Anda di halaman 1dari 3

I.

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Lingkungan merupakan hal yang penting untuk dijaga dan dilestarikan karena merupakan
tempat hidup semua makhluk hidup, baik manusia, hewan dan tumbuhan, Faktor biotik dan abiotik
sebagai Pemelihara. .Studi tentang lingkungan dan salah satunya adalah ekologi.
Ekologi disebut sebagai hal-hal yang saling mempengaruhi: segala jenis makhluk hidup
(tumbuhan, binatang, manusia) dan lingkungan (cahaya, suhu, curah hujan, kelembapan, topografi,
dsb). Keanekaragaan ekosistem alam dapat terbentuk secara alami dari masa ke masa dari ekosistem
sederhana menjadi keanekaragaman ekosistem yang sangat rumit dimana masing- masing ekosistem
mendukung ekosistem lain. Keanekaragaman ekosistem penting bagi kehidupan di dunia ini karena
menunjukkan evolusi, sebagai sumbangan pada kegembiraan ekosistem, pendukung budaya dan
perkembangan teknologi. serta sebagai sumber inspirasi dan kedamaian batin manusia (Suskiyanto,
2007)
Ekologi tanaman adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal bailk anatara tanaman
dengan lingkungannya. Tanaan membutuhkan sumberdaya kehidupan dari lingkungannya, dan
mempengaruhi lingkungan begitu juga sebaliknya lingkungan mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan tanaman (Harum, 2009: 1).
Komunitas merupakan kelompok organisme yang terdiri atas sejumlah jenis yang berbe- da,
yang secara bersama-sama menempati habitat atau area yang sama, dan terjadi interaksi melalui
hubungan trofik dan spatial (Lincoln et al. 1985). Komunitas juga diartikan sebagai kumpulan
populasi pada suatu area (Purnomo, 2011).
Ekosistem alami memiliki daya lenting atau resilience, yaitu kemampuan untuk bertahan dan
memulihkan diri ketika mengalami gangguan hingga kembali ke dalam kondisi keseimbangan
(Gunderson 2000). Ekosistem yang disebut klimaks, dikatakan bahwa dalam tingkat klimaks ini
komunitas telah mencapai homeostatis. Ini dapat diartikan bahwa komunitas sudah dapat
mempertahankan kestabilan internalnya sebagai akibat dari tanggap (response) yang terkoordinasi
dari komponen-komponennya terhadap setiap kondisi atau rangsangan yang cenderung mengganggu
kondisi atau fungsi normal komunitas. Jadi bila suatu komunitas telah mencapai klimaks, perubahan
yang searah tidak terjadi lagi, meskipun perubahan-perubahan internal yang diperlukan untuk
mempertahankan kehadiran komunitas berlangsung secara sinambung.

B. TUJUAN
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui tahap-tahap dan proses-proses suksesi yang terjadi
pada komunitas tumbuhan bawah sebelum dan sesudah diberi perlakukan.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Hutan sekunder adalah hutan yang tumbuh melalui suksesi sekunder alami pada lahan
hutan yang telah mengalami gangguan yang berat, seperti lahan bekas perladangan berpindah
atau untuk pertanian menetap, peternakan dan pertambangan (Nuharuddin, 2006).
Suksesi ekologi adalah suatu konsep yang mendasar dalam ekologi, yang merujuk pada
perubahan-perubahan berangkai dalam struktur dan komposisi suatu komunitas ekologi yang
dapat diramalkan. Suksesi dapat terinisiasi oleh terbentuknya formasi baru suatu habitat yang
sebelumnya tidak dihuni oleh mahluk hidup ataupun oleh adanya gangguan terhadap komunitas
hayati yang telah ada sebelumnya oleh kebakaran, badai, maupun penebangan hutan. Kasus yang
pertama sering disebut juga sebagai suksesi primer, sedangkan kasus kedua disebut sebagai
suksesi sekunder (Sutomo, 2009).
Suksesi merupakan hasil dari tumbuhan itu sendiri, dalam arti bahwa tumbuhan yang
berbeda dalam daerah itu pada waktu tertentu mengubah lingkungannya, yang terdiri dari tanah,
tumbuhan dan iklim makro yang berda di atasnya, sedemikian rupa sehingga membuat cocok
untuk jenis yang lain daripada bagi tumbuhan itu sendiri (Sutanto, 2002:2).
Prinsip dasar dalam suksesi adalah adanya serangkaian perubahan komunitas tumbuhan
bersamaan dengan perubahan tempat tumbuh. Perubahan ini terjadi secara berangsur-angsur dan
melaui beberapa tahap dari komunitas tumbuhan sederhana sampai klimaks. Selanjutnya
dinyatakan bahwa umumnya suksesi hutan akan bertambah keanekaragamannya seiring dengan
waktu (Mukhtar, 2012).

Jenis - Jenis Suksesi


Menurut wanggai (2009) suksesi dapat dibedakan menjadi dua tipe, yaitu suksesi primer
dan suksesi sekunder.
1. Suksesi primer
Suksesi primer adalah perkembangan tumbuhan secara gradual pada suatu daerah yang
sama sekali belum ada vegetasi hingga mencapai keseimbangan atau klimaks. Suksesi ini dikenal
dengan suksesi autogenik karena muncul pada kondisi dengan faktor-faktor lingkungan yang
dominan mempengaruhi pertumbuhan individu dalam komunitas tumbuh-tumbuhan tersebut.
2. Suksesi sekunder
Suksesi sekunder ini muncul pada daerah yang sebelumnya ada vegetasi, baik sebagian
maupun hampir seluruhnya telah rusak. Suksesi ini dikenal dengan istilah alogenik (allogenik
sucsesion) karena berbagai faktor secara terpisah mempengaruhi tiap individu tumbuhan dan
habitatnya sehingga turut mempengaruhi perubahan dalam perkembangan komunitas vegetasi
tersebut secara keseluruhan (misalnya kebakaran, perladangan, larva gunung berapi, atau
serangan hama dan penyakit secara periodik). Proses suksesi sekunder relatif sama dengan yang
terjadi pada suksesi primer. Perbedaannya terletak pada keadaan kerusakan dan kondisi awal
dari habitatnya. Terjadinya gangguan menyebabkan komunitas alami tersebut rusak baik secara
alami maupun buatan, dimana gangguan tersebut tidak merusak total komunitas dan tempat
hidup organisme substrat lama, masih ada komunitas awal yang tersisa.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Laju Suksesi
Menurut Muhartini (2003) Ada beberapa faktor yang dapat menjadi penyebab terjadinya
suksesi antara lain :
1. Iklim
Tumbuhan tidak akan tumbuh dengan teratur bila terdapat variasi iklim yang lebar dan
terjadi dalam waktu yang lama. Perubahan keadaan iklim akan mengakibatkan rusaknya
vegetasi baik sebagian maupun seluruhnya. Pada akhirnya suatu lahan yang kosong yang
merupakan lahan baru akan berkembang menjadi lebih baik, berkembang pula daya adaptasinya
dan kemudian akan mengubah kondisi/keadaan iklim. Beberapa keadaan misalnya kekeringan,
hujan dan salju sering membawa keadaan yang tidak menguntungkan bagi vegetasi.
2. Topografi
Perubahan kondisi tanah digolongkan menjadi dua yaitu erosi dan pengendapan. Erosi,
dapat terjadi karena angin, air dan hujan. Dalam proses erosi tanah akan menjadi kosong,
kemudian akan terjadi penyebaran biji oleh angin (migrasi) dan pada akhirnya proses suksesi
terjadi dari permulaan. Pengendapan, pengendapan tanah disebabkan karena adanya arus yang
kuat, glasial, hujan salju dan pengelupasan tanah. Apabila pengendapan ini terjadi disuatu
tempat yang ada vegetasinya maka vegetasi tersebut dapat rusak, sehingga di tempat tersebut
akan dimulai suksesi dari permulaan.
3. Biotik
Adanya beberapa kehidupan dapat juga menyebabkan bencana bagi vegetasi. Sebagai
contoh pemotongan rumput yang berulang-ulang, penggembalaan ternak, penebangan hutan
untuk pertanian dll menyebabkan adanya pergantian vegetasi.
Menurut Setiowati dkk (2007) laju proses suksesi dalam suatu ekosistem dipengaruhi
oleh beberapa faktor berikut :
1. Luas komunitas asal yang rusak karena gangguan.
2. Jenis-jenis tumbuhan yang terdapat di sekitar komunitas yang terganggu.
3. Kehadiran pemencar benih.
4. Iklim, terutama arah dan kecepatan angina yang membantu penyebaran biji, spora dan
benih serta curah hujan.
5. Jenis substrat baru yang terbentuk
6. Sifat – sifat jenis tumbuhan yang ada di sekitar tempat terjadinya suksesi.

Seperti yang telah dijelaskan dalam Al - Quran surat Al - An’am ayat 99 bahwasannya :

ٍ ‫ك لَ ُك ْم فِي َها ُس ُباًل َوَأ ْن َز َل م َِن ال َّس َما ِء َما ًء َفَأ ْخ َرجْ َنا ِب ِه َأ ْز َواجً ا مِنْ َن َبا‬
‫ت َش َّت ٰى‬ َ ْ‫الَّذِي َج َع َل لَ ُك ُم اَأْلر‬
َ َ‫ض َم ْه ًدا َو َسل‬

Artinya: Yang telah menjadikan bagimu bumi sebagai hamparan dan Yang telah menjadikan
bagimu di bumi itu jalan-ja]an, dan menurunkan dari langit air hujan. Maka Kami tumbuhkan
dengan air hujan itu berjenis-jenis dari tumbuh-tumbuhan yang bermacam-macam.

Anda mungkin juga menyukai