Anda di halaman 1dari 13

BUPATI PINGGIRAN

PERATURAN BUPATI PINGGIRAN


NOMER XXX TAHUN 2017

TENTANG
SISTEM REMUNERASI PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD)
SEHAT SELALU KABUPATEN PINGGIRAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI PINGGIRAN,

Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Undang-Undang Nomor 44 Tahun


2009 tentang Rumah Sakit Pasal 30 Ayat (1) huruf b dan Permendagri
Nomor 61 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan
Badan Layanan Umum Daerah (PPK-LUD) Pasal 50 perlu adanya
pengaturan tentang remunerasi pada rumah sakit;

b. bahwa Rumah Sakit Umum Daerah Sehat Selalu Kabupaten Pinggiran telah
menerapkan Pola Penegelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah
(PPK-BLUD) berdasarkan Keputusan Bupati Pinggiran Nomor 12345/Kep-
RSUD/2015.

c. bahwa dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan kesehatan Rumah


Sakit Umum Daerah Sehat Selalu Kabupaten Pinggiran kepada masyarakat,
maka diperlukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang bekerja secara
profesional, berkualitas dan berkomitmen diperlukan sistem imbalan kerja
yang layak dan adil;

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, b


dan c tersebut di atas, dipandang perlu menetapkan Sistem Remunerasi
pada Rumah Sakit Umum Daerah Sehat Selalu Kabupaten Pinggiran
dengan Peraturan Bupati.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor xx Tahun xxxx tentang Pembentukan Daerah-


Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Agak Tengah (Berita
Negara Tahun xxxx) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
Nomor xx Tahun xxxx tentang Pembentukan Kabupaten Pinggiran dengan
mengubah Undang-Undang Nomor xx Tahun xxxx tentang Pembentukan
Daerah-Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Pinggir
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun xxxx Nomor xx, Tambahan
lembaran Negara Republik Indonesia Nomor xxxx);

1
2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
(Lembar Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4355);

3. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran


(Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2004 Nomor 116, Tambahan
lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4431);

4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun
2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32
Tahun2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4844);

5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang perimbangan Keuangan


antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4438);

6. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran


Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5063);

7. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran


Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5072);

8. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan


Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011
Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan


Keuangan Badan Layanan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2005 Nomor 48)

10. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan


Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4878);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 Tentang Pedoman


Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 Tentang Pembagian Urusan


Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan
Pemerintah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4737);

2
13. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2010 Tentang Tata Cara
Pelaksanaan Tugas dan Wewenang serta Kedudukan Keuangan Gubernur
sebagai Wakil Pemerintah di Wilayah Provinsi (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2010 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5107);

14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan
Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 tentang Pedoman
Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah;

16. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 625 Tahun 2010
juncto Keputusan Menteri Kesehatan Republik Inonesia Nomor 70 Tahun
2015 tentang Pedoman Penyusunan Sistem Remunerasi Bagi Pegawai
Badan Layanan Umum (BLU) Rumah Sakit.

17. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 85 Tahun 2015


tentang Pola Tarif Nasional Rumah Sakit (Lembaran Negara Nomor 09
Taun 2015);

18. Peraturan daerah kabupaten Pinggiran Nomor xx tahun xxxx tentang Tarif
Pelayanan Kesehatan Pada Rumah Sakit Umum Daerah Sehat Selalu
Kabupaten Pinggiran.

19. Keputusan Bupati Pinggiran Nomor 12345/Kep-RSUD/2015 tentang


Penetapan Penerapan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
Daerah (PPK-BLUD) Pada Rumah Sakit Umum Daerah Sehat Selalu
kabupaten Pinggiran.

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG SISTEM REMUNERASI PADA


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) SEHAT SELALU
KABUPATEN PINGGIRAN

Pasal 1
KETENTUAN UMUM

Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan :


1. Rumah Sakit adalah Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sehat Selalu milik Pemerintah
Kabupaten Pinggiran yang berkedudukan di Kabupaten Pinggiran Propinsi Agak
Tengah.
2. Bupati adalah bupati Kabupaten Pinggiran Propinsi Agak Tengah.
3. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kabupaten Pinggiran Propinsi Agak
Tengah.
4. Struktural adalah Direktur, Para Wakil Direkur, Para Kepala Bagian dan Kepala Bidang
serta para Kepala Sub Bagian.
5. Direktur adalah Direktur pada rumah sakit.
6. Wakil Direktur adalah Para Wakil Direktur pada rumah sakit.
7. Kepala Bagian adalah Kepala-Kepala Bagian pada rumah sakit.

3
8. Kepala Bidang adalah Kepala-Kepala Bidang pada rumah sakit.
9. Dokter adalah dokter spesialis, dokter umum, dokter gigi, dokter gigi spesialis yang
merupakan pegawai tetap atau dokter yang sudah di mendapat Surat Tugas atau SK
oleh direktur rumah sakit.
10. Pegawai adalah pegawai pada rumah sakit yang berstatus Pegawai ASN, Pegawai
Tidak Tetap (PTT) dan Pegawai BLUD.
11. Jasa Tidak Langsung (JTL) Pegawai atau Bakul adalah jumlah Jasa Tidak Langsung
dari Jasa Pelayanan yang diperuntukkan bagi seluruh pegawai rumah sakit dengan
mekanisme pembagian berdasarkan indeks.

Pasal 2
AZAS DAN PRINSIP DASAR REMUNERASI

1. Sistem remunerasi berazaskan tiga hal yaitu :


a. Proporsionalitas yang diukur dengan besarnya beban aset yang dikelola dan
besaran pendapatan rumah sakit.
b. Kesetaraan yang memperhatikan institusi pelayanan sejenis dan mempelajari
besaran remunerasi dengan rumah sakit sekitar yang berada dalam satu wilayah /
regional.
c. Kepatutan yang melihat kemampuan rumah sakit dalam memberikan upah
kepada karyawan.
2. Prinsip Dasar Remunerasi adalah :
a. Kelayakan. Memenuhi kewajaran tingkat kehidupan pegawai dalam memenuhi
kebutuhan fisik maupun sosial di lingkungan tempat pegawai ditugaskan bekerja.
b. Keadilan Penghargaan Pekerjaan. Disesuaikan dengan posisi dan jabatan yang
berkaitan langsung dengan beban kerja serta tanggungjawab atas posisi atau
jabatan yang diemban.
c. Keadilan Penghargaan Kinerja. Disesuikan dengan nilai kinerja pada
pekerjaanya yaitu nilai kinerja atas nilai pekerjaanya dalam bentuk pencapaian
target kinerja (tingkat produktivitas). Nilai pekerjaan ditetapkan berdasarkan
prinsip Equal Pay for Jobs of Equal Value. Sedangkan nilai kinerja ditetapkan
berdasarkan prinsip "equal pay for performance of equal value".
d. Keadilan Penghargaan Perorangan. Adalah kesetaraan penghargaan
berdasarkan perorangan atau individu dengan prinsip Equal Pay for Pepole of
Equal Value.

Pasal 3
HAK DAN KEWAJIBAN

1. Rumah Sakit berkewajiban menyediakan alokasi dana untuk sistem remunerasi dari
sumber-sumber pendapatan yang sah sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangan yang berlaku.
2. Setiap pegawai rumah sakit berhak mendapat remunerasi sesuai dengan ketentuan
yang ditetapkan.
3. Setiap pegawai yang bekerja pada unit pelayanan Pusat Pendapatan atau
Revenue Center sesuai dengan Peraturan Bupati tentang Tarif Pelayanan Rumah
Sakit harus bekerja secara optimal dan profesional sesuai dengan prosedur yang
telah ditetapkan dan produktif.
4. Setiap pegawai yang bekerja pada unit penunjang (supporting) Pusat Pendapatan
sesuai dengan Peraturan Bupati tentang Tarif Pelayanan Rumah Sakit harus bekerja
secara optimal dan profesional dalam mendukung pelayanan pada Pusat Pendapatan
berupa ketersediaan sarana, prasarana, fasilitas, SDM, prosedur pelayanan dan
kebutuhan lain yang diperlukan.

4
Pasal 4
PENGERTIAN REMUNERASI

1. Sistem Remunerasi BLUD Rumah Sakit adalah sistem imbal jasa yang dikelola
dengan sistem keuangan dan peraturan rumah sakit bagi seluruh pegawai rumah
sakit yang disusun dan ditetapkan berdasarkan prinsip serta ketentuan dasar yang
berlaku dengan tetap menyesuaikan kondisi dan kemampuan keuangan rumah sakit.
2. Komponen Remunerasi adalah pengelompokan jenis-jenis remunerasi berdasarkan
tujuan-tujuannya.
3. Pengelompokan jenis-jenis remunerasi sebagaimana dimaksud pada Pasal 4 Ayat (2)
adalah berdasarkan tujuan pemberian dan terdiri dari :
a. Gaji, Honorarium dan Tunjangan Tetap yang diberikan berkaitan dengan
pekerjaan atau jabatan setiap pegawai rumah sakit (Pay for Position). Besaran
gaji, honorarium dan tunjangan tetap berdasarkan ketentuan peraturan
perundangan yang berlaku.
b. Insentif atau Jasa Pelayanan yang diberikan berkaitan dengan kinerja
pegawai, bersifat tunai berupa pendapatan langsung dan rutin secara periodik
sesuai ketentuan waktu yang ditetapkan rumah sakit dengan tujuan pemacu
motivasi kinerja pegawai (Pay for Performance). Besaran insentif bersifat dinamis
bergantung kepada pendapatan rumah sakit.
c. Merit, Bonus dan Tunjangan Tertentu yang diberikan oleh rumah sakit dan
atau pemerintah dengan kondisi-kondisi perorangan / individu (Pay for People)
yang dianggap rumah sakit perlu diberikan penghargaan (reward) melalui sitem
remunerasi dengan tetap memperhatikan kondisi dan kemampuan keuangan
rumah sakit dan atau pemerintah daerah. Besaran Merit, Bonus dan Tunjangan
Tertentu berdasarkan ketentuan yang ditetapkan oleh kepala daerah atau
direktur rumah sakit.
4. Sistem Remunerasi diatur berdasarkan rekomendasi direktur rumah sakit dalam
bentuk dokumen tertulis dan yang disahkan oleh kepala daerah melalui Peraturan
Bupati.

Pasal 5
TIM PERUMUS SISTEM REMUNERASI

1. Direktur membentuk Tim Perumus Sistem Remunerasi Rumah Sakit yang diangkat
dan ditetapkan melaui Keputusan Direktur.
2. Tim Perumus Sistem Remunerasi sebagaimana dimaksud pada Pasal 5 Ayat (1)
terdiri dari unsur :
a. Dokter;
b. Perawat dan Bidan;
c. Paramedis Lain (Analis Laboratorium, Radiografer, Apoteker, Ahli Gizi, Fisioterapis
dan jabatan fungsional paramedis lain yang ditetapkan oleh direktur)
d. Pegawai administrasi; dan
e. Struktural.
3. Susuan personalia Tim Perumus Sistem Remunerasi Rumah Sakit dipilih berdasarkan
rekomendasi masing-masing unsur yang menunjuk 1 orang sebagai perwakilan di
dalam tim.
4. Anggota Tim Perumus Sistem Remunerasi ditetapkan sebanyak-banyaknya 15 orang
dan harus berjumlah gasal (ganjil).
5. Ketua Tim Perumus Sistem Remunerasi ditunjuk dari perwakilan unsur dokter dan
sekretaris ditunjuk dari unsur perwakilan jajaran struktural.
6. Hasil dari Tim Perumus Sistem Remunerasi adalah dalam bentuk Berita Acara (BA)
Rekomendasi Sistem Remunerasi Rumah Sakit yang harus ditanda tangani oleh
Ketua, Sekretaris dan seluruh Anggota tim.

5
7. Berita Acara (BA) Rekomendasi Sistem Remunerasi Rumah Sakit yang sudah
ditandatangani diserahkan kepada Direktur.
8. Sistem Remunerasi Rumah Sakit ditetapkan oleh direktur berdasarkan rekomendasi
Tim Perumus Sistem Remunerasi Rumah Sakit dengan pertimbangan-pertimbangan
tertentu serta memperhatikan kondisi dan kemampuan keuangan rumah sakit.
9. Keputusan Sistem Remunerasi Rumah Sakit oleh Direktur bersifat final dan tidak
dapat diganggu gugat oleh Tim Perumus Sistem Remunerasi Rumah Sakit.
10. Direktur menyampaikan keputusan Sistem Remunerasi Rumah Sakit kepada Bupati
melalu Sekretaris Daerah untuk ditetapkan menjadi Peraturan Bupati.

Pasal 6
SUMBER DANA REMUNERASI

1. Gaji pegawai rumah sakit yang berstatus sebagai ASN (Aparatur Sipil Negara)
bersumber dari Dana Alokasi Umum (DAU) Pemerintah Kabupaten Pinggiran.
2. Gaji Pegawai Tidak Tetap (PTT) yang diangkat berdasarkan keputusan bupati
bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Pemerintah
Kabupaten Pinggiran.
3. Gaji Pegawai BLUD (Badan Layanan Umum Daerah) Rumah Sakit bersumber dari
pendapatan operasional rumah sakit.
4. Insentif pegawai rumah sakit bersumber dari pendapatan operasional rumah sakit.
5. Merit dan bonus bersumber kepada pos dana taktis rumah sakit berdasarkan
ketentuan yang berlaku.
6. Tunjangan Tertentu bersumber kepada pemerintah dan atau pendapatan operasional
rumah sakit sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.

BAGIAN KESATU
GAJI, HONORARIUM DAN TUNJANGAN
Pasal 7

1. Seluruh pegawai rumah sakit berhak menerima gaji atau honorarium serta tunjangan
tetap sesuai dengan ketentuan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.
2. Gaji dan Tunjangan Tetap pegawai rumah sakit dengan status Aparatur Sipil Negara
(ASN) yang bersumber dari Dana Alokasi Umum (DAU) berdasarkan ketentuan
peraturan perundangan yang berlaku di Negara Republik Indonesia.
3. Gaji dan Tunjangan Tetap pegawai rumah sakit dengan status Pegawai Tidak Tetap
(PTT) yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
berdasarkan ketentuan peraturan kepala daerah yang berlaku.
4. Gaji dan Tunjangan Tetap pegawai rumah sakit dengan status Pegawai BLUD yang
bersumber dari pendapatan operasional rumah sakit mengikuti ketentuan peraturan
kepala daerah tentang besaran gaji bagi Pegawai Tidak Tetap (PTT).
5. Honorarium dapat diberikan kepada pegawai yang mengemban tugas dan jabatan
khusus sesuai dengan ketentuan pemberian honorarium yang berlaku.

BAGIAN KEDUA
JASA PELAYANAN ATAU INSENTIF
Pasal 8

1. Insentif sebagaimana dimaksud pada Pasal 4 Ayat (3) huruf b sebagai salah satu
komponen Remunerasi adalah Jasa Pelayanan yang merupakan imbalan kerja
diberikan kepada para pemberi pelayanan dan seluruh pegawai rumah sakit termasuk
jajaran stuktural.
2. Dasar filosofi dan tujuan pemberian Insentif adalah dalam rangka memacu motivasi
kinerja seluruh pegawai rumah sakit.

6
3. Sumber dana insentif adalah dari Jasa Pelayanan yang diberikan langsung setiap bulan
bersifat tunai, rutin secara peridoik dan besarannya bersifat dinamik sesuai dengan
perolehan Jasa Pelayanan Rumah Sakit.

Pasal 9
Proporsi Jasa Pelayanan

1. Jasa Pelayanan pasien Umum dan Ikatan Kerja Sama (IKS) sesuai dengan proporsi
Jasa Pelayanan terhadap tarif pelayanan sebagaimana tercantum pada Peraturan
Bupati tentang Tarif Pelayanan Rumah Sakit.
2. Jasa Pelayanan pasien BPJS dan JAMKESDA yang menggunakan metode tarif paket
INA CBGs ditetapkan sebesar 40 % (Empat Puluh Per Seratus) dari nilai klaim
setiap pasien yang disetujui berdasarkan Berita Acara (BA) Pengajuan Klaim.

Pasal 10
Jasa Pelayanan terbagi menjadi Jasa Langsung (JL) dan Jasa Tidak Langsung (JTL).

Pasal 11
Jasa Langsung (JL)

1. Jasa Langsung diperuntukkan bagi pemberi pelayanan langsung yaitu pelaksana dan
kelompok pendamping (asisten).
2. Jasa Langsung terdiri dari Jasa Langsung Pelaksana (JLP) dan Jasa Langsung Asisten
(JLA).
3. Pelaksana sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) adalah seorang dokter, apoteker
untuk pelayanan Farmasi, perawat atau bidan untuk pelayanan Asuhan Keperawatan,
sopir ambulance untuk pelayanan ambulance dan mobil jenazah atau petugas kamar
jenazah untuk pelayanan kamar di Kamar Jenazah.
4. Pendamping (asisten) sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) adalah kelompok perawat,
bidan, analis laboratorium, radiografer, asisten apoteker dan dokter untuk pelayanan
Asuhan Keperawatan.
5. Jasa Langsung ditetapkan sebesar 60 % dari Jasa Pelayanan untuk seluruh jenis
pelayanan kecuali Pelayanan Tindakan Medis Operasi (TMO) di Kamar Operasi
ditetapkan Jasa Langsung sebesar 70 % dari Jasa Pelayanan.
6. Pengaturan pembagian Jasa Langsung (JL) antara pelaksana dan kelompok
pendamping (asisten) ditetapkan sebagaimana tercantum dalam lampiran yang
menjadi bagian tidak terpisahkan dari peraturan ini.

Pasal 12
Jasa Langsung Pelayanan Farmasi

1. Pelayanan Farmasi terdiri dari Pelayanan Farmasi Produk dan Pelayanan Farmasi
Klinik.
2. Pelayanan Farmasi Produk sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) adalah pelayanan
penyediaan dan pemberian obat serta BHP berdasarkan instruksi dokter dalam
lembar resep atau lembar permintaan obat dan BHP.
3. Pelayanan Farmasi Klinis sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) adalah pelayanan
Konsultasi Farmasi dalam bentuk konseling informasi obat dan konseling efek
samping obat yang diberikan oleh Apoteker kepada klien.
4. Jasa Pelayanan Farmasi Produk yang selanjutnya disebut sebagai Jasa Farmasi (JF)
bersumber dari keuntungan penjualan obat dan BHP.
5. Keuntungan penjualan obat dan BHP berdasarkan Peraturan Bupati tentang Tarif
Pelayanan di Rumah Sakit adalah sebesar 20% dari Harga Neto Apotek (HNA)
ditambah Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 10 %.

7
6. Porsi Biaya Sarana Rumah Sakit ditetapkan sebsar 12 % dari keuntungan penjualan
obat dan BHP; sisanya sebesar 8 % ditetapkan sebagai Jasa Farmasi (JF).
7. Pengaturan pembagian Jasa Farmasi (JF) sebagaimana dimaksud pada ayat (6)
adalah sebagai berikut :
a. Jasa Langsung Apoteker sebesar 2,4 %;
b. Jasa Langsung Kelompok Asisten Apoteker sebesar 2,4 %;
c. Jasa Struktural sebesar 0,8 %; dan
d. Jasa Tidak Langsung Pegawai (Bakul) sebesar 2,4 %.
8. Jasa Pelayanan Farmasi Klinis mengikuti ketentuan pembagian Jasa Langsung (JL)
sebagaimana diatur pada Pasal 11.
9. Ketentuan Jasa Langsung Pelayanan Farmasi selengkapnya sebagaimana tercantum
pada lampiran yang merupakan bagian tak terpisahkan pada peraturan ini.

Pasal 13
Jasa Tidak Langsung (JTL)

1. Jasa Tidak Langsung diperuntukkan bagi jajaran manajemen dan seluruh pegawai
rumah sakit termasuk unsur administrasi serta unsur penunjang pemberian pelayanan
secara tidak.
2. Jasa Tidak Langsung (JTL) terdiri dari Jasa Struktural dan Jasa Tidak Langsung
Pegawai (Bakul).
3. Jasa Tidak Langsung (JTL) ditetapkan sebesar 40 % dari Jasa pelayanan untuk seluruh
jenis pelayanan kecuali Pelayanan Tindakan medis Operasi (TMO) di Kamar Operasi
ditetapkan sebesar 30 % dari Jasa Pelayanan.
4. Jasa Struktural sebagimana dimaksud pada Ayat (2) ditetapkan sebesar 10 % dari Jasa
Pelayanan untuk seluruh jenis pelayanan.
5. Jasa Tidak Langsung Pegawai (bakul) sebagimana dimaksud pada Ayat (2) ditetapkan
sebesar 30 % dari Jasa Pelayanan untuk seluruh jenis pelayanan kecuali Pelayanan
Tindakan medis Operasi (TMO) di Kamar Operasi ditetapkan sebesar 20 % dari Jasa
Pelayanan.

Pasal 14
Jasa Struktural

Pembagian Jasa Struktural sebagaimana dimaksud pada Pasal 13 Ayat (4) diatur dengan
ketentuan sebagai berikut :
a. Direktur sebesar 1,6 % dari Jasa Pelayanan.
b. Wakil Direktur sebanyak 2 orang masing-masing sebesar 0,875 % dari Jasa Pelayanan.
c. Kepala Bagian dan Kepala Bidang sebanyak 6 orang masing-masing sebesar 0,70 %
dari Jasa Pelayanan.
d. Kepala Sub Bagian sebanyak 7 orang masing-masing sebesar 0,45 % dari Jasa
Pelayanan.

Pasal 15
Jasa Tidak Langsung (JTL) Pegawai

1. Jasa Tidak Langsung Pegawai (Bakul) diperuntukkan bagi seluruh pegawai dan
dibagikan berdasarkan Indeksi Individu.
2. Jasa Tidak Langsung Individu adalah perkalian antara Nilai Indeks dengan Indeks
Individu yang besarannya dinamis setiap bulan tergantung dari perolehan Jasa
Pelayanan.
3. Nilai Indeks sebagaimana dimaksud pada Ayat (2) adalah pembagian antara jumlah
keseluruhan Jasa Tidak Langsung Pegawai (Bakul) dari Jasa Pelayanan dengan Total
Indeks Rumah Sakit.

8
4. Total Indeks Rumah Sakit sebagaimana dimaksud pada Ayat (3) adalah penjumlahan
seluruh Indeks Individu pegawai rumah sakit.
5. Indeks Individu sebagaimana dimaksud pada Ayat (2) adalah penjumlahan perolehan
indeks yang dicapai oleh masing-masing pegawai berdasarkan perhitungan setiap
Komponen Indeks Individu.
6. Komponen Indeks Individu sebagaimana dimaksud pada Pasal Ayat (5) terdiri dari :
a. Indeks Dasar (Basic Index);
b. Indeks Kompetensi;
c. Indeks Resiko;
d. Indeks Emergensi (Emergency Index);
e. Indeks Posisi; dan
f. Indeks Kinerja.
7. Pengaturan nilai dan rating Komponen Indeks Individu sebagaimana dimaksud pada
Ayat (6) selengkapnya tercantum pada lampiran yang menjadi bagian tidak
terpisahkan dari peraturan ini.

Pasal 16

1. Jasa Pelayanan diberikan selambat-lambatnya tanggal 25 untuk setiap bulannya


tergantung pada kecepatan penyelesaian klaim yang dibuktikan dengan terbitnya
Berita Acara Pengajuan Klaim yang disetujui.
2. Jasa Pelayanan diberikan dengan metode pay roll melalui Bank Thoyib ke masing-
masing rekening penerima.
3. Pembagian dan Komposisi Jasa Pelayanan untuk setiap jenis pelayanan selengkapnya
sebagaimana tercantum pada tabel lampiran yang menjadi bagian tidak terpisahkan
dari peraturan ini.

BAGIAN KETIGA
MERIT, BONUS DAN TUNJANGAN TERTENTU
Pasal 17

1. Merit atau Bonus adalah penghargaan dari rumah sakit atau pemilik rumah sakit
atas dasar prestasi kinerja pegawai dan bersifat personal (individu) sebagai bentuk
penghargaan (reward) .
2. Dana Merit atau Bonus berasal dari pos dana taktis rumah sakit, atau dari
penghargaan Pemerintah yang ditentukan oleh Direktur Rumah Sakit.
3. Merit atau Bonus bisa dalam bentuk bonus prestasi pegawai atau penghargaan lain
berdasarkan ketentuan yang ditetapkan oleh Direktur Rumah Sakit.
4. Tunjangan Tertentu bisa dalam bentuk Tunjangan Hari Raya (THR) dan diberikan
berdasarkan ketentuan yang berlaku di lingkungan pemerintah daerah.

Pasal 18
PERUBAHAN SISTEM REMUNERASI

1. Sistem remunerasi untuk pengaturan Insentif atau Jasa Pelayanan dievaluasi setiap
tahun dan dapat dilakukan perubahan atau penyesuaian apabila dipandang perlu.
2. Perubahan sistem remunerasi sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) berdasarkan
pengajuan direktur kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah (Sekda).
3. Perubahan sistem remunerasi sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) harus
berdasarkan rekomendasi Tim Perumus Sistem Remunerasi Rumah Sakit dan
pertimbangan direktur dengan mempertimbangkan aspek kelayakan, kepatutan dan
kemampuan keuangan rumah sakit.

Pasal 19

9
LAIN-LAIN

1. Pengaturan pembagian Jasa Langsung (JL) bagi kelompok pendamping (asisten) diatur
lebih lanjut dengan Keputusan Direktur.
2. Pembagian Jasa Pelayanan rumah sakit berdasarkan Keputusan Bupati (basicing)
yang merupakan ketentuan teknis terhadap Peraturan ini (regeling).
3. Keputusan Bupati tentang pembagian Jasa Pelayanan ditetapkan setiap tahun
anggaran dan berlaku selama 1 tahun.

Pasal 20

Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.


Agar setiap orang mengetahui, memerintahkan pengundangan peraturan ini kedalam
Lembaran Daerah Pemerintah Kabupaten Pinggiran.

Ditetapkan Di : Pinggiran
Pada Tanggal : 1 Juli 2017

PEMERINTAH KABUPATEN PINGGIRAN


BUPATI,

H. DONALD TRUMPH, SH., MH

10
LAMPIRAN I PERATURAN BUPATI PINGGIRAN
NOMOR : ..............................
TANGGAL : 1 Juli 2017
TENTANG : SISTEM REMUNERASI PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SEHAT
SELALU KABUPATEN PINGGIRAN

A. PERHITUNGAN PEMBAGIAN DAN KOMPOSISI JASA PELAYANAN PASIEN UMUM DAN


IKS PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SEHAT SELALU KABUPATEN PINGGIRAN
Porsi Jasa Pelayanan Pada Tarif RS = 100%
NO Jenis pelayanan
JL Pelaksana JL Asisten Struktural JTL
1 Pemeriksaan/visit dokter 45 15 10 30
2 TMNO/TMT 30 30 10 30
3 TMO OP Anes OK Anes
36,6 20 7,5 5,9 10 20
OP PD Anes OK PD Anes
4 TMO dengan Pendamping 31,2 5,3 19,4 6,5 1,1 6,5 10 20
5 TMO Lokal 50 20 10 20
6 Tindakan Persalinan 30 30 10 30
7 Asuhan Keperawatan 50 10 10 30
8 Pemeriksaan Laboratorium 22,5 37,5 10 30
9 Pelayanan Bank Darah 22,5 37,5 10 30
10 Pemeriksaan Radiologi 35 25 10 30
11 USG 45 15 10 30
12 Hemodialisa 30 30 10 30
13 Kemoterapi 30 30 10 30
14 Elektromedik 30 30 10 30
15 Rehab Medik 30 30 10 30
16 Tindakan Psikiatri Khusus 50 10 10 30
17 Pelayanan Farmasi Produk 30 30 10 30
17 Pelayanan Farmasi Klinik 50 10 10 30
19 Pelayanan Gizi Klinik 50 10 10 30

B. PERHITUNGAN PEMBAGIAN DAN KOMPOSISI JASA PELAYANAN PASIEN PESERTA


JKN DAN JAMKESDA PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SEHAT SELALU
KABUPATEN PINGGIRAN
40% Klaim INA CBGs = 100%
NO Jenis pelayanan
JL Pelaksana JL Asisten Struktural JTL
1 Pemeriksaan/visit dokter 45 15 10 30
2 TMNO/TMT 30 30 10 30
3 TMO OP Anes OK Anes
36,6 20 7,5 5,9 10 20
OP PD Anes OK PD Anes
4 TMO dengan Pendamping 31,2 5,3 19,4 6,5 1,1 6,5 10 20
5 TMO Lokal 50 20 10 20
6 Tindakan Persalinan 30 30 10 30
7 Asuhan Keperawatan 50 10 10 30
8 Pemeriksaan Laboratorium 22,5 37,5 10 30
9 Pelayanan Bank Darah 22,5 37,5 10 30
10 Pemeriksaan Radiologi 35 25 10 30
11 USG 45 15 10 30
12 Hemodialisa 30 30 10 30
13 Kemoterapi 30 30 10 30
14 Elektromedik 30 30 10 30
15 Rehab Medik 30 30 10 30
16 Tindakan Psikiatri Khusus 50 10 10 30
17 Pelayanan Farmasi Produk 30 30 10 30
17 Pelayanan Farmasi Klinik 50 10 10 30
19 Pelayanan Gizi Klinik 50 10 10 30

11
PERHITUNGAN PEMBAGIAN DAN KOMPOSISI JASA PELAYANAN PASIEN UMUM DAN
LAMPIRAN I PERATURAN BUPATI PINGGIRAN
NOMOR : ..............................
TANGGAL : 1 Juli 2017
TENTANG : SISTEM REMUNERASI PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SEHAT
SELALU KABUPATEN PINGGIRAN

NILAI DAN RATING KOMPONEN INDEKS INDIVIDU PADA RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH (RSUD) SEHAT SELALU KABUPATEN PINGGIRAN

I. INDEKS DASAR
NO GAJI POKOK NILAI RATING
1. Basic index atau index dasar untuk penghargaan sebagai insentif
dasar bagi seluruh pegawai yang standarnya diadopsi dari gaji
pokok pegawai yang bersangkutan dengan ketentuan setiap Rp
- 1
100.000,-(seratus ribu rupiah) gaji pokok sama dengan 1 (satu)
nilai index, pegawai non PNS gaji pokoknya disamakan dengan
gaji pokok terendah PNS di RSUD Sehat Selalu.

II. INDEKS KOMPETENSI DAN KUALIFIKASI


NO TINGKAT PENDIDIKAN NILAI RATING
1. SD 1
2. SLTP (SPK-C, E, U, SMP, ST, SMEP) 2
3. SLTA (SMA, SMU, SPK, SMF, SMAG, SPRG, SMAK, SKKA) 3
4. D1 (SPPH, SPAG, PCPPP, Bidan D1), D2 4
5. D3 5
2
6. S1 (Sarjana), D4 6
7. Dokter Umum, Dokter Gigi, Apoteker, S.Kep NERS 7
8. S2 8
9. Dokter Spesialis dan Dokter Gigi Spesialis 9
10. S3 (Doktor) 10
*) Catatan : Pendidikan harus sesuai dengan kefungsian profesinya

III. INDEKS RESIKO


NO RESIKO NILAI RATING
1. Grade I : 2
Adm. Perkantoran dan Adm. Keuangan Non Shift, Petugas
Kebersihan dan Petugas Kebun, Security, Fisioterapi, Portir
2. Grade II :
Rekam Medis, Adm. Perkantoran dan Adm. Keuangan Shif, Gizi, 2,5
Farmasi, Ambulance, Rawat Jalan, Laboratorium Non Shift
3
3. Grade III :
Rawat Inap, Hemodialisa, Laboratorium Shift, CSSD, Pemulasaraan
Jenazah dan Sanling 3
4. Grade IV :
IBS, IGD, ICU, PICU, NICU, NCCU, Radiologi, Laundry, Incenerator
dan IPAL 3,5

IV. INDEKS EMERGENSI


NO TUGAS SHIFT NILAI RATING
1. Grade I : 2
Adm. Perkantoran dan Adm. Keuangan Non Shift, Petugas
Kebersihan, Petugas Kebun, IPSRS Non Shift, Farmasi Non Shift,
3
Fisioterapi, Portir Non Shift
2. Grade II : 2,5
Adm. Perkantoran dan Adm. Keuangan Shift, Gizi, Laundry, Farmasi

12
Shift, Rawat Jalan, CSSD, Radiologi Non Shift, Laboratorium Non
Shift, Pemulasaraan Jenazah, Ambulance, Security, Portir Shift,
IPSRS Shift, IPAL, Incinerator
3. Grade III : 3
R. Inap, Radiologi Shift, Laboratorium Shift
4. Grade IV : 3,5
IBS, IGD, ICU, PICU, NICU

V. INDEKS POSISI
NO POSISI NILAI RATING
1. Tenaga fungsional dan staf struktural yang tidak memegang 2
jabatan
2. Manager On Duty (MOD), Penanggung Jawab 2,5
3. Case Manager, Pengawas Keperawatan, Kepala Ruangan, 3 3
4. Bendahara Penerima, Bendahara Barang dan Koordinator 4
5. Kepala Instalasi, Kepala Unit, Kepala SMF, Bendahara Pengeluaran 5
Ketua Komite Medik, Ketua Komite Keperawatan, dan Ketua SPI

VI. INDEKS KINERJA


NO INDEKS KINERJA INDIVIDU (IKI) NILAI RATING
1. Indeks Kinerja Individu (IKI) KURANG 2
2. Indeks Kinerja Individu (IKI) SEDANG 3
4
3. Indeks Kinerja Individu (IKI) BAIK 4
4. Indeks Kinerja Individu (IKI) BAIK SEKALI 5

Keterangan :
Penetapan Kriteria berdasarkan pada :
- Jabatan : Surat Keputusan Pejabat yang berwenang dan SK Direktur
- Pendidikan : Ijazah yang telah disesuaikan
- PNS/Non PNS : Surat Keputusan Pejabat Berwenang
- Tugas Shift : Penugasan Kepala Satuan Kerja
- Resiko : Berdasarkan Keadaan di Lapangan
- Kinerja : Hasil Penilaian Indeks Kinerja Individu (IKI) Oleh Atasan Langsung

PEMERINTAH KABUPATEN PINGGIRAN


BUPATI,

H. DONALD TRUMPH, SH., MH

13

Anda mungkin juga menyukai