Anda di halaman 1dari 42

FISIKA DASAR FARMASI C

PENGUKURAN DAN HUKUM NEWTON

Disusun Oleh:
Ema Prastiwi Refayani
NIM : 172210101157

Dosen Pembimbing :
Ekka Deddy Irawan, S.Si.,MSc.,Apt

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS JEMBER
2017
BAB I

PENGUKURAN

A. Pendahuluan
Pengukuran adalah kegiatan membandingkan suatu nilai besaran yang diukur
dengan alat ukur yang ditetapkan sebagai satuan.
Besaran adalah sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan satuan.
Satuan adalah pembanding dalam suatu pengukuran tertentu.
Satuan internasional adalah satuan yang telah ditetapkan secara internasional.
Angka penting adalah digit yang telah diketahui dan dapat diandalkan (selain angka
nol yang digunakan untuk menentukan titik decimal) atau perkiraan digit pertama.

B. Dasar Teori
1. Pengukuran

Pengukuran adalah kegiatan membandingkan suatu nilai besaran yang diukur


dengan alat ukur yang ditetapkan sebagai satuan.

Macam-macam pengukuran, yaitu :

1) Pengukuran Tunggal, yaitu pengukuran yang dilakukan hanya sekali.


Biasanya dilakukan untuk besaran yang nilainya tidak berubah-ubah sehingga
dianggap cukup akurat. Contoh mengukur panjang pensil.
2) Pengukuran Berulang, yaitu pengukuran yang dilakukan secara berulang-ulang.
Biasanya dilakukan untuk mengukur besaran yang nilainya berubah-ubah pada
setiap pengukuran. Contoh mengukur diameter kaleng.
2. Alat-alat pengukuran
1) Alat ukur panjang
a. Mistar
Mistar atau penggaris adalah alat ukur panjang. Alat ukur ini memiliki skala
terkecil 1 mm atau 0,1 cm. Mistar memiliki ketelitian pengukuran setengah
dari skala terkecilnya yaitu 0,5 mm.

http://fisikazone.com/wp-content/uploads/2014/08/Mistar-Penggaris.png

b. Jangka Sorong

http://2.bp.blogspot.com/-DrIvYz9BkkQ/VcLN1zb-
35I/AAAAAAAAFdo/eWyv40jESZ8/s1600/jangka%2Bsorong.png

Jangka sorong, yaitu alat untuk mengukur diameter luar suatu benda.
Ketelitiannya 0,1mm. Jangka sorong sering digunakan oleh profesi teknisi dan
mekanis. Pada jangka sorong terdapat dua bagian yaitu rahang luar dan rahang
dalam. Rahang luar digunakan untuk mengukur diameter pada sebuah lubang
seperti pipa dan lubang besi. Rahang dalam digunakan untuk mengukur
diameter suatu benda. Pada jangka sorong terdapat dua skala yaitu skala utama
yang menggunakan satuan sentimeter dan millimeter pada bagian bawah dan
satuan inch pada bagian atas dan skala nonius atau Vernier.
Cara menggunakan jangka sorong, yaitu
1) Pertama, kendurkan baut pengunci dan geser rahang geser dan pastikan
bekerja dengan baik. Serta pastikan rahang dalam menunjukkan angka nol.
2) Bersihkan permukaan benda dan permukaan rahang supaya tidak
mempengaruhi hasil pengukuran.
3) Tutup rahang hingga mengapit benda yang diukur. Pastikan posisi bagian
benda yang akan diukur tepat. Kemudian baca skalanya.

Cara membaca skala, yaitu :

1) Lihatlah skala utama, kemudian lihat nilai yang terukur lurus dengan angka
nol di skala nonius.
2) Lihat skala nonius, carilah angka pada skala nonius yang terhimpit dengan
skala utama. Ketelitian dari skala ini mencapai 0,1 mm.
3) Jumlahkan hasil dari skala utama dan skala nonius.
Contoh :

https://fisikamanbaureno.wordpress.com/materi-fisika-kelas-x/
Skala utama menunjukkan angka 2,6 cm (terletak antara 2,6 cm dan 2,7 cm,
pilih yang batas bawah)
Skala nonius menunjukkan 5 (yang lurus di nonius nomor 5)
Jumlahkan dua hasil di atas , hasilnya = 2,65 cm (angka 5 taruh dibelakang
angka 2,6 cm),
Nanti hasilnya kamu tulis seperti ini = ( 2,65 +- 0,005) cm atau (2,650 +- 0,005)
cm {0,005 itu adalah setengah dari ketelitiannya jangka sorong, 0,5 x 0,01 cm}
c. Micrometer sekrup

http://tipsdani.com/cara-membaca-mikrometer-sekrup/

Micrometer sekrup yaitu untuk mengukur benda yang kecil dan tipis.
Ketelitiannya 0,01 mm.
Cara menggunakan micrometer sekrup, yaitu :
1) Pastikan pengunci poros geser terbuka sehingga dapat digerakkan.
2) Kemudian lakukan kalibrasi dan pastikan skala utama dan skala nonius
menunjukkan angka nol.
3) Putar pemutar supaya rahang geser bergerak mundur. Kemudian letakkan
benda yang akan diukur diantara poros geser dan poros tetap.
4) Putar pemutar supaya rahang geser menjepit benda.
5) Setelah benda terjepit dengan sempurna. Kemudian kunci rahang geser agar
tidak bergerak lagi dan kemudian baca skalanya.

Cara membaca skala pada micrometer sekrup, yaitu :

1) Bacalah skala utama pada micrometer sekrup. Pada bagian atas garis
menunjukkan skala bulat dalam millimeter seperti 1 mm dan bagian bawah
menunjukkan skala setengah millimeter atau 0,5 mm.
2) Kemudian bacalah skala nonius atau skala putar yaitu yang berada tepat
segaris dengan garis pembagi pada skala utama. Skala nonius menunjukkan
skala 0,01 mm.
3) Kemudian jumlahkan hasil dari skala utama dan skala nonius.
Contoh :

Skala utama sampai di angka 3,5 mm (angka terakhir)


Skala putar lurus dengan garis mendatar di nomor 20, artinya = 0,20 mm
(karena 20 x 0,01 mm), 0,01 mm itu ketelitiannya mikrometer.
Jumlahkan menjadi = 3,5 mm + 0,20 mm = 3,70 mm.
Nanti hasilnya kamu tulis seperti ini = ( 3,70 +- 0,005) mm atau (3,700 +-
0,005) mm {0,005 itu adalah setengah dari ketelitiannya jangka sorong, 0,5
x 0,01 mm}.

2) Alat ukur massa


a. Neraca analitik dua lengan

http://2.bp.blogspot.com/-hSXXu5n8e7I/UGzaBvLz4-
I/AAAAAAAAAJo/tFKgpIi82p4/s1600/neraca+sama+lengan.jpg
Neraca dua lengan digunakan untuk mengukur massa benda seperti emas,
batu, kristal benda dll. Batas ketelitiannya yaitu 0,1 gram.
Penanganan neraca dua lengan, yaitu :
1) Kedudukan timbangan harus diatur dengan sekrup dan harus tepat
horizontal sewaktu timbangan bergerak.
2) Pastikan skala menunjukkan angka nol dan hindarkan neraca dari
gerakan atau angin.
3) Neraca harus dirawat dan dijaga kebersihannya dan harus dicek setiap
hari.
4) Neraca dibersihkan dengan menggunkan sikat, kain halus dan tisu yang
telah dibasahi. Dan bagian piringannya dapat dibersihkan dengan
detergen atau alcohol.
5) Setelah dibersihkan neraca dicek kembali.

b. Neraca pegas

https://ae01.alicdn.com/kf/HTB1uFbOKVXXXXa7XVXXq6xXFXXXO/phys
ic-laboratory-font-b-equipment-b-font-mechanic-tools-spring-font-b-
balance-b-font-1N.jpg

Neraca pegas mempunyai dua skala yaitu skala yang menggunakan satuan
kg dan skala yang menggunakan satuan newton. Neraca pegas disebut juga
dengan dinamometer. Neraca pegas adalah neraca yang menggunakan pegas
untuk mengukur massa suatu benda. Cara menggunakan neraca pegas yaitu
benda yang akan diukur massa digantungkan pada pengait neraca. Angka
yang ditunjuk pada skala merupakan massa dari benda tersebut.

d. Timbangan manual

http://4.bp.blogspot.com/-
TgZX__6GB5c/VSYn4VE6NwI/AAAAAAAAAPs/Jn5dZdMsvwI/s1600/timb
angan.jpg

Timbangan manual adalah timbangan biasa yang menggunakan pegas


sebagai alat untuk mengukur massa dari benda yang diukurnya. Pada
umumnya timbangan ini menggunakan indicator jarum untuk menunjukkan
hasil pengukuran. Timbangan ini biasa digunakan di warung atau toko untuk
menimbang gula, telur dan sebagainya.

e. Neraca digital
Neraca digital bekerja secara elektronis dengan menggunakan tenaga listrik.
Biasanya menggunakan arus lemah dan indikatornya menggunakan angka
digital yang tertera pada layer. Neraca digital dibagi menjadi dua yaitu
neraca digital umum dan neraca digital analitik.
a) Neraca digital umum biasanya digunakan di warung atau di toko-toko.
Bagian-bagiannya yaitu : layer display, flat/tempat barang, tombol-
tombol/tombol angka dan tombol print. Cara menggunakannya yaitu
1. Letakkan benda yang akan ditimbang pada flat.
2. Masukkan kode barang yang akan ditimbang
3. Tunggu hingga digit perhitungan berhenti
4. Perhatikan massa barang dan harga barang.
5. Tekan tombol print untuk mencetak label barang.
6. Tempelkan label barang pada barang.

b) Neraca analitik, disebut juga neraca laboratorium adalah neraca yang


dirancang untuk mengukur massa benda dengan rentang satuan
submiligram.

3) Alat ukur suhu


Termometer
Termometer adalah alat pengukur suhu. Termometer memanfaatkan sifat
termometik suatu zat. Termometik adalah perubahan sifat-sifat zat karena
perubahan suhu zat tersebut. Macam-macam termometer, antara lain :
a) Termometer laboratorium
Pada umumnya digunakan untuk mengukur suhu air dingin atau air yang
dipanaskan. Termometer ini menggunakan air raksa atau alcohol untuk
menunjukkan hasil pengukuran. Raksa ditempatkan pada pipa kapiler
yang bertujuan agar panas dapat diserap cepat oleh termometer.
Skalanya antara 00 C 1000 C. 00 C menunjukkan es melebur dan 1000C
menunjukkan air mendidih.
https://tamandewasakudus.files.wordpress.com/2011/11/termo-
celcius.jpg

Cara menggunakan termometer laboratorium, yaitu :


1) Pastikan kondisi termometer laboratorium bersih, baik dan normal.
2) Jika diperlukan, gunakan tiang penyangga untuk membantu
termometer berdiri.
3) Masukkan termometer pada cairanyang akan diukur suhunya sekitar
3-5 menit.
4) Perhatikan pengisi termometer berhenti pada angka berapa dan baca
skalanya.
5) Catat hasil pengukuran.
6) Angkat termometer dari cairan yang diukur suhunya.

b) Termometer ruang
Biasanya dipasang di tembok rumah dan kantor. Skala termometer
ini antara -500C 1000C. cara menggunakanya yaitu letakkan
termometer pada dinding ruangan maka suhu akan terukur.
c) Termometer klinis

http://3.bp.blogspot.com/-
UEwCARbshLc/TjZHJzu95vI/AAAAAAAAAio/VZqgnT-
Znbw/s1600/Pengisi+Termometer+dari+Raksa.jpg

Termometer klinis disebut juga termometer demam. Biasanya


digunakan dokter untuk mengukur suhu tubuh pasien. Skalanya
antara 350C 430C. suhu tubuh manusia tidak mungkin kurang dari
350C dan melebihi 430C.

Cara menggunakan termometer klinis, yaitu

1) Bersihkan termometer dengan menggunakan kain halus yang


telah dibasahi air dingin atau antiseptic.
2) Pegang termometer pada bagian yang berisi mercury berada
pada posisi di bawah 350 C.
3) Jika posisi mercury berada di atas 350 C, lalu goyang-goyangkan
termometer hingga mercury tepat pada 350 C.
4) Taruhlah bagian termometer yang berisi mercury di bawah lidah
pasien selama kurang lebih 3 menit.
5) Lepaskan termometer dari lidah pasien lalu lihatlah skala yang
ditunjuk.
d) Termometer sex-bellani
Termometer sex-bellani disebut dengan termometer minimum-
maksimum. Termometer ini dapat mengukur suhu tertinggi dan
terendah dalam jangka tertentu. Termometer six bellani bekerja
dengan adanya katub pada leher tabung dekat bolham. Ketika suhu
naik, maka gaya pemuaian akan membuat air raksa akan didorong
ke atas melalui katub. Pada saat suhu turun, maka air raksa akan
tertahan pada katub dan tidak bisa kembali pada bohlam. air raksa
akan tetap di dalam tabung. Pembaca dapat membaca termometer
maksimum selama waktu yang sudah ditentukan. Untuk
mengembalikan posisinya seperti semula, termometer six bellani
harus di ayun dengan keras.

http://materi4belajar.blogspot.co.id/2017/08/10-jenis-termometer-
beserta-fungsinya.html
Cara kerja termometer yaitu Semakin tinggi suhu udara, maka
semakin tinggi letak penunjuk pada C2. Apabila suhu udara turun,
maka alkohol yang ada di tabung 1 akan menyusut sehingga
dorongan alkohol di kaki b mengakibatkan raksa di kaki itu turun.
Akibatnya, raksa yang ada di kaki a naik dan mendorong penunjuk
C1.
Semakin rendah suhu udara, maka semakin tinggi kedudukan
penunjuk C1. Ketika raksa di kaki b turun, maka penunjuk C2 tidak
ikut turun karena kedua penunjuk itu dilengkapi dengan penjepit
untuk menahan agar penunjuk tidak mudah turun. Untuk
mengembalikan kedudukan kedua penunjuk itu digunakan magnet
untuk menarik turun kembali.
Mengenal Skala Suhu
Untuk satuan suhu sendiri dikenal ada yang menggunakan celcius,
reamur, fahrenheit, dan juga ada kelvin. Dalam sistem internasional
standard satuan suhu adalah Kelvin (K) sedangkan di Indonesia yang
banyak digunakan adalah celcius.
a. Skala Celcius
Skala ini paling banyak digunakan tidak hanya di Indonesia tapi juga
di seluruh Dunia. Nama celcius diambil dari nama penemunya yaitu
seorang fisikawan kelahiran Ovanaker, Swedia bernama Andreas
Celsius (1701-1744). Skala celsius dilambangkan dengan huruf
kapital C.
Dalam skala ini titik beku air ditetapkan sebagai titik bahwa di 0 C
dan titik didih air ditetapkan sebagai titik tetap atas sebesar 100 C.
Rentang antara titik paling bawah dengan paling atas adalah 100
skala.
b. Skala Fahrenheit
Skala suhu ini banyak digunakan di Inggris, Kanda, Amerika, dan
beberapa negara eropa. Pada skala fahrenheti, titikb eku air
ditetapkan sebesar 32 F dan titik didih air ditetapkan sebesar 212
F. Rentang antara keduanya sebanyak 180 skala.
c. Skala Reamur
Pada skala suhu ini titik beku air ditetapkan sebesar 0 R dan titik
didih air ditetapkan pada 80 R. Jarak antar kedua titik ini adalah 80
satuan.
d. Skala Kelvin
Skala kelvin ditemukan oleh fisikawan berkebangsaan Inggris
bernama Lord Kelvin. Perlu sobat ketahui skala kelvin tidak
dinyatakan dalam derajat hanya kelvin saja. Pada skala suhu ini,
tidak ada skala negatif karena titik beku air sebesar 273 K dan titik
didih air sebesar 373 K. Dengan dimikian suhu 0 K itu sama dengan
-273 C (dingin banget), suhu ini dikenal juga dengan nama suhu nol
mutlak. Nol mutlak ini dianggap sebagai suhu ketika molekul-
molekul diam dan tak bergerak sama sekali.
Konversi Suhu
Setelah sobat mengetahi macam-macam satuan suhu, lalu
bagaimana kita mengkonversi suatu suhu dalam satuan tertentu ke
satuan yang lain? Untuk melakukan konversi sobat memerlukan
perbandingan skala antara keempat satuan suhu tersebut.
Berikut grafis yang menunjukkan perbandingan 4 skala suhu.

http://rumushitung.com/2016/02/20/pengukuran-suhu-dan-
konversi-satuannya/
dari bagan di atas maka dapat disimpulkan perbandingan keempat
suhunya sebagai berikut

C : R : F-32 : K-273 = 5 : 4 : 9 : 5

Cara Konversi
Untuk konvesi sobat cukup mengingat-ingat perbandingan yang
sudah tertera di atas. Dari perbandingan diatas bisa dibuat rumus-
rumus konversi suhu sebagai berikut:

https://www.google.co.id/search?dcr=0&biw=1366&bih=662&tbm

=isch&sa=1&q=tabel+konversi+satuan+suhu&oq=tabel+konversi
+satuan+suhu&gs_l=psy-ab.3
https://www.google.co.id/search?dcr=0&biw=1366&bih=662&tbm
=isch&sa=1&q=tabel+konversi+satuan+suhu&oq=tabel+konversi
+satuan+suhu&gs_l=psy-ab.3.
4) Alat ukur waktu
Alat ukur waktu adalah alat yang digunakan untuk mengukur besaran
waktu dengan satuan detik. Contohnya yaitu jam, arloji, stopwatch dan
kalender.
a) Jam
Jam digunakan untuk mengukur waktu yang paling sering
digunakan dalam sehari-hari. Satuan terkecil dari jam biasanya detik
dan ketelitiannya yaitu 0,5 detik atau sekon.

http://ukurandansatuan.com/cara-membaca-jarum-jam.html/

Cara membaca skala pada jam


1) Perhatikan posisi jarum pendek. Jarum pendek menunjukkan
jam. Jarum jam berputar dari angka 12 ke kanan. Jam yang
ditunjuk adalah angka yang ditunjuk atau baru saja dilewati
jarum pendek. Misalnya angka yang baru saja dilewati jarum
pendek angka 4, dan belum melewati angka 5, maka jam yang
berlaku adalah jam 4.
2) Jarum panjang menunjukkan kelebihan menit dari angka jam
yang ditunjuk jarum pendek. Skala menit dihitung dari 0 sampai
posisi angka jam 12. Setiap satu garis di pinggiran jam
menunjukkan satu menit. Jarak antara angka-angka yang
bersebelahan adalah lima menit.
b) Arlogi
Arlogi termasuk dalam jenis jam. Arloji digunakan untuk
memudahkan melihat waktu tanpa harus pergi mencari jam karena
arloji digunakan di tangan, sehingga dapat langsung melihat waktu
pada arloji di tangan. Satuan terkecilnya yaitu sekon dan
ketelitiannya 0,5 sekon. Cara membaca waktu pada arloji sama
dengan cara membaca waktu pada jam biasanya.

https://www.google.co.id/search?q=arloji&dcr=0&source=lnms&t
bm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwjD99uerrrWAhVBO48KHRQlC_
sQ_AUICigB&biw=1366&bih=662#imgrc=p9PuRQkbU20S4M:

c) Stopwatch
Stopwatch adalah alat yang digunakan untuk mengukur lamanya
waktu dalam suatu kegiatan. Stopwatch mempunyai beberapa
kelebihan yaitu biayanya murah, proses penghitungan lebih cepat,
data yang dihasilkan lebih pasti dan akurat. Kekurangannya yaitu
memerlukan ketelitian dari pengamat untuk membaca hasil
pengukuran karena akan mempengaruhi hasil pengukuran. Jenis-
jenis stopwatch, antara lain :
- Stopwatch analog
Stopwatch analog digunakan untuk mengukur lamanya waktu yang
dibutuhkan dalam suatu kegiatan. Dalam kimia, stopwatch sering
digunakan untuk mengukur lama waktu yang diperlukan untuk
titrasi dan larutan mengalami perubahan suhu. Sedangkan dalam
fisika digunakan pada praktikum pengukuran, viskosimeter fluida,
pesawat atwood dsb.

https://www.onetigris.com/wp-content/uploads/2015/10/CH-
YDQX02-600x600.jpg
Skala yang ditengah (jarum pendek) adalah skala menit dan skala
yang melingkar di pinggir (jarum panjang) adalah skala detik.
Prosedur penggunaan stopwatch analog adalah sebagai berikut :
Menyiapkan stopwatch yang akan digunakan untuk mengukur.
Memastikan stopwatch dalam keadaan nol atau terkalibrasi.
Menekan tombol start untuk memulai pengukuran waktu, maka
jarum besar pada lingkaran besar akan berjalan.
Satu putaran penuh jarum besar pada lingkaran detik sama
dengan 60 detik. Jadi satu kali putaran penuh jarum besar sama
dengan satu menit. Apabila jarum besar sudah berputar satu kali
putaran penuh, maka jarum kecil akan berada pada angka satu
pada lingkaran kecil.
Menekan tombol stop untuk mengakhiri pengukuran waktu.
Membaca hasil pengukuran.
Untuk mengulangi pengukuran maka menekan tombol start/stop
1 kali dan jarum akan kembali ke nol kemudian ulangi langkah
1 s/d 5.

- Stopwatch digital

https://4.imimg.com/data4/YT/EL/MY-391686/digital-stopwatch-
250x250.jpg
Stopwatch digital merupakan jenis stopwatch yang menggunakan
layar/monitor sebagai penunjuk hasil pengukuran, Seperti jam
digital dimana berhitungan waktu berdasarkan perhitungan
elektronik. Stopwatch Digital Otomatis Peka Cahaya dapat dibuat
dengan menggunakan sensor cahaya sebagai saklar elektronik untuk
menentukan awal dan akhir pencatatan rangkaian pencacah digital
dengan ketelitian 0,0001 sekon atau 0,1 ms.

Adapun bagian-bagian dan dari stopwatch digital adalah sebagai


berikut :
L.C.D
4 digit tampilan waktu menunjukkan menit ("M") dan waktu
detik ("S")
Timer dapat diprogram maksimum sampai 99 menit, 59 detik
dan menghitung mundur
Bel alarm output saat waktu menghitung mundur ke nol
Timer ini juga dapat berfungsi sebagai memory recall

Prinsip kerja stopwatch digital adalah sebagai berikut :


Cara kerja stopwatch digital dimulai saat tombol dalam keadaan ON
arus dari sumber tegangan (baterai) akan mengalir ke komponen-
komponen elektronik dalam stopwatch digital. Komponenen-
komponen elektronik tersebut yang melakukan perhitungan waktu
dan menampilkannya dalam monitor dalam bentuk angka digital.
Adapun prosedur penggunaan stopwatch digital adalah sebagai
berikut :
Menyiapkan stopwatch yang digunakan untuk mengukur.
Memastikan stopwatch dalam keadaan nol atau dalam keadaan
terkalibrasi.
Menekan tombol start untuk memulai pengukuran, maka waktu
berjalan seperti yang ditunjukkan angka pada stopwatch digital.
Menekan tombol stop untuk mengakhiri pengukuran.
Membaca hasil pengukuran.
Unuk mengulangi pengukuran maka menekan tombol reset dan
jarum akan kembali ke nol kemudian ulangi langkah diatas.
3. Besaran dan Satuan
Besaran adalah sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan satuan.
Satuan adalah pembanding dalam suatu pengukuran tertentu.
Berdasarkan satuannya, besaran ada 2 macam, yaitu :
a. Besaran pokok, yaitu besaran yang satuannya telah ditetapkan terlebih dahulu
b. Besaran turunan, yaitu besaran yang diturunkan dari besaran pokok.

Berdasarkan arahnya, besaran dibagi 2, yaitu :

a. Besaran scalar, yaitu besaran yang hanya mempunyai nilai.


Contoh kelajuan, panjang, massa, intensitas cahaya
b. Besaran vector, yaitu besaran yang mempunyai nilai dan arah.
Contoh kecepatan, percepatan, gaya, perlajuan
4. Istilah-Istilah Dalam Pengukuran
1. Ketelitian ( Presisi )adalah derajat kepastian hasil suatu pengukuran.
2. Akurasi(accuracy) adalah seberapa tepat hasil pengukuran mendekati nilai yang
sebenarnya.
3. Kecermatan (Resolution) adalah skala terkecil dari suatu alat ukur atau beda
terkecil antara dua penunjukan yang dapat dibaca.
4. Ketidakpastian adalah kemungkinan atau kisaran kesalahan
5. Kepekaan (sensivity) adalah kemampuan untuk merasakan perubahan keadaan.

5. Satuan dalam Pengukuran

Ada beberapa satuan yang telah ditetapkan secara internasional yang disebut satuan
internasional. Ada 7 besaran pokok beserta satuan yang telah ditetapkan, yaitu :

Besaran Pokok Satuan Singkatan Dimensi


Panjang Meter M L
Massa kilogram Kg M
Waktu Sekon S T
Suhu Kelvin K I
Kuat arus Ampere A
Intensitas cahaya Kandela Cd j
Jumlah zat mol Mol N
Ada besaran pokok tambahan yang tidak mempunyai dimensi, yaitu :

Besaran Pokok satuan Singkatan Dimensi


Sudut datar Radian Rad -
Sudut ruang Steradian Sr -

Panjang

Satuan panjang dalam SI adalah meter. Meter didefinisikan sebagai sepersepuluh


juta jarak dari katulistiwa ke kutub utara sepanjang suatu garis bujur yang melalui
Paris. Akan tetapi, pada Oktober 1983, meter (m) didefinisikan kembali sebagai
jarak yang ditempuh cahaya dalam ruang hampa selama 1/299 792 458 detik.

Massa

Satuan massa dalam SI adalah kilogram, kilogram didefinisikan sebagai massa


logam khusus campuran platinum-iridium yang disimpan di Internasional Bureu of
Weights and Measures di Serves, Prancis yang ditetapkan pada tahun 1887. Sejak
saat itu, tidak pernah diubah karena campuran platinum-iridium merupakan logam
campuran yang sangat stabil.

Waktu

Satuan Internasional waktu adalah detik atau sekon. Saat ini, sekon didefinisikan
sebagai 9 192 631 770 kali periode getaran radiasi dari atom cesium.

Percepatan

Percepatan adalah laju perubahan kecepatan suatu benda saat bergerak. Jika
kecepatan suatu benda tetap, benda tersebut tidak mengalami percepatan.
Percepatan hanya timbul saat kecepatan suatu benda berubah. Jika kecepatan suatu
benda berubah secara tetap, percepatan benda tersebut bernilai konstan. Anda dapat
menghitung percepatan, yang dinyatakan dalam satuan meter per sekon per sekon,
berdasarkan waktu yang dibutuhkan suatu benda untuk mengubah kecepatannya,
atau berdasarkan gaya yang diberikan pada benda tersebut.

Besaran Turunan dan Satuannya

Besaran Turunan Rumus Satuan Dimensi


Luas Panjang x lebar m2 [L]2
Volum Panjang x lebar x m3 [L]3
tinggi
Massa jenis Massa : volum kg/m 3 [m] [L]-3
Kecepatan Perpindahan : waktu m/s [L] [T]-1
Percepatan Kecepatan : waktu m/s2 [L] [T]-2
Gaya Massa x percepatan Newton (N) = [M] [L] [T]-2
kg.m/s2
Usaha Gaya x perpindahan Joule (J) = [M] [L]2 [T]-2
kg. m 2/s2
Daya Usaha : waktu Watt (W) = [M] [L]2 [T]-3
kg. m 2/s3
Tekanan Gaya : luas Pascal (Pa) = [M] [L]-1 [T]-2
N/m2
Momentum Massa x kecepatan kg.m/s [M] [L] [T]-1

6. Angka Penting

Angka penting adalah digit yang telah diketahui dan dapat diandalkan (selain
angka nol yang digunakan untuk menentukan titik decimal) atau perkiraan digit
pertama.

Aturan Penulisan Angka Penting Fisika.


1. Semua angka bukan nol (selain angka nol) adalah angka penting
Contohnya :
33,6 cm memiliki 3 angka penting.
28,34 gram memiliki 4 angka penting.
6,89 mL memiliki 3 angka penting
78,99 km memiliki 4 angka penting
2. Angka nol yang diapit angka bukan nol (angka nol diapit angka lain)termasuk
angka penting.
Contohnya :
2,036 gram memiliki 4 angka penting.
307 km memiliki 3 angka penting.
2,0067 mil memiliki 5 angka penting
3. Angka nol yang letaknya di sebelah kiri dari angka bukan nol tidak termasuk
angka penting
Contohnya :
0,012 gram memiliki 2 angka penting.
0,207 gram memiliki 3 angka penting.
4. Angka nol yang terletak di sebelah kanan angka bukan nol bukan termasuk angka
penting, terkecuali angka nol di sebelah kanan angka ada yang diberi tanda khusus
(biasanya garis bawah) termasuk angka penting
Contohnya :
2000 kg memiliki 1 angka penting.
3000 km memiliki 2 angka penting.
5. Semua angka nol yang menunjukkan perpangkatan sepuluh bukan merupakan
angka penting, kecuali diberi tanda khusus, misalnya diberi tanda garis bawah.
0,0034 kg memiliki 2 angka penting.
0,456000 memiliki 6 angka penting.
0,456000 memiliki 5 angka penting.
0,456000 memiliki 4 angka penting.

Aturan penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian angka penting

1. Penjumlahan dan pengurangan dua atau lebih angka penting memberikan suatu
hasil yang hanya boleh mengandung satu angka yang diragukan.
Contoh :
4,3 0,31 = 3,99
2. Perkalian dan pembagian angka penting memberikan hasil dengan jumlah
angka penting sama dengan jumlah angka penting paling sedikit dari bilangan-
bilangan yang terlibat dalam perkalian atau pembagian.
Contoh :
2,55 x 2,5 = 6,375
Awalnya mengandung 4 angka penting, hasil yang harus dilaporkan adalah 2
angka penting. Maka, angka tersebut dibulatkan menjadi 6,4.
7. Ketidakpastian Pengukuran
1) Kesalahan umum
Kesalahan umum adalah kesalahan yang disebabkan keterbatasan pada
pengamat saat melakukan pengukuran. Kesalahan ini dapat disebabkan karena
kesalahan membaca skala kecil, dan kekurangterampilan dalam menyusun dan
memakai alat, terutama untuk alat yang melibatkan banyak komponen.
2) Kesalahan sistematik
Kesalahan sistematik merupakan kesalahan yang disebabkan oleh alat yang
digunakan dan atau lingkungan di sekitar alat yang memengaruhi kinerja alat.
Misalnya, kesalahan kalibrasi, kesalahan titik nol, kesalahan komponen alat
atau kerusakan alat, kesalahan paralaks, perubahan suhu, dan kelembaban.
a. Kesalahan kalibrasi
Kesalahan kalibrasi terjadi karena pemberian nilai skala pada saat
pembuatan atau kalibrasi (standarisasi) tidak tepat. Hal ini mengakibatkan
pembacaan hasil pengukuran menjadi lebih besar atau lebih kecil dari nilai
sebenarnya. Kesalahan ini dapat diatasi dengan mengkalibrasi ulang alat
menggunakan alat yang telah terstandarisasi.
b. Kesalahan titik nol
Kesalahan titik nol terjadi karena titik nol skala pada alat yang digunakan
tidak tepat berhimpit dengan jarum penunjuk atau jarum penunjuk yang
tidak bisa kembali tepat pada skala nol. Akibatnya, hasil pengukuran dapat
mengalami penambahan atau pengurangan sesuai dengan selisih dari skala
nol semestinya. Kesalahan titik nol dapat diatasi dengan melakukan koreksi
pada penulisan hasil pengukuran.
c. Kesalahan komponen alat
Kerusakan pada alat jelas sangat berpengaruh pada pembacaan alat ukur.
Misalnya, pada neraca pegas. Jika pegas yang digunakan sudah lama dan
aus, maka akan berpengaruh pada pengurangan konstanta pegas. Hal ini
menjadikan jarum atau skala penunjuk tidak tepat pada angka nol yang
membuat skala berikutnya bergeser.
d. Kesalahan paralaks
Kesalahan paralaks terjadi bila ada jarak antara jarum penunjuk dengan
garis-garis skala dan posisi mata pengamat tidak tegak lurus dengan jarum.
3) Kesalahan acak
Kesalahan acak adalah kesalahaan yang terjadi karena adanya fluktuasifluktuasi
halus pada saat melakukan pengukuran. Kesalahan ini dapat disebabkan karena
adanya gerak brown molekul udara, fluktuasi tegangan listrik, lkitasan bergetar,
bising, dan radiasi.
a) Gerak Brown Molekul Udara
Molekul udara seperti kita ketahui keadaannya selalu bergerak secara tidak
teratur atau rambang. Gerak ini dapat mengalami fluktuasi yang sangat
cepat dan menyebabkan jarum penunjuk yang sangat halus seperti pada
mikrogalvanometer terganggu karena tumbukan dengan molekul udara.
b) Fluktuasi Tegangan Listrik
Tegangan listrik PLN atau sumber tegangan lain seperti aki dan baterai
selalu mengalami perubahan kecil yang tidak teratur dan cepat sehingga
menghasilkan data pengukuran besaran listrik yang tidak konsisten.
c) Lintasan yang Bergetar
Getaran pada lkitasan tempat alat berada dapat berakibat pembacaan skala
yang berbeda, terutama alat yang sensitif terhadap gerak. Alat seperti
seismograf butuh tempat yang stabil dan tidak bergetar. Jika lkitasannya
bergetar, maka akan berpengaruh pada penunjukkan skala pada saat terjadi
gempa bumi.
d) Bising
Bising merupakan gangguan yang selalu kita jumpai pada alat elektronik.
Gangguan ini dapat berupa fluktuasi yang cepat pada tegangan akibat dari
komponen alat bersuhu.
e) Radiasi Latar Belakang
Radiasi gelombang elektromagnetik dari kosmos (luar angkasa) dapat
mengganggu pembacaan dan menganggu operasional alat. Misalnya, ponsel
tidak boleh digunakan di SPBU dan pesawat karena bisa mengganggu alat
ukur dalam SPBU atau pesawat. Gangguan ini dikarenakan gelombang
elektromagnetik pada telepon seluler dapat mengasilkan gelombang radiasi
yang mengacaukan alat ukur pada SPBU atau pesawat.

Adanya banyak faktor yang menyebabkan kemungkinan terjadinya


kesalahan dalam suatu pengukuran, menjadikan kita tidak mungkin mendapatkan
hasil pengukuran yang tepat benar. Oleh karena itu, kita harus menuliskan
ketidakpastiannya setiap kali melaporkan hasil dari suatu pengukuran. Untuk
menyatakan hasil ketidakpastian suatu pengukuran dapat menggunakan cara
penulisan x = (xo x), dengan x merupakan nilai pendekatan hasil pengukuran
terhadap nilai benar, xo merupakan nilai hasil pengukuran, dan x merupakan
ketidakpastiannya (angka taksiran ketidakpastian).

Ketidakpastian pada Pengukuran Tunggal


Pengukuran tunggal merupakan pengukuran yang hanya dilakukan sekali
saja. Pada pengukuran tunggal, nilai yang dijadikan pengganti nilai benar adalah
hasil pengukuran itu sendiri. Sedangkan ketidakpastiannya diperoleh dari setengah
nilai skala terkecil instrumen yang digunakan. Misalnya, kita mengukur panjang
sebuah benda menggunakan mistar.

Panjang suatu benda yang diukur dengan menggunakan mistar

Pada gambar diatas ujung benda terlihat pada tanda 15,6 cm lebih sedikit.
Berapa nilai lebihnya? Ingat, skala terkecil mistar adalah 1 mm. Telah kita sepakati
bahwa ketidakpastian pada pengukuran tunggal merupakan setengah skala terkecil
alat. Jadi, ketidakpastian pada pengukuran tersebut adalah sebagai berikut.
Karena nilai ketidakpastiannya memiliki dua desimal (0,05 mm), maka hasil
pengukurannya pun harus kita laporkan dalam dua desimal. Artinya, nilai x harus
kita laporkan dalam tiga angka. Angka ketiga yang kita laporkan harus kita taksir,
tetapi taksirannya hanya boleh 0 atau 5. Karena ujung benda lebih sedikit dari 15,6
cm, maka nilai taksirannya adalah 5. Jadi, pengukuran benda menggunakan mistar
tersebut dapat kita laporkan sebagai berikut.

Panjang benda (l)


l = x0 x
= (15,6 0,05) cm

Arti dari laporan pengukuran tersebut adalah kita tidak tahu nilai x (panjang
benda) yang sebenarnya. Namun, setelah dilakukan pengukuran sebanyak satu kali
kita mendapatkan nilai 15,6 cm lebih sedikit atau antara 15,60 cm sampai 15,70 cm.
Secara statistik ini berarti ada jaminan 100% bahwa panjang benda terdapat pada
selang 15,60 cm sampai 15,7 cm atau (15,60 x 15,70) cm.

Ketidakpastian pada Pengukuran Berulang

Agar mendapatkan hasil pengukuran yang akurat, kita dapat melakukan


pengukuran secara berulang. Lantas bagaimana cara melaporkan hasil pengukuran
berulang? Pada pengukuran berulang kita akan mendapatkan hasil pengukuran
sebanyak N kali. Berdasarkan analisis statistik, nilai terbaik untuk menggantikan
nilai benar x0adalah nilai ratarata dari data yang diperoleh (x0). Sedangkan untuk
nilai ketidakpastiannya (x ) dapat digantikan oleh nilai simpangan baku nilai rata-
rata sampel. Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut.

Nilai Ketidak Pastian,rumus Ketidak Pastian,persamaan,formula Ketidak Pastian


Keterangan:
X0: hasil pengukuran yang mendekati nilai benar
x : ketidakpastian pengukuran
N : banyaknya pengkuran yang dilakukan
Pada pengukuran tunggal nilai ketidakpastiannya (x) disebut
ketidakpastian mutlak. Makin kecil ketidakpastian mutlak yang dicapai pada
pengukuran tunggal, maka hasil pengukurannya pun makin mendekati kebenaran.
Nilai ketidakpastian tersebut juga menentukan banyaknya angka yang boleh
disertakan pada laporan hasil pengukuran. Bagaimana cara menentukan banyaknya
angka pada pengukuran berulang?

Cara menentukan banyaknya angka yang boleh disertakan pada pengukuran


berulang adalah dengan mencari ketidakpastian relatif pengukuran berulang
tersebut. Ketidakpastian relatif dapat ditentukan dengan membagi ketidakpastian
pengukuran dengan nilai rata-rata pengukuran. Secara matematis dapat ditulis
sebagai berikut.

ketidak pastian relatif =

Setelah mengetahui ketidakpastian relatifnya, kita dapat menggunakan aturan yang


telah disepakati para ilmuwan untuk mencari banyaknya angka yang boleh
disertakan dalam laporan hasil pengukuran berulang. Aturan banyaknya angka yang
dapat dilaporkan dalam pengukuran berulang adalah sebagai berikut.
ketidakpastian relatif 10% berhak atas dua angka
ketidakpastian relatif 1% berhak atas tiga angka
ketidakpastian relatif 0,1% berhak atas empat angka
8. Contoh soal

1.

Berapa hasil dari pengukuran tersebut?


Jawab :
Skala utama = 1,2 cm = 12 mm
Skala nonius = 0,04 cm = 0,4 mm +
Hasil pengukuran = 1,24 cm = 12,4 mm

2.

Berapa hasil pengukuran dari micrometer di atas?

Jawab :

Skala utama = 4,5 mm

Skala nonius = 0,30 mm +

Hasil pengukuran = 4, 80 mm

3. 3,64 x 6,6 = . .. .
Berapa angka penting yang harus dilaporkan?
Jawab : 3,64 x 6,6 = 24,024 = 24
Angka penting yang harus dilaporkan sebanyak 2 angka. Jadi, hasil dari
pengukuran tersebut adalah 24.

9. Penerapan Pengukuran dalam Bidang Kesehatan dan Farmasi

Ada banyak penerapan pengukuran dalam bidang kesehatan dan farmasi seperti
untuk mengukur dosis obat, tekanan darah, jumlah kalori yang dibutukan, berat
badan, tinggi badan, denyut nadi dll.
1. Dosis obat
Mengkonsumsi obat harus memperhatikan dosisnya. Dosis obat yang
diperlukan oleh setiap orang berbeda. Dosis untuk anak-anak dan orang dewasa
sudah pasti berbeda. Oleh karena perlu dilakukan perhitungan untuk mengetahui
dosis dari suatu obat untuk menghindari low dosis dan over dosis yang dapat
berakibat fatal. Alat ukur yang biasa digunakan dalam pembuatan obat yaitu neraca
analitik, neraca dua lengan dsb. Satuan yang biasa digunakan untuk menengetahui
kandungan obat adalah, ml, mg, mcg, g dll.
2. Tekanan darah
Alat untuk mengukur tekanan darah disebut tensimeter. Satuan yang digunakan
untuk mengukur volume darah biasanya adalah cm3. Tensimeter memanfaatkan
teori pengukuran dalam fisika. Dengan mengetahui tekanan darah akan menjadikan
kita tahu keadaan dari tubuh kita. Apabila tekanan darah kita rendah kita bias
meningkatkan tekanan darah dengan pola makan. Dan apabila tekanan darah tinggi
kita bias melakukan upaya untuk menurunkan tekanan darah dengan pola makan
dan malakukan pemeriksaan ke dokter untuk menghidari penyakit lebih lanjut.
3. Jumlah kalori

Pengukuran juga dapat digunakan untuk mengukur kebutuhan kalori dalam


tubuh. Kebutuhan kalori dalam tubuh dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, aktivitas
dsb.
4. Mengukur suhu tubuh
Termometer merupakan salah satu alat pengukuran yang digunakan untuk
mengukur suhu tubuh pasien. Termometer yang sering digunakan untuk mngukur
suhu tubuh pasien yaitu termometer klinis. Dengan mengetahui suhu tubuh pasien,
dokter atau apoteker dapat mengetahui cara pengobatan yang benar berdasarkan
kondisi tubuh dan penyakit pasien. Satuan untuk menyatakan suhu tubuh di
Indonesia biasanya adalah celcius (0C).

10. Kesimpulan
1. Pengukuran adalah kegiatan membandingkan suatu nilai besaran yang diukur
dengan alat ukur yang ditetapkan sebagai satuan.
2. Besaran adalah sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan satuan.
3. Satuan adalah pengukuran dalam suatu pengukuran tertentu.
4. Alat-alat pengukuran antara lain mistar atau penggaris, jangka sorong,
micrometer sekrup, stopwatch, neraca dsb.
5. Angka penting adalah digit yang telah diketahui dan dapat diandalkan (selain
angka nol yang digunakan untuk menentukan titik decimal) atau perkiraan digit
pertama.
6. Satuan internasional adalah satuan yang telah ditetapkan secara internasional.
7. Kesalahan acak adalah kesalahan yang disebabkan karena keterbatasan yang
dimiliki pengamat dalam melakukan pengukuran.
8. Penerapan pengukuran dalam bidang kesehatan dan farmasi antara lain untuk
mengukur dosis obat, tekanan darah, jumlah kebutuhan kalori, menghitung
berat badan dll.
DAFTAR PUSTAKA

Jewett, Serway. 2009. Fisika untuk Sains dan Teknik, Jakarta : Salemba
Teknika.
Giamaharani. 2011. Stopwatch adalah Alat yang Digunakan untuk Mengukur
Lamanya Waktu yang Diperlukan dalam Kegiatan.
https://www.scribd.com/doc/48254023/Stopwatch-adalah-alat-yang-
digunakan-untuk-mengukur-lamanya-waktu-yang-diperlukan-dalam-kegiatan/
Muttaqin. 2017. Termometer Six Bellani Maksimum Minimum.
http://www.muttaqin.id/2017/03/termometer-six-bellani-maksimum-
minimum.html
Kiswanto. 2011. besaran fisika dan satuannya.
https://fisikamanbaureno.wordpress.com/materi-fisika-kelas-x/
https://id.wikihow.com/Menghitung-Percepatan
https://id.wikihow.com/Menghitung-Percepatan
http://rumushitung.com/2016/02/20/pengukuran-suhu-dan-konversi-
satuannya/
https://www.academia.edu/8690670/Tugas_MATERI_BESARAN_DAN_SA
TUAN
http://www.ilmusahid.com/2016/10/angka-penting-dan-aturan-penulisan.html
BAB II
HUKUM NEWTON

A. Pendahuluan
Dinamika adalah ilmu yang mempelajari gaya.
Hukum Newton menyatakan hubungan antara massa, gaya dan gerak benda.
Gaya adalah kekuatan dari luar berupa tarikan atau dorongan.

B. Hukum Newton
1. Hukum Newton I
Hukum Newton I tentang gerak disebut juga kerangka inersia. Hukum newton I
berbunyi Jika resultan gaya yang bekerja pada benda yang sama dengan nol,
maka benda yang mula-mula diam akan tetap diam. Benda yang mula-mula
bergerak lurus beraturan akan tetap lurus beraturan dengan kecepatan tetap.
Hukum newton I juga biasa disebut hukum kelembaman atau inersia. Lembam
adalah suatu kondisi benda yang cenderung mempertahankan keadaannya semula
jika resultan gaya yang bekerja pada benda tersebut bernilai nol.
Rumus hukum newton, yaitu :

F = 0

Contoh dalam kehidupan sehari-hari yaitu apabila ada mobil yang melaju kencang
dan tiba-tiba direm mendadak, maka penumpang akan terdorong ke depan.

2. Hukum Newton II

Hukum newton II berbunyi Percepatan dari suatu benda akan sebanding dengan
jumlah gaya (resultan gaya) yang bekerja pada benda tersebut dan berbanding
terbalik dengan massanya.

Rumus hukum newton II :

F = m x a
Keterangan :

F = Gaya

m = massa

a = percepatan

Benda akan mengalami perubahan kecepatan tiap satuan waktu tertentu atau
percepatan jika resultan gaya yang bekerja pada benda tersebut nilainya tidak nol.
Contoh dalam kehidupan sehari-hari

Melempar batu dengan gaya yang besar akan menimbulkan percepatan yang besar
pula.

3. Hukum Newton III

Hukum newton III berbunyi : Jika suatu benda memberikan gaya pada benda lain
maka benda yang dikenai gaya akan memberikan gaya yang besarnya sama dengan
gaya yang di terima dari benda pertama tetapi arahnya berlawanan.

Rumus hukum newton :

Faksi = -Freaksi

Dua gaya merupakan pasangan aksi-reaksi jika :

1) Nilainya sama besar


2) Arahnya berlawanan
3) Titik tangkap gaya berada pada benda yang berbeda

Contoh dalam kehidupan sehari-hari yaitu bola yang dilempar kea rah tembok akan
terpantul kembali. Hal ini karena tembok memberikan gaya yang sama besar
dengan arah yang berlawanan dengan gaya yang diberikan bola.

C. Macam-macam gaya
1. Gaya interaksi yaitu gaya yang ditimbulkan oleh satu benda ke benda lain
meskipun letaknya berjauhan.
Macam-macam gaya interaksi, antara lain :
a. Gaya gravitasi
b. Gaya listrik
c. Gaya magnet
2. Gaya kontak yaitu gaya yang terjadi pada benda-benda yang bersentuhan.
Macam-macam gaya kontak, antara lain :
a. Gaya gesek, yaitu gaya yang arahnya berlawanan dengan gaya gerak
relative dua benda. Ada 2 macam gaya gesek yaitu gaya gesek statis dan
gaya gesek kinetik.
Rumus gaya gesek statis :
fs s . N fs < s . N
fs = s . N
Keterangan :
fs : gaya gesek
s : koefisien gaya gesek statis
N : gaya normal
Rumus Gaya gesek kinetik :
fk = k . N
fk< fs
Keterangan :
fk : gaya gesek kinetik
k : koefisien gaya gesek kinetik
N : gaya normal
fk< fs benda diam
fk = fs benda saat bergerak
fk > fs benda bergerak

b. Gaya normal
Gaya normal adalah gaya reaksi dari gaya berat yang dikerjakan benda
terhadap bidang tempat benda terletak.
N

W
D. Gerak Benda Pada Bidang Miring

Gaya gesek pada bidang miring licin

mg sin

W=mg mg cos

Gaya yang bekerja pada bidang miring licin, antara lain :

a. Gaya normal
N = mg cos
b. Gaya berat
W = mg Fx = mg sin
Fy = mg cos

Gaya gesek pada bidang miring kasar

N Fk

mgsin

W=mg mgcos

Gaya yang bekerja pada bidang miring kasar, antara lain :

a. Gaya normal
N = mg cos
b. Gaya berat
W = mg Fx = mg sin
Fy = mg cos
c. Gaya gesek
Fk = k . N = k . mg cos

E. Sistem Katrol

Sumber : www.google.com
F = ma
m2g fk = m1a + m2a
m2g - km1g = m1a + m2a

Sistem benda yang dihubungkan dengan katrol

Sumber : https://freezerfananta.wordpress.com/
F = ma
m1g m2g = m1a + m2a

Dua buah benda yang bertumpuk pada bidang horizontal


m1

m2

N1 = m1g
N2 = (m1 + m2)g
F. Contoh Soal
1. Balok besi dan bola logam dihubungkan dengan tali dan diletakkan pada system
katrol seperti gambar. Anggap balok besi tidak bergesekan dengan bidang dan
percepatan gravitasi 10 m/s2 .

Jika m1 = 3kg dan m2 = 2 kg. Jika bola dilepaskan, balok akan bergerak dengan
percepatan . . . . .
Jawab :
m1 = 3 kg, m2 = 2 kg

a = w2

m1 + m2
a = (2)(10)
3+2
a = 20
10
a = 2 m/s2
2. Sebuah benda dikenai dua gaya yang saling berlawanan arah. Gaya pertama 40
N ke kanan dan gaya ke dua 10 N ke kiri. Jika massa benda tersebut 10 kg.
Maka percepatan yang dialami benda tersebut adalah . . .
Jawab :
F = ma
40 10 = 10 . a
30 = 10a
a = 30/10 = 3 m/s2
3. Sebuah benda bermassa 50 kg mengalami percepatan 5 m/s2. Resultan gaya
yang bekerja pada benda tersebut adalah . . .
Jawab :
F = ma
F = 50.5
F = 250 m/s2
G. Penerapan Hukum Newton dalam Bidang Medis dan Farmasi

Hukum newton I menyatakan pada dasarnya setiap benda memiliki sifat


kelembaman. Hal ini juga berlaku untuk system gerak pada manusia. Dalam hal
gerak manusia, usaha tersebut dilakukan dengan mengambil energi dari kalori yang
dibawa oleh asupan makanan atau dari pembakaran lemak tubuh. Sifat kelembaman
ini dibawa oleh besaran fisika massa (berat sama dengan massa dikalikan dengan
percepatan gravitasi). Maksudnya adalah semakin besar massa benda (tentunya
juga beratnya) semakin lembam benda tersebut yang berarti semakin sukar diubah
keadaan geraknya atau semakin malas mengubah keadaan geraknya. Orang yang
gemuk memerlukan usaha atau energi yang lebih besar dibandingkan dengan orang
kurus untuk mengubah keadaan rehat menjadi bergerak dengan laju yang sama. Hal
inilah yang menimbulkan kemalasan beraktivitas bagi orang yang berat badannya
berlebih. Jadi, kegemukan itu sebagai penyebab malas beraktivitas bukan
sebaliknya.

H. Kesimpulan
1. Hukum newton I disebut juga hukum inersia
2. Hukum newton II menyatakan gaya berbanding lurus dengan massa dan
percepatan.
3. Hukum newton III metupakan gaya aksi-reaksi.
4. Gaya interaksi yaitu gaya yang ditimbulkan oleh satu benda ke benda lain
meskipun letaknya berjauhan.
5. Gaya normal adalah gaya reaksi dari gaya berat yang dikerjakan benda terhadap
bidang tempat benda terletak.
6. Gaya gesek, yaitu gaya yang arahnya berlawanan dengan gaya gerak relative
dua benda.
DAFTAR PUSTAKA

Kusminarto. 2007. Fisika : Penerapannya dalam Bidang Medis. Yogyakarta :

Universitas Gajah Mada.

Jewett, Serway. 2009. Fisika untuk Sains dan Teknik, Jakarta : Salemba Teknika.

http://www.artikelsiana.com/2015/07/bunyi-hukum-newton-12-3-rumus-contoh-
contoh.html

Anda mungkin juga menyukai