Anda di halaman 1dari 5

TUGAS

PEMODELAN DISTRIBUSI FLUIDA


FINITE ELEMENT METHOD

TEJA MULYO SANTOSO


D331 13 310

PROGRAM STUDI TEKNIK SISTEM PERKAPALAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2017
Finite Element Method (FEM) atau biasanya disebut Finite Element Analysis (FEA),
adalah prosedur numeris yang dapat dipakai untuk menyelsaikan masalah-masalah dalam bidang
rekayasa (engineering), seperti analisa tegangan pada struktur, frekuensi pribadi dan mode shape-
nya, perpindahaan panas, elektromagnetis, dan aliran fluida (Moaveni).

Metode ini digunakan pada masalah-masalah rekayasa dimana exact solution/analytical


solution tidak dapat menyelsaikannya. Inti dari FEM adalah membagi suatu benda yang akan
dianalisa, menjadi beberapa bagian dengan jumlah hingga (finite). Bagian-bagian ini disebut
elemen yang tiap elemen satu dengan elemen lainnya dihubungkan dengan nodal (node).
Kemudian dibangun persamaan matematika yang menjadi reprensentasi benda tersebut. Proses
pembagian benda menjadi beberapa bagian disebut meshing.

Untuk menggambarkan dasar pendekatan FEM perhatikan gambar 1. Gambar 1 adalah


gambar sebuah plate yang akan dicari distribusi temperaturnya. Bentuk geometri plate di
meshing menjadi bagian-bagian kecil bentuk segitiga untuk mencari solusi yang berupa
distribusi temperatur plate. Sebenarnya kasus ini dapat diselsaikan dengan cara langsung yaitu
dengan persamaan kesetimbangan panas (heat balance equation). Namun untuk geomtri yang
rumit seperti engine block diperlukan FEM untuk mencari distribusi temperatur.

Langkah-Langkah Metode Elemen Hingga


Perumusan dan penerapan FEM dianggap terdiri darl 8 langkah dasar. Langkah-langkah ini akan
dibahas secara umum dengan maksud untuk mempersiapkan kepada pengertian yang lebih detail
daripada langkah-langkah tersebut. Pada bab berikutnya akan diberi contoh-contch sederhana dari
penerapan langkah-langkah ini sehingga konsepnya akan jelas.

Langkah I : Diskretisasi Dan Pemilihan Konfigurasi Elemen


Diskretisasi adalah pernbagian suatu sistem menjadi elemen-elemen. Diskretisasi ini akan
menghasilkan suatu harga pendekatan terhadap keadaan sesungguhnya. Jadi bukan merupakan
solusi eksak. Massa dibagi menjadi sejumlah elemen yang kecil yang disebut "finite element".
Titik potong sisi-sisi elemen disebut titik nodal dan pertemuan antara elemen-elemen disebut garis
nodal (nodal lines) atau bidang nodal (nodal planes). Kadang-kadang kita perlu menambahkan titik
nodal tambahan sepanjang garis nodal atau bidang nodal. Pertanyaan yang timbul dari pekerjaan
diatas adalah : "Berapa kecil ukuran elemen harus ditentukan ?"

Hal ini tergantung dari macam elemen yang dipakai, yang sebaliknya tergantung dari karakteristik
sistem massanya. Misalnya untuk suatu struktur yang berbentuk batang maka elemen yang dipakai
adalah elemen garis. Untuk massa berbentuk plat barangkali bentuk elemen yang dipilih adalah
segitiga atau segiempat.
Proses diskretisasi ini mencakup prinsip-prinsip :
- pembagian
- kesinambungan (continuity)
- kompatibilitas
- konvergensi
- kesalahan/penyimpangan
Pada umumnya prinsip pembagian dapat diterapkan untuk semua hal. Segala sesuatu selalu dapat
dibagi-bagi menjadi satuan yang lebih kecil. Tentang prinsip kesinambungan, Aristoteles
mengatakan bahwa sebuah massa yang berkesinambungan terbagi atas elemen-elemen. Misalnya
antara dua buah titik pada suatu garis terdapat titik-titik yang lain, begitu pula ada suatu saat
diantara dua saat yang lain didalam sebuah periode waktu.

Dengan konsep keterbatasan (finiteness), sifat dapat terbagi (divisability) dan kesinambungan
(continuity) memungkinkan kita untuk membagi sesuatu menjadi komponen, satuan atau unsur
yang lebih kecil. Untuk menjelaskan pirinsip konvergensi, kita ambil contoh pendekatan luas suatu
lingkaran, dengan menggunakan poligon-poligon atau segi ba nyak. Semakin banyak sisi poligon
yang kita gunakan, semakin teliti pendekatan kita pada luas yang dicari, atau dengan perkataan
lain solusi pendekatan tersebut konvergen mendekati harga yang sebenarnya. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada gambar
Proses diskretisasi tidak lain hanyalah suatu pendekatan. Konsekwensinya, apa yang kita peroleh
bukanlah suatu solusi eksak. Harga penyimpangan disebut 'kesalahan' dan kesalahan ini semakin
kecil bila elemen yang dipergunakan banyak dan makin kecil. Kesalahan tersebut dapat dinyatakan
sebagai :

T = A* - A
dimana :
t : kesalahan
A* : solusi eksak
A : solusi pendelcatan

Langkah 2 : Memilih Model Atau Fungs1 Pendekatan


Pada ini kita memilih sebuah pola atau bentuk untuk distribusi dari besaran yang dicari (u, T, j ,
dan sebagainya). Titik-titik nodal dari elemen merupakan titik yang dipilih sebagai fungsi
matematis untuk menggambarkan bentuk distribusi dari besaran yang dicari itu pada suatu elemen.
Umumnya fungsi polinom dipergunakan sebagai fungsi pendekatan karena sederhana untuk
perumusan pada finite element.

Bila deformasi u sebagai besaran yang dicari, fungsi interpoIasi polinom dapat dinyatakan

U = NiU1 + N2u2 + . + Nmum


Disini u1, u2, ,um adalah deformasi yang dicari pada titik-titik nodal dan N1, N2,.Nm
merupakan fungsi interpolasi. Misalnya. untuk elemen batang dengan dua titik nodal di ujungnya,
kiia dapat mempergunakan u1 dan u2 sebagai besaran yang dicari itu. Besaran yang tidak diketahui
disebut "degree of freedom" atau derajat kebebasan. Derajat kebebasan dapat didefinisikan sebagal
peralihan yang independent yang dapat terjadi pada suatu titik. Sebagai contoh, untuk problem
deformasi satu arah pada kolom misalnya, hanya ada satu arah kemana titik tersebut bebas beralih,
yaitu searah sumbunya. Maka titik tersebut mempunyai satu derajat kebebasan (one degree of
freedom) .

Perlu dicatat bahwa setelah semua langkah FEM dijalankan, akan diperoleh solusi dari besaran
yang dicari (u) pada semua titik nodal ( u1, u2, ... um) yang mengikuti pola, atau pendekatan yang
sebelumnya kita anggap memenuhi kondisi, aturan-aturan dan prinsip yang ada. Harus disadari
bahwa solusi tersebut hanya diperoleh pada titik nodal. Ini merupakan akibat dari proses
diskretisasi. Gambar menunjukkan solusi akhir yang tidak perlu sama dengan solusi eksak. Namun
demikian dalam pendekatan ini kita menghendaki hasil yang dihitung sedekat mungkin dengan
solusi eksaknya atau kesalahannya sekecil mungkin.

Anda mungkin juga menyukai