Metodologi Feasibiliti Study
Metodologi Feasibiliti Study
Berdasarkan pada ruang lingkup dari studi, maka disusun suatu metodologi pendekatan yang
diharapkan dapat mencapai maksud dan tujuan yang tercantum dalam kerangka acuan kerja (Term
of Reference).
Untuk memenuhi target waktu dan substansi yang disyaratkan maka kegiatan dalam studi ini
dapat dilihat pada Gambar 3.1. Secara umum tahapan pelaksanaan pekerjaan studi ini terdiri dari:
Tahap Persiapan, Tahap Pengumpulan Data, Tahap Analisis, dan Tahap Finalisasi.
Penyusunan tahapan pekerjaan ini disesuaikan dengan kebutuhan pelaporan, di mana tujuan dari
setiap tahapan adalah sebagai berikut:
(1) Tahap Persiapan, ditujukan untuk menyelesaikan masalah administrasi dan menyiapkan
kerangka pelaksanaan studi berupa pemantapan metodologi, rencana dan persiapan survey,
kajian literatur, kajian studi terdahulu dan pengenalan awal wilayah studi. Hasil Tahap
Persiapan ini akan disampaikan pada Laporan Pendahuluan.
(2) Tahap Pengumpulan Data, ditujukan untuk memperoleh data sekunder maupun primer
yang dibutuhkan dalam kegiatan analisis kelayakan penanganan/pengembangan jalan lintas
utara-timur, barat-selatan dan tengah Propinsi ........................... Hasil pengumpulan data dan
analisis awalnya akan disampaikan pada Laporan Antara.
(3) Tahap Analisis, ditujukan untuk menghasilkan kelayakan dan konsep rencana
penanganan/peningkatan pada beberapa ruas jalan yang sudah ditentukan di Propinsi
..........................Hasil tahap analisis dan perencanaan ini akan disampaikan pada
Laporan Akhir Sementara.
(4) Tahap Finalisasi Studi, ditujukan untuk melengkapi laporan studi sesuai dengan hasil diskusi
dengan pihak pemberi kerja dan masukan dari berbagai instansi untuk dijadikan hasil akhir
dari studi ini. Hasil Tahap Finalisasi Studi ini akan disampaikan pada Laporan Akhir.
Tahapan-tahapan tersebut merupakan kesatuan sistem yang harus dikerjakan secara cermat dan
akurat, sehingga akan dicapai suatu hasil studi yang optimal. Secara keseluruhan metodologi
pelaksanaan pekerjaan Studi Kelayakan Jalan
III-1
Lintas Utara-Timur, Barat-Selatan dan Tengah di Provinsi Nanggroe Aceh
Darussalam, dapat dijelaskan pada Gambar 3.1. berikut ini.
Persiapan
- Administrasi dan personel
- Pemantapan metodologi, rencana kerja
Tahap Persiapan
Kompilasi Data
Laporan
Antara
Analisis
- Analisis Kondisi Eksisting
- Analisis dan Peramalan Lalu Lintas
- Penyusunan Program Penanganan Jalan
Analisis
Kesimpulan dan
Rekomendasi
Draft
Laporan
Akhir
Finalisasi
Finalisasi Studi
- Penyempurnaan Laporan
- Pembuatan Resume
Studi
Laporan
Akhir
Gambar 3.1 Metodologi Pelaksanaan Pekerjaan
III-2
3.2 Metodologi Teknis
Selain alur pelaksanaan pekerjaan yang disampaikan pada Gambar 3.1, alur pemikiran secara
metodologis untuk menyelesaikan pekerjaan perlu juga disusun untuk menterjemahkan keterkaitan
antara beberapa variabel yang digunakan untuk analisis kelayakan penanganan beberapa ruas jalan
di Propinsi .......................... (..........................). Gambar 3.2 menyampaikan metodologi teknis yang
digunakan
dalam studi ini.
KONSEP DAN
RENCANA DAN PENGEMBANGAN PREDIKSI
KEBIJAKAN (FORECASTING)
Pola tata ruang masa
Rencana tata ruang datang Prediksi permintaan
(Prop., Kab/Kota) perjalanan masa datang
Review
Secara teknis metodologi yang dikembangkan akan mengaitkan antara variabel sistem transportasi
dan tata ruang wilayah ke dalam bentuk model. Model yang digunakan adalah model perencanaan
transportasi empat tahap (lihat sub bab
3.7). Kalibrasi model dilakukan dengan menggunakan data kondisi jaringan transportasi, sosio-
ekonomi dan kependudukan, serta pola tata ruang eksisting di Propinsi .......................... (..........................).
Dari hasil kalibrasi diperoleh beberapa model yang diperlukan untuk prediksi permintaan
perjalanan dan kinerja sistem transportasi di masa datang.
Prediksi pola tata ruang di masa datang dilakukan dengan menggunakan data rencana tata ruang
wilayah yang diperoleh dari dokumen yang ada. Sedangkan konsep penanganan ruas jalan yang
berisi indikator kinerja jaringan, dan standar penyediaan sarana dan prasarana transportasi
diperoleh dari sejumlah peraturan terkait. Konsep dan pola penanganan ini akan menjadi masukan
dalam mengembangkan alternatif solusi yang memungkinkan.
Hasil simulasi jaringan berupa indikator lalulintas (kecepatan, waktu perjalanan, volume) serta
indikator ekonomi (biaya dan manfaat) akan digunakan untuk melakukan analisis kelayakan
penanganan ruas jalan yang ada. Sebagai langkah terakhir, penyusunan rekomendasi akan
merupakan kesimpulan dari analisis kelayakan penanganan yang diusulkan untuk menentukan
prioritas dan kebijakan pendukung dalam pelaksanaannya.
Persiapan studi dimaksudkan agar seluruh kegiatan yang akan dikerjakan konsultan terencana
dengan baik dan kelancaran pekerjaan juga terjaga. Persiapan yang baik merupakan langkah
penting untuk menentukan kelancaran jadwal pelaksanaan dan keberhasilan suatu pekerjaan. Di
dalam tahap persiapan ini dilakukan beberapa kegiatan sebagai awal dari seluruh rangkaian
kegiatan yang direncanakan. Hasil tahap persiapan ini akan sangat mempengaruhi proses yang
dilakukan dalam tahap-tahap selanjutnya.
Secara umum terdapat 4 kegiatan utama di dalam tahap persiapan ini, yakni:
1. Pemantapan metodologi
Maksud dari kegiatan ini adalah:
a. Merencanakan secara lebih detail tahap-tahap pelaksanaan kegiatan berikutnya, untuk
mengefisienkan penggunaan waktu dan sumber daya.
b. Menetapkan metoda dan analisis yang akan digunakan dalam studi ini, hal ini penting
untuk ditetapkan karena akan mempengaruhi kebutuhan data, penyediaan waktu analisis,
dan kualitas hasil penelitian secara keseluruhan.
2. Studi literatur
Kegiatan ini berguna untuk:
a. Menelaah sejumlah metoda pelaksanaan studi sistem jaringan transportasi terpadu yang
pernah dilakukan di beberapa lokasi kajian yang berbeda.
b. Memaksimalkan kemungkinan penggunaan data dan model yang pernah dikembangkan
di wilayah studi yang sama (Propinsi ..........................) untuk
memperkaya bahasan dan validasi dari model yang dikembangkan dalam studi.
3. Review peraturan terkait
Kegiatan ini bermanfaat untuk:
a. Melakukan review terhadap peraturan-peraturan/kebijakan-kebijakan mengenai
transportasi, khususnya transportasi jalan di Provinsi .......................... (..........................) maupun
nasional,
b. Mengetahui rencana tata ruang baik dalam skala nasional, propinsi, maupun
Kabupaten/Kota sebagai masukan dalam pengembangan model dan alternatif sistem
jaringan yang dikembangkan.
4. Persiapan survei
Persiapan survai, untuk kemudahan dalam pelaksanaan di lapangan disusun pada tahap persiapan.
Pada kegiatan persiapan ini dilakukan beberapa kegiatan sebagai berikut:
Identifikasi titik-titik survai
Estimasi kebutuhan personil
Rencana jadual pelaksanaan survai
Mengingat data hasil survai menjadi basis data dalam melakukan analisis maka untuk menjamin
baiknya rekomendasi yang dihasilkan data ini harus baik.
Pada tahap ini akan dilakukan pengumpulan data, baik data dari sumber sekunder (instansi terkait)
maupun data primer yang diperoleh dari survey di lapangan. Pada dasarnya pengumpulan data
diusahakan semaksimal mungkin dari data sekunder, di mana pelaksanaan survey primer hanya
dilakukan untuk melengkapi dan memperbarui data-data yang ada.
Perancangan pengumpulan data meliputi penelaahan mengenai maksud dan tujuan pengumpulan
data, klasifikasi data yang akan dikumpulkan, perencanaan detail survey, penentuan lokasi dan
waktu pengumupulan data dan sebagainya. Hal ini dimaksudkan agar pengumpulan data yang akan
dilakukan menjadi efektif dan efesien.
Persiapan survey ini dilakukan untuk merencanakan secara detail pelaksanaan survey yang
berkaitan dengan:
Pemilihan metoda survey,
Penyiapan formulir survey sesuai dengan metoda survey yang digunakan,
Penyiapan sumber daya survey (surveyor dan keperluan alat) dan penyusunan jadual
pelaksanaan survey,
Pada dasarnya data dapat terbagi dalam 2 (dua) macam, yakni data sekunder dan data survai
lapangan. Tabel 3.1 menampilkan kebutuhan data sekunder yang diperlukan dalam studi ini.
Pengumpulan data dilakukan dengan dua cara yakni survei sekunder dan survei primer.
Adapun metoda pelaksanaan survei tersebut dijelaskan sebagai berikut:
1. Survei Sekunder
Survei sekunder dilakukan dengan mendatangi instansi terkait untuk meminta sejumlah
dokumentasi data dari institusi pengelola sistem transportasi, perencana tata ruang, dan
sejumlah instansi lain yang dapat menyediakan data yang berkaitan dengan pelaksanaan studi.
Data-data yang diperoleh melalui survei sekunder ini dapat dilihat pada Tabel 3.1.
2. Survei Primer
Akurasi data sekunder yang ada kadang-kadang masih belum meyakinkan. Keterbatasan dari
data sekunder yang ada belum dapat menggambarkan kondisi yang ada saat ini. Hal ini
menyebabkan kebutuhan data primer yang mutakhir menjadi sangat diperlukan. Kegiatan
survai lapangan merupakan pencarian data primer paling mutakhir. Survai tersebut harus
mewakili kenyataan dan kondisi yang ada, sehingga volume survei juga harus mewakili
responden dan obyek yang representatif. Dalam studi ini, survei primer dilakukan dengan
cara pengamatan secara langsung di lapangan, yakni survei lalu lintas (traffic count) dan survei
kondisi koridor ruas jalan kajian.
Data-data yang dikumpulkan diatas diperlukan dalam analisis studi kelayakan penanganan jalan di
Propinsi .......................... (..........................). Adapun secara umum data-data tersebut diperlukan dan
digunakan dalam analisis sebagai berikut.
Data kondisi tata ruang eksisting, rencana tata ruang, jaringan jalan, hasil studi terdahulu dan data
sosial ekonomi akan digunakan dalam melakukan pemodelan transportasi. Pemodelan transportasi
ini mencakup analisis kondisi eksisting jaringan jalan serta evaluasi kinerja jaringan. Pemodelan
ini dilakukan dalam skala jaringan jalan secara keseluruhan di Propinsi .......................... (..........................).
Adapun data-data yang diperoleh dari survai lapangan dilakukan untuk melakukan analisis detail
pada ruas jalan yang ditinjau dalam studi ini.
Dari survai lalu-lintas selanjutnya diolah sehingga diperoleh volume dan komposisi kendaraan di
wilayah studi dalam besaran jam puncak dan Lintas Harian Rata-rata (LHR). Pada tahap ini
dilakukan juga penyusunan database jaringan jalan sebagai masukan paket program simulasi model
jaringan jalan.
Dengan data asal tujuan yang diperoleh sebelumnya dan dengan data volume lalu- lintas (dalam
smp/jam puncak) selanjutnya dibentuk Matriks Asal Tujuan perjalanan (dalam smp/jam
puncak). Matriks ini dibebankan dalam jaringan eksisting sehingga diperoleh kinerja (performance)
ruas-ruas jalan di Propinsi .......................... (..........................).
3.5.1 Evaluasi Kinerja Jaringan Eksisting
Evaluasi ini dilakukan dengan melakukan simulasi jaringan jalan dengan membebankan Matriks
Asal Tujuan ke sistem jaringan jalan yang telah ditetapkan sebelumnya. Penjelasan tentang
pemodelan ini diberikan pada sub-bab tersendiri dalam bab ini.
Dengan gambaran penyebab permasalahan dari analisis sebelumnya selanjutnya akan ditemukan
serangkaian alternatif solusi penanganan. Berdasarkan alternatif ini selanjutnya diberikan ke
jaringan dengan melakukan simulasi jaringan jalan. Parameter kinerja yang dihasilkan (waktu
tempuh, kecepatan, vcr) dibandingkan terhadap kondisi eksisting.
Pekerjaan yang akan dilakukan pada tahap ini berdasarkan hasil analisis serta peramalan lalu lintas
meliputi:
Pada studi kelayakan penanganan jalan lintas lintas utara-timur, barat-selatan dan tengah
Provinsi .......................... (..........................) ini dilakukan evaluasi ekonomi. Evaluasi ekonomi diharapkan
akan memberikan parameter kinerja seperti BCR, NPV dan IRR. Besaran ini secara nyata cukup baik
dalam mengambil keputusan apakah suatu penyediaan prasarana jalan layak dilaksanakan.
Sesuai dengan sifatnya, maka jaringan jalan lintas utara-timur, barat-selatan dan tengah Provinsi
.......................... (..........................) yang direncanakan tidak bisa ditinjau kelayakannya dari sisi potensi
pengusahaannya atau dikenal dari sisi finansial (financial feasibility), hal ini karena penggunaan
jalan ini berbeda dengan jalan tol yang harus membayar.
Analisis kelayakan ekonomi dalam studi ini dilakukan dalam konteks untuk mengetahui seberapa
besar manfaat atau keuntungan yang diperoleh jika dalam suatu jaringan jalan (dalam hal ini
jaringan penanganan jalan lintas utara-timur, barat-selatan dan tengah Provinsi ..........................
(..........................) yang dimodelkan) akan dibangun. Hasil analisis kelayakan ini akan sangat
menentukan dalam pengambilan keputusan mengenai bagaimana tahapan pengembangan jaringan
penanganan jalan lintas utara-timur, barat-selatan dan tengah Provinsi .......................... (..........................)
ini akan dikembangkan.
Seiring dengan berjalannya waktu maka konsultan akan mempresentasikan hasil kerja yang telah
diperolehnya dan dari diskusi tersebut diharapkan akan memperoleh masukan dari instansi
terkait maupun dari pihak pemberi pekerjaan itu sendiri. Masukan tersebut dan berbagai koreksi
didalamnya disusun menjadi sebuah rekomendasi penanganan jalan lintas utara-timur, barat-
selatan dan tengah Provinsi .......................... (..........................).
Pemodelan transportasi jalan digunakan untuk memprediksi kondisi jaringan jalan di wilayah
studi baik dengan dan tanpa adanya penanganan. Indikator lalu lintas yang diprediksi dari model
transportasi jalan seperti arus lalu lintas ruas, kecepatan ruas, dan waktu perjalanan, akan
digunakan sebagai basis untuk melakukan kajian kinerja alternatif penanganan yang diusulkan
dan untuk menganalisis kebutuhan
manajemen lalu lintas ataupun perbaikan geometrik ruas dan simpang jalan akibat berubahnya pola
lalu lintas.
Dengan kata lain, proses pemodelan transportasi dalam studi ini ditujukan untuk membentuk
model yang baik dan menggunakannya untuk mengevaluasi kinerja penanganan jaringan jalan.
Untuk keperluan tersebut maka detail dan luas wilayah studi harus dijaga seoptimal mungkin agar
mampu memberikan gambaran prediksi yang layak. Proses logis dalam melakukan pemodelan
transportasi secara umum dilakukan sesuai dengan bagan alir yang disampaikan pada Gambar 3.3.
Gambar tersebut memperlihatkan bahwa dalam proses studi setidaknya terdapat tiga jenis data
yang dibutuhkan yakni data jaringan untuk pembentukan model atau disebut dengan data
tahun dasar (base year data), data untuk validasi (validation data), dan data untuk simulasi model
yang diprediksi pada beberapa tahun tinjauan (predicted data). Base year data dan validation data
dapat diperoleh dari survey (sekunder ataupun primer), sedangkan predicted data hanya dapat
diperoleh dengan meramalkannya dengan dasar data yang ada saat ini dan
pengaruh faktor-faktor perubahan di masa datang.
Data tahun dasar
Spesifikasi model
Data prediksi
Variabel model
Simulasi Out put model
Validasi data
Model perencanaan transportasi empat tahap merupakan pilihan konsep pemodelan yang paling
sering digunakan dalam berbagai studi transportasi di Indonesia, karena selain kemudahannya
juga kemampuannya dalam menggambarkan berbagai interaksi antara sistem transportasi dan
tata ruang di wilayah studi.
Secara umum model ini merupakan gabungan dari beberapa seri submodel yang masing-masing
harus dilakukan secara berurutan, yakni: bangkitan perjalanan,
sebaran perjalanan, pemilihan moda, dan pemilihan rute. Struktur umum konsep model perencanaan
transportasi empat tahap ini disajikan pada Gambar 3.4.
Pendekatan model dimulai dengan menetapkan sistem zona dan jaringan jalan, termasuk di
dalamnya adalah karakteristik populasi yang ada di setiap zona. Dengan menggunakan
informasi dari data tersebut kemudian diestimasi total perjalanan yang dibangkitkan dan/ atau
yang ditarik oleh suatu zona tertentu (trip ends). atau disebut dengan proses bangkitan
perjalanan (trip generation). Tahap ini akan menghasilkan persamaan trip generation yang
menghubungkan jumlah perjalanan dengan karakteristik populasi serta pola dan intensitas tata
guna lahan di zona yang bersangkutan.
Selanjutnya diprediksi dari/ kemana tujuan perjalanan yang dibangkitkan atau yang ditarik oleh
suatu zona tertentu atau disebut tahap distribusi perjalanan (trip distribution). Dalam tahap ini
akan dihasilkan matriks asal-tujuan (MAT). Pada tahap pemilihan moda (modal split) MAT
tersebut kemudian dialokasikan sesuai dengan moda transportasi yang digunakan para pelaku
perjalanan untuk mencapai tujuan perjalanannya. Dalam tahap ini dihasilkan MAT per moda.
Terakhir, pada tahap pembebanan (trip assignment) MAT didistribusikan ke ruas- ruas jalan yang
tersedia di dalam jaringan jalan sesuai dengan kinerja rute yang ada. Tahap ini menghasilkan
estimasi arus lalu lintas di setiap ruas jalan yang akan menjadi dasar dalam melakukan analisis
kinerja.
Dengan melihat proses di atas maka secara garis besar proses analisis transportasi jalan terdiri atas
beberapa kegiatan utama, yaitu: penetapan wilayah studi, analisis sistem jaringan, analisis
kebutuhan pergerakan, dan analisis sistem pergerakan. Dalam beberapa butir berikut ini
disampaikan bahasan mengenai setiap tahap pemodelan transportasi yang dilakukan.
Data sistem zona
Data jaringan
Model bangkitan wilayah studi
transportasi
perjalanan
Karakteristik populasi
Produksi perjalanan dan tata ruang zona
(trip ends) per zona
Biaya perjalanan antar
zona (aksesibilitas)
Model sebaran
perjalanan
Analisis lanjutan
- Batas wilayah studi dapat berupa batas administratif, batas alam (sungai, gunung, dsb.),
atau batas lainnya (seperti : jalan, rel kereta api, dll.)
- Wilayah studi dibagi-bagi ke dalam zona, dimana jumlah zona menentukan tingkat
kedalaman analisis. Makin banyak zona, makin detail analisis yang diperlukan.
- Pembagian zona dapat didasarkan kepada perwilayahan administratif, kondisi alam
(dibatasi oleh sungai, gunung, dsb.), atau berdasarkan tata guna lahan.
- Sistem zona ini digunakan sebagai dasar pergerakan
Pada Gambar 3.5 berikut disajikan contoh representasi wilayah studi di dalam model
transportasi:
CENTROID ( NO. ZONA )
GATEWAY ZONA
1
RUAS/LINK
4
3
CENTROID
CONNECTOR
5
6
NODE
CORDON LINE
Data jaringan transportasi jalan eksisting disusun sesuai format yang diperlukan.
Adapun penyusunan database jaringan jalan tersebut dilakukan untuk 2 (dua) kondisi yaitu :
Proyeksi bangkitan/ tarikan masing-masing zona pada masa yang akan datang diperoleh
dengan menggunakan model bangkitan/ tarikan yang telah diperoleh dengan input
parameter sosio ekonomi hasil proyeksi.
Pemodelan distribusi perjalanan dilakukan dengan model ME2 (Matrix Estimation from
Traffic Count) dan model pembebanan dilakukan dengan model equilibrium jaringan.
Data survey asal tujuan dan MAT yang sebelumnya pernah dibentuk untuk wilayah studi akan
menjadi pola dasar atau prior matriks yang akan menjadi panutan pola perjalanan dari
update matriks dalam ME2 menggunakan data hasil survey arus lalu lintas Tahun 2006.
Dengan metodologi ini akan diperoleh MAT wilayah studi pada Tahun 2006.
MAT perjalanan hasil model ME2 akan dibebankan ke dalam jaringan jalan sehingga diperoleh
volume arus lalu lintas, kecepatan, dan waktu perjalanan dalam sistem. Data karakteristik lalu
lintas baik saat ini maupun di masa mendatang merupakan masukan utama dalam proses
analisis, baik analisis ekonomi/ finansial, dari penanganan jalan lintas utara-timur, barat-selatan
dan tengah Provinsi .......................... (..........................) yang direncanakan.
MAT perjalanan Data Jaringan
N
P
U
T
Pemilihan Rute
O
U
Arus, kecepatan, waktu T
P
U
Analisis T
Dalam hal ini indikator kinerja sebagai penanganan jalan lintas utara-timur, barat- selatan dan
tengah Provinsi .......................... (..........................) bagi jaringan jalan di wilayah studi diwakili oleh
beberapa parameter yang diperbandingkan antara kondisi tanpa (without) dan dengan (with)
pengembangan. Adapun indikator lalu lintas yang digunakan adalah:
- Waktu perjalanan sistem: yang menunjukkan total konsumsi waktu perjalanan yang
digunakan oleh seluruh pengguna jalan di wilayah studi dari setiap asal tujuan.
- Jarak atau Panjang perjalanan sistem: yang menunjukkan total jarak atau panjang
perjalanan yang ditempuh oleh seluruh pengguna jalan di wilayah studi dari setiap asal tujuan.
- Kecepatan Rata-rata: yang menunjukkan rata-rata kecepatan dari seluruh ruas jalan yang ada
di wilayah studi.
1. Kelayakan Ekonomi, yaitu kelayakan dari nilai-nilai ekonomi yang ditimbulkan oleh suatu
penanganan,
2. Kelayakan Finansial, yaitu kelayakan dari nilai-nilai finansial yang ditimbulkan suatu
penanganan.
3.8.1 Perbedaan Evaluasi Kelayakan Ekonomi dan Finansial
Dalam melakukan analisis kelayakan secara Ekonomi dan Finansial terdapat beberapa prinsip dasar
yang membedakan kedua sudut pandang evaluasi ini. Tabel
3.3 menjelaskan perbedaan tersebut. Dengan asumsi bahwa penanganan jalan lintas ini
investasinya akan melibatkan pihak swasta, maka rencana ini harus layak secara finansial.
Sedangkan dari sisi pemerintah, maka penanganan/pengembangan suatu jaringan jalan, baik itu
dilakukan sendiri oleh pemerintah ataupun didelegasikan kepada swasta, harus tetap memberikan
nilai manfaat kepada masyarakat, sehingga rencana ini juga harus layak dari sisi ekonomi.
Sedangkan dari sudut investor swasta memandang bahwa biaya yang dikeluarkannya harus kembali
dalam bentuk nilai uang (dan berbagai kompensasinya). Dalam hal ini komponen biaya dianggap
sebagai jumlah nilai uang yang harus dikeluarkan oleh investor untuk biaya konstruksi (capital),
operasi, dan pemeliharaan sistem yang dikelolanya. Sedangkan komponen pengembalian biaya
diperoleh dari jumlah nilai uang yang mereka peroleh dari pengguna fasilitas jalan
tol, serta kemungkinan kompensasi lainnya (hak penggunaan lahan, hak pengusahaan di area
layanan, dan lain-lain).
SIMULASI JARINGAN
JALAN
Estimasi Estimasi
biaya biaya
ekonomi finansial
Analisis Analisis
Pendapatan Manfaat ekonomi kelayakan kelayakan
ekonomi finansial
Dari Gambar 3.7 terlihat bahwa proses analisis kelayakan dilakukan dalam 3 tahapan, yakni (1)
proses estimasi biaya ekonomi/ finansial (biaya konstruksi, operasi, dan pemeliharaan).
Sedangkan proses (2) adalah melakukan estimasi manfaat ekonomi yang dihasilkan dari proses
simulasi jaringan jalan dengan dan tanpa adanya penanganan jalan lintas utara-timur, barat-
selatan dan tengah Provinsi .......................... (..........................) pada tahun-tahun tinjauan. Setelah kedua
proses tersebut dilakukan, maka selanjutnya dalam proses (3) dilakukan analisis kelayakan untuk
mengeluarkan sejumlah indikator kelayakan seperti EIRR/FIRR, NPV, dan BCR.
3.9 Estimasi Komponen Biaya dan Manfaat
Komponen biaya (cost components) penanganan jalan lintas utara-timur, barat- selatan dan tengah
Provinsi .......................... (..........................) yang dipertimbangkan dalam analisis kelayakan adalah sebagai
berikut:
Komponen Manfaat (benefit/ revenue components) penanganan jalan lintas lintas utara-timur, barat-
selatan dan tengah Provinsi .......................... (..........................) yang dipertimbangkan dalam analisis
kelayakan adalah sebagai berikut.
Net Present Value adalah selisih antara Present Value Benefit dikurangi dengan Present Value Cost.
Hasil NPV dari suatu proyek yang dikatakan layak secara finansial adalah yang menghasilkan nilai
NPV bernilai positif. Dalam hal ini semua rencana akan dilaksanakan apabila NPV > 0, atau
persamaan di atas memenuhi:
Hal tersebut berarti bahwa pembangunan konstruksi jalan akan memberikan keuntungan, dimana
benefit/ cash flow positif akan lebih besar dari pada cost/ cash flow negatif.
Internal Rate of Return ( IRR )adalah besarnya tingkat suku bunga pada saat nilai NPV = 0. Nilai IRR
dari suatu proyek harus lebih besar dari nilai suku bunga yang berlaku atau yang ditetapkan dipakai
dalam perhitungan kelayakan proyek. Nilai ini
digunakan untuk memperoleh suatu tingkat bunga dimana nilai pengeluaran sekarang bersih (NPV)
adalah nol. Perhitungan untuk dapat memperoleh nilai IRR ini dilakukan dengan cara coba-coba
(trial and error). Persamaan umum untuk
metoda ini adalah sebagai berikut:
i=0
Jika nilai IRR lebih besar dari discount rate yang berlaku, maka proyek mempunyai keuntungan
ekonomi dan nilai IRR pada umumnya dapat dipakai untuk membuat rangking bagi usulan-usulan
proyek yang berbeda.
Benefit Cost Ratio adalah Perbandingan antara Present Value Benefit dibagi dengan Present Value
Cost. Hasil BCR dari suatu proyek dikatakan layak secara finansial bila nilai BCR adalah lebih
besar dari 1. Nilai ini dilakukan berdasarkan nilai sekarang, yaitu dengan membandingkan selisih
manfaat dengan biaya yang lebih besar dari nol dan selisih manfaat dan biaya yang lebih kecil dari
nol. Persamaan umum untuk metoda ini adalah sebagai berikut:
Nilai B/Cnet yang lebih kecil dari satu menunjukkan investasi yang buruk. Hal ini menggambarkan
bahwa keuntungan yang diperoleh oleh pemakai jalan lebih kecil daripada investasi yang diberikan
pada penanganan jalan.