Anda di halaman 1dari 24

ABSTRAK

Telah dilakukan percobaan yang berjudul Isolasi Minyak Atsiri dari


Lengkuas Merah. Tujuan percobaan ini adalah untuk mengisolasi minyak
lengkuas merah dengan cara destilasi uap kemudian memurnikan minyak
lengkuas merah yang dihasilkan dan menganalisis minyak lengkuas merah
dengan kromatografi gas cair. Metode yang dipakai adalah metode destilasi
uap,ekstraksi dan kromatografi gas cair. Prinsip dari destilasi uap adalah
Hukum Dalton mengenai tekanan satuan yang menyatakan apabila dua gas
atau lebih atau uap yang tidak bereaksi secara kimia terhadap lainnya
bercampur pada suhu yang konstan, maka tiap tiap gas memiliki tekanan
sendiri sama dengan tekanan total sistem. Prinsip dari ekstraksi adalah
distribusi zat terlarut dalam dua pelarut yang tidak bercampur. Prinsip dari
kromatografi gas cair didasarkan pada perbedaan distribusi dari penyusun
cuplikan antara dua fase, yaitu fase gerak dan fase diam. Hasil yang di dapat
yaitu minyak berwarna kuning bening sekitar 1ml dan berbau wangi dan
menyengat.
PERCOBAAN 6
ISOLASI MINYAK ATSIRI
I. TUJUAN PERCOBAAN
- Mengisolasi minyak atsiri dari lengkuas merah dengan cara destilasi uap
- Memurnikan minyak yang dihasilkan
- Menganalisis minyak atsiri dari lengkuas merah dengan kromatografi gas
cair

II. TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Minyak Atsiri
Bunga, daun, dan akar dari berbagai tumbuhan mengandung bahan
yang mudah menguap dan berbau wangi yang disebut minyak atsiri.
Minyak atsiri merupakan bahan yang mudah menguap sehingga mudah
dipisahkan dari bahan-bahan lain yang terdapat pada tumbuhan. Cara yang
umum digunakan untuk memisahkan minyak atsiri adalah destilasi uap.
Cara ini dilakukan dengan mengalirkan uap air kedalam tumpukan
jaringan tumbuhan sehingga minyak atsiri tersuling bersama-sama dengan
uap air.
Minyak atsiri bukan senyawa murni, akan tetapi merupakan
campuran senyawa organik yang terdiri dari berbagai macam komponen
yang berlainan. Penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian komponen
minyak atsiri adalah senyawa yang mengadung atom C dan atom H atau
atom C, H, dan O yang tidak bersifat aromatik dan secara umum disebut
terpenoid.
(Anonim, 1990)

2.2 Kegunaan Minyak Atsiri


Minyak atsiri banyak digunakan dalam industri sebagai bahan
pewangi atau penyedap (flavoring). Beberapa minyak atsiri dapat
digunakan sebagai bahan antiseptik internal atau eksternal, sebagai bahan
analgesik, haemolitik atau sebagai anti zymatik, sebagai sedativ,
stimulatis, untuk obat sakit perut, obat cacing. Minyak atsiri mempunyai
sifat membius, merangsang, atau memuakkan. Industri minyak atsiri
merupakan suatu sektor yang dapat menunjang ekonomi suatu negara.
Dalam setahun, sirkulasi penjualan minyak atsiri dapat mencapai hasil
beberapa juta dolar sedangkan sirkulasi barang-barang yang menggunakan
minyak atsiri dapat mencapai hasil beberapa milyar per tahun.
(Guenther, 1987)

2.3 Penyulingan Minyak Atsiri


Salah satu cara untuk meng-isolasi minyak atsiri dari bahan
tanaman penghasil minyak atsiri adalah dengan penyulingan, yaitu
pemisahan komponen yang berupa cairan dua macam campuran atau lebih
berdasarkan perbedaan titik didih. Proses tersebut dilakukan terhadap
minyak atsiri yang tidak larut dalam air. Berdasarkan kontak antara uap air
dan bahan yang akan disuling, metode penyulingan minyak atsiri
dibedakan atas tiga cara, yaitu:
(1) Penyulingan dengan air,
Bahan yang akan disuling kontak langsung dengan air mendidih.
Mengapung atau terendamnya bahan tersebut tergantung dari bobot
jenis dan jumlah bahan yang disuling. Metode ini dilakukan dengan
panas langsung,mantel uap,pipa uap yang berlingkar tertutup tatau
dengan memakai pipa uap berlingkar terbuka atau berlubang

(2) Penyulingan dengan uap dan air,


Bahan olah diletakkan di ata rak-rak atau saringan berlubang. Ketel
suling diisi dengan air sampai permukaan air berada tidak jauh di
bawah saringan. Air juga dapat dipanaskan dengan ap jenh yang basah
dan bertekanan rendah. Ciri khas metode ini yaitu uap selalu dalam
keadaan basah, jenuh, dan tidak terlalu panas;bahan yang disulng
hanya berhubungan dengan uap dan tidak dengan air panas.
(3) Penyulingan dengan uap.
Air tidak diisikan dalam ketel. Uap yang digunakan adalah uap
jenuh atau uap kelewat panas pada tekanan lebih dari 1 atmosfer. Uap
dialirkan melalui pipa uap berlingkar yang berpori dan terletak di
bawah bahan dan uap bergeerak ke atas melalui bahan yang terletak di
atas saringan.
Proses utama yang terjadi pada peristiwa hidro destilasi yaitu
- difusi minyak atsiri dan air panas melalui membran tanaman
(hidrodifusi)
- Hidrolisa terhadap beberapa komponen minyak atsiri
- Dekomposisi yang biasanya disebabkan oleh panas
(Guenther,1987)
Penyulingan dengan air serta penyulingan dengan uap dan air lebih
sesuai bagi industri kecil karena lebih murah dan konstruksi alatnya
sederhana. Namun penyulingan dengan uap dan air memiliki kelemahan,
yaitu membutuhkan uap air yang cukup besar. Hal ini karena sejumlah
besar uap akan mengembun dalam jaringan tanaman sehingga bahan
bertambah basah dan mengalami aglutinasi. Untuk mengatasi kelemahan
ini, telah dikembangkan model pe-nyulingan uap dan air yang
dikombinasikan dengan sistem kohobasi. Pada sistem ini pemanasan air
dalam ketel penyulingan dilakukan secara langsung terhadap dasar ketel.
Dengan sistem ini, bahan bakar dapat dihemat sampai 25%, karena air
yang digunakan hanya 40% dari yang normal.
Untuk penyulingan minyak atsiri dengan kapasitas 1.000 liter,
sistem pemanasan air dalam ketel harus ditambah dengan pemanasan air
semiboiler. Pemanasan air semi- boiler dapat dilakukan dengan cara
memasang pipa-pipa kecil yang mengalirkan panas dari asap sisa bakar
(flue gas) pada air dalam ketel.
(www.atsiri-indonesia.com)
2.4 Komponen Minyak Atsiri
Walaupun minyak atsiri mengandung bermacam-macam komponen
kimia yang berbeda, namun komponen-komponen tersebut dapat
digolongkan ke dalam empat kelompok besar yang dominan menentukan
sifat minyak atsiri, yaitu:
1. Terpen, yang ada hubungan dengan iso prena atau iso pentana
2. Persenyawaan berantai lurus, tidak mengandung rantai cabang
3. Turunan benzena
4. Bermacam-macam persenyawaan lain
(Guenther, 1987)

2.5 Kandungan kimia minyak atsiri


Kandungan yang terdapat dalam essential oil dari Alpinia
purpurata antara lain adalah
1. -pinene,

2. 1,8-cineole

3. -pinene

(Zoghbi,1999)
(www.wikipedia.com)
2.6 Lengkuas Merah
Lengkuas merah (Alpinia purpurata), termasuk ke dalam famili
tumbuhan Zingiberaceae. Ia mengandung suatu zat yang bisa
meningkatkan daya tahan tubuh, mengatasi ejakulasi dini dan mengobati
diare serta membunuh jamur pada kulit. Tapi, bila takaran tak sesuai, bisa
menjadi racun. Lengkuas merah ditemukan menyebar di seluruh dunia.
Untuk tumbuh, lengkuas menyukai tanah gembur, sinar matahari banyak,
sedikit lembab, tetapi tidak tergenang air. Kondisi tanah yang disukai
berupa tanah liat berpasir, banyak mengandung humus. Dapat tumbuh di
dataran rendah hingga ketinggian 1.200 meter di permukaan laut. Untuk
mengembangbiakkan tanaman ini dapat dilakukan dengan potongan
rimpang yang sudah memiliki mata tunas. Selain itu dapat pula dengan
memisahkan sebagian rumpun anakan. Pemeliharaannya mudah, seperti
tanaman lain dibutuhkan cukup air dengan penyiraman atau menjaga
kelembaban tanah dan pemupukan.
(www.tanaman-obat.com)

2.7 Taksonomi Lengkuas


Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub Kelas : Commelinidae
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae (suku jahe-jahean)
Genus : Alpinia
Spesies : Alpinia purpurata (Vieill.) K. Schum
( www.plantamor.com)
2.8 Kandungan Kimia Lengkuas Merah
Rimpang, batang dan daun Alpinia purpurata mengandung saponin
dan tanin, di samping itu rimpang dan batang mengandung flavonoida,
juga rimpangnya mengandung minyak atsiri.
(www.tanaman-obat.com)
2.9 Destilasi
Destilasi adalah suatu pemurnian senyawa organik cair yaitu suatu
proses yang didahului dengan penguapan senyawa cair, kemudian
mengembunkan uap yang terbentuk sehingga mencair kembali. Proses
yang dilakukan yaitu larutan diuapkan pada alat uap yang kemudian
mengental kembali membentuk cairan. Itu jelas bahwa zat pengotor non-
volatil mungkin dapat dipisahkan dengan metode ini. Ketika dua atau lebih
unsur volatil dari campuran bisa dipisahkan dengan destilasi.
(Sugihara, 1961)

2.10 Macam-Macam Destilasi


2.10.1 Destilasi Uap
Proses penyaringan suatu campuran air dan bahan yang tidak larut
sempurna atau larut sebagian dengan menurunkan tekanan sistem
sehingga didapatkan hasil penyulingan jauh dibawah titik didih awal.
(Cahyono, 1991)
2.10.2 Destilasi Vakum
Untuk memurnikan senyawa yang larut dalam air dengan titik
didih tinggi sehingga tekanan lingkungan harus diturunkan agar
tekanan sistem turun.
(Cahyono, 1991)
2.10.3 Destilasi Biasa
Untuk memurnikan campuran senyawa dimana komponen-
komponen yang akan dipisahkan memiliki titik didih yang jauh
berbeda.
(Cahyono, 1991)
2.11 Prinsip Destilasi Uap
Campuran substansi yang tidak larut menunjukkan reaksi yang
sangat beda dalam larutan homogen dan deskripsi sifatnya memerlukan
hukum fisik yang berbeda. Dasar aturan dapat dipakai dengan
mempertimbangkan akibat naiknya deviasi pada hukum rault. Satu
gejala dari deviasi positif adalah dalam diagram hubungan antara
tekanan dengan temperatur. Pada batas deviasi positif besar dari hukum
rault, dua komponen dapat larut dan komponen tersebut menguap yang
secara matematis memberikan tekanan total yang merupakan jumlah
total dari tekanan masing-masing.
(Wilcox, 1995)

2.12 Ekstraksi
Ekstraksi yang sering digunakan untuk memisahkan senyawa
organik adalah ekstraksi zat cair, yaitu pemisahan zat berdasarkan
perbandingan distribusi zat tersebut yang terlarut dalam dua pelarut yang
tidak saling melarutkan.
Yang paling baik adalah dimana kelarutan tersebut dalam pelarut
satu lebih besar daripada konsentrasi zat terlarut dalam pelarut lainnya,
harga K hendaknya lebih besar atau lebih kecil dari satu ekstraksi jangka
pendek disebut juga proses pengorokan, sedangkan pada proses jangka
panjang menggunakan soxhlot dan dengan pemanasan.
(Wasilah, 1978)
Kriteria pemilihan pelarut:
- Pelarut mudah melarutkan bahan yang di ekstrak
- Pelarut tidak bercampur dengan cairan yang di ekstrak
- Pelarut mengekstrak sedikit atau tidak sama sekali pengotor yang ada
- Pelarut mudah dipisahkan dari zat terlarut
- Pelarut tidak bereaksi dengan zat terlarut melalui segala cara
(Cahyono, 1991)
2.13 Prinsip Ekstraksi pelarut
Ekstrasi adalah proses pemindahan suatu konstituen dalam suatu
sample ke suatu pelarut dengan cara mengocok atau melarutkannya.
Ektraksi pelarut bisa disebut ekstraksi cair-cair yaitu proses pemindahan
solut dari pelarut satu ke pelarut lainnya dan tidak bercampur dengan
cara pengocokkan berulang. Prinsip dasar dari ekstraksi pelarut ini
adalah distribusi zat terlarut dalam dua pelarut yang tidak bercampur.
(Ibrahim,2009)

2.14 Hukum Dalton


Inti dari hukum ini adalah menyatakan tekanan jumlah yang
dikarenakan oleh suatu campuran gas yang tidak bersaling tindak antara
satu sama lain adalah hasil tambah tekanan masing-masing gas.
Seandainya gas tersebut mengisi seluruh isi padu yang diisi oleh
campuran gas bertekanan. Tekanan yang dikarenakan oleh setiap gas
dalam campuran itu dikenal sebagai tekanan separuh gas atau tekanan
bagian per bagian.
Rumus:
n
Ptotal Pi atau Ptotal P1 P 2 ... Pn
i 1

(Brady, 1994)

2.15 Kromatografi Gas-Cair


Kromatografi adalah suatu metode pemisahan fisik, dimana
komponen-komponen yang dipisahkan didistribusikan di antara dua fasa,
salah satu fasa tersebut adalah suatu lapisan stasioner dengan permukaan
yang luas, sedangkan yang lainnya sebagai fluida yang mengalir lembut
di sepanjang landasan stasioner.
(Keulemans, 1959)
Fasa stasioner bisa berupa padatan maupun cairan, sedangkan fasa
bergerak bisa berupa cairan maupun gas. Dalam semua teknik
kromatografi, zat-zat terlarut yang dipisahkan bermigrasi sepanjang
kolom (atau, seperti dalam kromatografi kertas atau lapisan tipis,
ekivalen fisik kolom), dan tentu saja dasar pemisahan terletak dalam laju
perpindahan yang berbeda untuk larutan yang berbeda. Perbedaan yang
kecil antara dua zat terlarut dalam kekuatan adsorpsi dan dalam
interaksinya dengan pelarut yang bergerak menjadi dasar pemisahan bila
molekul-molekul zat terlarut itu berulang kali menyebar di antara dua
fasa itu ke seluruh panjang kolom.
(Underwood, 1998)

2.16 Analisa Bahan


2.16.1 Eter
Sifat fisik : - berat molekul 74,12 g/mol, densitas 0,7885
- titik didih -116,3 oC, titik lebur 34,6 oC
- tidak berwarna dan berbau khas
Sifat kimia : - mudah menguap dan mudah terbakar
- sebagai zat anestesi
(Mulyono, 2005)
2.16.2 Na2SO4 anhidrat
Sifat fisik : - titik lebur 800 oC
- berbentuk serbuk putih halus
Sifat kimia : - mampu mengikat H2O
- larut dalam H2O dan membentuk larutan netral
(Grant, 1976)
2.16.3 Aquades
Sifat fisik : - titik leleh 0 oC
- titik didih 100 oC
- tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa
Sifat kimia : - pelarut polar
- persenyawaan hidrogen dan oksigen
(Basri, 1996)
2.16.4 Lengkuas Merah
Batang semu, tegak, masif, terdiri dari pelepah daun, hijau
kemerahan. Daun tunggal, duduk dalam roset akar, lanset, ujung
runcing, pangkal tumpul, panjang 30-90 cm, lebar 5-15 cm,
pertulangan menyirip, hijau. Bunga majemuk, berkelamin dua, di
ujung batang, kelopak hijau, mahkota merah, merah. Buah kotak,
bulat, hijau. Biji bulat, hitam. Akar serabut, coklat muda.
(www.tanaman-obat.com)

III. METODE PERCOBAAN


3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
- Seperangkat alat destilasi uap
- Gelas beaker
- Gelas ukur
- Pengaduk gelas
- Kompor / hot plate
- Erlenmeyer
- Corong
- Corong pemisah
3.1.2 Bahan
- Lengkuas merah
- Gypsum
- Aquades
- Vaseline
- Eter
- Na2SO4 anhidrid
3.2 Skema Alat
3.3 Skema Kerja
3.3.1 Destilasi Biasa
3 kg lengkuas merah
Labu alas bulat
- pendestilasian uap

Destilat Residu
Corong pemisah

IV. DATA PENGAMATAN

No. Perlakuan Hasil


1. Pendestilasian lengkuas merah
selama 2 jam
- sebelum di destilasi - berupa irisan-irisan
lengkuas merah
- setelah di destilasi - terdapat minyak
sekitar 1mL berwarna
kuning bening
- didapat residu
lengkuas merah yang
kandungan minyak atsirinya
sudah menguap dengan
adanya proses destilasi
V. Hipotesis
Percobaan isolasi minyak atsiri pada lengkuas merah, akan didapatkan
hasil berupa minyak atsiri. Pada percobaan ini digunakan metode destilasi uap,
sehingga didapatkan hasil minyak atsiri yang berbau khas. Jumlah minyak
atsiri yang didapatkan sedikit dan berwarna kuning bening. Hasil yang
didapatkan pada saat destilasi sedikit, hal ini dikarenakan minyak atsiri
merupakan komponen yang sangat kecil dan mudah menguap. Kandungan
yang terdapat dalam lengkuas merah antara lain: saponin, tanin, flavonoida,
sedangkan dalam minyaknya terdapat pinene, -pinene, 1,8-cineole
VI. PEMBAHASAN
Percobaan ini berjudul Isolasi Minyak Atsiri dari Laos Merah yang
bertujuan untuk mengisolasi minyak rimpang laos merah dengan cara destilasi
uap, lalu memurnikan minyak yang dihasilkan, serta menganalisis minyak
dengan kromatografi gas-cair. Metode yang digunakan dalam percobaan ini
adalah destilasi uap, ekstraksi, dan kromatografi gas-cair. Prinsip dari destilasi
uap didasarkan pada Hukum Dalton yang berbunyi, Dua gas atau lebih atau
uap yang tidak bereaksi secara kimia terhadap lainnya bercampur pada suhu
yang konstan, maka tiap-tiap gas memiliki tekanan sendiri, seakan dia berada
sendirian dan jumlah tekanan ini adalah sama dengan tekanan total sistem.
(Brady,1994)
Dengan kata lain suatu cairan akan menguap apabila tekanan
permukaan sama dengan tekanan uap lingkungan. Prinsip dari ekstraksi
didasarkan pada distribusi zat terarut dengan perbandingan tertentu antara dua
pelarut yang tidak saling campur.
(Ibrahim,2009)
Prinsip dari kromatografi gas cair didasarkan pada perbedaan
distribusi dari penyusun cuplikan antara dua fase, yaitu fase gerak dan fase
diam.
(Underwood,1998)
Laos merah (Alpinia purpurata K. Schum) temasuk ke dalam famili
Zingiberaceae. Tanaman ini memiliki batang semu seperti jahe, tapi tingginya
bisa sampai 2 m, dan berdaun melebar. Laos merah yang subur panjang
daunnya bisa setengah meter dan lebarnya 15 cm.
(www.tanaman-obat.com)
Pada percobaan ini, dimasukkan irisan rimpang laos merah ke dalam
dandang yang terdapat air di bawahnya. Pengirisan tipis pada rimpang laos
merah berfungsi agar luas permukaan lebih besar sehingga dalam proses
penguapan minyak atsiri yang terdapat pada tiap jaringan lebih mudah
terangkat bersama dengan uap air dan tujuan dari penambahan air
dimaksudkan untuk mempermudah menguapkan minyak atsiri, dimana
minyak atsiri memiliki titik didih yang sangat tinggi.
Sebelumnya,dandang diberi gypsum dengan tujuan untuk merekatkan
tutup dandangagar tidak ada uap yang keluar dari dandang ketika proses
pendestilasian.
Pada proses pendestilasian, dapat dihasilkan uap minyak atsiri dan air
secara bersamaan, meskipun minyak dan air memiliki perbedaan titik didih
yang tinggi. Hal tersebut terjadi karena telah berlakunya Hukum Dalton, yaitu
Dua gas atau lebih atau uap yang tidak bereaksi secara kimia terhadap
lainnya bercampur pada suhu yang konstan, maka tiap-tiap gas memiliki
tekanan sendiri, seakan dia berada sendirian dan jumlah tekanan ini adalah
sama dengan tekanan total sistem, atau dengan kata lain suatu cairan akan
menguap apabila tekanan permukaan sama dengan tekanan uap lingkungan.
(Brady,1994)
Kemudian dilakukan pemanasan yang bertujuan untuk menguapkan
air, sehingga uap air dapat membawa minyak atsiri yang terkandung di dalam
irisan rimpang laos merah. Selama proses pemanasan, perlu dilakukan
pemantauan terhadap kondesornya. Kondensor disini bertindak sebagai
pendingin uap yang terbentuk dari pemanasan agar dapat menjadi cairan
kembali. Pemantauan terhadap kondensor dilakukan dengan terus mengganti
air yang mengalir dalam kondensor ataupun dengan memberikan es pada air
yang mengalir pada kondensor dengan alasan agar proses pendinginan uap
untuk menjadi cairan kembali berjalan sempurna, karena jika kondensornya
terlalu panas maka proses pendinginan uap akan terhambat sehingga, cairan
yang seharusnya tertampung tidak terbentuk.
Hasil yang diperoleh dari destilasi berupa cairan yang terdiri dari air
dan minyak atsiri, dimana minyak atsiri berada di atas dan air berada di
bawah. Ketidaklarutan antara keduanya disebabkan adanya perbedaan
kepolaran, dimana air bersifat polar dan minyak bersifat non polar. Posisi
minyak atsiri yang berada di atas air disebabkan karena minyak atsiri
memiliki massa jenis yang cenderung lebih ringan daripada massa jenis air,
dimana massa jenis minyak atsiri sebesar 0,708 g/cm3sedangkan air memiliki
massa jenis sebesar 1g/l.
(Mulyono,2005)
Tahap berikutnya, hasil dari destilasi dimasukan kedalam corong
pemisah untuk dilakukan ekstaksi dengan eter. Eter berfungsi untuk mengikat
minyak atsiri yang masih bercampur dengan pelarut air. Eter merupakan
pelarut polar yang sangat baik untuk melarutkan senyawa-senyawa organik
yang mudah menguap dan bersifat inert.
(Mulyono,2005)
Minyak atsiri yang memiliki sifat non polar akan tertarik ke pelarut
eter. Selama proses ekstraksi diperlukan penggojogan yang kuat agar minyak
dan larutan air cepat terpisah sehingga diperoleh dua lapisan, yaitu lapisan eter
yang mengandung minyak atsiri pada bagian atas dan lapisan air pada bagian
bawah. Hal tersebut dapat terjadi karena adanya perbedaan massa jenis, yaitu
eter sebesar 0,7 g/l dan air sebesar 1g/l.
(Mulyono,2005)
Kemudian dilakukan tahap pemurnian dengan cara pendiaman agar
eter menguap hingga tersisa minyak atsirinya saja. Setelah itu dilakukan
penambahan Na2SO4 anhidrat yang berfungsi untuk mengikat senyawa air
yang masih terdapat dalam minyak atsiri, sehingga didapatkan minyak atsiri
tanpa air. Hal ini terjadi karena sifat Na2SO4 anhidrat yang higroskopis dan
berfungsi sebagai pengering.
(Mulyono,2005)
Setelah diperoleh minyak atsiri bebas air, dilakukan proses
kromatografi gas-cair yang bertujuan untuk menganalisis minyak atsiri yang
dihasilkan. Pada kromatografi gas-cair dikenal adanya dua fase, yaitu fase
gerak dan fase diam. Pada percobaan ini, cuplikan berperan sebagai fase diam
dan gas bertindak sebagai fase gerak. Senyawa yang mempunyai titik didih
yang lebih tinggi dari temperatur kolom secara jelas cenderung akan
berkondensasi pada bagian awal kolom. Namun, pada beberapa senyawa yang
terdapat pada minyak atsiri dari laos merah akan menguap meski suhunya
belum mencapai 100C.
(Sudjadi.1986)
Ada tiga hal yang dapat berlangsung pada molekul tertentu yang
terdapat dalam campuran yang diinjeksikan pada kolom, yaitu :
Molekul dapat berkondensasi pada fase diam
Molekul dapat larut dalam cairan pada permukaan fase diam
Molekul dapat tetap pada fase gas
(Guenther.1987)
Menurut literatur, minyak atsiri dari laos merah ini mengandung
berbagai kandungan senyawa, diantaranya basonin, eugenol, galangan,
galangol, seskuiterpen, pinen, metil Sinamat, dan kaemferida.
(www.tanaman-obat.com)
VII. KESIMPULAN

1. Isolasi minyak atsiri lengkuas merah dapat dihasilkan dengan metode


destilasi uap, dan pemurnian dengan cara ekstraksi pelarut
2. Kromatografi gas cair dapat digunakan untuk menganalisis minyak atsiri
hasil penyulingan
3. Isolasi minyak atsiri lengkuas merah menghasilkan minyak yang
berwarna kuning bening dan berbau khas
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1990. Diktat Kuliah Kimia Bahan Alam. Jakarta: Dapartemen


Pendidikan Universitas Terbuka.
Basri, Sarjoni. 1996. Kamus Kimia. Jakarta: Rineka Cipta
Brady, James. 1994. Kimia Universitas Asas dan Struktur. Jilid I, edisi ke-lima.
Jakarta: Erlangga.
Cahyono, Bambang. 1991. Segi Praktis dan Metode Pemisahan Senyawa
Organik. Semarang: UNDIP Press
Grant, Roger and Claire. 1976. Chemical Dictionary. 5th edition. Mc Graw Hill
Book Company: USA
Guenther, Ernest, alih bahasa Ketaren. 1987. Minyak Atsiri. Jilid I. Jakarta: UI
Press
Ibrahim. 2009. Ekstraksi. Bandung: Sekolah Farmasi ITB
Keulemans. 1959. Gas Chromatography. 2nd edition. New York: Reinhold
Publishing Corp.
Mulyono. 2005. Kamus Kimia. Bandung: P.T Genersindo
Sudjadi.1986. Metode Pemisahan. Jakarta: Kanisius
Sugihara, 1961
Underwood. 1998. Quantitative Analysis. 6th edition. New Jersey: Prentice Hall
Inc.
Wasilah, Sudja. 1978. Penuntun Percobaan Pengantar Kimia Organik. Bandung:
P.T Karya Nusantara
Wilcox. 1995. Experimental Organic Chemistry. New Jersey: Prentice Hall Inc.
Zoghbi, et.al., 1999, Volatile constituents from leaves and flowers of Alpinia
speciosa K. Schum., and A. purpurata (Viell.) Schum. Flavour Fragr. J.
14, 411-414.
www.atsiri-indonesia.com
www.plantamor.com
www.tanaman-obat.com
www.wikipedia.com
LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Isolasi Minyak Atsiri dari Lengkuas Merah (Alipinia Purpurata)


Asisten : Citra Agustina Isnaning
Hari / tanggal : Rabu, 16 Desember 2009
Semarang, 23 Desember 2009
Praktikan,

Megafirmawanti Meisal Mamik S


J2C 008 034 J2C 008 035

Meutia Rumondang Miranti Verdiana R.M


J2C 008 036 J2C 008 037

Moch. Syaiful Alam Muhamad Arsyad


J2C 008 038 J2C 008 039

Muhammad Syathori Muhammad Titis B.M


J2C 008 040 J2C 008 041

Dipta Aditya Fahmi Syafaat


J2C 008 088 J2C 008 089

Menyetujui, Mengetahui,
Koordinator Praktikum Kimia III, Asisten,

Nor Basid A.P, M.Sc Citra Agustina Isnaning


198112022005011002 J2C 006 015
LAPORAN AKHIR
PRAKTIKUM KIMIA III

JUDUL PERCOBAAN :
ISOLASI MINYAK ATSIRI DARI LENGKUAS MERAH

Disusun oleh: Kelompok 5


Mega Firmawanti (J2C 008 034)
Meisal Mamik S (J2C 008 035)
Meutia Rumondang (J2C 008 036)
Miranti Verdiana R.M (J2C 008 037)
Moch. Syaiful Alam (J2C 008 038)
Muhamad Arsyad (J2C 008 039)
Muhammad Syathori (J2C 008 040)
Muhammad Titis B.M (J2C 008 041)
Dipta Aditya (J2C 008 088)
Fahmi Syafaat (J2C 008 089)

JURUSAN KIMIA
FAKULTAL MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2009
LAMPIRAN
1. Apa yang dimaksud dengan minyak atsiri?

Minyak atsiri adalah senyawa yang terdapat pada tumbuhan, biasanya


pada rimpang dan mudah menguap. Minyak atsiri bukan senyawa murni,
akan tetapi merupakan campuran senyawa organik yang terdiri dari
berbagai macam komponen yang berlainan seperti atom C dan atom H
atau atom C, H, dan O yang tidak bersifat aromatik dan secara umum
disebut terpenoid, sehingga untuk mendapatkannya perlu cara seperti
destilasi

2. Sebutkan fungsi dari :


a. Kondensor : berfungsi sebagai pendingin uap yang terbentuk dari
pemanasan agar dapat menjadi cairan kembali
b. Silika gel: untuk menangkap gas atau uap yang tidak diembunkan
secara sempurna oleh kondensor
c. Eter: berfungsi untuk mengikat minyak atsiri yang masih bercampur
dengan pelarut air
d. Na2SO4 anhidrat: untuk mengikat senyawa air yang masih terdapat
dalam minyak atsiri

3. Jelaskan mengapa hasil destilasi uap lebih banyak dari hasil destilasi
biasa?
Pada destilasi uap tekanan sistem diturunkan dan titik didih normal
sedangkan pada destilasi biasa titik didih komponen yang akan dipisahkan
jauh berbeda. Pada destilasi uap ada air yang membawa minyak tersebut
lewat penguapan sedangkan pada destilasi biasa tidak ada air yang
membawa minyak,minyak keluar sendiri dan lama kelamaan minyak akan
gosong jika dipanaskan terus menerus.
4. Sebutkan judul dan tujuan percobaan ini?
Judul: Isolasi Minyak Atsiri dari Lengkuas Merah
Tujuan: untuk mengisolasi minyak lengkuas merah dengan cara destilasi
uap kemudian memurnikan minyak lengkuas merah yang dihasilkan dan
menganalisis minyak lengkuas merah dengan kromatografi gas cair

Anda mungkin juga menyukai