Anda di halaman 1dari 5

KISAH ASHABUL KAHFI

Kisah Ashabul Kahfi, yaitu kisah tujuh orang pemuda yang ditidurkan

Allah dalam sebuah goa selama 309 tahun. Tentang Ashabul Kahfi ini

dikisahkan Allah secara singkat dalam ayat 9 sampai 26 surat Kahfi.

Peristiwa yang terjadi kira-kira abad ke-4 sebelum masehi atau kira-

kira 9 abad sebelum turunnya Al-Quran. Tempat kejadiannya di negeri Uspus

termasuk wilayah Yunani. Waktu itu yang berkuasa adalah Raja Dikyanus

(Decius). Dia sorang raja yang zhalim, haus kekuasaan dan gila hormat. Ia

mempertaruhkan dirinya serta memerintahkan rakyatnya agar menyembahnya

sebagai tuhan. Di antara rakyatnya ada yang melakukannya secara suka rela,

dan ada pula karena terpaksa, tetapi ada tujuh orang pemuda yang sama sekali

menolak untuk menyembah rajanya. Ketika ketujuh pemuda itu sampai kepada

rajanya, maka dipanggillah mereka menghadap raja, untuk mempertanggung

jawabkan penolakan mereka. Raja bertanya, mengapa mereka tidak mau

menyembahnya. Mereka menjawab, bahwa mereka hanya menyembah Allah

Yang Maha Kuasa, pencipta langit dan bumi. Raja pun sangat murka namun

ditahannya kemarahannya dan mereka diberi waktu untuk mempertimbangkan

sikap, tetapi mereka bersepakat untuk tetap menyembah Allah dan bersedia

menanggung segala resikonya. Mereka pun sepakat untuk hijrah dari negerinya
ke tempat dimana mereka bisa dengan aman melakukan ibadah kepada Allah

SWT. Dengan ketabahan hati dan keimanan yang penuh akan pertolongan Allah

kepada hamba-Nya yang beriman, mereka pun berangkatlah meninggalkan

negeri tercinta, tumpah darah, kampung halaman dan sanak famili. Mereka

serahkan kepentingan dunia dan akhiratnya kepada Allah SWT demi

mempertahankan keimanan dan kecintaan mereka kepada kebenaran dan agama

Allah SWT. Tak ada yang mereka takutkan selain Allah, tak ada yang mereka

harapkan pertolongannya kecuali kepada Allah dan tak ada tempat mereka

berlindung kecuali Allah.

Tatkala pada hari yang telah ditentukan ketujuh pemuda itu tidak datang

menghadap raja untuk menyatakan kesediaan mereka menyembahnya, maka

raja pun murka dan memerintahkan tentaranya untuk menangkap mereka hidup

atau mati. Untuk menghindari pengejaran dan penangkapan, para pemuda itu

kemudian bersembunyi dalam sebuah goa. Karena sangat letih sehabis

menempuh perjalanan yang jauh dan terik matahari di tengah padang pasir yang

tandus, mereka pun tertidur dengn nyenyaknya.

Ketika mereka terbangun, perut mereka terasa sangat lapar. Mereka

saling bertanya, berapa lama mereka tertidur tadi. Ada yang mengatakan, bahwa

mereka telah tertidur selama sehari dan ada yang mengatakan bahwa mereka

tertidur setengah hari. Demikianlah mereka memperbincangkan berapa lama


mereka tertidur. Karena perut mereka sudah terasa lapar, maka diputuskanlah

untuk mengutus salah seorang dari mereka pergi ke kota untuk mencari

makanan. Kemudian pergilah salah seorang di antara mereka dengan perasaan

khawatir takut ditangkap oleh raja Dikyanus.

Ketika sampai di kota, ternyata sudah banyak perubahan, baik

penduduknya maupun bangunannya. Ketika ia membeli makanan, penjual

makanan menjadi heran sewaktu menerima uang pembayaran dari pemuda tadi

dengan mata uang kuno yang sudah tidak berlaku lagi. Uang tersebut bergambar

raja Dikyanus dan berumur lebih dari 300 tahun yang lalu. Maka berkerumunlah

orang. Orang disekitar tempat tersebut memperbincangkan pemuda pembeli

makanan itu dengan uang kuno. Pemuda itu pun terheran-heran mengapa

pedagang makanan itu tidak mau menerima pembayarannya dan mengatakan

bahwa uang itu sudak tidak berlaku lagi, padahal uang itu baru didapatnya dari

temannya yang membawanya kedalam goa itu kemarin pagi. Ia bertanya-tanya

apa yang terjadi. Di antara orang yang berkerumun, ada yang mengatakan

bahwa pemuda itu hendak menipu penjual makanan, ada juga yang mengatakan

pemuda itu kurang waras, dan ada yang mengatakan bahwa pemuda tadi tentu

tahu tempat tersembunyinya harta karun yang bernilai tinggi. Perihal pemuda

tadi terdengar pula oleh petugas, pemuda tadi mengatakan bahwa ia bersama

enam temannya bermaksud menyingkir dari negeri Uspus unatuk menghindari

penangkapan oleh raja Dikyanus karena tidak mau menyembah raja tersebut,
supaya merasa lebih aman dan bebas melakukan ibadah kepada Allah. Petugas

itu mengatakan bahwa Dikyanus yang mereka takuti itu telah lama meninggal

dan sekarang negeri Uspus di bawah pemerintahan seorang raja yang beriman

kepada Allh SWT seperti para pemuda itu. Barulah ia merasa lega dan

mengatakan bahwa keenam orang temannya sedang bersembunyi di dalam goa.

Raja yang menerima laporan mengenai tujuh pemuda itu, merasa bersyukur

kepada Allah karena ia telah diberi kesempatan untuk menyaksikan secara

langsung kebenaran hari berbangkit serta keagungan dan kebesaran kekuasaan

Allah. Perihal ketujuh orang pemuda itu memang sudah menjadi legenda

penduduk kerajaan itu tentang keberanian mereka menentang kemauan raja

Dikyanus yang kejam. Maka Raja dan rakyat mengadakan penyambutan

keluarnya ketujuh pemuda itu dari dalam goa dengan meriah. Tidak lama

setelah penyambutan meriah itu, ketujuh pemuda goa itu tertidur kembali

dengan nyenyaknya untuk tidak bangun lagi selama-lamanya, karena kembali

kehadirat Allah SWT. Untuk memperingati dan menghormati para pemuda atas

ketabahan mereka dalam mempertahankan kebenaran serta keyakinan kepada

Allah, rakyat negeri Uspus membuat prasasti di depan mulut goa itu kemudian

terkenal dengan nama rakim.

Demikianlah kisah singkat tentang tujuh pemuda penghuni gua.

Adapun ibarat dan pelajaran yang dapat kita simpulkan dari kisah ini antara lain

:
1. Kita hendaknya tetap tabah dalam beriman kepada Allah walau
apapun yang menimpa diri kita.
2. Kiash-kisah yang tersebut dalam Al-Quran semuanya ebnar-benar
terjadi, bukan khayalan atau cerita bohong.
3. Allah Maha Kuasa untuk berbuat segala sesuatu menurut iradatnya.
4. Hari berbangkit itu benar-benar adanya dengan seluruh jiwa dan
raga.

Anda mungkin juga menyukai