Anda di halaman 1dari 5

5.

SUKSESI

5.1 PENGERTIAN SUKSESI


Dalam alam semesta dinamika yang terjadi adalah suatu kenyataan yang tidak
dapat diingkari, maka segala sesuatu yang sekarang ada sesungguhnya hanyalah
merupakan stadium dari deretan proses perubahan yang tidak pernah ada akhirnya.
Keadaan keseimbangan yang nampak begitu mantap hanya bersifat sementara dan
keadaan akan segera berubah jika salah satu dari komponennya mengalami
perubahan..
Lucy Braun (1956) mengatakan bahwa vegetasi merupakan sistem yang
dinamis, suatu scat menunjukkan perubahan, kemudian tenang (diam) dan perubahan
akan nampak jelas setelah mencapai keseimbangan. Yang sering terjadi yaitu bahwa
komunitas vegetasi sering tidak stabil tetapi berjalan melewati beberapa tahap
perkembangan dalam irama yang terbatas.
Beberapa defmisi suksesi :
1. Menurut Odum : Suksesi tanaman ialah urutan proses pergantian komunitas
tanaman di dalam satu kesatuan habitat.
2. Menurut Salisbury : Suksesi tanaman adalah kecenderungan kompetitif setiap
individu dalam setiap fase perkembangan sampai mencapai klimaks.
3. Menurut Clements Suksesi adalah proses alami dengan terjadinya koloni yang
bergantian, biasanya dari koloni sederhana ke yang lebih kompleks.
4. Odum menambahkan bahwa adanya pergantian komunitas cenderung untuk
mengubah lingkungan fisik sehingga menjadikan habitat di tempat tersebut
sesuai untuk komunitas lain sampai keseimbangan biotik dan abiotik tercapai.

5.2. TAHAPAN-TAHAPAN SUKSESI


Clements (1974) dalam Muller (1974) menambahkan, ada 6 (enam) sub
komponen dalam proses suksesi, yaitu :
1. Nudasi : terbukanya lahan yang baru
2. Migrasi : tersebarnya biji-biji
3. Eksesis : proses perkecambahan
4. Kompetisi : menyatakan adanya pergantian spesies
5. Reaksi : menyatakan perubahan habitat karena aktifitas spesies
6. Klimaks : tingkat komunitas yang paling stabil dan mantap

Universitas Gadjah Mada


Suksesi menurut gambaran umum dapat diartikan sebagai proses yang kompleks yang
meliputi permulaan, perkembangan dan akhirnya sampai pada kestabilan dan
kemantapan pada fase klimaks.

Klimaks ialah fase kematangan yang final, stabil memelihara diri, tahan terhadap
goncangan dari luar karena telah terbentuk kemantapan internalnya dan dapat
berproduksi sendiri dalam suatu perkembangan vegetasi.

Penyebab terjadinya suksesi


Ada beberapa faktor yang dapat menjadi penyebab terjadinya suksesi antara lain :
1. Iklim
Tumbuhan tidak akan tumbuh dengan teratur bila terdapat adanya variasi iklim
yang lebar dan terjadi dalam waktu yang lama. Perubahan keadaan iklim akan
mengakibatkan rusaknya vegetasi baik sebagian maupun seluruhnya. Pada akhirnya
suatu lahan yang kosong yang merupakan lahan baru akan berkembang menjadi lebih
baik, berkembang pula daya adaptasinya dan kemudian akan mengubah
kondisi/keadaan iklim. Beberapa keadaan misalnya kekeringan, hujan air, hujan salju
sering membawa keadaan yang tidak menguntungkan pada vegetasi.
2. Topografi
Perubahan kondisi tanah digolongkan menjadi dua :
Erosi, dapat terjadi karena angin, air dan hujan. Dalam proses erosi tanah akan
menjadi kosong, kemudian akan terjadi penyebaran biji oleh angin (migrasi) dan pada
akhirnya proses suksesi terjadi dari permulaan.
Pengendapan, pengendapan tanah disebabkan karena adanya arus yang kuat,
glasial, hujan salju dan pengelupasan tanah. Apabila pengendapan ini terjadi di suatu
tempat yang ada vegetasinya maka vegetasi tersebut dapat rusak, sehingga di tempat
tersebut akan dimulai suksesi dari permulaan.
3. Biotik
Adanya beberapa kehidupan dapat juga menyebabkan bencana bagi vegetasi.
Sebagai contoh pemotongan rumput yang berulang-ulang, penggembalaan ternak,
penebangan hutan untuk pertanian dll menyebabkan adanya pergantian vegetasi.

Universitas Gadjah Mada


5.3. MACAM SUKSESI
Berdasarkan path habitat alami maka suksesi dibedakan atas 2 (dua) macam
yaitu :
1. Suksesi primer : suksesi yang dimulai dari daerah yang betul-betul losong karena
tidak ada vegetasi. Kalaupun sebelumnya sudah ada vegetasi, vegetasi secara
keseluruhan rusakimati (karena tidak dapat beradaptasi) sehingga digantikan oleh
vegetasi baru.
2. Suksesi sekunder : suksesi yang terjadi pada habitat yang masih ada vegetasinya
walaupun sebagian, jadi masih ada vegetasi awal, vegetasi yang rusak hanya
sebagian. Proses ini disebut denudasi, dan dapat disebabkan oleh beberapa hal
misalnya kebakaran, angin kencang, hujan dll.

Terdapat beberapa macam suksesi :


Hidrosere adalah suksesi yang berkembang di habitat perairan biasanya disebut
dengan Hidrarch. Vegetasi yang sering berganti disini disebut hidrosere.
Halosere adalah suksesi yang dimulai dari tanah yang berkedar garam
Xerosere adalah suksesi vegetasi yang berkembang di daerah xeric atau kering, terdiri
dari psamosere (suksesi vegetasi yang dimulai dari daerah berpasir dan lithosere
(suksesi vegetasi yang dimulai dari batubatu karang.
Serule adalah suksesi untuk mikroorganisme (bakteri, fungi) pada sisasisa
produsen/konsumen.

Hidrosere
Suksesi ini tidak memerlukan komunitas aquatik untuk menuju ke perkembangan
komunitas daratan. Hidrosere hanya terjadi bila kelompok komunitas tumbuhan
menempati kolam buatan yang kecil dan dangkal, dan diikuti terjadinya erosi di tepi
kolam (danau). Dengan demikian batas air semakin kecil dan hilang setelah waktu
yang lama. Sebagai pelopor adalah tumbuhan air yang terendam, kemudian digantikan
tumbuhan terapung seperti eceng gondok, kemudian rumput rawa, rumput daratan
semak dan akhirnya pohon-pohon. Pada kolam eceng gondok berangsur angsur
menutup permukaan air, kemudian akumulasi seresah baru menumpuk di dasar kolam
dan lama kemudian mengubah kolam menjadi rawa dengan jenis tumbuhan barn yang
mematikan jenis tumbuhan sebelumnya Kemudian berangsur-angsur akan terbentuk
habitat yang lebih kering dengan aerasi yang lebih baik yang akhirnya akan terjadi
tanah yang cukup matang dan tebal.

Universitas Gadjah Mada


Xerosere
Suksesi xeric biasanya terjadi pada lahan yang tinggal batuan induk saja. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa tumbuhan yang mampu hidup disitu adalah
tumbuhan yang tahan kering dan mampu hidup di tanah miskin. Tumbuhan yang
merupakan pioneer adalah lumut kerak (lichenes) dalam bentuk lapisan kerak. Dalam
proses respirasi Lichens akan mengeluarkan CO2 dan bereaksi dengan H2O menjadi
Asam karbonat ini akan bereaksi dengan bahan-bahan batuan induk dan melepaskan
ikatan partikel batuan. Partikel batuan yang lepas akan bereaksi dengan sisa-sisa
Lichenes yang mengalami pembusukan. Dalam kondisi demikian dapat mengikat N
yang terbawa oleh air hujan. Keadaan seperti itu tidak sesuai lagi bagi kehidupan lumut
kerak sehingga lumut kerak akan mati, dan muncul vegetasi jenis lain yang dapat
beradaptasi pada keadaan tersebut. Misal Thallus (Thallophyta). Begitu seterusnya
vegetasi pertama akan memberikan pengaruh pada habitat yang tidak cocok untuk
dirinya sendiri tetapi cocok untuk vegetasi kedua sehingga dapat dibuat urut-urutan
proses tersebut :

Lumut kerak ----- lumut kerak berdaun ----- lumut rumput-rumputan (herbaceous) -----
semak-semak (shrubs) ----- pohon-pohon

Tentunya tidak semua proses suksesi xeric urutannya seperti tersebut diatas.
Kecenderungan yang penting dalam perkembangan suksesi adalah penutupan atau
pengetatan dari hara-hara utama, misalnya nitrogen, phosphor, dan kalsium. Sistem
yang telah mantap mempunyai kemampuan yang lebih besar untuk menangkap dan
mengikat pendauran dalam ekosistem, dibandingkan dengan sistem yang
berkembang. Pada sistem yang mantap hanya sedikit saja Kara yang hilang
dibandingkan sistem yang belum mantap.

Universitas Gadjah Mada


Gambar . Peristiwa Hidrosere

Keterangan:
A = tumbuhnya lumut kerak
B = semakin berlumut
C = tahap rumput-rumput
D = penuh rumput
E = semak belukar
E = komunitas mencapai klimaks

Gambar Peristiwa Lithosere

Universitas Gadjah Mada

Anda mungkin juga menyukai