Anda di halaman 1dari 9

Nama Kelompok :

Anandhika Deva Ramakanza (16407144016)

Pengertian Bela negara

UU nomor 20 tahun 1982 tentang Pokok-Pokok Pertahanan Keamanan negara RI


dalam Bab I Pasal 1 Ayat (2) mengatakan bahwa bela negara adalah tekad, sikap,
dan tindakan warga negara yang teratur, menyeluruh, terpadu, dan berlanjut yang
dilandasi oleh kecintaan pada tanah air, kesadaran berbangsa, dan bernegara
Indonesia serta keyakinan akan kesaktian Pancasila sebagai ideologi negara dan
kerelaan untuk berkorban guna meniadakan setiap ancaman baik dari luar negeri
maupun dari dalam negeri yang membahayakan kemerdekaan dan kedaulatan
negara, kesatuan dan persatuan bangsa, keutuhan wilayah dan yuridiksi nasional,
serta nilai-nilai Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.1 Pengertian bela negara
ini mengandung arti bahwa ada empat hal esensial yang harus dibela, yaitu (i)
kemerdekaan dan kedaulatan negara, (ii) kesatuan dan persatuan bangsa, (iii)
keutuhan wilayah dan yuridiksi nasional, dan (iv) nilai-nilai Pancasila dan UUD
1945. UU RI nomor 56 tahun1999 tentang Rakyat Terlatih mengatakan bahwa bela
negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaan kepada
negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945
dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara. Sikap dan tindakan warga
negara yang dimaksud di atas mengandung butir-butir menjalankan pekerjaan
sesuai dengan profesi dan kemampuan masing-masing. Kecintaan terhadap tanah
air Indonesia mengandung butir-butir (i) sadar berbangsa dan bernegara Indonesia,
(ii) kerelaan berkorban untuk bangsa dan negara, (iii) memahami akan hak dan
kewajiban sebagai warga negara yang hidup dalam kebhinekaan yang berkesatuan.
Menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara mengandung butir-butir (i)
mengenal segala ancaman baik yang datang dari luar negeri maupun dari dalam

1
Sunarso, M.Si., dkk,
Pendidikan Kewarganegaraan Pkn untuk Perguruan Tinggi, (
Yogyakarta: UNY , 2013), hlm. 46
negeri, (ii) menjamin kelangsungan identitas (ciri kehidupan nusantara yang
berpancasila) dan integritas (persatuan dan kesatuan) bangsa, (iii) terselenggaranya
perkembangan kehidupan/kesejahteraan seluruh rakyat, bernuansa proaktif, aktif
dan responsive serta (iv) menjamin tetap tegaknya NKRI berdasar Pancasila dan
UUD 1945. Bela negara merupakan upaya penyadaran bahwa setiap warga negara
memiliki tugas dan tanggung jawab untuk membela kepentingan nasional demi
tetap menjaga keutuhan negara. Sebagai upaya penyadaran maka cara indoktrinasi
penyampaian materi merupakan cara yang tidak benar. Persoalan bela negara perlu
dikaji secara sistematis, metodis, dan obyektif agar masyarakat dapat menerima
dengan sepenuh hati. Bela negara tidak harus diartikan semangat buta untuk
memperjuangkan kepentingan negara, tetapi dengan pemikiran yang jernih dan
pertimbangan rasional yang matang untuk membela negara dalam rangka mencapai
tujuan negara.

Pentingnya Usaha Pembelaan Negara

Pada bagian ini kalian diajak untuk mempelajari pentingnya usaha


pembelaannegara. Materi ini penting dipahami agar setiap warga negara memiliki
pemahaman, kesadaran dan kemauan berpartisipasi dalam usaha pembelaan
negara.

Dalam UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 tidak dijelaskan pengertian
usaha pembelaan negara. Untuk mengetahui hal tersebut, dapat dilihat dalam
Undang-Undang Republik Indonesia nomor 3 tahun 2002 tentang Pertahanan
Negara. Istilah yang digunakan dalam undang-udang tersebut bukan usaha
pembelaan negara tetapi digunakan istilah lain yang mempunyai makna sama yaitu
upaya bela negara.2Dalam penjelasan tersebut ditegaskan bahwa upaya bela
negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya
kepada negara kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD
1945 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara.

2
Haris Suwondo, Pembelaan Negara, diakses dari
https://harissuwondo.wordpress.com/pembelaan-negara/, pada tanggal 13
Maret 2017 pukul 03.00 wib
Berdasarkan pengertian upaya bela negara di atas, apakah kalian pernah ikut serta
dalam usaha pembelaan negara? Apabila kalian pernah ikut serta menjaga wilayah
negara termasuk wilayah lingkungan sekitar dari gangguan atau ancaman yang
membahayakan keselamatan bangsa dan negara berarti kalian sudah
berpartisipasi dalam usaha pembelaan negara. Demikian pula sikap hormat
terhadap bendera, lagu kebangsaan, dan menolak campur tangan pihak asing
terhadap kedaulatan negara RI menunjukkan suatu sikap dalam usaha pembelaan
negara.

Asal Usul dan Teori Tentang Negara

Pada dasarnya setiap orang membutuhkan suatu organisasi yang disebut negara.
Apa yang akan terjadi jika tidak ada negara? Thomas Hobbes pernah melukiskan
kehidupan manusia sebelum adanya negara yaitu manusia merupakan serigala bagi
manusia lainnya (Homo Homini Lupus) dan perang manusia lawan manusia
(Bellum Omnium Contra Omnes). Dengan demikian, jika tidak ada negara pasti
tidak akan ada ketertiban, keamanan, dan keadilan. Banyak pendapat para ahli
tentang negara, namun secara umum negara dapat diartikan sebagai sekumpulan
orang yang menempati wilyah tertentu dan diorganisasi oleh pemerintahan yang
sah. Negara itu sendiri ada dapat disebabkan karena kenyataan atau berdasarkan
teori. Asal usul negera berdasarkan kenyataan terbagi 4 yakni:

Pendudukan

Suatu daerah belum ada yang menguasai dan kemudian diduduki sekelompok
manusia (bangsa). Contoh: Liberia yang diduduki oleh budak-budak negro yang
telah dimerdekakan tahun 1847.

Pelepasan

Suatu daerah yang semula menjadi wilayah atau termasuk daerah negara tertentu,
kemudian melepaskan diri dan menyatakan kemerdekaannya. Contoh: Belgia
melepaskan diri dari Belanda dan merdeka tahun 1839.

Peleburan
Beberapa negara melakukan peleburan menjadi suatu negara baru. Contoh:
pembentukan kerajaan Jerman tahun 1871.

Pemecahan

Suatu negara pecah dan lenyap, kemudian di atas bekas wilayah negara itu timbul
negara-negara baru. Contoh: Kolombia pecah tahun 1832 menjadi Venezuela dan
Kolombia itu sendiri. Sedangan asal usul negara berdasarkan teori adalah:

Teori Ketuhanan

Menurut teori ini negara terbentuk karena adanya kehendak Tuhan. Hal ini
didasarkan pada keyakinan bahwa segala sesuatu yang ada, terjadi atas kehendak
Tuhan, termasuk negara.

Teori Perjanjian Masyarakat

Menurut teori ini, negara terbentuk karena adanya perjanjian antara individu-
individu yang disebut perjanjian masyarakat (contract social). Perjanjian di antara
manusia itu melahirkan negara. Bersamaan dengan perjanjian masyarakat tersebut,
diadakan pula perjanjian antara masyarakat dengan penguasa, yang isinya
pernyataan manusia untuk menyerahkan hak-hak yang diberikan alam kepada
penguasa serta mereka berjanji akan taat kepadanya.

Teori Kekuasaan

Menurut teori ini, negara ada atau terbentuk karena faktor kekuasaan ataupun
kekuatan. Jadi, negara terbentuk karena adanya orang kuat yang mendirikan negara.
Dengan kekuatannya, orang tersebut dapat memaksakan kehendaknya terhadap
orang lain.

Teori Hukum Alam

Menurut teori ini, negara ada karena adanya keinginan untuk memenuhi kebutuhan
manusia yang bermacam-macam. Secara sendiri-sendiri manusia tidak mungkin
dapat memenuhi semua kebutuhannya. Oleh sebab itu, manusia memerlukan kerja
sama dengan manusia lain. Dalam kerja sama itu muncul kelompok masyarakat,
yang kemudian berkembang menjadi besar, dan akhirnya terbentuklah negara.
Supaya hidup tertib, aman, dan damai maka diperlukan negara. Negara akan tegak
berdiri jika dipertahankan oleh setiap warga negaranya. Oleh karena itu, membela
negara sangat penting dilakukan oleh setiap warga negaranya. Ada beberapa
alasan mengapa usaha pembelaan negara penting dilakukan oleh setiap warga
negara Indonesia, diantaranya yaitu:

a. untuk mempertahankan negara dari berbagai ancaman;

b. untuk menjaga keutuhan wilayah negara;

c. merupakan panggilan sejarah;

d. merupakan kewajiban setiap warga negara.

Alasan-alasan pentingnya usaha pembelaan negara tersebut dapat dihubungkan


dengan Pertama, teori fungsi negara; Kedua, unsur-unsur dan sifat negara. Ketiga,
aspek sejarah perjuangan bangsa (merupakan panggilan sejarah),
dan Keempat, peraturan perundang-undangan tentang kewajiban membela negara.

Undang-Undang Tentang Bela Negara

Dalam pasal 1 ayat (2) Undang Undang No. 56 tahun 1999 tentang Rakyat
Terlatih. Bela Negara adalah sikap dan tingkah laku warga Negara yang dijiwai
oleh kecintaan kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa dan Negara.
Dalam pasal 27 ayat (3) UUD 1945 yang berbunyi Setiap warga Negara berhak
dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan Negara. Dalam pasal 30 ayat (1) yang
berbunyi Tiap tiap warga Negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha
pertahanan dan keamanan negara. Sedangkan pengertian upaya bela Negara
adalah kegiatan yang dilakukan oleh setiap warga Negara sebagai penunaian hak
dan kewajiban dalam rangka penyelenggaraan Pertahanan Keamanan Negara
sebagaimana diatur dalam Pasal 9 ayat (1) Undang-Undang No.3 tahun 2002
tentang Pertahanan Negara.3 Dengan demikian perbedaan pokok antara bela Negara

3
Yunusrudin, Ppkn Materi Bela Negara, diakses dari
https://yunusnurdin.wordpress.com/2012/10/19/ppkn-materi-bela-
negara/, pada tanggal 13 Maret 2017 pukul 15.15 wib
dan upaya bela Negara terletak pada perbuatannya. Bela Negara baru berupa sikap
dan tingkah laku sedangkan upaya bela Negara sudah merupakan penunaian hak
dan kewajiban warga Negara. Bela Negara yang membentuk tekad dan sikap warga
Negara akan meningkat menjadi tindakan dan kegiatan membela Negara pada saat
diperlukan dalam wujud mempertahankan Negara terhadap semua hakekat
ancaman.
Beberapa dasar hukum dan peraturan tentang Wajib Bela Negara :
1) Tap MPR No.VI Tahun 1973 tentang konsep Wawasan Nusantara dan
KeamananNasional.

2) Undang-Undang No.29 tahun 1954 tentang Pokok-Pokok Perlawanan Rakyat


3) Undang-Undang No.39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.
4) Undang-Undang No.20 tahun 1982 tentang Ketentuan Pokok Hankam Negara
RI. Diubah oleh Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1988.
5) Tap MPR No.VI Tahun 2000 tentang Pemisahan TNI dengan POLRI.
6) Tap MPR No.VII Tahun 2000 tentang Peranan TNI dan POLRI

7) Amandemen UUD 45 Pasal 30 dan pasal 27 ayat 2-5.


8) Undang-Undang No.3 tahun 2002 tentang Pertahanan Negara.

LANDASAN IDIIL DAN LANDASAN OPERASIONAL BELA


NEGARA

Selain landasan konstitusional, konsep bela negara di Indonesia juga masih


memiliki landasan lainnya yang kesemuanya dapat mendukung terlaksananya bela
negara di Indonesia dengan baik. Adapun landasan-landasan tersebut, yaitu:

1) Landasan Idiil

Landasan idiil bela negara di Indonesia tercantum dalam Pancasila, khususnya sila
ketiga yang mewajibkan setiap warga negara untuk memiliki rasa persatuan dan
kesatuan baik dalam arti ideologi, ekonomi, sosial budaya, memiliki nilai
patriotisme, menjunjung tinggi tradisi perjuangan, dan kerelaan untuk berkorban
dalam membela bangsa dan negara Indonesia.4

2) Landasan Operasional

Sementara itu, landasan operasional bela negara di Indonesia tercantum dalam


Undang-undang yang dibuat pemerintah, antara lain:

1.Undang-undang No. 56 Tahun 1999 tentang Rakyat Terlatih.

2.Undang-undang No. 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik


Indonesia.

3.Undang-undang No. 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara.

4.Undang-undang No. 34 Tahun 2004 tentang TNI (Tentara Nasional Indonesia)

Tentang Hakikat Pertahanan Negara

Sejarah pertahanan negara, merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari

penghayatan aspirasi perjuangan bangsa Indonesia dalam mewujudkan cita-cita

kemerdekaan dan tujuan nasionalnya sebagaimana yang diamanatkan dalam

Pembukaan UUD 1945, yaitu: (1) Melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh

tumpah darah Indonesia, (2) Memajukan kesejahteraan umum, (3) Mencerdaskan

kehidupan bangsa, dan (4) Ikut serta melaksanakan ketertiban dunia yang

berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

Pertahanan negara pada hakikatnya merupakan segala upaya pertahanan yang

4
Anonim, Landasan Konstitusional Bela Negara, diakses dari
https://www.detalog.com/10039/landasan-konstitusional-bela-
negara.htm, pada tanggal 13 Maret 2017 pukul 15.55 wib
bersifat semesta, yang penyelenggaraannya didasarkan pada kesadaran akan hak
dan

kewajiban seluruh warga negara serta keyakinan akan kekuatan sendiri untuk

mempertahankan kelangsungan hidup bangsa dan Negara Indonesia yang merdeka

dan berdaulat (survival of the nation and survival of the state). Sedangkan

kesemestaan mengandung makna pelibatan seluruh rakyat dan segenap sumber

daya nasional, sarana dan prasarana nasional, serta seluruh wilayah negara sebagai

satu kesatuan pertahanan yang utuh dan menyeluruh.

Upaya pertahanan yang bersifat semesta adalah model yang dikembangkan sebagai

pilihan yang paling tepat bagi pertahanan Indonesia yang diselenggarakan dengan

keyakinan pada kekuatan sendiri serta berdasarkan atas hak dan kewajiban warga

negara dalam usaha pertahanan negara. Meskipun Indonesia telah mencapai tingkat

kemajuan yang cukup tinggi nantinya, model tersebut tetap menjadi pilihan
strategis

untuk dikembangkan, dengan menempatkan warga negara sebagai subjek


pertahanan

negara sesuai dengan perannya masing-masing.

Sistem Pertahanan Negara yang bersifat semesta bercirikan kerakyatan,


kesemestaan,

dan kewilayahan5. Ciri kerakyatan mengandung makna bahwa orientasi pertahanan

diabdikan oleh dan untuk kepentingan seluruh rakyat. Ciri kesemestaan

Rowland B.F. Pasaribu, Bela Negara, diakses


5

dari http://rowland_pasaribu.staff.gunadarma.ac.id, pada tanggal 13 Maret


2017 pukul 16.20 wib
mengandung makna bahwa seluruh sumber daya nasional didayagunakan bagi
upaya

pertahanan. Sedangkan ciri kewilayahan mengandung makna bahwa gelar

kekuatan pertahanan dilaksanakan secara menyebar di seluruh wilayah NKRI,


sesuai dengan kondisi geografi sebagai negara kepulauan.

Usaha untuk menjaga dan mempertahankan keutuhan wilayah (territorial integrity)

sesuatu negara sangat erat hubungannya dengan hak keberadaan suatu negara

(the right of national or state existence) yang dijamin dalam hukum internasional.

Oleh karena itu, hak utama dari suatu negara adalah keutuhan (integrity) dari

personalitasnya (kepribadian dan entitasnya) sebagai negara, karena keberadaan


suatu negara merupakan kondisi yang sangat penting dari hak apa pun yang dituntut
oleh

Anda mungkin juga menyukai