Anda di halaman 1dari 9

NAMA : DEFRI ARYANTO

NIM : 320220404008
PRODI : TEKNIK SIPIL
MATKUL : PENDIDIKAN PANCASILA

PERTEMUAN 6
1. Jelaskan kompleksitas permasalahan dan heteregonitas pandangan yang mempengaruhi
perkembangan pemikiran yang terjadi pada masa sekarang.
2. Jelaskan yang mahasiswa ketahui tentang konsistensi dalam mengimplementasikan Pancasila
sesuai dengan kondisi bangsa saat ini.
3. Jelaskan tentang kaitan pemikiran Pancasila sebagai ideology bangsa, dasar negara dan
sumber dari segala sumber hukum terkait dengan politik kenegaraan saat ini.
4. Pemecahan berbagai kompleksitas permasalahan di dapat ditempuh dengan dua jalur, yaitu
jalur pemikiran politik kenegaraan, dan jalur pemikiran akademis. Jelaskan
5. Pendekatan ideologis terkandung Makna bahwa Pancasila sebagai seperangkat ide atau
gagasan yang sistematis dalam pemerintahan saat ini. Jelaskan !

JAWABAN

1. Perkembangan Pemikiran Pancasila menunjukkan adanya kompleksitas permasalahan


dan heteregonitas pandangan, yaitu:
a. masalah sumber;
b. masalah tafsir;
c. masalah pelaksanaan;
d. masalah apakah Pancasila itu Subject to change; dan
e. problem evolusi dan kompleksitas di dalam pemikiran mengenai
pemikiran Pancasila
f. Permasalahan tersebut mengundang perdebatan yang sarat dengan
kepentingan. Pemecahan berbagai kompleksitas permasalahan di atas
dapat ditempuh dengan dua jalur, yaitu jalur pemikiran politik kenegaraan,
dan jalur pemikiran akademis.
Hal ini akan menimbulkan kompleksitas permasalahan, dengan demikian
dialog terus-menerus tentang Pancasila masih harus tetap berjalan. Berbagai
kompleksitas permasalahan di atas menurut Pranarka ada dua jalur formal pemecahan.
Pertama, jalur pemikiran politik kenegaraan, dan kedua, jalur pemikiran Akademis.
Hal ini akan menimbulkan kompleksitas permasalahan, dengan demikian dialog terus-
menerus tentang Pancasila masih harus tetap berjalan. Berbagai kompleksitas
permasalahan di atas menurut Pranarka ada dua jalur formal pemecahan :
Jalur pemikiran politik kenegaraan
Jalur pemikiran kenegaraan yaitu penjabaran Pancasila sebagai ideologi
bangsa, Dasar Negara dan sumber hukum dijabarkan dalam berbagai ketentuan
hukum dan kebijakan politik. Penyelenggara negara memiliki peranan penting sebagai
pengemban misi baik lembaga tertinggi negara (MPR) maupun lembaga tinggi negara
lain seperti Presiden, DPR, DPA, MA, BPK dan berbagai pemerintahan di bawahnya
yang berkewajiban menjabarkan nilai-nilai Pancasila ke dalam perangkat perundang-
undangan serta berbagai kebijakan dan Tindakan bertujuan untuk mengambil
keputusan konkret dan praktis. Metodologi yang digunakan adalah memandang
hukum sebagai metodologi, sebagaimana yang telah diatur oleh UUD NRI.
Jalur pemikiran Akademis
Sejarah pemikiran Pancasila menunjukkan adanya berbagai kompleksitas dan
heterogenitas dalam pendekatan intelektual mengenai Pancasila. Pranarka (1985: 349)
menunjukkan adanya heterogenitas dan kompleksitas pendekatan intelektual terhadap
Pancasila itu disebabkan oleh pertama, diterapkannya berbagai jenis pengetahuan di
dalam upaya mengetahui dan mendalami Pancasila, sehingga melahirkan berbagai
pendekatan yang sifatnya ideologis, filosofis, teologis, dan ilmiah. Kedua,
ditransplantasikannya ideologi-ideologi lain untuk memahami Pancasila, misalnya
ideologi Marxisme, Ideologi Liberalisme, dan Ideologi Islam. Ketiga, tidak adanya
dukungan konsepsional yang konsisten terhadap Pancasila, baik sebagai dasar negara,
sumber hukum, maupun sebagai ideologi nasional.
Sekarang juga muncul sentimen-sentimen terhadap masyarakat di perkotaan
yang disebabkan oleh etnik atau ras. Dengan munculnya situasi seperti ini, kerukunan
antara etnis di wilayah Indonesia, khususnya di daerah perkotaan tidak terlihat lagi.
Sebagai contoh, bagaimana etnis Dayak dan etnis Madura. Kedua etnis ini
memunculkan masalah besar di daerah Kalimantan yaitu di Sampit. Antara kedua
etnis ini terlihat mulai terkoyak kerukunan yang selama ini mereka jalin. Dengan
demikian secara umum dapat disimpulkan bahwa pada saat sekarang kerukunan pada
masyarakat perkotaan mulai terkoyak. Yang pada awalnya mereka hidup
berdampinga, sekarang mulai terlibas arus yang disebabkan oleh sentimen keagamaan
dan sentimen etnik atau ras.

2. Jelaskan yang mahasiswa ketahui tentang konsistensi dalam mengimplementasikan


Pancasila sesuai dengan kondisi bangsa saat ini.
Jawab:
Konsistensi adalah pengulangan yang sama akan suatu hal. Pancasila merupakan
dasar negara, pandangan negara, ideologi negara dan kepribadian negara Indonesia.
Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila tersebut hendakya dilaksanakan secara
konsisten oleh masyarakat Indonesia.
Ditengah era globalisasi ini, kita sebagai kadet mahasiswa harus mampu menjalankan
dan melakukan segala kegiatan berdasarkan nilai Pancasila. Karena saat ini, banyak
nilai yang bertentangan dengan Pancasila beredar dimasyarakat. Hal-hal yang
menyeleweng yang kerap dilakukan oleh rakyat Indonesia. Kita harus mampu
menjadi contoh bagi masyarakat di sekitar kita. Dan menjadi garda terdepan dalam
menegakkan nilai Pancasila. Adapun hal-hal lain yang dapat kita lakukan sesuai sila-
sila Pancasila adalah:
 Percaya dan taqwa kepada Tuhan yang Maha Essa sesuai dengan agama dan
kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan
beradab.. Dan meningkatkan sikap saling toleransi sesame kadet mahasiswa.
 Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan. Mengembangkan sikap tenggang rasa.
Dan mahasiswa harus berani membela kebenaran dan keadilan.
 Kadet mahasiswa harus memiliki jiwa nasionalisme yang ditujukan untuk
menciptakan rasa mencintai tanah air, bangsa dan negara, serta dapat menjalin
rasa kebersamaan antar kadet mahasiswa.
 Sebagai kadet mahasiswa, kita harus mengedepankan sikap suka
bermusyawarah Ketika ingin mengambil keputusan Bersama dan bijak dalam
mengutarakan pendapat agara dapat menghasilkan keputusan yang baik. Serta
mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat.
 Kadet mahasiswa harus mampu bersikap adil terhadap sesame, menghormati
hak-hak orang lain dan menolong orang lain.

3. Jelaskan tentang kaitan pemikiran Pancasila sebagai ideologi bangsa, dasar negara
dan sumber dari segala sumber hukum terkait dengan politik kenegaraan saat ini.

Dasar Negara adalah dasar untuk mengatur penyelenggaraan ketatanegaraan suatu


negara dalam bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, serta pertahanan dan
keamanan. Dasar negara merupakan falsafah negara yang berkedudukan sebagai sumber
dari segala sumber hukum. Falsafah negara atau dasar negara menjadi sikap hidup,
pandangan hidup bagi masyarakat, bangsa, dan negara. Indonesia, sebagai suatu bangsa,
mempunyai ragam budaya, suku bangsa, bahasa serta agama yang berbeda-beda. Atas
perbedaan ini, Indonesia, mempunyai falsafah sendiri dalam penyelenggaraan
ketatanegaraannya. Dasar Negara atau falsafah bangsa Indonesia merupakan perwujudan
dari nilai luhur dari Bangsa Indonesia, yakni Pancasila
Indonesia, sebagai suatu bangsa/negara yang menyangkut dengan urusan negara atau
pemerintahannya dalam mewujudkan kebaikan dan kemakmuran bersama, yang warga
negaranya dalam berbagai suku bangsa, bahasa, agama dan budaya yang berbeda-beda,
dalam menjalankan pemerintahannya berdasarkan negara hukum yang berlandaskan pada
Pancasila, UUD 1945 dan peraturan-peraturan lainnya yang mengatur dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara.
Karena itu, sangatlah dipertanyakan jika di sebuah negara hukum yang berdasarkan
Pancasila, belum tercapai suatu keadilan. Yang artinya, pelaksanaan negara hukum belum
bisa dikatakan berhasil, baik disebabkan karena pemerintahnya sebagai pemegang
kekuasaan dan pembuat kebijakan umum, maupun masyarakatnya/ warga
negaranya. Sebagai Ilustrasi apabila ada wacana dari Pemerintah sebagai pemegang
kekuasaan dan pembuat kebijakan yang ingin memisahkan antara politik dan agama
dalam sistem pemerintahan negara Indonesia, tentu akan menimbulkan pertanyaan besar,
akan membuat suatu gejolak sosial didalam masyarakat negara Indonesia. Hal ini
dikarenakan, sebagai Negara Hukum yang sudah mempunyai dasar negara sebagai
landasan hukum yang dalam pelaksanaan fungsi Politiknya, tidak boleh bertentangan
dengan dasar negara yakni Pancasila sebagai Dasar Hukum Negara Indonesia. Sehingga,
apabila ada wacana atau keinginan untuk memisahkan Politik dan Agama, tentu saja hal
ini sama dengan ingin merubah dasar negara. Karena, sebagai Negara Hukum yang
pemerintahannya berdasarkan Hukum yang mempunyai perangkat-perangkat negara yang
mengatur tentang hukum, dan yang menjadi dasar hukum utamanya adalah Pancasila.
sehingga apabila terjadi, maka Indonesia, tidak lagi bisa dikatakan sebagai Negara
Hukum, karena pemerintahnya sendiri telah melanggar atau menyalahi perangkat negara
yang mengatur tentang hukum itu sendiri.

4. Pemecahan berbagai kompleksitas permasalahan di dapat ditempuh dengan dua jalur,


yaitu jalur pemikiran politik kenegaraan, dan jalur pemikiran akademis. Jelaskan!
Jawab:
a. Pemikiran Politik Kenegaraan
Jalur pemikiran kenegaraan ini memiliki kemiripan dengan jalur pelaksanaan objektif
dalam pemikiran Notonagoro, yaitu penjabaran Pancasila sebagai ideologi bangsa, Dasar
Negara dan sumber hukum dijabarkan dalam berbagai ketentuan hukum dan kebijakan
politik. Penyelenggara negara memiliki peranan penting sebagai pengemban misi ini.
Penyelenggara negara tersebut baik lembaga tertinggi negara (MPR) maupun lembaga
tinggi negara lain seperti Presiden, DPR, DPA, MA, BPK dan berbagai pemerintahan di
bawahnya. Para penyelenggara negara ini berkewajiban menjabarkan nilai-nilai Pancasila
ke dalam perangkat perundang-undangan serta berbagai kebijakan dan tindakan.
Tujuan penjabaran Pancasila dalam konteks ini adalah untuk mengambil keputusan
konkret dan praktis. Metodologi yang digunakan adalah memandang hukum sebagai
metodologi, sebagaimana yang telah diatur oleh UUD NRI.

b. Pemikiran Akademis
Tidak semua permasalahan mengenai Pancasila dapat dipecahkan melalui jalur politik
kenegaraan semata, melainkan memerlukan jalur lain yang membantu memberikan kritik
dan saran bagi pelaksanaan Pancasila, jalur itu adalah jalur akademis. Sejarah pemikiran
Pancasila menunjukkan adanya berbagai kompleksitas dan heterogenitas dalam
pendekatan intelektual mengenai Pancasila.
c. Hubungan pemikiran politik kenegaraan dengan pemikiran akademis
Pemikiran politik kenegaraan tujuan utamanya adalah untuk pengambilan keputusan
atau kebijakan, maka lebih mengutamakan aspek pragmatis, sehingga kadang-kadang
kurang memperhatikan aspek koherensi, konsistensi, dan korespondensi. Akibatnya
kadang berbagai kebijakan justru kontra produktif dan bertentangan dengan nilai-nilai
Pancasila.

5. Pendekatan ideologis terkandung Makna bahwa Pancasila sebagai seperangkat ide


atau gagasan yang sistematis dalam pemerintahan saat ini
Jawab:

Pendekatan Ideologi terkandung makna Ideologi Pancasila, antara lain


Pancasila sebagai seperangkat ide atau gagasan yang sistematis, Pancasila sebagai
pedoman cara hidup, Pancasila sebagai cita-cita yang hendak dicapai, Pancasila
sebagai prinsip yang dipegang teguh.

Pancasila sebagai ideologi negara memiliki fungsi dan peranan, antara lain
sebagai inspirasi seseorang untuk menemukan identitas dan jati diri kebangsaannya,
Sebagai prinsip dasar untuk memahami dan menafsirkan kehidupannya dalam konteks
berbangsa dan bernegara, Sebagai kekuatan yang memotivasi seseorang untuk
melaksanakan hak dan kewajibannya sebagai warga negara, Sebagai pedoman
seseorang dalam bertindak bagi bangsanya, Sebagai inspirasi tumbuhnya jiwa
nasionalisme dan patriotism, Sebagai sarana
keilmuwan yang menghubungkan warga negara terhadap pemikiran para pendiri
bangsanya, Sebagai jalan untuk menemukan jawaban mengapa bangsa Indonesia
didirikan.
NAMA : DEFRI ARYANTO
NIM : 320220404008
PRODI : TEKNIK SIPIL
MATKUL : PENDIDIKAN PANCASILA

PERTEMUAN 7
1. Salah satu agenda penting dalam upaya mengatasi krisis dalam
kehidupan bangsa kita adalah melalui pendidikan karakter. Jelaskan bahwa Pancasila Sebagai
paradigma pemabangunan Pendidikan !
Jawab :
Paradigma menurut Thomas Khun (1970 : 49) adalah sebuah kerangka berfikir atau
sebuah model mengenai bagaimana hal-hal yang sangat esensial dilakukan atau diartikan
sebagai asumsi-asumsi dasar dan asumsi-asumsi teoristis yang umum (merupakan sumber
nilai). Paradigma merupakan sumber hukum, metode yang diterapkan dalam ilmu
pengetahuan sehingga sangat menentukan sifat, ciri, dan karakter ilmu pengetahuan.
Pendidikan Menurut Notonegoro (1973) adalah usaha sadar untuk mengembangkan
kepribadian dan kemampuan/keahlian dalam kesatuan organis harmonis dinamis, di dalam
dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Mengembangkan kepribadian dan
kemampuan/keahlian, menurut merupakan sifat dwi tunggal pendidikan nasional. Pendidikan
sebagai bagian dari Ilmu Humaniora memperlihatkan proses yang terus-menerus mengarah
pada kesempurnaan, yang semakin manusiawi.
Pendidikan pada dasarnya ialah pemanusiaan yang membuat hominisasi dan
humanisasi. Hominisasi proses pemanusiaan secara umum, yakni memasukkan manusia
dalam lingkup hidup manusiawi secara minimal. Humanisasi adalah proses yang lebih jauh,
kelanjutan hominisasi. Dalam proses ini, manusia bisa meraih perkembangan yang lebih
tinggi, seperti nampak dalam kemajuan
Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Pendidikan
Pancasila sebagai paradigma pembangunan pendidikan merupakan salah satu aspek
yang penting untuk membangun pendidikan di Indonesia.
Salah satu agenda penting dalam upaya mengatasi krisis dalam kehidupan bangsa kita adalah
melalui :
 Pendidikan karakter
 Pendidikan nilai
 Pendidikan moral
 Pendidikan akhlak
 Pendidikan budi pekerti
Pendidikan Pancasila memiliki landasan yuridis yang dapat di lihat rasionalnya di
mulai dari tujuan negara Indonesia yang termuat di dalam Pembukaan UUD 1945 yaitu
mencerdaskan kehidupan bangsa, maka negara berkewajiban untuk menyelenggarakan
pendidikan nasional untuk warga negaranya. Pendidikan bangsa indonesia bersumber pada
Pancasila, maka tujuan pendidikan nasional juga mencerminkan terwujudnya nilai-nilai
Pancasila dalam diri anak didik sebagai warga negara Indonesia.
Sistem Pendidikan Nasional Indonesia di atur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun
2003:
 Pasal 1 ayat 2 menyatakan bahwa pendidikan nasional adalah pendidikan yang
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945,
yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional indonesia dan tanggap
terhadap tuntutan perubahan zaman.
 Pasal 3 menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi pendidik agar
menjadi manusia yang beriman, dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggung jawab.

2. Pelaksanaan pembangunan hukum harus mampu mendayagunakan


Pancasila sebagai paradigma yang menekankan bahwa pembangunan itu harus bertumpu
pada etika universal yang terkandung pada sila-sila Pancasila, Jelaskan etika universal
tersebut.
Jawab :

Etika universal yang terkandung dalam sila-sila Pancasila antara lain:


a. Tidak boleh bertentangan dengan prinsip Ketuhanan Yang Maha Esa yang menghargai
tatanan kehidupan beragama, sentimen keagamaan dan agama sebagai kepentingan yang
besar;
b. Menghargai nilai-nilai Hak Asasi Manusia, baik hak sipil dan politik maupun hak
ekonomi, sosial dan budaya, dan dalam kerangka hubungan antar bangsa harus menghormati
“hak atas pembangunan”;
c. Persatuan bangsa harus mendasarkan pada penghormatan terhadap konsep “nasionalisme
kewargaan” yang menghargai pluralisme;
d. Harus menghormati indeks atau “nilai-nilai inti demokrasi” sebagai alat untuk “audit
demokrasi”; kamu
e. Harus menempatkan “keadilan hukum” dalam kerangka “keadilan sosial” dan dalam
hubungan antar bangsa dalam bentuk prinsip-prinsip “keadilan global”.

3. Pancasila sebagai paradigma pengembangan politik diartikan bahwa


Pancasila bersifat politik bangsa dalam cita-cita bersama yang ingin diwujudkan dengan
menggunakan nilai-nilai dalam Pancasila, Jelaskan Pemahaman Implementasinya.
Jawab :
 Penerapan dan pelaksanaan keadilan sosial mencakup keadilan politik, budaya, agama,
dan ekonomi dalam kehidupan sehari-hari,
 Mementingkan kepentingan rakyat atau bersama (demokrasi) dalam pengambilan
keputusan,
 Melaksanakan keadilan sosial dan penentuan prioritas kerakyatan berdasarkan konsep
mempertahankan persatuan,
 Dalam pencapaian tujuan keadilan menggunakan pendekatan kemanusiaan yang adil
dan beradab,
 Tidak dapat tidak, nilai-nilai keadilan sosial, demokrasi, persatuan, dan kemanusiaan
(keadilan-keberadaban) tersebut bersumber pada nilai Ketuhanan Yang Maha Esa

4. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) telah membawa perubahan


hampir di semua aspek kehidupan manusia, dimana berbagai permasalahan hanya
dapat dipecahkan dengan upaya penguasaan dan pengembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi, Jelaskan Hakekat Pancasila sebagai paradigma Pemangunan IPTEK.

Jawab :

Hakekat pancasila sebagai paradigma pembangunan Iptek antara lain:

a. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, mengkomplementasikan ilmu pengetahuan, mencipta,


perimbangan antara rasional dan irasional, antara akal rasa dan kehendak. Berdasarkan sila
ini, Iptek tidak hanya memikirkan apa yang ditemukan atau diciptakan, tetapi juga harus
mempertimbangkan maksud dan akibat bagi manusia dan lingkungannya. Pengolahan
diimbangi dengan melestarikan. Sila ini menempatkan manusia dialam semesta bukan
sebagai pusatnya, melainkan sebagai bagian sistematik dari alam yang diolahnya.

b. Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, memberikan landasan bahwa pembngunan
Iptek harus bersifat beradap dan diabadikan untuk peningkatan harkat dan martabat manusia.
Oleh karena itu, pembangunan Iptek harus didasarkan kepada tujuan dasarnya untuk
mewujudkan kesejahteraan manusia serta peningkatan harkat dan martabat manusia.

c. Sila Persatuan Indonesia, memberikan arahan bahwa pembangunan iptek hendaknya


dapat mengembangkan nasionalisme, kebesaran bangsa dan keluhuran bangsa sebagai bagian
umat manusia.

d. Sila Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmah Kebijaksaan Dalam


Permusyawaratan/Perwakilan, mendasari pembangunan iptek secara demokratis. Artinya,
setiap ilmuwan harus memiliki kebebasan untuk mengembangkan Iptek. Selain itu dalam
pembangunan Iptek, setiap ilmuwan harus menghormati dan menghargai kebebasan orang
lain dan harus ,memiliki sikap terbuka, artinya terbuka untuk dikritik, dikaji ulang maupun
dibandingkan dengan teori lainnya.
e. Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia, mengkomplementasikan
pembangunan iptek haruslah menjaga keseimbangan keadilan dalam kehidupan kemanusiaan,
yaitu keseimbangan keadilan dalam hubungannya dengan dirinya sendiri, manusia dengan
Tuhannya, manusia dengan manusia lainnya, manusia dengan masyarakat bangsa dan negara
serta manusia dengan alam lingkungannya.

5. Tanpa adanya IPTEK kehidupan sosial manusia menjadi terhambat. Atas


dasar kemampuan kreatifitas berpikir, manusia dapat mengembangkan IPTEK dari waktu ke
waktu. Segala kemudahan mulai dari transportasi, telekomonikasi sampai pendidikan tak
luput dari peran IPTEK. Aspek Kawasan Iptek yang telah diletakkan diatas Pancasila sebagai
paradigma, perlu dipahami dasar dan arah peranannya. Jelaskan Aspek-aspek tersebut.
Jawab :

Aspek kawasan IPTEK yang diletakan diatas Pancasila sebagai paradigmanya, perlu
dipahami dasar dan arah peranannya, yaitu :
 Aspek Ontologi. Bahwa hakekat IPTEK merupakan aktivitas
manusia yang tidak mengenal titik henti dalam upayanya untuk mencari dan
menentukan kebenaran dan kenyataan. Ilmu Pengetahuan harus dipandang secara
utuh, dalam dimensinya sebagai:
 Sebagai masyarakat, menunjukkan adanya suatu academic community
yang dalam hidup keseharian para warganya untuk terus menggali dan
mengembangkan ilmu pengetahuan.
 Sebagai proses, menggambarkan suatu aktivitas masyarakat ilmiah yang
melalui abstraksi, spekulasi, imajinasi, refleksi, observasi, eksperimentasi,
komparasi dan eksplorasi mencari dan menemukan kebenaran dan
kenyataan.
 Sebagai produk, adalah hasil yang diperoleh melalui proses, yang
berwujud karya – karya ilmiah beserta implikasinya yang berwujud fisik
ataupun non-fisik.
 Aspek Epistemologi, bahwa pancasila dengan nilai–nilai yang terkandung
didalamnya dijadikan metode berpikir.
 Aspek Aksiologi, dengan menggunakan nilai-nilai yang terkandung didalam
Pancasila sebagai metode berpikir, maka kemanfaatan dan efek pengembangan
ilmu pengetahuan secara negatif tidak bertentangan dengan ideal dari pancasila
dan secara positif mendukung atau mewujudkan nilai-nilai ideal pancasila

Anda mungkin juga menyukai