Anda di halaman 1dari 15

Anatomi Fisiologi Sistem Integumen

A. Pengertian kulit
kulit adalah lapisan jaringan yang terdapat pada bagian luar menutupi dan melindungi
permukaan tubuh, berhubungan dengan selaput lendir yang melapisi rongga-rongga
lubang-lubang masuk. Pada permukaan kulit bermuara kelenjar keringat dan kelenjar
mukosa.
B. Lapisan kulit

1. Epidermis
a. stratum korneum.
Lapisan ini terdiri dari banyak lapisan tanduk (keratinasi), gepeng, kering, tidak
berinti, inti selnya sudah mati, dan megandung zat keratin.
b. stratum lusidum.
Selnya pipih, bedanya dengan stratum granulosum adalah sel-sel sudah banyak
yang kehilangan inti dan butir-butir sel telah menjadi jernih sekali dan tembus
sinar. Lapisan ini hanya terdapat pada telapak tangan dan telapak kaki. Dalam
lapisan terlihat seperti suatu pipa yang bening, batas-batas sel sudah tidak begitu
terlihat disebut stratum lusidum.
c. stratum granulosum.
Lapisan ini terdiri dari 2-3 lapis sel pipih seperti kumparan dengan inti ditengah
dan sitoplasma berisi butiran (granula) keratohiali atau gabungan keratin dengan
hialin. Lapisan ini menghalangi benda asing, kuman dan bahn kimia masuk ke
dalam tubuh.
d. stratum spinosum/stratum akantosum.
Lapisan ini merupakan lapisan yang paling tebal dan dapat mencapai 0,2 mm
terdiri dari 5-8 lapisan . Sel-selnya disebut spinosum karena jika dilihat di bawah
mikroskop, sel-selnya terdiri dari sel yang bentuknya polygonal/banyak sudut dari
mempunyai tanduk (spina). Lapisan ini berfungsi untuk menahan gesekan dan
tekanan dari luar. Bentuknya tebal dan terdapat di daerah tubuh yang banyak
bersentuhan atau menahan beban dan tekanan seperti tumit dan pangkal telapak
kaki. Disebut akantosum sebab sel-selnya berduri. Ternyata spina atau tanduk
tersebut ada hubungan antara sel yang lain yang disebut intercelulair bridges atau
jembatan interselular.
e. stratum basal/germinativum.
Disebut stratum basal karena sel-selnya terletak dibagian basal/basis, stratum
germinativum menggantikan sel-sel yang di atasnya dan merupakan sel-sel induk.
Bentuknya silindris (tabung) dengan inti yang lonjong. Di dalamnya terdapat butir-
butir yang halus disebut butir melanin warna. Sel tersebut disusun seperti pagar
pagar (palisade) dibagian bawah sel tersebut terdapat suatu membran disebut
membran basalis, sel-sel basalis dengan membran basalis merupakan batas
terbawah dari pada epidermis dengan dermis. Ternyata batas ini tidak datar tapi
bergelombang, pada waktu korium menonjol pada epidermis tonjolan ini disebut
papilla kori (papilla kulit). Dipihak lain epidermis menonjol kea rah korium,
tonjolan ini disebut rute ridges atau rete peg = prosessus inter papilaris.
2. Dermis.
a. Struktur lapisan dermis.
dermis merupakan lapisan kedua dari kulit, batas dengan epidermis dilapisi oleh
membrane basalis dan di sebelah bawah berbatasan dengan subkutis tapi batas ini
tidak jelas hanya diambil sebagai patokan ialah mulainya terdapat sel lemak.
Dermis terdiri dari 2 lapisan:
a) bagian atas, pars papilaris (stratum papilar).
b) bagian bawah, retikularis (stratum retikularis).
Batas antara pars papilaris dengan pars retikularis adalah bagian bawahnya sampai
ke subkutis. Baik pars papilaris maupun pars retikularis terdiri dari serabut-serabut
yaitu serabut kolagen, serabut elastis, dan serabut retikulus. Serabut ini saling
beranyaman dan masing-masing mempunyai tugas yang berbeda.
Serabut kolagen, untuk memberikan kekuatan kepada kulit, serabut elastic untuk
memberikan kelenturan pada klit, dan retikulus terdapat terutama disekitar kelenjar
dan folikel rambut dan memberikan kekuatan pada alat tersebut.

b. Unsur sel:
unsur utama sel dermis adalah fibroblast, makrofag, dan terdapat sel lemak yang
berkelompok. Disamping itu ada juga sel jaringan ikat bercabang dan berpigmen pada
lingkungan epidermis yang banyak mengandung pigmen misalnya areola mammae
dan sekitar anus.

c. Serat otot:
serat otot polos dijumpai di dalam dermis tersusun membentuk berkas dihubungkan
dengan folikel rambut (muskulus erector fili) bertebaran diseluruh dermis dalam
jumlah yang cukup banyak pada kulit, putting susu, penis, skrotum dan sebagian
perenium.
3. Subkutis
subkutis terdiri dari kumpulan-kumpulan sel-sel lemak dan diantara gerombolan ini
berjalan serabut-serabut jaringan ikat dermis. Sel-sel lemak ini bentuknya bulat
dengan intinya terdesak ke pinggir, sehingga membentuk seperti cincin.
Lapisan lemak ini disebut perikulus adiposus, yang tebalnya tidak sama pada tiap-tiap
tempat dan juga pembagian antara laki-laki dan perempuan tidak sama (berlainan).
Guna perikulus adiposus adalah sebagai shok breker = pegas/bila tekanan trauma
mekanis yang menimpa pada kulit, isolator panas atau untuk mempertahankan suhu,
penimbun kalori, dan tambahan untuk kecantikan tubuh. Di bawah subkutis terdapat
selaput otot kemudian baru terdapat otot. Jaringan kulit disebut juga integument atau
kutis yang tumbuh dari dua macam jaringanyaitu jaringan epitel yang menumbuhkan
lapisan epidermis dan jaringan pengikat (penunjang) yang menumbuhkan lapisan
dermis (kulit dalam). Kelenjar-kelenjar kulit. Kelenjar kulit meliputi kelenjar sebasea,
kelenjar keringat, dan kelenjar mamae.

a. kelenjar sebasea.
Kelenjar ini berhubungan dengan folikel rambut yang bermuara dalam sebuah folikel
rambut. Kelenjar yang tidak berhubungan dengan folikel rambut bermuara langsung
ke permukaan kulit seperti yang terdapat pada glans penis, labium minus, dan kelenjar
tarsalia pada kelopak mata. Kelenjar ini terletak dalam dermis dan tidak terdapat pada
kulit telapak kaki dan tangan. Perkembangan dan pertumbuhan kelenjar sebasea
terutama terjadi selama pubertas di bawah control hormone, sekresi sebum terjadi
terus menerus dan bermanfaat untuk pemeliharaan kesehatan kulit.

b. kelenjar keringat.
Kelenjar keringat adalah kelenjar tubular bergelung yang tidak bercabang; terdapat
pada seluruh kulit kecuali pada dasar kuku, batas bibir, glans penis dan gendang
telinga. Kelenjar ini paling banyak terdapat pada telapak tangan dan kaki. Bagian
sekretorisnya terletak di dalam dermis atau hypodermis dan bergabung membentuk
massa tersendiri. Duktusnya keluar menuju epidermis dan berjalan berkelok-kelok
menyatu dengan epidermis dan berjalan spiral untuk mencapai permukaan kulit.m
Tempat bermuaranya disebut pori keringat.
Terdapat 2 macam kelenjar keringat yaitu kelenjar keringat ekrin dan apokrin.
a) kelenjar keringat ekrin.
Tersebar diseluruh kulit tubuh, kecuali kulup penis bagian dalam dan telinga luar,
telapak tangan, telapak kaki dan dahi. Badan kelenjar terdapat diantara perbatasan
kulit ari (epidermis) dan kulit dermis. Salurannya berkelok-kelok keluar dan berada
pada lapisan jangat yang berjalan lurus ke pori-pori keringat.
b) kelenjar keringat apokrin.
Kelenjar keringat yang besar dan hanya dapat ditemukan pada ketiak, kulit putting
susu, kulit sekitar alat kelamin dan dubur. Kelenjar ini terletak lebih dalam dan
saluran keduanya berbelok-belok kemudian lurus menuju epidermis dan bermuara
pada folikel rambut.

c. kelenjar payudara (glandula mamae).


Glandula mamae termasuk kelenjar kulit karena berasal dari lapisan ektodermal
yang secara fungsional termasuk sistem reproduksi. Kelenjar ini terletak di atas
fasia pektoralis superfisilis yang dihubungkan dengan perantaraan jaringan ikat
longgar dan jaringan lemak. Kelenjar ini melekat erat dengan kulit diatasnya.
Disekitar putting susu (papila mamae) terdapat reticulum kutis yang tumbuh
dengan baik dan dinamakan ligamentum suspensorium. Ke dalam putting susu
bermuara 15-20 duktuli laktiferus.
Disekitar papilla mamae terdapat areala mamae yang mengandung kelenjar sebasea
montgomeri (glandula areola mammae) yang berfungsi untuk melindungi dan
melicinkan putting susu pada waktu bayi mengisap. Pada wanita yang tidak hamil
dan tidak menyusui, alveoli tampak kecil dan padat berisi sel-sel granular. Pada
waktu hamil, alveoli akan membesar dan sel-sel membesar.

Pigmentasi kulit.
Warna kulit ditentukan oleh faktor warna kulitnya sendiri. Kandungan karoten
(pigmen) darah pada pembuluh darah, dermis memberikan warna kemerahan dan
kandungan pigmen melanin memberikan bayangan coklat.
Melanin terletak di dalam lapisan basal dan bagian bawah lapisan taju yang dibuat
oleh epidermis khusus yaitu melanosit yang bertebaran diantara keratinosit lapis
basal dan lapis taju dalam folikel rambut dan jaringan ikat dermis. Perbedaan
warna kulit disebabkan oleh karena perbedaan jumlah dan ukuran melanosom di
dalam keratinosit.
Pigmentasi kulit tergantung dari berbagai faktor yaitu keturunan, hormone, dan
lingkungan. Faktor genetic mempengaruhi ukuran satuan melanin epidermis.
Hormone pemacu malanosit msh (melanosit stimulating hormon) merangsang
perpindahan melanosom ke dalam cabang-cabang sitoplasma melanosit dan
keratinosit. Faktor lingkungan seperti ultraviolet meningkatkan kegiatan enzim
melanosit serta meningkatkan produksi melanin dan penimbunannya di dalam
keratinosit sehingga kulit menjadi coklat.

Pembuluh darah.
Pembuluhdarah kulit terdiri dari 2 anyaman pembuluh darah nadi yaitu:
1) anyaman pembuluh nadi kulit atas atau luar.
Anyaman ini terdapat antara stratum papilaris dan stratum retikularis, dari
anyaman ini berjalan arteriole pada tiap-tiap papilla kori.

2) anyaman pembuluh darah nadi kulit bawah atau dalam.


Anyaman ini terdapat antar korium dan subkutis, anyaman ini memberikan
cabang-cabang pembuluh nadi kea lat-alat tambahan yang terdapat di korium.
Dalam hal ini percabangan juga membentuk anyaman pembuluh nadi yang
terdapat pada lapisan subkutis. Cabang-cabang ini kemudian akan menjadi
pembuluh darah balik/vena yang juga akan membentuk anyaman, yaitu
anyaman pembuluh darah balik yang ke dalam. Peredaran darah dalam kulit
adalah penting sekali oleh karena diperkirakan 1/5 dari darah yang beredar
malalui kulit. Disamping itu pembuluh darah pada kulit sangat cepat
menyempit/melebar oleh pengaruh atau rangsangan panas, dingin, tekanan sakit,
nyaeri dan emosi, penyempitan dan pelebaran ini terjadi secara reflek.

Saraf kulit.
Kulit juga seperti organ lain terdapat cabang-cabang saraf spinal dan permukaan
yang terdiri dari saraf-saraf motorik dan saaf sensorik.
Ujung saraf motorik berguna untuk menggerakkan sel-sel otot yang terdapat pada
kulit, sedangkan saraf sensorik berguna untuk menerima rangsangan yang terdapat
dari luar atau kulit. Pada kulit ujung-ujung, saraf sensorik ini membentuk
bermacam-macam kegiatan untuk menerima rangsangan.
Ujung-ujung saraf yang bebas untuk menerima rangsangan sakit/nyeri banyak
terdapat di epidermis, disini ujung-ujung sarafnya mempunyai bentuk yang khas
yang sudah merupakan suatu organ.
Pelengkap kulit
a. Kuku.
Kuku merupakan lempeng yang membentuk pelindung pembungkus permukaan
dorsal falang terkhir jaringan dan jari kaki. Strukturnya berhubungan dengan
dermis dan epidermis.
1. struktur kuku.
Alat kuku berpoliferasi membentuk matriks kuku, epidermis yang tepat di
bawahnya menjadi dasar kuku yang berbentuk u bila dilihat dari atas dan
diapit oleh lipatan kulit yang merupakan dinding kuku. Lempeng kuku terdiri
dari sisik epidermis yang menyatu erat dan tidak mengelupas. Badan kuku
berwarna bening sehingga kelihatan kemerahan karena ada pembuluh kapiler
darah di dalam dasr kuku.
Sel-sel stratum korneum meluas dari dinding kuku ke permukaan lempeng
kuku sebgai epikondrium atau kutikula.
Bagian dari kuku, terdiri dari:
a) ujung kuku atas ujung batas.
b) badan kuku yang merupakan bagian yang besar.
c) akar kuku (radik).

2. pertumbuhan kuku.
Dengan bertambahnya sel-sel baru dalam akar, kuku menghasilkan geseran
lambat lempeng kuku di atas dasr kuku. Laju pertumbuhan kuku rata-rata 0,5
mm perminggu.
b. Rambut.
Rambut merupakan benang keratin elastic yang berkembang dari epidermis dan
tersebar disekujur tubuh kecuali telapak kaki dan telapak tangan, permukaan
dorsal falang distal, lingkung lubang dubur dan urogenital. Setiap rambut
mempunyai batang yang bebas dan akan yang tertanam dalam kulit.
Akar rambut dibungkus oleh folikel rambut yang berbentuk dari bagian yang
bersal dari epidermis (epitel) dan bagian yang berasal dari dermis (jaringan
ikat).
a) struktur rambut:
- Medula.
Merupakn bagian tengah rambut yang longgar terdiri dari 2-3 lapis sel kubis
yang mengkerut satu sam lain, dan dipisahkn oleh ruang berisi udara.
- Korteks.
Merupakan bagian utama rambut yang terbentuk dari beberapa lapis sel
gepeng, panjang, dan berbentuk gelombang yang membentuk keratin keras.
- Kutikula.
Terdapat pada permukaan, selapis sel tipis, jernih dan kutikula tidak berinti,
kecuali yang terdapat pada akar rambut.

b) folikel rambut.
Folikel rambut merupakan selubung yang terdiri dari sarung jaringan ikat
bagian luar (sarang akar dermis) yang berasal dari dermis dan sarung akar
epitel bagian dalam berasal dari epidermis. Folikel yang mengembung
membentuk bulbus rambut dan berhubungan dengan papilla di tempat
persatuan akar rambut dan selubungnya.

c) sarung akar asal dermis.


Lapisan paling luar berkas serat kolagen kasar yang berjalan memanjang
sesuai dengan lapisan reticular dermis. Lapisan tengah lebih tebal sesuai
dengan lapisan papilla dermis. Lapisan dalam berupa sabk homogeny sempit
yang disebut glassy, membrane basal di bawah epidermis. Sarung akar
rambut luar mempunyai selapis sel polygonal yang menyerupai sel-sel
stratum spinosum epidermis. Sedangkan sarung akar rambut dalam
merupakan sarung berat tanduk yang membungkus akar rambut yang sedang
tumbuh, menghasilkan keratin lunak, juga ditemukan pada epidermis.

d) susunan rambut:
batang rambut, merupakan bagian rambut yang terdapat di luar kulit. Kalau
dilihat potongan sebuah rambut dari luar ke dalam sbb:
(a) selaput rambut (kutikula), merupakan lapisan yang paling luar dan terdiri
dari sel-sel tandukyang tersusun disasak dengan baik.
(b) kulit rambut. Korteks rambut merupakan lapisan kulit yang paling tebal dan
terdiri dari lapisan tanduk berbentuk kumparan yang tersusun memanjang
dan mengandung butir-butir mielin.
(c) sumsum rambut (medula), merupakan bagian yang paling dalam yang
dibentuk oleh sel tanduk dan bentuknya seperti anyaman dengan rongga
yang berisi udara.
(d) akar rambut, merupakan bagian rambut yang tertanam miring dalam kulit
dan terselubung oleh kandung rambut (folikel rambut). Akar rambut ini
tertanan amat dalam hingga dapat mencapai lapisan hypodermis.
Akar rambut terdiri dari: kandung rambut yaitu tabung yang menyelubungi
akar rambut mulai dari permukaan kulit samapai pada bagian umbi rambut.
Papil rambut, merupakan bagian bawah folikel rambut yang berbentuk
lonjong seperti telur yang ujung bawahnya terbuka dan berisi jaringan ikat
tanpa serabut elastic.
Umbi rambut (tunas rambut) merupakan bagian akar rambut yang melebar
dan merupakan sel bening yang terus menerus bertambah banyak dan
berkembang secara mitosis.
(e) otot penegak rambut
muskulus erector pili merupakan otot penegak rambut yang terdiri dari otot
polos yang terdapat pada kandung rambut dengan perantaraan serabut
elastic. Bila otot ini berkontraksi, rambut akan tegak dan kelenjar akan
mengalami kompresi sehingga isinya akan didorong keluar untuk melumas
rambut.
(f) pertumbuhan rambut.
Pertumbuhan rambut terjadi sebagai hasil mitosis sel-sel matriks yang
berasal dari epidermis dan belum berdiferensiasi yang terletak di atas
sekitar puncak papilla rambut. Sel-sel pada dasar folikel menjadi sarung
akar rambut luar sel-sel matriks rambut merupakan tratum malpigi
epidermis yang akhirnya menjadi sel-sel ber zat tanduk. Rambut
mempunyai masa pertumbuhan tertentu yaitu untuk rambut kepala 0-3
tahun dan bulu mata 3-4 bulan.

Kulit sebagai indera peraba.


Rasa sentuhan disebabkan rangsangan pada ujung saraf, di kulit berbeda-beda
menurut ujung saraf yang dirangsang, panas, dingin, dan sakit ditimbulkan karena
tekanan yang dalam dan rasa yang berat dari suatu benda misalnya mengenai otot
dan tulang. Panca indera peraba terdapat pada kulit disamping itu kulit juga sebagai
pelepas panas yang ada pada tubuh, kulit menutupi dan berhubungan dengan
selaput lendir yang melapisi rongga-rongga dan lubang-lubang. Kulit mempunyai
banyak ujung-ujung saraf peraba yang menerima rangsangan dari luar diteruskan
kepusat saraf di otak.

Sensasi indera peraba dari kulit.


Sensasi kulit terdiri dari rasa, raba, tekanan, panas, dingin, dan rasa sakit. Reseptor-
reseptor tersebar luas pada lapisan epitel dan jaringan ikat tubuh manusia. Reseptor
masing-masing berbeda-beda, yang terbanyak adalah reseptor rasa sakit, kemudian
sensasi raba, dingin, dan panas.
Reseptor yang terletak di lapisan epitel, ditemukan pada mukos mulut dan traktus
respiratorius untuk rasa raba dan rasa sakit, dan jaringan pitel gepeng berlapis-
lapis pada bagian akar rambut. Reseptor yang terletak pada jaringan ikat sangat
banyak terletak pada kulit dibawah lapisan mukosa disekitar sendi, pleura,
endokardium, peritoneum, dan lain-lain.
Rasa sentuhan yang disebabkan oleh rangsangan pada ujung saraf di dalam kulit
berbeda-beda menurut ujung saraf yang dirangsang panas, dingin, sakit, semua
perasaan ini berlainan. Di dalam kulit terdapat tempat-tempat tertentu yaitu tempat
perabaan sensitive terhadap dingin dan sakit. Perasaan yang disebabkan tekanan
yang sangat dalam dan rasa yang memungkinkan seseorang menentukan dan
menilai berat suatu benda timbul pada struktur lebih dalam misalnya pada otot dan
sendi.
B. Fungsi kulit.
kulit pada manusia mempunyai fungsi yang sangat penting selain menjalin
kelangsungan hidup secara umum yaitu:
1. Fungsi proteksi.
Kulit menjaga bagian dalam tubuh terhadap gangguan fisis atau mekanis, misalnya
terhadap gesekan, tarikan, gangguan kimiawi yang dapat menimbulkan iritasi (lisol,
karbol dan asam kuat). Gangguan panas misalnya radiasi, sinar ultraviolet, gangguan
infeksi dari luar misalnya bakteri dan jamur. Karena adanya bantalan lemak, tebalnya
lapisan kulit dan serabut-serabut jaringan penunjang berperan sebagai pelindung
terhadap gangguan fisis. Melanosit turutberperan dalam melindungi kulit terhadap
sinar matahari dengan mengadakan tanning (pengobatan dengan asam asetil).
Proteksi rangsangan kimia dapat terjadi karena sifat stratum korneum yang
impermeable terhadap berbagai zat kimia dan air. Di samping itu terdapat lapisan
keasaman kulit yang melindungi kontak zat kimia dengan kulit. Lapisan keasaman
kulit terbentuk dari hasil ekskresi keringat dan sebum yang menyebabkan keasaman
kulit antara ph 5-6,5. Ini merupakan perlindungan terhadap infeksi jamur dan sel-sel
kulit yang telah mati melepaskan diri secara teratur.
2. Fungsi absorbs.
Kulit yang sehat tidak mudah menyerap air, larutan dan benda padat, tetapi cairan
yang mudah menguap lebih mudah diserap, begitu juga yang larut dalam lemak.
Permeabilitas kulit terhadap o2, co2 dan uap air memungkinkan kulit ikut mengambil
bagian pada fungsi respirasi. Kemampuan absorpsi kulit dipengaruhi tebal tipisnya
kulit, hidrasi, kelembapan, dan metabolisme. Penyerapan dapat berlangsung melalui
celah diantara sel, menembus sel-sel epidermis, atau melalui saluran kelenjar dan
yang lebih banyak melalui sel-sel epidermis.
3. Fungsi kulit sebagai pengatur panas.
Suhu tubuh tetap stabil messkipun terjadi perubahan suhu lingkungan. Hal ini karena
adanya penyesuaian antara panas yang dihasilkan oleh pusat pengatur panas, medulla
oblongata. Suhu normal dalam tubuh yaitu suhu visceral 36-37,5 derajat untuk suhu
kulit lebih rendah. Pengendalian persarafan dan vasomotorik dari arterial kutan ada
dua cara yaitu vasodilatasi (kapiler melebar, kulit menjadi panas dan kelebihan panas
dipancarkan ke kelenjar keringat sehingga terjadi penguapan cairan pada permukaan
tubuh) dan vasokonstriksi (pembuluh darah mengerut, kulit menjadi pucat dan dingin,
hilangnya keringat dibatasi, dan panas suhu tubuh tidak dikeluarkan).
Kulit melakukan peran ini dengan cara mengeluarkan keringat, kontraksi otot, dan
pembuluuh darah kulit. Kulit kaya akan pembuluh darah sehingga memungkinkan
kulit mendapat nutrisi yang cukup baik. Tonus vaskular dipengaruhi oleh saraf
simpatis (asetilkolin).
4. Fungsi ekskresi.
Kelenjar-kelenjar kulit mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna lagi atau zat sisa
metabolism dalam tubuh berupa nacl, urea, asamurat, dan amonia. Sebum yang
diproduksi oleh kulit berguna untuk melindungi kulit karena lapisan sebum (bahan
berminyak yang melindungikulit) ini menahan air yang berlebihan sehingga kulit
tidak menjadi kering. Produksi kelenjar lemak dan keringat menyebabkan keasaman
pada kulit.
5. Fungsi persepsi.
Kulit mengandung ujung-ujung saraf sensorik di dermis dan subkutis. Respons
terhadap rangsangan panas diperankan oleh dermis dan subkutis, terhadap dingin
diperankan oleh dermis, perabaan diperankan oleh papilla dermis dan markel renvier,
sedangkan tekanan diperankan oleh epidermis. Serabut saraf sensorik lebih banyak
jumlahnya didaerah yang erotik.
Reaksi putih.
Bila ujung suatu objek ditekan perlahan-lahan pada kulit, garis tekanan menjadi pucat
(reaksi putih). Rangsangan mekanik menimbulkan konstriksi sfingter kapiler dan
darah mengalir keluar dari kapiler, respons ini tampak kira-kira 15 detik.
Tripel respons.
Bila kulit ditekan lebih keras lagi dengan alat yang runcing, sebagian reaksi putih
terdapat kemerahan. Pada tempat tersebut diikuti pembengkakan, bintik kemerahan
sekitar luka yang disebabkan dilatasi kapiler merupakan suatu respons langsung dari
kapiler terhadap tekanan. Pembengkakan local disebabkan peningkatan permeabilitas
kapiler dan venolus. Kemerahan karena dilatasi arteriola dan denarvasi karena
hambatan saraf menimbulkan rasa nyeri.
Hiperemia aktif.
Hiperemia aktif yaitu kelainan jumlah darah dalam suatudaerah yang dihidupkan
kembali setelah periode penyumbatan atau tekanan. Respons pembuluh darah yang
terjadi pada organ dalam kulit darah mengalir dalam pembuluh darah yang melebar
membuat kulit menjadi sangat merah karena efek lokal hipoksia dan dipengaruhi oleh
zat kimia.
Sumber:

Http://patriciayulistianty.wordpress.com/2011/09/27/sistem-anatomi-fisiologi-sistem-
integumen-dan-higiene/

Anda mungkin juga menyukai