Anda di halaman 1dari 107

Perdagangan luar negri

PELAYANAN :

1. Pelayanan Penerbitan Angka Pengenal Impor.


2. Pelayanan Penerbitan Surat Keterangan Asal.
3. Pelatihan UKM dan perusahaan berorientasi ekspor.
4. Evaluasi dan pelaporan kinerja ekspor dan impor.
5. Fasilitasi keikutsertaan UKM dan perusahaan ekspor di event-event pameran.

Perdagangan dalam negri

PELAYANAN :

1. Penyusunan rencana program Perdagangan Dalam Negeri baik program daerah


maupun program pusat (Kementerian Perdagangan).
2. Melakukan koordinasi dengan kabupaten/kota dalam hal menyusun rencana program
kabupaten/kota yang akan diusulkan ke pemerintah pusat.
3. Melakukan pembinaan kepada para pengusaha maupun kepada para pedagang.
4. Memberikan surat rekomendasi yang berhubungan dengan kebijakan dan kewenangan
yang dikeluarkan oleh Kementerian Perdagangan dalam hal kepengurusan Surat
Pernyataan Pengusaha Gula Antar Pulau Terdaftar (SPPGAPT).

Industri kecil menengah

PELAYANAN :

1. Penguatan Forum Koordinasi OVOP (one village one product/satu desa satu produk)
di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
2. Pelayanan Konsultasi desain kemasan dan merek di klinik kemasan, meliputi
pengetahuan tentang bahan kemasan untuk pangan, peraturan tentang label, P-IRT,
Barcode, Halal, MD, serta aplikasi merek, logo dan labeling pada kemasan.
3. Pelayanan konsultansi dengan memberikan pengarahan menyeluruh kepada satu IKM
atau kelompok industri melalui analisis manajemen dan teknik produksi, kualitas,
pengadaan material, keuangan/pendanaan, pemasaran, personil, dan lingkungan kerja
serta hal lain terkait dengan kebutuhan IKM untuk memperbaiki manajemen
berdasarkan hasil laporan/rekomendasi yang diberikan oleh tenaga Shindanshi
(Konsultan industri kecil menengah) dan tenaga penyuluh lapangan industri kecil
menengah (TPL-IKM).
4. Pelayanan konsultasi dan fasilitasi HKI bagi industri kecil dan menengah, meliputi
Hak Cipta, Merek Dagang, Paten, Rahasia Dagang, Desain Industri, Desain Tata
Letak Sirkuit Terpadu, Indikasi Geografis.
5. Penguatan tim pengembangan produk kreatif menunjang visit Babel Archi di Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung (sesuai SK Gubernur Kepulauan Bangka Belitung
No.188.44/KOP-UMKM/2011 Tentang Pembentukan Pelaksana Harian dan
Kelompok (Pokja) Pengembangan Produk Kreatif Menunjang Visit Babel Archi)
Industri agro mesin dan telematika

PELAYANAN :

Penyusunan data perkembangan Industri Agro, Mesin dan Telematika di Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung

UPTD METROLOGI

PELAYANAN :

1. Pelayanan sidang Tera/ Tera Ulang di seluruh Kecamatan di Provinsi Kep. Bangka
Belitung
2. Pengawasan dan Penyuluhan Kemetrologian.
3. Penyusunan Raperda Retribusi.
4. Kalibrasi Internal dan Eksternal.

UPTD BALAI SERTIFIKASI DAN PENGENDALIAN MUTU

PROFIL BPSMB

Berdiritahun 1980 dengan nama Laboratorium Pembantu Balai Pengujian Mutu Barang
Palembang di Pangkalpinang 24 Oktober 1985 berdasarkan SK Menteri Perdagangan No.
1017/KP/X/1985 diubah menjadi BPSMB (Balai Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang)
yang merupakan instansi teknis vertikal dibawah Dit.PPMB Dirjen.Daglu Departemen
Perdagangan Sejak Otonomi daerah tahun 2000 diambil oleh Pemerintah Kota
berdasarkanPerda N0. 17 tahun 2000 dengan nama BSPM (Balai Sertifikasi dan
Pengendalian Mutu) 18 Oktober 2005 diambil alih oleh Pemerintah Provinsi dibawah Dinas
Perindustrian, Perdaganan, Koperasi dan UKM dengan UPTD BSPM LP BSPM, yang
selanjutnya disebut Laboratorium merupakan Unit PelaksanaTeknis Daerah (UPTD) Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung berdasarkan Peraturan
Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No 6 tahun 2008 tentang organisasi dan tata
Dinas Daerah Provinsikepulauan Bangka Belitung dan Peraturan Gubernur No 79 tahun 2008
tentang Unit PelaksanaTeknis Dinas (UPTD) Daerah ProvinsiKepulauan Bangka Belitung.

PELAYANAN:

1. Pengujian Lada Putih


2. Pelayanan Jasa Teknis yang terkait proses pengujian laboratorium khususnya
komoditi pertanian
3. Sebagai Pelayan Jasa Teknis kalibrasi peralatan Laboratorium
DATA INDAG

DAFTAR PUSTAKA

Copyright 2014 Disperindag Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. All rights reserved.

SEKTOR PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN

Kelompok industri kecil menengah yang banyak berkembang adalah kelompok industri
pangan. Di seluruh kabupaten/kota, tersebar sebanyak 4.385 unit usaha industri pangan,
terbanyak di Kabupaten Belitung (25,4 persen). Penyerapan tenaga kerja di sektor industri
kecil menengah mencapai 28.636 orang dimana penyerapan tenaga kerja terbesar juga di
kelompok industri pangan, sebanyak 10.656 orang.
Industri kerajinan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung merupakan agro industri,
perikanan, perkebunan dan hasil laut. Industri kerajinan yang diusahakan penduduk adalah
kerajinan tangan berupa industri pewter dari timah, gelang/cincin/tongkat daria kar bahar,
anyaman kopiah/peci resam dan sebagainya.

Saat ini industri menengah yang telah dikelola seperti industri tepung kaolin, batu granit,
pembuatan batu bata yang bahannya berasal dari bahan galian golongan C, juga industri
pengolahan karet, kelapa sawit, pengolahan kayu dan pendukung usaha perikanan yaitu
pabrik es. Beberapa jenis industri yang sangat cocok untuk dikembangkan antara lain:

Peluang Pengembangan Industri


Berbasis Hasil Perkebunan
No. Komoditi Industri yang telah ada Industri Potensial dikembangkan
- Tepung Lada
1. Lada Sortasi Lada
- Ekstraksi minyak lada
- Minyak Goreng
Kelapa
2. Crude Palm Oil - Margarine
Sawit
- Sabun
- Minyak kelapa, santan awet, - Sari kelapa,
kecap kelapa
3. Kelapa
- Sabut kelapa pengisi jok kendaraan
- Arang tempurung kelapa

Peluang Pengembangan Industri


Berbasis Sumber Daya Perikanan
No. Komoditi Industri yang telah ada Industri Potensial dikembangkan
- Industri kecil pangan a) Industri pengolahan hasil perikanan
hasil laut - Industri pengalengan ikan
1. Perikanan Laut
- Pembekuan ikan, udang, - Industri cold storage
cumi-cumi (cold storage) - Industri pabrik es kapasitas 100-200 ton/hr
No. Komoditi Industri yang telah ada Industri Potensial dikembangkan
- Pembersihan ikan, udang
dan cumi-cumi b) Industri galangan kapal kapasitas 10 - 30 GT

c) Industri pembuatan alat tangkap


(jaring, pancing, lali polyethtline/PE)

Peluang Pengembangan Industri


Berbasis Sumber Daya Pertambangan
No. Komoditi Industri yang telah ada Industri Potensial dikembangkan
- Industri peleburan bujih timah - Industri kerajinan pewter
1. Timah
(smelter) - Industri pengolahan kemasan kaleng
- Industri keramik
2. Kaolin - Industri tepung kaolin
- Industri cat
3. Pasir Kuarsa - Industri pasir kuasa - Industri gelas

Kawasan Pengembangan Industri


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Dasar Hukum Luas
Bidang
No. Nama Kawasan Industri Pembentukan Kawasan
Kewenangan
Kawasan (Ha)
Perda Kota
Kawasan Industri Ketapang Pemkot
1. Pangkalpinang No. 4 +/- 440,00
Pangkalpinang Pangkalpinang
Tahun 1998
Perda Kab. Bangka No. Pemkab Bangka
2. Kawasan Industri Kec. Muntok +/- 578,74
9 Tahun 2001 Barat
Kawasan Industri Perikanan Perda Kab. Bangka No.
3. +/- 7.500,00 Pemkab Bangka
Terpadu di Teluk Kelabat 11 Tahun 2002
Kawasan Industri Jelitik, Perda Kab. Bangka No.
4. +/- 275,00 Pemkab Bangka
Sungailiat 3 Tahun 2005
.Kawasan Industri Suge, Desa Perda Kab. Belitung No.
5. +/- 500,00 Pemkab Belitung
Pegantungan, Kec. Badau 15 Tahun 2001
Kawasan Industri Desa
6. Mangkubang dan Sukamandi, - +/- 2.500,00 Pemkab Beltim
Kec. Manggar
Kawasan Industri Khusus
7. Perkapalan Lipat Kajang, Kec. - +/- 250,00 Pemkab Beltim
Manggar
Total Luas Kawasan +/- 12.043,74

Provinsi Kepulauan Bangka Belitung memiliki beberapa komoditi unggulan yang menjadi
andalan dalam sektor perdagangan dengan berbagai negara tujuan, antara lain :
No. Jenis Komoditi Negara Tujuan
No. Jenis Komoditi Negara Tujuan
1. Timah Singapura, Malaysia, Netherland, Spanyol
2. Lada Uni Eropa, India, Jepang, USA, Singapura
3. CPO Malaysia
4. Perikanan Jepang, Singapura
5. Bahan Galian Gol. C (Kaolin) Jepang, Taiwan, Thailand

Pembangkit listrik yang ada di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung


PLN Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tahun 2014 mengelola kapasitas pembangkit
listrik yang tersambung sebesar 455.781 KVA dengan daya terpasang sebanyak 88.182 KW.
Jumlah pembangkit listrik yang ada adalah sebanyak 57 unit dengan jumlah produksi listrik
yang dihasilkan sebesar 802.349.667 KWH. Pada tahun 2014 , jumlah pelanggan listrik
adalah 298.971 pelanggan. Pengadaan listrik oelh PLN di perdesaan terbanyak ada di
Kabupaten Bangka yaitu 70 desa dengan 60.385 rumah tangga yang dilayani.
Daya tersambung pada konsumen terbesar ada pada rumah tangga, yaitu sebesar 309.721
kVA (67,95 persen). daya tersambung untuk usaha dan industri adalah 117.770 atau 21,47
persen dari kapasitas tersambung di PLN.

Peluang Investasi Kelistrikan : Pembangkit Listrik Tenaga Termal.

http://bpptpm.babelprov.go.id/content/sektor-perindustrian-dan-perdagangan

Bisnis.com, JAKARTA - Efek ketidakpastian perekonomian globa terasa di Provinsi Bangka


Belitung. Salah satu rujukannya adalah nilai ekspor yang menurun drastis, berbanding
terbalik dengan impor yang meningkat tajam.

Untuk keluar dari masalah ini, menurut Rosan Perkasa Roeslani, Wakil Ketua Umum Kadin
Indonesia Bidang Perbankan dan Finansial, struktur perekonomian Babel membutuhkan
reorientasi.

Provinsi Babel memerlukan restrukturisasi di sektor perekonomian dengan mendorong


diversifikasi produk dan memprioritaskan leading sector selain tambang, Reorientasi
dibutuhkan agar kita tidak terlalu rentan pada harga dan permintaan pasar global dan lebih
mandiri secara ekonomi, ujar Rosan Roeslani, dalam rilis yang diteima Jumat (16/10/2015).

Rosan yang baru saja mengunjungi provinsi itu mengatakan, basis industri dapat dirintis dari
potensi daerah yang ada melalui pengembangan Usaha Kecil Menengah (UKM) potensial
dengan membangun dan mendukung produk atau brand lokal unggulan yang menjadi
andalan dan bisa masuk ke pasar global.

Menurutnya, peranan unit UKM di Provinsi Babel tak bisa dipandang sebelah mata.
Berdasarkan data BPS, di Babel peran UKM mendominasi hampir 99% dunia usaha.
Perkembangan UKM di Babel terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Pada
2013 jumlah UKM pengolah ikan sebanyak 1.225 unit namun pada 2014 menjadi sebanyak
1.779 unit.
MAKALAH PENGANTAR ILMU EKONOMI POTENSI LOGAM
TANAH JARANG (LTJ) KESEJAHTERAAN MASA DEPAN BANGKA
BELITUNG

MAKALAH PENGANTAR ILMU EKONOMI


POTENSI LOGAM TANAH JARANG (LTJ) KESEJAHTERAAN
MASA DEPAN BANGKA BELITUNG

By : Tina fajarwati

JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN BIOLOGI
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG
JUNI, 2014
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-NYA kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul
Potensi Logam Tanah Jarang kesejahteraan Masa depan Bangka Belitung.
Diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua
tentang SDA LJK yang belum optimal di Bangka ini. Kami menyadari bahwa makalah ini
jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT meridhoi
segala usaha kita.

Balunijuk, 1 juni 2014


Penulis

Tina fajarwati
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar belakang
Logam tanah jarang (LTJ) adalah kumpulan 17 unsur kimia pada tabel periodik,
terutama 15 lantanida di tambah scandium dan yttrium. Karena karakteristik geokimianya,
LTJ ditemukan pada kondisi sangat tersebar dan sedikit ditemukandalamjumlah yang banyak
sehingga nilai ekonominya kecil, tapi logam-logam ini cukup melimpah jumlahnya di kerak
bumi. Logam tanah jarang tidak ditemukan berupa unsur bebas dalam lapisankerak bumi.
Secara umum, LTJ ditemukan dalam bentuk senyawa kompleks fosfat dan karbonat sehingga
harus dipisahkan terlebih dahulu dari senyawa komplekstersebut.
Di Provinsi kepulauan Bangka Belitung, mineral LTJ merupakan hasil samping dari
penambangan timah. Estimasi potensi LTJ secara hipotetik di Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung adalah 7.000.000 ton (hasil penelitian BATAN). Mineral-mineral yang mempunyai
nilai ekonomis, yaitu ilmenit (32,43%), zircon (16,65%), kasiterit (12,59) dan monasit
(11,76%). Monasit (Ce,La,Y,Th)PO3) merupakan senyawa fosfat LTJ yang mengandung 50-
70% oksida LTJ. PotensiLTJ di dalam Slag II pada penambangan timah
Logam tanah jarang telah banyak digunakan pada berbagai macam produk. Material
barudengan menggunakan LTJ memberikan perkembangan teknologi yang cukup signifikan
dalam ilmu material. Logam tanah jarang mampu menghasilkan neomagnetdan
memungkinkan munculnya dinamo yang lebih kuat sehingga mampu menggerakkan mobil
bertenaga listrik yang dapat digunakan untuk perjalanan jauh. Oleh karenanya mobil hybrid
mulai marak dikembangkan.
Namun potensi LTJ di Bangka Belitung ini belum diketahui masyarakat secara luas
hanya orang-orang tertentu saja yang sudah mengenali potensi LJT. Padahal SDA LJT ini
mulai di incar oleh beberapa Negara maju.

2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana potensi LJT di Bangka Belitung?
3. Sejauh mana Pemanfaatan LJT di Bangka Belitung?
4. Bagaimana pemerintah memanfaatkan LJT di Idonesia?

3. Tujuan
1. Mengetahui kondisi sumber daya alam LJT di Bangka Belitung
2. Dapat memberikan pengetahuan tentang prospek dan pemanfaatan LJT
3. Menganalisa kondisi SDA LJT dalam pemanfaatannya di Bangka Belitung

BAB II
PEMBAHASAN

1. Keadaan LTJ di Bangka Belitung


Limbah pertambangan timah atau tailing di Provinsi Bangka Belitung kaya akan
"Logam Tanah Jarang" (LTJ) yang diburu oleh banyak pihak di dunia, dengan jumlah deposit
diperkirakan mencapai tujuh juta ton."LTJ adalah logam yang ada di mineral ikutan
pertambangan timah," kata Peneliti dari Pusat Pengembangan Geologi Nuklir Badan Tenaga
Nuklir Nasional (Batan), Erni Rifandriyah Arief pada seminar "Prospek Pemanfaatan Iptek
Nuklir untuk Kesejahteraan Jadi Bangka Belitung bukan saja kaya dengan uranium yang
cadangannya mencapai 24 ribu ton dan thorium 120 ribu ton untuk dimanfaatkan sebagai
energi, tetapi juga LTJ yang terdiri atas 15 unsur logam tanah jarang menjadi Kesejahteraan
masyarakat Bangka Belitung.
Sangat disayangkan, tailing dari sisa tambang timah tersebut hanya teronggok saja
tidak diolah, bahkan dijual ramai-ramai oleh masyarakat dengan harga sangat murah
Rp2.000-Rp10.000 per kg kepada orang-orang asing yang datang ke Bangka. Padahal
monasit yang mengandung LTJ ini seharusnya dihargai mahal bisa mencapai Rp7 juta per kg.
LTJ di dunia 21 persen sangat dibutuhkan sebagai magnet untuk industri elektronik dan
mesin, 20 persen dimanfaatkan sebagai katalis, 18 persen metal alloy, 15 persen polishing,
sembilan persen gelas, dan lima persen untuk keramik, sedangkan pasokan dunia didominasi
oleh China.
Batan telah mampu mengolah dari monasit menjadi logam tanah jarang dan beberapa
oksida lainnya, jadi untuk apa dijual mentah-mentah dan murah ke asing. Pada peleburan
timah, terkandung juga uranim, thorium, silika, titanium, fosfat dan LTJ. Selain di Babel, LTJ
ditemukan juga di Kalimantan, Sulawesi dan Papua dengan total potensi 1,5 miliar ton,
namun yang telah jelas ada di Babel.

2. Logam Tanah Jarang: Kekayaan SDA yang Terabaikan


Ketika China menurunkan ekspor Logam Tanah Jarang (LTJ), dunia bereaksi keras.
Tiga kekuatan ekonomi dunia yakni Amerika Serikat, Uni Eropa, dan Jepang bersama-sama
menggugat China ke WTO. Mereka menuduh keputusan China membatasi ekspor LTJ
bertujuan memproteksi industri teknologi dalam negerinya dan merupakan bentuk persaingan
usaha tidak sehat. Namun China tetap bersikukuh dengan kebijakannya membatasi ekspor
LTJ. Seberapa penting LTJ sehingga pembatasan ekspornya oleh China bisa mengguncang
dunia? Abad 21 bisa jadi akan menjadi abad LTJ. Pada abad yang didominasi teknologi
canggih ini, peranan LTJ akan sangat menentukan. LTJ akan menjadi kunci masa depan
dunia karena mineral ini sangat dibutuhkan dalam teknologi modern. LTJ merupakan bahan
baku untuk pembuatan produk berteknologi canggih dan berkekuatan tinggi.
Unsur-unsur LTJ mempunyai ciri istimewa yaitu mampu bereaksi dengan unsur-unsur
lain untuk menghasilkan sesuatu yang baru. LTJ mampu menghasilkan neomagnet yaitu
magnet berkekuatan tinggi mencapai 10-20 kali magnet biasa sehingga memungkinkan
munculnya dinamo kuat yang mampu menggerakkan mobil. LTJ mampu meningkatkan
kemampuan material berupa kekuatan, kekerasan, dan ketahanan terhadap panas sehingga
mineral ini ditambahkan pada pembuatan baja berkekuatan tinggi. LTJ juga digunakan
sebagai bahan pembuat superkonduktor, laser, optik elektronik, glass dan keramik. Mineral
ini juga dibutuhkan dalam pembuatan berbagai peralatan vital militer, mulai dari sonar kapal
perang, alat pembidik meriam tank, hingga perangkat pelacak sasaran pada peluru kendali.
Pendek kata, hampir semua produk berteknologi tinggi saat ini, mulai dari televisi, telepon
seluler, sampai mobil hibrida dan perangkat pemandu rudal nuklir membutuhkan LTJ.
Tak heran untuk memenuhi kebutuhan material produksi tersebut, keperluan LTJ dari
tahun ke tahun terus meningkat. Tahun 2009, permintaan pasar LTJ dunia mencapai 134.000
ton, sementara kapasitas produksinya baru 124.000 ton. Tahun 2012, kebutuhan dunia
mencapai 180.000 ton.Sayangnya mineral LTJ merupakan mineral langka. Walaupun bisa
ditemukan di seluruh muka bumi, unsur-unsur LTJ tak dapat ditemukan secara bebas. LTJ
yang terdiri dari 17 unsur logam tersebut menyatu dengan mineral yang lain. Pemisahannya
membutuhkan proses yang amat rumit. Ke 17 unsur logam tersebut meliputi skandium (Sc),
yitrium (Y), lantanum (La), serium (Ce), praseodimium (Pr), neodimium (Nd), prometium
(Pm), samarium (Sm), europium (Eu), gadolinium (Gd), terbium (Tb), disprosium (Dy),
holmium (Ho), erbium (Er), tulium (Tm), iterbium (Yb), dan lutetium (Lu).
Sebagai negara yang menguasai 97 persen LTJ dunia, China mampu mengoptimalkan
pemanfaatan LTJ untuk menunjang perkembangan industri mereka. Dengan produksi LTJ
yang besar dan kemampuan menggunakannnya, China mampu membangun industri
elektronik nasional yang kuat. Saat ini China menguasai hampir semua lini industri dengan
harga yang sangat kompetitif, mulai dari industri elektronik seperti komponen komputer,
televisi, monitor dan handycam hingga industri manufaktur seperti industri baja, otomotif dan
lainnya. Sadar akan pentingnya LTJ dalam menghasilkan produk teknologi tinggi dengan
nilai tambah yang tinggi, sejak tahun 2007 China menurunkan kuota ekspor secara bertahap
sehingga pada 2010 ekspor LTJ China tinggal 50% dibanding tahun 2005.
Kebijakan China membatasi ekspor LTJ ini mengguncang industri Jepang dan
Amerika. Sebagai negara produsen produk-produk canggih, Jepang bergantung hampir 100
persen pada pasokan LTJ dari China. Pada gilirannya, Amerika Serikat yang mengandalkan
pasokan komponen-komponen teknologi dari Jepang, juga menjadi bergantung pada China.
Akibat pembatasan ekspor LTJ oleh China, beberapa negara dan perusahaan multinasional
yang bergantung pada pasokan LTJ mulai mencari sumber alternatif untuk mengurangi
ketergantungan pada China.
Toyota Motor Corp yang membutuhkan LTJ untuk membuat mobil hibrida Toyota
Prius, memutuskan mencari sendiri sumber-sumber LTJ demi menjaga keberlangsungan
pasokannya. Toshiba dan Sumitomo menjalin kerjasama joint venture untuk membuka
tambang LTJ di Kazakhstan. Perusahaan Jepang lainnya menjalin kerjasama dengan Lynas
Corp dari Australia untuk mendapatkan pasokan LTJ dari tambang Mount Weld, Australia.
Korea Selatan yang memiliki perusahaan-perusahaan teknologi tinggi, seperti Samsung dan
LG, juga mulai memikirkan kesinambungan pasokan LTJ-nya. Pemerintah Korsel
menganggarkan dana sebesar 17 miliar won untuk mengamankan cadangan 1.200 metrik ton
LTJ hingga tahun 2016. Namun demikian, proses pemurnian LTJ ini bukan hal yang mudah
sehingga untuk sementara, dunia masih harus bergantung pada pasokan LJT dari china

3. Potensi LTJ di Indonesia terutama di Bangka Belitung


Indonesia diperkirakan memiliki potensi LTJ dalam jumlah cukup besar, baik sebagai
produk itu sendiri maupun sebagai mineral ikutan dari berbagai tambang mineral di
Indonesia. Menurut Peneliti dari Pusat Pengembangan Geologi Nuklir Badan Tenaga Nuklir
Nasional (Batan), Erni Rifandriyah Arief, LTJ dapat ditemukan di Babel, Kalimantan,
Sulawesi dan Papua dengan perkiraan total potensi mencapai 1,5 miliar ton.Di Babel, jumlah
deposit LTJ diperkirakan mencapai tujuh juta ton. LTJ di Babel merupakan logam yang ada
di mineral ikutan pertambangan timah atau tailing. Mineral-mineral itu menjadi produk
sampingan (slag) pengolahan bijih timah oleh tambang-tambang timah di kepulauan tersebut.
Cadangan LTJ di Babel muncul dalam audit Badan Pemeriksa Keuangan terhadap PT Timah
dan PT Koba Tin, dua perusahaan tambang yang beroperasi di Babel. Menurut data 2006, PT
Timah memiliki 408.877 ton monazite (mengandung 50-78 persen oksida tanah jarang),
57.488 ton xenotime (mengandung 54-65 persen REO), dan 309.882 zircon (mengandung
ittrium dan cerium). Sementara PT Koba Tin hingga September 2007 memiliki stok monazite
sebesar 174.533 ton.
Sayangnya, mineral tailing dari sisa tambang timah tersebut hanya disimpan di
gudang, tidak diolah. Pemerintah belum mentapkan LTJ sebagai sasaran eksplorasi sehingga
stok mineral mengandung LTJ itu dibiarkan teronggok begitu saja. Yang menyedihkan,
onggokan mineral mengandung LTJ itu dijual ramai-ramai oleh masyarakat dengan harga
sangat murah Rp2.000-Rp10.000 per kg kepada orang-orang asing yang datang ke Bangka.
Padahal menurut Peneliti dari Pusat Pengembangan Geologi Nuklir Badan Tenaga Nuklir
Nasional (Batan), Erni Rifandriyah Arief, monasit yang mengandung LTJ ini seharusnya
dihargai mahal bisa mencapai Rp7 juta per kg. Bahkan menurut perusahaan pemasok LTJ
asal Australia, Arafura Resources, harga europium oksida - salah satu oksida LTJ bisa
mencapai 3410 US$ (sekitar Rp40 juta) per kilogram. Karena mahalnya harga mineral LTJ,
ada risiko stok mineral LTJ itu diselundupkan keluar oleh orang-orang yang mengerti nilai
sesungguhnya mineral ini.

4. Pengelolaan LTJ di Indonesia

Di Indonesia, pengelolaan LTJ memang masih sedikit. Industri pengolahan LTJ di


Indonesia terhambat banyak kendala. Salah satunya adalah sumber logam tanah jarang berada
bersama logam utama hasil tambang, sedangkan sumber sekunder terbawa sisa proses
(tailing, filtrat) sehingga lebih sulit diekstraksi. Penguasaan teknologi LTJ di Indonesia belum
mencapai skala komersial. Sampai saat ini penelitian tentang LTJ belum optimal. Di
Indonesia belum ada penelitian khusus yang menggali potensi dan pemanfaaatan LTJ.
Penelitian masih dilakukan secara parsial. Setiap instansi jalan sendiri-sendiri. Padahal dalam
penelitian LTJ ini diperlukan sinergi.
Pemerintah nampaknya belum melihat potensi LTJ ini. Kegiatan eksplorasi lanjutan
untuk mengetahui berapa sesungguhnya cadangan logam tersebut yang Indonesia miliki
belum pernah dilakukan. Survei keekonomian penambangan LTJ ini juga belum pernah
dilakukan. Apalagi membahas teknologi pemurnian LTJ itu pada skala industri. Untuk
mengembangkan LTJ diperlukan kemitraan dan sinergi antara peneliti, pemegang kebijakan
maupun para pemangku kepentingan lainnya. Untuk itu perlu disiapkan semacam road map
penelitian dan pengolahan LTJ sehingga mampu mendorong pengembangan hilirisasi industri
nasional yang memiliki nilai tambah tinggi.
Kita sudah memulai dengan perbaikan undang-undang sektor minerba, UU
No.4/2009, yang menargetkan peningkatan nilai tambah atas SDA mineral dan batubara
melalui kewajiban pengolahan dan pemurnian dalam negeri. Implementasinya seharusnya
sejak 2014 ini, meskipun tampaknya pasti terlambat karena berbagai kepentingan, termasuk
tekanan dari Freeport dan Newmont. Namun keterlambatan ini mestinya tidak mengurangi
komitmen kita sebagai bangsa untuk memperoleh nilai tambah optimal dari SDA mineral
yang kita miliki, termasuk nilai tambah dari LPJ.
Kita berharap pemimpin pemerintahan di Indonesia memiliki visi jauh ke depan,
sebagaimana halnya pemimpin China. Di masa depan, Indonesia harus menjadi negara maju
dengan industri yang kuat serta memegang peranan penting dalam penambangan,
pengolahan, pemurnian dan penguasaan LTJ, logam yang bernilai sangat strategis pada abad
ke-21. Mari kita galang kekuatan bangsa untuk mewujudkan visi dan program ini

BAB III
KESIMPULAN

Logam tanah jarang (LTJ) adalah kumpulan 17 unsur kimia pada tabel periodik, terutama
15 lantanida di tambah scandium dan yttrium. Karena karakteristik geokimianya, LTJ
ditemukan pada kondisi sangat tersebar dan sedikit ditemukan dalam jumlah yang banyak
sehingga nilai ekonominya tinggi, tapi logam-logam ini cukup melimpah jumlahnya di kerak
bumi. Tanah jarang memegang peranan yang sangat penting dalam kebutuhan material
produksi modern seperti: dalam dunia superkonduktor, laser, optik elektronik, glass dan
keramik.
Potensi besar dari LTJ tersebut akan sangat menguntungkan jika Indonesia turut serta
untuk mengembangkannya. Terlebih lagi, tailing timah sebagai sumber LTJ, hanya dijadikan
sebagai sampah pembuangan timah. Dengan demikian sangat luar biasa keuntungan yang
didapat, ketika sampah dijadikan material untuk diproses lebih lanjut akan memiliki nilai jual
yang melebihi mineral utamanya. Tentunya proses pemanfaatan ini, membutuh-kan bantuan
dan dukungan dari pemerintah, yaitu dengan penetapan regulasi yang mendukung pengolahan
mineral LTJ seperti pembuatan sarana dan prasarana, perlindungan pemasaran sebagai
inkubator awal industri nasional, dan yang utama bantuan permodalan untuk pendirian
industri ini. Selain meningkatkan nilai ekonomi mineral pembawa unsur tanah jarang,
pengembangan usaha dan pemanfaatan LTJ akan meningkatkan kualitas industri metalurgi di
Indonesia dengan dihasilkannya spesifikasi baja dan logam paduan baru. Selain itu, manfaat
besar yang dapat diperoleh Indonesia dari pengembangan usaha LTJ yang merupakan
material masa depan, akan memicu penguasaan teknologi elektronik di Indonesia apabila
proses hilirisasi industri berjalan selaras dengan potensi LTJ yang dimiliki Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

Wikipedia. 2013. Logam Tanah jarang. http://id.wikipedia.org/wiki/Logam_tanah_jarang[di


akses pada tanggal 6 november 2013]
Yudi.penelitian logam tanah jarang.http://ekbis.rmol.co/read/2014/03/10/146759/BATAN-
Gandeng-Belitung-Timur-Kelola-Logam-Tanah-Jarang-
Babel kaya "logam tanah jarang" http://www.antaranews.com/berita/408754/babel-kaya-
logam-tanah-jarang[ diakses pada tanggal 9 desember 2012]
http://www.infonuklir.com/read/detail/626/potensi-logam-tanah-jarang-babel-tinggi-jangan-
sampai-lari-ke-penambang-ilegal
Yudi. 2013. Melihat potensi logam tanah jarang Indonesia
http://www.metalurgi.lipi.go.id/melihat-potensi-logam-tanah-indonesia/ [ diakses pada
tanggal 1 juni 2013]
Rosy Handayani. 2013. Potensi Logam Tanah jrang Babel
http://bpptpm.babelprov.go.id/content/potensi-logam-tanah-jarang-di-provinsi-bangka-
belitung
POTENSI INVESTASI

SEKTOR PERTANIAN & KEHUTANAN


Potensi lahan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung masih sangat besar untuk
pengembangan kawasan pertanian, sebagai contoh terdapat lahan yang tidak
diusahakan sebesar 6% dari potensi yang ada, dan ada lahan lainnya yang juga
belum dimanfaatkan sebesar 23%, artinya upaya pengembangan pembangunan
pertanian masih sangat dimungkinkan melalui perluasan areal tanam dengan
penambahan bahan baku lahan dan optimalisasi lahan yang ada. Pengembangan
potensi pada sektor pertanian juga bertujuan untuk meningkatkan pendapatan
petani dan meratakan pembangunan pedesaan. Upaya yang sudah dijalankan
pemerintah ke arah itu adalah melalui penerapan program intensifikasi,
ekstensifikasi , diversifikasi dan rehabilitasi.

Subsektor Tanaman Pangan dan Hortikultura


Untuk Jumlah produktivitas padi sawah pada tahun 2011 mengalami peningkatan
sebesar 1,06 % atau sebesar 3,77 ton perhektar. Sedangkan padi ladang mengalami
penurunan dari tahun sebelumnya sebesar 0,98% atau sebesar 1,93 ton.

Produktivitas tanaman palawija untuk komoditas ubi kayu, ubi jalar dan jagung
pada tahun 2011, ubi kayu mengalami kenaikan sebesar 1,02% atau sebesar 14,98
ton , untuk ubi jalar mengalami penurunan dari tahun sebelumnya sebesar 0,98%
atau sebesar 7,66 ton demikian halnya dengan jagung juga mengalami penurunan
sebesar 0,99% atau sebesar 3,07 ton. Manggis dan Nanas adalah komoditas andalan
sektor Hortikultura.

Subsektor Perkebunan
Luas areal perkebunan besar kelapa sawit tahun 2011 tercatat seluas 49.382.04 Ha
dengan jumlah produksi mencapai 328.881,06 ton. Sedangkan Lada mencapai
36.512,75 Ha dengan jumlah produksi 747.925,31 ton.Sementara luas areal
perkebunan karet mencapai 42.025,48 Ha dengan jumlah produksi 44.481,65 ton.

Ketersediaan lahan untuk investasi 40.746,2 Ha.

Subsektor Pertanian dan Peternakan


Sektor Peternakan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung juga mendapatkan
perhatian khusus mengingat bahwa kebutuhan daging dan kecukupan produksi
ternak sangat penting untuk memperbaiki gizi masyarakat sebagai salah satu
sumber protein hewani . Populasi ternak potong mengalami penurunan dari tahun
2010, seperti sapi pada tahun 2011 ini penurunan sebesar 0,86% atau sebanyak
8.578 ekor.

Sedangkan populasi unggas pada umumnya juga mengalami penurunan dari tahun
2010 kecuali ayam pedaging ada sedikit kenaikan sebesar 1,038% atau sebanyak
7.418.210 ekor.
Potensi Investasi untuk ternak di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung lebih
berpotensi pada ternak ayam pedaging yang berlokasi di Pangkalpinang dan
Kabupaten Bangka.

Subsektor Kehutanan
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung memiliki kawasan hutan seluas 685.940,04 Ha
yang terdiri dari:

Persen
No. Kawasan Hutan Luas (Ha)
(%)
1. Hutan Konservasi (HK) 34.376,69 5,011
2. Hutan Lindung (HL) 203.584,32 29,68
3. Hutan Produksi (HP) 447.979,03 65,31
Sumber : BPS

Perkiraan Luas Kawasan Hutan Dan Areal Penggunaan Lain Di Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung:

Kawasan Hutan (ha)


No. Kab/Kota APL Jumlah
HK HP HL Jumlah
Bangka
1. Bangka Barat
17.325,84 65.091,56 18.097,21 82.435,50 196.148 278.583
2. Bangka
6.665 86.020 29.305 115.325 143.474 258.799
3. Selatan
1.712 134.275 18.115 154.102 206.606 360.708
4. Bangka
6.068,80 63.930,50 51.662 121.661,30 110.505 232.166,3
5. Tengah
2.605,05 41.410,64 40.010,93 84.026,62 135.562 219.588,62
6. Belitung
0 57.251,33 46.394,18 103.645,51 167.077 270.722,51
7. Belitung Timur
0 0 0 0 8.940 8.940
Pangkalpinang

Terdapat juga Lahan kritis dan Sangat kritis di beberapa kawasan hutan dan di
Luar kawasan hutan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung :
Di Kawasan Hutan :
No. Kabupaten/Kota Lahan Sangat Kritis
Kritis
1. Bangka Selatan 12.882 12.317
2. Bangka Barat 11.242 1.407
3. Bangka 93.125 -
Di Luar Kawasan Hutan terdapat di kabupaten Bangka Selatan :
Lahan Kritis : 1.481 ha
Agak Kritis: 56.208 Ha
Sumber : BPS

Subsektor kehutanan di Pulau Bangka dan Belitung menghasilkan berbagai jenis


hasil hutan antara lain kayu meranti, kayu mandaru dan kayu bulat.
Peluang investasi sektor kehutanan dalam hal pemanfaatan lahan kritis dengan
membangun perumahan dan pembangunan infrastruktur lainnya, PLTS, dan bisa
juga untuk perkebunan lainnya.

SEKTOR PERINDUSTRIAN & PERDAGANGAN


Pada tahun 2011 Provinsi Kepulauan Bangka Belitung didominasi oleh kelompok
industri pangan yaitu sebanyak 2.530 unit usaha yang tersebar di seluruh
kabupaten/kota , terbanyak di kabupaten Belitung Timur dengan 761 unit usaha .
Penyerapan tenaga kerja di sektor industri mencapai 25.922 orang dimana
penyerapan tenaga kerja paling besar adalah dikelompok industri kimia dan bahan
bangunan yaitu 9.549 orang.

Di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung terdapat jenis usaha industri kecil dan
menengah yang berada di kabupaten/ kota . Pada tahun 2011, industri pangan
berjumlah 2.530 unit usaha, industri sandang dan aneka berjumlah 191 unit usaha,
industri logam mesin dan elektronika berjumlah 1.647 unit usaha , industri kimia,
bahan bangunan berjumlah 1.783 unit usaha dan industri kerajinan berjumlah 589
unit usaha.
Industri yang sangat potensial untuk dikembangkan adalah industri kerajinan yang
dapat menunjang sektor pariwisata seperti : kerajinan pewter, akar bahar, batu
satam, renda, kopiah resam, dan rotan. Saat ini industri menengah yang telah
dikelola seperti industri tepung kaolin, batu granit, pembuatan batu bata yang
bahannya berasal dari bahan galian golongan C, juga industri pengolahan karet,
kelapa sawit, pengolahan kayu dan pendukung usaha perikanan yaitu pabrik es.
Beberapa jenis industri yang sangat cocok untuk dikembangkan antara lain:

Peluang Pengembangan Industri


Berbasis Hasil Perkebunan
No. Komoditi Industri yang telah ada Industri Potensial dikembangkan
- Tepung Lada
1. Lada Sortasi Lada
- Ekstraksi minyak lada
- Minyak Goreng
Kelapa
2. Crude Palm Oil - Margarine
Sawit
- Sabun
- Minyak kelapa, santan awet, - Sari
kelapa, kecap kelapa
3. Kelapa
- Sabut kelapa pengisi jok kendaraan
- Arang tempurung kelapa

Peluang Pengembangan Industri


Berbasis Sumber Daya Perikanan
No. Komoditi Industri yang telah ada Industri Potensial dikembangkan
1. Perikanan - Industri kecil pangan a) Industri pengolahan hasil perikanan
No. Komoditi Industri yang telah ada Industri Potensial dikembangkan
Laut hasil laut - Industri pengalengan ikan
- Pembekuan ikan, udang, - Industri cold storage
cumi-cumi (cold storage) - Industri pabrik es kapasitas 100-200
- Pembersihan ikan, ton/hr
udang
dan cumi-cumi b) Industri galangan kapal kapsitas 10 - 30
GT

c) Industri pembuatan alat tangkap


(jaring, pancing, lali polyethtline/PE)

Peluang Pengembangan Industri


Berbasis Sumber Daya Pertambangan
No. Komoditi Industri yang telah ada Industri Potensial dikembangkan
- Industri peleburan bujih - Industri kerajinan pewter
1. Timah timah - Industri pengolahan kemasan
(smelter) kaleng
- Industri keramik
2. Kaolin - Industri tepung kaolin
- Industri cat
3. Pasir Kuarsa - Industri pasir kuasa - Industri gelas

Kawasan Pengembangan Industri


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Dasar Hukum Luas
Bidang
No. Nama Kawasan Industri Pembentukan Kawasan
Kewenangan
Kawasan (Ha)
Perda Kota
Kawasan Industri Ketapang Pemkot
1. Pangkalpinang No. 4 +/- 440,00
Pangkalpinang Pangkalpinang
Tahun 1998
Kawasan Industri Kec. Perda Kab. Bangka Pemkab Bangka
2. +/- 578,74
Muntok No. 9 Tahun 2001 Barat
Kawasan Industri
Perda Kab. Bangka +/-
3. Perikanan Terpadu di Pemkab Bangka
No. 11 Tahun 2002 7.500,00
Teluk Kelabat
Kawasan Industri Jelitik, Perda Kab. Bangka
4. +/- 275,00 Pemkab Bangka
Sungailiat No. 3 Tahun 2005
.Kawasan Industri Suge,
Perda Kab. Belitung Pemkab
5. Desa Pegantungan, Kec. +/- 500,00
No. 15 Tahun 2001 Belitung
Badau
Kawasan Industri Desa
+/-
6. Mangkubang dan - Pemkab Beltim
2.500,00
Sukamandi, Kec. Manggar
Kawasan Industri Khusus
7. - +/- 250,00 Pemkab Beltim
Perkapalan Lipat Kajang,
Dasar Hukum Luas
Bidang
No. Nama Kawasan Industri Pembentukan Kawasan
Kewenangan
Kawasan (Ha)
Kec. Manggar
+/-
Total Luas Kawasan
12.043,74

Provinsi Kepulauan Bangka Belitung memiliki beberapa komoditi unggulan yang


menjadi andalan dalam sektor perdagangan dengan berbagai negara tujuan, antara
lain :
No. Jenis Komoditi Negara Tujuan
Singapura, Malaysia, Netherland,
1. Timah
Spanyol
Uni Eropa, India, Jepang, USA,
2. Lada
Singapura
3. CPO Malaysia
4. Perikanan Jepang, Singapura
5. Bahan Galian Gol. C (Kaolin) Jepang, Taiwan, Thailand

Pembangkit listrik yang ada di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung


PLN Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tahun 2011 mengelola kapasitas
pembangkit listrik yang tersambung sebesar 302.417 KVA dengan daya terpasang
sebanyak 89.392 KW. Terjadi peningkatan daya terpasang seiring dengan
peningkatan kapasitas pembangkit energi listrik yang tersambung dibandingkan
tahun lalu.
Jumlah pembangkit listrik yang ada adalah sebanyak 58 unit dengan jumlah
produksi listrik yang dihasilkan sebesar 51.367.527 KWH. Pada tahun 2011 , jumlah
pelanggan listrik adalah 217.740 pelanggan .

Proyeksi Kebutuhan Listrik


Proyeksi Kebutuhan Listrik pada tahun 2013 di Bangka Belitung sebesar 87,1%,
merupakan akumulasi dari kebutuhan listrik pada masing-masing sektor pengguna
energi. Dan kebutuhan listrik di dominasi oleh sektor usaha dan lainnya, disusul
oleh dinas dan instansi , sektor rumah tangga dan industri.
Peluang Investasi Kelistrikan : Pembangkit Listrik Tenaga Termal.

SEKTOR PERTAMBANGAN
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung merupakan daerah yang potensial di bidang
pertambangan, karena terdapat banyak tanah yang mengandung mineral bijih
timah dan bahan galian yang tersebar dan merata, yaitu pasir kuarsa, pasir
bangunan, kaolin, batu gunung, tanah liat dan granit.

TIMAH
Provinsi ini sudah dikenal sebagai penghasil timah putih (stanum) yang telah
dikenal luas di pasar internasional dengan merk dagang BANGKA TIN.
Penambangannya sebagian besar masih diusahakan oleh 2 (dua) perusahaan besar
yaitu PT. Tambang Timah, Tbk dan PT. Kobatin. Namun jumlah produksinya telah
mengalami penurunan dari tahun sebelumnya sebesar 9,7% dari 37.680,20 Sn
menjadi 37.316,60 Sn pada tahun 2011.
Berdasarkan data data geologi hampir di semua wilayah baik didarat maupun dilaut
mempunyai cadangan timah yang dikenal dengan istilah worlds tin belt (sabuk
timah dunia).

BAHAN GALIAN C
Jenis Bahan
No. Cadangan
Galian
1. Pasir Kwarsa 1.482.301 Ton
2. Pasir Bangunan 666.188,06Ton
3. Kaolin 205.487,50 Ton
4. Granit 55.508,29 M3
5. Tanah Liat 89.551,12 M3

PASIR KUARSA
Potensi cadangan pasir kuarsa pada tahun 2011 sebanyak 1.482.301 ton terdiri dari
2.976 ton berada di Pulau Bangka dan 1.479.325 ton berada di Pulau Belitung.
Jumlah dan Luas Usaha Pertambangan Pasir Kuarsa di Kabupaten Belitung sebanyak
36 dengan luas usaha 5.254,71 Ha masing-masing berada di kecamatan Gantung,
Simpang Pesak dan Damar.

KAOLIN
Endapan Kaolin Di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dijumpai pada beberapa
tempat di antaranya di daerah Badau, Dendang, Manggar, Membalong, Kelapa
Kampit, dan wilayah lainnya. Kaolin ini berwarna putih, berbutir halus, lunak, dan
lengket apabila basah, sebagian bersifat pasiran

BATU BESI
Di daerah Kabupaten Belitung Timur Prov.Kep.Bangka Belitung terdapat sekitar 26
perusahaan skpkpd/kp batu besi (hematite) dengan luas kp sekitar 1.536,20 ha.

ZIRKON
Zirkon di Kabupaten Provinsi Kepulauan Bangka Belitung diperkirakan terdapat
bersamaan dengan endapan timah sekunder, baik berupa endapan sungai maupun
endapan pantai. Butirannya yang halus dan warna yang bening agak sulit dibedakan
dari butiran kuarsa yang banyak dijumpai di seluruh wilayah Propinsi Kepulauan
Bangka Belitung. Sebagaimana endapan timah, untuk mengetahui potensi zirkon ini
perlu dilakukan penelitian dan eksplorasi lebih lanjut.

MONASIT
Endapan monasit di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ditemukan di Gunung
Muntai. Menurut Direktorat Sumber Daya Mineral (Peta Sebaran Mineral Logam P.
Sumatera Bagian Selatan, 1998), monasit di Gunung Muntai memiliki cadangan
terukur sebesar 182,9 ton. Selanjutnya dalam pengamatan lapangan di Gunung
Muntai dijumpai banyak singkapan batu granit yang diduga mengandung monazit di
bagian pinggang dan puncak gunung, namun secara megakopis sangat sulit
mengetahui kandungan mineral tersebut dalam batu granit.

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kita berbagai macam
nikmat, sehingga aktifitas hidup yang kita jalani ini akan selalu membawa keberkahan, baik
kehidupan di alam dunia ini, lebih-lebih lagi pada kehidupan akhirat kelak, sehingga semua cita-cita
serta harapan yang ingin kita capai menjadi lebih mudah dan penuh manfaat.

Terima kasih sebelum dan sesudahnya kami ucapkan kepada Dosen serta teman-teman sekalian
yang telah membantu, baik bantuan berupa moril maupun materil, sehingga makalah ini
terselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan.

Kami menyadari sekali, didalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan serta
banyak kekurangan-kekurangnya, baik dari segi tulisan, bahasa maupun ejaanya, untuk itu besar
harapan kami jika ada kritik dan saran yang membangun untuk lebih menyempurnakan makalah
kami dilain waktu.

Harapan yang paling besar dari penyusunan makalah ini ialah, mudah-mudahan apa yang kami
susun ini penuh manfaat, baik untuk pribadi, teman-teman, serta orang lain yang ingin mengambil
atau menyempurnakan lagi atau mengambil hikmah dari judul ini (Perkembangan Perekonomian
Industri Di Indonesia Dengan Perilaku Perekonomian Di Provinsi Jambi) sebagai tambahan dalam
menambah referensi yang telah ada.
Jambi, April 2013

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sektor perekonomian Provinsi Jambi di dominasi bidang perkebunan, yaitu kelapa sawit dan
karet. Meskipun masih ada potensi sumber daya alam lainnya seperti minyak bumi, gas bumi,
batu bara, dan timah putih, tetapi itu tidak sedominan kelapa sawit dan karet.

Dan ada beberapa sektor yang membantu pertumbuhan perekonomian di Provinsi Jambi
meliputi:

1. Sektor Perkebunan

2. Sektor Pertanian / Tanaman Pangan

3. Sektor Perikanan
Dari ketiga sektor diatas memiliki peranan penting dapat membantu dalam pemasukan
pendapatan daerah diprovinsi jambi

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka dirumuskanlah permasalahan
Bagaimana perekonomian Provinsi Jambi dari sektor perkebunan, sektor pertanian/ Tanaman
pangan, dan sektor perikanan

BAB II
PEMBAHASAN

Perkembangan Perekonomian Industri Di Indonesia Dengan Perilaku Perekonomian Di


Provinsi Jambi dapat berperan penting dengan buktinya Provinsi Jambi merupakan salah satu
provinsi penghasil kelapa sawit di Indonesia, yang telah memberikan kontribusi nyata bagi petani
dengan menyumbangkan devisa mencapai triliunan rupiah pertahun.

Dan juga berdasarkan pada Triwulan I 2013 dunia usaha di Provinsi Jambi meningkat
mencapai 1,79 %. Pertumbuhan tersebut utamanya bersumber dari meningkatnya sektor
pertanian 2,09 % , khususnya sub sektor perkebunan dan tanaman pangan yang diperkirakan
tumbuh 2,41 % dan 2,29 % dan pula dalam Sektor Perikanan memberikan kontribusi yang relatif
cukup baik pula.

Selain itu, maraknya pembangunan di Jambi juga diharapkan dapat berdampak positif bagi
masyarakat dan pemerindah sehingga dapat memajukan pelaku perekonomian di provinsi jambi
semakin maju dan makmur bagi penduduknya,

Ada beberapa sektor di Provinsi Jambi yang paling pesat pertumbuhanya yang dapat
membantu perekonomian di Provinsi Jambi :

1. Sektor Perkebunan
2. Sektor Pertanian / Tanaman Pangan
3. Sektor Perikanan

1. Sektor Perkebunan

Porensi perkebunan meliputi kelapa sawit dan karet, yang banyak terdapat di
wilayah Jambi bagian timur. Produk hasil perkebunan utama tahun 1997 antara lain
karet 227.257 ton, kelapa 116.401 ton, kelapa sawit (CPO) 170.953 ton, kayu manis
19.319 ton, teh 761 ton, dan pinang 301 ton. Masih terdapat sejumlah komoditas
perkebunan lainnya meski hasilnya sedikit, seperti cengkih, coklat, kemiri, dan
sebagainya.

Seperti halnya daerah Sumatra lainnya, Propinsi Jambi memiliki potensi yang
cukup besar di sektor pertanian dan perkebunan. Andaikata kedua sektor ini dapat
terus dikembangkan, tidak tertutup kemungkinan akan meningkatkan pendapatan asli
daerah Jambi yang relatif masih rendah, yakni sekitar Rp 137 milyar pada tahun
anggaran 1997/1998. Penerimaan sebanyak itu masih dirasakan sangat rendah untuk
dapat meningkatkan kesejahteraan penduduk Jambi yang kini mencapai sekitar 2,5
juta jiwa itu

Jambi punya perkebunan sawit

Sumbangan sektor perkebunan kelapa sawit terhadap terhadap pendapatan daerah di Jambi
cukup besar mengingat hingga saat ini luas kebun kelapa sawit di Provinsi Jambi sudah mencapai
515.300 hektare.
Provinsi Jambi merupakan salah satu provinsi penghasil kelapa sawit di Indonesia, yang telah
memberikan kontribusi nyata bagi petani dengan menyumbangkan devisa mencapai triliunan
rupiah pertahun.

Pengembangan perkebunan kelapa sawit di Jambi diperkirakan telah dimulai pada tahun 60-
an, pengusahaan perkebunan kelapa sawit mulai diusahakan oleh PTPN tahun 1993/1994 dengan
sistem Pola Inti Rakyat (PIR) di Kecamatan Sungai Bahar, Buntut, Sungai Merkanding dan Tanjung
Lebar.

Selanjutnya perusahaan swasta juga termotivasi untuk menginvestasikan modalnya di bidang


perkebunan kelapa sawit, sehingga luas kebun kelapa sawit di Jambi terus bertambah hingga
mencapai 515.300 hektare.

2. Sektor Pertanian / Tanaman Pangan


Pertanian Tanaman Pangan Tahun 2013 se Provinsi Jambi Sangat sulit untuk mencapai
peningkatan produktivitas pertanian tanaman pangan, diantaranya target pencapaian 1 juta ton
padi, tanpa adanya terobosan-terobosan.

Jadi sangat pentingnya terobosan-terobosan untuk meningkatkan produktivitas dalam


sektor pertanian khususnya untuk tanaman pangan. agar mencapai target, sehingga pentingnya
Peran Sumber Daya Manusia Pertanian Dalam Rangka Pencapaian Produksi 1 Juta Ton Padi
Menuju Jambi EMAS 2015.

Hal yang perlu dilakukan adalah dengan mengecek dan memfungsikan irigasi dari hulu
sampai hilir. Irigasi harus betul-betul berfungsi dan bisa dimanfaatkan mulai dari primer,
sekunder, dan tersier. Kalau ada nyangkut, kejar dimana nyangkutnya, perbaiki,

3. Sektor Perikanan
Dalam perekonomian Provinsi Jambi, Sub Sektor Perikanan memberikan kontribusi yang
relatif cukup baik. Tahun 2012 Sub Sektor Perikanan memberikan kontribusi terhadap Sektor
Pertanian sebesar 4,4% dan berkontribusi terhadap total PDRB tahun 2012 atas indek harga
berlaku sebesar 1,6%. Peran sub sektor Perikanan terhadap penyerapan tenaga kerja sampai
dengan tahun 2012 mencapai 28.845 rumah tangga perikanan. Di sisi produksinya, mencapai
92.747,50 ton pada tahun 2012, menunjukkan perkembangan yang positif jika dibandingkan
dengan tahun 2011 yang mencapai 85.747,70 ton, terjadi peningkatan sebesar 8,16%.

Sesuai dengan visi Jambi EMAS 2015 yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) 2010-2015. Guna mencapai visi tersebut, salah satu misi
pembangunannya adalah meningkatkan perekonomian daerah dan pendapatan masyarakat
berbasis agribisnis dan agroindustri,
BAB III

KESIMPULAN

Sektor perekonomian Provinsi Jambi lebih dominasi di bidang perkebunan, yaitu kelapa
sawit dan karet. Provinsi Jambi pula merupakan salah satu provinsi penghasil kelapa sawit di
Indonesia, yang telah memberikan kontribusi nyata bagi petani dengan menyumbangkan devisa
mencapai triliunan rupiah pertahun sehingga Provinsi Jambi pun memiliki peranan yang sangat
penting dalam Perkembangan Perekonomian Industri Di Indonesia.

PENUTUP

Demikian yang dapat kami sampaikan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan
dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya yang masih jauh dari
kesempurnaan dalam pembuatannya. Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman
dapat memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah
ini, Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman
pada umumnya.

ANALISIS PERKEMBANGAN SEKTOR INDUSTRI KECIL DAN


KONTRIBUSINYA
TERHADAP
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB)
DI KABUPATEN
BLITAR
Oleh:
Ervina Amaranggana,
1
)
Drs. Supartono, SU
.
2
)
,
Tujuan penelitian ini yaitu 1)
Untuk mengetahui perkembangan sektor indu
stri kecil di
Kabupaten Blitar
. 2)
Untuk mengetahui besaran kontribusi sektor industri kecil terhadap Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB) di Kabupaten Blitar.
Jenis penelitian yang lakukan ini adalah
penelitian
survey
, dimana peneliti melakukan observasi
dalam pengumpulan data, peneliti hanya
mencatat data seperti apa adanya, menganalisis dan menafsirkan data yag
terkait dengan hasil yang
representatif
. Teknik Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
diskriptif
kuantitatif yaitu d
ata yang telah terkumpul dan dikelompokkan dan membuat suatu laporan yang
berkaitan dengan hasil penelitian yang telah dilakukan.
Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui bahwa
perkembangan dan potensi sektor
industri kecil di Kabupaten Blitar
tertinggi
terjadi pada tahun 2010 dan penurunan terendah yaitu
pada tahun 2007 yaitu mencapai 14,54%. Secara umum hasil perkembangan
sektor industri kecil
di Kabupaten Blitar mulai periode tahun 2006 sampai 2012 adanya
kecenderungan mengalami
penurunan, kondisi ters
ebut menunjukkan belum maksimalnya pengelolaan atas potensi industri
kecil yang terdapat di Kabupaten Blitar.
Besaran kontribusi sektor industri kecil terhadap Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB) di Kabupaten Blitar
menunjukkan bahwa kontribusi sektor
in
dustri kecil di Kabupaten Blitar mulai periode tahun 2006 sampai 2012 terhadap
Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB) termasuk dalam kategori rendah. Rendahnya
kontribusi tersebut
dikarenakan tingkat kontribusinya hanya berkisar 1% sampai 1,7%. Rendahnya
kontribusi
tersebut dikarenakan adanya perpindahan beberapa kecamatan yang semula
menjadi pusat
-
pusat
industri kecil bergeser kesektor yang lain misalnya pada sektor pertanian.
Wilayah kecamatan
tersebut yaitu meliputi Wonotirto, Kademangan, Talun, Selopur
o, Doko dan Ponggok.
1
Mahasiswa Universitas Br
awijaya Malang Program Studi
Ilmu Ekonomi Pembangunan
2
Dosen Universitas Brawijaya Malang Program Studi
Ilmu Ekonomi Pembangunan
A.
PENDAHULUAN
Salah satu upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut maka pemerintah
daerah
berusaha untuk memperdayakan tingkat kemampuan ekonomi masing
-
masing sektor. Tolok
ukur ini menjadi sangat penting dan menjadi pilihan fundamen
tal untuk digunakan dalam
rangka untuk menyikapi perubahan yang begitu cepat itu betul
-
betul terjadi. Seiring dengan
prinsip demokrasi, iklim perubahan akan memberikan kontribusi dalam
memberikan ruang
dan peran serta masyarakat secara terbuka. Termasuk da
lam upaya pengembangan sektor
industri kecil sebagai upaya peningkatan kontribusinya terhadap pencapaian
pembangunan
nasional.
Sektor industri kecil memiliki peluang besar sebagai sektor tulang punggung
perekonomian, dan mengalami perkembangan yang sangat
cepat dengan menggunakan
teknologi yang semakin maju dan canggih. Dalam upaya peningkatan
produktivitas sektor
industri kecil ini maka diperlukan usaha
-
usaha dalam rangka mendukung perkembangannya,
hal tersebut mengingat bahwa sektor ini mempunyai peranan
yang sangat besar dalam
perekonomian suatu bangsa.
Upaya pengembangan dan industri kecil selalu mendapat perhatian secara
maksimal
dengan harapan mampu memberikan peningkatan atas sektor industri kecil
tersebut. Industri
kecil memiliki peluang yang besar d
alam upaya peningkatan potensi yang dimiliki. Kondisi
perkembangan industri kecil akan memberikan dampak positif terhadap upaya
peningkatan
Produk Domestik Regional Bruto yan dapat mencerminkan jaminan atas
kesejehteraan
masyarakat. Melalui upaya peningkat
an industri kecil secara langsung akan memberikan
kontribusi positif dalam rangka peningkatan kesejhteraan masyarakat.
Berdasarkan uraian
tersebut maka daoat dikatakan bahwa terdapat keterkaitan antara peningkatan
sektor industri
kecil dengan upaya peningk
atan Produk Domestik Regional Bruto dan pada akhirnya dapat
memberikan jaminan kesejahteraan masyarakat.
Kabupaten Blitar merupakan salah satu kabupaten yang terdapat di Propinsi
Jawa
Timur yang memiliki potensi usaha industri kecil yang cukup besar. Menur
ut Dinas
Perdagangan dan perindustrian di Kabupaten Blitar dengan mengunakan sistem
mengikuti
trend
masyarakat di tahun 2011 pertumbuhan ekonomi telah meningkat sekitar 30
persen dari
tahun sebelumnya yang didukung oleh industri kecil terutama dari sektor
industri perdagangan
kayu. (Dinas Perindustrian Kabupaten Blitar, 2013). Pada tahun 2012 target yang
akan dicapai
yaitu dengan lebih membudidayakan produk
-
produk baru yang ada di Kabupaten Blitar.
Selain itu Disperindag Kabupaten Blitar lebih meningkatkan
sektor industri makanan olahan
yang berasal dari buah
-
buahan.
Bertitik tolak dari latar belakang di atas, maka peneliti dapat menyusun rumusan
masalah yaitu sebagai berikut:
1.
Bagaimana perkembangan sektor industri kecil di Kabupaten Blitar ?
2.
Seberapa besar
kontribusi sektor industri kecil terhadap Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB) di Kabupaten Blitar ?
a.
Untuk mengetahui perkembangan sektor industri kecil di Kabupaten Blitar
.
b.
Untuk mengetahui besaran kontribusi sektor industri kecil terhadap Produk
Domest
ik
Regional Bruto (PDRB) di Kabupaten Blitar.
B.
METODE PENELITIAN
Lokasi penelitian berada di wilayah Kabupaten Blitar, dengan obyek penelitian
yaitu
sektor industri kecil dan besarnya kontribusinya terhadap Produk Domestik
Regional Bruto
(PDRB)
.
Jenis pen
elitian yang lakukan ini adalah penelitian
survey
, dimana peneliti
melakukan observasi dalam pengumpulan data, peneliti hanya mencatat data
seperti apa
adanya, menganalisis dan menafsirkan data yag terkait dengan hasil yang
representatif
.
Adapun jenis data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, yaitu data yang
berupa berbentuk angka dianalisa dengan jalan membandingkan antara data
yang satu dengan
data yang lain untuk mendapatkan kesimpulan
.
Sumber data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah data sekunder. Menurut
Indriantoro dan Supomo (2002:147) Data sekunder yaitu data yang diperoleh
peneliti secara
tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain).
Data tersebut
meliputi
mengenai gambaran umum wila
yah Kabupaten Blitar, kondisi industri kecil di
Kabupaten Blitar,
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) tahun 2008 sampai 2012
dan
lain
-
lain
yang dapat diperoleh di BPS Kabupaten Blitar
.
Untuk memperoleh dan
mengumpukan data
-
data yang diperlukan penulis
menggunakan metode dokumentasi.
Langkah ini berupa kegiatan mengumpulkan data
-
data sekunder dengan cara melihat atau
menyalin catatan kertas kerja yang dianggap berhubungan dengan penelitian.
Analisis data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisi
s diskriptif kuantitatif yaitu data yang telah
terkumpul dan dikelompokkan dan membuat suatu laporan yang berkaitan
dengan hasil
penelitian yang telah dilakukan.
C.
Kajian Teori
Pengertian Pembangunan Ekonomi
Menurut Suryana (2000: 3) pembangunan ekonomi a
dalah:Suatu proses yang
menyebabkan pendapatan per kapita penduduk suatu masyarakat meningkat
dalam jangka
panjang.
Sedangkan menurut Hakim (2002: 8) terdapat beberapa pengertian
pembangunan
ekonomi, yaitu meliputi:
a.
Definisi paling awal dari pembanguna
n ekonomi menyatakan bahwa pembangunan
ekonomi dikatakan ada atau terjadi jika pendapatan riil sebuah negara (biasanya
diukur
dalam GNP riil atau dalam GDP riil) berubah dari tingkat statis dan kemudian
mampu
tumbuh dalam tingkat 5 atau 7 persen atau lebih
dalam kurun waktu yang panjang.
b.
Definisi kedua mirip dengan definisi pertama, pada definisi ini dimasukkan faktor
pertambahan jumlah penduduk, atau dengan kata lain pembangunan ekonomi
dikatakan
atau terjadi jika pendapatan nasional riil per kapita sebuah
negara (diukur dalam GNP riil
perkapita atau dalam GDP riil perkapita) berubah dari tingkat statis dan kemudian
mampu
tumbuh dalam tingkat 5 atau 7 persen atau lebih dalam kurun waktu yang
panjang.
c.
Pengertian pembangunan ekonomi didefinisikan sebagai upay
a penghapusan atau
pengurangan tingkat kemiskinan, penangulangan ketimpangan tingkat
pendapatan antar
penduduk dan penyediaan lapangan kerja dalam konteks perekonomian yang
terus
berkembang.
d.
Definisi berikutnya pembangunan ekonomi yaitu sekedar upaya untuk
mengatasi
keterbelakangan yang berupa rendahnya pertumbuhan ekonomi, tidak
meratanya hasil
pembangunan, jumlah kemiskinan yang besar dan sempitnya lapangan kerja
bagi para
penganggur dari sekitar 3 milyar penduduk negara
-
negara berkembang, tetapi juga
dis
ertai upaya untuk mengatasi keterbatasan pola pikir dari masyarakat negara
-
negara
berkembang tersebut.
Berdasarkan kedua pendapat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa
pembangunan
ekonomi adalah upaya
-
upaya yang dilakukan secara sengaja yang merupakan suat
u proses.
Proses tersebut dilakukan secara terus menerus dan secara berkesinambungan
dalam rangka
peningkatan pendapatan per kapita masyarakat secara adil di seluruh wilayah
Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Pembangunan ekonomi dilakukan dalam rangka
unt
uk
meningkatkan pendapatan perkapita penduduk yang secara langsung dapat
menghindari
terjadinya kemiskinan. Tujuan utama pembangunan ekonomi tersebut dilakukan
secara
bertahap dan berjalan secara terus
-
menerus, sehingga proses pelaksanaannya dilakukan seca
ra
terencana.
Pada sisi yang lain adanya usaha untuk mengadakan pemerataan hasil
-
hasil
pembangunan ekonomi merupakan salah satu tujuan pelaksanaan
pembangunan ekonomi.
Sasaran Pembangunan Ekonomi
Sasaran pembangunan ekonomi merupakan arah yang dapat dijadi
kan pedoman dalam
rangka mengadakan proses pembangunan ekonomi, dengan tujuan akhir yaitu
peningkatan
taraf hidup masyarakat secara keseluruhan.
Menurut Suryana (2000:6) sasaran pembangunan
ekonomi yang dilaksanakan antara lain yaitu:
1.
Meningkatkan persedia
an dan memperluas pembagian/pemerataan bahan pokok yang
dibutuhkan untuk bisa hidup, seperti perumahan, kesehatan dan lingkungan.
2.
Mengangkat taraf hidup termasuk menambah dan mempertinggi pendapatan dan
lapangan
kerja, pendidikan yang lebih baik dan perhat
ian yang lebih besar terhadap nilai
-
nilai
budaya manusiawi. Namun demikian bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan
materi,
tetapi untuk meningkatkan kesadaran akan harga diri baik individu maupun
nasional.
3.
Memperluas jangkuan pilihan ekonomi dan sosial bagi i
ndividu dan nasional dengan cara
membebaskan mereka dari sikap budak dan ketergantungan, tidak hanya
hubungan
dengan orang lain dan negara lain.
Dengan demikian sasaran pembangunan ekonomi terbagi menjadi tiga sasaran
utama
yaitu meliputi: pembangunan dan
pemenuhan kebutuhan pokok, mengangkat taraf hidup dan
memperluas jangkauan pilihan ekonomi dan sosial. Ketiga sasaran yang ingin
dicapai pada
kegiatan pembangunan ekonomi tersebut merupakan bentuk pelaksanaan
kegiatan yang
dilakukan dalam rangka pencapaian
peningkatan kesejahteraan masyarakat secara adil dan
merata. Apabila kondisi tersebut terwujud maka secara langsung dapat
meningkatkan taraf
hidup pada posisi yang lebih baik. Sasaran yang lebih jauh lagi mengenai
kegiatan
pembangunan ekonomi yaitu mengha
pus atau menghilangkan sikap ketergantungan kepada
pihak atau negara lain.
Pengertian Industri Kecil
Pengertian industri kecil menurut Marbun (1996:2) yaitu: Merupakan perusahaan
yang
belum dikelola secara atau lewat manajemen modern dengan tenaga
-
tenaga
profesional.
Menurut Stoner, Freeman dan Gilbert (1998:157) industri kecil adalah: Bisnis
yang
dimiliki dan dikelola oleh orang setempat atau secara lokal, sering kali dengan
jumlah
karyawan yang amat sedikit dan bekerja di satu lokasi.
Pengertian indus
tri kecil menurut Departemen Perindustrian dan Bank Indonesia yaitu:
Usaha yang asetnya (tidak termasuk tanah dan bangunan) bernilai kurang dari
Rp.
600.000.000,
-
.. Adapun industri kecil oleh Kamar Dagang dan Industri adalah usaha industri
yang memiliki
modal kerja kurang dari Rp. 150.000.000,
-
dan memiliki nilai usaha kurang
Rp. 600.000.000,
-
.
Berbeda dengan pengertian di atas batasan dari industri kecil yang
dikembangkan oleh
Badan Pusat Statistik (BPS) yaitu industri kecil adalah usaha industri yang me
libatkan tenaga
kerja antara 5 sampai 19 orang. Selanjutnya pengertian industri yang digunakan
dalam
pengelolaan dan pengembangan industri oleh Pemerintah adalah sesuai dengan
UU No.5
Tahun 1984 tentang perindustrian adalah kegiatan ekonomi yang mengolah b
ahan mentah,
bahan baku, barang setengah jadi atau bahan jadi menjadi barang dengan nilai
yang lebih
tinggi penggunaannya termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan
industri.
Berdasarkan kedua pendapat tersebut maka dapat dikatakan bahwa industri ke
cil
merupakan suatu industri dengan menggunakan sistem pengelolaan secara
tradisional dengan
menggunakan modal dan tenaga kerja yang terbatas.
Bentuk dan Jenis Usaha Kecil
Berbagai usaha kecil yang terdapat di Indonesia dapat digolongkan menurut
bentuk
-
ben
tuk, jenis serta kegiatan yang dilakukannya. Sedangkan menurut Subanar (1998:
3)
hakikatnya usaha kecil yang ada secara umum dikelompokkan ke dalam 3 (tiga)
golongan
khusus yang meliputi:
a.
Industri Kecil
Misalnya: Industri kerajinan rakyat, Industri cor log
am, konveksi dan berbagai industri
lainnya.
b.
Perusahaan Berskala Kecil
Misalnya: Penyalur, toko kerajinan, koperasi, waserba, restoran, toko bunga, jasa
profesi
dan lainnya.
c.
Sektor Informal
Misalnya: Agen barang bekas, kios kaki lima, dan lainnya.
Sedangkan
jenis industri kecil dapat dikategorikan berdasarkan produk atau jasa yang
dihasilkan maupun aktivitas yang dilakukan oleh suatu usaha kecil, berbagai
ragam dan jenis
usaha kecil yang dikenal meliputi:
a.
Usaha Perdagangan
Keagenan: agen koran dan majalah, s
epatu, pakaian dan lain
-
lain. Pengecer: minyak,
kebutuhan sehari
-
hari, buah
-
buahan, dan lain
-
lain. Ekspor/ Impor: berbagai produk lokal
atau internasional. Sektor Informal: pengumpulan barang bekas, kaki lima dan
lain
-
lain.
b.
Usaha Pertanian
Pertanian pangan
maupun perkebunan: bibit dan peralatan pertanian, buah
-
buahan, dan
lain
-
lain. Perikanan Darat/ Laut: tambak udang, pembuatan krupuk ikan dan produk
lain
yang berasal dari perikanan darat maupun laut. Peternakan dan usaha lain yang
termasuk
lingkup pengawa
san Departeman Pertanian: produsen telur ayam, susu sapi dan lain
-
lain
produksi hasil peternakan.
c.
Usaha Industri
Industri logam/ Kimia: pengrajin logam, perajin kulit, keramik, fiberglass, marmer
dan
lain
-
lain. Pertambangan: bahan galian, serta aneka indu
stri kecil pengrajin perhiasan,
batu
-
batuan dan lain
-
lain. Konveksi: produsen garment, batik, tenun ikat dan lain
-
lain.
d.
Usaha jasa
Konsultan: Konsultan hukum, pajak, manajemen, dan lain
-
lain.
Perencana: perencana
teknis, perencana sistem, dan lain
-
lain.
Pe
rbengkelan: bengkel mobil, elektronik, jam dan
lain
-
lain. Transportasi: travel, taxi, angkutan umum, dan lain
-
lain.
Restoran: rumah
makan,
coffee
-
shop, cafetaria
, dan lain
-
lain.
e.
Usaha Jasa Konstruksi
Kontraktor bangunan, jalan, kelistrikan, jembatan, penga
iran dan usaha
-
usaha lain yang
berkaitan dengan teknis konstruksi bangunan.
Dalam konteks ini bentuk dan jenis usaha kecil merupakan kelompok sektor
industri
kecil yang terdapat di Kabupaten Blitar sehingga jenis industri merupakan
kelompok
-
kelompok indust
ri yang mencerminkan kondisi riil yang terdapat di wilayah tersebut.
Kriteria Usaha atau Industri Kecil
Persyaratan atau kriteria untuk dapat digolongkan dalam usaha kecil menurut
Pasal 5
ayat 1 dan 2 UU No.9/1995 dalam Marbun (1996:2) adalah sebagai berik
ut:
a.
Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000,00 (dua ratus juta
rupiah) tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
b.
Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 1.000.000.000,00 (satu miliar
rupiah)
c.
Milik Warga Negara Indonesia
d.
Berd
iri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang
dimiliki,
dikuasai, atau berafiliasi baik langsung maupun tidak langsung dengan badan
usaha
menengah atau badan usaha besar.
e.
Berbentuk usaha perorangan, badan usaha yang tidak berbada
n hukum, termasuk
koperasi.
Kekuatan, Kelemahan Dan Peluang Perusahaan atau Industri Kecil
Pada kenyataannya usaha kecil dapat mampu bertahan dan mengantisipasi
kelesuan
perekonomian yang diakibatkan oleh faktor
-
faktor yang dapat menghambat pertumbuhan
usa
ha tersebut baik secara internal maupun eksternal. Pada sisi yang lain tidak
dapat
dipungkiri bahwa asal
-
usul hampir semua pengusaha nasional yang tangguh dan berumur
panjang saat ini telah dimulai dari usaha kecil
-
kecilan yang sukses karena beberapa fakto
r.
Perusahaan kecil atau industri kecil mempunyai beberapa kekuatan disamping
itu juga
terdapat beberapa kelemahan, dengan adanya keadaan tersebut maka dengan
demikian segala
sesuatu hanya mungkin dapat atau bisa diperbaiki atau dimulai berdasarkan
kekuata
n dengan
mengatasi kelemahan serta memanfaatkan peluang yang tersedia demi
kemajuan yang
diharapkan pada masa
-
masa yang akan datang.
Menurut Marbun (1996: 38) terdapat beberapa kekuatan, kelemahan dan
peluang yang
dimiliki oleh industri kecil, yaitu melipu
ti:
a. Kekuatan
1.
Pengalaman bisnis sederhana
2.
Tidak birokratis dan mandiri
3.
Cepat tanggap dan fleksibel
4.
Cukup dinamis, ulet dan mau kerja keras
5.
Tidak boros
b. Kelemahan
1.
Tidak atau jarang mempunyai perencanaan tertulis
2.
Tidak berorientasi atau berpedoman ke
masa depan, melainkan pada hari kemarin
atau hari ini.
3.
Tidak memiliki pendidikan yang tepat dan relevan
4.
Tanpa pembukuan yang teratur dan neraca rugi laba
5.
Tidak mengendalikan analisis pasar yang
up to date
atau tepat waktu dan mutakhir
6.
Kurang spesialisasi
atau diversifikasi berencana.
7.
Jarang mengadakan pembaharuan (inovasi)
8.
Tidak ada atau jarang melakukan pengkaderan.
9.
Cepat puas diri
10.
Keluarga sentris
11.
Kurang percaya atau kurang tanggap pada ilmu modern
12.
Kurang pengetahuan mengenai hukum dan peraturan.
c. Pel
uang
1.
Belajar pada manajemen sederhana
2.
Meminta jasa konsultan manajemen atau penasihat perusahaan.
3.
Meminta jasa keluarga/kenalan yang pintar
4.
Kembali ke bangku belajar
5.
Mengalihkan bidang usaha
Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa dalam rang
ka peningkatan
usaha kecil maka diperlukan suatu analisis kehidupan usaha kecil pada masa
sekarang ini dan
mengalisis eksistensi masa depannya melalui beberapa kekuatan dan
kelemahan serta peluang
yang dimiliki oleh usaha atau industri kecil.
Pembangunan I
ndustri Kecil
Menurut Subanar (1998:2) industri kecil pada umumnya memiliki peranan penting
dalam struktur perekonomian. Namun demikian, secara historis struktural pola
pertumbuhan
industri kecil menimbulkan kondisi yang kurang baik. Masalah utama yang ter
jadi adalah
dualisme ekonomi yang makin lebar dan dikotomi industri berskala besar dan
kecil. Untuk itu
yang dapat ditempuh pemerintah adalah merumuskan beberapa langkah
kebijaksanaan yaitu:
1.
Mengembangkan industri kecil, termasuk didalamnya industri keraji
nan, industri rumah
tangga serta industri formal dan tradisional yang dilakukan melalui peningkatan
sentra
-
sentra industri.
2.
Meningkatkan pertumbuhan industri kecil agar mampu berkembang kearah
vertikal,
dengan meningkatkan kemampuan dan kemandirian usaha d
an hasilnya.
Hal itu
dilakukan melalui perkembangan profesionalisme dan kewirausahawan
pengusaha
industri kecil serta bantuan modal, peralatan dan binaan.
3.
Mengembangkan industri kecil di daerah
-
daerah yang relatif masih tertinggal yang
dilandasi kelayakan
ekonomi dengan memperhatikan kendala yang ada.
4.
Meningkatkan perluasan usaha kecil melalui pengembangan program keterkaitan
dan
penyempurnaan iklim usaha investasi.
Untuk pengembangan diperlukan keterkaitan dari berbagai pihak. Kalau
digambarkan
untuk membi
na bagi pengembangan untuk industri kecil paling tidak ada empat komponen
yaitu: Pemerintah, organisasi usaha (KADID), Litbang perusahaan dan
Universitas (Pusat
Penelitian). Atas dasar menyukseskan tugas binaan usaha kecil agar dapat lebih
berperan
maka tu
gas yang dilakukan oleh Perguruan Tinggi adalah: a)
Mengkaji tentang profil usaha
kecil. Kendala
-
kendala dan peluang pengembangannya termasuk data base dan klarifikasi,
konsentrasi dan penyebaran. b) Pengkajian tentang proses tranformasi dari
usaha kecil
m
enjadi usaha menengah dan mantap. c) Pengkajian tentang pembinaan yang
dilakukan
sekarang (perkreditan, fasilitas bersama dan sebagainya) d) Pengkajian tentang
alternatif
pembinaan melalui pelatihan atau konsultasi, inkubator dan modal ventura. e)
Pengkaji
an
tentang pola pemberian perlindungan dan subsidi yang tepat. f) Pengkajian
tentang kebijakan
dan makro yang kondusif untuk mengembangkan usaha kecil.
Berdasarkan uraian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa pembangunan
industri
kecil merupakan langkah
-
la
ngkah untuk memperkuat kondisi industri kecil sehingga dapat
tubuh dan berkembang, maka disini peran Pemerintah dan lembaga yang terkait
sangat
diperlukan dalam melakukan pembinaan kearah yang lebih baik.
SUSUNAN FORMAT MAKALAH/PAPER
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
HALAMAN DAFTAR ISI
HALAMAN GAMBAR/GRAFIK (JIKA ADA)

BAB I : PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Berisi tentang alasan pemilihan tema dalam pembuatan paper/makalah.

1.2. TUJUAN
Berisi tentang tujuan yang akan dicapai dengan pembuatan makalah/paper.

1.3. RUANG LINGKUP MATERI


Berisi tentang ilmu atau teori yang berkaitan dengan tema yang diambil dalam
makalah/paper.

BAB II : DASAR TEORI/LANDASAN TEORI


Berisi tentang pembahasan dan penelitian tentang ilmu ataupun teori yang sudah pernah
dibahas oleh para ahli berkaitan dengan tema makalah/paper yang dipilih. Materi yang
dibahas secara teoritis dikaitkan dengan aplikasi praktis teori/ilmu tersebut dalam kenyataan
kehidupan keseharian.
Untuk menuliskan teori yang diambil dari para ahli jangan lupa mencantumkan nama, tahun
atau buku yang pernah memuat teori tersebut. Sehingga sumber/nara sumbernya jelas dan
tidak diragukan. Kalau membuat kutipan harap mencantumkan pula halaman di mana
kutipan tersebut diambil.

BAB III : PEMBAHASAN

Berisi tentang data yang diperoleh di lapangan/kenyataan dan dikaitkan dengan ilmu atau
teori yang sudah ada. Jika ada kesesuaian dibahas lebih lanjut dan dapat pula dimasukkan
pendapat pribadi yang berkaitan erat dengan tema/usulan/saran/gagasan/ide.
Jika memang ditemukan ketidaksesuaian antara teori atau ilmu yang sudah ada dengan
kenyataan di lapangan, hal ini juga perlu dibahas untuk melihat mengapa hal ini dapat
terjadi.Dapat pula dimasukkan pendapat pribadi berkaitan erat dengan
tema/usulan/saran/gagasan/ide sehingga antara kenyataan dengan ilmu yang ada, baik
yang ada hubungannya maupun tidak, dapat dijelaskan dengan baik dan rinci.

BAB IV : PENUTUP
4.1. KESIMPULAN
Berisi tentang simpulan akhir dari pembahasan yang sudah dibuat. Penulisan kesimpulan
singkat dan jelas, tidak panjang seperti pembahasan.

4.2. USUL DAN SARAN


Dapat juga dimasukkan usulan dan saran dari penulis yang sudah dimunculkan dalam
pembahasan.

DAFTAR PUSTAKA
Berisi seluruh sumber yang digunakan dalam pembuatan makalah/paper. Daftar pustaka
berupa buku, surat kabar, majalah, informasi dari situs internet dan lain-lain. Penulisannya
secara lengkap dan mengikuti kaidah penulisan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.

LAMPIRAN
Berisi seluruh gambar/foto ataupun grafik atau juga data yang mendukung dalam
pembuatan makalah.

Identifikasi masalah, batasan masalah, serta rumusan masalah


Oct26

A. IDENTIFIKASI MASALAH

Identifikasi masalah adalah pengenalan masalah atau inventarisir masalah. Identifikasi


masalah adalah salah satu proses penelitan yang boleh dikatakan paling penting diantara
proses lain. Masalah penelitian akan menentukan kualitas dari penelitian, bahkan juga
menentukan apakah sebuah kegiatan bisa disebut penelitian atau tidak. Masalah penelitian
secara umum bisa kita temukan lewat studi literatur atau lewat pengamatan lapangan
(observasi, survey, dsb).
Masalah penelitian bisa didefinisikan sebagai pernyataan yang mempermasalahkan suatu
variabel atau hubungan antara variabel pada suatu fenomena. Sedangkan variabel itu sendiri
dapat didefinisikan sebagai pembeda antara sesuatu dengan yang lain.

Beberapa hal yang dijadikan sebagai sumber masalah adalah :


1. Bacaan
Bacaan yang berasal dari jurnal-jurnal penelitian yang berasal dari laporan hasil-hasil
penelitian yang dapat dijadikan sumber masalah, karena laporan penelitian yang baik
tentunya mencantumkan rekomendasi untuk penelitian lebih lanjut, yang berkaitan dengan
penelitian tersebut. Suatu penelitian sering tidak mampu memecahkan semua masalah yang
ada, karena keterbatasan penelitian. Hal ini menuntut adanya penelitian lebih lanjut dengan
mengangkat masalah-masalah yang belum terjawab.
Selain jurnal penelitian, bacaan lain yang bersifat umum juga dapat dijadikan sumber
masalah misalnya buku-buku bacaan terutama buku bacaan yang mendeskripsikan gejala-
gejala dalam suatu kehidupan yang menyangkut dimensi sains dan teknologi atau bacaan
yang berupa tulisan yang dimuat dimedia cetak.
2. Pertemuan Ilmiah
Masalah dapat diperoleh melalui pertemuan-pertemuan ilmiah, seperti seminar, diskusi.
Lokakarya, konfrensi dan sebagainya. Dengan pertemuan ilmiah dapat muncul berbagai
permasalahan yang memerlukan jawaban melalui penelitian.
3. Pernyataan Pemegang Kekuasaan (Otoritas)
Orang yang mempunyai kekuasaan atau otoritas cenderung menjadi figure yang dianut oleh
orang-orang yang ada dibawahnya. Sesuatu yang diungkapkan oleh pemegang otoritas
tersebut dapat dijadikan sumber masalah. Pemegang otoritas di sini dapat bersifat formal dan
non formal.
4. Observasi (Pengamatan)
Pengamatan yang dilakukan seseorang tentang sesuatu yang direncanakan ataupun yang tidak
direncanakan, baik secara sepintas ataupun dalam jangka waktu yang cukup lama, dapat
melahirkan suatu masalah. Contoh : Seorang pendidik menemukan masalah dengan melihat
(mengamati) sikap dan perilaku siswanya dalam proses belajar mengajar.
5. Wawancara dan Angket
Melalui wawancara kepada masyarakat mengenai sesuatu kondisi aktual di lapangan dapat
menemukan masalah apa yang sekarang dihadapi masyarakat tertentu. Demikian juga dengan
menyebarkan angket kepada masyarakat akan dapat menemukan apa sebenarnya masalah
yang dirasakan masyarakat tersebut. Kegiatan ini dilakukan biasanya sebagai studi awal
untuk mengadakan penjajakan tentang permasalahan yang ada di lapangan dan juga untuk
menyakinkan adanya permasalahan-permasalahan di masyarakat.
6. Pengalaman
Pengalaman dapat dikatakan sebagai guru yang paling baik. Tetapi tidak semua pengalaman
yang dimiliki seseorang itu selalu positif, tetapi kadang-kadang sebaliknya. Pengalaman
seseorang baik yang diperolehya sendiri maupun dari orang lain, dapat dijadikan sumber
masalah yang dapat dijawab melalui penelitian.
7. Intuisi
Secara intuitif manusia dapat melahirkan suatu masalah. masalah penelitian tersebut muncul
dalam pikiran manusia pada saat-saat yang tidak terencanakan.

Ketujuh faktor diatas dapat saling mempengaruhi dalam melahirkan suatu masalah penelitian,
dapat juga berdiri sendiri dalam mencetuskan suatu masalah. Jadi untuk mengindentifikasi
masalah dapat melalui sumber-sumber masalah di atas. Sumber-sumber masalah tersebut
dapat saling berinteraksi dalam menentukan masalah penelitian, dapat juga melalui salah satu
sumber saja.
Setelah masalah diindentifikasi, selanjutnya perlu dipilih dan ditentukan masalah yang akan
diangkat dalam suatu penelitian. Untuk memilih dan menentukan masalah yang layak untuk
diteliti, perlu mempertimbangkan kriteria problematika yang baik.

B. PERUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah adalah pertanyaan penelitian, yang umumnya disusun dalam bentuk
kalimat tanya, pertanyaan-pertanyaan tersebut akan menjadi arah kemana sebenarnya
penelitian akan dibawa, dan apa saja sebenarnya yang ingin dikaji / dicari tahu oleh si
peneliti. Masalah yang dipilih harus researchable dalam arti masalah tersebut dapat
diselidiki. Masalah perlu dirumuskan secara jelas, karena dengan perumusan yang jelas,
peneliti diharapkan dapat mengetahui variabel-variabel apa yang akan diukur dan apakah ada
alat-alat ukur yang sesuai untuk mencapai tujuan penelitian. Dengan rumusan masalah yang
jelas, akan dapat dijadikan penuntun bagi langkah-langkah selanjutnya. Hal ini sesuai dengan
pandangan yang dinyatakan oleh Jack R. Fraenkel dan Norman E. Wallen (1990:23) bahwa
salah satu karakteristik formulasi pertanyaan penelitian yang baik yaitu pertanyaan penelitian
harus clear. Artinya pertanyaan penelitian yang diajukan hendaknya disusun dengan kalimat
yang jelas, tidak membingungkan. Dengan pertanyaan yang jelas akan mudah
mengidentifikasi variabel-variabel apa yang ada dalam pertanyaan penelitian tersebut, dan
berikutnya memudahkan dalam mendefenisikan istilah atau variabel dalam pertanyaan
penelitian. Dalam mendefenisikan istilah tersebut depat dengan (1) Constitutive definition,
yakni dengan pendekatan kamus (dictionary approach), (2), Contoh atau by example dan (3)
Operational definition, yakni mendefenisikan istilah atau variabel penelitian secara spesifik,
rinci dan operasional.
Berdasarkan pandangan di atas, dapat disimpulkan bahwa ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam merumuskan masalah penelitian, antara lain adalah :
1. Rumusan masalah hendaknya singkat dan bermakna
Masalah perlu dirumuskan dengan singkat dan padat tidak berbelit-belit yang dapat
membingungkan pembaca. Masalah dirumuskan dengan kalimat yang pendek tapi bermakna.
2. Rumusan masalah hendaknya dalam bentuk kalimat Tanya
Masalah akan lebih tepat apabila dirumuskan dalam bentuk kalimat pertanyaan, bukan
kalimat pernyataan.
3. Rumusan masalah hendaknya jelas dan kongkrit
Rumusan masalah yang jelas dan kongkrit akan memungkinkan peneliti secara eksplisit dapat
menjawab pertanyaan-pertanyaan: apa yang akan diselidiki, siapa yang akan diselidiki,
mengapa diselidiki, bagaimana pelaksanaannya, bagaimana melakukannya dan apa tujuan
yang diharapkan.
4. Masalah hendaknya dirumuskan secara operasional
Sifat operasional dari rumusan masalah, akan dapat memungkinkan peneliti memahami
variabel-variabel dan sub-sub variabel yang ada dalam penelitian dan bagaimana
mengukurnya.
5. Rumusan masalah hendaknya mampu member petunjuk tenang memungkinkannya
pengumpulan data di lapangan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang terkandung
dalam masalah penelitian tersebut.
6. Perumusan masalah haruslah dibatasi lingkupnya, sehingga memungkinkan penarikan
simpulan yang tegas. Kalau disertai rumusan masalah yang bersifat umum, hendaknya
disertai penjabaran-penjabaran yang spesifik dan operasional.

C. BATASAN MASALAH
Batasan masalah adalah ruang lingkup masalah atau membatasi ruang lingkup masalah yang
terlalu luas / lebar sehingga penelitian lebih bisa fokus untuk dilakukan. Hal ini dilakukan
agar pembahasan tidak terlalu luas kepada aspek-aspek yang jauh dari relevan sehingga
penelitian bisa lebih fokus untuk dilakukan. Dari sekian banyak masalah tersebut dipilihlah
satu atau dua masalah yang akan dipermasalahkan, tentu yang akan diteliti (lazim disebut
dengan batasan masalah). Batasan masalah jadinya berati pemilihan satu atau dua masalah
dari beberapa masalah yang sudah teridentifikasi.
Batasan masalah itu dalam arti lain sebenarnya menegaskan atau memperjelas yang menjadi
masalah. Dengan kata lain, merumuskan pengertian dan menegaskannya dengan dukungan
data-data hasil penelitian pendahuluan seperti apa sosok masalah tersebut. Misal, jika yang
dipilih mengenai prestasi kerja karyawan yang rendah dipaparkanlah (dideskripsikanlah)
kerendahan prestasi kerja itu seperti apa (misalnya kehadiran kerja seberapa rendah,
keseriusan kerja seberapa rendah, kuantitas hasil kerja seberapa rendah, kualitas kerja
seberapa rendah).
Dapat pula batasan masalah itu dalam arti batasan pengertian masalah, yaitu menegaskan
secara operasional (definisi operasional) masalah tersebut yang akan memudahkan untuk
melakukan penelitian (pengumpulan data) tentangnya. Misal, dalam contoh di atas, prestasi
kerja mengandung aspek kehadiran kerja (ketepatan waktu kerja), keseriusan atau
kesungguhan kerja (benar-benar melakukan kegiatan kerja ataukah malas-malasan dan
buang-buang waktu, banyak menganggur), kuantitas hasil kerja (banyaknya karya yang
dihasilkan berbanding waktu yang tersedia), dan kualitas hasil kerja (kerapihan, kecermatan
dsb dari hasil karya).
Pilihan makna yang mana yang akan diikuti sebenarnya tidak masalah. Idealnya: (1)
membatasi (memilih satu atau dua) masalah yang akan diteliti (pilih satu atau dua dari yang
sudah diidentifikasi), (2) menegaskan pengertiannya, dan (3) memaparkan data-data yang
memberikan gambaran lebih rinci mengenai sosoknya.. Seperti dalam contoh : Jadi, jika
masalahnya berupa prestasi kerja karyawan yang rendah (yang dipilih dari, misalnya:
kreativitas kerja yang rendah, kemampuan berinisiatif yang rendah, kerja sama (kolegialitas)
yang rendah, loyalitas yang rendah, dan lainnya), maka yang akan diteliti (dipilih, dibatasi)
tentu mengenai kerendahan prestasi kerja karyawan, bukan mengenai faktor penyebab
rendahnya prestasi kerja karyawan, atau upaya memotivasi karyawan. Jika yang jadi masalah
kekurangan fasilitas (sarana prasarana) pendidikan, maka yang disebutkan (dituliskan) adalah
bahwa yang akan diteliti (dipilih, dibatasi) adalah masalah kekurangan fasilitas, bukan
pengelolaan fasilitas. Kekurangan fasilitas dan pengelolaan fasilitas merupakan dua hal yang
berbeda [Ada masalah apa pula dengan pengelolaan fasilitas? Pengelolaan fasilitas bukan
masalah, itu topik atau tema! Lain jika salah kelola fasilitas atau ketidakefektivan
pengelolaan fasilitas].

Referensi:
Drs. Cholid Narbuko, dkk. 2008. Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara.
Hartono. 2011. Metodologi Penelitian. Pekanbaru: Zanafa Publishing.
Ir. M. Iqbal Hasan, M.M. 2002. Metodologi Penelitian. -: Ghalia Indonesia.
Sukandarrumidi. 2002. . Metodologi Penelitian. Yoghyakarta: Gadjah Mada Univercity Press.

http://rofiqahmad.wordpress.com/2008/01/24/memilih-dan-merumuskan-masalah-penelitian/
http://sylvie.edublogs.org/2007/05/08/merumuskan-masalah-penelitian/
http://romisatriawahono.net/2008/01/07/penelitian-tugas-akhir-itu-mudah-2-identifikasi-
masalah/

Indonesian

3) TUJUAN PENULISAN Tujuan penulis membuat makalah yang berjudul Pengangguran


di Indonesia Terhadap Pertumbuhan Ekonomi adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui
definisi dari pengangguran 2. Mengetahui masalah-masalah pengangguran yang ada di
Indonesia 3. Mengetahui data pengangguran di Indonesia 4. Mengetahui pengaruh
pengangguran terhadap tingkat kemiskinan 5. Mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan
pengangguran di Indonesia 6. Mengetahui dampak apa saja yang ditimbulkan dari
pengangguran di Indonesia 7. Mengetahui bagaimana cara mengatasi pengangguran di
Indonesia BAB II ISI 1. Definisi Pengangguran Pengangguran atau tuna karya adalah istilah
untuk orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua
hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang
layak. Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau para pencari
kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang ada yang mampu menyerapnya.
Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian karena dengan adanya
pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat
menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya. Selain definisi di
atas masih banyak istilah arti definisi pengangguran menurut para tokoh, diantaranya: -
Definisi pengangguran menurut Sadono Sukirno Pengangguran adalah suatu keadaan dimana
seseorang yang tergolong dalam angkatan kerja ingin mendapatkan pekerjaan tetapi belum
dapat memperolehnya. - Definisi pengangguran menurut Payman J. Simanjuntak

PENULISAN LATAR BELAKANG, TUJUAN DAN MANFAAT


PENELITIAN

1. LATAR BELAKANG
Dalam latar belakang masalah penulis harus menjelaskan
Masalah yg menjadi fokus penelitian
alasan memilih masalah baik secara teoritis : (hsl kajian literatur atau penelitian
sebelumnya), maupun secara praktis; didukung data.
Skup/keluasan masalah, kedalaman masalah,
Dampak masalah apabila tdk ditangani...
2. Permasalahan Penelitian
Dirumuskan berdasarkan latarbelakang masalah
Merupakan pertanyaan pokok penelitian yg dirumuskan dalam kalimat pertanyaan.
Untuk dpt menjangkau informasi/data yg diingnkan, peneliti harus memerinci permasalahan
tsb menjadi beberapa sub permasalahan :
Contoh :
Judul Penelitian : Sosialisasi Keluarga Terhadap Anak Autisme Di Yayasan X Kota Cianjur.
Rumusan Masalah : Bagaimana sosialisai Keluarga terhadap Anak Autisme?
Selanjutnya pokok permasalahan tersebut dirinci ke dalam sub-sub permasalahan sebagai
berikut :

1. Bagaimana Karakteristik Responden


2. Bagaimana Pengawasan responden terhadap anak autisme
3. Bagaimana Penanaman nilai, norma, keterampilan, dan pengetahuan terhadap anak
autisme
4. Bagaimana Teknik responden dlm penanaman nilai...
5. Bagaimana masalah yang dihadapi responden pd saat melakukan sosialisasi
6. Bagaimna harapan responden terhdp sosialisasi

yang diberikan terhadap anak autisme


Contoh 2.
Judul : Kondisi Kehidupan Pemulung di TPA sampah Cijerah Kota Cimahi.
Permasalahan Penelitian ?
Bagaimana Kondisi Kehidupan Pemulung di TPA Sampah Cijerah Kota Cimahi?
Selanjutnya pokok permasalahan tersebut dirinci ke dalam sub-sub permasalahan sebagai
berikut :

1. Bagaimana karakteristik responden


2. Bagimana kondisi Ekonomi responden
3. Bagaimana kondisi Emosional responden
4. Bagaimana kondisi Sosial responden
5. Bagaimana kondisi Spiritual responden
6. Bagaimana Masalah alah yang dihadapi responden
7. Bagaimna harapan responden terhdp......

3. Tujuan dan Manfaat Penelitian


A. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian : berisikan pernyataan yang menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian.
Gunakan kata kerja yg hasilnya bisa diukur atau dilihat : menggali, mengkaji, membuktikan,
menguji, memperoleh gambaran ....dlsb.
Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran secara empiris tentang :

1. Karakteristik Responden
2. Pengawasan responden...
3. Penanaman nilai
4. Teknik responden
5. Masalah-masalah yang dihadapi responden
6. Harapan Responden terhadap sosialisasi....

B. Manfaat

Manfaat penelitian : menjelaskan tentang kegunaan hasil penelitian bagi beberapa pihak yang
terkait dengan masalah yang diteliti misalnya bagi penulis sendiri, bagi pihak lembaga
pendidikan, bagi pembuat kebijakann dsb.
Ditinjau dari manfaat teoritis dan manfaat praktis
1. Manfaat Teoritis : menjelaskan bahwa hasil penelitian bermanfaat memberikan
sumbangan pemikiran atau memperkaya konsep-konsep, teori-teori terhadap ilmu
pengetahuan dari penelitian yang sesuai dengan bidang ilmu dalam suatu penelitian.
Contoh Manfaat Penelitian :
Manfaat Teoritis
Hasil Penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat memberikan sumbangan
pemikiran dalam memperkaya wawasan konsep praktek pekerjaan sosial terutama tentang
intervensii pekerjaan sosial terhadap anak autisme.
2.Manfaat Praktis
menjelaskan bahwa hasil penelitian bermanfaat memberikan sumbangan pemikiran
bagi pemecahan masalah yang berhubungan dengan topik atau tema sentral dari suatu
penelitian
penelitian ini berguna secara teknis untuk memperbaiki, meningkatkan dlsb suatu keadaan
berdasarkan penelitian yang dilakukan dan mencari solusi bagi pemecahan masalah yang
ditemukan pada penelitian
Contoh :

Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini secara praktis diharapkan dapat menyumbangkan pemikiran
terhadap pemecahan masalah yang berkaitan dengan masalah sosialisasi pada anak autisme.
Selanjutnya hasil penelitian ini diharapkan menjadi acuan bagi penyusunan program
pemecahan masalah anak autisme.

BAB I

PENDAHULUAN

A. Pengertian Industri
Industri adalah salah satu kegiatan pokok ekonomi manusia yang sangat penting.

Kegiatan ini berupaya melalui proses bahan mentah menjadi bahan baku dan barang jadi,

melalui proses kegiatan industi dapat dihasilkan berbagai barang yang menjadi kebutuhan

manusia.

B. Macam dan Klasifikasi Industri

Macam industri berbeda-beda untuk tiap daerah atau negara, tergantung pada sumber

daya yang tersedia, tingkat teknologi, serta perkembangan daerah atau negara tersebut. Pada

umumnya makin maju tingkat perindustrian disuatu daerah, makin banyak jumlah dan macam

industri serta makin kompleks pula sifat kegiatan dan usaha tersebut.

Adapun klasifikasi industri berdasarkan kriteria masing-masing, adalah sebagai berikut :

1. Klasisifikasi Industri Berdasarkan Bahan Baku

a. Industri ekstraktif, yaitu industri yang bahan bakunya diperoleh langsung dari alam.

Misalnya industri hasil perikanan, Industri hasil pertanian dan industri hasil perhutanan.

b. Industri nonekstraktif, yaitu industri yang mengolahlebih lanjut hasil-hasil industri lain.

Misalnya industri kayu lapis, industri pemintalan dan industri kain.

c. Industri fasilitatif atau industri tertier, yaitu industri yang menjual jasa layanan untuk

keperluan orang lain. Misalnya Perbankan, perdagangan, angkutan dan pariwisata.

2. Klasifikasi Industri Berdasarkan Tenaga Kerja

a. Industri rumah tangga, yaitu industri yang menggunakan tenaga kerja 4 orang dan memiliki

modal yang kecil. Misalnya industri kerajinan dan industri makanan ringan.

b. Industri Kecil, yang industribyang menggunakan tenaga kerja 5 sampai 19 orang dan

memiliki modal yang relatif kecil Misalnya industri genteng dan industri batubata.

c. Industri sedang, yaitu industri yang menggunakan tenaga kerja 20 sampai 99 orang dan

memiliki modal cukup besar. Misalnya industri bordir dan industri keramik.
d. Industri besar, yaitu industri yang menggunakan tenaga kerja lebih dari 100 orang dan

memiliki modal besar yang dihimpun secara kolektif dalam bentuk saham. Misalnya industri

teksti, industri mobil dan industri besi/baja.

3. Klasifikasi Industri Berdasarkan Produksi yang Dihasilkan

a. Industri primer, yaitu industri yang menghasilkan barang atau benda yang tidak perlu

pengolahan lebih lanjut dan dapat dinikmati secara langsung. Misalnya industri makanan dan

minuman, industri konveksi, dan industri anyaman.

b. Industri sekunder, yaitu industri yangmenghasilkan barang atau benda yang membutuhkan

pengolahan lebih lanjut sebelum dinikmati. Misalnya industri pemintalan benang, industri

baja, industri ban dan industri tekstil.

c. Industri tertier, yaitu industri yng hasilnya tidak berupa barang atau benda yang dapat

dinikmati melainkan berupa jasa yang dapat mempermudah atau membantu kebutuhan

masayarakat. Misalnya industri angkutan dan industri perbankan.

4. Klasifikasi Industri Berdasarkan Bahan Mentah

a. Industri pertanian, yaitu industri yang mengolahb bahan mentah yang diperoleh dari hasil

pertanian. Misalnya industri minyak goreng, industri gula dan industri teh.

b. Industri pertambangan, yaitu industri yang mengolah bahan mentah yang diperoleh dari hasil

pertambangan. Misalnya industri semen, industri baja dan industri BBM.

c. Industri jasa, yaitu industri yang mengolah jasa layanan yang dapat mempermudah beban

masyarakat tapi menguntungkan. Misalnya industri perbankan, industri pariwisata dan

industri transportasi.

5. Klasifikasi Industri Berdasarkan Lokasi Unit Usaha


a. Industri berorientasi pada pasar, yaitu industri yang didirikan didekat daerah persebaran

pasar.

b. Industri berorientasi pada tenaga kerja, yaitu industri yang didirikan didekat daerah

pemusatan penduduk, terutama daerah yang memiliki banyak angkatan kerja tapi

pendidikannya kurang.

c. Industri berorientasi pada pengolahan, yaitu industri yang didirikan didekat tempat

pengolahan.

d. Industri berorientasi pada bahan baku, yaitu industri yang didirikan ditempat tersedianya

bahan baku.

e. Industri yang tidak terikat oleh persyaratan orang lain, yaitu industri yang didirikan dimana

saja dan tidak terikat oleh syarat-syarat diatas.

6. Klasifikasi Industri Berdasarkan Proses Produksi

a. Industri hulu, yaitu industri yang hanya mengolah bahan mentah menjadi barang setengah

jadi. Misalnya industri alumunium dan industri pemintalan.

b. Industri hilir, yaitu industri yang mengolah barang setengah jadi menjadi barang jadi

sehingga bisa langsung dinikmati oleh konsumen. Misalnya industri otomotif, industri

konveksi dan industri mebeler.

7. Klasifikasi Industri Berdasarkan Barang yang Dihasilkan

a. Industri berat, yaitu industri yang menghasilkan mesin-mesin atau alat produksi lainnya.

Misalnya industri alat-alat berat, industri mesin dan industri pemintalan.

b. Industri ringan, yaitu industri yang mengahsilkan barang siap pakai untuk dikonsumsi.

Misalnya industri obat-obatan, industri makanan dan industri minuman.

8. Klasifikasi Industri Berdasarkan Modal yang Digunakan


a. Industri dengan penanaman modal dalam negeri (PMDN), yaitu industri yang memperoleh

dukungan modal dari pemerintah atau pengusaha nasional. Misalnya industri kerajinan,

industri pariwisata, industri makanan dan minuman.

b. Industri dengan penanaman modal asing (PMA), yaitu industri yang modalnya berasal dari

penanaman modal asing. Misalnya industri komunikasi, industri perminyakan dan industri

pertambangan.

c. Industri dengan modal patungan, yaitu industri yang modalnya berasal dari hasil kerja sama

antara PDMN dan PMA. Misalnya industri otomotif dan industri transportasi.

9. Klasifikasi Industri berdasarkan Subjek Pengelola

a. Industri rakyat, yaitu industri yang dikelola dan merupakan milik rakyat. Misalnya, industri

kerajinan dan industri makanan ringan.

b. Industri negara (BUMN), yaitu industri yang dikelola dan merupakan milik negara. Misalnya

industri kertas, industri pupuk, industri perminyakan dan industri baja.

10. Klasifikasi Industri Berdasarkan Cara Pengorganisasian

a. Industri kecil, yaitu industri yang memiliki modal relatif kecil, teknologi sederhana,

pekerjanya kurang dari 10 orang, produknya masih sederhana dan lokasi pemasarannya pun

masih terbatas. Misalnya industri kerajinan dan industri makanan ringan.

b. Indusri menengah, yaitu industri yang memiliki modal relatif besar, teknologi cukup maju

tetapi masih terbatas, pekerjanya antara 10-200 orang,tenaga kerja tidak tetap dan lokasi

pemasarannya relatif lebih luas. Misalnya industri bordir dan industri sepatu.

c. Industri besar, yaitu industri yang memiliki modal sangat besar, teknologi canggih dan

modern, organisasi teratur, tenaga kerja dalam jumlah banayak dan terampil dan lokasi
pemasarannya berskala nasional dan internasional. Misalnya industri otomotif,industri

barang-barang elektronik dan industri transportasi.

11. Klasifikasi Industri Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perindustrian

Pengklasifikasian industri berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perindustrian Nomor

19/M/I/1986 yang dikeluarkan oleh Departemen Perindustrian dan Perdagangan, yaitu :

a. Industri kimia Dasar (IKD)

1) Industri kimia organik. Misalnya industri bahan peledak dan industri bahan kimia tekstil.

2) Industri kimia anorganik. Misalnya industri semen, industri kaca dan industri asam sulfat.

3) Industri agrokimia. Misalnya industri pupuk kimia dan industri pestisida.

4) Industri Selulosa dan karet. Misalnya, industri kertas, industri pulp dan industri ban.

b. Industri Mesin logam Dasar dan Elektronika (IMELDE)

1) Industri mesin dan perakitan alat-alat pertanian.Misalnya mesin traktor, mesin hueler dan

mesin pompa.

2) Industri alat-alat berat/konstruksi. Misalnya mesin pemecah batu, buldozer dan excavator dll.

C. Industri Kecil

1. . Pengertian Industri Kecil

Industri kecil adalah kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh perorangan atau rumah

tangga maupun suatu badan bertujuan untuk memproduksi barang maupun jasa untuk

diperniagakan secara komersial dengan jumlah tenaga kerja dan modal yang relatif kecil

2. Ciri Ciri Industri Kecil

Industri kecil umumnya berskala kecil, kurang maju dalam teknologi, sangat bergantung

pada sumber daya lokal, jauh lebih padat tenaga kerja, tenaga kerja berasal dari pekerja yang

masih mimiliki hubungan kekeluargaan, memiliki akses dana sendiri atau lokal, merupakan

fenomena/industri pedesaan.
3. Jenis Jenis Industri Kecil

Jenis-jenis industri ada 3, yaitu : industri lokal, industri sentra, industri mandiri

D. Faktor Faktor yang Mempengaruhi Industri

Faktor-faktor yang mempengaruhi industri ada 5, yaitu:

1. bahan mentah, tidak ada barang yang dapat dibuat jika tidak ada bahan mentahnya, misalnya

untuk industri pensil dibutuhkan tambang grafit dan kayu jenis khusus tentunya.

2. sumber tenaga(power resource), iini menyangkut tenaga air (hydro power) atau pelistrikan

untuk menggerakkan mesin pabrik.

3. suplai tenaga kerja, hal ini menyangkut dua segi yakni kuantitatif (jumlah tenaga kerja) dan

kualitatif (keterampilan yang dilmiliki tenaga kerja).

4. Suplai air, industri sudah jelas sangat memerlukan air baik dari segi kuantitas maupun

kualitas.

5. pemasaran, dalam dunia industri pemasaran adalah sangat penting. Karena dalam indutri

memeproduksi barang untuk di jual.

6. fasilitas transportasi, transpotasi dalam industri sangat penting baik untuk mendatangkan

bahan baku maupun menyebarkan produk.

E. Lokasi Industri

Penempatan lokasi industri mempunyai peranan yang sangat penting, sebab akan

mempengaruhi perkembangan dan kontinuitas proses dan kegiatan itu sendiri.

Adapun berdasarkan lokasi industri ada 3 yaitu:

1. Industri yang berlokasi ditempat bahan mentah berasal

2. Industri yang berlokasi di daerah pemasaran

3. Industri yang berlokasi di tempat yang banyak terdapat tenaga kerja


BAB II
PEMBAHASAN

1.1. PENGEMBANGAN IKM PENGGERAK PEREKONOMIAN DAERAH

A. Pengertian

IKM Penggerak Perekonomian Daerah adalah industry yang memproduksi barang dan

jasa yang mengguanakan bahan baku utamanya berbasis pada pendayagunaan sumber alam,

bakat dan karya seni tradisional dari daerah setempat.

B. Ciri Kriteria

Adapun ciri-ciri kelompok industri ini adalah :

1) Menggunakan bahan baku lokal yang mudah diperoleh.

2) Cara memproduksinya tidak sulit dikuasai oleh masyarakat setempat.

3) Sebagian besar produknya dapat diserap oleh pasar lokal/domestic.

4) Bersifat padat karya atau menyerap tenaga kerja yang cukup banyak

5) Melibatkan masyarakat lemah setempat.

6) Mempunyai potensi untuk dikembangkan, apalagi bila dapat

dikembangkan sebagai produk unggulan daerah.

C. Misi dan Tujuan


1) Memanfaatkan potensi SDA andalan lokal secara optimal, masyarakat IKM setempat dan

sebagai pemasok utama pasar local.

2) Meningkatkan pendapatan masyarakat dan daerah.

3) Meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

4) Memperluas kesempatan kerja (mengurangi pengangguran).

5) Melestarikan dan mengembangkan seni trdisional budaya daerah.

6) Mengisi kebutuhan pasar lokal, domestik dan ekspor.

7) Meningkatkan perolehan devisa.

8) Memajukan daerah.

D. Lingkup Komoditi

1. Makanam ringan

2. Sutera alam

3. Penyamakan kulit

4. Genteng

5. Anyaman dan lain-lain yang yang merupakan potensi yan dimiliki suatu daerah tersebut

1. PERMASALAHAN

A. Permasalahan yang Dihadapi :

1. Mutu ( Kualitas )

Mutu atau kualitas produk yang dihasilkan masih banyak yang belum memenuhi

standard dan banyak konsumen yang belum puas akan hasil produk yang telah dihasilkan.

2. Peralatan/ Teknologi yang Digunakan

Belum menggunakan teknologi yang memadai dan masih menggunakan peralatan

yang umumnya relatif tua.

3. Bahan Baku
Masih banyak bahan baku yang sulit diperoleh karna keterbatasan Sumber Daya Alam

serta keterbatasan biaya. Pada produk makanan,masih ada penggunaan BPT yang dilarang.

4. Pemasaran

Prsaingan dengan pasar bebas dan Negara pesaing. Kurangnya akses transportasi dan

informasi yang memadai sehingga pemasaran produk tersebut menjadi terbatas dan tidak

berkembang.

5. Modal atau Biaya

Terbatasnya biaya produksi mengakibatkan permintaan konsumen dengan hasil

produksi tidk sesuai.

6. Peran Institusi atau Pemerintah Setempat

Kurangnya perhatian dari pemerintah terhadap IKM setempat mengakibatkan IKM

tersbut tidak berkembang.

2. Pemecahan Masalah

1. Mutu ( Kualitas )

Para pelaksana IKM seharusnya sangat memperhatikan mutu produk yang dihasilkan.

Karena mutu sangat penting bagi sebuah produk. Produk yang tidak mempunyai mutu akan

kalah bersaing di pasar bebas. Dan produk tersebut harus memiliki standar mutu yang jelas

atau mengikuti standar mutu yng telah diberikan oleh instansi pemerintah seperti SNI.

2. Peralatan/ Teknologi yang Digunakan

Peralatan / teknologi yang digunakan semestinya sesuai dengan kebutuhan, terjangkau,

dan dapat digunakan secara efisien. Jika ingin bekembang dengan pesat maka harus dapat

mengikuti perkembangan teknologi dan peralatan yang modern.


3. Bahan Baku

Para pelaksana IKM memerlukan bahan baku yang tetap atau dapat diperoleh secara

terus-menerus. Hal ini dapat terjadi bila para pelaksana sendiri mempunyai lahan bahan baku

yang tetap atau memperoleh distributor tetap.

4. Pemasaran

Pada bidang pemasaran dibutuhkan kinerja yang optimal sehingga produk kita dapat

bersaing dipasar bebas dan pasar inernasional. Syarat mutlak yang harus dicapai agar dapat

menguasai adalah menguasai bidang pemasaran adalah 3 point diatas harus dikuasai.

5. Modal atau Biaya

Modal atau biaya dapat diperoleh melaui pinjaman di Bank atau melaui investor yang

ingin menanamkan modalnya di usaha yang kita kembangkan. Agar para investor yakin

kepada usaha kita, produk kita harus menjadi yang terbaik.

6. Peran Institusi atau Pemerintah Setempat

Peran institusi atau pemerintah sangat dibutuhkan dalam perkembangan IKM ini.

Karena mereka juga memiliki tanggung jawab terhadap usaha-usaha yang berkembang di

daerah masing usaha IKM. Peran Pemerintah mencakup program penyuluhan yang dilakukan

oleh tenaga penyuluh. Para pelaksana IKM seharusnya membuka diri dan menerima

masukan-masukan maupun saran yang diberikan oleh pemerintah melalui program penyuluh

tersebut.

3. Peran IKM Dalam Perekonomian Daerah.

Krisis ekonomi memberi pelajaran berharga tentang kekuatan bangunan struktur usaha

Indonesia. Usaha besar yang jumlahnya sedikit namun menguasai lebih dari 70% total asset
usaha di Indonesia terkena dampak krisis tersebut Sementara usaha kecil dengan jumlah yang

sangat besar tidak mengalami imbas dari penguasaan asset dan perkembangan yang dialami

usaha besar.

Namun ketika krisis menghantam perekonomian Indoneisa, terbukti usaha besar yang

lebih rapuh daya tahannya terhadap krisis. Pengembangan UKM berada pada dua pola

berpikir yang berkembang. Pertama, UKM ditempatkan sebagai unit usaha yang perlu

mendapat dukungan melalui proteksi khsusunya terhadap persaingan dan dukungan melaui

pola bapak angkat. Pola ini menghasilkan kebijakan yang bersifat government and

protection policy.

Banyak kalangan memang akan meragukan kemampuan UKM untuk berada

dalam kondisi pasar yang bersaing dengan dukungan dan proteksi yang minimum. Disamping

itu, pilihan pada kebijakan yang cenderung pada government and protection policy secara

politis akan lebih populis serta terlihat lebih cepat hasilnya (dirasakan langsung oleh UKM).

UKM menjadi tidak cukup mampu untuk bersaing (bahkan untuk skala menengah

sekalipun), lemah dalam melakukan inovasi dan kurang mampu melakukan penetrasi pasar

yang lebih luas. Pemikiran kedua, menempatkan posisi dan pengembangan UKM

sebagaimana unit usaha bisnis yang harus tumbuh dalam lingkungan persaiangan. UKM tidak

perlu diberikan proteksi dan bantuan yang berlebihan dan bahkan dirasakan akan sangat

berkembang dalam iklim persaingan ekonomi pasar yang sehat dengan intervensi yang

seminimal mungkin. Pola pemikiran kedua ini tdak mengarahkan pada pola do nothing policy

tapi lebih cenderung kepada pemikiran market driven policy.

Banyak kalangan memang akan meragukan kemampuan UKM untuk berada

dalam kondisi pasar yang bersaing dengan dukungan dan proteksi yang minimum. Seperti

biasa, UKM kemudian menjadi lebih identik dengan pengembangan usaha kecil dan mikro

yang memang harus mendapat berbagai jenis bantuan dan proteksi. Akibatnya usaha
menengah juga menjadi sosok yang terbiasa dengan proteksi, captive market dan

menginginkan berbagai fasilitas yang disertai dengan manajemen yang tradisional

membuatnya sulit berkembang. Fenomena struktur usaha yang timpang dimana usaha

menengah secara kuantitas tidak bisa menjadi penyangga struktur industri menunjukkan tidak

berkembangnya usaha menengah.

Menghadapi persaingan bebas, usaha menengah dinilai jauh lebih siap dilihat dari

segi kemampuan SDM, skala usaha dan kemampuannya untuk melakukan inovasi dan akses

pasar. Dalam perjalanannya pembinaan terhadap UKM, lebih condong kepada pembinaan

pengusaha kecil, sementara pembinaan terhadap usaha menengah seolah-olah terlupakan.

Kebijakan pengembangan usaha bagi usaha menengah belum bersandar pada satu peraturan

pemerintah sebagai payung kebijakan, dan dalam aras pengembangan usaha, masih terdapat

grey area dalam pengembangan usaha menengah.

Salah satu strategi untuk mendorong kinerja dan peran UKM dalam pasar bebas serta

mengatasi kesenjangan yang terjadi, adalah dengan menumbuhkan usaha menengah yang

kuat dalam membangun struktur industri. Disamping itu juga harus didukung dengan

tersedianya barang dan jasa, sehingga pelanggan pun makin bertambah banyak, dengan

begitu keuntungan juga dapat diperoleh dengan cepat tanpa memakan waktu yang cukup

lama. Dengan adanya usaha kecil dan menengah seperti ini dapat membantu penyerapan

tenaga kerja yang pengangguran. Semakin banyaknya usaha kecil tersebut dan merupakan

salah satu penunjang keberhasilan usaha. Dan dapat meningkatkan taraf hidup. Dengan

adanya usaha kecil dan menengah dapat meningkatkan taraf hidup pemilik usaha kecil

tersebut apabila usaha yang dikelola berjalan dengan lancar.

E. Sasaran Pengembangan

a. Kualitatif
1) Tersedianya informasi peluang pasar dalam negeri untuk berbagai kelompok dan komoditi

industri dengan teknologi sederhana.

2) Terbukanya kesempatan usaha baru dengan bahan baku berbasis SDA setempat.

3) Meningkatnya nilai tambah/pendapatan yang diterima perajin.

4) Mengurangi pengangguran.

5) Meningkatnya daya saing industri dengan melakukan penerapan teknologi produksi

sederhana dan mudah dikuasai untuk diversifikasi produk dan desain dalam membuat inovasi.

6) Tersedianya bahan baku alternatif yang dapat dijadikan sebagai pilihan.

7) Meningkatnya bantuan permodalan, perpajakan, dan intensif lainnya.

8) Meningkatnya informasi untuk pengembangan manajemen maupun mutu produk.

9) Tumbuh dan berkembangnya perekonomian daerah.

b. Kuantitatif

Sasaran kuantitatif pengembangan industry penggerak perekonomian daerah meliputi

industri-industri sebagai berikut :

A. Makanan Ringan

B. Sutera Alam

C. Penyamakan Kulit

D. CPO IKM

E. Pupuk

F. Garam

G. Genteng

H. Alsintani

I. Tenun Tradisional dan lain-lain


F. Arah Pengembangan

Pengembangan IKM penggerak perekonomian daerah diarahkan pada :

1) Menetapkan suatu kerangka kebijakan pengembangan IKM penggerak perekonomian daerah

yang selaras antara kebijakan pengembangan IKM nasional dan kebijakan pembangunan di

daerah.

2) Meningkatkan IKM penggerak pembangunan daerah dibidang teknologi, manajemen dan

kualitas SDM yang didukung oleh berbagai pihak : Pemerintah Pusat atau daerah dan

Lembaga-lembaga terkait.

3) Memperluas kesempatan berusaha dan kesempatan kerja di daerah.

4) Memperluas jangkauan pasar, dari lokal menjadi pasar antar provinsi bahkan pasar ekspor.

G. Kebijakan Pengembangan

Untuk mewujudkan visi, misi dan arah pengembangan IKM penggerak perekonomian

daerah ditetapkan kebijakan sebagai berikut :

1) Pengembangan industri ditekankan pada upaya optimalisasi penggunaan sumber daya alam

lokal untuk meningkatkan nilai tambah, memperkuat struktur industri, memenuhi kebutuhan

pasar dalam negeri dan memperkuat daya saing produk terutama dalam pasar bebas AFTA

tahun 2003.

2) Selalu mengacu kepada pengaruh lingkungan internal dan eksternal, yaitu faktor-faktor

kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman yang dimiliki masing-masing komoditi

terpilih dari kelompok IKM penggerak perekonomian daerah.

3) Memperkuat struktur industri melalui hubungan vertical hulu hilir antara pemasok/penghasil

dengan pengguna bahan baku dan hubungan kemitraan antara lembaga terkait dengan IKM

atau antara perusahaan besar dengan IKM terpilih.


4) Menciptakan iklim usaha yang semakin kondusif, antara lain kemudahan-kemudahan yang

dituangkan dalam peraturan perundang-undangan, fasilitasi untuk dukungan akses

permodalan, akses pasar, akses teknologi informasi, peningkatan kualitas SDM melalui

pendidikan dan pelatihan.

H. Strategi Pengembangan IKM

Berdasarkan misi yang diemban, strategi pengembangan industri ini ditempuh melalui 2

langkah, yaitu :

a. Meningkatkan Permintaan (Pull Factors) :

1) Memperkuat hubungan kemitraan antara IKM (yang termasuk penggerak perekonomian

daerah) dengan industry besar/BUMN maupun lembaga-lembaga pendukung permodalan dan

pemasaran.

2) Menciptakan iklim usaha yang lebih kondusif seperti : peraturan pajak, bea masuk,

distribusi, pemberian isentif, kemudahan kredit, dll.

3) Memberikan dukungan litbaang dan prasarana serta fasilitas promosi dan pemasaran baik di

dalam negeri maupun di luar negeri

b. Meningkatkan Pengembangan Usaha (Push Factors) :

1) Menjaga kontinuitas dan standarisasi mutu bahan baku.

2) Memperbaiki dan meningkatkan produktivitas mesin/peralatan.

3) Meningkatkan kualitas SDM.

4) Fasilitas akse permodalan, informasi dan pemasaran.

I. Pengembangan IKM Perekonomian Daerah Perlingkup Komoditi

Untuk perlingkup komoditi pada buku ini akan dibahas IKM makanan ringan untuk

penjelasannya adapun untuk lebih jelasnya perhatikan uraian di bawah ini.


A. Industri Makanan Ringan

1. Keadaan Spesifik

1) Kurang memperlihatkan aspek higienis.

2) Masih ada penggunaan Bahan Tambahan Pangan (BPT) tidak bebas/bahan tambahan yang

dilarang.

3) Pengelolaan/manajemen usaha masih sederhana.

4) Mutu sangat beragam, banyak yang belum memenuhi standar.

5) Kemasan sangat sederhana, tidak menarik dan label tidak sesuai dengan isi.

6) Masuknya produk-produk makanan ringan dari Negara lain yang memepunyai kualitas yang

lebih baik.

2. Sasaran Pengembangan

Sasaran pengembangan pada tahun 2003-2004 ditujukan pada jumlah Nilai Tambah,

Nilai Produksi, Unit Usaha dan Tenaga Kerja.

3. Program Pengembangan

1) Peningkatan mutu produk dan kemasan IKM makanan ringan

Pengadaan fasilitas, bimbingan dan pengembangan kemasan dan label

2) Peningkatan sumber daya pemberdayaan ikm makanan ringan

TOP-GMP bagi penyuluh pembina daerah

3) Pengembangan promosi dan pemasaran IKM makanan ringan

Partisipasi pemasaran serta pendirian pusat makanan ringan

4) Pengembangan iklim usaha IKM makanan ringan

Fasilitas kerjasama dengan perusahaan besar

4. Lokasi Pengembangan

1) Kab. Deli Serdang Sumatera Utara.

2) Tanjung Karang, Kota Bandar Lampung.


3) Kab. Ciamis, Bandung Jawa Barat.

4) Kab. Kebumen, Kota Salatiga Jawa Timur.

5) Kota Yogyakarta DI Yogyakarta.

B. Industri Sutera Alam

1. Keadaan Spesifik

1) Tingkat utilitas produksi benang sutera rendah.

2) Belum menggunakan teknologi tepat guna yang memadai.

3) Bahan baku kokon yang berasal dari petani tidak mampu memenuhi kebutuhan industri

pemintalan baik kualitas maupun kuantitas.

4) Bahan baku benang yang berasal dari industri pemintalan tidak mampu memenuhi

permintaan industry pertenunan.

5) Ancaman Negara pesaing (China, Thailand, dan India).

6) Harga produk sutera impor lebih murah.

2. Sasaran Pengembangan

Sasaran peningkatan pada tahun 2003-2004 ditujukan pada jumlah Nilai Tambah,

Nilai Produksi, Unit Usaha dan Tenaga Kerja.

3. Program Pengembangan

1) Penerapan teknologi tepat guna.

2) Fasilitas kemitraan suplai bahan baku pengembangan desain.

3) Bantuan tenaga ahli desain dan pengembangan produk sutera.

4) Penerapan teknis pencelupan dengan menggunakan cat warna alam dan alternative lainnya.

5) Promosi pemasaran, promosi penggunaan merek sendiri dan pendaftaran HaKI.

6) Pengembangan BDS pengembangan layanan informasi.

4. Lokasi Pengembangan

1) Kab. Wajo, Enrekang, Soppeng Sulawesi Selatan.


2) Kab. Garut, Sukabumi, Tasik Malaya Jawa Barat.

3) Kab. Boyolali, Purworejo, Magelang, Banyumas, Pemalang Jawa Tengah.

4) Kab. Sleman, Kota Yogyakarta - DI. Yogyakarta.

5) Kab. Tanah Datar Sumatera Barat.

6) Kota Denpasar Bali.

1.2 PENGEMBANGAN IKM PENDUKUNG INDUSTRI (SUPPORTING INDUSTRY)

A. Pengertian

Industri pendukung (supporting industry) adalah industry yang membuat barang dan jasa

bukan untuk memenuhi kebutuhan sendiri tetapi dijual ke pasar bebas atau industry lain

untuk mendukung produk yang akhirnya memiliki nilai tambah yang lebih tinggi.

Industri Pendukung juga bisa disebut sebagai penghasil produk-produk antara berupa

barang belum jadi (komponen ataupun sub-komponen) untuk mendukung/memasok secara

langsung maupun tidak langsung kepada industri yang akan merakit, pendukung industri

termasuk industri penunjang industro terkait.

B. Ciri-Ciri / Kriteria

Keragaman jenisnya sangat tinggi dan berkembang sangat cepat. Merupakan kelompok

industri yang dinamikanya ditentukan oleh kreativitas desain produk barang jadi.

Ciri ekonomisnya :

bernilai tambah tinggi, dan menyerap tenaga kerja banyak , dengan keterkaitan

industri yang luas, Memerlukan tenaga kerja trampil dan berkeahlian teknis tinggi, Hasil

produksinya dipasok ke pasar bebas/ industri lain, terjadinya peningkatan nilai tambah,

bersifat sustitusi impor, pada umumnya berfungsi sebagai subcontracting


C. Lingkup Komoditi Prioritas

Komponen Kendaraan Bermotor (Roda 4 dan Roda 2), Jasa Reparasi, Jasa Rekondisi.

Komponen Permesinan (Mesin Tekstil/Migas, Permesinan Sederhana), Bengkel Perakitan,

Reparasi/Maintenance

Komponen Elektronika (Alat Komunikasi, Panel dan Gear Listrik, Alat Rumah Sakit, Alat

Bngunan / Rumah

Komponen barang-barang karet dan plastic

D. Misi Serta Tujuan

Menciptakan Industri Pendukung untuk memenuhi kebutuhan konsumen industry dan

komponen after market

Memfasilitasi akses IKM Komponen dalam negeri dengan distributor global komponen

Memfasilitasi IKM Pendukung dengan para pemasok komponen dunia, seperti Delphi dan

sebagainya

Mengurangi impor komponen, memperkuat struktur industry, menciptakan lapangan kerja

baru.

E. Target Group Pembinaan dan Pengembangan

IKM dan bengkel komponen alat angkut (KBM-R4, KBM-R2, kapal dan lain-lain.

IKM dan bengkel komponen peralatan dan mesin (CPO, pupuk, tekstil, migas dan lain-lain.

IKM dan bengkel elektronika (alat komunikasi, alat rumah sakit, panel listrik, gear listrik,

pendingin dan lain-lain).

Bengkel perbaikan dan pemeliharaan (jasa service, took onderdil dan lain-lain).
F. Kondisi Umum Saat Ini

1. Peluang pasar industry pendukung, impor komponen, suku cadang dan elektronika cukup

besar dan semakin besar.

2. Lingkungan yang berpengaruh

Lingkungan Internal

Kekuatan

a. Adanya komitmen pemerintah yang tinggi untuk mendorong industry pendukung.

b. Tenaga kerja yang cukup bersaing

c. Adanya dukungan Lembaga Penelitian dari Balai-balai besar yang mendukung industry

supporting.

Kelemahan

Bidang Manajemen

a. Perusahaan umumnya dikelola secara usaha keluarga

b. Pengetahuan tentang strategi pemasaran sangat minim dan kurang aktif melakukan kegiatan

promosi pemasaran.

c. Kurang motivasi untuk mengembangkan teori-teori manajemen di dalam perusahaannya.

d. Sistem quality control (QC) pada umumnya belum dikuasai (masih lemah).

Lingkungan Eksternal

Peluang di Dalam Negeri

a. Potensi pasar yang cukup besar, impor barang modal dan permesinan pertahun, dengan

peningkatan rata-rata 17,96 % per tahun.

b. Liberalisasi perdagangan dunia khususnya AFTA (regional).

c. Adanya trend Global Sourching di idustri otomotif, permesinan dan elektronika.

G. Sasaran Pengembangan Tahun 2003-2004


1. Kualitatif

Adanya kesempatan kerja baru sebagai akibat dari hasil ekspansi produksi komponen dan

sub komponen

Berkurangnya impor komponen

Meningkatnya daya saing industry perakitan dan komponen.

Meningkatnya basis kemampuan teknologi sehingga memperkuat infrastruktur teknologi

serta meningkatnya teknologi proses dan desai produk

Meningkatnya bantuan permodalan, perpajakan dan insentif lainnya.

H. Arah Pengembangan

1. Pengembangan industry pendukung diarahkan untuk meningkatkan dan menumbuhkan IKM

yang sebelumnya masih banyak mengimpor komponen-komponen dari luar penyusun.

2. Peningkatan kemampuan bengkel-bengkel perbaikan dan pemeliharaan untuk keperluan

industry-industri BUMN/ besar.

3. Penumbuhan wirausaha-wirausaha baru permesinan modern.

4. Penumbuhan IKM / bengkel logam dan mesin berorientasi ekspor

I. Kebijakan Pengembangan

Kebijakan pengembangan industry pendukung di tetapkan berdasarkan prinsip-prinsip,

sebagai berikut :

1. Pengembangan industry ditekankan pada mekanisme pasar dalam upaya meningkatkan daya

saing yang cukup untuk memasuki pasar International.

2. Industry pendukung yang dikembangkan di utamakan pada industry yang berskala kecil dan

menengah.

3. Pengembangan industry di arahkan untuk memperkuat struktur industry.


4. Melibatkan secara aktif perusahaan besar.

5. Meningkatkan iklim usaha yang semakin kondusif.

J. Strategi Pengembangan

Dengan memerhatikan berbagai hambatan baik ditngkat internal maupun eksternal

perusahaan dapat dilakukan langkah sebagai berikut :

1. Meningkatkan Permintaan (Pull Factors)

2. Meningkatkan upaya pengembangan (Push Factors)

3. Pendekatan yang dilakukan

Strategi pengembangan IKM Pendukung akan menempuh 2 tahapan umum

pengembangan, yaitu :

Mendorong pembuatan komponen non-esensial

Kemudian mengarah ke pembuatan komponen esensial.

Kedua strategi umum tersebut didukung secara simultan dengan langkah-langkah

pemberdayaan, penyediaan sumberdaya/ permodalan, sistim insentif, prasarana/sarana, pola

kemitraan yang efektif, perlindungan dan harmonisasi tarif, pemantapan industri bahan

konstruksi dasar pemasokbahan baku, serta pemilihan sentra binaan yang potensial.

K. Program Pengembangan

1. Peningkatan dukungan teknis dan kemampuan R&D melalui peningkatan promosi

2. Peningkatan kemampuan manajemen dengan mengadopsi dan sertifikasi QS 9000.

3. Peningkatan kemampuan produk, penyediaan dukungan keuangan

4. Revitalisasi Kemampuan Balai Besar Logam dan Mesin, penataan kembali lingkungan

industry

5. Peningkatan dukungan system tarif dan perpajakan


6. Peningkatan akses terhadap pasar Internasional, promosi dasar dan investasi

L. Lokasi Pengembangan

1. Komponen Permesinan dan Peralatan Pabrik dari Logam,Karet, Plastik

KotaMedan- Sumatera Utara

Kota Padang- Sumatera Barat

DKI Jakarta

2. Komponen Elektronika

Kota Batam-Riau

DKI Jakarta

Kota Surabaya, Kab. Pasuruan,Gresik,Sidoardjo-Jawa Timur

3. Komponen Kendaraan Bermotor dari Logam,karet,Plastik

KotaMedan- Sumatera Utara

kota Makasar Sulawesi Selatan

Kab. Tangerang, Serang-Banten

4. Produk Barang Jadi Karet dan Plastik

Kota Medan-Sumatera Utara

Kota Palembang-Sumatera Selatan

Kota Surabaya, Kab. Pasuruan,Gresik,Sidoardjo-Jawa Timur

M. PENGEMBANGAN KELOMPOK INDUSTRI KOMODITI TERPILIH.

a. Komponen Kendaraan Bermotor (KBM):

1) Keadaan spesifik.
Sebagian besar masih dikerjakan oleh industry menengah dan besar karena sifat

teknologinya.

Adanya persyaratan bidang standarisasi mutu, mahalnya harga bahan baku, serta banyaknya

produk impor ilegal

Peluang pasar sangat besar daalam negeri

System pembayaran yang memberatkan produsen, serta budaya kerja manufacturing belum

masyarakat di industry kecil

2) Sasaran pengembangan

Sasaran peningkatan jumlah unit usaha, tenaga kerja dan nilai produksi tahun 2003-2004

adalah sebagai berikut :

a. Unit Usaha ( laju pertumbuhan = 3,04%)

b. Tenaga Kerja Orang (laju pertumbuhan = 5,00%)

c. Nilai Produksi (laju petumbuhan = 12,49%)

3) Program Pengembangan

Lokalisasi Komponen, promosi investasi

Peningkatan penerapan standarisasi, mengembangkan bursa komponen

Meningkatkan pendekatan kemitraan dengan principal

Memperkuat MIDC dan UPT Logam

Mendorong kerja sama dengan industry komponen global

4) Lokasi Pengembangan

DKI Jakarta

Bogor, Sukabumi, Bandung_Jawa Barat

Tengerang-Banten
Sidoardjo, Pasuruan-Jawa Timur

b. Mesin dan peralatan Pabrik

1. Keadaan Spesifik

Bahan baku spesifik sulit di dapat

Peralatan, permesinan dan SDM yang ada belum tersedia optimal

Engeneering company dengan coverage penguasaan teknologi yang kurang bervariasi

2. Sasaran Pengembangan

Sasaran peningkatan jumlah unit usaha, tenaga kerja dan nilai produksi tahun 2003-2004

tertera pada table berikut :

SASARAN

2003 2004

743 765

30.290 31.810

438.964 488.877
3. Program Pengembangan

Mengembangkan permintaan pasar

Mengembangkan infra struktur teknologi

Mengembangkan reverse engineering

Menumbuhkan wira usaha baru

4. Lokasi pengembangan

Kota Medan-Sumatera Utara

DKI Jakarta

DI Yogyakarta

Tangerang-Banten
c. Elektronika

1. Keadaan spesifik

Share pasar dosmetik yang cenderung semakin tertekan.

Banyaknya industry Multi National Company yang melakukan relokasi yang berakibat

kurangnya aktifitas sub contracting.

2. Sasaran Pengembangan

Sasaran Peningkatan Junlah Unit Usaha, tenaga kerja dan nilai produksi tahun 2003-2004

tertera pada table berikut ini

SASARAN

2003 2004

2.361 2.432

59.410 62.380

1.522.114 1.722.306

3. Program Pengembangan

Mengembangkan industry penunjang pembuat komponen elektronika

Mendorong transfer teknologi dari industry perakit ke sub kontraktornya

Pemanfaatan infra struktur teknologi informasi yang ada.

4. Lokasi Pengembangan

Kota Batam

DKI Jakarta

Tangerang-Banten

Bogor,Bekasi,Kuningan, bandung-Jawa Barat

d. Komponen (Baran Karet dan Plastik)

1. Keadaan spesifik

Bahan baku sebagian besar tergantung pada impor


Keterbatasan Teknologi Produksi

2. Sasaran Pengembangan

Sasaran Peningkatan Jumlah Unit Usaha, teaga kerja dan nilai produksi tahun 2003-2004

tertera pada table berikut ini

SASARAN

2003 2004

14.302 14.731

240.760 252.800

2.980.132 3.262.800

3. Program Pengembangan

Peningkatan Kemampua SDM

Peningkatan Akses Pemodalan

Peningkatan akses pasar

Peningkatan standarisasi produk

4. Lokasi Pengembangan

Kota Medan-Sumatera Utara

Kota Pelambang-Sumatera Selatan

DI Yogyakarta

1.3. PENGEMBANGAN IKM BERORIENTASI EXPORT

A. Pengertian

Industri kecil dan menengah berorientasi ekspor adalah industri yang memiliki daya

saing sehingga produknya mampu mengisi pasar internasional baik dilakukan sendiri maupun

oleh pedagang/mediator.

B.Ciri/Kriteria Industri Kecil Menengah Berorientasi Ekspor

1) Memiliki daya saing cukup


2) Berbasis SDA dalam negeri

3) Padat karya, menyerap banyak tenaga kerja

4) Peluang pasar luas

C. Lingkup Komoditi Prioritas

1) Pangan : ikan olahan, kerupuk

2) Sandang : sepatu/alas kaki, pakaian jadi, barang jadi tekstil

Kimia dan Bahan Bangunan (KBB) : minyak atsiri, arang kayu/tempurung, furnitur

kayu, furnitur rotan.

) Kerajinan : perhiasan, suaman bordir, mainan anak, keramik/gerabah, kerajinan kayu,

kerajinan anyaman, batik.

D. Misi serta Tujuan

1) Mendorong IKM yang memiliki kemampuan diversifikasi produk ekspor yang bernilai

tambah lebih tinggi

2) Meningkatkan perolehan devisa

3) Memacu IKM lainnya untuk meningkatkan daya saing

4) Memperluas lapangan kerja

5) Menciptakan hubungan bisnis (networking) antara IKM lokal dengan pemasok dunia.

E. Kondisi Umum Saat Ini

1) Keadaan lingkungan yang mempengaruhi

a. Lingkungan Internal

Kekuatan

(1) Bahan baku (sebagian besar) tersedia di dalam negeri

(2) Tersedianya tenaga kerja dengan keterampilan dasar yang tinggi

(3) Dukungan Pemerintah.

Kelemahan
(1) Kemampuan mengakses pasar terbatas

(2) Mutu belum konsisten, dan pemahaman dan penerapan HaKI masih terbatas

(3) Belum adanya trading house yang dapat membantu pemasaran di luar negeri

(4) Bantuan keuangan untuk ekspor belum tersedia.

b. Lingkungan Eksternal

Peluang

(1) Peluang pasar di pasaran dunia cukup besar, saham ekspor Indonesia relatif masih kecil

(0,1% s/d 4%) terhadap pasar dunia.

(2) Kerjasama perdagangan regional (AFTA) maupun internasional (WTO).

Ancaman

(1) Munculnya negera berkembang pesaing baru

(2) Perubahan pola konsumen global

(3) Meningkatnya biaya tenaga kerja, energi, dll

(4) Muncul isu-isu non trade yang menjadi hambatan perdagangan, seperti isu ecolabeling dan

isu non trade lainnya.

(5) Penyelundupan bahan-bahan baku (seperti kayu, rotan, dll), sangat membantu negara-negara

pesaing Indonesia.

F. Arah Pengembangan

Pengembangan IKM berorientasi ekspor diarahkan untuk meningkatkan volume dan

nilai ekspor IKM, mendorong kemampuan mengakses pasar ekspor dalam rangka membantu

persaingan pasar ekspor yang semakin ketat.Kenaikkan industri kecil menengah (IKM)

ternyata tidak memberikan dampak positif pada ekspor.

G. Pengembangan Kelompok Industri Komoditi Terpilih

1. Program Pengembangan
1) Peningkatan Effisiensi dan Produktivitas

(1) Restrukturisasi permesinan

(2) Peningkatan proses produksi yang lebih effisien serta teknologi baru

2) Peningkatan Pasar Ekspor

(1) Promosi dan pemasaran di Bali, serta lokasi-lokasi strategis ekspor lainnya

(2) Pengembangan trading house

(3) Peningkatan kemampuan SDM bidang ekspor

(4) Pengembangan kemitraan dengan BUMN dan industri pengekspor

3) Peningkatan Mutu

(1) Pengembangan desain, peningkatan penerapan GMP, peningkatan kualitas kemasan, serta

peningkatan kemampuan SDM bidang mutu.

4) Bantuan Permodalan

(1) Kredit Ekspor

(2) Penjaminan/asuransi kredit

2. Contoh Industri

a. Industri Pengolahan Ikan

1) Lingkup Komoditi : ikan kering/ikan asin, ikan asap, ikan pindang,ikan olahan lainnya.

2) Keadaan Spesifik: kemampuan ekspor rendah,banyak pesaing, teknoloogi sudah dikuasai.

b. Industri Pakaian Jadi

1) Keadaan Spesifik

(1) Peluang pasar ekspor cukup luas

(2) Bahan baku cukup tersedia


(3) Teknologi relatif sederhana

(4) Menyerap banyak tenaga kerja

(5) Adanya dukungan Litbang/Balai Besar Tekstil.

2) Program Pengembangan

(1) Peningkatan mutu dan desain

(2) Promosi penggunaan merek sendiri

(3) Promosi pemasaran

(4) Modernisasi mesin dan peralatan

(5) Pengembangan informasi

c. Industri Minyak Atsiri

1) Keadaan Spesifik

(1) Pertumbuhan perdagangan dunia minyak atsiri : 9,38%, sedangkan pertumbuhan minyak

atsiri Indonesia hanya 0,12%.

(2) Market share minyak nilam Indonesia di pasar dunia lebih kecil dari 50% yang seharusnya

dapat mencapai di atas 80%, minyak akar wangi sekitar 10% yang seharusnya dapat

mencapai di atas 40% dan minyak kenanga lebih kecil dari 15% yang seharusnya dapat

mencapai di atas 45%.

(3) Pembinaan dan pengembangan industri minyak atsiri belum terintegrasi.

(4) Mampu menumbuhkan industri baru dan menggerakkan sektor ekonomi lainnya.

2) Program Pengembangan

(1) Peningkatan Promosi

(a) Merintis kerjasama pemasaran ke luar negeri.

(b) Penyusunan informasi bisnis.

(2) Peningkatan SDM

(a) Magang para pengusaha minyak atsiri


(3) Peningkatan Mutu dan Teknologi

(a) Pendirian laboratorium mini minyak atsiri

(b) Mengaktifkan penyulingan minyak atsiri

(c) Pembinaan langsung melalui tenaga ahli

d. Industri Furnitur Kayu / Rotan

Furniture Kayu

1) Keadaan Spesifik

(1) Bahan baku walau cukup tersedia, tetapi seringkali tidak mudah diperoleh oleh IKM.

(2) Pangsa pasar dalam negeri maupun ekspor terbuka luas

(3) Menyerap banyak tenaga kerja

(4) Menghasilkan devisa cukup besar

2) Program Pembelajaran

(1) Peningkatan Promosi dan Pemasaran

(a) Pendirian pusat desain dan pemasaran produk furnitur kayu

(b) Penyusunan profil industri meubel kayu.

(2) Peningkatan SDM

(a) Pelatihan pengembangan desain meubel kayu di provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur

(b) Pelatihan peningkatan manajemen pemasaran dan keuangan

(3) Peningkatan Mutu dan Teknologi

(a) Bantuan tenaga ahli untuk IKM furnitur kayu terpilih dalam rangka peningkatan mutu dan

desain

(b) Pengadaan peralatan pengawetan dan pengeringan kayu (Kiln Driyer)

(c) Fasilitasi penerapan ekolabel produk mebel kayu.


1.4 PENGEMBANGAN IKM INISIATIF BARU

A. Pengertian
Industri kecil menengah inisiatif baru merupakan suatu usaha untuk mengembangkan
industry berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi (knowledge-base) yang menghasilkan nilai
tambah yang tinggi.

B. Ciri/Kriteria
Kelompok industri ini dicirikan oleh penggunaan teknologinya yang tergolong
maju/tinggi, yang pada umumnya merupakan cabang/jenis industri yang akan berkembang
pesat dimasa mendatang. Ruang lingkup teknologi berkisar pada pemanfaatan teknologi
informasi,pemanfaatan material baru,teknologi nano serta bio-teknologi.

C. Lingkup Komoditi Prioritas


1. Industri yang menghasilkan produk/memberikan jasa layanan dibidang teknologi informasi
dan komunikasi (ICT).
2. Industri bioteknologi berskala kecil.

D. Misi Serta Tujuan


Pengembangan industri kecil menengah inisiatif baru mempunyai misi/tujuan untuk:
1. Mendorong tumbuh dan berkembangnya industry yang berbasis ilmu pengetahuan dan
teknologi sebagai wahana modernisasi industry di masa depan, sehingga akan mendinamisasi
pertumbuhan industry nasional.
2. Meningkatkan sumbangan nilai tambah industry kecil menengah secara lebih progresif.
3. Mendorong tumbuhnya peluang-peluang industry baru dibidang teknologi informasi,serta
mendorong tumbuhnya industry yang mengolah sumber daya alam dalam negeri yang
terbarukan.

E. Target Group Pembinaan dan Pengembangan


1. Lulusan (fresh graduate) bidang informatika, biologi dan kimia dari perguruan tinggi.
2. Pemilihan didasarkan pada pertimbangan bahwa didaerah yang di kembangkan tersebut
banyak terdapat perguruan tinggi yang mampu untuk melahirkan usahawan baru dibidang
industry ICT dan bio teknologi.
F. Arah pengembangan
1. Pengembangan industry kecil menengah inisiatif baru diaRahkaan untuk dapat dijadikan
wahana bagi penerapan inovasi-inovasi iptek modern yang ditujukan untuk memperluas
kegiataan indusstri yang unggul kompetitif di masa depaan.
2. Pengembangan industry kecil menengah inisiatif baru diutamakan padaa upaya mendorong
faktor-faktor supply-push, terutama dari segi SDM intelektual yang inovatif dibantu
dengan dukungan sumber daya, prasarana/sarana dan iklim yang menunjang termasuk
fasilitas untuk pengembangan pasar.
G. Kondisi Umum Saat ini
Industri Information and communication Technology (ICT)
1. Dibandingkan dengan Negara Filipina dan Thailand, Indonesia masih tertinggal.
2. Besarnya peluang yang dapat dimanfaatkan dalam pengembangan industry software
komputer.
Industri Bioteknologi
1. Industri kecil menengah yang tergolong ke dalam kelompok ini belum banyak berkembang.
2. Potensi sumber daya alam sebagai bahan baku yang akan dikembangkan cukup beragam,
serta SDM (lulusan perguruan tinggi) di bidang ini cukup handal.

H. Kekuatan dan Kelemahan Pengembangan IKM Inisiatif Baru


A. Industry Information and communication Teknology (ICT)
1. Kekuatan dan kelemahan
1. Kekuatan
1. Peluang pasar sangat luas dan terus berkembang
2. Banyak sekolah yang menghasilkan lulusan yang baik dalam bidang informatika.
3. Makro ekonomi Indonesia menunjukkan kemajuan yang cukup tinggi sehingga akan
mendorong pertumbuhan permintaan akan produk-produk.
4. Terdapat kecenderungan pergeseran basis produk hardware dan software kenegara yang banyak
tersedia tenaga kerja semi skill dan memiliki programmer yang berbakat.
5. Adanya pembangunan telematika Indonesia(untuk mendukung pembangunan infrastruktur
dan aplikasi telematika).

2. Kelemahan
1. Tuntutan penerapan IT dalam usaha belum tinggi/merata.
2. Belum mendapat dukungan dari hukum, perundangan, standarisasi dan budaya informasi.
3. Penguasaan teknologi produk dan manufactur masih lemah.
4. Kurangnya promosi kemampuan SDM Indonesia di bidang IT.

B. Industry Bioteknologi
1. Kekuatan
1. SDM di bidang ini mulai tersedia.
2. Sumber daya alam dan hayati sebagai bahan baku cukup beragam dan tersedia.
3. Tersedianya hasil penelitian dan pengembangan yang sudah pada tahap aplikasi.
4. Meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap aspek kesehatan dan lingkungan.

2. Kelemahan
1. Persepsi masyarakat bahwa industry bioteknologi hanya bisa dikerjakan dalam skala industri
besar.
2. Untuk memulai usaha ini diperlukan start-up capital,sedangkan calon pelaku usaha ini
adalah para lulusan perguruan tinggi yang belum mempunyai modal dan pengalaman usaha.
3. Ada kecenderungan kurang mempercayai hasil penelitian dan pengembangan (litbang) local
di bandingkan dengan luar negeri sehingga cenderung untuk membeli produk litbang luar
negeri.

I. Sasaran Pengembangan Tahun 2003-2004


1. Jenis industry
1. Industri software computer.
2. Industri bioteknologi
Lulusan (fresh graduate) dari :
1. Sekolah informatika.
2. Sekolah dengan dasar biologi, kimia,pertanian dan teknologi pertanian yang kuat
3. Tenaga terdidik dan berpengalaman eks-PHK (akibat pemutusan hubungan kerja).
2. Wilayah utama : Provinsi Sumatera Utara, DkI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI
Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara.
3. Jumlah unit Usaha
1. Industri software computer 75 unit usaha.
2. Industri Bioteknologi 25 unit usaha.
J. Kebijakan Pengembangan
Untuk mencapai visi, misi yang telah ditetapkan maka kebijakan pengembangan
industry inisiatif baru sebagai berikut :
1. Pengembangan industri ditekankan pada upaya optimalisasi penggunaan tenaga-tenaga
lulusan (fresh-graduate) dari sekolah informatika, sekolah dengan dasar biologi dan kimia
yang kuat, tenaga terdidik dan berpengalaman eks-PHK.
2. Mengacu kepada pengaruh lingkungan internal dan eksternal, yaitu faktor-faktor kekuatan
dan kelemahan serta peluang dan ancaman yang dimiliki masing-masing komoditi terpilih
kelompok inisiatif baru.
3. Menciptakan iklim usaha yang semakin kondusif, antara lain: kemudahan-kemudahan dan
fasilitas untuk dukungan akses permodalan, akses pasar,akses teknologi
informasi,peningkatan kualitas SDM melalui pendidikan dan pelatihan.
K. Strategi Pengembangan
1. Menciptakan permintaan (pull Factors)
1. Meningkatkan kesadaran bahwa potensi pasar dikedua bidang ini cukup besar.
2. Mendorong perusahaan besar untuk menspin-off kegiatan TI dan research nya menjadi
perusahaan-perusahaan yang mandiri.
3. Mendorong perusahaan besar untuk melakukan out-sourching.
2. Memperkuat Upaya Penyembangan (Push Factors).
Mengembangkan program incubator dikeddua bidang yang akan menyediakan
1. Fasilitas permodalan
2. Meningkatkan keterampilan teknis dan manajerial
3. Memberikan bantuan peralatan produksi/teknologi
4. Membantu pemasaran dengan perusahaan besar dan luar negeri.
5.
L. Program Pengembangan
1. Program Inkubator
2.Program peningkatan pasar
3. Mencari mitra luar negeri yang akan membantu
4. Merumuskan insentif yang menunjang akselerasi tumbuhnya industry
M. Pengembangan Kelompok Komoditi
a. Industri Software Komputer
1. Keadaan Spesifik
1. Merupakan industri yang relatif baru.
2. Bagi pemula relatif tidak memerlukan investasi yang besar.
3. Dapat dilakukan oleh beberapa orang saja (usaha kecil).
4. Indonesia relative tertinggal dibandingkan dengan Negara tetangga.
5. Peluang pasar cukup luas dan berkembang.
6. Memiliki sekolah-sekolah yang menghasilkan SDM yang cukup baik dibidang tersebut.
7. Mempunyai tenaga sangat terdidik dan pengalaman/wawasan luas (eks PHK) dibidang bisnis
yang cukup potensial untuk dikembangkan dibidang industri tersebut.
2. Sasaran Pengembangan
1. Lulusan (fresh graduate) bidang informatika dan perguruan tinggi.
2. Daerah yang memiliki banyaak perguruan tinggi yang mampu untuk melahirkan usahawan
baru dibidang informatika. Daerah tersebut harus memiliki tingkat perkembangan
perekonomian yang tinggi sehingga pasar cukup besar dibidang software komputer.
3. Target jumlah unit usaha industri software komputer 75 unit usaha.
3. Program Pengembangan
1. Sosialisasi program
a. Memilih perguruan tinggi dan melakukan sosialisasi dan program ke perguruan tinggi tersebut.
b. Melakukan sosialisasi program ke industry software computer yang besar yang diharapkan
dapat memberi order.
c. Melakukan sosialisasi ke pemerintah daerah guna mendapatkan dukungan dalam
pengembangan selanjutnya.
2. Promosi dan Pemasaran
a. Mengadakan kerja sama untuk inisiasi wira usaha baru software computer, dengan perguruan
tinggi terpilih dan dengan industry software computer yang besar.
b. Promosi kemampuan perusahaan software computer bersangkutan kedunia usaha untuk
memperluas pasar.
c. Bantuan penerapan system mutu dan sertifikasi dalam rangka perluasan pasar
3. Peningkatan Kemampuan SDM
a. Pelatihan, baik aspek kewirausahaan, manajerial maupun teknis.
b. bimbingan usaha
d. bekerjasama dengan Negara maju untuk menset-up model pelatihan bagi peningkatan
SDM.
4) Lokasi Pengembangan
Wilayah utama pengembangan meliputi :
(1) Provinsi Sumatera Utara
(2) Provinsi DKI Jakarta
(3) Provinsi Jawa Tengah
(4) Provinsi DI Yogyakarta
(5) Provinsi Jawa Timur
(6) Provinsi Sulawesi Selatan
(7) Provinsi Bali
b. Industri Pangan Pengaplikasi Bioteknologi
1) Ciri Spesifik
(1) industry pangan hasil fermentasi yang memberikan manfaat tambahan nutrisi, meningkatkan
kesehatan pencernaan; atau pengolahan lebih lanjut.
(2) peluang pasar cenderung meningkat
(3) investasi yang dibutuhkan relative tidak besar
(4) beberapa contoh produk yang termasuk dalam golongan ini antara lain yoghurt, keju dan
single cell protein (SCP)
2) Sasaran Pengembangan
(1) lulusan perguruan tinggi (fresh graduate) biologi, kimia atau teknologi pangan.
(2) Para pemodal (investor)
3) Program Pengembangan
(1) Sosialisasi pangan
(a) Memilih perguruan tinggi dan melaksanakan sosialisasi program kepada perguruan tinggi
terpilih tersebut
(b) Melakukan sosialisasi ke pemerintah daerah guna mendapatkan dukungan dalam
pengembangan selanjutnya.
(2) Promosi dan Pemasaran
Promosi investasi (melalui :workshop, temu invertor dan koordinasi program dengan
pemerintah daerah serta lembaga keuangan).
(3) Penumbuhan wirausaha Baru
4) Lokasi Pengembangan
Wilayah utama sebagai awal pengembangan :
(1) Provinsi Jawa Timur
(2) Provinsi Jawa Tengah
(3) Provinsi Jawa Barat
(4) Provinsi Sumatera Utara
(5) Provinsi Nusa Tenggara Barat
A. Berbagai Program dan Kegiatan yang dilaksanakan dalam Bidang Koperasi dan UKM
Berbagai program dan kegiatan yang dilaksanakan dalam bidang koperasi dan UKM
antara lain yang strategis adalah:
Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Bagi UMKM
Program ini untuk pemberdayaan koperasi dan UMKM dalam mengembangkan peran dan
usahanya dalam mempromosikan produk produk unggulan kota yang bersangkutan.
Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi
Kelembagaan koperasi sering dijadikan rujukan pembinaan dan pengelolaan bagi daerah lain.
Oleh karenanya ditingkatkan kualitas kalembagaannya melalui kegiatan pembinaan,
pengawasan dan penghargaan koperasi berprestasi.
Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetetif UKM
Pengembangan kewirausahaan dan keunggulan kompetitif UKM dikembangkan dengan
sosialisasi hak kekayaan intelektual, pengadaan sarpras perluasan jaringan kerja dalam
penyelenggaraan layanan konsultatif UKM ( telecentre percontohan), pendaftaran merk, batik
label serta peningkatan kapasitas unit pendampingan langsung UMKM dan IKM. Selain itu
melalui Bagian Perekonomian Setda, dilaksanakan kegiatan pelatihan kewirausahaan.
Program Pendidikan Masyarakat Luar Sekolah
Program ini dilaksanakan dalam kegiatan pelatihan manajemen pengelolaan koperasi /
KUD,penyelenggaraan pelatihan kewirausahaan bagi UKM serta kegiatan pelatihan TIK,
community development dan manajemen telecenter bagi pelaku usaha UMKM dan aparatur
pembina TIK.
sumber: presentasi kelompok.
USAHA KECIL DAN MENENGAH
( UKM )

Di susun oleh : Diah Ernawati


(24209822)
Khoirun Nisa (22209434)
Reyhan W Ramli (24209570)
Suci Okta Angelina (26209526)
Stephanie Octaviani (21209655)
Kelas :2EB19

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................ ...... 2


DAFTAR ISI........................................................................... 1

BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang........................................................ ............... 3
Tujuan..................................................................................... 4
Metode Penulisan .................................................................. 4

BAB II PEMBAHASAN

Pengertian Usaha Kecil dan Menengah.................................. 5


Contoh Usaha Kecil dan Menengah....................................... 8
BAB III PENUTUP
Kata penutup............................................................................ 10
Daftar Pustaka.......................................................................... 11

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan yang Maha Esa karena berkat, rahmat
dan karunianya, kami dapat menyelesaikan tugas makalah Usaha Kecil dan Menengah .

Terima kasih kami ucapkan kepada Ibu Widiyarsih yang telah memberikan tugas ini
sehingga kami dapat menambah pemahaman kami tentang Usaha Kecil dan Menengah.
Terima kasih pula kami ucapkan kepada teman-teman yang telah membantu kami dalam
menyusun makalah ini.

Adapun tujuan disusunnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Ibu
Widiyarsih. Banyak kendala yang kami alami dalam menyusun makalah ini. Namun, itu
semua tidak menyurutkan niat kami untuk menyelesaikan makalah ini.

Kami telah berupaya menyempurnakan makalah ini, namun seperti kata pepatah,
Tak ada gading yang tak retak maka kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari Ibu Widiyarsih, teman-teman dan orang lain yang sudi meluangkan
waktunya untuk menyimak isi dari makalah ini.

Sekali lagi, kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
kami sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Kami sangat berharap makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

UKM (Usaha Kecil Menengah) memegang peranan yang sangat besar dalam
memajukan perekonomian Indonesia.Selain sebagai salah satu alternatif lapangan kerja
baru,UKM juga berperan dalam mendorong laju pertumbuhan ekonomi pasca krisis nmoneter
tahun 1997 di saat perusahaan-perusahaan besar mengalami kesulitan dalam mengembangkan
usahanya.Saat ini,UKM telah berkontribusi besar pada pendapatan daerah maupun
pendapatan Negara Indonesia.
UKM merupakan suatu bentuk usaha kecil masyarakat yang pendiriannya berdasarkan
inisiatif seseorang.Sebagian besar masyarakat beranggapan bahwa UKM hanya
menguntungka pihak-pihak tertentu saja.Padahal sebenarnya UKM sangat berperan dalam
mengurangi tingkat pengangguran yang ada di Indonesia.UKM dapat menyerap banyak
tenaga kerja Indonesia yang masih mengganggur.Selain itu UKM telah berkontribusi besar
pada pendapatan daerah maupun pendapatan negara Indonesia.
UKM juga memanfatkan berbagai Sumber Daya Alam yang berpotensial di suatu
daerah yang belum diolah secara komersial.UKM dapat membantu mengolah Sumber Daya
Alam yang ada di setiap daerah.Hal ini berkontribusi besar terhadap pendapatan daerah
maupun pendapatan negara Indonesia.

Juga agar kita dapat mengetahui berapa besar keuntungan yang diperoleh apabila kita
membuka sebuah usaha kecil dan menengah, dan kita dapat mengetahui cara mengelola
usaha kecil dan menengah dengan baik, sehingga memperoleh laba yang cukup besar.untuk
membangun sebuah usaha awal.

Tujuan
Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan dan diharapkan
bermanfaat bagi kita semua. Juga Untuk dapat memacu dan meningkatkan penghasilan maka
di perlukan strategi ukm waralaba
Metode Penulisan
Cara-cara yang digunakan pada penelitian ini adalah :
Studi Pustaka
Dalam metode ini penulis membaca buku-buku yang berkaitan denga penulisan makalah ini.

BAB II
PEMBAHASAN
USAHA KECIL DAN MENENGAH
Usaha Kecil dan Menengah disingkat UKM adalah sebuah istilah yang mengacu ke jenis
usaha kecil yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000 tidak termasuk
tanah dan bangunan tempat usaha, dan usaha yang berdiri sendiri. Menurut Keputusan
Presiden RI no. 99 tahun 1998 pengertian Usaha Kecil adalah: Kegiatan ekonomi rakyat
yang berskala kecil dengan bidang usaha yang secara mayoritas merupakan kegiatan usaha
kecil dan perlu dilindungi untuk mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.
Kriteria usaha kecil menurut UU No. 9 tahun 1995 adalah sebagai berikut: 1. Memiliki
kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000,- (Dua Ratus Juta Rupiah) tidak termasuk
tanah dan bangunan tempat usaha 2. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp.
1.000.000.000,- (Satu Milyar Rupiah) 3. Milik Warga Negara Indonesia 4. Berdiri sendiri,
bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang tidak dimiliki, dikuasai,
atau berafiliasi baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Menengah atau Usaha
Besar 5. Berbentuk usaha orang perseorangan , badan usaha yang tidak berbadan hukum, atau
badan usaha yang berbadan hukum, termasuk koperasi.
Untuk dapat memacu dan meningkatkan penghasilan maka di perlukan strategi ukm waralaba
Di Indonesia, jumlah UKM hingga 2005 mencapai 42,4 juta unit lebih.
Pemerintah Indonesia, membina UKM melalui Dinas Koperasi dan UKM, dimasing-masing
Propinsi atau Kabupaten/Kta yang dapat digunakan meningkatkan strategi UKM
Ciri-ciri usaha kecil
Jenis barang/komoditi yang diusahakan umumnya sudah tetap tidak gampang
berubah;
Lokasi/tempat usaha umumnya sudah menetap tidak berpindah-pindah;
Pada umumnya sudah melakukan administrasi keuangan walau masih
sederhana, keuangan perusahaan sudah mulai dipisahkan dengan keuangan
keluarga, sudah membuat neraca usaha;
Sudah memiliki izin usaha dan persyaratan legalitas lainnya termasuk NPWP;
Sumberdaya manusia (pengusaha) memiliki pengalaman dalam berwira
usaha;
Sebagian sudah akses ke perbankan dalam hal keperluan modal;
Sebagian besar belum dapat membuat manajemen usaha dengan baik
seperti business planning.

Contoh usaha kecil

Usaha tani sebagai pemilik tanah perorangan yang memiliki tenaga kerja;
Pedagang dipasar grosir (agen) dan pedagang pengumpul lainnya;
Pengrajin industri makanan dan minuman, industri meubelair, kayu dan rotan,
industri alat-alat rumah tangga, industri pakaian jadi dan industri kerajinan
tangan;
Peternakan ayam, itik dan perikanan;
Koperasi berskala kecil.

Ciri-ciri usaha menengah

Pada umumnya telah memiliki manajemen dan organisasi yang lebih baik,
lebih teratur bahkan lebih modern, dengan pembagian tugas yang jelas
antara lain, bagian keuangan, bagian pemasaran dan bagian produksi;
Telah melakukan manajemen keuangan dengan menerapkan sistem
akuntansi dengan teratur, sehingga memudahkan untuk auditing dan
penilaian atau pemeriksaan termasuk oleh perbankan;
Telah melakukan aturan atau pengelolaan dan organisasi perburuhan, telah
ada Jamsostek, pemeliharaan kesehatan dll;
Sudah memiliki segala persyaratan legalitas antara lain izin tetangga, izin
usaha, izin tempat, NPWP, upaya pengelolaan lingkungan dll;
Sudah akses kepada sumber-sumber pendanaan perbankan;
Pada umumnya telah memiliki sumber daya manusia yang terlatih dan
terdidik.

Contoh usaha menengah


Jenis atau macam usaha menengah hampir menggarap komoditi dari hampir
seluruh sektor mungkin hampir secara merata, yaitu:

Usaha pertanian, perternakan, perkebunan, kehutanan skala menengah;


Usaha perdagangan (grosir) termasuk expor dan impor;
Usaha jasa EMKL (Ekspedisi Muatan Kapal Laut), garment dan jasa
transportasi taxi dan bus antar proponsi;
Usaha industri makanan dan minuman, elektronik dan logam;
Usaha pertambangan batu gunung untuk kontruksi dan marmer buatan.

Kriteria usaha kecil menurut UU No. 9 tahun 1995 adalah sebagai berikut:
1. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000,- (Dua Ratus Juta Rupiah) tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha
2. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 1.000.000.000,- (Satu Milyar Rupiah)
3. Milik Warga Negara Indonesia
4. Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang tidak
dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha
Menengah atau Usaha Besar
5. Berbentuk usaha orang perseorangan , badan usaha yang tidak berbadan hukum, atau
badan usaha yang berbadan hukum, termasuk koperasi.
Di Indonesia, jumlah UKM hingga 2005 mencapai 42,4 juta unit lebih.
Pemerintah Indonesia, membina UKM melalui Dinas Koperasi dan UKM, dimasing-masing
Propinsi atau Kabupaten/Kta.

Kriteria Jenis Usaha Berdasarkan Jumlah Tenaga Kerja


Kriteria jumlah karyawan berdasarkan jumlah tenaga kerja atau jumlah karyawan
merupakan suatu tolak ukur yang digunakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) untuk
menilai usaha kecil atau besar, sebagai berikut :

Usaha Mikro Usaha Kecil Usaha Usaha Besar


Menengah
Jumlah Tenaga <> 5-19 orang 20-99 orang > 100 orang
Kerja

Contoh USAHA KECIL DAN MENENGAH seperti dibawah ini :


Margin Keuntungan Sablon Digital 100-900%
Untuk peluang usaha di bidang sablon digital atau usaha cetak-cetak produk suvenir atau
barang promosi ini, selain hanya butuh modal kecil... margin keuntungannya sangat
besar Usaha apapun, biasanya usaha yang hanya menjual dalam satu kategori penjualan
saja, misalnya hanya Jasa saja, atau hanya Barang saja, harganya gampang di lacak mahal
atau tidaknya. Misalnya anda menjual dalam kategori Jasa saja contohnya jasa pengiriman
barang, jasa servis handphone, atau sampai jasa narik taksi, semuanya sudah ada
perbandingannya dan customer bisa cek2 kiri kanan untuk melabel jasa anda kompetitif atau
tidak.
Sedangkan untuk barang, wah lebih parah lagi.. Jualan di pusat perbelanjaan apalagi.
Misalnya jualan komputer di pusat perbelanjaan komputer terbesar di Jakarta, di Mangga Dua
misalnya : jualan komputer yang harganya 5 jutaan untungnya hanya Rp 100.000-150.000,
kadang2 kalau lagi sepi Rp 50.000 aja di ambil untung cuma 1-3%..., habis... daripada
daripada ntar di ambil toko sebelah mendingan ambil aja lah daripada ga untung sama sekali..
Padahal tuh jual komputer kan ada garansi... Apalagi jualan barang2 lain yang sudah lebih
pasaran.. mana mungkin untung banyak2...
Nah Kalau mau jual sesuatu yang orang tidak bisa ukur nilai pastinya atau agak susah
dicek kiri kanan harganya adalah bisnis yang menggabungkan Barang dan Jasa!. Misalnya
anda menjual lukisan, anda kan menjual lukisan itu (barang) tapi dengan keterampilan anda
juga (jasa). Nah kalau anda pelukis handal, harga lukisan anda pasti lebih tinggi daripada
pelukis amatir bukan? Nah kalau mau cari peluang usaha itu, harus yang menggabungkan
Barang dan Jasa supaya keuntungan bisa jauh lebih besar dan orang tidak bisa
membanding2kan dengan orang lain karena keahlian kita pasti berbeda dengan orang lain.
Nah usaha di bidang Sablon Digital ini sama dengan kategori Barang dan Jasa itu.
Misalnya, kita menjual T-Shirt atau Mug, tapi kan design kita dengan design orang lain
berbeda tergantung dari tingkat kreatifitas kita sendiri. Jadi nilainya berbeda2. Anda lebih
memilih mana? Beli T-Shirt design amatiran atau T-Shirt dengan design unik dan kreatif?
Pasti yang unik dan kreatif itu kan? Nah jadi dalam usaha Sablon Digital ini selain
produk2nya sendiri yang sudah unik, kreatifitas anda juga menambah keunikannya lagi, jadi
nilai jual akan sangat tinggi. Maka tidak perlu kaget, modal cetak ID Card misalnya hanya
540 rupiah, bisa dijual Rp 5.000-10.000 bahkan ada yang masih menjual ID Card di atas Rp
15.000! Untungnya minimal bisa lebih dari 900%!!! Mana ada bisnis dengan keuntungan
segitu dijaman krisis global sekarang ini?!?!
Apakah semua produk sablon digital ini bisa menguntungkan margin sebesar 900%?
Tentunya tidak semuanya. Tapi rata2 keuntungan yang paling minimal adalah 100%!
Jangankan 900%, untung 100% saja usaha apapun sekarang sudah susah!

Coba anda perhatikan Tabel dibawah ini :


Mungkin anda akan bilang wah itukan belum perhitungan investasi mesin, belum
termasuk ongkos kerja. Coba anda tambahkan 10-20% dari total biaya, total keuntungan
tetap berkali2 lipat.Untuk bahan2 baku lainnya untung juga hampir sama besarnya,
paling minimal 100% seperti misalnya cetak2 T-Shirt karena pasar T-Shirt sudah sangat
besar. Tapi kalau anda dapat pesanan T-Shirt, biasanya sangat besar kuantitasnya juga bukan?
Jadi sama saja,untung lebih kecil, tapi orderan lebih banyak, totalnya juga besar.Dengan
margin keuntungan sebesar itu, ditambah dengan modal yang sangat kecil (mulai dari Rp 2-5
jutaan) apa ada banyak peluang usaha yang lebih menguntungkan dari usaha Sablon Digital?
Tunggu apalagi? Mumpung usaha sablon digital ini dihitung masih termasuk baru, nah kalau
sudah terlalu lama yah seperti pepatah, ada gula ada semut, takutnya sumber gulanya sudah
habis di kerubutin semut2 semua.

Apa kelebihan & kelemahan bisnis sablon digital?Kelebihan sablon digital dan cutting
stickeradalah sebagai berikut :1. Proses pengerjaan bisnis cutting sticker mudah dan cepat.2.
Mampu menyablon sticker satuan dan dengan warna yang sulit seperti photo.
3. Lebih simple dibandingkan sablon manual

Kelemahan sablon digital adalah sebagai berikut : 1. Harga produksi cenderung flat
sehingga tidak bisa memproduksi dalam jumlah banyak kecuali untuk proses sublimasi.
2. Tidak cocok untuk design huruf atau model bercak-bercak yang terlalu kecil karena akan
menyulitkan ketika proses cutting konturnya

KATA PENUTUP
Demikianlah hasil dari makalah yang telah kami buat selama kurang lebih dua
minggu dalam rangka memperdalam wawasan kami tentang Usaha Kecil dan Menengah.
Semoga dengan terbentuknya makalah ini, kami dapat memberikan pengetahuan yang luas
kepada semua orang yang membacanya terutama bagi Mahasiswa-Mahasiswi Gunadarma.
Kami juga berharap bahwa dengan terbentuknya makalah ini, semua orang yang
membutuhkan bahan-bahan yang terkait dengan Usaha Kecil dan Menengah menjadi
tertolong dan tidak kesulitan dalam mencari bahan-bahan yang dibutuhkan.

Makalah ini kami persembahkan bagi berkembangnya struktur pendidikan. Semoga


apa yang tertulis di dalam makalah ini selalu abadi dan memberikan berkah yang tiada
hentinya dalam kehidupan kita bersama
Terima kasih atas segala pihak yang telah membantu terbentuknya makalah ini.
Semoga bantuan anda sekalian tidak sia-sia.

Daftar Pustaka :
http://www.bluerayshop.co.id/detail.php?id=29
http://chichimoed.blogspot.com/2009/03/pengertian-dan-kriteria-ukm.html
http://gulungkabel.blogspot.com/2009/07/kekurangan-usaha-sablon.html

MAKALAH PENGANTAR BISNIS " USAHA KECIL DAN MENENGAH "

USAHA KECIL DAN MENENGAH

1. PENDAHULUAN
Bisnis merupakan bagian kecil dari aktivitas masyarakat, semua masyarakat mengetahui
tentang bisnis. Bisnis bisa juga diartikan sebagai hal yang lumrah bagi masyarakat macam
macam bidang bisnis bermunculan pada era globalisasi saat ini. Hal yang saya akan
sampaikan saat ini yaitu mengenai USAHA KECIL DAN MENEGAH usaha kecil dan
menengah ( UKM ) mempunyai peran yang strategis dalam pembangunan ekonomi nasional.
Peran usaha kecil dan menengah sangat penting baik menyediakan lapangan pekerjaan juga
membantu mendorong laju perekonomian.
UKM merupakan suatu bentuk usaha kecil masyarakat yang pendirinya berdasarkan
inisiatif sendiri. Pengaruh UKM sangatlah banyak pada saat krisis ekonomi dinegara kita
banyak sekali bisnis berskala besar yang mengalami stagnasi bahkan berhenti aktivitasnya
oleh karena itu UKM berpengaruh dalam pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenga kerja.

2. PEMBAHASAN

a. Pengertian usaha kecil dan menengah

Menurut keputusan presiden RI no 99 tahun 1998 pengertian usaha kecil adalah kegiatan
ekonomi rakyat yang berskala kecil dengan bidang usaha yang secara mayoritas merupakan
kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi untuk mencegah dari persaingan usaha yang tidak
sehat.

Menurut BPS, suatu usaha yang dijalankan oleh kurang dari 4 tenaga kerja disebut
industri rumah tangga, kemudian jika usaha dijalankan oleh 5-19 pekerja digolongkan pada
industri kecil dan usaha dijalankan oleh 20-99 pekerja digolongkan industri menengah.

Menurut kementrian industri dan perdagangan , usaha yang mempunyai nilai aset ( tidak
termasuk tanah dan bangunan ) dengan aset kurang dari 200 juta rupiah disebut industri kecil,
sedangkan suatu usaha yang memiliki aset antara 200 juta 5 milyar rupiah tergolong usaha
kecil dan menengah.

b. Kriteria usaha kecil dan menengah

Kriteria usaha kecil dan menengah sesuai dengan ketentuan undang undang nomor 9
tahun 1995 dan surat edaran bank Indonesia no 3/9/bkr tahun 2001 adalah sebagai berikut:
1. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000,- ( dua ratus juta rupiah ) tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
2. Memiliki hasil penjualan bersih tahunan paling banyak Rp. 1.000.000.000,- ( satu milyar
rupiah ).
3. Milik warga Indonesia.
4. Berdiri sendiri, bukan merupakan anak usaha atau cabang perusahaan yang dimiliki ,
dikuasai atau berafiliasi baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha menengah dan
besar.
5. Berbentuk usaha orang perorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum atau badan
usaha berbadan hukum termasuk koperasi.

Menurut KADIN dan asosiasi serta himpunan pengusaha kecil, juga kriteria dari bank
Indonesia, maka yang termasuk kategori usaha kecil adalah:
a. Usaha perdagangan
Keagenan, pengecer , ekspor impor dan lain lain dengan modal aktif perusahaan (MAP) tidak
melebihi 150.000.000/ tahun dan capital turn over (CTO) atau perputananmodal tidak
melebihi Rp. 600.000,-.
b. Usaha pertanian
Pertanian maupun perkebunan, perikanan darat / laut peternakan dan usaha lain yang
termasuk lingkup pengawasan departemen pertanian. Ketentuan MAP dan CTO seperti usaha
perdagangan diatas.
c. Usaha industri
Industri logam / kimia, makanan / minuman, pertambangan, bahan galian serta aneka industri
kecil lainnya dengan batas MAP Rp. 250.000.000,- serta batas CTO Rp. 1.000.000.000,-.
d. Usaha jasa
Menjual tenaga pelayanan bagi pihak ketiga, konsultan, perencana, pembengkelan,
transportasi serta restoran dan lainnya dengan batas MAP dan CTO seperti usaha
perdangangan dan pertanian diatas.
e. Usaha jasa kontruksi
Kontraktor bangunan, jalan kelistrikan, jembatan pengairan dan usaha usaha lain yang
berkaitan dengan teknik kontruksi bangunan, dengan batas MAP dan CTO seperti usaha
industri.

c. Kekuatan dan kelemahan usaha kecil dan menengah

Berikut adalah beberapa kelebihan UKM:

1. Fleksibilitas Operasional

Usaha kecil menengah biasanya dikelola oleh tim kecil yang masing-masing anggotanya
memiliki wewenang untuk menentukan keputusan. Hal ini membuat definisi UKM lebih
fleksibel dalam operasional kesehariannya. Kecepatan reaksi bisnis ini terhadap segala
perubahan (misalnya: pergeseran selera konsumen, trend produk, dll.) cukup tinggi, sehingga
bisnis skala kecil ini lebih kompetitif.

2. Kecepatan Inovasi

Dengan tidak adanya hirarki pengorganisasian dan kontrol dalam Definisi UKM, produk-
produk dan ide-ide baru dapat dirancang, digarap, dan diluncurkan dengan segera. Meski ide
cemerlang itu berasal dari pemikiran karyawan bukan pemilik kedekatan diantara mereka
membuat gagasan tersebut cenderung lebih mudah didengar, diterima, dan dieksekusi.

3. Struktur Biaya Rendah

Kebanyakan usaha kecil menengah tidak punya ruang kerja khusus di kompleks-kompleks
perkantoran. Sebagian dijalankan di rumah dengan anggota keluarga sendiri sebagai
pekerjanya. Hal ini mengurangi biaya ekstra (overhead) dalam operasinya. Lebih jauh lagi,
usaha menengah kecil juga menerima sokongan dari pemerintah, organisasi non-pemerintah,
dan bank dalam bentuk kemudahan pajak, donasi, maupun hibah. Faktor ini berpengaruh
besar bagi pembiayaan dalam pembentukan definisi UKM dan operasional mereka.

4. Kemampuan Fokus di Sektor yang Spesifik

definisi UKM tidak wajib untuk memperoleh kuantitas penjualan dalam jumlah besar
untuk mencapai titik balik (break even point BEP) modal mereka. Faktor ini memampukan
usaha kecil menengah untuk fokus di sektor produk atau pasar yang spesifik. Contohnya:
bisnis kerajinan rumahan bisa fokus menggarap satu jenis dan model kerajinan tertentu dan
cukup melayani permintaan konsumen tertentu untuk bisa mencapai laba. Berbeda dengan
industri kerajinan skala besar yang diharuskan membayar biaya sewa gedung dan gaji
sejumlah besar karyawan sehingga harus selalu mampu menjual sekian kontainer kerajinan
untuk menutup biaya operasional bulanannya saja.

Di atas adalah 4 (empat) Kelebihan UKM yang bisa dijadikan sumber motivasi dan selalu
dipertahankan oleh para pengelola usaha kecil menengah.

Dan berikut adalah kelemahan UKM :

Ukuran usaha kecil menengah selain memiliki kelebihan juga mengandung kekurangan
yang membuat pengelolanya mengalami kesulitan dalam menjalankan tugasnya. Beberapa
permasalahan yang dihadapi dalam mengelola usaha kecil menengah antara lain:

1. Sempitnya Waktu untuk Melengkapi Kebutuhan

Sebab sedikitnya jumlah pengambil keputusan dalam usaha kecil menengah, mereka kerap
terpaksa harus pontang-panting berusaha memenuhi kebutuhan pokok bisnisnya, yakni:
produksi, sales, dan marketing. Hal ini bisa mengakibatkan tekanan jadwal yang besar,
membuat mereka tidak bisa fokus menyelesaikan permasalahan satu persatu.
Tekanan semacam ini bisa muncul tiba-tiba ketika bisnis mereka memperoleh order dalam
jumlah yang besar, atau beberapa order yang masuk dalam waktu hampir bersamaan. Lebih
dahsyat lagi jika suatu ketika ada lembaga bisnis besar yang merasa terancam dan mulai
melancarkan serangan yang tidak fair demi menyingkirkan pesaing potensialnya.

2. Kontrol Ketat atas Anggaran dan Pembiayaan

Usaha skala kecil umumnya memiliki anggaran yang kecil. Akibatnya, ia kerap kali
dipaksakan membagi-bagi dana untuk membiayai berbagai kebutuhan seefisien mungkin.
Ketidakmampuan untuk mengumpulkan modal yang lebih besar juga memaksa usaha kecil
menengah menjalankan kebijakan penghematan yang ketat, terutama untuk mencegah
kekurangan pembiayaan operasional sekecil apapun. Kekurangan pembiayaan operasional
yang tidak dicegah bisa mengakibatkan kebangkrutan, sebab kapasitas UKM untuk
membayar hutang biasanya hampir tidak ada.

3. Kurangnya Tenaga Ahli

Usaha kecil menengah biasanya tidak mampu membayar jasa tenaga ahli untuk
menyelesaikan pekerjaan tertentu. Hal ini merupakan kelemahan usaha kecil menengah yang
sangat serius. Apalagi jika dibandingkan dengan lembaga bisnis besar yang mampu
mempekerjakan banyak tenaga ahli. Kualitas produk barang atau jasa yang bisa dihasilkan
tanpa tenaga ahli sangat mungkin berada di bawah standar tertentu. Akibatnya, kemampuan
persaingan bisnis skala kecil ini di pasar yang luas bisa sangat kecil.

d. Undang undang dan peraturan UKM

Berikut ini adalah list beberapa UU dan Peraturan tentang UKM:

a. UU No. 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil


b. PP No. 44 Tahun 1997 tentang Kemitraan
c. PP No. 32 Tahun 1998 tentang Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kecil
d. Inpres No. 10 Tahun 1999 tentang Pemberdayaan Usaha Menengah
e. Keppres No. 127 Tahun 2001 tentang Bidang/Jenis Usaha Yang Dicadangkan Untuk Usaha
Kecil dan Bidang/Jenis Usaha Yang Terbuka Untuk Usaha Menengah atau Besar Dengan
Syarat Kemitraan
f. Keppres No. 56 Tahun 2002 tentang Restrukturisasi Kredit Usaha Kecil dan Menengah
g. Permenneg BUMN Per-05/MBU/2007 tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik
Negara dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan
h. Permenneg BUMN Per-05/MBU/2007 tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik
Negara
i. Undang-undang No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah

e. Contoh usaha kecil dan menengah

Bisnis UKM bidang IT

Bagi entrepreneur muda, Bisnis IT (Informasi Teknologi) termasuk dalam salah satu
Bisnis UKM / Usaha Kecil Menengah 2015 yang memiliki prospek sangat menjanjikan,
mengingat kemajuan teknologi khususnya di bidang internet yang semakin pesat menuntut
para pebisnis untuk 'bisnis go online' jika ingin memenangkan persaingan. Alternatif lain
Anda bisa mencoba beberapa ide peluang usaha kreatif di bidang IT yang bisa dikerjakan
nyaris tanpa modal dan minim persaingan.

Bisnis Web Development

Pilihan bisnis UKM terbaik di bidang IT menurut saya pribadi adalah dengan mendirikan
Start Up berbasis cloud, dimana para pekerja atau team dalam start up tersebut bisa bekerja
dimana saja hanya bermodalkan koneksi internet.
Start Up yang bergerak di bidang Web Development memiliki prospek yang terbilang
cerah, mengingat mulai banyaknya bermunculan para pebisnis offline yang ingin bisnis /
usahanya go online.
Web Develompment juga tergolong dalam bisnis UKM baru yang lagi trend dan
merupakan peluang bisnis yang sangat menjanjikan, karena pertumbuhan pengguna internet
dan para pelaku bisnis online mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Selain itu, bisnis
web development juga cocok dikerjakan siapa saja, karena termasuk dalam bisnis sampingan,
jadi mulai dari mahasiswa sampai karyawan swasta cocok memulai usaha sampingan ini.
Dalam membangun bisnis start up bidang web Development ada beberapa orang yang
harus Anda masukkan dalam team, beberapa diantaranya adalah :

Team Marketing
Team Design
Team Creative

Jika semua sudah terpenuhi, maka Anda siap untuk mulai membuka bisnis UKM dalam
bidang web development. Pelajari juga panduan lengkap bagaimana cara membuat website
profesional.

Bisnis Software Trainer


Profesi sebagai software trainer merupakan bisnis ukm unik yang masih sangat jarang
saya temui di Indonesia, jadi peluang sukses dari bisnis software training (pelatihan software)
sangat terbuka lebar.

Meski perlu diakui bahwa untuk memulai bisnis sebagai seorang software trainer bukanlah
pekerjaan yang mudah dan tentunya tidak murah, karena kita dituntut untuk benar-benar
menguasai sebuah program / software, selain itu kita juga harus memiliki lisensi resmi dari
program yang akan kita ajarkan.
Seperti yang kita semua ketahui bahwa harga sebuah lisensi software bisa dikategorikan
tidaklah murah, terutama untuk software terkenal keluaran Adobe yang harganya bisa
mencapai ratusan dollar.
Namun, besarnya modal yang kita keluarkan bisa dipastikan akan sebanding dengan
penghasilan yang kita dapat, karena sejauh yang saya tahu, harga untuk sekali kursus
(biasanya 3 - 5 hari) berkisar antara 1 - 5 juta, tergantung dari materi dan program yang
dibahas.

Bisnis Jasa Servis Gadget

Pertumbuhan penggunaan smartphone yang meningkat setiap tahunnya, tentu akan


dibarengi dengan meningkatnya jumlah kerusakaan smartphone yang pada akhirnya akan
meningkatkan permintaan akan jasa servis.
Disinilah peran Anda sebagai penyedia jasa servis gadget sangat dibutuhkan, karena pada
dasar gadget atau komputer seolah sudah menjadi kebutuhan wajib, baik bagi perorangan
maupun sebuah instansi (sekolah, lembaga pemerintah dan perusahaan).
Modal awal yang dibutuhkan untuk memulai bisnis servis gadget terbilang cukup mahal,
karena kita harus menyediakan berbagai alat untuk mengecek dan tentunya memperbaiki
komponen (hardware) yang notabenya memiliki harga ratusan hingga jutaan rupiah untuk 1
alatnya.
Namun tidak perlu khawatir, karena semua merupakan modal awal saja, selebihnya Anda
akan menikmati keuntungan secara penuh.
Perlu dicatat bahwa, dalam menjalankan usaha atau jasa servis gadget yang utama adalah
kualitas dari pelayanan yang Anda berikan, karena nantinya akan berdampak pada kepuasan
pelanggan, sederhanya semakin tinggi tingkat kepuasaan pelanggan maka semakin baik pula
reputasi jasa Anda di mata mereka dan tidak menutup kemungkinan akan terjadi rekomendasi
dari mulut ke mulut.

Bisnis UKM bidang Kuliner

Dalam menjalankan bisnis di bidang kuliner, ada dua faktor penting yang harus
senantiasa kita perhatikan, yaitu kualitas pelayanan dan kualitas makanan. Meskipun Anda
memiliki makanan dengan cita rasa enak, namun jika pelayanan buruk, maka pelanggan juga
akan malas untuk memesan, sebaliknya jika pelayanan bagus namun rasa masakan kurang
enak, juga tidak akan ada yang membeli.

Bisnis Makanan Ringan (Snack)


Bisnis makanan ringan bisa menjadi solusi terbaik untuk Anda yang ingin menjalankan
bisnis namun terkendala akan modal, karena dengan menjalankan bisni s makanan ringan
(snack) modal yang diperlukan tidak terlalu besar, bahkan tergolong kecil.
Saya katakan demikian, karena untuk urusan tempat kita bisa menggunakan halaman
rumah, baik itu dibagian teras maupun dibagian sisi kanan / kiri rumah, sementara untuk
promosi bisa dari mulut ke mulut, karena target pasar (sementara) hanya masyarakat sekitar.
Jika dilihat dari segi prospek, Bisnis UKM makanan ringan terbilang cukup berat, tertuama
jika Anda tinggal di desa yang notabenya hampir seluruh masyarakatnya berprofesi sebagai
pedagang.
Untuk memenangkan persaingan, setidaknya Anda harus memiliki trik jitu, misalnya
dengan menawarkan harga lebih rendah, salah satu caranya adalah dengan membeli makanan
(snack) saat ada promo.

Bisnis Kue Kering

Bisnis UKM rumahan di biang kuliner kedua yang cukup menjanjikan adalah dengan
membuat dan menjual kue kering. Bisnis UKM untuk ibu rumah tangga ini sangat pas
dikerjakan bagi ibu-ibu yang hobi membuat kue.
Untuk meningkatkan omset, Anda bisa mencoba bisnis ukm go online dengan cara
membuat toko online untuk memasarkan kue tersebut atau jika tidak ingin mengeluarkan
modal untuk buat toko online, Anda bisa mencoba berpromosi melalui Media Sosial seperti
Facebook, Twitter, Instagram atau Google Plus.
Yang perlu diketahui bahwa bisnis kue kering ini bukan bisnis musiman, karena
permintaan akan selalu ada setiap harinya, dan tentunya jumlah permintaan akan kue kering
akan meningkat saat menjelang lebaran.
Bisa juga dengan membuat kue kering karakter yang dipesan oleh pengunjung baik secara
datang secara langsung maupun pesan via online.

Bisnis Keripik Singkong

Bisnis kuliner keripik singkong bukanlah sebuah bisnis kuliner baru, jika dilihat dari
jumlah persaingan (mungkin) cukup ketat, meski demikian, permintaan akan keripik
singkong ini sangatlah banyak, jadi peluang usaha kuliner keripik singkong masih terbuka
lebar.
Dalam memulai bisnis keripik singkong, kita bisa belajar dari produsen keripik singkong
yang sudah memiliki nama seperti Maicih, Kripik Setan, Keripik Jenglots, Kripik Goal dan
Keripik Mang Lada.

Dari situ kita bisa mempelajari apa yang menjadi daya tarik dari keripik singkong
tersebut. Salah satu yang dicari konsumen adalah rasa pedas yang tiada duanya, dimana para
produsen tersebut menawarkan berbagai pilihan level atau tingkat kepedasan yang berbeda-
beda.
Meski demikian, pedas saja tidak cukup untuk membuat keripik singkong kita laris di
pasaran, karena cita rasa keripik singkong juga akan menentukan apakah orang mau membeli
keripik singkong tersebut atau tidak, selain itu lokasi dan strategi pemasaran yang tepat juga
akan mempengaruhi jumlah permintaan.

3. PENUTUP
Usaha Kecil dan Menengah (UKM) mempunyai peran yang strategis dalam
pembangunan ekonomi nasional, oleh karena selain berperan dalam pertumbuhan ekonomi
dan penyerapan tenaga kerja juga berperan dalam pendistribusian hasil-hasil pembangunan.
Dalam krisis ekonomi yang terjadi di negara kita sejak beberapa waktu yang lalu, dimana
banyak usaha berskala besar yang mengalami stagnasi bahkan berhenti aktifitasnya, sektor
Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terbukti lebih tangguh dalam menghadapi krisis tersebut.
Mengingat pengalaman yang telah dihadapi oleh Indonesia selama krisis, kiranya tidak
berlebihan apabila pengembangan sektor swasta difokuskan pada UKM, terlebih lagi unit
usaha ini seringkali terabaikan hanya karena hasil produksinya dalam skala kecil dan belum
mampu bersaing dengan unit usaha lainnya.
Demikianlah makalah ini saya buat semoga makalah ini dapat menambah ilmu tentang
usaha kecil dan menengah bagi yang membacanya. Makalah ini saya persembahkan bagi
perkembangan pendidikan semoga makalah ini selalu abadi dan memberikan manfaat yang
sebesar besarnya.
Terima kasih atas semua pihak yang telah membantu terbentuknya makalah ini. Mohon
maaf apabila terjadi kesalahan dalam penulisan dan isi yang kurang jelas dalam makalah ini.

4. DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/usaha_kecil_dan_menengah
www.academia.edu/9884492/pengertian_ukm
www.biayapendidikan.com/2013/07/defini-kelebihan-dan-kelemahan-ukm.html
https://infoukm.com
www.seoterpadu.com/2015/03/bisnis-ukm-usahakecil-menengah.html

Anda mungkin juga menyukai