Anda di halaman 1dari 5

Pena Yang Indah

Ini adalah kisah tentang seorang wanita. Jauh dari kesan sempurna. Terjebak dari dunia

keheningan, yang menyertai pelik kehidupan. Sang wanita tak pernah merasakan

indahnya nyanyian burung, desikan ranting atau desingan peluru sekalipun. Pun tak

pernah bisa mengungkapkan, menyanyikan atau pun meneriakkan.

Ini adalah kisah tentang seorang wanita, yang hidup dengan sebuah pena Teman

mengarungi lautan kehidupan.

Hidup jauh dari kesan sempurna ukuran manusia, Riani, seorang penulis handal yang

karyanya tak dapat diragukan lagi, tulisannya telah bisa mengelilingi dunia. Mengalami

sebuah kehidupan yang sangat tidak diinginkan oleh semua orang. Berasal dari keluarga

yang berada di bawah kesan sederhana. Tak dapat bicara maupun mendengar.

Riani kecil menangis saat dia menjadi bahan kelakar orang tak beradab. Walau bunyi tak

mampir di kedua telinganya. Namun, dia tetap bisa merasakan jarum-jarum tajam yang

ditusukkan dari cercaan makhluk-makhluk berotak kerdil.

Riani kecil belajar mengenali huruf, membaca isyarat dan menulis kata-kata indah. Setiap

hari, ocehan tajam dari orang-orang kejam menjadikan Riani bukan sekedar sekuntum

bunga yang layu karena memiliki kekurangan. Dia tidak bisa marah, berteriak atau pun

membentak orang-orang itu. Semua yang ia rasakan terukir di atas kertas putih yang

dinodai pena-pena kecil bertulisan kata-kata yang mengandung ribuan makna.


Kini, Riani kecil berubah menjadi Riani dewasa yang memiliki paras yang cantik.

Rambutnya yang panjang, membuat para gadis syirik akannya. Tubuhnya yang elok

menggugah birahi mata laki-laki berhidung belang.

Riani kecil yang selalu sedih, kini tak lagi ada. Dia benar-benar berubah menjadi wanita

pujaan kaum adam. Walau keterbatasannya masih melekat dari kehidupannya, tapi kini ia

tak lagi merana. Semua kesedihannya telah bersarang di atas kertas yang selalu ia isi

dikala ia sedih.

Malam telah berlalu. Kini, mentari telah siap menampakkan cahanya. Tak ada awan atau

pun penghalang lainnya. Cahaya matahari langsung mendarat ke permukaan bumi

menghiasi panorama alam bumi ini. Sinarnya mencairkan tumbuhan yang kaku akibat

terkena sengatan angin malam. Ribuan tetesan embun yang jatuh dari helai-helai daun

ikut mengelokan pagi itu. Terdengar kicauan burung saling berbalasan untuk

menganggunkan dirinya. Namun, tidak dengan Riani. Mukanya tampak layu, tak ada

sedikit pun keceriaan yang terlukis di wajahnya. Riani hanya tertegun sendiri di kamarnya,

memikirkan masa depannya yang dianggap tak akan cerah. Beberapa detik kemudian,

Riani mendapati sentuhan tangan yang mandarat tepat di pundaknya. Ia terkaget-kaget

akannya. Riani menolehkan kepalanya dan mendapati seorang laki-laki bertubuh tinggi

sedang berdiri seraya menatap wajahnya.

Sedang apa kamu? Dari tadi saya memanggilmu tak ada jawaban sedikitpun ujar Ilham.

Ia adalah satu-satunya orang yang ingin menemani Riani.


Hmmm jawab Riani mendongak, seraya dengan wajah yang lemas.

Mendengar jawaban dari Riani, Ilham pun baru saja menyadari dengan apa yang telah

dilakukannya. Sudah menjadi hal yang wajar kalau Riani tidak bisa mendengar atau pun

menyahut panggilan dari orang lain. Ilham pun berbicara seraya dengan menggerakkan

tangannya tanda isyarat kepada Riani yang maksudnya. Riani sedang apa kamu?

Riani pun membalasnya dengan senyuman manis yang melekat di bibirnya. Dan ia

melanjutkannya aku sedang tidak melakukan apa-apa. Sejak kapan kamu ada di

rumahku?

Ilham agak kebingungan dengan apa yang Riani isyaratkan kepadanya. aku tidak

mengerti apa yang kau isyaratkan, bisakah kamu menuliskan apa yang ingin kamu

katakan? isyarat Ilham.

Saat Ilham mengambil secarik kertas untuk menuliskan perkataan dari Riani. Ia

mendapati tumpukkan kertas yang berisi kata-kata yang indah. Ia melihat sederet tulisan

tepat berada paling atas dari tumpukan tersebut dengan judul aku ingin bebas -yang

merupakan salah satu karya Riani. Ilham mengambil tulisan tersebut dan membacanya

dengan suara pelan. Kata-kata yang indah dan puitis membuat Ilham terharu akannya.

Dia tidak menyangka bahwa selama ini Riani selalu menuliskan apa yang ia alami ke

dalam secarik kertas kosong yang tidak akan disangka oleh siapapun. Tulisan itu berisi

harapan-harapa Riani dari apa yang ia alami selama ini.

Riani apakah ini milikmu? Tanya Ilham, sambil menggerak-gerakan tangannya.

Menandakann suatu isyarat.


Riani menganggukan kepalanya. mengapa kau tanyakan itu?

Isinya sangat indah, tak ada seorang pun yang bisa melebihi karya seperti ini. Ini adalah

suatu anugerah yang alami datang dari Tuhan.

Suasana hening di antara mereka, sesaat setelah Ilham meminta kepada Riani untuk

mengirimkannya ke sebuah redaksi.

Hari baru telah tiba. Berbeda dengan hari-hari sebelumnya. Riani menyambut senyuman

dari matahari yang memesona. Wajahnya yang sangat ceria seakan memecah

keterpurukan dari pengalaman yang telah ia alami. Embun-embun yang berjatuhan

seakan membawa pesan kebahagiaan baginya. Tak ada sedikit pun hal yang membuat

hatinya terlarut akan kesedihan. Salam manis yang datang dari bunga-bunga yang

bermekaran disambutnya dengan senyuman manis dari bibirnya.

Hari ini adalah hari yang sangat indah baginya. Hari dimana Riani kecil yang selalu

menangisi kekurangannya manjadi hari yang tidak akan pernah dimiliki oleh siapapun.

Riani diundang oleh salah satu acara talk show di Amerika yang dibRianigi oleh salah

satu selebriti papan atas dunia, yaitu Oprah Winfrey. Seorang Host kelas kakap dan

namanya juga terdaftar ke dalam deretan artis terkaya di dunia.

Tak pernah menyangka, sejak tulisanya yang dikirim oleh Ilham beberapa bulan yang

lalu. Sekarang ia telah menjadi maestro sastrawan termuda di dunia. Tulisannya telah

diakui oleh beberapa redaksi besar di dunia. Bahkan tulisannya yang sempat dibaca oleh
Ilham pertama kali telah diterjemahkan ke dalam 20 bahasa. Memang, tidak akan ada

orang yang menyangka bahwa seorang wanita yang selalu dianggap lemah, kini menjadi

sosok seseorang yang melibihi dari kodrat manusia yang dianggap sempurna.

Ini adalah kisah tentang seorang wanita tunaganda yang bisa melebihi kemampuan

orang yang dianggap sempurna. Kisahnya yang sangat getir telah membuatnya terduduk

di depan layar komputer untuk menuliskan kisah yang tak pernah dilupakan.

Ini adalah kisahku, kisah dari seorang Riani yang hanya ditemani seorang laki-laki yang

sudi menyertai hidup kelamku dan menerimaku untuk menjadi pendamping hidupku. Ia

juga telah menyulap hidupku menjadi seorang Riani yang disegani dan diakui oleh mata

dunia.

Ini adalah kisahku yang berawal dari pena indah yang selalu menjadi teman hidupku.

Anda mungkin juga menyukai