Anda di halaman 1dari 7

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN ASUHAN KEPERAWATAN

22 April 2012 - dalam Umum Oleh zahwal-fkp11

Sistem Informasi Manajemen (SIM) adalah serangkaian sub-sistem


informasi yang meneyeluruh dan terkoordinasi dan secara rasional
terpadu yang mampu mentransformasi data sehingga menjadi sebuah
informasi lewat serangkaian cara guna meningkatkan produktivitas sesuai
dengan gaya sifat manajer atas dasar kriteria mutu yang telah
ditetapkan.

Sistem Informasi Manajemen (SIM) Adalah Menyeluruh

Kata manajemen dalam SIM adalah serba melingkupi. Di dalam


SIM termasuk sistem pemproses transaksi dan sistem-sistem yang utama
dirancang bagi para manajer di berbagai tingkatan. Sebuah SIM
melingkupi sitem informasi formal maupun yang informal, baik yang
manual maupun yang berkomputer.

Sistem Informasi Manajemen (SIM) Adalah Terkoordinasi

Komponen sebuah sistem informasi manajemen biasanya tidak dikelola


dari satu titik pusat organisasi; ada berbagai departemen pengguna,
depatemen pemproses data, dan mungkin fungsi pengelola data yang
terpisah, bahkan yang lain-lainya memiliki hak atas bagian tertentu dari
sebua sistem informasi manajemen.

Sistem Informasi Manajemen (SIM) Memiliki Sub-sistem Informasi

Sistem informasi manajemen dalah serangkaian sub-sistem, atau sistem


komponen setengah terpisah yang merupakan bagian dari keseluruhan
dan merupakan suatu sistem yang terpadu. Masing-masing dari sub-
sistem menyumbang tercapainya sasaran sistem informasi manajemen
dan organisasi.

Sistem Informasi Manajemen (SIM) terinegrasi secara rasional

Sub-sistem (kumpulan dari sistem yang semi terpisah) adalah terpadu


sehingga segala kegiatan dari masing-masing salin berkaitan satu dengan
yag lainnya; integrasi ini dilakukan terutama dengan melewatkan data
diantara sistem-sisten tersebut. Program data dan file dapat dirancang
untuk menangani arus ata iantara sistem, dan prosedur manual dapat
digunakan untuk melaksanakan integrasi tersebut.

Sementara integrasi membuat pemprosesan informasi menjadi efisien


dengan cara mengurangi pemprosesan antara (intermediate processing)
dan peristiwa pemprosesan data yag sama oleh berbagai departemen,
dan keuntungan yang menonjl adalah memberikan informasi lebih
singkat, lengkap, dan relevan.

Sistem Informasi Manajemen (SIM) Mentransformasikan Data Dengan


Berbagai Cara

Apabila data dan diolah bagi manajer tertentu untuk tujuan tertentu,
maka ia menjadi sebuah informasi ada berbagai cara di mana data harus
ditransformasikan ke dalam sebuah sistem informasi.

Berbagai cara di mana sistem informasi manajemen harus


mentransfomasikan data ke dalam sistem informasi ditentukan oleh sifat
peronil suatau organisasi, sifat tugas kemana informasi ditujukan, dan
pengaharapan dari penerima eksternal atau informasi.

Sistem Informasi Manajemen (SIM) Meningkatkan Produktivitas

Sistem Informasi Manajemen (SIM) dengan berbagai cara mampu


meningkatkan produktivitas. SIM mampu menyediakan tugas rutin seperti
penyiapan dokumen dengan efisien, ia mampu memberikan layanan
terbaik bagi organisasi eksternal dan individu, dan ia juga mampu
memberikan peringatan dini tentang masalah internal dan ancaman
eksternal.

Sistem Informasi Manajemen (SIM) Sesuai dengan Sifat dan Gaya


Manajer

Suatu Sistem Informasi Manajemen (SIM) dikembangkan lewat


pengenalan atas sifat dan gaya manajerial dan personil yang akam
menggunakannya, termasuk juga sumbangan yang akan diberikan oleh
para manajer.

Para perancang apabila akan mengembangkan sistem informasi


manajemen harus mampu mempertimbangkan faktor manusiawi denan
cermat. Apabila tidak demikian, maka sistem informasi yang dihasilkan
tidak efisien atau akan disisihkan oleh penggunanya.

Sistem Informasi Manajemen (SIM) Menggunakan Kriteria Mutu yang


Telah Ditetapkan

Sebuah Sistem Informasi Manajemen (SIM) harus dirancang agar sesuai


dengan toleransi terhadap kecepatan, relevansi, dan ketepatan informasi.
Toleransi ini bervariasi dari satu tugas ke tugas lainnya dan dari satu lapis
ke lapis lainnya di dalam organisasi.

Sebuah sistem informasi harus mampu memberikan suatu informasi yang


relevan saja. Menetapkan mana informasi yang relevan mungkin sulit
disaat analisis sedang berlangsusng dengan sangat bervariasi untuk
setiap manajer yang berbeda, atau yang sesuai dengan keadaan, seperti

Dalam dunia keperawatan Sistem Informasi manajemen akan sangat


diperlukan pada Asuhan Keperawatan, yaitu proses pendokumentasian
perawatan pasien.

1.1 Latar Belakang dan Tujuan Sistem Informasi Manajemen


dalam Asuhan Keperawatan

Seiring dengan globalisasi, perkembangan pengetahuan dan teknologi,


pengetahuan masyarakat tentang kesehatan juga mulai berkembang.
Perkembangan pengetahuan masyarakat membuat masyarakat lebih
menuntut pelayanan kesehatan yang bermutu dan dapat
dipertanggungjawabkan.

Perawat sebagai salah satu tenaga yang mempunyai kontribusi besar bagi
pelayanan kesehatan, mempunyai peranan penting untuk meningkatkan
mutu pelayanan kesehatan. Dalam upaya peningkatan mutu, seorang
perawat harus mampu melaksanakan asuhan keperawatan sesuai
standar, yaitu mulai dari pengkajian sampai dengan evaluasi berikut
dengan dokumentasinya.

Pendokumentasian Keperawatan merupakan hal penting yang dapat


menunjang pelaksanaan mutu asuhan keperawatan. (Kozier,E. 1990).
Selain itu dokumentasi keperawatan merupakan bukti akontabilitas
tentang apa yang telah dilakukan oleh seorang perawat kepada
pasiennya. Dengan adanya pendokumentasian yang benar maka bukti
secara profesional dan legal dapat dipertanggung jawabkan.

Masalah yang sering muncul dan dihadapi di Indonesia dalam


pelaksanaan asuhan keperawatan adalah banyak perawat yang belum
melakukan pelayanan keperawatan sesuai standar asuhan keperawatan.
Pelaksanaan asuhan keperawatan juga tidak disertai pendokumentasian
yang lengkap.( Hariyati, RT., th 1999)

Saat ini masih banyak perawat yang belum menyadari bahwa tindakan
yang dilakukan harus dipertanggungjawabkan. Selain itu banyak pihak
menyebutkan kurangnya dokumentasi juga disebabkan karena banyak
yang tidak tahu data apa saja yang yang harus dimasukkan, dan
bagaimana cara mendokumentasi yang benar.( Hariyati, RT., 2002)

Kondisi tersebut di atas membuat perawat mempunyai potensi yang besar


terhadap proses terjadinya kelalaian pada pelayanan kesehatan pada
umumnya dan pelayanan keperawatan pada khususnya. Selain itu dengan
tidak ada kontrol pendokumentasian yang benar maka pelayanan yang
diberikan kepada pasien akan cenderung kurang baik, dan dapat
merugikan pasien
Pendokumentasian asuhan keperawatan yang berlaku di beberapa rumah
sakit di Indonesia umumnya masih menggunakan pendokumentasian
tertulis. Pendokumentasian tertulis ini sering membebani perawat karena
perawat harus menuliskan dokumentasi pada form yang telah tersedia
dan membutuhkan waktu banyak untuk mengisinya. Permasalahan lain
yang sering muncul adalah biaya pencetakan form mahal sehingga sering
form pendokumentasian tidak tersedia

Pendokumentasian secara tertulis dan manual juga mempunyai


kelemahan yaitu sering hilang. Pendokumentasian yang berupa lembaran-
lembaran kertas maka dokumentasi asuhan keperawatan sering terselip.
Selain itu pendokumentasian secara tertulis juga memerlukan tempat
penyimpanan dan akan menyulitkan untuk pencarian kembali jika
sewaktu-waktu pendokumentasian tersebut diperlukan. Dokumentasi
yang hilang atau terselip di ruang penyimpanan akan merugikan perawat.
Hal ini karena tidak dapat menjadi bukti legal jika terjadi suatu gugatan
hukum, dengan demikian perawat berada pada posisi yang lemah dan
rentan terhadap gugatan hukum.

Di luar negri kasus hilangnya dokumentasi serta tidak tersedianya form


pengisian tidak lagi menjadi masalah. Hal ini karena pada rumah sakit
yang sudah maju seluruh dokumentasi yang berkaitan dengan pasien
termasuk dokumentasi asuhan keperawatan telah dimasukkan dalam
komputer. Dengan informasi yang berbasis dengan komputer diharapkan
waktu pengisian form tidak terlalu lama, lebih murah, lebih mudah
mencari data yang telah tersimpan dan resiko hilangnya data dapat
dikurangi serta dapat menghemat tempat karena dapat tersimpan dalam
ruang yang kecil yang berukuran 10 cm x 15 cm x 5 cm . Sistem ini
sering dikenal dengan Sistem informasi manjemen.

Sistem informasi merupakan suatu kumpulan dari komponen-komponen


dalam organisasi yang berhubungan dengan proses penciptaan dan
pengaliran informasi. Sistem Informasi mempunyai komponen- komponen
yaitu proses, prosedur, struktur organisasi, sumber daya manusia,
produk, pelanggan, supplier, dan rekanan. (Eko,I. 2001).

Sistem informasi keperawatan adalah kombinasi ilmu komputer, ilmu


informasi dan ilmu keperawatan yang disusun untuk memudahkan
manajemen dan proses pengambilan informasi dan pengetahuan yang
digunakan untuk mendukung pelaksanaan asuhan keperawatan (Gravea
& Cococran,1989)

Sedangkan menurut ANA (Vestal, Khaterine, 1995) system informasi


keperawatan berkaitan dengan legalitas untuk memperoleh dan
menggunakan data, informasi dan pengetahuan tentang standar
dokumentasi , komunikasi, mendukung proses pengambilan keputusan,
mengembangkan dan mendesiminasikan pengetahuan baru,
meningkatkan kualitas, efektifitas dan efisiensi asuhan keperawaratan
dan memberdayakan pasien untuk memilih asuhan kesehatan yang
diiinginkan. Kehandalan suatu sistem informasi pada suatu organisasi
terletak pada keterkaitan antar komponen yang ada sehingga dapat
dihasilkan dan dialirkan menjadi suatu informasi yang berguna, akurat,
terpercaya, detail, cepat, relevan untuk suatu organisasi.

Sistem Informasi manajemen asuhan keperawatan sudah berkembang di


luar negri sekitar tahun 1992, di mana pada bulan September 1992,
sistem informasi diterapkan pada sistem pelayanan kesehatan Australia
khususnya pada pencatatan pasien. (Liaw, T.,1993).

Pemerintah Indonesia sudah mempunyai visi tentang sistem informasi


kesehatan nasional yaitu Informasi kesehatan andal 2010(Reliable Health
Information 2010 ). (Depkes, 2001). Pada Informasi kesehatan andal
tersebut telah direncanakan untuk membangun system informasi di
pelayanan kesehatan dalam hal ini Rumah sakit dan dilanjutkan di
pelayanan di masyarakat, namun pelaksanaannya belum optimal.

Sistem informasi manajemen keperawatan sampai saat ini juga masih


sangat minim di rumah sakit Indonesia. Padahal sistem Informasi
manajemen asuhan keperawatan mempunyai banyak keuntungan jika
dilihat dari segi efisien, dan produktifitas.

Dengan sistem dokumentasi yang berbasis komputer pengumpulan data


dapat dilaksanakan dengan cepat dan lengkap. Data yang telah disimpan
juga dapat lebih efektive dan dapat menjadi sumber dari penelitian, dapat
melihat kelanjutan dari edukasi ke pasien, melihat epidemiologi penyakit
serta dapat memperhitungkan biaya dari pelayanan kesehatan.(Liaw,T.
1993). Selain itu dokumentasi keperawatan juga dapat tersimpan dengan
aman. Akses untuk mendapat data yang telah tersimpan dapat
dilaksanakan lebih cepat dibandingkan bila harus mencari lembaran
kertas yang bertumpuk di ruang penyimpanan.

Menurut Herring dan Rochman (1990) diambil dalam Emilia, 2003:


beberapa institusi kesehatan yang menerapkan system komputer, setiap
perawat dalam tugasnya dapat menghemat sekitar 20-30 menit waktu
yang dipakai untuk dokmuntasi keperawatan dan meningkat keakuratan
dalam dokumentasi keperawatan.

Dokumentasi keperawatan dengan menggunakan komputer seyogyanya


mengikuti prinsip-prinsip pendokumentasian, serta sesuai dengan standar
pendokumentasian internasional seperti: ANA, NANDA,NIC (Nursing
Interventions Classification, 2000).

Sistem informasi manajemen berbasis komputer dapat menjadi


pendukung pedoman bagi pengambil kebijakan/pengambil keputusan di
keperawatan/Decision Support System dan Executive Information
System.(Eko,I. 2001) Informasi asuhan keperawatan dalam sistem
informasi manajemen yang berbasis komputer dapat digunakan dalam
menghitung pemakaian tempat tidur /BOR pasien, angka nosokomial,
penghitungan budget keperawatan dan sebagainya. Dengan adanya data
yang akurat pada keperawatan maka data ini juga dapat digunakan untuk
informasi bagi tim kesehatan yang lain. Sistem Informasi asuhan
keperawatan juga dapat menjadi sumber dalam pelaksanaan riset
keperawatan secara khususnya dan riset kesehatan pada umumnya.
(Udin,and Martin, 1997)

Sistem Informasi manajemen (SIM) berbasis komputer banyak


kegunaannya, namun pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen di
Indonesia masih banyak mengalami kendala. Hal ini mengingat
komponen-komponen yang ada dalam sistem informasi yang dibutuhkan
dalam keperawatan masih banyak kelemahannya.

Kendala SIM yang lain adalah kekahawatiran hilangnya data dalam satu
hard-disk. Pada kondisi tersebut hilangnya data telah diantisipasi sebagai
perlindungan hukum atas dokumen perusahaan yang diatur dalam UU No.
8 Tahun 1997. Undang-undang ini mengatur tentang keamanan terhadap
dokumentasi yang berupa lembaran kertas, namun sesuai perkembangan
tehnologi, lembaran yang sangat penting dapat dialihkan dalam Compact
Disk Read Only Memory (CD ROM). CD ROM dapat dibuat kopinya dan
disimpan di lain tempat yang aman . Pengalihan ke CD ROM ini bertujuan
untuk menghindari hilangnya dokumen karena peristiwa tidak terduga
seperti pencurian komputer, dan kebakaran.

Memutuskan untuk menerapkan sistem informasi manajemen berbasis


komputer ke dalam sistem praktek keperawatan di Indonesia tidak terlalu
mudah. Hal ini karena pihak manajemen harus memperhatikan beberapa
aspek yaitu struktur organisasi keperawatan di Indonesia, kemampuan
sumber daya keperawatan, sumber dana, proses dan prosedur informasi
serta penggunaan dan pemanfaatan bagi perawat dan tim kesehatan lain.

Bagaimana SIM keperawatan di Indonesia ? Sampai saat ini implementasi


sistem informasi manajemen baik di rumah sakit maupun di masyarakat
masih sangat minim, bahkan masih banyak perawat yang tidak mengenal
apa sistem informasi manajemen keperawatan yang berbasis komputer
tersebut. Namun seiring dengan perkembangan pengetahuan dan ilmu
pengetahuan maka beberapa rumah sakit di Jakarta dan kota lain sudah
menerapkan system informasi keperawatan yang berbasis komputer.

Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia juga mempunyai


kontribusi dalam pengembangan system informasi keperawatan. Fakultas
ilmu keperawatan telah mempunyai soft-ware system informasi asuhan
keperawatan dan system informasi dalam manajemen untuk manajer
perawat. Media ini sangat berguna dalam menyokong proses
pembelajaran yang menyiapkan peserta didik dalam menyongsong era
globalisasi. Dengan mengikuti pembelajaran tersebut peserta didik
diharapkan mampu bersaing , namun tentunya tak cukup hanya dalam
proses proses pembelajaran di kuliah. Peserta didik harus terus belajar
agar dapat mengikuti perkembangan ilmu dan tehnogi keperawatan.

BAB II

Aplikasi Sistem Informasi Manajemen

dalam Asuhan Keperawatan

2.1 Pendokumentasian Asuhan Keperawatan

Pendokumentasian Keperawatan merupakan hal penting yang dapat


menunjang pelaksanaan mutu asuhan keperawatan. (Kozier,E. 1990).
Selain itu dokumentasi keperawatan merupakan bukti akontabilitas
tentang apa yang telah dilakukan oleh seorang perawat kepada
pasiennya. Dengan adanya pendokumentasian yang benar maka bukti
secara profesional dan legal dapat dipertanggung jawabkan. Masalah
yang sering muncul dan dihadapi di Indonesia dalam pelaksanaan asuhan
keperawatan adalah banyak perawat yang belum melakukan pelayanan
keperawatan sesuai standar asuhan keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai