3825 1 5503 1 10 20121127 PDF
3825 1 5503 1 10 20121127 PDF
IW ayan EkaSaput
ra,St
ephanusGunawan,Zai
nulMut
taqi
n,Soewi
gnj
oSoemohar
jo.
Bagi
an I
lmuPenyaki
t Dal
am FK Unud/
RSUD M at
aram
ABSTRACT
CHRONI
C HEPATI
TIS B AND C CASE W I
TH M UTATI
ON OF GENE P53 CODONE 249I
N THE LI
VER TI
SSUE
RoleofgeneP53 asat
u morsuppressorgenei
n gener
ati
ng pri
mar
yli
v ercanceri
sver
yimport
antpri
mar
ilyi
n cel
l
growt
hregulat
ion andapoptosi
s.Byusi
ngAS-
PCR met
h od,t
h egenemutat
ion can ber
ecogni
zed.Ithasbeen r
eport
edachroni
c
hepat
iti
sB andC casewi
thexper
ienci
ngmutat
ion ofgeneP53 Codone249i
n l
ivert
issueofa33 year
soldmal
ewi
thant
i HCV
posi
tive,HBsAgposi
tive,on t
h el
iverbiopsyi
ndicat
edofchroni
chepat
iti
swi
thoutci
rrhoti
cfeat
u r
esandmal
ignancysi
g ns.On
AS-
PCR exami
nat
ion f
o und mutat
ion on gene P53 codone 249.Thisf
inding wasexpect
edt
obean ear
ly war
ning si
g n f
o r
occurr
enceofpri
mar
yli
v ercancer
, sot
h at
, ear
lyi
nter
v ent
ion couldbeper
formed.
Keyword:GeneP53,Chroni
cHepat
iti
s
s
upres
sor gen dal
amt
erj
adi
nyaKHPs
a ngatpent
ingbai
k
2
dar
i pengat
u r
an per
tumbuhan seldan prosesapoptosi
s.
Menurutpenel
iti
an sekit
ar90-95% dariKHP
I
nfeksivi
rushepat
iti
sB dan C menghambatgent
ers
e but
(
k ankerhat
ipri
mer) disebabkan olehi
nfeksivir
u s
dans
e r
ingt
erj
adimut
asipadagent
ers
e but
.Khususpada
hepat
iti
sB dan C.Di
per
k i
rakan adas
e ki
tar450j
uta
KHPs
e r
ingt
erj
adimut
asipadakodon 249gen p53,hal
penduduks
e bagaikroni
kkar
ierhepat
iti
sB dan 200j
uta
1,
2 i
nididugasebagaisal
ahsat
upemi
cut
erj
adinyaKHP.
sebagaikar
ierhepat
iti
sC.
Pr
o s
e st
erj
adi
nyaKHPpadai
nfeksivi
rushepat
iti
s
3 Adanyamut
asigenp53banyakdi
dapat
kanpadaj
ari
ngan
Badat
igat
ingkatyai
tu:I
nis
iasi
,Pr
o mosi
,dan Pr
o gresi
.
hat
iyang mengal
amikeganasan.Dul
udengan met
oda
Padat
ahapi
nis
iasiter
jadiint
egrasiant
aragenom vi
rus
SSCP (
single-
strandedconf
ormat
ional polymorphis
m)
hepat
iti
sB kedal
am genom hepat
o si
t. Padat
ahap
mut
asigen p53 hanyadi
dapat
kan padaj
ari
ngan ganas
promosimulaiter
jadiekspansiklonaldar
i sel
-selyang
dan t
idakbisadidet
eksipadaj
ari
ngan yang bel
u m
t
elaht
erangsang dal
am t
ahapi
nisi
asi
. Padat
ahap
mengal
amikeganasan.Namun dengan met
o deyang
progresisel
-selyang t
elah mengal
amit
ransf
o r
masi
l
e bi
h can ggi
h sepert
i AS-PCR (allele-spe cif
ic
keganasan akan mengal
amirepl
ikasil
ebi
hlanj
ut.Pada
mel
aporkant
erdet
eksi
nyamut
asigenp53padaj
ari
ngan
ung t
erj
adit
anpa mel
aluiprosessi
rosi
s,t
etapiunt
u k
5-7
3,
4 hat
i yangbel
um mengal
amikeganasan.
hepat
iti
sC sel
alumel
aluiprosessi
rosi
s.
untuk melakukan deteksi dini dari keganasan hati den- yang sama sebelumnya. Penderita mempunyai kebiasaan
gan cara mendeteksi adanya mutasi gen p53 pada minum-minuman beralkohol, kebiasaan memakai
penderita-penderita sirosis hati dan penderita hepatitis narkoba dengan jarum suntik serta narkoba jenis yang
kronis. sehingga terbuka kemungkinan untuk melakukan diminum. Tetapi sejak penderita sakit, penderita sudah
intervensi lebih dini terhadap kejadian KHP seperti berhenti minum-minuman keras dan memakai narkoba.
misalnya pemberian obat anti virus lebih awal. Pada pemeriksaan fisik didapatkan penderita den-
Saat ini telah tersedia banyak obat-obatan yang gan kesadaran kompos mentis, keadaan umum baik, pada
digunakan pada pasien hepatitis kronik B dan C, lengan penderita tampak tatto, status gizi penderita baik,
misalnya dengan interferon (IFN) alfa dan PEG IFN alfa, tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 80 x/menit regular,
analog nukleosida (lamivudin, ribavirin), dan analog isi cukup, respirasi 18x/mnt, dengan temperatur aksila
0
nukleotida (adefovir, entekavir) sehingga makin banyak 36,2 C. pada pemeriksaan mata pada konjungtiva palpe-
dilakukan pengobatan anti viral untuk penderita- bra tidak ada anemi, sklera tidak icterus, tidak ada odema
1,8-11
penderita hepatitis kronik B dan C. Pengobatan ini palpebra. Pada pemeriksaan THT tidak ditemukan
terbukti bisa menghambat progresifitas penyakit serta kelainan. Pemeriksaan dada tampak simetris, suara nafas
menurunkan viral load pada sebagian besar pasien. vesikuler, ronchi tidak ada, wheezing tidak ada. Suara
Berikut ini adalah suatu kasus dengan hepatitis jantung S1 dan S2 tunggal, murmur tidak ada.
kronik B dengan HBsAg (+) dan hepatitis C dengan Pemeriksaan abdomen tidak tampak distensi, bising usus
HCV-RNA (+) yang pada pemeriksaan AS-PCR terdapat normal, hepar dan lien tidak teraba. Pemeriksaan
mutasi pada gen p53 pada kodon 249 dimana pada ekstremitas hangat dan tidak ditemukan edema.
biopsy dari liver belum ada tanda-tanda keganasan atau Dari pemeriksaan laboratorium tanggal 23
Seorang laki-laki 33 tahun ras Cina pekerjaan TG 107 mg/dl, asam urat 8,4 mg/dl.
wiraswasta datang ke Internis dengan keluhan kepala Pada tanggal 26 Nopember 2005 diperiksa
terasa berat sejak 1 bulan. Kepala terasa berat ini teru- HBsAg (+), anti HCV (+), serum kreatinin 0,9 mg/dl,
tama dirasakan setiap pagi hari dan mulai berkurang pada ureum 29 mg/dl. Dari pemeriksaan darah lengkap
3
siang dan malam hari. Tetapi akhir-akhir ini kepala ter- didapatkan WBC 12,3 /ul, HGB 14,9 g/dl, PLT 182 x10
asa berat dirasakan hampir setiap hari. Penderita juga /ul. USG abdomen didapatkan hasil liver ukuran
mengeluh lemah pada badan yang juga dirasakan sejak membesar, permukaan rata tepi tajam, echoparenchyme
1 bulan. Terasa pegal-pegal pada seluruh badan kadang meningkat difuse, tidak tampak nodul, liver kidney con-
disertai flu, dan badan sumer-sumer. Kadang-kadang trast (+), lain-lain kesan normal. Kesan USG adalah fatty
penderita juga mengeluh mual-mual tapi tidak sampai liver. Dari pemeriksaan imunoserologi tanggal 28
muntah. Terasa tidak enak di bagian ulu hati seperti ter- Nopember 2005 didapatkan anti HCV reaktif, anti HBc
asa penuh berisi makanan. Penderita juga mengeluh IgM non reaktif, HBeAg reaktif, anti HBe non reaktif.
perut kanan atas terasa sebah, tidak pernah mengeluh Pada tanggal 30 Nopember 2005 pemeriksaan
mata kuning, tidak pernah mengeluh kencing warna protrombin time 11,7 detik, INR 0,7. HCV-RNA (+)
Seorang Penderita Hepatitis Kronik B dan C dengan Mutasi pada Gen P53 Kodon 249 pada Jaringan Hati
143
IWayan Eka Saputra, Stephanus Gunawan, Zainul Muttaqin, Soewignj
o Soemoharj
o
3
1,61 x 10 IU/ml, pada tanggal 2 Desember dilakukan hasil dari biopsi liver didapatkan kesan hepatitis kronik
Biopsi hati pemeriksaan mikroskopis didapatkan dan belum ada tanda sirosis dan keganasan. Pada
jaringan hepar dengan portal triads, sel hepar dengan pemeriksaan AS-PCR dilaporkan terjadi mutasi pada gen
balloning degeneration dan focal necrosis, lobolus hepar p53 di kodon 249. Dengan adanya mutasi pada gen p53
sebagian besar masih baik, pada daerah portal sudah ada ini pada jaringan hati yang belum mengalami keganasan
moderate piece meal necrosis dan moderate portal apakah bisa sebagai petunjuk bahwa ada suatu proses
infiltrate of inflamatory cells (grade 3), sudah ada hepatocarsinogenik yang nantinya penderita ini akan
fibrosis periportal dan belum ada portal to portal fibrosis mengarah ke KHP. Pengobatan pun telah dilakukan den-
(stage 1). Sirosis tidak ada, tidak ada tanda-tanda gan pemberian antiviral dan imunomodulator seperti
keganasan. Kesimpulan diagnosis PA adalah kronik PEG interferon alfa 80 mg/minggu, ribavirin 6 tablet/
hepatitis (B dan C) with moderate piece-meal necrosis hari, 3TC 100 mg/hari. Dalam masa pengobatan satu
dan moderate portal infiltrate (inflamatori grade 3) with setengah bulan terjadi konversi anti HCV dari (+)
Pada jaringan biopsi hepar telah dilakukan AS- Secara umum pengobatan hepatitis kronik B dan
3,9,12
PCR dengan hasil adanya mutasi pada gen p53 pada C dengan antiviral bertujuan untuk.
Penderita diterapi dengan PEG INF alfa 80 mg/ b. HBsAg dan HCV RNA yang negatif
minggu, ribavirin 6 tablet/hari, 3TC 100 mg/hr. Terapi c. Keluhan yang menghilang
ini diberikan selama 6 bulan. Selama masa pengobatan d. Proses peradangan hati yang membaik
penderita tidak menunjukkan intoleransi terhadap obat- e. Tingkat penularan yang kurang
Berdasarkan evaluasi ulangan dalam 1 bulan te- g. Masa harapan hidup yang meningkat
rapi dilakukan pemeriksaan pada tangal 11 Januari 2006 Pada saat ini dikenal 2 kelompok terapi untuk
dengan HCV-RNA virus tidak terdeteksi. Pada tanggal hepatitis virus kronik yaitu: kelompok imunomodulasi
6 Juli 2006 dilakukan pemeriksaan HBsAg (+), HBeAg dan kelompok terapi antiviral.
(+), SGOT 25 U/L, SGPT 32 U/L. Untuk kelompok imunomodulasi salah satunya
HCV-RNA kualitatif (-), tapi HBsAg masih (+) yang sering dipakai adalah IFN. IFN adalah kelompok
dengan SGPT dan SGOT masih dalam batas normal protein intra seluler yang normal ada dalam tubuh dan
sehinga pada tanggal 6 Juli 2006 3TC di hentikan diproduksi oleh berbagai macam sel. Beberapa kasiat
pemberiannya. Pada evaluasi ulangan tanggal 7 Agustus IFN adalah khasiat antiviral, imunomodulator, anti
2006 didapatkan kadar SGPT 91,9 U/L, SGOT 51,3 U/ proliferatif dan anti fibrotik. IFN tidak memiliki khasiat
L. Pemeriksaan USG abdomen kesan tidak jauh berbeda antiviral langsung tetapi merangsang terbentuknya
dengan USG sebelumnya yaitu fatty liver. berbagai macam protein efektor yang mempunyai kasiat
8-10
antiviral.
Pada kasus ini didapatkan penderita dengan digunakan adalah golongan lamuvudin (3TC = 3
8-
infeksi kronik hepatitis B dan C. Pada pemeriksaan la- thiacytidine) yang merupakan suatu analog nukleosida.
11
boratorium dengan anti HCV yang (+), dengan HBsAg
yang (+), USG didapatkan kesan fatty liver. Berdasarkan Pengobatan dengan antiviral pada kasus ini telah
pada virus hepatitis B dan C. dan protein X oleh virus hepatitis B pada karsinoma hati.
Terapi untuk hepatitis kronik B dari pasien ini den- Namun sampai sekarang belum jelas benar
gan antiviral hanya diberikan bila penderita peranan mutasi gen p53 dalam proses karsinogenik. Hal
menunjukkan HBeAg yang positif dan kadar VHB yang ini antara lain disebakan karena dengan metode deteksi
5
tinggi (diatas 10 kopi/ml). Disamping itu obat-obatan gen p53 yang lazim dipakai seperti SSCP hanya dapat
antiviral juga diberikan bila ALT > 2 kali harga normal mendeteksi mutasi tersebut pada jaringan yang sudah
12,13
tertinggi. Pada kasus ini didapatkan dengan HBeAg mengalami kanker.
5
(+), HBsAg (+), ALT > 2X normal. Peng et al. pada tahun 1999 melaporkan bahwa
Pertimbangan terapi anti viral pada pasien dengan metode AS-PCR, mutasi gen p53 dapat dideteksi
hepatitis C hanya diberikan kalau penderita HCV RNA pada jaringan yang belum mengalami KHP terutama
5
(+) serta peningkatan ALT diatas 2 kali harga normal. pada kasus-kasus hepatitis kronik dan sirosis. Deteksi
Pasien anti HCV (+) belum tentu HCV RNA nya juga awal dari mutasi gen p53 pada kasus hepatitis kronik B
positif. Anti HCV yang positif dengan HCV RNA yang dan C mungkin akan mengubah protokol pemberian obat
negatif menunjukkan adanya infeksi hepatitis C dimasa anti virus yaitu dengan mempertimbangkan parameter
12-14
lalu (post infection). Pada kasus ini didapatkan baru berupa status p53 disamping parameter biokimia
dengan Anti HCV (+), HCV RNA (+), ALT > 2X nor- dan virologik. Sementara itu dengan mempelajari
Adanya infeksi gabungan virus hepatitis B dan C parameter-parameter virologik dan biokimia mungkin
1
meningkatkan risiko kejadian sirosis hati dan KHP. akan dapat menjelaskan proses munculnya KHP pada
5-7
Risiko kejadian KHP pada penderita hepatitis kronik B penderita hepatitis kronik B dan C.
sendiri 25 35 kali lebih tinggi dibanding akibat Pada kasus ini secara histopatologi belum terjadi
keradangan non virus. Tapi dengan adanya gabungan shirrossis dan KHP tapi sudah ada mutasi pada gen p53
infeksi ini kejadiannya bisa mencapai 130 kali lebih di kodon 249. Apakah hal ini bisa sebagai peramal akan
tinggi.
1,2 mengarah ke kejadian KHP sehingga perlu dilakukan
mekanisme tidak berfungsinya p53 yaitu pada level ge- kombinasi beberapa anti viral bisa dipertimbangkan.
netik terjadi mutasi titik dalam sekuens gen p53 dan pada Tujuan terapi antiviral pada kasus ini adalah untuk
level protein terjadi inaktivasi fungsi p53 oleh mengurangi viral load secara cepat pada pasien yang
onkoprotein. Beberapa protein onkogen yang dihasilkan sudah mengalami mutasi pada gen p53 di kodon 249
9,10,12,14
oleh virus dan diketahui mempengaruhi fungsi p53 dengan harapan kejadian KHP bisa di cegah.
Seorang Penderita Hepatitis Kronik B dan C dengan Mutasi pada Gen P53 Kodon 249 pada Jaringan Hati
145
I Wayan Eka Saputra, Stephanus Gunawan, Zainul Muttaqin, Soewignjo Soemoharjo
RINGKASAN 4. Wanless IR, Nakashima E, Sherman M. Regresion
Telah dilaporkan seorang laki-laki 33 tahun den- genesis of incomplete septal cirrhosis. Arch Pathol
gan hepatitis kronik B HBsAg (+) serta HBeAg (+) dan Lab Med 2000;
124(11):15999-607.
gan metode AS-PCR telah tejadi mutasi pada gen p53 7. Lee H, Kim HT, Yun Y. Liver-spesific enhancer
di kodon 249. Penderita telah mendapatkan terapi PEG II is the target for the p53-mediated inhibition of
IFN, lamivudin dan ribavirin hepatitis B viral gene expression. J Biol Chem.
SUDEMA 2;2006.p.53-6.
1. Wands, Jack R. Prevention of hepatocellular car-
7. Hill Co;2005.p.1844-55.
B dan C. Denpasar: SUDEMA2; 2006.p.101-5. Produk amplifikasi kemudian dianalisa pada 2% gel
Karakteristik kasus
Bahan berupa biopsi hati beku yang merupakan biopsi
hati dari pasien pengidap virus hepatitis kronik B dan C
yang dilakukan di Klinik Biomedika Mataram.
Ekstraksi DNA
DNA jaringan hati diekstrak dengan menggunakan Biopsi Hati dengan histokimia
14055-14074
Seorang Penderita Hepatitis Kronik B dan C dengan Mutasi pada Gen P53 Kodon 249 pada Jaringan Hati
147
I Wayan Eka Saputra, Stephanus Gunawan, Zainul Muttaqin, Soewignjo Soemoharjo