LKPP
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah 1
Ketentuan Umum Swakelola (Pasal 26)
Pekerjaan pengembangan
Pekerjaan yang operasi nya
industri pertahanan, industri
Pekerjaan untuk memerlukan partisipasi langsung
alutsista dan industri almatsus
meningkatkan masyarakat
dalam negeri
kemampuan
teknis SDM
Penelitian dan Pekerjaan yang tidak
pengembangan dalam diminati oleh Penyedia
negeri Barang/Jasa
Pelaporan &
Penyerahan Pertanggung
jawaban
Pengawasan
Pelaksanaan
Perencanaan
Pasal 26,27,28,29,30,31,32
29
(1) Swakelola merupakan kegiatan Pengadaan Barang/Jasa
dimana pekerjaannya direncanakan, dikerjakan dan/atau
diawasi sendiri oleh K/L/D/I sebagai penanggung jawab
anggaran, instansi pemerintah lain dan/atau kelompok
masyarakat.
(2) Pekerjaan yang dapat dilakukan dengan Swakelola meliputi:
a. pekerjaan yang bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan dan/atau memanfaatkan kemampuan teknis
sumber daya manusia serta sesuai dengan tugas pokok
K/L/D/I;
b. pekerjaan yang operasi dan pemeliharaannya
memerlukan partisipasi 30langsung masyarakat setempat;
c. pekerjaan yang dilihat dari segi besaran, sifat, lokasi atau
pembiayaannya tidak diminati oleh Penyedia Barang/Jasa;
d. pekerjaan yang secara rinci/detail tidak dapat
dihitung/ditentukan terlebih dahulu, sehingga apabila
dilaksanakan oleh Penyedia Barang/Jasa akan
menimbulkan ketidakpastian dan risiko yang besar;
e. penyelenggaraan diklat, kursus, penataran, seminar,
lokakarya atau penyuluhan;
f. pekerjaan untuk proyek percontohan (pilot project) dan
survei yang bersifat khusus untuk pengembangan
teknologi/metode kerja yang belum dapat dilaksanakan oleh
Penyedia Barang/Jasa; 31
g. pekerjaan survei, pemrosesan data, perumusan kebijakan
pemerintah, pengujian di laboratorium dan pengembangan
sistem tertentu;
h. pekerjaan yang bersifat rahasia bagi K/L/D/I yang
bersangkutan;
i. pekerjaan Industri Kreatif, inovatif dan budaya dalam
negeri;
j. penelitian dan pengembangan dalam negeri; dan/atau
k. pekerjaan pengembangan industri pertahanan, industri
alutsista dan industri almatsus dalam negeri.
32
(3) Prosedur Swakelola meliputi kegiatan perencanaan,
pelaksanaan, pengawasan, penyerahan, pelaporan dan
pertanggungjawaban pekerjaan.
(4) Pengadaan melalui Swakelola dapat dilakukan oleh:
a. K/L/D/I Penanggung Jawab Anggaran;
b. Instansi Pemerintah lain Pelaksana Swakelola;
dan/atau
c. Kelompok Masyarakat Pelaksana Swakelola.
(5) PA/KPA menetapkan jenis pekerjaan serta pihak yang akan
melaksanakan Pengadaan Barang/Jasa secara Swakelola.
33
Pasal 27
46
f. penyaluran dana kepada Kelompok Masyarakat
Pelaksana Swakelola dilakukan secara bertahap
dengan ketentuan sebagai berikut:
1) 40% (empat puluh perseratus) dari keseluruhan
dana Swakelola, apabila Kelompok Masyarakat
Pelaksana Swakelola telah siap melaksanakan
Swakelola;
2) 30% (tiga puluh perseratus) dari keseluruhan dana
Swakelola, apabila pekerjaan telah mencapai 30%
(tiga puluh perseratus); dan
3) 30% (tiga puluh perseratus) dari keseluruhan dana
Swakelola, apabila pekerjaan telah mencapai 60%
(enam puluh perseratus).
47
g. pencapaian kemajuan pekerjaan dan dana
Swakelola yang dikeluarkan, dilaporkan oleh
Kelompok Masyarakat Pelaksana Swakelola
secara berkala kepada PPK;
h. pengawasan pelaksanaan pekerjaan dilakukan
oleh Kelompok Masyarakat Pelaksana Swakelola;
dan
i. pertanggungjawaban pekerjaan/kegiatan
Pengadaan disampaikan kepada K/L/D/I pemberi
dana Swakelola sesuai ketentuan perundang-
undangan.
48
Bagian Ketiga
Pelaporan, Pengawasan dan Pertanggungjawaban Swakelola
Pasal 32
Pasal 26
Huruf b
Yang dimaksud dengan partisipasi langsung masyarakat
setempat antara lain pekerjaan pemeliharaan saluran
irigasi tersier, pemeliharaan hutan/tanah ulayat,
pemeliharaan saluran/jalan desa.
Huruf c
Pekerjaan yang tidak diminati oleh Penyedia
Barang/Jasa seperti pekerjaan di daerah berbahaya
(wilayah konflik).
50
Huruf g
Yang dimaksud dengan pemrosesan data antara lain
pekerjaan untuk keperluan sensus dan statistik.
Huruf h
Yang dimaksud dengan pekerjaan yang bersifat rahasia
adalah pekerjaan yang berkaitan dengan kepentingan
negara yang tidak boleh diketahui dan dimanfaatkan
oleh pihak-pihak yang tidak berhak, antara lain
pembuatan soal-soal ujian negara.
51
Ayat (4)
Huruf b
Instansi Pemerintah lain yang dapat melaksanakan
Swakelola dapat bersifat swadana maupun non-swadana.
Huruf c
Yang dimaksud dengan Kelompok Masyarakat Pelaksana
Swakelola adalah kelompok masyarakat yang
melaksanakan Pengadaan Barang/Jasa dengan
dukungan biaya dari APBN/APBD, antara lain Komite
Sekolah, kelompok tani, Perguruan Tinggi, lembaga
penelitian.
52
Pasal 27
Ayat (1)
Huruf a
Cukup jelas
Huruf b
Yang dimaksud dengan tenaga ahli adalah konsultan.
53
Pasal 29
Huruf c
Pembayaran secara berkala dapat dilakukan secara
harian, mingguan, bulanan sesuai dengan
kesepakatan kerja. Pembayaran dengan upah
borongan dilakukan tanpa menggunakan daftar hadir
sesuai dengan kesepakatan kerja.
54
Pasal 30
Huruf a
Kontrak antara PPK pada K/L/D/I Penanggung
Jawab Anggaran dengan pelaksana Swakelola pada
Instansi Pemerintah Lain Pelaksana Swakelola
dapat didahului dengan Nota Kesepahaman antara
K/L/D/I Penanggung Jawab Anggaran dengan
Instansi Pemerintah Lain Pelaksana Swakelola.
55
Pasal-31
Huruf a
Kontrak antara PPK pada K/L/D/I Penanggung Jawab
Anggaran dengan Kelompok Masyarakat Pelaksana
Swakelola dapat didahului dengan Nota Kesepahaman antara
K/L/D/I Penanggung Jawab Anggaran dengan Kelompok
Masyarakat Pelaksana Swakelola.
Huruf c
Yang dimaksud pekerjaan rehabilitasi, renovasi dan
konstruksi sederhana antara lain pengecatan,
pembuatan/pengerasan jalan lingkungan.
Huruf d
Bangunan baru yang tidak sederhana antara lain konstruksi
bangunan gedung yang melebihi 1 (satu) lantai.
56
SWAKELOLA
KELOMPOK MASYARAKAT
57
Lampiran VI hal 18
l. Rencana Pengadaan dan Kebutuhan Tenaga Kerja
1) Dalam hal diperlukan bahan, Jasa Lainnya, peralatan/suku
cadang dan/atau tenaga ahli perseorangan, dapat dilakukan
kontrak/sewa tersendiri dengan memperhatikan prinsip-prinsip
dan etika pengadaan sebagaimana diatur dalam Peraturan
Presiden ini.
2) Penyusunan jadwal rencana pengadaan dilaksanakan dengan
dengan memperhatikan batas akhir tahun anggaran/batas
akhir efektifnya anggaran.
3) Rencana pengadaan harus mempertimbangkan syarat teknis
dan metode pelaksanaan pekerjaan yang tercantum dalam
Dokumen Pengadaan.
4) Rencana kebutuhan tenaga kerja harian disusun berdasarkan
rencana pelaksanaan pekerjaan.
m. Pembentukan Panitia/Pejabat Pengadaan
1) Panitia/Pejabat Pengadaan diangkat oleh
Penanggungjawab Kelompok Masyarakat untuk
melakukan pengadaan barang/jasa yang
dibutuhkan dalam pelaksanaan Swakelola.
2) Panitia/Pejabat Pengadaan diperbolehkan
bukan PNS.
Lampiran VI hal 19
c. Pembayaran
1) Pembayaran upah tenaga kerja yang diperlukan
dilakukan secara harian berdasarkan daftar hadir
pekerja atau dengan cara upah borong.
2) Pembayaran gaji tenaga ahli perseorangan (apabila
diperlukan) dilakukan berdasarkan kontrak
konsultan perseorangan atau tanda bukti
pembayaran.
3) Pembayaran bahan dan/atau peralatan/suku cadang
dilakukan berdasarkan kontrak pengadaan barang.
5