Anda di halaman 1dari 5

PEMERINTAH KOTA PEMATANGSIANTAR

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


Dr. DJASAMEN SARAGIH
Jalan Sutomo No. 230 Telp. (0622) 23823 23824 22959 Fax. (0622) 23824
PEMATANGSIANTAR

PERATURAN DIREKTUR
RSUD Dr. DJASAMEN SARAGIH KOTA PEMATANGSIANTAR
NOMOR / II/ TU/ IV/ 2015

TENTANG

KEBIJAKAN OBAT HIGH ALERT


RSUD Dr. DJASAMEN SARAGIH KOTA PEMATANGSIANTAR

MENIMBANG :
a. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan RSUD Dr. Djasamen Saragih
Pematangsiantar, maka diperlukan penyelenggaraan Farmasi yang bermutu tinggi.
b. Bahwa agar pelayanan Farmasi RSUD Dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar dapat
terlaksana dengan baik, perlu adanya kebijakan Direktur RSUD Dr. Djasamen Saragih
Pematangsiantar sebagai landasan bagi penyelenggaraan Farmasi di RSUD Dr. Djasamen
Saragih Pematangsiantar.
Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a dan b, perlu ditetapkan
dengan Surat Keputusan Direktur RSUD Dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar

MENGINGAT :
a. Undang- undang RI No. 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit.
b. Peraturan Pemerintah RI Nomor 51 Tentang Pekerjaan Kefarmasian.
c. .
Keputusan Walikota Pematangsiantar Nomor 821/015/I/ WK-Tahun 2011, tanggal 13
d. Januari 2011 tentang pengangkatan kepala puskesmas

MEMUTUSKAN

MENETAPKAN :

Pertama : Keputusan Direktur RSUD Dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar tentang Kebijakan
Obat High Alert
Kedua : Kebijakan Obat High Alert sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini.
Ketiga : Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pelayanan Obat High Alert
dilaksanakan Kepala Instalasi Farmasi RSUD Dr. Djasamen Saragih
Pematangsiantar
Keempat : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan bilamana terdapat kekeliruan
di dalamnya akan diperbaiki sebagaimana mestinya.

DITETAPKAN DI : PEMATANGSIANTAR
PADA TANGGAL : OKT 2015

Kepala Puskesmas

Nip
Lampiran
Peraturan kepala puskesmas
Nomor :
Tanggal :

KEBIJAKAN OBAT HIGH ALERT


RSUD Dr. DJASAMEN SARAGIH KOTA PEMATANGSIANTAR

1. Obat High Alert (HA) adalah obat atau bahan obat yang mempunyai resiko tinggi dan
berakibat fatal pada pasien apabila terjadi kesalahan saat pemesanan, penyiapan,
administrasi, pemberian dan penyimpanan.
2. Obat High Alert di Puskesmas ditetapkan oleh Unit Obat puskesmas
3. Informasi tentang Obat- Obat High Alert dicantumkan diformularium Rumah Sakit.
4. Instalasi Farmasi bertasnggung jawab terhadap semua sediaan Farmasi / perbekalan
Farmasi yang beredar di Rumah Sakit termasuk Obat High Alert.
5. Penatalaksanaan, pengawasan penyelenggaraan pelayanan Obat High Alert dilaksanakan
oleh kepala Instalasi Farmasi.
6. Pengadaan Obat High Alert pada distributor yang ditunjuk resmi oleh industri Farmasi.
7. Penyiapan Obat High Alert pada Instalasi Farmasi dilakukan oleh petugas yang
ditunjuk.
8. Pengisian pada kartu stok setiap terjadi penambahan dan pengurangan stok obat yang
disertai tanda tangan dan nama terang petugas.
9. Pemberian label khusus pada Obat High Alert antar lain menggunakan huruf
kombinasi ( huruf kecil dan besar = TALL-MAN ), background label warna
mencolok dan ditempelkan.
10. Penyimpanan Obat High Alert ditempatkan pada tempat yang khusus, dipisahkan
dengan obat yang lain.
11. Sebelum pemberian pada pasien harus dilakukan cek ulang dan double cek dengan
petrugas yang berbeda ( meliputi : identitas pasien, identitas obat, konsentrasi obat yang
akan diberikan, aturan dan cara pakai obat )
12. Setiap perawat yang memberikan Obat High Alert pada pasien harus tanda tangan dan
nama terang pada lembar pemberian obat.
13. Pada Obat High Alert dengan konsentrasi tinbggi harus dilakukan pengenceran / pelarutan
yang sempurna ( dengan cara dikocok ) sebelum digunakan.
14. Permintaan Obat High Alert dilakukan oleh DPJP
15. Obat High Alert tidak boleh disimpan di unit perawatan pasien.
16. Pengawasan lebih ketat oleh perawat kepada pasien yang diterapi dengan obat Obat High
Alert untuk menghindari hal yang tidak diinginkan.

KEPALA PUSKESMAS
KOTA PEMATANGSIANTAR

NIP
PELAYANAN FARMASI TENTANG PENDOKUMENTASIAN
OBAT OBAT HIGH ALERT

No. Dokumen No. Revisi Halaman


08.05. 0 1

Dr.Djasamen Saragih
Pematangsiantar

Ditetapkan,
Tanggal Terbit Direktur RSUD Dr.Djasamen Saragih Pematangsiantar
23 Juni 2011
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

( Dr. Ria Novida Telaumbanua,M.Kes )


NIP. 19611123 198710 2 002

Pengertian Merupakan rangkaian kegiatan dalam pengumpulan dari pasien mengenai obat Obat High
Alert di Rumah Sakit.

Tujuan Sebagai pedoman petugas dalam melakukan pemantauan penggunaan Obat High Alert
dalam terapi pengobatan pasien.

SK Direktur tentang keamanan obat high alert khususnya pendokumentasian Obat High
Kebijakan
Alert
1. Data Obat High Alert yang diterima dari PBF dan fatur pembeliannya didokumentasikan.
Prosedur
2. Dokumentasi juga dilakukan dengan mengumpulkan catatan penggunaan Obat High
Alert dari kartu stok obat yang terdapat pada lemari penyimpanan di IFRS ataupun Troly
Emergency.
3. Dokumentasi Obat High Alert juga dilakukan dengan mencatat obat yang akan diberikan
kepada pasien berdasarkan peresepan pada rekam medik.

1. Instalasi Farmasi
2. Instalasi rawat inap
3. Instalasi rawat jalan
4. High Care Unit (HCU )
Unit Terkait 5. IGD
6. Kamar Operasi
7. NICU ( Neonatus Intensif Care ).
8. Ruang Kebidanan
PELEBELAN OBAT HIGH ALERT

No. Dokumen No. Revisi Halaman


08.05. 0 1

Dr.Djasamen Saragih
Pematangsiantar

Ditetapkan,
Tanggal Terbit Direktur RSUD Dr.Djasamen Saragih Pematangsiantar
23 Juni 2011
STANDAR
ROSEDUR
OPERASIONAL

( Dr. Ria Novida Telaumbanua,M.Kes )

NIP. 19611123 198710 2 002

Pengertian Pemberian label khusus pada obat-obat yang sering menyebabkan terjadinya kesalajhan
serius ( sentinel event ), obat yang beresiko tinggi menyebabkan dampak yang tidak
diinginkan seperti obat-obat yang mirip dan kedengarannya mirip ( nama obat rupa dan
ucapan mirip / NORUM ). Atau Lock Alike Sound Alike / LASA ).

Tujuan 1. Untuk keamanan obat-obatan yang perlu diwaspadai ( High Alert Medications )
2. Untuk menghindari kesalahan pemberian obat.

SK Direktur tentang keamanan obat high alert khususnya pelebelan Obat High Alert
Kebijakan

Prosedur 1. Memberi label LASA warna merah pada kumpulan obat obata yang terlihat mirip
dan mirip dan kedengarannya mirip ( Nama Obat Rupa dan Ucapan Mirip / NORUM ).
Atau Lock Alike Sound Alike / LASA ). LASA daftar obat-obatan yang harus
diwaspadai.
2. Memberi label Obat High Alert warna ungu pada obat-obatan sitostatika.
3. Memberi label Obat High Alert warna merah pada obat-obatan konsentrasi tinggi.
4. Kebijakan dan atau prosedur tersebut dipantau pelaksanaannya.

1. Instalasi Farmasi
2. Instalasi rawat inap
3. Instalasi rawat jalan
4. High Care Unit (HCU )
Unit Terkait 5. IGD
6. Kamar Operasi
7. NICU ( Neonatus Intensif Care ).
8. Ruang Kebidanan
PENYIMPANAN
OBAT OBAT HIGH ALERT

No. Dokumen No. Revisi Halaman


08.05. 0 1

Dr.Djasamen Saragih
Pematangsiantar

Ditetapkan,
Tanggal Terbit Direktur RSUD Dr.Djasamen Saragih Pematangsiantar
23 Juni 2011
STANDAR
ROSEDUR
OPERASIONAL

( Dr. Ria Novida Telaumbanua,M.Kes )


NIP. 19611123 198710 2 002

Pengertian Suatu cara untuk menyimpan obat-obatan yang sering menyebabkan tennyarjadinya
kesalahan/ kesalahan serius (sentinel event ), obat yang beresiko tinggi menyebabkan
dampak yang tidak diinginkan ( adverse outcome) seperti obat-obatan yang terlihat mirip dan
kedengaranya mirip ( Nama Obat Rupa dan Ucapan Mirip / NORUM ). Atau Lock Alike Sound
Alike / LASA ).

Tujuan 1. Untuk keamanan obat-obatan yang perlu diwaspadai ( High Alert Medications )
2. Untuk menghindari kesalahan pemberian obat.

Kebijakan

1. Tempat penyimpanan khusus obat-obat high alert harus terpisah seperti obat-obat
Prosedur
yang mirip dan kedengarannya mirip tidak boleh diletakkan di dalam 1 rak/.
Disandingkan.
2. Tempat penyimpanan obat-obat stostatik hanya boleh berada di ruang farmasi
3. Tempat Tempat penyimpanan obat-obat larutan tinggi harus terpisah dari obat-obat
yang lain, dan hanya boleh ada di IGD, ICU, VK< Bersalin, IBS
4. Kebijakan atau prosedur tersebut dipantau pelaksanaannya.
1. Instalasi Farmasi
2. Instalasi rawat inap
3. Instalasi rawat jalan
4. High Care Unit (HCU )
Unit Terkait 5. IGD
6. Instalasi bedah sentral
7. ICU

Anda mungkin juga menyukai