Tim Penyusun :
Mochammad Jasin
Aida Ratna Zulaiha
Luthfi Ganna Sukardi
Dian Patria
ISBN : 979-15134-5-7
www.kpk.go.id
Jl. Ir. H. Juanda No. 36 Jakarta 10110, Indonesia
Telp. (021) 352 2546-50
Fax. (021) 352 2625
V. Lampiran-lampiran 80
1.1. Keputusan Bupati Solok No.267/BUP-2004 tentang Pemberian 80
Tunjangan Daerah bagi Bupati, Wakil Bupati, Pegawai Negeri
Sipil (PNS) dan Pegawai Tidak Tetap (PTT) di Lingungan
PemerintahKabupaten Solok Tahun Anggaran 2004
4.7. Contoh Bukti Kwitansi dari Pemegang Kas Unit Kerja ke 123
Perwakilan yang Membagikan Tunjangan Daerah di Kantor
Diklat Daerah Kab. Jembrana
Kami menyambut baik atas buku yang diterbitkan oleh Direktorat Penelitian
dan Pengembangan, Deputi Pencegahan, Komisi Pemberantasan Korupsi
(KPK) tentang Tambahan Penghasilan bagi Pegawai Negeri Sipil di Daerah
dalam bentuk Tunjangan Kesejahteraan Daerah. Kami menyadari bahwa
standar pemberian tunjangan di daerah saat ini masih sangat beragam.
Kebijakan pemberian tunjangan cenderung menunjukkan adanya ketimpangan
pendapatan antara bagian yang satu dengan bagian yang lain. Di satu bagian
yang karena sifat pekerjaan atau jabatannya, dalam satu tahunnya seorang
pegawai/pejabat dapat menerima berbagai macam honor yang tidak jelas
dasar hukumnya, sementara di lain bagian seorang pegawai tidak pernah
menerima satu honorpun. Keadaan ini bila tidak segera ditertibkan akan
menimbulkan ketidakharmonisan lingkungan kerja dan tentu akan berdampak
terhadap produktifitas kerja pegawai.
Kami juga menghimbau agar daerah yang telah memberikan tunjangan ataupun
yang baru akan mulai memberlakukan kebijakan ini kiranya dapat
melaksanakan secara benar kedua aturan diatas, serta berpedoman pada
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 26 tahun 2006 tentang Pedoman
Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah tahun anggaran 2007.
Kami berterima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan kontribusi
terhadap berhasilnya program ini. Semoga buku yang akan disebarluaskan
ini dapat menjadi media yang memudahkan bagi daerah lain untuk memulai
pemberlakuan Tunjangan Kinerja/Kesejahteraan Daerah.
Daeng M. Nazier
Puji Syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya dengan
rachmat dan karunia-NYA penyusunan model Tunjangan Kesejahteraan Daerah
dalam rangka penerapan sebagian prinsip tata kelola pemerintahan yang baik
telah dilaksanakan dengan baik oleh Tim Peneliti Direktorat Litbang KPK.
Dalam rangka penyusunan model ini, Tim Peneliti melakukan studi dengan
mengunjungi langsung obyek studi meliputi beberapa wilayah yang dipilih
yaitu Pemerintah Kabupaten Solok; Pemerintah Kota Pekanbaru; Pemerintah
Kabupaten Jembrana dan Pemerintah Provinsi Gorontalo.
Kami berterima kasih kepada semua pihak, terutama kepada empat pemerintah
daerah yang telah memberikan kontribusi terhadap pelaksanaan studi sehingga
menghasilkan model Tunjangan Kesejahteraan Daerah ini. Kami menyadari
bahwa model tunjangan kesejahteraan berdasarkan pengalaman 4 daerah yang
dituangkan dalam tulisan ini masih sangat banyak kekurangannya, sehingga
saran dan masukan untuk penyempurnaannya sangat diharapkan.
Terima kasih,
Jakarta, Oktober 2006
Namun apabila ditinjau dari dampak motivasi pegawai untuk meraih prestasi
kerja yang tinggi sebagai salah satu dampak yang diharapkan dari penetapan
tunjangan kesejahteraan daerah ini, terlihat bahwa harapan tersebut belum
dapat dicapai. Namun catatan absen menunjukkan bahwa tingkat kehadiran
LATAR BELAKANG
Sampai Tahun 2004, di lingkungan Pemkab. Solok terdapat istilah meja mata
air dan meja air mata. Istilah ini muncul berkaitan dengan adanya unit kerja/
pegawai/pejabat yang sering terlibat dalam kegiatan proyek-proyek dan
kepanitiaan. Mereka inilah yang mendapat penghasilan lebih dalam bentuk
honor-honor, yang mereka sebut sebagai meja mata air. Sementara ada
unit kerja/pegawai lain yang sama sekali tidak pernah terlibat dalam kegiatan
proyek/kepanitiaan tersebut. Sumber pendapatan setiap bulannya hanya dari
gaji dan tidak ada kelebihannya. Inilah yang mereka sebut meja air mata.
Bupati Solok waktu itu, sangat menyadari kondisi tersebut dan berusaha
mencari solusi yang paling tepat.
A. TAHAP PERENCANAAN
B. TAHAP REALISASI
B1. Kegiatan yang Dilakukan
1. Penetapan Keputusan Bupati Solok No. 267/BUP-2004, tentang
Pemberian Tunjangan Daerah bagi Bupati, Wakil Bupati, Pegawai
Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Tidak Tetap (PTT) di Lingkungan
Pemerintah Kabupaten Solok Tahun Anggaran 2004. Isi Keputusan
Bupati Solok No. 267/BUP-2004, dapat dilihat pada lampiran 1.1
Contoh untuk tahun 2005: Peraturan Bupati Solok Nomor 2 Tahun 2005, tentang
Sistem dan Prosedur Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Kabupaten Solok Tahun Anggaran 2005, Bab III Penatausahaan Keuangan
Daerah, Bagian Pertama Belanja Pegawai/Personalia, Pasal 13.
Tidak ada masalah signifikan yang dihadapi dalam tahap realisasi ini, karena
kegiatan realisasi lebih bersifat administratif
1. Jumlah pegawai yang menerima tunjangan daerah lebih kurang 7000 orang.
Pada saat sebelum ada tunjangan daerah, jumlah pegawai yang biasa
menerima honor hanya sekitar 300-500 orang.
3. Waktu Pemberian Tunjangan Daerah adalah setiap awal bulan (tanggal 1),
dan merupakan bagian terpisah dari gaji bulanan.
4. Lokasi pemberian tunjangan daerah adalah di unit kerja masing-masing
5. Pelaksanaan Teknis pemberian tunjangan daerah adalah :
1) Bendahara pada tiap Unit Kerja mengambil bagian tunjangan daerah
ke pemegang kas dengan tanda bukti kwitansi yang ditandatangani
oleh Kepala Unit Kerja, Pemegang Kas dan Atasan Langsung.
2) Dengan kwitansi dan uang tunjangan kesejahteraan yang diterima
tersebut, bendahara membagikannya kepada tiap pegawai di unit kerja
masing-masing.
3) Tanda bukti penerimaan tunjangan daerah tiap pegawai adalah
tandatangan pegawai yang bersangkutan pada kwitansi. Lihat contoh
bukti berikut.
Sampai saat ini, tahap 2,3 dan 4 sedang dilakukan. Pada awalnya, pemberian
tunjangan daerah yang dikaitkan dengan kinerja akan mulai dilakukan pada
tahun 2005. Namun karena rumitnya cara mengukur kinerja, rencana tersebut
belum terlaksana. Pembahasan masih terus dilakukan untuk menciptakan
dan mensepakati formula pengukuran kinerja yang paling tepat dan bagaimana
mengkaitkannya dengan tunjangan daerah. Direncanakan tahun 2006 atau
2007, sistem pemberian tunjangan daerah kabupaten Solok sudah dikaitkan
dengan kinerja pegawai dan absensi.
LATAR BELAKANG
Gubernur Gorontalo dan Wakil Gubernur Gorontalo pada saat dilantik tahun
2002 menetapkan visi daerah Terwujudnya masyarakat Gorontalo yang
mandiri, berbudaya enterpreneur dan bersandar pada moralitas agama dalam
kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (Renstra 2002-2007).
Implikasinya adalah pengembangan semangat wirausaha kepada seluruh
rakyat dalam membangun daerah. Tahapan yang dilalui sebelum mewujudkan
masyarakat berbudaya enterpreneur terlebih dahulu harus didukung oleh
adanya aparat pemerintah yang berjiwa enterpreneur government (pemerintahan
wirausaha).
Kondisi pemerintahan saat ini cenderung tidak efisien dan tidak efektif dalam
penyelenggaraan pemerintahan, hal ini merupakan masalah sulit yang harus
dibenahi di dalam dunia pemerintahan kita dewasa ini. Banyak kalangan menilai
bahwa pemerintahan di negara kita (baik pemerintah pusat maupun pemerintah
daerah) cenderung over-head cost dalam membiayai eksekutif dan legislatif,
dengan menyerap resource (sumber daya) yang sebenarnya terbatas, dan
tinggal sedikit resource yang tersisa untuk kegiatan pelayanan, hal ini terlihat
pada belanja publik yang tidak terlampau besar dibandingkan dengan belanja
aparatur (Pernyataan Fadel Muhammad pada Gorontalo Pos).
Bercermin dari hal tersebut, Gubernur Gorontalo memiliki solusi yang cukup
A. TAHAP PERENCANAAN
B. TAHAP REALISASI
LATAR BELAKANG
A. TAHAP PERENCANAAN
B. TAHAP REALISASI
D. PENGEMBANGAN TPPK
LATAR BELAKANG
Sebagai kabupaten yang kecil dan miskin dimana sumber daya alam dan
sumber daya manusianya terbatas, mau tidak mau pemerintahan
Kab.Jembrana harus melakukan efisiensi di berbagai sektor. Hambatan diubah
menjadi tantangan dengan membangun birokrasi yang berwawasan
entrepereneur dalam mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik. Ada 3
program yang dilakukan Pemkab Jembrana dalam rangka menciptakan
efisiensi SDM, sarana dan dana, yaitu Peningkatan Kualitas Hidup, Pelayanan
Masyarakat dan Efisiensi Penyelenggaraan Pemerintah.
B. TAHAP REALISASI