Anda di halaman 1dari 19

1

Sensor Berdasarkan Resistansi


Tugas ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kulian Instrumentasi
Pengukuran
Dosen Pengampu : Harita Nurwahyu Chamidy, LRSC, MT.

Kelompok 1:

1. Ahmad Fakhri (161411065)


2. Bayu Ravik Nugraha (161411069)
3. Hanifah Muslimah (161411074)
4. M. Fachry Alifuddin (161411079)
5. Rima Amira Darmawanti (161411084)
6. Saraswati Ayu Kamadheni (161411088)
7. Syam Sugama Putra (161411092)

PROGRAM STUDI D III TEKNIK KIMIA

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG


2017KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat
dan karunianya Alhamdulillah kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
Sensor Berdasarkan Resistansi yang membahas tentang jenis-jenis sensor
berdasarkan resistansinya dengan prinsip kerja serta keunggulan dan
kelemahannya. Tugas ini diajukan kepada Bapak Harita Nurwahyu Chamidy,
LRSC, MT. . Untuk memenuhi nilai Mata Kuliah Instrumentasi Pengukuran di
semseter III. Meskipun dalam pembuatan makalah ini kami sebagai penyusun
merasa banyak hambatan sehingga makalah ini dirasa belum sempurna. Namun
dapat diatasi.

Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada dosen pengampu, orang tua
serta semua pihak yang terlibat. Dan tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada
teman-teman yang juga sudah memberikan kontribusinya baik langsung ataupun
tidak langsung dalam makalah ini.

Tentunya ada hal-hal yang ingin diberikan kepada masyarakat umumnya


dan siswa-siswi khususnya dalam membantu memahami termometer gelas sebagai
alat ukur suhu. Karena itu kami berharap semoga makalah ini dapat berguna bagi
kita bersama.

Dalam pembuatan makalah ini kami menyadari masih banyak kekurangan


pada makalah ini, kami mohon kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
kedepannya agar dapat lebih baik. Akhir kata kami ucapkan terima kasih.

Bandung, 3 September 2017

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL.................................................................................... i

KATA PENGANTAR................................................................................. ii

DAFTAR ISI................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 1

1.1 Latar Belakang Masalah....................................................................


1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................
1
1.3 Tujuan Pembuatan.............................................................................
1
1.4 Metode Penulisan..............................................................................
2

BAB II PEMBAHASAN........................................................................ 3
2.1 Termometer Gelas............................................................................
3
2.2 Sejarah Awal....................................................................................
4
2.3 Macam-macam Termometer Gelas..................................................
6
2.4 Prinsip Kerja Termometer Gelas......................................................
9
2.5 Keunngulan dan Kelemahan Termometer Gelas..............................
9

BAB III PENUTUP..................................................................................... 11

3.1 Kesimpulan........................................................................................
11
3.2 Saran..................................................................................................
11
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 12

i
BAB 1

PENDAHULUAN

Di dalam dunia industri, pengukuran sering didasarkan pada kerja sensor


terkhusus dalam mengontrol prosesnya. Untuk mengendalikan suatu operasi,
umum digunakan sensor untuk mendapatkan stimulus berupa data yang diperoleh
dari sensor. Contohnya seperti bimetal yang biasanya digunakan pada saklar
listrik thermostat, yang biasa diaplikasikan untuk mengontrol elemen pemanas,
seperti pada setrika, pemanas air, oven, tungku pembakaran, penanak nasi dan lain
sebagainya.

1.1 Latar Belakang


Sensor suhu atau saklar (switch) elektro mekanis umumnya menggunakan
bimetal. Pengukuran dengan sensor ini sering digunakan di berbagai bidang
kehidupan, baik kehidupan sehari-hari, pendidikan, industri proses,
manufaktur hingga perkantoran.
Bimetal sendiri merupakan contoh peralatan yang menggunakan sensor
berdasarkan resistansinya. Sensor ini dapat mendeteksi suhu sehingga sangat
peka terhadap temperatur. Bimetal ini biasa diaplikasan pada setrika, pemanas
air, oven, tungku pembakaran, penanak nasi dan lain-lain

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu bimetal ?
2. Bagaimana prinsip kerja dari bimetal?
3. Apa saja peralatan sensor berdasarkan resistansinya yang lainnya?
4. Apa saja keunggulan dan kelemahan dari peralatan-peralatan
tersebut?
5. Bagaimana aplikasi penggunaanya ?

1.3 Tujuan Penulisan


Dalam penulisan, penulis memiliki tujuan :
Mengetahui bimetal
Memahami prinsip kerja dari bimetal
Mengetahui macam-macam peralatan sensor berdasarkan
resistansinya
Mengetahui kekurangan dan kelebihan dari peralatan-
peralatan sensor berdasarkan resistansinya.

i
Mengetahui aplikasi penggunaan peralatan sensor berdasarkan
resistansinya
1.4 Metode Penulisan
Dalam menyusun makalah, penulis menggunakan metode pembacaan
literatur.
3

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Bimetal

Bimetal adalah jenis sensor suhu atau saklar (switch) elektro mekanis yang terbuat
dari dua buah lempengan logam yang berbeda koefisien muainya () yang direkatkan
menjadi satu. Tingkat pemuaian yang berbeda dari dua logam tersebut akan menghasilkan
gerakan mekanis melengkung ketika strip atau lempengan bimetal tersebut terkena panas.

Bimetal biasanya digunakan pada saklar listrik thermostat, yang biasa diaplikasikan
untuk mengontrol elemen pemanas, seperti pada setrika, pemanas air, oven, tungku
pembakaran, penanak nasi dan lain sebagainya.

Selain digunakan pada saklar termostat, bimetal biasanya juga digunakan pada
perangkat pelindung atau protektor seperti MCB (Miniature Circuit Breaker) dan
Overload relay yang berfungsi untuk melindungi rangkaian dari arus lebih (over current).
Dimana biasanya terdapat kumparan kawat yang digunakan untuk memanaskan
lempengan/ strip bimetal, sehingga MCB atau Overload relay akan trip bila terjadi over
current.

2.2 Prinsip kerja bimetal

Bila suatu logam dipanaskan maka akan terjadi pemuaian, besarnya


pemuaian tergantung dari jenis logam dan tingginya temperatur kerja
logam tersebut. Bila dua lempeng logam saling direkatkan dan
dipanaskan, maka logam yang memiliki koefisien muai lebih tinggi akan
memuai lebih panjang sedangkan yang memiliki koefisien muai lebih rendah memuai
lebih pendek.
2.3 Peralatan Sensor Berdasarkan Resistansi lainnya
Termistor

Termistor adalah sensor tempertur (termal) berupa alat semikonduktor yang


berkelakuan sebagai tahanan dengan koefisien tahanan temperatur yang tinggi.
Gambar 2: Termistor
5

Prinsip Kerja Termistor

Prinsip kerja termistor adalah memberikan perubahan resistansi terhadap perubahan


temperatur.
Termistor terdiri dari 2 jenis yaitu PTC(Positive Temperature Coefficient) dan
NTC(Negative Temperature Coefficient). Pada termistor jenis PTC, nilai resistansi
berbanding senilai terhadap perubahan temperatur.Sedangkan pada NTC, nilai resistansi
berbanding terbalik terhadap nilai perubahan temperatur. Termistor PTC terbuat dari
material Kristal tunggal sedangkan Termistor NTC terbuat dari material logam oksida.Hal
inilah yang menyebabkan tipe NTC lebih banyak tersedia di pasaran. Termistor sangat
peka (perubahan tahanan sebesar 5% per C) oleh karena itu mampu mendeteksi
perubahan kecil di dalam temperatur.
Termokopel
Termokopel adalah sensor temperatur (termal) yang banyak digunakan untuk mengubah
perbedaan temperatur dalam benda menjadi perubahan tegangan listrik. Termokopel
dapat mengukur temperatur antara -200 C sampai 1800 C dengan batas kesalahan
pengukuran kurang dari 1 C.
Gambar 3: Termokopel
Prinsip kerja termokopel
Termokopel
memanfaatkan
karakteristik hubungan
antara tegangan (volt)
dengan
temperatur. Setiap
jenis logam, pada
temperatur tertentu
memiliki tegangan tertentu pula. Pada temperatur yang sama, logam A memiliki
tegangan yang berbeda dengan logam B, terjadilah perbedaan tegangan (kecil sekali,
miliVolt) yang dapat dideteksi.
RTD(Resistance Thermal Detector)
RTD adalah salah satu dari beberapa jenis sensor temperatur (termal) yang sering
digunakan. RTD dibuat dari bahan kawat tahan korosi, kawat tersebut dililitkan pada
bahan keramik isolator seperti platina, emas, perak, nikel dan tembaga.
Tembaga dapat digunakan untuk sensor temperatur yang lebih rendah dan lebih murah,
tetapi tembaga mudah terserang korosi.
Gambar 4: Skema RTD
Prinsip Kerja RTD
RTD adalah sebuah transduser
temperatur yang tahanan logamnya akan
naik dengan kenaikan temperatur.
Logam yang dipakai untuk RTD ini
bervariasi, mulai dari platinum yang
mampu dipakai berulang-ulang,
sangat sensitif, dan sangat mahal
sampai nikel yang tidak dapat dipakai
berulang-ulang, lebih sensitif, dan lebih murah.
Photodioda(LDR)
Photodiodamerupakan jenis dioda yang resistansinya berubah-ubah kalau cahaya yang
jatuh pada dioda berubahubah intensitasnya.Dalam gelap nilai tahanannya sangat besar
hingga praktis tidak ada arus yang mengalir.Semakin kuat cahaya yang jatuh pada dioda
maka makin kecil nilai tahanannya, sehingga arus yang mengalir semakin besar.
Photodiodabisa digunakan sebagaisensor termal dan sensor optik.

Gambar 5: Photo Dioda


Prinsip kerja photodioda :
Cahaya yang diserap oleh photodioda
Terjadinya pergeseran foton
Menghasilkan pasangan electron-hole dikedua sisi
Elektron menuju [+] sumber & hole menuju [-] sumber
Sehingga arus akan mengalir di dalam rangkaian
7

Saat photodioda terkena cahaya, maka akan bersifat sebagai sumber tegangan dan nilai
resistansinya akan menjadi kecil.
Saat photodioda tidak terkena cahaya, maka nilai resistansinya akan besar atau dapat
diasumsikan tak hingga.
Hygrometer
Hygrometer adalah suatu sensor temal yang merupakan sejenis alat untuk mengukur
tingkat kelembaban relatif pada suatu tempat. Biasanya alat ini ditempatkan di dalam
kontainer penyimpanan barang yang memerlukan tahap kelembapan yang terjaga
seperti dry box penyimpanan kamera. Kelembapan yang rendah akan mencegah
pertumbuhan jamur yang menjadi musuh pada peralatan tersebut.
Gambar 6:Hygrometer
Kegunaan Alat dan Aplikasi
Adapun kegunaan dari Hygrometer adalah untuk mengukur kelembapan relatif (RH)
dalam suatu ruangan ataupun keadaan tertentu.
Hygrometer diaplikasi dalam berbagai hal untuk
penelitian, pengukuran kelembapan dalam suatu
area dan lainnya.
Prinsip Kerja dan Cara Pemakaian
Adapun prinsip kerja dari Hygrometer yaitu dengan
menggunakan dua termometer. Termometer pertama
dipergunakan untuk mengukur temperatur udara kering
dan yang kedua untuk mengukur temperatur udara basah.
Hygrometer terdapat dua skala, yang satu menunjukkan
kelembaban yang satu menunjukkan temperatur. Cara penggunaannya dengan
meletakkan di tempat yang akan diukur kelembabannya, kemudian tunggu dan bacalah
skalanya. Skala kelembaban biasanya ditandai dengan huruf h dan kalau temperatur
dengan derajat celcius (C).
Strain Gage
Strain Gage, prinsip kerjanya didasarkan pada efek piezoresistive dari bahan
semikonduktor, seperti silikon dan germanium. Sensor ini secara fisik bentuknya dibuat
kecil. Sensor ini mempunyai keluaran yang sensitip terhadap perubahan temperatur ,
dan perubahan tahanannya sangat sensitif tetapi tidak linier. Perubahan tahanan
dinyatakan dengan Gage Faktor (GF) yaitu perbandingan perubahan tahanan dan
perubahan panjang (akibat terjadi regangan),Strain Gage
jugasensitifterhadapperubahantemperatur. Oleh karena itu akan terjadi perubahan Gage
Faktor jika temperaturnya berubah.
Selain itu strain gage juga dapat mendeteksi besarnya perubahan, dalam seperti
dimensi jarak, yang disebabkan oleh suatu elemen gaya. Strain gage menghasilkan
perubahan nilai tahanan yang proporsional dengan perubahan panjang atau jarak
(length).
Gambar 7. strain gage
Untuk mendapatkan sensitifitas yang

tinggimakamenggunakanrangkaianjembatan Wheatstone seperti gambar dibawah ini :


Gambar 8. Jembatan Wheatstone
9

Potensiometer
Potensiometer yang tersedia di pasaran terdiri dari beberapa jenis, yaitu: potensiometer
karbon, potensiometer wire wound dan potensiometer metal film.
Potensiometer karbon adalah potensiometer yang terbuat dari bahan karbon harganya
cukup murah akan tetapi kepressian potensiometer ini sangat rendah biasanya harga
resistansi akan sangat mudah berubah akibat pergeseran kontak.
Potensiometer gulungan kawat (wire wound) adalah potensiometer yang menggunakan
gulungan kawat nikelin yang sangat kecil ukuran penampangnya. Ketelitian dari
potensiometer jenis ini tergantung dari ukuran kawat yang digunakan serta kerapihan
penggulungannya.

Metal film adalah potensiometer yang menggunakan bahan metal yang dilapiskan ke
bahan isolator

Wire Wound b. Tahanan Geser c. Karbon

Gambar9. jenis - jenis Potensiometer

Potensiometer karbon dan metal film jarang digunakan untuk kontrol industri karena
cepat aus. Potensiometer wire wound adalah potensiometer yang menggunakan kawat
halus yang dililit pada batang metal. Ketelitian potensiometer tergantung dari ukuran
kawat. Kawat yang digunakan biasanya adalah kawat nikelin.
Penggunaan potensiometer untuk pengontrolan posisi cukup praktis karena hanya
membutuhkan satu tegangan eksitasi dan biasanya tidak membutuhkan pengolah sinyal
yang rumit. Kelemahan penggunaan potensiometer terutama adalah:
Cepat aus akibat gesekan
Sering timbul noise terutama saat pergantian posisi dan saaat terjadi lepas kontak
Mudah terserang korosi
Peka terhadap pengotor
Potensiometer linier adalah potensiometer yang perubahan tahanannya sangat halus
dengan jumlah putaran sampai sepuluh kali putaran (multi turn). Untuk keperluan
sensor posisi potensiometer linier memanfaatkan perubahan resistansi, diperlukan
proteksi apabila jangkauan ukurnya melebihi rating, linearitas yang tinggi hasilnya
mudah dibaca tetapi hati- hati dengan friksi dan backlash yang ditimbulkan, resolusinya
terbatas yaitu 0,2 0,5%
Gambar 10. Rangkaian uji Potensiometer
Load Cell
Load cell
adalah sebuah
sensor gaya
yang banyak

digunakan dalam industri yang memerlukan peralatan untuk mengukur . Secara umum,
load cell dan sensor gaya berisi pegas (spring) logam mekanik dengan
mengaplikasikan beberapa foil metal strain gauges (SG).
cara kerja mirip dengan sensor tekanan yaitu mengubah gaya menjadi perpindahan
menggunakan rangkaian jembatan untuk pembacaan, kalibrasi dan kompensasi
temperatur
alternatif lain menggunakan kristal piezoelektrik untuk mengukur perubahan gaya
konfigurasi load cell

Gambar 11. Beberapa Contoh Konfigurasi Load Cell


11

Spesifikasi Error dan Nonlinearitas pada Sensor

Gambar Respon sensor secara umum

(a) Simpangan dari garis linear (b) Bentuk sinyal terdefinisi


Bourdon Tube
Sejenispipapendeklengkung , dansalahsatuujungnyatertutup. Jika bourdon tubes
diberikantekananmakaiaakancenderunguntuk menegang.
Perubahan yang dihasilkansebandingdenganbesarnyatekanan yang
diberikan.

Gambar 12.Sensor Bourdon Tube


Kelebihan :
Tidakmudahterpengaruhperubahan9ias9nding9
Baikdipakaiuntukmengukurtekananantara 30-100000 Psi Kekurangan :
Padatekananrendah 0-30 psi kurang9ias9ndin9ias9nding bellows Sensor
tekanandapatdiaplikasikanpada :
Pemantaucuaca
Pesawatterbang
Pengukurtekanan ban
ketinggian, 9iaspadapesawatterbang, roket, satelit, balonudaradll
Photo Cell
Photocell menggunakan prinsip kerja resistor dengan sensitivitas cahaya ( LDR=
Light Dependent Resistor) . Apabila kondisi gelap maka nilai resistansi akan
menjadi rendah sehingga arus mengalir dan lampu akan menyala. Sebaliknya
pada kondisi terang, nilai resistansi menjadi tinggi sehingga arus tidak dapat
mengalir dan lampu akan mati. Rangkaian photocell banyak digunakan pada
instalasi penerangan lampu jalan, mercusuar, atau lampu-lampu yang
membutuhkan otomatisasi. Juga bisa dipasang di instalasi rumah sendiri yang
sekiranya membutuhkan penyalaan otomatis, sebagai contoh apabila kita
bepergian Jauh atau Mudik kita tidak perlu bingung-bingung menyalakan lampu
atau seumpama kita lupa mematikan lampu dengan dipasang photocell maka
lampu akan mati sendiri sehingga kita dapat menghemat energi listrik.

Gambar 13. Sensor Proximity

2.4 Keunngulan dan Kelemahan Peralatan Sensor Berdasarkan


Resistansi

A. Kelebihan

LDR
13

Kelebihan dari LDR adalah ia benar-benar hanya tergantung pada seberapa


banyak cahaya yang diterima. Hal tersebut mengakibatkan gaya atau gangguan
eksternal tidak akan mempengaruhi devais yang menggunakan LDR. LDR juga
merupakan sensor cahaya yang konsep pengunaannya paling simple. Selain itu,
material penyusunnya merupakan material yang sudah populer dan dikenal luas
di berbagai aplikasi teknologi, sehingga biaya produksinya menjadi rendah dan
tersedia hampir di seluruh daerah.

THERMISTOR (Thermally Sensitive Resistor)


1. Sensor suhu yang paling akurat dalam pengukurannya.
2. Memiliki stabilitas jangka panjang yang sangat baik (tidak terpengaruh
oleh penuaan).
3. Memiliki ke akuratan pengukuran yang lebih baik dibanding RTD.
4. Harganya yang murah.
5. Memiliki resolusi tinggi dan memiliki ukuran dan bentuk yang fleksibel.
6. Bisa digunakan sebagai pembatas lonjakan arus.
7. Bisa digunakan sebagai pendeteksi dan pengontrol temperature.

Thermocouple
1. Spesifikasi lebih beragam.
2. Biaya rendah (low cost).
3. Kisaran temperatur luas sehingga dapat disesuaikan sampai temperature
tinggi.
4. Waktu respon cepat.

B. Kekurangan

LDR (Light Dependent Resistor)

LDR memiliki kekurangan, yaitu ia tidak dapat mendeteksi cahaya dengan


tingkat intensitas yang rendah sehingga mungkin tidak dapat bekerja pada
beberapa kondisi. Kekurangan lainnya adalah LDR termasuk sonsor cahaya
yang bersifat lambat dalam mendeteksi cahaya pada kondisi peralihan tingkat
intensitas cahaya yang berbeda, membutuhkan hingga beberapa detik respon
waktu untuk mengenali perbedaan intensitas. Hal tersebut dikarenakan
elektron pada LDR membutuhkan waktu untuk bergerak saat berpindah, baik
gerakan mempercepat ataupun memperlambat.

THERMISTOR (Thermally Sensitive Resistor)


1. Digunakan dalam rentang suhu sekitar - 90 C sampai 130 C.

Thermocouple
1. Sensitivitasnya rendah.
2. Membutuhkan suhu referensi.
3. Nonlinearity.
4. Terbatasnya akurasi sistem kesalahan kurang dari 1 C yang sulit dicapai.

2.5 Aplikasi Penggunaan Peralatan Sensor Berdasarkan Resistansinya

Tranducer/Sensor yang memiliki karakteristik perubahan resistansi tersebut


contohnya LDR, NTCdan PTC.

Aplikasi yang sering menggunakan sensor LDR

adalah aplikasi pada lampu taman dan lampu di jalan yang bisa
menyala di malam hari dan padam di siang hari secara otomatis. Atau
bisa juga kita gunakan di kamar kita sendiri.

Aplikasi penggunaan sensor NTC dan PTC


Beberapa aplikasi Thermistor NTC dan PTC di kehidupan kita sehari-
hari antara lain sebagai pendeteksi Kebakaran, Sensor suhu di Engine
(Mesin) mobil, Sensor untuk memonitor suhu Battery Pack (Kamera,
Handphone, Laptop) saat Charging, Sensor untuk memantau suhu
Inkubator, Sensor suhu untuk Kulkas, sensor suhu pada Komputer dan
lain sebagainya.

BAB III
15

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Tolong Ahmed yang bikin
3.2 Saran
Dengan disusunnya makalah ini semoga pengetahuan mahasiswa tentang
peralatan sensor berdasarkan resistansinya dapat bertambah, baik,
penggunaannya, jenis-jenisnya, penanganannya, serta keunggulan dan
kelemahannya serta aplikasi penggunaanya
DAFTAR PUSTAKA

Liat di grup

Anda mungkin juga menyukai