Dokumen - Tips - Icd 10 Lengkap
Dokumen - Tips - Icd 10 Lengkap
Bab ini adalah satu dari bab-bab terbesar ICD-10, terbagi atas 21
blok, dengan kategori berkisar dari A00 to B99.Dari 200 kategori yang
tersedia, 171 telah digunakan. Terdapat lima eksklusi yang berada pada
level bab.
Penggunaan modifier certain atau tertentu pada judul
menunjukkan bahwa beberapa penyakit infeksi dan parasit
diklasifikasikan di tempat lain.
Perhatikan bahwa terdapat beberapa pengecualian terhadap
eksklusi. Mereka berhubungan dengan tetanus obstetri dan neonatus,
sifilis kongenital, infeksi gonokokus perinatal, serta penyakit HIV
obstetrik dan neonatus.
Terdapat sebuah aturan mengenai dugaan asal-usul infeksi atau
bukan infeksi pada diare, yang tergantung pada negara tempat diare ini
didapatkan. Aturan ini hanya berlaku kalau tidak ada penjelasan
mengenai apakah diare ini asalnya infeksi atau bukan. Kalau diare
dianggap bukan infeksi, kodenya K52.9 (pada bab Penyakit-penyakit
Sistem Pencernaan). Kalau diare dianggap infeksi, ia dikode pada bab I.
Ketika mengkode tuberkulosis, kategori A15-A16 menunjukkan
apakah tuberkulosis ini telah dipastikan dan metode apa yang digunakan
untuk pemastiannya, misalnya pemeriksaan sputum di bawah mikroskop,
atau x-ray dada.
Blok B20-B23 memiliki catatan di bagian awal tentang penggunaan
subkategori karakter ke-4. Kategori ini disediakan untuk penggunaan opsi
kalau tidak mungkin dilakukan pengkodean ganda.
Blok B50- B64 menyediakan pedoman melalui catatan inklusi dan
eksklusi mengenai tindakan yang diambil dalam kasus infeksi plasmodium
campuran..
Kode-kode B90-B94 codes digunakan kalau kondisi yang diobati
merupakan sekuel dari penyakit infeksi
B95-B97 merupakan blok kode tambahan yang memungkinkan
organisme infeksi dicatat sebagai penyebab kondisi yang diklasifikan
terutama pada bab lain. Kode-kode tidak boleh digunakan untuk kondisi
perimer/utama, karena mereka adalah kode tambahan atau pelengkap.
A03 Shigellosis
Shigellosis adalah infeksi akut usus akibat Shigella, yang tersebar di
seluruh dunia. Jenis yang paling umum adalah Shigella flexneri (B) dan S.
sonnei (D), disusul oleh S. boydii (C) dan yang paling ganas, S.
dysenteriae (A). Penyebarannya melalui makanan yang tercemar oleh
kotoran. Disentri basiler akibat Shigella paling umum pada anak-anak di
daerah endemi, sedangkan orang dewasa agak lebih tahan terhadap
serangannya.
Shigella menembus mukosa kolon dan ujung ileum, menyebabkan
sekresi lendir, hiperemia, infiltrasi lekosit, edema, dan ulkus dangkal
mukosa. Gejalanya berupa diare encer yang disusul gejala disentri berupa
sakit perut, mual dan muntah, serta berak bercampur lendir, darah dan
pus. Pengobatan dengan penggantian cairan tubuh dan pemberian
antibiotika.
A03.0 Shigellosis akibat S. dysenteriae; Group A [dysentery
Shiga-Kruse]
A03.1 Shigellosis akibat Shigella flexneri; Group B
A03.2 Shigellosis akibat Shigella boydii; Group C
A03.3 Shigellosis akibat Shigella sonnei; Group D
A03.8 Shigellosis lain
A03.9 Shigellosis, tidak dijelaskan; disentri basiler NOS
A06 Amoebiasis
Amoebiasis adalah infeksi kolon oleh protozoa Entamoeba
histolytica. Biasanya tanpa gejala, tapi bisa berupa diare ringan sampai
disentri. Penularan melalui kontak makanan dengan kotoran manusia.
Bentuknya bisa berupa trofozoit hidup yang mudah mati, atau kista yang
sangat menular. Kista akan menghasilkan trofozoit di usus halus yang
kemudian dibawa ke kolon, cecum dan appendix.
Trofozoit menembus mukosa kolon, membentuk abses-abses kecil
yang kemudian menyatu dan merusak jaringan sehingga terjadi
perdarahan, edema dan ulkus. Mereka bisa dibawa vena porta ke hati dan
membentuk abses hati, atau menyebar ke paru-paru dan pleura kanan.
Penularan melalui darah bisa mencapai paru-paru, perikardium dan otak.
Gejala bisa berupa diare atau konstipasi, kembung, nyeri perut, berak
berlendir dan berdarah, dan nyeri tekan di hati. Pengobatan mencakup
kemoterapi dan penggantian darah, cairan dan elektrolit.
Termasuk:: infeksi akibat Entamoeba histolytica
Kecuali: penyakit usus lain akibat protozoa (A07.-)
A06.0 Disentri amubik akut;
Amubiasis akut,
Amubiasis usus NOS
A08 Infeksi usus oleh virus dan infeksi lain yang dijelaskan
Virus adalah parasit terkecil, partikel molekul intrasel, yang
memiliki inti asam nukleat dan dilapisi protein, yang tergantung pada sel
(bakteri, tanaman, hewan) untuk reproduksi. Virus group enterik terbagi
atas kategori poliomyelitis, coxsackievirus, echovirus dan enterovirus, dan
virus gastroenteritis epidemik. Kategori terakhir ini yang memberikan
gejala pada saluran pencernaan berupa mual dan muntah, dan bisa
berupa rotavirus, Norwalk agents, astrovirus, adenovirus tipe 40 dan
41, calicivirus, dan agen-agen mirip coronavirus.
A09 Diare dan gastroenteritis dan kolitis yang berawal dari infeksi
atau tidak jelas
Kecuali: akibat bakteri, protozoa, virus dan agen infeksi lain yang
dijelaskan (A00-A08)
diare non-infektif (see noninfectious) (K52.9)
diare non-infektif neonatus (P78.3)
A09.0 Gastroenteritis dan kolitis lain dan tidak dijelaskan yang
asalnya menular
Kataralis usus
Diare: akut berdarah, akut encer, disenteri, epidemik
Diare menular
Kolitis menular atau septik: NOS, hemoragik
Enteritis menular atau septik: NOS, hemoragik
A09.0 Gastroenteritis dan kolitis asalnya tidak jelas
Tuberkulosis (A15-A19)
Tuberkulosis (TB) adalah infeksi akut atau kronis akibat
Mycobacterium tuberculosis, dan kadang-kadang oleh M. bovis. Penyakit
ini khas dengan keseimbangan antara ketahanan tubuh dan infeksi, fokus
infeksi (di dalam atau di luar paru-paru) bisa aktif kembali kapan saja,
dan sering setelah periode laten yang cukup lama. Fokus TB memiliki
tuberkel berisi sel-sel raksasa dan epitelioid, cenderung fibrosis, dan
perkejuan (caseation) yaitu nekrosis yang tidak mencair.
Infeksi dengan menghirup bulir cairan (droplet) yang dikeluarkan
batuk dan mengering di udara. Piring dan sprei juga sumber penularan
yang penting. Pada M. bovis, susu sapi menjadi sumber penyebaran.
Pekerja laboratorium bisa terinfeksi melalui inokulasi langsung.
Tubuh yang belum disensitisasi tidak memiliki pertahanan terhadap
TB. Infeksi biasa dimulai pada paru-paru bagian bawah dan tengah,
kuman menyebar ke kelenjar limfe, terus ke aliran darah dan seluruh
tubuh. Dalam 4-10 minggu timbul hipersensitivitas tuberkulin, area
pneumonitis kecil, perbanyakan kuman dihambat, dan infeksi terhenti.
Perkembangan infeksi selanjutnya tergantung pada usia dan
intensitas kontak. Kasus yang paling menular adalah yang sputumnya
mengandung kuman. Infeksi paling mudah mengenai bayi, disusul oleh
anak-anak dan remaja. Pada usia tua kemungkinan terinfeksi kembali
meningkat.
Termasuk:: infeksi oleh Mycobacterium tuberculosis dan M.
bovis
Kecuali: sequel TB (B90.-),
A19 TB miliaris
Termasuk: TB disseminata, TB generalisata, poliserositis TB
A19.0 TB miliaris akut pada situs tunggal yang disebutkan
A19.1 TB miliaris akut pada situs ganda
A19.2 TB miliaris akut, tidak dijelaskan
A19.8 TB miliaris lainnya
A19.9 TB miliaris, tidak dijelaskan
A20 Plague
Plague adalah penyakit infeksi akut berat yang dikenal sebagai
epidemi Black Death pada abad pertengahan, akibat Yersinia
(Pasteurella) pestis yang masuk melalui gigitan kutu tikus terinfeksi,
diikuti demam, delirium dan muntah. Jenis yang menonjol adalah bubonic
dengan pembesaran padat kelenjar limfe aksilla atau perineum yang
sangat nyeri, kulit di atasnya merah, hati dan limpa membesar, gelisah
dan bingung, dengan kematian 60% dalam 3-5 hari Bentuk pneumonic
(pada kelenjar limfe paru-paru) plague menyebabkan batuk darah dan
dapat membunuh penderitanya dalam 48 jam.
Termasuk: infeksi akibat Yersinia pestis
A20.0 Bubonic plague
A20.1 Cellulocutaneous plague
A20.2 Pneumonic plague
A20.3 Plague meningitis
A20.7 Septicaemic plague
A20.8 Bentuk-bentuk lain plague
Plague abortif
Plague asimptomatik
Pestis minor
A20.9 Plague, tidak dijelaskan
A21 Tularaemia
Tularemia adalah penyakit infeksi akut yang biasanya khas dengan
lesi ulseratif lokal, gejala sistemik yang menonjol, dan keadaan seperti
demam tifus, bakteremia, dan pneumonia. Penyebabnya Francisella
(Pasteurella, Brucella) tularensis yang memasuki tubuh melalui makanan,
inokulasi, atau kontaminasi. Ia bisa menembus kulit yang utuh. Type A
yang ganas hidup pada kelinci, dan type B yang lebih jinak hidup pada
tikus.
Empat jenis klinis tularemia adalah ulceroglandular (87%) dengan
lesi utama di tangan dan jari, oculoglandular dengan infeksi pada mata
dan radang pada kelenjar limfe di sisi tubuh yang sama, glandular dengan
limfadenitis regional, mungkin akibat termakan, dan jenis tifoid dengan
A22 Anthrax
Disebabkan oleh Bacillus anthracis, anthrax sangat menular pada
hewan ternak. Infeksi pada manusia biasanya melalui kulit, selain
menelan dan menghirup sporanya. Pada infeksi kulit timbul papula,
vesikula dan eksudasi. Bisa terjadi limfadenopati, lemah, myalgia, sakit
kepala, demam, mual dan muntah. Jenis pernafasan paling berbahaya
karena spora dengan cepat memperbanyak diri, diikuti oleh nekrosis pada
kelenjar limfe paru-paru, dan menyebar ke meningen dan otak.
Termasuk: infeksi akibat Bacillus anthracis
A22.0 Anthrax kulit
Karbunkel ganas, pustula ganas
A22.1 Anthrax pernafasan
Anthrax inhalasi
Penyakit Ragpicker
Penyakit Woolsorter
A22.2 Anthrax gastrointestinum
A22.7 Septikaemia anthrax
A22.8 Bentuk-bentuk lain anthrax
Meningitis anthrax (G01*)
A22.9 Anthrax, tidak dijelaskan
A23 Brucellosis
Brucellosis disebabkan oleh Brucella melitensis (kambing dan
domba), B. suis (caribou), dan B. canis (anjing). Infeksi terjadi akibat
menelan susu atau produk susu (butter dan keju) hewan terinfeksi.
Penyakit ini khas dengan stadium demam akut dengan sedikit tanda lokal,
dan stadium kronis dengan demam naik turun (undulant fever), lemah,
dan keringatan, namun jarang membawa kematian.
A26 Erysipeloid
Erysipeloid adalah infeksi akut kulit akibat Erysipelothrix
rhusiopathiae yang biasa menyerang babi. Infeksi sering melalui luka
pada tangan yang mengolah jaringan hewan ini. Gejala berupa sembab
lokal yang mengganggu pekerjaan selama 2-3 minggu.
A26.0 Cutaneous erysipeloid; Erythema migrans
A26.7 Erysipelothrix septicaemia
A26.8 Bentuk-bentuk lain erysipeloid
A27 Leptospirosis
Leptospirosis adalah infeksi akibat Leptospira yang hidup pada
hewan piaraan atau liar, yang menyebabkan kerusakan hati dan ginjal.
Kontak terjadi melalui urine, jaringan tubuh, dan tanah atau air. Gejala
sakit kepala, nyeri otot, demam dan menggigil pada fase leptospiremia;
disusul oleh fase imun. Pada infeksi berat bisa terjadi jaundice, azotemia
(terdapatnya urea dan komponen nitrogen lain di darah), perdarahan,
gangguan kesadaran dan demam. Gejala pada ginjal berupa proteinuria,
pyuria, dan hematuria.
A27.0 Leptospirosis icterohaemorrhagica
Leptospirosis akibat L. interrogans serovar
icterohaemorrhagiae
A27.8 Bentuk-bentuk lain leptospirosis
A27.9 Leptospirosis, tidak dijelaskan
A36 Diphtheria
Difteri adalah penyakit menular akut akibat Corynebacterium
diphtheriae, khas dengan pseudomembran fibrinosa pada mukosa
pernafasan, dan kerusakan jaringan miokardium dan syaraf akibat
eksotoksin. Difteri kulit juga umum terjadi. Tiga jenis C. diphtheriae, yaitu
mitis, intermedius, dan gravis, yang menyebar melalui sekresi orang yang
terinfeksi. Biasanya kuman bersarang di tonsil atau nasofarings. Jenis
toksigenik menghasilkan eksotoksin yang mematikan sel-sel di sekitarnya
A42 Actinomycosis
Aktinomikosis adalah penyakit infeksi kronis yang khas dengan
banyak sinus yang mengalirkan cairan dan disebabkan mikroorganisme
gram positif anaerob yang sering terdapat pada gusi, tonsil, dan gigi,
yaitu Actinomyces israelii..
Penyakit ini sering terdapat pada pria dewasa. Pada bentuk yang
paling umum, cervicofacialis, tempat masuk utama adalah gigi yang
membusuk. Bentuk lain adalah pulmonalis akibat terhirupnya sekresi
mulut; dan abdominalis akibat pecahnya mukosa suatu divertikulum atau
appendix. Lesi yang khas berupa daerah mengeras berisi abses kecil-kecil
yang saling berhubungan dikelilingi oleh jaringan granulasi. Penyakit
menyebar ke jaringan yang berdekatan, dan kadang-kadang melalui aliran
darah.
Bentuk servikofasialis dimulai dengan bengkak di bawah mukosa
mulut atau kulit leher. Area yang melunak akan menjadi sinus dengan
A43 Nocardiosis
Nokardiosis adalah penyakit infeksi akut atau kronis yang
menimbulkan granuloma dan nanah di seluruh tubuh, akibat Nocardia
asteroides, suatu saprofit tanah. Organisme ini biasanya masuk melalui
paru-paru, sering menyerang orang tua yang lemah. Penyebaran melalui
aliran darah dan menimbulkan abses di otak, kadang-kadang di ginjal
atau organ lain.
A43.0 Nokardiosis pulmonalis
A43.1 Nokardiosis kulit
A43.8 Bentuk lain nokardiosis
A43.9 Nokardiosis, tidak dijelaskan
A44 Bartonellosis
Disebabkan Bartonella bacilliformis dan hanya di Amerika Selatan,
khas dengan anemia dan demam (demam Oraya) atau erupsi kulit yang
kronis (Verruga peruana)
A44.0 Bartonellosis sistemik
Demam Oroya
A44.1 Bartonellosis kulit dan mukosa kulit
Verruga peruana
A44.8 Bentuk lain bartonellosis
A44.9 Bartonellosis, tidak dijelaskan
A46 Erysipelas
Erisipelas adalah selulitis permukaan akibat Streptokokus
hemolitikus Group A, sering melibatkan muka, lengan atau tungkai.
Selulitis adalah radang akut menyebar rata pada jaringan padat seperti
kulit atau bawah kulit, jarang pada struktur yang lebih dalam, dan khas
dengan hiperemia, infiltrasi lekosit, dan edema tanpa nekrosis atau
pernanahan Lesi berbatas tegas, sembab, merah mengkilat, dan nyeri
tekan; sering disertai oleh vesikel dan bulla. Garis-garis merah perifer
A57 Chancroid
Penyakit lokal akut akibat Haemophylus ducreyi, khas dengan ulkus
genital yang nyeri dan pernanahan kelenjar limfe inguinalis..
Ulcus molle
A59 Trikhomoniasis
Infeksi yang biasanya bersama gonorrhea ini disebabkan oleh
Trichomonas vaginalis, lebih sering pada wanita dengan akibat vaginitis,
A66 Yaws
Termasuk: Bouba, framboesia (tropica), pian
Yaws disebabkan oleh T. pertenue sebagai granuloma atau makula
di tempat inokulasi, biasanya tungkai bawah. Lesi telapak kaki berupa
ulkus nyeri (crab yaws). Kesembuhan lesi diikuti oleh erupsi di muka,
anggota, dan panggul. Lesi destruktif muncul pada stadium lanjut, yaitu
periostitis (terutama tibia), exostosis maksilla bagian hidung, nodul
disekitar sendi, lesi gumma kulit, dan ulkus mutilans di muka, terutama
sekitar hidung (gangosa).
A66.0 Yaw, lesi awal
Chancre of yaws;
Framboesia, awal atau primer;
Mother yaw
Ulkus framboesia awal
A66.1 Yaw papillomata ganda dan wet crab
Framboesioma
Pianoma;
Papilloma plantaris atau palmaris yaws
A66.2 Lesi awal kulit lain pada yaws
Yaws kulit <5 tahun setelah infeksi;
Yaws (kulit) (makularis) (makulopapularis) (mikropapularis)
(papularis) dini
Framboeside pada yaws dini
A66.3 Hiperkeratosis pada yaws
Ghoul hand
Worm-eaten soles
Hyperkeratosis, palmaris atau plantaris (dini) (lanjut) akibat
yaws
A66.4 Gummata dan ulkus pada yaws
Framboeside gummatosa
Yaws nodularis (bertukak) lanjut
A66.5 Gangosa
Rhinopharyngitis mutilans
A66.6 Lesi tulang dan kulit pada yaws
Ganglion, hydrarthrosis, osteitis, periostitis (hipertrofik):
pada yaws (dini) (lanjut)
Goundou, gumma tulang, osteitis atau periostitis gummatosa:
pada yaws (lanjut)
A66.7 Manifestasi lain yaws
Nodul yaws juxta-articularis
Yaws mukosa
A66.8 Yaws laten
Yaws tanpa gejala klinis, dengan serologis positif
A66.9 Yaws, tidak dijelaskan
A71 Trachoma
Kecuali: sequelae of trachoma (B94.0)
A71.0 Stadium awal trachoma
Trachoma dubium
A71.1 Stadium aktif trachoma
Konjungtivitis granularis trachomatosa, konjungtivitis
folikularis trachomatosa
Pannus trachomatosa
A71.9 Trachoma, tidak dijelaskan
A78 Q fever
Infeksi akibat Coxiella burnetii,
Nine Mile fever, quadrilateral fever
A82 Rabies
Rabies atau hidrofobia disebabkan virus neurotropik yang hidup di
saliva karnivora. Jenis furious disebakan oleh iritasi SSP yang diikuti oleh
lumpuh dan kematian, jenis dumb didominasi oleh kelumpuhan. Kejang
mudah terjadi ketika menelan, sehingga mereka tidak bisa minum walau
pun sangat haus.
A82.0 Rabies sylvatika
A82.1 Rabies urban
A82.9 Rabies, tidak dijelaskan
B03 Smallpox
Tahun 1980 World Health Assembly ke-33 menyatakan smallpox
telah hapus.
Klasifikasi ini masih dipertahankan untuk tujuan pengawasan.
B04 Monkeypox
B05 Measles
Measles (rubeola, morbilli, measles 9-hari, campak) sangat menular,
khas dengan demam, batuk, hidung berair, konjungtivitis, erupsi mukosa
bibir atau pipi (Kopliks spot), dan rash makulopapula tersebar pada kulit.
Penularan melalui droplet dari hidung, tenggorok dan mulut pada stadium
prodroma atau erupsi dini. Virus menghilang dari sekresi hidung dan
tenggorok ketika rash.menghilang
Termasuk : morbilli
Kecuali : subacute sclerosing panencephalitis (A81.1)
B05.0 Measles dengan komplikasi encephalitis (G05.1*),
Ensefalitis pasca measles
B08 Infeksi virus lain dengan lesi kulit dan membran mukosa,
N.E.C.
Kecuali: penyakit virus stomatitis vesikularis (A93.8)
B08.0 Infeksi orthopoxvirus lain:
Cowpox, Pseudocowpox [milker's node],
Penyakit virus Orf, Vaccinia
B09 Infeksi virus lain dengan lesi kulit dan membran mukosa,
tidak dijelaskan
Enanthema virus NOS, exanthema virus NOS
Hepatitis virus(B15-B19)
Hepatitis adalah peradangan hati dengan nekrosis sel. Penyebab
utamanya hepatitis virus Type A, B, dan C (non-A non-B), gejala bisa
bervariasi dari ringan seperti flu sampai gagal hati fulminant
(berkembang cepat, sangat berbahaya) yang fatal. Gejala awal anoreksia,
tidak enak badan (malaise), mual dan muntah, dan demam. Hepatitis
biasanya sembuh spontan setelah 4-8 minggu, dan bisa menjadi kronis
atau menjadi lebih berat.
Kecuali: hepatitis herpesvirus [herpes simplex] (B00.8)
hepatitis cytomegalovirus (B25.1), sequelae hepatitis virus
(B94.2)
B26 Mumps
Mumps (parotitis epidemika, infeksiosa) adalah penyakit menular
yang akut, dengan pembesaran kelenjar saliva, terutama parotid yang
disertai nyeri. Virus disebarkan melalui droplet atau kontak langsung
dengan material yang tercemar oleh saliva terinfeksi. Komplikasi yang
sering adalah orkhitis, meningoensefalitis, dan pankreatitis.
Mycoses (B35-B49)
Kecuali: mycosis fungoides (C84.0)
pneumonitis hipersensitif akibat debu organik (J67.-)
B35 Dermatophytosis
Dermatophyta adalah jamur jaringan mati pada kulit atau bagiannya
(stratum korneum, kuku, rambut). Microsporum, Trichophyton dan
Epidermophyton paling sering terlibat. Beberapa dermatophyta
menyebabkan radang ringan atau tanpa radang. Infeksi akut bisa terjadi,
misalnya vesikel dan bulla di kaki, atau lesi lunak berair (kerion) di kepala
akibat reaksi imunologis terhadap jamur yang biasanya diikuti oleh remisi
atau kesembuhan.
Termasuk: favus
infeksi Epidermophyton, Microsporum and Trichophyton
tinea, semua jenis kecuali yang ada pada B36.-
B35.0 Tinea barbae dan tinea capitis
Ringworm (jamur) jenggot, ringworm kulit kepala, kerion,
sycosis jamur
B35.1 Tinea unguium
Onychomycosis, onychia dermatophyta, dermatophytosis
kuku, ringworm kuku
B35.2 Tinea manuum
Dermatophytosis tangan, hand ringworm
B35.3 Tinea pedis
Athlete's foot, dermatophytosis kaki, foot ringworm
B35.4 Tinea corporis
Ringworm badan
B35.5 Tinea imbricata
Tokelau
B35.6 Tinea cruris;
Dhobi itch, groin ringworm, jock itch
B35.8 Dermatophytosis lain
Dermatophytosis disseminata, dermatophytosis
granulomatosa
B35.9 Dermatophytosis, tidak dijelaskan;
Ringworm NOS
B37 Candidiasis
Kandidiasis biasanya pada kulit dan membran mukosa, infeksi
sistemik menyebabkan lesi visera yang fatal. Penyebabnya, Candida
albicans adalah jamur ragi saprofit yang menjadi patogen kalau
lingkungan memungkinkan atau pertahanan tubuh melemah. Daerah
hangat dan lecet adalah tempat yang rentan. Kerentanan ditingkatkan
oleh antibiotik, kortikosteroid, antimetabolik, kehamilan, obesitas,
diabetes mellitus dan cacad imunologis. Pada dewasa muda kandidiasis
bisa merupakan tanda awal AIDS.
Kandidiasis intertrigo (lipatan) berupa patch berbatas tegas, merah,
bisa gatal dan eksudat. Kandidiasis perianus menyebabkan pruritus ani
yang lecet bewarna putih. Vulvovaginitis kandida sering ketika hamil atau
diabetes mellitus, berupa cairan putih kekuningan. Infeksi glans penis
dan preputium terdapat pasangan seksual penderita vulvovaginitis
kandida. Kandidiasis mulut (oral thrush) berupa patch eksudat putih krem
yang bisa dikikis dari lidah atau mukosa pipi. Perleche, yaitu radang dan
retak sudut mulut, bisa disebabkan oleh kandida atau gigi palsu yang
letaknya tidak benar.
B38 Coccidioidomycosis
B39 Histoplasmosis
Disebabkan oleh Histoplasma capsulatum, khas dengan lesi paru-
paru primer dan bisa menyebar melalui darah dan menyebabkan ulkus
orofarings, saluran pencernaan, serta hepatomegali, splenomegali,
limfadenopati, dan nekrosis adrenal.
B39.0 Histoplasmosis capsulati paru-paru akut
B39.1 Histoplasmosis capsulati paru-paru kronis
B39.2 Histoplasmosis capsulati paru-paru, tidak dijelaskan
B39.3 Histoplasmosis capsulati disseminata
Histoplasmosis capsulati generalisata
B39.4 Histoplasmosis capsulati, tidak dijelaskan
Histoplasmosis Amerika
B39.5 Histoplasmosis duboisii
Histoplasmosis Afrika
B39.9 Histoplasmosis, tidak dijelaskan
B40 Blastomycosis
Penyakit Gilchrist ini disebabkan oleh Blastomyces dermatitidis,
terutama melibatkan paru-paru dan bisa menyebar secara hematogen ke
kulit.
Kecuali: Blastomikosis Brazilia (B41.-)
Blastomikosis keloid (B48.0)
B40.0 Blastomikosis paru-paru akut
B40.1 Blastomikosis paru-paru kronis
B40.2 Blastomikosis paru-paru, tidak dijelaskan
B40.3 Blastomikosis kulit
B40.7 Blastomikosis disseminata
Blastomikosis generalisata
B40.8 Bentuk lain blastomikosis
B40.9 Blastomikosis, tidak dijelaskan
B41 Parakoksidioidomikosis
B42 Sporotrichosis
Akibat saprofit tanaman Sporothrix schenckii, khas dengan nodul,
ulkus dan abses pada kulit dan saluran limfe permukaan, dan bisa
menyerang paru-paru atau membran sinovium. Ia sering menyerang
petani dan peladang, terutama yang menangani semak belukar.
B42.0 Sporotrikosis paru-paru (J99.8*)
B42.1 Sporotrikosis limfokutan
B42.7 Sporotrikosis disseminata
Sporotrikosis umum
B42.8 Bentuk lain sporotrikosis
B42.9 Sporotrikosis, tidak dijelaskan
B44 Aspergillosis
Penyakit infeksi paru-paru yang bisa menyebar melalui darah,
disebabkan oleh Aspergillus spp, terutama A. fumigatus. Kelainan paru-
paru mungkin pula sebagai reaksi allergi terhadap jamur ini atau spesies
lainnya. Jamur ini muncul setelah pengobatan antibiotika bronkus yang
rusak oleh bronkitis, bronkiekstasis, atau TB. Bola jamur (aspergilloma,
fungus ball) adalah bentuk khas penyakit ini yang pada foto Rontgen
terlihat sebagai massa bulat padat dikelilingi oleh lapisan udara tipis,
biasanya di dalam rongga sisa TB.
Termasuk: Aspergilloma
B44.0 Aspergillosis paru-paru invasif
B44.1 Aspergillosis paru-paru lainnya
B45 Cryptococcosis
Penyakit infeksi Filobasidiella neoformans (dulu disebut
Cryptococcus neoformans) ini memiliki fokus primer pada paru-paru,
menyebar ke meningen atau ke ginjal, tulang dan kulit.
B45.0 Kriptokokosis paru-paru
B45.1 Kriptokokosis cerebralis
Kriptokokosis meningocerebralis
Meningitis cryptococcus (G02.1*)
B45.2 Kriptokokosis kulit
B45.3 Kriptokokosis tulang
B45.7 Kriptokokosis disseminata
Kriptokokosis umum
B45.8 Bentuk lain kriptokokosis
B45.9 Cryptococcosis, tidak dijelaskan
B46 Zygomycosis
Disebut juga phycomycosis atau mucormycosis, disebabkan oleh
hyphae (filamen jamur) lebar tanpa septum dari Rhizopus, Abdisia, atau
Basidiobolus spp. Mucormycosis kulit menyebabkan bengkak-bengkak
pada subkutis leher dan dada. Jenis rhinocerebralis adalah infeksi primer
fatal pada hidung, sinus atau orbita, sering pada penurunan daya tahan
tubuh.
B46.0 Mukormikosis paru-paru
B46.1 Mukormikosis rhinocerebralis
B46.2 Mukormikosis gastrointestinalis
B46.3 Mukormikosis kulit, mucormycosis subkutis
B46.4 Mukormikosis disseminata;
Mukormikosis umum
B46.5 Mukormikosis, tidak dijelaskan
B46.8 Zygomikoses lain;
Entomophthoromycosis
B46.9 Zygomikosis, tidak dijelaskan;
Phycomycosis NOS
B47 Mycetoma
Infeksi kaki (kadang-kadang anggota atas) yang kronis, agak
sembab, dengan banyak sinus; yang menyebar kecuali kalau dieksisi atau
diamputasi. Kasus yang dibiarkan bisa menyebabkan kematian akibat
serangan infeksi sekunder bakteria. Hampir separo kasus disebabkan
oleh Nocardia spp., dan sisanya oleh sekitar 20 macam jamur dan
bakteria. Paling sering terjadi di daerah tropis dan pada usia 21-40 tahun.
B47.0 Eumycetoma
Malaria
Malaria adalah penyakit akibat Plasmodium falciparum, P. vivax, P.
malariae, atau P. ovale. Infeksi terjadi melalui tusukan nyamuk anopheles,
transfusi darah, atau penggunaan jarum bersama di antara pengguna
narkoba.. Masa inkubasi 10-35 hari, disusul oleh masa prodroma berupa
demam ringan, lesu, sakit kepala, nyeri otot, dan rasa dingin, sehingga
sering diduga influenza. Serangan dimulai dengan menggigil, demam dan
keringatan, pada malaria vivax dan ovale setiap 48 jam, pada malaria
falciparum setiap 36-72 jam, dan pada malaria malariae setiap 72 jam.
Gejala diikuti anemia dan splenomegali, dengan perjalanan penyakit
kronis berulang.
B55 Leishmaniasis
Leishmaniasis disebabkan oleh Leishmania spp. yang ditularkan
lalat Phlebotomus (sandfly). Manifestasinya bisa viseral, mukokutan, atau
kulit, tergantung strain yang menyerang dan kekebalan. Kala-azar
disebabkan oleh L. donovani, masuk aliran darah, bersarang di sistem
retikulo-endotel, menimbulkan demam, splenomegali, kurus dan
pansitopenia, dengan angka kematian 90% kalau tidak diobati.
Leishmaniasis kulit disebabkan oleh L. tropica atau L. major, dengan
ulkus granulomatosa berbatas tegas. Ulkus mukokutan di muka
disebabkan oleh L. mexicana., L. braziliensis peruvia, dan L. braziliensis
braziliensis. Jenis lain, L. mexicana amazonensis dan L. tropica aethiopica
menyebabkan lesi kulit tersebar luas menyerupai lepra lepromatosa.
B55.0 Leishmaniasis viseral;
Kala-azar;
Leishmaniasis kulit pasca-kala-azar
B55.1 Leishmaniasis kulit
B55.2 Leishmaniasis mukokutan
B55.9 Leishmaniasis, tidak dijelaskan
B58 Toxoplasmosis
Penyakit granulomatosa umum atau SSP akibat Toxoplasma gondii.
Infeksi asimptomatik di seluruh dunia menunjukkan variasi 7-94%. Ia
menyerang dan memperbanyak diri secara aseksual di dalam sitoplasma
sel-sel berinti, dan membentuk kista di jaringan. Perbanyakan secara
seksual terjadi pada sel-sel usus kucing, oosit yang dihasilkan keluar
bersama feses. Penularan bisa terjadi melalui plasenta, makan daging
berkista yang kurang masak, dan melalui oosit di tanah yang tercemar
kotoran kucing.
Termasuk: Infeksi Toxoplasma gondii
Kecuali: Toxoplasmosis kongenital (P37.1)
B58.0 Okulopati toxoplasma;
chorioretinitis toxoplasma (H32.0*)
B58.1 Hepatitis toxoplasma (K77.0*)
B58.2 Meningoencephalitis toxoplasma (G05.2*)
B58.3 Toxoplasmosis paru-paru (J17.3*)
B58.8 Toxoplasmosis yang melibatkan organ lain:
Miokarditis toxoplasma (I41.2*);
Miositis toxoplasma (M63.1*)
B58.9 Toxoplasmosis, tidak dijelaskan
Helminthiases (B65-B83)
B65 Schistosomiasis [bilharziasis]
Penyakit visera akibat cacing darah Schistosoma, yang hidup di
dalam vena mesenterium atau bladder. Telur yang menembus mukosa
usus atau bladder akan tiba di air, menetas, melepaskan miracidia yang
dengan cepat berubah menjadi ribuan cercaria di dalam keong. Cercaria
dapat menembus kulit, dan berubah menjadi skistosomula, pada saat ini
terjadi dermatitis. Skistosomula pindah ke vena bladder atau usus,
menjadi dewasa dan bertelur dalam waktu 1 3 bulan sejak memasuki
kulit.
Gejala penyakit mencakup demam, menggigil, mual, nyeri abdomen,
malaise, mialgia, urtikaria merah, dan eosininofilia. Kadang-kadang telur
nyasar ke SSP dan menyebabkan mielitis transversa atau kejang. Penyakit
lain termasuk akibat dari trematoda usus Fasciolopsis buski, Heteropyes
atau Metagonimus; trematoda hati seperti Fasciola hepatica dan
Clonorshis sinensis, dan trematoda paru seperti Paragonimus sp.
Termasuk: snail fever
B65.0 Skistosomiasis akibat Schistosoma haematobium
[schistosomiasis urine]
B65.1 Skistosomiasis akibat Schistosoma mansoni
[schistosomiasis usus]
B65.2 Skistosomiasis akibat Schistosoma japonicum:
Skistosomiasis Asia
B65.3 Dermatitis cercaria
Swimmer's itch
B65.8 Skistosomiasis lain:
Infeksi Schistosoma intercalatum, Schistosoma mattheei,
Schistosoma mekongi
B65.9 Skistosomiasis, tidak dijelaskan
B67 Echinococcosis
Echinococcus adalah cacing dari jenis cestoda (cacing pita),
berbentuk panjang, pipih dan bersegmen, tidak memiliki pencernaan tapi
memperoleh makanan secara langsung dengan menyerapnya dari usus
tuan rumah. Echinococcosis adalah infeksi larva Echinococcus granulosus
yang bisa menimbulkan kista di dalam hati dan organ lain. Penularan
mulai dari telur yang ada dalam feses anjing, serigala atau kaninus lain,
ditelan oleh sapi, domba atau manusia, lalu diserap saluran pencernaan
dan memasuki hati, paru-paru, dan kadang-kadang otak, tulang, dsb.
Larva berkembang dengan lambat, bertahun-tahun, membentuk kista
hidatid yang akan berkembang lagi kalau dimakan anjing. Echinococcus
multilokularis memiliki siklus yang sama, dan umumnya berasal dari
serigala..
Termasuk: hydatidosis
B67.0 Infeksi Echinococcus granulosus pada liver
B67.1 Infeksi Echinococcus granulosus pada lung
B67.2 Infeksi Echinococcus granulosus pada bone
B67.3 Infeksi Echinococcus granulosus pada, other and multiple
sites
B67.4 Infeksi Echinococcus granulosus, tidak dijelaskan
B67.5 Infeksi Echinococcus multilocularis pada hati
B67.6 Infeksi Echinococcus multilocularis pada situs lain dan
ganda
B67.7 Infeksi Echinococcus multilocularis, tidak dijelaskan
B67.8 Echinococcosis pada hati, tidak dijelaskan
B67.9 Echinococcosis, di tempat lain and tidak
dijelaskan;Echinococcosis NOS
B68 Taeniasis
Infeksi saluran usus, sering tanpa gejala, akibat sestoda dewasa
Taenia saginata yang berasal dari sapi, atau Taenia solium yang berasal
dari babi. Infeksi stadium larva T. solium dapat menyebabkan
neurocysticercosis dengan kejang epilepsi.
B69 Cysticercosis
Termasuk: infeksi cysticerciasis akibat bentuk larva Taenia
solium
B69.0 Cysticercosis sistem syaraf pusat
B69.1 Cysticercosis mata
B69.8 Cysticercosis pada situs lain
B69.9 Cysticercosis, tidak dijelaskan
B72 Dracunculiasis
Infeksi nematoda (cacing bulat) jenis Dracunculus medinensis yang
dapat menyebabkan ulkus nyeri pada kulit dan arthritis yang
melumpuhkan. Infeksi melalui air terkontaminasi, menembus usus, dan
menjadi dewasa di jaringan ikat. Bagian kepala muncul di kulit dan
membentuk papula merah, vesikula, dan ulkus.
Infeksi Dracunculus medinensis,
Infeksi cacing Guinea
B74 Filariasis
Filariasis limfatik adalah infeksi oleh 3 spesies Filarioidea,
Wuchereria bancrofti, Brugia malayi, atau B. timori, yang menyebabkan
adenolimfangitis akut, limfedema kronik, hidrokel, dan chiluria. Larva
yang disuntikkan nyamuk memasuki darah dan saluran limfe, menjadi
dewasa dalam 6-12 bulan. Radang kelenjar limfe menyumbat aliran limfe
dan terjadinya penyakit kaki gajah. Loiasis adalah infeksi Loa loa,
menyebabkan angioedema lokal pada kulit dan sindroma hipereosinofilia
allergi. Ia disuntikkan oleh lalat Chrysops (deerfly atau horsefly).
Kecual: Onchocerciasis (B73);
Eosinofilia (pulmonalis) tropis NOS (J82)
B74.0 Filariasis akibat Wuchereria bancrofti:
Elefantiasis bancrofti,
Filariasis bancrofti
B74.1 Filariasis akibat Brugia malayi
B74.2 Filariasis akibat Brugia timori
B74.3 Loiasis
Infeksi Loa loa
Sembab Calabar
Penyakit cacing mata Afrika
B74.4 Mansonelliasis:
Infeksi Mansonella ozzardi, M. perstans, M. streptocerca
B74.8 Filariasis lain
Dirofilariasis
B74.9 Filariasis, tidak dijelaskan
B75 Trichinellosis
Infeksi Trichinella spiralis, yang dapat menyebabkan gejala
pencernaan ringan diikuti oleh edema periorbita, nyeri otot, demam, dan
eosinofilia.
Infeksi Trichinella spp;
Trichiniasis
B77 Ascariasis
Telur Ascaris lumbricoides menetas di duodenum, menembus
dinding usus dan dibawa darah ke jantung dan paru-paru. Selanjutnya
melalui bronkus mereka tiba di orofarings dan tertelan, lalu menjadi
dewasa di usus.
Termasuk: Askaridiasis
Infeksi cacing gelang
B77.0 Askariasis dengan komplikasi usus
B77.8 Askariasis dengan komplikasi lain
B77.9 Askariasis, tidak dijelaskan
B78 Strongyloidiasis
Infeksi Strongyloides stercoralis, menyebabkan rash kulit,
eosinofilia, dan nyeri perut.
B78.0 Strongyloidiasis usus
B78.1 Strongyloidiasis kulit
B78.7 Strongyloidiasis disseminata
B78.9 Strongyloidiasis, tidak dijelaskan
B86 Scabies
Scabies disebabkan oleh kutu (mite) Sarcoptes scabiei. Kutu betina
membuat terowongan di stratum korneum kulit untuk meletakkan
telurnya yang menetas dalam beberapa hari.
Sarcoptic itch
B87 Myiasis
Termasuk: infestasi oleh larva lalat
B87.0 Myiasis kulit
Myiasis menjalar
B87.1 Myiasis luka
Myiasis traumatika
B87.2 Myiasis okuler
B87.3 Myiasis nasopharyngs
Myiasis laryngs
B87.4 Myiasis aural
B87.8 Myiasis tempat lain
Myiasis genitourinarius
Myiasis usus
B87.9 Myiasis, tidak dijelaskan
B94 Sekuel penyakit infeksi dan parasit lain dan yang tidak
dijelaskan
B94.0 Sekuel trakoma
B94.1 Sekuel ensefalitis virus
B94.2 Sekuel hepatitis virus
B94.8 Sekuel penyakit infeksi dan parasit lain yang dijelaskan
B94.9 Sekuel penyakit infeksi dan parasit yang tidak dijelaskan
5.Dracunculiasis
Look up dracunculiasis in the Index (Volume 3, page 189)
Dracunculiasis, dracunculosis -> B72.
10.Cytomegalovirus pancreatitis
Look up pancreatitis in the Index (Volume 3, page 425)
Pancreatitis
- cytomegaloviral -> B25.2 K87.1 *
11.Internal hirudiniasis
Look up hirudiniasis in the Index (Volume 3, page 266)
Hirudiniasis
- internal -> B83.4.
18.Sequelae of leprosy
Look up sequelae in the Index (Volume 3, page 495).
Sequelae
- leprosy -> B92
19.Classical cholera
Look up cholera in the Index (Volume 3, page 97).
Cholera
- classical -> A00.0
20.Varicella meningitis
Look up meningitis in the Index (Volume 3, page 355).
Meningitis
- in
- - varicella -> B01.0 G02.0*
Catatan
1. Neoplasma ganas primer, kurang jelas, sekunder dan situs tidak
dijelaskan.
Kategori C76-C80 melibatkan neoplasma ganas tanpa indikasi
yang jelas mengenai situs asalnya, atau kanker dinyatakan
disseminata, tersebar, atau meluas tanpa menyebutkan
situs primer. Pada kedua kasus ini situs primer dianggap tidak
diketahui.
2. Aktifitas fungsional.
Semua neoplasma diklasifikasikan di dalam bab ini, baik
mereka aktif atau tidak secara fungsional. Sebuah kode
tambahan dari Bab IV bisa digunakan, kalau diinginkan, untuk
mengidentifikasi aktifitas fungsional yang berhubungan
dengan setiap neoplasma. Misalnya, phaeochromocytoma
ganas kelenjar adrenal yang menghasilkan catecholamine
harus dikode pada C74 dengan kode tambahan E27.5;
adenoma basofil kelenjar pituitary harus dikode pada D35.2
dengan kode tambahan E24.0.
3. Morfologi.
Terdapat beberapa kelompok morfologis (histologis) utama
neoplasma ganas: karsinoma yang melibatkan karsinoma (sel)
skuamosa dan adenokarsinoma; sarkoma; tumor jaringan
lunak lain yang termasuk mesothelioma; limfoma (Hodgkin
and non-Hodgkin); leukaemia; jenis lain yang dijelaskan atau
spesifik pada suatu situs; dan kanker yang tidak dijelaskan.
Kanker adalah istilah umum dan dapat digunakan untuk
semua kelompok di atas, walau pun jarang digunakan untuk
neoplasma ganas pada jaringan limfatik, hematopoietik dan
yang berhubungan. Karsinoma kadang-kadang digunakan
secara salah sebagai sinonim kanker.
Pada Bab II hampir semua neoplasma diklasifikasikan
menurut situs dengan sifatnya dalam kelompok yang luas.
Pada beberapa kasus morfologinya ditunjukkan pada judul
kategori dan subkategori.
Untuk yang ingin mengidentifikasi jenis histologis, kode
morfologis komprehensif tersedia di halaman 1177-1204.
Kode-kode morfologi ini berasal dari International
Classification of Diseases for Oncology (ICD-O) edisi kedua,
yang merupakan klasifikasi dua axis yang menyediakan sistem
pengkodean independent untuk topografi dan morfologi. Kode
morfologi memiliki enam digit: empat digit pertama
menunjukkan jenis histologis, digit ke-5 adalah kode sifat
(primer ganas, sekunder ganas [metastatik], in situ, jinak, tak
jelas keganasannya), dan kode ke-6 adalah peringkat
(differensiasi) untuk tumor padat, yang juga digunakan
sebagai kode khusus limfoma dan leukemia.
4. Penggunaan subkategori pada Bab II.
Perhatikan penggunaan khusus subkategori .8. Tempat untuk
subkategori yang lain umumnya diberikan sebagai
subkategori .7
5. Neoplasma ganas yang batas situsnya overlap dan subkategori .8
(lesi overlap)
Kategori C00-C75 mengklasifikasi neoplasma ganas menurut
titik asalnya. Banyak kategori 3-karakter dibagi lebih lanjut
atas bagian yang diberi nama atau subkategori dari organ
yang dipertanyakan. Sebuah neoplasma yang overlap pada
dua atau lebih situs yang berbatasan di dalam satu kategori 3-
karakter , dan yang titik asalnya tidak bisa ditentukan, harus
diklasifikasi pada subkategori .9 (lesi overlap), kecuali kalau
kombinasi ini secara jelas diindeks di tempat lain. Misalnya,
karsinoma esofagus dan lambung secara spesifik diindeks
pada C16.0 (cardia), sementara karsinoma ujung dan
Contoh 6
Kondisi utama : Karsinoma prostat
Kondisi lain : Bronkitis kronis
Prosedur : Prostatektomi
Kode: Neoplasma ganas prostat (C61) sebagai kondisi utama
Contoh 7
Kondisi utama : Karsinoma mammae - dibuang dua tahun yang
lalu
Kondisi lain : Karsinoma sekunder paru-paru
Contoh 8
Kondisi utama : Kanker bladder telah dibuang - dirawat untuk
pemeriksaan follow-up dengan cystoscopy.
Kondisi lain :-
Prosedur : Cystoscopy
Kode: Pemeriksaan follow-up pasca operasi neoplasma ganas
(Z08.0) sebagai kondisi utama. Z85.5 (riwayat neoplasma
ganas saluran urin) sebagai kode tambahan.
Morfology neoplasma
RINGKASAN
Pada Chapter II, digit ke-4 .9 adalah untuk unspecified site dan
.8 adalah untuk lesi overlap pada situs yang
berkesinambungan.
Carcinoma
- lobular (infiltrating) (M8520/3)
- - specified site - see Neoplasm, malignant
Step 2:
Morphology yang didapatkan adalah M8520/3. Pastikan bahwa
sifat (/3) sesuai dengan tumor yang disebtukan. Kode /3
menunjukkan keganasan primer sehingga sesuai dengan
diagnosis.
Step 3:
Periksa morphology (M8520) pada Table of Morphology of
Neoplasms di Volume 1. Morphology ternyata benar untuk
kasus ini.
Step 4:
Lihat Table of Neoplasms pada Volume 3. Gunakan daftar alfabet
situs anatomis untuk menemukan breast. Perhatikan
pembagian di bawah lead term untuk berbagai bagian
mammae. Temukan bagian untuk kwadran bawah luar.
Step 5:
Temukan kode pada baris yang sesuai dengan kolom Malignant
primary tumour. Kita mengetahui bahwa tumor muncul
pada mammae pasien, sehingga ia adalah primer dan
bukan metastasis. Tempat yang benar pada Chapter II
adalah C50.5.
Step 6:
Pastikan pilihan kode anda pada Volume 1 ICD-10. Periksa
apakah terdapat catatan esclusion yang relevan.
Step 7:
Kode yang benar untuk kasus ini adalah C50.5, M8520/3
G. Neoplasma metastasis
Kalau neoplasma ganas bermetastasis, biasanya ia
mempertahankan morfologi yang sama walaupun
differensiasinya (perubahan bentuk sel-sel) berkurang.
Beberapa metastasis memiliki tampilan mikroskopis yang
khas sehingga ahli patologi dapat mengetahui situs
primernya dengan yakin, misalnya tiroid. Metastasis yang
luas dari suatu karsinoma sering disebut karsinomatosis.
Kalau satu term yang tidak spesifik seperti karsinoma
atau sarkoma muncul bersamaan dengan term yang
menunjukkan bentuk jaringan yang lebih spesifik yang
berada pada kelompok yang sama, kodelah situs dengan
morfologi yang lebih spesifik, sambil menganggap bahwa
yang satu lagi adalah metastasis.
H. Situs-situs ganda
Pada saat mengolah situs-situs ganda, hanya situs-situs pada
Bagian I sertifikat yang hendaknya diperhatikan.
Kalau neoplasma ganas dengan lebih dari satu situs terdapat
pada sertifikat, situs yang didaftarkan sebagai primer atau
tidak menunjukkan apakah primer atau sekunder yang
harus dipilih (Lihat bagian D, E, dan F di atas).
Situs ganda tanpa adanya spesifikasi sebagai primer.
a. Walaupun dinyatakan untuk hanya mempertimbangkan situs
yang ada pada Bagian I, kalau satu di antara situs umum
metastasis, selain paru-paru, dan situs atau jenis
morfologis lain disebutkan dimana saja pada sertifikat,
maka kodelah situs lain tersebut. Namun kalau suatu
neoplasma ganas pada jaringan limfatik, hematopoietik
atau yang berhubungan terdapat pada Bagian II, maka
hanya Bagian I saja yang hendaknya dipertimbangkan.
36. I (a) Kanker lambung
(b) Kanker hati
Kode neoplasma ganas lambung (C16.9). Walaupun urutannya
memberikan kesan bahwa hati adalah situs utama,
metastasis dari hati (yang sesungguhnya tempat umum
metastasis) ke lambung adalah kurang mungkin sehingga
2. Cholangiocarcinoma
3. Polycythemia vera
2.Cholangiocarcinoma
Look up cholangiocarcinoma in the Index (see Volume 3, page
96)
Cholangiocarcinoma -> (M8160/3)
- unspecified site -> C22.1
Note that even though a site for the cancer is not specified, the
morphological description indicates that the tumour is in
the intrahepatic bile ducts - check the code description in
Volume 1, page 193.
3.Polycythemia vera
Look up polycythemia in the Index (Volume 3, page 447)
Polycythemia (primary) (rubra) (vera) (M9950/1) -> D45.
Don't forget that the modifiers in parentheses after the lead
term are words that may or may not be part of the diagnosis
description without changing the assignment of the code.
10.Mycosis fungoides
Look up Mycosis in the Index (Volume 3, page 363)
Mycosis
- fungoides (M9700/3) -> C84.0.
Check the category description on page 217 of volume 1 - this
also indicates the morphology code to be used.
11.Myxoma of larynx
Look up myxoma in the Index, (Volume 3, page 366).
Myxoma -> (M8840/0) see also Neoplasm, connective tissue,
benign.
Refer to neoplasms in the Index, (Volume 3, page 376).
Neoplasm
-connective tissue
Note that there is no listing in connective tissue for the larynx.
There is a note at the beginning of the connective tissue
section stating that if there is no site code listed in the
connective tissue list then you should code to neoplasm of
that site. Therefore, we need to look under neoplasm,
larynx.
Neoplasm
-larynx - look under Benign column -> D14.1
15.Burkitts lymphoma
Look up lymphoma in the Index (Volume 3, page 340).
Lymphoma
- Burkitts -> (M9687/3) C83.7
Kategori asterisk:
D63* Anemia pada penyakit kronis c. e. (classified elsewhere)
D77* Kelainan darah atau organ pembentuk darah pada
penyakit c. e.
Anemia adalah penurunan jumlah eritrosit atau kadar
hemoglobin, akibat kehilangan darah, kurangnya pembentukan darah
(eritropoiesis), pemecahan darah (hemolisis) berlebihan, atau
kombinasinya. Pada dewasa, kadar eritrosit normal pria 5.4 0.8
juta/L dan wanita 4.8 0.6 juta/L: kadar hemoglobin normal pria 16
2 g/dL dan wanita 14 2 g/dL.
Anemia defisiensi eritropoiesis khas dengan perubahan ukuran
dan bentuk eritrosit. Anemia sel kecil (mikrositik) menunjukkan
gangguan sintesis heme atau globin (anemia defisiensi besi,
thalassemia dan cacad sintesis Hb lain, dan anemia pada penyakit
kronis). Anemia sel normal (normokromik dan normositik)
menunjukkan kurangnya pembentukan (hipoplasia atau hipoplastika).
Anemia dengan eritrosit besar (makrositik) menunjukkan cacad pada
sintesis DNA; yang biasanya disebabkan oleh kurangnya vitamin B12
atau asam folat, atau gangguan sintesis DNA oleh obat-obat
kemoterapi.
D56 Thalassaemia
Hemoglobinopathi adalah kelainan genetik molekul Hb.Molekul
Hb dewasa normal (Hb A) terdiri dari dua pasang rantai polipeptida
dan . Hb janin (Fetal Hb atau Hb F), tempat rantai (gamma)
menggantikan rantai , menurun perlahan dalam bulan-bulan pertama
kehidupan sampai <2% Hb total dewasa. Darah normal juga berisi
2,5% Hb A2 yang terdiri dari rantai dan (delta).
Hb abnormal diberi nama menurut abjad berdasarkan urutan
penemuannya (misalnya, A, B, C), walau pun yang pertama, sickle cell
Hb (Hb sel-sabit), disebut Hb S. Thalassemia adalah anemia mikrositik
yang khas dengan rusaknya sintesis Hb dan tidak efektifnya
eritropoiesis. Penyakit ini termasuk kelainan hemolitika yang paling
umum.
D56.0 Thalassaemia alpha
Kecuali: hydrops fetalis akibat penyakit hemolisis (P56.-)
D56.1 Thalassaemia beta
Cooley's anaemia
Thalassaemia intermedia, thalassemia major
D56.2 Thalassaemia delta-beta
D56.3 Thalassaemia trait
D56.4 Hereditary persistence of fetal haemoglobin [HPFH]
Hb fetus persisten herediter
D56.8 Thalassaemia lain
D56.9 Thalassaemia, tidak dijelaskan
Mediterranean anaemia (dengan haemoglobinopathy lain)
Thalassaemia (minor)(campuran)(dengan haemoglobinopathy
lain)
D74 Methaemoglobinaemia
D74.0 Methaemoglobinaemia kongenital
Defisiensi kongenital NADH-methaemoglobin reductase
Penyakit haemoglobin-M [Hb-M];
Methaemoglobinaemia, hereditary
D74.8 Methaemoglobinaemia lain
Methaemoglobinaemia didapat(dengan sulfhaemoglobinaemia)
Methaemoglobinaemia toksik
D74.9 Methaemoglobinaemia, tidak dijelaskan
D86 Sarkoidosis
D86.0 Sarkoidosis paru-paru
D86.1 Sarkoidosis kelenjar limfe
D86.2 Sarkoidosis paru-paru dengan sarkoidosis kelenjar limfe
D86.3 Sarkoidosis kulit
D86.8 Sarkoidosis pada situs lain dan situs gabungan
Iridocyclitis pada sarkoidosis (H22.1*)
Kelumpuhan Nn. Craniales ganda pada sarkoidosis (G53.2*)
E06 Tiroiditis
Kecuali:Tiroiditis pasca-persalinan (O90.5)
E20 Hipoparatiroidisme
E24Sindroma Cushing
Kelebihan kortikosteroid adrenal akibat tumor korteks adrenal,
atau kelebihan ACTH dari pituitary, tumor paru-paru (small
cell carcinoma), dan pemberian ACTH dari luar. Terapi
adrenalektomi menyebabkan kelenjar pituitary membesar,
ACTH dan -MSH (melanocyte-stimulating hormone)
meningkat, sehingga timbul hiperpigmentasi. sindroma
Nelson
E24.0 Penyakit Cushing yang tergantung pituitari
Overproduksi ACTH pituitari, hiperadrenokortisisme yang
tergantung pituitari
E24.1 Sindroma Nelson
E24.2 Sindroma Cushing akibat obat
E24.3 Sindroma ACTH ektopik
E24.4 Sindroma pseudo-Cushing akibat alkohol
E24.8 Sindroma Cushing lainnya
E24.9Sindroma Cushing yang tidak dijelaskan
E26 Hiperaldosteronism
E26.0Hiperaldosteronisme primer
Sindroma Conn, aldosteronisme primer akibat hiperplasia
adrenal (bilateral)
E26.1Hiperaldosteronisme sekunder
E26.8Hiperaldosteronisme lain
Sindroma Bartter
E26.9Hiperaldosteronisme yang tidak dijelaskan
Malnutrisi (E40-E46)
Derajat malnutrisi biasanya dinyatakan dalam standard
deviasi (SD) dari berat badan rata-rata populasi yang relevan.
Kalau ada hasil pengukuran sebelumnya, maka tidak naiknya
berat badan anak, atau turunnya berat badan anak dan
dewasa merupakan indikasi malnutrisi. Kalau hanya berat
badan saat itu yang tersedia, diagnosis didasarkan pada
probabilitas (perkiraan statistik) dan tidak bersifat definitif
tanpa uji klinis lain atau laboratorium lainnya. Kalau hasil
pengukuran berat badan tidak ada, bukti klinis harus menjadi
sandaran utama.
Malnutrisi berat adalah kalau berat badan 3 SD, malnutrisi
sedang kalau antara 2 SD - <3 SD, malnutrisi ringan kalau 1
SD - <2 SD di bawah rata-rata populasi.
Kecuali: anemia gizi (D50-D53), sekuel malnutrisi protein-enerji
(E64.0)
penyakit kurus (B22.2), gangguan penyerapan usus (K90.-),
kelaparan (T73.0)
E40 Kwashiorkor
Malnutrisi berat dengan edema dan dispigmentasi kulit dan rambut.
Defisiensi protein lebih menonjol daripada defisiensi enerji
Kecuali:marasmic kwashiorkor (E42)
E66 Obesity
Kecuali: adiposogenital dystrophy (E23.6), sindroma Prader-Willi
(Q87.1)
lipomatosis: NOS (E88.2), dolorosa [Dercum] (E88.2)
E66.0 Obesitas akibat kelebihan kalori
E66.1 Obesitas akibat obat
E66.2 Obesitas ekstrim dengan hipoventilasi alveoli
E66.8 Obesitas lain
E66.9 Obesity, tidak dijelaskan
E85 Amyloidosis
Kecuali: Penyakit Alzheimer (G30.-)
E85.0 Heredofamilial amyloidosis, jenis non-neuropathic
Demam Mediterran keturunan, nefropati amiloid keturunan
E85.1 Heredofamilial amyloidosis, jenis neuropathic
Polineuropati amiloid (Portuguese)
E85.2 Heredofamilial amyloidosis, tidak dijelaskan
E85.3 Systemic amyloidosis sekunder
Amiloidosis yang berhubungan dengan hemodialisis
E85.4 Organ-limited amyloidosis
Amiloidosis lokal
E85.8 Amyloidosis lainnya
E85.9 Amyloidosis, tidak dijelaskan
F20 Schizophrenia
Khas dengan distorsi pikiran dan persepsi, dan alam perasaan
yang tidak sesuai atau tumpul. Kesadaran dan kapasitas intelektual
biasanya baik walau pun defisit kognitif tertentu bisa muncul bersama
waktu. Fenomena psikopatologis yang paling penting adalah thought
echo (pikiran berulang); thought insertion or withdrawal (penyisipan
atau pembuangan bagian pikiran); thought broadcasting
(menyampaikan kemana-mana pikirannya); persepsi waham dan
waham kuasa; suka mempengaruhi atau pasif sama sekali; suara
halusinasi yang mengomentari atau membicarakan pasien; kelainan
pikiran dan gejala-gejala negatif.
Perjalanan skizofrenia bisa terus menerus, sewaktu-waktu
dengan defisit yang progresif atau stabil, atau satu-episode atau lebih
dengan remisi yang komplit atau tidak komplit. Diagnosis skizofrenia
F98 Kelainan tingkah laku dan emosi lain dengan awalnya anak
atau remaja
Kelompok kelainan heterogen yang memiliki onset di masa kanak-
kanak. Beberapa dari keadaan ini mewakili sindroma yang sudah jelas,
namun pada yang lain tidak lebih daripada kompleks gejala yang perlu
dimasukkan karena keseringannya dan hubungannya dengan masalah
psikososial, dan karena tidak bisa dimasukkan ke dalam sindroma lain.
F98.0 Enuresis non-organik
Khas dengan kencing di luar kesadaran baik siang atau malam,
tidak sesuai dengan usia mentalnya, dan tidak karena kurangnya
kontrol bladder akibat kelainan neurologis, serangan epilepsi, atau
kelainan struktur saluran kencing.
F98.1 Enkopresis nonorganis
F12.2
Trichotillomania ->F63.3
2. Psychogenic impotence
3. Korsakov's psychosis
Psychosis
-Korsakov's(alcoholic) F10.6
Dyslexia
-developmental F81.0
8. Panic attack
Disorder
-bipolar F31.9
Schizophrenia
Anxiety
Dementia
14. Dysthymia
Retardation
- mental
Reaction
- stress
- due to
Delirium
Disorder
Syncope
Example:
F12.2
a cannabinoid
CODING EXERCISES
1. Trichotillomania
2. Psychogenic impotence
3. Korsakov's psychosis
14. Dysthymia
1.Trichotillomania
Trichotillomania ->F63.3
2.Psychogenic impotence
Psychosis
-Korsakov's(alcoholic) F10.6
If you refer to page 323 of the Tabular List for F10, you
will see a note telling you to look at pages 321-323 for
a fourth character subdivision. However when we have
already been given a fourth character by the Index. We
should still confirm that the .6 is the correct code to
use. By reading the notes under .6 (Volume 1, page
322) we can see Korsakov's psychosis listed there.
Therefore the correct code is F10.6.
Dyslexia
-developmentalF81.0
8.Panic attack
Disorder
-bipolar F31.9
10.Paranoid schizophrenia
Schizophrenia
11.Anxiety state
Anxiety
Dementia
13.Hypomanic episode
14.Dysthymia
Retardation
- mental
Reaction
- stress
17.Heroin dependence
Dependence
- due to
Delirium
19.Paranoid delusions
Disorder
20.Psychogenic syncope
Syncope
Contoh:
G43 Migraine
Kecuali: sakit kepala NOS (R51)
G43.0 Migrain tanpa aura [common migraine]
G43.1 Migrain dengan aura [classical migraine]
Migrain aura tanpa sakit kepala, basilaris, ekivale, hemiplegik
familial
Migrain dengan aura onset dini, aura memanjang, aura khas
G43.2 Status migrain
G43.3 Migrain dengan komplikasi
G43.8 Migrain lain
Migrain ophthalmoplegik, migrain retina
G43.9 Migraine, tidak dijelaskan
G81 Hemiplegia
Kategori ini digunakan untuk kode utama kalau hemiplegia
dilaporkan tanpa penjelasan lebih lanjut, atau dinyatakan sebagai telah
lama tapi penyebab tidak dijelaskan. Kategori ini juga digunakan pada
pengkodean ganda untuk identifikasi jenis-jenis hemiplegia.
Kecuali: cerebral palsy kongenital (G80.-)
G81.0 Flaccid hemiplegia [layu]
G81.1 Spastic hemiplegia [kaku]
G81.9 Hemiplegia, tidak dijelaskan
G91 Hydrocephalus
Termasuk hidrosefalus didapat
Kecuali: hidrosefalus: kongenital (Q03.-), akibat toxoplasmosis
kongenital (P37.1)
G91.0 Hidrosefalus komunikans
G91.1 Hidrosefalus obstruktif
G91.2 Hidrosefalus dengan tekanan normal
G91.3 Hidrosefalus pasca trauma, tidak dijelaskan
G91.8 Hidrosefalus lain
G91.9 Hidrosefalus, tidak dijelaskan
H16 Keratitis
H16.0 Ulkus kornea
Ulkus kornea, NOS, sentral, marginal, perforata, cincin, dengan
hypopyon
Ulkus Mooren
H16.1 Keratitis superfisialis lain tanpa konjungtivitis
Keratitis: areolaris, filamenter, nummularis, stellata, striata,
punktata superficialis
Photokeratitis, snow blindness
H16.2 Keratoconjunctivitis radang kornea dan konjungtiva
Keratoconjunctivitis: NOS, exposure, neurotrofika, phlyctenularis
Keratitis superfisialis lain dengan konjungtivitis, ophthalmia
nodosa,
H16.3 Keratitis interstitialis dan profunda
H16.4 Neovascularisasi kornea
Ghost vessels (kornea), pannus (kornea)
H16.8 Keratitis lain
H16.9 Keratitis, tidak dijelaskan
H20 Iridosiklitis
H20.0 Iridosiklitis akut dan subakut
Uveitis anterior, siklitis, atau iritis, yang akut, rekurens atau
subakut
Glaukoma (H40-H42)
H40 Glaukoma
Kecuali: glaukoma absolut (H44.5), traumatika akibat cedera lahir
(P15.3), kongenital (Q15.0)
H40.0 Glaukoma suspect [tersangka glaukoma]
Hipertensi okuli
H40.1 Primary open-angle glaukoma
Glaukoma (primer)(residual stage): kapsularis dengan
pseudoexfoliasi lensa, pigment, chronic simple, tekanan rendah
H40.2 Primary angle-closure glaukoma
Angle-closure glaukoma (primary)(residual stage):: akut, kronis,
intermittent
H40.3 Glaukoma akibat trauma mata
H40.4 Glaukoma akibat peradangan mata
H40.5 Glaukoma akibat kelainan-kelainan mata lainnya
H40.6 Glaukoma akibat obat-obatan
H40.8 Glaukoma lainnya
H40.9 Glaukoma, tidak dijelaskan
H45* Kelainan korpus vitreous dan bola mata pada penyakit c.e.
H45.0*Perdarahan vitreous pada penyakit c.e.
H45.1* Endophthalmitis pada penyakit c.e.
Endophthalmitis pada:
cysticercosis (B69.1), onchocerciasis (B73), toxocariasis
(B83.0)
H45.8* Kelainan-kelainan lain korpus vitreous dan bola mata
pada penyakit c.e
Catatan:
Istilah gangguan penglihatan pada kategori H54 mencakup
kategori 0 untuk gangguan penglihatan ringan atau tidak terdapat,
kategori 1 untuk gangguan penglihatan sedang, kategori 2 untuk
gangguan penglihatan berat, kategori-kategori 3, 4, dan 5 utnuk
kebutaan dan kategori 9 untuk gangguan penglihatan yang lain. Istilah
low vision (rabun) yang terdapat pada revisi sebelum ini telah
diganti dengan kategori 1 dan 2 untuk mencegah keraguan pada
orang-orang yang memerlukan asuhan penglihatan rendah.
I42 Kardiomiopati
Kardiomiopati adalah kerusakan akut miokardium, yang
penyebabnya bukan penyakit katup, pembuluh darah, sistem konduksi,
a. koronaria, atau cacad perkembangan. Jenis dilatasi atau hipertrofi
ventrikel disebabkan oleh kesulitan memompakan darah, dan jenis
restriktif adalah kurangnya pengembangan ventrikel dibandingkan
pengisian darah waktu diastolik.
Sindroma long QT
Kecuali: pemanjangan interval QT (R94.3)
I45.9 Kelainan konduksi, tak dijelaskan
Blok jantung NOS
Sindroma Stokes-Adams
Kecuali: mempersulit:
- abortus atau hamil mola atau ektopik (O00-O07, O08.8)
- bedah dan prosedur obstetri (O75.4)
syok kardiogenik (R57.0)
I46.0 Cardiac arrest dengan resusitasi berhasil
I46.1 Sudden cardiac death; begitu dituliskan
Kecuali: mati mendadak NOS (R96.-)
mati mendadak dengan:
- infark miokardium (I21-I22), kelainan konduksi (I44-I45)
I46.9 Cardiac arrest, tak dijelaskan
Kecuali: mempersulit:
- abortus atau hamil mola atau ektopik (O00-O07, O08.8)
- bedah dan prosedur obstetri (O75.4)
takikardia: NOS (R00.0), sinoaurikuler (R00.0), sinus NOS
(R00.0)
I47.0 Aritmia ventrikel re-entri
I47.1 Takikardia supraventrikel
Takikardia paroksismal:
- atrium
- atrioventrikel (AV)
I51.7 Kardiomegali
Dilatasi jantung,
Hipertrofi jantung,
Dilatasi ventrikel
I51.8 Penyakit jantung lain yang tidak jelas
Karditis (akut)(kronik)
Pankarditis (akut)(kronik)
I51.9 Penyakit jantung, tak dijelaskan
I84 Haemoroid
Termasuk: piles
varises vena anus dan rektum
Kecuali: mempersulit: kehamilan (O22.4), melahirkan dan nifas (O87.2)
I84.0 Haemoroid internal dengan trombosis
I84.1 Haemoroid internal dengan komplikasi lain
Haemoroid internal dengan:
- perdarahan, prolaps, strangulata, ulserasi
I84.2 Haemoroid internal tanpa komplikasi
Haemoroid internal NOS
I84.3 Haemoroid external dengan trombosis
Trombosis perianus
Hematoma perianus (nontraumatika)
I84.4 Haemoroid external dengan komplikasi lain
Haemoroid external dengan:
- perdarahan. prolaps, strangulata, ulserasi
I84.5 Haemoroid external tanpa komplikasi
Haemoroid external NOS
I84.6 Tonjolan kulit (skin tags) sisa haemoroid
Kecuali:
Penyakit infeksi dan parasit tertentu (A00-B99)
Neoplasma (C00-D48)
Penyakit endokrin, nutrisi dan metabolisme (E00-E90)
Komplikasi kehamilan, melahirkan dan puerperium (O00-O99)
Keadaan tertentu yang berawal dari masa perinatal (P00-P96)
Kelainan kongenital dan kromosom (Q00-Q99)
Gejala, tanda, dan penemuan klinis/lab abnormal (R00-R99)
Cedera, keracunan dan akibat faktor luar lainnya (S00-T98)
J04.0Laryngitis akut
Laringitis (akut): NOS, edematosa, subglottis, supuratif, ulseratif
Kecuali: laringitis kronik (J37.0)
laringitis influenza, virus: diidentifikasi (J09, J10.1), tak
diidentifikasi (J11.1)
J04.1Trakheitis akut
Trakheitis (akut): NOS, kataralis
Kecuali: trakheitis kronik (J42)
J04.2Laryngotrakheitis akut
Laryngotrakheitis NOS;
Trakheitis (akut) dengan laringitis (akut)
Kecuali: laringotrakheitis kronik (J37.1)
J16.0Pneumonia khlamidia
J16.8Penumonia akibat organisme menular lainnya yang
dijelaskan
J43 Emfisema
Kecuali: emfisema dengan bronkhitis kronik (obstruktif) (J44.-)
bronkhitis emfisematosa (obstruktif) (J44.-)
emfisema akibat inhalasi zat kimia, gas, asap atau uap (J68.4)
emfisema: interstitialis (J98.2), mediastinum (J98.2),
kompensasi (J98.3)
emfisema subkutis traumatika (T79.7), surgical (subkutis)
(T81.8)
emfisema interstitialis neonatus (P25.0)
J43.0Sindroma MacLeod
Emfisema unilateral, transparensi paru-paru unilateral
J43.1Emfisema panlobular
Emfisema panasinus
J43.2Emfisema sentrilobularis
J43.8Emfisema lain
J43.9Emfisema, tidak dijelaskan
Emphysema (paru-paru): NOS, bullosa, vesicularis
Emphysematous bleb
J45 Asthma
Kecuali: bronkitis asmatika (obstruktif) kronis (J44.-), asma obstruktif
kronis (J44.-)
asma berat akut (J46), status asmatikus (J46)
penyakit paru-paru akibat agen luar (J60-J70), asma
eosinifilika (J82)
J45.0Asma dengan alergi menonjol
Bronkitis alergika NOS, rhinitis alergika dengan asma
Asma atopik, asma alergika ekstrinsik, hay fever dengan asma
J45.1Asma non-allergi
Asma idiosinkratik, asma intrinsik non-alergika
J45.8Asma campuran
Kombinasi kondisi-kondisi pada J45.0 dan J45.1
J45.9Asma, tidak dijelaskan
Bronkitis asmatika NOS, late onset asthma
J47 Bronchiectasis
Bronchiolectasis
Kecuali: bronkiektasia dengan TB (saat ini) (A15-A16), bronkiektasia
kongenital (Q33.4)
J86 Pyothorax
J93 Pneumothorax
Exerdses
1 . This twenty-three year old male was admitted as a d~iv only
adinission for septoplasty and bilateral turbinectomies due
to nasal obstruction. Diagnoses:
Procedures:
1 0-AM Exercise Workbook 1CD-1 0-AM Exercise Workbook 25
K06 Kelainan lain pada gingiva dan puncak alveolus tanpa gigi
(edentulous)
Kecuali: Atrofi puncak alveolus edentulous (K08.2) [gusi edentulous]
Gingivitis: akut (K05.0), NOS (K05.1), kronik (K05.1)
K06.0 Resesi gingiva
Resesi gingiva (umum) (lokal) (pasca infeksi) (pasca bedah)
K06.1 Pembesaran gingiva
Fibromatosis gingiva
K06.2 Lesi gingiva dan edentulous alveolar ridge akibat trauma
Hiperplasia iritatif puncak edentulus (hiperplasia karena gigi
palsu)
Gunakan kode bab dari XX untuk identifikasi penyebab eksternal.
K06.8 Kelainan lain yang dijelaskan pada gingiva dan
edentulous alveolar ridge
Epulis fibrosa, epulis giant cells, flabby ridge [epulis = bengkak
kecil pada rahang]
Granuloma sel raksasa perifer, granuloma piogenik gusi
K06.9 Kelainan pada gingiva dan gusi edentulus, tidak
dijelaskan
K20 Esofagitis
Abses esofagus; esofagitis: NOS, zat kimia, peptik
Kecuali: esofagitis reflux (K21.0), dengan gastroesophageal reflux
disease (GERD) (K21.0)
erosi esofagus (K22.1),
Ruptur esofagus
Kecuali: perforasi traumatika esofagus (torakalis) (S27.8)
K22.4 Diskinesia esofagus
Esofagus corkscrew (pembuka sumbat botol), spasme (diffus)
esofagus
Kecuali: kardiospasme (K22.0)
K22.5 Divertikulum esofagus, didapat
Esophageal pouch [kantong esofagus]
Kecuali: divertikulum esofagus (kongenital) (Q39.6)
K22.6 Sindroma laserasi-perdarahan gastro-esofagus:
Sindroma Mallory-Weiss
K22.7 Esophagus Barrett
Penyakit Barrett, sindroma Barrett
Kecuali: Ulkus Barrett (K22.1)
K22.8 Penyakit esofagus lain yang dijelaskan:
Perdarahan esofagus NOS
K22.9 Penyakit esofagus, tidak dijelaskan
K30 Dyspepsia
Indigestion
Kecuali: Dispepsia nervosa, neurotik atau psikogenik (F45.3);
heartburn (R12)
Hernia (K40-K46)
Note: Hernia obstruksi dengan gangren yang diklasifikasikan pada
hernia dengan gangren.
Termasuk: Hernia: didapat, rekurens, kongenital (kecuali hernia
diafragma atau hiatus)
K81 Kholesistitis
Kecuali: Dengan kholelitiasis (K80.-)
K81.0 Kholesistitis akut
Angiokholesistitis, gallbladder dengan: abses, empyema, atau
gangren: tanpa batu
Kholesistitis: emfisematosa (akut), gangrenosa, supuratif: tanpa
batu
K81.1 Kholesistitis kronik
K81.8 Kholesistitis lain
K81.9 Kholesistitis, tidak dijelaskan
K83.0 Cholangitis
Cholangitis: NOS, asendens, primer, sekunder, rekuren,
Cholangitis (yang membentuk): sklerosis, stenosis, suppuratif
Kecuali: kholangitis destruktif nonsuppuratif kronik (K74.3)
abses hati kholangitik (K75.0)
kholangitis dengan kholedokholitiasis (K80.3-K80.4)
K83.1 Obstruksi saluran empedu
Oklusi, stenosis, atau striktura: pada saluran empedu tanpa batu
Kecuali: dengan kholelithiasis (K80.-)
K83.2 Perforasi saluran empedu
Ruptura saluran empedu
K83.3 Fistula saluran empedu
Fistula kholedokhoduodenalis
K83.4 Spasme sfingter Oddi
K83.5 Kista biliaris
K83.8 Penyakit saluran empedu lainnya yang dijelaskan
Saluran empedu dengan: adhesi, atrofi, hipertrofi, atau ulkus
K83.9 Penyakit saluran empedu, tidak dijelaskan
L01 Impetigo
Kecuali: pemphigus neonatorum (L00)
impetigo herpetiformis (L40.1)
L01.0 Impetigo [any organism] [any site]
Impetigo Bockhart
L01.1 Impetiginisasi pada dermatosis lain
L03 Sellulitis
Sellulitis adalah radang akut terlokalisir pada kulit,. yang
menjadi merah, panas dan sembab, dan sering diikuti radang kelenjar
limfe di dekatnya. Kode pada kategori ini sering digunakan bersama
kode lain. Pada sellulitis akibat terbukanya kulit, luka atau ulkus
adalah kondisi utama, dan sellulitis sebagai kode tambahan. Kalau
pasien datang untuk pengobatan sellulitis tanpa pengobatan luka atau
ulkus, sellulitis menjadi diagnosis utama.
Kategori ini juga melibatkan limfangitis akut, tapi kalau terdapat
limfadenitis maka kode dari L04 (Limfadenitis akut) perlu pula
ditambahkan. Banyak situs spesifik yang dikecualikan dari kategori ini
dan dikode pada bab yang berhubungan dengan situs. Misalnya
sellulitis anus dikode pada bab pencernaan, dan sellulitis kelopak pada
bab mata. Catatan pengecualian hendaknya dibaca dengan hati-hati.
Perhatikan perbedaan antara sellulitis orbita dan periorbita.
Sellulitis orbita lebih serius karena resiko penyebaran radang ke mata
dan rongga intrakranium. Pastikan diagnosis ini dengan dokter untuk
menjamin kode yang semestinya. Selluitis orbita diberi kode H05.0
(radang akut orbita), dan sellulitis periorbita L03.2 (sellulitis muka)
dengan kode tambahan H00.0 (hordeolum dan radang dalam lain pada
kelopak) untuk keterlibatan kelopak.
Termasuk: limfangitis akut
Kecuali: sellulitis pada:
- kelopak (H00.0)
- apparatus lakrimalis (H04.3),
- liang telinga luar (H60.1)
- hidung (J34.0)
- mulut (K12.2),
- anus dan rektum (K61.-)
- organ genital eksternal pria (N48.2, N49.-)
- organ genital eksternal wanita (N76.4)
limfangitis (kronik)(subakut) (I89.1)
dermatosis neutrofilik febrilis [Sweet] (L98.2)
selulitis eosinofilik [Wells] (L98.3)
L03.0 Sellulitis jari tangan dan kaki
Infeksi kuku, onikhia, paronikhia, perionikhia
L03.1 Sellulitis bagian lain anggota
Axilla, panggul, bahu
L03.2 Sellulitis muka
L03.3 Sellulitis badan
Dinding abdomen
Punggung [semua bagian, selain panggul]
Dinding thoraks
Groin [lipat paha, inguinal]
Perineum [daerah antara urethra dan anus]
Umbilikus
Kecuali: omphalitis neonatus (P38)
L03.8 Sellulitis tempat lain
Kepala [semua bagian selain muka]
Kulit kepala [scalp]
L03.9 Cellulitis, tak dijelaskan
L10 Pemfigus
[blister-blister besar timbul di dalam kulit]
Kecuali: pemfigus neonatorum (L00)
L10.0 Pemfigus vulgaris
L10.1 Pemfigus vegetans
L10.2 Pemfigus foliaseus
L10.3 Pemfigus Brazil [fogo selvagem]
L10.4 Pemfigus erythematosus
Senear-Usher syndrome
L10.5 Pemfigus akibat obat
L12 Pemfigoid
Kecuali: impetigo herpetiformis (L40.1)
herpes gestationis (O26.4)
L12.0 Pemfigoid bullosa
L12.1 Pemfigoid sikatriks
Pemfigoid jinak membran mukosa
L12.2 Penyakit bulla kronis kanak-kanak
Sermatitis herpetiformis remaja
L12.3 Epidermolisis bullosa didapat
Kecuali: epidermolisis bullosa (kongenital) (Q81.-)
L12.8 Pemfigoid lain
L12.9 Pemfigoid, tak dijelaskan
Catatan: Pada blok ini istilah dermatitis dan eczema digunakan dengan
arti yang sama.
Kecuali: Penyakit granulomatosa kronik (kanak-kanak) (D71)
Dermatitis:
- stasis (I83.1-I83.2)
- herpetiformis (L13.0)
- perioral (L71.0)
- kulit kering (L85.3)
- gangrenosa (L88)
- faktisia (L98.1)
Kelainan kulit dan jaringan subkutis akibat radiasi (L55-L59)
L29 Pruritus
Kecuali: exkoriasi neurotik (L98.1), pruritus psikogenik (F45.8)
L41 Parapsoriasis
Kecuali: poikiloderma vasculare atrophicans (L94.5)
L41.0 Pityriasis lichenoides et varioliformis acuta
Ppenyakit Mucha-Habermann
L50 Urtikaria
Kecuali: angio-edema herediter (E84.1)
dermatitis kontak allergika (L23.-)
urtikaria:
- papulosa (L28.2)
- solaris (L56.3)
- neonatorum (P83.8),
- pigmentosa (Q82.2)
- giant (T78.3)
- serum (T80.6)
edema angioneurotik (T78.3)
edema Quincke (T78.3)
L50.0 Urtikaria allergika
L50.1 Urtikaria idiopatik
L50.2 Urtikaria akibat dingin dan panas
L50.3 Urtikaria dermatografik
L50.4 Urtikaria getaran [vibratory]
L50.5 Urtikaria kolinergik
L50.6 Urtikaria kontak
L50.8 Urtikaria lain
Urtikaria:
- kronik
- periodik rekuren
L50.9 Urtikaria, tak dijelaskan
L58 Radiodermatitis
L58.0 Radiodermatitis akut
L58.1 Radiodermatitis kronis
L58.9 Radiodermatitis, tak dijelaskan
L68 Hipertrikosis
Termasuk: rambut berlebihan
Kecuali: hipertrikosis kongenital (Q84.2)
L71 Rosasea
[radang kronis pada muka]
L71.0 Dermatitis perioral
Gunakan kode penyebab eksternal (Bab XX), kalau perlu, untuk
identifikasi obat.
L71.1 Rhinophyma
L71.8 Rosacea lainnya
L71.9 Rosacea, tak dijelaskan
- panniculitis
Exkoriasi neurotik
L98.2 Dermatosis neutrofilik febrilis [Sweet]
L98.3 Sellulitis eosinofilik [Wells]
L98.4 Ulkus kronis kulit, not elsewhere classified
Ulkus kulit NOS
Ulkus kronis kulit NOS
Ulkus tropis NOS
Kecuali: infeksi spesifik yang diklasifikasikan pada A00-B99
varicose ulcer (I83.0, I83.2)
infeksi kulit (L00-L08)
ulkus dekubitus [tekanan] dan area tekanan (L89.-)
ulkus anggota bawah NEC (L97)
gangrene (R02)
L98.5 Musinosis kulit
Musinosis terfokus
Lichen myxoedematosus
Kecuali: musinosis terfokus pada oral (K13.7)
myxoedema (E03.9)
L98.6 Kelainan infiltratif lain pada kulit dan jaringan subkutis
Kecuali: hyalinosis cutis et mucosae (E78.8)
L98.8 Kelainan lain yang dijelaskan pada kulit dan jaringan
subkutis
L98.9 Kelainan kulit dan jaringan subkutis, tak dijelaskan
jari kaki
sendi tumit
sendi-sendi lain di kaki
8. Lain-lain:
kepala
tengkorak
leher
batang tubuh
iga
kolom vertebra
9. Situs tak dijelaskan
Arthropathy (M00-M25)
Kelainan yang terutama mengganggu sendi-sendi perifer (anggota).
M10 Gout
[Lihat kode situs pada awal bab ini]
M10.0 Gout idiopatik
Bursitis gout
Gout primer
Tophus garam urat pada jantung (I43.8*)
M10.1 Gout akibat timah hitam (Pb, lead)
M10.2 Gout akibat obat
Gunakan kode penyebab eksternal (Bab XX), kalau perlu, untuk
identifikasi obat.
M10.3 Gout akibat kerusakan fungsi ginjal
M10.4 Gout sekunder lainnya
M10.9 Gout, tak dijelaskan
Arthrosis (M15-M19)
Catatan: Pada blok ini istilah osteoarthritis digunakan sebagai sinonim
arthrosis atau osteoarthrosis. Istilah primer digunakan sesuai
dengan arti klinis yaitu tidak ditemukan kondisi dasar yang
menyebabkan timbulnya penyakit ini
Kecuali: osteoarthritis vertebra (M47.-)
M15 Poliarthrosis
Termasuk: arthrosis dengan disebutkan lebih dari satu situs
Kecuali: keterlibatan sendi tunggal yang bilateral (M16-M19)
M15.0 (Osteo)arthrosis generalisata primer
M15.1 Nodus Heberden (dengan arthropati)
M15.2 Nodus Bouchard (dengan arthropati)
lutut (M23.5-M23.8)
M24.3 Dislokasi dan subluksasi patologis sendi, not elsewhere
classified
Kecuali: rekuren (M24.4)
dislokasi atau pergeseran sendi kongenital - lihat
malformasi dan deformasi kongenital sistem
muskuloskeleton (Q65-Q79)
dislokasi atau pergeseran sendi pada cedera
sekarang - lihat cedera sendi dan ligamen menurut regio
tubuh
M24.4 Dislokasi dan subluksasi rekurens sendi
Kecuali: patella (M22.0-M22.1)
subluksasi vertebral (M43.3-M43.5)
M24.5 Kontraktur sendi
Kecuali: deformitas didapat pada anggota (M20-M21)
kontraktur (pelapis) tendon tanpa kontraktur sendi
(M67.1)
kontraktur Dupuytren (M72.0)
M24.6 Ankylosis sendi
Kecuali: kekakuan sendi tanpa ankylosis (M25.6)
ankylosis spina (M43.2)
M24.7 Protrusio acetabuli
M24.8 Kerusakan sendi spesifik lain, not elsewhere classified
Irritable hip
Kecuali: yang melibatkan sindroma band iliotibialis (M76.3)
M24.9 Kerusakan sendi, tak dijelaskan
M33 Dermatopolimiositis
M33.0 Dermatomyositis remaja
M33.1 Dermatomiositis lainnya
M33.2 Polimiositis
M33.9 Dermatopolimiositis, tak dijelaskan
Dorsopati (M40-M54)
Subklasifikasi tambahan untuk menunjukkan situs penyakit
berikut ini disediakan untuk pilihan pemakaian pada kategori
yang sesuai di dalam blok dorsopati, kecuali M50 dan M51.
Lihat juga catatan di awal bab ini
0 Situs ganda pada vertebra
1 Regio oksipito-atlanto-axial
2 Regio servikalis
3 Regio servikotoraks
4 Regio toraks
5 Regio torakolumbalis
6 Regio lumbalis
7 Regio lumbosakrum
8 Regio sakrum dan sakrokoksigis
9 Situs tak dijelaskan
M41 Scoliosis
[Skoliosis: kurvatura vertebra mengarah ke samping]
[Lihat kode situs sebelum M40]
Termasuk: kiposkoliosis
Kecuali: skoliosis kongenital:
- NOS (Q67.5),
- postural (Q67.5),
- akibat malformasi tulang (Q76.3)
penyakit jantung kiposkoliosis (I27.1)
pasca-prosedur (M96.-)
M41.0 Skoliosis idiopatik infantil
M41.1 Skoliosis idiopatik remaja
Skoliosis remaja
M41.2 Skoliosis idiopatik lain
M41.3 Skoliosis torakogenik
M41.4 Skoliosis neuromuskuler
Skoliosis akibat cerebral palsy, ataxia Friedreich, poliomyelitis,
dan kelainan neuromuskuler lain.
M41.5 Skoliosis sekunder lain
M41.8 Bentuk-bentuk lain skoliosis
M41.9 Skoliosis, tak dijelaskan
Spondilopathi (M45-M49)
M45 Ankylosing spondylitis
[Lihat kode situs sebelum M40]
Arthritis rheumatoid vertebra
Kecuali: arthropati pada penyakit Reiter (M02.3)
spondylitis (ankylosing) remaja (M08.1)
penyakit Behet (M35.2)
M47 Spondylosis
[Lihat kode situs sebelum M40]
[Kaku spina dan degenerasi diskus intevertebra, dengan osteoarthritis
(sering pada orang tua)]
Termasuk: arthrosis atau osteoarthritis spina
degenerasi pertemuan sendi
M47.0Sindroma kompresi arteri spinalis anterior dan arteri
vertebralis (G99.2*)
M54 Dorsalgia
Kecuali: dorsalgia psikogenik (F45.4)
M54.1 Radikulopati
Neuritis atau radiculitis:
- brakialis NOS
- lumbalis NOS
- lumbosakralis NOS
- torakalis NOS
Radikulitis NOS
Kecuali: neuralgia dan neuritis NOS (M79.2)
radikulopati dengan:
- spondylosis (M47.2)
- kelainan diskus servikalis (M50.1)
- kelainan diskus lumbalis dan intervertebralis lain
(M51.1)
M54.2 Servikalgia
Kecuali: servikalgia akibat kelainan diskus servikalis
intervertebralis (M50.-)
M54.3 Sciatica
Kecuali: lesi sciatic nerve (G57.0)
sciatica akibat kelainan diskus intervertebralis
(M51.1)
sciatica dengan lumbago (M54.4)
M54.4 Lumbago dengan sciatica
Kecuali: akibat kelainan diskus intervertebralis (M51.1)
M54.5 Low back pain
Loin pain
Low back strain
Lumbago NOS
Kecuali: lumbago akibat pergeseran diskus intervetebralis
(M51.2),
lumbago dengan sciatica (M54.4)
M54.6 Nyeri vertebra torakalis
Kecuali: nyeri akibat kelainan diskus intervetebralis (M51.-)
M54.8 Dorsalgia lainnya
M54.9 Dorsalgia, tak dijelaskan
Backache [sakit punggung] NOS
- amyloidosis (E85.-),
- arthritis rheumatoid (M05.3)
- polyarteritis nodosa (M30.0)
- systemic lupus erythematosus (M32.-),
- scleroderma (M34.-)
- sindroma Sjgren's (M35.0)
M60 Miositis
[Lihat kode situs pada awal bab ini]
M60.0 Miositis infektif
Piomiositis tropis
Gunakan kode tambahan (B95-B97), kalau perlu, untuk
identifikasi agen infeksi
M60.1 Miositis interstitialis
M60.2 Granuloma benda asing jaringan lunak, not elsewhere
classified
Kecuali: granuloma benda asing di kulit dan jaringan subkutis
(L92.3)
M60.8 Miositis lain
M60.9 Miositis, tak dijelaskan
M86 Osteomielitis
[Lihat kode situs pada awal bab ini]
Kecuali: osteomielitis (pada):
- akibat salmonella (A01-A02)
- rahang (K10.2)
- vertebra (M46.2)
M86.0 Osteomielitis hematogen akut
M86.1 Osteomielitis akut lainnya
M86.2 Osteomielitis subakut
M86.3 Osteomielitis multifokus kronik
M86.4 Osteomielitis kronik dengan draining sinus
M86.5 Osteomielitis hematogen kronik lainnya
M86.6 Osteomielitis kronik lainnya
M86.8 Osteomielitis lain
Abses Brodie
M86.9 Osteomielitis, tak dijelaskan
Infeksi tulang NOS
Periostitis tanpa disebutkan osteomyelitis
M87 Osteonekrosis
[Lihat kode situs pada awal bab ini]
Termasuk: nekrosis avaskuler tulang
Kecuali: osteokondropati (M91-M93)
M87.0 Nekrosis aseptik idiopatik tulang
M87.1 Osteonekrosis akibat obat
Gunakan kode penyebab eksternal (Bab XX), kalau perlu, untuk
identifikasi obat
M87.2 Osteonekrosis akibat trauma sebelumnya
M87.3 Osteonekrosis sekunder lain
M87.8 Osteonekrosis lain
M87.9 Osteonekrosis, tak dijelaskan
Kondropati (M91-M94)
Kecuali: Kondropati pasca-prosedur (M96.-)
Urolitiasis (N20-N23)
N20 Kalkulus ginjal dan ureter
Kecuali dengan hidronefrosis (N13.2)
N20.0 Kalkulus ginjal
Nefrolithiasis NOS, kalkulus atau batu ginjal, kalkulus staghorn,
batu dalam ginjal
N20.1 Kalkulus ureter
N20.2 Kalkulus ginjal dengan kalkulus ureter
N20.9 Kalkulus urin, tidak dijelaskan
Pielonefritis kalkulus
N21 Kalkulus saluran urin bawah
Termasuk dengan cystitis dan urethritis
N21.0 Kalkulus kandung kemih
Kalkulus pada divertikulum bladder, batu kandung kemih
Kecuali staghorn calculus (N20.0)
N21.1 Kalkulus di uretra
N21.8 Kalkulus saluran urin bawah lainnya
N21.9 Kalkulus saluran urin bawah, tidak dijelaskan
N22* Kalkulus saluran kemih pada penyakit c.e.
N22.0* Kalkulus urin pada schistosomiasis [bilharziasis] (B65.-)
N22.8* Kalkulus saluran urin pada penyakit lain c.e.
N23 Kolik ginjal yang tidak dijelaskan
Karbunkulus mammae
Mastitis (akut)(subakut)(nonpuerperal): NOS,. infektif
Kecuali mastitis infektif neonatus (P39.0)
Hipomenorrhoea NOS
N92 Menstruation berlebihan, sering, dan tidak teratur
Kecuali perdarahan pasca-menopause (N95.0)
N92.0 Menstruation berlebihan dan sering dengan siklus teratur
Mens berat NOS, menorrhagia NOS, polymenorrhoea
N92.1 Menstruation berlebihan dan sering dengan siklus tidak
teratur
Perdarahan inter-menstruasi tidak teratur
Interval singkat dan tidak teratur antara perdarahan menstruasi
Menometrorrhagia, metrorrhagia
N92.2 Menstruation berlebihan ketika pubertas
Perdarahan berlebihan yang berhubungan dengan dimulainya
periode menstruasi
Penorrhagia pubertas, perdarahan pubertas
N92.3 Perdarahan ovulasi
Perdarahan inter-menstruasi yang teratur
N92.4 Perdarahan berlebihan pada periode pre-menopause
Menorrhagia atau metrorrhagia:
climacteric, preclimacteric, menopausal, premenopausal
N92.5 Menstruasi tidak teratur lain yang dijelaskan
N92.6 Menstruasi tidak teratur, tidak dijelaskan
Perdarahan tak teratur NOS, periode tak teratur NOS
Kecuali menstruasi tidak teratur dengan:
. interval memanjang atau perdarahan sedikit (N91.3-
N91.5)
. interval memendek atau perdarahan berlebihan (N92.1)
N93 Perdarahan abnormal lain pada uterus dan vagina
Kecuali perdarahan vagina neonatus (P54.6), pseudomenstruasi
(P54.6)
N93.0 Perdarahan pasca-coitus dan kontak
N93.8 Perdarahan abnormal lain yang dijelaskan pada uterus dan
vagina
Perdarahan disfungsional atau fungsional pada uterus dan vagina
NOS
N93.9 Perdarahan abnormal pada uterus dan vagina, tidak
dijelaskan
N94 Nyeri dan kondisi lain pada organ genital wanita dan siklus
menstruasi
N94.0 Mittelschmerz [nyeri abdomen bawah ketika ovulasi]
N94.1 Dyspareunia [hubungan seksual menyakitkan atau sulit pada
wanita]
Kecuali dispareunia psikogenik (F52.6)
N94.2 Vaginismus [kontraksi vagina menyakitkan, menyulitkan
hubungan seksual]
Kecuali vaginismus psikogenik (F52.5)
N94.3 Premenstrual tension syndrome [sindroma ketegangan
menjelang menstruasi]
N94.4 Dismenorrhoea primer
Contoh 19
Kondisi utama : Ruptura kehamilan tuba dengan syok.
Spesialisasi: Ginekologi.
Kode : Kehamilan tuba yang ruptur (O00.1) sebagai KU.
Untuk kode tambahan bisa dipakai O08.3 (syok setelah
abortus, kehamilan ektopik dan mola).
Contoh 20
Kondisi utama : Abortus inkomplit dengan rahim tembus.
Spesialisasi : Ginekologi.
Kode : Abortus tidak komplit dengan komplikasi lain atau
tidak dijelaskan (O06.3) sebagai KU. Sebagai kode
tambahan dipilih O08.6 (kerusakan organ dan jaringan
pelvis setelah abortus, kehamilan ektopik dan mola).
Contoh 21
KU : Disseminated intravascular coagulation setelah abortus di
tempat lain.
Spesialisasi : Ginekologi.
Kode : Perdarahan terlambat dan berlebihan setelah abortus
dan kehamilan ektopik dan mola (O08.1) sebagai KU.
Kode lain tidak perlu karena abortus dilakukan pada
episode perawatan yang berbeda.
Abortus umumnya didefiniskan sebagai kelahiran atau
kehilangan hasil konsepsi sebelum minggu ke-20
kehamilan (yang sesuai dengan berat sekitar 500 g).
Kelahiran antara usia 20-37 minggu disebut kelahiran
preterm (prematur).
Pembedaan dibuat antara abortus dini (< 12 minggu)
dan lanjut (12-20 minggu). Setelah 12 minggu, plasenta
definitif dengan aliran darah yang lebih besar dan
terorganisir telah terbentuk, sehingga perdarahan lebih
mudah terjadi. Tulang janin yang juga mulai terbentuk,
dapat menembus rahim sewaktu dikeluarkan. Abortus bisa
diklasifikasikan atas spontan atau diinduksi, mengancam
(imminens) atau tak terelakkan (insipiens), sempurna atau
tidak sempurna, habitualis, missed (tak diketahui), atau
septik.
O15 Eklampsia
Termasuk: kejang yang terjadi setelah timbulnya kondisi
O10-O14 dan O16
O15.0 Eklampsia pada kehamilan
O15.1 Eklampsia pada waktu melahirkan
O15.2 Eklampsia pada nifas
O15.9 Eklampsia: tidak dijelaskan waktunya, NOS
O40 Polyhydramnios
Hydramnios
Impacted shoulders
O66.1 Persalinan terhambat akibat locked twins si kembar
saling mengunci
O66.2 Persalinan terhambat akibat janin sangat besar
O66.3 Persalinan terhambat akibat kelainan lain pada janin
Distosia akibat: kembar siam, janin hidrosefalus,
asites, hydrops, meningomyelocele, sacral teratoma, atau
tumor pada janin
O66.4 Kegagalan percobaan persalinan, tidak dijelaskan
Kegagalan percobaan persalinan dengan kelahiran
kemudian secara seksio sesar
O66.5 Kegagalan penggunaan ekstraksi vakum dan forseps,
tidak dijelaskan
Kegagalan ekstraksi vakum disusul dengan penggunaan
forseps,
atau kegagalan ekstraksi forceps disusul dengan seksio
sesar
O66.8 Persalinan terhambat lain yang dijelaskan
O66.9 Persalinan terhambat, tidak dijelaskan
Dystocia: NOS, fetal NOS, maternal NOS
Kelahiran (O80-O84)
Note: Kode O80-O84 disediakan untuk tujuan
pengkodean morbiditas. Kode-kode dari blok ini digunakan
untuk pengkodean morbiditas primer hanya kalau tidak
tercatat adanya kondisi lain yang bisa diklasifikasikan pada
Chapter XV. Untuk penggunaan kategori ini rujukan
hendaknya diarahkan pada aturan dan pedomen
pengkodean morbiditas pada Volume 2.
Jadi penggunaan kode-kode ini untuk Kondisi Utama terbatas
untuk kasus-kasus yang hanya memiliki catatan informasi berupa
pernyataan tentang kelahiran atau cara kelahiran. Kode-kode O80-O84
bisa dipakai sebagai kode tambahan untuk menunjukkan cara atau
jenis kelahiran, kalau tidak ada data atau klasifikasi prosedur lain yang
digunakan untuk tujuan ini.
Contoh 1
Kondisi utama : Kehamilan.
Kondisi lain :-
Prosedur : Kelahiran dengan forseps rendah
Kode : Kelahiran dengan forseps rendah (O81.0) sebagai
KU, karena informasi lain tidak tersedia.
Contoh 2
Kondisi utama : Melahirkan
Kondisi lain : Kegagalan percobaan persalinan
Prosedur : Seksio sesar
Kode : Kegagalan percobaan persalinan (O66.4) sebagai KU.
Contoh 3
Kondisi utama : Melahirkan anak kembar.
Kondisi lain :-
Prosedur : Kelahiran spontan
Kode : Kehamilan kembar (O30.0) sebagai KU.
Kehamilan ganda, semua spontan (O82.9). dipakai sebagai
kode tambahan
Contoh 4
Kondisi utama : Hamil cukup bulan, melahirkan janin mati
2800 g.
Kondisi lain :-
Prosedur : Kelahiran spontan
Kode : Perawatan ibu dengan kematian dalam rahim (O36.4)
karena penyebab spesifik kematian janin tidak bisa
ditentukan.
Contoh 26
Kondisi utama : Toxoplasmosis.
O96 Kematian akibat obstetri yang terjadi >42 hari tapi <1
tahun setelah melahirkan
Gunakan kode tambahan bila perlu untuk identifikasi penyebab
kematian obstetrik.
O98 Penyakit infeksi dan parasit ibu c.e. tapi mempersulit KMN
Termasuk: kondisi berikut kalau mempersulit
kehamilan, dipersulit oleh kehamilan, atau menjadi alasan
untuk asuhan obstetrik.
Gunakan kode tambahan bila perlu (Chapter I), untuk
identifikasi kondisi spesifik.
Kecuali: tetanus obstetrik (A34),
kalau alasan perawatan ibu adalah bahwa penyakit
diketahui atau dicurigai telah mengganggu janin (O35-
O36)
penyakit HIV (B20-B24), bukti laboratorium HIV (R75),
status infeksi asymptomatic HIV (Z21),
sepsis nifas (O85), infeksi nifas (O86.-)
O98.0 Tuberkulosis yang mempersulit KMN
Kondisi pada A15-A19
O98.1 Sifilis yang mempersulit KMN
Kondisi pada A50-A53
O98.2 Gonorrhoea yang mempersulit KMN
Kondisi pada A54.-
O98.3 Infeksi lain dengan transmisi utama secara seksual yang
mempersulit KMN
Kondisi pada A55-A64
O98.4 Hepatitis virus yang mempersulit KMN
Kondisi pada B15-B19
Definisi-definisi
Kelahiran hidup:
Kelahiran hidup adalah pengeluaran hasil konsepsi dari ibunya,
yang setelah pemisahan tersebut bernafas atau menunjukkan bukti lain
kehidupan, misalnya denyut jantung, denyut tali pusat, atau gerakan
nyata otot rangka, berapa pun usia kehamilan, baik tali pusat telah
dipotong atau pun plasenta masih melekat.
Berat lahir
Berat lahir adalah berat janin atau bayi yang didapatkan setelah
lahir.
Untuk lahir hidup, berat lahir hendaknya ditimbang pada jam
pertama kehidupan sebelum terjadi penurunan nyata berat badan
pasca kelahiran. Walau pun tabulasi statistik membuat pengelompokan
500-an gram untuk berat lahir, pencatatan jangan menurut
pengelompokan tersebut. Berat sesungguhnya harus dicatat menurut
hasil penimbangan.
Definisi berat lahir rendah, sangat rendah, dan sangat
rendah sekali tidak membentuk kategori eksklusif. Di bawah batas
setiap kelompok tercakup kelompok di bawahnya, sehingga tumpang-
tindih. Misalnya rendah juga berarti sangat rendah dan sangat
rendah sekali, dan sangat rendah juga mencakup sangat rendah
sekali.
Berat lahir rendah: <2500 g
Berat lahir sangat rendah: <1500 g
Berat lahir sangat rendah sekali: <1000 g.
Usia kehamilan
Lama kehamilan diukur dari hari pertama last normal menstrual
period atau hari pertama haid terakhir (HPHT). Usia kehamilan
dinyatakan dalam hari penuh atau minggu penuh (misalnya 280-286
hari penuh setelah HPHT dianggap 40 minggu kehamilan).
Untuk menghitung usia kehamilan dari tanggal HPHT dan hari
lahir, harus diingat bahwa hari pertama adalah hari 0 dan bukan hari
1; jadi hari 0-6 adalah minggu 0; hari 7-13 adalah minggu 1; dan
minggu ke-40 adalah minggu 39. Kalau tanggal HPHT tidak diketahui,
usia kehamilan harus didasarkan pada perkiraan klinis terbaik. Untuk
Batas waktu setelah melahirkan pada O96 (>42 hr tapi <1 th),
dan O97 (1 th/>).
CODING EXERCISES
1. Abortus spontan
2. Varicose veins, tungkai bawah, dalam hamil
3. Kelahiran kembar dua hidup
4. Cardiomyopati pada nifas
5. Fetal distress yang mengganggu persalinan
6. Premature separation of the placenta pemisahan plasenta
sebelum waktunya
7. Sepsis nifas
8. Tetanus obstetrik
9. Abses mammae pada kehamilan
10. Post-partum acute renal failure
11. Complete spontaneous abortion dipersulit oleh embolism
12. Severe pre-eclampsia dengan significant proteinuria
13. Protein deficiency anaemia yang mempersulit kehamilan
14. Kelahiran spontan normal, setelah 2 caesarean sections
sebelumnya
15. Hyperemesis gravidarum
16. Breech presentation presentasi sungsang
17. Anemia pernisiosa dalam hamil
18. Postpartum haemorrhage
19. Retensi produk konsepsui dengan perdarahan setelah
kelahiran
20. Ruptura kehamilan pada tuba kanan
Jawaban pertanyaan
1. Abortus spontan
Cari abortion pada Index, (Volume 3, halaman 16).
Abortion
-spontaneous -> O03._
Rujuk halaman 724 volume 1 untuk subdivisi karakter ke-4.
Karena abortus tidak dijelaskan dan komplikasi tidak disebutkan, maka
kode yang benar adalah O03.9.
8. Tetanus obstetrik
Cari tetanus pada Index (Volume 3, halaman 532).
Tetanus
-obstetric -> A34
Rujuk halaman 729 dan anda melihat bahwa judul untuk O14
melibatkan pre-eklampsia dengan proteinuria signifikan. Jadi tidak
perlu kode tersendiri untuk proteinuria.
Anemia
- pernicious
- - of or complicating pregnancy -> O99.0
P57. Kernikterus
[pigmentasi kuning ganglion basalis dan sel syaraf lain di otak
dan medulla spinalis]
P57.0 Kernikterus akibat isoimunisasi
P57.8 Kernikterus lain yang dijelaskan
Kecuali: Crigler-Najjar syndrome (E80.5)
P57.9 Kernikterus, tidak dijelaskan
Peritonitis mekonium
P78.1 Peritonitis neonatus lainnya
Peritonitis neonatus NOS
P78.2 Hematemesis dan melena neonatus akibat darah ibu
tertelan
P78.3 Diare neonatus non-infektif
Diare neonatus NOS
Kecuali: di negara tempat kondisi ini dianggap menular
(A09)
P78.8 Kelainan sistem pencernaan perinatal lain yang
dijelaskan
Sirosis (hepatis) kongenital, ulkus peptikum neonatus
P78.9 Kelainan sistem pencernaan perinatal, tidak dijelaskan
RINGKASAN
Bab ini membahas kondisi yang mengganggu janin dan neonatus,
yang awalnya dimulai pada masa perinatal. Hal-hal penting pada bab
ini adalah:
1. Kategori berkisar dari P00 sampai P96
2. Dari 100 kategori yang tersedia, 59 telah digunakan
3. Terdapat 1 inklusi dan 5 eksklusi di awal bab ini
Pada kelainan yang berhubungan dengan lama gestasi dan
pertumbuhan janin, berat badan lebih diprioritaskan daripada usia
kehamilan
P07 Kelainan yang berhubungan dengan gestasi singkat dan berat
lahir rendah, not elsewhere classified, memiliki catatan di awal
kategori untuk membimbing pemberian kode kalau berat badan
dan lama gestasi keduanya diberikan.
P10-P15 Trauma lahir diklasifikasikan atas enam kategori yang
tersusun menurut efek fisik cedera, misalnya, e.g. P10.2
Intraventricular haemorrhage due to birth injury.
P35-P39 Infections specific to the perinatal period, hanya
mencakup infeksi dan penyakit parasit kongenital, dan infeksi ini
didapat di dalam uterus atau telah terdapat ketika lahir. Terdapat
beberapa pengecualian yang dengan jelas disebutkan pada
kategori yang sesuai.
Pengkode harus merujuk halaman 1235-1238 Volume 1 untuk
definisi yang terkait dengan kematian perinatal sebelum memulai
pengkodean.
LATIHAN
(Ingat bahwa yang dikode disini adalah catatan medis bayi)
2. Kematian janin
Cari death pada Index (Volume 3, halaman 132).
Death
-fetus, fetal(cause not stated)(intrauterine) -> P95
Ini diagnosis yang buruk cari informasi lebih banyak tentang
sebab kematian.
3. Congenital hydrocele
Cari hydrocele pada Index (Volume 3, halaman 271).
Hydrocele
-congenital -> P83.5
6. Fetal malnutrition
Cari malnutrition pada Index (Volume 3, halaman 345).
Malnutrition
-intrauterine or fetal -> P05.2
Failure
-renal
- - congenital -> P96.0
8. Congenital tuberculosis
Cari tuberculosis pada Index (Volume 3, halaman 544).
Tuberculosis
-congenital -> P37.0
Q01. Ensefalokel
Termasuk: meningokel serebri; hidromeningokel kranialis
meningoensefalokel, ensefalomielokel; hidroensefalokel;
Kecuali: sindroma Meckel-Gruber (Q61.9)
Q01.0 Ensefalokel frontalis
Q01.1 Ensefalokel nasofrontalis
Q01.2 Ensefalokel oksipitalis
Q01.8 Ensefalokel pada situs lain
Q01.9 Ensefalokel, tidak dijelaskan
Q02. Microcephaly
Hidromikrosefali, mikrensefalon
Kecuali: sindroma Meckel-Gruber (Q61.9)
Monorkhism
Q55.1 Hipoplasia testis dan skrotum
Fusi testes
Q55.2 Malformasi kongenital testis dan skrotum lainnya
Malformasi kongenital testis atau skrotum NOS
Poliorkhismus, testis retraktil, testis migrans
Q55.3 Atresia vas deferens
Q55.4 Malformasi kongenital lain vas deferens, epididimis,
vesikula seminalis, dan prostat
Malformasi kongenital NOS vas deferens, epididimis,
vesikula seminalis, dan prostat
Absen atau aplasia prostat atau spermatic cord
Q55.5 Absen and aplasia kongenital penis
Q55.6 Malformasi kongenital penis lainnya
Malformasi kongenital penis NOS
Kurvatura penis (lateral), hipoplasia penis
Q55.8 Malformasi kongenital organ genitalia pria lainnya
Q55.9 Malformasi kongenital organ genitalia pria, tidak
dijelaskan
Anomali atau deformitas kongenital NOS organ genitalia
pria
Q69 Polidaktili
Q69.0 Accessory finger(s) jari tangan tambahan
Q69.1 Accessory thumb(s) ibu jari tangan tambahan
Q69.2 Accessory toe(s) [jari kaki tambahan]
Accessory hallux [ibu jari kaki tambahan]
Q69.9 Polidaktili, tidak dijelaskan
Supernumerary digit(s) NOS [jari banyak]
Q70 Sindactili
Q70.0 Fused fingers [jari bersatu]
Sindaktili kompleks jari tangan dengan sinostosis
Q70.1 Webbed fingers [jari seperti jaring]
Sindakctili simpleks jari tangan tanpa sinostosis
Q70.2 Fused toes [jari kaki bersatu]
Sindaktili kompleks jari kaki dengan sinostosis
Q70.3 Webbed toes [jari kaki seperti jaring]
Sindaktili simpleks jari kaki tanpa sinostosis
Q70.4 Polisindaktili
Q70.9 Sindaktili, tidak dijelaskan
Symphalangy NOS
Q78.2 Osteopetrosis
Sindroma Albers-Schnberg
Q78.3 Progressive diaphyseal dysplasia [displasia diafisis
progresif]
Sindroma Camurati-Engelmann
Q78.4 Enkhondromatosis
Sindroma Maffucci, penyakit Ollier
Q78.5 Metaphyseal dysplasia
Sindroma Pyle
Q78.6 Multiple congenital exostoses
Diaphyseal aclasis
Q78.8 Osteokhondrodisplasia lainnya
Osteopoikilosis
Q78.9 Osteokhondrodisplasia, tidak dijelaskan
Khondrodistrofi NOS, osteodistrofi NOS
CODING EXERCISES
1. Patent ductus arteriosus
4. Pentalogy of Fallot
5. Laryngocele
6. Marfan's syndrome
7. Cyclopia
8. Downs Syndrome
13. Clubfoot
PENYAKIT-PENYAKIT KONGENITAL
4. Pentalogy Fallot
Cari Pentalogy of Fallot pada Index (Volume 3, halaman 432).
Pentalogy of Fallot -> Q21.8
5. Laryngocele
Cari laryngocele pada Index (Volume 3, halaman 330).
Laryngocele (congenital)(ventricular) -> Q31.3
6. Marfan's syndrome
Cari Marfan's syndrome pada Index (Volume 3, halaman 348).
Marfan's syndrome -> Q87.4
7. Cyclopia
Cari Cyclopia pada Index (Volume 3, halaman 123).
Cyclopia, cyclops -> Q87.0
Uraian pada Volume 1 menunjukkan bahwa kondisi ini satu dari
sejumlah sindroma yang biasanya lebih mempengaruhi penampilan
muka. Cyclopia tidak memiliki kode tersendiri.
8. Down's Syndrome
Cari Down's pada Index (Volume 3, halaman 189).
Down's disease or syndrome (see also Trisomi, 21) -> Q90.9
13. Clubfoot
Cari clubfoot pada Index (Volume 3, halaman 101).
Clubfoot (congenital) -> Q66.8
Tidak terdapat informasi lebih jauh tentang apakah clubfoot ini
congenital atau acquired, kita gunakan kode utnuk Other Congenital
Deformities of feet (Q66.8, halaman 831 pada Tabular List).
R05 Batuk
Kecuali: batuk psikogenik (F45.3), batuk dengan
perdarahan (R04.2)
R09 Tanda dan gejala lain pada sistem sirkulasi dan pernafasan
Kecuali: respiratory distress (syndrome)(of): adult (J80),
newborn (P22.-)
respiratory: failure (J96.-), failure of newborn (P28.5)
R09.0 Asphyxia [tercekik]
Kecuali: asphyxia intrauterine (P20.-), asphyxia lahir
(P21.-)
R12 Heartburn
Kecuali: dyspepsia (K30)
R13 Dysphagia
Sulit menelan
R18 Ascites
Cairan dalam rongga peritoneum
R22 Sembab, massa dan bengkak lokal pada kulit dan jaringan
subkutis
Termasuk: nodul subkutis (lokal)(superficial)
Kecuali: adipositas lokal (E65), pembesaran kelenjar
limfe (R59.-), oedema (R60.-)
massa dan bengkak pada: breast (N63), intra-abdomen
atau pelvik (R19.0)
sembab (pada): sendi (M25.4), intra-abdomen atau
pelvik (R19.0)
hasil abnormal pada citra diagnostik (R90-R93).
R22.0 Sembab, massa dan bengkak lokal pada kepala
R22.1 Sembab, massa dan bengkak lokal pada leher
R22.2 Sembab, massa dan bengkak lokal pada badan
R22.3 Sembab, massa dan bengkak lokal pada anggota atas
R22.4 Sembab, massa dan bengkak lokal pada anggota bawah
R22.7 Sembab, massa dan bengkak lokal pada situs ganda
R22.9 Sembab, massa dan bengkak lokal, tidak dijelaskan
R35 Polyuria
Sering berkemih, nocturia [berkemih malam]
Kecuali: polyuria psikogenik(F45.3)
R41 Tanda dan gejala lain pada fungsi kognitif dan kesadaran
Kecuali: kelainan disosiatif [conversion] (F44.-)
R41.0 Disorientasi, tidak dijelaskan
Confusion [bingung] NOS
Kecuali: disorientasi psikogenik (F44.8)
R41.1 Amnesia anterograde
R41.2 Amnesia retrograde
R41.3 Amnesia lain
Amnesia NOS
Kecuali: transient global amnesia (G45.4), sindroma
amnesia organik (F04)
sindroma amnesia akibat zat psikoaktif (F10-F19,
karakter keempat .6)
R41.8 Tanda dan gejala lain dan tidak dijelaskan pada fungsi
kognitif dan kesadaran
R44 Tanda dan gejala lain pada sensasi dan persepsi umum
Kecuali: kekacauan sensasi kulit (R20.-)
R44.0 Halusinasi auditorius
R44.1 Halusinasi visual
R44.2 Halusinasi lain
R44.3 Halusinasi, tidak dijelaskan
R44.8 Tanda dan gejala lain dan tidak dijelaskan pada sensasi
dan persepsi umum
R46.8 Tanda dan gejala lain pada penampilan dan tingkah laku
R51 Headache
Nyeri muka NOS
Kecuali: neuralgia trigeminus (G50.0), nyeri muka tidak
khas (G50.1)
migraine dan sindroma sakit kepala lainnya (G43-G44)
R54 Senilitas
Tua, usia senja tanpa disebutkan psikosis, asthenia atau
debilitas senilis
Kecuali: senile psychosis (F03)
R61 Hiperhidrosis
R61.0 Hiperhidrosis lokal
R61.1 Hiperhidrosis umum
R61.9 Hiperhidrosis, tidak dijelaskan
Keringat berlebihan, keringat malam
R64 Cachexia
Kecuali: penyakit HIV yang menyebabkan wasting
syndrome (B22.2)
malignant cachexia (C80), marasmus gizi (E41)
R81 Glycosuria
Kecuali: glycosuria ginjal (E74.8)
R10 Abdominal and pelvic pain dibagi menurut situs nyeri, misal
nyeri abdomen atas.
6. Hallucinations (visual)
7. Anorexia
8. Intracranial space-occupying lesion
9. Abnormal glucose tolerance test.
10. 25 year old patient was admitted for investigation of
debilitating malaise and fatigue.
11. Elderly woman admitted because of her concern about heart
palpitations.
12. Abnormal findings on semen tests.
13. Swelling of the glands in neck.
14. Syncope, cause undetermined
15. Right upper quadrant abdominal pain
16. Instantaneous death
17. Urinary incontinence
18. Dysphagia
19. Abnormal papanicolaou (pap) smear of cervix
20. Hematuria
Note that there are more specific codes shown in the Index and as
Exclusion notes in the Tabular list for pyrexia occurring in
conjunction with different conditions, but our diagnosis is pyrexia
of unknown origin.
False
- positive serological test for syphilis (Wassermann
reaction) -> R76.2
3. Hyperglycemia
Again, note that there are more specific codes to use if you know
the cause of the hyperglycemia.
5. Petechiae
6. Hallucinations (visual)
Hallucinations
- visual -> R44.1
7. Anorexia
Lesion
- intracranial, space-occupying NEC -> R90.0
Abnormal
- glucose tolerance (test) -> R73.0
Abnormal
- semen -> R86._
Swelling
-glands
- - localised -> R59.0
Pain
- abdominal
- - upper abdomen -> R10.1
Death
- instantaneous -> R96.0
This is a poor diagnosis - you should try to find out more details.
Incontinence
- urinary -> R32
You will note in the Index there are other options for the
incontinence, but as there is no more specification in our
diagnosis, the incontinence is coded to the symptoms chapter.
18. Dysphagia
Abnormal
- papanicolaou(smear)
- - cervix -> R87.6
20. Hematuria
Hematuria-> R31
S33 Dislokasi, sprain dan strain sendi dan ligamen pada spina
lumbalis dan pelvis
Kecuali: dislokasi, sprain dan strain sendi dan ligamen panggul (S73.-)
ruptur atau pergeseran (nontraumatika) diskus
intervertebralis lumbalis (M51.-)
kerusakan obstetrik pada sendi dan ligamen pelvik (O71.6),
S33.0 Ruptur traumatika diskus intervertebralis lumbalis
S33.1 Dislokasi vertebra lumbalis
Dislokasi spina lumbalis NOS
S33.2 Dislokasi sendi sakroiliaka dan sakrokoksigeus
S33.3 Dislokasi bagian spina lumbalis dan pelvis lainnya dan
tidak dijelaskan
S33.4 Ruptur traumatika simfisis pubis
S33.5 Sprain dan strain spina lumbalis
S33.6 Sprain dan strain sendi sakroiliaka
S33.7 Sprain dan strain bagian spina lumbalis dan pelvis
lainnya dan tidak dijelaskan
S43 Dislokasi, sprain dan strain sendi dan ligamen pada gelang
bahu
S43.0 Dislokasi sendi bahu
S43.1 Dislokasi sendi akromioklavikula
S43.2 Dislokasi sendi sternoklavikula
S43.3 Dislokasi bagian gelang bahu lainnya dan tidak
dijelaskan
Dislokasi gelang bahu NOS
S43.4 Sprain dan strain sendi bahu
(Ligamen) korakohumerus, kapsul rotator cuff
S43.5 Sprain dan strain sendi acromioklavikula
Sprain dan strain ligamen akromioklavikula
S43.6 Sprain dan strain sendi sternoklavikula
S43.7 Sprain dan strain bagian lain dan tidak dijelaskan pada
gelang bahu
Sprain dan strain gelang bahu NOS
S45 Cedera pembuluh darah pada level bahu dan lengan atas
Kecuali: cedera arteri subklavia (S25.1) atau vena subklavia (S25.3)
S45.0 Cedera a. aksillaris
S46 Cedera otot dan tendon pada level bahu dan lengan atas
Kecuali: cedera otot dan tendon pada atau di bawah siku (S56.-)
S46.0 Cedera tendon rotator cuff pada bahu
S46.1 Cedera otot dan tendon pada long kepala of biceps
S46.2 Cedera otot dan tendon pada bagian lain biceps
S46.3 Cedera otot dan tendon pada triceps
S46.7 Cedera otot dan tendon ganda pada level bahu dan
lengan atas
S46.8 Cedera otot dan tendon lain pada level bahu dan lengan
atas
S46.9 Cedera otot dan tendon yang tidak dijelaskan pada level
bahu dan lengan atas
S49 Cedera lain dan tidak dijelaskan pada bahu dan lengan atas
S49.7 Cedera ganda pada bahu dan lengan atas
Cedera yang bisa diklasifikasikan pada lebih dari satu kategori
dari S40-S48
S49.8 Cedera bahu dan lengan atas lainnya
S49.9 Cedera yang tidak dijelaskan pada bahu dan lengan atas
S66 Cedera otot dan tendon pada level pergelangan dan tangan
S66.0 Cedera otot dan tendon flexor longus ibu jari di level
pergelangan dan tangan
S66.1 Cedera otot dan tendon flexor jari II, III, IV atau V di
level pergelangan dan tangan
S66.2 Cedera otot dan tendon extensor ibu jari di level
pergelangan dan tangan
S66.3 Cedera otot dan tendon extensor jari II, III, IV atau V di
level pergelangan dan tangan
S66.4 Cedera otot dan tendon intrinsik ibu jari di level
pergelangan dan tangan
S66.5 Cedera otot dan tendon intrinsik jari II, III, IV atau V di
level pergelangan dan tangan
S66.6 Cedera otot dan tendon flexor ganda pada level
pergelangan dan tangan
S66.7 Cedera otot dan tendon extensor ganda pada level
pergelangan dan tangan
S66.8 Cedera otot dan tendon pada level pergelangan dan
tangan lainnya
S66.9 Cedera tidak dijelaskan otot dan tendon pada level
pergelangan dan tangan
S76 Cedera otot dan tendon pada level panggul dan paha
S76.0 Cedera otot dan tendon pada panggul
S76.1 Cedera m. quadriseps dan tendon
Ligamen (tendon) patella
S76.2 Cedera otot dan tendon adduktor pada paha
S76.3 Cedera otot dan tendon group otot posterior pada level
paha
S76.4 Cedera otot dan tendon pada level paha lainnya dan
tidak dijelaskan
S76.7 Cedera otot dan tendon ganda pada level panggul dan
paha
S83 Dislokasi, sprain dan strain pada sendi dan ligamen lutut
Kecuali: Kerusakan: patella (M22.0-M22.3), lutut, internal (M23.-)
Dislokasi lutut: lama (M24.3), patologis (M24.3), rekuren
(M24.4)
S83.0 Dislokasi patella
S83.1 Dislokasi lutut
Dislokasi (sendi) tibiofibula
S83.2 Robekan meniskus, sekarang
Bucket-handle tear (pada): NOS, meniskus lateralis, meniskus
medialis
Kecuali: bucket-handle tear lama (M23.2)
S83.3 Robekan rawan sendi lutut, sekarang
S83.4 Sprain dan strain melibatkan ligamen kolateral
(fibularis)(tibialis) lutut
S93 Dislokasi, sprain dan strain sendi dan ligamen pada level
tumit dan kaki
S93.0 Dislokasi tumit sendi
Dislokasi: astragalus, ujung bawah fibula, talus, ujung bawah
tibia
S93.1 Dislokasi jari kaki
Dislokasi (sendi) interphalanx, (sendi) metatarsophalanx
S93.2 Ruptur ligamen pada level tumit dan kaki
S93.3 Dislokasi bagian lain dan tidak dijelaskan pada kaki
Dislokasi: navikulare kaki, (sendi) tarsus, (sendi) tarsometatarsus
S96 Cedera otot dan tendon pada level tumit dan kaki
Kecuali: cedera tendon Achilles (S86.0)
S96.0 Cedera otot dan tendon m. flexor longus jari kaki di level
tumit dan kaki
S96.1 Cedera otot dan tendon m. extensor longus jari kaki di
level tumit dan kaki
S96.2 Cedera otot dan tendon intrinsik pada level tumit dan
kaki
S96.7 Cedera otot dan tendon ganda pada level tumit dan kaki
S96.8 Cedera otot dan tendon pada level tumit dan kaki
lainnya
S96.9 Cedera otot dan tendon yang tidak dijelaskan pada level
tumit dan kaki
S99 Cedera lain dan tidak dijelaskan pada tumit dan kaki
S99.7 Cedera ganda pada tumit dan kaki
Cedera yang bisa diklasifikasikan pada lebih dari satu kategori
dari S90-S98
S99.8 Cedera pada tumit dan kaki lainnya
S99.9 Cedera tumit dan kaki, tidak dijelaskan
T09 Cedera lain pada spina dan badan, level tak jelas
Kecuali: Cedera remuk badan NOS (T04.1), transeksi badan (T05.8),
Cedera ganda pada badan (T00-T06)
T09.0 Cedera permukaan badan, level tak jelas
T09.1 Luka terbuka badan, level tak jelas
T09.2 Dislokasi, sprain dan strain yang tidak dijelaskan sendi
dan ligamen badan
T09.3 Cedera medulla spinalis, level tak jelas
T09.4 Cedera tidak dijelaskan nerve, spinal nerve root dan
plexus badan
T09.5 Cedera tidak dijelaskan otot dan tendon pada badan
Frostbite (T33-T35)
Kecuali: Hipotermia dan efek lain penurunan suhu (T68-T69)
T35 Frostbite pada daerah ganda tubuh dan frostbite yang tidak
dijelaskan
T35.0 Frostbite permukaan pada daerah ganda tubuh
Frostbite permukaan ganda NOS
T35.1 Frostbite dengan nekrosis jaringan pada daerah ganda
tubuh
Frostbite ganda dengan nekrosis jaringan NOS
T35.2 Frostbite yang tidak dijelaskan pada kepala dan leher
T35.3 Frostbite yang tidak dijelaskan pada toraks, abdomen,
punggung bawah dan pelvis
Frostbite badan NOS
T35.4 Frostbite yang tidak dijelaskan pada anggota atas
T35.5 Frostbite yang tidak dijelaskan pada anggota bawah
T35.6 Frostbite yang tidak dijelaskan pada daerah ganda tubuh
Frostbite ganda NOS
T50 Keracunan diuretika dan obat dan zat biologis yang lain
dan tidak dijelaskan
T50.0 Keracunan mineralocorticoids dan antagonisnya
T50.1 Keracunan loop [high-ceiling] diuretics
T50.2 Keracunan inhibitor carbonic-anhydrase,
benzothiadiazides dan diuretika lain
Keracunan asetazolamide
T68 Hypothermia
Hipotermia karena kecelakaan
Kecuali: hipotermia: neonatus (P80.-), frostbite (T33-T35), setelah
anestesia (T88.5)
hipotermia yang tidak berhubungan dengan suhu lingkungan
rendah (R68.0)
T71 Asphyxia
Tercekik (oleh cekikan)
Defisiensi oksigen sistemik akibat: oksigen udara rendah, ancaman
mekanis pada pernafasan
Kecuali: anoxia akibat high altitude (T70.2),
asphyxia akibat: inhalasi makanan atau benda asing ((T17.-),
carbon monoxide (T58), gas, asap atau uap lainnya (T59.-)
respiratory: distress, syndrome pada: dewasa (J80), newborn
(P22.-)
Kode aktifitas
Kategori berikut tersedia untuk digunakan sebagai variabel
terpisah penambah kategori V01-Y34 untuk menunjukkan aktifitas
korban pada saat kejadian berlangsung. Klasifikasi tambahan ini
jangan dikaburkan dengan, atau digunakan untuk mengganti kategori
yang tersedia untuk tempat kejadian yang dapat diklasifikasikan pada
W00-Y34
V81. Pengguna kereta api atau kendaraan rel cedera dalam laka-
transport
Termasuk: orang yang berada di bagian luar kereta api
V81.0 Tabrakan dengan MV dalam Non-TA
V81.1 Tabrakan dengan MV dalam TA
V81.2 Tabrakan dengan atau dihantam oleh rolling stock
[kumpulan kendaraan beroda]
V81.3 Tabrakan dengan objek lain
Tabrakan kereta api NOS
V81.4 Orang cedera ketika naik atau turun dari kereta api atau
kendaraan rel
V81.5 Cedera akibat jatuh di dalam kereta api atau kendaraan
rel
Kecuali: jatuh ketika kereta lepas dari rel:
didahului tabrakan (V81.0-V81.3); tanpa
didahului tabrakan (V81.7)
jatuh ketika naik atau turun (V81.4)
V81.6 Cedera akibat jatuh dari kereta api atau kendaraan rel
.4. Jalanan
Jalan bebas hambatan, jalan MV, trotoar, jalan setapak
Jatuh (W00-W19)
Gunakan subdivisi karakter keempat untuk tempat kejadian
(halaman XX: 18-19)
Kecuali: sengaja melukai diri sendiri (X80-X81), serangan fisik
[assault] (Y01-Y02)
jatuh (dalam) (dari):
kendaraan transport (V01-V99), hewan (V80.-),
mesin (yang bekerja) (W28-W31), ke air (dengan
tenggelam) (W65-W74),
bangunan terbakar (X00.-), ke dalam api (X00-X04, X08-
X09)
jatuh berulang yang tidak disebabkan kecelakaan (R29.6)
W13. Jatuh dari, keluar dari, atau melalui bangunan atau suatu
struktur
Termasuk: jatuh dari, keluar dari, atau melalui:
lantai, dinding, atap, jendela, balkon,
railing (pembatas/pagar lantai), bangunan, tiang bendera,
menara, turret (menara kecil), jembatan, viaduct
(jembatan lengkung)
Kecuali: kolapsnya suatu bangunan atau struktur (W20.-)
jatuh atau melompat dari bangunan atau struktur yang
terbakar (X00.-)
W33. Tembakan bedil, shotgun dan senjata api yang lebih besar
Termasuk: bedil tentara, bedil berburu, senapan mesin
Kecuali: senapan angin (W34.-)
W44. Benda asing yang mausk melalui mata atau lobang alamiah
Kecuali: cairan korosif (X49.-),
menghirup atau menelan benda asing dengan obstruksi
saluran nafas (W78-W80)
W49. Dihadapkan pada daya mekanis lain and tidak jelas dari
benda mati
Termasuk: daya gravitasi (G) abnormal
W60. Kontak dengan duri dan tonjolan tanaman dan daun tajam
Tenggelam (W65-W74)
Gunakan subdivisi karakter keempat untuk tempat kejadian (halaman
XX: 18-19)
Kecuali tenggelam akibat: laka-transport (V01-V99), laka-transport
air (V90.-, V92.-),
bencana alam (X34-X39)
X13. Kontak dengan uap air dan uap panas lain (vapour)
X16. Kontak dengan alat, radiator, dan pipa pemanas yang panas
X19. Kontak dengan panas dan benda panas lain dan tidak jelas
Kecuali: objek yang biasanya tidak panas, misalnya yang
dipanaskan api rumah (X00-X09)
X44. Keracunan dan terdedah obat dan zat biologis lain dan
tidak jelas
Termasuk: obat sistem kardiovaskuler, sistem gastrointestinum
agen yang terutama bekerja pada otot polos dan lurik dan
sistem pernafasan
obat yang mempengaruhi metabolisme mineral dan asam
urat
agen keseimbangan air, hormon and substitusi sintetiknya,
agen sistemik dan hematologis, antibiotika sistemik dan
anti-infeksi lainnya
vaksin, gas-gas terapi, anestetik (general)(lokal), preparat
topis
X49. Keracunan dan terdedah zat kimia dan zat beracun lain dan
tak jelas
Termasuk: aromatika, asam, dan alkali kaustik yang bersifat korosif,
cat dan pewarna, perekat dan zat adhesif, sabun dan
deterjen,
makanan dan pupuk tanaman, makanan beracun dan
tanaman beracun
logam termasuk asap dan uapnya,
keracunan NOS
Kecuali: kontak dengan binatang dan tanaman berbisa (X20-X29)
X63. Meracuni diri diri dengan obat lain yang bekerja pada
sistem syaraf otonom
Termasuk: parasimpatolitik [antikolinergik dan antimuskarinik] dan
spasmolitik
parasympathomimetics [cholinergics]
simpatolitik [antiadrenergik], simpatomimetik
[adrenergik]
X64. Meracuni diri diri dengan obat-obatan dan zat biologis yang
lain dan tidak jelas
Termasuk: obat yang mempengaruhi: sistem kardiovaskuler, sistem
gastrointestinum
agen yang terutama bekerja pada otot polos dan lurik dan
sistem pernafasan
obat yang mempengaruhi metabolisme mineral dan asam
urat
hormon and substitusi sintetiknya, agen keseimbangan air
agen sistemik dan hematologis, antibiotika sistemik dan
anti-infeksi lainnya
vaksin, gas-gas terapi, anestetik (general)(lokal), preparat
topis
X69. Meracuni diri dengan zat kimia dan beracun lain dan tidak
jelas
Termasuk: aromatika, asam, dan alkali kaustik yang bersifat korosif,
cat dan pewarna,
sabun dan deterjen, perekat dan zat adhesif, logam
Termasuk asap dan uapnya
makanan dan pupuk tanaman, makanan beracun dan
tanaman beracun
X77. Mencederai diri dengan uap air, uap panas dan objek panas
X89. Serangan dengan zat kimia dan beracun lain yang jelas
Termasuk: makanan dan pupuk tanaman
X90. Serangan dengan zat kimia atau beracun yang tidak jelas
Termasuk: pembunuhan dengan racun NOS
X95. Serangan dengan tembakan senjata api lain dan tidak jelas
X98. Serangan dengan uap air, uap panas dan benda panas
Y13. Peracunan oleh dan terdedah obat lain yang bekerja pada
sistem syaraf otonom, maksud tidak diketahui
Termasuk: parasimpatolitik [antikolinergik dan antimuskarinik] dan
spasmolitik
parasimpatomimetik [cholinergics]
simpatolitik [antiadrenergik], simpatomimetik
[adrenergik]
Y17. Peracunan oleh dan terdedah gas dan uap lainnya, maksud
tidak diketahui
Termasuk: carbon monoxide, nitrogen oxides, sulfur dioxide, utility
gas
gas air mata [lacrimogenic gas, tear gas], gas buangan
motor (kendaraan)
Kecuali: asap dan uap logam (Y19.-)
Y19. Peracunan dan terdedah zat kimia dan beracun lain dan
tidak jelas, maksud tak diketahui
Termasuk: aromatika, asam, dan alkali kaustik yang bersifat korosif,
cat dan pewarna,
sabun dan deterjen, perekat dan zat adhesif, logam
termasuk asap dan uapnya
makanan dan pupuk tanaman, makanan beracun dan
tanaman beracun
Y23. Tembakan bedil, shotgun, dan senjata api yang lebih besar,
maksud tidak diketahui
Y24. Tembakan senjata api lain dan tidak jelas, maksud tidak
diketahui
Y27. Kontak dengan uap air, uap panas dan objek panas, maksud
tidak diketahui
Y55. Agen yang primernya bekerja pada otot polos dan otot lurik,
dan sistem pernafasan
Y55.0 Obat okstosik
Alkaloid ergot
Kecuali: estrogen, progestogen and antagonisnya (Y42.5-
Y42.6)
Y55.1 Relaxan otot lurik [neuromuscular blocking agents]
Kecuali: obat antispastik (Y46.8)
Z54. Penyembuhan
Z54.0 Penyembuhan setelah pembedahan
Z54.1 Penyembuhan setelah radioterapi
Z54.2 Penyembuhan setelah khemoterapi
Z54.3 Penyembuhan setelah psikoterapi
Z54.4 Penyembuhan setelah pengobatan fraktur
Z54.7 Penyembuhan setelah pengobatan kombinasi
Penyembuhan setelah kombinasi pengobatan yang
diklasifikasikan pada Z54.0-Z54.4
Z54.8 Penyembuhan setelah pengobatan lainnya
Z54.9 Penyembuhan setelah pengobatan yang tidak jelas