PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Energi listrik kebutuhan yang sangat penting dan vital dalam semua aktifitas
sehari hari di UNIVERSITAS NEGERI MEDAN (UNIMED). UNIMED mempunyai
bangunan gedung yang terdiri dari Gedung : Biro Rektor, olah raga, 7 Gedung Fakultas,
Auditorium, Serba Guna, puskom, digital library, kolam renang dan masih banayak lagi.
Walaupun gedung-gedung terletak pada tempat yang tidak berjauhan masih dalam suatu
kawasan Universitas Negeri Medan, tetapi masing-masing gedung tersebut memiliki alat
pembatas dan pengukuran daya listrik terpakai, dan mempunyai kebutuhan daya listrik
terpasang yang berbeda-beda sesuai kebutuhannya sehingga biaya rekening listrik di
bebankan pada tiap-tiap pengguna bangunan gedung pada Universitas Negeri Medan.
Hampir semua kegiatan membutuhkan energi, termasuk kegiatan administrasi,
akademis membutuhkan listrik. Demikian juga dengan kebutuhan lainya yaitu penerangan
dan komunikasi. Keadaan ini dapat terlaksana dengan bila kebutuhan energi listrik
terpenuhi, dengan pengertian bahwa kekurangan energi listrik dapat mengganggu aktivitas
di lingkungan UNIMED. Oleh sebab itu kesinambungan dan ketersediaan energi listrik
harus dipertahankan. Saat ini kebutuhan energi listrik semakin meningkat seiring dengan
pertambahan peralatan dan kemajuan teknologi yang digunakan.
Penggunaan energi listrik pada masing-masing unit gedung perkuliahan tergantung
dari keberfungsian gedung tersebut, sehingga perlu dipertahankan keseimbangan
penggunaannya. Hal-hal yang sering terjadi di lingkungan UNIMED selama ini adalah
terjadinya drop tegangan. Dengan keadaan ini sering terjadinya gangguan pelaksanaan
kegiatan baik perkuliahan maupun administrasi. Kegiatan-kegiatan tersebut tidak terlepas
dari komputer yang membutuhkan energi listrik, demikian juga dengan alat-alat
perkuliahan yang membutuhkan listrik. Adapun alat-alat lain yang membutuhkan litrik
pada kegiatan perkuliahan adalah infokus, Air Condition (AC) atau juga kipas angin.
Ada beberapa gedung yang ada di lingkungan Unimed yang masing masing
memiliki fungsi yang berbeda-beda, yaitu gedung administrasi, gedung perkuliahan dan
laboratorium, semua aktivitas didalammnya adalah membutuhkan listrik yang secara terus
menerus diharapkan tersedia. Namun pada kenyataan sehari-hari, sering terjadi gangguan
yang menyebabkan terganggunya aktivitas baik perkuliahan maupun kegiatan lainnya yang
membutuhkan peralatan listrik.
Gedung 37 difungsikan sebagai gedung perkuliahan pada Fakultas Ilmu Sosial (FIS)
terdiri dari tiga lantai. Kebutuhan listrik pada gedung ini adalah sebagai penerangan, kipas
angin dan juga untuk AC. Sebagai tujuan pelaksanaan praktek ini adalah memeriksa
keberadaan kelistrikan pada gedung ini maka perlu ditelusuri pemanfaatannya dari seluruh
kegiatan yang memerlukan listrik.
Untuk mengetahui daya listrik terpasang pada gedung 37 maka dilakukan
penelusuran tentang daya terpasang yang digunakan. Total daya yang terpasang pada sistem
dapat dihitung dengan cara melakukan perbandingan antara kebutuhan maksimum dalam
sebuah sistem tersebut dengan Faktor kebutuhan (Fdm). Dari setiap gedung yang ada di
Universitas Negeri Medan.
B. Pembatasan Masalah
Dengan mempertimbangkan luasnya permasalahan kelistrikan pada Gedung
37.2.12, maka pada kegiatan lapangan ini dibatasi pada kajian sistem intensitas penerangan.
C. Perumusan masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah pada kegiatan ini adalah :
1. Apakah intensitas penerangan di gedung 37.2.12 sesuai dengan standar yang telah
ditentukan ?
2. Berapakah jumlah lampu yang digunakan digedung 37.2.12 ?
3. Jenis lampu apa yang digunakan di gedung 37.2.12 ?
D. Tujuan PKLI
Secara umum, adapun tujuan yang diharapkan dari pelaksanaan praktek kerja
lapangan industri ini adalah:
1. Untuk mengetahui intensitas penerangan di gedung Fakultas Ilmu Sosial (FIS)
2. Untuk mengetahui jumlah lampu yang digunakan di Fakultas Ilmu Sosial (FIS)
3. Untuk mengetahui jenis lampu yang digunakan di Fakultas Ilmu Sosial (FIS
E. Manfaat PKLI
1. Bagi mahasiswa
a. Memperoleh pengetahuan baru berapa perhitungan intensitas penerangan di
Fakultas Ilmu Sosial (FIS).
b. Memperoleh pengetahuan tentang jenis lampu yang digunakan Fakultas
ILmu Sosial (FIS).
2. Bagi FT-UNIMED
a. Meningkatkan mutu lulusan antara keseimbangan penguasaan teori dan
praktek.
b. Menjalin kerjasama antara Fakultas Teknik dengan Fakultas Ilmu Sosial.
b. Tempat PKLI
Tempat dilaksanakannya Praktek Kerja Lapangan Industri (PKLI) yaitu bertempat
di Gedung Fakultas Ilmu Sosial (FIS) Universitas Negeri Medan.
Menjadi Fakultas yang unggul dalam pengembangan Pendidikan dan Ilmu Sosial..
MISI
BAB II
LANDASAN TEORI
Yang termasuk didalam instalasi penerangan listrik adalah seluruh instalasi yang
digunakan untuk memberikan daya listrik pada lampu. Pada lampu ini daya listrik / tenaga
listrik diubah menjadi cahaya yang digunakan untuk menerangi tempat / bagian sesuai
dengan kebutuhannya.
Intensitas Penerangan adalah flux cahaya yang jatuh pada suatu permukaan.jadi
kekuatan penerangan dari suatu permukaan bidang diukur dengan flux cahaya persatuan
luas permukaan yang menerima cahaya,semakin besar pula kekuatan penerangan pada
permukaan tersebut.
Intesitas penerangan atau iluminansi disuatu bidang ialah flux cahaya yang jatuh pada 1
m2 dari bidang itu. Satuan untuk intensitas penerangan adalah lux (lx), dan lambangnya E.
Jadi 1 lux = 1 lumen per m2 (Drs. Ir. Moch. Dhofir, MT , 2014)
Menurut Poppy Cinthya Devi, dkk. (2014) bahwa illuminasi yang tidak memenuhi
standar SNI dapat dikatakan sebagai pencahayaan yang buruk. Pencahayaan yang buruk
akan mengganggu penglihatan sehingga menurunkan konsentrasi mahasiswa dalam proses
pembelajaran.
C. SNI Pencahayaan
Standar memuat ketentuan pedoman pencahayaan pada bangunan gedung untuk
memperoleh sistem pencahayaan dengan pengoperasian yang optimal sehingga penggunaan
energi dapat efisien tanpa harus mengurangi dan mengubah fungsi bangunan,kenyamanan
dan produktivitas kerja penghuni serta mempertimbangkan aspek biaya. Standar ini
diperuntukan bagi semua pihak yang terlibat dalam perencanaan, pembangunan,
pengoperasian dan pemeliharaan gedung untuk mencapai penggunaan energi yang efisien.
Tabel 2.1 Tingkat pencahayaan, rata-rata, renderansi dan temperture warna yang di
rekomendasikan oleh SNI 03-6197-2000
Temperature Warna
Tingkat Kelompok Warm Cool Day
Fungsi Ruangan Pencahayaan Renderasi White White Light
(Lux) Warna <3000 K 3300 K >5300
- 5300 K
K
Ruang Tinggal
Teras 60 1 atau 2
Ruang Tamu 120 150 1 atau 2
Ruang Makan 120 250 1 atau 2
Ruang Kerja 120 250 1
Kamar Tidur 120 250 1 atau 2
Dapur 250 1 atau 2
Garasi 60 3 atau 4
Kamar Mandi 250 1 atau 2
Lembaga Pendidikan
Ruang Kelas 250 1 atau 2
Perpustakaan 300 1 atau 2
Laboratorium 500 1
Ruang Gambar 750 1
Kantin 200 1
Perkantoran
Ruang Direktur 350 1 atau 2
Ruang Kerja 350 1 atau 2
Ruang Komputer 350 1 atau 2
Ruang Rapat 300 1
Ruang Gambar 750 1 atau 2
Ruang Arsip Aktif 300 1 atau 2
Gedung Arsip 150 1 atau 2
Hotel dan Restoran
Lobi 100 1
Ruang Serbaguna 200 1
Ruang Makan 250 1
Kafetaria 200 1
Kamar Tidur 150 1 atau 2
Dapur 300 1
Suhu warna merupakan karakteristik warna yang terlihat dari sumber cahaya, itu
dihitung dengan menentukan temperature cahaya pada garis isotemperature dengan
satuan Kelvin (K).
Istilah suhu warna hanya digunakan untuk mengukur warna dari sumber dari cahaya
yang sama dengan radiasi suhu warna lebih dari 6000 K disebut warna putih kebiruan,
sementara suhu warna lebih rendah 1500 3500 K disebut warana kemerahan atau
kekuningan putih.
Suhu warna merupakan factor penting untuk aplikasi seperti pencahayaan, fotografi,
videografi dan bidang lainnya yang melibatkan pencahayaan. Menggunakan matahari
sebagai contoh, saat matahari melintasi langit dari pagi hingga sore warna sinar
matahari tampak berbeda. Hal ini dapat merah, orange, kuning atau putih tergantung
pada posisinya. Sinar matahari berubah warna disaat yang berbeda dalam sehari ini
adalah hasil dari hamburan cahaya, dan itu bukan karena perubahan radiasi benda
hitam.
Untuk warna sinar matahari, suhu warnanya berbeda misalnya matahari dipagi
memiliki korelasi suhu warna dari 2000 K 3000 K (orange atau kemerahan menjadi
putih), disiang itu di 5500 K 6500 K (putih atau putih dingin), dan dimalam hari suhu
warna turun kembali ke 1850 K 2000 K.
2. Pencahayaan buatan
Pencahayaan buatan adalah pencahayaan yang dihasilkan oleh sumber cahaya selain
cahaya alami. Pencahayaan buatan sangat diperlukan apabila posisi ruangan sulit dicapai
oleh pencahayaan alami atau saat pencahayaan alami tidak mencukupi. Fungsi pokok
pencahayaan buatan baik yang diterapkan secara tersendiri maupun yang dikombinasikan
dengan pencahayaan alami adalah sebagai berikut:
1. Menciptakan lingkungan yang memungkinkan penghuni melihat secara detail serta
terlaksananya tugas serta kegiatan visual secara mudah dan tepat.
2. Memungkinkan penghuni berjalan danbergerak secara mudah dan aman
3. Tidak menimbukan pertambahan suhu udara yang berlebihan pada tempat kerja
4. Memberikan pencahayaan dengan intensitas yang tetap menyebar secara merata, tidak
berkedip, tidak menyilaukan, dan tidak menimbulkan bayang-bayang.
5. Meningkatkan lingkungan visual yang nyaman dan meningkatkan prestasi.
6. Disamping hal-hal tesebut di atas, dalam perencanaan penggunaan pencahayaan
Untuk Suatu Lingkungan Kerja Maka Perlu pula Diperhatikan hal-hal berikut:
Seberapa jauh pencahayaan buatan akan digunakan, baik untuk menunjang dan
melengkapi pencahayaan alami.
Tingkat pencahayaan yang diinginkan, baik untuk pencahayaan tempat kerja yang
memerlukan tugas visual tertentu atau hanya untuk pencahayaan umum
Distribusi dan variasi iluminasi yang diperlukan dalam keseluruhan interior, apakah
menyebar atau tefokus pada satu arah.
Arah cahaya, apakah ada maksud untuk menonjolkan bentuk dan kepribadian
ruangan yang diterangi atau tidak
Warna yang akan dipergunakan dalam ruangan serta efek warna dari cahaya
Derajat kesilauan obyek ataupun lingkungan yang ingin diterangi, apakah tinggi
atau rendah.
Cahaya buatan adalah cahaya yang berasal dari hasil karya manusia berupa lampu
yang dapat menyinari ruangan sebagai pengganti jika sinar matahari tidak
ada.dengan cahaya buatan yang baik disaring dari kesilauan akan bisa mempertinggi
aktivitas kita dalam bekerja jika dibandingkan jika beraktivitas pada cahaya siang
alamiah. Efek pencahayaan ini bisa terjadi melalui tiga cara yaitu; Direct
(langsung),dimana cahaya yang diterima langsung dari sumbernya ,misalnya lampu
meja untuk membaca indirect(tak langsung),dimana bila cahaya yang diterima
merupakan hasil pantulan dinding dan loteng,seperti halnya diruang tamu,semi
direct (ganural diffusing),apabila cahaya itu datang dan dipancarkan kesegala
jurusan seperti halnya di kantor-kantor.
Selanjutnya pengaruh kelelahan pada mata tersebut akan bermuara kepada penurunan
performansi kerja sebagai berikut:
Kehilangan produktifitas
Kualitas kerja rendah
Banyak terjadi kesalahan an
Celakaan kerja meningkat
I. Lampu
1. Sejarah lampu
Edison bukanlah penemu satu-satunya yang berusaha dan terlibat dalam penemuan
bola lampu. Salah satu pesaing utamanya adalah Joseph W. Swan dari Inggris. Swan adalah
seorang ahli kimia, swan bereksperimen di tahun 1850 dan 60-an dengan filamen karbon.
pada upaya awalnya dia gagal, karena pompa vakum pada tahun-tahun tersebut tidak dapat
menghampakan udara dari lampu. Pada pertengahan 1870-an muncul baru lahir pompa
yang dapat menghampakan udara dari lampu, hal tersebut memacu Swan kembali ke
bereksperimen. Pada akhir 1878, Swan melaporkan keberhasilan ke Newcastle Chemical
Society dan pada Februari 1879 menunjukkan lampu bekerja ke sebuah kampus di
Newcastle. Lampu miliknya mengandung unsur-unsur yang sebagian besar terdapat pula
pada lampu milik Edison pada bulan Oktober, sebuah lampu dengan bola lampu kaca yang
hampa dan tertutup dari udara, kabel penyambung platinum, dan elemen pemancar cahaya
yang terbuat dari karbon. (Arief.wara:2010).
Meskipun demikian kenapa Edisonlah yang selalu dikreditkan sebagai penemu bola
lampu? Seperti para penemu yang terlibat dalam penemuan bola lampu lainnya, Swan
menggunakan batang karbon dengan tahanan listrik rendah pada lampunya. Karena
hubungan antara resistensi dan arus, dengan elemen resistensi yang rendah maka banyak
dibutuhkan arus listrik agar menjadi panas dan bersinar. Ini berarti bahwa konduktor
pembawa listrik di lampu harus relatif pendek dan tipis, hal tersebut dapat diterima untuk
percobaan atau demonstrasi, tapi tidak untuk dikomersilkan. (Arief.wara:2010).
Lampu Swan tidak dapat bertahan lama sebab terdapat gas yang terperangkap di
batang lampu terlepas ketika lampu sudah tengah menyala, Jadi meski lampu Swan bekerja
cukup baik dalam demonstrasi, namun tidak praktis digunakan dimasyarakat. Dengan
demikian pengertian lampu adalah sebuah peranti yang memproduksi cahaya.
(Arief.wara:2010).
2. Jenis-jenis lampu
a. Lampu Pijar.
Lampu pijar adalah lampu yang menghasilkan cahaya dengan memanaskan serabut
pijar (filamen) di dalamnya. Di dalam serabut pijar inilah tenaga listrik diubah menjadi
panas dan cahaya. Terdapat beberapa ukuran daya untuk lampu pijar misalnya: 10W, 15W,
25W, 40W, 60W dan lain-lain. Semakin besar daya sebuah lampu pijar, maka akan
semakin terang lampu tersebut.
Lampu Incandescent (lampu pijar) merupakan salah satu jenis lampu yang harganya
murah tetapi umur pemakaiannya relatif singkat antara 750 hingga 1000 jam. Meskipun
lampu ini memiliki masa pakai yang relatif singkat namun masih sering digunakan
khususnya di ruang baca dan ruang hias karena warna cahaya yang hangat dan nyaman
disamping kemampuannya untuk menghasilkan warna benda yang mirip dengan Lampu
pijar menurut (Jimy Harto Saputro*, Tejo Sukmadi, and Karnoto 2013) .
Lampu pijar (incandescent lamp) menggunakan filament tipis di dalam bola kaca
yang hampa udara. Arus listrik mengalir dan memanaskan filamen. Pada suhu yang tinggi,
cahaya akan berpijar pada filamen tersebut. Apabila bohlam bocor dan oksigen menyentuh
filament panas, reaksi secara kimia akan terjadi sehingga lampu rusak dan tidak dapat
digunakan lagi. Cahaya lampu pijar dibangkitkan dengan mengalirkan arus listrik dalam
suatu kawat halus. Dalam kawat ini, energi listrik diubah menjadi panas dan cahaya. Kalau
suhu ditingkatkan, panjang gelombangakan bergeser.
Maksimum grafik energi akan bergeser ke arah gelombang yang lebih pendek,
kearah warna ungu. Bola lampu pijar terdiri dari hampa udara atau berisi gas, yang dapat
menghentikan oksidasi dari kawat pijar tungsten/wolfram, namun tidak akan menghentikan
penguapan. Warna gelap bola lampu dikarenakan tungsten yang teruapkan mengembun
pada permukaan lampu yang relatif dingin. Dengan adanya gas inert, akan menekan
terjadinya penguapan, dan semakin besar berat molekulnya akan makin mudah menekan
terjadinya penguapan.
b. Lampu TL
Lampu tabung fluoresen atau TL terdiri dari beberapa komponen pokok, berupa:
tabung, sepasang fitting, starter, dan balas (ballast). Untuk lampu TL juga terdapat
bermacam-macam ukuran dayanya, misalnya; 10W, 15W, 20W, 40W dan lain-lain. Lampu
ini termasuk lampu mercuri tekanan rendah.sebelah dalam diisi dengan serbuk flouresen
dan isi tabung itu sendiri adalah uap air raksa dan gas mulia argon. Uap air raksa akan
memancarkan sinar ultra ungu dengan panjang gelombang 253,7 millimikron. Sinar ini
diserap oleh serbuk flouresen dan diubah menjadi cahaya tampak.(Drs.charles A.Selan
1997)
Menurut Baso Mukhlis (2001) ada kelebihan dan kelemahan lampu TL yaitu;
Kelebihan
a. Lebih efisien 4 s/d 5 kali disbanding incandescent, dengan umur yang lebih lama (10 s.d
20 kali).
b. Mudah perawatannya
c. Biaya rendah dan banyak ukuran serta warna.
d. Tidak begitu panas dan menyilaukan, relatif tidak sensitif akan perubahan tegangan.
Kelemahan :
a. Kebanyakan bentuk lampu besar dan membutuhkan luminer yang relative mahal.
b. Balas terkadang menghasilkan suara yang keras.
c. Sensitif terhadap suhu, terkadang sulit dihidupkan pada suhu rendah. Lumen dapat
berkurang pada suhu rendah maupun tinggi, untuk itu diperlukan balas khusus.
d. Untuk dimming diperlukan balas spesial yang relatif mahal
Keterangan gambar
1. Starter
2. Tabung kaca berlapis fosfor
3. Elektroda
4. Aliran elektroda
5. Kumparan ballast
6. Kabel kesumber listrik
7. Elektroda.
Lampu ini menurut (Baso Mukhlis 2001) digunakan untuk menggantikan lampu
incandencent tanpa harus mengubah luminer tapi menghasilkan efisiensi yang tinggi (4 kali
lebih tinggi). Suhu warna sekitar 2700 K dan color rendering Index 82. Balas lampu ini bisa
dalam unit tersebut dan juga dapat terpisah dengan lampunya. Umur balas yang terpisah
lebih tinggi beberapa tahun dari umur lampu yang sekitar 12,000 jam. Balas yang dipakai
bisa mengetik atau elektrik
Lampu integrated compact fluorescent (balas dan lampu jadi satu) bayak digunakan
pada rumah tangga, komerisal maupun industri yang banyak menghemat energi dan biaya.
Sedangkan balas yang terpisah mempunyai efikasi, renderasi warna dan umur lebih tinggi
dibanding yang tidak terpisah
Keterangan Gambar
1. Bohlam luar
2. Tabung
3. Ballast
4. Starter
5. Kaki lampu
BAB III
informasi dan data-data yang berhubungan dengan topik pembahasan ini, seperti studi
Untuk mencapai tujuan dari penelitian ini, metodologi yang digunakan berupa
cahaya dan mendata seluruh jumlah lampu yang ada pada rungan yang ada pada gedung
Perpustakaan Lama di samping membagikan format pengisian data peralatan pada setiap
ruangan. Pada suatu gedung atau ruangan dibutuhkan pemakaian intensitas cahaya yang
jelas dan baik sesuai kebutuhan ruangan yang telah dirancangkan. Dalam penelitian ini
akan dilakukan pembelajaran tentang studi perhitungan penerangan dan evaluasi tentang
konsumsi cahaya serta penentuan titik lampu berdasarkan luas ruangan yang ada pada
bagaimana intensitas penerangan di gedung ini maka diperlukan pengukuran luas ruagan
dan penentuan denah ruangan. Adapun denah ruangan yang akan diteliti terlihat pada
gambar 3.1
Nama
Gedung Perpustakaan
Kode
Gedung 15.
Lantai I
Kode
Ruang
No. Luas
No Nama Ruangan Panjang Lebar Jumlah Versi
Ruang (M)
SIMAK-
BMN
1 15.1.01 Ruang Dosen 6.30 11.65 73.40 73.40 RD
2 15.1.02 Ruang Internet 6.30 8.88 55.91 55.91 RI
3 15.1.03 Musholla 6.30 6.23 39.22 39.22 LAIN
4 15.1.04 Ruang Baca 12.60 11.65 146.79 146.79 LAIN
5 15.1.05 Ruang Pengembalian 6.30 5.88 37.01 37.01 ADM
6 15.1.06 Ruang KA. Perpustakaan 6.30 8.88 55.91 55.91 ADM
7 15.1.07 Ruang Tata Usaha 6.30 9.00 56.70 56.70 ADM
8 15.1.08 Ruang Kerja 6.30 8.88 55.91 55.91 LAIN
9 15.1.09 Gudang 2.00 1.43 2.85 2.85 LAIN
10 15.1.10 DP 1.95 2.78 5.41 5.41 LAIN
11 15.1.11 Kamar Mandi Pria 3.20 5.88 18.80 KM
3.10 2.00 6.20 KM
Kamar Mandi Wanita 3.10 3.88 12.01 37.01 KM
12 15.1. Tangga I 4.23 3.45 14.58 14.58
13 15.1. Tangga II 4.23 3.45 14.58 14.58
14 15.1. Lift 2.00 1.35 2.70 2.70
15 15.1. Hall 1 9.00 26.75 240.75 240.75
16 15.1. Hall 2 6.40 3.55 22.72 22.72
17 15.1. Hall 3 2.08 3.45 7.16 7.16
18 15.1. Hall 4 6.40 3.55 22.72 22.72
19 15.1. Hall 5 6.30 5.78 36.38 36.38
20 15.1. Hall 6 2.08 3.45 7.16 7.16
21 15.1. Hall 7 2.35 2.78 6.52 6.52
22 15.1. Hall 8 6.30 3.00 18.90 18.90
23 15.1. WIFI ZONE HOT SPOT 3.63 33.85 122.71 122.71
3200 3100
2000 1950
3550
2075 1875
3875
15.1.11
5875 RUANG WC WNTA
RUANG
15.1.11
KERJA WC LK INTERNET
8875 15.1.08 RUANG 15.1.02 8875
2000
DOSEN
15.1.01 11650
1425 15.1.09
GDG
2775 15.1.10 2775
DP
1350
2775 2775
3000
RUANG
RUANG KA. BACA 11650
PERPUSTAKAAN 15.1.04
8875 15.1.06 RUANG 8875
PENGEMBALIAN
5875 15.1.05
2075
3550 3550
DENAH LANTAI 1
3.1. Pengenalan Sistem Pencahayaan
yaitu:
Pada sistem ini 90-100% cahaya diarahkan secara langsung ke benda yang
perlu diterangi. Sistm ini dinilai paling efektif dalam mengatur pencahayaan, tetapi
Untuk efek yang optimal, disarankan langi-langit, dinding serta benda yang ada
Pada sistem ini 60-90% cahaya diarahkan langsung pada benda yang perlu
langit-langit dan dinding yang diplester putih memiliki effiesiean pemantulan 90%,
Pada sistem ini setengah cahaya 40-60% diarahkan pada benda yang perlu disinari,
1
2
dan sisanya keatas. Pada sistem ini masalah bayangan dan kesilauan masih ditemui.
Pada sistem ini 60-90% cahaya diarahkan ke langit-langit dan dinding bagian atas,
sedangkan sisanya diarahkan ke bagian bawah. Untuk hasil yang optimal disarankan
langit-langit perlu diberikan perhatian serta dirawat dengan baik. Pada sistem ini
Pada sistem ini 90-100% cahaya diarahkan ke langit-langit dan dinding bagian atas
dapat menjadi sumber cahaya, perlu diberikan perhatian dan pemeliharaan yang baik.
Keuntungan sistem ini adalah tidak menimbulkan bayangan dan kesilauan sedangkan
kerugiannya mengurangi effisien cahaya total yang jatuh pada permukaan kerja.
Kesehatan No.1405 tahun 2002, pencahayaan adalah jumlah penyinaran pada suatu
TINGKAT
JENIS
PENCAHAYAAN KETERANGAN
KEGIATAN
MINIMAL (LUX)
3
TINGKAT
JENIS
PENCAHAYAAN KETERANGAN
KEGIATAN
MINIMAL (LUX)
Pekerjaan kasar 100 Ruang penyimpanan & ruang
dan tidak terus peralatan/instalasi yang
menerus memerlukan pekerjaan yang
kontinyu
Pekerjaan kasar 200 Pekerjaan dengan mesin dan
dan terus perakitan kasar
menerus
Pekerjaan rutin 300 Ruang administrasi, ruang
kontrol, pekerjaan mesin &
perakitan/penyusun
Pekerjaan agak 500 Pembuatan gambar atau bekerja
halus dengan mesin kantor, pekerjaan
pemeriksaan atau pekerjaan
dengan mesin
Pekerjaan halus 1000 Pemilihan warna, pemrosesan
teksti, pekerjaan mesin halus &
perakitan halus
Pekerjaan amat 1500 Mengukir dengan tangan,
halus pemeriksaan pekerjaan mesin
Tidak menimbulkan dan perakitan yang sangat halus
bayangan
Pekerjaan 3000 Pemeriksaan pekerjaan,
terinci perakitan sangat halus
Tidak menimbulkan
bayangan
Pencahayaan
Keperluan Contoh Area Kegiatan
(LUX)
Pencahayaan 20 Layanan penerangan yang minimum
Umum untuk dalam area sirkulasi luar ruangan,
ruangan dan area pertokoan didaerah terbuka, halaman
tempat penyimpanan
50 Tempat pejalan kaki & panggung
4
Pencahayaan
Keperluan Contoh Area Kegiatan
(LUX)
yang jarang 70 Ruang boiler
digunakan 100 Halaman Trafo, ruangan tungku, dll.
150 Area sirkulasi di industri, pertokoan dan
dan/atau tugas- ruang penyimpan.
tugas atau
visual sederhana
Pencahayaan 200 Layanan penerangan yang minimum
umum untuk dalam tugas
interior 300 Meja & mesin kerja ukuran sedang,
proses umum dalam industri kimia dan
makanan, kegiatan membaca dan
membuat arsip.
450 Gantungan baju, pemeriksaan, kantor
untuk menggambar, perakitan mesin
dan bagian yang halus, pekerjaan warna,
tugas menggambar kritis.
1500 Pekerjaan mesin dan diatas meja yang
sangat halus, perakitan mesin presisi
kecil dan instrumen; komponen
elektronik, pengukuran & pemeriksaan
bagian kecil yang rumit (sebagian
mungkin diberikan oleh tugas
pencahayaan setempat)
Pencahayaan 3000 Pekerjaan berpresisi dan rinci sekali,
tambahan misal instrumen yang sangat kecil,
setempat untuk pembuatan jam tangan, pengukiran
tugas visual yang
tepat
Sumber : www.energyefficiencyasia.org
Penerangan untuk membaca dokumen lebih tinggi dari pada penerangan untuk
melihat komputer, karena tingkat penerangan yang dianjurkan untuk pekerja dengan
komputer tidak dapat berdasarkan satu nilai dan sampai saat ini masih kontroversial.
Tingkat Pencahayaan
Keadaan Pekerja
(lux)
Kegiatan Komputer dengan sumber 300
dokumen yang terbaca jelas
400-500
Kegiatan Komputer dengan sumber
dokumen yang tidak terbaca jelas 500-700