Anda di halaman 1dari 125

ANALISA KOLOM BETON BERTULANG YANG

DIPERKUAT DENGAN CARBON FIBER REINFORCED

POLYMER (CFRP)

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat untuk

Menempuh Ujian Sarjana Teknik Sipil

Disusun oleh:

MAROLOP TUA SIANIPAR


02 0404 081

BIDANG STUDI STRUKTUR

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK USU

2009
Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009
ABSTRAK

Salah satu upaya untuk meningkatkan kemampuan suatu struktur beton


bertulang dalam memikul beban-beban adalah dengan meningkatkan daktilitas
struktur tersebut. Peningkatan daktilitas yang dimaksud dapat dilakukan dengan
memberikan tulangan pengikat, pengekang (confinement) dari dalam beton dan
kekangan yang dari luar beton (externally wrap) oleh CFRP yang dapat
memberikan ikatan dan kekangan terhadap beton maupun tulangan lentur.
Confinement mampu mencegah tekuk premateur tulangan tekan
longitudinal, sebagai tulangan sebagai tulangan geser mencegah terjadinya
keruntuhan, serta mampu meningkatkan kekuatan tekan beton terhadap beban
aksial dan momen lentur.
Dilakukannya externally CFRP pada kolom akan membuat kolom semakin
kuat terhadap lentur dan beban aksial yang dipikul karena memiliki nilai kuat tarik
yang sangat tinggi. Kekangan yang dilakukan pada CFRP dipengaruhi oleh jari-
jari sudut siku penampang kolom bujur sangkar. Tulangan tranvesal yang bekerja
akan mempengaruhi tulangan longitudinal yang bekerja terhadap lentur. Tegangan
lateral yang bekerja pada FRP terhadap bidang beton yang di luar akan melentur
ke luar terhadap panjang dan lebar penampang atau mengalami tekan dan
sebaliknya tulangan tranversal cenderung mengalami tekan.
Peningkatan mutu beton (fC) = 25 MPa dengan menggunakan CFRP
sebagai perkuatan dari luar untuk tebal (tj) = 0,3 mm dapat mencapai FCC =
29,364 MPa, peningkatan kapasitas kolom pada beban aksial sebesar 23,906%
momen lentur 133,198%.

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009
DAFTAR ISI

ABSTRAK........................i

KATA PENGANTAR.....................ii

DAFTAR ISI.......................iv

DAFTAR NOTASI....................vii

DAFTAR GAMBAR.......................x

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Umum...1

1.2 Latar belakang masalah2

1.3 Maksud dan tujuan...3

1.4 Pembatasan masalah.....4

1.5 Metode pembahasan.....4

1.6 Sistematika pembahasan......5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Umum...7

2.2 Fiber Reinforced Polimer....9

2.3 Pengunaan FRP yang ada di Pasaran.13

2.4 Alasan pengunaan CFRP.......17

2.5 Fungsi CFRP..18

2.6 Pekerjaan sebelum dilakukan pemasangan....19

2.6.1. Investigasi..19

2.6.2. Evaluasi..20

2.6.3. Metode perbaikan.......21


Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009
2.7 Struktur bangunan yang menggunakan FRP......24

2.8 Bentuk dan tipe FRP......24

2.9 Aplikasi FRP terhadap bangunan...24

2.10 Pekerjaan dan pemasangan FRP pada kolom....26

2.10.1. pekerjaan pada FRP.......26

2.10.2. pemasangan FRP pada kolom...28

2.11 Perumusan CFRP pada Kolom......29

BAB III ANALISIS CONFINEMENT dan CFRP KOLOM

3.1 Umum.....32

3.2 Kekuatan Tekan Beton...33

3.3 Kekuatan Tarik Beton........34

3.4 Kolom Beton Bertulang Berdasarkan Bentuk....35

3.5 Persyratan Penulangan Kolom...44

3.6 Pengaruh Sengkang terhadap Kolom.....44

3.7 Pengaruh FRP terhadap Sengkang.....47

3.8 Tegangan dan Regangan Beton dengan CFRP..47

3.9 Analisis Kolom...51

BAB IV ANALISA PERHITUNGAN

4.1 Analisa Gaya Aksial dan Momen Lentur pada Kolom

Confinement...61

4.2 Menganalisa gaya aksial dan momen pada kolom karena pengaruh

tebal CFRP (t_CFRP)........78

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009
4.2.1 Tebal CFRP = 0,3 mm...78

4.2.2 Tebal CFRP = 0,5 mm...98

4.2.3 Tebal CFRP = 0,7 mm...99

4.2.4 Tebal CFRP = 1,0 mm...99

4.3 Pengaruh Kuat Tekan Beton (fC)101

4.3.1 Kuat Tekan Beton (fC) = 30 MPa...101

4.3.2 Kuat Tekan Beton (fC) = 35 MPa....102

4.3.3 Kuat Tekan Beton (fC) = 40 MPa....103

4.4 Pengaruh Dimensi Kolom (B, H).....104

4.4.1 Dimensi 500 mm x 500 mm.....104

4.4.2 Dimensi 600 mm x 600 mm.....105

4.4.3 Dimensi 700 mm x 700 mm.....106

4.5 Merencanakan Dimensi dan Tulangan Kolom.............................107

BAB V KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan..112

5.2 Saran ....113

DAFTAR PUSTAKA..114

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009
KATA PENGATAR

Puji serta syukur kepada Allah Bapa, karena berkat dan karuniaNYA saya

dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini. Dimana tugas akhir ini merupakan salah

satu syarat yang harus dipenuhi dalam menyelesaikan program sarjana (S1) di

Fakultas Teknik Departemen Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara (USU).

Penulis menyadari bahwa selesainya tugas akhir ini tidak terlepas dari

bimbingan, dukungan, doa, dan bantuan dari semua pihak. Untuk itu, pada

kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang tulus kepada:

Bapak Prof. Dr. Ing. JOHANNES TARIGAN selaku ketua Departemen

Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara.

Bapak Ir. Teruna Jaya, M.Sc., selaku sekertaris Departmen Teknik Sipil

Universitas Sumatera Utara.

Bapak Ir. Daniel Rumbi Teruna, MT selaku dosen wali dan pembimbing

yang telah banyak meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk

memberikan bimbingan dan masukan dalam penyelesaian tugas akhir ini

serta selama masa kuliah.

Bapak Ibu dosen staf pengajar Departemen Teknik Sipil Universitas

Sumatera utara.

Seluruh pegawai yang telah memberikan bantuan dalam menyelesaikan

administrasi.

Hormat saya kepada orang tua Alm. M.T Sianipar dan M. Hutapea serta

saudara-saudara yang telah memberikan Restu dan Doa selama kuliah

hingga sekarang.

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009
Rekan-rekan mahasiswa yang telah memberikan masukan semangat, dan

doa diantaranya Daniel Damanik, Togi Sagala, Daniel Pasaribu, Parna,

Tohap, Jekson, Galumbang (02), Fornando, Samuel, Roby, Siska, Indah,

(04) serta adik-adik 05. Teman-teman disekitar tempat tinggalku Lor IX

diantaranya Lasma Sgn, Desmi, Donfri, lintonk, Brians, Nando.

Persekutuan Mahasiswa KMK yaitu: Frans, Adithya, dan BEnru dan yang

lainnya yang tidak bisa saya sebutkan satu-persatu.

Penulis menyadari bahwa manusia tidak luput dari khilaf dari kesalahan,

demikian juga penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini sehingga tugas akhir

ini masih memiliki banyak kekurangan walaupun penulis telah semaksimal

mungkin. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka dan hati yang tulus penulis akan

menerima segala saran dan kritikan demi kesempurnaan tugas akhir.

Medan, Maret 2009

Penulis

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009
Daftar Notasi
2
As : Luas tulangan baja, mm

a : Kedalaman tegangan saat ultimate, mm

b : Lebar area penampang kolom, mm

Cc : Gaya tekan beton, N

Cs : Gaya tekan baja, N

d : jarak efektif, mm

d : Jarak pusat gaya tekan beton didalam sengkang, mm

d : Jarak pusat gaya tekan beton diluar sengkang, mm

d : Jarak pusat gaya tekan beton bagian samping, mm

d1 : Jarak tulangan 1 ke pusat tekan terluar, mm

d2 : Jarak tulangan 2 ke pusat tekan terluar, mm

d3 : Jarak tulangan 3 ke pusat tekan terluar, mm

Ej : Modulus elastis pada FRP, N/mm2

fc : Kekuatan tekan beton, N/mm2

fcc : Kekuatan tekan beton, FRP, N/mm2

fj : Tegangan pada sisi dalam Jaket FRP, N/mm2

fl : Tegangan lateral minimum, N/mm2

Fl : Tegangan lateral maksimum, N/mm2

fr : Modulus rupture atau modulus retak beton, N/mm

fs : Tegangan tulangan baja, N/mm2

h : Tinggi penampang daerah tekan, mm

Jd : Jarak pusat total gaya tekan kepusat gaya tarik, mm

I : Momen inersia kolom, mm4


Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009
k : Koefisien retak beton sebesar, 0.62

kc : Faktor penambah kekuatan beton

ke : Rasio area effektif yang terlindung

Mn : Momen lentur murni, Nmm

Mretak : Momen saat pertama retak, Nmm

My : Momen beton setelah baja mengalami leleh, Nmm

Mu : Momen kolom beton mencapai ultimate, Nmm

n : Rasio modulator atau angka ekivalen

P : Gaya tekan aksial kolom, N

P : Selimut beton, N

r : Jari-jari sudut siku-siku kolom, mm

Ss : Gaya tekan tulangan baja, N

Sn : Jarak antar satu tulangan dengan yang lain? Spasi sengkang, mm

Ts : Tulangan mengalami tarik, N

y : Garis netral kolom dalam keadaan seimbang, mm

ydasar : Garis netral kolom, mm

ytarik : Jarak total gaya tarik dari serat tekan terluar kolom, mm

ytekan : Jarak total gaya tekan dari bagian atas kolom, mm

Z : Parameter kolom beton dengan kekangan

: Koefisien; 22/7 atau 3.14

: Faktor tegangan rata-rata

1 : Faktor penambah kekuatan beton terhadap tegangan triaxial

2 : Faktor reduksi terhadap penjumlahan untuk beberapa deviasi

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009
c : Regangan beton

s : Regangan tulang yang memiliki tarik

j : Regangan jaket FRP

50u : Regangan beton unconfinement lebih dari 0.002 saat tegangannya 0.5 fc

50c : Regangan beton confinement lebih dari 0.002 saat tegangannya 0.5 fc

50h : Selesai 50c dengan 50u

20c : Regangan beton confinement lebih dari 0.002 saat tegangannya 0.2 fc

: Ratio tulangan

: Faktor pusat tekan (centroid)

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 UMUM

Penggunaan bahan serat yang memperkuat kolom (FRP) secara eksternal

kini sudah diterapkan pada banyak jenis bangunan salah satunya pada bangunan

bertingkat. Polimer sebagai perkuatan (FRP) dikenal sebagai bahan yang mampu

memberi menahan tarikan, memperbaiki serta meningkatkan kekuatan dari luar

kolom struktur beton. FRP merupakan bahan yang sangat baik dalam

pengunaannya untuk bentuk kolom. FRP ini pertama kali dikenalkan pada model

kolom bulat oleh para ahli konstruksi dari Amerika sebelum tahun 2002. Namun

untuk pemakaian pada kolom bujur sangkar belum bisa digunakan sehingga para

ahli konstruksi dari Eropa melakukan uji coba untuk kolom tersebut, ternyata hal

itu dapat dipakai untuk kolom bujur sangkar hingga pada tahun 2003 produk

tersebut dimunculkan. Sebagai contoh, disain ini telah menyediakan kenyamanan

untuk kolom berbentuk bulat dengan diselimuti atau dibungkus oleh FRP, tapi

kemudian pembuatan aplikasi di uji cobakan untuk kolom bujur sangkar oleh para

ahli konstruksi.
r
y
Confined concrete
h b x

Unconfined concrete

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009
Gambar 1.1 Batas potongan melintang beton

Pada prinsipnya kekuatan tambahan ini dapat dipakai jika batasan-batasan

yang ada harus diperhatikan, antara lain :

Specimen pada kolom bujur sangkar terhadap FRP.

Kelancipan dari sudut siku potongan melintang kolom bujur

sangkar.

Radius dari kelenturan specimen pada kekangan sudut sikunya.

Beberapa hal tersebut sangat penting untuk diperhatikan pada saat

pemasangan dikarenakan fungsinya sebagai pelapis dari luar yang akan

dibebankan terhadap beban yang akan diterima.

FRP sebagai perkuatan yang memiliki nilai tarik yang sangat tinggi pada

kolom yang ber-confinement, serta berat sendiri yang sangat ringan sehigga

pemasangannya sangat mudah dilakukan.

daerah
yang
mengalami
kekangan

CFRP
(tarik) Confinement
(tekan)

Gambar 1.2. Kolom dan potongan kolom yang mengalami tekan pada

confinement dan FRP mengalami tarik

I.2 LATAR BELAKANG MASALAH

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009
Banyak struktur konstruksi bangunan dinyatakan layak untuk dihuni

namun pada kenyataannya bangunan tersebut banyak kekurangannya terutama

pada bagian kolomnya hal ini dapat dilihat dari beberapa tahun belakangan ini

seperti bencana yang terjadi di Indonesia sehingga para ahli mencari cara untuk

mengatasi hal tersebut, terutama yang terjadi pada kolom. Sehingga para ahli

mencari solusi dengan membuat metode perkuatan yang bekerja dari luar.

Dibuatnya kekuatan tambahan yang dari luar membuat para ahli itu

melakukan riset dibeberapa tahun terakhir ini untuk mendapatkan perkuatan

tambahan. Perkuatan tambahan biasanya sangat baik untuk model tertentu saja

misalnya untuk kolom bulat tapi untuk kolom bujur sangkar kurang baik ini

dikarenakan beberapa hal termasuk karena bentuknya yang persegi.

Agar bahan tersebut dapat dipakai untuk model kolom bujur sangkar maka

dilakukanlah riset untuk jenis kolom ini. Setelah hal itu dilakukan secara terus-

menerus maka didapatlah perbandingan-perbandingan yang ada dari hasil

percobaan-percobaan yang ada.

I.3 MAKSUD DAN TUJUAN

Adapun maksud dan tujuan tulisan tugas akhir ini adalah :

1. Menyediakan suatu hubungan studi yang parametrik dengan

batasan model dengan petunjuk disain.

2. Menyediakan suatu perbandingan antara parametrik-parametrik

pembatasan model dengan petunjuk disain serta nilai-nilai dengan

model yang dipakai dengan petunjuk disain dari hasil percobaan

yang sudah ada.

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009
3. Menjelaskan yang mendalam serta kritis terhadap kelemahan dan

kekuatan dari model kolom bujur sangkar dengan perkuatan yang

terikat secara eksternal oleh FRP.

I.4 PEMBATASAN MASALAH

Penulis akan membatasi permasalahan dengan tujuan untuk

menyerderhanakan perhitungan-perhitungan serta pembahasan materi yang lebih

detail, pembatasan masalah tersebut antara lain:

1. Kolom bujur sangkar dengan dimensi 400mm x 400mm yang

digunakan adalah beton bertulang seimbang.

2. Kolom bujur sangkar mengunakan confinement atau tulangan

sengkang (tulangan transversal).

3. Material dasar dari perkuatan-serat polimer yang digunakan adalah

carbon (CFRP), dengan ketebalannya specimen CFRP t f = 0,5mm

; 0,7mm

4. Perkuatan eksternal CFRP dilakukan pada daerah yang paling

bahaya seperti ujung atas dan dasar kolom dengan masing-masing

lebar CFRP 0,25m dan tinggi kolom (1m) overlap 200mm.

5. Perkuatan eksternal FRP pada kolom satu lapis.

I.5 METODE PEMBAHASAN

Dalam penulisan tugas akhir ini, materi diambil dengan mengumpulkan

data literature yang ada mengenai data perilaku dari kolom beton bertulang

dengan pengunaan material FRP sebagai perkuatan dari luar serta perilaku yang

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009
akan ditimbulkan oleh FRP itu sendiri. Bahan utama pada FRP adalah resin

dengan serat carbon yang dibentuk menjadi bahan.

Perhitungan-perhitungan dilakukan dengan manual dan bantuan simulasi

program komputer dengan mengunakan program Microsoft Excel sebagai desain

grafik. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan perbandingan yang signifikan dari

hasil perhitungan yang ada.

1.6 SISTEMATIKA PEMBAHASAN

Penulisan tugas akhir ini dilakukan dengan sistematika pembahasan

sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Uraian mengenai hal umum tentang penulisan tugas akhir, latar

belakang masalah, maksud dan tujuan, pembatasan masalah,

metode pembahasan dan sistematika pembahasan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


Uraian singkat tentang alternatif peningkatan/perbaikan kekuatan
struktur, komposisi FRP, pengunaan FRP yang ada dipasaran,
alasan penggunaan FRP, fungsi FRP, investigasi, evaluasi, metode
perbaikan, struktur bangunan yang mengunakan FRP, bentuk dan
tipe FRP, aplikasi FRP terhadap bangunan, pekerjaan dan
pemasangan FRP pada kolom, perumusan CFRP pada kolom.
BAB III ANALISIS CONFINEMENT dan FRP KOLOM

Uraian singkat tentang perbaikan kolom dengan mengunakan

alternatif terhadap kekauatan kolom, pembahasan kekuatan tekan

beton, pembahasan kekuatan tarik beton, analisa kolom beton tanpa

confinement, kolom beton bertulang berdasarkan ukuran,


Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009
pendekatan yang digunakan, conmfinement, kolom beton dengan

confinement, analisa kolom beton bertulang dengan Confinement

dan FRP, tegangan regangan dan kegagalan beton bertulang tanpa

confinement.

BAB IV ANALISA PERHITUNGAN

Perhitungan momen pada saat beton mengalami retak, tulangan

baja mengalami leleh/ultimate, menghitung beban axial dan

momen lentur pada kolom beton unconfinement. Perhitungan

beban axial dan momen lentur pada kolom confinement.

Perhitungan peningkatan kekuatan beton akibat pemakaian CFRP,

beban axial, dan momen lentur pada confinement dan CFRP serta

peningkatan dan penurunan perbandingan kolom yang Confined

dengan Unconfined.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini diuraikan kesimpulan-kesimpulan yang diambil dari

serangkaian pembahasan dan perhitungan yang telah dilakukan,

serta saran-saran yang mungkin diterapkan lebih lanjut.

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 UMUM
Perkembangan teknologi beton pada saat sekarang ini, membuat

konstruksi beton semakin banyak dipilih sebagai bahan konstruksi. Konstruksi

dari beton banyak memiliki keuntungan selain bahannya sangat mudah diperoleh,

juga memiliki beberapa keuntungan antara lain harganya relatif lebih murah,

mempunyai kekuatan tekan tinggi, mudah dalam pengangkutan dan pembentukan,

serta mudah perawatannya, sehingga banyak bangunan bangunan yang didirikan

memilih konstruksi yang terbuat dari beton sebagai bahan materialnya.

Pemilihan beton sebagai konstruksi telah membuat para ahli beton

menciptakan bahan tambahan (admixture) bagi beton. Bahan tambahan

(admixture) merupakan bahan yang dianggap penting, terutama untuk konstruksi

pada saat sekarang ini yang membutuhkan segala sesuatu yang serba praktis,

efisien dan ekonomis, tanpa mengurangi mutu dari beton tersebut. Penggunaan

bahan tambahan tersebut dimaksudkan untuk memperbaiki dan menambah sifat

beton sesuai dengan sifat beton yang diinginkan.

Penggunaan bahan tambahan pada konstruksi belakangan ini telah

berkembang dengan pesat seiring dengan pesatnya pembangunan di bidang

konstruksi. Banyak penemuan baru yang dapat menggantikan cara-cara

konvensional seperti dibidang perkuatan struktur, dimana telah ditemukan metode

dan sistem yang semakin mudah diaplikasikan serta hanya sedikit pertambahan

dimensi dari struktur, sehingga tetap terjaga keindahan dari konstruksi tersebut

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009
Gempa bumi merupakan salah satu penyebab kerusakan bangunan

pemakaian struktur dengan berbagai fungsi dan kombinasi beban tergolong

rentan, baik terhadap perubahan fungsi yang mengakibatkan pertambahan beban

yang dipikul, maupun kemungkinan terjadinya kesalahan perhitungan pada saat

perencanaan. Untuk mempertahankan dan meningkatkan kekuatan (strengthening)

fungsi struktur tersebut, terutama struktur yang menahan beban aksial tekan dan

momen lentur.

Ada beberapa cara yang lazim digunakan antara lain:

1. Dengan cara memberi penyelubungan pada struktur tersebut atau dikenal

dengan metode Penyelubungan (Jacketing Methods) misalnya FRP (Fiber

Reinforced Plastic) sebagai bahan kompositnya.

2. Memperpendek tinggi dari struktur dengan konstruksi beton.

3. Memperbesar dimensi pada konstruksi beton.

4. Dengan menambah jumlah tulangan pada kolom dan memperbesar dimensi

kolom beton tersebut atau dikenal dengan metode penulangan luar

(Extemally Reinforcement).

5. Atau struktur tersebut harus dibongkar dan diganti dengan baru.

Perkuatan (strengthening) merupakan suatu kegiatan yang bertujuan

meningkatkan perilaku komponen atau struktur agar menjadi lebih kuat dibanding

sebelumnya. Pada penelitian untuk perkuatan (strengthening) dalam

mempertahankan fungsi struktur dilakukan dengan menggunakan Carbon Fiber

Reinforced Polimer (CFRP) dengan konsep dan metode perbaikan/perkuatan

lentur beton bertulang khususnya kolom yang diakibatkan oleh gempa beserta

keuntungan dan kerugiannya.

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009
2.2 FIBER REINFORCED POLIMER

FRP merupakan suatu material komposit yang digunakan dalam konstruksi

sipil. Bahan ini menggabungkan polimer resin, filler dan fiber. Resin yang

digunakan adalah polyester, vinylester atau epoxy dan filler yang digunakan

adalah kaolin clay, calcium carbonate dan alumina. Sedangkan fiber terdiri dari

beberapa jenis seperti glass, carbon, dan aramide.

Gambar 2.1: Model kurva tegangan lekat-slip tulangan FRP (Caibal, R.J, 2003)

Gambar 2.2: Tipe tulangan FRP yang sering digunakan (Roberts, C.L.,

2006)

Material komposit punya beberapa kelebihan seperti berkekuatan tinggi,

ringan dan punya daya tahan yang tinggi (BRE and Trennd:2000). Selain itu FRP

juga bahan non korosi, netral terhadap gaya magnet jika dibandingkan terhadap

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009
baja, FRP punya kuat tarik lebih besar, modulus elastisitas kecil dan hubungan

tegangan-regangan adalah elastis. FRP terdiri dari beberapa jenis seperti bar,

wrap, grid dan strip. Untuk struktur baru digunakan FRP bar sebagai pengganti

baja tulangan. FRP dengan jenis wrap lebih banyak dipakai pada kolom

sedangkan jenis sheet atau strip biasa digunakan pada balok, pelat dan kolom.

Gambar 2.3: Jenis-jenis FRP di Jepang (UEDA, T., 2004)

FRP dengan jenis grid digunakan untuk perkuatan pelat. Pengembangan

penggunaan FRP pada rekayasa sipil terdiri dari dua bagian, pertama untuk

rehabilitasi dan perbaikan struktur dan kedua untuk pembuatan konstruksi baru

yang sepenuhnya menggunakan FRP ataupun komposit dengan beton.

Penggunaan FRP dalam perkuatan struktur antara lain pada balok, pelat,

jembatan, kolom (BRE and Trend 2000). Menurut BRE and Trend 2000 ltd

terdapat beberapa keuntungan menggunakan FRP sebagai bahan perkuatan

struktur antara lain:

1. Teknik yang digunakan dalam pemasangan tidak mengganggu penggunaan

struktur oleh pihak lain.

2. Meningkatkan kapasitas struktur dengan penambahan berat struktur sendiri

adalah minimum.

3. Teknik yang digunakan relatif cepat, meminimalkan waktu bekerja.

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009
4. Material FRP lebih tipis dan lebih ringan daripada menggunakan

perkuatan dari baja.

Keuntungan FRP sebagai tulangan menurut Carin L. Robert dan Wallman

yaitu :

1. Tulangan FRP tidak berkarat

2. Tulangan FRP sangat ringan

3. Memiliki kekuatan yang tinggi.

Kentungan pemakaian FRP menurut Hartono dan Santosa, 2003 antara lain:

1. Kuat tarik sangat tinggi ( +7-10 kali lebih tinggi dari baja U39 )

2. Sangat ringan ( density: 1,4 2,4 gr/cm+, 4-6 kali lebih ringan dari baja )

3. Pelaksanaan sangat mudah dan cepat

4. Memungkinkan tidak perlu penutupan lalu lintas

5. Tidak perlu area kerja yang luas

6. Tidak diperlukan join meskipun bentang yang diperekat cukup panjang

7. Tidak berkarat

Namun demikian perlu juga diperhatikan kelemahan kelemahan

pemakaian bahan ini, antara lain kurang tahan teradap suhu tinggi. Dengan suhu

sekitar 700C bahan perekat epoxy resin akan berubah dari kondisi keras menjadi

lunak, bersifat plastis sehingga daya lekatnya akan menurun. Selain itu bahan ini

juga tidak tahan terhadap sinar ultra violet. Untuk mengatasi kelemahan ini perlu

dilakukan proteksi, misalnya pelapisan atau penutupan dengan mortar.

Carbon Fiber Reinforced Polymer (CFRP) merupakan salah satu jenis

Fiber Reinforced Polimer (FRP). Carbon Fiber Reinforced Polymer ( CFRP )

merupakan sejenis plat baja tipis yang didalamnya terdapat serat serat carbon
Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009
dan fiber. Carbon Fiber Reinforced Polymer digunakan pada konstruksi struktur

bangunan yang sudah ada. Pemakaian CFRP pada suatu konstruksi biasanya

disebabkan oleh beberapa hal yaitu:

Terjadinya kesalahan pada perencanaan.

Adanya kerusakan kerusakan dari bagian struktur sehingga

dikhawatirkan tidak berfungsi sesuai dengan yang diharapkan.

Adanya perubaan fungsi pada sistem struktur dan adanya

penambahan beban yang melebihi beban rencana.

Perkuatan tambahan ini telah banyak digunakan diberbagai belahan dunia.

Selain digunakan sebagai perkuatan tambahan untuk jembatan, juga digunakan

pada gedung gedung seperti pelat lantai, balok dan kolom hal ini hanya biasa

diaplikasikan pada kolom yang bundar dan lain sebagainya. Disamping karena

bahan tambahan ini lebih efektif, juga disebabkan karena keuntungannya lebih

dari sistem perkuatan lainnya.

Beberapa aplikasi dari CFRP pada proyek proyek konstruksi di berbagai

negara dapat dilihat dalam table, yaitu:

Tabel 2.1: Aplikasi Penggunaan Carbon Fiber Reinforced Polimer ( CFRP )

Negara Proyek Jumlah Kontraktor Utama


Argentina Metro Red 500m2 Caputo S.A
Australia Boiler House 500m Kane Constructions
Australia West end Shopping 180m AB & MA Cick Pty Ltd

Mall
Australia Te Glen Sopping 300m Constuction Engineering
Centre
Austria IBM Building 1174m IBM
Austria Bregenzerac Bridge 1100m Hembau Gesmbh
Austria A10 Tauernautobahn 8500m Strabag AG

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009
Hongkong Six bayan Temple 2800m2 Guangzhou Province No. 1
Construction

Qatar Qafco Prill tower 3600m Apollo


Singapore Main Upgrading 5500m2 Hong Lai Huat Construction
Project
Turkey Frtolay Turkey 1000m2 Detay Construction Co
Turkey PETKIM 2500m Ken Engineering
UK Highway M11 Bridge 1400m2 Balvac
UK West Burton 1600m2 Bierrum
UK Leaden Hall Market 400m2 Rusview

2.3 PENGGUNAAN FRP YANG ADA DI PASARAN

Adapun penggunaan FRP yang di Indonesia merupakan bahan perkuatan

yang telah digunakan luas diberbagai negara seperti Inggris, Afrika Selatan,

Jepang, Swiss dan Perancis untuk digunakan sebagai perkuatan pada gedung dan

jembatan.

Pembagian tipe kekuatan FRP berdasarkan angka modulus elastisitasnya,

angka modulus elastisitasnya terdiri dari tiga tipe yaitu:

1. High strengh

2. High modulus

3. Ultra high modulus

Spesipikasi dari masing-masing tipe FRP ini dapat dilihat pada Tabel yang

terdapat dibawah ini:

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009
Tabel.2.2: Tipe dan Spesifikasi FRP

Carbon Kuat Tarik Modulus Elastis Elongasi


(N/mm2) (N/mm2) (%)
High strengh 4300-4900 3100 155000

High modulus 2740-5490 2400 210000

Ultra high modulus 2600-4020 1600 300000

dan sebagai perencana untuk perbaikan/perkuatan Struktur berikut ini akan

uraikan FRP yang tersedia dipasaran termasuk kemampuan material FRP dan

Epoxy adhesives agar penggunaannya dapat di lakukan dengan efisien dan tepat

guna.

Tabel.2.3: Material perkuatan/perbaikan yang tersedia

Suplier Trade name Type of material


DML Composites DML Composites Cabon FRP plate
Carbon fibre sheet
Glass fibre sheet
Aramid fibre sheet
Du Pont de Nemours Int. S.A Kevlar structural Reinfor- Aramid fibre tape or sheet
Cement Systems Aramid FRP sheet
Exchem Selfix Cabofibe Carbon FRP plate
Carbon fibre sheet
Aramid fibre seet
Glass fibre sheet
Feb MBT Mbrace Carbon fibre sheet
Mbrace Carbon FRP plate
Kevlar* Aramid fibre tape and sheet
Sumitomo Corporation Europa# Replark Carbon fibre prepeg
SBD Enforce Carbon FRP plate
Carbon fibre sheet
Glass fibre sheet
Aramid fibre tape and sheet
Sika Sika CarboDur Carbon FRP plate
SikaWrap Hex 230C Carbon fibre sheet
SikaWrap Hex 100G Glass fibre sheet
Toray Europe Ltd. Torayca UT70 Carbon fibre sheet
* #
In association with Du Pont. Agent for Mitsubishi Chemicals

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009
Table.2.4: Properti dari material FRP berbentuk plate

Trade name Strength Modulus Thickness Width


(N/mm2) (kN/mm2) (mm) (mm)
DML Composites 2100 140 Up to 30 Up to 1400
1400 360 Up to 30 Up to 1400
Enforce 2200-2500 165 1.2, 1.4, 2.1 10,50,80,90,100,120
2200-2500 210 1.2, 1.4, 2.1 50,80,90,100,120,150
MBrace LM >2200 150 1.2, 1.4 50,80,100,120
MBrace HM >2200 200 1.4 50,80,100,120,150,200
Selfix Carbofibe S 2800 150 1.2, 1.4 50,80,120
Selfix Carbofibe M 3200 200 1.2, 1.4 50,80,120
Selfix Carbofibe H 1600 280 1.2, 1.4 50,80,120
Sika Carbodur S 3050 165 1.2, 1.4 50,60,80,90,100,120,15
Sika Carbodur M 2900 210 1.4 0
Sika Carbodur H 1450 300 1.4 60,90,100
50
Note: properti ini diambil dari pabrik dan telah dikoreksi pada saat publikasi
(summer
2000). Untuk mendesign properti actual harus diperoleh dari pabrikan.
Karena
Metode test yang bervariasi, informasi yang diperoleh harus detail
(contoh:freku-
Ensi test, standar deviasi).

Tabel.2.5: Properti dari material FRP berbentuk lembaran

Trade name Fibre Strength Modulus Areal Effective Widhth


(kN/mm2) (kN/mm2) Weight thickness* (mm)
(g/m2) (mm2)
DML Com- Carbon 4900 230 150,300,9 300,500,1
Posites Glass 3400 70 00 500
Aramid 2800 115 200,250 to 350,500
1200 340
200,300
Enforce Carbon 3900 240 200 0,117 300
Carbon 2650 640 400 0,235 300
Glass 1700 65 350 0,135 680
Aramid 2900 120 290,420 0.2,0,29 300
Kevlar#Structural Aramid 2100 120 280,420 0.193,0.28 100,300,5
Reinforcement 6 00
System
Mbrace Tow Carbon 3550 235 300 0.11,0.165 500
Sheet Carbon 3000 380 300 0.165 500
Glass 1550 74 915 0.118 500
Carbon 3400 230 200 0.11- 250,330,5
Carbon 2900 390 300 0.167 00
Replark Carbon 1900 640 300 0.165 250,330,5
0.143 00
250,330,5
00
Selfix Glass 1099+ 42+ 432 0.167 150,300
CarbofibeE Carbon 1417+ 120+ 300 0.167 150,300
Selfix Aramid 1086+ 61+ 240 0.167 150,300
Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009
CarbofibeC
SelfixCabofibe
AR
SikaWrap Hex Carbon 3500 230 230 610
230C Glass 2250 70 840 1270
SikaWrap Hex
100G
Torayca UT70- Carbon 4090 230 200 0.111 100,250,5
20 Carbon 4220 235 300 0.167 00,1000
Torayca UT70-
30 100,250,5
00,1000
Notes:
#
kecuali untuk hal ini, property untuk fibre kering.Nilai-nilai yang dimuat hanya

yang diindikasi.Perhatikan juga Note pada tabel 2.5


*
Ketebalan efektif adalah area total Cross-sectional dari fiber yang dibagi lebar

lembaran
+
Hasil normalisasi 55% volume menggunakan resin Selfix Carbofibe laminating

Tabel.2.6: Properti dari perekat epoxy (epoxy adhesives)

Supplier and Trade Name


Property Exchem MBT SBD Sika
Resifix 31 MBrace Epoxy Plus Sikadur
Laminate
adhesive
Tensile strength (N/mm2) 24 30 19 30

Flexual strength (N/mm2 ) 55 100 35

Shear strength (N/mm2) 22 18

Flexural modulus(kN/mm2) 6.5 3.5 9.8 12.8

Shear modulus (kN/mm2) 3.8

Glass transition temperature 60 56 60,80 62


Tg (0C)
Note: Lihat note pada tabel 2.6

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009
Tabel. 2.7: Properti dari resin pelapis (laminating resins)

Suplier
Property MBT SBD DML Sika Sumitomo
Composites

Tensile strength (N/mm2) 50 17 81 30 29

Flexural strength (N/mm2) 120 28

Flexural Modulus(kN/mm2) 3 5

Glass transition temperature 55 60,80 59 53 55

Tg (0C)

2.4 ALASAN PENGGUNAAN CFRP

Carbon fiber lebih baik digunakan dibanding aramid fiber dan glass fiber.

Dilihat dari kekuatan dan elastisitasnya yang jauh lebih bagus dari kedua bahan

lain. Ini dapat dilihat dari tabel, yaitu :

Tabel 2.8: Perbandingan performance FRP

Performance Carbon Aramid Glass


Alkaline Resistant Good Good Bad
UV Resistant Yes No yes
Electrical Conductivity Yes No No
Compressive vs tensile Strength Close to Lower Close to
Elastic Modulus vs Steel Similar Lower Lower
0 0
Melting Point 650 C 200 C 1000 0 C
Creep Rupture Best Moderate Bad
Banyak alasan mengapa diperlukan kekuatan tambahan untuk struktur

beton bertulang, yaitu:

Kapasitas beban hidup bertambah, seperti pada jembatan yang selalu

menerima beban pada kendaraan atau gedung yang dulunya dijadikan

tempat tinggal kemudian diganti untuk kepentingan umum.

Melakukan penambahan kebutuhan bangunan diluar dari desain yang

dibuat atau kesalahan dalam merancang.


Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009
Memperbaiki kekuatan terhadap gempa, yang mana memberikan lapisan

tambahan terhadap beton akibat tegangan, atau penambahan secara terus

menerus diantara lapisan.

Menganti perkuatan atau menambah zat paska perkuatan, seperti dampak

dari kerusakan atau menutup (menghilangkan) korosi.

Dari semua kasus tersebut penambahan perkuatan pada bangunan

dilakukan pada bagian bangunan yang menerima beban hidup karena hal itu

sangat membantu dalam kelangsungan bangunan.

2.5 FUNGSI CFRP

Pada penggunaannya, CFRP fungsinya adalah :

Meningkatkan kekuatan kompresi dari kolom sirkular.

Meningkatkan kekuatan geser total kolom beton.

Meningkatkan kekuatan flextural dari kolom beton.

Menutup kondisi kolom yang sudah mengalami retak, retak sebelum

diberikan bahan ini.

Gambar 2.4 : Kolom yang rusak, retak.

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009
2.6 PEKERJAAN SEBELUM DILAKUKAN PEMASANGAN

Dalam mendapatkan hasil yang maksimal untuk perkuatan struktur pada

suatu konstruksi ada hal yang harus dilakukan, yaitu:

2.6.1 INVESTIGASI

Tujuan dari investigasi adalah :

Mendapatkan gambaran yang lengkap dari lokasi dan besarnya kerusakan

yang terjadi serta kemungkinan penyebabnya.

Memperoleh data-data struktur yang baik pada dimensi struktur; data

material maupun data beban (mutu beton, mutu dan jumlah tulangan serta

beban yang bekerja).

Mengetahui kondisi lingkungan pada sekitar struktur yang ada.

Data-data di atas dijadikan sebagai evaluasi, karena tanpa data-data yang

benar dan akurat, maka rekomendasi perbaikan atau perkuatan hasil evaluasi akan

tidak tepat serta tidak tercapai sasaran, maka itu diperlukan data-data yang benar-

benar dari hasil investigasi hal ini dilakukan untuk mempermudah dan menunjang

tahapan evaluasi yang akan dilakukan selanjutnya.

Untuk mencapai tujuan di atas, maka harus dilakukan ;

Pengamatan secara visual (melakukan mapping disekitar kerusakan,

dimensi dari struktur beton dll).

Memeriksa dokumen-dokumen yang ada, baik dokumen perencanaan,

pelaksanaan, operasional maupun perawatan.

Melakukan testing-testing non destruktif yang diperlukan untuk

melengkapi data-data investigasi.

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009
Pada saat melakukan pengamatan secara visual, beberapa jenis kerusakan

didapat adalah sebagai berikut :

Keretakan non struktur dan struktur.

Keropos (honeycomb).

Karat.

Lepasnya bagian beton (spalling).

Penurunan.

Penyebab kerusakan-kerusakan pada struktur bangunan, bisa diakibatkan oleh :

Kesalahan dalam perencanaan.

Kesalahan dalam pemilihan material.

Kesalahan pelaksanaan.

Pengaruh lingkungan sekitar (tempratur, kimia, beban dll).

Investigasi merupakan awal dari tahapan perbaikan atau perkuatan yang

akan dilakukan dan merupakan tahapan yang sangat penting dalam menunjang

dan mempermudah untuk melakukan evaluasi yang tepat, maka harus diusahakan

untuk mendapatkan data-data yang maksimal.

2.6.2 EVALUASI

Setelah mendapatkan data-data dari hasil investigasi, maka dilakukan

evaluasi untuk menentukan tindakan-tindakan apa yang akan diambil.

Penurunan kapasitas struktur (menurunkan beban operasional).

Melakukan perbaikan.

Melakukan perkuatan.

Melakukan pembongkaran.
Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009
Didalam menentukan salah satu tindakan di atas, maka harus dipertimbangkan

beberapa aspek yaitu :

Masa layan struktur.

Kebutuhan struktur.

Keselamatan umum.

Batasan-batasan yang ada apabila dilakukan perbaikan atau perkuatan,

misalnya waktu, biaya, keindahan dan kemudahan pelaksana.

Apabila ditentukan tindakan perbaikan atau perkuatan, maka evaluasi yang

dilakukan selanjutnya adalah menentukan metode dan material perbaikan atau

perkuatan.

2.6.3 METODE PERBAIKAN

Beberapa pertimbangan yang menjadi dasar penentuan metode perbaikan

yang akan digunakan adalah :

Jenis kerusakan.

Besar dan luasnya kerusakan yang terjadi.

Peralatan yang tersedia.

Kemampuan tenaga pelaksana.

Keterbatasan ruang kerja.

Kemudahan pelaksana.

Waktu pelaksanaan.

Biaya perbaikan.

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009
Metode perbaikan yang umumnya dilakukan adalah :

a. Patching

Metode perbaikan ini adalah metode perbaikan konvensional, dimana

kedalaman kerusakan tidak terlalu dalam (kurang dari selimut beton).

Pada metode perbaikan ini, yang perlu diperhatikan adalah penekanan

pada saat mortar ditempelkan; sehingga benar-benar didapatkan hasil

yang padat.

Material yang digunakan harus memiliki sifat mudah dikerjakan dan

tidak jatuh setelah terpasang (lihat maksimum ketebalan yang dapat

dipasang tiap lapis).

b. Grouting

Metode perbaikan ini umumnya dilakukan apabila kerusakan melebihi

selimut beton.

Metode grouting ini dapat dilakukan secara manual (gravitasi) atau

mengunakan pompa.

Pada metode perbaikan ini yang perlu diperhatikan adalah bekisting

yang terpasang harus benar-benar kedap, agar tidak ada kebocoran spesi

yang mengakibatkan terjadinya keropos.

Material yang digunakan harus memiliki sifat mengalir dan tidak susut.

c. Shotcrete (Beton Tembak)

Metode perbaikan ini umumnya digunakan untuk kerusakan yang

sangat luas, dimana metode patching ataupun grouting sudah tidak

efektif lagi. Dan pada metode ini tidak diperlukan bekisting lagi seperti

halnya pengecoran pada umumnya.

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009
Metode shotcrete ada dua system yaitu dry-mix dan wet-mix.

Pada sistim dry-mix, campuran yang dimasukan dalam mesin berupa

campuran kering, dan akan tercampur dengan air di ujung selang.

Sehingga mutu dari beton yang ditembakan sangat tergantung pada

keahlian tenaga yang memegang selang, yang mengatur jumlah air.

Tapi sistim ini sangat mudah dalam perawatan mesin shotcrete, karena

tidak pernah terjadi blocking.

Pada sistim wet-mix, campuran yang dimasukan dalam mesin berupa

campuran basah, sehingga mutu beton ditembakan lebih seragam. Tapi

sistim ini memerlukan perawatan mesin tinggi, apalagi bila sampai

terjadi blocking.

Pada metode shotcrete, umumnya digunakan additive untuk

mempercepat pengeringan (accelerator), dengan tujuan mempercepat

pengerasan dan mengurangi terjadinya banyaknya bahan yang terpantul

dan jatuh (rebound).

d. Injection

Metode ini umumnya digunakan untuk kerusakan yang berupa

keretakan. Dalam proses perbaikan dengan metode ini dapat digunakan

alat manual ataupun mesin bertekanan.

Material yang digunakan harus mempunyai viskositas yang rendah,

sehingga mampu mengisi keretakan.

e. Coating

Metode ini berupa pemberian lapisan pada permukaan beton, dengan

tujuan melindungi beton dari serangan bahan kimia ataupun air laut;

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009
biasanya digunakan pada waktu struktur didaerah laut atau struktur

yang berada dilingkungan aggressif.

2.7 STRUKTUR BANGUNAN YANG MENGGUNAKAN CFRP

CFRP pada umumnya digunakan pada perkuatan :

Lentur pada balok dan plat, bagian tumpuan maupun lapangan.

Geser pada balok dan kolom

Axial pada kolom

Lentur pada dinding (dinding penahan, silo dll)

2.8 BENTUK DAN TIPE FRP

Bentuk FRP yang sering digunakan pada perkuatan struktur adalah :

Plat / composite

Fabric / Wrap

Bentuk plat lebih efektif dan efisien untuk perkuatan lentur baik pada balok

maupun plat serta pada dinding; sedangkan bentuk wrap lebih efektif dan efesien

untuk perkuatan geser pada balok serta untuk meningkatkan kapasitas beban axial

dan geser pada kolom.

2.9 APLIKASI FRP TERHADAP BANGUNAN

Penggunaan FRP kini telah banyak digunakan oleh bangunan-bangunan

seperti jembatan, gedung-gedung (mall, pencakar langit, apartemen dst), stadion,

rumah tinggal dan lain-lain. Di Inggris terdapat 150 lebih struktur bangunan

mengunakan bahan ini sebagai bahan yang memperkuat struktur bangunan, data
Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009
diambil pada tahun 2000. Karena bahannya yang kuat, sederhana dan tidak

mencemari lingkungan maka bahan ini banyak dipakai. Berikut jenis contoh

bangunan yang mengunakan bahan ini, tabel 2.1.

Kolom bangunan yang mengunakan bahan ini, yaitu :

a. Kolom gedung

Berbeda halnya pada balok dan pelat, dikolom FRP digunakan untuk

memikul beban axial. FRP diletakan sebagai wrap pada kolom atau sebagai

pembungkus yang melingkari seluruh kolom hingga membuat kolom menjadi

tertutup rapat dari bawah hingga atas kolom. FRP kolom merupakan perpaduan

antara fiber karbon dengan resin.

Bahan ini sangat baik digunakan pada kolom yang berbentuk bulat atau

melingkar dibanding dengan kolom yang berbentuk bujur sangkar. Selain karena

bentuknya yang tidak perlu dibentuk dengan sudut-sudut tertentu pada kolom

bulat, material ini juga lebih rapat dan kuat ketika dipasangkan ke kolom

melingkar. Hal tersebut mudah untuk dilakukan dikarenakan sewaktu melakukan

pemasangan hanya diperlukan tinggi dan diameter kolom saja, sebagai gambaran

sebelum dilakukan pemasangan.

Bahan ini sudah banyak membantu dalam perkembangan struktur

bangunan terutama pada kolom seperti yang di Amerika dan di Jepang. Bahan ini

sudah banyak membantu bagi kemajuan negara tersebut, dan hal ini juga

dibuktikan dengan mengembangakan CFRP ini sebagai bahan yang mampu

memberi nilai lebih misalnya pada negara Jepang yang merupakan negara yang

memiliki seismic yang tinggi dan negara Amerika yang sering terjadi peristiwa

alam. Sebuah metode besar juga mulai dikembangkan dimana universitas yang

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009
ada di negara Eropa mulai mengunakan bahan ini sebagai kekuatan tambahan dari

luar terhadap bangunannya seperti di Universitas Southampton, Inggris.

b. Kolom jembatan

Dalam bagian ini pekerjaan dilakukan secara berkelompok saat material

ini digunakan. Material pada umumnya dikerjakan dengan mengunakan tangan.

Untuk mesin digunakan pada material yang lebih luas dan yang banyak jumlah

strukturnya seperti kolom jembatan. Sebelum dilakukan pemasangan pada kolom

ada baiknya terlebih dahulu dipasang kait penjepit pada sekitar yang mau

diletakan FRP dan disekitar lingkaran kolom pada bagian atas kolom. Mesin pada

pengunaannya dapat menjangkau sekitar kolom, seperti ukuran yang terlalu tebal

pada waktu pemasangan fiber.

2.10 PEKERJAAN DAN PEMASANGAN FRP PADA KOLOM

Sebelum dilakukan pemasangan material komposit (FRP) ini perlu adanya

dilakukan koreksi. Selain karena perlu adanya koreksi, juga perlu dilakukan

peninjauan terhadap kebutuhan pada waktu pemasangan seperti perlengkapan

yang akan dipakai pada pemasangan agar keselamatan dan kenyamanan pada

waktu pemasangan dapat terjamin.

2.10.1 PEKERJAAN PADA FRP

Semua peralatan yang digunakan dalam pengabungan dan pengerjaan

pada pemasangan FRP serta material harus dijaga kebersihan dan perawatannya

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009
sehingga mendapatkan hasil yang baik. Pengerjaan semuanya dilakukan dengan

bantuan alat.

Pengerjaan dan pengaplikasian untuk mengabungkan bahan dalam

membentuk selubung FRP ini harus sesuai dengan instruksi pabrik hal tersebut

dapat dilihat dari panduan yang diberikan oleh perusahaan tersebut. Jumlah

material pencampuran dilakukan hanya sekali saja tidak boleh melebihi jumlah

yang ditentukan, seperti volume yang terlalu banyak hal ini dapat mempengaruhi

tingginya temparatur pada waktu dilakukan pencampuran sehingga dapat merusak

struktur pencampuran. Resin atau perekat terlebih dahulu diaduk agar struktur

perekat tersebut merata kemudian resin dioleskan kepada permukaan kolom.

Resin atau perekat tersebut berfungsi untuk menyatukan wrap CFRP dengan

kolom beton. Bahan ini memiliki daya rekat yang kuat terhadap geser dan mampu

memberikan rekatan terhadap CFRP akibat beban anaksial yang besar. Resin yang

digunakan adalah epoxy dengan ketebalan olesan berkisar antara 1,5-2,0mm

dengan mengunakan roller dan ukuran ini cukup ideal untuk dibuat. Jenis perekat

ini tidak bersifat permanen atau mudah untuk dilepaskan dengan mengunakan

scrab dan bahan pelarut.

Gambar 2.5 : Mengolesi Resin atau perekat (epoxy) pada permukaan

kolom mengunakan Roller atau kuas silinder

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009
2.10.2 PEMASANGAN FRP PADA KOLOM

Sebelum dipasangkan ke kolom wrap CFRP ini terlebih dahulu dipotong

dengan mengunakan alat pemotong. Alat pemotong material ini cukup sederhana,

hanya dengan mengunakan gunting pemotong fiber atau dalam skala yang besar

dengan mengunakan mesin pemotong fiber.

Setelah dilakukan pemotongan pada fiber untuk mendapatkan ukuran yang

tepat pada kolom, material tersebut kemudian dipasangkan ke kolom dengan

konvensional atau dengan mesin untuk daerah kolom yang lebih besar dan luas.

Gambar 2.6 : Pemasangan CFRP pada daerah paling berbahaya yang

sudah diolesi resin atau perekat (epoxy)

Agar bahan tersebut terekat dengan erat antara FRP tersebut dengan

permukaan beton maka dipakai epoxy. Epoxy merupakan bahan perekat yang

sangat kuat. Untuk jenis perekat ini ada dua macam dalam pemasangannya, yaitu:

Dry system (FRP tidak perlu dijenuhkan dulu dengan epoxy)

Wet system (FRP harus dijenuhkan dulu dengan Epoxy mesin saturator)

Untuk menentukan sistim mana yang akan digunakan, tergantung dari banyaknya

fiber per m 2 . Pada umumnya FRP dengan banyaknya fiber kurang dari 300

gr/m 2 menggunakan dry sistem dan sebaliknya menggunakan wet sistem.

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009
Gambar 2.7 : Mesin alat pemasang CFRP kolom bulat

2.11 PERUMUSAN CFRP PADA KOLOM

Perumusan Tegangan Regangan CFRP pada kolom

Bagian struktur beton akan mengalami reduksi saat memikul beban aksial

yang besar, karena regangan pada beton mencapai batas ultimate 0,003. Untuk

menghindari terjadinya deformasi lateral yang dapat mengakibatkan reduksi pada

beton maka digunakan CFRP sebagai bahan yang dapat menahan gaya regangan

tersebut. Selain mampu menambah kekuatan menahan gaya regangan pada kolom

beton, bahan ini juga mampu melakukan ikatan terhadap kolom beton tersebut,

sehingga akan membuat kolom beton dan CFRP akan menjadi linier dan

bertambah kaku.

Pada area beton yang terlindungi oleh CFRP dapat bertambah kekuatan

tekannya terhadap beban yang akan dipikul. Rumus yang digunakan dalam

perhitungan kekuatan CFRP adalah :

Fcc ' = f c ' [1 + k e (k c 1)] ...(2.1)

Dimana k e adalah rasio area effektif yang terlindung (persamaan 2.2 ), sedang k c

adalah faktor penambahan kekuatan beton (persamaan 2.3 )

ke =
[bh (4r 2
)]
r 2 1 3(b 2r ) 1 3(h 2r )
2 2

( )
..(2.2)
bh 4r 2 r 2

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009
k c = 1 2 ...(2.3)

Dimana b dan h dimensi sisi luar potongan melintang kolom; r adalah radius pada

keliling sudut; 1 adalah faktor penambah kekuatan beton terhadap tegangan

triaxial pada batas-batas tegangan (lihat persamaan 2.4); dan 2 adalah faktor

reduksi terhadap penjumlahan untuk beberapa deviasi (persamaan 2.5 );

Fl F
1 = 1,251,8 1 + 7,94 1,6 l 1 .(2.4)
fc ' f c '

f f
2
F
2 = 1,4 l 0,6 l 0,8 l + 1 .(2.5)
Fl Fl f c '

Dimana Fl dan f l adalah maksimum dan minimum yang mengikat tegangan

lateral.

Penahan tegangan lateral pada jaket FRP f l , j dapat dihitung pada sumbu x

dan y pada potongan melintang (perhatikan gambar )

r
h y
Confined concrete
x

Unconfined concrete

Gambar 2.9 : Panjang dan lebar confinement tertekan sedangkan sudut

confinement tertarik.

tj
f l , jx = 2 f j ..(2.6)
h

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009
tj
f l , jy = 2 f j ..(2.7)
b

Dimana t j adalah ketebalan pada jaket FRP dan f j adalah tegangan pada sisi

dalam jaket FRP, yang dapat didefenisikan sebagai berikut :

f j = E j t ...(2.8)

Dimana t adalah regangan pada potongan melintang pada FRP. Untuk mencari

nilai dari Fl sama halnya dengan mencari nilai dari f l yang merupakan tegangan

lateralnya.

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009
BAB III

ANALISIS CONFINEMENT dan CFRP KOLOM

3.1. UMUM

Sebagai bahan konstruksi, beton bertulang termasuk bahan yang paling

banyak digunakan dalam pembangunan struktur dewasa ini. Dari segi material,

pembuatan dan perakitan tulangan, pengecoran dan biaya, beton relative mudah

dan murah. Kekuatan dari struktur kolom beton bergantung pada mutu beton (mix

design), proses perakitan tulangan, pengecoran, pemadatan dan perawatan setelah

pengecoran (curing). Pada tahap perencanaan, structural engineer mengunakan

mutu beton yang diperoleh berdasarkan hasil dari uji kuat tekan beton dengan

menggunakan moulding (silinder beton) yang diisi adukan beton. Sehingga mutu

yang diperoleh dari hasil uji kuat tekan beton merupakan mutu beton tanpa

tulangan (plain concrete). Sedangkan praktek di lapangan, struktur beton

mengunakan tulangan, baik tulangan longitudinal yang berfungsi menahan lentur

maupun tulangan tranversal (stirrup) yang menahan geser.

Dalam kondisi ultimate banyak faktor yang dapat menyebabkan mutu

beton tidak mencukupi dan hal ini dapat menyebabkan kerusakan dan keruntuhan

pada struktur beton, sehingga pembongkaran/perbaikan struktur beton perlu

dilakukan. Pembongkaran dan pembuatan struktur baru, memerlukan waktu yang

cukup lama, sedangkan perbaikan struktur beton dapat mengunakan berbagai

alternative perbaikan seperti externally bonded steel plates (pengikat luar baja),

steel jacket, concrete jackets dan dengan pemakaian material Carbon Fiber
Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009
Reinforced Polymer (CFRP) sebagai bahan perbaikan dan perkuatan struktur

beton.

3.2 KEKUATAN TEKAN BETON

Kekuatan tekan beton ditentukan oleh pengaturan dari perbandingan

semen, agregat kasar dan halus, air dan berbagai jenis campuran. Perbandingan air

terhadap semen merupakan faktor utama dalam menentukan kekuatan beton.

Semakin rendah perbandingan air semen, semakin tinggi kekuatan tekan beton

demikian sebaliknya. Kelebihan air pada campuran beton akan menurunkan

kualitas kerja (workability) atau menurunkan kuat tekan beton. Suatu ukuran dari

pengerjaan beton ini diperoleh dengan percobaan nilai slump, dimana lebih kecil

nilai slump lebih kental campuran beton dan lebih sukar dalam pengerjaan.

Kekuatan tekan beton di wakili oleh tegangan tekan maksimum fc dengan

satuan N/m atau Mpa dan juga memakai satuan Kg/cm2 untuk struktur beton

bertulang pada umumnya menggunakan beton normal dengan kuat tekan pada

umur 28 hari berkisar antara 17-35 Mpa, sedangkan untuk beton prategang

digunakan kuat tekan beton lebih tinggi, berkisar antara 30-45 Mpa.

Nilai kuat tekan beton didapatkan melalui tata cara pengujian standar,

menggunakan mesin uji dengan cara memberikan beban tekan bertingkat dengan

kecepatan peningkatan beban tertentu atas benda uji silinder beton (d=150mm,

t=300 mm) sampai hancur. Tata cara pengujian yang umumnya dipakai adalah

standar ASTM C 39-86. kuat tekan masing-masing benda uji di tentukan oleh kuat

tegangan tekan tertinggi yang dicapai benda uji umur 28 hari akibat beban tekan.

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009
Pada SK SNI T-15-1991-03 pasal 3.3.2 menetapkan bahwa regangan kerja

maksimum yang di perhitungkan di serat tepi beton tekan terluar adalah 0.003

sampai hancur. Untuk beton kepadatan normal dengan berat isi 2300 Kg/m3

dapat digunakan nilai :

Ec = 4700fc .....(3.1)

3.3 KEKUATAN TARIK BETON

Nilai kuat tekan dan tarik beton tidak berbanding lurus, setiap usaha

perbaikan mutu kekuatan tekannya hanya desertai peningkatan kecil kuat nilai

kuat tariknya. Suatu perkiraan kasar dapat dipakai, bahwa nilai kuat tarik beton

normal hanya berkisar 9-15% dari kuat tekannya. Kuat tarik beton yang tepat sulit

untuk diukur. Suatu nilai pendekatan yang umum dilakukan dengan menggunakan

modulus of rupture:

PI
( MOR) = 2
(3.2)
bd

Ialah tegangan tarik lentur beton yang timbul pada pengujian hancur balok

beton polos atau tanpa tulangan, sebagai pengukur kuat tarik sesuai teori

elastisitas. Kuat tarik beton juga di tentukan melalui pengujian split cylinder yang

umumnya memberikan hasil lebih baik dan lebih mencerminkan kuat tarik yang

sebenarnya. Nilai pendekatan yang di peroleh dari hasil pengujian berulangkali

mencapai kekuatan 0.50-0.60 kali fc sehingga untuk beton normal digunakan

nilai 0.57fc. sedangkan dalam SK SNI T-15-1991-03 pada pasal 3.2.5 ditetapkan

bahwa besarnya modulus tarik untuk beton normal adalah 0,7fc.

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009
3.4 KOLOM BETON BERTULANG BERDASARKAN BENTUK

Kolom bertulang dibagi dalam dua kategori ;

1. Kolom beton bertulang pendek.

Dikatakan kolom beton bertulang pendek atau kolom pendek jika pada

saat pembebanan aksial diberikan pada kolom tersebut terjadi keruntuhan

material. Beban yang dapat dipikul ditentukan oleh dimensi penampang dan

kekuatan material penyusunnya.

Kolom yang mengalami keruntuhan dikarenakan regangan beton mencapai

0,003 atau tegangan baja yang mencapai fy. Hal tersebut disebabkan kolom yang

melentur akibat momen cenderung menimbulkan tekanan pada satu sisi kolom

dan tarikan pada sisi yang lainnya. Gaya yang ditimbulkan oleh momen dan beban

aksial relatif besar. Berikut gambar memperlihatkan kolom yang memikul beban

Pn.

a) Beban aksial besar dan momen diabaikan.

Hal ini diawali dengan keruntuhan pada hancurnya beton hingga semua

tulangan dalam kolom mencapai tegangan leleh dalam tekan.

Pn

b) Beban aksial besar dan momen kecil. Sehingga seluruh penampang

tertekan.

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009
Jika suatu kolom menerima momen lentur kecil (yaitu, jika eksentrisitas

kecil), seluruh kolom akan tertekan tetapi tekanan disatu sisi akan lebih

besar dari sisi lainnya. Tegangan tekan maksimum dalam kolom sebesar

0,85fc dan keruntuhan akan terjadi oleh runtuhnya beton dan semua

tulangan tertekan.

Pn

c) Eksentrisitas lebih besar dari (b) dan momen kecil. Sehingga tarik mulai

dari satu kolom.

Jika eksentrisitas ditingkatkan dari kasus sebelumnya, gaya tarik akan

mulai terjadi pada satu sisi kolom dan baja tulangan pada sisi tersebut akan

menerima gaya tarik yang lebih kecil dari tegangan leleh. Pada sisi lain

tulangan mendapat gaya tekan. Keruntuhan akan terjadi karena hancurnya

beton pada sisi yang tertekan.

Pn

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009
d) Kondisi beban berimbang, eksentrisitas ditambah.

Saat penambahan eksentrisitas, maka akan tercapai suatu kondisi dimana

tulangan pada sisi tarik mencapai leleh dan pada saat bersamaan beton

pada sisi lainnya mencapai tekan maksimum 0,85 fc

Pn

e) Momen besar, beban aksial relatif kecil

Jika eksentrisitas terus ditambah, keruntuhan terjadi akibat tulangan

meleleh sebelum hancurnya beton.

Pn

f) Momen lentur besar

Saat momen lentur besar, keruntuhan pada kolom sama dengan keruntuhan

pada sebuah balok.

Mn

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009
2. Kolom beton bertulang panjang atau langsing

Pada kolom beton bertulang pendek dibuat sebagai proses evaluasi

kelangsingan kolom untuk mendapatkan batas nilai rasio kelangsingan

tertentu. Jika sebuah kolom semakin langsing maka kolom tersebut akan

semakin mudah mengalami fenomena tekuk. Suatu kolom digolongan

langsing apabila dimensi atau ukuran penampang lintangnya kecil

dibandingkan dengan tinggi bebasnya (tinggi yang ditopangnya).

M
1

M = P

M 2

Gambar 3.1 : Momen Sekunder atau Momen P.

Kolom langsing yang menahan kombinasi beban aksial dengan lentur

akan mendapatkan momen lentur tambahan (momen sekunder) akibat efek P.

dan mengalami deformasi kearah lateral pada penampang yang ditinjau. Apabila

ditinjau suatu kolom langsing yang menahan gaya aksial Pu dengan eksentrisitas

e, tampak dengan adanya efek tekuk mengakibatkan momen lentur tambahan

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009
Pu.e. Tingkat kelangsingan suatu struktur kolom dapat dibuat sebagai rasio

kelangsingan.

Kl u
...(3.3)
r

Dimana : K = Faktor panjang efektif komponen struktur tekan.

lu = Panjang komponen struktur tekan yang tidak ditopang.

r = Jari-jari putaran (radius of gyration) potongan lintang

komponen struktur tekan ditetapkan 0,30h dimana h ukuran

dimensi kolom persegi pada bekerjanya momen atau 0,25 D

dimana D adalah diameter kolom bulat.

Untuk menentukan apakah kelangsingan tersebut perlu diperhitungkan

atau diabaikan. Maka terlebih dahulu harus dilakukan pemeriksaan untuk

komponen tekan dengan pengacu lateral.

Kl u
>34-12(M1b/M2b).....(3.4)
r

Dimana M1b dan M2b = Momen ujung-ujung faktor pada kolom yang posisinya

berlawanan. Momenmomen tersebut terjadi akibat beban yang tidak

menimbulkan goyangan ke samping yang besar, dihitung dengan analisis struktur

elastis. Momen M2b bernilai negatif apabila komponen kolom terlentur dalam

lengkungan ganda dan positif apabila terlentur dalam lengkungan tunggal.

Untuk komponen struktur tekan tanpa pengaku lateral, atau tidak disokong

untuk tertahan ke arah samping, efek kelangsingan dapat diabaikan apabila

memenuhi :

K u
< 22...(3.5)
r
Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009
Faktor panjang efektif tahanan ujung K bervariasi antara nilai 0,50-2,0

tergantung kondisinya, untuk keadaan tipikal adalah sebagai nilai-nilai berikut ini:

Pu

Pu Pu Pu

lk=l lk=1/2.lV2 lk=1/2.l


lk=2l

2) Sendi-sendi 3) Jepit-Sendi 4) Jepit-jepit

1) Jepit sebelah

Gambar 3.2 : Panjang batang tekuk

a. Kedua ujung sendi, tidak bergerak lateral k = 1,0

b. Kedua ujung jepit k = 0,50

c. Satu ujung jepit, ujung lain bebas k = 2,0

d. Kedua ujug jepit, ada gerak lateral k =1,0

Untuk kolom yang merupakan komponen rangka yang dikenal sebagai

portal balok kolom, tahanan ujungnya terletak diantara kondisi sendi jepit

dengan nilai k di antara 0,75 0,90. untuk kolom kaku tertahan plat lantai, nilai

berkisar di antara 0,95 1,0.

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009
Perencanaan komponen struktur tekan beton bertulang dilakukan dengan

menggunakan beban aksial Pu yang didapat dari analisis rangka elastik dan

momen rencana yang sudah dibesarkan Mc, yang didefenisikan sebagai berikut:

Mc = db M2b + ds M2s (Pers SK SNI T-15-1991-03)(3.3.6)(3.6)

dimana, indeks 2 menunjuk kepada yang terbesar dari kedua momen ujung

komponen tekan, indeks b menyatakan dengan pengaku atau besar

momen momen yang dihasilkan dari goyangan lateral yang tidak

besar, dan indeks s menyatakan momen yang berhubungan dengan

goyangan.

Mc = momen rencana yang diperbesar, digunakan hanya untuk

merencanakan komponen struktur tekan beton bertulang.

d = faktor pembesar momen, diuraikan menjadi db yaitu faktor

pembesar untuk portal dengan pengaku yang

mencerminkan pengaruh dari kelengkungan diantara kedua

ujung komponen tekan dengan momen adalah akibat beban

vertikal atau beban gravitasi, dan ds adalah faktor pembesar

momen untuk portal tanpa pengaku yang mencerminkan

pergeseran akibat momen ujung dari beban yang

menyebabkan goyangan lateral badan seperti beban angin,

gempa dan gaya gravitasi.

M2b = momen faktor terbesar pada ujung komponen tekan akibat

dari beban yang tidak menyebabkan goyangan besar,

momen akibat dari gaya vertikal atau gravitasi, dihitung

dengan analisis portal elastik.

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009
M2s = momen terfaktor terbesar yang terjadi di manapun di

sepanjang komponen struktur tekan akibat dari beban yang

menyebabkan goyangan lateral besar, dihitung dengan

analisis portal elastik.

Untuk rangka struktur yang mengunakan pengaku terhadap goyangan ke

arah lateral, misalnya mengunakan dinding geser, momen yang diperhitungkan

hanyalah M2b dan faktor pembesar ds 1.0. Pada umumnya, apabila defleksi

lateral bangunan tidak melampaui l n /1500, struktur dianggap berpengaku.

Faktor db dan ds adalah pembesar momen yang secara empiris dapat

ditentukan sebagai berikut :

Cm
db = 1.0 ........(3.7a)
P
1 u
Pc

1
ds = 1.0 ........(3.7b)
Pu
1
Pc

dimana Pc adalah beban tekuk Euler,

2 EI
Pc = .......(3.8)
( K u )2
dan Pu beban rencana aksial terfaktor, Pu dan Pc adalah jumlah untuk semua

kolom dalam satu tingkat,Cm adalah faktor koreksi seperti ditentukan berikut ini.

Untuk komponen struktur ditopang tertahan ke arah samping (berpengaku)

dan tanpa beban tranversal pada dukungan,

M
Cm = 0.60 + 0.40 1b 0.40 ....(3.9)
M 2b

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009
M 1b
dimana M1bM2b, sedangakan untuk kelengkungan tunggal >0
M 2b

apabila hasil dari analisis struktur menunjukan bahwa di kedua ujung tidak

terdapat momen, rasio M1b/M2b diambil sama dengan satu. Sedangkan eksentrisitas

ujung yang di dapat kurang dari (15 + 0.03h)mm, momen ujung yang didapat dari

perhitungan boleh digunakan untuk menentukan rasio M1b/M2b. Apabila

perhitungan menunjukan bahwa pada kedua ujung komponen struktur kolom, baik

berpengaku maupun tidak, tidak terdapat momen atau eksentrisitas ujung kurang

dari (15 + 0.003h)mm, maka M2b harus didasarkan pada eksentrisitas minimum

(15 + 0.003h)mm terhadap setiap sumbu utama secara terpisah (lihat SK SNI T-

15-1991-03 pasal 3.3.11 ayat 5.5). untuk komponen struktur lainnya, Cm

ditentukan sama dengan 1.0.

Didalam ungkapan Pc, peraturan SK SNI T-1991-03 pasal 3.3.11 ayat 5.2

memberikan ketentuan untuk perhitungan EI sebagai berikut :

Apabila memperhitungakan dampak sifat nonelastik beton, retak, dan rangkak

untuk pembebanan jangka panjang, maka nilai EI diperhitungkan sama dengan

blok terlentur tanpa beban aksial :

E c .I g
+ E s I se
EI = ........(3.10a)
5
(1 + d )
untuk komponen kolom bertulangan sedikit (g3%) dapat dihitung secara

konservatif.

E c .I g
EI = (1 + d ) .....(3.10b)
2.50

dimana, Ec = modulus elastisitas beton

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009
Es = modulus elastisitas baja tulangan

Ig = momen inersia beton kotor (penulangan diabaikan) terhadap

sumbu berat penampang

Ise = momen inersia terhadap sumbu pusat penampang komponen

struktur

Bd =bagian dari momen rencana yang dianggap memberikan

kontribusi tetap terhadap deformasi, biasanya ditentukan

sebagai nilai banding dari momen beban mati terfaktor

maksimum terhadap momen beban total terfaktor maksimum,

nilainya selalu positif.

3.5 PERSYARATAN PENULANGAN KOLOM

Jumlah luas penampang tulangan pokok memanjang kolom dibatasi

dengan rasio penulangan g antara 0,01 dan 0,08. penulangan yang lazim

dilakukan antara 1,5% sampai 3% dari luas penampang kolom. Khusus untuk

struktur bangunan berlantai banyak, penulangan kolom mencapai 4% dan ini tidak

boleh mengunakan lebih. Untuk kolom berpengikat sengkang bentuk segi empat

minimal terdiri dari 4 batang.

Pada jarak bersih antara batang tulangan pokok memanjang kolom

berpengikat sengkang tidak boleh kurang dari 1,5d` atau 40 mm. Persyaratan jarak

tersebut juga harus dipertahankan di tempat-tempat sambungan lewatan batang

tulangan.

3.6 PENGARUH SENGKANG TERHADAP KOLOM


Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009
Semua batang tulangan pokok harus dilingkup dengan sengkang dan kait

pengikat tebal paling sedikit dengan batang D10. Batasan minimum tersebut

antara kolom dengan tulangan pokok memanjang batang D32 atau lebih kecil,

sedangkan untuk diameter tulangan pokok lebih besar lainnya, umumnya

sengkang tidak kurang dari batang D12. Jarak spasi tulangan sengkang p.k.p.

tidak lebih dari 16 kali dimeter tulangan pokok memanjang, 48 kali dimeter

tulangan sengkang, dan dimensi lateral terkecil (lebar) kolom. Tulangan sengkang

atau kait pengikat harus dipasang dan diatur sedemikian rupa sehingga sudut-

sudutnya tidak dibengkok dengan sudut yang lebih besar dari 135o.

Sengkang akan memberikan pengaruh pada kuat tekan kolom dan

regangan tekan beton pada daerah tekan kolom tersebut. Tegangan lateral efektif

maksimum ( fl ), yang diberikan oleh sengkang terjadi pada saat sengkang tersebut

sudah mengalami leleh.

( a ). Beban aksial kolom bujur sangkar ( b ). Kekangan tulangan sengkang

f yh f yh

fl

( c ). Single lateral stress

Gambar 3.3 : Diagram freebody untuk kolom

Dari freebody tulangan sengkang maka diperoleh fl sebagai berikut:

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009
2 f yh ASP
fl = ...(3.11)
sD'

dimana, f yh = tegangan leleh tulangan sengkang

ASP = luas tulangan sengkang

D` = dimeter kolom yang terkekang oleh tulangan sengkangnya

s = jarak (spacing) tulangan sengkang pada kolom

Nilai dari fl dipengaruhi oleh jarak longitudianal tulangan sengkang, dimeter, dan

tegangan lelehnya. Pertambahan kuat tekan beton akan disebabkan karena

pengaruh tulangan sengkang ( f 'CC ) dengan kuat tekan beton tak terkekang ( f 'C )

adalah sebagai berikut:

7,94 f 'l 2 f 'l


f CC ' = f C ' 2,254 1 + 1,254 .(3.12)
fC ' fC '

f CC '
CC = 0,0021 + 5 1 ....(3.13)
fC '

1,4 s f y su
cu = 0,004 + ..(3.14)
f CC '

f 'l = k e f l ...(3.15)

Dimana, CC = regangan pada saat kuat tekan beton mencapai f `CC

CU = regangan ultimit yang terjadi pada saat beton mengalami retak

SU = regangan leleh baja tulangan sengkang

S = 4 ASp D`s = rasio volume dari tulangan pengekang

f `l = tegangan lateral kekangan effektif

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009
K e = koefisien effektif penampang kolom yang terkekang (pakai K e =

0,75)

Confined
Concrete
Compressive Stress, f c'

f 'cc First hoop fracture

f 'c
Unconfined
Concrete

Assumed for
Ec Esec cover concrete
CO 2 CO SP CC CU

Compressive Strain, C
Gambar 3.4 : Diagram tegangan-regangan beton tak terkekang dan terkekang

3.7 PENGARUH FRP TERHADAP SENGKANG

FRP akan memberikan pengaruh yang besar terhadap kolom, karena

sifatnya yang mengalami tarik dan juga mampu menghidari terjadi keruntuhan

yang terjadi pada beton atau pada daerah yang tidak terlindungi oleh tulangan

sengkang. Pengunaan FRP akan menambah kekuatan beton serta menambah

tegangan dan regangan. Untuk gaya tekan FRP, dimana pada sisi penampang

kolom memberikan tekanan yang kecil dan gaya tekan yang besar terjadi pada

sudut penampang kolom. Kehancuran beton pada daerah yang tidak terlindungi

sengkang atau pada tebal beton (d) dapat teratasi. Kekuatan beton pada daerah
Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009
yang terlindungi oleh FRP akan lebih besar dibandingkan dengan daerah kolom

yang terlindungi oleh sengkang.

3.8 TEGANGAN DAN REGANGAN BETON DENGAN CFRP

Peningkatan tegangan aksial diikuti dengan peningkatan regangan pada

beton. Regangan ultimit pada beton tak terkekang tipikal diambil sebesar 0,003.

Asumsi yang digunakan adalah bahwa setelah lewat dari nilai regangan 0,003 ini

beton mengalami retak dan pengekangan yang diberikan oleh CFRP akan bekerja

maksimal. Pada bagian ini hubungan tegangan dan regangan akan linier dengan

kemiringan berdasarkan kekakuan CFRP.

f fd
Axial Compressive Stress

Ep

FRP- Confined Concrete

Plain Concrete

Ei
C
Axial Strain, C
Gambar 3.5 : Tegangan-regangan beton terkekang CFRP

Pengujian yang dilakukan oleh Munzer Hassan dan Omar Chaallal (2006) dan

diperoleh perhitungan kuat tekan beton yang terkekang dengan CFRP ( persamaan

2.1 ). Perhitungan dan disain dilakukan dengan perencanaan berdasarkan asumsi

sebagai berikut:

1. Penampang bidang rata akan tetap rata setelah mengalami lentur, berdasarkan

prinsip Bernouli yang mengatakan bahwa regangan yang dialami oleh beton

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009
dan baja tulangan pada titik yang beragam pada penampang adalah berbanding

lurus dengan garis netral.

2. Momen lentur yang terjadi adalah pada sumbu simetri penampang.

3. Regangan maksimum pada serat tekan beton tak terkekang terluar adalah

sebesar 0,003, sedangkan untuk regangan ultimit serat tekan beton yang

memperhitungkan pengaruh dari tulangan sengkang adalah:

1,4 s f y su
cu = 0,004 + ..(3.16 a )
f CC '

Untuk beton yang terkekang dengan CFRP, regangan serat tekan maksimum

dapat dicari dengan mengunakan persamaan:

2,5 ss f uj uj
ccu = 0,004 + ...(3.16 b )
f CC '

4t j
ss = ..(3.17)
D

Dimana, fuj = tegangan ultimit jacket dari CFRP (50% fCFRP)

uj = regangan ultimit jacket dari CFRP (50% CFRP )

f CC ' = tegangan tekan beton yang terlindung oleh tulangan

sengkang

ss = rasio tulangan sengkang akibat CFRP

Nilai dari tegangan ultimit CFRP adalah sebesar 50% dari modulus elastis

CFRP, yang mana akan menyebabkan nilai dari regangan CCU menjadi

sangat besar jika dibandingkan dengan beton yang tidak terkekang ( C ). Hal

ini dapat mengakibatkan interlock action antar agregat yang merupakan faktor

penting dalam mekanisme ketahanan geser beton, sehingga kecukupan

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009
kapasitas geser beton tersebut terjadi kelebihan beban mendadak (Priestley,

1996). Untuk itu nilai dari uj direncanakan sebesar 0,004 dan nilai dari f uj

menjadi f j yaitu sebesar :

f j = E j t

Dimana, t uj

t = 0,5 a

ambil t = 0,004

f j = 0,004 E j

Dimana, E j = modulus elastis CFRP

a = regangan aksial

t = regangan tulangan sengkang

uj = regangan ultimit pada CFRP

4. Kekuatan tarik hanya dipikul oleh baja tulangan dan CFRP, sedangkan

kekuatan tarik beton diabaikan.

5. kekuatan tekan disumbangkan oleh baja tulangan dan beton untuk diagram

interaksi yang hanya memperhitungkan kekuatan tekan CFRP, maka kekuatan

tekannya disumbangkan oleh baja tulangan, beton dan CFRP pada daerah

tekan.

6. Tegangan beton yang digunakan adalah tegangan beton ekuivalen, yaitu:

a. Tegangan beton sebesar f C ' harus diasumsikan terdistribusi secara

merata pada daerah tekan ekuivalen yang dibatasi oleh tepi

penampang dan suatu garis lurus yang sejajar dengan sumbu netral

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009
berjarak a = .x dari serat dengan regangan tekan maksimum,

dimana x adalah tinggi garis netral.

b. Jarak x dari serat dengan regangan maksimum kesumbu netral

harus diukur dalam arah tegak lurus terhadap sumbu tersebut.

c. Nilai = 0,85 untuk f C ' 30 Mpa dan direduksi sebesar 0,008

untuk setiap kenaikan 1 Mpa, tetapi 1 tidak boleh kurang dari

0,65.

3.9 ANALISIS KOLOM

Letak tulangan longitudinal tersebar pada penampang dengan besar sudut

yang sama. Tulangan sengkang yang terpasang dengan jarak yang sama serta

dimensi penampang memanjang kolom yang sama (panjang sama dengan lebar).

penampang kolom

+P n

0,003
titik 1 S < y daerah tertekan
titik 3
P n, beban aksial

e = eb titik 4 fy
kondisi seimbang
S = y = 0,003
ES
daerah seimbang

0 titik 2 Mn
M n, Momen lentur
titik 5 S > y 0,003
daerah tertarik

-P n

Gambar 3.6 : Diagram interaksi kolom

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009
Dalam pengambaran diagram interaksi dari kolom, diperlukan 5 titik utama

sebagai acuan, yaitu:

Titik 1 ( M n = 0 ; Pn = aksial tekan maksimum )

Gaya tekan pada sumbu memanjang kolom yang berjarak e akan

cenderung melentur seiring dengan timbulnya momen M = P (e). Jarak e

dinamakan eksentrisitas gaya terhadap sumbu kolom. Timbulnya jarak

eksentrisitas ini membuat tegangan yang terjadi tidak merata untuk

seluruh permukaan penampang dan akan membuat perbedaan gaya pada

daerah yang satu dengan yang lainnya.

Kondisi pembebanan tanpa eksetrisitas yang merupakan keadaan khusus,

kuat beban aksial nominal atau teoritis dapat diungkapkan sebagai berikut:

P0 = 0,65{0,8 f C ' ( Ag ASt ) + f y ASt } ........................(3.18 a )

untuk pemakain CFRP digunakan persamaan

P0 = 0,65{0,8 f C ' ( Ag ASt ) + f y ASt + f j AJ } ............(3.18 b )


B

tulangan memanjang

tulangan sengkang
As As'
d'
d

Pn

As As'

Gambar 3.7 : Sketsa kolom pada beban aksial maksimum


Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009
Sedangkan peraturan memberikan ketentuan hubungan dasar antara beban

dengan kekuatan sebagai berikut: PU Pn

dimana, Ag = luas kotor penampang lintang kolom (mm2)

ASt = luas total penampang penulangan memanjang (mm2)

P0 = kuat beban aksial nominal atau teoritis tanpa eksentrisitas

Pn = kuat beban aksial nominal atau teoritis dengan eksentrisitas

tertentu

Pu = beban aksial terfaktor dengan eksentrisitas

ASt
g = ..........................................................(3.19)
Ag

Eksentrisitas beban dapat terjadi akibat timbulnya momen yang antara lain

disebabkan oleh kekangan pada ujung-ujung kolom yang dicetak secara

monolit dengan komponen lain.

Titik 2 ( M n = M lentur murni ; Pn = 0 )

Titik ini merupakan titik perpotongan terhadap sumbu x, yaitu sumbu M n .

Titik ini disebut juga sebagai full beam condition, dimana beton hanya

mengalami gaya akibat momen, sedangkan akibat aksial adalah 0. Pada

titik ini nilai garis netral harus dicari dulu dengan membuat persamaan

Pn = 0. Dengan mengunakan persamaan tersebut nilai dari garis netral (x)

pada penampang kolom untuk kondisi seperti ini dapat diperoleh. Dan

hasil tersebut kemudian diinput untuk mendapatkan harga dari momen

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009
yang terjadi pada saat kolom mengalami lentur murni. Sedangkan untuk

daerah eksentrisitas adalah tidak terhingga.

As As'
d'
d

Mn

As As'

uj S x
S ' 0,003

a = 0,85 x
0,85f cc'

F T CcCs

Gambar 3.8 : Untuk e =

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009
Analisis teori tersebut dapat dijelaskan menjadi persamaan sebagai

berikut:

Dengan mengacu pada momen lentur yang mengalami gaya dan gaya

aksial yang terjadi adalah 0. Maka gaya-gaya yang terjadi adalah gaya

tekan dan gaya tarik dalam keadaan seimbang atau disebut juga untuk gaya

tekan dan gaya tarik adalah sama.

Pn = 0 .......................................................................................(3.20)

untuk kolom yang mengunakan confinement dengan persamaan:

CS1 + CC T = 0 ...................................................................(3.21 a )

untuk kolom yang mengunakan confinement dan FRP dengan persamaan:

CS1 + CC T F = 0 .............................................................(3.21 b )

Dari persamaan diatas dapat diperoleh nilai dari garis netral x, kemudian

nilai tersebut di input kepersamaan untuk mendapatkan nilai dari momen

lentur murni.

untuk kolom yang mengunakan confinement dengan persamaan:

0,85 x
M n = C S 1 ( s ) + C C (d `+ s ) + T ( s ) + F (d `+ s ) .(3.22 a )
2

untuk kolom yang mengunakan confinement dan FRP dengan persamaan:

0,85 x
M n = C S 1 ( s ) + C C (d `+ s + t j ) + T ( s ) + F (d `+ s + t j ) ...(3.22 b )
2

Momen lentur murninya adalah:

M n = M n lentur murni = 0,65 Mn lentur murni...............................................(3.23)

Titik 3 ( merupakan titik tambahan )

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009
Titik tambahan ini dipakai untuk membuat diagram interaksi yang lebih

lengkap sebelum mencari gaya yang terjadi pada daerah seimbang pada

kolom.

Untuk analisis teori perhitungannya sama dengan titik 2 tapi beban aksial

0 terjadi pada daerah eksentrisitas bukan daerah plastis pada penampang

kolom. Beban aksial akan semakin kecil nilainya karena tergradasinya

jarak menjauhi pusat plastis dan momen lentur untuk kondisi seperti ini

akan semakin besar disebabkan seluruh batang mengalami tekan.


B

As As'
d'
d

Pn
e

As As'

uj S x
S ' 0,003

a = 0,85 x
0,85f cc'

F T CcCs
Gambar 3.9 : Sketsa kolom di titik tambahan

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009
Titik 4 ( M n Balanced ; Pn Balanced )

Dimana pada titik ini, regangan maksimum serat terluar dari beton tak

terkekang adalah 0,003, sedangkan beton terkekang tulangan sengkang

diperoleh dengan persamaan yang sebelumnya telah dijelaskan. Begitu

juga dengan regangan CFRP sudah di jelaskan sebelumnya. Baja tulangan

terluar dianggap telah mengalami leleh sehingga regangannya sebesar

0,002. dari hubungan ini diperoleh nilai garis netral balanced dengan

rumus perbandingan segitiga. Hasil analisis teori tersebut dapat dibuat

sebagai berikut dalam bentuk persamaan:

xb 0,003
= .....................................................................(3.24)
d fy
+ 0,003
ES

Dengan memasukan nilai E S = 200.000 Mpa dan tegangan leleh baja yang

digunakan f y = 400 Mpa. Sehingga baja yang mengalami leleh memiliki

fy 400
nilai regangan ( s ) = = = 0,002, maka didapat:
ES 200000

0,003(d )
xb = ...................................................................(3.25)
0,002 + 0,003
B

As As'
d'
d

Pn = Pb
e = eb

As As'
Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009

0,003
ccu
S
S '

Gambar 3.10 : Kolom keadaan seimbang

Keseimbangan gaya-gaya mensyaratkan:

untuk kolom yang mengunakan confinement dengan persamaan:

Pb = CS1 + CC T..................................................................(3.26 a )

untuk kolom yang mengunakan confinement dan FRP dengan persamaan:

Pb = CS1 + CC T F............................................................(3.26 b )

di mana, CS1 = AS fy

CC = 0,85 fCC a b = 0,85 fCC( 0,85 x ) b

T = AS fy

F = A J fJ

Apabila baja tulangan tekan telah meluluh pada keadaan seimbang

regangan, maka:

CS1 = AS ( fy 0,85 fC )

dengan demikian persamaan keseimbangan gaya-gaya menjadi:

untuk kolom yang mengunakan confinement

Pb = AS ( fy 0,85 fC ) + 0,85 fCC( 0,85 x ) b AS fy ..........(3.27a)

untuk kolom yang mengunakan confinement dan FRP

Pb = AS ( fy 0,85 fC ) + 0,85 fCC( 0,85 x ) b AS fy - AJ fJ(3.27b)

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009
Eksentrisitas eb diukur dari titik pusat plastis. Pusat plastis berada di

tengah- tengah tinggi penampang. Momen diambil pada titik sembarangan,

jika titik tersebut diambil dari titik pusat plastis maka didapatkan

persamaan tersebut sebagai berikut:

untuk kolom yang mengunakan confinement

0,85 x
Pb.e = CS1 ( d d )+ CC d T( s )................................... (3.28a)
2

untuk kolom yang mengunakan confinement dan FRP

0,85 x
Pb.e = CS1 ( d d )+ CC d T( s ) F( s + d + t ) ........(3.28b)
2

Titik pusat plastis merupakan titik tangkap resultante perlawanan

penampang kolom terhadap beban tekan dengan anggapan bahwa

betonnya ditegangkan teratur sampai mencapai 0,85 fC, bajanya

ditegangkan teratur hingga fy dan CFRPnya juga ditegangkan hingga fJ.

Titik 5 (Mn = 0; Pn = aksial tarik maksimum)

Pada titik ini kolom hanya mengalami aksial tarik, properti yang ikut

memberikan sumbangan gaya sama dengan titik 1 kecuali kekuatan tarik

beton diabaikan, mengingat kekuatan tariknya hanya kurang lebih 1/10 dari

kekuatan tekannya. Namun nilai kuat tarik CFRP, karena kemampuannya

menahan tarik sangat tinggi.


B

As As'
d'
d Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009
Pn
e = besar
Gambar 3.11 : Aksial tarik maksimum

Kondisi ini dibuat dengan persamaan sebagai berikut;

Pn = Pb ..(3.29)

Pn = (0,65)[ f y ASt + A j f j ] ..(3.30)

Hasil perhitungan dari kelima titik tersebut kemudian diwujudkan kedalam bentuk

diagram interaksi kolom seperti tergambar 3.6.

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009
BAB IV

ANALISA PERHITUNGAN

4.1). Analisa Gaya Aksial dan Momen Lentur pada Kolom Confinement.

Kolom bujur sangkar memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut:

- Diameter kolom : 400 mm

- Kuat tekan ( f C ' ) : 25 MPa

- Dimeter tulangan longitudinal : 20 mm

- Diameter tulangan sengkang : 10 mm

- Jumlah tulangan longitudinal : 8 buah

- f y tulangan longitudinal : 400 MPa

- f yh tulangan sengkang : 240 MPa

- Jarak tulangan sengkang : 130 mm

- Regangan beton tak terkekang : 0,003

- ES : 2x10 5 MPa

- Tebal selimut beton : 40 mm


Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009
Dari data sebelumnya, dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:

Titik 1. Eksentrisitas kecil ( M n = 0 ; Pn = aksial tekan maksimum )


B = 400 mm

tc = 40 mm
As = 8D20
H = 400 mm
s = 130 mm
A s3 A s2 A s'

s d' = 70 mm
d = 330 mm

Pb

A s3 A s2 A s'

Gambar 4.1: Gaya aksial maksimum, e = 0 (confinement)

Beban aksial yang bekerja pada kolom

Pn = Pn ( maks )

= (0,65)[0,8 f ' cc ( Ag Ast ) + f y Ast ]

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009
= (0,65)[0,8(25)(160000 2513,27) + (400)(2513,27)]10 3

= 2700,77769 KN

Titik 2. Momen lentur murni ( M murni = maksimum ; Pn = 0 )

Kolom yang mengalami momen seperti ini dan tidak mengalami aksial atau sama

dengan 0 disebut dengan full beam condition.


B

As = 8D20 H

As3 As2 As'


d'
d

Mn

As3 As2 As'

S3 S2 x = 114,209 mm

S1 0,003
Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009 a = 0,85 x
0,85fcc'
Gambar 4.2: Momen lentur maksimum, e = (confinement)

Beton yang terkekang tulangan tranversal

cu = 0,003

4( 1 )Dsp
2
4 Asp 4 (10) 2
s = = = = 0,0086
D' s D' s 280(130)

f yh 240
su = = = 0,0012
Es 200000

7,94 f 'l 2 f 'l


f ' cc = f ' c 2,254 1 + 1,254
f 'c f 'c

f 'l = k e f l , k e untuk penampang lingkaran 0,95; untuk persegi 0,75

2 f yh ASP 2(240)( .10 2 / 4)


fl = = = 1,0356 MPa
sD ' (130)(280)

f 'l = 0,75(1,0356) = 0,7767

Tegangan kolom yang terkekang tulangan tranversal ( f ' cc )

7,94(0,7767) 2(0,7767)
f ' cc = 252,254 1 + 1,254
25 25

= 30,014 Mpa

Regangan kolom yang terkekang tulangan tranversal

cc = 0,002

Tulangan 1- D20 mengalami tekan


Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009
C S 1 = AS 1 ( f y 0,85 f 'C )

= 942,477[400 - 0,85(25)]

= 356963,1638 N

Diasumsikan tulangan 2- D20 mengalami tekan

s2 0,003
=
x 200 x

0,003
s2 = ( x 200)
x

C S 2 = AS 2 ( f S 2 0,85 f 'C )

0,003
= 628,318 ( x 200)200000 0,85(30,014)
x

360961,214 x 75398160
=
x

Beton mengalami tekan

C C = 0,85 f 'C a.b

= 0,85(30,014)(0,85 x )(400)

= 8674,046 x

Diasumsikan tulangan 3- D20 mengalami tarik

S3 0,003
=
(330 x) x

0,003
S3 = (330 x)
x

T = AS 3 ( f S 3 0,85 f 'C )

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009
0,003
T = 942,477 (330 x)200000 0,85(25)
x

186610446 585513,8363 x
=
x

Garis Netral, x dicari dengan persamaan gaya aksial sama dengan 0

Pn = 0

C S1 + C S 2 + CC T = 0

8674,046 x 2 + 1303438,214 x 262008606 = 0

x = 114,209 mm

hasil dari garis netral tersebut di input kembali ke persamaan yang sebelumnya.

Tulangan 1- D20 tertekan

S1 0,003
=
x 70 x
0,003
S1 = ( x 70)
x
0,003
S1 = (114,209 70)
114,209
S1 = 0,00116 < y = 0,002

Karena regangan pada tulangan baja 1- D20 lebih kecil dari pada regangan leleh

bajanya sehingga dipakai tegangan (fS1), dimana f S 1 < f y .

C S 1 = AS 1 ( f S 1 0,85 f 'C )

0,003
= 942,477 (114,209 70)200000 0,85(25) 10 3
114,209

= 198,8656157 KN

Tulangan 2- D20 mengalami tarik

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009
0,003
s2 = (200 x)
x

0,003
= (200 114,209)
114,209

S 2 = 0,00225 > y = 0,002 , untuk tulangan ini tidak sesuai dengan

asumsi sebelumnya dimana untuk tulangan ini mengalami tarik. Untuk

tegangan yang terjadi digunakan (fy = 400 MPa), dimana

f S 2 = f y = 400 MPa.

C S 2 = AS 2 ( f S 2 0,85 f 'C )

= 628,318[400 0,85(30,014)]10 3 = 235,297614 KN

Beton yang mengalami tekan

C C = 0,85 f 'C a.b

= 0,85(30,014)(0,85)(114,209)(400) 10 3

= 990,6541196 KN

Tulangan 3- D20

0,003
S3 = (330 x)
x

0,003
= (330 114,209)
114,209

= 0,0057 > y = 0,002

Tulangan ini sesuai dengan asumsi sebelumnya yang mengatakan bahwa untuk

tulangan ini mengalami tarik. Untuk tegangan yang dipakai f S 3 = f y = 400 MPa

T = AS 3 ( f S 3 0,85 f 'C )

= 942,477[400 0,85(25)]10 3
Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009
= 353,428875 KN

Momen yang terjadi pada kolom

0,85 x
M n = C S 1 (130) + C C (200 ) T (130)
2

0,85(114,209)
= 198,8656157 (130) + 990,6541196 200 -
2

353,428875 (130)

= 129952,4133 KNmm

= 129,9524133 KNm

M R = M n = (0,65)(129,9524133) = 84,46906862 KNm

Titik 3. Eksentrisitas, e = 120 mm

As = 8D20 H

As3 As2 As'


d'
d

Pn
e = 120 mm

As3 As2 As'

x = 141,222 mm
S3 S2
S1 0,003

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
a = 0,85 x
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009 0,85fcc'

T Cs2 Cc Cs1
Gambar 4.3: Gaya tekan pada jarak e = 120 mm (confinement)

Diasumsikan mengalami tekan

[
C S 1 = ASt f y 0,85 f 'CC ]
= 942,477 [400 0,85(25)]

= 356963,1638 N

Diasumsikan mengalami tekan

S2 0,003
=
( x 200) x

0,003
S2 = ( x 200)
x

C S 2 = AS 2 ( f S 2 0,85 f 'CC )

0,003
= 628,318 ( x 200)200000 0,85(30,014)
x

360961,214 x 75398160
=
x

Beton mengalami tekan

C C = 0,85 f 'C a.b

= 0,85(30,014)(0,85x)(400)

= 8674,046 x

Diasumsikan mengalami tarik


Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009
S3 0,003
=
(330 x) x

0,003
S3 = (330 x)
x

0,003
T = 942,477 (330 x)200000 0,85(25)
x

186610446 585513,8363 x
=
x

Daerah momen sangat kecil yang terjadi pada daerah plastis. Daerah momen

tersebut bergeser kedaerah eksentrisitas, e = 120 mm.

0,85 x
M n = C S 1 (130) + C C (200 ) T (130)
2

3686,46955 x 3 + 1734809,2 x 2 + 122522010 x 41258926520


M n =
x

Dari hasil iterasi didapatkan bahwa garis netral pada x = 141,222 mm

Sehingga didapat

Tulangan 1- D20

0,003
S1 = (141,222 70)
141,222

S1 = 0,0015 < y = 0,002

Untuk tulangan ini sesuai dengan asumsi sebelumnya yaitu mengalami tekan.

Karena regangan pada tulangan baja 1- D20 lebih kecil dari pada regangan leleh

bajanya sehingga dipakai tegangan (fS1), dimana f S 1 < f y .

C S 1 = ASt [ f S 1 0,85 f 'CC ]

0,003
= 942,477 (141,222 70)200000 0,85(25)10 3
141,222
Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009
= 265,1620519 KN

Tulangan 2- D20

0,003
S2 = (200 141,222)
141,222

S 2 = 0,0012 < y = 0,002

C S 2 = AS 2 ( f S 2 0,85 f 'CC )

0,003
= 942,477 (200 141,222)200000 0,85(30,014)10 3
141,222

= 211,3165978 KN

untuk tulangan ini tidak sesuai dengan asumsi sebelumnya dimana untuk tulangan

ini mengalami tarik. Untuk tegangan yang terjadi f S 2 < f y

Beton mengalami tekan

C C = 0,85 f 'C a.b

= 8674,046 x

= 8674,046 (141,222)10-3

= 1224,966124 KN

Tulangan 3- D20

0,003
S3 = (330 141,222)
141,222

S 3 = 0,004 > y = 0,002

untuk tulangan ini sesuai dengan asumsi sebelumnya dimana untuk tulangan ini

mengalami tarik. Untuk tegangan yang terjadi f S 1 = f y = 400 MPa

T = 942,477[400 0,85(29,364)] 10 3

= 353,4671396 KN
Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009
Momen yang terjadi pada daerah eksentrisitas kolom

0,85 x
M R = C S 1 (10) + C C 200 + C S 2 (120) + C S 3 (250)
2

= 287847,9514 kNmm (10-3)

= 287,8479514 kNm

M n = M R =(0,65)( 287,8479514) = 187,1011684 kNm

Beban aksial yang terjadi pada pusat eksentrisitas kolom

187,1011684
Pn = = 1559,176403 kN
120

Titik 4. Keadaan seimbang ( M nbalanced ; Pnbalanced )

Dimana regangan maksimum saat terluar dari beton tak terkekang adalah 0,003

sedangkan beton terkekang tulangan tranversal regangan dicari. Baja tulangan

dianggap telah mengalami leleh regangan 0,002. dari hubungan ini diperoleh nilai

dari garis netral balanced (x b ) dengan rumus perbandingan segitiga.

As = 8D20 H

As3 As2 As'


d'
d

Pn = Pb
e = eb

As3 As2 As'

x = 190,955 mm
Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009
0,003

a = 0,85 x
0,85f cc'
S3
S1

Gambar 4.4: Gaya tekan pada keadan seimbang (confinement)

Beton yang terkekang tulangan tranversal

Tegangan beton kolom yang terkekang tulangan tranversal ( f cc ' ) = 30, 014 MPa

1,4 s f yh su
cu = 0,004 +
f cc '

4( 1 )Dsp
2
4 Asp 4
s = =
D' s D' s

(10) 2
= = 0,0086
280(130)

f yh 240
su = = = 0,0012
Es 200000

1,4(0,0086)(240)(0,0012)
cu = 0,004 +
30,014

= 0,00412

pakai jarak ini sebagai jarak nilai perbandingan

x 330
=
0,00412 (0,00412 + 0,003)

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009
x = 190,955 mm

Tulangan 1 D20 mengalami tekan.

s1 0,00412
=
120,955 190,955

0,00412
s1 = (120,955) = 0,0026 > y = 0,002
190,955

Pakai f s1 = f y = 400 MPa

C s1 = As1 [ f y 0,85 f c ] 10 3

= 942,477[400 0,85(25)] 10 3

= 356,9631638 KN

Beton mengalami tekan

C c = 0,85 f ' cc ab

= 0,85(30,014)(0,85)( 190,955)(400)10 3

= 1656,352454 KN

Garis netral tepat berada pada tulangan 2 D20 sehingga gaya yang terjadi

pada tulangan ini sangat kecil atau tidak terjadi sama sekali.

Tulangan 3 D20 mengalami tarik

s3 0,00412
=
134,045 190,955

0,00412
s3 = (134,045) = 0,00289 > y = 0,002
190,955

Regangan yang terjadi pada tulangan ini sama terhadap besar tegangan luluh baja,

maka f S 3 = f y = 400 MPa.

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009
T = AS 3 [ f S 3 0,85 f c ' ]

= 942,477[400 0,85(25)]10 3

= 356,9631638 KN

Beban aksial seimbang yang terjadi pada kolom

Pnbalanced = C s1 + C c T

= 356,9631638 +1656,352454 -356,9631638

= 1656,352454 KN

Momen seimbang yang terjadi pada kolom

0,85 x
M nbalanced = C s1 (130) + C c 200 + T (130)
2

0,85 x
Pb e = C s1 (130) + C c 200 + T (130)
2

(1656,352454) e = 289658,1807

e = 174,877 mm

Eksentrisitas dalam keadaan seimbang, maka eb = e + 200

eb = 374,877 mm

Pb = 0,65(1656,352454) = 1076,629095 KN

M R = Pb eb = 1076,629095 (374,877)10-3 = 403,6034852 KNm

Titik 5. Eksentrisitas besar ( M n = 0 ; Pn = aksial tarik maksimum atau tekan

minimum )

Beban aksial yang bekerja pada kolom

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009
B

As = 8D20 H

As3 As2 As'


d'
d

Pn
e = besar

As3 As2 As'

Gambar 4.5: Gaya tarik aksial maksimum (confinement)

Pn = Pn ( maks )

= (0,65)[ f y ASt ]

= (0,65)[ (400)(942,477)] 10 3

= - 240,36402 KN

Dari hasil perhitungan yang sebelumnya dilakukan, maka perhitunganya dapat

dibuat kedalam tabel.

Tabel 4.1 Perubahan peningkatan kuat beban aksial dan momen pada kolom

confinement.

Kuat beban aksial Kuat momen


e, (mm) Pn ,(KN) Pn e (KNm)
kecil 2700,77769 0-kecil
0 84,46906862
120 1559,176403 187,1011684
374,877 1076,629095 403,6034852
besar - 240,36402 0

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009
3000
titik1
2500

2000
titik 3
1500
Pn (kN )
titik 4
1000

500

0 titik 2
0
titik 5 100 200 300 400 500
-500

M n (kNm)
Gambar 4.6: Diagram interaksi kolom confinement

4.2). Menganalisa Gaya Aksial dan Momen pada Kolom karena Pengaruh

tebal CFRP (t_CFRP).

4.2.1). Tebal CFRP = 0,3 mm

Kolom bujur sangkar memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut:

- Diameter kolom : 400 mm

- Kuat tekan ( f C ' ) : 25 MPa

- Dimeter tulangan longitudinal : 20 mm

- Diameter tulangan sengkang : 10 mm

- Jumlah tulangan longitudinal : 8 buah

- f y tulangan longitudinal : 400 MPa

- f yh tulangan sengkang : 240 MPa

- Jarak tulangan sengkang : 130 mm

- Regangan beton tak terkekang : 0,003

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009
- ES : 2x10 5 MPa

- Tebal selimut beton : 40 mm

Dari data diatas, dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:

Kuat tekan beton akan bertambah akibat pengaruh kekangan dari luar

beton ( Fcc ' ) dengan kuat tekan beton tak terkekang ( f c ' )

FCC ' = f C '[1 + k e (k c 1)]

f j = E j t

Dimana, t j ,u

t = 0,5 a

ambil t = 0,004

f j = 0,004 E j

= 0,004 (231000)

= 924 N/mm 2

Jaket CFRP yang mengikat tegangan lateral, f l , j

tj
f l , jx = 2. fj
h

= 2.
(0,3) (924)
400

= 1,386 N/mm2

tj
f l , jy = 2. fj
b

= 2.
(0,3) (924)
400

= 1,386 N/mm 2
Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009
Faktor penambah kekuatan terhadap tegangan triaxial ( 1 )

Fl
1,6 l 1
F
1 = 1,251,8 1 + 7,94
f c ' f c '

1,386 1,386
= 1,251,8 1 + 7,94 1,6 1
25 25

= 1,339

Faktor reduksi;

Karena panjang dengan lebar pada kolom untuk ukurannya adalah sama, maka

nilai f l , jx = f l , jy = f l = 3,234 N/mm 2

f f
2
F
2 = 1,4 l 0,6 l 0,8 l + 1
Fl Fl f c '

1,386 1,386
2
1,386
= 1,4 0,6 0,8 +1
1,386 1,386 25

=1

Faktor penambah kekuatan beton

k c = 1 . 2

= (1,339)(1)

= 1,339

Rasio area effektif yang terlindung oleh CFRP

=
[bh (4r 2
)]
r 2 1 3(b 2r ) 1 3(h 2r )
2 2
ke
(
bh 4r 2 r 2 )

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009
[(400)(400) (4.30 2
)]
.30 2 1 3(400 2.30 ) 1 3(400 2.30 )
2 2

( )
=
(400)(400) 4.30 2 .30 2
= 0,515

Pertambahan kekuatan beton akibat pemakaian CFRP pada kolom

FCC ' = f C ' [1 + k e (k C 1)]

= 25[1 + 0,515(1,339 1)]

= 29,364 N/mm 2

Titik 1. Eksentrisitas kecil ( M n = 0 ; Pn = aksial tekan maksimum )

B = 400 mm

=tc10 mmmm
= 40
tj = 0,3 mm

As = 8D20
H = 400 mm
s = 130 mm
A s3 A s2 A s'

s d' = 70 mm
d = 330 mm

p
CFRP

A s3 A s2 A s'

Gambar 4.7: Gaya aksial maksimum, e = 0 (confinement_CFRP)

Beban aksial yang bekerja pada kolom


Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009
Pn = Pn ( maks )

= (0,65)[0,8FCC ' ( Ag Ast ) + f y Ast + A j f j ]

= (0,65)[0,8(29,364)(160000 2513,27) + (400)(2513,27) + 4(0,3)(400)(924)] 10 3

= 3346,447177 KN

Titik 2. Momen lentur murni ( M murni = maksimum ; Pn = 0 )

Kolom mengalami full beam condition atau mengalami gaya akibat momen

seutuhnya dan tidak terjadi gaya aksial. Kondisi seperti ini akan menyebabkan

beton mengalami kehancuran. Kehancuran pada kondisi ini sama dengan

kehancuran pada beton.

As = 8D20 H

As3 As2 As'


d'
d

Mn

As3 As2 As'

x = 135,662 mm
Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009. 0,003
USU Repository 2009

a = 0,85 x
0,85fcc'
uj S 3 S 2
S1

Gambar 4.8: Momen lentur maksimum, e = (confinement_CFRP)

Beton yang terkekang tulangan tranversal

7,94 f 'l 2 f 'l


f CC ' = f C ' 2,254 1 + 1,254
fC ' fC '

f 'l = k e f l , k e untuk penampang lingkaran 0,95; untuk persegi 0,75

2 f yh ASP 2(240)( .10 2 / 4)


fl = = = 1,0356 MPa
sD ' (130)(280)

f 'l = 0,75(1,0356) = 0,7767

Tegangan kolom yang terkekang tulangan tranversal ( f CC ' )

7,94(0,7767) 2(0,7767)
f CC ' = 252,254 1 + 1,254
25 25

= 30,014 Mpa

Karena kolom terkekang oleh CFRP dari luar permukaan kolom sendiri maka

regangan ( CC ) untuk tegangan kolom yang terkekang oleh tulangan tranversal

( f CC ' ) menggunakan perbandingan segi tiga.

0,004
cc = (x d )
x

Tulangan 1- D20 mengalami tekan

C S 1 = AS ' ( f y 0,85 FCC ' )


Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009
= 942,477[400 - 0,85(29,364)]

= 353467,1396 N

Beton mengalami tekan

C C = 0,85 f CC ' a.b

= 0,85(30,014)(0,85 x )(400)

= 8674,046 x

Diasumsikan tulangan 2- D20 mengalami tekan

0,004
s2 = ( x 200,3)
x

C S 2 = AS 2 ( f S 2 0,85 f CC ' )

0,004
= 628,318 ( x 200,3)200000 0,85(30,014)
x

486624,814 x 100681676,3
=
x

Diasumsikan tulangan 3- D20 mengalami tarik

0,004
S3 = (330,3 x)
x

T = AS 3 ( f S 3 0,85 FCC ' )

0,004
T = 942,477 (330,3 x).200000 0,85(29,364)
x

249040122,5 777505,2604 x
=
x

CFRP menglami tarik

CFRP 0,004
=
(400,3 x) x

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009
0,004
CFRP = (400,3 x)
x

F = AJ FJ

0,004
= (0,3)(400,3) (400,3 x)(231000)
x

44418552,95 110963,16 x
=
x

Dari persamaan gaya aksial yang terjadi pada kolom, maka garais netral dapat

dicari melalui persamaan dibawah ini;

Pn = 0

C S1 + C S 2 + CC T F = 0

8674,046 x 2 + 1728560,374 x 394140351,8 = 0

x = 135,662 mm

dari garis netral yang telah didapat dibuktikanlah daerah yang mengalami tekan

dan tarik.

Regangan dari tegangan dari tulangan tranversal ( f ' cc ),

0,004
CC = (95,662) = 0,00282
135,662

Tulangan 1- D20 mengalami tekan

0,004
S1 = ( x 70 ,3)
x
0,004
S1 = (135 ,662 70 ,3)
135 ,662
S1 = 0,00192 < y = 0,002

Karena regangan pada tulangan baja 1- D20 lebih kecil dari pada regangan

leleh bajanya sehingga tegangan f S 1 < f y .

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009
0,004
C S 1 = AS ' ( x 70,3)200000 0,85 FCC '
x

0,004
= 924,477 (135,662 70,3)200000 0,85(29,364) 10-3
135,662

= 353,4671396 KN

Beton yang mengalami tekan

C C = 0,85 f CC ' a.b

= 0,85(30,014)(0,85)(135,662)(400) 10 3

= 1176,738428 KN

Tulangan 2- D20

0,004
s2 = (200,3 x)
x

0,004
= (200,3 135,662)
135,662

S 2 = 0,0019 < y = 0,002 , untuk tulangan ini tidak sesuai dengan asumsi

sebelumnya dimana untuk tulangan ini mengalami tarik. Untuk tegangan

yang terjadi f S 1 < f y

C S 2 = AS 2 ( f S 2 0,85 f CC ' )

0,004
= 628,318 (200,3 x)200000 0,85(30,014)10 3
x

= 628,318[(0,0019)(200000) 0,85(30,014)] 10 3

= 222,731254 KN

Tulangan 3- D20 mengalami tarik

0,004
S3 = (330,3 x)
x

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009
0,004
= (330,3 135,662)
135,662

= 0,0057 > y = 0,002

Tulangan ini sesuai dengan asumsi sebelumnya yang mengatakan bahwa untuk

tulangan ini mengalami tarik. Untuk tegangan yang dipakai f S 3 = f y = 400 MPa

T = AS 3 ( f y 0,85 FCC ' )

= 942,477[400 0,85(29,364)]10 3

= 353,4671396 KN

Pembungkus kolom CFRP

0,004
CFRP = (400,3 x)
x

0,004
= (400,3 135,662)
135,662

= 0,0078

F = AJ FJ

0,004
= (0,3)(400,3) (400,3 x)(231000)
x

44418552,95 110963,16 x
=
x

44418552,95 110963,16(135,662) 3
= 10
135,662

= 216,4575838 KN

Momen yang terjadi pada kolom

0,85 x
M n = C S 1 (130) + C C (200,3 ) + T (130) + F (200)
2
Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009
0,85(135,662)
= 353,4671396 (130) + 1176,738428 200,3 +
2

353,4671396 (130) + 216,4575838 (230)

= 303047,2375 KNmm

= 303,0472375 KNm

M R = M n

= (0,65)( 303,0472375)

= 196,9807044 KNm

Titik 3. Eksentrisitas, e = 120 mm


B

As = 8D20 H

As3 As2 As'


d'
d

Pn
e = 120 mm

As3 As2 As'

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009. x = 135,372 mm
USU Repository 2009
0,003

a = 0,85 x
0,85fcc'
uj S 3
S2
S1

Gambar 4.9: Gaya tekan pada jarak e = 120 mm (confinement_CFRP)

Diasumsikan mengalami tekan

[
C S 1 = AS ' f y 0,85 FCC ' ]
= 942,477 [400 0,85(29,364)]

= 353467,1396 N

Diasumsikan mengalami tekan

S2 0,004
=
( x 200,3) x

0,004
S2 = ( x 200,3)
x

C S 2 = AS 2 ( f S 2 0,85 f CC ')

0,004
= 628,318 ( x 200,3)200000 0,85(30,014)
x

486624,814 x 100681676,3
=
x

Beton mengalami tarik

C C = 0,85 f CC ' a.b

= 0,85(30,014)(0,85x)(400)

= 8674,046 x
Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009
Diasumsikan mengalami tarik

S3 0,004
=
(330,3 x) x

0,004
S3 = (330,3 x)
x

0,004
T = 942,477 (330,3 x)200000 0,85(29,364)
x

249040122,5 777505,2604 x
=
x

CFRP mengalami tarik

CFRP 0,004
=
(400,3 x) x

0,004
CFRP = (400,3 x)
x

F = AJ f J

0,004
= (0,3)(400,3)(231000) (400,3 x)
x

44418552,95 110963,16 x
=
x

Daerah momen sangat kecil yang terjadi pada daerah plastis. Daerah momen

tersebut bergeser kedaerah eksentrisitas, e = 120 mm.

0,85 x
M n = C S 1 (130) + C C (200,3 ) T (130) F (200)
2

3686,46955 x 3 + 1740881,032 x 2 + 169219044,1x 41258926520


M n =
x

Dari hasil iterasi didapatkan bahwa garis netral adalah x = 135,372 mm

Gaya-gaya yang terjadi untuk kondisi ini adalah;

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009
Tulangan 1- D20 mengalami tekan

0,004
S1 = (135,372 70,3)
135,372

= 0,00192 < y = 0,002

Karena regangan pada tulangan baja 1- D20 lebih besar dari pada regangan leleh

bajanya sehingga dipakai tegangan dimana f S 1 < f y .

C S 1 = AS ' [ f S 1 0,85 FCC ']

0,004
= 942,477 (135,372 70,3)200000 0,85(29,364)10 3
135,372

= 338,9079405 KN

Tulangan 2- D20

0,004
S2 = (200,3 135,372)
135,372

S 2 = 0,00191 < y = 0,002

tulangan ini tidak sesuai dengan asumsi sebelumnya. Tulangan ini mengalami

tarik. Tegangan yang terjadi f S 1 < f y

C S 2 = AS 2 ( f S 2 0,85 f CC ')

0,004
= 942,477 (200,3 135,372)200000 0,85(30,014)10 3
135,372

= 337,5851849 KN

Beton mengalami tekan

C C = 0,85 f CC ' a.b

= 8674,046 x

= 8674,046 (135,372)10-3
Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009
= 1174,222955 KN

Tulangan 3- D20 mengalami tarik

0,004
S3 = (330,3 135,372)
135,372

S 3 = 0,0057 > y = 0,002 .

tegangan yang terjadi f S 1 = f y = 400 MPa

[
T = AS 3 f y 0,85 FCC ' ]
= 942,477[400 0,85(29,364)] 10 3

= 353,4671396 KN

CFRP mengalami tarik

0,004
CFRP = (400,3 135,372)
135,372

= 0,0078

F = AJ f J

44418552,95 110963,16(135,372)
= [10-3]
135,372

= 217,1589993 KN

Momen yang terjadi pada daerah eksentrisitas kolom

0,85 x
M R = C S 1 (10) + C C 200,3 + C S 2 (120) + T (250) + F (320)
2

= 369397,1375 kNmm (10-3)

= 369,3971375 kNm

M n = (369,3971375)(0,65) = 240,1081394 kNm

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009
Beban aksial yang terjadi pada pusat eksentrisitas kolom

M n 240,1081395
Pn = =
120 (120)10 3

= 2000,901161 kN

Titik 4. Keadaan seimbang ( M nbalanced ; Pnbalanced )

Dimana keadaan ini regangan maksimum saat terluar dari beton tak terkekang

adalah 0,003 sedangkan beton terkekang tulangan tranversal regangan dicari dan

untuk beton terkekang dengan CFRP dicari. Baja tulangan dianggap telah

mengalami leleh regangan 0,002. dari hubungan ini diperoleh nilai dari garis

netral balanced (x b ) dengan rumus perbandingan segitiga

As = 8D20 H

As3 As2 As'


Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009 d'
d

Pn = Pb
e = eb
ccu S 3
S 2 S1

Gambar 4.10: Gaya tekan pada keadan seimbang (confinement_CFRP)

Tegangan untuk beton yang tidak terkekang oleh tulangan tranversal atau

berada pada kekangan CFRP adalah FCC ' = 29,364 N/mm 2

2,5 ss f uj uj
ccu = 0,004 +
f CC '

uj = t = direncanakan 0,004 sehingga

f j = 0,004 E j = 0,004(231000) = 924 Mpa

f uj = 0,5 f j = 0,5(924) = 462 Mpa

4t j 4(0,3)
ss = = = 0,003
D 400
Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009
f CC ' = 30,014 MPa

2,5(0,003)(462)(0,004)
ccu = 0,004 + = 0,00446 ( regangan terlindung CFRP
30,014

daerah tekan )

Garis netral ( xb ) dicari dengan menggunakan persamaan perbandingan segitiga,

regangan beton uc = 0,003 (daerah tarik).

xb d
=
(0,00446) (0,00446 + 0,003)

400,3
xb = (0,00446) = 239,321 mm
(0,00446 + 0,003)

Tulangan 1- D20 mengalami tekan

S1 0,00446
=
169,021 239,321

0,00446
S1 = (169,021) = 0,00314 > y = 0,002
239,321

Pakai f S 1 = f y = 400 MPa

C S 1 = AS '[ f y 0,85 FCC ' ] 10 3

= 942,477[400 0,85(29,364)] 10 3

= 353,4671396 KN

Tulangan 2- D20 mengalami tekan

S2 0,00446
=
39,021 239,321

0,00446
S2 = (39,021) = 0,00072 < y = 0,002
239,321

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009
Dengan demikian untuk f S 2 < f y

C S 2 = AS 2 [ f S 2 0,85 f CC ' ] 10 3

0,00446
= 628,318 (39,021)200000 0,85(30,014)10 3
239,321

= 75,35268401 KN

Beton mengalami tekan

C C = 0,85 f CC ' ab

= 0,85(30,014)(0,85)(235,321)(400)10 3 = 2041,185179 KN

Tulangan 3- D20 mengalami tarik

S3 0,00446
=
95,069 235,321

0,00446
S3 = (95,069) = 0,0018 < y = 0,002 f S 3 < f y
235,321

T = AS 3 [ f S 3 0,85 FCC ' ]

0,00446
= 942,477 (95,069)200000 0,85(29,364)10 3
235,321

= 316,1124475 KN

CFRP yang mengalami tarik

0,00446
CFRP = (400,3 x)
x

0,00446
= (400,3 235,321)
235,321

= 0,00312

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009
F = AJ f J

0,00446
= (0,3)(400,3)(231000) (400,3 x)
x

0,00446
= (0,3)(400,3)(231000) (400,3 235,321)10 3
235,321

= 86,74044883 KN

Beban aksial seimbang yang terjadi pada kolom

Pnbalanced = C S 1 + C S 2 + C C T F

=353,4671396+75,35268401 +2041,185179 -316,1124475 -86,74044883

= 2067,152106 KN

Momen seimbang yang terjadi pada kolom

0,85 x
M nbalanced = C S 1 (130) + C C 200,3 + T (130) + F (200)
2

0,85 x
Pb e = C S 1 (130) + C C 200,3 + T (130) + F (200)
2

(2067,152106) e = 309100,989

e = 149,528 mm

Eksentrisitas dalam keadaan seimbang, maka eb = e + 200,3

eb = 349,829 mm

Pb = 0,65(2067,152106) = 1343,648869 KN

M R = Pb eb = 1343,648869 (349,829)10-3 = 470,0473402 KNm

Titik 5. Eksentrisitas besar ( M n = 0 ; Pn = aksial tarik maksimum atau tekan

minimum )

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009
Beban aksial yang bekerja pada kolom
B

As = 8D20 H

As 3 As 2 As'
d'
d

Pn
e = besar

As 3 As 2 As'

Gambar 4.11: Gaya tarik aksial maksimum (confinement_CFRP)

Pn = Pn ( maks )

= (0,65)[ f y ASt + A j f j ]

= (0,65)[(400)(942,477) + 4(0,3)(400)(924)] 10 3 = 533,33202 KN

Dari hasil perhitungan yang sebelumnya dilakukan dapat dibuat kedalam tabel.

Tabel 4.2: Perubahan peningkatan kuat beban aksial dan momen dengan

mengunakan CFRP dalam pemakaian tebal (tj = 0,3mm) pada kolom confinement

Kuat beban aksial Kuat momen


e, (mm) Pn ,(KN) Pn e (KNm)
kecil 3346,447177 0-kecil
0 196,9807044
120 2000,901161 240,1081394
349,829 1343,648869 470,0473402
besar -533,33202 0

4000
Sianipar titik
Marolop Tua 3500 1 Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
: Analisa
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository
3000 2009

2500
2000
1500
titik 3

titik 4
Pn (kN )

titik 2

titik 5
M n (kNm)
Gambar 4.12: Diagram tebal, (t j ) = 0,3 mm

4.2.2). Tebal CFRP = 0,5 mm

Kuat beban Kuat momen


e, (mm) aksial Pn e (KNm)
Pn ,(KN)
kecil 3736,902371 0-kecil
0 215,1899332
120 2132,423429 255,8908115
346,876 1399,616835 485,4934892
besar -725,52402 0

4000
3500
3000
2500
2000
1500
1000
500
0
-500 0 100 200 300 400 500 600

-1000

Gambar 4.13: Diagram tebal, (t j ) = 0,5 mm

4.2.3). Tebal CFRP = 0,7 mm

Kuat beban Kuat momen


e, (mm) aksial Pn e (KNm)
Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009
Pn ,(KN)
kecil 4105,164535 0-kecil
0 232,2499779
120 2269,985971 272,3983165
351,035 1404,557931 493,0489934
besar -917,71602 0
5000

4000

3000

2000

1000

0
0 100 200 300 400 500 600
-1000

-2000

Gambar 4.14: Diagram tebal, (t j ) = 0,7 mm

4.2.4). Tebal CFRP = 1,0 mm

Kuat beban Kuat momen


e, (mm) aksial Pn e (KNm)
Pn ,(KN)
kecil 4625,373793 0-kecil
0 240,3153735
120 2500,506265 300,0607518
357,633 1403,815724 502,0520323
besar -1206,00402 0
5000

4000

3000

2000
Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer
1000 (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009
0
0 100 200 300 400 500 600
-1000

-2000
Gambar 4.15: Diagram tebal, (t j ) = 1,0 mm

Perubahan kekuatan tekan beton ( fC )


Kuat beton Kuat beton dengan Kuat beton dengan confinement(fCC) dan
(fC ), MPa confinement ( fCC ), CFRP (FCC), MPa
MPa
t= t= t= t=
0,3mm 0,5mm 0,7mm 1,0mm
25 30,014 29,364 31,785 33,935 36,767
30 35,072 34,449 36,983 39,254 42,298
35 40,114 39,506 42,119 44,499 47,727
40 45,147 44,532 47,251 49,702 53,060

Dengan memakai CFRP yang semakin tebal akan membuat perubahan tekan

menjadi lebih besar begitu juga gaya aksial dan momen lentur yang akan

dipikulnya. Dengan begitu dalam pemakaiannya akan memberi pengaruh yang

besar terhadap struktur bangunan.

4.3). Pengaruh Kuat Tekan Beton ( fC)

Kolom bujur sangkar memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut:

- Diameter kolom : 400 mm

- Dimeter tulangan longitudinal : 20 mm

- Diameter tulangan sengkang : 10 mm

- Jumlah tulangan longitudinal : 8 buah

- f y tulangan longitudinal : 400 MPa

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009
- f yh tulangan sengkang : 240 MPa

- Jarak tulangan sengkang : 130 mm

- Regangan beton tak terkekang : 0,003

- ES : 2x10 5 MPa

- Tebal selimut beton : 40 mm

- Tebal lapisan CFRP : 0,3 mm

Dari data diatas maka dapat dicari;

4.3.1). Kuat tekan beton (fC) = 30MPa

Kuat beban Kuat momen


e, (mm) aksial Pn e (KNm)
Pn ,(KN)
kecil 3762,873588 0-kecil
0 209,9811122
120 2078,719035 249,4462842
364,721 1592,741435 580,9062489
besar -533,33202 0

4000
3500
3000
2500
2000

Pn (kN ) 1500
1000
500
0
-500 0 100 200 300 400 500 600 700

-1000
M n (kNm)
Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009
Gambar 4.16: Diagram kuat tekan beton, (fc ) = 30 MPa

4.3.2). Kuat tekan beton, (fC) = 35MPa

Kuat beban Kuat momen


e, (mm) aksial Pn e (KNm)
Pn ,(KN)
kecil 4177,006993 0-kecil
0 224,4561886
120 2202,52067 264,3024804
322,985 1804,768074 582,9130164
besar -533,33202 0

5000

4000

3000

Pn (kN )2000
1000

0
0 100 200 300 400 500 600 700
-1000

M n (kNm)

Gambar 4.17: Diagram kuat tekan beton, (fc ) = 35 MPa

4.3.3). Kuat tekan beton, (fC) = 40MPa

Kuat beban Kuat momen


e, (mm) aksial Pn e (KNm)
Pn ,(KN)
kecil 4588,601711 0-kecil
0 237,8206397
120 2323,192296 278,7830755
331,835 1988,968629 660,009405
besar -533,33202 0

5000
Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
4000
USU Repository 2009

3000

2000
Pn (kN )

M n (kNm)

Gambar 4.18: Diagram kuat tekan beton, (fc ) = 40 MPa

Meningkatnya kuat tekan beton akan membuat gaya aksial, dan momen semakin

maksimum. Selain itu juga, kolom yang terkekang oleh tulangan tranversal akan

membuat gaya aksial dan momen semakin besar.

4.4). Pengaruh Dimensi Kolom (B, H)

Selain pengaruh dari tebal lapisan CFRP perubahan besar dimensi pada kolom

juga akan mempengaruhi, kuat tekan beton, beban aksial, dan momen.

Kolom bujur sangkar memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut:

- Kuat tekan ( f C ' ) : 25 MPa

- Dimeter tulangan longitudinal : 20 mm


Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009
- Diameter tulangan sengkang : 10 mm

- Jumlah tulangan longitudinal :8

- f y tulangan longitudinal : 400 MPa

- f yh tulangan sengkang : 240 MPa

- Jarak tulangan sengkang : 130 mm

- Regangan beton tak terkekang : 0,003

- ES : 2x10 5 MPa

- Tebal selimut beton : 40 mm

Dari data diatas, maka didapatlah data-data sebagai berikut beserta diagram

interaksi kolom;

4.4.1). Dimensi 500mm x 500mm

Kuat beban Kuat momen


e, (mm) aksial Pn e (KNm)
Pn ,(KN)
kecil 4823,949113 0-kecil
0 319,8154068
120 2858,759991 343,0511989
403,696 1533,157447 618,9295287
besar -605,40402 0

6000

5000

4000

3000

2000
Pn (kN )
1000

0
0 200 400 600 800
-1000

M n (kNm)
Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009
Gambar 4.19: Diagram dimensi (B, H) = 500 mm x 500 mm

4.4.2). Dimensi 600mm x 600mm

Kuat beban Kuat momen


e, (mm) aksial Pn e (KNm)
Pn ,(KN)
kecil 6561,102587 0-kecil
0 442,8065801
120 4422,372355 530,6846826
501,218 2637,964512 1322,195297
besar -677,47602 0
7000

6000

5000

4000

3000

Pn (kN ) 2000

1000

0
0 500 1000 1500
-1000

-2000
M n (kNm)

Gambar 4.20: Diagram dimensi (B, H) = 600 mm x 600 mm

4.4.3). Dimensi 700mm x 700mm

Kuat beban Kuat momen


e, (mm) aksial Pn e (KNm)
Pn ,(KN)
kecil 8553,954362 0-kecil
0 684,6057885
120 6067,659958 728,1191949
574,065 3500,646549 2009,598661
besar -749,54802 0

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 200910000

8000

6000
Pn (kN )

M n (kNm)

Gambar 4.21: Diagram dimensi (B, H) = 700 mm x 700 mm

Dari gambar diagram yang ada terlihat bahwa gaya aksial tekan maksimum

semakin bertambah setara dengan perubahan besar dimensi pada kolom, hal ini

disebabkan karena gaya aksial sumbangan dari beton berbanding lurus dengan

empat kali panjang sisi kolom. Sedangkan nilai gaya tarik maksimum juga

mengalami perubahan namun perubahannya sangat kecil. Perubahan dimensi ini

menyebabkan jarak antar tulangan juga berubah hal ini dimaksudkan agar jarak

tebal beton tetap serta menghindari terjadinya kehancuran pada beton. Begitu juga

untuk momen yang semakin bertambah seiring perubahan dimensi untuk kolom.

Perubahan besar gaya aksial dan momen dapat ditunjukan dengan nilai

persentase yang dibuat kedalam tabel berikut ini antara kolom confinement

dengan kolom confinement _ CFRP.

tabel. persentase kenaikan kolom confinement terhadap kolom

confinement_CFRP

Satuan CC CC_CFRP %kenaikan


Aksial Maksimum kN 2700,77769 3346,447177 23,906
Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009
Aksial Balanced kN 1116,34972 1343,648869 20,360
Momen Balanced kNm 412,9254817 470,0473402 13,833
Momen Lentur Murni kNm 84,46906862 196,9807044 133,198
Aksial Minimum kN - 240,36402 -533,33202 121,885

Kenaikan gaya aksial dan momen akan semakin bertambah dengan

pemakain tebal, tekan, dan dimensi yang semakin ditambah.

4.5). Merencanakan dimensi dan tulangan kolom

Rencanakan dimensi dan tulangan pada kolom bujur sangkar yang menopang

beban kerja aksial, yang terdiri dari beban mati 1400 KN dan beban hidup 650

KN, kolom pendek f 'C = 30 MPa, f y = 400 MPa, gunakan g = 0,003 .

Analisa perhitungannya:

Kuat bahan dan diperkirakan g telah ditentukan

Beban rencana terfaktor adalah: Pu = 1,6(650) + 1,2(1400) = 2720 KN

Luas kotor penampang kolom yang diperlukan adalah:

Pu
Ag =
0,8{0,85 f 'C (1 g ) + f y }

2720(10) 3
=
0,8(0,65){0,85(30)(1 0,03) + 400(0,03)}

Ag = 109403 mm2

Ukuran kolom bujur sangkar yang diperlukan menjadi: 109403 = 330 mm

Jika dipakai tebal CFRP (high modulus) kolom 0,5 mm, E=300000 MPa. Maka

ukuran penampang permukaan kolom yang dipakai pada perencanaan ini yaitu:

Ag perlu = Ag 54701,5

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009
= 109403 4(330)(0,5)

= 108743 mm2

Dimensi penampang permukaan kolom bujur sangkar

B, H = 108743 = 329,76 mm

Maka ditetapkan ukuran (B,H) = 350 mm

Ag aktual = (350) 2 = 122500 mm2

Dari perencanaan diatas maka beban yang dapat dipikul oleh beton

f ' cc = f ' c [1 + k e (k c 1)]

f j = E j a

Dimana, t j ,u

t = 0,5 a

ambil a = 0,004

f j = 0,004 E j

= 0,004 (300000)

= 1200 N/mm 2

Jaket CFRP yang mengikat tegangan lateral, f l , j

tj
f l , jx = 2. fj
h

= 2.
(0,5) (1200)
350

= 3,428 N/mm2

tj
f l , jy = 2. fj
b
Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009
= 2.
(0,5) (1200)
350

= 3,428 N/mm 2

Faktor penambah kekuatan terhadap tegangan triaxial ( 1 )

Fl
1,6 l 1
F
1 = 1,251,8 1 + 7,94
f c ' f c '

3,428 3,428
= 1,251,8 1 + 7,94 1,6 1
30 30

= 1,628

Faktor reduksi

Karena panjang dengan lebar pada kolom untuk ukurannya adalah sama, maka

nilai f l , jx = f l , jy = f l = 2,64 N/mm 2

f f
2
F
2 = 1,4 l 0,6 l 0,8 l + 1
Fl Fl f c '

3,428 3,428
2
3,428
= 1,4 0,6 0,8 +1
3,428 3,428 30

=1

Faktor penambah kekuatan beton

k c = 1 . 2

= (1,628)(1)

= 1,628

Rasio area effektif yang terlindung oleh CFRP

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009
ke =
[bh (4r 2
)]
r 2 1 3(b 2r ) 1 3(h 2r )
2 2

(
bh 4r 2 r 2 )
[(350)(350) (4.10 2
)]
.10 2 1 3(350 2.10 ) 1 3(350 2.10 )
2 2

( )
=
(350)(350) 4.10 2 .10 2
= 0,406

Pertambahan kekuatan beton akibat pemakaian CFRP pada kolom

f cc ' = f c ' [1 + k e (k c 1)]

= 30[1 + 0,406(1,628 1)]

= 37,649 N/mm 2

Maka kuat beban aksial maksimum setelah diberi CFRP pada permukaan kolom

adalah:

Pn ( maks ) = 0,8{0,85 f 'C ( Ag ASt ) + f y ASt + A j f j }

= 0,8(0,65){0,85(38,182)(122500-6434)+(400)(6434) + (980)(924)10-3

= 3767,923749 KN

Beban pada daerah beton

Pb = {0,85 f 'CC ' Ag (1 g ) + A j F j }

= 0,65{0,85(37,649)(122500)(1 0,03) + 4(0,5)(350)(1200)}10-3

= 3017,68744 KN

Dengan demikian kolom mampu memikul beban yang lebih besar dari beban yang

terjadi. Beban yang dapat disangga oleh batang tulangan baja adalah:

3017,68744 - 2720 = 297,68744 KN

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009
Kekuatan maksimum yang disediakan oleh batang tulangan baja adalah ASt f y ,

maka luas penampang batang tulangan baja yang diperlukan dapat dihitung

sebagai berikut:

297,68744(10) 3
ASt perlu = = 1431,189615 mm2
0,8(0,65)(400)

Digunakan satu macam ukuran batang tulangan baja yang dipasang merata di

sepanjang keliling sengkang. Digunakan 4 batang tulangan baja D22. nilai g

akan lebih kecil dibandingkan dengan asumsi sebelumnya

1 D 2 1 (22) 2
ASt
g ada = = 4 = 4 = 0,0031 < g
Ag Ag 122500

Pada tulangan tranversal D10 direncanakan.

Jarak spasi tidak boleh lebih besar dari:

48 kali diameter batang tulangan sengkang = 48(10) = 480 mm

16 kali diameter batang tulangan memanjang = 16(22) = 352 mm

Ukuran kolom arah terkecil (lebar) = 350 mm

Gunakan batang tulangan baja D10 untuk sengkang, dengan jarak spasi p.k.p.

150mm periksa susunan tulangan pokok dan sengkang. Jarak bersih batang

tulangan pokok bersebelahan pada sisi kolom adalah:

1 {350 80 20 3(22)} = 92 < 150 mm


2

Dengan demikian tidak perlu tambahan batang pengikat tulangan pokok kolom.

Maka dimensi kolom dapat direncanakan sebagai berikut:

B = 350 mm

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009. CFRP
USU Repository 2009
As A s'

tulangan utama
Gambar 4.22: Dimensi kolom

BAB V

KESIMPULAN
Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009
5.1 KESIMPULAN

Setelah melakukan kajian dan analisa terhadap kolom confinement dan

CFRP, maka dapat ditarik kesimpulan, yaitu:

a. Untuk kolom confinement (dengan tulangan tranversal)

1. Tulangan tranversal memberikan pengaruh pada tegangan

dan regangan pada kolom.

2. Daerah terluar pada beton yang tak terkekang mempunyai

regangan 0,003.

3. Dalam perhitungan kolom beton, nilai kuat tekan beton

terkekang oleh tulangan tranversal (fCC) akan

meningkatkan kapasitasnya akibat pengunaan tulangan ini.

4. Dalam kondisi ini tulangan tranversal mampu memikul

gaya aksial dan momen lentur.

b. Untuk kolom confinement dan CFRP

1. letaknya yang di luar mengitari bidang kolom memberikan

pengaruh tarik yang besar.

2. semakin besar kuat tekan beton, dimensi, dan CFRP kolom

akan membuat kolom semakin besar dalam menahan gaya

aksial dan momen lentur kolom.

3. Jumlah dan ukuran dimensi tulangan dapat dikurangi

dengan menggunakan CFRP yang lebih tebal.

4. Pada perhitungan kolom beton, nilai kuat tekan beton yang

terkekang oleh tulangan tranversal (fCC) dan terkekang

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009
CFRP (FCC) semakin meningkatkan kapasitas gaya aksial

dan momen maksimum kolom masing-masing sebesar

23,906% dan 133,198% terhadap gaya aksial dan momen

lentur yang hanya menggunakan tulangan tranversal saja.

5.2 SARAN

Saran yang dapat diberikan setelah didapatkan kesimpulan dari tugas akhir

ini adalah:

1. Pemasangan CFRP hendaklah jauh dari lokasi yang berhubungan

langsung dengan panas karena bahannya yang mampu bereaksi

dengan suhu yang tinggi hingga menyebabkan kerusakan pada

perekat (epoxy). Dapat pula CFRP tersebut dilapisi dengan mortar

untuk meghindari gangguan yang berada di luar.

2. untuk kolom yang memiliki dimensi yang besar hendaklah

digunakan tulangan dengan jumlah yang banyak dan diameter yang

besar pada kolom atau menggunakan CFRP yang lebih tebal.

DAFTAR PUSTAKA

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009
1. Park, R & Paulay, T. Reinforced Concrete Structure, New York, John

wiley & Sons, 1975.

2. Ferguson, Phill M. Dasar-Dasar Beton Bertulang, Penerbit Erlangga,

Jakarta, 1991.

3. Diphohusodo, Istimawan. Struktur Beton Bertulang, Penerbit PT.

Gramedia Pustaka Umum, Jakarta, 1994.

4. Indrawan, Benjamin, & Maranata, Merry N. Analisis Kolom Beton

Bertulang dengan Menggunakan Carbon Fiber Reinforced Polymer,

Jurnal. Banten, 2003.

5. Hartono. Perbaikan dan Perkuatan Struktur Beton, jurnal. Jakarta. 2005.

6. SK SNI 2002.

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009

Anda mungkin juga menyukai