Anda di halaman 1dari 7

12 Pasang Saraf Kranial Beserta Fungsinya

Published on: January 05, 2015

Saraf kranial adalah 12 pasang saraf pada manusia yang mencuat dari otak. Saraf kranial merupakan bagian dari
sistem saraf sadar.

Saraf kranial adalah 12 pasang saraf pada manusia yang mencuat dari otak. Saraf kranial merupakan bagian dari sistem saraf
sadar. Dari 12 pasang saraf, 3 pasang memiliki jenis sensori (saraf I, II, VIII), 5 pasang jenis motorik (saraf III, IV, VI, XI, XII)
dan 4 pasang jenis gabungan (saraf V, VII, IX, X). Pasangan saraf-saraf ini diberi nomor sesuai dengan urutan dari depan hingga
belakang, lazimnya menggunakan angka romawi.
Saraf-saraf ini terutama terhubung dengan struktur yang ada di kepala dan leher manusia seperti mata, hidung, telinga, mulut dan
lidah. Pasangan I dan II mencuat dari otak besar, sementara yang lainnya mencuat dari batang otak. 1

Nomor Nama Jenis Fungsi

I Olfaktorius Sensori Menerima rangsang dari hidung dan


menghantarkannya ke otak untuk diproses
sebagai sensasi bau.

II Optikus Sensori Menerima rangsang dari mata dan


menghantarkannya ke otak untuk diproses
sebagai persepsi visual.
Nomor Nama Jenis Fungsi

III Okulomotor Motorik Menggerakkan sebagian besar otot mata.

IV Troklearis Motorik Menggerakkan beberapa otot mata.

V Trigeminus Gabungan Sensori: Menerima rangsangan dari wajah


untuk diproses di otak sebagai
sentuhan. Motorik:Menggerakkan rahang.

VI Abdusen Motorik Abduksi mata.

VII Fasialis Gabungan Sensorik: Menerima rangsang dari bagian


anterior lidah untuk diproses di otak sebagai
sensasi rasa.Motorik: Mengendalikan otot
wajah untuk menciptakan ekspresi wajah.

VIII Vestibulokoklearis Sensori Sensori sistem vestibular: Mengendalikan


keseimbangan. Sensori koklea: Menerima
rangsang untuk diproses di otak sebagai
suara.

IX Glosofaringeal Gabungan Sensori: Menerima rangsang dari bagian


posterior lidah untuk diproses di otak sebagai
sensasi rasa.Motorik: Mengendalikan organ-
organ dalam.

X Vagus Gabungan Sensori: Menerima rangsang dari organ


dalam.Motorik: Mengendalikan organ-organ
dalam.

XI Aksesorius Motorik Mengendalikan pergerakan kepala.

XII Hipoglossus Motorik Mengendalikan pergerakan lidah.

Saraf Olfaktori

Saraf olfaktori atau saraf kranial I adalah saraf pertama dari dua belas saraf kranial. Saraf ini penting dalam penciuman. Saraf
kranial I (olfaktorius) merupakan sel reseptor utama untuk indera penciuman. Saraf ini memonitor asupan bau yang dibawa udara
ke dalam sistem pernapasan manusia dan sangat menentukan rasa, aroma dan palatabilitas dari makanan dan minuman. Selain
fungsinya yang dalam meningkatkan nafsu makan melalui bau, saraf olfaktorius juga dapat berperan dalam memperingatkan
adanya makanan yang busuk, kebocoran gas, polusi udara dan asap yang berbahaya untuk tubuh. Selain itu saraf olfaktorius juga
berperan sebagai elemen yang menengahi komunikasi dasar (misalnya, interaksi ibu-bayi).

Kelainan Saraf Olfaktori


1. Hyposmia: Merupakan penurunan sebagian dari nilai rasa bau. Umumnya tidak disebabkan karena kelainan neurologis, tapi
berasal dari kelainan dalam hidung itu sendiri.
2. Parosmia: Merupakan pengenalan yang salah dari bau.
3. Cacosmia: Merupakan persepsi abnormal dari bau yang tidak menyenangkan (dengan atau tanpa substrat yang sebenarnya
menjadi berbau).
4. Anosmia: Merupakan ketidakmampuan total dari indera penciuman.

Saraf Optik

Saraf optik atau saraf kranial II, adalah susunan saraf yang berfungsi untuk mengirimkan informasi penglihatan dari retina ke
otak.

Kelainan Saraf Optik

Jenis kelainan lapang pandang terjadi akibat rusaknya saraf optikus, bisa diidentifikasi dari lokasinya sehingga dapat
menghasilkan Diagnosis Topis. Kelainan lapang pandang dapat berupa monokuler atau binokuler. Kelainan lapangan pandang
monokuler dapat disebabkan oleh lesi/jejas/luka retina unilateral atau akibat lesi sebagian dari saraf optik. Sedangkan kelainan
lapang pandang binokuler dapat disebabkan oleh lesi unilateral dari jalur visual yang berada di belakang dari kiasme optik.

Berikut beberapa jenis kelainan lapang pandang yang ditandai oleh konfigurasi ruang mereka:
1. Hemianopsia: Merupakan cacat yang menempati setengah dari lapangan pandang (kiri atau kanan).
2. Quadrantanopsia: Merupakan cacat yang menempati seperempat dari lapang pandang.
3. Scotoma: Merupakan cacat yang menempati titik kecil di tengah lapang pandang. Scotoma pusat terjadi karena lesi
padamakula lutea atau karena serat saraf eferennya yang mengakibatkan penurunan nilai pengelihatan sentral yang dengan
demikian akan mengurangi ketajaman visual.
4. Temporal Sabit: Merupaka daerah pengelihatan yang dipertahankan di bidang penglihatan jauh di lateral pada sisi visual
yang dekat dengan bagian hemianopic.

Penyebabnya adalah lesi dari lobus oksipital kontralateral yang meminimalisir pengunaan bagian rostral dari korteks visual pada
kedua sisi celah calcarine.

Saraf Okulomotor

Saraf okulomotor atau saraf kranial III, adalah susunan saraf yang berfungsi untuk mengontrol sebagian besar gerakan mata,
konstriksi pupil dan mempertahankan terbukanya kelopak mata (saraf kranial IV dan VI juga membantu pengontrolan gerakan
mata).

Nukleus dari saraf okulomotor dan troklearis berada di atas tegmentum otak tengah, sedangkan nukleus dari saraf abdusen berada
di bagian tegmentum pons yang menutupi lantai dari ventrikel ke empat.

Saraf kranial III menginervasi beberapa otot eksternal mata seperti rektus medial, rektus superior, rektus inferior dan oblique
inferior, serta sfingter pupil dan levato palpebrae yang berfungsi untuk mengangkat kelopak mata bagian atas. Saraf kranial III
berasal dari kelompok rostrocaudally, memanjang dari subnuclei dan berkerumun di otak tengah, hanya rostral ke tingkat inti
saraf kranial ke empat.

Kelainan Saraf Okulomotor


Selain saraf okulomotor, troklearis dan abdusen, saraf vestibular dan cerebellar juga memainkan peran penting dalam
mengendalikan gerakan mata. Lesi apapun yang mempengaruhi struktur supranuclear dapat menjadi penyebab paresis gerakan
mata horizontal atau vertikal atau internuclear ophthalmoplegia(INO).

Saraf Troklearis
Inti dari saraf kranial IV ini terletak di bagian ventral dari gray matter periaqueductal dan berada langsung di bawah kompleks
inti okulomotor di tingkat colliculi rendah. Serat radikuler yang berada di sekitar gray matter pusat dan menyeberang ke sisi yang
berlawanan dalam velum medulla superior. Saraf troklearis kemudian keluar menuju permukaan dorsal batang otak (dimana hal
ini hanya dilakukan oleh saraf kranial) dan muncul dari tectum otak tengah menuju quadrigeminal.
Saraf troklearis menyarafi otot obliks superior dan menghasilkan gerakan mata depresi, rotasi internal (cycloinversion) dan
sedikit abduksi. Nukleus dari saraf okulomotor dan troklearis berada di atas tegmentum otak tengah, sedangkan nukleus dari saraf
abdusen berada di bagian tegmentum pons yang menutupi lantai dari ventrikel ke empat.

Saraf Trigeminus

Saraf trigeminus adalah saraf yang berperan dalam mengirimkan sensasi dari kulit bagian anterior kepala, rongga mulut dan
hidung, gigi dan meninges (lapisan otak). Saraf trigeminus memiliki tiga divisi (mata/oftalmik, rahang atas/maksilaris dan rahang
bawah/mandibula) yang selanjutnya diperlakukan sebagai saraf-saraf terpisah. Pada divisi mandibula terdapat juga serabut saraf
motorik yang menyarafi otot-otot yang digunakan untuk mengunyah. Saraf trigeminus merupakan saraf campuran dimana
sebagian besar merupakan serat saraf sensoris wajah dan sebagian yang lain merupakan serat saraf motoris dari otot mastikasi.

Saraf Abdusen

Saraf abdusen memiliki sebuah inti yang terletak pada bagian kaudal dari tegmentum pons, tepat di bawah lantai ventrikel ke
empat. Serat radikuler dari saraf kranial ketujuh (saraf fasialis) melingkar di sekitar inti dari saraf abdusen pada daerah ini. Serat
radikuler dari saraf abdusen melintasi pons dan keluar dari batang otak di persimpangan pontomedullary. Saraf abdusen
kemudian berjalan sepanjang permukaan ventral pons di bagian lateral dari arteri basilar, menembus dura, dan bergabung dengan
saraf lain untuk otot-otot mata di sinus kavernosa. Dalam sinus tersebut, ketiga saraf kranial tersebut berada cukup dekat dengan
cabang pertama dan kedua dari saraf trigeminal, seperti halnya dengan arteri karotis interna. Selain itu, saraf di sinus kavernosa
terletak sangat dekat dengan bagian superior dan lateral sphenoid dan ethmoid sinus. Nukleus dari saraf okulomotor dan
troklearis berada di atas tegmentum otak tengah, sedangkan nukleus dari saraf abdusen berada dibagian tegmentum pons yang
menutupi lantai dari ventrikel ke empat.

Kelainan Saraf Abdusen

Kelumpuhan saraf abdusen dapat disebabkan oleh lesi dari saraf kranial ke enam; dapat menyebabkan strabismus internus dari
mata yang terkena. Diplopia horizontal juga kadang-kadang bisa muncul (bahkan di posisi utama dari lapang pandangan) dan
memburuk ketika pasien berusaha melihat ke arah sisi yang terkena.

Saraf Fasialis

Saraf fasialis adalah saraf kranialis VII yang berperan besar dalam mengatur ekspresi dan indera perasa di kulit wajah manusia.
Saraf fasialis memiliki dua komponen utama. Komponen yang lebih besar merupakan murni saraf motorik dan berperan dalam
persarafan otot ekspresi wajah. Komponen inilah yang merupakan saraf fasialis sesungguhnya. Akan tetapi sepanjang perjalanan
komponen besar terdapat komponen yang lebih tipis yang disebut saraf intermedius. Saraf intermedius mengandung serabut saraf
viseral dan serabut aferen somatis.
Saraf fasialis berasal dari sudut cerebellopontine bagian lateral dari persimpangan pontomedullary; memiliki dua akar saraf
yang berdekatan yakni motor root (lebih besar, lebih medial) dan saraf intermedius (lebih kecil, lebih lateral). Disebut sebagai
saraf intermedius karena ditemukan di antara dua saraf yang lebih besar (akar utama VII dan VIII). Nervus intermedius memiliki
serat parasimpatis dan sensorik, yang awalnya merupakan bagian dari saraf VIII.

Peran utama saraf fasialis adalah untuk memasok impuls bagi otot-otot ekspresi wajah. Disamping itu saraf fasialis juga berfungsi
sebagai penyalur sensasi dari bagian anterior lidah dan rongga mulut; melalui persarafan parasimpatis, saraf facialis, kelenjar
saliva, lakrimal, hidung dan kelenjar palatina bisa menghasilkan sekret.

Kelainan Saraf Fasialis


1. Penyakit Parotis: Tumor parotis, trauma atau operasi parotis dapat merusak cabang dari saraf fasialis. Hal ini akan
mengakibatkan palsy wajah ipsilateral (satu sisi) dan kehilangan fungsi fungsionalnya. Sejauh ini tidak ada pasien yang
dapat pulih sempurna dari kondisi ini.
2. Gangguang pada Otot Stapedius (Hyperacusis): Disfungsi dari otot terkecil diakibatkan oleh saraf fasialis. Ini dapat
menyebabkan gejala yang menyedihkan. Otot stapedius mengatur gerakan dari rantai tulang pendengaran, dan jika tidak
aktif, maka suara akan menyimpang dan bergema (kelainan hyperacusis).
3. Bell Palsy: Merupakan kelainan yang sering dijumpai akibat kerusakan saraf fasialis, biasa disebut sebagai facial palsy.
Hingga kini etiologi sebenarnya masih belum diketahui secara pasti. Akan tetapi beberapa faktor seperti spasme pembuluh
darah arteri di kanal wajah yang memasok nutrisi dari saraf fasialis ataupun peradangan dan pembengkakan saraf dalam
kanal tulang kemungkinan bertanggung jawab terhadap kondisi ini.

Saraf Vestibulokoklearis
Saraf vestibulokoklear adalah saraf kranial VIII yang berperan dalam proses mendengar dan menjaga keseimbangan tubuh.
Vestibulokoklear berasal dari dua kata yaitu vestibular (keseimbangan) dan koklear (pendengaran). Saraf ini merupakan saraf
sensoris yang juga memiliki nama lain: saraf statoacoustic.

Saraf vestibulokolear berasal dari bagian lateral dari sudut yang dibentuk di antara cerebelum dan pons, melewati saraf VII,
menuju internal acoustic meatus di bagian tulang temporal bone. Bagian koklear terletak di anterior, sedangkan vestibular terletak
di bagian posteriornya.

Di dalam telinga dalam terdapat saluran koklear yang bersambung dengan saccule, utricle dan saluran semicircular. Mereka
membentuk sebuah sistem tertutup yang mengandung endolimfe yang merupakan turunan dari otocyst. Kelainan koklear
sejatinya bisa berpengaruh terhadap sistem vestibular dan begitu pula sebaliknya.

Kelainan Saraf Vestibulokoklearis


1. Tuli Konduktif: Ketulian ini disebabkan oleh gangguan dari penyaluran gelombang suara ke endolimfe. Hal ini bisa
disebabkan oleh penutupan meatus akustikus eksternus, kerusakan membran timpani, kelainan pada gerakan tulang
pendengaran, dislokasi rantai tulang pendengaran, penyakit sendi tulang pendengaran, dll.
2. Tuli Sensorineural: Ketulian ini disebabkan oleh gangguan pada koklea, saraf vestibulokoklear, ataupun jalur auditori.
Jenis tuli ini harus dibedakan dengan jenis tuli konduktif karena sifatnya yang lebih ireversible. Salah satu contoh tuli
sensorineural yakni presbyacusis (tuli karena usia).
3. Tuli Saraf: Tuli saraf merupakan bagian dari tuli sensorineural yang spesifik terhadap gangguan pada saraf
vestibulokolearnya. Akan tetapi kondisi ini jarang ditemukan karena persarafan dari nukleus saraf yang bilateral (dua arah).
4. Acoustic Neuroma: Merupakan keganasan yang mengenai sel schwann pada saraf vestibular di sudut antara cerebelar dan
pons. Jika tumor tersebut tumbuh ke dalam meatus akustikus, maka ia akan menekan saraf vestibulokoklear dan saraf fasialis
yang dapat menyebabkan ketulian saraf dan terkadang disertai juga dengan fasial palsy sesisi.
5. Hiperakusis: Merupakan keadaan yang disebabkan karena kelainan pada tulang stapedius. Kondisi ini bisa mengakibatkan
sensasi bergema yang ganjil pada penderita, walau tidak selamanya terdengar terlalu keras (hiperakusis).
6. Nistagmus: Merupakan keadaan yang disebabkan karena kelainan dari sistem vestibular, cerebelum dan fasiculus
longitudinal media dari batang otak. Kondisis nistagmus ditunjukkan dengan adanya gerakan mata lambat pada satu arah
yang diikuti gerakan cepat pada bagian mata yang lainnya.
7. Mabuk Kendaraan: Merupakan kelainan yang biasa ditemukan pada orang yang berada dalam perjalanan. Gejala yang
paling menonjol adalah rasa mual dan muntah. Hal ini menunjukkan hubungan dari jalur vestibular dan cerebelum dengan
pusat muntah di medula.
8. Penyakit Meniere: Penyakit meniere menunjukkan kondisi yang terdiri dari beberapa gejala yakni serangan ketulian,
vertigo dan tinitus. Hal ini disebabkan oleh kelainan dari endolimfe, dan gejala yang ditimbulkan juga menunjukkan
kontinuitas dari endolimfe antara koklea, sakula, utrikel dan saluran semisirkularis.

Saraf Glosofaringeal
Saraf glosofaringeal adalah saraf kranial IX yang tidak memiliki peran cukup penting, kecuali terkait dengan peranannya
dalam gag reflex. Fungsi utama dari saraf glosofaringeal adalah sebagai penyuplai persarafan sensoris dari orofaring, dan bagian
posterior (belakang) dari lidah. Selain itu saraf glosofaringeal juga memiliki fungsi motorik terhadap otot stilofaringeus, fungsi
otonom parasimpatis pada kelenjar parotis, serta fungsi sensoris dari sinus karotis, badan karotis, dan terkadang kulit darimeatus
acusticus externus dan membran timpani.

Saraf glosofaringeal berasal dari medula bersamaan dengan saraf kranialis X dan XI. Melalui foramen jugularis, saraf
glosofaringeal membentuk dua ganglion sensoris superior and petrosal/inferior. Akson parasimpatis dari nukleus saliva inferior
menuju ganglion otis (pada kelenjar parotis) kemudian memasuki cabang timpani, sehingga bisa sekaligus menyalurkan serat
sensoris dari telinga. Saraf glosofaringeal selanjutnya turun ke leher lalu menyarafi otot stilofaringeus dan badan karotis.
Melewati arteri karotis internal dan eksternal untuk masuk ke faring. Di dalam faring, serat sensoris dari plexus faringeal
menyarafi mukosa dari faring dan bagian posterior lidah.

Saraf Fagus

Saraf vagus adalah saraf kranialis X yang sebagian besar serat sarafnya merupakan saraf parasimpatis. Fungsi utama dari vagus
adalah untuk fonasi/berbicara dan menelan. Saraf vagus juga berperan dalam mentransmisikan serat sensorik dari kulit bagian
posterior, dari meatus auditori eksternal dan membran timpani. Saraf ini juga meyarafi lajur usus sejauh lengkungan lienalis dari
usus besar transfersal (kasar) dan jantung, cabang trakeobronkial dan bagian interna abdomen.

Vagus adalah saraf yang paling luas distribusinya jika dibandingkan dengan saraf kranialis yang lain. Namanya mencerminkan
distribusi yang luas dan jenis sensasi yang disampaikannya (arti vagus dalam bahasa Latin: samar, tidak terbatas, mengembara).

Saraf Vagus berkembang dari medula. Kemudian saraf ini meninggalkan fosa kranial posterior melalui foramen jugularis. Di
bawah foramen tersebut terdapat dua ganglia sensorik yakni jugularis dan nodose, keduanya mengandung badan sel dari serat
sensorik. Cabang aurikuler dari saraf vagus melewati kanal dalam tulang temporal dan menyampaikan impuls sensorik dari
meatus akustik eksternal dan membran timpani. Selanjutnya saraf vagus turun melalui selubung karotis posterior di belakang
vena jugularis interna dan arteri karotid internal. Dan diujungnya terbagi menjadi dua saraf yakni saraf faringeal dan saraf
laringeal superior yang terbagi kembali menjadi dua yakni saraf internal (berperan dalam persarafan sensorik di atas pita suara)
dan cabang eksternal (krikotiroid).

Cabang cardiac dan trakea timbul pada bagian dada leher dan bagian atas. Cabang trakealis berperan dalam fungsi sensoris
sedangkan bagian cardiac memiliki fungsi otonom yakni untuk melambatkan denyut jantung. Adapula saraf laring rekuren yang
berawal di mediastinum superior. Terakhir, terdapat pembentukan pleksus esofagus, melalui hiatus esofagus pada diafragma
sebagai cabang anterior dan posterior yang memberikan kontribusi serat saraf untuk organ visera abdomen dan celiac, pleksus
mesenterika superior dan pleksus myenteric.
Saraf Aksesorius

Saraf aksesorius merupakan saraf kranialis XI yang berperan dalam persarafan otot-otot leher. Secara umum saraf aksesorius
terbagi menjadi dua bagian yakni kranialis dan spinalis. Anehnya, hampir selalu ketika dokter menyatakan saraf aksesorius yang
dimaksud adalah saraf asesoris spinalis yang sebenarnya kurang tepat untuk dikategorikan sebagai saraf kranialis.
Saraf Aksesorius Kranialis: Merupakan perpanjangan dari nukleus gabungan dengan saraf IX dan X. Bahkan ada yang
menduga bahwa saraf asesoris juga berperan dalam persarafan otot laring dan faring bersamaan dengan saraf vagus. Akan
tetapi tidak ada perbedaan yang berarti pada aplikasi klinisnya karena setiap kerusakan yang terjadi berpengaruh terhadap
batang otak secara keseluruhan dan bukannya saraf kranialis itu pribadi.
Saraf Aksesorius Spinalis: Merupakan saraf yang memberikan impuls motoris untuk otot-otot di daerah segitiga posterior
dari leher yaitu sternocleidomastoid dan trapezius.

Saraf aksesorius merupakan saraf yang rentan karena lokasinya yang berada di atas segitiga posterior. Cidera pada saraf
aksesorius mengakibatkan paralisis dari otot trapezius (tapi tidak berpengaruh terhadap otot sternocleidomastoid) dan
menyebabkan terganggunya gerakan abduksi bahu di atas 90 yang melibatkan rotasi skapula. Saraf aksesorius juga dapat
terganggu saat dilakukan diseksi leher dikarenakan keganasan, bisa juga terjadi saat sedang dilakukan biopsi dari pembesaran
limfe nodus di sekitar daerah segitiga posterior.

Saraf Hipoglossus

Saraf hipoglossus adalah saraf yang berperan dalam memberikan persarafan pada otot-otot lidah. Gerakan lidah memiliki
berbagai macam peranan mulai dari untuk mengunyah, menelan dan bahkan berbicara. Selain itu, saraf ini juga menyalurkan
serat saraf dari C1 yang berfungsi untuk menyarafi otot-otot tali.

Kelainan Saraf Hipoglossus

Kerusakan saraf hypoglossal di leher dapat mengakibatkan sebuah lesi neuron motorik bawah sesisi. Hal ini akan menyebabkan
lidah menyimpang ke sisi lesi. Pada operasi arteri karotis (misalnya karotis endarterektomi, blok diseksi dari leher untuk penyakit
ganas), saraf hipoglossus sangat rentan mengalami cidera dimana saraf hipoglossus melewati di bawah arteri oksipital

Anda mungkin juga menyukai