari waktu ke waktu. Penemuan katalis baru (melalui proses research and
development) yang memiliki sifat-sifat yang lebih baik (atau unggul) biasanya akan menggantikan
katalis yang digunakan sebelumnya. Secara umum, langkah-langkah pengembangan katalis tersebut
dapat diringkas dalam diagram alir berikut ini.
D E F IN E P R O B L E M /O B JE C T IV E S
A ctivity
S e le ctivity
C h e m ica l
D e a ctiva tio n
D iffu sio n a l
R e g e n e ra tio n
M e ch a n ica l
C o st
A va ila b ility
CATALYST RESEARCH
C a ta lyst P ro p e rtie s
C a ta lytic M e ch a n ism
C a ta lyst
R a te e q u a tio n
S u p p o rt
R e a ctio n s S te p s
P ro m o te rs
E n e rg e tics
P re p a ra tio n
A d so rp tio n
P re tre a tm e n t
M a ss a n d h e a t tra n sfe r
P e lle t fo rm
C A T A L Y S T D E S IG N
N ew
E xp e rim e n ta l
C o m m e rcia l C A T A L Y S T P R E P A R A T IO N
L a b o ra to ry m e th o d s
C A T A L Y S T T E S T IN G S m a ll sca le
E xp lo ra to ry P re p a ra tio n p a ra m e te rs
B e n ch re a cto rs
M o d e l re a ctio n s
C O M M E R C IA L M A N U F A C T U R E
S ca le -u p o f p ro ce d u re s
P la n t fo rm u la tio n s
L a rg e b a tch e s
P IL O T U N IT T E S T IN G
R e a l fe e d s
P ro ce ss co n d itio n s
P ro ce ss va ria b le s
L ife -tim e stu d ie s
S ca le -u p d a ta
P R O C E S S D E S IG N
P ro ce ss a n d e co n o m ic o p tim iza tio n
P la n t d e sig n