Anda di halaman 1dari 11

Soal Uraian Pendidikan Kewarganegaraan

Untuk memantapkan pengetahuan yang telah anda pelajari, kerjakanlah soal berikut ini.!

1. Jelaskan konsekuensi Yuridis dari hakikat Pancasila sebagai dasar Negara.!


2. Jelaskan mengapa ideologi Pancasila dipersepsikan sebagai ideologi persatuan.!
3. Sebagai warga Negara yang baik, hendaknya turut berpartisipasi dalam menekan dan
menanggulangi masalah global warming dengan cara menjaga dan melestarikan
lingkungan. Berikan 3 contoh yang bisa diterapkan di SD.!
4. Jelaskan tentang pilar-pilar demokrasi.!
5. Berikan contoh wujud semangat kebangsaan dan perilaku cinta tanah air.!
6. Berikan contoh implementasi bela Negara sesuai ketentuan hukum di Indonesia.!
7. Jelaskan prinsip pelaksanaan HAM dalam kehidupan bermasyarakt, berbangsa, dan
bernegara di Indonesia.!
8. Sebutkan asas yang dianut dalam menentukan kewarganegaraan seseorang.!
9. Berapa norma yang berlaku di masyarakat, jelaskan hubungan antar norma tersebut.!
10. Jelaskan teori yang dikemukakan oleh Likcona yang relevan digunakan untuk penanaman
moral berbasis budaya yang sesuai dengan karakteristik materi PKn.!

Jawaban

1. Pengertian dasar negara adalah suatu alas atau fundamental yang menjadi tumpuan dan
memberikan kekuatan kepada berdirinya sebuah negara. Bangsa Indonesia mempunyai
dasar negara yang digali dari pandangan hidup bangsa Indonesia sendiri dan bersumber
dari kepribadian bangsa Indonesia, yakni pancasila. Pancasilas sebagai Falsafah Negara
merupakan suatu dasar, nilai serta norma untuk mengatur pemerintahan suatu negara.
Pancasila juga sebagai segala sumber hukum bagi negara Indonesia yang mengatur secara
konstitusional negara republik Indonesia tersebut beserta seluruh unsur-unsurnya yaitu
rakyat, wilayah dan pemerintah.
Pancasila sebagai dasar negara Indonesia merupakan suatu asas kerohanian yang meliputi
suasana kebatinan atau cita-cita hukum, sehingga merupakan suatu sumber nilai, norma
serta kaidah baik moral maupun hukum negara, dan menguasai hukum dasar baik yang
tertulis atau Undang-Undang Dasar, maupun yang tidak tertulis atau Konvensi.
Konsekuensi kedudukan pancasila sebagai dasar negara ini lebih lanjut dapat di rinci
Sebagai berikut:

a. Pancasila sebagai dasar negara merupakan sumber dari segala sumber hukum atau
sumber tertib hukum Indonesia.
b. Pancasila sebagai dasar negara meliputi suasana kebatinan (Geistlinchenbintergrund)
dari UUD45.
c. Pancasila sebagai dasar negara mewujudkan cita-cita hukum bagi hukum dasar negara
Indonesia (baik hukum dasar tertulis/tidak tertulis).
d. Pancasila sebagai dasar negara mengandung norma yang mengharuskan Undang-
Undang Dasar mengandung isi yang mewajibkan pemerintah maupun para
penyelenggara negara untuk memelihara budi pekerti yang luhur dan memegang
teguh cita-cita moral rakyat yang luhur.
Pancaila sebagai dasar negara Republik Indonesia memiliki dasar kedudukan
formal seperti tersirat di dalam pembukaan UUD45. Pada alinea tersebut
menjelaskan bahwa pancasila sebagai dasar negara Republi Indonesia merupakan
dasar yang paling fundamental dari negara republik Indonesia atau merupakan pokok
kaidah fundamental negara yang fundamental. Pancasila seperti termuat dalam
pembukaan UUD45 ini mempunyai kedudukan dan peranan yang pokok bagi
penyelenggaraan hidup Negara Republik Indonesia. Jadi, Pancasila secara formal dan
material termuat dalam Pembukaan UUD45, sehingga segala sesuatu yang berkaitan
dengan Pembukaan UUD45 berlaku pula bagi Pancasila. Pancasila secara singkat
merupakan sendi-sendi pokok bagi negara. Pancasila juga mempunyai kedudukan
mutlak bagi bangsa dan negara sehingga darinya terletak kelangsungan dasar hidup
negara.

2. Pancasila merupakan pilihan terbaik yang dirumuskan pendiri bangsa karena nilai-nilai
Pancasila merupakan nilai luhur yang digali dari kepribadian asli bangsa Indonesia.
Selain itu Pancasila juga mengadopsi kepentingan seluruh komponen bangsa yang
berbeda dalam Suku, agama dan antara golongan. Pancasila mengandung nilai universal
yang tidak lekang ditelan nuansa jaman.

Kemajemukan bangsa ini terlalu tajam dan dapat menimbulkan perpecahan. Pendiri
bangsa memahami kondisi ini maka dibuatlah rumusan dasar Negara yang menaungi
semua kepentingan. Melihat situasi demikian, masalah yang perlu diatasi pertama kali
adalah bagaimana menggalang persatuan dan kesatuan bangsa yang sangat dibutuhkan
untuk mengawali penyelenggaraan negara. Dengan kata lain, nation and character
buildings merupakan prasyarat dan tugas utama yang harus dilaksanakan. Dalam konteks
ini Pancasila dipersepsikan sebagai ideologi persatuan. Pancasila diharapkan mampu
memberikan jaminan persatuan untuk memecahkan perbedaan serta pertentangan politik
di antara golongan dan kekuatan politik.

Karena urgensi untuk memecahkan masalah-masalah politik selama dua dasawarsa dalam
penyelenggaraan negara, Pancasila dipersepsikan sebagai sintesa atau perpaduan yang
mempersatukan berbagai sikap hidup yang berada di tanah air. Berbagai aliran dan
pendirian yang berbeda dipertemukan dalam Pancasila. Pancasila menyediakan arena
yang di satu pihak memberikan keleluasaan bergerak, tetapi di pihak lain memberikan
patokan moral yang tidak boleh dilanggar.

Penampilan Pancasila sebagai ideologi persatuan atau pemersatu telah menunjukkan


relevansi dan kekuatannya dalam dua dasawarsa sejak permulaan kehidupan dan
penyelenggaraan negara RI. Rakyat Indonesia telah dibangun dengan kasadaran kuat
sebagai bangsa yang memiliki identitas dan hidup bersatu dalam jiwa nasionalisme dan
patriotisme.
Fungsi Pancasila untuk memberikan orientasi ke depan mengharuskan bangsa Indonesia
selalu menyadari situasi kehidupan yang sedang dihadapinya. Kemajuan ilmu
pengetahuan, kecanggihan teknologi, dan pesatnya perkembangan sarana komunikasi
membuat dunia makin kecil dan independensi di kalangan bangsa-bangsa di dunia
semakin menguat.

Pembangunan nasional tidak hanya ditentukan faktor-faktor dalam negeri, tetapi juga
dikaitkan dengan faktor yang berkaitan dengan permodalan. Bangsa Indonesia kini
sedang sibuk membangun dengan usaha memecahkan masalah-masalah dalam negeri,
seperti kemiskinan dan kesenjangan sosial, mau tidak mau terseret ke dalam jaringan
politik dunia yang dipengaruhi oleh kekuatan ekonomi raksasa dunia. Tantangan itu
hanya bisa diatasi apabila bangsa Indonesia tetap mempertahankan identitasnya dalam
ikatan persatuan nasional dan mampu mengembangkan dinamikanya agar mampu
bersaing dengan bangsa lain di dunia.

3. Langkah-langkah yang dapat diterapkan di SD untuk mengurangi dampak Global


Warming diantaranya :
a. Menanam Pohon dipekarangan Sekolah, cara ini sangat sederhana tapi
berdampak sangat besar didalam kehidupan kita. Kita bisa menanam
pohon/tanaman kecil seperti cabai, tomat, ketela, dll. Selain kita telah
berpartisipasi didalam kampanye melawan global warming, kita juga berusaha
untuk memperindah pekarangan sekolah kita. Menanam pohon juga berarti
belajar, belajar bertanggung jawab, belajar sabar, dan belajar bekerja keras.
b. Menggunakan Energi listrik Seperlunya, Dewasa ini energi listrik telah
menjadi bagian vital didalam kehidupan manusia. Akan tetapi kita harus
menyadari bahwasannya energi listrik ini dihasilkan dari pembakaran bahan bakar
fosil seperti minyak bumi dan batubara dimana disisi lain menghasilkan gas
karbon dioksida yang menjadi penyebab utama efek rumah kaca. Untuk itu, kita
harus menghemat penggunaan energi listrik dari sekolah atau rumah kita.
c. Tidak Menyisakan Makanan, ini adalah salah satu bentuk kampanye
lingkungan yang bisa kita lakukan didalam sekolah kita. Sebelumnya kita harus
mengetahui terlebih dahulu jika makanan sisa (nasi, lauk pauk, buah-buahan,
sayuran, dll) akan mengalami proses dekomposisi anaerobik yang juga
menghasilkan gas metana dan karbondioksida. Kedua gas tersebut merupakan dua
gas terbanyak yang menyebabkan terjadinya efek rumah kaca.

4. Sepuluh (10) Pilar Demokrasi :

a. Demokrasi berketuhanan yang maha esa. Dalam hal ini demokrasi hendaknya
mampu dijalankan sesuai dengan nilai-nilai dan kaidah-kaidah dasar ketuhanan
yang maha esa. Sehingga seluk beluk sistem dan perilaku dalam
menyelenggarakan kenegaraan bisa direalisasikan dengan asas yang semestinya
dijalankan.
b. Demokrasi dengan kecerdasan. Demokrasi ini menuntut untuk mendapatkan
kecerdasan rohaniyah, aqliyah, emosional, dan rasional. Karena demokrasi tidak
diselenggarakan dengan otot atau kekuatan dan naluri.
c. Demokrasi yang berkedaulatan. Demokrasi ini merupakan demokrasi yang rakyat
merupakan sebagai inti pemegang kedaulatan. Maka dari itu, rakyat adalah bagian
dari kekuasaan tertinggi karena rakyatlah yang memiliki andil besar. Dalam
batasan tertentu kedaulatan rakyat dipercayakan pada wakil rakyat.
d. Demokrasi dengan rule of law. Demokrasi ini menjamin kepastian hukum,
memberikan keadilan hukum, melindungi dan mengembangkan kebenaran
hukum, serta mengembangkan kepentingan hukum atas dasar kekuasaan negara.
e. Demokrasi dengan pemisahan kekuasaan negara. Demokrasi mengenal pemisahan
dan pembagian kekuasaan dengan sistem pertimbangan dan pengawasan. Dengan
begitu demokrasi sebagai pemisah atas kekuasaan negara.
f. Demokrasi dengan hak asasi manusia. Demokrasi yang mengakui HAM memiliki
tujuan untuk menghormati hak setiap rakyat Indonesia untuk bisa meningkatkan
kualitas hidup dengan menjunjung derajat manusia seutuhnya dan meningkatkan
martabat.
g. Demokrasi dengan peradilan yang merdeka. Demokrasi ini membebaskan
mahkamah agung beserta dengan hakim menjalankan tugas yang diembannya
dengan memberikan peluang yang seluas-luasnya kepada badan pemerintah
seperti pengadilan untuk mencari dan menemukan hukum seadil-adilnya.
h. Demokrasi dengan otonomi daerah. Dalam hal ini otonomi daerah menjadi
pembatas atas kekuasaan negara. Seperti presiden, kekuasaan legislatif dan
eksekutif. Daerah otonomi dibentuk pada tingkat propinsi dan kabupaten dengan
praturan pemerintah agar mampu mengatur dan menyelenggarakan urusan
pemerintah sebagai urusan rumah tangganya sendiri.
i. Demokrasi dengan kemakmuran. Demokrasi ini memiliki tujuan untuk
membangun negara yang mampu meningkatkan kemakmuran pada rakyat
Indonesia.
j. Demokrasi yang berkeadilan sosial. Demokrasi yang memberikan keadilan bagi
tingkat sosial, kelompok, golongan, dan seluruh lapisan masyarakat.

5. Contoh wujud cinta tanah air :


a. Mempelajari sejarah perjuangan para pahlawan pejuang kemerdekaan kita serta
menghargai jasa para pahlawan kemerdekaan.
b. Menghormati upacara bendera sebagai perwujudan rasa cinta tanah air dan bangsa
Indonesia.
c. Menghormati symbol-simbol Negara seperti lambang burung garuda, bendera
merah putih, lagu kebangsaan Indonesia raya, dll.
d. Mencintai dan menggunakan produk dalam negeri agar pengusaha local bisa maju
sejajar dengan pengusaha asing.
e. Ikut membela serta mempertahankan kedaulatan kemerdekaan bangsa dan Negara
Indonesia dengan segenap tumpah darah secara tulus dan iklhas.
f. Turut serta mengawasi jalannya pemerintahan dan membantu meluruskan yang
salah sesuai dengan mekanisme yang berlaku.
g. Membantu mengharumkan nama bangsa dan Negara Indonesia kepada warga
Negara asing baik di dalam maupun di luar negeri serta tidak melakukan
tindakan-tindakan yang mencoreng nama baik Indonesia.
h. Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar pada acara-acara resmi
dalam negeri.
i. Beribadah dan berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa untuk kemajuan bangsa dan
Negara.
j. Membantu mewujudkan ketertiban dan ketemtraman baik di lingkungan sekitar
kita maupun secara nasional.

6. Hak Dan Kewaajiban Warga Negara : 1. Wujud Hubungan Warga Negara dengan Negara
Wujud hubungan warga negara dan negara pada umumnya berupa peranan (role). 2. Hak
dan Kewajiban Warga Negara Indonesia Hak kewajiban warga negara Indonesia
tercantum dalam pasal 27 sampai dengan pasal 34 UUD 1945. Hak Warga Negara
Indonesia : - Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak : Tiap warga negara
berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan (pasal 27 ayat 2). -
Hak untuk hidup dan mempertahankan kehidupan: setiap orang berhak untuk hidup serta
berhak mempertahankan hidup dan kehidupannya.(pasal 28A). - Hak untuk membentuk
keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan yang sah (pasal 28B ayat 1). -
Hak atas kelangsungan hidup. Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan
Berkembang - Hak untuk mengembangkan diri dan melalui pemenuhan kebutuhan
dasarnya dan berhak mendapat pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan
budaya demi meningkatkan kualitas hidupnya demi kesejahteraan hidup manusia. (pasal
28C ayat 1) - Hak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya secara
kolektif untuk membangun masyarakat, bangsa, dan negaranya. (pasal 28C ayat 2). - Hak
atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan
yang sama di depan hukum.(pasal 28D ayat 1). - Hak untuk mempunyai hak milik pribadi
Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan pikiran dan hati nurani,hak
beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai pribadi di hadapan
hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut adalah hak
asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apapun. (pasal 28I ayat 1).
Kewajiban Warga Negara Indonesia : - Wajib menaati hukum dan pemerintahan. Pasal
27 ayat (1) UUD 1945 berbunyi : segala warga negara bersamaan kedudukannya di
dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu
dengan tidak ada kecualinya. - Wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara. Pasal 27
ayat (3) UUD 1945 menyatakan : setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam
upaya pembelaan negara. - Wajib menghormati hak asasi manusia orang lain. Pasal 28J
ayat 1 mengatakan : Setiap orang wajib menghormati hak asai manusia orang lain - Wajib
tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang. Pasal 28J ayat 2
menyatakan : Dalam menjalankan hak dan kebebasannya,setiap orang wajib tunduk
kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud untuk
menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak kebebasan orang lain dan untuk
memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-nilai agama,
keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat demokratis. - Wajib ikut serta
dalam usaha pertahanan dan keamanan negara. Pasal 30 ayat (1) UUD 1945. menyatakan:
tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan
keamanan negara. Hak dan Kewajiban telah dicantumkan dalam UUD 1945 pasal 26,
27, 28, dan 30, yaitu : 1. Pasal 26, ayat (1), yang menjadi warga negara adalah orang-
orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-
undang sebagai warga negara. Dan pada ayat (2), syarat-syarat mengenai
kewarganegaraan ditetapkan dengan undang-undang. 2. Pasal 27, ayat (1), segala warga
negara bersamaan dengan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahannya, wajib
menjunjung hukum dan pemerintahan itu. Pada ayat (2), taip-tiap warga negara berhak
atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. 3. Pasal 28, kemerdekaan
berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan, dan sebagainya ditetapkan
dengan undang-undang. 4. Pasal 30, ayat (1), hak dan kewajiban warga negara untuk ikut
serta dalam pembelaan negara. Dan ayat (2) menyatakan pengaturan lebih lanjut diatur
dengan undang-undang. Landasan konsep Bela Negara Landasan konsep bela negara
adalah adanya wajib militer. Subyek dari konsep ini adalah tentara atau perangkat
pertahanan negara lainnya, baik sebagai pekerjaan yang dipilih atau sebagai akibat dari
rancangan tanpa sadar (wajib militer). Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta
dalam usaha pembelaan negara dan Syarat-syarat tentang pembelaan diatur dengan
undang-undang. Kesadaran bela negara itu hakikatnya kesediaan berbakti pada negara
dan kesediaan berkorban membela negara. Spektrum bela negara itu sangat luas, dari
yang paling halus, hingga yang paling keras. Mulai dari hubungan baik sesama warga
negara sampai bersama-sama menangkal ancaman nyata musuh bersenjata. Unsur Dasar
Bela Negara - Cinta Tanah Air - Kesadaran Berbangsa & bernegara - Yakin akan
pancasila sebagai ideologi Negara - Rela berkorban untuk bangsa & Negara - Memiliki
kemampuan awal bela Negara - Berdasarkan UUD 1945 pada pasal 30 tertulis bahwa
Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara.
Dan syarat-syarat tentang pembelaan diatur oleh UU. Jadi sudah jelas, mau tidak mau
kita wajib ikut serta dalam membela negara dari segala macam ancaman, gangguan, dan
hambatan baik yang datang dari dalam maupun dari luar. Dasar hukum dan peraturan
tentang wajib bela Negara - Tap MPR No.VI Tahun 1973 tentang konsep wawasan
nusantara dan keamanan Nasional. - Undang-Undang No.29 tahun 1954 tentang Pokok-
Pokok Perlawanan Rakyat. - Undang-Undang No.20 tahun 1982 tentang Ketentuan
Pokok Hankam Negara RI. Diubah oleh Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1988. - Tap
MPR No.VI Tahun 2000 tentang Pemisahan TNI dengan POLRI - Tap MPR No.VII
Tahun 2000 tentang Peranan TNI danPOLRI. - Amandemen UUD 45 Pasal 30 ayat 1-5
dan pasal 27 ayat 3. - Undang-Undang No.3 tahun 2002 tentang pertahanan Negara
Landasan hukum bela negara a. Landasan Idiil ; Pancasila b. Landasan Konstitusional ;
UUD 1945 (Amandemen) Pasal 27 (3) ; Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta
dalam upaya pembelaan Negara Pasal 30 (1 &2) ; (1) Tiap-tiap warga negara berhak dan
wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara (2) Usaha pertahanan
keamanan negara dilaksanakan melalui Sishankamrata (TNI sebagai komponen Utama
dan Rakyat sebagai komponen Pendukung). c. Landasan Operasional ; UU No. 3 Tahun
2002 (lihat Pengertian Bela Negara ). Wujud bela negara ( UU No 3 Tahun 2002 ) a.
Pendidikan Kewarganegaraan b. Pelatihan dasar kemiliteran secara wajib c. Pengabdian
sebagai prajurit TNI secara sukarela d. Pengabdian sesuai profesi Contoh-Contoh Bela
Negara : - Melestarikan budaya - Belajar dengan rajin bagi para pelajar - Taat akan
hukum dan aturan-aturan negara Arti penting pembelaan negara a. Sebagai syarat
berdirinya suatu Negara b. Untuk melindungi kedaulatan Negara c. Untuk
mempertahankan keutuhan wilayah Negara d. Untuk semua warga negara agar memiliki
kewajiban dan hak yang jelas dalam ikut serta pembelaan terhadap negara. Alasan bela
negara a. Menghormati dan menghargai para pahlawan yang telah berjuang merebut
kemerdekaan b. Ingin memajukan Negara c. Mempetahankan Negara jangan sampai
dijajah kembali d. Meningkatkan harkat dan martabat bangsa di mata dunia internasional.
Bentuk-bentuk bela negara a. Secara Fisik Segala upaya untuk mempertahankan
kedaulatan negara dengan cara berpartisipasi secara langsung dalam upaya pembelaan
negara (TNI Mengangkat senjata, Rakyat Berkarya nyata dalam proses Pembangunan). b.
Secara Non Fisik Segala upaya untuk mempertahankan NKRI dengan cara meningkatkan
kesadaran berbangsa dan bernegara, menanamkan kecintaan pada tanah air serta berperan
aktif dalam upaya memajukan bangsa sesuai dengan profesi dan kemampuannya. Wujud
bela negara bagi pelajar a. Lingkungan Keluarga ; Memahami hak dan kewajiban dalam
keluarga, menjaga keutuhan dan keharmonisan keluarga, Demokratis, menjaga nama baik
keluarga dll b. Lingkungan Sekolah ; Patuh pada aturan sekolah, berkata dan bersikap
baik, bertanggung jawab atas tugas yang diberikan, tidak ikut tawuran dll c. Lingkungan
Masyarakat ; Aktif dalam kegiatan masyarakat, rela berkorban untuk kepentingan
masyarakat d. Lingkungan berbangsa dan bernegara ; Menghormati jasa Pahlawan, berani
mengemukakan pendapat, melestarikan adat dan budaya asli daerah Contoh upaya bela
negara di lingkungan masyarakat a. Mengembangkan sikap tenggang rasa dan tolong
menolong antar warga negara masyarakat. b. Bersama-sama menciptakan lingkungan
yang bersih dan sehat c. Meningkatan kegiatan gotong royong dan semangant persatuan
dan kesatuan d. Menjaga keamanan lingkungan melalui kegiatan siskamling/ronda e.
Menciptakan suasana rukun, damai, dan tentram dalam masyarakat f. Menghargai adanya
perbedaan dan memperkuat persamaan yang ada g. Menjaga keamanan kampung secara
bersama-sama h. Selalu aktif dalam kegiatan sosial seperti kerja bakti, dll.

7. Menurut Budiono, pelaksanaan HAM dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan


bernegara di Indonesia didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut :

a. Keseimbangan antara hak dan kewajiban, artinya manusia sebagai makhluk yang
berakal budi mempunyai kemampuan untuk membedakan perilku yang
baik dan tidak baik.
b. Pelaksanaan HAM bersifat relatif, tidak mutlak karena di batasi oleh hak asasi
orang lain
c. Hak asasi yang satu dengan yang lain mempunyai keterpaduan.Yang artinya hak-
hak sipil, politik, ekonomi, sosial budaya, dan pembangunan merupakan satu
kesatuan.
d. Antara HAM perorangan dan kolektif, serta tanggung jawab perorangan,
masyarakat , dan bangsa diperlukan keseimbangan dan keselarasan.
e. Kerja sama ineternasional berdasarkan prinsip sling menghormati, persamaan
derajat , dan hubungan baik antar bangasa sangat di perlukan dalam menrapkan
prinsip HAM.
f. Dalam pelaksanaam HAM, setiap orang wajib tunduk kepada pembatasan yang di
tetapkan undang- undang.Tujuannya untuk menjamin hak kebebasan orang lain.
g. Setiap manusia dilahirkan dalam keadaan bebas dengan kesamaan harkat dan
martabatnya.yang artinya setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan,
perlindungan, dan perlakuan adil serta mendapatkan kepastian hukum. setiap
orang diakui sebagai manusia pribadi. ia berhak memperoleh perlakuan serta
perlindungan yang sama sesuai dengan martabatnya.

8. Asas Kewarganegaraan
a. Kewarganegaraan Indonesia
Yang dimaksud dengan kewarganegaraan Indonesia menurut Undang-Undang No.12
Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan adalah sebagai berikut:
1. Setiap orang yang berdasarkan perundang-undangan dua/atau berdasarkan
perjanjian Pemerintah RI dengan negara lain sebelum UU ini berlaku sudah
menjadi WNI.
2. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah dan ibu WNI.
3. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah WNI dan ibu WNA.
4. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah WNA dan ibu WNI.
5. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ibu WNI, tetapi ayahnya
tidak mempunyai kewarganegaraan atau hukum negara asal ayahnya tidak
memberikan kewarganegaraan kepada anak tersebut.
6. Anak yang lahir dalam tenggang waktu 300 hari setelah ayahnya meninggal
dunia dari perkawinan yang sah dan ayahnya WNI.
7. Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu WNI.
8. Anak yang lahir di luar perkawinan yang sh dari seorang ibu WNA sebagai
anaknya dan pengakuan itu dilakukan sebelum anak tersebut berusia 18 tahun
atau belum kawin.
9. Anak yang lahir di wilayah Negara RI yang pada waktu lahir tidak jelas ststus
kewarganegaraan ayah dan ibunya.
10. Anak yang bearu lahir yang ditemukan di wilayah Negara RI selama ayah dan
ibunya tidak diketahui.
11. Anak yang lahir di wilayah Negara RI apabila ayah dan ibunya tidak mempunyai
kewarganegaraan atau tidak diketahui keberadaannya.
12. Anak yang dilahirkan di luar wilayah Negara RI dari seorang ayah dan ibu WNI
yang karena ketentuan dari negara setempat anak tersebut dilahirkan memberikan
kewarganegaraan kepadas anak yang bersangkutan.
13. Anak dari seorang ayah dan ibu yang telah dikabulkan permohonan
kewarganegaraannya, kemudian ayah dan ibunya meninggal dunia sebelum
mengucapkan sumpah dan menyatakan jannji setia.

b. Asas Kewarganegaraan
Asas kewarganegaraan yaitu daklam berfikir untuk menentukan masuk dan
tidaknya seseorang menjadi anggota/warga dari suatu negara.
Adapaun asas-asas yang dianut dalam Undang-Undang No.12 Tahun 2006 adalah
sebagai berikut:
i. Asas Ius Soli (Low of The Soli)
Adalah asas yang menentukan kewarganegaraan seseorang
berdasarkan negara tempat kelahiran.
ii. Asas Ius Sanguinis ( Law of The Blood)
Adalah penentuan kewarganegaraan berdasarkan
keturunan/pertalian darah. Artinya penentuan kewarganegaraan
berdasarkan kewarganegaraan orang tuanya bukan berdasarkan
negara tempat kelahiran.
iii. Asas Kewarganegaraan Tunggal
Adalah asas yang menentukan satu kewarganegaraan bagi setiap
orang.
iv. Asas Kewarganegaraan Ganda Terbatas
Adalah asas menentukan kewarganegaraan ganda bagi anak-anak
sesuai gengan ketentuan yang diatur dalam undang-undang ini.

c. Asas Kewarganegaraan Lainnya


Selain asas tersebut di atas, beberapa asas juga menjadi dasar penyusunan
Undang-Undang tentang Kewarganegaraan RI :
Asas kepentingan nasional asalah asas yang menentukan bahwa peraturan
kewarganegaraan mengutamanakn kepentingan nasional Indonesia, yang
bertekad mempertahankan kedaulatan sebagai negara kesatuan yang memiliki
cita-cita.
Asas perlindungan maksimum adalah asas ysng menentukan bahwa
pemerintah wajib memberikan perlindungan penuh kepada setiap warga
Negara RI dalam keadaan apapun baik di dalam maupun di luar negeri.
Asas persamaan si dalam hukum dan pemerintahan adalah asas yang
menentukan bahwa setiap warga Negara RI mendapatkan perlakuan yang
sama di dalam hukum dan pemerintahan.
Asas kebenaran substantif adalah prosedur pewarganegaraan seseorang tidak
hanya bersifat administratif, tetapi jiga substansi dan syarat-syarat
permohonan yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Asas nondiskriminatif adalah asas yang tidak membedakanperlakuan dalam
segala hal awal yang berhubungan dengan warga negara atas dasar suku, ras,
agama, golongan, jenis kelamin dan gender.
Asas pengakuan dan penghormatan terhadap hak asasi manusia adalah asas
yang sama dalam segala hal awal yang berhubungan dengan warga negara
harus menjamin, melindungi dan memuliakan hak asasi manusia.
Asas publisitas adalah asas yang menentukan bahwa seseorang yang
memperoleh atau kehilangan Kewarganegaraan RI diumumkan dalam Berita
Negara RI agar masyarakat mengetahuinya.

9. Jenis Jenis Norma yang berlaku di masyarakat


a. Norma Agama
b. Norma Kesusilaan
c. Norma Kesopanan
d. Norma hukum

Hubungan Antar Norma (Agama,Kesusilaan,Kesopanan dan Hukum)

Norma agama, kesusilaan, kesopanan, dan hukum tidak dapat dipisahkan antara
satu sama lainnya, hanya saja dapat dibedakan karena masing-masing norma
tersebut memiliki sumber yang berlainan. Sumber-sumber dari keempat norma
tersebut, sebagai berikut.
a. Sumber norma agama adalah kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
b. Sumber norma kesusilaan adalah moral.
c: Sumber norma kesopanan adalah keyakinan masyarakat yang bersangkutan.
d. Sumber norma hukum, adalah peraturan perundang-undangan, yurisprudensi,
kebiasaan, doktrin, dan agama.

10. Ada beberapa pakar yang mengembangkan pembelajaran nilai moral, dengan tujuan
membentuk watak atau karakteristik anak. Pakar-pakar tersebut diantaranya adalah
Newman, Simon, Howe, dan Lickona. Dari beberapa pakar tersebut, pendapat Lickona
yang lebih cocok diterapkan untuk membentuk watak/karater anak. Pandangan Lickona
(1992) tersebut dikenal dengan educating for character atau pendidikan karakter/watak
untuk membangun karakter atau watak anak. Dalam hal ini, Lickona mengacu pada
pemikiran filosofi Michael Novak yang berpendapat bahwa watak/ karakter seseorang
dibentuk melalui tiga aspek yaitu, moral knowing, moral feeling, dan moral behavior,
yang satu sama lain saling berhubungan dan terkait.
Lickona menggaris bawahi pemikiran Novak. Ia berpendapat bahwa pembentukan
karakter/watak anak dapat dilakukan melalui tiga kerangka pikir, yaitu konsep
moral(moral knowing), sikap moral(moral feeling), dan prilaku moral(moral behavior).
Dengan demikian, hasil pembentukan sikap karekter anak pun dapat dilihat dari tiga
aspek, yaitu konsep moral, sikap moral, dan perilaku moral.
Pemikiran Lickona ini mengupayakan dapat digunakan untuk membentuk watak anak,
agar dapat memiliki karater demokrasi. Oleh karena itu, materi tersebut harus menyentuh
tiga aspek teori (Lickona), seperti berikut :
Konsep moral (moral knowing) mencakup kesadaran moral (moral awarness),
pengetahuan nilai moral (knowing moral value), pandangan ke depan (perspective
talking), penalaran moral (reasoning), pengambilan keputusan (decision making), dan
pengetahuan diri (self knowledge).
Sikap moral (moral feeling) mencakup kata hati (conscience), rasa percaya diri (self
esteem), empati (emphaty), cinta kebaikan (loving the good), pengendalian diri (self
control), dan kerendahan hati (huminity).
Perilaku moral (moral behavior) mencakup kemampuan (compalance), kemauan (will)
dan kebiasaan (habbit).
Teori Lickona (1992) ini cukup relevan untuk digunakan dalam pembentukan watak anak
dan sesuai dengan karakteristik materi PKn. Sasaran pembelajaran PKn SD dapat
dikaitkan dengan pola pikir Lickona tersebut. Dari sini dapat kita lihat hasilnya, tentang
seberapa jauh perubahan watak atau karakter anak setelah mendapat materi PKn.
Misalnya, bagaimana watak atau karakter anak yang terbentuk berkenaan dengan
demokrasinya setelah ia menerima demokrasi tersebut.
Berdasarkan uraian di muka, dapat disimpulkan bahwa pengertian moral/ moralitas
adalah suatu tuntutan prilaku yang baik yang dimiliki individu sebagai moralitas, yang
tercermin dalam pemikiran/konsep, sikap, dan tingkah laku. Dalam pembelajaran PKn,
moral sangat penting untuk ditanamkan pada anak usia SD, karena proses pembelajaran
PKn SD memang bertujuan untuk membentuk moral anak, yaitu moral yang sesuai
dengan nilai falsafah hidupnya.

Anda mungkin juga menyukai