Anda di halaman 1dari 7

PENETAPAN PRIORITAS MASALAH DAN PENYEBAB MASALAH

2.1 PENETAPAN PRIORITAS MASALAH

Masalah adalah kesenjangan antara apa yang diharapkan (expected)


dengan apa yang aktual terjadi (observed). Idealnya, semua permasalahan yang
timbul harus dicarikan jalan keluarnya. Namun, karena keterbatasan sumber
daya, dana, dan waktu menyebabkan tidak semua permasalahan dapat
dipecahkan sekaligus. Untuk itu perlu ditentukan masalah yang menjadi
prioritas. Setelah pada tahap awal merumuskan masalah, maka dilanjutkan
dengan menetapkan prioritas masalah yang harus dipecahkan. Prioritas
masalah didapatkan dari data atau fakta yang ada secara kualitatif, kuantitatif,
subjektif, objektif serta adanya pengetahuan yang cukup.

Pada BAB I, telah dirumuskan masalah yang terdapat pada tiga dari
tujuh program kesehatan dasar di Puskesmas Kecamatan Gambir. Karena
keterbatasan sumber daya manusia, dana, dan waktu, maka dari semua masalah
yang telah dirumuskan, perlu ditetapkan masalah yang menjadi prioritas untuk
diselesaikan.

Dalam penetapan prioritas masalah, digunakan teknik skoring dan


pembobotan. Untuk dapat menetapkan kriteria, pembobotan dan skoring perlu
dibentuk sebuah kelompok diskusi. Agar pembahasan dapat dilakukan secara
menyeluruh dan mencapai sasaran, maka setiap anggota kelompok diharapkan
mempunyai informasi dan data yang tersedia. Beberapa langkah yang
dilakukan dalam penetapan prioritas masalah meliputi:

1. Menetapkan kriteria
2. Memberikan bobot masalah
3. Menentukan skoring tiap masalah

Berdasarkan hasil analisis tiga program kesehatan dasar


Puskesmas Kecamatan Gambir yang diangkat, maka didapatkan 112 masalah.
Adapun masalah tersebut meliputi 28 masalah pada program KesehatanIbu dan
Anak (KIA), 18 masalah pada program Gizi, dan 66 masalah pada program
Pengendalian Penyakit Menular (P2M).

2.1.1 Non-Scoring Technique


Bila tidak tersedia data, maka cara penetapan prioritas masalah yang
lazim digunakan adalah teknik non skoring.

Dengan menggunakan teknik ini, masalah dinilai melalui diskusi


kelompok, oleh sebab itu juga disebut Nominal Group Technique (NGT).
NGT terdiri dari dua, yaitu :

1. Metode Delbecq

Menetapkan prioritas masalah menggunakan tekhnik ini dilakukan


melalui diskusi dan kesepakatan sekelompok orang, namun yang tidak
sama keahliannya. Sehingga untuk menentukan prioritas masalah,
diperlukan penjelasan terlebih dahulu untuk memberikan pengertian dan
pemahaman peserta diskusi, tanpa mempengaruhi peserta diskusi. Hasil
diskusi ini adalah prioritas masalah yang disepakati bersama.

2. Metode Delphi

Yaitu masalah didiskusikan oleh sekelompok orang yang mempunyai


keahlian yang sama melalui pertemuan khusus. Para peserta diskusi
diminta untuk mengemukakan pendapat mengenai beberapa masalah
pokok. Masalah yang terbanyak dikemukakan pada pertemuan tersebut,
menjadi prioritas masalah.

2.1.2 Scoring Technique

Berbagai teknik penentuan prioritas masalah dengan menggunakan


teknik skoring antara lain:

1. Metode Bryant

Terdapat beberapa kriteria yang harus dipenuhi, yaitu:

Prevalence : Besarnya masalah yang dihadapi


Seriousness : Pengaruh buruk yang diakibatkan oleh

suatu masalah dalam masyarakat dan dilihat


dari besarnya angka kesakitan dan angka
kematian akibat masalah kesehatan tersebut
Manageability : Kemampuan untuk mengelola dan

berkaitan dengan sumber daya

Community concern : Sikap dan perasaan masyarakat terhadap masalah


kesehatan tersebut

Parameter diletakkan pada baris dan masalah-masalah yang ingin


dicari prioritasnya diletakkan pada kolom. Kisaran skor yang diberikan
adalah satu sampai lima yang ditulis dari arah kiri ke kanan sesuai baris
untuk tiap masalah. Kemudian dengan penjumlahan dari arah atas ke
bawah sesuai kolom untuk masing-masing masalah dihitung nilai skor
akhirnya. Masalah dengan nilai tertinggi dapat dijadikan sebagai prioritas
masalah. Tetapi metode ini juga memiliki kelemahan yaitu hasil yang
didapat dari setiap masalah terlalu berdekatan sehingga sulit untuk
menentukan prioritas masalah yang akan diambil.

2. Metode MCUA (Multiple Criteria Utility Assessment)

Pada metode ini parameter diletakkan pada baris dan harus ada
kesepakatan mengenai bobot kriteria yang akan digunakan, dan masalah-
masalah yang ingin dicari prioritasnya diletakkan pada kolom. Metode ini
memakai lima kriteria untuk penilaian masalah tetapi masing-masing
kriteria diberikan bobot penilaian dan dikalikan dengan penilaian masalah
yang ada sehingga hasil yang didapat lebih objektif.Masalah dengan nilai
tertinggi dapat dijadikan sebagai prioritas masalah. Kriteria yang dipakai
terdiri dari:

Emergency : Kegawatan menimbulkan kesakitan atau

kematian

Greetes member : Menimpa orang banyak, insiden/prevalensi


Expanding scope : Mempunyai ruang lingkup besar di luar

kesehatan
Feasibility : Kemungkinan dapat/tidaknya dilakukan
Policy : Kebijakan pemerintah daerah/nasional

C. Metode Matematik PAHO

Dalam metode ini parameter diletakkan pada kolom dan masalah-


masalah yang ingin dicari prioritasnya diletakkan pada baris, dan
digunakan kriteria untuk penilaian masalah yang akan dijadikan sebagai
prioritas masalah. Kriteria yang dipakai ialah:

Magnitude : Berapa banyak penduduk yang terkena

masalah atau penyakit yang ditunjukkan

dengan angka prevalens

Severity : Besarnya kerugian yang timbul yang

ditunjukkan dengan case fatality rate

masing-masing penyakit

Vulnerability : Sejauh mana ketersediaan teknologi atau

obat yang efektif untuk mengatasi

masalah tersebut

Community and political concern : Menunjukkan sejauh mana

masalah tersebut menjadi

concern atau kegusaran

masyarakat dan para politisi

Affordability : Menunjukkan ada tidaknya dana yang


Tersedia

Parameter diletakan pada kolom dan masalah masalah yang ingin


dicari prioritasnya diletakkan pada baris. Pengisian dilakukan dari atas ke
bawah. Hasilnya didapat dari perkalian parameter tersebut. Masalah yang
mempunyai skor tertinggi, dijadikan sebagai prioritas masalah.

Diputuskan untuk menggunakan metode MCUA karena metode ini


menempatkan parameter pada kedudukan dengan berdasarkan bobot dan
memberikan hasil final score yang objektif di mana score yang diberikan
pada tiap-tiap parameter ditambahkan, lebih sederhana dan mudah dalam
penggunaannya.

Dari masalah yang didapat diberikan penilaian pada masing-masing


masalah dengan membandingkan masalah satu dengan lainnya, kemudian
tiap masalah tersebut diberikan nilai.

PENGGUNAAN METODE MCUA

Pada metode MCUA, yang menjadi kriteria penilaian untuk menentukan prioritas masalah
adalah :

1. Emergency

Emergency menunjukkan seberapa fatal suatu permasalahan sehingga menimbulkan


kematian atau kesakitan. Parameter yang digunakan dalam kriteria ini
adalah CFR (Case Fatality Rate), jika masalah yang dinilai berupa penyakit. Adapun
jika yang dinilai adalah masalah kesehatan lain, maka digunakan parameter kuantitatif
berupa angka kematian maupun angka kesakitan yang dapat ditimbulkan oleh
permasalahan tersebut. Misalnya masalah K1, maka yang digunakan sebagai
parameter adalah angka kematian ibu, dan lain sebagainya.

2. Greetes member

Kriteria ini digunakan untuk menilai seberapa banyak penduduk yang terkena masalah
kesehatan tersebut. Untuk masalah kesehatan yang berupa penyakit, maka parameter
yang digunakan adalah prevalence rate.Sedangkan untuk masalah lain, maka greetes
member ditentukan dengan cara melihat selisih antara pencapaian suatu kegiatan pada
sebuah program kesehatan dengan target yang telah ditetapkan.

3. Expanding Scope

Menunjukkan seberapa luas pengaruh suatu permasalahan terhadap sektor lain diluar
sektor kesehatan. Parameter penilaian yang digunakan adalah seberapa luas wilayah
yang menjadi masalah, berapa banyak jumlah penduduk di wilayah tersebut, serta
berapa banyak sektor di luar sektor kesehatan yang berkepentingan dengan masalah
tersebut.

4. Feasibility

Kriteria lain yang harus dinilai dari suatu masalah adalah seberapa mungkin masalah
tersebut diselesaikan. Parameter yang digunakan adalah ketersediaan sumber daya
manusia berbanding dengan jumlah kegiatan, fasilitas terkait dengan kegiatan
bersangkutan yang menjadi masalah, serta ada tidaknya anggaran untuk kegiatan
tersebut.

5. Policy

Berhubung orientasi masalah yang ingin diselesaikan adalah masalah kesehatan


masyarakat, maka sangat penting untuk menilai apakah masyarakat memiliki
kepedulian terhadap masalah tersebut serta apakahkebijakan pemerintah mendukung
terselesaikannya masalah tersebut. Hal tersebut dapat dinilai dengan apakah ada
seruan atau kebijakan pemerintah yang concern terhadap permasalahan tersebut,
apakah ada lembaga atau organisasi masyarakat yang concern terhadap permasalahan
tersebut, serta apakah masalah tersebut terpublikasi di berbagai media.

Metode ini memakai lima kriteria yang tersebut diatas untuk penilaian masalah dan
masing-masing kriteria harus diberikan bobot penilaian untuk dikalikan dengan penilaian
masalah yang ada sehingga hasil yang didapat lebih obyektif. Pada metode ini harus ada
kesepakatan mengenai kriteria dan bobot yang akan digunakan.

Dalam menetapkan bobot, dapat dibandingkan antara kriteria yang satu dengan yang
lainnya untuk mengetahui kriteria mana yang mempunyai bobot yang lebih tinggi. Setelah
dikaji dan dibahas, didapatkan kriteria mana yang mempunyai nilai bobot yang lebih tinggi.
Nilai bobot berkisar satu sampai lima, dimana nilai yang tertinggi adalah kriteria yang
mempunyai bobot lima.

- Bobot 5 : paling penting

- Bobot 4 : sangat penting sekali

- Bobot 3 : sangat penting

- Bobot 2 : penting

- Bobot 1 : cukup penting

2.1.1.1 Emergency

Merupakan kriteria yang menunjukkan seberapa fatal suatu permasalahan sehingga


menimbulkan kematian atau kesakitan. Parameter yang digunakan dalam kriteria ini
adalah CFR (Case Fatality Rate), jika masalah yang dinilai berupa penyakit. Adapun
jika yang dinilai adalah masalah kesehatan lain, maka parameter yang digunakan
berupa Proxy CFR adalah suatu angka yang digunakan untuk masalah-masalah yang
tidak berhubungan dengan penyakit. Nilai proxy CFR ditentukan berdasarkan hasil
diskusi, argumentasi, serta justifikasi

Berdasarkan masalah kesehatan dari tiga program kesehatan dasar yang kami
evaluasi, berikut adalah nilai CFR (Case Fatality Rate) serta parameter lain untuk
masalah yang tidak terkait penyakit :

CFR DBD : 700 orang per 100.000 penderita DBD

CFR TBC : 200 orang per 100.000 penderita TBC

Anda mungkin juga menyukai