Anda di halaman 1dari 15

PROPOSAL TUGAS AKHIR

DIAGNOSIS HAMA PADA TANAMAN PADI DENGAN


MENGGUNAKAN METODE NAIVE BAYES CLASSIFIER

OLEH:
Junaedi Efendi
11 1065 1096

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
2017
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Indonesia merupakan negara agraris karena sebagian besar atau mayoritas
penduduknya bermata pencaharian dengan cara bertani atau bercocok tanam,
banyak tanaman yang dapat hidup di Indonesia salah satunya adalah tanaman padi,
padi merupakan salah satu tanaman yang menjadi makanan pokok penduduk
indonesia.
Pertanian mempunyai arti yang penting bagi kehidupan manusia, selama
manusia hidup, selama itu juga pertanian tetap akan ada. Hal itu disebabkan karena
makanan merupakan kebutuhan manusia paling pokok selain udara dan air.
Makanan merupakan hasil dari pertanian yang mana setiap tahun kebutuhan akan
makanan semakin meningkat karena populasi manusia terus bertambah. Secara
khusus beras merupakan hasil dari tanaman padi yang digunakan sebagai makanan
pokok manusia. Hal yang sering terjadi, banyak kerugian yang diakibatkan karena
adanya penyakit tanaman yang terlambat untuk didiagnosis dan sudah mencapai
tahap yang parah dan menyebabkan terjadinya gagal panen.
Peningkatan produksi pertanian didapat diantaranya melalui pembelajaran ilmu
budidaya pertanian dan pengetahuan tentang penyakit padi. Penelitian ini
memberikan solusi alternatif untuk mengetahui penyakit pada tanaman padi,
diharapkan timbulnya berbagai gangguan pertumbuhan seperti terjadinya
kegagalan panen dapat dihindari lebih maksimal. Ada beberapa penyebab penyakit
yang timbul pada tanaman padi dikarenakan oleh adanya bakteri jamur dan virus.
Pertumbuhan tanaman yang terserang penyakit bisa terganggu, misalnya daun
terlihat kuning atau kecil, bulir padi menjadi cacat/kerdil dan daun terlihat menjadi
mengering. Faktor yang menyebabkan kegagalan panen bisa dikarenakan
pemahaman petani belum mengetahui jenis-jenis penyakit apa yang menyerang
tanamanya dan tidak mengetahui cara pengendaliannya apabila tanaman mereka
diserang oleh penyakit (Syarief, Mukminin, Prastiti & Setiawan, 2017).
Sebenarnya setiap penyakit tanaman tersebut sebelum mencapai tahap yang
lebih parah dan meluas umumnya menunjukkan gejala-gejala penyakit yang
diderita tetapi masih dalam tahap yang ringan dan masih sedikit. Tetapi petani
sering mengabaikan hal ini karena ketidaktahuannya dan menganggap gejala
tersebut sudah biasa terjadi pada masa tanam, sampai suatu saat timbul gejala yang
sangat parah dan meluas, sehingga sudah terlambat untuk dikendalikan. Ahli
pertanian dalam hal ini mempunyai kemampuan untuk menganalisa gejala-gejala
dan hama penyakit tanaman tersebut, tetapi untuk mengatasi semua persoalan yang
dihadapi petani terkendala oleh waktu dan banyaknya petani menganalisa gejala-
gejala dan hama penyakit tanaman tersebut, tetapi untuk mengatasi semua persoalan
yang dihadapi petani terkendala oleh waktu dan banyaknya petani yang mempunyai
masalah dengan tanamannya. Oleh karena itu, pada penelitian ini akan dibuat suatu
aplikasi klasifikasi hama atau penyakit tanaman dan dapat mendiagnosa gejala
gejala penyakit tanaman, khususnya tanaman padi.
Metode Nave Bayes merupakan salah satu metode machine learning yang
menggunkan perhitungan probabilitas. Konsep dasar yang digunakan oleh Nave
bayes adalah Teorema Bayes, yaitu teorema yang digunakan dalam statistika untuk
menghitung suatu peluang, Bayes Optimal Classifier menghitung peluang dari satu
kelas dari masing-masing kelompok atribut yang ada, dan menentukan kelas mana
yang paling optimal.
Proses klasifikasi biasanya dibagi menjadi dua fase yaitu learning/training dan
testing/classify. Pada fase learning, sebagian data yang telah diketahui kelas
datanya diumpankan untuk membentuk model perkiraan. Kemudian pada fase
testing model yang sudah terbentuk diuji dengan sebagian data lainnya untuk
mengetahui akurasi dari model tersebut.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka penulis mengambil judul
DIAGNOSIS HAMA PADA TANAMAN PADI DENGAN
MENGGUNAKAN METODE NAIVE BAYES CLASSIFIER

1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka penulis merumuskan masalah yaitu berapa
tingkat akurasi dari klasifikasi hama pada tanaman padi yang memiliki beberapa
kategori dengan menambahkan sub parent category dan parent category dengan
pendekatan metode nave bayes.

1.3.Batasan Masalah
Adapun batasan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Data yang sample digunakan adalah data hama tanaman padi yang diambil
dari Dinas Pertanian Bondowoso.
2. Teknik klasifikasi data yang digunakan adalah Nave Bayes Classifier.
3. Penyakit di diagnosis hanya penyakit Putih (Nymphula depunctalis), Thrips
(Thrips oryzae), Bercak daun coklat, Blas, kresek/hawar daun, kerdil dan
tungro.

1.4.Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai oleh penulis adalah untuk menganalisis tingkat
akurasi dari klasifikasi hama tanaman padi yang memiliki beberapa kategori dengan
menambahkan Sub Parent Category dan parent category dengan pendekatan
metode Nave Bayes.

1.5.Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini sebagai berikut :
1. Memberikan tambahan wawasan keilmuan serta memperdalam konsep dan
teori teknik pengklasifikasi data khususnya dengan menggunakan metode
Nave Bayes.
2. Memahami penerapan data mining dalam pengklasifikasian hama tanaman
padi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Penelitian Terdahulu
Tanaman padi adalah termasuk salah satu tanaman pangan yang keberadaannya
harus senantiasa terpenuhi, sebab padi merupakan salah satu penghasil makanan
pokok yaitu berupa beras bagi masyarakat Indonesia. Untuk meningkatkan
produktivitas tanaman padi dan pengetahuan petani mengenai pengendalian hama
dan penyakit tanaman, pemerintah Indonesia menyelenggarakan program untuk
petani di Indonesia melalui SLPHT tanaman padi. Untuk mengetahui keberhasilan
program tersebut maka perlu dilaksanakan evaluasi.
Cahyono, (2008), meneliti tentang Evaluasi Program Sekolah Lapang
Pengendalian Hama Terpadu (SLPHT) Tanaman Padi (Oryza Sativa Sp) Di
Kelompok Tani Sari Asih Desa Mayang Kecamatan Gatak Kabupaten Sukoharjo
dimana penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesesuaian antara pelaksanaan
kegiatan progam SLPHT tanaman padi dengan pedoman teknis program SLPHT
tanaman padi dipandang dari komponen konteks (context), masukan (input), proses
(process) dan produk (output). Metode dasar yang digunakan pada penelitian ini
ialah metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus (case study) di Desa Mayang
Kecamatan Gatak Kabupaten Sukoharjo, sedangkan pengambilan informan
dilakukan dengan cara sengaja (purposive).

2.2.Metode Naive Bayes


Naive Bayes merupakan teknik prediksi berbasis probabilistik sederhana yang
berdasar pada penerapan teorema Bayes (aturan Bayes) dengan asumsi
independensi (ketidaktergantungan) yang kuat (naif). Dengan kata lain, dalam
Naive Bayes model yang digunakan adalah model fitur independen (Prasetyo,
2012).
Naive Bayes adalah salah satu algoritma pembelajaran induktif yang paling
efektif dan efisien untuk machine learning dan data mining. Performa Naive Bayes
yang kompetitif dalam proses klasifikasi walaupun menggunakan asumsi
keindependenan atribut (tidak ada kaitan antar atribut). Asumsi keindependennan
atribut ini pada data sebenarnya jarang terjadi, namun walaupun asumsi
keindependennan atribut tersebut dilanggar performa pengklasifikasian Naive
Bayes cukup tinggi, hal ini dibuktikan pada berbagai penelitian empiris (Shadiq,
2009).
Dari definisi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa Naive Bayes adalah
sebuah teknik klasifikasi probabilistik yang berdasarkan teorema bayes yang
menggunakan asumsi keindependenan atribut (tidak ada kaitan antar atribut) dalam
proses pengklasifikasiannya.
Dalam sebuah aturan yang mudah, sebuah klasifikasi Naive Bayes diasumsikan
bahwa ada atau tidaknya ciri tertentu dari sebuah kelas tidak ada hubungannya
dengan ciri dari kelas lainnya. Untuk contohnya, buah akan dianggap sebagai
sebuah apel jika berwarna merah, berbentuk bulat dan berdiameter sekitar 6 cm.
Walaupun jika ciri-ciri tersebut bergantung satu sama lainnya, dalam Bayes hal
tersebut tidak dipandang sehingga masing-masing fitur seolah tidak memiliki
hubungan apapun. Berdasarkan ciri alami dari sebuah model probabilitas,
klasifikasi Naive Bayes bisa dibuat lebih efisien dalam bentuk pembelajaran. Dalam
beberapa bentuk praktiknya, parameter untuk perhitungan model Naive Bayes
menggunakan metode maximum likehood, atau kemiripan tertinggi.
Prediksi Naive Bayes didasarkan pada teorema Bayes dengan formula untuk
klasifikasi sebagai berikut (Prasetyo, 2012):
( ) ( | )
( | )= (1)
( )

Sedangkan Naive Bayes dengan fitur kontinu memiliki formula :


( )
( | )= ..(2)

Keterangan :
P(Y | X) = probabilitas data dengan vektor X pada kelas Y.
P(Y) = Probabilitas awal kelas Y
( ) ( | ) = Probabilitas independen kelas Y dari semua fitur
dalam vektor X
= Mean atau nilai rata-rata dari atribut dengan fitur kontinu
= Deviasi standar

2.3.Padi
2.3.1. Tanaman Padi
Padi (Oryza sativa) merupakan salah satu tanaman penghasil bahan pangan pokok
yang banyak di tanam oleh petani. Dalam melakukan penanaman padi tersebut,
tidaklah terlepas dari ancaman serangan hama dan penyakit. Oleh karena itu, sangat
diperlukan penanggulangan atau pengendalian.

2.3.2. Penyakit Tanaman Padi


A. Hama putih (Nymphula depunctalis).
Gejala : menyerang daun bibit, kerusakan berupa titik-titik yang
memanjang sejajar tulang daun, ulat menggulung daun padi.
Pengendalian: (1) pengaturan air yang baik, penggunaan bibit sehat,
melepaskan musuh alami, menggugurkan tabung daun; (2) menggunakan
Beauveria bassiana atau Pestisida organik cair.
B. Thrips (Thrips oryzae).
Gejala: daun menggulung dan berwarna kuning sampai kemerahan,
pertumbuhan bibit terhambat, pada tanaman dewasa gabah tidak berisi.
Pengendalian: Beauveria bassiana atau Pestisida organik cair.
C. Penyakit Bercak daun coklat / jamur Helmintosporium oryzae.
Gejala: menyerang pelepah, malai, buah yang baru tumbuh dan bibit
yang baru berkecambah. Biji berbercak-bercak coklat tetapi tetap berisi,
padi dewasa busuk kering, biji kecambah busuk dan kecambah mati.
Pengendalian: (1) merendam benih di air hangat + POC Khusus,
pemupukan berimbang, tanam padi tahan penyakit ini.
D. Penyakit Blas / jamur Pyricularia oryzae.
Gejala: menyerang daun, buku pada malai dan ujung tangkai malai.
Daun, gelang buku, tangkai malai dan cabang di dekat pangkal malai
membusuk. Pemasakan makanan terhambat dan butiran padi menjadi
hampa.
Pengendalian: (1) membakar sisa jerami, menggenangi sawah,
menanam varitas unggul Sentani, Cimandiri IR-48, IR-36, pemberian
pupuk N di saat pertengahan fase vegetatif dan fase pembentukan bulir;
(2) pemberian Gliocladium virens dan Corynebacterium di awal tanam.
E. Penyakit kresek/hawar daun / bakteri Xanthomonas campestris pv oryzae
Gejala: menyerang daun dan titik tumbuh. Terdapat garis-garis di antara
tulang daun, garis melepuh dan berisi cairan kehitam-hitaman, daun
mengering dan mati.
Pengendalian: (1) menanam varitas tahan penyakit seperti IR 36, IR 46,
Cisadane, Cipunegara, menghindari luka mekanis, sanitasi lingkungan;
(2) pengendalian diawal dengan Gliocladium virens.
F. Penyakit kerdil
Gejala: menyerang semua bagian tanaman, daun menjadi pendek,
sempit, berwarna hijau kekuning-kuningan, batang pendek, buku-buku
pendek, anakan banyak tetapi kecil.
Pengendalian: sulit dilakukan, usaha pencegahan dengan memusnahkan
tanaman yang terserang ada mengendalikan vector dengan Beauveria
bassiana atau Pestisida organik cair.
G. Penyakit tungro.
Gejala: menyerang semua bagian tanaman, pertumbuhan tanaman
kurang sempurna, daun kuning hingga kecoklatan, jumlah tunas
berkurang, pembungaan tertunda, malai kecil dan tidak berisi.
Pengendalian: menanam padi tahan wereng seperti Kelara, IR 52, IR 36,
IR 48, IR 54, IR 46, IR 42 dan mengendalikan vektor virus dengan
Beauveria bassiana.

2.4.PHP Hypertext Preprocessor


PHP adalah singkatan dari Hypertext Preprocessor, yang merupakan bahasa
scripting yang terpasang pada HTML. Sebagian besar sintaks mirip dengan bahasa
C, Java dan Perl, ditambah beberapa fungsi PHP yang spesifik. Tujuan utama
penggunaan bahasa ini adalah untuk memungkinkan perancang web menulis
halaman web dinamik dengan cepat.
Hubungan PHP dengan HTML. Halaman web biasanya disusun dari kode-kode
html yang disimpan dalam sebuah file berekstensi html. File html ini dikirimkan
oleh server ( atau file) ke browser, kemudian browser menerjemahkan kode-kode
tersebut sehingga menghasilkan suatu tampilan yang indah. Lain halnya dengan
program php, program ini harus diterjemahkan oleh web-server sehingga
menghasilkan kode html yang dikirim ke browser agar dapat ditampilkan.
Program ini dapat berdiri sendiri atau disisipkan di antara kode-kode html
sehingga dapat langsung ditampilkan bersama dengan kode-kode html tersebut.
Program php dapat ditambahkan dengan mengapit program tersebut diantara tanda.
Tanda-tanda tersebut biasanya disebut tanda untuk escaping (kabur) dari kode html.
File html yang telah dibubuhi program php harus diganti ekstensinya menjadi .php3
atau .php.
PHP merupakan bahasa pemograman web yang bersifat server-side HTML=
embedded scripting, dimana scriptnya menyatu dengan dengan HTML dan berada
di server. Artinya adalah sintaks dan perintah-perintah yang kita berikan akan
sepenuhnya dijalankan di server tapi disertakan HTML biasa. PHP dikenal sebagai
bahasa scripting yang menyatu dengan tag HTML, dieksekusi di server dan
digunakan untuk membuat halaman web yang dinamis seperti ASP (Active Server
Pages) dan JSP (Java Server Pages).
PHP pertama kali dibuat oleh Rasmus Lerdroft, seorang programmer C. Pada
waktu itu PHP masih bernama FI (Form Interpreted), yang wujudnya berupa
sekumpulan script yang digunakan untuk mengolah data dari form dari web. Jadi
semula PHP digunakannya untuk menghitung jumlah pengunjung di dalam
webnya.
Kemudian ia mengeluarkan Personal Home Page Tools versi 1.0 secara gratis.
Versi ini keluar pada tahun 1995. Isinya adalah sekumpulan script PERL yang
dibuatnya untuk membuat halaman webnya secara dinamis. Selanjutnya Rasmus
merilis kode sumber tersebut untuk umum dan menamakannya PHP/FI,
kependekan dari Hypertext Preprocessing /Form Interpreted.
Dengan perilisan kode sumber ini menjadi open source, maka banyak
programmer yang tertarik untuk ikut mengembangkan PHP, kemudian pada tahun
1996 ia mengeluarkan PHP versi 2.0 yang kemampuannya telah dapat mengakses
database dan dapat terintegrasi dengan HTML. Pada rilis ini interpreter PHP sudah
diimplementasikan dalam program C. Dalam rilis ini disertakan juga modul-modul
ekstensi yang meningkatkan kemampuan PHP/FI secara signifikan. Pada tahun
1998 tepatnya pada tanggal 6 Juni 1998 keluarlah PHP versi 3.0 yang dikeluarkan
oleh Rasmus sendiri bersama kelompok pengembang softwarenya.
PHP versi 4.0 keluar pada tanggal 22 Mei 2000 merupakan versi yang lebih
lengkap lagi dibandingkan dengan versi sebelumnya. Perubahan paling mendasar
dari PHP 4.0 adalah terintegrasinya Zend Engine yang dibuat oleh Zend Suraski
dan Andi Gutmans yang merupakan penyempurnaan dari PHP scripting engine.
Yang lainnya adalah built in HTTP session, tidak lagi menggunakan library
tambahan seperti pada PHP. Tujuan dari bahasa scripting ini adalah untuk membuat
aplikasi-aplikasi yang dijalankan diatas teknologi web. Dalam hal ini, aplikasi pada
umumnya akan memberikan hasil pada web browser, tapi prosesnya secara
keseluruhan dijalankan web server.
PHP 4.0 adalah versi PHP yang paling banyak dipakai pada awal abad ke-21.
Versi ini banyak dipakai disebabkan kemampuannya untuk membangun aplikasi
web kompleks tetapi memiliki kecepatan dan stabilitas yang tinggi. Pada Juni 2004,
Zend merilis PHP 5.0. Dalam versi ini, inti dari interpreter PHP mengalami
perubahan besar. Versi ini juga memasukkan model pemprograman kearah
paradigma berorientasi objek.
Beberapa kelebihan PHP dari bahasa pemograman web, antara lain :
1. Bahasa pemograman PHP adalah sebuah script yang tidak melakukan
sebuah kompilasi dalam penggunaanya.
2. Web Server yang mendukung PHP dapat ditemukan dimana-mana dari
mulai Apache, IIS, Lighttpd, hingga Xitami dengan konfigurasi yang
relatif mudah.
3. Dalam sisi pengembangan lebih mudah, karena banyaknya milis-milis dan
developer yang siap membantu dalam pengembangan.
4. Dalam sisi pemahaman, PHP adalah bahasa scripting yang paling mudah
karena memiliki referensi yang banyak.
PHP adalah bahasa open source yang dapat digunakan diberbagai mesin (Linux,
Unix, Macintosh, Windows) dan dapat dijalankan secara runtime melalui console
serta juga dapat menjalankan perintah-perintah sistem.(Beta, 2001).

2.5.MySQL
Menurut Arief (2011:152) MySQL adalah salah satu jenis database server yang
sangat terkenal dan banyak digunakan untuk membangun aplikasi web yang
menggunakan database sebagai sumber dan pengolahan datanya.
MySQL dikembangkan oleh perusahaan swedia bernama MySQL AB yang pada
saat ini bernama Tcx Data Konsult AB sekitar tahun 1994-1995, namun cikal bakal
kodenya sudah ada sejak tahun 1979. Awalnya Tcx merupakan perusahaan
pengembang software dan konsultan database, dan saat ini MySQL sudah diambil
alih oleh Oracle Corp. Kepopuleran MySQL antara lain karena MySQL
menggunakan SQL sebagai bahasa dasar untuk mengakses databasenya sehingga
mudah untuk digunakan, kinerja query cepat, dan mencukupi untuk kebutuhan
database perusahaan-perusahaan yang berskala kecil sampai menengah, MySQL
juga bersifat open source (tidak berbayar) .MySQL merupakan database yang
pertama kali didukung oleh bahasa pemrograman script untuk internet (PHP dan
Perl). MySQL dan PHP dianggap sebagai pasangan software pembangun aplikasi
web yang ideal. MySQL lebih sering digunakan untuk membangun aplikasi berbasis
web, umumnya pengembangan aplikasinya menggunakan bahasa pemrograman
script PHP.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1.Tempat dan Waktu Penelitian


3.1.1. Tempat Penelitian
Lokasi penelitian merupakan suatu tempat atau wilayah dimana penelitian
tersebut akan dilakukan. Adapun penelitian yang dilakukan oleh penulis mengambil
lokasi di Dinas Pertanian di Kabupaten Bondowoso.

3.1.2. Waktu Penelitian


Waktu digunakan dalam penelitian ini selama 3 bulan terhitung sejak
tanggal 1 Desember 2016 pada saat pengambilan data pertama mengenai sejarah
dan gambaran umum Dinas Pertanian sampai tanggal 28 Februari 2017 untuk
pengambilan sampel dari Dinas Pertanian Bondowoso.

3.2.Metode Penelitian

Gambar 3.1 Kerangka konsep


Metode yang kami gunakan dalam penelitian tugas akhir ini adalah
membangun Sistem Klasifiksai Untuk Mendiagnosis Hama Pada Tanaman
Padi Dengan Menggunakan Metode Naive Bayes Classifier. Metode analisis
deskriptif yaitu suatu metode yang bertujuan mendapatkan sesuatu yang jelas
tentang hal-hal yang diperlukan agar tidak mengalami kendala
subjektifitas,melalui tahapan berikut:
1. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah adalah tahapan awal dari penyusunan masalah yang
di identifikasikan dan bagaimana membangun aplikasi sistem diagnosis
hama menggunakan metode Naive Bayes Classifier.
2. Studi Literatur
Pengumpulan reverensi dengan cara mengumpulkan jurnal, paper,
literature dan bacaan-bacaan yang terkait dengan judul penelitian, guna
untuk melenkapi pengetahuan dasar, mempelajari dan memahami teori
tentang Naive Bayes Classifier.
3. Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang kami lakukan adalah dengan cara
meminta dari Dinas Pertanian Kabupaten Bondowoso.
4. Perhitungan Manualisasi kedalam Penerapan Naive Bayes Classifier
Merupakan perhitungan dari hasil dataset yang didapatkan dari Dinas
Pertanian Kabupaten Bondowoso.
5. Penerapan model kedalam aplikasi
Penerapan model aplikasi dilakukan berdasarkan desain tampilan yang
telah dibangun dan hasilnya akan di sesuaikan dengan kebutuhan sistem
diagnosa hama menggunakan metode Naive Bayes Classifier.
6. Pengujian Sistem
Pengujian yang dilakukan adalah 10 data hama yang berbeda.
7. Hasil
Hasil disini adalah sebuah aplikasi sistem diagnosa hama pada tanaman
padi yang diimplementasikan dengan metode Nave Bayes Clasifier.
3.3.Perhitungan Metode Nave Bayes
Perhitungan deteksi penyakit padi dengan gejala yang sudah ada. Jika diketahui
gejala yang menyerang adalah (Biji polong keriput) dan BJ002 (Biji polong berubah
warna). Langkah-langkah perhitungan Nave
Bayes adalah sebagai berikut :
- Daun Berwarna Kuning adalah 0,5
- Daun menjadi pendek adalah 1
Perhitungan nilai Bayes :
- P(B | G07) = [ P(G07 | B) * P (B) ] / [ P(G07 | B) * P(B) + P(G07 | G) *
H(G)]
P(B | G07) = (0,5*0,25)/( (0,5*0,25)+ (0,5*0,16)) = 0,125/0,135=0,93
- P(G | G07) = [ P(G07 | G) * P (B) ] / [ P(G07 | B) * P(B) + P(G07 | G) *
H(G)]
P(B | G07) = (0,5*0,16)/( (0,5*0,25)+ (0,5*0,16)) = 0,08/0,135=0,59
- P(F | G20) = [ P(G20 | F) * P (F) ] / [ P(G20 | F) * P(F)]
P(B | G07) = (1*0,1)/( (1*0,1)) = 0,1/0,1=1
Dari hasilpersamaan nave bayes diatas dapat disimpulkan bahwa hama yang
dialami oleh tanaman padi adalah hama penyakit kerdil.

3.4.Jadwal Penelitian
Juli Agustus September
No Jenis Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Studi Literatur
2 Analisis Sistem
3 Desain Program
4 Pengembangan Program
4 Evaluasi dan Uji Coba
5 Dokumentasi
6 Laporan
DAFTAR PUSTAKA

Cahyono, W., 2009, Evaluasi Progam Sekolah Lapang Pengendalian Hama


Terpadu (Slpht) Tanaman Padi (Oryza Sativa Sp) Di Kelompok Tani Sari
Asih Desa Mayang Kecamatan Gatak Kabupaten Sukoharjo, Surakarta,
Universitas Sebelas Maret.

Syarief, M., Mukminin, A., Prastiti, N., Setiawan, W., 2017. Penerapan Metode
Nave Bayes Classifier Untuk Deteksi Penyakit Pada Tanaman Jagung,
Madura, Program Studi Manajemen Informatika. Universitas Trunojoyo
Madura

Turban, E., Aronson, J.E., and Liang, T.P., 2005, Decision Support Systems
and Intelligent Systems (Sistem Pendukung Keputusan dan Sistem
Kecerdasan), Yogyakarta: Penerbit Andi.

Shadiq, F. 2009. Model-Model Pembelajaran Matematika SMP.Jakarta: Nurul


Hidayah.Depdiknas.

Anda mungkin juga menyukai